Angin kencang menyambar dari atas kepala Liu Zhenhan dengan suara "whoosh". Dia hanya merasakan dingin yang menyayat di kepalanya sebelum melihat gumpalan kabut putih samar melesat tepat ke dalam mulut menganga serigala biru raksasa yang meneteskan air liur.
Serigala raksasa yang sedang melompat untuk menerkam jelas tak menyangka ini. Terlambat untuk menghindar, dengan naluri binatangnya dia memiringkan kepala, membiarkan gumpalan itu menghantam pipi kirinya.
“Auuu……” Suara lolongan serigala yang menyedihkan terdengar. Tubuh besar serigala itu jatuh tegak lurus di depan Liu Zhenhan. Dengan terkejut, Liu Zhenhan menyadari bahwa di wajah serigala yang awalnya mengerikan itu, terdapat kristal es yang perlahan namun terus menyebar. Bulu biru yang keras itu cepat ditutupi lapisan embun beku. Ekspresi wajah serigala itu jelas menunjukkan penderitaan yang tak terkatakan, kedua cakar depannya menutupi mata yang baru saja tertembus bola udara, seluruh tubuhnya kejang seperti tersengat listrik.
Liu Zhenhan menatap bodoh ke arah serigala yang jatuh di depannya, dirinya sendiri juga benar-benar terpana.
Cakar depan serigala itu bukanlah tangan manusia, tak bisa sepenuhnya menutupi mata yang tertembus. Liu Zhenhan jelas melihat mata yang sebelumnya memancarkan aura penguasa mutlak itu kini keruh sepenuhnya. Warna krem seperti susu bergulung-gulung di dalam bola mata, kontras dengan mata satunya yang masih memancarkan sinar dingin. Mata ini lebih mirip buah nanas kalengan yang pernah dimakannya di garis depan - benda semi-transparan yang terendam pengawet terlalu lama.
Serigala itu masih terus menggigil, getarannya semakin kuat. Awalnya hanya empat kaki, kemudian ekornya pun ikut bergetar tak terkendali seperti orang kesurupan.
Liu Zhenhan tertegun sejenak, tak sempat berpikir panjang lagi. Ia segera mengalungkan celana dalam yang dipegangnya ke leher serigala raksasa itu. Saat merentangkan tali pohon melewati celah cakar dan leher serigala, betisnya gemetar tak terkendali. Meski bingung mengapa serigala itu tiba-tiba seperti terserang malaria hingga kehilangan daya tempur, dadanya tetap berdebar-debar.
Tubuh serigala biru itu kekar. Dari lehernya yang berotot, bisa dibayangkan kekuatan dahsyatnya. Semakin Liu Zhenhan mengamati, semakin deg-degan hatinya. Ia memaksa matanya untuk tidak lagi menatap tubuh sang serigala, atau kepala besarnya yang seukuran anak sapi.
Liu Zhenhan menginjakkan kakinya di punggung lebar serigala itu. Tali pohon dililitkan dua kali di tangannya sebelum ditarik keras-keras. Kaki yang menginjak terasa membeku sampai ke tulang, bagai menginjak es kering, dengan rasa perih menusuk di telapak.
Serigala raksasa tercekik oleh akar pohon di lehernya, tubuh yang semula sudah sekarat tiba-tiba mengeluarkan kekuatan dahsyat dari entah mana. Kedua cakar depannya mengais-ngais tanah dengan ganas, meninggalkan alur-alur dalam yang tercakar dari kuku tajamnya. Liu Zhenhan hampir berhalusinasi, seolah bukan sedang bertarung dengan serigala, melainkan menarik traktor Combine yang sedang menyala ke arah berlawanan.
Tak sanggup menahan tenaga, Liu Zhenhan langsung duduk di punggung serigala yang sedingin es. Kedua kakinya menjejak kuat di tanah, seluruh tubuhnya membungkuk ke belakang sekuat tenaga.
"Guoguo" yang semula menempel di kepalanya melompat turun, berdiri di punggung lebar serigala. Meniru Liu Zhenhan, makhluk kecil gemuk itu menarik-narik akar pohon dengan gigih, pantat montoknya menjulur tinggi ke belakang, wajah imutnya seketika memerah karena mengejan.
"Bangsat..." Liu Zhenhan merasa seperti mengemudikan perahu yang lepas kendali diterpa ombak. Tubuh serigala itu menggeliat-geliut di tanah dengan ganas, beberapa kali hampir membuatnya terlempar. Perlahan gerakan serigala melemah, tapi setiap inchi pergeserannya tetap meninggalkan jejak cakar lima garis dalam di tanah.
Tubuh serigala raksasa perlahan-lahan bergerak mendekati gundukan tanah, kedua cakar mencengkeram lereng bukit mencoba berdiri. Cakar tajamnya menyisir lumut di dinding gundukan, terus menerus tergelincir. Lapisan tanah gundukan terkikis hingga batuan dasar terlihat, setiap kali cakar menyentuh batuan, serpihan batu abu-abu beterbangan. Kepalanya yang terangkat tinggi oleh belitan akar pohon mengeluarkan busa putih berbau anyir dari mulut besarnya setiap kali menghela nafas, menyembur ke permukaan gundukan.
Liu Zhenhan melihat busa itu, menyadari keberhasilan sudah di depan mata. Ia semakin mengerahkan tenaga, merasa telah menguras semua kekuatan dari malam pengantin dan masa menyusu dalam hidupnya.
Di saat genting ketika serigala hampir tercekik mati, akar pohon malangnya putus dengan suara "krak". Liu Zhenhan dan Guo Guo terjungkal seperti roda, terguling jauh.
Kepala Liu Zhenhan hampir terjatuh ke dalam api, aroma gosong tercium, rambutnya banyak yang terbakar. Guoguo menabrak ke dalam pelukannya, telinga panjangnya langsung dicengkeram, bahkan tanpa sempat mematikan api di rambutnya, ia segera bangun dengan gerakan "ikan mas melompat" yang anggun, mengambil tombak tulang paus yang patah di tanah, dan menusukkannya dengan keras ke lubang dubur serigala raksasa.
Suara "brutuk" terdengar, tombak tulang hanya masuk setengah inci ke dalam anus lalu berhenti. Kekuatan Liu Zhenhan saat ini benar-benar terlalu lemah.
Serigala raksasa itu mendongakkan kepala sambil melolong kesakitan yang mengguncang langit. Sekumpulan burung laut seperti puyuh beterbangan panik dari semak-semak di dekatnya. Serigala itu berusaha bangun namun terpeleset lagi, tetap tak bisa berdiri.
Liu Zhenhan mendengar suara napasnya yang seperti pompa angin, hatinya semakin tegang. Tangannya gemetar mencoba menarik tombak tulang paus yang tertancap di dubur serigala, namun dua kali mencoba tetap tergelincir, tak bisa dicabut.
Liu Zhenhan benar-benar kehabisan tenaga. Ia sadar bahkan jika berhasil mencabut tombak tulang paus ini, mungkin tak ada sisa tenaga untuk menusukkannya kembali.
Serigala Raksasa dan Liu Zhenhan sama-sama terengah-engah. Liu Zhenhan yang terlentang di tanah menunjukkan dada yang naik-turun keras, sementara perut serigala yang tertelungkup bergetar seperti genderang.
Akhirnya Serigala Raksasa berhasil berdiri terlebih dahulu meski kakinya sempat limbung, lalu berputar perlahan di tempatnya. Tombak tulang yang tertancap di lubang anus serigala itu menghilang dari pandangan Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan mengangkat setengah tubuhnya dengan susah payah, matanya tetap menantang serigala itu. Ketegangan dan ketakutan awal telah lenyap setelah pertarungan sengit ini. Ia merasa, andai saja tidak terluka dan kehilangan terlalu banyak darah yang membuatnya lemah, pasti ia bisa mengalahkannya. Pikiran ini membuatnya geram.
Mata Serigala Raksasa yang sebelumnya tertembus bola gas kini hanya menyisakan rongga mata yang kosong. Sisa bola mata berbentuk kaca di dalamnya penuh retakan radial, namun tidak ada darah yang mengalir—hanya lapisan merah mirip kaca beku yang menutupi seluruh rongga matanya.
Mata satunya yang masih utuh memancarkan kebencian. Liu Zhenhan sambil terengah-engah mengumpat, "Dasar anjing! Siapa suruh kau mengganggu aku?! Pantas!"
Kaki depan serigala raksasa itu gemetar lalu berlutut setengah di tanah, manusia dan serigala saling menatap sambil bernapas dengan terburu-buru.
"Sial!" Liu Zhenhan melepas beban di hatinya, diam-diam bergembira dalam hati, "Sepertinya dia sudah tak punya tenaga untuk menggigitku sampai mati."
Ekspresi wajah serigala raksasa itu berkedut-kedut, seolah mengejek ketidaktahuan Liu Zhenhan. Senyum aneh ini membuat Liu Zhenhan kaget, serigala bisa tersenyum? Omong kosong! Liu Zhenhan berusaha bangun, senyum serigala itu memberinya kesan kuat akan konspirasi dan kelicikan, seperti senyum pemenang, senyum sombong yang dimiliki jenderal saat melihat tawanan.
Moncong besar serigala itu terbuka lagi, lapisan es tebal menutupi bagian dalam mulutnya hingga taringnya pun dipenuhi kristal es. Udara tipis mulai mengumpul lagi di mulutnya, pusaran dahsyat seperti angin puting beliung mini yang cepat membesar dan berkonsentrasi.
Baru sekarang Liu Zhenhan teringat bahwa makhluk ini masih punya trik ini. Tulang punggungnya merinding dari ujung rambut sampai kaki, dia tak perlu mengandalkan taring atau cakar, cukup dengan pisau angin setajam parang hutan ini untuk membelahnya jadi dua.
Mata Liu Zhenhan berkaca-kaca, dia teringat adik perempuannya, ibu, dan kakak laki-lakinya. Dia merasa sangat terikat pada dunia ini.
Gumpalan angin di mulut serigala raksasa mulai berbentuk. Sorot matanya mengingatkan Liu Zhenhan pada arit berkilau yang melambai-lambai di tangan petani saat panen.
Guoguo melepaskan diri dari genggaman Liu Zhenhan, jatuh terduduk ke tanah. Perut kecilnya yang membuncit mengempis seperti menarik nafas dalam, kemudian gumpalan udara putih melesat "swiiss" dari mulutnya menuju mulut serigala yang menganga.
Sesuatu bernama ketakutan menyebar di mata tersisa sang serigala. Gumpalan udara menghantam pusaran pisau angin yang sedang terkumpul. Suara robekan kain menusuk telinga terdengar. Mulut serigala terkoyak dari langit-langit hingga batang hidung oleh pisau angin yang berhamburan. Tak ada darah atau jeritan. Wajah serigala seketika memucat mengerikan, lalu rubuh "gedebuk" seperti tiang kayu.
Guoguo mengeluarkan suara "grrrr" dari tenggorokannya, ikut terjatuh terduduk. Tampaknya ia kelelahan, bahkan telinga besar yang biasanya tegak kini terkulai lesu.
Mulut Liu Zhenhan membuka lebar dengan berlebihan, seolah bisa memasukkan sebuah kelapa. Dia menunjuk Guo Guo dengan jari-jarinya yang gemetar hebat, benar-benar tidak berani percaya! Melihat butiran keringat di wajah mungil Guo Guo yang mengalir deras dari batang hidungnya, bercampur debu tanah yang mengotori seluruh wajahnya, kejutan Liu Zhenhan berubah menjadi rasa sakit hati yang mendalam.
Guo Guo yang berbalik tubuh juga menunjukkan ekspresi tercengang. Cakar kecilnya yang gemetar menunjuk ke selangkangan Liu Zhenhan. Setelah menunduk melihat selangkangannya sendiri, perbedaan antara keduanya bagaikan rumput kecil dan pohon raksasa menjulang.
“Obisilachi!” Liu Zhenhan seperti pekerja darurat banjir merampas celana dalam buatan sendiri itu, buru-buru menutupi bagian vitalnya dengan cawan kelapa. Meski hanya ditunjuk oleh Guo Guo, dia merasakan kegelisahan yang luar biasa.
“Dasar anak nakal!” Liu Zhenhan satu tangan menutupi cawan kelapa, satu lagi mencubit pipi mungil Guo Guo, “Tak kusangka kau punya trik ini, dasar bocah! Bagaimana kau belajar membekukan serigala raksasa sebesar ini... Pakai es, ya? Hebat!”
Guo Guo mengeluarkan erangan nyaman, menggeliatkan wajah kecilnya di telapak tangan Liu Zhenhan, kepala berbulunya menggosok-gosokkan diri ke tangan sang majikan.
“Hehe...” Liu Zhenhan merasa nasibnya sungguh beruntung, betisnya gemetar lagi, lalu dia terjatuh duduk di tanah. Setelah beristirahat sejenak, dia bangkit dan memeriksa serigala raksasa yang sudah mati. Liu Zhenhan bahkan menyentuh bangkai serigala itu, wah, keras dan dingin seperti baru dikeluarkan dari kulkas.
Untunglah wadah telur burung dari tempurung kelapa masih aman tergeletak di samping, tidak tumpah. Tuan Liu segera mengambil beberapa lagi dan melemparkannya ke api. Saat ini dia sangat membutuhkan nutrisi untuk memulihkan tenaga.
Memeluk Guoguo, Liu Zhenhan terus memikirkan di mana tempat ini sebenarnya, mengapa ada serigala raksasa yang bisa menyemburkan pisau angin, dan bahkan bayi seperti Guoguo di pelukannya bisa menyemburkan hembusan angin dingin dari mulutnya. Semakin dipikir semakin bingung, tak bisa menemukan jawaban. Akhirnya Liu Zhenhan berhenti berpikir, aroma telur burung tak ada artinya dibanding misteri ini.
Tunggu saja sampai bulan terbit nanti, lihat bintang di langit untuk menentukan posisi. Begitu pikir Liu Zhenhan.
Setelah menghabiskan telur burung, Liu Zhenhan yang kelelahan tak bisa menahan kantuk lagi. Dia terjungkal di tempat tidur jerami di samping api dan tertidur. Apakah ada serigala lain yang datang mengganggu, dia sudah tak peduli lagi. Biarlah takdir yang menentukan.
Di tengah malam, dia terbangun karena kedinginan. Ternyata api unggun hanya menyisakan percikan bara, kayu bakar hampir habis. Angin dingin menderu-deru melintasi bukit pasir, meskipun tempat tidurnya berada di kaki bukit yang teduh, udara tetap menggigit. Melihat Guoguo yang meringkuk tidur di pelukannya, Liu Zhenhan menepuk lembut kepala kecil itu dengan penuh kasih. Sepasang telinga besar makhluk itu berkedut, mulutnya mengunyah udara, lalu berguling memperlihatkan perut gendutnya.
Liu Zhenhan mengambil kaus kaki itu dan menyampirkannya di perut Guoguo yang terbuka. Tangganya mengelus lembut kepala si kecil. Di bawah gemercik bintang yang suram, bercak darah di kaus kaki dan bulu emas mengilap Guoguo membuat hatinya terasa perih tanpa alasan yang jelas.
Diam-diam ia bangkit, pergi ke semak ilalang di sebelah untuk mengumpulkan ranting dan duri kering, lalu kembali menghidupkan kembali api unggun.
Tempat sialan ini~~ Andai ada sebatang rokok! Liu Zhenhan duduk di depan api sambil merenung. Besok, yang paling penting harus mencari garam dulu, lalu membangun gubuk sederhana. Tanpa garam, seluruh tubuhnya terasa lemas seperti mau pingsan.
Bintang-bintang di langit yang jauh berkedip diam-diam ke arahnya, Liu Zhenhan menyipitkan matanya, mencari ke sana kemari tapi tak menemukan satu pun rasi bintang yang dikenalnya. Bahkan letak Bintang Utara pun tak kunjung ditemukan meski sudah dicari berputar-putar.
Sekumpulan awan gelap tersibak, bulan menampakkan wajahnya. Cahaya rembulan yang dingin menyinari tubuh Liu Zhenhan yang terdiam dengan tatapan kosong.
Liu Zhenhan memandang bulan dengan tak percaya, lalu menggelengkan kepalanya. "Ini bulan?" Bentuknya begitu besar dan mengintimidasi, kawah gunung berapi di permukaannya terlihat jelas. "Bulan ini terlalu besar! Jika bulan yang biasa kulihat sebesar kue bulan, maka yang ini seperti kuali raksasa untuk masak di markas tentara!"
"Ini... masihkah dunia yang pernah kutinggali?" Dengan segudang pertanyaan, Liu Zhenhan kembali terlelap dalam mimpi.
Saat sinar mentari pertama menyentuh tubuh Tuan Liu, Guo Guo di pelukannya terbangun lebih dulu. Makhluk mungil itu membuka mata mengantuk, mencakar selimut - atau lebih tepatnya kaus kaki - yang menutupi tubuhnya, lalu menjilati daun telinga Liu Zhenhan dengan lidahnya. Liu yang sedang asyik bermimpi indah mendadak merasakan "tenda Mongol" mengembang di bawah perutnya akibat cawan kelapa yang menegang.
"Sialan!" Liu Zhenhan langsung terduduk, napasnya terengah-engah.
“Guo Guo!” Guo Guo menjerit penuh sukacita, lalu memanjat lengan Tuan Liu dan naik ke kepalanya. Liu Zhenhan menggeliat lebar, meregangkan otot-ototnya. Ia merasa tenaganya mulai pulih, tapi hidungnya lebih sakit dari kemarin. Setelah menyentuh keropeng yang mulai mengering, kekhawatirannya akan mati kehabisan darah pun hilang.
Setelah menutupi api dengan abu, Liu Zhenhan mencoba melakukan senam militer. Puas dengan pemulihan kelincahannya, ia mengangguk puas. Melihat gerakan tinju dan tendangannya yang penuh tenaga, Guo Guo melompat dari kepalanya dan menirukan gerakan itu dengan kaki belakang tertekuk serta suara khas bayi. Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak melihat kelucuan si kecil.
“Ayo, sayang!” Liu Zhenhan mengangkat Guo Guo yang masih asyik berlatih "Mencakar Hati Harimau Hitam". “Kita harus beli perlengkapan sehari-hari dulu.”
Tombak tulang paus masih tertancap di dubur bangkai serigala raksasa. Setelah memeriksa bangkai yang mulai melunak meski masih dingin, Liu Zhenhan mencabut tombak itu dan membersihkan kotoran di bulu serigala.
Prajurit pengintai memang suka menggunakan senjata pendek, tusukan pendek tulang paus yang telah dimodifikasi ini membuat Liu Hanzhan menatapnya lama, akhirnya tersenyum puas. Ia kemudian mengambil tongkat kayu tebal dari semak-semak, melihat penampilannya yang mirip manusia gua dari Zaman Batu, ia tak bisa menahan tawa.
Liu Hanzhan membentuk atap dengan tangannya untuk meneduhkan mata, mengamati hutan willow merah yang rimbun di balik gundukan tanah. Hutan ini lebih besar dari yang dilaluinya kemarin, di pulau bergelombang ini selain beberapa gundukan tanah di kejauhan, hutan willow merah di sini paling mencolok.
Sebelum berangkat, Liu Hanzhan khusus memanjat gundukan tanah untuk melihat. Jalur yang dilaluinya adalah sudut kecil pulau, lokasi perkemahannya dipilih dengan baik: depan dan kanan adalah semak-semak, belakang adalah gundukan tanah, angin laut yang anyir sepenuhnya terhalang oleh hutan willow merah di depan.
Di seberang hutan willow merah terdapat pantai pasir lain yang meski tertutup sebagian oleh pepohonan, terlihat jauh lebih besar dari pantai kemarin. Pantai tempat Liu Hanzhan siuman kemarin dan pantai ini hanya terpisah oleh sebuah bukit batu yang membentang, target perjalanannya hari ini adalah ke sana.
Saat melewati hutan Hongliu, Liu Zhenhan tidak lagi mengambil telur burung. Dia membawa dua buah kelapa di punggungnya dan tidak ingin menambah masalah lagi. Lagipula, ini adalah gudang makanan yang bisa diambil kapan saja, buat apa terburu-buru? Liu Zhenhan bersiul puas sambil menyapa burung laut yang berputar-putar gugup di langit.
Melewati hutan Hongliu ini memakan waktu sekitar setengah jam bagi Liu Zhenhan. Untuk mencegah tersesat, dia mengukir tanda salib besar di kulit pohon menggunakan pisau pendek tulang paus setiap beberapa langkah. Tindakan ini menghabiskan banyak waktunya yang berharga.
Pantai ini memang jauh lebih luas daripada yang kemarin. Pohon palem dan kelapa lebih banyak di sini. Batu karang tajam bermunculan di perairan dangkal. Suara ombak yang menyepi menghantam karang mungkin menjadi satu-satunya suara di sini. Kaki besar Liu Zhenhan yang penuh kotoran burung mungkin adalah kaki manusia pertama yang menginjak tempat ini. Di pantai terlihat segala macam - kotoran hewan yang dikeringkan sinar matahari, kerang-kerang yang tertinggal saat air surut.
Liu Zhenhan melemparkan tongkat kayu besar, mencabut Guo Guo yang sedang menempel di kepalanya dengan menarik telinganya dan meletakkannya di pasir. Dengan menggigit tulang paus pendek di mulutnya, ia langsung terjun ke laut. Ia tak berani pergi ke perairan jauh yang mungkin memiliki pusaran air atau makhluk laut aneh. Jika bertemu lagi dengan makhluk seperti serigala kemarin yang bisa menyemburkan pisau angin dan panah salju, pasti tak akan sanggup.
Setelah berenang di antara beberapa karang koral, Liu Zhenhan menemukan apa yang dicarinya - seekor kerang laut raksasa. Cangkang hitam kerang itu dipenuhi ganggang dan lumut laut, menempel erat di karang. Diameter cangkangnya sebesar topi bambu.
Liu Zhenhan mengungkit kerang itu dari karang menggunakan tulang paus di tangannya, lalu membawa cangkang kerang sambil berenang kembali. Saat muncul ke permukaan, tangannya terasa berat. Ia memperkirakan berat kerang ini sekitar 10-15 kilogram.
Guo Guo sedang berlarian gelisah di pantai sambil berseru "Guo Guo!". Begitu melihat kepala Liu Zhenhan muncul dari air, ia langsung melompat ke kepala itu sambil mencengkeram rambutnya erat-erat.
"Hehe..." Liu Zhenhan memeluk kerang sambil mengosongkan satu tangan untuk menepuk kepala kecil Guo Guo, "Sudah tidak sabar ya?"
Meletakkan hasil buruan, Liu Zhenhan mengambil tulang paus itu untuk membuka cangkang kerang laut. Setelah berusaha lama, bahkan tak bisa memasukkan sama sekali. Liu Zhenhan berpikir sejenak, lalu memutar kerang itu hingga menghadap ke atas. Dia menggenggam segenggam pasir dan menuangkannya ke celah kerang. Kerang itu perlahan membuka sedikit mulutnya, menyemburkan aliran air. Memanfaatkan kesempatan ini, Liu Zhenhan mencengkeram kedua cangkang dengan tangan kanan-kirinya, mengerahkan tenaga sekuat-kuatnya. Cangkang kerang berderak "kreek-kreek" seperti suara gigi bergesekan. Urat-urat di laki-laki kekar itu semakin menonjol. Dengan "krak!" yang nyaring, akhirnya cangkang kerang itu berhasil dibelah oleh tenaga banteng Liu Zhenhan.
Daging kerang kekuningan berkilauan di bawah sinar matahari. Liu Zhenhan dengan cepat membersihkan isi kerang, bahkan menemukan beberapa mutiara bentuk tak beraturan di dalamnya. Setelah membilas cangkang besar itu, corak indah pada cangkang kerang pun terlihat jelas. Garis-garis seperti lingkaran tahun pada pohon itu membuat Liu Zhenhan berseri-seri kegirangan.
Mengumpulkan beberapa batu, Liu Zhenhan membuat dua tungku sederhana. Dia kembali ke hutan pohon merah untuk mengambil belasan telur burung, lalu menggosok kayu untuk membuat api. Menggunakan cangkang kerang sebagai panci besar, satu tungku digunakan untuk merebus telur mata sapi dalam air kelapa, sementara tungku lainnya untuk merebus air laut.
GuoGuo mencium aroma harum dari panci kerang, hidung kecilnya terus mengendus. Ia duduk manis di samping, perut yang mengembang menunggu waktu makan. Satu-satunya saat si kecil ini tenang mungkin saat menyantap makanan.
Liu Zhenhan mengambil sedikit garam yang mengering di pinggir panci kerang, menaburkannya dengan hati-hati ke dalam telur ceplok air kelapa. Ia segera bangkit memadamkan api dengan air seni, mematahkan dua ranting sebagai sumpit, menyuapkan telur ke GuoGuo. GuoGuo "cicit-cicit" bahagia, setelah makan dua suap langsung berlarian di pasir pantai penuh semangat.
"Masakanku enak, kan?" Tuan Liu pamer, mencicipi sendiri. Kecuali sedikit amis sisa kerang, rasanya memang lezat.
"Begitu Liu Zhenhan datang, cangkang telur langsung bertebaran!" Si Tuan semakin sombong, jempolnya sudah naik ke atas.
Setelah ayah-anak ini selesai sarapan, panci sebelah telah menghasilkan banyak garam laut. Liu Zhenhan mengontrol api dengan cermat, memadamkannya tepat sebelum kering. Dengan daun besar membungkus garam, ia membawa dua panci kerang pulang ke "rumah".
Rumah ini membuat Liu Zhenhan kesulitan. Pertama, dia pergi ke pantai seberang dan mengambil beberapa tulang rusuk paus lagi. Tulang-tulang itu diasah di batu untuk dijadikan kapak penebang kayu. Meski ketajaman pisau tulang paus cukup baik, namun tulang paus jelas bukan baja. Begitu digunakan menebang pohon, pisau itu langsung rusak. Setelah dua pisau tulang paus yang susah payah diasah hancur, Liu Zhenhan tak tega merusak yang lain lagi.
Akhirnya Liu Zhenhan terpaksa mengumpulkan ranting-ranting, membuat beberapa tiang pancang, dan asal menutup atap dengan jerami. Dia juga memetik beberapa pohon merah kecil dan menambahkan ranting-rantingnya ke atap. Akhirnya rumah itu bisa dibilang selesai meski seadanya.
Berbaring di tempat tidur, Liu Zhenhan memandang koleksi kapak besar dari tulang paus, kendi kelapa berisi telur burung, dan tumpukan kelapa di sekelilingnya. Hatinya tenang sambil mengolah bangkai serigala. Awalnya dia khawatir kawanan serigala akan balas dendam, tapi sampai sekarang tak ada tanda-tandanya. Liu Zhenhan menduga binatang itu langka di sini. Pulau ini luas, dia belum bisa memastikan. Tapi dengan persediaan senjata di rumah, kondisi fisik yang sudah pulih, serta Guo Guo yang bisa menyemburkan hawa dingin seperti kulkas, Tuan Liu merasa sangat santai.
Daging serigala raksasa tidak dicuci dengan air, Liu Zhenhan tidak mengambilnya sama sekali, hanya mengambil kulit serigala biru itu. Liu Zhenhan merasa benda ini pasti sangat lembut jika dipakai sebagai alas tempat tidur; taring serigala juga dia simpan semua, ketajaman taring serigala langsung membuat Liu Zhenhan menyukainya. Sisanya dibakar habis olehnya, Liu Zhenhan tidak ingin terjadi wabah penyakit. Mati karena wabah dari bangkai serigala busuk tentu sangat tidak worth it.
Setelah membakar bangkai serigala, Tuan Liu kembali membuat penemuan baru. Setelah mayat serigala terbakar, saat mengaduk abu sisa pembakaran, dia menemukan benda transparan berbentuk segi enam seukuran telur merpati yang mirip batu permata. Benda ini setelah dibakar justru memancarkan cahaya biru yang misterius.
"Serigala ini pasti menderita batu empedu." Liu Zhenhan memeriksa kristal mirip permata itu dengan teliti, lalu mengambil kesimpulan. Dia mengikat "batu empedu" itu dengan tali pohon menjadi kalung dan memakaikannya pada Guoguo. Makhluk kecil ini jelas sangat menyukai perhiasan ini, langsung melompat ke kepala Lao Liu dan menciumnya dengan decakan "bzzzt bzzzt" sampai wajahnya basah oleh air liur.
Kulit serigala yang tersisa menjadi agak compang-camping saat Liu Zhenhan mengulitinya. Setelah dikeringkan di atas api, ukurannya menyusut banyak, tapi bulunya masih lembut. Liu Zhenhan menggunakan pisau tulang untuk memotong sebagian kulit serigala, membuat busur dari kulit serigala dan tulang paus. Lengkungan alami tulang rusuk paus ternyata sangat cocok untuk busur. Belasan taring serigala juga dimanfaatkan menjadi mata panah.
Satu-satunya penyesalan Liu Zhenhan sekarang adalah tidak adanya sumber air. Meski ada kelapa yang mencegahnya kehausan, Liu Zhenhan merasa sayang sekali punya panci dan api tapi tidak bisa memasak buruan segar. Dia memutuskan besok harus menggali lubang penampungan air. Dengan pepohonan yang rimbun di sini, mustahil tidak ada sumber air.
"Kue bulan yang besar sekali..." Liu Zhenhan bergumam penuh perasaan sambil memandang bulan purnama raksasa yang baru terbit.
BAB III Menyelamatkan Siluman Rubah
Langit sepertinya sengaja mengganggu Tuan Liu. Cuaca cerah berbulan-bintang saat tidur, tiba-tiba berubah menjadi badai di malam hari. Pondok Liu Zhenhan di balik bukit kecil terlindung dari angin kencang berkat penghalang di sekitarnya, tapi tidak bisa menahan hujan deras. Atap daun yang dibuat asal-asalan segera membalas perbuatan Liu Zhenhan yang ceroboh itu dengan bocor di mana-mana.
Ketika kilat pertama menyambar, Liu Zhenhan langsung terbangun. Hal pertama yang disesalinya adalah tidak membuat saluran pembuangan air kemarin. Sebelum penyesalannya berlanjut, hujan deras seperti ditumpahkan dari langit menyergap. Melihat "sarang"nya yang bocor di mana-mana, Liu Zhenhan pun menyerah berjuang melawan banjir. Tempat tidur jerami yang tadinya nyaman kini basah kuyup oleh air hujan dalam hitungan detik. Untungnya kulit serigala itu tetap kering seperti daun teratai, air hujan yang menyentuhnya langsung mengumpul menjadi butiran-butiran mutiara dan menggelinding jatuh.
Liu Zhenhan memasang kulit serigala itu menutupi kepala, merangkul Guoguo erat-erat di dada. Seluruh tubuhnya meringkuk dalam kehangatan kulit serigala sambil menunggu hujan reda dengan pandangan kosong.
Hujan semakin deras tanpa tanda-tanda akan mereda. Kilat dan gemuruh yang sambung-menyambung menghujam di atas hutan merah. Setiap kali petir menyambar, Liu Zhenhan merasakan tanah bergetar hebat. Air hujan terhempas ke sana kemari di udara diterpa angin kencang, bagai tirai mutiara yang berayun. Semak-semak tertunduk rendah diterpa angin, desauan badai mengelilingi mereka segalanya menjadi tak berarti di hadapan kemahakuasaan alam.
Suara gemeretak kayu yang sangat keras terbawa angin sampai ke telinga Liu Zhenhan. Telinganya langsung tegak, itu adalah suara yang sangat mencekam yang berasal dari pantai tempat mereka membuat panci pagi tadi. Liu Zhenhan yakin, jika truk delapan roda Dongfeng bermuatan berat menabrak pintu kayu, pasti akan mengeluarkan suara seperti itu.
Di sela-sela desiran angin terdengar samar-samar teriakan minta tolong. Meski Liu Zhenhan tak mengerti bahasa yang digunakan, namun kepanikan orang dalam bahaya memiliki kesamaan - itu adalah keputusasaan dan rasa pesimis di ambang bahaya.
Pasti ada kapal yang terjebak badai mencari perlindungan di pulau ini. Tapi dari suaranya, sepertinya mereka menabrak karang. Pikiran Liu Zhenhan berputar cepat.
"Aku harus menyelamatkan mereka!"
Tanpa pikir panjang, Liu Zhenhan langsung menyampirkan kulit serigala, meraih pisau tulang paus dan menerobos tirai hujan. Jika masih ada kapal yang bisa datang ke pulau terpencil ini, ini satu-satunya kesempatan untuk melarikan diri. Sekalipun harus mempertaruhkan setengah nyawa, ia takkan melewatkannya. Satu-satunya harapannya adalah kapal itu tidak hancur. Saat menyelam pagi tadi, karang yang dilihatnya di dasar laut membuatnya sadar betapa berbahanya perairan tenang ini.
Angin bertiup lebih kencang dari yang dibayangkan. Liu Zhenhan baru menyadari hal ini setelah keluar dari gundukan tanah. Hanya karena refleknya cepat, kulit serigala nyaris tertiup angin. Saat ini, kulit serigala sudah tidak bisa lagi membungkus tubuhnya, paling-paling hanya berfungsi seperti jubah. Dalam kondisi seperti ini, setiap langkah terasa sangat sulit baginya.
Terpaksa, dia merangkak maju dengan tubuh menempel di tanah berlumpur. Sambil menjaga Guo Guo dalam pelukannya, dia juga harus memegang erat mantel kulit serigala. Rintikan hujan sebesar kacang terus menerus menghantam wajahnya, membuat hidungnya yang sudah terluka semakin perih. Liu Zhenhan menderita sekali.
Hampir terjungkal-jungkal, akhirnya dia bisa memasuki hutan red willow. Situasi sedikit membaik. Meski angin di dalam hutan berkurang, tetap tidak nyaman. Pohon red willow yang memang pendek semakin merunduk diterpa angin kencang. Dahan-dahannya nyaris menyapu kepala jika tidak hati-hati. Liu Zhenhan berjalan membungkuk sambil mencari tanda yang dia buat sebelumnya. Lumpur campuran kotoran burung dan air hujan di tanah membentuk kubangan yang mengisap hingga setengah betis. Hanya beberapa langkah saja sudah bisa membuatnya terpeleset.
Liu Zhenhan tersandung-sandung keluar dari hutan liu merah saat angin dan hujan mulai mereda. Rintikan hujan menjadi lebih lembut, tidak lagi menyakitkan seperti sebelumnya. Liu Zhenhan membuka mantel kulit serigalanya, membiarkan air hujan membersihkan tubuhnya yang kotor. Bulu Guo Guo juga halus mengilap, air hujan hanya menggantung di bulu matanya yang panjang tanpa meninggalkan jejak.
Liu Zhenhan menaruh Guo Guo di atas kepalanya, menyeka air hujan, dan memanfaatkan selang kilat untuk mengamati permukaan laut yang gelap gulita. Sebuah kapal kayu berlayar besar tersangkut di antara dua karang. Bagian depan kapal miring mengarah ke langit, dengan lubang besar di lambungnya. Setiap kilat menyambar, Liu Zhenhan bisa melihat air laut membanjiri masuk, membuat kapal perlahan tenggelam.
Layar dan tiang kapal tampaknya rusak saat kandas, berantakan di permukaan laut. Dengan jarak sekitar 1-2 kilometer antara karang, Liu Zhenhan cepat menghitung perkiraan panjang dan diameter kapal. Dari jarak ini, struktur kapal minimal 25 meter panjangnya dengan radius melebihi 10 meter.
Kapal ini memiliki sisi lambung yang relatif dangkal. Berdasarkan perkiraan mata Liu Hanzhan, bentuk tiang layar yang menjuntai, dan patung hiasan di haluan berbentuk manusia berselimut ular dengan pose tangan menyatukan telapak - sang tuan Liu pun tidak yakin ini kapal dari negara atau daerah mana.
Meski penuh tanda tanya di benaknya, Liu Hanzhan memutuskan menyelamatkan nyawa lebih penting. Angin kencang dan arus deras membuatnya tak gegabah. Ia mengumpulkan rotan terpanjang dan terkuat untuk diikat di punggung, menyiapkan beberapa kelapa besar yang diikat menjadi pelampung darurat sebelum berani terjun ke air. Guoguo yang semula ditinggalkan di tepi pantai, menyelinap saat tuannya baru masuk air, melompat lincah ke ubun-ubun Liu Hanzhan hingga nyaris membuatnya naik darah.
Air laut sekitar karang membentuk pusaran-pusaran akibat tiupan angin. Liu yang tengkurap di pelampung terombang-ambing arus, nyaris tak bisa mengendalikan arah. Sesampainya di lambung kapal, ternyata mustahil untuk naik. Beberapa mayat berjubah putih terapung di sekitarnya, perut mengembang terisi air laut, wajah pucat membiru - pemandangan yang membuat Liu Hanzhan yang sudah terbiasa melihat kematian pun merasa miris.
Kapal yang sudah miring itu kembali mengeluarkan suara "kreek-kreek" seperti eretan gigi yang merintih. Hati Liu Zhenhan berdegup kencang "deg-deg", dia sangat menyesal. Sialan, jangan-jangan kapal ini ambruk dan menimpa mereka sampai tewas.
Syukurlah, kapal besar itu bergoyang sebentar lalu stabil kembali. Suara gesekan antar papan kayu juga mereda. Setelah pertimbangan matang, Liu Zhenhan melepaskan seutas tali rotan dari punggungnya, memasukkan ujungnya ke mulut Guoguo sambil berkata: "Sayang, maju!"
Guoguo yang pintar langsung mengigit ujung tali itu, melompat dari kepala Liu Zhenhan. Dengan menginjak mayat di permukaan air, dia melompat ke tiang patah yang menggantung satu meter di atas air. Dalam beberapa gerakan dia sudah sampai di sisi kapal, memasukkan tali ke lubang lambung kapal dengan mulutnya, lalu terjun seperti penerjun dan mendarat tepat di dahi Liu Zhenhan.
Dengan adanya tali, segalanya jadi lebih mudah. Liu Zhenhan tidak kesulitan untuk memanjat ke kapal. Badan kapal yang miring hampir 40 derajat membuatnya sulit menemukan pijakan. Ia harus berhati-hati agar tidak terpeleset. Perlahan tapi pasti, Liu Zhenhan merangkak masuk ke kabin kapal. Kabin juga kebanjiran, sebagian besar ruangan terendam air. Dinding kabin penuh bekas benturan keras. Semua peti dan lemari yang ditumpuk berhamburan menjadi satu, berantakan mengapung di genangan air setinggi mata kaki.
Kilat di luar sambung-menyambung, menerangi kabin dengan bayangan hantu yang menyeramkan. Liu Zhenhan menyusuri setiap kabin seperti bermain seluncuran, mencari apakah ada yang selamat. Sayangnya selain serpihan kayu dan sobekan kain, tak ditemukan apapun.
Saat memasuki kabin ketiga, Liu Zhenhan menemukan adonan tepung berbentuk kue besar yang mengapung. Ia menggigitnya, tapi keras seperti besi - sepertitu adonan yang belum difermentasi. Makanan itu membuatnya tersedak sampai lehernya terjulur. Guoguo melompat ke atas "kue" yang lebih besar dari tubuhnya, menggigit lalu memuntahkannya dengan wajah jijik.
Liu Zhenhan mengambil kain kasa seperti jubah yang mengapung, lalu menggulung kue besar itu dan mengikatkannya di punggung. Di permukaan air kabin juga ada beberapa benda mirip semangka dan melon, tapi semuanya pecah. Semua itu dimasukkannya ke dalam Baibaonang.
Kabin ini adalah lantai terakhir. Liu Zhenhan melihat tidak ada yang selamat, akhirnya menyerah mencari dengan sia-sia dan mulai fokus mencari barang berguna. Penemuan terbesarnya adalah tong anggur di antara tumpukan peti. Hidung Liu mungkin tidak tajam untuk hal lain, tapi untuk makanan enak, rokok, dan minuman dia tak pernah salah.
Tong anggur raksasa ini begitu besar sampai harus dipeluk oleh beberapa orang. Mencium aroma anggur yang samar dari tong, Liu Zhenhan sangat gembira. Dia berputar-putar mengelilinginya lama sekali, akhirnya memutuskan untuk membongkar dan mencicipi. Kehidupan beberapa hari terakhir membuat mulutnya terasa tawar.
Semua peti yang bertumpuk di ruangan dia tendang satu per satu - sekali tendang satu peti. Hasil jarahan membuat Liu Zhenhan sementara melupakan tong anggur. Ada pakaian meski semuanya jubah putih longgar seperti orang Arab. Liu sangat senang, beberapa hari telanjang bulat membuatnya tidak nyaman. Dulu di medan perang Nanjiang, Tuan Liu tak pernah separah ini!
Ada beberapa pedang melengkung bagus lainnya yang juga membuat Liu Hanzhan senang. Pedang-pedang ini tidak terlalu panjang, bilahnya melengkung seperti tanduk kijang aneh, sarungnya sangat mewah dengan pola eksotis nan unik, gagangnya dihiasi batu permata meski tidak diketahui keasliannya. Liu Hanzhan menduga itu palsu.
Saat perlahan menarik pedangnya, Liu Hanzhan merasakan kilau hijau kebiruan tiba-tiba menerangi kabin gelap. Ketika kilat sesekali menyambar di luar, ia bisa melihat jelas jejak karbon yang tertempa rata di bilah pedang, seperti pola tenunan indah yang berlapis-lapis.
Sejak lama Liu Hanzhan iri dengan pedang melengkung "Kukri" milik Komandan Kompi Lao Geng. Hari ini akhirnya ia memiliki pedang sendiri, hatinya berbunga-bunga. Kekecewaan karena gagal menyelamatkan orang pun mulai pudar.
Di paling bawah terdapat peti sebesar ranjang yang dikunci rapat dengan gembok besar. Liu Hanzhan menyepak tiga kali tapi kayunya tak rusak. Ia yakin kayu ini pasti berkualitas seperti cendana atau cemara. Akhirnya ia menghunus pedang dan mencoba membabat gemboknya. "Cling!" Percikan api beterbangan saat pedang terpental. Karena belum terbuka, ia mengayunkan pedang lebih keras lagi.
“Sabetan ini tidak hanya membuat rantai terlempar, tetapi juga menyangkut di papan kayu. Liu Zhenhan menarik pisau itu dengan susah payah, lalu membuka tutup papan kayu.
Kilatan petir menyambar seperti ular listrik. Senyum puas Liu Zhenhan tiba-tiba membeku.
Bahkan Guo Guo yang menempel di kepalanya menutup mulut dengan cakarnya.
"Klaang..." Pisau melengkung terjatuh dari tangan Liu Zhenhan, menghantam peti kayu lalu "blup" terpental ke air di kabin kapal.
Jika keterkejutannya melihat serigala biru raksasa yang menyemburkan pisau angin seperti gempa Tangshan 1976, maka "benda" dalam peti ini menghantamnya setara gempa Pompeii kuno.
Kilat diluar jendela kapal terus menyambar-nyambar, cahaya putihnya seperti lampu kilat kamera yang menyoroti butiran keringat di dahi Liu Zhenhan, mengalir ke sudut mata dan mulutnya.
Rasa asin keringat di mulutnya membuatnya tersadar dari lamunan. Dengan tak percaya, ia mengusap matanya. Kilatan petir berikutnya menyinari isi peti dengan terang menyilaukan.
Di dalam peti kayu besar yang lebar, empat lima orang terbaring berantakan. Yang paling bawah sudah terendam air, rambut panjangnya terombang-ambing dalam air seperti ganggang laut di dasar samudera.
Yang membuat Liu Zhenhan merinding bukan karena ini adalah mayat-mayat, melainkan karena semua orang dalam peti itu adalah perempuan, dan jenis perempuan yang belum pernah ia lihat seumur hidupnya.
Yang paling jelas terlihat di dalam peti adalah seorang gadis dengan rambut merah berombak sedikit ikal, wajah cantik menawan... dan ekor besar berwarna merah api yang terlihat menjuntai dari bawah tubuhnya.
Ekor itu tergantung dalam genangan air di peti, seperti nyala api yang berkedip. Setiap kali kilat menyambar, bayangan ekor merah itu meninggalkan kesan seperti adegan film montase di otak Liu Zhenhan yang hampir pingsan.
"Bagaimana... mungkin..." Liu Zhenhan menutupi wajahnya sendiri, jari-jari kasar itu mencubit hidungnya sampai nyeri.
Liu Zhenhan hampir terjatuh duduk di air, lalu bangkit lagi sambil memegang peti kayu dengan gugup. Satu-satunya yang ia rasakan adalah seluruh pori-pori tubuhnya gemetar dalam keheningan.
"Rubah siluman..." Suara Liu Zhenhan terdengar tercekik, berubah menjadi nada yang aneh dan menyeramkan.
Ia hanya berdiri membeku di depan peti, menatap wajah pucat gadis itu, pikirannya benar-benar kacau balau.
Ekor siluman rubah di dalam peti bergerak sedikit, meski tidak banyak, namun riak kecil terlihat di genangan air yang tenang.
Pupil mata Liu Zhenhan seketika melebar lebih besar.
Untuk pertama kalinya ia merasakan rasa panik dan tak tahu harus berbuat apa, bahkan saat menghadapi serigala biru raksasa pun tak pernah merasakan hal seperti ini.
Badan kapal kayu kembali berderit-derit, suara gesekan antara papan dan lunas yang membuat gigi ngilu itu memperingatkan Liu Zhenhan bahwa kapal ini akan hancur berantakan segera.
Liu Zhenhan mengeratkan gigi, mengangkat siluman rubah yang masih bernafas tipis itu. Di bawah peti terlihat sekumpulan siluman rubah yang berdesakan - setidaknya 4-5 ekor, setengah terendam air. Ada yang wajahnya menghadap ke atas dengan garis wajah sempurna, ada yang tengkurap di air dengan ujung jubah panjang ketat menampakkan ekor besar yang mengapung.
Liu Zhenhan kembali merasa pusing.
Gadis dalam pelukannya masih memiliki kehangatan dan detak jantung dari dada dinginnya. Liu Zhenhan memaksa diri tidak melihat ekor besarnya, menyambar meja, menendang kaki mejanya, lalu mengikat "siluman rubah" itu dengan akar pohon tua di punggungnya.
Saat itu, lambung kapal kembali miring, Liu Zhenhan nyaris terpeleset tapi berhasil menjaga keseimbangan.
Menghunus pisau lengkung berkilau itu, Liu Zhenhan tak tahu dari mana datangnya kekuatan besar, dalam beberapa tebasan ia berhasil melubangi papan jendela kabin.
Memeluk meja yang diikatkan pada siluman rubah, Liu Zhenhan menaruh Guo Guo di punggungnya sambil mencabut telinganya, lalu menerjang lubang besar itu bersama meja. Serpihan kayu beterbangan saat ia melompat ke air laut yang dingin, menyebabkan percikan air yang besar.
Liu Zhenhan tidak punya pikiran lain lagi, hanya ingin segera melarikan diri. Kapal ini mungkin akan tenggelam, pusaran air saat kapal ambles bisa menenggelamkan bahkan gajah yang pandai berenang sekalipun.
Sambil menarik meja, Liu Zhenhan mengayuh air dengan tangan dan kaki. Pikirannya masih tertuju pada tong arak yang ditinggalkan - betapa bagusnya minuman itu! Lidahnya terus menjilat bibir yang terasa asin air laut.
Setelah berjuang keras mencapai tepi, kapal kayu yang tersangkut di karang akhirnya pecah dengan suara menggelegar. Air menyembur seperti air mancur dari celah-celah dek yang retak. Dengan napas terengah-engah, Liu Zhenhan menyaksikan kapal itu perlahan tegak lalu tenggelam ke dasar laut.
Suara angin dan hujan berangsur mereda, hanya terdengar gelembung air laut "gubrak-gubrak" dari karang jauh. Permukaan laut tampak suram tanpa teriakan minta tolong, hanya mayat-mayat mengapung, barang-barang peninggalan, dan keheningan mencekam.
Liu Hanzhan mengusap butiran air di wajahnya. Beberapa serpihan kayu yang menancap di lengannya membuatnya mengerutkan wajah kesakitan - bekas benturan saat menerobos lubang kapal.
Siluman rubah yang terikat di meja sudah kepalanya terkulai. Liu Hanzhan membungkuk, mengecek denyut nadi di lehernya dengan jari. Masih ada, meski lemah. Dari kerah bajunya terlihat memar kehijauan di bahu putih akibat benturan keras.
Liu Hanzhan membungkuk memberikan napas buatan. Siluman rubah batuk keras mengeluarkan air laut. Hanya menguasai penanganan dan perban darurat, Liu tak berani sembarangan. Ingin melepaskannya tapi khawatir ada patah tulang, akhirnya menarik meja itu pulang.
Di tengah kesibukannya, Liu Zhenhan tidak lupa meraba kantong besar di belakangnya. Syukurlah, buah besar bulat dan telinga besar Guo Guo masih tegak. Pedang melengkung di tangannya hanya tersisa satu, yaitu yang digunakan untuk membelah jendela kabin. Beberapa pedang lainnya dan sarung permata entah terlempar ke mana dalam kepanikan tadi.
Sesampainya di rumah, Liu Zhenhan buru-buru mencari kayu bakar untuk merebus air guna membersihkan tubuh siluman rubah kecil ini. Saat ini kehilangan panas tubuhnya terlalu cepat, jika dibiarkan dia bisa mati kedinginan.
Kini Liu Zhenhan mulai sedikit pulih dari keterkejutannya. Bagaimana mungkin siluman rubah bisa tenggelam? Kisah "Liao Zhai" yang telah didengarnya sejak kecil menyebutkan bahwa siluman rubah - sebut saja begitu untuk gadis ini - jelas memiliki denyut nadi dan napas, ditambah luka parah di tubuhnya. Mustahil dia makhluk gaib yang bisa mengendalikan angin dan hujan.
Kayu bakar di luar sudah basah kuyup oleh hujan lebat tadi. Mana mungkin ada yang kering? Liu Zhenhan berlari keluar, lalu menepuk dahinya sambil mengumpat diri sendiri. Entah kenapa hari ini dia seperti orang linglung, terus melakukan kesalahan-kesalahan konyol yang memalukan.
"Waktu sekarang juga tidak mengizinkannya mencari kayu bakar kering lagi. Melihat siluman rubah berekor merah yang bibirnya membiru, mata tertutup rapat, bahkan ekornya yang berapi pun gemetar, Liu Hanzhan gelisah seperti semut di atas wajan panas, terus menggosok-gosokkan tangannya.
Matanya berputar-putar licik, Liu Hanzhan teringat sebuah ide.
Dengan perlahan melepas jubah bergaya klasik siluman rubah, Liu Hanzhan merasa matanya berkunang-kunang. Di dalamnya terdapat pakaian dalam berwarna putih bulan. Liu Hanzhan belum pernah melihat seperti apa pakaian dalam wanita, bayangannya pun tak sampai. Dulu di ketentaraan, meski pernah mencuri pakaian dalam perempuan saat bosan, itu lebih karena iseng daripada nafsu.
Dengan tangan gemetar membuka pakaian dalam itu, Liu Hanzhan memerintahkan dirinya untuk memalingkan muka, tapi tak bisa dilakukan. Betapa sempurna tubuh itu, garis lekuk dan perkembangannya telah mencapai puncak keindahan.
Tempurung kelapa di pangkuan Liu Hanzhan berbunyi seperti Kuil Shaolin, "tok tok tok" suara kayu ikan yang berirama bersahut-sahutan. Guoguo melompat ke depannya, heran melihat tempurung itu, berseru "Guoguo... guoguo".
"Bangsat!" Wajah Liu Hanzhan memerah karena malu.
Aku jadi apa ini! Bajingan! Liu Hanzhan memaki dirinya sendiri dengan penuh kekesalan.
Dengan lembut, Liu Hanzhen memeluk tubuh telanjang si rubah kecil, menutup matanya. Ia merasakan tubuhnya yang panas menyentuh dua benda dingin namun lembut, sensasi yang membuatnya mabuk kepayang.
"Ini pasti mimpi," pikir Liu Hanzhen dalam hati.
BAB IV TANGAN KASAR
Perlahan, sambil terus memeluk tubuh indah itu, Liu Hanzhen mulai merasakan area jantung si rubah kecil mulai menghangat. Ini pertanda baik, selama masih ada panas tersisa di tubuhnya, mungkin masih ada harapan untuk diselamatkan.
Liu Hanzhen menata ulang kulit serigala yang melorot dari bahu si rubah kecil, menutup rapat bagian bahu yang terbuka. Ia mengambil lengan putih kemerahan si rubah kecil, terus menggosoknya dengan tangan hingga perlahan kulit lengan itu mulai memerah.
Mata Liu Hanzhen tak berkedip memandangi wajah si rubah kecil. Setelah keriuhan tadi, baru sekarang ia punya waktu untuk mengagumi wajah cantik luar biasa di pangkuannya ini.
Si rubah kecil memiliki hidung mancung tinggi, alis dan bulu mata yang ramping. Kulitnya bak gading berkilau, semakin menyilaukan putihnya di bawah rona merah rambutnya yang menyala.
Liu Zhenhan merasa wajah si rubah kecil ini memberinya kesan yang tak terungkapkan. Setelah berpikir sejenak, ia teringat masa sebelum masuk militer, saat di tim produksi, ketika orang-orang menunjukkan seorang wanita berandal terkenal yang memberikan kesan serupa padanya.
Apakah ini kemesuman? Liu Zhenhan segera menyangkal pemikiran itu. Mana mungkin seorang gadis yang sedang pingsan masih terlihat mesum, ini jelas omong kosong belaka.
Ini adalah daya penggoda jiwa! Sebuah pesona alami yang bisa menggoyahkan hati pria! Wajah ini memang tercipta dengan karakteristik seperti itu! Dari perbendaharaan kata terbatasnya, Liu Zhenhan akhirnya menemukan ulasan kunci.
Dagu yang runcing, bulu mata panjang, bibir mungil yang memikat, tubuh sempurna. Wanita cantik tak terhitung jumlahnya - ada yang anggun, ada yang berwibawa, ada yang dingin seperti gunung es, tapi yang secara alami mampu membangkitkan fantasi pria hanya jenis seperti ini.
Meski belum pernah melihat mata gadis ini terbuka, Liu Zhenhan membayangkan pasti itu adalah sepasang mata yang bisa "berbicara", dan pastilah sangat berbinar-binar.
Semakin ia berpikir, tanpa sadar pelukannya semakin erat. Suara dari tempurung kelapa semakin cepat ritmenya. Di dalam hati, Liu Zhenhan memaki dirinya sendiri sebagai tidak tahu malu, hina, bajingan, kotor, tapi tetap tak bisa mengendalikan diri. Ia sadar niat hatinya ini sangat tidak pantas terhadap gadis yang baru saja ia selamatkan, tapi tetap saja tak bisa menahan diri.
Tiba-tiba perut bagian bawahnya terasa gatal dan bergerak-gerak. Liu Zhenhan terkejut, kepala Gugu yang mungil menyembul dari dekapan, telinga besarnya bergoyang-goyang penuh kemenangan, seperti orang kecil yang baru meraih sukses.
"Dasar keparat! Bikin kaget saja!" Liu Zhenhan yang memerah wajahnya membuat muka lucu ke si kecil. Gugu mengeong "cicit-cicit", menjulurkan lidah merah mudanya, ekor besar masih menyapu-nyapu pusar Liu Zhenhan dengan bangga.
Bagaimanapun juga, ulah Gugu ini berhasil menyadarkan Liu Zhenhan dari lamunannya. Karena interupsi kecil ini, wajah merah Liu Zhenhan mulai memudar.
Keluar dari labirin godaan wanita, Liu Zhenhan justru terjerumus ke dalam teka-teki lain.
Semua yang dihadapinya sekarang memberi terlalu banyak pertanyaan. Liu Zhenhan sendiri sebenarnya bingung: jelas-jelas dia sudah gugur di medan perang, semua kejadian di sana masih jelas terbayang, tapi kenapa saat sadar malah muncul di pulau tak berpenghuni dengan binatang aneh, plus gadis berekor rubah yang cantik luar biasa ini?
Entah sudah berapa kali Liu Zhenhan memikirkan ini selama dua hari terakhir. Semakin dipikir, kepalanya rasanya mau pecah.
Cahaya pagi semakin terang, matahari muncul perlahan dari cakrawala laut dengan setengah senyum. Melihat tetesan embun di semak duri depan pintu dan kabut tipis di perbukitan jauh, Liu Zhenhan merasa seperti baru terbangun dari mimpi.
Hidungnya menangkap aroma samar-samar yang berasal dari tubuh rubah siluman kecil dalam pelukannya. Wangi yang begitu memikat, membuatnya teringat bunga gardenia dari kampung halamannya.
Merasa tubuh dalam pelukannya tak sedingin semalam, Liu Zhenhan segera menghamparkan kulit serigala di atas tempat tidur rumput yang basah. Dengan hati-hati ia membaringkan tubuh rubah siluman itu, setengah alas setengah selimut dengan kulit serigala yang pas ukurannya.
Saat mengatur posisinya, pandangan Liu Zhenhan tak sengaja jatuh ke area terlarang. Kepalanya berdengung keras, hampir kehilangan keseimbangan. Dengan gemetar ia menutup rapat-rapat paha rubah siluman itu dengan kulit serigala, lalu menyelipkan ekor besar sang rubah ke dalam selimut.
Alis Rubah Kecil berkerut, bibirnya bergerak-gerak halus. Liu Zhenhan tak tahu apakah dia ingin bicara atau bagaimana. Dengan cepat ia mengambil kelapa, mengukir lubang besar dengan pisau melengkung, mencoba menuangkan air kelapa. Air kelapa adalah vitamin alami. Seandainya ada suntikan, Liu Zhenhan ingin menyuntikkannya langsung.
Meski bibir Rubah Kecil kering pecah-pecah, dia tetap menutup rapat. Air kelapa tumpah di alas kulit serigala setelah beberapa kali upaya menuangkan.
Liu Zhenhan meraba dahinya. Panas seperti besi membara. "Sial!"
Mengetahui demam tinggi bisa berakibat fatal, Liu Zhenhan segera membelah kelapa lain. Ia menarik Guoguo dan menunjuk ke arah kelapa.
Guoguo langsung melompat ke dalam kelapa dan mengunyah dengan lahap. Baru dua gigitan, tubuhnya sudah ditarik keluar.
"Wu..." Liu Zhenhan menirukan gerakan menyemburkan udara sambil menunjuk kelapa.
Guoguo menggelengkan kepala, raut wajah penuh keengganan.
"Cepat!" Wajah Liu Zhenhan berkerut seperti ubin mahjong, merahnya belum juga pudar.
Guoguo terpaksa melompat keluar dari kelapa, mengumpulkan tenaga, lalu menyemburkan gumpalan udara. Saat jus dan daging kelapa di dalam bertemu dengan gumpalan udara itu, mereka langsung mengkristal dengan cepat dan berubah menjadi gumpalan es.
Melihat Guoguo menjadi lemas setelah menyemburkan udara, bahkan bulu keemasan yang awalnya berkilau menjadi kusam, Liu Hanzhen kembali merasa sakit hati. Ia memeluk Guoguo erat dan menciumnya beberapa kali.
Menggunakan kaus kakinya yang membungkus es, Liu Hanzhen mengompres dahi si rubah kecil sambil menarik napas lega. Ia sendiri meneguk jus kelapa lalu menyuapkan ke mulut rubah kecil itu secara langsung. Kali ini rubah kecil itu berhasil menelan air meski sempat tersedak dan batuk-batuk.
"Sudah! Sudah!" Liu Hanzhen sendiri mengusap keringat di dahinya.
Sebelum sempat beristirahat, Guoguo dengan gesit lari ke tempat rubah kecil itu. Berbaring di atas kulit serigala sambil menelentangkan perut, matanya berkedip-kedip memandang Liu Hanzhen. Mulutnya terus mengecap-ngecap berpura-pura haus, sambil terus berseru "Guoguo! Guoguo!" dan mengibas-ngibaskan ekornya yang besar.
"Dasar anak sialan!" Liu Hanzhen menggeram sambil menggeleng-gelengkan kepala. Meski mengumpat, ia tetap meneguk dua kali jus kelapa dan menyuapkannya ke mulut Guoguo secara langsung.
Memandangi rumah yang basah kuyup, Liu Zhenhan berpikir bagaimana caranya membuat sesuatu yang hangat untuk memperkuat tubuh rubah kecil itu. Setelah berpikir sejenak, dia punya ide. Dia mengangkat pisau melengkungnya, pergi ke hutan pohon merah, dan menebang tiga empat pohon merah sebesar mangkuk dengan sekali tebasan per pohon. Dia mengikatnya dengan akar pohon lalu menariknya pulang seperti kerbau tua yang menarik gerobak.
Di tengah perjalanan, pohon yang ditariknya menyentuh semak dan seekor hewan gemuk mirip kelinci keluar. Liu Zhenhan melepas pohon yang ditariknya, menerkam untuk menangkapnya. Si "kelinci" gemuk itu membuka mulut dan menyemburkan panah air yang "ziiiing" melesat, menggores lengan Liu Zhenhan sampai berdarah.
"Dasar sialan!" Liu Zhenhan mengerang kesakitan sambil tetap mencengkeram "kelinci" itu. Dengan sekali putaran leher, dia langsung membunuhnya.
"Kelinci" gemuk semacam ini sering Lao Liu lihat dua hari terakhir. Banyak berkeliaran di semak berduri, lari ke lubang seperti tikus saat dia mendekat. Lao Liu sibuk mencabut rumput untuk membangun rumah, mengurus panci dan garam, belum sempat mengurus mereka. Tapi hari ini tiba-tiba mereka memberinya 'pelajaran pertama' yang mengejutkan.
Liu Zhenhan memeriksa lukanya. Meski banyak darah yang keluar, lukanya tidak terlalu dalam, sekitar setengah milimeter.
“Tempat sialan ini!” Liu Zhenhan menggelengkan kepala, merasa putus asa. Semua hal di sini memiliki keanehan-keanehan yang tak masuk akal. Kecuali burung laut di langit yang belum pernah ia lihat memiliki kemampuan aneh, sekarang ia benar-benar merasakan pahitnya.
Pulang ke rumah, Liu Zhenhan segera merobek sudut rok panjang rubah kecil di sudut ruangan, lalu membalut lengan tangannya.
Pohon merah liu yang ditebangnya telah dipangkas cabang-cabangnya. Dengan pisau melengkung, ia mengupas kulit kayu basah hingga terlihat serat putih di dalamnya. Saat mengupas, Liu Zhenhan terus memuji betapa tajamnya pisau ini.
Batang kayu yang telah dikupas kulitnya cepat terbakar. Kayu ini seolah mengandung minyak, tidak hanya terus mengeluarkan resin, tapi juga sangat tahan lama saat dibakar. Apinya menyala seperti bambu, berbunyi "kretak-kretak".
Dua kuali besar di luar telah menampung banyak air hujan semalam. Liu Zhenhan membersihkan kelinci gemuk itu di salah satu kuali, lalu memasak daging kelinci di atas api.
Kembali ke dalam, ia mengusap kepala rubah kecil. Demamnya hampir hilang, wajahnya pun lebih segar. Liu Zhenhan senang melihat matanya yang sudah bisa sedikit terbuka, terus saja ia terkekeh bodoh.
Kembali memberikan air kelapa dari mulut ke mulut kepada Xiao Hulijing, Liu Zhenhan membantu menjemur pakaiannya yang tergeletak di tanah. Saat menjemur pakaian, wajah Liu Zhenhan memerah parah. Tadi saat memberikan air kelapa dari mulut ke mulut tidak terasa, tapi saat menjemur pakaian tiba-tiba teringat: dia sudah sadar, apakah pantas melakukan ini?
Semakin dipikirkan, wajahnya pun mulai membara.
Aroma daging mengepul dari cangkang kerang di Kakaa. Liu Zhenhan menoleh dan melihat Guo Guo sedang berdiri di atas batu tungku, menjulurkan kepala untuk mengintip ke dalam kuali. Terkejut, ia segera melesat bagai panah, menarik telinga besar si musang dan mengangkatnya turun.
"Kepanasan sampai mati kau Xiao Chusheng!" Liu Zhenhan memaki sambil muncratan air liur, si kecil malah tak acuh.
Setengah hari Liu Zhenhan mengumpat, lengannya semakin sakit. Melihat tali kain pembalut di bagian atas yang mulai tembus genangan darah merah pekat.
"Bangsat! Kenapa sejak tiba di sini nasib buruk terus menghantuiku?" Liu Zhenhan mengencangkan lagi balutan kainnya, merasa sangat tak adil. Dilukai kelinci sampai harga dirinya tercabik-cabik, benar-benar memalukan!
Melihat daging kelinci sudah hampir matang, Lao Liu segera memindahkan tumpukan api, lalu memindahkan alas tempat rubah kecil berbaring ke area yang baru saja dipanaskan oleh api. Liu Hanzhan merasa ini pasti lebih hangat daripada hanya berbaring di atas karpet kulit serigala. Saat memindahkan alas, kulit serigala di tubuh rubah kecil terlepas lagi sekali, memperlihatkan tubuh putih sehalus mutiara di baliknya.
Rubah kecil itu sudah bisa membuka matanya. Dengan tangan gemetar, Liu Hanzhan mengatur ulang selimutnya, tapi matanya tak berani bertemu dengan pandangan sang rubah. Entah mengapa, dia sama sekali tak punya keberatan. Karena pandangan matanya menghindar, tangannya jadi kikuk. Tanpa sengaja tangan Lao Liu menyentuh sesuatu yang seharusnya tidak disentuh. Saat menyadari genggamannya meraih sesuatu yang lembut dan berbulu yang jelas bukan karpet kulit serigala, dia menengok dan... mereka berdua pun membeku.
Wajah besar Liu Hanzhan berubah menjadi setrika panas.
BAB V Catatan Pembuatan Panci
Tuan Liu menarik tangannya secepat kilat.
Meski wajahnya merah padam, Liu Hanzhan tetap memaksakan diri untuk mengunyah daging kelinci yang sudah empuk itu, lalu menyuapi rubah kecil dengan kuah daging yang telah dikunyah.
"Kau harus tahu, ini untuk menyelamatkanmu." Liu Hanzhan yakin rubah kecil ini 90% tidak mengerti ucapannya, tapi tetap saja dia merasa perlu membela diri.
Bagaimanapun, siapa pun yang harus memakan daging kelinci "sisa" yang sudah dikunyah hancur-hancur oleh orang lain, pasti akan merasa sedikit tidak nyaman di hati.
Rubah kecil itu dibiarkan Liu Hanzhan memeluknya setengah, menghabiskan satu kaki kelinci dan sedikit sup. Matanya yang besar dan indah kini sudah bisa terbuka, meski masih terlihat redup. Tepat seperti yang dibayangkan Liu Hanzhan, itu adalah sepasang mata yang memancarkan pesan, menggoda dengan sorotan yang fasih.
Setelah selesai menyuapi si rubah, masih ada satu "dewa kecil" berperut buncit yang menunggu giliran. Setelah melayani dua "dewa" ini menghabiskan daging kelinci, Liu Hanzhan baru menyantap sisa sup dan daging hingga habis. Beberapa buah melon retak yang dibawanya kemarin juga dilahap habis. Kulit melon bergaris-garis seperti semangka dengan corak hijau bergelombang, tetapi dagingnya berwarna keemasan bukan merah. Bijinya merah, rasanya manis dan renyah seperti blewah.
Awalnya Liu Hanzhan ingin menyisakan satu untuk rubah kecil dan Guoguo. Tapi setelah dipikir, melon yang sudah retak ini tidak bisa disimpan lama, lebih baik dihabiskan saja sendiri.
Guoguo yang sudah kenyang makan daging kelinci, sejak lama masuk ke dalam karpet kulit serigala untuk tidur. Liu Hanzhen menemukan bahwa setiap kali makhluk itu menggunakan bola udara, ia akan menjadi malas dan enggan bergerak, ingin beristirahat.
Awalnya Liu Hanzhen berencana mengelilingi seluruh pulau, namun untuk sementara membatalkan niat itu. Di rumah ada yang kecil dan yang sakit, benar-benar tidak bisa meninggalkan mereka.
Menghabiskan setengah pagi dan setengah sore dengan menggunakan golok sebagai cangkul, menggali kolam penampungan kecil di depan pintu. Apakah akan keluar air atau tidak, Liu Hanzhen sendiri tidak yakin.
Kalau tidak keluar air, kau akan kubuat jadi jamban! Liu Hanzhen bersumpah dengan garang ke arah lubang air.
Kerja keras membawa konsekuensi buruk. Luka di lengannya yang masih mengeluarkan darah kembali terbuka. Penemuan ini membuat Liu Hanzhen membatalkan rencana berburu beberapa kelinci gemuk yang sedang mencari makan di semak-semak, meski rasa daging kelinci membuatnya terus menjilat bibir.
Saat makan siang, sebagian besar kelinci masuk ke perut Guoguo. Makhluk kecil ini saat makan bisa diibaratkan seperti tong nasi, perutnya seolah bukan miliknya sendiri tapi terhubung ke alam semesta lain.
Pulang ke rumah, melihat Guo Guo dan rubah kecil tidur nyenyak, Liu Zhenhan tidak ingin membangunkan mereka. Ia mengambil busur dan panah yang tersimpan di sudut, berencana berburu beberapa burung laut untuk makan malam. Sudah beberapa hari ini terus makan telur burung laut, rasanya mulai bosan.
Perutnya tiba-tiba terasa sakit sebentar, membuat Liu Zhenhan mengerutkan dinding.
Mungkin kedinginan, pikir Liu Zhenhan dalam hati sambil khawatir. Jika sampai sakit lagi di tempat ini, pasti tamat riwayatnya.
Dengan tergesa-gesa, ia mengenakan jubah putih bekas tas punggungnya. Setelah beberapa saat, sakit perutnya hilang. Liu Zhenhan keluar membawa busur. Burung-burung laut di sini agak bodoh, mungkin belum pernah melihat pemburu. Mereka tetap diam di pohon merah sambil merapikan bulu, membiarkan Liu Zhenhan yang kemampuan memanahnya payah ini berlatih dari kejauhan.
Setelah menembak 7-8 ekor, Liu Zhenhan mulai menguasai teknik memanah. Ternyata prinsipnya mirip menembak senapan, hanya tanpa bidikan. Asal menguasai lintasan dan jangkauan panah, tidak terlalu sulit. Apalagi burung-burung itu diam saja seperti sasaran hidup.
Berjalan sambil terus menembak, Liu Zhenhan tanpa sadar kembali melewati hutan liu merah yang dilaluinya kemarin, tiba di tepi pantai. Pantai sudah kosong melompong, ombak pasang telah membersihkan semua jejak kerusakan akibat badai kemarin.
Liu Zhenhan memandang laut dengan penuh penyesalan, berpikir seandainya ada mayat mengapung pun jadi. Jubah putih yang dikenakannya memang berkualitas baik, tapi terlalu longgar. Bagian yang menjuntai di tanah selain kotor juga mudah tersangkut, lebih baik tidak usah pakai. Yang paling disayangkan, kemarin lupa mengambil sepatu di kapal. Karena tak beralas kaki, telapaknya sudah tertusuk beberapa duri.
Memikirkan dirinya sudah sampai di sini, tak perlu buru-buru pulang. Liu Zhenhan mengambil sebatang tongkat panjang, merobek beberapa strip dari jubahnya untuk membuat tali pancing.
Dia mengikatkan potongan daging berbulu dari burung laut hasil buruannya sebagai umpan, lalu melompat ke karang terdekat dan melemparkan pancingnya.
Angin sepoi-sepoi membelai hutan liu merah, dedaunan bergesekan gemerisik, seakan tertawa geli melihat tali pancing tanpa kail ini. Bagaimana mungkin bisa menangkap ikan?
Liu Zhenhan tidak mengandalkan pancing, busur di tangannya sudah ditarik membentuk setengah lingkaran, mata panah bergerigi tajamnya mengarah ke umpan daging burung laut di bawah permukaan air. Satu kakinya menginjak tongkat pancing, kaki lain menindih golok besar yang berkilat. Begitu mendeteksi ikan menyambar umpan, tanpa ragu ia langsung melepaskan panah. Jika masih gagal, barulah ia terjun ke air untuk bertarung langsung.
Air laut yang jernih memamerkan riak-riak cahaya, rerumputan bawah air bergoyang lembut mengikuti arus. Di permukaan yang berkilauan, cahaya keemasan senja terhampar bak permadani.
Liu Zhenhan membeku bagai patung tanah liat, matanya tak berkedip mengawasi pergerakan di balik permukaan air.
Seekor ikan besar berduri punggung muncul dengan angkuh dari rumpun alga. Sebelum sempat menyambar umpan, panah bergerigi telah menembus tengkoraknya dari jarak dekat. Ekor ikan itu mengibas keras, mengaduk lumpur dan darah di air jernih. Liu Zhenhan menyambar tongkat pancing, menerjang ke depan. Ujung tongkat yang diruncingkan seperti tombak itu menembus perut ikan. Dengan tali pancing dari jubah, ia menarik ikan besar itu bersama tongkat ke atas karang.
"Rubah kecil bisa kusuguhi sup ikan!" Liu Zhenhan berseri-seri melihat hasil tangkapan seberat 2-3 kilogram itu, bahagia bagai melihat bunga mekar di hati.
Saat terburu-buru pulang di malam hari, langit sudah gelap gulita. Liu Zhenhan meletakkan hasil buruan, segera menyalakan api unggun, lalu meraba dahi rubah kecil itu.
"Lumayan, suhu tubuhmu sudah kembali normal. Rupanya kang tanah masih ada gunanya!" Liu Zhenhan menggosok-gosokkan tangannya dengan gembira.
Liu Zhenhan pergi memeriksa kolam yang telah ia gali setengah mati. Syukurlah, sudah terkumpul sedikit air. Dasar kolam mulai terasa lembab, saat dipegang tanahnya membentuk gumpalan hitam di jarinya.
Setelah membersihkan tiga burung laut yang gemuk, ia melumurinya dengan garam halus, membungkus dengan rumput kering dan lumpur, lalu melemparkannya ke api. Liu Zhenhan mengolah ikan besar itu. Melihat air di panci kerang hampir habis, ia memotong separuh ikan, mengasinkannya dua kali, menggantungnya di tempat berangin. Separuh lagi dimasak menjadi sup ikan dengan telur burung.
Sepanjang proses ini, rubah kecil terus menatapnya dengan mata berkedip-kedip. Sorot mata berkilauannya membuat Liu Zhenhan agak malu.
"Makanlah..." Liu Zhenhan menyodorkan panci kerang besar. Dengan sumpit dari ranting, ia menyisihkan duri ikan dan menyuapkan ke mulut rubah kecil.
Rubah kecil itu menatapnya, tiba-tiba sebutir air mata besar menggelinding dari matanya. Liu Zhenhan merasa hatinya remuk, dengan canggung mengusap air mata di sudut mata rubah kecil itu. Ia meniup-niup uap panas pada daging ikan, lalu dengan lembut menyuapkannya ke mulut rubah kecil.
Rubah kecil mengucapkan rangkaian suku kata aneh. Liu Zhenhan sama sekali tidak mengerti maksudnya.
"Maaf!" Liu Zhenhan menggaruk-garuk kepala, berkata dengan malu-malu: "Aku tidak mengerti bahasamu. Makanlah sampai kenyang dulu."
Sambil mengunyah, rubah kecil terus menitikkan air mata. Liu Zhenhan bingung bagaimana menghiburnya, hanya bisa terus menyuapi makanannya sesuap demi sesuap.
Mungkin merindukan keluarga, sama seperti aku. Perasaan sedih tiba-tiba menyergap hati Liu Zhenhan.
Si binatang kecil berhidung anjing itu langsung meloncat keluar sambil mencicit riang dari selimut kulit serigala begitu mencium aroma harum. Ia melompat ke kepala Liu Zhenhan, bermanja-manja sebentar sebelum turun dan menatap panci sup ikan dengan mata berbinar-binar.
"Pergi sana!" Wajah Liu Zhenhan kembali memerah seperti apel. Gerakan si binatang kecil keluar dari selimut kulit serigala menyibakkan sebagian besar kain, membuat dada rubah kecil yang indah dan tegak terekspos di udara, nyaris membuatnya menjatuhkan panci sup ikan yang dipegangnya.
Setelah mengatur selimut kulit serigala dengan rapi, Liu Zhenhan kembali memberikan sedikit sup ikan ke rubah kecil melalui mulutnya. Rubah kecil itu menutup matanya, wajahnya memerah seperti sedang mabuk, cahaya api unggun yang samar-samar menyinari wajahnya yang cantik memesona. Liu Zhenhan merasa "Kuil Shaolin" di selangkangannya mulai beroperasi lagi.
"Tak heran dulu Wu Sangui bisa mengkhianati negara demi seorang wanita!" batin Liu Zhenhan gempar. Dulu ia tak percaya, tapi sekarang harus mengakui. Rubah kecil di depannya ini benar-benar memiliki aura seperti Chen Yuanyuan.
Terlalu menggoda. Baik saat dia menutup atau membuka mata, menangis atau minum sup, setiap geraknya punya pesona unik. Saat menyuapinya tadi, dirinya yang merupakan prajurit intai terlatih dengan pengendalian diri kuat, tak bisa menahan diri untuk berlama-lama di bibir mawar nan memikat itu. Aroma bunga dari tubuhnya semakin menyengat, membuat Liu Zhenhan mabuk kepayang. Ia merasa muka memanas mengingat bagaimana saat berburu siang tadi, pikirannya terus menerawang ke wajah rubah kecil ini.
Setelah membuka "burung pengemis" yang terbungkus tanah, Liu Zhenhan menyobek bagian paha yang berdaging dan melemparkannya ke Guoguo. Ia sendiri mulai merasa lapar.
Melihat Liu Zhenhan mengunyah daging burung lalu mendekatkan mulutnya, rubah kecil itu menutup mata malu-malu sambil menggelengkan kepala perlahan.
Liu Zhenhan merasa agak memalukan, ia sendiri juga jadi malu dan membalikkan badan sambil menggigit-gigit dengan ganas.
Setelah makan malam, Liu Zhenhan mengambil tulang rusuk dari duri ikan besar yang dimakan rubah kecil, memasang usus ikan yang diiris tipis sebagai benang, dan menjahit luka di lengannya bekas panah air kelinci. Nyala api unggun berkedip-kedip, wajah Liu Zhenhan tak beremosi, membuat alis rubah kecil di sampingnya berkerut rapat.
Sebenarnya Liu Zhenhan juga kesakitan saat ini, tapi karena melihat rubah kecil memperhatikannya, ia terpaksa pura-pura menjadi pahlawan.
Setelah mengikat simpul pada usus ikan di lukanya dan menggerakkan lengannya, Liu Zhenhan tersenyum puas.
Mengangkat panci kerang penuh darah dan sisik ikan, Liu Zhenhan hendak menyiramnya tiba-tiba membeku.
Di permukaan air tenang panci kerang itu, terpantul jelas wajah mengerikan - alis tebal yang masih mencuat seperti pedang, mata berkilauan dingin, kumis tebal gagah, tapi di tengah wajah hidungnya telah berubah menjadi dua lubang besar menghadap langit dengan bekas luka berkerut aneh, di mulut lubang terlihat kerak darah yang mulai mengering.
“Ini masih……aku……Liu……Zhenhan……?” Tubuhnya terasa dingin sepenuhnya, panci kerang jatuh ke tanah dengan suara "klontang", sudut melengkung abu-abu kebiruan itu retak di tepi tungku batu.
Hati Tuan Liu pada saat ini juga remuk seperti panci kerang itu.
BAB 6 Rubah Siluman Mulai Bicara
Sepanjang malam, Liu Hanzhan bahkan tak punya selera bermain dengan Guoguo. Wajahnya muram, tangannya terus memegang hidungnya. Guoguo yang membaca kemarahan terpendamnya pun tak berani mengganggu, diam-diam masuk ke kasur kulit serigala sambil memandanginya dengan mata bulat yang terus berputar.
Pikiran Liu Hanzhan kacau bagai benang kusut. Ia duduk di depan api unggun hingga tak terasa tertidur dalam keadaan setengah sadar.
Tengah malam, Liu Hanzhan terbangun oleh sakit perut hebat. Sambil memeluk perutnya, ia merangkak keluar dan berlari ke semak berduri tak jauh.
Suara gemuruh tiba-tiba memecah kesunyian malam. Beberapa burung puyuh malam mengangkat leher waspada dari sarangnya.
“Sialan neneknya!” Liu Zhenhan hanya merasakan perutnya terasa berat, lalu seluruh tubuhnya terasa lebih ringan.
Setelah perutnya kosong, Liu Zhenhan tak bisa tenang lama. Baru pulang ke rumah, perutnya mulai bermasalah lagi. Ia terburu-buru kembali ke tempat yang baru saja ia gunakan untuk buang air besar. Untungnya celana dalamnya mudah dibuka, kalau tidak pasti akan kotor.
Udara berkabut tipis di sekitarnya langsung dipenuhi bau busuk yang menyengat. Suara "gemeresik" terdengar, entah itu burung puyu malam yang sedang pindah sarang.
Sepanjang malam, Liu Zhenhan bolak-balik antara rumah dan tempat itu. Hingga akhirnya bahkan daun-daun untuk membersihkan pantat di tempat itu habis dicabutnya, barulah diare ini berhenti.
Liu Zhenhan nyaris pingsan karena kelelahan. Untungnya ia punya kebiasaan menimbun persediaan. Air kelapa yang disimpannya cukup banyak, memungkinkannya terus mengisi ulang vitamin dan air, bertahan dengan sisa tenaga terakhir.
"Hancur... hancur..." Pikirannya pusing tujuh keliling. Saat ini, bahkan seekor kelinci gemuk pun bisa mengalahkannya, apalagi serigala.
Dunia berputar hitam, Liu Zhenhan pun tertidur lemas.
Saat dia terbangun kembali, dia melihat sosok kecil yang sedang sibuk di depan api unggun dengan langkah tersandung-sandung. Liu Zhenhan menggosok matanya yang masih berkerak kotoran mata. Ternyata itu Xiao Huli, sedang memanggang burung laut di atas api. Di rak kayu, ikan asin yang kehijauan dengan lemak kuning gading juga sedang dipanggang, minyaknya menetes ke api dengan suara "sret-sret", nyala api sesekali melonjak tinggi.
Liu Zhenhan meraba dadanya. Tubuhnya diselimuti kain kulit serigala. Di bawahnya, ada tempat tidur jerami tempat Xiao Huli biasa tidur.
Bagaimana mungkin gadis kecil yang masih terluka ini bisa mengangkat tubuhnya yang besar ke tempat tidur jerami? Liu Zhenhan sendiri bingung.
Melihat Xiao Huli yang mengenakan jubah panjang tersandung-sandung menyiapkan makan malam di depan api unggun, mata Liu Zhenhan berkaca-kaca.
Ternyata perasaan diperhatikan itu begitu menyenangkan! Hati Liu Zhenhan dipenuhi keharuan yang tak terkatakan.
Dengan lembut menyelimuti Xiao Huli dari belakang menggunakan kain kulit serigala, Liu Zhenhan merasakan bahu gadis itu mengencang sesaat, lalu perlahan-lahan mengendur.
"Kamu istirahatlah." Liu Zhenhan memutar tubuh gadis itu menghadapnya, tersenyum pada Xiao Huli.
Xiao Huli perlahan mengangkat kepalanya. Liu Zhenhan melihat wajah cantik yang penuh duka itu ternyata menunjukkan lesung pipi kecil ke arahnya, dia bahkan tersenyum! Perasaan hangat seperti musim semi tiba-tiba menyelimuti Liu Zhenhan sepenuhnya.
Guoguo muncul di pintu gubuk sambil menyeret tikus besar. Melihat Liu Zhenhan, dia berseru gembira dan lari kencang mendekat, sikap manjanya membuat air mata memenuhi mata Liu Zhenhan.
"Bangsat! Aku belum mati!" Liu Zhenhan mengusap air mata diam-diam sambil mencubit pipi kecil Guoguo.
Bulu keemasan Guoguo yang semula kini penuh lumpur. Wajah mungilnya belepotan kotoran, telinga besarnya masih menempel batang rumput. Entah dari lubang tikus mana dia bisa mendapatkan tikus sebesar ini. Liu Zhenhan sangat menyayangkannya, memeluknya di dada sambil terus memanggilnya "sayangku" dengan penuh kasih.
Guoguo juga membalas dengan decak-decak ciuman yang meninggalkan bekas air liur dan lumpur di wajahnya.
Xiao Huli tersenyum manis memandangi mereka berdua, sepasang mata besar nan indahnya berkabut tipis.
"Kalian berdua adalah harta karunku! Aku bersumpah tak akan membiarkan kalian menderita sedikitpun!" teriak Liu Zhenhan ke langit, dalam hati berpikir lagian mereka takkan mengerti.
Rubah kecil tertawa terkekeh-kekeh, membuat Liu Zhenhan merasa agak malu.
Setelah mengusir rubah kecil kembali ke tempat tidur, Liu Zhenhan mulai memanggang ikan dan burung laut itu. Dari belasan burung laut yang dia tangkap kemarin, beberapa sudah dimakan. Liu Zhenhan memperkirakan dirinya pasti telah tidur setidaknya satu hari penuh. Melihat sisa burung-burung laut yang membeku menjadi es di sudut ruangan, dia tak bisa tidak mengagumi kecerdasan rubah kecil itu.
Mampu memanfaatkan semua sumber daya di sekitarnya untuk bertahan hidup, itulah simbol kecerdasan. Dalam hati, Liu Zhenhan diam-diam memuji rubah kecil itu.
Perasaan Liu Zhenhan campur aduk antara legawa dan frustrasi.
Yang membuatnya legawa adalah rubah kecil itu ternyata sudah bisa berdiri, meskipun langkahnya masih limbung. Setidaknya ini menunjukkan luka-lukanya hanya sisa benturan fisik. Rupanya saat di dalam peti dulu, kemungkinan besar rubah itu tertimbun di bagian atas sehingga lolos dari maut - benar-benar keberuntungan berlipat.
Yang membuat frustrasi adalah dia takkan lagi punya kesempatan mendekati kecantikannya. Kerugian ini membuat Liu Zhenhan mengeluh panjang lebar, meratapi ketidakpastian hidup dan permainan takdir.
Terbuai dalam lamunan ini, nyaris saja ikan asin yang dipanggangnya gosong.
Saat malam tiba, Liu Zhenhan masih bersembunyi di dekat api unggun sambil tidur sebentar, rubah kecil malah mengajaknya tidur di atas alas jerami dan mengosongkan tempat, hanya saja rubah kecil tidak melepas pakaian lagi; tapi melihat tatapan rubah kecil yang jernih, Liu Zhenhan merasa malu untuk mendekat, dia merasa lebih baik tidak pergi karena penuh pikiran kotor, takut kalau tidak bisa mengendalikan diri nanti, reputasinya akan hancur.
Tapi tak lama kemudian dia menyesal, di dekat api unggun dia terus memaki dirinya sendiri yang sok suci.
Sambil menggerutu akhirnya tertidur, malamnya terbangun sekali karena kedinginan. Satu-satunya kekurangan pulau ini adalah siang panas tapi malam sangat dingin, perbedaan suhunya besar.
Pagi harinya Liu Zhenhan bangun sangat awal, membuat dua "Burung Pengemis", diletakkan di depan tempat tidur rubah kecil dan Guoguo bersama bungkusan tanah liat, mengukir dua garis di bukit dengan pisau, membereskan diri lalu pergi lagi membawa panah.
Embun pagi sangat lebat. Kaki telanjang Liu Zhenhan menginjaknya terasa dingin menusuk. Di kedalaman semak belukar yang rimbun, sudah terlihat burung-burung pencari makan yang mengintip. Burung-burung ini mirip puyuh, bulunya berbintik mutiara, tampak kikuk dan bodoh, sepertinya tidak bisa terbang.
Liu Zhenhan mencari mangsa seperti ini. Hari ini, kondisi fisiknya belum pulih sepenuhnya, dan dia tidak punya tenaga untuk berlari terlalu jauh. Dia terpaksa membidik burung puyuh gemuk yang lamban ini. Khawatir burung-burung ini akan mengeluarkan jurus pedang es atau panah salju seperti kelinci gemuk sebelumnya, Liu menembakkan panahnya dari jarak jauh. Karena tenaganya lemah, panah yang dilepaskan pun meluncur lamban. Empat panah berhasil ditembakkan sebelum akhirnya satu burung tertembak.
Burung-burung bodoh yang tersisa menatap kosong ke arah rekannya yang tertancap panah panjang. Mereka mengibaskan bulu hias panjang di kepala mereka, mengelilingi rekan yang sudah mati sambil berkotek "gruk-gruk".
Liu Zhenhan girang bukan main. Saat burung-burung bodoh itu masih mengelilingi rekan mereka, dia kembali membidikkan panah. Sekali tembak, dua burung tertembus. Burung-burung yang tersisa langsung berhamburan masuk ke semak belukar.
Liu tertawa terbahak-bahak, melangkah mantap untuk mengambil hasil buruan. Belum beberapa langkah, terdengar suara "plok"!
Liu SIR menunduk melihat kaki besarnya yang menginjak kotoran hewan gemuk bertekstur tiga lapis. Kotoran lengket itu menyembul dari sela-sela jari kakinya membentuk tonjolan kecil yang tiba-tiba menjulang.
“Sialan nenek...” Liu Zhenhan menghentikan umpatannya setengah jalan. Matanya tertumbuk pada helai-helai daun kering bekas cebok di tanah - tumpukan tinja itu adalah "karya" dirinya dua malam lalu.
Beberapa tumpukan kotoran tersusun membentuk pola segitiga, bagaikan piramida mini yang menghalangi jalan. Tumpukan awal masih berbentuk kokoh, semakin ke belakin semakin lembek dan berantakan.
Liu Zhenhan berjongkok, mengamati tumpukan tinja dengan saksama. Di tumpukan yang lebih keras di depan, beberapa tunas hijau segar telah tumbuh. Di permukaan kotoran yang hampir kering itu, masih terlihat beberapa biji semangka mentah berwarna keputihan.
"Haha..." Hampir saja air mata Liu Zhenhan meleleh karena tertawa terbahak-bahak.
Ini terlalu menggelikan! Meski dia jarang meludahkan biji saat makan semangka, masa bisa separah ini? Biji-biji itu terlalu "sopan" - belum sempat menginap di perut, sudah buru-buru kembali ke dunia lewat jalan pintas.
Liu Zhenhan menghitung - ada belasan rumpun tunas semangka hijau segar.
Setelah mengikat burung mirip puyuh di pinggangnya, Liu Zhenhan menggunakan pisau lengkungnya sebagai sekop. Dengan hati-hati dia menyendok tumpukan kotoran berisi tunas ke daun lebar, lalu berlari kecil pulang sambil menenteng "harta karun"-nya.
Selama beberapa hari berikutnya, hati Liu Zhenhan selain menyiapkan makanan dan minuman, bahkan rencana untuk menjelajahi seluruh pulau pun dia tinggalkan. Seluruh perhatiannya tercurah pada bibit labu ini. Dia tidak hanya membuat gubuk untuk melindungi tunas dari angin dan hujan, tetapi juga menyuruh Guoguo memegang tongkat untuk berjaga di depan pintu sepanjang hari. Setiap malam dia menutupi bibit dengan daun-daun dan menyalakan api unggun kecil untuk melindungi dari embun dan hawa dingin.
Sebelum masuk militer, Liu Zhenhan pernah menanam blewah dan semangka saat bekerja di rumah, meski bukan varietas yang dimakannya beberapa hari lalu. Bibit labu menyukai tanah kering dan takut kelebihan air. Saat tunas mulai tumbuh, perlu dipangkas dan ditutupi dengan tanah gembur.
Melihat bibit labu yang awalnya pendek semakin meninggi, hati Liu Zhenhan dipenuhi rasa bangga. Luka rubah kecil juga semakin membaik seiring bertambahnya goresan pisau di dinding tebing.
Suatu malam saat tidur, Liu Zhenhan mencium aroma harum melayang di sekitar hidungnya. Saat kehangatan menyelimuti tubuhnya, dia terbangun dan melihat rubah kecil tersenyum padanya di bawah cahaya api unggun yang berkedip-kedip.
Liu Zhenhan menunduk dan melihat jubah bulu yang terbuat dari bulu-bulu berwarna hijau, merah, serta bulu panjang berbintik mutiara telah menyelimutinya. Warna-warna itu tersusun dalam pola rapi. Saat meraba tangkai bulu jubahnya, barulah dia sadar benangnya sama persis dengan warna jubah merah rubah kecil.
“Pasti kamu merobek benang dari jubahmu sendiri untuk membuat ini, ya?” Liu Zhenhan menggigit bibirnya, merasakan bahwa ini benar adanya.
Sorot mata rubah kecil itu persis seperti sungai Longchuan di kampung halaman Liu Zhenhan - samar-samar bagai kabut; juga seperti bintang di langit yang berkelip-kelip memancarkan cahaya.
Tanpa banyak kata, kedua orang itu berpelukan erat.
Guoguo yang tidak tahu malu muncul lagi dari pelukan mereka, mengintip ke dua orang itu dengan tatapan licik.
Rubah kecil merapikan rambutnya lalu mulai menyanyikan lagu dengan lantang. Liu Zhenhan mendapati aura kesucian yang tak tertahankan tiba-tiba memancar dari tubuh rubah kecil itu. Wajahnya yang menggoda dan tubuhnya yang sensual kini mulai diselimuti oleh sesuatu yang sangat aneh.
Suara merdu yang jernih itu bagai datang dari langit yang sunyi. Di bawah alunan lagu ini, pikiran-pikiran nakal di kepala Liu Zhenhan mulai mereda. Bahkan Guoguo yang biasanya paling tidak bisa diam kini membuka mulut lebar-lebar memandangi rubah kecil itu.
Rubah kecil terus melantunkan nyanyiannya. Lembah yang sunyi mulai bergema. Ia terus membuat berbagai gerakan tangan aneh yang semakin membuat Liu Zhenhan bingung dan khawatir.
Tangan mungil rubah kecil itu membentuk lingkaran, lalu tiba-tiba menempel di kepala Liu Zhenhan.
"Otak Liu Zhenhan kosong sama sekali, setelah getaran tiba-tiba, dia mundur beberapa langkah 'derap-derap-derap' sebelum akhirnya bisa berdiri tegak."
"Apa yang terjadi?" Liu Zhenhan menggelengkan kepalanya, "Istri, kamu main apa ini?"
Tanpa basa-basi, dia mulai mempermainkan si rubah kecil dengan semakin menjadi-jadi.
"Menyanyi untukku?" Liu Zhenhan tak peduli apakah orang lain mengerti, menunjuk hidungnya sendiri mulai mengobral kebohongan: "Kamu tahu julukan suamimu dulu?"
"Suamimu ini adalah kebanggaan Pasukan Shan Qing Qing Shui Lin Lin! Kepergianku membuat dunia musik Lao Shan merintih, perpaduan sempurna ketampanan dan suara merdu, jelmaan pahlawan dan kesatria, Raja Lagu Dua Gunung yang tak tertandingi..." Lao Liu semakin tak terkendali omongannya.
Ekspresi cinta melampaui bahasa. Si rubah kecil hanya perlu sebuah ciuman lembut untuk menghentikan omong kosongnya.
"Kamu... aku..." Tuan Liu menelan ludah keras-keras, jakunnya hampir terpelanting ke pantat, "Kamu... mencium... aku..."
"Tak sopan menerima tanpa membalas..." Liu Zhenhan dengan muka tebal menyambar lagi untuk menciumi dengan lahap.
Awan-awan pun menyelinap masuk ke balik lapisan langit, seakan malu mengintip adegan mesum ini.
Lagi-lagi Guoguo si pengacau yang menghentikan ciuman panjang Tuan Liu dan tangan-tangannya yang meraba kemana-mana.
"Guoguo... guoguo..." Si kecil terlihat sangat kesal.
“Aku juga mencintaimu! Guoguo! Aku mencintai kalian! Sialan... Cinta mati!!” Liu Zhenhan merasakan hatinya dipenuhi kebahagiaan, sesaat lupa diri lalu berteriak lagi. Tentu saja, ada sedikit maksud membodohi rubah kecil yang tak mengerti bahasanya.
Rubah kecil itu tersenyum sampai matanya menyipit seperti garis, sudut bibirnya yang cantik melengkung seperti bulan sabit.
“Haruskah aku meletakkan tangan di bahumu dulu untuk menguji reaksimu, baru memutuskan langkah selanjutnya; atau langsung seperti lumpur menempel di tembok, segera mengubah beras mentah menjadi nasi matang?” Liu Zhenhan menggoda sambil memutar pipi merah muda rubah kecil yang memesona.
“Apa aku benar jatuh cinta pada rubah siluman?” Liu Zhenhan mengelus ekor rubah kecil itu, menarik napas dalam-dalam mencium aroma memabukkan dari tubuhnya, seolah seluruh dirinya meleleh.
Rubah kecil itu gemetar seluruh tubuhnya saat diekus ekornya, separuh badannya langsung bersandar di pelukannya.
“Jangan begitu!” Liu Zhenhan dalam hati sangat senang, tangan besar seperti cakar beruangnya menyusup ke bawah jubah rubah kecil seperti penyapu ranjau, tapi mulutnya masih pura-pura sok suci seperti perjaka.
“Si kaki kecil ini, langsung tidak bisa melihat wajahnya. Begitu teringat wajah manisnya, hati langsung gatal-gatal.” Begitu memikirkannya, batok kelapa di selangkangan Liu Zhenhan langsung menegang membentuk lengkungan.
“Jangan...” Rubah kecil membuka mutiara giginya, mulai berbicara.
Liu Zhenhan tertegun seolah ditampar gagang senapan, seluruh tubuhnya membeku.
“Apa...apa...?” Liu Zhenhan bertanya lagi tak percaya.
“Mahkota bunga perawan...bagi seorang pendeta...memiliki makna sangat penting...” Rubah kecil menundukkan kepala malu-malu.
Kepala Lao Liu mendengung keras, seolah ada petasan ganda meledak di dalamnya.
“Kau bisa bicara...bahasa Tionghoa?” Liu Zhenhan gagap bertanya.
“Bukan aku yang bisa bahasamu, tapi kaulah yang kini paham bahasaku.” Rubah kecil tersenyum manis, hidungnya mengkerut nakal seperti riak air musim semi.
“Aku dengar semua yang kau katakan tadi...” Pipi rubah kecil pun memerah saat mengucapkan ini.
“Eh...” Meski muka tebal Liu Daguan sudah mencapai level legendaris, kini ia benar-benar kehabisan kata. Wajahnya memerah lebih dari api unggun, matanya liar mencari-cari lubang di tanah untuk menyelamatkan diri.
Tak ada lubang di tanah, hanya dua bayangan manusia yang berpelukan erat.
BAB TUJUH SEBUAH LAGU PERANG YANG AJAIB
Nyala api unggun semakin berkobar di bawah langit malam yang sepi.
Sebab yang terbakar di dalamnya adalah cinta.
Liu Zhenhan dan rubah kecil berpelukan di samping api, memandang hamparan langit berhias gemerlap bintang.
“Semua ini seperti mimpi……” ujar Liu Zhenhan.
“Ya...” rubah kecil itu berkata: “Ini adalah mimpi indah yang tidak ingin kubangunkan.”
“Siapa namamu?” Liu Zhenhan menarik mantel bulu yang menutupi tubuhnya, lalu menyampirkannya di bahu mungil rubah kecil itu. Angin malam yang menusuk membuat tubuhnya gemetar ringan.
“Aku tidak bisa terus memanggilmu 'rubah kecil' kan?” Liu Zhenhan merasa panggilan itu tidak pantas.
“Namaku Helen Lenna.” Rubah kecil itu tersenyum mengucapkan nama indah yang membuat pusing.
“Namaku adalah...” Perkataan Tuan Liu belum selesai sudah ditutup oleh sepasang tangan mungil nan indah.
“Aku ingin memanggilmu Licha.” Helen si rubah kecil itu berkata.
“Kenapa?” Liu Zhenhan bertanya dalam hati, kok tiba-tiba margaku berubah?
“Karena aku adalah pendeta altar yang melayani Dewa Perang Campas. Setiap pendeta perempuan adalah milik Dewa Perang, dan harus mendedikasikan seluruh hidupnya. Nama pasangan hidup para pendeta pun telah ditunjukkan Dewa Perang melalui kebijaksanaannya.” Mata biru Helen yang dalam seperti samudra menatap Liu Zhenhan: “Sejak hari aku menjadi pendeta altar, kebijaksanaan Dewa Perang telah memberitahuku bahwa nama suamiku kelak haruslah Licha.”
Seluruh tubuh Liu Zhenhan gemetar mendengarnya, hampir tak bisa menahan diri lagi.
“Richard……” Liu Zhenhan berusaha tampil tenang, tapi tangannya gemetar tak terkendali.
"Nama ini selain agak aneh, terdengar cukup bagus." Liu Zhenhan menggaruk kepalanya, "Aku masih belum paham, apa itu pendeta? Apa maksudmu Dewa Perang Cam... Campas... Dan kenapa aku bisa bicara bahasamu setelah mendengar lagumu? Dan..."
"Itulah kekuatan mistis nyanyian perang para pendeta. Kebijaksanaan Dewa Perang mampu menciptakan keajaiban. Setiap pendeta memiliki kemampuan 'Pencerahan Kebijaksanaan' sekali seumur hidup, membuat orang yang belum pernah mendengar Nyanyian Dewa Perang bisa memahami bahasa dan pengetahuan kita." Rubah kecil itu mengelus wajah Liu Zhenhan, "Aku menguasai banyak bahasa ras, tapi tak pernah bisa memahami bahasamu. Jadi aku gunakan Nyanyian Perang Bangsa Behemu untukmu. Seharusnya 'Pencerahan Kebijaksanaan' ini hanya digunakan mentor pendeta kepada muridnya. Statusku belum pantas jadi mentor, tapi tetap kulakukan. Demi Dewa Perang, ternyata berhasil."
"Sekeren itu?" Liu Zhenhan mengerlingkan matanya.
"Katakan padaku, Richard..." Haierlen menatap langsung wajah besar Liu Zhenhan, "Dari mana asalmu?"
"Aku..." Liu Zhenhan sendiri bingung. Ia tak tahu harus menjelaskan asalnya dari mana.
"Ketika pertama kali melihatmu, aku pernah mengira kau adalah anggota sukuku." Helen berkata dengan sendu.
"Oh?" Liu Zhenhan mengusap pantatnya sendiri, berpikir dalam hati: "Aku tak punya ekor rubah sepertimu."
"Dengarkan baik-baik, cerita ini agak panjang." Helen bersandar lebih dekat ke pelukan Liu Zhenhan, menarik mantel bulunya lebih kencang.
"Kampung halamanku terletak di Dataran Donau yang indah di Benua Aigean. Dari pulau kecil tempat kita berada ini, berlayar ke selatan selama satu bulan, melewati selat sempit, lalu melanjutkan ke barat selama setengah bulan, kita akan sampai di tanah airku."
"Apakah keluargamu pedagang laut?" Liu Zhenhan bertanya bingung. "Saat itu di kapal kalian yang tenggelam karena badai, di dalam peti kayu bukan hanya ada dirimu, tapi juga beberapa gadis berpenampilan serupa. Tapi mereka semua..."
Mata Helen berkilauan air mata, bahunya bergetar halus.
"Ada apa?" Liu Zhenhan membelai bahunya dengan penuh perhatian.
"Keluargaku bukan pedagang. Aku dan saudari-saudariku diculik oleh bajak laut manusia tak bermoral ke kapal mereka! Mereka hendak menjual kami ke dunia manusia!" Ekspresi Helen tiba-tiba berubah penuh kepedihan, rambut merahnya pun gemetar akibat emosi.
"Manusia? Bajak laut manusia tak bermoral?" Liu Zhenhan semakin bingung mendengar penjelasan ini.
“Di Benua Aegea, tidak hanya suku kami bangsa manusia hewan yang tinggal. Ada juga manusia, kurcaci, elf, dan beberapa ras lain yang berkembang biak di sana. Di antara mereka, manusia paling cerdas dan perkembangannya paling pesat. Sebenarnya bangsa manusia hewan dulunya adalah suku paling makmur di Aegea, namun dalam Pertempuran Gunung Hyjal seribu tahun lalu, kami dikalahkan oleh pasukan gabungan manusia dan terpaksa mundur ke Dataran Tandus Donau yang luas.”
“Manusia hewan?” Liu Hanzhan terdiam sejenak, “Hailun, jangan-jangan kampung halamanmu, semua teman dan kerabatmu adalah... e... binatang yang berevolusi menjadi manusia?”
“Benar.” Hailun menjawab dengan bangga, “Aku bangga dengan garis keturunanku.”
Liu Hanzhan menelan ludah dengan susah payah. Liduhnya terasa kaku, pikirannya seperti bubur yang sedang direbus.
“Anehkah ini?” Hailun menatap wajah beku Liu Hanzhan, “Sebenarnya manusia dulunya adalah cabang dari suku kami. Mereka berevolusi dari suku monyet Mangke bangsa Manusia Hewan Bimon. Cuma sekarang mereka menganut aliran sesat, mengaku sebagai keturunan dewa, dan menyangkal sejarah ini. Ditambah setelah kekalahan di Pertempuran Hyjal, Kerajaan Bimon kami semakin merosot. Banyak sejarah yang terlupakan, bahkan banyak bangsa Bimon sendiri tidak tahu.”
“Hehe...” Liu Zhenhan tersenyum palsu, dalam hatinya berteriak memanggil Darwin yang agung untuk segera muncul.
“Lalu bagaimana kamu tahu rahasia-rahasia ini?” Lao Liu tak bisa menahan sedikit kebingungan.
“Aku adalah seorang Imam Altar dari Kerajaan Behemoth yang menikmati kehormatan sebagai perwujudan kebijaksanaan, disinari cahaya suci duri Dewa Perang Campas! Imam Altar adalah pelayan paling setia dari dewa tertinggi bangsa beastman - Dewa Perang Campas, banyak rahasia yang tidak diketahui umum diturunkan secara lisan oleh kami para imam.”
“Mengerti.” Liu Zhenhan teringat pada biarawati berkerudung putih dari misionaris asing.
“Aku berasal dari klan Rubah Fox, salah satu dari lima bangsawan besar Kerajaan Behemoth. Klan Fox bisa menjadi bangsawan penguasa karena karunia lain dari Dewa Perang Campas - kebijaksanaan. Selain itu, klan Fox diakui sebagai ras dengan kecerdasan setara kecerdikan manusia, sementara kebanyakan beastman hanya memiliki tubuh kuat, kebijaksanaan adalah hal yang sulit mereka raih.” Lan Hai terus menjelaskan.
“Aku juga baru berpikir, bagaimana rupanya jika babi berevolusi jadi manusia.” Liu Zhenhan juga tertawa.
“Orang-orang Beastman Bimon menganggap pertempuran sebagai kehormatan besar. Mereka berani menghadapi musuh terkuat, dan mengarahkan serangan terakhir atas nama Kampas; namun mereka sama sekali tidak mampu menangani statistik keuangan yang begitu rumit, sensus penduduk, maupun tawar-menur dalam perdagangan. Kami, Suku Rubah Fox, adalah jenius di bidang ini. Kami memiliki insting alami terhadap angka dan uang, ditambah kemampuan bicara yang baik dan kecerdasan, sehingga pantas menjadi talenta administrasi terbaik di antara Beastman Bimon.” Helen tersenyum kecil lalu melanjutkan.
"Baja berkualitas harus digunakan pada mata pisau." Liu Zhenhan tak ketinggalan memberi pujian kecil.
“Kebijaksanaan Dewa Perang memberikan manfaat lain bagi rubah suku Fox yaitu menjadi Imam Altar. Imam Altar adalah pelayan Dewa Perang Campas yang berjalan di bumi, menggunakan panggilan Dewa Perang untuk membimbing ras binatang menuju jalan kemuliaan. Nyanyian Perang Rahasia yang dimiliki Imam Altar dapat memberikan keterampilan tempur pendukung seperti 'Berkat', 'Haus Darah', 'Mengamuk', 'Kulit Batu' kepada semua prajurit Behemoth, menjadikan mereka unsur tak tergantikan dalam pasukan orc. Selain itu, Imam Altar juga merupakan satu-satunya kekuatan dalam legiun Behemoth yang sedikit mampu menyaingi penyihir manusia. Ilmu panggilan yang dianugerahkan Campas memungkinkan setiap imam memiliki binatang ajaib sebagai peliharaan. Meski kekuatan binatang ajaib ini belum tentu unggul melawan penyihir manusia terampil, tapi sangat efektif untuk menutupi pelarian. Yang lebih langka lagi, Nyanyian Perang Rahasia Shaman juga dapat mengganggu nyanyian mantra penyihir, sehingga menghalangi proses pemanggilan sihir.”
“Penyihir? Binatang ajaib?” Liu Zhenhan kembali kebingungan.
“Guo Guo-mu juga termasuk binatang ajaib. Secara alami ia bisa menggunakan mantra es elemen udara, Li Cha, jangan-jangan kamu...” Tatapan Hailun seperti melihat orang idiot.
“Apa?” Mulut Liu Zhenhan menganga lebar, lama tak bisa menutup.
“Coba lihat kulit serigala di tubuhmu ini, apakah ini termasuk binatang ajaib?” Liu Zhenhan menarik karpet kulit serigala biru di tubuh Hailun sbertanya buru-buru.
“Ini adalah kulit serigala ajaib elemen angin yang ganas, seharusnya bisa menyemburkan pisau angin yang tajam. Dari penampilannya, serigala ajaib dewasa ini sangat sehat. Kalau tidak kamu sebut, aku malah lupa bertanya, bagaimana cara kamu membunuh serigala ajaib elemen angin ini?” Hailun mengelus hidung Liu Zhenhan yang malang sambil bertanya: “Luka ini apakah akibat bertarung dengan serigala ajaib?”
“Beberapa hari lalu aku juga bertemu kelinci yang melukaiku dengan panah air, apakah itu binatang ajaib?” Liu Zhenhan menghindari sentuhan tangan Hailun.
“Itu Kelinci Ajaib Panah Air. Biasanya kelinci ajaib tidak menyerang aktif, mereka pemakan tumbuhan yang jinak, sama seperti Guoguomu. Meski bisa menggunakan serangan sihir, frekuensi penggunaan maginya sangat terbatas. Jika melebihi batas, beban maginya akan membahayakan nyawa mereka sendiri. Serigala ajaib berbeda, mereka binatang ajaib penyerang yang ganas. Selama kondisi fisik memungkini, mereka bisa menggunakan sihir berkali-kali.”
“Sial!” Liu Zhenhan berteriak, “Pantas saja! Aku heran kenapa Guoguo tidak suka menggunakan bola es itu! Ternyata seperti lebah, kalau terlalu banyak menggunakan sengatnya bisa mati!”
“Perumpamaan yang sangat tepat.” Hailun tersenyum.
“Kalau begitu, apakah Guo Guo hebat? Apakah dia masuk peringkat di antara binatang ajaib?” Liu Zhenhan bertanya dengan muka tebal.
"Nama lengkap Guo Guo seharusnya 'Binatang Bulu Es dan Salju'. Di kampung halaman saya, Hutan Bintang Selatan yang dipenuhi binatang ajaib, 'Binatang Bulu Es dan Salju' hanyalah makhluk omnivora biasa. Dari sudut pandang pendeta kuil, peliharaan ajaib kita harus bertipe tempur. Pemilik kulit serigala biru inilah yang memenuhi standar peliharaan tempur."
"Berarti tidak memenuhi syarat?" Liu Zhenhan merasa kecewa, tapi setelah berpikir kembali membantah, "Serigala ajaib ini justru ditaklukkan Guo Guo! Bagaimana bisa bilang Guo Guo tidak mampu!"
Guo Guo yang bersembunyi di dada Liu Zhenhan mengangkat telinga besarnya, kedua mata kecilnya "berkedip-kedip" menatap Helen.
"Sebenarnya, 'Binatang Bulu Es dan Salju' memiliki julukan terkenal 'Makhluk Sial'. Mereka pintar, suka mendekati makhluk bertubuh besar, tetapi semua makhluk yang didekati mereka pasti akan bernasib sial." Helen melirik jahat ke Guo Guo di pelukan Liu Zhenhan. Guo Guo segera menyembunyikan kepalanya di dada Liu Zhenhan, gemetaran dengan telinga terkulai.
"Sial ya sial saja!" Liu Zhenhan merasa sakit hati, "Sejak datang ke tempat sial ini, sebelum bertemu Guo Guo pun aku sudah sial. Tambahan sial lagi anggap saja sebagai penangkal!"
“Aku suka sisi ini darimu!” Helen juga merebahkan diri ke pelukannya.
“Lalu apa yang kau maksud dengan penyihir manusia tadi? Apakah mereka juga bisa menyemburkan pisau angin atau bola es seperti monster mengerikan ini? Apakah kalian pendeta kuil sama dengan mereka?”
“Manusia adalah ras paling bijaksana. Penyihir mereka memang bisa melepaskan sihir seperti monster, tapi sihir itu harus dipanggil melalui nyanyian mantra, menaburkan rempah-rempah khusus, dan menggunakan gulungan mantra.”
“Serepot itu?”
“Hehe…” Helen si rubah kecil mengedipkan matanya nakal, “Tapi sihir mereka jauh lebih kuat daripada monster-monster ini!”
“Sehebat apa?” Liu Zhenhan teringat senapan M20 hasil rampokannya.
“Penyihir manusia tingkat tertinggi bisa memanggil meteor dari langit untuk mengubah kota menjadi lautan api, atau mengubah batu dingin menjadi raksasa perkasa. Kami menyebutnya mantra terlarang.”
“Glek…” Liu Zhenhan menelan ludahnya dengan susah payah, ingatannya melayang pada bom atom yang menghantam kepala tentara Jepang.
“Namun penyihir seperti itu sangat langka di antara manusia, bahkan dalam seribu tahun pun hanya muncul beberapa orang.” Wajah cantik Helen tertutupi oleh kesedihan samar, “Andai jumlah penyihir manusia lebih banyak, mungkin Kerajaan Bangsa Binatang Behemoth yang ada seribu tahun lalu sudah tidak eksis sampai sekarang...”
“Apakah yang kau sebut sebagai Pertempuran Hyjal seribu tahun lalu itu adalah saat bangsa binatang menderita kerugian besar akibat penyihir?” Liu Zhenhan bertanya.
“Dalam Pertempuran Hyjal seribu tahun silam, kekuatan penghancur para penyihir manusia yang sanggup mengguncang langit dan bumi membuat bahkan bangsa binatang terkuat sekalipun tercengang. Hujan api yang jatuh dari langit dan bilah angin yang beterbangan menghancurkan kebanggaan bangsa binatang menjadi debu.” Helen tenggelam dalam kenangan pahit masa lalu.
“Saat seluruh bangsa binatang panik, terjebak dalam keputusasaan, dan bersiap menyambut maut, para pendeta Suku Rubah Fox dengan gagah berdiri. Mereka mengorbankan nyawa lemah dan harga diri demi membuka celah harapan bagi saudara sebangsa.”
Hellen berkata: "Lupa memberitahumu satu hal, menjadi Imam Altar bukanlah hal yang bisa dicapai oleh sembarang orang. Di antara semua ras manusia hewan, sebagian besar ras tidak bisa memahami maksud Dewa Perang dan berkomunikasi dengannya karena otak mereka kurang lincah, sehingga tidak bisa menjadi Imam Altar. Bahkan di antara Suku Rubah Fox yang memiliki kebijaksanaan Dewa Perang Campas, yang dikenal sebagai Imam Altar paling misterius dengan jumlah terbesar, sebenarnya rasio kelahiran imam di kalangan kami Rubah Fox hanya satu per seribu. Artinya, dari seribu Rubah Fox, hanya satu yang bisa menjadi Imam Altar yang agung."
BAB VIII Suku Gadis yang Menakjubkan
"Rasio ilmuwan juga setinggi ini." Liu Zhenhan berpikir dalam hati.
"Nyanyian Perang Bahasa Rahasia yang dilantunkan Imam Altar bisa memberikan keberanian pada prajurit manusia hewan, membuat kulit mereka sekeras batu, memperkuat tenaga mereka. Yang terpenting, dalam Nyanyian Perang rahasia kami ada 'Nyanyian Perang Mengamuk' yang bisa membuat prajurit manusia hewan terbaik masuk dalam kondisi mengamuk, bahkan memiliki kemampuan bertahan terhadap sihir yang mengerikan."
"Menurutku ini hipnotis." Liu Zhenhan teringat pelatihan anti-hipnotis yang pernah diterimanya dulu.
“Jadi, penyihir manusia selalu menjadi musuh bebuyutan para pendeta altar Bimon. Para pendeta altar tidak memiliki kemampuan untuk terlibat langsung dalam serangan seperti penyihir, kami hanyalah hamba Dewa Perang, misi kami adalah menyebarkan kemuliaan Dewa Perang, kami adalah perisai di tangan kiri Dewa Perang, bukan pedang di tangan kanannya.” Mata rubah kecil itu memerah.
“Kalau penyihir begitu hebat, apakah mereka tidak punya kelemahan?” Liu Zhenhan ragu-ragu.
“Tentu ada kelemahan. Saat mereka menggunakan sihir, prosesnya tidak boleh diganggu, atau akan menyebabkan backlash sihir yang bisa berakibat fatal. Selain itu, setelah setiap penggunaan sihir, mereka harus bermeditasi. Sihir bukanlah sumber daya tak terbatas, terutama sihir besar seperti memanggil meteor dari langit yang kusebut tadi, bisa mengurangi harapan hidup penyihir.”
“Sudah kuduga! Segala sesuatu pasti ada harganya!” Liu Zhenhan terkekeh.
“Tapi manusia adalah makhluk paling cerdik. Mereka menciptakan gulungan sihir rumit yang bisa mengeluarkan mantra secara instan tanpa nyanyian panjang. Mereka juga menemukan banyak penguat sihir seperti batu permata alam dan inti monster, yang bisa terus mengisi ulang energi magis. Ditambah sihir dasar seperti memanggil tembok api atau hutan tombak es - sihir jenis ini sangat merugikan kita namun tidak banyak menguras tenaga mereka. Dibandingkan dengan itu, para kesatria berani bangsa beastman pasti akan dirugikan.”
“Bagaimana kemampuan tempur individu mereka?” Liu Zhenhan bertanya.
“Penyihir manusia memiliki tubuh yang lemah. Jika sihir mereka habis, mereka bahkan tidak bisa mengalahkan seorang anak kecil,” Rubah Kecil berkata.
“Lalu kenapa kalian tidak membunuh mereka diam-diam saat itu?” Liu Zhenhan merasa ini adalah bidang keahliannya - menyusup, menyelinap ke sarang, melakukan infiltrasi. Dulu dia mempelajari semua ini.
Rubah Kecil tersenyum pahit. “Setiap penyihir memiliki partner. Orang-orang kuat di Pan-Daratan bersedia mencari penyihir kuat sebagai rekan. Partner para penyihir ini biasanya adalah petarung terhebat. Apalagi selama perang, penyihir mendapat perlindungan ketat. Bahkan jika prajurit terbaik bangsa binatang bisa mendekati mereka, belum tentu bisa mengalahkan partner yang melindungi. Kecerdasan luar biasa manusia memungkinkan mereka unggul di semua bidang. Mungkin prajurit biasa bangsa binatang bisa mengalahkan tiga prajurit manusia dengan mudah, tapi petarung terhebat manusia bisa mengalahkan prajurit terbaik kita dengan mudah.”
“Melakukan pembunuhan diam-diam memang bukan hal sederhana,” Liu Zhenhan menyetujui.
“Dalam Pertempuran Haijia'er seribu tahun lalu, kekalahan telak terakhir Kerajaan Bangsa Binatang juga disebabkan keunggulan dominasi penyihir manusia yang terlalu besar. Bukan hanya kehilangan Benua Aiqin yang telah dihuni turun-temurun selama ribuan tahun, pasukan manusia hampir membasmi kita sampai habis.
“Di saat-saat kritis, yang melindungi sisa keturunan orc mundur ke Dataran Danau yang tak berujung adalah druid shaman suku Rubah. Banyak druid Rubah yang bangga dan berani secara sukarela maju, membakar nyawa mereka sebagai pengorbanan untuk memanggil satu-satunya sihir yang bisa mereka panggil – Rantai Kilat Nebula, menghalangi jalan pasukan sekutu manusia yang mengejar.”
“Ini mungkin alasan kenapa kalian kemudian dianugerahi gelar bangsawan?” Liu Zhenhan bertanya.
“Benar.” Rubah kecil mengangguk: “Suku Fox aslinya hanya bawahan suku Serigala Wolf. Sebagai ras biasa dari kalangan akar rumput, sebagian besar akan menjadi bawahan ras yang lebih kuat. Tentu ada juga beberapa ras yang penyendiri dan suka mengisolasi diri. Ras sipil hanya bisa lepas dari status bawahan dengan prestasi militer, naik menjadi bangsawan tinggi. Atas kontribusi besar suku Fox, Raja Kerajaan Orc yang saat itu diusir manusia ke Dataran Danau yang dijuluki ‘Dataran Purba Liar’, menganugerahkan suku Fox sebagai bangsawan turun-temurun.”
“Apa kamu sekarang juga punya gelar bangsawan?” Liu Zhenhan menggoyang-goyangkan Guo Guo yang sedang menguap di pangkuannya, terus bertanya.
“Aku adalah Baron dari Provinsi Timur Laut Kerajaan Behemoth, lengkap dengan tanah feodal.” Rubah kecil tersenyum.
“Hehe... Semuanya tunggu giliran mengganti marga menjadi Liu!” Liu Daguanren terkekik licik, dalam hati cepat-cepat menghitung untung rugi.
“Sebenarnya meskipun aku bukan bangsawan, asalkan bisa menjadi imam altar suci, kuil pasti akan menganugerahiku gelar kebangsawanan dan tanah feodal. Imam altar suci di antara kaum Behemoth sangat langka.” Rubah kecil itu berkata dengan bangga.
“Pengetahuan adalah kekuatan produktif!” Liu Zhenhan bergumam dalam hati: “Entah siapa yang bilang ini.”
“Eh!” Liu Zhenhan menepuk dahinya sendiri, tiba-tiba mendapat ide: “Bukankah aku juga punya hewan gaib sebagai peliharaan? Apakah itu berarti aku memenuhi syarat menjadi imam altar suci? Jika aku ikutmu pulang ke sana, apakah kuil kalian akan memberiku gelar kebangsawanan?”
“Tidak bisa!” Hailun menggeleng sambil tersenyum: “Guoguo belum membuat perjanjian jiwa denganmu. Kau tidak bisa memerintahnya untuk bertarung, apalagi kemampuannya masih sangat terbatas.”
“Siapa bilang?” Liu Zhenhan “Huo” langsung membangunkan Guoguo yang sedang tidur, menunjuk semak berduri di depan: “Nak, tembakkan embun bekumu ke sana!”
Guoguo membuka mata mengantuk, menyemburkan embun beku. “Peng!” Suara ledakan menghujam semak berduri, serbuk es putih beterbangan, hijau tua semak berubah menjadi gumpalan es transparan.
“Bagaimana?” Liu Zhenhan menyeringai bangga.
"Itu juga tidak membuktikan kamu bisa menjadi Imam Altar!" Helen masih menggelengkan kepala: "Kemampuan utama Imam Altar adalah melantunkan Nyanyian Perang, menyebarkan kemuliaan Dewa Perang Kampus, memberikan berkat kepada semua Behemoth. Memiliki binatang piaraan gaib tidak ada hubungannya dengan menjadi imam."
"Menyanyi aku bisa!" Liu Zhenhan tertawa terkekeh: "Aku gagal mempelajari apapun, cuma menyanyi yang cepat kupelajari! Bukan bermaksud sombong, lagu apapun yang kudengar sekali, minimal bisa kukaryakan 40-50% mirip."
Ekspresi Helen jelas-jelas menunjukkan keraguan.
"Tidak percaya?" Liu Zhenhan berkata: "Kalau begitu biar aku coba menirukan lagu yang barusan kamu nyanyikan?"
Wajah Helen masih dipenuhi ketidakpercayaan.
"Dengarkan baik-baik!" Liu Zhenhan membersihkan tenggorokannya, lalu membuka mulut lebar-lebar mulai bernyanyi.
Dua gunung memang pernah berduka atas kepergiannya. Dalam hal menirukan nyanyian, Liu Zhenhan benar-benar memiliki bakat luar biasa. Bagian intro dan beberapa vibrato dalam lagu itu berhasil ditirukannya dengan cukup mirip.
Namun semakin lama mendengar, raut wajah Helen semakin berubah serius.
Liu Zhenhan sebenarnya juga heran sendiri saat ini, mana mungkin dia bisa menyanyikan lagu perang, lebih tepat dikatakan isi perutnya penuh lagu-lagu kuning. Awalnya hanya ingin bercanda menghibur rubah kecil, siapa sangka setelah mempelajari awalnya, dia tidak bisa berhenti, seperti tiba-tiba kepalanya jernih, lirik dan melodi mengalir deras bagai air Sungai Yangtze yang bendungannya jebol.
Liu Zhenhan menutup mulutnya sendiri setelah menyanyikan suku kata terakhir, merasa tidak percaya.
Helen juga menatapnya, pupil di balik mata birunya membesar.
"Bukankah aku bilang peniruanku sangat mirip?" Liu Zhenhan berbohong tanpa malu.
"Kau adalah Penyanyi Jiwa bawaan!" Helen memeluknya dengan gembira.
"Apa?" Liu Zhenhan bingung, "Penyanyi apa?"
"Pendeta Altar juga memiliki hierarki, tingkat terendah adalah Pendeta Bahasa Angin yang bisa menggunakan lagu perang mantra penenang jiwa, beresonansi dengan pendengar, menghibur arwah, menenangkan luka batin, mengendalikan pikiran liar."
"Hm, mirip pemain musik pengiring pemakaman." Liu Zhenhan mengerenyit, menganggapnya sama seperti pemain musik duka di kampung halaman yang mencari makan dengan mengiringi pemakaman.
“Hanya dengan dasar menjadi Imam Angin, seseorang bisa naik tingkat menjadi Penyanyi Jiwa. Penyanyi Jiwa memiliki Nyanyian Perang Spiritual yang memungkinkan makhluk yang mendengar lagu ini memahami bahasamu. Barulah sebagai Imam Altar, seseorang memiliki kemampuan memanggil binatang piaraan. Karena hanya dengan menjadi Penyanyi Jiwa, kamu bisa membuat monster memahami dan mengenalimu, lalu menjadi partner-mu.” Rubah Kecil berkata dengan bersemangat: “Identitasku sekarang adalah Penyanyi Jiwa! Nyanyian yang kukidungkan untukmu ini tepatlah Nyanyian Perang Spiritual yang memungkinkan saling memahami bahasa! Tak kusangka kamu bisa menyanyikannya hanya setelah mendengar sekali! Luar biasa!”
“Apa istimewanya itu?” Liu Zhenhan merasa ini sangat sederhana, cuma menyanyikan lagu. Di kepalanya penuh dengan lagu-lagu mesum yang bisa langsung dikuasai hanya dengan sekali dengar.
“Tahukah kamu betapa langkanya kemunculan Imam Altar?” Hailun bersemangat sampai ujung hidungnya berkeringat, “Kemungkinan manusia memiliki penyihir hampir setara dengan kita! Bisa kamu bayangkan seberapa langka Imam Altar?”
“Tidak tahu...” Liu Zhenhan merasa ini biasa saja.
“Dalam sejarah panjang Bangsa Behemoth, setiap Penyanyi Jiwa alami yang tercatat hanya segelintir, sama seperti penyihir manusia yang bisa menggunakan mantra larangan. Semuanya adalah pahlawan yang meninggalkan jejak gemilang dalam sejarah!” Hailun memeluk Liu Zhenhan, “Li Cha, kamu pasti akan menjadi Imam terhebat dalam sejarah bangsa binatang kita!”
“Tidak mungkin?” Liu Zhenhan tidak pernah membayangkan dirinya menjadi pahlawan. Dalam ingatannya, pahlawan adalah orang seperti Huang Jiguang yang gugur dengan mulia. Tapi untuk menutupi lubang senapan mesin dengan tubuh sendiri, itu tidak mungkin dilakukannya.
“Target promosi berikutnya untuk Penyanyi Jiwa adalah Pendeta Perang. Setelah mencapai level Pendeta Perang, kamu bisa menggunakan 'Nyanyian Perang Mengamuk' dan mulai memahami sihir kehidupan. Selanjutnya bisa naik ke level Pendeta Tongkat Kuasa, lalu mencapai level tertinggi sebagai Pemimpin Shaman Agung Vian dari Kuil.” Ekspresi bersemangat Hai Lun membuat Liu Zhenhan geli.
“Hanya dengan menyanyikan satu lagu, aku bisa menjadi pendeta tertinggi?” Liu Zhenhan menggeleng seperti gendang bayi: “Aku tidak percaya.”
“Kamu harus percaya!” Hai Lun menyembulkan bibir mungilnya, dua lesung pipi manis muncul di wajahnya.
“Bahkan kalau jadi shaman tertinggi, apa bedanya? Kita tetap terdampar di pulau terpencil ini, hidup dari burung dan ikan?” Liu Zhenhan tersenyum getir.
Sorot mata Hai Lun langsung meredup.
“Tidak apa, tidak apa!” Melihat ekspresi sedih Hai Lun, Liu Zhenhan ikut tersayat: “Bukankah kamu bisa naik kapal? Nanti kita bisa menyewa kapal untuk kembali ke kampung halamanmu, kan?”
“Tidak mungkin.” Hai Lun mengingat realitas masalah, wajah polosnya mulai terlihat muram.
“Li Cha sayang, tahukah kamu bagaimana aku sampai ke pulau ini?” Hai Lun bertanya pada Liu Zhenhan.
“Kapalmu kena badai besar dan menabrak karang saat merapat!” Liu Zhenhan berpikir sejenak, lalu berkata.
“Itu bukan kapalku, bukankah tadi sudah kukatakan padamu? Aku diculik oleh perampok manusia yang tak tahu malu.”
“Waktu berlalu, sejak Pertempuran Hyjal, seribu tahun hanyalah sekejap. Setelah seribu tahun pemulihan, bangsa orc perlahan mulai bangkit kembali. Di dataran luas Danube yang terbentang, tiang totem kayu raksasa Kekaisaran Orc kembali berdiri. Sementara itu, manusia telah terpecah menjadi puluhan negara besar kecil yang menguasai Benua Aegis. Meski sebagian besar kerajaan manusia sangat memusuhi bangsa orc Behemoth, dan konflik perbatasan kecil sering terjadi antara orc dan manusia, tak ada lagi yang berani menjadi pionir untuk memicu perang besar dengan Kerajaan Orc.
Pegunungan Salju Himalaya Taymur yang tegak berdiri sejak zaman purba di Benua Danube, bagai garis pemisah raksasa yang membentang, menutupi separuh bagian timur laut Dataran Danube. Ia juga menjadi tameng bagi Kekaisaran Orc dari intaian dunia manusia.
Satu-satunya yang berbatasan langsung dengan Kerajaan Behemoth adalah Kadipaten Dolot. Dolot dijuluki 'Negeri Pasukan Bayaran', bagian dari Kerajaan Yest. Kerajaan Behemoth dan Dolot saling berhadapan di Dataran Danube yang luas. Dataran gersang yang membutuhkan perjalanan sebulan menjadi zona penyangga besar di antara mereka.
Meskipun setelah seribu tahun berlalu, kebencian antara Beastmen Behemoth dan manusia telah memudar banyak, mulai muncul pedagang dari kerajaan manusia yang datang jauh-jauh ke Kerajaan Behemoth untuk menukar senjata, kain, buku, dan barang sehari-hari dengan bulu binatang, budak, dan inti kristal monster ajaib milik Behemoth. Namun kesenjangan antar ras belum sepenuhnya hilang, hingga saat ini belum ada negara manusia yang menandatangani perjanjian perdagangan resmi dengan Behemoth.
Dalam situasi yang sangat halus dan rumit ini, Behemoth dan manusia saling memandang dengan penuh kewaspadaan sebagai rival satu sama lain.
Kebutuhan Kerajaan Behemoth akan barang-barang kebutuhan sehari-hari, baja, dan kain dari manusia tetap sangat besar. Perdagangan swasta yang diorganisir spontan oleh pedagang manusia pun sangat dibutuhkan oleh kerajaan. Rubah Klan Fox, bangsawan keturunan langsung yang berjasa besar dalam Perang Seribu Tahun, juga ditugaskan oleh Raja Behemoth untuk menjaga perbatasan timur laut.
Penempatan Rubah Klan Fox di perbatasan timur laut oleh Raja Behemoth mengandung niat politik yang mendalam. Hanya rubah Fox yang cerdik yang bisa berbaur dengan pedagang manusia yang licik dan keji untuk meraih keuntungan ekonomi maksimal.
"Kampung halaman dan sukuku berada di provinsi timur laut kerajaan yang indah."
Rubah kecil itu berbicara dengan lancar dan penuh keyakinan.
“Bagaimana perampok manusia bisa menembus pertahanan kalian dan menculikmu serta beberapa gadis ke kapal?” Liu Zhenhan heran, “Pasukan penjaga perbatasan kalian buta ya?”
“Li Cha tercinta, aku akan memberitahumu fakta mengerikan.” Rubah Kecil menggigit bibirnya, berkata dengan getir: “Bulu dan ekor merah api Rubah Fox dianggap sebagai bulu hewan dan syal termewah oleh manusia - karena bulu Bangsa Binatang lebih megah daripada binatang biasa. Di kalangan bangsawan manusia, mantel bulu dan sepatu yang terbuat dari kulit Bangsa Binatang Binatang selalu menjadi simbol pamer kekayaan dan kekuasaan di kalangan atas.”
“Terlalu keterlaluan!” Mata Liu Zhenhan memerah darah, ia tak bisa menerima perbuatan hina mengubah makhluk berakal menjadi barang dekorasi.
“Ini sialan bukan Fasis, apa?!” Liu Zhenhan menggeram rendah.
“Bukan hanya ini saja yang keterlaluan!” Air mata berkilauan seperti mutiara mengalir dari mata rubah kecil, "Gadis Fox bukan hanya perempuan tercantum di Kerajaan Bemon, tapi juga yang paling cantik di seluruh Benua. Setiap gadis rubah yang telah menjalani upacara kedewasaan (15 tahun), akan memiliki aroma alami di ketiak mereka. Wangi memikat ini mampu membuat siapa pun yang menciumnya takkan pernah melupakannya seumur hidup. Penyair pengelana paling tak berguna dari manusia biasa menyebut aroma ini sebagai 'aroma rubah'. Yang lebih mengerikan bukan hanya itu, kecantikan gadis rubah tidak hanya mempesona tapi juga memiliki daya pikat bawaan. Hanya dengan sekelebat pandangan mata, bisa menyedot separuh jiwa pria. Manusia tak tahu malu bahkan berkoar bahwa mahkota bunga gadis rubah bisa menyembuhkan beberapa kondisi buruk."
"Apa maksudnya kondisi buruk?" Liu Zhenhan memandang si rubah kecil dengan tatapan skeptis, ingin tertawa tapi merasa tak pantas.
"Kondisi buruk..." Hailun merenung sejenak, "Mungkin maksudnya penyakit-penyakit aneh atau kondisi tertentu. Misalnya, bisa membuat orang tua renta kembali bersemangat seperti pemuda."
"Oh~~ Aku paham. Di kampung halamanku juga ada yang seperti ini, kami menyebutnya 'Chongxi' (mengusir kesialan)." Akhirnya Liu Zhenhan mengerti.
Mungkinkah ini bisa menyembuhkan impotensi? Liu Zhenhan menopang dagunya, melayang dalam lamunan.
"Karena itulah di negara-negara manusia, perempuan yang pencemburu biasa menyebut gadis rubah sebagai 'siluman rubah'."
“Secara logika, di antara manusia juga ada wanita cantik, yang terbaik mungkin kecantikannya tidak kalah dari gadis suku rubah, tetapi wanita cantik manusia tidak akan pernah memiliki aroma alami rubah dan daya pesona alami, apalagi tidak mungkin seperti gadis suku rubah yang setiap orang bisa memiliki kecantikan yang membuat iri ini, terlebih lagi tidak mungkin mahkota keperawanan memiliki kegunaan seperti itu. Jadi terhadap rasa iri perempuan manusia, kita di sini bisa menunjukkan pengertian sepenuhnya dengan toleransi.”
“Karena itulah, seorang gadis cantik suku rubah di pasar gelap dunia manusia telah mencapai harga yang mengejutkan, banyak bangsawan tinggi manusia dikabarkan paling suka menghadiri salon mesum yang menampilkan gadis-gadis suku rubah sebagai daya tarik utama.”
“Orang biasa tak bersalah, harta pusakanya yang jadi dosa!” Liu Zhenhan pamer kepintaran, mengucapkan satu-satunya peribahasa yang dia kuasai.
“Ucapanmu memiliki aroma filsafat.” Helen tersenyum getir: “Selama ribuan tahun, di seluruh benua telah beredar kisah tentang gadis-gadis suku rubah. Konon bertahun-tahun lalu, pernah ada dua gadis suku rubah yang dijual pedagang budak ke daratan Timur jauh, dipersembahkan kepada raja dua negara terkuat di Timur. Pedagang budak itu hanya dengan dua gadis ini bisa mendapatkan porselen dan sutera seharga emas yang membuat tercengang, rempah-rempah...”
“……Dua gadis rubah itu, dengan kecantikan tiada tara, dengan mudah menaklukkan hati dua kaisar Timur. Seorang penguasa yang pernah bijaksana, demi senyuman gadis rubah di pelukannya, berulang kali menyalakan sinyal asap darurat untuk memanggil bala bantuan. Banyak bangsawan setia datang dengan pasukan, hanya untuk tahu mereka tertipu. Ketika suku barbar benar-benar menyerbu ibu kota, sang kaisar menyalakan sinyal asap lagi, tapi tak ada lagi yang datang – karena tak mau tertipu lagi. Inilah yang menyebabkan kematian penguasa kerajaan perkasa itu.”
“Bagaimana dengan gadis rubah yang satunya lagi?” Liu Zhenhan bertanya.
“Gadis rubah lainnya lebih luar biasa. Pesonanya membuat kaisar terus berputar-putar, tak pernah lagi menghadiri urusan negara. Penyair keliling di Benua Timur bahkan mengubahnya menjadi epos yang dinyanyikan di mana-mana. Inti puisinya: ‘Detak jam air tak henti… Mengapa kau terus mendesak? Wahai kaisar agung… Mengapa esok tak datang ke sidang pagi?’”
Puisi ini biasa saja. Liu Zhenhan berpikir.
“Kemudian gadis rubah ini menderita penyakit jantung. Sang kaisar bahkan tega mengeluarkan hati dan jantung pamannya sendiri – seorang pangeran setia – untuk dimasak menjadi sup persembahan bagi Dewa Pencipta, demi menyembuhkan sang. Tindakan bodoh ini ternyata mendapat belas kasih Dewa, gadis rubah itu benar-benar sembuh.”
“Raja yang sombong ini bahkan membuat danau dari anggur, hutan dari daging lezat, menghabiskan waktu setiap hari bersenang-senang dengan gadis rubah, tidak peduli urusan negara, akhirnya digulingkan oleh menteri yang marah.”
“Kecantikan dan pesona gadis-gadis rubah benar-benar tak tertandingi.”
“Kadipaten Dolot - negara tentara bayaran, tetangga dekat Suku Rubah Fokes dari Kerajaan Bimeng. Setiap tahun, kelompok tentara bayaran seperti belalang menyusup melalui Jalur Kuno ke Kerajaan Bimeng, demi menculik gadis rubah cantik untuk menjamin kehidupan mewah. Para pedagang pasar gelap juga menawarkan harga menggiurkan kepada suku asli Padang Rumput Donau, perampok, pencuri, serta ogre, goblin, dan orc yang tak terhitung jumlahnya.” Ekspresi rubah kecil itu memelas, air mata berputar di matanya.
“Kamu ditangkap pedagang budak dan akan dikirim ke negara manusia?” Liu Zhenhan teringat gadis-gadis rubah dalam peti kayu yang memang mempesona, perasaan keperawanannya muncul, “Apakah kamu pernah... dengan mereka...”
“Tidak.” Bulu mata panjang Helen bergetar pelan, “Yang menculikku dan beberapa saudari dari suku adalah perompak manusia gurun. Mereka awalnya adalah musuh tangguh di perbatasan barat laut kerajaan, terus berperang dengan kami. Perompak licin itu membeli kapal dari negara mitra dagang di timur laut untuk masuk ke wilayah kami. Mereka tidak hanya melepas syal kepala yang menjadi simbol identitas manusia gurun, tetapi juga menyamar sebagai pedagang dari negara mitra dagang lainnya. Dengan rencana matang, mereka menyusup ke jantung kerajaan dan menyerang suku kami secara tiba-tiba. Karena lokasi kami di pedalaman yang tak terduga akan serangan, pertahanan suku sangat minim sehingga para perampok hina itu berhasil dengan mudah. Perompak manusia gurun sangat menjunjung tinggi kesucian perempuan, mungkin untuk dipersembahkan kepada raja mereka, jadi mereka tidak melanggar kehormatan tubuhku dan saudari-saudariku.”
“Apakah Bimon tidak memiliki angkatan laut?” Liu Zhenhan heran, “Tidakkah ada patroli di laut?”
“Li Cha!” Helen mengangkat kepala: “Kami Bimon tidak memiliki kemampuan membuat kapal perang besar. Di antara Bimon, belum ada tukang kayu yang setara dengan pengrajin manusia.”
“Harusnya garis pantai juga ditempatkan pasukan besar!” Liu Zhenhan memiliki naluri militer yang tajam khas prajurit.
“Tidak perlu penjagaan ketat, kami hanya menempatkan beberapa pos penjagaan di garis pantai.” Kata Hélén: “Karena di tengah lautan, Suku Laut Xīyǎ yang perkasa tidak mengizinkan kapal perang yang mengangkut pasukan melintas di atas langit mereka, kecuali kapal dagang dari beberapa negara manusia kuat yang telah menandatangani perjanjian dagang dengan mereka. Semua yang lain akan ditenggelamkan.”
“Suku Laut?” Mata Liú Zhènhàn membelalak semakin lebar.
Ia teringat Istana Naga Laut Timur beserta pasukan udang dan kepiting.
Juga menteri kura-kura itu.
BAB IX Kerinduan Kampung Halaman
“Suku Laut?” Liú Zhènhàn benar-benar bingung, “Hélén, jangan-jangan maksudmu selain ras Beasts di daratan yang berevolusi menjadi makhluk berakal, bahkan ikan dan udang di laut juga berevolusi?”
“Dunia ini jauh lebih luas dari yang bisa kita bayangkan, Li Chà sayang.” Hélén mengambil sebatang kayu dan mengaduk api unggun, “Daratan Àiqín yang kita perebutkan dengan manusia selama ini hanyalah sebesar api unggun ini, sedangkan seluruh dunia seluas pulau ini! Mengapa ras laut tidak bisa berevolusi menjadi makhluk berakal?”
“Aku percaya.” Liú Zhènhàn mengangguk.
“Selain Benua Aegean, di timur yang jauh terdapat Benua Sutra yang makmur, dan di selatan ada Benua Chesang yang subur.” Kata Helen: "Ini hanya yang kita ketahui, sedangkan luas lautan jauh lebih tak terbatas. Menurut catatan dalam beberapa manuskrip kesatria naga peninggalan manusia zaman dulu, saat mereka melintasi samudera, mereka menemukan bahwa wilayah perairan di seluruh dunia jauh lebih luas daripada daratan."
“Air adalah sumber kehidupan.” Liu Zhenhan merasa perkataan seperti ini sekarang sangat bisa menunjukkan kebijaksanaannya.
Helen menatap Liu Zhenhan lama sekali, di dalam matanya terpancar perasaan rumit yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
“Tahukah kamu, Li Cha yang tercinta.” Helen berkata dengan nada melankolis: "Sejak pertama kali melihatmu, aku sudah tersentuh oleh tekad bertahan hidup dan semangat optimismu dalam kesulitan. Wajahmu mungkin tidak tampan, tapi hatimu setulus emas. Ini terlihat dari cara kamu menyayangi 'Binatang Sial' itu. Meski sudah tahu identitas asli Guo Guo, kamu tetap tidak mau meninggalkannya. Bahkan ucapan-ucapanmu sering mengandung kebijaksanaan besar, yang tak bisa diungkapkan sesederhana itu oleh Grand Shaman Weian. Apakah kamu benar-benar hadiah dari Dewa Perang untuk Kerajaan Bimon?"
“Yang lain aku tidak berani memastikan.” Liu Zhenhan berkata dengan gaya yang menjijikkan: "Tapi yang pasti Dewa Perang pasti mengirimku untukmu, ini tak perlu diragukan lagi."
“Dewa Perang memang menganugerahkanmu ke Kerajaan Behemoth, tapi saat ini kita masih terdampar di pulau terpencil. Sepanjang tahun, berapa banyak kapal yang berani melintas di sini? Jalan pulang terasa begitu jauh…” Helen menghela napas.
“Bangsa Laut sehebat itu?” Liu Zhenhan masih tidak percaya, “Mereka melarang kalian lewat laut, lalu kalian benar-benar tidak berani?”
“Para pejuang tangguh dari Bangsa Laut, seperti Ksatria Paus Banilu yang menggunakan jangkar raksasa dari kapal karam sebagai senjata, sama sekali tidak bisa dilawan oleh kapal kayu ras manapun di Benua Pan. Mereka memiliki wilayah dan kerajaan sendiri, bahkan saling berperang. Yang berada di dekat Kerajaan Behemoth adalah Bangsa Laut Xiya yang termasyhur.” Helen menjelaskan, “Mereka tidak akan mengganggu wilayah pesisir manusia atau Behemoth, memperbolehkan penangkapan ikan, tapi sama sekali tidak mentolerir armada kapal pengangkut pasukan melintas di atas wilayah mereka - itu dianggap penghinaan. Hanya negara-negara kuat yang membayar upeti tahunan kepada Bangsa Laut, yang bisa mendapatkan izin pelayaran untuk kapal dagang melintasi lautan.”
“Apakah Kerajaan Behemoth memiliki kapal dagang yang mendapat izin dan pengakuan dari Bangsa Laut seperti ini?” Liu Zhenhan merasa tegang. Jika paus bisa berubah menjadi manusia, astaga! Liu Zhenhan tidak berani membayangkan lebih jauh. Jika Bangsa Laut benar-benar sekuat itu, rencana menemani Rubah Kecil pulang hanyalah mimpi belaka.
Rubah Kecil menggelengkan kepala.
“Sialan! Jadi tidak ada harapan untuk pulang?” Liu Zhenhan hampir pingsan karena marah.
“Ini adalah perairan umum Bangsa Laut. Perampas gurun manusia yang tak tahu malu ini pun berusaha memutar jalan pulang karena mereka juga takut pada Bangsa Laut.” Rubah Kecil menjelaskan, “Aku bisa mengerti bahasa mereka. Kapal mereka adalah kapal dagang palsu, lambang dan lambang di lambung kapal yang menunjukkan identitas dagang semuanya dipalsukan.”
“Hehe...” Liu Zhenhan tertawa licik, “Keberanian mereka benar-benar selevel nafsu birahi.”
“Mereka sedang mengambil risiko!” Rubah Kecil melanjutkan, “Raja-raja manusia gurun sangat doyan wanita. Mereka suka mengumpulkan banyak gadis cantik untuk haremnya. Hukum negara mereka memperbolehkan setiap pria memiliki empat istri. Para perampok gurun itu berencana berlayar dulu ke pelabuhan negara manusia di timur laut, lalu diam-diam memutar rute kembali ke negara gurun mereka. Buktinya, mereka menyembunyikan kita dalam peti untuk menghindari pengawasan. Tapi tak disangka baru berlayar sudah dihantam badai, akhirnya semuanya binasa.”
“Untuk memuaskan nafsu pribadi raja dan meraih kekuasaan, orang-orang ini benar-benar menguras otak.” Liu Zhenhan berkata dingin, “Benar-benar pantas!”
“Manusia di Benua Aiqin telah mengingkari identitas asli mereka, menjadi sempit, menjadi egois. Demi keuntungan dan meraih kekuasaan, mereka bahkan akan mengkhianati orang terdekat. Bangsa Laut juga pernah dirugikan oleh mereka, makanya sangat membenci makhluk Benua Aiqin. Sebenarnya hanya manusia di Benua Aiqin yang bisa membuat kapal pelayaran samudera, makhluk lain belum memiliki sumber daya manusia dan teknologi sebesar itu.”
“Sekali tepuk, semua perahu terbalik!” Liu Zhenhan mengangkat bahu, “Sudah tidak ada harapan lagi!”
“Mungkin Dewa Perang akan mengasihani kami rakyatnya, menurunkan mukjizat.” Helen menatap Liu Zhenhan dengan penuh keyakinan.
“Apakah ada monster magis di antara ikan-ikan laut?” Tiba-tiba bola mata Liu Zhenhan berputar cepat.
“Tentu ada.” Rubah Kecil terdiam sejenak sebelum menjawab jujur.
“Nah, itu solusinya!” Liu Zhenhan tertawa terbahak: “Kamu sendiri bilang tadi, sebagai Penyanyi Jiwa bisa memanggil monster magis dengan Nyanyian Spiritual untuk jadi peliharaan. Aku juga Penyanyi Jiwa bawaan. Kita berdua masing-masing menjinakkan satu monster laut, buat rakit, lalu suruh monster itu menarik rakit kita pulang!”
“Tapi monster laut semuanya tinggal di dasar laut dalam, bagaimana kita bisa memanggil dan berkomunikasi dengan mereka?” Helen mengajukan pertanyaan sulit.
“Begitu ya…” Liu Zhenhan menopang dagunya sambil berpikir, “Kalau tidak bisa menangkap yang di laut, kita tangkap yang di langit. Cari beberapa burung besar untuk jadi pekerja paksa. Beberapa hari ini aku melihat burung besar terbang melintasi pulau, sepertinya burung pemakan ikan. Bagaimana kalau kita tangkap mereka?”
“Apakah ini mungkin…” wajah Helen menunjukkan keraguan, “Hewan peliharaan yang kita rekrut harus diperlakukan dengan hati yang tulus! Kita harus menganggap mereka seperti keluarga sendiri. Tindakan ini terlalu egois, bukan?”
“Asal bisa membawamu pulang ke kampung halaman, kau bisa menyembahnya seperti kakek pun tidak ada yang protes!” kata Liu Zhenhan.
“Tapi setiap Penyanyi Jiwa hanya bisa merekrut satu binatang gaib. Jika binatang gaib itu tidak mati dalam pertempuran atau sakit alami, kita harus patuhi kontrak dan tidak bisa merekrut yang kedua. Meski binatang gaibku sebelumnya sudah gugur dalam pertempuran melawan perampok gurun, sehingga aku bisa merekrut yang baru, tapi…” Rubah Kecil itu berkata dengan ragu, “Kalau benar-benar pulang ke kampung halaman, memiliki burung pemakan ikan sebagai peliharaan akan membuatku ditertawakan oleh para pendeta kuil lainnya.”
“Tertawa sampai mati juga tidak apa! Lebih baik daripada tinggal di pulau ini!” Liu Zhenhan berkata dengan acuh tak acuh: “Lagipula, bukankah kau harus kembali untuk balas dendam? Begitu banyak saudari dan keluarga tewas di tangan perampok itu, di pulau terpencil ini apa yang bisa kita lakukan?”
Mendengar kata balas dendam, mata rubah kecil itu kembali memerah.
“Dasar mulut sialanku!” Liu Zhenhan menyesal.
“Dibandingkan kebencian darah terhadap suku kita, kehormatan sebagai pendeta memang tidak boleh menjadi beban!” Rubah kecil itu mengusap air mata sambil berkata.
“Ada satu hal lagi, Helen...” Liu Zhenhan bertanya dengan hati-hati: “Bukankah bangsa laut sangat membenci kapal yang melintasi wilayah mereka tanpa izin? Kalau rakit kita bertemu mereka, apakah kita akan diserang?”
“Ya!” Jawaban Helen singkat dan tegas.
“Kalau begitu cepat ajari aku mantra pengorbanan nyawa itu! Bukankah aku penyanyi jiwa bawaan? Jika keadaan darurat, akan kugunakan jurus itu, kita semua hancur berbarengan!” Sifat penjahat berdarah dingin Liu Zhenhan muncul lagi.
“Maaf……” Helen berkata dengan penyesalan: “Richard sayang, Penyanyi Jiwa belum mencapai tingkat menggunakan sihir kehidupan. Hanya setelah memahami ‘Nyanyian Perang Mengamuk’ dan naik tingkat menjadi Pendeta Perang, seseorang bisa mendapatkan hak membakar kehidupan. Jika aku bisa memahami kekuatan membakar kehidupan, mungkin hari ini aku tidak akan bertemu denganmu. Meskipun membakar kehidupan bagi pendeta Behemoth dianggap bunuh diri, dan kitab suci Dewa Perang dengan ketat melarang bunuh diri sebagai tindakan pengecut yang tidak bisa masuk ke alam akhirat Behemoth, tapi dalam situasi pembantaian terhadap sukuku, aku pasti akan mengikuti jejak leluhur dalam Pertempuran Haijia’er tanpa ragu.”
“Tanpa senjata rahasia, hanya mengandalkan kita berdua memang agak riskan.” Liu Zhenhan menggaruk-garuk kepalanya dengan gelisah.
“Lalu apakah kita masih akan pulang?” tanya Helen sambil menatap wajah Liu Zhenhan dengan penuh ketergantungan.
“Pulang!” Liu Zhenhan tiba-tiba dipenuhi semangat heroik karena tatapannya, “Persetan! Lautan begitu luas, mana mungkin kebetulan begitu mudah terjadi!”
“Tahukah kamu?” Helen membelai wajah Liu Zhenhan dengan penuh perasaan: “Saat pertama kali bertemu, kupikir kamu adalah manusia babi Pigmi yang pengecut dan malas! Tak kusangka Dewa Perang memberikanku pejuang terbaik.”
“Manusia babi Pigmi?” Liu Zhenhan mengusap hidungnya sendiri, tersenyum pahit dengan canggung: “Memang penampilanku sekarang mirip kepala babi.”
“Pria yang bisa menarik perhatian gadis rubah tercantik di suku kami, tidak hanya perlu tampan. Kau menganggap gadis rubah kami terlalu dangkal?” Helen mencibirkan bibirnya.
"Bangsat, gerak-gerik si noncil ini selalu menggoda!" Liu Zhenhan memalingkan muka sambil mencibir.
“Bagaimana nasib Orang Babi dari Suku Pig di tempat kalian?” Liu Zhenhan membayangkan jika suatu saat kembali ke tempat rubah kecil, identitas apa yang harus dipakai. Tampaknya mustahil menggunakan status manusia, selain hubungan terselubung yang memusuhi antara Bangsa Behemot dan manusia, penampilannya sekarang pun tak akan dipercaya.
“Di antara Bangsa Behemot, bangsawan berasal dari ras pejuang. Tugas bangsawan adalah melindungi rakyat, membuktikan keberanian dengan pedang dan perang saat perang pecah. Tapi Suku Fox adalah satu-satunya bangsawan yang tak bisa ke medan perang. Selain pendeta kuil dengan binatang gaib, kebanyakan anggota suku kami hanya memegang pena bulu angsa dan timbangan, bukan pedang. Karena itu Raja memberikan pasukan terkuat Behemot – prajurit gajah Suku Elephantine, serta Suku Pig yang paling subur dan berpopulasi besar, kepada keluarga Fox.” Rubah kecil melirik Liu Zhenhan.
“Jadi Suku Pig adalah vasal kalian.” Liu Zhenhan tiba-tiba merasa statusnya lebih rendah.
Helen menutupi mulutnya sambil tertawa manis, lalu melanjutkan: "Populasi Bangsa Gajah tetap berada di tingkat rendah karena selektivitas makanan yang berlebihan dan kesuburan reproduksi yang minim. Namun kekuatan mengerikan mereka menutupi kekurangan ini. Di seluruh benua, hanya Bangsa Raksasa Titan yang jumlahnya langka pula yang bisa menyaingi kekuatan prajurit Gajah. Bahkan anak-anak Elephin yang belum dewasa pun bisa dengan mudah mengalahkan sebagian besar prajurit Beastman Bemon. Karena itu, banyak pahlawan manusia suka menghiasi dinding mereka dengan gading Gajah untuk menunjukkan keperkasaan. Meski malas secara alami, daya cerna makanan dan reproduksi mengerika Bangsa Pigmi membuat mereka menjadi populasi terbesar di Bemon. Ketika jumlah Pigmi mencapai seperenam total populasi Bemon, Raja Bemon dan Dewan Tetua terpaksa menerapkan kebijakan pembatasan kelahiran. Kekuatan tempur Pigmi termasuk kelas menengah di Bemon. Tubuh gemuk mereka mungkin lebih banyak lemak daripada otot, tapi semut banyak bisa menggajah mati. Apapun musuhnya, 800.000 populasi pasca-pembatasan kelahiran tetap mengagetkan."
"Tidak mungkin?" Liu Zhenhan agak kagum dengan Dewan Tetua Bemon ini, bahkan sampai kebijakan KB pun direncanakan, benar-benar luar biasa.
"Li Cha yang tercinta, kau tak perlu khawatir," kata Helen dengan bersemangat. "Kau adalah Penyanyi Jiwa alamiah. Dewan Tetua dan Kuil akan memberimu penghormatan tertinggi."
“Gadis kecilku!” Liu Zhenhan mengeluh: “Tahukah kamu, sebenarnya aku bukan manusia babi dari suku Pigge? Aku manusia sejati!”
“Aku tidak percaya!” Helen menggelengkan kepala seperti gasing, “Manusia hanya bisa beresonansi dengan sihir, mana mungkin menggunakan Lagu Perang Behemoth? Awalnya kulihat rambut hitammu, kukira kau bangsa iblis yang hilang ribuan tahun. Tapi setelah kuingat catatan kuno, bangsa iblis berambut ungu dan bermata perak, akhirnya kukira kau pejuang pemberian Dewa Perang Kampus untuk kami Behemoth. Mana ada manusia di benua ini yang berambut hitam!”
“Aku tahu apaan!” Liu Zhenhan bingung: “Aku memang terlahir begini. Hidungku tidak rusak, aku juga manusia tampan!”
“Apapun yang kau katakan, aku anggap lelucon.” Helen tersenyum lalu serius: “Li Cha tersayang, jika kita kembali ke negeri Behemoth, jangan sekali-kali bercanda seperti ini. Kau bisa ditaruh di tiang bakar sebagai penyebar ajaran sesat!”
“Apa?!” Bulu kuduk Liu Zhenhan berdiri.
“Janji padaku.” Helen menatap wajahnya.
Liu Zhenhan merasa teraniaya. Tidak hanya namanya diganti, identitas baru dipaksakan, bahkan status manusianya dicabut – malah disamakan dengan babi! Jika kakaknya tahu, pasti dia dipukuli sampai mati!
“Janji padaku ya…” Helen menggoyang-goyangkan lengan Liu Hanzhen dengan manja, suaranya mendesah menggoda sampai ke tulang sumsum.
Melihat kecantikan wajah Helen dan suaranya yang memabukkan, Liu Hanzhen seperti kesurupan menganggukkan kepala.
“Li Cha, aku sangat mencintaimu!” Rubah kecil itu menerkam ke pelukannya, kembali menciumnya dengan gegas "cium cium".
“Helen, umurmu berapa tahun?” Mata Liu Hanzhen berputar-putar licik, mulai menyusun rencana nakal.
“Lima belas!” jawab Helen dengan bangga.
“Apa?!” Napsu birahinya langsung padam separuh, mulutnya menganga lebar seperti ikan asin sisa makan tadi.
Mustahil! Umur 15 tapi tubuh sudah berkembang sebegini? Liu Hanzhen menelan ludah keras-keras, hatinya gelisah bagai ombak menggulung.
“Aku baru saja melakukan upacara kedewasaan tahun ini! Li Cha, kamu mencium wangi tubuhku kan?” Rubah kecil itu menarik erat selimut kulit serigala di badannya, bertanya pada Liu Hanzhen.
“Tcium.” Liu Hanzhen sibuk menghitung-hitung: Di negaraku, berhubungan dengan gadis 15 tahun hukumannya apa? Kesimpulannya: suara "dor!" tembakan senapan.
“Enak atau tidak?” tanya rubah kecil itu penuh semangat.
“Nona kecil, jangan goda aku lagi!” teriak hati Liu Hanzhen.
“Li Cha kenapa?” Helen memandangi Liu Hanzhen yang terdiam membeku seperti patung.
“Di negara kalian, kalau...” Liu Zhenhan mengusap kepalanya, memberanikan diri bertanya: “Kalau... berhubungan dengan gadis 15 tahun... eh... ini cuma permisalan ya... apa akan dihukum mati?”
“Jahat kamu!” Wajah Hellen memerah seperti bunga peony.
“Aku cuma tanya-tanya, buat permisalan.” Liu Zhenhan pura-pura santai.
“Nggak mau ngomong lagi sama kamu!” Rubah kecil itu mengernyitkan bibir mungilnya, memalingkan kepala. Helai rambut merahnya menyapu wajah Liu Zhenhan, membawa harum semerbak.
“Aku cuma bercanda...” Liu Zhenhan pura-pura cool, “Dasar...”
“Aku tahu Li Cha-ku pasti tidak jahat seperti manusia-manusia busuk itu!” Rubah kecil itu tiba-tiba menyeringai.
Wah, tuduhannya keterlaluan! Batin Liu Zhenhan.
“Mahkota bunga, alias kesucian, sangat vital bagi seorang pendeta. Menikah terlalu dini akan membebani, menghambat terobosan nyanyian perang. Jadi di Kerajaan Bimon, ada batasan ketat usia pernikahan pendeta – minimal 18 tahun. Kalau melanggar, Kuil akan mencabut gelar pendetanya.” Rubah kecil menjelaskan serius.
Liu Zhenhan sebenernya pengen nanya kalau selingkuh diam-diam gimana, tapi malu mengungkit.
“Kau akan melindungiku selamanya, Li Cha?” Rubah kecil itu merangkul leher Liu Zhenhan pelan, nafasnya harum bak anggrek.
“Tentu saja.” Liu Hanzhen mengusap lubang hidung besarnya.
“Baguslah!” Rubah kecil itu memeluknya erat-erat.
Kuil Shaolin di bawah tempurung kelapa kembali membuka pintu di tepi batas emosi dan etika.
“Bok... bok... bok...”
Jilid Kedua: Kelahiran Ritual Naga Pertama di Bawah Langit Berbintang
Bab 1: Pulau Bra
Malam itu, Liu Hanzhen mengalami banyak mimpi indah yang menggoda.
Ia bermimpi menjadi pengantin pria, menunggang kuda tinggi dengan wajah penuh kesombongan.
Keesokan harinya, Liu Hanzhen dibangunkan oleh rubah kecil. Hailun mengatakan ia terus-terusan tertawa dalam tidurnya semalam, sangat berisik.
Liu Hanzhen sendiri menemukan bantal kulit serigala basah oleh air liur, sementara tempurung kelapa di bawah jubah putihnya juga lembap.
Itulah hasil karyanya saat bermimpi malam pengantin bersama Liena.
Liu Hanzhen terpaksa bekerja keras untuk merealisasikan mimpinya semalam, mulai sibuk membuat rakit. Dari area pulau kecil yang telah dijelajahinya beberapa hari ini, selain pohon palem dan kelapa, hanya ada hutan willow merah. Tak satu pun jenis pohon ini cocok untuk rakit - pohon kelapa terlalu tinggi, pohon palem terlalu pendek, sementara willow merah terlalu ramping.
Liu Zhenhan terpaksa mulai mengalihkan pandangannya ke seluruh pulau dan memulai eksplorasi menyeluruh. Sementara itu, Helen juga mulai menggunakan Nyanyian Spiritual untuk memanggil burung elang laut yang beterbangan di langit.
Liu Zhenhan juga bertanya kepada Helen bagaimana cara menggunakan Nyanyian Spiritual untuk menjinakkan makhluk gaib sebagai peliharaan. Meskipun dia sudah hafal lagu perang itu di luar kepala, dia masih belum paham cara menggunakannya.
Helen menjelaskan bahwa Nyanyian Spiritual yang dipelajarinya saat ini sebenarnya adalah lagu dasar. Imam Angin sebagai tingkat terendah dalam hierarki kuil, hanya bisa mempelajari separuh bagian pertama Nyanyian Spiritual. Bagian kedua baru bisa dipelajari setelah menyucikan jiwa-jiwa Bangsa Bimon yang tak terhitung jumlahnya ke pelukan Dewa Perang, kemudian mendapatkan promosi dari Imam Tongkat di kuil.
Nyanyian Spiritual mengandung banyak suku kata yang rumit, bahkan beberapa nada merupakan gabungan bahasa elf dan naga yang misterius. Banyak Imam Angin tertahan selama bertahun-tahun dalam promosi karena penguasaan dasar yang memang membutuhkan waktu lama, hal ini juga tergantung pada bakat alami masing-masing individu.
Hanya setelah mempelajari semua Lagu Spiritual dan naik tingkat menjadi Imam Perang, seseorang bisa mempelajari lagu-lagu tinggi seperti "Lagu Amuk", "Lagu Berkat", "Lagu Kulit Batu", dan "Lagu Kejayaan". Hanya dengan menjadi Imam Perang, seseorang bisa mendapatkan posisi di militer. Banyak imam di Kuil Suci dengan bakat terbatas yang menghabiskan seluruh hidupnya sebagai Imam Bisikan Angin.
Inilah keistimewaan Penyanyi Jiwa bawaan – tanpa belajar lama, mereka langsung mencapai level yang membutuhkan waktu bertahun-tahun bagi imam biasa. Proses kenaikan tingkat mereka juga jauh lebih cepat. Dalam epik Behemoth, semua Penyanyi Jiwa bawaan yang tercatat adalah pahlawan berlevel Shaman.
Dalam Pertempuran Hyjal ribuan tahun lalu, satu-satunya Penyanyi Jiwa bawaan Kerajaan Behemoth yang baru saja naik ke Imam Perang telah memiliki naga sebagai peliharaan. Sebagai satu-satunya Imam Penunggang Naga dalam sejarah, meski gugur melawan 10 Kesatria Naga manusia, kisah pahlawan ini terus diwariskan melalui pendidikan imam turun-temurun.
Inilah salah satu alasan utama Helen Lena memiliki keyakinan besar pada Liu Zhenhan.
Lagu Perang Spiritual, selain untuk menenangkan jiwa yang telah pergi, juga memiliki tugas penting lainnya yaitu memanggil hewan peliharaan magis yang diberikan oleh Dewa Perang.
Saat melantunkan lagu perang, ekspresikan perasaanmu sepenuhnya - apapun emosi yang ingin kamu sampaikan, nyanyikanlah melalui suaramu. Hanya dengan cara ini makhluk gaib yang bisa memahamimu akan merasakan pikiran terdalammu. Setiap makhluk gaib memiliki tingkat kecerdasan tertentu, semakin tinggi level dan kuat kekuatannya, semakin pintar mereka. Begitu mereka menerimamu dan mengikat kontrak denganmu, nasib seorang Imam Altar yang terlihat biasa mungkin akan berubah selamanya.
Dalam sejarah Imam Bemon tidak jarang terjadi kasus dimana Penyanyi Jiwa dari kalangan rendah secara kebetulan berhasil memanggil hewan peliharaan magis yang lebih kuat daripada Imam Tongkat saat melantunkan Lagu Perang Spiritual, berkat keberhasilan yang bersifat kebetulan dalam proses pemanggilan.
Posisi Imam Altar dalam hierarki Kuil sangat bergantung pada kekuatan hewan peliharaannya. Apalagi tradisi Kerajaan Bemon yang sangat menjunjung tinggi kemampuan pribadi, membuat bahkan Imam Altar dengan pengetahuan luas pun tidak bisa lepas dari kebiasaan ini.
Memanggil binatang buas yang diberikan oleh Dewa Perang terutama bergantung pada ketulusan yang diekspresikan dalam nyanyian perang. Menurut penjelasan rubah kecil, hanya dengan menyampaikan semua keinginan dan ketulusanmu melalui nyanyian, jika binatang buas di hadapanmu bisa memahamimu, menerimamu, dan bersedia bertempur bersama serta membangun prestasi, maka semuanya akan berhasil.
Liu Zhenhan merasa dirinya tidak terlalu mengerti.
Menyampaikan perasaan melalui nyanyian, itu dia pahami. Tapi menggunakan Nyanyian Spiritual untuk mengekspresikan isi hati, ini terlalu rumit. Sekarang dia sudah memahami arti lirik nyanyian perang tersebut.
Nyanyian Spiritual Bangsa Behemoth:
〖Ketika aku menggenggam……
Tanganmu dan tangan Dewa Perang Kampus……
Lemparkan……
Kisah musim dingin ke belakang……
Dalam perjalanan waktu membawa……
Kemurahan hati Dewa Perang……
Di dalam waktu tak terhitung……
Kebajikanmu……
Yang melayang jatuh di udara……
Sepotong daun maple……
Itulah perwujudan darah membara dan keberanianku……
Oh……
Kemuliaan Kampus……
Dimulai dari kita……〗
Liu Zhenhan berpendapat lagu ini memiliki makna yang ambigu dan tidak substansial. Sebagai penghibur arwah orang mati tentu tidak masalah, toh orang mati tidak bisa mengerti perkataanmu. Tapi menggunakan nyanyian ini untuk menyampaikan perasaan dan menjinakkan binatang buas, Liu Zhenhan tetap merasa agak ragu-ragu.
Liu Zhenhan penuh dengan lagu-lagu mesum di kepalanya, bahkan beberapa lagu bermoral yang dimilikinya, pesan yang ingin disampaikan langsung terlihat dari liriknya.
Ambil contoh lagu "Bulan di Hari Kelima Belas", Liu Zhenhan merasa hatinya bergejolak setiap mendengarnya karena liriknya membangkitkan semangatnya untuk melindungi negara dan orang tercinta. Bagaimana mungkin Nyanyian Perang Beamon bisa menyampaikan pesan sekuat itu dengan lirik yang tidak jelas?
Binatang buas bisa mengerti isi hatiku? Liu Zhenhan sama sekali tidak percaya. Dirinya sendiri saja tidak mengerti pikiran yang berkelebat setiap hari, bagaimana mungkin makhluk itu bisa memahaminya?
Namun fakta mengubah pemikirannya. Setelah rubah kecil Helen menyanyikan Nyanyian Perang Spiritual dan memanggil burung elang ikan sebagai binatang piaraan magis di hadapannya, hati Liu yang ragu mulai goyah.
Meskipun Helen mengatakan burung elang ikan itu hanya binatang piaraan level rendah yang hanya bisa menyemburkan cairan asam, bahkan tidak sebagus si Gugu miliknya, Liu Zhenhan tetap tergoda.
Untuk gerakan aneh yang sering dilakukan rubah kecil saat menyanyikan lagu perang untuk memanggil binatang buas, Liu Hanzhan mengira itu adalah rahasia atau teknik khusus. Ia terus-menerus menanyai rubah kecil itu, yang kemudian menjelaskan bahwa itu hanyalah kebiasaan pribadinya saat melantunkan lagu perang, bukan gerakan wajib.
Meski kurang percaya diri dengan kemampuannya, Liu Hanzhan tetap ingin mencoba. Setelah menyaksikan kekuatan serigala biru raksasa itu, ia merasa memiliki hewan peliharaan magis seperti itu akan sangat membantu.
Liu Hanzhan berencana suatu saat nanti mencoba memanggil kelinci air (water arrow rabbit) yang daya serangnya kecil untuk menguji efektivitas lagu perangnya. Jika lagu itu gagal, setidaknya ia masih bisa mengatasi kelinci air itu. Namun rencana ini digagalkan oleh rubah kecil yang marah. Mengetahui maksud Liu Hanzhan ingin menguji kekuatan lagu perang, rubah kecil itu menekankan kembali keseriusan kontrak hewan peliharaan magis. Menurutnya, hubungan antara hewan peliharaan magis dan pendeta didasari kontrak mental yang tak boleh dilanggar - mengabaikan hewan peliharaan tanpa alasan akan membuat dewa perang Kampus mencabut semua kemampuan pendeta. Selain itu, kematian hewan peliharaan magis akan menyebabkan kesedihan mendalam seperti kehilangan keluarga dekat.
Helen juga berusaha keras mencegah Liu Zhenhan yang berencana membuat kontrak dengan Guoguo. Meski binatang piaraan dan pendeta yang memiliki hubungan dekat mudah membuat kontrak, Helen tidak ingin "Li Cha miliknya" - penyanyi jiwa bawaan ini - hanya mengontrak binatang piaraan tingkat terendah yang paling biasa, "Binatang Sial".
Dengan daya tarik alami penyanyi jiwa terhadap binatang piaraan dan tingkat keberhasilan 50% dalam memanggil hewan magis, jika kondisi memungkinkan, Helen bahkan punya keinginan untuk membuat Li Cha memanggil raksasa laut dalam.
Tapi sekalipun tidak bisa memanggil binatang piaraan liar atau makhluk dari dimensi lain yang masuk ke Benua Aiqin, Helen sudah menyiapkan jalan untuk Li Cha-nya.
Membuat kontrak binatang piaraan juga butuh trik. Di Kerajaan Beastman Behemoth, beberapa keluarga Rubah berpengaruh menetaskan telur binatang piaraan liar dan melatih binatang kuat sejak kecil untuk persiapan kebutuhan pendeta keluarga. Meski binatang piaraan peliharaan tidak sekuat yang liar, tingkat keberhasilan lagu perang spiritual akan meningkat karena hubungan dekat. Tingkat keberhasilan memanggil binatang liar sangat rendah, semakin tinggi tingkat dan kuat kekuatannya, semakin sulit ditaklukkan.
Suku ibu Helen termasuk berpengaruh di kalangan Rubah, dan keluarga mereka telah memelihara beberapa Makhluk Petir.
Liu Zhenhan melihat wajah kecil Helen yang tersenyum manis seperti pengantin baru, hatinya tidak tega untuk merusak keceriaannya. Ia berpikir, toh Guo Guo dan dirinya sudah seperti ayah dan anak meski tidak ada kontrak resmi, jadi tidak masalah jika tidak menandatanganinya.
Karena sementara tidak ada harapan untuk menjinakkan makhluk gaib, Liu Zhenhan fokus sepenuhnya pada pembuatan rakit. Sambil kesempatan ini, ia mulai menjelajahi seluruh pulau untuk mencari pohon yang cocok untuk rakit.
Topografi pulau ini sebenarnya cukup kompleks. Baru setelah mengelilinginya, Liu Zhenhan menyadari rahasia yang tersembunyi.
Beberapa kilometer ke utara melewati belasan gundukan tanah berbentuk bakpao, terungkap bahwa pulau ini memiliki bagian lain yang menakjubkan. Terdapat pulau tetangga yang berdekatan dengan ukuran serupa, namun tanpa gundukan bakpao. Bagian tengahnya cekung seperti kawah gunung berapi mati, dipenuhi rimbunan bambu yang subur. Liu Zhenhan yang berdiri di gundukan bakpao memandang ke bawah, bingung bagaimana bambu yang rentan angin ini bisa tumbuh di sini. Diduganya, cekungan kawah melindungi mereka dari hempasan angin laut yang ganas.
Dengan penemuan ini, Liu Zhenhan dalam hati berteriak bahwa langit tidak pernah menutup semua jalan. Dengan adanya tanaman seperti bambu, membuat rakit pasti akan lebih mudah. Bambu ringan, tidak seberat pohon, dan tidak sulit ditebang.
Penemuan tak terduga ini tidak membuat Liu Zhenhan kehilangan akal. Tepat ketika rubah kecil bersiap untuk berenang menyeberang, Liu Zhenhan menghentikannya.
Sampai saat ini di pulau kecil yang mereka tinggali belum ditemukan monster-monster buas yang berbahaya, paling-paling hanya kelinci penembak air dan tupai kecil seperti Guo Guo yang bisa menyemburkan udara dingin. Lalu dari mana datangnya serigala raksasa biru yang menyerangnya pertama kali itu?
Liu Zhenhan sangat khawatir bahwa serigala biru raksasa itu berasal dari pulau reyot tersebut. Ia harus tetap waspada.
Jarak antara dua pulau ini, setelah diukur secara visual oleh Liu Zhenhan, diperkirakan sekitar 300 meter. Setelah seharian penuh mengamati dengan cermat, ternyata kedua pulau ini memiliki waktu spesifik air laut surut selama 2-3 menit setiap pagi dan sore. Setelah surut, akan terlihat sebuah batuan mirip landas kontinen yang menghubungkan kedua pulau, biasanya terendam di bawah laut.
Penemuan ini semakin menguatkan dugaan Liu Zhenhan. Serigala biru raksasa itu pasti tidak mampu melompat sejauh itu, pastilah ia menyeberang ketika air laut surut.
“Tuan Liu memperkirakan kekuatan di pihaknya. Saat ini dia memiliki pedang melengkung yang sangat bagus. Pedang ini seharusnya tidak masalah untuk menahan serangan pisau angin serigala raksasa. Jika ditambah burung camar si rubah kecil dan Guoguo, dengan tiga lawan satu, Liu Zhenhan memperkirakan jika benar-benar bertemu serigala raksasa seperti itu lagi, pasti bisa mengalahkannya.”
“Melihat dua pulau kecil yang saling terhubung, Liu Zhenhan tiba-tiba merasa kedua pulau ini sebenarnya mirip sesuatu.”
“Hai Lun.” Liu Zhenhan berdiri di bukit, menunjuk kedua pulau kecil sambil tersenyum nakal pada rubah kecil, “Menurutmu, dua pulau ini mirip apa?”
“Hai Lun merasa senyum Liu Zhenhan terlihat sangat mesum.”
“Seperti kacamata tempurung penyu yang sering dipakai penyihir terpelajar dan cendekiawan di kalangan manusia.” Rubah kecil berpikir sejenak, lalu menjelaskan dengan polos.
“Coba pikir lagi.” Liu Zhenhan memandang dada montok Hai Lun dengan tatapan tak senonoh. Meski masih muda, tubuh gadis kecil ini sudah berkembang sangat berlebihan, hingga jubah ritual longgarnya hampir tak bisa menutupi.
“Hai Lun merasa seluruh tubuhnya lemas oleh tatapan licik Liu Zhenhan, wajahnya pun memerah membara.”
“Masih mirip...” Hai Lun berpikir serius lagi, “Seperti dumbel batu yang digunakan prajurit pemberani Bimeng saat latihan.”
“Aduh, sayang sekali!” Liu Zhenhan tiba-tiba teringat, waktu dia membuka baju Helen beberapa waktu lalu, sepertinya tidak melihat benda itu. Mungkin di dunia ini desain pakaian dalam perempuan belum mengembangkan produk semacam itu. Ia menghela napas kecewa, lalu terkekeh-kekeh kikuk.
“Hari ini cukup, besok kita baru akan menebang kayu untuk membuat kapal di sana!” kata Liu Zhenhan.
BAB II Lagu Pencerahan dari Ritual Alternatif
Ketika Liu Zhenhan dan Helen menginjakkan kaki di pulau lain, waktu telah bergulir setengah bulan.
Malam itu setelah pulang, Liu Zhenhan berpikir panjang dan memutuskan untuk menunggu lukanya sembuh total sebelum pergi. Naluri intelijennya sebagai mantan pengintai mengatakan bahwa pulau seberang itu menyimpan misteri.
Hati mereka berdua sebenarnya dipenuhi kecemasan.
Helen awalnya lupa tentang serigala sihir elemen angin. Baru setelah diingatkan oleh kekasihnya Richard, dia teringat bahwa makhluk itu termasuk makhluk sihir yang cukup tangguh di Benua Aiqin. Marten kilat sihir yang pernah dimilikinya sebelumnya pun sebenarnya setara kemampuannya dengan serigala sihir itu.
Mengingat mereka sekarang hanya memiliki seekor Tsuchi Beast berbulu salju dan seekor Elang Asam, Helen pun diliputi ketakutan.
Meskipun tahu bahwa wilayah antar monster gaib dibagi secara ketat, sebuah pulau kecil seperti ini kemungkinan besar tidak memiliki monster gaib yang lebih tinggi levelnya daripada serigala gaib, tapi Hai Lun masih khawatir: bagaimana jika ini adalah keluarga serigala gaib? Dalam sebuah keluarga serigala gaib, jika ada satu serigala gaib dewasa lagi muncul, dia benar-benar tidak berani membayangkan konsekuensinya.
Sebaliknya, Liu Zhenhan justru merasa lebih tenang setelah mendengar penjelasannya tentang sistem teritorial antar monster gaib. Jika memang seperti itu, Liu Zhenhan yakin bisa berusaha sekuat tenaga.
Dalam dua hari ini, Hai Lun sempat menceritakan banyak kisah klasik suku Beamon kepada Liu Zhenhan di waktu senggang, terutama beberapa pengetahuan dasar tentang ritual para pendeta.
Ketika mendengar Hai Lun bercerita bahwa di antara kaum Beamon, prajurit gajah Elefen yang perkasa memiliki tinggi mencapai 2,5 meter, sedangkan prajurit beruang Buas dari suku Bier dengan kekuatan luar biasa bahkan bisa mengangkat batu seberat seribu kati, Liu Zhenhan benar-benar terkesima. Dibandingkan dengan tubuhnya yang dulu dibanggakan sebagai tinggi pemain basket di medan perang Nanjiang, sekarang justru membuatnya agak minder.
Tapi masih ada beberapa topik yang disukainya.
Yang paling menarik minat Liu Zhenhan adalah fakta bahwa para pendeta kuil suci termasuk dalam kategori fisik yang relatif lemah di antara kaum Beamon, biasanya terdiri dari ras-ras bertubuh kecil tapi cerdas. Ini membuat Liu Zhenhan kembali berfantasi, dia merasa postur tubuhnya bisa sangat berguna di kalangan pendeta kuil suci.
Dari lubuk hatinya, dia tidak terlalu menghargai gelar "penyanyi jiwa bawaan" yang disandangnya. Dia terus-menerus merenungkan bagaimana cara memanfaatkan ilmu yang dipelajarinya di batalyon pengintai selama berada di Negeri Behemoth.
Berdasarkan pemikiran ini, Liu Zhenhan semakin giat berlatih selama setengah bulan ini. Lukanya sudah pulih 70-80%, benang jahitan di lengannya telah dicabut. Pohon kelapa di depan rumahnya setiap hari dipukulinya hingga berbunyi "bam-bam".
Guoguo, si kecil, mulai menirunya dengan mencoba meninju pohon kelapa besar itu menggunakan kepalan cakar mungilnya. Ketika Liu Zhenhan berlatih "Saber", dia juga ikut-ikutan meregangkan ligamen.
Liu Zhenhan menjadi jauh lebih ceria karena kelakuan bocah ini.
Hailun yang tenggelam dalam kebahagiaan berkali-kali membujur kekasihnya Li Cha bahwa latihan bela diri semacam ini tidak perlu dilakukan. Sebagai pendeta kuil suci, kekuatan fisik tidak diperlukan. Kesukuan Pigmi memiliki jurang perbedaan besar dalam hal kemampuan fisik dibanding ras-ras peperangan. Latihan ini sia-sia belaka. Prajurit gajah dari suku Elefen hanya perlu satu pukulan untuk merobohkan pohon kelapa.
Jika menjadi pendeta kuil suci, meski hanya menyandang gelar ksatria biasa, seseorang bisa memiliki pengikut. Prajurit Behemoth yang tangguh selalu bersedia mengabdi pada pendeta yang menjanjikan. Daripada menghabiskan waktu melatih kemampuan bertarung jarak dekat, lebih baik digunakan untuk meditasi dan mengumpulkan "kekuatan nyanyian".
Liu Zhenhan terus-menerus mendengar Helen menyebut kata "kekuatan nyanyian", tetapi ia tak kunjung memahami artinya.
Helen menjelaskan bahwa "kekuatan nyanyian" sama prinsipnya dengan "kekuatan sihir" penyihir manusia. Tak ada pendeta altar yang bisa terus-menerus melantunkan nyanyian perang tanpa henti, terutama setelah naik pangkat menjadi pendeta perang. Nyanyian seperti "Nyanyian Perang Mengamuk" dan "Nyanyian Perang Haus Darah" membutuhkan "kekuatan nyanyian" yang kuat.
Semakin tinggi akumulasi "kekuatan nyanyian", semakin besar kemungkinan untuk menggunakan nyanyian perang secara berulang. Akumulasi "kekuatan nyanyian" sama seperti kekuatan sihir - harus ditingkatkan melalui meditasi.
Helen memberi contoh nyata pada Liu Zhenhan: Prajurit tombak landak dari suku Pigmi yang diberkati "Nyanyian Perang Gemilang" akan memiliki jangkauan tembak bertambah sepertiga. Prajurit gajah dari suku Olefin yang diberkati "Nyanyian Perang Kulit Batu" akan memiliki kulit sekeras batu dengan kerusakan fisik berkurang setengah. Namun efek berkah nyanyian perang hanya bertahan selama lima takaran jam pasir, setelah itu kekuatannya hilang dan harus menunggu pendeta melantunkan lagi.
Pendeta dengan "kekuatan nyanyian" lebih kuat akan bisa menggunakan nyanyian perang lebih sering di medan perang, memberikan dukungan lebih besar bagi prajurit Behemoth di sekitarnya.
Demikian pula, kemurnian "Kekuatan Nyanyian" tercermin dalam jangkauan nyanyian perang. Seorang pendeta perang biasa hanya memiliki jangkauan pemberkahan 30 meter. Di luar itu, para prajurit di medan pertempuran yang hiruk-pikuk tak mungkin mendengar nyanyian perang sang pendeta, sehingga tidak mendapat berkah Dewa Perang. Sedangkan pendeta perang unggul di tingkat yang sama, karena "Kekuatan Nyanyian"-nya lebih murni dan melimpah, jangkauan pemberkahan perang akan lebih luas.
Singkatnya, "Kekuatan Nyanyian" adalah satu-satunya penentu kekuatan seorang pendeta.
Liu Zhenhan akhirnya memahami makna nyanyian perang. Menurutnya, para pendeta ini mirip komisaris politik atau instruktur di pasukan - sebelum pertempuran, mereka memberi pidato motivasi, minum anggur perpisahan, lalu semua prajurit maju berteriak-teriak.
Karena penjelasan si rubah kecil begitu misterius, Liu Zhenhan menyisihkan satu hari khusus untuk bermeditasi.
Proses meditasi membosankan. Tak sampai lima menit, Liu Zhenhan sudah mendengkur dengan berliur di wajah. Saat terbangun, dia melihat Helen memandangnya dengan wajah dingin. Liu Zhenhan sendiri merasa malu.
Dengan memaksakan diri dan menanggalkan malu, dia menyampaikan dua setengah lelucon mesum yang agak basi baru berhasil membuat si rubah kecil tersenyum lagi.
Liu Zhenhan bersumpah tidak akan lagi memikirkan meditasi atau melatih "kekuatan nyanyian". Dia merasa suaranya sudah cukup keras. Dulu kakaknya menyebutnya seperti gong rusak, hanya disentuh sedikit langsung berbunyi, jadi buat apa lagi berlatih!
Lalu dia kembali mulai berlatih jurus tinju.
Beberapa hari ini dia giat berlatih "Sambo". "Sambo" adalah teknik tendangan dari militer Soviet. Awalnya dipelajari pasukan pengintai Tiongkok dari pasukan senior, bertahun kemudian banyak gerakan yang dihapus, tapi teknik "Sambo" ini tetap dipertahankan sebagai bagian dari "satu jurus melumpuhkan musuh" pasukan pengintai.
"Sambo" adalah teknik kuncian khusus untuk memuntir tubuh lawan. "Sambo" yang dikuasai bisa menggunakan kedua kaki untuk mematahkan tulang kaki musuh. Saat di batalyon pengintai dulu, Liu Zhenhan paling mahir dalam "Sambo" dan teknik "Tangan Roda" dari Martial Arts.
Liu Zhenhan merasa saat bertemu serigala gaib sebelumnya, kondisi tubuhnya belum pulih sepenuhnya sehingga kerepotan. Kali ini jika bertemu lagi, dia bersumpah akan memberi pelajaran pada serigala gaib itu.
Tanaman labu di depan rumah mulai menjalar. Beberapa kali angin kencang merusak sebagian, tapi yang dekat bukit kecil selamat. Liu Zhenhan memangkas pucuk dan menimbun tanah. Dia memperkirakan dalam sebulan lagi labu akan berbuah. Membayangkan labu lezat itu, lidahnya menjilat-jilat bibir.
Labu-labu ini bisa menyimpan air, nanti saat mengarungi laut, akan jadi camilan yang enak.
Membayangkan Helen harus buang air setelah makan labu berair itu, Liu Hanzhen tertawa geli. Rakitnya segitu kecil, mana bisa si kecil ini sembunyi!
Ketika Liu Hanzhen merasa hidungnya sudah pulih total, akhirnya mereka menginjakkan kaki di pulau lain bersama Helen.
Liu Hanzhen ekstra hati-hati. Dia membawa persediaan makanan untuk dua hari, kulit serigala dan jubah bulu penghangat, plus panah dan pedang melengkung.
Helen melepas burung camar peliharaannya. Lewat indra keenamnya dengan burung itu, dia bisa mendeteksi bahaya dari kicauannya.
Pulau ini lebih lebat semak duri dan tumbuhannya dibanding pulau sebelumnya. Jarak kawah gunung berapi ke daratan sini sekitar setengah li, langkah Liu Hanzhen makin berhati-hati.
Beberapa hewan kecil yang tak waspada sempat membuatnya kaget. Setiap kali panahnya hampir melesat, ternyata cuma makhluk-makhluk mini.
Saat tiba di kawah gunung berapi, Liu Hanzhen sendiri terpana.
Di sekitar kawah gunung berapi, bahkan di atas hamparan rumput hijau yang subur, terlihat lapisan kerikil berwarna aspal hasil pembakaran di permukaan tanah. Berdiri di tepi kawah, Liu Zhenhan mengulurkan tangannya, merasakan hembusan angin dingin yang menyelinap di antara jari-jarinya.
Melihat ke bawah dari ketinggian, topografi vertikal dengan jurang sedalam 25 meter menciptakan iklim vertikal yang khas di dalam kawah. Padang rumput dan hamparan bunga yang langka di dua pulau, justru bertebaran di dalam kawah ini. Di tebing curam yang diselimuti lumut, terdapat air terjun yang mengalir seperti mutiara yang berserakan. Hutan bambu setinggi sekitar 10 meter menjadi vegetasi utama, membuat seluruh kawah terasa luas namun sepi, misterius dan jauh.
Hei……
Pegunungan hijau membentang ratusan li panjangnya ya……
Menjulang tinggi seperti benteng ya hai……
Bukit-bukit hijau menembus awan-awan ya……
Rumpun-rumpun awan putih di langit biru yang luas ya hai……
Pegunungan hijau membentang ratusan li panjangnya ya……
Kekasih menanti di bukit dengan riasan pengantin ya hai……
Bukit-bukit hijau menembus awan-awan ya……
Berdirilah seorang kekasih penuh kasih ya hai……
Aku berdiri di puncak tinggi memandang jauh……
Hamparan ombak hijau nan tak berujung……
Liu Zhenhan melihat pemandangan indah ini, awalnya ingin membacakan puisi, tapi setelah menggali-gali isi perutnya tak juga bisa mengeluarkan satu baris. Akhirnya menyanyikan lagu "Berdiri di Atas Bukit" karya Long Piaopiao. Lagu-lagu Long Piaopiao memang lebih disukainya, lagu ini langsung meluncur dari mulutnya tanpa dipikir.
Meski agak sedikit fals, tapi secara umum bisa dibilang melampaui tingkat kemampuannya.
Nyanyian megah itu bergema di mulut gunung berapi di bawah, gaung di antara lembah bahkan menutupi gemuruh pepohonan di hutan bambu. Gema yang berdesakan bolak-balik di kawah bagaikan beberapa Liu Zhenhan sedang berduet.
Usai menyanyi, baru sadar pandangan Helen padanya telah berubah penuh kekaguman.
※※※
『Setting A: Dalam teks ini, Pendeta Bangsa Manusia Berbulu, Penyihir manusia, serta Ahli Sihir Pencabik Badai dari Bangsa Laut, pada dasarnya memiliki tubuh yang lemah dan jumlahnya sangat langka.』
Bab Ketiga: Menyelami Lubang Gunung Berapi
"Ada apa?" Liu Zhenhan menggerakkan tangannya di depan wajah Helen yang memandangnya dengan tatapan terpana.
"Sungguh merdu!" Helen menggenggam tangan pria itu, seluruh badannya merapat dalam pelukan Liu Zhenhan. "Meski tak memahami maknanya, dari gelora kekuatan Lagu Perang dalam nyanyianmu, kurasakan kisah seorang Ksatria pemberani yang menanti kekasihnya - seorang nona muda jelita. Cinta mereka bagaikan api yang abadi."
Liu Zhenhan baru teringat bahwa tadi dia menyanyikannya dalam bahasa Tionghoa.
“Inilah kekuatan Lagu Perang Spiritual!” kata Hellen dengan antusias: “Tak kusangka kau bisa memahami esensi lagu perang secepat ini. Asal fokus seperti tadi, menuangkan perasaan dalam nyanyian, memanggil binatang piaraan tingkat tinggi pasti mudah bagimu.”
“Benarkah?” Liu Zhenhan heran, “Apa tanpa Lagu Perang Behemoth juga bisa berefek seperti ini? Kalau begitu aku coba ganti dengan Bahasa Umum Bimon.”
Liu Zhenhan mengkonversi lirik dalam pikirannya ke Bahasa Umum Bimon, lalu melolong dengan suara seraknya yang parau.
Hellen menggelengkan kepala dengan bingung.
“Mengapa sekarang liriknya bisa kupahami, tapi tak ada sensasi ‘kekuatan lagu’ yang bergelora di udara seperti tadi?” alis indah Hellen berkerut.
“Sialan!” Liu Zhenhan sendiri juga bingung.
“Penyanyi jiwa bawaan selalu disertai keajaiban.” Hellen memandang Liu Zhenhan dengan sedikit iri.
“Omong kosong!” Liu Zhenhan mengendus-endus hidungnya yang membesar. Lubang hidung raksasa ini membuatnya lebih lega bernapas. Apa ini bisa disebut keajaiban?
“Li Cha yang terkasih！！” Helen telah berkali-kali mengoreksi umpatan kasar Liu Zhenhan. Helen menekankan bahwa seorang pendeta mulia di antara Orang Binatang pasti akan memiliki gelar bangsawan, bahkan gelar kehormatan sekalipun. Ucapan kasar pasti akan membuat statusnya menjadi bahan ejekan. Kalimat Liu Zhenhan ini langsung membuat wajah Helen berubah pucat.
“Gadis kecilku！” Liu Zhenhan mulai merayu dengan muka tebal, “Sayangku！ Jangan marah, ini salahku！ Aku mengaku！ Aku bukan manusia！ Aku binatang！”
Trik andalannya adalah berlagak keren dan pura-pura memelas.
Akhirnya Helen tidak bisa menahan tawa lagi.
“Li Cha！” Kata Helen: “Di antara Bangsa Binatang, memanggil orang 'binatang' bukanlah makian yang kuat, karena saudara hewan kita memang binatang. Seharusnya kau memaki dirimu sebagai goblin licik yang hina.”
“Oh？” Liu Zhenhan sendiri tertegun.
“Kalau begitu aku goblin！ Goblin tak tahu malu！” Liu Zhenhan langsung menyambar.
“Kau adalah ayam mutiara di kebun sayur！” Helen menutupi mulutnya sambil tertawa kecil.
“Aku ayam mutiara！” Liu Zhenhan mengulangi dengan wajah penuh kesungguhan, padahal dalam hati sedang menertawakan diri - rupanya makian bangsawan hanya segini tingkatannya, sungguh konyol.
Tawa Helen semakin riang. Wajah ayunya yang mempesona memancarkan kesantunan yang menyimpan pesona dan daya tarik tak terkatakan.
Liu Zhenhan merasa hatinya berdebar-debar, hidungnya mencium aroma tubuhnya, tangannya mulai tidak bisa dikendalikan.
"Jangan begitu, Li Cha!" Helen berusaha keras mendorong cakar setan yang menyusup dari kerah baju, dia merasakan kekuatan Liu Zhenhan seperti monster.
"Etiket bangsawan tidak memperbolehkan perlakuan mesum seperti ini pada seorang gadis!" Helen ingin menamparnya, tapi hatinya tidak tega.
Dicaci maki seperti itu, Liu Zhenhan pun menjadi lebih sadar.
"Apa yang terjadi ini!" Liu Zhenhan merasa daya tahannya semakin lemah, jika terus begini bisa terjerumus ke dalam kejahatan.
"Maafkan aku, Helen!" Liu Zhenhan sendiri juga merasa tadi terlalu impulsif, Helen masih gadis 4 tahun lebih muda darinya.
"Sebenarnya ini salahku." Helen merapikan jubah pendetanya, wajahnya menengadah dengan air mata seperti mutiara menggantung di bulu matanya yang panjang: "Gadis rubah seperti kami selalu memiliki daya tarik yang memikat bagi pria, entah mengapa Dewa Perang Kampus menganugerahkan wajah cantik namun menggoda ini. Kecantikan ini bahkan membuat kami menjadi lambang kebejatan di mata manusia jahat. Padahal gadis Suku Rubah sangat menjunjung kesetiaan dan nilai keluarga."
Keringat dingin mengucur di tubuh Liu Zhenhan, ternyata dirinya juga sama seperti manusia jahat itu, melakukan kesalahan yang tak seharusnya.
“Aku tidak menyalahkanmu!” Helen bersandar di dada Liu Zhenhan sambil terisak berkata: “Cinta antar ras di antara bangsa binatang memang jarang terjadi, tapi entah mengapa, Li Cha, aku tetap jatuh cinta padamu.”
“Ini salahku! Bagaimana bisa kecantikanmu yang mempesona menjadi kesalahanmu?” Liu Zhenhan berkata serius: “Helen, gadis kecilku, aku bersumpah padamu, demi Mao Zedong... tidak... demi Dewa Perang Tertinggi Kampas, aku akan menjagamu seumur hidup! Pikiran kotor hina inilah yang tumbuh subur dalam hatiku, mencemari kesucianmu.”
Helen kembali tersentuh dan menangis tersedu-sedu.
Meski kata-katanya manis, dalam hati Liu Zhenhan bergumam, istri secantik ini harus dijaga ketat di rumah.
“Bagaimana cara kita turun?” Helen akhirnya berhenti terharu dan mengajukan pertanyaan praktis. Mulut kawah gunung berapi di bawah mereka tingginya lebih dari dua puluh meter, dengan area seluas beberapa kilometer tanpa lereng landai, hanya tebing curam yang dipenuhi lumut licin.
“Ini bukan masalah besar, lihat saja!” Liu Zhenhan tertawa.
Tebing di sini hanya setinggi belasan meter. Saat latihan dulu, tebing ratusan meter pun harus dia taklukkan dengan hitungan stopwatch.
“Mencari beberapa akar pohon anggur dan mengikatnya bersama-sama, Liu Zhenhan mengikat ujung tali anggur tersebut di sebuah pohon kelapa di tepi kawah gunung berapi. Setelah menarik-nariknya dan merasa cukup kuat, dia merobek beberapa helai kain putih dari jubahnya, membalut tangannya dengan erat, lalu menepuk-nepuk tanah gembur sambil menggosok-gosokkan tangannya.”
“Kamu harus hati-hati!” Ekspresi wajah Helen dipenuhi kekhawatiran. Kondisi fisik pendeta altar yang umumnya lemah membuat Helen sangat cemas.
“Tidak apa!” Liu Zhenhan berpikir sejenak lalu berkata: “Kamu segera anyam beberapa tali anggur yang panjangnya cukup sampai ke dasar kawah dari atas, siapkan 20 hingga 30 batang. Ikat ujungnya di pohon kelapa, lalu lempar tali-tali itu ke bawah. Setelah aku memotong bambu, aku akan mengikatnya di sini. Kamu tidak perlu melakukan apapun, nanti setelah kita naik kita bisa menarik bambu-bambu itu bersama.”
“Aku masih tidak tenang, lebih baik kita pulang saja.” Helen menarik ujung jubah Liu Zhenhan, “Kita pakai pohon kelapa saja untuk membuat rakit.”
“Pohon kelapa terlalu berat, tidak bisa ditarik.” Liu Zhenhan tersenyum sambil memegang bahu Helen.
“Aku khawatir denganmu!” Mata Helen kembali berkaca-kaca: “Jika terjadi sesuatu padamu, aku akan melompat ke bawah untuk menemanimu.”
“Jangan-jangan!” Liu Zhenhan tersentuh namun juga sedikit takut, “Aku turun dengan tali anggur terikat di badan, mana mungkin mudah terjatuh sampai mati!”
“Tapi bagaimana jika tali anggurnya putus?” Helen masih belum tenang.
“Aku sudah mencoba, rotan ini benar-benar kuat!” Liu Zhenhan berpikir sejenak, lalu mengeluarkan kaus kaki dari tubuhnya, memotongnya menjadi potongan panjang dengan pisau. Di dunia yang aneh ini, hanya kaus kaki ini yang bisa memahami kenangan Liu Zhenhan dengan masa lalunya.
Kaus kaki katun itu dipenuhi noda darah dengan intensitas berbeda. Meski sudah dicuci bersih oleh Helen, noda darah itu tetap tidak bisa hilang.
Liu Zhenhan merapikan rambut merah bergelombang indah Helen, lalu mengikatkannya dengan hati-hati menggunakan potongan kain dari kaus kaki.
“Helen, ini adalah satu-satunya benda di dunia yang benar-benar milikku. Sekarang kuberikan untukmu, satu-satunya.” Liu Zhenhan berkata dengan serius dan penuh perasaan.
Helen tidak bisa menahan air mata lagi. Ia langsung memeluk Liu Zhenhan sambil menangis tersedu-sedu.
Guoguo melompat dari kepala Liu Zhenhan ke lengannya, menatap kaus kaki di tangan Liu Zhenhan dengan mata berbinar.
“Hehe… Kamu juga mau jadi Pengantin?” Liu Zhenhan hampir lupa dengan harta karunnya. Ia memotong sehelai kain dan mengikatkannya di leher Guoguo. Guoguo sangat senang, kedua cakar kecilnya dengan sayang memain-mainkan kain kaus kaki berwarna merah darah.
“Aku pergi.” Liu Zhenhan menurunkan Guoguo ke tanah, lalu melambaikan tangannya dengan penuh semangat.
“Swish!” Guoguo melompat ke tubuhnya, dalam beberapa gerakan, ia sudah memanjat hingga ke dahi Liu Zhenhan, mencengkeram rambutnya dengan erat, membuat Liu Zhenhan mengerang kesakitan.
“Ayo pergi!” Liu Zhenhan memelintir pantat gemuk Guoguo, menggenggam tali rotan lalu melompat dari tepi jurang. Hailun menjerit ketakutan, wajahnya pucat pasi, ia menyambar ke tepi kawah gunung berapi. Di bawah, Liu Zhenhan sedang memegang tali rotan, melompat-lompat turun secara vertikal dari tebing licin. Kakinya hanya menendang tebing sekali, seluruh tubuhnya langsung meluncur turun dengan gesit. Saat tali rotan berayun membentuk busur dan kembali ke tebing, ia sudah menggenggam erat talinya, menghentikan luncuran, lalu menendang lagi.
Hailun merasa pusing dan penglihatan berkunang-kunang. Ia ingin menutup mata, tapi tak tega melepas pandangan dari Li Cha yang tercinta. Setiap kali melihat Li Cha meluncur turun dengan cepat, hatinya berdebar-debar ketakutan. Saat melihatnya berayun kembali ke tebing, barulah ia menghela napas lega.
Hailun merasa seolah ada gendang perang ritual perang di dalam hatinya, berdenting "dong-dong" membuat dadanya bergetar.
Melihat Liu Zhenhan mendarat dengan selamat di tanah, Hailun baru menyadari punggungnya sudah basah oleh keringat.
“Hati-hati ya!” teriak Hailun sambil berdiri, menghadap ke lembah gunung berapi.
Liu Zhenhan melambaikan tangan padanya sambil membuat wajah lucu.
Helen mulai menyanyikan satu-satunya lagu perangnya, bagian awal dari lagu spiritual yang dapat menenangkan jiwa. Liu Zhenhan mendengar suara merdu itu dan merasakan kekuatan misterius mengalir deras dalam dirinya.
Di tebing tinggi, pita merah di rambut Helen berkibar-kibar ditiup angin laut kencang, bagai nyala api cinta.
※※※
『Latar Belakang: "Oubisilaqi" adalah umpatan khas Liu Zhenhan, sepadan dengan makian seperti "Sial!" atau "Bangsat!"』
BAB IV Lagu Perang Evolusi Alami
Liu Zhenhan mengamati dasar lembah yang sunyi. Suara burung semacam kedasi bergema di antara bambu, menciptakan kedamaian.
Liu Zhenhan menginjak rumput sehalus karpet, matanya terpaku pada gua gelap di tepi tebing. Dari beberapa gua yang ada, entah mengapa hanya ini yang menarik perhatiannya.
Mulut gua itu seperti raksasa purba bergigi batu runcing. Angin berdesir mengitari lubangnya. Berdasarkan pengalaman bertempur, Liu tahu posisi gua ini sempurna untuk pertahanan - ketinggian ideal untuk serangan maupun bertahan.
Firasat buruk menyengat Liu seperti setrum listrik.
Pupil Helen yang berdiri di tepi jurang tiba-tiba membesar. Ia melihat Richard tercintanya tiba-tiba merayap di tanah seperti ular, bergerak dengan gesit dan postur aneh yang tak terdefinisi, sunyi namun cepat.
Di mulut gua tercium bau amis kencing. Di samping batu-batu karang menjulang, terdapat beberapa tumpukan kotoran hitam mengkilap, masing-masing sebesar setengah tumpukan kotoran sapi, berjejer seperti menara pil besar. Liu Zhenhan mengaduk kotoran yang relatif segar dengan anak panah bergigi serigala di tangannya - tidak ada serat rerumputan di dalamnya. Hidungnya yang telah termutasi tanpa ragu mencium bau kotoran itu.
Liu Zhenhan perlahan mengorek kotoran dengan jarinya, lalu mengoleskannya seperti krim pelembab di dahi, lengan, dan sekujur tubuhnya. Bahkan Guo Guo si kera tidak luput, wajahnya dicoreng hingga seperti topeng. Setelah seluruh tubuhnya dipenuhi "bintang-bintang yang bertebaran" dengan aroma busuk menyengat, ia melemparkan kerikil ke dalam gua, lalu menyambar ke sisi mulut gua dengan kecepatan kilat, membalikkan badan ke tiang stalagmita tajam.
"Dek..." Kerikil memantul beberapa kali di dinding gua sebelum jatuh, menghasilkan rangkaian bunyi gemerincing yang nyaring.
Di dalam gua masih tidak ada gerakan.
Liu Zhenhan meletakkan busur dan panah di tanah. Meskipun dia tidak mendengar langkah kaki, dia sudah mendengar suara napas ringan seperti mengendus, dan merasa Guoguo juga sepertinya menahan napas.
Helen di tebing melihatnya bersikap seperti menghadapi musuh berat, menjadi sangat tegang, terus berganti posisi dan sudut pandang untuk melihat lebih jelas.
Liu Zhenhan seperti macan tutul yang sedang menerkam mangsa, menghilang sekejap di mulut gua.
Saat Helen khawatir bukan main, Liu Zhenhan sudah keluar dari gua sambil membawa tiga benda kecil berbulu. Helen yang terlalu jauh tidak bisa melihat jelas.
Liu Zhenhan melambai-lambai ke Helen dengan tiga anak serigala kecil di tangan. Dia tahu sikap tegangnya tadi pasti membuat Helen khawatir. Saat kepala kecil berbulu biru itu baru mengintip dari mulut gua sambil terus mengendus, langsung dipukulnya dengan tekanan tangan di pangkal leher.
Kemampuan Liu Zhenhan sebelumnya bisa memecahkan 10 batu bata bertumpuk dengan satu pukulan. Tanpa melihat lagi, tubuhnya langsung menyusup ke dalam gua. Dua anak anjing kecil di lorong masih mengibas ekor dan mengendus, belum sempat bersuapun sudah dipuntirnya leher dengan jari sampai tulang belakang patah.
Gua itu tidak terlalu dalam, di dalamnya terdapat tumpukan jerami kering. Cahaya redup, Liu Zhenhan mengambil tiga anak serigala, memeriksanya dengan seksama. Bukankah mereka mirip sekali dengan serigala ajaib yang dilihatnya hari itu?
Di atas tumpukan jerami terdapat cekungan besar. Liu Zhenhan menemukan beberapa helai bulu serigala biru sebesar helai rambut di situ.
Liu Zhenhan menatap cekungan itu dalam-dalam.
Keluar dari mulut gua, Liu Zhenhan melambaikan tangan ke arah Hellen: isyarat agar dia segera pergi, jangan berlama-lama di sini.
Tak berani membuang waktu, Liu Zhenhan melemparkan tiga anak serigala itu, berlari keluar gua, mengambil ranting mawar dari semak-semak. Tak peduli durinya, dengan cepat dia melilitkannya di kepala dan tubuhnya.
Langit kembali bergema oleh nyanyian perang merdu Hellen. Begitu mendengarnya, hati Liu Zhenhan langsung dipenuhi kecemasan.
Setelah mendengar dua kalimat, Liu Zhenhan merasa ada yang aneh. Lirik lagu perang ini berubah: bukan Lagu Roh lagi, melainkan sebuah lagu dengan melodi mirip namun lebih heroik, bernuansa perang sengit bagai besi dan kuda perang.
Liu Zhenhan merasa matanya menjadi lebih terang, kulitnya juga jauh lebih sensitif. Aliran udara di sekitar yang perlahan menyapu kulitnya bisa dirasakan dengan jelas. Saat daun bambu di hutan dekatnya tertiup angin hingga terbalik, serat-serat halus di atasnya terlihat jelas.
“Evolusi alami?” Liu Zhenhan juga terkejut. Ia teringat perkataan Hailun bahwa di antara imam Bimeng, ada beberapa yang luar biasa bisa memahami kekuatan Dewa Perang Kamus melalui pencerahan dalam situasi berbahaya, berevolusi alami, menguasai nyanyian perang yang seharusnya hanya bisa dipelajari imam tingkat tinggi.
Liu Zhenhan merasa nyanyian perang yang dilantunkan Hailun sekarang sangat mirip dengan "Nyanyian Berkat" yang sering disebutkannya.
Sebelum ada pikiran lain muncul, seolah ingin menunjukkan kekuatan, dari kedalaman hutan bambu terdengar lolongan serigala yang nyaring. Seperti suara koin Yuan Datou bermutu tinggi yang ditiup, lolongan itu penuh provokasi, ancaman, dan agresi, bergema di lembah.
Liu Zhenhan merasakan sama sekali tidak ada lagi rasa khawatir atau takut di hatinya. Ia tidak tahu apakah ini efek "Nyanyian Berkat", tapi yang pasti darahnya terasa mendidih, ada desakan kuat untuk menebas orang, atau ditebas.
“Perasaan ini seperti suara terompet perang yang terpendam dalam ingatan, darah Liu Zhenhan mengalir deras ke kepala.”
Membawa angin kencang, Liu Zhenhan menerjang ke dalam rumpun bambu tempat lolongan serigala, tubuhnya yang besar menyatu dengan hijaunya batang bambu perut Buddha.
Di antara rumpun bambu terdapat jalur alami, Liu Zhenhan melesat membawa dedaunan kering beterbangan.
Setelah berlari kurang dari lima menit, langkah Liu Zhenhan pelan-pelan melambat, pikirannya mulai jernih kembali.
"Jangan bertindak gegabah." Liu Zhenhan menekan hasrat bertarung yang menggelegak dalam hatinya, berbicara pada dirinya sendiri.
Dari kedalaman bambu terdengar geraman rendah, suara yang sangat dikenalnya sebagai pertanda serangan serigala angin. Liu Zhenhan meloncat ke depan, berguling dengan lincah.
Kini ia kembali menjadi tentara pengintai yang menyusup sarang musuh di medan perang Nanjiang, melata seperti ular adalah keahlian khususnya dan rekan-rekannya.
Di tengah rumpun bambu terbuka lapangan, batang-batang bambu perut Buddha tersusun melingkar seperti gentong. Liu Zhenhan membuka semak beri di depannya, langsung melihat pantat serigala biru sebesar anak sapi menghadapnya.
Ada lagi seekor serigala sihir angin.
Pupil Liu Zhenhan menyempit tajam seperti ular berbisa yang sedang memburu.
Ukuran serigala sihir ini sedikit lebih kecil dari yang menyerangnya tempo hari, dengan perutnya menggantung dengan puting susu yang panjang dan menggembung, menandakan jenis kelamin betina.
Serigala betina ini sedang berkeliaran gelisah di sekitar kura-kura raksasa, suaranya rendah dan gelisah.
Gerakan serigala betina yang meluncur ke samping memperlihatkan seluruh wujud kura-kura raksasa itu pada Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan kembali terpana.
BAB V PEMBURU YANG RAKUS
Kura-kura ini sebesar pintu gerbang rumah megah, cangkangnya menjulang seperti bukit kecil penuh lekukan, warnanya hijau lumut tua. Keempat kakinya sebesar paha sapi dengan kulit berlipat-lipat.
Yang paling mengejutkan Liu Zhenhan adalah kepala kura-kura itu bertanduk rusa tebal. Kepala sebesar bakul itu terkulai lemah, mata sebesar lonceng tembaga redup, hidungnya yang menjulang terluka parah seperti bibir bayi yang terbelah, meneteskan darah kental.
Serigala betina mengendus-endus hidungnya, berputar perlahan dan menatap ke arah Liu Hanzhan yang bersembunyi. Melalui celah-celah semak berry, Liu menangkap pandangan tajamnya. Serigala itu tak terlalu memperhatikan semak berry yang diam, hanya merendahkan tubuhnya dan mengendus lagi, terlihat bingung.
Angin sepoi-sepoi berhembus dari arah bambu, membawa aroma ke hidung serigala yang berdiri di sumber angin.
Arah angin berubah sedikit, menggulung daun-daun kering membentuk pusaran. Serigala itu mengeluarkan dengusan dan memutar kepala kembali ke arah kura-kura raksasa.
Dari sudut mulut kura-kura raksasa itu mengalir air liur panjang, menunjukkan keadaannya yang sangat lemah.
Liu melihat cangkang telur berdarah putih menyembul dari belakang tubuh kura-kura. Kura-kura itu berusaha bertelur, namun setiap kali hendak mengedan, serigala langsung berpindah ke belakangnya. Dengan sisa tenaga, kura-kura itu selalu bisa memutar tubuhnya kembali menghadapi serigala.
Liu menyaksikan dua makhluk itu berputar-putar seperti ayam aduan, namun tak satupun memulai serangan.
Serigala sihir angin itu beberapa kali membuka mulutnya, tapi Liu tak melihat satupun bilah angin terlontar. Pengamatan ini membuat Liu menyeringai dingin.
Setelah lama ditunggu-tunggu, akhirnya pisau angin lain keluar dari mulut serigala ajaib. Pisau angin yang berputar kencang ini ukurannya jauh lebih kecil dua kali lipat dari yang dilihat Liu Zhenhan sebelumnya. Pisau angin itu ditujukan ke bagian belakang telur kura-kura raksasa, namun dengan susah payah kura-kura itu berbalik badan, sehingga pisau angin itu mengenai tepi cangkangnya. Selain meninggalkan luka di kulit kaki kura-kura yang penuh kerutan, cangkangnya tetap utuh.
Serigala ajaib itu juga terengah-engah, lidah merah darahnya menjulur separuh.
Meski tak punya tenaga untuk menyerang, serigala ajaib masih mengandalkan kelincahannya, sesekali mendekati kura-kura raksasa dan mencakar sekali.
Semakin Liu Zhenhan memandangi kura-kura raksasa ini, semakin ia merasa makhluk ini sepertinya pernah dilihatnya di suatu tempat.
Setelah berpikir sejenak, akhirnya teringatlah di kaki gunung Zhouchendun di kampung halamannya, ada makam kuno Jenderal Fei Lian yang di depannya terdapat kura-kura penopang nisan yang persis sama; kepala bertanduk yang sama, tubuh besar yang sama.
Liu Zhenhan ingat waktu kecil bermain dengan kakaknya pernah kencing di atas kura-kura itu. Saat itu ada peramal yang lewat mengatakan nasib kakaknya sengsara, lalu menyuruh kakaknya mengangkat kura-kura itu sebagai ayah angkat agar bisa mengubah nasib.
“Sang dukun peramal berkata, kura-kura ini adalah putra naga. Naga berani menikahi istri jenis apapun, sehingga anak-anaknya bermacam-macam bentuknya yang aneh dan tak bisa berubah menjadi naga. Kura-kura ini adalah putra sulung naga.” Konon sebelum merdeka, Sungai Longchuan di kampung halaman sering banjir besar. Menurut dukun, itu ulah Jiao - salah satu putra naga.
Jiao adalah makhluk yang lahir dari telur hasil persilangan naga dan ayam hutan, terkubur tiga tahun di tanah sebelum menetas. Untuk memperkuat kredibilitasnya, sang dukun sengaja menambahkan kalimat ini.
Episode masa kecil ini masih diingat Liu Zhenhan hingga kini, terutama karena keunikannya. Waktu itu dia sangat mengagumi kemampuan naga.
"Besar nanti aku akan seperti naga, punya banyak istri." Demikian Liu Zhenhan berkata pada kakaknya dulu.
Kenangan masa kecil tidak membangkitkan sentimen kampung halaman dalam diri Liu Zhenhan. Dengan hati-hati ia mengeluarkan anak panah bergerigi, membidik serigala gaib yang mondar-mandir, jarinya mengait tali busur.
Apakah kura-kura ini benar putra naga, Liu Zhenhan sudah kehilangan minat untuk menyelidikinya seperti dulu. Sekarang jelas kura-kura itu kehabisan tenaga karena kesulitan melahirkan. Ancaman sebenarnya hanya serigala ini. Liu Zhenhan sangat tertarik pada tempurung kura-kura yang bahkan tak bisa dirusak pisau angin serigala gaib.
Tepat ketika Liu Zhenhan hendak melepaskan panah, serigala gaib itu tiba-tiba menyerang kura-kura raksasa.
Kecerdasan monster yang luar biasa terlihat jelas dalam sekejap ini.
Kali ini ia tidak lagi melepaskan pisau angin tajam. Meski serigala angin ajaib dapat secara alami menggunakan pisau angin, kemampuan itu tidak tak terbatas. Serigala ini telah menghabiskan seluruh kekuatan magis yang dapat dipanggilnya. Namun ia tidak hanya mengandalkan serangan magis - taring tajam seperti bor justru lebih mematikan dan kuat dibanding pisau angin; Pertarungan berkepanjangan memang bisa membuat kura-kura raksasa yang sedang dalam tahap kesulitan melahirkan ini perlahan kehabisan darah. Tapi suara aneh dari luar bambu membuat serigala kehilangan kesabaran. Suara bergemuruh itu pasti berasal dari makhluk raksasa. Tiga anak serigala yang kelaparan di gua membuat sang induk resah. Ia tak punya pilihan selain segera mengakhiri pertarungan dan pulang.
Serigala betina itu pura-pura merendahkan tubuhnya, menjilati cakar depan dengan lidah. Gerakan yang terlihat santai ini sebenarnya taktik pengalihan yang sempurna. Dalam sekejap, kaki belakangnya yang kekar mendorong kuat, seluruh tubuh serigala melayang membentuk formasi lompatan serangan.
Tubuh Serigala Ajaib bahkan terlihat melakukan gerakan melayang di udara, seluruh tubuhnya membentuk lengkung aerodinamis seperti burung besar yang sedang menerkam mangsa. Cakar raksasa berwarna biru kehijauan sebesar lima kait di kaki depannya mencengkeram keras ke bola mata Kura-kura Raksasa. Rahangnya yang menganga lebar memperlihatkan gigi serigala sepanjang satu inci yang kasar dan tajam, mengarah tepat ke tenggorokan sang kura-kura.
"Creek..." Suara robekan mengerikan terdengar ketika gigi tajam bertemu dengan kulit kasar kura-kura yang mengeluarkan gesekan logam nyaring. Serigala itu menggeliat-geliat di udara seperti anak sapi yang sedang kejang, tubuhnya berputar beberapa kali dalam upaya gila untuk menyobek daging dari tubuh musuhnya. Kulit Kura-kura Raksasa ternyata sangat lentur. Meski berhasil menggigit kulit berlipat itu, tarikan sekuat apapun tidak mampu merobeknya.
Liu Zhenhan bernapas tersengal-sengal, hampir tak percaya dengan pertarungan maut di depannya. Dengan panah yang kini diarahkan ke lubang pantat serigala, ia menarik nafas dalam dan membuka busur. Sebuah peribahasa terlintas di benaknya: "burung camar dan kerang berebut".
“Ba Xia!” Kura-kura raksasa yang sekarat itu mengangkat lehernya sambil mengaum dengan suara parau dan bergemuruh bagai guntur. Serigala iblis itu masih menggigit lehernya yang kekar tanpa melepas, darah segar menyembur seperti letusan gunung berapi, "desis" keluar dari sela-sela taring serigala.
Kaki kiri kura-kura itu melakukan gerakan seperti meronta, dengan canggung menghantam serigala yang menggantung di tenggorokannya.
"Boom!" Dentuman dahsyat bagai ledakan dinamit menggema.
Seluruh hutan bambu berguncang seperti kejang, daun bambu berhamburan bagai hujan "gemerisik".
Liu Zhenhan yang tengkurep di semak-semak merasakan tanah bergetar hebat, seolah truk tua melindas jalan berlubang.
Hampir saja ia berkhayal gunung berapi ini meletus kembali; pandangannya gelap, kepala pusing, dadanya sesak. Tenggorokannya terasa manis, hampir muntah.
Jari yang menarik tali busur lunglai, panah bergigi serigala "swoosh" melesat ke langit, menembus daun-daun bambu yang beterbangan.
BAB 6 Panggilan Perdana Tuan Liu
Saat Liu Zhenhan yang pusing dan matanya berkunang-kunang mulai sadar, dia terkejut menemukan serigala ajaib angin berwarna biru langit yang sebelumnya mendominasi pertarungan, kini hanya tersisa separuh tubuh bagian atas yang mencuat di permukaan tanah. Separuh tubuh lainnya tertindih cakar kura-kura raksasa yang menghantamnya dengan brutal ke dalam tanah, meninggalkan lubang berdebu yang masih mengeluarkan kabut seperti uap.
Bagian atas tubuh serigala ajaib itu seperti boneka daruma yang tertancap di tanah, berdiri tegak dengan pose manusia. Kepalanya miring dengan ekspresi menyakitkan yang aneh, mata yang dahulu memancarkan kesombongan kini dipenuhi ketidakpercayaan. Rahangnya yang terbuka lemas masih menyisakan sepotong kulit hitam kura-kura raksasa yang tercabik.
"Kekuatannya luar biasa!" Liu Zhenhan merasa sangat ngeri! Jika tidak melihat langsung, mustahil percaya!
Di saat yang sama, Liu Zhenhan juga merasa lega. Andai saja dia gegabah bertindak dan terkena hantaman seperti itu, mungkin dialah yang akan binasa.
Liu Zhenhan bangkit perlahan sambil memegang busur dan anak panah. Serigala ajaib itu belum mati sepenuhnya, darah yang mengalir dari tubuhnya yang terpotong telah membentuk genangan darah dangkal di tanah. Matanya yang setengah terbuka tepat mengarah padanya.
Ketika melihat manusia besar tiba-tiba muncul dari semak belukar dengan ranting mawar dan bau kotoran serigala yang familiar, sorot mata serigala ajaib betina itu tiba-tiba menunjukkan kilatan pencerahan seolah telah memahami sesuatu.
“Ternyata monster benar-benar punya kecerdasan!” Liu Zhenhan menghela napas, rasa kagum tak tertahankan: “Dulu aku tidak percaya, sekarang aku benar-benar yakin.”
Mata serigala betina itu tiba-tiba menatap tajam ke panah di tangannya, mata panah dari taring serigala yang familiar membuat sang betina yang hampir mati itu memancarkan sorot mata aneh.
“Auu...” Serigala betina itu dengan susah payah mengangkat lehernya, melolong pendek dengan percikan darah, suaranya pilu menyayat seperti angin menggeser pisau, bergemerincing dengan siulan tajam.
Sebuah panah panjang menembus mulutnya yang terbuka lebar, menusuk tenggorokan dan memutus suaranya.
Serigala iblis itu rubuh di depan kepala kura-kura raksasa, bagian pinggang belakangnya terpotong rapi. Liu Zhenhan melihat cakar depan kura-kura raksasa itu masih berlumuran darah serigala dan susu putih.
Liu Zhenhan refleks mengusap wajahnya, telapak tangannya yang terbuka terdapat cairan putih lembab yang menguar aroma susu samar.
Saat belum membunuh serigala iblis ini, Liu Zhenhan hanya berpikir bagaimana menghabisiinya. Tapi setelah berhasil, entah mengapa hatinya dipenuhi kekecewaan yang tak terungkap.
Lubang di depan kura-kura raksasa itu membuat Liu Zhenhan tak tahan mengangkat kakinya dan menjulurkan kepala. Liu tidak berani terlalu dekat, masih menjaga kewaspadaan.
"Astaga!" Sorot mata Liu dipenuhi kekaguman, "Tenaganya luar biasa! Pantas jadi penopang prasasti!"
Kura-kura itu sudah kehabisan tenaga. Kepalanya berusaha diangkat tapi gagal. Bola mata yang baru dicabik serigala siluman bergantung setengah di kelopak matanya, meneteskan darah segar.
"Sulit melahirkan?" Liu beralih ke bagian belakang kura-kura, menatap telur putih itu dengan kagum. Sang kura-kura mencoba bergerak tapi tak berdaya.
Di bagian atas cangkang dekat ekor, ada tulisan kuno yang menarik perhatian Liu. Tak disangkanya ada yang bisa mengukir di cangkang sekeras itu, bahkan senjata angin serigala siluman pun tak mampu melukainya.
Hurufnya besar, terukir dalam.
"××，××，××，××？"
Liu berusaha membaca aksara kuno Zhuàn yang rumit ini. Dulu dia pernah belajar menyalin prasasti kuno bersama kakaknya. Mengandalkan kemampuan seadanya (seperti papan "Jalan Buntu" di perutnya), dengan tebakan angka-angka yang mendominasi, akhirnya bisa terbaca.
“Tulisan burung apa ini?” Liu Zhenhan mengerlingkan matanya, dia menyadari bahwa ini memang aksara kuno Tiongkok yang pernah ditirunya.
“Apa?” Liu Zhenhan tiba-tiba tertegun lagi! “Kenapa ini huruf Tiongkok?”
Otaknya yang lamban dan tidak peka teringat bahwa dirinya berada di dunia yang tak masuk akal - tempat ini ada manusia, juga ras manusia berevolusi dari binatang selain monyet!
Sudah pasti tidak ada orang Tionghoa! Sudah pasti tidak ada aksara Tiongkok!
Lalu dari mana asalnya tulisan-tulisan ini? Siapa yang mengukirnya?
Tak ada bahasa atau tulisan apapun yang bisa menggambarkan gejolak pikiran kompleks Liu Zhenhan saat ini!
Hanya satu pikiran yang tersisa: bagaimana cara mengetahui siapa yang meninggalkan tulisan ini di cangkang kura-kura ini? Apakah dia berasal dari tempat yang sama denganku?
Bisakah kembali lagi?
Tapi kura-kura tidak bisa bicara! Bagaimana? Wajah Liu Zhenhan pucat bagai mayat, tubuhnya terjatuh duduk di tanah, bahkan duri mawar yang menusuk pantatnya tak lagi terasa sakit.
Setelah lama menggaruk-garuk kepala, bola mata Liu Zhenhan berputar licik, kilatan inspirasi muncul di pikirannya.
Akhirnya dia teringat bisa menggunakan Nyanyian Spiritual untuk menjinakkan binatang piaraan. Jika binatang buas yang dijinakkan dan pendeta bisa berkomunikasi batin, mengerti satu sama lain, mungkin bisa dicoba. Siapa tahu bisa menemukan jawaban.
"Liu Zhenhan berusaha menenangkan perasaan gembiranya yang bergetar hebat, nyanyian perang yang bergelora tiba-tiba menggema.
Sebuah aura keemasan samar menyelimuti kura-kura raksasa di tanah dalam nyanyian perang yang bergema, mata tunggal kura-kura yang sekarat itu tiba-tiba memancarkan sorotan penuh kejutan.
Liu Zhenhan tiba-tiba merasakan sensasi aneh seolah tubuh dan jiwanya terpisah, kenangan berantakan tentang asap mesiu, dentuman senjata, wajah tampan kakak laki-lakinya, ibu, adik perempuan - semua kilasan ingatan itu melintas seperti klip film di kepalanya sebelum tiba-tiba terserap seperti dihisap spons, meninggalkan rasa dingin yang menusuk di antara alisnya.
"Berhasil!" Liu Zhenhan bersorak gembira. Dia ingat perkataan Helen bahwa komunikasi spiritual antara pendeta dengan monster yang telah ditaklukkan memang terasa seperti ini.
"Kau... terlambat... Kita berasal... dari dunia yang sama... Mengapa... Tak kusangka... Sepanjang hidupku Bixi... menjelajah empat penjuru... tapi akhirnya... tersesat..."
Gelombang pikiran liar dan tak terkendali menghantam keras kepala Liu Zhenhan, membuatnya berkunang-kunang seolah tempurung kepalanya retak dengan suara mengerikan yang samar. Liu Zhenhan menutup telinga dan terjatuh terduduk.
“Baxia! Baxia!” Kura-kura raksasa itu tiba-tiba membuka mulutnya lebar-lebar, memperlihatkan gigi manusia yang rapi, meneriakkan suara seperti semburan nafas terakhir. Pita suaranya sejak lahir serak, desisan nafas besarnya seperti lembu tua yang megap-megap.
"Kura-kura ini gila!" Liu Zhenhan mengusap kepala yang masih berdenyut-denyut sambil bergumam. Ia berusaha mengingat komunikasi telepati dengan kura-kura tadi, tapi tak kunjung menemukan titik terang.
Kepala raksasa kura-kura itu terkulai lemas, kelopak matanya menutup perlahan, bahkan kulit di kaki-kakinya mulai mengendur.
"Hei? Mati?" Hati Liu Zhenhan tiba-tiba diselimuti kesedihan tak terbendung. Entah mengapa, air matanya mulai mengalir deras.
"Ada apa ini?" Liu Zhenhan merasa aneh, air mata mulai mengaburkan pandangannya.
"Tidak mungkin kan?" Ia mengusap air mata yang deras mengalir, "Hanya karena binatang peliharaanku mati harus nangis seperti ini?"
"Keterlaluan!" Liu Zhenhan tak bisa menghentikan banjir air matanya. Butiran air mata sebesar kacang polong berjatuhan "bluk-bluk" ke tanah.
"Binatang... hiks... perdana ku ini..." Liu Zhenhan merebah di bangkai kura-kura sambil terisak, "Masih banyak yang ingin kutanyakan... hiks... kenapa... hiks... kau mati begitu saja..."
“Cangkang kura-kura ini ternyata barang bagus.” Liu Zhenhan menyeka ingusnya, meski hati dipenuhi kesedihan, sudah mulai menghitung nilai sisa kura-kura ini.
※※※
『Latar Belakang: Tulang kura-kura seharusnya bertuliskan "Sembilan di atas, satu di bawah, tiga di kiri, tujuh di kanan, dua-empat sebagai bahu, enam-delapan sebagai kaki".』
BAB VII Si Bodoh Berubah Menjadi Cendekiawan
Liu Zhenhan mengusap air mata dengan lengan bajunya, matanya berkaca-kaca, mulai mencari bambu kering di hutan bambu.
Ranting-ranting bambu kering menumpuk di atas bangkai kura-kura, api menyala-nyala tiba-tiba membungkus tubuh besar kura-kura itu, letusan suara bambu terbakar tak mampu menenggelamkan tangisan Liu Zhenhan yang melengking.
Langit bergema dengan teriakan burung pecuk, Liu Zhenhan mendongak melihat makhluk magis Helen yang payah itu sedang berputar-putar di atas hutan bambu.
Merasa ada yang tidak beres, Liu Zhenhan menoleh "Huò" ke belakang, menemukan Helen berdiri anggun di hadapannya.
Wajah Helen penuh memar biru dan ungu, rambutnya kusut, jubah pendeta penuh sobekan dan lumut; wajah memilukan itu membuat Liu Zhenhan langsung memeluknya sambil memanggil-manggil "sayangku".
"Kenapa kau turun? Kau tahu tingginya tebing ini?" Liu Zhenhan terisak-isak, air mata mengalir deras di wajah.
“Li Cha, aku mendengar suara ledakan seperti guntur, apa yang terjadi?” Hai Lun memutar lehernya melihat kobaran api yang menjulang ke langit, lalu menatap Liu Zhenhan yang wajahnya basah oleh air mata dengan debu hitam menempel, terkejut. Ia segera mengusap wajah Liu Zhenhan dengan tangan mungilnya yang putih, semakin diusap semakin hitam.
“Semua darah?” Liu Zhenhan tersedu-sedu menggenggam tangan kecil Hai Lun, di telapak tangan gadis itu terlihat bekas luka tergores akar pohon. “Kenapa kamu... egh... turun ke sini... kalau sampai terjatuh... kamu... egh... bagaimana aku harus hidup!”
“Aku sangat khawatir padamu...” Hai Lun memonyongkan bibirnya. “Li Cha, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kau begitu sedih?”
“Omong... kosong...” Liu Zhenhan mengusap air matanya. “Aku benar-benar dirugikan... egh... aku menangkap binatang gaib... egh... belum sempat dia... egh... menyapaku... egh... langsung mati...”
“Model ini sangat besar!” Hai Lun menatap bangkai kura-kura yang terbakar dengan suara "sreeet" dalam kobaran api, berkata dengan penuh penyesalan: “Sayang sekali sudah mati, kalau tidak, pasti binatang gaib yang kuat! Aku bahkan merasakan aura naga samar dari tubuhnya yang terbakar, pasti subspesies naga?”
“Binatang gaib subspesies naga?” Liu Zhenhan mengangkat wajah basah air matanya yang seperti bunga pir yang tertimpa hujan.
“Hehe…” Helen tak bisa menyembunyikan kebanggaan: “Mentorku, Nyonya Cui Beixi, adalah seorang pendeta naga bawah! Aku tidak mungkin salah mengenali nafas naga ini! Ini aroma yang kuat dan familiar.”
“Apa itu ‘model’?” Liu Zhenhan bertanya lemah.
“Itu kura-kura!” kata Helen dengan antusias dan polos: “Tahukah kamu, Walikota Agung di kuil kampung halamanku adalah kura-kura dari suku Model! Sayang sekali~ Seandainya binatang piaraanmu tidak mati, jika dibawa pulang, Walikota Agung pasti akan menghargaimu! Makhluk naga bawah! Liza-ku nanti bisa menyulam lambang naga bawah di jubah pendeta, binatang ini meninggalkan aromanya padamu, Liza-ku ternyata pendeta naga bawah! Tidak sampai sepuluh pendeta naga bawah di semua kuil Behemoth! Demi Kampus!!”
“Naga bawah apaan…” Liu Zhenhan menangis tersedu-sedu: “Mataku sekarang seperti Sungai Amazon! Entah kenapa, aku merasa sangat sedih.”
“Jangan menangis! Manis!” Helen menghibur seperti ke anak kecil, menepuk bahu Liu Zhenhan, “Sudah kubilang, binatang piaraan dan majikannya terikat kontrak batin. Kalau dia mati, pasti kamu akan menangis.”
“Aku jelas-jelas tidak punya ikatan dengannya! Baru kenal saja.” Liu Zhenhan merintih.
“Ini memang tidak bisa dihindari! Kami para pendeta percaya, hanya air mata yang suci yang menjadi tempat terbaik untuk menguburkan jiwa rekan seperjuangan.” Helen menghela napas. Ia mulai menyanyikan bagian pertama Lagu Perang Spiritual, Requiem, untuk menenangkan jiwa kura-kura raksasa ini.
Liu Zhenhan juga tak kuasa menahan diri untuk ikut melantunkan nyanyian tersebut dengan suara lantang.
Requiem yang tenang memancarkan lingkaran cahaya megah, menyelimuti bangkai kura-kura dalam kobaran api. Liu Zhenhan perlahan berhenti tersedu-sedu.
"Jancuk..." Liu Zhenhan mengumpat kasar. Melihat wajah Helen berubah kaku, ia cepat-cepat menelan kata-kata sisanya.
"Andai saja tahu menyanyi bisa menghentikan air mata, pasti sudah kubunyikan sejak tadi." Liu Zhenhan menghunus pisau, mulai menguliti sisa kulit serigala yang separuhnya sudah hancur tertimpa kura-kura.
"Air mata mengabadikan persahabatan kalian dalam pertempuran. Kesedihan adalah satu-satunya perasaan yang tersisa dari Li Cha untukmu. Beristirahatlah, pejuang Model yang gagah..." Helen mencium kedua tangannya yang tergabung, memberi penghormatan dengan setengah berlutut ke arah bangkai kura-kura yang terbakar.
"Persahabatan apalagi antara aku dan dia?" Liu Zhenhan mengerlingkan mata bengkaknya, bergumam pelan.
Hujan deras tumpah dari langit, seolah-olah langit pun tersentuh. Kobaran api perlahan padam diterpa air hujan.
Liu Zhenhan segera membalut jubah bulu di tubuh Helen, menengadah ke langit lalu menggelengkan kepala dengan pasrah.
"Lihat Richard! Dewa Perang Campas juga tersentuh oleh persahabatanmu dengan model!" Helen yang mengenakan jubah bulu berputar sambil menatap Liu Zhenhan dengan antusias.
Liu Zhenhan menyeringai.
"Wajahmu yang berlinang air mata sebenarnya sangat menggemaskan." Tiba-tiba Helen mulai membelai lembut wajah Liu Zhenhan, pandangannya berubah penuh kelembutan.
"Lagi-lagi begini! Aku paling takut kamu seperti ini!" Liu Zhenhan merintih. Kaki kecil ini hanya perlu memberi sedikit senyuman, langsung membuatnya tak bisa mengendalikan diri. Sejak mengenal Helen, celana dalam tempurung kelapanya harus dicuci setiap hari.
"Jika aku mati suatu hari nanti, apakah Richard akan menangis?" Helen menatap Liu Zhenhan penuh perasaan.
"Bodoh! Jangan bicara seperti itu!" Otot wajah Liu Zhenhan bergetar hebat hingga wajahnya berubah bentuk.
Ucapan kasar ini justru tidak membuat Helen marah, malah membuatnya tersenyum manis.
"Kemarilah lihat ini, Helen." Liu Zhenhan menggandeng tangan kecil Helen, menariknya ke belakang bangkai kura-kura yang masih mengeluarkan asap tipis, menunjuk tulisan di cangkang kura-kura yang hitam legam.
"Katanya semua pendeta punya pengetahuan luas, coba lihat ini, bisa mengerti tidak?" tanya Liu Zhenhan.
Alis Helen berkerut rapat, setelah mengamati cukup lama akhirnya ia menggelengkan kepala dengan penuh penyesalan.
“Sayang sekali, Li Cha yang terhormat, ini bukan jenis tulisan apa pun yang aku kenal. Tapi satu hal bisa kupastikan, ras yang mampu menciptakan tulisan pasti merupakan makhluk cerdas yang luar biasa.”
“Sekarang kau bisa berapa jenis bahasa?” Liu Zhenhan bertanya sambil mengerutkan alis dan menyipitkan mata.
“Kami suku rubah Fox adalah talenta manajemen ekonomi Kerajaan Behemoth. Sejak kecil, bangsaku mempelajari sebagian besar tulisan dan bahasa di Benua Aiqin. Walau aku hanya rubah kecil dari keluarga desa yang tak berkuasa, aku telah mempelajari Bahasa Umum Beastman, Bahasa Umum Manusia Aiqin, Bahasa Chik Latin, Bahasa Manusia Gurun, dan Bahasa Kurcaci Pegunungan. Saat berusia 13 tahun, mentor pengembara Lady Cuibeixi menemukan bakat imam tersembunyi dalam diriku. Setelah menerima 'Enlightenment Kebijaksanaan', aku belajar dasar-dasar selama setengah tahun di Kuil Thane Lengar kota terdekat. Sekarang pada dasarnya aku bisa memahami sebagian Bahasa Naga dan Bahasa Elf.” Hailun memandang Liu Zhenhan, merasakan keanehan dalam sikapnya.
“‘Fungsi Enlightenment Kebijaksanaan’ yang unik dalam Lagu Perang Spiritual, memungkinkan bahasa dan pengetahuan mentor imam ditransfer ke kami dalam batas maksimal,” tambah Hailun.
“Masih ada bahasa di benua ini yang tidak kau pahami?” Liu Zhenhan masih tak mau menyerah.
“Tentu saja ada. Bahasa-bahasa lokal berbagai suku sebanyak bintang di langit, termasuk aksara dan bahasa dari Benua Sutra Timur Jauh, mustahil bagiku untuk mempelajari semuanya. Di Dataran Liar Donau kita, masih ada peninggalan kuno dari Perang Dewa-Iblis sepuluh ribu tahun silam. Aksara di sana tidak hanya tak bisa kubaca, tapi bahkan Saman Agung Vian yang paling berilmu pun tak mampu memecahkannya.” Helen berkata jujur.
“Aku mengenal aksara di tempurung kura-kura ini.” Liu Zhenhan tersenyum dengan agak dipaksakan.
“Demi Kanpas!” Helen menutup mulutnya, bola mata indahnya membelalak lebar.
“Aku tidak membohongimu, ini serius.” Si Bodoh Liu Zhenhan mengambil napas dalam-dalam, lalu berkata dengan serius.
※※※
『Latar Belakang: "Pencerahan Kebijaksanaan" dalam Nyanyian Perang Spiritual adalah kemampuan unik. Artinya, setiap saman yang memenuhi syarat hanya memiliki satu kesempatan seumur hidup untuk mengajar murid. Inilah penyebab rendahnya produktivitas Saman Behemoth. Lagipula... Saman yang bangkit secara alami, karena tak memiliki warisan kebijaksanaan, membutuhkan waktu lebih lama untuk belajar dan berlatih, menciptakan kesenjangan dengan para calon saman.』
BAB 8 Hidangan Telur Naga yang Sangat Berani
“Aku pernah melantunkan Nyanyian Perang Spiritual di hadapanmu agar kau bisa mempelajari bahasaku. Jika aku tak bisa membaca aksara ini tapi kau bisa, apakah ini berarti tulisan ajaib yang hanya terdiri dari garis-garis ini berasal dari duniamu?” tanya Helen.
“Kurasa begitu.”
“Kalau begitu, Kanselir Perang tidak hanya menganugerahkan penyanyi jiwa bawaan seperti dirimu kepada ras Behemoth kami, tapi juga memberikan partner mistis bawaanmu.” Helen membelai cangkang kasar kura-kura raksasa dengan penuh penyesalan: “Sungguh disayangkan, sebelum sempat menorehkan jasa, partnermu sudah gugur dalam pertempuran.”
“Bukankah pemahamannya bukan seperti itu?” Liu Zhenhan terengah-engah antara ingin tertawa dan menangis: “Sebenarnya aku ingin memanggilnya untuk bertanya bagaimana cara kembali ke dunia asalku.”
“Apakah kau ingin meninggalkanku, Li Cha?” Mata Helen mulai memerah.
“Aku hanya sekadar berpikir...” Liu Zhenhan merasa agak bersalah.
“Aula suci hanya membutuhkan pendeta yang tulus. Mungkin aku terlalu memaksakan kehendak sendiri.” Helen memalingkan kepala, bahunya bergetar halus.
“Helen...” Liu Zhenhan gelisah memainkan jari-jarinya, hatinya hancur berderai, tapi tak tahu bagaimana menghiburnya.
“Kanselir Perang Kampus yang mengirimmu ke sini pasti memiliki alasan tersendiri.” Tiba-tiba Helen mengangkat kepala, memandang Liu Zhenhan dengan senyum licik: “Sekarang makhluk mistis ini telah kembali ke pelukan Kanselir Perang, kulihat bagaimana caramu kembali ke dunia sebelumnya!”
Siapa bilang suku Fox tidak licik! Melihat sorot mata Helen yang penuh kelicikan, Liu Zhenhan merasa pepatah itu sangatlah tepat!
Tanpa harapan pulang, Liu Zhenhan pun kembali menghadapi kenyataan.
Seolah tidak ada yang terjadi, Hai Lun dengan patuh menggunakan tulang ikan yang disematkan di rambutnya untuk melepas benang dari jubah, membantu Liu Zhenhan menjahit kulit serigala yang telah dikuliti. Liu Zhenhan masih membutuhkan sepasang sepatu bot, Hai menjahit dengan sangat teliti, jahitan rapat bagaikan hatinya yang lembut.
Liu Zhenhan berjongkok di samping Hai Lun, merasakan hati yang dipenuhi penyesalan. Ia berusaha keras mencari kata-kata penghiburan, tapi benar-benar tak menemukan ucapan yang tepat.
Ia tahu dalam hati Hai Lun masih menyimpan ganjalan. Dirinya memang egois waktu itu, hanya memikirkan diri sendiri, mengabaikannya sama sekali. Seandainya bisa pulang, akankah benar-benar meninggalkan Hai Lun? Tiba-tiba Liu Zhenhan sadar, meski bisa pulang pun, keputusan untuk pergi mungkin tetap sulit diambil.
Untuk mencairkan suasana canggung, Liu Zhenhan dan Hai mengobrol ngawur, membahas segala hal mulai dari membunuh tiga anak serigala ajaib hingga kematian kedua binatang ajaib ini yang saling membunuh.
Ketika tahu serigala betina ini mungkin pasangan serigala ajaib yang menyerang Liu Zhenhan dulu, Hai merasa agak menyesal. Ia berkata seharusnya mereka menyisakan anak serigala ajaib yang masih menyusu itu, tidak perlu sekejam itu. Perkembangbiakan binatang ajaib memang sangat sulit.
Liu Zhenhan juga menghela napas, mengatakan bahwa Model dan Wolff sebenarnya sama-sama mulia, dua ibu yang agung.
Kini Liu Zhenhan mulai terbiasa dengan nada bicara Helen. Meski merasa cara bicara Helen agak berbelit, tapi dia belajar cukup cepat. Ucapan "Wolff"-nya juga sangat fasih, entah apakah ini pengaruh Nyanyian Perang Spiritual.
Helen pun perlahan terbiasa dengan gaya bahasa "unik" Liu Zhenhan, bahkan sesekali melontarkan "Obisilachi" sebagai ungkapan seru.
Tiba-tiba Helen kembali menepuk kepalanya dan berteriak kencang.
“Ada apa? Gadis kecilku?” Liu Zhenhan terkejut berat.
“Kamu benar-benar orang bodoh!” Helen memukul dada Liu Zhenhan, tinju kecilnya mengetuk seperti genderang perang: “Jika tidak kamu ingatkan aku malah lupa! Kura-kura Model itu juga sedang hamil! Mengapa kamu membakarnya habis? Telurnya yang ditanam itu bisa menetaskan monster ras naga palsu yang kuat!”
“Ah?” Baru sekarang Liu Zhenhan mengingat masalah ini.
“Semakin kuat monster, semakin tinggi harga dirinya! Dewa Perang pasti menganggap kekuatanmu belum cukup membuat monster ras naga palsu tunduk padamu. Karena itu Beliau menganugerahimu monster Naga Sekunder yang sedang hamil, jelas-jelas kehilangan banyak darah hingga mengalami komplikasi persalinan, dengan harapan kau bisa menetaskan telur monster ini!” Rona penyesalan memenuhi wajah cantik Helen.
"Kempas! Brengsek kau! Berani mempermainkan aku!" Liu Zhenhan menggerutu dengan wajah memerah, hatinya terus-menerus memaki.
"Bagaimana mungkin makhluk siluman naga-palsu dikalahkan oleh serigala angin? Itu karena dia kehilangan banyak darah saat persalinan sulit!" Helen semakin kesal, meninju bahu Liu Zhenhan dua kali.
Liu Zhenhan pura-pura terbatuk seolah akan muntah darah untuk mencari simpati.
"Kau tahu betapa berharganya makhluk siluman naga-palsu?" Helen mencibir, mencolek kening Liu Zhenhan keras-keras.
"Nona Helen Lenna! Aku bersumpah pada Dewa Kempas! Pasti akan menangkap makhluk siluman naga-palsu lagi sebagai peliharaan!" Liu Zhenhan bersumpah sambil menunjuk langit.
"Naga adalah makhluk terkuat! Mereka punya kecerdasan setara manusia. Makhluk siluman naga-palsu adalah keturunan perkawinan mereka dengan makhluk kuat lain. Kau pikir varian mereka mudah ditemukan?" Helen menghitung jari: "Di seluruh Padang Tandus Donau, dari 400 lebih pendeta di semua kuil provinsi, hanya satu Pemimpin Shaman, empat Imam Utama, dan beberapa pendeta tinggi yang punya makhluk siluman naga-palsu! Bahkan di seluruh benua Aiqin dengan puluhan kerajaan manusia, hanya ada 50 lebih Ksatria Naga-Palsu dan dua Ksatria Naga sejati!"
“Ternyata naga di sini sama seperti di tempat kita, suka main perempuan juga.” Liu Zhenhan bergumam dalam hati.
Melihat Liu Zhenhan diam seribu bahasa, Helen mengira dia sedang menyalahkan diri sendiri, buru-buru menghibur, "Li Cha sayang, jangan sedih lagi. Kamu belum pernah merasakan aura monster ras naga palsu, kesalahan ini bukan sepenuhnya salahmu."
Liu Zhenhan menyeringai, wajahnya tak acuh sama sekali. Dia sama sekali tidak merasa menyesal.
"Tapi aku tetap merasa sayang!" Helen mengambil jarum tulang ikan di tangannya, mengancam lengan Liu Zhenhan, "Biar aku tusuk sekali untuk melampiaskan emosi!"
"Ayo!" Liu Zhenhan membuka lebar bajunya dengan wajah heroik, memperlihatkan bulu dada hitam legam.
Helen menggigit bibirnya dua kali, tetap tak tega melakukannya.
"Haha, tahu kamu pasti tak tega! Hei, gara-gara terormu, perutku jadi lapar." Liu Zhenhan berdiri dan mulai mengobrak-abrik mencari makanan.
Kelapa dan daging panggang yang dibawa tertinggal di tebing. Helen mengangkat bahu tanda tak membawa apa-apa.
"Hmm..." Mata kecil Liu Zhenhan berkedip-kedip, muncul lagi ide licik.
"Li Cha, mau apa kau?" Helen heran melihat Liu Zhenhan yang berlagak preman sambil menghunus pedang melengkung mendekati bangkai kura-kura.
"Cari makanan." Liu Zhenhan membungkuk, membelah lubang pantat kura-kura raksasa yang hangus dan berkerut-kerut.
“Hahaha!” Liu Zhenhan melemparkan pedang melengkungnya, mengeluarkan telur kura-kura sebesar "labu". Bagian depan cangkang telur itu menghitam oleh jelaga, sedangkan bagian belakangnya masih putih bersih menggemaskan. Cangkang yang membara membuatnya terus berganti-ganti tangan memegang.
“Kau ingin memakannya?” tanya Helen sambil mengerutkan alis.
“Ada pepatah: telur kura-kura, ditukar dewa pun tak mau!” Liu Zhenhan meletakkan telur raksasa itu di rumput, lalu mengayunkan pedang serbagunanya seperti memotong semangka, membelahnya menjadi empat bagian.
“Nona Helen tercinta, sudikah Anda berbaik hati menemani saya menikmati makan siang?” Liu Zhenhan mengambil sepotong telur sambil mengepalkan pantat, memberi hormat dengan membungkuk.
“Tuan terhormat, silakan nikmati sendiri.” Helen mengangkat sepatu bot yang sudah setengah jadi, “Saya harus mempersiapkan perlengkapan perjalanan untuk kekasih saya.”
Liu Zhenhan langsung menggigit bagian kuning telur yang masih cair. Waktu memanggangnya kurang, kuning telur berwarna keemasan itu masih memancarkan kilau menggoda.
Guoguo melompat dari kepala Liu Zhenhan, lalu dengan santainya merangkak ke potongan telur yang ukurannya sebesar tubuhnya dan mulai menggerogoti.
“Guoguo, makan yang banyak!” Liu Zhenhan dan Guoguo seperti sedang berlomba, sambil menggigit besar-besaran, tangannya terus melambai-lambai memberi instruksi.
“Lǐ Chá!” Hǎi lún tíng xià le zhēn xiàn huó, rěn bù zhù shuō dào: “Nǐ chī le zìjǐ de móshòu fūhuà de luǎn wǒ jiù bù shuō nǐ le, dàn nǐ kě qiānwàn bùnéng chī zìjǐ de móshòu! Tīng dào méiyǒu!”
“Suīrán méiyǒu chǔ chū gǎnqíng, wǒ yě bùzhì yú chī zìjǐ de chǔnǚ móshòu ba?” Liú Zhènhàn juédé Hǎi lún jiǎnzhí bǎ tā xiǎng de tài huài le.
“Zhèyàng zuì hǎo, wǒ juédé nǐ jiǎnzhí shénme dōu gǎn chī, shùnbiàn shuō yīshēng.” Hǎi lún yòu xiào le xiào: “Bùguò nǐ pēngtiáo de shuǐpíng hái zhēn bùcuò, nǐ zuò de shíwù dōu hěn hǎochī, shènzhì bǐ Huòbǐtè bànshēn rén de pēngtiáo de shíwù hái yào hǎochī.”
“Huòbǐtè bànshēn rén shì shénme?” Liú Zhènhàn kěn wán le yī bàn, yòu jiǎn qǐle yī bàn.
“Huòbǐtè bànshēn rén shì wǒmen bǐméng de línjū, yěshì duō nǎo huāngyuán shàng de jūmín, tāmen zhǐyǒu zhèngcháng rénlèi de xiǎo háizi nàme gāo, shì tiānshēng de měishíjiā, tāmen wéiyī de xīwàng jiùshì yǔ měishí xiāng bàn, duìyú qítā de dōngxī méiyǒu rènhé de zhuīqiú.” Hǎi lún zhòule zhòu méitóu dào: “Lǐ Chá, nǐ néng bùnéng……chī dōngxī de shíhòu……bùyào fāchū nà zhǒng shēngyīn? Suīrán wǒ zhīdào pǐ gé zú yībān chī dōngxī dōu shì zhèyàng, dàn wǒ xīwàng nǐ bié zhèyàng hǎo ma?”
Liú Zhènhàn liǎn dōu bèi shuō hóng le, tā fāxiàn lián guǒ guǒ zhège xiǎo dōngxī xiànzài yě mófǎng tā mófǎng dàole jídiǎn, yě zài biān chī biān zā bā zuǐ.
“Pǐ gé zú? ǎn xiànzài yǐjīng wánquán biàn chéng yīgè zhū rénle me?” Liú Zhènhàn mō mō zìjǐ de bízi, yǒudiǎn xīnsuān.
“Berapa kali aku hampir bicara, ingin berbagi dengan Helen tentang dunia asalku, tapi Liu Zhenhan menelan kembali kata-katanya. Dia tahu gadis polos seperti Helen takkan pernah bisa menerima dunia yang seluruhnya diisi manusia, di mana semua makhluk hidup bisa dibantai semena-mena.”
“Biarlah begini, babi tetap babi!” Liu Zhenhan menggigit besar putih telur kura-kura.
Kali ini dia mengunyah dengan bibir terkunci rapat.
Helen menyembunyikan senyumnya dengan tangan.
BAB IX DEBAT ANTARA PENDETA DAN PENYIHIR
“Helen, ada hal ingin kutanyakan.” Liu Zhenhan melahap tiga potong telur kura-kura dengan rakus namun sunyi, menyeka mulutnya lalu bertanya serius: “Apa ini mungkin?”
“Hmm?” Helen menoleh.
“Begini.” Liu Zhenhan menyusun kata-kata dengan hati-hati: “Aku ingin membawa tempurung Model ini. Sebagai makhluk sihir pertamaku, aku harus menyimpan kenang-kenangan.”
“Oh begitu...” Helen merenung sejenak: “Bisa saja. Dalam sejarah manusia, ada Ksatria Naga yang membuat perisai dari tengkorak Naga Es miliknya yang gugur. Tapi tempurung Model ini terlalu besar...”
“Kita bisa menyuruh orang memotongnya nanti.” Liu Zhenhan buru-buru berkata.
Sebenarnya dia menginginkan tekstur cangkang kura-kura yang bahkan tidak bisa dirusak oleh taring serigala ajaib. Karena akan segera berlayar, cangkang ini bisa menjadi tenda alami. Lagipula bagian dalamnya sempit, hanya cukup untuk dua orang tidur berdampingan, hehe...
“Kalau begitu, kamu bisa mencoba, lalu kita akan menguburkan jenazah teman kita.” Hailun mengangguk.
Liu Zhenhan sudah menunggu kalimat ini. Golok di tangannya langsung menari-nari, mengeluarkan seluruh isi tubuh kura-kura sebesar pintu. Pisau ini jelas lebih tajam dari taring serigala, tapi Liu Zhenhan tetap berkeringat deras.
Bagaimanapun juga, kulit kura-kura ini sangat keras. Jika bukan karena kulitnya yang terbakar api, Liu Zhenhan tidak akan bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan mudah.
Liu Zhenhan juga menemukan mutiara sebesar telur angsa dari rahang bawah kura-kura. Penemuan ini membuatnya sangat bersemangat. Mutiara itu berkilauan dengan kabut seperti udara yang bergulir di dalam bagian semi-transparannya.
“Jika berusia panjang, kerang, ular, kura-kura, atau naga biasanya memiliki mutiara di tubuhnya. Tampaknya model ini juga sudah tua.” Hailun tersenyum. “Ini pemberian temanmu, simpan baik-baik. Di kepalanya seharusnya ada inti energi magis, masih mau mengambilnya?”
“Inti energi magis itu apa?” Liu Zhenhan bertanya.
“Seperti yang tergantung di leher Guoguo itu.” Helen menunjuk kristal berbentuk heksagonal yang diikatkan dengan rotan di leher Guoguo yang masih menyantap telur. Liu Zhenhan teringat, itu adalah kristal yang ditemukan setelah membakar mayat serigala sihir yang dibunuhnya dulu.
“Tentu saja mau.” Begitu mendengar ini, Liu Zhenhan langsung mengambil pisau dan mulai memenggal kepala kura-kura. Tengkorak keras kura-kura itu membuat pisau melengkungnya berdesing memercikkan bunga api, “Ding...” suara nyaring terdengar, mata pisau terpental meninggalkan celah sebesar butiran beras.
“Lupakan saja!” Helen membujuk.
“Tidak boleh!” Liu Zhenhan terus mengayunkan pisau lengkungnya yang sudah penuh celah, akhirnya berhasil membelah kepala kura-kura raksasa. Tangannya meraba-raba di dalam lama, selain otak yang sudah setengah membeku, tidak ada apa-apa di dalamnya.
“Tidak ada?” Helen juga heran.
“Benar-benar tidak ada.” Liu Zhenhan mengibas-ngibaskan tangannya yang penuh kotoran, “Ngomong-ngomong, untuk apa sih inti kristal itu?”
“Inti kristal memiliki banyak kegunaan. Pertama, inti kristal adalah permata yang sangat indah yang bisa digunakan sebagai perhiasan. Selain itu, inti kristal juga dapat menyerap kekuatan elemen, berfungsi sebagai penguat magis untuk menyimpan energi magis bagi penyihir manusia, dan harganya sangat mahal. Tentu saja, hanya monster tingkat tinggi yang menghasilkan inti kristal. Gorgomu dan burung pemancingku pasti tidak memilikinya. Semakin kuat monster tersebut, inti kristalnya biasanya semakin berharga.” Hai Lun tersenyum: “Setiap tahun, Kerajaan Bimeng kami menjual beberapa inti kristal monster ke manusia. Ini merupakan sumber pendapatan penting kerajaan.”
“Menjual inti kristal ke manusia?” Liu Zhenhan dalam hatinya membentak Raja Bimeng sebagai idiot, “Mengingat kalian memiliki permusuhan turun-temurun dengan manusia, dan mereka selalu memusuhi kalian, bukankah menjual inti kristal monster kepada mereka sama saja mencari masalah sendiri?”
“Bukan begitu maksudnya.” Helen sepertinya memahami sindiran Liu Zhenhan, lalu melanjutkan penjelasannya: “Pertama, inti ajaib binatang bukanlah produk khas Benua Donau. Jika kita tidak menjualnya ke negara manusia, mereka tetap bisa mendapatkannya dari tempat lain atau berburu sendiri. Misalnya, inti serigala ajaib di leher Guo Guo itu, bahkan jika diberikan kepada penyihir manusia, hanya penyihir angin yang bisa menggunakannya. Selain itu, serigala angin termasuk dalam kategori binatang ajaib tingkat menengah. Inti mereka hanya bisa menyimpan energi sihir yang cukup untuk mendukung puluhan serangan Pisau Angin.”
“Itu juga hebat!” Liu Zhenhan masih trauma dengan Pisau Angin serigala ajaib, “Jika aku jadi penyihir manusia, dengan ratusan inti di saku, siapa yang perlu kutakuti?”
“Li Cha!” Helen tersenyum: “Kekuatan penyihir manusia jauh melebihi binatang ajaib biasa. Meski membutuhkan mantera panjang, melemparkan rempah, dan menggunakan gulungan untuk memanggil sihir, mantra mereka jauh lebih kuat daripada binatang yang bisa langsung memanggil elemen sihir. Ambil contoh serigala ajaib ini, dia hanya bisa menggunakan mantra serangan Wind Blade yang monoton. Berbeda dengan penyihir yang melalui mantera dan gulungan sihir bisa memanggil ‘Tarian Pisau Angin’ puluhan Wind Blade sekaligus, atau ‘Angin Puting Beliung Mini’ yang bisa mengangkat batu 500 jin ke udara lalu menjatuhkannya, juga ‘Tembok Angin’ untuk menghalangi serangan. Kita tidak bisa menebak mantra apa yang akan mereka gunakan, jadi tidak bisa menghindar dengan tenang seperti menghadapi serigala ajaib. Menurutmu, bukankah mereka sangat hebat?”
“Seginilah hebatnya?” Liu Zhenhan berubah pucat.
“Haha...”
Helen tertawa gemulai: “Cuma menggodamu! Elemen sihir yang dipanggil penyihir tidak semurni itu. Wind Blade penyihir angin manusia paling-paling bisa memotong seperlima kayu sebesar pergelangan tangan, sedangkan Wind Blade serigala ajaib bisa memotong sampai putus.”
“Tapi tetap mengerikan.” Liu Zhenhan masih merasa ngeri.
“Penyihir manusia sekarang juga sangat langka, dibandingkan dengan masa Perang Hyjal ribuan tahun lalu, jumlah penyihir saat ini telah menyusut drastis. Meskipun jumlah pendeta Bimon kami sedikit, jumlah penyihir manusia bahkan lebih sedikit. Satu negara mereka biasanya hanya memiliki belasan penyihir terampil, jika ditambah dengan magang sihir, totalnya tidak melebihi lima puluh. Jadi di negara-negara manusia, hanya istana dan bangsawan berpengaruh yang bisa memelihara penyihir. Dengan kekayaan manusia, memenuhi kebutuhan penyihir mereka akan inti monster sangatlah mudah. Tapi sihir adalah hal yang ajaib, jika digunakan sembarangan, efek balik sihir bisa merenggut nyawa penyihir. Dibandingkan dengan nyanyian perang pendeta Bimon kami, kekuatan sihir yang mereka pilih memang lebih kuat, tapi juga lebih mematikan dan berbahaya, karena nyanyian perang kami tidak akan pernah menyebabkan efek balik karena kesalahan operasi.” Rubah kecil itu berkata dengan sedikit kesombongan.
“Tapi pendeta Bimon hanya pasukan pendukung.” Liu Zhenhan tak bisa menyembunyikan kekecewaannya, “Penyihir manusia adalah pasukan penyerang, apa yang bisa dibandingkan?”
"Dewa Perang selalu adil. Beliau tidak menganugerahkan kekuatan sakral kepada para pendeta, namun memberikan kekuatan dan tubuh yang jauh lebih perkasa daripada prajurit manusia kepada pejuang Orc Bimon! Meski populasi kami jauh lebih sedikit, satu prajurit Bimon mampu mengalahkan lima bahkan lebih prajurit manusia." Helen berkata: "Dewa Perang juga berlaku adil terhadap manusia. Sistem klasifikasi penyihir manusia sangat ketat - magis 'udara, api, air, tanah'. Umumnya penyihir hanya bisa menguasai satu elemen, bahkan yang paling berbakat hanya bisa mempelajari dua elemen yang tidak bertentangan. Jadi penjualan inti kristal ke mereka sebenarnya tidak berbahaya, malah bisa ditukar dengan kain dan baja yang kami butuhkan."
"Kalau prajurit Bimon sehebat itu, mengapa tidak membalas dendam? Dendam ribuan tahun yang lalu!" Liu Zhenhan kembali mengutuk Raja Bimon sebagai pengecut dalam hatinya.
“Richard! Kekuatan manusia tidak bisa dibayangkan oleh kita! Meski prajurit mereka jauh lebih lemah dibanding prajurit Behemoth dalam hal kekuatan fisik, tapi mereka menerima pelatihan yang lebih baik, memiliki komando taktis yang lebih sistematis, serta dilengkapi persenjataan dan peralatan yang lebih canggih. Ini cukup untuk menyamakan kesenjangan dengan prajurit Behemoth kita.” Helen berkata dengan serius: “Dan harus diakui, manusia memang sangat cerdas. Mereka bisa melakukan segala hal dengan sempurna. Tidak perlu menyebut seni dan budaya, ambil contoh kekuatan fisik. Meski prajurit Behemoth kita kuat, tapi di antara manusia ada pejuang-pahlawan luar biasa yang keterampilan beladirinya sangat mumpuni. Seringkali pejuang kita tidak bisa melawan saat berhadapan dengan mereka. Tak ada pejuang Behemoth paling sombong pun yang berani mengklaim mampu menantang ksatria naga - petarung terkuat manusia. Meski panahan ras Elf sangat hebat, tapi penembak terbaik manusia tidak kalah dari Elf. Beberapa pemanah manusia bahkan lebih hebat karena bisa menggunakan panah yang diberi sihir, daya rusaknya jauh lebih mengerikan!”
“Bagaimana dengan dukun altar kita?” Liu Zhenhan paling memikirkan hal ini.
“Jika prajurit Behemoth diibaratkan kuda liar, maka dukun altar adalah tali kekangnya. Tugas utama kami adalah menyebarkan kemuliaan Dewa Perang, memberikan berkat kasih Campas kepada semua Behemoth. Kita tidak lahir ke dunia ini untuk melawan penyihir manusia. Kita dan mereka tidak bisa dibandingkan.” Kata Helen.
“Maksudnya begini...” Liu Zhenhan menyambung ucapan: “Kalau kita berkelahi dengan mereka, langsung satu kata — tamat! Ya kan?”
“Dua kata.” Helen membetulkan: “Tamatin semua.”
“Kalau tiga kata?”
“Tetap tamat.”
“Sialan bener!” Liu Zhenhan merintih: “Kayaknya mendingan gue hemat waktu ga usah meditasi, mending latihan bela diri!”
“Cuma becanda kok.” Helen mengedipkan mata ke Liu Zhenhan: “Walau kita ga bisa langsung nyerang, tapi makhluk gaib kita bisa. Sihir penyihir emang kuat, tapi waktu persiapan mantra panggilannya terlalu lama. Makhluk gaib kita bisa langsung mengeluarkan sihir, tapi penyihir biasanya ditemani partner pendekar kuat. Jadi sebenarnya ga bisa dibandingin. Kalau mau bandingin, kekuatan makhluk gaib pendeta bisa menentukan arah pertempuran.”
“Pake burung bodoh ini?” Liu Zhenhan menunjuk burung pemangsa ikan yang sedang merapikan bulu di pucuk bambu sambil tertawa terbahak.
“Itu kan peliharaan yang kamu suruh aku panggil!” Helen kesal, matanya mulai memerah.
“Maaf maaf!” Liu Zhenhan buru-buru minta maaf: “Hehe... tadi kamu kan ‘evolusi alami’ dapat ‘Nyanyian Perang Berkat’? Ada untung ada rugi! Nanti kalau pulang, kamu bisa jadi ‘Pendeta Perang’ di Kuil, bisa belajar nyanyian perang level tinggi, kan bagus tuh!”
“Kamu memang cukup pintar.” Helen tertawa kecil: “Aku baru saja terlalu khawatir denganmu, tiba-tiba ada kilatan inspirasi, akhirnya bisa menguasai 'Nyanyian Perang Berkat', mukjizat dan kekuatan Dewa Perang Kampus benar-benar ada di mana-mana!”
Padahal jelas karena pengaruhku, apa hubungannya dengan Dewa Perang Kampus? Liu Zhenhan memonyongkan bibir.
“Liza, tahukah kamu, pendeta perang profesional bisa menggunakan alat musik pendukung, kekuatan nyanyian perangku akan berlipat ganda Yah～～ Menurutmu alat musik apa yang harus kugunakan? Lupa memberitahumu, kekuatan nyanyian sama seperti kekuatan elemen sihir, jadi inti binatang ajaib juga bisa menyimpan 'kekuatan nyanyian' untuk pendeta, bisa dipasang di alat musik juga! Haruskah aku menggunakan harpa atau kanun? Aku sangat suka kedua alat musik ini～～!!” Helen bersandar di lengan Liu Zhenhan sambil merajuk.
“Kalau begitu...” Liu Zhenhan memperkirakan bagian alat musik yang bisa dipasang inti, lalu merekomendasikan dengan serius: “Lebih baik pakai genderang besar! Selain keren saat dimainkan, bagian permukaannya bisa dipasang banyak inti binatang ajaib penyimpan 'kekuatan nyanyian'.”
“Gen...genderang?” Pupil biru indah Helen melebar maksimal, hampir pingsan.
※※※
『Latar Belakang:
Klasifikasi Pendeta Altar di Dunia Beastmen:
1：Imam Angin-bahasa, hanya dapat menggunakan separuh bagian pertama Nyanyian Perang Spiritual untuk menenangkan arwah.
2：Imam Jiwa seperti Helen, telah menguasai Nyanyian Perang Spiritual secara utuh. Selain memiliki Cahaya Kedamaian bawaan untuk menenangkan jiwa prajurit terluka, juga mampu memanggil hewan peliharaan gaib.
3：Imam Perang ahli menggunakan berbagai nyanyian perang seperti "Nyanyian Kulit Batu" dan "Nyanyian Darah Ganas", memberikan kekuatan tempur tambahan untuk prajurit Beastman. Sebagian besar imam dewasa level ini bertugas di militer.
4：Imam Tongkat Kekuasaan mampu menggunakan nyanyian perang tingkat tinggi seperti "Nyanyian Rantai Jiwa". Biasanya menjabat di kuil dengan jumlah yang sangat terbatas.
5：Archdruid Weian, penanggung jawab kuil kota besar dengan kemampuan spiritual luar biasa.
6：Dua Belas Imam Utama, utusan khusus Kuil Kerajaan Beastman yang bertugas melakukan inspeksi.
7：Imam Agung Jubah Merah, setara dengan Paus dalam gereja manusia, sosok misterius.
8：Karena fisik imam Beastman yang rentan, mereka bukan pasukan tempur utama. Peran utama mereka adalah memberikan efek tambahan magis melalui nyanyian perang untuk prajurit Beastman. Kelangkaan imam Beastman membuat mereka menyandang gelar bangsawan dan memiliki pengawal ahli bela diri.
"Buku 'Darah Bangsa Binatang' ini telah membalikkan tradisi fantasi sebelumnya, jadi perlu dijelaskan dengan jelas. Jangan melihat 'Darah Bangsa Binatang' dengan pandangan lama bahwa ras manusia-binatang pasti adalah barbar."
"Karena sama-sama manusia hasil evolusi 'makhluk berakal', seharusnya manusia-binatang tidak kalah dari manusia. Mereka memiliki emosi yang kaya, kehidupan yang sama berwarna-warni."
"Dibandingkan mereka, manusia paling-paling hanya sedikit lebih pintar, sistem budaya lebih sempurna, dan menyebut diri sebagai 'dunia beradab'."
"'Pemerkosaan dan penjarahan', 'lebih hina dari binatang' sering merujuk pada manusia sendiri, seperti di negara kepulauan itu... haha...』"
BAB 10 MALAM PERTAMA YANG MEMBINGUNGKAN
"Apa kau mau aku membawa genderang besar untuk menyebarkan kemuliaan Dewa Perang? Suruh seorang gadis Fox yang cantik, Baroness terhormat, membawa genderang jelek ke medan perang?" Hellen menggigit bibirnya sampai hampir pecah, "Kau benar-benar licik, Li Cha!"
"Kan kau yang minta pendapatku." Liu Hanran merasa dirinya lebih disia-siakan daripada seribu Xiao Baicai ditambah seribu Yang Naiwu.
"Hmph!" Hellen memalingkan kepala.
Liu Hanran menggerakkan bola matanya, menghela napas.
"Ada apa?" Hellen terjebak lagi.
"Sayang sekali!" Liu Hanran menunjuk tempurung kura-kura raksasa, "Makhluk naga-palsu sehebat ini tidak punya inti magis. Andai ada, kan Hellen bisa punya wadah penyimpan energi nyanyian yang bagus!"
“Kau masih punya hati nurani!” Helen tersenyum manis: “Meski aku tak tahu mengapa model ini tidak memiliki inti kristal, tapi niat baikmu kuterima.”
“Hehe…” Liu Zhenhan terkekeh bodoh. Dalam hatinya berpikir, sekarang gampang sekali aku membujuk gadis-gadis, benar-benar hebat.
“Dasar bebal!” Helen meliriknya, merasa seluruh tubuhnya lemas karena senyuman pria itu.
“Haha… Aku bebal?” Senyum Liu Zhenhan perlahan kaku. Tiba-tiba tubuhnya terasa lemas, terhuyung seperti mabuk lalu jatuh tersungkur ke tanah.
“Bikin ulah apa lagi?” Helen mengira Liu Zhenhan sedang berakting lagi.
Liu Zhenhan terjatuh tegak di tanah, terengah-engah. Kepalanya terasa seperti mau pecah.
“Ada apa? Richard?” Helen cemas melihat wajah Liu Zhenhan yang tiba-tiba memerah, menggenggam lengannya dan mengguncang kuat.
“Tak tahu, tiba-tiba pusing.” Liu Zhenhan berusaha bangun, namun terhuyung lagi dan jatuh keras. Kali ini lebih parah, tanah berdebu “dor!” dengan cipratan lumpur.
“Richard!” Rubah kecil itu menjerit, melemparkan mantel bulunya dan menyangga kepala Liu Zhenhan.
“Aku... Panas sekali...” Liu Zhenhan merasa seluruh tubuhnya seperti terbakar, sangat tidak nyaman. Ia berusaha keras mengendalikan diri.
“Aku akan mengambil air di air terjun untukmu.” Hai Lun berdiri dan melihat sekeliling, mengambil pedang melengkung itu. Dengan sekuat tenaga, ia memotong sebatang bambu. Saat hendak berbalik, matanya melihat Guo Guo yang juga sedang kejang-kejang di tanah, bulu emasnya kini berubah kemerahan seperti besi panas.
“Jangan menakut-nakutiku seperti ini!” Butiran keringat memenuhi dahi Hai Lun.
“Panas!” Liu Zhenhan terengah-engah, tangan tak henti merobek-robek pakaiannya. Jubah putih hancur berkeping-keping, celana dalam dari tempurung kelapa remuk di genggamannya.
“Aku segera ambil air...” Hai Lun tersipu malu, cepat-ceka memalingkan wajah. Tapi tak tahan, ia menoleh sebentar. Li Cha-nya sedang memukul tanah dengan tangan terkepal. Setiap pukulan membuat percikan air hujan menyembur dari rumput basah. Guo Guo di sisi lain juga mengentak-ngentakkan cakar kecilnya ke tanah.
Elang asam yang ketakutan melihat penampilan aneh Liu Zhenhan dan Guoguo, langsung terbang ke langit dan berputar-putar tanpa berani mendarat. Melihat rumpun bambu di sekeliling bergemerisik, Hellen benar-benar panik. Ia ingin mengambil air tapi khawatir meninggalkan Richard dan Guoguo.
"Air... Air..." Liu Zhenhan terengah-engah sambil memegangi lehernya. Sebuah kepala monster yang belum pernah dilihat Hellen mulai muncul di dada dan lehernya.
Hellen menggigit bibirnya, lalu berlari kecil ke air terjun untuk mengambil air.
Ketika ia kembali terengah-engah membawa tabung bambu, Richard dan Guoguo sudah pingsan. Rumput di sekeliling terinjak-injak berantakan.
Hellen mengulum air di mulutnya lalu perlahan menyuapi Richard yang dicintainya. Tak disangka cara yang dulu digunakan Richard untuk menyelamatkannya, kini ia gunakan untuk menyelamatkan Richard. Pipinya seketika memerah memikirkan hal ini.
"Ah!" Tabung bambu di tangan Hellen hampir terjatuh.
Saat berdiri tegak, matanya langsung tertuju pada bagian bawah tubuh Liu Zhenhan. Sebuah benda menakutkan berukuran raksasa sedang tegak berdiri, otot-otot yang berdenyut memperlihatkan kekuatan maskulin yang tak terbendung.
Gigi Hellen gemetar seolah terkena hawa terdingin, wajah cantiknya seketika memerah seperti perapian kurcaci, bahkan lebih merah dari Liu Zhenhan sebelumnya.
“Kan... Pa... Si...! Apakah ini tongkat di tangan ogre?”
Gigi Helen bergetar dengan cepat, napasnya terengah-engah. Wajahnya semakin memerah. Dia merasa tubuhnya meleleh, lemas, panas membara, dan pusing. Dia melarang dirinya untuk terus memikirkan hal yang membuat jantungnya berdebar itu.
Cepat-cepat mengambil mantel bulu di lantai untuk menutupi Liu Zhenhan, dengan tergesa-gesa membantu Guo Guo minum beberapa teguk air. Helen juga menemukan ada tonjolan kecil berbulu yang mengeras di selangkangan makhluk kecil itu.
"Dua bajingan!" Helen menutupi wajahnya yang membara dengan kedua tangan, meludah ke arah Liu Zhenhan dan Guo Guo dengan perasaan campur aduk antara sayang dan kesal.
Setelah dikompres dingin sederhana, kondisi Guo Guo sedikit membaik. Ekspresinya jelas lebih tenang, perlahan masuk ke alam mimpi.
Tapi Li Cha masih belum membaik. Wajahnya semakin merah, pori-porinya memancarkan kilau kemerahan gelap yang menggoda.
"Harus bagaimana?" Helen gelisah menggosok-gosokkan tangannya, ekor merahnya yang berapi-api terus-menerus mengibas karena cemas. Saat mondar-mandir, cangkang telur yang digigit Liu Zhenhan dan Guo Guo berderak "krak-krik" diinjaknya.
“Apakah karena memakan telur naga ini?” Helen melihat telur naga di bawah kakinya, kilasan ide muncul di pikirannya, tapi kemudian ia merasa putus asa. Sebagai pendeta altar, bukan tabib shaman Behemoth, ia tak punya cara mengatasi racun.
Sekali lagi kegelisahan, keraguan, dan kebimbangan melanda.
“Demi Kampus! Apakah benar harus menggunakan mahkota bunga gadis suku rubah untuk menyembuhkan kondisi abnormal Li Cha?” Helen teringat legenda rubah, satu-satunya cara tersisa. Tentang keefektifannya seperti legenda, ia sendiri tak yakin.
Wajah Liu Zhenhan yang memerah dan semakin suram akhirnya memaksa Helen mengeratkan gigi. Dengan gemetar, ia membuka jubah ritualnya.
Helen masih gadis kecil yang belum pernah mengalami hal seperti ini. Ia ragu-ragu di depan Liu Zhenhan, malu melepas rok dalamnya.
Wajah Helen memerah membara, jantungnya berdegup kencang.
Menarik mantel bulu untuk menutupi wajah Liu Zhenhan, Helen merasa sedikit tenang. Perlahan melepas penghalang terakhir, tubuh indah nan sensual dengan lekuk sempurna terpapar di tengah hutan bambu.
Aroma rubah yang mempesona di udara semakin pekat, aroma menggoda yang dipancarkan wanita rubah saat hatinya bergejolak, benar-benar dapat membangkitkan nafsu birahi setiap pria.
Helen menarik napas dalam-dalam, menggigit gigi mutiaranya, dengan hati yang berdebar-debar, menunggangi tubuh Liza. Meski keberanian telah dikumpulkan puluhan kali, tetap saja tak ada nyali untuk benar-benar duduk.
Dua kaki panjang nan proporsional Helen gemetar hebat.
"Liza..." Air mata Helen mengalir deras, bibirnya bergetar memanggil nama Liu Zhenhan, penuh kepasrahan dan kesedihan.
Kenangan demi kenangan berkelebat di benak Helen - senyum nakal Liza yang pantang menyerah dalam kesulitan, mulutnya yang menyuapi makanan perlahan, tangan mereka yang bergandengan memandang kampung halaman dari bukit... Segalanya mengalir bersama air matanya.
"Maafkan aku, Guru," bisik Helen, "Aku berkorban demi cinta, telah mengkhianati ajaranmu, kehilangan mahkota keperawanan sebagai pendeta."
Sakit, sakit yang menusuk sampai ke tulang sumsum!
"Hnn..." Helen perlahan-lahan merendahkan tubuhnya, tak kuasa menahan erangan kesakitan.
Ternyata mempersembahkan mahkota keperawanan pun menyakitkan sedemikian rupa. Gigi Helen menggigit bibirnya sendiri, keringat yang tiba-tiba bercucuran membasahi keningnya.
Erangan ini, meski penuh rasa sakit, tak dapat menyembunyikan nada merdu khas perempuan suku rubah.
Liu Zhenhan yang terbaring di bawah, meski dalam keadaan pingsan, secara refleks menggeliat mendengar erangan ini. Helun yang sudah tegang hingga puncaknya, dengan kaki yang mulai kejang, tak kuasa menahan diri dan terjatuh duduk keras.
Seperti senjata tajam yang menancap ke dalam jiwanya, Helun memejamkan mata, menegakkan tubuh, kedua tangan memegangi pinggang. Jiwanya melayang-layang di atas hutan bambu sebelum akhirnya sadar kembali.
Helun membungkuk, memeluk erat Li Cha, mencium penuh gairah dada kekar pria pertama dalam hidupnya. Bulu dada liar yang kasar merangsangnya untuk semakin liar.
Sensasi sejuk merambat dari bagian yang membara. Liu Zhenhan yang terbaring di tanah mengerang nyaman. Jari-jarinya mulai menunjukkan reaksi bergerak.
Helun yang telah terbebas dari siksaan luar biasa tadi, tak kuasa menahan geliat tubuhnya, merasakan kenyamanan dan kenikmatan yang semakin membaik. Namun melihat Li Cha mulai sadar, ia segera bangkit berdiri.
Dengan kikuk, Hai Lun membersihkan alat kelamin besar Li Cha yang masih berlumuran darah keperawanan, lalu cepat-cepat merapikan pakaiannya.
"Li Cha..." Hai Lun membuka mantel bulu yang menutupi wajah Liu Zhenhan, memanggil namanya dengan lembut sambil terus mencium sudut bibirnya.
Senyum manis nan misterius mengembang di wajah Liu Zhenhan. Kemerahan menyeramkan di wajahnya berangsur memudar. Hai Lun mengecek suhu tubuhnya dengan telapak tangan dan pipi, merasakan dingin yang menyentuh kulit. Mendengar panggilan Hai Lun, bibir Liu Zhenhan bergetar sebentar sebelum kembali terlelap.
"Sudah!" Hai Lun menghela napas lega dan limbung duduk di rerumputan.
Sesaat yang singkat tadi terasa lebih melelahkan daripada menyanyikan seratus lagu perang. Pipi Hai Lun memerah saat ingatan akan rasa sakit bahagia yang membuat jiwa seakan melayang itu kembali menghantui.
Hai Lun mengusir pikiran itu. Di balik keterpaksaan, ada manisnya harapan yang tak terungkap. Bahkan ada keinginan mengerikan untuk kembali menduduki "itu" sekali lagi.
Hai Lun merasa malu luar biasa terhadap pikiran buruknya sendiri.
Menenangkan pikiran, Hēi lún merapikan pakaiannya, mulai menyanyikan lagu requiem dengan lembut, satu tangan membelai wajah Liú Zhènhàn yang sedang tertidur.
Rubah kecil itu menjadikan lagu requiem sebagai nina bobo, menyanyikannya sepanjang malam hingga tenaga menyanyinya habis total, akhirnya tak sanggup lagi menahan kantuk dan terjatuh di tubuh Liú Zhènhàn, tertidur pulas.
Ketegangan dan kesibukan yang berlarut-larut membuat Hēi lún tertidur nyenyak, beberapa helai rambutnya yang terjuntai di hidung besar Liú Zhènhàn menyebarkan aroma khas gadis rubah yang menggoda, membuat hati Lǎo Liú mulai berdebar kencang.
Liú Zhènhàn sebenarnya sudah terbangun sebelum Hēi lún tidur, dibangunkan oleh nyanyian perang yang merdu dan bergema, namun ia tidak tahu bahwa Hēi lún telah mengorbankan diri secara besar-besaran untuknya di awal malam.
Tidur Liú Zhènhàn kali ini sangat nyaman, bahkan ia bermimpi indah seolah terjatuh ke dalam selimut kapas yang terbuat dari awan putih, seorang perempuan berwajah samar memeluknya erat, tiba-tiba seluruh tubuhnya diselimuti kehangatan lembab yang tak terungkap, diikuti oleh hawa sejuk yang menyegarkan.
Saat baru bangun, dia sudah merasakan keanehan pada dirinya. Seluruh otot terasa seperti dipenuhi darah berlebihan, hasrat yang membara untuk melepaskan energi membakar sekujur tubuhnya. Sensasi ini sangat mirip dengan ledakan energi pasca latihan intensif di masa dinas militernya dulu.
Liu Zhenhan tidak berani bergerak, takut membangunkan Hailun yang sedang tertidur lelap.
Dia juga merasakan rasa malu yang samar. Kulit sensitifnya memberitahu bahwa di balik jubah bulu burung yang menutupinya, saat ini dirinya benar-benar telanjang bulat. Keadaan seperti ini sudah sering dialaminya belakangan ini, tapi bahkan saat pertama kali terdampar di pulau ini, setidaknya masih ada sepasang kaus kaki.
Mengenang bagaimana Hailun tadi sibuk mondar-mandir, tak peduli lumpur di tanah, silih berganti mengganti kompres basah untuknya dan Guoguo. Kemudian memandangi mereka berdua dengan wajah penuh kesedihan sambil terus-menerus mengusap air mata, perasaan Liu Zhenhan campur aduk tak karuan.
Tapi saat itu dia tidak bisa bangun. Ada bagian tubuhnya yang "tegak berdiri" secara tidak pantas. Liu Zhenhan sudah berusaha keras, tapi... percuma.
Melihat bagian jubah bulu yang jelas-jelas menonjol di tubuhnya, Liu Zhenhan tersenyum getir. Sejak berkenalan dengan si rubah kecil ini, rasanya semua muka yang bisa dia buang seumur hidup sudah hampir habis terbuang.
Mendengar napas lembut Helen, Liu Zhenhan menutup matanya dengan penuh kekhayalan, ia benar-benar tak tega merusak suasana saat ini.
Sebuah cakar kecil menggaruk-garuk bulu dada Liu Zhenhan dengan lembut. Saat membuka mata, ia melihat Guoguo sedang menyeringai penuh kemenangan dan sedikit jahil sambil mengedip-ngedipkan mata padanya.
(Musik latar《Aku Inang Memelukmu》mulai terdengar...)
BAB XI PROLOG KUTUKAN
Bulu keemasan Guoguo yang kusut penuh lumpur berguling-guling, sepasang telinga besar yang tegak seperti kincir angin berayun-ayun. Ia pun terbangun.
"Pergi... pergi..." Liu Zhenhan geram. Makhluk kecil ini langsung tahu ia pura-pura tidur. Melihat sikap Guoguo yang menyebalkan, suasana indah tiba-tiba hancur berantakan.
"Guoguo..." si kecil bersuara lembut sambil menjulurkan lidah merah mudanya, membuat muka konyol.
"Awas kupukul kalau tidak pergi!" Liu Zhenhan mengancam dengan telapak tangan besar yang dikibaskannya.
Guoguo malah mendekatkan pipinya yang penuh lumpur, bersikap masa bodo seperti preman yang tak peduli ancaman.
Di langit malam, bulan raksasa yang dipenuhi kawah melingkar menggantung di atas hutan bambu. Di bawah sinar bulan yang jernih dan dingin, Liu Zhenhan dan Guoguo saling berhadapan seperti kura-kura dan kacang hijau yang saling tatap. Liu Zhenhan tahu makhluk kecil ini memahami semua maksudnya, terus mencari-cari kata ancaman, menekan suara sambil mengeluarkan satu per satu ancamannya.
Guoguo tersenyum licik, mengangkat satu cakar kecilnya.
"Kau mau apa lagi?" Liu Zhenhan membelalakkan mata seperti sapi.
Guoguo dengan lembut mencolek pinggang Hellen.
"Aaa..." Hellen menjerit sambil memegang pinggang dan setengah bangun, mata mengantuknya langsung menatap Liu Zhenhan yang telanjang bulat sedang mencemberut ke arah Guoguo.
Begitu membangunkan Hellen, Guoguo langsung menggigit mantel bulu dan lari menyeretnya, cepat seperti kelinci yang buru-buru bereinkarnasi.
"Li Cha!" Hellen berseru gembira, "Kau sudah sadar? Sejak kapan?"
"Ehm..." Liu Zhenhan hampir pingsan melihat ekspresi puas Guoguo yang berdiri di tepi lapangan hutan bambu.
"Ada apa, Li Cha sayang?" Tatapan Hellen turun ke bawah, tiba-tiba membeku. Wajahnya langsung memerah seperti toko cat, meski baru saja terjadi keintiman yang begitu mendalam, Hellen tetap merasa malu.
“Helen… Helen…” Liu Zhenhan merasa dirinya hampir runtuh oleh tatapan gadis itu. Reaksi pertamanya adalah menutupi “bagian vital” dengan tangan. Meski telapak tangannya sebesar panci, hanya bisa “menutupi sebagian”, bisa tutup atas tapi tak bisa tutup bawah, bisa selimuti lokal tapi tak sanggup tutupi keseluruhan. (PS: Terutama karena tubuh Tuan Liu terlalu besar, besar tapi tak proporsional. Hehe.)
“Pakaian bulu…?” Suara Helen terdengar lemah seperti dengungan nyamuk.
Tuan Liu dengan tangan membara menunjuk ke arah pakaian bulu yang sedang ditarik-tarik Guo Guo, sementara tangan satunya mencabik-cabik rumput hijau untuk menutupi bagian bawahnya.
Melihat keduanya memperhatikannya, Guo Guo semakin sombong, mulai menari-nari kegirangan.
“Apa yang dilakukannya?” Helen melirik Liu Zhenhan dengan tatapan bercampur kasih dan kesal.
“Dia sedang menari Guozhuang.” Liu Zhenhan bahkan tak berani mengangkat kepala.
“Menari? Aku tahu Shuangxue Piqiu suka meniru, tapi apa kau yakin ini menari?” Helen menatapnya dengan sinis, sambil menyadari area yang membuatnya berdebar tadi telah tertutupi rumput.
“Apakah tarian ini diajarkan olehmu, Licha?” Helen menutupi mulutnya sambil tertawa kecil: “Tarian ‘Guozhuang’ ini benar-benar terlihat konyol.”
Liu Zhenhan mencubit hidungnya, tersenyum kecut dengan suara "hehe" yang kikuk.
"Aku hanya menari sekali saja, siapa sangka sejak itu dia langsung belajar..."
Liu Zhenhan merasa reputasinya hancur lebur di tangan Guo Guo, hampir saja niatnya untuk membungkam selamanya muncul.
"Agak mirip tarian panen pemujaan dewa dukun di tempat kami." Hai Lun berdiri, "Aku ambilkan jubah bulu untukmu ya."
"Jangan-jangan..." Liu Zhenhan buru-buru menutupi bagian vital sambil ikut berdiri, "Jangan! Kalau kau ambil baju, dia bisa marah..."
"Hm?" Hai Lun memandangnya bingung.
"Kau harus bilang 'Yala Suo' baru dia berhenti. Kalau tidak, dia akan mogok makan." kata Liu Zhenhan.
Hai Lun menepuk tangan, membungkuk ke arah Guo Guo yang menggeliatkan perut sambil ragu-ragu berkata: "Ya~la~suo~"
"Oo~~ Ma Zha Hei!" Liu Zhenhan berteriak lantang seperti genta.
Hai Lun meliriknya penuh tanya. Saat menengok ke Guo Guo, si kecil itu membungkuk memberi hadiah khata mengakhiri tarian, lalu berlari gembira masuk ke dekapan Liu Zhenhan.
Sambil bergumam kesal, Liu Zhenhan mengenakan jubah bulu asal-asalan, lalu mencubit pipi kecil Guo Guo penuh emosi.
“Li Cha, apa ini yang ada di tubuhmu?” Hai Lun mengusap leher Liu Zhenhan sambil bertanya. Di sana terlihat jelas gambar makhluk buas berwarna darah yang membuat Hai Lun merasa ngeri.
“Ini tato.” Liu Zhenhan juga heran, mengapa tato kasatmata ini tidak bisa hilang.
“Ada satu hal yang terlupa kukatakan padamu...” Hai Lun berkata serius: “Di antara ras Bimon, tato sama sucinya dengan lambang keluarga, tak boleh dilanggar. Hanya prajurit yang berjasa di medan perang yang berhak memilikinya. Kami pendeta altar sebagai pelayan Dewa Perang, jika sembarangan membuat tato akan dicemooh prajurit Bimon di belakang. Militer juga akan keberatan. Li Cha, lebih baik kaututupi tato ini ke depannya, jangan sampai mudah terlihat orang.”
“Tenang...” Muka Liu Zhenhan memerah: “Aku juga tidak mungkin terus-terusan telanjang bulat seperti sekarang untuk diperlihatkan ke orang...”
Suasana tiba-tiba menjadi agak canggung dan.
“Tadi kenapa kau merobek bajumu sendiri...” Hai Lun menahan diri lama, ingin menceritakan kejadian antara mereka, tapi akhirnya hanya bisa bergumam setengah hati: “...kenapa tadi...”
“Aku mana tahu!” Liu Zhenhan merasa teraniaya seperti Yue Fei yang dipenjara di Fengbo Ting, hampir-hampir ingin membuka dadanya untuk menunjukkan isi hati.
"Setelah memakan telur kura-kura itu, entah bagaimana seluruh tubuhku terasa panas seperti terbakar, darah mendidih bagai air mendidih di panci, sampai-sampai aku hampir kehilangan kendali saraf." Liu Zhenhan menggerutu.
"Aku juga curiga dengan telur naga palsu itu." Hailun menunduk dalam perenungan, "Secara teori telur monster naga palsu seharusnya tidak beracun, tapi aku tidak yakin asal-usul model ini, jadi..."
"Sekarang aku merasa ada yang tidak beres dengan diriku, tapi tidak bisa menjelaskannya." Liu Zhenhan sendiri juga merasakan keanehan yang tak terungkap.
"Richard, gejalamu sangat mirip dengan kondisi tertentu yang terjadi pada prajurit Behemoth..." Hailun sepertinya telah memantapkan hati, "Meski tidak bisa memastikan, tapi benar-benar mirip..."
"Kondisi apa?" tanya Liu Zhenhan.
"Transformasi Liar." Hailun tersenyum kecut seolah merasa ucapannya konyol, "Dukun Behemoth bisa menyuling darah naga menjadi ramuan pemicu transformasi liar. Karena model ini memiliki darah naga, dan kau memakan telurnya, mungkin terjadi transformasi liar tidak sempurna tingkat tertentu."
"Transformasi liar? Seingatku kau pernah bilang, itu perubahan bentuk yang bisa dialami prajurit Behemoth saat pendeta menyanyikan lagu perang, ya?" tanya Liu Zhenhan.
“Ya.” Helen berkata: “Setelah pendeta altar naik tingkat menjadi pendeta perang, mereka bisa mempelajari berbagai jenis nyanyian perang dari mentor mereka. Yang paling kompleks adalah ‘Nyanyian Perang Kegilaan’. ‘Nyanyian Perang Kegilaan’ memungkinkan prajurit Behemoth meledakkan kekuatan dan daya penghancur dua kali lipat secara instan, sekaligus memiliki resistensi tertentu terhadap serangan sihir, mengubah mereka menjadi mesin pembunuh paling mematikan yang terus bertarung sampai nyawa terakhir! Ini juga alasan utama mengapa pendeta sangat vital bagi pasukan Behemoth...”
“Lanjutkan...”
“Tapi ‘Nyanyian Perang Kegilaan’ juga memiliki efek samping yang jelas. Beberapa prajurit Behemoth dengan fisik lemah bahkan bisa berada dalam keadaan lesu berkepanjangan setelah menerima efek kegilaan...atau bahkan...mati... Ini adalah nyanyian perang yang menguras tenaga fisik dan mental. Jadi dalam kitab hukum kuil yang mengatur para pendeta, nyanyian ini dilarang keras dinyanyikan dalam kondisi non-darurat. Jika bukan karena ketegangan tersembunyi dengan manusia, di mana jumlah pasukan manusia terlalu besar dan kekuatan penyihir mereka terlalu dahsyat, mungkin dewan pendeta tinggi kuil akan menyegel nyanyian ini untuk waktu yang sangat lama.”
Hmm, dulu saat kami mempelajari taktik serangan satu pukulan, Komite Militer Pusat dan Staf Umum juga punya pertimbangan serupa. Liu Zhenhan merasa ini sangat menarik.
※※※
『Latar belakang: Tabib Gaib Behemoth.
Tabib dalam dunia Behemoth adalah orang yang memiliki dua identitas. Identitas pertama adalah dukun, mereka ahli dalam ramalan. Sebelumnya, ramalan Hélène tentang petunjuk Dewa Perang yang mengungkap nama kekasihnya "Lǐ Chá" adalah hasil ramalan dukun. Namun, sebagian besar ramalan tidak akurat, hanya saja kaum Behemoth yang polos tidak menyadari hal ini.
Identitas kedua tabib adalah dokter. Mereka bisa mengobati penyakit-penyakit sederhana. Karena Kerajaan Behemoth tidak memiliki pendeta seperti manusia, status tabib tetap penting.
Tabib juga ahli dalam menyuling racun dan menciptakan penemuan-penemuan aneh. Pepatah kuno Behemoth berkata: "Rasa ingin tahu tabib bisa membunuh seekor Garfield." (Garfield adalah kucing! Hehe.)』
BAB XII KUTUKAN MONSTER DALAM RITUAL DARAH
"Sebenarnya, amuk adalah hak eksklusif pejuang elit Behemoth. Dewa Perang Kampus yang adil telah memberikan jalan menuju kekuatan yang lebih tinggi bagi pejuang dan pendeta Behemoth. Pejuang Behemoth yang berpengalaman bisa memahami kekuatan sangkakala Dewa Perang melalui pertempuran, mengaktifkan amuk dengan membangkitkan darah dan amarah, sehingga meningkatkan kemampuan tempur secara menyeluruh. Pejuang seperti ini biasa disebut 'Prajurit Liar', saat menggunakan amuk mereka tidak membutuhkan 'Nyanyian Amuk' dari pendeta, sehingga kita menyebutnya 'Amuk Mandiri'." Kata Hélène.
“Dolantin juga punya efek seperti ini.” Liu Zhenhan berpikir dalam hati.
“‘Kegilaan mandiri’ yang dimiliki prajurit binatang ganas mengeluarkan energi tempur yang jauh lebih baik dibandingkan efek kegilaan prajurit binatang yang dipicu oleh ‘Lagu Perang Ganas’. Selain itu, keuntungan utamanya adalah setelah fase kegilaan berakhir, mereka hanya mengalami pusing ringan dan masih mempertahankan sebagian besar kemampuan tempur, yang sama sekali tidak bisa disamakan dengan ‘prajurit binatang ganas’ hasil pemicuan ‘Lagu Perang Ganas’. Dalam pertempuran melawan pasukan manusia yang jumlahnya puluhan kali lipat lebih banyak dari ras Bemon, kegilaan adalah metode terbaik sekaligus paling menyedihkan yang diajarkan perang kepada kaum Bemon untuk menghadapi manusia.” Helen menatap Liu Zhenhan sambil berkata: “Aku pernah mengikuti turnamen berburu tahunan di kampung halaman, dan menyaksikan langsung pertunjukan prajurit gajah ganas suku Ophiel. Saat memasuki fase kegilaan mandiri, para pejuang Ophiel itu ekspresinya sangat mirip denganmu tadi – pembuluh darah menonjol, urat-urat terlihat jelas seperti cacing yang bergerak di bawah kulit, disertai kekuatan mengerikan yang sama.”
“Kekuatanku memang sangat besar.” Liu Zhenhan melihat celana dalam dari tempurung kelapa yang hancur diremasnya, merasa ingin tertawa sekaligus menangis.
“Selain itu, dukun Bemon juga bisa mengekstrak obat-obatan pemicu kegilaan, tapi efek sampingnya sangat besar.” Helen melanjutkan: “Aku khawatir apakah telur naga palsu itu memiliki efek serupa.”
"Apa efek samping dari obat dukun?" Liu Zhenhan sangat ingin tahu jawabannya.
"Selama ini, prajurit Behemoth yang bisa berubah ganas secara mandiri hanyalah prajurit biasa; kekuatan tempur luar biasa dari transformasi ganas membutuhkan tekad kuat, keyakinan setia, dan kesadaran yang terjaga. Prajurit biasa jelas tidak memenuhi syarat tinggi ini. Di sinilah peran Imam Altar kami. Jika prajurit Behemoth adalah pedang di tangan Dewa Perang Campas, maka kamilah tangan yang menggenggamnya. Lagu Roh Pembebasan dalam Nyanyian Perang Spiritual dapat mengembalikan kesadaran prajurit biasa yang terjerumus dalam pembantaian gila tanpa lelah atau rasa sakit - kita adalah bangsa manusia berbulu, bukan binatang buas." Helen menundukkan pandangannya, mendesah pelan: "Bahkan dengan lagu penenang dan panggilan Lagu Roh, 20% prajurit dengan fisik lemah tetap akan mengalami kelumpuhan akibat kelelahan ekstrim atau bahkan meninggal setelah transformasi ganas."
"Ah... kekuatan besar selalu datang dengan harga yang harus dibayar..." Liu Zhenhan juga merasa sesak. Kini dirinya semakin larut dalam identitas barunya, cara bicara dan pola pikir mulai sepenuhnya condong ke bangsa manusia berbulu daripada manusia biasa.
“Di antara ratusan keluarga bangsa Foxman kami, dari 800.000 Pigman bawahan, jumlah prajurit yang mampu masuk ke kondisi kemarahan mandiri mutlak tidak lebih dari dua puluh. Jadi aku benar-benar tak percaya kamu bisa masuk ke kondisi kemarahan! Aku tak bisa menggambarkan ekspresi kesakitanmu tadi. Ingat, statusmu hanyalah seorang pendeta lemah!” Helen tak kuasa mengeluh kesakitan: “Dewa Perang yang Adil, bagaimana mungkin Engkau membiarkan pendeta bertubuh rapuh ini masuk ke kondisi kemarahan? Bukankah dia penyanyi jiwa bawaan yang Kau pilih...”
“Aku masuk kondisi kemarahan? Tidak, Helen, kamu salah. Ini pasti bukan...” Liu Zhenhan berusaha mengingat keadaan saat itu, berkata yakin: “Saat itu sama sekali tidak terpikir untuk membunuh atau marah. Aku hanya merasa tubuhku panas membara, panas yang tak tertahankan! Selain itu, tidak ada perasaan lain!”
Kalimat ini kembali menyeret Helen ke dalam keadaan kontemplasi.
Liu Zhenhan melihat ekspresi Helen yang semakin serius, hatinya mulai berdebar-debar.
“Jika bukan kondisi kemarahan...” Wajah Helen tiba-tiba berubah pucat: “Ini jadi masalah besar!”
Setelah lama merenung, Helen menatap Liu Zhenhan dengan ekspresi canggung: “Li Cha sayang, jika keadaan seperti 'kondisi mirip kemarahan' ini bukan kemarahan sejati, maka hanya ada satu kemungkinan.”
“Situasi terkutuk apa itu?” Liu Zhenhan menatap tajam Helen.
"Setelah kematian tidak alami dari hewan peliharaan altar para imam kita, dalam kasus yang sangat jarang dan kebetulan, kekuatan elemen magis asli mereka akan berpindah ke tubuh imam. Fenomena ini dalam kitab hukum pengorbanan hanya terjadi dua kali dalam ribuan tahun. Kuil menyebutnya sebagai 'Kutukan Pengorbanan Darah'. Keadaan ini adalah... manifestasi terburuk dari hubungan antara imam dan hewan magis... Gejala langsung dari kutukan ini juga berupa kondisi mirinkegilaan."
"Apa maksudnya?" Liu Zhenhan membelalakkan matanya, menepuk pantatnya hampir melompat. Terlepas dari arti kata "kutukan", Liu Zhenhan yakin dia takkan salah paham maknanya.
"Hubungan antara imam dan hewan magis seharusnya menyatu. Seorang imam memandang hewan magisnya seperti keluarga sendiri. Jarang terjadi kebencian timbal balik. Selama ribuan tahun, dalam Kitab Hukum Behemoth, hanya ada dua contoh imam yang tercatat terkena 'Kutukan Pengorbanan Darah'." kata Helen.
"Apa yang dilakukan kedua orang itu?" tanya Liu Zhenhan.
"Mereka meninggalkan hewan magis yang terluka di medan perang untuk menyelamatkan diri. Tindakan pengecut ini langsung menyebabkan hewan-hewan itu gugur dalam pertempuran berdarah." Helen mengutuk dengan marah: "Dua ayam mutiara yang hanya pantas berkeliaran di kebun sayur itu!"
“Sial! Dua bajingan ini…” Liu Zhenhan menelan ludah, lalu bertanya tergesa-gesa: “Aku masih agak bingung, penyambungan sihir berarti kedua shaman ini memiliki kemampuan magis, sama seperti penyihir manusia? Bukankah itu bagus? Kenapa malah disebut hal buruk?”
“Ketika seorang shaman mengkhianati martabat dan identitasnya, menerima noda dendam kuat dari ‘Korban Darah’ hewan piaraannya, mereka juga akan mendapat kutukan murka Dewa Perang – Kampus sang Dewa Perang takkan mengizinkan pengkhianat berada di antara shaman agung. Sebagai hukuman, shaman yang menerima kutukan Korban Darah takkan lagi memiliki efek magis dari nyanyian perang mereka. Itulah harga mengkhianati persahabatan. Jangan kira memiliki kekuatan sihir itu baik, kekuatan sihir dan nyanyian adalah elemen yang bertolak belakang. Memiliki keduanya hanya akan menciptakan penolakan dahsyat, inilah asal mula kondisi mirip kegilaan dalam ‘Korban Darah’. Dengan tubuh lemah shaman, bahkan jika selamat dari bencana ini, mereka tetap tak bisa lolos dari nasib buruk lainnya.” Wajah si rubah kecil pucat pasi, karena dia khawatir pengorbanan mahkota keperawanannya untuk menyelamatkan kekasih akan pupus bagai gelembung sabun.
“Nasib buruk apa?” Liu Zhenhan bertanya.
“Meskipun mereka menerima kekuatan sihir, itu tidak berarti bisa menggunakan magi dengan mudah. Sihir adalah sesuatu yang luar biasa. Tanpa pembelajaran sistematis dan pemahaman bawaan, mencoba mengontrol dan menggunakannya hampir sama bunuh dirinya seperti menjinakkan kegilaan. Pembalikan sihir akan membuat orang yang sembarangan menggunakan magi hancur lebur dalam sekejap——inilah makna sebenarnya dari Ritual Darah, makhluk ajaib tidak kekurangan kebijaksanaan.”
Perkataan Helen seperti seember air salju yang menyiram kepala Liu Zhenhan sampai menggigil ke tulang sumsum.
“Aku... aku...” Liu Zhenhan bicara terpotong-potong: “Lalu kapan aku menyinggung Model Besar itu——aku bahkan tidak meninggalkannya di medan perang untuk kabur sendiri!”
“Dia kan piaraan pertamaku! Kenapa memperlakukan aku seperti ini!” Giginya Liu Zhenhan berderit keras.
Helen diam, matanya menatap cangkang telur yang tergigit tidak rata di tanah.
“Tapi waktu itu dia sudah mati! Bagaimana bisa tahu aku memakan telurnya?” Liu Zhenhan membelalakkan mata, masih tak mau mengalah.
“Kerakusan... adalah dosa asal terbesar ras Piggi...” Ekspresi Helen sedikit muram.
“Hehe...” Liu Zhenhan menggeleng: “Aku tetap tidak percaya, mana ada hal seperti ini!”
“Sebenarnya aku juga tidak yakin, Richard. Aku justru berharap semua ini hanya kesalahan dugaan dariku.” Helen juga terlihat kecewa.
“Bagaimana dengan Guoguo?” Liu Zhenhan menarik kuping Guoguo, bertanya: “Mengapa Guoguo juga seperti aku? Juga bisa masuk ke kondisi ritual darah itu?”
“Saat itu Guoguo juga memakan sepotong telur naga ini, dan seperti sebelumnya, tetap bertengger di atas kepalamu kan?” Hai Lun bertanya kembali.
“Benar.”
“Kutukan kuat dari ritual darah memang mengunci dendam pada tubuhmu, Guoguo hanya terkena imbasnya. Salahkan dirinya yang suka bertengger di kepalamu seharian.” Hai Lun seolah tak lupa menyindir kecemburuannya pada Guoguo yang selalu manja dengan Liu Zhenhan.
“Hancur! Aku hancur saja tak apa, tapi malah menyeret Guoguo!” Liu Zhenhan merintih, duduk telanjang pantat di lantai.
“Sudah kubilang aku belum pasti!” Hai Lun melotok padanya, “Cepat coba nyanyikan lagu perang! Kalau bisa digunakan berarti kesimpulanku salah. Cepat berdiri, kau ini masihkah keberanian seorang imam? Maukah dewa perang yang menarikmu berdiri?”
Liu Zhenhan langsung melonjak berdiri, meneriakkan lagu perang dengan suara pecah. Hai Lun selalu heran sekaligus kagum pada sifatnya ini: di hari biasa penakut, tapi di saat genting tak ada secuil ketegangan di wajahnya.
Sungguh kekasih yang aneh. Hai Lun mengganti panggilannya dengan rasa manis.
Irama lagu perang yang naik turun membuat Hai Lun tak kuasa mengikuti ritmenya.
Lagu pun usai.
Helen memandang Liu Zhenhan dengan perasaan kompleks, sorot matanya membuat hati Liu Zhenhan kembali gelisah.
"Cepat beritahu hasilnya!" Liu Zhenhan merasakan bahwa lagu perangnya sama sekali tidak memiliki sensasi ajaib seperti saat dinyanyikan sebelumnya.
"Richard! Tidak diragukan lagi, kamu benar-benar terkena kutukan jahat Blood Sacrifice." Helen berkata dengan senyum samar.
"Apakah lagu perangku sudah tidak berguna?" Liu Zhenhan merasakan aliran rasa kehilangan yang tak terungkap, seperti kehilangan mainan yang sebelumnya tidak dihiraukan, tapi tiba-tiba menyadari betapa berharganya itu.
"Richard sayang, kamu tidak tahu betapa malangnya dirimu, sekaligus betapa beruntungnya." Mata Helen berkaca-kaca: "Lagu perangmu sekarang dibandingkan saat pertama kali menyanyikan, kekuatan nyanyian alami Penyanyi Jiwa bawaan hampir hilang sama sekali, efek tambahan dari War Chant juga sangat melemah. Syukur pada Dewa Perang! Masih ada secercah harapan - kutukan iblis 'Blood Sacrifice' tidak sepenuhnya merampas fungsi lagu perangmu."
"Kampas!" Liu Zhenhan menghela napas panjang, lebih baik memiliki sesuatu daripada tidak sama sekali, seperti merawat anak cacat tetap anak sendiri.
“Mengenai 'Ritual Darah', bagian yang tercatat dalam kitab ritual kuil terlalu sedikit. Pengetahuanku tentang kekuatan kutukan ini juga tidak lengkap. Namun bagaimanapun, kamu harus dianggap sebagai keajaiban! Karena ini membuktikan betapa Dewa Perang mengasihimu.” Helen bersemangat.
“Kurasa si kura-kura tua itu sudah kehabisan tenaga untuk mengutuk.” Liu Zhenhan kembali menunjukkan kesombongannya, dengan angkuh mengelus kepala Guoguo.
“Binatang sial! Berapa banyak lagi kesialan yang akan kau bawa untuk Li Cha?” Helen menjepit lembut pipi Guoguo. Guoguo segera bersembunyi dalam dekapan Liu Zhenhan, hanya menyisakan dua telinga besar yang gemetaran.
Sebenarnya Liu Zhenhan juga merasa tidak nyaman. Sejak kedatangan mereka ke tempat ini dan bertemu dengan "Binatang Sial" Shuangxue Piqiu, yang dialami hanyalah kesialan bertubi-tubi. Hidungnya terluka, belum sempat makan sudah bertemu serigala angin, nyaris tewas, lalu dikutuk oleh binatang piaraannya sendiri. Benar-benar kekacauan!
Namun melihat Guoguo ketakutan karena sebutan "Binatang Sial" dari Helen, Liu Zhenhan merasa iba.
“Siapa bilang dia binatang sial?” Liu Zhenhan memeluk Guo Guo di dadanya seperti menyimpan harta berharga, dengan nada memanjakan: “Aku juga bilang Guo Guo adalah binatang keberuntungan! Tanpa dia, mungkin aku sudah mati!”
Guo Guo mengintipkan sepasang matanya yang besar dari pelukan Liu Zhenhan, berkedip-kedip memandangnya.
“Kamu ini~~” Helen mencolek kening Liu Zhenhan dengan jarinya, berkata dengan nada kesal seperti kecewa karena besi tak bisa menjadi baja: “Aku cuma bercanda, lihat kamu panik begitu!”
“Bukannya katanya aku punya sihir?” Tiba-tiba Liu Zhenhan teringat masalah ini: “Aku bisa apa?”
“Jangan sembarangan pakai sihir!” Wajah Helen langsung pucat ketakutan, “Itu bisa membunuhmu!”
“Omong kosong!” Liu Zhenhan berkata heran: “Aku tidak merasakan tanda-tanda bisa sihir, cuma merasa tubuhku penuh tenaga!”
“Lalu saat model ini bertarung dengan serigala sihir, kamu lihat dia pakai sihir apa?” Helen juga bingung.
“Nih~~” Liu Zhenhan menunjuk lubang besar berbentuk cakar sedalam setengah kaki di tanah: “Aku cuma lihat model itu menggebrak sekali pakai cakar, bikin lubang di tanah lalu membunuh serigala sihir.”
“Kekuatan yang luar biasa!” Helen menjulurkan lidahnya sambil menatap lubang besar itu.
“Apakah dia menempelkan kekuatan padaku?” Liu Zhenhan tertawa aneh: “Kekuatan bukan sihir, bisa ditempelkan?”
“Sihir mengandalkan kekuatan elemen, kekuatan fisik juga bentuk energi. Jika benar kekuatanmu ditransfer, bukan mustahil.” Hellen masih terlihat ragu, “Tapi... mana ada makhluk naga palsu yang tak punya sihir, hanya kekuatan fisik?”
“Aku coba saja langsung.” Liu Zhenhan menggerakkan otot-ototnya yang membesar, mendekati batu berbentuk sapi berwarna hijau kebiruan di pinggir hutan bambu. Batu persegi itu setinggi dua kali roda penggilas tanah petani yang pernah dilihatnya, permukaannya ditutupi lumut licin dan sulur kering.
“Jangan...” Hellen menjerit keras.
“Kenapa?” Liu Zhenhan menutupi telinganya bertanya.
“Pembalikan sihir!” Hellen bertanya: “Kamu lupa kutukan makhluk sihir?”
“Masa sih!” Liu Zhenhan tertawa: “Bicara saja butuh tenaga, mana ada kutukan? Kalau memang ada pembalikan, lari juga percuma!”
“Tidak boleh sama sekali!” Rambut merah Hellen berkibar seperti gelombang gandum, wajahnya tak mau kompromi.
Guoguo yang sedang mereka ributin, melompat dari pelukan Liu Zhenhan dan meloncat-loncat mendekati batu hijau itu.
Liu Zhenhan dan Hellen berhenti berdebat, terpaku menatap Guoguo.
“Apa yang ingin dilakukan Guoguo?” Liu Zhenhan bertanya pada Helen.
Helen menggelengkan kepalanya.
“Jangan-jangan dia ingin mencoba mengangkat berat batu itu?” Liu Zhenhan tertawa.
Cakar kecil Guoguo sudah menyentuh bagian bawah batu besar berbentuk sapi tidur, kontras tubuh mungilnya dengan batu raksasa itu bagai sawi putih berdampingan dengan kecambah.
“Guoguo jangan～～!” Pupil mata Liu Zhenhan tiba-tiba menyempit, teriaknya parau menggema: “Dasar anak sialan! Awas kena efek balik sihir!”
Jilid III: Lelaki Sejati Menantang Ombak
Bab I: Perjalanan Penuh Rintangan
Guoguo sudah mengangkat batu besar itu. Batu seberat lebih dari 1000 kilogram itu gemetar naik dari dadanya ke atas kepala, ditopang telinga besar seperti kincir angin. Tubuhnya perlahan tenggelam ke tanah bagai masuk pasir hisap, sementara semut dan kaki seribu di bawah batu panik merayap ke atas.
Guoguo menoleh ke Liu Zhenhan sambil mengernyitkan hidung mancungnya, lidah merah muda kecilnya menjulur. Butir keringat mengkilat di pipinya terasa menyilaukan.
Liu Zhenhan dan Hélène berdiri terpaku menyaksikan sosok kecil itu perlahan-lahan terbenam ke dalam tanah. Batu sapi tidur itu menutupi posisi asli Guoguo.
"Sialan!" Liu Zhenhan hampir terjatuh ke depan saat membalikkan batu itu. Dia tak sempat memikirkan mengapa tiba-tiba menjadi sangat kuat, hanya merasakan panas di lengan disertai kekuatan yang melonjak keluar menembus seluruh lengannya. Batu raksasa seberat sapi itu seperti kue goreng atau bakpao, terangkat oleh satu tangannya dan melambung membentuk garis parabola indah, menghancurkan puluhan batang bambu perut Buddha dengan suara "kreek-kraak".
Hélène di sampingnya menutup mulut kecilnya dengan kedua tangan, wajahnya dipenuhi ekspresi tak percaya.
"Guoguo!" Liu Zhenhan menyambar makhluk kecil yang terbenam di tanah. Guoguo terlihat sehat bak bangsawan kenyang, hanya cacing tanah di kepalanya yang merusak kesan anggunnya.
"Bikin mati ketakutan!" Liu Zhenhan memeluk Guoguo erat-erat.
"Demi Kampus!" Hélène berteriak di depan batu yang merobohkan beberapa bambu perut Buddha, "Ini benar-benar kekuatan kutukan!"
Liu Zhenhan sendiri tertegun melihat batu pualam itu. Meski kuat, dia tak pernah menyangka bisa mengangkat batu sebesar itu.
Ia menunduk melihat kedua tangannya sendiri, tangan ini masih sama seperti sebelumnya, tidak ada perbedaan sama sekali.
Tangan inikah yang menciptakan keajaiban ini? Liu Zhenhan sendiri terkejut dengan dirinya sendiri.
"Kutukan Persembahan Darah telah berlaku!" Helen mengerang kesakitan.
"Kutukan apaan sih!" Liu Zhenhan berkata dengan sedikit kesal: "Kutukan ya kutukan saja! Aku ingin lihat kura-kura sialan ini bisa mengutuk apa! Aku tak pernah sakiti dia!"
"Biar aku periksa... Oh Richard..." Tangan kecil Helen meraba-raba seluruh tubuh Liu Zhenhan, gemetarannya menyertai suaranya yang bergetar tak karuan.
"Semua baik-baik saja! Tak ada bagian yang hilang! Sama sekali tidak ada pemantulan sihir!" Liu Zhenhan sebenarnya juga panik, tapi tetap berpura-pura tersenyum.
Helen menerjang ke pelukannya, terus memukuli dada Liu Zhenhan sambil memarahi: "Kau tahu tidak betapa aku khawatir tadi! Kepala babi dari suku Pig ini!"
"Ya ya ya!" Hati Liu Zhenhan dipenuhi kebahagiaan: "Aku memang kepala babi suku Pig! Ini tak perlu diragukan lagi."
Helen menyadari ketidaksopanannya, segera melepaskan diri dari pelukan Liu Zhenhan, merapikan rambut merah bergelombangnya yang seperti ombak.
“Hihihi...” Liu Zhenhan terkekeh-kekeh bodoh, menjilat bibirnya, masih larut dalam pelukan memabukkan tadi.
“Kenapa tidak ada efek magis balik? Apa kekuatan ini sebenarnya bukan sihir?” Liu Zhenhan menggosokkan tangannya dengan gembira: “Kalau begitu aku benar-benar beruntung!!”
“Cepat bereskan, mari pergi dari sini.” Helen menatap bangkai kura-kura raksasa dengan perasaan aneh: “Tentang masalah ini, aku akan tanya mentorku setelah pulang.”
“Beresin apa lagi?” Liu Zhenhan melirik bangkai kura-kura raksasa itu, meludah dengan penuh kebencian: “Awalnya mau menguburnya, sekarang buang waktu!”
“Li Cha! Ini melanggar ajaran!” Helen tidak setuju.
“Baik, aku akan antarmu ke tebing dulu, lalu kubur dia.” Kilat licik berkerlap di mata Liu Zhenhan.
Helen tidak membantah lagi. Perutnya mulai keroncongan, setelah bekerja keras seharian hanya minum air, tenaganya hampir kehabisan.
Liu Zhenhan menggendong Helen, dengan gesit memanjat tebing menggunakan akar. Ia merasakan kekuatan dahsyat di lengannya yang membakar jiwa dan raganya, kegembiraan berlebihan membuat otot-ototnya berdenyut tak terkendali.
Helen justru ketakutan, melihat Li Cha yang sedang memanjat tali pohon sambil gemetar, ia memiliki ilusi kuat seolah-olah akan jatuh menemui Dewa Perang.
Setelah mengantar Helen ke tebing, Liu Zhenhan yang kembali ke bawah hanya kencing di samping bangkai kura-kura raksasa, sama sekali tidak berniat menguburkan mayatnya? Mimpi kali!
Kasur kulit serigala dan sepatu bot kulit serigala yang belum selesai disimpan Liu Zhenhan ke dalam cangkang kura-kura raksasa yang sudah dikosongkan. Penemuan tak terduga membuatnya bersemangat - mutiara dari rahang kura-kura yang awalnya kotor oleh lumpur hujan, setelah dibersihkan memancarkan cahaya lembut mirip sinar bulan, dingin namun terang, menerangi radius 15 meter sekitarnya.
Nama "mutiara malam" sudah lama didengar Liu Zhenhan, tapi tak menyangka suatu hari bisa memilikinya. Ia tersenyum lebar tak bisa menutup mulut - lampu neon alami yang sempurna! Pikirnya.
Bambu Buddha Perut yang dicabut beserta akarnya oleh Liu Zhenhan bagai dijarah, kini dirinya seperti orang kaya baru yang baru menghasilkan jutaan, terus-menerus memamerkan kekuatan dewa sambil berpose narsis.
Batu Kerbau Tidur itu juga dicoba diangkat oleh Liu Zhenhan.
Biasanya tak terlihat, tapi saat kekuatan melebihi batas normal, aliran panas misterius dari selangkangan langsung menyebar ke seluruh tubuhnya, mengubahnya menjadi raksasa kekuatan seperti Xiang Yu.
Liu Zhenhan tak bisa memperkirakan berat Batu Kerbau Tidur itu, tapi jelas baginya mengangkatnya semudah mengangkat karung pupuk. Melihat Guo Guo kesulitan tadi, hatinya dipuaskan.
Namun kelemahan fatal muncul: setiap menggunakan kekuatan dewa, "adik kedua"-nya langsung tegak bagai mendengar terompet perang. Meski mengganggu, Liu sengaja mengabaikannya karena dibanding kekuatan super, ini bukan masalah.
Liu Zhenhan benar-benar sangat jumawa.
Seluruh hutan bambu bergema dengan tertawa mesumnya.
……
Mengikuti arah angin pasat Andes, rakit bambu berlayar mengikuti ombak, awan di langit bergerak perlahan.
Liu Zhenhan dan Hailun telah terombang-ambing di laut selama hampir tiga minggu.
Di ujung cakrawala tempat laut dan langit bertemu, muncul jejak kebiruan samar-samar. Menurut Hailun, itulah Selat Nalunjiao yang terkenal di Benua Aiqin. Belok melewati Tanjung Nalun, mereka bisa memasuki perairan Aiqin. Setelah berlayar setengah bulan lagi, Dataran Liar Danube yang diapit Gunung Salju Taimuerlaya akan terlihat - Kerajaan Bimon yang telah lama dinanti pun semakin dekat.
Kegembiraan akan kedekatan rumah menghapus kesulitan perjalanan. Hailun dan Liu Zhenhan merasa bahagia sekaligus sedih, karena perjuangan selama perjalanan ini tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Rakit dari batang bambu Buddha perut utuh yang diikat rotan mulai membusuk akibat air laut. Andai bukan karena rakit dua lapis buatan Liu Zhenhan, mungkin sudah hancur beberapa hari lalu.
Layar compang-camping dari kulit serigala dan kelinci air, dijahit dengan benang usus ikan, telah rusak dan bocor di mana-mana setelah diterjang badai.
Padahal Liu Zhenhan telah mempersiapkan pelayaran ini selama dua bulan penuh. Tak disangka begitu mengarungi laut, kekasaran peralatan langsung terlihat dalam waktu singkat.
Kelapa yang diikat di belakang rakit bambu, awalnya diseret di air laut sambil bergerak maju. Namun siapa sangka, pada hari ketiga setelah turun ke air, mereka diserang oleh hiu kepala harimau. Untaian kelapa yang terombang-ambing di air laut disalahartikan sebagai umpan lezat oleh hiu tersebut. Dengan sekali gigitan, hiu itu menghancurkan banyak kelapa. Sumber air tawar dan vitamin yang telah dipersiapkan Liu Zhenhan dengan susah payah lenyap seketika oleh gigitan singkat hiu kepala harimau ini.
Untungnya, di dalam cangkang kura-kura besar di atas rakit bambu, masih tersimpan puluhan buah melon berwarna emas dengan garis-garis kulit hijau segar. Setelah dirawat dan dibudidayakan lama oleh Liu Zhenhan, melon-melon ini tepat matang pada batch pertama sebelum dia berlayar. Meski ukurannya tidak sebesar melon yang pernah dimakan Liu Zhenhan sebelumnya, rasanya tetap sama manis dan menyegarkan.
Awan es beku Guoguo juga bisa membekukan air laut menjadi es balok. Ini memberikan persediaan air tawar yang cukup baik untuk Liu Zhenhan dan Helen. Karena ketika air laut membeku menjadi es, secara alami akan menjadi air tawar. Sayangnya, kekuatan sihir Guoguo masih terlalu lemah. Setiap hari dia hanya bisa menggunakan kemampuan awan es beku dua kali, belum lagi dia sendiri harus menghabiskan lebih dari separuh air tawar yang dihasilkannya.
Sebelum berangkat, Liu Zhenhan telah membakar banyak arang kayu dan membuat tungku dari lempengan batu dan cangkang kerang untuk memasak hidangan laut di atas rakit. Namun sayang, saat hiu kepala harimau menyerang kelapa, arang-arang di rakit ikut terhantam dan jatuh ke laut.
Sejak saat itu, ikan asin dan daging asap yang sudah disiapkan sebelumnya menjadi hiasan belaka. Ikan hidup, batu sumsum, dan telur burung mentah mulai menjadi makanan utama Liu Zhenhan dan Helen. Batu sumsum adalah kristal kalsifikasi kotoran burung yang terkubur di tanah, sumber vitamin terbaik. Tapi Helen sama sekali tidak bisa memakannya, apalagi ikan hidup dan telur mentah. Liu Zhenhan memaksanya untuk makan, dan karena hal ini, untuk pertama kalinya mereka bertengkar.
Helen akhirnya jatuh sakit. Jubah imam merahnya yang menyala dipenuhi noda keringat yang mengkristal seperti garam. Bibirnya yang semula merah segar kini penuh gelembung dan terlihat kering. Semua blewah yang disimpan Liu Zhenhan tidak ada satupun yang dimakannya sendiri, semuanya diberikan untuk Helen. Ukuran blewah itu terlalu kecil. Setelah sakit, Helen tidak lagi bisa makan irisan ikan mentah berdarah yang tidak dicuci karena kekurangan air. Semua biji blewah pun tidak disia-siakan, dikeringkan lalu dibungkus rapi dengan kaus kaki Liu Zhenhan.
Setiap kali Helen yang lemah bangun dan memanggilnya untuk makan bersama, Liu Zhenhan selalu menepuk perutnya keras-keras sambil terus-menerus bilang bahwa dia sudah makan banyak.
Saat mengucapkan ini, Liu Zhenhan selalu tak bisa menahan diri untuk menjilat bibirnya.
Dua orang saling mendukung, terus hanyut di laut tanpa romansa yang dibayangkan, tanpa keindahan seperti dalam novel, hanya kesulitan yang tak terucapkan. Matahari terik menguapkan seluruh kelembaban tubuh mereka dengan cepat, sementara kekurangan makanan menghancurkan mental dan semangat mereka hingga ke batas terendah.
Malam hari adalah waktu paling membahagiakan bagi mereka. Memandang langit bersih yang sejuk, Liu Zhenhan memeluk Hai Lun sambil berbaring di atas rakit bersama seekor burung dan binatang, menghitung bintang-bintang dan menikmati satu-satunya waktu indah tanpa terik matahari.
Mutiara malam memancarkan aura cahaya lembut yang elegan, memberikan penerangan terbaik bagi mereka.
Setiap kali Liu Zhenhan mencium aroma musang samar dari tubuh Hai Lun, ia merasa seperti ingin terbang mengikuti angin.
Saat Selat Narun sudah terlihat di kejauhan, penyakit Hai Lun semakin parah. Wajah cantik dan menggoda itu perlahan digantikan keletihan, hanya rambut ikal merah darahnya yang tetap berkilau dan indah.
Saat patung dewa raksasa pengangkut pedang di Selat Cape Napoleon mulai terlihat samar, kondisi Helen semakin mendekati sakratul maut. Tubuhnya yang kekurangan nutrisi dan memiliki dasar kesehatan buruk benar-benar diselimuti bayang-bayang kematian. Liu Zhenhan gelisah hingga matanya nyaris melotot keluar, namun tak menemukan cara untuk menyembuhkannya. Untuk pertama kalinya, Liu Zhenhan menyesal telah meninggalkan Pulau Bra dan memulai perjalanan pulang yang penuh ketidakpastian ini.
Senyum di wajah Helen semakin tenang, aroma harumnya masih membungkus hidung Liu Zhenhan. Dengan tangan gemetar, Helen terus membelai wajah Liu Zhenhan, mulutnya hanya mampu mengering memanggil "Li Cha... Li Cha..."
Hati Liu Zhenhan hancur berkeping-keping.
Apa penderitaan terbesar di dunia? Adakah yang lebih menyakitkan dari perasaan tak berdaya menyaksikan orang tercinta perlahan menghilang di depan mata sendiri?
Liu Zhenhan melakukan berbagai upaya, bahkan menyelam ke laut dalam untuk mencari rumput laut sebagai sumber vitamin Helen. Namun laut terlalu dalam, dan ia tak bisa lengah sesaat pun.
Panggilan burung laut asam (Suan Ye Yu Ying) semakin gelisah setiap hari. Liu Zhenhan tahu itu adalah telepati makhluk gaib yang merasakan tuannya sekarat, tapi ia benar-benar tak bisa berbuat apa-apa.
"Li Cha... peluk aku..." Helen berbisik lemah.
Mata Liu Zhenhan tiba-tiba berkaca-kaca.
(Musik latar 《Tanpa Syarat untukmu》 mulai mengalun...)
BAB II Rambut Seperti Darah
〖Hidup yang garang tak butuh alasan.
——Kata Liu Zhenhan sang pria tangguh〗
※※※
Memandang patung raksasa pembawa pedang yang menjulang tinggi di kedua sisi Selat Narun, sumpah serapah Liu Zhenhan menggelayut di ujung bibirnya. Bibirnya bergetar namun tak keluar suara. Hingga kini, ia masih menyimpan secercah harapan kecil pada dewa-dewi dunia ini. Menurut Helen, patung raksasa pembawa pedang yang terpahat di tebing selat ini adalah peninggalan Perang Suci Dewa-Iblis zaman purba. Kini Liu Zhenhan mulai menyimpan rasa hormat samar pada para dewa di dunia ini. Memandang dua patung dewa dengan gestur tangan mirip Pasukan Nazi SS, ia berdoa dalam hati agar mukjizat segera terwujud.
Setelah melewati Selat Narun, angin pasat Andes semakin kencang. Benua Aegean sudah tampak di kejauhan, garis pantai tipis membentang di ujung cakrawala. Namun kondisi Helen kian memburuk. Bahkan air salju yang dibekukan oleh kemampuan es Guo Guo pun tak sanggup ia telan, bahkan tak mampu lagi memanggil nama Li Cha.
Saat malam tiba, burung elang asam itu semakin gelisah, terbang naik-turun sambil sesekali berkicau merdu.
Hati Liu Zhenhan seperti diiris sembilu.
“Helen…” Liu Zhenhan mengambilkan panci kerang berisi air salju lagi, berusaha sia-sia memberi rubah kecil itu minum.
Helen membuka matanya dengan susah payah, sorot matanya tiba-tiba memancarkan kilau aneh, menatap air salju dalam panci kerang, ia menggelengkan kepala dengan susah.
Liu Zhenhan menahan kesedihan sambil menengadahkan wajah, riak-riak kecil muncul diam-diam di permukaan air salju dalam panci kerang, seolah tetesan hujan jatuh.
“Licha…” Helen seolah mengerahkan seluruh tenaganya, memanggil nama Liu Zhenhan, suaranya parau dan kering seperti tubuhnya yang kekurangan air.
“Minumlah dulu!” Liu Zhenhan mengusap sudut matanya, mengangkat panci kerang, menuangkan air salju pelan-pelan ke bibir kering dan pecah-pecah Helen, air berharga bagai emas itu mengalir senyap dari sudut bibirnya ke rakit bambu.
“Nyanyikan… lagu… untukku… Licha… Aku tak bisa… bicara… lama…” Helen menatap Liu Zhenhan dengan lemah namun penuh kasih.
"Cahaya aneh menambahkan semburat kemerahan pada wajah pucat Helen, matanya berkilau seperti air laut yang berkilauan, seolah kembali ke hari ketika dia pertama kali bertemu Liu Zhenhan; rambut ikal merahnya yang mempesona bagai nyala api muda yang menari-nari, diikat dengan sobekan kaos berdarah milik Liu Zhenhan. "Pita rambut merah" itu melambai lemah dalam angin, seperti hendak menghilang.
Angin malam menderu, mutiara berkilauan, ombak membeku bagai patung.
Liu Zhenhan menatap Helen yang sedang dalam sakaratul maut, amarah dan kesedihan yang tak terucap memenuhi dadanya. Memandangi lautan tak bertepi, langit berbintang, mengingat setiap momen bersama Helen, air matanya tak terbendung.
"Bulan gigi serigala...
Sang jelita merana...
Kuangkat piala meneguk angin salju...
Siapa yang menjungkirkan lemari kehidupan lampau...
Membangkitkan debu perselisihan...
Jodoh terukir...
Berputar dalam roda reinkarnasi...
Alismu berkerut...
Tangisan kecantikan takkan kembali...
Meski sejarah telah menjadi debu...
Cintaku takkan padam...
Kemewahan bagai tiga ribu aliran timur...
Kuambil seciduk cinta untuk memahami...
Hanya kupuja kepompongmu yang menjadi kupu-kupu...
Rambutmu bagai darah...
Memilukan perpisahan...
Dupa kuyakkan menyentuh siapa...
Ajak sang rembulan...
Biarkan kenangan bersinar...
Cinta sempurna dalam cahaya bulan...
Rambutmu bagai darah...
Air mata beterbangan...
Penantianku mengkerutkan siapa..."
"Tahun-tahun mabuk ringan dalam hingar-bingar dunia..."
"Dengan tanpa penyesalan kuukir prasasti cintamu yang abadi..."
Liu Zhenhan menyanyikan lagu dengan penuh perasaan. Saat lagu berakhir, suara nyanyiannya bergema bersama gemericik air, semakin jauh dan jernih. Bahkan burung elang asam yang gelisah pun berhenti bergerak, mulai merapikan bulu dengan patuh. Guo Guo membuka matanya lebar-lebar, menatap Liu Zhenhan tanpa berkedip.
Helen terpikat oleh nyanyian penuh kesedihan dan perasaan. Matanya yang indah seperti air, biru dalam seperti lautan, menatap Liu Zhenhan dengan penuh rasa kehilangan dan kerinduan.
Terhadap cinta, terhadap kehidupan, terhadap pria yang dicintainya.
Nota terakhir lagu masih melayang-layang di atas permukaan laut bersama gemericik air, ketika tubuh Helen tertembus sinar emas bergelombang. Garis emas itu berputar-putar di atas rakit, menembus dada burung elang asam dan Guo Guo, akhirnya masuk ke dada Liu Zhenhan. Dalam cahaya lembut mutiara malam, dua sosok yang berpelukan itu seolah dibelit sulur emas.
Setelah waktu yang tak terkira, Helen membuka matanya dan bertanya lembut: "Lichaa! Lagu apa itu tadi?"
"**《Rambut Seperti Darah》**! Rambut merahmu bagai darah, meninggalkan bekas tak terhapus dalam ingatanku." Liu Zhenhan merasa mulutnya terasa pahit.
“Kau yang menciptakannya sendiri?” kata Helen: “Li Cha-ku memang penyanyi jiwa alamiah! Bahkan penyair pengelana di kalangan manusia takkan mampu menciptakan lagu seindah ini.”
“Jangan lanjutkan!” Liu Zhenhan memeluk Helen erat-erat, butiran air mata besar bergulir dari sudut matanya.
“Khan Pars, Dewa Perang!” Helen menghela napas panjang: “Zaman akan selamanya mencatat kemurahan hatimu!”
“Helen...” Hati Liu Zhenhan seperti teriris belati.
“Li Cha, mungkin kau sulit mempercayainya!” Helen mengangkat lengannya dengan susah payah, membelai wajah besar Liu Zhenhan: “Lagu yang baru kau nyanyikan ternyata memiliki efek 'Kidung Rantai Jiwa'."
Liu Zhenhan mengangkat kepala dengan gerakan "huo" yang cepat.
Sekalipun dia bodoh, dia tahu 'Kidung Rantai Jiwa' adalah mantra rahasia yang baru bisa dipelajari oleh Imam Perang Altar setelah naik pangkat menjadi Imam Tongkat. Kidung ini bisa menjadikan nyawa maksimal empat prajurit sebagai sumber daya yang saling terdistribusi, setiap orang mendapat pembagian kerusakan merata. Bahkan ketika menerima serangan berat yang melampaui batas, meski rantai jiwa runtuh, tetap bisa menyisakan secercah harapan terakhir bagi keempat prajurit yang mendapat kidung distribusi ini, sehingga tidak langsung meregang nyawa di tempat.
“Altar Suci Bemon” Imam Tongkat sudah merupakan imam tinggi yang mendekati puncak piramida. Selain Empat Imam Besar Weian, Dua Belas Imam Utama dari Dewan Imam Agung, dan Imam Agung Jubah Merah, Imam Tongkat bisa dikatakan sebagai simbol tertinggi di Kuil Dewa Perang Bemon. Setiap Imam Tongkat umumnya memiliki gelar bangsawan, status mereka di kalangan bemon setara dengan penyihir terkemuka di kalangan manusia.
"Nyanyian Perang Rantai Pikiran" sudah termasuk dalam kategori nyanyian perang tingkat tinggi. Berdasarkan kekuatan nyanyian Hailun saat ini, meskipun sudah menguasainya dengan mahir, tetap tidak bisa digunakan. Apalagi bagi Liu Zhenhan yang masih berstatus magang imam dan terkena kutukan binatang buas.
Nyanyian perang semacam ini praktis tidak berguna dalam pertempuran skala besar, namun pada momen kritis bisa menyelamatkan nyawa tokoh penting. Di sisi Raja Kerajaan Bemon, tidak akan pernah kekurangan pendamping seorang Imam Tongkat.
Dalam setiap seratus ritual, setiap dua puluh tahun, jumlah pendeta seperti Helen yang mampu mengalami evolusi alami tidak pernah melebihi dua orang. Dalam kitab kuno pendeta ras Behemoth selama ribuan tahun, tidak ada contoh lagu perang tingkat tinggi yang berevolusi secara alami. Peringkat Liu Zhenhan saat ini paling tinggi hanyalah Penyanyi Jiwa, hanya satu tingkat di atas Pendeta Bisikan Angin yang paling lemah, baru saja memasuki pintu gerbang. Susah payah memanggil hewan piaraan ajaib, tidak hanya mati, tapi sebelum mati juga meninggalkan kutukan "Persembahan Darah" yang hanya terjadi sekali dalam seribu tahun, membuat efek satu-satunya lagu perang yang dikuasainya tersisa dua puluh persen.
Seandainya hanya ini saja mungkin masih bisa ditolerir. Tak disangka, dirinya justru terstimulasi oleh nyawa Helen yang hampir padam, menciptakan dan menyanyikan sendiri lagu "Rambut Seperti Darah". Lagu yang diciptakan dalam bahasa umum Behemoth ini mengandung kesedihan sedalam samudera dan melankoli yang tak terdefinisi, membuat siapa pun yang mendengarnya teriris-iris hati.
Setiap lagu perang pendeta Behemoth memiliki kesakralan yang unik. Bukanlah bakat langka seperti Penyanyi Jiwa bawaan lahir, salah satu suku kata saja bisa membuat lagu perang kehilangan efeknya. Apalagi lagu "Rambut Seperti Darah" ini yang tidak menggunakan partitur dari Kuil Dewa Perang. Dengan sepenuhnya menolak lagu perang Behemoth, namun masih bisa menghasilkan efek lagu perang, hanya dengan ini saja, Liu Zhenhan sendiri hampir tidak percaya ketika mengatakannya.
Liu Zhenhan bukannya tidak tahu, ambil contoh "Lagu Perang Spiritual" yang paling dia kuasai, bahkan jika satu lirik diubah, seluruh lagu akan segera menjadi biasa-biasa saja tanpa efek peningkatan apapun. Menurut rubah kecil, untungnya lagu perang Behemoth tidak memiliki efek backlash. Jika itu adalah penyihir manusia yang salah mengucapkan satu suku kata mantra, sangat mungkin menyebabkan backlash sihir yang bisa merenggut nyawanya sendiri.
Begitu kata Hailun keluar, Liu Zhenhan langsung tertegun sepenuhnya.
Dia belum pernah melihat seperti apa "Lagu Perang Rantai Batin" itu. Saat sinar emas itu menembus tubuh Hailun dan dirinya tadi, karena kesedihan yang mendalam, Liu Zhenhan tidak sempat memikirkan apa sebenarnya itu. Baru setelah mendengar penjelasan Hailun, dia menyadari bahwa ternyata itu adalah keajaiban lagu perang yang dia lantunkan.
"Rantai Batin?" Liu Zhenhan jelas merasakan tubuhnya mulai terasa berat, semangatnya juga mulai berkurang. Diduga ini akibat kehidupan mereka yang telah terhubung.
"Keajaiban yang tak terbayangkan!" Hailun berdecak kagum. Meski masih terlihat lemah, jelas terlihat bahwa tenaga bak monster Liu Zhenhan yang dialirkan melalui "Rantai Batin" telah berhasil membangunkannya dari kondisi sekarat.
“Saat melewati Tanjung Nalun, aku melihat patung gajah raksasa yang diukir di tebing kedua sisi. Saat itu aku bersumpah, asalkan dewa mana pun yang menyembuhkan Hellenku, aku akan memujanya seumur hidup!” Liu Zhenhan berkata dengan gembira: “Sekarang aku jadi hamba setia Tuan Kampus!”
“Demi Dewa Perang~~!” Hellen terkesiap: “Bagaimana mungkin penyanyi jiwa bawaan sepertimu masih meragukan ajaran Dewa Perang sampai sekarang?”
“Hellen...” Liu Zhenhan berpikir sejenak, akhirnya tak tahan bertanya: “Di dunia ini, adakah yang pernah melihat dewa secara langsung?”
Sebelum Hellen sempat menjawab, Liu Zhenhan sudah tertawa terbahak-bahak memotongnya, mengatakan tak perlu dijawab lagi.
Suku Pigge si kepala babi bangsa tolol? Penyanyi jiwa bawaan? Imam yang terkutuk binatang piaraan hingga mantra perangnya gagal? Menciptakan aliran baru nyanyian perang Behemoth? Binaragawan terkuat di antara imam-imam berfisik lemah?
Liu Zhenhan sendiri juga pusing dibuatnya oleh berbagai identitas mengagumkan ini.
Keterkejutan pada dirinya sendiri tak bisa mengalahkan kegembiraan karena Hellen selamat. Liu Zhenhan tak sempat memikirkan hal lain lagi, memeluk erat-erat Hellen.
Di permukaan laut terdengar alunan merdu harpa yang gemerincing, disusul nyanyian wanita yang bakalunan surgawi. Kadang segar dan manis, kadang bergelora dan menggemparkan, sesaat memancarkan kesan udara yang murni tak tertandingi, sesaat lagi membius bagai fatamorgana tak bertepi. Suara yang memikat jiwa ini berganti-ganti: kadang sendu mengharukan, kadang menggoda lembut, kadang jenaka lincah, kadang anggun nan luhur. Segenap perasaan terkonsentrasi dalam syair yang ringkas, mencengkeram erat perasaan Liu Zhenhan.
Jika nyanyian perang Hailun memancarkan kesucian dan kesalehan, maka nyanyian tanpa lirik yang bergumam lembut ini adalah bujuk rayu yang mistis dan memabukkan.
Rakit yang diselimuti cahaya lembut mutiara malam itu perlahan hanyut mengikuti arus. Di kejauhan, terlihat tonjolan hitam yang mencolok seperti karang. Nyanyian penggoda itu ternyata berasal dari tumpukan karang yang diselubungi kabut tebal itu.
Dengan kondisi tubuh yang lemah akibat sakit, Hailun bangkit berdiri gemetaran. Ekspresinya khidmat dan penuh wibawa.
Kabut di sekitar karang itu tersibak oleh cahaya lembut mutiara malam dari rakit. Di atas karang hitam itu duduk seorang gadis berparas cantik jelita. Di kepalanya bersemayam mahkota kristal bening yang memantulkan kilau gemilang di bawah sinar mutiara malam.
“Bagian bawah pinggang gadis itu adalah ekor ikan raksasa, warnanya sama seperti rambutnya yang basah, yakni keemasan indah yang memesona.”
Kulitnya sepucat susu murni, bibirnya semerah kelopak mawar, sorot matanya biru membiru seperti lautan. Dada telanjangnya yang tertutupi dua helai rambut emas terlihat misterius namun memikat, memberi ruang imajinasi tak terbatas.
"Licha, sepertinya nasib kita benar-benar sial." Helen tersenyum getir pada Liu Zhenhan, "Kita bertemu dengan putri duyung dari keluarga kerajaan Xiya di laut ini."
Pupil mata Liu Zhenhan menyempit. Putri duyung! Bangsawan laut! Makhluk laut yang paling membenci penghuni darat! Penguasa lautan yang konon gemar memakan manusia segar! Penyihir air bawaan yang mengerikan!
Putri duyung itu membelai lembut harpa kristal di tangannya, suara merdunya mengalir seperti mantra. Matanya sama sekali tidak menoleh ke rakit bambu itu.
Liu Zhenhan diam-diam mengambil tongkat bambu dari rakit. Ujungnya telah diasah hingga berbentuk tombak yang tajam, masih menyisakan noda darah hitam peninggalan hiu kepala macan.
Liu Zhenhan sama sekali tidak keberatan jika tongkat bambu di tangannya ini kembali ternodai darah manusia laut.
〖Angin bertiup, Liu Zhenhan mengusap rambut panjangnya yang berkibar-kibar dalam embusan angin.
Terlihat keheranan yang tak tersembunyi di mata Helen, Li Cha yang biasanya ceria dan santai kini telah berubah menjadi sosok yang sama sekali berbeda.
Sorot matanya yang tajam bagikan anak panah sang pemanah elf yang menembus cakrawala sejarah dalam Perang Dewa Iblis zaman purba.
BAB III Putri Duyung yang Bengis
〖Jika kau tak memiliki sayap, hanya jiwamu yang berhak melayang di atas lautan.
——Petuah kuno Suku Laut Xiya yang tersebar di dunia daratan〗
※※※
"Bangsa Behemoth..." Putri Duyung menghentikan nyanyian lembutnya, mata indahnya menatap Liu Zhenhan, "Apakah lagu tadi yang kau nyanyikan?"
Putri Duyung bertanya perlahan dalam Bahasa Umum Benua Aiqin, seolah sedang mencurahkan isi hati pada sahabat lama yang tak berjumpa bertahun-tahun, suaranya yang merdu penuh nuansa magis.
"Aku yang menyanyi." Liu Zhenhan menggenggam lebih erat tongkat bambunya. Air laut "blup-blup~~" mendidih tiba-tiba, belasan siluet gelap muncul mengelilingi, salah satu sosok mendekat sedikit, cahaya mutiara malam memperjelas kontur tubuhnya dalam pandangan Liu Zhenhan.
“Itu adalah pria berpostur besar dengan tinggi lebih dari dua meter, kepala berbentuk gelendong, tubuh berotot yang proporsional, mengenakan pakaian dari rumput laut. Matanya yang dingin dan penuh kepercayaan diri, sama seperti tombak putih besar dari tulang ikan yang mereka pegang, memancarkan kehausan akan pembunuhan.”
“Di bawah pangkuan masing-masing, mereka mengendarai hiu kepala harimau yang perkasa, menerobos ombak dengan lincah di dalam air. Pelana dari karang memancarkan cahaya merah dingin yang menusuk di bawah langit malam. Beberapa kali kepala hiu kepala harimau yang besar itu menyapu dengan tatapan jahat ke arah Liu Zhenhan dan rombongannya di atas rakit, tatapannya seperti harimau kelaparan yang mengincar tenggorokan kijang.”
“Tangan Hélène gemetar hebat dalam genggaman Liu Zhenhan. Hélène berusaha keras menyembunyikannya, namun sia-sia.”
“Mereka adalah prajurit hiu magis suku Gablin!” bisik Hélène di telinga Liu Zhenhan. Ekspresinya seperti baru saja mengalami mimpi buruk, seluruh tubuhnya menggigil tak terkendali, bahkan suaranya ikut bergetar.
“Bangsa Beyemg...” putri duyung itu memetik harpa, dentingan nadanya terus bergema, “Mengapa muncul di perairan kerajaan Xiya? Tidakkah kalian tahu aturan bangsa laut Xiya? Makhluk darat mana pun dilarang melintasi langit kami!”
“Putri Duyung yang cantik dan mulia, kami hanyalah dua orang Beastman Bimon yang tersesat di lautan penderitaan. Setelah mengalami berbagai kesengsaraan, kami hanya ingin segera pulang ke kampung halaman. Kami tidak bermaksud menantang martabat bangsawan laut, kami hanya ingin pulang.” Hai Lun memberikan salam hormat gaya bangsawan dengan menekuk lutut kepada putri duyung.
“Nona rubah yang cantik, sepertinya Anda juga berasal dari kalangan bangsawan Bimon!” Putri Duyung tertawa ringan, dua helai rambut emas di dadanya bergerak sedikit, memperlihatkan separuh payudara yang bulat dan tegap.
Mata Liu Zhenhan membelalak lebar.
“Pigge ini juga seorang pendeta Bimon, kan? Betapa indahnya Nyanyian Perang Bimon! Sudah bertahun-tahun, kami bangsa laut tak pernah melupakannya!” Putri Duyung melemparkan dua helai rambut basah keemasan ke belakang, menatap Liu Zhenhan yang terlihat seperti babi bodoh dengan senyum penuh makna.
“Benar, Yang Mulia.” Hai Lun menjawab pertanyaan putri duyung dengan sikap bangsawan yang sempurna tanpa cela, tegas namun sopan.
Liu Zhenhan melihat dengan jelas dua keping kerang kecil di dada putri duyung, matanya berputar-putar penuh kekecewaan.
“Sudah berapa tahun!” Putri Duyung berkata dengan nada nostalgia: “Ras Pigge ternyata bisa menghasilkan pendeta suci? Apakah Beastman Bimon semakin kuat? Atau malah semakin merosot?”
“Pemilihan pendeta altar terletak pada Dewa Perang yang agung, bukan pada apakah sang pendeta berasal dari klan Pig atau Fox, Paduka.” Helen membalas dengan anggun sambil sedikit membungkuk.
“Apakah kalian berdua kekasih?” Putri duyung itu menatap Liu Zhenhan sambil berkata: “Pahlawan dari klan Pig, jangan diam seperti ikan badut di dasar laut. Jawablah pertanyaanku.”
Pandangan sang putri duyung terlihat mulia dan penuh kebanggaan, bagaikan elang yang memandangi makhluk-makhluk di bumi dari ketinggian.
“Kami kekasih! Paduka Putri yang mulia!” Liu Zhenhan melirik belasan penunggu hiu harimau yang mondar-mandir, lalu segera menyunggingkan senyum ramah.
Helen dan dia saling bertatapan penuh perasaan.
“Tak heran nyanyianmu tadi penuh kesedihan dan kepiluan, bahkan kami bangsa putri duyung yang diakui memiliki suara terindah dan emosi paling peka pun merasa takjub.” Putri duyung itu tersenyum memesona: “Mengingat kalian adalah kekasih, dan ras Bimon juga tak sejahat manusia, sinar Dewa Neptunus dan Amfitrit menyinari kalian. Aku memutuskan untuk memaafkan pelanggaran kalian memasuki wilayah kekaisaran laut Xiya.”
Siapa bilang bangsa laut tak bisa diajak berdiplomasi? Liu Zhenhan dan Helen saling tersenyum, kedua mereka lega dan merasa kabar burung itu belum tentu bisa dipercaya.
Sebelum sempat Helen mengucapkan terima kasih, sang putri duyung kembali berbicara dengan suara lembut.
“Sayangnya, untuk membuktikan cinta kalian, aku memutuskan hanya satu dari kalian yang boleh pergi dengan selamat. Yang tertinggal, sebagai bukti cinta agung, akan kuserahkan sebagai persembahan kepada dewi Amphitrite, istri Dewa Laut.” Putri duyung itu tersenyum tipis, memperlihatkan gigi indah bak rangkaian kerang yang memantulkan pesona memikat di kegelapan malam.
Senyum Helen dan Liu Zhenhan langsung membeku.
Sekelompok penunggu hiu kepala harimau mengerumuni rakit, total dua belas penunggang. Rakit itu dikepung rapat hingga tak tersisa celah. Beberapa penunggang yang tak bisa masuk, menarik tali kekang hiu mereka, melompat indah ke udara melewati rakit. Hiu sepanjang tujuh meter itu menghunjam ke laut gelap tanpa menyemburkan setetes pun percikan, menunjukkan kelihaian menunggang yang penuh wibawa.
Liu Zhenhan menatap dingin kepala hiu yang hampir menyentuh hidungnya. Aroma anyir darah terus menyembur dari mulut bergerigi tajam mereka. Di dahi mirip kepala harimau itu, huruf Tionghoa "" berwarna hitam semakin menegaskan aura ganasnya.
Guo Guo melompat ke bahu Liu Zhenhan sambil mengembungkan perut, menunjukkan gigi dan membuat muka lucu, menakut-nakuti hiu kepala harimau di depannya layaknya rubah yang bersandar pada kekuatan harimau.
“Helen juga memanggil burung hantu asam, bersiap untuk pertempuran.”
Keduanya menjawab pilihan aneh dan konyol putri duyung dengan tindakan paling nyata.
Liu Zhenhan dengan senyum meremehkan di sudut bibir, memegang tongkat bambu, memandang tenang ke arah putri duyung.
Senyumnya seolah melihat pemenang mahkota olive idiot di Olimpiade para dewa.
Putri duyung tampak terkejut dengan hasil ini, dengan sedikit keheranan, memandang penuh minat pada pasangan mandarin duck ini - keberanian pasangan kekasih Behemoth ini di luar perkiraannya.
“Gadis Fox, beri tahu namamu.” Sang putri duyung berkata dengan nada tak terbantahkan, ekornya memukul riang ombak di bawah karang.
“Saya Pendeta Kuil Behemoth, Penyanyi Jiwa Helen Lena, Yang Mulia.” Rubah kecil tetap dengan sikap bangsawan yang sempurna.
“Tak kusangka gadis Fox-mu ini juga seorang pendeta?” Putri duyung berkata dengan jahat: “Gadis cantik Fox di daratan manusia Aegea harganya sekitar lima ribu koin emas. Jika pendeta, mungkin lebih tinggi. Haruskah kucatat hidup-hidup dan jual ke manusia jahat?”
“Tubuh Helen gemetar halus, namun tetap menjaga sikap angkuh, menatap tajam senyum jahat putri duyung tanpa mundur.”
“Kalau gue?” Liu Zhenhan menunjuk hidung super besarnya, “Apa lo mau jual gue ke rumah pelacuran jadi gigolo?”
“Pendeta Pigge…” Putri Duyung mengerutkan alisnya, “Bahasa sama sekali tidak seperti bangsawan terdidik!”
“Lo ga salah, gue memang belum dapat gelar bangsawan.” Liu Zhenhan mengakui.
“Tak terbayang, wanita tercantik di Benua Aiqin kenapa memilihmu, Pigge yang terkenal malas, rakus, tukang tidur dan jelek. Meski kau pendeta, apa artinya? Piaraan magismu di mataku mudah dihancurkan, rapuh seperti kerang. Kenapa masih melawan keinginanku? Berani apa?” Suara putri duyung terasa mistis, penabu bujukan.
“Apa semua Pigge harus sebego itu?” Liu Zhenhan menunjuk dadanya, “Yang Mulia, jangan biarkan rupa biasa mengaburkan penilaianmu. Kau dari kerajaan laut, berhak apa menilai hambanya Dewa Perang di darat?”
“Beranikah kau tantang prajurit terkuat bangsa laut?” Putri Duyung semakin tertarik. Para ksatria hiu kepala macan di sampingnya pun tertawa terbahak-bahak.
“Bimon memiliki pepatah...” Liu Zhenhan mengarang-ngarang sambil mencari-cari kata: “Dewa Perang memberikan kami kerendahan hati, tapi jangan pernah menganggap ini sebagai kelemahan.”
“Menantang yang kuat, baik menang maupun kalah, adalah kehormatan tertinggi setiap Bimon.” Helen juga berkata dengan dingin.
“Pendeta bodoh.” Putri duyung itu jelas-jelas tersulut amarah, “Richard, ajari mereka tentang kebodohan dan kesombongan mereka. Tunjukkan pada mereka apa itu kekuatan sebenarnya.”
Ksatria hiu terbesar mengayunkan garpu tulang di tangannya, mengendarai hiu kepala harimau keluar dari formasi. Mata liarnya memperlihatkan watak bengisnya, otot-otot berjalin memperlihatkan daya penghancurnya.
“Hanya satu?” Liu Zhenhan menggelengkan jari: “Ayo kalian semua maju sekaligus.”
“Bimon sombong dan bodoh!” Raungan ksatria hiu kepala harimau bagai guruh dalam badai, “Aku, Ksatria Hiu Harimau Richard Clayton, akan mencabikmu dalam tiga tarikan napas, menjadikanmu santapan malam hiu ku, dengan peliharaan magismu sebagai hidangan penutup!”
“Tunggu...” Liu Zhenhan bertanya: “Kalau aku mengalahkanmu, lalu rekanmu menantang kami satu per satu, bukankah merepotkan? Aku melakukan ini untuk kebaikan kalian...”
“Diam!” Putri Duyung tidak bisa menahan diri lagi: “Makhluk darat yang bodoh! Kebodohanmu menyamai dewa-dewa tak bergunamu! Asalkan kau bisa mengalahkan Ksatria Richard pengawalku, aku akan memaafkanmu dan membiarkanmu serta gadis Fox ini pergi. Mulai sekarang, perairan Kekaisaran Xiya terbuka bebas untuk kalian!”
Haha, inilah yang kutunggu-tunggu. Dalam hati Liu Zhenhan merasa senang, namun wajahnya tetap menunjukkan ekspresi datar.
Ksatria Hiu Macan bernama Richard melompat dari punggung tunggangannya ke atas rakit bambu, membuat rakit bambu bergoyang hebat karena postur tubuhnya yang besar.
“Biarkan monster hina-mu menyerangku!” Ksatria Richard melemparkan garpu tulang besar ke rekannya, menggosokkan telapak tangan berselaput yang besar, tertawa terbahak-bahak dengan sombong kepada Liu Zhenhan.
Tertawa terkikik para ksatria hiu memenuhi sekeliling.
“Ikan badut!”
“Hahaha!! Model yang hanya bisa bersembunyi di cangkang!”
“Hanya pantas bermain di air dangkal, udang kecil!”
Gelak tawa dan cacian serta ejekan menghujani Liu Zhenhan bagai gerombolan lebah.
Helen juga murka. Ucapan Putri Duyung “kebodohanmu menyamai dewa-dewa tak bergunamu” telah membakar kebanggaan tertingginya sebagai pendeta bagai kobaran api.
Namun amarahnya dipadamkan paksa oleh sosok penunggang hiu yang menakutkan di hadapannya. Tinggi badannya mencapai 2 meter, mengungguli Liu Zhenhan dengan postur tubuh yang jauh lebih besar. Seluruh rakit miring ke arahnya, membuktikan betapa mengerikannya berat tubuh Penunggang Hiu Suku Gablin ini.
Kengerian ras laut dan legenda tentang mereka telah tercatat luas dalam sejarah daratan. 2000 tahun lalu, seorang Peretas Badai ulung dari Suku Laut Xiya - yaitu para Penyihir ras laut - berhasil menciptakan kungkungan air super kuat. Teknologi ini memungkinkan pasukan laut yang tak bisa lama meninggalkan air untuk membebaskan diri dari belenggu lautan, sehingga bisa menyerang daratan.
Hanya dengan mengerahkan kekuatan Kerajaan Laut Xiya saja, seluruh Benua Aiqin sudah banjir darah. Seluruh manusia, Bimon, Elf, dan Kurcaci harus bersatu baru bisa mengalahkan pasukan laut itu dengan susah payah. Ras air dalam Bimon pun hampir punah dalam perang darat-laut tersebut, menyisakan sepersepuluh populasi sehingga tak pernah bangkit lagi.
Luasnya wilayah lautan membuat negara-negara bawah laut jauh lebih besar daripada negara darat. Keanekaragaman hayati laut jauh lebih kompleks dan beragam. Manusia cerdas lautan juga memiliki tubuh yang lebih kuat dan otak yang lebih cerdas dibanding manusia darat.
Andai saja Penyihir laut pencipta kungkungan air kompleks itu tidak gugur dalam perang melawan manusia, mungkin pasukan laut sudah lama menaklukkan Benua Aiqin.
Helen sangat memahami betapa kuatnya kekuatan yang dimiliki oleh Ksatria Hiu Gablin di hadapannya. Dalam Perang Darat-Laut 2000 tahun yang lalu, suku hiu Gablin merupakan pasukan utama di lautan. Mereka memiliki tubuh yang kuat, gigi yang tajam, dan merupakan penguasa sejati baik di darat maupun di air. Kekuatan tempur mereka yang dahsyat sama sekali tidak bisa ditandingi manusia, hanya prajurit gajah Orefen dari ras Behemoth yang terkuat dan prajurit beruang ganas suku Bier yang mampu menghadapi mereka secara langsung.
Yang menakutkan dari prajurit hiu Gablin bukan hanya tubuh perkasa mereka. Sihir air bawaan sejak lahir juga menjadi alasan lawan sangat menghindari mereka. Prajurit hiu Gablin memiliki watak yang sangat ganas. Ketika terdesak, mereka bahkan tidak segan melakukan ledakan diri. Karena kulit mereka yang keras seperti cermin, kerapkali setelah meledak, tulang-belulang yang tersisa masih bisa disusun kembali membentuk sosok manusia utuh.
Kisah kepahlawanan prajurit hiu Gablin telah meninggalkan jejak tak terhapuskan, baik dalam nyanyian penyair pengembara manusia maupun epos Behemoth.
Helen tidak bisa tidak khawatir, dan terpaksa khawatir. Bukan pertempuran atau perkelahian yang menjadi keahlian Pigman Suku Pig, melainkan keinginan untuk memiliki keturunan dan menikmati kelaparan yang jauh melampaui ras lain. Ketika seorang Pigman bertarung melawan prajurit Hiu Sihir Gaburin, sekalipun Pigge ini adalah Pendeta Kuil, kesenjangan kekuatan tetap sangat besar, karena prajurit Hiu Sihir tidak hanya memiliki kemampuan serangan fisik yang ganas, tetapi juga kekuatan magis - perbedaan level magis ini sungguh terlalu mencolok.
〖Richard bahkan belum memiliki peliharaan magis. Di sekelilingnya tidak ada seorang pun Ksatria Bimon sebagai pengawal, satu-satunya Binatang Bulu Es dan Salju yang dimilikinya lebih pantas disebut anak angkatnya daripada monster. Bukan jago berperang, tapi juara dalam mendorong dan menuang. Kemampuan sihirnya sangat buruk.
Namun semua ini sudah tidak ada waktu lagi untuk Helen dan Richard-nya menjelaskan satu per satu.
Karena, Liu Zhenhan sudah berhadapan dengan Penunggang Hiu Monster dari Suku Gabling itu.
Bab Empat: Benturan, Baru Saja Dimulai
〖Otot yang kuat dan berotot adalah sebuah kebajikan.
——Pepatah Bimon〗
※※※
Sampai saat ini, yang paling banyak dilakukan Liu Zhenhan seumur hidupnya adalah merampok dan membunuh.
Dari lawan seperti apa yang bisa langsung terlihat jelas dengan sekali pandang, kesatria dari suku hiu di depan ini, dari insang di pipinya yang bernapas dengan tenang menunjukkan ketenangan pikiran, tubuhnya yang dipenuhi bekas luka adalah bukti terbaik dari pengalaman bertempurnya yang tak terhitung.
Liu Zhenhan perlahan melepas jubah bulu burungnya, memperlihatkan otot-otot perkasa dan celana dalam dari kulit serigala, memamerkan sisi paling liar dan bebas dari seorang beastman.
Kesatria Hiu Iblis Richard sendiri tak bisa menahan rasa kagum pada orang-orang Beastman Bimon, tak menyangka seorang Beastman Babi biasa pun bisa memiliki fisik sekuat itu.
Liu Zhenhan mulai melantunkan lagu perang dengan suara keras, ekspresi Richard langsung berubah menjadi sangat serius. Kebiasaan bertarung hidup-matilah yang mengajarkannya untuk tidak pernah meremehkan lawan.
Guo Guo berdiri dengan pantat besar di depan kesatria hiu iblis yang perkasa, tubuh mungilnya seolah sedang memandang gunung raksasa.
Ekspresi meremehkan terpancar dari wajah setiap kesatria hiu yang menyaksikan. Jika bahkan monster konyol seperti ini tak bisa ditaklukkan, gelar Kesatria Hiu Iblis jelas tak layak disandang.
Guo Guo mengangkat pantatnya yang bulat, menarik napas dalam-dalam. Sir Richard menatap tak bergerak saat si musang bersiap melepaskan sihirnya. Gumaman halus mulai terdengar dari mulut sang ksatria, suku kata aneh itu memanggil aliran elemen air yang terus berputar, butiran air biru muda membentuk penghalang berbentuk bulan sabit di depan sang ksatria.
"Perisai Ombak!" teriak Helen dengan kaget.
Sihir pertama Guo Guo segera meluncur, bola es putih meliuk dalam garis lengkung aneh, menyasar titik lemah di tengah elemen air yang belum sepenuhnya mengkristal.
Pemandangan aneh tercipta. Bola es menghantam tengah perisai air, momentumnya tak surut sebelum akhirnya menabrak otot dada Mermaid Knight, "Pyung!" suara ledakan hawa dingin menggema.
Perisai air perlahan mengkristal menjadi tameng padat di udara, secara bertahap membentuk wujud utuh sebelum akhirnya jatuh pecah di kaki Mermaid Knight.
Goblin Knight dengan kesombongan khasnya mengusap bekas salju di dadanya menggunakan tangan bersarung ganggang. Suara gesekannya seperti pisau menggores cermin.
"Makhluk kecil yang pintar!" Putri Duyung yang menyaksikan dari karang tak bisa menahan pujian, "Tahu caranya membius ksatria ku dulu, memberi waktu cukup untuk menyiapkan perisai sihir, lalu menyerang saat tak diduga! Peliharaan yang licik!"
“Coba serangan berikutnya!” Liu Zhenhan telah menyelesaikan nyanyian perangnya, tubuh Guo Guo dan dirinya memancarkan kilauan emas yang misterius dan indah.
Penunggang hiu Monster dari suku Gabling yang berdiri di sana telah menguji kekuatan lawan, tak mungkin menunggu mereka melancarkan serangan berikutnya. Dengan langkah besar, kaki berselaputnya menginjak Guo Guo di tanah disertai suara gemuruh.
Sebuah kejadian aneh yang tak terbayangkan terjadi. Alih-alih terinjak menjadi remah, Guo Guo justru tak terluka sama sekali sambil tersenyum menahan kaki tersebut.
Seluruh penunggang hiu Monster membuka mulut lebar-lebar seperti salmon sekarat.
Bagaimana mungkin? Rangkaian tanya bagai montase muncul di mata para penunggang hiu yang menyaksikan. Richard adalah prajurit pilihan suku Gabling, bahkan terumbu karang pun hancur diinjaknya, apalagi Monster gemuk tak berbentuk ini.
Richard sendiri terpaku. Setelah sesaat kehilangan fokus, ia sadar telah membuat kesalahan fatal. Sepasang lengan kuat seperti capit laba-laba membelit lehernya dari belakang, mengencang secepat gurita raksasa laut yang menyedot habis sisa udara dari insangnya.
“Siapa dia?” Masih ada pertanyaan di pikiran Ksatria Gaburin, hanya merasa tubuhnya tiba-tiba ringan, telah dicengkram kulit bunga di belakang kepala dan dilempar ke udara.
Di bawah tatapan mata menyempit para Ksatria Hiu Iblis di sekeliling, tubuh besar Ksatria Hiu Iblis Richard diangkat ke udara oleh Liu Zhenhan—seorang manusia babi ras Piggi yang tak mencolok. Ksatria Richard tak tahu mengapa, anggota tubuhnya yang biasanya lincah tiba-tiba kehilangan kendali.
Tapi tak masalah, dia masih memiliki sihir elemen air bawaan. Pengalaman tempur panjang membuat Ksatria Hiu Iblis bereaksi dengan refleks tercepat. Rangkaian suku kata magis meluncur dari mulutnya, elemen air melimpah dalam pasang surut merespons panggilannya dengan patuh, terkumpul membentuk kristal-kristal air.
Yang dipanggil Ksatria Hiu Iblis adalah naga air. Sejak lehernya dicekik Liu Zhenhan hingga diangkat ke udara, tubuh naga telah terbentuk 70%, sisik berkilauan memantulkan cahaya bulan yang mistis.
Inilah kemampuan sebenarnya Ksatria Hiu Iblis. Pertarungan sebelumnya sama sekali belum menguras tenaganya.
"Krak..."
Suara retakan keras menggema.
Naga air yang hampir terbentuk lenyap seketika saat lutut Liu Zhenhan menghantam tulang belakang penunggang hiu ajaib Richard. Beberapa helai elemen air masih melayang-layang di wajah pucat sang penunggang hiu, seakan enggan berpisah.
Mata kehijauan pudar sang penunggang hiu tak lagi menyisakan secercah kehidupan. Tubuh besarnya perlahan meluncur dari lutut Liu Zhenhan.
Para penunggang hiu di sekeliling yang tadinya menertawakan kebodohan pendeta Bimon, tiba-tiba menyaksikan prajurit kebanggaan mereka tewas di tangan pendeta yang selalu mereka hina. Kontras yang dahsyat ini membuat otak mereka kosong dan sesak napas.
Setiap penunggang hiu memandang dengan rasa tak percaya pada pendeta Bimon terkutuk itu dan Richard di kakinya. Bagaimana mungkin? Tanpa guncangan rakit yang berarti, seorang ksatria berbobot 300 pon tewas diam-diam? Ratusan pertanyaan bermunculan dari otak mereka yang kekurangan oksigen.
Apakah ini masih pendeta Bimon yang dikenal di seluruh Benua Aigean karena tubuh lemah dan kecerdasan tinggi?
Apakah ini masih jenis pendeta Bimon yang bergantung pada binatang piaraan untuk menyerang?
Apakah seorang imam yang bisa membunuh seorang Ksatria Hiu Laut dari ras laut dengan tangan kosong masih disebut sebagai imam Bimon?
Bahkan menghadapi prajurit gajah terkuat dari ras Othelfen di antara Bimon sekalipun, Ksatria Hiu Goblin tidak akan terbunuh dengan mudah seperti ini!
Apakah catatan sejarah tentang makhluk darat pada Lembaran Daun Palem yang dibuat oleh ras laut kita salah?
Pertanyaan-pertanyaan ini bergulir seperti gelembung udara di laut, terus bermunculan di antara sisa Ksatria Hiu Harimau.
Tubuh para Ksatria Hiu itu mulai bergetar tak terkendali, membengkak seperti balon yang ditiup. Amarah dan dendam membuat kesadaran mereka hampir mencapai ambang ledakan.
Harga diri mereka menolak mengakui bahwa seorang Ksatria Hiu laut yang mulia dan berpengalaman, tewas begitu mudah di tangan imam Bimon darat yang dikenal lemah, dengan cara kematian yang begitu aneh dan memalukan.
Dendam tidak menghilangkan kewarasan para ksatria yang angkuh ini. Beberapa di antaranya mulai melepaskan sarung tangan, bersiap menantang imam Bimon yang kurang ajar ini.
“Ada apa?” Liu Zhenhan menyindir dengan pedas para Ksatria Hiu Harimau: "Tadi sudah kukatakan untuk menyerang bersama, kalian tidak mau. Sekarang masih belum mengerti? Tahu saja kalian bangsa laut selalu menang dengan jumlah! Apakah keberanian yang diajarkan Dewa Laut kepada kalian seperti ini? Hah??"
“Diamlah! Beastman rendahan!” Seorang ksatria hiu penyihir yang lebih perkasa dari sebelumnya bangkit dari punggung tunggangannya, mengacungkan trisula tulang ke arah Liu Zhenhan: "Aku, Ksatria Hiu Penyihir Gablin Poseidon, secara resmi menantangmu! Darahmu akan kubuat menggenang selamanya di perairan ini!"
“Ayo!” Liu Zhenhan semakin menyakitkan: "Satu per satu bergiliran. Kalau dia kalah, siapa berikutnya? Haha, aku tak peduli! Toh ksatria sejati selalu lebih ahli bertarung daripada preman!"
“Poseidon!” Suara Putri Duyung bergetar kemarahan: "Apakah kau lupa ucapanku? Bahkan Beastman Bimon rendahan ini tahu - menantang yang lebih kuat, menang atau kalah tetap memenuhi semangat ksatria dan kehormatan bangsawan. Kenapa kalian malah lupa?"
Para Ksatria Hiu Harimau menahan gelisah tunggangan mereka. Tertekan oleh kode kehormatan bangsawan, mereka mulai mengatur napas dengan susah payah.
"Ritual di tanah barbar!" Putri Duyung jelas-jelas juga marah, "Katakan padaku! Mengapa kau tidak menggunakan peliharaan magismu untuk bertarung? Kau melanggar ajaran dewa tak bergunamu yang lemah itu!"
"Yang Mulia Putri!" Liu Zhenhan mengorek upil, memberikan salam ksatria dengan penuh gaya ke Putri Duyung, "Maafkan kelancanganku, Dewa Perang Campas mengajarkan kami: peliharaan magis seorang pendeta digunakan untuk menegakkan keadilan dan melindungi tanah air, bukan untuk menanggapi provokasi bajingan."
Kalimat ini sungguh menusuk, Putri Duyung jelas-jelas tersinggung parah, kedua bibir mawar seperti terpaan embun beku setelah angin musim gugur, mulai gemetar tak terkendali. Namun sang putri tetap berusaha menjaga sikap anggun, naik-turunnya dadanya yang dramatis membuat Liu Zhenhan dalam hati bersorak girang.
Andai saja dua cangkang di dadanya itu jatuh, pasti lebih menyenangkan lagi. Mata licik Liu Zhenhan berputar-putar penuh nafsu.
"Kau beruntung! Manusia binatang yang angkuh." Alis Putri Duyung berkerut tajam sambil menatap wajah Liu Zhenhan, "Hari ini komandan pengawalku, prajurit paus kuat dari suku Baniniroo tidak ada di sini. Kita akan bertemu lagi, kubersumpah demi Dewa Laut ayahanda di lautan."
“Sayang sekali, Putri yang cantik.” Liu Zhenhan mengerutkan wajahnya: "Hewan peliharaan naga sekunderku hari ini sibuk di luar, lupa membawanya. Jika Tuan Putri berminat, mari kita tentukan waktu dan tempat! Gunakan prajurit Banan Republic-mu, aku pakai naga sekunder, kita bertempur tiga ratus ronde!"
Para ksatria hiu kegelapan semua mencibir. Semua paham, Pigpen ini sedang berbual besar tanpa persiapan! Bukankah semua tahu bahwa setelah pendeta Bimon membuat kontrak batin dengan monster besar, Kuil Dewa Perang akan memberikan Medali Medusa? Medali itu memiliki ruang hibernasi dua dimensi, memungkinkan memanggil hewan peliharaan dari ruang dimensi kapan saja. Mana mungkin ada cerita 'lupa membawa'?
Apalagi soal naga sekunder, itu jelas omong kosong. Monster naga sekunder bahkan di lautan luas pun berada di puncak rantai makanan.
Tupai salju berperut gendut itu, selain agak gemuk, sama sekali tidak ada kemiripan dengan naga sekunder.
"Pendeta Beastman, semoga keberuntunganmu tetap baik saat kita bertemu lagi." Putri Duyung juga menahan tawa, mengeluarkan suara "hmpf" dingin.
Memang cantik rupanya! Sayang tidak punya... Liu Zhenhan menatap ekor putri duyung, kembali merasakan sesal di hati.
“Kecantikanmu membuatku takkan pernah melupakan seumur hidupku, aku sangat menantikan pertemuan kita berikutnya!” Liu Zhenhan mengenakan jubah bulu burung, mengangkat alisnya.
“Tentu.” Putri Duyung berkata dengan senyum dingin: “Aku yakin kesempatan itu akan segera datang.”
“Jika Anda merasa tidak puas, silahkan bawa lebih banyak orang besok!” Liu Zhenhan menggunakan taktik provokasi untuk mengujinya, meski sebenarnya hatinya juga cemas.
Bagaimana jika gadis putri duyung ini benar-benar mengirim orang untuk memburuku siang-malam? Ksatria hiu sebelumnya terlalu meremehkan dengan tidak menyerang sambil menunggangi tunggangannya. Jika bukan karena ksatria hiu itu terlalu lengah, siapa yang akan menang sebenarnya masih belum jelas. Meskipun nilai pekerjaan bawah air Liu Zhenhan saat di detasemen pengintaian cukup baik, tetap saja tidak ada jaminan bisa melawan manusia hiu di dalam air - itu jelas tindakan tidak bijaksana.
“Sudah kukatakan, asalkan kamu bisa mengalahkan pengawalku Ksatria Richard, aku akan memaafkan dan membebaskanmu serta gadis Fox ini.” Putri Duyung memandangi wajah buruk rupa Liu Zhenhan dengan ekspresi menghina: “Kami bangsa laut adalah ras termulia, mana mungkin tidak menepati janji? Tenang saja, setiap kata putri duyung berharga seperti mutiara.”
“Oblislaqi...” Batu di hati Liu Zhenhan akhirnya terjatuh. Sejujurnya, meskipun terlihat agak bodoh, Liu Zhenhan merasa bahwa martabat dan kebanggaan bangsawan ras laut ini justru memiliki sisi menggemaskan dalam kebodohannya.
Putri duyung bersiul ringan. Seekor kuda laut raksasa berwarna hitam legam muncul dari kegelapan lautan. Dengan pandangan dingin dari kepala tulangnya yang mengarah ke Liu Zhenhan, sang putri duduk miring di pelana kristal di punggung kuda laut tersebut. Gerakan tangan lembutnya langsung direspons oleh seorang ksatria Goblin yang mengangkat mayat Ksatria Richard yang telah tewas, menaruhnya di pelana koral. Bersama sisa ksatria hiu kepala macan, mereka menghilang dalam dinginnya air laut, hanya menyisakan riak-riak kecil sebagai bukti keberadaan mereka.
"Pendeta Pigmen, sebutkan namamu." Putri duyung memandang Liu Zhenhan dengan tenang dari atas punggung kuda laut, sorot matanya sebening permukaan danau.
"Richard." Helen menjawab mewakili Liu Zhenhan.
"Namaku adalah Avril. Ingatlah nama mulia ini. Kini kubiarkan kalian pergi..." senyum congkak sang putri duyung memancarkan kesombongan. "Lain kali... Aku pasti akan mempersembahkan kalian sebagai korban untuk Dewa Neptunus dan Amfitrit!"
Lain kali gua yang akan memperkosa elu! Liu Zhenhan mencibir sambil mengernyitkan wajahnya yang penuh sikap masa bodoh.
“Kuda laut yang sangat perkasa itu mengeluarkan dengusan keras, membawa Putri Duyung Avril, melesat dengan kencang melintasi lautan yang dingin.”
Rambut emas Avril tertiup angin kencang hingga berkibar-kibar, dua tirai air melengkung menyembur dari kedua sisi pelana kuda laut. Dengan kecepatan luar biasa seperti kapal speedboat militer yang pernah dilihat Liu Zhenhan sebelumnya, kuda laut itu dalam sekejap berubah menjadi titik hitam kecil di kejauhan.
“Helen...” Tuan Liu mengerutkan alis, tiba-tiba merasa ucapan perpisahan putri duyung tadi terasa aneh, lalu memandang rubah kecil: “Bagaimana reputasi ras laut?”
“Richard... Di Benua Aiqin ada pepatah – ‘Ras laut punya hak untuk ingkar janji dan berbohong.’” Xiao Hulijing menghela nafas.
“Melepaskan kita seekor 'kuda'?” Tuan Liu mengunyah makna ucapan perpisahan putri duyung itu, tiba-tiba teringat kuda laut perkasa tadi.
Di langit tergantung bulan sabit tipis, sinar bulan lembut bagai air.
“Sialan!” Liu Zhenhan membelalakkan matanya, mulutnya menganga seperti kawah bulan yang terlihat jelas.
BAB V BIMON MISTERIUS DARI TIMUR
〖Setiap Bimon memiliki preferensi sendiri terhadap makanan, ini tidak terkait dengan keyakinan.
——Pepatah Bimon〗
※※※
Melihat kuda laut hitam menghilang dalam kegelapan malam, Helen tak lagi sanggup menahan diri, limbung jatuh ke pelukan Liu Zhenhan.
“Ada apa?” Liu Zhenhan bertanya penuh perhatian.
“Kamu tahu betapa berbahayanya dirimu tadi?” Jawaban Xiao Hulijing terdengar lemah, matanya setengah terpejam, kecantikan yang sakit-sakitan terasa sangat memikat.
“Berbahaya?” Liu Zhenhan menekuk lengannya yang berotot besar, “Hehe... nona kecilku, lupa aku adalah pendeta yang dikutuk monster? Aku punya sebagian kekuatan naga, mana mungkin ada bahaya?”
Sebenarnya ucapan Liu Zhenhan ini agak jarang terdengar merendah. Saat di tim pengintai dulu, dia selalu jadi penangkap tawanan andalan. Alasan tak pernah ditugaskan karena komandan anggap caranya terlalu brutal, langsung mengincar titik vital.
Kebetulan yang aneh memberinya kekuatan naga sekuat ini, sekarang dia sudah jadi mesin pembunuh standar. Tapi semua ini cuma bisa disimpan dalam hati, karena penjelasannya rumit. Helen masih terlalu muda, lebih baik tak perlu tahu banyak.
Wajah Liu Zhenhan mungkin terlihat bodoh, tapi sebenarnya hatinya sangat jernih.
Memikirkan ini, Liu Zhenhan cuma tertawa "hehe" bodoh sambil berusaha mengelak.
“Richard～～!” Suara Helen jelas terdengar kesal.
“Apa itu Pendeta？” Helen berkata: “Pendeta adalah utusan kuil, lentera yang menerangi langkah Bimon. Jika prajurit Bimon adalah api, kami adalah minyak yang membuat kobaran mereka semakin besar. Kekuatan sepuluh prajurit Bimon takkan pernah menandingi kombinasi empat prajurit plus satu Pendeta; kalau Pendeta harus turun tangan bertarung langsung, buat apa ada binatang piaraan gaib？”
“Tapi di sekitarku mana ada prajurit？ Guo Guo？” Liu Zhenhan membelai kepala Guo Guo yang sedang dipeluknya, mengangkat bahu pasrah.
“Begitu kamu kembali ke Kerajaan Bimeng, setelah statusmu dikonfirmasi, dengan gelar Penyanyi jiwa alami ini, banyak pejuang perkasa di kerajaan akan berebut menjadi pengikutmu. Bahkan kuil mungkin akan menugaskan Ksatria Kuil yang kuat untuk melindungimu karena keunikan statusmu.” Helen meliriknya, ekor besar merahnya tegak menggesek lengan Liu Zhenhan.
“Tapi itu kan belum terjadi sekarang？” Liu Zhenhan menangkap ekor besar Helen, meremas-remasnya: “Tadi kau lihat sendiri, penunggang hiu itu, aduh sialan! Bisa sihir dan tubuhnya kekar, kalau tidak pakai akal bulus, cuma mengandalkan Guo Guo dan burung pemancingmu, kita berdua plus semuanya paling cuma tinggal 100 kilogram sisa.”
“Jangan mainkan ekorku seperti ini!” Titik "G" Gadis rubah memang terletak di ekor, Helen yang digosok-gosok tangan besar Liu Zhenhan langsung merasa panas di seluruh tubuh, matanya berkaca-kaca dan napasnya tersengal-sengal: "Mulai sekarang jangan lagi kau lakukan hal bodoh berhadapan langsung dengan prajurit kuat... eh... mana ada pendeta yang seperti ini! Dan... soal kutukan monster itu, jangan lagi kau sebut-sebut ke depan... kalau orang tahu, itu penghinaan bagi statusmu sebagai Penyanyi jiwa bawaan."
“Aku tahu ini.” Liu Zhenhan tergoda oleh sikap manis Helen, dengan muka tebal mendekat nakal, "Hal begini tak perlu kau ingatkan, soal seluk-beluknya aku lebih paham dari siapa pun."
“Kau sama sekali tidak seperti ras Pig yang terkenal bodoh di Benua Pan, malah mirip kami Fox, kecerdikanmu membuatku terkejut!” Xiao Hulijing mendorong Liu Zhenhan yang menempel seperti plester.
“Aku bisa pertimbangkan untuk menikah masuk.” Liu Zhenhan semakin tak tahu malu, "Anak muda tak punya kemampuan, ganti marga ikut istri! Kalau aku jadi menikah masuk, bukankah berarti aku jadi orang Fox?"
Sorot mata Helen tiba-tiba meredup, bayangan kesedihan samar menyelubungi wajahnya.
“Ada apa?” Liu Zhenhan menangkap sesuatu yang tak beres.
“Tidak ada.” Helen menyandar lembut di pelukan Liu Zhenhan, kuku jari yang panjangnya menelusuri wajah kasar Liu Zhenhan dengan lembut. Ia menatap penuh perasaan, “Richard, ke depannya apapun situasinya, seberat apapun kesulitannya, kamu tidak akan pernah meninggalkanku?”
“Tentu saja tidak perlu ditanya lagi?” Senyum Liu Zhenhan terpancar tegas dalam cahaya mutiara malam.
Helen menangis dan merebahkan diri ke pelukannya, suara ciuman “bzzzt bzzzt” meninggalkan bekas air liur di wajah Liu Zhenhan.
Seberkas kecemasan menyelinap di hati Liu Zhenhan.
Masalah ini mengganjal di hatinya lama sekali, sampai-sampai ia tak bisa tidur. Apa penyebab sebenarnya Helen bersikap aneh seperti ini? Masalah status? Hanya karena Pigmi adalah bangsa bawahan Foxman, apakah itu alasannya?
Bagaimanapun juga, aku harus dapatkan status Pendeta itu, supaya aku juga jadi bangsawan! Pikiran Liu Zhenhan berantakan, perasaan kadang lesu, kadang bersemangat, kadang khawatir putri duyung akan balas dendam. Setelah lamunan tak karuan separuh malam, akhirnya ia tertidur lelap.
Entah sudah berapa lama tidur, Liu Zhenhan terbangun karena rakit bambunya terguncang hebat. Untung cangkang kura-kura terpasang kuat, kalau tidak bisa-bisa terlempar ke laut.
Liu Zhenhan mengucek mata, melihat langit di luar sudah terang. Ia merangkak keluar dari cangkang sambil menyelimuti Kulit Serigala, dihadapannya sebuah dinding hitam tegak.
Liu Zhenhan mengucek matanya lagi.
"Ternyata itu adalah lambung kapal, kapal kayu raksasa yang tingginya mencapai dua lantai. Rakit bambu Liu Zhenhan tersangkut di tali jangkar mereka."
Helen juga muncul, wajahnya masih merah padam sambil mengancingkan baju yang sebelumnya dibuka oleh Liu Zhenhan entah kapan.
"Kapal?" Wajah Helen langsung berubah pucat.
Di Benua Aiqin, hanya beberapa negara manusia yang sangat kuat dan Bangsa Laut yang melakukan perdagangan. Negara-negara ini memiliki kekuatan militer luar biasa, minimal memiliki kesatria naga yang ditakuti, baru diakui oleh Bangsa Laut dan diberi jalur pelayaran khusus.
Negara-negara manusia ini semuanya aktif dalam perdagangan budak. Menurut pengetahuan Helen, selain mengimpor sutra, teh, dan keramik dari Timur Jauh, kapal-kapal laut itu semuanya adalah kapal budak.
Berani memasuki wilayah Kerajaan Laut Xiya secara terbuka, sekuat apa kekuatan militer negara manusia ini?
Jika mereka melihat ada wanita rubah cantik tanpa pengawal...
Helen tak berani melanjutkan pikirannya. Ia menyesali diri mengapa belum bisa naik tingkat menjadi Pendeta Perang dan mempelajari mantra panggilan "Kilat Berantai Nebula".
"Richard!" Helen menggenggam lengan Liu Zhenhan, hampir tak bisa berkata-kata: "Kita... cepat... pergi!"
Saat itu juga, setengah badan seorang pelaut muncul di geladak kapal, matanya berkilat tajam mengawasi mereka berdua.
“Liu Zhenhan dan Helen juga mendongakkan kepala melihatnya, Helen dan Liu Zhenhan kembali terkejut.”
“Pelaut ini mengenakan baju rami yang terbuka di dada, memperlihatkan bulu dada yang lebat, lengan yang memegang pagar kapal dipenuhi otot-otot berisi, ciri-ciri kekerasan sangat menonjol.”
“Jika hanya ini, mungkin tidak sampai membuat Helen terkejut, yang penting wajah pelaut ini ternyata adalah Orang-orang Beastman Bimon asli.”
“Bulu wajah hitam-putih tumbuh lebat di wajah pelaut ini, meski sudah dipotong rapi, bulu hitam di kedua sisi mata seperti dua bola besi, membuat wajahnya terlihat lebih garang dan menyeramkan.”
“Beruang! Itulah kesan pertama Liu Zhenhan.”
“Helen menggenggam tangan Liu Zhenhan dengan gemetar.”
“Apakah dia anggota suku Beruang Bier?” Liu Zhenhan berbisik pelan.”
“Bukan.” Helen menutupi mulutnya diam-diam, “Di antara Bimon, anggota suku Beruang Bier hanya punya bulu putih di dada atau bulu putih seluruh tubuh, tidak ada yang hitam-putih seperti ini.””
“Hei～～” Pelaut Bimon di pagar kapal itu berbicara, menggunakan bahasa umum Aiqin yang fasih: “Dua pelancong terhormat, mengapa kalian tidak hati-hati sampai menabrak kapal saya?””
“Maaf!” Kata Liu Zhenhan: “Kami akan segera pergi!””
“Tunggu!” Sorot mata pelaut Bimon ini tiba-tiba bersinar.”
Helen merasa dunia sekelilingnya berputar, dia merasakan tatapan aneh Orang-orang Beastman Bimon yang belum pernah dilihatnya sebelumnya sedang mengawasi sekelilingnya, bagaikan dua kembang api yang meledak mengeluarkan dua bola api yang menghanguskan.
Itu adalah rasa posesif yang dibakar oleh keserakahan yang mencapai puncaknya.
Pelaut Bimon menekan pinggiran kapal, dengan kalimat sederhana melompat turun dari kapal, mendarat di rakit bambu, terguling-guling di tempat, lalu berdiri di hadapan dua Pendeta.
Tubuhnya bagaikan sebuah menara besi, dibandingkan dengan prajurit hiu perkasa kemarin, posturnya terlihat lebih kecil sepanjang satu lingkaran; Dua kaki berbulu kekar di bawah celana pendek rami hidung kuda menginjak rakit bambu, Bambu Perut Buddha berderit "creet-creet"; Hanya dengan postur tubuh seperti ini saja, sudah menunjukkan potensi besar sebagai perampok rumah orang.
"Kalian mau ke mana? Jika perlu, aku bisa mengantarmu sejauh satu perjalanan." Pelaut Bimon berkata dengan ramah, namun keramahannya justru membuat Helen semakin takut. Xiao Hulijing menyusutkan seluruh tubuhnya di belakang Liu Zhenhan, hanya menampakkan sepasang mata indah besar yang dipenuhi kekagetan tak terduga.
“Kami menuju ke Weisisipang, Provinsi Timur Laut di Kerajaan Bimeng.” Liu Zhenhan tersenyum dingin, lebih baik orang ini jangan melakukan kebodohan, kalau tidak dia tidak akan ragu untuk menggunakan kekuatan lagi. Guo Guo juga memanjat dari bahunya ke atas kepalanya, menyeringai dan mengawasi para Pelaut Bimon sambil membuat keributan.
"Meski tidak searah, kami bisa mengantarmu." Pelaut Bimon mengangkat kedua tangannya: "Tak perlu bermusuhan, aku juga Bimon, dalam hal tertentu kita masih satu jenis."
"Mengapa aku tak pernah melihatmu sebelumnya? Aku seorang Pendeta, mustahil ada jenis Bimon yang tak kukenal. Apakah kamu keturunan Bimon yang sudah punah?" Xiao Hulijing bertanya gemetar dari belakang Liu Zhenhan.
"Pendeta?" Kali ini giliran pelaut Bimon misterius yang terkejut. Ia mengamati kedua orang di depannya sekali lagi. Pria itu berhidung besar seperti bawang putih, tubuhnya kekar tapi tinggi badannya jauh berbeda dengannya. Namun matanya membuatnya berkesan - memancarkan cahaya ketidakgentaran.
Sementara wanita itu sama sekali tak terlihat jelas, tubuh mungilnya tertutup oleh sosok pria gagal di depannya.
"Aneh? Aku juga Penyanyi jiwa sejak lahir!" Alis Liu Zhenhan sedikit terangkat.
"Tak disangka kalian berdua adalah Pendeta mulia, maafkan kelancanganku!" Pelaut Bimon merinding ditatap Liu Zhenhan. Ia merasa tatapan pria bermuka babi ini seperti tukang jagal yang mengamati domba sembelihan.
"Mata itu membuat pelaut Bimon merasakan adanya banyak kisah berdarah yang tersimpan di dalamnya, tapi kisah itu sengaja ditutupi, hanya orang yang berpengalaman yang bisa merasakan pancarannya yang tak disengaja."
"Kenapa bilang begitu?" Xiao Hulijing merasa lawan bicaranya tidak bermusuhan, hatinya sedikit lega dan keluar dari belakang Liu Zhenhan.
Awalnya pelaut Bimon tidak begitu percaya, tapi sekarang mulai yakin. Xiao Hulijing memang memakai jubah pendeta merah menyala, meski agak lusin, pola mantra rumit dan lambang Dewa Perang di atasnya mustahil dipalsukan.
"Maafkan ketidaksopanan saya." Pelaut Bimon membungkuk hormat, "Meski saya Bimon dari Daratan Timur yang jauh, bisa melayani Pendeta adalah kehormatan bagi semua Bimon."
"Timur? Benua Sutra? Di sana ada pemandangan lebih indah dari surga, tanah lebih subur dari Lembah Berlian dalam legenda!" Helen tidak bisa menyembunyikan kegembiraan gadis kecilnya, berondong dengan serangkaian pertanyaan.
"Benar, nona cantik dari Suku Rubah." Bimon Timur menundukkan kepala, kecantikan Helen membuatnya sedikit pusing.
"Kau benar-benar pria terhormat." Liu Zhenhan melihat Bimon ini memang tidak berniat jahat, mengurangi permusuhannya, dan memberikan pujian kecil.
"Tidak-tidak." Bimon Timur menjawab dengan rendah hati.
Di sisi kapal muncul beberapa kepala hitam-putih yang menunjuk rakit dengan antusias.
"Silahkan dua Pendeta terhormat naik ke kapal. Rakit ini sungguh tak pantas untuk melintasi lautan luas, apalagi membawa nona Suku Rubah yang cantik," kata Bimon Timur.
"Terima kasih!" Helen membalas dengan curtsey anggun ala bangsawan.
"Tidak enak menolak ajakan baik!" Liu Zhenhan juga mengangguk sopan sambil meletakkan tangan di dada.
Para pelaut di kapal segera menurunkan tangga tali, disertai sorak gembira yang meledak-ledak.
"Ada apa?" Liu Zhenhan heran melihat Bimon Timur yang sedang melambai-lambaikan tangan ke kapal dengan girang. Apakah kedatangan seorang Pendeta begitu menggembirakan mereka?
Liu Zhenhan mengangkat cangkang kura-kuranya, memasukkan mutiara malam dan perlengkapan lain, lalu menyeimbangkannya di kepala. Bersama Xiao Hulijing, mereka memanjat tangga tali menuju kapal besar.
Bimon Timur itu mengikat rakit dengan tali sabut kasar, memanjat kapal dengan langkah berat, lalu menarik rakit ke dek kapal dalam beberapa gerakan.
Sekelompok Bimon Timur di geladak berkerumun seperti semut, belasan orang membongkar rakit seperti mainan balok kayu. Liu Zhenhan dan Xiao Hulijing justru terabaikan, tak seorangpun menghiraukan mereka.
“Maaf!” Bimon Timur yang baru saja berbicara dengan mereka menyelinap dari kerumunan, tangan menggenggam bambu Buddha, menggosokkannya di pakaian. "Krak!" Bambu tebal itu patah menjadi dua seperti kecambah, dihancurkan dengan mudah olehnya.
“Menurut tradisi Benua Aiqin, namaku adalah Guder·Johnsen. Kalian bisa memanggilku Guder. Aku adalah bos kru sekaligus penjaga kapal 'Penglai'.” Bimon asing bernama Guder mengulurkan tangan kirinya.
Ucapannya agak tidak jelas karena tangan satunya terus menyuapkan bambu ke mulut. Bambu keras itu dikunyahnya seperti tebu manis, serat bambu berbunyi "kriuk-kriuk" saat dikunyah, lalu "grok!" ditelannya.
Di belakang tubuhnya yang hampir sama lebar dari atas ke bawah, berbaris sekelompok Bimon Timur yang juga asyik mengunyah bambu sambil terus membungkuk-bungkuk hormat.
Liu Zhenhan dan Helen hanya bisa melongo.
BAB VI - Pengelana Yun Qin
“Maaf!” Guder·Johnsen menggaruk-garuk kepala dengan malu-malu: "Sebelumnya belum minta izin kalian dulu sudah..."
“Tidak apa-apa...” Liu Zhenhan menggenggam tangannya: "Makan saja sekenyangnya."
Kelompok pelaut Bimon lainnya juga mendekat memberi salam sambil terus menggenggam dan mengunyah, ekspresi mereka semua sangat menjilat.
“Ini……” Helen tak tahu harus berkata apa, “Kerabat di Daratan Timur sudah sehebat ini? Awalnya kukira itu kapal manusia jahat! Aku sampai kaget setengah mati!”
“Manusia jahat?” Gude terkekeh, “Apakah manusia begitu jahat? Mengapa aku tidak merasakannya?”
“Hahaha……” Gelak tawa jernih dan berwibawa bergema dari kabin kapal.
Dari kabin yang dipenuhi tali rami dan barang-barang berminyak, muncul seorang lelaki tua manusia berwajah kurus dengan senyum ramah menatap Liu Zhenhan dan Helen.
Wajah tua kurus itu penuh kebaikan, dengan tiga helai janggut panjang di dagu. Di bawah mahkota tinggi terlihat uban di pelipisnya. Ia mengenakan jubah sutra putih yang berkibar ditiup angin laut, penuh aura intelektual, seolah siap terbang ke angkasa.
Ia merasa wajah tua ini sangat mirip Qu Yuan di lukisan tahun baru yang dulu melompat ke Sungai Miluo.
Melihat wajah Timur yang familiar ini, Liu Zhenhan merasakan gelombang emosi seolah terlempar ke masa lalu.
“Dua Pendeta Bimon terhormat dari Benua Aiqin, keagungan kalian telah kukenal melalui berbagai catatan dan buku.” Si tua tersenyum, “Kedatangan kalian mengharumkan nama kapal 'Penglai'.”
“Sesepuh manusia Timur, Dewa Perang memberkatimu.” Helen memberikan penghormatan bangsawan dengan penuh kesopanan.
"Sebenarnya saat ini Xiao Hulijing juga benar-benar bingung, bagaimana mungkin ada kapal yang ditumpangi bersama oleh Bimon dan manusia?"
"Menurut kebiasaan Barat, kalian berdua bisa memanggilku Ferguson Xu." Kata pria tua itu: "Atau panggil saja Tuan Xu."
"Penyanyi Jiwa dari Altar Bimon, Helen·Liena." Xiao Hulijing meletakkan tangan di dada, lalu menunjuk Liu Zhenhan: "Ini adalah kekasihku, Penyanyi Jiwa bawaan lahir, Pendeta Naga Semu dari Suku Pig, Richard."
Helen yang licik menggunakan sedikit kecerdikannya saat mengatakan ini. Dengan pertama-tama menyatakan status Liu Zhenhan sebagai Pendeta Naga Semu, sebenarnya dia juga berjaga-jaga kalau-kalau pihak lawan berniat jahat, agar mereka berpikir dua kali.
Tentu saja, ini terutama akibat trauma yang ditimbulkan oleh para Bimon Timur yang berpenampilan seperti preman itu. Bimon Timur yang mirip manusia beruang itu bahkan makan bambu dengan lahap, siapa tahu mungkin makan manusia? Helen yang berpengetahuan luas tahu, beberapa makhluk di benua lain memiliki kebiasaan makan yang aneh. Konon ada benua bernama Sangri yang penduduk liarnya tidak hanya kanibal, tapi juga makan kotoran.
Rubah tetap rubah.
"Pendeta Naga Semu?" Mendengar pengenalan ini, Tuan Xu jelas terkejut, tapi ekspresinya segera melunak, "Dua Pendeta terhormat benar-benar membuat saya merasa malu dengan keterbatasan pengetahuan saya. Tuan Richard, tadi saya mengira Anda adalah manusia dari Benua Sutera Timur di wilayah kami, tak menyangka Anda ternyata Pendeta Bimon!"
“Hanya saja penampilan Richard agak unik.” Xiao Hulijing menarik sudut bibirnya tersenyum tipis.
“Meski saya tidak sering bepergian di Benua Aiqin, tapi tentang legenda Pendeta Bimon, Penyanyi jiwa alami dan Pendeta Naga yang termasyhur, saya pernah mendengarnya.” Tuan Xu memutar cincin giok darah di jempolnya sambil tersenyum.
Mata Liu Zhenhan bagikan lintah penghisap, menatap tajam cincin di tangan pria tua itu. Kedua jempol Tuan Xu masing-masing mengenakan cincin giok darah, merah pekat yang menampakkan sedikit putih salju, membentuk pola unik yang memancarkan aura kemewahan.
Liu Zhenhan melirik cangkang kura-kura yang dia lemparkan di geladak jauh dengan sudut matanya. Batu pirus dan akik di gagang pedang melengkung dalam cangkang itu, sepertinya tak ada satu pun yang memiliki kilau seperti ini.
Liu Zhenhan tiba-tiba merasa pria tua ini sangat norak, sampai-sampai memakai dua cincin giok.
“Tuan Xu, maafkan kelancangan saya.” Helen tak kuasa bertanya: “Mengapa kalian berani memasuki perairan Kerajaan Laut Xiya? Meski sudah mendapat izin dari Kerajaan Laut Xiya, sepertinya tidak diizinkan masuk ke arah perbatasan Bimon? Harap tahu, beberapa negara manusia yang berperjanjian dengan Bangsa Laut itu selalu memusuhi kami ras binatang, syarat tambahan mereka dengan Bangsa Laut adalah melarang kapal dagang memasuki negara Bimon kami!”
“Nona Helen, sebenarnya kami bukan rombongan pedagang dari Daratan Sutera Timur. Kami adalah pelancong dari Daratan Chesang yang terletak di seberang laut dari Benua Aiqin.” Kata Tuan Xu.
“Oh?” Helen menunggu kelanjutan cerita.
“Bertahun-tahun lalu, leluhurku adalah ahli strategi terbaik dari Kekaisaran Yun Qin - negara terkuat di Daratan Sutera. Ahli strategi mirip dengan Penyihir di Benua Aiqin, tapi para ahli strategi Timur kami tidak bertujuan mempelajari sihir perusak. Keahlian utama kami adalah mempelajari formasi-formasi misterius dan cara memperpanjang umur manusia, hingga mencapai rentang hidup seperti elf atau kurcaci di Benua Aiqin.” Tuan Xu menatap cakrawala laut sambil mengenang masa lalu.
“Penyihir Kehidupan!” Liu Zhenhan pun tak bisa menyembunyikan rasa hormat.
“Penjelasan yang sangat puitis, pantas menjadi Penyanyi Jiwa bawaan paling bijaksana di antara Bimon.” Tuan Xu tersenyum puas pada Liu Zhenhan, “Dulu, Kekaisaran Yun Qin kami menaklukkan seluruh Daratan Timur, melenyapkan enam negara manusia terbesar, mendirikan kekaisaran yang luasnya tak kalah dari negara-negara laut. Peradaban gemilang kami menjadi pusat perhatian dunia. Wilayah kami pernah dilindungi tembok sepanjang 10.000 li.”
“Sepuluh ribu li?” Helen menarik napas tajam.
“Benar.” Tuan Xu mengangguk, “Panjangnya 10.000 li.”
“Betapa luas wilayah itu!” Helen tak bisa menyembunyikan kekaguman.
“Raja kami, yang kemudian dikenal sebagai Yang Mulia Kaisar, mengeluarkan dekrit agar leluhur saya berlayar mencari obat keabadian agar dapat memerintah kekaisaran selamanya. Leluhur saya memimpin tiga ribu anak muda, gadis, dan pengawal, mengarungi lautan, melewati daerah berawa-berbahaya selama bertahun-tahun, namun tetap tidak menemukan obat keabadian. Dekrit Yang Mulia menyatakan 'jangan kembali sebelum menemukan', sehingga leluhur kami tidak pernah berani pulang ke kampung halaman.” Ekspresi Tuan Xu dipenuhi kesedihan halus, “Setelah perjalanan panjang yang melelahkan, leluhur kami akhirnya berlabuh di Benua Chesang bersama seluruh awak, menetap dan berkembang biak hingga kini. Namun kerinduan akan tanah air tak pernah padam, sehingga setiap 50 tahun kami tetap mengirim kapal dan utusan untuk melanjutkan pencarian, berharap dapat memenuhi keinginan Kaisar dan kembali ke tanah leluhur.”
“Keabadian?” Helen menggeleng dengan senyum getir: “Bahkan suku Model, ras Bimon yang paling panjang umur, tak ada yang bisa hidup abadi.”
Otot wajah Liu Zhenhan berkedut halus, gejolak emosi sesaat itu segera disembunyikannya.
Tidak mungkin, dunia ini bukan duniaku. Liu Zhenhan dalam hati tertawa pahit pada dirinya sendiri.
“Sumpah adalah sumpah, sumpah para ahli sihir kami sama mulia dan agungnya dengan sumpah Pendeta Bimon kalian. Sebenarnya sudah seribu tahun berlalu, bahkan jika ramuan keabadian ditemukan, Sang Kaisar dari masa itu mungkin sudah lama sirna diterbawa angin.” Tuan Xu menatap laut dengan tangan terkembang di belakang, wajahnya penuh penyesalan.
Angin laut yang kencang menerpa tali jubahnya, menari-nari liar di udara.
“Aku memang belum pernah mendengar tentang Kekaisaran Yun Qin di Benua Sutera Timur saat ini. Sepertanya kerajaan terkuat di Timur sekarang adalah Kekaisaran Tang Zang. Pedagang Timur yang datang ke Benua Aiqin sepertanya semua berasal dari sana.” Helen juga terdiam.
Ketika sumpah dan realita bagai garis cakrawala laut dan langit yang takkan pernah bertemu, kemuliaan sumpah justru semakin terasa. Pada detik ini, Helen tersentuh oleh semangat sesepuh ini yang terus berjuang demi tujuan yang belum pasti.
Liu Zhenhan tetap diam. Matanya tak lepas mengamati sesepuh misterius dari Timur ini. Entah mengapa, nalurinya mengatakan bahwa pria tua ini pasti bukan orang biasa.
Dari sorot mata Tuan Xu yang penuh aura kebijaksanaan, Liu Zhenhan menangkap bayangan aura jahat yang tersembunyi sangat dalam. Aura jahat seperti ini juga dia miliki, sangat familiar.
“Kami terus-menerus mempelajari bahasa daratan barat, di sini terdapat peradaban yang tak terbayangkan. Kami juga tak pernah menyerah mencari obat keabadian, selama masih ada harapan, kami takkan berhenti. Pengembaraan kami di berbagai lautan juga demi tujuan ini.” Tuan Xu tertawa lega: “Terkadang proses pencarian itu sendiri adalah kebahagiaan.”
“Aku masih belum sepenuhnya paham, sesepuh Timur yang terhormat.” Helen berkata: “Dengan kekuatan dan kebuasan Bangsa Laut, bagaimana mungkin mereka mengizinkan kalian berlayar bebas di wilayah mereka?”
“Haha…” Tuan Xu tertawa panjang: “Lupa memperkenalkan, leluhurku dulu saat meninggalkan tanah air, Kaisar memilih prajurit panda Pantha yang paling setia dari kerajaan luasnya sebagai pengawal kapal. Prajurit panda memiliki tubuh sekuat beruang dan selincah kucing, memastikan tombak yang mereka lemparkan setajam anak panah busur.”
Para pelaut panda di samping langsung berdiri tegap, postur gagah mereka bagai gunung. Meski hanya dua puluh orang, aura kewibawaan mereka setara dengan ribuan pasukan.
“Para pemberani Pantha ini adalah keturunan penjaga panda zaman dulu. Melihat rakit Pendeta tadi, mereka yang sudah lama di laut jadi teringat bambu kesukaan mereka. Maafkan kelakuan mereka.”
“Apakah Kekaisaran Yun Qin pada masa itu bahkan juga menaklukkan Kerajaan Bimeng di timur?” Helen semakin terkejut.
“Kekaisaran Yun Qin kami tidak hanya memiliki prajurit Behemoth, kami bahkan memiliki wilayah perbatasan laut dengan angkatan laut yang berbasis pada pejuang suku air yang kuat!” Tuan Xu tak bisa menyembunyikan kebanggaan: “Saat berlayar dulu, pengawal kami juga terdiri dari pasukan laut. Penjaga suku laut kami, prajurit buaya Yangtze dari klan Kadiyle yang perkasa, pernah menandatangani perjanjian dengan semua bangsa laut dengan keberanian mereka. Kapal pencari obat kami tidak boleh mendapat gangguan di mana pun kami berlayar.”
“Luar biasa!” Mata indah Helen membulat. Kerajaan Bimeng juga memiliki angkatan laut, tapi hanya korps amfibi dengan formasi resmi Pasukan Katak dan Pasukan Kura-kura. Kedua pasukan ini selalu menjaga Rawa Senja di perbatasan barat daya kerajaan bersama angsa dari suku Smyer. Suku air Bimeng lainnya sudah hampir punah setelah Pertempuran Besar Darat-Laut dua ribu tahun lalu, entah habis dalam perang atau bergabung dengan kerajaan laut, ditambah kesulitan reproduksi mereka sendiri.
Mencari pengawal sekuat prajurit buaya Yangtze klan Kadiyle hanyalah mimpi belaka. Bahkan Raja Bimeng saat ini, Yang Mulia Grayke Sal, hanya memiliki empat prajurit buaya muara sebagai pasukan protokol.
“Sayangnya, para prajurit Kadile kami yang tidak membawa keluarga dalam pelayaran, akhirnya terkubur dalam gulungan sejarah panjang. Selain meninggalkan tanduk buaya di haluan kapal sebagai simbol perjanjian dengan bangsa laut, warisan mereka bagi kita hanyalah kerinduan dan kenangan yang tak terbatas.” Tuan Xu menghela napas pilu.
“Bagaimana jika negara-negara laut tidak lagi mengakui perjanjian yang kalian buat seribu tahun lalu?” Liu Zhenhan terdiam lama sebelum akhirnya melontarkan pertanyaan.
“Sungguh pendeta yang cerdik, mempertimbangkan segala kemungkinan.” Tuan Xu tersenyum penuh arti pada Liu Zhenhan: “Kekhawatiranmu wajar. Memang ada negara laut yang enggan mengakui perjanjian kami setelah perang dan aneksasi. Tapi—dulu kami tidak hanya memiliki pasukan pengawal laut, melainkan juga bangsa kerang Moshao.”
“Bangsa kerang Moshao?” Mata Liu Zhenhan terpaku pada dua panci besar berbentuk kerang di tempurung kura-kuranya.
“Orang kerang adalah ilusionis alamiah. Kami yang berlayar di laut tentu punya kemampuan sendiri. Kalau tidak, bukankah kami akan jadi santapan bangsa laut? Haha... Hanya dengan kekuatan yang tangguh, kami bisa melindungi kapal kecil ini. Jika bangsa laut merasa tak ada untungnya, mereka pun akan mengikuti situasi.” Tuan Xu membusungkan dada sambil memutar-mutar janggut panjangnya, penuh semangat.
“Liu Zhenhan dan Helen sama-sama tidak terlalu percaya,” kata para prajurit panda yang posturnya hampir menyamai ras Bimon yang terkenal kekar dan kuat, keluarga Beruang. Tapi apa gunanya? Di dalam air laut yang tidak memiliki daya apung, seberapa besar kekuatanmu?
Mungkin si tua ini masih menyimpan senjata rahasia. Liu Zhenhan bergumam dalam hati.
“Ilusionis?” Helen memandang Tuan Xu dengan tatapan bertanya.
“Lebih baik melihat sekali daripada mendengar seribu kali, mari tunjukkan langsung pada dua teman Bimon ini.” Tua Xu menepuk tangan “prok-prok”.
Sinar putih menjulang di depan Liu Zhenhan, bayangan kabur yang terdistorsi muncul tiba-tiba, dalam sekejap mata menjadi jelas. Seorang “manusia” yang persis sama dengan Liu Zhenhan muncul di hadapan semua orang.
Liu Zhenhan terkejut bukan main oleh pemandangan yang tiba-tiba ini.
Si “Liu Zhenhan gadungan” ini mengenakan mantel kulit serigala biru, berjanggut lebat, bertubuh gagah. Rambutnya kusut seperti rumput liar yang diberi pupuk urea, panjang dan acak-acakan. Hidungnya besar seperti bawang putih menghadap ke atas, tiga persen mirip babi, lima persen mirip manusia, dan dua persen mirip hantu.
Di bawah sinar matahari, si “Liu Zhenhan gadungan” ini bahkan menyeret bayangan panjang.
Liu Zhenhan memandang si palsu ini, perasaan ngerinya tak terucapkan. Ia melihat serpihan ketombe di ubun-ubun rambut si palsu, tanpa sadar tangannya sendiri meraih ubun-ubunnya sendiri.
Tangan terbuka, di ujung jari terdapat serpihan ketombe sebesar biji wijen.
Mengangkat kepala lagi, serpihan ketombe di dahi Liu Zhenhan dari keluarga Xi Bei juga sudah menghilang.
Liu Zhenhan menatap Xiao Hulijing, Xiao Hulijing juga menatapnya, mulutnya menganga seperti kodok yang sedang menguap.
Liu Zhenhan bahkan mencium aroma musang samar dari tubuh si palsu ini, aroma khas yang selalu tersisa setelah ia dan Xiao Hulijing bercengkerama mesra.
"Ini sebenarnya bagaimana?" Liu Zhenhan menatap Tuan Xu.
"Hehe..." Si tua itu tersenyum, menepuk-nepuk tangannya.
Dari kabin kapal muncul seorang gadis cantik, mengenakan gaun putih panjang menyentuh tanah, di punggungnya terdapat dua cangkang kerang transparan berwarna putih dengan bercak kuning pucat. Sinar matahari yang terik meleleh di cangkang punggung gadis itu, berubah menjadi kelembutan.
Cangkang kerang di punggung gadis itu bergetar lembut setiap melangkah.
Ia bagai kupu-kupu yang menari-nari di bawah sinar musim semi, mengepakkan sayap dengan aura lincah dan kecantikan surgawi yang menyegarkan hati Liu Zhenhan bagaikan mata air jernih.
"Sungguh cantik!" gumam Helen, suaranya tak bisa menyembunyikan rasa iri dan kekaguman.
BAB VII – BANGSA LAUT KEMBALI DATANG
Wajah gadis ini memancarkan aura transendental layaknya makhluk bukan dari dunia fana, kulitnya yang sempurna bagai ukiran giok sepenuhnya alami, sepasang matanya terutama sangat tak terlupakan. Liu Zhenhan berpikir lama, tapi tak menemukan kata yang tepat untuk menggambarkannya.
Itu adalah sepasang mata yang bisa bicara. Liu Zhenhan bergumam dalam hati.
Helen juga cantik, dengan pesona menggoda yang mematikan dalam setiap gerak-geriknya. Tapi keindahan yang sama, pada gadis ini justru terungkap dengan cara yang sama sekali berbeda.
Itu adalah kecantikan yang memancarkan kecerahan batin.
Kecantikan semacam ini bisa membuat orang tanpa sadar merasa dirinya bodoh.
Penampilan oriental dan proporsi tubuhnya yang sempurna membuat Liu Zhenhan teringat pada Lin Daiyu dari novel "Dream of the Red Chamber".
Terutama sanggul rambutnya yang seperti awan, berkilau hingga mampu menerangi jiwa.
Beberapa hari ini aku melihat begitu banyak gadis cantik! Liu Zhenhan hampir menitikkan air mata haru.
Tadi malam bertemu putri duyung yang anggun sekaligus menggoda, hari ini bertemu lagi dengan gadis super cantik, Liu Zhenhan merasa dunia ini sungguh indah.
"Ning Yu si Gadis Kerang memberi hormat pada tamu Bimon terhormat." Gadis kerang itu tersenyum sopan bagai disinari matahari musim semi, lesung pipi hitam indah di sudut bibirnya kontras sempurna dengan kulit putih alami bagai salju, memancarkan pesona malu-malu yang tak tergambarkan dalam kecantikannya yang memesona.
"Cahaya biru berkilat, Liu Zhenhan yang baru saja ada menghilang di udara."
"Ilusi?" Liu Zhenhan dan Helen saling bertatapan.
"Ya." Kerang wanita Ningyu berkata.
"Apakah orang yang baru saja diciptakan itu bisa membantumu berkelahi?" Pertanyaan Liu Zhenhan sangat mencerminkan gaya suku Pig.
"Itu hanya ilusi." Ningyu menghela napas seperti aroma anggrek, tubuhnya memancarkan bau manis yang mengingatkan Liu Zhenhan pada permen susu Kelinci Putih.
"Mirip dengan Druid Burung Pemangsa di Padang Belantara Danube?" tanya Helen.
"Nama besar Druid Burung Pemangsa di Benua Aiqin memang sudah termasyhur, tetapi ilusi 'Fatamorgana' suku Moshao kami hanya menipu penglihatan melalui cahaya. Druid Burung Pemangsa benar-benar berubah menjadi beruang dan elang untuk bertarung, bukanlah sesuatu yang bisa disamakan dengan ilusi Moshao kami." Ningyu menjawab dengan rendah hati. Matanya menyapu wajah Helen si Xiao Hulijing yang memesona hingga membuat sesak nafas, sudut bibirnya tak kuasa menahan decak kagum.
Kecantikan tak hanya memikat lawan jenis, terkadang juga menarik sesama jenis.
Namun sorot mata kagum Ningyu itu berakhir di wajah Liu Zhenhan.
Ekspresi yang tiba-tiba muncul di wajah Ningyu persis seperti orang yang baru saja menyantap paha ayam lezat lalu tiba-tiba melihat kotoran babi.
"Helen melihat ekspresinya, di dalam hatinya seperti merasa lega."
"Helen juga tidak tahu mengapa ini terjadi."
"Hanya mengandalkan ini untuk menakut-nakuti Bangsa Laut?" Liu Zhenhan berbisik ke telinga Helen: "Menurutku mereka justru jago mengobral janji."
"Wah..." Suara tertawa Tuan Xu memotong percakapan dua kekasih ini: "Para tamu terhormat, sejak lama kami mendengar kekayaan Dataran Liar Danube. Jika kami mengantar kalian pulang, sebagai syarat pertukaran, bisakah kalian berdiskusi dengan pejabat negara kalian untuk mengizinkan kami para pelancong masuk ke wilayah kerajaan, dan mengizinkan kami memetik tanaman obat di Hutan Salib Selatan, Gunung Salju Taimur Laya, dan Rawa Senja yang termasyhur di Kerajaan Bimeng?"
"Sesepuh yang terhormat." Xiao Hulijing sedikit membungkuk: "Kami bangsa Bimon adalah ras yang paling ramah. Walau saya tidak berwenang menjanjikan apapun, dan negara kami memiliki beberapa pembatasan masuk wilayah, namun sebagai balasan atas kemurahan hati Tuan, saya akan menjamin dengan status Baron turun-temurun Kerajaan Bimeng agar keinginan Tuan terkabul."
"Memetik obat? Memetik obat panjang umur?" Liu Zhenhan tertawa, melihat tak ada yang menyambut, ia pun menjadi canggung dan pura-pura batuk.
"Kalau begitu semuanya sudah baik." Lao Xu melambaikan tangan, berkata pada Goode: "Berangkatkan kapalnya!"
"Siap! Yang Mulia!" Prajurit Panda menggoyangkan lemak tubuhnya, menjawab dengan suara berat.
"Tuan! Ada situasi!" Seorang pelaut di taliar berteriak kencang, lalu meluncur turun dari tiang layar. Liu Zhenhan memandang iri melihat tubuhnya yang gemuk seperti beruang bisa turun dengan gesit di tiang itu.
Sekelompok pelaut panda berkumpul di pinggiran kapal, menaungi mata dengan tangan sambil memandang ke depan.
Sekitar lima li di depan, air laut terbelah seperti ditebas pedang raksasa, menciptakan ombak yang bergerak cepat. Sirip hitam muncul-hilang di permukaan, mendekat dalam sekejap.
"Sudah kuduga Kerajaan Xiya adalah negara laut paling bengis. Pelajaran kemarin dulu ternyata belum membuat mereka kapok!" kata Kakek Xu sambil merapikan topi tingginya dengan angkuh.
Helen menjulurkan lidah ke Liu Zhenhan. Lihatlah, mereka berani mengusik bangsa laut lagi.
"Kurasa dia cuma omong kosong." Liu Zhenhan menggerakkan bibirnya perlahan. Helen bisa membaca gerak bibirnya.
Helen hendak tertawa tapi melihat Ning Yu mengerutkan alis, menatap Liu Zhenhan dengan kemarahan di wajah.
Gadis ini terlalu peka. Liu Zhenhan dalam hati mengeluh.
Helen memperhatikan bibir Ning Yu bergetar halus. Setelah mengamati, gerak bibir itu seperti mengucapkan "idiot" atau "dungu".
Helen menyorotkan mata kesal ke arah Liu Zhenhan.
“Aku yakin dia pasti sudah tidak perawan lagi!” Liu Zhenhan mengutuk dengan jahat pada gadis kerang yang sudah pergi.
Helen hampir pingsan karena ulahnya.
BAB VIII AKU ADALAH PENDETA NAGA, SIAPA YANG AKU TAKUTI
Dentuman keras terus bergema, kayu lambung kapal berbunyi berat di bawah air. Liu Zhenhan dan Helen melihat belasan pelaut panda telah mengangkat trisula besar, mengarahkannya ke permukaan air sambil terus memaki.
Di dalam kabin, beberapa anak berusia 13-14 tahun bertopi lebar putih sedang mengintip dari balik bingkai pintu. Beberapa pelaut panda melambaikan tangan, menyuruh mereka segera masuk ke kabin.
“Aku punya firasat buruk,” Liu Zhenhan berkata pada Helen.
Helen melepaskan genggamannya, langsung berjalan ke pinggir kapal. Saat menjulurkan leher untuk melihat ke bawah, nyaris saja ia terjatuh.
Di permukaan laut muncul lapisan kepala harimau yang sangat rapat, dengan dahi putih bermotif garis "" – tidak lain adalah hiu kepala harimau.
Liu Zhenhan juga terus mengedip-ngedipkan matanya.
Wajah garang hiu kepala harimau dengan taring yang menganga benar-benar mengesankan. Semalam cahaya redup membuat tak bisa melihat jelas, sekarang di siang bolong, Liu Zhenhan baru menyadari betapa mengerikannya taring-taring hiu ini. Rapi seperti dua baris belati, tenggorokan yang menganga dalam tak berujung, memantulkan sinar matahari, mulut hiu mengeluarkan kilau dingin yang meresahkan dan bau amis. Hari ini jumlah hiu ini bertambah lima kali lipat, semakin memperkuat aura pembunuhan yang membuat bulu kuduk merinding.
"Pemeran utama akan segera muncul." Liu Zhenhan berkata dengan sinis.
"Wahai pahlawan Bangsa Laut Xiya, kami hanyalah pelancong biasa. Hak kami melintasi tujuh lautan adalah perjanjian yang diikrarkan leluhur kami dengan leluhurmu. Apakah sumpah atas nama dewa tertinggi dan nurani ini hanya menjadi secarik kertas tak bermakna?" Tua Xu menatap dingin ke air, suaranya tegas bagai besi dengan keteguhan tak tergoyahkan.
Air laut "berdebum" terbelah, belasan ksatria hiu Gaburin muncul dari birunya samudra. Hiu-hiu kepala harimau di sekitarnya langsung diam membeku, tenang seperti ubur-ubur.
Seorang penunggang hiu harimau tak berkata-kata, hanya melemparkan pandangan merendahkan ke arah kapal. Dari pinggangnya dia mengambil kerang raksasa dan meniupnya hingga "uuu-" suara terompetnya mengalahkan deru ombak.
Kawanan hiu kepala harimau di sekeliling seolah menerima perintah, semua menggerakkan sirip punggung dan berenang ke samping.
Bayangan raksasa yang mengerikan mulai muncul secara bertahap dari perairan kosong di depan kapal bertingkat.
"Boom～～" Pilar air menyembur vertikal dari bawah laut seperti kanopi, menyiram geladak hingga cipratan air berhamburan bagai guyuran hujan deras.
Siluet mengerikan berukuran raksasa muncul di cakrawala laut.
Tampak seorang ksatria yang mengendarai ikan raksasa tak dikenal, sikap angkuhnya menyedot semua pandangan. Ikan raksasa sepanjang belasan meter di bawahnya tertekan oleh postur tubuhnya yang dahsyat hingga permukaan air laut.
Tubuh ksatria ini bagaikan raksasa dalam mitos, meski dalam posisi duduk dengan separuh badan masih di bawah air, tingginya telah mencapai lebih dari tiga meter. Posturnya laksana gunung, bagai punggung bukit, seolah Sang Pencipta memusatkan segala kejantanan dan otot pria padanya.
Ia mengenakan baju zirah dari cangkang udang merah dan rumput laut yang dianyam. Sorot mata yang memancarkan kehancuran membuat bahkan air laut seakan membeku di tempat yang disentuhnya.
Pada bagian dada baju zirah raksasa itu terukir lambang perisai dengan alat tajam, dikelilingi koral tanduk rusa, di tengahnya terdapat senjata dewa laut - trisula dan mahkota.
Air laut mengalir meluap dari baju zirahnya, kepalanya dicukur licin memantulkan warna kebiruan di bawah sinar matahari, dua helai kumis panjang menjuntai dari bibirnya.
“Warrior Bannilu!” Helen berteriak kaget lalu segera menutup mulutnya.
Tidak heran terlihat memiliki kekuatan yang mampu menghancurkan langit dan bumi, ternyata ini adalah Warrior Orca Bannilu dari Bangsa Laut yang terkuat. Liu Zhenhan juga mulai tersadar.
Posisi Warrior Bannilu di Bangsa Laut ibarat Warrior Elephant Olefin di Bimon, seperti Ksatria Naga Palsu pada manusia, atau Raksasa Gunung di negeri raksasa; semuanya adalah prajurit puncak piramida, keberadaan tak terkalahkan yang merupakan hasil ketidakadilan para dewa dalam penciptaan.
Setiap Warrior Bannilu tak lain adalah pengawal keluarga kerajaan bawah laut, asal-usul mahkota pada lambang di dada mereka juga berasal dari sini. Keberadaan seorang Warrior Bannilu membuktikan kemunculan keluarga kerajaan laut.
Liu Zhenhan menyapu pandangannya sekeliling diam-diam. Ekspresi bangga Kakek Xu tiba-tiba lenyap, digantikan oleh kengerian yang tak terduga. Ia kemudian melihat ke gadis kerang itu, Ningyu si gadis kerang tetap tenang.
Penemuan ini membuat Liu Zhenhan agak kecewa. Awalnya ia mengira stabilitas mentalnya yang terbaik, namun kehadiran gadis kerang ini membuat rasa bangganya berkurang drastis.
"Tuan!" Belasan prajurit hiu iblis serentak membungkuk memberi hormat dari atas tunggangan mereka kepada ksatria Benirou ini.
"Makhluk kecil dan lemah, laporkan identitas kalian!" Suara ksatria Benirou bergemuruh bagai guntur dalam badai, pita suaranya terasa seperti genderang perang raksasa, sorot matanya laksana raja segala binatang yang mengamati semut dari puncak gunung.
"Kami adalah keturunan pelancong dari Timur ribuan tahun silam. Di haluan kapal kami terdapat lambang Kadir dan tiang tabra sebagai penanda," jawab Ferguson Xu dengan hormat.
"Perjanjian persekutuan itu tidak dilupakan Bangsa Laut. Jika kalian diizinkan melintas di langit kami, mengapa kemarin dulu kalian memburu kerabat binatang kami?" suara ksatria Benirou menggelagar. "Jika memang demikian, aku, Louis Philippe Figo - Kepala Pengawal Kerajaan Xiya, Viscount Turun-temurun Suku Benirou, akan membuat makhluk hina seperti kalian memahami kemurkaan dari kedalaman laut! Kemurkaan yang mampu melelehkan perjanjian seabad Gunung Himalaya Thamur!"
“Tolong dengarkan penjelasanku, Tuan!” Kakek Xu berkata: “Kami tidak bermaksud memburu makhluk laut. Sebenarnya, ikan pedang itu kemarin menabrak kapal kami dengan kecepatan tinggi hingga menembus lambung kapal. Saat kami mencabutnya dari kapal, kepalanya sudah rusak dan kehilangan banyak darah. Kami tidak tega melihatnya menderita, jadi kami membebaskannya dari penderitaan. Lihatlah, kapal kami berlabuh di sini dan baru selesai diperbaiki hari ini.”
“Ternyata bukan mau cari masalah dengan kita.” Liu Zhenhan mengedipkan mata pada Helen dengan diam-diam.
“Diam!” Prajurit Banilu meledak marah: “Ikan pedang kami adalah senjata serangan jarak jauh kerajaan, setiap ekor dilatih dengan teliti. Bagaimana kalian akan mengganti rugi?”
“Tuan!” Gadis kerang Ningyu tak tahan bersuara: “Kesantunan bangsawan bukanlah menindas yang lemah. Jika Tuan tetap memaksa dengan alasan yang tidak masuk akal, kami pun tak bisa berbuat apa-apa.”
Seluruh awak kapal panda mengacungkan garpu tombak mereka ke arah prajurit Banilu di laut, wajah mereka dipenuhi amarah yang tertahan.
“Makhluk timur yang angkuh dan bodoh! Menghadapi musuh kuat tapi tak menunjukkan rasa hormat, kebodohan ini cukup membuat jiwa kalian lenyap di laut biru!” Prajurit Banilu tertawa getir sambil mengeluarkan senjata besar dari sarang koral – sebuah jangkar besi berkarat.
“Prajurit paus itu seperti memegang mainan, menepuk-nepuk jangkar raksasa di telapak tangannya,”Perjanjian seribu tahun yang lalu, sekarang sudah saatnya untuk diakhiri. Aku akan memberikan pelajaran padamu, membuatmu sadar, apa sebenarnya kekuatan Bangsa laut yang tak terkalahkan.”
Semua orang menatap jangkar besi itu, pastinya diambil dari kapal karam yang sangat besar, tiga ujung jangkar yang melengkung membentuk busur aneh, karat merah tak terhitung menutupi seluruh permukaannya.
Di mata setiap orang, tak bisa disembunyikan lagi kilatan kepanikan.
Kecuali Liu Zhenhan.
Dia membayangkan apakah kekuatannya bisa menandingi prajurit paus ini, kekuatan naga yang dimilikinya setelah terkutuk membuatnya dipenuhi dorongan seperti orang kaya baru.
Sepasang tangan kecil putih menggenggam erat tangannya.
Riak air laut kembali bergelora, putri duyung yang mengendarai kuda laut hitam gagah kembali muncul di hadapan semua orang.
“Diam! Fegao!” Suara putri duyung masih setinggi langit.
Prajurit Banilu segera menundukkan kepala besar mereka.
“Manusia dari benua Timur Jauh!” Putri duyung Ariel mengangkat kepala, memandang dingin ke arah Kakek Xu, “Kalian memikul misi perdamaian, tapi itu harus dengan syarat tidak merusak lingkungan hidup kami. Kami tidak bermaksud merusak perjanjian yang dibuat oleh leluhur, sumpah suci itu diucapkan di hadapan Dewa Laut Tertinggi. Nama prajurit buaya Tiongkok Kadile dari kapal kalian masih terukir di tebing bangsal laut kami. Tapi kasus pembunuhan ikan todak yang keji ini tak bisa dihapus begitu saja. Untuk mengejar kalian, aku telah menghabiskan tiga hari berharga di lautan luas. Kehadiran seorang putri duyung sudah mewakili kesabaran dan penghormatan bangsa laut terhadap perjanjian. Serahkan dua awak kapal untuk menebus dosa dan bersumpah tak mengulangi kebodohan serupa, maka aku atas nama keluarga kerajaan laut berjanji akan menganggap selesai masalah ini.”
Liu Zhenhan langsung menyusut ke belakang begitu melihatnya, tapi sudah terlambat.
Pandangan Putri Duyung bertemu dengannya. Kepala Liu Zhenhan langsung pening, dalam hati bertanya kenapa kebetulan sekali.
Mata Putri Duyung berkilat, senyumnya merebak anggun seperti bunga karang di dasar laut.
“Mereka berdua, bagaimana?” Putri Duyung tersenyum jahat, kuku panjangnya yang dihias sari bunga balsam laut menunjuk ke arah Liu Zhenhan dan Helen.
Ferguson Xu terdiam.
“Dasar omong kosong!” Liu Zhenhan langsung naik darah, tanpa sadar mengumpat.
BAB IX Arus Bawah
Guo Guo si musang kecil juga ikut-ikutan bersikap sok jago, melompat-lompat di atas kepala Liu Zhenhan sambil berkicau "cicit-cicit", bersikap seperti perempuan pemarah yang sedang bersuka ria.
Seluruh kapal terkejut.
"Pendeta Bimon yang kasar!" Putri duyung menyeringai sinis, tatapan matanya semakin memancarkan kebencian.
Rambut emasnya berkilauan tertimpa sinar matahari, Liu Zhenhan tiba-tiba punya keinginan aneh untuk mencukur habis rambut itu.
Para prajurit Banilu dan hiu samudra semua memandang marah ke arah Liu Zhenhan. Karat merah di jangkar besi yang dipegang prajurit paus remuk berderak diremas, bercampur air laut menetes bak darah.
Liu Zhenhan tak gentar menatap balik. Sorot mata malasnya tiba-tiba berubah menjadi kilat tajam, bagai nyala lilin di kegelapan yang tiba-tiba menyemburkan percikan api, menerangi malam yang gulita.
“Kakek Xu dan Ningyu sama-sama menyadari perubahan instan Liu Zhenhan. Diam-diam mereka menilai ulang pria ini. Tatapan menakutkan kesatria Baniluo berasal dari kekuatan nyata; namun sebagai pendeta Bimon, ucapan dan perilakunya sebelumnya sama sekali tak istimewa. Namun dalam sekejap, aura dan sorot matanya yang sama sekali berbeda tiba-tiba meledak, membuat orang tersadar bahwa semua sikap sebelumnya hanyalah kamuflase belaka.”
“Jangan-jangan dia benar-benar Pendeta Naga Bawah?” pikir semua orang di kapal.
“Manusia!” Putri Duyung berkata dingin pada Kakek Xu, “Bangsa laut hanya bisa bertahan di darat kurang dari satu jam. Kalian harus memutuskan sekarang!”
“Beri... atau tidak?” Ekspresi Aiwei'er seperti arus bawah laut, memancarkan kedinginan yang menusuk tulang.
“Bukankah kemarin kau bilang akan melepaskan kami?” Helen membara amarahnya.
“Hehe...” Aiwei'er tertawa dengan suara merdu bak surgawi, “Gadis rubah tercinta, semalam aku hanya berjanji melepaskan satu 'kuda' untuk kalian, bukan berarti kami akan menolak jika kalian dijadikan hadiah untuk kami.”
“Putri duyung ini berhati sempit.” Liu Zhenhan berbisik pada Helen sambil melindunginya di belakang tubuhnya. Ia tak yakin apakah para pelaut akan menjadikan mereka tumbal untuk menebus bencana ini.
Guo Guo yang berdiri di atas kepala Liu Zhenhan mengencingi kepala botak kesatria Baniluo, Feigao, membentuk lengkungan indah di udara.
“Auuu～～” Kesatria paus yang terhina ini tak lagi bisa menahan diri, bagai "mengamuk", melolong bak tsunami. Jangkar besinya meluncur deras dengan desisan "houu-houu", berputar mengarah ke kening Liu Zhenhan.
Para pelaut panda suku Panda menggeram serentak. Tombak ikan di tangan mereka melesat seketika. Belasan pria kekar bagai menara besi itu mengerahkan seluruh tenaga. Ujung tombak berdesis "syu～syu～", menembus udara, bertabrakan frontal dengan jangkar yang meluncur deras.
"Cret～～" Percikan api berpijar sesaat. Selusin tombak tak ada yang meleset, semuanya menancap di jangkar. Jangkar itu pun terjatuh ke laut oleh benturan dahsyat.
Tubuh Helen kejang-kejang hebat. Belasan panda yang bahkan melebihi kekuatan beruang hanya sanggup mengimbangi kesatria paus. Betapa dahsyatnya kekuatan kesatria Banilux ini!
Kepala Helen kosong tak berdaya. Tangannya yang menggenggam Liu Zhenhan pun lunglai terlepas.
Prajurit Bannilu mengeluarkan lolongan besar, meraih jangkar besi, menginjakkan kaki di atas tunggangan raksasanya, lalu berdiri di depan kapal. Tingginya mencapai 5-6 meter, menyamai tinggi kapal. Kepala besarnya menjulang di depan semua orang, bergoyang naik turun mengikuti gerakan tunggangan yang mengapung.
"Tuan Paus, aku menyerah!" Liu Zhenhan menginjakkan satu kaki di sisi kapal, melengkungkan kaki lainnya, mendekatkan wajahnya ke hidung prajurit paus sambil menunjukkan senyum kecut dan terus membungkuk-bungkuk.
Tangan Liu Zhenhan bersembunyi di belakang punggungnya.
Orang-orang di belakangnya melihat dia memegang batu jangkar di tangan.
Batu jangkar diikat pada tali tambang kapal, sebesar keju, terbuat dari basal berkualitas. Fungsinya mengamankan tali agar tidak tertiup angin. Batu jangkar besar beratnya sekitar 17-18 pon, yang kecil sekitar 10 pon.
Tak ada yang melihat kapan Liu Zhenhan mengambil batu itu. Perhatian semua orang masih terpaku pada tabrakan jangkar dan trisula sebelumnya.
Sorot mata Prajurit Bannilu memancarkan kekasaran, kekejaman, dan haus darah.
Jelas dia bukan tipe yang mudah memaafkan.
Banyak orang sudah membayangkan sosok manusia terkoyak akan terbang melayang di ujung langit berikutnya.
"Helen mengatupkan gigi peraknya, ekor merah menyala-nyalanya gemetar karena tegang." Ningyu si gadis kerang juga tak tega memalingkan pandangan, memandang Ferguson Xu dengan tatapan memohon.
Hanya putri duyung yang terlihat paling puas, wajah jelitanya yang mempesona menunjukkan kepuasan balas dendam, bahkan rambut pirang panjangnya seolah menuliskan perasaannya, berkilauan penuh sukacita.
"Pahlawan!" Liu Zhenhan tiba-tiba berlutut sambil menangis tersedu-sedu, "Aku punya ibu tua 80 tahun di rumah, dan anak kecil yang kelaparan! Biarkan aku hidup!"
Darah Xiao Hulijing mendidih. Kehormatan dan rasa malu sebagai Pendeta Bimon membuatnya melupakan kematian. Ia merasakan sakit hati yang mendalam atas perbuatan Richard.
Burung pemancing terbang di angkasa, mengeluarkan kicauan pilu seperti kerinduan sebelum menerjang maju meski tahu akan mati.
Semua orang mungkin baru pertama kali dalam hidupnya menyaksikan makna sebenarnya dari sikap tak tahu malu dan tak punya muka, mereka tertegun kebingungan.
Ningyu menggaruk punggung tangan seputih tunas bambu, tubuhnya dipenuhi bintik-bintik panas.
"Lihatlah, itu..." Liu Zhenhan menatap ke arah belakang prajurit paus, matanya tak bisa menyembunyikan keterkejutan. Bibirnya terus bergetar, satu tangan gemetar menunjuk ke depan, seolah-olah setan kelaparan muncul dari neraka atau malaikat turun dari surga.
“Semua orang dari bangsa laut memutar kepala mereka. Langit dan laut menyatu, ribuan sinar mentari, kecuali beberapa ekor burung camar yang sedang mencari mangsa, tidak ada apa-apa lagi.”
“Di mana?” Seorang prajurit hiu sihir yang tolol menggerakkan tunggangannya, berenang berpindah posisi sambil menengok ke kejauhan garis cakrawala.
Yang lain berbalik badan, membeku kaku.
Kesatria Banilux sudah berdiri di sana dengan wajah berlumuran darah. Liu Zhenhan berdiri dengan senyum licik, menggenggam batu seperti keju di tangannya. Batu itu sudah retak dan penuh darah.
Hidung besar sebesar kepalan tangan Kesatria Banilux Fegor menyemburkan darah segar seperti air mancur "ciit-ciit", rongga hidung yang tinggi itu sudah benar-benar ambruk.
“Sialan kau!” Liu Zhenhan melepas tamparan keras lagi.
Suara desisan nafas tercekat para hadirin bergema lagi, bagai sekumpulan pompa udara bocor.
Wajah Kesatria Banilux Fegor tertampar sampai matanya melotot kosong, tubuhnya oleng jelas-jelas, goyah sebentar lalu terjungkal ke air laut, memercikkan ombak yang membasahi dek kapal.
……
“Blup~~” Tombak-tulang demi tombak-tulang terjatuh dari tangan para prajurit hiu sihir yang dulu begitu kokoh, wajah mereka dipenuhi ketidakpercayaan.
……
Putri duyung juga terbelalak, ekspresi terkejutnya terlihat sangat polos dan menawan.
……
Seluruh geladak kapal dipenuhi rahang ternganga.
……
“Tenaga yang... sangat besar!” Seorang prajurit panda berdecak kagum.
……
Beberapa anak yang mengenakan topi bambu dan jubah putih muncul dari kabin kapal, memandang penuh rasa ingin tahu dan kagum pada sosok Liu Zhenhan yang tegak berdiri menghadapi angin.
Sebuah semburan air raksasa menyembul ke atas, Prajurit Benirou melesat keluar dari laut. Satu tangannya mengusap bintik-bintik emas dan darah di pelipisnya, sementara tangan lain mengayunkan jangkar besi ke arah Liu Zhenhan dengan dahsyat.
Wajaknya sudah memerah membara oleh rasa malu dan amarah, kedua matanya menyala seperti besi membara. Bangsa laut pun memiliki "kegilaan tempur".
Pukulan ini tidak hanya akan menghancurkan Liu Zhenhan, bahkan mungkin seluruh kapal ini tak akan selamat.
Seandainya yang dihadapi adalah sebuah bukit, kebanyakan orang pun tak yakin apakah bukit itu akan tetap utuh setelah hantaman mengerikan ini.
Ferguson Xu bergerak.
Sejak mendapat pandangan dari Ning Yu, si tua Xu telah mencabut cincin batu giok darah dari jarinya.
Ketika Liu Zhenhan menghantam wajah Prajurit Benirou hingga berhamburan, dia mulai melafalkan mantra aneh dengan bibir bergetar samar yang tak disadari siapa pun.
Saat pukulan gila prajurit paus itu meluncur, cincin berbentuk tabung giok itu memancarkan sinar menyilaukan bagai mentari.
Sinar emas berhamburan, dua raksasa perunggu setinggi sepuluh meter tiba-tiba muncul di dalam air, jangkar baja prajurit Banilu menghantam dada mereka dengan hebat bagai halilintar.
Dentuman "Dang!" yang memekakkan telinga menggema, semua orang menutup telinga dan berjongkok di tanah.
Jangkar di tangan prajurit Banilu Fei Gao telah berubah bentuk.
Dada kedua raksasa perunggu itu kini memiliki lekukan mengerikan yang jelas terlihat.
Tunggangan raksasa prajurit Banilu sepanjang belasan meter mengeluarkan erangan pilu, menyemburkan pilar air berbentuk payung ke langit sebelum perlahan tenggelam - karena kedua raksasa perunggu itu berdiri di atas tubuhnya.
Kedua raksasa perunggu perlahan mengulurkan tangan, dengan gerakan mekanis menggenggam tangan prajurit paus, bersama-sama menyelam cepat ke dalam laut.
Gerakan raksasa itu lambat namun penuh tekad, prajurit Banilu yang baru sadar dari keterkejutan mencoba melawan, namun sudah terlambat.
Tangan raksasa jelas memiliki kekuatan yang jauh lebih besar, bahkan prajurit paus pun hanya bisa menggoyahkan namun tidak dapat melepaskan cengkeramannya.
Tubuh raksasa perunggu dipenuhi luka-luka berjejer, permukaan kulitnya mengambang simbol raksa penuh misteri dan rumit. Simbol raksa yang tersusun secara khusus itu memancarkan aura emas mistis dari tubuh raksasa, tetap membubung di air laut bahkan setelah tenggelam, bagai asap dupa yang tak kunjung pudar.
“Boneka Iblis?” Putri Duyung tersentak dari keterkejutannya, menatap Herrn Xu dengan mata berapi, bahu mungilnya gemetar hebat.
“Ini bukan boneka iblis, melainkan 'Patung Perunggu Jidai' yang dibuat dari peleburan senjata perunggu enam negara di Benua Sutra oleh Kaisar Pertama Kekaisaran Yun Qin dua ribu tahun silam! Yang Mulia, andai bukan karena kelakuanmu yang keterlaluan, aku takkan mengeluarkan ini dengan mudah!” Tuan Xu juga murka, wajah kurusnya dipenuhi kekesalan.
“Patungmu mungkin kuat, tapi apa gunanya di permukaan laut? Ketahuilah! Aku sudah murka. Ini peringatan terakhir: serahkan kedua orang itu sekarang juga sebelum terlambat!” Putri Duyung Avril mencoba bersikap keras walau suaranya mulai gemetar, melihat raksasa dan prajurit paus tenggelam dalam air.
Fergerson Xu mengabaikannya. Ia terus melantunkan mantra kuno yang rumit, cincin giok darahnya berpendar. Seberkas energi emas menyembur dari laut dan masuk ke dalam cincin itu.
Si tua itu mengenakan kembali cincin tersebut di ibu jari kirinya.
“Atas nama Putri Kekaisaran Xiya, aku bersumpah akan menebus penghinaan hari ini dengan darah kalian semua!” Amarah Putri Duyung memuncak, wajah secantik bunga itu pucat pasi, mengucapkan kutukan beracun lewat gigi yang nyaris hancur.
"Kekuatan Bangsa Laut telah terbukti tak terbantahkan. Ini baru sebagian kecil kekuatan mereka. Putri Duyungternyata tidak berbohong, Bangsa Laut memang memiliki kemampuan sebesar ini."
Hati orang-orang di kapal terasa seperti tertindih batu, berat tak tertahankan.
"Kedua..." Kakek Xu mengusap-usap tangannya gelisah, pandangannya berpindah-pindah antara Liu Zhenhan dan Helen.
"Masalah hari ini benar-benar merepotkan..." Tuan Xu ragu-ragu memandangi Liu Zhenhan dan Helen, wajahnya dipenuhi kebingungan dan rasa bersalah.
Helen menyisir rambut merahnya yang berkibar-kibar, berdiri tegak dengan gagah. Pita merah di rambutnya melambai-lambai menantang angin laut, penuh kebanggaan yang tak tertandingi.
"Tuan!" Ningyu tak tahan berteriak pada Kakek Xu, nada suaranya penuh celaan.
"Ningyu! Aku harus memikirkan seluruh awak kapal! Pernahkah kau pikirkan konsekuensi melawan Bangsa Laut Xiya?" Kakek Xu menundukkan kepala setengah, menolak menatapnya atau memandangi Liu Zhenhan dan Xiao Hulijing.
Liu Zhenhan menatap tajam dua cincin batu darah di jempol tua itu, matanya merah berdarah.
BAB 10 BERNYANYILAH SESUKA HATIMU
〖Pendeta selamanya menjadi otak para prajurit.
——Kitab Hukum Pendeta Bimon〗
※※※
Ekspresi tekad yang hampir tak terlihat melintas di wajah Ningyu, bibirnya mulai bergerak-gerak pelan.
"Jangan!" Kakek Xu berteriak putus asa.
Sudah terlambat.
Kilatan cahaya biru bergulir, ksatria hiu dan kawanan hiu kepala harimau, termasuk Putri Duyung Aivril yang mengendarai kuda laut hitam, terkepung oleh patung-patung emas raksasa.
Dua belas patung emas mengepung seluruh penjuru dengan rapat.
Saraf bangsa laut yang baru saja mulai rileks langsung kembali di ambang kehancuran. Kedua belas patung emas ini ternyata semuanya berdiri di atas permukaan air, setiap langkahnya mengeluarkan suara gesekan logam "krek-krek", meninggalkan riak-riak di permukaan laut.
Di pupil biru Putri Duyung, bayangan patung emas yang semakin membesar mulai memenuhi hati semua bangsa laut dengan ketakutan.
Momen singkat sebelumnya tidak memberi kesempatan melihat jelas, namun kini setiap detail patung emas terpampang nyata: tubuh mereka berkilauan seperti tembaga angin, memancarkan kesan kuno yang tak tertandingi. Meski gerakannya lamban, tekanan yang dihasilkan seberat gunung.
Wajah mereka memiliki ciri khas aneh: kumis dan rambut keriting, mata elang yang dalam, hidung mancung, tulang pipi menonjol, dengan ekspresi antara senyum dan keseriusan. Pakaian mereka diukir dengan gaya tak dikenal, dihiasi talisman air raksa misterius yang berputar-putar.
Jelas bahwa talisman ajaib inilah yang menjadi sumber tenaga gerak mereka.
Tubuh mereka memiliki luka-luka yang lebih atau kurang, beberapa bekas luka yang mengerikan bahkan tak terbayangkan – musuh seperti apa yang bisa meninggalkan capaian terhormat ini pada tubuh logam sekuat ini.
Penyihir alkimia dari beberapa negara kuat di Benua Aigean juga mampu membuat boneka ajaib, mengandalkan pola segi enam ajaib yang diukir pada tubuh boneka serta permata dan inti kristal sebagai sumber tenaga, untuk bertempur atau berpetualang.
Dalam Pertempuran Haijiar seribu tahun lalu, boneka ajaib pernah ikut bertarung melawan Bimon. Boneka-boneka ini tak merasakan sakit, sepenuhnya digerakkan oleh pola ajaib penyihir, benar-benar tangguh.
Tapi belum pernah ada penyihir dari negara mana pun yang bisa membuat boneka ajaib berukuran sebesar ini. Boneka dengan tinggi dan lebar seperti ini, berat mencapai lebih dari 200.000 pon, bagi penyihir alkimia ini jelas merupakan tugas yang mustahil.
Daya rekat magis logam memang sangat buruk. Karena itu boneka ajaib di Benua Aigean umumnya terbuat dari kayu, tanah, atau batu, dengan boneka batu sebagai yang terkuat. Konon beberapa penyihir arwah jahat bahkan bisa membuat boneka tulang. Tapi semua jenis boneka ini, jika berdiri di depan "Manusia Emas Zhaidai" setinggi sepuluh pisau ini, akan tampak pudar seperti kunang-kunang di bawah sinar bulan purnama.
“Alangkah hebatnya negara Timur ini! Sudah sejak dua ribu tahun lalu memiliki keterampilan setinggi ini, tak heran bisa mendirikan kekaisaran yang kuat, memiliki Bangsa laut sebagai angkatan lautnya, membangun tembok sepanjang sepuluh ribu li.” Helen bahkan lupa situasinya sendiri, tenggelam dalam kekaguman dan kenangan akan keagungan negeri ini.
Semua anggota Bangsa laut bahkan lupa menyelamatkan diri dengan menyelam, terpaku menatap dua belas patung emas yang perkasa seperti dewa.
Mengapa patung-patung emas yang baru saja tenggelam itu kini bisa berdiri di permukaan air seperti laba-laba air? Pikiran banyak anggota Bangsa laut berputar mencari jawaban.
Kawanan hiu harimau telah kabur tercerai-berai. Mereka hanya binatang, menghindari musuh kuat adalah naluri alami.
Para ksatria hiu sihir yang selalu kuat dan bangga, baru menyadari betapa rapuhnya mental mereka ketika menghadapi kekuatan yang lebih superior.
Bukan hanya mereka, bahkan hati Putri duyung yang cantik,, juga dipenuhi sepenuhnya oleh patung emas yang menyimpan kebijaksanaan kuno Timur.
Heh, fatamorgana. Hanya Liu Zhenhan yang menyeringai dengan senyum sinis.
"Ning Yu!" Fergerson·Xu membentak gadis kerang itu. Alisnya berkerut seperti gembok perunggu, tapi tak bisa mengunci kecemasan dan kepasrahan.
Patung emas di permukaan laut membeku di hadapan Bangsa Laut, postur tubuh yang menjulang hingga langit bagai tembok raksasa, menutupi sinar matahari di belakangnya, meninggalkan bayangan dalam hati semua anggota Bangsa Laut.
"Yang Mulia Putri Duyung Avril tercinta!" Tuan Xu buru-buru menyapa putri duyung di laut: "Ini kecelakaan, ini hanya kecelakaan! Kami para pelancong hanyalah pengembara di laut, tak bermaksud menghina martabat Yang Mulia, mohon maafkan kesalahan kami..."
"Manusia! Kau masih menghinaku?" Ekor Putri Duyung mengetuk air laut perlahan, berusaha menyembunyikan kegelisahan dalam hatinya.
"Lawan tak bisa, pergi pun malu!" Liu Zhenhan berkata dengan jahat: "Apa lagi yang kau inginkan?"
"Pendeta Bimon!" Tatapan Tuan Xu pada Liu Zhenhan mulai dipenuhi kemarahan.
"Richard!" Helen meraih lengan Liu Zhenhan, "Pendeta Bimon berani menghadapi musuh terkuat, tak pernah membutuhkan belas kasihan atau perlindungan siapapun! Mati di medan perang adalah takdir terbaik setiap Pendeta Bimon! Aku tak mau tinggal di kapal ini lagi, ayo pergi!"
Ketegaran yang meledak dari tubuh lemah Helen membuat wajah Tuan Xu berbinar.
"Aku bukan itu maksudnya... Aku..." Ferguson Xu ingin membela diri, tiba-tiba menyadari tak bisa menahan mereka, lalu segera menutup mulutnya.
“Munafik.” Liu Zhenhan mendengus keras dengan hidung besarnya yang menggembung.
Putri Duyung menghentikan gerakan kesatria hiu ajaib yang mulai gelisah dan sudah pulih. Karena lawan jelas menunjukkan kelemahan, ini saat tepat untuk mundur dengan baik. Bertarung habis-habisan hingga situasi tak terkendali memang tak berarti.
Bertempur demi gengsi yang tak jelas sampai menderita kerugian besar benar-benar tidak sepadan. Apalagi, kekuatan mengerikan patung emas ini sulit dibayangkan.
Ning Yu si Gadis Kerang menghela napas pasrah, menggerakkan tangan. Dua belas patung emas di laut menghilang dalam ilusi, permukaan air tiba-tiba menjadi kosong.
“Rakit kita hilang, bagaimana kita pergi?” Liu Zhenhan sebenarnya dipenuhi keengganan.
“Berenang.” Jawaban Helen singkat namun tegas.
“Tunggu!” Putri Duyung bersuara lagi.
“Aku mau kalian ikat mereka berdua dan hadiahkan padaku! Kalau tidak, permintaan maafmu tadi tidak kuterima!” Ai Wei'er yang melihat orang timur di kapal takut padanya, mulai berulah lagi.
“Kami tak punya hak mengikat tamu asing untuk dihadiahkan padamu! Syaratmu keterlaluan!” Gadis Kerang tak tahan lagi, alisnya berkerut marah.
Cangkang mirip sayap di punggung Ning Yu si Gadis Kerang bergetar seperti ranting bunga karena emosi.
"Li Cha, ayo kita pergi!" Helen tanpa dendam, tanpa celaan, menyapu pandangannya yang datar ke kerumunan di sekeliling.
Ferguson Xu diam-diam memberikan kode mata ke para prajurit panda. Mata para panda dipenuhi rasa tidak tega, setiap orang menghindari tatapannya, menunduk melihat rakit bambu yang berserakan di geladak. Gud dengan malu memalingkan wajahnya.
Liu Zhenhan satu tangan menggenggam Helen, tangan lain menyeret cangkang kura-kura raksasa. Ia berjalan perlahan melewati orang-orang di kapal, cangkang dan geladak menggesek menghasilkan suara melengking. Sorot matanya penuh penghinaan.
"Aku merendahkanmu." Saat Liu Zhenhan melewati Ferguson Xu, ia mendekatkan mulutnya ke telinga lelaki itu: "Penghinaan yang total."
Senyum tipis mengembang di wajah tua Xu, menghina yang terlihat jelas.
Perasaan sedih dan marah yang memuncak tiba-tiba membanjiri hati Helen. Kesedihan tak terkatakan itu seperti batu pemberat yang menindih dadanya, membuatnya hampir tercekik.
Helen mulai melantunkan bait paling heroik dari Nyanyian Perang Spiritual Bimon.
Di udara beterbangan...
Sepenggal daun maple...
Itulah perwujudan darah membara dan keberanianku...
Oh...
Kemuliaan Kampas...
Dimulai dari kita...
“Suara heroik yang dinyanyikan oleh para Pendeta tak terhitung jumlahnya, di mulut Helen telah berubah menjadi penuh kepahlawanan tragis. Setiap orang yang mendengar lagu perang bahkan bisa membayangkan pemandangan para Prajurit Behemoth pemberani itu, yang silih berganti maju dengan tekad mati-matian menyerbu musuh yang jauh lebih kuat.”
“Para prajurit Panda menahan gejolak hati mereka, menundukkan kepala, jari-jemari mereka menggertak hingga berbunyi 'krik-krik'.”
“Meski berasal dari timur, Behemoth telah berkembang biak di daratan barat selama bertahun-tahun. Hati Behemoth tetap saling terhubung, hal ini tak pelak membuat para prajurit Panda Suku Panda merasa iba dan sedih seperti musang yang meratapi kematian rubah.”
“Angin menderu... Sungai Yi membeku, pahlawan yang pergi... takkan kembali...”
“Ningyu si Gadis Kerang matanya berkaca-kaca, mulai menyanyikan lagu kuno dari timur. Melodi sendu nan perkasa mengungkapkan penghormatan Suku Kerang Moshou bagi Behemoth yang penuh nestapa ini.”
“Sombong menghadapi ribuan ombak...”
“Darah membara lebih panas dari mentari merah...”
“Keberanian seperti besi tempa, tulang seperti baja murni...”
“Dada seluas ribuan depa, pandangan sejauh sepuluh ribu li...”
“Bersumpah bangkit jadilah pria sejati...”
“Sebagai Behemoth harus teguh berdiri...”
Liu Zhenhan tak bisa lagi menahan gelora semangat yang meluap. Sebuah lagu perang yang bergelora namun tak lahir dari genre tertentu meluncur dari bibirnya, melodi yang heroik. Sambil bernyanyi, ia terus memukul cangkang kura-kura yang diseretnya, bagai menabuh genderang perang raksasa. Dentuman cangkang yang berat berpadu dengan lagu perang perkasa, membentuk irama khas yang mengalunkan suara besi dan kuda perang.
Kilauan cahaya warna-warni bergulir di sekujur tubuhnya, lingkaran cahaya gemilang bagai bulu merak menyebar dari badannya, merasuk ke dalam tubuh semua prajurit panda.
Tubuh para prajurit panda suku Panda tiba-tiba bermutasi. Otot-otot setiap orang mengembang seperti kantong anggur yang diisi air, pembuluh darah tebal menonjol di sekujur tubuh. Baju pelaut linen di badan atas mereka langsung meregang ketat. Bulu hitam-putih di tubuh mereka tegak berdiri, kumis dan rambut mengembang liar. Bahnu lingkaran hitam di sekitar mata mereka seketika berubah menjadi merah darah yang menyeramkan.
Tubuh para panda menggigil hebat, tak terbendung.
"Hajar sampai hancur bajingan bangsa laut itu!" Gode meneriakkan pekik amarah ke langit, meraih trisula penombak ikan kakap di geladak, menginjak pinggiran kapal dengan satu kaki. "Sweret!" bayangan sisa melesat seketika, trisula itu telah menghujam ke bawah menembus tubuh seorang prajurit hiu sihir di permukaan laut.
Para prajurit panda yang tersisa juga tidak mau ketinggalan, serentak mengaum keras, mengambil garpu ikan dan melemparkannya ke bawah.
Para Kesatria Hiu Ajaib sama sekali tidak melihat segala yang terjadi di kapal. Mereka baru saja merasa lega karena kepergian manusia emas perkasa dan kompromi rendah hati pelancong misterius dari Timur terhadap putri mereka. Saat beberapa nyanyian melankolis bergema, tepat ketika mereka masih terbuai oleh nyanyian indah, sederet kepala hitam-putih muncul tiba-tiba, belasan garpu penangkap kakap telah melesat menghujam.
Para Kesatria Hiu Ajaib adalah pasukan elit Bangsa Laut, mana mungkin hanya sekedar nama. Setiap kesatria Gablin secara refleks berusaha menangkis dengan garpu tulang di tangan mereka.
Kesatria Hiu Ajaib adalah perwujudan gabungan kekuatan dan sihir, tujuan yang didambakan semua prajurit. Kekuatan mereka benar-benar sepadan dengan kesombongan mereka.
Semua Kesatria Hiu Ajaib mulai melantunkan suku kata pertama mantra bawaan mereka saat mengangkat garpu untuk menangkis. Meskipun sihir mereka tidak secepat mantra Monster yang bisa dilepaskan secara instan, mantra mereka sudah jauh lebih disederhanakan dalam hal suku kata dibandingkan penyihir manusia. Dengan menangkis serangan ini, kesatria Hiu Ajaib yang handal sudah cukup untuk membentuk sihir air kecil dan ikut serta dalam serangan. Jika diberi waktu cukup, mantra kedua yang mereka lepaskan akan mampu meluluhlantakkan seluruh isi kapal ini.
Sayangnya, sebagian besar garpu tulang di tangan mereka telah terjatuh ke laut yang dingin ketika Liu Zhenhan menampar prajurit Bannilu dengan keras tadi.
Masalah ini baru mereka sadari ketika merasakan tangan ringan, dan saat menyadari kesalahan, hujan tombak ikan kuwe yang padat seperti belalang sudah menghujam ubun-ubun.
Suara berdehem dari otot yang terkoyak!
Tiga mata tombak berkait bagai kilat, digerakkan oleh kekuatan mengerikan prajurit Panda Panta, melesat melebihi kecepatan mata manusia. Tombak itu menghancurkan tengkorak prajurit hiu jahat dan menembus tubuh perkasa mereka.
Para prajurit hiu lenyap seketika.
Tak ada jerit kesakitan. Di permukaan laut hanya muncul pusaran besar. Prajurit hiu jahat beserta hiu kepala harimau tunggangan mereka tertancap dalam-dalam ke dasar laut oleh tombak, bahkan tanpa menyemburkan percikan. Hanya terlihat siluet hitam besar yang tenggelam perlahan, akhirnya menghilang.
Gelembung "gloops-gloops" muncul ke permukaan. Setelah meletus, air laut biru seketika dipenuhi lingkaran merah menyala yang besar!
Sungguh kekuatan yang mengerikan, prajurit Panta yang begitu dahsyat!
Inikah prajurit Behemoth paling perkasa dari zaman kuno Timur Jauh?
Putri Duyung terkejut, Helen juga terkejut, Liu Zhenhan kali ini pun terperangah.
"Kegilaan!" Helen berteriak.
Penampilan Prajurit Panda adalah fenomena kegilaan Bimon yang standar. Setelah dimotivasi oleh Nyanyian Perang Kegilaan, bahkan prajurit Behemoth terendah sekalipun bisa mengeluarkan kekuatan tempur dua kali lipat dari biasanya.
Bagaimana Richard yang dikutuk oleh "Ritual Darah" Monster bisa melakukan ini? Tanpa alat musik pendukung, hanya mengandalkan "kekuatan nyanyian"-nya sendiri untuk menggunakan "Nyanyian Perang Kegilaan" - bahkan Pendeta Tongkat pun sulit melakukannya. Dari kemampuan nyanyiannya yang lemah dalam Nyanyian Perang Spiritual, bagaimana mungkin dia menyelesaikan nyanyian perang yang begitu rumit? Pupil indah Helen membesar hingga maksimal.
Apalagi menggunakan nyanyian perang yang sama sekali tidak resmi. Bahkan jika terjadi evolusi alami kenaikan tingkat, bagaimana mungkin itu tidak sesuai dengan nyanyian perang yang tercatat dalam Kitab Hukum Resmi Bimon? Nyanyian Perang Rantai Pikiran kemarin begitu, Nyanyian Perang Kegilaan hari ini juga begini!
Apakah Penyanyi Jiwa bawaan juga memiliki kemampuan mengerikan untuk memalsukan Nyanyian Perang Dewa Perang Campas?
Helen seolah tidak mengenali Richard miliknya lagi.
Putri Duyung pun tak luput dari serangan. Meski dia dan tunggangannya berada lebih jauh dari kapal dibanding para Ksatria Hiu Iblis, trisula yang melesat tiba-tiba itu berasal dari Goodman, pahlawan panda terkuat. Trisula Goodman adalah yang pertama meluncur, membidik langsung sang putri yang menjengkelkan dan terkutuk ini.
Tak ada rasa "belas kasihan terhadap bambu muda" dalam pikiran Goodman. Dia pun tak tahu mengapa begitu membenci orang ini. Bahkan tanpa pertimbangan matang, trisulanya telah melesat.
Tunggangan Aveille - kuda laut bertulang yang gagah itu menjadi sasaran pertama. Kepala kuda yang tinggi itu menyemburkan percikan api besar, seolah ujung trisula bukan menembus makhluk hidup melainkan menghunjam besi mentah.
Tapi kekuatan Goodman yang sedang mengamuk bahkan tak bisa dihalangi oleh besi sekalipun!
Trisula pemburu kakap yang dipenuhi kekuatan tak tertandingi itu menembus sempurna kepala kuda yang keras. Ujung runcing yang rusak akibat gesekan tulang kuda laut bertulang itu tetap melaju, menghunjam keras perut putih kemerahan Putri Duyung.
Gagang trisula dari kayu cemara yang sangat keras itu bergetar dengung, lalu "brak!" menyemburkan nyala api - akibat gesekan dahsyat yang membuat kayu tak lagi mampu menahan suhu tinggi.
"Kekuatan sehebat ini ternyata tidak mampu menembakkan kuda laut ini ke dalam laut yang dalam, hanya seperti mendapat daya dorong kuat yang membuatnya mundur melawan arus sejauh 2-3 meter."
Putri duyung dan kuda laut itu terkulai lemas di permukaan air, ekor merah meronanya bergetar seperti kejang-kejang.
Serangan mendadak yang begitu indah!
Liu Zhenhan melemparkan cangkang kura-kura, melompat ke laut dengan gaya ikan, dalam beberapa kayuhan sudah sampai di sisi putri duyung. Api di garpu ikan hiu masih berkedip-kedip, ia buru-buru memadamkannya. Tanpa berani mencabut garpu itu, ia langsung memeluk putri duyung yang masih menempel pada kuda laut dan berenang kembali ke kapal.
Saat Liu Zhenhan memanjat tali naik ke kapal, Helen sudah menggunakan Nyanyian Perang Spiritual untuk menghilangkan efek tambahan amukan pada prajurit panda.
"Kalian... sudah melakukan apa..." Tuan Xu menegas dengan suara keras. Matanya dipenuhi kepanikan, suaranya gemetar, sikap bijaksana yang biasa menghilang tanpa bekas.
Liu Zhenhan memandangnya dengan sebelah mata, seolah sedang melihat kura-kura tua yang dikhianati istrinya.
"Kalian para Pendeta Bimon yang bodoh, mengerikan, tak berotak... Aku..." Fergurson Xu hampir tak bisa menemukan kata-kata makian, tiga helai janggutnya bergerak sendiri tanpa angin, wajahnya menakutkan.
“Bisiklah tai!” Liu Zhenhan menjawab dengan santai: "Jangan lupa, kita sekarang seperti belalang di tali yang sama!"
Kalimat ini bagai air es yang disiramkan ke kepala si tua, membuatnya tercekat. Semua kutukan dan umpatan bergigi lenyap tak berbekas.
"Selesai..." Si tua terjatuh di dek kapal, berkata lesu: "Bangsa laut akan memburu kita seumur hidup!"
"Ini katamu." Liu Zhenhan bicara sambil terus memeriksa denyut nadi dan detak jantung putri duyung.
"Menurutku, selama kita selamatkan putri duyung ini dan pegang dia, kita punya kartu truf. Mengerti 'hati-hati melempar tikus karena takut pecahkan guci'? Paham 'sandera kaisar untuk perintah pangeran'?"
Jilid IV: Angin Semi Menyapu Balairung, Embun Berkilauan
Bab I: Sok Angkuh Lalu Merunduk
Lao Xu memutar matanya, tapi wajahnya cerah. Jelas di hatinya ide ini dianggap bagus, meski agak licik dan hina.
"Bagaimana?" Helen yang baru selesai menyanyikan lagu perang untuk belasan prajurit Panta menghilangkan efek mengamuk, mendekat.
"Makhluk ini keras sekali!" Liu Zhenhan memutar telinga kuda laut, terasa seperti besi. Dengan kekuatannya pun sulit mencabut satu telinga. "Persis besi cor, keras membatu."
“Kuda laut biasa tumbuh selama sepuluh tahun hanya sebesar jari. Kuda laut ini begitu besar, sudah tidak terhitung usianya. Tubuhnya seluruhnya tulang, wajar jika keras.” Helen mengangguk berkata.
“Mengapa tidak mencabut tombak ikan itu, cepat selamatkan dia!” Ning Yu juga mendekat, mengelus lembut dahi putri duyung: “Gadis kecil ini sebenarnya hanya agak bandel, hak absolut memberinya temperamen absolut.”
“Tidak bisa dicabut! Kalau dicabut akan kehilangan banyak darah, bisa mati!” Liu Zhenhan mengusap-usap tombak ikan: “Tidak profesional! Tidak taktis! Seandainya gagangnya ada alur darah, sudah lama nyawanya melayang! Sayang!”
Begitu kata-kata ini keluar, beberapa panda yang mengerumuni hampir pingsan.
“Dokter mana?” Liu Zhenhan menengok ke sekeliling bertanya: “Dokter kapal mana?”
“Kami tidak punya dokter.” Guder bersuara berat: “Kami kuat, tidak butuh dokter!”
Bodoh sekali! Liu Zhenhan hampir jatuh pingsan karena marah.
“Apakah dia masih bisa diselamatkan?” Helen juga bertanya dengan perasaan tidak tega.
Aviary sedang tidak sadarkan diri, terlihat sangat polos. Tubuh indah nan mempesona yang ditusuk tombak ikan ini membuat hati Helen meleleh tak tertahankan.
“Salah sendiri!” Liu Zhenhan berkata: “Helen! Lupa bagaimana dia memperlakukan kita dengan kasar?”
“Pada akhirnya kehidupan adalah indah. Pembunuhan dan status sebagai Pendeta selalu bertolak belakang. Kita adalah pemuja kehidupan, hanya Dewa Maut jahat yang membawa sabit yang berhak melakukannya.” ujar Helen.
Nah, mulai lagi. Liu Zhenhan membuat ekspresi acuh tak acuh.
“Kau harus menyelamatkannya! Kalau tidak kita semua hancur! Pendeta bodoh!” Kakek Xu membelah kerumunan orang, berteriak kepada Liu Zhenhan.
“Menyelamatkan bagaimana?” Liu Zhenhan mengangkat tangan: “Meskipun kuda laut ini membantunya menahan kekuatan besar, tapi tombak ikan yang menancap di perutnya tetap tombak ikan, bukan sebatang jerami!”
“Aku benar-benar tak mengerti, bagaimana bisa kau menjadi Pendeta Bimon! Dibandingkan dengan nona Suku Rubah ini, kau seperti ulat tanah yang disandingkan dengan merak mulia!” Ning Yu tak menyembunyikan rasa jijiknya pada Liu Zhenhan.
“Oh ya?” Liu Zhenhan mengusap hidungnya, wajahnya memerah: “Aku juga selalu merasa, meski punya penampilan babi, tapi belum memiliki sifat babi.”
“Richard!” Helen memandang penuh kasih pada wajah besar Liu Zhenhan: “Aku tahu kau bercanda! Sejak kau menyelamatkanku, aku tahu kau pasti bukan orang yang tidak mencintai kehidupan, sama sekali bukan.”
Mendengar ini, Liu Zhenhan tiba-tiba merasa pinggangnya lebih tegak, sikap nakal yang genit pun menghilang.
“Bukan aku tidak mau menyelamatkannya, tapi benar-benar tidak ada cara!” Liu Zhenhan menggelengkan kepala dengan penyesalan: “Di kapal ini bahkan tidak ada dokter, ini sesuatu yang tidak terduga oleh siapa pun.”
“Hancur... hancur...” Lao Tou Xu menggosok-gosokkan tangan, wajahnya berkucuran keringat.
“Kenapa kau takut pada Bangsa laut?” Liu Zhenhan merasa sangat jijik: “Ksatria emasmu begitu kuat, kalau aku yang punya sudah kubikin mereka kalang kabut. Apa yang kau takutkan? Hah?”
“Pendeta Bimon yang tolol!” Sopan santun sang tua tadi sudah lenyap ditelan garis horizon laut: “Apa yang kau tahu? Ksatria emas Zhai Dai digerakkan oleh formasi Qimen Dunjia dari ahli strategi kami, hanya bisa dipanggil sekali sehari, waktu pemakaian tidak boleh melebihi waktu jam pasir empat ons. Jika lewat, formasi tidak bisa menyediakan tenaga cukup, ksatria emas akan otomatis kembali ke cincin jari Jiezi!”
“Waktu jam pasir empat ons?” Liu Zhenhan mengkalkulasi, paling-paling sekitar lima menit, memang terlalu singkat.
“Hmph...” Lao Tou Xu terus menggerutu: “Jika 12 Ksatria Emas Yun Qin kita bisa beroperasi 24 jam, bukankah sudah lama kita menyatukan tujuh lautan? Dasar babi! Pantas saja ras Pig! Tahukah kau berapa sisa ksatria kita sekarang? Tinggal empat! Bodoh! Delapan lainnya sudah rusak selama pelayaran bertahun-tahun! Monster laut raksasa tak terhitung jumlahnya, apa yang kau tahu? Hancur... hancur...”
“Dan ksatria emas kita tidak bisa berdiri di permukaan air, ini masalah terbesar. Sejak kehilangan prajurit Kadil, sebenarnya kita sudah tidak selevel lagi dengan Bangsa laut.” Ning Yu berkata.
“Kalau begitu mari kita semua membersihkan leher kita.” Liu Zhenhan berdiri.
“Untuk apa?”
“Menunggu orang datang memotong kepala kita!” kata Liu Zhenhan.
“Li Cha!!” Helen meliriknya dengan ekspresi kesal.
“Aku benar-benar tidak bisa menyelamatkannya! Nona!” Wajah Liu Zhenhan penuh kepolosan.
“Siapa bilang!” Helen berkata: “Bukankah setelah evolusi alami, kamu sudah bisa menggunakan 'Lagu Perang Rantai Pikiran'? Lupa?”
Semua orang di sekeliling menatap Liu Zhenhan, menatapnya dengan tajam.
……
Garpu ikan di perut Putri Duyung Aiwei'er dicabut.
Setelah melewati pembersihan Lagu Perang Kunci Hati 'Rambut Seperti Darah', tubuhnya dengan cepat memulihkan vitalitas, luka-luka juga sembuh diam-diam dengan tumbuhnya daging baru.
“Aku tidak mengerti, bagaimana bisa aku setuju menyelamatkannya!” Liu Zhenhan menggeleng-gelengkan kepala.
Setelah selesai melantunkan lagu perang, selain dirinya, dua prajurit panda terkuat juga bertugas membentuk rantai empat orang. Wajah kedua prajurit panda itu terlihat pucat, bahkan setelah distribusi rata cedera Aiwei'er, mereka masih memegangi dada dengan wajah keputihan.
“Seandainya tadi menggunakan sedikit lebih sedikit tenaga.” Gumpalan kata Goode.
Dia juga ditugaskan membagi rantai pikiran ini, dengan kata lain dia sendiri yang menusuk dirinya seperempat garpu ikan.
"Prajurit panda lainnya, Gerard, mendengus sambil memicingkan mata. Tinggi dan lebar tubuhnya hampir sama, membuatnya terlihat seperti balok persegi alami."
Hanya Liu Zhenhan yang tetap lincah. Tubuhnya membuat banyak orang mengira dia adalah Monster, bukan Pendeta Pig.
"Bagaimana? Rasanya bagaimana?" Liu Zhenhan menepuk bahu para ksatria Panda dengan akrab, "Bagaimana sensasi setelah mengamuk? Ada efek samping?"
"Lumayan, cuma agak pusing sedikit." Guder tersenyum polos: "Di Timur tidak ada Pendeta Bimon, jadi kami belum pernah merasakan amukan. Walau menurut tetua suku, ksatria Panda tangguh bisa masuk kondisi mengamuk lewat 'mabuk', tapi kami masih kurang amarah dan alkohol untuk memicu potensi itu."
"Kenapa tadi begitu impulsif membantu kami?" tanya Liu Zhenhan.
"Putri duyung itu keterlaluan!" geram Guder: "Kami ksatria Panda punya harga diri. Tidak tahan melihatnya menindas yang lemah."
"Kudengar manusia duyung kanibal." Liu Zhenhan langsung menambahkan tuduhan palsu pada putri duyung.
“Memfitnah orang di belakang bukanlah perbuatan yang pantas bagi seorang Pendeta yang jujur.” Ning Yu mendekat, “Mana mungkin putri duyung memakan daging manusia? Bagaimana seorang Pendeta berilmu sepertimu bisa percaya rumor picik seperti ini?”
Liu Zhenhan tidak tahu kenapa, setiap melihat Ning Yu kepalanya langsung pusing. Menurutnya, Ning Yu bahkan lebih pandai menasihatinya daripada Helen. Saat bersamanya, tatapan mata indahnya yang seolah bisa bicara membuat Liu Zhenhan merasa semua niat buruk di perutnya terbongkar, membuatnya sangat tidak nyaman.
"Ehem..." Liu Zhenhan pura-pura batuk dua kali, berusaha memperbaiki penampilannya. Setelah membersihkan tenggorokan, dia bertanya: "Nona Ning Yu, ke mana kau menyembunyikan putri duyung Aiveier itu?"
"Sudah saya taruh di tempat tidur air saya. Bangsa laut tidak bisa lama-lama terpisah dari air. Air adalah obat terbaik untuk luka mereka. Dia sudah tertidur, mungkin saat bangun nanti kondisinya akan membaik. Lagu perangmu memang efektif." Ning Yu tersenyum langka padanya: "Saya tarik kembali sikap meremehkan saya sebelumnya. Anda telah membuktikan ketulusan dengan kemampuan dan kasih sayang, meski... Anda masih suka berpura-pura jahat."
"Begitukah caramu memandangku?" Liu Zhenhan langsung berdiri tegak. Rasa haus pujian tiba-tiba menggelegak di dadanya, sensasi kepahlawanan membanjiri seluruh tubuhnya.
"Saya minta maaf atas sikap tidak sopan saya sebelumnya." Ning Yu tersenyum ramah.
“Hehe...” Liu Zhenhan hanya bisa tertawa bodoh, tangan besarnya menggosok-gosokkan, tak tahu harus berkata apa.
Helen mencubit pinggangnya dengan keras dari belakang.
"Nona Ningyu, saya mewakili Richard untuk menerima permintaan maaf yang sebenarnya tidak seharusnya ada ini." Helen membungkuk hormat: "Cinta kasih Andalah yang memberikan pilar spiritual terkuat di saat genting, para Pendeta Bimon takkan melupakan setiap kebaikan sekecil apapun."
"Hehe... Aku tarik kembali ucapanku tadi bahwa kamu bukan perawan." Liu Zhenhan langsung menyadari telah berbicara sembarangan.
Wajah Ningyu berubah "sua" menjadi sebesar lobak merah yang segar.
Panda-panda di sekeliling berusaha mati-matian menahan tawa, wajah mereka memerah menahan penderitaan.
Ningyu tiba-tiba merasa keputusannya memaafkan si babi ini adalah kesalahan yang tak termaafkan.
"Kejujuran tetaplah kebajikan, dusta akan selamanya menjadi dosa terbesar!" Helen terpaksa menyelamatkan situasi sambil melirik tajam ke Lao Liu.
"Tuan Richard..." Ferguson Xu tiba-tiba muncul dari sudut ruangan, memanggil Liu Zhenhan dengan suara yang membuat merinding.
Liu Zhenhan merasa sekujur tubuhnya langsung berkeringat dingin.
"Ada keperluan apa, Tuan Xu?" Helen sama sekali tidak menunjukkan keberatan atas sikap pengecut sang tua tadi, tetap tersenyum manis dengan sikap anggunnya menyapa si tua itu.
“Tuan Richard yang terhormat, apakah cangkang kura-kura besar ini milikmu?” Mata pria tua itu berkilauan seperti seorang penimbun harta yang tiba-tiba menemukan harta karun Kerajaan Kublai Khan.
“Ya, itu peninggalan monster peliharaanku yang gugur dalam pertempuran sengit demi melindungiku.” Liu Zhenhan pura-pura mengeluarkan dua tetes air mata, aktingnya benar-benar kelas satu.
Helen diam-diam mencubitnya lagi.
“Monster? Monstermu?” Pria tua Xu terlihat seperti kena stroke, matanya menjadi kosong tak berkedip.
“Benar.” Liu Zhenhan berkata dengan sedih: “Itu rekan seperjuanganku, seekor model naga palsu! Sungguh takdir berubah tak terduga, aku yang beruban malah mengantar yang hitam rambutnya!!”
“Usia model ini setidaknya ribuan tahun.” Ningyu yang dingin menyela, jari rampingnya mengetuk-ngetuk lingkaran tahun di tepi cangkang. Matanya tiba-tiba terpaku pada tulisan di cangkang itu.
“Tuan Richard yang terkasih!!!” Pria tua itu melanjutkan nada merdu dan menjilatnya: “Anda ini bukan Pendeta Naga Palsu! Anda sudah menipuku selama ini!”
“Apa?” Liu Zhenhan terkejut bukan karena ucapannya, tapi karena penampilan bermoralnya yang kontras dengan sikap menjijikkan ini.
“Anda jelas-jelas adalah Pendeta Naga Sejati!” kata pria tua itu.
“Pendeta Naga?” Mata indah Helen dipenuhi kebingungan.
“Prajurit Panda, berlayarlah!” Si tua itu kembali berganti sikap, memberikan perintah penuh wibawa kepada bawahannya, lalu berubah menjadi penjilat sambil membungkuk-bungkuk pada Liu Zhenhan dan Helen: “Paduka Pendeta! Benar! Ini memang seekor naga!”
Bab 2 Transaksi yang Turun dari Langit
“Naga?” Helen tertawa: “Aku tak bermaksud menghina kebijaksanaanmu, tapi menurut pengetahuanku yang terbatas, naga sejati dan model ini jelas berbeda langit dan bumi. Benar! Model ini memiliki aura naga yang familiar, tapi paling-paling hanya sejenis monster naga kelas rendah. Pendeta Naga, oh~~ sepanjang sejarah, hanya ada satu Pendeta Bimon agung yang pernah mencapai kejayaan seperti ini. Bahkan Dewa Perang Campas yang perkasa, Beliau hanya memiliki tiga hewan piaraan ajaib, tak pernah memiliki naga piaraan berintelegensi tertinggi.”
“Kau keliru.” Fergerson Xu berkata: “Aku akui ingatanmu tak salah, tapi naga yang kumaksud bukan berasal dari benua barat, bukan Benua Aigean, bukan Benua Chesang, apalagi Benua Pantai Emas. Ia berasal dari legenda Benua Sutra kita!”
“Legenda?” Helen semakin terkejut.
“Paduka, lihat di sini.” Ning Yu menunjuk bintik-bintik hitam samar di atas cangkang kura-kura. Ia diam saja sejak tadi, tekun mempelajari cangkang ini.
“Aku melihat, itu memang Kitab Matriks.” Kakek Xu mengangguk pada Ningyu.
“Wise scholar dari Timur, jelaskan pada kami mengapa patung ini membuatmu yakin itu adalah naga?” Helen bertanya dengan bingung.
“Sejak leluhur kami datang ke daratan Barat, ada legenda indah di Benua Sutra: 6000 tahun lalu, kura-kura suci muncul dari Sungai Luo, membawa diagram Luo Shu di punggungnya. Diagram suci ini dipecahkan oleh leluhur kami yang cerdas, hingga kini 12 patung emas yang kami gunakan dengan formasi Qimen di tubuhnya berasal dari kebijaksanaan Kitab Matriks. Kura-kura suci ini bernama Ba Xia, keturunan langsung naga dalam mitologi Timur, memiliki kekuatan untuk menggerakkan gunung.” Kakek Xu berkata bangga: “Naga Timur tak seperti naga Barat yang umum. Naga Timur adalah makhluk paling misterius, tak pernah menampakkan diri atau ikut campur urusan manusia. Hingga kini, mereka tetap menjadi legenda.”
“Aku mengerti. Seperti pusara perawan, semua tahu ada tapi tak ada yang pernah melihat.” Liu Zhenhan berkomentar.
“Perumpamaan kasar tapi tepat.” Ningyu terkekeh 'hehe'.
“Lalu maksudmu apa?” Helen menyadari keanehan: “Apa maksudmu model milik Richard ini adalah anak naga pemberi kebijaksanaan pada leluhurmu?”
“Benar sekali.” Kakek Xu mengangguk sambil tersenyum, “Berbicara dengan orang pintar memang tidak melelahkan. Tulisan misterius di cangkang kura-kura naga ini telah tercatat dalam kitab sejarah kami sejak lama.”
“Tak kusangka, Richard-ku ternyata bisa memiliki naga dari legenda Timur sebagai binatang piaraan magis.” Xiao Hulijing tak bisa menyembunyikan rasa manisnya, memandang Liu Zhenhan yang bermata besar dan bodoh itu berulang kali, semakin dilihat semakin disayangi.
“Naga milikku!” Mata licik Liu Zhenhan berputar kencang, air matanya meleleh-leleh, lalu ia merebahkan diri di cangkang kura-kura sambil berpura-pura meratap.
“Tapi, setelah kau bicara panjang lebar ini, sebenarnya apa maksudmu?” Liu Zhenhan menoleh memandang Kakek Xu.
“Naga adalah makhluk suci paling panjang umur dalam legenda Timur. Model ini adalah keturunan langsungnya, yang juga akan hidup selamanya bersama langit dan bumi.” Fergerson Xu merapikan pakaiannya, lalu berkata dengan khidmat, “Sedangkan aku, yang memikul misi suci Kaisar Kekaisaran Yun Qin, bertugas mencari obat keabadian.”
“Apa yang kau inginkan?” Liu Zhenhan tertawa sinis, “Apakah kau ingin memakannya? Sayangnya cuma ada cangkang sekeras baja ini, gigi nenek mungkin tak cukup kuat untuk mengunyahnya.”
“Tidak perlu seperti ini.” Ferguson Xu terkekeh, “Menurut legenda kuno Timur kami, naga kecil ini jika sudah hidup sepuluh ribu tahun, bisa melepaskan cangkang dan berubah menjadi naga sejati. Setelah mereka melepaskan cangkang, akan muncul lima garis rusuk di cangkangnya. Setiap garis rusuk yang pecah akan mengandung butir naga-dan yang terkondensasi dari esensi zaman. Jika ditelan, bisa hidup selamanya seperti matahari dan bulan.”
“Berapa umur model ini?” Liu Zhenhan merasa heran, apakah orang tua ini sengaja menjelaskan detail agar dirinya tidak bisa mengingkari? Sudah jelas sekali dia mengincar model ini.
“Sudah kuhitung, garis rusuknya cuma empat! Naga kecil ini masih kurang seribu tahun untuk berubah jadi naga.” Lao Xu berkata dengan wajah memelas.
“Langsung saja, apa maumu?” tanya Liu Zhenhan.
“Hmm... Sebenarnya... aku cuma ingin tahu, apakah model ini benar-benar ditemukan Pendeta di pulau terpencil, atau benar-benar hewan panggilan sihir?” Lao Xu menatap Liu Zhenhan dengan gelisah.
“Obisilachi!” Liu Zhenhan hampir tak bisa menahan amarah, “Apa maksudmu, Lao Xu?”
“Aku tidak punya niat jahat.” Ferguson Xu dalam hati mengutuk habis-habisan anak ini, tapi tetap menampilkan sikap sok suci andalannya: “Aku hanya ingin mengatakan, jika model ini sudah mati, tubuhnya masih bisa digunakan untuk memperpanjang umur. Kalau tidak keberatan, bisakah kau memberitahu di pulau mana kau menemukannya? Bisakah kau mengajakku ke sana?”
“Kita semua berhak, setiap orang berhak!” Kakek Xu berkata dengan penuh semangat.
“Dia sudah mati sekitar dua tiga bulan yang lalu, kalau pun ada dagingnya, mungkin sudah membusuk.” Liu Zhenhan mengangkat bahu dengan penuh penyesalan.
“Ya Tuhan...” Kakek Xu seperti tersambar petir, limbung lalu duduk di geladak, wajahnya langsung tampak menua.
“Tapi...” Liu Zhenhan mengedipkan mata liciknya, “Aku sempat memotong sedikit dagingnya, mengasinkannya menjadi dendeng. Hanya satu potong saja, waktu itu karena bagian daging itu terlihat sangat gemuk, dan persediaan makanan juga kurang.”
“Richard!!” Helen nyaris melompat sambil mencengkik telinga Liu Zhenhan, “Bagaimana bisa kau memperlakukan monster peliharaanmu seperti ini!! Kau ini...”
“Helen!” Liu Zhenhan pura-pura marah sambil memeluk pinggang Helen, matanya berkedip-kedip memberi kode.
Helen meronta-ronta, ekor merahnya mencambuki wajah Liu Zhenhan hingga tampak sangat memalukan.
Xu Laotou menaburkan sedikit bubuk di wajah Helen, seketika itu juga Helen berhenti bergerak dan tertidur lelap.
Liu Zhenhan menatapnya dengan mata melotot, napasnya tertahan. Ekspresi di wajahnya mulai menunjukkan tanda-tanda kemarahan.
"Yang Mulia Richard, tenang saja. Saya hanya membuatnya tertidur tanpa efek samping. Obat ini akan bertahan dua hari, setelah bangun Nona Helen akan lebih segar. Ramuan ahli alkimia kami khusus untuk kaisar, bebas racun." Xu Laotou tersenyum manis: "Bisakah kita lanjutkan diskusi tentang daging naga milikmu?"
"Boleh! Aku sudah pernah mencicipinya. Tapi..." Liu Zhenhan menggoyang-goyangkan kakinya dengan sikap menanti tawaran, dua jarinya menggosok-gosok gerakan meminta uang.
"Ini..." Ekspresi serakah Ferguson Xu berubah-ubah.
"Jangan coba akal-akalan licik!" Liu Zhenhan menyeringai: "Aku masih punya 'Lagu Perang Gila'. Kau sudah lihat kemampuanku dalam 'nyanyian dan pertempuran', jika pasukanku mengamuk lagi sampai menyerang sembarangan, persahabatan kita bisa hancur."
Kalau Dewa Perang Bimon Campas mendengar omongan sembarangan Liu Zhenhan ini, pasti mati mengamuk.
Kakek Xu benar-benar ketakutan. Sejujurnya, dalam hatinya dia benar-benar sempat terlintas pikiran itu.
"Segala sesuatu di kapal ini adalah untuk mencari obat dewa, silakan minta apa yang kau inginkan." Kakek Xu menggigit gigi dan berkata: "Tiga ratus anak laki-laki dan perempuan di kapal adalah pelayan terbaik, aku bisa menukar semuanya denganmu, dengan harga standar Benua Aigean, setiap pelayan terlatih sempurna dalam tarian, bahasa, dan bela diri seperti mereka harganya minimal 100 koin emas, termasuk prajurit panda dari Suku Panda, juga bisa kuberikan!"
Liu Zhenhan menggendong Helen yang pingsan, menggelengkan kepala seperti gasing, kedua kakinya gemetar tak karuan.
Saat ini, dia benar-benar seperti preman pemeras.
"Aku juga akan memberimu gadis kerang Ningyu!" Mata Fergurson Xu memerah, sikap anggunnya lenyap.
"Tuan!" Cangkang indah Ningyu bergetar halus.
"Diam!" Wajah Kakek Xu mendekati kegilaan, "Kalian semua adalah bawahan yang ikut berlayar bersamaku, aku berhak mewakili seluruh suku untuk memutuskan menukarkan nasib kalian demi obat dewa!"
Para prajurit panda tetap diam sambil mengemudikan kemudi dan layar, namun kekecewaan di wajah mereka jelas terlihat.
Beban tanggung jawab mengorbankan diri untuk membawa pulang suku mereka, menindih semua orang hingga sulit bernapas.
Liu Zhenhan tetap menggeleng.
“Apa sebenarnya yang kau inginkan?” Ferguson Xu mengatupkan gigi geram: “Gadis kerang adalah wanita tercantim di Timur! Kau tahu betapa langkanya gadis kerang di komunitas kami? Dasar babi! Dia seorang ahli ilusi! Apa lagi yang kau mau?!”
“Lihat mulut sialanku ini!” Lao Xu menampar pipinya sendiri lagi: “Maaf, Yang Mulia Pendeta, aku tidak seharusnya bicara seperti itu! Aku salah! Jangan kau simpan di hati ya!”
“Yang Mulia!” Ning Yu, gadis kerang itu, wajahnya berlinang air mata mutiara: “Aku menolak saranmu. Aku manusia! Bukan barang dagangan! Jika kau memaksa, lebih baik aku menghilang di laut biru ini!”
“Tidak perlu!” Liu Zhenhan melambaikan tangan: “Buah yang dipaksa dipetik takkan manis! Aku takkan menghina diri dengan menguasai tubuh gadis tak bersalah untuk mencapai tujuanku!”
Mendengar ini, Ning Yu memandang Liu Zhenhan lama dengan tatapan terpana. Seolah dia baru mengenal pria ini.
“Lalu apa yang kau mau?” Kakek Xu menatapnya: “Jangan-jangan tertarik padaku? Aku ini tulang tua! Tak ada gunanya! Oh iya, putri duyung bangsa laut itu. Benar! Aku juga akan memberikannya padamu, wanita tercantim bangsa laut Barat. Konon setelah bersetubuh dengan perawan duyung, mungkin kau dapat kekuatan bidang gaib. Kau takkan menolak, kan?”
“Putri duyung itu kudapatkan sendiri, sudah dari awal menjadi budakku, apa hubungannya denganmu?” Liu Zhenhan mengejek sambil menatap awan di langit, berpura-pura meremehkan harta dan jabatan. Padahal hatinya bergetar kegirangan. Dasar sialan, dapat banyak pelayan dan prajurit... Liu Zhenhan menahan tawa yang nyaris meledak.
“Kakek!” Ferguson Xu hampir histeris, “Apa lagi yang kau mau? Kapal ini tak punya uang, kami hanya pelancong! Perjalanan ini hampir berakhir, kami tak punya uang untukmu!!”
“Aku mau cincin meteraimu, yang bisa memanggil patung emas... Cincin batu darah itu!” Akhirnya niat asli Liu Zhenhan terbongkar.
“Ini...” Ekspresi tua itu muram, “Ini harta pusaka terakhir sukuku. Lagipula... kau tak tahu mantra pelepas segel, percuma saja...”
“Aku bisa belajar! Aku Penyanyi Jiwa bawaan lahir!” Liu Zhenhan menyeringai dingin, “Ajari saja mantra itu, aku akan kuasai dalam sekejap.”
“Tidak mungkin!” Tua Xu menolak tegas. Ketegasannya membuat Liu Zhenhan terkejut.
“Heh...” Liu Zhenhan tertawa sinis, “Ucapanmu terlalu banyak kebohongan. Sulit mempercayai kemampuanmu. Benarkah kau berwenang? Lupakan! Batalkan transaksi! Bawa aku kembali ke Padang Rumput Donau, kau bisa cari obat panjang umur sendiri!”
“Beri saya sedikit waktu, saya akan pertimbangkan lagi!” Ekspresi Ferguson Xu berubah kesakitan seolah sedang berperang batin.
“Baiklah!” Liu Zhenhan berkata: “Kita belum sepenuhnya lepas dari wilayah kekuasaan Bangsa laut, bisa kembali atau tidak masih jadi pertanyaan. Ada cukup waktu untukmu berpikir!”
“Tubuhmu ini seharusnya ditukar dengan nona di pelukanmu, kau ini bukan lagi Piglet! Benar-benar Rubah paling licik!” Kakek Xu terengah-engah sambil memandang Liu Zhenhan dengan penuh kebencian.
“Terima kasih pujiannya!” Liu Zhenhan menggantungkan seikat dendeng hitam di cangkang kura-kura pada jempolnya, mengacungkan jarinya tinggi-tinggi, “Lebih baik tunaikan dulu janjimu baru bernegosiasi denganku! Aku tidak melihat kesungguhanmu! Jangan uji kesabaranku, kalau perlu kubuang dendeng ini ke laut untuk makan kura-kura!”
“Jangan…” Kakek Xu cepat-cepat melambaikan tangan, “Akan kucari cara! Pasti! Akan kutunjukkan kesungguhanku, beri aku waktu, aku pertimbangkan!”
“Ada kamar di kabin? Aku mau tidur.” Liu Zhenhan terkekeh.
“Ningyu, antarkan tamu ke kamar.” Kakek Xu memberi perintah pada gadis kerang dengan wajah lesu.
Melihat Liu Zhenhan menghilang di kabin, raut wajah Ferguson Xu tiba-tiba menjadi dingin dan tajam.
Babi brengsek ini!
Wajah suci ala dewa Ferguson Xu mendadak berubah menyeringai.
Jangan-jangan si tua bangka ini mengingkari janji! Hati Liu Zhenhan berdebar-debar mengikuti langkah Ningyu yang sunyi dan tak berdaya, perasaannya bagai delapan belas ember tergantung, naik turun tak menentu.
Di pelukannya terbaring Helen yang tertidur lelap, di tangannya tergantung daging kelinci penembak air yang diasinkan dan dijemur hingga hitam legam serta ikan asin besar, ditambah...
Daging naga yang tak pernah ada itu...
BAB III JEBAKAN TERSEMBUNYI
Bangsa laut bagaikan mimpi buruk mengerikan yang membuat tak seorang pun bisa tenang dan nyaman.
Meski Liu Zhenhan bilang akan tidur, sebenarnya hatinya tetap menggantungkan ember yang naik-turun tak menentu.
Helen tertidur, dia kehilangan satu-satunya tempat mencurahkan isi hati.
Di lubuk hati terdalam, Liu Zhenhan sebenarnya merasa telah berlebihan. Meski Fergurson Xu berpenampilan saleh tapi munafik, pengecut dan hina - terlihat dari sikapnya yang ingin mengorbankan dua orang tak dikenal demi keselamatan diri sendiri - hal ini membuat citranya merosot di mata Liu Zhenhan yang paling membenci pengkhianat.
Tapi Liu Zhenhan tetap merasa agak berlebihan.
Bukan karena apa, hanya karena kemiripan Fergurson Xu dengannya dalam hal wajah, warna rambut dan kulit, membuatnya merasakan getaran aneh yang tak terungkap.
Perasaan bersalah yang samar terus membayangi hatinya, tak kunjung hilang.
Demi mendapatkan dua cincin jari di tangan orang lain, bagaimana mungkin aku membuat lelucon sebesar ini?
Daging naga? Jangan bercanda, hanya dengan beberapa potong daging kelinci kering yang hitam legam dan dua ekor ikan asin kaki besar, ingin menukar semua harta mereka? Ini terlalu berlebihan!
Liu Zhenhan sendiri juga merasa agak lucu.
Apakah pantas? Orang-orang ini telah mencari ramuan keabadian selama ribuan tahun, meninggalkan tanah air, mengorbankan segalanya...
Manusia yang rumit! Liu Zhenhan menghela nafas.
Liu Zhenhan juga membujuk dirinya sendiri. Dunia ini bukan dunianya. Kembali ke Kerajaan Bimeng bersama Helen, dengan kemampuan lagu perangnya yang separo matang, apakah bisa menjadi Pendeta dan bangsawan? Sungguh tidak pasti.
Meski tubuh Helen sudah dewasa sepenuhnya, usianya terlalu muda. Dia belum mengerti: Bimon juga manusia - konflik dan pembagian kekuasaan di antara mereka mungkin tidak kalah dari manusia yang disebut jahat.
Liu Zhenhan harus waspada. Orang yang bisa dipercayainya terlalu sedikit.
Liu Zhenhan sudah melihat betapa gelisahnya Helen dengan lagu perang ciptaannya. Dia menduga inovasi tak biasa ini bagi para Imam Bemon sama anehnya seperti melihat pistol biasa yang tiba-tiba menembakkan peluru howitzer di medan perang dulu.
Dalam percakapan mereka selama ini, Liu Zhenhan dan Helen juga menyadari betapa ketat dan kerasnya sistem agama Kerajaan Bimeng terhadap kemunculan yang tidak konvensional. Seperti yang dikatakan Helen padanya, inovasi lagu perang ini sama sekali tidak boleh diketahui terlalu dini oleh para dukun dan pendeta kuil. Karena pembaruan dan terobosan ini bisa membuat Liu Zhenhan dianggap sebagai bid'ah yang harus dimusnahkan.
Helen telah berkali-kali bercerita padanya tentang nasib para penyihir berbakat namun nonkonvensional di kerajaan manusia. Kekhawatiran yang mendalam dalam ucapan Helen membuat Liu Zhenhan mulai berhati-hati.
Seringkali, apa yang disebut jenius dan terobosan melampaui zamannya bisa berakhir di tiang gantungan. Aturan umum ini tidak hanya berlaku untuk dunia manusia, tetapi juga semua makhluk cerdas.
Yang paling dikhawatirkan Liu Zhenhan sekarang adalah Helen yang cantik bagai bunga sementara dirinya telah kehilangan kemampuan menyanyikan Nyanyian Perang Spiritual. Selain kekuatan fisik yang besar dari kutukan Ritual Darah monster, bisa dibilang dia tidak memiliki keahlian lain.
Cantik jelita, akar malapetaka.
Liu Zhenhan teringat terminologi dalam mahjong.
Meski kekuatan fisiknya dan Guo Guo cukup mengesankan, Liu Zhenhan tidak sampai gegabah. Menyusup diam-diam itu satu hal, tapi dalam pertarungan langsung, kekuatan fisik tak bisa menggantikan segalanya.
Ini semakin menguatkan tekad Liu Zhenhan untuk menipu dua cincin jade yang bisa memanggil Manusia Emas perkasa.
Tidak punya monster kuat? Aku tetap bisa memanggil Manusia Emas Zaidai yang lebih kuat!
Gagal jadi pendeta? Aku punya pengikut perkasa dari Suku Panda Panta!
Hati Liu Zhenhan terasa membara setiap memikirkan ini.
Diam-diam ia menyelinap ke geladak kapal. Kapal sedang berlayar kencang, para prajurit Panda Panta sibuk dengan tugas masing-masing. Hanya Fergurson Xu yang masih di sampung cangkang kura-kura raksasa, mengelus-elus permukaan kasarnya dengan penuh sayang.
Sorot mata serakah dan rakusnya membuat Liu Zhenhan merinding.
Bukan hanya dia saja yang serakah?
Liu Zhenhan menyelinap kembali ke kabin, tekadnya untuk menipu semakin membara.
Desain kabin kapal sangat efisien. Banyak anak bertopi putih mengintip dari balik pintu kamar mereka, penasaran memandangnya.
Liu Zhenhan tahu wajahnya yang jelek dan lucu pasti membuat anak-anak penasaran.
“Tuan Bimon!” Seorang anak bertanya gemetar, “Katanya Tuan Xu akan menjadikan kami budakmu ya?”
“Ya.” Liu Zhenhan menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang.
“Apakah kau akan memakan kami sebagai makanan?” Anak itu membuka kerudung yang menutupi wajahnya, memperlihatkan wajah mungil dan dua kepang berbentuk tanduk domba.
“Tentu! Bimon paling suka makan daging anak kecil.” Liu Zhenhan menyunggingkan senyum jahat.
“Aku tidak percaya.” Gadis kecil itu menutupi mulutnya sambil tertawa diam-diam.
“Sedang membicarakan apa?” Ferguson Xu muncul tiba-tiba di belakang Liu Zhenhan seperti hantu. Anak-anak di sekitarnya menjulurkan lidah, memberi hormat dengan membungkuk, lalu masuk ke kamar masing-masing dan mengunci pintu.
“Sudah kau putuskan?” Liu Zhenhan bertanya langsung.
“Syaratmu terlalu berat.” Wajah Ferguson Xu berkerut-kerut, “Patung emasku adalah jaminan keselamatan selama perjalanan. Jika kuberikan padamu, bagaimana aku pulang? Aku sudah membuat murka Kerajaan Laut Xiya demi dirimu. Kau tak boleh sekejam ini! Lagipula, bukankah aku yang menyelamatkanmu saat terombang-ambing di laut? Haruskah kebaikan dibalas dengan pengkhianatan?”
“Apa aku yang minta diselamatkan? Siapa yang menggerogoti rakit bambuku seperti tebu? Aku belum minta ganti rugi, malah kau yang ngotot? Tak masalah jika kau ingin terus mencari obat keabadian.” Liu Zhenhan berkata, “Waktu masih panjang. Kau bisa hidup 30-50 tahun lagi, perlahan-lahan mencari, tidak perlu terburu-buru.”
“Pendeta Agung!” Ferguson Xu mendengar ramuan umur panjang, bibirnya gemetar, tak mau menyerah, “Tidakkah kau sedikit pun tertarik? Syarat yang kuberikan sudah sangat menguntungkan! Kecantikan Ningyu kau lihat sendiri, memiliki seorang ilusionis wanita Bangsa laut Timur yang secantik ini sebagai selir, bahkan Kaisar Pertama Kekaisaran Yun Qin di masa lalu tak pernah mendapat keberuntungan seperti ini!”
“Bagaimana mungkin?” Liu Zhenhan tertawa skeptis.
“Tak percaya terserah, di negara kami Yun Qin, status ilusionis setara dengan kalian para pendeta. Kurenungkan di Kerajaan Bimeng kalian, tak ada raja yang berani memaksa pendeta wanita pengabdi Dewa Perang menjadi haremnya, bukan?” Senyum Ferguson Xu penuh nafsu mesum.
“Menggunakan saudari sendiri sebagai alat transaksi, takkah kau merasa hina?” Kebencian Liu Zhenhan terhadap pria tua ini semakin menjadi, terpancar jelas di raut wajahnya.
“Untuk mendapatkan ramuan dewa, semua pengorbanan pantas dilakukan. Sebenarnya jujur saja, sejak leluhur kami berlayar dulu, mengapa membawa begitu banyak gadis dan perjaka? Karena leluhur kami tak terlalu percaya pada prajurit Kadi Le. Gadis dan perjaka itu memang persembahan untuk laut. Berkat persembahan dan pengorbanan prajurit Kadi Le yang tak terhitung, kami bisa mencapai benua barat dengan lancar.” Ferguson Xu tersenyum jahat.
“Obisilachi!” Liu Zhenhan menarik napas tajam. Ia tak menyangka sosok yang sepintas terlihat bijaksana ini bisa mengucapkan kata-kata keji dengan begitu santai.
"Tentu saja, hal-hal seperti ini hanya diketahui oleh para penguasa tinggi seperti kita," tambah Ferguson Xu.
"Berapa banyak tumbal yang telah kalian habiskan sepanjang perjalanan?" Liu Zhenhan meliriknya sambil mengepal tangan hingga berbunyi kretek.
"Belum digunakan sama sekali. Darah para prajurit Kadile dulu tidak sia-sia, Bangsa laut pada dasarnya menepati janji. Lagi pula kami mengambil rute laut publik sehingga belum perlu menggunakan tumbal ini," ujar Ferguson Xu sambil tersenyum.
"Menurutku meski Bangsa laut menjijikkan, tapi engkau dan nenek moyangmu lebih keji dari mereka," kata Liu Zhenhan melepaskan kepalan tangannya.
"Segala sesuatu membutuhkan pengorbanan, apalagi tujuan kita yang begitu jauh dan mustahil," ucap Ferguson Xu dengan datar.
"Percayakah kau bahwa aku bisa membatalkan pertukaran ini?" Liu Zhenhan menatapnya dengan pandangan dingin bagai ujung tombak ikan milik prajurit Panta.
“Aku tidak percaya.” Ekspresi Ferguson Xu tetap tenang: “Tuan Pendeta! Bayangkan, penyihir wanita cantik suku Kerang, ditambah putri duyung, semua akan tunduk di bawahmu! Kalau memang lelaki sejati, pikirkanlah! Apakah kau benar-benar tidak tergoda? Putri duyung bangsawan kerajaan laut barat, setelah bersetubuh dengan pria pertama mereka, akan memberikan ranah perlindungan sebagai hadiah - berkat dari dewa laut Neptunus dan Amfitrit. Dibandingkan mahkota bunga wanita Suku Rubah yang bisa menghilangkan status negatif, ini jauh lebih menguntungkan! Kuasai dia! Siapa tahu ada kejutan tak terduga! Selain itu, duyung sendiri memiliki kekuatan penyihir air dan ranah perlindungan, betapa besar bantuannya bagi posisimu! Renungkanlah, Tuan Pendetaku!”
Mata Ferguson Xu berkilau aneh, nada bicaranya mengandung bujukan yang tak terdefinisi. Suaranya seolah memiliki sihir yang bisa menggoda hasrat terdalam manusia.
“Jangan bicara omong kosong! Mustahil bilang tidak tergoda, aku memang tergoda! Lalu apa? Tapi aku punya prinsip! Aku tidak akan seperti perampok yang merampas hak orang lain! Selain itu...” Sorot mata Liu Zhenhan berkedip aneh: “Aku ingin memberitahumu, trik hipnotis kecilmu ini, lebih baik jangan kau mainkan padaku.”
“Kau...” Ferguson Xu menatapnya terkejut, mulutnya menganga lebar, seolah baru menyadari kembali sifat Bimon ini.
“Bermain-main dengan psikologi orang juga merupakan keahlianku, lupa memberitahumu.” Liu Zhenhan menyeringai.
“Kau ini imam macam apa sebenarnya!” Teriak Fergeson Xu dengan putus asa.
“Brengsek! Ini saja tidak tahu! Imam Naga!” Liu Zhenhan berbalik dengan angkuh, “Omonganmu ini semua cuma ilusi, bicaralah lagi setelah kau sadar. Aku lapar, bawakan makanan. Jangan main tipu-tipu lagi di masakan, aku terlatih mendeteksi racun, jangan paksa aku bermuka dua.”
“Bermuka dua?” Wajah Fergeson Xu tiba-tiba berubah menyeramkan, “Benarkah??”
“Pernah dengar mantra panggilan nyawa imam Bimon?” Liu Zhenhan menatap Fergeson Xu.
“Sedikit tahu.” Fergeson Xu tidak asing dengan legenda formasi petir yang dipanggil imam rubah dengan nyawa mereka dalam Pertempuran Hyjal ribuan tahun lalu.
“Bagus!” Liu Zhenhan membuka bengkul kulitnya: “Tak perlu bicara panjang, Awan Petir Berantaiku tak ingin jatuh di kepalamu, itu akan membosankan.”
Seandainya Fergeson Xu tahu pria ini bahkan nyanyian perang spiritual dasarnya saja masih seadanya tanpa kekuatan, entah masih akan berkeringat dingin atau tidak.
“Tunjukkan kesungguhanmu, Tuan Ahli Ilmu Gaib!” Liu Zhenhan masuk ke kamarnya sambil melemparkan kata-kata keras ke Fergeson Xu.
“Oh ya, ada makanan juga.” Liu Zhenhan menjulurkan kepalanya lagi.
……
Makanan itu dibawa oleh Ningyu sang gadis kerang dan Fergurson Xu.
Sebuah panci besar bubur gandum, beberapa potong ikan asin kukus.
Mata Ningyu masih terlihat sedikit bengkak dan merah, jelas habis menangis.
Putri duyung juga diantarkan ke sini. Dia sudah sadar, terbaring di kotak besar berisi air laut, mengedipkan mata lemah.
Liu Zhenhan merasa kotak air itu mirip peti mati.
“Agak sederhana, silakan dinikmati perlahan.” Mata Fergurson Xu berkilau aneh.
Matanya sering memancarkan kilau seperti ini, membuat Liu Zhenhan selalu bergidik setiap melihatnya.
“Mengapa putri duyung ini juga diantarkan ke sini?” Liu Zhenhan memandang ruangan yang menjadi sempit dan berantakan oleh kotak mirip peti mati ini.
“Dia budak Tuan, Tuan berhak mengawasinya. Selain itu, saya harus waspada terhadap balas dendam Bangsa laut. Ngomong-ngomong, sudah ada pasukan kecil Bangsa laut mengikuti kapal kita. Saya sudah menyampaikan pesan, dan mereka menghilang di bawah permukaan air. Sepertinya sedang menunggu kedatangan tokoh penting dan pasukan besar.” Ucap Fergurson Xu tak jelas apakah pujian atau sindiran: “Tuan adalah orang paling tak kenal belas kasih yang pernah saya lihat. Saya yakin Tuan juga takkan ragu membunuh. Tatapan kejam dan bengis Tuan bisa menghapus semua niat bodoh Bangsa laut di saat diperlukan.”
“Terima kasih atas pujiannya.” Liu Zhenhan dengan muka tebal namun penuh sopan santun memberikan penghormatan dengan menekuk lutut.
Di sampingnya, Ning Yu memandangi Liu Zhenhan seperti melihat tembok kota besar, ketebalan muka babi hutan ini benar-benar mencapai tingkat kesempurnaan.
“Tidak usah sungkan, Tuan! Ini ada dua pil penambah energi vital, berikan pada Nona Helen dan putri duyung masing-masing satu. Ini bisa mengembalikan energi paling dasar yang kurang dalam tubuh mereka dalam dua hari.” Fergurson Xu mengeluarkan dua pil merah delima seukuran mutiara, menyodorkannya ke tangan Liu Zhenhan.
Saat memberikan pil pada Aiveier, Liu Zhenhan mendapat perlawanan kecil. Putri duyung itu menatapnya keras sambil menolak membuka mulut, sampai akhirnya dicekik lehernya untuk memasukkan pil.
“Bimon busuk!” Aiveier terbatuk-batuk sambil mengutuk dengan suara lemah.
“Kalau masih ngomong begitu, aku akan berikan tamparan setengah pon!” Liu Zhenhan mengancam.
Aiveier langsung menutup mulutnya, tapi sorot matanya masih tajam seperti ikan buntal laut.
“Jangan lihat aku begitu, takut kau jatuh cinta!” Liu Zhenhan menggoda putri duyung kecil ini.
“Aku jatuh cinta padamu?” Aiveier memutar matanya, “Narsisisme dan kebusukanmu memang sebanding.”
Fergurson Xu di samping mereka tersenyum ambigu.
“Apakah putri duyung ini akan menyerangku diam-diam? Bukankah kau bilang dia seharusnya terlahir dengan kemampuan sihir elemen air?” Liu Zhenhan menatap Ferguson Xu dan bertanya.
“Fisiknya jauh di bawah Tuan, rantai jiwa meskipun telah membagi lukanya, tetap tidak cukup memberinya tenaga untuk melancarkan serangan pada Tuan.” Ferguson Xu sedikit mengerutkan kening, “Alasan saya menempatkannya di sini juga mempertimbangkan hal ini. Dalam kitab suci peninggalan leluhur kami, keluarga kerajaan laut putri duyung adalah pejuang yang memiliki kekuatan bidang perlindungan. Kekuatan bidang ini sudah dimiliki sejak lahir, saya tidak tahu bidang perlindungan apa yang dimiliki putri duyung ini, mungkin monster yang terdiri dari elemen air, atau mungkin bunga teratai indah yang bisa berubah. Saya khawatir Ning Yu tidak memiliki kemampuan adaptasi, jadi lebih baik menitipkan putri duyung ini pada Tuan yang selalu waspada.”
“Apa itu bidang perlindungan?” Liu Zhenhan bertanya.
“Bidang kekuatan perlindungan tercatat secara detail dalam literatur leluhur kami. Setiap putri duyung berdarah bangsawan terlahir dengan berkah dari Dewa Laut Neptunus dan Amfitrit. Namun berkah ini tersegel. Setiap putri duyung akan mengalami kebangkitan bidang kekuatan pada momen tertentu, memperoleh kekuatan berkah ini. Ada yang memiliki kekuatan serangan luar biasa, ada pula yang hanya berfungsi sebagai hiburan. Hukum misterius berkah dewa tak bisa dipahami manusia biasa.” Kata Ferguson Xu.
“Dasar sial! Punya kekuatan segitu tapi hampir tewas, percuma punya sihir kuat! Kurasa dia bahkan belum punya kemampuan bidang perlindungan, lihat saja sikapnya yang semena-mena itu! Pasti hatinya sudah penuh dengan kehidupan membosankan? Hahaha...” Liu Zhenhan menyindir Aivril tanpa ampun.
“Suatu hari kau akan menyesali kata-katamu...” Putri duyung menutup mata, memaksa diri berhenti berbicara dengan si kepala babi yang menjijikkan ini.
“Tak bisa dibunuh, tapi juga tak bisa tenang menyimpannya. Xu, kau benar-benar memberiku masalah!” Liu Zhenhan sebenarnya merasa gelisah dalam hati.
“Hehe...” Ferguson Xu tertawa, “Nasib kita bisa keluar dari sini bergantung pada putri duyung ini. Menerima sedikit penghinaan adalah hal wajar.”
“Tuan, jika tidak ada urusan lain, izinkan saya untuk pergi terlebih dahulu.” Ning Yu yang berdiri di samping berkata.
“Tunggu sebentar!” Liu Zhenhan berkata.
“Kamu tidak perlu meninggalkan tempat ini, aku bermaksud menugaskanmu bersama Tuan Richard untuk mengawasi putri duyung ini, Ning Yu!” Ferguson Xu berbicara dengan nada tegas.
“Pas sekali! Aku juga ingin meminta gadis kerang ini mencicipi makanan ini terlebih dahulu. Aku belum akan memakannya sementara waktu, harus lebih berhati-hati.” Liu Zhenhan memandang sang tua dengan tatapan licik.
“Tuan Richard!” Ning Yu mengerutkan alisnya: “Meskipun Tuan Xu adalah seorang Fangshi, dia tidak memiliki kemampuan membuat racun, Tuan tidak perlu khawatir... Sepertinya hanya dukun dari ras Bimon kalian yang memiliki kemampuan seperti itu?”
“Kehati-hatian adalah kunci keberhasilan.” Liu Zhenhan menjawab tanpa merasa malu: “Makanan ini akan kumakan setelah satu hari, itu pun harus melihat kondisimu setelah memakannya terlebih dahulu.”
“Kecurigaanmu mengingatkanku pada tikus licik.” Ning Yu tidak menyembunyikan nada sindiran dalam ucapannya.
“Silakan katakan apa saja.” Liu Zhenhan mendengus, wajahnya menunjukkan ekspresi acuh tak acuh.
“Apakah aku begitu tidak bisa dipercaya oleh Tuan?” Ekspresi Ferguson Xu penuh dengan kepedihan: “Meskipun kami Fangshi bisa membuat obat, itu hanya pil umur panjang. Kami bahkan tidak setara dengan tabib, apalagi membuat racun mengerikan.”
“Betul, yang paling tidak bisa kupercaya adalah kamu!” Liu Zhenhan terkekeh “hich”.
“Ning Yu, kamu yang beri contoh pada Tuan Richard.” Ferguson Xu mengibaskan lengan jubahnya lalu berbalik keluar ruangan.
Otot wajah Ferguson Xu berkedut senang. Sangat samar.
Benar! Para Fangshi dari Benua Sutra tidak membuat racun, tapi kami sejak kecil mempelajari peleburan timbal dan raksa, menyajikan obat rahasia kamar 'Merah Timbal' untuk menyenangkan kaisar!
Murahan untuk babi sepertimu! Setelah kau puas memanfaatkan, pasti tak perlu dua cincin giok darah untuk mengabulkan permintaanku? Pikir Ferguson Xu dengan perasaan senang.
BAB IV - MASUK GERBANG TENGOROKAN BAGAIMANA MASUK LAUTAN DALAM
〖Naluri terkumpul 5000 tahun takkan sebanding dengan pertarungan melawan kesadaran kontrol diri.
——Kata Tuan Liu〗
※※※
Liu Zhenhan tiba-tiba merasakan sesuatu yang tidak beres.
Entah dimana letak ketidakberesan itu, dia sendiri tak bisa menjelaskan.
Ning Yu, putri duyung, dan dia; ketiganya menjaga keheningan canggung dengan batas tak terucapkan, tak ada yang mau bicara.
Liu Zhenhan menyelimuti Helen yang tertidur dengan kulit serigala, membiarkan otot dada kekarnya terbuka.
Gerakannya menyelimuti rubah kecil itu luar biasa lembut, garis ototnya tegak bagai baja.
Di kabin terdapat cermin perunggu berpola bunga, bersudut empat dengan desain kuno.
“Liu Zhenhan” mendekatkan cermin untuk melihat dirinya sendiri, dua lubang besar menghadap, seikat rambut panjang seperti sarang ayam terbakar.
“Tolong rapikan rambutku?” Liu Zhenhan berkata pada Ning Yu.
Ning Yu meliriknya, menerima pisau melengkung yang diulurkan Liu Zhenhan. Pisau itu sangat berat, hampir terjatuh dari genggaman Ning Yu, untungnya berhasil digenggam dengan dua tangan.
“Menurutku gaya rambutmu cocok dengan statusmu.” Putri duyung di dalam kotak kayu dengan santai mengibaskan ekornya, memercikkan air.
“Maksudmu?” Liu Zhenhan menatapnya.
“Rambut liar untuk manusia setengah binatang yang liar.” Kata Ai Wei'er.
“Terima kasih pujiannya.” Liu Zhenhan tersenyum, tak ingin mempermasalahkan. Liu Zhenhan sadar, mengharapkan gadis kecil ini berhenti menyindir dan mengejeknya hanyalah mimpi belaka.
“Aku tidak bisa memotong rambut, Tuan Richard!” Jari-jari halus Ning Yu menyentuh leher Liu Zhenhan, membuat tengkuk Lao Liu bergetar oleh geli yang menyenangkan.
“Potong saja sembarangan.” Liu Zhenhan menarik kursi dan duduk di depan cermin, kursi berderit merintih saat diduduki.
“Aku juga mau bantu.” Ai Wei'er memaksakan diri bangkit, matanya berkilauan dengan niat jahat.
“Kamu sudah bisa bergerak?” Liu Zhenhan terkejut, tapi hatinya juga mengencang.
“Belum sampai tahap bisa menggunakan sihir.” Putri duyung itu seakan bisa membaca pikirannya, sudut bibirnya menyungging ekspresi seperti tersenyum tapi bukan.
“Yang Mulia Richard yang menyelamatkanmu. Dia menggunakan Lagu Perang 'Rantai Jiwa' dari pendeta orc untuk membagi luka Tuan Putri.” Ning Yu menjelaskan pada.
terkejut, mata biru laut yang indahnya menatap Liu Zhenhan lama sebelum akhirnya berkata: “Siapa yang butuh dia menyelamatkanku?”
“Aku akan pura-pura tak dengar apapun yang kau katakan.” Liu Zhenhan menggeser bangkunya mendekati kotak kayu, sambil memegang cermin perunggu kuno: “Ning Yu, jangan berikan pisau pada putri tercinta kita, takut dia menggorok leherku.”
“Aku yang akan menggunting, Tuan Putri tolong pegang rambutku.” Kata Ning Yu.
Pisau sabit menyentuh rambut dengan lembut, terdengar suara retak halus dan beberapa helai rambut berterbangan.
“Pisau bagus!” Putri duyung berkomentar: “Bangsa Laut tak bisa menyalakan api untuk menempa besi. Andai punya senjata sehebat ini,kami kuasai tujuh lautan.”
“Bukankah kalian punya hubungan dagang dengan manusia? Tukar saja senjata dengan mereka.” Liu Zhenhan tersenyum pada cermin.
“Bimon, kelicinan manusia bukanlah sesuatu yang bisa kau bayangkan.” Putri duyung menarik napas pendek, berkata: “Manusia selalu waspada terhadap Bangsa Laut kami, terutama karena kekuatan Bangsa Laut dalam Perang Darat-Laut ribuan tahun yang lalu telah membuat mereka tersadar.”
“Kalau dipikir, saat Perang Darat-Laut dulu, kami Bimon masih bersekutu dengan manusia.” Liu Zhenhan pernah mendengar Helen menceritakan hal ini.
“Hanya kepentingan abadi, tidak ada teman abadi.” Avril berkata: “Bukankah kalian Bimon sekarang juga menderita karena manusia? Lebih baik menyerah ke Bangsa Laut kami sejak awal.”
“Bicara tentang ini, aku jadi teringat sesuatu. Mengapa duyung kecil seperti mereka tidak bisa terlalu lama di darat, sedangkan Ningyu kau bisa?” Liu Zhenhan menatap gadis kerang itu, “Aku ingat kau sepertinya dari Bangsa Laut Timur kan?”
“Aku pengecualian.” Ningyu membenahkan posisi kepala Liu Zhenhan: “Aku memakai Giok Pemisah Air, di giok ini ada formasi tulisan Yunqin Fangshi dari zaman dulu yang diukir, menjaminku bisa hidup tanpa harus kembali ke air.”
“Bangsa Laut Timur yang perkasa dan misterius!” Putri duyung tersenyum pada Ningyu sambil mengelus cangkang kerangnya yang indah dan rumit.
“Giok Pemisah Air hanya ada satu-satunya. Teknologi formasi ini sudah punah, waktu yang panjang bisa melupakan banyak hal.” Ningyu berkata dengan sendu.
“Berapa banyak sisa populasi kerang Moshao sekarang?” tanya putri duyung penasaran.
Senyum getir Ningyu memberikan jawaban terbaik.
"Ternyata sama langkanya dengan kami putri duyung..." Ai Wei'er berkata.
"Putri, aku dengar kalian putri duyung punya Bidang Perlindungan misterius, apa Bidang Perlindunganmu?" Liu Zhenhan bertanya: "Bukan ada maksud lain, aku cuma agak penasaran. Tiba-tiba kau jadi begitu patuh, seolah aku mencium bau konspirasi."
“Bidang Perlindungan saya belum Bangkit. Kalau sekarang Bangkit, misalnya 'Badai Marah' atau semacamnya, Bidang Perlindungan ini sangat berguna untuk menangani kapal kalian.” Putri Duyung tersenyum berkata.
“Apa ini ancaman?” Liu Zhenhan memutar mata.
“Bidang Perlindungan adalah simbol status Putri Duyung yang mewah, aku tak sudi menggunakannya untuk mengancam kalian.” Ekor Putri Duyung terus mengibas di air.
“Tak peduli, aku juga punya sihir nyawa. Kita sama-sama tak perlu takut.” Liu Zhenhan berkata: “Mau kubunjukkan sihir nyawa ini untuk membuka matamu?”
“Penjahat!” Putri Duyung memang tidak yakin dengan asalmu, mengingat dia bahkan berani memukul Prajurit Paus, hatinya benar-benar gelisah; namun tidak bisa menyerah, hanya bisa berpura-pura tidak peduli sambil mendengus dan menggoyangkan rambut emasnya.
“Tuan Richard, bagaimana menurutmu?” Ning Yu merapikan rambut Liu Zhenhan, membasuhnya dengan sedikit air lalu menyisirnya.
Liu Zhenhan menatap bayangannya di cermin, terkaget-kaget.
Rambut awalnya yang berantakan seperti sarang ayam, kini disisir rapi oleh tangan terampil Ning Yu. Rambut di dahinya dipotong menjadi dua helai yang menjuntai tidak beraturan, helai panjangnya menutupi hidung besar dan buruk rupa, sementara helai pendeknya menambah kesan garang pada dirinya.
"Hahaha..." Liu Zhenhan tertawa: "Ketidaksamaan..."
"Biarkan aku juga melihat," kata Aiwier.
Liu Zhenhan perlahan menoleh.
Sebuah wajah dengan garis tegas memasuki pandangan Putri Duyung. Rupa buruknya yang dulu telah hilang, sehelai rambut yang terjuntai menutupi lubang hidung yang mengerikan, dan sepasang mata yang tak pernah diperhatikan sebelumnya memancarkan kilau keberanian tak kenal takut.
Gaya rambut ini dipadukan dengan otot-otot kekar tubuh bagian atas Liu Zhenhan yang telanjang, ditambah janggut lebat dan bulu dada, menciptakan kesan liar yang total. Keliaran ini membuat detak jantung Putri Duyung Aiwier semakin cepat.
"Apa yang istimewa? Tetap saja seekor Pig biasa," kata Aiwier tanpa tulus. Tubuhnya seolah terbakar api, membuatnya tak berani menatap kepala babi ini, namun matanya tak kuasa berpaling.
"Nanti kuperbaiki lagi janggutmu," Ning Yu juga menatap wajah Liu Zhenhan. Sejak tadi dia merasakan keanehan, dan kini perasaan itu semakin kuat. Seluruh tubuhnya mulai lemas tak tertahan, wajahnya terasa membara.
“Tidak menyangka aku secantik ini...” Liu Zhenhan bangkit dengan girang, naga merah liar di dadanya ikut meregangkan badan.
“Tuan Richard...” Ning Yu terhuyung sejenak lalu menstabilkan diri, "Aku agak tidak enak badan... Bolehkah aku..."
“Tidak enak badan?” Liu Zhenhan memandangnya, lalu menatap Awei'er. Ia merasa kedua wanita ini semakin terlihat aneh. Mereka bukan tipe yang suka menatapinya seperti ini.
Sorot mata mereka dipenuhi perjuangan batin dan kerinduan aneh, pupil mata memancarkan kilau misterius.
“Kalau begitu istirahatlah sebentar.” Liu Zhenhan menggeserkan badan memberikan tempat duduk pada Ning Yu.
Saat menyangga tubuh Ning Yu, Liu Zhenhan merasakan getaran hebat yang sengaja ditahannya.
Putri duyung Awei'er menggigit bibir hingga gigi-giginya berdentang seperti memecah biji kuaci, wajahnya tertunduk dalam-dalam hingga rambut emasnya bergetar.
“Kalian kenapa semua?” Liu Zhenhan semakin curiga.
“Tuan Richard...” Kaki Ning Yu merapat erat, wajah cantiknya memerah padam, cangkang kerang putih di punggungnya menutup refleks seperti sayap kupu-kupu.
“Hmm?” Liu Zhenhan menatap mereka berdua, perasaan akan konspirasi di hatinya semakin kuat.
“Richard…” Xiao Hulijing juga memanggil nama Liu Zhenhan dengan suara lembut di tempat tidur, suaranya samar-samar memancarkan daya tarik yang tak terungkap.
“Kau sudah bangun?” Liu Zhenhan membungkuk di sisi Helen. Mata Helen masih terpejam, tapi selimut kulit serigala di tubuhnya sudah ditendang hingga memperlihatkan paha putihnya yang mulus.
“Panas sekali…” Helen merobek jubah pendetanya perlahan, sesuatu yang putih berkilauan tiba-tiba tersingkap. “Boom!” Liu Zhenhan langsung kalut dibuatnya.
“Kau... kau... kenapa…” Liu Zhenhan panik menutupi pakaiannya: “Di sini banyak orang, Helen... Helen!”
“Helen, sadarlah!” Liu Zhenhan melihat sekeliling dengan gugup. Ningyu dan putri duyung seolah kesurupan, wajah mereka tertanam di telapak tangan sementara bahu keduanya semakin hebat bergetar.
Cangkang kerang Ningyu terus-menerus bergetar membuka dan menutup, sedangkan putri duyung mengibas-ngibaskan ekornya di air sehingga percikan air semakin keras.
Xiao Hulijing melipat kakinya dengan gerakan menggoda yang sangat memesona, tangannya mencengkeram erat tangan Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan merasakan tangan Xiao Hulijing seperti sepasang penjepit besi yang membara.
"Tangan yang penuh gairah ini, perlahan membawa tangannya menyusuri ke tempat yang paling tersembunyi langkah demi langkah."
Liu Zhenhan ingin menolak, tapi tidak tega melepaskannya.
Sensasi lembab yang terasa di telapak tangan membuat kesadaran Liu Zhenhan kembali sedikit pulih.
"Helen! Helen!" Napas Liu Zhenhan semakin tersengal-sengal, "Kamu tidak boleh begini! Sadarlah!"
"Aku mencintaimu, Richard!" Tubuh Helen menggeliat seperti ular, aroma khas Gadis rubah semakin pekat. Daya pesona alami mereka, hanya dengan suara "mendengus" lembut saja sudah cukup menghancurkan pertahanan kebanyakan pria.
"Richard..." Suara Helen sarat dengan daya tarik bak mimpi, bagai magnet. Setiap kali tubuhnya berbalik, lekuk tubuhnya yang memikat langsung terpapar di mata Liu Zhenhan yang sudah membelalak.
"Apa yang sedang terjadi?" Liu Zhenhan merasa seluruh kejadian semakin melampaui imajinasinya. Dalam hatinya bercampur rasa girang diam-diam dan panik tak karuan.
"Richard... Tuan..." Ningyu di belakangnya membuka mulut, suaranya gemetar bagai bunga diterpa badai, atau seperti anak yang berbohong: "Bolehkah... aku... pulang dulu... istirahat sebentar..."
Liu Zhenhan mati-matian menahan kenyataan bahwa tangannya terus digenggam dan dijelajahi Helen, sambil menelan ludah berkali-kali, ia menoleh ke Ningyu: "Kamu..."
Suara terputus tiba-tiba.
Wajah cantik Ningyu kehilangan kedinginannya yang biasa. Bibir merahnya yang seperti tetes embun menggantungkan senyum memikat. Matanya yang seolah berbicara memancarkan dua aliran air mata yang bergulir, menunjukkan kelelahan yang tak terungkap dan rasa malu yang tersembunyi. Pandangannya penuh permohonan, kecemasan, pergulatan, dan upaya penyembunyian.
Cangkang kerangnya bergetar hebat seakan tersambar kilat Penyihir.
"Kalau tidak enak badan, segeralah pulang!" Liu Zhenhan merasakan api membara menyapu kedua pipinya.
Siapapun lelaki yang ada di situ, saat ini otaknya hanyalah hiasan kosong.
Ningyu berdiri dengan langkahnya gemetar. Jarak dari kursi ke pintu yang pendek itu diarungi dengan lambat. Tangannya berulang kali menggapai gagang pintu lalu menarik diri, hingga berkali-kali pintu tak kunjung terbuka.
Cahaya matahari dari jendela kapal menyinari tubuh Ningyu. Dalam cangkang kerang transparan itu, siluet kecilnya gemetar tak terbendung.
Tangan Ningyu telah menggenggam palang pintu.
Erang bahagia Helen menghancurkan seluruh keyakinannya.
Tangan Liu Zhenhan juga gemetar. Ia sendiri sudah di ambang kendali. Tangan Helen membawanya merasakan kenikmatan yang belum pernah dialami, sensasi yang membuatnya hampir kolaps.
Aroma tubuh Helen menggoda tali hati tertua dalam dirinya, bagaikan tangan penuh sihir yang membuat detak jantungnya semakin kencang.
Suara cipratan putri duyung di air semakin keras, Avril memegang tepi kotak kayu dengan rambut pirang basah terkunci di mulutnya, ekor merah besar terkadang melengkung lalu terjatuh.
Cipratan ombak besar memenuhi ruang sempit, Ning Yu yang berada paling dekat basah kuyup, jubah putih salju langsung tembus pandang menampakkan lekuk tubuhnya yang indah di bawah sorotan cahaya.
Akhirnya Ning Yu limbung dan terjatuh lemas.
Satu tangan Liu Zhenhan digandeng Helen, tangan satunya erat memeluk Ning Yu yang jatuh. Aroma mirip anggrek dan kesturi menyusup ke hidung besarnya, membuat hatinya berdebar tak terkendali. Dagu Liu Zhenhan menempel pada pelipis Ning Yu, menghirup aroma rambutnya yang hitam bagai awan gelap menggesek dahinya menimbulkan rasa gatal.
Pikiran Liu Zhenhan kacau balau.
Ning Yu membuka mata indahnya dengan lemah, bersandar pada otot-otot kekar Liu Zhenhan dengan suara napas terengah aneh.
Desahan mesra ini, sama seperti erangan manja Helen, membawa daya pesona yang mematikan.
Liu Zhenhan merasakan gadis pualam dalam pelukannya, detak jantung mereka sama-sama bergemuruh. Ia terpana oleh rasa manis yang tiba-tiba ini, hingga semua pikiran hilang, hanya bisa terdiam membeku.
Ning Yu menggeser tubuh mungilnya, wajahnya terkubur di dada Liu Zhenhan sambil bergesekan dengan sengaja. Tangan mungilnya yang halus gemetar menahan diri, perlahan membelai bulu dada Liu Zhenhan.
Otak Liu Zhenhan kosong melompong. Selain bernapas, ia benar-benar beku.
Keberuntungan dalam asmara!
Liu Zhenhan pernah bermimpi puluhan kali tentang adegan seperti ini. Tapi ketika benar-benar terjadi, pikirannya malah blank total.
Gairah Ning Yu mulai meluap setelah mengulurkan tangan mungilnya. Dengan malu-malu, jemarinya menjelajahi seluruh tubuh Liu Zhenhan.
Wajahnya masih terkubur dalam-dalam di pelukan Liu Zhenhan, tak mau diangkat sama sekali.
Cipratan air di ember semakin kencang. Liu Zhenhan tersiram air dingin ke wajahnya, sedikit tersadar.
"Lao Tou Xu bajingan!" Liu Zhenhan tahu pasti pil dan bubur gandum tadi sudah dimanipulasi. Tapi entah kenapa, ia sama sekali tak bisa membenci orang tua itu.
Mimpi seperti ini dulu bahkan tak berani ia angankan.
Apa yang harus kulakukan? Liu Zhenhan benar-benar tidak tahu harus berbuat apa lagi.
Dia sempat ingin berdiri, mendorong Ning Yu yang sedang berada di pelukannya, dan berlaku seperti pria terhormat.
Pikiran seperti itu hanya sekadar bayangan semata, lenyap seketika.
Putri duyung merangkak keluar dari kotak air, lengan mungilnya melingkari leher Liu Zhenhan, bibirnya yang membara menggigit lembut daun telinganya. Rambut pirang yang basah meneteskan butiran air, membasahi tubuh Liu Zhenhan sekaligus hatinya.
Liu Zhenhan memutar kepala menatap Ai Weier. Tubuh membara Ai Weier menempel erat di punggungnya, membuatnya merasakan kelembutan memabukkan itu. Wajah angkuh nan dingin itu kini hanya menyisakan kobaran nafsu yang siap membakar habis akal sehat setiap lelaki.
Setiap helai rambut pirang Ai Weier yang berkibar menyisakan aroma manis dalam hidung Liu Zhenhan.
Tiga gadis cantik dengan tiga aroma memikat yang berbeda. Kepalan tangan Liu Zhenhan berderak, dia tak ingin lagi menahan diri – dan memang sudah tak bisa lagi.
Jendela kabin berdebam ditutupnya, memutuskan satu-satunya sumber cahaya dalam ruang sempit itu ke dalam kegelapan pekat.
Liu Zhenhan sudah sama sekali tidak tahu mana yang mana. Kegelapan seolah menjadi alasan dan penyamaran terbaik. Meski tubuhnya sangat kuat, dia tetap terjatuh tertindih.
Dia merasakan dua tubuh panas membara merayap di atasnya, sama-sama halus. Sesekali ada gesekan menyakitkan namun membahagiakan seperti sisik ikan yang menggosok kulitnya.
Liu Zhenhan meraba-raba tanpa tujuan, seluruhnya tanpa arah.
"Auu..." Liu Zhenhan meraung penuh kepuasan: "Avyer... Aku tak tahan... Jangan... Jangan pakai mulut..."
Setelah mengucapkan ini, Liu Zhenhan langsung sadar perkataannya bodoh. Kalau bukan mulut, manusia duyung pakai apa lagi?
Kata-kata maafnya tertahan oleh bibir mungil semlembut kelopak bunga yang menguap aroma harum.
Punggungnya mati rasa oleh gelora kenikmatan. Perasaan terakhir Liu Zhenhan yang tubuhnya terbakar hasrat adalah tangannya menyentuh "cangkang kerang".
……
※※※
『Catatan: "Cangkang kerang" merujuk pada Ningyu yang berasal dari suku kerang Moshao, tidak ada hubungannya dengan konten pornografi.』
BAB 5 TERUNGKAP SEKETIKA
Liu Zhenhan duduk di kotak air, tubuh perkasanya masih basah kuyup, rambut menempel lembab di dahinya.
Sekeliling hanya tersisa napas teratur yang berat dan manis. Tiga gadis itu, setelah mengalami kegilaan puncak, tanpa terkecuali terlelap dalam mimpi yang dalam.
Ning Yu dan Aivier di dalam air, Helen di atas tempat tidur.
Liu Zhenhan sedang merapikan pikirannya yang hampir terbakar oleh nafsu.
Dia akhirnya memutuskan untuk menemui Ferguson Xu.
Kejadian ini terjadi begitu tiba-tiba. Dia hampir membayangkan semua trik yang mungkin dilakukan Ferguson Xu, tapi tidak menyangka pria tua yang terlihat anggun ini malah menggunakan cara seperti ini.
Liu Zhenhan sangat ingin memukulinya, memukulinya dengan keras.
Tapi hatinya tidak tega.
Perasaan bersalah yang memenuhi hatinya membuat Liu Zhenhan panik, tapi juga tak bisa menyembunyikan sedikit kegembiraan.
Dia masih punya kesadaran tentang penampilannya yang biasa-biasa saja. Bisa menjalin persahabatan dengan Xiao Hulijing di saat sulit sudah merupakan batas khayalannya. Tapi Liu Zhenhan bahkan tidak pernah bermimpi akan ada kejadian absurd seperti beberapa gadis cantik sekaligus mendekatinya, apalagi terjadi pada dirinya.
Liu Zhenhan merasa pikirannya sudah tidak bisa berpikir lagi, berantakan seperti bubur kental yang tak bisa diurai.
Tapi satu hal yang pasti: Dia mulai benar-benar membenci Ferguson Xu, kebencian yang sesungguhnya.
Setelah mengenakan bajunya, Liu Zhenhan membuka pintu. Kakinya melangkah keluar, lalu ditarik kembali.
Dia kembali ke kotak air dan meraba dua tubuh giok yang tergeletak asyik itu beberapa kali.
Dalam kamar hitam tanpa cahaya, Liu Zhenhan merasa wajahnya terbakar hebat seperti si pencuri kecil yang ketahuan mencuri.
“Dia tahu ini agak bajingan, tapi tetap tak bisa menahan diri melakukannya.”
Mungkin setelah saat ini, mengulangi mimpi indah ini akan jadi harapan berlebihan. Liu Zhenhan sambil memaki kelakuan joroknya, tetap serakah memijit beberapa kali.
Ferguson Xu di geladak kapal sepertinya sengaja menunggunya, dengan aura si jenius dan Bambu yang Sudah Jadi di Dada.
Angin laut asin menerpa ujung kapal, suara layar berkibar-kibar keras, langit di kejauhan menggelap dengan gumpalan awan hitam menebarkan bayangan berat.
“Tuan Richard.” Senyum Ferguson Xu terlihat sopan, namun menyimpan banyak isi yang sulit dipahami.
“Sudah lama menungguku?” Liu Zhenhan menyelipkan kembali kulit serigala di tubuhnya, dada bagian atasnya dipenuhi jejak ciuman berjejal bagai narapidana yang mengalami berbagai siksaan.
“Maksudku, semua yang telah kulakukan untukmu, sepertinya bisa membuktikan kesungguhanku?” Ferguson Xu bangkit dari tempurung kura-kura tempatnya bersandar, dengan anggun membersihkan debu yang tak ada pada jubahnya.
Liu Zhenhan terdiam.
“Awalnya dia mengira mungkin akan memberikan pukulan di mata dan tendangan lutut ke selangkangan orang tua ini, tapi akhirnya menyadari yang dirasakannya hanya kebencian, bukan kebencian yang mendalam. Yang membuatnya ngeri, dalam hatinya justru muncul rasa terima kasih yang mulai menggeliat.”
“Mengapa melakukan ini?” Liu Zhenhan bertanya sambil memicingkan mata.
“Tidak ada maksud lain, sungguh tidak ada niat jahat.” Ferguson Xu tersenyum santai: “Tuan Richard, mimpi yang telah dikejar olehku dan kaumku selama ribuan tahun tiba-tiba berada di depan mata. Bisakah kau bayangkan kegembiraanku? Anda bagai gunung yang menjulang menghalangi mimpiku. Karena tak mampu menaklukkannya, hanya bisa menukarnya dengan pengorbanan. Perjamuan tadi adalah bentuk ketulusan hatiku untuk Tuan.”
“Caramu ini sama sekali tidak mempertimbangkan perasaan orang lain.” Liu Zhenhan menghela napas.
“Anda tenang saja, semua masalah lanjutan dari hal ini akan saya tangani. Ning Yu sudah bersumpah sebelum berlayar untuk patuh pada perintah saya. Sebagai seorang ilusionis, dia harus memikul takdir dan masa depan sukunya. Saya akan berusaha sebaik mungkin agar Tuan mendapatkan gadis kerang yang cantik sebagai selir; adapun putri duyung itu... dia adalah budak yang Tuan tangkap, tubuh dan jiwanya menurut adat Benua Aigean, sebelum ditebus, sepenuhnya milik Tuan.” Ferguson Xu dalam hati mengutuki habis-habisan babi dungu di depannya yang sudah mendapat keuntungan masih berpura-pura suci.
"Ini cukup merepotkan..." Liu Zhenhan langsung tidak yakin begitu teringat sifat keras kepala Ning Yu, ditambah lagi dengan putri duyung yang sejak lahir sudah menjadi lawannya, dan Helen yang begitu baik padanya, hatinya semakin resah.
"Para wanita ini hanyalah masalah kecil, Tuan. Masalah sebenarnya adalah Bangsa laut yang membuntuti kita, inilah yang paling kukhawatirkan saat ini. Meski jarak ke Dataran Rawa Donau di Kerajaan Bimeng tinggal dua hari lagi, dan waktu tempur di darat Bangsa laut sangat terbatas, aku benar-benar khawatir apakah kita bisa mendarat dengan selamat." Ferguson Xu mengerutkan alisnya: "Meskipun aku adalah komandan tertinggi ekspedisi ini, aku hanyalah seorang ahli alkimia. Aku tidak punya bakat strategi maupun komando militer. Katanya Bimon adalah prajurit alamiah, keterampilan bertarung Tuan Richard yang luar biasa telah kudengar dari Kapten Panta, Goody. Pasti Tuan sudah lama berdinas di militer Bimeng ya?"
"Aku selalu berpikir, selain pengalaman bertempur, aku ini tidak punya kelebihan apa-apa." Liu Zhenhan tersenyum.
"Pertarunganmu dengan prajurit Bannilu membuatku menyaksikan keberanian dan kecerdikan yang luar biasa." Ferguson Xu memberikan penghormatan dengan membungkuk dalam.
Pada saat ini, penampilan Ferguson Xu sama persis dengan citra sesepuh yang bijaksana dan terhormat.
"Dengan apa kau membuat mereka menjadi seperti itu tadi?" Liu Zhenhan menghela napas, menekan sudut bibirnya bertanya.
"Itu adalah rahasia ahli alkimia Yun Qin kami, formula yang sama sekali tidak bocor ke luar. Obat perangsang khusus keluarga kekaisaran Yun Qin - 'Hongqian'." Ferguson Xu melirik ke sekeliling lalu berbisik pelan.
“Obat perangsang?” Liu Zhenhan berkata dengan nada sinis, “Tak kusangka, kau yang tampak begitu terhormat ini ternyata setiap hari membawa pil perangsang di sakumu?”
“Bagaimana mungkin obat semacam itu dibawa-bawa? Aku bukan lagi tabib istana yang melayani Kaisar!” Fergerson Xu tersenyum licik, “Untung ada kuda laut raksasa berkhasiat afrodisiak yang kujadikan bahan. Khusus untuk Tuan, kubuatkan satu batch dengan segenap dedikasi.”
“Apakah aku harus berterima kasih padamu...”
“Bisa diartikan begitu.” Fergerson Xu menjawab tenang, “Tapi tak semua orang berkesempatan mendapat berkah ini. Akibat perbuatanku, semua orang di sini tak bisa lagi ikutku kembali ke Benua Chesang. Aku tahu mereka telah memandang rendah tindakanku.”
Liu Zhenhan tertegun, tak menyangka si tua ini begitu blak-blakan.
“Aku rela mengorbankan reputasi untuk melayani Tuan Richard, sebenarnya...” Fergerson Xu memilih momen tepat untuk berbicara.
“Ingin kuserahkah daging naga itu, ya?” Liu Zhenhan mengangkat alis tebalnya, menyambung kalimat.
“Kebijaksanaanmu menerangi langit.” Fergerson Xu mengangguk, senyum kepuasannya bersinar seperti mentari.
“Syarat yang kau ajukan sebelumnya masih berlaku?”
"Tidak berubah, gadis kerang, prajurit Panda, tiga ratus pelayan anak-anak, termasuk kapal ini, semuanya bisa kuberikan padamu. Mereka juga tidak mungkin ikut kembali ke Benua Chesang bersamaku. Bagaimanapun juga, aku takkan mengizinkan mereka kembali ke Chesang lagi." Wajah kurus Fergerson Xu tiba-tiba dihiasi kilatan kejam.
"Di Kerajaan Bimeng, aku memiliki wilayah feodal yang luasnya tak bisa dilewati burung terbang dalam tiga hari. Sejujurnya, pasukanku tidak kekurangan prajurit maupun pelayan." Liu Zhenhan mendengus halus, dengan licik mengorek informasi dari si tua ini.
"Jika Tuan tidak membutuhkan mereka, akan kuhabisi mereka." Fergerson Xu terdiam sejenak, lalu berkata: "Mereka pernah bersumpah setia dengan nyawa. Kesetiaan, huh... kata yang begitu bodoh namun mulia... Tapi setidaknya mempermudah urusanku... Namun tetap ingin kusarankan, mereka adalah prajurit terbaik dan keturunan pilihan suku kami. Kabarnya di negerimu ada arena gladiator dan rumah pelacuran. Prajurit Panda ini bisa dijadikan gladiator, kemampuan fisik dan bela diri mereka pasti akan menghadirkan segunung emas untuk Tuan. Gadis-gadis ini juga bisa dijual ke rumah pelacuran, yakinlah banyak bangsawan yang menyukai gigi susu seperti mereka..."
"Diam!" Liu Zhenhan mengguncang kerah baju si tua terkutuk itu hingga terangkat dari tanah. Urat-urat di pelipisnya berdenyut liar. Dorongan untuk melemparkan tubuh ringkih ini ke laut begitu sulit ditahan.
“Beberapa pendekar panda menjatuhkan pekerjaan mereka dan berlari ke sini. Gudde yang tinggi besar membuka lengannya, menghalangi mereka.”
“Tuan!” Gudde berdiri di kejauhan berkata: “Tuan Xu masih pemimpin kami, harap Tuan memberikan penghormatan yang layak padanya, itu juga bentuk penghormatan bagi kami pendekar Panda.”
Liu Zhenhan menghela nafas berat, melepaskan tangannya dengan geram.
“Tuan Richard, saya hanya berkata jujur. Nyawa-nyawa hina ini tak pantas membuat Tuan yang mulia begitu emosi. Mengingat Kekaisaran Yun Qin di masa awal pendirian, pernah membantai ratusan ribu orang sekaligus.” Fergurson Xu merapikan kerahnya, tersenyum puas.
“Demi Tuan, saya sudah bermusuhan dengan Bangsa Laut. Hampir mustahil kembali ke kampung halaman dengan kapal ini.” Fergurson Xu melanjutkan: “Saya harap setelah Tuan kembali ke Kerajaan Bimeng, bisa mengalokasikan koin emas dari pendapatan wilayah kekuasaan untuk saya, agar bisa naik kapal dagang Benua Aigean pulang ke Benua Chesang.”
“Saya punya uang? Dari mana kamu tahu? Saya sendiri masih kekurangan!” Liu Zhenhan menyeringai dingin.
“Kalian para imam Bemon semuanya memiliki wilayah feodal yang ditetapkan kuil, sebagian besar memiliki gelar bangsawan. Dengan kekuatan lagu perang Tuan yang begitu luar biasa, bagaimana mungkin tidak dihargai kuil? Bagaimana mungkin tidak punya uang? Tuan! Setelah aku melakukan semua ini untukmu, tidak bisakah Tuan menunjukkan kemurahan hati?” Ferguson Xu panik, wajah tuanya memanjang.
“Jangan bicara uang dulu, membahas uang itu terlalu vulgar. Hubungan kita kan sudah seperti saudara, bukan?” Liu Zhenhan berkata: “Yang paling ingin kuketahui sekarang adalah bagaimana kau akan menjelaskan hal ini kepada Ningyu. Meski belum lama mengenalnya, aku tahu dia tipe yang keras kepala dan menepati janji. Kau tahu ucapan sebelumnya, dia bersumpah akan mengorbankan nyawa jika dipaksa melakukan hal yang tidak diinginkan.”
Liu Zhenhan mengerlingkan mata: “Aku akui, jujur saja, sebenarnya hatiku agak berbangga dengan kejadian hari ini. Tapi yang ingin kutahu, bagaimana kau akan menjelaskan ini semua kepada Ningyu? Dengan kecerdasannya sebagai gadis kerang, dia pasti akan menyadari ini ulahmu! Padahal dia sangat mempercayaimu!”
“Jika dia nekat mengorbankan nyawa untuk menebus janji, biarlah. Untuk mendapatkan obat dewa, pengorbanan seperti ini masih bisa diterima.” Ucap Ferguson Xu penuh kedinginan, seperti hembusan angin Andes yang membekukan.
“Booool B!” Liu Zhenhan mengacungkan jempol, otot wajahnya berkedut samar.
“Kalau begitu kita sudah sepakat?”
“Lainnya bisa dibicarakan, tapi aku tidak punya uang, aku cuma si miskin.” Liu Zhenhan menarik-narik kulit serigalanya: “Ini satu-satunya harta milikku.”
Ferguson Xu tertawa dingin, menunjuk Guo Guo yang berlarian mengejar burung camar di geladak: “Tuan bisa memberikan kalung dari Inti Kristal monster kelas menengah mahal untuk hewan peliharaan, masa pelit memberikan sedikit biaya pulang untukku? Tuan, benarkah Anda seorang Pigman? Kok aku merasa sedang berurusan dengan pedagang licik suku Fox!”
Hehe... Liu Zhenhan tertawa jahat, dasar, kau sendiri yang minta, jangan salahkan aku.
“Baik!” Suara Liu Zhenhan menggema: “Cuma uang saja, nanti sebutkan angkanya, langsung ambil dari bendaharaku!”
“Terima kasih banyak, Tuan.” Ferguson Xu akhirnya menarik napas lega.
“Sebentar, cincin giok yang kuminta?” Liu Zhenhan teringat, “Syarat yang kau berikan tadi kayaknya ada yang ketinggalan?”
“Tidak bisa, cincin giok tidak boleh diberikan!” Ferguson Xu menutupi cincin di tangannya, menolak tegas.
“Benar-benar tidak bisa?” Liu Zhenhan membelalakkan mata.
“Tidak!”
“Bangsat! Gak usah ditukar!” Liu Zhenhan memutar mata kerbau, tangan di pinggang, “Tanpa cincin giok langsung gak usah nego!”
“Tuan Richard!” Fergerson Xu panik, “Bagaimana bisa kau melakukan ini? Aku sudah melakukan banyak hal untuk membuktikan ketulusanku, bagaimana bisa kau bersikap seperti ini!”
Liu Zhenhan teringat petualangan manis seperti mimpi yang baru dialaminya, senyum penuh makna mengembang di sudut bibirnya.
“Bayangkan, Yang Mulia Pendeta!” Fergerson Xu memiringkan kepala sambil menatap Pig yang sedang melamun ini.
“Kalau begitu berikan lagi seratus butir pil 'Hongqian' itu padaku.” Liu Zhenhan berkata dengan raut muka licik dan penuh nafsu.
Strategi kecantikan Pak tua Xu ternyata berhasil. Liu Zhenhan yang sudah menikmati 'hadiah' terpaksa menurunkan tuntutannya.
“Astaga…” Si tua itu merintih kesakitan, “Seorang Yunqin Fangshi baru bisa membuat beberapa butir 'Hongqian' dalam setahun! Itu belum termasuk risiko gagal saat pengumpulan bahan dan proses pembuatan. Aku hanya bisa membuat tiga butir berkat kuda laut raksasa Putri Duyung! Dari mana lagi bisa dapat harta afrodisiak sehebat itu? Kau minta seratus butir? Tanpa bahan baku, sepuluh tahun pun takkan cukup untuk membuat satu butir!!”
"Ini tidak boleh, itu tidak boleh, kamu mau apa? Di kedua tanganmu masing-masing ada satu cincin meterai, empat patung emas, mana mungkin tidak bisa memberiku dua? Kalau begini terus, aku tidak mau bertukar lagi! Perkataan seperti ini adalah yang terakhir kalinya kukatakan, aku tekankan lagi, ini kesempatan terakhir! Sial!" Liu Zhenhan memperlihatkan sikap preman, siap memutus hubungan. Ia menggulung lengan bajunya, matanya menyapu sekeliling mencari batu penahan di tanah.
"Bukan tidak mau bertukar, tapi sungguh tidak bisa bertukar!" Ferguson Xu menarik lengan Liu Zhenhan, takut ia pergi: "Patung emas kami adalah keunggulan terbesar kami, tanpanya, aku tidak punya cukup keyakinan menghadapi dunia yang tak diketahui."
"Apa kamu berpikir, setelah mendapat daging naga, kamu sendiri akan memakan setengahnya, lalu membawa daging naga dan patung emas ini kembali ke permukimanmu, mengajak sisa sukumu kembali ke Benua Sutra, mengandalkan patung emas tak terkalahkan ini untuk merebut kekuasaan sendiri, lalu menikmatinya perlahan?" Liu Zhenhan mengedipkan mata ke arah Ferguson Xu.
"Kamu..." Ferguson Xu gagap lama, tidak bisa mengeluarkan satu kalimat utuh pun.
"Ini cuma perkiraanku saja." Liu Zhenhan tersenyum.
BAB VI PASUKAN BESAR MENYERBU
〖Janji mulia harus dilihat untuk siapa ditujukan.
——Tuan Liu berkata〗
※※※
“Imam Bemon! Dugaan tanpa dasar Anda membuat saya sangat marah!” Lao Xu menenangkan diri lalu protes dengan tegas. Ia mulai mengamati kembali sosok Bemon ini, ketajaman pengamatan yang tersembunyi di balik penampilan bodohnya membuat jantungnya berdebar kencang.
“Kalau kau tidak berpikir begitu, aku akan anggap kau tongkat kayu! Jika aku jadi kau, pasti akan kulakukan. Manusia harus punya ambisi bukan?” Liu Zhenhan menepuk bahu Fergerson Xu, “Tapi... syaratku tetap, dari dua cincinmu, aku hanya mau satu. Tinggalkan satu untukmu menaklukkan dunia, sudah cukup baik.”
“……”
“Jangan diam-diaman lagi kalau tebaskanku tepat!” Liu Zhenhan kembali menunjukkan sikap bajingannya, “Diammu menguji kesabaranku yang rapuh! Kalau begini terus, akan kulempar daging naga ke laut!”
“Baik!” Fergerson Xu menggigit gigi, “Kusetujui! Tapi aku juga punya syarat...”
“Syarat apa?”
“Kau harus berikan cangkang kura-kura ini padaku.” Si tua itu mengelus cangkang raksasa seolah memeluk wanita tercinta.
“Tukar!” Liu Zhenhan langsung setuju tanpa berpikir. Anak kecil, masih mengincar empat mutiara naga di cangkang ini? Biar kakek ajari arti kehinaan. Liu Zhenhan bergumam dalam hati.
“Kita semua bersumpah atas nama dewa masing-masing, perjanjian ini mulai berlaku sejak sekarang. Selama periode ini, kedua belah pihak tidak boleh melakukan hal yang membahayakan keselamatan fisik pihak lain. Siapa pun yang mengingkari janji akan mati tanpa mayat utuh!” usul Ferguson Xu.
“Tidak masalah.” Liu Zhenhan dengan santai mengikuti sumpah perjanjian yang diucapkan si tua, bersumpah atas nama Dewa Perang Campas.
Kampas? Liu Zhenhan menyeringai dalam hati, mana ada yang kenal dia.
“Mulai sekarang, Anda adalah pemilik kapal 'Penglai'.” Ferguson Xu dengan senyum licik melepas cincin ibu jari dan menyerahkannya pada Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan menerima cincin giok darah itu, lalu menyerahkan rangkaian daging naga palsu yang dipegangnya.
Liu Zhenhan tersenyum lebar.
“Dekatkan telingamu, akan kuajarkan mantra pemanggil patung emas.” Tubuh Ferguson Xu gemetar tak terkendali, tangan yang menerima “daging naga” bergetar lebih hebat.
Setelah mempelajari mantra, Liu Zhenhan memutar-mutar cincin giok darah di jempolnya, kegirangan tak terkira.
Ferguson Xu menepuk tangan.
“Hormat kepada Tuan Richard! Pahlawan panda dari Suku Panta yang setia akan mematuhi sumpah leluhur, mengikuti langkah Tuan. Kami akan membela kehormatan dan martabatmu dengan nyawa.” Gud berjalan dari ujung geladak, berlutut satu sambil bersumpah setia kepada Liu Zhenhan dengan suara berat.
Di belakangnya berjejer prajurit panda gagah seperti bukit-bukit.
"Aku akan menganugerahi kalian kehormatan dan status yang setara dengan kesetiaan!" Liu Zhenhan menahan tawa diam-diam. Ia menghitung jumlah prajurit panda - dua puluh orang, tepat dua puluh kepala besar hitam-putih yang kekar.
Ferguson Xu memeluk cangkang kura-kura besar dan untaian "daging naga" sambil tertawa terbahak-bahak hingga air mata mengalir.
Para prajurit panda memandangnya dengan pandangan hina tanpa lagi menyembunyikannya.
"Sialan kau, pantat beruang!" Gud meludah ke geladak sambil memaki dalam dialek suku panda, memandang Xu tua.
Xu tua mengangkat kepala, memutar bola mata putihnya, menunjukkan belakang kepala pada Gud.
Kapal ini sekarang milikku? Liu Zhenhan menyipitkan mata memandang Kakek Xu, hampir tak percaya, ingin tertawa.
Bunyi trompet kerang laut bergema berirama di permukaan laut.
Awan hitam berarak seperti kuda pacuan melintas di atas kapal, kilat-kilat berkelok menyambar di langit.
“Kapal Penglai” melambat kecepatannya karena hempasan ombak yang tiba-tiba mengganas, layar besar berdesir "blar-blar" diterpa angin kencang.
Dalam simfoni pasang surut dan gemuruh, formasi raksasa terlihat rapi di permukaan laut jauh, ombak yang bergelora membuat mereka tampak seperti Elf yang berdiri di puncak gelombang.
“Betapa megahnya barisan ini!” Liu Zhenhan mengendus hidungnya, “Guderian, siapkan posisi tempur! Bawakan juga jas kapten yang pantas, aku tak bisa bernegosiasi dengan Bangsa laut dengan pakaian seperti ini!”
Fergerson Xu juga menghentikan tawa histerisnya, wajahnya berubah serius sambil menaungi mata dengan tangan untuk mengamati awan hitam yang bergulung-gulung di atas kepala.
“Astaga!” Wajah tua itu membeku: “Pasti Suku Kepiting Penarik Pasang Makula! Mereka adalah Penyihir di antara Bangsa laut – Prajurit Perusak Badai! Ini pasti pasukan resmi Bangsa laut!”
“Kepalanya juga menempel di bahukannya, nyawanya juga cuma satu. Pisau putih masuk, pisau merah keluar.” Liu Zhenhan menarik lengan si tua masuk ke cangkang kura-kura, Fergerson Xu menjerit-jerit kesakitan dicengkeramnya.
“Jangan khawatir!” Liu Zhenhan berjongkok dan menepuk pipi orang tua yang sudah memutih itu: “Kalau mereka mau membunuh kita, sudah lama melakukannya. Semakin besar pertunjukan ini, semakin membuktikan mereka ingin menyelamatkan putri mereka! Semakin takut kita akan nekat.”
“Kamu... kenapa... sama sekali tidak takut?” Ferguson Xu memeluk tulang rusuk tempurung kura-kura, bertanya dengan gemetar.
“Kamu adalah kamu, aku adalah aku!” Liu Zhenhan menyeringai.
Orang tua Xu terus memandangnya hingga jauh.
Liu Zhenhan berdiri di haluan kapal, tubuhnya tegak bagai tombak yang tertancap kokoh.
Awan hitam semakin pekat, kilat menyambar-nyambar, angin kencang menerbangkan kabut tebal di permukaan laut.
Angin laut yang menderu menerpa rambut Liu Zhenhan hingga mengganggu pandangan, ia menggelengkan kepala gaya rambut asimetrisnya dengan keras.
Nyanyian Perang Spiritual yang menenangkan jiwa mengalahkan deru ombak, bergema dengan penuh semangat.
Sorot mata Liu Zhenhan berubah menjadi kilatan pedang yang saling silang dalam kegelapan malam, menusuk dingin.
Di belakangnya berjejer prajurit Panda gagah perkasa, garpu baja di tangan mereka berkilauan mengancam.
Ferguson Xu menghela napas, menarik kembali “kepala”nya yang menjulur dari “tempurung” kura-kura.
Ombak hitam pekat yang keruh menerjang dengan suara gemuruh, menyemburkan percikan ke seluruh langit. Burung camar yang sedang berburu di kejauhan, menciutkan suara serak dalam kilatan petir, terbang semakin rendah.
Di depan lambung kapal "Penglai", dari balik gelombang yang bergelora, wujud pasukan Bangsa Laut semakin jelas mendekat.
Beberapa bendera dengan motif anyaman lumpr laut warna berbeda, tegak tak bergerak diterpa angin laut ganas. Gambar trisula mahkota yang menembus ombak di atasnya terlihat sangat menyolok. Empat lima prajurit paus Banilu sebesar dewa, terus mengendarai paus orca siap tempur, berenang bolak-balik sambil meneriakkan pekikan liar untuk mengatur formasi rapi. Jangkar besi di tangan mereka menyilaukan dalam kilatan petir.
Puluhan sosok pendek berbalut zirah tulang merah dengan dua sungut panjang di kepala, berdiri di empat penjuru formasi. Mereka terus menyilangkan tangan sambil melantunkan kidung ke langit. Setiap kidung meluncur, awan gelap bergulir semakin cepat, dan raungan petir muncul semakin sering.
Dalam alunan terompet kerang lawan yang rendah namun nyaring, Liu Zhenhan memerintahkan Gud untuk menurunkan jangkar.
"Pinjam barangmu sebentar." Liu Zhenhan menyambar Fergurson Xu dari dalam cangkang kura-kura.
Tak lama kemudian, bendera putih berkibar di tiang kapal "Penglai" - hasil modifikasi jubah putih berkualitas tinggi.
Di dalam air laut yang bergegas, ribuan sirip punggung berkilau keperakan "melesat" melintas di sisi kapal, lalu berbalik membentuk formasi persegi.
Sebuah kereta kencana terbuat dari karang emas, ditarik oleh empat naga laut sepanjang sepuluh ren, menerobos formasi Bangsa laut. Lingkaran tulang seperti cambuk baja di tubuh naga laut tampak samar-samar dalam air laut, moncong tabung raksasa mereka terus menyemburkan gelembung udara besar yang berhamburan di udara.
Di atas kereta kencana berdiri pria tinggi besar berbaju zirah emas, memegang trisula emas. Dua sorot mata tajam menembus celah satu-satunya di zirahnya, menatap tajam Liu Zhenhan yang berdiri di haluan kapal.
Naga laut mengaum keras. Sang jenderal berzirah emas menarik tali kekang, mengayunkan trisulanya. Ribuan sirip keperakan muncul-tenggelam dalam air laut, mendekati "Kapal Penglai" dengan kecepatan yang membuat decak kagum.
Kilauan gelombang demi gelombang. Ikan-ikan bersisik perak melompat dari air. Tubuh ikan abu-abu sepanjang tiga ren dengan bentuk streamline seperti pintalan, moncong tombak mereka mencolok mata. Sirip punggung seperti bendera mereka bergetar di udara menghasilkan suara kepakan sayap, mendorong seluruh tubuh ikan seperti anak panah melesat menyisakan bayangan visual, langsung menuju Liu Zhenhan di haluan "Kapal Penglai".
“Kecepatan mereka lebih cepat dari kilat!” Rahang atas mereka yang berbentuk tombak, di bawah selubung awan gelap, memancarkan warna bayangan kematian.
"Ikan panah!" teriak Goode, berlari maju ingin melindungi Liu Zhenhan.
Di hadapan kecepatan ikan panah, semua gerakan terasa lambat. Goode bahkan baru menyelesaikan langkah pertama ketika ikan-ikan panah telah menerobos udara. Setiap ikan panah memutar sirip punggungnya di udara dengan suara "blar-blar", mengubah sudut dengan lancar tanpa hambatan, menembus langit di haluan kapal sebelum kembali menyelam ke dalam gulungan ombak hitam.
Provokasi telanjang!
Warna langit benar-benar muram, seolah tiba-tiba terjerumus ke dalam kegelapan yang dalam.
Rintik-rintik hujan kecil beterbangan diterbangkan angin kencang.
Goode dan para prajurit panda di belakangnya menyalakan obor dan lentera angin. Lentera angin ini aneh, berbentuk persegi empat dengan permukaan seperti dilapisi kertas, namun terapung-apung naik ke langit. Meski hujan dan angin kencang, mereka tetap naik dengan lambat dan gigih menembus awan gelap. Cahayanya yang agak kabur masih berhasil membentangkan sabuk cahaya gemilang di sekitar perairan gelap.
Para prajurit panda berdiri tegak dalam angin. Nyala obor berdesis "si-sii" diterpa angin yang meredup dan menyala bergantian.
Ksatria berlapis emas di kereta kencana yang ditarik kuda laut mendekati kapal dalam jarak sepanjang anak panah. Ombak ganas yang menerjang tiba-tiba menjadi jinak bagai aliran kecil, membuka jalan air untuknya melintas dengan tenang.
"Bangsawan duyung di lautan semuanya ahli mengendalikan elemen air." Kerutan di wajah Gude menunjukkan kekhawatiran yang tak tersembunyikan.
Ksatria emas bangkit dari kursi kencana terbuat dari karang emas. Liu Zhenhan tidak melihat ekor ikan, melainkan sepasang kaki kekar berbalut armor berukir rumit.
Ksatria emas memandang Liu Zhenhan dengan sorot mata mengejek, sementara Liu Zhenhan pun mengamatinya dengan saksama.
Ksatria itu mengayunkan trisula emasnya. Kilau sisik keemasan memancar, seekor ikan todak raksasa melesat dari air menghujam bendera putih di tiang layar.
Dengan gerakan anggun, ekor kipas raksasa ikan itu menyapu udara. Bendera putih tertusuk sempurna, membawa jubah putih itu terjatuh perlahan ke dalam gelapnya laut dalam gerakan melayang yang memesona.
"Hu!" Suara ledakan tiba-tiba terdengar. Liu Zhenhan merebut obor dan melemparkannya ke ikan tuna di udara. Percikan bintang-bintang berhamburan di langit malam, sekejap cahaya itu menyinari tiang layar yang gelap gulita bak kembang api.
"Ajari mereka arti sopan santun yang sebenarnya!" teriak Liu Zhenhan dengan suara menggelegar.
Sebuah tongkat nelayan melesat dengan kekuatan dahsyat. "Dok!" Ujung trisula bergerigi menembus mata ikan tuna dan menancap keras di tiang layar. Ekor tongkat kayu cemara bergetar "ngungun" di udara.
Darah menyembur "ciit-ciit" deras melalui alur darah baru di gagang kayu. Kabut darah tertiup angin, ada yang menempel di layar kapal, ada yang jatuh ke laut. Ikan tuna menggeliat kesakitan beberapa kali sebelum akhirnya tak bergerak, ekornya lunglai terkulai.
Di ujung moncong tajam ikan tuna yang terjulur, sehelai jubah putih berkibar-kibar kesepian diterpa angin.
Tangan Good kosong. Tongkat nelayan yang masih menancap di mata ikan itu sebelumnya adalah miliknya.
"Goblok kau dasar tentara laut!" Good mengaum ke arah pasukan di laut.
BAB VII Sandera yang Malang
〖Tidak tahu kapan tiket kapal tua ini bisa naik ke "Kapal Penglai" yang reyot ini lagi.
——Mata Lao Xu berkaca-kaca〗
※※※
Keberanian Gud membuat bangsa laut terkejut.
"Sebutkan namamu!" teriak sang jenderal berlapis emas setelah sejenak terdiam.
Ia mendekatkan tandunya ke kapal, diikuti pasukan di belakangnya yang maju serempak—formasi ribuan prajurit yang sunyi senyap membuat bulu kuduk meremang.
"Penyanyi jiwa alamiah Kerajaan Bimeng, pendeta naga rendahan, kapten kapal pengembara dari timur, Richard Zhenhan Liu menyampaikan hormat terdalamnya!" Liu Zhenhan meludah, angin menerbangkan ludahnya tepat mengenai wajah sang jenderal emas.
"Aku Pangeran Bangsa Laut Xiya, Simirian Poseidon! Imam Bemon, mengapa kau menculik adikku, kebanggaan seluruh bangsa laut, bunga tercantik Aviar? Segera kembalikan!" Pangeran Simirian meraih perisai besar berbentuk kacapi di keretanya, menghantamkannya dengan trisula hingga bergemuruh.
"Kalau dikembalikan aku tamat." Liu Zhenhan terkekeh, mengorek lubang hidungnya lalu melemparkan kotoran hidung ke arah angin yang menghadap sang pangeran.
"Pendeta naga terkutuk!" Simirian mengamuk, "Apakah kau sedang menantang kesabaranku?"
"Yang Mulia Pangeran!" Liu Zhenhan berkata: "Nyawa hina ini bisa memanggil sihir rantai petir nebula dari imam Bemon. Jika Anda ingin wajah secantik bunga adik perempuan Anda layu seketika karena tindakan gegabahmu, aku tidak takut untuk hancur bersama!"
"Sebutkan syaratmu! Bemon terkutuk!" Simirian mencambuki naga laut yang gelisah, mengarahkan kereta kencana ke arah lain.
"Bagaimana cara mengembalikan adikku!" teriak Simirian.
"Kami adalah pejalan yang tak bersalah! Provokasi kalianlah yang memaksa kami membalas setelah harga diri terus terinjak!" Liu Zhenhan merasa lelah berteriak, lalu membuat pengeras suara dari bunga terompet.
"Jangan berkelit! Katakan syaratmu - apakah emas? Atau mutiara berharga? Ucapkan, Imam Naga Bemon!" Simirian memotong omongan Liu Zhenhan dengan kesal.
"Aku tidak serakah. Hanya ingin pulang ke tanah air kami di Padang Rumput Donau yang indah. Biarkan kapal compang-camping ini lewat tanpa halangan." Liu Zhenhan berteriak melalui pengeras bunganya.
"Tidak mungkin!" Pangeran Simirian mengibaskan trisula, "Lepaskan adikku Avery dulu, baru kita bernegosiasi!"
"Apa maksud Yang Mulia?" wajah Liu Zhenhan berubah gelap, bersiap menunjukkan sikap kasar.
“Meskipun Avyr adalah harta karun seluruh Bangsa laut kami, di saat yang diperlukan, aku tidak akan segan mengorbankannya! Bimon terkutuk, jika kau tidak mengembalikan Avyr, seketika ini juga aku akan membuat kalian semua mati mengiringi adikku!” Simirian menarik kendali di tangannya, berlari-lari gelisah di atas permukaan laut.
Obisilachi! Lebih bajingan dari aku! Liu Zhenhan hampir menjatuhkan dagunya ke laut.
“Aku bersumpah padamu atas nama Dewa Perang Campas! Setelah kembali ke Dataran Liar Danube, aku pasti akan mengembalikan adikmu tanpa sedikit pun luka! Lihat lambang haluan kapalku yang berbentuk tanduk Cardiel! Kami adalah ras yang menepati janji!” Ekspresi Liu Zhenhan sungguh-sungguh: “Kuharap kau tidak menghancurkan nyawa Putri Avyr karena emosi sesaat.”
Pangeran ikan duyung mondar-mandir di laut, lama tak menjawab. Beberapa sosok yang jelas terlihat sebagai penasihat berjalan di atas ombak mendekati kereta kencana.
Liu Zhenhan berbisik pada Gud: “Menurutmu, apa pemuda ini pangeran palsu? Bukannya jelas kulihat dia punya dua kaki?”
“Setelah menikah, ekor ikan duyung akan berubah menjadi sepasang kaki. Tapi jika naik ke daratan, mereka akan kehilangan kemampuan berbicara.” Gud menggelengkan kepalanya yang besar.
“Tak kusangka kamu tahu banyak hal.” Liu Zhenhan mengelus leher besar Gud, tersenyum kecut.
"Pendeta Naga Bimon!" Paduka Pangeran Ximili'an setelah berdiskusi dengan stafnya, nada bicaranya mulai melunak: "Saran Anda telah kupikirkan matang-matang, tapi aku punya syarat tambahan! Jika tidak, lebih baik kuhadapi pasukanmu untuk membuktikan kebanggaan Bangsa Laut kami!"
"Bilang!" Liu Zhenhan tersenyum puas. Dasar kau! Aku sudah bersumpah atas nama Dewa Perang Kang Laoda, bukan cuma kamu yang pernah kutunggangi.
"Kesetiaan pendeta kepada Dewa Perang, sudah kami buktikan sejak dua ribu tahun lalu! Sebagai Pendeta Naga langka sepanjang masa, kemampuanmu menaklukkan ras yang begitu angkuh ini membuktikan keluhuran dan integritasmu!" Pangeran Ximili'an berkata: "Kami butuh sandera sebagai jaminan! Bukan meragukan integritasmu, tapi ini bentuk jaminan!"
Dasar liciknya Bangsa Laut. Gude bergumam pelan.
"Tak masalah! Sekadar bertanya, apakah sandera saya akan tenggelam di laut?" Liu Zhenhan berseri-seri.
"Kami akan menggunakan barrier dari Ahli Sihir Pencabik Badai untuk melindunginya dari bahaya tenggelam. Pertukaran sandera akan dilakukan secara adil saat kapal kalian merapat." Jawab Pangeran Ximili'an.
"Setuju!" Liu Zhenhan berteriak lantang.
"Tuan! Biar saya yang jadi sandera!" Gude maju dengan langkah berat.
“Siapa yang menyuruhmu pergi?” Liu Zhenhan melotot padanya, membungkuk untuk menarik Fergerson Xu keluar dari cangkang kura-kura. Dengan satu tangan mencengkeram rahang bawah si tua Xu dan mendorongnya ke atas, diam-diam melepas rahangnya. Tangan-tangan tua Xu menggapai-gapai di udara tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun.
“Tuan!” Beberapa prajurit panda di samping matanya berkaca-kaca menahan perasaan.
“Diam!” Liu Zhenhan menunjuk lubang hidungnya sendiri, “Ingat! Sekarang sayalah kapten kapal! Saya yang berhak memutuskan ini semua!”
“Pendeta Alkimia adalah bangsawan tertinggi di suku kami. Memperlakukan Pendeta Alkimia seperti ini tidak adil.” Guderian maju ke depan, “Saya bersedia menjadi sandera.”
“Gila!” Liu Zhenhan menyemburkan ludah ke wajahnya, “Ini bukan pergi untuk tidak kembali! Masya Allah!”
“Sudah diputuskan begitu.” Liu Zhenhan menggesek jempol Fergerson Xu diam-diam, cincin giok darah berpindah tangan lagi.
“Pangeran yang terhormat!” Liu Zhenhan memutar tangan si tua Xu ke belakang punggungnya, “Bagaimana jika saya menggadaikan mantan kapten kapal kami, master boneka ajaib Timur, Pendeta Alkimia Yun Qin Fergerson Xu sebagai sandera?”
“Louis Figo!” Pangeran Simirian berteriak keras.
Seorang prajurit Banelu dengan perban tebal keluar dari formasi dengan malu.
“Lihat manusia ini!” Pangeran menunjuk Ferguson Xu yang berdiri di haluan dengan trisula di tangannya, “Apa statusnya di kapal ini?”
Prajurit paus yang berperban mengangkat tangan yang sehat untuk meneduhkan pandangan, mengamati Kakek Xu lama-lama, lalu bersikeras: “Dia! Dengan sihir jahat memanggil dua raksasa perunggu yang mematahkan lenganku! Dia! Yang terus berbicara dengan putri!”
Wajah Kakek Xu yang menghadap angin seketika menjadi pucat.
“Diam! Sir Louis Figo! Tidakkah kau merasa sudah cukup mempermalukan diri?” Pangeran membentak prajurit paus malang itu, lalu tersenyum ke arah Kakek Xu yang tegak berdiri di haluan: “Penyihir agung dari Timur! Maukah Tuan mulia menjadi sandera Bangsa Laut kami?”
Ferguson Xu mengangguk seperti ayam mematuk beras.
Liu Zhenhan melepaskan tangannya yang menyelip di punggung Kakek Xu, helai rambut menempel di sela jarinya. Ia mengusapkannya di pantat kurus sang kakek.
Lain kali jangan menarik rambut terlalu keras, pikir Liu Zhenhan.
Pangeran Simirian juga menyunggingkan senyum sinis, berpikir Bimon yang bodoh memang tetap Bimon, bahkan tidak memintaku bersumpah pada Neptunus dan Amfitrit sebelum menyetujui permintaanku.
“Tangkap!” Liu Zhenhan melemparkan Ferguson Xu ke arah pangeran di laut.
Kekuatan lengannya jauh melampaui pemahaman dan imajinasi Pangeran. Ferguson Xu yang hanya mengenakan pakaian dalam dan rahangnya terkilir, meluncur membentuk parabola indah, terbang sejauh setengah jarak panah, mendarat di depan kendaraan Pangeran, menyemburkan cipratan air besar yang membasahi kepala dan wajah Sang Pangeran.
"Benar-benar tidak sengaja," kata Liu Zhenhan.
BAB VIII Pengelikan dan Penjelasan yang Cerdik
Liu Zhenhan agak menyesal telah melemparkan Ferguson Xu yang menjengkelkan itu ke laut sebagai sandera.
Karena dia kehilangan saksi yang bisa membela dirinya.
Wajah Ning Yu dingin membeku. Aivere mengenakan jubah putih milik Ning Yu, matanya merah bengkak, dua paha putihnya terlihat dari balik jubah, membuat Liu Zhenhan terpana.
Liu Zhenhan kembali teringat momen tak terlupakan yang membekas sepanjang hidupnya.
Ning Yu tetap diam, menggigit bibirnya, air mata mengalir deras di pipinya, cangkang kerang kristal di punggungnya bergetar tanpa suara.
"Bimon tak tahu malu!" Tubuh Aivere gemetar, tapi tak ada lagi kutukan yang bisa diucapkannya.
“Percaya atau tidak, benar-benar Ferguson Xu yang menaruh obat perangsang, aku ini laki-laki! Kalian mau aku bagaimana?” Liu Zhenhan sebenarnya juga merasa malu, berhubungan dengan wanita tak dikenal membuatnya sendiri sangat canggung.
“Mengapa ahli alkimia seperti Tuan Fangshi membuat obat hina itu dan menggunakannya pada bawahan setianya sendiri?” Ningyu tersedu, “Aku perlu mendengar pengakuannya langsung darinya!”
“Babi kotor!” Wajah Airy bersinar basah oleh air mata, tubuhnya menggigil hingga dua celah sempit di punggungnya terbuka lebih lebar, memperlihatkan kulit putih yang mulus——dua celah itu digunakan Ningyu untuk memasang cangkang kerang.
Liu Zhenhan merasa tenggorokannya kering, api nafsu kembali membara di hatinya.
“Jika kalian berdua memang tak bisa melupakan kemarahan, aku juga tak bisa berbuat apa!” Liu Zhenhan memalingkan wajah, memaksa diri untuk tidak lagi berpikir dan melihat: “Sebenarnya aku juga korban, kalian yang memaksaku ke tanah, Airy bahkan menggunakan mulut...”
“Jangan lanjutkan!” Putri duyung melompat berdiri, tinjunya menghujani tubuh Liu Zhenhan tanpa tujuan. Belum terbiasa berjalan dengan kaki, tubuhnya oleng dan terjatuh ke pelukan Liu Zhenhan.
“Aku berhenti, berhenti...” Liu Zhenhan memeluk Airy yang lemah tak berdaya, “Aku hanya ingin menjelaskan fakta...”
Air mata Avril jatuh bagai mutiara di lantai kabin kapal, mengeluarkan bunyi "kretak-kretak" yang jernih dan memilukan.
"Jiao Ren menangis di malam hari, air mata berubah menjadi mutiara." Ning Yu tersenyum getir sambil wajahnya sendiri basah oleh air mata, tampak sangat memelas.
"Ini... bukan sepenuhnya salahku kan?" Liu Zhenhan berusaha membela diri namun tak menemukan kata-kata, hari ini penggemar debat kusir ini benar-benar kehilangan suara.
"Di mana Tuan Xu? Mengapa tidak datang melihat kami, melihat karya agungnya?" Bulu mata Ning Yu terbuka lebar, "Dia yang mati-matian menjilatmu, sudah dapatkah hadiah yang diinginkannya?"
Pandangannya tertuju pada ibu jari Liu Zhenhan, di sana terselip cincin giok darah yang indah.
"Transaksi! Transaksi memalukan!" Ning Yu bangkit dengan dingin, nadanya beku seperti angin dari pegunungan salju.
"Silakan berkata apa saja!" Liu Zhenhan menyandarkan wajah mungil Avril di dadanya, membelai rambut emasnya yang indah: "Aku bersumpah, awalnya sama sekali tidak tahu! Dan sudah menunjukkan kemarahan besar! Aku telah menyerahkan Ferguson Xu sebagai sandera ke Pangeran Bangsa Laut, setidaknya sudah kubalas dendam kalian!"
“Kakakku datang?” Ai Wei’er mengangkat kepala dengan kaget dari pelukan hangat, tiba-tiba tersadar lalu mendorong Liu Zhenhan dengan jijik, lengan mulusnya muncul bintik-bintik biang keringat.
“Aku sangat menjijikkan bagimu?” Liu Zhenhan merasa hampa, hatinya terasa sesak seperti terhalang.
“Aku tidak membencimu!” Mata biru Ai Wei’er dipenuhi kebencian: “Aku harap Dewa Laut menurunkan semua kutukan ke atasmu! Aku harap kau selamanya terpuruk di neraka tak berdasar, disiksa api abadi yang tak pernah padam!”
“Mengapa Tuan Xu dijadikan sandera?” Ning Yu mengerutkan sudut bibirnya memandang Liu Zhenhan: “Bagaimana bisa kau memperlakukan seorang ahli spiritual terhormat seperti ini!”
“Terhormat?” Liu Zhenhan menyeringai dingin: “Jika menggunakan kehormatan dan nyawa bawahan untuk mencari kepentingan pribadi yang ilusif disebut terhormat, aku harap ‘kehormatan’ semacam ini semakin sedikit!”
Ning Yu menggigit bibirnya, dadanya naik turun dengan hebat.
"Segala sesuatu di kapal ini sekarang menjadi milikku. Ferguson Xu bersumpah bersama Dewa tertinggi Timur dan aku. Karena itu, jika kau tidak percaya, aku bisa membawamu menemui Goode, dia akan menjelaskan semuanya." Liu Zhenhan menggelengkan kepala dan menghela napas: "Sejujurnya, aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana menghadapi kalian, tapi aku harus datang. Ning Yu, kuharap kau jangan menyia-nyiakan hidupmu yang indah dengan bunuh diri sia-sia. Aku tak akan membiarkanmu mati. Kau tahu aku punya kemampuan 'Lagu Perang Kunci Hati' untuk berbagi kehidupan. Kuberjanji selama masih bernafas, takkan kubiarkan kau mati! Kau dan Avi'er adalah wanita pertama dalam hidupku. Meski sudah lama bersama Helen, kalian tetap yang pertama! Aku seorang Bimon kasar, aku tahu tak pantas untuk kalian..."
Suara isakan Ning Yu dan Avi'er kembali terdengar.
"Jika bukan karena kecelakaan ini, kurasa kalian mungkin bisa menemukan pangeran tampan atau bangsawan untuk menghabiskan hidup dengan bahagia," lanjut Liu Zhenhan.
Tangisan semakin keras.
"Tapi aku, Richard, pria sejati! Aku bertanggung jawab atas apa yang kulakukan, tapi tak mungkin membayar dengan nyawa sebagai permintaan maaf! Ini bukan kesalahan kita, baik kalian maupun aku. Ini adalah nasib buruk yang dibawa keserakahan untuk kita semua! Jika Avi'er dan Bangsa Lautmu bisa lebih toleran, tidak berkonflik dengan orang di kapal ini, mungkin ini takkan terjadi. Inilah takdir!" Liu Zhenhan tertawa, tertawanya terpaksa.
Tangisan semakin keras.
"Ada satu hal lagi, aku harus memberitahumu..."
Liu Zhenhan menggigit giginya, menceritakan masa mudanya di Nanjiang dan bagaimana akhirnya ia datang ke dunia ini. Ia berbicara perlahan, tanpa sadar berapa lama waktu telah berlalu.
Pertempuran sengit dalam ceritanya terdengar seperti kisah orang lain. Ia pun tak tahu mengapa menceritakan ini pada dua gadis yang baru dikenalnya dua hari lalu.
Suara isakan tangis berhenti.
Liu Zhenhan sampai pada bagian terakhir saat melihat kakaknya. Ia bercerita tentang saat bermain alat musik di liang kucing dan menyanyikan lagu "Liang Kucing". Matanya berkaca-kaca, memancarkan kilau air mata jernih yang hanya dimiliki pria sejati.
Kilau air mata ini jauh lebih menyentuh daripada mutiara asli.
Dua gadis itu terpana, bahkan lupa untuk terisak. Mereka tak menyangka seorang Beastman Suku Pig yang terlihat sederhana ternyata memiliki masa lalu begitu kompleks.
Liu Zhenhan bercerita tentang momen-momen bersama rubah kecil di Pulau Bra. Kisah membosankan itu mengalir penuh perasaan dalam ucapannya.
Sepasang tangan kecil merangkul Liu Zhenhan dari belakang, wangi familiar menyusup ke hidungnya.
"Tidak peduli dari mana asalmu, kau selamanya adalah Richard-ku." Helen mencium lembut daun telinga Liu Zhenhan dari belakang.
“Kau sudah bangun?” Liu Zhenhan mengusap air matanya, berkata dengan gembira.
“Sebenarnya aku terus dalam keadaan setengah sadar, tapi setelah mendengar ceritamu, aku langsung tersadar sepenuhnya.” Helai rambut merah bergelombang Helen berhamburan di bahu Liu Zhenhan.
BAB IX Meditasi Ganda Bidang Kekuatan
“Helen! Sebenarnya aku selalu ingin menceritakan semua ini padamu, tapi tak pernah menemukan momen yang tepat.” Liu Zhenhan menggigit bibirnya, menempelkan pipinya dengan lembut pada pipi mempesona Helen.
“Aku tak pernah memikirkan siapa dirimu. Yang kulihat hanyalah kau yang memahami lagu perang Bimon, kau adalah Bimon sejati, anugerah Dewa Perang yang diperuntukkan bagiku sendiri.” Helen menempelkan dahinya pada Liu Zhenhan, menatap wajah besarnya penuh perasaan: “Di mata orang lain, mungkin kau tak tampan. Tapi di mataku, keteguhanmu, ekspresimu yang pantang menyerah, selamanya akan menjadi pelangi tercantik dalam hatiku. Mengapa tak kau ceritakan pada mereka bagaimana kau menyimpan bagian termanis melon untukku saat terapung di laut, sementara kau sendiri memakan kulitnya? Mengapa tak kau ceritakan bagaimana kau menyelamatkanku dengan lagu perang 'Rantai Jiwa' yang kau pahami secara mendadak saat aku sekarat? Mengapa tak kau gambarkan keputusasaan menyakitkan yang kau rasakan saat itu? Tahukah kau, Richard, saat mataku yang terakhir melihat ekspresi pedihmu, aku bersumpah pada Dewa Perang - jika ada kehidupan berikutnya, kaulah satu-satunya bagiku...”
“Apa yang begitu hebat? Cuma seorang dari dunia lain tiba-tiba jadi Pigman... Bukankah monster dari dunia lain juga sering datang ke dimensi kita...” Aiwier memalingkan kepala, tak lagi memandang Liu Zhenhan. Dia merasa malu karena terlalu asyik mendengarkan, kedua kakinya terus menggeser-geser tanah.
“Lainnya tak perlu kuuraikan lagi. Kejadian sudah terjadi. Aku pria yang berdiri tegak di antara langit dan bumi. Seumur hidup, kecuali orang yang kubenci, tak pernah kupaksa orang lain melakukan hal tak diinginkan. Setelah kembali ke Padang Rumput Donau nanti, asal lulus uji Kuil dan resmi jadi Imam Bemon, dengan tanah feodal dan uang, kalian mau pergi ke mana pun, kubebaskan. Jika tak mau pergi, akan kujaga kalian seumur hidup. Aku akan menikahi kalian.” Liu Zhenhan berkata: “Tak perlu sumpah. Sumpahku biasanya cuma tipuan.”
“Kau belum resmi jadi imam Bemon?!” Ningyu dan Aiwier ternganga tak percaya.
“Richard adalah Penyanyi Jiwa bawaan! Meski belum imam resmi, dia sudah punya kekuatan lagu perang setara Imam Tongkat!” Helen merangkul erat lengan Liu Zhenhan, dada berisi mendongak tinggi. Raut wajahnya campur aduk antara cemburu dan kebanggaan yang tak tersembunyikan.
“Bagaimana denganku?” Aiwier menatap dua paha putih mulusnya sendiri, kebingungan.
“Kakakmu datang menjemputmu. Begitu sampai di darat, aku akan menyerahkanmu padanya.” Liu Zhenhan berkata dengan sedih. Entah mengapa, dalam hatinya tumbuh perasaan sulit dipisahkan terhadap putri yang manja dan semena-mena ini, perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Kabut tipis kembali menyelimuti mata putri duyung.
“Ning Yu, setelah kembali ke Kerajaan Bimeng, aku akan mencari kapal dagang untuk mengantarmu pulang ke Benua Chesang...” Liu Zhenhan menghela napas pelan.
Sebuah tangan ramping dengan lembut merangkul lengan berototnya yang lain.
“Mengapa harus meninggalkanmu?” Ning Yu mendengus dingin: “Masih pantaskah aku pulang? Mengingat prajurit Panda dan kapal ini telah menjadi tebusan untukmu, bagaimana mungkin aku menjadi pengecualian? Apakah seorang ilusionis terhormat mungkin melakukan hal melanggar sumpah?”
“Hehe...” Xiao Hulijing menyelutuk dengan nada sarkas: “Kami Bimon punya pepatah: Menikahi ayam, ikutilah ayam; menikahi anjing, ikutilah anjing.”
“Nona Helen, berapa usiamu?” Ning Yu menatap Helen.
“Delapan belas tahun... tapi harus tiga tahun lagi...” Helen merasa gugup di bawah tatapannya.
“Li Cha, bagaimana denganmu?” Ning Yu memandang Liu Zhenhan.
“Sembilan belas. Aku memang tampak lebih tua, sebenarnya usiaku tidak terlalu tua.” Liu Zhenhan menundukkan dagunya untuk menyembunyikan janggut lebatnya.
“Baik! Karena aku yang paling tua di antara kalian! Mulai hari ini, Li Cha harus melupakan semua yang telah terjadi, dan fokus belajar menjadi Imam Bemon yang kompeten. Suami seorang Illusionis haruslah pahlawan dan pejuang terhebat! Mulai hari ini, kamu hanya boleh makan roti tanpa ragi, dilarang minum minuman beralkohol, dilarang mendekati wanita, karena semua itu bisa merusak jiwamu! Kamu harus mengasah semangat juangmu dengan kemauan dan mental, biarkan keberanian dan kesetiaan merasuk ke dalam jiwamu!”
Ning Yu yang biasanya pemalu kini menghujani Liu Zhenhan dengan serangkaian "dilarang" sampai membuatnya pusing tujuh keliling.
"Kenapa harus..." Xiao Hulijing memerah wajahnya, ekor besarnya mengibas-ngibas, "kenapa harus menurutimu... ah..."
Sebelum sempat menyelesaikan kata, tiba-tiba seekor tikus jelek dan besar muncul di pelukannya. Dengan jeritan, dia melompat ke pelukan Liu Zhenhan sambil memukul-mukul panik. Tikus itu menghilang disertai kilatan cahaya biru.
"Inilah alasannya!" Ning Yu mendengus, tatapan matanya yang jernih seakan bisa menembus jiwa menatap langsung ke mata Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan mengangguk seperti orang bodoh.
"Bagus!" Ning Yu mengangguk puas.
"Cubit aku," kata Liu Zhenhan pada Xiao Hulijing.
"Kenapa?"
"Aku mau tahu apakah ini mimpi atau bukan!"
"Aaa——" Liu Zhenhan menjerit kesakitan.
“Yang Mulia Putri Avril, bagaimana denganmu?” Ning Yu menatap putri duyung yang terkulai lemas di lantai.
“Mana mungkin aku bersamanya dengan Bimon jelek ini! Lebih baik aku terjun ke jurang neraka!” Avril berusaha meringkukkan kakinya, seolah ingin mengembalikan ekor ikan indahnya.
“Aku mendukungmu.” Helen menyemangati putri duyung dengan nada penuh akal bulus.
“Hmph...” Avril memalingkan kepala.
“Richard, boleh lihat barrier domainmu? Katanya setelah bermalam dengan putri duyung, kita akan dapat berkah Amphitrite sang dewi laut yang lembut?” Xiao Hulijing sengaja mempermalukan Avril.
“Jangan dilihat, tidak ada yang istimewa.” Liu Zhenhan tersipu malu. Sebenarnya dia sudah melihatnya sebelum negosiasi di kamar, saat di geladak yang membuat sekelompok panda tertawa terbahak.
“Lihat bersama saja...” Ning Yu juga menggoyang-goyangkan lengan Liu Zhenhan dengan manja, membuatnya merasa kaki nya seperti melayang.
Avril juga menatap Liu Zhenhan penuh antisipasi.
Ah... gadis kecil tetap gadis kecil...
Rasa ingin tahu Avril cukup untuk membunuh seekor kucing - eh, seekor panda.
Liu Zhenhan mengumpulkan konsentrasinya, wajahnya memerah, lalu memusatkan pikiran sesuai panggilan hatinya. Sebuah medan perlindungan berkilauan biru pucat seperti mimpi terbentuk setengah lingkaran di depannya. Unsur air yang melimpah, diperkuat oleh lokasi di tengah laut, membuat medan itu terlihat nyata seperti cermin safir biru.
Permukaan cermin medan itu bergelombang, seorang putri duyung muncul perlahan dari dalamnya. Ekor ikan merah menggoda, rambut pirang keemasan, wajah mungil yang kemerahan, dan dada putih menjulang yang setengah tertutup helai rambut emasnya.
Ningyu terpana, Helen tertegun, Liu Zhenhan menunduk malu.
Avarie meneriakkan jeritan pilu yang memekakkan telinga, gelombang suara tipisnya bergetar di ruang sempit hingga membuat semua orang pusing.
Putri duyung yang muncul dari medan perlindungan itu ternyata adalah Nona Avarie sendiri. Batas antara ilusi dan kenyataan begitu samar, hampir tak bisa dibedakan.
Tubuh Avarie diselimuti gelombang cahaya biru, gumaman mantra berkah yang samar-samar bergema di ruangan sebelum berangsur menghilang.
"Medan perlindungannya juga mulai 'bangkit'!" Ningyu menarik lengan Liu Zhenhan yang hendak maju.
Sebuah perisai cermin muncul di depan, kilau biru mistis berkedip, sosok gagah perlahan menjadi jelas. Tubuh kekar dengan otot sekeras batu, bulu dada lebat, seekor naga merah darah melingkar seolah hendak terbang.
Tuan Liu, Liu Zhenhan, muncul secara dramatis disertai penguapan elemen air.
Kulit kepala Liu Zhenhan terasa seperti hendak pecah, ia benar-benar terdiam beku.
Replika Liu Zhenhan yang terbentuk dari elemen air itu telanjang bulat, "tombak" sepanjang ikan marlin menjulang di selangkangannya. Yang lebih mengagetkan, putri duyung yang tercipta dari bidang kekuasaan Liu Zhenhan sendiri sedang merunduk, tepat menghadapi replika elemen air ini.
Bibir merah menyala itu menyentuhnya, gerakan canggung namun penuh kenikmatan, ekspresi yang jelas menggambarkan ekstase luar biasa dari kedua pihak.
"Ini..." Liu Zhenhan sendiri benar-benar terdiam, tak pernah terbayang dalam mimpinya akan adegan seperti ini.
BAB 10 CINTA TANPA SAYAP
〖Aku lupa memakai kacamata hari ini.
——Famosa dewi laut berkata〗
※※※
"Bodoh!" Ning Yu mencubit Liu Zhenhan keras: "Apa yang kau pikirkan di otak babi ini? Ini adalah 'Cermin Langit Malam', bidang kekuasaan langka pasangan putri duyung! Apa yang kau bayangkan, akan tercermin dalam keadaan pihak lain di bidang ini!"
“Ah……” Avril menjerit kesakitan lalu jatuh pingsan dengan lemas.
Liu Zhenhan dalam kesatuan kultivasi juga menghilang, hanya menyisakan Putri Duyung yang kebingungan terus mengulum udara, pipinya memerah penuh pesona.
“Katanya perempuan Suku Rubah genit, ternyata bangsa duyung juga tidak kalah!” Helen si Rubah Kecil berkata dengan rasa cemburu yang pekat.
“Bubarkan kesatuan kultivasinya sekarang juga!” Ning Yu memarahi Liu Zhenhan dengan manja, memalingkan muka tak tega melihat adegan mesum itu.
Liu Zhenhan segera membubarkan Kesatuan Kultivasi Ganda. Meski wajahnya tebal, dia tetap merasa agak canggung.
“Kau celaka,” kata Ning Yu. “Orang lain mungkin tidak tahu, tapi kami Orang-orang Pengembara Yun Qin sangat mengenal Bangsa Laut. ‘Kesatuan Kultivasi Bayangan Bintang’ hanya muncul di antara pasangan duyung yang saling mencinta, ini adalah berkah tertinggi dari Dewi Laut Anfitrit. Tapi masuk akal kalian berdua bisa dapat ini?!”
“Aku juga pernah dengar tentang Kesatuan Kultivasi Ganda,” Helen mengangguk setuju.
“Avril mencintaiku?” Keringat dingin Liu Zhenhan bercampur senyum getir. “Lelucon ini keterlaluan, aku tidak sampai segitunya merasa hebat.”
“Aku juga tidak percaya dia mencintaimu,” Helen melototi Richard miliknya dengan tajam.
“Bidang kekuatan ini memiliki manfaat yang tak terduga. Manusia duyung elemen air yang tercipta merupakan perisai magis alami, bisa menahan banyak serangan mematikan. Sangat cocok untukmu, seorang Imam Bemon yang terkenal lemah fisik.” Ning Yu memandang Liu Zhenhan dengan sedikit iri.
“Siapa bilang Guo Guo-ku adalah Makhluk Sial? Dia jelas-jelas Makhluk Keberuntungan!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak. Masak ada rejeki nomplok seperti ini!
“Bagaimana dengan monster peliharaanku?” Helen teringat burung camar miliknya setelah mendengar perkataannya.
“Guo Guo sedang menunggangi burung camar di geladak, si binatang kecil yang lincah ini.” Liu Zhenhan berseri-seri: “Tadi dia juga membantu menjagai pintu untukku.”
“Keberuntunganmu bukan cuma itu! 'Bidang Kekuatan Ganda' juga dijuluki 'Bidang Kekuatan Evolusioner', dia akan terus berevolusi. Tapi syarat evolusinya adalah...” Ning Yu mengenang kejadian tadi, wajahnya memerah sambil menahan tawa.
“Apa syaratnya?” Liu Zhenhan mulai menebak-nebak.
“Aku tidak tahu!” Pipi Ningyu memerah.
“Apakah harus...” Mata Liu Zhenhan berbinar-binar, seperti mendapat pencerahan: “Harus berdua... melakukan... itu...”
“Seribu kali... untuk satu evolusi.” Ning Yu menggigit bibirnya, wajahnya merah padam.
“Bisa berevolusi jadi apa? Cepat ceritakan!” Liu Zhenhan menghitung jari untuk frekuensi dan hari yang dibutuhkan seribu kali.
“Aku hanya tahu evolusi pertama adalah 'Gerbang Bintang', lapisan pelindung di belakang akan membuka ruang yang saling terhubung, memungkinkan salah satu dari pasangan pelindung ganda melintasi batas ruang dan muncul di hadapan pasangannya.” Ning Yu menjulurkan bibir kecilnya, berkata dengan sedikit malu.
Dia belum pernah membahas topikan sevulgar ini dengan pria manapun, jantungnya berdebar kencang.
“Bisa dipakai untuk kabur juga.” Liu Zhenhan menopang dagu, berkhayal.
“Gila kau! Kau benar-benar berharap dia tinggal bersamamu seumur hidup! Tapi... putri duyung kecil ini meski meninggalkanmu, tetap harus menghadapi versi lain darimu sepanjang hidup.” Ada rasa cemburu dan kekaguman mendalam dalam ucapan Helen.
“Aku benar-benar sial.” Liu Zhenhan merasa tak bisa berkata-kata. Dalam hati sebenarnya girang bukan main, tapi wajahnya tetap pura-pura datar, terlihat menderita sampai hampir mencari tali untuk gantung diri.
“Hmph...” Ning Yu meliriknya, “Tahu kok kau sedang senang bukan main di dalam hati! Tapi jangan sok, pelindung ganda ini tidak hanya punya keuntungan, ada juga kerugiannya.”
“Ada kerugian lagi? Jangan-jangan semacam kutukan atau apa?” Liu Zhenhan trauma dengan kutukan, keringat dinginnya mengucur setelah dengar perkataan Ning Yu.
“Sebenarnya juga tidak bisa disebut kerugian.” Ning Yu mengipaskan cangkang kerang indah di belakangnya: “Karena keunikan simbiosis ganda dari boundary cultivation, hidup kalian telah menjadi satu. Kematian salah satu dari kalian akan menyebabkan yang lain juga kehilangan nyawa.”
“Obisilachi!” Liu Zhenhan benar-benar frustasi, undian bagus ini malah membagi separuh nyawanya ke orang lain.
“Gak apa!” Meski kesal, Liu Zhenhan tetap bersikap keras kepala: “Siapa yang bisa lukai aku? Aku punya Empat Patung Emas!”
“Richard jangan sombong dulu...” Helen berkata dengan nada sinis: “Putri duyung seperti semua Bangsa laut, tidak bisa kontak lama dengan daratan dan elemen tanah. Elemen tanah adalah mimpi buruk terbesar mereka. Kontak terlalu lama bukan hanya kehilangan kemampuan bicara, tapi nyawa pun tak akan selamat. Richard, walau dapat keberuntungan cinta, mungkin tak berjodoh menikmatinya.”
“Suku Rubah memang pencemburu! Perkataan ini benar sekali.” Ningyu menutupi mulutnya sambil tertawa: “Adik Fox, maaf mengecewakanmu. Di cangkang kura-kura Bixi milik Richard, terdapat empat tulang rusuk yang menyimpan empat mutiara sakti: Penghindar Air, Penghindar Api, Penghindar Tanah, dan Penghindar Kayu. Jika ditambah Mutiara Penghindar Logam kelima, Bixi ini bisa melepaskan cangkang dan berubah menjadi naga. Lima mutiara ini jika ditelan bersama akan memberikan keabadian. Meski Bixi belum mencapai umur sepuluh ribu tahun, setidaknya sudah mengumpulkan empat mutiara. Mutiara Penghindar Tanah cukup dipakai atau ditelan oleh putri duyung untuk bisa hidup di darat layaknya manusia biasa.”
“Empat mutiara ini begitu hebat?” Liu Zhenhan berkeringat dingin, nyaris saja hadiah berharga ini diberikan ke Tuan Xu. Bahaya sekali! Untung dia cukup licik, kalau tidak si tua itu yang diuntungkan.
“Tapi cangkang Model itu sangat keras! Senjata angin Serigala Iblis pun sulit melukainya, bagaimana kau bisa membukanya?” Helen masih cemberut tak mau mengalah.
“Helen, aku ini manusia kerang~~” Ningyu tersenyum bangga: “Richard bukan milikmu seorang, jauhlah bersikap posesif.”
“Ilusi?” Helen tak paham hubungan antara ilusi dengan cangkang kura-kura ini.
"Ilusi tentu tidak berguna, ilusi hanya menipu penglihatan. Tapi aku adalah manusia kerang, tahukah kalau kerang, ular, kura-kura, dan naga bisa mengkristalkan mutiara dari tubuh mereka? Kami manusia kerang adalah pemetik mutiara alami. Metode rahasia 'mengambil mutiara dari bawah rahang naga' kami digunakan untuk mengambil mutiara naga." Ning Yu tersenyum: "Sama seperti pendeta altar Bimon kalian suku Fox, propesi manusia kerang yang menjadi ahli ilusi juga tidak tinggi. Kebanyakan kaumku di Benua Chesang hidup dengan memetik mutiara."
"Kakak benar-benar menguasai banyak hal." Puji Helen dengan tulus.
"Dengarkan kakak, setelah kamu dewasa, baru menikah dengan Richard. Terlalu awal terobsesi dengan kehidupan suami istri akan menyakiti kalian berdua." Ning Yu membelai wajah polos Helen sambil berkata lembut.
Rubah kecil itu malah mengangguk patuh.
"Lalu bagaimana denganku?" Liu Zhenhan awalnya malu bertanya, tapi menyangkut kebahagiaannya sendiri, akhirnya nekat bertanya.
"Tidak tahu bagaimana kau menyelesaikan konflik dengan bangsa laut. Tapi jika Putri Avril benar-benar ingin bersamamu, aku tidak akan menolak berkah indah dari Dewi Laut Amphitrite." Ning Yu memelintir hidung Liu Zhenhan, wajahnya penuh kelembutan: "Tapi antara kita harus menjaga jarak yang pantas."
Liu Zhenhan berteriak dalam hatinya, setelah panen sukses, masih hanya bisa makan setengah kenyang. Bukankah ini siksaan? Tapi begitu wajah Ningyu berubah, dia benar-benar merasa takut dari dalam hati, benar-benar bertemu lawan sepadan.
"Bengong apa?" Ningyu mendorong Liu Zhenhan.
"Aku ingin..." Liu Zhenhan dengan muka tebal merangkul pinggang Ningyu, sesuatu yang keras menekan pinggangnya.
"Jangan paksa aku menyulap wanita jelek untuk merusak moodmu!" Ningyu mati-matian melepaskan cakar setannya.
"Sekali saja, sekali saja!" Liu Zhenhan merangkul Ningyu, lalu merangkul Xiao Hulijing, berkata blak-blakan: "Sebelum mati beri dulu makan sampai kenyang!"
Xiao Hulijing menggeliat-geliat, pura-pura menolak tapi merespon, pesona menggoda yang tak terucapkan muncul lagi.
Ningyu belum sempat membuat ilusi, mulut wanginya sudah disumpal oleh Liu Zhenhan.
Putri duyung Aiwei'er saat itu siuman pelan-pelan, melihat pemandangan familiar lagi, langsung pingsan kembali.
Kali ini berbeda dengan sebelumnya, fisik monster Liu Zhenhan sepenuhnya larut, kelembaban dan kelembutan yang belum pernah dialami membuat gerakannya semakin ganas.
“Dua gadis lemah sama sekali tidak bisa memuaskan tubuhnya yang perkasa luar biasa. Setelah merengek-rengek, Liu Zhenhan mengalihkan pandangannya ke putri duyung yang pingsan di lantai.”
“Aville terbangun oleh rasa sakit yang menusuk, seluruh tubuhnya lemas namun puas. Makhluk yang berbagi perbatasan kultivasi ganda dengannya sedang menabraknya dengan ganas seperti baling pelantak.”
“Awalnya Aville ingin mendorongnya, tapi perlahan perlawanannya melemah, hingga akhirnya benar-benar luluh. Ia tak menyangka bisa mengeluarkan erangan memalukan yang membuatnya tersipu, air mata pahit datang bersama kenikmatan.”
“Apa kau mencintaiku?” tanya Aville terengah-engah pada Liu Zhenhan.
“Hmm...”
“Cinta atau tidak...ah...” Aville mengangkat tubuhnya karena rangsangan kenikmatan yang ekstrem.
“Cinta...”
“Bagaimana cara mencintainya?” Aville menggeliat, melilit Liu Zhenhan seperti ular.
“Dengan bercinta!” jawab Liu Zhenhan sambil menggigit gigi.
“Otak Aville kosong seketika, dan ia pun pingsan lagi.”
※※※
『Latar Belakang: Bangsa putri duyung dan semua bangsa laut bisa meninggalkan air sementara, namun dibatasi waktu satu jam. Putri duyung bisa mencapai daratan tapi akan kehilangan kemampuan memanggil elemen air bawaan, juga kemampuan berbicara. Jika terlalu lama tidak dekat air, putri duyung akan kehilangan kecantikan terlebih dahulu, lalu nyawa.』
“Di antara ikan duyung, hanya perawan yang memiliki ekor ikan. Setelah menikah, kulit ekor mereka akan terlepas secara alami, menampakkan kaki di dalamnya. Pada kaki ikan duyung terdapat garis sisik yang menjadi penanda identitas mereka.”
BAB XI Selamat Pagi, Dataran Liar Donau
Bangsa laut masih mengikuti kapal "Penglai" yang terus bergerak maju, membentuk barisan besar dan megah sepanjang perjalanan.
Pada hari ketiga, kontur megah Gunung Salju Himalaya Taymyr mulai menampakkan wujud aslinya, dan Dataran Liar Donau akhirnya terlihat di kejauhan.
Kapal berhati-hati menghindari gunung es yang hanyut di aliran sungai. Wajah Gode yang mengemudikan kapal terlihat semakin tegang.
Liu Zhenhan berdiri di haluan kapal, dengan Guo Guo bertengger di kepalanya, memandang jauh ke arah Gunung Salju Himalaya Taymyr yang dingin dan misterius. Di balik gunung, kabut berputar-putar seolah tak terjangkau.
"Mengapa sisi Gunung Salju Himalaya Taymyr ini justru menjadi Dataran Liar Donau yang subur? Bukannya dunia beku yang tertutup es?" Liu Zhenhan mengajukan pertanyaan pada Helen dengan sikap seolah mengarahkan dunia.
“Aliran hangat dari Angin Pasat Andes tak pernah bisa menembus puncak tinggi Himalaya Temur, sementara Puncak Tanggula yang membentang menyisakan musim semi untuk Padang Rumput Donau dan mengurung dingin abadi di seberang gunung.” Helen menarik napas dalam udara yang familiar, membuka pelukannya. Jubah pendeta yang lusuh dan usang berkibar-kibar tertiup angin, sementara senyuman merekah seperti bunga menghias wajahnya.
“Bagaimana jika kita menggunakan mantra terlarang para Penyihir agung yang mampu menghancurkan segalanya untuk melubangi bagian tengah Himalaya Temur? Dengan begitu aliran udara hangat dan lembab bisa menembus gunung es yang tak tertembus ini, mengubah wilayah seberang menjadi Padang Rumput Donau kedua! Betapa indahnya itu!” Liu Zhenhan menghela napas penuh perasaan.
“Kenapa kepalamu selalu dipenuhi pikiran aneh begini?” Ning Yu tak tahan tertawa. Biasanya dia jarang tersenyum, namun saat tertawa, Liu Zhenhan langsung merasa tulangnya meleleh dan matanya terbelalak.
“Dia babi! Kalau bukan mikirin hal-hal aneh, mau mikirin apa lagi?” Ai Wei'er melirik tajam ke Liu Zhenhan. Kini dia hanya berani mengintip gunung es dari balik geladak kapal, takut menampakkan diri. Perasaannya campur aduk saat harus berhadapan dengan kenangan tentang keluarga, membuatnya semakin membenci Liu Zhenhan.
“Di seberang gunung, terdapat negara manusia yang agung yaitu, satu-satunya negara manusia yang dihormati oleh kami Bimon. Prajurit gila mereka adalah satu-satunya pejuang manusia yang mampu menandingi pasukan Bimon dengan tubuh dan keberanian.” Helen sudah tak terkejut lagi, melirik sambil melanjutkan: "Raja kami di Kerajaan Bimeng saat ini, Yang Mulia·, di masa mudanya pernah menaklukkan Gunung Salju yang disebut tak tertembus, mencapai negara prajurit gila, dan berkenalan dengan banyak pemberani di sana. Saat ini di antara pelatih pasukan pengawal kerajaan, terdapat sepuluh prajurit gila yang semuanya adalah teman yang dikenali Sang Raja selama petualangannya dulu."
“Bagaimana perbandingan prajurit gila dengan prajurit Panda milikku?” Liu Zhenhan bertanya dengan penuh semangat.
“Dari postur tubuh dan kekuatan, memang hampir setara. Tapi prajurit gila ahli menggunakan kapak lempar, bukan tombak ikan seperti yang digunakanmereka.” Kata Helen.
“Kekuatan klan Panda kami hanyalah tenaga kasar yang dangkal.” memegang kemudi sambil tersenyum rendah hati.
“Lihat, betapa rendah hatinya bawahan yang baik ini!” Liu Zhenhan paling menyukai sisi yang ini.
“Sebenarnya ide yang barusan kamu kemukakan cukup bagus.” mengerutkan alisnya, seolah menangkap sesuatu.
“Percuma, negeri para pejuang gila tidak memiliki Penyihir yang lahir, mereka hanya memuja Dewa Kekuatan Odin. Pegunungan Taimur Laya adalah benteng alami, rangkaian gunung salju membentang ribuan kilometer, menjadi garis perbatasan jelas antara kita dan manusia. Bukan gunung salju dan dataran tandus ini yang menghalangi langkah manusia, ras Bimon seharusnya sudah punah sejak Pertempuran Hyjal seribu tahun lalu.” Helen tersenyum: “Sekarang kerajaan manusia sibuk dengan perpecahan dan penggabungan terus-menerus, tak ada yang peduli pada kita lagi.”
“Apa itu?” Ningyu menunjuk patung batu raksasa di tepi garis pantai.
“Itu patung dewi, tangan kiri memegang obor, tangan kanan memegang kitab hukum. Sayangnya, sebagian besar sudah tenggelam dalam air. Ini peninggalan dari Perang Para Dewa sepuluh ribu tahun lalu, sama seperti dua patung dewa pedang di dekat Tanjung Nalun.” Melihat benda familiar dari kampung halaman, bahu Helen gemetar tak terbendung disertai hasrat menjelaskan yang meluap.
“Peradaban yang begitu gemilang! Kini bahkan namanya pun lenyap diterpa angin...” Liu Zhenhan merasa dorongan untuk menulis puisi, namun setelah mengais-ngais isi kepala lama, hanya menemukan beberapa syair mesum yang tak pantas ditampilkan.
“Apa rencanamu?” Ningyu menarik lengan Liu Zhenhan diam-diam, sudut matanya melirik putri duyung.
Ekspresi wajah Avril yang sedang duduk termenung terus berubah, kadang lesu, kadang penuh harapan, lalu menghela nafas. Dua hari ini dia terus belajar berjalan, akibatnya dia sering duduk sambil menggosok pergelangan kakinya.
"Aku juga tidak tahu..." Liu Zhenhan terlihat kebingungan.
"Jangan kembalikan dia ke Bangsa Laut! Putri duyung sangat menjunjung tinggi kesetiaan, sampai level yang tak bisa kau bayangkan. Itu sama saja dengan pembunuhan!" Cangkang kerang Ningyu bergetar dalam angin dingin.
"Ya sudah, tidak usah dikembalikan." Liu Zhenhan menyampirkan kulit serigalanya di tubuh Ningyu.
"Lalu apa rencanamu?" tanya Ningyu.
"Tidak ada."
"Dasar kau!" Ningyu hampir pingsan karena marah, "Kenapa tidak kau pikirkan matang-matang? Bagaimana caranya bertukar sandera dengan mereka? Kau kira Bangsa Laut akan membiarkan kita naik ke darat begitu saja? Satu mantra air saja bisa membunuhmu! Jangan sok jago hanya karena badanmu besar!"
"Aku punya dua tangan." Liu Zhenhan menggemeretakkan tinjunya.
"Ya Tuhan!" Ningyu benar-benar kehabisan kata, "Aku tak mengerti bagaimana makhluk kekerasan sepertimu bisa dipilih Dewa Perang, bahkan menjadi Penyanyi Jiwa bawaan lahir!"
"Sekaligus terkutuk oleh Monster." Liu Zhenhan bukannya malu, malah terlihat bangga menambahkan kalimat itu.
“Lagu perang ciptaanmu itu memang sebuah keajaiban, mungkin Dewa Perang memiliki pertimbangan tersendiri. Dasar bodoh! Saat kami menaruh harapan padamu, kau selalu mengecewakan dan terlihat tak tertolong. Tapi tiba-tiba kau punya ide licik!”
Ning Yu membuka telapak tangannya dengan geram, di atas tangan putih sehalus giok itu, sebiji mutiara sebesar telur merpati berguling-guling.
Mutiara itu memancarkan warna biru safir yang berkabut, seolah menyimpan pegunungan jauh yang samar-samar terlihat.
"Ini diambil dari tempurung kura-kura milikku, ya?" Liu Zhenhan langsung menebak.
"Mutiara Penghindar Air." Ning Yu kembali mendekatkan bibir mungilnya ke telinga Liu Zhenhan dan berbisik beberapa patah kata.
"Bagus! Langit sedang membantu kita!" Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
"Membicarakan apa?" Helen memandangi mereka dengan heran.
"Merundingkan permainan malam nanti." Liu Zhenhan mengedipkan mata sambil tersenyum mesum.
Segera segerombol tinju menghujani dirinya.
Tinju-tinju mungil nan lembut.
BAB 12 IPAR LAKI-LAKI YANG TIDAK BAIK HATI
Pelayaran panjang akhirnya sampai di ujung, kapal "Penglai" pun merapat ke dermaga.
Di tepi pantai terbentang batuan basalt yang tandus, di kejauhan terlihat padang rumput hijau membentang diterpa angin, lembut bagai napas kekasih.
Pasukan Bangsa laut muncul di kedua sisi lambung kapal bagaikan sulap, Pangeran Ximilien memerintahkan anak buahnya untuk mengangkat bingkai perlindungan berwarna biru air yang ditarik dengan rumput laut di belakang kereta kuda. Daerah pesisir yang dangkal ini dipenuhi prajurit paus yang berpatroli di kejauhan, sesekali melongok.
Di samping Liu Zhenhan, Aviar terbaring dalam kotak kayu besar berisi air. Ekornya mengepak-ngepak riang, kadang menyemburkan percikan air.
"Adik!" teriak sang Pangeran panik.
"Tenanglah, Yang Mulia!" Liu Zhenhan memotong teriakannya, "Izinkan awak kapalku turun dahulu. Maafkan kecurigaan dan kekotoran hatiku ini, aku khawatir jika Yang Mulia dan para Penyihir Perusak Badai Makula tak sengaja melepaskan mantra badai, ratusan orangku bisa binasa."
"Aku bisa menenggelamkan seribu kapal sepertimu dalam perjalanan!" Pangeran Ximilien tak bisa menyembunyikan amarahnya, "Kecurigaanmu menyamai manusia! Bimon."
"Segala sesuatu harus diantisipasi. Jika tak keberatan, biarkan awakku pergi dahulu." Liu Zhenhan melambaikan tangan. Gud mulai menurunkan papan kayu, memimpin anak-anak lelaki dan perempuan yang menggendong karung besar-kecil berlari ke darat. Semua mereka mengenakan topi lebar, selubung kain di topi itu berkibar seperti bulu-bulu dandelion tertiup angin.
“Pedagang budak?” Ximirian mengamati Bimon yang berpenampilan jujur ini dengan saksama, tak mengerti bagaimana dia memiliki kecerdasan seperti itu.
“Cuma bisnis kecil.” Liu Zhenhan langsung membual: “Sebenarnya aku ingin membuat perjanjian dengan Kerajaan Laut Xiya. Asalkan kalian mengizinkan lewat jalur laut, setiap tahun aku bisa menyediakan senjata dan baju besi dalam jumlah besar!”
“Baju besi dan senjata? Hm... Senjata dan baju besi negara mana yang boleh diperdagangkan pribadi? Harga baja murni setara dengan koin perak, jangan kira aku tidak tahu!” Pangeran Ximirian sama sekali tidak percaya.
“Aku lupa memberitahu, ayah mertuaku adalah pejabat tertinggi Provinsi Timur Laut Bimon.” Liu Zhenhan membual tanpa berkedip, kandung kemih babi yang tertusuk sama sekali tidak membuatnya panik.
“Benarkah?” Ximirian memang melihat seorang wanita Suku Rubah yang memesona sedang berjalan di papan kayu bersama wanita bertudung. Hampir saja Ximirian bertindak, namun mengingat adiknya masih dalam tawanan, dia menahan niat jahatnya yang menggebu.
“Tambangku memiliki 5.000 budak kurcaci yang bekerja siang malam. Pedang buatan mereka bisa membelah baju besi Milan terbaik manusia seperti pisau mengiris mentega!” Liu Zhenhan tahu kurcaci adalah pandai besi terbaik, terus membual untuk mengulur waktu.
"Benarkah?" Pangeran Ximilien mulai tertarik. Kendala terbesar bangsa laut memang senjata dan baju besi. Baju besi dari lumut laut dan karang, senjata dari tulang ikan, jelas tak memadai untuk kebutuhan perang. Manusia pun tak pernah mau membuka perdagangan senjata sepenuhnya, hanya senjata-senjata berkualitas rendah yang sesekali masuk ke tangan bangsa laut. Senjata semacam itu cepat berkarat di air laut, tak bisa diandalkan. Jika yang dikatakan Bimon ini benar, ini patut dipertimbangkan.
"Lebih nyata daripada mutiara!" Liu Zhenhan kembali bersumpah ke langit, "Demi Dewa Perang yang adil, meski senjata Bimon agak kasar, kualitasnya tak kalah dari manusia!"
Tak ada pedagang yang mau mengungkap kelemahan sendiri. Pangeran Ximilien termenung melihat penampilannya yang sederhana. Masih perlukah membunuhnya?
"Paduka tentu tahu, saat insiden dengan adinda Paduka yang mulia Putri, bagaimana aku bisa membunuh begitu banyak penunggang hiu ajaib? Dengan senjata! Senjata kami bisa merobek tubuh sekuat apapun. Bahkan kuda laut kuat sang Putri pun tertusuk tombak anak buahku!" Liu Zhenhan memanfaatkan momentum, sambil memberikan isyarat mata ke kapal untuk mempercepat langkah.
"Lalu syarat apa yang kau inginkan?" Pangeran Ximilien tak bisa menahan gejolak di hatinya.
Ia memutuskan untuk berbicara baik-baik dengan Bimon ini. Memperoleh persenjataan berkualitas akan memberikan manfaat besar bagi Bangsa Laut Xiya. Perang mereka dengan Bangsa Laut Alis di perairan luar Nalun terus berlanjut, dan dengan persenjataan unggul, mereka yakin bisa menguasai seluruh Laut Aiqin dengan keunggulan mutlak.
"Aku perlu..." Liu Zhenhan mulai berpidato panjang, setiap kalimat diucapkan dengan jeda pertimbangan.
Melihat di kapal hanya tersisa Guo Guo yang menggendong tempurung kura-kura besar berjalan limbung ke darat, Liu Zhenhan mengakhiri tawarannya dengan tertawa riang.
Di bukit jauh di kejauhan, sekelompok besar orang menyaksikannya sedang tawar-menawar dengan Pangeran.
"Syarat ini tidak bisa kami terima, bisakah sedikit lebih longgar?" Sang Pangeran sepenuhnya larut dalam kegembiraan negosiasi. Tawaran bodoh dari Bimon yang begitu murah membuatnya bersemangat untuk menawar lebih gila.
Pangeran tiba-tiba merasa Bimon ini sangat lugu dan menggemaskan.
"Mahal begitu?" Liu Zhenhan menggaruk-garuk kepala pura-pura bingung, padahal dalam hati tertawa: "Begini! Aku akan menghadiahkan 10 penari dan penyanyi Fox untuk Paduka, harap jangan ditawar lagi!"
"Baik, baik!" Mata Pangeran langsung berbinar: "Aku mau yang tadi itu!"
"Yang memakai cangkang kerang itu mau? Dia budakku! Jika Paduka mau, sekalian saja kuberikan!" Liu Zhenhan melambaikan tangan dengan sikap royal.
“Kedermawananmu membuat saya malu!” Mata Pangeran berkaca-kaca, Bimon ini benar-benar hebat! Sungguh sangat berkesan!
“Saya akan ke darat memanggil mereka, tunggu di sini.” Liu Zhenhan membungkuk dengan wajah polos, perlahan menaiki papan kayu, berjalan menuju tepi pantai, semakin cepat hingga akhirnya berlari.
“Yang Mulia!” Seorang ahli sihir bertanya dengan penuh keraguan kepada Pangeran Ximirian, “Kapan Suku Fox bisa menikah dengan Suku Pig? Mereka hubungan tuan dan bawahan! Mana mungkin rakyat jelata menikah dengan bangsawan?”
“Sial!” Pangeran juga tersadar, “Dia menipuku!”
“Untungnya Aivere-ku masih ada, mungkin dia takut kita menyakiti mereka jadi main tipu muslihat kabur! Dasar ikan badut pengecut, bahkan meninggalkan temannya sendiri!” Pangeran melihat adik perempuannya yang masih mencipratkan air di kotak kayu di haluan, hatinya pun tenang.
Begitu kata-katanya habis, sosok Aivere dalam kotak air mulai kabur, elemen air yang pecah seperti cermin hancur, kristal-kristal jatuh, semuanya lenyap bagai gelembung.
“Cek ke atas!” Pangeran Ximirian hampir melompat.
“Hanya ada sekotak air, Yang Mulia!” Seorang prajurit gurita yang ahli memanjat mengeluarkan kepala licinnya dari atas.
“Bimon ini ternyata bisa menggunakan elemen air untuk membuat gambar putri? Apakah dia penyihir air?” Beberapa ahli sihir badai saling memandang bingung.
“Makhluk terkutuk, tak tahu malu, hina, dan kotor!” Mata pangeran memerah darah, perlahan menoleh ke arah pendeta Bangsa Manusia Berbulu yang sedang berlari ke bukit, lalu mencopot helmnya dengan kasar.
Garis wajah tampan pangeran yang seperti dipahat itu berubah menyeringai. Medan energi biru tua muncul di depannya, pantai yang awalnya tenang tiba-tiba diterjang pusaran air raksasa. Air laut berputar gila-gilaan, bahkan Bangsa laut hampir tidak bisa menjaga keseimbangan.
Medan energi biru laut yang membawa air dalam jumlah masif perlahan naik ke langit, berubah menjadi gelombang setinggi sepuluh tombak yang menerjang Liu Zhenhan di kejauhan.
Liu Zhenhan baru saja menaruh Guo Guo yang ditemuinya di tengah jalan ke bahunya, lalu menarik tempurung kura-kura dan terus berlari.
Helen yang berdiri di bukit melihat gelombang setinggi sepuluh tombak itu mendekati Liu Zhenhan dengan kecepatan angin topan. Matanya membelalak lebar – puncak gelombang perlahan berubah menjadi ratusan kuda yang terbentuk dari ombak, derap kakinya bergemuruh seperti guntur, mengejar Liu Zhenhan yang berlari lambat dengan ganas.
“Kuda-kuda yang terbentuk dari elemen air, surai panjangnya bergerak tak henti saat berlari, otot yang sempurna dan gesit bergetar setiap kali kuku kaki mereka menginjak tanah.”
Di tepi pantai yang lebih tinggi, tanah bergetar hebat oleh derap kuda-kuda elemen air. Helen yang berdiri di bukit jelas melihat kerikil di bawah kakinya berguling menuruni lereng akibat getaran dahsyat.
Tangan Helen menggenggam erat Ning Yu dengan gugup, tiba-tiba merasakan sakit di tangannya. Saat menoleh, dia melihat Avril yang masih memegangi tangannya erat-erat. Dengan topi bambu, Avril menyingsingkan kerudungnya, berjinjit cemas memandang Liu Zhenhan yang berlari menanjak sambil menggotong tempurung kura-kura.
“Maaf…” Avril menyadari tatapan Helen, segera melepaskan tangan sambil terus-menerus meminta maaf.
“‘Bidang Kekuatan’ kakakmu luar biasa!” Helen melihat kapal dan tumbuhan di area yang dilanda kuda-kuda air itu porak-poranda berantakan.
“Itu ‘Bidang Gelombang Liar’-nya. Jika bukan untuk mengejar Richard, dia pasti akan mengubah gelombang itu menjadi paus raksasa yang langsung menelan dan mengunyah sampai hancur.” Matanya Avril tak berkedip sedikitpun dari sosok Liu Zhenhan.
Kecepatan kuda pacu benar-benar mengagumkan, meskipun Liu Zhenhan menggendong tempurung kura-kura raksasa dan berlari sangat cepat, tetap saja tertangkap. Saat ini jaraknya dari dataran tinggi hanya puluhan langkah.
Kawanan kuda yang meraung mengeluarkan suara gelombang udara dahsyat, menghujam ke arah Liu Zhenhan yang sedang berlari. Terlihat gelombang besar menyapu, gemuruh besar bergema di padang rumput luas sekitarnya.
Semua orang menjerit kaget. Banyak anak-anak lelaki dan perempuan kecil terjatuh duduk di tanah, wajah mereka pucat bagai mayat.
Adegan spektakuler seperti ini bukanlah pemandangan yang bisa disaksikan sembarang orang.
Gelombang raksasa menyelesaikan serangan terakhirnya, masih melesat sejauh panahan sebelum berubah menjadi aliran air seperti air laut surut, mengalir turun dari lereng tinggi.
Seluruh permukaan rumput di sekeliling dipenuhi jejak kaki kuda yang mengerikan. Setiap jejak sedalam setengah inci, lekukan tapal kuda raksasa dipenuhi air yang surut. Bahkan beberapa batuan basalt yang menonjol retak membentuk pola seperti tempurung kura-kura.
Liu Zhenhan masih berlari, terus berlari dengan kepala tertunduk.
Tidak setetes air pun melekat di tubuhnya. Keringnya seperti orang yang baru keluar dari gurun pasir.
Semua orang berbisik-bisik, menunjuk-nunjuk ke arahnya.
Ning Yu tersenyum dengan anggun.
Liu Zhenhan berhenti, menoleh dan melambaikan tangan ke Pangeran Similian di laut. Guo Guo yang sedang menungging di kepalanya memeluk erat bola kristal biru. Bersama Liu Zhenhan yang matanya berkaca-kaca, mereka melambai penuh perasaan.
"Kata-kata hina dari bangsa manusia berbulu ini membuat Pangeran bangsa laut hampir pingsan."
"Selamat tinggal! Saudara iparku tercinta, Ximilien Poseidon!!"
Jilid V: Melangkah Menyusuri Lagu
Bab 1: Maju, Targetnya Penjara Desa Borge
Avi'er melarikan diri dari takdir tak dikenal yang menghadapi keluarganya, namun sekaligus terjerumus dalam penyesalan mendalam.
Ketidakberdayaan dan kebingungan yang tiba-tiba muncul dalam perjalanan hidup membuat gadis kecil yang belum pernah mengalami kegagalan ini limbung. Tanpa pilihan lain, dia hanya bisa terus-menerus memaki Liu Zhenhan sebagai satu-satunya pelampiasan emosi.
Karena Bimon buruk rupa ini telah mencemarkannya, menjerumuskannya ke keadaan setengah manusia setengah ikan; Yang paling sial, ternyata Pi Ge yang menjijikkan ini terikat dengannya dalam "perjanjian ganda". Setiap kali Avi'er teringat ini, rasanya seperti memakan cacing laut yang membuatnya muak.
Makin menjadi-jadilah makiannya.
Liu Zhenhan terus mendengar omelan putri ini di padang gurun sepi, semakin tak tahan. Dia menyesal mengapa Yu'ngi memberikan mutiara penghindar debu itu sebagai kantong aroma yang digantungkan di tubuh si gadis kecil ini.
Andai saja dia bisu!
Sayangnya, makiannya itu-itu saja tanpa variasi baru, membuat Liu Zhenhan semakin frustasi.
Batas Padang Rumput Donau jauh melampaui imajinasi Liu Zhenhan. Sepanjang perjalanan, rumput ilalang setinggi pinggang manusia menutupi sebagian besar pandangan. Setelah berjalan seharian penuh, tak satu pun desa Bimon yang ditemui.
Helen menjelaskan ini karena populasi Bimon benar-benar sedikit. Di antara berbagai ras, kecuali Suku Pig, tingkat reproduksi mereka sangat tidak memuaskan.
Tiga ratus anak laki-laki dan perempuan justru membuat Liu Zhenhan terkejut. Tanpa mengeluh, mereka dengan patuh mengikuti para prajurit Panda yang membuka jalan, berbaris rapi.
Aviar yang baru bisa berjalan, kakinya sudah melepuh sebelum menempuh beberapa kilometer. Sambil mendengar makiannya, Liu Zhenhan menggendongnya, membuat mulut Helen cemberut membentuk bulan sabit.
"Aduh..." Helen mendesah manja lalu duduk di tumpukan rumput, kakinya tampak terkilir.
Guo Guo langsung melompat dari kepala Liu Zhenhan, dada kecilnya ditepuk-tepuk hingga berbunyi "bret-bret".
"Kau mau apa?" Aviar melotot sambil memeluk leher Liu Zhenhan, tatapannya penuh permusuhan ke arah Xiao Hulijing.
"Richard..." Helen menggeliat-geliatkan pinggangnya dengan wajah kesakitan.
"Mari, aku akan menggendongmu!" Liu Zhenhan menggeser posisi putri duyung di punggungnya, lalu mengulurkan tangan ke Helen.
Helen berlari secepat angin dan melompat ke pelukan Liu Zhenhan, wajahnya berseri-seri penuh sukacita.
Ning Yu di samping menggelengkan kepala dan menghela nafas.
"Berapa jauh lagi dari kampung halamanmu Witherspoon?" Liu Zhenhan yang sedang menikmati kehangatan gadis dalam dekapan dan di punggungnya, justru berharap perjalanan ini semakin panjang.
"Cukup ikuti alur Pegunungan Taimuerlaya, gunung salju itu adalah penunjuk jalan kita." Xiao Hulijing memeluk leher Liu Zhenhan, mengayunkan kaki mungilnya seperti bermain ayunan, ekor merahnya berkibar-kibar riang.
"Apakah kemunculan tiba-tiba kelompok besar kita ini tidak akan menimbulkan kesalahpahaman?" Liu Zhenhan menyelipkan pertanyaan.
"Kita akan menuju Desa Bogge di luar kota Witherspoon dulu. Di sana ada tanah apanase paman saya, termasuk tambang kecil tempat beliau sebagai tuan tanah. Kita akan bermalam di sana terlebih dahulu, baru mengajukan permohonan ke Kuil Kota Witherspoon untuk mendapatkan kualifikasi Pendeta Kuil dan tanah apanase untukmu." Sorot mata Helen redup: "Paman satu-satunya keluarga yang tersisa bagiku."
Liu Zhenhan juga terdiam.
Aiwier yang tidak tahu konteksnya bertanya santai: "Bagaimana dengan keluargamu yang lain?"
"Mata Helen memerah, air matanya hampir tumpah: "Waktu itu manusia gurun terkutuk itu, menyelinap masuk ke provinsi timur laut Fox, wilayah kekuasaan keluargaku di Kadipaten Dolot dengan kapal yang sudah menandatangani perjanjian dagang dengan bangsa laut kalian. Mereka semua perampok yang dipersenjatai sampai ke gigi, membantai semua pria di keluarga kami dan menculik semua gadis ke kapal."
Aviary juga terdiam, dia bisa merasakan pengalaman diculik itu, sekarang dia sangat memahaminya.
"Ini juga salah aturan bodoh bangsa laut kalian!" Liu Zhenhan juga marah: "Larangan laut macam apa ini? Pada akhirnya malah merugikan Kerajaan Bimeng! Para Bangsa Manusia Berbulu di sini mengira bangsa laut akan melindungi garis pantai, jadi tidak membangun pertahanan. Ternyata kalian malah tanda tangan perjanjian dengan manusia, mengizinkan kapal dagang lewat, memberi kesempatan pada penjahat!"
"Apa hubungannya dengan bangsa laut?" Aviary membalas tajam: "Bangsa laut bukan penjaga gerbang Bimeng! Kami melarang pasukan manusia muncul di langit kami, itu salah? Salahkan saja pasukan Bimeng kalian yang tidak kompeten!"
"Pasukan resmi Bimeng semuanya ditempatkan di perbatasan. Hanya untuk menghadapi manusia saja sudah kewalahan, mana ada pasukan cadangan untuk mencegah pedagang manusia licik di wilayah belakang?" Helen tidak mau kalah.
"Kalian sendiri yang tidak becus!"
"Bangsa laut hebat?"
"Tentu saja."
"Kalau bangsa laut begitu hebat, kenapa kamu bisa ditangkap Richard?"
……
Pertengkaran semakin berisiko meningkat.
“Jangan berdebat lagi.” Ning Yu membuka mulut. Wibawa dalam ucapannya yang tenang membuat dua gadis kecil itu patut menutup mulut. Entah mengapa, begitu Ning Yu berbicara, termasuk Liu Zhenhan, semua menjadi agak gemetar ketakutan.
“Helen, misalnya kamu adalah bangsawan turun-temurun, bagaimana struktur kekuatan militer dasar di wilayah kekuasaanmu?” Liu Zhenhan juga merasa heran. Sebenarnya dia punya pertanyaan: bagaimana bisa desa di wilayah kekuasaan begitu mudah diserbu oleh pedagang budak manusia? Tidak hanya semua dihancurkan bersih, tapi juga semua perempuan diculik. Ini terlalu aneh bukan?
Menyusup sendirian ke belakang garis musuh untuk melakukan sabotase bukanlah hal mudah. Liu Zhenhan dulu pernah melakukan ini, baru saja melakukannya lagi. Prosesnya cukup sulit, kalau bukan karena "meditasi ganda"-nya yang bisa memanifestasikan bayangan Aivier, belum tentu bisa berhasil.
“Tubuh kami Fox tidak sekuat bangsawan Bimon lainnya. Kami adalah perwujudan kebijaksanaan, jadi kami Fox tidak bisa seperti bangsawan lain yang mengangkat pedang perang peninggalan leluhur untuk bertempur. Kami sangat bergantung pada ras bawahan kami, manusia babi dari suku Pigge dan prajurit gajah Elephantine. Kekuatan tempur prajurit gajah tidak perlu diragukan lagi, bahkan prajurit gajah yang belum dewasa sekalipun merupakan mimpi buruk yang tak terlupakan bagi musuh di medan perang. Sayangnya, populasi bangsa gajah bahkan lebih langka dari suku Fox kami, ditambah dengan selera makan prajurit gajah yang sangat selektif. Pisang kesukaan mereka tidak bisa tumbuh di tanah lembab Padang Rumput Donau, jadi hanya bisa dibeli melalui perdagangan dengan suku elf di Hutan Salib Selatan. Di antara keluarga Fox, hanya keluarga bangsawan terkemuka yang mampu memelihara prajurit Elephantine yang perkasa.” Ada kepasrahan yang terpancar dari mata Helen.
"Berapa banyak prajurit Elephantine yang dimiliki keluargamu?" Liu Zhenhan diam-diam menghitung harta warisan yang bisa diambil alih dengan licik.
"Kebangkitan dan kemunduran keluarga Fox bergantung pada tingkat produktivitas Pendeta Kuil. Keluargaku malang, dalam sepuluh tahun terakhir hanya aku yang memahami kebijaksanaan Dewa Perang dan menjadi Pendeta. Karena itu, keluarga kami tidak mampu membiayai prajurit Elephant yang kuat. Wilayah kekuasaanku baru akan resmi diberikan oleh Raja dan Dewan Tetua setelah usiaku 18 tahun, sehingga saat musibah ini terjadi, kami hanya bisa mengandalkan prajurit Babi dari suku vasal. Sebagian besar yang kuat telah direkrut menjadi tentara reguler, sisanya hanyalah orang tua, lemah, dan cacat. Karena itu kami tidak bisa melawan perampok manusia yang terampil ini." Helen menggeleng lesu.
"Masalah utamanya adalah tidak ada yang menyangka perampok berani mengambil risiko datang melalui laut. Wilayahmu jauh dari garis perbatasan, pasukan di perbatasan tidak bisa memberikan bantuan tepat waktu. Inilah akar masalahnya." Ning Yu juga menghela napas.
"Mengerikan! Darah menggenang di mana-mana, kilau pedang dan senjata, jerit kesakitan bangsaku berserakan. Setelah semua ini, perampok manusia bahkan dengan tenang menguliti bulu indah dari tubuh bangsaku." Helen menyembunyikan wajahnya di dada Liu Zhenhan, seluruh tubuhnya gemetar tak henti.
"Ini belum berakhir!" Liu Zhenhan berhenti melangkah, wajahnya dingin membeku, pelipisnya berdenyut-denyut.
“Akan membalas dendam! Suatu hari nanti! Benar kan, Richard?” Helen menatapnya dengan wajah basah oleh air mata.
“Aku takkan bicara apa-apa sekarang, lihat saja nanti.” Liu Zhenhan mendengus keras, helaian rambut tak beraturan di wajahnya berkibar ditiup nafasnya yang terengah-engah.
“Bagaimana pamanmu bisa lolos?” Ningyu bertanya.
“Dia adalah kepala penjara Boke, biasanya tidak bekerja di desa.” Ekspresi Helen menunjukkan kelegaan, “Pamanku juga seorang Pendeta Kuil, meski hanya Imam Angin level terendah. Dia selalu menjadi kebanggaanku.”
“Bimon juga punya penjara?” Aivril penasaran. Dalam bayangannya, ras Bimon adalah suku liar tak beradab yang takkan peduli jika ada pembunuhan.
“Kami memiliki sistem hukum yang sempurna, tidak seperti Bangsa laut kalian!” Helen meliriknya dengan sinis.
“Kamu...” Aivril menggigit bibir, lalu menelan kata-katanya setelah melihat tatapan tajam Ningyu.
“Bagaimana jika aku gagal mendapatkan gelar Pendeta Kuil?” Liu Zhenhan tiba-tiba bertanya. Dengan tanggungan 300 anak yatim piatu yang makan dan pakaiannya bergantung padanya, sementara ia tak memiliki uang sepeserpun, rasa takut mulai menyergap.
“Tidak ada 'jika'!” Ning Yu berkata: "Perbekalan kita hanya cukup untuk tiga hari. Jika kamu tidak bisa mendapatkan gelar Pendeta Kuil, hanya ada satu cara – Bukankah di Kerajaan Bimeng ada arena gladiator? Kamu bisa jadi gladiator untuk bertarung dan mencari uang untuk menghidupi kami, atau...biarkan kami mati kelaparan."
“Omong kosong!” Liu Zhenhan berkata.
“Masih ada cara lain.” Helen menggigit bibirnya.
“Apa itu?” Liu Zhenhan bertanya.
“Jual Putri Avril sebagai budak. Putri duyung yang cantik pasti sangat berharga.” Xiao Hulijing tersenyum licik.
“Ide bagus.” Liu Zhenhan mengangguk.
Avril hampir pingsan lagi.
BAB 2 Pertemuan Keluarga
Setelah sehari lagi melintasi padang gurun, akhirnya mereka tiba di tujuan – Penjara Desa Boge.
Penjaga di menara pengawas melihat pasukan besar yang aneh ini, lalu meniup trompet tanduk. Puluhan prajurit bersenjata lengkap berlarian panik dari pagar, mengira ini serangan musuh.
Helen menjawab dengan lagu perang yang jernih.
Para prajurit Behemoth ini mengenakan baju kulit usang dengan senjata beraneka ragam. Baru setelah mendekat, Liu Zhenhan melihat jelas – mereka semua adalah manusia babi dari suku Pigge yang termasyhur itu. Hidung mereka mirip dengan miliknya, tapi jika hidungnya sendiri besar dan gepeng, hidung mereka justru lebih besar dan tegak.
“Kampas Dewa Perang! Itu... Nona Helen!” Seorang manusia babi berwajah mirip perwira yang mengendarai babi hutan, dengan paku-paku berkilau di helm yang dihiasi bulu burung unta kotor tak berwarna, berteriak gembira.
“Paman York Xia!” Helen melompat dari pelukan Liu Zhenhan dan bergegas menyambut dengan wajah berseri.
“Ya, saya York tua yang setia padamu!” Manusia babi itu menangis bahagia, melompat dari babi hutan lalu berlutut satu kaki sambil mencium punggung tangan Helen dengan khidmat. Air matanya mengalir deras membasahi tangan kecil sang gadis bagai kenangan yang tumpah.
“Aku bermimpi tentang kalian setiap malam!” Helen tak kuasa menahan tangisnya. Kini dia tampak seperti gadis kecil yang memilukan yang bertemu keluarga lama hilang, jauh dari kesan menggoda biasanya.
“Suku Pig yang setia menyampaikan salam pada Nona Helen.” Para manusia babi di sekitarnya dengan kacau-balau berlutut satu kaki.
“Sejak insiden Desa Maple setengah tahun lalu, Tuan Simak tak pernah berhenti merindukan kalian.” York Xia mengusap air mata: “Dia mabuk selama sebulan penuh, setiap hari menatap potret Nona Heidi danmu sambil menangis.”
“Di mana paman sekarang?” Helen menyunggingkan senyum getir yang dipaksakan.
“Sudah ada yang melaporkan, mungkin dikira serangan musuh, mereka akan segera tiba.” York Shire juga mengusap air matanya, hidung babinya penuh debu yang bercampur air mata.
“Ini adalah…” Pandangan Old York beralih ke Liu Zhenhan dan yang lain di belakang Helen, postur tinggi Panda Warriors yang jauh melebihinya membuatnya terkejut, andai bukan karena taring babi hutan di belakang yang menyodok pantatnya, mungkin dia sudah mundur.
“Dia adalah penyelamat hidupku…” Helen baru saja merangkul lengan Liu Zhenhan, belum selesai bicara, sosok seseorang sudah terhuyung-huyung mendekat dan langsung memeluknya.
Liu Zhenhan murka, sejak tadi dia sudah tidak suka dengan manusia babi bau ini yang mencium tangan Helen, sekarang malah lebih keterlaluan sampai berani memeluk. Liu Zhenhan langsung menggulung lengan bajunya bersiap untuk bertindak.
“Helen, sayangku!” Sosok yang tiba-tiba muncul ini hampir menjerit histeris sambil memeluk Xiao Hulijing. Liu Zhenhan menenangkan diri, baru menyadari pria ini adalah seorang Fox berusia menengah dengan ekor merah menyala. Jubah pendeta yang indah penuh noda kotoran dan debu, sepatu kulitnya belepotan tanah gembur dan sisa muntahan, seluruh tubuhnya mengeluarkan bau alkohol menyengat.
Fox ini adalah pria paruh baya, tampan, dengan rambut keriting merah menyala, hanya wajahnya terlihat lesu dan pucat.
"Pamanku tercinta!" Helen juga tak bisa menahan emosi lagi, tangisannya yang keras membuat gendang telinga Liu Zhenhan bergetar.
"Biar aku memandangmu baik-baik!" Pria Fox berusia setengah baya itu menatap wajah Xiao Hulijing, tangannya gemetar menyeka air mata di pipinya sebelum memeluknya lagi.
"Paman Ximak!" Helen memeluk erat sambil tersedu-sedu, orang-orang Pig di sekelilingnya juga mengusap air mata, debu di wajah mereka tercoret garis-garis putih oleh aliran air mata.
"Bagaimana bisa kembali? Dewa Perang yang maha pengasih!" Pria Fox setengah baya itu berusaha menenangkan diri dari kegembiraan.
"Pig inilah yang menyelamatkan nyawaku. Kapal bajingan pedagang budak manusia di perairan umum luar Tanjung Nalun diterjang badai dahsyat, kapal kami menabrak karang, semua orang tenggelam... Haidi, Haibei, Hairui semua meninggal... Para pedagang budak terkutuk itu juga mati... Pig baik hati ini kebetulan terdampar di pulau terpencil itu dan menyelamatkanku." Helen menahan kesedihan sambil memperkenalkan Liu Zhenhan kepada pamannya.
"Atas kemurahan hati Anda, kata-kata tak mampu mengungkapkan rasa terima kasihku!" Pendeta Ximak mengangguk pada Liu Zhenhan. Melihat Liu Zhenhan mengusap rambutnya, sebagai bangsawan dia tetap menjaga kesopanan yang pantas terhadap Pig asing yang buruk rupa ini, sekaligus menyampaikan penghargaan tulusnya.
“Merupakan kehormatan bagi Pig untuk melayani tuannya.” Liu Zhenhan yang sudah terbiasa berbicara muluk segera tahu bagaimana merespons, semua ini sudah menjadi rutinitas dalam hatinya.
“Anda pengikut keluarga mana? Saya pasti akan melaporkan ke Kuil agar keluarga Anda memberikan penghargaan tertinggi, Anda telah menyelamatkan pendeta termuda Kerajaan!” Tanya Pendeta Simak.
“Saya hanya Pig dari suku kecil yang tinggal tersebar di Padang Rumput Donau. Keluarga saya sudah ditelan oleh monster dari dunia lain yang tiba-tiba muncul saat berburu, hanya aku yang tersisa.” Air mata Liu Zhenhan mengalir deras, seolah kisah ini nyata, ekspresi sedihnya agak berlebihan.
“Jika demikian, saya izinkan Anda bergabung dengan suku saya. Saya akan menganugerahi gelar pengawal ksatria. Gelar kebangsawanan saya adalah Viscount, jadi hanya ini yang bisa saya berikan, tapi jasa Anda pantas mendapat gelar ksatria mulia.”
Kemurahan hati Tuan Viscount membuat para Pig berkepala babi di sekelilingnya menarik napas iri. Ya ampun, pengawal ksatria! York Xia yang sudah 40 tahun hanya menjadi komandan regu kecil, itupun di milisi sukarela.
“Paman, Richard adalah Penyanyi jiwa alamiah...” kata Helen dengan pipi memerah.
Viscount Simak dan para Pig di sekitarnya tertegun, suara tarikan napas mereka hampir mengosongkan udara di sekitar menjadi vakum.
“Penyanyi jiwa bawaan?” Viscount Simark mengira telinganya bermasalah, memandang keponakannya dan Pig yang buruk rupa ini dengan tidak percaya. Tingkat kelahiran penyanyi jiwa bawaan membuat Viscount Simark terus berguling-guling dalam ingatannya.
"Richard juga seorang Pendeta Naga!" Xiao Hulijing tahu kalimat ini akan lebih mengejutkan lagi saat diucapkan.
Suara senjata-senjata berjatuhan ke tanah terdengar tanpa henti di sekeliling. Tangan-tangan Bimon kini kosong, deretan senjata berkilauan tergeletak di tanah, mulut mereka menganga hingga tenggorokan dalam terlihat.
"Apa..." Jiwa Viscount Simark nyaris melayang keluar, butuh waktu lama baginya untuk kembali sadar.
Penyanyi jiwa bawaan? Pendeta Naga? Seekor Pig bodoh dan buruk rupa?
Sang Viscount tak kunjung bisa merangkai semua hubungan ini. Pernyataan ini terlalu menggelegar. Bahkan Fox, perwujudan kebijaksanaan dengan tingkat produksi pendeta tertinggi, hanya pernah memiliki satu penyanyi jiwa bawaan dalam sejarah - itu pun sejarah seribu tahun lalu. Pendeta Naga? Sepanjang sejarah Bimon hanya ada satu.
Ini benar-benar...
Pikiran sang Viscount terjerembab dalam kekacauan.
BAB III Tahanan Misterius
"Aku dibawa ke pulau tak berpenghuni itu oleh hewan peliharaanku. Petualangan adalah ujian wajib bagi seorang pendeta." Liu Zhenhan mulai mengarang lagi, dia tahu naga di sini bisa terbang.
“Richard belum mendapatkan konfirmasi identitas dari Kuil, binatang peliharaan magisnya naga... juga... tertelan badai saat menyelamatkanku.” Helen terpaksa mengikuti kebohongannya dengan ekspresi yang agak kaku.
“Sekarang aku bisa merasakan aura otoritas perkasa darinya.” Viscount Simak yang berpengalaman luas mengangguk, mengamati Liu Zhenhan dengan seksama.
Liu Zhenhan membusungkan dadanya setinggi mungkin, berusaha menampilkan postur yang mencerminkan aura naga secara lebih jelas.
“Tapi... tentang apakah aura perkasa ini merupakan sisa napas naga, maafkan keterbatasan pengetahuanku sebagai Imam Angin. Ini harus diverifikasi oleh Imam senior di Kuil.” Viscount Simak berkata bijak: “Bagaimanapun, ini terlalu mengejutkan bagi semua Imam Bemon.”
“Sudah seharusnya begitu. Aku berencana mengajukan permohonan ke Kuil setelah menyempurnakan latihanku melalui praktik panjang.” Liu Zhenhan membungkuk dengan sopan.
“Dari mana prajurit Behemoth perkasa ini berasal? Apakah mereka dari Klan Beruang? Dan ini...” Pandangan sang Viscount tertahan pada gadis kerang dan anak-anak, dengan ekspresi bingung dan tidak mengerti.
“Prajurit-prajurit Behemoth yang gagah berani ini berasal dari Timur yang misterius, mereka adalah prajurit panda dari suku Panda, memiliki hubungan darah dengan kaum beruang Bier.” Liu Zhenhan yang menggendong putri duyung kembali membungkuk dengan sangat sopan: "Anak-anak manusia ini dan gadis kerang Moshao yang cantik ini juga pengikutku, putri duyung di punggungku ini adalah budakku!"
“Apa? Putri duyung adalah budakmu?” Viscount Simak tidak bisa menahan diri lagi, matanya terbalik hampir pingsan.
“Lihatlah, di bagian tumitnya masih ada sedikit sisik ikan.” Liu Zhenhan mengangkat gaun Aiwei'er, di pergelangan kaki putihnya memang terdapat garis sisik ikan merah yang menyambung. Aiwei'er berjuang mati-matian, menendang Liu Zhenhan beberapa kali dengan penuh amarah.
Para Pig di sekeliling saling pandang, sama seperti Viscount Simak, mereka merasa benar-benar kehabisan kata.
“Benar-benar Pig yang misterius!” Viscount Simak hanya bisa berkata demikian. Pengikut Pig ini terdiri dari anak-anak, putri duyung, hingga prajurit gagah berani, benar-benar menghancurkan pola pikir tradisional Yang Mulia Viscount Simak.
“Paman...” Helen merangkul lengan Liu Zhenhan dengan manja: "Mari kita masuk untuk berbicara, sudah lama aku tidak makan keju yoghurt kampung halaman!"
“Baik, baik...” Viscount Simak juga menyadari hubungan ambigu keponakan perempuannya dengan Pig ini, mengangguk dengan ekspresi sangat tidak nyaman.
Para Pig memungut senjata di tanah, berbisik-bisik dan berkicau sambil memimpin jalan di depan.
Gerbang pagar besar terbuka, manusia berwajah babi di menara pengawas memegang duri landak, bersandar di penghalang kayu sambil menunjuk-nunjuk dari ketinggian.
Di dalam pagar terdapat tambang batu luas yang kosong. Dua-tiga ratus narapidana berbaju linen compang-camping dengan belenggu kayu di kaki, memukul bijih batu dengan tatapan kosong. Tatapan mereka kini tertuju pada rombongan yang lewat. Para narapidana terkesima melihat kemunculan mendadak para gadis cantik ini, siulan bersahutan di mana-mana. Penjaga dari Suku Pig mengayunkan cambuk kulit sambil terus memaki-maki.
Seorang narapidana berwajah licik bahkan menyingsingkan kain penutup selangkangannya, dengan sombong memamerkan alat kelaminnya ke arah para gadis.
Senyum lancangnya segera pupus oleh pukulan tinju raksasa.
Gerd dengan dingin menarik kembali tinjunya. Pria itu terlempar ke udara dan jatuh keras di atas tumpukan bijih batu, meringkas kesakitan sambil memegangi wajahnya.
Bentuk tubuh besar dan gagah para Prajurit Panda baru membuat sampah-sampah ini mengendalikan ekspresi tak senonoh mereka. Kepalan tangan Goode bisa dengan mudah menghancurkan batu granit, kali ini dia sudah menunjukkan belas kasihan.
"Orang-orang macam apa ini?" bertanya dengan jijik pada .
"Di sini semua penjahat dari klan Wolf. Si musang dari suku Wosou tadi memang punya sifat cabul sejak lahir." Viscount Simak menengok dan menjawab.
"Bukankah Wolf Clan dan Fox bersama-sama menjaga garis pertahanan di yang berbatasan dengan manusia? Mengapa penjahat mereka perlu dijaga oleh ?" merasa heran.
" menjaga wilayah di , sedangkan Werewolf menjaga . Sebagian besar wilayah barat laut memang berbatasan langsung dengan wilayah manusia. Hanya serigala paling ganas yang bisa membuat manusia takut. Kami bukan pasukan utama, tugas kami lebih banyak terkait perdagangan. Jadi terkadang kami harus membantu Wolf Clan menangani tugas logistik lainnya." Kata Viscount Simak.
Rupanya cuma menjilat pantat orang. bergumam dalam hati.
Bayangan-bayangan tinggi di tambang batu pinggir jalan menarik perhatian . Kelompok ini satu-satunya yang tidak menatap mereka, keunikan ini yang memikat pandangan .
Para narapidana ini semua memiliki rambut pirang yang keriting dan lebat, di bawah baju pendek rami yang compang-camping terlihat otot-otot kekar dan penuh tenaga. Postur tubuh mereka hanya sedikit lebih pendek dibandingkan para petarung panda. Menurut perkiraan Liu Zhenhan, tinggi badan mereka setidaknya mencapai sekitar 1,9 meter.
Para prajurit panda juga terpana melihat sosok-sosok ini saat melewati mereka. Para narapidana ini memegang batang baja tebal, setiap kali mereka mengayunkan alatnya, selalu meninggalkan lubang dalam di batu tambang. Para prajurit panda menyadari satu detail: narapidana lain menggunakan palu untuk memukul batang baja, sementara mereka langsung menancapkan tangan ke batu. Gerakan mereka lebih mirip menanam bunga daripada menambang.
Selain itu, belenggu kaki mereka terbuat dari besi, berbeda jelas dengan belenggu kayu yang dipakai narapidana lain.
Antara sesama pejuang sejati, selalu ada rasa saling menghargai. Sosok-sosok tinggi besar ini merasakan tatapan membara dari belakang, satu per satu mereka menghentikan pekerjaan dan berbalik perlahan.
Liu Zhenhan terpaku, darah di seluruh tubuhnya seakan berhenti mengalir sesaat.
"Kelompok orang ini memiliki mata kuning pucat dengan pupil biru yang menyempit seperti celah sempit, bibir agak tebal dengan garis tegas, rambut keriting emas kasar diikat longgar dengan pita linen, bulu panjang keemasan di leher dan bahu. Hidung besar seperti siung bawang putih dan tatapan mata perkasa membuktikan identitas mereka."
"Manusia singa dari Ras Rhein?" Liu Zhenhan membuka mulutnya lebar-lebar dan bergumam: "Kalian berani memenjarakan anggota Ras Rhein?"
Helen pernah memberitahunya bahwa raja Bimon saat ini, Greck·Sal, adalah manusia singa dari Ras Rhein. Secara logis, suku singa juga bisa dianggap keluarga kerajaan. Liu Zhenhan sama sekali tidak meragukan ingatannya. Helen juga mengatakan, di antara enam bangsawan besar, singa adalah salah satunya. Untuk kejahatan yang dilakukan bangsawan, hanya Dewan Tetua dan raja yang berhak menghakimi, tidak ada yang boleh melampaui wewenang.
"Richard, mereka bukan manusia singa dari klan Rhein," Viscount Simak tersenyum.
Bukan? Liu Zhenhan menyipitkan matanya, tampak bingung.
Bab Empat: Kekasih yang Belum Sempurna
"Richard, mereka bukan manusia singa dari keluarga kerajaan Rhein," Viscount Simak menjelaskan dengan sabar pada si kampungan ini: "Mereka semua adalah bawahan suku Wolf, manusia anjing dari suku Dog."
“Orang Anjing Kepala？” Liu Zhenhan dan para prajurit panda memandangi sekelompok pria perkasa itu dengan heran. Meski wajah mereka yang kekurangan gizi terlihat pucat kekuningan, sama sekali tidak mirip orang anjing kepala.
Apakah prajurit Orang-orang Beastman Bimon semuanya sebesar ini? Liu Zhenhan bertanya-tanya dalam hati.
"Richard, Suku Dog Anjing Kepala adalah penggembala pengecut. Ini adalah pengecualian di antara mereka - Orang Ao, yang terkuat dari Suku Dog." Helen buru-buru menjawab untuk mencegah pertanyaan aneh Liu Zhenhan yang mungkin mencurigakan pamannya.
"Oh, Orang Ao!" Liu Zhenhan tersadar. Pantas saja mirip singa.
"Di Suku Dog, hanya ibu yang melahirkan sembilan anak sekaligus bisa melahirkan Orang Ao. Postur tubuh mereka luar biasa di antara Orang-orang Beastman Bimon, bahkan bisa mengalahkan majikan mereka sendiri - Manusia Serigala Wolf." Viscount Simak juga menjelaskan teka-teki ini kepada si kampungan.
"Apa kesalahan mereka semua?" tanya Goody dengan suara kasar.
"Kejahatan mereka adalah melanggar protokol kerajaan." Viscount Simak mengangkat bahu kecewa. "Raja kita berasal dari Ras Rhine, bagaimana mungkin Orang Ao ini kebetulan mirip keluarga kerajaan? Mereka tidak melakukan kejahatan, hanya dihukum karena penampilan unik mereka."
“Sial.” Gud menatap para Aoren dengan rasa sayang.
“Mereka hanya bisa dibebaskan dari kejahatan mereka dengan mendaftar di Resimen Serbu saat perang meletus dan bertahan hidup. Ini sungguh disayangkan.” Viscount Simak menggelengkan kepala.
“Cepatlah, Paman…” Helen merengek, “Perutku benar-benar lapar…”
“Ayo pergi…” Viscount Simak melambai-lambaikan tangan, “Keponakanku tercinta, aku akan membuka anggur terbaik yang disimpan selama bertahun-tahun untukmu!”
……
Porsi makan pasukan Liu Zhenhan membuat koki Suku Pig mengernyitkan dahi. Hanya dengan satu kali makan, mereka telah menghabiskan persediaan makanan banyak orang di sini.
Terutama Binatang Bulu Es dan Salju itu, perut kecilnya bagai menyambung ke laut, makan sebanyak apapun tak pernah kenyang.
Tujuh ekor hewan ternak Luo Sha disembelih baru bisa mengenyangkan perut mereka.
Viscount Simak juga merasakan kengerian akan kemampuan konsumsi kelompok ini. Ia merasa gaji tipisnya hampir habis di tangan mereka.
Liu Zhenhan yang cerdik mengeluarkan pisau melengkungnya, melepas empat permata dari gagangnya, lalu menyerahkan semuanya kepada Viscount Simak.
“Permata ini bisa dianggap sebagai biaya makan kami.” Liu Zhenhan berkata dengan tulus. Dia berpikir, jika mereka sedikit menolak, dia akan dengan berat hati menarik kembali setengahnya.
“Dengan senang hati melayani Anda.” Fox paruh baya itu langsung menerimanya tanpa berkedip.
Obisilachi! Liu Zhenhan mencubit pahanya sendiri dengan keras, bagaimana bisa lupa kalau orang ini adalah Fox paling licik!
"Tuan Richard terhormat, apakah langkah berikutnya Anda akan mengikuti ujian imam di Kuil, atau melanjutkan petualangan?" Viscount Simak memanggil pelayan dari Suku Rubah untuk menyimpan permata dengan aman.
"Tentu saja ikut ujian imam." Helen memeluk lengan Liu Zhenhan dengan wajah penuh harap: "Richard pasti akan menjadi Shamans Pelindung termuda di kerajaan, mungkin bahkan bisa menjadi Imam Utama!"
"Aku juga berpikir begitu." Ningyu mengangguk sambil tersenyum.
Ketiganya saling tersenyum, sementara Aviwe cemberut di samping.
"Aku akan ikut ujian. Selain itu, Helen secara alami telah mengembangkan 'Lagu Berkat', menurut peraturan sekarang dia seharusnya bisa naik pangkat menjadi Imam Perang. Kami berencana ke Kuil bersama untuk mengajukan gelar ini dan membuat instrumen khusus imam untuknya." Liu Zhenhan hampir tak bisa menyembunyikan kegembiraannya saat membayangkan bisa mendapat wilayah feodal dan bermain-main sebagai tuan tanah.
“Apa?” Viscount Simac hampir melompat: “Helen ternyata mengalami evolusi alami dan naik tingkat? Ini... ini tidak mungkin...”
“Paman...” Helen berkata dengan malu-malu: “Ini semua berkat Richard, dialah yang membuat perasaanku tiba-tiba memahami kekuatan Dewa Perang.”
“Paman benar-benar sudah tua...” Sang Viscount terdiam sejenak, pandangannya menyelinap ke Liu Zhenhan: “Hehe, aku harusnya bersukacita untuk Helen, keluarga Ford akhirnya memiliki Imam Perang sejati!”
“Ini hasil kerja keras Helen sendiri, kebijaksanaan Dewa Perang ada di mana-mana.” Sikap Liu Zhenhan sama sekali seperti pendeta paling taat.
Aviar melihat Liu Zhenhan kembali menggunakan nama Dewa Perang untuk menipu orang, langsung mencibirkan bibir dengan ekspresi meremehkan.
Viscount Simac memandang Liu Zhenhan lama-lama, lalu melihat keponakannya, akhirnya menghela napas panjang.
“Keponakanku tercinta, kerapian penampilan adalah kebajikan wajib bagi seorang pendeta sejati. Pakaianmu sekarang tidak pantas untuk statusmulah. Di kamarku masih ada beberapa baju lama bibimu, pergilah ganti dulu.” Sang Viscount tampak ragu-ragu, sepertinya sudah berpikir lama sebelum mengucapkan ini.
“Baik, Paman.” Helen heran melihat raut wajah sang paman yang sangat serius, meski bingung tetap berdiri dan mengangguk pada Liu Zhenhan sebelum pergi.
Melihat bayangan punggung Helen menghilang di balik pintu, Viscount Simak menatap Liu Zhenhan, dan Liu Zhenhan juga menatapnya.
“Tuan Richard, pertama-tama saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus atas bantuan tanpa pamrih yang Anda berikan kepada keponakan saya.” Lelaki rubah paruh baya itu memilih kata-katanya dengan hati-hati, bertanya penuh kehati-hatian: “Terlihat jelas bahwa Helen memiliki perasaan baik padamu. Bolehkah saya bertanya secara blak-blakan, apa hubungan kalian berdua...”
“Saya sangat mencintai keponakan Anda, Yang Mulia.” Liu Zhenhan merasakan kesan superior yang tak sengaja terpancar dari rubah paruh baya ini, langsung memberikan jawaban tegas kepada sang Viscount.
“Itu adalah kesalahan yang indah. Dalam kehidupan kaum muda, selalu ada kesalahan indah semacam ini. Saya jamin, bertahun-tahun kemudian, ini akan menjadi kenangan terindah dalam hidup Anda.” Viscount Simak berkata dengan tenang.
Liu Zhenhan menyipitkan matanya, memandangi calon mertua yang jelas-jelas ingin mencampuri pernikahan dan memisahkan kekasih ini.
Dia sedang mempertimbangkan apakah akan bertindak kasar dan menunjukkan sikap premanisnya.
“Bisakah Anda memberikan kami alasan?” Ningyu mulai angkat bicara.
“Cinta Richard pada Helen sudah dibuktikan dengan taruhan nyawa. Mungkin Anda tidak tahu, Richard pernah menyelamatkan nyawa Helen menggunakan ‘Lagu Perang Rantai Kehidupan’. Cinta yang terbukti dengan saling mempertaruhkan nyawa, menurut saya ini adalah cinta yang luar biasa.” Ningyu menjelaskan.
“Li Cha ternyata bisa menggunakan ‘Lagu Perang Rantai Kehidupan’?” Tuan Viscount jelas terkejut, namun ekspresi terkejut di wajahnya segera disembunyikan dengan sengaja, wajahnya masih menunjukkan keramahan yang palsu, “Maaf, Suku Pig pada dasarnya adalah ras bawahan kami. Sebagai bangsawan tinggi menikahi rakyat jelata dari ras bawahan, ini tidak terbayangkan dalam tradisi kami.”
“Ini kesalahan logika.” Liu Zhenhan juga tidak sungkan lagi, matanya menyorot tajam ke arah pria Fox paruh baya yang menjengkelkan itu: “Pertama, aku bukan rakyat jelata, aku seorang Pendeta. Aku akan segera memiliki tanah feodal. Kedua... kalau pun aku rakyat jelata, lalu kenapa??”
“Mohon perhatikan sikap Anda, Tuan Li Cha yang terhormat. Seorang bangsawan sejati tidak akan menggunakan ancaman dalam percakapan.” Viscount memberikan senyuman penuh penghinaan kepada Liu Zhenhan.
“Aku tetap akan menikahinya, mau bagaimana lagi.” Liu Zhenhan sepenuhnya menunjukkan sikap preman, satu kaki menginjak kursi, tubuhnya condong setengah, matanya penuh provokasi.
“Huss~~” Semua prajurit Panda berdiri serentak, mengerumuni dengan rapat. Gudde memencet hidungnya, dengan gaya mengambil kursi dan mematahkan kaki kursi yang tebal dengan mudah; Guo Guo juga melompat dari kepala Liu Zhenhan, mencakar-cakar dengan garang sambil pantat kecilnya bergoyang-goyang.
“Kalian...” Viscount Simak mulai panik, orang-orang macam apa ini! Kok mirip perompak di padang gurun, satu per satu berkelakuan seperti preman.
“Mundur!” Ning Yu melototi gerombolan panda yang berpenampilan preman itu, lalu menarik lengan Liu Zhenhan: "Kau juga duduk!"
Liu Zhenhan nurut duduk, Gud dengan kesal melempar tongkatnya.
“Tuan Viscount, bisakah jelaskan alasan sebenarnya?” Ning Yu menggenggam ekor Guo Guo dan menyodokkannya kembali ke pangkuan Liu Zhenhan.
"Aksi Tuan Richard baru saja membuktikan betapa bijaknya penilaian hati saya." Kedua kaki Viscount Simak masih gemetar di bawah meja, "Nona cantik, izinkan saya jelaskan alasan saya."
"Saya minta maaf atas kelakuan kasar tadi. Silakan lanjutkan." Liu Zhenhan langsung mengganti ekspresinya menjadi ramah, berubah total dari sikap sebelumnya.
"Viscount Simak meliriknya sinis, lalu menatap Ning Yu: 'Di dunia Bimon kami, meskipun tidak ada larangan dalam hukum tentang pernikahan antar ras, hampir semua ras masih mempertahankan kebiasaan menikah sesama ras. Kebiasaan ini tidak terbentuk dalam sehari, dan menghilangkannya juga tak mungkin dalam waktu singkat. Apakah Tuan Liu Zhenhan dari Suku Pig menyadari hal ini? Setidaknya di kalangan bangsawan, kami menjaga kemurnian darah dengan cara ini. Mungkin ada contoh pernikahan beda ras di rakyat biasa, tapi ini tidak berlaku bagi kami kaum Fox yang mulia.'"
"Haruskah ada pengecualian? Meskipun aku dan Helen saling mencinta, tidak bisakah kami menikah?" Liu Zhenhan mulai kesal. Dia sadar sang Viscount merendahkan statusnya sebagai Pig, terus menyebut-nyebut gelar bangsawan dan kemuliaan.
"Cinta hanyalah ilusi." Viscount itu menunjukkan senyum licik khas Suku Rubah: "Izinkan sesepuh memberi nasihat bijak ini."
Bangsat kau! Liu Zhenhan mengutuk dalam hati.
"Benarkah tidak ada preseden pernikahan antar bangsawan di Kerajaan Bimon?" Ning Yu menggenggam tangan Liu Zhenhan, bertanya lebih dulu.
"Tidak ada." Jawaban Viscount singkat seperti mengunyah es.
“Sepertinya saya pernah mendengar bahwa permaisuri dan tiga selir Raja Kerajaan Bimeng, Yang Mulia Grak Sal, semuanya adalah manusia harimau dari suku Tiger. Mengapa dalam ucapan Tuan, hal ini sengaja disembunyikan?” Senyum licik di wajah Ning Yu tidak kalah dengan Fox setengah baya ini.
“Kalian bukan bangsawan, jadi pengetahuan kalian tentang rahasia dalam istana sangat terbatas. Hari ini akan kujelaskan dengan terang-terangan, mengapa raja kita—Yang Mulia Grak Sal dari suku Lion, memiliki harem yang seluruhnya terdiri dari wanita cantik manusia harimau dari suku Tiger.”
Yang Mulia Viscount menyapu pandangannya ke semua pendengar di hadapannya, lalu berkata perlahan: "Seperti yang diketahui umum, Raja Kerajaan Bimeng juga bukan berasal dari garis keturunan. Negeri Bimeng adalah dunia tempat yang kuat bertahan, sehingga masa jabatan setiap raja adalah sepuluh tahun. Setelah melewati batas waktu, lima bangsawan besar bisa menyeleksi penantang masing-masing, lalu memilih prajurit terhebat untuk bertanding melodi raja. Pemenang akan dinobatkan sebagai raja berikutnya. Yang Mulia Greck·Sal naik tahta dan dimahkotai Mahkota Duri di usia 20 tahun, kini berusia 45 tahun. Sejak penobatannya pada tahun 115 kalender Aiqin, telah genap 25 tahun beliau duduk di singgasana, menyambut dua gelombang penantang yang ditunjuk langsung oleh Dewa Perang. Kaisar agung ini dalam pertarungan memperebutkan tahta kala itu, secara beruntun mengalahkan perwakilan penantang dari empat ras besar lainnya dan ras Tiger, serta mengalahkan raja saat itu, Yang Mulia Haimingwei dari ras Tiger. Yang mengejutkan adalah kejadian setelah pertarungan - calon raja yang belum sempat menerima penobatan dari Grand Shaman Weian dari altar suci, ternyata mengajukan lamaran kepada Putri Anqi'er dari suku Tiger, putri raja sebelumnya..."
"Sesederhana itu?" Liu Zhenhan memutar-matakan bola matanya.
“Dengarkan saya sampai selesai.” Viscount Simak melirik dengan kesal ke arah orang udik yang tiba-tiba memotong pembicaraannya, lalu melanjutkan pada Ning Yu: "Bayi Orang-orang Beastman Bimon memiliki tingkat kelainan bentuk saat lahir. Artinya, ketika wanita hamil Bimon melahirkan, mungkin akan menghasilkan bayi berwujud binatang dengan kecerdasan terbatas. Keturunan Bimon berwujud binatang ini biasa kami sebut 'Kerabat Hewan'. Kerabat Hewan tetap dianggap anggota keluarga, bahkan beberapa saudara kembar Kerabat Hewan bisa menjadi tunggangan saudaranya di medan perang untuk membangun prestasi. Tapi sebagian besar Kerabat Hewan hidup dalam kebingungan seumur hidup. Dewa Perang berfirman: Tidak ada Bimon yang sempurna. Dalam hal ini, tentu pernah terjadi kasus memalukan dimana beberapa Orang-orang Beastman Bimon kawin dengan Kerabat Hewan keluarganya sendiri."
Wajah Ning Yu memerah mendengar penjelasan ini. Kata-kata "kawin dengan binatang" membuatnya merasa mual dan pusing.
"Orang manusia juga banyak yang suka melakukan hal begitu," kata Liu Zhenhan dengan bodoh. Melihat tak ada yang menanggapi, ia segera menutup mulutnya.
"Di beberapa keluarga bangsawan besar Kerajaan Bimeng, perkawinan lintas ras adalah kejahatan terberat kedua setelah kawin dengan Kerabat Hewan - bisa dihukum dengan eksekusi keluarga," kata Viscount dengan dingin. "Dan Suku Tiger termasuk di dalamnya."
"Lalu bagaimana? Apakah Suku Tiger bisa menghukum mati raja yang baru dinobatkan?" tanya Ning Yu.
"Meskipun Raja Bimon memiliki hak untuk memiliki tiga istana dan enam kompleks, serta setiap suku wajib mempersembahkan perempuan tercantik dari sukunya kepada raja, namun sebenarnya pengiriman perempuan cantik dari berbagai suku ini lebih merupakan keputusan untuk menyeimbangkan distribusi kekuasaan antar suku." Tuan Viskon menggelengkan kepala dengan wajah pahit: "Karena saat itu Yang Mulia Grek Sal masih lajang, lamarannya kepada Putri Angel berarti jika berhasil, Putri Angel dari Suku Tiger akan menjadi permaisuri yang tak terbantahkan. Raja dari Suku Singa, sementara permaisuri berasal dari Suku Tiger. Konsekuensi langsungnya adalah para budak bawahan kedua suku - Kelinci Kepala dari Suku Caiboai dan Kucing Kepala dari Suku Garfield - langsung terlibat perkelahian besar-besaran di ibu kota Shabakel."
"Begitu ya..." Ningyu juga menghela napas.
"Skandal ini dampaknya sangat luas, bahkan Suku Rhein yang paling longgar konsep seksualitas dan keluarga pun marah. Saat itu, kepala suku Rhein yang juga ayah dari Yang Mulia Grak Sal hampir bertarung dengan putranya sendiri, Raja kita yang terhormat. Sebenarnya, menjaga hubungan ambigu dengan wanita ras asing bukanlah hal langka di kalangan bangsawan Kerajaan Bimeng. Beberapa bangsawan berpengaruh bahkan memiliki budak manusia dan Elf cantik sebagai selir, apalagi memelihara beberapa gadis rubah yang mempesona." Fox paruh baya itu melirik licik ke Aiwelle dan Ning Yu, lalu melanjutkan: "Tapi tak satu pun bangsawan berani mempublikasikan hal ini sepenuhnya. Tindakan yang menentang arus ini terkait dengan kehormatan keluarga. Tak ada bangsawan yang berani menantang kehormatan keluarganya dengan begitu nekat."
Liu Zhenhan mengorek kupingnya, pura-pura tak mendengar.
“Reaksi suku Tiger sama kuatnya, namun yang tak terduga adalah Putri Angel sendiri menerima lamaran Yang Mulia Grekk Sal. Peristiwa ini berakhir dengan keteguhan Sang Raja dan mediasi Pendeta Dewa Perang. Saat itu, banyak bangsawan termasuk singa-singa keras kepala suku Lion yang mau mengalah terutama karena menganggap ini mungkin hanya kesenangan sementara Sang Raja yang terkenal genit. Bagaimanapun, reputasi suku Lion dalam hal ketidakbertanggungjawaban dalam cinta jauh lebih terkenal daripada keperkasaan mereka.”
Viscount Simak berkata dengan penuh kekaguman: “Yang membuat semua orang tercengang, kesetiaan Yang Mulia Grekk Sal dalam cinta bisa disetarakan dengan burung mandarin suku Manduck yang telah punah lama di dunia Bimon. Beliau menolak permintaan persembahan gadis dari berbagai suku, hanya menerima tiga selir samping dari suku Tiger berdasarkan hukum wajib empat selir untuk raja, lalu hidup bahagia bersama Permaisuri Angel selama 25 tahun.”
“Bisakah kau membuktikan kesetiaan seperti Yang Mulia Raja?”
“Punya pengaruh untuk menggoyahkan Dewan Tetua hingga melakukan mediasi?”
“Memiliki kekuatan untuk membuat suku Fox kami mengalah?”
Viscount Simak melontarkan serangkaian pertanyaan yang membuat Liu Zhenhan tertegun.
“Anda bahkan tidak memiliki gelar bangsawan. Saya tahu Anda pernah memiliki naga peliharaan, tapi sekarang?” Tuan Viscount menggelengkan kepala dengan penuh penyesalan: “Identitas Pendeta Kuil terikat erat dengan binatang piaraan magisnya. Jika saat ini Anda masih memiliki naga peliharaan, meskipun mencintai putri, kerajaan dan Kuil tidak akan menentang. Tapi naga Anda sudah mati, tewas dalam badai. Sekarang, apakah Anda layak menyandang gelar sah sebagai Pendeta? Bagi saya itu masih dipertanyakan. Menurut Anda, adakah alasan bagi saya untuk menikahkan keponakan saya lagi dengan Anda?”
“Helen adalah Imam Perang yang berevolusi secara alami! Mentornya adalah Nyonya Countess Nicole yang termasyhur, Imam Tongkat terhebat di kerajaan! Helen pasti akan menjadi imam terbaik kerajaan. Jika menikah dengan Anda, itu akan sangat merusak masa depan dan prospeknya!” Suara Tuan Viscount semakin bergetar emosi: “Jika benar mencintainya, Anda harus melepaskan hubungan ini! Helen masih muda, dia tidak mengerti betapa cinta kalian berdua akan melukai keluarga! Meski keluarga kami sekarang sedikit anggotanya, tapi kami masih keturunan bangsawan Fox yang terhormat!”
“Jangan banyak gaya!” Liu Zhenhan mengorek kotoran hidungnya, “Bahagia atau bukan bukan urusanmu! Layak tidaknya aku jadi imam, juga bukan kau yang tentukan!”
“Kau...” Tuan Viscount menuding Liu Zhenhan, lama tak bisa melanjutkan bicara.
“Paman……” Helen perlahan-lahan keluar dari balik pintu, wajah manisnya basah oleh air mata yang berkilauan, bagian depan baju barunya yang baru diganti telah basah oleh tangisan.
“Helen, apakah kamu mendengar semua ucapan tadi?” Viscount Simak memandangnya dengan penuh penyesalan, raut wajahnya menunjukkan belas kasihan dan kepedihan.
Helen mengangguk.
“Lalu apa pendapatmu sendiri?” Sang Viscount menatapnya dengan ekspresi penuh harapan.
Helen maju mendekat dan memeluk erat lengan Liu Zhenhan, menempelkan kepalanya di sana.
“Ah…” Seruan panjang keluar dari mulut Fox berusia paruh baya itu sambil menggelengkan kepala dengan perasaan sakit.
“…Maafkan aku, Paman…”
“Ini akan menjadi lelucon terbesar bagi klan Fox dan Kerajaan Bimeng tahun ini!” Ucap Sang Viscount.
“…Maafkan aku, Paman…”
“Aku tidak berhak memerintah seorang Pendeta yang melayani Dewa Perang untuk melakukan apapun. Helen, Pamanku akan mengikuti keinginanmu.” Wajah Viscount Simak hampir terdistorsi: “Tapi jika kau terus bersama Pig yang hina ini, Ketua Suku Rubah pasti akan mengusirmu dari keluarga. Di masa depan, jika kau mengalami penderitaan atau kekecewaan, kau tidak bisa lagi kembali meminta bantuan pada suku kita. Apakah kau benar-benar yakin ingin melakukan ini?”
“Aku yakin.” Helen mengangkat kepala dengan angkuh.
Liu Zhenhan langsung memeluknya erat.
BAB 5 Seorang Richard Lainnya
Kota Suku Rubah, Weissepang.
Di bawah pandangan Pegunungan Salju Himalaya Taymur yang megah, wajah Witherspoon sepenuhnya muncul dalam pandangan Liu Zhenhan.
Cabang sungai pegunungan yang melintasi Dataran Liar Donau, salah satu jalurnya tepat melewati sini, menjadi parit pertahanan alami. Tembok kota yang tinggi dipenuhi tanaman hijau, bendera merah berkibar di tiangnya dengan gambar rubah memegang tongkat kerajaan, dihiasi rumbai dan ornamen padi-padian di keempat sisinya.
Semak-semak lebat, rerumputan, dan pohon beri yang ada di mana-mana di Dataran Liar, di sini berubah menjadi pemandangan indah di kejauhan. Di sekitar tembok Witherspoon, selain beberapa pohon beuk tinggi, semuanya adalah jalanan rata yang dipenuhi batu pualam.
Di atas tembok berdiri tentara yang kaku seperti patung, menara sudut dan bastion memenuhi seluruh area penglihatan. Tentara Suku Pig di gerbang kota yang membawa tombak, dibandingkan dengan penjaga penjara Desa Bogge, jelas lebih gesit dan profesional. Mereka semua mengenakan seragam rapi, mengawasi setiap pejalan dengan tatapan waspada.
Di jalanan ini lalu lalang bukan hanya manusia babi Suku Pig, tapi juga Orang Gajah O’Leifen dengan tinggi minimal 3 meter. Para manusia gajah berbelalai panjang ini bahkan membuat ksatria panda yang gagah sekalipun terlihat kerdil saat berdiri di samping mereka.
"Mengikuti penjelasan Helen, di jalan raya yang ramai, Liu Zhenhan dan rombongan juga melihat jejak-jejak pedagang manusia yang jumlahnya sedikit. Mereka bergegas, mengendarai kereta kuda dengan hiasan indah, melanjutkan perjalanan dengan penuh debu."
"Liu Zhenhan memandang manusia-manusia ini dengan penuh minat. Ia menemukan bahwa rambut mereka mirip dengan orang asing di TV dulu, hanya sedikit lebih panjang, dan hiasan pakaian mereka lebih rumit."
"‘Weisisipang adalah ibu kota Suku Rubah. Ini adalah permukiman terbesar di Provinsi Timur Laut, semua perdagangan yang melalui kerajaan terkonsentrasi di sini.’ Helen tidak bisa menahan keinginannya untuk menjelaskan, dengan bangga memperkenalkan kota terbesar di kampung halamannya: ‘Jumlah penduduk tetap di sini mencapai 80.000 jiwa. Jika terjadi perang, penduduk desa dan wilayah feodal sekitar bisa masuk ke kota besar ini. Di sini juga terdapat Altar Utama Provinsi Timur Laut, Kuil, kediaman kepala Suku Rubah, dan bangsawan majelis tinggi. Ini adalah kota terbesar di Padang Rumput Donau. Arti Weisisipang dalam bahasa Bimon adalah ‘Mutiara di Padang Rumput’.’"
"‘Lihat di sana, manusia berbulu itu dari ras apa dalam Bangsa Bimon kalian?’ Aiwier juga sangat antusias, berkicau seperti burung gereja kecil yang ceria. Apapun bisa memicu rasa ingin tahunya."
"Contoh teks A-1?" Contoh teks A-2, contoh teks A-3.
"Apa itu ras?" Ning Yu menunjuk ke arah pengemis Beastman Bimon bertubuh pendek yang sedang menggendong cangkang besar di pinggir jalan.
"Ini pengemis Bimon yang berjongkok di pinggir jalur pos gerbang kota, ekspresi wajahnya gelap legam. Di depannya ada mangkuk kayu lapuk yang penuh lubang."
"Dia benar-benar mirip dengan suku siput di dasar laut kita." Ai Wei'er memandangi pengemis itu sambil berkata dengan nada penuh penyesalan.
"Itu orang banteng dari Suku Berbual." Helen tersenyum sambil menjawab.
"Bukannya orang banteng termasuk salah satu ras terkuat di Bimon?" Liu Zhenhan terkejut: "Tapi si ini bertubuh sangat pendek?"
"Itu siput." Helen tersenyum dipaksakan: "Bahkan di ras Bimon terkuat pun ada kelompok yang lemah. Suku siput harus menggendong cangkang berat, hidup mereka sangat sulit."
Liu Zhenhan meraba-raba tubuhnya lama, tidak menemukan satu keping tembaga pun.
“Gu De merogoh dua potong keju dari tasnya dan menyerahkannya padanya, Liu Zhenhan meletakkan kedua makanan itu ke dalam mangkuk pengemis siput.”
Pengemis siput itu melihatnya dengan agak takut, berbisik pelan, “Terima kasih Tuan Pig!”
Perwira landak dengan lencana komandan regu di gerbang kota juga memperhatikan kelompok Bimon yang bertingkah agak aneh ini. Ia mendekat, membungkuk sopan ke arah Helen, lalu bertanya, “Nona Fox yang terhormat, adakah yang bisa saya bantu?”
“Terima kasih atas keramahannya. Kami dari Desa Bogre, hendak menghadap Dewa Perang di Kuil.” Helen memberikan senyum anggun.
Perwira yang mengangkat kepala itu nyaris terpesona oleh senyuman itu. Matanya melirik Ning Yu berkerudung dan wajah cantik Aivier yang membuatnya hampir pingsan.
“Anda hendak ke Kuil? Apakah mungkin nona adalah Pendeta Kuil yang terhormat?” Bulu burung unta di topi komandan regu itu bergoyang-goyang saat ia bicara.
“Benar, Tuan Perwira.” Helen tertawa manis.
Liu Zhenhan baru paham setelah beberapa saat, mengapa Helen tertawa begitu bangga. Setelah mengetahui bahwa Helen ternyata seorang Pendeta, perwira itu mengirimkan pasukan pengawal lengkap sebanyak sepuluh prajurit untuk mengawal mereka sampai ke Kuil Kampas.
Liu Zhenhan juga akhirnya mengerti betapa tinggi status Pendeta Kuil Bimon di hati Orang-orang Beastman Bimon.
Pondasi Kuil ini sangat tinggi, dengan ratusan anak tangga granit. Memandang ke atas, terlihat patung duduk megah Dewa Perang Campas di pintu masuk utama kuil. Tinggi patung dewa ini mencapai lebih dari 20 hasta. Dewa Perang mengenakan baju zirah lengkap, wajahnya tertutup pelindung muka yang sakral, tangan kiri mencengkeram pedang bergerigi yang tertancap di tanah, tangan kanan bertumpu pada lutut sambil menekan sebuah kitab hukum. Di samping patung dewa terdapat dua altar berbentuk vas bunga dengan api menyala-nyala.
Dua belas pasang pilar batu raksasa menyangga struktur utama kuil. Setiap pilar diukir dengan motif binatang yang hidup dan ornamen rumit, setiap detail binatangnya diukir dengan presisi dan ekspresi yang dinamis.
Helen mengajak semua orang naik bersamanya. Saat semua sudah berdiri di kaki patung Dewa Perang, barulah mereka merasakan tekanan dahsyat yang sesungguhnya.
Bahkan Ning Yu yang berpengalaman dan Putri Bangsa Laut, Elvira, terkesima sampai tidak bisa menutup mulut.
Liu Zhenhan mendongak bodoh ke arah patung dewa. Ia berpikir, akhirnya bisa melihat wujud sang Bos Kampas yang telah melindunginya selama ini.
"Pintu gerbang Kuil tertutup rapat. Di atas daun pintu kayu hitam yang besar terukir beberapa aksara misterius yang bahkan Liu Zhenhan yang telah menerima 'Pencerahan Kebijaksanaan' pun tidak mengenalinya."
Liu Zhenhan hendak bertanya kapan pintu ini akan terbuka, tiba-tiba matanya menangkap tiga patung aneh di pelataran bulan yang rata. Satu patung wanita cantik berwujud manusia berkulit ular, satu patung beruang raksasa yang berwajah garang, dan satu lagi patung landak berduri di seluruh tubuhnya. Ketiga patung ini berukuran asli dengan pahatan yang luar biasa, bahkan detail otot-otot kecil dan lipatan kulit terukir sangat hidup bak makhluk nyata.
"Apa ini?" tanya Liu Zhenhan.
"Ini semua adalah hewan peliharaan magis Dewa Perang Campas. Ular wanita ini adalah hewan peliharaan pertama Sang Dewa Perang, beruang raksasa ini adalah mitra terkuatnya bernama Misha, sedangkan landak ini adalah asisten serangan jarak jauh Sang Dewa yang bernama Lide." Helen menunjuk setiap patung sambil menjelaskan detailnya: "Bangsa ular Medusa sebenarnya termasuk Orang-orang Beastman Bimon, namun setelah Perang Milenium mereka menghilang secara misterius. Misha adalah totem suku Beruang, sedangkan Lide adalah totem Suku Pig kalian."
Xiao Hulijing mencubit hidung Liu Zhenhan sambil bergurau: "Richard, hehe... Lide, apakah nama kalian berdua mirip seperti saudara?"
“Tidak terlihat ya, Dewa Perang Campas tidak hanya punya ular cantik sebagai peliharaan, tapi juga babi sebagai monster peliharaan.” Suara Liu Zhenhan terdengar sengau karena hidungnya dicubit.
Aiwier memalingkan badan. Setiap kali melihat Xiao Hulijing merengek pada Liu Zhenhan, amarahnya langsung meluap.
“Ngomong-ngomong! Kenapa Dewa Perang bisa punya tiga monster peliharaan? Ini tidak adil! Aku cuma punya satu... itu pun sudah mati...” Liu Zhenhan menggenggam tangan nakal Xiao Hulijing sambil bertanya.
“Bagaimana mungkin kebijaksanaan Dewa Perang Campas bisa dipahami oleh pendeta biasa seperti kita?” Helen tersenyum: “Tapi sekarang di kerajaan memang ada beberapa pendeta yang punya hewan peliharaan kembar, itu sudah merupakan terobosan.”
“Aku juga harus punya tiga peliharaan di masa depan!” Liu Zhenhan mengacungkan tinju sambil berteriak. Beberapa Bimon yang sedang beribadah dengan khidmat melirik jijik ke arahnya, lalu menjauhi area si gila ini.
Helen belum sempat membuka mulut, Aiwier sudah tidak tahan mengejeknya.
“Dasar kau?” Aiwier yang sudah menahan diri beberapa hari akhirnya menemukan celah: “Dasar tolok terkutuk yang dikutuk monster ini?”
Begitu kata itu keluar, Helen langsung menyumpal mulutnya.
“Jangan sembarangan bicara begitu!” Helen melirik ke sekeliling dengan wajah pucat: “Kalau sampai diketahui Kuil, Richard bisa dicabut hak kependetaannya seumur hidup!”
Ekspresi Avril berubah sedikit, namun dia tetap bersikukuh: "Ada apa? Aku tetap akan mengatakannya! Ini fakta! Kalian semua tidak mampu..."
Merasa ucapannya akan membawa masalah, putri duyung itu segera mengubah perkataannya: "...Dewa Perang yang kalian hormati pasti memiliki maksud khusus dengan memberikan hukuman seperti ini pada Bimon terkutuk itu!"
"Apa urusanmu?" Liu Zhenhan marah sekali, "Jika kau masih banyak bicara, aku akan menjualmu ke kerajaan manusia, membuatmu jadi mainan pesta pora setiap hari!"
"Berani kau!"
"Mengapa tidak? Guder!" Liu Zhenhan memerintah panda di belakangnya, "Pergi ke jalan cari tempat penyebar kabar, umumkan aku punya putri duyung untuk dijual murah!"
Avril mulai memanggil sihir untuk melawan, namun sayangnya betapapun dia berusaha, tidak ada reaksi gelombang magis sama sekali.
"Jangan sia-siakan tenaga." Xiao Hulijing memandangnya dengan senang melihat penderitaannya: "Di atas Kuil Dewa Perang kami, bahkan penyihir terhebat pun takkan bisa memanggil sihir apapun di bawah cahaya Kampas, karena tempat ini terisolasi dari semua jenis magis."
Putri duyung itu menatap Guder yang menggelengkan pantat besar menuruni tangga batu, bibirnya bergetar, lalu akhirnya meledak dalam tangisan: "Wuahh..."
“Jangan macam-macam!” Ningyu marah, memeluk Avril sambil menghiburnya, memandangi Liu Zhenhan dengan pandangan kecewa, matanya penuh sindiran.
“Sialan, aku cuma bicara saja! Aku tidak benar-benar akan menjualnya!” Liu Zhenhan berkata jujur. Beberapa hari ini dia benar-benar tersiksa, tiga gadis cantik bersatu mendukung seruan Ningyu, bersikeras tidak mengizinkan Liu Zhenhan masuk kamar. Ditambah kerumunan orang, Liu Zhenhan malu menggunakan kekerasan. Sekarang Liu Zhenhan merasa takut sekaligus cinta pada Ningyu.
Tangisan Avril tiba-tiba melemah, diam-diam mengamati Liu Zhenhan dengan sudut mata berkilau.
“Ayo, kita masuk bersama. Di Kuil sekarang, semua Pendeta pasti sedang mengumpulkan 'Kekuatan Nyanyian' melalui Meditasi.” Xiao Hulijing berkata dengan sedih. Meski dia juga tidak ingin Richard menjual putri duyung ini, setidaknya bisa menakut-nakutinya lebih lama.
“Pintunya terkunci, bagaimana masuk?” Liu Zhenhan mendongak melihat pintu raksasa seperti lereng gunung.
“Bodoh!” Helen membentak pelan: “Lagu Perang adalah batu loncatan Pendeta! Sudah berapa kali kukatakan?”
Helen mulai melantunkan lagu perang dengan suara lembut. Seiring semakin nyaringnya nyanyian tersebut, kilau cahaya muncul di tubuhnya. Pada pintu kayu hitam raksasa, cahaya keperakan seperti bulan yang aneh mulai bersinar. Rune-rune tak terhitung tiba-tiba berubah menjadi air raksa yang mengalir, berputar cepat beberapa kali sebelum patung Dewa Perang Kampas setinggi dua meter muncul di depan pintu kayu.
"Kehormatanku adalah kesetiaanmu! Anakku." Dewa Perang yang terbentuk dari cahaya itu mengucapkan bahasa Bimon yang fasih dengan logat sempurna. Dengan gerakan tangannya, pintu kayu hitam di belakangnya mengeluarkan suara "kreek..." dan terbuka perlahan, menampilkan cahaya gemilang di kejauhan.
Semua orang menatap ke atas dengan perasaan ziarah dan kekaguman. Helen bahkan merapatkan tangannya, berlutut di tanah sambil meneteskan air mata.
Liu Zhenhan memanfaatkan saat mereka semua terpaku pada Dewa Perang, diam-diam berpindah ke patung Medusa dan menyentuh bagian dada yang montok patung tersebut.
Dari balik pintu kayu muncul dua prajurit tinggi berbaju zirah emas. Desain zirah mereka persis seperti yang dikenakan Dewa Perang, dengan lencana pedang dan kitab hukum yang dilingkari duri di dada, serta mahkota enamel di atasnya. Setiap langkah mereka diiringi gesekan armor yang berbunyi 'krak' keras.
Dua prajurit dengan satu tangan menekan pedang di pinggang, tangan lainnya melepas helm. Rambut pirang yang rapi seperti hamparan gandum tercurah ke pandangan semua orang. Ini adalah dua wajah yang sangat gagah, hidung seperti bawang menunjukkan keanggunan, garis hitam berbentuk karakter "" di dahi menegaskan kekuasaan dan kewibawaan, bola mata hijau yang berkilauan seperti bintang memancarkan kewaspadaan.
"Dari mana asalmu, Pendeta yang mulia?" Seorang prajurit berbicara, kata-katanya mengandung kewibawaan yang kuat meski diucapkan perlahan.
"Ksatria Kuil yang mulia, kami adalah Pendeta jiwa dari Desa Bogor. Saya Helen dari Suku Fox dan murid magang Pendeta jiwa saya Richard dari Suku Pig. Yang lainnya adalah pengikut kami. Kami datang ke Kuil untuk menerima promosi dan mendengar petunjuk Dewa Perang Kampas!" Helen membungkuk dengan hormat.
"Suku Pig juga punya Pendeta? Itu pun Pendeta jiwa?" Dua Ksatria Kuil terlihat sangat terkejut, namun etika yang baik segera mengembalikan sikap mereka.
"Benar, Tuan Ksatria." Helen mulai rileks dari kekakuan awalnya. "Identitas Richard adalah Penyanyi jiwa alami, lebih dari itu - dia adalah Pendeta Naga yang langka selama ribuan tahun."
"Bahkan dengan saraf sekuat dua Pendeta Kuil ini dan wawasan seluas itu, mereka tidak jauh berbeda dengan para Pig desa kemarin. Keraguan mendalam dalam pandangan mereka telah sepenuhnya mengabaikan instruksi dalam ajaran mulia mereka yang menyatakan 'tidak berubah warna wajah bahkan jika Pegunungan Salju Himalaya Taymur runtuh di depan mata'."
"Kuil suci, dilarang masuk orang biasa. Dua Yang Mulia Pendeta silakan ikuti kami." Dua Ksatria Kuil saling memandang, lalu berbalik dengan anggun menuntun kedua pendeta menuju cahaya gemerlap di balik pintu kayu. Pengikut Liu Zhenhan tertahan di tempat oleh tatapan penuh wibawa mereka.
Terkadang dua Ksatria Kuil ini hanya perlu sebuah tatapan untuk menyampaikan banyak hal.
"Mereka Bimon jenis apa?" Liu Zhenhan berbisik pada Helen.
"Aku juga tidak tahu, sungguh. Ksatria Kuil adalah pejuang terkuat Bimon yang terpilih melalui ujian berat. Dua Ksatria Kuil ini... Aku tidak bisa menebak ras mereka. Mirip Ras Singa, tapi agak seperti Ras Harimau." Xiao Hulijing menurunkan suaranya.
"Kami adalah Ras Dewa Perang!" Seorang Ksatria Kuil menoleh, memperlihatkan gigi putihnya yang berkilau pada Helen. "Kami adalah putra Yang Mulia Grek Sal - Pangeranmu, Bimon Singa-Harimau!"
“Demi Kampas!” Helen menarik napas tajam, tak menyangka dua ksatria ini tiba-tiba memberikan jawaban yang begitu mengejutkan.
Dia hanyalah bangsawan desa biasa, dari suku Bimon Fox yang berjumlah puluhan ribu, gelar Viscount-nya bahkan bisa turun satu tingkat jika tanpa status sebagai Pendeta.
Helen tak pernah bermimpi akan bertemu dua pangeran sekaligus, membuatnya panik dan bingung.
Hal yang lebih tak terduga muncul kemudian, ketika pangeran yang cerewet ini mengucapkan kalimat yang membuat Liu Zhenhan dan Helen nyaris mengalami short circuit otak.
"Suatu kehormatan, namaku sama dengan Pendeta Naga ini, Richard." Sang pangeran dengan sopan melepas sarung tangan besi berukir rumit: "Richard Sal menyampaikan salam terhormat kepada nona Suku Rubah yang cantik."
"Kehormatan itu milikku juga, Tuan Ksatria yang mulia." Helen membalas dengan sungkup yang sopan.
Pangeran Richard ini rupanya mewarisi sepenuhnya darah genit suku Lion, melihat nona Fox cantik membalas salamnya, dia malah berhenti dan mulai membanjiri Helen dengan pertanyaan tentang asal-usulnya, serta melontarkan pujian seperti "cantik" dan "menawan" secara berlebihan.
"Ayo, Kakak." Ksatria lainnya mulai tidak sabar: "Hari ini kau benar-benar terlalu banyak bicara!"
“Bukankah ini karena gadis cantik dari Suku Rubah ini! Adikku tercinta!”
“Cepat pergi...”
Helen menundukkan kepala karena malu, terlihat sangat tidak nyaman.
“Richard yang muncul dari batu mana?” Liu Zhenhan di belakang menggosok-gosok hidungnya kesal. Dia sangat sensitif dengan nama ini, Helen pernah bilang calon kekasihnya juga bernama sama.
Nanti harus kuhajar habis-habisan! Suruh dia ganti nama. Liu Zhenhan berpikir dalam hati.
Guo Guo di atas kepalanya juga menggemeretakkan tinjinya "kreek kreek".
Hehe... Suara tawa Liu Zhenhan yang tiba-tiba meledak terdengar sangat nyaring di koridor kosong.
Dua pangeran menoleh melihatnya, seperti melihat orang idiot.
BAB 6 PENAMPILAN MEGAH
Koridor dan lorong Kuil, setiap beberapa puluh langkah terdapat deretan lampu minyak, menerangi pilar-pilar bergalur dan architrave. Pada pilar-pilar terpasang perisai perunggu berlapis emas, ornamen berbagai motif serta patung burung langka dan bunga eksotis. Plakat marmer putih menghiasi frieze dengan relief serial mitos Bimon. Di pedimen atap timur-barat, terukir relief prajurit Rhein yang sedang berbaring menyamping sambil membersihkan senjata kesayangannya di kereta perang yang ditarik dua gajah raksasa.
Dewa Perang Campas membelai relief Misha dan Landak Li De dalam pameran terakhir, Medusa bersandar di samping Dewa Perang dengan helai rambut berkibar-kibar. Dari balik baju besi dingin Dewa Perang, terpancar kehangatan yang menyentuh di matanya.
Kehangatan yang sangat manusiawi.
Relief ini ditatap lama oleh Liu Zhenhan.
Bangunan utama Kuil terdiri dari dua aula besar, di kedua sisinya terdapat serambi dengan enam pilar bergaya Doric. Kedua serambi tertutup rapat oleh tirai beludru besar. Dua Ksatria Suci membawa Liu Zhenhan dan Helen masuk ke serambi timur.
Aula timur terasa luas, selain dua belas lampu minyak berbentuk kuncup perunggu di sudut dinding, hanya ada sebuah kursi raksasa bertingkat empat di posisi timur. Tak ada dekorasi atau perabot lain di ruang seluas itu.
Desain kubah aula sangat canggih, lubang di tengah kubah memusatkan seberkas sinar matahari tepat di tengah ruangan. Liu Zhenhan dan Helen diantar oleh dua ksatria mulia untuk berdiri di titik sinar tersebut.
Rambut Helen berkilau merah transparan diterpa cahaya terang.
Helen menggenggam erat telapak tangan besar Liu Zhenhan dengan gugup, tiba-tiba menyadari Liu Zhenhan juga tegang. Mereka saling memandang lalu tersenyum.
“Mohon dua Pendeta terhormat menunggu sejenak.” Dua kesatria suci yang juga merupakan Pangeran, menaruh tangan di dada memberikan penghormatan kesatria, dengan anggun mengibaskan jubah mereka, lalu mundur dari aula.
Liu Zhenhan mengamati dengan saksama ubin granit di bawah kakinya. Ia menemukan banyak nama dan kisah pertempuran terukir di sana, tampaknya semua itu adalah catatan prestasi para pendeta. Liu Zhenhan menjadikannya sebagai bacaan pengisi waktu, menikmati setiap kisah, berbeda dengan Helen yang semakin gelisah.
Dentuman genderang perang yang keras menghentikan lamunannya. Empat kesatria suci bersenjata lengkap mengawal seekor Model besar berusia lanjut dan belasan pendeta kuil berjubah hitam, membuka tirai dan melangkah dengan angkuh ke hadapan mereka berdua.
Liu Zhenhan pernah mendengar dari Helen bahwa jubah hitam adalah ciri Imam Tongkat dari kuil suci. Sedangkan Model besar itu mengenakan jubah pendeta warna ungu tua dengan topi runcing, jelas merupakan Grand Shaman Weian - pemimpin tertinggi Kuil Provinsi Timur Laut.
Helen dan Liu Zhenhan sama-sama menunduk hormat. Bahkan Guo Guo yang biasanya hiperaktif dan burung camar pun terdiam patuh di atas kepala Liu Zhenhan, tertekan oleh aura Grand Shaman.
Grand Shaman Weian menyeret tempurung kura-kura berat di punggungnya, naik ke kursi yang diukir dengan tongkat keramat dan pedang perang bersilangan. Para pendeta di bawah tangga menempelkan tangan ke dada sambil membungkuk.
"Yang Mulia Grand Shaman Weian, pengikutmu memberikan salam padamu!" Suara para pendeta mengalir merdu seperti musik surgawi.
"Pujian bagi Kampas! Kesetiaanmu adalah kehormatanku." Grand Shaman Weian membuka mata penuh keriputnya, melambai tangan.
Liu Zhenhan dan Helen sedikit mengangkat kepala. Liu Zhenhan yang ceroboh melihat seorang Pendeta Medusa di seberang tersenyum pada mereka. Perempuan ular cantik matang ini, usia baginya bagaikan teka-teki abadi; ekor melingkar mempertegas kemolekan jubah pendeta hitamnya, dada menjulang seperti Pegunungan Salju Himalaya Taymur. Kecantikannya seolah terukir di marmer, takkan pernah pudar oleh waktu.
"Itu mentorku, Nyonya Cui Beixi·Nico." Helen mencubit Liu Zhenhan, berbisik sambil menyeringai.
"Gua kali, itu guru leluhur!" Kalimat ini memutus tuntas lamunan mesum Liu Zhenhan.
“Para Pendeta Agung, hari ini kita menyambut Pendeta Jiwa muda dari Suku Rubah, Helen, dan murid Pendeta Suku Pig-nya dari Desa Bogre yang telah melewati pelatihan ketat untuk mengajukan kenaikan pangkat menjadi Imam Perang.” Grand Shaman Weian berbicara dengan tenang.
Para pendeta seketika kehilangan aura kewibawaan mereka, melemparkan protokol kehormatan ke angkasa, satu per satu mulai menunjuk-nunjuk Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan merapikan potongan rambut asimetrisnya, memperlihatkan dua lubang hidung besar yang gelap di udara sebagai bukti identitasnya.
“Para petinggi! Perhatikan sikap kalian! Meski Suku Pig jarang menghasilkan pendeta, Dewa Perang selalu adil. Tidak perlu ku jelaskan lagi bukan?” Suara Grand Shaman Weian tidak tinggi namun penuh wibawa. Ia menoleh ke ular wanita: “Nico, pertama-tama kuhaturkan terima kasih atas didikanmu bagi Kuil dan Kerajaan yang melahirkan pendeta luar biasa! Pendeta Jiwa muda yang sudah mampu melatih murid pendeta, bahkan di tingkat nasional pun sangat langka!”
“Ular wanita cantik” seketika mendapat beberapa pandangan penuh gairah dari sekitarnya, mata beberapa pendeta memerah. Medusa memberikan anggukan sopan kepada Grand Shaman, suaranya yang jernih bagai burung yunling di lembah sunyi: "Helen adalah talenta luar biasa dari Suku Rubah yang saya 'Pencerahan Kebijaksanaan' selama perjalanan latihan dua tahun lalu. Saat itu saya pernah melapor kepada Yang Mulia Qidan, apakah Anda masih ingat?"
"Tentu takkan terlupakan. Kasus hilangnya Nyonya Helen sebelumnya dan tragedi Desa Maple Leaf bahkan sempat mengguncang Sang Raja." Grand Shaman Weian tersenyum ramah kepada Helen: "Puji Tuhan, Xiao Hulijing kita akhirnya pulang ke rumah."
Helen hampir pingsan karena bahagia, wajahnya dipenuhi kekaguman dan kepuasan.
Tak disangka Grand Shaman Weian yang terhormat begitu menghargainya, kelopak mata Helen berkaca-kaca.
Berbasa-basi! Kalau benar menghargai, mengapa tak menyelamatkannya dulu? Liu Zhenhan menyindir dalam hati.
“Hari ini adalah momen yang spesial. Jika bukan karena keterbatasan waktu, sebenarnya aku ingin mengumpulkan semua Imam Perang yang sedang bertugas di militer untuk merayakan momen istimewa ini. Karena, kita telah menyambut seorang Penyanyi Jiwa yang terlahir alami. Jika ingatanku yang tidak lengkap tidak salah, sudah puluhan tahun tidak ada pendeta yang berasal dari Penyanyi Jiwa bawaan lahir muncul di aula Kuil Witherspoon, Provinsi Timur Laut.” Mata Grand Shaman Weian memandang penuh kebaikan ke arah Liu Zhenhan.
“Penyanyi Jiwa bawaan lahir?” Para pendeta pun gempar, satu per satu mata mereka menatap tajam sang wanita ular dengan campuran kekaguman dan kecemburuan; alis wanita ular itu berkerut membentuk simpul sementara ia merenung sejenak sebelum memandang Grand Shaman Weian dengan ragu.
“Tenang! Masih ada kabar yang lebih mengejutkan. Penyanyi Jiwa bawaan lahir ini juga berhasil mendapatkan peliharaan naga! Berapa banyak pemilik naga yang dimiliki kerajaan kita saat ini, Yang Mulia Pangeran Richard?” Grand Shaman menoleh ke arah ksatria pengawalnya.
“Di kerajaan kita, selatin Pendeta Phoenix Api, belum ada Pendeta Naga untuk sementara ini, Yang Mulia Tuan Zidan!” Pangeran yang memiliki nama sama dengan Liu Zhenhan ini menjawab dengan suara bergetar yang sengaja ditahan akibat kegembiraan.
Para pendeta di bawah tangga pertama-tama hening sepi bagaikan kuburan. Lalu dengan "brak" suara, keheningan tergantikan oleh bisikan-bisikan yang akhirnya berubah menjadi diskusi riuh. Akhirnya, sekelompok pendeta berjubah hitam ini mengubah aula megah ini menjadi pasar sayur yang gaduh.
Grand Shaman Weian kali ini tidak menegur ketidakwajaran para pendeta tersebut. Beliau memandang mereka dengan senyum penuh makna.
"Pendeta Naga?" Sekelompok pendeta Suku Rubah mengerumuni Helen, memandanginya dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"Kau mengabdi pada keluarga mana?" Seorang pendeta terhormat mendekat dengan ramah, menatap Helen sambil tersenyum.
"Bergabunglah dengan keluarga Lederly King kami. Kami yang terdekat dengan Desa Bogg," ujar pendeta Rubah lainnya.
"Ck ck... Bagaimana mungkin? Nak, jangan-jangan kau sedang 'Chui Buer' (PS: "Buer" dalam bahasa Bimon artinya sapi. "Chui Buer" berarti membual.)?" Ada yang berkomentar.
"Tenang!" Wajah Grand Shaman Weian berubah dingin bagaikan salju: "Bagaimana mungkin kepentingan keluarga kalian dibawa ke Kuil Tertinggi ini?"
Beberapa Fox baru tersadar akan kelancangan mereka. Dengan muka memerah, mereka semua menjepit ekor dan kembali ke posisi semula.
“Para Yang Mulia, saya harus mengatakan bahwa pandangan kalian sungguh sangat terbatas! Imam Naga yang muncul sekali dalam ribuan tahun ini...” Grand Shaman Weian mengamati semua bawahannya dengan intonasi khas yang berirama, melanjutkan: "...bukanlah Helen dari Suku Rubah, melainkan murid imamnya, Richard dari Suku Pig."
Seolah-olah penyihir manusia telah melemparkan mantra terlarang di sini, belasan Imam Tongkat di aula besar itu membeku sejenak, lalu serentak melompat sambil berteriak panik: "Tidak mungkin! Tidak mungkin..."
BAB 7 Imam Pemboros Super
"Saya adalah Imam Sub-Naga yang resmi." Grand Shaman Weian melepas medali Medusa di dadanya, menggerakkan tangannya dengan lembut. Kilatan cahaya ungu kemerahan berkerlip, seekor naga tanah raksasa sebesar bukit muncul di aula luas. Naga yang tertidur itu perlahan membuka matanya, sorot mata angkuh yang memandang rendah segala sesuatu terpancar dari bola mata besarnya.
Liu Zhenhan terkejut setengah mati, langsung menarik Helen mundur beberapa langkah. Daging sisa yang menempel di gigi tajam naga bumi itu membuatnya merinding. Guo Guo melompat dari kepala Liu Zhenhan dan cepat-cepat menyelinap ke dalam pelukannya, hanya menyisakan satu mata kecil yang melirik ketakutan ke arah naga bumi yang mengerikan itu. Elang Asam milik Helen juga ketakutan hingga terbang ke langit, kotoran burung yang dikeluarkan karena panik itu "plok" jatuh di bahu Liu Zhenhan.
"Percayalah pada penilaianku." Pendeta Besar yang menyaksikan kejadian ini tersenyum ramah, turun dari tempat duduknya yang tinggi, lalu membelai perut naga palsu peliharaannya dengan lembut. Di hadapan naga bumi yang besar, tubuh kura-kura gemuk itu langsung terlihat seperti kacang di samping pohon sawi.
Naga bumi itu mengeluarkan lenguhan penurut di bawah belaian Pendeta Besar, bau mulut anyir segera memenuhi seluruh ruangan.
"Percayalah pada penilaianku, Yang Mulia Pangeran Richard juga seorang Ksatria Naga-Palsu. Penilaiannya hampir sama denganku - murid pendeta dari Suku Pig ini memang memiliki sisa aroma naga yang murni!" Sorot mata Pendeta Besar berkedip-kedip seperti lampu minyak, menyapu satu per satu para Imam Tongkat yang masih berbisik-bisik. Para Imam Tongkat pun perlahan diam setelah terkena pandangannya.
“Para Tuan, jika tidak ada sisa nafas naga murni yang tersisa di tubuh Pendeta Richard, bagaimana mungkin saya akan membiarkan seorang pendeta pembohong masuk ke dalam aula suci ini?” Pangeran Richard juga turun dari tangga dan berdiri di samping Grand Shaman Weian.
Para pendeta berusaha keras mengendalikan keinginan mereka untuk berdiskusi, memandangi Liu Zhenhan dengan tajam. Pandangan itu seperti ingin membagi sepotong keju lezat atau daging babi hutan panggang yang harum.
“Richard, katakan padaku, dari elemen apa naga peliharaanmu itu?” Grand Shaman Weian menyimpan naga tanahnya kembali ke dalam lambang Medusa untuk melanjutkan hibernasi, tersenyum ramah pada Liu Zhenhan.
“Binatang magisku adalah naga elemen api yang masih muda.” Liu Zhenhan tidak berkedip sama sekali, mulai mengarang cerita.
“Naga elemen api!” Diskusi para pendeta kembali menunjukkan kecenderungan untuk meluas.
“Sayangnya, nagaku sudah gugur dalam pertempuran.” Liu Zhenhan sudah sangat mahir dengan rutinitas ini, setetes air mata jernih mengalir perlahan di pipinya.
“Wah～～” Para pendeta menghela napas penuh penyesalan, seolah-olah binatang buas mereka sendiri yang mati.
“Mati?” Bahkan wajah Grand Shaman Weian menunjukkan kekecewaan besar: “Ini... bagaimana mungkin?”
“Badai alamlah yang menelannya, ombak raksasa tak bertepi membuatnya terjatuh ke dasar laut tak berujung saat melindungiku.” Liu Zhenhan tahu saat ini tidak boleh banyak bicara, cukup sampai di sini. Air mata adalah penjelasan terbaik, maka deraslah air matanya mengalir.
“Sayang... sayang sekali.” Wajah Grand Shaman Weian dipenuhi kekecewaan dan ketidakrelaan yang mendalam, berbagai ekspresi bercampur menjadi satu.
“Tapi sekarang aku memiliki peliharaan ajaib baru.” Liu Zhenhan menjambak telinga Guo Guo, mengeluarkannya dari dekapan di dadanya, lalu dengan bangga memperlihatkannya kepada Grand Shaman dan para pendeta.
“Binatang ajarku adalah Elang Asam.” Helen pun terpaksa maju dengan perasaan tidak enak.
“Cekikikan...” Beberapa pendeta yang kulit wajahnya masih tipis tak kuasa menahan tawa, sambil tertawa mereka berusaha menutupinya dengan ekspresi tersiksa.
Grand Shaman Weian terdiam membeku, matanya menatap tak berkedip pada binatang bulu es dan salju yang pantatnya terangkat tinggi sementara bola matanya berputar-putar.
Bibir Grand Shaman Weian bergetar lama-lama, namun tak ada kata yang keluar. Beberapa pendeta yang tajam penglihatannya membaca gerakan bibir sang pemimpin - gerakan itu terus mengulangi tiga kata: "pemboros".
“……Kami……ingin mengajukan gelar Imam Perang……” Xiao Hulijing melihat suasana semakin mencekam, berusaha menengahi dengan mengumpulkan keberanian. Namun perkataannya terdengar lemah bagaikan dengusan binatang Luo Sha tanpa pita suara.
Ucapan ragu dan tak bertenaga itu membuat Grand Shaman Weian tampak menua seketika. Dengan mendesah panjang, sang shaman agung kembali duduk di kursinya.
"Pendeta Naga tanpa naga, malah menjadi Pendeta Makhluk Sial. Seorang Imam Jiwa terhormat hanya memiliki Elang Asam sebagai binatang piaraan! Ini...ini lelucon terbesar!" Grand Shaman Weian memandang Liu Zhenhan dan Helen dengan kekecewaan mendalam, menggelengkan kepala lama sebelum melanjutkan: "Awalnya kukira wilayah timur laut ini bisa menambah kursi di Dewan Dua Belas Imam Utama Kerajaan. Ternyata begini hasilnya! Kalian mengecewakanku! Bisakah Makhluk Sial memberi nasib buruk ke musuh? Apakah Elang Asam bisa mengalahkan lawan dengan kotorannya setelah asamnya yang sedikit itu habis? Kuil Weisersipang akan jadi bahan tertawaan seluruh kerajaan hingga ribuan tahun mendatang!"
Helen menundukkan kepala dalam-dalam, jari-jarinya gugup meremas-remas ujung bajunya. Kilauan air mata terlihat di sudut matanya.
“Helen, apakah kalian masih ingin mengajukan ujian Imam Perang?” Leluhur ular cantik Liu Zhenhan "bergerak" mendekat, membelai rambut Helen, bertanya dengan lembut.
“Hm.” Kepala Helen sama sekali tidak berani menengadah, tapi jawabannya tetap tegas dan penuh keyakinan.
“Tapi kau juga tahu, monster kalian sama sekali tidak bisa memungkinkan kalian lulus ujian Imam Perang. Aku bicara jujur.” Ular cantik itu membelai rambut rubah kecil dengan penuh kasih, berkata dengan suara sendu.
“Guru Cui Beixi, Guru Helen telah mengalami evolusi alami 'Lagu Berkat'! Dia seharusnya otomatis naik pangkat menjadi Imam Perang!” Liu Zhenhan berteriak.
Begitu kalimat ini keluar, mata Grand Shaman yang sempat lesu tiba-tiba "berkilat" penuh cahaya.
“Hari ini akhirnya ada kabar baik!” Grand Shaman Weian mengangguk, “Helen, tunjukkan 'Lagu Berkat' hasil evolusi alami-mu kepada para petinggi.”
Helen mengusap air mata di pelupuk matanya, nyanyian magis perang yang bergelora segera menggema di aula istana.
“Tanpa bantuan alat musik khusus pendeta, tanpa amplifikasi inti kristal monster ajaib, prestasi seperti ini cukup membuat guru mana pun merasa bangga padamu!” Sorot mata Grand Shaman Weian menjadi jauh lebih lembut.
“Tuan Zidan…” Ular cantik itu juga tertegun, bingung memandang Helen lalu menoleh ke Grand Shaman.
“Gelar Imam Perang-nya telah secara otomatis dinobatkan karena evolusi alami. Cui Beixi, berikan jubah pendeta putih kepada murid kesayanganmu!” Grand Shaman Weian tersenyum: “Dia telah mendapatkan perlindungan Dewa Perang, para pendeta kita juga tidak harus memiliki monster. Apalagi dia masih kecil, harus menunggu dewasa sebelum bertugas di militer. Siapa tahu saat itu dia sudah berevolusi menjadi Imam Tongkat! Hehe...”
“Tuan, bagaimana dengan aku?” Liu Zhenhan merasa dirinya sepenuhnya diabaikan.
“Kau...” Grand Shaman Weian langsung kesal melihat Liu Zhenhan, berkata dengan kesal: “Kau juga ingin naik pangkat jadi Imam Perang? Apa kau juga berevolusi alami?”
“Tidak.” Liu Zhenhan dalam hati berpikir, kalau bukan karena lagu 《Jiang Jun Ling》 dan 《Fa Ru Xue》 yang memalukan itu yang dilarang dinyanyikan oleh Helen, pasti sudah kuhancurkan kalian semua.
“Richard, jangan macam-macam.” Ular cantik juga menunjukkan wibawa sebagai guru leluhur: “Monster-mu tidak mungkin lulus uji kelayakan!”
“Aku tidak sependapat.” Liu Zhenhan menjawab dengan keras kepala namun sopan: “Menurutku monsterku adalah partner terbaik.”
Begitu mendengar ini, Guo Guo langsung “syuut” melompat keluar, berdiri di tanah dengan perut buncitnya berusaha menampilkan pose yang gagah.
“Pemuda yang punya tekad!” Grand Shaman Weian berkata dengan nada sinis yang tidak jelas apakah pujian atau hinaan sambil mengacungkan jempol.
“Richard……” Tanpa menoleh, Cui Beixi bisa merasakan rekan-rekannya yang tak berguna sedang menyeringai. Ia menggelengkan kepala, tersenyum getir, lalu menatap wajah Liu Zhenhan yang sangat buruk rupa: “Anak keras kepala, tunjukkan dulu Nyanyian Perang Spiritualmu sebagai Penyanyi Jiwa bawaan kepada para petinggi...”
Liu Zhenhan membersihkan tenggorokannya, lalu menyanyi dengan suara lantang. Sinar matahari dari kubah menerpa tubuhnya, bagai pemeran utama di panggung.
Lagu pun berakhir dengan gemulai.
Grand Shaman Weian memimpin tepuk tangan, seseorang malah menyiulkan peluit. Wajah cantik Cui Beixi membeku seperti diselimuti embun beku.
“Suaramu cukup bersemangat!” Grand Shaman juga tertawa terhibur: “Tapi Kekuatan Nyanyianmu benar-benar menyedihkan! Dibandingkan mentormu, kekuatanmu seperti perbedaan antara kunang-kunang dan bulan!”
“Siapa bulannya?” Liu Zhenhan sengaja bertanya meski sudah tahu jawabannya.
“Hahaha…” Beberapa pendeta di sekeliling sambil mengusap perut mereka. Penyanyi Jiwa bawaan seperti ini… pasti Dewa Perang buta...
Para pendeta segera berdoa dengan khusyuk kepada Dewa Perang meminta pengampunan. Bagaimana bisa mereka memikirkan ucapan sesat yang menantang otoritas ilahi?
“Sungguh pantas sebagai pendeta Suku Pig…” Grand Shaman Weian memandang "Pendeta Naga" ini dengan putus asa, “Pertanyaanmu memang sangat mencerminkan karakteristik Suku Pig! Mari kita hentikan diskusi tentang topik ini…”
“……Anda bisa mendapatkan gelar Imam Jiwa, tapi ‘Kekuatan Nyanyian’ Anda yang sedikit menurut penilaian saya yang kurang kompeten ini, masih belum cukup untuk mendapatkan gelar Imam Perang. Jadi...” Grand Shaman Weian menyesuaikan topinya, menghapus senyumnya dan berkata dengan serius: “Tuan Richard dari Desa Bogge, Anda boleh mengenakan jubah pendeta merah untuk membuktikan identitas Anda. Anda berhak menyulam lambang naga di ujung lengan baju sebagai bukti bahwa Anda ‘pernah’ menjadi Imam Naga – namun...”
Sang Grand Shaman tiba-tiba mengubah nada bicaranya: “...Saya tetap menyarankan Anda untuk tidak melakukan ini, karena saya tidak ingin seluruh Kuil Witherspoon menjadi bahan tertawaan!”
“Tunggu sebentar...”
Liu Zhenhan mengangkat kepala yang selama ini tertunduk mendengarkan wejangan. Sorot matanya yang tampak hormat memancarkan kilau dingin yang langsung menembus Grand Shaman yang berada di tempat tinggi.
Bab 8 Monster yang Tidak Menggunakan Sihir
Grand Shaman Weian tertegun oleh sorotan mata penuh kesombongan dan provokasi ini. Mana mungkin ini masih pemuda pemboros yang lemah tadi? Aura naga yang murni dan bergelora membawa kemarahannya bagai kilat menyambar langit, menyilaukan dan membara!
“Empat Ksatria Kuil merasakan permusuhan dari tatapan kuat dan agresif ini, keempat ksatria bersenjata lengkap segera menutupi tubuh Grand Shaman Weian. Tangan Pangeran Richard yang memimpin dengan lembut menyentuh gagang pedang salib besar, tatapan dinginnya yang terkonsentrasi mengunci Liu Zhenhan di bawah tangga.”
“Jawaban Anda tidak mengejutkan saya, tapi sepertinya saya pernah dengar bahwa setiap pendeta berhak mengajukan permohonan kenaikan tingkat ke Kuil setiap tahun, dan Kuil wajib menyediakan tugas uji kenaikan tingkat yang sesuai. Yang Terhormat Grand Shaman Qidan, mengapa Anda sudah menolak latihan keras saya selama ini tanpa memberikan tugas kenaikan tingkat yang seharusnya?”
Perkataan Liu Zhenhan terstruktur dengan logis, sama sekali tidak seperti Piggie bodoh yang dungu.
“Permohonanmu memang sah, Dewa Perang telah menganugerahkan hak ini.” Grand Shaman Weian melambaikan tangan menyuruh para ksatria di sampingnya mundur: “Tapi saya melakukan ini karena ingin melindungimu. Tahukah kamu? Kekuatan Nyanyianmu begitu lemah, bagaimana mungkin bisa menerima ujian Imam Perang? Imam Perang adalah tulang punggung pendeta kuil yang bertugas di militer, sehingga ujian mereka jauh lebih ketat dibanding pendeta lain. Saya tidak ingin kamu mati sia-sia. Lagipula, jumlah pendeta di Provinsi Timur Laut belum cukup banyak untuk saya hamburkan.”
“Bagaimanapun, aku bukan anak yang menghambur-hamburkan harta...” Grand Shaman Weian mengernyitkan mata kecilnya yang seperti kacang hijau dengan licik.
Sekali lagi tawa terdengar di sekeliling.
“Terima kasih atas perhatian Anda. Namun sayangnya, aku adalah Bimon yang cukup keras kepala.” Liu Zhenhan sama sekali tidak merasa malu. Helen sudah naik pangkat menjadi Imam Perang, harga diri seorang pria membuatnya tidak bisa menerima penghinaan ini.
“Oh~~ Begitu rupanya, hmm... Ujian pertama Anda sudah terlampaui, Nyanyian Perang Spiritual yang Anda nyanyikan cukup mahir, meski Kekuatan Nyanyian belum cukup murni, tapi saya masih bisa membiarkan Anda lulus; Tugas ujian berikutnya adalah bertanding dengan imam ujian kami untuk menunjukkan teknik mengendalikan monster dalam pertempuran, selama Anda tidak kalah dalam waktu tertentu maka dianggap lulus; Tapi saya ingatkan, para Imam Tongkat di sini semuanya memiliki pengalaman latihan lebih dari 20 tahun, monster mereka bahkan tidak kalah dengan penyihir manusia. Masih berani menerima tantangan?”
Wajah Grand Shaman Weian terlihat ramah, tapi di dalam hatinya sudah memutuskan untuk menghajar habis-habisan si Pig bodoh yang menjengkelkan ini, menghapus tekad keras kepala dan bodohnya.
“Aku terima tantangan ini!” tegas Liu Zhenhan.
“Para Yang Terhormat, adakah yang mau bertanding dengan 'mantan' Imam Naga kita?” Pandangan Grand Shaman Weian menyapu para imam yang duduk di bawah.
“Pujilah dewa, Tuan, izinkanlah aku dan murid cucuku untuk melakukan latihan perkelahian?” **Cui Beixi** "menggerakkan" tubuhnya dan berdiri di depan tangga singgasana **Grand Shaman Weian**.
“Nyonya **Cui Beixi**, Anda adalah salah satu **pendeta** naga minor langka di kerajaan. Apakah tantangan ini terlalu berat jika Anda yang turun tangan?” **Grand Shaman Weian** tertawa getir.
Oh? Nenek mentor cantik ini ternyata juga **pendeta** naga minor? Tak kusangka, penampilannya begitu lembut. **Liu Zhenhan** mengangkat kepala dengan kaget, memandang mentor dari mentornya. Benar saja, di ujung lengan hitamnya terdapat sulaman naga tak bertanduk yang dijahit dengan benang emas!
“Tentu saja, pertarungan antara **pendeta** naga minor dan **pendeta** naga asli pasti akan berakhir dengan kekalahan. Aku khawatir, jika makhluk piaraan naga minormu hancur di tangan **pendeta** naga asli, bukankah **Kuil** Weisersipang akan mengalami kerugian besar?” Ucapan **Grand Shaman Weian** dipenuhi nada sindiran yang tak tertandingi.
Kura-kura tua. **Liu Zhenhan** mengutuk si tua bangka dalam hati.
**Guo Guo** yang telah lama mengamati, merasa tak ada yang memperhatikan keberadaan dirinya dan **Liu Zhenhan**, akhirnya lesu menjatuhkan telinga, mengangkat pantat, menggoyangkan perut gendut, lalu pergi ke samping untuk buang air kecil.
“Haha…” Para **pendeta** berjubah hitam merasa segala kejadian hari ini terlalu menggelikan. Bahkan **pendeta** paling kaku pun tak bisa menahan tawa.
“Nyonya Cui Beixi, silakan berdiri di samping. Saya tidak bermaksud merendahkan kemampuanmu, hanya ingin menghindari kesalahpahaman antara guru dan murid dalam ujian ini.” Grand Shaman Weian tersenyum pada ular wanita cantik itu.
“Yang Mulia, izinkan saya menguji kemampuan pendeta naga ini?” Seorang pendeta berwajah kuda yang panjang keluar dari kerumunan pendeta.
Liu Zhenhan memiringkan kepalanya memandangnya, sementara pendeta itu juga menyipitkan mata dengan tatapan merendahkan yang penuh kesombongan.
“Richard, ini adalah Pendeta Payoer dari suku Haus.” Ular wanita itu memandang Liu Zhenhan dengan helpless expression, memperkenalkan pendeta berjubah hitam di hadapannya.
“Senang bertemu denganmu.” Liu Zhenhan memberi hormat dengan menempelkan tangan di dada secara sangat sopan.
“Hmph…” Pendeta centaurus itu mengeluarkan suara bersin keras, bahkan tidak meliriknya sekalipun.
“Mohon keringanan hati, Tuan Payoer…” Ular wanita itu meliuk menjauh setelah membisikkan sesuatu di telinga pendeta jubah hitam, membuat Liu Zhenhan yang memiliki pendengaran super tajam merasa hangat di hati.
Guru leluhur ini benar-benar baik. Pikir Liu Zhenhan dalam hati.
“Mari kita mulai!” Pendeta Centaur melepas medali Medusa di dadanya, seberkas cahaya hitam melesat, seekor monster sepanjang empat ren yang tidak seperti kura-kura maupun trenggiling muncul di lapangan uji kosong. Seluruh tubuh monster ini dilapisi cangkang tulang berbentuk sisik segi enam yang tampak sangat keras, dengan ekor tulang sepanjang satu ren yang menyerupai pentungan raksasa penuh duri tajam.
“Naga Gigit Lava!” Helen berteriak di samping.
Naga Gigit Lava terbangun dari keadaan hibernasi, matanya yang setengah tertutup perlahan mengarah ke Liu Zhenhan dan Guo Guo di depannya. Sebuah bersin keras menggema, lubang hidungnya yang tertutup sisik mengeluarkan percikan api bercampur asap hitam.
“Naga Gigit Lava ku adalah monster sihir tingkat atas elemen api. Pendeta Richard, jika kau memilih menyerah sekarang, takkan ada yang menertawakan ketidakmampuanmu.” Pendeta Centaur Puyol menatap Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan menjawab dengan tindakan.
“Serang!” Liu Zhenhan menggerakkan jari kelingkingnya. Guo Guo berteriak-teriak menerjang, baru berlari dua langkah langsung terjatuh dengan pantat gemuk menghadap langit, tak bisa bangun lama.
“Tak kira cara Anda mengendalikan monster masih berada di tahap perintah verbal dasar.” Ekspresi merendahkan pada wajah pendeta manusia-kuda semakin jelas, “Masih mau lanjut?”
Guo Guo berusaha bangkit dari tanah. Armadillo raksasa itu menatapnya, dan dia pun menatap balik.
Armadillo raksasa itu menoleh ke pendetanya, pandangan matanya menyiratkan makna yang gamblang.
“Tentu harus lanjut.” Liu Zhenhan wajahnya suram, jemarinya memutar-mutar cincin giok darah di ibu jari secara mekanis. Dia sedang mempertimbangkan apakah harus mengeluarkan senjata rahasianya.
Pendeta manusia-kuda mendengus keras. Armadillo raksasa itu membuka mulut lebar, memperlihatkan gigi taring tajam berjelaga hitam, menerjang ke arah Guo Guo dengan lincah dan gesit, sama sekali tak canggung meski berbaju zirah berat.
Persis saat mau menyemburkan api atau menggigit, Guo Guo "dug!" bersujud sambil menyatukan tangan kecilnya, pantat mungilnya terus-menerus bergoyang.
Armadillo raksasa itu membeku. Pendeta manusia-kuda tertegun. Semua orang di sekitar terdiam.
Wajah Helen dan Cui Beixi memerah seperti pantat monyet. Hanya satu keinginan di benak guru-murid ini: mencari lubang untuk sembunyi.
"Hahaha..." Kali ini bahkan Grand Shaman Weian yang biasanya tegas tertawa sampai mengusap-usap air matanya. Sungguh konyol sampai puncaknya, tak ada yang menyangka bahwa monster peliharaan ini malah memohon ampun. Monster dan majikannya terhubung secara batin, apalagi spesies "Shuangxue Piqiu" yang suka meniru, rupanya Pendeta Naga ini pernah memberikan demonstrasi hidup pada monster peliharaannya di suatu kesempatan.
Saat semua orang tertawa terbahak-bahak, kilatan licik yang samar terlihat di mata Guo Guo dan Liu Zhenhan.
Guo Guo melompat tinggi, tinji mungilnya menghujam kening Glyptodon yang sedang menoleh ke arah Pendeta-nya bagai memukul genderang. Pukulan pertama tepat di mata, Glyptodon langsung linglung dengan bintang-bintang bertebaran. Disusul pukulan bertubi-tubi ke area tak terlindungi sisik: hidung, bibir, dan matanya.
Serangan Guo Guo punya pola tersendiri. Kedua kaki mungilnya melangkah indah bagai lompat tali, setiap pukulan dikombinasikan dengan tenaga pinggang, pantat kecilnya bergoyang lincah layaknya kelinci melompat, tinju tak henti menghantam kening Glyptodon.
Setiap kali Doedicurus ingin menyemburkan api untuk membalas serangan, kepalan tangan seberat gunung langsung memotong niatnya. Dengan susah payah membuka kelopak mata yang sudah penuh benjolan lebam, moncong panjangnya menarik napas dalam-dalam. Sebelum sempat melakukan gerakan berikutnya, moncongnya sudah diremas erat oleh cakar Guo Guo, asap hitam berbunga api menyembur keluar dari lubang hidung yang terjepit.
Tawa para pendeta di sekeliling tak sempat dihentikan. Mulut mereka masih terkekeh kering, wajah sudah berubah ekspresi penuh keterkejutan yang tak terbayangkan.
Hal yang lebih tak terduga terjadi. Binatang Bulu Es dan Salju ini malah mengayunkan Doedicurus yang dicengkeramnya, berputar 180 derajat di tempat, lalu melemparkannya. Doedicurus seberat itu melesat dengan desisan "huuuh" mengiris udara, nyaris menghantam kepala para pendeta, sebelum menabrak dinding yang tertutup tirai beludru.
Tabrakan itu terdengar sangat keras. Bahkan sisik tulang Doedicurus yang kokoh pun terlepas dua keping. Ruang kuil bergema oleh dentuman berat. Memang pantas disebut Doedicurus, binatang itu masih bisa bangun dari tanah, tubuhnya tertatih-tatih, kepala bergoyang-goyang mencari jejak lawannya.
Doedicurus malang itu sudah benar-benar pusing akibat lemparan tadi. Padahal Guo Guo berdiri persis di hadapannya. Dengan kelopak mata terkulai, si binatang masih memandang ke kejauhan mencari lawannya.
Pendeta Centaur Puyol yang pertama kali sadar dari keterkejutannya. Sebagai pendeta senior, dia segera menggunakan kemampuan komunikasi batin untuk memberi arah serangan kepada monster peliharaannya yang sudah pusing.
Guo Guo kecil langsung mencengkeram kumis di dagu Glyptodon, menarik keras, lalu menekan leher Glyptodon dengan cakarnya.
Dentuman keras bergema, percikan api berhamburan. Rahang Glyptodon menghunjam lantai batu hingga membuat lubang besar. Pukulan super berat ini membuat Glyptodon berzirah besi itu kolaps, mengerut di tanah dengan cakar menggaruk-garuk tak berdaya.
Percikan api dan asap hitam telah lenyap sama sekali. Tetesan darah mengalir dari sudut mulut Glyptodon. Mulut monster itu menganga, mengeluarkan beberapa gigi berlumuran darah.
Guo Guo tak memberi ampun. Ia melompat ke badan Glyptodon, satu cakar mencengkeram hidung monster sementara kepalan kecilnya terus mengepal seperti bor, menggali tanpa henti.
"Haha... Jurus andalanku 'Harimau Hitam Mencabut Jantung'." Liu Zhenhan tertawa terkekeh di samping.
Wajah Glyptodon segera dipenuhi darah, Guo Guo melompat turun dari wajahnya, mencakar-cakar batu bata di tanah. Tanah granit yang keras membuatnya tidak bisa berbuat banyak, akhirnya ia mengibas-ngibaskan telinga dengan kesal, menendang terakhir kali ke dahi Glyptodon sebelum kembali ke sisi Liu Zhenhan.
Pendeta Centaur terpaku, menatap kosong ke arah hewan peliharaannya yang sudah berubah bentuk akibat pukulan. Percikan api dan asap hitam dari hidung Glyptodon tercampur darah membentuk gumpalan hitam, hanya kedutan empat kukunya yang membuktikan masih adanya tanda kehidupan.
Kedua tangan Pendeta Centaur Puyol bergetar.
Para pendeta di sekitar semuanya terbelalak, wajah mereka membeku dalam ekspresi tak percaya menatap binatang bulu es dan salju berperut besar dengan kekuatan yang luar biasa ini.
Kelopak mata tanpa alis Grand Shaman Weian berkedut tak terkendali, keriputnya berkerut membentuk celah sempit.
Seorang pendeta kangguru dari suku Sheng Kailu menganga lama sebelum akhirnya bergumam seperti orang stroke: "Monster kecil ini bisa menggunakan 'tinju' alami suku kangguru kami!"
"Guo Guo-ku baru menggunakan setengah kekuatannya." Liu Zhenhan tersenyum sopan sambil sedikit membungkuk ke arah pendeta Sheng Kailu yang bertubuh tinggi itu: "Maaf, kami lupa memakai sarung tinju."
Bab 9: Tangkap Pemimpin Dahulu
Semua pandangan mata terpaku dengan kagum, tenggorokan mereka terbuka seperti ikan mas di akuarium bocor, dalam dan tak bertepi.
"Sungguh konyol! Sungguh konyol!" Pendeta centaurus akhirnya yang pertama sadar, berteriak geram: "Binatang piaraan pendeta malah menggunakan tinju daripada sihir dalam pertempuran! Ini kekonyolan terbesar se-Dataran Liar Donau! Saya usul Kuil mencabut kualifikasi pendeta konyol ini! Sungguh absurd!"
"Kalau bisa mengalahkanmu, berarti bukan konyol. Di medan perang, kemampuan pendeta tidak diukur dari apakah binatang piaraan menggunakan sihir atau kombinasi pukulan!" Liu Zhenhan meletakkan Guo Guo di bahunya, berkata perlahan.
"Sungguh konyol! Saya protes!" Pendeta centaurus jelas tidak bisa menerima kenyataan bahwa Monster Gigi Ukir Lava-nya yang kuat justru dikalahkan oleh Binatang Bulu Es dan Salju tingkat rendah, wajah kudanya memanjang dengan malu dan marah.
"Monster tidak menggunakan sihir sebagai serangan bantu, masih pantas disebut monster?" Seorang pendeta lain ikut bersuara.
"Kami punya Pengawal yang kuat secara fisik, tidak perlu monster untuk serangan fisik!" Yang lain menyambung.
"Tidak peduli Garfield hitam atau putih, yang bisa menangkap tikus adalah Garfield baik!" Liu Zhenhan mulai berdebat melawan banyak orang.
……
Pasar sayur Kuil kembali beroperasi. Semua orang berdesakan berbicara, suasana menjadi kacau balau.
"Tenang!" Grand Shaman Weian menggosok kepalanya yang pusing: "Tapi dari segi keadilan, harus diakui Pendeta Richard sudah memenangkan ujian ini."
"Aku tidak terima!" Pendeta centaurus melepas status mulianya, berteriak seperti wanita penggedor sambil menangkup pinggang dan melotot ke Tuan Liu, "Shuangxue Piqiu ini jelas menggunakan trik licik! Sama hina seperti majikannya! Aku menolak kekalahan tak bermartabat ini!"
"Kalau tidak puas, adu lagi!" Liu Zhenhan bersantai sambil membual: "Monsterku bukan tidak bisa sihir, tapi lawan level rendah tidak layak dikenakan sihir! Tahukah kalian seperti apa sihirnya? Oh~~ Angin dingin Pegunungan Salju Himalaya Taymur pun takkan mampu menyaingi bola gas esnya!"
"Keterlaluan... sungguh keterlaluan!" Bahkan Grand Shaman Weian hampir hilang kesabaran. Kesombongan Pendeta Naga ini membuat sesepuh berhati lapis ini nyaris melontarkan makian. Sang shaman merasa dalam 1000 tahun hidupnya, belum pernah melihat babi selevel kekurangajaran dan kesombongan seperti pigi ini.
“Aku akan menantangmu!” Seorang Wolff dari suku serigala melangkah maju. Pendeta ini memiliki rambut perak, tatapan dinginnya bagai angin purba yang menusuk tulang. Dengan gerakan tangan, kilatan cahaya hitam melesat dan seekor beruang raksasa berbulu putih yang memancarkan hawa dingin muncul di arena ujian.
“Beruang Es Tanggula milikku juga termasuk Monster elemen es dan salju. Tadi kudengar Tuan menyombongkan kekuatan sihir es Monstermu, aku benar-benar ingin menyaksikannya.” Wolff dengan anggun merapikan rambut peraknya: “Aku adalah Imam Tongkat Redknapp dari Suku Serigala Wolff.”
Beruang es setinggi tiga tombak itu menjawab panggilan majikannya. Dengan garang ia mengibas-ngibaskan cakar depan yang tajam, menyemburkan nafas es sepanjang setengah jengkal dari mulutnya. Raungan mengerikannya mengguncang aula hingga dinding-dinding terasa bergetar.
Liu Zhenhan terjebak oleh omongannya sendiri. Dusta spontannya tentang Monster sejenis malah memancing amarah Imam Tongkat berelemen sama. Kini ia merasakan pahitnya terjepit seperti harimau yang sulit ditunggangi.
Guo Guo bahkan tak menunggu perintah. Dengan gesit ia meluncur turun dari bahu majikannya dan berlari menuju Beruang Es Tanggula. Imam manusia serigala tersenyum tipis. Seketika beruang itu menyemburkan gumpalan nafas es raksasa yang langsung menghujam ke arah Guo Guo yang sedang berlari kencang di tanah.
“Kesalahan yang sama tidak akan diulangi oleh Pendeta!” Pendeta Werewolf berkata dengan sinis.
Guo Guo berguling dengan lincah dan tanpa suara, melewati selangkangan beruang raksasa. Embusan es sama sekali tidak menyentuhnya.
Beruang Es Tanggula meraung sambil berputar, ingin memberikan pukulan telak kepada makhluk kecil yang menantang otoritasnya. Tiba-tiba ia menyadari wajah majikannya yang mengerut kesakitan.
Beruang raksasa itu tertegun.
Penonton kembali terpana, dagunya nyaris copot.
Setelah melewati selangkangan beruang, Guo Guo melompat tinggi tanpa jeda. Daya lompatannya yang luar biasa terpancar sempurna saat ia mengarahkan tinjunya yang sudah terkumpul tenaga ke perut Pendeta Werewolf berambut perak - sebuah pukulan "Harimau Hitam Mencabut Jantung" yang keras.
Sebelum kata-kata Pendeta Werewolf selesai, bayangan kekuningan tiba-tiba muncul. Terlambat baginya untuk menghindar. Tinju berat itu membuat isi perutnya bergejolak. Wajah Pendeta Werewolf mengerut, napasnya terengah-engah sambil memegangi perut dan memutar mata, lalu roboh perlahan seperti udang yang direbus hidup-hidup.
Tindakan Guo Guo berikutnya membuat semua pendeta nyaris melotorkan bola mata mereka.
Setelah mendarat, kepal kecilnya langsung menghantam lantai granit yang keras dengan tinjunya. "Dentum!" Lantai granit itu retak membentuk pola seperti jaring laba-laba.
Kekuatan yang luar biasa!
Bahkan alis Ksatria Kuil yang terkenal dengan ilmu bela diri di antara semua Bimon berdenyut-denyut.
Monster yang cerdik ini membuktikan satu hal melalui tindakannya – pukulan tadi sebenarnya sudah memberikan keringanan!
Jika kontrol mental Pendeta hilang, Monster akan kembali ke keadaan primal. Di medan perang, Monster yang menyerang secara membabi buta akan membawa bencana tak terduga bagi pasukannya sendiri.
Semua Pendeta memandangi Pendeta Pemboros ini dengan tatapan yang penuh makna ambigu.
"Monster yang hebat!" Grand Shaman Weian menatap Pendeta Pemboros yang tetap tenang ini, hatinya dipenuhi gejolak emosi.
"Kau kembali membuktikan bahwa jabatan dan pangkat tak pernah bisa mengukur kemampuan sejati seorang Pendeta." Sebagai sesepuh yang bijaksana, Grand Shaman memberikan penilaian objektif untuk Liu Zhenhan.
“Saya menentang!” Seorang Pendeta klan serigala berdiri dengan penuh ketidaksukaan: “Tuan! Di medan perang, kami dikelilingi Pengawal yang ahli dalam seni bela diri. Tidak ada serangan mendadak yang bisa lolos dari kewaspadaan prajurit pengawal yang terampil. Ini hanyalah kecelakaan, kemampuan Pendeta Redknapp dari klan kami tidak boleh diragukan seperti ini! Ini adalah aib bagi seluruh klan Wolf! Saya usul agar saya dan Pendeta Richard bertanding lagi!”
“Benar benar...” Banyak Pendeta yang bersikap schadenfreude ikut menghasut.
Dikalahkan oleh Monster yang hanya mengandalkan kekuatan fisik, apalagi oleh Shuangxue Piqiu yang sudah sangat lapuk, sungguh sulit diterima oleh para Pendeta yang sombong ini.
“Cukup!” Grand Shaman Weian akhirnya meledakkan amarahnya: “Kalian pikir ritual uji Pendeta adalah pertunjukan gladiator para bangsawan bosan? Jika memang begitu, para tuan, saya sarankan kalian pergi ke arena gladiator untuk menikmatinya! Hari ini sudah dua Imam Tongkat sebagai dewan penguji yang dikalahkan oleh Pendeta Richard, ini belum pernah terjadi dalam ritual uji Pendeta selama ribuan tahun! Sungguh konyol sampai titik absurd! Meskipun ini kecelakaan, meskipun banyak ketidakpahaman, kalian harus tetap menunjukkan keluhuran diri! Pendeta Owen, bukankah prinsip klan Wolf kalian menganggap tantangan kepada yang lebih kuat sebagai tindakan mulia meski kalah?”
Pendeta suku serigala yang maju ke depan memandang Liu Zhenhan dengan penuh kebencian, lalu mendekat untuk membantu Wolf berambut perak yang terjatuh. Pendeta Redknapp gemetar dan dengan wajah kesakitan melepaskan medusa emblem-nya, menyegel beruang es ke dalam ruang hibernasi dimensi lain dari emblem tersebut.
"Pendeta Li Chayang terhormat, keunikanmu meninggalkan kesan mendalam. Terus terang, meski kemampuanmu masih diragukan, sebagai Penyanyi Jiwa yang bisa mengalahkan dua Imam Tongkat, ini hampir melampaui batas imajinasiku yang tumpul ini." Grand Shaman Weian Zidane menepuk dahinya sambil menghela nafas, melanjutkan, "Di semua kuil dan altar kerajaan, tak pernah ada pendeta yang menggunakan monster hanya dengan serangan fisik. Aku tak tahu dari mana monstermu memakan ramuan ajaib hingga memiliki kekuatan dahsyat ini. Tapi harus diakui, serangan magi monstermu masih sangat lemah. Apakah Anda mengakui atau menyangkal hal ini?"
"Aku mengakui." Liu Zhenhan tak bisa lagi membual tentang hal ini. Memang benar Guo Guo kurang memuaskan dalam mengeluarkan serangan udara dingin berbasis es.
“Seekor monster ajaib yang tidak bisa menggunakan kekuatan sihir yang cukup, malah mengalahkan hewan peliharaan dua Imam Tongkat! Hmm, ini akan menjadi bahan tertawaan Kuil Witherspoon lagi jika tersebar!” Grand Shaman Weian melirik ke arah Pendeta Ular Cantik di sudut ruangan, “Tampaknya keputusanku untuk mengecualikan Yang Mulia Pendeta Naga Palsu Cui Beixi sebagai pejabat ujian pertama adalah keputusan yang sangat tidak bijaksana.”
Pendeta Ular Cantik memeluk Helen, matanya memandang Liu Zhenhan dengan ekspresi kompleks.
“Saya harap para Yang Mulia tidak menyebarkan peristiwa ini. Bagaimanapun, kemenangan Pendeta Li Cha hari ini masih menyisakan banyak kontroversi.” Grand Shaman Weian menggosok pelipisnya dengan lelah: “Pendeta Li Cha, Anda berhak memilih tugas ujian berikutnya. Anda juga berhak membuat alat musik Anda sendiri. Namun mengenai inti kristal monster ajaib untuk meningkatkan Kekuatan Nyanyian, Anda harus berburu sendiri. Setelah menyelesaikan tugas terakhir ini, semua pendeta di Kuil akan berdiskusi dan menganugerahkan gelar bangsawan serta wilayah feodal yang sesuai dengan kemampuan Anda. Sampai di sini dulu hari ini, pikiran saya kacau. Sekarang saya akan melakukan Meditasi. Panggilkan Dukun untuk memeriksa luka Tuan Redknapp. Rapat ditutup.”
“Saya terima tugas ini, Yang Mulia!” Liu Zhenhan tersenyum lebar. Perjalanan panjang ini, akhirnya melihat Menara Pagoda Yan'an.
BAB 10 UJIAN BUKANLAH JALAN MUDAH
“Tuan……kami protes……” Suara ribut yang silih berganti kembali terdengar, ada yang menghasut juga yang geram tak tertahan.
Protes? Aku jancuk sama ibumu. Liu Zhenhan di samping menyeringai dengan mulut miring.
Seruan Pendeta Kuil tak boleh diragukan, bahkan ekspresi Grand Shaman Weian yang berwibawa tertinggi pun terlihat agak muram.
Pangeran Richard membungkukkan badan, mendekatkan telinganya ke Grand Shaman sambil berbisik sesuatu. Grand Shaman mengangguk perlahan, sesekali melirik Liu Zhenhan dengan sudut matanya.
Liu Zhenhan tiba-tiba merasakan aroma konspirasi.
"Harap para Tuan tenang!" Grand Shaman Weian mengakhiri diskresi dengan Yang Mulia Pangeran, tersenyum licik sambil menatap Pigman di hadapannya: "Tempat ujian Anda memiliki dua pilihan, Yang Mulia Pendeta Naga. Kedua lokasi itu adalah Hutan Salib Selatan dan Rawa Senja di perbatasan barat daya. Aku akan mengirim surat merpati ke pasukan setempat untuk memberitahu penyambutan Anda."
Keriuhan sekeliling langsung mereda. Setiap pendeta yang tadi masih berapi-api tiba-tiba berhenti menggerutu, berganti ekspresi bersuka ria sambil menatap Liu Zhenhan.
“Yang dekat akan saya pilih, mentor dan saya ingin segera membuat instrumen musik untuk dibawa ke wilayah kekuasaan. Tuan, saya akan membuat monster-monster di sana menyesal dilahirkan di tempat itu.” Liu Zhenhan melirik Helen, berkata dengan tak tahu malu.
Suara tawa bergema di kuil, tawa yang mengejek dan berbahagia atas kesulitan orang lain.
"Baiklah kalau begitu, lokasi ujian terdekat adalah Hutan Salib Selatan. Cobalah peruntunganmu di sana, anak muda." Grand Shaman Weian mengetuk palu keputusan, sambil mengacungkan jempol ke Liu Zhenhan: "Keberanianmu memang pantas menyandang gelar Pendeta Naga yang mulia dan gagah berani."
Liu Zhenhan memutar cincin ibu jarinya, semakin jelas merasakan aroma konspirasi dan jebakan yang melayang di udara.
Suara genderang perang kembali berbunyi, mengakhiri lawakan ini. Para pendeta bubar dengan tatapan penuh niat jahat.
Pangeran Richard dengan anggun mendekati gadis ular, mencoba mengajak Helen mengobrol sambil membelai bulu burung camar peliharaan kesayangannya seolah penuh kasih sayang.
Saat Liu Zhenhan lewat, dia jelas-jelas mendengar sang pangeran mengundang Helen untuk menikmati pemandangan kota Weiserspang.
Liu Zhenhan dan Guo Guo berdiri tegak, memandang Pangeran dengan mata sipit, namun sang Pangeran sama sekali tidak melirik mereka. Dengan mantap ia mengibaskan jubahnya, mencium punggung tangan kedua wanita, lalu berpamitan dengan sangat anggun.
"Lihat cara jalannya yang mengangkang, pasti dia terkena hernia," kutuk Liu Zhenhan dengan jahat kepada Pangeran yang sedang menjauh.
Ular Wanita Cantik pertama kali berkomunikasi serius dengan murid cucu ini. Mendengar perkataannya, dia tercekat lama tak bisa bernapas.
Cui Beixi merasa jika murid cucunya ini ditambah dua tanduk di kepala, hampir tak perlu dandanan untuk menjadi iblis neraka.
Setelah memastikan tak ada orang di sekitar, Ular Wanita Cantik menarik napas dalam-dalam dan berbisik kepada dua calon Imam Perang baru: "Kalian berdua ikut aku."
Kamar tidur leluhur Medusa terletak di dalam Kuil. Setiap Imam Tongkat memiliki ruang khusus di Kuil. Selain waktu pengembaraan wajib di luar, setiap Imam Tongkat harus melayani Dewa Perang minimal dua bulan per tahun di Kuil.
Sepanjang perjalanan, Cui Beixi sama sekali tidak berbicara. Dia hanya membimbing dua juniornya menyusuri koridor panjang nan sunyi dalam keheningan.
Liu Zhenhan berulang kali ingin memecah keheningan, namun selalu dihentikan oleh tatapan Xiao Hulijing.
“Kubah kamar tidur Nyonya Cui Beixi juga sama seperti lapangan latihan tadi, bagian tengahnya berlubang untuk pencahayaan alami. Sinar matahari menyinari sempurna tempat tidur berkelambu bulat, perpaduan antara silau dan redup yang harmonis membuat kamar ini terasa nyaman dan hangat.”
Aroma manis nan lembut yang hampir tak tercium melayang di udara. Ini benar-benar aura kewanitaan sejati. Liu Zhenhan dalam hati memuji tak henti-hentinya.
“Cantik sekali, Mentor!” Helen takjub memandang ranjang putri yang ditaburi jerami dan beludru, perasaan girang gadis kecilnya tak bisa lagi disembunyikan.
“Bocah kecil, mentor ini berdarah dingin. Kapan pun harus tetap hangat.” Ular wanita itu membelai rambut muridnya, tatapannya penuh kelembutan.
“Bagaimana kalau hujan?” Liu Zhenhan menatap kubah itu, akhirnya tak tahan bertanya. Sejak masuk ke kuil terkutuk ini, dia terus diteror suasana mencekam yang sangat menyebalkan.
“Di atas kubah ada cangkang kerang yang diasah hingga transparan. Tenang saja, bahkan hujan deras pun tak akan bocor.” Nenek moyang ular cantik itu menyuruh dua juniornya duduk di tempat tidur.
Liu Zhenhan dan Helen sama-sama pertama kali memasuki aula suci ini. Meskipun Penjara Desa Bogge memiliki altar, tapi jika dibandingkan dengan sudut manapun di Kuil, itu seperti kandang ayam desa yang memprihatinkan. Dua orang kampungan ini terkagum-kagum melihat fasilitas ruangan, baik rak buku raksasa maupun lemari pakaian besar membuat mulut dua pendeta dusun ini menganga lebar.
"Banyak baju indah..." Helen bangkit dari tempat tidur, jemarinya meluncur di deretan jubah pendeta dengan berbagai model di rak baju. Jubah pendeta hitam kuno yang misterius dipotong dalam berbagai gaya, ada yang anggun ada yang elegan, dengan hiasan-hiasan detail yang menunjukkan keahlian desainer.
"Banyak buku..." Liu Zhenhan juga pura-pura berbudaya berdiri di depan rak buku. Dia tahu para senior suka melihat junior yang rajin baca, meski sebenarnya tak berminat sama sekali. Dengan semangat pura-pura, dia mengeluarkan buku berlapis besi di sudut halaman sampul, membalik-balik halamannya dengan penuh minat.
Sampul buku ini bertuliskan empat karakter aksara Bimon kuno yang elegan: "Kitab Hukum Pendeta". Saat membuka halaman pertama, kertas tebal dari serat alang-alang Tokhara memberikan sensasi lembut yang menyenangkan di jarinya.
“Lebih baik dari kertas Bimao Cangzhi, pasti cocok untuk dipakai bersihkan pantat saat ke toilet.” Liu Zhenhan memberikan penilaian ahli yang objektif terhadap kertas mahal berkualitas tinggi ini.
“Mentor, begitu banyak baju indah! Aku pertama kali melihat pakaian secantik ini!” Helen meringkuk di pelukan mentornya sambil merengek.
“Helen, meski mentormu adalah pendeta, tapi tetap wanita muda...” Medusa menoleh sambil tertawa gemulai: “Meski suku terindah di Bimon adalah Foxemu, mentormu juga perlu punya hobi sampingan...”
“Wanita harus memperlakukan diri sendiri dengan baik.” Liu Zhenhan mengangkat kepala dari buku sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Kalimat iseng yang licin ini membuat si ular wanita memandang Liu Zhenhan dengan tatapan yang sedikit berubah.
“Richard, sepertinya bakatmu diremehkan banyak orang.” Cui Beixi bangkit dan mengambil dua cangkir tanduk sapi berisi air, meletakkannya di paruh burung api perunggu di dinding. Aliran air hangat menguap mengisi cangkir.
“Guru Cui Beixi, aku menerima pujianmu.” Liu Zhenhan meletakkan bukunya dan menerima air yang diberikan.
Si ular wanita menggeliatkan pinggangnya dengan anggun, meluncur ke depan meja, membuka laci dan melempar kantong dari kandung kemih hewan Luosha kepada Liu Zhenhan.
“Inti kristal monster ajaib？”Liu Zhenhan membuka kantong itu dan matanya terbelalak. Kantong itu penuh dengan inti kristal monster seukuran telur merpati - ada yang berbentuk heksagonal, bulat, juga segitiga. Setiap inti kristal memancarkan kilau misterius, di dalamnya seperti tersimpan kabut tebal yang menyembunyikan dunia asing tak dikenal, penuh kekuatan mistis.
“Ini semua inti kristal yang kukumpulkan selama pengembaraan bertahun-tahun. Sekarang kuberikan semuanya untuk kalian berdua.” Cui Beixi duduk di tepi tempat tidur, mengangkat jubah pendetanya sambil memijat lembut ekornya yang berwarna-warni.
Gerakan feminin ini membuat Helen di sampingnya tak bisa menyembunyikan kekaguman.
“Kalau begitu kami tidak sungkan...” Liu Zhenhan baru hendak menyimpan kantong itu ketika Helen memotongnya.
“Terlalu berharga!” Helen mengerutkan alisnya, menahan tangan Liu Zhenhan sambil memandang mentornya Cui Beixi dengan bingung: “Guru tersayang, bukankah sejak dulu Guru selalu mengajariku bahwa pendeta harus berlatih keras, semua hasil harus diawali dengan pengorbanan diri? Mengapa hari ini Guru seperti orang tua yang memanjakan, memberikan inti kristal ini kepada kami?”
“Bodohnya...” Perempuan ular itu mengerutkan bibirnya, tersenyum getir: “Aku tidak ingin kalian berdua mempermalukan diri dengan sia-sia!”
“Memalukan?” Liu Zhenhan mengernyitkan dahinya, “Mengapa memalukan?”
"Provinsi Timur Laut, Kota Weisersipang adalah kota Suku Rubah. Bukan hanya para |Pendeta dari |Kuil Weisersipang kami, bahkan semua pendeta di seluruh kerajaan - baik |Imam Jiwa yang mengambil |Peliharaan Magis maupun |Imam Perang yang berburu |Inti Kristal untuk membuat instrumen musik - tidak pernah meninggalkan |Dataran Liar Donau. Semua ritual selalu diadakan di Hutan Garam Florundo yang berada di bawah yurisdiksi Suku Serigala Wolf di perbatasan." |Cui Beixi memandangi dua juniornya dengan sorot mata yang hangat: "Tahukah kalian hutan Salib Selatan dan Rawa Senja merupakan tempat ujian kenaikan tingkat untuk imam level berapa?"
Keduanya menggelengkan kepala dengan bingung.
"Ini salahku. Terlalu fokus membiarkanmu berlatih sendiri sampai lupa akan kewajiban sebagai mentor." |Cui Beixi menggelengkan kepala dengan penuh penyesalan, lalu mempersilakan |Helen duduk di tempat tidur.
"Helen sayang..." Ular wanita cantik itu mengelus lembut pipi Xiao Hulijing: "Hutan Nan Shi Xing juga disebut Hutan Kematian, Rawa Matahari Terbenam dikenal sebagai Jurang Monster Tanpa Dasar. Kedua tempat itu adalah lokasi ujian bagi Imam Perang untuk naik tingkat menjadi Imam Tongkat! Monster-monster dari kedua wilayah ini bahkan terus mengganggu wilayah inti kerajaan. Suku Wolf, Legiun Bear, dan angsa-angsa dari ras Swan, penempatan mereka di sana bukan hanya untuk mengantisipasi ancaman potensial dari suku raksasa Hutan Salib Selatan, ras Elf, dan Kerajaan Druid. Tujuan utama mereka juga untuk mencegah monster dari Hutan Salib Selatan dan Rawa Matahari Terbenam memasuki wilayah permukiman warga Bimon."
"Tempat ujian kenaikan tingkat Imam Tongkat?" Liu Zhenhan membuka mulutnya lebar-lebar, butuh waktu lama baru bereaksi: "Obisilachi! Kita ini baru Imam Jiwa yang mau naik ke tingkat Imam Perang! Bukankah ini melompati tingkat?"
"Penampilanmu hari ini terlalu mencolok!" Wajah Cui Beixi tidak menunjukkan kemarahan, namun jelas terlihat sedikit kesal: "Hari ini kau mempermalukan dua Imam Tongkat terhormat! Bayangkan, jika Grand Shaman Weian tidak mengambil tindakan penyeimbangan, betapa marahnya para pendeta! Jika kau benar-benar Pendeta Naga, mungkin masih bisa dimaklumi. Tapi kau justru sudah kehilangan binatang naga milikmu! Bagaimana mungkin para pendeta yang sombong ini bisa menerima ini?"
Kalau tidak bisa ditelan, masak dulu baru ditelan. Liu Zhenhan bergumam dalam hati.
"Jangan bersikap tidak puas seperti itu, anak muda." Wanita ular cantik itu tersenyum tipis: "Mungkin kau belum tahu seberapa besar kekuatan Imam Tongkat. Jumlah pendeta di kerajaan selalu dalam periode kemerosotan. Sebenarnya tidak hanya kita, tapi juga kerajaan manusia. Karena surutnya gelombang elemen besar-besaran, jumlah penyihir dan pendeta sudah tidak bisa dibandingkan dengan masa Pertempuran Hyjal seribu tahun lalu. Imam Tongkat bisa dibilang sudah mendekati puncak piramida hierarki pendeta. Selain Grand Shaman Weian, Dua Belas Imam Utama, dan Imam Agung Jubah Merah, Imam Tongkat adalah pendeta dengan pangkat tertinggi. Banyak rakyat jelata di kerajaan yang seumur hidup bahkan tidak pernah mendapat kehormatan bertatap muka dengan mereka."
"Sekagok itu?" Liu Zhenhan menatap Helen yang mengangguk pasti padanya.
“Sama sekali tidak.” Cui Beixi tersenyum: "Para Imam Tongkat hampir semuanya memegang kekuasaan nyata di keluarga masing-masing. Coba pikir, bahkan seorang Imam Perang saja sudah memiliki tanah feodal dan gelar bangsawan, apalagi Imam Tongkat? Dua Tuan Wolf yang kau sakiti hari ini, salah satunya Tuan Redknapp bahkan adalah salah satu kandidat kuat pemimpin Suku Serigala berikutnya. Suku Fox di provinsi timur laut selalu hidup di bawah bayang-bayang Serigala. Sebagai bawahan Suku Rubah, kau telah menyinggung bangsawan tinggi. Bisakah kau bayangkan kompleksitas situasi ini? Tindakan Tuan Zidane sebenarnya sudah sangat mempertimbangkan hubungan denganku dan sengaja membelamu."
"Serumit itu?" Mata Helen berkilauan menatap mentornya tanpa berkedip.
"Helen sayang, menjadi seorang imam tidak hanya sekedar bisa menyanyikan lagu perang." Medusa menatap murid kesayangnya: "Aku sengaja menjauhkanmu dari hal-hal ini karena takut hal-hal yang tidak kotor namun menjijikkan ini mengotori jiwa murnimu. Sayangnya, kemajuanmu jauh melampaui perkiraanku. Aku kira butuh setahun lagi sebelum kau mencapai level Imam Perang, tapi ternyata kau mengalami 'evolusi alami' lebih cepat. Puji Tuhan, kejadian ini hanyalah kecelakaan tak terduga."
“Masih soal kekuasaan dan intrik...” Liu Zhenhan merasa sedikit kecewa, tak menyangka bahkan bangsa manusia berbulu pun memiliki jaringan kekuasaan yang rumit dan konflik birokrasi yang sama.
Sialan, pasti ini ulah pangeran itu! Liu Zhenhan teringat bisikan misterius antara Pangeran Singa-Harimau bernama Richard dengan Pemimpin Shaman.
Obisilachi! Ini belum berakhir. Liu Zhenhan menggeram dalam hati.
BAB XI CINTA GURU DAN MURID, INI TRADISI
"Anak muda, selama ada makhluk berakal di dunia ini, intrik dan politik tak akan pernah bisa dihindari." Mentor Ular Cantik itu menasihati dengan sabar: "Karena tak bisa dihindari, kita harus beradaptasi."
"Guru Cui Beixi, apakah Pangeran Richard juga terlibat dalam hal ini?" Liu Zhenhan melirik mentornya dengan nada sedikit provokatif.
"Klan Singa-Harimau adalah 'Penjaga Abadi Kuil' yang ditunjuk langsung oleh Dewa Perang. Jangan terlalu khawatir," kata Mentor Ular Cantik menenangkan, "Darah suku Lion memang sejak lahir mengandung gen sukai wanita. Sikap mereka terhadap Helen hanyalah hal biasa. Pemuda sensitif, bahkan raja sekalipun tak berhak memaksa pendeta yang melayani Dewa Perang melakukan hal yang tak diinginkannya. Ujian lompat tingkat darimu hanyalah cara Imam Agung Zidan meredakan kemarahan para Imam Tongkat lainnya."
"Hehe, semakin ditutup semakin ketahuan. Singa harimau suka perempuan, kenapa dia tidak mengganggumu? Kamu juga cantik." Liu Zhenhan bergumam dalam hati.
"Haha... Aku yang berprasangka buruk!" Liu Zhenhan pura-pura tertawa lepas seolah tak peduli.
Baginya yang sudah kebal, biarlah air mendidih datang. Pangeran atau Kuil sekalipun, kalau sudah keterlaluan, siap-siap berhadapan dengan empat raksasa emas yang bisa membongkar sampai dasar jamban.
"Mentor, apakah latihan melampaui tingkat di Hutan Salib Selatan ini berarti kita bunuh diri?" Helen menatap mentornya dengan polos.
"Anakku..." Cui Beixi terkikik manis membuat payudaranya yang montok bergoyang, "'Kecurigaan'-mu benar-benar mewarisi tradisi Fox ya..."
Liu Zhenhan memanfaatkan cangkir tanduk kerbau untuk menutupi setengah pandangannya sambil menikmati pemandangan itu dengan rakus.
“Helen, kamu juga tahu, meskipun suku Fox memiliki persentase pendeta yang tinggi, kebanyakan pendeta rubah telah dikirim oleh Kuil Utama ke provinsi lain untuk menjabat posisi penting. Faktanya, Kuil Utama Provinsi Timur Laut kita termasuk yang terlemah di antara lima Kuil Utama Kerajaan, mana mungkin kami mengirim kalian untuk mati? Janganlah kalian berdua menganggap Kuil terlalu jahat.” Ular wanita itu menurunkan ekor panjangnya yang berwarna-warni dari tempat tidur, “Kalau mau membunuh kalian, Pastur Agung Weian pasti akan mengirim kalian ke Gurun Taklamakan. Tempat itu adalah lokasi ujian kenaikan pangkat Dua Belas Imam Utama dan Pastur Agung Weian, sekaligus tempat terbaik untuk mati.”
“Lalu apa maksudnya dia mengirim kami ke Hutan Salib Selatan dan Rawa Senja?” Helen masih belum sepenuhnya mengerti.
“Poin utamanya, dia hanya ingin kalian merasakan kesulitan. Di sisi lain, dia juga telah memberitahu pasukan setempat, tentara akan melindungi keselamatan kalian jika diperlukan. Asalkan kalian berdua kembali dengan wajah penuh debu, membuat para Pendeta yang sombong itu puas melampiaskan kekesalan, tujuan dia pun tercapai. Kalian tidak tahu, awalnya Pendeta kuda suku Haushi, Tuan Puyol, sudah ditetapkan sebagai perwakilan pemimpin provinsi timur laut untuk 'Olimpiade Nasional Pendeta' yang diadakan musim semi tahun depan. Armadillo lava miliknya sangat berpotensi meraih peringkat baik, tapi karena ulah kalian, pemulihan luka armadillo lavanya sampai musim semi depan masih dipertanyakan. Ditambah masalah dengan Tuan Redknapp, jika kalian berdua tidak mengalami kegagalan, pasti akan ada protes dari para Pendeta di Kuil.” Cui Beixi berkata: “Bahaya Hutan Salib Selatan tak terbayangkan oleh kalian. Aku sangat khawatir kalian bertemu monster ajaib kuat, mengingat di Hutan Salib Selatan dan Rawa Senja terdapat 'celah dimensi'. Jika benar-benar bertemu monster ajaib dari dunia lain yang kuat, kuhawatir bahkan perlindungan tentara pun bisa gagal. Aku tak tega melihat murid satu-satunya yang berevolusi alami lagu perang dan cucu murid Pendeta Naga mengalami musibah. Jadi diam-diam aku beri kalian sekantong inti kristal monster ajaib. Pergilah berkeliling di Hutan Salib Selatan, tak perlu masuk terlalu jauh, lalu berpura-puralah kembali dengan keadaan menyedihkan. Dengan begini, semua pihak bisa menjaga muka.”
"Liu Zhenhan dan Helen saling pandang, sama-sama tersentuh oleh perhatian tulus seperti seorang ibu dari mentor tercinta mereka."
"Hehe... orang berpengalaman..." Liu Zhenhan tertawa dalam hati.
"Mentor! Kami menghargai niat baik Anda. Kami akan menerima ujian yang diatur Kuil. Mendapatkan gelar Imam Perang di bawah perlindunganmu terasa seperti kecurangan, ini akan melukai harga diri dan kebanggaan kami." Helen menggigit bibirnya sambil menatap Liu Zhenhan: "Benar kan, Richard sayang?"
"Tentu! Ini tidak sesuai dengan gaya kami." Liu Zhenhan terpaksa menjawab demikian, meski sebenarnya sangat kecewa.
"Bekerja sama, perut kenyang; Bertarung sendiri, tulang punggung kelaparan! Dasar Helen kecil bodohku." Tuan Liu dalam hati mengeluh sedih, meratapi kristal sihir yang nyaris didapatnya.
"Dua anak keras kepala." Wanita cantik yang sebenarnya masih muda ini berpura-pura galak, namun jelas terlihat bangga dan haru dengan jawaban kedua juniornya.
"Richard adalah Pendeta Naga yang luar biasa! Aku percaya padanya!" Helen memeluk lengan Liu Zhenhan dengan wajah penuh kebahagiaan.
“Sebenarnya beberapa kali, dia ingin menceritakan tentang lagu perang abnormal misterius Richard, Empat Manusia Emas Zhaidai dari Yun Qin, serta meditasi ganda kepada mentornya. Kekuatan Richard yang luar biasa membuatnya hampir tak bisa menahan keinginan untuk pamer, tapi akhirnya tetap ditahan di mulut.”
“Karena menurutnya semua yang terjadi hari ini membuatnya kembali mengenal dan menilai ulang Kuil ini. Kewaspadaan dan kehati-hatian khas Fox Clan terpancar sempurna pada Helen saat ini.”
“Hanya karena kalimatmu ini, bahkan berburu naga di Pegunungan Salju Himalaya Taymur pun aku rela!” Liu Zhenhan tiba-tiba merasa citranya menjadi agung dan megah, tersentuh sampai ke tulang sumsum. Dia saling tersenyum dengan Xiao Hulijing, semuanya tak perlu diucapkan.
Cui Beixi memandangi sepasang kekasih yang mesra ini, membuka mulut hendak berbicara tapi akhirnya menelan kembali kata-katanya.
“Maukah kalian mendengar masa laluku?” Cui Beixi menimbang-nimbang kemudian mengganti cara berbicara.
“Wah asyik! Asyik!” Helen melompat girang, “Mentor memang belum pernah menceritakan masa lalu Anda!”
“Aku juga ingin tahu.” Liu Zhenhan secara refleks mengusap hidung besarnya, “Katanya suku Medusa sudah lama menghilang dalam debu sejarah. Aku juga heran, kenapa Mentor Anda...”
"Cerita ini agak panjang..." Cui Beixi memandang jauh ke ingatan yang tak berujung, terbenam dalam renungan singkat. Setelah lama, barulah dia berbicara: "Guruku, salah satu dari Dua Belas Imam Utama Kerajaan saat ini, pendeta jenius dari Suku Angsa Smile, Tuan Mourinho, suatu ketika dalam perjalanan latihannya, menemukan sebutir telur berwarna putih oval di Hutan Bintang Salib Selatan. Awalnya Tuan Mourinho mengira itu telur monster, namun karena penasaran, dia membawa telur itu kembali ke wilayah kekuasaannya..."
"Tuan Mourinho? Guru dari mentorku ternyata Tuan Mourinho!" Wajah Helen langsung memerah karena kegembiraan, penuh ekspresi kagum: "Katanya Tuan Mourinho sudah menjadi Imam Tongkat di usia 20 tahun! Dan kudengar dia adalah pria tercantik di kerajaan, sepasang sayap di punggungnya membuat banyak manusia bodoh mengira dia malaikat saat berkelana di wilayah manusia!"
"Kapan aku bisa bertemu guru dari mentorku?" Helen mencebikkan bibir, menggoyang-goyangkan lengan wanita ular itu dengan rayuan.
"Akan ada kesempatan. Untuk upacara penobatanmu, aku pasti akan memintanya datang. Bagaimanapun, menjadi Imam Perang di usia 15 tahun bahkan melampaui rekor Tuan Mourinho sendiri!" Cui Beixi memeluk Helen dengan penuh kasih.
“Mentor, aku ingin terus mendengarkan cerita.” Liu Zhenhan di samping menyeringai, wajahnya sama sekali tak peduli, hampir seperti tertulis kata "cemburu" di wajahnya.
“Hehe… Aku lanjutkan, Helen, jangan interupsi lagi.” Ular wanita cantik itu melirik Helen dan Liu Zhenhan dengan ambigu, melanjutkan: “Waktu itu Tuan Murinho baru berusia 20 tahun, sudah menjadi Imam Perang resmi kerajaan. Peristiwa menemukan telur itu terjadi saat beliau menjalani perjalanan ujian untuk naik pangkat dari Imam Perang ke Imam Tongkat.”
“Lalu bagaimana?” Xiao Hulijing menengadah, wajahnya penuh harapan.
“Telur itu dierami oleh Tuan Murinho menggunakan kang (tempat tidur pemanas). Tebak, apa yang menetas dari dalamnya?” Ular wanita itu tersenyum memandangi si rubah kecil.
“Tuan Murinho adalah Imam Phoenix Api satu-satunya di kerajaan yang mampu menyaingi Pendeta Naga. Aku tebak itu telur phoenix api.” Wajah Xiao Hulijing dipenuhi kepuasan dan khayalan.
“Aku tebak…” Liu Zhenhan mengagetkan: “Aku tebak yang menetas dari telur itu adalah Mentor sendiri!”
Xiao Hulijing langsung membeku kaget, matanya terbelalak memandang Liu Zhenhan, lalu menoleh melihat mentornya.
Ular wanita itu juga terkejut memandang Liu Zhenhan, mengangguk, “Benar, yang menetas dari telur itu memang aku. Bagaimana kamu tahu? Richard?”
“Tebakan.” Liu Zhenhan menjawab jujur.
Bukan seperti membaca novel yang membosankan, mana mungkin mudah menemukan telur phoenix? Liu Zhenhan bahkan tak pernah menemukan telur ayam sekalipun.
“Helen, jangan heran. Tidak semua keturunan Bimon dilahirkan dari rahim. Keturunan Suku Model dan Angsa selalu melalui penetasan telur, kami Medusa juga sama.” Ular wanita cantik itu menjelaskan.
“Dengar dari Helen, ras Medusa sepertinya sudah lama menghilang dari Kerajaan. Mengapa Mentor Anda...” Liu Zhenhan bingung, tiba-tiba teringat percakapannya dengan Helen di depan patung Peliharaan Magis Dewa Perang sebelum masuk Kuil.
“Sebenarnya aku juga belum mengerti...” Helen mengangkat bahuknya yang wangi dengan polos, membuat wajah lucu.
“Banyak ras Bimon yang terkubur dalam debu sejarah, bukan hanya Medusa. Dalam Perang Suci melawan Bangsa Iblis sepuluh ribu tahun lalu, demi melawan invasi pasukan kejam mereka, 80% ras Bimon musnah. Kerajaan Bimeng yang pernah menjadi paling perkasa di Benua Aigean mulai merosot sejak itu.” Ular wanita itu menunjuk 《Kitab Hukum Pendeta》 yang dipegang Liu Zhenhan: “Semua tercatat dalam Kitab Hukum, meski sebagian besar data tidak lengkap, tetap bisa melihat kekejaman masa itu.”
“Delapan puluh persen?” Mata Liu Zhenhan terbelalak.
"Tidak percaya ya?" Cui Beixi menghela napas: "Di antara ras Bimon, komponen paling rumit dari ras serangga telah musnah total dalam Perang Dewa Iblis, satu-satunya sisa dari keluarga hijau belalang sembah kini juga berada di ambang kepunahan. Dalam sensus penduduk tahun lalu, populasi keluarga hijau di seluruh negeri hanya tersisa kurang dari 100 orang, kepunahan hanyalah masalah waktu; mungkin masih ada keturunan ras serangga yang bertahan di pegunungan terpencil, tapi mustahil untuk menghidupkan kembali kejayaan ras mereka seperti dulu. Bukan hanya ras serangga, dampak perang yang kejam terhadap Bimon bisa kusebutkan satu per satu - dalam 'Perang Darat-Laut' 2000 tahun lalu, ras air Bimon hampir punah, dalam 'Pertempuran Hyjal' seribu tahun lalu, saat berhadapan dengan pasukan ksatria naga dan kavaleri gryphon manusia dalam 'Pertempuran Udara Tennessee', ras burung Bimon (PS: Bordir adalah ras burung) juga hampir seluruhnya gugur di medan perang. Kini hanya tersisa keluarga angsa Saimai dan burung unta Aosituitei dari ras burung yang sudah kehilangan kemampuan terbang, masih mempertahankan kejayaan Bimon di langit."
"Banyak ras lemah juga perlahan menghilang ditelan angin karena kehilangan daya saing hidup." Helen menarik napas dalam-dalam lalu menghela panjang.
"Seperti manusia siput yang kita temui di gerbang kota Wisesepang itu?" Liu Zhenhan juga tiba-tiba merasa sedih di hati.
“Suku Medusa kami tiba-tiba menghilang dari ras Bimon setelah Perang Dewa dan Iblis. Alasan spesifiknya tidak tercatat dalam《Kitab Hukum Pendeta》, tetap menjadi misteri yang belum terpecahkan. Jadi ketika saya menetas, hal itu menyebabkan kegemparan besar di Kerajaan Bimeng. Upacara pembaptisan saya bahkan dipimpin langsung oleh Imam Agung Jubah Merah saat itu.” Ekspresi Cui Beixi dipenuhi kenangan manis: “Sedangkan aku, bayi terlantar yang muncul di hutan ini, telah menunjukkan bakat luar biasa dalam nyanyian perang sejak kecil. Pada usia 20 tahun, aku resmi naik pangkat menjadi Imam Perang, hanya selisih satu tingkat dari mentorku Yang Mulia Mourinho. Jadi dalam garis penerusan murid kami, selalu ada kemungkinan munculnya talenta jenius. Sekarang semakin luar biasa, tidak hanya ada pendeta dengan lagu perang evolusi alami, tapi juga muncul Pendeta Naga yang berasal dari Penyanyi Jiwa bawaan! Hss...”
“Yang Mulia Cui Beixi, jangan mengolok-olok saya...” Liu Zhenhan merasa agak tidak nyaman, meski berwajah tebal tapi diejek wanita cantik adalah hal berbeda.
“Ini bukan pujian. Dari pandangan Helen padamu, kulihat masih banyak rahasia yang kau sembunyikan. Bukan hanya sekadar Binatang Bulu Es dan Salju dengan kekuatan dewa luar biasa ini.” Ular wanita itu membelai kepala Guo Guo yang duduk di bahu Liu Zhenhan. Makhluk kecil itu mendengkur nyaman, perlahan mulai merasa bebas dan melompat ke tempat tidur, berlarian kesana-kemari.
“Ah mana-mana, aku cuma Pigge yang bosan saja.” Liu Zhenhan melihat Guo Guo di atas tempat tidur sedang memeluk bantal sambil menari-nari seperti barongsai, memberikan beberapa kode mata.
“Menyelidiki rahasia orang bukanlah kebajikan, hanya pendeta manusia bosan yang melakukan itu.” Ular wanita cantik itu tersenyum tipis: “Aku dan mentorku menggemparkan Kerajaan Bimeng bukan karena keahlian kami dalam lagu perang, kami dulu juga melakukan sesuatu yang mengejutkan Yang Mulia Raja dan Dewan Tetua!”
Liu Zhenhan dan Helen menahan napas, menunggu kejadian besar apa yang akan diungkapkan.
“Kami jatuh cinta, cinta yang tak terpisahkan.” Perkataan ular wanita cantik itu benar-benar menggemparkan, Liu Zhenhan dan Helen saling memandang dengan wajah bodoh, benar-benar terpana. Mimpi pun tak menyangka, ternyata ini masalah sebesar itu.
“Suku Smail yang angsa, sangat memperhatikan prasangka kasta. Kecantikan wanita Smail pun setara dengan kecantikan Fox.” Mata wanita ular itu memancarkan kilau manis masa lalu: ”Tuan Mourinho yang meraih kesuksesan di usia muda, menjadi objek pemujaan banyak gadis angsa. Bahkan wanita Smail yang terkenal reserved, setiap hari ada yang menulis puisi cinta di daun teratai untuknya. Bayangkanlah betapa gemparnya suku kami saat mengetahui hubungan kami!”
”Bagaimana kemudian? Apakah Raja turun tangan? Dia juga menikah lintas ras, seharusnya bisa memahami kalian.” Helen bertanya penuh perhatian.
“Sekalipun ikut campur juga tidak ada gunanya, Dewan Tetua karena tekanan dari Kuil juga ikut campur. Tapi sama seperti Fox, suku Angsa adalah bangsawan turun-temurun, tidak ada yang bisa menggoyahkan tekad kepala suku Angsa saat itu. Akhirnya, tekanan dari kekuasaan kerajaan dan Dewan Tetua hanya bisa menyelamatkan nyawa kami berdua, kami tetap dipaksa berpisah. Saya ditransfer dari Kuil di Provinsi Barat Daya, diasingkan ke Provinsi Timur Laut. Sedangkan Tuan Mourinho dipaksa menikahi nona Milané, perempuan paling bangsawan dari suku Smythe.”
“Sungguh mengharukan! Persis seperti cinta pertama Dewa Perang Campas! Dalam legenda Bimon kita, bukankah tercatat bahwa Dewa Perang tiba-tiba merasa jatuh cinta pada Medusa-nya sendiri setelah sang Medusa gugur dalam pertempuran? Sungguh mengharukan!” Air mata Helen berkilauan di balik kelopak mata birunya yang indah.
“Cinta dan legenda selamanya berbeda, Helen.” Guru Medusa berkata dengan serius: “Kita bukan raja, apalagi Dewa Perang, jadi cinta kita adalah hubungan terlarang. Kalian berdua mengerti sekarang?”
Liu Zhenhan tiba-tiba memahami maksud guru Medusa ini.
BAB XII Seseorang Bilang Ingin Beli
〖Orang yang menyebalkan sering muncul justru saat kita paling tidak membutuhkannya.
——Liu Zhenhan berkata〗
※※※
"Aku memberikan keperawananku pada pria yang paling kucintai, lalu pergi diam-diam. Tujuh belas tahun berlalu cepat, sekarang hidupnya baik-baik saja, dunia tidak runtuh karena kepergianku." Ular wanita cantik itu menatap wajah Helen: "Sedangkan aku, memiliki kenangan terindah, juga hidup dengan tenang. Kamu mengerti maksudku... Helen?"
"Aku tidak bisa hidup tanpa Richard! Lebih baik aku mati daripada berpisah darinya!" Helen akhirnya memahami maksud mentornya.
"Dulu aku juga berkata seperti itu. Hari ini sejarah benar-benar terulang." Ular wanita itu menghela napas: "Rupanya murid dan mentor di garis keturunan kita bukan hanya simbol genius, tapi juga memiliki tradisi hubungan terlarang seperti ini, sungguh memalukan..."
"Aku adalah aku, Tuan Mourinho adalah Tuan Mourinho." Liu Zhenhan berkata dingin.
"Yang bisa kukatakan sudah kuberitahu. Sebenarnya aku juga tulus berharap muridku bahagia." Ular wanita itu tampak menyadari tingkat keras kepala kedua orang ini, menghela napas lalu tidak lagi berusaha membujuk.
"Mentor, urusan kami biar kami yang atasi sendiri." Helen menggigit sudut bibirnya, memalingkan wajah: "Bukankah Dewa Perang pernah berkata: Ketidaktahuan jalan di depan adalah motivasi kita untuk maju..."
Liu Zhenhan nyaris tertawa terbahak-bahak di tempat mendengar ini, apa perkataan Dewa Perang itu memang khusus untuk hubungan terlarang guru-murid?
“Helen, mentor bukan nenek tua yang kolot, kita tidak membicarakan hal ini lagi. Bagaimana desain jubah pendeta putihmu? Dan alat musik apa yang akan kamu pilih?” Medusa yang cerdik mengalihkan topik: “Persiapkan sebelumnya, saat kalian kembali nanti pasti bisa langsung digunakan...”
“Kita tentukan alat musik setelah berhasil memburu kristal magis jenis apa.” Liu Zhenhan berdiri, meletakkan kantong kandung kemih babi hutan di tempat tidur, satu tangan menggendong Guo Guo, satu lagi memegang Helen: “Mungkin kita akan dapatkan kristal naga, lain kali...”
“Ketika aku kembali ke Kuil nanti, aku akan menjadi Pendeta terhebat di Kerajaan!” kata Liu Zhenhan.
“Aku yang kedua terhebat.” Xiao Hulijing tersenyum sembari menghapus air mata.
Ular wanita cantik itu memandang kedua juniornya dengan takjub, dari mata mereka ia tidak menemukan keraguan atau rasa bersalah seperti yang pernah ia miliki dulu. Hanya ada satu hal di mata mereka.
Hal itu bernama keteguhan.
“Buku Kodeks Pendeta ini hadiah dari Tuan Murinio dulu, hari ini mentor memberikannya untuk kalian berdua. Aku menanti kemenangan kalian.” Ular wanita itu membelai rambut merah Helen dengan penuh kasih.
Pertemuan pertama berakhir dalam suasana yang cukup canggung.
Setelah keluar dari Kuil, Helen dan Tuan Liu sedang bersiap mengucapkan selamat tinggal pada mentornya, tiba-tiba menemukan Ning Yu dan Ai Wei'er di luar dikerumuni banyak orang, para Prajurit Panda sedang berhadap-hadapan tegang dengan mereka.
Orang-orang ini bukanlah Bangsa Manusia Berbulu, melainkan seluruhnya manusia. Setiap manusia mengenakan baju zirah kulit dan rantai yang dibuat dengan teliti, senjata di tangan mereka berkilauan dingin. Beberapa prajurit manusia di barisan depan bertubuh besar dan berwajah garang, sepenuhnya bisa menyaingi Bimon.
Liu Zhenhan tahu ini mungkin yang disebut tentara bayaran manusia. Meskipun kerajaan manusia resmi belum membuka perdagangan dengan Kerajaan Bimeng, setiap tahun banyak pedagang manusia dari Dorotea yang tergiur keuntungan besar menyebrangi perbatasan untuk mencari emas di Kerajaan Bimeng, dengan Kota Witherspoon sebagai persinggahan pertama mereka.
Untuk menghadapi ogre, goblin, dan perampok liar yang berkembang biak seperti lalat dan nyamuk di padang gurun, setiap pedagang kaya akan menyewa tentara bayaran terampil untuk melindungi diri mereka.
Melihat para pedagang ini membawa banyak baja dan barang kebutuhan sehari-hari yang sangat dibutuhkan kerajaan, Dewan Tetua Kerajaan Bimeng juga mengizinkan para pedagang memiliki pasukan pengawal kecil, namun jumlahnya tidak boleh terlalu banyak.
"Ada apa ini?" bentak Liu Zhenhan.
Dia tahu orang-orang ini bukan tipe baik-baik, terlihat dari alis Gud yang berkerut dan sikapnya yang ingin segera bertindak.
"Tuan!" Gud melihat Liu Zhenhan datang, segera mendorong para tentara bayaran manusia di depannya, membersihkan jalan untuk Liu Zhenhan. Seorang tentara bayaran manusia yang kekar terjerembab hampir jatuh dari tangga.
"Mengapa terjadi konfrontasi tanpa alasan di depan Kuil yang sakral?" Liu Zhenhan pertama-tama bersikap angkuh, melihat dengan tatapan garang ke arah kelompok tentara bayaran manusia ini.
"Boleh tahu siapa Anda?" Seorang pria gemuk berpenampilan pedagang dari kelompok tentara bayaran manusia melangkah keluar, di wajahnya yang gemuk terdapat tahi lalat hitam besar dengan beberapa helai rambut keemasan yang bergetar hebat saat berbicara.
"Imam Perang Bimon, Richard!" Liu Zhenhan menjawab dengan penuh kesombongan, jempolnya mencuat tinggi.
"Richard, apakah promosimu sudah berhasil?" Ning Yu dengan gembira mendekat, menatap Liu Zhenhan dengan senyuman, sementara Ai Wei'er di sampingnya juga memandangnya dengan mata berbinar penuh kebahagiaan.
"Tentu saja!" Liu Zhenhan yang ditatap oleh dua pasang mata indah ini tiba-tiba merasa penuh semangat heroik, seolah ingin menyaingi langit.
"Imam Perang?" Pedagang gemuk itu jelas terkejut, sepasang mata kecilnya yang penuh kelicikan dan kecurangan mengamati Liu Zhenhan dari atas ke bawah. Pakaian Liu Zhenhan yang sangat biasa membuat matanya dipenuhi keraguan.
“Richard!” Ular wanita menggeliatkan pinggulnya dengan anggun mendekat, berkata serius: “Jangan ngawur! Kamu belum menerima pengesahan resmi dari Kuil, hanya boleh menyebut diri sebagai Imam Jiwa pada orang lain!”
“Imam Tongkat?” Mata tajam pedagang manusia langsung menangkap simbol tongkat dikelilingi duri pada kerahu jubah pendeta hitam itu, sikapnya segera berubah penuh hormat.
Ai Wei'er melihat lagi seorang gadis cantik yang berbicara begitu akrab dengan Liu Zhenhan, wajahnya langsung cemberut lagi.
“Guru dari mentorku, Yang Mulia Imam Tongkat, Medusa legendaris dengan peliharaan Naga Sekunder, Nyonya Cui Beixi!” Liu Zhenhan memperkenalkan leluhur spiritualnya dengan bangga pada orang-orang di sekitarnya.
“Salam hormat Yang Mulia, kami semua adalah Pengawal Tuan Richard.” Ning Yu membungkuk hormat dengan sikap rendah hati pada ular wanita itu.
Sorot mata ular wanita itu berkedip keheranan, bukan karena kegagahan dan ketenangan para Prajurit Panda, tapi karena melihat dua wanita cantik yang bahkan rasnya tak bisa dia kenali, ternyata menjadi Pengawal murid kikuknya ini.
Cui Beixi yang begitu cerdik segera menangkap dinamika tak biasa antara dua wanita cantik ini dengan Richard dari raut wajah mereka.
Bahkan Cui Beixi yang berpengalaman luas pun saat ini bingung. Dengan tampang Pigge yang biasa-biasa saja, keahlian apa sebenarnya yang dimilikinya sampai bisa dikelilingi tiga gadis cantik dan membuat Helen begitu setia padanya?
Benar-benar penuh dengan tanda tanya.
"Merupakan kehormatan mengenal Anda." Ular wanita cantik itu juga membalas salam dengan anggun, memandang kedua kelompok dan bertanya penuh kebingungan: "Kalian ini..."
"Tuan!" Pedagang manusia buru-buru menjawab: "Begini kejadiannya, Bapak Bier ini datang ke Bar Pohon mengumumkan penjualan budak Putri Duyung. Kami sangat ingin membelinya, lalu mengikutinya kemari. Tapi tiba-tiba, nona ini..."
Pedagang menunjuk Ning Yu: "Dia tiba-tiba membatalkan penjualan. Tuan tentu tahu, kredibilitas adalah segalanya bagi pedagang. Demi Dewa Perang! Perlakuan Behemoth pada pedagang asing ini tentu memicu kemarahan kami, sehingga terjadi perselisihan verbal antara anak buahku dengan para Bier ini. Tapi kami tidak melakukan tindakan tidak sopan di hadapan Kuil suci."
"Begitu ya..." Liu Zhenhan tersenyum getir. Ia teringat perintahnya sebelum masuk Kuil untuk menyuruh Gud menyebarkan kabar penjualan Ai Wei'er. Tak disangka Gud yang polos benar-benar melakukannya, bahkan membawa pembeli kembali.
“Apa yang sebenarnya terjadi?” Cui Beixi mengerutkan alisnya yang indah, “Dari mana asalnya putri duyung ini?”
Xiao Hulijing mendekatkan diri ke telinga mentornya, menjelaskan secara diam-diam dengan menghilangkan beberapa detail yang perlu dihilangkan.
Wajah ular wanita cantik itu langsung dipenuhi ekspresi keterkejutan.
Ia menatap kaki di bawah gaun panjang putri duyung, lalu melirik Liu Zhenhan, sorot matanya tiba-tiba menjadi tajam.
Fakta bahwa putri duyung akan memiliki kaki manusia jika sudah kehilangan keperawanannya adalah hal yang mutlak. Ular wanita cantik itu berbalik perlahan, menatap murid kesayangannya.
Helen langsung menundukkan kepala di bawah tatapan keras itu, pipinya memerah karena malu.
"Keterlaluan!" Bibir ular wanita cantik itu gemetar karena marah: "Ini sungguh konyol! Helen! Kau lupa ajaran-ajaranku dulu? Hal ini... betapa seriusnya... Aku..."
"Maafkan aku, Mentor..." Helen berbisik dengan suara gemetar. Ia juga memahami arti Mahkota Bunga Perawan bagi seorang pendeta, dan hukuman yang akan dihadapi jika Kuil mengetahuinya. Mukanya pun pucat pasi.
Liu Zhenhan menarik Helen ke belakangnya, tubuh perkasanya menghalangi semua tatapan menyalahkan dari ular wanita cantik.
"Ini juga tradisi turun-temurun mentor dan murid aliran kami." Kata Liu Zhenhan dengan tenang.
“Hmm…” Mentor Ular Cantik tersedak oleh murid cucunya sendiri, lama tak bisa berkata-kata. Murid cucu Pigge ini memiliki kefasihan bicara yang luar biasa, bahkan berhasil menangkap kelemahannya.
Ular Cantik hanya bisa tersenyum getir dengan lapang. Ya, sang mentor sendiri sudah tidak memiliki Mahkota Bunga Perawan lagi, masih bisakah menuduh muridnya?
“Sedang membicarakan apa?” Suara lantang tiba-tiba terdengar.
Pangeran Richard yang tampan muncul perlahan dari Kuil, memasuki pandangan semua orang.
Rambut pirangnya yang halus terurai alami di bahu, baju zirah serius tadi telah diganti dengan seragam anggar linen dan sepatu kulit mengilat, kancing tembaga unik dan pedang panjang berukir medali mahkota membuatnya terlihat semakin gagah.
Liu Zhenhan meski tak menyukainya, harus mengakui bahwa meski sang pangeran tidak memiliki ketampanan yang memukau, aura keperkasaan tak tertandingi yang terpancar dari dirinya memberi kesan kegagahan yang tak tergambarkan.
“Selamat siang, Yang Mulia.” Ular Cantik buru-buru menutupi ekspresinya.
“Mengapa menangis, Helen yang jelita?” Sang pangeran berhenti melangkah, memandang penuh tanya ke arah Xiao Hulijing yang sedang menunduk tersedu-sedu.
“Karena angin menerbangkan debu ke mata.” Liu Zhenhan langsung merasa tidak suka begitu melihat Richard ini, sangat tidak suka.
“Pangeran?” Pedagang manusia dan anak buahnya saling pandang, mata besar menatap mata kecil.
“Jangan panggil aku pangeran, aku adalah penjaga abadi kuil. Kalian bisa memanggilku Ksatria Richard.” Sang pangeran berkata ramah sambil memainkan telur logam berhias pedang dan kitab hukum bersilang di tangannya.
Telur logam di tangan pangeran itu berkilauan warna-warni, hiasan permata kecil di permukaannya memantulkan cahaya pelangi di bawah sinar matahari.
BAB XIII Seorang yang Mengatakan Aku Menjual
Ekspresi Pangeran Richard tenang namun angkuh, dengan sentuhan sikap masa bodoh alami.
Sikap masa bodoh ini murni berasal dari aura bangsawan sejati, mencerminkan kewibawaan penguasa sejati yang berbeda dari bangsawan biasa atau rakyat jelata.
Pangeran mengerutkan alisnya, pola karakter "" berwarna hitam di dahinya berkerut menjadi satu.
Ia menatap para tentara bayaran manusia yang garang ini, lalu memandang Liu Zhenhan yang berlagak tak peduli.
Tatapan mata sang pangeran yang menganggap remeh langit dan bumi itu menyapu para tentara bayaran, membuat semua orang gemetar dalam hati dan segera memalingkan muka dari sorot mata berwibawa bak penguasa semesta ini.
"Yang Mulia Pangeran, saya ingin mengajukan protes ke Dewan Tetua Witherspoon!" Lelaki gemuk manusia yang memimpin memutar matanya yang licik, lalu berteriak lagi: "Bahkan Pendeta yang mulia sekalipun tidak boleh menipu pedagang asing seperti kami! Perkataan bangsawan Pendeta sama berharganya dengan kristal sihir, janji harus ditepati! Saya menuntut Yang Mulia Pangeran menegakkan keadilan dan melakukan perdagangan yang adil! Jika tidak, serikat dagang Kadipaten Dolot akan mengajukan banding resmi ke Dewan Tetua ibu kota Bimon!"
Pangeran Richard mendengar si gemuk yang terus mengoceh sambil menyimak penjelasan singkat Cui Beixi tentang kronologi peristiwa. Saat mendengar objek transaksi adalah budak putri duyung, sang pangeran terkejut, baru menyadari keberadaan dua wanita cantik yang memesona itu. Ia tak pernah menyangka salah satunya adalah putri duyung bangsawan laut.
"Begitu ya..." gumam sang pangeran sendiri.
Masalah ini jelas rumit untuk dicampuri. Hubungan dagang antara pedagang manusia dan Bimon saat ini sangat penting, tidak boleh dirusak. Namun ia juga tidak berwenang memaksa seorang pendeta pelayan Dewa Perang untuk melakukan sesuatu.
"Saya protes..." pedagang gemuk manusia itu semakin semangat, cipratan ludahnya berterbangan: "Prajurit bayaran saya baru saja dilukai oleh Yang Mulia ini, saya menyampaikan protes keras..."
Di tanah terlihat genangan darah yang sudah terinjak-injak, membentuk noda merah tua yang berkelok. Begitu dia menyebutkan ini, semua orang menunduk memandangi lantai.
Liu Zhenhan mengangkat ujung kakinya, melihat di antara kerumunan manusia ada seorang Pendeta berjubah putih yang sedang menggerakkan salib di tangannya ke arah seorang pria bertubuh besar yang terbaring berlumuran darah. Kilatan cahaya suci putih menyapu, luka di kepala pria berwajah darah itu perlahan sembuh dengan kecepatan yang bisa dilihat mata telanjang.
"Kemampuan penyembuhan Cahaya Suci" para Pendeta adalah keahlian unik yang tak mungkin disaingi oleh Tabib Shaman Behemoth. Dalam Pertempuran Hyjal dulu, manusia dan Behemoth telah cukup menderita karena kemampuan ini.
Liu Zhenhan melirik Gud dari sudut matanya.
"Dia menghina Nyonya Ning Yu dengan kata-kata mesum. Orang bejat seperti itu pantas mendapat pelajaran," kata Gud. "Sejak mengikuti Tuan, aku selalu menahan kekuatan. Dasar pantat beruang! Dia terlalu lemah, aku hanya pakai 10% tenaga."
"Lain kali pakai kekuatan penuh." Liu Zhenhan berkata.
"Aku protes! Aku akan naik banding! Ini keterlaluan!" Pedagang manusia itu menggerakkan tangan histeris melihat kelancangan Pendeta ini.
"Percaya tidak aku bisa membuatmu jadi cacat seketika?" Liu Zhenhan menggenggam kerah baju si gemuk itu, perlahan mengangkatnya hingga kaki tak menyentuh tanah. Matanya menyatu dengan mata pedagang, menyorotkan tatapan garang.
Pedagang manusia itu jelas tak menyangka seorang Pendeta bisa memperlakukannya seperti ini. Wajahnya pucat membeku ketakutan.
Beberapa tentara bayaran yang setia langsung menggeram rendah, "Swaak!" mengeluarkan pedang besar dua tangan. Sebelum mereka sempat bertindak, Liu Zhenhan sudah menghantam wajah tentara bayaran terdepan dengan siku balik, disusul tendangan lutut keras di selangkangannya. Orang-orang sekitar langsung mendengar suara seperti telur pecah.
Liu Zhenhan mencengkeram rambut keriting coklat tentara bayaran itu dan menghantarkannya ke patung perunggu di samping. Pinggang patung beruang misa langsung tercoreng noda basah.
Rangkaian gerakan memukau ini diselesaikan Liu Zhenhan dengan gesit, sementara tangannya tetap menggantungkan tubuh gemuk pedagang manusia itu.
Tentara bayaran lainnya membeku di tempat.
Jika tidak ada bukti sebelumnya, mereka pasti mengira bertemu perampok ulung, bukan Pendeta! Inikah Pendeta paling lemah di Bimon? Gerakan-gerakan tak lazim yang tak pernah terlihat itu justru menjatuhkan prajurit terkuat mereka seketika.
"Dang lang ~~" Pendeta jubah putih manusia itu menganga lebar, salib di tangannya jatuh ke lantai.
Bukan hanya mereka, Pangeran Richard dan Cui Beixi yang ahli bela diri pun terpana.
Pangeran Richard masih membekas jelas memori kombinasi pukulan Binatang Bulu Es dan Salju di lapangan uji tadi, keraguan di hatinya kini terjawab seluruhnya.
“Cui Beixi terkejut, tak menyangka legenda 'Kemampuan Ganda Nyanyi dan Tempur' benar-benar ada! Sama seperti legenda 'Kemampuan Ganda Sihir dan Tempur' di kalangan penyihir, kisah tentang 'Kemampuan Ganda Nyanyi dan Tempur' juga telah lama beredar di kalangan pendeta. Tapi itu hanya legenda belaka. Kekuatan elemen dan kekuatan fisik saling bertolak belakang. Seorang bangsa manusia berbulu tak mungkin memiliki dua kemampuan istimewa sekaligus. Hasilnya jika dipaksakan adalah: 'Model jatuh terjerembab – tidak berpijak di kedua sisi.'”
“Cui Beixi akhirnya mengerti alasan murid cucunya ini, meski terlahir sebagai Penyanyi Jiwa yang langka, memiliki 'Kekuatan Nyanyian' yang begitu rendah.”
“Helen dan yang lain bahkan pernah menyaksikan Liu Zhenhan memukuli Prajurit Banilu, jadi mereka tak terkejut sama sekali, bersikap biasa saja.”
“Hentikan! Pendeta Richard!” Pangeran menggenggam lengan Liu Zhenhan dengan suara berwibawa dan tenang: “Di atas Kuil, dilarang berkelahi! Jika ada perselisihan pribadi, saya sarankan menyelesaikannya di arena pertarungan.”
“Liu Zhenhan mengangkat alis, menjentikkan lidah, lalu melepaskan genggamannya.”
“Saya ingin mengajukan banding! Saya protes...” Pedagang gemuk manusia itu terjatuh di lantai, bangun sambil menggosok lehernya yang masih sakit akibat cekikan, lalu segera menyelinap ke kerumunan tentara bayaran. Ia tak berani keluar lagi, meski terus memprotes dengan keras.”
"Maaf, Tuan manusia yang terhormat!" Pangeran Richard mengangguk sopan kepada pedagang manusia: "Kerajaan Bimon adalah tempat yang menjunjung hukum dan demokrasi. Dewa Perang yang adil mengawasi kami dari langit."
"Apa maksudnya?" Liu Zhenhan meludah keras.
"Sebagai bangsawan dan Pendeta, Anda memiliki status ganda yang mulia. Jika berani melanggar perjanjian dalam perdagangan sah di hadapan Dewa Perang, saya berhak mengusulkan ke Dewan Tetua dan Kuil untuk mencabut semua gelar Anda." Pangeran Richard terus memprovokasi dengan nada datar namun penuh tekanan: "Bimon yang ingkar janji adalah Bimon paling hina!"
Liu Zhenhan bersusah payah demi mendapatkan tanah bangsawan. Kalimat ini langsung menyentuh titik lemahnya.
"Hahaha..." Liu Zhenhan tertawa terbahak: "Memang pantas seorang pangeran! Baik! Aku dengar kata-katamu. Aku tidak akan mengingkari janji. Sekarang kau tak punya alasan lagi?"
Ai Wei'er mengangkat kepala dengan ekspresi tak percaya.
"Aku mau 5 juta koin emas! Kau punya? Kalau bisa bayar, aku jual!" Liu Zhenhan mencemooh.
"Ini katamu sendiri." Pedagang manusia melemparkan kalimat yang membuat Liu Zhenhan tersedak.
Obisilachi! Jangan-jangan benar ada uang sebanyak itu? Kini giliran Liu Zhenhan yang bengong.
“Kami akan kembali lagi, saat kami membawa uang.” Pedagang manusia tersenyum licik: “Ini adalah sumpah Anda kepada Dewa Perang Campas! Dengan pangeran sebagai saksi, kami tidak takut Anda mengingkari! Ayo pergi!”
Pedagang gemuk mengeluarkan bola kristal bertuliskan mantra sihir rumit dari dalam jubahnya, matanya penuh keserakahan menatap Ai Wei'er. Bola kristal di tangannya bergetar, cahaya aneh mulai mengumpul di dalamnya. Setelah dua tiga putaran, muncul sosok miniatur Ai Wei'er dengan proporsi tubuh yang sempurna.
“Kristal Memori Sihir?” Cui Beixi di samping mengerutkan alisnya, suaranya rendah namun tegas.
Pedagang itu dengan sombong menyimpan bola kristalnya. Dengan tatapan mengejek, para tentara bayaran mundur seperti air surut, meninggalkan Liu Zhenhan yang terpana berdiri di depan kuil.
“Dasar brengsek kau!” Ai Wei'er menerjang ke depan, kepalan kecilnya menghujani tubuh Liu Zhenhan. “Hik...” Tangisnya pecah.
“Dia mana mungkin punya uang sebanyak itu, cuma Berbual (PS: membual).” Liu Zhenhan memeluk pinggang Putri Duyung, mencoba menenangkannya meski hatinya sendiri tidak yakin.
“Bagaimana jika dia benar-benar punya?” Putri Duyung menatap Liu Zhenhan dengan polos, butiran air mata masih menempel di pipinya: “Apa kau benar-benar akan menjualku?”
“A*****!” Liu Zhenhan menelan kembali kata-kata kasarnya, terlalu banyak orang di sini, tidak baik untuk citra.
Putri Duyung melihat Liu Zhenhan mengedipkan mata padanya, langsung memahami maksudnya. Tapi rasa kesal masih tersisa, ia pun memukuli pria itu berkali-kali.
“Richard!” Cui Beixi mendekat dengan wajah sejuk bagai es: “Aku tidak peduli bagaimana kau bisa bersama Putri Duyung ini, tapi bangsa putri duyung adalah bangsawan laut! Merampas kebebasan orang lain bukanlah tindakan yang pantas bagi seorang Pendeta! Kau harus memperlakukan nona ini dengan sopan santun selayaknya!”
“Iya iya...” Liu Zhenhan paling takut pada dua wanita: Ning Yu dan nenek mentor barunya ini. Mengapa baru sebentar kenal sudah ditakuti seperti ini? Ia sendiri juga bingung.
“Pedagang manusia dengan Kristal Memori Sihir ini pasti sulit dihadapi. Bola kristal ini bisa merekam banyak hal. Di dunia manusia, hanya bangsawan dan penguasa yang memiliki benda sihir. Sepengetahuanku, kristal semacam ini biasa dipakai pedagang budak untuk merekam ‘kualitas barang’.” Ekspresi Cui Beixi menjadi muram.
“Negara manusia yang berbatasan dengan kita—Adipati Dolot, Druid El Piero dari Kadipaten Dolot, telah lama menderita penyakit parah dan dikabarkan segera meninggal dunia. Kadipaten Dolot adalah negara bawahan Kekaisaran Francisco. Menurut hukum kekaisaran, penerus tahta adipati akan dipilih dari keturunan adipati yang sedang menjabat, Druid El Piero. Adipati Dolot saat ini tidak memiliki putra, hanya tiga putri, dua di antaranya sudah menikah. Jadi, posisi adipati hanya bisa jatuh ke tangan ketiga putrinya.” Pangeran Richard tersenyum: “Putri tertua Adipati Dolot menikah dengan keponakan perdana menteri kadipaten—Totti Sciarpa, pedagang dan pemilik budak terkaya Dolot yang bergelar Count. Putri kedua menikah dengan putra pemimpin grup tentara bayaran terbesar Dolot—‘Angin Puting Beliung’, yaitu Santo Ksatria Ordo Ksatria Suci Gereja Saint Paul, Danze Tommasi. Karena putri bungsu adipati belum menikah, pada dasarnya perebutan tahta Dolot berikutnya adalah pertarungan antara Count Totti Sciarpa dan Santo Ksatria Danze Tommasi. Istri siapa yang menjadi adipati perempuan, keluarga itulah yang akan mencapai puncak kekuasaan.”
Semua orang menatap tajam sang pangeran, mencerna makna tersirat dalam ucapannya.
“Orang yang baru saja bertengkar dengan kalian adalah manajer grup dagang di bawah Pangeran Todi Sherpa, saudagar dan pemilik budak terkaya di Doluote. Di ujung lengan bajunya terdapat lambang keluarga Sherpa berupa putri duyung yang memegang timbangan dan anak timbangan. Makna putri duyung ini mengacu pada pernikahan keluarga mereka dengan seorang putri.” Pangeran melanjutkan.
“Pengamatan Pangeran Richard sangat teliti.” Cui Beixi mengangguk sambil tersenyum.
“Belakangan ini saya sedang mempelajari lambang semua keluarga terkemuka di Benua, terutama lambang bangsawan manusia.” Pangeran mengangguk dengan senyuman.
“Apa hubungannya dengan kejadian tadi?” Liu Zhenhan bertanya dengan tergesa-gesa.
“Haha...” Pangeran Richard tertawa, “Utusan Kekaisaran Francis yang ditugaskan untuk upacara penobatan inilah kunci penentuan siapa yang akan dinobatkan sebagai Adipati Wanita. Menurut informasi terpercaya, utusan yang ditugaskan untuk upacara ini adalah 'Pangeran Mesum' Chamberlain yang termasyhur. Dikatakan pangeran ini memiliki garis keturunan paling cabul, lahir dari hubungan incest antara ibunya dan kakak kandungnya. Raja Francis yang sekarang sebenarnya adalah saudara tiri seayah dengannya.”
“Rumit sekali!” Liu Zhenhan pusing mendengarnya.
“Pangeran Chamberlain ini dikenal sebagai pria yang setiap hari harus tidur dengan lebih dari empat wanita, dan seumur hidupnya terobsesi dengan kecantikan. Oleh karena itu, dua menantu laki-laki adipati di Doluote pasti akan melakukan segala cara untuk membeli perempuan tercantik demi menyenangkan pangeran ini. Siapa yang unggul dalam menyediakan kecantikan, peluang penobatannya akan lebih besar. Jadi—kepala rombongan dagang Count Charles, menantu pertama, langsung datang begitu mendengar ada budak putri duyung. Kalian menolak menjual, tentu mereka tidak senang. Putri duyung bukan hanya cantik alami, tapi juga bangsawan laut. Di daratan, tidak ada negara yang pernah mendengar ada budak putri duyung. Jika Count Charles mempersembahkannya kepada utusan kerajaan Pangeran Chamberlain, gelar Adipati sudah pasti jatuh ke tangannya.”
“Tidak heran...” Liu Zhenhan akhirnya mengerti.
“Anda pikir lima juta koin emas adalah angka astronomi? Ingin mengusir pedagang ini?” Pangeran mengejek: “Pendeta Richard, maaf sebelumnya, tetapi naluri bisnis Anda sangat tumpul. Menurut kekuatan keluarga terkaya di Doluote, keluarga Charles, meski lima juta bukan jumlah kecil, demi meraih posisi Adipati, bahkan jika Anda minta sepuluh juta koin emas, mereka bisa menyediakannya dengan mudah.”
“Sekaya itu?” Liu Zhenhan yang belum pernah melihat koin emas pun bisa membayangkan besarnya jumlah sepuluh juta.
Demi Dewa Perang! Mata Liu Zhenhan dipenuhi kilauan emas kekuningan.
“Uang ini akan segera mereka kumpulkan. Saat mereka datang mencarimu lagi, apa yang akan kau lakukan?” Ucapan sang Pangeran terdengar sedikit bersukacita atas kesulitan orang lain, sambil melirik ekspresi Putri Duyung Ai Wei'er.
Dada Ai Wei'er yang anggun naik turun dengan hebat, tatapannya tajam seperti pisau mengarah ke Liu Zhenhan.
"Hehe... nanti kita lihat!" Liu Zhenhan tersenyum lebar: "Bagaimanapun juga, hari ini aku harus berterima kasih atas 'keramahan'-mu, Pangeran. Tanpanya, mungkin aku akan melakukan kesalahan yang seharusnya tidak dilakukan!"
"Sama-sama." Sang Pangeran juga tersenyum santai, namun pandangan merendahkan di matanya tak bisa disembunyikan: "Memang sudah tabiat Suku Pig, bukan salahmu."
Sang Pangeran sengaja mengucapkan kata "Pigge" dengan sangat keras.
"Gua jing luo ye!" kata Liu Zhenhan.
"Apa katamu?" Sang Pangeran menatapnya dengan wajah berubah pucat.
"Aku bilang, sungguh berterima kasih."
"Hmph..." Sang Pangeran tersenyum dingin: "Sebaiknya Tuan Pendeta Pigge ini memikirkan solusinya."
Orang-orang yang mengenal Liu Zhenhan bisa melihat, mata Richard sekarang memancarkan kilauan gelap pembunuhan, malam kelam, dan gemerlap koin emas.
BAB XIV Menghajar Tuan Tanah Kaya
〖Cinta dan kebencian seringkali buta.
——Peribahasa Kuno Bimon〗
※※※
"Guru terhormat dan Yang Mulia Pangeran, izinkan kami mengundurkan diri terlebih dahulu." Liu Zhenhan dengan sopan menganggukkan rahang kepada Cui Beixi dan Sang Pangeran: "Untuk menghadapi monster mengerikan di Hutan Salib Selatan, aku akan membeli perlengkapan senjata. Silakan lanjutkan urusan kalian."
Liu Zhenhan merasa bola mata Pangeran Richard itu terus melirik ke arah Helen, cukup membuatnya kesal.
“Bagus sekali! Saya pernah bertugas sebagai Ksatria pengawal Gubernur Weisisipang selama beberapa waktu, jadi sangat familiar dengan tempat ini. Apakah saya beruntung bisa menemani Nona Helen yang terhormat berkeliling kota Wisesepang?” Pandangan Pangeran memancarkan kesetiaan yang mendalam saat menatap Helen.
Apa yang paling ditakutkan Liu Zhenhan justru terjadi.
Bangsat, rival cinta! Liu Zhenhan menghela napas dalam hati.
“Telur hias ini adalah hadiah pertama saya untuk Nona Helen yang cantik!” Pangeran merapikan rambut ikal emasnya dengan anggun, menyodorkan telur hias di tangannya ke hadapan Helen.
“Sekarang giliran Helen yang panik, menyanggupi tidak baik, tidak menyanggupi juga tak pantas.” Rubah kecil yang tak berdaya itu memandang Liu Zhenhan dengan tatapan minta tolong.
“Jika hadiah dari Yang Mulia Pangeran terus ditolak, bukankah itu sangat tidak sopan?” Liu Zhenhan menganggukkan kepala sambil berkata.
“Lao Liu merasa sangat senang, haha, awalnya berencana mengambil mahkota kristal Ai Wei'er untuk ditukar dengan uang, sekarang tidak perlu lagi. Telur hias ini dipenuhi permata dan mutiara, pasti bernilai tinggi.”
“Ini kehormatan bagi saya.” Pangeran tersenyum bahagia melihat Helen menerima telur hiasnya.
“Yang Mulia Pangeran, Lebih baik menerima dengan hormat daripada menolak. Bisakah Tuan membawa kami melihat-lihat adat istiadat kota Witherspoon?” Liu Zhenhan berkata dengan senyum licik.
Panda Suku Panda di samping segera mencium aroma yang familiar - aroma skema pemerasan.
Melihat rombongan yang turun dari tanggap Kuil dan pergi, Cui Beixi menghela nafas panjang.
Jalan-jalan di Witherspoon sangat ramai. Bangunan sekitar penuh dengan ciri khas kasar khas Bangsa Manusia Berbulu, namun banyak juga arsitektur manusia yang halus dan rumit.
Di tepi jalan yang sibuk, banyak pengemis Bimon bertubuh pendek dan kotor berjongkok di jalan batu pualam.
Tempat yang dibawa Pangeran Richard ke Liu Zhenhan adalah jalan komersial paling ramai di pusat kota tempat berkumpulnya pedagang manusia. Kemewahan di sini membuat sang Pangeran yakin bisa membuat Pigge kampungan yang belum pernah lihat dunia ini malu dan merasa rendah diri.
Toko emas, toko senjata, bar pohon, beragam toko dan nuansa etnis yang beraneka ragam membuat semua orang terkesima. Witherspoon benar-benar Witherspoon.
Yang mengejutkan sang Pangeran, wajah Pendeta Pigge ini sama sekali tidak menunjukkan keheranan. Penemuan ini membuat Pangeran yang berharap melihat rasa iri atau kekikukan di mata lawannya merasa sedikit kecewa.
Namun harus diakui, dibandingkan orang bodoh besar seperti Liu Zhenhan, pengetahuan Pangeran Richard hanya bisa digambarkan sebagai luas dan mendalam.
Mengingat dia adalah Ksatria Pelindung Kuil Suci, ini membuktikan bahwa kemampuan bela diri Pangeran Richard pasti sangat menonjol di antara Prajurit Behemoth. Namun kefasihan bicara dan pengetahuannya jelas tidak kalah dengan kemampuan bertarungnya.
Pangeran Richard yang anggun berbicara dengan lancar, tidak hanya Helen yang tertarik, bahkan Ning Yu, Ai Wei'er dan para panda juga sepenuhnya terpikat oleh ucapannya, fokus mendengarkan penjelasannya tentang berbagai anekdot menarik.
Liu Zhenhan hampir ikut mendengarkan juga, kalau saja tidak karena gengsi.
Pangeran Richard memulai dari penelitiannya tentang pakaian, beralih ke seni bela diri, lalu membahas pengetahuan profesional tentang alat musik pendeta. Dia dengan mudah mengutip berbagai kisah menarik, diselingi lelucon jenaka yang membuat semua orang tertawa terpingkal-pingkal.
Liu Zhenhan tertinggal sendirian di belakang, bagaikan beban yang merepotkan.
Hidup ini... Aku tak bisa menahan gelombang perasaan yang meluap...
Liu Zhenhan membelai Guo Guo miliknya, perasaan hampa tiba-tiba menyergap. Hanya kau, anak kecil, yang tetap setia meninggalkanku.
Sebelum pikiran ini selesai, Pangeran Richard mengeluarkan koin tembaga dari kantong uang berhias mewah, melemparkannya dengan anggun ke kios penjual torreya di tepi jalan. Penjual tersenyum lebar sambil menyerahkan bungkusan torreya dengan penuh hormat.
Meski tidak mengungkapkan identitas, aroma bangsawan seperti tulip yang melekat pada diri pangeran dan lambang Ksatria Kuil telah cukup menempatkannya di posisi lebih tinggi.
Pangeran Richard menggoyang-goyangkan bungkusan torreya ke arah Guo Guo yang bertengger di bahu Liu Zhenhan. Makhluk kecil itu "swish" melompat ke bahu pangeran, mulai menggerogoti torreya sambil menggoyangkan telinga besar dan memamerkan senyum manis penjilat.
Obisilachi! Pasukan palsu! Pengkhianat! Liu Zhenhan hampir pingsan.
Jalanan ramai dengan deretan toko-toko itu tiba-tiba diterpa angin sepi, menyapu tubuh Tuan Liu dengan kesepian tak terhingga.
Sang pangeran melanjutkan cerita pengalamannya ikut pertarungan gladiator secara anonim, pertarungan memperebutkan Mahkota Emas tahun itu melawan prajurit badak suku Bulls yang perkasa, bagaimana caranya, begini begitu...
Seruan kagum terdengar silih berganti. Pengalaman luar biasa Pangeran membuat Liu Zhenhan yang mengikuti dari belakang merasa iri.
Sikap royal Pangeran menguntungkan semua. Sepanjang jalan, tangan Ai Wei'er, Ning Yu, dan Helen telah penuh dengan perhiasan dan kosmetik indah. Panda-panda memeluk buah bernama "durian madu", tersenyum sampai mata mereka menyipit. Selera tinggi Pangeran berhasil memenangkan hati semua orang hanya dengan sedikit uang.
Dasar pelit. Liu Zhenhan merasa kesal sekaligus kagum melihat bagaimana Pangeran bisa membuat orang senang tanpa masuk ke toko besar sekalipun.
Ekspresi bahagia Putri Duyung membuat Liu Zhenhan jengkel. Apakah Bangsa laut di dasar laut begitu menyedihkan? Bahkan jepit rambut biasa bisa membuat mereka senang. Buah "durian madu" itu pun menurutnya lebih cocok untuk jadi senjata - penuh duri yang bisa membuat kepala pecah. Tak mengerti kenapa panda-panda itu memeluknya tanpa takut tertusuk.
Anehnya, Pangeran sengaja membelikan semua orang kecuali Liu Zhenhan.
Ini semakin menguatkan tekad Liu Zhenhan untuk mengeruk keuntungan besar. Ia menunggu lokasi tepat untuk menjatuhkan Pangeran sekaligus.
“Guo Guo si kecil ini masih punya sedikit hati nurani, membawa barang rampasan miliknya, lalu melompat kembali ke bahu Liu Zhenhan, membagikan setengahnya kepada Liu Zhenhan.
Guo Guo memakan biji Xiangfei, sedangkan Liu Zhenhan membantunya mengupas kulit Xiangfei.
Biji Xiangfei yang harum untuk Guo Guo, kulit yang tak bisa dikunyah untuk Liu Zhenhan, pembagian setengah-setengah yang sangat adil.
“Nona Helen, pita sutra ini sangat bagus, bisa digunakan untuk mengikat rambutmu dengan sangat anggun.” Pangeran berhenti di depan sebuah toko besar, memandang pita merah yang tergantung di luar toko. Di seberang sudut jalan terdapat bengkel senjata, suara hembusan bellow dan tempaan besi langsung mereda ketika melihat sekelompok pelanggan berpenampilan istimewa mendekat.
“Pita sutra seperti ini jelas barang impor dari Benua Sutra Timur Jauh, bahkan sehelai pita seperti ini pun terlalu mewah.” Helen tersenyum halus menolak kebaikan sang Pangeran.
“Tidak masalah, uang untuk membeli sehelai pita bagi gadis cantik masih ada. Ayahanda sangat ketat mengontrol keuanganku, tenang saja, gajiku cukup untuk membeli pita ini.” Dalam beberapa kalimat santainya, sang Pangeran menunjukkan dirinya bukanlah anak bangsawan boros yang menghamburkan uang hanya karena statusnya, retorika yang sungguh sempurna.
Liu Zhenhan benar-benar mengagumi pangeran ini dalam hati. Jika pria ini ingin menjadi saingannya, selain mungkin bisa mengalahkannya dalam berkelahi, Liu tak punya kelebihan lain dibanding sang pangeran.
"Terima kasih atas kebaikan Paduka. Pita rambut ini diberikan oleh Richard padaku, aku tak berniat menggantinya. Bagiku, ini adalah harta berharga." Helen dengan manis mengusap-usap potongan kaos kaki nilon di rambut merahnya, lalu menoleh dengan senyum manis ke Liu Zhenhan.
Perasaan Liu Zhenhan saat ini tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Liu Zhenhan mengangguk dengan wajah tenang, tapi sebenarnya hatinya sedang dilanda kebahagiaan yang tak terbendung.
Sungguh memuaskan harga diri! Kehidupan oh kehidupan, Liu Zhenhan tak bisa menahan gejolak perasaan yang meluap-luap.
Ning Yu juga menatap Liu Zhenhan, matanya memancarkan kecemburuan yang jarang terlihat. Ai Wei'er lebih langsung, menatapnya dengan muka merah marah sambil dada naik turun tak karuan.
"Hei... akhir-akhir ini sibuk banget! Aku lupa memberimu!" Wajah Liu Zhenhan berkerut seperti adonan minyak, dengan gagah merobek kaos kaki usang itu dan membagikan satu bagian untuk masing-masing.
Baru setelah itu raut wajah Ning Yu dan Ai Wei'er sedikit membaik.
"Bantu kami memakainya." Ning Yu berkata dengan dingin.
Sambil membantu kedua gadis cantik itu, Liu Zhenhan melirik ekspresi Pangeran Richard, pandangannya seperti jenderal yang mengamati tawanan perang.
Otot wajah sang pangeran berkedut pelan, hampir tak terlihat.
"Jangan ah, jarang-jarang Pangeran menunjukkan keramahan seperti ini. Helen, ayo kita masuk pilih syal sutra. Pangeran masih muda dan kaya raya, jangan cuma satu syal, beli toko ini untuk kita pun pasti hal yang mudah baginya." Liu Zhenhan menggenggam lengan Helen sambil mengedipkan mata padanya.
"Hehe... itu lebih baik, lagipula..." Pangeran Richard memaksakan senyum kaku, "Pita pengikat rambut dari sutra juga perlu diganti."
"Haha..." Liu Zhenhan tertawa sambil menarik Helen masuk ke toko itu.
Ada makna tersirat ya, dasar anak kecil! Nanti aku bereskan kamu. Dalam hati, Liu Zhenhan bertekad untuk memotong habis-habisan sang Pangeran.
Akhirnya rombongan itu mengikuti Liu Zhenhan masuk ke toko bernama "Jalan Timur Jauh" yang penuh nuansa Benua Sutra.
Liu Zhenhan yang sudah lama menahan niat untuk menipu langsung meluapkan hasratnya, berteriak memanggil pemilik toko - seorang manusia gemuk berhidung merah akibat alkohol, mengambil barang dari rak layaknya grosiran.
"Teh dari Timur Jauh, 50 koin emas per pon. Direbus dengan susu sapi atau kambing, minuman terbaik." Si pemilik manusia itu memandang takut pada Pigge yang berperilaku preman ini. Andai bukan karena ksatria terhormat dengan banyak pengawal di belakangnya, dia sudah menyuruh pegawainya memanggil penjaga kota.
"Hmm, Helen minum ini bisa merawat kecantikan dan mempercantik diri. Bungkuskan 50 pon!"
“Lihat, daun tembakau dari Timur Jauh dipadukan dengan pipa perak, adalah kenikmatan tertinggi para bangsawan manusia di Dolotte setelah makan. Lima puluh koin emas per pon untuk daun tembakau, meskipun pipanya adalah tiruan kami, tapi tak ada bedanya dengan barang asli Timur Jauh, satu koin emas per buah.” Pemilik toko tersenyum lebar sambil memanggil pelayan untuk membantu.
“Hahaha, aku sangat merindukan ini!” Liu Zhenhan mengendus-endus aroma tembakau dengan rakus, kedua tangannya menggenggam erat sejumlah besar daun, air matanya meleleh deras.
“Apakah... Tuan mau?” Pemilik toko manusia itu memandangi Pigge yang berperilaku seperti perusak itu dengan perasaan sedih, genggaman tangan itu telah meremukkan banyak daun tembakau kering dan mahal.
“Berapa banyak yang kau punya?” Liu Zhenhan berdiri tegak, hari ini bahkan jika pangeran ini tidak membayar, dia sudah berniat membelinya, sekalipun harus mematahkan lengan patung emas untuk membayar.
“Aku punya stok sekitar seratus pon.” Pemilik toko manusia itu mengendus hidung merahnya yang seperti bekas alkohol, lemak di wajahnya bergetar.
“Helen menghisapnya untuk kecantikan dan perawatan kulit, aku ambil semuanya!” Liu Zhenhan memanfaatkan kulit harimau sebagai alasan: “Gulung semuanya seperti ini...”
Liu Zhenhan memberikan demonstrasi kepada pemilik toko, menggulung daun tembakau menjadi bentuk cerutu.
“Mengerti mengerti, aku punya pekerja paling terampil, segelnya akan pakai lem ikan terbaik, tenang saja!” Pemilik toko berseri-seri. Sekarang daun tembakau remuk di gudang bisa dibungkus semua dan dijual ke Pigge bodoh ini.
“Kapan pekerjaan bisa selesai?” Liu Zhenhan bertanya.
“Anda butuh selesai kapan?” Bos manusia menggosok-gosok hidungnya dengan bersemangat.
“Semakin cepat semakin baik!” Liu Zhenhan berkata: “Besok aku harus buru-buru kembali ke Desa Bog.”
Ternyata orang kampung kaya! Sambil membungkuk-bungkuk, bos manusia diam-diam merasa senang.
“Bukankah ini terlalu mahal? Tuan...” Helen maju ke depan, memijat lembut tembakau itu, “Tembakau ini sepertinya sempat lembab saat pengiriman, lihat, ada bintik hitam di sini...”
“Kamu... Fox?” Sang bos terlihat seperti melihat hantu, mulutnya menganga, keringat dingin menetes deras di pipinya.
“Tentu saja.” Xiao Hulijing dengan bangga mengibaskan ekor besar berbulunya.
Bos manusia memandangi Pigge yang seperti preman itu dengan ekspresi ketakutan. Bagaimana orang ini bisa kenal banyak orang penting?
“Ada apa denganmu?” Liu Zhenhan heran melihat sang bos yang terlihat bodoh.
“Harga patokan, teh 20 koin emas, daun tembakau 20 koin emas.” Bos manusia menghela nafas: “Karena sudah bertemu Fox, aku tak bisa berkata apa-apa lagi.”
“Obisilachi!” Liu Zhenhan hampir melompat, ternyata dirinya dianggap domba gemuk.
“Nah baru benar.” Xiao Hulijing tersenyum manis dengan bangga.
Pangeran Richard tersenyum kecanggungan, jari-jarinya yang hampir kejang menggenggam erat kantong uang yang terbuat dari kandung kemih hewan Luo Sha.
BAB 15 Pembelian Senjata Besar-besaran
"Di sini juga ada pakaian?" Liu Zhenhan menengadah melihat pakaian yang tergantung berjajar di palang toko.
"Ini adalah karya master penjahat semi-elf di toko kami. Kami menggabungkan kulit hewan dan kain rami untuk membuat pakaian yang paling cocok untuk ras Bimon. Sekarang sebagian besar bangsawan Bimon di Witherspoon memakai pakaian dari toko kami." Pemilik toko manusia melirik Helen dan menghela napas: "10 keping perak per potong. Jika perlu hiasan tambahan, harganya bisa dirundingkan."
"Kau hanya berbual saja." Liu Zhenhan tertawa geli, menunjuk para panda dan gadis-gadis di belakangnya: "Buatkan mereka dua set lengkap masing-masing - baju, jubah, sepatu bot dengan taji."
"Hehe, ini juga ada piyama dari katun kayu khas kota manusia Wokeyasi. Ketiga nyonya ini begitu anggun, maukah masing-masing membawa satu? 12 perak per potong." Pemilik toko manusia merekomendasikan dengan antusias.
"Lima puluh potong untuk masing-masing!" Ucapan Liu Zhenhan membuat wajah pangeran semakin pucat.
"Tuan, apakah ada kebutuhan lain?" Ekspresi pemilik toko semakin menjilat.
"Eh... sebenarnya sudah cukup." Liu Zhenhan merasakan keanehan pangeran, segera menghentikan pembelian.
“Postur tubuh Tuan-tuan Bier ini begitu gagah, jika ditambahkan baju kulit pasti akan terlihat lebih perkasa. Di seberang toko kecil ini, terdapat toko senjata lain milik asosiasi dagang kami. Di sana ada karya master kurcaci, Tuan bisa melihat ke sana juga.” Pemilik toko yang tak tahu diri itu menambahkan.
“Kami bukan beruang Suku Bier, kami adalah panda Suku Panda!” Gud berkata dengan suara berat dan polos.
“Beru... panda?” Pemilik toko manusia itu tampak bingung.
“Tunggu, toko senjata di seberang juga dikelola manusia?” Liu Zhenhan menarik lengan pemilik toko yang masih bengong.
“Benar, hampir semua toko di Witherspoon dikelola manusia, di bawah naungan serikat pedagang manusia. Saya adalah ketua serikat, Roger.” Pemilik toko itu tersenyum lebar.
“Aku akan melihat sekarang.” Liu Zhenhan awalnya sungkan untuk memeras Pangeran Richard lagi, tapi begitu mendengar soal senjata, langsung teringat mereka masih kekurangan persenjataan. Para panda juga masih bertangan kosong sejak meninggalkan kapal, ini benar-benar memalukan.
Hati mengeras, mata terpejam, terus memeras.
Bibir sang pangeran berkerut, wajah tampannya memucat.
Harga senjata bukanlah jumlah kecil. Di antara Bimon, selain inti kristal monster dan permata, senjata adalah barang termahal - terutama senjata dari pedagang manusia.
Pangeran Richard dalam hati merasa sangat menyesal, ingin marah, tapi di sini tiga gadis cantik tersenyum manis menatapnya, sama sekali tidak bisa menunjukkan kemarahan.
Tunggu saja! Si Pigge! Pangeran menggeram dalam hati.
Liu Zhenhan tidak peduli, menarik bos dan para panda berhamburan masuk ke toko senjata di seberang jalan.
Toko senjata bernama "Dwarfen Hammer" ini menempati bangunan tiga lantai. Nama khas dwarf ini jelas ingin memanfaatkan reputasi pandai besi alami dwarf. Begitu masuk, terlihat seorang dwarf bersama sekelompok banteng Berbual berotot sedang menempa senjata di tungku, dentingan palu dan desisan kipas angin bersahutan.
Kerajaan Bimeng memiliki perjanjian dengan pedagang manusia: toko senjata yang dibuka harus menerima magang dari bangsa manusia berbulu. Banteng bertanduk tinggi besar inilah magang pandai besi di sini.
Tapi dwarf yang pendiam secara alami dan banteng Berbual yang hampir seperti bisu - seberapa banyak teknik penempaan yang bisa dipelajari para magang Bimeng ini sangat diragukan. Mungkin ini juga alasan manusia menyetujui persyaratan tersebut.
“Lihatlah kualitas senjata-senjata ini!” Rogge terus mengoceh memperkenalkan barang-barang di rak toko senjata yang penuh sesak, “Lihatlah kapak perang ini! Ia bisa membelah tengkorak naga rawa dewasa menjadi dua! Lihat juga baju zirah ini... Bagus sekali... Oh... Anda tidak puas?”
“…Kalau begitu lihatlah pedang dua tangan besar ini! Perhatikan mata pedangnya, wah, betapa tajamnya! Sangat cocok untuk Tuan!” Bos Rogge dengan susah payah mengeluarkan pedang salib dua tangan besar dari rak, deretan gerigi di bagian mata pedang memancarkan kilauan tajam yang mengerikan.
“Tidak suka yang ini. Aku seorang Pendeta! Demi Kampas.” Liu Zhenhan berkata santai, “Anda harus menunjukkan barang bagus untukku. Di pedang, kapak, dan baju zirah ini, bahkan pola awan di permukaannya pun tidak ada, pantulannya juga tidak halus. Bukan dari baja berkualitas kan?”
Giliran bos yang ternganga, bahkan tukang besi kurcaci yang asyik bekerja dan mengabaikan semua orang juga mengangkat kepalanya dengan terkejut, palu besar di tangannya berhenti di udara, belum sempat diayunkan. Orang-orang banteng pun membeku.
“Pigge... Pen... Pendeta?” Bos Rogge mengendus hidung merahnya yang mirip buah anggur, memandang tak percaya ke arah Pigge yang berpenampilan seperti preman ini. Dari postur tubuhnya yang sangat berotot dan garang, bos sama sekali tidak menemukan kesan kharisma atau kebijaksanaan yang biasanya melekat pada seorang Pendeta.
“Imam Perang!” Liu Zhenhan jelas-jelas lupa lagi akan ajaran Cui Beixi.
“Kampas!” Pemilik toko manusia berpura-pura terkesiap, sambil memberi penilaian pada pria ini. Pigge desa ini pasti sama seperti bangsawan manusia yang bermimpi menjadi Ksatria Suci, takkan pernah benar-benar menjelajahi gua naga berbahaya, hanya memakai baju zirah mewah untuk berburu! Dan berlagak pahlawan di depan gadis-gadis bodoh.
“Jika Tuan adalah Pendeta, mengapa datang ke toko senjata?” Pemilik toko Roge menyeringai pahit: “Alat musik Kekuatan Nyanyian berhias Inti Kristal dan permata diproduksi Kuil sendiri. Tentu jika Tuan menguasai nyanyian dan bela diri, saya bisa buatkan senjata sihir dengan kristal magis. Tapi harus pesanan khusus, karena bahkan di negeri manusia hanya beberapa toko besar yang menyediakan. Lagi pula senjata sihir dilarang dijual ke Kerajaan Bimeng, Tuan harus beri kami waktu cukup untuk menyelundupkannya.”
“Tak kukira, kau tahu juga Inti Kristal dan permata bisa menyimpan Kekuatan Nyanyian?” Liu Zhenhan terus mengamati rak-rak sambil tertawa.
Orang bodoh pun tahu. Batin pemilik toko. Tapi wajahnya tetap berpura-pura biasa saja.
Tukang pandai besi kurcaci menunduk melanjutkan pukulan palu besar, bergumam pelan dalam bahasa kurcaci: “Orang ini pasti gila.”
Orang-orang Sapi saling tersenyum, lalu melanjutkan pekerjaan.
Liu Zhenhan bisa memahami bahasa kurcaci, Pencerahan Kebijaksanaan Helen memang tidak sia-sia. Tapi dia menyeringai, pura-pura tidak mengerti.
"Kalian juga datang memilih..." Liu Zhenhan memanggil para panda.
"Tidak masalah, yang paling kami sukai tetap Tombak ikan dan kedua tangan kami sendiri." Gud memandang tuannya dengan penuh hormat.
"Tombak ikan? Di sini juga ada tombak bergerigi yang digunakan pemburu raksasa terkuat di Bimon, Tuan. Silakan bantu teman-temanmu memilih!" Tuan Roge menyuruh perajin Orang Sapinya membuka deretan peti di samping rak. Peti-peti ini berisi tombak bergerigi yang dilapisi lilin perawatan berkilau. Mata tombak segitiga memancarkan kilau dingin kebiruan. Jejak elemen karbon membentuk pola awan mengalir yang menjalar sampai ke gagang. Pada sambungan mata tombak dan gagang, bulu ekor tupai merah diikat dengan rantai, menonjolkan bilah setengah panjang yang memancarkan aura berwibawa namun garang.
"Barang bagus!" Liu Zhenhan mulai puas. Mata tombak ini agak mirip bayonet tiga sisi yang pernah digunakannya dulu, hanya alur darahnya tidak sedalam itu.
“Tentu saja, ini adalah senjata khusus yang dirancang oleh para master kurcaci kami untuk 'Pemburu Ogre' dalam pasukan Bimon yang memburu ogre! Baru saja diproduksi batch pertama, setiap tombak runcing hanya seharga lima puluh koin emas. Bayangkan, Tuan, dengan memiliki tombak seperti ini, betapa banyak gadis cantik Suku Pig yang akan menyambut Anda saat pulang dari berburu ogre di Desa Borge!” Kata Pemilik Loge dengan ketidakikhlasan. Sebenarnya dia sama sekali tidak percaya orang ini pergi memburu ogre.
“Aliran darah harus lebih dalam lagi,” komentar Liu Zhenhan dengan ahli tentang senjata ini, “Dengan begitu darah akan keluar lebih cepat, dan luka tidak bisa dijahit! Ngomong-ngomong, ada racun tidak? Oleskan sedikit.”
Keringat pemilik toko langsung bercucuran. Dia menyadari Pigge ini lebih cocok menjadi Dukun daripada bermimpi jadi Pendeta.
“Ehm... Tuan, kami tidak menjual racun di sini. Jika Anda ingin itu, bisa meminta kepada Dukun dari bangsa Bimon Anda, mereka ahli meracik...” Pemilik Loge mengusap keringat di wajahnya, “Jika Anda mau membeli tombak runcing ini, saya bisa bantu carikan.”
“Baik! Saya beli. Tambah lima puluh koin emas, kamu carikan setengah galon racun untukku.” Liu Zhenhan mengangguk, “Beri masing-masing mereka lima tombak ini dengan sarung kulit, bisa digendong di punggung.”
“Baiklah.” Di antara hati nurani dan uang, sang pemilih memilih yang terakhir.
“Ini busur panah, ya?” Liu Zhenhan melepas sebuah busur militer standar yang tergantung di dinding. Meski tubuh busur sepanjang lengan itu dihiasi ukiran halus, di mata Liu Zhenhan tetap terlihat kasar sempurna.
“Busur militer Kadipaten Dolot kami, juga disebut busur injak. Harus menggunakan kaki untuk memasang tali, jangkauannya mencapai 250 yard,” kata pedagang itu dengan bangga.
“Barang seperti ini jika melebihi 30 yard sama sekali tidak memiliki daya pencegah, kurang akurasi yang memadai, dan lintasan panah juga mudah berubah karena faktor eksternal,” Liu Zhenhan menyeringai dingin sambil mengerutkan bibir.
“Busur injak dengan tingkat kerajinan Bimon saat ini masih tidak bisa dibuat, ini adalah…” Si pemilik toko tampak tidak terima.
“Biar saya coba kekuatannya.” Liu Zhenhan mengambil busur militer itu, menimbang-nimbangnya di tangan. Sangat berat. Dengan jarinya, dia cungkil tali dan menarik ke bawah, dengan mudah membuka busur militer itu. Kekuatan ini membuat si pemilik topok mulai memandangnya dengan tatapan baru.
“Silakan mencoba di lapangan tembak di belakang.” Pedagang manusia itu mengambil sebuah anak panah dari rak dan menyerahkannya.
“Tidak perlu.” Liu Zhenhan menerima anak panah dan memasukkannya ke alur busur militer. Sambil menggerakkan lengannya, dia berkata: “Barang ini hanya merepotkan, hanya bisa menembakkan satu panah, pengisiannya juga merepotkan. Kecuali dipersenjatai secara besar-besaran ke pasukan, efeknya akan sulit tercapai. Lagipula di sini bahkan tidak ada alat bidik, pasti akurasinya kurang. Tahukah kamu cara serangan apa yang paling cocok untuk busur militer manusia sepertimu?”
“Cara apa?” Pedagang manusia berpura-pura rendah hati. Dia merasa orang ini pasti terlalu banyak baca novel.
"Cocok untuk tembakan tempel kepala." Liu Zhenhan menyentuhkan busur militer ke tubuh kurcaci yang sedang menempa. Saat kurcaci mengangkat kepala, ujung busur hitam sudah menyodok masuk ke mulutnya. Tubuh busur yang panjang mendorong kepala empu kurcaci hingga menengadah alami, wajahnya langsung memucat.
"Aku pernah membunuh seseorang sebelumnya, kepalanya kulepaskan terbang." Liu Zhenhan berbicara dalam bahasa Kurcaci: "Dia kira aku tak mengerti dialek tertentu."
Mulut empu kurcaci penuh terganjal ujung busur, tenggorokannya mual tapi tak berani bergerak. Palu besar di tangannya jatuh berdentang.
Kurcaci itu melihat jari Pigge sudah mengait pelatuk, hatinya langsung tergantung.
Pedagang manusia segera maju mencari jalan tengah, dia juga sadar Pigge ini agak aneh.
Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, menarik busur militernya dan menepuk bahu kurcaci.
"Ada belati?" Liu Zhenhan bertanya lagi.
"Ada ada ada..." Tuan Roge menyuruh pengrajin berkepala sapi membawa peti: "Lihat, ini belati terbaik. Berat dan berkualitas! Tajamnya bisa membelah batu, masing-masing... lima koin emas."
“Mahal memang, tapi masih oke.” Liu Zhenhan mengambil belati setengah kaki dengan bentuk lengkung seperti daun willow, mengusap mata pisau dengan jarinya. Ia tak bisa tidak memuji keahlian si kurcaci ini. Belati dengan lengkung seperti ini akan lebih mudah menembus tubuh manusia. Tak disangka kurcaci ini punya pemahaman biomekanik.
“Berapa yang Tuan butuhkan?” Tanya pemilik toko dengan hati-hati.
“Tiga puluh per orang!” Kata Liu Zhenhan. “Buang pelindung tangan, olesi racun... Perdalam aliran darah! Untuk menusuk orang, perlu pelindung tangan? Sepanjang sini...”
Liu Zhenhan mengetuk tulang rusuk ketiga si pemilik toko dengan jarinya. “...Sepanjang sini ke atas, sekali tusuk langsung ke jantung.”
Keringat pemilik toko mengucur deras. Ia membayangkan besok, tiba-tiba muncul sekelompok perampok bermuka tertutup di bank Wesirspon atau tempat lain, membawa belati dan tombak runcing berkilauan...
BAB XVI TONGKAT BAMBU PENGHANCUR
〖Kita naik naga sambil baca buku - nanti lihat hasilnya.
——Kata Pangeran Richard〗
※※※
“Jangan khawatir, Tuan Rogge, kalau tak percaya lihatlah ke luar.” Liu Zhenhan tertawa lebar, menunjuk pangeran di toko seberang yang sedang berbincang.
Postur perkasa Ksatria Kuil dan siluet ramping gadis itu tampak sedang asyik mengobrol.
"Bagus... bagus... Bagaimana dengan panah dan baju besi? Masih butuh?" Tuan Rog tiba-tiba teringat bahwa preman ini datang bersama seorang Ksatria, perasaan gelisahnya langsung tenang.
"Baju besi manusia? Barang bagus! Tentu saja mau!" Liu Zhenhan terkejut, langsung mengangguk cepat.
Dia tahu peralatan logistik pasukan reguler Bimon sama sekali tidak memiliki baju besi. Hasil tambang di Dataran Liar Donau sangat rendah, bijih besi yang ditambang saat ini masih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan senjata standar pasukan, mana mungkin ada sisa untuk membuat baju besi. Baru saja di patung kuil, dia melihat baju besi pelat yang menutupi seluruh tubuh hanya menyisakan sepasang mata milik Ksatria manusia, hatinya benar-benar iri.
Liu Zhenhan teringat cerita 'Shuo Yue Quan Zhuan' oleh Wang Shaotang yang didengarnya waktu kecil tentang pasukan 'Tie Futu' di bawah pimpinan Jin Wuzhu. Haha, kalau panda-panda memakai baju besi berat... naik kuda bukankah jadi 'Guai Zi Ma'? Tapi di mana mencari kuda yang cukup kuat untuk mengangkut mereka? Mereka begitu kekar...
"Pasukan kavaleri beratku!" Liu Zhenhan terkekeh lebar. Kalau tidak menggasak Pangeran ini habis-habisan, aku benar-benar merasa tidak enak padamu.
"Yang Mulia Tuan Pigge, saya rasa Tuan salah paham. Baju zirah berat memang tidak diizinkan untuk diekspor ke Kerajaan Bimeng. Tapi jika jumlah yang Tuan butuhkan tidak terlalu banyak, saya mungkin bisa mengatur." Si pemilik toko Roge berkata sambil tersenyum licik, "Saat ini toko hanya memiliki dua jenis baju zirah lunak ukuran besar dari kulit kadal darat dan ular piton. Ukurannya pasti cocok untuk postur gagah para prajurit Tuan. Hehe... Saya tahu prajurit Bimon tidak suka zirah berat. Bagaimana, Tuan? Mau pilih beberapa baju kulit lagi?"
"Tak ada ikan, udang pun jadi. Bungkuskan 100 baju zirah lunak berkualitas terbaik. Kalau sampai benar-benar bertempur, pedang tak kenal ampun." Liu Zhenhan dalam hati sudah punya rencana lain.
"Bertempur? Kampas... Baik, harga baju kulit kadal darat 60 koin emas per buah..." Si Roge bertanya gemetar, "Bolehkah saya tahu... Tuan ini berencana melawan siapa..."
"Lihat ini?" Tuan Liu menggoyang-goyangkan jubah pendeta yang tergulung seperti kotoran kuda di tangannya.
Kalau sampai Cui Beixi tahu jubah pendeta yang diberikannya diperlakukan seperti ini, mungkin dia langsung pingsan.
"Hah..." Si pemilik toko kembali tertegun. Benar-benar Imam Jiwa! Jubah putih seperti ini umumnya tak bisa didapatkan oleh Bimon biasa.
"Sebentar lagi saya akan punya wilayah feodal. Saya dan pasukan pengawal pasti perlu memburu perampok dan bandit, kan?" Liu Zhenhan berkata dengan wajah serius.
“Kalau gedung opera mementaskan drama 'Penodaan' yang paling kusukai, kalian semua bisa langsung berperan sebagai 'Geng Bandit Naga dan Kecantikan' tanpa perlu riasan.” Batin Nyonya Luo Ge.
“Tidak pilih yang murah, langsung pilih yang mahal. Orang kaya kayak gini jarang ada.” Si pemilik toko langsung tenang. Asal dia benar-benar seorang Pendeta resmi, ditemani Ksatria Kuil, beli apa saja terserah. Soal kenapa orang ini berras Pigge dan berpenampilan begitu kasar, itu sudah di luar pertimbangan si pemilik toko.
“Masih ada senjata lain tidak?” Liu Zhenhan bertanya pada si pemilik toko.
“Masih mau?” Si pemilik toko berseri-seri, “Tuan mau model seperti apa?”
“Ada senjata yang lebih berat tidak?” Liu Zhenhan mengangkat kapak tombak berat ke tangan, menimbang-nimbang, lalu meletakkannya kembali.
“Tidak ada yang lebih berat dari ini.” Kata si pemilik toko.
“Ah…” Liu Zhenhan mendesah panjang ke langit, “Sayang sekali tenaga bawaan lahirku yang hebat ini…”
Suku Pigge juga punya tenaga bawaan lahir? Asal bisa membual saja. Yang penting bayar, itu hakmu. Nyonya Luo Ge tak tahan menahan tawa, meledak di samping.
“Tuan Luo Ge, bukankah kita punya senjata super berat di sini? Tidakkah Tuan lupa? Di loteng kita, masih tersimpan pedang 'Naga Hitam' yang dipesan tahun lalu oleh prajurit badak Suku Berbual pemenang 'Mahkota Emas Gulat Tahun Ini'!” Kata kurcaci yang sedang menempa tanpa menoleh. Ras kurcaci paling pendendam. Baru saja dipermalukan, kini ia ingin membuat Pigge kasar ini juga malu tak karuan.
"Benar, kenapa aku hampir lupa." Bos Roge segera matanya berbinar: "Prajurit badak itu pernah membual besar, waktu itu meminta kami menempa senjata seberat mungkin, harga tidak masalah. Kami melihat gelar 'Mahkota Emas Tahun Ini Arena Gladiator'-nya, menggunakan baja bintang dari Gunung Guntur yang paling keras dan berat untuknya. Tapi tahun ini dia meninggal karena sakit di awal musim semi, membuat kami rugi besar."
"Tapi menurut perkiraanku, 'Naga Hitam' ini bukan tipe senjata yang Tuan Pigge butuhkan, karena benar-benar terlalu berat! Beratnya diperkirakan minimal sekitar 2000 pon." Bos Roge menjilat bibirnya sambil memandang postur Liu Zhenhan dari atas ke bawah, lalu mengangkat bahu, "Senjata seperti ini, bahkan untuk ras Bimon pun, harus digunakan oleh prajurit gajah atau prajurit badak terkuat."
"Senjata apa? Tunjukkan dulu padaku." kata Liu Zhenhan.
Bos Roge memandang aneh ke arah Pigge yang arogan ini, pandangan merendahkan nyaris keluar dari matanya. Dalam hati berpikir: Sudah kubilang beratnya 2000 pon, masih juga nekat.
Melihat keteguhan wajah Pigge ini, Bos Roge menyuruh dua minotaurus pergi ke loteng.
Senjata itu adalah tongkat raksasa berbentuk pintalan benang berwarna hitam legam. Seluruh permukaannya kecuali gagang dipenuhi lubang-lubang seperti sarang lebah. Dua minotaurus kuat sedang menggotongnya sambil berseru "Heng You Heng You".
“Tongkat raksasa ini seketika jatuh ke tanah, Liu Zhenhan langsung mendekati dengan penuh semangat dan memainkannya lama sekali.”
“Tongkat setinggi setengah manusia ini berbentuk spindle yang ramping dari atas ke bawah. Yang unik, gagang tongkat bisa diputar dengan ulir di sambungannya. Saat gagang diputar, banyak duri pendek Taring Serigala keluar dari lubang-lubang seperti sarang lebah. Diputar balik, duri-duri itu masuk kembali.”
“Obisilachi! Tongkat duri berpegas! Hahaha...” Penemuan ini membuat Liu Zhenhan terkejut sekaligus senang.
“Tongkat Taring Serigala berpegas” ini mempertahankan ciri khas pandai besi kurcaci: fungsional dan proporsional. Pola awan alami seperti bintang emas menghiasi badan tongkat hitam legam. Tongkat baja bintang yang seluruhnya terbuat dari baja langit ini, ketika diterpa sinar matahari, memancarkan aura keperkasaan yang tak tertandingi.
Tongkat ini jelas-jelas merupakan senjata pamungkas yang ditempa khusus untuk kesatria raksasa. Hanya raksasa dan Prajurit Paus dari lautan yang berani mengklaim bisa mengendalikan senjata mengerikan ini.
“Haha, saat menghantam orang dengan memutar, duri-duri langsung keluar, sungguh cerdik! Siapa yang merancang begini?” Liu Zhenhan memegang gagang Taring Serigala sambil memutar-mutarnya, melihat duri-duri masuk keluar, merasa senjata ini benar-benar licik. Saat asyik memainkan, dia menemukan lubang ramping di dasar gagang, “Lubang ini untuk apa? Ada makna khusus?”
“Karena ini senjata khusus untuk gladiator, toko kami ingin sekalian berpromosi. Saat merancang, saya juga terlibat. Tapi desain dan pembuatan sebenarnya adalah karya master kurcaci. Fungsi lubang ini...” Pemilik toko Rogge menyeringai licik sambil mengambil pedang tusuk tipis dari rak dan menusukkannya ke lubang gagang, “Arena gladiator butuh trik licik seperti ini. Saat pergulatan, bisa mencabut pedang dari gagang untuk menusuk lawan secara tiba-tiba. Poros putar di gagang yang mengontrol duri taring serigala yang bisa keluar-masuk juga dirancang untuk mengelabui musuh. Bayangkan betapa terkejutnya lawan saat tongkat biasa tiba-tiba berubah jadi Taring Serigala!”
“Luar biasa licik! Sungguh keji! Manusia memang manusia! Jenius! Benar-benar jenius!” Liu Zhenhan mengacungkan jempol, “Tapi akan lebih sempurna jika duri taringnya diolesi racun.”
“Tentu saja itu sudah termasuk.” Si pemilik merasa menemukan orang yang sepaham: “Sepertinya ‘Naga Hitam’ telah menemukan majikan yang pantas.”
“Apakah yang kamu maksud dengan ‘Naga Hitam’ adalah nama dari tongkat Taring Serigala ini?” Liu Zhenhan merinding sekujur tubuhnya: “Obisilachi! Nama yang menjijikkan, kenapa semua nama harus pakai embel-embel naga atau kaisar?”
“Cuma enam ribu koin emas, jika Anda membelinya, berhak memberi nama lain.” Tuan Roge mengangkat bahu.
“Kenapa tidak beli! Aku akan mengganti namanya menjadi ‘Formasi Padat’, nama ini sangat gagah.” Liu Zhenhan melambaikan tangan, “Gud, bantu aku menggendong ini!”
“Siap!” Panda itu menjawab dengan suara berat.
“Hehe…” Tukang besi kurcaci di samping tertawa sinis dengan nada mengejek.
Tertawa aneh ini membuat pandangan Liu Zhenhan beralih ke dirinya.
“Coba kau berani tertawa lagi di depan saya.” Kata Liu Zhenhan.
Empat panda bertubuh besar segera berdiri di depan kurcaci. Gud yang menggendong “Formasi Padat” di pundak, duri-duri pada tongkat telah dilipat rapi. Beberapa banteng hitam kekar yang sedang menempa besi tersandung-sandung terdorong ke samping.
Kurcaci itu hanya setinggi lutut mereka. Ekspresi wajah para panda dingin membeku, namun cahaya dari lingkaran hitam di sekitar mata mereka memancar seperti api dalam tungku.
Senyum kurcaci itu lenyap seketika.
“Semua senjata dan baju zirah, ditambah pakaian yang Anda beli di seberang, totalnya X juta X ribu X ratus X puluh X koin emas!” Bos Rogge buru-buru melerai, membungkuk-bungkuk membujuk para panda, lalu tersenyum kecut sambil mengulurkan tangan.
“Aku tidak punya uang.” Liu Zhenhan mengobrak-abrik kantongnya. Hehe, dulu di garis depan saat membeli kartu dan mahjong, bayarnya cukup dengan tongkat senapan. Liu Zhenhan dalam hati berpikir kapan giliranmu merasakan bayaran macam itu.
Wajah Bos Rogge yang semula cerah langsung menjadi kaku.
“Lihat itu, Nona Fox cantik itu yang pembelinya, minta uangnya ke Ksatria di sampingnya!” Liu Zhenhan menunjuk ke arah pangeran dan para gadis cantik di seberang jalan: “Pastikan tekankan ke Nona Fox bahwa ini perlengkapan wajib untuk pasukan pengawalnya.”
Liu Zhenhan sekarang, kecuali tidak punya ekor, sudah persis seperti Fox licik.
“Jadi Anda bukan pembelinya?” Ekspresi Bos Rogge langsung berubah merendahkan.
“Dasar! Anggap saja aku pelayan, tapi jangan remehkan! Kalau bukan aku yang bawa tamu, daganganmu ini tidak laku. Toko manusia bukan cuma kamu. Semua barang yang bisa kami bawa, kami bawa! Yang perlu diproses lagi, selesaikan sore ini dan antar langsung ke Desa Bogge, diserahkan ke Yang Mulia Viscount Ximake. Biaya pengiriman, tambahkan saja di tagihan.” Liu Zhenhan toh bukan yang bayar, anak jual tanah orang tua tak merasa sakit hati.
“Kau benar-benar dermawan!” Bos Roge memujinya.
Melihat bos itu berlari menghadap Pangeran untuk menyelesaikan pembayaran, Liu Zhenhan sebenarnya juga gelisah. Di satu sisi, dia khawatir Pangeran akan berubah sikap dan menghancurkan citra bangsawan berkelas yang telah dibangunnya; di sisi lain, dia takut jika Pangeran benar-benar marah, semua senjata berkualitas tinggi ini akan hilang. Bagaimanapun, perjalanan ke Hutan Salib Selatan ini adalah hal yang tak bisa diprediksi, persiapan tetap diperlukan.
Saat dia sedang bimbang, Bos Roge berlari-lari kecil mendatanginya.
“Haha, Yang Mulia, tak kusangka Anda ternyata pengawal Yang Mulia Pangeran! Suatu kehormatan! Sungguh kehormatan! Benar-benar di luar dugaan... Di luar dugaan... Harap sering-sering mampir ke toko kecil kami!” Pedagang itu memegang gulungan perkamen yang di bagian bawahnya tertera tanda tangan flamboyan Richard Sal beserta cap stempel dari cincinnya——tiga singa berdiri mengelilingi tongkat kerajaan bermahkota.
“Obisilachi! Dia cuma kasih surat utang?” Liu Zhenhan terkejut, matanya langsung menatap Pangeran yang berdiri di jalan. Pangeran itu juga menatapnya, lalu memberikan anggukan santun dengan ekspresi tenang layaknya bangsawan sejati.
“Sekilas lihat tanda tangan, aku langsung tahu siapa dia! Penampilan seperti singa harimau! Lambang Ksatria Kuil! Didampingi tiga gadis cantik luar biasa! Seorang Pendeta pengawal! Tanda tangan bertuliskan 'Salar'! Sungguh marga yang mulia!” Pedagang itu menyemburkan kata-kata penuh kesombongan sambil menjentikkan kuitansi hutang, pamer akan ketajaman analisisnya: “Aku memutuskan tidak akan menagih hutang ini pada Pangeran. Kuitansi ini akan kubingkai dan dipajang di toko kami. Tuan Pengawal, apakah ini dianggap tidak sopan pada Pangeran? Tapi aku hanya ingin promosi toko, tolong jelaskan pada Pangeran!”
Sial. Liu Zhenhan termenung sendirian. Pangeran ini benar-benar licin. Lawan yang bisa menyembunyikan emosi seperti ini sangat berbahaya!
“Richard! Sudah selesai? Paduka juga mengundang kita nonton pertunjukan gladiator di arena setelah makan malam!” Teriak Helen yang sedang melompat-lompat gembira di jalan.
“Tunggu! Masih ada urusan...” Balas Liu Zhenhan dengan suara serak.
“Tuan Pengawal, apakah ada petuah lagi?” Senyum manis pedagang manusia penuh kecurangan. Ia mengira Pigge bodoh ini pasti akan main otoritas.
“Komisiku mana?” Liu Zhenhan mengulurkan tangan ke arah pedagang licik itu.
Pigge yang minta komisi? Rogue tak bisa menggambarkan keterkejutannya. Kuitansi kulit domba di tangannya terjatuh tanpa sadar.
Jilid 6 Perjalanan Liar – Hutan Salib Selatan
Bab 1 Atas Nama Kebebasan
〖Uang bisa membuat arwah memutar batu giling.
——Peribahasa kuno Benua Aigean〗
※※※
Pangeran Richard dan Helen berpisah dengan perasaan haru di luar gerbang kota Witherspoon.
Entah dengan tujuan apa, sang pangeran memanggil tunggangan ksatria miliknya - seekor binatang naga sekunder yang tubuhnya dipenuhi sisik tulang tajam seperti pedang.
Matahari terbenam merah seperti darah, padang gurun membentang luas.
Tunggangan monster yang gagah perkasa, pangeran Richard yang maskulin, ditambah kecantikan Helen yang memancarkan pesona alami, membentuk adegan ksatria dan gadis jelita yang hanya ada dalam mitos atau opera.
Angin gurun yang menusuk menerbangkan rambut emas pangeran, sementara aroma tubuh khas gadis rubah masih menguar di hidungnya.
Kilau keberanian di mata pangeran telah memudar, digantikan kelembutan seperti air.
Liu Zhenhan di sampingnya bagaikan bandit yang keluar dari dongeng.
Di belakang si bandit, berdiri sekelompok panda yang bersenjata lengkap sampai ke gigi, menatapnya dengan penuh hormat sambil memperhatikan dia mengorek gigi.
Saat makan siang tadi, pangeran sibuk memamerkan bakatnya sedangkan Liu Zhenhan sibuk menyapu bersih makanan.
Hasilnya, ketika pangeran selesai berpidato dan menunduk, meja sudah kosong.
"Terima kasih atas perhatian Anda hari ini!" kata Helen dengan sopan kepada pangeran: "Yang Mulia, hari ini rubah kecil dari desa ini akhirnya memahami arti kemewahan kota besar."
"Helen, bolehkah aku memiliki satu sarung tanganmu untuk kusimpan di helmku?" Sorot mata Pangeran Richard bagai buah di puncak musim panas, berisi dan membara.
Si bodoh Liu Zhenhan tak tahu bahwa ucapan pangeran ini sebenarnya lamaran langsung, karena Ksatria Bimon selalu menyimpan sarung tangan wanita tercinta di helm mereka. Dia masih bersendawa kekenyangan, menunggu pangeran selesai bicara agar bisa segera pergi.
Angin bertiup lebih kencang, rerumputan liar di kejauhan bergelombang seperti ombak.
Liu Zhenhan menjentikkan sisa daging di jarinya ke pantat pangeran yang berbentuk sempurna.
"Dewa Perang Campas berfirman: Jangan biarkan kecantikan luar mengaburkan hatimu. Paduka Pangeran, menerima jamuanmu adalah kehormatan seumur hidupku." Helen tersenyum tipis, dengan halus menolak pandangan mesra sang pangeran.
"Aku akan mengajukan ke Kuil untuk menjadi Ksatria Pelindungmu sampai dewasa. Bagaimanapun, pendeta muda sepertimu adalah harta langka kerajaan." Pangeran Richard mulai merencanakan penyalahgunaan wewenang.
"Paduka, aku sudah memiliki murid Pendeta Naga dan banyak pengawal. Jadi aku menolak tawaranmu." Helen tersenyum manis sambil memanggil Liu Zhenhan dan rombongan untuk pulang.
“Hanya menyisakan pangeran yang berdiri sendirian diterpa angin, memandang takjub pada pita merah yang perlahan menghilang di padang gurun.”
terbaring di atas gerobak yang ditarik babi hutan, menggigit batang rumput di mulut, melemparkan kantong uangnya berulang kali. Hatinya dipenuhi kebahagiaan tak terkira, nyanyian penuh kemenangannya menggema di padang gurun.
“Adik ingin baju kapas bermotif bunga, tapi kakak tak punya uang. Bolak-balik tak ada cara, terpaksa merampok di jalan. Tertangkap masuk penjara, tangan meraba jeruji besi. Suatu hari nanti bebas, bersama kalian bersukacita lagi...”
“Keluar penjara aku tertawa riang, gembira naik mobil. Dua jari dikepret, dapat lagi seribuan. Turun mobil aku tersenyum lebar, teman-teman sudah siapkan pesta. Angkat bir belum sempat minum, dua polisi menangkapku. Polisi kejam kau tak berperasaan, vonisku lebih dari sepuluh tahun. Helikopter mengantarku, ke gurun pasir nan jauh...”
“Gurun pasir sunyi sepi, tanpa wanita bagaimana hidupku? Suatu hari nanti bebas, bakar dan bunuh lagi...”
Lagu yang dinyanyikan adalah lagu penjara yang populer di garis depan tahun itu. Lagu populer lainnya seperti "Bulan Tujuh", "Adik Datang Menjengukku", serta "Menatap Awan" yang awalnya populer di penjara kemudian menyebar ke seluruh negeri.
Lagu-lagu di garis depan terbagi menjadi dua kategori: daftar bersih dan daftar kotor. Lagu-lagu dalam daftar bersih seperti 《Bulan di Hari Kelima Belas》 tidak hanya populer di garis depan, tetapi juga sangat terkenal di belakang garis. Sedangkan lagu-lagu protes yang tidak pantas ini termasuk dalam kategori daftar kotor dan merupakan karya terbaik. Saat di garis depan, rekan-rekan seperjuangan dari seluruh penjuru mengumpulkannya, dan lagu-lagu ini adalah favorit Liu Zhenhan.
（PS：Lagu 《Tujuh di Bulan Ketujuh》 ini sangat unik. Teman-teman yang menyukai hal unik bisa mencari Bab 10 dalam buku saya yang lain 《Aliran Darah》 untuk membacanya.）
"Meskipun aku tidak mengerti apa yang kau nyanyikan, tapi aku bisa merasakan bahwa lagumu sangat mesum." Helen mengerutkan alisnya.
"Omong kosong." Liu Zhenhan berbohong tanpa merasa malu sama sekali, "Lagu ini adalah persembahan pemujaan ku kepada Dewa Perang."
"Richard, di halaman 184 Kitab Hukum tercatat bahwa 324 tahun lalu, muncul seorang Pendeta ras ayam Chikain dari Kuil Bimon yang sangat unik. Dia entah dari mana mewarisi dan menciptakan lagu perang mesum. Untuk menguji kekuatan lagu perang mesum ini, dia terus-menerus menyanyikannya kepada sukunya sendiri. Hal ini langsung menyebabkan perempuan suku Chikain terkontaminasi pemikiran mesum, dan secara bertahap berubah menjadi keluarga pelacur terkenal di ras Bimon. Pendeta unik ini akhirnya dibakar oleh Kuil." Helen yang sedang membaca 《Kitab Hukum Pendeta》 mengangkat kepalanya dan menunjuk halaman tersebut dengan jari ke arah Liu Zhenhan.
“Suku Kekyin ternyata dulunya adalah keluarga pelacur? Obisilachi! Bukannya itu berarti berhubungan dengan ayam?” Liu Zhenhan bangkit dari gerobak babi hutan, tertegun sejenak, lalu menatap Ai Wei'er. Keduanya serentak tertawa terbahak-bahak.
“Richard! Bisakah kau bersikap lebih sopan?” Ning Yu tampak tak menyukai sikap sembrono Liu Zhenhan.
“Tidakkah kau merasa ini lucu?” Liu Zhenhan masih tak kuasa menahan tawa.
"Kitab Hukum Pendeta dari halaman 180 hingga 190 mencatat semua ritual heterodoks ini. Sama seperti penyihir arwah manusia, pendeta yang menempuh jalan alternatif ini juga dianggap bidah di antara ras Bimon. Jika identitas mereka terbongkar, Kuil pasti akan membakar mereka hidup-hidup." Perkataan Helen bagaikan siraman air dingin yang memadamkan ambisi Liu Zhenhan untuk menciptakan "lagu perang cabul".
"Cih..." Liu Zhenhan bergumam, "Kurasa justru karena kurangnya lagu perang semacam ini, populasi Bimon menjadi begitu menyedihkan."
“Omong kosong!” Helen memelintir hidung Liu Zhenhan ke sana kemari: “Bukannya kamu sudah mendengar penjelasan Mentor Cui Beixi tentang penyebab populasi Bimon yang sedikit? Masih berani bicara sembarangan! Lagipula, nyanyian perang ciptaanmu berbeda dengan para Pendeta heterodoks itu. Meski menggunakan bahasa lain untuk melantunkan lagu perang, efeknya tetaplah Nyanyian Perang Bangsa Behemu yang asli, sama sekali tidak menyimpang ke jalur iblis. Berdasarkan ini, aku akan mengawasimu. Aku takkan membiarkanmu jatuh ke jurang itu.”
Liu Zhenhan menggoyang-goyangkan koin emas hasil komisinya sambil pura-pura tuli.
“Ngomong-ngomong, darimana kamu dapat uang sebanyak ini tiba-tiba? Tadi di gerbang kota aku lihat kamu memberi banyak uang ke beberapa pengemis Bimon. Dapat dari mana?” Ning Yu bertanya heran.
“Kutemukan...” jawab Liu Zhenhan sambil memasang kembali mahkota kristal ke kepala Ai Wei'er, “Hehe, menghemat ini. Awalnya mau kutukar jadi uang.”
Ai Wei'er tersenyum manis, tapi segera cemberut. Ia teringat hubungannya dengan pria ini belum sampai tahap saling berterima kasih.
“Richard, aku ada usulan.” Ning Yu berkata: “Mengenai uang ini.”
“Aku juga punya rencana.” Liu Zhenhan mengangguk: “Tapi aku tetap ingin tahu usulan Ning Yu yang paling pintar ini.”
“Apa rencana kalian semua？Apakah ingin menggunakan uang ini untuk berbisnis？” Naluri pedagang Fox milik Helen tiba-tiba muncul.
Liu Zhenhan dan Ning Yu saling bertukar senyum.
“Kamu duluan yang bicara.” Kata Liu Zhenhan.
“Aku ingin menggunakan uang ini untuk menyewa sekelompok orang.” Kata Ning Yu.
“Aku juga berpikir seperti itu.” Liu Zhenhan tertawa renyah.
“Menyewa tahanan ras Anjing？” Ai Wei'er yang memiliki keterikatan batin dengan Tuan Liu karena Boundary Cultivation bertanya：“Mengapa？”
“Aku membeli begitu banyak senjata hari ini bukan tanpa alasan.” Kata Liu Zhenhan：“Aku telah membuat banyak musuh di Kuil. Helen dan aku akan diasingkan ke tempat berbahaya untuk berlatih, berburu Inti Kristal Monster.”
“Hutan Salib Selatan juga disebut surganya Monster.” Helen mengangguk，“Benar, ke tempat seperti itu, lebih banyak Pengawal kuat bukanlah hal buruk. Tapi aku juga punya pertanyaan, perekrutan prajurit Anjing hanya boleh dilakukan saat perang untuk membentuk regu penyerbu. Biasanya tidak boleh disewa dengan uang, bagaimana solusimu？”
Liu Zhenhan tertawa terbahak，“Gadis kecilku, aku teringat pepatah kuno Bimon: 'Pria Fox merasa semakin banyak uang semakin baik, wanita Fox merasa semakin kurus semakin cantik'.”
“Kelemahan suku Fox kami, bagaimana kamu bisa mengetahuinya secepat ini?” Helen memerah wajahnya karena ucapan itu. Memang benar, setiap tahun ada beberapa pemilik arena gladiator yang diam-diam menebus tawanan kuat dari penjara dengan uang, termasuk beberapa ras Ogre.
“Richard, meski bisa menebus tawanan dengan uang, tapi kalau sekaligus menebus begitu banyak, paman belum tentu setuju.” Helen masih ragu.
“Tentang Pendeta Richard ini, aku sudah punya siasat.” Liu Zhenhan mengambil "Formasi Padat" di sampingnya, dengan gemerincing mengeluarkan taring serigala pegas.
……
Viscount Simark jelas tidak menyangka, sebelumnya Pigge ini keluar dengan pakaian compang-camping seperti pengemis, tapi setelah pergi sebentar, sekarang berubah total dengan perhiasan mewah di seluruh tubuhnya. Senjata dan baju zirah para Prajurit Panda itu membuat Viscount Simark terkesima, sambil menghitung gaji setahunnya yang mungkin tak cukup untuk membeli sebagian kecil peralatan itu.
Liu Zhenhan menyeret Viscount Simark ke tempat tersembunyi dan berbincang panjang lebar.
Saat muncul kembali, dompet sang Viscount telah dipenuhi benda-benda berkilauan keemasan, sementara Liu Zhenhan mendapat sekelompok anak buah baru.
“Jika ada yang bertanya lebih lanjut, katakan saja bahwa kau bertindak atas perintah Kuil, meminjam tahanan ras Aul sebagai pengawal. Status Pendetamu sangat mulia, tak ada yang berani protes.” Viscount Simak berulang kali mengingatkan: “Jika bukan karena keponakan perempuanku juga pergi ke tempat berbahaya itu untuk ujian, bahkan dengan segunung koin emas pun aku tak akan setuju.”
Jawaban Liu Zhenhan membuat sang Viscount merinding dan menyesal.
“Tenang saja, siapa pun yang berani tanya omong kosong itu.” Liu Zhenhan mengayunkan telapak tangan, membelah meja kayu ek menjadi dua, “Aku pasti akan membungkam mereka dengan darah!”
Sang Viscount membuka mulat lebar, merasakan koin-koin emas di sakunya terasa membara. Meski bukan Dukun, dia merasakan firasat bahwa mungkin sebentar lagi kerajaan akan menyambut kelahiran perampok legendaris baru seperti Ali Baba.
“Hanya bercanda.” Liu Zhenhan tertawa pendek, menepuk bahu sang Viscount.
Orang-orang Aul yang telah dilepas belenggu besinya berdiri bingung, menggosok pergelangan tangan sambil memandang aneh pada Pendeta Pig yang mondar-mandir mengamati mereka. Prajurit Panda bersenjata lengkap hingga ke lubang anus di sekelilingnya, tatapan dingin dan mengerucut mereka membuat para Aul berhalusinasi seolah akan dieksekusi mati.
Sorot mata Liu Zhenhan bagai tukang jagal yang memilih ternak Luosha untuk disembelih.
“Siapa pemimpin di antara kalian?” Liu Zhenhan mengangguk puas. Ia sangat terkesan dengan postur para tahanan ras ini. Tubuh sekuat itu hanya untuk memecah batu di sini, sungguh keterlaluan.
“Tuan Pigge, saya adalah Bellamy, dari ras. Saya pemimpin mereka.” Seorang terkuat melangkah maju. Matanya penuh keraguan, namun langkahnya tegas.
“Ada dua kabar. Satu baik, satu buruk. Mau dengar yang mana dulu?” Liu Zhenhan mengeluarkan cerutu buatannya. Gud segera mengeluarkan batu api dan menyalakannya untuknya.
“Tuan Pigge, kami ingin mendengar kabar buruk terlebih dahulu.” Bellamy merapikan surai emasnya.
“Masa tahanan kalian diperpanjang tanpa batas.” Liu Zhenhan menghembuskan asap dengan santai.
Para terdiam. Peluang pembebasan mereka memang sudah nol, kecuali jika pejuang dari ras lain bisa mengalahkan Raja Liontin yang berkuasa dalam pertarungan tahta sepuluh tahunan.
“Kabar baiknya, mulai sekarang kalian akan menjalani hukuman di sisiku. Borgol kaki akan dilepas, tapi kalian harus memanggul senjata berat dan mengabdi padaku.” Liu Zhenhan menyentil abu cerutunya.
“Tuan, apakah perang telah pecah di garis depan?” Ekspresi Bellamy memancarkan campuran kesedihan dan harapan.
"Tidak ada perang yang pecah, hanya imam malang seperti aku yang harus menjalankan misi latihan menakutkan. Aku butuh pengawal yang kuat, kebetulan kalian telah terpilih." mengutip pepatah kuno yang ambigu: "'Kesempatan berlalu, alat sebesar apapun tak berguna!' Manfaatkan kesempatan ini, para prajurit !"
"Kami hanya punya tenaga, Tuan! Sejak kecil kami dilarang belajar seni bela diri. Setelah dewasa, kami wajib kerja paksa di sini, Tuan!" Bibir bergetar, kerinduan akan kebebasan tiba-tiba begitu dekat, tapi nuraninya memaksanya jujur.
"Tidak masalah. Ikuti aku, perlahan-lahan akan kuajari." sama sekali tidak keberatan. Perjalanan ke memakan waktu hampir sebulan, waktu yang cukup untuk melatih para ini.
"Terima kasih tak terhingga! akan selalu mengingat kebebasan yang Tuan berikan. Kebaikan ini layak dibayar dengan nyawa kami!" tersungkur di kaki , mencium -nya sambil menangis haru.
"Tuan! Apakah kita akan memburu naga atau menantang manusia yang menakutkan?" menengadah bertanya.
"Tenang! Kita hanya akan petualang ke !" kata .
"Apa?" Para serentak menarik nafas.
BAB II HIDANGAN PEMBUKA PERJALANAN DI PADANG BELANTARA
〖Apresiasi terhadap keindahan adalah kemampuan universal semua ras.
——Benua Aigean yang diakui secara umum〗
※※※
Meski terkejut dengan rencana pergi ke Hutan Salib Selatan - surga monster legendaris, Orang-orang Ao tetap menunjukkan performa tanpa cacat dalam latihan berikutnya.
Mereka menolak tombak bermata yang dibeli Liu Zhenhan untuk mereka, hanya menerima baju zirah kulit. Bukan karena tombaknya buruk, melainkan mereka tidak memiliki dasar bela diri sebaik Panda. Senjata yang tiba-tiba mereka keluarkan dari belakang punggung secara ajaib membuat Liu Zhenhan dan beberapa gadis cantik hampir terkesima.
Senjata pilihan mereka ternyata adalah tulang paha belakang binatang Luo Sha berukuran raksasa. Tulang putih besar yang digeletakkan di bahu memang terkesimpatik - semangat khas Suku Doggo.
Liu Zhenhan tak bisa tidak mengagumi imajinasi Orang-orang Ao ini.
Latihan yang diberikan padanya pun membuatnya sedikit bingung.
Bercanda, kapan Liu Zhenhan pernah belajar jurus tongkat? Pengintai hanya bisa main bayonet. Alasan membeli gada taring serigala hanyalah karena desainnya yang licik.
Yang lebih membuatnya frustasi adalah setelah ditimbang di timbangan Desa Boge, barulah Liu Zhenhan tahu bahwa "Phalanx" ini sebenarnya hanya berbobot 1.100 pon.
"Dipotong setengah! Sialan! Pedagang manusia tetap pedagang manusia!" Liu Zhenhan benar-benar kagum. Tak disangka di akhir, pedagang itu masih menipunya.
Teknik bela diri tangan kosong dasar dan latihan aerobik dengan beban akhirnya menjadi program utama para Anjing Rakun. Penelitian Liu Zhenhan tentang struktur berbagai bagian tubuh membuat para murid ini merinding sekaligus mendapat banyak manfaat.
Mengajari Anjing Rakun belajar melempar pisau juga menghabiskan banyak tenaga Liu Zhenhan. Kekakuan kepala Anjing Rakun benar-benar memberinya pelajaran.
"Mengapa harus belajar melempar pisau, Tuan Richard?" Bella Mi mengganggu Liu Zhenhan sambil terus mengoceh: "Dengan kekuatan kami, satu pukulan tongkat saja bisa menghancurkan batu!"
"Bodoh!" Liu Zhenhan marah besar: "Sebelum memukul dengan tongkat, lempar dulu pisau ke musuh. Itulah cara yang benar!"
Bella Mi masih menggelengkan kepala tak mengerti, tidak paham misteri di balik ini.
"Aku beri contoh lain, bagaimana jika musuhmu lebih kuat darimu?" tanya Liu Zhenhan.
"Suku Dogfight selalu menyerang bersama! Kami tidak takut!" Bella Mi menjawab dengan keras. Meski tradisi ini dianggap memalukan di kalangan Bimon, Bella Mi yang polos tidak bisa berbohong di hadapan tuannya.
"Kalau kau lempar pisau beracun ini dulu," Liu Zhenhan menggoyang-goyangkan pisau mengkilapnya sambil membujuk, "begitu kena, semua masalah selesai!"
"Richard!" Helen tak tahan mendengarnya: "Bagaimana mungkin seorang Pendeta mengajarkan Pengawalnya menggunakan barang melanggar kodeks bangsawan seperti ini!"
“Jangan menyela! Helen!” Liu Zhenhan terus menatap Bellamy: “Bayangkan, memburu lawan yang kuat, kenikmatan ini jauh melebihi keseruan berkelahi ramai-ramai!”
“Tapi bagaimana kalau bertemu penyihir manusia? Bukankah kita juga akan hancur?” kata Bellamy: “Sihir mereka selalu lebih hebat dari kita!”
Liu Zhenhan menepuk dahinya, hampir gila dibuatnya oleh si keras kepala ini.
“Tempelkan tangan kirimu ke pohon!” perintah Liu Zhenhan.
Bellamy dengan bodohnya menempelkan tangannya ke batang pohon besar yang membentang seperti payung di belakangnya.
Liu Zhenhan dengan gesit mengeluarkan pisau belati, menimbangnya di tangan, lalu melemparkannya meninggalkan jejak keperakan samar. “Dok!” Pisau daun willow buatan ahli dwarf itu menancap tepat di telapak tangan Bellamy yang menempel di pohon.
“Gunakan pisau lemparmu untuk menusuk tangan yang digunakan penyihir untuk memanggil mantra!” teriak Liu Zhenhan.
“Dukun!” teriak Helen sambil memanggil dukun tim sekaligus memarahi Liu Zhenhan: “Richard bodoh ini, kenapa kau lukai pengawal setia?!”
“Tidak apa!” Bellamy menarik pisau berkilau itu dari sela jarinya dengan ekspresi termenung.
Mendengar teriakan Helen, Nostradamus dari Suku Pig - dukun yang dikirim Viscount Simak langsung berlari membawa kotak obatnya, dengan gugup memeriksa luka di tangan manusia berang-berang itu.
“Nostradamus adalah dukun terbaik di bawah Viscount Simak, dan satu-satunya.” Mengapa menggunakan nama "Nostradamus"? Itu karena dukun Pigge ini mendengar bahwa itu adalah nama seorang peramal astrologi besar dari kerajaan manusia, sedangkan dia adalah peramal terbaik di Desa Bog saat ini, dan selalu bercita-cita menjadi peramal terbesar di Kerajaan Bimeng.
"Tidak terluka?" Dukun Nostradamus tertegun.
"Omong kosong! Kalau tidak punya akurasi segitu, masihkah aku seorang Pendeta?" Liu Zhenhan memang tidak terlalu menyukai anggota sukunya sendiri ini.
Dukun desa ini memang pantas disebut dukun kampung, tubuhnya selalu mengeluarkan bau aneh yang tidak jelas apakah itu bau badannya sendiri atau aroma obat. Liu Zhenhan mengabaikan protes kerasnya, menyuruh Gud menyikat dan menyeretnya ke sungai untuk dimandikan lebih dari sepuluh kali, tapi bau itu tetap tidak hilang.
Sejak tahu bahwa Dukun Nostradamus inilah yang meramalkan pada Helen bahwa "Richard" akan menjadi suaminya di masa depan, Liu Zhenhan sama sekali tidak menyukainya.
Liu Zhenhan tidak bisa melupakan penampilan tampan Pangeran Richard itu.
Terutama saat dia bercermin.
Sebenarnya Liu Zhenhan merasa dirinya juga cukup tampan, asal dilihat di bawah lampu saat melihat profilnya.
Masalah pisau terbang akhirnya terselesaikan, bahkan para panda kemudian mulai belajar melempar pisau terbang di waktu senggang. Bakat bela diri kelompok panda ini membuat Liu Zhenhan tersentuh, andai saja semua Pengawal bisa seperti mereka.
Namun kesetiaan Orang-Orang Aou juga menyentuh hatinya. Sejak memasuki Padang Rumput Donau yang tak berujung, mereka selalu sukarela mencari sumber air dan berburu. Hidung tajam mereka sering membuahkan hasil, sehingga persediaan makanan kering hampir tak tersentuh. Kadang Liu Zhenhan yang sedang gembira akan memberikan sebatang cerutu, membuat mereka bergegas mencium Sepatu botnya berulang kali.
"Apa segitunya?" Liu Zhenhan merasa antara ingin tertawa dan menangis.
Helen menjelaskan, suku Dog adalah ras paling setia di antara Bimon, apalagi Orang-Orang Aou. Seumur hidup mereka hanya melayani satu tuan, sekali memutuskan mengabdi, meski tuannya paling payah sekalipun, tetap tak berubah setia.
"Dapat harta karun," batin Liu Zhenhan.
Setelah berjalan dua minggu di padang gurun, barulah Liu Zhenhan pahap mengapa para Imam Tongkat saat itu tertawa terbahak-bahak mendengar rencana mereka ke Hutan Salib Selatan, dan alasan kekhawatiran Orang-Orang Aou begitu mendengar nama hutan itu.
Sesuai nasihat Paman Simak dan peta wilayah Kerajaan Bimeng yang agak menguning dan kabur terbuat dari kulit babi yang diberikan padanya, Liu Zhenhan dengan hati-hati memilih untuk bergerak maju sepanjang garis perbatasan dataran liar menuju Hutan Salib Selatan.
Karena dia mendengar bahwa di dalam Dataran Liar Donau, semakin ke dalam, perampok semakin ganas - bukan berarti dia takut pada perampok, tapi dia tidak ingin mencari masalah.
Dia tidak ingin mencari masalah, tapi masalah ingin mencari dia.
Sejak meninggalkan wilayah patroli pasukan perbatasan, makhluk-makhluk gemuk berwajah jelek seperti tikus, mengenakan zirah kulit compang-camping, membawa senjata berkarat berbagai jenis, terus menerus keluar dari tempat gelap siang-malam untuk mencari keuntungan.
Makhluk aneh seperti tikus gemuk ini, selana jumlahnya banyak, juga memiliki bau busuk yang memuakkan. Mereka mengganggu kelompok petualang ini tanpa henti siang dan malam, membuat Liu Zhenhan benar-benar jengkel namun tak berdaya.
Liu Zhenhan diam-diam punya pikiran mesum. Dia curiga para Goblin ini mungkin berevolusi dari tikus di antara ras Bimon. Tentu saja pemikiran ini tidak boleh diketahui Xiao Hulijing, karena inilah yang sering muncul dalam kosakata makian Helen - pencuri dan perampok paling hina di dataran liar: Goblin.
Jumlah goblin ini sungguh tak masuk akal, seringkali mereka menyerbu berkerumun seperti awan hitam. Serangan seperti ini di mata Liu Zhenhan hanyalah lelucon belaka, tanpa dukungan tembakan sama sekali, maju ke depan jelas bunuh diri.
Senjata yang diayunkan sembarangan oleh prajurit panda dan pejuang ao bisa merobohkan sekelompok besar. Maka gerombolan goblin hitam ini pun lari tercerai-berai lagi.
Ketekunan goblin-goblin ini benar-benar membuat Liu Zhenhan kagum. Meski terus kalah dalam pertempuran, mereka pantang menyerah; mereka seperti ahli perang gerilya, saat muncul berikutnya jumlahnya tak berkurang sama sekali, seolah menjadikan padang gurun ini lautan rakyat goblin.
Goblin-goblin ini meneriakkan "Ook! Ook!" sambil terus mengganggu para petualang, akhirnya memicu bencana besar. Suatu kali ketika Liu Zhenhan dan Ai Wei'er sedang "evolusi ganda" di dalam tenda, baru saja membuka kancing baju Ai Wei'er yang malu-malu, hendak melanjutkan, tiba-tiba diganggu oleh gerombolan ini.
Kali ini Liu Zhenhan benar-benar murka. Empat Manusia Emas Zhaidai yang mengerikan dilepaskan, menghabisi gerombolan goblin bermuka tikus gemuk ini hingga babak belur, lalu mayat-mayat mereka digantung di pohon pendek di padang gurun sebagai peringatan.
Mungkin karena kekuatan yang ditunjukkan para petualang terlalu mengerikan, para Goblin tidak berani lagi melakukan serangan bunuh diri, hanya berani mengikuti dari jauh dengan sembunyi-sembunyi.
Liu Zhenhan benar-benar kehabisan kesabaran menghadapi para perampok ini.
Sebagai ras yang berakal budi, para perampok ini punya rencana tersembunyi - mereka telah memanggil penolong yang kuat.
Hari itu langit cerah berwarna biru bersih, angin sepoi-sepoi berhembus lembut.
Padang gandum keemasan, Pegunungan Salju Himalaya Taymur yang diselimuti kabut di kejauhan, kereta yang ditarik dua babi hutan jantan perkasa - para petualang seolah berjalan dalam lukisan indah.
Tiga gadis cantik sedang berbisik-bisik membahas perjalanan tawar-menawar mereka di Witherspoon hari itu. Ketiganya memuji-muji ketampanan Pangeran Richard. Tiba-tiba, seorang ogre setinggi tiga Ren mengayunkan tongkat kayu raksasa, menerobos keluar dari semak tinggi. Tubuh gemuknya langsung menyerbu kereta yang ditarik dua babi hutan kuat tempat tiga gadis itu tertawa. Karena posisi angin yang tidak menguntungkan, para prajurit Werwolf bahkan tidak bisa mendeteksi kehadiran ogre ini dengan penciuman tajam mereka.
Melihat makhluk mengerikan dan hampir telanjang ini muncul tiba-tiba, ketiga gadis itu langsung pucat pasi.
Tongkat ogre hanya menghantam sekali, langsung mematahkan tulang punggung dua babi hutan jantan penarik gerobak. Ogre ini adalah ogre berkepala satu, dengan wajah buruk rupa. Matanya yang besar dan keruh memancarkan kilauan birahi. Kemaluannya menegang menonjolkan celana dalam kain usang. Tangannya yang besar meraih tiga gadis cantik yang terpaku, sementara tangan lain mengayunkan tongkat berlumuran darah ke arah Liu Zhenhan yang sedang menghisap cerutu dan Sang Dukun di atas gerobak.
Suku ogre terkenal dengan kegemaran mereka pada wanita cantik, reputasi ini setara dengan kebuasannya. Tak terkecuali ogre Karu.
Berbeda dengan suku perampok lain, di Padang Rumput Donau, suku ogre dibagi berdasarkan keluarga. Kejayaan suku ditentukan oleh jumlah keluarga ogre yang dimiliki. Setiap keluarga ogre biasanya memiliki 10-20 betina, sementara jantannya hanya satu - yang terkuat.
Karu bukanlah "Ogre Berkepala Dua" yang paling ditakuti, namun kekuatannya tetap patut diperhitungkan.
Usia Karu sudah cukup tua. Dulu dia menggunakan palu batu sebagai senjata, sekarang hanya bisa memakai tongkat kayu. Dulunya dia adalah pemimpin keluarga kecil di suku ogre berkepala satu di pedalaman Padang Rumput Donau. Setelah menua, posisinya direbut paksa oleh ogre jantan muda yang kuat. Karu yang tua itu dengan bijak tidak melawan - di padang rumput, anggota tua selalu yang pertama ditinggalkan, ini hukum alam.
Perampas di pedalaman padang rumput terlihat acak, tapi batas wilayah masing-masing sangat ketat. Jika terjadi perebutan wilayah mencari makan "makan duit receh", pertempuran antar perampas sering terjadi. Karu yang tua tidak berani berebut jatah dengan perampas lain, akhirnya menjadi ogre pengembara yang kadang kenyang kadang lapar di tepi Padang Rumput Donau. Garis perbatasan ini bukan surga perampas seperti pedalaman, di sini ada operasi pembersihan rutin pasukan Bimon. Tapi Karu sudah puas, karena dia bertemu sekelompok Goblin.
Goblin di Padang Rumput Donau memiliki kesamaan dengan Binatang Bulu Es dan Salju di hutan dan kepiting parasit di laut - mereka suka mendekati makhluk kuat yang tidak mahir mencari makanan. Mereka menyediakan makanan, sementara makhluk kuat itu menjadi pelindung mereka.
Karul yang tua dengan senang hati menerima undangan dari para goblin. Meskipun makanan goblin tidak terlalu lezat, Karul yang tidak pilih-pilih makanan cepat beradaptasi. Setelah kenyang dan hangat, hasrat seksual muncul. Satu-satunya penyesalan ogre tua belakangan ini adalah wanita goblin yang terlalu jelek dan bau, membuatnya sangat frustasi.
Belakangan ini suku-suku goblin di perbatasan sedang mengepung sekelompok kecil pelancong. Tiga wanita super cantik di antara mereka membuat darah setiap suku goblin mendidih. Jika berhasil menangkap ketiga wanita cantik ini, mereka bisa merekrut tiga suku ogre terkuat sebagai pelindung! Kekuatan seperti itu cukup untuk merebut wilayah terbaik di pedalaman gurun, jauh dari zona berbahaya di dekat perbatasan yang sering disapu bersih pasukan Bimon.
Kekuatan para pelancong juga membuat suku-suku goblin menderita kerugian besar. Suku-suku goblin terbesar yang pertama kali dikerahkan semuanya mengalami korban jiwa yang parah. Bahkan satu suku goblin gagal mengembalikan satu pun prajurit hidup-hidup setelah serangan mendalam.
Setelah mendengar kabar ini, suku goblin milik Karul yang mengandalkan perlindungan seorang ogre, bersatu dengan sisa-sisa suku goblin lain untuk mempersiapkan serangan mendalam.
Ketika Karul mendengar ada tiga wanita cantik di antara para pelancong, dia langsung mengiler dan menyetujui rencana tersebut tanpa ragu.
Asalkan prajurit gajah Elefen yang paling menakutkan di perbatasan timur laut tidak ikut, Kalu yang sudah tua ini masih cukup percaya diri dengan kekuatan ogre-nya untuk menghancurkan sisa prajurit Suku Pig ke dalam tanah sebagai pupuk bumi.
Meskipun beberapa goblin yang berpengalaman peringatkan Kalu bahwa dalam rombongan ini sepertinya ada anggota suku Beruang Bier dan anggota Suku Rhein (singa), Kalu dan kepala goblin sukunya sama sekali tidak percaya. Basis Suku Beruang Bier ada di Hutan Salib Selatan di selatan Kerajaan Bimeng, sedangkan anggota Suku Rhein adalah keluarga kerajaan - mana mungkin mereka muncul di perbatasan timur laut?
Keunggulan jumlah membuat para perampok ini linglung. Jebakan besar pun mulai terbentuk dalam benak mereka.
Ketika Kalu mendengar sinyal dari rekannya, dia mengangkat tongkat kayu dan berlari keluar dari semak bersama prajurit goblin yang mengintai. Baru saat itulah dia sadar: keputusannya datang benar-benar tepat! Bahkan di padang gurun terpencil, suku ogre paling berpengaruh pun takkan bisa mendapatkan wanita secantik ini!
Posisi persembunyiannya sangat strategis. Begitu membuka semak, dia langsung muncul di depan gerbong yang membawa wanita-wanita cantik. Dia yakin bisa menyelesaikan pertarungan dalam tiga tarikan napas, lalu membawa beberapa wanita cantik ke gua di padang gurun untuk melakukan gerakan kecil.
Dukun Noxadnarmas yang memiliki status khusus juga diizinkan Helen untuk duduk di kereta, namun dengan kesadaran penuh ia mengambil posisi paling depan sebagai sais sementara. Matanya nyaris terbelakang saat menyaksikan ogre mengerikan itu menghancurkan dua babi hutan penarik kereta dengan pentungan kayu, lalu mengarahkan serangannya padanya.
Beruntung Liu Zhenhan yang sedang menghisap cerutu di samping tiga gadis cantik, buru-buru mengeluarkan "Phalanx" dan menahan pukulan maut itu. Seluruh kereta bergetar hebat—andai bukan karena keahlian tukang Bimon yang mengutamakan kekokohan, kereta itu nyaris hancur berkeping.
Dukun Noxadnarmas kembali sadar. Ia terperangah melihat Tuan Richard-nya, seorang calon Imam Perang berbaju putih, sedang asyik bertarung dengan ogre menakutkan menggunakan pentungan Taring Serigala raksasa. Sekali gebrak, pentungan ogre itu terpental jauh. Tak hanya itu, sang ogre juga terkena tendangan telak di ulu hati hingga terjengkang, terseret beberapa langkah, dan jatuh menimpa sepetak semak belukar.
Dukun Nostradamus memandangi tuannya dengan ekspresi tak percaya, alisnya berkedut-kedut. Hampir saja ia berhalusinasi – bukan Tuan Richard yang sedang bertarung dengan ogre, melainkan dua ogre padang gurun yang sedang berkelahi.
Pasukan goblin pemberani yang sedang mengendap langsung berhamburan bagai burung ketika melihat ogre andalan mereka tumbang seketika, meneriakkan "Oke!" sambil berlarian tak karuan.
Ogre Karu baru saja bangun setengah badan, sesosok kecil melompat ke bahunya. Guo Guo yang mungil sebesar kacang polong itu berdiri gesit di pundak ogre, satu tangan mencengkeram telinga monster itu sementara tinjunya menghunjam ke mata ogre. "Dum!" – dentuman keras menggema. Ogre berbulu tebal itu limbung seperti pemabuk, matanya berkunang-kunang, hampir pingsan.
Gud menggeram marah, berlari mendekat lalu menginjak leher ogre dengan sepatu besinya. Tombak runcing di punggungnya dicabut, kedua tangan erat menggenggam senjata itu siap untuk menusuk.
"Biar aku!" Ai Wei'er bangkit berdiri di kereta dengan wajah merah marah. Jarinya melukis setengah lingkaran di udara, riak biru kehijauan berkilat – sebuah panah air magis terbentuk di ujung jemarinya.
“Jangan bunuh dia!” Liu Zhenhan mengayunkan pentungan "Phalanx" Taring Serigala, menghentikan mantra Ai Wei'er: "Babi jantan penarik kereta sudah mati, biar bocah ini yang menarik keretaku."
※※※
『Pengaturan: Satu Ren＝satu meter (satuan pengukuran)』
BAB 1 Keliaran Total
Ogre Karu benar-benar memiliki fisik kuat. Meski terkena pukulan lembut Guo Guo, kepalanya hanya bergoyang beberapa kali lalu perlahan sadar. Namun sebuah benjolan besar berbentuk ikan mas kepala singa segera muncul di matanya.
Gud menginjak lebih keras, sepatu botnya memuntir tenggorokan Karu. Ogre itu langsung merasa tercekik, bola matanya terbalik putih. Tangan kasar yang hendak meraih paha Gud segera diinjak oleh beberapa kaki panda yang lebih gemuk.
Dari kejauhan, suara "xixi susu" kembali terdengar dari rerumputan - suara kaburnya perampok Goblin yang bersembunyi di padang ilalang. Prajurit Panda mengeluarkan tombak runcing dari punggung, menyimak sumber suara di balik semak. Sebuah tombak melesat membelah ilalang, langsung disusul teriakan menyayat hati.
Kecepatan sprint pejuang Aul dibandingkan Goblin bertangan kecil. Sekelompok Goblin terbanyak langsung menjadi target buruan mereka.
“Sekelompok goblin ini berlari dengan kepala tertunduk, ketika mengangkat kepala, di depan mereka terlihat deretan tulang paha hewan lossa, tonjolan tulang putih di atasnya seperti kuncup bunga yang mekar. Setelah saling pandang, para goblin dengan patuh melemparkan senjata berkarat mereka dan berlutut di tanah, "Ok! Ok!" memohon ampun tanpa henti.
“Kamu bisa mengerti bahasaku?” Liu Zhenhan menurunkan tongkat taring serigala, menggigit cigar di mulutnya, dengan angkuh memandang si ogre dari atas.
“Aku... bisa...” ogre Karlu berbicara terputus-putus dengan mulut buruk rupanya. Perampok di padang belantara adalah jenius bahasa, bisa mengoceh beberapa kalimat dalam bahasa manusia atau Bimon, meski tidak fasih.
“Bagus! Mulai sekarang kamu jadi ternak penarik keretaku.” Liu Zhenhan mengeklik jari tanpa menoleh: “Kusir Notchastanmas! Mulai sekarang dia bawahanmu!”
Dukun Notchastanmas hampir menangis. Sepertinya di seluruh Kerajaan Bimeng tak ada yang memakai ogre sebagai penarik kereta.
Belami kembali bersama para pengawal manusia-anjing yang membawa tawanan goblin. Sekumpulan tawanan ini entah mengapa merasa gelisah di dalam hati.
“Untuk memberimu pelajaran dan menyadarkanmu, aku akan memperlihatkan sesuatu.” Liu Zhenhan melambaikan tangan, para Orang Ao menendang Goblin hingga terjatuh dan mulai memukuli mereka dengan kejam. Mereka tidak menggunakan tongkat tulang besar di tangan, melainkan menggunakan sepatu bot baru untuk menghujamkan tendangan ke wajah Goblin yang malang, khusus mengincar titik lemah.
Goblin-Goblin itu menjerit kesakitan, terbaring di tanah sambil memuntahkan gumpalan darah besar-besaran.
“Richard...” ketiga gadis itu terlihat tidak tega.
“Lanjutkan!” kata Liu Zhenhan dengan tegas.
Para Orang Ao semakin bersemangat memukul. Selama ini mereka terus melatih kelenturan ligamen dan tendangan cambuk, memvariasikan sudut serta gaya tendangan, sambil sengaja mengontrol kekuatan kaki sesuai perintah tuan.
Nasib Goblin semakin mengenaskan. Sebenarnya dengan kekuatan kaki Orang Ao, satu tendangan bisa membunuh tiga sekaligus, namun di bawah pimpinan Bellamy, mereka mengatur kekuatan tendangan agar tidak sampai membunuh.
“Bodoh!” Bellamy menegur keras seorang Orang Ao yang kikuk, “Perintah tuan adalah menendang hingga limpa mereka pecah! Bukan membunuh mereka!”
“Benar! Patahkan tulang rusuk mereka sampai paru-paru tertusuk!”
“Tambah keras! Lutut jangan sampai patah, tendang sampai level begini agar pembuluh darahnya meradang dalam dua hari!”
“Mulut besar Ogre Karu terbuka lebar bagai gua yang dalam. Mendengar suara teguran Bellamy, seluruh tubuhnya menggigil dingin. Pemandangan mengenaskan para Goblin membuatnya memalingkan kepala, tak berani melihat lagi.”
“Terus lihat.” Gud dengan dingin mengarahkan kepala Ogre itu kembali ke posisi semula menggunakan gagang tombak bermata prisma.
Baru sekarang Ogre Karu menyadari bahwa pria berotot di depannya benar-benar anggota suku Beruang Bier yang terkenal kekuatannya. Melihat lengan dan kaki pria itu, Karu merasa putus asa.
“Tuan-tuan perampok Goblin!” Liu Zhenhan menekan pinggir kereta, melakukan salto udara yang lincah turun dari kereta besar. Dengan cerutu besar di mulutnya, ia mulai melangkah gaya 'Langkah Delapan Tuan' di hadapan para perampok Goblin. “Kabarnya luka adalah medali bagi perampok. Untuk membuktikan keberanian kalian, aku memutuskan memberikan medali kemuliaan ini pada kalian. Atas nama Pendeta, kalian terima?”
Para perampok Goblin yang sudah babak belur itu mengeluarkan busa darah seperti kepiting dari sudut mulut, sama sekali tak punya tenaga untuk bicara.
“Diam berarti setuju.” Liu Zhenhan tertawa terbahak: “Selamat! Kudengar perampok air biasa memasang kait di pergelangan tangan setelah tangan putus. Kalian juga akan dapat kesempatan ini.”
“Pangeran Tampan Bellamy, urusan selanjutnya serahkan padamu.” Liu Zhenhan mengangguk anggun pada bawahannya.
“Tuan!” Bellamy mengeluarkan belati, berjongkok dan bertanya: “Apakah pergelangan tangan harus dipotong atau uratnya diputus?”
“Hancurkan saja dengan diinjak. Aku khawatir menggunakan pisau akan membuat mereka kehabisan darah dan mati,” kata Liu Zhenhan.
Dukun dan tiga gadis cantik itu terpaku. Mereka semua tahu, perampas keji di padang rumput ini sering menyerang dan membantai desa-desa perbatasan Bimon yang pertahanannya lemah. Biasanya pasukan yang menangkap mereka akan langsung menghukum mati tanpa ragu.
Tapi entah mengapa, mereka merasa cara Richard menangani ini justru lebih membuat bulu kuduk merinding daripada menggantung para perampas itu.
Jika bukan karena reputasi buruk para Goblin dan Ogre ini, mungkin Helen akan menjadi yang pertama membela mereka.
Bellamy dan para pengawal mulai bekerja. Tanah di padang rumput cukup lunak, seringkali saat diinjak, pergelangan tangan Goblin terbenam ke dalam tanah tapi tulangnya belum patah. Bellamy meletakkan dua belati bersilangan di bawahnya, baru setelah diinjak terdengar suara retakan tulang.
Bahkan Ai Wei'er yang biasanya paling pemberani pun tak sanggup melihat, menutupi wajah dan bersembunyi di belakang Ning Yu.
“Tuan Ogre, apakah kau setuju dengan caraku?” Liu Zhenhan menatap Ogre yang terpaku di tanah.
Karu sangat ketakutan, giginya gemertak tak terkendali.
“Diam berarti setuju, karena kau adalah tunggangan muliaku, aku harus memberimu cap.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, meniup cerutu berkilauan di tangannya, ‘criiit’ suara panas tertempel di selangkangan ogre.
Aroma gosong menyebar perlahan.
“Auuu…” Mata besar ogre Karu berputar kesepian dan menyakitkan, dari tenggorokannya keluar rintihan menyakitkan yang berasal dari dasar jiwa.
Sepanjang perjalanan menjadi sunyi.
Para Goblin yang sempat berniat jahat tak berani muncul lagi, menyisakan ogre Karu yang malang menarik kereta dengan sekuat tenaga.
Guo Guo mengambil beberapa kerikil, terus-menerus melempari pantat Karu.
Kulit Karu penuh lumpur, hitam dan kotor, tapi pantatnya sangat putih, menjadi target yang mencolok.
Karu tak pernah mengerti, bagaimana makhluk kecil itu memiliki tenaga sekuat itu, bahkan kerikil lumpur kecil yang mengenai pantatnya terasa seperti terbakar api.
Tapi dia tidak berani berteriak, saat baru mulai menarik gerobak, benda kecil itu langsung meledakkan butiran lumpur ke lubang anusnya. Akibatnya, dia hanya merintih kesakitan sambil memutar-mutar lehernya sebentar, bersumpah atas nama dewa ogre Barbaruk! Hanya sekali! Lalu tuan Bimon yang menyeramkan itu menyuruh orang beruang yang bertubuh besar seperti preman, menghajarnya dengan cambuk. Kulit cambuknya langsung terlepas, kalau bukan karena kulit Karu yang tebal, cambukan itu hampir mengantarkan jiwanya ke dewa ogre Barbaruk.
Liu Zhenhan membelai kepala Guo Guo dengan bangga. Ogre jauh lebih kuat dari babi hutan, penampilannya juga gagah, sangat cocok untuk menarik gerobak.
Kapan-kapan harus tangkap beberapa lagi, pikir Liu Zhenhan.
Waktu berlalu perlahan di antara cambukan pada budak ogre. Warna hijau yang rimbun dan bergunung-gunung di Hutan Salib Selatan mulai memasuki pandangan mata. Bahkan dari jarak puluhan kilometer, terasa betapa luasnya wilayah hutan ini. Dominasi warna hijau yang menyergap mata membentuk batas alami dengan hamparan rumput di Dataran Liar Donau. Di langit, terlihat samar beberapa burung raksasa berputar-putar di atas hutan.
“Tubuh burung-burung ini seperti kelelawar yang diperbesar ratusan kali, dengan cakar kait yang jelas terlihat di sayap berdagingnya, dan paruh panjang seperti besi tajam.”
“Obisilachi!” Liu Zhenhan berdiri dari kereta, menghela nafas kagum panjang.
Inikah Hutan Salib Selatan yang dijuluki "Surga Monster"? Belum masuk saja sudah melihat burung aneh sebesar ini, kalau benar-benar masuk, entah monster apa lagi yang akan muncul.
Liu Zhenhan membentangkan peta kulit babi itu, meski berlatar belakang prajurit pengintai, ia tetap tak bisa menemukan tujuan di peta palsu ini.
Sekarang mau kemana mencari pos militer Lembah Kristal Hitam yang seharusnya menjemput? Sial! Liu Zhenhan sendiri pusing.
“Ini pasti Burung Raksasa Newton yang tercatat dalam 《Ensiklopedia Hewan Peliharaan Pendeta》, satu kategori dengan burung camarku Aragorn, sama-sama monster tipe serangan asam.” Helen memandang penuh kagum ke arah burung raksasa yang terbang di langit, lalu menoleh ke burung camar tak berbakat miliknya.
"Hewan peliharaan bodoh Helen ini selain berdiri di rak kereta merapikan bulunya, hampir tidak bisa melakukan apa-apa. Nama Aragorn adalah nama seorang prajurit manusia hebat di zaman kuno yang pernah memanggil pasukan arwah selama Perang Dewa-Iblis, membantu manusia dan Bimon menghancurkan invasi Bangsa Iblis. Keberaniannya masih sangat dihormati oleh para Bimon hingga kini. Helen merasa hewan peliharaannya kurang berani, sengaja memberinya nama yang gagah."
"Ada kabar buruk, aku tidak bisa menemukan lokasi di peta ini." Liu Zhenhan membolak-balik peta usang sambil mencocokkan dengan kondisi medan.
"Lalu bagaimana? Aku sama sekali belum pernah ke sini." Helen menatap Liu Zhenhan yang sok pintar selama perjalanan.
"Aku tidak bisa berbuat apa-apa kalau petanya tidak akurat... Kalau sudah pernah datang sekali, aku bisa menutup mata menghitung denyut nadi pun tidak akan tersesat..." Liu Zhenhan juga merasa agak malu, meski mulutnya masih keras. Seorang pengintai salah membaca peta, sungguh memalukan.
"Yang penting berburu Monster dan dapat Inti Kristal, urusan lokasi tidak penting." Ai Wei'er menguap lebar.
"Masuk akal! Ayo tembak beberapa burung raksasa Newton di langit itu!" Liu Zhenhan menendang-nendang raksasa pemakan manusia Karu yang menarik kereta, "Cepat! Ke sana!"
Karu terpaksa menarik kereta dengan sekuat tenaga menuju lokasi.
BAB 2 Pendeta Salamander
〖"Di medan perang saat bulan purnama, pejuang terbaik adalah prajurit serigala Wolv, yang kedua terbaik adalah pasukan logistik dan juru masak kita."
——Slogan Legiun 'Mig' Wolv〗
※※※
Di luar hutan, sekelompok tentara Bimon yang sedang patroli memandang heran pada rombongan traveler aneh ini. Penampilan mencolok ogre yang menarik gerobak membuat tentara disiplin ini menunjukkan sedikit keheranan.
Melihat beberapa gadis cantik juga sedang memperhatikan mereka, tentara dengan seragam rapi dan baju zirah mengilap ini serentak mengangkat pisau melengkung mereka dengan sopan sebagai bentuk penghormatan.
Ini adalah pasukan Wolv pemberani yang mengendarai serigala raksasa padang gurun. Formasi mereka rapi, serigala tunggangan mereka tanpa sehelai bulu liar pun, tampak sangat perkasa.
Lambang legiun berupa serigala raksasa mencengkeram petir di seragam dan bulu burung unta berwarna-warni di helm, membuktikan mereka berasal dari legiun resmi klan manusia serigala Wolv "Legiun Mig".
Berbeda dengan kerajaan manusia, karena kelangkaan sumber mineral di Kerajaan Bimeng, medali logam jarang diberikan. Karena itu berkembang kebiasaan unik: helm tentara Bimon dipasangi bulu ekor burung unta putih yang bisa dicelup warna dengan darah musuh setelah pertempuran sengit sebagai bukti keberanian.
Para pendeta juga bisa menyisipkan bulu burung unta di lengan mereka sebagai bukti serupa.
“Makna medali bulu burung ini sudah jelas. Contohnya, mentor Yang Mulia Murinho dari ular cantik Cui Beixi, lengan beliau dihiasi bulu ekor phoenix abadi. Hanya dengan ini saja, banyak orang yang berniat menantang akan mengurungkan kesombongan mereka.
Contoh lain, komandan milisi Desa Bogor, Paman York Shire. Bulu burung unta di helmnya berwarna hitam bukan karena membunuh laba-laba hitam bermuka manusia atau kepiting rawa, tapi karena tertutup debu - kotor. Dari medali bulu seperti ini, jelas terlihat kalau orang macam ini pantas dihajar.
Bulu burung unta pasukan reguler manusia serigala ini ada yang merah dan biru. Tak satu pun helm mereka yang dihiasi bulu ekor putih.
Kedua kaki ogre Karu gemetaran. Ia melihat beberapa prajurir manusia serigala di seberang sedang mengamat-amati lehernya yang kekar dengan tatapan dingin. Bulu ekor di kepala manusia serigala itu berwarna biru, persis warna darah ogre.
"Selamat pagi! Yang Mulia Pendeta!" Seorang perwira manusia serigala berwajah tegas menggerakkan kuda besi di sepatu botnya untuk mendorong serigala raksasa tunggangannya keluar dari barisan. Kedua tangannya masuk ke saku celana, tubuhnya tegap seperti patung, menyapa Liu Zhenhan dan Helen yang mengenakan jubah imam perang putih tanpa menoleh.
“Dewa Perang memberkatimu! Prajurit Wolf-ku.” Liu Zhenhan bersikap ramah seperti seorang tetua.
“Bolehkah kami tahu keperluan Tuan-Tuan datang ke Pegunungan Bering?” Perwira manusia serigala mengangguk ke arah penumpang lain di kereta, serigala tunggangannya menghembuskan napas ke arah ogre.
“Pegunungan Bering?” Liu Zhenhan tertegun. Suku Serigala termasuk enam bangsawan utama. Selain berbagi tugas pengawasan dengan Suku Rubah terhadap ancaman Kerajaan Manusia di depan, sayap selatan wilayah mereka justru berbatasan dengan Pegunungan Bering. Hutan Salib Selatan sendiri merupakan perpanjangan dari pegunungan itu. Artinya, setelah berjalan hampir sebulan, mereka malah tersesat jalur.
Liu Zhenhan menatap Helen. Pipi gadis itu memerah.
“Aku... belum pernah datang sejauh ini... Bukankah sudah kukatakan... Aku hanya gadis desa...” gumam Helen pelan.
“Obisilachi!” Liu Zhenhan mengetuk tengkoraknya. Lelucon ini keterlaluan. Tujuan mereka seharusnya ke markas Suku Bier di selatan, kok malah sampai ke perbatasan tenggara.
“Ke mana tujuan perjalanan kedua Imam yang mulia ini?” Perwira manusia serigala memandang aneh ke dua Imam Jiwa.
“Kami hendak ke Hutan Salib Selatan untuk menjalani tugas uji.” Helen tersenyum malu pada perwira itu.
“Hutan Salib Selatan?” Perwira itu terkejut. Matanya menatap tajam jubah putih kedua Imam Perang, dipenuhi tanda tanya.
"Sepatuda muda sudah naik pangkat jadi Imam Tongkat? Apa aku sedang bermimpi?" Perwira manusia serigala membeku di tempat, prajurit Wolf di belakangnya juga tak tahan berbisik-bisik.
"Kekuatan dan level tidak berbanding lurus, wahai prajurit Wolf kesayanganku." Suara Liu Zhenhan mulai terdengar agak kasar.
Ia merasa geram dengan sikap angkuh manusia serigala ini, setelah bertanya panjang lebar, kedua tangannya tetap terselip di saku celana.
Detail kecil ini membuatnya sangat tidak nyaman.
"Nasihat Anda sangat bermanfaat!" Perwira manusia serigala mengangguk, mengulurkan satu tangannya menunjuk ke arah hutan yang membentang jauh, "Sebenarnya tempat ini juga termasuk tepi Hutan Salib Selatan. Kalian bisa sampai ke hutan utama Salib Selatan dengan berjalan beberapa hari mengikuti batas pertumbuhan pepohonan. Di sini cuma pegunungan Bering, kualitas Monster di sini jauh kalah dibanding Hutan Salib Selatan."
Liu Zhenhan dan Helen terpaku pada tangan itu. Tangan yang tak pantas dimiliki prajurit Wolf gagah itu, selain ramping, kulitnya tampak kering dan mengerut, kontras mencolok dengan wajah perwira manusia serigala yang sehat kemerahan.
"Pendeta Salamander?" Suara Helen di sampingnya melengking karena terlalu bersemangat.
Liu Zhenhan juga membeku.
Kampas di atas! Inikah legenda suku Wolf? Inikah Pendeta Salamander suku Baixiu?
Suku Bei dan serigala memiliki hubungan darah langsung, merupakan anggota tak terpisahkan dari klan Wolfgang. Meski terlahir dengan cacat - tangan yang layu, orang Bei yang tangguh adalah pendeta shaman alami Wolfgang. Klan Wolfgang menyebut pendeta tak diakui Dewan Tetua ini sebagai "Pendeta Salamander" atau "Salamander Kami". Pendeta Bei adalah satu-satunya pendeta sah yang diakui publik oleh ras Bimon tanpa perlu menjalani ujian Kuil.
"Lagu Perang Xihun" Wolfgang yang diturunkan secara lisan, konon diperoleh suku Bei dengan mengorbankan tangan mereka kepada Dewa Perang Campas.
Nyanyian "Lagu Perang Xihun" bergema dari pendeta Bei akan membuat prajurit serigala yang mendengarnya segera masuk ke Transformasi Liar. Kekuatan tempur dan pertahanan meningkat dua kali lipat, luka biasa tak akan menyakiti prajurir serigala yang telah bertransformasi.
Satu-satunya cara ras Beast Bimon melawan penyihir manusia yang menakutkan adalah Transformasi Liar.
Hanya saat prajurit memasuki Transformasi Liar, kerusakan sihir akan berkurang ke level yang bisa ditoleransi.
Meskipun nyanyian perang kegilaan yang digunakan oleh pendeta dari ras lain memiliki efek serupa, konsekuensi dari efek samping transformasi liar juga sangat serius. Transformasi liar pada dasarnya adalah kemampuan yang hanya bisa digunakan oleh prajurit beastmen tingkat tinggi, prajurit biasa sama sekali tidak mampu menanggung efek samping pasca-transformasi. Begitu prajurit Bimeng biasa memaksakan transformasi liar, akibatnya juga sangat parah - sebagian besar dari mereka akan menjadi idiot setelah mengalami transformasi liar.
Dalam hukum Kerajaan Bimeng, juga diatur ketat bahwa pendeta tidak diizinkan menggunakan sihir amuk untuk meningkatkan kekuatan tempur kecuali dalam situasi darurat.
Namun Pendeta Sandero dari Suku Badak merupakan pengecualian tunggal. Nyanyian perang Xihun yang mereka lantunkan sama sekali tidak perlu dikhawatirkan akan efek samping. Nyanyian ini tidak hanya membangkitkan semangat tempur prajurit serigala, tetapi juga menenangkan jiwa mereka, sehingga mereka sepenuhnya terbebas dari kerusakan akibat efek samping transformasi liar.
Ksatria tingkat tinggi Suku Serigala memang sudah mampu melakukan amuk mandiri. Begitu mereka menerima nyanyian perang kegilaan dari Pendeta Sandero Suku Badak, mereka akan memasuki keadaan "transformasi liar tingkat dua", memperoleh kekuatan dan pertahanan yang jauh lebih besar serta melepaskan kekuatan penghancur yang mengerikan.
Yang lebih menakjubkan, Pendeta Suku Bei yang menerima pencucian sinar bulan setiap malam purnama mampu meningkatkan efek Nyanyian Perang Rahasia menjadi dua kali lipat. Kemampuan Transformasi Liar ini sungguh di luar dugaan. Prajurit serigala yang mengalami Transformasi Liar di malam bulan menjadi mimpi buruk bagi musuh mana pun. Nyanyian Perang Kegilaan Bulanan Pendeta Bei juga dapat menyinkronkan Transformasi Liar pada ras bawahan pengecut seperti Kobold Doghead dari Ras Dog dan Musang Kuning dari Ras Wosou, mengubah makhluk-makhluk yang hanya berguna di logistik ini menjadi prajurit setengah anjing ganas dan pejuang musang buas.
Sayangnya, Nyanyian Perang Rahasia ini hanya efektif untuk Klan Wolf dan cabang keturunannya, sama sekali tidak berpengaruh pada ras lain. Karena itu Kuil tetap menolak mengakui ritual ini, sehingga para pendeta Bei tidak berhak mengenakan jubah pendeta megah.
Bakat Suku Bei tidak terbatas hanya pada ini. Mereka juga pemimpin ulung dan ahli strategi brilian. Faktanya, sebagian besar posisi staf dalam pasukan manusia serigala diduduki oleh Pendeta Salaman Suku Bei. Jika pasukan manusia serigala diibaratkan pedang tajam, maka orang Bei adalah tangan yang menggenggamnya.
Benua telah melahirkan banyak legiun yang dijuluki tak terkalahkan, namun semua legiun kuno pun harus mengakui: malam di dunia ini hanya milik manusia serigala. Pasukan manusia serigala di malam purnama tetap menjadi mitos yang tak tergantikan selamanya.
“Nona Pendeta Suku Rubah yang cantik, Yang Mulia Pendeta Pig yang tampan, Perwira Bangkai Manusia Robert Baggio bersedia melayani kalian.” Serigala Raksasa gagah itu mengangguk sopan memberi hormat pada Helen.
Hubungan Pendeta Salamander dengan pendeta profesional Kuil sebenarnya tidak baik, karena hingga kini Kuil masih menolak mengakui secara resmi bahwa Pendeta Salamander juga merupakan utusan Kampas. Namun melihat dua Imam Perang menunjukkan rasa hormat yang cukup, hati Robert pun merasa sedikit terhangatkan.
“Tuan Robert Baggio, kami juga merasa terhormat berkenalan dengan Anda. Namun karena keterbatasan waktu, kami harus segera melanjutkan perjalanan. Mohon maaf...” Liu Zhenhan memanggil ogre-nya: “Jalan~~”
“Tunggu dulu, Yang Mulia Pendeta!” Robert si Bangkai Manusia menggerakkan Serigala Raksasa tunggangannya, menghadang ogre yang sedang bersiap berangkat.
“Ada keperluan apa lagi, Robert sayang?” Hati Liu Zhenhan dipenuhi kecurigaan beruntun. Jangan-jangan seperti Pangeran Richard yang mengincar kecantikan Helen dan Ning Yu Xiao Ai, sekarang datang lagi yang nekat mengejar?
“Aku hanya agak heran, mengapa Pengawal Tuan memiliki begitu banyak Orang-Orang? Bukankah Orang dari Suku Dogger selalu menjalani kerja paksa karena 'melanggar peraturan'?" Pandangan Robert bukanlah goblin bodoh, meski matanya tidak melirik, dia sudah lama menyadari identitas asli kelompok Orang itu.
"Sebenarnya..." Helen baru saja membuka mulut untuk menjelaskan, tapi langsung dipotong oleh ucapan Liu Zhenhan.
"Rahasia militer." Kata Liu Zhenhan dengan dingin, wajahnya kaku seperti patung.
Tuduhan besar ini membuat perwira Panji itu linglung. Robert tertegun. Imam Perang memang bertugas di militer, tapi di seluruh negeri, belum pernah ada Imam Perang yang masih muda seperti mereka berdua!
Jangan-jangan ini penipuan? Sambil bingung, Robert segera menarik tali kekang mount serigala untuk kembali menghalangi jalan ogre.
Suasana langsung menegang.
Gud melangkah besar ke depan, berdiri tepat di hadapan Robert, menatap sang perwira Wolf yang cerewet itu dengan sorot mata marah.
Tubuh gagah Gud bahkan setengah kepala lebih tinggi dari Wolf yang duduk di atas serigala mount. Postur tubuhnya yang hampir selebar bahu itu sepenuhnya menghalangi pandangan Robert.
“Pernah ada orang yang ngomong panjang lebar denganku di depan kuil waktu lalu, kamu tahu apa yang kulakukan?” Mata Gud menatap perwira serigala sambil berkata: “Kuberangkatkan dia ke tanah, kepala duluan.”
Postur tubuh Gud yang super garang dan lingkaran hitam matanya yang mengerut membuat kuda tunggangan perwira serigala itu mundur setengah langkah.
“Jangan begitu, Panglima Pan.” Ning Yu buru-buru berdiri berkata. Memperlakukan pendeta Salamander seperti ini sangat tidak sopan, apalagi terhadap ras Wolf yang menganggap kehormatan lebih berharga daripada nyawa. Hal seperti ini mudah memicu konflik, pertengkaran antar Bimon karena perbedaan pendapat memang hal biasa, tidak diatur jelas dalam hukum Bimon.
“Sungguh tidak enak hati.” Xiao Hulijing juga ikut berdiri.
Liu Zhenhan tetap diam memainkan gada taring serigala di tangannya, di belakangnya para panda telah mencabut tombak bermata tajam dari punggung mereka dan perlahan mendekat.
Dua puluh prajurit panda yang berdiri bersama terlihat mengerikan, postur tubuh mereka yang lebih perkasa dari anggota suku Beruang Bier memancarkan aura agresif yang menakutkan.
Pasukan kavaleri serigala kecil ini merasakan keanehan, meski ada kilasan ketakutan di mata mereka, tanpa ragu mereka mengendalikan tunggangan untuk perlahan mengepung, tangan-tangan kekar mereka telah mencengkeram gagang pedang.
Para pasukan kavaleri serigala sebenarnya tahu dalam hati, mungkin hanya satu dari orang beruang mata hitam itu yang bisa menghabisi mereka semua, tapi mereka tetap tidak mundur.
Dua pasukan yang berhadapan, yang diperhitungkan adalah momentum. Tatapan para Prajurit Panda Panta seperti seekor beruang ganas yang menyapu sarang lebah telanjang satu per satu.
Orang-orang Ao juga maju, tenggorokan mereka bergemuruh rendah, sorot mata tajam.
Bimon macam apa ini, berani menentang pasukan resmi sekalipun. Keringat dingin mengucur di punggung Pendeta Robert·Baggio Saroman. 20 pasukan kavaleri serigala melawan 40 Pengawal ahli bela diri dari Imam Perang, bahkan orang bodoh pun tahu akibatnya kalau bertempur.
"Apa maksud kalian?" Manusia luak menatap Gud.
"Jangan halangi jalanku." Liu Zhenhan mendekat.
Meski belum bersumpah, janji memberi kebebasan pada orang Ao harus ditepati.
Dari sorot matanya, manusia luak Robert melihat sesuatu: Pendeta Pig ini sepertinya sedang mencari tempat untuk menyembunyikan mayat setelah membunuh.
Helen buru-buru mendekat, terus menarik lengan Liu Zhenhan. Kitab Hukum Pendeta yang terjepit di lengannya menghapus keraguan terakhir perwira Wolf.
Buku macam ini tidak mungkin dimiliki oleh penipu palsu.
"Anda salah paham," Robert buru-buru menjelaskan, "Saya tidak berwenang menyelidiki keberadaan dua pendeta tersebut."
“Lalu kenapa kamu selalu menghalangiku?” Liu Zhenhan mengendurkan ekspresi wajahnya yang tegang setelah mendengar perkataan itu.
“Begini, setengah hari yang lalu kami menerima permintaan bantuan dari desa Hobbit Setengah Manusia. Seekor monster antardimensi 'Kura-kura Bintang' telah memasuki desa mereka. Hobbit adalah teman Suku Serigala Wolf kami, sedangkan pasukan di pos kami tidak banyak. Jadi kami hanya bisa mengirim regu kecil ini untuk menangani masalah. Kura-kura Bintang adalah monster langka dengan tubuh tertutup cangkang tulang raksasa. Kami benar-benar tidak berdaya, karena itu kami sangat berharap bisa mendapatkan bantuan dari Yang Mulia Pendeta!” Robert buru-buru menjelaskan sambil melirik lemah ke arah Gud yang gagah, lalu menambahkan pujian: “Terlihat jelas bahwa Pengawal Yang Mulia Pendeta adalah prajurit yang gagah berani!”
Sebenarnya Wolf yang pemberani lebih memilih mati dalam pertempuran daripada meminta bantuan. Tapi Robert tidak punya pilihan lain selain mengarang alasan ini. Tanpa penjelasan yang memadai untuk pendeta bandit ini, hatinya terus merasa cemas.
Bukan karena takut, tapi lebih karena tidak ada gunanya bertengkar untuk hal yang tidak jelas. Robert mencoba menenangkan diri sendiri.
“Kura-kura Bintang?” Helen dan Ning Yu serentak berteriak kaget.
“Model lagi?” Liu Zhenhan awalnya senang mendengar ada monster, tapi setelah tahu itu kura-kura lagi, trauma lamanya langsung kambuh.
“Ada apa? Sangat hebat?” Xiao Ai memandang Helen dan Ning Yu dengan bingung.
“Bukan cuma hebat!” kata Helen. “Ini adalah Monster tingkat tertinggi yang sangat sulit ditangani! Zirahnya sangat keras, serangan fisik praktis tidak mempan!”
“Dan masih ada ekor raksasa seberat seribu jun seperti gada Taring Serigala! Bisa menggunakan sihir elemen udara!” Ning Yu jelas juga tidak asing dengan monster jenis ini.
“Oh? Apakah lebih hebat dari sihirku?” Ai Wei'er dengan kesal memanggil mantra, mengayunkan tangannya dan melepaskan Panah Air yang melesat ke burung raksasa Newton yang sedang terbang di angkasa.
Tapi meleset.
Wajah cantik Ai Wei'er memerah, perlahan melantunkan rangkaian nada sihir yang rumit, menghancurkan gulungan sihir terakhir dari kerang di sampingnya.
Meski Ai Wei'er sendiri tidak mengaku, tingkat penguasaan sihir elemen airnya benar-benar payah. Tapi meski payah, dia tidak mau diingatkan orang lain.
Sejak datang ke daratan, panggilan elemen air sama sekali tidak semudah di laut. Untuk mantra besar, sekarang dia harus membuat gulungan sihir terlebih dahulu. Berbeda dengan penyihir manusia, dia hanya bisa menggunakan kerang untuk membuat gulungan sihir, bukan perkamen kulit domba.
"Kerang ini adalah benda terakhir yang dia gunakan untuk membuat gulungan sihir, awalnya ada dua, keduanya adalah harta karun yang dia letakkan di dada untuk menutupi aurat. Saat Liu Zhenhan dan dia pertama kali mengalami 'batas evolusi', dengan kasar menghancurkan satu kerang."
Putri Duyung Bangsa laut tetaplah Putri Duyung Bangsa laut.
Begitu kerang gulungan sihir hancur, kilau biru muda yang megah berpendar, "peng!" sebarisan panah air magis yang padat melesat ke langit. Meski akurasinya masih buruk, jumlahnya yang banyak mengimbangi - separuh melesat kosong, separuh lainnya mengenai perut burung raksasa Newton. Burung itu menjerit pilu, menyemburkan darah hijau berbau anyir, lalu terbang goyah menuju pegunungan jauh. Lama kemudian, terdengar suara benda berat menabrak kanopi pohon dan jatuh ke tanah.
"Penyihir?" Bukan hanya Robert si Manusia Luak yang bulu kuduknya meremang, bahkan pasukan kavaleri serigala Wolf yang biasanya dingin dan tetap tenang meski dikepung panda dan manusia beruang pun menunjukkan ekspresi ngeri.
Penyihir! Banjir bandang yang menggunung, neraka lahar! Kilat yang menyambar dari langit! Legenda tua Bimon yang diwariskan turun-temurun ini tiba-tiba muncul kembali dalam ingatan para Wolf.
“Ini adalah penasihat sihir pribadiku.” Liu Zhenhan membersihkan tenggorokannya, berpura-pura santai. Sebenarnya dia ingin sekali menarik Ai Wei'er ke pelukannya dan menciumnya habis-habisan – benar-benar membanggakan!
Pandangan para penunggang serigala berubah total. Penasihat sihir! Bahkan di antara bangsawan manusia, berapa banyak yang memiliki penasihat sihir pribadi? Andai tadi benar-benar bertarung, cukup dengan satu penyihir, satu batalion penunggang serigala pun akan binasa.
“Xiao Ai, tingkat sihir kura-kura bintang mungkin lebih tinggi darimu.” Ning Yu merenung sejenak sebelum jujur mengakui, meski ini sedikit menyakiti kepercayaan diri Putri Duyung ini.
“Sihir terkuat kura-kura bintang adalah 'Awan Memabukkan'. Tak peduli sekuat apa monsternya, jika terkena sihir ini akan tertidur pulas. Meski tidak mematikan, sihir ini sangat mengganggu.” Helen menambahkan.
“Makhluk itu hebat!” Liu Zhenhan teringat zat ketamin yang pernah digunakannya saat menangkap tawanan di medan perang – basahi handuk, tutup hidung musuh dari belakang, tiga detik langsung tumbang.
“Karena itulah kami membutuhkan bantuan Yang Mulia Pendeta!” Robert terpengaruh oleh dialog mereka yang kompak. Setelah dipikir-pikir, rupanya meminta bantuan mereka adalah keputusan tepat.
“Menghilangkan makhluk jahat adalah tanggung jawab setiap pendeta!” Helen menerima undangan mereka dengan antusias: “Lagipula tujuan kami sebenarnya adalah berburu inti kristal monster di Hutan Salib Selatan.”
“Keberanianmu sama berkilaunya dengan kecantikanmu!” Robert si manusia serigala berkata dengan tulus.
“Richard...” Helen memeluk lengan Liu Zhenhan, menatap ke atas dengan harapan berkilau di matanya.
“Shuai Pan, bagaimana pendapatmu?” Liu Zhenhan memalingkan pandangan ke Gud yang sedang berpose dingin dengan ekspresi acuh tak acuh.
“Terserah, lagipula sudah lama tidak minum sup kura-kura.” Gud tersenyum tipis. Secara diam-diam, panggilan “Pria Tampan Suku Panda” ini cukup membuatnya bangga, meski lingkaran hitam di matanya sedikit mengurangi kesempurnaan.
“Lalu tunggu apa lagi... sekalian main saja...” Sepertinya aku segera punya dua tempurung kura-kura untuk tenda ~~ Liu Zhenhan memutar-mutar cincin batu darah di tangannya sambil tertawa terbahak.
BAB III NASIB BURUK SUPER
Sepanjang perjalanan ke desa Hobbit Setengah Manusia, Liu Zhenhan semakin akrab dengan Robert melalui obrolan mereka. Serigala ini sebenarnya cukup humoris.
Robert Baggio juga merasa pendeta ini orang yang unik, terutama setelah Liu Zhenhan memberinya cerutu.
Setelah menghilangkan jarak, keduanya justru terlihat seperti teman lama yang sudah saling mengenal bertahun-tahun.
Hobbit Setengah Manusia memiliki kerajaan kecil di Pegunungan Bering dengan populasi sekitar sepuluh ribu jiwa yang tersebar di antara pegunungan terjal. Hobbit Setengah Manusia tidak pernah menyukai kehidupan mengembara, satu-satunya tujuan mereka adalah kuliner. Hampir setiap Hobbit Setengah Manusia adalah ahli masak ulung. Mereka merupakan satu-satunya penduduk asli yang menunjukkan sikap ramah ketika pasukan Bimon mundur ke Padang Rumput Donau seribu tahun yang lalu.
Setiap Orang-orang Beastman Bimon yang melewati desa Hobbit Setengah Manusia akan mendapat jamuan makanan terbaik. Keramahan Setengah Manusia, dinginnya kaum Elf, liciknya manusia, dan kekuatan Bangsa Manusia Berbulu sama-sama termasyhur di seluruh benua.
Saat ini di pasukan logistik Legiun Wolfgang Mig, hampir semua koki utama adalah Hobbit Setengah Manusia. Oleh karena itu, suku serigala Wolfgang selalu memperhatikan keamanan Hobbit Setengah Manusia. Meskipun tinggi badan mereka hanya setara anak manusia normal, dan mereka tidak kekurangan keberanian, namun kebajikan dan keluguan mereka membuat mereka tidak mahir bertarung. Monster kuat di Pegunungan Bering tetap menjadi penyebab utama populasi Hobbit yang selalu berada dalam kondisi tertekan.
Liu Zhenhan baru menyadari betapa sulitnya ras ini bertahan hidup di pegunungan ketika ia melihat langsung para Setengah Manusia ini. Setiap Hobbit Setengah Manusia menyambut kedatangan pasukan Bimon dengan antusias. Melihat postur tubuh mereka yang bahkan tidak mencapai satu meter, Liu Zhenhan teringat pada pandai besi kurcaci itu. Meski pendek, kurcaci itu mungkin masih sedikit lebih tinggi daripada para Setengah Manusia ini.
Kaki besar mereka yang dipenuhi bulu keriting membuat Liu Zhenhan khawatir tentang tingkat kehidupan mereka.
Rumah-rumah Setengah Manusia terbuat dari jerami dan batu kecil, ketinggiannya hanya sampai kepala Liu Zhenhan. Akhirnya seluruh rombongan harus duduk di tanah lapang desa. Prajurit Panda dan Orang-orang Ao duduk dengan sangat hati-hati, takut rumah-rumah mungil nan apik itu akan runtuh akibat guncangan.
Tetua Setengah Manusia yang bertongkat nyaris terjatuh ke pelukan Robert si Bairen. Dengan wajah kekanak-kanakan namun berjanggut panjang, tetua itu menangis tersedu-sedu sambil menceritakan penderitaan desanya kepada pasukan bantuan.
Memang kisah yang terjadi sungguh membuat darah mendidih.
Hobbit Setengah Manusia terkenal rakus. Mereka makan enam kali sehari dan sangat menyukai anggur buatan sendiri.
“Penduduk Hobbit Setengah Manusia di desa ini menghabiskan beberapa tahun dengan susah payah membuka sebidang tanah kosong di lembah belakang desa untuk menanam bahan baku pembuatan Rum Hobbit - 'Lili Aroma Anggur'. Kesulitan membuka lahan di hutan ini dapat dibayangkan mengingat postur tubuh para Setengah Manusia.
Tapi siapa sangka, seluruh ladang 'Lili Aroma Anggur' yang mereka tanam dengan susah payah itu direbut oleh 'Kura-kura Buntut Bintang' yang muncul tiba-tiba. Hanya dalam 2-3 hari, makhluk ini melahap lebih dari separuh hasil panen yang telah dibudidayakan bertahun-tahun oleh para Setengah Manusia. Bagi Hobbit Setengah Manusia yang menganggap makanan sebagai harta paling berharga, ini hampir membuat mereka putus asa.
Awalnya mereka mencoba mengusir 'Kura-kura Buntut Bintang' ini, tetapi panah mereka sama sekali tidak mempan. Beberapa pemberani yang mencoba menyerang dengan pedang pendek justru terpental oleh kibasan ekornya yang dahsyat.
“Para Ksatria Bimon! Tolonglah kami! Jika ini berlanjut, semua Lili Aroma Anggur yang kami rawat bertahun-tahun akan musnah. Tanpa bahan baku ini, kami tidak bisa membuat Rum untuk mengikuti Festival Anggur Tahunan!” Tetua Setengah Manusia itu menangis tersedu-sedu: “Desa Dado kami pasti akan diusir dari Pegunungan Bering oleh seluruh Kerajaan Setengah Manusia!”
Liu Zhenhan mengambil sebuah busur dan anak panah dari tubuh seorang Hobbit Setengah Manusia. Busur kecil yang indah ini terlihat seperti mainan. Liu Zhenhan memutar ujung anak panahnya, lalu menusukkan ke pantat ogre Karu. Karu mengedipkan mata besarnya sekali, tidak bereaksi.
"Tenang saja!" Robert menghibur tetua Setengah Manusia, "Kami membawa dua Pendeta agung dari Kerajaan dalam perjalanan ini, pasti bisa mengusir monster mengerikan ini."
Kecantikan tiga wanita cantik besar ini sudah membuat para Setengah Manusia yang menonton hampir terengah-engah. Begitu mendengar ada dua Pendeta legendaris, semua mata kecil mereka yang berkilau mulai mengamati ketiga wanita itu dengan seksama, tak ada yang memperhatikan Liu Zhenhan yang sudah berpose lama.
"Luar biasa!" seru tetua Setengah Manusia gembira, "Asal bisa mengusir kura-kura berekor bintang yang mengerikan ini, setelah rum kami selesai difermentasi, pasti akan kami berikan masing-masing 5 galon untuk ketiga Tuan!"
Liu Zhenhan memperhatikan detail: Begitu mendengar kata "rum", bahkan penunggang serigala yang disiplin seperti Robert pun tenggorokannya bergerak "gluk" menelan ludah.
“Anda harus memakan roti tidak beragi, minum air mata air yang jernih, menggunakan tekad tempur untuk menolak kemerosotan dan korupsi, menjauhi alkohol dan wanita, menjauhi perhiasan mewah, serta membuktikan lencana diri dengan darah panas seorang kesatria.” Liu Zhenhan bergumam sambil menghafal prinsip Ksatria Bimon, sembari diam-diam mengamati ekspresi Robert si manusia luak. Prinsip Ksatria Bimon ini sendiri dicatat diam-diam oleh Liu Zhenhan saat Pangeran Richard membual beberapa waktu lalu, tak disangka hari ini bisa berguna.
Benar saja, begitu kata-kata Liu Zhenhan terucap pelan, beberapa wajah pasukan kavaleri serigala menunjukkan rasa malu, sementara wajah Robert semakin tidak natural.
Haha, rum ini sekarang bermarga Liu! Liu Zhenhan dalam hati tertawa geli.
“Jangan tunda lagi, mari segera berangkat! Di mana kura-kura bintang ekor ini? Ksatria Robert! Kumpulkan pasukanmu, mari berantas malapetaka untuk teman setengah manusia kita!” seru Liu Zhenhan dengan nada tegas sambil memanggil budak ogre Karu untuk mengangkat "Phalanx" dari gerobak.
Karu mengangkatnya dengan susah payah, hampir menyeretnya di tanah saat membawanya.
“Tuan, ini...?” Robert heran memandang tongkat hitam penuh lubang sarang lebah di tangan Liu Zhenhan, matanya dipenuhi tanda tanya.
“Ini adalah instrumen penguat Kekuatan Nyanyianku!” Liu Zhenhan berbohong sembarangan.
Tetua setengah manusia memimpin pasukan besar ini menuju ke sebuah lekukan gunung tak jauh dari sana. Tempat ini diterangi sinar matahari yang cukup, pepohonan rindang, dan aliran air jernih mengalir deras dari tebing batu di atasnya seperti hujan bunga giok.
Di atas hutan sebelah, terdapat lingkaran cahaya samar menyerupai pelangi yang menyelimuti area. Talisman-talisman tak dikenal bergerak-gerak di dalam lingkaran cahaya tersebut.
Lingkaran cahaya ini adalah yang disebut "celah ruang-waktu", banyak ditemukan di Pegunungan Bailing dan Hutan Salib Selatan. Konon "celah ruang-waktu" ini merupakan jalur invasi Bangsa Iblis ke Benua Aigean pada masa lalu.
Di dalam lekukan gunung terdapat tanah lapang seluas sepuluh hektar. Lahan yang awalnya ditanami rapi kini dipenuhi serpihan tanaman yang rusak. Satu-satunya yang tersisa hanyalah beberapa rumpun bunga lili putih di tepi tebing. Setiap tangkai lili memiliki daun hijau seperti bambu muda, kelopak putih berbentuk terompet, dan memancarkan aroma manis seperti anggur saat tertiup angin.
“Di mana kura-kura itu?” Liu Zhenhan menggenggam Taring Serigala dengan penuh semangat, namun setelah mencari beberapa kali tetap tidak menemukan jejak kura-kura berekor bintang tersebut.
"Brakk!!" Sebelum suaranya habis, dari hutan di samping terdengar suara gemuruh "brebet-brebet～～", seekor kura-kura berukuran besar merobohkan semak dan pepohonan di sekitarnya, lalu muncul perlahan di hadapannya.
"Obisilachi!" Meski sudah mempersiapkan mental, Liu Zhenhan tetap terkejut bukan main. Kura-kura raksasa ini bahkan lebih besar dari yang pernah ia temui di Pulau Xiongzhao yang menyebabkan dirinya dikutuk. Yang membedakan, kura-kura berekor bintang ini memiliki ekor seperti gada rantai yang dipenuhi duri hitam mengerikan.
Cangkangnya menjulang tinggi, kaki dan kepala yang kekar dipenuhi sisik kasar. Dengan angkuh ia merayap mendekat, sama sekali tidak mengindahkan pasukan yang berbaris rapi di hadapannya.
"Waspada! Jangan biarkan dia melepaskan 'Awan Memabukkan', harus diselesaikan cepat!" teriak Liu Zhenhan sambil membuka Taring Serigala.
Robert mulai melantunkan "Lagu Perang Pembersih" khas Sandroaman suku Bei, sementara Xiao Hulijing mulai menyanyikan Lagu Berkat untuk memperkuat semua prajurit.
Kilau aneh berkelebat, tubuh prajurit Beruang dan pasukan berkuda Serigala mulai bermutasi. Teriakan liar bergema silih berganti, bulu tengkuk mereka berdiri tegak, urat di lengan menonjol seperti cacing tanah.
"Lagu Berkat" yang diberikan pada tubuh Prajurit Panda terlihat lebih sederhana, hanya lingkaran emas yang melingkupi tubuh mereka yang membuktikan bahwa mereka juga telah menerima efek magis dari lagu perang yang misterius.
Robert yang sedang menggunakan "Lagu Pembersihan" tiba-tiba melihat Pendeta Pig dengan sinar emas di tubuhnya justru menjadi yang pertama mengayunkan Taring Serigala sambil berlari ke depan, membuatnya hampir menggigit lidah sendiri karena terkejut.
Prajurit Serigala Liar membuktikan diri sebagai tentara profesional. Meskipun dalam kondisi Transformasi Liar, mereka tetap mempertahankan formasi rapi sambil mengendarai serigala tunggangan. Dengan kecepatan kilat seperti formasi kavaleri, mereka melintas di sisi Kura-kura Bintang secara serempak, pisau melengkung tajam mereka menyambar celah antara cangkang keras dan tubuh kura-kura, memercikkan bunga api yang berkilauan.
Prajurit justru terlihat jauh lebih kacau. Berbondong-bondong mengikuti tuannya, bahkan sebelum mencapai Kura-kura Bintang, puluhan pisau terbang berkilauan telah melesat menuju mata sang Model raksasa.
Kura-kura Bintang hanya memejamkan mata untuk menangkis serangan pisau terbang itu. Bilah pisau tajam tetap memantulkan rangkaian bunga api di kelopak matanya yang bersisik.
Mantra serangan kecil pertama Ai Wei'er akhirnya terbentuk. Sebuah Panah Air magis menyambar dengan suara "brak" tepat ke dalam rahang menganga sang Kura-kura Bintang.
"Kali ini tidak meleset, mungkin mulut kura-kura Model ini memang sangat besar."
Gelombang-gelombang riak berkilatan, belasan ogre muncul di sekitar Kura-kura Buntut Bintang, mengayunkan tongkat kayu di tangan mereka dengan membabi buta. Ilusi Ning Yu juga mulai bekerja.
"Kura-kura Buntut Bintang" mengamuk, kecerdasan monster ini pun tidak buruk. Tadi ia ingin melepaskan "Awan Pemabuk", namun diganggu oleh mantra lawan. Tapi baginya tidak masalah, ekor berbentuk bola berduri seperti meteor juga merupakan senjata andalannya. Ekor raksasa menyerupai gada rantai itu menyapu tanpa ragu melewati tubuh para ogre.
Ogere-ogre ilusi tidak bisa menahan serangan, dengan kilatan cahaya berantakan, mereka semua menghilang ke dalam kekosongan.
Sayangnya, ilusi Ning Yu tetap terus bekerja, sekelompok besar ogre muncul lagi dan tetap asyik menghantam.
"Apa...?" Robert si manusia luak hampir menjatuhkan dagunya, dari mana datangnya gerombolan ogre yang jatuh dari langit ini?
Karu juga bingung, kenapa semua ogre ini mirip sekali seperti dicetak dari cetakanku.
Pada saat perhatian "Kura-kura Buntut Bintang" teralihkan oleh ogre, pentungan taring serigala Liu Zhenhan juga menghujam ke kepala. Dua puluh lebih tulang belulang sekaligus menghantam tubuh kura-kura itu.
“Brak!” Tulang tongkat Luosha di tangan Orang-orang Aul patah menjadi dua bagian. Tidak ada yang utuh lagi. Mereka tertegun membeku.
Hanya pentungan bergerigi Liu Zhenhan yang benar-benar efektif. Dentuman dahsyat bagai letusan gunung berapi terdengar. Kepala kura-kura bintang itu mengeluarkan suara logam mengerikan akibat pukulan. Sisik keras di kepala Model itu menyisakan lekukan jelas.
Kura-kura bintang yang menerima pukulan maut ini ternyata belum roboh. Dengan gesit ia memutar tubuh, menyabetkan ekor berbentuk bola besi berduri ke arah Liu Zhenhan.
Desiran angin dari sabetan ekornya bagai meteor jatuh dari langit. Ilusi ogre langsung hancur berkeping. Orang-orang Aul dengan lincah menunduk. Beberapa pasukan berkuda serigala yang kurang gesit terlempar ke udara, menghantam tebing hingga percikan darah merah menyala mengalir deras, mengubah air terjun jernih menjadi tirai merah mengerikan.
“Kampas!” Teriak Liu Zhenhan penuh amarah layaknya Prajurit Behemoth sejati. Dengan pentungan bergerigi yang diayunkan penuh tenaga, ia menghadang sambaran ekor kura-kura bintang yang berdaya hancur luar biasa.
“Krak!” Suara ledakan keras terdengar, ekor Kura-kura Bintang yang mirip gada meteor patah dari tulang belakang tengahnya dalam benturan sengit dengan Taring Serigala, terlempar miring ke hutan jauh dan menumbangkan pohon besar yang perlu dipeluk beberapa orang.
Semua orang melihat Taring Serigala baja bintang di tangan Pendeta Pigge itu bahkan masih bergetar "dengung-dengung".
“Mooo...” Raungan kesakitan dari "Kura-kura Bintang", kepalanya yang bersisik menghunjam seperti palu ke arah Pigge di depannya.
Sebuah barrier biru berkilauan, Putri Duyung dengan kedua tangan terbuka muncul di depan Liu Zhenhan. Kepala raksasa Kura-kura Bintang menyusup langsung ke tubuhnya, menghancurkan elemen air putri duyung itu seketika, sisa tenaganya masih melesat ke arah Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan berguling di tempat dengan gesit dan cepat, menghindari serangan kepala mengerikan itu. Memanfaatkan tenaga pinggang yang meledak dari tanah, dari bawah ke atas, ia menghunjamkan tongkatnya lagi ke rahang bawah Kura-kura Bintang. Begitu tongkat itu menghantam, banyak saksi melihat percikan api menyembul, seluruh tanah bergetar.
Kura-kura Bintang malang itu kehilangan satu mata akibat pukulan dahsyat itu. Bola mata hitam pekat pecah berantakan, cairan mata menyembur ke seluruh jubah pendeta merah Liu Zhenhan.
Guo Guo juga melompat ke atas, menendang keras sekali lalu memegangi kakinya sambil melompat kembali ke bahu Liu Zhenhan.
"Brak!" Sekali lagi pentungan menghantam...
"Brak!"...
"Brak!"...
Pelipis setiap orang berdenyut-denyut. Tak ada yang ingat berapa kali pentungan menghantam, hanya tahu duri-duri keras di pentungan taring serigala sudah patah semua. Kepala kura-kura berekor bintang itu berubah bentuk sama sekali, kulit terkoyak dan daging terbelah, terbaring tak bergerak lagi.
"Terlalu brutal!" Robert tak kuasa menahan komentar.
"Siapa yang mau membersihkan jenazah saudara kita di atas!" Liu Zhenhan tersentuh, lengannya bergetar halus. Senjata maut raksasa di selangkangannya nyaris menerobos jubah dan melompat keluar.
Ini satu-satunya efek samping kutukan darah Bixi - setelah menggunakan kekuatan ilahi ini, ereksi tak terkendali pasti terjadi.
Ini pertempuran pertama Liu Zhenhan yang sesungguhnya. Tak disangka tetap ada rekan yang gugur.
Seharusnya dia melepaskan keempat patung emas Zhaidai dari era Yun Qin! Liu Zhenhan menyesal dalam hati.
Saat penyesalan itu melanda, "celah ruang-waktu" tiba-tiba memancarkan kilau kristal.
"Cepat menjauh! Ada monster mengerikan keluar dari celah ruang-waktu!" Teriak tetua bangsa setengah manusia sambil menjatuhkan tongkat, menunjuk gugus cahaya di atas hutan.
Ya Tuhan, dosa apa yang telah diperbuat desa kami sampai dua monster dari dimensi lain muncul sekaligus. Tetua itu menghela napas pilu.
Dari lembah pegunungan di tengah hutan kembali bergema gemuruh dahsyat, seekor monster setinggi enam tujuh meter mirip badak raksasa menerobos pepohonan cendana tinggi dan muncul di tanah lapang pinggiran lembah.
Di dahi monster terdapat tanduk berbentuk huruf "T" yang mengerikan, gigi-gigi di mulutnya tersusun rapi seperti deretan sabit. Kulit di seluruh tubuhnya berkerut-kerut dan tumbuh berlapis-lapis, memantulkan kilau perak di bawah sorotan matahari. Pada rusuknya yang menjulang terdapat kerangka yang datar seperti platform.
Setiap langkahnya bagaikan palu berat yang menghantam tanah. Kaki besarnya yang menginjak meninggalkan cekungan perlahan. Pohon-pohon tinggi terus menerus tertumbang dengan bunyi "krak!" saat binatang raksasa ini bergerak maju.
"Itu Monster Perang Komodo!" Pupil mata Robert hampir melebar hingga batas maksimal, suaranya terdistorsi: "Yang Mulia Pendeta! Cepat tinggalkan tempat ini!!!"
BAB EMPAT PUJIAN KEHIDUPAN
〖Wahai Orang-orang banteng di kejauhan, apakah kabarmu baik?
——Soket mataku berkaca-kaca〗
※※※
Julukan megah "Monster Perang Komodo" tidak asing bagi Liu Zhenhan. Saat mengikuti ujian Kuil sebelumnya, dia pernah melihat patung makhluk ini di pilar totem Kuil. Pada masa kejayaan Kerajaan Bimeng kuno, terdapat preseden di antara Suku Banteng Berbual yang berhasil menetaskan telur Monster Perang Komodo liar untuk dijadikan peliharaan magis eksklusif para Pendeta Shaman.
Komodo War Beast meskipun biasanya bergerak lambat, kemampuan sprint jarak pendeknya sebenarnya sangat cepat. Di dalam perut Komodo War Beast terdapat cairan asam korosif yang jumlahnya mengerikan dan sangat kuat. Selain sebagai senjata serangan, mereka bisa melahap apapun yang ingin dimakan, hampir semua benda bisa menjadi makanan mereka. Cairan asam korosif di perut mereka bahkan bisa mencerna batu. Komodo War Beast berwatak jinak dan umumnya tidak menyerang secara aktif, tetapi ketika diserang atau dihalangi saat makan, binatang buas perkasa ini akan berubah menjadi musuh paling menakutkan.
Namun sejak Pertempuran Hyjal, metode penetasan telur War Beast liar dan pelatihan telah punah di antara ras Bimon. Tidak hanya di kalangan Bimon, Ksatria Griffin manusia yang perkasa juga mengalami kepunahan setelah Pertempuran Hyjal yang kejam, karena kehilangan metode pemeliharaan dan pelatihan Griffin.
Teriakan Robert baru saja keluar, Liu Zhenhan langsung berbalik dan lari terbirit-birit.
Kedua tangannya masih mati rasa di sela jari akibat pertarungan dengan kura-kura bintang sebelumnya. Fisik Komodo War Beast ini jelas sudah tidak layak untuk dihadapi secara langsung. Bagaimanapun, kutukan yang diberikan oleh Bixi, naga kecil surgawi, hanya memberinya kutukan bukan mewariskan semua kekuatan.
Liu Zhenhan tidak bodoh sampai level harus berhadapan langsung seperti itu.
“Seperti gerombolan lebah, para Panda juga bergegas menyambutnya, dua tombang segi telah diambil di tangan masing-masing. Ukuran raksasa perang ini terlalu besar, para Panda tidak berani melemparkan tombang mereka, takut memprovokasinya.”
“Helen yang cerdik telah menggunakan ‘Nyanyian Perang Spiritual’ untuk menetralkan efek ‘Transformasi Liar’ dari ‘Nyanyian Perang Pemurnian’. Dia khawatir para prajurit ganas dan pasukan kavaleri serigala gila ini akan kehilangan akal dan mati sia-sia.”
“Raksasa Perang Komodo bergoyang-goyang mendekati kura-kura bintang yang tak diketahui hidup atau mati. Tanpa mempedulikan para Behemoth dan manusia setengah yang gemetar ketakutan di kejauhan, ia menjilati kura-kura itu dengan lidah raksasanya, membalikkan Model yang besar.”
“Suara ‘Krak’ terdengar ketika gigi seperti pisau pemotong raksasa perang itu dengan mudah mencabut satu kaki kura-kura. Ia mengunyah perlahan, sisik kasar di paha kura-kura bintang dan gigi raksasa itu menciptakan deretan suara mengerikan yang menusuk gendang telinga.”
“‘Selesai... selesai...’ Keluh tetua manusia setengah dengan wajah pucat seperti abu, wajah kekanak-kanakannya suram dan pahit: ‘Lili Anggur Harum kita... rumah kita... dengan kedatangan raksasa perang ini, harapan apa lagi yang tersisa?’”
“Binatang perang ini terlalu besar! Bahkan dengan bantuan Pendeta Naga Semu, masih dipertanyakan apakah bisa mengusirnya.” Robert si Manusia Luak sangat kecewa, dia merasa sangat malu. Awalnya dia mengira dengan memanggil dua Imam Perang, misi bisa diselesaikan dengan mudah. Ternyata secara kebetulan mereka berhasil membunuh kura-kura bintang, tapi belum sempat mengambil Inti Kristal berharganya, tiba-tiba muncul Komodo Binatang Perang yang merebut bangkainya. Saat binatang perang sedang makan, kita tidak boleh mengganggunya, atau amarahnya akan menghancurkan seluruh hutan.
“Obisilachi! Tempurung kura-kura dan Inti Kristalku!” Liu Zhenhan menggeram marah, dikelilingi sekelompok Manusia Anjing peliharaan yang juga terengah-engah. Para Panda menatap "Jenderal Pan" Gud, sementara Gud menatap majikannya. Mereka ingin menyerang tapi masih ragu-ragu.
Pasukan Kavaleri Serigala bingung melihat Ksatria Robert. Menyerang binatang raksasa sekuat ini? Jangankan satu regu kecil kavaleri serigala, bahkan satu batalyon pun mungkin tidak cukup untuk mengisi celah giginya.
Liu Zhenhan ragu-ragu, menancapkan pentungan Taring Serigala-nya ke tanah. Jarinya memutar-mutar dua Cincin Batu Darah di ibu jari secara mekanis. Meskipun Patung Emas Yunqin sangat kuat, tapi efeknya terlalu mengejutkan. Secara bawah sadar Liu Zhenhan tidak ingin terlalu banyak orang yang tahu tentang ini.
“Richard……” Ning Yu meletakkan tangan kecilnya di atas telapak tangannya dan menggelengkan kepala dengan tegas.
“Patung emas telah melalui ribuan tahun pertempuran, penuh luka. Kekuatan monster raksasa ini pasti sangat dahsyat. Jangan biarkan patung leluhur kita terkuras sia-sia.” Ning Yu mendekatkan bibir merahnya ke telinga Liu Zhenhan: “Biarkan aku mencoba dulu.”
Liu Zhenhan mengeluarkan sebatang cerutu, menggigitnya di mulut, lalu mengangguk perlahan.
Bibir Ning Yu bergetar lembut. Gelombang cahaya aneh berkilauan, dan di tengah teriakan semua orang, seekor Monster Perang Komodo raksasa sebesar bukit muncul di ladang bunga lili beraroma anggur.
Saraf para manusia-kerdil hampir mencapai titik puncak. Munculnya monster tingkat dewa di sekitar pemukiman mereka membuat semua orang bereaksi sama.
Ogre Karu bersembunyi di belakang kerumunan. Melihat dua monster mengerikan itu, lututnya gemetar hingga hampir terjatuh, sambil menggeser kaki pelan-pelan untuk kabur.
Keberanian suku ogre hanya ditujukan pada makhluk yang lebih lemah, bukan pada monster mengerikan ini. Dua Monster Perang Komodo yang memakan segalanya, bahkan naga darat pun akan lari ketakutan.
“Moo...” Komodo War Beast melihat tiba-tiba muncul makhluk sejenisnya yang mengancam, dengan marah membuang kaki kura-kura dari mulutnya sambil mengaumkan tantangan.
Monster perang ilusi ciptaan Ning Yu ini berbalik menuju hutan di tepi ladang bakung, beberapa langkah berjalan lalu menoleh kembali seolah mengundang pertarungan.
"Tolong aku..." Wajah Ning Yu basah oleh keringat, mempertahankan ilusi besar yang realistis ini sekaligus menipu monster berintelejensi telah menyedot banyak tenaganya.
"Bagaimana caranya?" Liu Zhenhan melepas cerutu yang belum dinyalakannya, lalu mengangkat Taring Serigala dari tanah.
"Komodo War Beast ini tidak menerima provokasiku. Ilusiku tak bisa mengeluarkan lolongan tantangan untuk mengalihkannya. Seranglah dia!" Ning Yu berkata sambil mengendalikan monster ilusinya yang terus menganga memperlihatkan gigi tajam, menggoda monster yang sedang asyik memakan kaki kura-kura.
"Aku yang urus!" Liu Zhenhan menggulung lengan bajunya dan mengambil 'Formasi Padat', jubah pendeta putihnya kembali menegang membentuk tenda.
"Kami yang maju!" Orang-beruang Beilami dan Gud serentak melangkah ke depan.
“Guo Guo……” Guo Guo, si kecil ini mencabik telinga ogre Karu, duduk di antara dua kepalanya yang besar, mengarahkan Karu untuk mendatangi Liu Zhenhan.
“Hmm… bagus…” Mata Liu Zhenhan berbinar.
“Pergi.” Liu Zhenhan mengambil batang kayu kering di tanah, menyodokkannya ke tangan Karu, lalu menunjuk ke Komodo War Beast sambil berkata: “Serang dia sekarang!”
Awalnya Karu berniat kabur, tapi Guo Guo yang mencium niat buruknya langsung melompat ke kepalanya. Si kecil yang manja itu menarik telinga Karu hingga akhirnya ogre itu pun menyerah dan kembali.
Tarikan si kecil itu sangat kuat, hampir saja sobek telinga Karu.
Karu menatap kosong batang kayu penuh semut di tangannya, lalu melirik ke arah makhluk raksasa itu. Matanya langsung terbalik dan ia pingsan.
“Cepat! Ilusi ku tak akan bertahan lama!” Wajah Ning Yu semakin tegang.
“Aku saja!” Helen maju ke depan, “Mundur semua! Serangan asam dari War Beast ini pasti mengerikan!”
Burung camar Aragon yang berdiri di batang pohon mengeluarkan lolongan nyaring, mengembangkan sayapnya, lalu terbang turun dengan gerakan menyelam elegan. Segumpal kecil cairan asam menghantam dahi binatang perang Komodo yang sedang makan. Aragon yang meluncur ke samping melakukan putaran indah, terbang di atas binatang buas ilusi, mengepakkan sayap sambil terus melolong.
Binatang buas ilusi itu juga menggelengkan kepalanya yang besar, memandang dingin ke arah Komodo Perang yang sedang makan ini.
Komodo Perang itu menjadi murka.
"Mooo..." Binatang perang itu meraung keras, air liur berbau tajam dan menyengat seperti air mancur menyembur ke arah "saudaranya" yang menjengkelkan ini.
Di tengah teriakan rendah semua orang, binatang buas ilusi itu kebanjiran cairan asam dari kepala hingga leher. Aragon terbang menghindar dari serangan mengerikan ini.
Cairan asam menembus langsung tubuh binatang buas ilusi, mendarat di tanah kosong di belakangnya. Sisa-sisa bunga lili anggur yang sudah hancur berlebur mengeluarkan suara desis korosif, tanah di bawahnya mengeluarkan kepulan asap putih.
"Mundur!" Robert membentangkan kedua lengannya, menghalangi semua orang di belakangnya sambil mundur selangkah demi selangkah.
Pikiran Robert saat ini kacau balau. Kecerdasan suku Badger, meski dibandingkan dengan Fox pun tak kalah, tapi dia tetap bingung. Pertama, seorang Pendeta, yang diberkati dengan mantra lagu perang, langsung menyerbu bertarung fisik dengan kura-kura bintang, tiba-tiba muncul sekumpulan ogre membantu. Belum sempat dia menyusun informasi ini, muncul lagi dua ekor Kadal Perang Komodo raksasa. Jika salah satu Kadal Perang Komodo ini adalah peliharaan magis salah satu dari dua Pendeta ini, itu sungguh luar biasa. Bukan hanya Imam Perang, bahkan Imam Angin yang memiliki peliharaan seperti ini sudah bisa menyaingi Yang Mulia Murinho "Legenda Imam".
Robert memandang ke kiri-kanan, tak bisa melihat mana dari dua Pendeta ini yang memiliki kekuatan panggilan sehebat itu.
Robert tak paham, yang lain semakin bingung. Mereka tak tahu bahwa salah satu Kadal Perang itu adalah ilusi, mengira itu peliharaan magis salah satu Pendeta.
Pikiran kacau mengaduk semua orang yang tak tahu kebenaran menjadi berantakan.
Setelah menerima dua serangan ilusi penghancur berturut-turut, kekuatan ilusi Ning Yu mencapai batas maksimal. Kilau cahaya berkelebat, ilusi kadal raksasa pun lenyap.
Monster perang itu melihat sesamanya tiba-tiba menghilang, matanya beralih ke burung camar yang sedang berputar di udara. Tanduk perak berbentuk "T" di kepalanya mulai memancarkan cahaya berdenyut yang mengelilinginya, lalu tiba-tiba melesatkan kilat berkelok-kelok yang menerjang langit; kilat yang bercabang-cabang itu seperti ular cahaya yang langsung menghantam burung camar Aragorn yang sedang terbang.
"Sssss..." Disertai suara desisan halus, burung camar di udara itu terkena sambaran langsung. Setelah kejang-kejang ganas, tubuhnya berubah menjadi arang hitam yang jatuh "byur" dari langit.
Pandangan semua orang perlahan mengikuti jatuhnya burung camar ke tanah, napas mereka tertahan, termasuk Liu Zhenhan yang wajahnya pucat seperti mayat.
Meskipun Liu Zhenhan memakai kalung Mutiara Naga buatan Ning Yu di lehernya, itu hanya bisa menangkal api, angin, dan air - tidak termasuk petir.
Kecuali beberapa helai bulu hangus yang perlahan melayang jatuh, seluruh ruang seolah membeku dalam keheningan.
"Keajaiban langka! Konon beberapa Komodo War Behemoth langka yang secara tidak sengaja menelan 'Kristal Bernyanyi' dari tambang batu, mampu berkomunikasi dengan roh langit dan petir, sehingga memperoleh kemampuan sihir serangan 'Petir Guntur'. Inti kristal dari Komodo War Behemoth ini merupakan penguat magis elemen listrik kelas premium, setiap bijinya bisa dijual dengan harga selangit di kerajaan-kerajaan manusia di Benua Aigean."
Di Benua Aigean, selain penyihir manusia yang luar biasa, hanya Komodo War Behemoth yang mengerikan yang mampu menggunakan sihir dua elemen sekaligus.
"Komodo War Behemoth dengan serangan magis ganda..." Tubuh Robert si manusia luak juga gemetar hebat. Munculnya makhluk sekuat ini di Pegunungan Bering tiba-tiba merupakan bencana bagi Kerajaan. Tidak hanya desa Hobbit Setengah Manusia yang dalam masalah besar, bahkan Pasukan Mig juga akan kerepotan, harus meminta bantuan Pendeta Naga Semu dari Kerajaan.
Air mata bening mengalir di wajah Helen. Burung camar Alargon dan dirinya, yang telah menemani Liu Zhenhan pulang ke kampung halaman di Dataran Liar Donau dari pulau terpencil, tak pernah meninggalkannya sedetik pun. Kedalaman ikatan mereka sudah tak bisa diungkapkan dengan kata-kata sederhana.
"Manipulasi monster dan ritual pendeta memiliki hubungan langsung, burung camar Aragorn bahkan tidak sempat melakukan gerakan menghindar dari petir, langsung terbakar menjadi arang. Wajah Helen dipenuhi kepedihan dan penyesalan.
Liu Zhenhan mengerti betul rasa sakit kehilangan monster peliharaannya. Jika Guo Guo gugur dalam pertempuran, pasti hatinya akan hancur seperti Helen sekarang.
"Obisilachi! Perang ini tidak bisa dilanjutkan!" Liu Zhenhan melepas dua cincin batu darah, mengangkat kedua tangannya ke udara. Dia bersiap mengeluarkan semua persediaan terakhirnya. Hari ini benar-benar membuatnya jengkel! Tuan Liu yang biasanya selalu untung dan tidak pernah rugi, kini seperti penjudi bermata merah yang siap melakukan tindakan mengejutkan dunia!
Liu Zhenhan berniat menggunakan Empat Manusia Emas Zhaidai dari Yun Qin yang masing-masing berbobot 240.000 pon, untuk menghantamkan kepala Komodo War Beast raksasa ini masuk ke lubang anusnya sendiri.
Keajaiban terjadi lagi. Sebuah lingkaran cahaya lembut menyinari dari langit, menerangi tubuh Komodo War Beast. Bahulu air terjun di tebing pun memantulkan pelangi tujuh warna yang indah dan berkilauan.
Air mata Helen berhenti mengalir.
Monster Perang Komodo raksasa yang seluruh tubuhnya memancarkan cahaya pelangi itu, ternyata berjalan seperti kucing yang sedang merayu dengan menundukkan kepala besarnya malu-malu, menggelengkan tanduk tunggalnya, lalu bergerak malu-malu menuju Helen yang berdiri di garis depan kerumunan.
Kerumunan orang itu langsung berhamburan sambil berteriak seperti kawanan hewan yang panik akibat kedatangan binatang perang raksasa yang perkasa ini.
Liu Zhenhan mempercepat mantranya. Ia yakin, setelah binatang buas ini melangkah sekali lagi, empat patung emas setinggi tebing akan menghantamnya masuk ke dalam tanah.
"Richard jangan bergerak!" Tangan kecil Helen menyegat mulut besar Liu Zhenhan yang sedang komat-kamit mengucapkan mantra.
"Aku dan Monster Perang Komodo ini ternyata memiliki telepati! Dia tidak bermusuhan!" teriak Helen dengan penuh semangat.
Liu Zhenhan menatap tegang ke arah binatang perang raksasa yang semakin mendekat ini. Gunung kecil yang bergerak ini membuatnya menggenggam erat Tongkat Taring Serigala di tangannya, sementara jubah pendeta di punggungnya basah kuyup menempel.
Ogre Karu siuman dari pingsannya. Begitu membuka mata, melihat binatang perang sebesar gunung ini ternyata muncul di hadapannya, pupil matanya melebar sampai batas maksimal sebelum akhirnya pingsan kembali lunglai.
"Binatang Perang Raksasa itu seperti kucing pemalu, dengan lembut berbaring di depan Helen, hati-hati mengulurkan tanduknya untuk diraba Helen, mengeluarkan erangan nyaman yang besar."
"Oh～～Kampas!" Pendeta Saroman Robert memegang wajahnya dengan ekspresi tak percaya.
"Ternyata itu 'Pujian Kehidupan'!" Robert hampir gila, matanya penuh kecemburuan.
Liu Zhenhan juga terpaku.
Penyanyi Jiwa alamiah memang langka, tapi Kerajaan Bimeng masih melahirkan satu setiap ratus tahun.
Pendeta Naga juga langka, tapi dalam sejarah Bimeng setidaknya ada satu dari Pertempuran Hyjal; sekarang ada Tuan Liu Zhenhan, meski naga peliharaannya sudah mati.
Di antara Dua Belas Imam Utama Kerajaan Bimeng saat ini, ada Pendeta Phoenix Api yang sebanding dengan Pendeta Naga.
"Evolusi Alami" lagu perang tidak perlu dikatakan lagi, meski kemunculannya jarang, tapi masih ada.
Liu Zhenhan pernah mengalami kutukan "Ritual Darah" monster, seharusnya ini langka, tapi dalam seribu tahun terakhir "Ritual Darah" sudah muncul dua kali, termasuk yang dialami Liu Zhenhan ini total tiga kali.
Tapi "Pujian Kehidupan" hanya muncul dua kali dalam milenium ini, hal ini hanya ada dalam legenda, dan Kuil tidak memasukkannya ke "Kodeks Pendeta", hanya diwariskan secara lisan antar guru-murid pendeta.
"Seperti pusar perawan, semua orang tahu ada, tapi tidak ada yang pernah melihatnya."
"Ritual Darah" dan "Pujian Kehidupan" sama-sama merupakan dua legenda dalam mitos Pendeta Altar Bimon.
Hanya saja, "Ritual Darah" adalah kutukan yang mengerikan, sedangkan "Pujian Kehidupan" adalah berkah yang indah.
Satu adalah neraka, satu lagi adalah surga.
"Pujian Kehidupan" adalah hadiah terbaik dari Dewa Perang Kampas untuk hambanya, sekaligus bukti puncak ikatan emosional antara Pendeta Kuil dan peliharaannya.
Saat pendeta dan peliharaannya berjuang berdampingan lalu peliharaan tewas, Dewa Perang akan memberikan berkahnya kepada dua sahabat yang memiliki ikatan emosional kuat. Kontrak mulia yang terjalin melalui hati antara pendeta dan peliharaannya akan dialihkan ke musuh.
Dalam Kitab Hukum Kuil Bimon, catatan tentang "Pujian Kehidupan" hanya disebutkan sekali secara sepintas.
Dalam Pertempuran Hyjal seribu tahun lalu, legenda pendeta Kerajaan Bimeng yaitu Pendeta Naga pertama sepanjang masa, Tuan Koqishi, memicu berkah "Pujian Kehidupan" ketika peliharaannya - naga elemen angin Hesky tewas dikepung sepuluh ksatria naga manusia. Ini menyebabkan kontrak batin dialihkan ke naga api yang semula merupakan tunggangan ksatria naga manusia.
Dalam Pertempuran Hyjal, Pendeta Naga Kochis dengan kekuatan sendiri berhasil membunuh tiga Ksatria Naga manusia, menciptakan mitos dan monumen tak tertandingi bagi para Imam Bemon, semuanya berkat berkah "Pujian Kehidupan".
Andai bukan karena kontrak spiritual yang tidak bisa dialihkan kepada manusia yang juga hamba dewa, mungkin Pendeta Naga Kochis tidak akan sirna ditelan debu sejarah.
Asal-usul "Pujian Kehidupan" cukup kontroversial, konon berasal dari Dewa Perang Campas yang baru menyadari cinta mendalamnya setelah peliharaan magis Medusa-nya gugur dalam pertempuran, melahirkan kerinduan dan berkah ilahi.
Karena itu – dokumen resmi Kuil tidak akan mengakui sejarah ini.
Bagi seorang pendeta, apapun pangkatnya, memiliki "Pujian Kehidupan" memberikan keuntungan mengerikan: memungkinkannya menantang monster terkuat di benua tanpa terkalahkan, bahkan melawan iblis magma bawah tanah atau naga sekalipun.
Bagaimana mungkin ini tidak membuat Imam Saroman Robert menjadi iri dan dengki!
Bukan hanya dia, bahkan Liu Zhenhan pun matanya memerah – konsep pengalihan kontrak spiritual "Pujian Kehidupan" ini berarti memiliki harta karun tak terhingga, siapakah di dunia ini yang perlu ditakuti? Bahkan Imam Phoenix Api terhebat Kerajaan Bemon saat ini, Tuan Mulihaneo, jika berduel satu lawan satu dengan Helen, pasti akan kalah!
Liu Zhenhan menemukan bahwa dirinya dan Helen benar-benar pasangan yang ditakdirkan, satu dikutuk oleh "Ritual Darah", sedangkan yang lain diberkati oleh "Pujian Kehidupan".
"Obisilachi! Kenapa aku tidak pernah seberuntung ini!" Kedua mata Liu Zhenhan memerah darah, saat ini dia benar-benar dilanda kecemburuan! Untunglah yang menerima "Pujian Kehidupan" adalah Helen, kalau orang lain, Liu Zhenhan tidak tahu apakah dia akan melakukan sesuatu dalam kecemburuannya.
Guo Guo di samping terkekeh "kekek", perut besar yang menonjol, cakar kecilnya menunjuk bangga ke ujung hidungnya sendiri.
BAB 5: Giok Kura-Kura yang Tidak Lazim
"Terima kasih Dewa!" Helen menatap langit, wajah mungilnya yang halus dipenuhi tetesan air mata berkilauan. Yang berbeda, kali ini adalah air mata sukacita, bukan air mata duka.
"Sungguh..." Robert tidak bisa berkata-kata lagi.
Status sipil Pendeta Salamander selamanya tidak akan diakui oleh para kolot di Kuil, bahkan tidak akan memiliki Peliharaan Magis, benar-benar tidak ada bandingannya.
"Hehe..." Ning Yu juga tersenyum: "Kali ini Helen benar-benar kerepotan. Richard sudah lama bilang akan membuatkan drum perang sebagai alat musikmu, sekarang kamu harus menggunakan drum perang. Komedo Perang Raksasa memang digunakan untuk mengangkut drum kulit besar ke medan perang..."
“Hahaha...” Liu Zhenhan tertawa hingga air mata mengalir di wajahnya: "Di tulang rusuk Komodo War Beast raksasa ini bisa ditempatkan dua genderang perang besar! Biarkan Helen menggunakan tulang kaki belakang binatang Luosha, Obisilachi! Pasti terlihat gagah saat diayunkan!"
"Mimpiku tentang Kanun..." Helen juga tertegun, Komodo War Beast memang digunakan untuk mengangkut genderang perang raksasa ke medan perang. Efek tambahan instrumen ini merupakan yang paling dahsyat dalam ritual Pendeta Kerajaan. Meski dia enggan menggunakannya, Kuil pasti tidak akan menyetujui.
"Selamat, Yang Mulia Pendeta Fox!" Robert si Bangau mengucapkan selamat dengan tulus kepada Helen.
Berbeda dengan para Pendeta di Kuil, bangau licin ini yakin kedua Pendeta misterius ini akan menciptakan mitos baru bagi ras Bimon di masa depan, karena performa mereka hari ini benar-benar mengesankan.
"Terima kasih atas pujianmu." Wajah Helen memerah karena malu.
"Sayangnya, para pejuang kavaleri serigala kita." Perkataan Robert mengembalikan pandangan semangat semua orang pada bekas-bekas merah menyala di tebing itu.
Pandangan Liu Zhenhan dan tiga gadis cantik kecil tiba-tiba menjadi suram. Kepala para panda dan Orang Ao di sekeliling juga tertunduk sedih. Hutan Salib Selatan yang mengerikan ini! Baru berada di Pegunungan Bering, belum memasuki hutan utama yang lebat, sudah bertemu begitu banyak binatang buas aneh. Hal ini membuat ambisi heroik Liu Zhenhan yang awalnya membara laksana api, seketika meredup separuh.
"Naik dan rapikan jenazah saudara-saudara Wolff," Liu Zhenhan melambaikan tangan kepada Belami. Meski sudah terbiasa menyaksikan situasi hidup-mati, di dalam hati Liu Zhenhan masih terasa sakit yang samar.
Jenazah kura-kura berekor bintang masih terbaring diam di sana. Liu Zhenhan membawa Tongkat Taring Serigala dan menghantamnya beberapa kali untuk melampiaskan api dalam hatinya.
"Ambil Inti Kristalnya, kita harus lebih berhati-hati ke depannya." Ning Yu menghiburnya: "Kupahami bahwa Transformasi Liar dari Nyanyian Perang Bangsa Behemu memang membawa kekuatan tempur tak tertandingi, tapi juga memiliki efek samping mengerikan. Prajurit yang menerima transformasi ini sering melakukan serangan bunuh diri terhadap lawan kuat, ini sangat tidak bijaksana. Hari ini beruntung ada 'Nyanyian Pembersihan' dari Pendeta Shaluoman yang membuat para Anjing Penjaga masuk ke Transformasi Liar tanpa efek samping. Jika kau yang menggunakan Nyanyian Perang Kegilaan, kurasa mereka tidak akan menghindar dengan lincah tapi memilih bertarung langsung... Ke depannya... sebaiknya kurangi penggunaan Nyanyian Perang Kegilaan."
"Benar..." Liu Zhenhan juga merasakan kelemahan Nyanyian Perang Kegilaan ini. Bahkan "Lagu Berkat" pun sebenarnya sama saja. Logika prajurit terkadang jauh lebih efektif daripada amukan. Seperti di film-film lama, prajurit Pembebasan yang melepas topi dan menyapu musuh dengan senapan mesin, mana ada yang tidak berakhir seperti sarang lebah.
"Makanya sihir lebih praktis." Ai Wei'er mengucapkan kata-kata naif yang langsung mendapat tatapan sinas dari sekelilingnya.
"Karu!" Liu Zhenhan memanggil budak ogre: "Cepat bawa pisau melengkungku! Aku akan memotong-motong kura-kura Model ini menjadi delapan bagian!"
Ogre Karu yang baru saja sadar dari pingsannya sedang menatap bodoh ke arah binatang perang raksasa yang bersandar di sebelah Helen. Mendengar panggilan tuannya, dia segera mengambil pisau melengkung dari kereta dengan tergesa-gesa.
Setelah kura-kura bintang mati, kulit dan sisiknya mulai mengendur. Liu Zhenhan dengan mudah mengeluarkan benda yang diinginkannya dari kepala yang hancur berantakan.
Inti Kristal kura-kura bintang berbentuk perisai kerucut sebesar telur, memancarkan kilau kemerahmudaan yang samar. Liu Zhenhan juga menemukan mutiara hitam pekat sebesar telur merpati di rahang bawah kura-kura itu, yang berkilau seperti langit malam dan mengeluarkan aroma anggur ajaib.
Liu Zhenhan tersenyum licik. Kini dia sangat tertarik membedah tubuh kura-kura. Ternyata benar kata Helen - kerang, ular, kura-kura, dan naga semuanya bisa menghasilkan mutiara. Model sebesar ini pasti memilikinya. Selain memberikan Inti Kristal, kura-kura bintang ini juga menyumbangkan sebuah mutiara - benar-benar transaksi menguntungkan! Terakhir kali naga kecil menyumbangkan Mutiara Malam, sekarang mutiara hitam ini terlihat cantik tapi fungsi pastinya belum diketahui.
Guo Guo melompat ke lengan Liu Zhenhan dan mulai menjilati-jilati mutiara beraroma anggur ini dengan rakus.
“Inti kristal iblis ini cukup untuk menyimpan banyak Kekuatan Nyanyian.” Helen juga terlihat puas. Semakin tinggi level monster, semakin besar inti kristalnya. Inti kristal serigala iblis hanya bisa dijadikan kalung Guo Guo, sedangkan inti kristal kura-kura bintang ini benar-benar kelas atas.
“Kalian lihat bersama, apakah mutiara kura-kura ini bisa menyala dalam gelap?” Liu Zhenhan kembali menunjukkan mutiara hitam pekat itu kepada mereka.
“Ai Wei'er, kalian di laut paling banyak jenis mutiaranya. Coba kamu lihat.” Ning Yu memanggil sang ahli putri duyung untuk menilainya.
“Aromanya harum, sangat jarang ada mutiara yang beraroma.” Ai Wei'er mengangkat mutiara itu dan mengendusnya, “Dilihat dari kualitasnya, pasti jauh kalah dengan Mutiara Malam dari sumbangan naga kecil milik Richard. Mutiara naga Richard tidak hanya bersinar dalam gelap, tapi juga bisa menghangatkan di musim dingin dan mendinginkan di musim panas saat disimpan dekat tubuh. Mutiara kura-kura ini jelas tidak bisa menandingi. Dari pantulan cahayanya yang lembut tapi kurang terkonsentrasi, secara keseluruhan ini hanyalah mutiara biasa. Saat di laut, di peti kerangku, mutiara mana pun yang kuambil pasti lebih bagus dari ini.”
“Tidak mungkin?” Helen berjongkok, tangannya meraba-raba tempurung kura-kura yang kasar sambil menghitung lingkaran tahun dengan teliti. Makhluk perang Komodo yang baru ditaklukkan itu juga menyodorkan kepalanya yang besar, terus mengendus-endus sambil menggulung sisa kaki kura-kura yang belum habis ke mulutnya untuk dikunyah lagi.
“Kura-kura Model ini sudah berusia lebih dari seribu tahun, bagaimana bisa mutiara kura-kuranya tidak berkualitas? Mutiara kura-kura di atas lima ratus tahun saja sudah cukup bagus.” Kata Helen.
“Kau tahu apa? Mutiara yang pernah kulihat lebih banyak daripada gumpalan tanah yang pernah kaulihat!” Ai Wei'er dan Helen saling bersitegang, selalu ingin berdebat.
“Kamu...” Helen marah sekali, memalingkan pandangannya ke Liu Zhenhan.
“Haha, bagus atau tidak tidak penting. Lain kali aku akan ke Witherspoon, pakai mutiara ini untuk membuat tusuk rambut buat Helen. Mutiara harum semerbak, Helen juga harum semerbak, sungguh serasi!” Liu Zhenhan mengedipkan mata pada Helen dengan senyum penuh pengertian.
Helen kini tampak sombong, terus-menerus melirik ke arah Ai Wei'er dengan sikap menang.
Bibir Ai Wei'er bergetar lama, tak bisa mengeluarkan kata-kata. Dari gerak bibirnya sepertinya terus bergumam "pilih kasih".
“Tuan, bolehkah hamba menyela?” Tetua ras kurcaci mengangkat wajah kekanakannya sambil menarik jubah Liu Zhenhan.
"Kura-kura bintang sangat langka, makanan favorit mereka adalah bunga lili anggur." Tetua hobbit setengah manusia berkata, "Kami hobbit setengah manusia adalah pembuat anggur alami. Bahan baku rum yang kami produksi juga menggunakan bunga lili anggur. Bisa dikatakan dengan bangga, pemahaman kami tentang bunga lili anggur melebihi pengetahuan tentang diri kami sendiri. Bunga dan tanaman bunga lili anggur mengandung alkohol alami murni. Seluruh alkohol dari bunga lili anggur yang dimakan kura-kura bintang seumur hidupnya, tersimpan dalam mutiara kura-kura ini. Kemampuan sihir udara 'Awan Mempesonakan' yang menjadi keahlian utama mereka, juga diaktifkan melalui mutiara ini."
"Astaga, model ini berusia seribu tahun. Berapa banyak 'bunga lili anggur' yang dimakannya seumur hidup?" Liu Zhenhan menjulurkan lidah. Untung saja tadi tidak memberi kesempatan pada model ini, langsung menghajar master dengan pukulan acak, ditambah serangan jarak jauh sihir Ai Wei'er, membuat monster ini tewas sebelum sempat menggunakan maginya. Kalau tidak, "Awan Mempesonakan" si model ini pasti akan membuat kita semua kerepotan.
“Batu kura-kura ini jika diberikan pada Hobbit Setengah Manusia, sama saja dengan menyerahkan dunia padanya!” Sesepuh Setengah Manusia mengedipkan mata kecilnya yang berbinar-binar penuh keserakahan, menatap tak berkedip ke batu kura-kura di tangan Liu Zhenhan: “Bintang ekor kura-kura kelas ini adalah barang suci yang mengkonsentrasikan esensi anggur 'Lili Harum' yang terkumpul selama 1500 tahun. Bahkan jika direndam dalam secangkir air, semalam kemudian air ini akan berubah menjadi anggur asli yang pekat. Jika diolah oleh kami Setengah Manusia, batu ini bisa menghasilkan anggur terlezat di dunia.”
Semua orang di sekitar terkesima. Luar biasa, tak disangka batu kura-kura yang tak mencolok ini punya efek ajaib yang begitu langka.
“Kaya mendadak!” Liu Zhenhan sekarang bermimpi ingin minum anggur. Saat makan dengan Pangeran Richard sebelumnya, hidangannya sedikit. Begitu ingin memesan bir pada pelayan, malah ditegur Pangeran dengan dalih larangan Ksatria Pendeta.
“Tuan, bolehkah...” Mata Sesepuh Setengah Manusia dipenuhi kerinduan, tangannya gemetar menjulur.
“Tidak mungkin.” Liu Zhenhan menolaknya dengan tegas.
Sorot mata Sesepuh Setengah Manusia langsung redup. Ia menyadari keserakahannya sendiri, namun tak kuasa menahan diri. Batu kura-kura ini bagi Hobbit Setengah Manusia bagaikan gunung mitos adamantium atau mithril bagi kurcaci.
Ning Yu diam-diam mencubit lengan Liu Zhenhan, wajahnya menunjukkan kejengkelan.
“Hasil kali ini cukup besar, sepertinya kita tidak perlu semua pergi ke Hutan Salib Selatan.” Liu Zhenhan berkata: “Biarlah aku sendiri yang pergi ke Hutan Salib Selatan. Komodo perang raksasa ini terlalu besar dan lambat, Helen juga tidak memiliki Lencana Medusa yang dikeluarkan Kuil, tidak praktis jika ikut mendaki gunung dan menyeberangi sungai. Lebih baik kalian semua pulang dulu, aku sendiri akan berputar ke Lembah Kristal Hitam, menyelesaikan serah terima dengan pos militer, dan mengakhiri tugas ini.”
“Kuil ternyata belum memberikan Lencana Medusa kepada kalian?” Robert merasa sangat aneh, dua Pendeta yang bahkan tidak memiliki Monster besar, atas dasar apa Kuil berani mengirim mereka menjelajahi Hutan Salib Selatan?
“Laozi bahkan mencuri jubah putih ini dari Kuil, mana mungkin Kuil mau memberiku Lencana Medusa.” Liu Zhenhan dalam hati menahan tawa.
“Robert!” Liu Zhenhan mengeluarkan sebatang cerutu, menyodorkannya ke manusia sigung: “Apakah kita berteman?”
“Tentu saja.” Manusia sigung itu mengangguk serius: “Merupakan kehormatan bagi Salamander untuk bisa berteman dengan beberapa Pendeta pemberani.”
“Karena kita sudah berteman, aku tidak akan sungkan. Aku ingin memintamu untuk menjaga rahasia kami. Aku tidak ingin banyak orang tahu bahwa aku memiliki Pengawal Orang Ao.” Liu Zhenhan memanggil Gud untuk menyalakan cerutu bagi suku Bai, “Kami berdua mengalami perlakuan tidak adil di Kuil.”
“Batuk-batuk…” Robert hampir tersedak, wajahnya dipenuhi asap tebal disertai air mata: “Tenang saja! Menjaga rahasia teman adalah kebajikan bangsa Wolf kami! Kuil memang selalu tidak adil! Mengapa para Pendeta Salamander kami tak pernah diakui? Para bangsawan di Kuil itu benar-benar...”
Begitu menyebut Kuil, Robert langsung membuka mulut lebar-lebar, mengeluarkan keluh kesah tanpa henti.
Dua orang yang sama-sama menderita ini semakin akrab, sesekali meledak dengan tawa riang.
“Richard, lebih baik ikut kami pulang saja. Lagipula Inti Kristal sudah didapat, di bawah leher Guo Guo juga masih ada satu. Jangan pergi ke Hutan Salib Selatan lagi, hutan itu terlalu mengerikan! Ini baru di tepi Pegunungan Bering, sudah bertemu dua Monster kuat. Jika terjadi sesuatu di Hutan Salib Selatan nanti, bagaimana?” Ning Yu menarik Liu Zhenhan yang sedang asik bercerita ke samping, bersama Ai Wei'er dan Helen membujuknya.
“Tidak bisa!” Liu Zhenhan menggigit giginya: "Kali ini sudah memberitahu pasukan lokal, tidak pergi tidak baik, Kuil pasti akan keberatan! Para bangsawan itu pasti ingin mencari-cari kesalahanku! Oh iya, ada juga Pangeran itu! Aku tidak percaya, setelah aku mengeruk begitu banyak darinya waktu itu, dia tidak akan menjebak aku di belakang? Apa konsekuensinya? Aku pikir, apakah kualifikasi Pendetaku akan dicabut?"
"Jangan lihat aku, ini tidak ada hubungannya denganku..." Helen memandang Liu Zhenhan dengan sedih.
"Tidak menyangka begitu kembali ke Kerajaan Bimeng, kamu langsung membuat begitu banyak masalah. Kamu sendiri harus lebih menahan diri." Ning Yu juga merasa agak kewalahan.
"Mengapa kamu berpikir begitu buruk tentang orang? Pangeran Richard mungkin tidak seperti yang kamu kira." Ai Wei'er melirik Liu Zhenhan.
"Tidak jahat? Waktu itu dia ikut-ikutan memojokkanku di depan Kuil bersama pedagang manusia itu, menyuruhku menjualmu, kamu lupa?" Liu Zhenhan mendengus dingin.
"Bagaimana jika pedagang itu benar-benar membawa lima juta koin emas?" Ai Wei'er teringat lagi masalah ini setelah diingatkan.
"Kamu dengarkan omongan Pangeran itu, lima juta begitu mudah didapat? Satu koin emas sepuluh ons, lima juta koin emas perlu 20 gerobak besar untuk mengangkutnya, bagaimana memberikanku?" Liu Zhenhan mengejek, "Sekarang aku menyesal, seharusnya aku minta lima puluh ribu koin emas, jumlah ini kecil, pasti bisa didapatkan, ah... Kehilangan kesempatan bagus untuk merampok di jalan!!"
“Richard! Meski saat ini kita kekurangan uang, tapi kita tidak bisa terus-terusan menggunakan cara curang seperti ini…” Helen tidak tahan lagi berkata.
“Aku tahu tahu… Kamu tidak perlu mengatakan apa-apa lagi.” Liu Zhenhan menggelengkan kepala dengan wajah pahit: “Bagaimanapun juga, kali ini aku harus mendapatkan gelar bangsawan dulu, mengurus tanah apanase! Kalau tidak, begitu banyak orang mengandalkan aku untuk makan, sekarang ditambah perut besar ini…”
Liu Zhenhan mengelus perut Komodo War Beast yang sebesar bukit, semakin merasa kepalanya pusing: “Aku tidak mungkin benar-benar memberinya makan batu kan? Dan masih ada begitu banyak anak-anak di Desa Bogor, tiga ratus anak-anak lelaki dan perempuan! Terus-terusan makan dari Paman Ximak, aku sendiri juga malu. Lagipula, aku masih ingin membalas dendam untuk Helen dan semua saudari-saudara di Desa Daun Maple! Sekarang tidak punya apa-apa, mau balas dendam dengan perut kosong?”
“Kalau begitu saat kau pergi ke Hutan Bintang Selatan Sepuluh, berurusan dengan pasukan setempat, segera kembali, jangan masuk ke dalam hutan.” Helen berkata dengan penuh perhatian.
“Haha, ini tidak perlu kau khawatirkan. Bukan bermegah, Helen, meski kau sekarang punya Komodo War Beast, kalau bertarung denganku tetap akan kalah.” Liu Zhenhan menggosok hidungnya sambil tertawa.
“Kau hanya bisa bermegah!” Ning Yu meliriknya.
"Ngomong gedhe? Hehe... Meskipun Monster Perang Komodo dengan sihir dwi-unsur sangat ganas, aku punya Empat Patung Emas Zhaidai dari Yun Qin. Bisakah monster perang mengalahkan empat patung emas? Sebenarnya baik Monster Perang Komodo maupun patung emasku punya kelemahan fatal - tidak bisa terbang atau menyelam. Jangan lupa, musuh imajiner pendeta bukan sesama imam Bemon. Bagaimana jika lawan kita adalah Ksatria Naga manusia? Mereka punya seratus cara di udara untuk menghancurkanmu. Tuan Kocis baru bisa melawan sepuluh lawan satu dalam Pertempuran Udara Tennessee karena dia sendiri punya naga peliharaan, tapi akhirnya tetap tewas. Bagiku, 'Pujian Kehidupan' sebenarnya kurang berguna. Satu panah dingin mungkin sudah cukup mengakhiri segalanya. Pendeta yang mengandalkan peliharaan magis untuk bertarung pada dasarnya adalah kelemahan besar. Contoh lain, bagaimana jika kita bertemu Bangsa Laut di laut? Peliharaanmu tidak bisa menyelam, dengan apa kita lawan mereka?" Liu Zhenhan menggelengkan kepala: "Jangan dulu mabuk oleh 'Pujian Kehidupan'. Kecuali... Helen bersedia menggunakan peliharaannya untuk menantang monster magis level lebih tinggi, misalnya menemui penasihat kita Tuan Murinio, cari kesempatan bertarung dan rebut phoenix api darinya, itu baru sempurna."
Begitu kata-kata ini keluar, ekspresi Helen langsung berubah seperti "Aku tahu maksudmu dari gerak-gerikmu".
BAB VI Raja Berikutnya
“Hal seperti ini tidak mungkin dilakukan Helen! Jika Helen adalah seorang Pendeta yang menggunakan karakteristik transfer 'Pujian Kehidupan' melalui kontrak spiritual untuk mati-matian mendapatkan hewan peliharaan tingkat tinggi, aku yakin, cahaya 'Pujian Kehidupan' pasti tidak akan menyinarinya.” Ning Yu mengerutkan alisnya sambil menatap Liu Zhenhan. Dia juga menyadari bahwa Liu Zhenhan punya niat tidak baik terhadap efek khusus "Pujian Kehidupan" Helen.
“Tentu saja aku tidak mungkin melakukan itu.” Helen berkata dengan angkuh.
Dasar dua idiot. Liu Zhenhan bergumam dalam hati: Aku sudah buang-buang air liur ngomong panjang lebar.
“Masalah ini tidak kita bahas dulu! Aku berjanji akan segera kembali.” Liu Zhenhan menggaruk hidungnya: “Kalian tenang saja menunggu di Desa Bogor. Tidak mungkin aku kalah, siapapun lawannya, tujuh lawan satu. Aku akan langsung mengeluarkan patung emas setiap bertarung, lihat siapa yang tahan pukulan mereka!”
“Dari mana datangnya tujuh?” Ning Yu tampak bingung.
“Empat patung emas, aku, Guo Guo, putri duyung elemen dari Boundary Cultivation, total tujuh!” Liu Zhenhan menghitung dengan jari: “Sayang! Seharusnya aku mempercepat frekuensi 'kultivasi ganda'. Bukannya 'Boundary Cultivation' akan berevolusi setiap seribu kali? Sudah berapa kali ini? Aku minimal tujuh kali semalam...”
“Kamu...” Wajah kecil Ai Wei'er langsung memerah.
Bukan hanya Ai Wei'er, bahkan Helen dan Ning Yu juga tersipu malu, pipi mereka memerah seperti bunga persik.
“Liu Zhenhan begitu melihat penampilan manja mereka, pikiran gelisah di hatinya langsung membara seperti menuangkan ember minyak panas ke atas api unggun.”
“Apakah kita harus mencari tempat dulu...” Liu Zhenhan berkata dengan muka tebal.
“Richard! Jangan lanjutkan!” Ning Yu meliriknya dengan mata putih, suaranya manja namun penuh teguran.
Liu Zhenhan menelan ludah, dengan sikap tak tahu malu mengalihkan topik: “Ning Yu, kamu juga begitu, waktu itu aku cuma mau ubah gaya sedikit saja, kamu langsung canggung dan kikuk.”
Wajah Ning Yu langsung memerah merona, meludah ke arah Liu Zhenhan sambil menunduk dan lari menjauh.
“Aku curiga, jangan-jangan kutukan monster waktu itu juga memindahkan sebagian sifat mesum naga monster ke Richard...” Helen menutupi mulutnya sambil tertawa gemulai.
“Banyak orang benar-benar tidak nyaman!” Liu Zhenhan mengamati kerumunan orang yang lalu lalang, kesal: “Aku harus cepat cari lahan, terus-terusan terombang-ambing sungguh tak berarti. Sudah lama aku tak bisa menyentuh kalian berdua, selalu kenyang sekali lalu lapar sekali.”
“Semakin diomongin semakin tak karuan!” Ning Yu teringat daya hantam Liu Zhenhan yang seperti monster, tubuhnya spontan terasa membara: “Cepat pergi! Kalau tidak, entah omongan bodoh apa lagi yang akan kau keluarkan!”
“Kalian pulang dulu, pastikan tunggu aku kembali sebelum pergi ke Kuil! Jangan sampai Pangeran itu datang mencari! Paham?” Liu Zhenhan sambil memanggil Kalu untuk membantu merapikan barang-barang, sambil memberi perintah pada tiga gadis cantik.
“Yang Mulia Pendeta!” Sesepuh Hobbit Setengah Manusia dari kejauhan memberi salam, berjalan lambat dengan tongkat sambil membawa dua kantong kulit, terus-menerus membungkuk hormat.
“Ada perlu apa lagi?” Liu Zhenhan bertanya dengan kesal.
Tanpa perlu menebak, dia tahu pasti si tua ini masih belum rela, ingin mendapatkan mutiara kura-kura itu.
“Paduka, bolehkah hamba tahu di mana tanah apanase Paduka saat ini?” Sesepuh Hobbit Setengah Manusia bertanya sambil membungkuk-bungkuk.
“Aku?” Liu Zhenhan menunjuk hidungnya sendiri sambil tertawa: “Sementara masih dalam proses promosi, belum mendapat tanah apanase. Aku masih miskin. Jika kau mengincar mutiaraku, bisa tukar dengan koin emas.”
“Berapa harganya?” Mata sesepuh Hobbit itu berbinar.
Liu Zhenhan menyebutkan sebuah angka.
Sesepuh itu langsung seperti balon yang kempis.
Dasar, dia menganggap kami Hobbit Setengah Manusia ini seperti naga yang menjaga harta karun? Sesepuh itu benar-benar frustasi.
“Paduka!” Sesepuh itu menarik lengan Liu Zhenhan yang sudah putus asa dan hendak pergi: “Bisakah kita berdiskusi? Dengan kemampuan Paduka, mendapat tanah apanase hanya masalah waktu. Bisakah... ketika Paduka mendapat tanah apanase nanti, mengizinkan kami Hobbit Setengah Manusia tinggal di wilayah Paduka, memasak untuk rakyat dan Ksatria bawahannya?”
“Lupakan saja!” Liu Zhenhan langsung menolak: “Aku takut kalian jatuh ke dalam kuali dan tenggelam.”
“Tuan Robert! Tuan Robert!” Tetua Hobbit Setengah Manusia erat-erat menarik jubah Liu Zhenhan tak mau melepaskan, berteriak sekuat tenaga ke arah serigala bertalenta yang sedang memimpin bawahannya mengoleskan darah dengan bulu burung unta di kejauhan.
“Ada yang bisa saya bantu untuk Tetua?” Robert buru-buru berlari mendekat. Dia melihat tetua malang ini wajah bayi-nya memerah, pantat mencuat ke atas, erat memegang Pendeta Richard, tampak kebingungan.
“Tuan Robert!” Keringat mengucur deras di wajah tetua Setengah Manusia: “Mohon sampaikan permohonan kepada Yang Mulia Pendeta ini! Setelah memperoleh tanah apanase-nya, izinkan desa kami mengirim koki terbaik untuk melayani Tuan Richard! Dia benar-benar menolak niat baikku tadi!”
“Apa?” Robert nyaris terpana. Tidak mungkin! Berapa banyak koki utama Hobbit Setengah Manusia di Legiun Mig saja? Sebagian besar hanya memasak untuk bangsawan. Hobbit Setengah Manusia memiliki kebanggaan dan keberanian yang tak sebanding dengan postur tubuhnya, tak pernah takut pada makhluk yang lebih kuat. Hanya makanan lezat dan dewa kuliner Ailin yang mereka sembah yang bisa membuat mereka menundukkan kepala. Kenapa kali ini malah mau mengemis-ngemis?
“Aku tidak mau!” Liu Zhenhan hampir kehilangan muka karena marah. Baru saja ditarik oleh si manusia kecil ini, hampir saja celananya terlepas. Kalau bukan karena tubuhnya kecil, sudah lama dia menghadiahkan tamparan seberat delapan kati.
“Aku bahkan bersedia memasak sendiri untuk Tuan Richard! Kumohon! Tuan!” Ekspresi kepala suku Hobbit Setengah Manusia itu penuh ketegaran, seolah sedang bersiap mengorbankan diri.
“Tidak masuk akal!” Liu Zhenhan benar-benar tak menyangka ada orang yang tebal mukanya sampai selevel dirinya.
“Kampas!” Helen juga sudah sadar dari keterkejutannya, langsung menarik lengan Liu Zhenhan: “Li Cha! Apa kau tahu Hobbit Setengah Manusia tidak pernah mau meninggalkan kampung halamannya?”
“Aku juga tidak mau mereka pergi!” Liu Zhenhan mengamuk: “Aku hitung sampai tiga, kalau tidak melepaskan, aku akan main kasar!”
“Tuan Richard!” Robert memandangi Liu Zhenhan dengan tatapan seperti melihat orang gila: “Tahukah kau, bahkan di istana Kerajaan Bimeng pun tidak ada koki kepala Hobbit Setengah Manusia! Kau menolak niat baik kepala suku?”
Orang Bairen mengucapkan kata "bahkan" dengan tekanan yang sangat keras.
“Sekeren itu?” Liu Zhenhan bertanya setengah percaya, raut wajahnya mulai melunak.
Robert hampir pingsan, Klan Wolf yang telah banyak membantu Hobbit Setengah Manusia baru mendapatkan beberapa koki utama Setengah Manusia. Tapi di sini, dia tidak hanya menolak kesempatan emas yang jatuh dari langit ini, malah berniat menggunakan kekerasan.
"Tuan, silakan cicipi ini." Tetua Setengah Manusia membuka kantong kulit di tangannya dengan hati-hati, di dalamnya terdapat tumpukan daging paha beruap yang terlihat seperti kaki katak. Kulitnya berwarna keemasan, aroma menggoda yang tak terlukiskan dari karamelisasi dan rempah-rempah halus langsung membanjiri rongga hidung super sensitif Liu Zhenhan.
Kasihan Liu Zhenhan yang malang ini. Sejak datang ke sini, dia hanya sempat makan di restoran sekali itupun hasil pemerasan. Makanan sehari-harinya semuanya diurus Orang Ao Belami. Keahlian memasak Belami berbanding lurus dengan postur tubuhnya - sangat kasar dan seadanya.
Liu Zhenhan baru saja hendak mengucapkan basa-basi formal beberapa patah kata, sebelum akhirnya bertindak.
Guo Guo si mungil ini sudah tanpa basa-basi melompat dari kepalanya ke lengan tetua Setengah Manusia, menyambar segenggam kaki katak dan langsung menyuapkannya ke mulut. Melihat ini, Liu Zhenhan panik dan buru-buru mengambil segenggam lalu mengunyahnya dengan rakus.
Penampilan Guo Guo saat makan sangat tidak rapi. Dia meniru gaya Liu Zhenhan di masa awal, sambil makan sambil membuat suara "bzzzt bzzzt". Sejak ditegur beberapa kali oleh Ning Yu dan Helen, Liu Zhenhan sekarang makan tanpa suara meski kecepatannya sama sekali tidak berkurang.
Kadal perang Komodo itu mengendus-endus mengikuti aroma, mencoba mendekatkan kepalanya. Tapi Liu Zhenhan memutar pantatnya menghalangi, lalu dengan cepat menyuapkan separuh kaki kodok ke mulut Guo Guo dan separuhnya ke mulutnya sendiri, mengunyah dengan liar sambil menutupi mulutnya.
"Enak banget!" kata Liu Zhenhan dengan mulut berminyak, kedua tangannya yang licin dengan sengaja mengusap-usap tubuh kepala suku.
"Ini paha kodok batu panggang! Dipanggang dengan kayu kenari gunung." Kepala suku memandang puas cara makan Liu Zhenhan, penuh keyakinan.
"Richard brengsek!" Helen gemetar melihat peliharaan magisnya diperlakukan dingin seperti ini.
"Rasanya benar-benar nikmat!" Liu Zhenhan menjilati jarinya satu per satu, berkata dengan nada enggan melepaskan.
“Tuan, kaki kodok panggang tadi adalah masakan terburuk dari kaum halfing di sini. Jika Tuan ingin makanan yang lebih enak dari ini, izinkan kami memasuki tanah apanase Tuan sebagai kepala dapur Anda! Kami halfing bisa memasak berbagai macam makanan, bahkan banyak tumbuhan liar tak dikenal yang bisa kami olah!” Tetua halfing menunjuk Robert si manusia serigala: “Jika tidak percaya, Tuan bisa bertanya pada Bangsawan Wolf ini.”
“Tanah apanase klan Wolf adalah hamparan tanah asin-alkali tak berujung yang miskin makanan, hanya ditumbuhi kaktus raksasa. Tapi kaum halfing bisa mengubah kaktus itu menjadi hidangan lezat!” Robert mengangguk sambil menjilat bibir: “Sayangnya jumlah koki halfing di pasukan kami masih terlalu sedikit!”
“Bagi kaum halfing, Dataran Liar Donau adalah dapur kami. Bahan-bahan di sana tak pernah habis. Pengetahuan koki Bimon dan manusia tentang bahan makanan sungguh terlalu dangkal.” Tetua halfing berkata dengan bangga.
“Begitu ya...” Liu Zhenhan mulai tertarik. Dengan adanya para halfing ini, pasti bisa menghemat banyak uang. Setidaknya masalah makan bagi banyak orang yang harus diurusnya bisa teratasi.
“Ada syarat tertentu tidak?” Liu Zhenhan mengeluarkan mutiara kura-kura: “Apakah aku harus menukarnya dengan ini?”
“Bukan, bukan!” Sesepuh hobbit yang jujur dan polos segera menggelengkan tangan: “Saya hanya ingin berdiskusi dengan Yang Mulia, apakah nanti setelah mutiara kura-kura ini direndam air, endapan cairan anggur premiumnya bisa diberikan kepada kami, agar kami bisa menyulingkan anggur terlezat di dunia untuk Yang Mulia!”
“Sesederhana itu?” Liu Zhenhan hampir tertawa, menolak syarat ini jelas tindakan bodoh. Dengan begitu banyak koki handal, cukup kirim beberapa ke Witherspoon untuk membuka bar atau restoran, pasti untung besar.
“Proses menciptakan hidangan lezat adalah suatu kenikmatan yang indah...” Sesepuh hobbit memicingkan mata, seolah tenggelam dalam ekstase.
“...Tentu saja, jika diizinkan, saya tetap berharap Tuan Richard bisa menganugerahkan sedikit cairan anggur mentah yang telah direndam mutiara kura-kura kepada kami.” Sesepuh hobbit memutar-mutar janggutnya, agak malu-malu memandang Tuan Liu.
“Tak usah banyak bicara, setuju!” Liu Zhenhan menggerak-gerakkan mulutnya, aroma paha katak batu panggang masih menguar di sela giginya; Benar-benar baru tahu setelah mencoba, rasanya luar biasa.
“Terima kasih atas kemurahan hati Yang Mulia!” Sesepuh hobbit segera melepaskan jubah pendeta yang terus dipegangnya, membersihkan lipatan-lipatan di permukaannya dengan hati-hati: “Untuk keamanan, saya akan mengirim dua pemuda cerdik untuk mendampingi Yang Mulia. Setelah ujian Yang Mulia selesai dan mendapatkan tanah apanase, kami akan mengirim hobbit lain ke tanah apanase Yang Mulia untuk mengabdi.”
“Ikuti dulu tiga kekasihku. Aku sendiri akan menjelajahi Hutan Salib Selatan bersama Monster-ku, tidak nyaman jika ikut.” Liu Zhenhan memandangi Helen dan yang lain dengan penuh kekaguman.
Begitu kata-kata ini keluar, Guo Guo langsung melompat cepat ke pelukan Ai Wei'er, erat-erat menggenggam ujung baju Ai Wei'er sambil menggoyangkan telinga besarnya.
“Obisilachi!” Liu Zhenhan mengumpat. Makhluk kecil ini sungguh tidak punya loyalitas. Begitu mendengar ada makanan dan minuman enak, langsung tidak mau ikut dia pergi.
“Sudahlah, lebih baik aku segera berangkat.” Liu Zhenhan mengeluarkan peta dari sakunya sambil berkata, “Jangan biarkan Guo Guo makan terlalu banyak, nanti kekenyangan!”
Setelah berpamitan pada semua orang, postur tubuh tegap Liu Zhenhan menghilang di balik hutan di sebelah lembah.
Melihat sosok Liu Zhenhan yang semakin menjauh, Robert tidak bisa menahan diri lagi. Menurutnya, membiarkan Pendeta Richard pergi sendirian ke tempat berbahaya adalah tindakan kriminal! Diam-diam ia menarik Gud dan Belami, bertanya, “Sebagai Pengawal, mengapa kalian tidak ikut tuan kalian ke Hutan Salib Selatan yang berbahaya? Ini tidak sesuai dengan prinsip luhur kalian!”
“Kamu tidak mengerti tuan kami,” kata Gud. “Banyak yang meremehkan dia, akhirnya malah celaka.”
“Aku tahu dia hebat, tapi...” Orang Baiman ingin berdiskusi serius dengan dua lelaki perkasa tentang arti Hutan Salib Selatan.
“Hehe... Kita tak perlu khawatir. Bagi dia, kita cuma beban. Tuan Richard adalah Pendeta Naga!” kata Bellamy.
“Apa?!” Efek kalimat itu sekuat serangan "Guntur Kilat" Kaisar Perang Komodo yang menghantam kepala Robert.
“Pen...deta... Na...ga...??” Bibir Robert gemetar seperti daun tertiup angin, wajahnya kosong bagai orang dungu.
Gud dan Bellamy menyelinap mengambil setengah cerutu yang belum habis dari saku Robert saat dia masih terpana, lalu berbagi jarahan sambil tertawa.
Bab Ketujuh Sebuah Bisnis Besar
Liu Zhenhan memulai perjalanan sendirian. Tanpa disadari, dia telah memasuki wilayah dalam Hutan Salib Selatan dari Pegunungan Bering.
Tanpa beban dan hambatan, Liu Zhenhan menyatu dengan alam liar. Hutan Salib Selatan memamerkan keindahan dengan sulur-sulur menjalar, lumut tebal, pepohonan purba setinggi 40 meter, serta gemerisik angin di antara dahan yang menyelimuti kawasan ini dalam aura mistis.
Alasan Liu Zhenhan tidak melewati Padang Rumput Donau menuju pemukiman Suku Beruang Bier adalah untuk menghindari gangguan Goblin yang menyebalkan. Alasan lainnya, dia ingin menemui Raksasa Titan di sini.
Di kedalaman Hutan Salib Selatan yang luas, di antara perbukitan dengan ketinggian bervariasi dan hutan lebat yang gelap gulita, tersebar puluhan suku raksasa pegunungan dan raksasa perbukitan. Raksasa bermata satu ini adalah keturunan Titan dalam legenda, dengan tinggi sekitar lima ren, memiliki kekuatan luar biasa yang mampu melempar batu raksasa dan mematahkan pohon dengan mudah. Raksasa adalah ras yang sangat eksklusif, hanya bisa rukun dengan kerabat dekat mereka yaitu kurcaci. Ras lain yang melanggar wilayah mereka akan dihancurkan menjadi bubur daging.
Awalnya penjaga terbaik untuk wilayah ini adalah prajurit gajah Suku Elephantine yang memiliki kekuatan alamiah, namun karena populasi bangsa gajah yang sedikit dan sudah ditempatkan di perbatasan timur laut, Raja Bimon memilih alternatif kedua dengan memindahkan Prajurit Beruang Buas Suku Bier dari lima bangsawan keturunan langsung yang terkenal akan kekuatan fisik.
Meski kekuatan Prajurit Beruang Buas Suku Bier masih sulit menyaingi Titan raksasa, dengan bergabungnya prajurit banteng Suku Berbual - vasal mereka yang juga terkenal akan kekuatan - kombinasi kedua kekuatan ini setidaknya bisa membuat Titan raksasa bermata satu berpikir dua kali secara kuantitas.
Liu Zhenhan selalu penasaran dengan bagian kekuatan naga terkutuk yang dimilikinya. Dia sangat ingin menguji kekuatan ini melawan para raksasa tersebut.
Namun sayangnya, sejak memasuki Hutan Salib Selatan yang luas ini, dia justru lebih banyak bertemu monster-monster buas daripada suku raksasa.
Naga terbang berkaki dua, kelelawar raksasa penghisap darah, griffin - hampir setiap hari perjalanan ia menemukan spesies baru yang benar-benar membuka mata |Liu Zhenhan. Perlahan-lahan, dia mulai menyadari pola bahwa monster-monster ajaib di sini tampak memiliki pembagian wilayah yang ketat. Begitu memasuki teritori spesies tertentu, serangan dari monster jenis itu akan langsung menyambut. Area dengan air terjun dan sungai kecil merupakan wilayah netral yang relatif lebih aman.
Setelah beberapa hari berjalan, kantong kulit |Liu Zhenhan telah terisi beberapa |inti kristal monster ajaib berkualitas tinggi. Semua monster yang nekat menantangnya tumbang di bawah gebukan |Taring Serigala mengerikan dan tinju |Manusia Emas Zhaidai.
Satu-satunya penyesalan |Liu Zhenhan adalah ketika bertemu unicorn langka hari ini. Saat dia melepaskan |Patung emas membawa |Taring Serigala untuk menyerang, unicorn itu malah memutar pantatnya dan langsung kabur.
"Pengecut!" teriak |Liu Zhenhan sambil menunjuk pantat unicorn yang menghilang dalam debu.
Pada malam hari saat mendirikan kemah, Liu Zhenhan menghitung perjalanan dengan jari, lalu mengeluarkan peta usangnya untuk memeriksa. Diperkirakannya jarak ke pemukiman Suku Bier sudah tidak terlalu jauh lagi. Dengan perasaan gembira di depan api unggun, Lao Liu dengan bangga menggelar hasil buruannya selama setengah bulan terakhir. Beberapa inti kristal raksasa memancarkan keindahan memikat di bawah sinar bintang dan nyala api, membuat Liu Zhenhan berbunga-bunga.
Namun ada hal yang disayangkan. Sebuah patung emas Zhaidai yang awalnya penuh luka menjadi rusak satu lengannya dalam pertempuran melawan griffin. Penemuan ini membuat Liu Zhenhan merasa keuntungan tidak sebanding dengan kerugian di tengah kegembiraannya.
Akhirnya dia pun mengerti alasan sikap ambigu para pendeta tua dan manusia luak Robert terhadap dua imam jiwa mereka yang melakukan uji coba di Hutan Salib Selatan.
Hutan yang dipenuhi monster seperti ini, tanpa pengawalan pasukan, jika bukan karena kekuatannya yang luar biasa, sungguh sama saja dengan bunuh diri.
"Guru Cui Beixi memang baik, sampai memberi kami begitu banyak inti kristal. Dia juga cantik, semampai dan montok, pinggang rampingnya yang bergoyang sungguh memikat hati." Liu Zhenhan mengulum cerutu besar, berbaring di rumput sambil menatap langit berbintang, pikirannya melayang-layang penuh khayalan tak karuan.
“Entah bagaimana dia menghabiskan malam pertama dengan Guru Murinio, bagaimana cara ular cantik itu melakukan malam pengantin?” Pikiran Liu Zhenhan mulai melenceng, disertai tawa mesum "hei hei", tertiup angin dingin lalu menggigil, kemudian memaki dirinya sendiri sebagai bajingan tak bermoral.
Aroma harum makanan yang terkubur di bawah api unggun memutus lamunan liar Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan memindahkan api unggun, menggunakan pisau melengkung untuk menggali lapisan tanah tipis di bawah tumpukan kayu bakar, mengeluarkan buah blewah besar yang masih mengepul panas dari dalamnya.
Blewah ini adalah sisa dari perjalanan pulang dari Pulau Xiongzhao. Saat itu tersisa kurang dari sepuluh buah. Liu Zhenhan memberi masing-masing satu untuk tiga gadis cantik, sisanya dibagikan ke Gud dan kawan-kawan. Blewah milik Hai Lun dan Ning Yu sudah habis dimakan si xiao chusheng pagi tadi. Ning Yu dan Hai Lun terlalu memanjakan Guo Guo, membuatnya semakin gemuk. Hanya Ai Wei'er yang belum tega memakan blewahnya. Guo Guo pernah mencoba mencuri, tapi dicubit telinganya dan dimaki.
Di hari pertama memasuki Hutan Salib Selatan, Liu Zhenhan menemukan blewah berkulit hijau yang mulai mengeriput di dalam tasnya. Hatinya dipenuhi kehangatan.
"Sebenarnya Ai Wei'er sekarang sudah banyak berubah!" Liu Zhenhan mengingat masa lalu, lalu memikirkan masa kini, merasa di beberapa kesempatan dia memang agak bersalah pada Xiao Ai—terutama dalam hal sikap.
"Ke depannya harus lebih baik padanya." Sambil berpikir begitu, Liu Zhenhan membelah buah blewah itu dengan tepukan tangan.
Aroma harum yang memikat segera mengepul keluar, Liu Zhenhan menghirupnya dalam-dalam terlebih dahulu.
Bagian dalam blewah telah dikosongkan, diisi dengan dua ekor ayam hutan gemuk. Manisnya buah bercampur dengan aroma khas daging buruan, menyatu menjadi kelezatan yang kental.
"Haha! Satu telur menetaskan dua phoenix!" Liu Zhenhan menggosokkan tangannya, mematikan cerutu, lalu memungut dua ranting dari tanah. Setelah mengupas kulitnya, dia membuat sumpit. Belakangan ini, Liu Zhenhan sudah trauma menggunakan sendok untuk makan.
"Wangi sekali!" Suara bergemuruh seperti guntur mengguncang hutan yang sunyi dengan gema.
Liu Zhenhan mengangkat kepala. Di tempat cahaya api unggun berkedip-kedip, sosok manusia tinggi besar perlahan muncul dari kegelapan.
Sosok itu semakin jelas terlihat, seorang raksasa dengan tinggi sekitar 7-8 meter. Seluruh tubuhnya diselubungi pakaian dari daun-daun hijau segar, dengan jumbai-jumbai panjang bergantung di sekujur badannya. Wajah raksasa itu berwarna kuning lilin dengan semburat kehijauan samar. Rambut dan janggutnya seperti tali rotan pohon tua berusia ribuan tahun, hijau mengkilap, bergoyang lembut ditiup angin malam.
"Ini pengemis atau pasukan lapangan raksasa?" Liu Zhenhan tertegun sejenak, kemudian tersedak tertawa.
"Pengembara malam, makanmu harum sekali!" Raksasa itu tampak takut api, mengitari unggun dan mendekati Liu Zhenhan yang sedang menatapnya dari bawah.
Dari balik pakaian daun, terlihat dua kaki raksasa itu berotot kuat. Kulitnya tidak berbulu, hanya berpola lingkaran tahun seperti pada kayu, berlapis-lapis.
"Mau ikut mencoba?" Liu Zhenhan menggoyang-goyangkan ayam bungkus daun semangka di tangannya.
"Terima kasih banyak!" Raksasa itu duduk bersila, tubuh besarnya menutupi langit malam di belakangnya.
"Dengan badan sebesar ini, aku khawatir makanannya tidak cukup! Kau ini Titan Raksasa? Kabarnya Cyclops bisa tumbuh hingga 7-8 Ren tingginya." Liu Zhenhan berpura-pura sok tahu.
“Raksasa Titan?” Raksasa itu langsung melahap seekor ayam hutan sambil mengunyah dan tertawa terbahak-bahak, “Wahai pengembara malam, aku bukan Raksasa Titan! Makhluk besar yang otaknya seperti batu itu sama sekali tak ada hubungannya denganku!”
“Makanlah pelan-pelan, kenapa tulangnya juga ditelan?” Liu Zhenhan merasa makhluk ini benar-benar mengerikan, cara makannya bahkan lebih buruk darinya, “Coba cicipi ini!”
Liu Zhenhan mengeluarkan kandung kemih Luo Sha berisi air, mengguncang-guncangnya beberapa kali lalu menyerahkannya pada raksasa. Di dalamnya terdapat air mata air yang telah direndam mutiara kura-kura selama beberapa hari, namun Liu Zhenhan belum sempat meminumnya.
“Apa ini?” Raksasa itu kesulitan memegang kandung kemih Luo Sha dengan jari-jarinya yang besar, bertanya penasaran.
“Ini anggur.” Jawab Liu Zhenhan.
“Aku paling suka minum anggur! Aku juga punya anggur.” Mata raksasa itu berbinar, seolah menemukan teman sejiwa. Dari balik pakaian daun lebar yang dikenakannya, dia mengeluarkan kendi kayu raksasa dan memberikannya pada Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan menerima kendi itu dan merasakan berat yang signifikan, setidaknya 25-30 kilogram. Kendi kayu ini jelas terbentuk secara alami, tekstur luarnya telah halus menguning, desainnya begitu unik sampai sulit dipercaya.
“Rasanya enak.” Liu Zhenhan membuka sumbat kayu di mulut botol, mencicipi sedikit. Aroma buah yang manis langsung menyebar di mulut, terasa lama di sela-sela gigi dan pipi.
Raksasa itu tertawa terbahak-bahak, juga membuka kantong air Liu Zhenhan lalu menuangkan deras ke mulutnya.
“Pfft...” Raksasa itu menyemburkan semua anggur yang baru diminumnya, menyiram tumpukan api unggun yang cukup jauh darinya. “Boom!” Suara ledakan keras terdengar, nyala api tiba-tiba melambung tinggi membentuk awan hitam, percikan api membakar hitam cabang pohon yang menggantung di udara.
Raksasa itu terjatuh telentang di rumput, menabrak pohon cedar raksasa di belakangnya hingga bergetar keras dan menjatuhkan segenggam kacang-kacangan.
“Ada apa?” Liu Zhenhan kaget setengah mati.
“Anggurmu terlalu keras!” Wajah raksasa itu pucat ketakutan, “Ini anggur apa?”
“Direndam mutiara kura-kura buntut bintang, sudah beberapa hari.” Liu Zhenhan mengambil kembali kantong airnya dengan ragu, meneguk setetes hati-hati. Sensasi terbakar menyebar dari pita suara hingga perut bersama air liur.
“Anggur yang dashyat!” Liu Zhenhan menjulurkan lidah sambil meniup-niup, lalu merebut kendi anggur raksasa itu dan menenggaknya deras-deras.
“Batu kura-kura berekor bintang? Berapa usia kura-kura berekor bintang itu?” Raksasa menggeser tubuhnya menjauh dari api unggun yang berderak-derak.
“Lebih dari seribu tahun.” Liu Zhenhan mengeluarkan batu hitam sebesar telur merpati dari kantong airnya, mengayunkannya di depan raksasa.
“Kau merendam batu kura-kura berusia ribuan tahun dalam sedikit air selama beberapa hari? Lalu mau meminumnya?” Pandangan raksasa itu seperti melihat orang gila.
“Ada masalah?” Liu Zhenhan tampak bingung.
“Alkohol kemurnian tinggi ini bisa membunuhmu!” Raksasa itu geram, Bimon di depannya benar-benar tidak tahu dasar-dasar, salah mengidentifikasi dirinya sendiri, malah nyaris membuatnya tewas terbakar api.
“Lalu untuk apa ini? Lebih baik aku minum alkoholmu.” Liu Zhenhan menuangkan semua isi kantong alkohol ke api unggun, mencengkeram erat kendi kayu raksasa itu, sesekali menenggak minuman manis yang menyegarkan.
“Wahai musafir, bisakah kau minum sedikit saja? Semua anggur yang dibuat monyet Mangke di pegunungan musim ini ada di sini. Sisakan sedikit untukku.” Raksasa itu berkata dengan kesal.
“Anggur buatan monyet?” Liu Zhenhan menenggak lagi, menjilat bibirnya, “Lumayan enak!”
“Ini adalah produk khas Hutan Salib Selatan!” Raksasa itu berkata dengan bangga: “Selain kami Ent Penjaga Pohon, tidak ada yang berkesempatan menikmati ini!”
“Ent Penjaga Pohon?” Liu Zhenhan tidak pernah mendengar ras ini dari Helen sebelumnya, membuatnya bingung sejenak.
Yang dia ketahui hanyalah, selain suku raksasa Titan, di bawah Pegunungan Bering terdapat Hutan Salib Selatan yang membentang tanpa akhir, serta sebuah Kerajaan Elf. Kerajaan ini memiliki populasi sekitar lima ribu jiwa, terbagi menjadi tiga suku yang tersebar di hutan. Menurut Helen, baik laki-laki maupun perempuan Elf memiliki penampilan sangat cantik/tampan, kepribadian bijak dan baik, penglihatan serta pendengaran tajam. Mereka bisa tetap awet muda dan sehat selamanya, dengan umur mencapai tiga hingga empat ribu tahun, bisa mati karena terbunuh atau patah hati. Konon setiap Elf sangat ahli memanah, bahkan saat berjalan cepat di malam hari di kedalaman hutan, mereka bisa secepat kilat memanah mata burung kecil dari jarak seratus meter.
Karena khawatir dengan keahlian memanah Elf inilah, Raja Bimon setelah berpikir panjang akhirnya memindahkan pemanah setengah manusia-kuda dari suku Hous ke bawah kekuasaan Suku Bier. Keputusan ini sebenarnya sangat menyakitkan, karena di antara Bimon, serangan jarak jauh selalu menjadi masalah kronis. Pemanah setengah manusia-kuda Hous adalah penembak terbaik Bimon, dalam mitologi kuno, rasi bintang Sagitarius di langit dinamai berdasarkan totem centaurus Aiolis.
Liu Zhenhan mengamati raksasa ini dari ujung kepala hingga kaki, tetap tidak mengerti dia termasuk ras apa.
“Sungguh tak terduga, kami Entu penjaga pohon sekarang sudah menghilang dari ingatan ras Bimon.” Raksasa itu tak bisa menahan decak kagum.
“Lagipula tidak apa-apa, ceritakan saja padaku.” Liu Zhenhan mengusap hidungnya: “Aku hanya Bimon desa, wawasanku agak terbatas.”
“Berbeda dengan kalian manusia berevolusi dari hewan, kami Entu adalah makhluk cerdas yang berevolusi dari tumbuhan.” Raksasa itu mengambil cerutu yang jatuh saat mulut Liu Zhenhan menganga, lalu menyelipkannya di bibirnya sendiri: “Jangan terkejut, Pendeta Bimon tersayang, kebijaksanaanmu cukup untuk memahami penjelasanku. Setelah evolusi puluhan ribu tahun, struktur tubuh makhluk cerdas pada dasarnya sama - baik yang berevolusi dari hewan maupun tumbuhan.”
“Obisilachi!” Liu Zhenhan benar-benar merasa ngeri: “Lalu apa yang biasa dimakan orang Entu? Seperti tadi? Daging?”
“Pendeta Bimon tersayang! Di antara tumbuhan ada juga bunga pemakan manusia! Apa istimewanya kami makan sedikit daging!” Ucap sang Penjaga Pohon terdengar menyindir reaksi berlebihan Liu Zhenhan.
“Rupanya kau tahu status Pendetaku.” Liu Zhenhan agak malu, sikapnya yang mudah terkejuk memang tidak sesuai dengan pengetahuan luas yang seharusnya dimiliki seorang Pendeta.
"Saat Perang Dewa dan Iblis dulu, aku bahkan pernah bersama kalian orang-orang Beastman Bimon melawan invasi Bangsa Iblis dari celah ruang-waktu di Hutan Salib Selatan." Penjaga Pohon itu berkata dengan nada merendahkan: "Waktu itu ras manusia masih menjadi bagian dari Bimon, belum mengkhianati Dewa Perang Campas kalian!"
"Obisilachi!" Liu Zhenhan bertanya: "Kakak, berapa usia Anda tahun ini?"
"Aku?" Penjaga Pohon itu berkata dengan sedih: "Aku sendiri sudah lupa usiaku. Waktu yang panjang membuatku hampir tak bisa mengingat masa lalu. Kami Penjaga Pohon memiliki umur yang sangat panjang, bahkan suku Model dari Bimon pun tak bisa menyaingi."
"Rupanya seorang tetua yang terhormat!" Liu Zhenhan menunjukkan sikap hormat.
"Jangan terlalu formal, pemuda Bimon. Aroma naga samar dari tubuhmu membuat nyamuk pun tak berani mendekat. Aku tahu kau bukan sekadar Imam Jiwa Bimon biasa. Bahkan prajurit terkuat Bimon jarang ada yang berani muncul sendirian di Hutan Monster mengerikan ini!" Penjaga Pohon itu tertawa "Hoho": "Entah naga-naga yang dulu kukenal masih hidup atau tidak. Rindu sekali."
"Mengapa tidak ada catatan tentang Suku Penjaga Pohon Ent di Kerajaan Bimeng kita? Aku benar-benar penasaran!" Liu Zhenhan juga tertawa. Namun dia heran, Penjaga Pohon ini terus menyebut-nyebut kenalannya dengan makhluk-makhluk kuat dan pernah berperang bersama Beastman Bimon, tapi sekarang sama sekali tidak terkenal.
"Mungkin pertempuran seribu tahun yang lalu telah menghancurkan peradaban dan catatan kalian. Dalam lima ratus tahun terakhir, aku terus tertidur panjang karena kesepian. Setiap seribu tahun sekali, aku akan memasuki tidur panjang, dan setiap kali terbangun, aku bisa mengetahui berapa lama aku tertidur melalui lingkaran tahun di tubuhku." Pelihara pohon mengelus lengannya, sorot mata yang muram tak bisa disembunyikan: "Kami Ent penjaga hutan adalah tuan rimba, seperti penggembala kalian yang menggembalakan ternak, kami adalah penggembala hutan. Dulu, ketika aku datang dari Benua Atlantis yang jauh ke Benua Donau, tempat ini masih berupa medan perang pasca Perang Dewa dan Iblis, gersang tak berumput. Kini, Hutan Salib Selatan telah menjadi gudang hijau tercantik di benua ini."
"Menggembalakan hutan?" Liu Zhenhan terdiam. Sejarah hutan ini setidaknya sudah puluhan ribu tahun, siapa yang bisa sehebat ini?
"Sekarang kampung halamanku di Benua Atlantis juga telah tenggelam dalam lautan tak bertepi, entah dimana sanak saudaraku sekarang..." Pelihara pohon menarik nafas pilu sambil menghisap cerutu, asapnya ditelan langsung ke perut.
Perkataannya membuat Liu Zhenhan merasa senasib. Dirinya pun begitu, kampung halaman? Mimpi yang semakin menjauh...
“Kami para Penjaga Pohon memiliki kemampuan berkomunikasi dengan tumbuhan. Dua hari lalu baru terbangun dari tidur panjang, langsung mendengar pepohonan tua di hutan membicarakan seorang Imam Bemon kuat yang sedang berburu monster. Makanya saya sengaja datang melihat. Monster pun punya hak hidup, kami Penjaga Pohon sangat mencintai kehidupan dan berharap bisa menjaga keseimbangan hutan.” Penjaga Pohon itu dengan canggung membersihkan abu cerutu sambil berbicara pada Liu Zhenhan.
“Hehe...” Liu Zhenhan juga tertawa. Dalam hati Liu Zhenhan bergumam, "Lagian ngibul, pohon bisa ngobrol? Keterlaluan."
“Awalnya aku tidak mau menemui orang asing. Aku sudah tua, terbiasa dengan kesendirian. Imam Bemon yang luar biasa, tahukah kenapa aku mau menemuimu?” Penjaga Pohon itu tersenyum memandangi Liu Zhenhan.
“Karena wajahku jelek?” Liu Zhenhan mengusap hidungnya.
"Kamu tampan, anak muda. Mungkin banyak yang tak mengerti ketampananmu. Tapi bahkan ketampanan elf pun, di mata Penjaga Pohon, tak bisa menyaingi cemara kerdil yang kokoh." Penjaga Pohon tersenyum menunjuk blewah di tanah, "Blewahmu sangat ajaib. Meski menyebut diri sebagai tuan hutan, aku belum pernah melihat blewah semanis ini. Ini membuatku tak kuasa ingin menemuimu. Penjaga Pohon suka mengoleksi tanaman unik, seperti naga suka mengumpulkan koin emas. Bolehkah kutanya asal blewah ini?"
"Dari negeri gurun." Liu Zhenhan mengingat sejenak sebelum menjawab.
"Oh..." Penjaga Pohon tersadar, "Pantasan tak kukenal, rupanya dari wilayah terlarang kami Penjaga Pohon - tumbuhan gurun pasir."
"Penjaga Pohon juga punya wilayah terlarang?" Liu Zhenhan memandang tubuh raksasanya, dalam hati mengira makhluk ini penakut.
"Kami berevolusi dari tumbuhan. Memiliki rasa takut alami pada gurun dan api. Jadi tak ada hutan di gurun, karena tak ada Penjaga Pohon yang menggembala di sana." Penjaga Pohon tersenyum tipis.
Omong kosong! Liu Zhenhan membatin. Kalau ada hutan di gurun, masih pantaskah disebut gurun?
"Masih ada blewah seperti ini?" tanya Penjaga Pohon, "Aku ingin menukarnya dengan koleksiku."
“Bibit buah ini aku punya banyak, tidak tahu kamu mau menukarnya dengan apa?” Liu Zhenhan langsung bersemangat begitu mendengar pertukaran koleksi, sejak perjalanan tawar-menawar yang menyenangkan sebelumnya, dia sudah lama merindukannya. Apalagi, sang Penjaga Pohon yang polos ini sudah sejak lama membuka kartu terakhirnya, heihei, menyukai tanaman seperti naga tua menyukai koin emas.
“Pernah dengar tentang Mata Air Kehidupan dan Mata Air Elemen di tempat-tempat tersembunyi di kedalaman hutan? Itu semua adalah esensi yang terkumpul selama jutaan tahun oleh Elf Hutan.” Penjaga Pohon mengeluarkan kendi kayu dari balik pakaian daunnya, “Mata Air Kehidupan Hutan adalah esensi yang bisa menumbuhkan kehidupan, setiap tetesnya bisa mengubah tanah tandus menjadi subur, membuat tanaman tumbuh mencapai puncaknya dalam sepuluh tahun hanya sehari. Sedangkan Mata Air Elemen Hutan kaya akan kekuatan elemen, bisa langsung mengisi ulang Kekuatan Nyanyian Pendeta atau kekuatan sihir Penyihir, sangat cocok untukmu sebagai Pendeta. Kendi kayu ini berisi Mata Air Elemen paling murni yang kukumpulkan ribuan tahun lalu, aku ingin menukarnya dengan biji buah ajaibmu ini, bagaimana?”
“Tidak mau.” Liu Zhenhan menghela napas kecewa.
"Mata air elemen mungkin sangat berguna bagi Helen, tapi baginya sama sekali tidak berguna. Kekuatan nyanyiannya hampir musnah, lagu perang asli tidak bisa dinyanyikan, ciptaannya sendiri juga tidak pantas ditampilkan. Lagipula, setelah melantunkan lagu perang, rasa lemas yang samar di tubuhnya membuatnya merasa lagu perang itu sama sekali tidak berguna."
"Apa?" Meski Druid sudah berpengalaman luas, dia tetap bingung dengan pendeta ini, "Masih ada pendeta yang menolak harta langka yang bisa langsung mengisi kekuatan nyanyian ini?"
"Apa lagi yang kau punya?" Liu Zhenhan bertanya.
"Apa yang kau inginkan?" Druid mulai tidak yakin dengan pria ini.
"Ada yang ini?" Liu Zhenhan memalingkan wajah sambil menggesekkan dua jarinya.
"Iskusmi! Kami bangsa Ent paling benci logam." Druid kesal sampai bahasa daerahnya keluar, "Rupanya kau ini pencinta harta sejati!"
"Kampas!" Liu Zhenhan juga merasa kecewa, "Jangan bilang kau cuma membawa tanaman."
Druid mengangguk.
"Kalau begitu, bukankah kau kenal beberapa naga tua? Pinjam uang dari mereka lalu kita bertukar, bagaimana?" Liu Zhenhan mengajukan kompromi.
Druid terdiam oleh perkataannya, sejenak tak tahu harus berkata apa.
"Benar tidak ada barang berharga sama sekali?" Liu Zhenhan bertanya penuh harap, "Ada ginseng sepuluh ribu tahun? Ada salju abadi Gunung ..."
“Apa kau pikir ini sedang membaca novel?” Guardian Tree hampir mati kesal, tumbuhan yang tumbuh sepuluh ribu tahun tanpa dimakan itu pasti sudah menjadi kayu kering.
“Kalau begitu, adakah tanaman pangan yang bisa mengenyangkan sekaligus enak? Hasil panennya juga harus tinggi!” Liu Zhenhan teringat jumlah anggota keluarganya yang banyak, matanya berkilat.
“Yang ini ada.” Guardian Tree melihat si licik akhirnya menanyakan sesuatu yang ia punya, buru-buru mengeluarkan bungkusan biji yang dibungkus daun.
Biji-biji berwarna krem itu bulat sempurna, kontras dengan daun ek hijau yang menjadi alasnya, terlihat sangat menggemaskan.
“Ini biji apa?” tanya Liu Zhenhan.
“Ini koleksi kakek buyutku dari zaman Naga Purba—Pisang Suoluo. Tanaman ini sudah punah sekarang, dulu ini makanan utama Naga Sekunder pemakan tumbuhan yang kuat! Batangnya besar, tegak, dan kokoh, tinggi hingga delapan Ren, bentuknya anggun. Daun majemuknya yang besar bisa mencapai tiga Ren, tumbuh menyebar dengan indah dan elegan. Daging pisang terbaik ada di daun majemuk ini, harum dan manis. Lagipula, setelah dipanen, bisa tumbuh lagi.” jelas Guardian Tree.
“Wah, mirip kucai!” Liu Zhenhan tertawa.
“Sayangnya, meski punya kemampuan itu, Pisang Suoluo hampir punah dimakan Naga Sekunder yang rakus. Kurasa—di rumahmu tidak ada banyak Naga Sekunder, kan?” Guardian Tree juga tertawa.
“Hampir.” Liu Zhenhan mengerang. Anak remaja yang sedang tumbuh bisa menghabiskan harta orang tua, ratusan anak-anak lelaki dan perempuan di rumah ditambah Guo Guo benar-benar menjadi beban.
“Saya sangat merekomendasikan pisang suweg untuk Anda!” Dendrophilia mengeluarkan separuh biji tanaman, separuhnya lagi disodorkan ke Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan menggelengkan kepala: “Menurutku aku masih agak dirugikan, apa ada tanaman bagus lainnya? Lebih baik yang bisa dijual menjadi koin emas, yang bisa menghasilkan uang. Bawakan satu lagi sebagai tambahan gratis untukku.”
Meski Dendrophilia berwatak lembut dan cinta damai, hampir saja ia tidak bisa menahan diri untuk tidak bermusuhan dengannya.
Demi melon ajaib yang belum pernah dilihatnya, Dendrophilia menarik napas dalam-dalam lalu mengeluarkan sekantung benih yang dibungkus daun oak: “Ini adalah Wisteria Warna Seribu yang sudah punah. Bunganya sangat indah, setiap kelopak memiliki warna unik tanpa duplikasi di antara seribu bunga. Bunga ini bisa digunakan mewarnai kuku gadis-gadis, sulur hijau panjangnya bisa menghiasi kediamanmu. Selain itu... buah merahnya memiliki kegunaan khusus – menyerap bau badan.”
“Menyerap bau badan? Buat apa? Lagian tidak bisa ditukar uang!” Liu Zhenhan menyeringai sinis.
“Kamu ngerti apa?” Penjaga Pohon memarahi Bimon yang kurang cerdas ini: "Di antara kalian Orang-orang Beastman Bimon dan manusia, apakah banyak yang memiliki bau aneh di ketiak?"
“Sepertinya aku tidak.” Liu Zhenhan menggaruk ketiaknya dan mencium, untungnya hanya bau keringat.
“Kalau begitu bagus, kamu petik buah ini dan jual ke orang-orang yang memiliki bau tubuh, bukankah bisa dapat uang?” kata Penjaga Pohon.
“Benar juga!” Liu Zhenhan menepuk dahinya sendiri dengan gembira menerima bungkusan biji itu.
Hmph! Hanya makhluk evolusi binatang seperti kalian yang punya masalah ini. Penjaga Pohon menggaruk-garuk ketiaknya sendiri.
“Silakan ambil!” Liu Zhenhan memberikan satu bungkus biji melon wangi kepada Penjaga Pohon, menyisakan satu bungkus untuk dirinya.
“Tidak akan mengganggumu lagi.” Penjaga Pohon terkekeh: "Masakanmu benar-benar memiliki rasa khas Hobbit Setengah Manusia, terima kasih untuk jamuan malam ini."
Liu Zhenhan diam, berjinjit dengan tangan membentuk atap di atas mata menatap ke arah belakang Penjaga Pohon.
“Apa yang kau lihat?” Penjaga Pohon perlahan menoleh ke belakang, tidak ada apa-apa selain hutan gelap.
Liu Zhenhan memanfaatkan saatnya berpaling, mengangkat kendi kayu berisi mata air elemen dan menuang deras ke dalam kantong airnya.
Ketika Penjaga Pohon menoleh kembali, Liu Zhenhan sudah selesai. Sekitar sepuluh galon mata air kehidupan di kendi itu setidaknya sudah diambil dua galon.
Korupsi tidak boleh berlebihan.
Liu Zhenhan memperkirakan berdasarkan ukuran tubuh dan kekuatan sang Penjaga Pohon ini, mungkin tidak bisa membedakan selisih lima kilo dengan sepuluh kilo.
“Hehe, aku baru saja melihat meteor dan mengucapkan harapan untukmu, semoga kamu segera menemukan sukumu!” Liu Zhenhan menatap Penjaga Pohon dengan tatapan tulus.
Penjaga Pohon terdiam cukup lama, hanya memandanginya dalam diam, sorot matanya penuh keterharuan.
“Terima kasih!” Penjaga Pohon mengangguk penuh rasa syukur, membungkuk mengambil Mata Air Elemen, lalu menyerahkan kendi kayu berisi anggur monyet kepada Liu Zhenhan: “Ambillah kendi ini juga, wahai pemuda Bimon tercinta.”
Sialan kau! Liu Zhenhan mendidik dalam hati, andai saja tadi menukar posisi kedua kendi itu!
BAB VIII NASIB SIAL BERTUBI-TUBI
Begitu Penjaga Pohon pergi, Liu Zhenhan juga segera menyelinap pergi di tengah malam.
Bagaimanapun juga, menipu barang orang lain bukanlah hal yang terpuji.
Setelah berjalan semalaman di hutan, akhirnya terlihat di tebing sebuah ngarai dengan jurang-jurang berwarna hitam legam di depannya.
Ngarai Obsidian. Liu Zhenhan mencocokkan penanda di peta usangnya, yakin bahwa dia secara tak sengaja telah menemukan tujuan perjalanannya.
Setelah beristirahat sebentar, Liu Zhenhan mengupas beberapa kacang yang jatuh di tanah untuk mengisi perut, lalu langsung memanjat tebing menuju lembah ngarai di bawahnya. Mengikuti jalan setapak di hutan yang semakin jelas, dia mencari pos militer Bimon.
Memandang gunung dari jauh bisa membuat Haus mati kelelahan.
Setelah mencari sampai pagi hari berikutnya dengan segala kesulitan, Liu Zhenhan akhirnya menemukan pos militer Lembah Mokol yang terkutuk ini di dalam ngarai raksasa.
Pagar dan rumah-rumah dari balok kayu besar. Di bawah bayangan pohon raksasa, terdapat totem beruang "Misha" yang diukir dari batang utuh. Tiang totem dihiasi kain merah bertuliskan empat aksara Bimon kuno: "Bergulat dengan Naga".
Di lapangan latihan yang telah dibersihkan, satu regu prajurit Suku Banteng Berbual dengan tanduk hitam kebiruan yang melengkung berbaris rapi. Dalam kabut pagi, mereka mengayunkan senjata berupa tiang totem kayu raksasa. Otot-otot berisi yang telanjang itu menggulirkan butiran keringat besar, bercampur kabut dan teriakan kasar, jatuh ke rumput basah.
Di sisi lain lapangan, satu regu pemanah Haus berlatih memanah. Bunyi "denting-denting" tali busur yang ditarik terus terdengar, diselingi bentakan marah komandan Haus setiap ada anak panah yang meleset.
“Seorang beruang manusia yang besar dan kekar membelakangi kedua tangannya, mengenakan sabuk tempur, berpatroli bolak-balik, sesekali teriakan suaranya mengguncang hutan belantara hingga bergetar.”
Kehadiran Liu Zhenhan tidak mengalihkan pandangan prajurit yang sedang berlatih, mereka menunjukkan disiplin tinggi layaknya tentara profesional, hanya beruang manusia bertubuh gagah itu yang menoleh memandangnya.
“Selamat datang! Pendeta Li Cha!” Beruang manusia itu melanjutkan hardikan pada anak buahnya, kemudian mengangguk-angguk perlahan mendekat dan menjabat tangan Liu Zhenhan. Meski tidak mengerahkan tenaga, cengkeramannya tetap membuat tulang Liu Zhenhan berbunyi “krek krek”.
“Beberapa waktu lalu aku telah menerima surat dari Kuil, terus menantikan kedatanganmu.” Beruang manusia itu memperkenalkan diri: “Aku adalah komandan tertinggi Pos Milik Lembah Kristal Hitam di bawah resimen ‘Bergulat dengan Naga’ Kerajaan yang ditempatkan di Hutan Salib Selatan, Kapten Christian Vieiri.”
“Maaf membuatmu menunggu, Ksatria.” Liu Zhenhan mendongak memandang beruang manusia tinggi besar ini: “Perjalananku sempat tertunda, jadi agak terlambat.”
Bulu ekor burung unta di helm ksatria beruang ini terlihat beberapa helai, berwarna-warni, mungkin berasal dari hasil perburuan banyak monster langka.
“Mengapa hanya Anda sendiri? Di mana Yang Mulia Pendeta Helen?” Beruang Vieiri mengerutkan alisnya.
"Kami sudah berhasil mengumpulkan banyak kristal sihir berkualitas tinggi di Pegunungan Bering——perpanjangan Hutan Salib Selatan, jadi Pendeta Helen sudah kembali ke Kuil terlebih dahulu. Aku ke sini untuk menyelesaikan prosedur serah terima dengan pos militer Lembah Kristal Hitam kalian. Jika kalian masih ragu, aku bisa menemani kalian berburu beberapa monster lagi untuk memenuhi kewajiban pengawasan kalian." Liu Zhenhan mengeluarkan beberapa kristal sihir mewah dari dalam dekapanannya, melempar-lemparnya di tangan.
Saat ini, Liu Zhenhan benar-benar seperti orang kaya baru.
"Mengenai perburuan kristal sihirmu, Kuil dan kami sudah memperkirakannya sejak awal." Anggota suku Beruang Bier tersenyum tipis dengan ekspresi sudah tahu segalanya.
"Kuil? Bagaimana mereka bisa tahu?" Liu Zhenhan heran. Jangan-jangan Kuil dan anggota suku Beruang Bier juga punya kemampuan berkomunikasi dengan pepohonan?
"Dulu aku pernah mengabdi pada Nyonya Cui Beixi. Jumlah dan kualitas kristal sihir yang dia kumpulkan memang setara dengan monster di Hutan Salib Selatan." Prajurit Bier tersenyum samar. Ucapannya halus tapi maknanya langsung.
Obisilachi! Pasti para petinggi Kuil itu yang merasa dirugikan sekarang mencari cara balas dendam padaku! Liu Zhenhan mulai mengerti.
“Yang Mulia Pendeta Richard, tugas ujian yang diberikan kepada Anda harus diselesaikan. Mengenai Pendeta Helen yang absen, saya akan mencatatnya dalam memo evaluasi yang akan diserahkan ke Kuil, dan menyarankan Kuil untuk mencabut kualifikasi promosinya menjadi Imam Perang. Dengan menyesal memberitahukan, Tuan Richard, tugas ujian kalian dirancang oleh staf Departemen Militer. Anda tidak punya hak untuk memilih-milih tugas.” Manusia beruang mengeluarkan surat otorisasi perkamen bermeterai lilin dari lengan seragamnya.
“Departemen Militer? Departemen Militer mengeluarkan tugas untukku? Bagaimana mungkin Departemen Militer ikut campur dalam ujian Kuil?” Liu Zhenhan merasa sangat heran.
“Jujur saja...” Manusia beruang mengangkat bahu lebarnya: “Anda masih punya hak untuk menolak ujian ini.”
“Tunggu sebentar... Apa sebenarnya isi perintah Departemen Militer itu?” Liu Zhenhan memiringkan kepala sambil menatap manusia beruang dengan raut curiga.
“Departemen Militer memerintahkan Pos Garnisun Mojing Gorge untuk memilih tugas paling berbahaya bagi Anda. Tuan Richard, saya telah mengetahui bahwa Anda pernah menjadi Pendeta Naga.” Manusia beruang tersenyum sambil membuka surat otorisasinya.
Di bagian bawah surat otorisasi terdapat cap merah menyala bergambar tiga singa yang memegang tongkat kerajaan dan mahkota.
“Obisilachi!” Liu Zhenhan langsung tahu siapa dalang di balik ini.
Hukumannya! Begitu cepat hukumannya datang.
“Tugas apa itu?” tanya Liu Zhenhan.
“Imam Perang bertugas di pasukan militer, jadi ujiannya relatif ketat.” Ksatria Beruang Vieri tersenyum dan berkata: “Sekitar seratus li dari pos kami, ada sarang Chimera. Di sarang Chimera ini terdapat empat ekor Chimera naga terbang dewasa, yang merupakan keluarga monster paling berbahaya di garis pertahanan selatan. Tugas yang disiapkan oleh staf komando militer untuk Anda adalah menyusup ke sarang Chimera - memusnahkan trio Chimera naga berkepala tiga yang jahat ini.”
“Memang tugas yang bagus.” Liu Zhenhan berkata dengan sinis.
Taktik Pangeran Richard benar-benar matang. Menyusup ke Chimera naga terbang, itupun empat ekor dewasa, dia benar-benar punya ide gila.
“Anda beruntung, misi telah diubah karena alasan khusus.” Kata pria beruang itu: “Tiga hari lalu, pernah ada kelompok pelancong dari Daratan Timur di sini. Di antara mereka ada manusia dan juga Bimon. Sayangnya, mereka memasuki Lembah Heijing yang terletak lima puluh li dari pos kami, dan kebetulan itu adalah wilayah Dark Elf yang jahat.”
“Dari Timur lagi?” Liu Zhenhan mengendus-endus, berpikir dirinya memang punya hubungan takdir dengan Timur yang misterius.
"Saat rombongan pelancong ini melewati pos militer kami, pemimpin mereka yang merupakan manusia dari Timur Jauh mengaku sebagai anggota keluarga kerajaan Timur Jauh. Pendeta kami yang berilmu memverifikasi dokumen identitas yang dibawanya, dan menyimpulkan bahwa dia memang adik kandung raja Kekaisaran Tang Zang yang kuat dari Benua Sutra. Hal ini terbukti dari cap stempel kerajaan dan gelar 'adik kaisar' pada dokumen tersebut." Orang Beruang itu berkata dengan wajah kaku: "Mengingat status mulianya, kami tidak menghalangi perjalanan rombongan mereka. Namun tak lama kemudian, pengintai kami melaporkan bahwa mereka memasuki wilayah Elf Gelap yang jahat dan tidak pernah keluar lagi. Karena menyangkut urusan diplomatik, kami segera melapor ke markas besar. Markas besar dan Dewan Tetua segera mengeluarkan instruksi: Mengingat belum ada hubungan dagang antara kami dengan negara-negara di Benua Sutra Timur Jauh, jika bisa menyelamatkan pangeran penting ini dari cengkeraman Elf Gelap jahat, hal ini akan membawa dampak luar biasa bagi perdagangan kerajaan kami..."
"Jadi, tugas Anda adalah bergabung dengan kami untuk menyelamatkan Pangeran Timur Jauh yang ditawan Elf Gelap jahat ini." Kata Orang Beruang: "Sebagai pejabat tertinggi di pos ini, saya berwenang mengubah misi ujian Anda, asalkan misi tersebut cukup berbahaya."
"Elf Gelap... Apakah lebih berbahaya daripada empat Chimera berkepala dua dewasa?" Liu Zhenhan tahu pertanyaan ini seharusnya tidak diajukan, tapi dia benar-benar tidak mengerti.
"Maaf, benarkah Anda seorang Pendeta?" Manusia beruang itu menatap lambang Dewa Perang di jubah Liu Zhenhan, menggelengkan kepala dengan getir: "Elf gelap yang mengejar ilmu hitam jahat ini merupakan keturunan suku elf yang telah jatuh. Mereka bukan hanya ahli panah, tapi juga licik dan berbahaya dengan ilmu gelapnya. Sarang suku elf gelap selalu dibangun di gua-gua gelap. Dibandingkan dengan Chimera berkepala dua, mereka jauh lebih berbahaya."
"Aku agak ingat, dalam Kitab Hukum Pendeta tercatat: Elf gelap sangat cabul." Liu Zhenhan menjilat bibirnya.
"Benar! Perempuan elf gelap adalah yang paling mesum di dunia! Perempuan elf gelap sulit bereproduksi, dan hampir tidak pernah melahirkan anak laki-laki. Kalaupun ada, mereka akan mati di usia muda karena kehabisan tenaga akibat hubungan intim yang tak henti-henti." Manusia beruang itu menunjukkan ekspresi yang menunjukkan dia sudah tahu Anda akan berkata begitu.
"Tanpa laki-laki, bagaimana mereka berkembang biak? Bukankah suku elf gelap akan cepat punah?" Liu Zhenhan merasa ini menarik.
"Yang Mulia Pendeta yang berilmu, apakah Anda tahu tentang Mata Air Kehidupan yang tercipta dari intisari roh pohon di Hutan Salib Selatan?" tanya manusia beruang.
"Ini aku tahu, aku juga tahu tentang Mata Air Elemen." Liu Zhenhan sendiri tertawa, kemarin penjaga pohon baru saja memberitahunya hal ini.
“Air Mata Kehidupan hanya terlahir di hutan yang berusia puluhan ribu tahun. Dengan meminum setetes airnya, seseorang bisa melahirkan kehidupan baru seperti pohon, tanpa perlu hubungan fisik. Namun suku Elf Gelap yang jahat kini menguasai mata air Air Mata Kehidupan di Lembah Kristal Hitam.” Orang Beruang Bilu menghela napas: “Setiap tahun, selalu ada prajurit yang hilang dari pasukan kami. Jika bukan karena Elf Gelap tidak bisa terpapar sinar matahari, dan pemanah kuda suku Hausa kami setara keterampilannya dengan elf, sulit dibayangkan berapa banyak masalah yang akan mereka timbulkan bagi Legiun ‘Beradu Kekuatan dengan Naga’ kami.”
“Apakah mantra gelap mereka sangat kuat?” Liu Zhenhan juga merasa cemas. Rencana Pangeran Richard yang memengaruhi markas besar untuk memberikan misi tersulit jelas-jeras menjebaknya. Jika misinya mudah, mana bisa disebut jebakan.
“Bukan sekadar kuat.” Orang Beruang itu tersenyum pahit: “Sangat-sangat dahsyat! Mantra tingkat terendah ‘Kegelapan Mendalam’ mereka bisa membuat penglihatan ras apapun menjadi gelap gulita. Bayangkan menghadapi para pemanah ulung dalam kegelapan. Tentang mantra gelap tingkat tinggi Elf Gelap seperti memanggil Monster dari neraka gelap, sebagai Pendeta yang berilmu, tentu tak perlu penjelasan panjang lebar?”
“Lalu markas besar mau kita menyelamatkan? Bunuh diri kali? Aku tidak tertarik!” Liu Zhenhan naik pitam. Dia berniat menolak perintah ini.
“Anda berhak menolak, tapi setelah penolakan, promosi jabatan Imam Perang Anda akan dibatalkan.” Vieiri si Manusia Beruang berkata tanpa ekspresi.
“Licik sekali!” Liu Zhenhan menyambar gulungan kulit kambing otorisasi markas besar itu, giginya gemeretuk menahan amarah.
“Kesulitan misi ini lebih kusadari daripada Anda, Yang Mulia Pendeta! Menjelajah sarang peri gelap, bahkan Ksatria Kuil pun akan ragu. Tapi pasukanku adalah batalion tertua dan terkuat dari Legiun 'Beradu Kekuatan dengan Naga', unit yang akan menyerbu meski tahu akan mati! Kebetulan Anda ikut, seandainya Anda tidak datang pun, aku akan memimpin sendiri pasukan untuk misi penyelamatan ini. Karena ini menyangkut pembukaan terobosan besar perdagangan luar negeri Kerajaan!” Wajah manusia beruang itu memancarkan kekecewaan dan schadenfreude.
“Menurut perkiraanmu, apakah Pangeran Timur Jauh ini sudah dibantai oleh peri gelap jalang itu?” Liu Zhenhan heran, mengapa Guo Guo tidak ikut kali ini sehingga nasibnya sial begini.
“Tidak mungkin. Dalam rombongan itu, sang pangeran ditemani tiga ksatria pengawal Bimon yang sangat tangguh! Bahkan belum pernah kulihat prajurit Bimon sehebat mereka!” Manusia beruang itu mengusap bekas luka samar di pipinya, seolah mengingat sesuatu.
“Mereka semua laki-laki. Dark Elf tidak akan tega membunuh pria kecuali terpaksa. Laki-laki di tangan mereka hanya punya satu cara mati.” Orang Beruang yang tinggi besar menatap Liu Zhenhan: “Kalau kita jatuh ke tangan mereka, nasibnya sama.”
“Aku masih perjaka.” Kata Liu Zhenhan.
……
Saat seluruh prajurit kompi dikumpulkan dan diberi tahu akan dikirim ke wilayah Dark Elf di Lembah Obsidian, ekspresi wajah semua orang langsung berubah pucat.
Prajurit Behemoth tidak pernah kehilangan keberanian bertempur, tapi bukan berarti mereka suka bunuh diri.
Bertempur melawan Dark Elf di Dunia Kegelapan berarti kekuatan utama kompi – Bison Berkepala Sapi dari Suku Berbual – akan kehilangan kemampuan tempur drastis karena rabun senja. Bahkan Komandan Kompi Vieri tidak bisa menyembunyikan kecemasan di wajahnya.
Kompi Vieri hanya memiliki satu Imam Perang khusus bernama Heintze dari Suku Centaur Haus. Menurut kesopanan antar pendeta, Pendeta Heintze hanya menyapa Liu Zhenhan sekilas lalu membersihkan instrumen musik pendampingnya – sepasang maracas berhiaskan kristal merah muda.
Murid pendetanya, seorang anak keledai setengah manusia yang terus mengeluarkan ingus, terus mengekor Liu Zhenhan sambil bertanya-tanya apakah Sang Pendeta Naga ini benar-benar memiliki "Makhluk Sial" sebagai hewan peliharaan.
"Setelah mendapat jawaban pasti dari Liu Zhenhan, pemuda yang menggemaskan ini segera mencari gurunya untuk mempersembahkan harta dengan gembira. Gumaman rendah Imam Perang Heinz terdengar jelas oleh Liu Zhenhan melalui tiupan angin."
"Jangan terlalu dekat dengan si pemboros itu lagi, kau dengar? Sayangku Rooney." Imam Heinz mendidik muridnya.
"Aku sumpahi nenekmu!" Liu Zhenhan mengutuk dalam hati.
Sebelum berangkat, Ksatria Vieri menyuruh prajurit pelayan berkepala rusa Suku Deer yang bertugas logistik membagikan semangkuk madu untuk setiap prajurit. Ini adalah produk khas termahal di markas Suku Bier, sekaligus barang konsumsi paling mewah di kalangan bangsawan Bimon.
"Kalian adalah pasukan Vieri si Keras! Hari ini kita menjalankan misi mengerikan! Seperti diketahui, dark elf tak bisa terkena sinar matahari. Mereka bersarang di celah-celah Lembah Kristal Hitam. Dendam mereka setenar kebejatan mereka! Upaya kita menyelamatkan pelancong Timur yang terperangkap beberapa hari lalu pasti akan memicu balas dendam gila mereka." Beruang perkasa itu mengangkat mangkuk kayu berisi air madu: "Tapi kita adalah legiun tak terkalahkan 'Pasukan Beradu Kekuatan dengan Naga'! Kehormatan kitalah yang menjadi keyakinan bertempur! Kerajaan telah mengirim Pendeta Naga terhebat Richard untuk membantu kita! Semoga Dewa Perang menyertai kita!"
“Pendeta Naga？” Barisan yang rapi langsung bergemuruh suara gaduh kecil, seketika ada komandan regu yang mulai memarahi dengan suara rendah.
Liu Zhenhan tidak bisa tidak mengagumi trik yang dilakukan oleh orang beruang besar bodoh ini, sungguh tak disangka, pria yang terlihat sederhana ini ternyata tahu melakukan mobilisasi sebelum pertempuran.
“Pendeta Naga Richard, apakah Anda masih perlu menyampaikan sesuatu?” Orang beruang menoleh dan bertanya pada Liu Zhenhan.
“Bisa bertempur bahu-membahu dengan kalian semua adalah kehormatanku!” Liu Zhenhan mengibaskan air madu dalam mangkuk kayunya habis-habisan, lalu menghancurkannya dengan keras: “Elf gelap itu sampah! Ditikam pisau, apa dia tidak mati? Bukankah dia juga punya satu kepala di pundak? Hari ini tunjukkan pada pelacur-pelacur ini apa artinya Prajurit Behemoth yang tak terkalahkan! Brengsek mereka sampai mati!”
“Kampas! Brengsek mereka sampai mati!”
Seluruh pasukan satu batalion menghabiskan air madu dalam mangkuk kayu mereka, meniru gaya pendeta naga ini dengan menghancurkan mangkuk mereka sekeras-kerasnya, sorak-sorai menggema menggelegar, membuat burung-burung di hutan beterbangan.
“Pendeta Richard, bukankah Anda terlalu kasar?” Pendeta Hainzer mengerutkan alisnya.
“Kalau tidak kasar, apakah pasukan akan bersemangat?” Liu Zhenhan tersenyum sambil berkata.
Karena kalimat ini, perwira beruang Vieri di samping menatap Liu Zhenhan cukup lama.
Seluruh Ngarai Kuarsa Hijau Tua terlihat seperti tanah datar yang tiba-tiba terkoyak membentuk celah besar, dipenuhi batupasir kuarsa hijau tua yang ditutupi vegetasi hijau subur. Lapisan batuan yang patah, dengan air terjun tak dikenal sumbernya mengalir deras dari tebing puncak lembah di ujung awal, menciptakan pemandangan megah. Kabut air membumbung dari dasar ngarai, melayang-layang di antara hutan lebat. Tak terhitung gua-gua berdiri di sana-sini, gelap dan tak berujung.
Liu Zhenhan dikelilingi oleh sekelompok prajurit berkepala banteng yang perkasa. Pasukan Minotaur ini adalah Pengawal pilihan Ksatria Vieley untuknya, setiap orangnya bertubuh tinggi kekar dengan otot-otot berisi bagai meledak. Tiang totem besar yang mereka pegang terlihat seperti kecambah tauge di tangan mereka.
Vieley merasa sangat bingung mengapa seorang Pendeta belum memiliki Pengawal. Kebingungan di matanya semakin bertambah ketika melihat Liu Zhenhan mengeluarkan tongkat sarang lebah besar yang terbungkus sarung kulit itu.
Setelah berjalan separuh hari menyusuri sungai di ngarai, pasukan bertemu dengan pengintai di depan - seorang manusia rusa dari suku Deer berleher panjang. Manusia rusa Deer ini bertubuh sangat tinggi, pastilah dia manusia jerapah.
“Ngarai sampai di titik perbatasan di sini. Sungai kecil di tengah jalan terus mengalir ke depan menuju gua raksasa. Di mulut gua terdapat gundukan tengkorak, di tengahnya tumbang sebatang cemara yang kulitnya telah dikuliti. Di batangnya tertulis tulisan besar berwarna darah: Selamat datang di Kerajaan Elf Gelap.”
Tebing di kiri-kanan tertutup oleh batu paruh elang yang menonjol, menghalangi langit di mulut gua. Hanya sedikit cahaya suram yang menyelinap melalui celah-celah batu, menyinari tengkorak-tengkorak yang seram.
Bahkan angin yang berhembus melalui celah-celah tebing terasa seperti rintihan.
“Kerajaan Elf Gelap?” Liu Zhenhan memandang penasaran ke arah manusia beruang.
“Meski disebut kerajaan, sebenarnya hanya ada 500-600 penduduk. Mata Air Kehidupan mengorbankan esensi kehidupan mereka sendiri untuk melahirkan makhluk baru.” Manusia beruang menjelaskan.
Dari kegelapan gua tiba-tiba terdengar desahan lembut bernada menggoda. Suara tak berbentuk ini langsung membuat Liu Zhenhan membayangkan ranjang.
Ksatria memandang pengintai jerapah yang mundur ketakutan. Ingin memarahi tapi bibirnya hanya bergerak-gerak tanpa suara.
“Terus maju!” Akhirnya manusia beruang itu hanya mengayunkan kapak perangnya, menyuruh manusia rusa kembali ke formasi.
Belasan obor menyala, menerangi kedalaman gua yang gelap. Bunyi resin terbakar mengiringi langkah hati-hati semua orang, menciptakan ketegangan yang mencekam. Penderita rabun senja kaum Minotaurus sering salah langkah, berulang kali menabrak rekan sebarisan. Pasukan pemanah Centaur dari suku Haus juga tegang—kegelapan sangat mempengaruhi ketepatan bidikan mereka. Atas perintah komandan, formasi pengawal sayap dibentuk, namun terlihat kacau dan amatiran.
Tanpa sadar, Liu Zhenhan mendapati dirinya berada di barisan terdepan. Bahkan pengawal-pengawal Berbual yang semula mengawalnya perlahan tertinggal di belakang.
"Sialan!" kutuknya dalam hati. Kegelapan pekat membuatnya tidak nyaman. Ia merogoh bungkusan yang berisi Mutiara Malam, mempertimbangkan apakah akan mengeluarkannya.
Hujan anak panah tiba-tiba mengguyur. Belasan obor padam seketika. Anak panah yang melesat liar dengan presisi sempurna memadamkan percikan api satu per satu.
Ini adalah seni memanah legendaris warisan bangsa Elf!
Boundary Cultivation ganda Liu Zhenhan langsung teraktifasi secara refleks. Perisai energi itu berkilat sesaat, menangkis beberapa anak panah mematikan yang nyaris menembus tubuhnya.
Suara erangan yang datang bertubi-tubi membuat tubuh gagap prajurit Minotaur yang tenggelam dalam kegelapan menjadi sasaran empuk. Raungan kesatria Beruang Vieri terus bergema di ruang sempit. Meski keterampilan memanukentaur sangat baik, kegelapan membuat mereka benar-benar tak berdaya.
Keringat mengucur deras dari ksatria Beruang Vieri. Praktik gelap dark elf bahkan belum dimulai, tapi pasukannya sudah porak-poranda begini rupa. Masih adakah harapan memenangkan pertempuran ini?
BAB 9 TUGAS SULIT!
Kelemahan terbesar pasukan Bimon terungkap dalam serangan mendalam ini - kurangnya perlindungan zirah besi.
Di seluruh skuadron Minotaur, selain Ksatria Vieri yang memiliki zirah kulit, prajurit biasa bahkan tak memiliki perlindungan zirah besi. Senjata mereka masih berupa tiang totem dari kayu. Menghadapi hujan panah pembawa maut dari kegelapan, prajurit Minotaur hanya bisa mengandalkan otot kuat mereka untuk bertahan.
Saat jeritan kesakitan dan suara tubuh terjatuh bergema tak henti, Liu Zhenhan menggelindingkan tubuhnya, mencipratkan riak air sungai di bawah kakinya.
Bungkusan di punggungnya dilemparkan ke udara. Mutiara Malam dalam bungkusan kulit Losa melepaskan diri, menyebarkan cahaya selembut sinar bulan di tengah kegelapan.
Enam penembak gelap elf perempuan dengan tubuh ramping sepenuhnya terpapar dalam cahaya.
Mereka begitu dekat dengan pasukan Bimon, busur pendek di tangan ditarik penuh, wajah seksi yang gelap dipenuhi kesakitan.
Mutiara Malam melambung membentuk garis lengkung indah sebelum jatuh ke tanah.
Keringat berbutir besar mengalir dari wajah Beruang Manusia Vieri, baju kulit di punggungnya terasa dingin membeku.
Saat cahaya tiba-tiba menyala dari kegelapan, Ksatria Vieri tidak hanya melihat sungai merah darah dan prajurit mengerang kesakitan di tanah, tetapi juga sosok gesit nan perkasa yang meloncat dari tanah.
Di tangan sosok itu teracung gada yang tiba-tiba memancarkan duri tajam Taring Serigala.
Tanpa jeritan, tanpa rintihan.
Empat penembak gelap elf perempuan tumbang ditangan sosok gesit ini.
Cahaya sesaat itu mempertontonkan teknik pembunuhan klasik bak buku panduan yang belum pernah Ksatria Vieri saksikan atau dengar sebelumnya.
Yang memberikan kesempatan menyaksikan ini tak lain adalah Yang Mulia Pendeta Naga Li Cha yang ditunjuk langsung oleh markas besar untuk misi paling berbahaya!
Sang Pendeta yang menggunakan "instrumen bantu" bernama Taring Serigala itu, dengan sekali ayunan telah menciptakan hujan darah yang menyapu langit. Diikuti dengan sikut dan serangan lutut yang menghancurkan, membuat Ksatria Vieri - prajurit beruang yang termasyhur - benar-benar memahami arti serangan kilat yang mematikan. Setelah rangkaian gerakan mematikan ini, empat dari pemanah wanita Elf Kegelapan telah tumbang, salah satunya bahkan wajahnya hancur akibat benturan kepala sang Pendeta ganas ini.
Tepat saat empat pemanah wanita Elf Kegelapan itu roboh, Mutiara Malam di udara pun jatuh. Terpantul beberapa kali sebelum akhirnya tenggelam ke aliran sungai yang gemericik. Cahaya keperakannya yang selembut sinar bulan memantul melalui riak air, menciptakan panorama ilusi yang memesona.
Ksatria Vieri menyaksikan Sang Pendeta mengeluarkan pedang tipis dari pegangan Taring Serigala-nya. Dengan ayunan tangan yang gesit, pedang itu melesat dan menancap dalam di leher pemanah wanita Elf Kegelapan yang terjauh. Kekuatan lemparannya begitu dahsyat hingga tubuh Elf itu terangkat dan tertancap di tebing sebelah.
Segenap area menjadi senyap sunyi. Bahkan para korban di tanah lupa mengerang, hanya desahan napas tegang yang terdengar.
Hanya tersisa satu pemanah perempuan Dark Elf terakhir, tapi dia sudah tak bisa bicara sama sekali. Sebuah tongkat sarang lebat besar terhunjam di leher hitamnya, duri taring serigala terus keluar-masuk seperti lidah ular yang menjulur.
Seorang prajurit Minotaur mengambil mutiara malam dari tanah, mengangkatnya tinggi-tinggi. Cahaya keperakannya seperti rembulan menyinari area sepuluh ren di sekitarnya. Kabut hitam tipis yang melayang di gua langsung menyusut saat terkena sinar mutiara, berkumpul di kejauhan seperti asap bergulung-gulung.
Para prajurit Minotaur terlihat sangat menyedihkan.
Ksatria Vieria masih menancapkan panah berbulu hitam di lengannya, tak sempat mencabutnya atau memeriksa korban bawahannya. Dia langsung berlari ke lima mayat pemanah perempuan Dark Elf, berjongkok untuk mengamati dengan seksama.
Mayat-mayat Dark Elf terbaring di aliran sungai membentuk pola radial melingkar. Pupil mata yang melebar tak lagi menyisakan nyawa. Manusia Beruang mengamati luka mematikan di tubuh mereka - bagian tubuh yang ambles secara teratur dan masif membuat hatinya tercekat.
“Bagaimana korban kita?” Liu Zhenhan merampas busur pendek tawanan elf gelap terakhir, mengalungkannya di leher pemanah perempuan ini sambil menarik kencang. Tawanan perempuan itu melepaskan tangan yang menutupi matanya dengan kesakitan, mencengkeram erat tali busur yang mencekik lehernya.
“Enam belas prajurit Berbual semuanya tertembak panah di mata. Dukun yang ikut rombongan sama sekali tidak bisa melakukan pengobatan di sini, kerugian sangat besar...” Pendeta Hainz datang mendekat dengan suara parau. Di belakangnya terlihat murid pendeta Little Rooney yang memandang Liu Zhenhan dengan penuh kekaguman.
“Kemampuan memanah yang luar biasa! Elf gelap yang sangat kurang ajar! Berani menyerang dari jarak sedekat ini!” Liu Zhenhan menghela napas panjang. Andai saja Boundary Cultivation tidak menangkis dua panah yang menyasar lehernya, mungkin tubuh 50 kilogramnya benar-benar akan binasa hari ini.
“Tempat ini terlalu gelap! Lagipula kulit elf gelap sangat mirip dengan kegelapan malam. Korban seperti ini sudah termasuk bagus. Jika diberi tiga tarikan napas lagi, dengan kelincahan tinggi mereka, separuh dari kita pasti sudah tumbang.” Pendeta Hainz memungut sekarung panah berbulu elf gelap yang berserakan di tanah.
“Terima kasih!” Pria beruang itu berdiri sambil mengangguk pada Liu Zhenhan. Pandangannya yang awalnya penuh meremehkan kini telah berubah menjadi penuh hormat.
“Pendeta Richard, apakah Anda adalah legenda ‘Kombinasi Nyanyian dan Pertempuran’?” Ekspresi Pendeta Heinzer juga berubah menjadi penuh penghormatan saat bertanya dengan sopan.
“Bisa dibilang begitu.” Liu Zhenhan mencabit pedang tipis yang tertancap di tebing dan memasukkannya ke slot gada Taring Serigala, mayat lemas pun terjatuh.
“Kombinasi Nyanyian dan Pertempuran! Kampas!” Banyak prajurit ikut bergabung dalam barisan kekaguman.
“Pertempuran ini tidak bisa dilanjutkan,” kata Liu Zhenhan. “Cepat kirim orang untuk mengembalikan korban ke kamp. Prajurit yang tersisa harus berpencar, jangan berkerumun. Masih ada ratusan Elf Gelap di dalam. Pasukan kita yang sedikit ini hanya cukup untuk dihabisi satu hujan panah mereka.”
“Hanya ini satu-satunya cara.” Meski sebagai Orang Beruang yang angkuh, mereka pun merasa patah semangat setelah mengalami kerugian besar di awal kedatangan.
“Sebenarnya ada cara lain, kita bisa memilih mundur,” ujar Liu Zhenhan.
“Perintah datang dari markas militer. Pangeran Timur Jauh harus diselamatkan! Bahkan jika resimen kita dikorbankan. Ini menyangkut terobosan diplomasi Kerajaan! Kita tidak punya jalan mundur.” Orang Beruang itu terdiam sejenak, lalu berkata tegas: “Jadi, kecuali sudah benar-benar mentok, bahkan sampai tinggal satu orang terakhir, kita harus mencoba.”
“Seorang tentara harus punya integritas! Bagus!” Liu Zhenhan mengangguk puas.
Kata-kata Orang Beruang itu memicu semangat militer berdarah baja yang terpendam dalam dirinya.
“Jawab aku, bagaimana pertahanan kalian di sini?” Liu Zhenhan mengendurkan busur pendek di tangannya, membiarkan tawanan wanita elf gelap ini menghirup beberapa udara segar.
Tawanan wanita elf gelap ini memang pantas menjadi ras tercantik, kulit hitam dan tato dengan pola misterius di tubuhnya memberikan pesona liar yang tak tergambarkan pada wajahnya. Pakaian ketat dan seksi semakin menonjolkan lekuk tubuhnya yang penuh hasrat.
Tawanan wanita itu tersenyum genit pada Liu Zhenhan, menggoyangkan pinggang rampingnya. Cahaya Mutiara Malam tidak menyakitkan matanya seperti sinar matahari, pandangannya langsung berubah mesum, lidah merah muda yang halus menjilati bibirnya perlahan seolah sedang menyedot sesuatu.
“Cepat jawab!” Liu Zhenhan langsung menamparnya.
Tamparan ini tidak hanya membuat sang tawanan terpana, tetapi juga membuat semua orang di sekitar tercengang.
“Bagaimana pertahanan kalian?” Liu Zhenhan melepaskan tali busur, suaranya tiba-tiba menjadi lembut seperti bisikan kekasih, wajahnya penuh keramahan yang menakutkan.
“Selama kau bisa berhubungan seks denganku, selama itu pula aku akan menjawab pertanyaanmu.” Suara tawanan elf gelap itu seksi seperti tubuhnya, penuh hasrat primitif: “Kau sangat perkasa, Pigge.”
“Tampaknya kau belum mengenal aku.” Liu Zhenhan menyeringai dingin, menggenggam rambut elf gelap itu, lalu menghantamkan tinjunya ke perut kecilnya yang lembut dan halus. Pukulan ini begitu keras hingga separuh tubuh elf gelap itu terangkat ke udara.
Pukulan ini hanyalah permulaan. Jurus klasik Liu Zhenhan "Harimau Hitam Mencabut Jantung" begitu dimulai, minimal sepuluh pukulan akan menyusul.
Saat dia berhenti, tubuh elf gelap itu sudah lunglai, terjatuh lemah ke tanah.
Liu Zhenhan ahli dalam bermain tinju. Meski rentetan pukulannya tampak brutal, cedera internal sebenarnya tidak parah. Elf gelap itu masih bisa memegang pinggangnya sambil kejang, mulutnya memuntahkan gumpalan darah besar-besaran.
"Aku tidak punya banyak kesabaran." Liu Zhenhan menarik rambutnya menghadapkannya ke batu runcing yang mencuat, ujung tajam batu itu hampir menembus bola mata indah sang elf gelap.
"Apakah beberapa hari lalu ada rombongan pengelana dari timur datang ke sini? Bagaimana keadaan mereka? Di mana mereka? Apakah masih ada pertahanan di depan?" Liu Zhenhan membisikkan serentetan pertanyaan cepat di telinga elf gelap itu.
Napas elf gelap itu gemetar. Dia takut pada sorot mata Bimon ini, lebih takut lagi pada sikapnya yang tanpa belas kasihan.
"Tampaknya Tuan tidak peduli dengan keindahan matanya sendiri. Atau mungkin, Tuan ingin menguji batas kesabaranku." Liu Zhenhan mengangkat kepala elf gelap itu, siap menghantamkannya ke batu runcing.
“Aku akan memberitahumu!” Elf Kegelapan langsung menyerah, “Prajurit Behemoth, lepaskan tanganmu yang mengerikan itu, aku akan memberitahumu.”
Ternyata begini ceritanya.
Tiga hari lalu, memang ada kelompok empat pelancong yang datang ke Lembah Kukucha dan memasuki wilayah Elf Kegelapan. Dari keempat pelancong itu, ada seorang Prajurit Behemoth yang sangat kuat. Keterampilan beladirinya membuat semua Elf Kegelapan ketakutan. Ia berjalan dalam kegelapan, namun matanya setajam elang malam. Baik panah maupun sihir kegelapan tak bisa melukainya. Seluruh prajurit suku Elf Kegelapan yang awalnya menyerang mereka tewas di bawah pentungan besinya. Di antara para pelancong, juga ada dua penyihir elemen air yang menakutkan. Suku Elf Kegelapan harus mengerahkan seluruh kekuatan suku plus naga hitam neraka yang dipanggil untuk sekadar menghalangi langkah mereka.
Akhirnya Ratu Elf Kegelapan terpaksa menelan harga diri dan berunding. Permintaan mereka aneh: cukup serahkan catatan perjalanan spiritual yang ditulis sekelompok biarawan asketik yang pernah diculik suku ini, maka mereka akan langsung menghentikan serangan.
Biarawan asketik sendiri sebenarnya berasal dari salah satu agama di negara-negara manusia di Benua Aigean. Dalam Pertempuran Hyjal, "Perlindungan Doa" dari biarawan yang ikut ekspedisi dan "Penyembuhan Cahaya Suci" dari pendeta membuat banyak prajurit yang terluka parah kembali segar bugar ke medan perang, memberi keunggulan besar pada pasukan manusia dalam pertempuran melawan Pasukan Behemoth.
Setelah perang berakhir, keyakinan manusia mengalami perubahan besar. Gereja Santo Paulus yang otoriter dan kuat menindas agama lain, melancarkan Perang Salib besar-besaran untuk melindungi agama, dan hampir membersihkan semua sekte lain dari berbagai negara manusia.
Biksu pertapa berfokus melatih kemauan melalui praktik keras. Mereka menggunakan pengembaraan tanpa tempat tinggal sebagai ujian bagi diri sendiri. Roti di oven dipilih yang paling lembut terlebih dahulu, biksu tanpa akar menjadi target pertama pemusnahan Gereja Santo Paulus.
Selama seratus tahun terakhir, biksu pertapa di berbagai tempat dihukum karena menyebarkan ajaran sesat, disalib di pinggir jalan. Sisanya mengembara ke daerah terpencil untuk melanjutkan praktik pengembaraan.
Penindasan kejam dan kehidupan sulit membuat banyak biksu pertapa mati kelaparan. Suku Elf Gelap juga menangkap banyak biksu yang tak sengaja memasuki wilayah mereka. Kehidupan sebagai budak seks yang kejam dengan cepat mengakhiri penderitaan para biksu ini.
Ratu Elf Gelap tidak tahu bagaimana para pengelana ini mengetahui keberadaan biksu pertapa tersebut. Namun kekuatan kelompok pengelana ini membuat Ratu Elf Gelap gemetar ketakutan, terpaksa menyetujui permintaan mereka.
“Di antara empat pelancong ini, selain tiga Bimon, ada juga seorang pria tampan manusia. Dia terlalu tampan, Ratu tergoda hatinya.” Tawanan Dark Elf berkata: “Ratu berpura-pura ingin memberikan catatan pertapa kepada mereka, memancing mereka masuk ke dalam gua kami yang rumit seperti sarang laba-laba.”
“Lalu?” Liu Zhenhan bertanya.
“Ratu memancing mereka ke dekat Mata Air Kehidupan.” Tawanan perempuan Dark Elf berkata: “Kemudian mengumpulkan semua kekuatan gelap suku, memanggil dua Naga Neraka Hitam, terus bertarung dengan mereka. Para pelancong terlalu kuat, bahkan berhasil membunuh satu Naga Neraka Hitam.”
“Kampas!” Orang Beruang di samping membelalakkan mata, bergumam pelan.
Kata legenda "Membunuh Naga" ini, hanya ada dalam opera dan novel di seluruh Benua Aigean.
“Napas api Naga Neraka Hitam juga membuat para pelancong menderita. Salah satu penyihir elemen air karena kehausan meminum air Mata Air Kehidupan. Omong-omong, penyihir elemen air ini berasal dari Suku Pig kalian.”
Seperti petir di siang bolong! Orang Beruang Vereeni dan Pendeta Hynkel saling pandang, wajah mereka dipenuhi kengerian yang tak terkatakan.
Kabar ini terlalu menggemparkan!
Jika kemunculan pendeta dari Suku Pig di antara Bimon adalah badai, maka Bimon yang memiliki anggota Suku Pig bisa mempelajari sihir adalah tsunami.
Jika perkataan tawanan Dark Elf perempuan ini benar, tingkat kegemparan peristiwa ini cukup untuk menggulingkan semua etika yang ada saat ini.
“Jika Pigge Timur ini benar-benar bisa menggunakan sihir, meski diselamatkan, para fanatik agama dari Pengadilan Bidah Kuil Ibukota mungkin akan membakarnya mati meski bertentangan dengan keinginan Raja dan Dewan Tetua.”
“Bimon yang bisa sihir? Bagaimana mungkin Bimon bisa mempelajari sihir? Demi Kampas!” Pendeta Hainzer mengerang kesakitan.
“Lalu?” Liu Zhenhan tidak peduli urusan sihir, buru-buru bertanya lagi.
“Dia hamil.” Kata Dark Elf.
“Apa?!” Kali ini Liu Zhenhan juga melompat berdiri.
BAB 10 MENGANGKAT GADA SERIBU JIN
“Dari kelompok pelancong itu, sepertiku tidak mendengarmu menyebut ada wanita?” Liu Zhenhan menoleh memandang Ksatria Beruang Vieri.
“Awalnya memang tidak ada.” Wajah manusia beruang langsung menjadi pahit: “Mereka pria sejati sampai tidak bisa lebih pria lagi, otot-ototnya kokoh tidak kalah dengan Suku Bier kita.”
“Setelah meminum Air Kehidupan, baik pria maupun wanita bisa mengandung kehidupan baru.” Dark Elf tertawa genit: “Sama seperti pohon.”
Harga Air Kehidupan juga mengerikan, setiap individu yang melahirkan kehidupan baru akan menghabiskan energi hidupnya sendiri. Dark Elf menggunakan sifat keji Air Kehidupan ini untuk membunuh lawan yang tak terkalahkan.
Setiap orang tercekam dalam kesunyian.
Masih mau lanjut? Menyusuri sarang labirin Dark Elf yang seperti jaring laba-laba.
Gumpalan besar kabut hitam bergulir keluar dari dalam gua di kejauhan, dalam sekejap menyebar. Langkah kaki yang cepat dan mendesak menginjak kerikil, terdengar bergema di telinga semua orang, disertai raungan monster raksasa dari dalam kabut.
Ketakutan akan hal yang tidak diketahui jauh lebih menakutkan bagi ksatria Bimon daripada menghadapi musuh secara langsung.
Wajah prajurit Behemoth yang belum pernah bertempur langsung dengan Dark Elf menunjukkan ketegangan, namun tak seorang pun mundur. Pemanah Centaur dari suku Haus dengan cepat merebut posisi depan, menarik tali busur mereka.
"Lupa memberitahumu, kami punya tujuh penjaga," tawanan perempuan Dark Elf itu tersenyum puas. "Satu lagi baru saja kembali untuk memberi kabar."
"Mengerti." Liu Zhenhan mengangguk, memegang kepala perempuan itu dan memuntirnya ke kanan. Suara "kreek" tulang leher patah terdengar. Kepala tawanan Dark Elf itu miring ke samping, matanya masih menyiratkan kemarahan yang tercampur ketakutan.
"Mundur cepat!" Liu Zhenhan membentangkan tangannya, menahan para Minotaur di belakangnya yang hampir mengamuk karena dorongan ketakutan dan kegelisahan. Begitu menyentuh medan perang, para Minotaur ini akan langsung menunjukkan karakteristik mirip "semi-Transformasi Liar". Sifat keras kepala ini membuat prajurit Minotaur bisa menghadapi musuh apa pun tanpa gentar, tapi juga mudah membuat mereka terjebak dalam kepungan tanpa bisa melarikan diri.
Pendeta Heince juga mengayunkan lonceng jam pasir, melantunkan Nyanyian Perang Spiritual, menggunakan Cahaya Kedamaian untuk menenangkan prajurit Bimon berkepala sapi yang lubang hidungnya mulai mengeluarkan uap putih dengan suara "huf-haf".
"Pertempuran ini sama sekali tidak bisa dilanjutkan lagi!" Liu Zhenhan berteriak marah kepada Vieri si manusia beruang yang masih ragu-ragu. "Jangan membuat pengorbanan sia-sia! Keberanian prajurit tidak perlu dibuktikan dengan pengorbanan tak berarti!"
Kabut hitam pekat yang tak tertembus semakin mendekat. Setelah menimbang-nimbang, manusia beruang akhirnya menggertakkan giginya dan meneriakkan: "Mundur!"
Meski perintah telah diberikan, banyak prajurit Bimon yang tetap tidak bisa mengendalikan emosi garang mereka. Mereka mengangkat pilar totem besar dan berlari menuju kegelapan yang tak berujung.
Pemanah setengah manusia suku Haus berusaha memberikan dukungan tembakan, tapi tanpa target yang jelas. Di bawah desakan manusia beruang dan beberapa komandan regu, mereka pun segera mundur.
Liu Zhenhan mengambil Mutiara Malamnya dari pengawal Bimon, menatap kegelapan itu. Semua orang bisa mundur, hanya dia yang tidak punya pilihan. Kondisi hidup Bimon tidaklah baik. Jika status pendetanya dicabut dan dia tidak bisa mendapatkan tanah apanase sebagai bangsawan, apa yang akan dimakan oleh begitu banyak anak-anak lelaki dan perempuan di bawahnya?
Dia masih memiliki empat Patung emas yang kuat. Masih ada Boundary Cultivation yang berfungsi sebagai perisai magis.
Prajurit Minotaurus yang menerobos masuk ke dalam kegelapan hanya mengeluarkan teriakan perang sesaat, diikuti suara berat tubuh yang jatuh ke tanah.
Orang Beruang Vieri yang melihat Liu Zhenhan masih berdiri di tengah jalan, segera berlari kembali.
"Cepat mundur, Pendeta Richard! Keberanianmu sudah kumaklumi dari pertempuran ini. Meskipun kau adalah Pendeta Naga, tapi naga peliharaannya sudah gugur dalam pertempuran. Tak ada artinya melanjutkan ini! Aku akan mencatatnya dalam memorandum untuk Kuil!" Orang Beruang itu memeluk Liu Zhenhan sambil berusaha menariknya mundur.
Orang Beruang Bier yang diberkati kekuatan alam merasa seolah sedang mengangkut Gunung , sama sekali tak bisa menggeser pendeta misterius ini sedikitpun.
"Mengapa aku harus pergi?" Lengan Liu Zhenhan bergerak ringan, melepaskan diri dari pelukan baja sang Orang Beruang.
"Akan ku hantam kepala elf gelap sinting ini dengan formasi rapatku, masuk ke dalam lubang anus kotor mereka! Kemuliaan bagi para Pendeta! Kampas!" Liu Zhenhan menyobek jubah pendeta di tubuhnya, memperlihatkan otot-otot bak batu dan kalung tiga mutiara di lehernya, mengumandangkan teriakan perang paling bergemuruh.
“Kabut hitam bertemu dengan cahaya redup Mutiara Malam, bagai ombak menghantam karang keras, membelah celah. Di bawah pimpinan dua pemimpin Elf Gelap yang mengendarai black panther gesit, pasukan Elf Gelap bersenjatakan panah berduyun-duyun keluar dari tengah kabut.
Setelah raungan naga yang melengking, seekor naga hitam perlahan muncul.
Di atas punggung naga besar itu duduk Ratu Elf Gelap, rambut hitamnya bagai sutra gelap, mahkota keemasan suram di kepalanya membuktikan statusnya yang luar biasa.
Ratu Elf Gelap ini memiliki raut wajah angkuh, matanya diselimuti kabut hitam yang tak tertembus. Tatapannya terasa menyengat seperti api saat kau mencoba menatapnya.
Naga hitam yang ditungganginya bertubuh kekar setinggi tujuh ren, sisik tebal menutupi seluruh tubuhnya. Matanya memancarkan keganasan neraka, sementara mulut bergigi taringnya sesekali menyemburkan asap hitam dan percikan api.
“Demi Kampas! Itu Naga Neraka Hitam!” suara pria beruang itu bergetar karena panik.
"Tidak peduli menghadapi ras apapun, naga neraka yang menakutkan selalu berada di atas segalanya. Mereka memiliki sihir yang mengerikan dan kekuatan tak tertandingi, ditambah dengan atribut mengerikan berupa kekebalan sihir, membuat mereka hampir setara dengan dewa. Naga Hitam Neraka bukanlah naga dari Benua Aigean. Mereka hanya ada di kegelapan neraka bawah tanah, dan tidak akan muncul di permukaan dunia kecuali melalui ritual pemanggilan gelap yang merobek ruang angkasa."
"Vieri. Pergilah kau, urusan hari ini adalah urusanku." Liu Zhenhan menyipitkan matanya, menggigit sebatang cerutu. Batu api digesekkan ke dinding batu, langsung menyulut cerutunya.
"Melindungi keselamatan Pendeta Kerajaan adalah tanggung jawabku!" Vieri menyilangkan kapak perang di dadanya. Awalnya dia berdiri sejajar dengan Liu Zhenhan, kini dia maju ke depan menyembunyikan tubuh Liu Zhenhan.
"Bimon pengecut tak berguna. Suku Dark Elf kami selalu saling tidak menyerang dengan mereka, mengapa kalian berani menantang harga diri kami?" Ratu Dark Elf yang menunggangi punggung Naga Hitam Neraka itu memandang dua Bimon yang tak menunjukkan ketakutan dari tempat tinggi.
"Serahkan empat pelancong dari Timur! Atas nama Liu Zhenhan, aku akan menghancurkan gua ini!" Terlihat kecil bagai rumput di tepi hutan di hadapan Naga Hitam Neraka, namun suaranya mengandung otoritas tak terbantahkan.
“Benarkah？Yang ingin kukatakan adalah…” Ratu Dark Elf masih tertawa genit, naga yang garang tiba-tiba menyemburkan semburan api hitam beracun yang menyakitkan mata, menerjang dua Bimon yang berdiri di tanah.
Api hitam yang mampu melelehkan baja seketika menelan tubuh Liu Zhenhan dan manusia beruang. Naga hitam yang mengerikan itu mengeluarkan dengus keras. Makhluk hina yang menginjak harga dirinya hanya pantas berakhir seperti ini.
“…Kalian memang Bimon paling bodoh.” Ratu Dark Elf kembali tertawa genit.
Tak ada yang berani meragukan kekuatan api Naga Neraka, bahkan naga di Benua Aigean pun tidak punya nyali untuk mempertanyakannya.
Sang ratu tak bisa menahan senyum puas, wajahnya bagai mawar hitam indah yang sedang mekar.
Dia memainkan trik licik. Memanfaatkan kebodohan dua Bimon yang lugu. Seolah sedang berbincang, diam-diam dia telah memberi perintah serangan kepada Naga Neraka. Dengan serangan tiba-tiba seperti ini, bahkan Raksasa Titan pun pasti tewas.
Senyum Ratu Dark Elf seketika membeku.
“Semburan api neraka hitam terakhir dari Naga Neraka Hitam tiba-tiba terhenti. Dalam pandangan mata, sisa-sisa api hitam tebal dan besar ini bagai pisau makan yang membara, membelah udara di depan dua Bimon ini dengan halus, seolah ditarik oleh kekuatan dahsyat ke samping. Api hitam yang penuh kekuatan ini menyebar liar di sekitar dinding tebing, menempel seperti oli kental sambil mengeluarkan asap hitam pekat.
Napas Naga! Sebuah Napas Naga alami dan luar biasa kuat mulai menyebar di sekitar ruang. Naga Neraka Hitam pun merasakan tantangan besar dalam napas ini, menghentikan kegelisahannya.
"Bagaimana mungkin?" Saat itu juga, pikiran Vieiri si Manusia Beruang hampir mencapai titik kebekuan tertinggi. Ia tak percaya diri sendiri ketika menyadari dirinya dan Yang Mulia Pendeta Naga sama sekali tak terluka oleh semburan api mengerikan Naga Neraka Hitam.
Keheranan serupa muncul dari para Elf Gelap. Setelah mengalami pertempuran brutal dengan empat penjelajah Timur Jauh, mereka tak menyangka masih ada Bimon yang bisa selamat dari semburan api mengerikan Naga Neraka Hitam.
Hati Ratu Elf Gelap berdebar kencang. Firasat buruk yang kuat terus menggelayuti pikirannya.
Empat riak emas berkilauan, empat Patung emas setinggi dewa muncul secara tiba-tiba di hadapan semua orang, tubuh mereka dipenuhi Simbol Raksa yang bergerak-gerak seperti gunung raksasa. Bekas luka di tubuh mereka memantulkan kilau logam yang mengerikan.
Dinding gua yang luas tiba-tiba terasa sempit akibat kemunculan mereka. Bentang tubuh naga hitam neraka terlihat kurus kering di depan badan raksasa mereka.
Kelincahan Elf gelap terpamer dalam sekejap. Ribuan anak panah langsung menghujam tubuh Patung emas raksasa. Asap hitam bergulung-gulung, pasukan Ksatria tengkorak hitam berbaju zirah usang mengayunkan pedang besar, menggerakkan kuda perang tengkorak mereka untuk melakukan serangan berani mati.
Ketimpangan kekuatan begitu mengerikan. Meski Ksatria tengkorak hitam tak takut mati, mereka tak berdaya melawan Patung emas seberat 240.000 pon yang terbuat dari perunggu. Gerakan Patung emas lambat, tetapi mereka menutupi semua ruang. Kaki raksasa mereka seperti pilar penyangga membuat banyak Ksatria tengkorak bersama kuda perangnya hancur berkeping-keping.
Nyanyian perang yang bergelora menggema di dalam gua. Liu Zhenhan melantunkan "Nyanyian Perang Kegilaan" ciptaannya sendiri - "Perintah Jenderal". Kali ini transformasi liar tidak dia terapkan pada dirinya sendiri, "aura gemilang" dari "Nyanyian Perang Kegilaan" sepenuhnya menyelimuti beruang manusia Vieri yang mengikutinya. Seketika mata beruang manusia itu memerah merah, rambutnya berdiri tegak, otot-otot yang mengembang membuat sabuk peluruhnya putus semua. Dengan mengayunkan kapak perang bermata ganda sebesar roda di tangannya, ia bersama Liu Zhenhan yang mengibaskan Taring Serigala menerjang para Elf gelap.
Beruang manusia memang layak menjadi kekuatan tempur utama Bimon yang mampu menyaingi naga. Kapak raksasa mengerikan di tangan Vieri yang sedang bertransformasi liar seolah tercipta untuk memanen nyawa. Baju kulit Elf gelap yang terlalu seksi dan minim perlindungan, di bawah kapaknya bagai jerami bertemu sabit. Setiap ayunan kapaknya mampu merobohkan sekelompok musuh.
Konsekuensinya sangat mengerikan ketika seorang prajurit kuat menerobos ke tengah pasukan pemanah.
Tapi kemampuan memanah Elf gelap memang luar biasa, seringkali melesatkan anak panah dari sudut yang tak terduga untuk menghalangi langkah serangan beruang manusia.
Transformasi liar memang teknik tak tertandingi bagi prajurit Bangsa Manusia Berbulu. Meskipun panah-panah Elf gelap menancap dalam di otot liar Vieri yang bergerak tak terkendali, sama sekali tidak mampu menghentikan langkahnya mengayunkan kapak maju ke depan.
Hanya Ksatria Tengkorak Hitam yang dipanggil melalui sihir gelap yang bisa menghentikan pembantaian gila ini dengan serangan kilat.
Elf Gelap berencana menyerang musuh secara mendadak, tapi malah dua Bimon itu yang lebih dulu menyerang, membuat mereka kewalahan. Untung jumlah Elf Gelap banyak, mereka cepat stabilkan formasi. Lebih banyak Ksatria Hitam, dipanggil oleh Elf Gelap tinggi yang mengendarai macan tutul sambil mengayunkan gergaji roda, muncul dari kegelapan bersama kabut hitam dan bau busuk, menyerbu dua Bimon mengerikan itu seperti air bah.
Keringat membasahi wajah Ratu Elf Gelap. "Kabut Kegelapan" yang biasanya tak terkalahkan terus dipaksa mundur oleh cahaya Mutiara Malam. Pigge mengerikan itu, satu tangan memegang Mutiara Malam, tangan lain mengayunkan tongkat taring serigala, meneriakkan nama "Kampas", setiap pukulannya menghancurkan Ksatria Tengkorak Hitam yang menyerbu menjadi serpihan.
Sungguh kekuatan yang mengerikan.
Patung-patung Emas pun bergerak. Tubuh mekanis mereka yang lambat membentuk formasi di gua. Patung Emas paling depan mengayunkan tinju penuh kekuatan mengerikan ke kepala Naga Hitam Neraka, satu pukulan langsung mematahkan tanduk naga yang tebal menjadi dua.
“Naga mengeluarkan raungan mengerikan, bahkan Ratu Dark Elf yang menungganginya terlempar dari punggungnya. Api hitam yang marah menyembur ke patung emas di depan, menyelimuti patung tinggi itu dengan api hitam kental yang melekat. Lidah api berkobar-kobar, disusul pukulan berapi yang menghantam kepala naga neraka hitam, hampir meledakkan bola matanya. Membran mata keras bersisik naga itu seketika berubah merah darah.
Naga neraka hitam yang kesakitan mengibaskan ekor besarnya dengan liar, melontarkan puluhan Dark Elf terdekat ke udara. Jeritan terakhir mereka menggema sebelum tubuh mereka menghujam ke tanah dengan suara tengkorak pecah.
“Auu...” Naga neraka hitam kembali menyemburkan napas api mengerikan, membakar raksasa berapi di hadapannya. Cakar depannya yang tajam menghantam lawan bak dewa ini dengan dahsyat.
Orang-orang yang bertarung di sekitar menghindar dari dua lawan yang bergumulan ini. Api naga yang memantul dari patung emas bagai minyak menyala yang lengket, menyentuh sedikit saja bisa membakar daging.
Sungguh mengerikan. Pertarungan seperti ini hanya mungkin ditemui dalam epos dan legenda, mustahil terjadi di dunia nyata.
Cakar tajam sebesar gagang kapak milik Naga Neraka Hitam yang berjumlah empat, menggores patung emas yang terbakar menimbulkan suara nyaring yang memekakkan telinga. Selain membuat patung emas setinggi dewa itu bergoyang ringan, yang tersisa hanyalah empat cakar patah dengan potongan hitam mengucurkan darah pekat seperti tinta.
Patung emas mengayunkan kepalan sebesar bentengnya, melanjutkan pukulan berat yang lamban dan kikuk. Setiap kali menghantam, tanah bergemuruh disertai reruntuhan batu yang terus berjatuhan dari langit-langit gua.
Tiga patung emas lainnya gelisah ingin maju, namun terhalang oleh patung emas pertama yang menghalangi jalan sehingga tak bisa mendekat.
Liu Zhenhan di samping hampir muntah darah menyesal. Karena terlalu gegabah lupa memperhatikan medan, andai saja dia melepaskan dua Patung Emas Yun Qin sebelumnya, mungkin tidak sampai empat yang muncul namun hanya satu yang efektif.
Sekalipun hanya satu patung emas, tetap merupakan mimpi buruk yang menakutkan.
Di bawah pukulan dahsyat patung emas, Naga Neraka Hitam tak lagi mampu menyemburkan api hitam. Yang keluar dari mulutnya kini adalah semburan darah hitam berbau anyir.
Wajah patung emas sendiri sudah tak terbaca akibat terbakar api, namun kepalan tangan yang gigih, disertai kobaran api yang berkecamuk, terus menerus menghantam kepala Naga Neraka Hitam tanpa henti.
Di bawah kaki Patung emas, cairan tembaga yang meleleh mulai mengalir perlahan. Tembaga merah membara itu menyatu dengan aliran sungai, berubah menjadi kabut yang mengepul naik.
Dentuman dahsyat mengguncang bumi. Patung emas raksasa itu roboh menimpa naga neraka yang sudah hancur tak berbentuk. Kobaran api yang meledak seperti menemukan kayu kering, dengan cepat menyelimuti naga dan patung emas.
Dark elf dan Liu Zhenhan yang sedang bertarung tiba-tiba berhenti, menatap kosong ke arah naga dan patung emas yang saling membinasakan ini.
"Manusia Emas Zhaidai-ku!" Liu Zhenhan hampir menangis. Rasa sakit di hatinya tak terperikan. Dari dua belas patung Manusia Emas Zhaidai Yunqin, kini hanya tersisa empat. Dalam pertarungan dengan naga neraka ini, karena medan yang sempit, mereka harus maju bergantian seperti menuang minyak. Satu patung langsung hancur oleh api mengerikan naga neraka, membuat hatinya seperti diiris.
Ternyata adalah pejuang tingkat tinggi yang mampu "Amuk Mandiri". Dia keluar sendiri dari kondisi transformasi liar, memegang kapak besar yang masih meneteskan darah kental, memandang pendeta yang tak dikenalnya dengan ekspresi rumit.
Kapan pendeta kita mulai mengubah peliharaan magis menjadi boneka magis?
Haruskah memanggilnya Pendeta Naga? Atau Pendeta Pembantai Naga? Kepala penuh dengan kebingungan.
Satu-satunya hal yang pasti bagi Bearman Vieri adalah bahwa mulai sekarang, lambang keluarga untuk keturunannya bisa dengan bangga dihiasi kepala naga, karena hari ini dia juga berpartisipasi dalam pertempuran pembantaian naga ini.
Sebuah patung emas tanpa hambatan yang menghalangi jalan, melangkah dengan berat dan perlahan, berdiri di hadapan sisa Dark Elf. Di belakangnya, dua raksasa logam gelisah sedang menunggu sebagai cadangan.
Para Dark Elf mundur, ketakutan seperti wabah menyebar di setiap wajah cantik dan seksi mereka.
Kilauan emas demi kilauan emas berkedip, tiga patung emas beserta patung emas yang terbakar itu menghilang bersama.
Ekspresi ketakutan di wajah Dark Elf justru semakin dalam.
Awalnya ada dua Black Dragon Neraka. Ratu Dark Elf dan semua Dark Elf mengumpulkan semua kekuatan sihir, mengaktifkan mantra terlarang untuk membuka celah ruang-waktu dan memanggil mereka. Hanya dengan dua Black Dragon Neraka yang mengerikan dan labirin gua gelap, mereka akhirnya berhasil mengurung empat pelancong Timur yang menakutkan.
Meski sudah berusaha keras, dua ekor naga masih dibunuh satu oleh empat pelancong Timur yang menakutkan. Sekarang boneka sihir yang dipanggil oleh Pendeta Pig misterius ini telah membunuh naga neraka terakhir yang tersisa. Sihir gelap dark elf sama sekali tidak bisa menembus cahaya lembut Mutiara Malam, sementara panah yang melesat selalu diblokir oleh putri duyung elemen air yang muncul tiba-tiba. Pertempuran ini benar-benar tidak mungkin dilanjutkan.
Bimon misterius yang bahkan tidak terluka oleh racun api naga neraka setara magma bawah tanah ini, membuat dark elf lebih gentar dibanding tiga Patung Emas raksasa sebelumnya.
"Siapa kau?" Ratu Dark Elf bangkit dari tanah, tubuhnya gemetar tak terkendali, sorot matanya memancarkan daya pikat yang memabukkan.
"Jangan paksa aku melepaskan Patung Emas lagi. Aku tak ingin menambah pertumpahan darah! Serahkan saja pelancong Timur itu, maka kita akan berimbang." Liu Zhenhan tersenyum.
Sebenarnya hatinya gugup. Waktu pemanggilan Patung Emas sudah habis. Jika dark elf nekat melawan, entah bagaimana akibatnya.
Semut banyak pun bisa menggajah sampai mati.
Betapapun Liu Zhenhan berusaha menunjukkan perdamaian melalui sorot matanya, aura pembunuhan kejam yang tersembunyi tetap tak bisa disembunyikan. Penemuan ini membuat semua dark elf yang terkenal licik itu merinding.
Ratu Dark Elf tidak tahu bagaimana harus menjawab pertanyaan mengerikan dari Pigge ini. Hal yang terkandung dalam mata itu hampir menghancurkan semua pemikirannya.
"Serahkan atau tidak?" Liu Zhenhan mengerutkan kening.
"Tidak!" Wajah Ratu Dark Elf yang gelap itu kontras dengan gigi putihnya yang menyilaukan.
"Elf memiliki pepatah: kebencian dan kutukan Dark Elf tidak bisa dilupakan oleh waktu." Ratu Dark Elf menggertakkan giginya: "Meski kau cukup perkasa untuk membunuh Naga Neraka kami, tapi Bimon bodoh! Kau pikir bisa menipu Dark Elf paling cerdas dengan akting konyolmu?"
"Menyerahkan mereka pun kami tetap mati! Tidak menyerah pun mati! Matamu tak bisa menipuku, Bimon!" Ratu Dark Elf berteriak emosi: "Sarang kami adalah labirin! Kau tak mungkin menyelamatkan para pengelana itu! Kami lebih memilih mati demi melihat kegagalanmu!"
Liu Zhenhan tak menyangka pertempuran ini membuatnya rugi besar. Hasil akhirnya justru jawaban seperti ini. Seolah sudah mendengar vonis pencabutan gelar Pendeta dari Kuil dan senyum puas Pangeran Richard.
"Baik! Baik! Baik!" Tuan Liu justru tertawa marah, bersiap menghunus pedang dan membantai habis.
“Paling-paling seperti Goblin ogre di Padang Rumput Donau, jadi perampok.” Liu Zhenhan menggenggam erat Taring Serigala di tangannya, hatinya sudah bulat.
“Jika kamu menyetujui satu syaratku…” Ratu Dark Elf berbicara lagi, “Aku bisa mempertimbangkan untuk mengembalikan para pelancong itu padamu.”
“Apa aku harus bersumpah atas nama Dewa Perang?” Liu Zhenhan berseri-seri gembira.
“Sumpah adalah satu-satunya hal yang tak bisa dipercaya di dunia ini.” Ratu Dark Elf memandai penuh nafsu ke tenda yang menonjol di selangkangan Liu Zhenhan: “Kekuatan liar kalian berdua membuat kami Dark Elf tergoda. Kami ingin kalian berdua menghabiskan satu malam bersama semua Dark Elf kami, kami akan memperlihatkan padamu dua pejuang Bimon pemberani ini perlakuan yang bahkan kaisar terhebat di dunia pun tak pernah rasakan. Hanya dengan ini kami akan mengembalikan para pelancong yang terperangkap di labirin.”
“Apa?” Liu Zhenhan membeku. Tak pernah terbayang dalam mimpinya, setelah bertarung sekian lama, Dark Elf ini tiba-tiba mengeluarkan pernyataan seperti ini.
“Kekuatan mengerikanmu membuat kami gentar. Untuk menghilangkan potensi menakutkan ini, kamu harus melepaskan tongkat besar mengerikan di tanganmu – karena yang berikutnya takkan membutuhkannya. Di medan perang lain, tongkat tak tertandingi lainnya sedang menantimu. Jika menolak, kami lebih memilih menghadapi ancaman mautmu dengan bangga, membuktikan harga diri Dark Elf dalam pertempuran.” Ratu Dark Elf tersenyum mesum.
“Tidak masalah.” Liu Zhenhan berkata: “Asalkan kamu menyerahkan keempat pelancong itu dulu, silakan lakukan apa yang kamu mau.”
Melambaikan tangan menghentikan manusia beruang yang hendak bicara, Liu Zhenhan dalam hati bergumam, dasar perempuan licik, apapun yang kau katakan sekarang akan kukabulkan.
Liu Zhenhan sama sekali tidak percaya. Ratu Elf Gelap ini bukan tipe orang yang mudah diajak berunding.
Main intrik lagi. Liu Zhenhan dalam hati menyeringai dingin.
“Maaf, aku tidak percaya pada ucapanmu.” Ratu Elf Gelap melempar pandangan menggoda: “Kamu harus membuktikannya padaku.”
Liu Zhenhan segera melemparkan gada Taring Serigala di tangannya, merampas kapak besar dari tangan manusia beruang dan membuangnya ke tanah.
“Tidak boleh!” Ratu Elf Gelap menjentikkan lidah kecilnya, menggelengkan kepala, menunjuk jubah pendeta setengah badan Liu Zhenhan dengan kuku panjangnya: “Lepaskan itu.”
“Diam!” Manusia Beruang Vieira marah: “Pendeta Naga agung dari Kerajaan Bimeng, mana mungkin bersetubuh dengan perempuan Elf Gelap mesum seperti kalian! Tuan Richard! Tidak ada pria yang bisa hidup meninggalkan ranjang mereka! ‘Hisapan Kegelapan’ Ratu Elf Gelap bisa menyedot semua esensi pria, jangan sampai Tuan terjebak! Ini jebakan untuk mengambil nyawa mulia Tuan! Ayo kita lanjutkan pertempuran! Boneka sihir Tuan bisa menghancurkan semuanya di sini!!”
Kira aku tidak mau bertarukah! Liu Zhenhan di samping mengerlingkan matanya habis-habisan.
“Beneran Pendeta Naga?” Ratu Dark Elf mengedipkan mata berkilauannya, menatap tak berkedip ke arah Liu Zhenhan.
“Bukan Pendeta Naga, cuma pemuda jomblo biasa.” Liu Zhenhan menghela nafas, tetap melepas jubahnya. Tubuh berotot bagai patung itu langsung membuat semua Dark Elf terkesima.
Semua Dark Elf menatap Liu Zhenhan dengan liar, tak henti memuji dewi mereka Muse. Hanya dengan melihat 'senjata' raksasa itu, separuh dari mereka sudah bisa mencapai klimaks bersamaan.
Liat aja! Liu Zhenhan sama sekali tak peduli. "Waktu perang di Nanjiang, gue juga pernah lari-lari telanjang di gunung!"
Wajah orang beruang malah memerah. Ia menunduk melihat tubuhnya sendiri, merasa sedikit inferior.
Kampas! Kau terlalu pilih kasih! Orang beruang itu bergumam dalam hati.
"Aku ubah pikiran." Ratu Dark Elf tertawa genit sambil melepas pakaian minimnya, memperlihatkan tubuh seksi dengan lekuk sempurna. "Mari bercinta di sini! Aku sudah tak sabar... Ayo, Bimon perkasa. Taklukkan aku! Cukup satu kali penaklukan fisik, kulepaskan para pelancong Timur ini."
Ratu Dark Elf yang telah melepaskan pakaiannya, tubuhnya montok dan menggoda seperti buah persik matang yang siap mengeluarkan air saat dipencet; kulit hitam dipadukan dengan wajah cantik, mengandung gairah liar di balik keliaran.
Malam hitam memberi mereka kulit gelap, namun Dark Elf menggunakannya sebagai lambang kebejatan.
Sang ratu perlahan mendekati Liu Zhenhan, menggenggam tangan besar Liu Zhenhan dan menggerakkannya ke seluruh tubuhnya. Saat jari Liu Zhenhan menyentuh area yang hangat dan lembab, sang ratu mendesah lembut dengan mata berkaca-kaca.
Haruskah menolak? Pertarungan batin berkecamuk dalam hati Liu Zhenhan.
Ratu Dark Elf membelai wajah berotot Liu Zhenhan, mengikuti jenggotnya hingga ke bulu dada yang lebat. Sambil merintih kesakitan, dia menunduk melihat dan menggenggam dengan kuat sambil tertawa genit: "Yang Mulia Pendeta... Bagianmu sangat menyakitiku... Benar-benar Pigge kelas satu. Kulihat sejak tadi kamu selalu tegang, apakah karena kami Dark Elf terlalu menggoda? Hmm..."
Liu Zhenhan agak tersipuh mendengar ini. Kekuatan Naga-nya memang sering memberi kesan buruk saat digunakan.
Ratu Dark Elf merendahkan tubuhnya, mulut mungilnya yang menggoda mulai bergerak. Dengan teknik tangan yang terampil, dia perlahan mulai menghisapnya satu per satu.
Hidungnya bergetar dengan desahan memabukkan, tekniknya jauh melampaui Ai Wei'er yang dulu, sama sekali tidak terasa gesekan gigi, hanya kelembaban dan kelicinan yang menyenangkan.
Liu Zhenhan menggenggam rambut panjangnya, memaksa wajah Ratu Dark Elf menengadah ke atas.
"Pergi bawa para pelancong itu ke sini terlebih dahulu," kata Liu Zhenhan.
Ratu Dark Elf segera melambaikan tangan, seorang pelayan dark elf menarik pandangan penuh kerinduan sebelum menghilang dalam kegelapan.
Orang Beruang Vieri di samping hanya bisa menggaruk-garuk kepala, bingung mencari kata-kata.
"Bimon perkasa! Apakah kau nyaman?" Ratu Dark Elf menyunggingkan senyum puas.
"Akan lebih baik jika ritmenya dipercepat," jawab Liu Zhenhan terus terang.
Awalnya ia berniat menolak, namun entah bagaimana akhirnya jadi seperti ini. Karena tak bisa menolak, terpaksa menerima.
"Ini semua salahmu yang terlalu besar, sementara mulutku kecil," Ratu Dark Elf menatapnya dengan genit, menjepit sehelai rambut keriting di bibirnya sebelum kembali menunduk. Dalam hati bergumam: Pantaslah Pigge berkepala babi, baru rangsangan dasar teknik hisap gelap sudah tak tahan.
"Tuan!" Orang Beruang itu mengulurkan tangan ingin menarik tapi ragu, gelisah sambil mengentak-entakkan kaki.
Saat suara percikan air liur semakin keras terdengar, empat pelancong yang kelelahan yang menuntun seekor kuda putih gagah, juga dibawa masuk.
Sang Ratu Dark Elf melirik sekelebat, mempercepat frekuensi penghisapannya. Kilau hitam merambat diam-diam dari bibir merah darahnya.
Teknik Hisapan Kegelapan adalah rahasia suci Dark Elf yang hanya dikuasai ratu sampai tingkat tertinggi. Tak ada pria yang bisa menahan bahaya maut yang tersembunyi di balik kenikmatan ini. Di balik kegairahan, esensi kehidupan pria akan dihisap seluruhnya sebagai energi hidup Dark Elf, meninggalkan jasad kering—alasan mengapa pria hidung belang di Benua gentar mendengar Dark Elf.
Di bawah pengaruh sinar hitam ini, tak ada pria bisa menolak kekuatan hisapannya. Mereka hanya bisa menyerahkan esensi kehidupan tanpa daya.
Saat empat pelancong tiba, Ratu Dark Elf telah merencanakan momentum tepat untuk bertindak. Memanfaatkan sorotan mata Bimon, ia ingin menghisap Imam Bemon yang menguasai Kombinasi Nyanyian dan Pertempuran hingga menjadi mummi.
Dengan menyerap esensi kehidupan imam mengerikan yang bisa memanggil boneka sihir ini, lalu mengambil Mutiara Malam unik di tangannya, Ratu Dark Elf yakin bisa kabur ke gua persembunyian dibalik sihir kegelapan.
Senyum kemenangan mengembang di wajah Ratu Dark Elf.
"Senyumnya lenyap seketika."
Melihat empat pelancong muncul dalam pandangan, Liu Zhenhan langsung merasakan daya hisap kuat dari selangkangannya, hatinya berteriak tidak baik, dengan sigap melentingkan pinggangnya. Ratu Elf Kegelapan dengan wajah tersenyum kaku membuka mata indahnya yang penuh ketidakrelaan, tubuhnya bergoyang-goyang, mulutnya menyemburkan darah deras, luka tembus besar di rongga mulut terlihat mencolok dan mengerikan.
Di selangkangan Tuan Liu terlihat warna merah gelap yang berliku-liku dan pekat.
"Wanita bodoh... Membunuh orang tidak harus menggunakan Taring Serigala."
Liu Zhenhan meraih jubah pendetanya dengan kasar, lalu menendang perut Ratu Elf Kegelapan yang masih menyemburkan darah.
Ksatria Beruang di sampingnya mengangguk bingung, mulutnya menganga seperti kuda nil yang sedang tidur.
BAB XI SEBUAH KEHIDUPAN BARU
Para Elf Kegelapan tersadar, rasa takut yang tulus menyergap hati mereka akan mengerikannya Pigge ini.
Gugusan kabut hitam meledak berturut-turut, bayangan-bayangan pekat melangkah dalam ketidakaturan dan menghilang dalam kabut yang menyebar.
Sejujurnya, jika para Elf Kegelapan mundur tanpa bertarung, Liu Zhenhan benar-benar tidak punya cara untuk menghadapi mereka. Meski Liu Zhenhan geram sampai gigi gemeretak karena para Elf Kegelapan ini menghancurkan satu Patung emas Qin-nya, akal sehatnya mengatakan bahwa memasuki sarang Elf Kegelapan yang gelap dan dalam bukanlah tindakan yang pantas dilakukan orang cerdas sepertinya.
Liu Zhenhan tidak bisa menghadapi Elf Kegelapan, tapi bukan berarti orang lain tidak bisa.
Di antara empat pelancong yang wajahnya lesu itu, entah siapa yang tiba-tiba melantunkan suku kata pendek bernuansa misterius dan rumit. Suara penuh kesombongan itu mengandung tekanan yang tak terbantahkan. Udara seakan menyusut seperti tarikan napas, mengerucut menjadi perisai setengah lingkaran berwarna perak pucat, dimana Panah Air yang disemburkannya begitu padat bagaikan kawanan gagak yang menerabas gurun.
Seperti pancaran cahaya gemerlap saat merak mengembangkan ekornya, kilatan Panah Air yang beriak-riak itu menyusup bak bayangan menembus kabut hitam yang dipenuhi sosok-sosok hantu.
Liu Zhenhan merasakan bagian atas tubuhnya dingin tertiup angin yang menusuk.
Rintihan kesakitan bergema memilukan di dalam gua yang sunyi dan luas.
Liu Zhenhan tergagap, cerutu di mulutnya terjatuh dan membakar bulu dadanya hingga berbau hangus; kedua tangan yang memegang ikat pinggang melepaskan jubah yang baru diangkatnya, membuatnya kembali telentang; Ksatria pierre veela menjatuhkan kapak roda besar dengan suara "dang", kedua pria itu saling memandang dengan rahang ternganga, mata penuh kekagetan.
Sihir! Inilah sihir yang bahkan seribu tahun setelah Pertempuran Hyjal, masih membuat Kerajaan Manusia Berbulu merasakan luka yang tak kunjung sembuh!
Liu Zhenhan pernah menyaksikan sihir sebelumnya - gulungan sihir dari kerang milik Ai Wei'er yang memanggil mantra air besar "Panah Air Berhujan". Tapi dibandingkan dengan panah air magis yang digunakan pelancong timur ini - yang hanya bisa digambarkan sebagai "menggelora", Putri Duyung yang mengklaim paling paham elemen air mungkin akan mati malu jika menyaksikannya.
Kabut hitam berangsur sirna. Di bawah sinar Mutiara Malam, Liu Zhenhan melihat dinding tebing penuh lubang sarang lebah. Di tanah bertumpukan tubuh dark elf menghitam, seekor black masih menggerakkan kaki-kakinya kedutan.
Aliran sungai di bawah kaki awalnya hanya dihiasi riak-riak tipis seperti asap merah, perlahan berubah menjadi merah, lalu merah tua.
Liu Zhenhan merasa aliran sungai di kakinya perlahan berubah menjadi kecap hitam pekat.
“Tuan.” Orang Beruang membantu Liu Zhenhan menarik jubah pendetanya. Keempat pelancong itu semua memandang Pendeta Naga agung Kerajaan ini, sungguh memalukan jika terlihat tidak sopan.
"Terima kasih atas bantuan murah hati pejuang Bimon. Saya adalah pangeran dari Kekaisaran Tang Zang, keberanian kalian akan selalu terukir dalam hati saya." Pangeran manusia yang memimpin rombongan pelancong itu berbicara. Pangeran itu mengenakan topi bambu sederhana, jubah sutra mewah namun usang, dan wajah tampan yang luar biasa. Usianya bagaikan teka-teki abadi, mata penuh kebijaksanaannya memberinya aura kedewasaan dan pesona.
Sorot matanya sangat unik, dipenuhi kedamaian. Tatapannya bagaikan sinar matahari musim semi yang menyinari diri Anda.
Di matanya juga tersimpan kesedihan yang bisa membuat siapa pun tak kuasa untuk merasa iba.
Di samping pangeran berdiri kuda putih gagah berotot dengan surai berkibar-kibar, keempat kakinya yang kekar dipenuhi sisik seperti ikan.
"Paduka Pangeran yang tampan! Menolong orang dalam kesulitan adalah pelajaran wajib bagi setiap pejuang berjiwa luhur." Liu Zhenhan membalas dengan sopan. Dia sangat terkesan dengan pangeran ini, ketampanan dan aura pangeran ini mengingatkannya pada kakaknya, terutama semburat kesedihan mendalam di matanya.
Sambil berbicara, pandangan Liu Zhenhan diam-diam mengamati beberapa Bimon Timur lainnya.
Pandangannya membeku.
Yang pertama menarik perhatian adalah seorang Beastman Bimon yang mirip gorila, dengan bulu-bulu acak-acakan di seluruh tubuhnya. Selain kulit harimau yang menutupi bagian bawah tubuhnya, tidak ada pakaian lain sama sekali. Meskipun pelipisnya sudah beruban, Bimon yang mirip manusia barbar ini memancarkan pesona khusus - aura keganasan murni.
Mata Liu Zhenhan tertancap padanya, seolah tak bisa berpaling lagi. Bimon liar ini memancarkan daya tarik bagai magnet.
Bimon yang mirip gorila ini menyadari pandangan Liu Zhenhan. Dengan tongkat besi di tangan, dia mengangguk membalas salam dengan elegan - gerakan yang sama sekali tak sesuai dengan tubuhnya yang kasar dan kekar.
Di sebelahnya berdiri pria kekar bertubuh besar. Di bawah kepala yang botak, tergantung kalung dari rangkaian tengkorak. Di pipinya terdapat celah seperti insang ikan.
Tak diragukan lagi, ini adalah prajurit tangguh dari bangsa laut milik Kekaisaran Timur yang perkasa. Namun Liu Zhenhan tak bisa menebak dari ras mana asalnya.
“Tangan pria kuat dari Bangsa Laut ini memegang seorang manusia babi dari suku Pigge yang perutnya membesar seperti gendang. Pigge ini sudah sekarat, telinga seperti kincir angin dan tangannya terkulai lemas, wajahnya dipenuhi ekspresi kesakitan. Meski tak ada erangan yang keluar, desahan berat dari hidung babinya yang besar membuktikan penderitaan yang sedang dialaminya.”
“Ingatan Liu Zhenhan selalu tajam. Ia teringat, sihir elemen air besar yang menghabisi semua Dark Elf tiba-tiba itu ternyata dipanggil oleh penyihir manusia babi dari suku Pigge ini dalam kondisi sakitnya.”
“‘Prajurit Pigge dari Barat, katakan padaku, apa yang terjadi pada muridku?’ Laki-laki manusia itu membelai wajah Pigge itu dengan penuh kasihan, bertanya pada Liu Zhenhan dengan wajah berduka.”
“‘Dia... hamil.’ Liu Zhenhan tiba-tiba merasa hidungnya sendiri agak tersumbat.”
“‘Apa?’ Wajah para pelancor langsung pucat, tubuh mereka oleng beberapa kali sebelum bisa berdiri tegak.”
“‘Mata Air Kehidupan.’ Liu Zhenhan menghela napas: ‘Kaum Dark Elf memiliki Mata Air Kehidupan. Mereka menjebak kalian ke dekat mata air itu dengan tipu muslihat. Penyihir Pigge ini meminum air mengerikan itu. Mata Air Kehidupan menggunakan esensi kehidupan seseorang untuk mengandung kehidupan baru.’”
“Para pelancong itu terdiam semuanya.”
Lama setelah itu, prajurit Bangsa Manusia Berbulu yang mirip kera besar itu mengayunkan tongkat besinya dengan dahsyat ke batu di sampingnya. Dentuman bagai petir menggema, batu sebesar batu giling remuk menjadi debu oleh satu pukulannya.
Kekuatan yang luar biasa! Bahkan Liu Zhenhan yang memiliki Kekuatan Naga pun dalam hati menghela nafas takjub.
"Guru, selama ini kita terlalu lembut. Andai sejak awal kita membuka jurus pembunuhan, mungkin..." Mata Bimon perkasa yang mirip gorila itu berkilat oleh air mata, menggenang dua lingkaran sebelum menggelinding diam-diam di antara bulu lebat pipinya.
Para pelancong manusia tak lagi berkata-kata, namun duka yang tertahan tetap tak bisa disembunyikan.
Dengan lembut ia melantunkan kidung, seberkas cahaya lembut membelai tubuh manusia beruang. Luka-luka pertempuran di tubuh manusia beruang itu sembuh seketika.
"Pertapa pengembara! Ternyata Anda adalah pertapa pengembara!" Manusia beruang itu menatap luka di tubuhnya dengan takjub. Demi Kampas! Ini adalah "Cahaya Penghibur Doa" yang hanya dikuasai pertapa pengembara. Dalam perang antara Bangsa Manusia Berbulu dan manusia, Bimon selalu menderita karena kurangnya tenaga medis, sementara manusia memiliki pendeta dan pertapa pengembara yang bisa mengembalikan prajurit terluka parah ke medan perang dengan cepat.
“Ya.” Pangeran dari benua asing ini tersenyum dengan enggan: “Aku memang seorang biksu. Aku dan murid-muridku telah datang ke barat selama bertahun-tahun untuk mencari catatan biksu berhikmah tinggi. Jika bukan karena penganiayaan Gereja Saint Paulus terhadap para pertapa ini, kami seharusnya sudah kembali ke tanah air.”
“Selamatkan Pigge ini dulu!” Liu Zhenhan berkata: “Jika diperlukan, aku bisa menggunakan lagu perang rantai jiwa untuk menyalurkan kehidupan kita kepadanya!”
“Tak berguna.” Sang pangeran memunggungi, bahunya bergetar hebat. Setelah lama baru berkata: “Dia telah dikeringkan esensi kehidupannya oleh Mata Air Kehidupan. Suntikan kehidupan lebih banyak hanya akan mengisi makhluk baru itu. Dalam dua hari ini, dia sudah di ambang kematian.”
“Lalu bagaimana?” Orang beruang itu tak bisa menahan desah sedih.
“Bunga kehidupan akan mekar dalam bentuk lain. Kami para biksu tak mempermasalahkan pudarnya nyawa.” Ucapan pangeran ini meski sarat kengerian dan kerinduan, diiringi senyum legawa saat menoleh dengan jejak basah di sudut mata.
Dua murid pengelana di samping pangeran tak kuasa menahan emosi. Mereka memeluk erat Pigge itu sambil meratap pilu.
Tangisan pria mampu mengguncang jiwa. Bahkan yang berkarakter kasar pun membalikkan badan mengusap sudut matanya, bahunya tersedu-sedu.
"Hati |Liu Zhenhan dipenuhi rasa tak berdaya. Dia benar-benar ingin membantu para pelancong ini, tapi benar-benar tidak mampu."
Memandangi beberapa pelancong Timur yang dilanda kesedihan mendalam, untuk pertama kalinya |Liu Zhenhan merasakan takdir yang tak tertahankan dari nasib.
Setelah berdiri tak tahu berapa lama, teriakan pilu bergema di gua yang sunyi, sisa suaranya masih menggantung di udara.
Di tangan pangeran terdapat gumpalan daging berdarah. Setelah membran janin dikupas, terlihat anak babi gemuk yang matanya masih tertutup. Kulitnya tipis transparan seperti bisa pecah kena sentuhan, hidung besarnya seolah terus mengendus sesuatu.
"Bayi kita adalah perempuan." Pangeran menutupi mata anak babi itu sambil memeluknya, butiran air mata besar mengalir di sudut matanya.
"|Kampas! Ini... |Saudara hewan." Suara pria beruang itu terdengar tersekat.
|Bimon bukan manusia. Alasan utama populasi Bimon selalu stagnan adalah karena keturunan mereka memiliki kemungkinan lahir sebagai |Saudara hewan - bentuk keturunan hewani dengan kecerdasan terbatas. Probabilitas ini selalu cukup tinggi.
"Pigge agung dari Timur ini, kekuatan magisnya jauh melampaui batas yang pernah disaksikan Liu Zhenhan. Magis yang dikeluarkan secara terpaksa menjelang kematian saja sudah memiliki daya penghancur yang mengerikan, bisa dibayangkan betapa hebat pencapaian magis yang telah diraih Pigge penyihir ini saat masih sehat. Sayangnya, setelah esensi kehidupannya beregenerasi, keturunannya malah menjadi seorang Saudara hewan, itupun berjenis kelamin betina."
"Peluang reproduksi telah menciptakan semua yang ada sekarang, ini tidak bisa tidak dikatakan sebagai sebuah penyesalan yang besar."
"Mengapa bukan seorang Pigge?" Liu Zhenhan menghela napas.
"Pigge adalah kehidupan, dia juga sebuah kehidupan!" Pangeran Timur Jauh terus menutupi mata anak babi itu, mencium penuh kasih wajah kecil yang masih berlumuran darah.
"Yang Mulia Pangeran, ke mana kalian akan pergi selanjutnya?" Liu Zhenhan melihat mereka membungkus mayat berdarah Pigge penyihir dengan kulit kuda putih, hatinya juga dipenuhi kepedihan yang tak jelas asalnya.
“Kami sudah mendapatkan semua catatan pertapa dari Barat, kita harus kembali ke Timur Jauh.” Pangeran dengan penuh kasih mengelus anak babi kecil itu, membersihkan kotoran di tubuhnya dengan bajunya sendiri: “Tapi makhluk kecil ini pasti tidak akan bertahan dalam kehidupan nomaden kita. Sepanjang perjalanan penuh Monster berkeliaran, kita harus melewati gurun dan rawa yang mengerikan. Membawanya dalam perjalanan adalah dosa. Jadi, aku ingin meminta satu hal pada dua prajurit Bimon yang hebat.”
“Dengan senang hati melayani Anda.” Liu Zhenhan berkata dengan sangat tulus.
“Hidup anak ini terlalu rapuh, bisakah Anda menjaganya untukku sementara? Ketika aku sudah kembali ke Timur Jauh nanti, akan kukirim kapal untuk menjemputnya.” Sang Pangeran berkata: “Sebagai balasan atas bantuan tulus kalian hari ini, aku akan melaporkan prestasimu pada kakakku setelah pulang, agar dia membuka hubungan dagang dengan negara Anda.”
Sebenarnya Warrior Beruang sudah lama ingin mengutarakan hal ini, tapi malu untuk mengungkapkannya. Sekarang setelah Pangeran Timur Jauh menyebutkannya, sang Beruang justru merasa agak malu.
“Ini tanda pengenalku.” Pangeran dengan senyum yang memahami segalanya, melepas giok putih dari tubuhnya dan menyerahkannya pada Liu Zhenhan. Giok itu terasa halus dan hangat saat disentuh.
"Saya juga seorang Pigge, saya jamin, saya akan memperlakukannya seperti anak saya sendiri!" Liu Zhenhan dengan khidmat menerima giok itu. Entah mengapa, dia merasa ada rasa sayang yang tak terungkap pada anak babi kecil ini, seolah keluarga sendiri.
"Justru karena Anda juga seorang Pigge, saya tenang menyerahkannya pada Anda." Pangeran membelai anak babi kecil dalam pelukannya, menciumnya berulang kali, akhirnya dengan berat hati menyerahkannya pada Liu Zhenhan.
Anak babi kecil yang selama ini matanya tertutup, sekarang membuka mata pertama kali melihat Liu Zhenhan, langsung menyusup ke pelukannya, lalu menggigit jari Liu Zhenhan, mengisap dengan suara "cuick-cuick", sesekali mendengkur riang.
"Dia sangat menyukaimu, kami pertapa paling percaya pada jodoh." Pangeran tersenyum memandang Liu Zhenhan, mengambil mangkuk hitam besar dari pelana kuda, menyerahkannya: "Ini mangkuk logam murni, masih layak beberapa koin, anggap saja untuk biaya hidup si kecil nanti..."
Logam murni adalah logam termahal, senjata yang ditempa darinya tak tertandingi. Produksi logam murni di Benua Aigean sangat sedikit, senjata dari logam murni hanya bisa digunakan pahlawan legenda. Konon setiap butir seukuran biji gandum beratnya mencapai 10 pon.
Tangan Pangeran menyangga mangkuk logam murni itu seolah sedang memegang roti, tanpa kesulitan sama sekali.
“Simpan mangkup persembahan ini, Yang Mulia Pangeran. Jika Anda merasa perlu, saya bisa menggunakan status mulia sebagai Pendeta Naga Bimon untuk membuat perjanjian jiwa yang agung dengan bayi kecil ini.” Liu Zhenhan pertama kali menunjukkan kemarahan.
Sebelumnya jika orang lain memberikan barang-barang berharga ini padanya, dia pasti akan menerimanya tanpa ragu. Tapi entah mengapa, kali ini dia merasakan rasa malu dan penghinaan.
“Kemuliaanmu akan selamanya terukir di hatiku. Tentang perjanjian jiwa sama sekali tidak diperlukan, saya mohon maaf atas kelancangan yang telah mencemari kehormatanmu. Kami pergi, selamat tinggal Pendeta Pigge yang terhormat... selamat tinggal Ksatria Beruang yang mulia.” Sang Pangeran tidak bersikeras lagi, memberikan senyum permintaan maaf pada Liu Zhenhan dan ksatria beruang itu, memandangi anak babi kecil dengan tatapan penuh kerinduan sebelum menuntun kuda putihnya menuju cahaya di mulut gua.
Dua Bimon Timur bertubuh besar dan kekar mengikutinya dari belakang, bungkusan di pelukan mereka terasa berat oleh kesedihan.
Mereka tidak pernah menoleh lagi, mungkin takut jika menoleh akan timbul keraguan dan rasa tidak tega.
Liu Zhenhan saat ini bisa benar-benar merasakan perasaan mereka.
Kuda putih gagah itu menoleh sambil meringkik "Hiiih", mata besarnya mengeluarkan butiran air mata kristal.
Liu Zhenhan dan si beruang memandang ke arah lenyapnya mereka, kedua orang itu terdiam.
"Liu Zhenhan teringat pada Ferguson Xu, lalu pada Pangeran Timur Jauh ini."
Perbedaan antara keduanya membuatnya kembali merenung.
"Bawa ini ke markas militer sebagai bukti." Liu Zhenhan memeluk erat anak babi kecil di dadanya, lalu menyerahkan giok peninggalan pangeran kepada Vieri.
"Tuan, bagaimana dengan Anda?" Manusia Beruang itu menatap anak babi dalam pelukan Liu Zhenhan.
"Untuk pertama kalinya aku merasakan keluhuran sumpah." Liu Zhenhan tersenyum getir, seorang pembohong ulung seperti dirinya tiba-tiba menjadi begitu resmi.
"Aku tiba-tiba sangat ingin bernyanyi." Kata Liu Zhenhan.
……
Tiga pengelana berjalan di jalan setapak gunung, angin berhembus menerbangkan ujung jubah mereka.
"Mentor!" Bimon Timur yang mirip kera tak kuasa berkata: "Aku masih tak tega, khawatir anakku menderita. Haruskah kita mengambilnya kembali?"
"Benar, Mentor! Mari kita ambil kembali dia!" Magang Bangsa Laut mengangguk setuju.
"Xiao Kong... Xiao Jing..." Topi anyam pangeran manusia tertiup angin hingga terbang, memperlihatkan kepala botak dengan bekas luka bulat. Topi itu berputar-putar di udara sebelum jatuh ke kejauhan.
“Saat Pigge itu menatap makhluk kecil itu, hanya ada kelembutan jernih di matanya. Mungkin kau melihat aura jahat yang pekat di matanya, tapi aku percaya, siapapun yang memiliki tatapan penuh kasih seperti ini pada makhluk kecil, bahkan jika ada kejahatan dalam dirinya, kejahatan itu hanya akan mekar untuk melawan kejahatan itu sendiri.” Pangeran menatap ke kejauhan.
Di kejauhan, pegunungan hijau membentang bagai lukisan tinta.
BAB XII Anak Babi Ini Sangat Hebat
Asap hitam mengepul dari tubuh Naga Neraka yang terbaring di tanah, bau gosong memenuhi udara.
Sambil menggoyang-goyangkan anak babi dalam pelukannya, Liu Zhenhan memerintahkan manusia beruang Vieri untuk mengayunkan kapak roda besar, mulai membedah naga yang sudah hangus terbakar api neraka miliknya.
Manusia beruang itu meludahi telapak tangannya, mengayunkan kapak dengan keras membelah tengkorak naga hitam ini.
Di kepala naga terdapat kristal naga berbentuk lingkaran sebesar telapak tangan, kristal hitam legam itu memancarkan aura kemewahan yang jauh melebihi kristal magis sebelumnya, baik dalam penampilan maupun kualitas.
Sayangnya, Mutiara Naga yang tersembunyi di rahang naga ini telah hangus terbakar, membuat Liu Zhenhan merasa ada yang kurang sempurna.
"Sayang sekali, sebagian besar kulit naganya rusak terbakar. Kalau tidak, kita bisa menguliti sedikit untuk dibuat baju zirah kulit naga." Manusia beruang itu menghela nafas kecewa.
“Empat Patung Emas-ku hancur satu, baru dapat barang sedikit begini, aku yang benar-benar rugi besar.” Liu Zhenhan semakin frustrasi.
“Tak menyangka, peliharaan magis Tuan ternyata adalah boneka magis! Terlalu berlebihan! Terlalu menggemparkan!” Orang beruang yang diingatkannya justru teringat hal ini.
“Kau terlalu memuji.” Liu Zhenhan berkata datar: "Waktu panggilan boneka magisku terbatas, tadi untungnya berhasil menakut-nakuti elf gelap itu, kalau tidak, siapa mati siapa hidup, belum tentu."
“Tuan Richard...” Orang beruang itu ragu-ragu.
“Katakan saja langsung apa yang ingin kau sampaikan.” Liu Zhenhan membungkuk, memeriksa barang berharga di tubuh ratu elf gelap.
“Aku tahu pertanyaan ini agak lancang... Apakah Tuan... pernah menyinggung bangsawan kelas atas?” Orang beruang bertanya dengan gugup.
“Aku menyinggung seorang pangeran.” Liu Zhenhan mengangkat kepala sambil tersenyum.
“Pangeran?” Keringat Vieira si orang beruang mengucur deras.
“Tuan, bahkan Bimon paling bodoh sekalipun tahu, saat kau tak punya kekuatan cukup, jangan pernah melawan bangsawan yang lebih kuat.” Orang beruang itu tampak tak mengerti: “Mengapa Tuan yang bijaksana ini tidak tahu hal itu?”
“Ada hal-hal yang meski kau tahu bisa dilakukan, tapi selamanya takkan kau sudi lakukan.” Liu Zhenhan tersenyum tipis sambil membuka kantong kulit ratu elf gelap. Ia merasa kantong itu luar biasa berat, saat sumbat dibuka dan menuangkan sedikit air di telapak tangan, tiba-tiba cahaya pelangi menyelimuti.
“Kampas di atas! Itu adalah Mata Air Kehidupan!” Orang beruang itu melihat tetesan air di telapak tangan Liu Zhenhan dengan rasa takut.
“Barang bagus!” Liu Zhenhan mengikat kantong kulitnya, matanya berkedip-kedip. Sebuah ide licik muncul lagi di hatinya.
“Tuan, setelah Anda kembali dan mendapatkan tanah apanase, bisakah saya menjadi Pengawal Anda?” Vieri bertanya dengan muka tebal.
“Mengapa?” Kali ini giliran Liu Zhenhan yang terkejut, “Anda kan perwira Kerajaan!”
“Prajurit Bimon hanya bisa mencapai prestasi abadi dengan mengikuti Pendeta agung. Aku tak mau terus hidup seperti ini. Bimon sekarang semakin mirip manusia jahat, mulai belajar intrik dan tipu muslihat, ini membuatku muak.” Kata orang beruang itu.
“Senang mendapat perhatianmu. Lalu bagaimana dengan jabatanmu di militer? Sial...” Anak babi dalam pelukan Liu Zhenhan menggeliat kelaparan, mulut kecilnya membuka jubah Liu Zhenhan dan dengan presisi luar biasa menggigit dadanya. Liu Zhenhan sampai matanya terbalik putih karena diisapnya.
“Hehe... Saya akan segera menyelesaikan serah terima dan bergabung dengan Anda. Keberanian Anda membuat saya takkan pernah melupakan seumur hidup. Jika melewatkan kesempatan mengabdi pada Anda, sisa hidup saya akan dipenuhi penyesalan.” Pria beruang itu mengangkat kapak raksasanya, berlutut satu kaki, dan dengan hormat menyerahkan sepotong kulit naga utuh kepada Liu Zhenhan, “Demi kehormatan klan Bier, Bearman Christian Vieiri Bier akan mengikuti jejak Tuan, membersihkan duri di jalan dengan kapak perang ini.”
“Vieiri yang pemberani, kesetiaanmu adalah harta paling berharga dalam hidupku. Tapi harap jangan ceritakan pengalaman berburu naga kita setelah keluar dari sini.” Liu Zhenhan dengan kikuk menggoyang-goyangkan bayi di pelukannya, si kecil yang gelisah karena tak mendapat ASI.
“Mengapa?” Mata pria beruang itu membelalak.
“Hati kesatria tak perlu dibuktikan dengan gelar atau medali. Kemewahan duniawi hanya akan mengaburkan pencarian kita akan yang lebih tinggi.” Liu Zhenhan tersenyum dengan penuh kedalaman. Dia jelas meniru gaya Pangeran Richard waktu itu, meski sebenarnya tak terlalu paham maksud kalimat ini, tapi merasa ini terdengar sangat "Berbual B".
Melihat semangat membara pria beruang yang terinspirasi, Liu Zhenhan merasa puas dalam hati. Haha, meski si pangeran menyebalkan, tapi dua kalimatnya benar-benar klasik. Cocok untuk dijadikan kedok.
Dari ujung gua yang diterangi cahaya, terdengar langkah kaki hati-hati diselingi napas berat.
"Prajurit pemberani kita rupanya khawatir pada kita, mari kita segera kembali." Liu Zhenhan menarik bahu manusia beruang yang masih terpaku.
Melihat komandan dan Yang Mulia Pendeta muncul dengan selamat di hadapan mereka, semua prajurit menjadi sangat bersemangat.
"Cepat pergi! Elf Gelap baru saja memanggil Naga Neraka Bawah Tanah yang mengerikan!" Teriakan Liu Zhenhan membuat semangat semua orang layu seperti terong beku disiram es.
Semua orang berkerumun dan mundur dengan cepat.
"Yang Mulia!" Pendeta Heinz bertanya pada manusia beruang sambil mengikuti langkah mundur everyone: "Tadi kami melihat para pelancong itu pergi! Bagaimana Yang Mulia menyelamatkan mereka dari Elf Gelap?"
Vierri mengalihkan pandangan meminta bantuan ke Liu Zhenhan.
"Hahaha..." Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, mulai bercerita jujur dari membunuh satu Naga Neraka, kemudian kisah 'romantis' dengan Ratu Elf Gelap yang "Jika bukan aku ke neraka, siapa lagi".
Meski faktanya benar, tapi dari mulut Liu Zhenhan, ceritanya jadi berubah rasa. Para sentaurus dan manusia-kuda di sekitarnya mendengar dengan antusias, tapi wajah mereka menunjukkan ekspresi "dengarkan saja omongannya".
"Dia benar-benar pandai mengarang." Pendeta Heinz bergumam dalam hati.
“Tidak percaya?” Liu Zhenhan merasakan keanehan di sekitar, ibu jari menunjuk ke belakang, “Mari kita kembali melihat?”
“Percaya!!” Pendeta Hainz mengangguk keras, suara setuju langsung bergema di sekeliling.
Murid pendeta bernama Luni yang bodoh itu membuka mulut ingin bertanya, langsung mendapat tatapan tajam dari mentornya sehingga menelan kembali ucapannya.
“Ada pepatah bagaimana ya?” Liu Zhenhan berbisik ke Orang Beruang, “Kebenaran terkadang ada di mata anak-anak. Benar kan?”
“Aku kalah olehmu!” Orang Beruang mengacungkan jempolnya.
Kembali ke markas, Orang Beruang Vieira pertama-tama pergi ke kandang hewan peliharaannya mencari sapi perah paling gemuk untuk memberi makan anak babi.
Liu Zhenhan menemukan fakta mengerikan: kantong air "Mata Air Elemen" yang diperolehnya dengan susah payah dari Penjaga Pohon, ternyata telah digigit bocor oleh anak babi dalam pelukannya tanpa sepengetahuannya, hampir habis diminum.
Jiwa Liu Zhenhan hampir melayang. Ada dua kantong air di balik bajunya - satu Mata Air Kehidupan dan satu Mata Air Elemen. Jika anak babi itu salah minum "Mata Air Kehidupan", bagaimana dia harus bertanggung jawab ke Pangeran? Ini pertama kalinya dia berbuat baik. Tentang meminum Mata Air Elemen ini, Liu Zhenhan juga tak yakin apakah ini hal baik atau buruk.
“Dia ingin merebut kantong kulit itu, tapi anak babi itu tak mau melepaskan gigitannya, menggigit kantong kulit dengan erat. Entah dari mana bayi yang baru lahir ini mendapat kekuatan sebesar itu.”
“Setelah sapi perah dibawa, anak babi itu akhirnya melepaskan kantong kulit yang digigitnya, menerjang puting susu sapi, mulut kecilnya berganti-ganti cara menghisap dengan ganas hingga perutnya mengembang bulat seperti mau pecah, masih tetap menggigit puting sapi tak mau lepas.”
“Aduh, datang lagi si rakus besar!” Liu Zhenhan benar-benar pusing.
“Ketika Liu Zhenhan membawa anak babi ini kembali ke Desa Bogor, sapi perah yang dituntunnya di belakang sudah kurus kering seperti mumi.”
“Tiga gadis cantik datang seperti angin puting beliung, penuh sukacita menyambutnya, lalu terkejut menemukan gumpalan daging bulat berupa anak babi dalam pelukannya.”
“Wah... malam ini ada babi guling untuk makan!” Ogre Karoo mengeluarkan air liur melihat anak babi yang bulat itu.
“Setelah beberapa hari hidup enak, Karoo sampai ketagihan jadi budak. Sekarang bahkan jika diusirpun dia tak mau pergi. Masak iya, di seluruh Benua Aigean ada budak yang bisa makan masakan Hobbit Setengah Manusia setiap hari?”
“Braak!” Suara keras terdengar. Karoo terjengkang jatuh, kepalanya menghantam batu di tanah.
"Anak babi itu menguap dengan nyaman, ekor kecil di pantat telanjangnya menggulung seperti bola."
"Monster?" Bola mata berserakan di sekeliling.
Bagaimana mungkin, anak babi gemuk ini tiba-tiba membuka mulut dan melontarkan Panah Air, menjatuhkan ogre setinggi tiga Ren yang gagah perkasa.
"Dia bukan Monster! Kalian belum tahu asal-usulnya, nanti bisa bikin kalian terkejut sampai mati!" Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: "Kemarin aku bertemu sekawanan perampok Bangsa Manusia Berbulu di jalan, hahaha, bahkan sebelum aku sempat bertindak, mulutnya langsung menyemburkan Panah Air beruntun, menembaki pantat para Bangsa Manusia Berbulu itu sampai mereka jadi sarang lebah tanpa madu!"
"Serangan Panah Air beruntun? Sejak kapa Monster bisa sehebat ini?" Ai Wei'er mendengus, sama sekali tidak percaya.
Meskipun Panah Air sihir bukanlah mantra serangan elemen air tingkat tinggi, tapi menurut level magi Putri Duyung, tembakan beruntun tanpa jeda paling banter hanya bisa dilakukan dua atau tiga kali. Putri Duyung yang punya kemampuan alami merasakan sihir air saja seperti itu, bagaimana mungkin seekor Monster kecil lebih hebat darinya dalam hal menembakkan Panah Air beruntun tanpa henti?
"Kamu bukan sedang Chui Buer kan?" Ai Wei'er sama sekali tak bisa menerima kenyataan bahwa kemampuan kontrol elemen airnya kalah dari seekor babi telanjang, ia menggigit gigi bertanya.
“Chui Buer?” Liu Zhenhan menepuk-nepuk anak babi yang ekornya menggulung membentuk bola, "Nak, biar mereka tercengang!"
Anak babi membuka kelopak matanya tipis-tipis, "Gudug" sebuah kentut keras menggelegar.
Saat semua orang menutup hidung, Liu Zhenhan mengarahkan anak babi itu ke menara pengawas Desa Bogor.
Moncong babi kecil itu terbuka, panah air magis terus menyembur dari mulutnya. Panah air berkilau perak ini membentuk pita cahaya, menghujam tiang penyangga menara hingga serpihan kayu beterbangan. "Kretak!" suara dahsyat menggema, empat tiang penyangga patah sekaligus. Menara itu runtuh, sementara prajurit pengawas Pigge menjerit-jerit melompat dari bangunan yang ambruk, jatuh ke tumpukan jerami kering.
"Ini bukan babi biasa tapi naga air berbulu babi kan?" Ai Wei'er menyerah, anak babi ini benar-benar luar biasa.
"Hehe, Wei'er jangan berkecil hati. Dia cuma bisa memanah air, meski cepat tapi jangkauannya terbatas. Asal-usulnya akan kuceritakan perlahan." Liu Zhenhan melemparkan anak babi itu kepada Guo Guo.
Di bawah asuhan koki halfing, Guo Guo semakin gemuk. Sambil memeluk anak babi yang lebih gendut darinya, Guo Guo memutar-matakan bola matanya.
"Anak babi itu juga memandangi Guo Guo dengan tatapan penasaran, bola mata hitamnya yang lincher terus berputar-putar dalam soket mata."
Guo Guo mengangkat anak babi itu, melihat ke bagian antara dua kaki belakangnya, lalu menunduk melihat bagian dirinya sendiri. Pipi kecilnya langsung memerah.
Di tengah serangkaian decak kagum, Liu Zhenhan mengakhiri kisah panjangnya. Tentu saja, hubungan cintanya dengan Ratu Dark Elf yang hanya sepintas itu sengaja dihilangkannya dengan teknik penulisan halus.
"Pantas saja! Ternyata keturunan langka dari Penyihir Bimon Timur yang mewarisi seluruh esensi kehidupan leluhurnya, ditambah minum begitu banyak Air Elemen. Tidak heran kemampuannya mengendalikan sihir elemen air begitu hebat." Ai Wei'er merasa akhirnya bisa menerima penjelasan ini. Bagaimanapun, penyihir yang berani menjelajahi sarang Dark Elf pastilah sosok-sosok pilihan.
"Itu urusan yang bukan wilayahku." Liu Zhenhan mengangkat bahu. "Dunia ini penuh misteri yang belum terpecahkan, buat apa memikirkan semuanya?"
"Masalah ini benar-benar..." Helen tidak tahu harus berkata apa. Keturunan Saudara Hewan yang lahir dari Bimon jantan membuat hatinya sulit menerima kenyataan ini.
"Bagaimanapun juga, peliharaan magis yang bisa menembakkan panah air berturut-turut ini cukup hebat. Akhirnya Richard punya peliharaan magis yang bisa dibanggakan." Ning Yu berjongkok dan menggodai pipi lembut anak babi itu yang harum seperti susu, si anak babi pun mengisap jari-jari panjangnya.
"Ini putriku! Bukan peliharaan magis! Dan Guo Guo-ku selalu bisa dibanggakan!" Liu Zhenhan membetulkan.
"Siapa nama si kecil ini?" tanya Helen.
Liu Zhenhan mengangkat anak babi itu dan tertawa terbahak, "Namanya Katyusha! Nama yang bagus! Awalnya aku ingin menamainya Senapan Mesin."
"Biar aku coba." Helen dengan susah payah mengangkat anak babi itu, meniru Liu Zhenhan menepuk pantatnya lalu mengarahkan mulutnya ke menara pengawal lain. Prajurit di menara itu yang melihat situasi memburuk langsung melompat turun dengan sukarela.
Anak babi Katyusha kentut keras, mendengus-dengus dari hidungnya, tapi sama sekali tidak ada bayangan serangan magis yang keluar.
"Kenapa nih?" Helen merasa malu sekali, merajuk manja, "Si brengsek kecil berani mengabaikanku? Richard... Lihatlah... Tidak mau mengurusnya..."
“Makhluk kecil ini punya syarat, yaitu aku juga harus melakukan ini dulu.” Liu Zhenhan dengan susah payah memeras sedikit susu dari puting sapi perah di sampingnya, membuka bulu dadanya, lalu mengoleskannya dengan mahir di titik berbulu hitam pada otot pektoralnya. Dengan gerakan terampil, dia mengangkat anak babi Katiusha. Katiusha dengan penuh kemenangan mendekat, sambil mendengus, menghisap kuat sekali.
Kemudian semburan panah air seperti senapan mesin menyapu horizontal, merobohkan menara sudut itu.
Wajah beberapa gadis itu langsung memerah karena malu.
“Ini apaan sih!” Helen sangat marah. Disuruh menyusui anak babi di dadanya? Mati saja dia takkan mau.
“Dihisap sekali juga nggak mati.” Liu Zhenhan menghirup ingusnya, mulut besarnya lagi ngelantur: “Lagipula kalian juga sering menghisapku kan…”
Tiga gadis cantik itu tak tahan lagi, menutupi muka dan lari terbirit-birit.
Guo Guo melompat ke bahunya, menunjuk hidungnya sendiri, lalu menyundul-nyundul tak karuan.
“Dasar kau sudah disapih dari dulu, mengganggu apa ini!” Liu Zhenhan mencubit pipi merah Guo Guo.
BAB XIII Masuk Istana Kedua
Padang Rumput Donau yang dipenuhi rumput kering bergelimpangan.
Sepi, sunyi.
Terkungkung di bawah langit bagaikan timah hitam. Kawanan angsa yang berpelukan melintas di atas kepala, suara pilu mereka bergema di setiap batang alang-alang di dataran liar, menonjolkan rerumputan layu yang retak bersama tanah peralihan musim gugur ke musim dingin, bergoyang lesu dalam angin musim gugur.
Di menara pengawal Weisisipang, prajurit pengawal Suku Pig, Apia, bersandar pada lonceng panggilan di belakangnya, diam-diam berusaha menyantap sepotong keju beku yang disembunyikan di balik jubahnya.
Hobi terbesar Suku Pig adalah makanan, Apia pun tak terkecuali. Cuaca semakin dingin, berdiri di menara pengawal yang tinggi, selain menyantap sedikit persediaan makanan pribadi, benar-benar tak ada hiburan lain.
Di wilayah perbatasan Dataran Liar Donau yang dipenuhi rumput kering, terdapat garis pertahanan yang terbentuk dari "Legiun Trisula" dan desa-desa perbatasan. Kelompok petualang dan perampok hanya berani mengganggu desa-desa berpenduduk jarang, sama sekali tak berani mendekati Weisisipang. Jadi, menjadi tentara di Weisisipang benar-benar tugas yang menyenangkan dan santai.
"Hanya orang bodoh dari Suku Wolf yang sibuk memikirkan jasa perang dan membunuh musuh." Apia mengendus-endus hidungnya yang bahkan di antara Suku Pig pun sangat seksi, jarinya dengan gesit memelintir ingus dan mengoleskannya ke lonceng panggilan di belakangnya.
Di permukaan lonceng panggilan terdapat puluhan noda yang sudah memudar.
Keju asam yang sedang akan dimasukkan Apia ke mulutnya tiba-tiba terjatuh tanpa suara dari tangannya.
Seekor binatang perang Komodo berbadan raksasa muncul dari jalan kuno yang liar. Bahkan di menara pengawal, Apia merasakan getaran halus setiap kali makhluk itu melangkah.
Kampas! Apia hampir mati rasa. Ini adalah binatang perang Komodo! Selain melihat sosok megahnya pada ukiran tembok luar Kuil, siapa bisa membayangkan betapa mengerikannya menyaksikannya secara langsung!
Kekacauan terjadi di jalan kota luar Weisisipang. Manusia dan kuda berhamburan.
Sungguh mengguncang!
Bimon dan pedagang manusia yang sedang bergegas, melihat makhluk raksasa perak tiba-tiba muncul di tengah jalan, reaksi pertama mereka adalah terpaku, kemudian berlari pontang-panting.
Ratusan kereta terbalik di kedua sisi jalan. Kuda dan babi hutan yang ketakutan melepaskan diri dari tali kekang, berlarian tak tentu arah.
Gigi atas Apia gemertak mengetuk gigi bawahnya. Dengan panik ia memukul lonceng panggilan di belakangnya. Gemuruh lonceng peringatan mengguncang bumi.
Nyanyian Perang Spiritual yang tenang dan jernih mengiringi suara lonceng peringatan. Setiap Bimon yang panik tiba-tiba merasakan ketenangan di hati, kegelisahan dan kepanikan mereka segera mereda.
Para Bimon yang sudah sadar terkejut menemukan di punggung Binatang Perang Raksasa ini terdapat tandu dengan seorang pendeta wanita Fox yang cantik duduk tegak. Di kedua sisi rusuk binatang itu terdapat genderang kulit sapi raksasa yang diikat rantai besi. Pendeta wanita itu mengayunkan dua tulang kaki hewan Luo Sha sambil memukul genderang perang dan menyanyikan Nyanyian Perang Spiritual dengan lantang.
"Jubah merah pendeta wanita berkibar-kibar di udara, rambut merahnya bagaikan roh api yang melompat-lompat. Pada dua genderang kulit sapi raksasa, masing-masing bermata kristal sihir jernih dan besar, mengikuti nyanyian perang, memancarkan sinar-sinar ajaib yang ilusif dan penuh warna."
Bahkan gemuruh lonceng alarm pun sepenuhnya tertutupi oleh alunan nyanyian perang yang jernih ini.
"Kampas! Ternyata Binatang Perang Raksasa Bimon yang menggendong genderang perang memasuki medan perang!" Para Bimon semuanya menitikkan air mata panas.
"Berapa tahun sudah? Sejak Pertempuran Hyjal, keperkasaan para Bimon yang menggerakkan Binatang Perang Raksasa berat dengan langkah menggelegar memasuki medan perang, sudah berapa tahun tak terlihat."
"Aku pulang lagi, Weisisipang!" Liu Zhenhan yang tersembunyi di balik tubuh raksasa Monster Perang Komodo, berbisik pelan.
Setelah kejutan singkat, sorak-sorai Bimon semakin bergemuruh. Tak terhitung Bimon berlarian keluar dari Kota Weisisipang seperti orang gila, bahkan prajurit Bimon yang berdiri di menara kota pun tak kuasa melepaskan bulung unta dari helm mereka, bersorak-sorai dengan penuh semangat untuk menyatakan penghormatan dan kekaguman mereka pada Pendeta Makhluk Perang yang muncul setelah Pendeta Minotaur dalam Epos Bimon.
Guo Guo dan babi kecil Kasyusha langsung mengamuk melihat kerumunan yang bersorak, seperti anak-anak yang senang keramaian. Khususnya Kasyusha, tubuhnya yang bulat seperti sosis berputar cepat dengan empat kuku kecil, kadang menyelip di bawah kaki makhluk raksasa, kadang melompat ke tubuh Guo Guo untuk merengek.
Liu Zhenhan awalnya melambaikan tangan ke kerumunan yang bersorak, tapi segera menyadari bahwa mereka sama sekali bukan datang untuk menyambutnya. Penemuan ini langsung membuatnya kehilangan semangat.
Makhluk Perang Komodo tampaknya juga ahli dalam pencitraan. Tanduk berbentuk "T" di kepalanya memancarkan kilatan listrik perak, membuat awan hitam langsung muncul di langit disertai desisan ular listrik yang meliuk-liuk.
"Dewa Perang di atas!" Air mata banyak Bimon yang menyaksikan mulai mengalir deras. Binatang perang sihir dual-elemen yang bisa berkomunikasi dengan roh awan dan petir! Monster yang bahkan membuat Pendeta Naga Sekunder merasa malu! Ini pasti kebanggaan Provinsi Timur Laut!
Hidung Liu Zhenhan nyaris copot karena marah.
Helen berdiri di punggung Binatang Perang Komodo, melambaikan tangan ke kerumunan dengan senyum puas menghiasi wajah cantiknya. Kecantikannya sekali lagi membuat orang-orang yang menyaksikan limbung.
Para Prajurit Panda yang bertugas sebagai pengawal mengayun-ayunkan Tombak Pemburu Iblis segitiga mereka, berusaha mati-matian menahan lautan massa yang berhamburan penuh semangat.
Orang Ao kali ini tidak ikut karena menghindari kecurigaan. Para Panda kewalahan sampai akhirnya Liu Zhenhan pun menggulung lengan bajunya, menjadi satpam dadakan.
Pasukan upacara dari Kuil segera tiba.
Sepuluh Ksatria Kuil yang buru-buru datang dari dalam kota langsung terpaku melihat binatang perang raksasa melangkah dengan gemuruh menggetarkan menuju Weisisipang.
Mereka segera memanggil kendaraan perang dari Lencana Misha, memegang tombak berkibar bendera, berbaris rapi menyambut kedatangan pendeta mulia ini. Pemimpinnya tak lain adalah Pangeran Richard yang mengendarai naga tanah.
Lambang Misha Ksatria Kuil dan lambang Medusa pendeta adalah lambang dengan konsep serupa, sama-sama memiliki ruang dimensi hibernasi. Namun kuda perang Ksatria Kuil tidak perlu ditaklukkan sendiri, melainkan disediakan oleh pelatih hewan Monster khusus Kuil.
Siluet perkasa Ksatria Kuil terlihat begitu kerdil dan memilukan di bawah bayangan raksasa perang Komodo yang menutupi langit.
Kuda perang Monster yang terlatih pun tampak gelisah memandangi makhluk mengerikan dari puncak rantai makanan ini, terus-menerus menghentakkan kaki dan mendengus.
Di tengah gemuruh terompet, warga Bimon di atas tembok secara spontan menaburkan bunga-bunga.
Wajah tua Grand Shaman Weian merekah seperti bunga aster, muncul di gerbang kota bagai bulan yang dikelilingi bintang-bintang dikawal oleh para Imam Tongkat.
Raksasa perang Komodo mendengus pelan, perlahan merebahkan tubuhnya dan menundukkan kepala, membentuk jembatan dengan leher dan tanduknya. Helen turun dengan anggun dari sana.
"Selamat datang! Putri Dewa Perang!" Grand Shaman Weian memeluk erat Helen dengan wajah penuh sukacita dan antusiasme, lalu mencium sudut dahi gadis itu dengan hangat.
"Yang Mulia Qidan! Perjalanan ujian kami telah berhasil diselesaikan!" Ekspresi gembira tak terbendung di wajah Helen. Melihat mentornya Cui Beixi juga menatapnya dengan penuh kasih, Xiao Hulijing melompat gembira ke pelukan hangat sang mentor.
"Yang Mulia Qidan!" Liu Zhenhan menggendong anak babi kecil mendekat sambil mencari muka, "Haha..."
Senyum di wajah Grand Shaman Weian langsung membeku seketika.
"Berapa banyak kristal magis yang kau peroleh?" Yang Mulia Qidan menatap babi wangi kecil di pelukan Liu Zhenhan, perasaan tidak enaknya semakin menjadi.
"Tidak banyak... Hanya..." Liu Zhenhan masih menghitung apakah harus mengurangi jumlah sebenarnya agar tidak mengejutkan si kura-kura tua ini, ketika Grand Shaman Weian memotongnya.
"Sudahlah, kau sudah mengambil untung dari mentormu. Aku tidak akan menanyakan jumlah kristal magismu." Grand Shaman Weian mengangguk dingin pada Liu Zhenhan, lalu kembali mengobrol dengan Helen yang dikerubungi para pendeta.
"Orang brengsek apa ini?" Liu Zhenhan hampir tersedak amarah.
Mentor ular wanita cantik Cui Beixi tersenyum padanya, membuat hati Liu Zhenhan sedikit menghangat.
Ning Yu dan Ai Wei'er di sekitarnya mengangkat bahu penuh penyesalan ke arahnya.
Melihat Pangeran Richard turun dari tunggangan naganya sambil menggenggam tangan Helen dan asyik berbincang, hati Liu Zhenhan semakin kesal.
“Anak babi dan Guo Guo berlari kembali, kedua makhluk kecil itu mengayunkan kaki kecilnya dan melirik ke arahnya dengan mata putih.”
“Anakku.” Liu Zhenhan berkata dengan wajah acuh tak acuh: “Lihatlah, setelah ayahmu mendapatkan wilayah kekuasaan, kapan kita akan memberi mereka pelajaran.”
“Richard.” Ular wanita cantik meliuk-liukkan pinggangnya mendekatinya: “Sepertinya perjalanan kali ini membawa hasil yang luar biasa!”
“Mentor.” Wajah Liu Zhenhan langsung layu seperti terong busuk: “Sekarang aku miskin sampai tikus di rumah pun mengemasi barang-barang dan kabur mengungsi!”
Melihat ekspresi marah Ular wanita cantik, Liu Zhenhan buru-buru menunjuk Kadal Perang Komodo itu menjelaskan: “Kau bilang berapa banyak yang harus dimakan makhluk ini sehari? Aku tidak sanggup memeliharanya...”
“...Sekarang setiap mau keluar rumah, aku selalu mengolesi mulut dengan lemak Hewan Luo Sha terlebih dahulu.” Liu Zhenhan menambahkan: “Baru begitu mulutku mengkilap berminyak, tidak memalukan.”
“Tenang saja.” Ular wanita cantik tersenyum: “Status bangsawan dan wilayah kekuasaanmu kali ini sudah pasti tidak ada masalah.”
“Benarkah? Haha... Terima kasih para dewa...”
“Pergilah dulu menghadiri jamuan penyambutan, sekarang bahkan Gubernur Weisisipang pun tidak sabar ingin berkenalan dengan kalian.” Ular wanita cantik mengusap hidung anak babi itu.
Katyusha sangat pemalu, menyelip di belakang kaki Liu Zhenhan dan hanya menunjukkan belakang kepala pada Ular wanita cantik.
Ai Wei'er dan Ning Yu berbisik-bisik beberapa kata, tertawa kecil, lalu menarik Liu Zhenhan sambil membisikkan sesuatu di telinganya.
"Mentor Cui Beixi! Masih ada pertanyaan yang belum ditanyakan!" Liu Zhenhan menghentikan ular wanita cantik yang hendak pergi.
"Richard, darimana kau dapat begitu banyak pertanyaan?" Wajah anggun Cui Beixi berpura-pura cemberut sambil memandang cucu muridnya yang menggemaskan.
"Konon bangsawan memiliki 'hak malam pertama' di wilayah kekuasaannya ya?" Liu Zhenhan bertanya: "Apa itu 'hak malam pertama'?"
Tubuh ular wanita cantik itu goyah, hampir pingsan.
"Bocah nakal." Wajah Cui Beixi memerah dengan manis sambil menggerutu, lalu pergi tanpa menoleh.
"Sial, kalian berdua menjebakku?" Liu Zhenhan mulai curiga, menatap Ning Yu dan Ai Wei'er dengan marah.
Ning Yu dan Ai Wei'er tertawa terbahak-bahak sampai bergulingan.
Kediaman Gubernur Weisisipang memang luar biasa. Meski terburu-buru, semua persiapan pesta bangsawan telah selesai sebelum makan siang.
Gud dan para Jenderal Panda pergi makan di warung luar karena tidak ada tempat untuk mereka dalam pesta ini.
Sebagai pengawal, bahkan Ning Yu dan Ai Wei'er sebenarnya tidak memiliki tempat di pesta mewah ini. Staf gerbang kediaman gubernur bermata duitan, bahkan Liu Zhenhan hampir diusir karena dikira pengawal Helen.
Hari ini, sang protagonis adalah Helen.
Liu Zhenhan bukanlah orang yang mudah diatur. Dia mengangkat semua staf gerbang hingga kepala rumah tangga kediaman gubernur seperti mengangkat karung pupuk, lalu melemparkan mereka jauh-jauh.
Tahun-tahun kesombongan dan keangkuhan telah mencetak bekas dalam di wajahnya. Sorot matanya bagai serigala yang mengintai kawanan hewan Luo Sha.
Tak ada lagi yang berani menghalangi langkahnya.
Namun nama buruknya menyebar seperti api di kalangan bangsawan Weisisipang. Semua tahu bahwa murid Pendeta Perang Suku Rubah yang sedang naik daun ternyata adalah pemuda Pigge kasar dan tak berpendidikan.
Ogre Karu paling menyedihkan. Dengan pakaian mewah, dia berdiri bodoh di depan gerbang kediaman gubernur sambil memegang telur permata yang pernah diberikan Pangeran Richard kepada Helen, tak ada yang memperhatikannya.
Gaya berpakaiannya persis seperti Pangeran Richard di hari itu. Liu Zhenhan sengaja melakukan ini untuk menjengkelkan sang pangeran.
Di luar kediaman gubernur, banyak Bimon yang datang karena mendengar kabar menunjuk-nunjuknya. Cap budak di dahi Karu sangat mencolok.
Aku adalah budak Tuan Richard. Ogre Karu yang kelaparan sejak pagi berdiri dengan punggung tegak.
Dalam jamuan penyambutan, Liu Zhenhan, Ning Yu, dan Ai Wei'er ditempatkan di ujung terjauh meja panjang. Helen awalnya ingin duduk bersama mereka, namun Gubernur yang ramah segera menarik gadis sesuku ini dan memaksanya duduk di sampingnya.
Meja panjang itu mencapai 20 ren, dipenuhi vas bunga, penyangga lilin perak, dan piala emas mewah.
Setiap tamu yang duduk secara otomatis memilih posisi mereka sendiri, seolah mematuhi aturan tak tertulis.
Gubernur Weisisipang yang juga kepala suku Suku Rubah saat ini - Tuan Rosenborg, duduk di posisi terhormat. Kursinya terbuat dari kayu pir asam mewah yang diukir utuh, kayu berwarna merah alami dibentuk oleh pengrajin ahli menjadi rubah setengah jongkok dengan dua permata berkilau sebagai mata.
Di sisi kiri-kanan Gubernur, duduk Pangeran Richard dengan sudut bibir terangkat dan Grand Shaman Weian bertopi runcing.
Ketiganya sesekali berbincang dengan suara rendah diselingi tawa.
Helen duduk canggung di sebelah mereka, matanya kerap melirik memohon ke arah Liu Zhenhan yang terhalang vas bunga dan penyangga lilin di kejauhan.
Liu Zhenhan juga mengamati adegan lucu ini. Urutan duduk para Pendeta penuh dengan nuansa halus. Misalnya, posisi duduk Cui Beixi, sang ular wanita cantik, juga cukup dekat dengan Pendeta Besar. Menurut perkiraan Liu Zhenhan, mungkin gelar Pendeta Naga Semu-lah yang membuatnya bisa duduk di posisi terdepan seperti itu.
Kedua Imam Senior yang menguji Liu Zhenhan hari itu ternyata memiliki status yang sangat terhormat. Di antara semua Pendeta, posisi mereka berdua hanya berada di bawah ular wanita cantik Cui Beixi.
Selain para Pendeta dari Kuil, pasangan bangsawan yang menjabat di berbagai departemen penting di bawah komando Gubernur, serta beberapa perwira tinggi militer juga hadir dalam pertemuan ini.
BAB XIV Tuan Tanah
Pakaian para bangsawan membuat Liu Zhenhan merasa campuran iri dan cemburu. Perhiasan apa pun yang dikenakan para nyonya bangsawan langsung menyilaukan mata Lao Liu. Hatinya merasa bersalah, ketiga gadis yang mengikutinya sampai sekarang belum memiliki perhiasan yang layak.
Para perwira militer dari Suku Pig dan Suku Elephantine juga menarik perhatian. Mereka mengenakan zirah rantai yang rapi dan berkualitas tinggi, dengan jubah hijau tua yang sedang trendi terpasang di punggung. Kekar dan penuh kesombongan, mereka menunjukkan gaya khas penduduk metropolitan.
Prajurit gajah yang tinggi besar tidak bisa duduk di kursi biasa, tempat duduk mereka seluruhnya terbuat dari balok kayu raksasa.
Empat pelayan Suku Rubah dengan susah payah membawa tong anggur ek raksasa dari luar pintu, empat tali pengangkatnya tegang lurus. Saat melewati seorang prajurit gajah, perwira Elephanten ini dengan satu tangan mengangkat tong anggur ek besar itu ke atas meja.
Para pelayan membungkuk hormat sebagai ucapan terima kasih, menggunakan bor berbentuk kerucut membuka tutup tong. Aroma anggur yang harum segera menyebar ke seluruh aula.
"Tuan-tuan, Yang Mulia Pendeta dan Ksatria Kuil!" Gubernur menggoyang-goyangkan bel perak di sampingnya, dentangannya yang jernih membuat aula langsung hening, hanya tersisa suara pelayan yang menuangkan anggur dengan hati-hati.
"Hari ini, saya merasa terhormat mengundang bintang masa depan Suku Rubah kita, Pendeta Kadal Perang Komodo pertama yang muncul setelah Pertempuran Hyjal - Nyonya Helen Lena untuk menghadiri pesta anggur saya." Gubernur tersenyum anggun ke arah Helen, "Ini bukan hanya kebanggaan Kuil, tapi juga kebanggaan Suku Rubah Fox kita."
Tepuk tangan langsung bergemuruh.
Pangeran Richard terutama bertepuk tangan dengan sangat antusias.
"Bersulang untuk Helen yang cantik." Gubernur mengangkat piala emasnya yang berisi anggur merah menyala.
Kecuali Ksatria Kuil yang minum air bening, semua orang lainnya mengangkat gelas mereka, menyesap sedikit anggur, lalu menyeka mulut mereka dengan serbet putih bersih.
Liu Zhenhan yang duduk paling jauh langsung menghabiskan anggur dalam gelasnya dalam satu tegukan, lalu bersendawa keras.
"Pelan-pelan, Tuan. Ini anggur Langfei dari anggur pohon berusia 70 tahun di Portorico, disimpan selama 10 tahun di gudang bawah tanah," kata pelayan di sampingnya dengan ramah sambil menuangkannya lagi.
"Masih kalah enak sama anggur buatan Hobbit Setengah Manusia di tempatku." Liu Zhenhan menjilat bibirnya.
Orang ini benar-benar bisa membual. Pelayan itu tersenyum sambil dalam hati menggerutu.
Kaviar, foie gras, salmon asap, dan escargot yang masih mengepul panas disajikan di nampan perak, diantarkan silih berganti ke hadapan setiap tamu.
"Kepala koki saya berasal dari Prancis, negara kuliner manusia. Koki Prancis sama termasyhurnya dengan pendekar pedang. Silakan cicipi kelezatan masakan negeri manusia, Yang Mulia." Gubernur tak bisa menyembunyikan kebanggaannya.
"Bersulang untuk kesehatan Anda!" Semua tamu yang hadir memberikan penghormatan kepada gubernur tertinggi Provinsi Timur Laut yang mulia ini.
Liu Zhenhan menaruh sepiring bekicot panggang di lantai, Guo Guo dan Katyusha langsung mengerumuni, makan dengan suara "bzzzt bzzzt" sambil menjilat-jilat bibir.
Dipandu pelayan istana gubernur, sekelompok perempuan manusia berbaju minim memasuki aula.
Wajah mereka tertutup cadar semi-transparan yang tipis, memperlihatkan pesona memikat samar-samar. Sorot mata mereka penuh "bayangan rindu musim gugur".
Setelah membungkuk hormat pada gubernur, para penari manusia mulai menarikan tarian eksotis diiringi alunan musik kanon.
Pusar putih mereka dihiasi sisik berkilauan, pinggang mereka lebih lentur dari ular wanita cantik.
Termasuk Ksatria Kuil, semua pria yang sedang makan menyipitkan mata memandangi penari gurun ini, berusaha menyembunyikan kilatan keserakahan. Sesekali terdengar erangan rendah, tanda para nyonya diam-diam mencubit suami mereka di bawah meja.
"Manusia gurun?" Helen terkejut.
"Anda benar-benar ahli." Gubernur Rosenberg berkata bangga, "Perempuan gurun ini kubeli dengan harga mahal dari pasar budak ibu kota, dari pedagang budak manusia Dorlot. Setiap orang menghabiskan ribuan koin emasku."
"Sorot mata Helen terlihat suram. Bagaimana mungkin dia tidak tahu tentang manusia gurun? Kenangan mengerikan Desa Maple Leaf perlahan muncul dari kedalaman ingatannya."
Xiao Hulijing menundukkan kepala, bahunya bergetar halus. Dia berusaha menahan gejolak emosi yang menggelora, matanya mulai berkaca-kaca.
Liu Zhenhan tiba-tiba kehilangan selera makan. Melihat para bangsawan yang sedang asyik berdiskusi dengan suara keras, hatinya dipenuhi oleh perasaan tak karuan.
Beberapa bangsawan berpengaruh di meja itu mulai membanggakan budak koleksi yang mereka beli tahun ini. Ada yang pamer membeli setengah Elf, ada pula yang menyombongkan diri karena mendapatkan perempuan bangsawan manusia yang jatuh miskin. Seorang bangsawan Fox dari departemen hukum bahkan lebih ekstrim - dia membeli budak raksasa wanita pegunungan yang masih di bawah umur. Tinggi "raksasa gigi susu" ini hanya setara manusia dewasa, dengan wajah yang imut dan cantik - mungkin ini alasan sang bangsawan kaya raya membelinya.
Helen jelas tidak nyaman dengan topik ini. Dia terus menunduk menyantap sup asparagus, membiarkan para bangsawan di sekitarnya terus bermegah-megah.
"Nyonya Helen, saat ini Anda mengabdi pada keluarga mana?" Gubernur bertanya ramah setelah melihat Helen lama tak bersuara.
“Saya berasal dari desa perbatasan Desa Maple Leaf, keluarga saya sudah dibantai oleh perampok manusia setengah tahun yang lalu.” Helen menggigit gigi, matanya menatap para wanita gurun yang sedang menari-nari.
“Sungguh suatu hal yang menyedihkan.” Gubernur mengangkat bahu dengan ekspresi sedih.
“Masih ada keluarga yang tersisa sekarang?” Seorang bangsawan Fox lainnya meletakkan garpu dan mengusap minyak ikan trout di sudut bibir dengan serbet.
“Kakek saya bekerja sebagai pengurus hewan peliharaan Kuil, sekarang tinggal di ibukota Shabak.” Helen merasa malu menjadi pusat perhatian, menundukkan kepala dengan pemalu.
“Oh...” Para bangsawan mengangguk-angguk.
Rupanya hanya bangsawan kecil Fox yang sudah jatuh dari desa. Beberapa bangsawan melihat lambang keluarga rumit di tongkat mereka, berpikir dengan sedikit kesombongan.
"Pengurus hewan peliharaan" adalah pelatih hewan yang khusus merawat kendaraan Ksatria Kuil untuk Kuil. Sejujurnya, ini adalah bawahan Kuil. Di kalangan bangsawan tinggi, jarang ada yang mau merendahkan diri melakukan pekerjaan kurang terhormat ini. Latar belakang keluarga kakek Helen seperti ini, tentu status keluarga Helen sendiri sudah jelas.
“Helen sayang, karena keluargamu sudah tiada, bagaimana kalau bergabung dengan keluarga Del Rey kami!” Mata Gubernur berbinar penuh harap.
Begitu Gubernur selesai bicara, beberapa bangsawan Fox berpengaruh juga mengajukan tawaran serupa.
Di antara Bimon, keluarga besar semakin kokoh berdiri, sementara keluarga kecil semakin merosot. Penyebab utamanya adalah monopoli sumber daya manusia. Prajurit dan Pendeta berbakat, jika tidak bergabung dengan keluarga besar, sulit untuk mendapatkan kesempatan berkembang. Beberapa bangsawan Fox yang hadir mewakili kekuatan terbesar di Suku Rubah saat ini. Jika bukan karena kemampuan Helen yang sangat menggiurkan, para bangsawan ini mungkin tidak akan langsung mengajak bergabung di meja makan.
Liu Zhenhan di samping menyeringai dingin. Ia teringat pada burung pemangsa di gunung.
Ini bukan bangsawan, tapi perampok yang merekrut paksa. Sudut mulut Liu Zhenhan mencibir tajam.
Penari gurun yang selesai menari mengambil kendi berparuh emas, berkeliling di antara kursi untuk menuangkan anggur kurma dari negeri gurun kepada para bangsawan yang hadir.
Sebelum datang ke dunia ini, Lao Liu pernah melihat poster bintang Hong Kong-Taiwan di jalanan yang menampakkan lengan dan paha, saat itu masih terasa sangat menggoda.
Lekuk tubuh para penari yang seksi ini begitu terbuka, membuat mata Lao Liu terpaku tak berkedip.
Sebuah teriakan.
Dengan niat mengacau, Lao Liu menyalahgunakan wewenang dengan menjepit pantat penari itu.
Kemudian pinggangnya dijepit keras dua kali.
Perhatian para bangsawan akhirnya tertarik pada penari yang menangis kejer ini, untuk sementara menghentikan tekanan mereka pada Helen.
“Helen saat ini masih di bawah umur, Yang Mulia, menurut hukum Kerajaan, dia belum mencapai usia sah untuk bersumpah setia pada keluarga mana pun.” Ular wanita cantik Cui Beixi melihat kebingungan dan ketidakberdayaan Helen, lalu ikut maju membelanya.
“Pendeta Monster Perang mungkin tidak perlu bersumpah setia pada keluarga tertentu, karena dia sendiri bisa menjadi penanda jalan bagi keluarga yang gemilang.” Pangeran Richard melirik Liu Zhenhan di kejauhan, tersenyum, “Tapi harus menjauh dari orang-orang kecil yang suka melakukan hal-hal tak berguna.”
Melihat dua bangsawan tinggi membantu Helen, Gubernur dan para bangsawan yang licik itu ikut tertawa terkekeh, menutupi kekecewaan mereka dengan candaan.
“Konon Pendeta Helen juga memiliki murid Pendeta Naga dari Suku Pig?” Mata Gubernur menjelajahi kerumunan, mencoba mencairkan suasana yang kaku.
Liu Zhenhan berdiri dari kejauhan, mengangguk hormat pada sang bangsawan, kilau minyak masih terlihat di mulutnya.
Gelak tawa segar menggema di aula.
“Kabarnya naga api peliharaanmu gugur dalam pertempuran karena kecelakaan, sungguh disayangkan.” Gubernur jelas telah mendengar banyak lelucon tentang Pendeta Naga ini.
Tawa kembali bergema, dengan Pangeran Richard tertawa paling keras.
“Sekumpulan bego.” Liu Zhenhan bergumam pelan.
"Ucapan ini meski tidak keras, tapi pelayan di samping tetap mendengar, tangannya gemetar hampir menjatuhkan piring tulang punggung unta panggang. Ning Yu cepat-cepat menarik jubahnya di bawah meja."
"Para Yang Mulia..." Grand Shaman Weian sepertinya akhirnya mengingat keberadaan Pendeta Naga, mengetuk botol garam di depannya dengan sendok perak, "Surat Merpati dari pos militer Lembah Kristal Hitam telah tiba di Kuil. Dengan hormat saya umumkan bahwa perjalanan kenaikan pangkat Imam Perang kedua pendeta baru telah berhasil dilalui. Manfaatkan kesempatan ini, saya ingin membacakan keputusan Kuil."
"Keberhasilan Pendeta Helen menjinakkan Komet Perang Komodo benar-benar peristiwa membanggakan bagi seluruh kuil nasional. Bahkan jika memo dari pos militer Lembah Kristal Hitam menyebut Helen sebagai Pendeta Pemboros, saya tetap akan menyetujui kenaikan pangkatnya tanpa ragu. Beberapa Kuil Utama lain mungkin akan menertawakan kebodohan saya..." Grand Shaman Weian tersenyum memandang Helen, melontarkan sindiran halus untuk Pendeta Naga tertentu.
Seketika terdengar sorak pujian dan sanjungan dari sekeliling.
Bijaksana, visioner, pandangan yang tajam...
Kata-kata ini seperti barang di toko gratis, terus-menerus dikeluarkan dari mulut para pendeta untuk Grand Shaman.
Grand Shaman Weian mengangkat tangan dengan senyum lembut, memberi isyarat agar semua tenang.
“Pendeta Helen masih di bawah umur namun telah mencapai prestasi begitu mencolok. Meski Kuil belum bisa menganugerahi tanah apanase bangsawan saat ini, saya memutuskan akan mengirim seorang Ksatria Kuil sebagai pengawal pribadi Pendeta Helen untuk menjamin keselamatannya.” Mata Grand Shaman Weian tertuju pada Pangeran Richard.
Sang Pangeran merapikan kerah jubahnya, mengibaskan mantel dengan anggun, lalu bangkit dari tempat duduk sambil berulang kali mengangguk hormat ke segala penjuru.
"Ini... Aku... Tidak perlu kan?" Helen terdiam beku.
"Helen, Pangeran Richard adalah ksatria terbaik di antara Ksatria Kuil. Jangan menolak lagi," Grand Shaman Weian tersenyum manis pada Xiao Hulijing, "Pengawalmu juga sudah kuperiksa. Mereka terlalu kasar, sungguh tak pantas mendampingi status muliamu."
"Kurasa aku tak memerlukan." Tatapan dingin Helen membalas gejolak semangat sang Pangeran, nada bicaranya kaku.
"Mengapa?" Pangeran Richard terkejut.
Suasana sekeliling mendadak beku dalam keheningan total.
Liu Zhenhan tertawa dari kejauhan, perasaan riangnya hampir ingin meledak dalam nyanyian.
"Ehem..." Pendeta Ular Wanita Cantik membersihkan tenggorokannya, "Helen adalah perempuan. Bukankah seharusnya Kuil mempertimbangkan hal ini saat menugaskan Ksatria Kuil sebagai pengawal pribadi?"
"Maksud Anda..." Grand Shaman Weian juga tertegun.
"Yang Mulia Qidan, jika Anda tidak keberatan, bolehkah saya yang menyelesaikan masalah ini?" Ular wanita cantik tersenyum memandang Grand Shaman Weian.
"Ini..." Grand Shaman Weian juga tampak berpikir, keriput di wajahnya berkerut menjadi satu.
Pangeran Richard terduduk lemas di kursinya, wajahnya menjadi hijau kebiruan, jari-jarinya mencengkeram cangkir emas hingga terdengar suara logam berderit.
Cangkir itu penyok tergenggamnya.
Liu Zhenhan tersenyum puas, tatapan mata Pangeran dan saling beradu tanpa ada yang mengalah.
Seluruh orang di aula menyadari ketegangan antara kedua pria ini.
Setelah berpikir sejenak, Pangeran melemparkan cangkirnya dan berbisik dengan gesit kepada Ular wanita cantik, bicaranya terburu-buru.
"Saya percaya kemampuanmu, Yang Mulia Cui Beixi! Bagaimanapun juga Helen adalah muridmu." Grand Shaman Weian akhirnya mengangguk.
"Mengenai Richard, usianya sudah cukup untuk menerima tanah apanase. Apakah Yang Mulia akan mengumumkan wilayah dan gelarnya?" Ular wanita cantik Cui Beixi melanjutkan pertanyaan.
"Setelah diskusi matang, keputusan mengenai Pendeta Richard telah kami tetapkan." Grand Shaman Weian sedikit membungkuk ke arahnya, "Maaf, Yang Mulia Cui Beixi, karena kedua pendeta ini adalah murid didikanmu, demi menghindari konflik kepentingan, saya tidak mengundangmu dalam rapat tersebut."
Alis indah sang Ular wanita cantik berkerut.
Liu Zhenhan mencium aroma pertanda buruk yang mulai menyebar.
"Mengenai Pendeta Richard, setelah Kuil melakukan diskusi di antara para Yang Mulia Imam Tongkat, telah disepakati..." Grand Shaman Weian menatap Liu Zhenhan yang berdiri di kejauhan.
Telinga Liu Zhenhan mengarah seperti bentuk telinga Elf.
"Ujian Imam Perang Anda telah lulus, Anda kini berhak menyandang gelar Imam Perang, dan berhak mengenakan jubah putih yang mulia..." Ucapan Grand Shaman Weian membuat Liu Zhenhan menghela nafas lega.
"Tapi..."
Jantung Liu Zhenhan kembali berdebar kencang.
"Karena naga piaraan Anda sebelumnya gugur dalam pertempuran, dan tidak ada bukti konkret yang membuktikan kepemilikan naga tersebut, maka gelar Pendeta Naga Anda tidak akan diakui oleh Kuil. Mengenai status 'Penyanyi Jiwa Bawaan' Anda, Anda boleh menyulam pola burung phoenix di jubah pendeta putih sebagai bukti. Namun saya sarankan Anda menunggu sampai 'Kekuatan Nyanyian' Anda mencapai tingkat tertentu sebelum melakukannya." Grand Shaman Weian tersenyum, "Gelar bangsawan Anda dianugerahi sebagai Baron. Perlu diingat, meskipun gelar dari Kuil bukanlah turun-temurun, tindakan Anda di dunia sekuler tetap mewakili Kuil yang agung. Sebagai bentuk perlindungan Dewa Perang, Anda akan mendapat sebidang tanah apanase."
"Puji Dewa." Hati Liu Zhenhan dipenuhi rasa manis bak madu.
"Tanah apanase Anda terletak di perbatasan Provinsi Timur Laut yang indah dan makmur, Baron Richard. Apakah Anda bersedia menerimanya?"
"Saya sangat bersedia! Puji Dewa! Dan puji untuk Anda juga, Yang Mulia!"
“Pertama-tama harus saya beri tahu, Pendeta Richard, populasi tanah apanase Anda minimal harus mencapai seribu jiwa. Jika tidak, Kuil akan menyita wilayah Anda untuk dialihkan ke bangsawan lain karena dianggap menyia-nyiakan sumber daya. Pengawasan terhadap tanah apanase Anda akan dilakukan oleh Dewan Pengawas Bangsawan pada musim semi tahun depan. Jika Anda lulus inspeksi dewan, maka Anda berkewajiban melindungi keselamatan rakyat di wilayah Anda, berhak merekrut tentara, memungut pajak, dan mengelola penghasilan koin emas. Saya dengar Anda mencari informasi tentang 'hak malam pertama'. Maaf memberitahu, hak ini hanya berlaku untuk budak bukan rakyat biasa...” Ekspresi Grand Shaman Weian tampak menahan senyum aneh.
Bahkan pelayan paling serius di aula pun tak bisa menahan tawa. Beberapa nyonya bangsawan menutupi bibir merah merona mereka dengan kipas bulu, tertawa terkekeh.
Pangeran Richard yang sebelumnya sedikit kehilangan kendali justru tertawa paling lepas, sambil memandang Liu Zhenhan di antara tawa.
"Bagus sekali, puji para dewa." Liu Zhenhan mengamati Grand Shaman yang sedang tertawa licik dari kejauhan dengan curiga.
Cuma seribu penduduk? Mau menjeratku dengan ini? Kau salah hitung, kura-kura tua!
“Kuil menaruh harapan besar pada Anda, kami berharap Anda tidak mengecewakan kami. Nama resmi tanah apanase Anda adalah 'Feilengcui', di sana saat ini belum ada desa maupun tembok kota, tetapi Anda memiliki lahan yang sangat luas. Bahkan burung gagak pun takkan sanggup terbang melintasi wilayah kekuasaan Anda dalam sehari. Di Kerajaan ini, bahkan seorang bangsawan berpangkat Count pun takkan memiliki tanah apanase sebesar itu, semoga wilayah itu berkembang makmur di tangan Anda.” Grand Shaman Weian mengeluarkan surat pengangkatan berlak merah dari lengan bajunya, lalu menyuruh pelayan di sampingnya menyerahkannya kepada Liu Zhenhan.
“Feilengcui?” Alis Ular wanita cantik berkerut rapat.
“Cui Beixi sayang, Feilengcui adalah wilayah sepanjang 500 li ke selatan Sungai Sanggan, dengan tanah merah tinggi sebagai radiusnya. Ini nama yang baru saja diberikan oleh Yang Mulia Pangeran, bagaimana? Apakah terdengar indah?” Grand Shaman Weian tersenyum.
Ular wanita cantik itu menarik napas panjang.
Helen juga membeku tak bergerak.
Suara bisikan dan tawa penuh pencerahan bergema di sekeliling.
Liu Zhenhan akhirnya menyadari. Nama "Feilengcui" terdengar indah, tapi sebenarnya ini adalah wilayah pusat Padang Rumput Donau di timur laut! Wilayah ini merupakan daerah pedalaman padang gurun yang paling rawan dihuni perampok Goblin dan Ogre. Air lelehan salju dari Pegunungan Himalaya Taymur mengalir membentuk Sungai Sanggan, anak sungai terbesar di sini. Hanya di sebelah utara sungai inilah terdapat desa-desa dan markas pasukan Bimon. Artinya, dirinya diangkat menjadi tuan tanah sebatang kara di padang gurun terpencil tanpa penduduk, perlindungan tembok kota, ataupun pasukan Bimon - benar-benar tempat yang tak layak huni.
Liu Zhenhan menyimpan sertifikat pengangkatan bangsawan itu sambil terkikik dingin.
Pangeran Richard menatapnya dengan senyum penuh kemenangan.
"Pangeran menyebalkan itu sepertinya hampir kehilangan gigi depannya karena tertawa." Ai Wei'er berkata dengan marah.
"Gigi tidak akan copot karena tertawa, tapi bisa patah karena dipukul." Liu Zhenhan bergumam dingin.
BAB 15 SAPU BESI MENYAPU BERSIH SI MISKIN SELURUH DUNIA
Pinggiran kota Weisisipang.
Air sungai mengalir tenang, pohon Toona sinensis tua membentang seperti payung raksasa menutupi langit.
Liu Zhenhan berdiri di bawah pohon, memetik sehelai daun Toona dan melemparkannya ke parit kota. Daun itu berputar-putar di permukaan air sebelum hanyut terbawa arus.
Di kejauhan, Ning Yu dan Ai Wei'er berdiri. Para Panda berpostur tegap menyilangkan lengan, tatapan dingin mereka mengusir orang-orang tak dikenal yang mencoba mendekat.
Setelah pesta yang canggung ini berakhir, Cui Beixi membawa Liu Zhenhan dan Xiao Hulijing ke tempat ini sendirian.
Demi hal ini, Helen telah menolak undangan dansa dan permintaan makan malam yang hangat dari banyak bangsawan, termasuk tatapan penuh perasaan yang tak kunjung padam dari sang Pangeran.
Liu Zhenhan tahu sang mentor Ular wanita cantik pasti ingin membicarakan sesuatu.
Dia menunggu.
Seorang pengintai paling mementingkan kesabaran, dan Liu Zhenhan tak pernah kekurangan hal itu.
"Richard," bisik sang Ular wanita cantik, "mengapa kau sengaja menyembunyikan fakta memiliki empat Patung Emas manusia siluman dan membunuh naga hitam neraka dari Kuil?"
"Vieiri rupanya masih tidak mendengarkan kata-kataku." Liu Zhenhan menendang sebuah kerikil di tanah hingga melayang.
"Jangan lupa, prajurit beruang Vieiri dulunya adalah Pengawalku. Bertahun lalu aku pernah menyelamatkan nyawanya, karena itu dia takkan menyembunyikan apapun dariku. Saat menyerahkan memorandum ke Kuil, dia juga mengirimiku surat," senyum Cui Beixi, "karena dia tahu kau adalah cucu didikku, dan sepertinya dia sangat memahami situasi canggungmu saat ini."
Wajah Helen memerah.
Dia juga mengetahui hal-hal ini, namun menyembunyikan niat dan tidak memberitahu mentornya yang memperlakukannya seperti anak sendiri.
"Karena Vieiri bermaksud baik, kurasa aku tak perlu menyalahkannya lagi. Mentor... menurutmu, gigi dan lidah mana yang lebih keras?" tanya Liu Zhenhan.
“Pasti…ini adalah gigi.” Helen melihat ke Ular wanita cantik, ragu-ragu sejenak sebelum berkata.
Ular wanita cantik tersenyum dengan senyum penuh makna, menatap Liu Zhenhan tanpa berkedip.
“Gigi sekuat apapun akan tanggal suatu hari, tapi lidah takkan pernah rontok – karena cukup lentur.” Liu Zhenhan memandang Helen lalu ke Ular wanita cantik, “Aku sedang menghadapi tantangan dari kacang yang sangat keras. Menurut kalian, haruskah aku memilih menjadi gigi atau lidah?”
“Sebenarnya aku sudah punya firasat sejak dulu, kewaspadaanmu ternyata sangat berbeda dengan penampilan kasarmu.” Sorot lega melintas di mata Ular wanita cantik.
“Itu karena aku menghadapi banyak ancaman tak dikenal. Sejatinya aku tidak seperti ini.” Liu Zhenhan tertawa sambil mengangkat tangan, “Aku justru ingin memakai Patung emas untuk memukul si penghasut sampai jadi idiot.”
“Kecerobohan dan impulsivitas adalah dosa terbesar.” Ular wanita cantik mengangguk, “Yang Mulia Grak Sal telah menjabat dua periode sebagai Raja Bimon, sangat berpotensi untuk dinobatkan ketiga kalinya. Keputusanmu, Richard, jelas bijaksana. Janganlah bersikap tidak puas terhadap Kuil. Wangsa kerajaan dan institusi Kuil sejatinya dua entitas kekuasaan terpisah, namun sejak beberapa Pangeran bergabung dalam barisan Ksatria Kuil dan menjadi bagian dari Kuil, setiap Pendeta Besar di setiap Kuil Utama pasti menghadapi dilema tersendiri saat membuat keputusan.”
“Kalau Yang Mulia Qidan tidak melakukan ini, dia tidak mungkin naik ke posisi setinggi ini. Jika aku di posisinya, aku juga akan bertindak sama.” Seorang Pigge bawahan dan seorang Pangeran, kecuali Pendeta Besar sedang tidak waras, pada dasarnya tidak mungkin memihak Lao Liu. Liu Zhenhan selalu dikenal sebagai orang yang sangat masuk akal.
Sikap santainya membuat sang ular wanita cantik kembali memandangnya dengan penuh kekaguman, setiap kemunculan murid cucu ini selalu membuat Cui Beixi menilai ulang dirinya.
"Mentor, situasiku sekarang sangat canggung, Anda pasti tahu. Dengan adanya orang yang berniat menjerumuskanku, apa hasilnya jika aku umumkan pembunuhan naga?" Liu Zhenhan menunjuk lengan bajunya sambil tersenyum, "Seperti Helen hari ini, menerima sorak-sorai rakyat dulu, lalu menyulam lambang kepala naga bersilang pedang di sini? Lalu menunggu Kuil memberikan misi paling berbahaya berikutnya?"
"Tidak ada yang berani menjerumuskan pelayan Dewa Perang." Cui Beixi mengoreksi perkataan Liu Zhenhan.
"Karena ini Anda sang mentor, aku akan jujur. Sebenarnya kemampuanku belum cukup untuk membunuh naga." Liu Zhenhan tersenyum pahit, "Pembunuhan naga kali ini murni kecelakaan. Naga hitam neraka itu terjebak di gua setinggi 10 meter dan tidak bisa terbang. Jika dia bisa mengudara, pasti aku tak berkutik."
“Bahkan mentorku, Pendeta Phoenix Api Tuan Mourinho, juga tidak memiliki kepastian mutlak untuk menghadapi naga neraka hitam dan kembali dengan selamat.” Cui Beixi mengangguk setuju, “Tapi harus diakui, Richard, pemikiranmu memang sangat visioner. Namun jangan memandang realitas terlalu suram, bagaimanapun kau adalah pelayan Dewa Perang, bahkan raja sekalipun tak mungkin berbuat hal keterlaluan padamu.”
“Hehe… Semoga seperti yang Anda katakan…” Liu Zhenhan tersenyum, “Aku dan Yang Mulia Pangeran sebenarnya tidak memiliki permusuhan mendalam. Aku tidak cukup kekanak-kanakan untuk bersaing karena cemburu. Tapi kali ini aku dirugikan, lain waktu akan kuhitung perlahan. Ada satu hal yang masih kubingungkan, bukankah ras singa-tiger telah dicabut sebagian besar kesuburannya oleh Dewa Perang? Mengapa dia masih mengejar-ngejar Helen? Sebagai mentor berpengaruh, bukankah Anda harus menasihatinya?”
“Darah singa Rhein mengalir di pembuluh darah Pangeran. Di antara Bimon, singa adalah ras paling mesum. Bagaimana mungkin bisa dinasihati? Lihat saja para bangsawan Weisisipang – untuk apa mereka memelihara budak-budak wanita cantik?” Cui Beixi menghela nafas, “Sabda Dewa Perang disampaikan melalui Imam Agung Jubah Merah. Jika boleh berkata lancang, keluarga kerajaan sepertinya tidak sepenuhnya mempercayai kehendak Dewa Perang.”
“Helen terkejut besar oleh ucapan ini, dengan kepolosannya, dia memandang mentornya dengan rasa tak percaya.”
“Hal-hal ini bukan urusan kita.” Liu Zhenhan menggeleng sambil tersenyum, “Aku tidak pernah berpikir untuk ikut campur dalam kekuasaan tingkat tinggi. Aku hanya ingin membantu Helen membalas dendam Desa Maple Leaf, lalu menjadi orang kaya kecil. Tidak ada yang lain.”
“Mengenai masalah tanah apanase, aku bisa melihat kemarahan dalam hatimu. Mengapa tidak bertanya alasannya?” Ular wanita cantik itu bertanya lagi.
“Tanah apanaseku sudah mencakup separuh padang rumput di selatan Sungai Sanggan. Bahkan untuk Pendeta Naga, wilayah sebesar ini sudah merupakan anugerah khusus. Soal kekayaan wilayah itu, itu masalah lain.” Liu Zhenhan tertawa, “Anda adalah mentor kami. Kuil sudah mengisyaratkan agar Anda menjaga jarak. Bertanya pun tak ada gunanya?”
“Feilengcui... tanah apanase ini terletak di jantung padang rumput. Selain sarang Goblin perampok yang berkembang biak seperti kecoa dan ogre perampok liar, bahkan pedagang budak manusia sering bermukim di sana. Jujur saja, aku tidak tenang membawa Helen ke sana.” Cui Beixi menghentikan Xiao Hulijing yang hendak berbicara, melanjutkan, “Padang Rumput Donau terlalu luas. Tanpa rakyat, tak ada kekayaan. Jalanmu masih panjang. Aku ingin Helen tetap bersamaku untuk latihan spiritual.”
“Weisisipang juga tidak dibangun dalam satu hari, saya setuju dengan pendapat Mentor.” Liu Zhenhan mengeluarkan surat penunjukan itu, menatapnya dengan tatapan sayu.
“Helen terlalu cantik, bukan hanya dia, bahkan kedua perempuanmu itu…” Ular wanita cantik menunjuk Ning Yu dan Ai Wei'er yang sedang menggendong anak babi di kejauhan, dia mengulum bibir lama-lama namun tak menemukan sebutan yang tepat, akhirnya melanjutkan dengan samar, “…kecantikan mereka juga akan mendatangkan malapetaka tak terhitung padamu. Kau mungkin tak tahu, berapa banyak mata yang akan mengintai mereka diam-diam dan berusaha merebutnya. Tanpa kekuatan yang cukup untuk melindungi mereka, ujian bertubi-tubi akan menyambutmu.”
“Mentor, saya…” Helen hendak membantah, namun disela oleh ucapan Liu Zhenhan.
“Orang-orang itu lebih baik urungkan niat bodoh mereka! Karena kesabaranku sangat terbatas, aku hanya bisa mengambil untung bukan rugi. Siapa pun yang berani berniat begitu, kujamin akan kubicarkan menyesal dilahirkan ke dunia ini.” Liu Zhenhan meregangkan badan, menyelipkan cerutu besar di mulutnya.
“Terkadang aku tak mengertimu. Saat menyembunyikan kemampuan, kau seperti politisi kawakan. Saat bertingkah ugal-ugalan, kau mirip preman jalanan.” Cui Beixi tersenyum, “Tapi aku suka sikap nekatmu. Sorot matamu berkata, kau pernah menjadi penguasa. Masa-masa saat kau menganggap remeh segalanya itu, mungkin memang gaya hidup yang paling cocok untukmu.”
“Keputusan Kuil sebenarnya belum tentu salah.” Liu Zhenhan berkata, “Membuatku menderita lebih banyak juga merupakan bentuk pelatihan.”
“Kuil juga hidup dalam dunia fana, mereka pun memiliki hal-hal yang harus dipertimbangkan...” Ular wanita cantik menatap riak air, “Bahkan Dewa Perang yang turun ke dunia pun tak bisa menghindari gejolak keduniawian ini.”
“Mentor, perkataan yang Anda ucapkan hari ini, apakah agak...” Helen tak bisa menahan diri untuk bertanya.
“Bodoh!” Ular wanita cantik terkikik, “Apakah ingin mengatakan penghinaan terhadap dewa? Perkataan seperti ini mungkin terlalu mengejutkan jika keluar dari mulut Imam Tongkat, tapi inilah fakta yang tak bisa dihapus siapa pun.”
Helen membelalakkan matanya yang indah, seolah belum pernah mengenal mentornya.
“Helen, sebagai gurumu, tahukah kamu berapa banyak lamaran pernikahan dari bangsawan berpengaruh yang kutolak hari ini? Kecantikanmu dan gelar mengagumkanmu telah membuat semua bangsawan Suku Rubah di Weisisipang tergila-gila!” Ular wanita cantik membelai lembut pipi murid kesayangannya, “Kau memiliki segalanya yang didamba orang - kecantikan, binatang perang komodo dengan sihir dwi-unsur, jubah putih Imam Perang di usia 15 tahun. Tapi kehormatan ini mungkin justru membawamu pada masalah tak berujung. Bahkan Kuil pun tak bisa sembarangan menyinggung orang-orang yang menginginkanmu. Kekuasaan bangsawan terkadang bahkan tak bisa diremehkan oleh raja. Meski kalian berdua juga bangsawan, tapi dibandingkan mereka, kalian masih terlalu jauh tertinggal.”
Wajah Helen memerah.
"Sudahlah, aku tak akan lagi membicarakan hal-hal yang membuat kalian tidak nyaman. Kalian masih muda, beban berlebihan akan menghilangkan semangat maju. Ambil kedua jubah putih ini. Sejak kepergian dari Kuil terakhir kali, Mentor telah menjahit sendiri dua set jubah Imam Perang untuk kalian. Dua jubah yang kalian ambil diam-diam itu memang terlalu kasar buatannya." Cui Beixi menyerahkan dua jubah putih yang tergantung di lengannya kepada kedua juniornya, lalu memasang lencana perak baru bergambar Medusa di kerah baju Helen.
Helen dengan hati-hati meraba lambang pendeta yang melambangkan kepemilikan monster besar itu. Pola talisman rumit pada lencana itu memantulkan wajah mungilnya yang dipenuhi kebanggaan.
"Mengenai berbagai lagu perang setelah naik tingkat, sebagai Mentor, aku akan datang ke tanah apanase-mu setelah menyelesaikan urusan Kuil untuk memberikan bimbingan yang cukup." Ular wanita cantik itu merapikan rambut Liu Zhenhan yang acak-acakan.
"Mentor Cui Beixi, kata-katamu akan kukenang baik-baik." Liu Zhenhan mematikan cerutunya, lalu dengan hormat menerima jubah pendeta berwarna putih menggunakan kedua tangan. Pada jubah itu tertera hiasan burung duri yang sedang berkicau lantang.
"Semoga beruntung, Li Cha-ku." Ular wanita cantik itu membuka lengannya, wajah anggunnya dipenuhi dorongan semangat dan harapan.
“Semangatmu akan selalu menyertaiku.” Liu Zhenhan memeluk mentor yang ramah itu dengan lembut, hatinya dipenuhi kedamaian. Setiap kali melihat Cui Beixi, segala kegelisahan di hatinya seakan menjauh sementara, bagai disapa angin musim semi.
“Richard, apa ini?” Jari-jari lembut Cui Beixi menyentuh bungkusan panjang yang tergantung di punggung lebar Liu Zhenhan.
“Belum dilaporkan kepada Mentor Cui Beixi, ini adalah alat musikku.” Liu Zhenhan membuka bungkusan di punggungnya, memperlihatkan alat musik yang terbungkus kulit.
Ular wanita cantik itu menatapi alat musik bertongkat kepala berbentuk giok dengan senar tarik unik. Pola rumit pada tabung kulit dan kristal sihir besar langsung menarik perhatiannya.
“Kampas!” Ular wanita cantik itu langsung tahu saat menyentuhnya, mendongak sambil berbisik, “Kulit naga neraka hitam dan kristal naga! Tidakkah kau takut terlalu mencolok?”
“Sayangnya, kulit nagaku hanya sedikit, cukup untuk membuat satu alat musik seperti ini.” Liu Zhenhan menjawab dengan hormat.
“Apa ini?” Ular wanita cantik itu mengeluarkan pedang tipis berkilauan dari tongkat kepala berbentuk giok.
“Sebagai pendeta 'Kombinasi Nyanyian dan Pertempuran', wajar jika alat musikku menyimpan pedang tikam.” Liu Zhenhan menyibak ujung jubah pendetanya, memperlihatkan deretan belati rapi di sabuk pinggangnya.
“Mengerikan sekali.” Ular wanita cantik mengusap-usap dada sendiri.
“Suara alat musik ini sangat merdu.” Helen tersenyum di samping.
“Maukah Mentor mendengarkan permainan saya?” Liu Zhenhan menyesuaikan senar alat musiknya, penuh semangat.
Ular wanita cantik penasaran mengangguk.
〖Sebiji peluru nyasar berdiri sepi di mulut liang,
Kudukung di belakang gua seolah kau belum pergi,
Tempat lama dikunjungi lagi, bulan purnama sunyi sendiri,
Siapa yang memetik senar melantunkan "Liang Kucing",
Waktu menggores laras senapan, teringat masa kecil dulu,
Selalu terkenang tahun itu kita masih kanak-kanak...〗
Melodi yang dulu akrab itu mengalir dari senar Liu Zhenhan, berpadu dengan gemericik sungai sunyi. Alunan senar yang sepi namun indah seolah bercerita tentang kisah di tengah kobaran perang, kelembutannya sarat kerinduan tak terucapkan.
“Sangat merdu, benar-benar merdu.” Tatapan Ular wanita cantik pada Liu Zhenhan mulai berubah. Di balik rupa sang cucu murid yang kasar dan buruk ini, ada keunikan yang merembes perlahan seperti arak tua, membuat Imam Tongkat terhormat ini tak kuasa menahan gejolak rasa ingin tahu.
Liu Zhenhan menghela napas panjang, tak lagi bicara. Perlahan ia memunggungi mereka. Matanya berkaca-kaca, saat tadi ia teringat kakaknya, mengenang segala kenangan masa lalu.
"Tidak ada hal lain yang perlu dikatakan. Helen... aku percayakan pada Mentor." Liu Zhenhan mengeratkan gigi, membungkuk dalam-dalam memberi hormat pada Cui Beixi. Setelah berdiri tegak, ia mencium pipi Helen, memandangnya penuh kasih, lalu tersenyum getir sebelum berjalan menuju arah Ning Yu, Ai Wei'er, dan para Panda yang sedang menunggu.
Sepasang tangan kecil yang lembut menggenggam langkahnya yang hendak pergi.
"Mengapa kita harus berpisah? Richard sayang..." Rubah Kecil itu memandang Liu Zhenhan dengan penuh perasaan, "Guru Cui Beixi tak bisa melindungiku selamanya, hanya kamu yang bisa."
Liu Zhenhan tertegun sejenak, lalu memeluk Helen erat-erat.
Mentor Ular Wanita Cantik yang semula ingin mengatakan banyak hal, kini tak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
"Andai dulu kita sekuat ini..." Ular Wanita Cantik itu menghela napas dalam hati.
Kali ini, hasil yang didapat Liu Zhenhan dari Weisisipang benar-benar panen raya super.
Panen segunung masalah.
Kali ini Pangeran Richard juga sudah pintar, tak mau lagi menemani mereka berbelanja, membuat Liu Zhenhan sedikit kecewa.
Akhirnya terpaksa ia menukar harta berharga simpanannya untuk uang. Saat menemui Bos Rogue lagi, benda yang dikeluarkannya nyaris membuat bola mata si bos manusia yang berpengalaman itu copot ke meja.
“Wa...” Bos Roge memandang mahkota Ratu Elf Kegelapan di tangan Liu Zhenhan dengan curiga, hati kecilnya bergumam: Ini mahkota yang terbuat dari tujuh lapis emas bawah tanah! Apakah pengawal ini mencuri barang sang Pangeran untuk dijual?
“Silakan lihat yang ini.” Liu Zhenhan mengeluarkan mahkota kristal milik Ai Wei'er, lalu menumpahkan kristal hitam yang disita dari tubuh Ratu Elf Kegelapan.
“Astaga... Bukankah ini mahkota dari kristal Laut Beku? Dan ini kristal hitam Underdark dari kegelapan?” Mata Roge kembali membengkak karena tekanan darah, sekaligus menguatkan keyakinannya bahwa orang ini pasti pencuri.
“Lihat lagi ini.” Liu Zhenhan mengeluarkan telur berwarna hadiah Pangeran untuk Helen.
“Telur Berhias Permata Kaisar Beast?” Roge mencibir, mengembalikan semua barang ke Liu Zhenhan.
“Kenapa tidak mau?” Liu Zhenhan benar-benar putus asa butuh uang. Ke daerah terpencil tanpa kastil atau rumah ini, bagaimana harus tinggal? Tidur di padang gurun? Belum lagi tak ada ternak untuk penggembalaan. Semua kebutuhan hidup bergantung pada hasil jual barang-barang ini.
"Maaf!" Bos Roge tidak bisa terus terang mengatakan takut menerima barang curian, hanya bisa bermain akal, "Barang-barang Yang Mulia ini terlalu mahal, bahkan bangsawan berdarah paling murni pun koleksi seperti ini bisa menghancurkan harga diri mereka. Toko kecil ini tidak punya modal untuk membeli 'koleksi kerajaan' yang semewah ini. Jika Anda membawa sesuatu yang lebih biasa, saya tidak masalah menukarkannya."
Si manusia pemilik toko sengaja mengucapkan kata "koleksi kerajaan" dengan penekanan.
"Kalau besi tua diterima tidak?" Liu Zhenhan berniat menawarkan patung emas yang sudah rusaknya.
"Kami pedagang manusia paling tertarik pada pertukaran kulit hewan, kristal sihir, dan budak bangsa berbulu dari Kerajaan Bimeng. Selain itu tidak ada minat. Buat apa beli besi tua? Membawanya kembali ke kerajaan manusia hanya akan menyusahkan!" Bos Roge memutar matanya.
Liu Zhenhan pusing. Barang berharga yang dia punya cuma ini-itu saja, yang ini tidak bisa ditukar, yang itu juga tidak, bagaimana dia bisa hidup?
"Dasar tai kau!" Liu Zhenhan menghunus "Formasi Padat" dan menghantamkannya di meja, "Tongkat Taring Serigala ini kurang berat, kembalikan uang!"
"Waduh... Kenapa jadi preman begini." Gumpalan lemak di seluruh tubuh Bos Roge bergoyang saat dia menyeringai, "Bangsawan Lannator dari Lembaga Pengawas Bangsawan dan Ksatria Carlos komandan pasukan penjaga sedang berbelanja di sebelah, mau saya panggil mereka ke sini?"
“Sebagai tambahan, sistem pengukuran kami manusia berbeda dengan kalian Bimon. Karena Anda tidak bertanya, saya juga lupa memberitahukan.” Bos Roge menggerakkan jari gemuknya, segera seorang pelari melesat ke ruangan sebelas sementara sang bos tertawa licik.
Gud langsung mencekik leher pelayan itu dan mengangkatnya dari tanah, tawa licik bos itu terhenti mendadak.
"Pan Shuai, hentikan." Ning Yu berkata pada Gud.
Gud melepaskan pelayan itu. Pelayan malang ini memegangi lehernya dengan urat leher yang menonjol akibat tekanan.
Ning Yu melepas liontin giok dari lehernya dan menyodokkannya ke telapak tangan Liu Zhenhan dengan lembut, menepuk tangan sang pejuang. Liu Zhenhan menggenggam erat liontin itu yang terasa hangat dan lembut, seperti kehangatan hati Ning Yu.
Lao Liu merenung lama, lalu menghela napas panjang dan melemparkan liontin giok itu ke meja kasir.
Pedagang manusia itu tersadar dari keterkejutannya, kembali tertawa licik sambil menggoyangkan tubuh gemuknya. Ia mengamati liontin giok bergaya Timur yang kuno lama sekali sebelum akhirnya menerimanya dengan menekan harga serendah mungkin. Dia tahu Bimon ini sangat membutuhkan uang.
"Jika liontin ini hilang saat saya kembali menebusnya, saya akan menghancurkan semua toko pedagang manusia di sini." Liu Zhenhan melemparkan ancaman keras sebelum pergi.
"Gila." Bos Roge melihat sosok yang menjauh sambil menunjukkan jari tengah dengan geram.
“Barang ini masih bisa dipakai.” Penipu manusia itu mengelus-elus giok di tangannya, lalu dengan ekspresi mesum mengendusnya. Aroma tubuh sang gadis masih tersisa di permukaan giok.
Koin emas hasil penukaran giok hampir habis setelah membeli bahan makanan pokok dan ratusan hewan Luo Sha serta domba gemuk untuk penggembalaan. Liu Zhenhan merasa mimpi kastilnya perlahan pupus.
Di benaknya hanya tersisa hamparan padang gurun luas dengan gubuk-gubuk jerami berjejalan.
“Obisilachi!” Mata Liu Zhenhan berkedip licik, muncul lagi ide licik untuk mengeruk kekayaan.
BAB XVI Berburu Naga
Sang Pangeran yang tiba belakangan merasa kecewa.
Ia hanya berhasil menyusul Ning Yu dan Ai Wei'er yang sedang dalam perjalanan kembali ke Desa Bogor. Dua gadis cantik ini masing-masing menggendong anak babi dan binatang bulu es dan salju.
Tapi tidak ada tanda-tanda kehadiran Helen.
Liu Zhenhan dan Helen tidak pulang bersama ke Desa Bogor. Mereka berdua pergi meninggalkan rombongan.
Dengan penuh misteri, tak ada yang tahu kemana mereka pergi.
Setelah mengusir sang Pangeran yang putus asa, Ai Wei'er tak tahan lagi. Ia benar-benar tidak tahu kemana Richard dan si rubah kecil pergi.
Ia sangat ingin mencari tahu kebenarannya.
"Kita berdua akan kembali ke Desa Bogor dulu, membawa semua orang ke Feilengcui terlebih dahulu. Richard dan Helen harus pergi ke Pegunungan Salju Himalaya Taymur. Mereka akan langsung bertemu dengan kita di tanah apanase." Ning Yu berkata.
"Untuk apa pergi ke pegunungan salju?" Ai Wei'er heran. Meskipun tanah apanase itu menyedihkan, tidak perlu pergi ke gunung salju untuk menenangkan diri.
"Itu karena Richard mendengar ada seekor Naga Es di Pegunungan Salju Himalaya Taymur."
"Jangan-jangan dia benar-benar terpancing oleh para Imam Bemon yang membosankan itu?" Ai Wei'er tertawa: "Benar-benar ingin menjinakkan Naga Peliharaan? Menjadi Pendeta Naga?"
"Gadis kecilku." Ning Yu mencubit pipi mungil putri duyung itu: "Sebenarnya Richard sudah menjadi Pendeta Pembantai Naga, hanya saja dia sangat rendah hati. Mana mungkin dia sebegitu isengnya."
Ai Wei'er mengedipkan bulu mata panjangnya, masih tampak bingung.
"Meski dia tidak bisa menjinakkan Naga Es, tapi Helen kita bisa! Helen adalah pendeta yang menerima 'Pujian Kehidupan'!" Ning Yu tersenyum: "Tapi Helen sendiri tidak tahu hal ini. Semua ide gila ini berasal dari Richard. Menurutnya, semakin kuat kekuatan kita saat menjadi tuan tanah di padang gurun itu, semakin baik."
"Demi Neptunus, Richard benar-benar jahat!" Ai Wei'er sungguh kagum dengan otak pria ini, dia hampir memanfaatkan semua sumber daya yang bisa dipikirkan. Meski Helen sangat baik pada hewan peliharaannya, tetap tak bisa menandingi perhitungan pria dengan pikiran gelap di sampingnya.
Ai Wei'er tak bisa menahan diri untuk mengungkapkan kekhawatiran mendalamnya tentang nasib binatang perang raksasa itu.
"Biarkan mereka pergi. Satu lagi Pendeta Naga tak ada salahnya." Ning Yu menghela napas: "Sejujurnya, aku sebenarnya merasa tidak adil dengan ketidakadilan yang dialami Richard. Tapi dia benar, sekarang Pangeran itu selalu menargetkannya, wajar jika dia menahan diri."
"Aku yang lebih merasa tidak adil!" Ai Wei'er mencibir: "Richard hanya membicarakan segala hal denganmu, tapi menyembunyikannya dariku."
Udara tiba-tiba dipenuhi aroma asam yang pekat.
……
Pegunungan Salju Himalaya Taymur, dalam legenda epos Bimon, adalah salah satu dari empat pilar suci yang menopang langit dan bumi. Lebih dari setengah wilayah Dataran Liar Donau terhubung dengan Pegunungan Salju Himalaya Taymur.
Pegunungan Salju Himalaya Taymur membantu Kerajaan Bimeng menghalangi angin musim dingin dari Dataran Es, memungkinkan orang-orang Beastman Bimon yang saat Pertempuran Hyjal sudah tak punya jalan mundur, setelah kehilangan wilayah terkaya di Benua Aigean, tetap menemukan tanah untuk berkembang biak.
Di Benua Aigean, hampir setiap gunung tinggi ditempati oleh naga perkasa. Pegunungan Salju Himalaya Taymur juga tidak terkecuali. Para penggembala Bimon sering melihat kabut tebal di pegunungan ini sambil mendengar lengkingan naga bergema dari awan-awan.
Naga adalah makhluk cerdas terkuat di Benua Aigean. Bahkan naga hitam neraka yang tergolong lemah di antara mereka, tetap memiliki kekuatan yang menakutkan.
Naga adalah makhluk cerdas yang sangat serakah. Selain logam berkilau dan permata, mereka umumnya tidak tertarik pada hal-hal duniawi. Hierarki naga: kecuali naga pelangi dan naga peri yang memiliki darah dewa kuno, naga lain harus mencapai tingkat keempat untuk berubah wujud manusia.
Sama terkenalnya dengan keserakahannya, naga dikenal sangat cabul. Hampir semua makhluk di benua ini bisa menjadi objek nafsu mereka.
Inilah asal-usul berbagai jenis Naga Sekunder.
Kesombongan naga juga termasyhur di seluruh benua. Hanya kesatria paling mulia yang bisa mendapatkan perhatian mereka. Karena inilah ksatria naga dan Pendeta Naga menjadi pahlawan legenda yang hanya muncul dalam mitos.
Liu Zhenhan sebagai Pendeta Naga termasuk kasus khusus. Bahkan sebelum sempat merasakan kewibawaan sebagai Pendeta Naga sehari pun, naga peliharaannya sudah mati.
Tapi ini tidak menghalangi niatnya untuk menciptakan Pendeta Naga baru.
Kemampuan "Puji Kehidupan" Helen benar-benar hadiah tak terduga dari langit, hal ini membuat Liu Zhenhan yang licik kembali merencanakan akal bulus. Wilayah "Feilengcui" yang terletak di tengah Padang Rumput Donau memiliki suku Goblin dan ogre terkuat di sana, bahkan pasukan Bimon pun tak akan sembarangan menyerang daerah itu.
Langkah Pangeran Richard ini sangat licik dan cerdik, Liu Zhenhan sampai menggigit-gigit gigi karena membencinya namun tak bisa berbuat apa-apa. Tanah apanase yang sangat tandus membuat perekrutan pasukan hanyalah tulisan di atas kertas, apalagi masalah pajak - tanpa rakyat, siapa yang mau dikenai pajak?
Pasukan yang dimiliki Liu Zhenhan juga sangat terbatas, dua puluh Prajurit Panda ditambah sekitar dua puluh prajurit Orang Ao, harus mengawasi tiga ratus anak-anak lelaki dan perempuan sekaligus menghadapi perampok dan perompak manusia tak terhitung di padang gurun...
Liu Zhenhan merasa seperti memakai jubah bolong-bolong yang diterpa angin dingin dari segala arah.
Meski memiliki banyak barang berharga, tak satu pun bisa ditukar dengan uang. Sejak datang ke dunia ini, dia hampir mengalami semua kesulitan kecuali menjadi kaya.
Belum lagi ratusan mulut kecil yang kelaparan di rumah, hanya memikirkannya saja sudah membuatnya lebih takut daripada menghadapi naga.
Uang! Benar-benar sial! Liu Zhenhan mendongak ke langit mengeluh, sampai terpikir untuk melakukan perampokan dengan penutup wajah.
Keputusan dadakan untuk menaklukkan naga Pegunungan Salju Taymurlaya ini sebenarnya bukan karena Liu Zhenhan mengincar kekuatan tempurnya. Sama sekali tidak ada kekhawatiran dalam dirinya terhadap para perampok di padang gurun. Masih ada tiga Patung Emas, Tongkat Taring Serigala, serta Monster Perang Komodo bermagic dua elemen milik Helen. Dalam hal kekuatan, jarak mereka dengan naga itu bahkan sangat tipis.
Yang diincarnya adalah harta karun legendaris sang naga.
Konon naga sangat gemar mengoleksi koin emas. Seberapa kayakah seekor naga? Begitu memikirkan ini, seluruh tubuh Liu Zhenhan langsung dipenuhi Darah Bangsa Binatang yang bergejolak.
Gagasan licik ini tak berani diungkapkannya pada Helen. Diam-diam dia menyembunyikan lima kantong kulit binatang raksasa.
"Kita berdua saja yang naik ke pegunungan untuk rekreasi. Tidak ajak siapa-siapa. Hanya aku dan kamu." Begitu kata Liu Zhenhan pada Helen.
"Kenapa tidak ajak kakak Ning Yu dan yang lain?" Tanya Helen dengan malu-malu.
"Karena yang paling kucintai adalah kamu."
Cinta memang membutakan.
Rayuan gombal ini bagai rantai petir nebula yang melumpuhkan hati Helen sepenuhnya. Dia sama sekali tidak menyadari niat terselubung sang kekasih, mengira benar-benar diajak berpetualang romantis. Selain tersentuh dan malu, tak terpikirkan hal lain.
Fajar baru terbit, gletser yang menggantung terbalik dari puncak gunung, karena pembiasan dan pantulan sinar matahari, seluruh lapisan es berubah menjadi benda transparan biru muda. Kepingan salju yang membeku memancarkan kilau pelangi di bawah sinar matahari, keindahannya sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Liu Zhenhan dan Helen telah berjalan selama dua hari penuh. Semakin tinggi mereka mendaki, medan gunung semakin terjal. Kabut tipis dan awan mengambang melilit di sekeliling tubuh mereka. Melihat ke atas, Gunung masih tersembunyi di balik awan, seolah tak pernah habis didaki.
Liu Zhenhan masih bertelanjang dada, dia selalu suka seperti ini saat tidak ada orang. Entah karena memakan telur naga, tubuhnya kini semakin gagah perkasa. Angin utara yang menusuk seperti pisau pun tidak membuatnya merasa apa-apa.
Udara yang tipis dan dingin membuat Helen sangat menderita. Untungnya Mutiara Malam memiliki efek semakin hangat saat terkena dingin, kalau tidak Helen pasti sudah lama tak kuat bertahan.
Liu Zhenhan yang telah bersusah payah sampai di sini sama sekali tidak mau menyerah. Dengan bujukan bantal dan serangan gencarnya, akhirnya Helen setengah hati menyetujui untuk melanjutkan pendakian satu hari lagi.
Selama beberapa hari ini di tengah hutan sepi, Helen akhirnya melepas diri. Liu Zhenhan benar-benar merasakan apa itu seni pesona perempuan Suku Rubah.
Pegunungan Salju Taymurlaya benar-benar terlalu tinggi. Hingga sore hari keesokan harinya, matahari terbenam memantulkan kilauan es di lereng gunung yang mempesona, memancarkan warna pelangi. Meski indah dipandang, saat menengadah ke atas, gunung tetaplah gunung.
Bahkan Liu Zhenhan pun mulai putus asa.
Namun yang mengejutkan Liu Zhenhan dan Helen, di pegunungan salju ini ternyata terdapat jejak Orang-orang Beastman Bimon.
Di tengah jalan setapak berglasier berkelok-kelok, siluet tinggi besar berselimut bulu hewan putih sedang sibuk bekerja di dekat mata air panas yang mengepul. Percikan air panas tertiup angin, berpendar dalam cahaya senja membentuk rangkaian bunga oranye, ungu pucat dengan semburat merah tua, bagai pelangi setelah hujan reda. Di sekitar mata air, mungkin karena kehangatan tanah, tumbuh rumpun-rumpun bunga liar tak dikenal sebesar mangkuk, memancarkan aroma harum.
Pegunungan Salju Taymurlaya memiliki banyak mata air seperti ini, ada yang panas ada pula yang dingin, semuanya ciptaan alam. Sepanjang perjalanan Liu Zhenhan juga sesekali menemukannya, ia memang memiliki ikatan emosional dengan mata air panas semacam ini.
Ia dan Xiao Hulijing kerap bermain air seperti mandarin duck di sana.
Beastman Bimon ini membelakangi mereka. Dari belakang terlihat postur tubuhnya sangat perkasa, bahu yang lebar, lengan telanjang berotot dengan bulu-bulu panjang, tak bisa dikenali berasal dari ras mana.
“Liu Zhenhan dan Helen sangat penasaran, apakah di Pegunungan Salju Himalaya Taymur yang dijuluki 'Tahta Es Beku' ini juga ada Bimon yang bisa bertahan hidup?”
Meskipun Helen membawa Mutiara Malam penghangat tubuh dalam perjalanan ini, dia tetap menderita di udara tipis. Jika tidak bersandar di dada hangat dan lapang Richard, Helen benar-benar tidak tahu bagaimana bisa bertahan selama ini.
Tapi Orang-orang Beastman Bimon ini seperti tidak merasakan apa-apa. Pakaian kulit binatangnya lebih pantas disebut penutup aurat daripada penghangat. Melihatnya bekerja tanpa alas kaki dan bertelanjang dada, seolah udara tipis dan dingin sama sekali tidak ada.
“Tuan, bolehkah kami mengganggu sebentar?” Liu Zhenhan melindungi Helen di belakangnya, lalu menyapa bangsa manusia berbulu yang membelakangi mereka dengan sopan.
Bimon ini sedang mencelupkan daging tak dikenal yang diikat tali rotan ke air panas, tiba-tiba terkejut mendengar sapaan dari belakang hingga talinya jatuh ke mata air panas.
Saat dia menoleh, Liu Zhenhan dan Helen benar-benar terkejut.
Bimon ini memiliki kepala besar yang berbulu lebat. Seluruh tubuhnya, di setiap bagian yang terbuka, dipenuhi bulu-bulu tebal ini. Yang benar-benar mengejutkan Liu Zhenhan dan Helen adalah hidungnya yang panjang dan kokoh, serta gigi seri spiral raksasa di sisi mulutnya.
"Sial!" Liu Zhenhan benar-benar terkejut, wajahnya terlalu jelek.
Bimon itu memandangi dua orang yang menatapnya dengan bodoh, mencibir lalu menangis "Waa!" dengan deras. Air mata sebesar kacang jatuh berdesakan bzzzt bzzzt, lalu ia berlari ke sudut gunung.
"Obisilachi! Ternyata idiot." Liu Zhenhan merasa lucu melihat hidung panjang itu mengeluarkan ingus berkilauan.
"Richard!" Helen memandangnya dengan kesal, "Tidakkah kau perhatikan dia mirip prajurit Elefen dari ras Bimon kita?"
"Hidungnya mirip, tapi prajurit Gajah Semua memiliki tinggi tiga Ren. Mana ada yang segini pendek? Mereka juga tidak punya gigi spiral ini." kata Liu Zhenhan.
"Banyak anggota ras Bimon yang terpisah setelah Pertempuran Hyjal. Wajar jika ada yang tidak kita kenal." Helen mengangguk setuju.
Liu Zhenhan berjalan ke sumber air panas tempat Bimon merebus daging tadi dan melihat-lihat. Tak jauh dari sumber air panas terdapat mata air dingin, di tanah sana tergeletak tiga empat cangkang kerang kecil, daging kerangnya sudah dikeruk. Daging kerang berwarna kuning muda yang melengkung itu ditusuk pada rotan, sedang direbus dalam gelembung air sumber air panas ini.
"Sepertinya kita mengganggu makan malamnya." Liu Zhenhan juga merasa agak tidak enak. Di Pegunungan Salju Himalaya Taymur, hampir semuanya adalah binatang buas berukuran besar seperti beruang salju yang perkasa dan yak liar, jelas bukanlah sasaran yang berani diganggu oleh Bimon perengek ini.
"Kalau begitu kita tunggu dia sebentar di sini, pasti dia akan kembali. Nanti kita beri dia makanan enak, aku yakin dendeng buatan koki Setengah Manusia kita pasti akan cocok di lidahnya." Helen bersandar pada lengan Liu Zhenhan, berkata dengan manis.
Dua hari ini dia dimanjakan oleh kelembutan Richard-nya hingga hatinya sangat bahagia, ingin sekali seluruh dunia bisa berbagi kebahagiaan dan manisnya.
Belum sempat Liu Zhenhan mengangguk setuju, dari tikungan lereng gunung muncul belasan Bimon dengan penuh amarah.
Liu Zhenhan dan Helen terdiam membeku.
Para bangsa manusia berbulu ini memiliki penampilannya yang persis sama dengan Bimon bodoh tadi, namun ukuran tubuh mereka diperbesar berkali-kali lipat. Tinggi mereka setidaknya tiga Ren, tubuhnya lebih besar daripada prajurit gajah raksasa, dengan taring melingkar dan tubuh diselimuti berbagai jenis kulit hewan. Beberapa kulit hewan ini bahkan berupa beruang salju yang dikuliti utuh, kepala beruang lengkap masih tergantung di sisi tubuh mereka bergoyang bersama bulu kuduk panjang mereka.
Kaki sebesar batu mereka menginjak lapisan es di tanah hingga berbunyi "kertak-kertak".
"Apakah kalian yang menakuti anakku?" Seorang pria perkasa bertubuh tinggi dengan hidung panjang, mengenakan kulit harimau es yang langka, melangkah maju dari kelompok itu. Dengan golok tulang di tangannya, dia menunjuk Liu Zhenhan dan Xiao Hulijing sambil berseru keras.
Golok tulang di tangannya mengingatkan Liu Zhenhan pada golok buatannya sendiri yang diasah dari tulang paus di Pulau Xiongzhao.
Dari balik kaki kekarnya, muncul sebuah kepala - persis si ingus yang baru saja kabur berlari, yang menurut Liu Zhenhan adalah si tolol.
"Anakmu ini..." Liu Zhenhan canggung menunjuk "anak Bimon" yang sedang asyik mengorek hidung itu, bingung harus berkata apa.
“Ini juga di luar nalar?” Liu Zhenhan berpikir dalam hati.
“Vinsent adalah harta karun Kolina, prajurit terkuat suku mammoth kami, ada masalah?” Tubuh tinggi besar Bimon berdiri di depan Liu Zhenhan, sepenuhnya menghalangi pandangan luas Liu Zhenhan.
Postur tubuhnya yang gagah jangan sampai membuat Liu Zhenhan merasa inferior. Menurut perkiraan Liu Zhenhan, bahkan seorang prajurit Elefin pun akan merasa malu jika berdiri di hadapannya.
“Suku mammoth?” Helen di samping tertegun.
Bab XVII Tamu dari Gunung Es
〖Membeku? Jika darah yang mengalir adalah es, maka tidak akan.
——Peribahasa kuno suku mammoth〗
※※※
Ternyata ini adalah suku mammoth Bimon yang telah berkumpul selama bertahun-tahun.
Bukan hanya Helen, bahkan Liu Zhenhan juga terkejut sampai mulutnya terbuka lebar.
Orang mammoth juga termasuk dalam ras gajah besar Elefin, namun dalam kebiasaan kuno Bimon, mereka lebih sering disebut orang berbulu karena tubuhnya yang ditutupi bulu panjang tebal.
Namun dibandingkan dengan gajah besar biasa, postur tubuh mammoth jauh lebih besar dan berotot.
Ini adalah ras petarung yang bahkan membuat raksasa bermata satu merasa malu.
Dalam pepatah kuno Bimon atau bangsa manusia berbulu, ketika memuji kekuatan seorang prajurit biasanya dikatakan: "Lihatlah, kekuatan orang ini setara dengan mammoth!"
Ras Mammoth adalah ras yang selalu memiliki populasi yang langka. Setelah Pertempuran Hyjal, Bimon telah memusnahkan terlalu banyak ras, pihak resmi mana lagi yang punya waktu luang untuk mencari jejak mereka.
Catatan terbaru tentang klan Mammoth dalam 《Kodeks Pendeta》 juga sudah berasal dari 800 tahun yang lalu. Saat itu, muncul seorang raja manusia bernama Octavian yang terkenal di selatan Benua Aigean, dikabarkan dia menaklukkan seluruh wilayah sekitar Laut Kaspia dengan prestasi militer yang gemilang.
Di bawah komando Raja Octavian yang terkenal dengan kekuatan militernya di seluruh benua, terdapat empat orang kuat Mammoth yang bertugas sebagai pengawal kehormatan.
Sejak saat itu, tidak pernah lagi terdengar tentang "Raja di antara Raja Para Ksatria" dari Bimon ini muncul dalam sejarah atau legenda Benua.
Kuil awalnya mengira klan Olyphant ini telah berkhianat ke pihak manusia seperti manusia kelelawar dari klan Wallenpol, Kuil menyatakan kekhawatiran tentang masa depan para pengkhianat ini.
Manusia kelelawar dari klan Wallenpol telah membelot ke pihak manusia sebelum Pertempuran Hyjal. Untuk menghargai penyerahan diri mereka, manusia bahkan menganugerahkan gelar bangsawan secara besar-besaran, hampir setiap manusia kelelawar memiliki gelar kebangsawanan.
Namun setelah Perang Hyjal, manusia kelelawar Wallenpol langsung dibuang seperti busur yang sudah tak diperlukan lagi. Mereka dijuluki "vampir" oleh manusia dan hampir dimusnahkan sepenuhnya, hanya menyisakan garis keturunan tersembunyi yang masih bersembunyi di antara manusia.
Untuk karakteristik hina dalam diri manusia, Kuil meyakini bahwa jika ras mammoth benar-benar bergabung dengan manusia dan mengkhianati Dewa Perang, mereka pasti akan dimusnahkan oleh manusia-manusia licin ini seperti yang terjadi pada suku kelawar manusia Hua Lunbo'er.
Yang paling mengejutkan dua Yang Mulia Pendeta yang berilmu bukanlah kemunculan tiba-tiba ras yang telah dinyatakan resmi memberontak, melainkan bagaimana para raksasa mammoth ini bisa bertahan hidup di tempat menderita seperti Taimulaya?
Seluruh klan Elephanto Rusia, meskipun omnivora, makanan mereka mutlak harus mengandung buah tropis - pisang. Bagi mereka, pisang sepenting air; selain itu mereka perlu makan tanah merah setiap tahun. Di antara Bimon, kebiasaan makan mereka paling aneh. Sama seperti suku pengkhianat Hua Lunbo'er yang suka minum darah, kebiasaan makan aneh ini sangat membatasi pertumbuhan populasi ras mereka.
Apakah mereka tidak butuh pisang lagi? Helen mengerutkan alisnya.
Kalau klan gajah raksasa bisa berhenti makan pisang, aku akan berhenti merokok! Liu Zhenhan menduga mereka mungkin telah menemukan penggantinya.
“Mengapa menakuti anak yang sedang bermain?” Teriakan Korina sang prajurit Mammoth sambil mengayunkan pedang tulangnya. Di balik alis panjangnya, mata besar itu menyala kemarahan.
Liu Zhenhan kini melihat jelas: pedang tulang itu terbuat dari gading Mammoth melengkung yang diasah tajam. Ia tak meragukan ketajamannya. Tubuh perkasa prajurit ini bahkan mungkin bisa mencabik bison liar dengan tangan kosong.
"Maaf, sungguh maaf." Helen menahan kekasihnya yang hendak bicara, lalu menghadap sang prajurit. Ia membuka mantel kulit tebalnya, memperlihatkan jubah pendeta putih dan lambang Medusa berkilau.
"Prajurit Korina! Tak kusangka bahkan anak-anak Mammoth pun sekuat ini. Kami telah bersikap tak sopan." Helen mengeluarkan apel merah muda dari tasnya dan melambai ke "anak" Mammoth bernama Vincent.
Vincent kecil "meloncat-loncat" mendekat, merebut apel itu lalu menggigitnya keras. Ingusnya yang berkilau membentuk garis panjang di permukaan apel.
Liu Zhenhan merasa keringat dingin mengalir di punggungnya. Menurutnya, tingkah manja bocah ini sungguh menyeramkan. Tubuhnya bahkan lebih besar darinya, tapi berjalan dengan lari-lompat.
"Terima kasih, kakak!" Bocah mammoth itu tersenyum polos pada Helen. Suara beratnya seperti lonceng besar membuat bulu kuduk Liu Zhenhan kembali merinding.
"Aduh jadi malu..." Semangat tempur para prajurit mammoth yang tadi siap berkelahi mulai melemah. Bagaimanapun, mulut manis setelah makan enak sulit untuk marah.
"Makan pelan-pelan, kakak masih punya." Helen berjinjit mencoba mengelus kepala bocah itu, tapi setinggi apapun dijangkau, tetap tak bisa mencapainya.
Liu Zhenhan buru-buru mengambil jubah pendeta putihnya dan mengenakannya. Bagaimanapun dia sekarang seorang bangsawan, tak pantas terus-terusan menunjukkan lengan telanjang di depan rakyat biasa.
"Boleh tahu urusan apa yang membawa tamu mulia seperti kalian ke Taymylyakh?" Prajurit mammoth Kolina sama sekali tidak terkesan dengan dua jubah pendeta putih itu.
"Kami berdua adalah pendeta kuil." Kata Liu Zhenhan.
"Pendeta kuil?" Kolina membelalakkan matanya yang besar, memandang mereka dari atas.
"Bukankah pendeta senior dari negeri kami sering berlatih di Taymylyakh? Apakah kalian belum pernah melihat orang berpakaian seperti kami?" Tanya Helen penasaran.
“Pernah.” Korina mengangkat hidung berbulu lebatnya, tersenyum lebar: “Tapi mereka sama sekali tidak pernah mencapai ketinggian ini, Pegunungan Tamuralaya membentang ribuan mil, kami bangsa mammoth tidak terbiasa berinteraksi dengan orang asing, jadi tidak pernah ada kontak. Beberapa puluh tahun lalu, ada seorang Bimon yang lewat di klan kami, seekor singa dari Suku Rhein, hanya dia yang pernah tinggal beberapa hari di permukiman klan kami. Singa itu kemudian berhasil menaklukkan Tamuralaya yang menjulang tinggi ini. Dia seorang prajurit yang tangguh.”
“Kampas!” Udara dingin memenuhi paru-paru Helen, dia dan Liu Zhenhan saling bertatapan.
“Apakah itu Yang Mulia Grak Sal, raja kita yang sekarang?” Liu Zhenhan menurunkan volume suaranya.
“Pasti, hanya dia yang pernah menaklukkan Tamuralaya di masa mudanya.” Helen mengangguk.
“Waktu itu si singa juga mengajak kami untuk tinggal di kota Padang Rumput Donau bersamanya.” Korina menepuk kepala anaknya, membersihkan ingusnya: “Tapi kami menolak.”
Perkataan ini menyentuh hati Liu Zhenhan.
Bukan hanya raja dulu yang berpikir begitu, aku juga! Lihat postur tubuh kalian ini, tidak menjadi tukang pukul sungguh sia-sia! Liu Zhenhan berteriak dalam hatinya.
“Kalian hidup di sini, mengapa tidak mendaftar ke pihak resmi Kerajaan? Catatan resmi saat ini masih mengira kalian sama seperti suku Hualunbo'er yang membelot ke pihak manusia!” Helen bertanya penasaran: “Selain itu aku juga punya pertanyaan, iklim dingin ekstrem Tamuralaya sangat tidak cocok untuk perkembangan ras, mengapa kalian menolak kebaikan singa itu? Tahukah kalian siapa sebenarnya singa ini sekarang?”
“Suku mammoth kami menyukai kehidupan di tempat dingin, itu hal biasa. Mengenai alasan tidak mau hidup tenang bersama singa berkedudukan tinggi itu, itu karena kami tidak tahan diperintah oleh Bimon yang tidak bisa mengalahkan kami dalam hal kekuatan fisik.” Tawa liar Kourina seakan mengguncang es-es di gletser.
“Singa ini pernah mengadu kekuatan dengan suku kami, bergulat. Meski singa ini kuat, dia tetap terjatuh empat kali berturut-turut oleh prajurit-prajurit kami.” Prajurit mammoth lain di samping menyela.
“Bergulat dan seni bela diri adalah dua hal berbeda.” Liu Zhenhan menghela napas. Raja ini benar-benar, bergulat dengan orang-orang kuat ini sama saja mencari malu sendiri.
“Orang yang kalian jatuhkan empat kali itu, setelah kembali ke Kerajaan Bimeng, merebut tahta kerajaan melalui kompetisi kekuatan.” Helen juga menghela napas, benar-benar kehabisan kata-kata.
“Mungkin karena mengalami momen memalukan inilah, Yang Mulia yang merebut takhta dengan keberanian dan kekuatan militer tidak pernah menyebutkan kejadian ini, membiarkan suku mammoth terus hidup tanpa dikenal di pegunungan salju.” Liu Zhenhan tertawa licik di samping.
Helen juga tersenyum, Richard-nya selalu bisa langsung melihat niat hina dalam hati orang.
“Reputasi Yang Mulia Pendeta masih kami ketahui di suku mammoth. Meskipun selama bertahun-tahun ini, kami tidak pernah meninggalkan Himalaya, tapi kami tetap adalah ras Bimon yang memuja Dewa Perang. Karena belum pernah melihat pakaian para Pendeta, tadi kami benar-benar tidak sopan.” Korina tersenyum dengan polos dan sedikit malu.
“Kalian sudah terlalu lama menghilang dari catatan kitab hukum. Aku ingin tahu, bagaimana kalian hidup di pegunungan salju Himalaya?” Xiao Hulijing bertanya penasaran, pertanyaan yang juga ingin diketahui Liu Zhenhan.
“Sebenarnya kami juga tidak ingin menetap di pegunungan salju. Kami pindah ke sini setelah Perang Seribu Tahun. Tidak ada pilihan, Padang Rumput Donau bukanlah iklim tropis dan tidak menghasilkan pisang favorit kami. Sedangkan pisang salju yang melimpah di Pegunungan Salju Taimulaya sepenuhnya bisa memenuhi kebutuhan suku kami sendiri.” Korina memeluk kepala anaknya sambil mengangguk pada dua pendeta: “Sebagai permintaan maaf, hari ini kami akan menjamu dua Yang Mulia Pendeta yang sedang lewat dengan pisang salju terbaik kami. Bisa bertemu pendeta legendaris di pegunungan salju yang membentang ribuan mil ini, selain takdir, hanyalah kehormatan bagi suku mammoth.”
“Hehe, tubuh para pendeta memang umumnya lemah, tidak bisa mendaki gunung setinggi ini. Ini benar-benar kebetulan,” Helen juga tersenyum. Tanpa mutiara malam penghalau hawa dingin yang disimpan di dadanya, dia pasti tidak akan tahan dengan angin dingin yang menderu dan udara tipis di Taimulaya.
Heihei... Liu Zhenhan juga tertawa. Kalau tidak bisa membujuk kalian para pria perkasa turun gunung menjadi rakyatku, pantaskah aku disebut Richard si Pemilik Makhluk Sial?
Setelah berbasa-basi sejenak, Liu Zhenhan dan Helen dibawa oleh para prajurit mammoth ke sebuah gua super besar di kaki gunung. Tampaknya ini adalah rumah para prajurit mammoth, dilengkapi dengan kandang hewan raksasa yang menampung dua belas ekor Saudara hewan mammoth berbulu panjang dengan ukuran mengerikan. Belasan wanita mammoth yang sama besarnya sedang memberi makan mammoth. Mendengar teriakan lantang para pria, mereka segera menyapa kedua Yang Mulia Pendeta dengan sopan dan sedikit malu-malu.
Helen juga dengan sopan mengeluarkan beberapa apel sisa dari tasnya dan membagikannya kepada "anak-anak" besar yang mengisap jari sembunyi di balik punggung ibu mereka.
Para tetua suku mammoth yang mendengar kedatangan dua Pendeta Kuil segera keluar dari gua-gua mereka dengan antusias. Tanpa banyak bicara, mereka menggenggam tangan Liu Zhenhan dan Helen hendak melakukan ritual sujud khas Bimon dengan lima bagian tubuh menyentuh tanah. Liu Zhenhan buru-buru menahan mereka.
"Zaman sekarang sudah modern, menghadap raja saja tidak perlu seperti ini," kata Liu Zhenhan sambil tersenyum. "Jangan terlalu formal!"
Gaya bangsawan Yang Mulia Pendeta ini membuat para tetua mammoth tersentuh. Liu Zhenhan dan Helen yang tidak bisa menolak akhirnya duduk di tempat utama menghadap utara, dikelilingi kerumunan orang di sekitar sumber air panas yang mendidih-didih.
Satu mangkuk batu besar daging yak liar dengan serpihan es, kaki babi salju yang lemaknya seperti marmer, dan lumut hijau segar yang segar, terus-menerus dihidangkan oleh para wanita mammoth yang lugu dan tulus.
Prajurit Corinna juga kembali dari luar, memanggul setandan pisang salju berkulit putih kehitaman di pundaknya.
Mata air panas di gua mengeluarkan kabut lembap yang pekat, semangat suku mammoth bahkan lebih membara daripada uap air panas itu, membuat hembusan angin dingin yang menderu tiba-tiba menjauh dari Liu Zhenhan dan Helen.
Suku mammoth, seperti prajurit gajah dari Suku Elephantine, sangat takut terhadap api.
Namun Dewa Perang yang murah hati tidak meninggalkan mereka - mata air panas mendidih di Gunung Taimulaya bagaikan panci raksasa alami, memberikan hak kepada suku mammoth untuk menikmati makanan panas juga.
Liu Zhenhan langsung berkeringat deras begitu teringat bagaimana dirinya dan Helen pernah merendam diri di setiap mata air panas sepanjang perjalanan.
Helen yang jelas juga teringat hal ini, wajahnya memerah sedikit. Hal ini justru membuatnya terlihat semakin cantik.
"Makan, makan, makan!" Seru ayah prajurit Korina, Lao Boji, dengan antusias. Sebagai tetua suku Mammoth, dialah prajurit yang pernah menjungkalkan Sang Raja empat kali gulingan dua puluh tahun silam; meski kini usianya sudah lanjut, semangatnya masih membara dan cerewetnya tak kunjung padam.
Postur tubuh tua ini hanya terlihat sepuh di antara sesama suku Mammoth.
"Rasanya lumayan enak!" Liu Zhenhan mengiris sepotong daging babi hutan dengan pisau gading yang tertancap di daging mentah, merebusnya sebentar, lalu mencicipi sebelum menaruhnya di mangkuk batu Helen. Air panas alam ini sendiri mengandung garam, ditambah daging segar, rasanya mirip makan hotpot.
Helen juga menyantap dengan sumringah, matanya menyipit membentuk garis senang.
BAB XVIII: ORANG KUAT BUTUH OBAT KERAS
"Coba harta termahal suku kami!" Lao Boji menyerahkan satu sisir pisang salju kepada masing-masing Pendeta.
Pisang salju terasa dingin saat dipegang. Kulit putih dengan bintik-bintik seperti wijen memancarkan aroma manis. Begitu Helen menggigit, mulutnya langsung dihantam hawa dingin menusuk tulang. Setelah rasa dingin berlalu, ujung lidahnya dirayu manis legit yang tak terlukiskan.
"Enak sekali!" puji Helen. Andai bisa menikmati ini di musim panas, pasti lebih nikmat lagi.
“Haha, bukankah ini rasanya sama seperti es krim?” Liu Zhenhan menggigit besar-besaran dan tak bisa menahan tawa.
“Dewa Perang memang maha dermawan.” Tepat sebagai seorang pendeta, Helen tak lupa memuji kemuliaan Kampas sambil melahap makanannya dengan lahap.
Liu Zhenhan tersenyum, matanya terus mencuri pandang pada pose Helen yang sedang mengulum pisang salju. Pose ini membangkitkan kenangan indahnya beberapa hari terakhir.
“Pisang salju hanya tumbuh di gletser tinggi. Selain Pegunungan Salju Himalaya Taymur, tidak ada tempat lain yang bisa menikmati kelezatan ini.” Lao Boji dan para Bangsa Manusia Berbulu Mammoth di sekitarnya tertawa bersama. Pujian dari dua pendeta terhormat ini memberi kepuasan luar biasa pada harga diri kelompok tertutup mereka.
“Rasa pisang salju ini benar-benar luar biasa! Mereka hanya tumbuh di atas es, kan?” Kilatan licik yang samar terlihat di mata Liu Zhenhan.
“Di gua sebelah tempat kami, ada mata air dingin. Embusan hawa dingin selama ribuan tahun dari mata air itu menjamin pertumbuhan pisang salju ini.” Gajah kecil Vincent menyela dengan bangga memamerkan semua pengetahuannya.
“Pintar sekali!” Helen mengelus kepala anak itu.
Vincent kecil yang dipuji menjadi sangat sombong, membuka mulut besarnya dan mengangkat belalainya tinggi-tinggi.
“Aku punya anggur berkualitas dari Setengah Manusia, kalian mau bergabung minum bersamaku?” Liu Zhenhan menggebrak-gebrak kantong airnya.
Kecintaan terhadap anggur sudah mendarah daging di setiap Bangsa Manusia Berbulu. Mendengar tentang minuman dari Setengah Manusia ini, meski berusaha sopan, para mammoth ini matanya langsung berbinar-binar mengkhianati keinginan mereka.
Satu kantong kulit ini jelas tak cukup untuk semua orang. Liu Zhenhan segera membuat tambahan, untungnya mutiara kura-kura berekor bintang masih ia bawa.
Semakin banyak anggur yang diminum, suasana pun semakin akrab.
Atas usulan Liu Zhenhan, para prajurit mammoth mengadakan pertandingan gulat dengannya.
Perwakilan Suku Mammoth adalah Vincent Jr. Bukan meremehkan Pendeta Richard yang mengaku ahli Kombinasi Nyanyian dan Pertempuran ini, karena bahkan anak mammoth pun punya kekuatan yang tak terkalahkan oleh kebanyakan Orang-orang Beastman Bimon.
Hasilnya di luar dugaan. Para Beastman mammoth yang terkenal sakti terperangah melihat pendeta bertubuh kurus ini dengan mudah mengangkat Vincent Jr seperti karung lalu membantingnya hingga tak bisa bangun. Kulit ras gajah raksasa yang sekeras batu dan tubuh mammoth yang terkenal bandal membuat semua pihak sulit menerima kekalahan ini.
Seorang remaja mammoth lain segera dikirim ke arena.
Pendeta kali ini semakin flamboyan, menendang dinding gua lalu melakukan salto, mencekik leher pemuda mammoth dari belakang dan menyapu persendian kakinya hingga pemuda mammoth itu berlutut.
Hampir semua anggota suku mammoth dalam gua itu telah dijatuhkan oleh Liu Zhenhan. Terakhir giliran Korina, sang prajurit terkuat.
Benar-benar pantas disebut keturunan prajurit yang pernah menjatuhkan Yang Mulia Grak Sal - ksatria terkuat Bemon. Korina yang kekar luar biasa menunjukkan teknik yang mengagumkan. Setelah mengamati Liu Zhenhan, ia pun menguasai pola rumit Yang Mulia Pendeta ini, lalu maju bertahap memaksa sang pendeta bertarung kekuatan.
Kali ini suku mammoth benar-benar kagum tak terkira pada pendeta ini. Tak pernah ada Bemon yang bisa bertahan dalam adu kekuatan langsung melawan suku mammoth.
Korina yang hampir setengah badan lebih tinggi dari Liu Zhenhan merasa frustasi: "Inikah pendeta Bemon yang terkenal lemah? Kekuatannya keterlaluan besar!" Meski mengerahkan seluruh tenaga, Korina tetap tak bisa mengalahkan Pendeta Pig ini.
Liu Zhenhan juga mengeluh dalam hati: Tak disangka meski telah memperoleh sebagian Kekuatan Naga, tetap tak bisa mengatasi mammoth ini. Sungguh mengerahkan kekuatan manusia berbulu mammoth ini!
Pertikaian antara dua orang perlahan menunjukkan hasil, Kekuatan Naga Liu Zhenhan memang semakin kuat ketika menghadapi lawan tangguh. Tubuh besar Kolnina perlahan terangkat dari tanah dengan lengannya yang digenggam erat.
Para wanita Mammoth di sekelilingnya menutupi muka dengan malu. Bagian bawah tubuh Pendeta ini memang terlihat kurang pantas, Helen bahkan merasa sangat malu dan kehilangan muka.
Wajah para orang kuat Mammoth di sekitar mulai terlihat tidak nyaman. Mengikuti pola gerakan pendeta sebelumnya, pasti akan ada pengangkatan ke udara dilanjutkan salto untuk menjatuhkan Kolnina ke tanah dengan pukulan pinggang.
Kolnina juga mulai panik. Wajah jujurnya menunjukkan senyum licik. Meski kedua lengannya dikontrol ketat oleh pendeta ber-tenaga super ini, dia masih punya senjata rahasia.
Braak! Suara keras terdengar saat Liu Zhenhan terjatuh terlentang.
Kolnina menggunakan belalai sepanjang lima inci di wajahnya untuk menghantam langsung wajah Liu Zhenhan. Liu Zhenhan langsung terjatuh, kepalanya membentur guci batu di samping. Guci batu itu pecah menjadi beberapa bagian, separuhnya meluncur jauh. Sepotong lumut hijau segar menutupi kepala dan wajah Liu Zhenhan.
“Tidak boleh tidak boleh!” Lao Boji marah besar, memarahi anaknya, “Bagaimana bisa menggunakan trik licik ini terhadap Yang Mulia Pendeta! Dasar anak bodoh! Bagaimana aku bisa punya anak sebodoh ini!”
Kelina dicaci sampai hidungnya mengkerut-kerut, wajahnya menunjukkan rasa tak berdaya.
“Tidak apa-apa!” Liu Zhenhan menutupi hidungnya sambil melakukan gerakan ikan mas melompat, bangun dengan gesit: “Serangan mendadak itu benar! Tapi hidung kalian memang luar biasa! Seperti kepalan ketiga!”
Helen dengan khawatir memeriksa lukanya. Untungnya, wajah Liu Zhenhan cukup keras. Selain bekas lubang hidung melingkar di wajahnya yang sedikit memerah, tidak ada luka serius.
“Menurutmu saat dia bersama istrinya, apa dia pakai hidung ini?” Liu Zhenhan mendekat ke telinga Helen, berbisik kata-kata absurd yang tak pantas.
Helen tak menyangka pria ini bisa sebodoh ini. Pipinya memerah malu, mencubitnya keras. Melihatnya masih bisa bercanda, hati Helen pun lega. Setidaknya kepalanya tidak cedera.
“Yang Mulia Pendeta, Anda benar-benar pemberani yang luar biasa!” Kelina akhirnya mengakui. Suku Mammoth hanya menggunakan hidung saat bergulat dengan sesama suku. Belum pernah ada orang luar yang bisa memaksa mereka sampai sejauh ini.
“Akulah satu-satunya Pendeta Naga di Kerajaan Bimeng saat ini!” Liu Zhenhan berkata dengan sikap santai yang dipaksakan.
"Perkataannya ini telah membuat banyak orang terkejut, hari ini pun tidak terkecuali."
Seluruh Bangsawan Mamut di dalam gua itu tertegun membisu.
"Kampas... Pendeta Naga..." Ekspresi Pak Pogi semakin merendah, sekaligus merasa semakin terhormat. Seorang Pendeta Naga datang berkunjung ke komunitas kami, kemuliaan ini bagai anugerah langit.
"Jangan sungkan, kita berteman." Keramahan sang Pendeta Naga ini membuat para Bangsawan Mamut merasa semakin akrab.
"Sebagai penghargaan atas keberanianmu mengalahkan Pendeta Naga..." Sang Pendeta Naga membelai kepala Wensent kecil di sampingnya, tersenyum pada ayah si bocah: "Atas nama Bangsawan Bimeng, Penguasa Feilengcui, dan Pendeta Naga, secara resmi menganugerahkan gelar kehormatan 'Ksatria Kuda Besi Feilengcui' kepada Koriyna yang pemberani."
Kampas! Semua orang kembali berseru kagum.
Suku Mamut yang terpencil ini sudah tak tahu sejak era mana terakhir memiliki bangsawan. Meski nenek moyang meninggalkan beberapa zirah dan senjata, namun semuanya sudah berkarat hingga tidak bisa dikenali lagi. Tiba-tiba mendapatkan gelar bangsawan ini membuat para Bangsawan Mamut yang polos itu linglung.
"Apakah Anda bersedia menerima gelar kehormatan ini?" Liu Zhenhan tersenyum memandangi Koriyna.
“Kami sebenarnya tidak ingin meninggalkan tanah yang telah kami tinggali selama bertahun-tahun, Tuan...” Korina berkata dengan ragu. Dibandingkan gelar bangsawan ini, orang Mamooth yang sederhana lebih memilih kampung halaman mereka.
Suasana tiba-tiba menjadi canggung. "Sempoa" rencana Liu Zhenhan langsung berantakan.
“Tenang saja, Richard bisa mengesampingkan statusnya sebagai tuan tanah dan menganugerahimu gelar Ksatria Kehormatan atas nama Pendeta Naga. Dengan begitu, selain perang membela Kuil, kau berhak menolak panggilan tugas lainnya dan melanjutkan hidup seperti biasa. Penolakanmu berlaku baik untuk tuan tanah yang memberi gelarmu maupun raja sendiri,” jelas Helen dengan penuh pengertian.
“Kalau begitu...” Korina menatap ayahnya, lalu istri dan anaknya, kemudian suku/klannya. Syarat menguntungkan ini nyaris tak terbayangkan.
Mereka semua mengangguk-angguk kompak seperti anak ayam mematuk beras.
“Gajah bodoh pun tahu harus secepatnya menerima!” Old Boji mendorong anaknya yang melamun.
“Aku setuju.” Korina menelan ludah sambil mengangguk cepat-cepat ke arah Liu Zhenhan.
“Berlutut satu lutut.” Liu Zhenhan melepas alat musiknya, mencabut pedang tikam berkilauan dari ujung tongkat.
Dengan khidmat Korina berlutut satu lutut di hadapan Liu Zhenhan.
"Kemuliaan Kampas akan menyertaimu sepanjang hidup. Ksatria Korina! Mulai sekarang, di balik pedangmu ada mimpi yang teguh, dalam tubuh besimu tersimpan kelembutan tak terhingga. Ksatria Kuda Besi Firenze akan menghormati semua yang berhati baik. Kerendahan hati, kehormatan, pengorbanan, keberanian, belas kasih, semangat, kejujuran, dan keadilan akan mengisi hidupmu." Liu Zhenhan berpura-pura tersenyum lebar, mengetuk punggung lebar prajurit mammoth dengan pedang tipisnya.
Liu Zhenhan mengetuk dengan keras.
Sialan, susah merekrut mereka, buat apa aku mengangkatnya jadi ksatria? Liu Zhenhan hampir menggigit giginya sampai hancur.
Manusia Gajah Korina dengan susah payah mengulangi sumpah berbelit-belit ini.
"Lambang, jubah, kitab hukum, dan kuda besi yang kau terima akan dikirim setelah aku kembali ke wilayah kekuasaan." Liu Zhenhan membantu sang ksatria baru berdiri.
"Aku akan selalu ingat wejanganmu, Tuan!" kata Korina dengan penuh emosi.
"Ambil kerang es terbaik! Cepat..." Paman Boji memerintahkan wanita-wanita mammoth di belakangnya.
Beberapa wanita mammoth segera berdiri, mengelap tangan di mantel kulit mereka, lalu keluar gua. Tak lama kemudian mereka kembali membawa mangkuk batu besar berisi kerang transparan.
"Ini adalah 'Kerang Es' paling berharga dari Gunung Akademi kami. Setiap kerang es hanya tumbuh di mata air es, mutiara di dalamnya adalah satu-satunya harta Suku Mammoth yang layak dipersembahkan. Meski tak terlalu berharga, harap kedua Yang Mulia Pendeta menerimanya sebagai bukti penghormatan Suku Mammoth kepada Yang Mulia." Tua Pogi berkata dengan tulus.
Para perempuan Mammoth membelah kerang-kerang es itu, mengeluarkan butiran mutiara seukuran biji jeruk dari daging tunas kuning muda, lalu menyerahkannya dengan hormat kepada Liu Zhenhan.
Mutiara jenis apa ini! Liu Zhenhan tersenyum masam menerima mutiara kecil yang nyaris tak terlihat ini. Dingin menusuk tulang yang langsung terasa membuatnya hampir ingin melemparnya.
"Mutiara-mutiara ini terkristalisasi dari es ribuan tahun, bisa mengawetkan makanan dalam waktu lama. Yang Mulia bisa membawanya pulang untuk menyimpan makanan di musim panas." Melihat raut wajah Pendeta Naga ini tanpa tanda ketidaksenangan, keriput di wajah tua Pogi langsung menghilang.
"Obi-shi-la-qi! Kulkas alami! Kita dapat harta karun!" Liu Zhenhan berseru gembira. Ia segera memasukkan mutiara es ini ke salah satu dari lima kantong kulit besarnya.
"Terima kasih, Tua yang terhormat." Helen tersenyum mengangguk pada Pogi: "Jika ada kesulitan di masa depan, datanglah ke Fengshuileng mencari kami. Bagaimanapun Richard secara nominal adalah tuan tanah kalian. Saya yakin kami bisa memberikan bantuan yang layak."
“Anda terlalu sopan.” Lao Boji agak malu menggosok-gosokkan tangannya.
Lebih baik jangan datang, kalau berani nanti akan kusuruh panda mengusirmu dengan tongkat besar. Liu Zhenhan tersenyum di luar tapi geram di dalam.
“Bolehkah kami tahu tujuan kedatangan dua Tuan ke Gunung ?” Lao Boji semakin tersipu: “Jika untuk berburu kristal sihir, suku kami masih punya beberapa inti kristal yang bisa dipersembahkan untuk Yang Mulia.”
“Hehe... Kedatangan kami kali ini murni untuk menikmati pemandangan indah pegunungan salju. Selain itu, secara pribadi aku ingin menguji kemampuan melawan Naga Es .”
Sial! Benar-benar gila! Rakyat biasa saja bisa berburu monster! Liu Zhenhan semakin yakin untuk merekrut orang-orang mammoth berbulu ini.
“Bersaing dengan Naga Es?” Bukan hanya orang mammoth yang terkejut, Xiao Hulijing pun tertegun.
Helen mengerutkan alisnya, menatap Liu Zhenhan dengan wajah penuh pertanyaan.
“Tidak bolehkah?” Tatapan Liu Zhenhan menyapu mereka bagai elang yang mengawasi pegunungan, penuh keangkuhan.
“Di gua tempat kami menanam pisang salju, ada mata air es yang dijaga monster bernama Salamander Es, Tuan Richard... Apakah maksud Anda makhluk itu?” Corinna bertanya dengan hati-hati.
“Salamander?” Liu Zhenhan tertawa, hampir tersedak karena tertawa terlalu keras. Salamander dan Naga, namanya memang agak mirip, tapi apa ini bisa disamakan?
“Salamander yang hidup di mata air es ini cukup kuat, mereka bisa melepaskan kilat pemati rasa. Bahkan mamut seperti kami jika tersengat listrik akan lumpuh cukup lama.” Korinna mengangguk-angguk.
“Salamander hanya sebesar ini ya?” Liu Zhenhan mengukur dengan jarinya.
Korinna mengangguk.
“Yang kubicarakan Naga! Naga! Sebesar ini!” Liu Zhenhan membentangkan tangannya sejauh mungkin, mencoba menggambarkan panjang naga.
“Bukan tidak bisa ditantang, Tuan. Tapi Naga Es Thamulagiri tinggal di puncak tertinggi, jaraknya masih setengah bulan perjalanan dari sini. Tebing-tebing yang harus dilewati sangat curam, hampir vertikal. Dengan postur tubuh kami, mustahil untuk memanjatnya. Tentang Naga Es, kami penduduk asli hanya mendengar kabar burung, belum pernah melihat langsung.” Lao Boji yang lama terdiam akhirnya bicara: “Tuan, meskipun Anda Pendeta Naga, menantang Naga Es di pegunungan jelas bukan keputusan bijak.”
“Masih setengah bulan perjalanan?” Liu Zhenhan putus asa. Jika hanya 2-3 hari mungkin bisa membujuk Xiao Hulijing untuk mendaki, sekarang mustahil.
“Apakah kamu sedang mengincar ‘Pujian Kehidupan’ milikku?” Helen yang cerdik langsung menangkap maksud Liu Zhenhan. Sebelum sang Panglima sempat mengeluarkan kebohongan, jari gadis itu sudah menekan dahi pria itu. “Dasar bajingan!”
Liu Zhenhan tak bisa berkata-kata.
Karena Naga Es tak bisa diperoleh, satu-satunya pilihan adalah memanfaatkan para Manusia Berbulu Mammoth ini. Liu Zhenhan menghela napas.
BAB XIX MEMOTONG KAYU BAKAR DI BAWAH KETEL
〖Kemewahan diraih melalui bahaya.
——Liu Zhenhan berkata〗
※※※
Di kebun pisang salju Suku Mammoth, sebuah stalaktit menggantung terbalik di atas atap orichalcum yang tinggi, memancarkan hawa dingin menusuk.
Daun-daun pisang hijau gemericik bergoyang tanpa angin, udara dipenuhi aroma manis samar yang menyenangkan.
Di antara cabang-cabang hijau yang segar, pisang salju yang putih dan gemuk bergelantungan seperti bulan sabit di pucuk pohon. Kolam sedanau di tengah gua besar terus menyemburkan kabut dingin.
Dengan cerutu mengepul di mulutnya, Liu Zhenhan memandangi hutan pisang salju yang menjadi buah hati seluruh Suku Mammoth ini.
"Xiao Vincent benar, gua sebelah adalah perkebunan pisang salju suku mammoth. Meski mulut gua ditutupi batu besar untuk menghalangi jalan, ini bukan masalah bagi Liu Zhenhan yang memiliki Kekuatan Naga."
Sekarang semua batu besar itu sudah dilemparkan ke jurang.
Semua orang tertidur. Cairan anggur baru yang dibuat dari mutiara kura-kura berekor bintang memiliki efek memabukkan yang kuat. Suku mammoth yang mengantuk itu tak menyangka bahwa Pendeta Naga yang mereka sambut dengan sukacita ternyata serigala berbulu domba sejati. Sejak awal ketika membujuk mereka minum, dia sudah punya niat jahat.
Liu Zhenhan mondar-mandir lama di depan hutan pisang salju. Es yang terinjak-injak di tanah berhamburan tak karuan.
Beberapa kali tangannya menggapai, lalu diturunkan lagi setelah berpikir.
Di mata Liu Zhenhan yang menatap hutan pisang salju ini, selalu terlihat bayangan keraguan dan keengganan.
Akhirnya dia mematikan cerutu, melepas Cincin Batu Darah di tangannya dan mengangkatnya ke udara.
Sepasang tangan kecil yang masih kekanak-kanakan menahan dari belakang.
Helen berdiri di belakangnya dengan ekspresi rumit di wajah, matanya jernih bagai kristal.
"Mereka harus ikut denganku. Aku butuh prajurit-prajurit kuat ini," kata Liu Zhenhan.
"Hanya dengan menghancurkan hutan pisang salju ini, mereka mungkin mau ikut," kata Liu Zhenhan.
“Aku sebelumnya menukar pisang suoluo dengan penjaga pohon, awalnya memang ingin merekrut ksatria Eleph. Tatapan para gajah di Weisisipang padamu sudah kau lihat sendiri.” Liu Zhenhan berkata.
“Pisang sebenarnya tidak cocok tumbuh di Dataran Liar Donau, siklus pertumbuhannya lambat, semua ini kau tahu. Hanya keluarga Fox paling berpengaruh yang punya dana untuk membeli pisang dari pedagang manusia, bisa menghidupi ksatria Eleph yang perkasa.” Helen berkata: “Bagaimana jika pisang suoluo hasil pertukaranmu dengan penjaga pohon gagal ditanam? Klan gajah sangat tergantung pisang, tanpa itu para mamut ini akan semakin lemah...”
“Jika aku bersikeras melakukan perbuatan keji ini, apa yang akan kau lakukan?” Liu Zhenhan memotong pembicaraan Helen, bertanya langsung.
Suasana hening, hanya terdengar gemericik mata air es yang menyembur.
“Selama itu yang kau inginkan, aku akan ikuti, asalkan kau bahagia.” Helen perlahan bersandar di dada Liu Zhenhan, pipinya menempel erat di dada kekarnya, mata berkaca-kaca.
Dada Liu Zhenhan terasa sesak, bergolak dalam-dalam.
“Aku mencintaimu, Helen.” Liu Zhenhan menggenggam wajah Helen.
“Patung emas tidak cocok muncul di sini, biar aku saja yang melakukannya.” Xiao Hulijing melepas lambang Medusa miliknya, menghela nafas melihat hutan pisang salju yang tumbuh subur ini.
“Ada beberapa detail yang harus kusampaikan, melakukan perbuatan tak bermoral pun tidak semudah ini.” Liu Zhenhan tersenyum licik, lalu menjelaskan secara singkat kepada Helen tentang langkah-langkah yang harus dilakukan...
Helen mengangguk, kilau pelangi menyapu, Monster Perang Komodo sebesar gunung muncul di dalam gua. Bangun dari lingkaran hibernasi, monster raksasa itu langsung mengibaskan pantatnya menuju hutan pisang salju, menggigit mahkota pohon pisang lalu mengunyahnya dengan lahap.
Perintah Helen segera tertanam di monster rakus ini. Hujan asam korosif kuat menyapu hutan pisang salju yang tegak rapi, disusul kilat berbentuk rantai berkilau biru baja yang menghanguskan batang hijau menjadi hitam legam.
Tubuh raksasa Monster Perang Komodo menjadi senjata pemusnah. Dengan kekuatan dahsyat bagai gelombang tsunami, setiap langkahnya mencabut pohon pisang salju hingga ke akar-akarnya. Ada yang terlempar ke dinding gua, ada yang jatuh ke mata air es. Hutan pisang salju yang ditanam suku mammoth selama bertahun-tahun pun berubah menjadi puing-puing dalam sekejap.
Wajah Helen terkubur dalam di dada Liu Zhenhan, tidak tegas melihat lagi.
Kilat Monster Perang Komodo bergemuruh bolak-balik, Guwa Salju dipenuhi cahaya listrik yang berkelap-kelip.
Dari mata air es yang mengeluarkan hawa dingin, melompat sekumpulan salamander sebesar jari dengan bercak kuning di kulitnya, juga menyemburkan kilat dari mulut untuk menyerang Monster Perang Komodo yang sedang mengamuk.
Kilat dari tubuh kecil mereka ternyata cukup kuat, serangan terus-menerus membentuk jaringan listrik yang jelas terlihat bergulir di kulit Monster Perang Komodo.
Tubuh raksasa Monster Perang Komodo pun lumpuh oleh serangan kilat kelompok salamander ini.
"Kilat kelumpuhan yang menyebalkan!" desis Helen.
"Kilat Kelumpuhan" adalah jenis kilat paling lemah dalam unsur listrik, efek terkuatnya hanya menyebabkan pusing tanpa daya hancur.
"Kilat Kelumpuhan" yang dilepaskan secara massal oleh Monster Salamander Pegunungan Salju Himalaya Taymur ini, meski memiliki efek sihir kelompok, namun terhadap kulit tebal Monster Perang Komodo hanya memberikan efek perlambatan ringan.
“Alagaron”, Monster Perang Komodo milik Helen yang pernah memakan "Kristal Bernyanyi", adalah monster legendaris yang mampu berkomunikasi dengan elf awan dan petir, khususnya menguasai sihir listrik.
Hari ini tiba-tiba diserang diam-diam oleh "Petir Paralisis" dari monster kecil ini, mata besar Alagaron mulai menyala kemarahan. Begitu efek lumpuh hilang, pembantaian akan dimulai.
"Tarik kembali monster perangmu." Liu Zhenhan memberi perintah tenang pada Helen, mendengar suara jeritan Mammoth Gergasi yang terbangun di kandang gua sebelah.
Helen segera mengayunkan lambang Medusa di tangannya, memanggil kembali Monster Perang Komodo yang sedang mempersiapkan serangan petir.
Kawanan salamander penjaga ini kehilangan target, mengembangkan sisik kipas di punggungnya, menatap garang pada dua pendeta.
Dasar sialan! Liu Zhenhan mengambil batu dan melemparnya.
Tidak kena.
Salamander mengalihkan serangan ke Bimon yang nekat menyerang tadi.
Kilatan biru menyambar, Boundary Cultivation ganda Liu Zhenhan aktif. Listrik mengaliri tubuh putri duyung elemen air tanpa bisa melukai makhluk elemental ini. Putri duyung langsung menerjang kawanan salamander, mengalirkan listrik dari tubuh mereka ke salamander-salamander itu sendiri.
Dari gua sebelah, langsung terdengar suara gemuruh yang kacau, diikuti langkah kaki berdesakan yang semakin mendekat. Suara mengerikan khas Bangsa Manusia Berbulu Mammoth menggema di dalam gua dari kejauhan.
"Obisilachi!" Liu Zhenhan buru-buru menarik medan pelindungnya, berlari sambil menyelipkan dua ekor salamander ke sakunya, lalu menendang sisa salamander yang kejang-kejang itu ke dalam mata air es.
Helen nyaris terangkat dari tanah karena ditariknya, lalu mereka bersembunyi di balik batu besar di sebelah kiri mulut gua.
Tak lama kemudian, para raksasa Mammoth yang mengantuk namun tegang berhamburan datang.
Kerumunan Bangsa Manusia Berbulu bertubuh tinggi itu berlari kocar-kacir, tak menyadari dua sosok pendek yang muncul dari balik batu besar dan menyusup ke barisan belakang mereka.
Begitu memasuki gua tempat mereka menanam pisang salju, para Mammoth pun membeku kaget.
Di atas gua, pohon-pohon pisang salju yang hancur berantakan berserakan. Jejak kaki raksasa yang mengerikan terlihat di tanah, di bekas lahan tanam yang tersisa, beberapa pohon pisang yang hangus seperti arang berdiri bagai hantu liar. Pohon-pohon pisang salju yang tumbang di tanah sedang mencair oleh cairan kebiruan yang mendesis-desis, cairan ini mengalir di tanah hingga bahkan serpihan es mengeluarkan asap putih mengepul.
"Kampas!" Suku mammoth hampir kolaps, tubuh-tubuh raksasa mereka terhuyung-huyung, tangan mereka gemetar menopang dinding gua.
"Apakah bahkan 'Petir Paralisis' dari Salamander Gunung Taimura di Mata Air Penjaga pun tidak mampu menghentikan perusak ini?" Krinagh yang perkasa menarik-narik rambut panjangnya sendiri, matanya tak percaya menatap pemandangan di depan.
"Dewa Perang yang maha pengasih! Apakah Engkau hendak meninggalkan kami? Apa yang sebenarnya terjadi ini?!!" Pogi tua meremas-remas bulu tebal di kepalanya, air mata tua mengalir deras sementara ia memandang nestapa ini.
Dua pendeta yang terengah-engah muncul dari belakang kerumunan. Sorot mata semua orang tertumpah penuh harap pada mereka, berharap jawaban akan datang dari tangan pendeta yang bijaksana.
“Di sini ada Napas Naga yang sangat kuat!” Liu Zhenhan dengan wajah khidmat mengendus lubang hidung besarnya, seolah merasakan sisa aroma di udara.
“Mungkinkah itu Naga Salju?” Para Mamut yang berpikiran sederhana langsung gempar.
“‘Kilat Lumpuh’ tidak bisa menghentikan naga yang kebal sihir.” Ekspresi Liu Zhenhan menjadi serius.
“Benar! Pasti itu! Hanya naga yang punya kekebalan magis! Hanya dia yang tidak takut pada ‘Kilat Lumpuh’ dari Salamander Penjaga Mata Air! Hanya dia yang mampu menggeser batu penghalang di mulut gua!” Para Mamut saling bersahutan.
“Belum tentu.” Liu Zhenhan mengambil kesempatan untuk mengacaukan situasi: “Naga Sekunder juga punya daya penghancur hebat dan kekebalan magis sebagian.”
“Ohh~~!” Lao Boji memeluk kepala lalu jongkok, anggota badannya gemetar: “Selesai... selesai... Pasti Dewa Perang sedang menghukum suku Mamut kita...”
“Kesederhanaan kalian bukan dosa asal. Lao Boji, ucapanmu mengandung penghinaan pada dewa.” Liu Zhenhan mengeraskan wajahnya, tangannya mengibas memanggil empat Patung emas yang seperti dewa.
Sayangnya salah satu patung emas itu berwarna hitam legam dan tergeletak di tanah, merusak kesempurnaan pemandangan.
Bola mata suku mammoth langsung melebar, akhirnya mereka menyadari bahwa imam ini pergi menantang naga bukanlah omong kosong belaka.
"Maafkanlah, Tuan Richard." Korina segera maju membela ayahnya. Kekuatan tiga patung emas ini bahkan pasti akan membuat naga berpikir dua kali.
"Dewa Perang akan selalu memperlakukan setiap anak bangsa dengan kasih sayang, ini sudah pasti." Liu Zhenhan berbicara lancar: "Bahkan jika seekor naga hina menghancurkan pisang salju berharga kalian, langit juga tidak runtuh! Apakah kalian melupakan pepatah kuno Bemon? Imam selalu menjadi lentera penuntun jalan!"
"Di Benua Aigean, jika ada ilmu yang tidak kami pahami, kami katakan itu berasal dari manusia. Jika manusia tidak paham, mereka menyuruh bertanya pada Imam Bemon." Wajah Helen memerah saat mengucapkan ini.
Kedua kakinya dan ekor besar gemetar hebat di dalam jubah.
Suku mammoth memandang kedua imam dengan tatapan bingung.
"Di wilayah kekuasaanku ada hutan pisang terbaik! Kampas tidak mengizinkan saya melihat ras Bemon menderita kerusakan sebesar ini sambil berdiam diri! Ikutlah denganku! Aku bisa berikan kehidupan terbaik! Tak perlu lagi menderita gangguan naga mengerikan!" Liu Zhenhan menunjuk patung emas di belakangnya: "Aku punya kemampuan ini, untuk memberikan perlindungan terbaik!"
"Tidak boleh, Richard!" Helen menyela: "Bangsa manusia berbulu mammoth ini tidak ingin meninggalkan tanah leluhur. Jangan paksa mereka."
“Apakah aku harus membiarkan mereka menghilang dalam angin tanpa pisang salju yang menjadi makanan pokok? Apakah aku harus membiarkan suku Bimon kita terus ditindas oleh reptil terbang?” Raungan Liu Zhenhan bergema di gua: “Aku tidak bisa!”
Matanya menyimpan semburat air mata yang ditahan, ketulusan ini membuat Bangsa Manusia Berbulu Mamut yang polos terisak haru.
Jarinya menjepit dua ekor salamander dalam lengan baju, membuat makhluk kecil yang baru terbangun itu pingsan kembali.
“Menerima mereka akan menambah beban keuangan kita.” Helen melanjutkan peran antagonis, detak jantungnya semakin kencang.
Bangsa Manusia Berbulu Mamut menjadi tegang.
Entah mengapa, tiba-tiba mereka merasa takut Pendeta Naga akan meninggalkan mereka.
“Dibandingkan pendapatan keuangan, aku memilih menyelamatkan ras yang hampir punah.” Wajah Liu Zhenhan memancarkan kesucian layaknya orang suci.
Mendengar ini, Bangsa Manusia Berbulu Mamut merasa menolak tawaran ini sama saja menghina moral mulia Yang Mulia Pendeta.
“Pisang Suoluo? Apakah termasuk jenis pisang?” Bangsa Manusia Berbulu Mamut berbisik penasaran.
“Tentu!” Liu Zhenhan tersenyum: “Itu adalah Pisang Suoluo kesukaan naga purba! Kurebut dari tangan Penjaga Pohon yang jahat dan perkasa!”
"Apa itu Penjaga Pohon?" Mammoth yang polos tidak mengerti, tapi karena Yang Mulia bilang ini jahat, mungkin memang jahat.
"Bagaimana kami bisa membalas kebaikanmu, Yang Mulia?" Korina bertanya dengan malu-malu.
"Ksatria Korina!" Liu Zhenhan membentak dengan keras.
"Ya, Tuan!" Korina teringat mendadak gelar bangsawan Ksatria Kehormatannya, tubuhnya gemetar.
"Membantu yang membutuhkan, apakah harus meminta imbalan?" Liu Zhenhan bersikap serius seperti seorang Mentor, atau Imam Senior yang kaku.
Korina dan seluruh suku Mammoth tersentuh oleh citra mulia Liu Zhenhan, sosok agung itu tiba-tiba menjadi begitu sempurna.
Sungguh manusia yang luar biasa! Menguasai Patung Emas panggilan, bahkan Pendeta Naga! Masih begitu perhatian pada yang lemah, pantas dijuluki tiang penopang Kerajaan, Yang Mulia Pendeta Altar Bimon!
Helen tersenyum kecut dengan canggung.
"Tapi kami tidak suka iklim panas, bagaimana ini?" Lao Boji masih ragu-ragu.
"Cukup cukur bulu panjang ini!" Liu Zhenhan mencabik-cabik bulu kusut di tubuh Lao Boji, "Aku akan memberi hak untuk memelihara janggut panjang. Ke depannya, janggut dan taring kalian akan jadi ciri khas suku Mammoth."
Obisilachi! Kalau tidak kucukur bulu panjangmu ini, Sang Raja tahu pasti akan menyusahkanku. Liu Zhenhan bergumam dalam hati.
“Aku akan memberikan kalian hak untuk menikmati pisang suoluo yang manis sepuasnya!” Syarat menguntungkan juga diajukan.
Pertama-tama lihat dulu apakah aku bisa menanamnya atau tidak. Kalau tidak bisa, aku akan ajak kalian merampok. Liu Zhenhan bergumam dalam hati.
Bab 20: Kreativitas Zirah Rotan
Pegunungan hijau membentang bak lautan, mentari senja merah membara seperti darah.
Di padang gurun yang luas, derik serangga musim gugur menggema, menciptakan suasana suram.
Ning Yu dan Ai Wei'er berjalan di tengah pemandangan bagai lukisan sambil memimpin rakyat mereka yang tinggi-pendek tak seragam.
Siluet tinggi Perbukitan Merah Feilengcui perlahan muncul dari balik rerumputan gurun di garis cakrawala. Setelah berhari-hari mengarungi padang gurun, tanah apanase Richard hampir tiba.
Komposisi rakyat dan keluarga Richard sangat kompleks: Suku Panda dan Orang Ao yang gagah perkasa, Setengah Manusia yang bertubuh pendek. Selain 300 awak kapal muda yang patuh, terdapat juga dua suku vasal yang diserahkan Viscount Simak kepada Ning Yu - suku sigung Kunk dari ras Kusam dan suku landak Haigouhong dari ras Ikan Parit Pelangi.
Kedua ras ini dulunya merupakan vasal Suku Pigge di Desa Maple Leaf milik keluarga Helen. Setelah perampok gurun membantai Desa Maple Leaf, sebagian Suku Pigge dan vasalnya pindah ke Desa Bogor, sementara sisanya tercerai-berai bergabung dengan keluarga Fox lainnya.
"Selain dua suku ini yang bersedia mengikuti nona mereka, tidak ada Bimon lain yang mau mengikuti Helen ke pusat padang gurun yang mengerikan ini," ujarnya saat tiba di Pietra Colda.
Antara kesetiaan dan realitas, tetap ada jarak tertentu.
Ning Yu memandangi kelompok bawahan yang setinggi ras Setengah Manusia itu, menghela napas dalam hati.
Perjalanan kali ini relatif aman, tidak ada serangan besar-besaran dari perampok padang gurun. Satu-satunya penyergapan bisa dihancurkan oleh Orang Ao dan Panda.
Performa babi kecil yang duduk di bahu ogre Karu sangat menakjubkan. Di bawah komando Guo Guo, si 'sosis kecil' ini melancarkan serangan panah air bertubi-tubi, membuat para Goblin penyergap babak belur.
Hanya saja dada Karu membengkak setengah hari setelahnya.
Sungai Sanggan, anak sungai hasil lelehan salju Pegunungan Himalaya Taymur, adalah sungai terbesar di Padang Rumput Donau. Kecuali di musim kemarau tahunan, sungai ini selalu mengalir deras, membagi dunia Bimon dan padang gurun menjadi dua bagian: satu menuju ketidaktahuan, satu menuju peradaban.
Di tepian sungai terbentang hamparan alang-alang raksasa yang menggapai langit. Bulu-bulu putihnya berterbangan ditiup angin, menari-nari menuju kejauhan.
"Tidak ada jembatan sama sekali?" Ning Yu mengerutkan alisnya melihat derasnya arus sungai.
Begitu kata-katanya meluncur, dia langsung menyadari ucapannya agak berlebihan. Jarak antara kedua tepi Sungai Sanggan yang mencapai lima panah membentang, para tukang kayu Bimon memang belum mampu membangun jembatan di atas permukaan sungai seluas ini.
"Permukaan sungai yang begitu luas, mungkin hanya para pengrajin misterius dari Benua Timur Jauh kalian yang bisa membangun jembatan." Ai Wei'er membentangkan kedua tangannya, merasakan gejolak elemen air yang membuatnya sangat nyaman.
Sama seperti dirinya, Ning Yu yang juga berasal dari Bangsa laut merasa energi spiritualnya segar kembali.
Mungkin datang ke sini bukanlah hal buruk. Ning Yu merasa setidaknya ada sebuah sungai di sini, dibandingkan daratan kering, dia lebih memilih tempat ini.
Penjaga pos terdepan di tepi Sungai Sanggan melihat para pemukim dengan tinggi badan beragam itu, langsung meniup terompet tanduk.
Yang ditempatkan di sini adalah pos militer paling depan di perbatasan Bimon.
Perwira pos tersebut adalah seorang Fox rubah tampan. Setelah memeriksa semua dokumen, perwira itu membawa para pemukim ke tepi Sunganggan di mana terdapat dermaga darurat di antara alang-alang, dengan beberapa kapal tali rotan raksasa terdampar di tepian.
"Ini adalah kapal besar yang khusus disiapkan untuk penyeberanganmu sesuai pemberitahuan Markas Militer dan Kuil." Perwira Suku Rubah tersenyum: "Sebenarnya pos ini sudah lama tidak digunakan. Untuk menantikan kedatanganmu, kami sudah berjaga di sini beberapa hari, akhirnya kalian datang juga."
“Apakah kapal ini cukup kokoh?” Ai Wei'er memandang tidak percaya ke badan kapal yang terbuat dari tali rotan tebal. Dia tidak khawatir untuk diri sendiri dan Ning Yu - keduanya berasal dari Bangsa laut. Namun wajah sigung dan landak yang ikut dalam rombongan berubah pucat saat melihat sungai ini. Dia khawatir jika terjadi kesalahan kecil, konsekuensinya akan fatal.
“Jangan khawatir! Nona yang mulia.” Perwira Suku Rubah melihat aura bangsawan dari kedua wanita cantik ini, tidak berani bersikap kasar: “Tali rotan ini berasal dari anggur liar padang gurun, kandungan minyaknya tinggi. Kami menganyamnya menjadi kapal lalu menjemurnya hingga tali rotan menyusut rapat tanpa celah, sama sekali tidak akan bocor.”
“Kami punya banyak orang, Tuan. Apakah tali rotan ini cukup kuat?” Ning Yu juga ragu-ragu. Kapal ini dibandingkan dengan Penglai sebelumnya, bagaikan mainan anak-anak.
“Tunggu sebentar, saya akan tunjukkan!” Perwira Suku Rubah menganggukkan kepala ke ajudan babi di sampingnya. Seorang prajurit Pigge bertubuh besar menghunus pedang militer di pinggangnya, menyabetkannya ke sisi kapal.
Deng! Bunyi metalik bergema saat mata pedang bertemu tali rotan badan kapal, memercikkan percikan api.
“Tali rotan ini kok keras sekali?” Ning Yu dan Ai Wei'er berdecak kagum melihat bekas tebasan pedang di lambung kapal. Tali rotan sebesar jari itu hanya terbelah seperempat dalamnya meski ditebas sekuat tenaga.
"Kuncinya ada di kandungan minyaknya yang cukup. Setelah dikeringkan, seratnya menyusut sehingga tali rotan ini jadi sangat keras." Perwira Suku Rubah tersenyum ramah: "Sekarang kedua nona sudah tenang hatinya kan?"
Ning Yu dan Ai Wei'er saling pandang lalu tersenyum.
Mengoperasikan kapal besar di tengah laut bagi para Panda ini ibarat makan nasi sepiring saja.
"Sungai Sanggan, berkelok-kelok delapanbelas mil menuju Feilengcui, di tepian ada tanah merah membentang..."
"Lahir seorang tuan tanah, bernama Richard eiya wei..."
"Eiya eiduo wei..."
Nyanyian keras para Panda menggema memancing anak-anak lelaki dan perempuan di kapal untuk ikut bersahutan.
Mendengar lagu ini, Ning Yu dan Ai Wei'er tak bisa menahan tawa. Richard memang lucu, semakin lama di dekatnya semakin terasa. Meski diasingkan ke Feilengcui untuk bertugas perbatasan, dia tetap ceria dengan menciptakan lagu "Sungai Sanggan" yang diajarkan ke semua orang.
"Gud!" Ning Yu berteriak ke arah Panda di haluan yang sedang mendayung dengan tongkat panjang: "Jangan minum terlalu banyak!"
"Mengerti!" Gud mengangguk dengan suara berat, lalu mengangkat kantong anggur dan meneguk dua kali lagi rum. Sejak kedatangan Setengah Manusia, para Panda merasa seperti masuk surga karena setiap hari bisa menikmati minuman rum. Namun setelah dua kali mengalami "Transformasi Liar" akibat mabuk berlebihan, bos mereka membatasi jatah minuman. Kini bos sedang tidak ada sementara dua nyonya bos lebih toleran, Gud tak menyia-nyiakan kesempatan untuk menenggak lebih banyak.
"Kakak Ning Yu, tiba-tiba aku punya ide." Ai Wei'er memegang tangan Ning Yu sambil tersipu, berbicara dengan nada misterius.
"Ide apa?" Ning Yu tersenyum sambil menepuk pantat anak babi yang melompat ke pangkuannya.
"Bukankah kita kekurangan zirah? Harga zirah besi terlalu mahal. Tapi kita bisa membuatnya sendiri!" Mata indah Ai Wei'er berkilauan.
"Tapi kita tidak bisa melebur baja. Kita bukan Kurcaci yang punya hidung sensitif untuk mendeteksi bijih besi." Ning Yu mengangkat Guo Guo yang sedang berbaring dengan perut gendutnya: "Aku ingin membantu Richard membuat zirah, sayangnya satu-satunya giokku sudah digadaikan, tidak ada cukup uang lagi."
"Belum tentu!" Ai Wei'er menepuk tepi kapal perlahan, matanya berbinar licik.
"Maksudmu..." Mata Ning Yu juga berkilau.
"Kita juga harus membantu Richard memikul sedikit tanggung jawab, agar dia tidak terus-terusan terbuai oleh Rubah Siluman Kecil itu setiap hari!" Ai Wei'er menyembulkan bibir kecilnya dengan wajah penuh kecemburuan.
"Zirah anyaman rotan ini, apakah terlalu sederhana?" Ning Yu mengerutkan alisnya.
"Kita bisa mendesain pola hiasan dengan teliti, anyamannya dibuat lebih gagah!" Ai Wei'er menggenggam tangan Ning Yu, bersemangat berkata: "Zirah Bangsa Laut kami kan semuanya terbuat dari rumput laut, tali rotan juga sama saja!"
"Ai Wei'er, kamu benar-benar pintar!" Ning Yu membelai pipi putri duyung itu, penuh kasih berkata: "Sebenarnya Richard juga terus memujimu di belakang..."
"Aku tidak percaya..." Meski mulut Ai Wei'er masih keras, senyuman di wajahnya sudah merekah bahagia.
Kawanan Hewan Luo Sha dan kijang gemuk, dalam teriakan manusia landak dan sigung, memecah kedamaian Eternal Frost yang biasanya sunyi.
Tanah di sini berbeda warna dengan tanah di Padang Rumput Donau, berwarna merah kecoklatan dengan kilau logam, sama sekali tak ditumbuhi rumput.
Di padang gurun berlapis rumput kering, menjulang sebuah lereng merah raksasa setinggi 40 Ren dan sepanjang 200 Ren. Di lereng merah yang hanya ditumbuhi beberapa helai Rumput Ekor Anjing itu, bertebaran gua-gua besar kecil dan jalan setapak.
Di tengah lereng tanah merah tertanam wajah patung dewa batu raksasa, sebagian besar terkubur dalam lapisan tanah merah. Ini adalah peninggalan Perang Dewa dan Iblis zaman kuno, di Padang Rumput Donau terdapat banyak peninggalan seperti ini.
Di depan lereng, terdapat tiang-tiang tanah merah yang menjulang seperti pepohonan raksasa, menjadi penanda unik daerah ini.
Lereng ini sebelumnya tidak memiliki nama. Kerajaan Bimeng hanya mengirim Suku Elephantine untuk mengambil tanah merah saat peralihan musim semi ke panas setiap tahun. Tanah merah dan pisang adalah dua unsur penting dalam makanan suku mereka.
Ning Yu akhirnya mengerti mengapa Kuil menamai tempat yang tak bernama ini sebagai "Feilengcui". Di sekitar lereng tanah merah, hamparan luas tanah merah hanya ditumbuhi semak-semak rendah dan rumpun beri yang menempel di permukaan tanah, terlihat sangat gersang. Sementara di Padang Rumput Donau yang tak jauh, rumput liar subur membentuk setengah lingkaran mengikuti batas tanah merah, memisahkan padang rumput subur di luar dengan tanah merah tandus di dalam.
Matahari terbenam yang merah darah menyirami lereng tanah merah dengan warna yang terlihat semakin hidup.
"Sungguh indah!" Ai Wei'er merasakan kesepian tempat ini memberikannya perasaan lain, suatu keindahan yang tak terungkapkan dengan kata-kata.
"Memang indah, tapi juga sangat sepi." Ning Yu melihat kerumunan orang yang berisik di belakangnya, lalu mengerutkan alisnya. Dulu segala urusan selalu ditangani Richard, tak terasa kesulitan. Sekarang gilirannya memimpin, baru mengerti kesulitan yang pernah dihadapi Richard.
Belakangan ini mengerutkan alis hampir menjadi ciri khas Ning Yu.
"Kita bisa membuat Feilengcui menjadi makmur! Menjadi mutiara di padang gurun!" Ai Wei'er berbicara sembrono, membuat Ning Yu kembali mengerutkan alisnya.
"Kita tidur di mana? Tidak bisa terus-terusan di tenda, udaranya terlalu lembap." Gud berjalan cepat mendekat, mengangguk pada dua nyonya pemilik usaha itu. Ada lepuh yang pecah di bibirnya.
"Sudah musim gugur, kalau begini terus semua orang akan sakit. Tidak boleh tidur di tanah lagi." Ning Yu juga mengangguk.
"Kita perlu membangun kastil, menara pengawas, pagar." Ai Wei'er menghitung dengan jarinya, semakin dipikir semakin pucat wajahnya. Akhirnya dia mengerti alasan Ning Yu terus mengerutkan alis belakangan ini. Baru teringat, sekarang sama sekali tidak ada uang, mau pakai apa untuk membangun kastil dan menara?
"Ini semua tunggu Richard kembali saja. Yang penting selesaikan dulu masalah tempat tidur." Ning Yu menghela napas pelan. Dia merasa sangat merindukan Richard. Bersamanya, meski masalah tak terpecahkan, setidaknya ada sandaran hati. Tidak seperti sekarang, di mana hatinya penuh beban.
“Musim dingin akan segera tiba, kita harus membangun kamp sebelum embun beku datang. Aku akan pergi menebang kayu di hutan pinus sebelah gunung salju! Semua panda dan Orang Ao harus bergerak bersama, berusaha kembali dalam satu hari semalam.” Gud meneguk lagi kantong minumannya, "Di padang gurun sialan ini cuma ada rumput kering dan semak-semak, bahkan tak ada pohon! Dasar pantat beruang!"
"Bagaimana dengan penjagaan jika kalian pergi?" Ning Yu menggelengkan kepala.
"Hanya satu malam saja, seharusnya tidak masalah." Gud terdiam sejenak, "Tanpa kayu kita tak bisa membangun kastil, masalah ini harus diutamakan. Bukankah kau juga ingin memberi kejutan untuk Tuan Richard saat kembali?"
Ning Yu terdiam. Dia memang sangat ingin membantu meringankan tanggung jawab Richard.
"Malam ini kita bisa tidur dulu di gua tanah merah di lereng tinggi. Lihat, gua di sana sangat besar, bisa menampung ratusan orang. Untuk penjagaan, serahkan padaku!" Ai Wei'er menepuk dada sambil menunjuk ke gua tanah merah, "Aku adalah Putri Duyung yang punya kemampuan komunikasi alami dengan elemen air, Penyihir Besar air!"
"Ide bagus! Ai Wei'er kau memang sangat pintar!" Mata Ning Yu berbinar, "Aku akan segera menyuruh orang landak memotong rumput. Tidur di atas rumput kering yang lembut pasti nyaman, dan gua tanah juga jauh dari permukaan tanah sehingga bebas kelembaban."
“Suruh orang sigung dari Klan Kunk tinggal di gua lain, sepanjang jalan mereka suka kentut, baunya minta ampun.” Ai Wei'er menggantungi Ning Yu.
“Dasar bocah nakal!” Ning Yu tersenyum sambil mencubit hidung Ai Wei'er.
※※※
『Prinsipku adalah: kemampuan makhluk magis tidak ditentukan oleh jenisnya seperti naga atau phoenix api, yang penting digunakan dengan tepat.
Meski pemberat timbangan kecil tapi bisa menahan beban berat, monster-monster Lao Liu meski payah tetap bisa membuat monster top orang lain kewalahan.
Baru ini sesuai dengan konsepku.』
BAB 21 Reuni Sesama Perantau
Di gua-gua lereng merah terlihat tumpukan abu sisa api dan tulang belulang hewan yang sudah memutih.
Ning Yu mengunjungi beberapa gua, di setiap gua terdapat jejak serupa. Di salah satu gua bahkan ada beberapa tumpukan kotoran kering yang berantakan.
“Karu!” Ning Yu memanggil budak ogre dan bertanya: “Kita sudah berada di pedalaman Dataran Liar Donau, apakah banyak suku ogre dan goblin di sini?”
“Suku ogre dan goblin kami hidup nomaden mengembara di padang gurun,” Karu menggelengkan kepalanya yang besar dan buruk rupa: “Di pinggiran padang gurun hanya ada suku-suku kecil. Hanya suku besar yang berhak tinggal di pusat padang gurun karena di sini tidak ada pembersihan rutin pasukan Bimon.”
“Begitu ya…” Ning Yu menggigit bibirnya, kekhawatiran perlahan merayap di hatinya. Panda dan Orang Ao semuanya pergi menebang kayu, meskipun hanya butuh satu malam untuk kembali, tapi siapa tahu mungkin tiba-tiba muncul sekawanan perampok padang gurun di tempat ini.
“Nyonya! Saat membersihkan gua, kami bertemu sekelompok Bimon pengembara yang tinggal bersama!” Pemimpin suku Kunk, seekor sigung berbelang hitam-putih bernama Jia Zha berlari terburu-buru: “Bimon pengembara ini bertengkar dengan kami! Segera ke sana!”
“Apa?” Jantung Ning Yu berdebar, benar-benar apa yang ditakuti terjadi, belum sampai malam pun masalah sudah datang.
“Aku yang akan lihat!” Ai Wei'er menggerakkan jari mengeluarkan Panah Air, mendengus dingin.
“Bimon pengembara itu terlalu berani! Kami sudah menyebut nama Tuan Richard, tapi mereka tetap tidak menghormati!” Sigung itu berbangga.
“Jangan bicara omong kosong! Jia Zha! Tunjukkan jalan.” Ning Yu memotong ocehan sigung yang tak henti memuji diri ini.
Sigung itu mengkerutkan kepala, segera berhenti bicara dan membawa ogre yang bersemangat serta dua nyonya pemilik kedai keluar dari gua, menyusuri jalan setapak berliku di lereng tanah merah menuju ke depan sebuah gua kecil.
Sudah ada banyak sigung dan landak yang berkumpul di mulut gua. Sigung-sigung itu berdiri dengan tangan di pinggang, tubuh kecil mereka tegak lurus, meneriakkan makian. Beberapa Setengah Manusia ikut nimbrung, berjinjit melihat keributan, tak sengaja menyenggol landak hingga teriak kesakitan.
"Jangan ribut!" Ai Wei'er berseru dengan penuh wibawa. Ia tak menyangka sigung-sigung ini bisa sebegitu garang saat bertengkar.
Melihat nyonya pemilik kedai datang, sigung dan landak langsung membuka jalan dengan patuh.
Gua ini jauh lebih nyaman dibanding lainnya. Posisinya menghadap selatan, sinar matahari musim gugur yang hangat menyinari mulut gua. Di mulut gua tergantung beberapa pot mawar liar yang ditanam dalam helm kuno perunggu, sulur tali rotan hijau kebiruan bermekaran bunga putih kecil, membentuk tirai alami.
Di mulut gua berdiri empat Bimon berkulit hijau. Tubuh kurus, leher panjang dengan kepala memanjang, mata sipit yang lancip.
Mereka mengenakan jubah kulit compang-camping. Setiap tangan menggenggam dua pedang bergerigi hijau, di punggungnya mengembang dua bendera tipis seperti membran.
“Lihat pakaian mereka ini, bahkan lebih buruk dari pengemis yang pernah ditemui Weisisipang hari itu, tapi aura mereka sama sekali berbeda. Tatapan mata mereka sangat unik, tatapan yang tidak akan terlupakan, tatapan yang tak pernah menyerah.”
Ekspresi beberapa Bimon awalnya sangat serius, begitu melihat dua wanita cantik yang membuat mereka terkesima muncul menerobos kerumunan, di belakangnya ada seorang ogre dengan dua hewan peliharaan kecil di bahu. Kontras yang besar membuat mereka semua tertegun.
“Ada yang ingin kalian bicarakan dengan kami.” Wajah Ai Wei'er dipenuhi lapisan embun beku, matanya perlahan menyapu rombongan Bimon tunawisma yang memegang pedang ganda ini.
“Kalian tidak berhak mengusir kami! Kami sudah lama tinggal di sini!” Seorang Bimon berkulit hijau zamrud di seberang berbicara dengan penuh kemarahan.
Begitu Bimon berkulit hijau zamrud ini membuka mulut, Ai Wei'er langsung memahami situasinya.
“Wilayah Feilengcui dalam radius 500 li sepenuhnya berada di bawah pemerintahan Bangsawan Richard dari Kerajaan Bimeng! Tidak ada yang akan mengusir kalian!” Ai Wei'er menoleh marah ke Jiaza: “Semua Bimon di dunia ini adalah satu keluarga, mengapa harus mengusir mereka?”
Orang sigung Suku Kunker dan orang landak Suku Haigouhong meski bertubuh kecil, sebenarnya adalah ras yang suka bertengkar. Tapi sifat suka bertengkar mereka sangat berbeda dengan sifat prajurit Panda.
Sepanjang perjalanan, Ning Yu dan Ai Wei'er sudah terlalu sering menyaksikan ini.
“Mereka suka menghasut dan bertengkar, sering mengoceh lama-lama tapi akhirnya tidak berkelahi juga.”
Orang-orang tangguh memang jarang ada di mana-mana, kalau dunia ini penuh orang nekat, hidup jadi tidak bisa dijalani.
Sigung dan landak memang punya nyali berkelompok, memanfaatkan kulit harimau sebagai bendera, mengintimidasi orang lain dengan jumlah banyak seperti rubah yang pura-pura gagah seperti harimau.
Sebenarnya suku-suku bawahan ini bukan ingin mengusir empat Bimon itu, tapi gua itu pencahayaannya bagus dan nyaman, mereka ingin merebutnya untuk menjilat pantat nyonya pemilik penginapan. Tapi malah salah menjilat kaki Nyonya Hao.
Melihat nyonya pemilik marah, semua suku bawahan langsung menunduk, aura arogan mereka lenyap seketika.
"Tuan, apakah kalian penduduk asli sini? Semua adalah anggota keluarga besar Bimon, saya minta maaf atas gangguan dari bawahan saya..." Ning Yu menghela napas melihat para bawahan yang tidak berguna ini, lalu segera meminta maaf ke Bimon-bimon itu.
"Nona, dari ras Bimon mana kalian berasal?" Beberapa Bimon berkulit hijau aneh itu melihat dua wanita cantik dan bangsawan yang ramah, ketegangan pun mereda.
"Pulanglah beberapa jaga kawanan ternak." Ning Yu berkata pada suku bawahan di belakangnya. Sigung-sigung mengangkat bahu lalu pergi.
“Suami kami, Richard sang Imam Perang dari Suku Pig Kerajaan akan menjadi tuan tanah di sini. Tapi kami berdua bukan ras Bimon. Tenang saja! Kalian adalah Bimon merdeka, tidak ada yang bisa mengusir kalian.” Ai Wei'er yang berparas lembut sebenarnya memiliki temperamen keras. Ia paling tidak suka orang yang menyalahgunakan kekuasaan.
Kebiasaan ini muncul setelah lama bersama Liu Zhenhan. Dulunya Ai Wei'er justru gemar menindas orang dengan statusnya.
“Banyak gua tanah di sini, kalian bisa tetap tinggal. Hari ini hanya salah paham.” Ning Yu tahu batas minimum populasi Feilengcui seribu jiwa, karena itu ikut membujuk mereka tetap tinggal.
“Feilengcui telah menjadi tanah apanase Baron Richard. Maka kalian akan menjadi rakyatnya yang tunduk pada hukumnya.” Ai Wei'er menyembunyikan senyum puas, buru-buru menambahkan penjelasan setelah Ning Yu.
Ning Yu dan Ai Wei'er saling bertukar senyum.
“Aku akan ambil alat tulis untuk mendata kalian.” Ning Yu mengangguk pada beberapa Bimon berpakaian hijau.
“Hmm...” Batuk-batuk terdengar dari dalam gua. Sosok pendek dan gemuk berjalan anggun keluar sambil menggeser ranting bunga mawar.
“Suku Kura-kura Tempurung?”
“Suku Wenjia?”
Putri Duyung dan Ning Yu serentak tertegun memandangi sosok itu, berseru kompak.
“Sinar matahari terbenam dari lereng tanah merah tinggi menyinari kepala botak yang licin ini, wajah berkerut dengan sepasang mata kecil yang berkilau dingin. Di belakangnya terdapat cangkang berkilau dengan pola urat darah cokelat dan kuning muda, serta sepasang kaki berselaput.”
“Mentor!” Beberapa siluet hijau bermata pedang ganda di mulut gua membungkuk, memberi hormat dengan penuh kesopanan.
“Tak kusangka bisa bertemu saudara sebangsa laut kami di Dataran Liar Donau.” Makhluk gemuk pendek itu mengusap janggut tipisnya, tersenyum: “Benar, aku dari suku penyu sisik, yang disebut Wenjia oleh daratan Timur Jauh. Anglam dari suku penyu sisik memberi salam kepada Nyonya terhormat Putri Duyung dan Nyonya terhormat Suku Moshao.”
Ning Yu dan Putri Duyung saling memandang.
“Meski jumlah kami sedikit, suku penyu sisik kami adalah makhluk amfibi. Justru aku yang penasaran dengan kedua nyonya.” Anglam si penyu sisik membungkuk hormat, menunjuk ke dalam gua mengundang kedua nyonya masuk.
Ikatan sesama warga laut membuat dua perempuan cantik ini tanpa ragu mengikuti kakek penyu sisik itu masuk ke dalam gua.
“Gua ini tidak terlalu besar, Ning Yu dan Ai Wei'er harus berjalan membungkuk. Di koridor berkelok-kelok terdapat beberapa tengkorak antelop liar yang diisi minyak binatang, menerangi ruang dalam. Barisan pot bunga dari kayu berlubang berisi rumpun tunas hijau baru, menghiasi gua sederhana ini.”
“Usiaku sudah lebih dari 4.000 tahun tahun ini.” Pria Model Andulan batuk dua kali, menyuruh dua sesama bangsa laut cantik itu duduk di bangku kayu sederhana.
“Panjang umur Suku Model dan Kura-kura Tempurung adalah hal yang didambakan semua ras.” Ning Yu dan Ai Wei'er sama-sama menghormati. Mengganggu ketenangan sesepuh seperti ini sungguh bukan hal yang pantas.
“Hehe…” Sesepuh Model tersenyum: “Dua gadis kecil ini memang penuh kelucuan. Hidup yang terlalu panjang justru bisa menjadi hambar. Satu-satunya harta yang kudapat dari umur panjang adalah kesempatan mengelilingi sebagian besar dunia.”
“Sebagian besar dunia?” Ning Yu dan Ai Wei'er saling memandang lagi, menjulurkan lidah.
“Aku pernah ke Daratan Timur Jauh! Itu sudah lama sekali.” Sesepuh Model sambil bicara menyuruh Bimon hijau itu mengambil air dari panci beruap di rak api unggun.
Desain panci di rak api unggun ini sangat unik, berwarna hijau tembaga dengan tirai hias di kedua sisi, dihiasi pola burung dan binatang kuno.
“Padang Rumput Donau adalah medan perang para dewa dan iblis di zaman kuno, ini saya temukan di sebuah bukit gersang. Hehe...” Orang Penyu Sisik menunjuk ke helm perunggu yang sedang memanaskan air: “Mungkin helm jenderal zaman dulu, sekarang saya pakai sebagai panci dan pot bunga.”
Ning Yu dan Ai Wei'er tersenyum menerima cangkir tanduk kijang.
“Dulu saat pergi ke Benua Timur Jauh, saya diserang Monster dan terluka parah. Seperti kalian tahu, suku kami Penyu Sisik geraknya lambat, selain umur panjang hampir tak punya kemampuan lain.” Kakek Penyu Sisik itu duduk di kursi dengan pantat terangkat.
Guo Guo dengan congkak menggendong babi kecil Katiusha masuk juga. Guanya terlalu sempit untuk Karu, jadi mereka berdua masuk sendiri, langsung melompat ke meja, mengendus-endus sambil memandangi kakek Penyu Sisik.
“Dua makhluk kecil yang menggemaskan.” Kakek Penyu Sisik merogoh-rogoh kotak di belakangnya dan mengeluarkan beberapa kacang, wajah keriputnya merekah senang saat menyerahkannya ke Guo Guo.
“Kami mengganggu tapa Anda, Sesepuh.” Ning Yu dan Ai Wei'er berdiri dengan malu-malu.
“Anak muda, tidak apa-apa.” Kakek Penyu Sisik melambaikan tangan, menyuruh mereka duduk: “Saya pertapa, tak perlu terlalu banyak basa-basi.”
“Pertapa?”
“Ya,” Kakek Penyu laut tenggelam dalam kenangan masa lalu: “Itu terjadi setelah saya mengalami kecelakaan di Benua Timur Jauh. Seorang biksu pertapa dari Timur menyelamatkan nyawaku, sekaligus membawaku masuk ke dalam ruang suci yang mulia ini. Menghargai kehidupan adalah satu-satunya hukum yang kami patuhi sebagai biksu pertapa.”
“Mengapa Bapak memilih bertapa di tempat sepi seperti ini?” Ning Yu terkesan.
“Awalnya saya juga menyebarkan ajaran di kerajaan manusia di Benua Aigean, tapi Gereja Saint Paul di kerajaan manusia mulai menganiaya para biksu. Terpaksa, saya dan beberapa biksu mengembara ke negeri Bimon. Kebebasan berkeyakinan di sini memberi sayap bagi jiwa kami untuk terbang.”
“Teknologi pengobatan adalah mata rantai terlemah dalam pasukan Bimon. Dibandingkan dengan ‘Cahaya Penghiburan Doa’ para biksu, dukun Bimon sama sekali tidak memenuhi kebutuhan perang. Kurasa, bagi para biksu pertapa yang datang ke negeri Bimon, ini harusnya menjadi akhir yang bahagia.” Ning Yu menutupi cangkang di tangannya, menghangatkan telapak tangan.
“Kami adalah biksu pengembara. Saat kesulitan datang, kami tak akan segan mengulurkan bantuan dengan satu-satunya kemampuan yang kami miliki.” Andulan mengangguk, “Tapi setelah tiba di Padang Rumput Donau, karena gerakanku lambat dan persediaan makanan yang minim, aku perlahan tertinggal dari rombongan biksu yang terus berjalan. Akhirnya terpaksa menetap di lereng tanah merah tinggi ini.”
“Ini semua adalah murid-murid biksu saya.” Orang Dailan Andulan menunjuk lima Bimon berkulit hijau yang melipat pisau kembali ke lengan mereka: “Mereka semua adalah Bangsa Belalang Sembah Suku Hijau, ras serangga terakhir di Kerajaan Bimeng.”
“Ternyata Suku Hijau.” Ning Yu mengangguk penuh pengertian, pantas saja kulit mereka hijau seluruhnya, rupanya mereka adalah Bangsa Serangga Bimon Suku Hijau yang termasyhur.
Bangsa Belalang Sembah Suku Hijau adalah Jago Pedang alami di antara prajurit Bangsa Manusia Berbulu Bimeng, ras serangga terakhir yang tersisa, selalu menjadi pelatih seni pedang untuk pasukan Kerajaan Bimeng.
Sayap yang menyusut menjadi totem suku mereka, secara alami memiliki dua pisau tulang lipat di pergelangan tangan, mahir dalam ilmu pedang, ahli menyelinap, dan bergerak secepat angin. Sebagai Bimon serangga, meski tidak bisa memasuki Transformasi Liar seperti prajurit biasa Bangsa Manusia Berbulu, namun Jago Pedang tingkat tinggi Suku Hijau bisa menciptakan beberapa prajurit bayangan cermin, yang tak kalah hebatnya dengan Transformasi Liar.
“Aku baru-baru ini juga membaca catatan dalam 《Kodeks Pendeta》, ras Bimon serangga sudah punah sejak Perang Dewa-Iblis sepuluh ribu tahun yang lalu, tak kusangka hari ini bisa melihat satu-satunya keturunan Bimon serangga yang tersisa.” Ai Wei'er menggenggam tangan kecil Ning Yu dengan gemetar, untung saja gerombolan sigung tak tahu diri tadi hanya berdebat dan tidak memanfaatkan jumlah mereka untuk mengganggu belalang sembah tak mencolok itu, kalau tidak pasti berakhir tragis.
“Bukan hanya satu ras yang hilang, perang adalah ancaman terbesar bagi ras-ras berakal budi!” Kepala Suku Penyu Sisik mengelus-elus janggutnya yang memutih, “Suku Bimon dulunya adalah ras yang sangat perkasa, bahkan nama Bimon pernah menjadi sinonim untuk ras darat. Tapi karena pembantaian dan kerusakan perang, peradaban gemilang dan sejarah panjang semuanya lenyap bagaikan asap.”
“Anda yang berumur panjang ini pasti pernah mengalami beberapa perang besar itu, kan?” tanya Ai Wei'er penasaran.
“Selain Perang Dewa-Iblis, aku juga menyaksikan Perang Darat-Laut dua ribu tahun lalu dan Pertempuran Hyjal seribu tahun yang lalu. Banyak ras unggul seperti Bimon burung Bordir, Bimon air dari ras Bimon, serta satu-satunya ras binatang terbang yaitu manusia kelelawar Warronbal... Ah...” Kepala Suku Penyu Sisik menghela napas panjang.
“Suku Hijau konon populasinya sangat sedikit saat ini, dan setiap manusia belalang adalah pelatih ilmu pedang untuk pasukan Kerajaan. Mengapa Anda bisa memiliki empat murid biksu sekaligus? Mengapa pasukan tidak merekrut kalian?” Ning Yu bertanya.
“Suku belalang memiliki tradisi aneh. Pengantin perempuan belalang akan memakan kepala pengantin pria pada malam pernikahan. Setelah penurunan panjang, jumlah Suku Hijau telah menyusut drastis dan hampir punah.” Biksu Daimalu Andulan menghela nafas: “Murid-muridku justru melarikan diri dari rumah karena takut tradisi mengerikan pemenggalan kepala pada malam pengantin di sukunya. Mana berani mendekati pasukan untuk direkrut?”
“Meninggalkan keluarga sendiri katanya konsekuensinya sangat berat.” Ai Wei'er berkata.
“Dibandingkan nyawa, aturan keluarga tak berarti itulah dosa terbesar.” Mata Kepala Suku Daimalu memancarkan kilau kebijaksanaan.
“Aku setuju. Kami akan membantu merahasiakan ini.” Ning Yu tersenyum: “Bila Anda sudah mempercayai sesama Bangsa Laut sebanyak ini, kami dua junior Bangsa Laut juga harus menunjukkan sedikit kesungguhan pada sesepuh terhormat seperti Anda.”
"Kita hanya bisa menghabiskan sisa hidup di padang gurun yang sepi, tidak berani memasuki wilayah kota Bimon. Kekhawatiran kami adalah ketahuan oleh Suku Partai Hijau atau pihak kerajaan. Mengingat hubungan khusus kedua gadis kecil ini dengan Tuan Tanah, aku si kakek Daikui ini harus mengorbankan muka tua ini. Awalnya kami pikir harus terus mengembara mencari tempat berlabuh berikutnya, terima kasih Dewa Laut Neptunus, akhirnya bertemu dua orang sebangsa." Kakek Daikui tersenyum.
BAB 22 ILUSI TULANG AYAM
"Tidak apa-apa." Ning Yu tersenyum lembut: "Kita bisa bertetangga mulai sekarang. Kebetulan kami kekurangan dukun, kehadiran kalian justru akan membuat Tuan Tanah senang bukan main."
"Di wilayah inti Dataran Liar Donau ada banyak ogre dan goblin. Kerajaan Bimeng pasti tahu tentang daerah sarang perampok ini. Sejujurnya aku sangat heran mengapa tanah apanase Tuan Tanah berada di sini." Orang Daikui mengerutkan mulut keriputnya, tersenyum penuh makna.
Guo Guo yang sedang mengunyah kacang tiba-tiba mengetuk-ngetuk dadanya yang kecil mendengar perkataan Kakek Daikui.
"Makhluk kecil yang menggemaskan." Kepala Suku Daikui tertawa terbahak, merasa makhluk kecil ini sangat menghibur.
Anak babi kecil menjilat-jilat mulutnya, dengan angkuh menyemburkan cangkang kacang. Pantat bulatnya bergoyang sambil membelakangi ketel tembaga, dari mulutnya menyemburkan serangkaian Panah Air.
“Dang dang dang!” Suara deras hujan memukul jendela bergemuruh seperti ledakan kacang. Sebuah helm tembaga kuno berlubang-lubang seperti saringan, memancurkan air deras yang memadamkan api unggun di bawahnya dengan desisan dan kepulan asap.
“Demi Neptunus! Monster apa ini!” Kakek Penyu Belimbing bangkit perlahan dari kursinya, gigi ompongnya yang bolong ternganga lama di udara.
Beberapa bikri belalang Suku Hijau di belakangnya hampir melotot hingga mata mereka meletus.
“Kepala suku, kekuatan kami jauh lebih dari segini.” Ning Yu menyeringai nakal pada sesepuh itu sambil mengedipkan mata.
Sebenarnya Ning Yu juga heran, kenapa hari ini Katiusha aneh? Mengeluarkan rangkaian Panah Air magis tanpa perlu disusui dulu?
“Sejak kalian menyeberangi Sungai Sanggan, kami sudah mengawasi dari bukit. Pasukan itu memang gagah! Makhluk kecil imut ini juga sangat kuat! Sekarang aku mulai mengerti kenapa Kerajaan berani memberikan wilayah ini kepada Tuan Tanah misterius.” Mata Kepala Suku Penyu Belimbing tertancap pada anak babi itu, menggeleng takjub: “Tak kusangka, tak kusangka...”
“Kepala suku, bagaimana kalian bertahan di antara gerombolan perampok? Meskipun Suku Hijau kuat, jumlah kalian terlalu sedikit!” Ai Wei'er juga penasaran.
“Kami menghargai kehidupan. Biksu dan pendeta, bagaimanapun juga bisa menyembuhkan beberapa penyakit. Ogres dan goblin juga bentuk kehidupan, jadi mereka takkan menyakiti beberapa biksu tak berbahaya, apalagi yang bisa membantu mereka.” Kepala Suku Kura-Kura terkekeh sambil mengangkat tangan: “Kuncinya adalah kami benar-benar terlalu miskin.”
“Harmoni dan hidup berdampingan tentu yang terbaik.” Ning Yu mengangguk setuju.
Orang tua kura-kura itu tersenyum anggun, terus-menerus mengangguk.
Hidup selalu penuh ironi dan kontras. Kalimat Ning Yu yang baru saja diucapkannya langsung memberikan pukulan kecil bagi kebaikan hatinya.
Seorang manusia landak terhuyung-huyung masuk ke dalam gua tanah, terjatuh di lantai.
“Bahaya! Bahaya!” Manusia landak itu berguling-guling di lantai, berdiri dengan muka penuh debu, menunjuk ke luar gua dengan wajah pucat: “Nyonya! Nyonya! Ada sekawanan besar goblin perampok datang merampas kawanan hewan kita!”
“Bodoh!” Ai Wei'er langsung melompat berdiri. “Suku Kunk ditambah suku Palung Pelangi kalian total lebih dari dua ratus orang, kok takut pada gerombolan goblin yang ukurannya hampir sama dengan kalian? Ke mana kepandaian kalian bertengkar dengan belalang sembah Hijau tadi? Apa kalian hanya jago ngomel saja?”
“Tapi gerombolan goblin ini juga ada lebih dari seratus!” Keringat manusia landak itu mengucur deras.
“Dua lawan satu, masih tidak bisa menang? Bagaimana dengan Karu? Dia sendiri tidak bisa mengalahkan seratus Goblin?” Ai Wei'er mengerutkan alisnya.
“Karu si bodoh kalah dan kabur…” Manusia Landak bernapas tersengal-sengal.
“Apa?” Ning Yu juga berdiri: “Karu si ogre tidak bisa mengalahkan sekelompok Goblin? Dasar bodoh!”
“Bukan, bukan…” Manusia Landak menelan ludah gugup: “Goblin-goblin ini semuanya Goblin Beruang!”
“Oh… Kampas…” Ning Yu merasakan dingin mengalir di punggungnya.
Guo Guo yang sedang berbagi kacang dengan anak babi menggerakkan telinga besarnya, berhenti bergerak.
Anak babi mengendus-endus pemimpinnya, mengeluarkan dengus meremehkan dari hidung.
Cakar Guo Guo menggenggam kacang. Diputar, kacang itu hancur.
Ning Yu dan Ai Wei'er bahkan tidak sempat berpamitan dengan Kepala Suku Kura-kura Andulan, langsung berlari keluar gua. Dari pematang sawah mereka memandang ke bawah - pemandangan mengenaskan terhampar di lapangan merah kaki bukit.
Lebih dari seratus Goblin Beruang berwajah beruang dan bertubuh raksasa mengayunkan gada berduri, memburu Manusia Landak dan Sigung yang berlarian. Orang-orang Beastman Bimon yang tingginya hanya setengah mereka berteriak panik, saling menabrak dan menginjak-injak.
Para anak lelaki dan pemimpin manusia landak bersama beberapa prajurit landak pemberani melakukan perlawanan sia-sia dengan mengandalkan tunas tanah merah yang kokoh. Tombak yang mereka lembuskan menusuk dada goblin beruang ini, namun dengan mudah dicabut oleh mereka. Setelah menjilati darah di lidah, tombak-tombak itu langsung dilempar ke tanah.
Lebih dari lima puluh goblin beruang menggunakan taktik pengepungan untuk menghimpit sekelompok besar anak-anak lelaki dan perempuan ke sisi lereng tinggi. Wajah setiap goblin beruang memancarkan cahaya mesum dan serakah.
Perasaan goblin terhadap Bimon dan manusia sangat kompleks. Sebagai kaum pengembara, mereka mendambakan kehidupan makmur dan damai yang dimiliki Bimon dan manusia.
Namun benteng kokoh manusia dan ksatria gagah berani membuat mereka gentar. Kekuatan prajurit Bimon juga jauh melampaui kemampuan mereka. Karena itu, goblin hanya bisa memuaskan keinginan mereka dengan menjadi perampok. Mengganggu Bimon atau manusia yang terpisah adalah kegiatan favorit setiap goblin.
Sangat jarang melihat perempuan manusia muncul di Dataran Liar Donau. Kehadiran begitu banyak gadis kecil cantik secara tiba-tiba membuat para goblin beruang ini menjadi sangat bersemangat.
Perampok Goblin di sini jauh berbeda dengan Goblin kecil gemuk seperti tikus yang pernah ditemui di perbatasan padang rumput. Suku perampok Goblin di pedalaman padang gurun memiliki wilayah mereka sendiri, jumlah dan kekuatan mereka bahkan membuat suku ogre yang perkasa pun merinding.
Goblin Beruang yang muncul tiba-tiba ini bertubuh tinggi dan ganas, dengan gerakan gesit. Mereka adalah yang terbaik di antara semua makhluk mirip Goblin, dan juga yang paling kuat. Nama mereka berasal dari wajah mirip beruang, meskipun sebenarnya tidak memiliki kekuatan alamiah seperti Suku Bier, namun tinggi badan mencapai 2 Ren dan berat lebih dari 200 pon sudah cukup menjamin kekuatan mereka yang brutal.
Manusia Landak dan Musang hanya menjadi potongan daging berdarah di bawah pentungan mereka, sama sekali tidak bisa mengorganisir perlawanan efektif. Dalam sekejap, sudah banyak sosok berlumuran darah bergelimpangan di depan Tebing Tanah Merah, jeritan kesakitan dan teriakan maut bersahut-sahutan. Di gua-gua tebing tanah merah masih banyak manusia Landak dan Musang yang kini kehilangan keberanian untuk bertengkar dengan Belalang Sembah Hijau tadi, semua mengkerut ketakutan kembali ke dalam gua, tidak berani menjulurkan kepala.
Kawanan Hewan Luo Sha dan kijang gemuk dikepung ketat oleh lima puluh lebih Goblin Beruang lainnya. Beberapa Goblin Beruang menyelinap masuk ke kawanan hewan, menggigit tenggorokan Hewan Luo Sha lalu meneguk darah segar dengan lahap.
"Oke! Oke!" Semua Goblin Beruang mengangkat gada berduri di tangan mereka, bersorak gembira. Panen besar ini bahkan tidak menemui perlawanan yang berarti. Semua Goblin Beruang terlihat sangat bersemangat.
Mengapa ada campuran manusia dan Bimon dalam kelompok ini, para Goblin Beruang sama sekali tidak peduli. Kemenangan mutlak telah membuat darah mereka mendidih dan membara.
"Makhluk terkutuk! Hentikan tangan kotor kalian yang berlumuran darah!" Ai Wei'er berdiri di tebing tinggi, memandang marah ke pemandangan mengerikan di bawah, suaranya melengking tajam.
Semua Goblin Beruang perlahan mengangkat kepala, pandangan kacau mereka seperti api unggun yang disiram brendi panas, menyala bukan hanya dengan nafsu tapi juga kebejatan tak bertepi.
Seperti angin puyuh, setidaknya selusin Goblin Beruang menyerbu lereng tebing merah, mengincar dua gadis cantik.
Gada di tangan Goblin Beruang telah dilempar, tangan mereka bergesekan tak sabar, air liur menetes, mengepung dari segala arah. Goblin Beruang di bawah tebing juga menghentikan pengepungan terhadap manusia landak dan sigung, mulai menonton.
Siulan nakal bergema silih berganti.
Goblin beruang yang berlari paling cepat ini adalah yang terkuat di antara gerombolan goblin, bulu hitam berantakan terlihat dari baju kulitnya yang compang-camping, air liur menetes deras dari mulut lebar dengan gigi kuning kehijauan.
Goblin beruang ini seolah sudah membayangkan dirinya sedang menindas dua gadis cantik dalam pertarungan berguling-guling, tonjolan besar menggelembung di selangkangannya.
Ai Wei'er melihat gerombolan goblin beruang yang ganas seperti serigala ini menerjang, mantra pendek khas bangsa laut langsung dikumandangkan, panah air serangan magis dasar langsung melesat dari tangannya.
Putri duyung kecil yang selalu dimanja ini tak pernah mengalami pertarungan jarak dekat dengan musuh sebelumnya; saat suku kata magis baru mulai keluar dari mulutnya, gerombolan goblin beruang itu sudah mencapai lereng bukit, ketika panah airnya meluncur, goblin beruang tercepat itu sudah berada lima langkah di depannya.
Jantung Ai Wei'er berdebar kencang, panah airnya malah meleset, menyambar pipi gepeng goblin beruang itu dan membawa serta segumpal rambut kusut.
"Penyihir!" Teriakan serentak pecah dari gerombolan goblin beruang yang sedang berlari mencari keuntungan ini, mereka mengerem mendadak dan berhenti serempak.
Penyihir selalu menjadi mimpi buruk bagi ras mana pun, dengan mudah memanggil kekuatan alam yang agak dalam candaan, bahkan makhluk terkuat pun akan berubah wajah. Meskipun ini pertama kalinya para Goblin menyaksikan sihir legendaris yang menakutkan terpampang di depan mata, mereka langsung menyadari bahwa gadis yang terlihat lemah dan cantik ini tak lain adalah Penyihir terkenal dari Benua.
Sekalipun belum pernah makan daging Hewan Luo Sha, setidaknya pernah melihat cara berjalannya. Pengetahuan dasar seperti ini masih dimiliki para Goblin.
Goblin Beruang yang nyaris tertembak Panah Air itu terjatuh dengan pantatnya menyentuh tanah, wajahnya pucat pasi.
Terdengar teriakan, para Goblin Beruang yang tinggal di bawah lereng tinggi tanah merah segera melemparkan beberapa perisai kayu bundar kasar. Benar-benar perampok profesional, setelah sesaat tertegun, para perampok Goblin ini cepat bereaksi. Beberapa Goblin Beruang yang berlari ke atas lereng dengan hati-hati mengambil kembali pentungan berduri yang baru saja mereka buang sambil tetap memegang perisai kayu.
Meski Penyihir itu kuat dan menakutkan, di sekelilingnya tidak ada pengawal prajurit kuat. Penemuan ini membuat para Goblin Beruang yang sempat ciut nyali mulai bergerak lagi, meski tidak seserampangan sebelumnya. Sepuluh lebih Goblin Beruang dari bawah lereng bergabung dalam formasi pengepungan yang lebih berhati-hati.
Ai Wei'er tidak berhasil mengenai sasaran dengan Panah Air pertamanya, saat itu hatinya berdebar kencang, kedua kaki panjangnya gemetar tak terkendali.
Goblin beruang ini berwajha sangat mengerikan, wajah mereka seperti pernah dipukul keras, dari alis hingga mulut terdapat cekungan besar berbentuk bulan sabit, anggota badan mereka kekar dan berbulu lebat.
Ai Wei'er gemetar membacakan mantra panggilan, suara gigi yang saling beradu sama jelasnya dengan pengucapan mantra.
Kilatan cahaya muncul, Goblin beruang melihat sekeliling mereka dikelilingi prajurit Elephant Olefin yang gagah dan bermata dingin, sinar pedang tajam yang mereka pegang membuat udara di tebing merah ini menjadi menusuk dingin.
Seluruh Goblin beruang menarik napas panik, mundur beberapa langkah sambil berbalik dan lari pontang-panting.
Goblin adalah makhluk yang suka mengintimidasi yang lemah, bahkan Goblin beruang yang bertubuh besar pun demikian. Ketika musuh jumlahnya sedikit, mereka bisa menunjukkan kemampuan tempur luar biasa. Tapi begitu menghadapi lawan kuat yang jumlahnya lebih banyak, reaksi pertama mereka pasti melarikan diri.
Jika hanya ada 2-3 prajurit Elephant, mungkin Goblin beruang masih bisa mengandalkan jumlah untuk bertahan. Namun menghadapi pasukan Elephant Olefin sebanyak ini, keberanian mereka lenyap bagai hujan di gurun pasir.
Meskipun Goblin Beruang tidak tahu mengapa para prajurit gajah ini tiba-tiba muncul, kebiasaan sebagai perampok selama bertahun-tahun membuat mereka langsung bereaksi. Beberapa Goblin Beruang di barisan belakang melemparkan tongkat berpaku mereka ke arah para prajurit gajah, sementara sisanya dengan gesit melompat turun dari tebing tanah merah secara beramai-ramai.
Tak satu pun Goblin percaya tongkat berpaku mereka bisa melukai prajurit Elephanten yang perkasa ini. Aksi ini hanyalah refleks alam bawah sadar untuk mengulur waktu melarikan diri.
Seluruh keberanian Goblin Beruang langsung lenyap ketika tongkat berpaku mereka mengenai tubuh para prajurit Elephanten.
Tongkat berpaku yang dilemparkan dengan kekuatan penuh justru membuat tubuh para prajurit Elephanten berubah menjadi riakan gelombang ilusi.
Prajurit gajah yang menakutkan itu tiba-tiba menghilang, sama misteriusnya dengan kemunculan mereka yang dramatis, lenyap ditelan udara.
Goblin Beruang di bawah tebing tanah merah yang semula sudah siap kabur, tertegun melihat hasil tak terduga ini. Mereka saling pandang dan mulai berdiskusi dengan suara bergumam.
Beberapa Goblin Beruang di barisan belakang memandang kosong ke arah tangan mereka sendiri, terpaku tak percaya.
Seorang Goblin Beruang yang lari lebih cepat mulai memperlambat langkah, menengok ke belakang penuh keraguan, lalu perlahan kembali mendekat.
Kilatan riak muncul lagi, prajurit gajah raksasa yang menghilang tiba-tiba muncul kembali.
BAB 23 GAJAH RAKSASA MENYEBERANGI SUNGAI
Nasib Karu benar-benar sial sampai ke puncak.
Perampok di padang gurun telah membagi wilayah kekuasaan masing-masing. Kelompok lemah hanya bisa berkeliaran di perbatasan paling berbahaya, mencari kesempatan menjarah sambil menghadapi operasi pembersihan rutin dari pasukan Bimon.
Di pedalaman padang gurun berbeda. Luasnya wilayah menjadi tempat persembunyian ideal. Pasukan Bangsa Manusia Berbulu Bimon tak punya waktu dan tenaga untuk membersihkan goblin dan ogre di area seluas itu. Perampok di pedalaman berkembang biak seperti lalat, menjadikan padang gurun sebagai surga mereka. Suku goblin dan ogre di pedalaman terdiri dari prajurit-prajurit terkuat dan paling gagah berani. Perampok tua dan lemah seperti Karu hanya punya dua pilihan: pergi dengan sukarela atau dibunuh sebagai makanan oleh sesamanya.
Saat gerombolan Goblin Beruang muncul, rumput kering menutupi pasukan belakang mereka. Karu hanya melihat dua Goblin Beruang pengintai di depan.
Dua Goblin Beruang ini jelas mewarisi sifat perampok padang gurun. Begitu melihat begitu banyak "loli" (PS: dalam Bahasa umum Aiqin berarti "gadis kecil"), mata mereka langsung terbelalak. Air liur mengalir deras dari celah-celah mulut mereka.
Goblin memiliki dua celah vertikal di sudut mulut mereka, dengan bekas mengilap yang tergantung sepanjang tahun, hasil campuran air liur dan ingus yang melimpah. Inilah ciri khas Goblin saat melihat mangsa yang mereka idamkan.
Selera estetika hampir semua makhluk di benua ini seragam, tidak ada perbedaan meskipun berasal dari ras yang berbeda.
Ketika dua Goblin ini menyibak tumpukan rumput liar dan berjalan keluar dengan sikap angkuh, garis putih menetes terlihat di tanah merah di bawah kaki mereka.
Awalnya Karu mengira ini hanya dua perampok Goblin yang berkeliaran di padang gurun. Di masa mudanya, Karu pernah seperti mereka, membentuk kelompok besar kecil dengan teman-temannya dan mengembara di padang gurun.
Sama seperti Karu, semua penggembala landak dan sigung yang sedang sibuk mengumpulkan ternak juga melihat dua Goblin bertubuh kekar ini, cambuk penggembala di tangan mereka terjatuh ke tanah.
Di antara ras Bimon, kelemahan suku-suku bawahan sangat nyata. Ketika menghadapi musuh kuat yang tak tertandingi, suku-suku bawahan ini biasanya yang paling cepat hancur. Ras-ras lemah ini sama sekali tidak mampu bertempur di medan perang, selain hanya bisa menjadi tenaga logistik, mereka pada dasarnya tidak memiliki keberanian tempur.
Ras-ras lemah ini juga merupakan makhluk malang yang hampir punah di antara ras Bimon. Bahkan siput dari Banteng Berbual di Suku Berbual, beruang Kola dari pria beruang Prier, meski berasal dari ras kuat, karena kelemahan alami mereka, populasi mereka juga sangat sedikit tanpa terkecuali.
Anehnya, ketika berhadapan dengan ras yang lebih lemah dari mereka, mereka masih senang menunjukkan keberanian mereka.
Melihat pentungan besar di tangan dua Goblin Beruang, para penggembala landak dan sigung mengangkat tombak berduri di sekitar mereka. Sambil mundur, mereka berteriak keras-keras, berharap bisa menakuti kedua perampok bermaksud jahat ini.
Karu merasa inilah saatnya menunjukkan diri. Meski sedikit dirugikan karena harus melawan dua Goblin Beruang sekaligus, dengan banyaknya landak dan sigung di sekitarnya, Karu yakin bisa memenangkan pertempuran ini.
Belakangan ini kesadaran Karu sangat tinggi. Tuan Richard-nya dan beberapa nyonya pemilik toko begitu perkasa, didukung prajurit Panda dan prajurit Werwolf yang tangguh. Karu merasa sama sekali tidak boleh kehilangan 'kaki besar' ini.
Meski tidak memiliki pentungan kayu besar yang memadai, Karu nekat mengambil batang pohon kering di sekitarnya dan menerjang. Sebelum sampai di tengah jarak lari, hatinya sudah jatuh ke lubang anus.
Di garis rumput liar yang panjang terdengar suara "gesek-gesek", kelompok besar Bugbear berbaju zirah kulit compang-camping membawa pentungan berpaku dan perisai kasar berjalan terus-menerus keluar dari semak belukar tinggi.
Kerumunan Bugbear yang padat membuat betis Karu kram.
Fakta bahwa suku goblin di padang gurun bisa berbagi wilayah dengan ogre sudah membuktikan kekuatan mereka.
Dua penjaga Bugbear tidak memberi kesempatan Karu lengah, pentungan mereka mengayun dengan desisan "hu hu" langsung menghantam kepala buruk Karu.
Dengan suara "plok" yang tumpul, dua celah terbuka di sisi kiri dan kanan kepala Karu. Ia langsung melemparkan batang pohon kering, memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa ringan, telinganya berdengung seperti lebah masuk, tak bisa mendengar lagi.
Di sela-sela jari yang menutupi luka, Karu merasakan selain gumpalan besar yang mengalir keluar, ada benda tajam menusuk tangannya.
Membuka telapak tangan, di antara genangan darah biru terlihat sebuah duri kayu.
Itu adalah pecahan pentungan Bugbear yang patah saat diayunkan terlalu keras tadi.
Karu langsung panik, berbalik dan lari meninggalkan jejak genangan darah biru panjang di tanah merah gembur.
"Tidak lama berlari, Karu sudah terengah-engah berhenti. Goblin Beruang tidak mengejar. Karu tahu mereka pasti tidak akan mengejar - begitu banyak gadis kecil dan ternak, tidak ada perampok goblin yang mau mengejar ogre yang kabur."
Karu mengorek tanah di bawah kakinya, menepuknya ke kening, akhirnya berhasil menghentikan pendarahan.
Setelah terdiam bengong beberapa saat, angin malam yang dingin perlahan mengeringkan genangan darah di wajahnya. Karu mengelupas kerak darah kering yang membeku di rambut dan wajahnya.
"Haruskah memberitahu Gud atau kabur sendiri?" Pikiran Karu yang dingin karena angin akhirnya sadar, mulai mempertimbangkan masalah krusial ini.
Setelah menimbang-nimbang, Karu memutuskan lebih baik menyelamatkan diri sendiri. Menghadapi begitu banyak Goblin Beruang, menurutnya bahkan Gud dan kawanan pun tidak akan mampu.
Dengan tubuh lelah, Karu tiba di tepi Sungai Sanggan saat hari sudah gelap. Memandang kilauan air sungai, Karu hampir ingin menangis - betapa sulitnya mendapat perlindungan orang penting, kini terlepas lagi.
"Sekarang pastinya di Bukit Merah sedang ada pesta pora Goblin Beruang." Karu melirik ke belakang dengan sedikit iri, lalu menunduk mencari perahu rotan yang ditinggalkan sebelumnya di tepi sungai.
Bulan raksasa "Shampa" bersembunyi di balik awan tebal, mata ogre yang terkenal lemah. Karu menyipitkan matanya mencari perahu rotan untuk menyeberangi sungai, beberapa kali hampir terpeleset ke air. Ogres terkenal takut air, Karu menutupi dadanya dan duduk di tepi sungai.
Tidak bisa pergi, juga tidak bisa kembali. Air mata mengalir deras dari mata besar Karu yang kabur, membasahi alang-alang di depannya.
Mata kabur Karu menatap lagi ke atas, di permukaan sungai yang luas muncul titik-titik hitam yang semakin mendekat.
Apakah itu perahu? Karu mengusap matanya, merasa itu tidak terlalu mirip.
Titik-titik hitam itu semakin mendekat di sungai yang terbuka, suara tawa riang dan percakapan samar terdengar. Karu merangkak di antara alang-alang, takut sampai tidak berani bergerak.
Di padang gurun, bagi ogre yang terpisah dari kelompoknya, semua makhluk adalah musuh.
Sungai Sanggan yang beruap meski dalam masa istirahat musim dingin, arusnya tetap deras. Air lelehan gletser dari gunung es bisa menghempas perahu mana pun. Karu yang bersembunyi di alang-alang melihat titik-titik hitam di air itu bagai batu karang yang kokoh, terus bergerak perlahan meski arus menggelora di sekitarnya.
Bulan "Sampa" perlahan muncul dari balik awan, sinar dinginnya terbelit oleh mendung yang bergerak lambat di langit.
Suara "cemplang" yang membelah permukaan air semakin keras. Karu diam-diam membelah akar alang-alang di depannya, kedua matanya yang besar masih berlinang air mata terbuka lebar, bahkan lupa bernapas.
Di permukaan sungai terlihat belasan kepala makhluk raksasa, belalai besar mereka miring menunjuk langit, di punggung lebar mereka duduk para Bimon gagah yang sedang bercengkerama.
Cincin cahaya besar yang berkilauan seperti "Sampa" menyapu kabut di atas riak air, menyelimuti mereka.
Malam di padang gurun sejuk bagai air, terutama Sungai Sanggan yang berasal dari lelehan gletser. Uap air yang mengepul membawa hawa dingin menusuk tulang, namun Orang-orang Beastman Bimon ini membiarkan dada lebar mereka terbuka, tetap bercanda riang.
Makhluk raksasa yang berjalan di air mulai menginjak tepian yang semakin dangkal, tubuh raksasa mereka perlahan muncul dari permukaan sungai.
Karu menyumpal tangannya ke mulut, menahan gigi yang gemertak keras.
“Aku melihat sekumpulan mammoth berbulu panjang yang mengerikan! Tubuh mereka lebih dari lima meter, diselimuti bulu tebal yang berkilauan. Tetesan air keperakan jatuh dari bulu licin mereka. Tanah lunak di tepi sungai langsung ambles membentuk jejak kaki besar saat diinjak. Melihat gading spiral yang miring di mulut mammoth itu, Karu hampir pingsan.”
“Mammoth-mammoth ini berjarak lebih dari sepuluh langkah dari Karu, tapi Karu sama sekali tidak bisa melihat langit di depannya lagi.”
“Dari platform kayu di punggung mammoth raksasa, sesosok-sosok tubuh besar terus turun. Karu memperkirakan, tubuh para sosok kuat itu setidaknya dua kali lebih besar darinya, seorang ogre.”
“Astaga! Siapa semua Bimon ini? Bahkan prajurit Elephant pun tidak sebesar ini!” Karu menarik napas tersengal-sengal, tubuhnya gemetar ketakutan.
“Obisilachi! Akhirnya sampai di tempat sialan ini!” Teriakan kasar itu menyedot kembali jiwa Karu yang nyaris lepas.
“Seekor mammoth dengan lembut menekuk kakinya yang sebesar pilar Doric. Dua sosok manusia memegang telinga seperti kincir angin mammoth itu, turun perlahan dari belalainya yang lebar.”
“Kedua sosok ini, satu kecil mungil, satu lagi kekar berotot.”
Mata Karu tak bisa lagi menahan air mata yang menyembur deras, suara ini terlalu familiar.
Mimpi buruk di masa lalu, kini, Karu menyebut suara ini sebagai melodi surgawi.
“Tuan Richard...” Rengekan gemetar Karu terdengar saat dia tiba-tiba berdiri dari alang-alang, menjerit histeris.
Gerombolan bayangan hitam tinggi besar segera mengurungnya, pedang besar yang memantulkan sinar bulan di tangan mereka membuat perkataan Karu terpotong separuh. Pedang-pedang besar ini mengerikan, bilah melengkung dengan lengkungan menakutkan yang memantulkan angin beku menyelimuti padang gurun hingga berubah menjadi gletser dalam sekejap.
“Aku Karu! Tuan! Nyonya Helen! Aku Karu! Budak ogre kalian, Karu!” Karu melompat-lompat, melontarkan jeritan menyakitkan seperti Hewan Luo Sha yang hendak disembelih.
Bayangan-bayangan hitam yang mendekat berhenti. Dada Karu naik turun dengan gugup, tubuhnya terkulai di tanah, matanya yang penuh kengerian menatap sekumpulan Orang-orang Beastman Bimon yang tak terlihat wajahnya di hadapannya.
Terlalu kuat! Karu memandang lengan-lengan Bangsa Manusia Berbulu itu, lalu melihat lengannya sendiri. Ia merasa seperti ayam hutan yang tersesat di tengah kawanan burung unta.
Sinar lembut menusuk kegelapan. Liu Zhenhan muncul di sisi Karu yang compang-camping, tangannya mengangkat Mutiara Malam yang berpendar.
Darah di muka Karu membuatnya memicingkan matanya.
Bab 24 Kembalinya Pilar Penopang
Tebing Tanah Merah Feilengcui.
Menghadapi prajurit gajah yang menghilang secara misterius lalu muncul kembali, beberapa pemimpin di antara perampok Bugbear mengumpulkan kepala berbulu mereka, berdiskusi dengan bahasa Goblin sambil menggerakkan tangan dan menyemburkan ludah.
Penemuan tak terduga ini menimbulkan perbedaan pendapat di antara para Goblin.
Namun setidaknya satu hal pasti: ketakutan awal para perampok Bugbear telah berkurang drastis.
Sekelompok Bugbear lain naik ke tebing dengan hati-hati, melemparkan gada mereka ke arah prajurit gajah lalu lari pontang-panting.
Seperti sebelumnya, ilusi itu menghilang dan muncul kembali.
Patung-patung prajurit gajah ini tak lagi menakutkan bagi para Bugbear, membuat niat melarikan diri mereka mulai goyah.
Kebuntuan, kebuntuan yang berkepanjangan.
Diskusi tegang terus berlanjut di antara para Bugbear.
Api unggun menyala, bulan malam mulai naik ke langit, namun hati Ning Yu perlahan-lahan tenggelam ke dasar jurang.
Ilusi prajurit gajah tetap dingin dan realistis, bisa berjalan dan bergerak, namun sama sekali kehilangan daya gentar yang seharusnya.
Setelah beberapa kali percobaan berulang, para pemimpin Bugbear akhirnya sepakat: prajurit gajah ini hanyalah trik kecil penyihir, sekadar hiasan penggertak belaka.
Setelah pengumuman ini, sorak-sorai meledak dari kerumunan Goblin. Semua Bugbear membusung dada dengan percaya diri ekstrim. Hewan Luo Sha yang gemuk-gemuk diseret dari kawanan, disembelih dan dipanggang di api unggun. Gerombolan Bugbear hitam yang mengusap minyak di bibir itu kembali menapaki jalan setapak menanjak di tebing merah.
Ning Yu benar-benar ingin menangis tapi tak keluar air mata.
Ilusi hanya memiliki efek intimidasi, menanamkan ketakutan di hati musuh. Tapi prasyaratnya harus ada kekuatan besar yang mengawal, agar bisa dimaksimalkan. Sekarang tanpa satu pun Pengawal yang ahli bela diri, penggunaan ilusi berulang-ulang justru membuktikan tebakan Goblin-Goblin yang ragu-ragu ini, sama sekali tak ada efek menggentarkan lagi.
Ai Wei'er terus melepaskan Panah Air beruntun untuk menghalau gerombolan perampok Goblin yang seperti lalat ini. Perisai kayu bulat yang dibawa Bugbear ternyata efektif - meski dibuat kasar, ketebalannya membuat perisai hanya retak seperti jaring laba-laba saat ditembus Panah Air, tak sampai tembus. Beberapa Goblin sial tertembak dan terjatuh, tapi kerugian ini belum cukup untuk meluluhkan moral perampok.
Di antara semua elemen sihir, serangan elemen air memang yang paling lemah daya hancurnya.
Mantra serangan besar elemen air, menurut tingkat kemampuan Ai Wei'er saat ini, harus dipanggil melalui gulungan sihir. Dengan panik yang hampir tak terkendali, ia berhasil memanggil prajurit elemen air dengan susah payah, namun belum sempat melancarkan serangan sudah tenggelam dalam hujan pentungan yang dihujamkan para Goblin beruang. Bukan karena "Boundary Cultivation"-nya memiliki kemampuan resistensi fisik, mungkin Ning Yu dan dirinya sudah celaka dalam hujan pentungan ini.
Ai Wei'er baru menyadari betapa besar unsur kebohongan dalam kemenangan yang diraih selama latihan serangan sihir bersama penjaga hiu sihirnya.
Untuk pertama kalinya, si manja yang keras kepala ini menyesali kenapa selama ini tidak serius melatih kekuatan magisnya.
Ai Wei'er yang napasnya tersengal-sengal menatap Ning Yu dengan tegang, sorot matanya yang menyipit memperjelas kedatangan para Goblin beruang yang perlahan mendekat sambil membawa perisai kayu bulat.
Napas Ning Yu juga terasa tertahan dan berat, butiran keringat diam-diam mengalir di pelipisnya.
Ekspresi mereka berdua jelas terpantau oleh para perampok Goblin ini.
Ternyata Penyihir tidak sehebat yang dibayangkan! Goblin-goblin beruang itu kembali bergemuruh.
Tangan Ning Yu dan Ai Wei'er erat menggenggam, keduanya merasakan telapak tangan masing-masing basah oleh keringat.
Goblin beruang menggunakan taktik pengepungan biasa mereka, melalui jalan setapak di lereng tanah merah, dari atas ke bawah memblokir jalan mundur kedua gadis cantik. Jika bukan karena sedikit ketakutan tersembunyi terhadap prajurit gajah patung yang diam seperti batu, gerombolan goblin beruang ini sudah lama menyerbu.
Beberapa goblin beruang mengayunkan pentungan berduri, membawa obor masuk ke dalam lubang gua di samping. Segera terdengar jeritan kesakitan dan suara jatuh berat dari dalam gua.
Melihat gerombolan goblin beruang ini semakin mendekat langkah demi langkah, Ai Wei'er merasa bahkan keberanian untuk melepaskan panah air lagi sudah hilang.
"Ai Wei'er... bunuh aku dengan panah airmu!" Ning Yu juga mulai menunjukkan keputusasaan di mata indahnya.
"Meng...apa..." Gigi putri duyung itu gemeretak keras, wajah cantiknya pucat pasi, rambut emasnya dipenuhi kepanikan.
"Apakah kau ingin kotoran goblin ini mencemarimu?" Ning Yu tersenyum getir, matanya berkaca-kaca.
Dia mulai teringat pada Liu Zhenhan, ingatan yang tak terbendung.
"Tidak boleh!" Ai Wei'er mengayunkan tangan melepaskan semburan panah air, menjatuhkan seorang goblin beruang lagi, dengan tegas menolak saran Ning Yu.
Guo Guo dan anak babi Katyusha, dua Xiao Chusheng yang menggigit setengah cerutu belum dinyalakan di mulut, menyelusup keluar dari antara kaki Ning Yu dan Ai Wei'er, lalu berdiri dengan angkuh di garis depan pertempuran.
Guo Guo sambil lalu memungut tongkat berpaku dari tanah, badan tongkat besar yang kontras dengan proporsi tubuh mungilnya.
Anak babi itu mengangguk-angguk sambil mendengus, menggigit erat cerutu di mulutnya, ekor kecil di pantatnya berputar-putar dengan riang. Ia menoleh melihat dua gadis cantik, moncong kecilnya menggerak-gerakkan gerakan menghisap.
Wajah tembem Katyusha dipenuhi senyum licik yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.
Guo Guo memanggul tongkat berpaku besar, cakar kecilnya juga menunjuk hidung sendiri, mulut merah mudanya membuat gerakan menghisap dengan ekspresi memeras.
Ning Yu dan Ai Wei'er awalnya senang melihat dua binatang kecil ini muncul, tapi begitu melihat ekspresi mereka, hampir pingsan.
Di tengah kepungan para perampok Goblin Beruang yang mengancam, menyusui kedua makhluk ini - baik Ning Yu maupun Ai Wei'er, bukan saja tidak mau melakukannya, bahkan memikirkannya saja sudah membuat malu.
Sementara pihak sendiri sedang bernegosiasi, para perampok Goblin Beruang tidak tinggal diam.
Seorang Goblin Beruang pelopor mendengus dingin, mengayunkan tongkatnya dan menghantam dengan keras ke arah dua binatang kecil tak tahu diri ini.
Tongkat paku yang bergerak cepat mengaum di udara, siap menghiasi tubuhnya dengan dua nyawa kecil.
Siluet hijau melompat gesit, berguling di tempat, dua pedang bergerigi bersilangan menahan pukulan amarah yang dahsyat.
Sebelum Goblin Beruang ini sadar apa yang terjadi, kedua pedang bergerigi telah menyusur ke atas tongkat paku. Paku-paku di ujung tongkat beterbangan dengan dentingan "ceng-ceng", sementara tangan berbulu tebal si perampok Goblin Beruang yang memegang tongkat itu terpotong separuh.
Kilatan hijau pedang menyambar lagi. Teriakan Goblin Beruang tercekat tiba-tiba. Tenggorokannya telah terbelah dua oleh dua kilat pisau, darah hitam kotor menyembur tinggi.
Lima perampok Goblin Beruang di sekitarnya telah mengerumun sejak Guo Guo menyeret tongkat besar. Sekarang perhatian mereka tertuju pada sosok hijau ini. Dengan raungan ganas, mereka melangkah maju dan mengayunkan tongkat paku mereka ke arah makhluk yang tiba-tiba muncul ini.
Siluet hijau ini membawa dua pedang bergerigi, tanpa takut menghadapi beberapa pentungan besar berujung paku. Saat pedang bergerigi bertabrakan dengan pentungan, bilahnya tiba-tiba melipat ke dalam pergelangan tangan, menghindari benturan langsung. Dengan lompatan gesit, siluet hijau itu mendarat berlutut di depan gerombolan Goblin perampok yang sempoyongan setelah ayunan pentungan mereka meleset.
Dua pedang bergerigi itu tiba-tiba melepas dari pergelangan tangannya dengan suara mendesis keras.
Kilatan pedang hijau menyambar seperti petir, muncul kembali sekejap.
"DORR!" Lima Goblin perampok berbadan beruang roboh terlentang, tubuh mereka masih berkedut. Di perut masing-masing terbuka luka menganga yang menyemburkan darah segar.
Siluet hijau itu berdiri tegak. Di bawah sinar bulan, di punggungnya terlihat dua bendera tipis seperti membran dengan bercak bundar berwarna hitam.
"Klan Hijau!" Ning Yu berteriak kaget.
Goblin beruang pertama yang tenggorokannya terbelah masih berdiri terhuyung, tangan mencengkeram lehernya yang terluka. Darah kotor menyembur deras dari celah jari-jarinya yang terputus, mata bulatnya dipenuhi rasa tak percaya.
"Kilatan pedang hijau zamrud sekali lagi menyambar, sebuah tebasan horizontal membuat Goblin Beruang yang bertubuh kekar ini berputar di tempat, disusul tebasan berikutnya. Dari tengkuk hingga punggung Goblin Beruang terbuka luka mengerika yang sangat besar.
Dentuman tumpul saat tengkorak terbelah membuat semua orang merinding tak terkendali.
Sehelai rambut terakhir di tengkuk Goblin Beruang malang itu terlepas, lalu seluruh tubuhnya rubuh terjatuh.
Dua pedang bergerigi besar sang Pertapa Belalang Sembah kembali terkunci di pergelangan tangan dengan desisan. Darah dan cairan otak putih menetes dari lengannya satu per satu, meresap ke tanah merah.
"Meski aku mencintai kehidupan, aku tetap Bimon!" sang Pertapa Belalang Sembah mengerutkan alis, sorot matanya yang lebih tajam dari mata pedang menyapu para perampok Goblin Beruang yang perlahan mundur.
Luar biasa! Beberapa kilatan pedang hijau, lima prajurit terbaik suku sudah tumbang, hanya dengan lima tebasan! Tiga di antaranya bahkan menghujam tubuh satu Pasukan goblin pemberani.
Para Goblin Beruang terdekat menghindari tatapan sang Pendekar Belalang dengan wajah pucat pasi, anggota badan mereka serasa membeku.
Untuk pertama kalinya mereka tahu, ternyata pertapa Bimon malang ini adalah ahli yang menyembunyikan kemampuan!
Di mulut gua di jalan setapak, muncul tiga Bimon belalang yang persis sama dengannya, mata masing-masing menyimpan amarah yang tertahan, bagian dalam lengan mereka meneteskan cairan tertentu.
Di belakang mereka terlihat sekelompok sosok pendek mengintai. Hobgoblin yang baru masuk ke gua jelas mengalami nasib malang yang sama.
"Jangan takut!" Seorang pemimpin Goblin maju, mendorong Goblin di sampingnya.
"Mereka cuma beberapa Bimon! Prajurit Olefin juga cuma ilusi!" Teriak pemimpin Goblin memberi semangat pada Hobgoblin yang mulai ciut nyali: "Kita punya 180 prajurit! Kalau tidak rebut mereka, daging segar ini bisa direbut suku lain!"
"Lihat mereka, betapa banyak wanita cantik! Lihat! Ini semua untuk kalian!" Kalimat pemimpin Goblin ini jelas lebih memanas-manasi, begitu diucapkan, Hobgoblin yang sadar mulai meraung "ok-ok" sambil mendekati pendekar belati belalang.
Hobgoblin yang tadinya berjaga di bawah lereng dengan tawanan, separuhnya sekarang membawa gada berpaku menyerbu bukit tanah merah.
Ratusan tubuh Hobgoblin membuat jalan setapak di bukit tanah merah berderak-derak, kerikil terus berjatuhan. Dengan senyum sadis, mereka terus menyempitkan lingkaran perlahan mendekati lima pendekar belati suku belalang.
Meski jurus pedang Green Party Mantis Men sangat ahli, tapi dalam menghadapi pertempuran massal, kehebatan jurus pedang pun tak berguna. Jumlah Hobgoblin benar-benar terlalu banyak.
Para Mantis Man terdesak mundur hingga berada di dekat Ning Yu dan Ai Wei'er.
Hobgoblin di lereng tanah merah tiba-tiba menyadari, meski postur tubuh beberapa Bimon ini kurus, tapi kekuatan tempurnya sungguh luar biasa hebat.
Di mata para Goblin, selain beberapa ras Bimon super tangguh yang bisa disebut namanya, Bimon lainnya tak ada bedanya di pandangan mereka.
Tapi mereka tak bisa mengerti, menghadapi musuh sebanyak ini, bagaimana para biarawan Bimon yang menyepi di sini masih memiliki semangat bertarung sekuat itu.
"Sialan, tak terduga!" Beberapa Hobgoblin bergumam dalam hati. Beberapa dari mereka pernah berobat ke para pertapa Bimon yang menyepi di sini, keramahan dan kemiskinan para pertapa Bimon itu masih jelas teringat.
Setelah pengepungan rampung, para biarawan dan dua gadis cantik terdesak ke sebuah lereng, bagai setandan anggur yang mengerut. Serangan bertubi dari Hobgoblin di segala penjuru dengan pentungan, para pertapa Mantis ini nekat bertahan langsung, menahan serangan pertama. Kilatan pedang mereka seperti air terjun menusuk celah mana pun, beberapa Hobgoblin lagi tumbang, bagian vital di kepala dan leher tertusuk, tewas seketika.
Salah satu tengkoraknya remuk, wajahnya penuh lubang-lubang seperti bintang-bintang dari tepung campuran, darah segar menggelembung keluar tak henti-hentinya.
Banyak Goblin Beruang menyaksikan, anggota mereka yang malang ini benar-benar ditabrak di wajah oleh gada berduri yang diayunkan oleh Binatang Bulu Es dan Salju yang gemuk dan bodoh itu, terjatuh ke debu tanpa sempat berteriak.
Perhatian para perampok Goblin Beruang sepenuhnya tertarik pada makhluk magis payah yang memiliki kekuatan luar biasa ini, Binatang Bulu Es dan Salju ini membuat mereka merasakan ancaman yang lebih besar daripada para Green Faction Mantis.
Taktik keroyokan ala bajingan Goblin Beruang juga membuahkan hasil, serangan ini membuat empat pertapa Green Faction terluka parah. Meskipun pedang ganda mereka seperti sayap elang, tanduk Naga Hitam neraka, tetap tak bisa menahan hujan gada berduri yang beterbangan.
Keempat manusia mantis terkena sambaran gada berduri dengan tingkat yang berbeda-beda. Secara fisik seharusnya mereka tidak perlu sepasif ini, tapi setelah terkepung sambil harus melindungi dua gadis di belakang, ruang untuk menghindar sudah tidak ada, terpaksa mengandalkan kekuatan fisik mereka sendiri.
Di antara para pertapa Green Party yang terluka, yang terparah adalah yang terkena pukulan pentungan di pinggang. Pertapa belalang ini menutupi luka di pinggangnya dengan satu tangan, darah mengalir deras melalui jari-jarinya. Di pedang bergerigi di lengannya, darahnya sendiri bercampur dengan darah musuh menetes ke bawah.
Ai Wei'er sudah terlalu lelah untuk menembakkan panah air yang memiliki kekuatan serangan. Beberapa panah air yang berhasil ditembakkan terlihat jarang dan lemah, dengan mudah dipukul habis oleh goblin beruang menggunakan pentungan. Ning Yu memegangi lengannya yang hampir kehilangan tenaga, keduanya saling bertatapan lalu tersenyum getir.
Peran utama penyihir adalah melepaskan sihir yang dahsyat, namun tanpa waktu persiapan yang cukup dan gulungan sihir, semuanya sia-sia. Sekarang akhirnya muncul beberapa ahli pedang belalang yang luar biasa untuk melindungi, tapi tenaga magisnya sendiri sudah habis. Ai Wei'er merasa nasibnya benar-benar sial.
Katiusha menggigit kuat-kuat ujung rok Ning Yu dengan mulutnya, memonyongkan mulutnya seperti sedang mengamuk. Ning Yu benar-benar memiliki dorongan untuk mencekik Xiao Chusheng ini.
Goblin beruang yang licik berhenti menyerang. Mereka membawa pentungan besar, berputar-putar seperti lentera berputar, sesekali melompat untuk memberikan pukulan.
Meskipun Guo Guo memiliki kekuatan yang luar biasa, dia hanya bisa melindungi Ning Yu dan Ai Wei'er. Kekhusya tetap bersikap seperti "Pigge mati tak takut air mendidih" yang tidak mau membantu kecuali diberi susu, sama sekali tidak membantu.
Empat ahli pedang Suku Hijau terpaksa menggunakan teknik bertahan langsung yang paling tidak mereka kuasai, bertarung beberapa jurus lagi melawan Goblin-goblin beruang.
Tipu muslihat Goblin beruang berhasil. Pertapa belalang yang terluka parah itu pertama-tama kakinya gemetar, akhirnya jatuh berlutut karena kehilangan terlalu banyak darah. Pedang bergerigi hijau menancap di tanah merah, menopang tubuhnya agar tidak roboh.
Semua Goblin beruang tertawa terkekeh-kekeh "Hee hee".
Fajar kemenangan tampak semakin dekat. Lekuk dada dua gadis super cantik yang naik turun karena tegang membuat mata semua Goblin beruang terbuka lebar.
Meski sorotan mata keempat belalang itu masih dingin dan menyendiri, kini telah ternodai oleh keputusasaan yang dalam.
Sepuluh pedang bergerigi itu terpental dari lengan mereka sebelum genangan darah di bilahnya sempat mengering.
Guo Guo menarik-narik gaun Ning Yu di saat yang tidak tepat, menunjuk babi kecil lalu dirinya sendiri. Dengan wajah masih penuh harap, mulut kecilnya membuat gerakan menyedot "bzzzt bzzzt".
“Dua bayi manis, dengarkan aku, habisi para perampok ini, aku akan membuatkan mainan cantik untuk kalian!” Ning Yu hampir histeris.
Anak babi dan Guo Guo sama-sama menggelengkan kepala.
“Dua Xiao Chusheng!” Ai Wei'er memaki.
Segumpal awan gelap menutupi bulan, angin di padang gurun semakin ganas, rumput Ekor Anjing di lereng tanah merah tertiup angin hingga merunduk.
Liu Zhenhan yang menggigit cerutu muncul tiba-tiba di Dataran Liar Donau membawa hawa dingin.
Di bawah pinggangnya, terlihat bayangan-bayangan besar yang berlari gila-gilaan tersembunyi dalam kegelapan.
BAB 25 PENYISIRAN
Sekelompok bayangan Burung Puyu Malam tiba-tiba mengepakkan sayap dari semak jauh, situasi tak terduga ini langsung membuat para perampok profesional perlahan diam.
Goblin Beruang tak biasa memakai sepatu, para Goblin Beruang yang berjaga di kaki lereng tanah merah tiba-tiba merasakan getaran halus dari tanah ke jari kaki, sebagai bandit berpengalaman di Dataran Liar Donau, beberapa langsung menempelkan telinga berbulu ke akar rumput untuk menyimak suara.
Seorang perampok Goblin Beruang yang berpengalaman meludahi jarinya, memutar-mutarnya dengan tangan, lalu bangkit berdiri dan berteriak ke arah ketua Goblin di bukit tinggi: "Ketua! Ada orang datang dari sisi timur, langkah kakinya tak jelas berapa banyak! Sepertinya membawa binatang perang besar seperti Megatherium! Ayo kita serang sekarang! Rampas sebanyak yang kita bisa!"
Awalnya mendengar ada yang datang dari timur, wajah Ning Yu dan Ai Wei'er sempat berseri, mengira Gud dan Belami membawa pengawal pulang untuk siap siaga mendukung. Tapi begitu ketua Goblin Beruang ini mengucapkan kata-katanya, hati yang baru sedikit menghangat langsung membeku seperti es batu.
Megatherium adalah hewan besar penghuni gua yang biasanya hidup di lubang dalam di bawah tanah. Meskipun tidak memiliki kemampuan sihir, kekuatan mereka yang setara dengan naga tanah benar-benar menjadi mimpi buruk bagi semua makhluk. Goblin memang dikenal suka menyediakan makanan untuk makhluk kuat. Tak perlu diragukan lagi, Megatherium ini pasti komplotan lain yang dipelihara oleh suku perampok Goblin.
Pasukan Goblin Beruang di hadapan ini sudah cukup menakutkan. Jika muncul lagi suku perampok Goblin yang bahkan membuat Goblin Beruang ini waspada, bukankah ini seperti Bencana Berlipat?
“Oke!” Para Goblin Beruang di kaki lereng yang mendengar panggilan pemimpinnya, segera sebagian lagi berdiri bersiap merespons inisiatif, melambaikan tongkat berpaku di tangan mereka bersiap menyerbu ke atas.
Nyali yang baru saja terbakar dalam diri mereka tiba-tiba diputus oleh interupsi kecil yang tak terduga.
Sebuah batu sebesar keranjang tiba-tiba meluncur dari rerumputan liar yang diterpa angin malam, menghantam dada Bugbear yang paling keras berteriak. Dentangan retaknya tulang rusuk terdengar, dada Bugbear itu melengkung lemas sebelum terjatuh ke atas tumpukan api unggun. Nyala api meredup sesaat, lalu langsung membakar bulu tubuh Bugbear itu, kobaran api mengeluarkan asap hitam pekat yang tiba-tiba menjulang tinggi.
Bugbear itu menjerit-jerit kesakitan di atas api namun tak bisa bergerak, membiarkan lidah api menjilati tubuh kekarnya. Bau gosong menyebar, nyala api berkedip-kedip disertai suara mendesis yang terus bergemuruh.
Semua Bugbear yang bersiap menyerbu lereng bukit untuk pengepungan membeku. Mereka yang membelakangi padang gurun tak melihat batu yang melayang tadi, hanya melihat seorang rekan tergeletak di api unggun sambil meraung-raung saat menoleh.
Beberapa Bugbear segera menendang kayu bakar dari api unggun, dengan tergesa-gesa menarik keluar si malang. Anehnya, saat dipanggang di api dia terus meraung, tapi begitu ditarik keluar justru tewas seketika.
Beberapa Bugbear memandangi rekan sial itu dengan mata terbelalak, tak percaya dengan apa yang terjadi.
Dada berotot Goblin Beruang ini benar-benar ambruk karena benturan, beberapa tulang rusuk yang patah mencuat keluar dari dadanya, hangus menghitam oleh api unggun. Di pinggang terdapat luka robek menganga yang dipenuhi abu tumbuhan, mengalirkan gumpalan-gumpalan besar isi perut.
Di saat pikiran para Goblin Beruang kosong itu, tiba-tiba rerumputan liar terbelah bagai ombak, dan muncul belasan sosok Bimon berpostur gagah perkasa.
Para Beastman Bimon ini memiliki kepala plontos berkilauan, kumis yang dikepang menjuntai hingga dada terbuka. Lengan telanjang mereka dipenuhi otot berurat seperti batu karang, dengan bekas cukuran baru yang memancarkan kilau kebiruan.
Hidung mereka besar dan terkulai, di balik kulit hewan mewah terlihat kaki sebesar pilar kuno dari padang gurun. Di tangan masing-masing menggenggam pisau panjang dari gading yang masih terlihat bekas goresan, meski tidak terlalu tajam, namun memancarkan hawa dingin yang membuat perampok Goblin Beruang merinding.
"Prajurit Elefen!!!" Teriak salah satu Goblin Beruang pengecut dengan suara serak membelah langit, pita suaranya seakan meledak.
"Takut apa! Bukannya ini cuma ilusi yang dibuat dua penyihir wanita itu!" Seorang goblin beruang berpengalaman menampar kepala rekan yang tidak berguna itu. Meski begitu, entah mengapa, hatinya juga merasa sedikit cemas sekarang.
Perkataan ini membuat gerombolan goblin beruang yang hampir panik menjadi lega. Dengan otak yang kurang cerdas, mereka teringat ilusi prajurit Olahin yang pernah dihadapi sebelumnya.
Liu Zhenhan menggigit setengah cerutu yang sudah dibawanya berhari-hari tapi belum dinyalakan, memeluk pinggang ramping Helen, melangkah keluar dari barisan raksasa mammoth yang baru dicukur bulunya.
Mata perampok goblin beruang langsung berbinar-binar. Kecantikan Helen yang menggoda jauh lebih memikat dibanding dua wanita sebelumnya, matanya bisa menyedot jiwa.
Karu yang kepalanya berlumuran darah juga muncul. Kali ini Karu tampak gagah perkasa dan penuh kesombongan. Matanya menyapu kerumunan goblin mencari dua penjahat yang memukul kepalanya, tapi wajah goblin semuanya mirip sehingga sulit dikenali.
"Richard! Cepat selamatkan kami!" Ai Wei'er dan Ning Yu menangis bahagia sambil berteriak keras.
Guo Guo dan anak babi saling melirik. Guo Guo mengangkat bahu, telinga besarnya terjatuh, lalu menghela napas.
Goblin Beruang perampok masih belum mengerti nasib apa yang akan menimpa mereka, saling menyeringai jahat, mengayunkan gada berduri di tangan mereka mendekati kelompok yang baru datang, sorot mata penuh kejahatan.
Ksatria Mamut memadamkan api unggun di sekeliling tanpa sepatah kata, api adalah hal yang paling dibenci oleh suku Elephantine, para Ksatria Mamut merasa cahaya api itu sangat mengganggu penglihatan.
Cara mereka memadamkan api unik sekali, langsung menangkap Goblin Beruang yang berada di dekatnya, meninju perut mereka sekuat tenaga, lalu melemparkan tubuhnya ke samping api unggun. Gerakan mereka sangat cepat, secepat angin, dalam sekejap semua area api unggun sudah dipenuhi tubuh-tubuh Goblin Beruang yang batuk mengeluarkan darah. Gumpalan darah besar menyembur dari tenggorokan seperti air bah yang membanjiri tumpukan api.
Nyala api segera redup tertimpa siraman darah, aroma manis bercampur anyir menyebar di udara.
Bukan karena Goblin Beruang tidak ingin melawan, tapi mereka benar-benar tak berdaya, kekuatan yang jauh melampaui imajinasi mereka telah melumpuhkan fungsi tubuh.
Tiba-tiba para Goblin Beruang menyadari masalah serius - para prajurit Elephantine ini bukan bayangan maya, bukan pula ilusi, mereka makhluk hidup nyata, prajurit terkuat di benua ini!
Punggung setiap Goblin Beruang tiba-tiba basah kuyup, butiran keringat sebesar kacang mengucur deras membasahi tubuh mereka.
“Selamat datang di sebagai tamu.” Liu Zhenhan mendekati tumpukan api yang belum padam, menyalakan cerutu di bibirnya, lalu membungkuk memberi salam ala bangsawan kepada sekumpulan besar Goblin Beruang yang kebingungan.
Goblin Beruang di dataran tinggi merah baru menyadari keadaan di bawah. Sekeliling dataran tinggi merah yang gersang mulai dikepung bayangan binatang raksasa. Seorang perampok Goblin Beruang yang mencoba kabur ke semak-semak langsung dihadang. Dengan sekali kibasan belalai, tubuhnya terlempar ke udara disertai jeritan panjang sebelum jatuh "blup" di kejauhan.
Dengan panik mereka sadar: status mereka telah berubah diam-diam dari pemangsa menjadi mangsa – dikepung dengan taktik yang biasa mereka gunakan.
Setelah kepanikan singkat, Goblin Beruang di bawah dataran tinggi mulai menyerbu Prajurit Elefin bak gelombang. Bukan karena keberanian atau semangat ksatria, tapi mereka tahu tanpa menerobos, pasti mati. Pasukan Bimon selalu membantai habis-habisan perampok Goblin tanpa ampun.
Sambil menyerbu, Goblin Beruang ini masih berdoa: para prajurit gajah ini hanyalah bayangan, ilusi belaka.
Pedang gading yang datang menerobos udara menghancurkan fantasi mereka. Kekuatan para raksasa mammoth mewakili puncak kemampuan Bimon, bahkan prajurit gajah terkuat pun tak bisa menandingi. Dengan tinggi melebihi tiga Ren, mereka bisa berdiri sejajar dengan raksasa bukit.
Kulit mereka yang secara alami sangat keras hampir kebal terhadap kerusakan biasa.
Pedang gading sepanjang dua Ren melesat seperti kilat putih pucat dalam cahaya api redup, membelah teriakan serangan perampok Goblin beruang menjadi dua. Banyak Goblin beruang terbelah bersama gada berduri di tangan mereka, ada yang terlempar terbelah, menyemburkan hujan darah busuk di kegelapan malam.
Meski bahan pedang gading sangat keras namun tidak tajam, tak satu pun tubuh Goblin beruang yang terkena bisa tetap utuh.
Tubuh gesit Goblin beruang tak bisa menghindar dari kilatan pedang secepat itu. Para prajurit mammoth menjilat bibir kering, pupil mata mereka berkilau - tak ada darah Bimon yang tidak bergolak oleh perang.
"Krak!" Beberapa pedang gading prajurit mammoth bahkan sudah patah. Tulang tubuh kekar Goblin beruang setinggi dua Ren memang keras.
Goblin beruang pun berantakan.
Para prajurit gajah raksasa ini sama sekali bukan lawan yang bisa mereka tandingi. Hanya dari postur dan kekuatan fisik saja, sudah mustahil untuk ditahan. Syukurlah, pedang gading di tangan para prajurit gajah itu patah, tapi keganasan mereka tak berkurang sedikitpun. Lengan mereka sebesar pilar dan kaki raksasa juga menjadi senjata mematikan, termasuk belalai panjang mereka. Setiap gelombang Goblin beruang yang menyerbu terhisap seperti air pasang masuk ke jurang tak berdasar.
Sisa-sisa Goblin beruang yang tersisa mundur kocar-kacir ke kaki lereng tanah merah, tak berani lagi menyerbu. Itu sama saja dengan bunuh diri.
Nyala api unggun yang redup sesekali menyemburkan percikan, menerangi tanah merah yang dipenuhi mayat. Puluhan jasad yang tidak utuh berserakan, sebagian masih mengeluarkan kabut panas, sebagian lagi masih kejang-kejang.
Tangan Liu Zhenhan menutupi mata Helen, menariknya ke dalam pelukannya. Tangan Helen mencengkeram kencang kerah bajunya, sangat kuat.
Perampok Goblin beruang terakhir terkena pukulan belalai Kolina tepat di wajah. Langsung tangannya menutupi muka, tubuhnya meringkuk kesakitan. Kolina menarik rambutnya, mengangkat kepala itu. Wajah Goblin beruang itu seperti terkena meteor, darah menggenangi seluruh wajah. Ada benda hitam terkulai, seperti bola mata yang remuk, dengan soket mata yang pecah.
“Biarkan aku!” Liu Zhenhan melepaskan Helen, melangkah cepat ke depan sambil menghunus pisau melengkung di pinggangnya. Dengan kasar merebut perampok Goblin beruang itu, mencengkeram rambut panjang kusut di kepalanya, menyeretnya meninggalkan jejak darah ke depan tebing merah. Di bawah tebing, ratusan Goblin beruang berkerumun gugup, sesekali ada yang terjatuh dan berteriak histeris karena terinjak-injak.
“Aku pemilik wilayah ini. Namaku Richard, kalian bisa memanggilku Tuan Bangsawan atau...” Cerutu di mulut Liu Zhenhan bergoyang-goyang saat berbicara, percikan api besar menerangi wajahnya: “...panggil aku Tuan yang Baik Hati.”
Tangan Liu Zhenhan mengguncang tubuh gemuk Goblin beruang itu sebelum melemparkannya di hadapan goblin-goblin yang ketakutan.
Liu Zhenhan mencoba tiga kali menahan kepalanya yang terus terkulai. Kehilangan kesabaran, ia menekan lehernya lalu menghujamkan pisau ke tengkuk kepala.
Banyak perampok Goblin beruang memalingkan muka, tak tega menyaksikan adegan ini. Jeritan histeris bergema dari mulut anak-anak lelaki-perempuan awak kapal dan landak-sigung di sekeliling.
Beberapa Goblin beruang yang berani menyaksikan, namun tangan-kaki mereka sudah lunglai tak berdaya.
“Kalian punya waktu tiga jari untuk melepas senjata!” Liu Zhenhan menyapu pandangannya ke arah para Goblin Beruang di hadapannya. Sorot matanya bagaikan elang di awang-awang memandang rendah sekawanan puyuh gemuk di semak-belukar.
Para Goblin Beruang saling memandang sambil terengah-engah, benar-benar bingung harus berbuat apa. Mereka menangkap cahaya aneh dari mata Orang-orang Beastman Bimon ini - cahaya haus pembunuhan yang hanya muncul setelah terkontaminasi darah. Mereka sendiri punya hal serupa, tapi tak sehebat ini.
Tak satu pun Goblin Beruang mau melepas senjata. Apalagi melihat jumlah mereka yang banyak, beberapa perampok Goblin paling nekat mulai gelisah lagi.
Liu Zhenhan mengunyah cerutu di mulutnya, mondar-mandir berputar-putar tepat di depan gerombolan Goblin ini.
Anak babi Katiusha mendengus riang menyelusup dari belahan kaki, lalu melompat turun dari tebing tinggi. Tubuh bulatnya yang mirip sosis meliuk membentuk garis lengkung indah sebelum mendarat di pelukan Liu Zhenhan.
Sorot mata penuh hawa pembunuhan Liu Zhenhan tiba-tiba melunak.
Angin senja semakin kencang, membawa hawa dingin khas padang gurun.
Para perampok Goblin Beruang di tebing merah itu adalah pasukan elit pilihan. Beberapa di antaranya sudah melompat turun atas isyarat pemimpin, mengayun-ayunkan pentungan besar sambil menerjang.
Kawanan binatang raksasa itu telah menginjak-injak rumput liar yang memenuhi langit dan tiba, di bawah nyala api unggun yang melompat-lompat lemah, para Goblin Beruang perampok di dataran tinggi melihat jelas belasan mammoth berbulu panjang bertubuh besar. Di atas setiap mammoth duduk beberapa Orang Gajah O’Leifen berotot yang memblokir semua arah.
Goblin Beruang di dataran tinggi tanah merah juga memanfaatkan momentum untuk menangkap Pigge yang sedang pamer sambil menggendok anak babi ini.
Meski terluka, teknik pedang belalang sembah itu terlalu ganas - setiap serangan pasti berdarah. Hanya Pigge ini yang nekat mendekati dataran tinggi sendirian. Para prajurit O’Leifen di belakangnya masih jauh, sementara di depannya ada ratusan Goblin Beruang bersenjata lengkap.
Para perampok Goblin tidak bodoh. Status pemimpin Pigge ini jelas terlihat. Menangkapnya berarti jalan keluar. Dibandingkan ahli pedang belalang dan prajurit gajah, bahkan Pigge paling bodoh pun tahu harus memilih lawan siapa.
Goblin Beruang yang melompat dari dataran tinggi mengangkat debu, memaksimalkan kelincahan mereka untuk menyerang Liu Zhenhan.
Para prajurit Mammoth tersenyum sinis. Anak-anak lelaki dan perempuan menutup mulut. Landak dan sigung membelalakkan mata.
Goblin Beruang benar-benar hancur oleh kekejaman yang ditunjukkan.
Delapan Goblin Beruang bertubuh kekar dan besar adalah para penjahat paling kejam dan haus darah di suku mereka, tubuh penuh luka menyimpan banyak keterampilan bertarung. Mereka sangat yakin tak ada prajurit Suku Pig yang terkenal pengecut bisa mengalahkan mereka dalam pertempuran.
Liu Zhenhan menepuk pantat anak babi kecil di pelukannya. Babi merah muda ini membuka moncongnya yang masih tumbuh gigi taring, setengah menggigit cerutu yang belum dinyalakan. Setelah mendengus lembut, Liu Zhenhan mengambil cerutu dari mulutnya untuk menyalakannya. Anak babi itu mengunyah kuntum cerutu dengan puas sambil mendengus.
Saat itu, delapan perampok Goblin Beruang yang mengayunkan gada besar sudah mencapai ayah dan anak yang sedang berbahagia ini. Gada berujung paku mengaum di udara, menghantam ke arah Pigge yang terlalu percaya diri ini.
Panah Air berpendar-pendar bagai cahaya gelombang meletus dari moncong anak babi yang sedang mengunyah kuntum cerutu, seperti letusan gunung berapi.
Panah Air yang beruntun dan terus-menerus sama sekali tidak lemah seperti panah sihir Ai Wei'er sebelumnya. Dengan desisan menusuk yang seolah mampu membelah udara, panah-panah air itu menyapu asap cerutu yang mengepul dari mulut babi kecil, meninggalkan jejak perak gemilang, lalu menghujam tanpa ampun ke arah gerombolan Goblin beruang yang menerjang. Tujuh pejuang Goblin beruang perkasa bagai ilalang diterpa angin musim gugur, menggelepar liar seperti menari tarian kikuk. Panah air magis yang berpendar seperti air raksa itu menembus baju kulit bertatah sisik compang-camping, melesat menembus tubuh, berubah menjadi semburan-semburan merah darah yang terus melaju ke tebing merah di belakangnya, menggemakan deretan suara "plok-plok" berat.
Panah-panah air itu ternyata memadat menjadi anak panah nyata yang masih bergetar-getar di permukaan tanah merah, bulu ekornya bergoyang pelan. Genangan darah yang menempel menetes perlahan, hingga akhirnya panah-panah itu berubah kembali menjadi tetesan air.
Tebing tanah merah itu seketika berubah menjadi lukisan abstrak berwarna merah tua, diwarnai coretan kirmizi yang pekat.
Tujuh tubuh kuat yang dulu penuh semangat dan berenergi kini tergeletak, seluruh badan mereka seperti sarang tawon yang ambruk, tubuh penuh lubang mengucurkan darah "ciut-ciut", garis darah yang terpelintir mengalir keluar dari luka yang menganga jelas, disertai erangan kesakitan, enggan berpisah dari tempat alirannya semula.
Pentungan berpaku dan perisai kayu tebal yang mereka pegang erat juga dipenuhi lubang mengerikan. Genangan darah tebal segera terkumpul di tanah merah tempat mereka terbaring. Daun-daun kering di tanah segera berubah warna seperti daun maple, lalu perlahan mengapung. Dengan cepat, tanah merah kering menyerap genangan darah itu, hanya menyisakan noda hitam pekat berkelok-kelok dan daun-daun dengan urat penuh bercak darah sebagai bukti peristiwa yang terjadi.
Gila!
Para perampok Goblin Beruang tak bisa membayangkan, di dunia ini ada anak babi yang bisa melontarkan Panah Air berantai.
Di hadapan Panah Air yang deras seperti hujan badai ini, bagaimana cara bertahan hidup?
Ning Yu dan Ai Wei'er juga tertegun. Meski si anak babi pernah memamerkan Panah Air ini sebelumnya, tak terbayangkan betapa mengerikannya penggunaan sihir tunggal ini untuk pembantaian.
Perampok Goblin Beruang yang berada di belakang adalah satu-satunya yang selamat. Kakinya sudah sama sekali tidak bisa melangkah. Hanya melihat kilatan cahaya perak, semua rekannya yang berada di depan langsung roboh. Sebuah panah air berkilau perak dengan semburat merah darah menghantam pentungannya dengan kekuatan dahsyat, sekaligus memutuskan semangat bertarungnya secara tiba-tiba.
Melihat Pigge pembawa maut ini mengarahkan anak babi ke arahnya sambil menghembuskan asap cerutu, satu-satunya yang beruntung ini jatuh terduduk. Dua aliran hangat mengalir dari selangkangannya.
Sekelompok besar Goblin Beruang yang semula ingin bergerak, baru melangkah dua kali dengan langkah "brak", tiba-tiba berbalik arah kembali.
Seorang Goblin Beruang yang berlari paling depan ingin mengerem, tapi tangan kakinya tidak menurut. Dengan pentungan terayun, dia berdiri kaku di depan Liu Zhenhan.
Pentungannya tergantung di udara, tak kunjung diayunkan. Ekspresinya membeku.
Liu Zhenhan menebaskan telapak tangan ke tenggorokan Goblin Beruang yang masih bengong. Jakunnya langsung hancur berantakan.
Perampok Goblin Beruang malang itu menutupi tenggorokannya sambil terhuyung di tanah, dua kakinya menggapai-gapai mati-matian. Dengan trakea yang benar-benar pecah, ia tak bisa lagi menghirup udara. Mukanya segera membiru seperti warna terong, kuku hitam legamnya menggaruk-garuk lehernya hingga meninggalkan celah-celah dalam, berharap bisa mendapatkan satu dua liang udara segar lagi.
Goblin Beruang yang mengompol itu menatap tajam ke tanah, bermain nyawa mundur ke belakang; di tanah tertinggal jejak seret kotor. Kedua mata yang dulu penuh kebuasan kini sepenuhnya berubah menjadi anak kelinci di bawah cakar serigala, dipenuhi ketakutan dan gerakan mengelak.
“Jika kamu memakannya, aku tidak akan membunuhmu.” Liu Zhenhan memeluk anak babi, berdiri di hadapan Goblin Beruang yang ketakutan sampai mengompol, menyentil kerikil tanah berwarna kuning kotor yang tercemar kotoran manusia dengan ujung sepatu kulitnya dengan lembut.
Angin malam semakin menggejolak keras, ilalang di sekeliling bergemuruh seperti gemuruh ombak yang bergulung-gulung. Kuda Besi di sepatu kulit Liu Zhenhan berputar cepat diterpa angin.
Seluruh ruangan sunyi sepi mencekam, kecuali suara napas yang sengaja ditekan. Semua pandangan tertuju mengawasi dengan intens perampok Goblin Beruang yang sial ini.
"Pandangan panik Goblin Beruang menyapu sekeliling, setiap rekan yang dilihatnya menghindari wajah. Hati setiap perampok Goblin membeku hingga lubang anus, seolah bongkahan es turut terjatuh, membekukan seluruh tubuh dengan hawa dingin menusuk."
"Sepertinya kau kekurangan keberanian." Liu Zhenhan tersenyum kejam sambil menginjak hingga patah lengan Goblin Beruang yang tenggorokannya telah terpotong. Gemeretak tulang yang pecah membuat alis semua Goblin Beruang berdenyut-denyut.
Melihat rekan yang bahkan tak bisa menjerit kesakitan, Goblin Beruang ini tak lagi ragu. Segenggam demi segenggam pasir diambilnya dari tanah, dipaksa masuk ke mulut sambil batuk-batuk kering.
Ingus dan air mata menggenangi wajah Goblin Beruang yang dipenuhi penghinaan.
"Baru ini anak yang baik." Liu Zhenhan tertawa. Kegeraman di matanya mengingatkan semua orang pada pedang panjang gading yang baru saja berkelebat.
Pemilik yang berbalik menatap semua perampok Goblin Beruang itu membungkuk dengan sangat anggun: "Tuan-tuan! Bagaimana pertimbangan kalian?"
Anak babi dalam dekapan bersin keras, pangkal cerutu menyemburkan percikan api.
Angin malam mendesir semakin ganas, bagai lolongan.
BAB XXVI MERAH DAN HITAM
〖Peradaban Benua Aigean berkembang di atas pundak para Goblin.
——《Kodeks Pendeta》Catatan di halaman pembuka〗
※※※
Goblin Beruang mulai menggali lubang.
Lubang yang sangat besar.
Suasana hiruk-pikuk ini mengingatkan Liu Zhenhan pada tim produksi yang menggali waduk tahun itu. Seluruh tenaga kerja tim produksi bekerja selama dua musim dingin dan semi, tapi hasilnya hanya kolam saringan yang tidak bisa menampung air.
Goblin Beruang bekerja sangat giat, terutama karena tatapan berniat jahat dari para pengawas di samping yang memaksa mereka mempercepat laju pekerjaan.
Beberapa langkah dari mereka, terdapat pohon kering di mana mantan pemimpin Goblin Beruang tergantung.
Pemimpin Goblin Beruang ini adalah satu-satunya yang mencoba melawan setelah Liu Zhenhan menyebutkan batas waktu menyerah. Seorang pemimpin punya tanggung jawabnya, apalagi para perampok yang berkuasa di Padang Rumput Donau - keberanian mereka jauh melebihi kelompok perampok Goblin dadakan di garis perbatasan.
Perampok Goblin Beruang ini adalah pejuang terkuat di suku mereka. Kapak perunggu besar di tangannya menjadi bukti kekuatannya. Teknologi peleburan logam Goblin bahkan lebih buruk daripada Bimon. Senjata pentung berkepala paku yang digunakan anak buah Goblin Beruang biasa terbuat dari cabang "Kaktus Kulit Besi" yang tumbuh puluhan tahun di padang Donau. Cabang kaktus ini sangat kokoh dengan duri yang sulit patah. Hanya pasukan goblin pemberani terkuat yang boleh menggunakan senjata perunggu peninggalan Perang Suci dan Iblis yang digali dari bawah tanah.
Pemimpin Perampok Goblin Beruang tentu tidak rela dirinya dan anak buahnya menyerah begitu saja, apalagi setelah sebelumnya sudah menguasai situasi dan hampir menuai hasil, tiba-tiba dikepung oleh pasukan besar.
Ia berteriak-teriak penuh provokasi, mencoba menyuntikkan sedikit keberanian ke dalam darah anak buahnya yang sudah putus asa.
Tapi semua keberanian Goblin Beruang sudah luntur di hadapan Panah Air magis yang menari-nari dan prajurit gajah perkasa. Goblin dikenal kejam dan cabul, tapi sifat pengecut tetap mengalir dalam darah kotor mereka. Saokekejamannya bertemu dengan serangan balik yang lebih brutal, keberanian mereka akan mencair seperti boneka salju di terik matahari.
Liu Zhenhan menggendong anak babi peliharaan sambil berjalan perlahan di lereng tanah merah. Di mana pun dia lewat, gerombolan Goblin Beruang langsung menjatuhkan pentungan dan membuka jalan lebar di tengah kerumunan, meski pemimpin mereka terus memprovokasi. Arah moncong anak babi yang tak sengaja dituju pun langsung memicu jeritan histeris dan kekacauan massal.
Ketua Goblin yang sedang berbicara dengan semangat tiba-tiba menyadari anak buah di sekitarnya telah mengosongkan area. Saat menoleh, ia terkejut melihat Pigge dengan gaya rambut asimetris yang aneh sedang tersenyum menatapnya.
"Tak kusangka kau begitu banyak bicara. Lanjutkan." Liu Zhenhan tersenyum memandangi ketua Goblin ini. Ucapannya menggunakan bahasa Goblin yang fasih dengan sedikit aksen khas padang gurun timur laut.
Berbeda dengan prasangka umum, melalui "Pencerahan Kebijaksanaan", Liu Zhenhan memahami fakta yang tak diketahui kebanyakan Bimon maupun manusia - Goblin jauh lebih kompleks dari sekadar perampok, pencuri, atau maling seperti dibayangkan. Dalam halaman terakhir Kodeks Pendeta pemberian Cui Beixi, tercatat sejarah gemilang Goblin yang mengejutkan.
Sepuluh ribu tahun silam, Goblin pernah menjadi ras tercerdas di dunia. Mereka peradaban pertama yang memiliki tulisan paku, anak kesayangan Dewa Pencipta. Pedagang Goblin dengan binatang peliharaan raksasa mereka pernah menyebarkan "Toko Goblin" hingga ke pelosok terpencil Benua Aigean. Frasa "Di mana ada jalan, di situ ada Toko Goblin" sama sekali bukan rekayasa.
Para pedagang Goblin yang menjelajah ini juga menaburkan benih Pencerahan Kebijaksanaan ke dalam pikiran ras-ras cerdas lain yang masih primitif.
Sebelum Perang Dewa dan Iblis, di kalangan Goblin muncul banyak tokoh bijaksana luar biasa. Seorang pahlawan besar Goblin legendaris "Gaburin" bahkan sejak puluhan ribu tahun silam telah mampu menggunakan serbuk hitam misterius untuk meledakkan gunung-gunung guna mencari bijih berkualitas tinggi. Ia juga mahir membuat boneka mesin bertenaga uap dari bijih besi, yang jauh lebih canggih dibandingkan boneka magis penyihir manusia masa kini. Para pahlawan yang seharusnya mampu membangun peradaban Goblin yang gemilang ini justru binasa secara tragis dalam pertempuran sengit melawan Bangsa Iblis selama Perang Dewa dan Iblis. Nasib malang ini membuat kesempatan Goblin untuk "melompati Gerbang Naga" dan mencapai kejayaan harus pupas sebelum sempat berkembang.
Waktu yang tak berperasaan telah membuat sisa-sisa ras Goblin, setelah kehilangan tulisan mereka sendiri, juga kehilangan cara mewariskan peradaban. Sekarang selain kotor dan biadab, satu-satunya bukti status mereka yang tersisa hanyalah bahasa Goblin yang berbelit-belit. Sedangkan kecerdasan warisan nenek moyang mereka di masa lalu, telah "tepat" diterapkan dalam merampok rumah orang serta melakukan pemerkosaan dan perampasan.
Seolah waktu mempermainkan lelucon besar, mengubah Goblin yang pernah jaya menjadi simbol paling hina di seluruh Benua Aigean setelah kehilangan peradaban mereka sendiri.
Setelah jejak-jejak gemilang ini terkubur dalam lapisan terdalam memori oleh debu zaman yang tebal, bahkan sejarah peradaban tercerah pun bisa dihabiskan dengan sia-sia.
Liu Zhenhan memandang pemimpin Goblin ini dengan perasaan campur aduk.
"Siapa kau... apa... yang kau inginkan?" Jawaban pemimpin Goblin Beruang menjadi kacau karena trauma psikologis yang tersembunyi. Tingginya melebihi Liu Zhenhan hampir satu kepala, namun entah mengapa, di hadapan Pigge ini, ia merasa seperti sedang mendongak ke arah Gunung.
Dua bilah pedang bergerigi diam-diam menyelinap dari belakang pemimpin Goblin Beruang. Ketika mencium bau amis darah yang menyengat, sudah terlambat. Dua bilah pedang hijau itu mengunci lehernya, gerigi hijau yang rapat di mata pedang langsung membuat bulu kuduknya berdiri.
Wajah pemimpin Goblin Beruang pucat seperti mayat. Tangannya menggenggam erat kapak perunggu besar, gagangnya basah oleh bekas keringat yang menggenang.
Para Goblin Beruang di sekelilingnya sudah berjongkok sambil memeluk kepala, karena anak-anak babi sedang mengawasi mereka.
Seperti burung unta, ketika Goblin kehilangan semangat bertarung dan menyerah, mereka selalu berjongkok sambil memeluk kepala.
“Saya adalah tuan rumah di sini. Maaf, Anda mendapatkan awal yang diinginkan, tapi tidak mendapat akhir yang diharapkan. Atas hal ini, pemilik Red Earth Slope menyampaikan penyesalan yang mendalam.” Liu Zhenhan membungkuk mengangkat Guo Guo yang sudah melempar tongkat besar dan membuka kedua lengannya. Dua sosok beraroma wangi langsung menerpa pelukannya yang kuat, membuat anak babi kecil menjerit-jerit.
Helen di bawah lereng menyeringai lagi.
Mata kepala Goblin beruang nyaris melotot keluar, tapi tak bisa berbuat apa-apa. Dua pedang bergerigi tajam itu membuatnya tak punya keberanian melawan - meski sangat ingin mencoba.
“Lawan aku seperti seorang pejuang sejati.” Kepala Goblin beruang masih membara: “Letakkan monster mengerikan di tanganmu itu! Mari bertarung secara adil layaknya pejuang sejati!”
“Kebijaksanaan suku Goblin yang agung benar-benar terpancar dari diri Anda. Sampai main taktik provokasi. Sungguh saya tidak salah, Anda benar-benar pandai berkelit.” Liu Zhenhan melirik kepala Goblin beruang yang tegang ini, menepuk bahu dua gadis cantik. Dua kecantikan yang manis ini langsung memerah, teringat masih banyak tatapan yang mengawasi, lalu buru-buru melepaskan dekapan dari tubuhnya.
Helen di bawah lereng kembali menyeringai.
“Apakah kamu akan menolak?” Pemimpin Goblin Beruang meski tidak tahu apa itu "metode provokasi", kecerdasannya saat ini benar-benar terlihat. Dia tahu, baik manusia maupun Bimon, semuanya memegang teguh sopan santun bangsawan yang menggelikan. Terutama di hadapan wanita cantik, tata krama ini akan membuat mereka sulit menolak tantangan duel apapun.
Goblin menyebut tata krama ini sebagai "kebodohan beretiket".
Ini juga merupakan jurus terakhirnya. Jika Pigge ini benar-benar mau berduel, dengan postur tubuhnya yang tinggi besar dan keterampilan bertarung yang telah lama diasah, Pemimpin Goblin Beruang masih yakin bisa memenangkan pertarungan.
"Mengapa tidak?" Liu Zhenhan tersenyum kecut. Jawaban tanpa makna ini membuat bahkan ras Goblin yang terkenal tak tahu malu pun hampir pingsan.
"Kamu... berani menolak tantangan duel yang adil? Di medan perang, bahkan menghadapi duel dari musuh manapun kau tak boleh mundur! Kau sedang menghina status bangsawanmu sendiri!" Pemimpin Goblin Beruang memutar matanya hingga putih terlihat, ekspresinya penuh ketidakpercayaan.
"Dari mana Anda tahu semua ini?" Liu Zhenhan merasa makhluk ini cukup berpengetahuan.
"Aku pernah punya beberapa budak manusia dan Bimon, jadi tentu saja aku tahu." Pemimpin Goblin Beruang membuat ekspresi berpengalaman seolah berkata "jangan pura-pura tidak tahu".
“Kamu... berdiri.” Liu Zhenhan menepuk kepala dua Goblin Beruang yang sedang berjongkok dengan punggung pisau melengkung di tangannya.
Dua Goblin Beruang itu mengkerutkan leher mereka, bangkit dengan bingung dan tak tahu harus berbuat apa.
Kedua Goblin Beruang ini berada di usia produktif, berjanggut lebat, badan berotot, postur tegap. Yang kiri bermuka kasar, yang kanan bermuka kuat. Gabungan wajah mereka memancarkan sifat pengecut.
“Jangan takut.” Liu Zhenhan tersenyum pada mereka, menyuruh manusia landak di bawah lereng untuk melemparkan dua kekang besi. Kekang ini adalah satu-satunya penutup kepala babi hutan yang digunakan untuk menarik gerobak selama migrasi besar-besaran Feilengcui, terbuat dari besi bekas yang ditempa menjadi bentuk melengkung - produk bengkel Desa Bogor.
Di bawah lengan Liu Zhenhan yang ditekuk, dua kekang besi itu dengan mudah ditarik menjadi kait melengkung. Mata setiap Goblin di sekitar membelalak. Batang besi pada kekang itu sebesar ibu kaki - terlalu tebal untuk kekuatan mereka meluruskannya.
Keringat dingin mengalir di punggung pemimpin Goblin Beruang, menempel erat pada zirah kulit usang yang melekat di tubuhnya.
Jika Pigge ini benar-benar berduel denganku, mungkin nasib buruk mengintai? Hati pemimpin Goblin Beruang itu mencekam.
“Pegang ini.” Liu Zhenhan dengan puas menyelipkan dua kawat kekang berbentuk kait ke tangan dua Goblin Beruang.
Dua Goblin Beruang itu saling pandang dengan gugup, tidak tahu obat apa yang dijual dalam labu Yang Mulia Tuan Pigge ini. Senyuman tuan Pigge ini selalu membuat hati mereka merinding, perasaan seram yang terus muncul di pikiran.
“Kaitkan ke mulut pemimpin kalian.” Liu Zhenhan mengomandoi dua Goblin Beruang yang berdiri bengong. Salah satu yang bergerak lamban ditendangnya hingga sempoyongan.
Pemimpin Goblin Beruang bingung melihat dua anak buahnya menyelipkan dua kekang besi ke mulutnya. Ia tak paham maksudnya. Meski mulutnya penuh logam, untungnya rahang Goblin Beruang cukup lebar. Selain rasa karat di lidah, tak ada ketidaknyamanan lain. Masih bisa bicara.
“Demi Kampas! Kau menolak tantangan Goblin! Namamu akan termasyhur di padang gurun!” teriak pemimpin Goblin Beruang dengan gagah, sambil melirik kedua anak buahnya dari sudut mata untuk memberi isyarat agar jangan terlalu dalam memasukkan kekang.
“Apakah kamu masih tidak mau menyerah?” Liu Zhenhan menyilangkan tangan sambil menatap kepala Goblin, di kedua bahunya berdiri hewan peliharaan, tiga mulut secara bersamaan mengepulkan asap.
“Aku…” Sebenarnya kepala Goblin beruang ini sudah ingin menyerah, karena dia melihat budak ogre dengan cap di wajah sedang memungut batang pohon kering sebesar itu dan tanpa pandang bulu mengayunkan ke kaki bukit tempat para anak buahnya. Dentuman tubuh yang tertabrak kayu, diselingi suara tulang remuk dan jeritan kesakitan bergema silih berganti.
Para prajurit gajah raksasa di samping hanya berdiri menyilangkan tangan dengan tatapan dingin.
Ucapan menyerah dari kepala Goblin beruang terpotong oleh dua pasang tatapan.
Ai Wei'er dan Ning Yu sedang menatapnya, dua pasang mata indah yang seolah bisa bicara.
Dua tatapan cantik itu seperti membawa semangat tak terbatas, tiba-tiba membuat kepala Goblin beruang merasa citra dirinya tidak boleh selemah anak buahnya.
Entah dari mana datangnya keberanian, kepala Goblin beruang mengaum: “Lebih baik mati daripada menyerah!”
Begitu kata-kata itu meluncur, dia langsung menyesal, tapi penyesalan sudah terlambat.
"Senymum Liu Zhenhan membeku seketika. Ia meludahkan cerutu yang tergigit di mulutnya, lalu meraih rambut pemimpin Goblin beruang dan menariknya. Dengan lengan yang melilit kuat, tubuh perkasa itu sampai menjulurkan lidah, kapak perunggu besar di tangannya jatuh dengan suara "gubrak".
"Bangsat! Akan kulihat apakah mulutmu lebih keras atau caraku lebih kejam. Kalian berdua, sobek mulutnya!" Liu Zhenhan menatap tajam dua Goblin beruang yang memegang kait besi kosong.
Dua Goblin beruang itu gemetar ketakutan. Di bawah tatapan garang Liu Zhenhan, mereka menutup mata dan memasukkan kembali kait besi yang terlepas tadi ke mulut pemimpin mereka, lalu menariknya keras ke kiri dan kanan.
Rintihan dan jeritan menyayat menjadi melodi tunggal yang menggelapkan hati.
Di bawah lereng, ogre Karu yang sedang asyik bertempur tertegun mendengar jeritan itu. Batang pohon di tangannya terhenti di udara, tak kunjung diayunkan.
Dua Goblin Beruang menggigit gigi mereka, menarik kait di tangan sekuat tenaga. Kait yang tumpul dan kasar itu ditarik dengan kekuatan penuh, membuat mulut pemimpin Goblin Beruang terkoyak tinggi di kedua sisi, namun kulitnya tak kunjung pecah. Kedua Goblin Beruang itu mengambil napas sejenak, lalu menarik lagi sekuat tenaga. Kali ini dua celah terbuka di sudut mulut, memperlihatkan gigi hitam kekuningan pemimpin itu yang penuh sisa makanan dan berdarah.
"Hai!" Di bawah tatapan mengancam Liu Zhenhan, kedua Goblin Beruang itu semakin membabi buta. Pantat besar mereka terangkat tinggi ke belakang saat surai kulit robek perlahan terdengar. Dua algojo itu terjatuh bersamaan.
Setiap yang menyaksikan ini jantungnya berdebar kencang. Wajah Ai Wei'er telah pucat, tak berani membuka mulut lagi. Dia takut akan muntah jika berbicara.
Liu Zhenhan melepaskan pemimpin Goblin Beruang yang matanya sudah terbalik putih akibat tercekik.
"Aaa..." Pemimpin Goblin Beruang itu menutupi wajah dengan kedua tangan sambil berguling di tanah. Jeritan memilukan membawa dua helai daging terkoyak dan banjir darah menggenangi tanah, mengguncang bumi.
Perintah Liu Zhenhan berikutnya membuat semua Goblin Beruang patuh tanpa syarat. Saat dia menyuruh menggali lubang, mereka langsung mengais tanah dengan jari-jari, bekerja dengan gesit.
Sebatang pohon kering ditancapkan di belakang mereka, pemimpin mereka digantung dengan dua jempol di atasnya, ujung kaki harus jinjit baru bisa menyentuh tanah yang basah oleh darah. Dua luka berdarah yang menganga di wajah pemimpin dan gigi putih yang terlihat membuat semua goblin beruang bekerja dengan penuh semangat untuk menunjukkan diri.
Landak dan sigung tiba-tiba mendapat keberanian lagi, dengan angkuh mencambaki para goblin yang sedang menggali lubang menggunakan cambuk penggembala.
Liu Zhenhan memeluk Ning Yu dan Ai Wei'er.
Kedua gadis itu tiba-tiba merasa semua beban mereka lenyap secara misterius sejak kemunculan Richard. Pelukan kuat Richard seolah memiliki sihir pengusir nasib buruk, pelukan hangat nan nyaman ini membuat mereka enggan melepaskannya.
Anak babi Katyusha yang nakal dilaporkan oleh dua ibunya sekaligus. Menurut Ai Wei'er, Xiao Chusheng ini pantas dipukuli keras.
Guo Guo dipuji, bukan karena kinerjanya bagus, tapi karena di saat terakhir tidak ikut ribut dan akhirnya bertindak.
"Peliharaan Magis hanya menerima kendali dari Pendeta, itu sudah seharusnya." Helen membantu menjelaskan untuk kedua Xiao Chusheng ini.
“Tapi dua bajingan kecil ini bukan Peliharaan Magis-nya Richard! Bahkan kontrak jiwa pun tidak ada, mana bisa disebut peliharaan magis?” Ai Wei'er tidak setuju.
Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: "Peliharaan magis apaan! Aku anggap mereka seperti anak sendiri. Kasia baru berapa umur? Kalian tega berdebat dengannya? Guo Guo sekarang sedang masa pemberontakan, lihat si keparat kecil ini, sudah mulai belajar ngerokok cerutu seperti aku! Malah ngajak adiknya ikutan! Hehe... persis seperti gaya Laozi dulu! Kalau dilepas ke Hutan Monster, dalam tiga tahun pasti jadi preman di kalangan monster!"
"Tidak boleh dipukul, tapi boleh dimarahi semau kalian," tambah Liu Zhenhan.
Kasia yang punya sandaran Liu Zhenhan semakin sombong, ekor kecilnya melingkar membentuk lingkaran, lidahnya "bzzzt bzzzt" menjilati Liu Zhenhan berulang kali, lalu melirik menantang ke dua gadis cantik. Guo Guo juga menggigit puntung cerutu, menghembuskan asap dengan angkuh, wajahnya penuh kesombongan.
Ning Yu dan Ai Wei'er hampir pingsan karena marah.
Liu Zhenhan kemudian memperkenalkan Kolinar sang Mamut Prajurit dan keluarganya yang baru direkrut. Winson kecil yang berlendir hidung dengan postur tinggi besar membuat kedua gadis merinding jijik.
“Mengapa para pejuang ini...” Ning Yu merasa heran, bagaimana prajurit gagah perkasa ini begitu mudah mengikuti Liu Zhenhan ke Feilengcui yang sangat sepi?
“Aku menipu mereka.” Liu Zhenhan mengedipkan mata nakal sambil tertawa geli. Ia menarik Korinak dengan akrab: “Aku menghancurkan hutan pisang salju tempat mereka bergantung. Aku orang kasar, jika menyukai sesuatu, aku langsung merebutnya. Tapi sudah kuberi tahu mereka. Pokoknya aku punya hutan pisang Suoluo, bisa menghidupi mereka! Selama aku masih makan lalat, tak satu kaki pun akan kukurangi dari mereka!”
“Menipu?” Ning Yu menatap Korinak terpana: “Bagaimana kau bisa begitu? Apakah para raksasa mammoth ini tidak marah atas perbuatanmu?”
“Nyonya.” Korinak tersenyum: “Orang mammoth paling menghormati pahlawan. Kami sudah melihat kemampuan Tuan Richard. Kejujurannya membuktikan ia sebenarnya tidak ingin menipu kami. Dipercaya dengan perhitungan matang seperti ini adalah kehormatan!”
“Penjelasan macam ini kalian percayai? Sungguh...” Ning Yu sama sekali tak bisa berkata-kata.
Percaya atau tidak, mau bagaimana lagi? Korinak juga kesal di hati. Pisang salju sudah habis, apa harus kembali ke pegunungan demi harga diri lalu menunggu mati kelaparan? Kalau tidak mengikuti Pendeta Naga yang menguasai Kombinasi Nyanyian dan Pertempuran beserta Empat Patung Emas, lalu ikut siapa?
"Penjelasanku tidak sesederhana yang kau kira, saat itu aku benar-benar menangis tersedu-sedu dengan penuh ketulusan." Liu Zhenhan bergumam dalam hati sambil tertawa terbahak, "Mengutip pepatah Bimon: 'Perut Elefin bisa dijadikan kapal!' Haha... Mamut juga termasuk ras Elefin, tentu berhati lapang! Mana mungkin mereka mempermasalahkan caraku! Lagipula, selama perjalanan sudah kuperagakan kemampuan menanam Pisang Suoluo dengan Mata Air Kehidupan! Aku tidak membohongi mereka!"
"Rasa Pisang Suoluo memang luar biasa." Kelina mengangguk sambil tersenyum lebar. Dari raut wajah mereka, sepertinya bujukan Pisang Suoluo lebih berpengaruh daripada kelapangan hati.
Helen menggigil di sampingnya.
Dalam pepatah Bimon sebenarnya berbunyi "Menyembelih Elefin untuk dijadikan kapal di perutnya" yang jelas-jemosan kasar.
"Aku orang kasar... hanya bisa mendapat kalian dengan cara ini...?? Kedengarannya sangat familiar!" Ai Wei'er di samping melototi Liu Zhenhan dengan mata penuh amarah.
Sial! Terbongkar! Liu Zhenhan teringat, taktik ini juga pernah dipakainya dulu di kapal "Penglai" untuk mendapatkan tubuh Ai Wei'er dan Ning Yu.
Ning Yu pun tersadar.
“Beberapa prajurit ini adalah...” Liu Zhenhan melihat situasi memburuk, segera menyelinap ke samping sambil menarik beberapa biksu Partai Hijau, menghindari topik sensitif ini.
Para belalang sembah Partai Hijau saling menyembuhkan luka mereka dengan doa-doa, bersiap untuk pergi. Ning Yu melototi Liu Zhenhan, lalu memperkenalkan mereka satu per satu. Liu Zhenhan sangat menghargai keberanian mereka yang membela kebenaran.
Kepala suku kura-kura belimbing juga keluar dari gua. Si tua ini diam-diam mengawasi situasi tadi, pemandangan berdarah membuat wajahnya masih pucat ketakutan. Tatapannya pada Liu Zhenhan jelas mengandung ketakutan mendalam.
Saat mengetahui ini adalah sang tuan tanah, hati Kepala suku An Du Lan langsung dipenuhi rasa ngeri.
“Untuk apa kau suruh perampok Goblin menggali lubang?” Setelah berbasa-basi dengan kepala suku, Ai Wei'er tak tahan bertanya diam-diam pada Liu Zhenhan.
“Aku mau mengubur mereka hidup-hidup.” Kata Liu Zhenhan santai.
“Kubur hidup-hidup?” Semua yang mendengar ini menarik napas tajam.
※※※
『Kendali ilusi memang memiliki masalah saat jumlah bayangan banyak. Penulisan seperti ini cukup logis, lagipula otak Ning Yu bukan komputer.
Semua yang kutulis, baik lagu perang maupun sihir termasuk ilusi, punya kelemahan masing-masing. Baru seimbang.』
Bab 27 Hukuman
〖Perang seharusnya menjauhkan orang-orang baik.
——Liu Zhenhan berkata〗
※※※
"Kalau tidak, apa yang kalian sarankan? Melepaskan mereka? Atau memelihara mereka?" Liu Zhenhan memandang tulang-tulang binatang yang terkoyak-koyak oleh para Goblin di bawah tebing merah, terkekuk dingin dua kali. "Aku sanggup memelihara mereka?"
"Richard, bisakah tidak membunuh mereka semua? Mengubur hidup-hidup semuanya terlalu kejam." Helen agak tidak tega, menarik lengan Liu Zhenhan pelan-pelan.
Perkataan Helen langsung dibalas dengan pandangan sinis dari Ai Wei'er.
"Lalu Helen, menurutmu harus bagaimana?" Liu Zhenhan balik bertanya.
"Apa kau tidak merasa gerombolan perampok ini datang terlalu kebetulan? Mengapa mereka langsung menyerang begitu rakyat dan ternak kita tiba di sini? Haruskah kita tanyakan dulu? Semua ini masih meragukan..." ujar Helen.
"Tidak mungkin kebetulan seperti itu." Liu Zhenhan terkekik-kekik licik. "Tentu akan kutanyakan, tapi tak perlu menanyai semua Goblin ini."
"Richard... Tapi mengubur hidup-hidup semuanya bukankah terlalu berlebihan? Di kerajaan manusia pun hukum 'satu dari sepuluh' sudah menjadi sejarah ratusan tahun lalu. Bimon adalah negeri berhukum, apakah mengubur massal seperti ini tidak terlalu barbar? Jadikan mereka budak saja, seperti Karu." Ning Yu mengerutkan alis.
"Apa pekerjaan kasar yang bisa kita berikan? Kita tidak punya tambang, tidak ada lahan pertanian, hanya padang gurun. Budak-budak ini hanya akan menambah pengeluaran!" Liu Zhenhan tetap menggeleng.
“Tidak bisakah diberikan celah hidup untuk sebanyak ini Goblin Beruang?” Kepala Suku Kura-kura Andulan tak bisa menahan diri ikut campur: “Bahkan jika mereka perampok, tapi mereka juga makhluk hidup! Lagipula mereka sudah menyerah, musuh yang bahkan harga diri pun sudah dibuang tak bisa lagi dianggap sebagai lawan! Alasan utama banyak ras Bemon yang punah adalah karena sikap kalian Bemon terhadap musuh terlalu kejam, sampai-sampai dalam tiga pertempuran besar, lawan kalian setelah menang juga tak mengenal ampun, menerapkan kebijakan pemusnahan ras. Menghukum penjahat utama masih bisa dimaklumi, tapi haruskah mengajak sebanyak ini dikubur bersama? Selain Dewa Maut, semua tindakan yang merenggut hak hidup pihak lain adalah tidak benar!”
Pandangan mata Liu Zhenhan dan pandangan mata biksu pertapa kura-kura laut bertemu di udara.
“Satu menggetarkan dan dingin, satu ramah dan lembut.”
Ning Yu menengadah ke atas juga sedang menatapnya.
Di tanah, Guo Guo sedang berkelahi dengan anak babi demi kuntum cerutu yang dibuang Liu Zhenhan.
Sorot mata Liu Zhenhan berangsur-angsur melunak.
“Aku melakukan ini untuk membela kalian berdua, kalian yang putuskan.” Liu Zhenhan menatap tajam Ning Yu dan Ai Wei'er.
Pandangan dua kecantikan ini bersilangan, terlihat sangat serba salah.
“Kalau begitu... anggap saja ini menghormati harga diri Kepala Suku.” Liu Zhenhan mengintai Kepala Suku Kura-kura Andulan: “Rencana mengubur hidup-hidup semua Goblin Beruang akan kubatalkan, nyawa Goblin Beruang yang kutinggalkan kujadikan balasan atas nasihat welas asihmu. Tapi...”
“Meskipun mereka terhindar dari hukuman mati, hukuman hidup tetap tidak bisa dihindari. Saya harap Anda bisa memahaminya.” Liu Zhenhan menunjuk mayat landak sigung yang tewas oleh pentungan berpaku.
Kedermawanan yang pelit ini membuat Kepala Suku Daimei juga tidak enak untuk berkomentar lagi. Bagaimanapun, tangan perampok Goblin Beruang ini memang telah menodai banyak darah landak dan sigung, mayat-mayat di bawah lereng dengan jelas menggambarkan semua yang telah terjadi.
Kepala Suku Daimei Andulan merasa sangat berhutang budi, dia merasa berhutang besar pada Tuan Tanah Pigge ini.
“Tuan Richard, kedermawananmu membuatku sangat terharu. Di wilayah kekuasaanmu nanti, saya dan murid-murid biarawan akan memberikan bantuan medis secara gratis.” Pernyataan Kepala Suku Daimei yang hidup mengasingkan diri ini sebenarnya merupakan bentuk tersirat dari kesetiaan pada Liu Zhenhan.
“Itu bagus.” Liu Zhenhan mengangguk, dalam hati sebenarnya menertawakan.
Liu Zhenhan justru khawatir tidak ada kesempatan menunjukkan kekuatan pemerintahan yang tegas, mana mungkin bisa berakhir begitu saja? Korban dari pengikut landak dan sigung telah mencapai dua digit, membuat Liu Zhenhan yang hanya memiliki sekitar 200 anggota suku bawahan sama sekali tidak berpikir untuk membebaskan para perampok Goblin Beruang.
Di hadapan sumpah suci Yang Mulia Tuan Pigge kepada Dewa Perang Campas: "Tidak akan membunuh seorang pun dari mereka asalkan mengatakan kebenaran", pengungkapan saling mengadukan sesama dengan cepat berlangsung gegap gempita di antara goblin beruang. Di antara pilihan dikubur hidup-hidup jika diam atau menyelamatkan nyawa dengan mengkhianati kawan, banyak goblin beruang memperlihatkan sisi pengecut mereka. Puluhan goblin beruang yang tangannya berlumuran darah landak dan sigung segera terungkap.
Seluruh perempuan dan anak-anak diusir ke dalam gua-gua di Tebing Tanah Merah. Para biarawan tidak tahu bahwa ini adalah pembuka kecil persiapan Liu Zhenhan untuk menunjukkan sisi kejamnya.
Helen menarik Ning Yu dan Ai Wei'er yang tak berani menoleh masuk ke dalam gua tanah merah. Mereka terlalu mengenal Richard. Langkah Delapan Tuan yang diayunkan Richard saat mondar-mandir pasti mengisyaratkan niat buruk, seperti saat menghadapi perampok goblin di Hutan Bintang Selatan yang masih menghantui mimpi buruk mereka.
Dua tiga puluh goblin beruang berwajah garang dan bertubuh gemuk diikat erat dengan batang kering dan rotan. Mereka berdiri di sana dengan tenang, hanya sedikit gugup, karena yakin pada janji tidak akan dibunuh. Tidak ada perlawanan saat diikat, sebab tak satu pun Bimon akan mengingkari sumpah kepada Dewa Perang.
Cambuk kulit sapi kasar yang telah diproses, dicelupkan air garam, diayunkan tanpa henti oleh prajurit mammoth kekar ke tubuh perampok-perampok tawanan. Tubuh mammoth terlalu perkasa, satu cambuk hanya bisa bertahan 2-3 kali pukulan sebelum hancur berantakan. Setiap cambukan membuat otot-otot tubuh Goblin yang kekar mekar seperti kuncup bunga, merobek baju kulit lusuh mereka.
Goblin-goblin yang dicambuk menganga lebar, menengadahkan leher namun tak bersuara. Terkadang rasa sakit yang terlalu hebat justru membuat pita suara menjadi bisu.
Beberapa biksu pertapa yang belum sempat pergi ditahan oleh Liu Zhenhan. Ia memerintahkan mereka bersama Dukun Nostradamus untuk merawat luka para Goblin yang dihukum dengan mantra penyembuhan.
"Aku tak mengizinkan mereka mati begitu cepat! Aku telah berjanji padamu, Kepala Suku, takkan membunuh satu pun dari mereka!" Nada bicara Liu Zhenhan kini sepenuhnya berubah menjadi perintah militer.
Kepala Suku Kura-kura Andulan dan murid-muridnya akhirnya mengubur niat protes di bawah tatapan garangnya. Kini Tuan Tanah Richard memiliki pasukan kuat. Kesatria Belalang Hijau tak mungkin mempertaruhkan nyawa melawan prajurit mammoth perkasa hanya untuk membela sekelompok Goblin dan membuktikan rasa kemanusiaannya.
Dalam kutukan diam "tuan tanah yang kejam, Pigge berbalut kulit iblis" dan hujan darah daging berterbangan para Goblin Beruang, beberapa biksu pertapa gemetar menjalankan perintahnya.
"Tidak makan pisang salju?" Liu Zhenhan mengkritik dengan tegas seorang prajurit mammoth muda yang menjalankan hukuman. "Jangan seperti perempuan, aku ingin melihat cambukmu berdarah!"
Liu Zhenhan mengeluarkan Tongkat Taring Serigala Formasi Padat yang terbuat dari baja bintang, menunjuk para Goblin Beruang yang terikat seperti bakcang. Batang berpendar listrik biru ini langsung membuat organ dalam mereka terbakar.
Beberapa Goblin Beruang yang tersengat listrik langsung kejang-kejang, kotoran dan air seni keluar, mulut berbusa putih.
"Apa yang mereka muntahkan, kalian harus jilat bersih!" Liu Zhenhan berteriak pada kerumunan Goblin Beruang yang menyaksikan.
Kaki-kaki Goblin Beruang yang dicambuk segera dikerumuni rekan-rekan yang wajahnya basah air mata penghinaan. Lidah-lidah besar gemetar mereka menyiksa mulai dari indra perasa, jiwa, hingga raga, mempermalukan para perampok Goblin Beruang yang dulu semena-mena ini.
Arwah penasaran berkeliaran di padang gurun, melengking histeris yang menggetarkan tulang.
“Selesai menjilati kotoran!” Goblin Beruang yang sudah selesai, ditarik ke samping api unggun. Besi panas merah menyala ditempelkan ke pipi mereka untuk memberi cap budak.
Perampok dengan kulit dan daging hangus tidak berani lagi melihat teman-teman mereka yang diikat dan dipukul. Mereka menutupi wajah dan memunggungi.
Karu menggunakan tongkat kayu untuk memaksa kepala Goblin Beruang yang memalingkan muka agar kembali melihat.
"Lanjutkan melihat!" Kepala besar Karu bergoyang-goyang penuh kesombongan. Dia jelas meniru cara Gud dulu memperlakukannya.
“Pukul dengan kejam! Biarkan mereka mengerti mengapa dunia ini harus memiliki rasa takut!” Liu Zhenhan mengayunkan Tongkat sarang lebat yang memercikkan bunga api biru "Sssss sssss" di tangannya, pandangan menusuknya dipenuhi kekerasan dan kekejaman.
"Ya, tuan tanah!" Beberapa prajurit mammoth menjawab serentak bak gemuruh guntur.
Landak-landak dan sigung-sigung menatap tuan tanah yang membantu membalas dendam mereka dengan mata berkaca-kaca, setiap ekspresi menunjukkan dukungan penuh.
Hukuman cambuk yang berkepanjangan membuat Goblin Beruang yang dipukul perlahan mati rasa, setelah rasa sakit melampaui batas, stimulasi seberapa pun menyakitkan tak lagi memicu reaksi saraf.
“Sekarang pengadilan resmi dimulai!” Liu Zhenhan memberi isyarat kepada para biksu yang sedang menggunakan doa untuk menghentikan pekerjaan mereka, berkata dengan lantang: “Perampok Goblin Beruang telah mengganggu wilayah Feilengcui, menyebabkan korban besar di kalangan Orang-orang Beastman Bimon. Keputusan pengadilan adalah——hukuman mati untuk semua!”
“Apa?” Semua orang tertegun, ini... ini terlalu... Padahal Tuan Tanah baru saja bersumpah di hadapan Dewa Perang!
Mata beberapa biksu pertapa terbelalak lebar.
“Tapi...” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, melanjutkan: “Atas permohonan Kepala Suku Andulan dari Kura-kura Tempurung, dan mengingat kewibawaan sang kepala suku, Tuan Tanah Feilengcui, Bangsawan Kerajaan Richard secara resmi mencabut hukuman mati ini.”
Para Goblin Beruang menghela napas lega.
“Namun, para perampok goblin yang telah menodai darah rakyatku, karena kejahatan mereka yang tak termaafkan, sesuai dengan kehendak adil Dewa Perang, aku akan mematahkan tulang punggung mereka dan mengusir mereka! Sebagai hukuman! Goblin Beruang lainnya akan diturunkan status menjadi budak.” Liu Zhenhan tersenyum ramah pada para Goblin Beruang yang terikat di tiang: “Selamat, kalian mungkin akan menjadi pelanggan pertama bengkel kursi roda Feilengcui.”
“Ini……” Kepala Suku Daimao merasa punggungnya basah oleh keringat, hembusan angin malam yang dingin menusuk membuatnya gemetar tak terkendali. Inikah yang disebut tidak membunuh mereka? Bagaimana mungkin Goblin Beruang dengan tulang punggung remuk bisa bertahan hidup di padang gurun yang ganas ini?
Kepala Suku Andulan tiba-tiba menyadari, selama hidupnya yang panjang, pria di hadapannya ini adalah pemilik indeks hati hitam No.1 yang pernah ia lihat.
Bukan hanya dia, sebagian besar orang di lokasi merinding, bulu kuduk mereka semua berdiri.
“Yang keberatan bisa mengajukan banding!” Liu Zhenhan mengangkat tangan ke kerumunan yang terpaku, sambil mengangkat bahu tersenyum: “Feilengcui bukan kerajaan otoriter. Di sini kita menjunjung hukum. Saya akan mendengar semua pendapat sebelum memutuskan.”
“Aku mau banding!” teriak pemimpin Goblin Beruang yang berlumuran darah dengan suara lemah, suara dari mulut yang terkoyak itu terdengar seperti bellow tua yang rusak.
Gemuruh suara lemah bergema mengikuti, diselingi batuk-batuk berdarah.
Kepala Suku Daimao baru saja hendak berbicara, tapi sebuah kalimat dingin memotong semua ucapannya.
“Maaf…” Liu Zhenhan mengusap hidungnya, “Banding kalian telah ditolak setelah melalui proses verifikasi.”
Bab Kedua Puluh Delapan: Bendera Tengkorap Berkibar
Meski telah menangani puluhan goblin beruang, masih tersisa sekitar seratus perampok goblin beruang. Liu Zhenhan mengitari mereka yang tersisa ini cukup lama.
Setiap goblin beruang merasakan tangan dan kaki mereka dingin membeku, berharap tuan tanah Pigge yang menakutkan ini jangan sampai mematahkan tulang punggung mereka dan melempar ke padang gurun sebagai makan malam serigala gua.
Sebenarnya Liu Zhenhan sedang mengagumi postur tubuh kekar para goblin beruang ini. Sayangnya tidak ada tambang seperti di Desa Bogor, kalau tidak budak berotot seperti ini akan menjadi pilihan yang bagus.
Sebuah rumah gua dijadikan penjara bawah tanah mereka, dengan pagar kayu yang dipasang secara simbolis di mulut gua.
Pemimpin sigung Suku Kunk, Gazar, dengan sukarela menawarkan diri untuk berjaga malam. Lengan Gazar baru saja patah dalam pertempuran melawan goblin beruang, dan kepalanya dibalut perban.
Setelah Liu Zhenhan menyetujui permintaannya, sigung malang ini mencium sepatu bot Tuan Liu sambil bersujud di tanah, mengoceh tentang "takkan bisa membalas budi meski tubuh hancur lebur", pujiannya mengalir deras seperti hujan panah air sihir Katyusha.
Liu Zhenhan tanpa basa-basi menyita gua Andulan. Setelah menidurkan dua Xiao Chusheng, dia segera menginterogasi dua pemimpin Goblin Beruang yang berwajah lebih muda dan memakai zirah kulit mewah. Dia ingin tahu mengapa para perampok ini bisa menyergap keluarganya dan rakyatnya segera setelah mereka tiba di Tebing Merah Feilengcui.
Semoga ini hanya kebetulan, pikir Liu Zhenhan dalam hati.
Dua pemimpin Goblin Beruang ini sudah ketakutan setengah mati. Setelah saling menampar 100 kali dan menusuk gendang telinga sebagai "hidangan pembuka", mereka langsung mengaku segala hal tanpa reserve.
Karena pengakuan kedua Goblin Beruang ini berantakan, Liu Zhenhan meminta Ning Yu menjadi pencatat. Dengan pena bulu angsa di atas kertas papirus Rasha, Ning Yu mencatat poin-poin penting yang disortir Liu Zhenhan.
Kertas papirus Rasha adalah yang termurah di Kerajaan Bimeng, tapi tetap mahal - satu koin emas per lembar. Kertas ini tak sehalus kertas papirus Tokhara maupun seputih perkamen.
Tulisan Ning Yu adalah yang tercantik. Aksara Bimon-nya yang anggun dan luwes membuat Xiao Hulijing hijau mata campur iri.
Liu Zhenhan entah dari mana mendapatkan tinta merah aneh. Melalui jari-jari ramping Ning Yu, ia mencatat deskripsi terputus-putus Goblin Beruang ke atas kertas ruo sha.
Perampok goblin di padang gurun juga terbagi dalam faksi-faksi berdasarkan perbedaan suku mereka.
Kelompok Goblin Beruang ini berada di bawah Suku Kosen yang terletak 50 li di selatan Tanah Tinggi Merah. Wilayah kekuasaan mereka mencakup Tanah Tinggi Merah dan tepi selatan Sungai Sanggan. Nama suku berasal dari julukan pemimpin mereka - si pecundang malang yang mulutnya disobek dan tulang belakangnya dihancurkan oleh Liu Zhenhan.
Yang membedakan suku ini dengan suku goblin lain di padang gurun adalah keanggotaannya yang seluruhnya terdiri dari Goblin Beruang. 180 prajurit Goblin Beruang dewasa merupakan seluruh kekuatan bersenjata mereka. Selain itu, terdapat sekitar 50 lebih goblin betina dan 100 lebih anak goblin di perkemahan mereka. Alasan jumlah Goblin Beruang betina di Suku Kosen sangat sedikit adalah karena kemampuan reproduksi betina pada golongan goblin maupun humanoid-goblin hampir setara tikus, sementara populasi berlebih akan membebani pasokan makanan. Oleh karena itu 50 lebih Goblin Beruang betina di Suku Kosen sudah cukup untuk melanjutkan keturunan.
Sebagian besar suku goblin mengikuti hukum reproduksi yang sama. Suku hanya mempertahankan keturunan jantan karena mereka akan menjadi prajurit di masa depan. Bayi betina yang lahir, kecuali beberapa yang sehat untuk kebutuhan reproduksi di masa depan, dibuang ke padang gurun besar demi menyediakan ASI yang cukup untuk bayi jantan - nasibnya diserahkan pada alam.
Dalam hal ini, suku goblin beruang Kosen memiliki pemikiran yang sama dengan Liu Zhenhan. Perbedaannya, Liu Zhenhan akan mematahkan tulang punggung terlebih dahulu saat mengusir goblin beruang.
Tanpa goblin berdarah murni, suku goblin beruang Kosen tidak mewarisi keterampilan kuno memelihara binatang raksasa. Tubuh mereka yang sekuat ogre menjadi aset utama.
Deskripsi para goblin beruang ini membuat alis para gadis berkerut. Kepala suku kura-kura yang mendengarkan juga merinding, meski sebelumnya pernah mendengar kisah ini - penuturan langsung dari mulut goblin beruang membuat hati biksu pertapa yang polos bergidik.
Perampok di padang gurun bukanlah kelompok yang solid. Mereka memiliki wilayah kekuasaan masing-masing dan sering bentrok dengan suku ogre atau sesama suku goblin yang melanggar batas wilayah.
Serangan mendadak ke Tebing Tanah Merah kali ini memiliki kebetulan yang hanya ada dalam novel.
5-6 hari sebelumnya, sekelompok Goblin Beruang ini sedang berkeliaran di wilayah mereka sendiri, bersiap untuk "persiapan sumber daya" menghadapi musim dingin, ketika mereka mengepung sekelompok pedagang manusia yang sedang pulang ke kampung halaman yang dilindungi oleh Ksatria Bimon.
Sebenarnya, pedagang manusia yang dilindungi oleh pasukan besar Ksatria Bimon seperti ini, bahkan dengan keberanian naga pun para Goblin Beruang tidak akan berani bertindak gegabah. Namun yang aneh adalah, pasukan Ksatria Bimon ini hanya mengawal para pedagang dalam jarak yang sangat pendek, setelah menyeberangi Sungai Sanggan, mereka mengabaikan protes keras para pedagang dan kembali ke markas. Yang lebih mengejutkan, para Ksatria Bimon ini bahkan menolak permintaan pedagang manusia untuk kembali ke Weisisipang, dengan keras meninggalkan para pedagang tak bersenjata ini di tengah padang gurun yang luas.
Daging gemuk yang sudah di depan mulut tentu tidak boleh disia-siakan. Setelah memastikan tidak ada jebakan, para Goblin Beruang dengan cepat membersihkan harta benda para pedagang manusia tak bersenjata ini. Dibandingkan dengan panen besar yang mereka harapkan, harta benda di sekitar para pedagang manusia ini ternyata sangat sedikit dan menyedihkan.
Namun para Goblin beruang secara tidak sengaja mendapatkan informasi penting dari tawanan manusia: Sebelum menghancurkan kapal penyeberangan, para Ksatria Bimon pernah memberitahu para pedagang bahwa jika tidak berani melanjutkan ke padang gurun, mereka bisa menunggu di Tebing Tanah Merah. Karena akan ada sebuah desa Bimon yang bermigrasi dari seberang Sungai Sanggan. Desa Bimon ini berpenduduk jarang, terdiri dari Suku Pig dan beberapa ras bawahan lemah, membawa banyak ternak, dan akan ditempatkan di tepi utara Sungai Sanggan sebagai pos terdepan.
Desa Pigge ini akan menyediakan kapal untuk kepulangan para pedagang.
Tawanan manusia menekankan berulang kali bahwa ini adalah informasi yang disampaikan oleh para Ksatria Bimon yang mengawal mereka saat itu.
Mengenai alasan adanya Ksatria Bimon yang mengawal mereka, para pedagang ini juga tidak tahu penyebab pastinya. Mereka hanya tahu bahwa para ksatria ini yang mendatangi mereka dan menawarkan pengawalan. Para manusia ini adalah pedagang keliling dengan modal terbatas di Provinsi Timur Laut Kerajaan Bimeng, yang sedang khawatir karena musim dingin mendekat dan membutuhkan biaya besar untuk menyewa tentara bayaran berpengalaman. Tawaran baik seperti ini tentu tidak mungkin ditolak.
Kejadian baik seperti ini terus berulang, hampir setiap hari satu regu Ksatria Bimon mengawal sekelompok pedagang manusia menyeberangi Sungai Sanggan, kemudian kembali, seolah-olah dengan sengaja menyerahkan para pedagang ini kepada perampok Goblin beruang dari Kesukuansoen yang menguasai wilayah ini.
Suku Goblin Beruang Kosen dibuat pusing oleh rezeki nomplok ini. Meski jumlah pedagang manusia yang datang setiap hari semakin menipis, dan hanya pedagang keliling kelas bawah dengan keuntungan kecil, persediaan makanan sebulan yang dibawa masing-masing mereka secara bertahap telah menjadi bantuan berharga bagi suku Kosen yang akan memasuki musim dingin kejam.
Tanpa terkecuali, para pedagang yang ditawan ini juga memberitahukan tentang rencana migrasi desa Bimon ke Bukit Tanah Merah. Mereka juga menegaskan bahwa informasi ini "dengan sengaja" diberitahukan oleh Ksatria Bimon yang mengawal mereka menyeberangi sungai.
Kawanan ternak! Dan wanita Bimon favorit para goblin! Kata-kata ini membuat darah para perampok Goblin Beruang mendidih.
Dalam standar kecantikan goblin, wanita dari ras mereka sendiri memang tidak dianggap menarik. Meski wanita Suku Pig juga tidak cantik, tapi masih lebih baik daripada istri-istri mereka. Beberapa goblin beruang yang pernah meniduri wanita Pig membual tentang pengalaman mereka: pinggang yang agak besar, jeritan dan gerakan liar, kulit perunggu, serta hidung tegak menghadap langit - semua ini memenuhi para Goblin Beruang dengan hasrat dan kekuatan untuk merampas.
“Jadi para Goblin Beruang ini selama beberapa hari terakhir terus berkeliaran di sekitar Lereng Tanah Merah. Sebuah desa yang terdiri dari Suku Pig pengecut dan budak yang lebih pengecut lagi membuat para Goblin Beruang ini merasa sangat berani. Suku Kosen juga dengan ketat menutup rapat kabar ini, karena mereka takut jika berita ini tersebar akan menarik perhatian suku perampok yang lebih kuat.”
“Hal-hal selanjutnya tidak perlu dijelaskan lagi, fakta yang sudah terjadi adalah bukti terbaik.”
“Satu-satunya perbedaan dengan fakta adalah, dalam migrasi Desa Pig ini sama sekali tidak ada perempuan Pig yang telah lama diidam-idamkan para Goblin Beruang, melainkan ratusan gadis manusia dan dua wanita cantik yang memikat hati!”
“Diam membeku. Perkataan perampok Goblin itu memicu keheningan yang mencekam.”
“Pena bulu angsa di tangan Ning Yu berhenti di atas kertas papirus, perlahan membentuk titik merah yang membeku.”
“Berapa lama sejak aku dan Helen mendapatkan gelar Pendeta Kuil?” Liu Zhenhan menghitung dengan jari-jarinya.
“Kurang dari dua minggu.” Ning Yu memutar-mutar pena bulu angsa di tangannya.
“Untungnya aku hanya menghabiskan lima hari di Pegunungan Salju Himalaya Taymur. Jika terlambat kembali, konsekuensinya benar-benar tidak terbayangkan.” Kelopak mata Liu Zhenhan menurun.
“Para Ksatria Bimon itu...” Rubah kecil itu sepertinya juga menyadari sesuatu, memicingkan mata indahnya dengan bulu mata panjang yang gemetar.
“Aku tahu siapa itu.” Wajah Ai Wei'er terlihat agak pucat, meski tidak ada bukti nyata, sifatnya yang sebenarnya sangat pemarah membuatnya hampir tak tahan untuk menyebut nama itu.
"Wei'er, jangan sebut siapa, nanti jadi tidak menarik." Liu Zhenhan tersenyum dengan santai.
Berbeda dengan kekhawatiran ketiga gadis itu, Liu Zhenhan bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa.
Dia menunjukkan minat besar pada kehidupan goblin beruang, terus mengajukan pertanyaan terperinci terutama tentang detail seperti makanan, pakaian, dan sumber senjata mereka.
Sumber makanan goblin beruang sangat kompleks. Yang membuat semua orang terkejut, mereka bisa memakan hampir segala sesuatu - mulai dari bangkai yang direbut dari burung nasar hingga akar rumput yang diperebutkan dengan kelinci, bahkan lebih luas dari Hobbit Setengah Manusia. Mereka mandi dengan lumpur, tidak pernah melepas pakaian kulit compang-camping kecuali setelah mati atau menemukan perlengkapan lebih baik. Senjata perunggu dari era Perang Dewa dan Iblis yang digali dari tanah padang gurun menjadi senjata andalan mereka, meski terkadang juga mendapatkan senjata berkualitas rendah dari sumber lain.
“Apakah kalian memakan mayat?” Liu Zhenhan dengan penuh minat menyela dengan pertanyaan yang sebenarnya ingin diketahui semua orang, tapi dianggap menjijikkan: “Maksudku, apakah kalian memakan jenazah rekan sendiri, atau Bimon dan manusia?”
“Biasanya tidak, tapi kalau benar-benar kelaparan ya dimakan juga.” Seorang Goblin Beruang memandangnya lama, lalu menjawab jujur.
Begitu mendengar ini, Kepala Suku Kura-kura yang mencintai kehidupan merasa keputusan sebelumnya untuk membujuk Tuan Richard menyisakan para Goblin Beruang ini adalah kesalahan besar.
“Lalu bagaimana jika kalian sakit?” Liu Zhenhan bertanya lagi.
“Biasanya kami jarang sakit. Kalau ada yang benar-benar sakit, kami akan membuangnya ke padang gurun.” Goblin Beruang lain dengan mulut mengembung berusaha menunjukkan kemampuan: “Kalau terluka dalam pertempuran, kalau jaraknya dekat, kami akan datang ke biksu Bimon yang tinggal di Tebing Tanah Merah ini untuk diobati. Kalau jauh, kami tidak akan datang, terlalu merepotkan.”
“Kenapa kalian tidak menculik para biksu pertapa ini sebagai budak? Biar mereka mengobati kalian khusus?” Liu Zhenhan merasa lucu, menunjuk Kepala Suku Andulan dan para Mantis Suku Lvtdau bercanda.
“Mereka terlalu jelek.” Goblin Beruang itu mengerlingkan mata, memandangi para biksu beberapa saat, lalu mengucapkan kata-kata yang sangat melukai harga diri para pertapa suci ini.
“Utamanya persediaan makanan tidak cukup.” Seorang goblin beruang lainnya menundukkan kepala sejenak berpikir, lalu menyela: “Selain menyisakan sedikit budak manusia, kami tidak memiliki budak lain.”
“Makanan buatan manusia, daging panggangnya sungguh harum.” Goblin ini meneteskan liur sambil berusaha mengingat-ingat.
“Dari mana kalian mendapatkan begitu banyak budak manusia?” Liu Zhenhan seolah menangkap titik penting, gerakan menggaruk lubang hidungnya terhenti.
“Sebenarnya banyak pedagang dari negara manusia yang datang ke Kerajaan Bimeng. Kafilah besar dilindungi tentara bayaran, itu tidak bisa kami ganggu. Tapi banyak juga kafilah kecil yang masuk ke padang gurun. Saat bencana kelaparan, kadang pengungsi masuk ke Dataran Liar Donau, merekalah mangsa kami.”
“Mengapa? Sudah tahu padang gurun berbahaya, kenapa masih banyak manusia nekat datang ke sini?” Liu Zhenhan bertanya pada Helen.
“Keuntungan dagang yang besar membuat manusia nekat mengambil risiko.” Helen menjelaskan: “Rangka, inti kristal, dan bulu binatang buruan biasa di kalangan rakyat Bimon harganya sangat murah, tapi di dunia manusia nilainya setara harta karun. Ini cukup memikat pedagang manusia menyeberangi padang gurun luas. Apalagi mereka tidak tahu bahaya laten dan perampok sebanyak kutu Jiao yang mengintai di sini.”
“Pisau gading yang digunakan prajurit mammoth, harganya di dunia manusia hampir setara rumah layak.” Ning Yu juga mengangguk setuju.
“Perdagangan antara suku Fox kami dengan manusia selalu dalam keadaan jenuh. Setiap tahun, banyak barang tertimbun di sana, Sungai Sanggan dan Padang Gurun Besar, sulit untuk mendorong perdagangan ke puncak.” Helen mengangkat bahu dengan penuh penyesalan.
“Salahkan mereka.” Liu Zhenhan mengeluarkan sebatang cerutu, menunjuk dua Goblin Beruang. Karu di belakangnya segera mengambil batu api dan menyalakan cerutunya, lalu menghirup udara dengan rakus.
“Tidak sepenuhnya salah kami.” Seorang Goblin Beruang berkata dengan wajah memelas: “Sebenarnya di padang gurun bukan hanya gerombolan perampok kami. Di daerah sekitar Bukit Merah dalam radius 200 li saja ada empat kelompok perampok - yang terbesar adalah Suku Goblin Bukit Pisau Cukur dengan ribuan goblin, lalu Suku Ogre Batu Keras, dan Suku Manusia Liar Gagak Putih. Kelompok kami yang paling lemah, hanya bisa minum kuah kalau yang lain makan daging.”
“Masih ada lagi!” Goblin Beruang lain menambahkan dengan masgul: “Dulu ada pedagang manusia khusus yang berbisnis dengan perampok di padang gurun. Mereka menukar budak dan harta rampasan kami dengan bir, bahan makanan, dan senjata. Tapi sejak tahun lalu, para pedagang itu hilang, digantikan gerombolan besar perampok manusia bersenjata lengkap. Mereka merampok siapa saja - bahkan sesama pedagang manusia dan kami penduduk asli...”
“Ada manusia yang berbisnis dengan kalian perampok?” Liu Zhenhan merasa ini hal baru.
“Benar... di sekitar sini ada sekelompok perampok manusia seperti itu. Aku kenal pemimpin mereka, manusia berambut plontos bermata satu itu. Dulunya dia pengawal tentara bayaran para pedagang yang berbisnis dengan kami. Mereka beraksi setiap musim semi saat es mencair, dan menghilang di musim dingin. Mereka juga menyuap suku barbar White Crow untuk membantu merampok. Cara mereka jauh lebih hebat dari kami.” Seorang Goblin beruang melanjutkan cerita.
“Haha, pedagang barang curian berubah menjadi perampok. Menarik.” Liu Zhenhan menyeringai dingin. Padang gurun besar ini ternyata wilayah apanase yang bagus! Kuil dan Pangeran Richard benar-benar teman yang luar biasa.
“Dua ratus li dari sini, di kaki hutan poplar salju, pernah ada suku kecil Elf padang rumput. Saat daun poplar berubah merah tahun ini, mereka dibasmi habis oleh gabungan perampok manusia dan suku barbar itu.”
“Hmm, para Elf memang cantik...” Liu Zhenhan teringat petualangan asmaranya dengan Dark Elf beberapa waktu lalu, hanyut dalam lamunan. Sadar tiga gadis memandangnya curiga dengan wajah dingin, ia buru-buru menjelaskan: “Hei... itu cuma kabar burung... kabar burung belaka...”
“Para perampok itu adalah kelompok pemburu budak dan perompak swasta manusia. Bahkan para perampok manusia yang nekat ini berani memasuki Kerajaan Bimeng.” Helen meliriknya dengan curiga, hampir menggigit gigi peraknya sampai hancur.
Dia sendiri pernah merasakan pengalaman pahit seperti itu, sehingga kebenciannya terasa sangat menusuk.
“Nasib mereka telah berakhir!” Liu Zhenhan menghela napas lega dalam hati, lalu melompat dari kursinya: “Sialan, aku bingung bagaimana menghadapi gerombolan Goblin beruang ini. Sekarang aku tahu solusinya!”
Wajah dua Goblin beruang langsung berubah pucat pasi.
Sikap tidak menentu Yang Mulia Tuan Pigge ini membuat otak mereka yang kekurangan oksigen membayangkan adegan mengerikan: para Goblin beruang berbaris di tepi lereng tanah merah, ditembaki massal oleh anak babi penghancur yang bisa menyemburkan Panah Air magis sampai berbentuk sarang tawon.
“Tenang saja, anak-anak.” Liu Zhenhan mengusap kepala dua Goblin beruang yang mulutnya bengkak: “Aku tidak akan membunuh kalian.”
“Bawa mereka pergi.” Liu Zhenhan melambaikan tangan dengan gaya pada Karu.
Dua Goblin beruang yang jantungnya berdegup kencang itu digiring keluar dari gua tanah liat dengan tendangan dan dorongan kasar dari Karu.
“Aku putuskan!” Liu Zhenhan menghabiskan cerutunya dan berkata dengan tegas: “Aku juga akan menjadi perampok!”
“Pek” sebuah suara terdengar, pena bulu angsa di tangan Ning Yu yang biasanya tenang patah menjadi dua.
Di dalam gua, bola-bola mata berhamburan dan melompat-lompat ke segala arah.
※※※
『Mungkin ada saudara yang belum mengerti, mengapa Formasi Padat sekarang berubah menjadi tongkat listrik. Hehe, semuanya karena sudah dimodifikasi, alasan spesifiknya kupikir kalian seharusnya bisa melihatnya kan?』
BAB KE-29 Menghadapi Perampok dengan Perampok
“Jangan memandangku dengan ekspresi terkejut seperti itu. Apakah kalian ingin membuat kejutan besar bagi bajingan-bajingan yang memfitnah kita? Apakah kalian ingin kita tetap bisa membuka 'Jiangnan' yang makmur di Padang Rumput Donau yang gersang ini?” tanya Liu Zhenhan.
Semua mengangguk.
“Dengan apa bangsawan membentuk pasukan? Dengan uang kan? Semakin banyak koin emas, semakin kuat pasukan yang bisa dibentuk? Dengan begitu kita bisa menuntut keadilan untuk Helen, menghukum semua yang menghina kita, dan membuat semua yang pernah meremehkan kita segera menyembunyikan kesombongan mereka. Benar bukan?” Kata-kata Liu Zhenhan penuh dengan nuansa provokatif.
Semua mengangguk.
“Kalau begitu baik, mari jadi perampok.” Kata Liu Zhenhan dengan santai.
“Tapi Richard, kamu kan bangsawan... Mau jadi perampok?” Helen merasa pusing mendengarnya.
“Richard, hal yang terlalu ekstrem sebaiknya tidak dilakukan.” Ning Yu juga menasihatinya.
“Kamu tidak perlu menyia-nyiakan diri hanya karena ketidakadilan Kuil padamu dan fitnahan Pangeran!” Kata Ai Wei'er.
“Siapa yang menyerah? Aku sama sekali tidak pernah berpikir seperti itu.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
Meski begitu, raut wajah semua orang masih dipenuhi kebingungan, terutama karena ucapannya terlalu mengguncang.
“Kita sekarang menghadapi dilema terbesar. Tahukah kalian apa itu?” Liu Zhenhan memandang sekelilingnya. “Yaitu, dengan apa kita bertahan hidup? Dari mana datangnya semua ternak, bahan makanan, dan selimut musim dingin kali ini? Dari Ning Yu yang menjual gioknya! Musim dingin yang panjang akan datang. Bahkan perampok di padang gurun pun tahu tentang persiapan sumber daya. Bagaimana dengan kita? Sekalipun bertahan di musim ini, lalu setelahnya? Pernahkah kalian memikirkan ini?”
“Kita tidak punya kastil, menara pengawas, pagar, bahkan senjata dan zirah untuk milisi pun tidak lengkap! Semua ini butuh uang. Apa kita harus menjual perhiasan lagi?” Liu Zhenhan menyeringai dingin.
“Kita bisa mengandalkan peternakan...” Suara Helen semakin melemah. Dengan tambahan 200 budak Goblin Beruang yang harus diberi makan, mengandalkan suku bawahan untuk menggembala memang tidak masuk akal.
“Selain peternakan, adakah cara lain untuk meningkatkan pendapatan wilayah kita?” Liu Zhenhan memandang Ning Yu.
“Tidak ada lagi, di Dataran Liar Donau tidak ada cadangan mineral, juga tidak ada hutan yang dihuni monster ajaib. Kita tidak bisa mendapatkan pendapatan wilayah dengan menambang atau berburu inti kristal monster ajaib.” Ning Yu sebenarnya sudah memikirkan hal ini selama dua hari terakhir, tapi tetap tidak menemukan solusi.
“Di Sungai Sanggan ada ikan dan udang, kita bisa membuat jaring untuk menangkapnya. Setiap musim semi, permukaan Sunganggan dipenuhi ikan salmon yang bermigrasi ke hilir untuk bertelur, jumlahnya sangat banyak.” Kepala Suku Andulan yang sudah lama diam akhirnya berbicara, sambil menunjuk tumpukan ikan asin di sudut ruangan: “Begitu memasuki musim dingin, persediaan makanan di Dataran Liar Donau akan sangat langka. Kami para biksu pertapa bertahan selama musim salju hanya dengan mengandalkan ikan salmon yang ditangkap di musim semi ini.”
“Biksu pertapa juga makan daging?” Liu Zhenhan memandang kepala botak Kepala Suku Andulan dengan curiga.
“Tentu saja. Ada masalah apa?” Sang Kepala Suku bingung, satu-satunya pantangan bagi biksu pertapa hanyalah hawa nafsu, kenapa tuan tanah ini terlihat sangat terkejut?
“Tidak apa-apa, hanya bertanya saja.” Liu Zhenhan masih sering menyamakan biksu pertapa dengan biksu Buddha di dunianya dulu, sehingga terjadi kebingungan konsep.
“Ide Kepala Suku ini sangat bagus!” Ai Wei'er bersorak gembira: “Nyanyian putri duyung kami memiliki daya tarik khusus bagi ikan dan udang di air, pasti akan panen besar!”
“Itu kan di laut, belum tentu efektif di air tawar?” Xiao Hulijing menyela dengan nada sinis.
“Pasti berguna, lagu pesona pasang surut putri duyung sudah lama kudengar namanya.” Alis Ning Yu yang berkerut tiba-tiba meregang, dengan riang mencatat saran bagus ini di kertas kasar.
“Ide ini bagus.” Liu Zhenhan memandang Ai Wei'er dengan tatapan penuh apresiasi sambil mengangguk.
“Telur ikan salmon sangat lezat, bukankah kita pernah mencicipinya di jamuan makan Gubernur Weisisipang sebelumnya?” Ai Wei'er memeluk lengan Liu Zhenhan, berkata dengan gembira.
“Sayang kita tidak bisa menukar telur ikan dan salmon ini dengan uang. Jarak ke kota dari sini terlalu jauh.” Liu Zhenhan tersenyum: “Tapi usulan ini layak diberi penghargaan!”
“Bagaimana kalau begini? Meski tidak ada hutan besar penghasil monster berharga, tapi hutan pinus di kaki gunung salju juga bagus. Kita bisa menebang kayu dan berburu! Sesekali bisa berburu monster di Hutan Salib Selatan, walau jaraknya agak jauh.” Helen juga tak mau kalah mengutarakan pendapatnya.
“Kayu bisa digunakan untuk membangun kastil dan kandang hewan. Kita punya budak, tak perlu bayar upah, jadi pembangunan kastil sama sekali tak butuh biaya.” Ning Yu dengan riang mencatat poin lain di kertas kasar.
Suasana yang awalnya muram tiba-tiba menjadi semarak.
"Bahkan belalang yang sedang merebus air di samping ikut menyela: 'Meski tanah di Dataran Liar Donau tidak subur untuk menanam oat manusia, tapi ubi jalar masih bisa tumbuh. Kalau sedikit lebih diurus, kita bisa segera makan roti ubi.'"
"Benar! Benar!"
"Berhenti! Dari semua usulan kalian, aku tidak melihat ada satu pun yang menghasilkan uang." Liu Zhenhan mendinginkan semangat orang-orang yang berebut bicara: "Kenapa kalian masih fokus ke urusan mengisi perut? Yang aku butuhkan adalah cara cari uang, urusan perut tidak usah kalian khawatirkan."
"Tapi kita tidak bisa jadi perampok hanya demi uang!" Helen protes: "Richard, aku tahu kamu ingin membantuku balas dendam pada manusia gurun, tapi aku tidak mau kamu tersesat karena itu."
"Kalau mau cari uang, tanya saja pada Fox, katanya Suku Rubah paling pintar berbisnis. Helen, lupakan dulu urusan balas dendam, jelaskan bagaimana kita bisa cari uang." Liu Zhenhan mengeluarkan cerutu dan melemparnya ke meja. Ai Wei'er dengan cekatan menggigitnya, menyalakan api, menghisap sekali lalu menyuapkannya ke mulut Liu Zhenhan.
Detail ini membuat beberapa biksu pertapa di sebelah tak bisa menyembunyikan rasa iri mereka.
“Di tengah padang gurun, Feilengcui adalah satu-satunya pos terdepan. Jika kita bisa memberikan perlindungan kepada pedagang manusia yang datang dan pergi, mengusir perampok, serta menarik biaya yang sesuai, tempat kita akan segera berkembang.” Helen berpikir sejenak lalu menambahkan: “Tapi ini agak sulit. Dari percakapan dua Goblin beruang tadi, jumlah gerombolan perampok di sini jauh melebihi pasukan pertahanan warga kita.”
“Aku tidak terlalu suka dengan pedagang manusia, urusan ini bisa dibahas nanti.” Liu Zhenhan mengangguk: “Tapi memberantas perampok memang mutlak diperlukan. Kalau tidak, saat kita menggembala atau bercocok tanam, para perampok akan terus mengganggu setiap hari sampai kita tidak bisa bekerja.”
“Bertahun-tahun lalu, pernah ada suku Kurcaci perbukitan besar yang pindah ke Padang Rumput Donau dari jauh, tapi akhirnya pindah lagi karena tak tergusur serangan perampok yang tak ada habisnya.” Kepala suku Andulan merasa perkataan tuan tanah ini cukup masuk akal.
Sebenarnya inilah alasan mengapa Liu Zhenhan dikirim ke tempat ini.
"Jika bukan karena banyaknya perampok dan bandit di padang gurun ini, wilayah ini seharusnya sudah lama menjadi wilayah kekuasaan bangsawan Bimon." Ini adalah masalah lama yang sudah ada sejak dulu, Padang Rumput Donau terlalu luas, padang gurun tak bertepi ini menyediakan terlalu banyak tempat persembunyian bagi perampok. Daerah perbatasan Bintang Salib Selatan, hutan pinus di kaki Pegunungan Salju Himalaya Taymur, dan hutan tanah asin semuanya bisa menjadi tempat persembunyian ketika diperlukan. Wilayah seluas ini sama sekali tidak bisa ditumpas dengan pasukan militer, apalagi Sungai Sanggan yang lebar membuat logistik persediaan sangat sulit diangkut.
Di dalam hati Liu Zhenhan jelas bagaikan cermin.
"Populasi di wilayah kekuasaan kita sangat sedikit, dan milisi pun tidak memiliki perlengkapan zirah dan senjata yang lengkap. Dalam kondisi seperti ini, tahap awal kita sebaiknya bertahan dulu... Bagaimana pendapatmu, Richard?" Ning Yu meletakkan pena dan mengangkat kepala bertanya.
"Kalian salah! Pertahanan terbaik sebenarnya adalah menyerang!" Liu Zhenhan mengusap gaya rambut asimetrisnya: "Pertahanan pasif tidak bisa diterima, kita harus menyerang para perampok lebih dulu! Mengapa hanya perampok padang gurun yang boleh merampas, sedangkan kita tidak boleh merampas milik perampok?"
"Menurut kekuatan kita, selama kita menghancurkan mereka satu per satu, saya rasa kita tidak akan kalah. Tapi cara ini terlalu menghabiskan waktu dan tenaga. Lalu bagaimana dengan pembangunan dan perkembangan wilayah kita?" Helen terlihat kurang percaya diri: "Selain itu, perang membutuhkan biaya besar, sedangkan kita sama sekali tidak punya uang."
“Perang adalah tema utama perkembangan kita!” Liu Zhenhan mengetuk meja perlahan dengan jarinya: “Mengapa harus membangun? Yang kupikirkan justru menghancurkan! Darah Prajurit Behemoth mengalirkan hasrat berperang! Menggembala dan menanam ubi adalah urusan ras bawahan. Jika aku menyuruh prajuritku melakukan ini, aku sendiri akan merasa malu.”
“Apa hubungannya ini dengan menjadi perampok?” Helen mulai samar-samar memahami maksud Liu Zhenhan.
“Untuk apa kupelihara budak-budak itu? Kaukira aku benar-benar ingin menghidupi mereka?” Liu Zhenhan mencemooh: “Goblin Beruang ini mengenal lingkungan sekitar padang gurun dengan baik, baik itu suku ogre, suku liar, maupun roh mereka.” Liu Zhenhan menyeringai: “Mereka akan menjadi umpan meriam pertama. Kita akan paksa mereka ikut ke medan perang untuk merampok suku perampok. Pasti ada hasilnya kan? Satu per satu, semakin banyak perampok di padang gurun, semakin baik bisnis kita. Mereka akan menjadi harta karun tak habis-habis kita!”
“Memaksa perampok ini untuk merampok perampok lain?” Ning Yu tersenyum.
“Jadi, kita juga adalah perampok. Tentu saja, bisa dikatakan kita adalah tentara yang adil!” Liu Zhenhan menggigit cerutu di mulutnya dengan erat: “Lepaskan status yang tidak perlu, aku bisa memberikan makanan terbaik untuk budak-budak ini, tapi syaratnya mereka harus membawa kepala perampok lain untuk menerimanya.”
“Bagaimana jika mereka melawan? Atau melarikan diri? Perampok tanpa etika moral ini sama sekali tidak punya beban.” Helen bertanya.
“Semakin banyak jumlah mereka, semakin sulit dikelola, ini sudah pasti.” Liu Zhenhan terkekeh: “Ini sederhana, kalau jumlah perampok terlalu banyak, suruh mereka langsung menyerang Doluote. Tidak perlu menang, cukup menghabiskan sebagian saja.”
“Tuan Richard, aku tidak ingin mendinginkan semangatmu.” Kepala suku Andulan tak kuasa membuka suara: “Tapi para perampok padang gurun ini bukan orang bodoh. Seperti yang kusebutkan sebelumnya tentang suku Kurcaci perbukitan yang pindah lama silam, mereka punya ide yang sama denganmu - menggunakan serangan sebagai pertahanan. Suku Kurcaci itu berjumlah lebih dari dua ribu orang, bahkan memiliki beberapa kerabat dekat mereka - Raksasa perbukitan. Kekuatan dan kegarangan Kurcaci tentu kau ketahui, tapi akhirnya para perampok padang gurun bersatu mengusir mereka. Serangan terus-menerus dari Kurcaci memicu kemarahan para perampok, puluhan ribu perampok ganas yang bersekutu memiliki kekuatan yang menakutkan! Area sekitar sisi selatan padang gurun ini sama sekali tidak memiliki pegunungan batu, jadi mustahil untuk menambang batu dan membangun kastil. Pagar kayu biasa sama sekali tidak bisa menahan serangan pasukan gabungan perampok berskala besar!”
“Oh?” Alis Liu Zhenhan berkerut: “Ada hal seperti itu?”
“Meskipun perampok-perampok ini hanya gerombolan tidak terorganisir, semut yang banyak pun bisa menggajah! Ribuan prajurit kurcaci dewasa ditambah raksasa perbukitan, semuanya terpaksa mundur di bawah tekanan kekuatan mereka. Saya melihat kekuatan Anda saat ini - tanpa kastil atau menara pertahanan, pasukan inti hanyalah prajurit mammoth dan beberapa ras bawahan. Jumlah prajurit mammoth dewasa hanya sekitar dua puluh lebih. Meskipun wanita, anak-anak, dan lansia mammoth bisa dianggap prajurit layak, totalnya hanya lima puluh-enam puluh orang. Saya tidak yakin kekuatan Anda bisa menyaingi suku kurcaci perbukitan di masa lalu.” Kepala Suku Andulan melanjutkan: “Jika Anda bersikeras begini, cepat atau lambat akan memicu gerombolan besar perampok padang gurun bersatu dan mengulang sejarah.”
“Kelompok perampok terbesar di sekitar sini, suku goblin Razor Hill, populasinya sudah melebihi tiga ribu. Mereka menguasai bukit tandus yang curam. Kekuatan kita bahkan tidak bisa menandingi mereka.” Ning Yu membalik-balik catatan yang baru saja diberikan goblin darat itu, tersenyum pahit.
Liu Zhenhan tidak berkata apa-apa. Ia melepas cincin batu darah dari jempolnya dan melemparnya ke meja.
Helen juga tersenyum, melepas lencana Medusanya dan menaruhnya di atas meja.
Keduanya saling bertukar senyum.
Andulan bingung melihat senyuman mereka.
"Kalian tidak perlu khawatir tentang hal-hal ini!" Liu Zhenhan menyilangkan kakinya di atas meja, menguap lebar dengan puas: "Soal benteng sama sekali tidak perlu dibangun, malas menghabiskan waktu menebang kayu. Lebih baik berjemur di bawah sinar matahari. Menurutku bukit tanah merah ini sudah cukup bagus... Tinggi 30-40 Ren, lebar lebih dari 200 Ren. Gua-gua yang sudah ada di sini saja cukup untuk tempat tinggal kita. Siapa bilang bangsawan harus tinggal di kastil? Tinggal di gua tanah merah juga tidak buruk! Menara pengawal? Hehe... Tiang-tiang stalagmit tanah merah di luar sana, setiap batang sebesar lima pelukan orang, tinggi 20-30 Ren. Buat tangga tali untuk memanjatnya, bukankah itu sudah jadi menara pengawal?"
"Anda benar-benar Tuan Tanah yang tidak biasa." Andulan sama sekali kehilangan kata-kata. Jarang menemukan tuan tanah yang seenaknya seperti ini.
"Saya akan menggulingkan semua kebenaran yang Anda yakini selama lima ribu tahun ini." Liu Zhenhan tersenyum tipis.
Meski terdengar sangat angkuh, Tua Andulan justru mendapat firasat samar:
PiGge ini akan mewujudkan apa yang dia katakan.
BAB 30 Sebuah Pelajaran Kecil
Bendera merah berkibar di atas Bukit Tanah Merah Feilengcui. Di bawah lambang babi tengkorak merah, terpampang kepala naga dengan dua pedang bersilang yang mencolok.
Budak-budak Goblin Beruang menyambut sarapan pertama mereka dalam kabut pagi.
Sarapan itu adalah hembusan angin barat laut yang menderu.
Seratus lebih Goblin Beruang perkasa itu jelas tidak tidur semalaman, mata mereka bengkak merah dengan bekas air mata yang samar.
“Gud dan Belami juga kembali bersama Prajurit Panda serta Prajurit Werwolf. Postur kekar mereka yang menggotong batang kayu raksasa membuat Goblin Beruang yang berdiri di mulut angin tertegun.
Duri-duri mengkilap di punggung Prajurit Panda terutama menarik perhatian mereka. Batang kayu yang dilempar ke tanah hingga mengepulkan debu membuat lutut mereka gemetar.
Para raksasa mammoth memandang dengan hormat saat Liu Zhenhan sedang memaki-maki. Panda dan Orang Ao semua menunduk menerima omelan. Ketahui bahwa gerombolan perampok ini datang tepat setelah mereka pergi semalam, pandangan penuh kebencian mereka tertuju pada budak-budak Goblin Beruang yang sudah gemetar ketakutan.
Kini hati Goblin Beruang sudah membeku. Dengan postur tubuh sekuat itu yang mampu menggotong batang kayu, satu pukulan saja mungkin bisa membunuh beberapa dari mereka sekaligus.
Liu Zhenhan akhirnya lelah memaki. Ia mengembalikan tongkat berkepala paku kepada para Goblin Beruang.
“Tak perlu banyak bicara! Jika kalian masih ingin makan hari ini, ikutlah aku merampok!” Liu Zhenhan menggigit cerutu besar sambil mondar-mandir dengan Langkah Delapan Tuan.
“Merampok?” Bukan hanya Goblin Beruang, bahkan para Panda di sekeliling pun terdiam kebingungan.
“Target kita adalah semua suku perampok di padang gurun! Yang pertama disapu bersih adalah kampung halaman kalian! Budak Goblin Beruang. Aku sendiri yang akan memimpin dan mengawasi kalian! Jangan berpikir untuk melarikan diri! Juga jangan melawan!” Liu Zhenhan mengaitkan jari kelingkingnya ke arah Gud: "Memperlihatkan kemampuan kalian!"
Tanpa banyak bicara, Gud meneriakkan pekikan liar, dengan gerakan gagah mencabut Tombak Bermata dari punggungnya lalu melemparkannya dengan suara 'swish' tepat menancap di sebuah pilar tanah merah sejauh 30 langkah. Setengah gagang tombak menghilang masuk ke dalam pilar.
Empat Tombak Bermata dilemparkan berturut-turut tanpa jeda, membentuk formasi tombak berbentuk serupa benang sari bunga plum di permukaan pilar tanah merah.
Keahlian Gud dalam melempar Tombak Bermata dengan akurasi sempurna bahkan membuat para prajurit mammoth terkesima. Alur darah empat sisi di tombak itu seketika menyelimuti padang gurun dengan hawa dingin yang mencekam.
"Feilengcui adalah tempat yang sangat demokratis. Jika ada di antara kalian yang tidak bersedia, silakan maju ke depan. Aku hanya membutuhkan relawan." Liu Zhenhan menatap sekelompok Goblin Beruang itu.
Tak seekor Goblin Beruang pun menolak. Mereka telah menyadari aura pembunuhan yang tersembunyi di balik wajah ramah Liu Zhenhan. Demokrasi ala Feilengcui benar-benar memberikan kesan mendalam bagi mereka.
"Bagus, karena semua setuju, itu lebih baik. Tapi saya harus tegaskan, siapa pun yang kabur akan dihukum mati massal, sama seperti yang berani melawan! Selamat datang untuk melaporkan rekan yang berkhianat. Selama kalian bisa buktikan kesetiaan dan keberanian, saya tak akan pelit memberi hadiah!" Liu Zhenhan mengeratkan anak babi di pelukannya sambil tersenyum kejam.
Goblin Beruang gemetar serentak.
"Karu akan jadi pemimpin kalian. Tugas kalian akan dia atur setelah pertempuran hari ini! Ingat! Bunuh semua perampok yang melawan! Budak dan harta adalah bukti satu-satunya!" Liu Zhenhan memanggil ogre. Karu merangkak di tanah, menciumi Kuda Besi di sepatu bot sang tuan dengan penuh syukur.
Prajurit Mammoth tidak ikut merampok. Karena kekuatan mereka besar, mereka ditugaskan membangun kandang hewan. Pemandangan prajurit Mammoth mengangkut dua batang kayu gelondongan membuat mata Goblin Beruang berkedut.
Liu Zhenhan menolak permintaan tiga gadis untuk ikut. Dia menyerahkan kantong kulit berisi "Mata Air Kehidupan", serta benih Wisteria, Pisang Suoluo, dan melon. Mereka diperintahkan menanamnya di sekitar Tebing Merah.
Para Panda dengan lihai menemukan akar bambu sisa makanan dari rakit bambu sebelumnya, lalu dengan wajah ceria menyerahkannya kepada tiga nyonya pemilik warung.
"Jangan sekali-kali minum Mata Air Kehidupan, benda ini benar-benar bisa membuat hamil." Liu Zhenhan berulang kali mengingatkan.
※※※
Pasukan perampok khusus ini justru menjadikan kampung halaman asli gerombolan Goblin Beruang ini sebagai target pertama penjarahan. Kampung halaman Suku Goblin Beruang Kosen terletak di antara bukit-bukit gersang sejauh lima puluh li, dimana gundukan-gundukan mirip makam yang telah dikosongkan menjadi sarang mereka.
Semua prajurit dewasa Goblin Beruang sudah menjadi budak atau arwah penasaran! Maka pendudukan atas Suku Goblin Beruang Kosen hampir tidak menemui perlawanan. Belasan prajurit Goblin Beruang yang berjaga awalnya mengira rekan mereka pulang membawa kemenangan, lalu berlarian keluar dengan gembira untuk menyambut, namun segera ditumbangkan.
Kelincahan gerakan pembunuhan para Panda dan Orang Ao membuat gerombolan Goblin Beruang ini malu.
Liu Zhenhan membawa lima ekor mammoth raksasa untuk mengangkut barang rampasan, namun kecewa karena gerombolan Goblin Beruang ini ternyata miskin. Setelah digeledah teliti, mereka hanya menemukan sedikit bahan makanan dan sama sekali tidak ada koin emas yang diidam-idamkan, hanya beberapa koin perak dan tembaga yang penuh kotoran.
“Satu-satunya hasil besar adalah sekumpulan besar Goblin Beruang betina yang bau busuk dan Goblin Kecil.
Mengingat masalah persediaan makanan, Liu Zhenhan awalnya ingin meninggalkan semua Goblin Kecil di padang gurun, hanya membawa Goblin betina kembali sebagai hadiah setelah pertempuran. Namun setelah dipikir-pikir, dia tak tega melakukannya.
Goblin Kecil yang masih mengeluarkan ingus, beberapa bahkan masih dalam gendongan, membuatnya benar-benar tidak tega.
Suku Goblin Beruang Kosen juga memenjarakan beberapa budak manusia yang kurus kering. Para budak dengan mata suram akibat siksaan itu menatap kosong ke arah Liu Zhenhan yang sedang mengamati mereka.
Liu Zhenhan sama sekali tidak puas dengan hasil sedikit ini. Memanfaatkan hari masih pagi, setelah istirahat sebentar, mereka menetapkan target jarahan berikutnya: suku Ogre Boulder Johnson yang berjarak enam puluh li.
Menyisakan belasan Goblin Beruang untuk menjaga tawanan baru, Liu Zhenhan memimpin pasukan melanjutkan perjalanan. "Tidak takut mereka kabur? Perlukah aku tinggalkan beberapa orang untuk mengawasi?" bisik Gud.
"Tidak kabur itu bodoh!" Liu Zhenhan tertawa: "Aku sengaja memberi kesempatan mereka kabur, supaya aku hemat biaya memberi makan."
※※※
Rumah para perampok semuanya di tempat rahasia. Tanpa pemandu yang tahu situasi mereka, sungguh sulit ditemukan.
Suku Ogre Batu Kuat Johnson berada di tengah formasi batu raksasa yang tersusun seperti papan catur. Formasi batu ini terdiri dari puluhan pilar batu besar yang tersusun harmonis, seolah-olah diatur sesuai urutan tertentu. Setiap pilar batu sebesar bukit kecil ini memiliki permukaan sehalus giok yang telah lama diusap, dengan ukiran wajah-wajah aneh bermata dan berhidung, namun memancarkan kesan ganjil yang tak terdefinisikan.
Wajah-wajah di pilar batu itu terlihat seperti perantau yang menatap cakrawala, menanti waktu pulang ke kampung halaman.
Beberapa wajah di pilar batu bahkan mengenakan topi dari batu. Saat angin berhembus, topi-topi batu itu bergoyang perlahan ke depan-belakang dengan bebas.
Permukaan tanah di sini dipenuhi batuan merah yang setengah terkubur, mengeluarkan suyu kerikil berdesir saat diinjak.
Liu Zhenhan menghentikan mammoth berbulu panjangnya setengah li jaraknya, khawatir bobot dan postur raksasa mereka akan memperingatkan para perampok ogre.
Tenda-tenda tinggi dari kulit hewan milik ogre tersembunyi di antara formasi batu raksasa, mekar seperti jamur di tengah bebatuan.
Ogre ini adalah yang terkuat dari suku Ogre Berkepala Dua, memiliki lebih dari dua puluh keluarga. Gaya hidup ogre berbeda dengan perampok lainnya, setiap keluarga ogre memiliki sekitar 10 hingga 20 ogre betina, sedangkan ogre jantan, yaitu troll, hanya akan ada satu selamanya. Selain bersatu melawan perampok yang merebut wilayah, ogre di suku ini menghabiskan waktu mengurus keluarga masing-masing tanpa peduli yang lain.
Ini adalah ras yang sangat egois. Liu Zhenhan memberikan penilaian seperti itu tentang ogre.
Karu merasa ucapan tuan sangat benar, lalu mengangguk berulang kali.
Di tengah tenda, terdapat patung dewa raksasa yang tertanam miring di celah batu dan tanah. Bagian patung yang terlihat dari tanah dan celah batu setinggi 3-4 Ren, dipahat dengan tubuh ramping yang indah bak karya dewa. Dari payudara yang montok, patung ini mungkin dewi yang disembah ras tertentu di zaman kuno. Cuaca telah mengikis wajah cantiknya meninggalkan retakan seperti jaring laba-laba. Baki berbentuk kuncup bunga yang diangkat tinggi di tangannya juga telah patah satu sudut, tubuh putih pucatnya yang berlubang dipenuhi sulur anggur liar.
Kulit binatang yang dikeringkan tergantung di baki berbentuk kuncup bunga patung batu itu, bersama beberapa potongan daging seperti paha belakang.
Suku ogre ini sangat percaya diri, bahkan tidak ada penjaga, hanya beberapa ogre kecil yang bermain gila-gilaan di luar.
“Berbual B!” Liu Zhenhan tidak tahu apakah itu pujian atau sindiran.
Melihat tidak ada penjaga, para Goblin Beruang tanpa perlu diperintah bos, di bawah pimpinan Karu, langsung menyerbu seperti lebah. Beberapa anak ogre itu menjadi target mereka.
Setelah memukul jatuh beberapa ogre kecil yang sedang bermain petak umpet, jeritan kesakitan langsung mengungkap serangan mendadak ini. Suara peluit tulang segera bergema di antara lingkaran batu raksasa, memicu gema berulang-ulang.
Dari lebih dari dua puluh tenda, kelompok-kelompok Ogre Berkepala Dua yang mengamuk berhamburan keluar. Ogre setinggi sekitar tiga Ren sama sekali bukan tandingan para Goblin Beruang. Seratus lebih Goblin Beruang mengundurkan diri di hadapan 300 ogre yang berhamburan keluar.
Bukan beberapa Goblin Beruang yang melempar tongkat dan melarikan diri dari medan perang yang langsung ditombak dengan Tombak Bermata oleh para Panda, pasti para Goblin Beruang itu sudah kolaps. Tertekan oleh tekanan mengerikan bahwa mundur berarti mati, para Goblin Beruang terpaksa menghentikan langkah mundur mereka. Saat melarikan diri tadi, para Goblin Beruang yang kabur itu lari ke segala arah secara membabi-buta, tapi tidak satu pun yang lolos - semua tubuh mereka ditembus tombak, sungguh mengerikan! Para pengawas yang memegang Tombak Bermata itu terlihat lebih menakutkan daripada ogre, apalagi ada Tuan Tanah yang kejam dan mengerikan mengawasi dari belakang, anak babi yang digendongnya membuat punggung para Goblin Beruang gemetar hanya dengan mengingatnya.
Para Goblin Beruang menimbang-nimbang situasi, akhirnya terpaksa mengeratkan gigi menyambut hordaan ogre yang datang bergerombol.
Kelemahan jumlah dan kesenjangan kekuatan membuat para Goblin Beruang terus terdesak. Terus-menerus ada Goblin Beruang yang terjatuh oleh pukulan tongkat batu ogre, memicu jeritan-jeritan menyayat hati.
Para Panda terus-menerus menenggak rum keras khusus yang disiapkan oleh koki Setengah Manusia untuk mereka, mata mereka mengawasi medan perang dengan tatapan tajam. Pori-pori di tubuh mereka perlahan membuka seiring masuknya minuman keras ke perut. Bahkan bulu hitam di sekitar mata mereka pun berdiri tegak.
Dari tenggorokan para Orang Ao terdengar geraman rendah, tongkat tulang di tangan mereka diremas hingga berbunyi krek-krekan.
Suara pertempuran dan angin padang gurun berdesir di telinga Liu Zhenhan, sebuah inspirasi seperti kilat bergetar di hatinya.
Liu Zhenhan menancapkan Formasi Padat di tanahnya, lalu duduk sembari meletakkan alat musik gesek di paha dan perlahan merapikan senarnya.
Para Panda dan Orang Ao memandang aneh sang bos yang tiba-tiba menghentikan langkah penyerangannya, bingung dengan maksudnya.
Gud menatap lubang sebesar jari kelingking di gagang Tongkat Taring Serigala yang tadinya berisi pedang trisula, kini muncul kepala serangga kecil.
"Ada kutu kayu?" Otak Gud yang hampir mabuk karena Transformasi Liar berhalusinasi aneh.
Nyanyian pilu yang familiar memutus alur pikirannya.
Rumahku di lereng merah tinggi～～
Ogre lewat dari atas bukit～
Melihat gua batuku～
Merindukan lenganku～
Dan mamutku yang setia～
Berapa pun zaman berlalu～
Dewa Perang Campas tinggalkan aku～
Tinggalkan nyanyian perangku yang tak bertepi～
Dan Sungai Sanggan di sampingku～～
Kekuatan Nyanyian bergelombang bagai pasang surut, mengiringi dentuman nada perkusi raksasa yang menggema di atas formasi batu berceceran daging.
Dalam dentuman senar naga yang merdu, kristal naga yang dingin melontarkan lingkaran ungu raksasa ke langit. Goblin Beruang dan ogre yang sedang bertempur sengit berhimpitan, disirami cahaya lingkaran itu yang jatuh vertikal, disepuh kilauan ungu-hitam yang membuat wajah mereka seperti buah anggur matang.
Goblin Beruang dan ogre yang saling bantai tiba-tiba merasakan tubuh menjadi berat, kepala seperti diisi timbal, pusing-pusing. Senjata yang mereka ayunkan malah menghantam kawan sendiri atau meleset.
Ogre yang jumlahnya lebih banyak, beberapa tidak terjangkau lingkaran itu, melihat Goblin Beruang yang gerakannya jadi kaku dan lambat, langsung menghantam mereka dengan gada tanpa ampun. Mereka tertawa terkekeh mengira diri gagah.
Seandainya Helen ada di sini, pasti akan menjerit histeris lagi. "Red Soil Highlands" yang memancarkan kekuatan nyanyian dahsyat itu ternyata adalah Lagu Perang kategori "Lingkaran Jahat" yang hanya boleh dinyanyikan Imam Tongkat - Jiang's Endurance Kuige!
Lagu Perang Pendeta Altar Bimon terdiri dari dua kategori besar: "Lingkaran Gemilang" untuk memperkuat pasukan sendiri sebagai lagu pendukung, dan "Lingkaran Jahat" yang ditujukan ke musuh - kategori ini bisa dianggap sebagai serangan dalam Lagu Perang Bimon.
Pendeta bukanlah profesi seperti penyihir manusia yang bertujuan utama menyerang. "Aura Jahat" dari kategori lagu perang yang termasuk serangan sangat menguras Kekuatan Nyanyian. Tanpa dukungan kekuatan nyanyian mumpuni dari level Imam Tongkat, tidak ada pendeta yang berani sembarangan menggunakan lagu perang ini.
Efek yang ditunjukkan oleh "Red Soil Highland" ini jelas merupakan karakteristik besar dari "Lagu Kelambanan" - "Jiang's Endurance Kui Song"!
Liu Zhenhan sendiri juga merasa bangga.
Setiap kali Lao Liu berusaha menciptakan lagu perang, hasilnya nihil. Tapi begitu tiba di medan perang, entah mengapa selalu muncul kilasan inspirasi di tengah hiruk-pikuk pertumpahan darah.
Melihat ogre dan goblin di medan perang berubah menjadi boneka kaku, Lao Liu yang kekanak-kanakan ini menyanyikan "Red Soil Highland" tiga kali berturut-turut. Cincin jahat ungu gelap terus menerus menyelimuti tubuh para perampok.
Permainan ini menimbulkan konsekuensi tak terduga.
Lagu perang ciptaan Lao Liu tetaplah lagu perang. Yang mendukung efeknya adalah Kekuatan Nyanyian, bukan sekedar melodi aneh.
Menyanyikan empat lagu "Aura Jahat" yang menguras Kekuatan Nyanyian sekaligus, bahkan Grand Shaman Weian dan Dua Belas Imam Utama pun pasti membutuhkan dukungan kekuatan dari kristal sihir.
Ini sebenarnya tidak masalah. Tapi Nyanyian Perang Bangsa Behemu tidak memiliki efek tambahan yang tumpang tindih, penggunaan berulang kali seperti ini jelas merupakan pemborosan sumber daya.
Jika Grand Shaman Qidan ada di sini, pasti akan langsung kena stroke. Karena di seluruh Kerajaan Bimeng, mustahil ada pendeta kedua yang begitu boros dan tidak memiliki pengetahuan dasar.
"Senar Pedang Duri" - instrumen amplifikasi kekuatan nyanyian Lao Liu - dihiasi dengan kristal sihir Black Dragon Neraka yang benar-benar berkualitas tinggi. Kristal sejenis ini bahkan bisa menyimpan beberapa nyanyian perang utuh, digunakan sebagai penyimpan kekuatan nyanyian jelas terlalu disia-siakan. Seandainya Lao Liu biasa melakukan meditasi dan mengumpulkan cukup kekuatan nyanyian dalam kristal naga ini, pasti cukup untuk menyanyikan tiga Nyanyian Aura Jahat lagi. Masalahnya, Lao Liu sama sekali tidak punya kebiasaan meditasi mengumpulkan kekuatan nyanyian. Kristal naga malang itu hanya berisi sedikit kekuatan nyanyian yang ditambahkan Helen baik hati untuk Liu Zhenhan, dan sudah habis terpakai saat pertama kali menggunakan "Nyanyian Kesabaran Jiang Zhi".
Bahkan Liu Zhenhan yang merupakan Penyanyi jiwa bawaan lahir, mengandalkan kekuatan nyanyian alami pemberian Dewa Perang Campas, langsung limbung dan terjatuh ke belakang setelah empat kali menyanyikan "Nyanyian Kesabaran Jiang Zhi" berturut-turut. Kepalanya berdengung-dengung seperti dipukul pentungan ogre, perutnya mual mengeluarkan asam lambung.
Gud dan Belami ketakutan, segera membantu bos mereka sambil berteriak-teriak panik.
Baru saat ini Liu Zhenhan yang masih setengah sadar menyadari betapa konyolnya perbuatannya.
Kehabisan Kekuatan Nyanyian memang bisa membunuh seorang Pendeta, ini tercatat jelas dalam Kodeks Pendeta. Kenapa dia bisa melupakan hal ini? Andai bukan karena kutukan naga kecil dan transformasi tubuh oleh telur naga, empat lagu perang berturut-turut tadi pasti sudah membuatnya "menunggang bangau ke barat".
Liu Zhenhan membalikkan badan, muntah kering sambil memegangi tenggorokan, lalu membuka kantong kulit berisi "Mata Air Elemen" dan menenggaknya habis-habisan - cairan yang katanya bisa memulihkan seluruh Kekuatan Nyanyian hanya dengan setetes.
Mata Air Elemen curian ini benar-benar ajaib. Lao Liu langsung bangkit seperti boneka bermesin, wajahnya bersemu merah penuh vitalitas.
Untung hari itu Katyusha tidak menghabiskan semua Mata Air Elemen, sehingga Lao Liu bisa selamat.
"Gud, Belami! Giliran kalian mempermalukan perampok ini!" Liu Zhenhan melambaikan tangan ke para Panda dan Orang Ao, memberi perintah serangan total. Dalam hati dia bersumpah takkan pernah lagi menggunakan lagu perang sialan itu.
BAB 31 TRANSFORMASI LIAR PENDEKAR TERKUAT DARI TIMUR
Ketika para Panda dan Orang Ao menerjang ke depan, Karu sedang memutar kepala dan berlari kembali untuk melarikan diri.
Sebagai pemimpin para budak, Karu merasa wajar untuk memimpin dari posisi paling belakang dalam formasi selama pertempuran.
Lebih dari empat ratus ogre mengepung seratus lebih hobgoblin beruang - hasil pertempuran ini bisa ditebak bahkan dengan pikiran seadanya.
Andai bukan karena kelompok pilar batu berwajah manusia raksasa yang membatasi perluasan formasi 400-an ogre ini, mungkin garis pertahanan hobgoblin beruang yang ragu-ragu itu sudah lama diterobos.
Terutama dua puluh ogre pemimpin dengan tinggi sekitar tiga Ren, bertubuh kasar dan perkasa. Saat mereka berlari mendekat, Karu hampir berhalusinasi bahwa tanah bergetar di bawah injakan kaki mereka.
Raksasa (ogre jantan) sebenarnya adalah ogre jantan.
Dalam pasukan Bimon, hanya prajurit yang pernah memburu ogre jantan sendirian yang berhak menyandang gelar "Pemburu Raksasa". Ini adalah kehormatan setara medali, dengan bulu yang diwarnai darah biru sebagai buktinya. Para kesatria bergelar ini dibebaskan dari ritual melepas topi ketika menghadap bangsawan.
Memburu ogre jantan bukan perkara mudah. Ogre jantan biasanya dikelilingi belasan ogre betina, ditambah kemampuan tempur mereka yang luar biasa.
Para ogre ini memegang palu batu berbentuk gelendong yang berat, namun terasa ringan di tangan mereka. Saat diayunkan, satu pukulan saja bisa melontarkan Goblin Beruang seberat 200 pon.
Para ogre betina yang berdatangan memiliki postur lebih besar dari Goblin Beruang. Meski hanya menggunakan tongkat kayu, kekuatan mereka sangat mengerikan. Jumlah mereka yang jauh lebih banyak membuat Goblin Beruang terus mundur.
Nyali Goblin Beruang berbanding lurus dengan jumlah pasukan. Ras pengecut ini hanya bisa menang dalam situasi menguntungkan, seperti saat mengganggu suku landak Haishen dan sigung Kunker tadi malam.
Goblin Beruang terjepit di antara dua pilar batu besar, terkepung tiga arah. Sesekali terlihat sosok yang terpental akibat pukulan palu batu.
Karu sebenarnya sudah ingin kabur sejak lama.
Beberapa Goblin Beruang yang pengecut mengalami kehilangan kepercayaan diri, RAMAS berlari lebih dulu dengan menoleh ke belakang. Karu sedang ragu-ragu apakah akan mengikuti massa, para pengecut ini hanya berlari beberapa langkah ketika Tombak Bermata berbinar-binar membelah tengkorak mereka. Tombak-tombak bermata yang membawa otak dan darah beterbangan itu menancap serong lima yard di belakang Goblin Beruang, bagai batasan yang juga tertancap dalam hati sisa Goblin Beruang yang bersiap melarikan diri.
Prajurit beruang buas dengan lingkaran hitam di mata, tubuh kokoh bagai menara besi, ditambah singa berbulu emas (PS: Goblin tidak tahu tentang Panda dan Orang Ao.), sekilas terlihat sangat sulit dihadapi. Ditambah lagi ada tuan tanah dengan tatapan dingin di belakang mereka, anak babi yang digendongnya justru ancaman paling mematikan. Berhadapan dengan ogre mungkin masih bisa menahan beberapa pukulan gada. Tapi melawan si kecil itu serasa menghadapi ballista tak pernah habis amunisinya, nyaris mustahil selamat.
Ketika "Jiang's Endurance Kuige" bergema, perampok Goblin Beruang dan ogre saling bergulat, membentuk gumpalan besar. "Lingkaran Jahat" dari Jiang's Endurance Kuige menyelimuti semua perampok yang sedang bertarung jarak dekat. Dengan atribut jahat yang dianugerahkan lingkaran ini, Goblin Beruang yang jumlahnya lebih sedikit langsung tumbang oleh ogre yang memiliki keunggulan jumlah.
Tak berani mundur, tak mampu melawan, penderitaan dalam hati Goblin Beruang melebihi kepahitan teratai kuning.
Melihat situasi semakin memburuk, Karu sendiri panik dan segera meninggalkan tugas sebagai komandan lalu kabur.
Aura jahat "Kesabaran Jiang Zhi dan Nyanyian Kui" tidak mengenai Karu yang bersembunyi di belakang barisan. Jadi Karu menyadari dengan jelas bahwa dirinya harus segera melarikan diri.
Melihat para Prajurit Panda dan Orang Ao menerjang seperti angin kencang, Karu cepat-cepat berbalik arah dan kembali ke medan perang.
Sebelum para Prajurit Panda tiba, Tombak Bermata di tangan mereka telah melesat. Senjata tajam itu menyusur udara dengan desisan tajam, menancap keras ke tubuh Troll yang sedang bertempur di barisan depan.
Yang sedang bertarung sengit dengan para Goblin Beruang adalah dua puluh lebih prajurit Troll dari suku ogre. Palu batu besar di tangan Troll yang tak terbendung menghantam kepala gepeng Goblin Beruang, bahkan bisa membuat mereka kehilangan leher - karena perut langsung tertanam ke rongga dada.
Kekuatan mereka begitu mengerikan, beberapa Goblin Beruang yang terlempar ke pilar batu dan terbentur keras masih bisa memantul, tulang dada dan punggung mereka remuk seketika.
Dibandingkan, daya gentar pentungan berduri di tangan Goblin Beruang jauh lebih kecil. Tubuh para ogre berwarna abu-abu kebiruan, dipenuhi tato khas totem klan. Kulit setiap ogre dewasa memiliki kemampuan petrifikasi alami. Begitu menginjakkan kaki di medan perang, kulit mereka dapat mengabaikan kerusakan fisik pada tingkat tertentu sekaligus memiliki ketahanan tambahan terhadap racun.
Yang serupa tapi tak sama adalah prajurit gajah Olefin. Kulit prajurit gajah secara alami tidak memiliki rasa sakit, tebal seperti karet. Seperti ogre, mereka adalah pejuang bawaan yang khas.
Ketika pentungan Goblin Beruang berhasil menghajar ogre, paku di atasnya tidak menyebabkan kerusakan berarti. Malah memicu amarah dan kebuasan yang lebih besar. Palu batu berat membuka celah demi celah. Beberapa ogre yang sudah kalap bahkan mencabik Goblin Beruang dengan satu tangan, mengeratnya dengan taring. Daging Goblin umumnya berbau busuk, bukan jenis yang disukai ogre. Namun saat pertempuran memanas, ogre gemar menikmati darah panas dan daging musuh karena itu membuat mereka semakin buas.
Saat Goblin Beruang bertahan mati-matian tanpa bisa mundur, kilatan cahaya perang tiba-tiba menyambar. Ogre perkasa yang bertubuh jauh lebih besar tiba-tiba terlempar ke belakang seperti burung raksasa bersayap. Tubuh kekarnya melakukan gerakan anggun layaknya membersihkan ruang udara.
Goblin Beruang yang sudah mulai pulih dengan terkejut melihat bahwa setiap ogre yang terlempar miring memiliki batang baja pendek yang tertancap di bawah tenggorokan mereka. Tampak samar-samar ujung tombak yang sangat panjang menembus tubuh ogre yang tertusuk Tombak Bermata, tubuh mereka yang tertancap mata tombak terbang setengah di udara sebelum menabrak keras kawan di belakangnya. Tombak Bermata dengan kekuatan luar biasa ini bagai tusuk sate yang menembus daging panggang, menyatukan mereka dalam satu tusukan.
Goblin Beruang yang masih bisa bergerak segera mundur mengambil kesempatan ini. Terjebak sebelumnya dan tidak bisa melepaskan diri, kini mereka takkan mengulangi kesalahan sama. Dari sudut mata mereka melihat Panda dan Orang Ao yang menerjang mendekat, dalam hati berharap biar para pemula ini saja yang menghadapi - ogre terlalu ganas. Hanya orang bodoh yang akan berhadap-hadapan langsung.
"Milisi Feilengcui" melakukan salto gesit melompati kepala Goblin Beruang yang sedang mundur, mendarap di area kosong yang baru saja dibersihkan.
Kelincahan gerakan mereka membuat semua perampok terkesima.
Prajurit Panda saat berbalik di udara telah masing-masing mengambil dua pegangan tombak bermata, begitu mendarat langsung menyambar dari punggung ke tangan. Di belakang mereka tertancap beberapa tombak trisula beraura ganas. Semangat para panda jauh lebih garang dan perkasa daripada ujung tombak trisula; Para prajurit Orang Ao masing-masing memegang tulang kaki hewan Luo Sha yang putih berkilau. Bongkahan tulang di atasnya luar biasa besar, sorot mata mereka penuh keperkasaan seakan menantang siapa pun yang berani melawan.
Raksasa tetaplah raksasa.
Tertembak di tenggorokan namun belum mati, satu per satu bangkit susah payah dari tanah, tangan mencengkeram tombak bermata di Gerbang Tenggorokan, perlahan-lahan menarik keluar tombak tersebut. Para perampok yang sedang bertarung di sekitarnya mulai menyadari atmosfer khusus di area itu, menghentikan pertarungan dan mundur ke posisi masing-masing.
Saling terus mengawasi dengan tatapan sengit.
Para raksasa menggelengkan dua kepala mereka kesakitan, perlahan menarik tombak panjang dari kerongkongan. Bola bulu ekor Tupai merah yang diikat dengan rantai perak di ujung tombak, saat ditarik keluar, tonjolan besar itu sering membuat raksasa sendiri tak tahan mengerang.
Kulit terpetrifikasi alami memang tangguh. Meski luka para raksasa terlihat mengerikan, darah biru yang mengalir tidak terlalu banyak. Hanya cahaya hijau samar yang terpancar dari wajah abu-abu kebiruan mereka.
Beberapa ogre dengan provokatif menjilat darah di tombak bermata di tangan mereka, menatap langsung ke arah para panda. Seorang ogre lainnya mencabut tombaknya hingga menarik keluar batang tenggorokan berlumuran darah. Tanpa berkedip, ia memasukkan benda itu ke mulut dan mengunyahnya dengan lahap.
Entah apakah efek samping aura jahat "Kesabaran Jiang Zhi Kui Ge" mulai bekerja, banyak ogre dan goblin beruang merasa pusing dan memuntahkan air liur kosong ke tanah.
Gud mengulurkan kedua tangannya, menunjuk jari tengah ke arah ogre-ogre di seberang dengan ekspresi merendahkan.
"Dasar anak kura-kura ogre! Tombak bermata ku sudah kuolesi racun, jilatlah, silakan jilat!" Jenderal Pan mengeluarkan sendawa keras karena mabuk, tertawa terbahak-bahak.
Dari tenggorokan para ogre bergemuruh geram serentak. Mereka melemparkan tombak bermata yang sudah tercabut, meraih palu batu di tanah, lalu menerjang sambil mengayunkan senjata. Efek aura jahat terhadap ogre paling minimal - kulit batu mereka yang tahan sihir hanya membuat kepala agak pening, belum sampai tak bisa bertarung.
Ogre-ogre setinggi 3 Ren ini begitu mulai menyerang, bahkan prajurit gajah pun tidak yakin bisa menghentikan mereka. Di tangan mereka, palu batu besar dan berat yang bisa dengan mudah menghancurkan kepala banteng menjadi remuk.
Bahkan jika bertarung jarak pendek melawan kavaleri berat manusia yang termasyhur, ogre yang berlari kencang mungkin tidak akan kalah. Palu batu yang diayunkan oleh tubuh setinggi 3 Ren dengan kekuatan dahsyat mengandung daya hantam yang bahkan bisa membuat ksatria berbaju zirah mati karena organ dalamnya pecah.
Milisia Feilengcui tampak mengabaikan ogre-ogre yang menyerang membabi-buta, wajah mereka dingin tanpa ekspresi.
Setiap Panda terhuyung-huyung, mengeluarkan sendawa alkohol keras. Wajah besar kemerahan mereka tampak samar-samar mabuk, memandang sinis ke arah ogre yang semakin mendekat.
Ogre-ogre itu juga tersenyum sinis. Mereka tidak percaya ada makhluk di dunia ini yang bisa bertahan dari serangan kelompok ogre tanpa cedera!
Bahkan raksasa bermata satu pun tidak mungkin!
Tepat ketika ogre-ogre mengira mereka akan menghancurkan beruang hitam-putih aneh ini menjadi remukan daging dengan palu batu mereka, Prajurit Panda Panta menunjukkan alasan mengapa mereka dianggap sebagai Prajurit Behemoth terkuat di seluruh benua Timur Jauh.
Melihat para troll yang menginjakkan kaki hingga menggetarkan tanah berlari mendekat, para panda serentak membuka mulut dan menyemburkan cairan anggur dalam jumlah besar. Cairan anggur harum pekat yang bergesekan dengan udara tiba-tiba berubah menjadi nyala api yang menyala-nyala, menyambar wajah para troll yang mendekat. Api yang seolah memiliki daya hisap ini segera membakar para troll menjadi manusia api raksasa, asap hitam mengepul dari tubuh mereka. Bau gosong daging yang anehnya bercampur dengan aroma anggur, tertiup angin hingga menusuk hidung.
Inilah rahasia mengapa Prajurit Panda Suku Panda bisa menjadi Behemoth terkuat di Benua Sutra kuno - "Transformasi Liar karena Mabuk"!
Tidak seperti Behemoth lainnya, ras Panda tidak memasuki kondisi Transformasi Liar melalui kemarahan, melainkan sepenuhnya bergantung pada alkohol berkadar tinggi.
Berbeda dengan ras Behemoth lain yang berubah menjadi Mesin Pembunuh saat Transformasi Liar, Panda yang mengalami "Transformasi Liar karena Mabuk" masih bisa menyemburkan cairan anggur dari perut mereka saat diperlukan. Alkohol murni berkadar tinggi ini berubah menjadi "Nyala Api Membakar Sang Pendekar Mabuk" yang ikut serta dalam serangan. Tak hanya menambahkan serangan kejutan yang tak terduga, cara ini juga memungkinkan para panda tetap menjaga pikiran jernih dan kelincahan gerakan setelah menyemburkan cairan anggur, benar-benar merepresentasikan ciri khas Suku Panda: sekuat beruang, selincah kucing.
Api yang menyala-nyala menjilat-jilat dengan garang, bergulung asap hitam pekat membakar tubuh troll-troll, tiba-tiba berubah menjadi manusia api yang menakutkan para ogre betina yang menyerang dari belakang.
Suara gemercik lemak terbakar, gelembung melepuh yang mengerikan, cahaya api yang mencekam.
Perubahan mendadak ini membuat para ogre betina panik dan menghentikan langkah penyerbuan mereka.
Para Panda tidak memberikan ruang bagi para ogre untuk berpikir. Setelah "Sang Pendekar Mabuk Menyemburkan Api Membara" selesai dilancarkan, setiap Prajurit Panda serentak mengaum, menusukkan Tombak Bermata mereka. Ujung tombak tajam langsung menembus tubuh troll-troll yang masih menggelepar seperti ikan gemuk yang tertancap di ujung tombak. Dengan kekuatan dahsyat, mereka mengayunkan tubuh troll seperti kincir angin raksasa di atas kepala, membuat langit dipenuhi bola-bola api berputar sebelum menghujam ke tanah bagai hujan meteor.
Sisa beberapa troll mengaum keras sebelum roboh. Tubuh mereka tertembus dua lubang oleh tusukan tombak Prajurit Panda yang menghancurkan tongkat batu mereka, debu batu beterbangan.
Kali ini para Panda menusuk tepat ke jantung. Sebelumnya mereka melakukan kesalahan kecil, meski Tombak Bermata menembus tenggorokan para ogre, namun ogre memiliki dua kepala. Dengan satu tenggorokan yang rusak, mereka masih bisa bernapas lewat kepala lainnya.
Ada peribahasa ambigu dalam ras Bimon yang cocok menggambarkan nasib para ogre - "Keberuntungan telah pergi, sebesar apapun 'senjata'-mu tak akan berguna."
Bab 32: Zamrud di Padang Gurun
Ogre tidak memiliki dua jantung. Mata tombak segitiga yang ditusukkan para Panda disertai gerakan memutar, bahkan jika jantung itu terbuat dari besi pun akan hancur lebur. Maka kali ini para ogre tidak bisa bangkit secara ajaib lagi.
Para Panda melompati mayat di tanah, mengibaskan tombak mereka masuk ke lingkaran pertempuran. Setiap Panda bagai gelombang raksasa, di mana pun mereka lewat darah menyembur. Para ogre betina yang kekuatan tempurnya jauh di bawah ogre jantan berhamburan jatuh.
Tombak Pemburu Iblis segitiga hampir tak tertandingi ketajamannya. Mata tombak bermata tiga ini diayunkan para Panda membentuk lingkaran perak samar. Tubuh-tubuh kekar beterbangan tersapu atau tertusuk tembus jantung, menyemburkan darah panas bagai air mancur.
Orang Ao berambut emas, meski memiliki penampilan mirip Suku Rhein, sama sekali tidak memiliki keanggunan dan romantisme yang dimiliki Manusia Singa.
Di kiri dan kanan, raksasa tunggal yang tersisa berhasil lolos dari nasib terbakar api, tetapi dihadang oleh kelompok 4-5 orang mereka. Sebelum raksasa ini sadar dari keterkejutannya melihat kobaran api di mana-mana, tulang kaki belakang hewan Luo Sha sudah menghantam kepala mereka hingga pecah.
Kualitas senjata hanya bisa diketahui setelah diuji di medan perang. Dibandingkan dengan senapan berburu monster tiga sisi, tulang kaki belakang hewan Luo Sha sebagai senjata sungguh tidak memadai. Senjata di tangan Orang Ao patah menjadi dua pada serangan pertama - bukan karena kepala raksasa terlalu keras, tapi karena kekuatan Orang Ao yang luar biasa.
Kelemahan dan sifat penakut Orang Anjing Kepala dari Bimon memang termasyhur, tapi semua tahu betapa ganasnya Orang Ao dari Suku Dog. Bahkan singa dari Suku Rhein sekalipun tak berani menghadapi dua Orang Ao yang menyerang bersama.
Raksasa yang sudah dipukuli bagai patung kayu oleh 4-5 tongkat tulang besar itu belum sempat sadar, nasib buruk sesungguhnya telah tiba.
Mengikuti ajaran Tuan Tanah Richard yang penuh bimbingan, Orang Ao biasanya berlatih pertarungan tangan kosong. Ketika senjata di tangan mereka patah menjadi dua, para Orang Ao ini langsung kompak menyerbu. Ada yang mencekik leher troll, ada yang menarik lengan, langsung mengunci troll dengan erat. Tangan mereka tak berhenti, serpihan tulang setengah panjang itu terus menikam ke bagian pinggang dan rusuk bawah troll.
Meski kulit bertulang sekuat apapun, pasti ada titik lemahnya. Tulang kaki hewan Luo Sha yang berongga setelah menancap dalam ke tubuh troll, tak bisa dicabut lagi. Bilah tajam tanpa alur darah begitu menusuk tubuh, akan tersedot tekanan udara.
Troll yang mengamuk kesakitan berusaha melepaskan diri, tapi tak bisa. Lengannya dikunci mati oleh empat lima Orang Ao. Kekuatan gabungan mereka bahkan sanggup mengendalikan Prajurit Gajah, apalagi Prajurit Werwolf yang khusus mempelajari teknik kuncian sendi di bawah bimbingan ketat Tuan Tanah Richard.
Keunggulan berkelompok segera terlihat. Orang Ao yang telah bebas tangan mulai menghancurkan telapak tangan troll satu per satu dengan jari-jari mereka, lalu menginjak-injak siku hingga patah. Kemudian mereka melompat dan menghujamkan serangan lutut terbang ke selangkangan troll. Troll biasa menato area selangkangan sebagai kebanggaan, namun di bawah hantaman lutut Orang Ao yang mampu menghancurkan batu, tato tersebut segera berubah menjadi noda kabur.
Bahkan troll yang berpostur besar pun nyaris pingsan akibat serangan lutut mematikan ini. Penampilan Belami paling mencolok, dengan kaki panjangnya yang terayun tinggi disusul tendangan mendarat yang elegan. Kuda Besi di cambuknya menghunjam mata troll, teriakan kesakitan terpotong tiba-tiba ketika belati tajam menembus lidah troll dari bawah dagu.
Berbeda dengan cara Panda yang membunuh dengan satu serangan, Orang Ao tidak mengambil nyawa troll-troll ini. Setelah melumpuhkan, mereka melepaskan troll-troll tersebut.
Belami menggunakan belatinya untuk memotong tonjolan tulang setengah tongkat yang menancap rapat di rusuk troll. Tulang kaki belakang hewan Luo Sha yang berongga itu menyemburkan hujan darah biru berdesisan.
Raksasa yang lengannya dan telapak tangannya patah berguling-guling di tanah sambil merintih. Kehilangan kedua tangan, meski daya tahan hidupnya masih kuat, ancamannya kini tak jauh beda dengan hewan Luo Sha yang gemuk.
Beberapa ogre betina berusaha menyelamatkan, baru saja mendekat langsung terjatuh tertembak pisau terbang. Wajah mereka memancarkan cahaya hijau redup. Kulit ogre betina yang tidak memiliki kemampuan petrifikasi sama sekali tak punya ketahanan racun yang memadai.
Setelah mengusir ogre-ogre betina di sekeliling, Orang Ao yang tidak bersenjata langsung bermanuver ke belakang formasi ogre yang sedang bertahan mati-matian melawan Prajurit Panda. Beberapa ogre merasa ada yang aneh di belakang, baru saja menoleh untuk melihat, mulut penuh taring yang menganga sudah merobek tenggorokan mereka menyemburkan hujan darah.
Taktik menggigit dengan mulut ini bukanlah teknik tempur yang diajarkan Liu Zhenhan. Ini murni insting alami Orang Ao, bisa disebut sebagai inovasi yang melampaui sang guru.
Liu Zhenhan yang menyaksikan pertempuran juga gatal ingin turun tangan. Baru saja berpikir untuk mengangkat Formasi Padat dan unjuk gigi, saat menunduk melihat Guo Guo yang menggendong Katyusha dengan satu cakar kecil mencengkeram Tongkat Taring Serigala sudah berlari maju.
Goblin Beruang yang menghalangi jalan menjadi korban pertama, satu pukulan satu nyawa, terlempar seperti layangan putus. Selanjutnya giliran ogre yang sial. Kombinasi dua makhluk kecil ini bagai pasukan dengan Kemampuan Ganda Sihir dan Tempur. Banyak ogre hanya merasa seperti ditubruk badak berlari kencang, mata gelap, bahkan tak sempat paham apa terjadi sebelum ambruk seperti tongkat kayu.
Panah Air Katyusha tak perlu lagi "menyusui". Di bawah komando Guo Guo, setiap tembakannya tepat sasaran, menyusur tanah dan diam-diam "memanggil nama" paha tebal ogre satu per satu.
Orang Ao kesal bukan main. Baru saja mereka merangkul ogre untuk menggigit leher, tiba-tiba ogre itu ambruk, membuat mereka ikut terjungkal.
Goblin Beruang akhirnya sadar. Kesempatan menginjak musuh yang sudah jatuh ini tak boleh dilewatkan. Mereka berkerumun 4-5 orang untuk menghadapi ogre yang terpisah. Meski meniru gaya Pasukan Panda yang terampil, cara mereka masih kikuk. Tapi setidaknya Goblin Beruang menemukan kesempatan emas untuk pukul-memukul di tengah kekacauan yang diciptakan Prajurit Panda.
Karu si licik. Mengikuti dua pangeran kecil dari belakang, memunguti sisa-sisa musuh yang sudah jatuh, membunuh dengan gaya penuh kewibawaan.
Perlahan-lahan, para ogre di sekeliling mulai mundur membentuk lingkaran, berhimpitan erat dengan panik memandangi para Bimon yang menyeramkan ini.
Baru pada saat ini, banyak ogre tersadar bahwa mereka bahkan tidak tahu alasan mengapa Bimon dan Goblin Beruang ini melakukan serangan mendadak.
Para Panda dan Orang Ao menghentikan pengejaran, sekitar empat puluh orang mengepung dua ratus ogre dari segala penjuru.
Di bawah tekanan para Panda dan Orang Ao, setiap ogre terhuyung-huyung mundur hingga tak ada lagi ruang untuk melarikan diri.
Ekspresi Prajurit Panda masih memerah seperti mabuk. Dua Tombak Bermata dengan santai disandang di bahu; Orang Ao yang tidak bersenjata terengah-engah ringan, tetesan cairan biru pekat menetes dari sudut mulut mereka.
Sorot mata penuh hawa pembunuh mereka membuat padang gurun seakan memasuki musim dingin lebih awal, pandangan mereka membuat para ogre merasa seperti tikus belanda yang menghadapi taring tajam serigala liang di padang rumput.
Para Goblin Beruang dengan sadar diri lari ke pinggiran, merasa tak pantas berdiri di posisi itu.
Ogre yang tangannya patah menjadi bahan olok-olok Goblin Beruang, beberapa di antaranya dengan bangga menjadikan ogre yang merangkak ini sebagai tunggangan, bersenang-senang dengan riang.
"Liu Zhenhan" melihat para ogre ini berkumpul bersama dan memegang senjata, ia mulai gelisah. Dia menarik pedang trisula tersembunyi dari alat musiknya dan pisau melengkung di punggung, lalu menerjang. Goblin beruang melihat kedatangan Tuan Tanah, segera melompat dari tubuh troll raksasa dan berubah sopan.
Troll raksasa yang masih merangkak kesakitan di tanah, bagai pohon besar yang ditebang kapak, langsung roboh tanpa suara setelah dihabisi Liu Zhenhan dengan pisau melengkung.
"Biar aku juga main!" Liu Zhenhan mengangkat cincin giok darah di tangannya, berteriak ke arah Gud.
"Tuan! Tidak perlu!" Gud menancapkan tombak pemburu trisula ke tanah, lalu menarik dua tombak bermata di punggungnya, "Laozi! Jika bajingan-bajingan ini tidak mau menyerah, biar kami panda tusuk ogre-ogre ini jadi sate!"
Mendengar ini, telinga Guo Guo langsung tegak. Ia melemparkan Formasi Padat, menggendong Katyusha sambil menepuk pantat babi itu. Seketika hujan panah air menyembur seperti sabit memotong rumput, menumbangkan ogre-ogre berjubel.
Andai Gud tidak segera memelintir telinga Guo Guo, niscaya musang itu takkan berhenti.
"Guo Guo yang perutnya besar membuat muka lucu pada Gud, mengulurkan cakar kecilnya membuat gerakan menghisap cerutu di mulut, lalu membuka tangannya. Katyusha di pelukannya mengangguk-angguk, ekor gemuknya berputar-putar."
"Di telinga Gud terselip puntung cerutu setengah habis, itu 'kepala belalang' yang dipungutnya kemarin dari cerutu Liu Zhenhan yang sudah dihisap habis."
"Dasar bocah! Nanti pasti aku lapor ke dua mamamu, bilang kalian hari ini langsung bertindak tanpa menyusu dulu! Melanggar aturan kalian! Lihat nanti bagaimana mereka menghukum kalian berdua!" Gud memutar-matanya keras, lalu mengusap kemaluan kecil Guo Guo dan mengoleskannya ke mulut Guo Guo dan Katyusha.
"Guo Guo mengerutkan hidung dan menunjukkan jari tengah ke Gud."
"Para milisi tertawa terbahak-bahak bersama."
"Para ogre betina itu benar-benar kolaps. Mereka kolaps pada detail ini: Di medan perang, jika lawan masih bisa mengobrol santai dengan penuh minat, itu sudah membuktikan keyakinan dan ketak-terkalahan mereka."
"'Kami menyerah!' Para ogre seperti terbangun dari mimpi. Entah siapa yang berteriak, satu per satu tongkat besar dilempar ke tanah."
"'Obisilachi! Menyerah begitu saja?' Liu Zhenhan merasa kurang puas. Dia bahkan belum sempat mengerahkan Empat Patung Emas, kok sudah pada menyerah semua."
“Karu, mulai merampas harta.” Liu Zhenhan menarik telinga budak ogre, lalu menendang pantatnya.
Ogre ternyata lebih miskin daripada Goblin Beruang. Setelah menggeledah seluruh tenda tak ditemukan apa-apa, bahkan budak manusia pun tidak, karena semua makhluk hidup adalah bahan pangan ogre.
Bahan makanan cukup banyak, semuanya potongan daging kering. Dari pori-pori di permukaannya, Liu Zhenhan semakin mengamati semakin merasa ini bukan daging hewan.
Liu Zhenhan mengamati dengan cermat lama-kelamaan, benar-benar tak memiliki keberanian untuk membawanya kembali sebagai makanan.
Setelah menghitung jumlah orang, awalnya 100-an Goblin Beruang kini tersisa 64, semuanya terluka namun tidak parah. Menawan sekitar 200 ogre. Dalam serangan kilat tadi, separuh ogre tewas di tangan ras Panda dan Orang Ao. Guo Guo dan Katyusha juga mencetak prestasi gemilang.
Berangkat dengan 100-an budak, tak mendapat rampasan apapun. Sekejap menjadi hampir tiga ratus mulut yang perlu diberi makan. Hal ini membuat Liu Zhenhan marah dan malu.
“Lalu katakan, untuk apa aku menyimpan kalian?” Liu Zhenhan melototi para ogre betina ini, mengamuk: “Kalian masih jadi perampok? Cih! Aku saja merasa malu! Harta sebegini sedikit, pengemis pun lebih hebat! Cepat bilang! Apa lagi yang bisa kalian lakukan? Jika tak bisa jawab, kalian tamat!”
Tiga patung emas raksasa sebesar gunung muncul di hadapan semua budak dengan cahaya gemilang. Sekelompok besar goblin beruang jatuh terduduk di genangan darah, hampir menjadi gila karena ketakutan.
Para ogre pun tidak jauh lebih baik, mereka seperti kawanan hewan Luo Sha dalam badai salju, ketakutan menghindari tatapan Liu Zhenhan yang penuh aura pembunuhan.
Langkah kaki patung emas yang berderak mengungkapkan kemarahan tuannya dengan jelas. Mata setiap ogre bergerak mekanis mengikuti gerakan patung emas, seperti pendulum jam yang diputar.
"Kami bisa melahirkan banyak anak, mereka akan menjadi prajurit kuat." Akhirnya seorang ogre betina berkata dengan gemetar.
"Apakah ini bisa dianggap keahlian?" Liu Zhenhan merenung sejenak, lalu menoleh ke panda: "Gud, apakah kau tertarik?"
Gud terjatuh terguling-guling, menelan ludah dengan susah payah, lalu bangun dengan wajah muram: "Tuan, jika ingin aku mati, berikan saja pisau. Aku akan menggorok leher sendiri."
"Belami si tampan, bagaimana denganmu?" Liu Zhenhan menatap berambut emas yang tampan itu.
Belami mual-mual tak tertahankan.
Setiap prajurit menghindari tatapan penuh pertanyaan baik dari tuan tanah mereka.
“Semuanya cuma kantong arak dan karung nasi!” Liu Zhenhan memaki. Tiba-tiba teringat dia masih punya satu ogre jantan di bawahnya. “Sudahlah, Karu, mereka semua untukmu.”
“Dengan senang hati melayani Tuan!” Mata Karu berkaca-kaca. Dia sudah menanti-nanti kalimat ini sejak tadi.
Sepatu bot Liu Zhenhan direbutnya, dicium dan digigit-gigit dengan liar, sampai semua noda lumpur di atasnya menjilat bersih mengilap.
Kalau semua ogre jantan tewas dalam perang, bukankah dia akan kelelahan nanti? Banyak sekali ogre betina! Betapa banyaknya payudara yang kendur dan kaki besar! Karu terjerumus dalam kebahagiaan yang penuh kekhawatiran.
Karu yang tua mulai meragukan kemampuannya sendiri. Toh tidak semua seperkasa Tuan. Karu pernah menyaksikan keadaan luar biasa ketika Tuan menunjukkan kekuatan dahsyatnya dalam pertempuran melawan kura-kura berekor bintang.
“Mending kita habisi juga suku manusia liar Gagak Putih sekalian, Tuan!” seru Karu bersemangat. Pertempuran ini membuat kepercayaan dirinya melambung. Dia merasa bisa menambah beberapa perempuan liar lagi sebagai pasangan.
“Bagus sekali! Karu yang pemberani, kau mewakili Tuan Tanah untuk memerangi mereka!” Liu Zhenhan mulai menggoda Karu. Dia tahu suku primitif itu punya ribuan prajurit dan terlibat dengan manusia. Sudah sore, mana ada semangat membawa tawanan sebanyak itu berperang jauh-jauh.
“Kalau begitu lebih baik kita batalkan, hari sudah sore, pulang saja dulu.” Wajah Karu langsung pucat ketakutan. Menyerang suku primitif sendirian? Sekalipun diberi hati Beruang dan nyali Wolff, dia tetap tidak berani.
Orang-orang Panda mengeluarkan kantong anggur mereka, menggigit tutupnya, lalu menuangkan anggur keras ke tenda.
“Nyalakan sendiri.” Orang Ao mengusir ogre-ogre itu, menyerahkan obor ke tangan mereka, memaksa mereka membakar tenda kulit hewan sendiri. Butiran air mata besar mengalir di wajah ogre, memantulkan bayangan api yang melalap rumah mereka.
Beberapa Goblin Beruang mengamati dari kejauhan, menunjuk-nunjuk dengan wajah penuh schadenfreude.
Melihat ogre sengsara, hati Goblin Beruang ini merasa lega. Kesengsaraan dan kebahagiaan selalu punya patokan. Kini para Goblin Beruang merasa status mereka tiba-tiba naik beberapa tingkat.
Liu Zhenhan menatap lima mammoth raksasa yang dibawanya dengan senyum getir. Hasil hari ini benar-benar luar biasa, sibuk setengah mati tapi tak mendapat apa-apa.
Tak mungkin pulang dengan tangan hampa. Liu Zhenhan menyuruh para ogre menggali patung dewi batu yang memegang nampan serbuk sari, memaksa Goblin Beruang dan ogre menarik patung itu dengan rotan liar. Dua mammoth juga dikerahkan untuk pekerjaan berat ini.
Di bawah instruksi Liu Zhenhan, Karu mulai bercerita tentang prestasi gemilang tuan tanah kepada para budak ogre sambil berjalan. Goblin Beruang yang sedang menarik tali tambang ikut menyela, kisah penuh penderitaan berdarah yang mereka tambahkan membuat bulu kuduk para ogre merinding.
"Asal patuh, tuan tanah ini sebenarnya baik hati. Aku kasih tahu rahasia: makanan kita para budak dimasak langsung oleh koki Hobbit Setengah Manusia!" Kata Karu dengan misterius.
Wah... Air liur para budak meleleh. Koki Hobbit Setengah Manusia untuk budak! Tuan tanah ini benar-benar Berbual level dewa!
Dasar tukang omong kosong. Goblin Beruang menggerutu dalam hati, dari pagi kami cuma menghirup angin barat laut saja.
"Kuncinya adalah patuh! Jangan melawan! Kalau tidak melawan masih bisa dapat makanan dan minuman, kalau melawan nyawa bisa hilang. Lihatlah aku, lihat hasilnya? Ini semua karena kepatuhan!" Karu juga mulai memberikan indoktrinasi, dengan bangga memamerkan pakaian mewah yang dikenakannya.
Perjalanan yang begitu panjang, di bawah cambukan, setiap budak mengerahkan kekuatan seperti di malam pengantin, menarik patung batu dengan sekuat tenaga. Bekas goresan panjang tertinggal di jalan akibat patung berat tersebut.
Di belakang mereka mengikuti tiga mammoth berkepala tiga. Tak satu pun budak berani menengok. Beberapa yang terluka tadi kehabisan tenaga menarik, mencoba beristirahat di pinggir jalan, langsung diinjak rata oleh mammoth. Kejadian ini membuat para budak tiba-tiba dipenuhi kekuatan baru.
Noda darah dan air mata yang bercak-bercak tercurah sepanjang jalan.
Saat melewati Bukit Kosong Kosen, seperti diduga Liu Zhenhan, para goblin beruang yang ditugaskan menjaga ternyata sudah kabur.
Tawa liar Liu Zhenhan mengguncang bumi.
Kalau budak-budak ini tidak kabur, Liu Zhenhan benar-benar akan merugi. Bisnis awal ini sama sekali tidak menguntungkan seperti bayangan.
Saat bayangan besar Bukit Tanah Merah dan tunas tanah merah muncul di cakrawala, budak-budak ogre berkesempatan menyaksikan para korban malang yang tulang punggungnya dihancurkan kemarin. Goblin-goblin beruang sialan yang telah dihabisi ini terbaring di padang rumput yang jauh, masih mengerang dan merintih, dikerumuni geromelan burung nasar dan gagak hitam yang sesekali datang mematuk.
"Goblin adalah ras paling bau, mengapa tubuh mereka mengeluarkan aroma manis yang kuat?" Seorang ogre mengendus-endus dan bertanya dengan takut pada pemimpin mereka Karu. Meski jumlah mereka banyak, menarik patung dewa raksasa ini tetap melelahkan. Perut mereka yang kelaparan menjadi sangat sensitif terhadap aroma ini.
Ucapan bernada diskriminasi rasial ini hampir memicu konflik antara Goblin Beruang dan ogre-ogre. Andai bukan karena pengawasan ketat Prajurit Panda dan Orang Ao yang seperti harimau mengawasi, pastilah Goblin Beruang sudah meneriakkan makian kasar.
"Obisilachi!" Karu segera meredakan ketidakpuasan parah para Goblin Beruang, berbisik pelan: "Kalian tahu apa?! Tahukah kalian aroma apa itu? Itu adalah rum manis yang harum! Tuan mengoleskan rum ini di luka mereka, semut akan masuk menggerogoti luka. Kalian tidak dengar jeritan malam kemarin...jeritan itu sampai membuat serigala gua tidak berani mendekat untuk menyeret mereka!"
Perkataan ini membuat para budak kembali merasakan kedinginan di seluruh tubuh, menarik lebih keras.
Liu Zhenhan hampir mengira dirinya salah tempat. Apakah ini masih Feilengcui? Bukankah tebing merah menjulang itu masih terlihat jelas? Liu Zhenhan sampai ragu-ragu mengenalinya.
Bukan hanya dia, bahkan para budak serta ras Panda dan Orang Ao pun terpaku.
BAB TIGA PULUH TIGA: Pria Tangguh Suku Haus
Pilar-pilar tanah merah yang sebelumnya berbentuk tunas telah berubah menjadi belasan pilar raksasa menjulang ke langit, dililit tali rotan hijau zamrud.
Liu Zhenhan memperhatikan lebih dekat. Pilar-pilar itu ternyata adalah tunas tanah merah asli yang telah diselubungi tali rotan. Tali rotan hijau segar itu dipenuhi bunga-bunga kecil berwarna pelangi yang bertumpuk-tumpuk, tertiup angin sepoi-sepoi membawa aroma semerbak.
“Apakah musim semi telah tiba?” Liu Zhenhan tertawa bodoh. Di sini terlalu indah ya?
Padang rumput dan semak-semak di depan Tebing Tanah Merah juga telah menghilang, digantikan oleh lautan hutan bambu yang tiba-tiba menjulang. Banyak tunas bambu yang masih terbungkus kulit terlihat mulai mencuat.
Di tengah hutan bambu yang menutupi langit terdapat jalan baru yang dibuat. Melihat jejak kaki raksasa itu, jelas ini dibuat dengan menginjak-injak menggunakan mammoth berbulu panjang.
Beberapa Hobbit Setengah Manusia membimbing sekelompok manusia landak membawa keranjang memetik sayuran liar dan tunas bambu di tepi hutan. Melihat tuan tanah mengendarai mammoth raksasa kembali, mereka segera berdiri hormat di kedua sisi jalan.
Para Panda matanya langsung berbinar melihat hutan bambu. Mereka berlari gembira dengan gila, merebut tunas bambu dari keranjang, menggosoknya kasar di baju, lalu menyuapkannya ke mulut sambil mengunyah liar. Gud menggenggam sebatang bambu, bahkan daun hijau segar dimasukkannya ke mulut. Suara kunyahan kresek-kresek terdengar jelas, air mata bahagia mengalir deras.
“Astaga! Tumbuh begitu banyak bambu dan pohon!” Liu Zhenhan tak percaya berdiri dari punggung mammoth, membuat pelindung mata dengan tangan sambil memandang sekitar. Ini masih Tebing Tanah Merah yang gersang dan suram kemarin?
Ya ampun...
Di depan lereng tanah merah, hutan bambu membentang ke kiri dan kanan sejauh satu hingga dua li. Tertiup angin, gemerisik daun bergulung-gulung seperti lautan hijau.
Di tanah lapang luas di depan lereng tanah merah, sepuluh pohon raksasa berbentuk tabung pena berdiri teratur. Di bawahnya terhampar tanah berwarna kemerahan.
Pohon-pohon berbentuk tabung pena ini luar biasa besarnya. Tinggi batangnya minimal sepuluh Ren, dipenuhi sisik-sisik. Batang pohon yang begitu besar hingga perlu tiga orang untuk merengkuhnya ini memiliki mahkota daun raksasa seperti payung yang menaungi langit di depan lereng tanah merah. Mahkota pohon dipenuhi helai-helai daun berbentuk bulu yang berat dan terkulai. Setiap pohon tampak seperti semanggi raksasa. Beberapa orang sigung bertubuh pendek merayap di mahkota pohon, sedang menebas-nebas daun dengan parang.
"Sudah pulang?" Ning Yu muncul dari rumpun bambu, keranjang di tangannya penuh rebung, kain biru melilit di kepala. Ia tersenyum cerah memandang Liu Zhenhan. Sekumpulan anak-anak lelaki dan perempuan juga bermunculan dari balik bambu, tertawa-tawa memandang tuan mereka. Keranjang yang mereka jinjing berisi jamur dan beberapa rebung.
“Kenapa tiba-tiba ada begitu banyak bambu? Untuk apa menanam sebanyak ini? Itu kan Pisang Suoluo ya?” Liu Zhenhan terjatuh dari punggung mammoth, menutupi wajahnya sambil memandangi hamparan hutan bambu dan beberapa "putri malu raksasa" yang tinggi menjulang.
“‘Mata Air Kehidupan’ benar-benar luar biasa!” Ning Yu berkeringat di ujung hidung karena antusias: “Awalnya kami menanam bambu, semula kami semua agak meragukan Mata Air Kehidupan. Akar bambu dari Gud sudah menguning, tanah disini juga sangat tandus. Kami berniat mencoba dengan akar bambu dulu. Tak disangka setelah menuangkan ‘Mata Air Kehidupan’ setengah hari tak ada reaksi, Kolina yang tidak sabar menuangkan lebih banyak. Hasilnya sore harinya bambu-bambu ini tumbuh deras, sungguh tak terduga! Awalnya kami ingin menunggumu kembali sebelum menanam yang lain, melihat situasi ini akhirnya kami tanam Pisang Suoluo.”
“Berapa sisa Mata Air Kehidupan-ku? Jangan-jangan si pemboros Kolina sudah menuangkan semuanya?” Liu Zhenhan merasa sakit hati, teringat perkataan Penjaga Pohon bahwa satu tetes Mata Air Kehidupan bisa mempercepat pertumbuhan pohon 10 tahun. Dengan banyaknya hutan bambu ini, pasti persediaannya terkuras banyak.
“Tidak banyak, hanya sekitar setengah karung.” Ning Yu tertawa ringan.
“Liu Zhenhan terpana, sekantung Mata Air Kehidupan yang dia tukar dengan menjual diri, tiba-tiba setengahnya hilang, hanya mendapat sepetak hutan bambu ini.”
“Hahaha!” Gud tertawa: “Laozi, aku bisa berbaring disini makan selama tiga keturunan! Asyik!”
“Asyik kepalamu!” Liu Zhenhan hampir meledak marah, ini kan bukan untuk membesarkan pasukan Panda, selain cantik dipandang, buat apa hutan bambu sebanyak ini?
“Di mana orang-orang Kolinna?” Liu Zhenhan bertanya dengan geram.
“Baru saja melihatnya, mungkin dia membawa Pisang Suoluo kembali ke gua. Sudah beberapa hari tidak makan pisang, prajurit mammoth sudah mulai gila rindu pisang. Dia terus menggeram, tahu pasti kau akan memarahinya. Sudahlah Richard, jangan marahi dia, dia tidak sengaja.” Ning Yu membuka lengan dan berputar pelan, menghirup aroma harum hutan bambu: “Tempat ini benar-benar seperti kampung halaman dalam mimpi! Sekarang aku benar-benar jatuh cinta disini.”
“Kalau kau suka ya sudah! Tapi aku tetap harus memarahinya! Di mana Helen dan Weier?” Liu Zhenhan memetik dua batang daun bawang dari keranjang manusia landak dan menyelipkannya di hidungnya.
“Ai Wei’er bilang mau bikin air mancur alun-alun, dia sekarang pergi ke Sungai Sanggan mencari kerang. Katanya mau bikin gulungan sihir besar pakai kerang. Soalnya dia penyihir elemen air, ya aku biarin saja. Helen lagi nanam Wisteria seribu daun. Barusan dia nanam Wisteria di sekitar belasan pilar tanah merah depan lereng tinggi kita, sekarang ke tepi tanah tinggi merah buat nanam lagi. Katanya mau ubah tanah tinggi merah jadi penuh mawar di dinding. Aku siap-siap makan malam.” Ning Yu menutup mulut sambil tertawa, dia tahu Liu Zhenhan mau ngapain.
“Obisilachi!” Liu Zhenhan melihat sekeliling lagi, hatinya juga senang: “Nggak nyangka! Bener-bener nggak nyangka! Feilengcui tiba-tiba jadi secantik ini. Nggak kelihatan ya, Ai Wei’er yang biasanya malas itu, hari ini sampai bikin gulungan sihir buat air mancur, nggak nyangka!”
“Ini jangan ikut campur. Kamu kan laki-laki, yang penting bisa makan bisa tidur. Urusan dekorasi rumah jangan ikut, kami perempuan yang atur.” Ning Yu mencubit hidungnya, hampir membuat bawang putih di hidungnya jatuh.
“Budak-budak! Seret patung dewa ini ke alun-alun depan tanah tinggi merah, cepat!” Liu Zhenhan mengomandoi para budak, “Patung dewi batu yang pegang nampan ini cocok banget buat jadi air mancur!”
“Tambah banyak lagi orang.” Ning Yu tersenyum melihat budak-budi di belakangnya.
"Rugi mati! Udah, gak usah dibahas!" Liu Zhenhan wajahnya memerah, urusan ini memang tidak bisa dibanggakan. Buru-buru minggat: "Aku ke gua dulu, nanti malem ceritain detailnya."
Kolina dari kejauhan juga mendekat, teriakan mammoth membuatnya sadar sang tuan tanah telah kembali.
Kolina meremas-remas tangan, muka merah padam, malu-malu mendekat. Di belakangnya anaknya Vincent kecil sedang mengunyah pisang Suoluo, wajah penuh air liur dan ingus.
"Kebetulan lagi nyari lo!" Liu Zhenhan menggeretak gigi menatapnya.
Budak-budak ogre berjingkat melewati para prajurit mammoth, takut gerakan mereka yang salah akan membuat raksasa menakutkan itu marah.
"Jangan-jangan, Tuan..." Kolina melihat daun bawang yang menyumbat hidung Liu Zhenhan, keringat dingin mengucur.
Ini kan seperti Pigge yang nancepin daun bawang di hidung - sok jadi gajah.
Kolina protes: "Tuan Richard, ini diskriminasi rasial!"
"Aku turut prihatin, kawan." Gud mengunyah bambu sambil menepuk bahu Kolina, mengangguk pilu.
Liu Zhenhan mencabut paksa daun bawang, hendak memaki, tapi peluit tulang dari landak pengintai di bukit merah berbunyi.
Suara alarm melengking tiba-tiba memecah kedamaian Fresenburg.
“Mendengar suara peluit yang tegang dan mendesak ini, para panda langsung melemparkan tunas bambu di tangan mereka, wajah mereka berkerut.
Tampaknya mengganggu panda saat makan adalah hal yang menakutkan. Budak-budak di sampingnya berpikir dalam hati.
Prajurit mammoth dari gua tanah liat juga semua keluar, banyak yang masih menelan sisa Pisang Suoluo di mulut, ekspresi mereka penuh kemarahan.
Empat bikini belalang dari suku Green Ground dan Kepala Suku Andulan juga muncul, jelas terkejut oleh suara peluit peringatan ini.
Orang sigung Kunck yang berdiri di samping bendera tuan tanah Bukit Merah mengayunkan tombaknya dengan kuat ke arah belakang bukit.
“Tampaknya ada musuh kuat yang menyergap dari belakang, ikuti aku!” Liu Zhenhan mengeluarkan “Formasi Padat”, mengangkat tangannya dengan gagah.
Semua milisi Feilengcui mengambil senjata mereka, mengikuti tuan tanah berbaris besar-besaran ke belakang Bukit Merah. Orang Ao tidak punya senjata, masing-masing mengangkat batu besar dari tanah ke bahu. Para budak yang melihat kelompok demi kelompok prajurit mammoth membawa pedang panjang gading melewati mereka, mata mereka membelalak. Beberapa yang lambat menghindar, terhantam bahu raksasa mammoth dan berguling-guling di tanah.
“Ikuti aku!” Karu juga mengangkat tangannya dengan gagah.
Goblin tanah dan ogre-ogre secara serempak membalikkan badan memberiinya tengkuk.
Ning Yu segera memanggil anak-anak lelaki dan perempuan untuk kembali ke gua tanah liat, semua berlangsung dengan ketat namun teratur. Tepian lereng tanah merah telah dipenuhi oleh tali rotan hijau yang merambat. Helen yang sedang menanam Wisteria seribu daun di kaki lereng pun mengangkat kepala, melihat pasukan milisi dan Liu Zhenhan yang melintas seperti angin di sampingnya, menatap bingung ke sekeliling.
Beberapa ratus yard di belakang lereng tanah merah terdapat sebuah tanjakan yang terbentuk dari lapisan-lapisan batu kuarsa yang bertumpuk. Melewati tanjakan tersebut terdapat daerah rawa yang luas.
Rawa ini setiap musim semi akan tergenang oleh luapan Sungai Sanggan. Di musim kemarau sekarang, dasar sungai yang lembap terlihat jelas. Rawa dipenuhi rumpun alang-alang yang lebat, bunga alang-alang putih bergoyang-goyang lentur tertiup angin. Suara air Sungai Sanggan yang menghantam akar alang-alang terdengar dari kejauhan.
Liu Zhenhan dan pasukan militi mencari ke sana kemari, namun tidak menemukan jejak musuh sama sekali.
Di atas lereng berdiri ramai anak-anak lelaki-perempuan dan keluarga suku bawahan, menunjuk-nunjuk ke arah jauh. Lereng setinggi 30-40 Ren itu diterpa angin kencang, suara teriakan mereka tidak jelas terdengar.
Liu Zhenhan teringat bahwa Ai Wei'er pergi ke sungai mencari kerang untuk membuat gulungan sihir. Tubuhnya gemetar, lalu segera berlari ke sana.
Benar saja, Ai Wei'er sedang dalam masalah.
Di tepian Sungai Sanggan, Ai Wei'er yang basah kuyup sambil memeluk tumpukan kerang, berdiri di tepian sambil berteriak marah.
Yang dimarahinya adalah empat lima puluh pria perkasa Bimon yang berdiri di air dangkal. Pria-pria Bimon ini berkulit hitam mengkilap, bahu kekar mereka menyangga kepala besar yang langka, garis wajah mereka sangat mirip Suku Pig. Air sungai yang mencapai pinggang mereka menyembunyikan tinggi badan sebenarnya, namun kekuatan fisik mereka jelas terlihat, bahkan bahu mereka tidak kalah dengan prajurit gajah.
Pria-pria Bimon itu menunjukkan ekspresi pasrah, terus-menerus mengangkat bahu sambil sesekali membuka mulut lebar hingga ke telinga untuk membalas perkataan.
Mulut mereka sungguh besar, gigi seri berbentuk pisau pemotong di dalam mulut membuat Liu Zhenhan merinding.
"Dasar bajingan kecil tak tahu diri! Berani-berani mengganggu wilayahku! Wei'er, cepat kembali ke sini!" Lumpur di tepian sungai membuat langkah Liu Zhenhan terhuyung, suaranya yang keras sudah terdengar sebelum sosoknya muncul.
Melihat Richard, Ai Wei'er segera berlari kencang menyambutnya, tubuh ringannya melesat cepat di atas lumpur tepian.
“Ada apa?” Liu Zhenhan mengguncang-guncangkan cambuk kuda yang penuh lumpur. Para pria perkasa Bimon ini tampaknya tidak berniat jahat, kalau tidak, dengan postur tubuh sebesar itu, mereka pasti bisa dengan mudah mengalahkan putri duyung. Sihir elemen air setengah matang milik Ai Wei'er, bahkan dua orang sekalipun tidak akan berguna.
“Keterlaluan!” Wajah Ai Wei'er memerah karena marah: “Setelah mengambil kerang di air, saat aku baru saja berenang ke perairan dangkal untuk naik ke darat, tiba-tiba ada kepala muncul di sampingku sambil tersenyum. Mulutnya terbuka lebar-lebar sampai menggelembungkan udara di dalam air! Aku hampir mati ketakutan.”
Ai Wei'er membuat gerakan berlebihan untuk menggambarkan mengerikannya mulut itu.
“Hanya karena ini kamu menghina mereka?” Liu Zhenhan benar-benar tidak tahu harus tertawa atau menangis. Penjaga kecil Kunck di dataran tinggi itu terlalu sensitif.
“Mereka terlalu kasar. Jelek bukan salah mereka, tapi keluar untuk menakuti orang itu tidak pantas! Aku kan masih seorang putri...” Ai Wei'er menggerutu kesal.
Wajah para milisi yang datang ke lokasi memerah mendengar perkataan itu, terutama Gud yang terus mengusap lingkaran hitam di matanya dengan sedih.
Dari kejauhan, para pria perkasa Bimon itu berbisik-bisik sebentar sebelum naik ke tepian. Postur tubuh mereka memang tidak kalah dengan raksasa Elefen, tingginya sekitar dua Ren. Meski masih lebih pendek dari prajurit mammoth, ini sudah sangat luar biasa.
Seluruh tubuh mereka hanya mengenakan celana pendek kulit, bertelanjang dada dengan lipatan lemak berlapis-lapis di tubuh. Bola mata besar mereka bergerak gesit ke sana kemari.
“Ya Tuhan! Apakah ini masih Bukit Merah? Oh~ Qidemaliya!” Seorang pria perkasa pemimpin membentangkan kedua lengannya seperti merpati perdamaian, menghela napas panjang.
“Kalian siapa?” Liu Zhenhan membelalakkan matanya dengan geram. Guo Guo dan anak babi melompat turun dari bahunya, menatap para pria perkasa itu dengan sudut 90 derajat.
“Oh~ Qidemaliya! Kami adalah...” Pria perkasa Bimon pemimpin baru hendak berbicara, Kepala suku Andulan terengah-engah menyusul dari belakang sambil menahan pinggangnya, setelah beberapa saat baru bisa mengangkat kepala dan berkata: “Jangan salah paham... ini sekutu sendiri! Ini se...”
“Aku tahu mereka sekutu sendiri, aku menyadari mereka adalah Bimon, Terpujilah Dewata!” Liu Zhenhan meniru gaya bicara bangsawan dengan sempurna: “Tapi mereka menubruk keluarga tuan tanah, ini sungguh tak bisa dimaafkan!”
“Richard! Tunggu sebentar!” Helen juga menyusul datang.
Helen melambaikan tangan menyuruh para milisi yang sedang dalam suasana tegang seperti pedang terhunus di sekitarnya untuk meletakkan senjata mereka, lalu berkata pada Liu Zhenhan: “Kamu bahkan tidak menanyakan siapa mereka, langsung sembarangan menuduh!”
Siapapun dia, di sini gue yang paling berkuasa. Liu Zhenhan berpikir dalam hati.
“Mereka adalah anggota suku Haus, bawahan dari Suku Bier. Richard, tuduhanmu yang sembrono terhadap rakyat bangsawan lain bisa memicu perselisihan yang tidak perlu. Lagipula, Sungai Sanggan bukan wilayah kekuasaanmu...” Helen menarik napas.
Bab 34 Angin Budaya Bertiup di Padang Gurun
“Omong kosong! Aku pernah melihat centaur dari suku Haus! Mana ada yang segede ini?” Liu Zhenhan mengamati para pria perkasa itu. Ia teringat Monster Gigi Ukir Lava yang dipukuli Guo Guo sampai ompong di Kuil. Bukankah pemilik monster itu, Yang Mulia Pendeta Puyol, berasal dari ras centaur? Saat berurusan dengan Dark Elf di Ngarai Obsidian, bukankah Vieiri si Manusia Beruang juga punya pemanah centaur? Bandingkan centaur kurus itu dengan pria-pria berotot ini, bagai kentang dan labu diletakkan bersamaan. Jika sama-sama suku Haus, kenapa perbedaan fisiknya begitu mencolok?
“Aku tidak percaya!” Liu Zhenhan memandangi para pria Bimon perkasa itu dengan tatapan penuh kecurigaan, membuat mereka merinding.
“Yang Mulia! Mereka adalah orang kuda nil, wajar jika bertubuh besar!” Kepala suku juga mendekat. Lari kencang tadi hampir membuat kepala suku kura-kura yang lamban ini kehabisan napas.
“Kuda nil termasuk suku Haus? Lalu ada berapa cabang dekat dari suku Haus?” Liu Zhenhan tertegun.
"Suku Haus juga memiliki zebra manusia, kepala penjara kerajaan saat ini adalah zebra manusia, atasan paman. Suku Haus masih memiliki cabang dekat llama manusia, ditugaskan khusus oleh kerajaan untuk menjaga oasis gurun bersama suku burung unta Austrich di perbatasan barat laut. Mereka semua dianggap sebagai suku bawahan Bier..." Helen berbisik memperkenalkan.
"Aku juga bangsawan, memaki mereka pun tak masalah. Apa? Jangan-jangan tuan tanah beruang berani menantangku duel?" Liu Zhenhan memandang dengan sinis.
"Tantangan duel datang padaku." Gud mengangguk di samping.
"Cari aku! Jenderal Pan, tanganmu terlalu berat, nanti membuat mereka cacat bagaimana!" Kolina tertawa terbahak sambil mengayunkan pedang gadingnya.
Ai Wei'er mendengar ini mengangguk-angguk sambil tersenyum lebar.
"Jangan ikut-ikutan, Kolina! Jangankan kamu, bahkan anakmu Vincent berkelahi dengan mereka pun aku khawatir harus bayar biaya pengobatan." Helen mengerutkan alisnya menegur.
"Oh~ Qiedemaliya~" Pemimpin kuda nil itu menepuk dahinya, ekspresi pasrah seperti cendekiawan yang bertemu prajurit.
"Dengarkan dulu." Helen melanjutkan pada Lao Liu: "Richard kamu tahu kan 《Epos Bimon》adalah dokumen sejarah berharga seperti 《Kitab Hukum Pendeta》? 《Epos Bimon》mencatat lebih detail semua penderitaan yang pernah dialami bimon. Tapi tahu siapa penulisnya?"
Liu Zhenhan menggelengkan kepala.
“《Epos Bimon》 juga dikenal sebagai 《Epos Kuda Nil》, sekarang kamu pasti tahu siapa penulisnya?” kata Helen.
“Mereka yang menulis?” Liu Zhenhan dan Ai Wei'er hampir gila. Bagaimana mungkin ras kuda nil yang kasar, kuat dan jelek seperti ini bisa menulis puisi?
“Qidemaliya～Nona Pendeta Fox, terima kasih atas pengetahuan luasmu yang telah membuktikan jati diri kami.” Penyair kuda nil pemimpin mengangguk anggun kepada Helen.
“Kuda nil adalah Penyair Pengelana paling termasyhur di antara Bimon! Penyair Pengelana adalah 'bangsawan tanpa mahkota' yang sangat dicintai rakyat. Richard, kau harus mengurangi sikap aristokratmu tadi. Bahkan seorang Kaisar pun harus tersenyum saat berhadapan dengan Penyair Pengelana. Ini bukan soal gengsi, tapi sopan santun yang selayaknya dimiliki bangsawan.” Suara Helen semakin lirih di akhir kalimat.
“Penyair?” Liu Zhenhan menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum getir.
“Tuan Tanah, namaku O'Neil! Atas nama suku Kuda Nil Sungai Sanggan di belakangku, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kedatangan kami yang mendadak ini...” Kuda nil pemimpin itu berusaha menampilkan aura romantis.
“Tunggu dulu!” Liu Zhenhan memotong ucapan penyair kuda nil O'Neil, lalu menoleh ke Gud: “Jenderal Pan, ambilkan sapu untukku.”
“Untuk apa sapu?” tanya Gud.
“Biar aku menyapu dulu merinding di lantai ini.” Liu Zhenhan merasa seluruh tubuhnya gatal-gatal melihat penyair kuda nil yang sok intelek sambil mengencangkan lubang anus ini.
Para penyair kuda nil dibuat kehilangan kata-kata oleh tuan tanah yang tidak punya apresiasi seni ini, mereka saling memandang dengan mata terbalik satu per satu.
“Kalian datang kemari buat apa? Wilayah Suku Bier ada di Hutan Salib Selatan bagian selatan, kenapa kalian sampai ke Provinsi Timur Laut? Mau mengamen?” tanya Liu Zhenhan.
“Demi Kampas! Tuan tanah! Saya tidak membiarkan Anda menghina kami para Penyair Pengelana kuda nil yang anggun! Saya protes! Kami bukan ‘penyanyi pria yang dikebiri’ hina dari opera manusia!!” O’Neill membuka mulut selebar ember, wajahnya penuh kesungguhan layak orang mau dieksekusi.
Penyair-penyair kuda nil lain juga melambaikan tangan bersorak di belakangnya. Tapi semangat mereka segera dipatahkan oleh tombak panjang dan tatapan dingin para raksasa mammoth yang siap menghunus senjata.
“Begini, Tuan Richard.” Kepala suku kura-kura Dailu Anlan perlahan mendekat: “Sama seperti patung raksasa ras Elefen, kuda nil harus memakan tanah merah setiap tahun karena kondisi fisik mereka. Jadi setiap tahun mereka datang ke tebing tanah merah ini, saya juga pernah bertemu mereka sebelumnya. Para penyair ini sangat romantis, puisi mereka penuh makna.”
Beberapa belalang sentadu hijau juga mengangguk setuju.
“Begitu ya...” Liu Zhenhan mengusap dagunya.
Kepala suku Andulan segera memberikan kode mata kepada penyair kuda nil O'Neill.
"Tuan Tanah Bukit Tanah Merah yang terhormat dan dermawan, tanah merah di Bukit Tanah Merah ini takkan pernah habis. Konsumsi sedikit tanah merah oleh kami para kuda nil tidak akan menimbulkan gangguan maupun kerugian bagi Tuan." O'Neill yang berada di hadapan tuan tanah berwajah jahat ini, setelah mengukur baik-baik, terpaksa merendahkan harga diri kaum terpelajar dengan merunduk-runduk.
"Tuan Tanah, begini keadaannya. Kami para penyair kuda nil harus kembali ke air setidaknya sekali dalam sehari, jika tidak kulit kami akan pecah-pecah. Pemimpin suku kami sebelumnya dipindahkan ke Hutan Bintang Salib Selatan yang tidak memiliki sungai besar, sehingga tidak bisa membawa kami bersama dan telah memutus hubungan. Kami terus mengembara di sepanjang Sungai Sanggan, menghiasi padang gurun dengan syair kami, menyandingkan keindahannya, memuji padang gurun - sang ibu yang membesarkan kami kaum Bimon. Tradisi tahunan mengonsumsi tanah merah ini sudah turun-temurun. Tadi di sungai, saya hanya ingin memuji kecantikan nona itu tanpa niat jahat! Tuan tentu tahu, penyair selalu memiliki dorongan bersyair ketika melihat keindahan. Qidemaliya~" Mata O'Neill si kuda nil melirik ke sana kemari sambil mengamati tuan tanah ini. Jelas terlihat, tuan tanah Bimon ini bukan tipe yang mudah diajak negosiasi. Ia khawatir sang tuan tanah akan membuat ulah tanpa alasan, dan menyesali diri karena tadi terlalu lancang tersenyum kepada gadis itu.
“Kalau kalian tinggal di Sungai Sanggan, seharusnya termasuk anggota bangsa air. Mengapa Kerajaan tidak merekrut kalian? Pasukan laut Kerajaan hanya ada dua kesatuan. Satu adalah suku Model (kura-kura) dan suku Zuodannu (katak). Postur tubuh kalian jauh lebih kekar daripada mereka, bahkan di antara prajurit bangsa laut pun jarang ada yang sekuat ini.” Liu Zhenhan tersenyum kecut.
“Tuan, apakah Anda lupa? Kami kuda nil termasuk bagian dari suku Haus. Sama seperti manusia siput dari suku Berbual, kami hanya terdaftar dalam kelompok suku sendiri. Suku Haus tidak menghasilkan prajurit, semua pria dewasa bangsa centaur adalah pemanah dan pemburu terbaik di Kerajaan. Kami kuda nil kurang beruntung karena postur tubuh terlalu besar, senar busur langsung putus jika kami tarik. Akibatnya kami dikucilkan dari seleksi pemanah suku. Sayang sekali. Sebenarnya waktu kecil saya benar-benar bermimpi menjadi 'Shenjian Zheqin'.” O'Neil menjilat bibir lebar sambil menghela nafas.
“Shenjian Zheqin” adalah gelar untuk pemanah terhebat dalam pasukan Bimon, sama seperti “Pemburu Raksasa”, menjadi sinonim bagi kesatria. Liu Zhenhan nyaris tertawa membayangkan kuda nil menarik busur dengan lemak tubuh bergoyang-goyang.
“Tuan, bagaimana...” O'Neil ragu-ragu.
“Apakah semua ini anggota sukumu?” Liu Zhenhan menunjuk ke belakangnya bertanya.
“Masih ada wanita, anak-anak, dan orang tua yang sedang dalam perjalanan di sungai, belum sampai. Populasi suku kami sangat sedikit, hanya sekitar tiga ratus jiwa. Kami hanya butuh sedikit tanah merah.” O'Neil semakin merasa tatapan tuan tanah ini aneh, cepat-cepat membungkuk berulang kali.
Bagaimanapun juga tanah merah hanya ada di sini, tidak bisa tidak menyerah.
“Qidemaliya~ Bimon di bawah atap rendah, terpaksa menundukkan kepala.” O'Neil membuat puisi pendek spontan untuk mengungkapkan perasaannya.
“Tiga ratus jiwa masih bisa kuhidupi. Mulai sekarang kalian jangan mengembara lagi, jadikan tempat ini sebagai rumah. Dataran Tinggi Tanah Merah secara resmi diubah namanya menjadi Kota Feilengcui oleh kerajaan, wilayah selatan Sungai Sanggan seluruhnya menjadi milik Tuan Tanah Liu Zhenhan. Aku beri dua pilihan: berhenti makan tanah merah atau ikut aku.” Liu Zhenhan mencubit perut O'Neil: “Kamu perlu diet.”
“Qidemaliya~ Ini pemaksaan, Tuan Tanah!” O'Neil memutar matanya.
“Benar! Memang pemaksaan!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, menusuk O'Neil dengan "Formasi Padat" di tangannya.
Melihat milisi Bimon dengan hidung miring dan mata juling, ditambah otot-otot mereka yang berotot seperti batu, O'Neil merasa semua harapan hilang.
“Kalau tidak setuju sekarang, aku akan menarik tawaranku. Kalian semua boleh kembali ke tempat asal!” Liu Zhenhan mulai kehilangan kesabaran.
Kuda nil itu semua melotot padanya, sikap arogan yang memaksa ini jelas menghina harga diri para penyair.
"Mentorku adalah Pendeta Monster Perang satu-satunya di kerajaan, Helen! Jika kalian punya keluhan, laporkan saja namanya ke Lembaga Pengawas Bangsawan!" Liu Zhenhan menarik Helen, menunjuk lambang Medusa perak yang mencolok di dada rubah kecil itu.
Para penyair kuda nil itu tertegun.
Lambang Medusa perak hanya dimiliki oleh Pendeta Naga Semu! Sedangkan lambang Medusa emas di seluruh kerajaan hanya dimiliki oleh Tuan Mourinho sang Pendeta Phoenix Api.
"Qiedemaliya~~ Ternyata Yang Mulia Pendeta yang cantik ini adalah Nona Helen legendaris! Aku sangat bahagia! Sejak mendengar kabar tentang gemparnya Anda di kota Wisesepang, kami para penyair kuda nil sudah ingin memuji kecantikan dan kewibawaan Anda!" O'Neil berlutut satu, membuka kedua tangan memandang Helen dengan penuh kekaguman.
Guo Guo memegangi perut, menunjuk lipatan lemak tebal di perut penyair kuda nil sambil terguling-guling tertawa.
Lao Liu segera memberikan isyarat mata pada Helen.
Helen terpaksa batuk kecil, lalu berkata dengan enggan: "Penyair O'Neil yang terhormat, saya memang masih membutuhkan pengawal, jika Anda tidak keberatan..."
"Setuju setuju. Chedemaria. Bisa mengikuti Nyonya Helen adalah kehormatan bagi suku kuda nil!" O'Neil langsung menyetujui, melirik Lao Liu dengan pandangan menantang.
"Aku dan Mentor Helen tidak terpisah, mengikuti dia berarti mengikuti aku. Lupakan saja niatmu itu." Liu Zhenhan memegangi perut sambil tertawa terbahak-bahak bersama para milisi.
Kuda-kuda nil itu membuka mulut besar mereka, memandang Helen dengan ekspresi bodoh.
Helen menganggukkan kepala.
O'Neil hanya punya satu pikiran sekarang - sudah terlanjur naik kapal bajak laut.
"Kami suku kuda nil adalah penyair pengelana sejak lahir, harap Tuan tidak mencabut hobi kami ini!" O'Neil buru-buru berkata. Terlihat jelas sang tuan tanah ini sama sekali tidak berminat pada seni.
"Selama syairmu bisa membantuku melawan perampok, kau mau menari dengan keras juga bukan urusanku!" Liu Zhenhan terkekeh, menunjuk Ai Wei'er di belakangnya: "Ini nyonya pemilik kedai."
"Nyonya pemilik kedai yang cantik, saya merasa terhormat menjadi bagian dari Feilengcui." O'Neil tersenyum polos, mulutnya melebar sampai ke telinga.
Ai Wei'er mencibirkan bibirnya.
Tak perlu dikatakan, datang lagi sekelompok Biksu Perut Besar. Ai Wei'er bergumam pelan.
"Ini tuan muda dan nona muda." Liu Zhenhan menunjuk Guo Guo dan anak babi di tanah.
"Tuan muda..." O'Neil menunduk, tertegun, hampir tak bisa menahan tawa. Hatinya dipenuhi kepuasan balas dendam. Haha, kau berani mengancam kami dengan tanah merah! Qidemaliya~~ hei, anakmu adalah Saudara hewan...
Kuda nil-kuda nil itu memandangi kecantikan Ai Wei'er, sorot mata mereka tiba-tiba menjadi ambigu. Beberapa berbisik-bisik sambil menunjuk-nunjuk dengan telinga yang saling mendekat. Semuanya menunjukkan ekspresi penuh penyesalan dan perbuatan mubazir.
Ai Wei'er memerah wajahnya dipandangi tatapan penuh prasangka mereka. Baru ingin membela diri, mata kecil Katyusha tiba-tiba berputar-putar licik. Dengan goyangan pantat kecilnya, babi itu mendekati kaki Ai Wei'er, menggesek-gesekkan tubuhnya dengan mesra di ujung gaun sambil bersuara manis.
Ai Wei'er menghela napas panjang, membungkuk mengangkat anak babi itu. Ia tahu meski melompat ke Sungai Sanggan pun takkan bisa membersihkan namanya.
Katyusha menciumnya "bzzzt bzzzt" hingga wajahnya basah air liur.
"Akan kusuruh Laozi pulang memukulmu!" Ai Wei'er juga mencium makhluk kecil itu.
"Richard, bajingan! Tak bisakah kau merendahkan diri pada orang berbakat?" Helen berbisik di telinga Liu Zhenhan.
"Merendahkan diri apaan!" kata Liu Zhenhan.
BAB 35 TARIAN PERANG BIMON
Meskipun pemilik Feilengcui adalah pria yang kasar, nyonya pemilik bernama Ning Yu sangat pandai menarik simpati orang.
Untuk menyambut kedatangan penyair kuda nil, malam itu Feilengcui sangat meriah. Di bawah pohon Pisang Suoluo di depan lereng tinggi, perjamuan makan besar digelar.
Malangnya penyair kuda nil yang hidup mengembara tak pernah mendapat perlakuan seperti ini, justru membuatnya merasa tidak enak hati.
Kemewahan Feilengcui yang berbeda dengan kemewahan duniawi juga menyentuh hati para budayawan ini.
Angin malam yang menusuk di padang gurun terhalang rapat oleh hutan bambu. Patung dewi raksasa yang menjunjung baki kuncup bunga, yang didirikan para budak dengan susah payah, memancarkan tiga air mancur indah yang digerakkan oleh formasi sihir elemen air yang diukir Ai Wei'er menggunakan cangkang kerang. Air mancur utama setinggi lima ren dengan diameter sepelukan, gemuruh airnya bergemuruh. Dua air mancur kecil setinggi tiga ren, tirai air yang jatuh membuat kolam baki kuncup bunga memercikkan ribuan percikan. Berkat barrier, percikan air yang mendidih itu tetap tak keluar dari baki.
Yang lebih menakjubkan, pilar air mancur utama menyangga sebuah Mutiara Malam raksasa di puncaknya. Dua pilar air mancur kecil masing-masing memiliki tanaman teratai dengan bunga kecil ungu yang mengapung. Akar tanaman teratai ini terlihat tipis panjang berwarna putih seperti janggut, menjuntai elegan di dalam air mancur transparan. Ai Wei'er memang pantas disebut Putri Duyung ahli permainan air. Kekuatan aliran air mancur dikontrolnya dengan sempurna, membuat Mutiara Malam dan tanaman teratai berguling-guling di puncak air mancur mengikuti getaran aliran air, namun tak pernah jatuh.
Cahaya lembut Mutiara Malam bercampur kabut air, memantulkan pelangi-pelangi mini yang sangat indah.
Angin sepoi-sepoi membawa aroma harum bunga yang mengambang di antara riak air, menyegarkan jiwa.
Sebelum makan malam, semua budak dipaksa mandi di Sungai Sanggan. Para Panda mengawasi dengan sikat besar dari bambu, memastikan setiap budak menyikat tubuh sesamanya seribu kali. Hampir saja kulit mereka terkupas.
Goblin dan ogre yang takut air menjerit-jerit ketakutan selama mandi, menggigil hingga meraung-raung. Namun aroma makanan lezat segera membuat mereka lupa kesialan tadi. Mereka mengendus-endus sambil memandang rakus para koki Setengah Manusia yang sibuk memasak.
“Karu tidak salah bicara, koki para budak ini ternyata benar-benar adalah Hobbit Setengah Manusia.”
Saat penyair kuda nil memasuki surga dunia ini, hampir mengira dia datang ke tempat yang salah. Keinginan untuk melantunkan puisi muncul begitu deras. Tatanan yang memikat ini di mata Liu Zhenhan si orang awam hanya sebuah air mancur biasa, namun di mata penyair kuda nil menjadi puisi indah dan lukisan yang memesona. Baik penempatan patung dewi maupun proporsi cahaya telah mencapai tingkat kesempurnaan.
Pura-pura berbudaya tentu tak boleh ketinggalan.
“Ah… di sini merebus teh dan memetik kecapi, tak perlu lagi membakar dupa mahal. Jika bisa duduk sepanjang malam sambil membaca buku, tak sia-sialah hidup ini.” Liu Zhenhan mengangkat cangkirnya memandang bulan purnama, berpura-pura mendalam.
Para kuda nil yang sedang lahap makan tertegun mendengar ini. Dalam hati bertanya: Bagaimana mungkin tuan tanah bodoh ini mengucapkan kata-kata begitu sastrawi?
Para nyonya pemilik kedai hampir tak bisa menahan tawa kalau bukan karena menjaga harga diri. Membaca buku, memetik kecapi – hal-hal seperti ini sampai sepuluh ribu tahun pun tak akan pernah ada hubungannya dengan Richard.
Di lapangan luas di depan lereng tanah merah, terdapat tumpukan api unggun yang besar. Hewan Luo Sha yang diisi serai dan daun bawang mengalirkan tetesan minyak kuning keemasan di atas api; sup rebung jamur menggelegak dengan aroma ajaib dalam kuali besar; serta pisang Suoluo yang wangi, manis, dan kenyal, dihaluskan dengan susu kambing lalu didinginkan menggunakan "bola es" sumbangan suku mammoth, dibungkus kulit telur - seketika menjadi hidangan istimewa yang dipuji semua wanita dan anak-anak Feilengcui.
Suku mammoth tak bisa menahan keluhan, mengapa sebelumnya tak terpikir cara makan seperti ini? Hanya Tuan Richard sang tuan tanah yang bisa menciptakan hidangan yang bahkan membuat Hobbit Setengah Manusia kagum.
Sekarang mati pun aku takkan pergi. O'Neil menggigit keras "krim susu" buatan sang tuan tanah.
Liu Zhenhan memandang rakyatnya di sekeliling, perasaan campur aduk tiba-tiba membanjiri hatinya.
Tiga ratus anak-anak lelaki dan perempuan, lebih dari dua ratus anggota suku vasal Hai Gou Hong dan Kunk, seratus lebih anggota suku mammoth. Ditambah empat puluh dua pengawal Panda dan Orang Ao yang setia, lima pendeta ulung, serta dua ratus lebih anggota suku kuda nil yang baru bergabung.
Dan masih ada tiga ratus lebih budak.
“Kuota populasi minimum yang ditetapkan Kuil untuk diri sendiri ternyata tercapai begitu cepat, kecepatan ini membuat Liu Zhenhan sendiri agak terkejut. Meski sebagai seorang bangsawan tuan tanah hanya memiliki seribuan lebih rakyat terasa agak memalukan, tapi Liu Zhenhan sudah sangat puas.
Meski jumlah rakyat tidak banyak, di sini terkumpul prajurit-prajurit terkuat dan paling gagah, ada biksu, pendeta, angkatan laut amfibi, penasihat sihir, juga pesulap misterius. Dua belas mammoth raksasa jika dimodifikasi bisa menjadi kavaleri mengerikan, formasi sempurna seperti ini bahkan jarang ditemui di tentara reguler Bimon sekalipun?
Sekejap mata, sudah hampir setahun datang ke dunia ini. Dari hanya memiliki satu kaos kaki, hingga hari ini memimpin seribuan lebih rakyat, dikelilingi tiga wanita cantik, menyandang gelar mulia sebagai pendeta, Liu Zhenhan merasa belum minum anggur tapi sudah seperti mau mabuk.
Siapakah aku sebenarnya? Bangsa Manusia Berbulu? Atau manusia biasa? Liu Zhenhan menatap bulan raksasa "Xiangpa" di langit, perasaan berkecamuk tak karuan.
"Makan lebih banyak!" teriak Liu Zhenhan pada budak-budak itu.
Para budak begitu tersentuh.
"Kenyang baru ada tenaga jadi kuli!" tambah sang tuan tanah.
Para budak segera menunduk, menganggap ucapan itu sebagai angin lalu.
Setelah tiga putaran minum anggur, Liu Zhenhan berkata harus ada hiburan.
Menanggapi seruan tuan tanah, Kolina membawa belasan prajurit mammoth menari "Tarian Pedang Perang".
Liu Zhenhan memberi mereka masing-masing satu cerutu.
Empat bikini belalang dari Partai Hijau tak mau kalah, mempertunjukkan jurus pedang. Benar-benar layak disebut jago pedang ras Bimon, kilatan pedangnya yang gesit bagai petir di langit kelam, menari-nari ke atas dan bawah.
Gud yang agak mabuk juga naik ke panggung memamerkan jurus mabuk.
Belami mengikuti ajaran tuannya, membelah batu dengan telapak tangan.
Bahkan para budak pun bertepuk tangan dan bersorak. Suara siulan memenuhi udara.
"Bagus! Bagus!" Liu Zhenhan seperti biasa memberi mereka masing-masing satu cerutu.
Guo Guo menggotong "Formasi Padat" berputar-putar sebentar, dapat jatah cerutu. Anak babi Katyusha yang melihat ini langsung melompat keluar, moncong kecilnya yang penuh "krim susu" mengarah tepat ke tempat para budak. Andai Liu Zhenhan tak segera menggendongnya kembali, mungkin para budak Goblin Beruang itu sudah jadi gila ketakutan.
Liu Zhenhan mengeluarkan dua "salamander" yang disembunyikan dari lubang pegangan "Formasi Padat" Tongkat Taring Serigala, membuatkan mereka "krim susu". Dua salamander gletser ini menjilat-jilat dengan gembira.
Barulah semua tersadar. Alasan mengapa "Formasi Padat" Tongkat Taring Serigala sang tuan tanah waktu itu bisa membuat para perampok ngompol ketakutan, membuat tingkat bahaya penilaian setiap orang terhadap kemampuan modifikasi dan kelicikan sang tuan tanah diam-diam naik lagi satu tingkat.
“Bagaimana cara kamu membuat makhluk kecil yang bisa menyemburkan ‘kilat lumpuh’ ini patuh?” Helen berbisik pelan. Ia masih ingat betul bagaimana Monster Perang Komodo miliknya sempat mengalami kerugian kecil sebelumnya.
“Aku mencabut lidah mereka, berani mereka tidak patuh? Cukup ketuk tangkai ini dengan jari, mereka harus menyemburkan kilat. Kalau tidak, mereka akan kelaparan.” Liu Zhenhan berkata.
“Hatimu benar-benar keras.” Ning Yu menyahut.
“Ini namanya memanfaatkan sampah. Monster harus digunakan dengan cara tertentu. Aku mengincar ‘kilat lumpuh’ mereka. Meski kilat ini tidak mematikan, sangat berguna bagiku.” Liu Zhenhan tertawa kering.
“Kenapa kamu sendiri tidak apa-apa? Aku ingat mutiara naga di kalungmu hanya bisa menghindari air, angin, dan api? Apa bisa juga menghindari kilat?” Ai Wei'er juga penasaran.
“Tidak lihat tongkat taring serigalaku dibalut kayu di bagian tangkainya? Tidak paham? Hah... Kalau tidak paham ya sudahlah...” Liu Zhenhan tertawa licik.
“Ah...” Helen menghela napas. Ia merasa Li Cha-nya sudah sepenuhnya melupakan identitas sebagai pendeta, semakin tenggelam dalam pengejaran kekuatan militer dan kelicikan, sementara ia tak menemukan cara untuk menasihatinya.
“Jangan mengeluh. Setiap monster ada untuk alasan tertentu. Kuncinya ada pada pendeta yang menggunakannya. Tidak ada monster payah, hanya pendeta yang mengubur kemampuan mereka.” Liu Zhenhan tersenyum.
“Kalimat yang sangat filosofis.” Kepala Suku Andulan di samping mengangguk-angguk.
“Saya selalu berbicara dengan penuh filosofi, hanya saja Tuan tidak menyadarinya.” Liu Zhenhan berkata tanpa malu.
Di bawah pohon Pisang Suoluo, penyair kuda nil O'Neil memegang gurdon, menunjukkan bakatnya sebagai Penyair Pengelana.
Ekspresi O'Neil saat bernyanyi sangat hidup - seperti orang yang menderita wasir, menggoyang-goyangkan kepala dengan penuh penghayatan.
“O'Neil! Wajahmu seperti baru ditelanjangi lima ogre betina di padang gurun!” Belami tertawa.
“Pergi sana!” O'Neil memutar matanya, merapikan senar gurdonya. Setelah mengumpulkan perasaan, suara merdunya mulai mengalun. Para kuda nil sekitarnya memberi irama, ratusan mulut besar berseru mantra mereka “Qiedemaliya~”, suaranya begitu keras hingga burung-burung di hutan bambu beterbangan.
〖Bunga teratai yang cantik tidur～～（Qiedemaliya～paduan suara kuda nil）
Bunga teratai yang cantik tidur～～（Qiedemaliya～paduan suara kuda nil）
Hari itu aku memancing di sungai Sanggan membawa tombak ikan～
Saat kau bernyanyi di tepi sungai merdu seperti mega senja
Suaramu membuatku tersesat hingga tenggelam di air aduhai
Nyanyianmu merdu seperti mega senja
Pemuda kuda nil perkasa O'Neil
Malam ini datanglah ke rumahku di Sungai Sanggan
"Cukupi makan kawanan hewanmu dan bawa Gul Dongmu!"
Tunggu hingga Xiangpa naik, petik senarmu ayo!
Kita bernyanyi bersama di bawah air (Chedemaria~paduan suara kuda nil)〗
"Nyanyian bagus!" Lao Liu bertepuk tangan gegap gempita.
Anak-anak lelaki dan perempuan maju bersama, menari dengan gaya khas Benua Sutra mengikuti nyanyian kasar namun indah. Bahkan Helen tak tahan ikut menari.
Ai Wei'er dan Ning Yu malu-malu, sebenarnya ingin ikut tapi sungkan.
Liu Zhenhan yang pernah jadi Raja Lagu di Pegunungan Dua, langsung mengambil alat musik dan menyanyikan lagu andalannya "Liang Kucing".
Nyanyian melankolis tak hanya berisi kesedihan, tapi juga kedalaman perasaan yang terasa.
Giliran kuda nil yang terpana.
"Tak kusangka! Benar-benar tak kusangka!" O'Neill bergumam sambil membuka mulut lebar.
Helen mengikuti nyanyian Liu Zhenhan dengan gemulai khas gadis Suku Rubah, rambut merah dan jubah pendeta putihnya. Wajahnya yang memerah di bawah api unggun membuat semua terbuai.
Lagu ini sebelumnya pernah dinyanyikan Liu Zhenhan di depan Cui Beixi, termasuk sedikit lagu dalam memorinya yang tidak mengandung Kekuatan Nyanyian lagu perang. Hal ini diketahui baik oleh Ning Yu maupun Ai Wei'er. Kabut air dan cahaya samar Mutiara Malam menyelimuti tubuh Helen, nyanyian lembut dan tarian anggunnya memesona semua orang yang hadir. Bahkan Ai Wei'er yang biasanya paling kompak dengan Helen pun harus mengakui bahwa gerakan tarian Helen sungguh memukau, setiap gestur tangannya penuh dengan pesona yang tak terungkap, setiap goyangan pinggang rampingnya yang lentur menciptakan lekukan indah nan dramatis yang memenuhi hati Ai Wei'er dengan kecemburuan.
Dewa Amphitrite! Benarkah gadis ini baru berusia 15 tahun? Lihatlah payudaranya! Ai Wei'er menunduk melihat payudaranya sendiri, kesal sekali.
Saat Ai Wei'er sedang dilanda perasaan iri dan cemburu itu, Liu Zhenhan menyelesaikan nada terakhir lagunya, sementara Helen menyelesaikan pose penutup tariannya. Sebenarnya tarian Helen kali ini sepenuhnya improvisasi, Bukit Tanah Merah Feilengcui yang tiba-tiba menjadi oasis sejati di padang gurun membuat nyonya rumah ini merasa sangat bahagia, sehingga tarian hari ini yang selaras dengan perasaannya pun mengalir sempurna tanpa cela.
Sebagai keturunan bangsawan yang merosot, Helen sejak kecil hanya belajar beberapa tarian sosial sederhana dari ibunya yang telah meninggal. Namun dia sangat menyukai menari sejak kecil, sampai-sampai ketika menyanyikan lagu perang, dia juga suka menggunakan gerakan tangan khusus untuk mengiringi nyanyiannya.
Liu Zhenhan saat mulai belajar lagu perang di "Pulau Xiongzhao" pernah secara khusus bertanya tentang gerakan tangan ini. Helen menjelaskan bahwa ini sebenarnya hanya kebiasaan kecil yang tidak wajib dilakukan.
Tariannya hari ini sebenarnya adalah campuran dari gerakan tangan saat melantunkan lagu perang, dipadukan dengan pemahamannya tentang tarian, dan improvisasi spontan yang sesuai dengan suasana hati bahagia.
Segera ada sesuatu yang tidak beres terjadi.
Saat irama tarian terakhir Helen berhenti mengikuti suara kecapi Liu Zhenhan, banyak orang melihat lingkaran cahaya putih susu tiba-tiba muncul dari tubuh Helen. Cahaya itu menghilang seketika, membuat semua orang mengira mata mereka berkunang-kunang.
Ning Yu dan Kepala Suku Andulan adalah yang pertama merasakan keanehan. Karena mereka duduk di sebelah patung air mancur, cahaya Mutiara Malam pada pancuran air itu semakin terang. Mutiara Malam memang memiliki sifat demikian - semakin lama terkena sinar bulan "Xiangpa", bahkan bisa mengusir kabut.
Karena adanya api unggun, mungkin orang lain tidak merasakannya, tapi Ning Yu dan Kepala Suku Andulan tiba-tiba mendapati area di depan mereka menjadi gelap. Saat mengangkat kepala, mereka melihat air mancur di patung dewi telah padam. Dari wadah berbentuk kuncup bunga, cahaya lembut Mutiara Malam yang tertutup mulai terlihat.
"Wei'er, lihat ini." Ning Yu menarik lengan Ai Wei'er yang sedang duduk kesal sambil menjilat "milky ice cream", lalu menunjuk ke air mancur di patung dewi.
"Tidak mungkin?" Ai Wei'er merasa heran. "Formasi magis ini seharusnya bertahan seminggu. Mengapa rusak begitu cepat?" Formasi magis memiliki prinsip ketat. Jika ukiran sihir benar-benar salah, air mancur tidak akan muncul sejak awal. Ai Wei'er menatap patung dewi sambil mengernyit.
Setelah menyuruh orang memanjat dan mengambil tumpukan cangkang kerang berukiran formasi magis, barulah ia terkejut menemukan bahwa kekuatan magis yang diinfuskan ke cangkang-cangkang itu telah menghilang sama sekali, seperti air di gurun pasir yang mengering.
"Penyebaran sihir?" Hidung mancung Ai Wei'er nyaris melengkung karena marah. Siapa yang iseng sekali, sampai menggunakan mantra penghilang untuk menghancurkan formasi magis kecil yang dibuatnya dengan susah payah sepanjang sore!
“Apakah itu 'Lagu Dispersi Alina'? Tidak mungkin! Sama sekali tidak mungkin!” Kepala suku Andulan menggeleng seperti gasing, dengan pengalaman hidupnya selama ini, jika beliau tidak bisa membedakan apakah lagu yang dinyanyikan Tuan Liu adalah Lagu Perang atau bukan, lebih baik pensiun saja. Tapi yang membingungkan Kepala suku Daimao adalah, jika bukan 'Lagu Dispersi Alina' yang termasyhur dari Nyanyian Perang Bangsa Behemu, lalu siapa di sini yang memiliki kemampuan untuk mendispersi efek sihir? Di sini tidak ada Penyihir Angin yang menguasai Dispersi Sihir atau Eliminasi Sihir.
“Ada apa?” Liu Zhenhan yang membawa alat musik gesek kembali dari panggung pertunjukan, langsung melihat air mancur di patung dewi telah hilang, Ai Wei'er berdiri kesal di sana.
“Siapa yang menghancurkan formasi sihir air mancurku dengan Dispersi Sihir!” Ai Wei'er menyodorkan tumpukan cangkang kerang ke tangan Liu Zhenhan.
“Bukan aku.” Liu Zhenhan berkata. Dia sangat sadar apakah telah menggunakan Kekuatan Nyanyian atau tidak. Menggunakan Lagu Perang ciptaannya sendiri di depan umum bukanlah hal yang akan dilakukan orang tak bermoral sepertinya.
Mengenai 'Lagu Dispersi Alina' yang hanya bisa digunakan oleh Imam Tongkat, Tuan Liu yakin belum pernah mempelajarinya secara otodidak. Lagu Perang ini setara dengan 'Lagu Ketabahan Jiang' yang termasuk Lagu Perang tingkat tinggi. Liu Zhenhan tidak begitu arogan sampai mengira dirinya bisa menciptakan dua Lagu Perang tingkat tinggi dalam satu sore.
"Siapa itu? Mungkinkah..." Ning Yu menoleh ke Helen, lingkaran cahaya putih susu yang baru saja dipancarkan Helen membuat Ning Yu yang teliti seperti teringat sesuatu.
"Aku tahu alasannya, itu adalah Tarian Perang!" Dua sosok muncul perlahan dari pinggir hutan bambu, satu dewasa berlekuk indah, satunya bertubuh jenjang.
Api unggun yang berloncak bagai elf menari-nari. Helen yang sedang mengobrol dengan para penyair kuda nil tertegun, lalu melompat gembira ke pelukan sosok yang berbicara.
"Guru Cui Beixi?" Liu Zhenhan juga terkejut, bukan karena mentor ular wanita cantik yang datang mengajar ini, melainkan karena gadis di belakang sang mentor.
Gadis ini mengenakan zirah Knight Perak Kuil, dengan sepasang mata indah yang panjang dan rambut pirang megah.
Bukan itu yang mengejutkan, Liu Zhenhan terperangah melihat sepasang sayap bulu indah yang tumbuh miring dari punggung gadis itu.
"Sial! Jangan-jangan ini malaikat!" Liu Zhenhan mencubit hidungnya.
BAB 36 Ksatria Wanita Klan Angsa
〖Kebanggaan adalah hak yang pantas bagi Klan Angsa.
——Peribahasa Bimon〗
※※※
Kehadiran dua wanita cantik itu sekonyong-konyong membuat semua orang terdiam.
Semua yang tidak mengenal Tuan tanah Feilengcui tak habis pikir, bagaimana seorang Pigge kasar seperti ini bisa memiliki hubungan dengan begitu banyak wanita cantik.
“Gud dan Belami menatap dengan geram pada pemimpin suku landak laut Parakan Chani. Baru saja ramai sebentar, bahkan penjaga pun kembali untuk makan minum dan bersenang-senang, membiarkan dua orang tiba-tiba muncul di Feilengcui.”
Chani menggigil ketakutan ditatap dua komandan pengawal, segera meletakkan gelas dan membawa beberapa landak pergi berjaga.
“Guru Cui Beixi yang terhormat, tak kira Anda datang secepat ini! Aku sudah menanti-nanti ajaran lagu perang sampai mata hampir copot!” Liu Zhenhan tertawa terbahak meletakkan kecapi, berpura-pura antusias.
“Hampir tersesat. Bukit tanah merah yang sepi ini berubah jadi begini, aku mulai meragukan ingatanku dulu.” Ular wanita cantik itu menepuk-nepuk pundak Helen sambil tersenyum pada Lao Liu.
“Tepat waktunya. Izinkan aku memperkenalkan rakyat Feilengcui. Malam ini adalah pesta perjamuan pertama seluruh warga wilayah kami.” Liu Zhenhan melirik gadis bersayap itu. Zirah yang dingin menutupi wajahnya, hanya menyisakan sepasang mata indah nan angkuh.
Tatapan indah itu menyapu budak-budak di samping, lalu beralih ke dirinya yang kasar. Liu Zhenhan dengan tajam menangkap pandangan penuh penghinaan di baliknya.
"Penduduk Feilengcui dan para biksu dengan sopan berdiri memberikan hormat kepada Imam Tongkat berbaju hitam dengan lambang kepala naga di ujung lengan bajunya."
Di mana pun berada, pendeta mulia akan selalu menjadi pusat perhatian utama.
Di bawah bimbingan Helen dan Ning Yu, rakyat Feilengcui sangat memperhatikan tata krama, sikap mereka membuat Cui Beixi mengangguk-angguk puas.
Terutama para penyair kuda nil baru yang semakin mencuri perhatian. O'Neill membuka mulut lebar-lebar, langsung mencipta puisi di tempat yang memuji kecantikan Pendeta Ular Wanita Cantik. Hal ini membuat Cui Beixi semakin berkesan.
Cui Beixi merasa, dari segi kesopanan, setiap ras Bimon di sini lebih pantas menjadi tuan tanah dibanding Richard si tuan tanah ini.
"Perkembangannya cukup bagus, aku masih meremehkan kemampuanmu, Richard." Cui Beixi memujinya dengan tenang, nada bicaranya datar saja.
Sebenarnya hati Cui Beixi sedang bergejolak. Perkembangan Feilengcui jauh melebihi sekadar "bagus"? Dalam waktu singkat bisa mengumpulkan begitu banyak penduduk, bahkan mengubah daerah gersang menjadi oasis, ini sudah melampaui bayangan terliar Cui Beixi.
"Meski etika Cui Beixi cukup baik, ksatria perak suci di belakangnya tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Saat mengetahui para biksu ini berasal dari Kuil Pedang Belalang Suku Hijau, dia masih bisa menjaga sikap, hanya melirik Liu Zhenhan dengan pandangan terkejut. Namun saat diperkenalkan dengan ras gajah raksasa berambut plontos dan kumis kepang yang ternyata adalah suku Mammoth yang telah lama hilang, serta Bimon dari Suku Panda yang misterius dari Benua Sutera Timur, suara napas berat dari bawah helm mulai terdengar berulang kali."
Penemuan ini membuat Liu Zhenhan yang diam-diam mengamati pandangan kagum mereka merasa sangat gembira.
"Apa Anda baru saja mengatakan bahwa tarian Helen adalah 'Tarian Perang Bimon' yang telah hilang tercatat dalam Kodeks Pendeta? Apakah saya tidak salah dengar?" Liu Zhenhan melihat ke Helen lalu ke Cui Beixi dengan wajah penuh harap.
Ai Wei'er kembali menyalurkan sedikit energi sihir ke formasi ajaib kerang, membuat air mancur dewi menyembur ke langit dan cahaya Mutiara Malam kembali menyinari langit Feilengcui.
"Indah seperti mimpi, hanya dalam mimpi seperti inilah Tarian Perang bisa terlahir," puji Cui Beixi tak bisa menahan diri.
Hal paling tepat dilakukan dalam mimpi adalah bermimpi basah. Lao Liu bergumam dalam hati.
“Helen memang pantas disebut Imam Perang 'Evolusi Alami', harapan Kuil terhadapmu ternyata masih terlalu konservatif.” Cui Beixi mencium lembut pelipis Helen: "Helen! Dalam Perang Dewa dan Iblis Kuno, para Imam Bemon yang hebat semuanya 'Kombinasi Nyanyian dan Tarian'. Karena perang, Tarian Perang tidak bisa dilestarikan hingga kini, jadi hanya imam 'Evolusi Alami' sepertimu yang bisa memahami kekuatan mistis ini. Kamu harus lebih giat melatih diri, jangan sia-siakan kasih sayang Dewa Perang padamu."
"Mengerti, Mentor!" Helen memeluk erat mentornya.
"Hanya imam 'Evolusi Alami' yang bisa memahami?" Liu Zhenhan merasa tidak senang, menurutnya tariannya juga bagus, bahkan gaya disko goyang pantatnya belum sempat ditunjukkan.
"Richard, lupakan saja. Selain imam 'Evolusi Alami' yang punya kemungkinan kecil memahami Tarian Perang, bahkan Penyanyi Jiwa berbakat sekalipun pasti tidak akan mendapat kehormatan ini."
Cui Beixi langsung menepis harapan Liu Zhenhan tanpa basa-basi.
"Siapa bilang? Aku juga ahli 'Kombinasi Nyanyian dan Pertempuran'!" Liu Zhenhan tertawa terbahak, ia merasa dirinya dan Helen memang pasangan yang ditakdirkan - satu ahli kombinasi nyanyian dan tarian, satu lagi ahli kombinasi nyanyian dan pertempuran.
“Praktik bela diri bagi pendeta hanyalah lelucon yang tak berguna.” Ular wanita cantik menghela napas, tampaknya murid generasi ketiganya ini benar-benar keras kepala: “Helen, Richard, kalian harus benar-benar mengingat kata-kataku! Pelatihan utama pendeta adalah Kekuatan Nyanyian! Nyanyian Perang Bangsa Behemu tidak memiliki diagram formasi lagu perang, jadi Imam Bemon tidak bisa seperti penyihir manusia yang menggunakan lingkaran sihir untuk membuat gulungan sihir guna mencapai efek penggunaan instan. Kalian hanya bisa rajin berlatih nyanyian perang untuk mengecilkan dan menutupi kesenjangan ini.”
Helen mengangguk dengan serius.
“Mengapa harus dibandingkan dengan penyihir manusia? Kami para pendeta bukan lahir ke dunia sebagai musuh para penyihir! Kami datang ke tengah bangsa Bemon untuk menyebarkan kabar baik Dewa Perang!” Liu Zhenhan menggeleng-gelengkan kepala, mengutip perkataan mentornya Helen untuk membalas sang guru leluhur.
“Ada kabar buruk untuk Richard!” Mentor Ular Wanita Cantik berkata dengan tegas: “Pertempuran antara manusia dan Bemon telah pecah di garis depan barat laut! Konfrontasi antara pendeta dan penyihir manusia sudah di ambang pintu.”
“Garis depan barat laut?” Liu Zhenhan dan Helen berseru serentak.
Perbatasan barat laut di sekitar Kota Kerajaan Shabak adalah hamparan Gurun Taklamakan yang tak berujung. Pos terdepan Bimeng ditempati oleh satu resimen prajurit burung unta Aosituitei dan satu resimen prajurit suku Luoma di oasis gurun. Tugas mereka menghadapi beberapa negara kecil manusia yang tinggal di gurun. Negara-negara manusia ini kerap mengirim perompak pengendar unta bersenjatakan pisau melengkung untuk melakukan penjarahan.
Tapi oasis gurun berdekatan dengan Kota Kerajaan yang dijaga oleh Pasukan Pengawal Bimeng "Cambuk Dewa Perang". Apakah negara-negara manusia gurun sudah gila jika berani berperang langsung?
"Gesekan kecil antara Negeri Gurun dan Kerajaan Bimeng memang sudah lama ada. Kali ini perompak manusia gurun semakin keterlaluan! Mereka bahkan mengirim pasukan elit yang menyusup melalui jalur laut ke wilayah kita dan menculik Putri Kerajaan. Karena itu, Kerajaan secara resmi menyatakan perang! Pasukan burung unta Aosituitei dan prajurit Haus Luoma telah masuk jauh ke gurun untuk melacak. Kerajaan telah mengerahkan pasukan reguler dalam jumlah besar untuk memberi pelajaran pada Negeri Gurun yang tak tahu diri!" Cui Beixi membaca kebingungan mereka.
Bukan urusanku. Liu Zhenhan terus-menerus menyeringai dingin.
"Negeri Gurun melakukan hal seperti ini bukan pertama kalinya, terakhir kali menyasar Helen dan Desa Maple Leaf, sekarang giliran Yang Mulia Putri. Perbedaan perlakuan Kerajaan terhadap kedua pihak ini terlalu mencolok!" Liu Zhenhan semakin memanas pikirannya.
"Mentor! Saya ingin mengajukan untuk dikirim ke garis depan!"
"Ini adalah pertempuran besar pertama Bimon dalam 100 tahun terakhir, belum membutuhkan Imam Perang pemula seperti kamu ke medan perang. Pasukan pribadi bangsawan besar baru dimobilisasi hingga tingkat Marquis, masih jauh dari giliranmu." Cui Beixi menghela nafas: "Kali ini meski aku membelamu mati-matian di Kuil, Kerajaan tetap menetapkan dua Ksatria Pelindung untukmu, satu pria satu wanita. Salah satunya adalah Yang Mulia Pangeran Richard."
"Pangeran? Hehe... Di mana gerangan Yang Mulia sekarang?" Senyum Liu Zhenhan menutupi gejolak api dalam hatinya.
"Sebenarnya dia seharusnya tadi malam. Tapi dipanggil kembali di tengah jalan." Mentor Ular Wanita Cantik menjelaskan: "Skala perang kali ini sulit diprediksi. Mengingat pertempuran di gurun, Kuil harus mengorganisir Ksatria Kuil terbaik untuk mengawal rombongan imam."
"Bego ini." Liu Zhenhan kembali tertawa. Jika sang Pangeran berencana datang tadi malam, bukankah itu saat tepat untuk tampil heroik mengusir Goblin Beruang dan menyelamatkan yang lemah?
Kalkulasi si Pangeran ini lebih tajam dari siapapun.
"Ksatria Kuil perempuan tambahan yang disiapkan Kuil untuk Helen adalah Ksatria Gotani ini. Sedangkan lowongan untuk ksatria penjaga lainnya, atas rekomendasiku, akan diisi oleh mantan bawahanku, Ksatria Beruang Gila Suku Bier, Vieri. Saat ini Vieri sedang dalam perjalanan dari perbatasan selatan menuju Weisisipang untuk proses serah terima dan mengambil tunggangan Misha. Diperkirakan akan tunda beberapa hari." Mentor Ular Wanita Cantik mengarahkan pandangan Liu Zhenhan dan Helen ke ksatria perempuan yang diam membisu di sampingnya.
"Ini adalah Ksatria Perak Gotani dari Suku Smyer, satu-satunya ksatria perempuan Kuil di seluruh Kerajaan Bimeng, putri tercinta dari mentorku, Tuan Mourinho. Atas berbagai pertimbangan, Kuil Istana Shabak sementara memutuskan untuk menugaskan satu-satunya ksatria perempuan Kuil kerajaan sebagai penjaga Helen." Mentor Ular Wanita Cantik tersenyum mengangguk pada ksatria perempuan berwajah dingin di sampingnya, memperkenalkannya kepada semua yang hadir.
Gotani dengan anggun melepas helmnya. Rambut lurus sehalus mi kuah bening berwarna pirang platinum langka mengalir indah di bahunya.
Seketika terdengar gemuruh helaan nafas dan decak kagum dari segala penjuru.
Bukan karena kecantikan luar biasa gadis ini yang membuat semua orang terkejut, menurut perkataan Jenderal Pan Gud, ketiga pemilik wanita itu semuanya adalah wanita cantik kelas satu. Setelah terlalu sering melihat kecantikan, pasti akan ada sedikit kekebalan.
Yang benar-benar membuat semua orang terkesima adalah status mulia ksatria perempuan ini - keluarga angsa Saimai dari suku Smyer.
Seribu tahun yang lalu, dalam Pertempuran Hyjal yang menentukan siapa penguasa benua antara Bimon dan manusia, terjadi Pertempuran Udara Tennessee yang mengerikan. Semua ras burung Bimon yang bisa terbang dihancurkan total oleh serangan tiga arah dari ksatria naga manusia, pasukan kavaleri gryphon, dan pengkhianat bangsa kelelawar Warrenper yang berbalik memusuhi di tengah pertempuran.
Sebagai dua keturunan terakhir Bordir yang selamat dari pertempuran saat itu, keluarga angsa Saimai yang angkuh dan pejuang burung unta Ostrit mempertahankan kehormatan terakhir langit milik Bordir.
Klan Angsa yang mulia diakui sebagai yang paling elegan di antara lima bangsawan keturunan langsung. Bahkan manusia yang selalu menganggap Bimon sebagai barbar pun harus mengakui bahwa suku Smyer memiliki bakat bangsawan alami, keanggunan dan kharisma mereka melekat sejak lahir.
Dalam Pertempuran Hyjal dulu, pejuang burung unta Ostrit terhindar dari nasib mengerikan bertarung di udara melawan ksatria naga yang tak mungkin dikalahkan, karena tubuh mereka yang terlalu berat tidak memenuhi prinsip aerodinamika, sehingga sudah lama kehilangan kemampuan terbang dan bergabung dalam pasukan infanteri.
Keluarga angsa Smyer, karena status sebagai tuan tanah Bordir, telah lama kehilangan kemampuan terbang. Mereka adalah Bimon yang paling bijaksana yang ditunjuk langsung oleh Dewa Perang Campas. Dalam hierarki pendeta kuil, pendeta Smyer adalah satu-satunya ras yang bisa menyaingi pendeta rubah (perwujudan kebijaksanaan) baik dalam jumlah maupun kualitas. Dewa Perang yang adil telah mencabut kemampuan mereka terbang di langit biru, namun menganugerahi kemampuan unik lain - Nyanyian Perang Rahasia yang tidak bisa dipelajari oleh pendeta Bimon lain: Nyanyian Perang Larangan Udara Smyer.
Nyanyian Larangan Udara yang ajaib ini dapat membuat udara tiba-tiba menghasilkan kekuatan pengikat, menyebabkan burung yang bergantung pada udara untuk terbang jatuh dari ketinggian dan mati, mengakibatkan kecelakaan udara.
Dalam Pertempuran Hyjal di masa lalu, meskipun jumlahnya sangat sedikit, para bangsawan turun-temurun Bimon dari keluarga angsa Smyer tetap memimpin pasukan Bordir untuk berani bertempur melawan angkatan udara manusia yang kuat. Dalam Pertempuran Udara Tennessee Hyjal, meskipun angkatan udara manusia memiliki keunggulan besar, Nyanyian Larangan Udara Smyer tetap menunjukkan kekuatan yang sulit dibayangkan.
Saat "Nyanyian Perang Larangan Udara Smyer" yang jernih dan nyaring bergema di langit Pertempuran Udara Tennessee, pendeta angsa yang tak bisa terbang justru menjadi pemeran utama di medan perang. Seandainya saja ksatria naga manusia tidak terlalu kuat, dan Nyanyian Larangan Udara masih bisa mengikat naga, mungkin situasi pertempuran akan berubah.
Ribuan tahun berlalu dalam aliran sungai waktu. Saat Pertempuran Udara Tennessee dulu, ksatria naga yang perkasa di medan perang tak tertandingi, karena keserakahan dan keegoisan manusia yang merajalela, kejujuran dan keteguhan telah menghilang. Naga yang angkuh tak lagi mau menundukkan kepala mereka untuk membuat perjanjian dengan manusia. Di seluruh Benua, saat ini hanya sedikit negara yang memiliki satu atau dua ksatria naga. Pemandangan megah sepuluh ksatria naga muncul bersama dalam Pertempuran Udara Tennessee pun tak terlihat lagi.
Ksatria Griffin yang dulunya menjadi pengawal ksatria naga, juga telah punah karena metode pemeliharaan dan pelatihannya hilang dalam peperangan tiada akhir manusia. Penguasa langit masa lalu, kini hanya bisa sesekali dilihat pada tunggangan ksatria beberapa sekte agama.
Para Pendeta Angsa dari suku Smyer, selama ribuan tahun tetap menegakkan kepala mulia keluarga mereka, menghadapi perubahan sejarah yang penuh liku. Kebanggaan bawaan mereka berasal dari endapan kuno keluarga, dan keberanian mereka menantang makhluk terkuat Benua, Naga, tanpa perubahan raut wajah meskipun kekuatan tak seimbang.
BAB 37 OPOSISI, TERJADI TANPA DISENGARA
Meskipun sayap indah telah menyusut menjadi hiasan belaka, klan angsa tak pernah melepaskan mimpi akan langit biru. Pandangan mereka selalu tertuju ke cakrawala biru - hati mereka seluas langit itu sendiri.
Sama seperti Suku Fox, Klan Angsa juga merupakan ras yang kaya akan gadis-gadis cantik. Gadis Angsa adalah perawan tercantik dan tersuci di Benua. Sayap putih di tubuh mereka membuat mereka terlihat seperti malaikat yang turun dari surga ke dunia. Jika pesona gadis Fox bisa menggoda hati setiap pria, kesucian gadis Angsa pasti bisa memicu keinginan setiap pria untuk memilikinya dan melindunginya.
Demikian pula, harga gadis Angsa di pasar gelap manusia juga sangat mengejutkan, sama seperti gadis rubah, barang langka yang sangat berharga.
Banyak yang percaya bahwa malaikat dalam lukisan dinding Katedral Katolik Gereja Saint Paul yang memiliki jangkauan penyebaran terluas di Benua Aigean sebenarnya adalah gadis Angsa, satu-satunya perbedaan hanyalah gadis Angsa tidak memiliki lingkaran cahaya di kepala.
Tanah apanase Klan Angsa terletak di radius barat daya Kerajaan, berhadapan jauh dengan Rawa Senja. Rawa Senja adalah wilayah Druid, di mana hidup puluhan suku Druid rawa dengan populasi sekitar lima puluh ribu jiwa - angka yang sudah mencapai tingkat ancaman bagi keamanan Kerajaan Bimeng.
Druid memiliki hubungan kekerabatan yang ambigu dengan Elf, namun Druid tidak memiliki kecantikan alamiah seperti Elf. Kebanyakan Druid berpenampilan kasar, dengan tato tebal berpola misterius di wajah yang membuat setiap orang asing kesulitan membedakan gender mereka.
Druid juga disebut Druid Burung Pemangsa, mereka adalah pengendali binatang terbaik. Ilmu kuno pengendalian binatang Druid dapat menjinakkan banyak binatang kuat untuk diperintah. Di Benua Aigean pernah ada kerajaan besar Elf yang berumur pendek, di mana Druid memainkan peran penting. Dalam syair-syair para Penyair Pengelana, sosok mereka masih sering muncul.
Namun kemudian entah mengapa, Druid dan Elf berpisah, sejak itu tidak ada hubungan sama sekali dan saling tidak mengakui hubungan darah di antara mereka.
Druid Burung Pemangsa adalah pasukan jarak dekat yang cepat dan lincah, karena selain dapat memimpin pasukan binatang, mereka sendiri juga bisa berubah wujud menjadi beruang raksasa yang kuat atau elang yang terbang melintasi pegunungan. Di era kejayaan Elf, Druid hadir sebagai pasukan elit dalam formasi tempur Elf, tubuh perkasa mereka menjadi tameng terbaik bagi pemanah Elf di belakang.
Menurut legenda, ketika Druid mencapai tingkat tertinggi latihan, mereka bahkan bisa berubah wujud menjadi makhluk terkuat di Benua - Naga, yang memiliki sebagian kekuatan magis naga.
Maksud Sang Raja Bimon menempatkan Klan Angsa di sini adalah menggunakan "Lagu Perang Larangan Udara" suku Smyer untuk memblokir wilayah udara, memutus kemampuan transformasi kuat Druid.
Bayangkan, jika tanpa Klan Angsa, tiba-tiba muncul ribuan elang pemburu di ibukota Shabak yang berubah menjadi beruang saat mendarat. Konsep apa ini?
Klan Angsa memiliki tiga suku bawahan. Pengecualian ini sangat langka di Kerajaan Bimeng, bahkan keluarga kerajaan Lion dan Harimau hanya memiliki dua suku bawahan.
Burung unta Aosituitei adalah abdi turun-temurun keluarga Angsa, namun ditempatkan di wilayah gurun perbatasan barat laut. Yang menjaga Rawa Senja bersama Klan Angsa adalah dua pasukan amfibi sisa Perang Darat-Laut 2000 tahun silam: prajurit kodok Zuodanu dan prajurit kura-kura Model, membantu penjagaan perbatasan dengan Druid.
Ayah Ksatria Getani adalah "Legenda Pendeta" Tuan Mourinho dari keluarga terhormat. Kedatangan keluarga bangsawan terkemuka ini ke Feilengcui bahkan membuat Helen merasa tersanjung, apalagi Bimon biasa yang masih berstatus rakyat jelata.
Ternyata benar Klan Angsa yang legendaris sebagai bangsawan di antara bangsawan. Getani yang melepas helmnya membuat semua orang terpana oleh kecantikannya.
“Ksatria Angsa Go Tan Ni tidak hanya memiliki tubuh yang memukau yang bahkan zirah perak berlin dingin tak bisa menyembunyikannya, tapi juga wajah cantik nan memesona yang membuat orang tertegun.” Di sudut bibirnya yang berbentuk indah terdapat tahi lalat kecantikan. Karena kulitnya yang terlalu pucat, tahi lalat hitam ini terlihat sangat mencolok.
Zirah dan pedang panjang salib yang jelas buatan pandai besi ternama, semakin menambahkan aura bangsawan mewahnya dengan semangat gagah perkasa.
Yang paling menarik perhatian adalah sepasang sayap putih bersih di punggungnya. Sayap itu dipadukan dengan kecantikannya yang sempurna, memancarkan kesucian tak terucapkan yang membuat siapapun yang melihatnya secara tak sadar merasa rendah diri.
Ini mungkin kelebihan, tapi bisa juga disebut kekurangan.
Justru karena sepasang sayap suci inilah, kecantikan Go Tan Ni selalu terasa sedikit tak terjangkau. Dia bagaikan es yang dipahat, matanya hanya memancarkan kedinginan, seluruh tubuhnya mengeluarkan aura bangsawan yang menjauhkan semua ras Bimon.
"Dia adalah es yang menolak meleleh." Ning Yu berbisik ke telinga Ai Wei'er di belakang Liu Zhenhan.
"Senang bertemu denganmu." Liu Zhenhan mengangguk santai ke arah Go Tan Ni. Meski gadis ini cantik, Liu Zhenhan justru merasa tidak nyaman. Dia sangat membenci orang yang sombong - meskipun dirinya sendiri juga cukup angkuh.
"Mengingat berasal dari keluarga terhormat Suku Smyer, dan sebagai putri kesayangan Tuan Mourinho yang legendaris sebagai 'Pendeta', status mulianya hampir menyamai putri kerajaan." Kuil mengirimnya sebagai ksatria pelindung Xiao Hulijing, menunjukkan betapa mereka menghargai Helen.
"Penghargaan" dari Kuil ini membuat Liu Zhenhan tiba-tiba waspada, sehingga semakin menumbuhkan permusuhan terhadap angsa ini.
"Kak Gatanie ternyata putri Guru Mourinho! Aku pernah mendengar tentangmu dari Guru Cui Beixi, awalnya tidak percaya bagaimana anggota Klan Angsa bisa menjadi prajurit, sekarang baru tahu kata-kata guru benar." Helen dengan akrab menggenggam tangan ksatria wanita itu.
"Pendeta Helen, dikirim Kuil untuk melindungimu adalah kebanggaanku." Gatanie melepas sarung tangan peraknya, tersenyum tipis sambil menepuk tangan kecil Helen, menjawab dengan suara merdu yang seindah wajahnya: "Suku Smyer punya prajurit, tak semenarik Suku Pig punya pendeta."
Kalimat ini terdengar sangat menusuk di telinga Liu Zhenhan.
“Kuil telah melaporkan peristiwa Helen menghasilkan ‘Pujian Kehidupan’ dan berhasil menjinakkan seekor Monster Perang Komodo dwi-unsur magis ke Kuil Utama di ibukota Kerajaan. Bahkan Pendeta Merah Tertinggi pun terguncang oleh hal ini.” Ular wanita cantik tersenyum memandang murid kesayangannya Helen: “Perhatian Kerajaan terhadap hal ini melampaui batas imajinasi kalian.”
“Ini bukanlah kabar baik.” Kata Liu Zhenhan.
“Kemunculan kembali Pendeta Monster Perang Komodo dari debu sejarah telah menyebabkan sensasi besar di Kerajaan. Mengenai masa depan Helen, Kuil Kerajaan masih akan melakukan rundingan lebih lanjut. Di dalam Kuil Timur Laut juga terjadi perdebatan sengit tentang apakah akan menambahkan kuota partisipasi Helen dalam ‘Pertemuan Besar Pendeta Olimpiade Nasional’ yang diadakan musim semi depan - jika Kuil mengetahui Helen telah mengalami Evolusi Alami ‘Tarian Perang Bimon’, perdebatan ini pasti tidak akan ada lagi.” Ular wanita cantik melanjutkan: “Mengenai Feilengcui yang terpencil di padang gurun, Grand Shaman Weian sebenarnya juga tidak tenang. Karena pecahnya perang barat laut, semua pasukan perbatasan harus mengirim pasukan elit ke garis depan, sehingga pertahanan Provinsi Timur Laut agak melemah akhir-akhir ini. Kuil belum melihat kemampuan sebenarnya dari pengikut kalian. Karena itu harus mengirim dua Ksatria Kuil terbaik ke sini. Jika diperlukan, saya juga bisa tinggal lebih lama setelah mengajarkan lagu perang yang sesuai kepada kalian.”
“Kombinasi tarian perang dan lagu perang, jika digunakan bersamaan dapat menghasilkan dua efek lagu perang. Jika tidak mengizinkan Nyonya Helen ikut 'Olimpiade Nasional', itu sungguh penghinaan!” Bahkan Ksatria Perak perempuan Gotanni mengangguk setuju.
Kehadiran seorang Pendeta Naga Sekunder dan Ksatria Kuil yang ditugaskan menjaga, langsung membuat Kepala Suku Andulan di sampingnya berulang kali mengangguk, rasa amannya melonjak drastis.
Si tua ini belum tahu bahwa peliharaan magis tuannya, Guo Guo, pernah mengalahkan semua lawan di Provinsi Timur Laut, jauh lebih hebat dari peliharaan naga sekunder mana pun.
"Urusan para Pendeta Kuil Kerajaan bagaimana itu urusan mereka. Tapi ke mana pun aku pergi, Helen harus ikut. Dia adalah mentorku, tidak bisa meninggalkanku." Liu Zhenhan semakin merasa Kuil berniat merebut Helen darinya, langsung bicara blak-blakan.
"Richard. Jangan gegabah. Masa depan Helen sudah di luar kendali kita." Mentor Ular Wanita Cantik menghela napas pelan: "Demi masa depannya, kau harus lebih legawa, jangan selalu membatasinya."
"Kuil terlalu realis ya? Saat keluarga Helen dan seluruh Fox Desa Maple Leaf diculik dan dibantai, kenapa Kuil tidak bertindak darurat? Sekarang melihat Helen punya 'Pujian Kehidupan' dan 'Evolusi Alami', langsung berubah sikap?" Liu Zhenhan menganggap perkataan sang mentor angin lalu.
"Begitulah hidup, Richard." Suara Mentor Ular Wanita Cantik terdengar berat.
“Inilah sikap menjilat penguasa, Mentor. Kuil boleh berbuat semaunya, tapi satu hal...” Liu Zhenhan berkata: “Helen tidak akan ke mana-mana! Dia tetap di sampingku.”
“Tuan Richard, harap perhatikan! Ucapanmu terdengar menghina Kuil!” Kotanni menyela dengan nada dingin.
“Jangan ganggu aku! Obisilachi! Aku memang menghina kuil sialan ini. Mau apa?” Liu Zhenhan merasakan ada yang ingin merebut hartanya, amarahnya langsung meluap tanpa saluran pelampiasan.
“Richard...” Cui Beixi dan Helen serentak berusaha menghentikan ucapan Liu Zhenhan. Ucapan penghinaan terhadap Kuil bisa dianggap sebagai pelanggaran berat atau ringan tergantung situasi.
Reaksi Kotanni jauh lebih cepat dari ucapan mereka. Dengan teriakan melengking, tubuhnya memancarkan bola gas keperakan samar-samar, rambut putih keemasanannya berkibar tanpa angin, mengarahkan tekanan dahsyat ke Liu Zhenhan. Mata indahnya yang panjang dipenuhi kemarahan membara.
Tak ada kilauan apapun dari tubuh Liu Zhenhan, tapi kengerian di matanya jauh melebihi Ksatria Kotanni.
“Aura Pertarungan?” Kepala suku Andulan tertegun.
“Aura Pertarungan” adalah seni bela diri tinggi yang menjadi keistimewaan prajurit elite manusia, sama termasyhurnya dengan “Amuk Mandiri” dari petarung elite Bimon.
"Tapi di antara ras Bimon, tidak pernah ada prajurit yang mempelajari seni bela diri misterius ini. Ksatria putri dari Klan Angsa yang terkenal lemah fisik ini, di usia muda sudah bisa melepaskan 'aura pertarungan', benar-benar mengejutkan!"
Bahkan Cui Beixi sempat tertegun. Tapi dia segera menyadari, Tuan Mourinho pernah menjelajah ke negeri manusia, dan di bawah komandonya ada seorang Pengawal yang merupakan ksatria manusia ulung. Aura pertarungan si putri Angsa ini mungkin dipelajari dari Pengawal ayahnya.
"Aura pertarungan apaan! Kalau pedang besar diayunkan, aura macam apa pun takkan berguna." Liu Zhenhan mendengus sinis. Batu bata mengalahkan seni bela diri, pedang tipis menembus energi dalam - dia sudah terlalu sering melihatnya. Barang mewah palsu ini mungkin bisa menakuti orang lain, tapi bukan dirinya.
Milisi Feilengcui mencium permusuhan dari ksatria wanita Angsa itu. Dengan mengaum seperti harimau, mereka berdesakan mengurung sang ksatria.
"Lawan saja aku!" Kolina menggenggam pedang besar dari gading, melangkah mantap ke depan.
"Kalian mau apa? Mau memberontak?!" Liu Zhenhan membentak. "Gila? Ksatria Gotanni adalah Pengawal Nyonya Helen!"
"Tuan Richard, aku menuntut permintaan maafmu atas ucapan penghinaan terhadap Kuil tadi!" Getanny ternyata juga keras kepala, sama sekali tidak berniat mengikuti permainan (naga adalah keledai), mengabaikan sekelompok pria bermata elang di hadapannya. Matanya yang indah berkilau dingin, jarinya menyentuh pedang panjang salib di pinggang, menatap tajam Liu Zhenhan.
Ucapannya membuat milisi Feilengcui kembali gempar, Gud menyipitkan mata, kepalan tangannya berderak.
"Mudah saja memintaku minta maaf, jika kau bisa mengangkat tongkat ini maka aku akan minta maaf." Liu Zhenhan mengambil Formasi Padat, melemparkannya di depan Ksatria Angsa.
Ksatria wanita angsa itu menatapnya dingin. Cahaya aura perang perak menyala-nyala, dia mengangkat Tongkat Taring Serigala yang tertancap di tanah, meski sangat berat tapi tetap berhasil diangkat.
Guo Guo dan anak babi kecil berputar-putar di depannya, mata kecilnya melirik-lirik ke Liu Zhenhan dengan wajah ingin berbuat jahil, Ning Yu segera datang dan membawa mereka pergi.
"Luar biasa!" Liu Zhenhan mengeluarkan decak kagum: "Obisilachi, ini efek tambahan aura perang ya? Hebat! Aku minta maaf!"
"Sebagai Ksatria Penjaga, semua urusan makan-minum dan kehidupan sehari-hari Yang Mulia Pendeta Helen akan menjadi tanggung jawabku. Kuil telah memberikan hak istimewa ini kepadaku." Gotanni membentangkan perkamen kulit domba dengan gerakan cepat: "Bahkan Tuan Tanah Feilengcui pun tidak berhak mencampuri atau membatasiku."
Tamat. Mulai sekarang malam hari tak mungkin lagi menyentuh Helen. Hati Liu Zhenhan serasa membeku.
"Dia pikir siapa dirinya? Hanya seorang bangsawan biasa? Obisilachi!" Ai Wei'er mulai tak bisa menahan amarah.
Gotanni menatap mahkota kristal di kepala Ai Wei'er, mengamati putri duyung dari ujung kepala hingga kaki. Tanpa sepatah kata pun, ia mendengus keras dan membalikkan badan memperlihatkan belakang kepala pada Ai Wei'er.
"Hehe... Ketemu orang sombong nih." Kata Liu Zhenhan.
Di bawah desakan Gotanni, Helen akhirnya kembali ke gua tempat tinggalnya, melangkah sambil terus menoleh ke belakang.
Liu Zhenhan memandang lama bayangan kedua perempuan yang semakin menjauh.
Semua orang merasa antusiasme mereka tiba-tiba lenyap. Awalnya suasana begitu riang, tapi sekarang semangat sama sekali tak bisa bangkit lagi.
Suara "brak!" bergema. Gud melempar piala besar yang dicongkelnya dari akar bambu, berdiri dengan geram. Dengan langkah lebar ia mendekati hutan bambu, memicingkan mata sejenak sebelum merobohkan sebatang Bambu Perut Buddha paling tebal, mencabuti semua daun dan rantingnya dalam tiga kali gerakan.
"Jenderal Pan, kau mau apa?" Ning Yu menatap Gud.
“Pergi dulu pukul gadis itu sampai gegar otak...” Gud berjalan menuju tebing tanah merah tanpa menoleh, batang bambunya terseret di tanah meninggalkan goresan panjang.
Ning Yu ingin menghampiri dan menariknya, tapi dihalangi oleh Liu Zhenhan.
Tak lama kemudian, suara dengusan keras terdengar dari gua di tebing tanah merah. Sosok besar terlempar keluar dari mulut gua, menabrak pohon pisang suoluo di lapangan tanah merah hingga beberapa dahan patah, lalu jatuh keras ke tanah.
Debu beterbangan, Gud terjungkur dengan wajah menghadap tanah, seikat daun menempel di belakang kepalanya.
Ada batu tajam di tanah. Saat jatuh, wajahnya menghantam batu itu hingga pecah jadi tiga bagian.
Sebatang tongkat bambu terlempar keluar dari gua, jatuh ke tanah dengan suara patah.
Kolina langsung berdiri dengan gerakan "Huss", Belami juga bangkit.
"Berhenti!" Cui Beixi melirik mereka dengan dingin.
Gud bangkit sambil mengusap hidungnya, mengendus-ngendus - untung tidak berdarah.
"Lanjut minum." Liu Zhenhan menepuk bahu Gud, lalu berseru ke sekeliling.
"Richard, sebagai seorang Pendeta, bukankah lebih baik mengurangi minum?" Cui Beixi mengucapkan terima kasih pada gadis kecil yang memberinya "es krim susu", lalu memandang Liu Zhenhan dengan senyum samar.
"Mengerti mengerti..." Liu Zhenhan merasa kepalanya seperti terbelah dua.
“Ini tidak boleh, itu dilarang, untuk apa aku hidup di dunia ini?” Liu Zhenhan bergumam dalam hati.
Belami melihat ketidaksenangan tuannya, segera menyuruh para budak mempercepat waktu makan. Sekelompok budak melahap makanan dengan rakus dan dipaksa menyelesaikan jatah mereka dengan cepat sebelum digiring kembali ke gua.
“Ini yang kuperjuangkan untukmu di Kuil.” Mentor Ular Wanita Cantik mengeluarkan lambang Medusa berkilauan dari sakunya dan memberikannya kepada Liu Zhenhan yang murung: “Begitu perang dengan manusia gurun di garis depan barat laut dimulai, pasukan di seluruh Provinsi Timur Laut akan kewalahan. Wilayah Feilengcui sebagai pos terdepan Provinsi Timur Laut akan menjadi benteng pelindung warga sipil Bimon di utara Sungai Sanggan. Richard, tanggung jawab besarmu akan datang. Lambang ini untukmu, semoga kau segera mendapatkan peliharaan magis raksasa lagi.”
“Apa Kuil tidak menyertakan koin emas melalui Ibu?” Liu Zhenhan menerima lambang itu, permukaan perak lambang itu memantulkan kilau indah saat dibalik.
“Koin emas?” Mentor Ular Wanita Cantik menyeringai: “Jika perang berlarut-larut, mungkin Majelis Bangsawan malah akan menagih dana perang darimu. Lagi pula kau juga seorang bangsawan.”
Siapa pun yang berani menagih pajak siap menerima pukulan. Liu Zhenhan mengangguk dengan senyum palsu, benih niat menjual lambang perak ini untuk uang mulai tumbuh di hatinya.
“Pada saat seperti ini setiap tahun, para pedagang manusia dari Provinsi Timur Laut akan pulang ke kampung halaman. Kau bisa mendirikan dermaga dan memungut biaya yang sesuai.” Mentor Ular Wanita Cantik berdiri: “Hanya ini yang bisa kuajarkan. Sebagai seorang mentor, seharusnya aku tidak mengajarimu cara meraih uang – iblis yang akan menggelapkan hatimu.”
Liu Zhenhan memandang Mentor Ular Wanita Cantik yang menapaki jalan setapak di tebing tanah merah menuju gua Xiao Hulijing dan Ksatria Angsa, matanya berkelip-kelip penuh pertimbangan.
“Besok apakah kita akan melanjutkan ekspedisi ke suku goblin Razor Barrow dan suku barbar White Crow?”
“Tidak.” Liu Zhenhan memegang gelas anggur, lalu meletakkannya kembali. Ia menyobek daging paha Hewan Luo Sha dan mengunyahnya dengan lahap.
“Mengapa tidak?” Kolina menahan napas. Baru saja ia mendengar Gud membual dengan penuh semangat, dan dirinya pun sudah tak sabar untuk mencoba kemampuan besok.
“Memberantas musuh luar harus didahului dengan menenangkan urusan dalam negeri!” Liu Zhenhan tertawa terbahak.
Pesta malam pertama di Feilengcui berakhir dalam suasana canggung yang tak terelakkan.
BAB 38 PELATIH YANG DATANG SENDIRI
Sebenarnya Tuan Liu sedang menelan kepahitan. Awalnya ia bersumpah akan "menggunakan perampok untuk melawan perampok", tapi ternyata para perampok ini terlalu menyedihkan. Setelah merampok dua suku besar, hasilnya hanya menambah populasi tanpa keuntungan lain.
Menyapu bersih suku-suku kecil lagi, selain untuk melumuri pedang prajurit dengan darah dan meregangkan otot, tidak ada arti besar lainnya.
Sebagai martabat seorang tuan tanah, kata-kata ini hanya bisa diketahui oleh tiga gadis dekatnya. Lao Liu mana berani memberitahu orang lain.
Budak di padang gurun bisa dibilang budak termurah di seluruh Benua Aigean. Budak termahal tak lain adalah gadis cantik dan pengrajin terampil, yang paling murahan adalah kuli tak berbakat.
Perampok di padang gurun bertubuh besar-besar, cocok untuk kerja kasar. Tapi tak ada tambang di sini, budak-budak tangkapan ini selain menghabiskan makanan, belum punya nilai lain.
Toh Kuil sudah memenuhi kuota seribu penduduk di tanah apanase. Liu Zhenhan ubah strategi pemberantasan perampok: tim gabungan milisi dan budak bersihkan semua suku perampok kecil dalam radius ratus li, ciptakan wilayah bersih. Dua kelompok besar suku goblin Razor Hill dan suku barbar White Crow sengaja ditunda. Membantai seluruh suku besar tak realistis, Lao Liu perlu mereka untuk keperluan lain.
Prioritas sekarang adalah cari uang, beli makanan dan pakaian musim dingin. Inilah masalah paling pelik bagi Liu Zhenhan saat ini.
Lao Liu merasa bahwa blewah yang dibawanya dari Pulau Xiongzhao pasti akan menghasilkan keuntungan besar. Tapi air jauh tak bisa memadamkan haus yang segera, ini harus menunggu sampai tahun depan untuk ditanam, iklim saat ini benar-benar tidak cocok untuk pertumbuhan blewah.
Mengenai regu balik kampung manusia yang disebut Mentor Ular Wanita Cantik itu, Lao Liu sudah membangun dermaga selama dua tiga hari, tapi belum melihat satu rombongan pun melewati sini. Hal ini semakin membuatnya gelisah.
Menjadi tuan tanah ternyata serumit ini. Liu Zhenhan merenung dan merasa sedikit putus asa.
Pelatihan lagu perang yang diberikan Cui Beixi kepada Liu Zhenhan dan Helen juga membuat Lao Liu kelelahan.
Meski penampilan Cui Beixi ramah, saat mengajar lagu perang dia berubah total menjadi orang lain, kata-kata "terlalu ketat" sama sekali tidak berlebihan untuk menggambarkannya.
Penyanyi jiwa bawaan memang penyanyi jiwa bawaan. Penguasaan Liu Zhenhan yang cepat terhadap suku kata sulit dalam lagu perang tingkat tinggi, ditambah kekuatan nyanyian alaminya yang melimpah, membuat Cui Beixi senang sekaligus kesal.
Karena begitu kekuatan nyanyian Liu Zhenhan diaplikasikan dalam melantunkan lagu perang, langsung menjadi lemah tak berdaya, tak bisa menghasilkan satu lagu perang utuh. Ini benar-benar membingungkan Cui Beixi.
Murid seperti ini tidak akan disukai mentor mana pun. Seperti anak pintar yang mengerti semua pelajaran, tapi saat ujian malah dapat nilai merah.
Di mata Cui Beixi, ini pasti kesalahan dalam pemahaman dan kemampuan aplikasi Richard. Cui Beixi dengan tegas mengabaikan niatnya untuk terus mengajari Richard.
Dia merasa Richard benar-benar mempermalukan jubah putih status Imam Perang ini.
Dibandingkan dengan kekakuan Liu Zhenhan, kemajuan Helen sangat menakutkan.
Sejak mencapai Evolusi Alami "Tarian Perang Bimon", Helen terus bermeditasi untuk mengumpulkan Kekuatan Nyanyian. Di bawah bimbingan Cui Beixi, perkembangannya sangat pesat - hampir setiap hari menguasai satu lagu perang baru. Dalam dua hari, dia telah mempelajari "Opera Ronunsa" dan "Lagu Bisik Pegunungan".
"Opera Ronunsa" adalah lagu perang untuk mengidentifikasi makhluk tak dikenal, sedangkan "Lagu Bisik Pegunungan" adalah nama lain dari Lagu Kulit Batu.
Kedua lagu perang ini sangat praktis dan tidak banyak mengonsumsi Kekuatan Nyanyian.
Liu Zhenhan hanya bisa iri di samping, menyaksikan Helen dengan semangat menggunakan lagu identifikasi pada semut di tanah dan angsa liar di langit, lalu membuat Gud dan Belami berubah menjadi berkulit batu sebelum tertawa konyol di pinggir.
Awalnya Mentor Cui Beixi agak heran: Meskipun Kekuatan Nyanyian Helen termasuk luar biasa di antara Imam Perang baru, tapi bagaimana mungkin dia bisa dengan mudah mengeluarkan beberapa "Opera Ronunsa" dan "Lagu Bisik Pegunungan" berturut-turut?
Helen adalah gadis yang jujur, dia menceritakan semuanya secara detail pada mentornya. Setelah Cui Beixi mengamati gelang di pergelangan tangan Helen, bahkan sang ular wanita cantik yang berpengalaman ini pun tak bisa menahan kekaguman.
Dalam perjalanan ke Hutan Salib Selatan, Liu Zhenhan hanya melaporkan satu kristal sihir serigala angin dan satu kristal kura-kura berekor bintang ke kuil untuk pencatatan resmi.
Meski tahu pria ini entah bagaimana mendapatkan kristal naga hitam neraka, Cui Beixi tidak menyangka gelang Helen ternyata dihiasi begitu banyak kristal sihir berkualitas tinggi.
Gelang Helen dirangkai oleh Ning Yu menggunakan tendon hewan, dengan kristal griffin kuning tanah dan kristal kelelawar penghisap darah merah darah bersinar bergantian - dua kristal kelas atas yang membuat Cui Beixi merasa frustasi.
Jika ditambah kristal kura-kura berekor bintang dan kristal naga berkaki dua dari genderang perang di punggung binatang perang raksasa, yang telah diisi dengan cadangan kekuatan nyanyian cukup, semua kristal ini bahkan bisa mengangkat kemampuan Helen ke tingkat yang mengerikan.
Lagu perang tingkat Imam Perang bagi Helen sebenarnya agak merendahkan kemampuannya. Dengan dukungan jumlah kristal sihir berkualitas tinggi sebanyak ini, ditambah efek ganda dari tarian perang, setidaknya Helen memiliki kekuatan setara dengan empat Imam Perang selevelnya yang dilengkapi peralatan sangat baik.
Perkiraan ini masih tergolong sangat konservatif.
Efek seperti inilah yang diinginkan Liu Zhenhan.
Apa dasarnya mengukur kekuatan? Tak lain adalah perlengkapan. Liu Zhenhan yang pernah memanggul senjata dan berperang, tahu betul senapan biasa takkan menang melawan roket, bayonet pasti kalah dengan senapan mesin.
Meski Liu Zhenhan terkena kutukan "Ritual Darah" monster, teriak-teriak tentang fokus latihan bela diri, di dalam hati sebenarnya masih menyimpan perasaan khusus terhadap statusnya sebagai pendeta shaman.
Kini perasaan itu dialihkan sepenuhnya kepada Helen.
Cui Beixi yang sangat bijaksana langsung memahami niat tulusnya terhadap Helen. Dengan menghela napas panjang, ia tak lagi memaksanya berlatih meditasi kekuatan nyanyian.
"Kombinasi Nyanyian dan Pertempuran hanyalah lelucon!" Cui Beixi tak lagi mempertahankan pandangannya. "Richard, daripada stagnan di kekuatan nyanyian, lebih baik fokus pada latihan bela dirimu. Lagipula Kuil tak pernah berharap banyak pada Penyanyi Jiwa Bawaan sepertimu untuk membuat terobosan dalam lagu perang."
"Liu Zhenhan" juga sedang menghitung dalam hati. Tanpa henti mengikuti di belakang "Cui Beixi", terus bertanya tentang hal-hal tingkat tinggi seperti "Lagu Kesabaran Jiang" dan sejenisnya.
Semua nyanyian perang yang membawa aura jahat, para "Imam Tongkat" di Kuil pasti mempelajarinya. "Cui Beixi" merasa geli melihat cucu muridnya yang bahkan menggunakan "Nyanyian Perang Spiritual" dengan terbata-bata ini.
"Imam Perang saat ini hanya bisa mempelajari nyanyian perang ber'aura berkah'. Seperti 'Lagu Kesabaran Jiang' yang termasuk kategori nyanyian penghambat ini, sudah termasuk nyanyian perang bertipe serangan yang menghabiskan banyak 'Kekuatan Nyanyian'. Jangankan kamu, bahkan aku hanya bisa menggunakannya 1-2 kali dengan dukungan 'kristal sihir'. Aku tidak akan sembarangan mengajarmu. Kamu juga tidak perlu memaksa belajar!" Mata "Ular wanita cantik" yang bisa menembus jiwa itu menatap "Liu Zhenhan" lama sekali.
"Tidak perlu diajari pun bisa pakai, sok hebat apa..." "Liu Zhenhan" yang ditolak mentah-mentah ini menyimpan kekesalan dalam hati. Rupanya dia tidak akan pernah bisa menggunakan "Nyanyian Perang Bangsa Behemu" dengan semestinya.
Latihan nyanyian perang beberapa hari ini membuat "Ksatria Angsa Gotani" yang selalu mendampingi semakin meremehkan "Liu Zhenhan".
Sorot mata itu membuat "Liu Zhenhan" bersumpah dalam hati: Kapan-kapan harus memberi pelajaran pada cewek ini!
Namun di permukaan, Liu Zhenhan tetap berpura-pura bersikap antusias. Sama sekali tidak tersinggung, masih dengan hormat bersopan santun dengan Gotni, seolah-olah pengalaman Gud malam itu telah membuatnya lebih menahan diri.
Klan Angsa adalah ras yang paling angkuh, sifat keras kepala mereka juga termasyhur. Begitu seseorang diremehkan, orang itu tidak akan pernah dianggap lagi.
Maka pandangan Gotni kepada Liu Zhenhan akhirnya berubah menjadi acuh tak acuh. Awalnya masih menyahut beberapa kalimat, akhirnya sama sekali tidak dihiraukan.
Pelatihan yang diberikan Liu Zhenhan kepada anak buahnya juga dianggap remeh oleh Gotni. Penjelasan Liu tentang "serangan mematikan sekaligus" murni dianggap sebagai perkelahian ala preman oleh Gotni. Tidak ada irama, ritme, atau keindahan sama sekali, juga tidak sesuai dengan status mulia seorang Ksatria.
Termasuk lari jarak jauh sambil memanggul pohon besar, latihan salto, memukul tumpukan kulit kayu tebal - semua ini dicemooh oleh Gotni yang merupakan Ksatria bersertifikat resmi.
Setiap kali Liu Zhenhan menyelesaikan latihan dan pergi, Gotni selalu menantang beberapa milisi Feilengcui, mengalahkan mereka dengan jurus pedang Ksatria yang elegan.
Kemampuan Gotani memang tidak main-main. Dengan aura pertarungan yang dimilikinya, bahkan dalam hal kekuatan dia bisa menandingi Panda dan Orang Ao yang memiliki tenaga luar biasa. Tentu saja, jika berhadapan dengan penyair kuda nil atau prajurit mammoth, dia tidak cukup bodoh untuk menerima tenaga brutal mereka secara langsung.
Teknik pedangnya yang anggun dipenuhi aura kemewahan. Dengan aura perak yang menyelimuti tubuhnya, terutama saat bertarung, rambut pirang keperakan yang halusnya berkibar-kibar tertiup angin, menciptakan pemandangan yang sangat memukau.
Di bawah perintah Tuan Tanah yang sengaja, bahkan prajurit mammoth terkuat Kolina pun tak mampu melawannya. Seringkali hanya dalam beberapa jurus saja, pedang panjangnya sudah menyodok perut besar mereka.
Gotani memiliki pengetahuan mendalam tentang berbagai senjata. Dia bahkan memberikan petunjuk kepada para Panda tentang cara menggunakan Tombak Bermata saat berkuda. Adapun senjata Orang Ao justru menjadi bahan ejekannya. Setelah dua kali pertempuran, Orang Ao sudah benar-benar kehilangan harapan pada tulang kaki belakang Hewan Luo Sha. Atas permintaan Tuan Tanah, mereka telah mengganti perlengkapan dan kini menggunakan tongkat kayu yang diikat rapat.
"Ini cuma mainan anak-anak," komentar Gotani tentang tongkat kayu itu. Menurutnya, mengingat postur tubuh Orang Ao, mungkin lebih baik mereka menggunakan gada berantai.
Jurus pedang para prajurit mammoth sekarang diajarkan oleh beberapa biksu Suku Hijau, yang juga mendapatkan tatapan sinis darinya. Kali ini bukan karena jurus pedang Pendekar Belalang tidak bagus, tapi karena pedang gading mammoth terlihat agak konyol.
"Sama sekali tidak ada estetika." Begitu komentar Getanny tentang pedang gading itu.
Penyair kuda nil sekarang beralih profesi menjadi milisi, mengambil tongkat paku yang ditinggalkan perampok Goblin Beruang. Wilayah Feilengcui terlalu terpencil dan miskin, sama sekali tidak ada dana untuk mempersenjatai mereka dengan senjata lain.
Untuk tongkat paku ini, Getanny secara mengejutkan tidak memberikan komentar. Menurut perkiraan milisi kuda nil sendiri, mungkin senjata ini terlalu norak sehingga angsa itu bahkan tidak mau meliriknya.
Saat malam tiba, para milisi harus datang ke gua Tuan Tanah untuk minta hadiah. Setiap sepuluh orang mendapat satu cerutu, berjejer di sudut gua sambil bergiliran menghisap.
"Kaki kecil menang dengan mudah, ya?" Liu Zhenhan hampir setiap hari mengulang pertanyaan yang sama tentang pertarungan antara milisi dan angsa. Sejak pertama kali melihat pertarungan itu, Lao Liu yang licik langsung punya niat jahat.
"Jurusnya memang bagus, tapi kalau kami tidak sengaja mengalah dan takut melukainya, sudah dari dulu kami beri pelajaran!" Sebenarnya ada satu kalimat lagi di hati Belami: Kapan terakhir kali ras Kami, Orang Ao, bertarung satu lawan satu dengan orang lain?
“Meskipun kami sedang mengalah padanya, teknik tombak yang dia ajarkan memang sangat bagus. Selain itu, pandangannya tentang seni bela diri ksatria dalam beberapa aspek memang patut kami pelajari.” Pandangan Gud agak berbeda. Panda selalu blak-blakan, waktu terakhir kali dilempar keluar gua oleh Gotanni, meski Gud tidak bermaksud membunuh, tapi kemampuan bertarung ksatria wanita angsa ini benar-benar membuat Gud kagum dari hati.
“Mengenai teknik charge ksatria, dia memang sangat ahli! Aku sedang belajar trik melakukan charge ke lawan saat menunggang kuda darinya. Benar-benar mengagumkan!” Kolina juga mengangguk, menyetujui pendapat Master Pan.
Kolina menyandang gelar "Ksatria Kuda Besi" Feilengcui. Sejak tahu belum ada orang kedua di milisi yang mendapat penghargaan ini, kepercayaan dirinya melambung tinggi. Setiap hari dia berburu kuda perang, bersikeras bahwa ksatria tanpa kuda perang tidak pantas disebut ksatria.
Feilengcui adalah tempat yang miskin sampai dua tikus masuk pun keluar sambil meneteskan air mata, mana mungkin ada kuda perang untuk disediakan bagi "Ksatria Kuda Besi" yang ambisius ini.
Akhirnya Kolina terpaksa memilih saudara hewan mammoth berbulu panjang dari sukunya sebagai kendaraan. Dalam alam bawah sadarnya, dia sangat mengagumi kuda besi salib Gotanni.
“Kalian harus rendah hati dan rajin belajar! Pelajari apa pun yang diajarkan! Lebih baik pelajari juga teknik Dou Qi miliknya! Untuk ilmu bela diri, kemewahan selamanya adalah musuh kita. Ingatlah itu. Apa yang dia ajarkan kita modifikasi, ubah jadi lebih kejam, lebih licik! Aku sudah lihat jurus pedangnya, konyol! Untuk apa menusuk dada? Baju zirah para Ksatria kaya mana yang tidak paling tebal di bagian dada? Mending tusuk selangkangan! Ingat baik-baik! Setiap bagian tubuh adalah senjata pembunuh, jangan sia-siakan. Kita tak punya perlengkapan, harus manfaatkan keunggulan alami. Latih sendi-sendi kalian sekuat baja, baru bisa menghajar semua yang meremehkan kalian sampai ompong!” Liu Zhenhan memberikan instruksi tertinggi kepada milisi Feilengcui.
Sejak saat itu, Liu Zhenhan yang meninggalkan studi lagu perang mulai fokus melatih milisi Feilengcui. Terhadap metode yang diajarkan Getanni, ia selalu menyampaikan kritik dengan nada sinis dan berbelit-belit.
Omongan sesat Liu Zhenhan membuat Getanni yang berdiri di sampingnya geram setengah mati.
Awalnya Ksatria Angsa ini hanya tidak suka dengan tuan tanah Pigge itu, sengaja membuat masalah dan meruntuhkan kewibawaannya.
Ucapan Liu Zhenhan ini memicu semangatnya. Sebenarnya dia belum benar-benar berniat mengajarkan seni bela diri kepada para milisi. Namun setelah perkataan Liu Zhenhan itu, sambil mengisi waktu luang sang tuan tanah yang sedang melakukan "penguatan barrier", Gotanni yang sedang tak ada kerjaan mulai melatih para milisi dengan serius.
Liu Zhenhan bersembunyi di gua tanah merah sambil tertawa terkekeh. Menggerakkan orang dengan provokasi lebih efektif daripada perintah langsung. Sumber daya manusia harus dimanfaatkan sebelum kedaluwarsa.
Sebagai Ksatria Kuil dengan keahlian bela diri luar biasa, pengetahuan Gotanni jauh melebihi Liu Zhenhan. Sangat tepat digunakan sebagai pelatih gratis.
Para milisi belajar, Liu Zhenhan pun ikut serta.
Setiap malam, dia selalu mengadakan sesi analisis detail dengan para milisi. Setiap teknik dibedah sampai ke akar-akarnya. Misalnya bagaimana menyesuaikan langkah saat melawan ksatria dengan gaya bertarung tertentu, cara menyerang secara tak terduga, lalu memadukan keunggulan teknik ksatria dengan berbagai gerakan licik dan kejam.
Gotanni mengajar dengan tekun, bermaksud mengurangi kesombongan tuan tanah yang selalu membuatnya jengkel. Namun dia segera menemukan keanehan pada para milisi ini melalui beberapa kejadian tak terduga.
Itu adalah pelajaran yang mengajarkan para prajurit mammoth cara menyerbu dengan mengendarai mammoth berbulu panjang. Karena tombak ksatria yang mahal belum mampu dibeli Feilengcui sementara ini, setiap prajurit mammoth menggunakan batang pohon cemara yang diruncingkan ujungnya sebagai pengganti.
Penampilan luar biasa para prajurit mammoth memenangkan senyum puas Gertani. Namun ia segera menyadari bahwa saat formasi penyerbuan, semua tunggangan mammoth para ksatria ini serentak mengangkat kaki belakang sambil mengibaskan belalai.
Gertani tahu ini bukan bagian dari ajarannya. Gerakan tidak konvensional ini jelas bukan kebetulan. Mustahil dua belas mammoth berbulu panjang melakukan gerakan sama persis secara spontan - ini pasti hasil latihan terencana.
Selain itu, ia melihat banyak racun dari Dukun Notzardanomas. Di wilayah Kerajaan Bimeng, larangan dan pengawasan ketat terhadap racun masih sangat ketat.
Awalnya ia tak ingin ikut campur, tapi akhirnya tak tahan bertanya.
Seorang dukun tentu tak berani menolak menjawab pertanyaan bangsawan tinggi.
Jawabannya mengejutkan. Semua racun ini dikembangkan atas perintah tuan tanah, untuk dioleskan ke senjata.
Gotanni teringat satu detail, setiap hari sebelum bertempur, para prajurit mammoth terbiasa mengoleskan tanah secara simbolis di ujung tombak yang terbuat dari kayu cemara. Bukan hanya prajurit mammoth, milisi lainnya juga memiliki kebiasaan serupa.
Awalnya Gotanni mengira ini hanya bagian dari kepercayaan atau adat unik, namun sekarang baru menyadari alasan sebenarnya di balik kebiasaan tersebut.
Gotanni merinding membayangkan racun mendidih bergelembung yang dibuat Dukun dari kodok dan kelelawar, keringat dingin mengalir di punggungnya.
Setelah mulai curiga, Ksatria Putri Angsa segera menemukan bahwa para milisi diam-diam memodifikasi teknik bela diri yang diajarkannya. Jurus ksatria yang mulia diselipi gerakan licik yang menyimpang dari semangat ksatria oleh para milisi desa. Gerakan-gerakan tak terpuji ini hampir tak terdeteksi kecuali diamati seksama, membuat Gotanni yang berlatar belakang ksatria resmi merasa sangat terhina.
Setelah pertempuran membersihkan perampok kecil di sekitar wilayah, para milisi sering berdiskusi tentang teknik bertarung yang sama sekali tak mencerminkan kebajikan ksatria. Percakapan mereka semakin memperdalam kecurigaan Ksatria Putri Angsa.
Meski tidak bisa menebak apakah ini keinginan sang tuan tanah, Getanni tetap memutuskan untuk menghentikan pelatihan keterampilan bela diri bagi para milisi.
Tak lama kemudian, Ksatria Putri Angsa menyadari jenis algojo seperti apa yang telah ia latih sebagai seorang ksatria terhormat.
Di balik permukaan yang tenang, arus bawah diam-diam mengalir di Dataran Liar Donau.
Langit Feilengcui diselimuti awan gelap.
BAB 39 ERA MODERN
Salju pertama akhirnya turun di Feilengcui.
Salju ini bagaikan pengantin wanita pemalu yang hanya menampakkan wajahnya sebentar lalu menghilang.
Namun semua tahu, mulai hari ini Dataran Liar Donau resmi memasuki musim dingin yang paling kejam.
Dataran Liar Donau memiliki lima musim dalam setahun. Selain musim semi, panas, gugur, dan dingin, ada musim hujan di peralihan musim dingin ke semi. Selama sebulan, banjir tahunan Sungai Sanggan mengamuk seperti kuda liar yang lepas kendali, menyuburkan tanah kering di hilir dan tengah. Saat musim hujan tiba, arus deras Sungai Sanggan akan memutus sementara lalu lintas antara utara-selatan tepian sungai.
Ketika salju pertama turun, Vieiri si Manusia Beruang pun tiba. Kini sebagai Ksatria Kuil, ia mengenakan zirah perunggu mithril, membawa kapak roda ikonik di punggung, memegang perisai perunggu berbentuk kecapi. Duduk di pelana seekorang kungkang raksasa yang bahkan kepalanya terbungkus chainmail. Sorot matanya yang penuh wibawa disertai bulu unta hitam berlumuran darah Naga Hitam Neraka yang berkibar di helmnya.
Kungkang ini masih kerabat dekat beruang gua raksasa, tingginya mencapai empat ren, cakar di kaki depan sepanjang dua belas inci. Kekuatannya tak terhingga, mampu berjalan tegak, saat berlari seperti penguin yang mengamuk.
Sebagai Ksatria Kuil yang mempersembahkan segalanya untuk Dewa Perang, Vieiri menyerahkan semua suku-suku bawaannya ke Majelis Bangsawan Provinsi Timur Laut. Imbalannya adalah tunggangan Misha ini.
Bergabungnya Ksatria Beruang Vieiri yang berpengalaman tempur luas ini memberi manfaat besar bagi pembangunan militer dasar, sekaligus menambah dua perut raksasa di Feilengcui.
Cui Beixi memandang prajurit yang pernah mengabdi padanya ini kembali bergabung dalam barisan Pengawal murid-muridnya, lalu memberikan restu indah.
Kapak raksasa Vieiri dan zirah mithril lengkapnya membuat semua milisi Feilengcui terkena penyakit mata merah dalam sehari.
Liu Zhenhan bercanda bahwa seluruh logam di Feilengcui jika digabungkan mungkin tidak sebanyak logam yang ada di tubuh Vieri seorang diri.
Vieri yang berwatak ceria cepat akrab dengan para milisi. Ditemani hidangan lezat dan teman sevisi untuk berbual setiap hari, kehidupan ini membuatnya sangat bahagia.
Keseriusan situasi sebenarnya jauh melampaui pemahaman milisi yang berpikiran sederhana.
Menghadapi musim dingin, Helen bahkan menghentikan sementara latihan lagu perang dan menyelami lautan data statistik untuk menyusun laporan keuangan dan neraca wilayah Feilengcui.
Bahkan Liu Zhenhan yang ambisius mulai tersadar dari mimpi mengandalkan gunung dan sungai untuk meraup kekayaan di tanah merah tinggi yang gersang ini, setelah rencana merampok markas perampok gagal.
Empat bulan musim dingin dan hujan membuat ternak Feilengcui tak bisa digembalakan, artinya keuangan wilayah ini hanya keluar tanpa pemasukan selama periode tersebut.
"Buah penyerap bau badan" dari bunga Wisteria berdaun seribu yang diandalkan Liu sebagai sumber penghasil uang, layu dalam 15 hari karena tak tahan cuaca dingin.
Meski hanya mekar setengah bulan, bunga Wisteria ini telah menimbulkan banyak lelucon di Feilengcui.
Bunga-bunga Wisteria berdaun seribu ini setiap kuntumnya sebesar mangkuk, satu tangkai memiliki warna yang tak mungkin sama. Karena mendengar tuan tanah berkata, bunga ini jika ditumbuk bisa digunakan untuk mewarnai kuku, para wanita Feilengcui bahkan anak-anak kecil pun mengecat kuku mereka dengan warna-warni, sepanjang hari terombang-ambing dengan hiasan bunga.
Liu Zhenhan waktu itu iseng memetik bunga kuning untuk mencoba mewarnai rambutnya, hasilnya rambut pirang yang bergoyang indah. Lao Liu tiba-tiba bernostalgia, menggunakan sari bunga putih untuk menyemir beberapa helai rambut perak di tengah rambutnya. Jenderal Pan Gud melihatnya, merasa ide ini bagus, langsung mempraktekkan dengan mengumpulkan bunga Wisteria putih untuk mewarnai lingkaran hitam di matanya dan saudara-saudaranya.
Berbeda dengan Gud, pria beruang Vieiri justru iri dengan dua lingkaran hitam panda. Setelah panda-panda melepas kacamata, Vieiri mewarnai bulunya menjadi putih seluruhnya, lalu menambahkan dua lingkaran hitam besar.
"Aku benar-benar ingin memukulmu," kata Gud kepada Vieiri.
Contoh langsung dari tuan tanah memicu demam mewarnai rambut di seluruh wilayah Feilengcui. Semalaman, hampir semua rambut berubah rupa. Pasukan mammoth mengecat kumis mereka menjadi coklat, terlihat seperti prajurit kurcaci yang diperbesar ribuan kali.
Para penyair kuda nil yang memang penuh romansa, bagaimana mungkin tidak muncul di momen seperti ini? Mereka semua mewarnai rambut hitam bergaya sastrawan, katanya untuk mengekspresikan kesan penuh lika-liku kehidupan.
Sayangnya perut mereka terlalu buncit, membuat penampilan mereka terlihat agak kikuk.
Awalnya Ning Yu, Xiao Hulijing, dan Putri Duyung merasa malu. Setiap hari mereka mendandani Guo Guo dan Katyusha. Namun akhirnya sifat kecantikan alami wanita mengambil alih. Mereka mengajak Pendeta Ular Wanita Cantik Cui Beixi yang sebenarnya juga ingin ikutan, bersama-sama mewarnai rambut panjang hijau. Menurut mereka warna ini mirip perempuan Elf tercantik di benua, sambil meminta Gud membuatkan busur bambu yang digantung di pinggang.
Empat wanita cantik sempurna dengan rambut hijau ini, kecuali telinga yang tidak cukup runcing, benar-benar mirip Elf.
Liu Zhenhan dibuat merasa bersalah oleh omongan mereka.
Vieiri si Manusia Beruang dipanggilnya diam-diam. Liu Zhenhan menginterogasi dengan detail. Setelah memastikan Vieiri tidak bocor tentang hubungan terlarangnya dengan Ratu Elf Gelap di Lembah Heijing waktu itu, barulah dia lega.
Ksatria wanita angsa Gotanni tetap keras kepala, "Rambut warna aneh begini benar-benar menggelikan, aku pasti tidak akan mau mewarnainya!"
Sayangnya tatapan penuh kerinduan di matanya telah mengkhianati isi hatinya.
Cuaca tiba-tiba menjadi sangat dingin, "buah yang bisa menyerap bau badan" belum sempat bertunas sebelum tanaman wisteria berdaun seribu layu semua. Hal ini membuat Liu Zhenhan merasa sedikit menyesal di tengah kebahagiaannya.
Mengenai rencana Liu Zhenhan mencari untung dengan menjual "buah penyerap bau badan", Pendeta Ular Wanita Cantik Cui Beixi menganggapnya sebagai tindakan sembarangan. Kecuali budak goblin di Feilengcui, mustahil ada yang mau membeli buah ini.
Bahkan Sigung dari suku Kunk tidak akan berani mengakui secara sukarela bahwa tubuh mereka memiliki bau tidak sedap.
Sedangkan ide Liu Zhenhan sebelumnya tentang mengirim Hobbit Setengah Manusia bawahannya untuk membuka restoran di Weisisipang, Mentor Cui Beixi langsung menolak saran ini. Karena bisnis restoran bukan sekadar mencari beberapa koki handal lalu membuka pintu dan menunggu uang mengalir.
Setiap restoran di Weisisipang memiliki kriteria khusus mulai dari pelayan hingga pramusaji perempuan. Pemilihan lokasi, desain dekorasi, hubungan dengan pejabat tinggi, dan berbagai ilmu lainnya terkandung di dalamnya.
Cui Beixi berbicara panjang lebar. Ucapannya bagai siraman air es yang membuat tuan tanah kampungan yang bernafsu mencari uang itu menggigil kedinginan.
Untuk hal ini, saran Cui Beixi adalah lebih baik fokus pada bisnis kecil "krim susu" yang bisa terkumpul sedikit demi sedikit. Sedangkan buah wangi itu bisa ditanam pada musim semi tahun depan.
Realitas yang keras membuat Liu Zhenhan pusing tak terkira. Feilengcui dengan total lebih dari seribu mulut harus menghadapi periode beku dan es selama tiga bulan di musim dingin, serta banjir musim semi Sungai Sanggan yang akan menjadi penghalang antara padang gurun dan dunia beradab selama sebulan sebelum musim semi tiba. Hampir empat bulan, begitu banyak mulut mengandalkannya untuk makanan dan minuman. Konsumsi biji-bijian saja sudah merupakan angka yang mencengangkan.
Terpaksa, Liu Zhenhan mengeluarkan perintah mobilisasi pembukaan lahan, menyampaikan kekejaman realitas kepada setiap rakyat yang belum mengetahui situasi sebenarnya.
Setiap penduduk Feilengcui seperti boneka yang diputar kunci, bergegas terjun ke dalam persiapan logistik menghadapi musim dingin dan pembukaan lahan.
Penggembala dari suku-suku bawahan bergegas memberi lapisan lemak terakhir pada kawanan Hewan Luo Sha dan domba gemuk sebelum salju tiba, tumpukan jerami menumpuk seperti gunung untuk persediaan darurat.
Kegiatan menebang kayu budak yang bolak-balik setiap hari membawa tumpukan kayu setinggi gunung ke Feilengcui. Di bawah bimbingan tuan tanah, kayu-kayu ini dibakar menjadi arang untuk kebutuhan musim dingin.
Panen pisang suoluo juga memasuki tahap akhir. Meski pohon pisang ini hijau sepanjang tahun, pertumbuhannya melambat signifikan saat cuaca dingin.
Ksatria Kuda Besi Kolina, di bawah perintah Tuan Tanah, memimpin pasukan kavaleri Feilengcui yang baru dibentuk (PS: termasuk dirinya sendiri, total hanya ada 12 kavaleri), khusus pergi ke wilayah hutan garam suku serigala Wolfgang. Dengan membawa surat pengantar, mereka menemui Pendeta Salaman Suku Bei Robert yang sudah dikenal lama, kemudian membawa pulang garam gratis dalam jumlah besar dari lahan garam melalui "jalan belakang".
Dengan adanya garam, kegiatan berburu milisi segera dimasukkan ke dalam kurikulum pelatihan. Di musim dingin padang gurun, tidak ada migrasi besar-besaran kawanan hewan liar. Selain tikus tanah dan kelinci besar yang hidup di lubang, target buruan sangatlah minim. Sedangkan angsa liar dan albatros yang terbang di langit, para milisi hanya bisa menelan liur sambil memegang busur bambu - memang sulit melatih pemanah handal dalam waktu singkat.
Penyair kuda nil tiba-tiba populer di kalangan milisi. Dengan kemampuan renang luar biasa, mereka menangkap banyak ikan dan udang besar di Sungai Sanggan. Luasnya sungai dan kualitas air lelehan salju membuat hasil tangkapan ini luar biasa besar: seekor ikan trout panjangnya sepanjang lengan, seekor udang bisa mencapai 5 pon dengan capit dan sungut yang tebal panjang.
Hanya penyair kuda nil yang mahir berenang bisa menangkap mereka. Efektivitas jaring ikan terhadap makhluk sebesar ini pun masih dipertanyakan.
Penampilan menonjol dari penyair kuda nil ini sedikit memperbaiki raut wajah tuan tanah yang sering menggerutu terhadap nafsu makan mereka sejak menampung mereka.
Namun yang membuat penyair kuda nil ngeri adalah, tuan tanah ini ternyata sangat tertarik pada kepiting Sungai Sanggan. Kampas di atas! Pengetahuan luas penyair kuda nil mengatakan, di seluruh Benua Aigean pun makhluk cerdas belum pernah mendengar ada yang suka memakan kepiting berwajah sangar dan berbaju besi ini.
Penampilan buruk makhluk ini seolah sengaja diciptakan sebagai makanan iblis di neraka.
Namun kelezatan kepiting segera membuat mereka melupakan bisikan hati yang baru saja ditujukan pada tuan tanah, dan sepenuhnya larut dalam pesta makan rakus.
Sebagai koki utama, Hobbit Setengah Manusia juga mengumpulkan sayuran liar dalam jumlah besar di akhir musim gugur, mengeringkan atau mengawetkannya untuk persediaan.
Saat itu, rak kayu di puncak Tanah Merah Tinggi dipenuhi gantungan daging awet merah menyala dan sayuran asin.
Angsa Gotani yang terbiasa hidup mewah, sebenarnya telah menyiapkan banyak camilan dan perbekalan di pelana kuda unicorn Lambang Misha sebelum datang ke Feilengcui yang terpencil ini.
Songtanni membawa camilan yang disukai perempuan, awalnya mengira kehidupan di sini pasti serba kekurangan. Tapi siapa sangka, meski Feilengcui terpencil, di bawah pimpinan tuan tanah yang aneh ini, makanan sehari-hari justru sangat enak. Bahkan budak-budak terlihat semakin gemuk.
Songtanni setiap hari makan "krim es" khas Feilengcui sampai merasa malu. Ingin berbagi camilannya dengan Helen, tapi takut dibilang pelit. Akhirnya mengurungkan niat.
Liu Zhenhan memanfaatkan waktu luang ini dengan bersembunyi di gua, entah bermeditasi Boundary Cultivation atau merencanakan cara mencari uang tahun depan. Menurut Ning Yu, Richard belakangan ini seperti kerasukan.
Anak-anak lelaki-perempuan dan penduduk Feilengcui yang tua-renta pun tak menganggur. Di bawah pimpinan nyonya bos Ai Wei'er, mereka belajar merajut zirah dari sulur anggur liar. Berbeda dengan ras darat, cara perempuan bangsa laut menyatakan cinta adalah dengan memberikan zirah rajutan rumput laut. Perempuan bangsa laut paling terampil bisa membuat zirah terindah.
Meski Ai Wei'er manja, "tidak pernah makan daging hewan Luo Sha tapi pernah lihat larinya". Setelah beberapa kali gagal, rajutan zirahnya menjadi rapat dan simetris. Bahkan bisa membuat pola kerang dan paus melalui anyaman garis batang dengan warna berbeda.
Setelah diwarnai dengan sari bunga Wisteria seribu daun. Semua zirah ini berkilau keemasan, setidaknya dalam penampilan, mampu menipu mata seolah terbuat dari besi asli.
Rasa meremehkan Ksatria Kuil seperti Gotanni terhadap zirah rotan ini sangat jelas, dia bersikeras bahwa milisi tetaplah milisi.
Namun setelah dilapisi minyak lemak hewan Luo Sha dan dijemur di bawah terik matahari, kekakuan zirah rotan ini jauh melebihi bayangannya.
Bahkan senjata terkuat Feilengcui, kapak roda Ksatria Vieri si Manusia Beruang pun tak mampu membelah zirah ini sepenuhnya. Tabrakan antara anyaman rotan anggur liar dengan mata kapak bahkan bisa memercikkan bunga api.
Menyikapi penemuan yang bahkan bisa mengubah pasukan Bimon ini, Gotanni tetap berpegang pada pendirian: zirah rotan ini adalah kreasi yang seperti membuat kepompong untuk mengikat diri sendiri.
Karena masalah ini, Ai Wei'er dan Gotanni bertengkar hebat.
Gotanni benar-benar bangsawan di antara para bangsawan. Ketajaman lidahnya jauh di luar jangkauan Ai Wei'er. Hanya dengan satu kalimat, nyaris membuat Putri Duyung tersedak.
"Zirah rotan yang direndam minyak memang keras, tapi sama sekali tak tahan api. Aku ingin bertanya pada Paduka Putri, bagaimana jika musuh menggunakan panah api? Zirah rotan yang sarat minyak ini pasti sangat mudah terbakar. Apalagi berhadapan dengan penyihir manusia! Sihir api paling dasar seperti bola api pun bisa membunuh prajurit Behemoth terhebat!" Goth Anne yang terlatih militer ketat, ucapannya bagai petir menyambar kepala Ai Wei'er.
Vieiri si Manusia Beruang yang juga berlatar belakang militer, sangat setuju dengan asumsi ini.
Dua analisis ahli dari ksatria profesional ini membuat Ai Wei'er yang telah bekerja keras lama untuk memberi kejutan pada Liu Zhenhan, menjadi sangat kecewa.
Cui Beixi yang awalnya ingin melaporkan penemuan ini ke Kuil, juga terhenyak oleh ucapan ksatria wanita angsa itu, sepenuhnya mengurungkan niat untuk melapor.
Di seluruh Feilengcui, hanya satu orang yang mendukung Ai Wei'er dan mengakui nilai penemuannya.
"Jangan dengarkan mereka! Mereka tahu apa? Seumur hidup aku hanya akan memakai satu zirah ini." Liu Zhenhan menggenggam tangan Ai Wei'er yang hendak menyurut, membalikkannya lalu mengelus penuh kasih.
Mata Liu Zhenhan tiba-tiba berkaca-kaca.
Di telapak tangan mungil yang putih itu, terbelah beberapa luka merah yang mencolok.
BAB 40 Perseteruan di Dermaga (Bagian 1)
〖Feilengcui awalnya tak punya jalan, tapi setelah banyak orang bodoh menginjak-injak, jadilah jalan.
——Liu Zhenhan berkata〗
※※※
Angin utara berhembus dengan desiran, suhu turun drastis dalam semalam.
Langit tetap biru jernih seperti biasa, hutan bambu di depan lereng tanah merah masih menghijau subur.
Tapi dinginnya sangat ekstrem.
Penggembala dari suku-suku bawahan mengibaskan cambuknya yang nyaring, sedang menggiring kawanan hewan kembali – salju musim dingin yang menggumpal di langit hampir tiba, ini kesempatan terakhir untuk menambah lemak hewan ternak.
Beberapa insiden terjadi berturut-turut belakangan ini, dua kelompok penggembala Manusia Landak Pelangi Palung yang membawa puluhan kijang gemuk pergi merumput, tak pernah kembali.
Padang gurun terlalu luas, setelah beberapa kali pencarian besar-besaran, baru ditemukan mayat penggembala landak yang terbunuh beserta tulang dan kulit sebagian kijang di semak buah berry seratus li lebih dari sini.
Menurut perkiraan Ksatria Vieri, kawanan hewan yang tersisa mungkin telah dijarah oleh perampok padang gurun.
Perampok di padang gurun hidup dari hari ke hari, mereka enggan mengetahui perubahan musim maupun konsep waktu – tak perlu mereka ketahui.
Biasanya, sampai hawa dingin benar-benar menyergap barulah mereka sadar musim dingin telah tiba.
Setiap musim dingin, di Dataran Liar selalu ada perampok dan penjahat yang matanya merah kelaparan, melewati permukaan es Sungai Sanggan yang membeku, menerobos ke jantung Kerajaan Bimeng, mempertaruhkan nyawa dihancurkan tentara reguler untuk merampas makanan. Saat dingin menyergap, semangat para perampok akan berkobar-kobar. Mereka sama sekali takkan melewatkan objek rampasan apapun.
Menghadapi situasi ini, Liu Zhenhan dengan tegas memerintahkan para penggembala agar sebelum turun salju, ternak digembalakan tidak boleh melebihi radius lima puluh li dari Bukit Tanah Merah.
Penumpasan terhadap dua suku perampok terakhir dalam radius dua ratus li – suku manusia liar Baitou Wuyu dan suku goblin Razor Hill – secara resmi dimasukkan dalam memo, direncanakan tuntas dalam seminggu.
Yang terus dipikirkan Liu Zhenhan adalah cara menangani tawanan. Ia masih butuh solusi kompromi untuk masalah abadi perampok bak "api liar tak padam, angin semi tiupkan kembali" ini.
Di tepi hutan bambu depan Bukit Tanah Merah, di bawah bukit besar, sekelompok budak sedang mengerang-ngerang menggali ruang bawah tanah, terus memindahkan rumput kering yang ditata rapi ke dalam; karena di situlah rumah mereka nanti.
Setiap hembusan napas budak mengeluarkan uap putih, lapisan tanah sekeras batu.
Dataran Liar Donau benar-benar terlalu gersang. Liu Zhenhan sudah mencabut penjaga malam hari, berharap beberapa budak kabur sehingga mengurangi jumlah mulut yang harus diberi makan.
Sayangnya, tak ada satu pun budak yang mau melarikan diri. Menghadapi musim dingin yang kejam tanpa senjata dan persediaan makanan, lari berarti kematian.
Feilengcui memiliki aturan tak tertulis: Meski budak, jatah makanan mereka dilarang dikurangi. Memukul dan menghina diperbolehkan.
Liu Zhenhan trauma kelaparan sejak kecil.
Aturan ini memperkuat teknis budak Goblin Beruang dan ogre untuk tetap betah di sini.
Para milisi berambut warna-warni dan sang tuan tanah duduk bertelanjang dada di depan hutan bambu sambil minum rum Halfling yang harum, ditemani ubi panggang arang.
Ubi-ubian ini ditemukan koki Setengah Manusia di hutan bambu. Tak lama setelah penanaman bambu, muncul banyak sarang tikus tanah. Tikus padang gurun ternyata menyukai hutan bambu yang rindang dan akar bambu segar. Belakangan banyak anak yang mengisi waktu dengan menggali sarang tikus.
Guo Guo ahli menggali sarang tikus. Ia bisa menyelusup ke lubang, lalu keluar sambil mencengkeram ekor tikus tanah yang masih menggelepar.
Daging marmut sangat lezat, lebih lembut daripada daging Luo Sha. Seekor marmut beratnya mencapai setengah pon, lemak berwarna krem yang dikupas dari dalamnya bisa digunakan untuk minyak lampu, tidak pedas di mata seperti resin atau minyak hewan lainnya, bahkan memiliki aroma lilin yang memikat.
Ubi Shenshu adalah makanan favorit para marmut ini. Mereka mengeluarkan biji ubi Shenshu melalui kotorannya, membuat tanaman ini ikut bermukim bersama mereka di hutan bambu.
Tangkai dan serat ubi Shenshu ini agak pahit, hanya marmut yang suka memakannya.
Ubi Shenshu berukuran kecil, sebesar telur burung pipit. Satu batang akar bisa menghasilkan serangkaian buah seperti anggur. Dimakan mentah terasa agak pahit, para penggembala Bimon biasanya menggali dan memberikannya ke Hewan Luo Sha saat persediaan rumput habis. Koki Hobbit Setengah Manusia yang cerdik mengupasnya, menghaluskannya, memanggang dengan api kecil lalu membuat roti – rasanya cukup enak meski prosesnya rumit.
Tuan tanah menciptakan dua metode memasak sederhana: Ia memanggang ubi Shenshu dengan arang kayu sampai sedikit gosong, menguliti bagian luarnya hingga terlihat serat-serat emas oranye di dalamnya, teksturnya kenyal dan harum seperti madu. Vieiri si Manusia Beruang menyantapnya dengan riang gembira.
Tuan Tanah juga bisa menggiling ubi liar yang digunakan penggembala Bimon untuk pakan ternak menjadi cairan putih menggunakan batu giling, lalu direbus dengan menambahkan sedikit propolis madu khas suku beruang yang dibawa Ksatria Vieri, rasanya seperti susu kambing tapi tanpa bau amis.
Gula adalah bumbu mahal yang biasanya hanya dinikmati bangsawan, rakyat merasa tersentuh oleh kedermawanan tuan tanah.
Ksatria Gotanni yang memegang teguh kode etik bangsawan awalnya meremehkan ubi pakan ternak ini, juga menunjukkan sikap lebih merendahkan pada tuan tanah yang memberikan ubi ini ke rakyat.
Tapi setelah tidak sengaja mencicipi kelezatan bubur ubi, ksatria wanita angsa itu mulai diam-diam meminum minuman lezat ini.
Setelah beberapa waktu, dia menemukan kulitnya menjadi lebih halus, sejak itu dia mulai minum terbuka bersama Nyonya Helen.
"Aku harus berbagi suka dan duka dengan Nyonya Helen." Ksatria Gotanni mencari alasan untuk terus minum bubur ubi.
Kini rakyat Feilengcui, termasuk budak, mulai mengembangkan pemujaan buta terhadap tuan tanah mereka.
Hal ini juga berlaku untuk tiga nyonya bos, bahkan Mentor Cui Beixi. Seolah semua orang beranggapan selama tuan tanah ada, hal mustahil pun menjadi mungkin.
Di pinggir hutan bambu berjejer deretan dumbel besar yang terbuat dari batu asahan, palang kayu gelondongan yang diikat lima tali rotan. Bekas gesekan terlihat jelas, sekelompok milisi terengah-engah mengeluarkan napas berat, ingus meleleh, tubuh bagian atas yang kekar dan telanjang basah oleh keringat yang mengepul.
Liu Zhenhan berbaring di kursi malas anyaman bambu, kakinya disenderkan di bahu Karu. Karu dengan senyum manis sedang memijat kakinya dengan sungguh-sungguh.
Tunas tanah merah menutupi bayangan matahari terbenam, di kejauhan cakrawala berpusar warna kekuningan, menggulung rerumputan gersang yang berterbangan.
Belakangan ini negara manusia Doluote sering dikunjungi rombongan bersenjata yang menunggang kuda gagah, datang dari selatan padang gurun menuju ibu kota Rubah Weisisipang di utara, untuk mengawal pedagang manusia pulang ke tanah air. Musim dingin ini ada festival terpenting manusia - Hari Yosterei, yang pentingnya setara dengan Hari Kelahiran Dewa Bimon. Kebanyakan pedagang manusia akan pulang sambil membawa hasil setahun penuh, sekaligus mempersiapkan barang dagangan tahun depan.
Sejak turunnya salju pertama, arus pedagang semakin ramai. Setiap satu dua hari, Bukit Merah selalu menyambut dan melepas rombongan kafilah yang berlalu-lalang.
Meskipun tidak ada jembatan di Sungai Sanggan yang luas, Mutiara Penghindar Air milik tuan tanah benar-benar luar biasa. Begitu memasuki permukaan air, area seluas lima Ren langsung membuka jalan kering, jauh lebih cepat dan praktis dibandingkan perahu rotan yang merepotkan.
Kemewahan manusia membuat mata Liu Zhenhan silau. Zirah rantai dan pedang baja pada tubuh ksatria biasa membuat tuan tanah dari negeri Bimon yang langka logam ini meneteskan air liur. Bahkan kuda perang manusia kaya ini memakai zirah rantai di lehernya.
Liu Zhenhan awalnya mengira ini adalah kavaleri berat manusia yang termasyhur. Setelah mendengar penjelasan Vieri, barulah tahu bahwa mereka hanya petualang biasa. Zirah kuda kavaleri berat manusia sebenarnya merupakan plat baja menyeluruh, selain empat kuku, seluruh tubuhnya adalah benteng baja berjalan.
Kesempatan untuk menipu seperti ini tentu tidak akan dilewatkan oleh Liu Zhenhan.
Pedagang manusia dan tentara bayaran pelindung mereka memprotes keras pos pembayaran yang tiba-tiba muncul di tepi selatan Sungai Sanggan. Terutama dengan tarif semahal ini - biaya jalan Feilengcui bersifat fluktuatif tanpa harga pasti, ditentukan secara acak berdasarkan jumlah pengikut dan tingkat kemewahan manusia.
Selama bayar, protes dan keluh kesah adalah hakmu. Itulah prinsip Liu Zhenhan.
Pelabuhan Feilengcui memiliki pembagian tugas yang sangat jelas: Sang Tuan Tanah bertugas bernegosiasi, dua nyonya bos Feilengcui Ning Yu dan Ai Wei'er bertugas memungut uang, ditambah beberapa pemuda dari suku-suku bawahan yang berlagak seperti rubah yang memanfaatkan kewibawaan harimau, serta Orang Ao dari pasukan milisi yang berteriak-teriak di samping.
Liu Zhenhan merasa selain suku-suku bawahan dan Orang Ao yang penampilannya masih lumayan untuk menjaga image pos tol, jika anggota milisi lainnya ditempatkan di pos tol, pos tol resmi wilayah Bimon ini akan segera berubah menjadi gubuk perampok jalanan.
Penampilan para milisi secara umum terlalu "keras". Latihan fisik ketat selama ini telah mengubah mereka total: Batang kayu yang digunakan para petarung Mammoth untuk bench press telah bertambah dari 4 batang menjadi 10 batang; total beratnya mencapai angka menakutkan sekitar 5 ton. Penyair kuda nil yang dulu berperut buncit sekarang telah memiliki otot perut berbentuk kotak-kotak, batang kayu setengah lingkaran bisa dipatahkan hanya dengan sekali tendangan. Tentang para Panda tidak perlu ditanya lagi - mereka mengecat lingkaran hitam di matanya menjadi putih, sorot mata jahat mereka yang "berdesir" tak terbendung, ditambah kebiasaan mereka mengunyah batang bambu membuat penampilan mereka semakin menyeramkan.
Pos tol di tepi Sungai Sanggan terhalang oleh rimbunan bambu, jika ada masalah, langsung bisa diterobos. Jadi Liu Zhenhan melarang keras para milisi berbadan besar ini tampil sembarangan agar tidak menakut-nakuti orang.
Sekarang Lao Liu setiap hari melatih mereka dengan keras: squat, angkat besi, peregangan ligamen, tinju, lari jarak jauh dengan beban. Tidak berhenti sampai mereka setengah mati lelah, lalu mandi, minum anggur, bernyanyi, dan kembali tidur di gua.
Pedagang manusia umumnya cukup sopan, tapi ada juga yang nekat mencoba menggoda dua wanita cantik luar biasa. Mereka cepat tenang kembali - Orang Ao akan menceburkan mereka ke air sungai Sanggan yang dingin untuk menyadarkan.
Di wilayah Kerajaan Bimeng, belum ada manusia yang berani berkelahi dengan sekelompok prajurit khusus bangsawan tuan tanah.
Utamanya karena Vieri selalu membawa kapak besar berkeliaran. Pria beruang dengan lingkaran hitam di mata yang diwarnai itu persis panda dengan merek Benua Aigean, hanya tampangnya lebih garang. Terutama roda kapak panjangnya, bagi tubuh manusia lebih mirip perisai daripada kapak.
Protes tentu tidak terhindarkan. Beberapa pedagang manusia bahkan bersumpah tahun depan akan kembali mengajukan pengaduan ke Dewan Pengawas Bangsawan Weisisipang.
“Cui Beixi tidak pernah bermimpi bahwa murid cucunya memiliki hati yang begitu hitam. Dia menyesal telah memberitahunya untuk membangun dermaga dan memungut biaya penyeberangan.”
“Liu Zhenhan belakangan ini mempelajari hukum Bimon dengan sangat mendalam. Ini adalah ciri umum banyak penjahat atau orang yang memiliki kecenderungan kriminal serius.”
“Di wilayah kekuasaan, tuan tanah berhak memungut pajak yang wajar. Jika kalian merasa tidak mampu membayar, silakan pilih jalan lain untuk pulang. Radius 500 li di selatan Sungai Sanggan adalah wilayah Feilengcui. Kalian bisa mendarat di hilir Sungai Sanggan sejauh 500 li, lalu kembali ke tanah airmu.” Senyum licik di wajah Tuan tanah Pigge membuat para pedagang manusia ini frustasi.
“Bagaimana mungkin mendarat di hilir? Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menempuh 500 li?” Meski menggerutu, para pedagang tetap harus mengeluarkan uang.
“Rogge, kenalan lama Liu Zhenhan, beberapa hari lalu juga kembali melalui sini. Rogge yang sedang bersuka ria dihukum Liu Zhenhan dengan keras, menyerahkan giok Ning Yu sebagai tebusan untuk biaya jalan.”
“Biaya penyeberangan Bimon berbeda dengan sistem pengukuran manusia, aku lupa memberitahumu.” Liu Zhenhan menepuk bahu Bos Roge sambil tersenyum: “Tarifnya akan naik lagi saat kamu kembali nanti, jangan lupa bawa cukup koin emas.”
Rogge saat itu sangat marah, gumpalan lemak di tubuhnya bergetar, ingin melontarkan sumpah serapah.
Seorang pria panda berotot dengan raut wajah dingin membawa kapak roda di punggungnya, muncul diam-diam di belakang tuan tanah Pigge yang tersenyum ramah. Rogge langsung teringat rekan yang pernah dicekik prajurit panda sampai matanya terbalik. Panda yang satu ini bahkan lebih besar, telapak tangannya seperti kincir angin.
Rogge menelan kembali umpatan yang hampir meluncur dari mulutnya.
Liu Zhenhan memandang pemandangan liar nan mempesona di hadapannya, meneguk habis anggur dalam gelasnya.
Penjaga Kunk yang berada di menara panah puncak Bukit Merah meniup terompet kerang sungai. Suara trompet yang melankolis menarik kembali pikiran Liu Zhenhan ke realita.
Bukit Merah setinggi 40 ren, ditambah menara panah 5 ren. Meski suku Kunk Sigung bertubuh pendek, mereka bisa memantau wilayah seluas lima puluh li di sekitar bukit.
Para milisi mulai menaruh gelas anggur mereka, menjulurkan leher ke kejauhan sambil menggosok-gosokkan tangan penuh semangat.
"Hehe... Sepertinya ada kambing gemuk datang!" Liu Zhenhan bangkit dari kursi malasnya.
BAB 41: Balas Dendam di Dermaga (Bagian Tengah)
〖Impulsivitas adalah setan.
——Peribahasa Kuno Bimon〗
※※※
Liu Zhenhan berdiri di pos pembayaran tepi sungai, menyipitkan mata melihat ke seberang. Angin sungai bertiup kencang, menerpa tubuhnya yang telanjang dada hingga rambut pirang dan bulu dada berkibar-kibar. Guo Guo bertengger di bahunya, mengunyah camilan dengan suara "bzzzt bzzzt".
Meski disebut pos pembayaran, sebenarnya ini hanya gubuk jerami. Ning Yu dan Ai Wei'er duduk di dalamnya, meletakkan Mutiara Malam di depan untuk menahan tumpukan kertas lusuh dan pena bulu angsa di meja kayu.
Mutiara Malam memancarkan kehangatan lembut nan menenangkan, bagai dada hangat Richard.
Kedua gadis cantik itu menikmati kehangatan langka di musim dingin sambil mengupas rotan anggur liar dengan pisau kecil, menenun zirah rotan, sesekali berdiskusi tentang pola anyaman.
Tak jauh dari situ, sekelompok budak perempuan ogre sedang menggali parit kota mati-matian. Goblin Beruang menggotong keranjang batu warna-warni sambil berseru "Heng You Heng You", sebagai sistem irigasi untuk membanjiri hutan bambu. "Tuan Tanah bilang dia suka 'aliran sungai berkelok-kelok, kaki cantik yang dicelupkan'", ujar mereka.
Tanahnya sangat keras. Kemajuan penggalian lambat karena Feilengcui tak punya peralatan besi, hanya sekop kayu yang diraut dari batang pohon.
Lima perahu rotan terus-menerus berlayar dari tepi utara Sungai Sanggan.
"Tampaknya mereka menolak menggunakan Mutiara Penghindar Air untuk menyeberang," gumam Liu Zhenhan dalam hati.
Pos militer yang terbengkalai di tepi utara Sungai Sanggan, setelah mengantar-jemput penduduk Feilengcui, kembali ditinggalkan. Karena perang di Front Barat Laut dan gurun melawan manusia, Korps Timur Laut menarik dua resimen elit ke garis depan. Dalam radius 200 li utara Sungai Sanggan, satu-satunya pos militer yang tersisa sekarang adalah Feilengcui.
Sejak gelombang pedagang manusia pulang kampung untuk merayakan "Festival Yosterei" tiba, Liu Zhenhan telah menempatkan belasan Manusia Landak dari Suku Pelangi Parit Laut di sana, khusus untuk menyambut para pedagang sekaligus membantu mereka menyeberang dengan Mutiara Penghindar Air.
Jika mereka menggunakan perahu rotan di dermaga alih-alih Mutiara Penghindar Air untuk menyeberang, itu berarti perundingan Manusia Landak di pos militer utara dengan mereka gagal, dan para pedagang ini enggan membayar biaya penyeberangan.
Justru dalam situasi seperti ini, pemerasan Liu Zhenhan di tepi selatan semakin ganas.
Kafilah dagang ini memang punya alasan untuk sombong. Lima perahu rotan bolak-balik puluhan kali, bekerja keras setengah hari, baru berhasil mengangkut lebih dari tiga ratus orang ke rawa-rawa di tepi selatan.
Jumlah sebanyak ini bahkan hampir menyamai total pedagang manusia yang menyeberang dalam beberapa hari terakhir, lalu berlipat ganda.
Rawa-rawa di tepi Feilengcui langsung hiruk-pikuk, riuh rendah suara manusia memenuhi udara.
Kafilah ini membawa lima gerbong kereta yang dipenuhi berbagai produk khas Bimon; sekitar seratus budak Bimon yang tangannya diikat dengan tali terhubung ke bagian belakang gerbong. Para budak Bimon itu berambut kusut, berpakaian compang-camping, kulit penuh bekas cambuk terbuka di terpaan angin utara yang dingin, menyebrangi sungai dangkal dengan kaki telanjang. Beberapa yang berambut putih langsung terjatuh di air, suara cambukan tentara bayaran yang menghantam daging segera bergema.
Pasukan pengawal kafilah yang terdiri dari tentara bayaran manusia ini sangat banyak. Liu Zhenhan berdiri di tepi sungai menghitung jumlah mereka secara diam-diam. Sekitar dua ratus tentara bayaran, lima puluh di antaranya adalah ksatria berkuda. Peralatan para tentara bayaran ini sangat lengkap dan berkualitas.
Postur tubuh tentara bayaran yang kekar berdampingan dengan pedagang manusia gemuk terlihat sangat kontras. Para tentara bayaran ini menunjukkan ciri-ciri khas dunia hitam yang tak disembunyikan—banyak yang memiliki bekas luka di wajah, membuka kancing baju untuk memamerkan otot kokoh yang tak kalah dari Bimon di terpaan angin dingin, jelas terlihat sebagai orang-orang licik yang terlatih.
Beberapa perempuan manusia berambut chestnut dan bertubuh seksi seperti kupu-kupu yang bermain di antara bunga, bercanda mesra dengan para tentara bayaran.
“Perempuan-perempuan berambut cokelat bermata biru ini adalah Bangsa Gypsi yang terkenal sebagai suku pengembara. Bangsa Gypsi merupakan satu-satunya ras manusia tanpa negara dan agama. Mereka bisa menjual apapun demi uang, lelaki mereka adalah pencuri dan perampok, sementara perempuan mereka adalah pelacur.
Hanya perempuan Gypsi yang serakah mau mengikuti kelompok tentara bayaran ke Dataran Liar Donau yang gersang dan berbahaya ini, memberikan hiburan jasmani bagi para tentara bayaran yang haus ini.
Pelacur-pelacur Gypsi sangat mahir menghidupkan suasana. Budak-budak Bimon juga menjadi alat hiburan mereka untuk menghibur para tentara bayaran. Para pelacur ini sesekali sengaja mengangkat rok panjang mereka di depan budak-budak Bimon, memperlihatkan paha putih berkilau, atau membungkukkan badan memamerkan belahan dada sedalam Sungai Sanggan. Di tengah tatapan polos para budak Bimon yang masih remaja, para tentara bayaran selalu tertawa mesum disertai gemeretak cambuk yang menyambar udara.
Bunyi terompet perang "Duuu" bergema. Semua tentara bayaran segera menghentikan candaan, berbaris rapi dalam dua barisan di samping kereta kuda. Seorang Ksatria yang membawa bendera berwarna cerah berkibar-kibar memimpin rombongan dari daerah berlumpur menuju tepi sungai.
Bendera ini berlatar belakang beludru merah, dengan gambar Putri Duyung berwajah jelita disulam benang emas. Payudara besar yang terbuka itu langsung menarik perhatian Liu Zhenhan. Kedua tangan putri duyung itu masing-masing memegang anak timbangan dan neraca.
“Ksatria naga melayang di bawah cahaya fajar, padang rumput Danube yang bergelombang tak tertandingi, negeri pasukan bayaran dengan pasukan elit yang perkasa, sekutu dan rakyat semua makmur, penuh kejayaan oh Doluote!” Suara ribuan tentara bayaran menyatu dalam lagu "Lagu Doluote" ini.
Lagu Doluote diciptakan oleh penyair pengelana khusus atas permintaan tentara bayaran Doluote "Negeri Pasukan Bayaran" untuk memperingati keberanian mereka dalam perang melawan Bimon. Meski kafilah ini sepertinya tidak melihat tuan tanah di tepi sungai yang tak jauh, makna lagu ini jelas.
"Lihat! Kenalan lama! Ini kafilah milik Pangeran Totti Sciarpa, menantu kerajaan Doluote. Aku kenal lambang keluarganya."
Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, memanggil Ai Wei'er dan Ning Yu yang sedang menenun baju zirah dari rotan.
Peristiwa di depan kuil hari itu masih segar dalam ingatan Liu Zhenhan. Ucapan bombastis pedagang manusia gemuk berkutil yang menawar putri duyung seharga lima juta koin emas masih jelas terngiang.
"Mereka? Pedagang budak?" Ai Wei'er meletakkan baju zirah rotan, memainkan guci bambu di meja kosong dengan kuku panjangnya yang berwarna-warni, berkata sinis: "Kalau begitu kali ini kita harus mengeruk banyak dari mereka!"
Liu Zhenhan kembali menemukan hal baru, di rombongan pedagang ini ternyata ada dua perwira militer Pigge yang ikut serta. Dua helai bulu burung unta putih di helm kedua perwira Pigge itu berkilau tanpa noda, bercengkrama dengan empat pendeta yang memegang salib perak dan si "Sejumput Bulu" yang sudah familiar.
Si gemuk bertahi duduk di atas kereta kuda sedang mengobrol entah apa dengan dua perwira Pigge, terlihat sangat akrab.
Mereka seolah menganggap delapan aksara kuno Zhuàn Bimon yang terpampang di gubuk tepi sungai bertuliskan "Pos Pungutan Wilayah Feilengcui" sebagai angin lalu, terus mengendalikan tunggangan sambil tertawa riang hendak melintas.
Orang-orang Ao menurunkan balok kayu besar penghalang jalan, menutup celah dari lumpur tepi sungai ke daratan, sekaligus menghadang perjalanan rombongan ini.
"Cepat minggir! Orang rendahan..." Seorang perwira Pigge mengerutkan alisnya, mengendarai babi hutan tunggangannya mendekati barikade, cambuk kulit berpelatuk putih di tangannya menuding ke arah Orang Ao sambil berteriak penuh wibawa.
"Tuan Ksatria! Saya adalah Baron Richard, tuan tanah wilayah Feilengcui. Bukankah saya berhak memungut biaya jalan tertentu?" Liu Zhenhan menginjak balok kayu, sebatang cerutu besar menyelip di mulutnya. Setiap bicara menghembuskan asap.
"Apakah kamu Pendeta Naga dari Suku Pig kami?" Perwira militer ini menatap takjub pada Tuan Tanah berambut pirang itu, menoleh ke perwira lain di sampingnya. Keduanya serentak tertawa terbahak-bahak di atas tunggangan babi perang mereka.
"Benar." Liu Zhenhan mengangguk sambil tersenyum, menatap tajam pedagang gemuk dengan tahi lalat di wajahnya. "Apa Tuan masih ingat padaku? Anda berjanji akan membeli budak putri duyungku seharga lima juta koin emas. Sudah lama kutunggu."
Ucapan tentang membeli putri duyung seharga lima juta koin emas hari itu seolah masih menggema di telinga. Ai Wei'er takkan pernah melupakan pria ini, matanya menyala marah menatap si pedagang. Pedagang ini tampak sangat sensitif pada kecantikan, sejak perwira Pigge mulai bernegosiasi, ia langsung mengincar dua gadis cantik di gubuk jerami itu bagai hiu yang mencium bau darah. Dibuka oleh Tuan Tanah, wajah pedagang manusia ini tiba-tiba tersinari pencerahan.
Kecantikan kedua gadis ini sungguh langka. Terutama cangkang kerang indah di punggung Ning Yu, membuat pedagang ini sangat terkesan. Sekarang setelah diingatkan, ia segera teringat.
Karena Ai Wei'er dan Ning Yu hampir setiap hari mengganti warna rambut mereka, pedagang yang hati-hati ini mengeluarkan "Bola Kristal Memori" dari sakunya dan memeriksanya lama sebelum akhirnya yakin ingatannya benar.
“Ternyata Yang Mulia, mengenai pembelian budak Putri Duyung, saya akan berdiskusi dengan Tuan Totti terlebih dahulu sebelum memutuskan. Seharusnya tidak ada masalah besar.” Pedagang mengeluarkan kotak minyak janggut dari sakunya, mengorek sedikit dengan kuku kelingking lalu mengoleskannya pada beberapa helai rambut panjang kekuningan di tahi lalatnya.
“Tidak masalah, saya akan menunggu 5 juta koin emas dari Tuan.” Liu Zhenhan tersenyum sambil membuka tangannya: "Biaya jalan 10 koin emas per orang."
“Apa?!” Dua perwira militer Pigge hampir terjatuh dari babi perang mereka.
“10 koin emas per orang untuk biaya jalan. Jika tidak setuju, silakan putar balik atau menyebrang 500 li ke hilir." Liu Zhenhan tetap tersenyum ramah: "Kami berdagang dengan jujur, tidak menerima tawar-menawar."
“Kelompok dagang Sharpa adalah sahabat baik Tuan Rosenborg. Dua perwira ini yang mengawani kami ke Doluote. Mereka akan menjelaskan pajak yang pantas dan tidak pantas." Pedagang manusia berkata sinis.
“Bangsawan Pigge kecil ini mungkin jadi gila karena kebanyakan jadi tuan tanah." Seseorang di antara pedagang manusia melontarkan ejekan pedas.
Banyak tentara bayaran kasar dan berani segera ikut menghasut. Pandangan mesum mereka tertuju pada dua wanita cantik.
“Tuan Tanah Richard, Kafilah Dagang Xierma memang adalah teman Tuan Rosenborg dan Kerajaan kami. Bisakah biaya jalan Anda dikurangi sedikit? Sepuluh koin emas per orang bukankah terlalu 'mulut besar Sungai Rhein'?” Perwira militer Pigge terlihat bernegosiasi, namun nada bicaranya jelas mengandung kesombongan.
Kedua perwira militer Pigge ini memiliki bordir rubah yang dikelilingi bunga krisan emas di kerah seragam mereka. Lambang ini adalah ciri khas keluarga Gubernur Provinsi Timur Laut Rosenborg, membuktikan bahwa kedua perwira Pigge ini adalah pengikut setia sang Gubernur.
Bagi seorang tuan tanah kecil di daerah terpencil, kedua perwira Pigge merasa menggunakan nama Gubernur adalah pemborosan. Mereka yakin dengan pernyataan ini, si tuan tanah picisan itu pasti akan segera minggir dengan malu, meminta maaf sambil membungkuk-bungkuk, mengatur akomodasi, dan mempersembahkan gadis tercantik di wilayahnya untuk hiburan malam mereka.
"Tidak mau bayar? Pergi sana." Liu Zhenhan tetap tersenyum lebar.
"Apa katamu?!" Kedua perwira Pigge serentak marah. "Clang!" Mereka menarik pedang militer standar yang selalu dibawa.
"Mau duel denganku? Dua Ksatria?" Liu Zhenhan tertawa terbahak. "Jangan lupa, aku adalah Imam Perang Kerajaan. Melawan imam berarti harus menghadapi Monster dan Pengawalku."
“Vieri” membawa kapak besar muncul di hadapan semua orang, postur tubuhnya yang setinggi dua ren membuat semua manusia menarik napas panik. Dia juga bertelanjang dada, di dadanya yang berotot terdapat tato beruang raksasa yang sedang mengaum, di balik bulu dada hitamnya, beruang itu seolah bersembunyi di semak siap menyerang.
Seekoh kungkang raksasa yang lebih menyeramkan berdiri dengan hormat di belakang pantatnya, cakar panjang 12 inci sesekali membersihkan taringnya.
Postur tubuh tentara bayaran manusia yang kekar di hadapannya, bagaikan sepotong bacon berdiri di depan ham.
“Siapa yang ingin bertarung dengan Tuan? Lawan dulu aku!” Vieri mengayunkan kapak besar sambil menyapu pandangannya ke para tentara bayaran dan perwira Pigge, suaranya terdengar seperti auman bagi kebanyakan orang, sorot matanya seperti kilauan mata kapak di belakangnya.
“Tuan tanah. Kau akan membayar kesombonganmu dan Pengawalmu!” Perwira Pigge tentu tak bisa menunjukkan kelemahan, tapi ekspresi panik di wajahnya mengkhianati ketakutannya.
Liu Zhenhan meniupkan asap cerutu kental ke wajah perwira yang berbicara.
“Jangan banyak omong kosong, wilayahku kuasa aku. Bayar atau tidak? Cepat jawab!” Liu Zhenhan mengibaskan abu cerutu ke wajah lawannya, Guo Guo juga menggoyangkan lengannya hingga buku jari berbunyi kretek-kretek.
“Kami tidak akan memberi, tapi kami tetap harus lewat sini. Begitu banyak orang kami, apa yang bisa kau lakukan?” Seorang ranger manusia berjanggut yang menunggang kuda berteriak dengan suaranya keras namun terdengar tidak yakin.
“Lihat alang-alang di sana?” Liu Zhenhan menunjuk ke rimbunan alang-alang yang lebat di rawa-rawa jauh.
Setiap manusia mengikuti arah tunjukannya. Rumpun alang-alang berdesir diterpa angin, daun-daun menguning bagai nyawa yang telah renta.
Ketika memalingkan kepala kembali, mereka melihat gadis berambut ungu yang tadinya duduk di gubuk kini telah berdiri. Di tangannya tergenggam cangkang kerang pecah tiga, bibir mungilnya yang elok sedang melantunkan rangkaian suku kata pendek yang terdengar rumit namun sarat kekuatan magis.
Angin berhembus. Gadis itu menyilangkan tangan membentuk lengkungan. Ribuan bilah bulan sabit melesat dari antara lengannya, menyambar kepala para manusia. Dua hiasan topi perwira militer Pigge terpotong, sebelum bilah-bilah itu meluncur deras menuju rumpun alang-alang di rawa.
Braak! Suara pecah menggelegar. Bilah-bilah berputar liar di antara alang-alang, menghancurkan segalanya menjadi debu halus. Setelah lama berputar, mereka berubah menjadi tetesan hujan yang berjatuhan.
"Badai Pisau Air! Dewa Pencipta! Itu adalah Badai Pisau Air!" Teriak seorang manusia yang paham, tak mampu menahan diri.
Wajah pedagang budak langsung pucat seperti abu.
Putri Duyung adalah penyihir elemen air yang sejak lahir bisa berkomunikasi dengan elemen air. Kemampuan sihirnya terlihat dari mantra pendek yang baru saja dilantunkannya. Konsep seperti apa ini? Sebuah sihir besar "Badai Pisau Air" bisa dipanggil hanya dengan menggenggam cangkang kerang!
Penyihir di seluruh Benua Aigean adalah simbol status terhormat dan kekuatan. Meskipun kelompok dagang Xiaerba kaya, mereka tidak mampu memelihara penyihir khusus.
"Lihatlah alang-alang itu sebagai akibat bermain curang!" Liu Zhenhan memandang bangga ke arah manusia yang matanya hampir melotot ini. Sejak insiden memalukan melawan perampok Goblin Beruang, Ai Wei'er menjadi sangat rajin belajar. Waktunya banyak dihabiskan untuk meditasi, mengumpulkan energi sihir. Kristal sihir hasil buruan mammoth di Pegunungan Salju Himalaya Taymur meski kualitasnya jauh di bawah koleksi Liu Zhenhan, tapi cukup untuk menyimpan energi sihir Ai Wei'er. Ditambah gulungan sihir yang dibuatnya dari cangkang kerang Sungai Sanggan, hari ini benar-benar menjadi momen kejayaan. Tanpa gulungan sihir dari cangkang kerang, bahkan Putri Duyung pun tak mungkin mudah memanggil sihir serangan elemen air sebesar ini.
"Ogre yang sedang menggali parit kota juga mulai berisik, ikut-ikutan braak-braak. Mereka sebenarnya sangat ingin menunjukkan kesetiaan. Awalnya mereka sibuk menggali lubang sehingga manusia belum menyadari, sekarang setelah ribut-ribut, barulah manusia sadar ada sekumpulan besar ogre di kejauhan."
Kebuasan dan kekuatan ogre sudah diketahui semua manusia. Segera semua tentara bayaran dan kavaleri mengeluarkan pedang dari sarungnya dan memasang busur.
"Semua ogre ini adalah budakku! Lepaskan senjata kalian!" teriak Liu Zhenhan hingga membuat beberapa manusia di sekitarnya sesak dada dan terengah-engah, hampir saja tumbang dari kendaraan tunggangan.
Melanjutkan keributan dengan seorang Penyihir dan seorang Imam Perang yang memiliki ratusan budak ogre tidak akan membawa keuntungan sama sekali. Tentara bayaran pedagang budak yang bertindak sebagai pengawal ini berjumlah lebih dari tiga ratus orang. Mereka sangat sombong karena ditemani oleh perwira militer Bimon, mengira perjalanan mereka akan sukses gemilang, namun tak menyangka mengalami kekalahan telak seperti ini.
Terhadap seorang Putri Duyung Penyihir yang bisa memanggil sihir elemen air besar-besaran hanya dengan menghancurkan cangkang kerang, selain merasa ngeri, manusia juga bisa mempertimbangkan konsekuensi mengerikan jika terkena "Badai Pisau Air" dari jarak sedekat ini.
Alasan para tentara bayaran tidak berani berisik lagi adalah karena si Penyihir cantik yang lemah gemulai itu masih menggenggam setumpuk cangkang kerang di tangannya.
Dua perwira militer Bimon kembali maju menyatakan protes dengan tegas dan adil, kali ini sikap mereka jauh lebih sopan, namun tetap tak berguna.
“Dua perwira militer ini melihat bahwa tuan tanah dari suku mereka sendiri ini selain menyeringai dingin, sama sekali tidak bermaksud menjaga harga diri. Selain rasa kesal dan rencana melapor diam-diam, tak ada cara lain. Mereka pun menundukkan kepala patuh.”
“Hati Ai Wei'er dipenuhi sukacita.”
“Sebenarnya para tentara bayaran ini ketakutan oleh reputasi penyihir. Pembuatan gulungan sihir tidaklah mudah. Gulungan kerang ajaib di tangan Ai Wei'er masih setengah jadi. Selain beberapa gulungan kerang ajaib dengan kekuatan menengah, satu-satunya gulungan kerang ajaib besar yang berhasil dibuat sudah habis digunakan untuk mengintimidasi mereka tadi.”
“Karena kurangnya bahan baku mahal seperti rempah-rempah dan darah monster untuk membuat gulungan sihir, kerang-kerang yang tersisa sementara hanya jadi pajangan.”
“'Bayarlah, masih bengong apa?' Liu Zhenhan tertawa puas.”
“BAB 42: PERMUSUHAN DI DERMAGA (Bagian Akhir)”
“'Richard!' Cui Beixi dan Helen keluar dari rumpun bambu. Getanni dengan baju zirah kulit ketat dan pedang salib di pinggang berdiam dingin di belakang mereka.”
“Lagu 'Doluote' yang baru saja dinyanyikan terlalu menusuk telinga. Guru-murid yang sedang meditasi kekuatan elemen alam di rumpun bambu pun tak tahan keluar melihat, ingin tahu siapa yang berani mengejek ras Bimon secara terang-terangan di wilayah Bimon.”
“Kemunculan tiga wanita cantik membuat pedagang manusia berjerawat itu kembali terkesima. Sorot matanya memancarkan keserakahan yang dalam, sementara bola kristal di tangannya diam-diam berpindah arah.”
Dua Ksatria Pigge juga tertegun sejenak, tampaknya mengenali Cui Beixi. Mereka segera melepas helm dari babi perangnya dan mengetuk baju zirah dada sebagai bentuk penghormatan.
“Ternyata rombongan dagang Sialba.” Cui Beixi menatap bendera merah yang berkibar-kibar sambil menghela nafas, lalu menoleh ke Liu Zhenhan: “Li Cha, biarkan mereka pergi.”
“Tidak mungkin!” Liu Zhenhan menunjuk papan nama pos pembayarannya: “Mau lewat sini? Tinggalkan harta! Kalau berani menolak setengah kata, kubunuh tanpa dikubur!”
Ucapan ini terlontar sangat lancar, lebih mirip perampok berpengalaman daripada seorang tuan tanah.
“Kelompok Dagang Sialba menguasai 5 dari 9 bengkel senjata di Weisisipang. Mereka berjanji tahun depan akan tambah 5 lagi. Kita sedang perang dengan manusia gurun dan sangat membutuhkan senjata berkualitas manusia! Kau paham maksudku?” Mentor Ular Wanita Cantik berkata.
“Begitu rupanya.” Liu Zhenhan merenung sebentar: “Kalau begitu kali ini aku maafkan. Demi kepentingan negara, seharusnya aku tidak boleh keras kepala lagi. Lagipula menghajar manusia gurun memang keinginanku sejak lama.”
Helen di samping tersenyum manis.
Cui Beixi juga tersenyum lega. Untuk pertama kalinya selama ini, Mentor Ular Wanita Cantik memandang Liu Zhenhan dengan baik.
"Kau bahkan bisa mengerti cara meringankan beban Kerajaan?" Getanny hampir tak mengenali pria ini, memandang si tuan tanah dengan ekspresi konyol.
"Ini tanggung jawab seorang bangsawan. Bagaimanapun aku setia pada Kerajaan Bimeng." Liu Zhenhan menyeringai.
"Singkirkan kayu penghalang ini, orang rendahan!" Dua Ksatria Pigge itu dengan sombong menunjuk Belami si Orang Ao menggunakan cambuk kuda.
Liu Zhenhan melambaikan tangan, memberi isyarat untuk membuka jalan.
Para tentara bayaran melewati Liu Zhenhan dengan tatapan mengejek. Beberapa wanita Gipsi kembali mengangkat rok mereka ke arahnya.
Liu Zhenhan tertegun melihat para pelacur itu bahkan tidak mengenakan celana dalam di bawah rok mereka.
Helen menjerit dan menyembunyikan wajahnya di dada mentor. Cui Beixi dan Getanny mengerutkan alis.
Vieri meludah kesal lalu pergi.
Para tentara bayaran dan pelacur Gipsi tertawa terbahak-bahak. Belami langsung mengambil tongkat kayu tapi dihalangi Liu Zhenhan.
Sorot mata Liu Zhenhan menjadi tajam.
Tatapan ini dianggap sebagai ekspresi menggelikan oleh para tentara bayaran.
Roda-roda kereta yang lewat meninggalkan bekas jejak di tanah. Bahka bunyi putaran rodanya seolah ikut mengejek.
Para budak yang terhuyung-huyung dirantai di belakang kereta terakhir, bunyi gemerincing belenggu besi di kaki mereka menyapu tanah merah yang ternoda nanah dari kaki telanjang yang penuh radang dingin.
Meski sekelompok budak kotor, saat melewati Liu Zhenhan, mereka membawa angin harum yang memabukkan. Wangi ini berbeda dengan aroma tubuh manis Helen, lebih seperti aroma obat yang menusuk. Berdiri di arah angin, meski diterpa angin kencang, Liu Zhenhan tetap mencium aroma obat yang menyegarkan sarafnya ini.
Menurut pemahaman Liu Zhenhan tentang situasi Doluote saat ini, keluarga Sherpa yang berniat menyuap "Pangeran Suka Wanita" seharusnya membeli perempuan cantik Suku Rubah atau Manusia Angsa. Namun tak ada satu pun perempuan Bimon di antara budak-budak ini, semuanya laki-laki. Dari anak setinggi empat kaki hingga tua beruban, budak muda kuat paling banyak dua puluh orang.
Ini membuat Liu Zhenhan kembali tertegun, untuk apa kafilah perdagangan manusia ini membawa pulang Suku Deer Manusia Rusa dari jauh ke Doluote?
Seorang budak manusia rusa tua yang sedikit pincang tersandung saat menaiki tanggul sungai, tertarik tali di depannya, tidak bisa menjaga keseimbangan, "brak!" terjatuh ke tanah. Gerobang di depan tak berhenti, terus menyeretnya maju, akar rumput keras dan tanah beku menggores perut kurusnya meninggalkan jejak darah panjang.
Beberapa budak berambut kusut mencoba mengulurkan tangan untuk menolongnya, namun tertarik gerobak, hanya bisa berteriak sia-sia. Rambut panjang budak Bimon ini penuh serpihan jerami kusut, wajah penuh kotoran dengan garis-garis merah khas Suku Deer manusia rusa dan cap api penanda status budak.
Liu Zhenhan menyipitkan matanya, mengulurkan tangan untuk membantu manusia rusa Suku Deer yang terjatuh ini. Sebuah cambuk dengan lincah mendahuluinya, mendarat di tubuh budak itu. Kulit kain rami yang robek memperlihatkan luka menganga dalam, darah segarnya memercik di sudut bibir Liu Zhenhan.
Asin.
"Brengsek! Selama perjalanan cuma memperlambat kita!" Seorang tentara bayaran bertubuh besar bermata satu dengan penutup mata menarik kembali cambuknya dengan dingin.
"Berhenti! Berhenti!" Budak-budak manusia rusa menarik-narik tali yang mengikat pergelangan tangan mereka. Di tengah teriakan marah para tentara bayaran, hampir menahan hujan cambukan yang menderu, akhirnya berhasil menghentikan gerobak ini.
Empat kuda kuat yang menarik kereta menggaruk-garuk kuku, tak bisa maju meski kusir terus meneriakkan perintah.
Beberapa budak manusia rusa muda yang paling dekat dengan kereta, menggigit gigi mereka dengan tali di pergelangan tangan yang mengalirkan merah gelap. Tak peduli seberapa kejam cambuk tentara bayaran, mereka tetap tak melepaskan pegangan.
Liu Zhenhan hendak turun tangan menghentikan, tiba-tiba suara merdu bergema di telinganya.
"Hentikan!" Getanny dengan rambut putih keemasan berkibar-kibar, menghunus pedang menghadapi tentara bayaran yang masih mengangkat cambuk.
"Meski mereka budak, kalian manusia harus punya moral!" Getanny menghardik mereka, "Beginikah cara memperlakukan orang tua?"
Sekelompok tentara bayaran menunjuk-nunjuk sambil tertawa, entah terkagum pada kecantikan Getanny atau menilai sayap putihnya yang indah.
"Nona Angsa! Nona Angsa!" Seorang Ksatria Pigge mengendarai babi hutan gemuk, bergegas datang dari depan rombongan.
"Ini semua hadiah Tuan Rosenborg untuk teman-teman Doluote, sebagai apresiasi atas bantuan mereka membuka bengkel senjata tahun depan! Kepemilikan budak ini sekarang milik teman manusia Doluote..." Sikap Pigge ini sangat berbeda dengan perlakuan pada Liu Zhenhan tadi, menjilat sampai membuat tulang merinding.
Memang Klan Angsa tetaplah Klan Angsa.
Gatanie dengan geram menarik budak manusia rusa tua itu, mengeluarkan koin emas dan menyodokkannya ke tangannya, menggigit bibirnya, menepuk tangan manusia rusa tua ini, menghela nafas, lalu pergi.
"Terima kasih, Tuan..." Soket mata manusia rusa tua itu berkaca-kaca, bibirnya gemetar-gemetar bersiap untuk bersujud, ketika seorang tentara bayaran menendangnya hingga terjungkal.
“Jancuk si tua itu!” Tentara bayaran ini dengan gesit langsung menekan manusia rusa tua itu ke tanah, serakah mengelupas koin emas dari tangannya. Belati tajam dihunus, sekali tebas membelah pinggang budak manusia rusa tua, mengeluarkan kantung kulit berbentuk bulat yang berlumuran darah.
Tawa sesombong dari tentara bayaran di sekeliling langsung bergemuruh, diselingi suara peluit sorak-sorai.
Jeritan menyakitkan manusia rusa mengguncang bumi, soket mata Liu Zhenhan berkaca-kaca.
"Bunuh tuntas yang tidak bisa jalan! Kita punya budak sebanyak ini, cukup ambil kantong harumnya saja!" Manajer perdagangan budak berpigmen datang mendekat, membagikan perintah pada bawahan tentara bayarannya.
Vieiri si Manusia Beruang yang baru saja dibuat kesal oleh sekelompok pelacur itu pergi ke hutan bambu meminta segelas arak pada Gud, lalu meneguknya habis dalam sekali teguk. Baru saja melintas, dia melihat manusia rusa tua itu terguling-guling di tanah, wajah tuanya yang penuh penderitaan sedang terengah-engah menghadap langit biru.
“Paman Enrike！” Vieri berteriak keras, matanya langsung memerah. Ia melangkah besar-besaran maju. Seorang tentara bayaran bertubuh besar ingin menarik kerah bajunya, tapi langsung ditendang terbang oleh Vieri.
“Beruang! Tuan budak berhak menentukan hidup mati budak! Kau tak berhak campur... ah...” Perwira militer Pigge itu juga maju menghalangi Vieri. Baru bicara setengah, kepalanya langsung dikunci oleh manusia beruang. Sebuah pukulan mata membuatnya menjerit dan jatuh dari babi perang ke tanah.
Beberapa tentara bayaran yang sedang menarik budak-budak tua dan lemah dari kerumunan Manusia Rusa, tiba-tiba melihat Liu Zhenhan telah menjatuhkan tiga orang - dua terbang terlempar, satu hidungnya remuk dengan kemungkinan serpihan tulang masuk ke otak, mulutnya mengeluarkan busa.
Vieri mengangguk ke arah majikannya, menginjak kepala seorang tentara bayaran dengan satu kaki sambil mencabut kapak besar dari punggungnya. Dengan teriakan liar ia berseru: "Siapa berani membunuh satu lagi Manusia Rusa? Berani-beraninya kalian membantai suku bawahan di depan Ksatria Beruang!"
"Potong tangan mereka semua!" Liu Zhenhan menggigit cerutunya, menunjuk beberapa tentara bayaran manusia yang tergeletak. Bara cerutu berhamburan dari mulutnya.
Aroma obat yang aneh dan tajam, bercampur bau darah pekat, membuat seluruh darah bangsa binatang dalam tubuhnya semakin mendidih.
Tentara bayaran juga adalah orang-orang nekat, tentu saja tidak mau menyerah, segera mengeluarkan senjata dari pinggang mereka bersiap untuk berkelahi, bayangan Monster Perang Komodo segera menyelimuti mereka.
"Berhenti!" Cui Beixi menghentikan murid kesayangannya yang sedang emosi, berteriak keras.
Beberapa kepala besar mengintip dari balik rumpun bambu, mengamat-amati ke arah sini dengan licik.
Ksatria Gotanni tanpa diketahui telah mengeluarkan pedang panjangnya, memandang dingin dari samping.
Cui Beixi mengerutkan alis sambil memandang genangan darah di tanah dan Manusia Rusa yang sedang berguling-guling sambil memegangi perutnya, cap budak di wajah manusia rusa itu telah terdistorsi oleh ekspresi kesakitan.
"Yang Mulia Cui Beixi..." Pemimpin kelompok pedagang budak tersenyum manis mendekat, baru saja ingin mulai berdiplomasi, si Ular Wanita Cantik langsung memotongnya dengan nada dingin.
"Manusia tak tahu malu! Segera pergi dari sini! Sekarang juga! Jika terlihat mayat budak Bimon di padang gurun ini, aku Pendeta Naga Semu Cui Beixi bersumpah kepada Dewa Perang yang agung, pasti tidak akan membiarkan kalian pergi!" Wajah lembut Cui Beixi dipenuhi kemarahan yang tak terucapkan.
Helen menggigil karena marah, Monster Perang Komodo mengaum keras membuka mulut raksasanya yang dipenuhi gigi-gigi tajam.
"Helen, biarkan manusia hina ini pergi!" Wajah Cui Beixi memancarkan api yang sengaja ditekan, seluruh pipinya memerah.
"Berhenti, Ai Wei'er! Jangan bertindak kalau tidak mau merepotkan Richard!" Cui Beixi kembali menunjuk putri duyung yang mulai gelisah.
Kelompok perbudakan manusia jelas tidak ingin bermasalah dengan Pendeta Naga Semu ini. Di bawah sorot mata pedagang gemuk yang penuh dendam dan licik, mereka segera menyeret beberapa prajurit terluka yang wajahnya sudah babak belur dari bawah tanah, lalu buru-buru melanjutkan perjalanan.
Para manusia pergi dengan cepat, segera menghilang di balik perbukitan. Begitulah manusia, selalu bergerak cepat ketika menghadapi ancaman.
"Aku mati marah! Semua manusia rusa ini dulunya adalah suku-suku bawahanku! Bawahan dari suku Haus di bawah komandoku! Enrik sejak kecil sering menggendongku bermain di hutan, kakunya cacat karena menyelamatkanku dari serigala! Aku harus menyelamatkan mereka! Aku akan membunuh manusia-manusia ini!" Vieri mengamuk sambil mengayun-ayunkan kapak besarnya.
"Bukankah semua suku-suku bawahanmu sudah dikembalikan ke Dewan Bangsawan Timur Laut?" Liu Zhenhan langsung tersadar: "Gua kali! Semuanya bekas anak buahmu?"
Vieri bahkan tak sempat menjawab, langsung melompat ke pelana kungkang raksasa. Dengan mengacung-acungkan kapak, ia hendak mengejar para manusia, tapi langsung ditahan oleh Liu Zhenhan.
“Berhenti!” Liu Zhenhan berseru dengan suara keras.
“Mereka ditemani oleh perwira militer Bimon, lambang di dada kedua perwira ini membuktikan mereka adalah orang-orang Tuan Rosenborg sang Gubernur! Tahu siapa Tuan Rosenborg? Tidak perlu kuberitahu lagi kan? Lagipula tentara bayaran ini ada 200 orang, terlihat jelas mereka adalah orang-orang licik dengan keterampilan bela diri mumpuni, penjahat yang mengais darah di ujung pedang! Terakhir kuberitahu! Budak yang mereka jual beli semuanya legal! Mereka punya semua dokumen resmi!” Liu Zhenhan meraung: “Si Bodoh Vieri! Kau tahu apa yang ingin kukatakan? Kita tak boleh macam-macam dengan mereka!”
“Tuan, kemana keberanianmu tadi?” Vieri memandangnya dengan tak percaya.
“Ini menyangkut perang Kerajaan.”
Vieri mengangguk, dadanya naik turun hebat, namun ekspresi pria beruang itu tetap tenang.
Kemarahan yang mencapai puncak seringkali berubah menjadi ketenangan yang mengerikan.
Tiba-tiba Vieri bertanya-tanya apakah dia salah mengikuti pendeta ini?
Sekarang memikirkannya lagi terasa sia-sia.
Gotani menyilangkan lengan, melirik Liu Zhenhan dengan senyum sinis sebelum pergi.
Vieri masih duduk di punggung kungkang sambil terengah-engah, sementara Liu Zhenhan merogoh-rogoh gubuk di tepi dermaga. Koin emas dalam guci bambu beterbangan seperti hujan, berdentang-dentang memenuhi tanah.
Guo Guo membawa Formasi Padat dan anak babi dengan santai menyusuri rumpun bambu.
“Sial! Aku heran kok tidak ketemu, ternyata kamu yang ambil mainin.” Liu Zhenhan meraih Tongkat Taring Serigala, dengan sekali pukul menghancurkan batu kuarsa di tepi sungai.
“Diam membeku apa?!” Liu Zhenhan menoleh memarahi pria beruang itu.
“La... Lakukan apa?” Vieri dibuat kebingungan sampai membelalakkan mata.
“Gasak mereka! Siapa yang tahan menelan penghinaan ini?” Liu Zhenhan berseru. Ia memasukkan jari ke mulut dan menyiulkan peluit nyaring, segerombolan milisi berlarian dari arah hutan bambu dengan senjata mengkilap di tangan.
BAB 43 Aku Gila karena Budak
“Berhenti semua!” Cui Beixi membentangkan kedua lengan menghadang Liu Zhenhan dan Vieri.
“Jangan halangi jalan, Mentor.” Liu Zhenhan meludahkan cerutu di mulutnya, asap terakhir tertahan di perut.
“Dukun! Biksu!” Helen berteriak panik.
Manusia rusa tua di tepi sungai itu mengerang kesakitan sambil memegangi perut. Meski kantong ginjalnya diambil, ia belum langsung mati. Tentara bayaran manusia sengaja menyiksanya dengan menghindari arteri utama saat mengiris - teknik yang menunjukkan kebiasaan melakukan kekejaman serupa.
Beberapa biksu belalang dari Klan Hijau dan Dukun Noxadnarmas yang juga berada di hutan bambu, mengikuti milisi datang. Mendengar teriakan nyonya bos, mereka segera berlari kecil mendekat untuk mengobati luka manusia rusa malang ini.
"Tuan! Kumohon, minggirlah!" suara Vieri bergetar.
"Jangan bertingkah nakal!" Cui Beixi menuding ujung hidung Liu Zhenhan sambil membentak dengan manja.
"Vieri, sampai sekarang kau masih tak berotak begini?" sorot mata Mentor Ular Wanita Cantik beralih ke pria beruang.
"Tunggu dulu, Tuan!" Pria beruang itu menarik lengan Liu Zhenhan yang sedang bersiap menggeser sang mentor.
Pria beruang ini pernah berkecimpung di dunia birokrasi. Sekarang setelah dinginnya angin menyadarkannya dan dimarahi mantan pendeta yang dulu diikutinya, pikirannya menjadi lebih jernih.
Karakteristik Bimon memang demikian - saat emosi melanda, segalanya terlupakan. Tapi begitu sedikit saja kesadaran kembali, seluruh rangkaian sebab-akibat langsung teringat.
Jika benar-benar bentrok dengan pedagang manusia yang memiliki koneksi kelas atas, tidak hanya Tuan Richard yang berstatus Baron kecil ini, bahkan gelar Count milik Cui Beixi pun takkan berarti.
Tadi dia juga melihat budak Suku Bier-nya dibunuh dan dihinakan dengan kejam oleh manusia, sehingga kepalanya langsung memanas.
Mengenai budak manusia rusa itu, karena status mereka sebagai milik manusia, maka hidup-matinya sepenuhnya ditentukan oleh majikan budak.
"Apalagi para pedagang manusia yang membeli budak itu ditemani oleh perwira militer pasukan Bimon dari Provinsi Timur Laut. Hubungan antara tuan budak manusia ini dengan Gubernur Agung jelas bukan sesuatu yang bisa ditandingi oleh tuan tanah kecil Feilengcui."
"Aku akan pergi sendiri!" kata Vieri dengan tegas.
"Ada apa denganmu? Bodoh besar?" Liu Zhenhan heran memandang pengawal beruangnya.
"Tuan, jika kita mengejar dan bertempur dengan manusia, situasinya akan sulit dikendalikan," kata Vieiri si Manusia Beruang dengan ragu memandang tuan tanah. Dia tidak ingin tuannya menanggung konsekuensi karena impulsifnya.
"Aku tahu sulit dikendalikan, makanya aku tidak berniat mengendalikannya sama sekali." Liu Zhenhan tersenyum.
"Maksud Anda..."
"Kau ikut saja nanti akan tahu semuanya." Liu Zhenhan berkata dingin.
Para Prajurit Panda di samping kompak mengangguk dan mengeluarkan tombak bermata tiga pemburu iblis mereka.
"Tanya yang pantas ditanya, jangan ikut campur yang bukan urusanmu." Gud menyelipkan batang bambu setengah habis ke dalam bajunya.
"Kalian semua dilarang ikut! Dengarkan aku, Richard..." Cui Beixi panik menarik lengan Liu Zhenhan.
"Kau sendiri punya budak, Goblin Beruang dan ogre - apa arti mereka bagimu? Maukah kau membuat musuh Gubernur Timur Laut demi budak seperti ini?" Ular wanita cantik itu menatap Liu Zhenhan yang mulai kesal.
"Tidak."
“Para anggota Suku Deer ini, di mata beberapa bangsawan Bimon kita, statusnya sama seperti pandanganmu terhadap goblin beruang dan ogre ini! Budak-budak ini adalah imbalan untuk Doluote Sherpa Merchant Group yang membantu kami membuka lima bengkel senjata!” Cui Beixi terlihat panik.
“Aku mengerti semua logikamu. Tapi sekarang aku tak mau mendengarnya.” Liu Zhenhan berkata: “Yang kuketahui adalah Vieri menyerahkan rakyatnya ke Dewan Bangsawan Timur Laut, mempersembahkan segalanya untuk Dewa Perang. Tapi bukan berarti dia setuju mengorbankan kebebasan suku-suku bawahan, mengerti? Jika harus begitu, lebih baik Vieri melepaskan status Ksatria Penjaganya!”
“Di antara Bimon, rakyat biasa yang tidak melakukan kejahatan dilarang keras diperbudak. Tapi suku manusia rusa ini berbeda, mereka adalah keluarga budak alami.” Cui Beixi buru-buru menjelaskan.
“Keluarga budak alami? Masih ada suku budak permanen di Bimon?” Liu Zhenhan menatap Vieri si Manusia Beruang, mengingat ini tentang suku bawahan Bier, tentu dia paling paham.
“Mereka adalah manusia kesturi dari Suku Deer.” Vieri mengangguk. “Termasuk budak permanen.”
“Manusia kesturi? Sama seperti manusia jerapah, bagian dari Suku Deer ya? Masih ada kategori budak permanen? Mengapa bisa begitu??”
“Ya.” kata Cui Beixi: “Saat Pertempuran Hyjal, dalam korps pemanah centaur suku Haus Bimeng kami, terdapat satu resimen terhormat - Pemanah Legendaris Muskmen Suku Deer. Nama suku Musk secara alami mengandung karakter 'she' (memanah), mereka seperti elf, adalah pemanah ulung bawaan alam. Seperti penyair kuda nil yang terlahir dengan bakat seni, sebagian besar 'Zheqin Panah Ilahi' terhebat di seluruh Bimeng saat itu berasal dari resimen pemanah Muskmen.”
“Mengapa pasukan terhormat ini berubah menjadi budak hina?” Liu Zhenhan melihat ke arah sesepuh Muskmen yang sedang dalam pertolongan pertama, alisnya berkerut.
“Ceritanya panjang. Pada fase akhir Pertempuran Hyjal, Kerajaan Bimeng kami membentuk pasukan elit pemanah terbaik yang disusun dalam formasi khusus, bersembunyi di hutan Gunung Guntur untuk menyergap pasukan penyihir manusia yang paling kuat dan mengerikan yang sedang melintas. Jika penyergapan ini berhasil, mungkin Bimeng kami bisa membalikkan kekalahan.”
“Mengapa penyergapan ini gagal?” Liu Zhenhan tak perlu bertanya pun sudah tahu jawabannya.
“Pemanah dari ras manusia kesturi melakukan kesalahan fatal. Mereka membocorkan keberadaan pasukan pemanah elit kami yang bersembunyi di Gunung Guntur. Seorang penyihir api manusia hanya menggunakan mantra 'Hujan Api dan Petir' untuk membakar seluruh hutan di Gunung Guntur. Kebakaran hebat itu menghancurkan semua pemanah elit Bimon. Hasilnya, dalam Pertempuran Udara Tennessee berikutnya, burung-burung Bimon dari Suku Bordir dihancurkan total: di bawah ada tembakan penembak jitu manusia dan tentara bayaran Elf, di atas dikepung ksatria naga dan pasukan Griffin!” Vieri menghela napas.
“Kesalahan apa?”
“Setiap pria dewasa manusia kesturi memiliki kelenjar aroma. Saat emosi, aroma ini menyebar dan bertahan lama. Kami yang terbiasa tidak menyadarinya. Tapi saat itu ada lebih dari seribu pemanah elit manusia kesturi bersembunyi di Gunung Guntur. Akumulasi aromanya terlalu mencolok, tercium oleh penyihir manusia. Akibatnya, penyihir menggunakan mantra jarak jauh mengerikan untuk membantai pemanah elit kami. Dalam perang selanjutnya, Bimon hanya bisa mengandalkan pelempar tali Suku Dog sebagai dukungan tembakan jarak jauh utama.” Cui Beixi juga menghela napas.
“Mengapa dalam《Kodeks Pendeta》tidak ada deskripsi tentang pertempuran ini? Ini sebenarnya kesalahan keputusan tingkat tinggi, salahkan komandan strategi saat itu, bagaimana bisa menyalahkan Orang Kesturi? Bukankah aroma tubuh Orang Kesturi sudah ada sejak dulu?” Liu Zhenhan marah besar.
“Bagaimana mungkin《Kodeks Pendeta》mencatat hal-hal seperti ini? Setelah Pertempuran Hyjal, Bimon menderita kerugian besar, harus ada yang bertanggung jawab. Yang bertanggung jawab atas keputusan strategi saat itu adalah Raja Bimon, masa harus Raja yang menanggung tanggung jawab ini? Jadi yang jadi korban adalah Orang Kesturi.” Cui Beixi berkata dengan suara lembut: “Sejak itu, Orang Kesturi diturunkan statusnya menjadi budak. Dewan Tetua Kerajaan bahkan mencabut hak mereka menggunakan panah.”
“Ini yang disebut politik?” Liu Zhenhan menyeringai dingin.
“Para pria Kesturi ini juga karena memiliki kelenjar aroma dalam tubuh, dalam seratus tahun terakhir menjadi target utama pedagang budak.” Cui Beixi menghindari topik sensitif yang ditanyakan Liu Zhenhan: “Budak pria Bimon favorit pedagang budak manusia adalah Orang Kesturi.”
“Mengapa?” Liu Zhenhan menyipitkan matanya: “Karena kelenjar aromanya?”
“Ya, setelah membeli budak manusia kesturi ke negara manusia, mereka akan mengambil kelenjar wangi dari tubuhnya untuk membuat parfum. Bersama dengan minyak kasturi dari Daratan Timur Jauh dan ambergris dari Benua Chesang di selatan, mereka disebut tiga wewangian ajaib di dunia. Parfum yang dibuat dari kelenjar kesturi ini bernama 'Carandesi', dikatakan memiliki efek afrodisiak yang bisa membangkitkan gairah wanita paling dingin. Di negara manusia, ini bernilai ribuan emas, menjadi hiasan favorit para bangsawan kelas atas.” Ekspresi Cui Beixi semakin suram saat berbicara.
“Manusia juga memiliki ritual lelang pembuatan parfum, seperti arena gladiator kita. Mereka menjual tiket untuk menyaksikan pengambilan kantung wangi segar dari tubuh manusia kesturi secara terbuka, lalu membuat parfum di tempat untuk ditawar oleh para bangsawan manusia.” Vieri mengusap sudut matanya dengan lengan bajunya, suaranya tersekat.
“Aku hanya bisa memandangi saudara sebangsaku diperdagangkan ke negara manusia. Menunggu pisau itu menyayat?” Liu Zhenhan menyeringai dingin.
“Sistem budak domestik adalah kebijakan Dewan Tetua yang dibuat ribuan tahun lalu. Raja dan Kuil tidak punya wewenang campur tangan. Selama bertahun-tahun, para bangsawan kita telah terbiasa dengan praktik ini. Seperti budak Goblin Beruangmu, manusia kesturi yang lemah memang tak bernilai. Belakangan ini, semakin banyak bangsawan beruang yang bangkrut menjual manusia kesturi mereka pada pedagang manusia.” Suara Cui Beixi terdapat getir.
“Kalau begitu biar aku yang turun tangan!” Liu Zhenhan merinding sekujur tubuhnya, “Semua milisi, ikut aku!”
“Baik!” Para milisi juga terbakar semangat mendengar cerita ini, keberanian dan darah panas pria membuat pembuluh darah mereka berdenyut kencang.
“Pasukan kavaleri! Pasang zirah rotan pada gajah perang!” teriak Kolina.
“Minuman keras! Isi dengan rum yang paling keras!” Gud mengibaskan kantong kulit hewan Luo Sha di tangannya, berteriak pada para panda.
“Qiedemaliya! Suku Haus dan Suku Deer sama-sama bawahan di bawah komando Tuan Misha, selamatkan saudara kita!” O'Neill mengayunkan tongkat besar di tangannya.
“Apakah kau masih belum mengerti apa yang kubicarakan? Richard! Kau bukan perampok! Bersikaplah rasional! Kau harus tahu kejahatan apa yang dilakukan dengan membunuh kafilah asing! Jika kau nekat membunuh dua perwira pendamping, kau tahu konsekuensinya?” Air mata berkilat di mata Cui Beixi: “Kita hanya Bimon biasa, bahkan sebagai Pendeta pun apa yang bisa kita lakukan? Selama bertahun-tahun aku telah melihat cukup banyak penderitaan Bimon, kita tak mampu mengubah keadaan! Aku tahu kepedihan dalam hatimu, melihat saudara kita tewas di bawah pedang manusia, hatiku juga sakit! Tapi apa yang bisa kita lakukan? Nasib suku kesturi telah ditentukan sejak Pertempuran Hyjal!”
“Mentor, penjelasanmu sudah kudengar.” Liu Zhenhan mengangkat Formasi Padat ke bahunya: “Kau benar, aku juga mengerti kesulitan Tuan Rosenborg dan situasi Kerajaan saat ini.”
“Syukurlah kau mengerti.” Mentor Ular Wanita Cantik tersenyum getir.
“Aku sudah memutuskan. Jika tidak menyelamatkan orang-orang kasturi ini, seumur hidup aku takkan memaafkan diri sendiri! Setelah menahan diri selama ini, saatnya aku bertindak! Paling-paling jabatan tuan tanah ini kulepas! Jika para bangsawan begini sifatnya, apa gunanya aku melanjutkan?” Liu Zhenhan menyemburkan cibir dari hidungnya.
“Tuan...” Vieri mengusap butiran air mata di sudut mata, tersentuh sampai menggigil.
“Aturan dibuat oleh penguasa! Lalu siapa pemilik padang gurun ribuan li ini?” Liu Zhenhan mendorong kasar Cui Beixi. Merentangkan tangan, bertanya pada angin dingin, juga pada para milisi.
“Tuan Richard!” Terdengar raungan bergemuruh dari segala penjuru.
“Apa lagi yang kita tunggu?” Liu Zhenhan mengibaskan rambutnya, jari menunjuk ke depan: “Berangkat!”
Dalam sorak-semangat milisi yang bergelora, mata Cui Beixi tiba-tiba berubah hijau tua. Sinar kehijauan pucat seperti sinar-X menyelimuti Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan langsung kaku. Selain bola mata, seluruh tubuhnya tak bisa bergerak, tetap dalam pose menunjuk ke angkasa. Angin sepoi-sepoi mengelus rambut emasnya.
Keteguhan menghiasi wajahnya.
“Apa yang masih kalian tunggu?” Teriakan Ai Wei'er menyadarkan semua orang kembali ke realita.
Orang Ao adalah yang paling setia. Melihat tuan tanah tiba-tiba kaku aneh, sementara Cui Beixi sebelumnya bertingkah tidak biasa. Begitu Ai Wei'er bersuara, mereka segera mengelilingi ular wanita cantik itu dengan tongkat kayu di tangan.
Gud dan para panda serentak tertegun, membentuk formasi melingkar sambil mengarahkan tombak bermata dingin ke tubuh Pendeta Ular Wanita Cantik, siap untuk melemparkan.
"Jangan bertindak gegabah!" Ning Yu berteriak sambil menahan Ai Wei'er yang sudah meremas gulungan kulit kerang.
"Hentikan, Belami! Ini hanya kemampuan rasial sang mentor, Gaze Petrifikasi Medusa! Tidak membahayakan Richard!" Helen juga berteriak keras.
"Kurasa kau perlu tenang." Ular wanita cantik itu mengabaikan pandangan marah para milisi, dengan penuh penyesalan mengelus wajah Liu Zhenhan, matanya memancarkan gejolak perasaan kompleks.
Bola mata Liu Zhenhan berputar-putar liar. Seandainya pandangan bisa meludah, pastilah wajah Cui Beixi sekarang sudah basah oleh cipratan ludah dan dahak.
"Biarkan Richard sendiri dulu. Jika setelah efek petrifikasi berlalu dia masih mempertahankan pendapatnya, biarlah tuan tanah melakukan apa yang diinginkannya." Cui Beixi melayang pergi meninggalkan satu kalimat.
“Aku ingin menidurimu!” Liu Zhenhan ingin memaki, tapi tak satu kata pun keluar.
Obisilachi! Ini sihir batu macam apa? Mirip dengan teknik titik meridian yang pernah kudengar dalam cerita tradisional. Liu Zhenhan berpikir.
"Tak kusangka, kau ternyata punya nyali." Getanni melewati Liu Zhenhan, berhenti sejenak.
Para milisi bengong memandang nyonya bos dan sang bos yang membeku seperti patung, tak tahu harus berbuat apa.
"Richard, sepertinya kau sudah benar-benar menganggap diri sebagai Bimon!" Helen menghela napas, melepaskan jubahnya dan menyelimutkan ke tubuh Liu Zhenhan.
Guo Guo dan anak babi di sampingnya menggerakkan mata putih mereka dengan liar.
Angin bertiup semakin kencang.
Di balik rambut acak-acakannya, sorot mata Liu Zhenhan bagai sinar bulan terang di padang gurun, berkilau tajam.
Bulan sabit "Sampa" menggantung pucat, cahaya keperakannya membawa hawa dingin.
Embun yang pekat menggantung di semak-semak beri seperti rangkaian mutiara, hampir jatuh tapi tak juga menetes.
Kabut setinggi betis menyelimuti padang gurun.
Wilayah Feilengcui riuh oleh suara manusia.
Mutiara Malam di air mancur ajaib memancarkan cahaya keperakan yang menerangi sekeliling.
Dua belas mammoth berbulu panjang diarak oleh para raksasa mammoth dari kandang di lereng bukit, berbaris rapi dengan tali kekang.
Bulu mammoth berbulu panjang disisir rapi, beberapa perempuan mammoth memegang mangkuk, menggunakan daun Wisteria yang ditumbuk dicampur air, mengeluarkan cairan hitam, lalu mewarnai bulu panjang mammoth menjadi hitam pekat.
Kolina menginjak batu asah, jarinya mengetuk-ngetuk mata pisau, di tanah terdapat baskom berisi air keruh.
"Cat semua mata pisau panjang gading menjadi hitam!" Liu Zhenhan menggelengkan kepala kaku, cerutu menyala di mulutnya, tangannya melambai-lambaikan perintah.
"Mengapa?" Kolina bertanya heran.
"Agar tak memantulkan cahaya saat menebas, biar mereka tak sempat menghindar." Asap cerutu di mulut Liu Zhenhan mengepul harum mengikuti ucapan itu.
Tiga jam telah berlalu sejak Medusa Cui Beixi menerapkan "Sihir Pandang Membatu" pada Liu Zhenhan. Sihir yang tak mempan pada perawan ini benar-benar dahsyat, membuat Liu Zhenhan yang mengira dirinya kebal sihir akhirnya paham satu hal - selalu ada yang lebih hebat di atas langit.
Namun hal ini jelas bukan alasan baginya untuk menyerah.
Di mulut gua milik Cui Beixi di Bukit Merah, sang Mentor Ular Wanita Cantik berdiri di tepi jalan setapak, matanya menyorot dingin pada Liu Zhenhan yang sedang sibuk bekerja.
Helen berada di sampingnya, tangan gadis itu diregang erat oleh sang mentor.
“Liu Zhenhan membentangkan kedua lengannya, Ning Yu dan Ai Wei'er sedang membantunya mengikat tali kulit sapi di sambungan baju zirah rotan di bawah ketiaknya.”
“Pandangan Liu Zhenhan bertabrakan dengan Cui Beixi di atas Bukit Merah.”
“Cui Beixi segera menghindari tatapan asing dan menakutkan ini, karena sorot mata itu penuh dengan kobaran api dan kehancuran.”
“Ular wanita cantik itu berbalik menarik Helen yang enggan kembali ke dalam gua.”
“Tirai bambu hijau abadi yang tergantung di mulut gua tak bisa menyembunyikan raungan bergemuruh dari luar.”
“Apakah bulu burung unta untuk mencelup darah sudah siap? Pisau sudah diasah? Racun sudah dioleskan ke senjata kalian?” Raungan Liu Zhenhan mengguncang seluruh Bukit Merah hingga bergetar.
“Siap!” Teriak para milisi sama kerasnya.
“Mari selamatkan saudara-saudara Suku Deer! Meski mati, aku akan membiarkan mereka mati di tanganku! Takkan kubiarkan mereka dibawa ke negeri manusia untuk diambil kantong harumnya dari tubuh hidup-hidup!”
“Setuju!”
“Hari ini tak perlu tawanan! Biksu Green, kalian akan jadi pengawal pedangku hari ini, ikut menyerang!”
“Siap, Tuan!”
“Biarkan kepala musuh memberitahuku seberapa berani kalian! Berangkat!”
“Derap kaki mammoth berbulu panjang bagaikan genderang perang dari zaman purba, menggetarkan hati Cui Beixi dan Helen.”
“Mentor, aku ingin...” kata Helen.
“Aku tidak akan mengizinkanmu ikut!” Ular wanita cantik itu menunjukkan ekspresi muram: “Masalah ini membuat pikiranku kacau, biarkan aku menyendiri dulu.”
Helen terdiam.
Diam-diam mengangkat tirai daun bambu, Helen melihat dua belas mammoth yang dipenuhi prajurit bersenjata lengkap, berjalan menuju kedalaman padang gurun.
Helen heran melihat di sudut tenggara Bukit Merah, Ksatria Gotanni dengan baju zirah perak berdiri di batu terjal, memandang punggung para milisi yang menjauh.
Rambut putih keemasan Gotanni diterbangkan angin, jubahnya berkibar-kibar saat pedangnya dihunus.
Bab 44 Nelayan dan Kerang Penjepit
Meski berada di padang gurun yang menusuk tulang, darah setiap milisi membara.
Penderitaan tragis suku Musk membuat hati setiap Bimon bergetar.
Awalnya para biarawan Green Party bertugas sebagai pengawal pedang, namun setelah memasuki padang gurun, tuan tanah tiba-tiba teringat kemampuan menyusup secepat angin ras mereka, lalu menurunkan jabatan mereka menjadi pengintai bersama Orang Ao.
Orang Ao Belami dengan mudah mengikuti jejak kaki dan aroma yang ditinggalkan manusia, menemukan arah pasti pasukan manusia.
Di malam hari, penglihatan Orang Ao dari Suku Dog setidaknya bisa masuk 5 besar di antara seluruh Orang-orang Beastman Bimon. Bahkan di seluruh benua, selain Elf, tak banyak yang bisa mengklaim kemampuan penglihatan malamnya melebihi Orang Ao.
Bagaimanapun juga, untuk makhluk menyimpang seperti Elf Malam itu, kegelapan adalah siang hari mereka.
Penglihatan manusia hampir tak ada bedanya dengan orang buta jika dibandingkan dengan Orang Ao Suku Dog di malam hari.
Liu Zhenhan sebagai manusia termasuk pengecualian. Struktur tubuhnya telah banyak berubah sejak memakan telur naga. Meski masih kalah dari Elf, perbedaannya dengan Orang Ao sangat tipis.
Aroma obat samar dari tubuh Orang Musk menjadi petunjuk utama bagi Orang Ao dalam melacak. Setelah lebih dari dua jam mengikuti jejak dengan cepat, milisi Feilengcui yang sudah siap tempur menemukan perkemahan manusia.
Milisi Feilengcui yang penuh aura pembunuh berhenti di depan bukit tandus. Dua li lagi di seberang bukit itu, terdapat perkemahan manusia.
Meski pertahanan manusia terkenal sangat hati-hati, kelicinan Liu Zhenhan juga bukan sekadar omong kosong.
Kekuatan tempur 200 tentara bayaran profesional bukan main-main. Liu Zhenhan tidak cukup bodoh untuk langsung menyerbu maju, menghadapi panah pasukan kavaleri musuh, dan memamerkan keberaniannya.
Semua gajah berbulu panjang mengikuti instruksi para mammoth raksasa, merangkak di belakang bukit gurun untuk menghindari terlihatnya bayangan raksasa.
Liu Zhenhan memakai lingkaran rumput di kepala, bersama biarawan belalang sembah merayap melewati gundukan makam di bukit gurun, menyelinap mendekati perkemahan manusia untuk mengamati gerak-gerik tentara bayaran manusia dari jarak dekat.
Keahlian menyusup para biarawan Green Town memang berasal dari naluri. Sayap tipis di punggung mereka yang menjadi lambang klan, mampu meluncur saat bergerak maju, terkadang bisa mengambang di tanah saat menggunakan tangan dan kaki.
Yang membuat mereka terkagum adalah kemampuan menyusup Tuan Tanah yang juga luar biasa. Cara merayap seperti ular yang berliku-liku itu sama sekali belum pernah mereka dengar.
Saat mendekati radius 80 yard di sekitar perkemahan manusia, Liu Zhenhan menemukan banyak perangkat mekanis kecil dan jebakan. Tidak perlu diragukan lagi, ini pasti karya para pencuri di antara tentara bayaran manusia.
Untuk berhati-hati, Liu Zhenhan tidak berani membongkar jebakan tersebut dan menghentikan pergerakan, hanya mengintai perkemahan manusia dari balik rerumputan liar.
Perkemahan manusia diterangi lampu terang, hawa dingin padang gurun tidak bisa menembus ke dalam.
Kelompok pedagang budak memilih lokasi berkemah yang menunjukkan pengalaman. Di Dataran Liar Donau yang dipenuhi bukit-bukit gersang, sebagian besar ditumbuhi rumput liar setinggi manusia. Mereka memilih dataran luas yang membelakangi bukit gersang untuk berkemah. Di sini tidak ada Kaktus Ekor Kuda Bergigi Sabit setinggi manusia, hanya hamparan padang rumput kering yang terdiri dari dandelion dan semanggi.
Sebuah sungai kecil berdesir mengalir melalui tengah perkemahan manusia.
Lokasi yang ideal dengan bukit di satu sisi dan air di sisi lain.
Selain sisi selatan yang membelakangi bukit gersang, tiga arah lainnya dalam radius 3-5 li semuanya merupakan padang rumput datar. Jika terjadi masalah, tentara bayaran bisa langsung menunggang kuda dan menggunakan serbuan kavaleri andalan mereka untuk membubarkan musuh, atau membentuk formasi pertahanan dengan gerobak untuk memanfaatkan perlengkapan superior dalam perang gesekan.
Di puncak bukit gersang di belakang perkemahan manusia, api unggun juga menyala. Terlihat jelas beberapa penjaga berpatroli di atasnya, mengawasi segala sesuatu di seberang.
Rombongan besar tentara bayaran dan pedagang duduk berserakan, masing-masing mengelilingi tungku api unggun mereka membentuk lingkaran. Bagian luar dikelilingi gerobak, sementara di depan mereka api unggun berkobar menghangatkan kopi dan makanan, diiringi gemuruh canda tawa.
Kuda perang tentara bayaran langsung terlihat terlatih dengan baik, tali kekang dibiarkan tergeletak di tanah, membiarkan kuda-kuda ini bebas memakan rumput alfalfa. Sesekali beberapa ekor kuda menjauh, segera seorang tentara bayaran akan memasukkan jari ke mulut dan menyiulkan peluit keras, kuda itu langsung berlari kembali.
Dari kerumunan di sekitar api unggun, terdengar suara ajakan minum yang riuh, suara kayu terbakar berderak, tawa nakal perempuan, dan dentang besi tapal kuda menghantam tanah.
Di seberang tempat Liu Zhenhan dan para biksu belalang berdiri, sekelompok tentara bayaran sedang berlatih keterampilan bela diri.
Beberapa tentara bayaran ini bermain anggar dengan menggunakan pedang tusuk bergaya elegan, sepenuhnya bergaya Prancis. Berbeda dengan pedang tusuk yang digunakan Liu Zhenhan sebagai pegangan alat musik, pedang tentara bayaran ini lebih lentur.
Beberapa tentara bayaran mengepung seorang tentara bayaran berjanggut tebal, pertarungan mereka penuh gaya. Tentara bayaran yang dikepung ini jelas seorang pendekar pedang handal, dengan satu tangan di pinggang melangkah gesit sambil sesekali memotong tali pinggang lawan dengan ujung pedangnya, memicu gelak tawa riuh.
Tak lama kemudian, semua lawan tumbang di bawah kecepatan pedangnya, penonton bertepuk tangan meriah.
Seorang wanita Gipsi bertubuh montok dan bermuka genit didorong ke pelukannya, tampaknya sebagai hadiah kemenangan.
Tentara bayaran berjanggut ini memainkan pedang dengan sangat lihai. Pedang rapiernya secepat kilat, menggambar pola petir berbentuk 'Z' di dada wanita Gipsi. Sebuah jeritan terdengar, memperlihatkan dada putih yang berkilauan dari wanita itu.
Suara siulan bergema di sekitar. Liu Zhenhan hampir tak bisa menahan diri untuk ikut bersiul.
Seni bela diri manusia memang memiliki keunikan tersendiri. Dibandingkan dengan kekasaran dan kebebasan teknik bela diri Bimon, manusia lebih menekankan pada keterampilan. Ini baru tentara bayaran biasa saja, belum lagi pendekar pedang terhebat, pemberani, dan ksatria naga yang legendaris di antara manusia - pasti memiliki keunggulan lebih dalam seni bela diri.
Liu Zhenhan dalam hati memuji dengan kagum.
Tentara bayaran berjanggut itu tertawa terbahak-bahak sambil mengangkat wanita Gipsi berbaju rok lebar itu, menyelinap ke belakang tenda. Dalam sekejap, sang tentara bayaran sudah membalikkan rok gemuk wanita Gipsi. Wanita itu tertelungkup di atas tong anggur, roknya tersingsing sampai pinggang, memperlihatkan pantat putih yang menggembung tinggi.
Suara percikan air samar-samar terdengar.
Tentara bayaran itu tetap menjaga perlengkapan tempurnya dengan baik. Bahkan di saat berasmara, zirah rantai dan senjatanya tetap melekat di tubuhnya.
Liu Zhenhan dan para biksu Belalang yang berada di samping pasangan liar ini serempak menelan ludah.
"Cahaya api berkedip-kedip, wajah cantik wanita Beipusai juga dipenuhi kegembiraan dan sukacita yang berdebar-debar, desahan nakal mereka seperti anjing betina yang birahi."
"Jurus pedang lumayan, tapi tetap saja gerombolan sembarangan." Setelah menonton pertunjukan erotis langsung ini, Liu Zhenhan berkata dengan serius kepada empat biarawan belalang sembahyi secara diam-diam.
"Benar juga." Para biarawan mengangguk serentak.
Kabut semakin tebal, di padang gurun yang diterangi cahaya bulan, terdengar suara harmonika yang ditiup tentara bayaran manusia.
Budak-budak Musang dengan belenggu berat duduk melingkari gerobak sambil menghadap barat, wajah mereka kusut dan kotor. Di samping mereka, beberapa penjaga bersenjatakan busur tentara sedang mengunyah roti, sesekali menendang mereka dengan sepatu bot untuk hiburan.
Liu Zhenhan menghafal perimeter pertahanan musuh dalam hati, memberi isyarat kepada biarawan belalang sembahyi, lalu kembali ke belakang bukit gersang tempat pasukan utama sedang bersembunyi.
"Meskipun jumlah tentara bayaran ini tiga kali lipat kita, sebagian besar mudah dikalahkan. Kurelakan lagi, aku tidak butuh tawanan! Kolina! Turunkan penutup mata di baju zirah gajah!" Perintah Liu Zhenhan dengan rinci.
Mengingat rasa takut alami gajah terhadap api, seluruh zirah rotan pada gajah perang berjumbai penutup mata. Bagi gajah perang, selama ada raksasa mammoth yang memimpin di atasnya, mereka tetap tahu arah serangan meski tanpa penglihatan.
"Siap!" Jawab Kolina dengan suara berat.
“Padang rumput di sini cocok untuk serangan kavaleri, pasukan berkuda manusia takkan bisa menandingi gajah perang. Aku lihat mereka punya beberapa busur silang militer, tapi jumlahnya tidak banyak, senjata semacam ini mahal. Untungnya kami memakai baju zirah rotan kali ini! Untuk mencegah mereka menggunakan panah api, bagaimana jika wanita terhormat kita, Penyihir Air terkemuka Nona Ai Wei'er, memanggil mantra hujan lebat terlebih dahulu?” Liu Zhenhan mengambil Formasi Padat yang diberikan Gud, tertawa lebar pada putri duyung.
Ai Wei'er memperlihatkan dua lesung pipitnya, tersenyum genit sambil mengeluarkan beberapa kristal sihir tembus pandang dan tabung bambu untuk pamer.
Kristal-kristal ini hadiah dari Pasukan Mammoth yang ingin menjilatnya. Meski hanya inti kristal dari cerpelai salju, masih jauh dibanding koleksi Liu Zhenhan, tapi tetap termasuk kristal sihir. Beberapa hari terakhir Ai Wei'er rajin mengisi kristal-kristal ini dengan energi sihir hingga penuh, beberapa inti ini bisa mengisi ulang tenaga magisnya sepenuhnya.
Yang lebih mengejutkan adalah tabung bambu itu.
Karena semua kristal sihir premium telah dihias pada dua genderang perang besar milik Helen, sebelumnya saat Ai Wei'er menghadapi perampok Goblin Beruang hampir terjadi lelucon, hal ini membuat Liu Zhenhan selalu merasa bersalah secara tersembunyi terhadap Ai Wei'er. Setelah "Mata Air Elemen" diminum oleh anak babi, masih tersisa sedikit. Liu Zhenhan memberikan semua sisa "Mata Air Elemen" kepada Ai Wei'er sebagai kompensasi.
Mata Air Elemen yang dengan satu tetes bisa mengisi ulang semua Kekuatan Nyanyian dan sihir secara instan, ditambah beberapa kristal sihir yang penuh energi, sekarang Ai Wei'er bisa setara dengan puluhan dirinya yang dulu.
Sebenarnya penyihir elemen air ini sebelumnya tidak terlalu mencolok. Dengan dukungan kekuatan magis yang kuat, sekarang Ai Wei'er berubah menjadi Raja Duel Feilengcui.
Selain Liu Zhenhan yang kebal terhadap sihir elemen air, siapa yang bisa menghadapi penyihir dengan cadangan magis tak terbatas? Tidak perlu menyebut yang lain, hanya dengan peluru air level terendah pun bisa menghancurkan musuh.
Sayangnya penguasaan sihir Ai Wei'er belum mencapai level tertentu. Jika tidak, hari ini cukup dengan melemparkan mantra larangan besar ke kamp manusia, tidak perlu pasukan milisi turun tangan.
Alasan Liu Zhenhan bersikeras menggunakan zirah rotan meskipun ditentang adalah karena memiliki penyihir elemen air luar biasa. Memang zirah rotan takut api, tapi bagaimana jika hujan turun?
"Sihir Hujan Lebat" yang merupakan sihir elemen air ini termasuk jenis sihir yang agak merepotkan dan kurang berguna. Selain beberapa penyihir berhati mulia yang mempelajarinya untuk mengatasi bencana kelaparan, hampir tidak ada penyihir lain di Benua Aigean yang mempelajari sihir pinggiran ini. Sihir ini hanya bisa memanggil hujan lebat berskala besar yang datang dan pergi dengan cepat, menghabiskan banyak energi magis namun daya hancurnya hampir nol. Namun berbeda dengan putri duyung di lautan. Kekuatan badai justru membutuhkan hujan lebat sebagai pemicu, dan berkat "Sihir Hujan Lebat" inilah putri duyung bisa membangkitkan ombak dan gelombang besar untuk menghancurkan kapal dagang yang melintasi lautan.
Tapi laut dan daratan tetap memiliki perbedaan mendasar.
Di lautan terdapat kelimpahan elemen air yang bisa dirasakan, sehingga penggunaan "Sihir Hujan Lebat" akan lebih efektif. Namun menggunakan sihir ini di padang gurun daratan adalah hal yang berbeda, apalagi dengan jarak hanya satu bukit dan setengah mil dari pemukiman manusia. Ai Wei'er juga harus mengontrol volume suara mantra sihirnya, sehingga waktu pembacaan mantera terasa sangat panjang.
Di antara milisi Feilengcui, beberapa di antaranya belum pernah menyaksikan keajaiban sihir, terutama mammoth dan kuda nil yang mulutnya menganga lebar seperti baskom.
Angin kencang yang dingin membuat rambut Ai Wei'er berkibar liar. Sampa bulan yang semula setengah tertutup, segera terhalang oleh gumpalan awan hitam besar. Dari dalam lapisan awan mulai terdengar suara gemuruh seperti guntur.
Beberapa milisi yang tak berpengalaman hanya bisa melongo melihat awan hitam bergerak perlahan ke perkemahan manusia. Meski Penyair Kuda Nil telah menggambarkan sihir berkali-kali dalam puisinya, saat benar-benar menyaksikannya, baru ia sadar betapa dangkalnya deskripsi magis dalam syair-syairnya.
Sihir adalah cara untuk mengubah bentuk alam. Semakin besar skalanya, semakin membuat orang merasa seperti berhadapan dengan alam itu sendiri - merasa tak berdaya dan kecil.
Para penghuni perkemahan juga melihat gumpalan awan dan gemuruh ini. Mereka segera berhenti bercanda, mulai memperkuat tenda untuk mengantisipasi angin kencang.
Sesekali terdengar suara sumpah serapah, mungkin karena kehujanan dianggap sangat menyebalkan.
Bahkan tanpa didahului gemuruh, hujan deras tiba-tiba mengguyur perkemahan. Api unggun mendesis berdesakan sebelum akhirnya padam. Ceret di rak berdenting ditingkahi rintik hujan.
Bahkan beberapa penjaga yang berdiri di bukit tandus yang tinggi turun untuk mengambil kain felt. Sekarang sudah musim dingin, malam seperti ini dengan embun beku yang berat, ditambah guyuran hujan, ini bukan main-main.
Waktunya tiba.
Mammoth berbulu panjang yang setengah berlutut di tanah berdiri tegak setelah didorong oleh para raksasa mammoth. Liu Zhenhan mengangkat Tongkat Taring Serigala, berdiri di bukit tandus, bersiap melantunkan Nyanyian Perang Kegilaan untuk memulai serangan, tapi penemuan tak terduga membuatnya diam.
Saat penjaga meninggalkan pos mereka untuk mengambil kain felt, tiba-tiba muncul sekumpulan besar bayangan hitam dari bukit tandus di belakang perkemahan manusia. Mereka mengayunkan senjata, tanpa suara seperti aliran air yang sunyi, tiba-tiba menyergap dari bukit ke perkemahan manusia.
Hujan deras memadamkan api unggun di perkemahan manusia. Sampa di langit tertutup rapat oleh awan gelap. Liu Zhenhan memutar-matanya lama tapi tak bisa mengenali siapa gerombolan yang merebut kesempatannya ini.
Penyerang ini terlalu banyak. Rombongan demi rombongan terus mengalir dari sisi lain bukit. Liu Zhenhan tak habis pikir: Apa para penjaga manusia itu makan tai? Bagaimana mungkin pasukan penyergap sebanyak ini bisa bersembunyi lama di kaki bukit dan menyelinap melewati hidung mereka? Ini tidak masuk akal!
Tentara bayaran manusia berada dalam posisi yang sangat tidak menguntungkan dalam kegelapan. Serangan tiba-tiba dan lingkungan sekitar yang gelap gulita membuat mereka bingung, tidak bisa melakukan serangan balik yang efektif. Pasukan berkuda penjelajah yang menjadi kebanggaan mereka sekarang sama sekali tidak bisa menemukan kuda perangnya, bahkan tidak tahu siapa yang menyerang mereka.
Tentara bayaran dengan kemampuan bela diri tinggi terjebak dalam kekacauan. Teriakan kesakitan dan erangan bergema silih berganti.
Sebagai ras terkuat di benua ini, para pastor yang dibawa tentara bayaran segera menunjukkan peran luar biasa. Liu Zhenhan melihat empat cahaya putih menyala bersamaan dengan nyanyian pujian yang jernih di tengah perkemahan manusia. Meski cahaya pucat itu redup, di malam yang gelap pekat, ia terlihat sangat mencolok dan terang benderang.
Ternyata itu adalah "Penyembuhan Cahaya Suci"! Beberapa pastor mengayunkan salib di tangan mereka, seluruh tubuh diselimuti lingkaran cahaya putih yang damai. Pada momen seperti ini, kebutuhan akan kemampuan penyembuhan sebenarnya tidak relevan bagi tentara bayaran manusia. Yang terpenting, cahaya suci yang menyertai "Penyembuhan Cahaya Suci" bisa mengusir kegelapan - itu saja sudah cukup.
Menggunakan Penyembuhan Cahaya Suci sebagai penerangan memang terkesan mewah, tapi efeknya langsung terlihat. Tentara bayaran yang berpengalaman dengan sigap melindungi para pastor. Beberapa meniup peluit, memanfaatkan momen ketika kuda perang melintas untuk melompat dengan gesit ke punggung kuda, menarik tali kekang, dan mengambil bola meteor yang tergantung di pelana.
Perlahan-lahan, sejumlah besar tentara bayaran mundur berkumpul. Serangan gelap sebelumnya setidaknya menewaskan 30 hingga 40 orang dari mereka.
Pasukan penyergap dalam jumlah besar mengurung mereka rapat-rapat.
Liu Zhenhan dan Orang Ao berdiri di bukit tandus menyaksikan dengan penuh minat, sementara milisi yang tersisa kebingungan hanya melihat kilatan cahaya putih samar dan bayangan hitam berkerumun.
Pasukan penyergap ini membanjiri lereng bukit, jumlahnya mencapai lebih dari seribu orang.
Penyergap di barisan depan memiliki kulit hijau berminyak, telinga runcing seperti daun, anggota tubuh ramping, dan memakai pakaian seperti tirai jerami sambil mengacungkan tombak. Di belakang mereka berkerumun monster berkulit putih bertubuh kekar - ada yang berkepala dua, ada yang berkepala satu, dengan sisik putih aneh menutupi tubuh, masing-masing menggenggam pentungan besar yang memantulkan kilau kristal.
Beberapa makhluk bertampang tengkorak dengan kalung bulu dan tulang binatang masih melantunkan mantra aneh. Tongkat kayu berduri di tangan mereka mengeluarkan pita cahaya merah seperti bintang, menyinari para penyergap hingga tubuh mereka berpendar merah.
"Dasar sialan! Ilmu Pengisap Darah!" Liu Zhenhan terkejut bukan main.
“Nyanyian Darah Liar” juga ada dalam Nyanyian Perang Bangsa Behemu, nyanyian perang tingkat tinggi untuk Imam Tongkat. Ini adalah produk turunan dari keterbatasan teknologi medis Tabib Shaman Behemoth. Nyanyian ini memungkinkan prajurit sekarat meledakkan sisa tenaga hidupnya untuk serangan bunuh diri, atau membuat prajurit yang tidak terluka memasuki kondisi Semi-Transformasi Liar. Namun karena keberadaan "Nyanyian Perang Kegilaan", penggunaan nyanyian ini selalu minim.
Fakta bahwa penyerang aneh ini juga bisa menggunakan "Nyanyian Darah Liar" membuat Liu Zhenhan heran. Penampilan unik mereka juga membingungkannya. Untungnya Helen baru saja menguasai "Opera Rononsa" - "Lagu Identifikasi Benda Tak Dikenal". Dengan cerdiknya, gadis ini yang tahu Lao Liu iri dengan prestasi belajarnya, menyegel satu "Opera Rononsa" ke dalam instrumen khusus Tuan Liu - senar Kristal Naga pedang berduri.
Hanya kristal sihir Naga Hitam Neraka tingkat tinggi seperti ini yang bisa menyegel nyanyian perang. Lao Liu teringat bahwa ia masih menyimpan "Lagu Identifikasi Benda Tak Dikenal" yang tersegel ini, lalu segera memanggilnya menggunakan suku kata pertama dari Nyanyian Perang Spiritual.
Kilauan cahaya menyilaukan melintas di mata Liu Zhenhan.
BAB KE-45 Bambu yang Sudah Jadi di Dada
"Obisilachi! Itu ogre hijau dan ogre garam! Kenapa ogre hijau dan raksasa ogre garam bisa muncul di sini? Bahkan punya dukun shaman?" Liu Zhenhan terpaku.
Begitu kata-katanya keluar, semua orang yang sedikit berpengetahuan di sekitarnya juga tercengang.
Ogre hijau dan ogre garam adalah cabang dari ras ogre pemakan manusia. Kulit ogre hijau berwarna hijau seperti daun sebagai kamuflase, umumnya hanya muncul di tepi hutan pinus lebat di kaki gunung bersalju. Secara fisik mereka sangat berbeda dengan ogre biasa yang gemuk. Karena hidup lama di hutan, tubuh mereka lebih lincah dan licik, jauh melebihi sepupu ogre mereka.
Ogre garam tinggal di hutan tanah asin di perbatasan wilayah Wolff dan Fox. Hutan asin dan Bukit Merah dijuluki sebagai dua daerah paling tandus di padang gurun. Ogre garam yang hidup di hutan asin sangat menyukai garam. Ukuran mereka sedikit lebih kecil dari ogre biasa namun tubuhnya lebih kekar. Mereka tinggal di gua-gua garam bertahun-tahun, dengan kristal garam menempel di kulit seperti babi hutan yang menggosokkan getah pinus lalu berguling di pasir. Lapisan garam ini menjadi zirah alami mereka.
Sama seperti ogre pemakan manusia, ogre garam dan ogre hijau adalah penduduk asli sekaligus perampok terkenal di Padang Rumput Donau.
Kemunculan dukun shaman di suku perampok hampir mustahil. Berbeda dengan Pendeta Kuil Bimeng di Kerajaan Bimeng, dukun suku perampok biasanya hanya menguasai "satu jurus", yakni sihir ganda "Darah Liar" yang bisa menyembuhkan sekaligus memicu naluri pertarungan semi-transformasi liar.
Goblin Hijau memiliki kulit yang bisa berubah menyerupai warna berbagai tumbuhan, dengan rambut mirip daun dan rumput. Goblin Garam memiliki tubuh berkristal lapisan garam yang sekilas menyerupai batu.
Menurut perkiraan Liu Zhenhan, inilah alasan para penjaga manusia tak mendeteksi mereka. Goblin Hijau mengubah kulitnya menjadi warna rumput kering, ditambah kamuflase sempurna yang sulit dibedakan dari aslinya, membuat mereka nyaris tak terlihat di bayangan bukit tandus dan remang-remang sinar bulan.
Meski sama-sama perampok Padang Rumput Donau, wilayah Goblin Garam dan Hijau bukan bagian dari dataran tinggi tanah merah. Kekerabatan antar perampok ini sama mustahilnya dengan klaim Goblin bahwa mereka berevolusi dari tikus ras Maosi Bimon.
Meski bingung, Liu Zhenhan akhirnya menyadari satu hal: perampok ini jauh lebih berbahaya daripada sarang Goblin Beruang dan Ogre yang pernah dihancurkannya. Mereka bahkan memiliki dukun shaman!
Perampok yang memiliki dukun bukanlah perampok biasa. Ini menunjukkan kekuatan tempur kelompok perampok tersebut meningkat sekitar dua kali lipat, sepenuhnya berbeda kelas dengan perampok bodoh seperti Goblin Beruang.
Sebagai analogi sederhana, ini seperti membandingkan Liu Zhenhan dengan seorang Pangeran. Satu adalah tuan tanah kecil, sementara yang lain adalah sosok yang melambung tinggi, mengawasi rakyat jelata dari atas.
Menyerang kafilah manusia secara tiba-tiba mungkin hal biasa bagi perampok. Tapi mengapa Perampok Garam Iblis yang biasa beroperasi di tanah asin, dan Perampok Hijau Iblis yang mencari makan di hutan, muncul bersama di sini? Biasanya kelompok perampok tidak saling mengganggu. Otak Liu Zhenhan dipenuhi tanda tanya.
Sementara Liu Zhenhan sedang berpikir keras, kemah manusia menjadi kacau balau. Begitu Perampok Garam bersisik garam bergabung dalam pertempuran, tentara bayaran manusia langsung celaka. Sisik garam di tubuh mereka begitu tebal, serangan pedang dengan tenaga kecil sama sekali tidak mempan. Serangan kuat paling-paling hanya memecahkan serpihan garam, hanya senjata berat seperti bola meteor di tangan para pengembara yang memberi efek mematikan.
Salt Demon selain memiliki baju zirah garam yang keras, juga memiliki kulit yang secara alami membatu. Dengan perlindungan ganda ini, Salt Demon bagaikan infantri berat manusia yang mengenakan lapisan baja bertumpuk, sama sekali bukan tandingan bagi tentara bayaran yang sebagian besar hanya bersenjata ringan. Meski gada bintang kavaleri pengembara bisa menghancurkan sisik Salt Demon, jumlah mereka terlalu sedikit. Selain itu, karena garis pertempuran terlalu dekat, mereka kehilangan ruang untuk menyerbu dengan kuda, bahkan terkadang terjatuh bersama kudanya.
Hujan badai telah berhenti, Sampa kembali menyembunyikan wajah malu-malunya di balik awan.
Tiga Shaman Goblin Hijau yang sedang melakukan "Ritual Haus Darah" terlihat sangat mencolok. Lingkaran merah dari tongkat sihir membuat para perampok Salt Demon dan Goblin Hijau ini semakin mengabaikan rasa sakit, bertarung semakin garang.
Jumlah Salt Demon dan perampok Goblin Hijau benar-benar terlalu banyak. Pertempuran ini sudah ditentukan kekalahannya sejak awal diserang secara mendadak.
Kebanyakan perampok di padang gurun beroperasi dalam kelompok puluhan orang untuk menyerang kafilah. Kafilah manusia ini dilengkapi 200 tentara bayaran dan pengawal pengembara, awalnya dianggap sebagai kekuatan perlindungan yang lebih dari cukup. Namun ketika berhadapan dengan geng perampok besar yang melebihi ribuan orang, mereka hanya bisa pasrah.
“Contoh TeksA-1？”Contoh TeksA-2。
Melihat beberapa upaya penerobosan gagal ditelan taktik kerumuman perampok, bendera putih segera dikibarkan dari kerumunan tentara bayaran yang berdesakan. Dari tekstil bordir tepi emas pada bendera putih, tampaknya ini adalah jubah suci seorang pendeta.
Di hadapan bendera putih yang memiliki makna internasional ini, para perampok juga berhenti bertarung di bawah komando pemimpin. Beberapa iblis garam yang sedang mabuk membantai ditegur keras oleh kepala suku, lalu mundur sambil membawa senjata berlumuran darah.
Jenazah-jenazah di sekitar dengan cepat dimakan oleh iblis garam dan iblis hijau ini. Tak lama kemudian, setiap perampok yang masih berdiri sudah menggigit-gigit potongan daging berdarah.
Liu Zhenhan dan Orang Ao berdiri di bukit tandus sambil berkomentar, membuat Ning Yu dan Ai Wei'er sampai mual ingin muntah.
"Sebenarnya apa tujuan para perampok ini?" Liu Zhenhan mengerutkan alis.
"Serang saja!" Kolina bersemangat.
Hatinya gatal dibuat bos, zirah bersisik garam atau kemampuan mengubah warna kulit? "Baru bisa dianggap lulus uji setelah diuji dengan pisau panjang gadingku!"
"Setuju!" Vieri juga tak tahan menunggu.
“Dua Ksatria, sebagai prajurit profesional, bahkan jika menyusup selama tiga hari tiga malam, seharusnya tidak kehilangan kesabaran. Jangan terburu-buru dulu, budak Musk manusia tidak berada di pusat pertempuran, meskipun tidak ada yang melarikan diri, tapi juga tidak ada yang mati.” Liu Zhenhan berkata dengan nada dingin: “Para perampok ini terlalu aneh, aku jadi penasaran.”
Hal-hal absurd selalu terjadi di padang rumput.
Pemimpin kelompok perdagangan budak Xia Erba yang memiliki tahi lalat dan pemimpin suku garam hijau berdebat sengit cukup lama. Karena jaraknya terlalu jauh, Liu Zhenhan sama sekali tidak tahu apa yang mereka bicarakan, hanya melihat mereka mengobrol panjang lebar sebelum pedagang manusia itu menunjuk-nunjuk ke arah budak Musk yang diikat di gerobak jauh di sana, sambil berkoar penuh semangat.
Ketika diceritakan pada Ning Yu dan Ai Wei'er, mereka berdua juga tidak bisa menebak alasan spesifiknya. Suku ogre tidak pernah melepaskan makanan, manusia-manusia ini adalah daging segar berkualitas di mata mereka. Jika mereka ingin menukar dengan budak Musk sebagai pengorbanan, akankah para perampok setuju dengan strategi "mengorbankan kuda untuk melindungi jenderal" seperti ini?
Setelah berdiskusi bertele-tele cukup lama, pemimpin perampok benar-benar memerintahkan pasukan garam hijau dan garam biasa untuk membuka jalan, melepaskan sisa seratus lebih tentara bayaran dan pedagang, bahkan mengembalikan sebagian persediaan makanan mereka.
"Liu Zhenhan melihat seorang kepala perampok garam bahkan dengan sopan menepuk bahu pemimpin rombongan dagang Sherpa."
"Para tentara bayaran dan pedagang yang dibebaskan ini menghilang di padang belantara tanpa menoleh ke belakang."
"Apa yang terjadi?" Liu Zhenhan sama sekali tidak percaya para perampok ini tiba-tiba berubah menjadi welas asih. "Perampok kanibal ini menganggap semua ras yang bisa bergerak sebagai makanan. Dalam situasi musim dingin, bagaimana mungkin mereka tiba-tiba menjadi dermawan?"
"Bos, izinkan saya membawa beberapa orang menyusuri jalan memutar untuk mengejar manusia itu?" Gud bertanya.
"Mengejar manusia ini sebenarnya tidak terlalu berarti. Target utama kita adalah menyelamatkan orang kesturi." Liu Zhenhan menggeleng perlahan. "Manusia pasti akan kembali. Kita bisa menghabisi mereka kapan saja. Tapi para garam iblis dan hijau iblis tahun depan mungkin tidak akan datang ke sini. Biarkan aku periksa lagi."
"Sementara para milisi sedang berdebat sengit tentang berbagai hal yang tak terbayangkan, para garam iblis dan hijau iblis dengan cepat membersihkan medan perang."
"Barang rampasan di gerbong menumpuk seperti bukit kecil - semuanya mayat yang belum habis dimakan. Jasad-jasad berlumuran darah ini diikat di gerbong, tulang belikat tawanan kesturi ditusuk dengan rotan panjang oleh entah pohon iblis seperti sate raksasa, kemudian diarak oleh lebih dari seribu garam iblis dan hijau iblis ke utara."
“Saat Liu Zhenhan dan para milisi yang hanya mendapat sisa-sisa makanan ini tiba, seluruh perkemahan manusia hanya menyisakan keheningan mencekam dan pemandangan mengerikan layaknya neraka.”
Tulang-tulang manusia yang berlumuran genangan darah merah tua berserakan di tanah, terlihat bersih dari sisa daging. Sepatu kulit menginjaknya hingga berbunyi berderak-derak.
Ning Yu dan Ai Wei'er berdiri jauh-jauh, mencium bau darah yang begitu pekat di udara, sama sekali tidak berani mendekat.
Para milisi menemukan banyak serpihan kristal garam seukuran telapak tangan di rerumputan. Kristal-kristal ini berkilauan, terasa berat saat digenggam, dan mengeluarkan bau aneh yang memuakkan.
“Hujanlah yang menghancurkan zirah dari iblis garam ini.” Liu Zhenhan tertawa kecil, menghancurkan serpihan keras itu menjadi debu.
Belami yang bermata tajam menemukan koin perak terinjak di genangan air dan lumpur dari tenda yang roboh. Koin ini memiliki pola hiasan yang sangat rumit dan detail, sisi depannya tertera mahkota, sedangkan sisi belakangnya terdapat gambar tulip dan rumbai dengan singkatan huruf St. Francis.
"Koin perak ini adalah mata uang standar dari negara manusia St. Francis yang disebut-sebut itu. Koin perak Kerajaan Bimeng buatannya kasar, sama sekali tidak punya kemampuan mencetak huruf dan pola. Makanya nilai tukar mata uang negara manusia dengan Kerajaan Bimeng selalu 1:2."
Kadang ukuran nilai memang aneh seperti ini.
Liu Zhenhan mengambil koin itu, ditiupnya lalu didekatkan ke telinga. Segera terdengar bunyi gemerincing jernih.
"Kapitalis." kata Liu Zhenhan. Lalu menyita koin itu.
"Ayo kita serang! Dasar pantat beruang, rampas semua!" Gud mengobrak-abrik sekeliling seperti penggerebekan. Selain beberapa tenda terendam lumpuh yang berisi dua bungkus biji kopi dan ceret kopi penyok di rak api unggun, tak ada barang berharga lain. Membayangkan perlengkapan lengkap tentara bayaran dan pengelana itu, mata Gud menyala seperti api hantu.
Perkataan ini menyentuh hati para milisi. Mereka semua melirik penuh harap ke bos mereka dengan mata terbeliak.
"Jangan buru-buru. Barang rampasan ini takkan bisa kabur. Jalan pulang kedua gerombolan perampok ini pasti bukan ke utara, tapi ke selatan." Liu Zhenhan menggosokkan noda lumpuh di sepatu botnya ke tenda kain felt.
Sebuah ceret kopi diambilnya, bagian yang penyok dibetulkan kembali dengan tangannya.
Air sungai yang gemericik telah membersihkan percikan darah yang baru saja terjadi, tetap bersih tanpa noda.
"Pergi cari jerami kering, minum secangkir kopi dulu sebelum pulang tidak apa-apa," kata Liu Zhenhan.
"Pulang? Kenapa?" Para milisi membelalakkan mata.
"Tidak pulang ngapain? Gerombolan ini membawa budak sambil mendorong gerobak, berjalan lambat seperti siput. Kalau sekarang diserang, medan di sini kurang cocok untuk serangan mendadak kavaleri mammoth! Apa kalian mau bentrok langsung dengan tentara baja garam ini? Bodoh! Aku tidak sebego itu!" kata Liu Zhenhan: "Kita pulang mandi dulu, sarapan, baru urus mereka. Aku jamin mereka pasti melewati Dataran Raksasa Gurun, karena – tadi aku sudah tahu tujuan mereka."
Ketika para milisi kembali, fajar telah menyingsing. Matahari muncul seperti telur ceplok yang merah muda, kebanyakan warga Feilengcui semalam tidak tidur.
Penjaga Kunk yang berjaga di Feilengcui langsung membangunkan semua orang saat melihat bayangan mereka di cakrawala, semua ingin tahu hasil pertempuran.
Berbeda dengan dugaan banyak orang, para milisi pulang dengan tangan kosong.
Di bawah tatapan penuh keheranan semua orang, milisi ini mengendarai gajah berbulu mereka perlahan memasuki lapangan tanah merah. Tidak ada jejak pertempuran di baju zirah rotan mereka, bahkan tombak ksatria mammoth masih menunjukkan bekas potongan putih yang baru.
Sebenarnya jika milisi dan Richard kembali dengan kemenangan gemilang, Cui Beixi pasti akan khawatir tentang konsekuensinya. Tapi ketika mereka kembali tanpa pertumpahan darah, justri hatinya terasa sesak.
Di lubuk hati terdalam, dia sebenarnya mengharapkan Richard bisa kembali dengan membawa kemenangan.
Kembali dengan tangan kosong hanya memiliki dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama: Indra penciuman prajurit werwolf yang tajam membuat kelompok budak manusia tidak bisa bersembunyi. Manusia-manusia itu tumbuh sayap dan terbang meninggalkan Dataran Liar Donau.
Kemungkinan lain adalah Richard berubah pikiran.
Kemungkinan pertama terlalu tidak masuk akal, jadi hanya tersisa kemungkinan kedua.
Meski tahu ini keputusan bijak, jawaban ini tetap membuat dada Cui Beixi terasa berat.
Getanni turun dari tangga persawahan. Matanya yang indah dan sipit menatap tajam Liu Zhenhan, senyum sinis tak sengaja menguar.
"Richard!" Helen menyambut kekasih yang melompat turun dari Mammoth berbulu panjang, wajahnya penuh perhatian.
Liu Zhenhan menurunkan Ning Yu dan Ai Wei'er dari punggung mammoth berbulu, mengambil keju dan susu kambing yang disodorkan koki Setengah Manusia, lalu menenggaknya dengan lahap.
"Aku punya kabar buruk dan kabar baik. Kalian mau dengar yang mana dulu?" Liu Zhenhan mengusap sudut bibirnya dengan lengan baju.
"Apakah kabar baiknya adalah kau akhirnya sadar diri?" tanya Cui Beixi dengan senyum sinis, seolah sedang "memuji".
"Jawabanmu salah." Liu Zhenhan menggigit besar keju, menyuapkan sedikit ke anak babi lalu memberi Guo Guo. "Kabar baiknya adalah populasi Feilengcui kita akan segera bertambah."
"Lalu kabar buruknya?" tanya Cui Beixi.
"Kabar buruknya——kita akan menghadapi pertempuran!" Liu Zhenhan tertawa terbahak. "Kali ini kita bisa menangkap banyak tawanan!"
"Pertempuran?" Getanny memandangnya dengan heran.
"Tadi malam aku melacak jejak pedagang budak manusia selama tiga jam, tapi sayangnya ketika sampai di kamp mereka, mereka sudah diserang duluan sebelum kita tiba." Liu Zhenhan menjentikkan jari. Gud mengambilkan teko kopi perak.
"Siapa yang bisa menghabisi rombongan dagang dengan 200 tentara bayaran pengawal?" Cui Beixi tak percaya.
"Tetangga baik kita, para perampok di Padang Rumput Donau." Liu Zhenhan tersenyum.
"Tidak mungkin!" Cui Beixi dan Gotanni berteriak serempak.
Perampok di padang gurun selalu beraksi dalam kelompok puluhan orang. Bahkan seperti Goblin Beruang yang pernah menyergap Feilengcui secara terencana waktu itu, meski mengerahkan lebih dari seratus orang sekaligus, mereka pasti tidak akan berani bertarung langsung melawan tentara bayaran besar yang dilengkapi persenjataan lengkap. Secara umum, tanpa keunggulan jumlah 4-5 kali lipat, perampok di padang gurun akan memilih untuk membuntuti korban terlebih dahulu, mengumpulkan pasukan, baru melaksanakan perampokan.
Pasukan pengawal tentara bayaran dari kelompok budak Sherpa ini berjumlah lebih dari 200 orang, termasuk pengembara berkuda. Meski jumlahnya tidak terlalu banyak, persenjataan lengkap dan keterampilan bertarung mereka seharusnya cukup untuk mengintimidasi gerombolan perampok tidak terorganisir di padang gurun.
"Aku tidak bercanda." Ekspresi Liu Zhenhan tiba-tiba menjadi serius: "Setelah pelacakan semalaman, Orang Ao akhirnya menyusul tentara bayaran ini dengan mengikuti jejak kaki. Sebelum sempat bertindak, mereka sudah disergap oleh aliansi perampok Yanmo dan Lvmo berjumlah sekitar 1500 orang. Perampok-perampok itu benar-benar hebat! Membunuh manusia dengan serangan mendadak yang klasik!"
"Perampok Yanmo dan Lvmo? Bagaimana mungkin mereka muncul di sini? Mereka bukan perampok lokal!" Semua orang terkejut.
“Menyampaikan kabar buruk lagi untuk kalian, para perampok hijau dan garam ini juga memiliki shaman yang bisa menggunakan sihir haus darah.” Liu Zhenhan melemparkan bom besar lainnya.
“Shaman perampok?” Seruan terkejut bergema di ruangan.
“Sejarah terus berulang.” Kepala Suku Kura-kura Andulan bergumam pelan.
“Saya setuju dengan perkiraanmu, Kepala Suku Andulan. Ini mungkin persekutuan baru perampok di padang gurun. Seperti saat mengusir kurcaci perbukitan dari Padang Rumput Donau dulu, mereka ingin mengusir kita dari sini, atau membasmi sampai habis.” Liu Zhenhan mengusap janggutnya sambil memicingkan mata.
“Bagaimana dengan tentara bayaran manusia? Dan bagaimana nasib suku muskusia dari bangsa Deer kita?” Helen bertanya.
"Pasukan bayaran manusia mengalami korban yang parah, kemudian menyerah. Tapi entah bagaimana, kelompok perampok ini malah melepaskan mereka, aku tidak mengerti alasan di balik ini. Tenang saja, kaum kesturi hidup dengan baik, mereka tidak ikut bertempur, tidak ada satu pun yang terluka. Menurut catatan dalam Kodeks Pendeta tentang kebiasaan hidup ogre dan kerabat dekatnya, kaum kesturi itu akan menjadi santapan Salt Demon dan Green Demon. Tapi sebelum mereka mulai menyantap, para perampok ini tidak berencana membunuh makanan lalu menggotongnya di pundak. Mereka juga membawa banyak mayat pasukan bayaran manusia yang gugur, meski lapar seharusnya mereka tidak akan memakan kaum kesturi terlebih dahulu, kalian bisa tenang dulu." Liu Zhenhan terkekeh.
"Kita perlu minta bantuan dari luar! Richard! Persatuan para perampok sangat menakutkan, apalagi mereka sudah memiliki shaman dan keterlibatan perampok dari suku goblin Razor Mountain yang memelihara binatang peliharaan raksasa." Ekspresi Cui Beixi terlihat sangat serius.
“Tidak perlu!” Liu Zhenhan melambaikan tangan ke ular wanita cantik: “Mentor! Aku sengaja kembali untuk memberitahumu bahwa Feilengcui akan segera menghadapi operasi pemberantasan perampok besar-besaran. Aku tidak butuh bantuan luar, lagipula meminta bantuan pun tak berguna. Pos militer terdekat jaraknya ratusan li, apa gunanya mencari mereka? Menunggu persetujuan petinggi Departemen Militer Provinsi? Saat mereka menyeberangi Sungai Sanggan nanti, kita hanya bisa menghitung jumlah budak! Selain itu, jika minta bala bantuan, mungkin itu saatnya Helen harus pergi? Dengan kondisi tidak aman begini, bukankah itu alasan tepat bagi Kuil untuk memindahkannya? Mereka membawa budak dan jarahan, jalannya lambat. Pokoknya menuju Gunung Pisaupun harus melewati Dataran Raksasa dekat Bukit Merah. Aku sudah siap menyergap mereka di sana!”
“Musuh punya 1.500 Yammo dan Lumut Hijau yang tangguh, plus Dukun Suku. Aku akan temanimu.” Kata Cui Beixi.
“Mengapa pakai pisau besar untuk menyembelih ayam? Separuh pasukan milisi saja cukup. Kali ini Pendeta Naga Semu seperti Mentor tak perlu turun tangan. Tunggu kabar kami saja di sini. Karena para perampok telah bersatu, masih banyak kesempatan untuk Mentor bekerja keras nanti.” Liu Zhenhan terkekeh.
“Apa yang membuatmu begitu yakin?” Cui Beixi menatap Liu Zhenhan.
“Tidak percaya diri bisa menjadi Pendeta Naga?” Liu Zhenhan tersenyum santai, lalu berpaling ke para kuda nil dan berkata: “Setengah jam lagi, cepat kembali ke air sekali, melembabkan kulit, sekalian mandi dan sarapan.”
“Kalian berdua juga tinggal di sini.” Liu Zhenhan berkata pada Ning Yu dan Ai Wei'er: “Jika ikut kali ini, kalian akan mengalami mimpi buruk seumur hidup.”
BAB 46 MELANGKAH KE GERBANG KEMATIAN
Pemimpin suku perampok Goblin Hijau Kota Kabut, Fanny, sedang dalam suasana hati yang sangat gembira. Ia mengenakan zirah rantai 80% baru, memegang pedang besar dua tangan yang ketajamannya melebihi bayangannya.
Fanny ingin bernyanyi kegirangan, sebab suara Goblin Hijau adalah yang terindah di antara klan ogre, hanya burung layang-layang hutan yang bisa menyaingi.
Wilayah Fanny terletak 200 li dari Sungai Sanggan, dengan 300 lebih prajurit Goblin Hijau dewasa di bawah komandonya. Di Padang Rumput Donau, ini termasuk suku perampok berukuran sedang. Hutan pinus terluas di kaki Pegunungan Salju Himalaya Taymur adalah markasnya dan anak buahnya. Fanny dan para Goblin Hijau bawahannya suka menyebut hutan berkabut ini sebagai "Hutan Pinus Manchester".
"Manchester" dalam bahasa ogre berarti "Kota Kabut".
Belum lama ini, pemimpin suku perampok Goblin Razor Hill mengirim utusan untuk menyampaikan pesan lisan kepada Fanny.
Para perampok jarang berinteraksi satu sama lain, masing-masing menjaga wilayah mereka sendiri tanpa saling mengganggu. Tapi seperti dua singa jantan yang bertemu di padang rumput, selama tidak ada kepentingan yang bersinggungan, mereka tetap saling menghargai.
Padang gurun sama sekali tidak memiliki gunung. Yang disebut Gunung Cukur sebenarnya adalah bukit tandus menjulang setinggi ratusan Ren. Hanya ada satu jalan menuju puncak, sementara sisi lainnya tegak lurus seperti dipahat pisau cukur, membuatnya mudah dipertahankan namun sulit diserang - karena itu dinamai "Gunung Cukur".
Yang menguasai bukit Gunung Cukur adalah suku perampok Goblin terkenal di padang gurun. Suku ini telah hidup dan berkembang biak di Gunung Cukur selama bertahun-tahun. Mereka semua Goblin murni yang hampir tidak pernah menerima perampok pengembara lain. Suku perampok ini memiliki 3.000 prajurit Goblin dewasa dengan senjata logam seragam.
Kemampuan Goblin menggali lubang sama terkenalnya dengan kekotoran mereka. Oleh karena itu, sebagian besar senjata perunggu dari era Perang Dewa dan Iblis yang berhasil digali dalam radius ratusan li di padang gurun, berada di tangan gerombolan perampok Goblin ini. Meskipun kuno, keterampilan pembuatan senjata zaman dahulu tidak buruk. Senjata-senjata ini tetap tajam setelah ribuan tahun, membuat iri para perampok padang gurun di sekitarnya yang masih menggunakan senjata batu.
Goblin tanah bukanlah goblin kecil seperti tikus gemuk. Tinggi rata-rata mereka sekitar 1,6 Ren, dengan individu kuat bisa mencapai 1,7 Ren. Di antara ras goblin, hanya Goblin Beruang yang lebih perkasa, namun nafsu makan Goblin tanah jauh lebih kecil dibandingkan Goblin Beruang. Goblin tanah sering kenyang dengan sedikit makanan, memungkinkan mereka tidak perlu terus-menerus mencari makanan dan bisa memikirkan hal-hal lain.
Goblin tanah adalah perampok paling cerdas dan berdisiplin ketat di padang gurun. Dewasa Goblin tanah merupakan prajurit terampil, dengan pemimpin mereka bahkan mampu menggunakan senjata dua tangan dalam pertempuran.
Suku perampok Goblin tanah ini adalah satu-satunya di padang gurun yang bisa melewati tahun paceklik tanpa merampok. Gunung Cukur yang berdekatan dengan Pegunungan Salju Himalaya Taymur dikelilingi hutan pinus seluas lima puluh li, tetap bebas dari Perampok Hijau hingga kini. Suku Perampok Goblin Gunung Cukur bertahan melalui musim dingin dan hujan panjang dengan memanfaatkan biji pinus dan kawanan rusa kutub dari hutan pinus tersebut.
Tiga ribu prajurit Goblin Darat dewasa sangat menakutkan. Goblin-goblin murni keturunan ini konon merupakan sisa ras Goblin dari zaman kuno, yang memiliki keahlian paling kuno - memelihara binatang raksasa penghuni gua. Karena itu, bahkan ketika terjadi perang saudara antar suku perampok di padang gurun, jarang ada yang berani mengganggu musuh seperti ini.
Pesan yang disampaikan pemimpin Goblin Suku Gunung Pisau Cukur kepada perampok Hijau Fanny adalah: Baru-baru ini di Bukit Merah Sungai Sanggan muncul seorang tuan tanah Bimon dengan sekitar 100 pengawal. Mereka telah menghancurkan Suku Perampok Ogre Rocky Johnson dan Suku Goblin Beruang Kosen, menawan 200 budak perampok, serta membersihkan suku-suku perampok kecil dalam radius lima puluh li di sekitar Bukit Merah.
Jika wilayah ini tidak dimusnahkan, Kerajaan Bimon pasti akan memberikan banyak gelar tuan tanah di selatan Sungai Sanggan. Preseden ini jika dimulai akan mengacaukan tatanan hidup para perampok. Mengingat pasukan tuan tanah Bimon ini memiliki puluhan Warrior Elephant Olefin yang sangat kuat dan seorang Penyihir menakutkan, pemimpin Suku Goblin Gunung Pisau Cukur mengundang Suku Perampok Hijau untuk bersama-sama menyerang wilayah Bimon di Bukit Merah.
Suku Perampok Ogre Rocky Johnson tidak terlalu jauh dari wilayah Fanny. Tentang pemusnahan mereka, Suku Perampok Hijau sudah lama mendengar kabarnya.
Fani dan para goblin hijau sama sekali tidak tertarik pada suku perampok mana yang dimusnahkan. Setiap tahun di padang gurun, sekelompok perampok dieliminasi karena berbagai alasan, lalu wajah-wajah asing baru akan bermunculan seperti rumput yang disiram hujan musim semi.
Yang menjadi perhatian para goblin hijau adalah berapa keuntungan yang bisa mereka dapatkan.
Kurir memberitahu Fani bahwa di wilayah Bimon ini terdapat ratusan gadis manusia cantik. Jika suku goblin hijau bersedia berpartisipasi, suku goblin Razor Hill bersedia memberikan sejumlah gadis manusia dan senjata perunggu sebagai imbalan. Selain itu, suku goblin Razor Hill menyatakan bahwa dalam serangan gabungan ke Bukit Merah ini, masalah logistik pasukan perampok sekutu akan sepenuhnya ditanggung oleh mereka tanpa kekhawatiran.
Kurir goblin ini sangat pandai berbicara. Dia menggambarkan gadis-gadis cantik dengan sangat detail, membuat Fani ngiler mendengarnya.
Kurir juga memberitahu Fani bahwa saat ini suku salt demon Ashinu dari Hutan Tanah Asin telah direkrut, dan suku barbar White Crow juga memutuskan untuk bergabung dalam serangan ke wilayah Bimon ini.
Mengenai suku barbar White Crow, Fani mengetahuinya. Sejak bersekutu dengan manusia, semua persenjataan suku barbar ini telah diganti dengan senjata dan zirah baja, membuat iri suku-suku perampok lain. Bagi para perampok, memiliki senjata dan zirah baja berarti telah menjadi ksatria.
Hanya saja yang tidak bisa dipahami Fanny adalah, mengapa manusia hanya mencari suku liar yang paling bodoh dan tolol dari para perampok, alih-alih bekerja sama dengan Goblin Hutan yang cerdas? Apakah hanya karena mereka bodoh?
Mengenai suku Perampok Garam Arsenal, Fanny juga pernah mendengar kabar bahwa ini adalah kelompok perampok tanah garam berjumlah sekitar 700 orang. Mengandalkan cangkang garam di tubuh mereka, mereka sangat garang dan dikenal sebagai tukang tawar-menawar yang ulung.
Setiap musim dingin di padang gurun, selalu ada suku perampok yang tidak tahan kelaparan bersatu untuk menyeberangi Sungai Sanggan dan menyergap desa Bimon di tepi utara. Mengingat wilayah Bimon yang hanya dijaga 100 lebih prajurit dan terletak di jantung padang gurun, dengan Perampok Goblin Razor Hill yang telah mengumpulkan pasukan besar seperti ini, suku Goblin takkan melewatkan kesempatan untuk menggigit daging empuk ini.
Di sekitar Bukit Merah hanya terdapat bebatuan yang tersebar sporadis dan telah lapuk parah. Bimon yang baru saja menyeberang ini sama sekali tidak punya waktu untuk membangun benteng kokoh. Tanpa perlindungan benteng, para perampok bisa memanfaatkan keunggulan jumlah mereka untuk merebut wilayah Bimon ini sekaligus. Hanya dengan membayangkan kesenangan saat menjarah, jantung Fanny berdebar kencang.
Terkait mengapa tugas mudah seperti ini malah ditawarkan ke sukunya yang tidak terlalu besar, Fanny juga menyampaikan keraguannya.
Penjelasan utusan membuat kepala suku Goblin ini sangat tersanjung.
“Karena kalian adalah satu-satunya suku perampok di seluruh padang gurun yang memiliki Pendeta Shamantroll, kami merekrut sejumlah besar iblis garam yang membutuhkan bantuan Pendeta Shamantroll. Dengan sihir haus darah Pendeta Shamantroll ditambah tubuh kuat iblis garam, prajurit gajah dan penyihir mengerikan di wilayah Bimon ini takkan lagi menakutkan.” Begitu kata sang utusan.
Ras ogre secara alami memiliki kepekaan yang rendah terhadap kekuatan elemen, hal ini juga berlaku untuk sepupu mereka yaitu ogre hutan hijau. Sebenarnya bukan hanya ras ogre, bahkan suku perampok lain pun, tanpa adanya tulisan atau pengajaran, hanya suku perampok besar dengan ribuan anggota yang memiliki kemungkinan melahirkan seorang pendeta shaman.
Meski sihir pendeta shaman para perampok hanya terbatas pada "Sihir Haus Darah", para perampok yang mendapat sihir ini bisa melipatgandakan kekuatan tempur mereka. Karena itu suku yang memiliki pendeta shaman pasti akan dihormati oleh suku perampok lain.
Meski hanya memiliki 300 prajurit dewasa, suku perampok ogre hutan hijau Fog City telah melahirkan tiga pendeta shaman secara berturut-turut. Dari segi probabilitas, ini setara dengan kemunculan seorang Pendeta Naga di antara ras Bimon.
Dari tiga pendeta shaman di bawah komando Fanny, yang paling tua telah memahami kekuatan alam. Ia bisa menggunakan teknik ilahi unik yang disebut "Cahaya Duri".
Ilmu gaib ini mampu membuat tubuh Goblin Hijau lebih mendekati warna tanaman, serta menumbuhkan bulu dan rambut lebat mirip akar pohon di tubuh mereka.
Awalnya pemimpin Goblin Hijau menganggap ilmu gaib ini omong kosong belaka. Namun setelah bertemu dengan perampok Salt Goblin, "Cahaya Duri" ini justru sangat membantu dalam perjalanan menuju suku goblin Razor Hill.
Berkat kemampuan kamuflase ajaib "Cahaya Duri", Goblin Hijau menyergap kafilah pedagang manusia yang sedang berkemah. Dengan bantuan 700 lebih Salt Goblin berzirah garam yang nyaris kebal senjata, sekitar 300-400 tentara bayaran ini cepat menyerah. Mereka berhasil merebut banyak barang, kuda, senjata, dan terutama zirah - barang impian para perampok.
Andai saja pedagang manusia itu tidak mengaku memiliki hubungan atasan-bawahan dengan suku Savage Crow Putih, serta berjanji akan membawa senjata dan zirah terbaik tahun depan, tentu manusia-manusia itu akan dijadikan bekal makanan dalam perjalanan.
Sebagai suku perampok yang kaya akan dukun shamandan faktor kecerdasan, Vanney pemimpin Goblin Hijau sangat paham keuntungan menjalin hubungan dengan bangsawan manusia. Ini berarti sukunya bisa mendapatkan zirah baja dan bir gandum wangi tak terhitung, tanpa perlu mencari makanan di musim dingin yang menggigit.
Mungkin masih ada dua wanita manusia bajingan yang bisa diberikan untuk kami mainkan. Fanny merasa tubuhnya panas hanya dengan memikirkannya.
Dalam serangan mendadak tadi, para iblis garam yang bodoh itu menghajar beberapa wanita manusia yang bertubuh molek menjadi dua bagian dengan tongkat, membuat Fanny sangat sakit hati.
Inilah alasan mengapa dia menentang pendapat mayoritas dan membebaskan para pedagang ini.
Jika tidak mempercayai pedagang manusia ini, paling-paling hanya kehilangan seratus lebih "persediaan makanan".
Tapi jika apa yang dikatakan manusia itu benar, mungkin tahun depan ada kesempatan untuk suku perampok goblin hutan Kabut bisa bangkit.
Hasil rampasan kali ini sangat besar. Para pedagang membawa banyak produk khas Bimon - madu Hutan Salib Selatan yang manis, bulu-bulu mewah, serta zirah dan senjata yang berkilauan.
Dia bahkan menemukan sekantong kecil kristal sihir pada tubuh manusia-manusia ini. Meski rombongan dagang ini mungkin akan menjadi majikannya di masa depan, Fanny tidak bisa menahan keserakahan dan mengambil kantong kristal ini untuk dirinya sendiri.
Dengan kristal sihir ini, dukun suku akan memiliki tongkat sihir yang layak, bukan sekadar menggunakan kayu ceri untuk memanggil kekuatan ilahi.
Andai saja tidak mendengar bahwa wilayah Bimon itu pertahanannya lemah dan ada banyak gadis kecil manusia yang cantik, Fanny hampir saja langsung membagi rampasan dengan para iblis garam dan pulang ke sarang untuk tidur.
『Tawanan dan kereta kuda memperlambat perjalanan para perampok. Setelah sekitar lima jam berjalan, akhirnya mereka memasuki dataran Gurun Troll. Bayangan besar Gunung Cukur muncul dan menghilang di cakrawala. Sampa telah terbenam, fajar akan segera tiba, dan hati Fanny dipenuhi kepuasan.
Dia bahkan sudah membayangkan berapa banyak harta yang akan dibawa pulang nanti.
Fanny tersenyum.
Gemuruh derap kaki kuda menghancurkan semua mimpinya.
※※※
『Menjawab dua pertanyaan kecil dari teman pembaca.
Bukit Merah terletak di tepi selatan Sungai Sanggan. Seorang Pendeta Naga Semu dan Ksatria Kuil hanya perlu menyeberangi sungai untuk mencapai tujuan, untuk apa lagi pengawal?
Jangan meremehkan kekuatan tempur Ksatria Kuil dan Pendeta.
Tidak ada batas maksimal populasi penduduk di wilayah kekuasaan. Mana ada aturan membunuh kelebihan populasi jika melebihi seribu orang? Seribu jiwa itu standar minimal, ini cuma cara Kuil menyulitkan Lao Liu.』
BAB 47 TAK TERHENTIKAN
Barisan panjang para perampok di jalan kuno berbentuk ular. Di depan adalah hobgoblin dengan penglihatan tajam yang kulitnya berubah menjadi kuning layu seperti rumput kering di padang ilalang. Di belakang adalah salt troll yang kulitnya seperti batu berjalan.
Di tengah barisan ada budak kasturi yang dijadikan cadangan makanan, lima kereta penuh jarahan, dan sekitar dua puluh kuda tangkapan.
Bukit-bukit tandus merupakan ciri geografis yang mencolok di Dataran Liar Donau. Dataran Bukit Raksasa menyerupai tengkorak besar yang dipenuhi menara-menara. Berjalan di jalan kuno yang diapit dua bukit terakhir, para perampok ras Hijau dan Garam tak bisa menahan sorak gembira.
Menghirup udara segar nan dingin, para perampok menyipitkan mata memandang ke atas. Di bawah cahaya mentari pagi, Gunung Cukur akhirnya menampakkan sosok megahnya yang menjulang ke langit dari balik bukit-bukit yang selama ini menghalangi pandangan, terbungkus lingkaran cahaya keemasan bak gunung suci dalam mitos.
Perjalanan panjang selama beberapa hari akhirnya tiba di ujung. Kini yang paling diinginkan ras Garam dan Hijau hanyalah memeluk jarahan terbaru mereka lalu tidur nyenyak.
Kelelahan akibat perjalanan darat yang panjang membuat tubuh para perampok ini terasa lesu. Meski fisik mereka kuat, banyak yang sudah mengantuk berat hingga kelopak mata saling berkelahi.
Suara derap kaki bagai gemuruh petir bergema dari bukit-bukit tandus di kiri kanan ketika pemimpin ras hijau Fan Ni sedang mengunyah manisan sambil menunggang kuda perang perkasa. Pemimpin ras garam Yong Beili mengikuti pantat kuda perangnya, juga menikmati manisan lezat manusia. Sebagai pemimpin, Yong Beili ingin menunjukkan status mulianya dengan menunggang kuda perang, sayangnya tubuhnya terlalu berat. Begitu dia duduk di atas kuda, tulang punggung kuda langsung patah. Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya pemimpin ras garam ini memilih berjalan kaki.
Manisan buah snakeberry yang agak asam ini sebenarnya tidak sesuai dengan selera ras hijau dan ras garam, tapi Fan Ni dan Yong Beili menyantapnya dengan lahap. Mereka menyendok pakai jari sampai mulut penuh cairan merah, seperti warna darah.
Makanan manusia sebenarnya tidak terlalu enak, tapi menyantap hidangan manusia melambangkan status dan selera - kemuliaan.
Perampok di padang gurun berpikir demikian. Kurcaci juga berpikir demikian. Kebanyakan Bimon pun berpikir sama.
Mereka sudah berembuk. Akan membiarkan cairan merah ini menempel di bibir, untuk diperlihatkan pada sesama perampok di Gunung Pisaunya.
Padang gurun yang bergelombang tak memungkinkan pandangan langsung menjangkau ujung cakrawala. Derap kaki kuda yang tiba-tiba ini membuat ras hijau dan ras garam kebingungan.
“Apakah itu kawanan rusa kutub musim dingin di padang gurun?” Fanny menggerutu.
Semua perampok di padang gurun tahu bahwa kaki gunung bersalju yang dikuasai suku goblin Gunung Cukur terletak dalam radius beberapa mil. Di Pegunungan Salju Himalaya Taymur, satu-satunya jalur pendakian ke Puncak Tanggula berada tepat di belakang Gunung Cukur. Lokasi strategis ini memungkinkan serangan ofensif, retret ke pegunungan salju, atau masuk ke hutan.
Yang lebih menakjubkan, setiap musim dingin kawanan rusa pegunungan besar turun dari Puncak Tanggula yang tertutup es tebal dan beku. Mereka kelaparan karena tidak bisa menemukan akar rumput dan tumbuhan favorit, lalu turun ke padang gurun untuk berkembang biak, mencari makanan, dan menunggu musim semi tiba sebelum kembali ke pegunungan.
Suku goblin Gunung Cukur bahkan bisa mencukupi kebutuhan daging setahun hanya dengan berburu kawanan rusa ini. Hanya merekalah yang memiliki kelebihan makanan untuk memelihara binatang peliharaan raksasa seperti ground sloth.
Mendengar pemimpin menyebut rusa, mulut para perampok Hijau langsung berliur.
Sesekali ada rusa yang bisa diburu di hutan pinus berdaun jarum. Hewan ini sangat waspada dan penakut, langsung lari terbirit-birit saat mendengar suara sekecil apapun. Dagingnya sungguh lezat tiada tara.
Kabut fajar bagai mendapat pukulan dahsyat, "hwa" tersapu bersih seketika.
Selai madu di tangan dua pemimpin perampok beserta botolnya terjatuh ke tanah.
Yang muncul dari dua bukit tandus terakhir bukanlah rusa kutub, melainkan dua barisan raksasa mammoth berbulu panjang yang tersusun rapi! Zirah emas yang menutupi hampir seluruh tubuh hingga mata mereka, bulu panjang yang berkibar di perut memancarkan kekuatan purba yang perkasa.
Di atas bukit, tanpa disadari telah berdiri sekumpulan pria Bimon bertubuh besar bersenjata. Zirah di bawah tubuh raksasa mereka menyilaukan bagaikan dewa emas di bawah sinar matahari pagi. Angin di padang liar tiba-tiba berubah sedingin nafas zaman purba - para prajurit penuh aura pembunuh ini sebelumnya hanya muncul dalam legenda Perang Dewa dan Iblis!
Perampok tak sempat berpikir panjang. Kawanan mammoth yang agak kikuk melintasi puncak bukit tinggi itu mulai meluncur menuruni lereng. Setiap enam mammoth membentuk tembok daging sepanjang 20 Ren, dengan derap kaki selaras bagai tabuhan gendang, dari kedua puncak bukit kiri-kanan mereka menerjang ke bawah, menundukkan kepala layaknya mencium aroma pisang lezat di jalan purba, menghujam langsung ke arah perampok tanpa ampun.
Dua kelompok mammoth berbulu panjang dengan momentum terjun yang dahsyat membuat embun di atas akar rumput beterbangan ke tanah, kuku kaki mereka menggetarkan bumi seolah-olah inti bumi bergetar.
Rambut di kepala Yanmo dan para hijau iblis bergetar hebat oleh getaran kuku mammoth, mulut mereka menganga kosong menatap kawanan mammoth raksasa yang mendekat dengan kecepatan tinggi.
Para hijau iblis yang tinggal di hutan pinus berdaun jarum kaki gunung bersalju mana mungkin tak kenal mammoth salju? Mereka benar-benar tak mengerti mengapa mammoth dari pegunungan salju muncul di padang gurun?
Semua perampok terdiam membeku. Yang mengantuk matanya melebar hingga maksimal membuat kelopak mata kemerahan, yang sedang bercanda tiba-tiba hilang senyumnya, mulut menganga seperti ikan yang terdampar di gurun, bola mata mereka kejang-kejang mengikuti gerakan kawanan mammoth.
Para perampok tiba-tiba merasa seperti kacang pinus dalam kue pai, sementara dua kelompok mammoth di kiri-kanan bagai dua lembar roti pipih raksasa yang akan membungkus dan melahap mereka.
Menghadapi kawanan gajah yang tiba-tiba menyerbu dengan liar ini. Tak ada kata yang bisa menggambarkan keterkejutan dan kengerian para perampok saat ini, seperti ketika menengadah ke langit tiba-tiba melihat meteor jatuh menghujam dahimu.
Mammoth berbulu tebal yang gagah perkasa ini memiliki ukuran dua kali lebih besar dari gajah biasa, tubuhnya berselimut baju zirah emas, di atasnya duduk para pria Bimon perkasa yang meneriakkan pekikan liar.
Gading panjang yang melengkung membawa kesan zaman purba, kuku sebesar pilar itu menginjak-injak es prasejarah yang keras.
Sebelum kawanan itu tiba, tekanan dahsyat yang tak terkatakan telah membuat seluruh perampok menggigil kedinginan. Yang penakut sudah terjatuh karena kram betis, memandang dengan meringis pada kawanan mammoth yang semakin membesar. Puluhan kuda perang juga gelisah meringkik, takut merunduk ke tanah.
Derap kaki bagai gemuruh menjadi satu-satunya melodi di padang gurun yang sunyi. Para perampok merasakan ketidakberdayaan dari lubuk hati, seperti menghadapi letusan gunung berapi atau tornado - bencana alam yang sama mengerikannya dengan arus bah kawanan gajah ini.
"Serangan musuh!" Teriak seorang pasukan elv hijau akhirnya memecah kesunyian. Suaranya terdengar pilu dan singkat.
Suaranya terhenti tiba-tiba, bersama dengan segala sesuatu tentangnya, hancur menjadi pecahan-pecahan oleh kawanan mammoth yang menginjak-injak dengan ganas.
Seperti hembusan angin, dua kelompok mammoth saling bersilangan.
Kawanan gajah yang berlari liar menggilas para perampok yang berjalan di barisan paling depan dan belakang. Di bawah tekanan ratusan ton, baju zirah garam kebal senjata para Yanmo terbukti hanya menjadi lelucon menyedihkan di bawah kaki besi mammoth.
Yanmo di bawah kaki raksasaterlemparterinjak masuk ke tanah beku padang gurun yang keras. Pasukan yang tertib rapi seketika terpotong menjadi beberapa bagian.
Setelah satu kali serangan, dua kawanan mammoth raksasa secara tiba-tiba berbelok ke samping, melakukan putaran tajam, lalu bertukar posisi dan berlari ke arah berlawanan menuju kelompok perampok lainnya. Seluruh kawanan mammoth mempertahankan formasi rapi dengan lebar 20 ren.
Pembantaian yang mengerikan!
Seperti menggunakan penggiling batu untuk menggilas semut-semut, setiap jejak mammoth meninggalkan genangan darah dalam. Sekeliling seperti tumpukan tomat yang terus diinjak-injak, suara memilukan yang bisa merasuk ke seluruh jiwa.
Budak-budak Musi yang diikat di belakang kereta membuka mulut lebar-lebar menyaksikan pemandangan di depan mereka. Darah dan isi perut yang menyembur membasahi tubuh mereka. Warna langit di pupil mata mereka telah berubah menjadi biru tua pekat.
Bukan hanya serangan gajah-gajah raksasa yang memperburuk situasi. Dari tubuh setiap mammoth menjulur sebatang kayu Cemara tebal yang bahkan belum dikupas kulitnya. Di bagian buku-buku batangnya masih tumbuh tunas baru berwarna hijau. Yang mengendalikan balok kayu raksasa ini adalah sekelompok pria Elefen botak berotot. Di tangan mereka, batang kayu sebesar itu digenggam semudah memegang sehelai Rumput Ekor Anjing.
Ujung depan setiap balok kayu diruncingkan seperti mata tombak. Dengan kekuatan berlari kencang, kayu-kayu ini bahkan layak dijadikan batu pelantak penumbuk gerbang kota, apalagi untuk melawan tubuh daging goblin hijau dan iblis garam. Perampok yang tertubuh balok kayu ini bahkan kehilangan separuh tubuhnya akibat benturan dahsyat, sementara separuh tubuh lainnya masih berdiri di tempat.
Setelah sesaat terdiam membeku, para perampok tersadar bagai terbangun dari mimpi. Mereka berteriak-teriak dan berlarian pontang-panting, saling bertabrakan hingga jatuh berantakan.
Mammoth-mammoth terlatih ini segera membagi diri menjadi empat kelompok. Setiap tiga ekor mammoth membentuk barisan, menyasar area dengan kerumunan terpadat. Dua belas mammoth bagai dua belas batang gelondongan raksasa yang terus menggilas padang gurun berulang-ulang.
Tidak tahu berapa lama waktu berlalu, kawanan gajah berhenti melanjutkan serangan bolak-balik, sprint yang intens membuat mammoth-mammoth ini kelelahan hingga tubuh mereka berkeringat deras, belalai mereka mengeluarkan napas putih yang terengah-engah.
Sekelompok perampok sebanyak 1.500 orang lebih, setelah mengalami beberapa kali serangan kawanan gajah, akhirnya berhasil menghentikan sprint mammoth raksasa dengan penghalang tubuh. Para perampok patut berbangga, kekuatan serangan menyeluruh dua belas mammoth raksasa bahkan bisa menghancurkan pintu gerbang besi cor menjadi besi tua yang terpelintir dalam sekejap!
Saat ini jalan kuno di padang gurun dipenuhi reruntuhan berantakan, rumput-rumput liar di tanah terciprat embun berwarna lain yang lengket dan pekat, membuat helai rumput melengkung ke bawah. Cekungan bekas kuku raksasa dipenuhi cairan kental yang menguapkan hawa panas dalam udara dingin padang gurun.
Dari 1.500 perampok, setelah melewati pencucian kawanan gajah perang, setidaknya 600 orang tewas akibat tubrukan dan injakan. Korban luka tak terhitung jumlahnya, ratapan kesakitan bergema di seluruh padang.
Di bawah pukulan seperti ini, sebagian besar perampok yang tersisa langsung memilih melarikan diri. Mayat-mayat rekan mereka yang terinjak-injak menjadi bubur menghancurkan semua kepercayaan diri mereka.
Ada beberapa orang bodoh yang nekat mengayunkan senjata dan menyerang, belalai mammoth yang menyapu dengan cepat bagaikan tongkat raksasa seberat seribu kati. Para ksatria perampok yang gagah berani itu semua muntah darah deras dan terlempar ke belakang.
Tiga dukun shaman Suku Hijau Iblis yang berfisik lemah duduk di atas kereta kuda. Mereka menyaksikan seluruh proses serangan mengerikan dan pembantaian berdarah ini dari awal hingga akhir. Tangan yang menggenggam tongkat sihir sama sekali tidak bisa melepas mantra apa pun.
Prajurit Behemoth di puncak bukit tandus juga menyerbu ke bawah, tubuh mereka besar namun lincah. Pemimpin pasukan yang turun dari bukit tandus sebelah kiri adalah seorang Pigge berambut pirang, bertelanjang dada dengan otot-otot berotot, mengayunkan Tongkat Taring Serigala raksasa yang mengerikan. Daya hantamnya tidak kalah dengan seekor mammoth raksasa. Perampok yang lari panik ditabraknya hingga tubuh mereka hancur berantakan bersama tongkat, cangkang garam Salt Demon pecah berhamburan membawa serpihan garam dan daging di mana saja tongkatnya menghantam. Ada Binatang Bulu Es dan Salju berperut besar berdiri di bahunya, menggendong seekor anak babi gemuk di pelukannya. Anak babi ini menyemburkan Panah Air beruntun yang membuat tubuh para perampok terpelanting tak karuan, meninggalkan pemandangan mengerikan di setiap jangkauannya. Di belakang Pigge perkasa ini, mengikuti empat Bimon berkulit hijau yang lincah melompat. Pedang Ganda bergerigi di tangan mereka bagai kilat menyambar malam, menghempaskan curahan darah di setiap sabetannya.
Di sisi kanan lereng bukit gersang, seekor kungkang raksasa sebesar penguin sedang berlari kencang. |Ksatria Beruang yang menungganginya telah memasuki fase |Transformasi Liar. Kapak baja dan cakar baja 12 inci kungkang itu membentuk lingkaran darah daging di sekelilingnya, membuat |Prajurit Behemoth di belakangnya tak mendapat kesempatan untuk menyerang.
Bagai dua pedang tajam yang menancap di jalur kuno, kedua kelompok |Prajurit Behemoth ini mengabaikan para |perampok yang melarikan diri. Mereka merobohkan para perampok yang sudah trauma dan prajurit terluka di sekitarnya, lalu membentuk formasi melingkar bersama 12 |mammoth, perlahan mendekati kelompok terakhir perampok yang selamat di sekitar kereta.
Siluet-siluet hitam tinggi besar bagai |burung camar yang menyelam mencari mangsa, berjatuhan dari tubuh mammoth raksasa. Sisa-sisa terakhir Green Goblin dan Salt Goblin terdesak hingga ke sekitar kereta, di mana terdapat sekumpulan |budak kesturi yang gemetaran.
Kuda penarik kereta sudah mengeluarkan busa di mulut dan terkapar di tanah. Kaki-kaki para perampok gemetar hebat di atas tanah.
Tiga wajah shaman Green Goblin terciprat darah dan isi perut. Seorang shaman muda Green Goblin tak lagi sanggup menahan teror ini, tubuhnya limbung kemudian roboh.
Wajah dua dukun yang tinggal itu seperti kulit membungkus tulang, bergetar tertiup angin. Kulit kehijauan mereka berubah pucat pasi, tongkat sihir di tangan mereka berderit-dertit digenggam erat.
Rintihan lemah dan jeritan kesakitan di sekitar pun tak mampu membangkitkan tanggung jawab mereka sebagai dukun.
"Jangan biarkan sehelai bulu pun tertinggal!" Teriakan bergemuruh itu mengubah bentuk pembantaian kejenis baru, kembali terpental di padang gurun.
Jika tadi seperti mimpi buruk, sekarang ini adalah bencana.
Perampok yang masih linglung belum sempat memanggil kembali jiwa mereka yang melayang ke ujung langit, senjata berlapis cat hitam beserta sosok-sosok kekar telah menyambut mereka. Pisau panjang dari gading meraung tajam di udara. Satu tebasan merobohkan sekumpulan tubuh, dua-tiga kali tebasan kemudian pisau gading itu langsung patah berkeping-keping.
Tombak yang meraung, gada berujung paku yang menghujam, pentungan kayu sekuar petir merobohkan para perampok yang sudah tak punya semangat juang seperti tumpukan gandum.
Dua dukun yang tersadar tahu takkan selamat tanpa bertarung, segera mengibaskan tongkat gemetar mereka untuk menyebarkan sihir haus darah. Sorot merah darah berkelip, bulu-bulu perampok berdiri tegak, taring menjulur dari bibir. Mereka melakukan serangan balik membabi buta, meski ditumbangkan tanpa ampun tetap tak ragu, bergantian maju seperti binatang terpojok.
Jika perampok adalah batu karang, maka lawan mereka adalah gunung tinggi. Dibandingkan serangan balik perampok yang kacau dan amatiran, formasi prajurit Bimon jauh lebih teratur. Barisan depan diisi oleh petarung mammoth terkuat dan penyair kuda nil, sementara barisan belakang dihuni prajurit Panda yang sesekali melemparkan Tombak Bermata. Para Prajurit Werwolf juga mengumpulkan batu dari jalan setapak, tombak manusia, hingga balok kayu untuk dilemparkan ke kerumunan perampok.
Guo Guo yang berdiri di bahu Liu Zhenhan terus memukul pantat anak babi dengan panik. Sayangnya, Katyusha telah menghabiskan kekuatan sihir Panah Air berantai selama proses penyerangan. Meski serangan Panah Air ini memiliki daya rusak mengerikan, durasinya sangat singkat. Seandainya digunakan dalam lingkaran pertahanan saat ini, pasti bisa menghemat banyak tenaga.
Meski kehilangan satu pembunuh mematikan, nasib para perampok tetap berada di titik terendah. Lingkaran kepungan prajurit Bimon bagai penggiling daging berdarah - perampok yang mendekat langsung tumbang di debu. Jika tidak menyerang, Tombak Bermata yang mematikan dan berbagai benda aneh yang dilemparkan Prajurit Werwolf tetap sama bahayanya.
Zirah garam yang menjadi kebanggaan para iblis garam dan baju perang manusia yang dipakai iblis hijau, sama sekali kehilangan fungsi perlindungannya di bawah senjata para prajurit Behemoth ini. Kekuatan luar biasa para prajurit Behemoth memastikan bahwa senjata apapun di tangan mereka lebih mematikan dari gada meteor. Di bawah kekuatan ini, bahkan infanteri manusia yang dilengkapi zirah berat hanya bisa berakhir dengan organ dalam yang pecah, apalagi para perampok ini. Di bawah bimbingan dua shamans yang cerdik, para perampok pun meniru dengan melemparkan senjata mereka sebagai serangan jarak jauh. Meski sesekali mengenai zirah lawan, tidak ada efek selain percikan api yang memperlihatkan anyaman rotan di dalamnya.
Beberapa saat kemudian, jalan kuno yang sunyi itu hanya menyisakan tumpukan benda-benda berantakan tertutupi mayat. Seperti memasuki musim hujan lebih awal, tanah itu menjadi basah.
Seratus lebih budak kesturi yang gemetar ketakutan saling berpelukan dengan pandangan kosong. Di depan mereka berdiri para pria perkasa yang berlumuran darah. Semua ini terlalu mendadak - para perampok tidak siap, begitu pula orang-orang kesturi.
Dari iblis garam dan iblis hijau yang datang dengan mimpi besar, yang masih hidup hanya tersisa tiga shamans iblis hijau - sebagian melarikan diri ke dalam belantara rumput tinggi.
Dua gemetar, satu tak sadarkan diri.
“Sayang sekali! Masih banyak perampok yang berhasil kabur, tidak bisa dibungkus seperti kue pai.” Liu Zhenhan memeluk Tongkat Taring Serigalanya, menyalakan cerutu dengan membelakangi angin, matanya memandang rerumputan liar yang tertiup angin dengan rasa penyesalan. Tetesan darah dari Formasi Padat di tangannya diterbangkan angin dingin sedikit demi sedikit.
“Saat kawanan gajah berbelok, masih ada celah di antara formasi. Ditambah rerumputan di sini sangat lebat, wajar jika ada yang lolos.” Kolina menggaruk-garuk kepala dengan ekspresi tak puas.
“Ke depannya, ikatkan balok kayu besar di belakang pantat mammoth. Saat berbelok, kayu itu akan mengayun dan menyapu musuh saat diinjak.” Liu Zhenhan menggeram sambil melambaikan tangan.
“Tuan, masih ada tiga tawanan hidup di sini!” Gud menunjuk ke gerobak sambil mengambil jerami kering untuk membersihkan tongkat Tombak Bermata-nya. Saat jerami digosokkan, warna asli senjata itu mulai terlihat di antara noda biru kehitaman.
“Inilah dukun perampok yang bisa sihir haus darah!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, menginjak gerobak dan menepuk bahu salah satu dukun hijau.
Dua dukun lainnya yang masih sadar gemetar di bawah tatapannya, tongkat sihir terjatuh dari genggaman mereka.
“Jangan biarkan perampok hidup, potong semua!” Vieri mengangkat kapak roda besar sambil menyeret seorang dukun hijau, menginjaknya dengan satu kaki dan bersiap menghunjamkan kapak.
“Berhenti!” Liu Zhenhan meneriakkan, kapak besar Vieri berhenti tepat satu senti di atas kepala perampok shaman itu.
Shaman hijau itu menatap tajamnya mata kapak sambil bergumam tak karuan, terlihat sangat gila.
“Simpan dulu! Sihir haus darah mereka lebih cepat dari Imam Bemon kita, aku penasaran!” Liu Zhenhan melompat turun kereta, mendorong Vieri, lalu menarik shaman hijau kurus yang nyaris pingsan itu ke atas kereta dengan kasar.
“Tusuk mayat-mayat itu sekali lagi! Jangan tinggalkan apa pun!” Liu Zhenhan mengangkat zirah rantai berlumuran darah, melihat jejak jempol kaki di permukaannya lalu menggeleng: “Sialan!”
“Anda... Bemon?” Budak-budak Musk yang masih terbengong-bengong menatap sosok Liu Zhenhan yang semakin jelas garis wajahnya.
“Tuan Tanah Feilengcui, Richard.” Liu Zhenhan mengangguk santun: “Anak-anak Suku Deer, kalian sudah pulang.”
“Kenali aku ini siapa?” Vieri mengambil selembar kulit hewan dari kereta, mengusap genangan darah di wajahnya hingga tersungging senyum lebar.
“Tuan Vieri!” Beberapa manusia kesturi berteriak gembira, berebutan berlari mendekat namun tersandung tali pohon yang menembus bahu mereka.
Para milisi berkerumun membantu budak-budak manusia kesturi ini memotong tali pohon di tulang pipa mereka.
"Biarawan! Biarawan!" Liu Zhenhan berteriak.
"Siap! Tuan Richard!" Biarawan belalang sedang menyiram pedang besar di lengan mereka dengan air dari kantong kulit, mendengar panggilan tuan segera mendekat dan mulai mengobati luka-luka manusia kesturi malang ini.
Di kejauhan Gunung Pisau Cukur terlihat kepulan asap peringatan, ketinggian seratus Ren membuat jalur kuno terlihat jelas, rupanya suku goblin mulai menyadari keanehan.
Liu Zhenhan menatap asap itu dengan senyum hina, "Bodoh! Datang menguburkan mayat hijau dan garam ini!"
BAB KE-48 MENUNJUK RUSA SEBAGAI KUDA
Ini satu-satunya hasil nyata dari penjarahan milisi Feilengcui terhadap perampok. Gajah mammoth dengan kaki bernoda genangan darah dan lima kereta kembali, membuat seluruh Feilengcui gempar.
Cui Beixi yang paling terkejut, Richard benar-benar tidak berbohong, berhasil membasmi gerombolan perampok tanpa korban jiwa.
Bagaimana cara memberantasnya? Cui Beixi terus berpikir tapi tidak menemukan jawaban.
Mulut Liu Zhenhan melebar hingga ke telinga. Sepanjang perjalanan dia sibuk bergegas, belum sempat melihat seperti apa barang rampasan itu. Sekarang kebahagiaan ini bisa dibagikan dengan semua orang.
Sebuah gerobak dipenuhi gunungan kulit hewan mewah. Liu Zhenhan memandangnya dengan gembira. Selama musim dingin mereka khawatir kekurangan bahan pakaian, terutama untuk para Musang yang pakaiannya tipis. Sekarang semua masalah terpecahkan. Gerobak lain penuh dengan madu liar kualitas terbaik yang disimpan dalam tong kayu ek kecil.
Gerobak lainnya dipenuhi peti harta berjejer.
Peti-peti itu terbuat dari kayu filbert dengan hiasan dan pengait tembaga di bagian luar.
Liu Zhenhan membayangkan isinya adalah koin emas. Dengan penuh harap, dia membuka gembok tembaga. Senyumnya langsung membeku.
Di dalam peti berjejer botol kaca berleher pendek berisi cairan warna-warni. Celah antar botol dipenuhi kapas. Dengan gigih Liu Zhenhan membuka semua peti, berharap menemukan koin emas. Kenyataan mengecewakannya.
Semua peti berisi botol kaca berisi cairan berwarna-warni seperti ini.
“Apa ini?” Liu Zhenhan mengangkat sebuah botol, membuka tutup kayunya, dan mendekatkannya ke hidung untuk mencium. Aroma aneh yang tak bisa dijelaskan.
“Ini darah monster, bahan penting yang digunakan penyihir manusia untuk membuat gulungan sihir. Juga komoditas ekspor terbesar kami bangsa Bimon setiap tahun.” Cui Beixi mengambil botol kaca berisi cairan biru, “Lihat botol ini, berisi darah naga berkaki dua, cukup lima pint.”
“Berapa nilai darah monster sebanyak ini jika dijual di Weisisipang?” Liu Zhenhan masih lebih tertarik pada koin emas.
“Aku sarankan jangan berniat menjualnya. Semua ini barang curian. Seorang bangsawan sejati harus mengembalikannya ke pemiliknya.” Cui Beixi melemparkan kalimat dingin sebelum pergi.
“Pasti akan kukembalikan!” Liu Zhenhan tertawa licik sambil berteriak ke arah punggung Mentor Ular Wanita Cantik yang menjauh.
Dua gerobak tersisa akhirnya tidak mengecewakan Liu Zhenhan. Satu peti berisi sekitar seribu koin emas. Membuat Lao Liu hampir meneteskan air mata bahagia.
Di atas kereta masih terdapat senjata dan zirah tentara bayaran manusia, serta beberapa tong anggur manusia dan daging babi asin Doluote. Di mata Liu Zhenhan yang terbiasa minum rum hasil fermentasi Setengah Manusia, anggur ini hampir tak berbeda dengan air cucian beras. Daging babi asin itu juga jauh kalah enak dibandingkan daging Hewan Luo Sha yang dipelihara secara liar. Sang bos tidak menyukainya, tapi Karu justru senang bisa mengambil barang sisa ini.
Hasil yang lebih besar adalah sekantong kecil kristal sihir, 104 budak manusia kesturi, dan tiga tawanan dukun hijau.
Manusia kesturi itu sangat gugup. Sejak cap budak dibakar di tubuh mereka dan dijual ke manusia, takdir mereka sudah ditentukan.
Tiba-tiba takdir berbelok arah, membuat mereka kebingungan karena kebahagiaan yang tak terduga.
Melihat makanan panas tersaji di depan, meski jakun setiap manusia kesturi bergerak menelan, tak satu pun berani menyentuhnya.
Melihat mantan majikan mereka Vieri berdiri di samping, pandangan penuh harap tertuju padanya dari setiap manusia kesturi.
"Cepat makan! Isi perut kalian dulu!" Vieri mengangkat satu tong madu dari gerobak, memecahkan tutupnya, lalu mengoleskan madu liar ke setiap roti yang dibagikan ke manusia kesturi.
Tiga nyonya bos Feilengcui mengangkat kulit hewan mewah dari gerobak, menyampirkannya satu per satu ke tubuh manusia kesturi yang berpakaian tipis itu. Mata setiap manusia kesturi berkaca-kaca.
Melihat Helen kesulitan mengangkat kulit hewan yang berat, Gotharney tak tahan dan ikut membantu.
"Tambahan satu nyonya bos lagi." kata Gud bercanda di samping.
Gotharney melototkan mata tajam ke arahnya, Jenderal Pan menjulurkan lidah lalu cepat-cepat melarikan diri.
"Setelah kalian kenyang, pilihlah pemimpin untuk bicara denganku." kata Liu Zhenhan kepada para Muskman sambil mengambil busur silang dari gerobak.
Busur silang ini lebih kecil dan indah dibanding yang pernah dilihatnya di toko senjata manusia Weisisipang dulu. Magasinenya kosong, entah perampok mana yang kena tembak ini.
Liu Zhenhan mencoba membidik, merasa kurang nyaman lalu melemparkannya.
Guo Guo dengan bangga berjalan bergoyang memakai kulit macan tutul yang disobeknya hingga berbentuk jubah besar. Anak babi di belakangnya menggigit kulit rusa merah, lari kocar-kacir seperti tikus tanah menyeberang jalan.
Guo Guo membawa toples manisan, saat melewati para Muskman memberikannya kepada seorang Muskman yang sedang diam-diam makan.
Anak babi mengambil kesempatan saat lengah, menyambar toples manisan itu lalu kabur.
“Suruh ibumu buatkan kemben, minta dia menyisakan kantong, buat wadah kacang pinus dan hawthorn.” Liu Zhenhan berjongkok, mencubit pipi mungil Guo Guo.
Guo Guo mengendus-endus, lalu lari ke sisi Goddess Swan, menarik rok baju zirah ksatria putri angsa itu, menunjuk mantel kulit macan tutulnya sendiri.
“Sengaja cari masalah ya?” Lao Liu menyambar si bocah nakal berwajah licik ini.
“Aku buatkan mainan untuk Guo Guo!” Gud berlari seperti angin, tangan besarnya menggenggam dua bilah bambu.
“Ini apa?” Liu Zhenhan heran mengambilnya, ternyata sepasang papan bambu yang dilubangi, salah satunya tertanam kristal sihir.
“Peliharaan Magis juga harus punya alat musik! Biar sesuai dengan status bos.” Gud terkekeh.
“Tak kau sangka si kasar ini juga bisa menjilat pantat Hao.” Goddess Swan menoleh memandangi Gud.
Wajah Gud memerah karena malu.
“Bagus!” Liu Zhenhan memainkan papan bambu "dili gelo" "dili gelo", dua kristal sihir saling bertabrakan mengeluarkan denting kristal jernih.
Guo Guo merebut papan bambu itu, matanya menyipit karena senang.
“Tuan...” Suara malu-malu terdengar.
Seorang pria musang tinggi kurus berdiri gelisah tak jauh dari sana, keringat membasahi batang hidungnya, entah karena panas kulit hewan yang dikenakannya atau karena gugup.
"Kau pemimpin mereka?" Liu Zhenhan meletakkan Guo Guo di bahunya, membiarkannya bermain dengan sepasang papan bambu itu.
"Budak Suku Deer memberi salam pada Yang Mulia Tuan Pigge." A Du si pria musang membungkuk dalam-dalam.
"Namanya A Du. Dulunya dia adalah pemimpin suku bawahan musang di bawah komandoku."
Vieri memperkenalkan pada Liu Zhenhan.
"Katanya kalian Suku Deer Musang adalah penembak jitu alami, bahkan ada karakter 'panah' dalam nama sukumu. Bisa tunjukkan keahlian memanah?" Liu Zhenhan mengeluarkan busur kuat tentara bayaran manusia dan kantong panah dari gerobak, lalu melemparkannya pada A Du si musang.
Busur ini terbuat dari kayu yew, lengan busur dililit kawat tembaga membentuk pola ranting bunga wisteria, sebuah longbow manusia berkualitas tinggi.
"Tidak boleh, Tuan!" A Du mundur ketakutan, "Kerajaan telah mencabut hak para kepala Suku Deer Musang untuk menggunakan panah selamanya, kami budak, melanggar larangan berarti hukuman mati."
"Bos, Kerajaan memang punya peraturan itu!" Vieri buru-buru menambahkan khawatir tuan tanah tidak percaya.
“Sudahlah, Vieri sayangku.” Liu Zhenhan mendengus: “Di wilayah Feilengcui, aku adalah perwakilan penuh Kerajaan. Sekarang Kerajaan memerintahkan Orang Kesturi A Du untuk memperlihatkan keahlian memanahmu. Biar aku lihat seperti apa penembak jitu bawaan lahir itu.”
“Aku suruh kamu panah ya kamu panah!” Melihat Vieri dan A Du saling pandang bingung, Liu Zhenhan marah.
Orang Kesturi itu memiringkan kepala sejenak, mungkin merasa perkataan Liu Zhenhan ada benarnya, lalu mengambil anak panah dan menjepretkannya di tali busur, jarinya dengan lincah memutar-mutar.
“Lihat barisan angsa liar itu?” Liu Zhenhan menunjuk formasi angsa berbentuk "Y" di langit biru: “Beri aku satu panah dua sasaran, baru pantas menyandang reputasi Orang Kesturi!”
Orang-orang berkerumun mengelilingi, semua ingin melihat tontonan. Seperti sang Tuan Tanah, mereka penasaran ingin menyaksikan seperti apa legenda Panah Bijak itu.
A Du si Orang Kesturi dengan susah payah menarik tali busur, menjepret anak panah, lalu mendongak membidik kawanan angsa di langit.
Napas semua yang hadir tertahan sejenak.
Dengar! Tali busur berdenting, sebuah anak panah melesat meninggalkan jejak samar menembus awan.
Anak panah itu bahkan tidak menyentuh bulu angsa pun, jatuh kembali lurus ke bawah.
“Sialan!” Kerumunan orang langsung bubar menghindar, takut tertusuk panah nyasar.
“Guo Guo melompat dari bahu Liu Zhenhan, kaki mungilnya menendang panah yang jatuh itu hingga terlempar. Karu di kejauhan menaruh tong anggur di atas kepalanya untuk menghindari panah, tiba-tiba merasa selangkangannya dingin. Melihat ke bawah, panah itu tertancap di kain celana dalamnya.”
“Karu hampir pingsan.”
“Inikah penembak jitu Bimon yang disebut-sebut setara dengan Elf dan Centaur? Suku Deer Musk yang sejak lahir memiliki karakter 'she' (menembak) dalam namanya?” Liu Zhenhan tertawa terkekeh.
“Bos, Adu dan pengikut Musk kami berburu dengan ketapel, ketapel mereka sangat akurat...” Vieri membela diri.
“Wajah Musk Adu memerah padam.”
“Sebelum Vieri selesai berbicara, suara tali busur kembali terdengar. Titik hitam di langit membesar dan jatuh, menghantam pucuk pisang Suoluo dengan suara 'creek' sebelum jatuh ke tanah.”
“Seekor angsa abu-abu gemuk dengan sayap tertembus panah masih menggelepar di tanah.”
“Getanni memegang busur tegap, satu kaki menapak di gerobak, masih mempertahankan posisi siap menembak. Tali busur bergetar berdengung.”
“Seorang pemanah ulung harus melalui pelatihan ketat, Suku Deer manusia kesturi telah dilarang keras menggunakan panah selama bertahun-tahun, bahkan ksatria biasa sepertiku pun tak bisa menandingi, mana mungkin mencapai level pemanah ulung ras centaur?” Go Tanni menyunggingkan senyum ejekan, melirik Liu Zhenhan.
“‘Shenjian Zheqin’ dari suku Haus kami bahkan bisa menjepit empat anak panah dengan jari, empat tembakan dalam satu tarikan napas, itu baru namanya Berbual B!” Si kuda nil O'Neill juga menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Aku menyelamatkan mereka bukan untuk mendapatkan pemanah ulung, jangan salah paham.” Liu Zhenhan menatap ksatria angsa itu.
Go Tanni sepertinya malas mendengar omongannya, berbalik pergi.
“Vieri, manusia kesturi ini dulunya adalah suku bawahanmu, sekarang kukembalikan padamu.” Liu Zhenhan memanggil pria beruang itu.
“Bos, ada satu hal lagi yang ingin kuminta. Manusia kesturi telah dialokasikan ke bangsawan Bimon lain, para bangsawan ini menjual mereka ke pedagang manusia, cap budak melekat seumur hidup. Bagaimana jika tahun depan para pedagang manusia ingin membeli mereka kembali?” Vieri mengusap madu di mulutnya dengan punggung tangan.
“Tidak usah dijual saja?”
“Tidak bisa, budak Kerajaan hanya memiliki satu tuan selamanya. Jika budak kabur dan ditangkap bangsawan lain, tuannya bisa menebus dengan harga murah, ini diatur dalam hukum Kerajaan.” Kata Vieri.
“Aturan burung apa ini?” Liu Zhenhan heran, ternyata budak yang direbutnya dari perampok hijau itu masih belum sepenuhnya menjadi miliknya?
“Peraturan ini dibuat untuk mencegah budak melarikan diri. Kerjasama antar bangsawan dalam menangkap budak pelarian adalah hal yang biasa. Tanda bakar budak juga berasal dari sini, setiap pemilik akan mencetak lambang keluarganya pada budak. Beberapa budak yang dijual berkali-kali sampai penuh tubuhnya dengan bekas bakar. Karena budak tidak memiliki registrasi kependudukan, tanda bakar menjadi cara verifikasi identitas sesuai tanda terbaru.” jelas Helen.
“Kalau begitu, para kasturi ini sebenarnya belum jadi milikku? Masih milik kelompok pedagang budak manusia itu? Jika mereka menebus, aku harus melepasnya?” Liu Zhenhan semakin merasa ini konyol.
“Richard, secara hukum memang seperti itu.” kata Helen.
Vieri dan orang-orang kasturi menatap Liu Zhenhan dengan penuh harap.
“Sial!” kutuk Liu Zhenhan.
“Harus dicari cara. Manusia selalu menginginkan kelenjar wangi kasturi. Seratus kasturi berarti segunung koin emas bagi mereka.” kata Vieri.
“Kerajaan sedang berperang dengan manusia gurun. Bengkel senjata Grup Dagang Sherpa sangat dibutuhkan. Kita harus pertimbangkan faktor-faktor ini.” ujar Helen.
“Kedepannya siapa pun yang bertanya tentang ras Musk, katakan mereka adalah Centaur Haus.” Liu Zhenhan berkata, “Cap budak di dahi mereka telah kutetapi dengan tato, gambarkan simbol tengkorak babi milikku. Siapa yang berani menanyakan asal-usul mereka, suruh datang padaku.”
“Bos...” Vieri terharu hingga suaranya gemetar.
“Cukup omong kosong. Vieri, kau harus menderita sebentar. Segera interogasi tiga dukun Shaman Goblin hijau itu. Tanyakan berapa banyak perampok yang berkumpul di Razor Hill dan kapan mereka akan menyerang kita. Jangan sampai mereka mati, aku masih butuh mereka. Oh ya, aku akan tidur dulu. Milisi lainnya juga segera istirahat. Pasang empat penjaga Kunk di menara sudut, awasi ketat sekitar. Jika ada perampok datang, langsung laporkan padaku.” Liu Zhenhan menepuk tangan, “Bawa semua barang rampasan ini ke gua tempat tinggalku.”
“Berikan madu itu pada kami, Tuan.” Beberapa Setengah Manusia berlari-lari kecil mendekat.
“Ambil semuanya!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, mengibaskan tangannya.
“Darah monster untuk hamba, Yang Mulia.” Dukun Nostradamus melihat situasi, ikut mendekat.
“Pergi sana!”
Sang dukun mengkerut ketakutan, menatap punggung Liu Zhenhan yang menjauh. Ia tak mengerti di mana kesalahannya sampai membuat tuan tanah ini marah.
BAB 49: Aib Seumur Hidup Ksatria Angsa Perempuan
Liu Zhenhan hanya "beristirahat" sebentar, lalu bangun lagi. Bukan karena tidak ingin tidur, tapi terganggu oleh Gotanni yang berisik.
Awalnya dia mencoba menarik Ai Wei'er dan Ning Yu kembali ke gua untuk tidur bersama, tapi Ning Yu yang pemalu tentu menolak.
Utamanya karena Tuan Liu terlalu banyak trik licik, selalu mengeluarkan kata-kata mesum yang membuat merinding. Saat pesta malam perayaan Feilengcui kemarin, dia minum terlalu banyak dan terus meneriakkan "satu membuka dermaga, satu mendorong pantat" di gua, membuat Ning Yu marah sampai sekarang. Karena insiden ini, Ning Yu memisahkan tempat tidur dan baru beberapa hari ini mulai berbaik hati. Lao Liu yang mulai tidak sabar pun mulai bergerak lagi.
Ai Wei'er tidak bisa menolak karena Liu Zhenhan selalu menggunakan alasan mulia: Berkat Amphitrite Dewi Laut - Boundary Cultivation.
Daya tarik mutual dari Boundary Cultivation juga membuat Ai Wei'er tidak bisa menolak aroma maskulin Liu Zhenhan.
Belakangan ini karena memiliki tanah apanase yang sepi tanpa gangguan, frekuensi Boundary Cultivation mereka semakin intens. Mengutip kalimat populer Liu Zhenhan saat di garis depan Nanjiang: "Ada tren berusaha mengejar Inggris dan Amerika".
Boundary Cultivation berevolusi setiap seribu kali. Liu Zhenhan sudah mencium aroma titik kritis yang mendekat, sehingga semakin giat berusaha.
Gua Liu Zhenhan terletak di tengah Bukit Merah, tidak ada gua lain di sekitarnya. Telinga patung dewa batu yang tertanam di lapisan tanah merah berfungsi sebagai dinding gua. Gua ini cukup luas dengan tirai bambu di pintu yang menahan teriakan angin dingin.
Gua ini juga merupakan daerah terlarang bagi semua penduduk Feilengcui. Jalan setapak menuju gua dijaga ketat oleh penjaga bersenjata.
Mengenai praktik "Evolusi Ganda" misterius yang dilakukan tuan tanah setiap hari, Ksatria Angsa Gotanni tidak benar-benar memahami maksudnya. Dia pernah bertanya kepada Helen dan Cui Beixi yang tinggal bersamanya, namun keduanya malu menjelaskan secara detail. Mereka hanya mengatakan samar bahwa itu adalah metode latihan serupa dengan Meditasi untuk mengumpulkan Kekuatan Nyanyian.
Ksatria Angsa itu luput memperhatikan kemerahan memabukkan yang menyala di pipi Nyonya Helen dan Bibi Cui Beixi yang dia ikuti.
Sementara Tuan tuan tanah sedang "beristirahat", Ksatria Angsa Gotanni berlatih aura pertarungan sendirian di dalam gua. Helen dan Cui Beixi pergi ke hutan bambu untuk mendengarkan suara alam dan bermeditasi mengumpulkan Kekuatan Nyanyian. Gotanni memanfaatkan waktu ini untuk melatih diri. Perang melawan perampok padang gurun semakin dekat. Mengingat kekuatan Feilengcui, jika kalah, evakuasi seharusnya tidak masalah. Gotanni yang bertanggung jawab melindungi dua Pendeta berbakat tentu tidak boleh lengah.
Anak babi Katyusha merebut sebotol manisan dari Guo Guo. Setelah mondar-mandir menggelengkan pantatnya di luar, akhirnya ia menyelinap masuk ke gua tempat Gotanni tinggal. Dengan angkuh ia melompat ke tempat tidur, menyentuh Gotanni dengan moncongnya.
Gua yang dihuni tiga perempuan ini dihias sangat homey. Tiga dinding dilapisi anyaman bambu hijau. Beberapa pot spider plant hadiah dari Kepala Suku Kura-kura Andulan tergantung di sana. Tempat tidur besar dialasi kulit hewan mewah dengan dasar bunga alang-alang lembut. Tidur di sini seperti mengapung di awan, harum wewangian perempuan manis menyebar di ruangan.
Meski Gotanni tidak menyukai tuan tanah Richard, ia sangat menyayangi Guo Guo dan Katyusha milik sang tuan tanah. Saang sepi, ia senang mengepang rambut Katyusha dan menghiasnya dengan bunga kecil.
Katyusha juga sangat dekat dengannya, sering mencuri barang-barang bagus untuk Ge Tanni. Kenangan hubungan terlarang Liu Zhenhan yang disembunyikan di bawah tempat tidur - mahkota ratu elf malam dari alloy tujuh derajat juga dikuras oleh anak babi ini untuk diberikan ke Ge Tanni.
Ge Tanni sangat menyukai anak babi yang gemuk ini. Katyusha sangat bersih dan sedikit harum, sama sekali tidak seperti Guo Guo yang seperti monyet berlumpur.
Guo Guo setiap hari berlari secepat dikejar anjing. Ning Yu terengah-engah mengikutinya sambil berusaha menangkapnya untuk dimandikan.
Beberapa waktu lalu, Ge Tanni memberikan camilan koleksinya kepada kedua Xiao Chusheng ini. Guo Guo masih datang setiap hari, tapi setelah camilan habis, dia tidak pernah muncul lagi.
Yang membuat Ge Tanni lebih kesal, dia kemudian menemukan Liu Zhenhan sering seenaknya mengunyah kenari manis dengan lahap.
Kenari manis ini adalah produk khas perbatasan barat daya Kerajaan Bimeng, hanya bisa dibeli di wilayah Klan Angsa. Ge Tanni tidak menyangka si brengsek kecil Guo Guo ini tidak hanya makan, tapi juga mencuri untuk dibawa pulang dan dipersembahkan kepada tuan tanah yang paling dia benci ini.
Sungguh membuatnya sangat kesal.
Gotani pernah mendengar dari Orinil si kuda nil yang diam-diam memberitahunya, anak babi ini adalah buah cinta Ai Wei'er dan tuan tanah. Gotani merasa sebagai seorang ibu, Ai Wei'er sama sekali tidak bisa mendandani putrinya. Mengecat bulu emas di seluruh tubuh anak babi itu terlihat sangat norak.
Seharusnya dicat putih seluruhnya, seperti bulu angsa kami. Gotani merasa iri memikirkan semua gadis Feilengcui yang bisa berganti-ganti warna rambut setiap hari.
Manisan yang dibawa Katyusha kali ini adalah barang pilihan manusia terbaik, disegel dengan lilin lebah dan kertas timah, proses pengawetannya juga jauh lebih halus daripada Bimon. Di dalamnya ada kelopak bunga mawar, begitu dibuka langsung harum semerbak.
Gotani dan Katyusha saling bergantian menyuap, cepat habis.
Katyusha menjilat-jilat bibir ingin makan lagi, Gotani mengelus pusarnya yang kecil: "Sudah habis, sayang."
Katyusha tidak mau menerima, berguling-guling di kasur sambil berulah nakal, air matanya jatuh tetes-tetes.
Semua barang rampasan dibawa Richard si tuan tanah kembali ke guanya. Gotani tidak pernah mengunjungi sarang babi si tuan tanah itu, dan merasa tidak pantas untuk pergi.
Namun begitu melihat anak babi yang manja di pelukannya, ksatria wanita angsa itu berpikir sejenak lalu langsung menuju jalan setapak di Bukit Merah, memutuskan untuk meminta manisan dari tuan tanah ini.
Di persimpangan jalan menuju gua tuan tanah di bukit itu, ada dua penjaga landak yang berdiri tegap dengan perut menggembung. Para penjaga ini ragu sejenak, akhirnya tidak berani menghalangi jalan ksatria wanita kuil tersebut, dengan patuh minggir.
Ning Yu sedang duduk di depan pintu gua menjahit rompi kulit macan untuk Guo Guo, membuat kantong besar untuk menyimpan camilan. Dengan teliti ia menjahit, sinar matahari hangat menyinari wajah putihnya, beberapa helai rambut terurai berkilauan keemasan, cangkang kerang kristal di punggungnya memancarkan keindahan mempesona.
Getanni memandang Ning Yu dengan rasa sayang. Baginya tak masuk akal bagaimana seorang wanita cantik dari Timur ini bisa mengikuti seorang Pigge kasar, sampai-sampai kepalanya pusing memikirkannya.
Ning Yu menggigit benang dengan bibirnya, menggoyang-goyangkan rompi kulit macan yang sudah selesai, senyum bahagia merekah di wajahnya ketika melihat Getanni berdiri tak jauh darinya.
"Oh, Nona Getanni yang datang." Ning Yu buru-buru bangkit dari kursi bambunya. Ia selalu bersikap baik pada ksatria wanita angsa ini, tidak seperti Ai Wei'er yang dingin.
“Ning Yu memperlakukan semua orang dengan baik. Itu adalah perhatian yang tulus, baik terhadap budak maupun suku-suku bawahan.”
Inilah alasan mengapa Liu Zhenhan tidak mendengarkan siapa pun, kecuali Ning Yu.
“Katyusha ingin makan manisan, aku membawanya untuk mengambil sebotol.” Go Tan Ni berkata dengan agak malu.
Dengan tuan tanah, Go Tan。Gelar bangsawan tuan tanah ini bahkan tidak lebih tinggi darinya, hanya seorang baron kecil. Di antara pengikut keluarganya, terlalu banyak yang bergelar baron. Tapi berbeda saat berbicara dengan Ning Yu, pandangan Ning Yu memberinya perasaan seperti kakak perempuan yang paling bisa diandalkan.
Begitu kata-kata ini keluar, wajah Ning Yu dipenuhi kebingungan.
“Aku akan ambilkan untukmu.” Ning Yu menggigit bibirnya, pipinya yang cantik memerah.
“Terima kasih banyak, Kak.” Go Tan menepuk pantat anak babi itu, bertukar senyum dengan Katyusha.
Ning Yu berjalan beberapa langkah, lalu menoleh kembali: “Berdirilah di luar gua, jangan sampai ikut masuk.”
Sebenarnya jika kalimat ini tidak diucapkan mungkin tidak apa-apa, tapi justru memicu rasa ingin tahu Gotanni. Setelah pertarungan sengit antara kodeks ksatria dan sifat alami penasaran perempuan, kekalahan datang bagai longsoran salju. Gotanni masih penasaran dengan tuan tanah ini, terutama setelah Katyusha memberikannya mahkota dari tujuh lapis emas, keraguan dalam hatinya semakin menumpuk.
Tujuh lapis emas adalah kristal logam dalam stalaktit gua bawah tanah, bahan premium yang digunakan penyihir manusia untuk membuat produk-produk sihir ruang, nilainya sama sekali tidak bisa diukur dengan koin emas.
Melakukan siluet indah Ning Yu yang berbalik badan, Gotanni meletakkan anak babi di pangkuannya di kursi bambu, diam-diam membuat gerakan "ssst" dengan jarinya.
Katyusha patuh mengendus-endus hidungnya, lalu mengangguk.
Setelah Ning Yu membuka tirai bambu dan masuk ke gua, menunggu sebentar, Gotanni pun berjingkat-jingkat mendekat, mengangkat sudut tirai bambu dengan lembut dan menyelinap masuk.
Dekorasi gua tuan tanah ini ternyata tidak seperti kandang babi yang ia bayangkan, hal ini cukup mengejutkan Gotanni yang berasal dari keluarga bangsawan.
Mengangkat tirai bambu yang tebal, tampak sebuah air mancur lengkung indah yang terdiri dari dua patung dewa kecil. Butiran air menggumpal tanpa tercerai, membentuk gerbang kemenangan yang bersilangan di atas gua yang luas. Deretan lampu minyak terang namun tidak menyilaukan berkelok di bagian berliku gua. Beberapa ventilasi dan kabut lembap membuat udara di sini segar dan bersih.
Dinding tanah merah gua dipenuhi deretan batang bambu hijau segar. Dua tempurung kura-kura raksasa tergantung di tempat paling mencolok, disertai beberapa tulisan di daun pisang yang dipaku di sebelahnya.
Getanny memeriksa, karakter tulisan ini sama sekali asing baginya, penuh ritme dan keindahan, kokoh dan bertenaga. Beberapa baris pendek ini menyiratkan aura besi dan kuda perang yang garang bagai pedang terhunus.
"Jangan-jangan ini tulisan tuan tanah Pigge itu?" Getanny menahan tawa. Mustahil, jika si bodoh itu bisa menulis karakter secantik dan semisterius ini, benar-benar seperti melihat hantu.
Langkah Ning Yu kembali berbalik. Sebagai ahli ilusi yang juga menguasai elemen, Ning Yu merasakan gelombang kekuatan elemen dahsyat dari belakang.
Gotani sedang memandang puisi daun pisang di dinding. Mendengar langkah kaki seakan Ning Yu kembali, dalam kepanikan, ia melakukan salto indah dan menyelinap ke dalam tempurung kura-kura berekor bintang tanpa suara. Tingkat keahlian Ksatria Kuil memang tak main-main, tempurung lebar itu bahkan tidak bergoyang saat menutupi tubuhnya.
Gotani yang berlatar belakang ksatria kini merasa dirinya punya bakat menjadi pencuri, meski detak jantungnya berdebar kencang.
Begitu langkah kaki Ning Yu menjauh perlahan, Gotani segera meloncat keluar dari tempurung kura-kura. Setelah ragu sebentar, ia diam-diam melanjutkan pengejarannya.
Setelah melewati dua belokan, tirai bambu muncul lagi di dalam gua. Dengan lincah dan pasti, Gotani membuka tirai bambu itu.
Teriakan Gotani tiba-tiba merobek udara hangat di dalam gua.
Meski ahli dalam seni bela diri, Ksatria wanita angsa ini baru berusia 17 tahun. Sejak kecil ia dididik dengan etika bangsawan paling ortodoks. Segala sesuatu di dalam gua ini tak pernah terbayangkan sekalipun dalam mimpinya.
Tirai bambu terbuka. Di dalam gua yang luas, di atas ranjang bambu raksasa terdapat balok kayu tebal yang menghubungkan dua dinding. Tuan tanah Pigge yang tak tahu malu itu sedang bergelantungan di balok kayu melakukan pull-up, dengan tubuh indah berlekuk-lekuk menempel di badannya.
Tubuh kedua orang itu sama tak tahu malunya seperti Tuan Tanah... Kebejatan Tuan Tanah Feilengcui memang selalu telanjang bulat.
Cahaya lentera yang berkedip-kedip memantulkan bayangan panjang dua tubuh yang erat berpelukan. Desahan tertekan namun bahagia bergema pelan di dalam gua bagaikan musik surgawi dalam mimpi.
Ksatria Angsa itu berdiri dua yard di depan ranjang besar, tangan masih memegang tirai bambu.
Getanii tak menyangka Tuan Tanah Pigge itu sedang tersenyum mesum sambil melambai-lambai ke Ning Yu di sampingnya.
Ai Wei'er tak pernah membayangkan ada yang berani seperti ini di Feilengcui. Mendengar teriakan itu, ia menoleh lalu ikut menjerit, lalu melompat ke ranjang di bawah balok kayu dan membungkus tubuhnya yang sempurna dengan selimut kulit hewan.
Liu Zhenhan masih menggantung kikuk di balok kayu, senyum puasnya membeku, otot-otot kekarnya menegang kaku.
Setelah menjerit, dada Getanii naik turun tak karuan. Matanya terpaku pada Liu Zhenhan yang telanjang bagaikan bayi baru lahir. "Senjata" besar itu yang tegak bagaikan tombak ksatria yang siap menyerbu, membuat otaknya kekurangan oksigen seketika.
“Ah——！” Tak tahu berapa lama, Go Tanni yang mulai sadar kembali menjerit, wajah cantik sucinya dipenuhi kepanikan, sayap putih di punggungnya terkembang lebar.
Terstimulasi tiba-tiba, Liu Zhenhan gemetar. Cairan putih dari selangkangan melesatkan busur indah nan kuat, tepat mendarat di mulut mungil seperti ceri Putri Angsa cantik Go Tanni yang berjarak dua yard.
Semburan lagi...
Dan lagi.
Liu Zhenhan ingin menangis.
Kok bisa sebanyak ini...
Jeritan Go Tanni tercekat. Sudut mulutnya seperti baru meneguk susu kambing lezat, tetesan putih meleleh ke tahi lalat hitam indahnya.
Liu Zhenhan mengerutkan bibir menarik napas, antara nikmat dan malu, pikirannya kacau balau.
Sekalipun sudah tak punya muka, saat ini Liu Zhenhan benar-benar ingin gantung diri dengan tali.
Suara berkah bak musik surgawi bergema lembut, cahaya biru melayang-layang di sekitar Liu Zhenhan dan Ai Wei'er yang bersembunyi dalam selimut.
Ning Yu sedang mencari manisan di rak buku sebelah tempat tidur, mendengar suara berkah itu langsung menoleh kaget.
“Apakah evolusi seribu kali telah selesai? Li... Cha...” Ning Yu yang tersenyum manis matanya membelalak lebar, botol manisan di tangannya jatuh ke tanah dengan suara "pak".
BAB 50 Sebuah Konsep Jenius
〖Emas akan bersinar, tapi perlu segenggam sinar matahari untuk menyinarinya.
——Liu Zhenhan berkata〗
※※※
Peristiwa kacau "evolusi seribu kali Boundary Cultivation ganda" ini akhirnya terselesaikan dengan baik.
Beberapa pihak yang terlibat benar-benar terdiam membeku, untung ada Ning Yu yang masih bisa berpikir jernih menyelesaikan masalah.
Ning Yu segera menyelimuti Liu Zhenhan dengan kasur kulit hewan. "Turun dulu," kata Ning Yu.
Liu Zhenhan melompat turun dari balok kayu, pandangannya kosong.
Ning Yu mengambil handuk linen cuci muka, menyeka sudut mulut Getanni.
Getanni yang seperti terbangun dari mimpi bersandar di sudut dinding, muntah-muntah hebat dengan sayap di punggungnya gemetar, air mata mengalir penuh rasa hina.
"Ini hanya mimpi," Ning Yu menopangnya dan menghibur, "Pulanglah tidur, ini cuma mimpi buruk."
Getanni mengangguk lesu, Liu Zhenhan mengangguk lesu.
Ai Wei'er mengangguk dari dalam selimut kulit harimau.
Getanni berlari sambil menutup mulutnya, ingin buru-buru pulang tidur karena ini hanya mimpi buruk belaka.
Ning Yu mengejarnya dari belakang, khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
"Harus pasang pintu gerbang." Liu Zhenhan bergumam pelan.
Ai Wei'er keluar dari selimut dan menceburkan diri ke pelukan Liu Zhenhan. Liu Zhenhan merasakan tubuh Ai Wei'er terasa panas yang mengerikan.
"Richard... Kau ini ngapain..." Ai Wei'er menyadari tangan Liu Zhenhan mulai tidak bisa diandalkan lagi.
"Cek apakah masih bisa berfungsi, tadi aku sangat ketakutan." Kata Liu Zhenhan.
……
Meski berwajah tebal sekalipun, saat keluar Liu Zhenhan juga terlihat memerah wajahnya.
Dari gua paling bawah di Bukit Merah terdengar suara cambukan yang meredam daging dan teriakan menyayat hati.
Tiga dukun shaman Goblin Hijau mulai disiksa. Ksatria Vieri, penyair kuda nil O'Neill, Ksatria Mamut Kolina, prajurit panda Goodman, dan kepala pengawal tuan tanah yaitu Orang Ao Belami semua berada di dalam gua. Mereka terlihat sangat bersemangat, bertelanjang dada dengan otot-otot berbalut lemak, berbisik-bisik merencanakan cara menyiksa ketiga dukun shaman Goblin Hijau itu.
Pencahayaan di dalam gua sangat redup, hanya dua lampu minyak yang menyala. Dalam sorotan cahaya remang-remang, gerombolan pria berwajah garang ini hanya dengan aura menakutkan saja sudah bisa membuat para dukun shaman Goblin Hijau itu nyaris gila.
Hidangan pembuka berupa cambukan telah selesai. Lima Raja Besar Feilengcui kini berdiskusi tentang metode penyiksaan apa yang akan digunakan berikutnya.
Tiga Green Shaman tidak diikat, meringkuk ketakutan di sudut dinding. Pembicaraan para pria perkasa ini membuat mereka seperti jatuh ke dalam es.
Liu Zhenhan berdiri di pintu gua, tersenyum sambil menggigit cerutu yang tidak dinyalakan, mengamati bagaimana anak buahnya bertindak.
Setelah diskusi panas, akhirnya Bimon yang berpendidikan - penyair kuda nil - berhasil meyakinkan rekan-rekannya yang bersemangat. Dia memulai teknik interogasinya yang unik. O'Neil memegang tongkat listrik Formasi Padat milik tuan tanah, tersenyum jahat sambil membuka celana Green Shaman dan menyetrum alat kelaminnya.
O'Neil licik. Dia pernah melihat bagaimana tuan tanah menggunakan tongkat ini - cukup ketuk gagangnya dua kali pendek dan sekali panjang dengan jari, bunga api listrik langsung berdesis keluar.
Seperti anak sapi belajar dari sapi dewasa buang kotoran, dia menekan tongkat ke selangkangan Green Shaman. O'Neil merasa lapisan kayu di gagang tongkat mengganggu dan tidak estetik, lalu merobeknya.
Dengan persiapan matang, O'Neil mengacungkan jari anggreknya dan menirukan gerakan dua ketukan pendek-satu panjang pada gagang Tongkat Taring Serigala.
"Jeritan histeris Shaman Hijau mengguncang dinding gua tanah merah hingga berjatuhan, O'Neil sendiri terjatuh terpelanting ke tanah."
"Dia mengeluh kepingan kayu di gagang Tongkat Taring Serigala tidak nyaman digenggam, akibatnya malah celaka sendiri."
"Bodoh! Buang kepingan kayunya, kau bunuh diri sendiri ya? Tidak tahu itu konduktor listrik?" Liu Zhenhan melemparkan cerutunya, segera menarik O'Neil yang tergeletak.
Kuda nil itu matanya juling akibat setrum, mulutnya mencong dengan air liur menetes panjang.
"Ini untuk apa?" Liu Zhenhan menatap empat budak Goblin Beruang yang berdiri di samping.
Keempat budak Goblin Beruang bertelanjang dada itu berdiri tegak di hadapan tiga Shaman Hijau, tubuh berotot ditumbuhi bulu kasar, memegang ular tanah padang gurun yang masih utuh, wajah penuh kelicikan.
Ular-ular tak berbisa ini ditemukan budak saat menggali parit kota kemarin, sebuah sarang ular yang sedang hibernasi musim dingin dengan ribuan ekor, semuanya ditangkap dalam keranjang bambu atas perintah tuan tanah.
"O'Neil sudah beberapa kali mencari cambuk hukuman yang cukup kuat. Melihat ular-ular dalam keranjang bambu, katanya bagus untuk dijadikan cambuk," Kolina tertawa.
“Barang ini cukup beracun.” Liu Zhenhan tertawa sambil melihat Oniel yang masih memutar matanya, "Kaum terpelajar biasanya berhati kejam."
“Lebih baik pakai ular tanah sebagai cambuk, saat mencambuk, sisiknya bisa membentuk pola bunga dan tidak mudah patah.” Oniel akhirnya pulih, rambut shaman hijau di tanah itu sudah mengembang karena sengatan listrik dan benar-benar mengompol, bergerak-gerak seperti ayam kesurupan.
“Sudah dapat informasi apa?” Liu Zhenhan duduk santai di kursi yang dibawa budak Goblin Beruang.
“Sama seperti biasa, berita itu sudah kita ketahui. Suku perampok Goblin di Razor Mountain ingin berperang dengan kita, para perampok bersatu meski jumlahnya tidak sebesar yang dikatakan Kepala suku Andulan. Total mereka mengumpulkan Suku Liar Burung Gagak Putih dan pasukan gabungan garam-hijau ini, ditambah beberapa suku perampok menengah dari radius dua tiga ratus li sekitar. Total pasukan sekitar enam ribu orang, sekarang sudah kita hancurkan satu kelompok dengan serbuan Grup Mammoth, paling banyak tersisa lima ribu atau bahkan kurang. Jumlah perampok selalu misteri, tak ada yang tahu angka pasti.” Gud mengangkat bahu.
“Pasukan kita maksimal bisa mengerahkan dua ratus orang, ditambah dua ratus budak. Tampaknya para perampok ini ingin menang dengan jumlah.” Kolina tersenyum.
“Suku Goblin Razor Mountain memelihara beberapa ekor Megatherium, inilah senjata rahasia mereka.” Liu Zhenhan memutar mata: “Kami tidak ingin melawan perampok lagi, tapi perampok malah mencari masalah duluan.”
“Beberapa dukun goblin hijau ini sudah tidak berguna lagi, apakah…” Belami membuat gerakan menyayat leher dengan tangan.
“Jangan terburu-buru, aku datang untuk menanyakan beberapa hal. Hidup atau mati tergantung nasib mereka sendiri.” Liu Zhenhan mengangkat kepala dukun goblin hijau yang gemetar menggunakan ujung sepatu botnya.
Wajah dukun perampok itu tinggal kulit pembalut tulang, yang satu ini juga sama. Setelah memiliki kekuatan elemen, biasanya mereka akan terlihat lemah seperti ini, semua ras tanpa terkecuali.
Dukun goblin hijau ini sudah tua, wajah keriputnya penuh bekas cambukan yang membentuk pola sisik rapat, alis matanya sudah pecah tertembus, darah menggumpal menyumbat di sana, retina matanya dipenuhi selaput merah darah.
“Jawab satu pertanyaanku, sekarang aku hanya ingin tahu satu hal.” Liu Zhenhan membagikan cerutu ke para anak buahnya, Gud segera menyalakannya untuk bos menggunakan batu api.
“Silahkan Tuan…” Suara gemeretak gigi sang dukun goblin hijau terus terdengar dalam ketegangannya.
“Bagaimana kalian bertiga bisa memahami kekuatan elemen dan menjadi shaman?” Liu Zhenhan bertanya: “Aku tahu ras ogre jarang menghasilkan pendeta shaman.”
“Kami tiba-tiba memahami kekuatan alam setelah bangun tidur, lalu menjadi shaman tanpa alasan jelas.” Seorang shaman Green Goblin di samping menyela cepat-cepat.
“Sialan! Cari mati!” Gud mengamuk dan menampar dua kali bolak-balik. Green Goblin malang itu nyaris pingsan, dengan suara "guduk", memuntahkan beberapa gigi bercampur darah seperti biji kurma yang dimakan.
“Berhenti Gud! Mereka tidak berbohong.” Liu Zhenhan melambaikan tangan, menyuruh Gud mundur.
“Kami jujur, benar-benar memahami kekuatan alam setelah bangun tidur, sungguh... sungguh...” Shaman Green Goblin tua itu jelas ketakutan, terus membela diri dengan kata-kata kacau.
“Aku juga tiba-tiba memahami kekuatan elemen semalam, menjadi Pendeta Kuil tanpa alasan. Aku percaya padamu.” Liu Zhenha menghembuskan asap ke wajah shaman Green Goblin malang itu.
Melalui kepulan asap, ekspresi terkejut di wajah shaman Green Goblin itu terlihat jelas.
“Pendeta Kuil...” Kedua shaman Green Goblin merasa otot Pigge berambut emas ini lebih mirip gerombolan perampok daripada seorang pendeta.
“Ada berapa jenis sihir alamiah yang kalian kuasai? Hanya 'Bloodlust' saja?” Liu Zhenhan menikmati tatapan terkejut kedua pendeta hijau itu, menggeser posisi duduknya di kursi untuk lebih nyaman.
Pendeta hijau yang terkena tamparan itu menatap tajam pendeta hijau senior dengan ekspresi "kalau kau tidak mengaku, akan kularangkap".
"Yang Mulia... Selain 'Bloodlust', hamba juga bisa menggunakan 'Cahaya Duri', sihir yang membuat tubuh dan kulit hijau kami lebih menyatu dengan alam." Pendeta hijau senior itu berkedip gugup, menatap Tuan Pigge dengan takut sambil memberanikan diri.
Tuan Pigge ini jelas bukan orang yang bisa diremehkan, semoga dia tidak membunuhku hanya karena kuasai dua jenis sihir.
"Kemarin malam aku melihat kalian menggunakan 'Bloodlust' lebih cepat daripada lagu perang Pendeta Bemon! Meski lingkaran gemilang kalian tidak seluas jangkauan lagu perang kami, tapi cukup cepat. Bagaimana caranya? Apakah dengan mantra juga?" Liu Zhenhan mendekati kedua pendeta itu dengan tatapan tajam yang mengintimidasi.
“Kami menggunakan tongkat sihir dan darah monster, dengan kekuatan pikiran sebagai penarik, untuk melepaskan kekuatan elemen dahsyat dari darah monster. Bukan melalui nyanyian mantra.” Rahib hijau yang giginya rontok karena tamparan buru-buru menjelaskan dengan suara pelo karena gigi yang ompong.
“Tongkat sihir sudah kubawa.” Liu Zhenhan membuka jubahnya dan mengeluarkan empat tongkat kayu persik dari punggungnya, melempar satu ke masing-masing rahib hijau. “Coba peragakan di sini sekarang.”
Dua rahib hijau itu gemetar mengambil tongkat sihir. Mereka melihat pinggang Tuan tanah Pigge ini dipenuhi berbagai senjata aneh yang tertancap di sabuknya.
Di bawah tatapan garang sang tuan tanah, kedua rahib hijau itu dengan gemetar melakukan meditasi sejenak, lalu saling mengarahkan tongkat sihir mereka.
Pita cahaya merah misterius mengalir dari ujung ke ujung tongkat kayu persik, menyebar seperti kipas dan menyelimuti tubuh kedua rahib, memantulkan warna merah menyala di dinding gua.
Kedua rahib hijau ini cukup cerdik. Dengan saling menggunakan "Ritual Darah", efek penyembuhan lembut yang menyertai ritual ini bisa mengurangi rasa sakit setelah penyiksaan yang mereka alami.
Mengenai naluri bertarung semi-transformasi liar yang dibawa oleh "Tranformasi Liar", kedua pendeta ini tanpa ragu menekannya dengan rasionalitas.
Liu Zhenhan mengamati tongkat sihir di tangannya dengan cermat. Tongkat ini jelas terbuat dari kayu ceri, setelah lama dipegang, seluruh permukaannya menjadi halus mengilap seperti dilapisi lilin.
Pada tongkat ceri sepanjang setengah lengan ini, terukir dalam pola dan garis-garis misterius membentuk alur. Alur-alur ini diisi dengan darah monster merah yang tidak dikenal. Anehnya, darah monster ini seolah masih mengalir, sama sekali tidak tumpah meski tongkat diputar. Seperti ditahan oleh kekuatan tak terlihat dalam alur tongkat. Kepala tongkat berbentuk seperti akar bercakar yang melingkar di sana.
Kedua shaman goblin hijau segera menjelaskan, akar bercakar itu digunakan untuk menempatkan kristal sihir atau permata. Sama seperti imam Bemon, shaman goblin juga mengandalkan permata dan kristal sihir untuk mengumpulkan dan menyimpan "kekuatan niat", guna menggerakkan sirkulasi darah monster dan mengubahnya menjadi Tranformasi Liar.
"Lalu bagaimana dengan 'Cahaya Duri'?" Liu Zhenhan menatap tajam goblin hijau yang lebih tua itu.
“Harus diganti dengan tongkat sihir lain, yaitu tongkat yang Tuan pegang saat ini.” Saman Hijau ini merasa gelisah, mengambil tongkat itu, lalu mengibaskan tangannya menyinari Hijau yang masih terengah-engah akibat sambaran listrik dengan cahaya hijau jahat.
Hijau yang masih mengeluarkan busa itu seketika rambutnya tumbuh dengan liar, bulu di punggung tangannya berubah menjadi kuning layu. Dalam sekejap, seluruh tubuhnya telah berubah menjadi semak duri, rambutnya yang seperti ranting kusut menopang di punggungnya. Bahkan jika berdiri di depannya, sulit dikenali sebagai Hijau kecuali diamati dengan seksama.
Liu Zhenhan mengambil tongkat yang bisa mengeluarkan "Cahaya Duri" ini, mengamati cermat pola dan alur garis di permukaannya. Garis-garis ini jelas berbeda dengan tongkat "Sihir Haus Darah" sebelumnya, dan darah monster di dalamnya berwarna hijau, bukan merah seperti sebelumnya.
“Jujur saja, sihir kalian lebih hebat dari Nyanyian Perang Bangsa Behemu dan sihir manusia. Dalam hal kecepatan, sihir tongkat Hijau memang yang tercepat.” Liu Zhenhan terdiam sejenak, lalu menatap dua saman Hijau itu: “Kalian telah membuktikan kebijaksanaanmu, jadi layak mendapat perlakuan lebih baik.”
“Panggil Dukun Nostradamus untuk mengobati luka kedua Tuan Goblin Hijau ini.” Liu Zhenhan berkata kepada budak Goblin Beruang.
Kedua dukun Saman Goblin Hijau tertegun, saling pandang, jelas tak bisa menerima perubahan drastis ini seketika.
“Katakan, mengapa tongkat sihir ini menggunakan kayu ceri? Apa arti pola dan garis ini? Darah monster apa yang dimasukkan ke dalamnya?” Liu Zhenhan mengangkat tongkat sambil bertanya.
“Tongkat sihir wajib menggunakan kayu ceri. Suku ogre kami meyakini kayu ceri adalah simbol pohon kebijaksanaan. Kayu ceri berusia 50+ tahun bisa menunjukkan arah selatan di hutan. Pola dan garis adalah pemahaman pribadi setiap Saman, berbeda-beda. Kami menyebutnya Tulisan Kebijaksanaan pemberian Dewa Barbaruk dari Ogre.” Saman muda Goblin Hijau buru-buru menjawab.
“Setiap mantra Saman harus menggunakan darah monster yang warnanya sama dengan aura mantra. Darah monster kelas tinggi memberi efek berbeda. Darah merah kami dari rusa hutan bertulang bengkak yang sedang birahi, darah hijau dari berang-berang raksasa.” Saman tua Goblin Hijau menambahkan: “Suku kami tak mungkin berburu monster kelas tinggi untuk kami.”
“Tak disangka, benar-benar tak terduga! Suku ogre yang buta huruf ternyata mampu menggunakan kekuatan elemen yang jauh lebih cepat daripada sihir dan lagu perang! Dewa Pencipta memang adil!” Liu Zhenhan tidak bisa menahan kekagumannya.
“Bahkan gulungan sihir penyihir manusia pun tidak bisa menandingi kecepatan tongkat sihir kami!” Pendeta hijau tua itu menjadi sombong karena pujian Liu Zhenhan, sampai akhirnya ditendang oleh Belami.
“Manusia memang paling cerdas. Sihir mereka memiliki diagram sihir tertulis dengan catatan huruf dan pola, sehingga semakin disempurnakan. Bimon tidak bisa seperti itu. Sebagian besar nada dalam lagu perang Bimon masih mengandung mitos kuno dan bahasa Elf kuno yang tidak bisa dijelaskan dengan tulisan langsung, juga tidak bisa membuat diagram lagu perang. Karena itu, imam Bemon selalu kalah dibanding penyihir manusia.” Liu Zhenhan menepuk kursinya lalu berdiri sambil tertawa terbahak: “Tak kusangka kehadiran kalian berhasil menghilangkan kabut yang selama ini menghalangiku.”
“Di antara para budak, ketiga pendeta hijau ini mendapat perlakuan sama seperti Karu, dibebaskan dari kerja paksa.” Liu Zhenhan memberi perintah kepada pengawalnya.
Meski para milisi kebingungan, mereka semua menjawab seturut.
“Hahaha!” Liu Zhenhan tertawa menggila ke langit: “Jangan heran! Bos kalian mungkin akan menggemparkan seluruh Kerajaan Bimeng!”
Ucapan bombastis tanpa konteks ini membuat para milisi tertegun.
“Bos sudah gila?” Belami memandangi tuan yang bertingkah aneh, bergumam pelan.
“Jika yang dimaksud adalah pembiakan, aku mengaku.” Gud mengerutkan bibir, jujur berbicara.
Bab Lima Puluh Satu Malam Ini Tak Ada yang Tidur
〖Tak Ada yang Tak Terkalahkan, Hanya Kecepatan yang Tak Tertandingi!
——Tuan Liu berkata〗
※※※
Hingga malam, pasukan perampok tak kunjung menyerbu Feilengcui, sungguh di luar perkiraan semua orang.
Kepala suku Andulan yakin para perampok pasti sedang memobilisasi pasukan, karena goblin hijau dan iblis garam yang lolos pasti sudah mencapai Razor Hill. Karena rencana mereka sudah terbongkar, para perampok pasti akan mempercepat serangan, entah menyerang malam ini atau besok pagi.
Dukun Nostradamus bersikeras bahwa perampok baru akan datang besok sore, dan bersumpah bahwa mereka sedang menyiapkan senjata mematikan - hasil ramalannya melalui ritual religius.
Saat makan malam di kantin, kecuali manusia kesturi yang baru bergabung masih canggung, seluruh warga Feilengcui berdiskusi panas tentang hal ini. Bahkan Setengah Manusia dengan sendok besar ikut menyela sesekali.
Satu-satunya yang tak selaras adalah Ksatria Angsa, Songtanni.
Semua heran. Biasanya dia dingin dan angkuh, tapi tak pernah terlihat linglung seperti hari ini.
Helen dan Cui Beixi sama-sama menyaksikan sudut matanya yang agak bengkak dan kemerahan. Ketika ditanya ada apa, Ksatria Putri Angsa itu mengelak dengan alasan tubuhnya tidak enak badan.
"Minumlah segelas susu." Helen menuangkan segelas susu, menghidangkannya, lalu meletakkannya di hadapan Gatanie.
Susu adalah barang paling mewah di Feilengcui, seluruh Feilengcui hanya memiliki seekor sapi perah. Biasanya hanya Guo Guo dan Katyusha yang berkesempatan menikmati hidangan ini.
Mata indah nan panjang Gatanie menatap tak berkedip ke gelas susu di hadapannya. Warna putih susu yang familiar itu langsung membuat perutnya mengobrak-abrik dasar laut. Ia menutup mulut dan lari ke luar.
Helen dan Cui Beixi memandang siluet Ksatria Angsa dengan ekspresi heran, wajah mereka dipenuhi kebingungan.
Saat itu Liu Zhenhan sedang menunduk berbicara dengan Vieri. Tiba-tiba ia tertawa "Kretak", menyemburkan sup daging burung liar dengan rebung ke wajah pria beruang itu. Potongan rebung dan jamur kuping menempel di wajah Vieri.
“Vieri sangat frustrasi, dengan serius membahas situasi musuh, tiba-tiba bos meledak begitu saja.”
“Bos gila?” Vieri menoleh bertanya pada Nyonya bos Ning Yu di sampingnya.
Ning Yu juga tak bisa menahan diri, menyemburkan seluruh jus ubi Shenshu ke muka pria beruang.
“Maaf-maaf...” Ning Yu buru-buru mengambil serbet membantu membersihkan wajah Vieri.
“Biarkan aku sendiri saja.” Vieri menerima serbet itu.
"Kita lanjutkan pembicaraan tadi." Liu Zhenhan menahan tawa yang hendak keluar lagi, kali ini berhasil menahan diri: "Xiao Bei malam ini harus bekerja lebih keras, bagi Orang Ao menjadi 10 pos jaga, malam ini berjaga di menara. Penglihatan kalian di malam hari yang terbaik, di sekitar Bukit Merah dalam radius dua li nyalakan beberapa tumpukan api. Jangan lewatkan sudut mati mana pun! Awasi dengan ketat!"
"Tuan tidak perlu khawatir." Belami mengambil roti panjang, mengolesi madu setebal jari dengan pisau makan, baru hendak menggigit, mengambil ikan asin dari piring Gud dan membungkusnya dalam roti.
"Asal mereka berani datang, takkan luput dari penglihatan tajam bagai kilat kami Orang Ao!" kata Belami sambil mengunyah dengan mulut penuh.
"Banyak iblis hijau yang lolos, dengan kemampuan mengubah warna kulit mereka, kita harus lebih waspada. Jangan-jangan mereka menyerang diam-diam seperti saat menyergap tentara bayaran manusia kemarin," Liu Zhenhan mengambil serbet, membersihkan mulut Guo Guo di sebelahnya.
Guo Guo dengan angkuhnya mengenakan rompi kulit macan tutul, cakar kecilnya menggenggam paha angsa gemuk, mulut mungil berminyak sedang mengunyah daging Hewan Luo Sha, pantat kecilnya bergoyang-goyang. Guo Guo tidak makan lemak, berjinjit mengangkat lemak dengan bibir monyongnya untuk dimasukkan ke mulut Liu Zhenhan.
“Datang juga tidak takut, benda yang bisa bergerak tidak bisa lolos dari penglihatan kami.” Belami mengulurkan tangan ingin minta paha angsa dari Guo Guo, malah ditonjok di kepala oleh Guo Guo.
"Yang perlu diperhatikan tetap harus diperhatikan! Bangsa goblin hijau yang secara alami terisolasi dari kekuatan elemen saja bisa melahirkan tiga dukun shaman, hanya dari hal ini saja kita harus menghentikan sikap meremehkan terhadap perampok." Liu Zhenhan menelan lemak daging di mulutnya, mengetuk meja dengan sendok, sekeliling langsung hening.
"Menghadapi setiap lawan dengan serius selamanya ada dalam kamus kita! Malam ini semua prajurit dewasa tidur dengan baju zirah rotan tetap melekat, senjata ditaruh di bawah bantal. Jika besok sampai siang mereka belum datang, kita yang akan menyerang. Lagipula dari dulu sudah ingin membereskan mereka, sekarang kebetulan mereka berkumpul jadi satu, lebih cepat ditumpas lebih baik." kata Liu Zhenhan.
"Siap! Tuan!" Suara tegap bergemuruh dari sekeliling.
"Setelah makan, setiap orang wajib mengambil racun dari dukun. Selain dioleskan ke senjata, oleskan juga ke kerah baju. Jika dalam pertempuran celaka tertangkap musuh, buktikan keberanianmu dengan nyawamu!"
Mentor Ular Wanita Cantik memandang Liu Zhenhan yang bersemangat tinggi, hanya bisa menghela napas tanpa tahu harus berkata apa.
Gettany masuk dengan wajah pucat, menekan bibirnya, minta segelas air putih tanpa menyentuh makanan.
Helen berbisik ke Liu Zhenhan: "Apa kamu tahu ada apa dengan Gettany?"
“Aku……” Liu Zhenhan melihat pandangan dingin Getanni dari kejauhan, buru-buru gelengkan kepala dan pura-pura minum sup: “…tidak tahu.”
“Oh…” Helen anggukkan kepala, berbisik pelan: “Aku lihat dia muntah berkali-kali hari ini. Menurutmu apakah dia… sebaiknya diperiksa Dukun Nostradamus…”
Helen wajahnya penuh dengan sup sayur.
※※※
Liu Zhenhan juga tidak tidur, membawa sekotak darah monster ke gua yang tidak berpenghuni.
Ning Yu dan Ai Wei'er khawatir, setelah menidurkan anak babi dan Guo Guo, mereka bawa Mantel Bulu ke gua tersebut dan menemukannya sedang sibuk bekerja, tiga dukun shaman hijau berdiri tertib di samping.
Ning Yu tersenyum tipis, menarik Ai Wei'er duduk di sebelah, ingin melihat apa yang dilakukan Liu Zhenhan, tapi diusirnya dengan penuh misteri.
Liu Zhenhan mengeluarkan pisau belati dan pedang tajam, meletakkan semuanya di meja kayu.
Senjata yang mengeluarkan hawa dingin membuat udara dalam gua tiba-tiba membeku, tiga dukun shaman hijau menjadi sedikit gugup.
“Kemari!” Liu Zhenhan ambil sepotong besar kayu, sodorkan ke tiga dukun shaman hijau: “Lihat, apakah ini kayu ceri?”
“Ini kayu ceri berusia ratusan tahun.” Jawab tiga dukun shaman hijau dengan patuh.
“Kayu pohon ini terlalu lunak, pasti tidak efektif untuk memukul orang.” Liu Zhenhan mengambil pisau belati, dengan mudah membelah batang ceri sebesar tong kayu menjadi poros-poros tipis seperti bambu, seolah sedang mengupas apel.
“Benar benar…” Tiga shaman goblin hijau itu mengangguk-angguk patuh. Meski kayu ceri bukan bahan terbaik, tetap lebih dari cukup untuk memukul. Tentu saja, jika dibandingkan dengan cambut ular tanah, memang masih kalah.
“Sekarang, buatkan aku sebuah tongkat sihir.” Liu Zhenhan menancapkan pisau belatinya di meja, memerintahkan shaman goblin tertua.
Goblin tua itu tak berani menolak. Dengan wajah memerah seperti terong ungu, ia mengerahkan seluruh tenaga untuk mencabut belati yang tertancap dalam-dalam di meja.
Mengukir garis dan pola-pola aneh merupakan keahlian sang goblin tua. Berkat ketajaman belati, tongkat sihir pun cepat selesai dibuat.
Liu Zhenhan mengambil botol berisi darah burung Molan Tuo merah dari peti, menyerahkannya ke shaman tua itu.
Shaman goblin itu mencelupkan tongkat ceri ke dalam botol kaca, menyentuh permukaan darah monster merah sambil memejamkan mata. Gerakannya terlihat seperti sedang ditarik oleh daya mistis yang aneh.
Darah burung Molan Tuo yang berwarna merah ini perlahan mengalir dari dasar tongkat sihir melalui alur yang menghubungkan garis dan pola, merayap ke atas tongkat.
Mata Green Goblin tua itu terbuka.
Liu Zhenhan merangkul tongkat ini, darah Molan Tuo dalam alur terus bergerak mengikuti ayunannya tanpa jatuh.
Sebelumnya tongkat Green Goblin tidak memberinya sensasi apapun. Tapi tongkat yang diisi darah Molan Tuo ini membuat Liu Zhenhan jelas merasakan gelombang kekuatan elemen yang dahsyat.
"Coba kekuatannya." Liu Zhenhan melemparkan tongkat ini ke Green Goblin Shaman tua.
Green Goblin tua menyemburkan cahaya merah dari tongkatnya, merendam dua Green Goblin Shaman muda di sampingnya. Setelah dua raungan, tubuh kedua Green Goblin mulai mengembang, wajah yang keriput terisi seperti balon, bulu-bulu hijau seperti daun di tubuh mereka tegak berdiri.
Mata kedua Green Goblin itu berkilau merah haus darah, perlahan mendekati Liu Zhenhan yang berdiri di belakang meja.
Liu Zhenhan memandang dingin keduanya, tangan menyilang di dada.
Tatapannya bagai gajah raksasa yang memandangi dua semut di bawah kakinya.
"Sinar haus darah dan nalar berjuang di mata dua goblin hijau." Kedua goblin itu gemetar mengangkat tangan, berusaha mencekik leher Liu Zhenhan, tapi malah dihadiahi tamparan keras dari sang Liu.
Dua tamparan itu membuat kedua goblin hijau menangis sekaligus sadar sepenuhnya.
Salah satu goblin bahkan retina matanya copot akibat tamparan, kini meraba-raba di lantai seperti orang buta.
"Obisilachi! Darah Monster kelas atas memang dahsyat kekuatannya!" Liu Zhenhan mencibir. Ia mengambil kursi, duduk sambil menggoreskan pisau pada tongkat kayu ceri.
"Jangan-jangan dia mau membuat tongkat sihir juga?" Dua dukun goblin hijau yang masih bisa melihat saling memutar mata putih.
Tebakan mereka tepat. Liu Zhenhan memang ingin meniru cara dukun goblin memanipulasi energi elemental untuk menciptakan tongkat nyanyian perang instan.
Sejak datang ke dunia ini, Liu Zhenhan tak pernah berhenti mengeksplorasi jalan menuju kekuatan yang lebih tinggi. Meski nyanyian perangnya cacat bawaan, ia tak pernah mau meninggalkannya.
Segala yang sudah di tangannya, Liu Zhenhan takkan pernah lepaskan.
Nyanyian Perang Bangsa Behemu mengandung suku kata rumit dari bahasa dewa dan elf kuno yang mustahil ditulis dengan aksara Bimon. Tapi nyanyian ciptaan Liu Zhenhan berbeda - ia menggunakan bahasa Mandarin murni.
《Rambut Seperti Darah》——“lagu perang rantai jiwa”。
《Perintah Militer Khusus》——“Nyanyian Perang Mengamuk”。
《Rumahku di Bukit Merah》——“Jiang's Endurance Kuige”。
Ditambah dengan lagu 《Berdiri di Atas Bukit》 yang sudah lama tidak digunakan——“Nyanyian Perang Spiritual”。
Secara total, keempat nyanyian perang ini merupakan semua nyanyian perang yang Liu Zhenhan pahami secara mandiri.
Dulu setiap pertempuran dia selalu bisa memahami satu nyanyian perang, tapi kini frekuensi itu jelas melambat. Terlihat bahwa inspirasi seorang jenius pun suatu hari akan habis. Liu Zhenhan sendiri juga tidak percaya bisa menciptakan berbagai macam nyanyian perang imam Bemon hanya mengandalkan pemahaman. Jika ingin mengandalkan empat nyanyian ini untuk menguasai dunia, harus mencari jalan lain.
Gulungan kulit kerang magis Ai Wei'er dan dukun hijau memberinya pencerahan yang sama——kecepatan.
Waktu Liu Zhenhan di gua tidak semuanya digunakan untuk latihan ganda, banyak juga dihabiskan untuk meneliti misteri pola formasi pada gulungan kulit kerang magis bersama Ai Wei'er, serta kesamaan kekuatan elemen.
Lao Liu tidak pernah menganggap kekuatan elemen sebagai sesuatu yang mistis. Baginya, manifestasi kekuatan elemen apapun adalah sains. Mantra terlarang penyihir manusia sebenarnya tidak jauh berbeda dengan rudal atau meriam berat, hanya satu menggunakan bahan peledak dan besi, sementara yang lain mengintegrasikan molekul elemen yang ada di udara. Nyanyian Perang Bangsa Behemu sendiri sebenarnya hanyalah cara menggunakan kekuatan elemen untuk meningkatkan dan memicu potensi kehidupan.
Meski masih banyak yang tidak dimengerti. Asalkan ada langkah sistematis, semua ini bukan lagi hal yang perlu dipikirkan oleh Liu Zhenhan.
Satu tambah satu sama dengan dua, semua orang tahu itu. Tapi siapa yang pernah meneliti mengapa hasilnya dua?
Sebelum masuk wajib militer di Nanjiang, meski tingkat pendidikan Liu Zhenhan tidak tinggi, tulisan tangannya sangat rapi, apalagi ukirannya. Sebelum masuk militer, Liu Zhenhan dan kakaknya setiap hari mengukir mahjong dari kayu atau lilin batu, apapun yang bisa diukir, mirip seperti sekarang yang hanya mengukir lirik lagu.
Kakaknya suka mengajaknya membuat rubbings prasasti ke mana-mana, memaksanya meniru kaligrafi. Saat kecil makanan kurang, kedua bersaudara menghemat jatah untuk adik perempuan, mengganjal perut dengan "makanan rohani".
Impian kakaknya menjadi ahli kaligrafi, impian Liu Zhenhan menjadi pelukis. Meski berpenampilan kasar, Liu Zhenhan sebenarnya punya bakat budaya. Banyak orang berbakat di zaman itu yang terkubur.
Liu Zhenhan ingin dewasa nanti melukis gambar erotis. Dia dan kakaknya pernah melihat lukisan erotis yang dibakar saat "Penghancuran Empat Keburukan Tua". Lukisan "Xi Ling Memperkosa Nyonya Zhou Muda" masih membekas dalam ingatannya.
Yang tak mereka duga, beberapa tahun kemudian, satu menjadi godfather mafia terbesar, satu menjadi Pendeta Ganda Raja Langit Bimon yang menjelajahi benua di dunia lain.
Para goblin terkejut melihat tuan tanah ini sambil mengukir gagang kayu ceri, sudut matanya ternyata berkaca-kaca dengan kilauan air mata yang tulus tanpa sedikitpun kepura-puraan, sangat berbeda dengan gaya keras sang tuan tanah yang biasa mereka kenal.
"Hidup ini..." Goblin tua itu menghela nafas, menyeka sudut matanya dengan penuh perasaan. Goblin di sebelahnya menganggap rekannya ini bego. Pipinya membengkak besar bekasan tamparan, sementara seorang tunanetra di sampingnya masih meraba-raba dinding tanah merah.
Teknik Liu Zhenhan terlihat kaku, membutuhkan sekitar satu jam untuk mengukir satu tongkat sihir untuk setiap lagu perang. Ia menggeliat puas sambil mengangguk-angguk, berpikir kapan ada waktu luang bisa membuat satu set mahjong untuk keluarganya yang berempat.
Tapi bagaimana cara menyerap darah monster ke dalam tulisan ini? Liu Zhenhan sama sekali tidak punya ide.
Apa harus menggunakan meditasi juga?
Liu Zhenhan memutuskan untuk mencoba. Ia mengambil beberapa jenis darah monster yang sesuai dengan warna aura lagu perang dari peti, lalu mencoba metode meditasinya.
Ia memang tidak pernah mengumpulkan kekuatan nyanyian melalui meditasi. Hasil percobaan kali ini benar-benar tidak membuahkan hasil.
Liu Zhenhan tidak putus asa, mencoba lagi mengalirkan Kekuatan Nyanyian ke dalam kristal sihir. Darah monster menggelembung-gembung seperti busa, berubah menjadi butiran bulat seperti telur ikan, memenuhi seluruh botol kaca, namun tetap tidak bisa mengalir ke tongkat sihir seperti yang dilakukan Shaman Hijau.
Liu Zhenhan terbenam dalam perenungan.
Setelah berpikir, dia memutuskan kembali ke gua tempat tinggalnya untuk mengambil pena bulu angsa, lalu mengoleskan darah monster tersebut untuk melihat efeknya.
Saat keluar dari gua, Liu Zhenhan melihat siluet hitam samar duduk di batu terjal Bukit Merah.
Batu terjal itu adalah sisa lengan patung dewa batu yang tertanam di tengah Bukit Merah. Lengan batu itu entah sejak tahun berapa sudah patah, kini hanya menyisakan batu runcing yang menjulang di puncak. Liu Zhenhan langsung mengenali siluet itu sebelum mendekat.
Hanya ada satu orang di seluruh Feilengcui yang bertubuh ramping sempurna dengan sepasang sayap di punggungnya.
Malam ini langit kelam, Sampa pun tak tahu bersembunyi di mana. Wajah Getanni terkubur dalam sayapnya, bahunya bergetar tersedu-sedu.
Angin malam yang kencang menerbangkan rambut panjangnya. Saat Liu Zhenhan mendekat, sehelai ujung rambutnya menyentuh hidungnya dengan lembut. Aroma harum yang mengingatkannya pada bunga osmanthus kampung halaman, tapi tidak persis sama.
"Dia masih seorang gadis kecil, dan juga putri dari mentor mentor mentornya, bagaimanapun juga adalah keluarga sendiri, kok bisa sampai seperti ini?" Liu Zhenhan tiba-tiba merasa sedikit bersalah.
Melepaskan mantel bulu dari bahunya, dengan lincah menyampirkannya di pundak Gortanne.
Gortanne merasakan kehangatan di tubuhnya, mengangkat kepala dan langsung mengenali Richard si Tuan tanah Pigge ini, langsung bangkit berdiri sambil memandangnya dengan amarah. Mata indahnya dipenuhi kristal air mata.
"Maaf..."
"Pergi!" kata Gortanne.
"Sebenarnya tidak ada permusuhan antara kita, aku juga tidak ingin..." Liu Zhenhan berkata: "Ada hal yang sudah terjadi ya sudah, kau ingin menghindar pun tidak bisa. Mungkin dengan tersenyum semuanya akan berlalu."
Gortanne tetap diam.
"Masalah memalukan bukan hanya kau yang pernah mengalaminya, aku bahkan pernah mengalami yang lebih memalukan dari ini." Liu Zhenhan melanjutkan.
"Omong kosong! Apa kau juga pernah di..." Gortanne akhirnya tidak tahan membantah, tapi kalimat selanjutnya tidak berani diucapkan. Tapi Liu Zhenhan tidak perlu menebak, pasti wajah Gortanne saat itu merah padam.
Liu Zhenhan cekikikan, mulai bercerita pada Gortanne tentang petualangannya di sarang Elf Gelap, termasuk perbuatannya dengan Ratu Elf Gelap di depan umum. Semua diceritakan.
Liu Zhenhan memang jago bercerita, tanpa menggunakan satu kata kasar pun, Gortanne sampai terbawa suasana mendengarkan.
“Aku dilihat melakukan hal ini oleh seorang Pangeran terhormat dan bawahanku sendiri, menurutmu malu tidak?” Liu Zhenhan berkata: “Bahkan Ning Yu dan Ai Wei'er pun tidak berani kuberi tahu.”
“Lalu mengapa memberi tahu aku?” Go Tan Ni bertanya.
“Aku merasa berutang padamu.” Liu Zhenhan menjawab: “Awalnya aku hanya membencimu, sekedar benci, belum sampai dendam. Aku tidak ingin gadis murni seumur hidupnya terbebani bayangan gelap di hatinya.”
“Aku membencimu, bahkan pernah ingin membunuhmu.” Go Tan Ni berkata: “Meski belum pernah membunuh, tapi sungguh ingin kaulah yang pertama mati di pedangku.”
“Itu mimpi belaka.” Liu Zhenhan menjawab tanpa ampun: “Di dunia ini, yang bisa membunuhku hanya ada di neraka atau surga.”
“Kau benar-benar arogan.”
“Sudah, tidak perlu banyak bicara. Sekarang setelah rahasiaku kuberikan padamu, apakah hatimu merasa lebih lega?”
“Memang lebih baik.” Go Tan Ni mengakui merasa lebih ringan.
“Manusia memang begitu. Jika seseorang tak punya sepatu, dia merasa sial. Tapi ketika melihat orang tanpa kaki, tiba-tiba merasa beruntung.” Liu Zhenhan tertawa pendek.
“Akan kuberi tahu Nyonya Helen dan Kak Ning Yu tentangmu, biar mereka putus asa padamu.” Ucap Go Tan Ni seperti sedang ngambek.
“Jangan membuatku berubah dari membencimu menjadi mendendam.” Sorot mata Liu Zhenhan memancarkan kilau dingin yang mengerikan.
"Saat menyukai seseorang, kamu selalu ingin tampak sempurna di mata mereka, aku juga tidak terkecuali." Liu Zhenhan menghela napas: "Terserah kamu, yang penting aku sudah mengungkapkan isi hatiku."
"Bagaimanapun aku pasti akan mengatakannya, babi hina yang buruk rupa ini." Goetanny mengatupkan gigi sambil mengucapkan setiap kata dengan tegas.
"Kalian para bangsawan ini, selain menilai orang dari rupa, masih bisa apa lagi?" Liu Zhenhan menyeringai dingin: "Apakah Suku Pigge bukan bagian dari Bimon? Aku tahu sejak pertama melihat, kau sudah merendahkan aku! Mengapa aku harus direndahkanmu? Atas dasar apa kau merendahkan aku? Hanya karena aku Bimon dari Suku Pigge? Karena wajahku yang buruk?"
"Karena kau tidak hanya buruk rupa, tapi juga tak tahu malu, sama sekali tak punya kemuliaan bangsawan." Kata Goetanny.
"Apakah bangsawan pasti berhati mulia? Lalu bagaimana dengan nasib suku Kasturi? Kemuliaan bangsawan tak hanya terlihat dari penampilan, Ksatria Goetanny!" Liu Zhenhan mencibir sinis: "Bangsawan jujur era Hyjal sudah punah seribu tahun lalu; Jika benar aku tak tahu malu, mengapa harus datang meminta maaf? Aku bisa saja menyebarkan kisah ini lewat mulut Penyair Pengelana, lihat siapa yang lebih malu nanti."
"Kalau begitu berjanjilah padaku, hari ini... masalah ini takkan pernah kau bocorkan, selamanya." Goetanny benar-benar kewalahan menghadapi Liu Zhenhan, suaranya sudah terdengar tersedu-sedu.
“Aku bersumpah atas nama Dewa Perang, hari ini peristiwa ini tidak akan pernah kusebarkan. Kuharap kau juga menunjukkan kelapangan dada seluas langit yang pantas dimiliki Klan Angsa, jangan terus bermusuhan denganku.” Liu Zhenhan hampir tertawa. Entah bagaimana, gadis ini malah memohon padanya sekarang.
“Kita sepakat.”
“Sepakat! Sekalian pinjamkan aku sesuatu.” Sambil berkata, Liu Zhenhan meraih dan mencabut sehelai bulu dari sayap Gotanni.
“Apa yang mau kau pinjam... Aduh...” Gotanni kaget, hanya bisa memandangi bulu putih indahnya yang tercabut.
Suara letusan kembang api "Bum!" terdengar dari bawah Bukit Merah, menenggelamkan teriakannya.
BAB 52 Kecelakaan yang Tak Disengaja
Sial! Melihat kilatan merah di bawah, Liu Zhenhan langsung melompat dari tebing setinggi 20 ren, berguling lalu berdiri.
Itu adalah gua tempatnya melakukan eksperimen.
Lampu-lampu di berbagai gua menyala, riuh suara manusia dan gemerincing senjata yang dihunus.
“Semua kembali tidur! Tidak ada masalah!” Liu Zhenhan mengibaskan bulu putih di tangannya, berteriak keras.
Beberapa milisi bertelanjang dada membawa senjata berlarian keluar. Mendengar perintah tuan tanah, mereka menggaruk kepala lalu kembali ke tempat tidur.
Tiga nyonya bos dan Cui Beixi yang berdiri di lereng tinggi sambil memakai mantap bersiap turun untuk melihat, juga dipaksa mundur oleh omong kosong Liu Zhenhan.
"Ada apa ini?" Liu Zhenhan menerobos masuk ke dalam gua eksperimen. Di lantai tergeletak seorang goblin hijau dengan wajah seperti ditimpa batu bata, kulitnya terkoyak membentuk celah-celah dalam dan darah menyembur deras.
Di atas meja kayu berat, beberapa botol darah monster telah meledak berhamburan. Darah mengotori dinding, serpihan kaca berserakan di mana-mana. Wajah goblin tua dan tunanetra yang berdiri di samping penuh luka sayatan kaca.
"Cepat bicara! Ada apa ini!" raung Liu Zhenhan.
"Dia... dia penasaran, mencoba menggunakan kekuatan pikiran kami untuk menarik darah monster ke tongkat gaib buatan Tuan. Tapi tiba-tiba tongkatnya meledak..." goblin tua gagap menjelaskan.
"Kenapa aku tidak terpikir!" Liu Zhenhan teringat. Makhluk-makhluk ini memang bisa digunakan untuk menarik darah monster, tak perlu repot mencari pena bulu angsa.
"Darah monster mana yang dipakai?" tanya Liu Zhenhan.
"Darah burung Moran Tuo."
Liu Zhenhan memungut beberapa tongkat gaib di lantai. Tongkat lagu perang rantai jiwa buatannya yang ada di tengah sudah hilang, yang lain masih ada.
“Lagu Perang Rantai Jiwa adalah lingkaran emas! Sialan kau. Bagaimana bisa menghisap darah monster merah? Kalian sendiri yang ajarkan aturannya, kok bisa lupa?” Liu Zhenhan memaki-maki.
“Kami... kami tidak tahu... Lagu Perang Rantai Jiwa lingkaran emas... Solin cuma ingin menyenangkan Tuan, tak menyangka...” Penyihir Hijau tua itu gemetar melihat tuan tanah yang mengamuk.
“Kalau dulu saat membuat tongkat sihir, kalau salah pakai darah monster yang warnanya beda dengan Lingkaran Gemilang, pernahkah terjadi ledakan seperti ini?” Liu Zhenhan mulai tenang, bertanya dengan suara lembut.
“Tidak!” Penyihir Hijau tua cepat-cepat gelengkan tangan: “Sama sekali tidak! Itu cuma bikin tongkat kami tak berguna. Tak mungkin meledak.”
“Oh?” Liu Zhenhan jadi agak khawatir, benda ini terus meledak, percobaan jadi sia-sia.
“Mungkinkah Tuan baru saja menanamkan banyak Kekuatan Nyanyian ke darah monster, sehingga darahnya berubah? Menambah kekuatan elemen dalam darah monster?” Penyihir Hijau tua bertanya hati-hati.
“Kalau begitu coba lagi.” Liu Zhenhan berpikir sejenak, tetap memutuskan untuk mengambil risiko.
Kotak di lantai masih tertutup, ledakan kali ini tidak terlalu besar, tidak sampai merusak kotak. Masih ada belasan botol darah monster utuh di dalamnya.
Liu Zhenhan mengambil sebotol darah Marten Kilat Sihir yang berkilauan, terus menyuntikkan Kekuatan Nyanyian, mengubah darah marten menjadi bentuk telur ikan yang mengambang di dalam botol, lalu menyerahkannya kepada Sesepuh Shaman Goblin Hijau. Dia mengambil gulungan kayu ceri bertuliskan "Lagu Kelambanan" 《Rumahku di Bukit Merah》 dan menyodorkannya ke tangan shaman tua itu.
"Untuk apa?" Dua kaki goblin hijau tua itu gemetar, dia sengaja bertanya meski sudah tahu jawabannya.
"Hisap! Gunakan kekuatan pikiran ala kaum goblin hijau kalian, hisap ini!" Liu Zhenhan mengangkat meja kayu setinggi dada, seolah ingin menjadikannya perisai.
"Ini bisa meledak dan melukai..." Goblin tua itu hampir menangis.
"Kalau tidak menghisap, kau mati detik ini juga." Liu Zhenhan bersikap tegas.
Di bawah tekanan tuan tanah ini, goblin hijau tua itu menggigit gigi dan mematuhi perintah.
Liu Zhenhan mengangkat meja setinggi hidung, matanya tak berkedip memantau. Darah marten berbentuk telur berwarna ungu tua mulai bergerak tertarik oleh kekuatan misterius, seperti gerombolan kecebong berenang, perlahan meresap ke setiap karakter Hanzi. Dalam sekejap, setiap huruf pada tongkat sihir ceri itu memendam darah monster, kekuatan elemen perkasa bergelombang di kayu tersebut dengan cara yang magis.
Tidak ada ledakan. Hanya keringat dingin yang membasuh punggung goblin tua itu.
“Berhasil! Tebakanku benar!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, ingin sekali menarik shaman goblin hijau tua itu ke pelukannya dan menciumnya habis-habisan.
“Aku yang perintah, kau yang laksanakan!” Liu Zhenhan mengangkat kursi, menyelipkan bulu di lengannya, lalu mengambil belati dan mulai mengukir tongkat sihir.
Shaman goblin hijau tua itu mengikuti semua instruksinya secara mekanis: menghisap darah warna apa pun yang diperintahkan.
Shaman goblin buta itu pun diseret ke meja kayu untuk bergabung bekerja.
Goblin yang terluka ledakan itu, meski wajahnya penuh luka kaca, ternyata lukanya tidak parah. Tak lama kemudian ia pun bangkit gemetaran membantu.
Ketika mereka berhenti bekerja, fajar telah mulai menyingsing.
Dengan semangat tinggi, Liu Zhenhan semakin mahir menggunakan keterampilannya yang lama tak terasah. Semalam itu ia berhasil mengukir 15 tongkat "Jiang's Endurance Kuige", 5 tongkat "Lagu Perang Rantai Jiwa", 10 tongkat "Nyanyian Perang Kegilaan", dan 1 tongkat "Nyanyian Perang Spiritual".
Total karakter yang diukirnya setara dengan dua set mahjong.
"Jiang's Endurance Kuige" dan "Nyanyian Perang Kegilaan" dianggap lebih praktis, makanya dibuat lebih banyak. Sedangkan "Nyanyian Perang Spiritual" dianggap Liu Zhenhan kurang berguna sehingga tidak ditambah lagi.
Melihat tongkat sihir pendek yang tersusun rapi sejajar satu yard di atas meja, Liu Zhenhan merasa sangat nyaman.
Namun tak lama kemudian muncul masalah besar lagi.
Bagaimana cara menggunakan tongkat-tongkat sihir ini?
Liu Zhenhan mencoba menggunakan Kekuatan Nyanyian untuk mengaktifkannya, tidak berhasil.
Dia menyanyikan "Nyanyian Perang Spiritual" lagi, berharap bisa menarik kekuatan, tetap tidak ada efek.
Liu Zhenhan kesal, menyodorkan tongkat itu ke tangan goblin tua, menyuruhnya mencoba mengayunkan seperti menggunakan tongkatnya sendiri.
Goblin tua itu pura-pura mengayunkan tongkat, sebenarnya dia tak berani menggunakan kekuatan pikiran - serpihan kaca dari ledakan tadi masih menancap di dagingnya.
Liu Zhenhan langsung tahu dia berpura-pura, menamparnya keras-keras.
Goblin tua itu akhirnya patuh. Mencoba dengan sungguh-sungguh menggunakan kekuatan pikirannya.
Masih tidak ada efek.
"Sialan! Kerja semalaman sia-sia." Liu Zhenhan jatuh lesu di kursi bambu yang berderit menahan berat badan.
Tiga goblin itu mundur ketakutan, khawatir tuan tanah ini akan mengamuk tak kenal kompromi.
Keheningan menyelimuti.
Liu Zhenhan kesal sendiri. Susah payah menemukan cara membuat tongkat lagu perang, tapi ternyata tidak berguna.
Apakah benar ada begitu banyak misteri antara kekuatan elemen? Lao Liu terus berpikir keras.
Melihat tiga shaman goblin hijau yang penuh ketakutan, Liu Zhenhan semakin tidak sabar. Ia meraih tongkat sihir di meja dan mematahkannya menjadi dua bagian dengan keras, lalu melemparkannya ke tiga goblin yang sedang meringkuk ketakutan.
Meski tidak menggunakan Kekuatan Naga, dua potongan kayu itu tetap mengenai seorang shaman goblin hingga terdengar suara erangan, membuatnya terjatuh telentang.
Peristiwa paling aneh tahun ini di Benua Aigean telah terjadi!
Darah monster pada tongkat kayu ceri yang patah itu tiba-tiba meledak dengan suara "bum!" yang keras.
Liu Zhenhan yang berpengalaman langsung bereaksi refleks dengan menelungkupkan badan ke lantai saat mendengar suara itu.
Tidak ada ledakan. Darah monster dari dua tongkat patah itu menyembur ke udara, membentuk lingkaran ungu kecoklatan yang menyebar dan menyelimuti tiga shaman goblin.
Lagu Kelambanan! Efek melambat dari "Jiang's Endurance Kuige"! Tubuh tiga shaman goblin berubah warna seperti anggur, gerakan mereka menjadi kaku seperti boneka kayu. Bahau napas berat mereka pun melambat. Melihat wajah ungu satu sama lain, ekspresi tegang di wajah mereka bergerak dalam gerakan super lambat.
Lingkaran ungu yang menyebar itu juga menyelimuti Liu Zhenhan. Kekuatan elemen yang familiar dari Lingkaran Jahat tersebut beresonansi aneh dengan Kekuatan Nyanyian alaminya, membuatnya tetap tak terluka.
"Tongkat sihir dipakai seperti ini?" Liu Zhenhan terdiam cukup lama, lalu tiba-tiba tertawa terbahak-bahak: "Rupanya Laozi belum berhasil menciptakan tongkat sihir instan! Tapi malah menciptakan gulungan lagu perang pistol willow tangan!"
Setelah euforia penemuan besar ini, Liu Zhenhan langsung terhanyut dalam obsesi menimbun gulungan lagu perang. Waktu dan segalanya terlupakan.
Hingga ketika Gotanni datang mencarinya, dia tetap tak menyadari kehadiran ksatria putri itu yang sudah berdiri lama di depannya.
Baru setelah Gotanni batuk keras, Liu Zhenhan baru sadar ada orang tambahan di dalam gua.
"Ada perlu apa?" tanya Liu Zhenhan sementara tangannya tetap sibuk mengukir kayu ceri dengan belati, menghasilkan serpihan-serpihan kayu yang beterbangan.
"Aku..." Gotanni ragu-ragu. Pipinya sudah memerah sebelum sempat berbicara.
"Hari ini kamu aneh," kata Liu Zhenhan.
"Bisa... bisakah... kembalikan bulu itu padaku." Gotanni mengumpulkan seluruh keberaniannya untuk mengucapkan kalimat ini, suaranya semakin lirih.
"Terima kasih banyak." Liu Zhenhan mengeluarkan bulu putih panjang dari lengan bajunya, lalu mengembalikannya sambil tertawa pada Gotanni.
Sebuah barrier biru bermandikan cahaya bintang terbentang di belakang Liu Zhenhan, elemen air yang meliuk-liuk membentuk Talisman berputar yang mempesona. Ai Wei'er menunggangi elemen air Lao Liu melangkah keluar dari barrier, tangan masih memegang segelas susu dan tumpukan kentang goreng yang diletakkannya di meja sambil berjalan berkata, "Panas... panas... Richard cepat ambil ini."
Getanni yang sedang meraih bulu terkejut, menatap kosong ke arah Ai Wei'er yang muncul seperti hantu.
Ai Wei'er juga tertegun melihat Getanni, wajahnya langsung memerah membara, hampir menjatuhkan gelas susu di tangannya.
Liu Zhenhan menoleh dan dirinya sendiri juga kaget.
"Ai Wei'er! Kok bisa muncul begini?" Tongkat kayu ceri di tangan Liu Zhenhan berdentang jatuh ke lantai, mulutnya menganga lebih lebar dari O'Neill yang sedang melantunkan puisi.
"Seribu kali Evolusi Ganda..." Ai Wei'er menundukkan kepala, pipinya merah merona seperti bunga mekar.
Meski suara Ai Wei'er hampir sehalus dengusan Jiao, Getanni tetap mendengarnya. Seketika wajahnya juga memerah membara. Gelisah memainkan ujung baju sambil menunduk, tangan putihnya gemetar tak henti.
"Ternyata itu Gerbang Bintang!" Liu Zhenhan menutup matanya sejenak merasakan, lalu tersadar. Sibuk mengukir gulungan lagu perang, sampai lupa mengecek evolusi ke-1000 barrier yang dinanti-nantikan.
"Kita berdua bisa saling menembus 'Gerbang Bintang', melintasi ruang yang terpisah, sampai ke sisi masing-masing."
Ai Wei'er dengan malu-malu menyodorkan susu dan kentang goreng ke tangan Liu Zhenhan, masih tak berani menatap.
"Aku tidak terlalu suka minum susu. Kedepan simpan saja untuk Guo Guo dan Katyusha." Liu Zhenhan mengerutkan alis, mengambil gulungan kayu ceri di lantai sambil memandangi susu.
Kedua gadis itu diam seribu bahasa, menunduk dengan atmosfer yang pekat.
"Ksatria, mau minum?" Liu Zhenhan bertanya pada Getanni.
Getanni melihat warna putih yang familiar itu, rasa mual langsung menyergap. Tenggorokannya gatal, hampir muntah.
"Tidak... eh... terima kasih... eh... aku pergi dulu..." Getanni panik merebut bulu burung, berbalik lalu lari keluar gua.
"Dasar kuda betina, seumur hidup takkan berani angkat kepala di hadapanku... haha..." Liu Zhenhan menatap punggung Ksatria Angsa yang berlari, terkekeh jahat. Meneguk susu besar-besaran lalu berkecap: "Ditambah telur mentah lagi."
“Ada di perut angsa yang kemarin.” Ai Wei'er melihat Ksatria Angsa pergi dengan memutar matanya, lalu mengangkat kepala dan tersenyum manis. Tiba-tiba wajahnya berubah serius: “Ngomong-ngomong, Gatanie si jalang kecil itu datang buat apa?”
“Ah! Mau ngapain? Masa mau kencan gelap sama gue?” Liu Zhenhan memutar matanya.
“Dengar ya, kalau berani selingkuh, 'Pintu Langit' antara kita bisa membuatku menangkapmu secepat kilat!” Ai Wei'er sambil tertawa mencubit hidung Liu Zhenhan.
“Aku sih mau. Tapi di mata Angsa, mungkin aku cuma dianggap setara tumpukan kotoran Berbual?” Liu Zhenhan tertawa terbahak sambil memeluk pinggang ramping Ai Wei'er.
“Iya juga. Aku pergi dulu, kamu lanjutkan kerjamu. Kalau sudah selesai tidurlah, kamu sudah dua hari tidak tidur.” Ai Wei'er segera melepaskan diri, tiga jin hijau sedang mengawasi di samping, Ai Wei'er merasa malu.
Setelah Ai Wei'er pergi, Liu Zhenhan sibuk lagi setengah hari, bahkan makan siang yang dibawakan Ning Yu tidak disentuh, membuat tiga jin hijau peramal ikut kelaparan.
Setengah hari lagi berhasil diukir 20 gulungan kayu ceri "Lagu Kelambanan". Melihat tiga jin hijau peramal yang kelaparan sampai tulang dada menempel punggung, dua di antaranya masih terluka, barulah Liu Zhenhan berhenti.
Liu Zhenhan menemukan Ning Yu dan memintanya menjahit rompi kulit macan tutul dengan lima baris kantong, lalu menancapkan puluhan gulungan lagu perang di atasnya.
Milisi memang memiliki kantong pengikat di kaki semacam ini, hanya saja diisi pasir untuk latihan lari dengan beban.
Penduduk Feilengcui berkerumun menyaksikan keributan, penampilan aneh sang tuan tanah memicu gelombang celetukan konyol dari Hao.
Ada yang bilang ini pasti desain fesyen terbaru bos, sungguh tampan dan anggun.
Ada yang bersikeras ini adalah zirah baru buatan bos, terlihat gagah perkasa dan pasti kebal senjata.
Liu Zhenhan mengamati dirinya sendiri, merasa persatuan pejuang berani mati dalam film anti-Jepang yang penuh bahan peledak.
Kelihatan bego banget.
Guo Guo memiringkan kepala memperhatikan lama-lama, lalu menarik kantung besar di celemek kulit macannya sambil menatap Liu Zhenhan.
"Kamu juga mau mainan?" Liu Zhenhan mengelus kepala Xiao Chusheng sambil tersenyum.
Guo Guo mengangguk keras.
Liu Zhenhan melihat sekeliling tubuhnya, mencabut gulungan "Nyanyian Perang Spiritual" sampah berjudul "Berdiri di Atas Bukit" dan memasukkannya ke kantong celemek Guo Guo sambil mencubit pipi kecilnya.
Guo Guo mengeluarkan bambu dan mulai memainkan "Lianhualao" dengan riang, mata dan hidungnya berkerut karena tertawa.
“Kau sibuk seharian semalaman cuma bikin mainan?” Cui Beixi menggeleng, wajah penuh kekecewaan.
Liu Zhenhan sedang mengambil napas dalam untuk mengungkap jawaban menggemparkan ini ketika terompet siput sungai berbunyi nyaring mendadak.
BAB LIII Perampok Terlatih
"Tuan!" Penjaga Sigung Suku Kunk meluncur turun lewat tali pohon di puncak bukit, terengah-engah berteriak, "Pasukan besar mendekat dari bukit barat 40 li! Demi Dewa Perang, jumlah mereka seperti kawanan kerbau yang bermigrasi!"
Ekspresi Cui Beixi langsung berubah muram.
"Sial! Akhirnya Perampok Goblin dari Gunung Pisa datang!" Lao Liu menggigit cerutu sambil memerintahkan milisi bersiap perang.
Suara melankolis terompet siput sungai menggerakkan seluruh Feilengcui.
Para budak yang menggali parit kota dipanggil pulang.
Evakuasi dan persiapan pra-perang berjalan tertib.
Manusia Landak Suku Palung Pelangi menyiapkan tombak berduri, Suku Kunk menyiapkan batu dan ketapel. Dalam formasi tempur Feilengcui, mereka berperan sebagai dukungan tembakan jarak jauh. Ini solusi darurat mengingat Feilengcui tak punya pemanah profesional. Seperti kata Vieri, "Untung ini cuma perang melawan perampok."
Senjata manusia yang disita semuanya dibagikan ke tangan milisi, sisanya dialokasikan ke budak Goblin Beruang dan ogre. Para budak pertama kali menggunakan benda berkilau seperti ini, merasa sangat canggung.
Para pemberani menebang batang bambu satu per satu, ujungnya diukir menjadi lancip miring, dijadikan tombak lempar sementara.
Dukun Nostradamus adalah orang paling sibuk. Karena persediaan racun tidak pernah bisa mengejar kebutuhan aktual Feilengcui, dia mendapat ide cemerlang - menggunakan darah monster hasil rampasan tuan tanah sebagai pengganti. Bagaimanapun juga darah monster ini mengandung sedikit banyak racun mematikan.
Karena ramalannya sangat akurat, kali ini tuan tanah secara istimewa tidak menyulitkannya.
Seratus lebih manusia kesturi mengeluarkan ketapel kulit buatan sendiri secara ajaib dari sakunya, dengan kerikil dari tepi sungai di kantong, ingin membantu. Tapi Liu Zhenhan mengusir mereka kembali.
"Pergi semua kembali ke gua untuk menyembuhkan luka! Mainan anak-anak seperti ini buat apa dikeluarkan!" kata Liu Zhenhan.
Cui Beixi di sampingnya menyeringai, menunjuk beberapa baris poros kayu di rompi kulitnya, lalu memandang Helen.
Helen menutupi mulutnya sambil tertawa terkekeh.
Angin kering membawa gulungan debu berputar.
Milisia dan budak semuanya berjaga-jaga diam-diam di dalam hutan bambu, beberapa orang bahkan tidak berani bernapas kuat, pandangan beberapa orang terlihat kosong.
Hanya Liu Zhenhan yang tersisa sendirian membawa dua tempurung kura-kura besar di persimpangan jalan, di pundaknya berdiri Guo Guo yang memainkan papan bambu, di kakinya berbaring anak babi Katyusha. Sekelompok semut membawa serangga beku mati dengan bangga merayap di tanah di depan Katyusha.
Korps Kecantikan Feilengcui berdiri di belakang para tuan tanah, dengan sedikit ketegangan, menemani sosok sepi ini di luar penghalang hijau.
Terus-menerus ada pengintai Suku Kunk di puncak Bukit Merah yang gugup melaporkan situasi. Para kurcaci landak terjatuh-bangun menyampaikan pesan ini kepada tuan tanah.
Perbukitan yang berkelok-kelok menghalangi pandangan, Liu Zhenhan meletakkan tempurung kura-kura dan duduk di atasnya.
"Pasukan ini berhenti di jarak 20 li, beberapa ksatria sedang menuju ke sini." Ini adalah pesan terakhir yang disampaikan kepada Liu Zhenhan.
"Ksatria?" Ekspresi Liu Zhenhan menjadi sedikit aneh. Kapan perampok punya ksatria? Apakah Suku Manusia Liar Gagak Putih meminta bantuan perampok manusia itu?
Menunggu terasa sangat lama, leher Liu Zhenhan hampir pegal memandang ke kejauhan. Akhirnya, beberapa penunggang kuda muncul dari perbukitan yang bergelombang, dengan bendera tipis berkibar-kibar diterpa angin dingin.
Tamu yang datang total berjumlah empat orang, semuanya menunggang kuda kerdil khas padang gurun, perlahan memasuki bidang pandang sang tuan tanah.
Kaki kuda-kuda kerdil ini ditumbuhi bulu panjang yang kusut. Keempat penunggang tidak menggunakan pelana, hampir seperti duduk telanjang di punggung kuda. Wajah para penunggang dipenuhi janggut keriting yang jarang. Melalui janggut itu, terlihat jelas kulit abu-abu mereka yang bernoda seperti jamur.
Postur tubuh mereka pendek dan gemuk, bola mata berwarna lumpur dipenuhi kelicikan. Setiap penunggang mengenakan zirah sederhana - terbuat dari urat binatang dan lempengan tembaga berkarat yang dirangkai dengan tali.
Di tangan para penunggang tergenggam tombak panjang perunggu berlumut hijau. Bau busuk yang memualkan menyengat dari tubuh mereka, seolah terkumpul semua kotoran di dunia ini. Cukup sedikit saja menyusup ke lubang hidung, baunya langsung menyelinap ke otak seperti minyak kental.
Kapan para perampok Goblin mulai bermain-main menjadi ksatria? Liu Zhenhan hampir meragukan penglihatannya sendiri.
“Bau busuk adalah kartu nama Goblin.” Di seluruh benua, tidak ada makhluk lain yang memiliki bau tak terkatakan seperti ini, bahkan kecoa di selokan sekalipun.
Beberapa Perampok Goblin Darat ini berdiri tegak seperti Ksatria manusia yang pernah Liu Zhenhan dengar dari mulut penyair kuda nil, setidaknya ekspresi wajah yang penuh kesombongan khas semangat ksatria telah ditiru sempurna.
Melihat seorang Pigge yang terpana menatap mereka, salah satu pemimpin dari para ksatria ini perlahan menggerakkan tunggangan di selangkangannya mendekat, lalu mengangguk pada Tuan Tanah Feilengcui.
“Goblin Darat?” Ning Yu dan Ai Wei'er terdiam beku.
Cui Beixi dan Helen juga membeku, hanya Gatanie yang tetap dengan ekspresi dinginnya.
“Wanita terhormat, saya adalah Ksatria Kehormatan Kerajaan Goblin Darat, Emre.” Ksatria Goblin Darat ini memperbaiki sebutan kedua wanita cantik tersebut. Ksatria ini mengenakan zirah buatan sendiri, pelindung dada yang terlihat seperti perisai tembaga bundar pecah dengan lekukan dan retakan bekas pukulan palu di tepinya. Dia membawa bendera dengan kain linen abu-abu bergambar pisau cukur dan monster mirip beruang yang marah.
Pola ini agak abstrak, membuat Liu Zhenhan memutar matanya lama sebelum akhirnya memahami sedikit maknanya.
“Berdasarkan bendera kalian, ini adalah Suku Perampok Goblin Razor Mountain ya?” Liu Zhenhan menahan tawa sambil memandangi ksatria goblin besar ini.
Ada apa ini? Perampok jual obat apa? Alih-alih menyerbu berbondong-bondong, malah mengirim empat calon menantu. Pikiran Liu Zhenhan dipenuhi keheranan.
“Yang Mulia, saya berasal dari Kerajaan Goblin Razor Mountain di Dataran Liar Donau, bukan suku goblin seperti katamu. Saya adalah Ksatria Goblin Besar yang dimuliakan oleh Raja Goblin Deke III.” Sang goblin besar kembali meluruskan pernyataan Liu.
“Suku goblin berubah jadi kerajaan?” Liu Zhenhan menahan tawa susah payah: “Salut! Ksatria terhormat. Saya Baron Richard, Tuan Tanah Feilengcui dari Kerajaan Bimeng. Apa maksud kedatangan pasukanmu?”
“Raja Kerajaan Goblin, Yang Mulia Deke III, secara resmi memberitahu Tuan Tanah Bimeng: Kerajaan kami akan menyerbu wilayahmu dalam satu jam.” Ksatria goblin besar itu dengan penuh keseriusan mengeluarkan surat dari kulit pohon birch di baju zirahnya, melemparkannya ke Liu: “Ini surat perang. Kau bisa memilih mundur ke utara Sungai Sanggan atau menyerah. Wilayah selatan sungai sama sekali bukan milik Bimeng kalian.”
“Kamu sakit jiwa atau bagaimana?” Liu Zhenhan menjepit hidungnya sambil mengitari Ksatria Goblin ini bolak-balik tiga kali: “Perampok ya tetap perampok, kenapa tiba-tiba berubah menjadi Kerajaan Goblin? Malah meniru tingkah manusia, main-main mengirim surat perang?”
“Padang gurun ini milik Goblin, bukan milik Bimon. Jika kalian ingin hidup di tanah ini, bisa memilih bergabung dengan Kerajaan Goblin Besar kami.” Ksatria Goblin Besar memutar kudanya, lalu pergi dengan gagah kembali ke arah semula.
“Apakah perlu menahan para Goblin ini?” Belami berlari dari rumpun bambu dan bertanya.
Sekelompok besar milisi dan suku-suku bawahan yang menonton membuka daun bambu, berdiri di tepi rumpun bambu sambil menunjuk-nunjuk penasaran ke empat Ksatria Goblin yang sedang kembali.
“Belami si Tampan, kamu juga jadi gila?” Liu Zhenhan merobek-robek surat kulit kayu birch di tangannya: “Dua negara berperang tidak membunuh utusan, kalau kita menangkap para pengantar surat ini, bukankah kualitas kita bahkan lebih buruk dari perampok Goblin?”
“Mengapa perampok Goblin juga meniru tingkah manusia, bahkan mengirimkan surat perang?” Ning Yu juga tidak mengerti.
“Otakku juga kacau, benar-benar bingung.” Liu Zhenhan menaburkan serpihan kulit kayu birch ke langit: “Sekarang yang kuketahui, ini bukan lagi gerombolan perampok yang hanya bisa berbondong-bondongan menyerang, lalu lari pontang-panting saat sedikit menghadapi kesulitan.”
“Goblin ternyata juga punya Ksatria. Sungguh langka.” Ai Wei'er tertawa: "Sejak datang ke padang gurun, semua hal aneh sudah kulihat."
“Pertempuran ini akan sulit.” Ekspresi Cui Beixi sangat serius saat menatap Liu Zhenhan.
“Siapa sangka, suku goblin tiba-tiba berubah menjadi Kerajaan Goblin. Hal itu sudah cukup mengejutkan, mereka bahkan mengirim surat sebelum perang.” Liu Zhenhan menggaruk kepalanya, ketombe beterbangan: "Kupikir goblin-goblin ini sangat terlatih, sepertinya lebih profesional dari prajurit kita."
“Tidak perlu berkompromi dengan perampok. Richard, bersiaplah bertempur!” Mentor Cui Beixi berkata.
“Nggak ada yang perlu dipersiapkan.” Liu Zhenhan menoleh melihat milisi, "Militer Feilengcui selalu siap tempur setiap saat! Benar kan?"
“Benar!” teriak milisi penuh amarah, suara prajurit bawahan tersebar tak beraturan, budak-budak tetap diam.
Jarak dua puluh li ditempuh pasukan perampok selama dua jam. Ketika bayangan mereka muncul di dataran depan Bukit Merah, Liu Zhenhan sudah memegang beberapa gulungan kayu ukiran baru dengan tumpukan serutan kayu putih di tanah.
Menunggu adalah hal yang membosankan, apalagi musuh masih harus menempuh 20-30 li. Liu Zhenhan mengisi waktu dengan mengukir gulungan lagu perangnya.
Formasi "V" pasukan gabungan perampok terlihat di depan Liu Zhenhan pada jarak sekitar enam ratus yard. Formasi serangan yang padat ini membuat banyak prajurit Feilengcui merasakan hawa dingin.
Pasukan dari era senjata tajam terlihat lebih mengesankan dibandingkan medan perang Nanjiang. Meski familiar dengan mobilisasi pasukan besar, Liu Zhenhan baru pertama kali menyaksikan pasukan sebanyak ini berbaris di hadapannya.
"Ini formasi serbuan," Vieri mengingatkan bosnya.
Barisan terdepan pasukan gabungan perampok terdiri dari prajurit Goblin besar yang memegang perisai kayu. Perisai tebal dari papan kayu ini dipenuhi paku perunggu yang berkilau di bawah matahari. Perisai besar ini membutuhkan empat Goblin besar untuk mengangkatnya.
Jika didirikan tegak, tinggi perisai ini mencapai sekitar dua Ren.
"Ini untuk melawan kita, tapi kavaleri mammoth tak takut bahkan menghadapi perisai baja," Kolina tertawa keras.
"Perampok memang menjadi lebih pintar. Goblin pantas disebut sebagai ras paling cerdas," kata Liu Zhenhan tanpa mengangkat kepala.
“Perampok-perampok yang bergerak lambat dalam formasi, komandan goblin bertubuh tinggi terlihat sangat mencolok di antara prajurit goblin darat yang umumnya memiliki tinggi sekitar 1 ren 5. Di barisan belakang mereka terdapat ribuan perampok dengan bentuk aneh. Di antara perampok ini ada yang berwajak mengerikan mirip babun, ogre, bahkan seorang raksasa perbukitan yang membawa tongkat kayu dan perisai kasar.
Para perampok liar ini juga membawa berbagai senjata aneh, mulai dari pedang panjang usang, panah, hingga palu batu, beraneka ragam.
Sebuah resimen ksatria goblin darat membawa tombak panjang perunggu menjaga kedua sayap formasi perampok. Kuda kaki pendek padang gurun terus meringkik di udara kering dan dingin, sesekali menunduk memakan satu dua helai rumput liar.
Kedisiplinan para perampok ini seketika memicu bisikan-bisikan gemuruh dari barisan belakang Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan terkejut menemukan sosok Bimon di antara para perampok ini, benar-benar Bimon! Ada suku Wolff, juga Pigge.
Saat baru saja hendak mengambil Kristal Naga untuk menggunakan "Lagu Identifikasi Makhluk Tak Dikenal" dari "Opera Ronan" yang tersimpan di dalamnya, ia dihentikan oleh suara manis mentor ular wanita cantik.
"Jangan terkejut, Richard." Suara tenang Cui Bei terdengar: "Di antara Bimon juga ada perampok ulung dan penjahat."
“Bagaimana ini?” Helen menggenggam tangan Liu Zhenhan, telapak tangannya basah oleh keringat.
Ini pertama kalinya Helen menghadapi situasi seperti ini. Bukan hanya dia, sebagian besar Bimon di sini juga belum pernah mengalami adegan perang semacam ini. Liu Zhenhan menatap sekeliling, melihat banyak wajah pucat membeku, ketegangan diam-diam menyebar di udara.
Suku Kunk Sigung dan Suku Palung Pelangi Manusia Landak adalah yang paling gugup. Liu Zhenhan bahkan sudah melihat tangan mereka gemetar saat memegang senjata.
Wajah lebih dari dua ratus budak Goblin Beruang dan Ogre juga tak kalah buruknya. Formasi padat pasukan perampok yang terlihat di kejauhan jelas berjumlah lebih dari lima ribu orang. Para budak yang hanya pernah mengalami pertempuran ratusan orang, kini menghadapi formasi perang sebesar ini. Ekspresi "pasti tidak bisa menang" jelas terpancar di wajah mereka. Andaikan bukan karena pasukan regular Feilengcui di belakang yang mengawasi, mungkin mereka sudah kabur.
Yang mengejutkan Liu Zhenhan, para manusia kesturi itu tidak mengikuti perintahnya untuk beristirahat. Mereka berbaris di belakang suku-suku bawahan, di balik bayang-bayang tinggi kurus mereka, sesosok jubah putih tampak menyelinap lalu menghilang.
Tidak perlu ditebak lagi, pastilah anak-anak laki-laki 13-14 tahun itu tidak mematuhi instruksinya dan menyelinap ke medan perang.
"Formasi kita bahkan tidak lebih baik dari perampok." Ai Wei'er mengeluh. Sejak kecil hidup di keluarga kerajaan, dia tentu tahu betapa pentingnya formasi dalam pertempuran. Perkataan ini membuat Gatanie yang biasanya selalu bersitegang dengannya pun mengangguk setuju.
"Tak kusangka perampok bisa membentuk formasi, meski masih amatir, setidaknya sudah mulai menyerupai pasukan militer." Gatanie melepas Lambang Misha-nya.
Garis pertahanan prajurit Feilengcui sama sekali tidak mencerminkan formasi perang. Ada yang bersembunyi di bambu sambil mengintip, ada yang berkumpul dalam kelompok. Para budak memegang senjata jarahan sebelumnya, mengenakan zirah rantai bekas jejak kaki gajah, berkerumun di sebelah kiri Liu Zhenhan. Di belakang mereka berdiri barisan milisi Feilengcui dengan tatapan dingin dan fokus.
Hanya kelompok milisi ini yang memberikan sedikit rasa aman. Menghadapi pasukan perampok yang puluhan kali lipat jumlahnya, hanya mereka yang tetap berwajah kokoh seperti batu karang. Para penyair kuda nil bahkan masih sempat mengapit pedang di ketiak sambil mengeluarkan pena dan kertas dari dada untuk mencoret-coret.
"Tentara gabungan perampok" terdengar suara terompet rendah yang penuh kekuatan dari barisan musuh. Di tengah teriakan keras, sepuluh Megatherium abu-abu kebiruan bertubuh gemuk berjalan lambat dari belakang barisan menuju depan. Makhluk raksasa ini tingginya lebih dari lima Ren, memiliki tubuh sebesar naga tanah, bagai gunung daging yang bergerak perlahan. Binatang raksasa berjalan tegak ini memiliki cakar depan tajam dan gigi taring mengilap, sekilas mirip tikus raksasa super.
Di punggung setiap Megatherium terdapat sadel tempat duduk Goblin bertubuh besar berbaju zirah tembaga. Mereka memegang dua tombak sambil terus meneriakkan teriakan.
Kehadiran binatang mengerikan ini membuat mental prajurit budak Feilengcui dan suku-suku bawahan langsung runtuh. Beberapa langsung berbalik kabur.
Kilatan pedang cepat menyambar. Dua kepala budak Goblin Beruang yang baru berlari dua langkah melayang ke angkasa. Tubuh mereka terjatuh miring, kepala berguling-guling di tanah.
Di depan dua mayat itu terdapat pedang belati gading berlumuran darah. Sorot mata Kolina lebih dingin dari es, lebih keras dari besi. Di punggungnya masih tertancap empat pedang belati gading, setiap gagangnya diikat tali. Seluruh gading suku mammoth telah dikerahkan untuk pertempuran kali ini.
"Siapa berani mundur lagi?" Kolina mengaum keras: "Ini akibatnya!"
Para budak dan prajurit suku-suku bawahan mengkerutkan leher mereka di bawah gemuruh suara itu, lalu mengalihkan pandangan ke pasukan gabungan perampok.
Lagu perang yang jernih pun bergema. Benar-benar Pendeta Tongkat yang berpengalaman, Mentor Ular Wanita Cantik menggunakan "Cahaya Kedamaian" dari Lagu Spiritual untuk menenangkan suku-suku bawahan yang gemetaran.
Kepala Suku Anyoulan dan para biarawan menggunakan "Cahaya Doa" untuk menenangkan prajurit pengecut dan budak-budak itu. "Cahaya Doa" dari para biarawan ternyata lebih efektif daripada lagu perang, terutama dalam menenangkan pikiran.
Meskipun lagu perang dan doa tidak bisa menghilangkan ketakutan suku-suku bawahan ini, setidaknya setelah mendengarnya gigi mereka tidak lagi gemertak, tangan dan kaki tidak lagi gemetar seperti kena malaria.
Helen tertegun sejenak, lalu segera tersadar. Mengikuti langkah mentornya, ia mulai menyebarkan "Cahaya Penghibur" kepada para prajurit suku-suku bawahan di sekitarnya.
Tuan tanah sepertinya benar-benar melupakan statusnya sebagai pendeta. Masih seperti orang tak bertugas, ia terus mengukir poros kayu di tangannya. Kini ia mulai mengejar seni, ingin membuat ukiran naga kembar berebut mutiara di poros kayu itu. Saat ini masih tersisa pengukiran mata naga.
Ketenangannya justru menjadi tulang punggung Feilengcui. Akhirnya Cui Beixi mengakui hal ini dalam hatinya.
"Pasukan gabungan perampok juga melihat eksekusi desertir di sini, para perampok tertawa terbahak-bahak tanpa malu, suara senjata menghantam perisai bergema silih berganti sebagai demonstrasi kekuatan."
Para Mammoth pahlawan kuat bersiul, dua belas mammoth berbulu panjang yang mengangkut tandu dan zirah rotan mengibaskan bulu tubuh warna-warni di bawah perut tertiup angin, menggoyangkan pantat besar mereka, menghancurkan sepetak hutan bambu, menampakkan tubuh kekar bagai gunung kepada para perampok.
"Aku sumpahin nenek moyangmu! Kolina, kenapa mammothmu harus menghancurkan hutan bambu? Tidak ada jalan lain?" Gud menyipitkan mata memandang Ksatria Kolina.
Ejekan para perampok lenyap seketika.
Dalam derakan "kreek-kreek" bambu yang diinjak mammoth raksasa, bahkan para goblin penunggang megatherium pun menarik tali kekang untuk mengendalikan binatang peliharaan raksasa di selangkangan mereka, perisai tinggi langsung tegak seluruhnya.
Dua kilau suci yang menyilaukan muncul, seekor kungkang raksasa berbaju zirah rantai tembaga dan seekor Baphomet berzirah perak memasuki pandangan para perampok.
“Sloth raksasa dengan bulu hitam mengilap, melihat kerabat dekatnya ground sloth, mendengus angkuh. Binatang Salib Besi seluruh tubuhnya seperti dicor dari besi hitam, bentuknya mirip rusa besar, tapi berkuku seperti sapi, di kepala terdapat sepasang tanduk tajam berbentuk salib.
Dua Ksatria Penjaga melompat ke atas, mengambil perisai besar berbentuk kecapi mereka. Gatanie memegang tombak berkuda salib perak sepanjang 4 Ren, Vieri membawa kapak roda besar. Kedua Ksatria Penjaga mencium Lambang Misha mereka, dengan khidmat memasangnya di helm, lalu menutup visor.
Ksatria Kuil! Ksatria Perunggu dan Ksatria Perak!
Dua nama ini sama sekali tidak asing bagi para perampok yang memahami legenda Bimon.
Formasi perampok mulai menunjukkan tanda-tanda keributan, suara gaduh bagai pasar yang baru buka, kegaduhan memisahkan suasana medan perang yang terlalu kaku.
"Toh tetap saja perampok, sebaik apapun menyusun formasi perang, masih jauh kalah dengan manusia pencipta formasi perang." Suara keras Vieri tetap memekakkan telinga meski melalui lapisan zirah.
"Aku hanya tahu mereka terlambat." Kata Gud.
"Hidup satu jam lebih lama." Kata Belami.
"Keterlambatan adalah hak si lemah." Kata O'Neill.
"Aku tidak tahu apakah masih bisa melihat matahari besok." Kata Karu.
Bego. Milisi berseru serempak.
BAB 54 Pertempuran, barulah ini bisa dianggap mulai
“Liu Zhenhan meniup jarinya, membersihkan serbuk kayu di tangannya, lalu memasang poros kayu yang telah diukir ke dalam kantong rompinya.”
“Ai Wei'er mengulurkan baju zirah rotan kepadanya, namun ditolaknya.”
“Kalau rusak karena dipotong, bukankah itu menyia-nyiakan usahamu?” kata Liu Zhenhan.
“Selanjutnya apa yang harus kita lakukan?” tanya Helen gugup sambil menatap Liu Zhenhan.
Bunyi terompet bergema, pasukan kavaleri sayap kiri dan kanan perampok mulai berkumpul. Pemimpin pasukan berkuda perampok melaju kencang sepanjang formasi, tombak panjang perunggu di tangannya berbenturan dengan tombak kavaleri yang terhunus menimbulkan dentang beruntun.
Meski dua Ksatria Kuil sangat tangguh, tapi belum cukup membuat para perampok terlalu takut. Bagaimanapun mereka memiliki 1.000 pasukan kavaleri, 10 Ksatria Ground Sloth, dan 4.000 infantri.
Kekuatan militer Feilengcui dilihat dari segala sisi paling banyak hanya empat hingga lima ratus orang, tinggi pendek tak beraturan, formasi berantakan. Hal ini semakin memompa kepercayaan diri para perampok.
“Mereka akan menggunakan serangan kavaleri!” Gatanie mengingatkan sang tuan tanah yang terlihat buta militer.
“Kita tidak membuat kubu pertahanan kayu dan rintangan rusa! Tidak ada parit! Kenapa perampok punya kavaleri?? OBISILACHI!” Teriak Vieri dengan suara kerasnya lagi.
“Kejantanan pria ada di atas punggung kuda!” Kolina tertawa kasar: “Tidak tahu apakah kavaleri mereka bisa menandingi kita?”
“V” formasi garis depan para perampok mulai bergerak maju, tameng kayu raksasa dipukuli dengan senjata hingga bergemuruh, ritme ketukan serempak di tameng menciptakan tekanan psikologis yang dahsyat. Setengah pasukan kavaleri Goblin tetap di posisi, separuhnya lagi dipimpin pembawa bendera mulai melepaskan diri dari garis depan dengan cambuk kuda, sayap kiri dan kanan terpisah, perlahan berakselerasi seperti dua sabit yang menusuk ke arah semua prajurit di luar hutan bambu wilayah Feilengcui.
“Para perampok ternyata menyimpan pasukan cadangan!” Gatanie terkejut lalu segera mengingatkan tuan tanah, “Itu untuk serangan pamungkas, ada ahli militer di antara mereka!”
Liu Zhenhan menyeringai dingin, Gatanie tak mengerti apa arti senyuman sinisnya ini.
Di bawah komando Kolina, semua prajurit kuat suku Mammoth melompat ke atas gajah perang. Vincent kecil dan beberapa remaja setengah dewasa Mammoth juga memanjat gajah perang ayah mereka, membawa tombak baja manusia dan memakai baju zirah rotan.
“Biarkan anak-anak Mammoth kita mengajari kavaleri Goblin ini, apa arti Ksatria sejati!” Kolina tertawa terbahak-bahak.
“Baru jadi ksatria berapa hari, sok tau lu.” Liu Zhenhan menanggapi sambil tertawa.
"Pasukan berkuda perampok saat ini telah memasuki jarak serang optimal. Kuda-kaki pendek sebenarnya memiliki kecepatan yang cukup baik ketika sudah melaju, sepuluh ekor Ground Sloth tertinggal jauh di belakang. Satu-satunya kekurangan adalah formasi pasukan Goblin yang sudah kacau balau setelah sprint 100 yard karena perbedaan kualitas kuda."
"Bumi bergetar, rumput liar bergoyang. Bahkan kuda-kaki pendek pun memiliki momentum yang mengesankan saat berlari kencang."
"Semua bersiap!" Gud mengangkat Tombak Pemburu Iblis segitiga di tangannya.
"Para budak dan prajurit suku-suku bawahan terus menelan ludah gugup. Pasukan berkuda Goblin yang sedang melesat tinggal 500 yard lagi - jarak yang sudah cukup untuk melihat ukiran kuno di ujung tombak perunggu mereka."
"Formasi 'V' raksasa perampok di depan semakin mendekat. Beberapa pelempar tombak Manusia Landak karena gugup sudah melemparkan senjata mereka sejak awal serangan, kini tangan mereka kosong. Sama seperti mereka, banyak Sigung sedang mengayun-ayunkan sling dengan gugup, tak peduli bahwa 'serangan jarak jauh' berdaya jangkau 50 yard ini mustahil mengenai pasukan berkuda yang masih ratusan yard jauhnya."
"Tangan Kolina terangkat ke udara. Dia menunggu hingga jarak 100 yard terakhir - jarak tempuh terkuat bagi Mammoth berbulu panjang."
Cui Beixi menepuk bahu Helen yang sedang melamun, masing-masing memanggil peliharaan magis mereka - Monster Perang Komodo dan seekor Velociraptor.
Suara "Lagu Berkat" menggelegar pertama kali, genderang kulit sapi Helen menggema di angkasa, sementara lonceng segitiga sang Mentor Ular Wanita Cantik berdentang jernih.
Pita merah di kepala Helen berkibar tertiup angin, Tari Perang Kulit Batu secara bersamaan memberikan efek perlindungan kepada milisi yang berada paling dekat dengannya.
Pasukan kavaleri perampok di kedua sayap hanya berjarak 300 yard. Tampak jelas, kemunculan dua monster mengerikan ini membuat para penunggang kuda itu ketakutan. Banyak penunggang goblin pengejut yang terjatuh dari pelana, langsung terinjak-injak menjadi bubur daging. Di atas kuda perang tanpa sadel, keterampilan berkuda memang tak boleh sembarangan.
Liu Zhenhan mengangkat Formasi Padat-nya, menggendong Katyusha, lalu menyerahkannya kepada Ning Yu.
"Kalau kali ini tidak menurut lagi, pukul saja pantatnya!" Serunya sebelum menyongsong pasukan kavaleri perampok.
Benda-benda sebesar pentungan berhamburan dilemparkannya ke kerumunan penunggang kuda yang sedang berlari. Lingkaran-lingkaran jahat hitam merekah di udara. Lemparannya begitu jauh, menjangkau ratusan yard pasukan goblin yang tersebar merata di setiap area.
Vieri adalah yang kedua yang maju, kukang yang berlari menggeliatkan pantat besar seperti pinguin gila itu membangunkan milisi yang masih terpaku.
"Serbu!" Kolina memacu mammoth berbulu panjangnya dengan putus asa, berteriak hingga serak.
Pasukan kavaleri perampok langsung kacau, disilaukan beberapa lingkaran cahaya ungu-hitam, kuda-kuda pendek yang semula menyerbu tiba-tiba melambat. Penunggang yang kurang terampil gagal menarik kekang dan terjatuh.
Liu Zhenhan seolah kembali ke masa melempar granat, asyik melempar-lemparkan benda. Tak hanya ke perampok, bahkan ke kawan sendiri. Vieri yang berlari kencang jadi korban pertama.
Kilatan cahaya merah darah menyambar, baju zirah Mysh Vieri hancur berkeping. Otot-otot berpelukannya terbuka di udara, bahkan pembuluh darahnya menonjol.
"Apa Richard gila?" Ai Wei'er tertegun, lalu berteriak ke Helen yang duduk di atas Binatang Perang Raksasa, "Cepat naikkan aku!"
Helen dan Cui Beixi seperti dikenai sihir Terpetrifikasi, patung kayu yang tak mendengar teriakan panik Ai Wei'er. Mereka hanya memandang Liu Zhenhan yang asyik melempar.
Guru dan murid ini saling bertatapan, menemukan kekaguman yang sama besar di sorot mata masing-masing.
"Kampas! Itu kekuatan lagu perang!" Serentak guru dan murid itu berteriak kaget, sama sekali lupa bahwa mereka sendiri juga adalah Pendeta. Padahal di medan perang seperti ini, seharusnya mereka memberikan berkat kepada para prajurit.
Meskipun Helen memiliki efek gabungan "tarian perang" dan "lagu perang", hingga saat ini kecepatannya masih sama dengan mentornya. Baru berhasil memberikan satu berkat dan mantra kulit sekeras batu kepada para milisi. Sebagai Pendeta Naga Semu, kemampuan Cui Beixi tentu tak diragukan lagi. Kecepatan melantunkan lagu perangnya jauh melampaui Helen. Ketika Helen baru menyelesaikan "Lagu Berkat" pertama dan "Tarian Kulit Batu" secara bersamaan, Cui Beixi tidak hanya telah menyebarkan lingkaran gemilang "Lagu Berkat" ke tubuh para milisi, tapi juga hampir menyelesaikan nada terakhir lagu kedua "Pengampunan Dewi Hutan" - "Lagu Kelincahan".
"Lagu Kelincahan" yang menyusul kemudian tepat waktu memberikan berkat kepada para milisi yang tubuhnya menjadi berat akibat "Proses Terpetrifikasi".
Kecepatan dan ketajaman persepsi Cui Beixi seperti ini, bahkan jika dilihat dari seluruh Pendeta di negeri Bimon, tetaplah luar biasa istimewa.
Tapi Liu Zhenhan justru memperlihatkan apa yang disebut "kecepatan" seorang Pendeta sejati di hadapan dua Pendeta dan mentor yang luar biasa ini! Ini bukanlah kemampuan yang bisa disamakan dengan Imam Tongkat, apalagi ditandingi oleh Helen yang memiliki "tarian perang" dan "lagu perang".
Mungkin hanya Dewa Perang Campas yang bisa menggunakan kemampuan lagu perang Lingkaran Jahat dengan begitu mewah? Cui Beixi merasa kedinginan di seluruh tubuhnya.
Melihat asap hitam yang ditimbulkan oleh pukulan tongkat kayu, meskipun jangkauan Lingkaran Jahat sekitar 50 meter persegi jauh lebih sempit dibanding lingkaran lagu perang yang mencapai 100 meter persegi, nyata-nyata kekuatan elemen Lingkaran Jahat sedang bergemuruh di medan perang!
Ksatria Angsa Gatanie tidak ikut dalam serangan, dia harus melindungi Yang Mulia yang diikutinya. Namun saat ini hatinya sama terguncangnya. Sebagai putri dari Pendeta Pertama Kerajaan, dia sangat familiar dengan kekuatan lagu perang dan memuja ayahnya sepenuh hati.
Dia tidak percaya dan tidak mau percaya, seorang Pendeta Pigge yang dianggap paling bodoh olehnya dan semua orang, ternyata mampu sepenuhnya melampaui ayahnya.
Apakah Pigge ini masih si pemboros termasyhur itu? Masihkah dia bahan tertawaan para Yang Mulia Pendeta saat santai? Ataukah si pecundang pengecut yang hina itu? Tombak berkuda salib di tangan Gatanie hampir terjatuh.
Ksatria Angsa ini merasa seluruh dunia telah terbalik. Sejak tiba di Feilengcui, segalanya terasa seperti mimpi.
Kapan mimpi ini akan berakhir? Otak Gatanie tenggelam dalam kebingungan.
Liu Zhenhan tidak punya waktu untuk memikirkan betapa terkejutnya orang lain. Tangannya terus melemparkan gulungan lagu perang dari kantong rompi kulit macan tutul, sementara Guo Guo menyeret perisai tempurung kura-kura sambil berlari-lari di belakangnya.
Prajurit mammoth yang terkena gulungan Nyanyian Perang Kegilaan menyala dalam cahaya merah menyilaukan, bagai angin utara yang menderu di musim dingin, menerjang formasi pasukan kavaleri perampok. Teriakan "Si Ang! Si Ang!" mammoth raksasa menggema saat tubuh mereka membesar. Dua belas mammoth membagi dua arah, seperti tembok daging yang bergerak maju, menerobos barisan kavaleri Goblin yang tiba-tiba menjadi lamban, membuka jalan berdarah menuju infantri perampok di belakang. Tak ada makhluk berdiri setinggi setengah jengkal yang tersisa di jalur tapak kaki raksasa mereka.
Tak ada senjata yang bisa menghentikan mereka! Ksatria Goblin di atas kuda poni hanya setinggi seperempat badan mammoth raksasa. Tombak perunggu mereka yang berhasil menyentuh zirah rotan mammothterpental,patah, sebelum tubuh mereka sendiri ditelan bayangan raksasa yang bergerak.
Di setiap jejak pasukan mammoth, selain injakan mengerikan, hanya gulungan kayu yang diikat di pantat mammoth yang tersisa - tak meninggalkan secercah napas kehidupan.
Cui Beixi、Helen dan Gatanie berkeringat deras dengan pandangan kosong.
Baru sekarang mereka menyadari betapa miskinnya imajinasi mereka. Sebuah istilah dari masa kejayaan Kerajaan Bimeng yang menggambarkan kavaleri Bimon tepat menggambarkan perasaan mereka saat ini - Penghancuran Perang!
"Bahkan sampai Transformasi Liar Bersama!" Cui Beixi berkata dengan suara parau.
Para pahlawan mammoth, setelah dipicu oleh sesuatu yang digunakan Richard tanpa sepengetahuan mereka, ternyata mengalami "Transformasi Liar Bersama" dengan Saudara hewan yang mereka tunggangi. Di antara kavaleri Bimon, hanya saudara hewan yang memiliki ikatan darah yang bisa mencapai Transformasi Liar Bersama dengan penunggangnya. Kavaleri seperti ini adalah yang terbaik di antara pasukan kerajaan, setiap anggotanya adalah ksatria legendaris. Kekuatan mereka sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan kavaleri biasa. Mereka biasa disebut "Kavaleri Gemini", sebuah gelar mulia setara dengan "Pemanah Bijak", "Pemburu Raksasa", dan "Gladiator Mahkota Emas" - pasukan elit dari pasukan elit, kartu truf terkuat.
Otak Gatanie benar-benar kacau, kosong sama sekali. Pasukan berkuda mammoth ini benar-benar menunjukkan taktik kavaleri yang pantang mundur dan mengandalkan tabrakan brutal di medan perang, daya hancur besar yang sederhana namun mematikan itu membuatnya terdiam membeku. Jika lawan seperti ini menyerbu, bahkan Ksatria Emas Kuil yang menggunakan Naga Sekunder sebagai tunggangan pun pasti akan gentar, bukan?
Pertempuran jarak dekat akhirnya dimulai.
Lima ratus goblin berkuda pasukan cadangan perampok tak bisa menahan diri lagi dan ikut menyerbu. Gulungan Lagu Perang juga turun ke tubuh mereka, Lingkaran Jahat membuka tirai nasib malang yang tak akan pernah dimengerti para goblin berkuda itu dengan tawa terkekeh.
Pasukan Bimon yang memiliki Pendeta adalah pemeran utama di medan perang!
Menghadapi pantulan bergantian antara Lingkaran Gemilang dan Lingkaran Jahat di medan perang, dua Pendeta yang bertugas merasa seolah semua Pendeta Kuil Timur Laut sedang memusatkan perhatian mereka.
"Ini... ini Lingkaran Jahat!" Gatanie mengeluarkan kalimat dengan suara tertekan seperti erangan.
Taring Serigala pada Senjata Padat di tangan Liu Zhenhan memancarkan kilatan listrik berkelap-kelip, sebatang kayu itu menghempaskan hujan darah ke segala penjuru.
"Dia akhirnya berhenti mengayunkan tongkat ajaib itu!" kata Cui Beixi dengan suara lemah.
Budak-budak Feilengcui memimpin barisan depan, diikuti milisi di belakang, dengan suku-suku bawahan sebagai penutup barisan. Lebih dari empat ratus prajurit mengikuti jalan berdarah yang dibuka sang bos, bertubrukan keras dengan pasukan kavaleri Goblin yang gerakannya menjadi sangat lamban.
Vieri menggegas gerakan kendaraan sloth raksasanya, mengikuti di samping bos. Kapak roda besarnya membelah menjadi dua setiap Ksatria Goblin berkuda pendek beserta tombak panjang di tangan mereka. Di sepanjang jalur yang dilaluinya, bertebaran potongan daging korban cakaran 12 inci sloth raksasa.
Tapi kecepatannya tetap tak bisa menyaingi ritme pembantaian sang Tuan Tanah. Di bawah Taring Serigala Formasi Padat, nyawa rapuh bagai cangkang telur. Guo Guo mengayunkan dua tempurung kura-kura layaknya gada rantai pendek. Banyak prajurit Goblin hanya melihat bayangan tempurung sebesar pintu yang semakin membesar, mati tanpa sempat melihat pelaku di baliknya.
Kemampuan membunuh luar biasa trio ini sangat mencolok di medan perang. Berada di posisi terdepan, menghadapi pasukan kavaleri Goblin yang lambat seperti orang-orangan sawah, mereka memamerkan daya penghancur terhebat.
Sepuluh Ksatria Sloth Bumi yang berlari lebih lambat beruntung terhindar dari efek perlambatan Lingkaran Jahat, menghadang jalan maju Tuan Tanah Pigge dan Pengawalnya Ksatria Vieri yang bagai menerobos bambu.
Salju musim dingin yang sesungguhnya akhirnya turun.
Guo Guo tertawa "gek gek" sambil meniupkan hembusan udara panas dan melemparkan tempurung kura-kura, lalu mengulurkan cakar kecilnya menunggu serpihan salju meleleh di telapaknya.
Penduduk Feilengcui yang mengenal baik Tuan Tanah tahu satu fakta: ketika sang tuan tanah mengamuk seperti petir, biasanya itu pertanda suasana hatinya masih baik. Namun ketika ia terlihat sangat tenang, itulah puncak kemarahannya yang berarti darah dan nyawa akan membasahi bumi.
Liu Zhenhan sangat terpengaruh oleh karakter Zuo Shan Diao dalam novel "Hutan Salju".
Ketenangan Guo Guo dan tatapan dingin Liu Zhenhan telah memicu kemarahan Ksatria Goblin Bumi Berang-berang Besar.
Di bawah kendali ksatria, dua bumi berang-berang besar yang berhadapan langsung dengan Liu Zhenhan melompat kuat ke depan. Tenggorokan tanpa pita suara mereka mengeluarkan dengusan keras, cakar raksasa mereka menyambar Bimon di hadapan. Pasukan berkuda goblin di punggung mereka masing-masing membawa dua tombak perunggu panjang, menusuk dengan ganas ke arah kepala Liu Zhenhan dengan momentum terjangan.
Liu Zhenhan melakukan gerakan berguling di tempat, dengan cepat dan senyap melewati selangkangan megatherium. Cakar raksasa yang tajam dan tombak licik menyisakan jejak serpihan rumput di belakangnya. Liu Zhenhan mengayunkan kedua tangannya secara serentak, tongkat taring serigala beratnya menghantam tulang kering dua megatherium dengan dua dentuman keras. Dua retakan tajam terdengar, diikuti rengekan kesakitan dari kedua megatherium yang kemudian limbung dan setengah roboh ke tanah.
Kaki belakang megatherium yang kekar seukuran pelukan manusia ternyata tak berbeda dengan batang gandum di bawah hantaman Formasi Padat dari tongkat taring serigala.
Dua goblin penunggang ikan raksasa hanya melihat bayangan samar, belum sempat memahami situasi sebelum kendaraan tunggangan mereka sudah terhuyung-huyung dan terjatuh duduk dengan kaki terseret.
Guo Guo dengan cepat melompat ke pelana seekor Megatherium. Ksatria Goblin yang sedang menunggangi Megatherium itu belum sempat bereaksi, kakinya sudah menginjak punggung sang Goblin. "Byur!" Semburan darah menyembur deras dari mulut Ksatria Goblin itu. Di punggungnya yang tak terlindungi zirah, terbentuk cekungan berdarah yang besar. Liu Zhenhan juga melompat ke punggung Megatherium lain, kakinya menginjak Ksatria Goblin sambil menghujamkan tongkatnya ke kepala musuh tanpa ampun. Ksatria Goblin dan Megatherium tunggangannya menundukkan kepala mereka yang mulia, jatuh terguling dalam debu.
Para Ksatria Megatherium di sekelilingnya mengayunkan tombak panjang dengan rasa kaget dan marah, menusuk ke arah Guo Guo dan Liu Zhenhan yang sedang bersorak-sorai.
Formasi Padat di tangan Liu Zhenhan sudah berubah menjadi senjata lempar, menghantam perut besar seekor Megatherium. Dengan salto di udara, dia meraih dua tombak perunggu dan menariknya dengan paksa. Pemilik tombak - dua Ksatria Goblin pemberani - tertarik oleh kekuatan dahsyatnya. Satu pukulan uppercut dan hook, dua kepala langsung meledak di udara.
Kekerasan berdarah selalu menjadi tema utama sang tuan tanah. Ksatria Goblin raksasa yang sudah mati itu, di tangannya bagaikan hewan Luo Sha panggang, kedua paha dipuntir dan dicabut paksa. Ujung tulang tajam yang masih mengepulkan asap panas langsung dijadikan tombak lempar, "swis!" menghujam seluruhnya ke wajah buruk dan besar dua ekor Megatherium. Gaya hentakan bahkan membuat Megatherium yang kena "senapan mesin" itu terpelanting ke udara dengan satu kaki terangkat, lalu terjatuh berat di padang gurun.
Guo Guo bertindak lebih langsung, menyambar ksatria Goblin di punggung Megatherium, mengangkat pantatnya lalu menyelip di bawah mayat. Beberapa tombak perunggu menusuk kosong tubuh ksatria Goblin yang sudah diinjak-injaknya, bertabrakan dengan perisai di dada mayat hingga menimbulkan dentuman "dang!" yang menggema.
Beberapa ksatria Megatherium belum sempat bereaksi, mayat ksatria Goblin itu sudah terlempar ke arah mereka. Sekelebat bayangan kecil keemasan melesat mendekat, lalu lenyap sekejap mata.
Saat para ksatria Megatherium berputar-putar mencari bayangan Guo Guo, seekor Megatherium mendadak menjerit meraung-raung, mengamuk dan melemparkan para ksatria Goblin dari punggungnya. Satu cakarannya menyambar hingga tubuh mereka tercabik-cabik.
Megatherium tidak memiliki pita suara. Jika teriakan mereka sebelumnya sudah merupakan upaya maksimal, maka suara yang keluar sekarang benar-benar seperti teriakan kemarahan yang menyembur dari jiwa.
Guo Guo bergantung di selangkangan megatherium ini, mencengkeram organ intimnya. Satu cakar kecil menutupi mulutnya yang menyembunyikan tawa, sementara cakar lainnya sedikit mencubit. Megatherium ini langsung mengamuk dan menyerang teman-temannya tanpa pandang bulu. Dua megatherium yang tidak waspada seketika tercabik-cabik hingga hujan darah memenuhi udara.
Guo Guo terus bergantung di selangkangan megatherium ini, sesekali merangsangnya dengan cakar kecilnya. Di bawah cakar Guo Guo yang juga memiliki Kekuatan Naga, megatherium ini benar-benar menjadi gila. Saat Guo Guo mencubit timur, ia menuju timur. Saat mencubit barat, ia menuju barat.
Guo Guo, sang Penunggang Megatherium baru, beraksi di medan perang. Para penunggang megatherium yang tersisa belum sempat bereaksi sebelum melihat cakar tajam dua belas inci menyambar.
Liu Zhenhan langsung mencabit pisau melengkung dari punggungnya. Sekali tebas, tombak perunggu yang mengejarnya beserta pemiliknya seolah dihantam palu raksasa, bersama-sama terlempar dari pelana megatherium.
Kapak besar Vieri kemudian menghujam tengkorak megatherium ini. Dari atas ke bawah, meninggalkan luka terbuka yang besar dan berlipat.
“Swoosh!” Pedang melengkung di tangan Liu Zhenhan terlepas dan digunakan sebagai tombak. Kilatan cahaya menyambar, pisau melengkung itu menembus dada mammoth tanah, menusuk Goblin di pelana hingga tubuhnya tertusuk seperti sate.
“Serbu!” Liu Zhenhan tak ragu memberi perintah pada Vieri. Ujung kakinya mengait Tongkat Taring Serigala dari tanah, tanpa jeda ia bersama Vieri menerobos kerumunan pasukan berkuda Goblin.
Vieri melirik Guo Guo yang masih bergantung di selangkangan mammoth tanah. Melihat pasukan Panda sudah menyerbu, ia berbalik arah dan mendesak kendaraan sloth raksasanya untuk mengikuti celah yang dibuka Liu Zhenhan.
Formasi pasukan berkuda Goblin bagai kue lezat yang dihancurkan oleh pasukan mammoth Feilengcui. Liu Zhenhan yang menyusul bagai pisau makan menusuk formasi pasukan Goblin yang sudah porak-poranda.
Taktik Milisia Feilengcui sederhana namun efektif: Tuan tanah mengikuti koridor daging dan darah yang dibuat pasukan mammoth, milisi menyusul sambil menerobos dan memecah formasi perampok yang terjebak dalam Lingkaran Jahat, lalu membantai habis-habisan.
Serangan mereka tidak peduli sekitar, hanya bergerak maju mengikuti jalur bos. Tidak peduli berapa arah serangan, mereka tetap konsisten pada satu garis serangan.
Para budak dan suku-suku bawahan terutama bertugas mengumpulkan sisa-sisa di belakang, tidak ikut dalam serangan. Ini juga karena kecepatan mereka jauh tertinggal dari milisi. Milisi setiap hari harus lari 50 km sambil menggotong balok kayu. Secara fisik, sama sekali tidak sebanding dengan pasukan tidak resmi ini.
Pasukan kavaleri kuda pendek yang pusing-pusing akibat Lingkaran Jahat "Lagu Kelambanan" benar-benar sial. Belum lagi milisi yang dilatih oleh Ksatria resmi dan tuan tanah jahat, bahkan budak Feilengcui seperti Goblin Beruang dan ogre - mana ada yang bukan bandit berpengalaman bertubuh besar? Berdiri di tanah rata saja tubuh mereka sudah lebih tinggi satu kepala dari pasukan berkuda Goblin. Ditambah gerakan kavaleri Goblin yang lamban dan kikuk, mana mungkin bisa melawan balik.
Pasukan kavaleri mammoth di bawah pimpinan Kapten Kolina, dua belas mammoth berkumpul kembali di tengah. Barisan mammoth yang terentang memiliki lebar 40 ren, meskipun tidak sehebat serangan terjun di bukit tandus sebelumnya yang tak tertahankan, namun setelah Transformasi Liar kolektif, momentum serangannya tetap dahsyat. 500 kavaleri Goblin berikutnya seperti tombak yang menembus perut ikan salmon gemuk, diinjak-injak oleh dua belas mammoth ini dengan keunggulan mutlak melintasi tubuh kuda pendek Goblin. Karena serangan di daratan datar, setelah membuka jalan berdarah, momentum kawanan mammoth sedikit melemah. Dengan batang gelinding kayu yang diikat di belakang, kecepatan mereka langsung melambat, tapi gelombang dahsyat yang tak terbendung tetap berlanjut menuju formasi tempur "V" pasukan infanteri perampok di belakang.
Begitu formasi ini terpecah, para perampok benar-benar tamat.
Seribu kavaleri Goblin ditambah sepuluh ksatria sloth raksasa, kekuatan seperti ini sebenarnya cukup baik. Tapi naasnya mereka menghadapi gulungan lagu perang yang baru dibuka, khususnya "Lagu Kelambanan" yang menghambat kecepatan serangan kavaleri. Untuk apa kavaleri Goblin yang kehilangan momentum serangan dan menjadi lamban? Meski efek Lingkaran Jahat tidak bertahan lama, bagi Milisia Feilengcui yang ahli dalam serangan mendadak, ini sudah cukup.
Cahaya kemenangan sudah di depan mata, Kolina mengeluarkan teriakan perang terakhir yang dahsyat.
Mammoth raksasa bahkan saat berjalan adalah gunung daging bergerak, bagi mereka selama ritme langkah melebihi batas tertentu, tidak ada rintangan yang bisa menghalangi gerak maju mereka.
Pasukan infantri perampok terus mempertahankan formasi maju yang stabil. Perampok Goblin di barisan depan dengan perisai raksasa Rulu tetap di posisi terdepan, diikuti oleh para perampok yang berlari kecil di belakang. Setelah pasukan mammoth menembus formasi kavaleri Goblin, mereka segera mendirikan perisai Rulu setinggi dua Ren, meskipun agak kerepotan tapi akhirnya berhasil didirikan sebelum pasukan mammoth menembus kelompok kavaleri Goblin kedua.
Para penunggang mammoth semua menyeringai dingin. Kolina yang memimpin barisan depan menggunakan formasi serbuan berbentuk panah yang diajarkan oleh ksatria angsa Gatanie, menghantam keras barisan perisai Rulu ini.
Tunggangan para penunggang mammoth seluruhnya terdiri dari Saudara hewan keluarga yang memiliki hubungan darah dan saling terhubung batin. Formasi serbuan panah mereka memiliki jarak yang rasional. Gatanie yang berdiri di atas Iron Cross Beast raksasa mengamati penampilan para ksatria mammoth ini dari kejauhan. Meskipun pasukan kavaleri mammoth ini belum lama dibentuk, formasi serbuan panah mereka benar-benar bisa disebut sebagai contoh standar yang sempurna.
Gatanie juga secara profesional menilai bahwa perisai raksasa yang diangkat beberapa perampok ini pasti akan hancur berkeping-keping di bawah serangan pasukan kavaleri mammoth. Bukan karena perisainya tidak bagus, melainkan tubuh mammoth yang benar-benar mengerikan. Kecuali menggunakan perisai baja murni berukuran sebesar ini, Gatanie tidak percaya ada apapun di dunia ini yang bisa menahan serangan pasukan kavaleri ini.
"Mungkin hanya pasukan kavaleri yak dari 'Cambuk Dewa Perang', atau Ksatria Emas dari Ksatria Kuil yang bisa menyaingi mereka dalam pertarungan frontal." Pikir Gatanie sambil menghela napas, membatalkan perkiraannya sendiri. Menghadapi serangan brutal binatang raksasa ini, sepertinya bahkan Ksatria Kuil dan pasukan kavaleri yak pun tidak sebanding tingkatannya?
Tepat ketika Gatanie mengira segalanya sudah pasti, kejadian tak terduga terjadi lagi. Saat pasukan mammoth perang mendekati formasi infanteri perampok hingga sekitar 30 Ren, tiba-tiba muncul tombak super raksasa yang terbuat dari pohon cemara di antara perisai-perisai besar.
Tombak kayu yang bahkan kulit pohonnya belum dikupas ini lebih besar dari tombak yang dibawa prajurit mammoth, dengan panjang 12 Ren dan ketebalan yang butuh dua orang untuk merangkulnya. Dibutuhkan tujuh atau delapan perampok terkuat yang mengangkatnya di atas perisai, dan seketika formasi infanteri perampok dipenuhi hutan tombak miring yang rapat mengarah ke langit.
Kampas! Gatanie menarik napas tajam.
BAB 55 Tulang Ubun-Ubun dan Tongkat Taring Serigala
Perubahan mendadak ini membuat situasi medan perang langsung menjadi ambigu.
Perampok di padang gurun benar-benar pintar! Ksatria Getani bahkan merasakan ilusi kuat seperti menghadapi pasukan manusia yang licik.
Dua belas tombak pohon setinggi dua belas Ren yang tiba-tiba muncul ini, jika bersentuhan langsung dengan tubuh mammoth, kekuatan tumbukan mammoth perang akan dirasakan sepenuhnya oleh mereka sendiri. Melihat tombak panjang yang dibuat dari batang pohon kasar, Gatanie bisa membayangkan hasil mengerikan dari kontak ini.
Menghadapi perubahan mendadak ini, Kolina hampir panik. Untungnya mammoth raksasa tidak melakukan serangan terjun, terhambat oleh batang gelinding di belakangnya, dan serbuan pasukan kavaleri goblin mengurangi kecepatan. Akhirnya ia masih bisa berkomunikasi dengan saudara hewan di selangkangannya pada jarak 20 yard terakhir, dan berhasil melakukan manuver belok.
Formasi serbuan berbentuk panah, di bawah pimpinan gajah pemimpin, berbelok secara paksa. Tubuh raksasa semua mammoth nyaris menyentuh ujung tombak kayu raksasa para perampok saat melakukan manuver sulit ini. Gesekan antara ujung-ujung tombak kayu yang rapat dengan baju zirah rotan di tubuh mammoth menciptakan surau menggemeretak yang membuat gigi bergesekan. Para perampok yang mengendalikan tombak kayu semuanya pria berpostur besar dan berotot, namun tetap banyak yang terjatuh. Gelondongan kayu yang diikat dengan beberapa helai rotan liar di belakang mammoth, terlempar ke udara membentuk busur aneh saat berbelok, lalu menghantam keras perisai tempur setinggi dua Ren yang berdiri di sana. "Dug dug dug!" Rentetan dentuman dahsyat mengguncang. Di barisan formasi perampok tempat mammoth berbelok, semua perisai tebal itu retak berjalin akibat hantaman gelondongan kayu. Paku tembaga di permukaannya beterbangan, hampir membuat perisai itu pecah berantakan. Beberapa perampok yang memegang perisai menyemburkan darah dan roboh, sementara yang lain buru-buru menyeret mereka dan mengganti dengan perampok baru untuk menahan perisai.
Dari kerumunan perampok terdengar riuh rendah suara gaduh, seakan takjub melihat kelihaian berkuda para Ksatria Mammoth, sekaligus terpana oleh kekuatan raksasa dan zirah rotan yang keras dari mammoth-mammoth tersebut.
“Aduh, nyaris!” Punggung Kolina basah kuyup, telapak tangannya berkeringat dingin. Seandainya mammoth di selangkangannya bukan Saudara hewan, seandainya kecepatan tidak sedikit berkurang saat menerobos formasi kavaleri Goblin kuda pendek, akibat hari ini tak terbayangkan.
Sejak keluar dari pegunungan salju dan bergabung dengan Feilengcui, sebagai satu-satunya Ksatria Kuda Besi di wilayah kekuasaan, Kolina selalu diandalkan bosnya seperti tangan kanan. Kapan pernah mengalami kerugian seperti ini? Kapan pernah dipermalukan sedemikian rupa?
Kawanan mammoth yang berlari menyamping berbalik arah atas siulan perintahnya, terkumpul kembali di seberang lima puluh yard.
Kolina kesal pada rasa takutnya sendiri. Dengan baju zirah rotan sekuat itu, tabrak saja langsung! Dengan teriakan, Kolina yang berdiri di atas mammoth raksasa mengayunkan bulan sabit gading, mata senjata mengarah ke posisi panji utama musuh.
Tombak kayu perampok kembali tegak. Puluhan Perampok Goblin berlari panik dari formasi, menggigit kantung air dan menyiramkan cairan ke tombak kayu. Suluh-suluh segera menyulut ujung tajam tombak kayu.
Seperti baru terbangun dari mimpi panjang, anak panah yang tidak akurat, lembing, tombak lempar, kapak tangan, bahkan batu sebesar bola kulit, berhamburan seperti hujan ke arah pasukan mammoth lima puluh yard jauhnya.
Senjata serangan jarak jauh ini hampir tidak menimbulkan ancaman bagi mammoth raksasa. Anyaman rotan yang saling silang pada zirah menambah kesulitan menembus lapisan baja, bahkan kapak besar Ksatria Beruang Vieri pun tidak bisa menembusnya sepenuhnya, apalagi kapak dan tombak lempar kikuk yang dilontarkan para perampok. Batu besar yang dilemparkan oleh perampok raksasa perbukitan pun hanya membuat binatang peliharaan raksasa ini mengibaskan belalainya untuk menghalau batu tersebut.
Ancaman sesungguhnya berasal dari tombak kayu menyala yang menjulur miring. Aroma api membuat mammoth raksasa menjadi gelisah. Meski matanya tertutup, mereka tetap dapat merasakan panas dari tombak kayu terbakar yang menyengat melalui udara dingin, memaksa mereka mundur dengan cemas.
Bagaimanapun Kolina membentak, mammoth raksasa tetap menolak untuk melangkah lebih maju.
Mammoth selalu takut pada api! Para perampok bersorak gegap gempita.
Panah api dan lembing dengan ujung terbakar mulai dihujamkan dengan padat ke pasukan kavaleri mammoth. Mammoth Gergasi terpaksa mundur hingga 70 yard.
Para perampok memukul-mukul perisai mereka, kemudian dengan komando dari suara misterius, mulai melangkah maju secara agresif.
“Liu Zhenhan dan sekelompok pria berwajah dingin melangkah keluar dari belakang mammoth raksasa, memutus sorak-sorai para perampok di tengah jalan.
Bangsa Bimon ini benar-benar terlalu perkasa, setiap tubuh mereka adalah bentuk prajurit paling gagah. Meski jumlahnya sedikit, tak satu pun yang tidak berlumuran darah. Berdiri tenang di sana, sorot mata penuh hawa pembunuhan mereka seakan mampu membekukan angin dingin.
Pandangan Liu Zhenhan menyapu kerumunan perampok, mengenali banyak wajah familiar iblis garam dan iblis hijau di kerumunan. "Setelah persiapan sekian lama, cuma bisa menghasilkan barang begini!" Liu Zhenhan terkekeh dingin.
Sisa-sisa lolosan ini rupanya telah memberikan informasi tentang pasukan berkuda mammoth kepada perampok Goblin di Gunung Pisau Cukur. Memang pantaslah Goblin disebut kesayangan Dewa Pencipta zaman dulu, sampai bisa memikirkan cara seperti ini.
"Pasukan berkuda! Mundur ke belakang! Bersihkan sisa-sisa pasukan berkuda Goblin!" Liu Zhenhan berteriak pada Kolina.
Kolina hanya bisa memandang lembing kayu yang terbakar itu dengan pasrah, marah-marah memutar gajah perangnya, lalu cepat kembali ke medan perang yang masih berantakan di barisan belakang.
Helen dan Cui Beixi juga tidak diam. Pendeta Kuil bukan hanya unit pendukung, tapi juga mesin perang yang kuat. Di atas pundak dua monster magis, kedua pendeta resmi memasuki medan perang. Meskipun Kitab Hukum Behemoth secara ketat mengatur bahwa pendeta dilarang sembarangan maju ke medan perang untuk menghindari dibunuh oleh pemanah, kedua pendeta ini terpaksa melangkah tanpa ragu ke tanah yang basah oleh darah dalam kondisi pasukan yang minim.
Genderang perang kulit sapi dan lonceng segitiga menggema di langit medan pertempuran.
Prajurit suku-suku bawahan yang berkerumun di sekitar dua pendeta itu merasakan peningkatan rasa aman. Pasukan Bimon yang memiliki pendeta dan tidak memiliki pendeta adalah dua hal yang sama sekali berbeda. Dengan berbagai Lingkaran Gemilang seperti "kulit sekeras batu", "berkah", "haus darah", dan "kelincahan" yang diberikan secara mewah, para prajurit suku bawahan menjadi luar biasa tangguh. Ini kontras mencolok dengan sikap pengecut mereka saat menghadapi perampok Goblin Beruang sebelumnya.
Begitu mentor dan murid kedua pendeta ini memasuki medan perang, mereka segera membuktikan penilaian Kuil. Alasan Helen sangat dihargai bukan semata karena statusnya sebagai Pangeran, tapi karena kemampuannya yang nyata. Bahkan monster magis yang ditungganginya - Monster Perang Komodo dwi-unsur yang telah menelan Kristal Bernyanyi - jelas melampaui tingkat peliharaan magis naga sekunder milik mentor Ular Wanita Cantik.
Baik dari segi daya deterensi maupun efek praktis, naga listrik Cui Beixi dan Binatang Perang Raksasa sama sekali tidak sebanding.
Monster Perang Komodo mengeluarkan cairan asam dan kilat secara bersamaan. Setiap kali tanduk berbentuk "T" selesai mengumpulkan energi, kilat berbentuk jaring yang menyapu luas langsung menyambar baju besi tembaga kavaleri Goblin yang memiliki konduktivitas baik. Bersama kuda kaki pendek yang mereka tunggangi, mereka berubah menjadi arang berasap sebelum roboh seperti kayu tumbang. Cairan asam yang menyembur liar menggerogoti lahan hingga mengeluarkan asap putih, bahkan logam sekalipun akan mendesis seperti terkena minyak panas jika tersentuh sedikit.
Tidak hanya itu, Monster Perang Komodo terus-menerus melahap mayat di medan perang, gigi seri berbentuk pisau potongnya tak henti mengunyah. Makhluk rakus ini, yang di mata Tuan Tanah lebih baik tidur abadi dalam barrier hibernasi karena nafsu makannya yang besar, akhirnya mendapat kesempatan langka untuk berpesta pora.
Di hadapan binatang raksasa mengerikan yang bisa bertempur sambil makan ini, mana ada kavaleri Goblin yang masih memiliki keberanian untuk menantangnya.
Cakar Velociraptor seberapa tajam dan cepat pun, tidak bisa menyaingi kecepatan sihir ganda Monster Perang Komodo. Bahkan jurus andalan Velociraptor, serangan rantai petir yang bisa bercabang empat, masih kalah tajam dibandingkan petir jala hasil komunikasi Monster Perang Komodo dengan roh awan dan petir.
Ini bagaikan memancing dengan kail versus menangkap ikan dengan jaring, di mana "ikan-ikan" malang itu adalah Perampok Goblin berkuda. Andai bukan karena mulut besar Monster Perang Komodo yang sibuk melahap mangsa dan jarang menggunakan cairan asam korosif yang sama mengerikannya, mungkin Velociraptor masih punya kesempatan unjuk gigi.
Meski situasi begitu buruk, Perampok Goblin berkuda tetap melakukan serangan balik bunuh diri dengan semangat ksatria yang tak kenal takut. Monster Perang Komodo yang terlalu perkasa membuat Cui Beixi sang Imam Tongkat menjadi target utama perburuan mereka.
Berperang melawan Bimon tanpa menghabisi pendeta terlebih dahulu adalah tindakan tolol.
Imam Tongkat tetaplah Imam Tongkat, bagaimana mungkin seorang imam senior bisa menjadi pemula yang mudah dikendalikan? Ksatria penjaga Gatanie benar-benar memegang teguh tugasnya. Dengan keahlian menunggang yang luar biasa, dia mengandalkan seekor Beast Salib Besi untuk menerjang tanpa ampun. Ekor Beast Salib Besi yang seperti cambuk api menyapu ke mana-mana, setiap kali diayunkan, pasukan kavaleri Goblin beserta kudanya terpelanting dengan percikan api. Sebuah tombak perak dan pedang panjang ksatria menghujam ke kiri dan kanan, tak ada yang mampu menandingi satu kali serangan. Dou Qi keperakan yang memancar memperindah kematian yang dibawanya.
Dua pasukan kavaleri Goblin yang terampil dalam berkuda, dengan mengorbankan nyawa banyak rekan, akhirnya berhasil mendekati Imam Tongkat setelah melewati kejaran Beast Salib Besi. Begitu Cui Beixi menyelesaikan nyanyian merdunya, lingkaran biru tua dari Lingkaran Gemilang berkilauan. Delapan perisai kilat muncul di udara sekitar Velociraptor. Perisai-kilat yang seolah memiliki kesadaran itu segera menyambar kedua pasukan Goblin hingga mengeluarkan asap, menyia-nyiakan beberapa lemparan duri dari prajurit Landak yang sudah bersiap siaga.
Pendeta juga tidak hanya duduk diam, selain memiliki Pengawal yang melindungi diri, "Lagu Pelindung Lordaeron" yang dipanggil oleh Pendeta berupa Perisai Petir juga bukan hiasan belaka. Berbeda dengan berbagai macam perisai Penyihir, Perisai Petir Pendeta hanya dimiliki oleh Imam Tongkat. Semakin banyak perisai petir yang mengambang di udara, semakin menunjukkan kekuatan luar biasa sang Pendeta.
Delapan lapis perisai petir! Suku-suku bawahan di sekitar serentak menengadah 90 derajat memandang penuh kekaguman kepada Mentor Ular Wanita Cantik yang begitu lihai di medan perang. Di Kuil Timur Laut, konon bahkan Grand Shaman Weian Yang Mulia Zidan hanya bisa memanggil delapan perisai petir melalui lagu perang. Ya Kampas! Suku-suku bawahan merasa semangat dan keberanian mereka semakin membara.
Meskipun kilau Mentor Ular Wanita Cantik dan Ksatria Getani begitu menyilaukan, sang protagonis hari ini tetaplah Helen. Dengan dukungan kristal sihir berkualitas tinggi, Helen telah melupakan ketegangannya. Tarian Perang yang memukau dan lagu perang yang merdu saling berpadu, pita merah yang menari-nari di angin menyelimuti setiap kavaleri goblin dengan bayang-bayang kematian.
Dalam waktu singkat, Helen telah melantunkan dua Lagu Perang Lingkaran Jahat berturut-turut, masing-masing memberikan efek negatif Kelemahan dan Penyedotan Kekuatan kepada pasukan kavaleri Goblin yang malang.
Cui Beixi hanya mengajarkannya dua Lagu Perang Lingkaran Jahat, dan semuanya telah digunakan.
Dengan dukungan banyak kristal sihir berkualitas tinggi, melihat semangat Helen, dia masih bisa melantunkan 20 hingga 30 lagu lagi tanpa masalah.
Pasukan kavaleri Goblin benar-benar ingin menangis tetapi tidak bisa mengeluarkan air mata.
Dalam sejarah Benua Aigean yang telah mengalami banyak pertempuran, mungkin belum pernah ada pasukan yang sial seperti mereka, harus menerima tiga Lagu Perang Lingkaran Jahat berturut-turut.
Seribu pasukan kavaleri Goblin yang awalnya merupakan kebanggaan Suku Goblin Pegunungan Razor, setelah dijangkiti Lingkaran Jahat, mengalami serangan besar-besaran dari pasukan kavaleri mammoth, serangan tak terkendali dari beruang tanah gila karena dicekik Guo Guo, pengepungan ketat oleh milisi dan budak, serta malapetaka tambahan dari para pendeta dan suku-suku bawahan - kini jumlah mereka tinggal sedikit. Melihat pasukan kavaleri mammoth si pembawa maut kembali ke medan perang, perlawanan sia-sia para perampok kavaleri Goblin ini hanyalah soal waktu sebelum musnah total.
Yang patut dikagumi adalah sisa-sisa pasukan kavaleri Goblin ini tetap tidak meninggalkan tugas tempur mereka, bahkan tidak satu pun yang melarikan diri.
Sepasukan kecil kavaleri Goblin dengan berani mengandalkan kecepatan untuk mengepung dari belakang pasukan utama, berusaha menyerang area dengan populasi paling sedikit di Bukit Merah. Dua puluh lebih prajurit Goblin ini menundukkan kepala, memacu kuda-kuda pendek di selangkangan mereka, ingin membuktikan keberanian mereka.
Saat waktu cooldown Lingkaran Jahat berakhir, pikiran setiap prajurit Goblin yang diterpa angin dingin menjadi jernih. Disiplin tinggi dan harga diri Goblin memaksa mereka menyelesaikan setidaknya satu misi serangan sebelum meninggalkan medan perang.
Di depan rumpun bambu, para biarawan belalang mengembangkan pedang bergerigi di pergelangan tangan mereka. Ai Wei'er mengeluarkan gulungan mantra cangkang kerang. Sebelum mereka bertindak, kilatan cahaya muncul - puluhan raksasa mammoth mengayunkan pisau panjang dari gading muncul tiba-tiba. Ning Yu menoleh dengan senyum permintaan maaf.
Ekspresi putus asa baru saja muncul di mata para kavaleri Goblin. Sebelum mereka sempat memutar kepala kuda untuk kabur, serangan batu-batu peluru telah menghantam mata kuda-kuda pendek mereka.
Seluruh dua puluh lebih kavaleri Goblin terlempar jauh. Yang berhasil bangun pun langsung dihantam batu peluru di kening, terjatuh pusing tujuh keliling.
“Hah!” Ning Yu dan Ai Wei'er melihat sekeliling mereka dengan tak percaya. Para musang itu masih terus menarik ketapel hingga membentuk setengah lingkaran, menembak tanpa membidik dan menjatuhkan pasukan berkuda Goblin yang baru saja berdiri.
“Lengan masih belum pulih, kalau tidak bisa lebih akurat.” Adu menggelengkan bahunya sambil mengangguk pada dua nyonya bos.
“Pantas disebut penembak jitu yang memiliki karakter 'she' dalam namanya sejak lahir.” Ning Yu mengangguk sambil tersenyum.
“Sayangnya kekuatan batu kerikil ini tidak cukup besar.” Ai Wei'er bergumam pelan sambil melihat pasukan berkuda Goblin yang jatuh bangun.
Meski kepala penuh benjol, pasukan berkuda Goblin masih bisa bangkit kembali, membuat Ai Wei'er yang menyaksikan milisi bertempur gagah perkasa merasa agak kecewa.
Angin dingin di padang gurun semakin menusuk tulang. Kecuali Guo Guo yang masih bergantung di selangkangan badak tanah, semua mata tertuju pada pertempuran berdarah yang akan dimulai antara dua pasukan.
Seratus milisi Feilengcui dan 4.000 pasukan infanteri perampok saling berhadapan dengan tatapan garang.
Pertempuran inilah yang akan menjadi perebutan naga sejati yang menentukan segalanya.
BAB 56: PERTEMPURAN PASUKAN CADANGAN
Meski berjumlah 4.000 orang, para perampok benar-benar dibuat takut oleh seratus lebih orang di hadapan mereka.
Para lawan ini hanya dengan aura intimidasi saja sudah bisa membuat kulit kepala mereka merinding. Menghadapi karakter seperti ini, para perampok sebenarnya juga merasa terzhalimi. Berhadapan dengan musuh yang jumlahnya empat kali lipat! Mengapa wajah mereka bisa tetap dingin dan tenang? Mengapa sorot mata mereka masih seperti pisau baja yang baru diasah di batu gerinda?
Para perampok yang terbiasa hidup di ujung pedang tahu betul arti sorot mata seperti ini. Aura mengerikan bisa dilatih kemudian, tapi sifat tempur yang mengakar dalam darah tak mungkin bisa dipelajari.
Pertempuran memburu pasukan kavaleri Goblin hampir berakhir. "Hex Chant" dan "Song of Power Drain" terbukti sangat kejam. Meski Helen baru mencapai tahap pertama dalam tiga tingkatan Lagu Serangan Lingkaran Jahat ini, setiap penyebaran aura sudah mampu menyedot sepertiga kekuatan pasukan Goblin untuk memperkuat prajurit suku-suku bawahan. Ditambah efek "Siren Weakness War Dance", situasi telah menjadi sepihak.
Pasukan Feilengcui terbagi menjadi empat divisi: Pasukan campuran pemanah kesturi dan Penyihir yang dipimpin Ning Yu dan Ai Wei'er, kelompok tempur Pendeta dan suku-suku bawahan, prajurit budak pimpinan Karu, serta regu kavaleri mammoth. Secara bertahap mereka bergerak maju ke medan perang sambil terus mengepung pasukan Goblin.
Bukan soal kekuatan tempur, ratusan orang yang mendekat dari empat arah ini telah menciptakan ilusi bagi banyak perampok bahwa mereka terkepung!
"Bersiap!" Menghadapi ancaman besar, suara parau dari balik kerumunan perampok mulai memberi instruksi dengan nada terburu-buru, bendera penanda perintah pun dikibarkan.
Pemanah perampok yang jarang-jarang itu menarik tali busur, sementara lebih banyak perampok mengeluarkan kapak lempar, lembing, atau tombak sebagai senjata jarak jauh.
Serangan gila yang diperkirakan sama sekali tak terjadi. Atas perintah Tuan Tanah, lebih dari seratus milisi justru membentuk formasi setengah lingkaran di belakangnya. Bagai bulan sabit yang melengkung menghadapi formasi perampok, barisan depan terdiri dari belasan infanteri mammoth dan penyair kuda nil, lingkaran dalam diisi barisan pria panda garang dan prajurit Werwolf, dengan bambu runcing seperti tombak terikat di punggung para panda.
Prajurit Suku Bier ini bertubuh perkasa, bulu putih salju mereka yang langka - apakah ini Bimon Es Beruang Kutub dari utara yang legendaris? Banyak perampok yang tak tahu panda dicat rambut bertanya-tanya dalam hati.
Sialan, kenapa semua ras Bimon ini tangguh dalam pertempuran? Lebih banyak perampok mulai merenungkan hal ini.
Mengikuti aura lawan, para perampok mengira pasti akan menghadapi serangan frontal, tapi yang muncul justru formasi pertahanan.
Orang gila baru mau menyerbu! Liu Zhenhan memandang tombak-tombak pohon yang rapat dan perisai raksasa sambil menyeringai dingin.
Di kantong rompi Liu Zhenhan masih tersisa 15 gulungan lagu perang, selain tiga gulungan lagu perang rantai jiwa, ada lima gulungan Transformasi Liar dan lima gulungan kelambanan.
Keributan tadi membuatnya tanpa sengaja menghabiskan sebagian besar hartanya.
Saat para perampok menyerang di bawah arahan suara misterius, Liu Zhenhan juga melemparkan gulungan lagu perangnya. Tombak-tombak dan kapak mulai menghujani formasi setengah lingkaran ini. Penyair kuda nil dan prajurit mammoth mengayunkan senjata mereka menangkis serangan, sesekali ada yang luput tapi terpental setelah menyentuh baju zirah rotan yang berkilauan emas. Baju zirah rotan ini tidak hanya lentur tapi juga keras, dengan daya redam yang baik.
Empat tombak bermata di punggung Prajurit Panda juga dilepaskan bersamaan. Dalam jarak 50 yard, tak ada perampok yang terkena efek kelambanan bisa selamat dari tombak pemburu iblis segitiga milik Prajurit Panda Panta.
Sasaran Tombak Pemburu Iblis adalah perampok berukuran terbesar, Perampok raksasa perbukitan itu menjadi sasaran pertama. Perisai kayu raksasa yang menutupi sebagian besar tubuhnya berhasil ditembus oleh Tombak Bermata berputar kencang yang langsung menusuk dada besarnya yang kekar. Dalam ledakan perisai kayu yang memekakkan telinga, teriakan sang raksasa perbukitan mengguncang langit dan bumi.
Menurut bidikan para Panda, dalam jarak 50 yard, bahkan jika menargetkan hidung raksasa ini, paling-paling hanya mengenai hidungnya. Menembus perisai kayu ini adalah peringatan bagi para perampok bahwa berlindung di balik perisai pun tidak aman.
Demonstrasi kekuatan ini membuahkan hasil. Di bawah ancaman maut, kerusuhan mulai terjadi di antara para perampok kecuali Perampok Goblin yang tetap tenang. Banyak yang mulai mundur ketakutan. Beberapa Hobgoblin pemimpin mengayunkan pedang ganda, membantai beberapa pengecut yang mundur, baru bisa meredakan "angin jahat" ini.
Lingkaran Jahat menyebar, Kekuatan Kelambanan mengubah para perampok di formasi "V" menjadi boneka kayu, membiarkan Tombak Bermata merenggut nyawa mereka satu per satu. Meski korban ini tak berarti dibanding 4000 pasukan perampok, perasaan ditombak seperti ternak sambil menyaksikan rekan di samping tertusuk hingga menembus satu dua tubuh sebelum roboh, jelas bukan pengalaman yang menyenangkan.
Di bawah komando suara misterius, sejumlah besar perampok dari sayap bergerak ke bagian tengah untuk mengisi formasi.
Kedua belah pihak membuka komunikasi awal melalui pertempuran senjata jarak jauh di babak pertama.
Empat Tombak Bermata di tangan para Panda telah tertancap dalam di tanah depan mereka, satu per satu bambu runcing menerobos udara mencari target yang telah ditentukan.
Perampok yang tidak terkontaminasi Lingkaran Jahat telah mengangkat perisai kayu, sayangnya target para Panda adalah perampok yang dibuat linglung oleh kekuatan penghambat, sementara yang lain sama sekali diabaikan.
Sangat mengerikan! Andai jumlah perampok tidak banyak, pasti semangat mereka sudah runtuh total.
Setiap Panda melemparkan dua bambu runcing sekaligus, langit di atas formasi setengah lingkaran kecil hampir dipenuhi bambu hijau yang seketika merubuhkan barisan perampok di depan formasi tempur.
Garis formasi berbentuk V para perampok langsung terkoyak lubang besar, setiap pengisian formasi baru langsung tumbang bergelimpangan.
Suara serat bambu yang menusuk daging dan erangan kesakitan tiba-tiba menjadi suara dominan di medan perang.
Karena tidak memiliki Alur darah, banyak perampok yang tertusuk bambu tidak langsung mati, erangan perlahan yang mencekam terus terdengar.
Di ujung formasi bulan sabit Milisia Feilengcui, Ksatria Mamut dan Penyair Kuda Nil berdiri dengan lingkaran rapi kapak lempar dan tombak yang terserak di depan mereka.
Guo Guo telah menyelesaikan sisa Megatherium dan datang membawa tempurung kura-kura. Di kedua sayap formasi bulan sabit milisi, terpancang dua perisai tempurung milik tuan tanah, tegak bagai batu karang di tengah hujan kapak dan tombak. Dengan dukungan Ksatria Vieri dan tuan tanah, kedua tempurung itu berdiri kokoh di tanah beku padang gurun, menahan serangan jarak jauh perampok yang membuat mereka kecewa.
Tempurung kura-kura berekor bintang sebesar pintu dan tempurung milik naga kecil ini, bahkan jika ada yang bisa menghancurkannya di dunia ini, pasti tidak akan ada di antara para perampok. Sebuah insiden kecil justru menarik perhatian tuan tanah.
Sesekali peluru tembaga meledak di permukaan tempurung kura-kura, dengan sasaran yang seolah khusus ditujukan padanya. Bau familiar bubuk mesiu ini membuat Liu Zhenhan merinding, mulai diam-diam memantau lintasan peluru.
Sebelum sempat menemukan penembak jitu misterius di antara kerumunan perampok, para perampok sudah mengambil langkah baru.
Tampaknya pertempuran jarak jauh tidak menguntungkan mereka. Di bawah komando suara misterius dan bendera isyarat, perisai raksasa dan tombak-pohon mulai bergerak maju perlahan.
Jarak lima puluh yard tidak terlalu jauh. Karena harus menghadapi kavaleri mammoth yang tak tertandingi, para perampok dengan perisai kayu dan tombak pohon ini tampaknya tidak berniat menyerah. Menggunakan tombak kayu untuk melawan para Prajurit Behemoth yang tinggi besar ini juga merupakan pilihan yang masuk akal.
Sejumlah besar perampok berbadan kekar berhasil melewati barisan perisai kayu, mengayunkan senjata berat seperti palu perang dan gada berantai, menerjang dengan gaya nekat.
Di seluruh benua, baik prajurit Pelat Perak dari Kekaisaran Francisco maupun Prajurit Sabit Besi berperisai Menara Tiga Lapis dari Kekaisaran Pompeii, takkan pernah berani mengabaikan bahaya senjata berat. Karena bahkan prajurit berzirah Pelat Perak setinggi dua ren lima sekalipun, pasti akan mengalami kerusakan organ dalam yang parah akibat guncangan hebat dari pukulan senjata berat.
Karena kelambanan peralatan berat dalam taktik kerumunan manusia, selalu ada yang berhasil mengayunkan senjata berat. Para perampok sangat yakin akan kekuatan fisik mereka yang besar.
Liu Zhenhan hampir ingin bertepuk tangan untuk dalang di balik layar ini. Orang ini benar-benar luar biasa, mampu membaca situasi dengan tajam dan mengorganisir gerombolan tak terlatih ini sedemikian rupa. Kenapa harus menjadi perampok?
Medan perang yang kejam tidak memberi Lao Liu waktu untuk merenung lebih lanjut. Para perampok sudah menerjang dengan garang.
Feilengcui memiliki terlalu banyak senjata rahasia. Zirah anti senjata Milisia Feilengcui bukanlah peralatan berat, hanya rompi rotan ringan berlapis dua. Ksatria Mamut yang mengayunkan pisau panjang dari gading dan penyair kuda nil dengan palu besar adalah penggemar fanatik kekuatan fisik.
Sang Tuan Tanah yang berdiri di barisan depan tanpa mengenakan zirah sama sekali adalah otoritas mutlak dalam hal kekuatan. Kekuatan Naga yang didapatnya dari kutukan berasal dari naga misterius paling jinak namun terkuat.
Beberapa perampok liar yang nekat mengandalkan palu perang dari manusia, menghantam tempurung kura-kura dengan palu mereka. Getaran balik yang dahsyat langsung merobek telapak tangan mereka menjadi sobengan lebar.
Liu Zhenhan mengayunkan tempurung itu seperti daun pintu, berputar di tempat. Tempurung sang naga kecil terlepas dari genggamannya dan menghantam tanah di depannya membuka area kosong.
Tempurung kura-kura menghantam tubuh para perampok yang sedang berlari, membawa tubuh mereka terbang menubruk formasi perisai raksasa. Ranting-ranting pohon raksasa yang raput patah berantakan mengurangi daya hantam tempurung, membuat perisai-perisai itu tidak hancur total.
Hanya para perampok yang tertimpa tempurung yang paling sial. Tubuh mereka tergiling antara tempurung dan perisai hingga menjadi bubur daging yang mengerikan.
Vieri meniru tindakan, mengayunkan tempurung kura-kura berekor bintang besar dan melemparkannya ke arah para perampok yang berkerumun. Perbedaan kekuatan terlihat jelas saat ini. Tempurung ini hanya menjatuhkan belasan perampok sebelum akhirnya dihentikan dengan mudah oleh tombak kayu dari udara.
Darah dan pertempuran memicu kebuasan para perampok liar. Semakin banyak orang liar yang melompat keluar dari celah perisai kayu, mengacungkan senjata sambil melolong perang. Setiap orang yang tumbang langsung digantikan oleh yang lain tanpa ragu-ragu.
Melihat empat pasukan bantuan akan tiba, suara misterius di antara para perampok kembali memberi perintah. Dua tempurung kura-kura ditarik kembali ke formasi, menggantikan dua perisai kayu yang sudah rusak jelas, menambahkan warna berbeda dalam formasi perisai para perampok.
Suara terompet terdengar melankolis.
Lima beruang gua raksasa menerjang keluar dari bayangan bendera raksasa di barisan belakang. Kelima beruang gua ini lebih besar dan perkasa dibandingkan sepuluh sloth tanah sebelumnya. Matanya merah menyala bagai berdarah, seluruh tubuhnya dilapisi baju zirah perunggu yang dibuat dengan presisi. Lempengan zirah yang rapat menutupi tubuh beruang gua secara merata, setiap lempengan jelas dipertebal dengan tepian setebal satu jari. Berat baju zirah ini saja diperkirakan melebihi seribu pon.
Cakar 12 inci mereka bahkan dilengkapi dengan ujung cakar perunggu yang berkilau. Bahkan ksatria yang menunggangi pelana di punggung mereka adalah goblin tinggi langka yang bertubuh besar.
Tombak perunggu panjang Ksatria Beruang Gua berkilauan dan menyilaukan, panjangnya mencapai lima Ren, dipasang di pelana dengan dasar - ini digunakan untuk menetralisir gaya benturan.
Ini benar-benar lima ekor beruang gua yang dipersenjatai hingga ke tingkat tertinggi!
Pasukan kavaleri berbaju zirah berat selalu memakan biaya besar. Bahkan di kekaisaran manusia dengan tambang terkaya, jumlah kavaleri berat dan infanteri berat tidak akan pernah melebihi satu resimen, dengan pelayan dan kereta yang merawat mereka dihitung sepuluh kali lipat.
Pasukan cadangan! Ternyata ada pasukan cadangan lagi! Liu Zhenhan menggunakan Formasi Padat untuk membuka jalan di tengah gerombolan perampok liar yang datang seperti belalang, kekagetan di hatinya tak bisa disembunyikan lagi.
Apa ini benar-benar perampok atau bukan sih! Pisau melengkung di tangan kiri Liu Zhenhan kembali menebas seorang perampok.
Lima beruang gua membuka mata merah darah, mengeluarkan napas berat, dan melesat memburu formasi setengah lingkaran milisi - tepat mengarah ke Liu Zhenhan dan Vieri.
Sejak perisai kura-kura digunakan, Tuan Tanah dan Ksatria Perunggu telah menyerbu ke pusat formasi bulan sabit. Jumlah mayat di depan mereka paling mengerikan. Dalam sekejap, sebagian besar perampok liar yang menyerbu seperti air bah telah tumbang di bawah Tongkat Taring Serigala miliknya dan kapak roda besar Vieri. Gada berantai dan martil perang yang digunakan para liar sering terlempar bersama pemakainya. Adapun Ksatria Beruang, kapak roda besarnya kini sudah berbentuk seperti gergaji. Para perampok liar mulai menghindar secara naluriah, hanya menyambar sisi mereka sambil terus menyerang formasi bulan sabit.
Lima ribu pasukan terkekang oleh formasi tempur 100-an orang. Bahkan perampok paling bodoh pun tahu konsekuensinya tak terbayangkan. Situasi medan perang jelas: hanya pasukan inilah yang paling mematikan. Selain kavaleri mammoth yang paling menakutkan, merekalah mata pisau baja yang mampu memotong formasi tempur ini. Begitu formasi ini hancur, prajurit di wilayah ini akan menjadi batang besi tak berguna.
Lima Ksatria Megatherium Berlapis Baja, hanya dari segi daya hantamnya saja, sudah jauh melebihi kavaleri mammoth sebelumnya.
Pertempuran sampai tahap ini, banyak perampok sudah merasa kemenangan sudah di tangan.
Prajurit Feilengcui meskipun telah mencapai hasil pertempuran yang signifikan, namun telah sepenuhnya membeberkan kekuatan mereka. Meskipun tombak kayu yang tiba-tiba diangkat oleh kavaleri tidak berhasil membunuh penunggang mammoth sekaligus, serangan panjang telah menguras tenaga mammoth-mammoth berbulu panjang ini. Ketakutan bawaan terhadap api juga membuat mereka tidak lagi menakutkan.
Menggunakan kavaleri lapis baja gua beruang besar yang sudah beristirahat untuk menyerang formasi bulan sabit tanpa perisai, rintangan rusa atau parit - bahkan orang bodoh pun tahu hasilnya. Perisai para perampok yang bergembira membuka jalan, banjir perampok mengalir keluar mengikuti langkah berat gua beruang, menerjang ke arah kemenangan.
Empat pasukan bantuan tak menyangka para perampok masih menyimpan kartu as berupa lima penunggang gua beruang lapis baja ini. Bahkan prajurit Suku Kunk Sigung paling pengecut pun paham konsekuensi setelah serangan ini.
Di kejauhan, pasukan berkuda mammoth menghentikan serangan. Mereka memacu mammoth-mammoth berbulu panjang mereka dengan putus asa menuju formasi bulan sabit. Kavaleri Goblin kuda kerdil yang tersisa berusaha mati-matian menyerang, membelenggu langkah mereka.
Kecepatan kuda poni padang gurun jauh melebihi infanteri dan mammoth berbulu panjang. Seberapa besar peran yang bisa dimainkan oleh 100-200 pasukan kavaleri Goblin yang terlibat adalah hal yang sudah diketahui semua orang, namun mereka benar-benar berhasil memperlambat langkah tiga pasukan bantuan.
Terutama banyak prajurit ilusi Ning Yu yang hancur menjadi serpihan virtual di bawah serangan balik nekat mereka, semakin memberanikan para perampok.
Situasi kembali menjadi sangat genting. Dua pendeta yang tertinggal tiba-tiba berubah pucat wajah mereka.
Nyanyian lagu perang yang megah bergema. Suara Helen selalu begitu jernih dan merdu.
Itu adalah "Elegi Terakhir" yang menggunakan nyawa sebagai harga untuk memanggil Kilat Berantai Nebula. Sebagai Imam Perang, Helen baru saja mempelajari lagu ini beberapa hari sebelumnya.
Nyanyian lagu perang langsung terputus. Cui Beixi menggunakan sihir Terpetrifikasi tatapannya, mengubah muridnya menjadi batu sekaligus memotong nyanyian lagu perang yang menyayat hati menjadi dua bagian.
Pasukan cadangan bukan hanya milik perampok. Liu Zhenhan adalah prajurit berdarah besi yang terlatih di pasukan paling ahli dalam menggunakan pasukan cadangan.
Tiga Patung Emas Yunqin dan satu figur manusia raksasa berwarna tembaga gelap yang berkilat muncul secara misterius di medan perang. Lima ekor beruang gua raksasa menubruk tumpukan besi tua berbentuk manusia. Kekuatan dahsyat mereka terlihat jelas dari efek gulingan masif yang dihasilkan. Dentuman lonceng emas yang kacau-bilau menyertai beruang-beruang gua yang berputar 360 derajat di udara, lalu menghantam tembok tembaga setinggi sepuluh ren. Dalam dentuman kolosal, Patung Emas Yunqin yang berdiri di posisi terdepan dengan kaki tunggal yang sudah penuh luka tak lagi mampu menahan hantaman keras ini. Dengan suara melengking yang menusuk telinga, patung itu pun bersujud dengan satu lutut menyentuh tanah.
Lawannya, lima ekor beruang gua raksasa semuanya terjatuh ke tanah, lima tombak panjang perunggu tertancap di kaki Patung emas.
Di tengah teriakan panik para perampok, dua Patung emas membentangkan langit logam di tengah kerumunan mereka, dengan kaki raksasa mereka menghempaskan bayangan manusia yang bertebaran secara perlahan dan penuh wibawa. Setiap langkahnya meninggalkan getaran dahsyat di tanah, selalu membawa serta sekumpulan orang sial masuk ke dalam bumi.
Karena jangkauan pemanggilan Patung emas yang terbatas, Liu Zhenhan yang telah lama menahan diri akhirnya mendapatkan kesempatan emas untuk memasukkan Patung emas ke dalam formasi perang musuh.
Dalam hal kesabaran, pasukan cadangan Liu Zhenhan berhasil dalam pertempuran ini.
Di garis pertahanan yang masih utuh, selain prajurit Goblin yang masih ragu-ragu, semua perampok lainnya sedang mundur. Bahkan eksekusi oleh komandan Goblin pengawas tidak mampu menghentikan gelombang mundur ini.
Kelambanan Patung Emas membuat para perampok ini hampir mengalami kehancuran total.
"Elegi Terakhir" menciptakan getaran tak terucapkan dalam hati Liu Zhenhan. Saat mengeluarkan Empat Patung Emas, "Gerbang Langit" dari Boundary Cultivation tiba-tiba terbuka. Liu Zhenhan melompat ke punggung putri duyung elemen air, berusaha kembali melalui gerbang itu. Beratnya yang berlebihan membuat putri duyung tak bisa bergerak, akhirnya ia menendangnya kembali ke barrier dan naik ke patung emas berkaki satu yang mengangkatnya ke udara.
Pada ketinggian 6-7 Ren, Liu Zhenhan melihat sosok kaku Helen yang telah Terpetrifikasi di atas Binatang Perang Raksasa.
Mata Liu Zhenhan berkaca-kaca.
Kekuatan asing dan mengerikan menyebar dari otaknya ke seluruh tubuh.
Transformasi Liar kembali dimulai di tengah teriakan panik.
BAB 57: LAWAN YANG PATUT DIHORMATI
〖Transformasi Liar hanya permainan bagi yang pemberani.
——Kata Cui Beixi〗
※※※
Meskipun Helen terkena mantra Terpetrifikasi dari sang mentor yang memutuskan lagu perpisahan terakhirnya, hubungan batin dengan peliharaannya tetap tak terhalang. Monster Perang Komodo yang murka merasakan kecemasan majikannya, kilat raksasa dan aliran asam korosif menyembur dari kedua sisi, membersihkan barisan kavaleri Goblin yang berkerumun seperti lintah di depannya.
Tentang fakta bahwa Kekuatan Nyanyian yang terkumpul akan langsung hilang efeknya jika lagu perang terputus, Liu Zhenhan akhirnya memahami hal ini.
Melihat Helen yang membeku dalam pose Tarian Perang sambil memegang erat palu tulang Hewan Luo Sha dengan tatapan lembut, Liu Zhenhan yang melompat dari lengan Patung Emas mengaum keras. Rompi dan celana kulitnya terkoyak menjadi serpihan seperti kupu-kupu yang menempel di otot-otot telanjangnya. Bagian selangkangan membentuk gundukan tinggi, otot-otot liar yang berotot menggelembung, matanya langsung memerah menyala.
Formasi bulan sabit milisi sudah bergerak maju bersamaan dengan munculnya Patung Emas. Para milisi yang sudah hapal strategi sang tuan tanah ini langsung melancarkan serangan balik tanpa ragu.
Tak ada yang menyadari bahwa sang tuan tanah yang sedang menunduk dan menggeram itu sebenarnya sedang mengalami gangguan jiwa.
"Cui Beixi yang duduk di atas raptor memang sangat cepat," Kuda-kuda monster Cui Beixi dan Gatanie terkenal dengan kecepatannya, satu-satunya kilat yang tidak bisa dihadang oleh kuda pendek goblin. Dengan perlindungan Ksatria Getani dan "Perisai Kilat", Cui Beixi segera mendekati garis depan yang sengit. "Lagu Perang Bisikan Pegunungan" sudah siap. Sayangnya formasi bulan sabit telah menghilang. Milisi Bimon yang gagah berani, tanpa dukungan aura kemuliaan, telah melancarkan serangan balik ke perampok. Formasi bulan sabit seperti mata kapak raksasa menghujam ke kerumunan perampok yang kacau balau. Tiga patung emas yang besar berdiri seperti gunung di tengah kerumunan perampok.
Kemunculan tiba-tiga tiga patung emas nyaris membuat Cui Beixi terjatuh dari raptor-nya. Ia tidak bisa menggambarkan keterkejutan dalam hatinya. Jika saja patung-patung ini milik perampok, mereka pasti bisa menyapu bersih Provinsi Timur Laut Bimon bahkan merebut Weisisipang.
"Auuu～～" Teriakan liar Liu Zhenhan yang mendongak menarik kembali pikiran kacau Cui Beixi ke realitas.
Liu Zhenhan perlahan melepaskan Formasi Padat yang digenggam erat di tangannya, membuka sepasang mata merah darah. Otot-otot baja di lengan yang tertekuknya menegang, pembuluh darah di bawah tato di dadanya bergolak seperti air mendidih, darah yang menggelegak bagaikan lava seakan hendak menerbangkan naga anggur besar itu keluar dari kulit.
Angin menderu, salju semakin deras. Cuaca yang semula suram menjadi semakin pekat.
"Pendeta... Transformasi Liar..." Gatanie yang tiba belakangan menelan ludah dengan susah payah, bahkan Kuda Besi Salib pun seolah merasakan keterkejutan besar tuannya, menghentikan langkah derapnya secara paksa.
Seluruh tubuh Cui Beixi bergetar hebat dengan amplitudo yang besar.
Seperti Prajurit Behemoth, Pendeta sebagai anggota Bangsa Manusia Berbulu sebenarnya juga bisa memasuki Transformasi Liar. Hanya saja kasus ekstrem seperti ini sangat langka. Transformasi Liar Pendeta tidak bisa mengandalkan lagu perang, hanya terjadi dalam satu kondisi - stimulasi mental yang tak tertandingi.
Kelebihan dan kekurangan semua bentuk "Transformasi Liar" sama-sama besar. Setelah Transformasi Liar, prajurit mendapatkan peningkatan kekuatan fisik sementara Pendeta meningkatkan Kekuatan Nyanyian. Prajurit mungkin bisa mengandalkan tubuh kuat untuk menahan efek mental pasca Transformasi Liar. Tapi Pendeta sama sekali tidak bisa - fisik mereka terlalu lemah, tidak ada satu pun catatan Pendeta yang selamat setelah memasuki Amuk Mandiri.
Cui Beixi adalah seorang Imam Tongkat, mana mungkin tidak melihat bahwa Richard telah memasuki "Amuk Mandiri" yang paling tabu bagi para pendeta. Dalam pandangannya, ini sama saja dengan bunuh diri secara tidak langsung.
Dengan Kekuatan Nyanyian Richard yang lemah, meskipun berlipat ganda setelah amuk, bahkan sepuluh kali lipat pun takkan berguna. Mengapa anak muda sekarang begitu impulsif dan meremehkan nyawa sendiri? Ular wanita cantik itu mengerang kesakitan.
Guo Guo tiba-tiba muncul entah dari mana, melompat ke bahu Liu Zhenhan. Sepuluh earthshaker berguling-guling menjerit di kejauhan, tak ada yang berani mendekati radius 50 yard.
Guo Guo mengetuk-ngetuk papan bambunya, kristal sihir berdetak jernih. Senyum manis Guo Guo dan wajah garang Liu Zhenhan membentuk kombinasi yang sangat tidak harmonis.
"Kau bagai api di musim dingin～
Nyala hangatmu menghangatkan hatiku～
Matamu yang besar～
Berkilauan terang～
Laksana bintang paling terang di langit～
Kau bagai sang api～
Cahayanya menerangi jalanku～"
Liu Zhenhan kini tak peduli lagi dengan sensasi atau konsekuensi. Lagu perang ciptaannya yang bergelora menggema di atas Dataran Tinggi Tanah Merah, bahkan awan kelabu pekat di langit seolah terbelah olehnya.
"Kekuatan Nyanyian yang melimpah membanjiri setiap sudut medan perang!" Cui Beixi dan Gatanie sama sekali terpaku, sebuah triangel dan pedang perak salib jatuh bersamaan ke tanah.
Sinar api kemerahan menyemburat dari awan gelap, cahaya merah yang terdegradasi berputar dengan berbagai halo dan pelangi, mewarnai seluruh cakrawala dengan nuansa tujuh warna dan magis.
Lingkaran Gemilang ini memiliki diameter yang luar biasa besar, mencakup area seluas dua ratus meter persegi. Skala lingkaran semacam ini bahkan setara dengan kemampuan Dua Belas Imam Utama Kerajaan dan Imam Agung Jubah Merah!
Milisia Feilengcui yang sedang bertempur sengit dan para perampok tiba-tiba seluruhnya tercakup dalam lingkaran ini.
Pada detik itu juga, baju zirah rotan semua milisi Bimon tiba-tiba menyemburkan api samar-samar. Para perampok yang sedang bertarung dengan mereka, tanpa persiapan sama sekali, seketika terbakar api ini sambil memegangi kepala dan menjerit melengking menusuk langit.
"Kampas! Lagu Pengorbanan!" Mentor Ular Wanita Cantik telah sepenuhnya kehilangan kewibawaan seorang Imam Tongkat, seperti istri yang menangkap suami sedang main pelacur, teriakan suaranya berubah sama sekali.
Tombak perak salib yang digenggam erat di tangan Gatanie yang lain jatuh ke tanah dengan suara "krak", seluruh tubuhnya membeku kaku. Setelah Lingkaran Gemilang melonjak, para Prajurit Behemoth terendam sepenuhnya dalam api altar Dewa Perang yang dipersembahkan Kuil. Bukankah ini kekuatan "Lagu Perang Pengorbanan"? Api altar Kuil tidak akan membakar objek fisik apapun, namun mampu melukai jiwa. Kecuali dengan peralatan magis atau penyembuhan cepat dari biarawan, tidak ada cara lain untuk lolos. Jiwa yang terluka api altar ini meski tak kehilangan nyawa, akan menderita siksaan bakar jiwa seumur hidup.
Ini adalah kategori lagu perang termulia dari kelas Lingkaran Gemilang! Selain Dua Belas Imam Utama Kerajaan dan Imam Agung Jubah Merah, pendeta lain harus menyanyi berkelompok untuk memanggilnya! Seorang Imam Perang, itu pun Imam Perang yang payah, tiba-tiba bisa menggunakan lagu ini dengan Kekuatan Nyanyian melimpah? Mentor Ular Wanita Cantik menutup matanya, tak sanggup terus menyaksikan.
Mata memang tertutup, tapi telinga tidak.
Sama sekali bukan melodi syair "Lagu Perang Pengorbanan", kalimat demi kalimat merasuk ke otak Mentor Ular Wanita Cantik yang sudah kekurangan oksigen. Mentor itu membuka mata indahnya, memandang Richard yang membentangkan tangan menyebarkan Lingkaran Gemilang dengan rasa tak percaya, otaknya kosong sama sekali.
Bahasa apa ini? Mengapa ada api jiwa mendidih dan Lingkaran Gemilang yang terpanggil? Gatanie dan Cui Beixi hampir menjadi gila.
Poros kayu yang bisa meledakkan Lingkaran Jahat tadi, sekarang Lagu Perang persembahan yang seperti mimpi ini. Richard, Richard, berapa banyak lagi rahasia yang kausimpan! Cui Beixi berteriak dalam hatinya.
Patung Emas menunjukkan kekuatan penuh dalam kekacauan pertempuran. Meski tubuh mereka penuh luka dan gerakannya lamban, mustahil para perampok yang berkerumun bisa tidak melarikan diri saat menghadapi tubuh seberat 240.000 pon. Patung Emas Yunqin memang dirancang sebagai senjata pamungkas Kekaisaran Yun Qin di Daratan Timur Jauh untuk pertempuran darat, dengan mengorbankan pertahanan udara demi memiliki tubuh terkuat di dunia.
Para perampok tidak memiliki napas naga mengerik seperti Naga Hitam Neraka yang melekat. Meski berani mati, senjata berat mereka tak mampu menggoyahkan tubuh Patung Emas. Bagaimanapun guncangan yang diterima, Patung Emas tetap menjalankan perintah mental dari inangnya secara monoton dan mekanis. Dalam hitungan beberapa ons pasir jam, nyawa yang dihancurkan Patung Emas sudah mendekati total korban di medan perang setelah setengah hari bertarung.
Perampok bukan tidak ingin melarikan diri, tetapi sama sekali tidak bisa kabur. Cahaya dari Patung emas telah mengaburkan akal sehat mereka. Menghadapi pembantaian tanpa daya melawan ini, mereka sendiri tidak tahu harus berbuat apa.
Milisi dengan cepat menarik diri dari formasi pertempuran. Patung emas terlalu berbahaya. Meski memiliki kesadaran yang terhubung dengan inangnya, Milisia Feilengcui juga mengurungkan niat mengejar perampok di bawah aura kehancuran yang dahsyat itu.
Dalam kamus Patung emas tidak ada istilah "terluka". Angin kencang dari langkah kaki mereka bahkan membuat Prajurit Panda merasa sesak napas. Jika sampai menyentuh kulit... konsekuensi ini tidak berani dibayangkan bahkan oleh pasukan mammoth berkulit batu dengan baju rotan.
Situasi di medan perang terlihat agak menggelikan.
Empat pasukan menyaksikan formasi perampok ribuan orang tercabik-cabik oleh dua Patung emas.
Di hadapan kekuatan absolut, nyawa ternyata rapuh seperti ini.
Patung emas bagai pemuda pembuat onar yang menyusup ke kamar mimpi gadis remaja, setelah momen memabukkan yang singkat, menghilang misterius dalam ilusi.
Hanya dalam waktu lima ons pasir jam pasir ini, setidaknya dua ribu perampok telah bergelimpangan di genangan darah. Sisanya baru teringat untuk melarikan diri sekarang.
Terlambat.
Tuan tanah mengangkat Formasi Padat, memimpin serangan ke tengah kerumunan perampok sambil menghujam dan menghancurkan. Transformasi Liar dari Pendeta juga memberi kekuatan tambahan, dengan kekuatan yang meledak hingga batas maksimum, tuan tanah bagaikan patung emas kecil yang tak terkalahkan.
Milisia Feilengcui mengikuti langkah bos mereka, "api persembahan" menyala-nyala dari tubuh mereka, senjata yang dingin menusuk seolah mengejek kebodohan dan ketidaktahuan para perampok.
Karu membawa budak-budak yang bersemangat dengan keyakinan bertambah, mengikuti jejak milisi menerjang formasi perampok.
Pasukan Berkuda Mammoth mengacungkan tombak kayu, mespun mammoth berbulu panjang itu mengeluarkan busa dari hidung dan terengah-engah, mereka tetap tanpa ragu menyerbu ke kerumunan perampok.
Suku-suku bawahan yang mengelilingi Ning Yu dan Ai Wei'er juga ikut menyerbu.
Selain Binatang Perang Raksasa Helen yang masih bergerak lambat ke arah sini, hanya tersisa Mentor Ular Wanita Cantik dan Ksatria Getani yang masih terpaku.
Kelompok perampok ini patut dihormati, meski banyak yang memilih kabur, sebagian besar tetap bertahan bertempur. Setelah menanggung korban besar, mereka berhasil mengkonsolidasi kembali posisi.
Pasukan tempur Feilengcui yang jumlahnya sedikit memberi mereka waktu untuk menyusun kembali formasi. Setelah sayap kanan benar-benar dimusnahkan tanpa perlawanan, sekitar lima ratus Perampok Goblin berskala besar yang tersisa membentuk formasi lingkaran dan menyusun barisan perisai yang rapi. Kemunculan mendadak belasan tombak kayu membuat serangan kedua pasukan berkuda mammoth kembali gagal.
Kolina kali ini tidak menghindar, berusaha mengandalkan kekuatan kasar untuk menerobos. Namun dalam pertarungan antara tombak kayu dan zirah rotan, para perampok yang menggunakan semua tombak kayu mereka yang patah berhasil menjatuhkan dua mammoth raksasa yang merintih kesakitan di depan garis pertahanan, sekaligus menghalangi jalur serangan pasukan berkuda mammoth di belakang.
Tunggangan Kolina adalah saudara hewan kandungnya sendiri. Dalam benturan dengan tombak kayu, Kolina terlempar keras ke tiang tandu oleh gaya inersia yang kuat. Tiang kayu sebesar mangkuk terpatahkan oleh tubuhnya yang besar, kemudian badannya yang kekar menghantam tanah dengan keras.
Vincent kecil sudah pingsan akibat benturan dengan tandu.
Kolina yang bangkit dari tanah dengan bertumpu pada pedang perang, matanya merah membara. Semangat bertarung yang berkobar dan keinginan membalas dendam untuk kerabatnya membuatnya cepat memasuki Transformasi Liar. Kali ini berbeda dengan "Transformasi Simbiosis" bersama Saudara Hewan mammoth. Dalam "Transformasi Simbiosis", sebagian besar kekuatan amuk ditanggung oleh tunggangan bertubuh besar, sehingga Prajurit Behemoth masih bisa menjaga ketenangan pikiran. Namun kali ini, Transformasi Liar Kolina sama seperti tuan tanah, merupakan Amuk Mandiri sepenuhnya. Ini berarti dalam Milisia Feilengcui, selain Vieri, muncul Prajurit Behemoth tingkat tinggi kedua.
Kolina yang telah bertransformasi memegang dua kapak gading besar, menghancurkan perisai anyaman perampok dengan tubuhnya secara langsung. Dengan kepala terlebih dahulu, ia menerobos masuk, membelah hujan darah yang menggenangi langit.
Sebarisan perisai anyaman yang membentuk garis panjang tercabik-cabik olehnya sendirian. Senjata para perampok yang mengenainya justru memicu balasan yang lebih dahsyat.
Seorang jawara mammoth yang telah bertransformasi, bukan hanya para perampok, bahkan Ksatria Suci pun harus mengalah. Melawan prajurit pemberani dengan kulit sekeras batu alami dan zirah rotan di punggung ini, hampir sama artinya dengan bunuh diri.
Dua kapak gading besar segera patah menjadi dua. Kolina mengambil dua lagi dari punggungnya, sepenuhnya mengabaikan pertahanan dan tangkisan diri, mengayunkan senjata dengan leluasa dan terus-menerus menebas tanpa henti.
Perampok yang dilengkapi perisai tangan sederhana, dirobohkan satu per satu di bawah pedang besar gading. Kolina sendiri mendominasi koridor tengah, bagai batu karang di arus deras yang mengacaukan formasi rapi perampok menjadi compang-camping.
Harga yang dia bayar adalah beberapa pukulan berat pedang besar dua tangan dari komandan Goblin di dada dan punggungnya, membuat zirah rotan lapis ganda retak dengan garis-garis pecah.
Kavaleri mammoth yang tersisa di pinggiran kembali memutar arah, bersiap mengambil jarak untuk melakukan serangan lagi.
Kolina terjatuh. Sebutir peluru tembaga dari arah tak dikenal menyusup celah di baju zirah kakinya. Ledakan seperti kembang api itu menyemburkan serpihan tembaga yang menerbangkan seluruh zirah rotan di dadanya, menyemburkan genangan merah tua seperti mata air.
Saat para perampok di sekitarnya hendak menambah tusukan, Tongkat Taring Serigala yang berputar liar melesat menghantam area di atas tubuh Kolina. Beberapa perampok Goblin yang sedang membungkuk mengayun senjata tercabik menjadi daging hancur bertebaran.
Bayangan seperti macan tutul melesat dari kejauhan. Beberapa perisai lapuk yang menghalangi jalan langsung terhambur menjadi serpihan kayu.
Serpihan kayu berjatuhan perlahan bersama kepingan salju. Liu Zhenhan yang tak membawa senjata berdiri tegak di samping Kolina, sebatang cerutu mengepul asap di mulutnya.
Liu Zhenhan yang berlumuran darah bagaikan Dewa Perang, rambut emasnya telah berubah merah menyala. Hanya area di sekitar Guo Guo di bahunya yang masih terlihat agak bersih, sementara seluruh tubuhnya telah menyatu dengan warna besi dan darah.
Uap panas darah di tanah mencairkan setiap kepingan salju yang jatuh. Sorot mata Liu Zhenhan menembus tabir salju lebat, mengiris para perampok layaknya puncak es tajam yang tak pernah mencair di gletser abadi.
Tak ada lagi perampok yang berani menantang. Di bawah tatapan Liu Zhenhan, para Perampok Goblin hanya bisa mundur ketakutan - bahkan para perwira Goblin berwajah dingin sekalipun.
Sejak awal, Pigge ini telah menjadi pusat perhatian medan perang. Gulungan kayu pengaktif Lingkaran Jahat, pembunuhan Ksatria Megatherium, tiga Patung Emas mengerikan, dan kekuatan fisiknya yang tak terbatas!
Tak ada Goblin yang tidak tergetar oleh kegagahannya. Darah yang membasuh tubuhnya adalah lencana kehormatan terbaik.
Dari rompi compang-campingnya, Liu Zhenhan mengeluarkan gulungan lagu perang rantai jiwa. Dengan mematahkannya menjadi dua, lingkaran cahaya mistis menembus tubuhnya dan menyatu dengan Kolina serta dua gajah raksasa yang tergeletak dalam genangan darah.
"Pada saat itu, peluru perunggu misterius itu kembali melesat ke arah dada Liu Zhenhan. Papan bambu di tangan Guo Guo terlepas dan bertabrakan dengan peluru tersebut. Dentuman pecah terdengar, papan bambu hancur, kristal sihir terlempar ke semak jauh, serpihan tembaga dari peluru yang meledak hanya memotong beberapa helai bulu dada Liu Zhenhan. Suara dentingan logam bergema sebelum akhirnya terpental."
"Beberapa perampok Goblin di sekitarnya yang terkena serpihan mengerang kesakitan, memegangi perut dan roboh."
"Helai-helai bulu dada yang terpotong beterbangan di udara."
"Bimon macam apa ini?! Otot yang terbuka saja sekuat ini?" Para perampok Goblin gemetar seolah disiram air es dari kepala hingga ujung kaki, seluruh tubuh mereka dingin membeku."
"Enyahlah kalian!" teriak Liu Zhenhan sambil menunjuk para perampok, sorot matanya dipenuhi aura pembunuhan yang tak tersembunyi."
"Peluru perunggu tidak bisa berbelok. Pola tembakan konyol seperti ini sama sekali tidak bisa mengelabui Liu Zhenhan yang berpengalaman di medan perang."
"Seluruh pasukan Feilengcui berdiri di barisan terluar formasi para perampok, tak ada yang melanjutkan serangan."
"Mengapa mereka melakukan ini di tengah medan pertempuran yang sebelumnya masih sengit, sebenarnya tidak ada yang tahu. Tapi semua secara serentak bertindak sama."
"Katyusha berlari-lari sambil menggelepar-geleparkan pantat mungilnya mendekati kaki Liu Zhenhan, menggesekkan kepala kecilnya ke kaki sang ayah."
“Napas para perampok sengaja ditahan, entah mengapa mereka juga tidak tahu, tapi semua melakukannya serentak.”
Biarawan-biarawan mendekati formasi perang, mendoakan tubuh terluka Kolina dengan tenang seolah memasuki taman sendiri. Ekspresi biarawan Green Party tetap tenang dan teduh.
“Keluar atau tidak? Penyerang licik!” Liu Zhenhan menatap gerombolan perampok Goblin yang berdesakan.
Tubuh Goblin membentuk tembok hidup, niat untuk melindungi sosok penting terlihat jelas.
“Kalau tidak keluar, mati semua!” Liu Zhenhan membungkuk mengangkat anak babi, Panah Air berkilauan menyapu membentuk lingkaran indah.
Panah Air sihir elemen air yang bergerak cepat, kekuatannya setara busur ranjang. Penyemprotan jarak dekat ini mengingatkannya pada kenakalan masa kecil: mematahkan bunga rapuh tetangga dengan tongkat.
Mirip sekali! Satu baris tumbang tanpa henti. Senyum kejam memenuhi wajah Liu Zhenhan.
Perampok Goblin menyaksikan rekan mereka jadi sarang lebah dalam sekejap. Setelah pukulan bertubi-tubi, mereka sudah apatis. Semangat tempur mereka lenyap sejak sang kesatria Pigge ini menerobos formasi.
Menghadapi anak babi yang menyemburkan Panah Air magis ini, para perampok yang sarafnya sudah terkoyak oleh Patung Emas benar-benar tidak bisa lagi menunjukkan gejolak emosi apa pun.
Ekspresi pasrah menunggu kematian secara diam-diam terpancar di wajah mereka.
Angin kencang yang dibawa Panah Air menerbangkan serpihan salju yang berhamburan, kabut halus bagai mimpi yang melayang di udara menyerupai gerimis halus di awal musim semi, tertiup angin utara hingga wajah terasa lembap.
Salju mengkristal di mata Guo Guo, tak lama kemudian terkumpul menjadi tetesan air merah di ujung bulunya, menggantung hendak jatuh.
Memang pantas disebut Goblin Darat paling disiplin, di tengah serangan memusnahkan ini, tetap tak ada yang melemparkan senjata dari tangan mereka.
Katyusha menghentikan semburan Panah Air. Di hadapan Liu Zhenhan terhampar mayat-mayat. Jenazah seorang Goblin Darat berbaju zirah mewah menarik perhatiannya. Hingsa detik terakhir, dia masih melakukan serangan sia-sia ke arah Liu Zhenhan. Satu-satunya Goblin yang melawan ini pun mati paling cepat.
Goblin Darat ini sangat bersih, hal yang sangat mencolok di antara mereka. Tubuhnya tidak berbau busuk, malah menguar aroma harum bunga kering padang gurun.
Di antara Goblin Darat, hanya yang memiliki kecerdasan tinggi yang memperhatikan kerapian dan kebersihan. Dan Goblin jenis inilah yang biasanya menjadi (raja) para Goblin Darat.
Di bawah hantaman panah air magis yang begitu padat, wajahnya secara ajaib tidak hancur.
Melihat wajah yang dipenuhi bercak jamur abu-abu ini, Liu Zhenhan tiba-tiba merasa goblin ini sebenarnya tidak jelek. Setelah diamati lebih detail, garis wajah dan fitur wajahnya bahkan terkesan tampan.
Dari bawah tubuhnya yang tertindih, Liu Zhenhan menarik keluar tongkat tembaga berbentuk tabung. Benda inilah yang menembakkan peluru tembaga hingga melukai Ksatria Kuda Besi Kolina.
Tongkat berbentuk tabung bergaya kuno ini diukir dengan pola hiasan rumit yang sangat retro. Meskipun telah digosok hingga mengkilap, jejak zaman yang tertinggal masih sangat jelas. Liu Zhenhan langsung mengenali ini sebagai peninggalan zaman kuno. Pola hiasannya yang kasar namun penuh pesona spiritual tidak mengikuti tren masa kini. Tulisan berbentuk paku di permukaannya juga bukan berasal dari era sekarang.
Apakah ini senapan tembaga kuno Kurcaci Guli dari era Perang Dewa dan Iblis?
Meskipun sudah diduga sebelumnya, tangan Liu Zhenhan tetap gemetar.
Inilah pasti senapan tembaga hasil kolaborasi Goblin Sage Gaburin yang paling cerdas dan Kurcaci Sage Dogan yang ahli pembuatan selama Perang Dewa dan Iblis sepuluh ribu tahun silam!
Sepuluh ribu tahun telah berlalu, dari total produksi seratus senapan tembaga yang dibuat karena proses pembuatan yang rumit ini, satu di antaranya ternyata masih utuh dan muncul di hadapan Liu Zhenhan!
"Senapan perunggu sepanjang 1 ren ini bahkan memiliki pola ukiran berlubang pada pelatuk dan gagangnya, dihiasi batu permata murni berukuran besar, serta dilengkapi pedang senpan setengah chi di ujung larasnya."
Meski dihias indah dengan pola dan ornamen, senapan ini sama sekali tidak memancarkan keindahan, melainkan aura pembunuhan yang mengerikan.
Saat memutar laras, ulir di dalamnya masih terlihat jelas meski telah melewati badai waktu bertahun-tahun.
"Ulir laras buatan tangan!" Dada Liu Zhenhan terasa sesak bagai tertindik sesuatu.
Gambar heroik pasukan kurcaci Guli berjubah merah yang bertarung melawan pasukan terbang gargoyle bangsa iblis dan perusak obsidian dengan senapan perunggu, masih tercatat jelas dalam ilustrasi Kodeks Pendeta.
Lukisan seindah apapun dalam Kodeks Pendeta, takkan bisa menyaingi sepersepuluh sensasi sejarah yang terasa saat menggenggam senapan ini.
Arus waktu telah menghanyutkan segalanya: Kurcaci Guli yang dulu gigih melawan invasi bangsa iblis dengan senapan perunggu, kini berubah menjadi ras kurcaci paling bodoh yang bahkan tak paham konsep angka. Goblin pun menjadi sinonim dari perampok dan gerombolan perampok.
"Hak untuk hidup." Gumam Liu Zhenhan sambil menatap senapan perunggu di tangannya, lalu berjalan memasuki kerumunan perampok yang membeku bagai patung kayu.
Ucapannya terdengar seperti pertanyaan untuk dirinya sendiri, sekaligus untuk orang lain.
“Budak-budak di bawah panggilan Karu langsung menyerbu, senjata yang sudah penuh darah itu kembali menghujani para Perampok Goblin yang sudah linglung dan kehilangan semangat. Percikan darah beterbangan, sementara para milisi hanya menyaksikan dengan dingin.”
“Bangsat! Hentikan semuanya! Aku beri mereka hak bunuh diri!” Liu Zhenhan mengangkat kepala dan mengaum dengan suara liar.
BAB KE-58 MENUJU GUNUNG PISAUCUKUR
Langit kelabu seperti timah, kepingan salju menari-nari bagai kapas beterbangan, keindahan yang menusuk dingin.
Pertempuran usai.
Hanya beberapa kuda kerdil yang masih berdiri di tempat, menjilati dengan lembut majikan mereka yang matanya sudah kosong.
Sang tuan tanah pun mengakhiri status Transformasi Liarnya, wajahnya santai sambil membawa senapan tua Guli, sibuk memeriksa luka Kolina dan dua mammoth. Kesibukannya sama sekali tak menunjukkan kelelahan pasca-transformasi. Bahkan para pengendara mammoth yang melakukan transformasi liar bersama - di mana mammoth menanggung sebagian besar efek samping - hanya bisa menggeleng-geleng kepala takjub.
Luka Kolina dan mammoth berhasil ditangani berkat doa penyembuhan biarawan yang tepat waktu, dilindungi rantai jiwa, plus kulit sekeras batu bawaan lahir mereka. Nyawa mereka jelas selamat, tapi masa pemulihan yang panjang tak terhindarkan - harga yang harus dibayar atas kecerobohan ini.
Pertempuran ini terlihat sangat sengit, namun kerugian Feilengcui sebenarnya sangat-sangat kecil. Hanya beberapa prajurit suku-suku bawahan yang mengalami luka-luka, bahkan tidak ada satupun yang gugur. Hasil pertempuran dengan nol korban jiwa ini membuat kedua Ksatria Penjaga yang ahli dalam militer terkesima.
Tuan tanah dan milisi memang pantas mendapat pujian tertinggi. Hari ini Tuan tanah berperan ganda sebagai Pendeta, prajurit, dan ahli boneka magis. Terutama aura lagu perang yang mewah itu, menjadi batu fondasi terbesar kemenangan ini. Andai bukan karena dia dan milisi pemberani yang menjadi penopang utama, pertempuran ini akan terbalik seperti selembar kartu jembatan.
Melihat Liu Zhenhan sibuk mondar-mandir, Ning Yu dan Ai Wei'er justru sangat khawatir. Mereka terus-menerus menanyakan keadaannya, takut kalau-kalau Transformasi Liar meninggalkan penyakit tersembunyi yang tidak diketahui.
Meski kondisi Transformasi Liar Lao Liu telah hilang, namun penggunaan Kekuatan Naga yang terlalu lama membuat "tenda" di selangkangannya menjulang seperti bukit kecil, kaku dan tegak berdiri di tengah badai salju yang dingin - mirip dengan Helen yang Terpetrifikasi. Entah apakah ini bisa dianggap sebagai penyakit tersembunyi.
Semua budak ogre betina diam-diam tertawa kecil. Sambil membersihkan medan perang, mereka melirik dengan penuh keterampilan ke arah Tuan tanah yang gagah perkasa, mengeluarkan suara decakan kagum. Pandangan mereka ke arah kedua nyonya bos penuh dengan campuran kekaguman dan kecemburuan yang beragam.
“Tuan Liu awalnya tidak menyadari, baru sekarang menyadari bahwa beberapa luka kecil telah terbuka di dadanya yang terkena serpihan tadi. Luka dangkal itu sudah mengeras menjadi kerak darah, diterpa angin utara membuatnya terasa gatal.
Liu Zhenhan diam-diam girang, tak menyangka dirinya secara tak sengaja mendapat kutukan Peliharaan Magis. Selain memperoleh Kekuatan Naga, juga mendapatkan otot-otot kuat yang melebihi manusia biasa.
Melihat kerugian yang sangat minimal, Lao Liu merasa senang. Dia mengesampingkan urusan lain dan fokus mempelajari senapan kurcaci hasil rampasan, bahkan cuek terhadap pertanyaan Ning Yu dan Ai Wei'er.
Cui Beixi dan Gatanie menyendirikan Liu Zhenhan yang sedang meneliti senapan kurcaci. Mereka menatapnya hampir setengah hari, pandangan serius mereka membuat Liu Zhenhan merinding, bahkan "bukit" di selangkangan yang sudah tegak lama di angin dingin langsung kempes.
"Masih berapa banyak lagi yang kausembunyikan dariku? Dasar licik, anak jahat berhati dalam!" Mentor Ular Wanita Cantik itu mengerutkan alis marah. Velociraptor di sampingnya mengaum garang, mencerminkan kemarahan sang pemilik.
Kepalan kecil Guo Guo membuat raungannya terhenti di tengah. Monster Perang Komodo dan anak babi berdiri di belakang Guo Guo, menatap penuh ancaman ke arah velociraptor. Di bawah tatapan tiga pasang mata yang tidak bersahabat, velociraptor langsung menyadari posisinya dan segera mengatupkan mulutnya.
Liu Zhenhan langsung tahu dengan nalurinya bahwa ini ulah gulungan lagu perang, tiga Patung Emas, dan "lagu perang persembahan" ciptaannya sendiri.
Setelah berbelit-belit beberapa saat dan merasa tidak bisa mengelak, akhirnya ia mengaku terus terang bagai menuang kacang dari bambu.
Sejujurnya, dia juga tidak menyangka tiga jurus andalannya dalam pertempuran ini membawa hasil sehebat ini. Jika bukan karena gulungan lagu perang yang dikembangkan lebih awal, jika bukan karena kekuatan lengan supernya untuk melempar, kemenangan melawan gerombolan perampok Goblin dengan variasi taktik ini benar-benar sulit dipastikan. Belum lagi kesalahan estimasi intelijen tentang perampok - bagaimana cara menghentikan seribu kavaleri Goblin kuda pendek dan sepuluh Ksatria Beruang raksasa di padang gurun datar tanpa pagar kayu runcing atau parit? Jika bukan karena Patung emas yang muncul tiba-tiba menghalangi serangan terakhir pasukan cadangan Ksatria Beruang Gua, formasi bulan sabit milisi mungkin akan dihancurkan total dengan kerugian besar. Belum lagi pertunjukan berdarah Patung emas selama lima menit. Jika bukan karena masuknya Transformasi Liar Pendeta secara spontan yang memicu lagu perang ciptaannya yang paling disembunyikan, bisakah teriakan mengerikan di bawah "Api Pengorbanan" menghancurkan moral perampok ini? Semuanya masih tanda tanya.
Liu Zhenhan yang baru saja tenggelam dalam pertempuran awalnya tidak merasakan apa-apa, tapi sekarang memikirkannya membuatnya merinding.
Jika dia saja merinding, Cui Beixi dan Gatanie bahkan hampir mati ketakutan.
Sejak sang Ksatria Putri Angsa dan Mentor Ular Wanita Cantik mulai mendengar omongan penuh kesombongan dan pamer yang tak henti-hentinya dari mulutnya, mereka hampir menjadi gila.
Kampas! Gulungan Lagu Perang! Ternyata di antara Bimon juga ada pendeta yang bisa membuat gulungan lagu perang! Lagu perang selalu diturunkan secara lisan melalui "Pencerahan Kebijaksanaan" antara mentor pendeta dan murid, sama sekali tidak ada catatan tertulis tentang formasi lagu perang atau lirik, apalagi membuat gulungan serangan instan seperti penyihir manusia!
Mentor Ular Wanita Cantik dan Ksatria Putri Angsa, bahkan jika imajinasi mereka diperkaya seribu kali lipat, pasti tak pernah membayangkan kemungkinan seperti ini.
Di paruh akhir pertempuran, mereka bahkan langsung membahas hal ini di medan perang. Awalnya mereka hanya mengira Richard sembunyi-sembunyi menyimpan banyak permata dan kristal sihir kualitas tertinggi - karena bagaimanapun dia pernah menjadi Pendeta Naga. Naga mana yang tidak suka mengumpulkan permata dan kristal sihir berkilauan? Barang-barang yang dia keluarkan, baik kristal sihir yang dipasang secara massal pada Helen maupun Kristal Naga misterius di instrumennya, kualitas dan kuantitasnya sangat mudah membuat orang menyangka itu warisan dari Naga Peliharaannya.
Satu-satunya cara pendeta melantunkan lagu perang secara instan adalah menggunakan lagu perang utuh yang disegel dalam kristal sihir kualitas tertinggi atau permata langka. Cui Beixi dan Gatanie telah mempertimbangkan ribuan alasan, tapi akhirnya tetap hanya mengira Richard sekedar menempelkan kristal sihir pada poros kayu lalu melemparkannya.
Mentor Ular Wanita Cantik dan Ksatria Putri Angsa yang biasanya tenang dan anggun, kini telah melemparkan segala kesopanan mereka ke dalam jurang ruang-waktu. Tak peduli lagi dengan sikap santun atau harga diri, mereka langsung menarik lengan Richard dan menanyakan detail proses pembuatan gulungan lagu perang.
Kecepatan melantunkan lagu perang oleh para pendeta telah menjadi masalah klasik ras Bemon selama ribuan tahun. Dengan perang di front barat Kerajaan yang sedang memanas, penemuan gulungan lagu perang ini benar-benar menjadi kabar gembira bagi para Imam Bemon dan Kuil di seluruh kerajaan!
Dibandingkan dengan itu, pertanyaan tentang Patung Emas Yunqin dan lagu perang ciptaan sendiri pun untuk sementara disingkirkan.
Liu Zhenhan tentu saja tidak akan berkata jujur. Kebohongan besar tentang Dewa Perang yang memberikan diagram formasi lagu perang melalui mimpi, semua diucapkannya tanpa kedipan mata. Cui Beixi yang sudah berpengalaman mengenali orang pun tertipu, tidak menyangka cucu didiknya ini ternyata seorang bajingan yang mahir berbohong.
Beberapa gulungan lagu perang tersisa masih ada. Cui Beixi dan Gatanie memandangi benda-benda yang awalnya mereka kira mainan ini, dalam hati menggerutu tentang keberpihakan Dewa Perang.
Garis-garis tulisan yang bergerak lincah seperti naga terbang dan phoenix menari. Cui Beixi dan Gatanie langsung percaya delapan puluh persen saat melihatnya. Mustahil pola ajaib penuh kebijaksanaan ini diciptakan oleh Pigge bodoh di depan mata. Seluruh pendeta di negeri ini pasti tidak akan percaya.
Ning Yu dan Ai Wei'er juga ikut mengamati. Mereka diam namun cahaya kebanggaan terpancar dari wajah mereka.
Helen membeku di punggung Monster Perang Komodo. Meski tak bisa bicara, sorot matanya yang lembut bagai air telah mencurahkan semua perasaan yang ingin disampaikannya.
Mereka tahu segala hal tentang sang kekasih. Pola ajaib ini sama sekali bukan kebijaksanaan yang diberikan Dewa Perang kepada Richard, melainkan tulisan misterius dari dunianya sendiri. Hasil penelitian Richard selama dua malam melalui pengamatan kehidupan yang tak kenal lelah.
Liu Zhenhan menikmati sorotan mata itu. Tak perlu banyak orang yang memahami dirinya. Sebuah pandangan penuh pujian dari orang yang paling berarti baginya sudah lebih dari cukup.
“Mentor cantik mendengar penjelasan metode penggunaan dari Liu Zhenhan, lalu mengulurkan tangan ingin mencoba. Gulungan kayu ceri terlalu keras, Cui Beixi mengerutkan alis dan menggunakan seluruh tenaganya namun tetap tidak bisa membukanya, akhirnya terpaksa menyerahkan kepada Gatanie. Ksatria Putri Angsa itu menatap gulungan di tangannya dengan pandangan kosong, kedua tangan gemetar, mengambil napas dalam-dalam dengan sungguh-sungguh sebelum mematahkan gulungan Soul Chain tersebut, matanya yang indah membelalak lebar.
Tidak ada lingkaran cahaya, tidak ada rantai jiwa, sama sekali tidak ada yang terjadi. Hanya dua potong kayu gulungan, darah monster berwarna emas mengalir melalui alur ke tanah, menetes berirama.
"Bagaimana mungkin?" Liu Zhenhan dengan tidak percaya menarik keluar sebuah gulungan Soul Chain, "krak!" mematahkannya menjadi dua. Kilau emas menyambar, kehangatan khas Lingkaran Gemilang seperti belaian membawa pita cahaya cemerlang menembus dada keempat orang di sekitarnya.
"Kekuatan Nyanyian!" Cui Beixi tersadar tiba-tiba, "Hanya Kekuatan Nyanyian milik sendiri yang bisa memicu resonansi! Bukankah kau baru saja mengatakan? Darah monster untuk membuat gulungan harus diisi dengan Kekuatan Nyanyian, membuat darah monster berbentuk seperti telur ikan. Aku terlalu mengenal Kekuatan Nyanyianmu! Kekuatan Nyanyian yang mengandung Napas Naga ini, di seluruh Kerajaan Bimeng siapa lagi selain kau!"
"Kalau menggunakan darah monster yang telah diisi Kekuatan Nyanyian oleh kalian, apakah bisa digunakan?" Liu Zhenhan terhadap kekuatan elemen, terutama Kekuatan Nyanyian, masih setengah mengerti.
"Tidak tahu, harus diuji dulu baru bisa tahu hasilnya." Cui Beixi berkata dengan sangat hati-hati: "Kekuatan Nyanyian setiap Pendeta memiliki ciri khas pribadi yang kuat, terutama terlihat pada atribut Peliharaan Magis. 'Perisai Petir'ku bisa memanggil delapan tameng, bukan karena Kekuatan Nyanyianku melebihi Grand Shaman Weian, tapi karena Peliharaan Magisku berasal dari unsur listrik. Kekuatan Nyanyianmu meski lemah, tapi Napas Nagamu sangat murni dan lembut. Ciri khas seperti ini mustahil ditiru orang lain."
"Kalau begitu, kapan Mentor ada waktu, suntikkan sedikit darah bangsa binatang untuk dicoba." Liu Zhenhan tersulut semangat penelitiannya.
"Jujur saja, aku juga sudah tidak sabar." Mentor Ular Wanita Cantik tersenyum manis, matanya berbinar antusias.
"Dengan senang hati, Mentor." Lao Liu tertawa terbahak: "Penelitian dan kreativitas mengalir dalam darahku."
"Bagaimanapun juga, Richard." Tangan Mentor Ular Wanita Cantik menepuk bahu Liu Zhenhan: "Kau telah membuat prestasi yang luar biasa! Jika benar berhasil diteliti, Kuil pasti akan memberimu penghargaan tertinggi."
“Gulungan Lagu Perang tidak mudah dibuat, ini juga hasil jerih payahku selama ini dengan bantuan Pendeta Hijau. Barang ini cukup kita gunakan sendiri antara guru dan murid. Tidak perlu dilaporkan ke Kuil, siapa yang berani melapor akan kuhadapi.” Liu Zhenhan langsung berubah ekspresi mendengar kata "Kuil", wajahnya mengeras.
"Tidak lapor ya sudah! Gulungan Lagu Permu-mu sekarang masih hanya bisa kau pakai sendiri, teknik produksi yang belum matang ini malas kulanjutkan! Kenapa setiap dengar kata Kuil kau langsung begitu? Anak muda, sebagai pendeta kita harus belajar menjadi manusia. Kerajaan punya terlalu banyak pendeta berbakat, jangan menggeneralisasi. Berapa pahlawan sejati yang sudah kau temui? Jika nanti kau jadi Grand Shaman Weian, dengan mentalitasmu sekarang bagaimana kau akan memimpin para pendeta bawahan?" Suara Cui Beixi terdengar kesal.
"Grand Shaman Weian?" Liu Zhenhan tertawa terbahak, "Mentor, sebagai Imam Perang saja jalanku masih tersandung-sandung, apalagi jadi Pendeta Besar?"
"Di mana ambisimu?" Mentor Ular Wanita Cantik menunjuk dua potong poros kayu di tanah: "Pertempuran hari ini belum membuatmu sadar perbedaan pasukan dengan pendeta dan tanpa pendeta? Gulungan Lagu Perang ciptaanmu bisa mengubah jalannya pertempuran! Ketahuilah! Ini pertama kalinya aku sangat yakin padamu! Tapi kau sungguh mengecewakanku!"
“Helen selalu punya keyakinan padaku, aku sendiri juga selalu percaya diri.” Liu Zhenhan mengusap hidungnya, mengecapkan bibir.
Guo Guo menarik-narik celananya, cakar kecilnya menunjuk hidung sendiri sambil mengangguk-angguk gencar.
“Sebut soal Helen, aku baru ingat!” Cui Beixi menunjuk kepala Liu Zhenhan dengan jarinya: “Kemampuan ras merenung yang bisa mempetrifikasi tidak efektif pada perawan! Dasar brengsek!”
Liu Zhenhan berpura-pura menerima ajaran. Sebenarnya matanya terus melirik Gatanie, maksud mesumnya jelas terlihat.
Ksatria Putri Angsa ini jelas tahu hubungan gelap Mentor Ular Wanita Cantik dengan ayahnya. Karena malu ditatap Liu Zhenhan dengan pandangan penuh arti, dia segera memalingkan kepala.
Mentor Ular Wanita Cantik juga dibuat merah padam oleh tatapannya.
“Si jahat ini. Kenapa selalu suka mengulik kelemahan orang.” Cui Beixi campur malu dan marah, dalam hati terus mengumpat si bocah menyebalkan ini.
“Richard, aku bicara serius padamu. Di padang gurun luas selatan Sungai Sanggan, dalam radius dua ribu li hanya ada wilayahmu. Jika kau cukup berani, kau bisa mendaftar Olimpiade Nasional Pendeta. Asal masuk lima besar, selain dapat koin emas, Imam Agung Jubah Merah dari Shabak mungkin mengizinkanmu membangun altar baru di sini. Lama kelamaan, jika berhasil mendirikan kuil megah, kau pasti akan jadi Grand Shaman Weian termuda di Kerajaan.” Cui Beixi berkata sambil berencana memberi pelajaran pada si Pigge menyebalkan ini.
“Benarkah?” Seperti dugaan Cui Beixi, mata Liu Zhenhan langsung berbinar-binar mendengar kata 'hadiah uang'.
“Dengan altar, rakyat setia dan pendeta pengikut jejak pahlawan akan berduyun datang. Siapa tahu kota besar akan lahir di sini! Grand Shaman Weian tak perlu tunduk pada siapa pun!” Cui Beixi terus membujuk si bodoh ini.
"Sial! Aku benar-benar ingin menghajar pangeran itu! Kalau sudah jadi pendeta, siapa berani Berbual B di hadapanku?" Liu Zhenhan mulai tergoda, ingin segera ikut Olimpiade Nasional Pendeta.
“Kuil Timur Laut tidak membantumu mengajukan nominasi, dan tidak mungkin melakukannya.” Mentor Ular Wanita Cantik menghela napas: "Jika tidak menyaksikan situasi hari ini, bahkan aku pun tidak akan punya keyakinan padamu. Tapi sekarang kupikir sudut pandangku harus berubah, aku akan menulis surat kepada Tuan Mourinho untuk membukakan pintu belakang, mendaftarkanmu atas nama pendeta rakyat wilayah timur."
"Mentor, asalkan dapat hadiah, pasti kuberi komisi untukmu." Liu Zhenhan tersenyum licik.
"Di Olimpiade kali ini, ayahku sebagai penguji utama. Sesuai karakternya, pendaftaran pendeta rakyat harus melalui persetujuannya." Gatanie tiba-tiba menyela.
"Dengan gulungan lagu perangku, siapapun lawanku pasti dengan mudah kalahkan!" Liu Zhenhan tertawa terbahak dengan angkuh.
Gatanie menggelengkan kepala dengan masam, tak melanjutkan bicara. Ekspresi wajahnya yang meremehkan telah menjelaskan segalanya.
“Jangan senang dulu, aku masih punya pertanyaan. Soal tiga boneka logam emasmu itu, itu bukan urusan kami. Pendeta yang memiliki boneka magis memang menjadi kebanggaan para imam Bemon, jadi aku tak akan mengejarnya lagi. Tapi lagu persembahan yang kau nyanyikan saat masuk ke 'Transformasi Liar Pendeta' itu bagaimana? Ini adalah lagu perang kelompok! Hanya pendeta level di bawah Pendeta Besar yang bisa memanggilnya dengan pertunjukan kelompok, aku sama sekali tidak pernah mengajarimu ini! Bagaimana kau bisa menggunakannya? Dan kapan kekuatan nyanyianmu mencapai level setinggi ini? Belum lagi nada-nadamu yang aneh dan mengerikan itu! Katakan! Apa yang sebenarnya terjadi?” Wajah Mentor Ular Wanita Cantik itu menjadi tegas.
Liu Zhenhan kembali beralasan bahwa Dewa Perang yang menampakkan diri dalam mimpinya. Kali ini Cui Beixi tidak percaya. Evolusi alami memang mungkin, tapi mustahil berevolusi ke jalur yang bermutasi. Secara ketat, Richard ini sudah termasuk bid'ah.
Melihat situasi memburuk, Lao Liu segera mengklarifikasi bahwa saat itu dia juga dalam kondisi Transformasi Liar, sama sekali tidak tahu apa yang terjadi. Sekarang pun ingatannya masih kabur. Dengan gesit mengelak, berpura-pura tidak tahu apa-apa. Berlagak gila dan bodoh.
Dia juga yakin Cui Beixi yang punya sifat memihak ini pasti tidak akan sengaja melaporkannya. Adapun Gatanie, hati Lao Liu merasa cemas dengan apa yang akan dilakukan Ksatria Putri Angsa ini. Bagaimanapun, ada nuansa jahat dalam sorot mata sang ksatria wanita.
Bisa bertahan sebentar ya bertahan. Lao Liu menghibur diri sendiri. Kalau angsa benar-benar berani membocorkan, aku akan pasang poster besar mengekspos aibnya!
Untungnya karena jasa luar biasa gulungan lagu perang, Cui Beixi tidak terlalu menyulitkannya. Dia hanya menyarankan untuk tidak menggunakan lagu perang jenis itu lagi.
Setiba di Feilengcui, semua hal aneh telah dilihat. Seorang Pendeta bisa Transformasi Liar! Mentor Ular Wanita Cantik sendiri juga linglung.
Menjadi tuan tanah benar-benar sulit.
Setelah menghadapi interogasi mentor, Liu Zhenhan beristirahat sebentar. Tugas membersihkan medan perang diserahkan kepada pengikut dan budak. Dia bersiap memimpin milisi dan 50 budak prajurit terkuat untuk menyerbu Gunung Cukur.
Banyak suara penentang. Intinya pasukan sudah kelelahan. Jarak ratusan li ke Gunung Cukur butuh setengah hari untuk perjalanan darurat. Total ada 3000 Perampok Goblin dewasa di Gunung Cukur. Kali ini mereka hanya mengerahkan 1000 kavaleri kuda pendek dan 1000 infantri.
Saat ini tersisa 1000 prajurit Goblin dewasa di Gunung Cukur. Kekuatan militer Feilengcui setelah pertempuran berdarah sudah mencapai titik kelelahan ekstrem. Serangan langsung benar-benar tidak tepat.
Tuan tanah yang keras kepala sama sekali tidak goyah, terus bersikukuh untuk mengejar musuh yang sudah terpojok, dan bersikeras untuk melakukan pengejaran. Milisi adalah pengikut fanatik tuan tanah. Begitu pertempuran disebut, Gud terus-menerus berteriak minta minum anggur dari koki Setengah Manusia. O'Neill yang mengenakan zirah tembaga hasil kulit berang-berang raksasa, mengayun-ayunkan kapak perunggu besar di tangannya, tak ada yang lebih ribut darinya.
Kepala suku Andulan membujuk, tidak ada gunanya.
Mentor Ular Wanita Cantik membujuk, tetap tidak mempan.
Orang Kesturi yang baru bergabung bersikeras ikut ekspedisi ini. Vieri yang sudah tak tahan dengan desakan mereka, akhirnya memilih 20 pria muda paling kuat. Beberapa anak lelaki berbulu halus di bibir yang membawa pisau dapur koki Setengah Manusia, juga berteriak ingin ikut, sampai dimarahi habis-habisan oleh Liu Zhenhan.
Kekakuan Richard membuat Cui Beixi yakin bahwa ide mengikutkannya dalam Olimpiade Pendeta benar-benar tepat. Orang ini terlalu sombong! Mentor Cui Beixi dan dua ksatria penjaga-nya, baik yang pernah belajar teori militer sistematis maupun punya pengalaman di kemiliteran, sama sekali tidak bisa memahami keputusan Liu Zhenhan yang menyerang tanpa rencana maupun tujuan jelas.
Liu Zhenhan benar-benar malas berdebat dengan mereka.
“Rawatlah korban luka, lindungi wilayah sekitar. Perampok-perampok ini terlalu licik. Waspadai serangan balik mendadak dari sisa-sisa perampok yang tercerai-berai.” Liu Zhenhan berpesan serius pada Ning Yu sambil mengangkat Katyusha dan menyerahkannya ke pelukan Ning Yu.
Ning Yu mengangguk, membantu mengenakan Mantel Bulu untuknya lalu merapikan kerah bajunya.
Padang gurun telah berubah menjadi dunia putih yang luas, salju turun lebat.
Helen mencoba menyampaikan keinginannya untuk ikut melalui tatapan mata, sayang efek petrifikasi masih belum hilang sehingga ia tak bisa bicara. Liu Zhenhan pura-pura tidak melihat, namun tangan usilnya diam-diam meraba pantat kencang Helen.
Hanya Ai Wei'er yang tampak bangga. Meski Richard tidak mengajaknya, "Pintu Langit Bintang" dari Boundary Cultivation memungkinkannya menyusul kemudian.
Menyaksikan milisi dan sang tuan tanah menghilang dalam badai salju lebat seperti bulu angsa, Cui Beixi dan Gatanie sama-sama menggelengkan kepala.
Pertempuran melawan aliansi perampok ini membuat seluruh penduduk Feilengcui merasa berat. Andai bukan karena prajurit Behemoth paling perkasa dan tuan tanah dengan harta karun yang tak ada habisnya, kemenangan ini pasti dibayar mahal.
Semangat bertarung tanpa takut mati dari Perampok Goblin ini hampir menyamai kebanggaan terbesar ras Bimon.
Perampok yang disiplin seperti ini, ada seribu orang lengkap yang bertahan di Gunung Cukur dengan hanya satu jalur pegunungan dari atas ke bawah.
Tiga ribu prajurit goblin dewasa, ini berarti total populasi suku goblin Gunung Cukur diperkirakan minimal tujuh hingga delapan ribu. Dengan kelompok besar yang telah membangun pertahanan bertahun-tahun di jalur pegunungan strategis Gunung Cukur, bisa menyerang atau bertahan, bagaimana mungkin Richard bisa merebutnya? Hanya mengandalkan seratus lebih milisi?
Melihat Monster Perang Komodo yang sedang melahap makanan di padang gurun, Cui Beixi menghela napas: "Istirahatlah cepat! Besok pagi kita semua akan bergerak untuk memperkuat tuan tanah!"
BAB KE-59 MENEROBOS SARANG NAGA SENDIRIAN
Salju putih membentang menyelimuti padang belantara sunyi, Milisia Feilengcui berjalan beriringan di tengah pemandangan indah bak lukisan.
Angin bertiup kencang, helai salju yang baru jatuh di rambut prajurit langsung tertiup angin.
Sambil berjalan, para prajurit memperhatikan tuan tanah yang sedang menjelaskan senapan api kepada mereka.
Liu Zhenhan sebenarnya juga tidak mau sial ke Gunung Cukur. Bodoh amat! Sejak dulu Gunung Cukur hanya punya satu jalur, gunung seluas 300 hektar ini cuma punya satu jalan dari atas ke bawah. Jangan bicara cuma seratus lebih milisi, seratus Ksatria Suci pun percuma! Kalau mudah ditaklukkan, mana mungkin perampok goblin bisa mendominasi padang gurun selama ini? Dari pertempuran tadi terlihat jelas, gerombolan goblin ini bukanlah perampok biasa yang tidak terorganisir.
Tapi dia harus pergi. Alasannya sederhana, kemunculan senapan api kurcaci Guli ini memaksanya untuk nekat melakukan perjalanan ini.
Mereka yang belum mengalami perang senjata api takkan pernah memahami guncangan mendalam dalam hati Tuan Liu, getaran yang sengaja ditutupinya.
Senjata api memiliki daya penghancur yang jauh melebihi senjata dingin, melampaui segala sekat ras. Kemunculannya akan menurunkan tirai zaman pertarungan fisik murni secara perlahan.
Di hadapan senapan Guli, tubuh perkasa ras Bemon yang selama ini menakuti lawan potensial akan setara dengan kurcaci rentan. Suku goblin Razor Hill bergerak teratur dengan taktik standar, mustahil hasil belajar mandiri—pasti ada dalang di belakang yang mendukung dan membimbing mereka.
Siapakah dalang itu? Pangeran atau manusia?
Identitas dalang sebenarnya tidak penting. Siapa pun yang menguasai teknologi senapan ini, selama mereka tinggal di wilayahnya sebagai rival potensial, Liu Zhenhan takkan pernah merasa nyaman.
Berapa banyak senapan Guli yang dimiliki suku goblin ini? Apakah perampok goblin menggali dari padang gurun, atau mereka mewarisi teknologi pengecoran dari peradaban leluhur? Inilah yang paling dipusingkan Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan telah mempelajari dengan cermat senapan tembaga ini. Senapan tembaga ini memiliki keindahan yang tak terucapkan, sangat berbeda konsepnya dengan senjata otomatis yang pernah ia gunakan di Nanjiang.
Konstruksi senapan ini mirip dengan senapan buruan. Laras dan gagangnya bisa dibuka. Peluru tembaga dimasukkan ke dalam ruang peluru, lalu dilipat kembali. Setelah menekan pelatuk, palu pemukul akan melontarkan peluru tembaga. Amunisi untuk senapan ini - peluru tembaga, Liu Zhenhan juga menemukan sekantong penuh terbuat dari kulit rusa pada baju zirah mewah goblin itu, berisi sekitar seratus butir. Setiap peluru terasa berat di tangan, ukurannya seragam, bentuknya mirip buah murbei dengan permukaan bertekstur halus.
Dengan gerakan ahli, Liu Zhenhan mencoba menembakkan satu peluru. Senapan menggelegar menyemburkan kilatan tembaga yang melesat cepat, meledak di semak-semak berbalut salju sejauh 150 yard. Asap mesiu segera menyebar, ranting kering dan tumpukan salju beterbangan.
Para milisi sangat mengagumi betapa cepatnya bos menguasai snaphaunce khusus kurcaci Guli. Perlu diketahui, snaphaunce kurcaci Guli adalah senjata rahasia tingkat tinggi yang dikembangkan oleh bijak bestari goblin Gabilan dan bijak bestari kurcaci Dorgan untuk pasukan sekutu Benua Aigean selama Perang Dewa dan Iblis! Banyak epos hingga kini masih memuja-muji "senjata bak dewa" ini. Konon senjata kuno ini memiliki daya penghancur tiada tanding, pahlawan besar dalam memusnahkan pasukan terbang bangsa iblis.
Para milisi sama sekali tidak tahu kekesalan yang sedang dirasakan bos saat ini.
Peluru perunggu berbentuk buah murbei ini tidak memiliki primer. Artinya, senjata ini sama sekali tidak mengandalkan daya dorong mesiu untuk melontarkan proyektil, namun peluru perunggu ini justru menunjukkan daya ledak mesiu setelah mengenai sasaran. Ini benar-benar membingungkan Liu Zhenhan.
Namun sebagai ahli senjata api, Liu Zhenhan segera menemukan petunjuk.
Pada palu pemantik snaphaunce perunggu terdapat garis-garis pola yang sangat rumit. Pola ini tidak akan terlihat tanpa pengamatan seksama. Liu Zhenhan menduga ini pasti semacam formasi magis, meski jenis pastinya tidak diketahui.
Dalam catatan yang ada sekarang, perang Dewa dan Iblis selalu dijelaskan secara samar-samar, banyak detail yang dihilangkan. Sebagian besar hanya memuji kisah para pahlawan besar dan kesatria perkasa. Mengenai senapan tembaga yang diteliti oleh Master Goblin Goblins dan Master Kurcaci Dogg, melalui penyebaran informasi yang keliru, ilustrasi dalam Kodeks Pendeta bahkan digambarkan oleh pelukis berkhayal dengan lubang laras senapan kurcaci yang berbentuk seperti bunga terompet.
Sebagai seorang Pendeta, dengan pengetahuan dasar yang seharusnya dimiliki tentang penyihir manusia sebagai musuh hipotetis, Liu Zhenhan tahu bahwa jika palu pemantik benar-benar menggunakan formasi magis, teknologi pengecoran ini hanya bisa digambarkan sebagai sesuatu yang luar biasa dan karya jenius.
Pola formasi magis secara alami memiliki penolakan besar terhadap logam. Membuat senjata sihir merupakan hal yang sangat sulit. Seorang alkemis penyihir manusia yang kompeten, dalam setahun hanya bisa memproduksi tiga hingga lima senjata magis yang sudah dianggap sangat baik.
Menggambar pola formasi magis pada palu pemantik yang sekecil itu, tanpa keahlian pengecoran yang sempurna dan penguasaan sihir yang setara dari dewa pandai besi, hanyalah mimpi di siang bolong.
Ketika bangsa Iblis tiba-tiba menyerang Benua Aigean dulu, Master Goblin Goblins dan Master Kurcaci Dogg hanya membutuhkan dua tahun untuk membentuk pasukan penembak kurcaci kuno - itu benar-benar seratus senapan lengkap dengan amunisi yang sesuai!
Liu Zhenhan memandang senapan tembaga perunggu di hadapannya, tak bisa tidak menyatakan penghormatan mendalam kepada dua master dari 10.000 tahun yang lalu.
Mengenai pola formasi magis pada palu ketuk, Liu Zhenhan memiliki dugaan. Untuk membuktikan teorinya, dia memungut kerikil kecil dan membentuknya seperti telur murbei menggunakan pisau belati, lalu memasukkannya ke dalam laras senapan perunggu. Saat pelatuk ditarik, terdengar dentuman "beng!" dan kerikil itu pun melesat keluar. Sedikit suara berisik di dalam laras mungkin disebabkan ketidaksesuaian dengan alur heliks.
Liu Zhenhan menembakkan senapannya ke arah lapisan salju di tanah. Hembusan angin kencang dari laras membersihkan area seluas sekitar 5 chi, menyemburkan serbuk salju ke segala arah. Bahkan beberapa kerikil di bawah akar rumput terlempar berputar-putar.
Ternyata benar-benar formasi magis unsur angin. Liu Zhenhan dalam hati merasa bangga akan kecerdikannya sendiri. Dia menduga pola pada palu ketuk itu adalah formasi angin, sedangkan permata besar murni yang terpasang di gagang senapan perunggu kemungkinan berfungsi sebagai penguat magis untuk menopang operasional formasi mini.
Dari desain inovatif senapan perunggu ini, kita bisa melihat betapa melimpahnya aliran elemen di Benua Aigean selama Perang Dewa dan Iblis. Bahkan ras seperti Goblin dan Kurcaci yang tidak terlalu mahir merasakan kekuatan elemen, ternyata mampu menciptakan peralatan magis secanggih ini di masa lalu, membuat orang tak bisa tidak menghela napas kagum.
Saat ini Benua Aigean sedang berada di periode pasang surut elemen yang rendah. Mengukir formasi magis angin mini pada palu pemantik yang sekecil ini, di seluruh Benua Aigean saat ini, bahkan Master Emmar yang dijuluki alkemis magis terhebat di kerajaan manusia pun pasti tidak mampu melakukannya.
Peluru tembaga berbentuk seperti buah murbei ini juga sangat rumit, permukaannya sama sekali tidak ada bekas las atau tekanan, bulat mulus seperti mutiara, seolah terbentuk secara alami.
Benar-benar tidak tahu bagaimana bubuk mesiu dimasukkan ke dalamnya.
Liu Zhenhan agak khawatir, bagaimana jika suku goblin Razor Hill yang sialan ini kebetulan lagi memiliki genius seperti Master Goblin Sejati?
Karena kehati-hatian, Liu Zhenhan dengan pengecut menyuruh seorang budak goblin beruang mengiris peluru tembaga dengan belati untuk melihat struktur dalamnya. Kehati-hatiannya ternyata tepat.
Begitu budak goblin beruang itu menebaskan belatinya ke peluru tembaga, baru masuk setengah jari, peluru itu langsung meledak dan membuat semua orang kaget.
Serpihan peluru beterbangan menancap di kepala dan wajah budak goblin beruang malang itu, wajahnya hancur berdarah. Persis seperti ditabrak Formasi Padat milik tuan tanah tepat di wajah, lubang-lubang darah di seluruh wajahnya, jelas sudah tidak bisa diselamatkan.
Liu Zhenhan benar-benar tidak mengerti, apakah peluru tembaga ini juga memiliki fungsi ledakan sentuh? Di dunia era senjata dingin ini, benarkah ada teknologi bahan peledak yang lebih canggih daripada peluru kaliber 7.62 milimeter yang digunakan di medan perang Nanjiang?
Setelah pertempuran seberat itu, tak satu prajurit pun tewas. Tak disangka justru satu orang jatuh karena membedah peluru tembaga, sungguh membuat Liu Zhenhan sulit menerimanya.
Setelah berpikir sebentar, ia mencoba metode lain. Seorang budak Goblin Beruang dipakaikan tiga lapis zirah, memegang peluru tembaga ini dan melemparkannya ke batu berulang kali dengan tenaga yang bertambah perlahan. Saat mencapai sekitar tiga puluh pon tenaga, peluru tembaga itu meledak lagi. Kilatan api menyambar, batu di tanah langsung terkikis besar-besar dengan retakan di mana-mana. Serpihan tembaga dari ledakan itu tertanam rapat di lapisan pertama zirah rotan yang dipakai budak, potongan peluru yang tak beraturan tertancap setengahnya, membuat bulu kuduk berdiri.
Rupanya daya tembus ke zirah mengandalkan kekuatan ledakan peluru tembaga, lalu mengandalkan serpihan peluru untuk melukai. Liu Zhenhan akhirnya tersadar.
Namun kekuatan peluru seperti ini tetap menakutkan. Daya tembus ledakannya yang sedemikian besar setara dengan kekuatan Vieri, benar-benar membuat Liu Zhenhan tercengang. Kolina yang dilindungi zirah rotan dan memiliki kulit sekeras batu alami pun tetap tumbang oleh peluru ini, membuktikan betapa dahsyatnya peluru tembaga ini.
Bagaimana jika suku goblin Razor Hill mempersenjatai setiap anggotanya dengan arquebus Guli? Bukan hanya Kerajaan Bimeng, bahkan mungkin mereka bisa menyapu bersih Benua Aigean! Liu Zhenhan berkeringat dingin sambil bertanya-tanya, bagaimana cara membuat peluru secanggih ini? Apakah master goblin kuno Goblint benar-benar sehebat ini? Kalau memang begitu hebat, mengapa ras goblin bisa terpuruk seperti sekarang?
Benua Aigean! Kau benar-benar menyimpan begitu banyak misteri! Lao Liu menghela nafas penuh kekaguman.
Orang Kesturi A Du menyela dengan komentar yang tidak seharusnya, "Dulu kenapa penembak arquebus kurcaci tidak menggunakan ketapel saja? Repot-repot membuat ini semua, bukankah tujuannya cuma meledakkan peluru tembaga?"
“Bodoh, ini karena batu permata pada gagang senapan api sudah kehilangan kekuatan magisnya, tidak bisa lagi menyediakan tenaga yang cukup untuk formasi angin mini. Jadi jangkauan peluru tembaga ini hanya 150 yard. Dulu penembak senapan Kurcaci Guli bisa mencapai ribuan yard, bagaimana lagi mereka bisa menembak pasukan terbang magis di ketinggian?” Meski wajah Liu Zhenhan tetap tenang, sorot mata tajam yang halus terlihat sesaat.
Orang Kesturi A Du langsung memerah wajahnya saat dinasihati tuan tanah, ia merasa sang tuan tanah pasti punya prasangka terhadap ketapel.
“Untukmu.” Liu Zhenhan menyodorkan kantong kulit rusa berisi peluru tembaga ke A Du.
“Hadiah dari Tuan, cepat berterima kasih!” Vieri melihat A Du yang masih bengong dengan kesal.
“Sudahlah!” Liu Zhenhan menarik lengan Orang Kesturi yang hendak berlutut, menepuk bahunya: “Nanti di Gunung Cukur, kau punya waktu untuk menunjukkan efek peluru tembaga dengan ketapelmu.”
※※※
Gunung-gunung menari seperti ular perak, dataran berlari bagai gajah lilin.
Di sebelah kiri terhampar Sungai Sanggan yang membeku, di kanan hutan pinus berjarum rapat yang berselimut salju dengan semburat hijau. Gunung Cukur setinggi 100+ ren menjulang megah dalam badai salju.
Berlatarkan kemegahan Pegunungan Salju Himalaya Taymur, Gunung Cukur bagai penanda mencolok di padang gurun.
Bukit gurun raksasa yang juga terbentuk dari tanah merah ini adalah hadiah dari langit untuk para Goblin. Tebing di sekelilingnya tegak dan curam bagai diukir kapak, dengan jalan setapak selebar lima puluh yard yang landai seperti pelangi, membentang dari puncak bukit dengan kemiringan 45 derajat yang lebar dan rata.
Liu Zhenhan memandang jauh ke pagar kayu bulat berduri dan pintu besar berhias paku tembaga di puncak gunung, sambil mengibaskan salju yang menempel di tubuhnya.
Di atas pagar bergerigi dan menara sudut tinggi serta menara panah, tertumpuk lapisan salju putih. Terlihat penjaga yang sedang berpatroli.
Bunyi terompet perang bergema muram.
Pasukan besar prajurit Behemoth berbaris panjang menginjak salju. Jelas mereka bukan datang untuk menikmati pemandangan atau melukis. Di balik pagar bergerigi Gunung Cukur, muncul barisan mata abu-abu penuh permusuhan yang berkilatan.
"Andai saja Patung Emasku bisa dipanggil tanpa batas!" Liu Zhenhan mendongak ke langit sambil memandang jalan curam di gunung.
"Bagaimana ini?" Vieri membersihkan kerak es di alisnya, memandang ke pertahanan Gunung Cukur lalu menoleh ke majikannya.
"Jika kau yang menguasai medan seperti ini, bagaimana kau akan menghadapi musuh?" Liu Zhenhan balik bertanya.
"Saya akan menggunakan balok kayu dan batu guling, ditambah pemanah di menara untuk bertempur bersama. Jika ada pasukan kavaleri, kita bisa melakukan serangan balik di waktu yang tepat. Di jalan gunung seperti ini, dengan persediaan balok kayu dan batu guling yang cukup, satu regu 100 orang bisa bertahan dari serangan bergiliran dua resimen selama sehari menurut perkiraan konservatif..." kata Vieri.
"Sayangnya, sekarang goblin dewasa yang bisa bertempur masih ada seribu. Ditambah orang tua, wanita, dan anak-anak mungkin total 7-8 ribu. Bagaimana dengan kita?" Liu Zhenhan tersenyum getir: "Cuma 250 orang ini! Sudah mencakup hampir semua prajurit terbaik Feilengcui."
"Perkataan saya belum selesai," lanjut Vieri: "Jika harus bertahan dari pasukan Feilengcui yang dipimpin Tuan sendiri di medan seperti ini, meski saya diberi satu resimen pun tidak akan ada kepastian."
"Lalu tunggu apa lagi? Goblinku sialan! Batu guling dan balok kayu itu apa? Kayu yang biasa kami angkat saat latihan pasti lebih berat dari balok mereka. Dumbbell batu kami pasti lebih padat dari batu guling mereka," kata Gud.
"Ada syarat harus maju. Tak ada syarat, milisi harus menciptakan syarat untuk maju!" Belami dan Jenderal Pan yang selalu kompak berkata dengan penuh kesombongan.
"Menurutku lebih baik pakai taktik cerdik," gagasan penyair kuda nil O'Neill agak berbeda dari yang lain.
“Mengambil Gunung Cukur dengan kecerdasan?” Liu Zhenhan tertawa getir: “Cara cerdas seperti apa? Di sini tidak ada metode apapun untuk naik ke atas. Seluruh Gunung Cukur terbentuk dari tumpukan tanah merah, kekerasannya jauh tidak memadai. Memanjat tebing vertikal 90 derajat dengan tangan kosong, menurut berat badan kalian, kebanyakan akan berakhir dengan cacat atau tewas.”
Guo Guo berdiri di bahu Liu Zhenhan, mengibas-ngibaskan lengan kecilnya sambil membuat gerakan terbang.
“Obisilachi, aku bukan Pendeta Naga beneran, mau terbang pakai apa?” Liu Zhenhan tertawa.
“Andai bos punya naga sebagai peliharaannya.” Setiap milisi menghela nafas dalam hati. Meski Guo Guo baik, tapi tubuhnya terlalu kecil.
“Ada satu hal yang ku lupa beri tahu kalian.” Liu Zhenhan berkata dengan garang, “Sebenarnya hari ini aku juga tidak benar-benar berniat menyerang Gunung Cukur, hanya ingin melakukan serangan palsu. Aku hanya ingin melihat berapa banyak senapan kurcaci yang dimiliki goblin ini.”
“Jika musuh benar-benar punya senapan Guli, apa yang harus kita lakukan?” O'Neill berkedip dengan mata belo seperti ikan.
“Tergantung jumlahnya. Menurut perkiraanku, senapan kurcaci Guli yang masih ada sampai sekarang tidak akan banyak.” Kata Liu Zhenhan: “Semoga seperti yang kubayangkan. Jika goblin benar-benar menguasai teknologi pengecoran senapan Guli, satu-satunya pilihan kita adalah melarikan diri.”
Para milisi tiba-tiba merasa bos mereka menjadi penakut, tidak seperti karakter aslinya.
“Bantu siapkan baju zirah, aku ingin mencoba menyerang sendirian.” Liu Zhenhan menyipitkan mata, tatapannya yang tajam menembus badai salju mengamati para Goblin di Gunung Cukur.
Tiga lapis zirah dikenakan: lapisan dalam zirah rotan, lapisan tengah zirah tembaga dari kulit beruang bumi, lapisan terluar zirah berat beruang gua raksasa, ditambah helm perunggu besar bertanduk.
Para milisi memandang bos mereka yang siluetnya mirip Patung Emas Yunqin versi mini.
“Jangankan senapan api Kurcaci Guli, naga sekalipun takkan sanggup melukai bos.” O'Neill kembali ingin berpuisi. Berat total tiga lapis zirah ini mencapai 1.500 pon, ditambah Tongkat Taring Serigala 1.000 pon lebih. Raksasa mammoth pun terkesima melihat bosnya tetap lincah dengan beban seberat itu.
Bayangan otot berotot bos yang sanggup menahan peluru tembaga hanya meninggalkan goresan tipis membuat mereka merinding.
Yang lebih mencengangkan, bos malah masuk ke kondisi Amuk Mandiri. Vieri menggeleng-gelengkan kepala, baru pertama kali melihat Bimon yang bisa mengamuk sesuka hati layaknya rutinitas harian.
Belum lagi kemampuan tetap tenang sambil mengobrol dalam kondisi Transformasi Liar – benar-benar fenomena tak terdengar sebelumnya.
Baju zirah berat beruang gua raksasa agak terlalu panjang, Liu Zhenhan langsung merobek bagian yang berlebih. Tali pengikat dari urat sapi di tangannya rapuh seperti akar alang-alang.
Liu Zhenhan yang mengenakan tiga lapis zirah berat menyelipkan Guo Guo ke dalam dekapan, mengambil Tombak Pemburu Iblis segitiga milik Gud, membawa tongkat di tangan kiri dan tombak di kanan, berlari kencang menuju jalan setapak berbukit. Gerak larinya sama sekali tak terhambat oleh perlengkapan berat, dari kejauhan terlihat seperti macan tutul yang sedang memburu mangsa.
Saat menempuh dua pertiga dari jalan berbukit sepanjang 250 yard, pintu pagar di puncak tiba-tiba terbuka. Gelondongan kayu raksasa bertumpuk seperti gunungan, diikat erat dengan rotan, tersusun rapi di belakang pagar. Di depan tumpukan kayu itu terdapat lereng turunan yang curam.
Seorang komandan goblin bertubuh besar mengayunkan pedang besar kekuningan membentuk setengah lingkaran, menghujam keras ke rotan pengikat gelondongan kayu. Dentuman dahsyat mengguncang langit, batang-batang kayu berjatuhan seperti air raksa mengalir deras menuruni lereng. Gemuruh mengerikan menggiling lapisan salju di jalan setapak, menyemburkan percikan seperti ombak. Serbuk salju beterbangan diterpa angin dingin yang menderu, bagai kabut tak berujung yang kehilangan arah.
Ratusan batang kayu gelondongan memenuhi jalan setapak di pegunungan yang sempit. Liu Zhenhan berdiri di tengahnya, menancapkan Tombak Pemburu Iblis segitiga dalam-dalam ke tanah hingga hanya tersisa pegangan pendek. Tangannya mencengkeram erat tiang besi ini, membiarkan kayu-kayu yang berguling deras itu terus-menerus menghantam tubuhnya yang berjongkok.
Setiap gelondongan seukuran pelukan orang dewasa, di bawah tarikan gravitasi, berjatuhan menghantam tubuh Liu Zhenhan. Ada yang terpental, ada yang tersangkut, lalu perlahan meluncur di hamparan salju dan berubah arah vertikal ke bawah.
Setiap kali kayu gelondongan menghantam tuan tanah, alis para milisi berkedut. Pemandangan spektakuler ini mengingatkan pada peribahasa Bimon - "Green Party menghadang kereta perang".
Para milisi mengira tuan tanah yang cerdik pasti akan menemukan cara menghindari gelondongan kayu raksasa ini. Tak disangka sang tuan malah menggunakan cara paling langsung - menahan dengan kekuatan fisik!
Meskipun mengejutkan, metode ini ternyata cukup efektif di jalan pegunungan yang menanjak dari bawah. Syarat utamanya tentu kekuatan dan ketangguhan tubuh yang luar biasa.
Beberapa milisi yang cermat menyadari bahwa bos berjongkok di tanah, sebenarnya juga menggunakan bahunya dengan lihai untuk menggeser batang gelinding raksasa. Bunyi benturan keras "deng deng deng" antara batang gelinding dan baju zirah tembaganya terus bergema, namun tak mampu menggesernya sedikit pun.
Para prajurit Goblin mulai panik. Awalnya mereka mengira Bimon yang tidak tahu diri ini pasti akan tergencet menjadi pipih. Tak disangka, setelah semua batang gelinding diluncurkan, pria ini bangkit dari tanah seperti tak terjadi apa-apa.
Pintu pagar segera ditutup. Berbagai senjata serangan jarak jauh ditembakkan secara acak ke arah Liu Zhenhan. Desingan proyektil di udara bahkan membuat kepingan salju bergetar.
Liu Zhenhan membutuhkan waktu sebentar untuk mencabut Tombak Pemburu Iblis segitiga yang tertancap di tanah. Dilakukannya dengan tenang dan penuh keyakinan, seperti tukang kebun ahli yang memetik bunga hasil budidayanya sendiri.
Liu Zhenhan malah membiarkan punggungnya menghadapi hujan panah, kapak tangan, dan lembing. Langkahnya terus mundur selangkah demi selangkah. Bunyi terompet peringatan yang gugup mendesing, derap kaki berat berondong-ondong terdengar, sementara di balik pagar terdengar suara komando redistribusi tugas yang berwibawa.
Liu Zhenhan tidak percaya para Perampok Goblin begitu bodoh. Karena itu ia berjalan dengan hati-hati, waspada agar tidak terjebak dalam bahaya tersembunyi.
Kekhawatiran itu tidak berlebihan. Tepat saat Liu Zhenhan menghindari beberapa batang kayu terakhir dengan lambat, gerbang tengah pagar terbuka lebar lagi. Lima gerobak kecil berjajar yang ditutupi terpal muncul secara misterius di pandangan semua orang dengan bantuan puluhan Goblin.
"Benda apa ini?" Vieri menatap lama-lama, benar-benar tidak bisa melihat apa yang tersembunyi di bawah terpal itu. Satu hal yang pasti, itu pasti bukan sesuatu yang baik.
Terpal dibuka, memperlihatkan lima gerbong kayu berbentuk persegi dengan empat roda. Di papan kayu yang menghadap lereng, tertancap banyak bilah perunggu tajam yang memancarkan hawa dingin mengerikan.
"Sialan kau!" Liu Zhenhan sudah tahu ini akan buruk. Bilah-bilah di gerbong kayu itu sangat tajam. Dengan meluncur menuruni lereng dan kekuatan momentum roda, Lao Liu bisa membayangkan konsekuensi jika tertabrak. Senjata jahat ini benar-benar alat terbaik untuk mempertahankan lereng ini. Bahkan sebelum gerbong pisau itu meluncur, hati Liu Zhenhan sudah merasakan dinginnya ketakutan.
Sebelum sempat berpikir lagi, gerbong-gerbong pisau itu bergemuruh seperti kereta api. Lima gerbong berbaris menuruni jalan, kecuali satu yang tergelincir ke jurang. Empat gerbong sisanya langsung menuju Lao Liu di jalan setapak.
Liu Zhenhan belum sampai bodoh menabrak langsung kereta luncur ini! Untungnya dia masih memegang Tombak Pemburu Iblis segitiga, Liu Zhenhan segera melemparkan Tongkat Taring Serigala, mengibaskan bunga tombak, dan menusuk ke arah kereta luncur yang meluncur.
Tombak Pemburu Iblis segitiga sementara dijadikan tuas pengungkit, menusuk satu, melemparkan yang lain. Gagang tombak yang melengkung mulai bengkok, lalu diluruskan kembali. Satu per satu kereta luncur dilemparkannya dengan mudah bagai melempar keju.
Ekspresi takjub para Goblin baru saja muncul, kereta luncur keempat sudah terangkat ke udara. Tombak Pemburu Iblis segitiga Liu Zhenhan tak lagi sanggup menahan siksaan sehebat ini, dengan suara "krak" patah menjadi dua bagian.
BAB 60 Dalang di Balik Layar
Kereta luncur raksasa dengan berat total sekitar 800 pon ditambah tekanan jatuh dari ketinggian, minimal melebihi 2000 pon. Saat para Goblin mengira pria berbaju zirah lapis ini akan teremuk menjadi adonan, Lao Liu melemparkan tombaknya, kedua tangan menopang kereta luncur besar itu. Dengan serangan lutut terbang di udara, kereta kayu solid itu hancur berkeping-keping. Landasan kereta pecah oleh gaya tekan dahsyat, terbelah dua, lalu meluncur perlahan di salju jalan pegunungan.
Ekspresi panik para Goblin masih terbekas di wajah, sosok berbaju zirah berat ini kembali bergerak maju perlahan dengan penuh tekanan.
Setiap langkah meninggalkan jejak dalam di salju, Bimon yang terbungkus zirah ini memancarkan aura lebih dingin dari es itu sendiri.
Liu Zhenhan dalam hati menggerutu, semakin lama senapan api kurcaci itu tidak muncul, semakin deg-degan hatinya. Ia merasa ada konspirasi tersembunyi, sengaja berjalan perlahan untuk memberi tekanan psikologis.
"Goblin-Goblin ini benar-benar punya kesabaran luar biasa!" Liu Zhenhan mengeluh dalam hati.
Sosok tinggi berjubah tiba-tiba muncul di platform menara sudut. Gumaman para Goblin tentang kekuatan dewa Bimon langsung lenyap, berubah kembali menjadi wajah-wajah tegar nan dingin.
Meski badai salju menggemuruhkan bola es di zirahnya, Liu Zhenhan langsung terpaku pada sosok itu.
Entah mengapa, ada daya tarik magnetis yang membuat matanya tak bisa berpaling, bagai besi tertarik magnet.
Kerudung itu menyembunyikan wajah dari terpaan salju. Garis lembut sudut bibir terlihat samar dari balik jubah longgar, sementara pita pengikatnya menari-nari liar diterjang angin.
“Apakah wanita?” Liu Zhenhan menghentikan langkahnya, menatap sosok itu. Pandangan mereka bertemu di udara, masing-masing dapat merasakan ketegaran pihak lain.
Jika Liu Zhenhan adalah lahar yang meluap deras, maka orang berjubah ini adalah es abadi yang tak pernah mencair.
Jarak lima puluh yard, serat kayu pada pagar di depan sudah terlihat jelas. Saat Liu Zhenhan sedang mempertimbangkan apakah akan menghancurkan pintu dengan tongkat, pintu pagar terbuka lagi.
Patung dewa batu berbaring datar didorong oleh pasukan suku goblin bertubuh kekar dengan tongkat pengungkit sambil berseru "Heng You Heng You", perlahan menghalangi jalan turunan.
“Pergilah dari sini! Bimon!” Kata orang berjubah itu dengan nada sangat lembut. Sekilas, nada bicara ini lebih cocok digunakan untuk bercumbu dengan kekasih.
“Wanita!” Liu Zhenhan langsung mengenali gender si pembicara: “Dua ribu pasukan suku goblin Razor Hill kalian telah gugur dalam pengepungan lima ribu tentara Feilengcui. Hentikan pertunjukan konyolmu, bukankah lebih baik kau membuka pintu, mengibarkan bendera putih dan menyerah kepada tuan tanah ini?”
Sosok berjubah itu melambaikan tangan sebagai jawaban. Para perampok goblin serentak meneriakkan sesuatu sambil mendorong dengan tongkat pengungkit. Kaki belakang mereka menginjak tanah, dengan tenaga penuh, patung dewa setinggi belasan Ren berguling semakin cepat menuju Liu Zhenhan.
Jalan gunung semakin sempit ke atas. Lebar sekarang sudah kurang dari dua puluh Ren. Jalur guliran patung dewa batu meski lebih lambat dibandingkan kayu gelondongan, namun terasa lebih berat dan menakutkan.
Tombak dan panah tak terhitung bagai salju menutupi pandangan, tiba-tiba beberapa anak panah raksasa sebesar jari muncul. Mata panah tanpa bulu ekor itu dibalut kulit tembaga, suara gesekan udaranya menyayat telinga.
Panah-panah raksasa ini ditembakkan dari menara panah di kedua sisi. Beberapa ballista dengan tali urat rusa sebesar dua jari yang selama ini dalam fase penyergapan, kini cabang penutupnya disingkapkan. Dengung tali busur yang bergetar setelah ditembakkan terdengar jelas.
Meski teknologi pembuatan ballista ini agak primitif dan kasar, jangkauannya terbatas, namun daya ledak seketika ini benar-benar mengejutkan Liu Zhenhan. Rupanya mereka sengaja menahan diri, menunggu kesempatan serangan mematikan.
Beberapa panah raksasa menyusul kemudian, menghujam keras ke baju zirah tembaga Liu seperti garpu tertancap di ham. Sorak-sorai Goblin belum sempat pecah, Liu Zhenhan yang seperti landak itu melompati patung dewa berguling di jalan gunung, mendarap mantap.
Busur-busur raksasa ini hanya menembus lapisan terluar zirah. Teknologi manufaktur Goblin masih sangat berbeda jauh dibandingkan milik manusia. Banyak komponen presisi pada ballista tidak dapat dibuat hanya dengan imajinasi dan peralatan sederhana.
Perempuan berjubah itu dengan tenang memberikan perintah. Benda-benda berbentuk seperti labu besar dijatuhkan dari menara sudut dan menara panah, menghujani area di depan dan belakang Liu Zhenhan. Kulit hijau pada "labu-labu" ini sudah menunjukkan tanda-tanda layu, menunjukkan telah disimpan lama. Saat menghantam tanah dari ketinggian, mereka meletus mengeluarkan cairan merah, pecahan-pecahan daging buah melesat di jalan setapak pegunungan, beberapa menyentuh kaki Liu Zhenhan sebelum berguling jatuh.
Liu Zhenhan bingung memandangi serpihan buah di sekitarnya. Hidungnya menangkap aroma menyegarkan mirip perpaduan peppermint dan spearmint. Guo Guo menyembulkan kepalanya dari kerah zirah, telinga besar bergoyang-goyang sementara hidung kecilnya mengendus-endus.
Lao Liu justru merasakan kewaspadaan yang semakin menguat.
Entah mengapa, perempuan berjubah ini terus menerus menimbulkan kecemasan tersembunyi dalam diri Liu Zhenhan. Perasaan ini sangat familier baginya - reaksi alami tubuh saat menghadapi musuh sejati yang mengintai di sekeliling.
"Apakah hari ini benar-benar harus menemui Jenny?" Liu Zhenhan memutar matanya. (PS: Istri Karl Marx bernama Jenny.)
Sebarisan anak panah dengan mata api yang berkedip-kedip muncul dari balik pagar benteng, semua penembak Goblin telah menunjukkan senyum rileks di wajah mereka.
Senyuman seperti ini biasanya hanya pantas dimiliki oleh pemenang yang berada di posisi tinggi, sebuah senyuman heroik yang mengendalikan hidup mati, menggenggam nyawa di tangan.
Sasaran panah api ini bukan Liu Zhenhan, melainkan cairan merah dari labu-labu aneh yang pecah di tanah. Salju di tanah telah lama ternoda oleh cairan merah ini dalam area luas, bahkan percikan jusnya mengenai tubuh Liu Zhenhan.
Setelah desisan udara yang menusuk, bola-bola api bertabrakan dengan genangan merah di tanah. Seperti kontak dengan minyak jarak penerbangan terbaik, semburan api dahsyat membubung ke udara, asap hitam berbentuk jamur bergulung-gulung menjilat langit, gelombang panas yang menyengat menyapu bersih salju di sekitarnya.
Di bawah tebing, wajah milisi hanya berkedut sesaat menghadapi perubahan drastis ini sebelum kembali tenang. Orang Kesturi dan O'Neill si kuda nil yang marah langsung menyambar senjata hendak menyerbu, namun dihalangi oleh lengan terbuka Vieri.
"Tanpa perintah, tidak ada yang boleh menyerang." Wajah Vieri dingin, namun hatinya tertawa.
Anak goblin, kakek ini adalah pahlawan yang pernah melewati napas naga Neraka Hitam bersama bos. Mau bermain api dengan bos? Itu seperti menari pedang di depan Klan Hijau atau membual setengah-setengah di depan Suku Berbual! Aku tunggu lihat keterkejutan kalian. Vieri terus-terusan tertawa licik di samping.
Api ini sangat murni. Tanpa bahan bakar apapun, nyatanya bisa membakar selama setengah hari. Seluruh lidah apinya berwarna hijau kebiruan, mata telanjang tak bisa melihat inti pembakaran, membuktikan kekuatan bakarnya yang luar biasa. Seperti diatur sebelumnya, api raksasa yang baru saja berkobar tiba-tiba menyemburkan cahaya terakhir, melayang di udara lalu menghilang.
Goblin-goblin di pagar berteriak kaget. Bimon berbaju zirah berat itu masih berdiri tegak di tempatnya. Di pundaknya bertengger Binatang Bulu Es dan Salju berperut besar memakai rompi kulit macan tutul. Manusia dan binatang itu sedang asyik mengupas biji pinus dengan santai, kulit buah pinus berserakan di tanah.
Dalam radius lima yard di sekitar mereka, jalan gunung hangus terbakar menjadi tanah hitam. Permukaan tanah yang masih mengepul panas itu seperti roti hitam baru keluar oven. Kepingan salju yang jatuh dari langit langsung mencair begitu menyentuh tanah.
Udara yang terdistorsi oleh panas tinggi terus berputar di sekitar mereka, secara alami membentuk dinding lingkaran yang terlihat jelas.
Banyak goblin melihat detail dimana Binatang Bulu Es dan Salju yang mengerutkan mulut kecilnya menyuapkan biji pinus dari mulutnya ke mulut Bimon ini.
Pelipis Liu Zhenhan berdenyut-denyut, matanya menatap tajam ke arah wanita bertudung di atas dengan pandangan menantang.
Tawa jernih bergema, wanita bertudung di menara sudut itu menepuk tangan perlahan sebagai bentuk apresiasi.
Liu Zhenhan mulai tenang, rupanya suku goblin hanya menemukan satu senapan kurcaci saja. Ternyata dia terlalu berhati-hati.
Memasukkan Guo Guo kembali ke zirah, Lao Liu mengangkat Formasi Padat dan langsung menyerbu. Kini tanpa keraguan, menerjang hujan panah dan batu, dia seperti angin puyuh melompat dan mengayunkan pentungannya. Dua tiang kayu sebesar pelukan langsung patah di pagar tebal. Andai bukan tiga lapis kayu, satu pukulan saja sudah membuat celah.
Seluruh pagar bergetar. Beberapa goblin terlempar dari puncak pagar akibat guncangan dahsyat. Sebelum sempat bangun, rambut mereka sudah ditarik Liu Zhenhan untuk dihantamkan ke menara panah dan menara sudut sekitarnya.
Menara panah dan menara sudut berderak diterjang. Satu tiang penyangga menara sudut patah, membuat seluruh strukturnya miring sebagian besar seperti rumah hantu yang terkatung-katung.
Ketepatan Lao Liu terbatas, saat melempar seorang Goblin, dia kehilangan akurasi dan gagal mengenai sasaran. Goblin itu menjerit-jerit sebelum jatuh dari tebing di samping.
Tepat ketika Lao Liu mengangkat balok kayu untuk menghajar wanita bertudung itu, riak gelombang di udara muncul dan wanita itu menghilang begitu saja.
Jantung Lao Liu tiba-tiba berdebar kencang, dalam hati sudah tahu ini masalah besar.
Meski bisa kabur melalui Gerbang Bintang, dia tak mungkin secepat itu. Mentor Ular Wanita Cantik pernah mengatakan para Penyihir manusia pengguna sihir ruang memiliki mantra "Portal Teleportasi" dan "Pelarian Khelben", kemampuan melarikan diri seketika.
Sepanjang petualangan Liu Zhenhan, dia pernah menghadapi Ahli Sihir Pencabik Badai, Imam Bemon, dukun perampok, dan berbagai Monster, namun belum pernah berhadapan dengan Penyihir manusia yang juga menggunakan kekuatan elemen.
Reputasi mengerikan Penyihir manusia membuatnya merinding.
Pantas saja Goblin-Goblin ini dilatih sebaik ini! Ternyata lagi-lagi manusia yang berulah! Apa sebenarnya tujuan manusia?
Meski waspada, sifat nekat Liu Zhenhan membuatnya mengayunkan Formasi Padat, merobek pagar kayu hingga berlubang besar, membersihkan serpihan kayu siap menerjang masuk untuk menghadapi sang Penyihir wanita itu.
“Para prajurit Goblin di atas merlon berusaha menghalanginya dengan tombak dan panah. Senjata dan zirah berbenturan berdentang, telapak tangan Goblin kesemutan, Liu Zhenhan bersiap memanjat ke atas.
Gerbang bintang terbuka gemerlap dengan aura biru di belakangnya. Ai Wei'er yang mengenakan perlengkapan lengkap melompat turun dari elemen air, suaranya terdengar bahkan sebelum tubuhnya mendarat, "Biarkan aku yang mengatasi!"
Suara retakan cangkang terdengar, "Badai Pisau Air" raksasa berputar-putar dengan udara berdesir di atas merlon pagar. Sekelompok prajurit Goblin yang sedang mengencangkan busur dan menikamkan tombak tersapu oleh serangan tiba-tiba ini. Suara pisau menyayat daging bergema, darah berputar menyirami sekeliling pagar sebelum menetes perlahan. Liu Zhenhan terpeleset di tumpukan kayu, jatuh terduduk hingga gempa kecil mengguncang lahan.
"Kenapa kamu datang?" Liu Zhenhan benar-benar pusing tujuh keliling.
"Membantumu!" Putri Duyung itu membuka cangkang kerang gulungan sihir dengan bangga. Perisai ombak setengah elips terbentuk di atasnya, sementara elemen air Lao Liu dari Boundary Cultivation ganda menangkis beberapa lembing yang dilemparkan dari menara sudut.
Lagi-lagi semburan cahaya biru muda, beberapa pasukan suku goblin yang sedang memainkan ballista buatan sendiri di menara panah terhantam Panah Air yang menerobos angkasa, tubuh mereka melayang ke belakang dan menubruk tiang penyangga menara dengan keras. Menara sudut bergema braak-braak, atap jerami dan kanopi bagian atas runtuh menyelimuti tubuh mereka yang mengucurkan darah deras.
Penyihir tetaplah penyihir! Liu Zhenhan sungguh tak bisa tidak mengagumi, dalam hal ketangkasan pertempuran jarak menengah-jauh, Ai Wei'er sebagai Pendeta dengan Kombinasi Nyanyian dan Pertempuran jauh lebih cepat dibanding dirinya.
"Cukup!" Siluet seseorang yang mengenakan jubah tiba-tiba muncul di gerigi pagar dengan riak cahaya samar, menggunakan tubuhnya untuk menahan panah air yang ditembakkan ke pasukan goblin. Panah air yang tajam dan berkilau itu menghantam tubuhnya, seketika berubah menjadi genangan air yang membasahi dadanya, menampilkan lekuk tubuh indah yang memikat pandangan.
"Penyerapan sihir atau kekebalan sihir?" Liu Zhenhan terkejut berat, segera melindungi Ai Wei'er dengan tubuhnya. Boundary Cultivation memiliki risiko kematian berpasangan - jika perempuan misterius berjubah ini adalah karakter kuat yang bisa membunuh Ai Wei'er seketika, benar-benar akan menjadi malapetaka.
"Kekebalan sihir apaan!" Ai Wei'er maju tanpa takut, "Cuma tukang sihir ruang manusia biasa, paling banter punya beberapa peralatan anti-sihir. Di rumahku, ada berapa banyak yang tidak kubawa! Mana ada penyihir yang benar-benar kebal sihir! Biar kucoba lagi kemampuannya dulu!"
"Tunggu!" Perempuan berjubah itu matanya berkilau dingin, perlahan bertanya kata demi kata: "Mengapa harus memaksa begitu keras? Bahkan jika goblin Gunung Cukur menyinggung kalian, perlukah kalian membasmi sampai ke akar-akarnya?"
"Perampok memang pantas mati!" Ai Wei'er mendengus, matanya yang indah memancarkan sikap meremehkan: "Pertanyaan seperti ini perlu ditanyakan? Miris kau disebut penyihir, malah bergaul dengan perampok, tidak malu!"
"Perampok?" Nada suara perempuan berjubah tetap memikat hati, hanya saja bergetar sedih: "Siapa yang menyeberangi Sungai Sanggan datang ke padang gurun selatan?"
"Siapa yang mati-matian membersihkan penduduk asli di sini?"
"Apakah demi ruang hidupmu, boleh seenaknya menggunakan kekerasan untuk merampas tanah orang lain? Apakah pembantaianmu adalah lencana kesatria, sementara goblin-goblin yang turun-temurun tinggal di padang ini, pantas disembelih seperti ternak?"
“Tidak ada orang yang terlahir ingin menjadi perampok! Apakah Bimon tidak memiliki perampok? Apakah semua Bimon itu baik? Bimon yang datang ke Gunung Cukur dengan pasukan Prajurit Behemoth untuk membasmi habis, berhak menyebut Goblin sebagai perampok?”
“Jika dewa kehidupan menciptakan kalian dalam tubuh Goblin, apa yang akan kalian lakukan terhadap penjajah? Hidup dalam penghinaan? Atau mati dengan mulia?”
Perkataan wanita berjubah itu bagai petir di siang bolong, membuat Ai Wei'er dan Liu Zhenhan terdiam.
Pertanyaan itu memang sulit dijawab sepintas. Liu Zhenhan tak menyangka wanita berjubah ini begitu lihai berdebat.
“Jika pertempuran tak terhindarkan, jadikan Gunung Cukur sebagai lencana paling berkilau di medali kalian!” Wanita berjubah itu menunjuk Ai Wei'er: “Apakah penyihir itu tak terkalahkan? Apakah sihir diciptakan untuk membunuh? Penyihir elemen air tercinta, gunakan kekuatanmu untuk melawanku, lihat siapa yang layak bicara!”
“Ayo coba!” Ai Wei'er yang pemarah itu menghancurkan cangkang kerang, melantunkan mantra rumit. Sebilah "Tikaman Gelombang Topan" mengkristal di udara, menghujam seperti kapak raksasa ke arah wanita berjubah.
“” adalah teknik serangan magis tipe duel kelas atas dalam sihir elemen air, memiliki daya rusak besar dan kekuatan dahsyat. Bahkan jika lawan memiliki peralatan magis sekalipun, belum tentu berani menangkisnya secara langsung.
Hanya Putri Duyung yang ahli sihir elemen air bawaan dengan gulungan cangkang kerang magis sebagai bantuan, siapa lagi yang mampu memanggilnya secepat ini! Ai Wei'er belakangan giat berlatih, ditambah membawa Mata Air Elemen, meski kekuatan magis terkuras tak perlu khawatir. Jangankan wanita bertudung misteri ini, bahkan ahli sihir terkenal dari dunia manusia sekalipun, Ai Wei'er yang berwatak keras kepala ini belum tentu akan gentar.
Wanita bertudung itu menggerakkan jarinya sambil berbisik mantra. "" yang melesat di udara seketika berubah menjadi gelombang air lembut saat mendekati jarinya, berhamburan seperti hujan dan membasahi pagar tinggi.
Ekspresi terkejut di wajah Ai Wei'er baru saja muncul, tiba-tiba ia mendesah kesakitan sambil memegangi dada. Darah menyembur dari mulutnya sebelum tubuhnya limbung jatuh ke pelukan Liu Zhenhan.
"Wei'er!" Liu Zhenhan panik. Hasil pertarungan ini terlalu mendadak. Padahal ia sudah lama waspada, tapi sama sekali tak melihat wanita bertudung itu mengeluarkan sihir apapun. Bagaimana bisa Ai Wei'er tiba-tiba roboh?
"Mengecek denyut nadi Ai Wei'er, syukurlah masih ada." Liu Zhenhan akhirnya lega. Guo Guo mengintip dari kerah baju, panik mengeluarkan gulungan mantra Soul Chain.
"Lingkaran Gemilang?" Perempuan bertudung menjerit kaget.
Sekalipun mantra terlarang paling dahsyat atau lagu perang tingkat tertinggi takkan membuatnya kalut begini. Masalahnya, seekor monster mengeluarkan gulungan kayu yang bisa memanggil Lingkaran Gemilang lagu perang. Keterkejutan ini setara dengan kemunculan makhluk jelek di antara bangsa Elf.
"Sejak kapan monster bisa menggunakan kekuatan elemen lagu perang? Apalagi seekor Shuangxue Piqiu kecil?" Jari perempuan bertudung tetap teracung di udara, wajahnya yang tertutup tudung dipenuhi kebingungan.
Dia heran, Lao Liu pun bingung. Kapan Guo Guo bisa menggunakan gulungan lagu perang? Bukankah hanya aku yang bisa?
Merasakan gelombang kekuatan nyanyian yang familiar bercampur napas naga di udara, Lao Liu mulai mengerti.
"Bahkan ada napas naga?" Perempuan bertudung mendengus, menarik tudungnya rapat-rapat. Sorot matanya yang tajam tertancap pada Liu Zhenhan.
"Pandangan Liu Zhenhan akhirnya bisa melihat jelas wajah yang setengah tertutup jubah itu, meski hanya tampak garis besarnya, setidaknya sudah terlihat. Ini adalah wajah yang sangat cantik dan sempurna, kulit halus putih bersinar, di antara alisnya ada jerawat, dan dada yang basah terlihat sangat montok dan ekstrim."
"Jika dulu, Liu Zhenhan pasti akan berkhayal mesum dalam hati, tapi hari ini hatinya hanya dipenuhi amarah yang membara."
"Pigge, meskipun kau mendapatkan Napas Naga melalui cara tertentu, aku harus memberitahumu dengan serius: jika tidak segera pergi dari sini, Gunung Cukur akan menjadi perhentian terakhirmu." Tubuh wanita berjubah perlahan melayang ke udara, jubahnya berkibar ditiup angin utara.
"Teknik Terbang!" Mata Liu Zhenhan membelalak. Wanita ini sejauh ini telah menunjukkan "Teleportasi" dari sihir ruang dan "Teknik Terbang" dari sihir angin, plus kekebalan terhadap sihir air. Penyihir manusia maksimal bisa menguasai dua elemen, bagaimana mungkin wanita yang muncul tiba-tiba ini tidak membuat Liu Zhenhan kehilangan kendali?
"Kesabaranku terbatas! Aku hanya berharap kalian Bimon yang tolol ini tahu diri! Turunkan kesombonganmu! Padang Gurun bukan milik kalian para Bimon!" Wanita berjubah yang melayang di udara itu bersuara dingin seperti es, matanya penuh keyakinan dan penghinaan, bagaikan bidadari yang jatuh ke dunia.
"Dunia ini adalah dunia yang kuat memangsa yang lemah! Jangan berpura-pura jadi juru selamat di hadapanku! Harga diri diperoleh dengan pedang, bukan dengan omong kosong!" Liu Zhenhan menatap dingin wanita berjubah yang melayang di udara, "Kekebalan sihir bukan berarti kebal terhadap segalanya!"
Guo Guo melesat dari kerah baju ke bahunya dengan suara "swoosh", cakar kecilnya mengeluarkan buah pinus dari kemben dan melemparkannya secepat kilat. Buah pinus kecil itu meluncur dengan suara gemuruh seperti busur panah raksasa.
Guo Guo mewarisi ciri khas Lao Liu, kekuatannya besar tapi akurasi lemparan jarak jauh selalu payah. Seandainya buah pinus ini mengenai, batu pun akan retak. Sayangnya lemparannya meleset.
Buah pinus yang melesat itu menyambar ujung jubah wanita tersebut. Suara "sobek" terdengar saat jubah terkoyak dan terbang tertiup angin, menampakkan wajah cantik yang sempurna dengan sanggul hitam berkilauan tertiup angin.
Bahkan Guo Guo menutup mulut kecilnya dengan cakarnya.
Bukan karena kecantikan gadis itu, tapi karena - dua tanduk naga yang anggun tumbuh miring di dahinya.
"Sialan kau! Berpura-pura jadi penyihir manusia, ternyata Naga Peri!" raung Liu Zhenhan.
BAB KE-61: SATU KEKUATAN MENGALAHKAN SEPULUH KEAHLIAN
Meski mulutnya keras, Liu Zhenhan sebenarnya juga merasa sedikit cemas di dalam hati setelah mengetahui bahwa wanita berjubah ini ternyata adalah Naga Peri.
Naga Peri sangat termasyhur di Benua Aigean. Jika ras naga hanya muncul dalam legenda duniawi dan epos, maka Naga Peri tak diragukan lagi merupakan puncak dari legenda tersebut.
Naga Peri dan Naga Pelangi, yang memiliki darah naga suci kuno, dijuluki sebagai pasangan naga jantan-betina paling kuat dalam ras naga.
Ada legenda indah di Kerajaan Bimeng: Seorang Orang-orang banteng dari Suku Berbual pernah dicintai oleh Naga Peri cantik. Mereka menikah diam-diam, sang banteng bertani sementara Naga Peri memintal rami. Kehidupan bahagia mereka memicu kemarahan Dewa Naga Hesperus yang menculik Naga Peri baik hati itu, mencabut sisiknya dan mengubahnya menjadi bintang-bintang yang memisahkan mereka. Inilah asal usul "Galaksi Hesperus" yang paling cemerlang di langit.
Naga Peri adalah satu-satunya ras naga yang bentuk fisiknya mendekati manusia. Selain dua tanduk naga dan ekor yang membuktikan identitas mereka, kecantikan surgawi mereka sulit dikaitkan dengan ras naga.
Dibandingkan dengan kekuatan menghancurkan langit-bumi yang dimiliki naga biasa, kekuatan Naga Peri hanya bisa disebut unik.
Meskipun mereka bisa terbang bebas di langit seperti naga lainnya, kekuatan mereka sangat lemah. Kekuatan Naga Peri paling-paling hanya setara dengan perempuan manusia biasa. Kekuatan seperti ini tidak hanya jauh berbeda dengan Naga Pelangi atau Naga sejati, bahkan dibandingkan dengan Naga Sekunder pun masih kalah jauh.
Jika dinilai dengan sudut pandang umum, kekuatan tempur Naga Peri sama sekali tidak berarti. Tapi naga tetaplah naga, siapa yang berani meremehkan keturunan paling mulia dalam ras naga ini?
Kemampuan unik "Teleportasi" dan "Kemampuan Terbang Naga Bawaan" memungkinkan Naga Peri menghindar dengan cepat dari serangan fisik tercepat. Tubuh "elemen" Naga Peri bisa menahan serangan elemen apapun, bukan "kekebalan sihir" melainkan "kekebalan elemen"! Artinya semua kekuatan elemen dari ras manapun tidak bisa melukai tubuh mereka yang tampak lemah.
Tidak hanya itu. Naga Peri juga memiliki jurus pamungkas "Jari Pembalik Elemen". Baik sihir penyihir manusia di Benua Aigean, lagu perang Imam Bemon, maupun ilmu kematian dan necromancy penyihir iblis Bangsa Iblis, semuanya akan memicu pembalikan kekuatan elemen ke pemakainya sendiri di hadapan "Jari Pembalik Elemen" Naga Peri. Semakin kuat kekuatannya, semakin besar malapetaka yang akan menimpa si pemakai.
Dalam Perang Dewa dan Iblis sepuluh ribu tahun yang lalu, partner petualangan Goblin Sage Gabrin - seekor Naga Peri anggun, pernah berpartisipasi dalam pertempuran melawan Lich Bangsa Iblis di fase akhir. "Jari Pembalik Elemen"-nya ditakuti oleh Lich Bangsa Iblis sebagai "Jari Kematian", sejak saat itu kemampuan bawaan Naga Peri ini juga dijuluki sebagai "Pembunuh Kekuatan Elemen".
Selain itu, darah Naga Suci yang dimiliki Naga Peri juga memberi mereka kemampuan rasial yang membuat Naga biasa iri - Mimpi Zamrud!
Dengan menggunakan kekuatan ajaib "Mimpi Zamrud", Naga Peri dapat secara mental memanggil dan menggunakan aura Naga Suci yang tersisa untuk memanggil seekor Naga atau Monster kuat di sekitarnya untuk membantu pertempuran. Melalui kekuatan "Mimpi Zamrud", Naga Peri dapat menyambungkan pikiran dengan Naga atau Monster penolong ini, menyerap kekuatan elemen yang sesuai dari tubuh mereka untuk digunakan sendiri.
Meskipun Naga Peri bukan Naga Suci, dan "Mimpi Zamrud" hanya bisa digunakan sekali seumur hidup, tidak ada ras berakal yang berani menantang Naga Peri secara sembrono.
Naga Peri adalah ras naga yang paling cerdas dan rajin belajar. Sebagai makhluk naga, umur panjang mereka sudah tak perlu diragukan lagi. Maka belajar dan meneliti hampir menjadi tugas utama para Naga Peri ini. Berperang melawan Naga Peri yang memiliki pengetahuan elemen tak terbatas, bisa meminjam kekuatan sihir naga biasa dan monster, serta memiliki kemampuan membalikkan serangan elemen, hampir setara dengan melawan dewa. Siapa yang berani?
Orang lain mungkin tidak berani. Tapi Liu Zhenhan berbeda.
Mengingat lawannya adalah Naga Peri, kekalahan Ai Wei'er tentu wajar. Lagi pula dia kebetulan menghadapi "Pembunuh Elemen". Tapi Liu Zhenhan adalah tipe yang selalu ingin untung dan tak mau rugi. Seperti pepatah: Setelah mengorek lubang anus masih menjilat jari. Perempuan miliknya dipermalukan, mana mungkin dia terima begitu saja.
Rupanya para Goblin tidak tahu identitas asli Naga Peri. Sejak tudungnya ditepis Guo Guo, teriakan panik bergemuruh di platform pagar. Beberapa Goblin menjatuhkan senjata dan langsung sembah sujud.
Orang lain takut, tapi Liu Zhenhan sama sekali tidak gentar.
Jika dihitung, sudah dua ekor naga yang tewas secara langsung atau tidak langsung di tangannya. Di mata Tuan Liu, ras naga sebenarnya sudah tidak lagi terasa misterius atau mengagungkan. Apalagi, Liu Zhenhan memiliki satu kelebihan: di balik wajahnya yang tampak bodoh dan konyol saat menghadapi pertempuran, dia tidak pernah berhenti berpikir dan meneliti. Dia benar-benar kebal terhadap rasa putus asa.
Meski Naga Peri sangat kuat, dia sendiri tidak memiliki sihir ofensif. Meski tubuhnya kebal terhadap serangan elemen, Dewa Pencipta yang pilih kasih tetap meninggalkan kelemahan besar pada Naga Peri - sama sekali tidak tahan terhadap serangan fisik.
"Mimpi Giok" memang hebat, tapi empat Mutiara Naga Liu Zhenhan dan Patung Emas Yunqin juga bukan sekadar hiasan.
"Pembalikan elemen" paling mematikan dari Naga Peri hampir tidak berbahaya bagi Liu Zhenhan, karena dia memang tidak terbiasa menggunakan lagu perang. Kekuatan kutukannyalah yang menjadi senjata pamungkas. Segala kelebihan Naga Peri di matanya justru menjadi titik lemah. Sehebat apapun Naga Peri dalam legenda, semuanya tenggelam dalam kobaran api kemarahan di hatinya.
“Bilang perang langsung perang! Balok kayu besar di tanah dicabut satu per satu oleh Liu Zhenhan, diputar seperti roda kincir, dan dilempar membabi-buta ke arah Naga Peri yang melayang di angkasa. Balok kayu yang dilempar dengan satu tangan ini, dibawah Kekuatan Naga Liu Zhenhan, bagaikan peluru meriam raksasa dari ketapel, cepat dan dahsyat, memperlakukan Naga Peri yang berputar-putar di langit layaknya burung besar.
Naga Peri dengan anggun berputar di udara, menghindari balok kayu yang lemparannya tidak akurat, sementara ejekan dari mulutnya tak henti-hentinya.
“Betapa bodohnya! Bimon, apa kau pikir bisa Membunuh Naga hanya dengan balok kayu?”
“Aku di sebelah kiri, dasar bebal! Bimon berotot emang otaknya sederhana.”
“Kekuatanmu kurang! Kurcaci pun lebih kuat darimu. Lempar lebih keras!”
“Kau dan balok kayumu memang pasangan serasi, sama-sama kayu keras kepala.”
“Ke kiri! Salah!”
“Lempar ke kanan... Patuh sekali... Anak baik...”
Liu Zhenhan hampir gila kemarahan, tapi bagaimana pun dilempar tak kena-kena. Makin marah, makin tidak akurat setelah dihujat Naga Peri.
Melihat Liu Zhenhan yang merah padam, Naga Peri tersenyum semakin sombong. Gelak tawa gemerincingnya terbawa angin sampai jauh.
Kilasan kilat kecerdikan terpancar di wajah Liu Zhenhan. Dengan gesit ia mencabut senapan api kurcaci Guli yang tertancap di belakang leher zirahnya, lalu memasukkan satu-satunya peluru yang tersisa ke dalam laras dengan gerakan terampil. Meski tanpa bidikan, Liu Zhenhan mengandalkan instingnya mengunci posisi Naga Peri yang meliuk-liuk di udara, menempelkan gagang senapan dengan mantap di bahu sambil membidik naga yang menari-nari di angkasa.
Kelincahan gerakannya dalam memegang senapan membuat Naga Peri tercengang. Sebelum sempat bereaksi, Liu Zhenhan sudah menekan pelatuk dengan senyum licik. Bidikannya tertuju pada bagian depan bahu kiri Naga Peri yang sedang bergerak, perhitungan jarak yang sempurna membuat peluru tembaga melesat deras diterjang angin.
Pengalaman bertahun-tahun bermain senapan memberitahunya: Kali ini bahu sang naga pasti hancur berantakan. Mungkin karena ucapan Naga Peri yang tajam itu menyentuh hati Lao Liu, tanpa disadari bidikannya melunak - tidak lagi mengarah ke jantung.
Harapannya pupus.
Sejak melihat senapan api Guli, Naga Peri berhenti berputar-putar di udara. Sekali lagi ia menggunakan teleportasi, menghilang seketika sehingga peluru tembaga yang garang itu kehilangan sasaran, menerobos udara dan melesat ke kejauhan.
"Naga Peri! Kalau kau benar-benar punya kemampuan, tunjukkan diri lagi dan hadapi aku dengan jantan, jangan jadi model kura-kura!" Liu Zhenhan menepuk pahanya geram, sambil dalam hati mencela kemampuan istimewa lawannya yang tak ada habisnya, ia terus melontarkan ejekan keras.
"Bimon terkutuk! Tak kusangka kau sampai seangkuh ini, bersiaplah menerima hukuman dari bangsa naga!" Suara lembut nan tenang terdengar dari balik pagar.
"Obisilachi! Kau kebal elemen, aku punya Dou Qi pelindung! Siapa takut? Tidak lihat api tadi tidak bisa membakarku? Dou Qi-ku adalah tingkat tertinggi 'Yin Xiao Dou Qi'." Liu Zhenhan berbohong tanpa malu, menjadikan teknik Dou Qi Ksatria Putri Angsa Gatanie sebagai miliknya.
"Dou Qi? Bimon bisa belajar Dou Qi? Bahkan Yin Xiao Dou Qi?" Suara Naga Peri di balik pagar terdengar tak bisa menyembunyikan keheranan.
"Aku hanya punya serangan fisik. Ingin kulihat bagaimana 'Pembunuh Elemen' ini bisa menghadapiku." Tawa ngakak Liu Zhenhan tak berhenti, tangan kanannya terus menghujam Formasi Padat, tangan kiri menggendong Ai Wei'er, sementara pentungan Taring Serigala terus memukul pintu pagar bagai genderang. Paku tembaga beterbangan setiap pukulan, pintu pagar besar itu setelah beberapa kali hantaman Formasi Padat kini penuh lekukan dan rusak parah.
Para prajurit Goblin di pagar menyerah dan menghilang dari parapet.
Liu Zhenhan mencabit belati dari sepatu botnya dan menusukkannya di pintu. Begitu Naga Peri muncul, dia siap melempar belati sebagai senjata terbang - setidaknya dia cukup percaya diri dengan kemampuan melemparnya. Guo Guo berdiri di bahunya, cakar kecilnya menggenggam segenggam kerucut pinus, matanya waspada menyapu langit.
Pintu pagar segera retak besar terbuka akibat pukulan. Dengan tendangan maut khas 24 ukuran kakinya, pintu pagar itu mengerang putus asa sebelum akhirnya roboh dengan suara gemuruh.
Dalam debu beterbangan, siluet Liu Zhenhan berbaju zirah berat membawa Formasi Padat akhirnya menerobos pertahanan alami Goblin di Gunung Cukur. Dengan kekuatan kasar, dia berhasil masuk ke sarang pencuri misterius ini.
Tempat yang tertata rapi! Liu Zhenhan dalam hati memuji.
20 langkah di belakang pintu pagar terbentang parit selebar 10 Ren yang membentang utara-selatan. Menara air berlapis es berdiri di seberang. Saat Liu Zhenhan masuk, papan terakhir di atas parit baru saja ditarik. Para prajurit Goblin pengangkut papan itu telah melewati tembok pertahanan rendah di belakang parit. Mereka melemparkan papan dan mengambil senjata dari rekan, siap menyambut Liu Zhenhan.
Pertahanan berlapis! Liu Zhenhan terkekeh.
Pandangan Liu Zhenhan melampaui parit dan tembok dada yang membentang ke belakang, puncak bukit berbentuk labu yang luas ini membuatnya takjub. Sebatang pohon berkanopi raksasa berdiri di tengah puncak, karena terlalu besar sehingga terlihat pendek, dengan ratusan pohon lebih kecil mengelilinginya. Di tengah salju musim dingin, pepohonan pendek di sini masih terlihat hijau segar. Di antara cabang-cabang hutan terlihat pondok kayu dan cerobong asap yang tersusun rapi, meski dibangun dengan kasar namun tata letaknya teratur, dengan asap mengepul di sana-sini.
Liu Zhenhan teringat belum sarapan. Semalam mereka berjalan cepat sepanjang malam, hanya makan sedikit salju, baru saja memetik beberapa buah pinus.
Ia dan Guo Guo mengeluarkan dendeng daging dari dalam baju. Membagi dua, mereka mengunyahnya dengan salju sambil menggerakkan rahang secara ritmis.
Pasukan Goblin di seberang parit itu terus memandang sinis ke arah Liu Zhenhan yang sedang asyik makan. Naga Peri tak tahu kemana menghilang, hanya sesosok Goblin tua yang sedang meniup seruling dengan melodi aneh.
Ai Wei'er perlahan membuka matanya. Dengan wajah pucat, ia berusaha berdiri sendiri namun akhirnya jatuh lemah ke pelukan Liu Zhenhan.
Milisi dan budak juga bergegas maju, masing-masing ingin unjuk gigi dengan wajah penuh semangat yang tak terbendung.
Lao Liu mengusap mulutnya, membantu Ai Wei'er duduk di samping, lalu bersendawa keras sambil memberi isyarat pada milisi untuk mundur.
"Naga Peri! Kakak akan datang sekarang! Keluarlah, kita bertarung tiga ratus ronde!" teriak Liu Zhenhan sekeras-kerasnya, tapi Naga Peri tetap tak muncul.
"Haha, dia kabur saat pertempuran. Harus dihukum tembak!" Liu Zhenhan tertawa pendek, menggenggam Formasi Padat lalu berlari kencang, melompati parit lebar dengan senjata bercahaya listrik biru yang diayunkan penuh seperti lingkaran sempurna.
Guo Guo berdiri di kepalanya sambil mencengkeram rambutnya, hembusan angin membuat duo ini terasa melayang. Postur Liu Zhenhan bagaikan harimau yang menerkam mangsa di udara atau elang yang menyambar dari langit, gagah namun elegan.
Sorak sorai para milisi tiba-tiba terhenti di tengah jalan. Dari parit tiba-tiba menyembur percikan air, seekor ular piton raksasa bertotol hitam menghempas keluar dengan bau amis menyengat. Dengan gerakan cepat, ular itu menyambar Liu Zhenhan yang sedang melayang anggun di atas parit, taring-taring berkilatnya masih meneteskan lendir kehijauan sementara tubuh berlapis baja sang ksatria bergemeretak keras.
"Oke! Man Duoyin sang dewa pelindung kita!" Teriakan gegap gempita para Goblin di seberang parit membahana, beberapa topi beterbangan ke udara.
Liu Zhenhan yang awalnya merasa sangat percaya diri bahkan sudah menyiapkan dialog dramatis dalam hati. Rencananya setelah mendarat, dia akan berguling lalu menghancurkan tembok rendah dengan tongkatnya sambil berseru gagah: "Bangsat! Menyerahlah kalian semua!"
Tanpa diduga, bayangan hitam menyergap tiba-tiba. Sadar akan bahaya tapi sudah terlambat menghindar di udara. Pinggangnya terjepit keras, membuat seluruh tubuhnya tergantung. Melihat ke bawah, seekor ular hitam raksasa telah menggigit pinggangnya. Kepala gepengnya yang buruk rupa memiliki sepasang mata merah darah seperti lentera yang menyala-nyala, tubuh seukuran tong anggur penuh sisik terbalik dan bau busuk, dengan gigi-gigi taring sebesar capit yang sedang beradu dengan tiga lapis baju baja.
“Binatang peliharaan raksasa di Gunung Cukur benar-benar banyak sialan!” Liu Zhenhan sadar dirinya tertipu lagi. Jika bukan karena Mutiara Naga yang tahan api, tiga lapis baju zirah, dan tubuhnya yang kuat, entah sudah berapa kali dia akan tewas di Gunung Cukur hari ini.
Bagaimanapun rahang raksasa ular itu mengatup, ternyata tak mampu menghancurkan makanan di mulutnya.
Liu Zhenhan memandangi ular raksasa itu dengan riang, mengacungkan jempol: "Saudara, kenapa kelakuanmu sama seperti aku dulu di garis depan yang suka makan makanan kaleng?"
Ular raksasa itu tak berminat berbasa-basi dengan Liu Zhenhan. Melihat makanan ini terlalu keras untuk dikunyah, dengan hentakan keras ia mengayunkan kepala ular besarnya. Lidah ular yang tebal dan elastis melilit tubuh Liu Zhenhan ke udara, lalu rahang raksasa seperti dua wajan besar itu menelannya bulat-bulat.
Ular raksasa Mantuo Yin yang disebut Goblin sebagai dewa penjaga ini jelas termasuk spesies purba yang masih bertahan. Di bagian "tujuh inci"-nya yang kekar tumbuh sepasang cakar yang belum sepenuhnya menyusut - kuku hitam runcing dan kulit bersisik yang mengerikan di cakar yang terdegenerasi itu seolah ingin menerkam. Lidah ular merah darah yang diameternya lebih besar dari cambuk biasa terus menjulur keluar, seakan sedang mengecap kembali kenikmatan santapan tadi.
Milisi juga bereaksi cepat. Saat Liu Zhenhan dan Guo Guo ditelan ke dalam mulut ular, Tombak Bermata Jenderal Pan Gud menjadi yang pertama melesat, disusul ketapel Orang Kesturi Adu yang menembakkan peluru meriam Guli.
Ledakan kekuatan Gud memang yang terhebat di Feilengcui. Tombak yang dilemparkannya bahkan tak bisa dihalangi oleh raksasa perbukitan yang membawa perisai, tapi kali ini mengalami kegagalan pertama dalam hidupnya di tubuh ular raksasa ini. Hanya terdengar suara "plak", sisik perut ular beterbangan tersapu tombak, namun tombak itu terpeleset licin, hanya menyisakan alur daging putih di tubuh ular. Hanya peluru tembaga Orang Kesturi Adu yang efektif, ditembakkan ke bola mata merah darah ular itu. Dentuman keras memecahkan mata ular hingga daging dan darah berhamburan.
Ular raksasa yang kesakitan baru hendak merayap keluar dari gua di parit untuk menyerang manusia-manusia kecil ini, ketika rahangnya tiba-tiba mendapat tekanan dahsyat. Mulut bertaring lebat itu terpaksa terbuka.
Liu Zhenhan menyangga rahang atas dengan kedua tangannya bagaikan pilar penopang langit, dengan gagah perkasa membuka mulut ular raksasa itu dengan tenaga murni.
Hujan batu dan Tombak Bermata seolah mengadakan pesta di tubuh ular raksasa, namun efeknya sedikit. Vieri terkena sisik ular yang memantul di kepalanya seperti dipukul gada, hingga kepalanya berdengung. Setelah diambil, sisik itu sebesar setengah telur dengan tepi tajam dan sekeras besi. Ai Wei'er mencoba berdiri sambil memegang cangkang kerang, namun tubuhnya limbung dan jatuh kembali.
Ular raksasa ini benar-benar mendapat malapetaka. Awalnya mengira hanya menemukan dua sarapan kecil, tak disangka bertemu dua bintang neraka. Liu Zhenhan membuka rahang ular dengan kedua tangan, sementara Guo Guo menendang-nendang amandel di tenggorokan ular. Lidah bercabang ular itu tercabut sampai akar oleh cakar kecilnya seperti tali jerami usang.
Bahkan taring ular pun dipatahkan seperti tebu, lalu ditusukkan dengan ganas ke daging lembut tenggorokan ular. Begitu dalam tusukannya hingga taring itu tertancap, tanpa alur darah yang membuatnya tersedot oleh tekanan internal.
Ular raksasa mengeluarkan suara "desis" menyakitkan seperti angin topan. Karena lidah ularnya dicabut Guo Guo, suaranya terdengar seperti bocor angin. Ular itu berputar di udara dan melemparkan tubuhnya, parit yang ditabrak tubuh besarnya itu runtuh separuh. Liu Zhenhan dan Guo Guo kehilangan keseimbangan, terlempar dari mulut raksasanya dan menghantam tembok pendek tempat Goblin tanah bertahan, bagai dua meteor jatuh dari langit. Tembok batu yang susah payah dikumpulkan Goblin tanah di padang gurun itu ambruk separuh.
Liu Zhenhan bangkit dengan wajah berdebu, membersihkan debu di zirahnya. Zirah tembaga berat itu sudah penyok di beberapa bagian. Guo Guo duduk di dada depannya, meninggalkan bekas pantat kecil yang jelas di zirah dada, bahkan lubang anusnya terlihat jelas.
"Sialan!" Liu Zhenhan mendapati zirah beratnya rusak parah. Formasi Padat-nya juga hilang entah ke mana.
Dengan geram ia melepas zirah yang sudah penyok itu. Liu Zhenhan menoleh melihat sekelompok Goblin yang terpana seperti terkena mimpi buruk, mulut menganga dengan wajah dungu seperti kesurupan.
“Pinjam dulu.” Liu Zhenhan menyambar tombak perunggu panjang, menimbangnya di tangan. Dengan putaran pinggang dan langkah gesit, kilatan hijau melesat. Tombak perunggu itu "bruk!" menancap di cakar depan yang layu sang ular raksasa. Suara retak sisik berderik sebelum tombak itu akhirnya menembus sempurna.
Ular raksasa itu mencabut tombak perunggu dengan cakar depan yang tersisa. Dengan ganas memutar kepala sebesar bukit, satu mata utuh menatap dingin Liu Zhenhan dan Guo Guo. Darah mengucur deras dari lubang mata segitiga di kepala raksasanya yang lain.
Para milisi membantu Ai Wei'er mundur cepat ke luar pagar. Ini bukan saatnya untuk pamer keberanian. Sang bos sudah berulang kali menasihati untuk bisa menilai situasi. Lawan seperti ini lebih baik diserahkan pada bos yang punya segudang senjata gaib.
Liu Zhenhan hendak meminjam senjata dari para Goblin. Saat menoleh, pasukan Goblin sudah lari pontang-panting sambil berteriak "Sudah hancur...". Yang terjatuh bangkit dengan pincang tetap merangkak, sesekali menoleh gelisah ke belakang dengan wajah tegang.
“Brengsek tetap saja brengsek.” Liu Zhenhan membungkuk mengambil batu pecah sebesar bola, lalu melemparkannya ke kepala ular raksasa. Batu itu tepat menghantam mulut ular, membuat banyak taringnya berterbangan.
Ular raksasa itu menggelengkan kepalanya kesakitan, membuka mulut besar bergigi tak rata, lalu melengkungkan tubuh ke belakang. Dari mulutnya melesat kilauan dingin hitam yang mematikan, mengarah langsung ke Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan berguling di tempat sambil mengambil batu besar, lalu mengayunkannya lagi. Batu itu membuat kepala ular raksasa bergoyang tak karuan. Guo Guo yang licik sudah kabur lebih dulu, melemparkan batu sebesar kepalan tangan yang justru meleset.
Kilauan hitam itu menancap di tembok dada pendek, menembus batu sedalam setengah inci. Ternyata itu jarum tulang sebesar kelingking dengan rongga berisi cairan hitam. Cairan itu perlahan meresap ke batu, membuat jarum tulang berubah transparan sementara batu bermotif garis-garis hitam aneh. Bau manis anyir yang memualkan menyebar ke sekeliling.
Obisilachi! Liu Zhenhan sudah lama waspada. "Manduoyin" dalam bahasa Goblin berarti "yang paling jahat". Awalnya Liu Zhenhan belum yakin, tapi sekarang tanpa perlu "Opera Ronunsa" sebagai alat identifikasi, dia sudah pasti ular raksasa ini adalah makhluk magis beracun tingkat tertinggi yang tercatat dalam anotasi serial peliharaan magis Kodeks Pendeta - Ular Berbisa Feiwenli yang biasa hidup bersama ular naga (Jiao) di rawa-rawa besar.
Liu Zhenhan benar-benar tak mengerti bagaimana ular berbisa dari rawa ini bisa mati sampai ke Gunung Cukur, dan malangnya bertemu dengannya. Ular Berbisa Feiwenli adalah makhluk magis yang sangat merepotkan dan pendendam. Darahnya memiliki efek penyembuhan diri. Meski Liu Zhenhan sudah menghabiskan banyak tenaga dan melemparkan banyak batu, kulit ular raksasa ini tebal dan kasar. Gigi taringnya sudah rontok semua, tapi ular itu masih gesit seperti naga hidup. Luka di tubuhnya perlahan berhenti berdarah dan mulai membentuk keropeng.
Melihat bekas luka lama di tubuhnya, diperkirakan sebelumnya makhluk ini memang terkenal sebagai "tak bisa mati" dan sebandel permen karet.
Pertarungan menjadi monoton dan kekanak-kanakan. Satu pihak melempari batu, pihak lain menyemburkan jarum racun. Sekilas seperti dua anak kecil yang bertengkar habis-habisan.
"Jarum racun dari mulut ular raksasa terus menerus menembak ke arah Liu Zhenhan dan Guo Guo. Liu Zhenhan tahu racunnya pasti sangat mematikan dari baunya saja, apalagi bisa menembus batu. Siapa tahu armor lapis ganda pun tak bisa menahan, jadi dia terus menghindar seperti monyet sirkus, melompat ke sana kemari dengan armor berat, salto depan, salto belakang, jungkir balik bertubi-tubi."
"Guo Guo lebih tenang. Ia berdiam di tempat sambil menggoyangkan pantat kecilnya, sesekali berjalan dengan langkah dressage. Ular berbisa Fanwenli juga kurang akurat, jarum racunnya selalu meleset. Malah sesekali buah pinus dari kantong kulit macan tutulnya mengenai mata ular raksasa yang terluka."
"Tepat ketika Liu Zhenhan hendak mempertimbangkan untuk mengeluarkan Patung Emas dan menghajar ular itu, Naga Peri muncul melayang di udara dengan senyum manis."
"Sebelum sempat bicara, hujan buah pinus Guo Guo dan batu dari tangan Liu Zhenhan langsung menghujam, memotong ucapannya di tengah jalan. Dengan teleportasi, dia menghindar ke luar jangkauan serangan, wajahnya pucat pasi."
"Manusia dan binatang ini terlalu licik!" Naga Peri gemetar marah.
"BAB 62: MIMPI JADE"
"Mau menertawakan kegagalanku?" Sorot mata licik Liu Zhenhan berkilat saat meneriak ke arah Naga Peri, "Akan kuantar ular raksasa ini ke pemukiman Goblin!"
Lao Liu benar-benar menepati janjinya, langsung menggendong Guo Guo dan berlari menuju perkampungan rumah Goblin yang tersusun rapi. Lariannya berkelok-kelok dan sulit ditebak, sehingga racun jarum ular raksasa Manduo sama sekali tidak bisa mengenainya, bahkan sehelai bulu pun tidak menyentuhnya.
"Dulu Laozi berani menerjang senapan mesin dan ranjau, masa takut sama senapan tua ini?" Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak sambil berguling dan melompat gesit menghindari jarum beracun. Guo Guo yang cemberut terus melempari ular raksasa dengan biji pinus sekuat tenaga.
Ular raksasa itu langsung mengejar setelah diprovokasi. Tubuhnya yang menjalar dari parit memiliki panjang 20 Ren, dengan ketebalan sebesar tong anggur ek raksasa. Tubuhnya yang menggilas salju menimbulkan bunyi kresek-kresek, membuntuti jejak Liu Zhenhan. Beberapa pohon kecil yang menghalangi langsung patah berderak saat dilindasnya.
Di luar rumah berjejer pasukan Goblin. Meski kaki mereka gemetaran melihat ular raksasa dan Liu Zhenhan yang semakin mendekat, tak satu pun yang lari lagi. Di belakang mereka berdiri para wanita, anak-anak, dan orang tua Goblin yang sedang menggigil ketakutan.
Binatang peliharaan raksasa yang paling ditakuti adalah saat mengamuk. Ular raksasa Manduo ini sedang dalam tahap mengamuk, siapapun yang menghalanginya sekarang akan dianggap musuh. Para Goblin tiba-tiba menjadi sangat menghargai nyawa, banyak mata prajurit telah berkaca-kaca, lagu pemakaman yang menyedihkan mulai terdengar.
Liu Zhenhan perlahan-lahan menghentikan langkahnya.
Kemarin di medan perang, para prajurit Goblin juga menyanyikan lagu pemakaman seperti ini sebelum bunuh diri.
Hingga saat ini dalam pertempuran kacau ini, Liu Zhenhan tak bisa menahan timbulnya rasa saling menghargai terhadap para perampok Goblin ini.
Naga Peri yang melayang di udara juga sedang menegur ular yang marah itu dengan tergesa-gesa, tapi sama sekali tidak berguna. Ular raksasa itu bahkan menembakkan jarum beracun ke tubuhnya. Meski jarum beracun berbasis racun ini tidak berpengaruh pada Naga Peri yang kebal sihir, hal ini benar-benar membuat Naga Peri terkejut lagi.
Konsekuensi jika terus seperti ini akan sangat serius. Ular berbisa Feiwenli yang bersisik keras, buas, dan haus darah ini begitu mengamuk, menyumbat satu-satunya jalan keluar Gunung Cukur. Yang paling dirugikan pasti para Goblin. Waktu yang mendesak membuat Naga Peri hampir tak sempat berpikir lagi. Alisnya yang indah berkerut, dia segera membentangkan tangan di udara. Nyanyian Bahasa Naga yang jernih mengawali ritual. Cahaya hijau bermunculan seperti mimpi di belakangnya, bahkan kepingan salju di langit pun seolah membeku.
Bahasa Naga hanya digunakan untuk mantra pemanggil sihir besar. Liu Zhenhan merinding mendengar nyanyian ini. Apakah Naga Peri ini berniat menguras kekuatan magis racun ular Feiwenli dengan kekuatan "Mimpi Giok", lalu menyerangku?
Ini terlalu berlebihan! Demi sekelompok Perampok Goblin? Empat Mutiara Naga tak memiliki kemampuan anti racun! Meski Transformasi Liar memberinya ketahanan terhadap racun, hati Liu Zhenhan dipenuhi keheranan dan kegelisahan.
Naga Peri ini benar-benar mengorbankan segalanya untuk melindungi para Goblin. Bahkan "Mimpi Giok" yang hanya bisa digunakan sekali seumur hidup pun dikeluarkan. Liu Zhenhan ingin berteriak: "Mengapa tak ada klan naga yang membantuku? Biarkan aku menjadi Pendeta Naga sekali saja!"
"Kilau hijau di tubuh Naga Peri berkedip, meski tanpa suara, setiap orang yang melihatnya merasakan getaran di hati, seolah pintu jiwa mereka dipukul palu berat."
Dari ufuk jauh segera terdengar lolongan nyaring, titik hitam semakin mendekat dari Pegunungan Salju Himalaya Taymur yang megah, kecepatannya menyamai meteor.
"Jangan-jangan kau memanggil Naga Es Himalaya Taymur untuk keroyokan? Tidak boleh! Ini keterlaluan!" Liu Zhenhan teringat Naga Es yang pernah difitnahnya di Guwa Salju, makhluk itu memang tinggal di Pegunungan Salju Himalaya Taymur! Baru sekarang Liu Zhenhan sadar rencana Naga Peri - target mereka bukan Ular Beracun Feiwenli, melainkan Naga Es yang bersemayam di puncak gunung itu!
"Kenapa yang datang bukan Naga Es? Ada kesalahan dalam Mimpi Zamrud?" Naga Peri memandang ke cakrawala dari udara, membeku.
Tampaknya dia lebih terkejut daripada Liu Zhenhan.
"Bukan naga lokal itu?" Liu Zhenhan diam-diam lega.
Lolongan nyaring yang awalnya masih di awan, tiba-tiba sudah sampai di telinga. Ular Beracun Feiwenli yang tadinya garang tiba-tiba mengangkat kepalanya dan memandang langit.
Di bawah bayangan Pegunungan Salju Taymurlaya yang tertutup salju, sosok besar berwarna hitam-putih meluncur seperti kilat dari tengah badai salju.
Liu Zhenhan yang biasa melihat pemandangan megah pun langsung terpetrifikasi bagai patung batu.
Meski bukan naga, Liu Zhenhan sama sekali tidak menyangka yang muncul adalah seekor bangau.
Itu pun bangau berukuran raksasa dengan mahkota merah di kepala.
Burung raksasa itu bulunya seputih salju, tubuhnya sebesar badak, rentang sayapnya mencapai lebih dari 10 Ren. Paruh tajam seperti pedang, cakar seperti kait, jambul merahnya bagai nyala api yang menari-nari. Dengan kepakan sayap yang menggemparkan, angin kencang menerbangkan rambut Liu Zhenhan, sementara beberapa Goblin di kejauhan sampai terjatuh duduk.
Liu Zhenhan merasa angin itu mirip dengan hembusan baling-baling helikopter yang pernah dialaminya saat inspeksi pejabat tinggi di kesatuannya dulu.
Wajah Naga Peri berbinar, aura hijau kembali berkilauan. Dengan teriakan halus, tangannya melepaskan sinar keemasan berapi yang menyambar tubuh Fei Wenli. Api yang membara itu bahkan lebih dahsyat dari serangan sebelumnya, menyembur dan memercik seperti lava yang meledak.
Kobaran api membuat ular piton raksasa menggeliat-geliat gila, ekornya yang besar menghantam ke segala arah hingga debu dan kerikil beterbangan.
"Monster ular raksasa yang memiliki kecerdasan itu dengan cepat bergerak ke menara air di tepi parit, sisiknya yang terbakar api menjerit 'criit-criit'. Ekornya yang berapi menyapu keras, kerangka kayu menara air langsung hancur berantakan. Bak penampung air raksasa yang roboh menghantam tubuh ular itu, pecah menjadi berkeping-keping. Es dan air di dalamnya seperti banjir bandang menyiram tubuh ular, api pun padam tak berdaya.
Burung phoenix api ini ternyata adalah Monster unsur api. Liu Zhenhan menghela napas lega.
Dengan Mutiara Naga Penghindar Api, dia tidak perlu takut terhadap Monster unsur api.
Ular yang sudah rusak parah itu membuka jalan dengan cepat, merayap masuk ke dalam parit. Kemarahan telah berganti menjadi ketakutan, seolah bertemu pemangsa alaminya.
"Mau kabur?" Liu Zhenhan tertawa terbahak: "Kembalikan dulu Tongkat Taring Serigala yang ada di perutmu!"
Gerakan jari Liu Zhenhan bagai sinar mentari pagi setelah salju, kilatan cahaya menyilaukan muncul. Dua Patung Emas Yunqin raksasa - satu terjatuh dan satu terbaring - muncul di samping Ular Beracun Feiwenli. Patung yang berdiri itu duduk terjatuh ke tanah, gemuruh dahsyat mengguncang bukit hingga bergetar.
Ular berbisa Feiwenli yang sedang menggeliat menuju kedalaman parit tiba-tiba mengangkat kepalanya, rahang bawahnya terbuka selebar pintu, terlihat jelas sedang kesakitan.
Ekor belakangnya terjepit di bawah pantat patung emas ini. Makhluk apapun yang tertindih patung emas seberat 240.000 pon, pasti akan merasakan penderitaan yang sama dengan ular raksasa Manduo.
Dengan bobotnya saja, patung emas ini telah dengan mudah menghancurkan ekor ular Feiwenli menjadi bubur.
Liu Zhenhan tersenyum puas. Ini adalah trik yang baru dipelajarinya dari Naga Peri. Saat melihat Naga Peri menyuruh para goblin menggulingkan patung dewa batu untuk meratakan jalan, Liu langsung mendapat ide: mengapa tidak mencoba menggulingkan patung emas?
Seandainya patung emas digunakan seperti ini sejak awal, tidak akan ada dua patung yang hancur dalam enam bulan terakhir.
Naga Peri mungkin juga tidak menyangka akan muncul dua patung emas mengerikan ini, membuatnya tertegun sejenak.
Ular Feiwenli terbukti masih layak menyandang gelar monster prasejarah. Dalam keputusasaannya, ular ini mengangkat kepala dan melilitkan tubuh hitam legam yang terbakar itu ke patung emas. Darah hitam seperti tinta mengucur deras dari bekas potongan ekornya, menciprati tubuh perkasa patung emas.
Ular raksasa Manduo dengan cepat mengerutkan tubuhnya, berusaha menghancurkan Patung Emas dengan metode lilitan. Sisik-sisik terbaliknya menggesek tubuh Patung Emas menimbulkan suara benturan yang memekakkan telinga. Cakar depan yang menyusut tersisa juga mencakar keras dada Patung Emas, berusaha melukai gumpalan logam ini.
Di bawah komando Liu Zhenhan, Patung Emas perlahan merebahkan diri ke tanah, melakukan gerakan gulingan yang mengguncang langit dan bumi.
Semak-semak pendek di tanah remuk tertekan menjadi rata, area yang terguling bahkan membuat permukaan tanah cekung secara rata dan rapi.
Wajah para Goblin semakin pucat pasi. Jika patung emas raksasa ini menggulingkan rumah-rumah, atau melindas tubuh mereka... Tak satu pun Goblin berani membayangkannya lebih jauh.
Meskipun ular berbisa Feiwenli kehilangan sebagian ekornya akibat jatuhan pantat Patung Emas, gulingan kali ini tidak langsung menghancurkannya menjadi bubur. Tubuhnya yang melingkar seperti cincin di badan Patung Emas berhasil mengurangi tekanan secara signifikan. Kulit bersisik yang lentur namun kenyal memungkinkannya cepat menyesuaikan diri dengan tekanan gulingan Patung Emas, mengalihkan sebagian besar gaya berat ke tanah.
Setelah beradaptasi dengan gaya guling Patung Emas, kepala mengerikan ular berbisa Feiwenli mulai terus-menerus menggigit kepala Patung Emas dengan taring yang patah. Duri beracunnya ditembakkan mati-matian ke lawan mengerikan ini, melakukan perlawanan sengit berulang kali.
Lengan Patung emas terkunci erat oleh tubuh ular raksasa Manduo Yin sepanjang 20 Ren, sama sekali tidak bisa bergerak.
Liu Zhenhan melihat serpihan tembaga beterbangan dari Patung emas yang dicakar dan digigit ular raksasa ini, hatinya langsung sakit! Ia segera melambai memanggil kembali kedua Patung emas itu. Gelombang udara berkilau, ular raksasa Manduo Yin "brak!" terjatuh ke tanah dengan posisi masih melingkar seperti cincin.
Liu Zhenhan mengeluarkan jempol lainnya, bersiap melepaskan dua Patung emas lain untuk memberi pelajaran pada ular raksasa ini. Sebelum sempat bertindak, bayangan anggun bangau raksasa yang mengepakkan sayap tiba-tiba menyambar, membawa angin kencang yang membutakan. Paruhnya tajam seperti pedang menyambar kepala ular, bagai tombak menembus kulit, "dor!" terdengar, mata satunya lagi sang ular pun tercongkel.
Bangau raksasa langsung mencengkeram titik vital leher ular dengan cakar setelah serangan sukses, mengepakkan sayap dan terbang tinggi ke awan.
Ular seberat minimal satu ton ini membuat bangau harus mengepak lebih kuat. Setiap kepakan sayap menimbulkan angin topan di puncak gunung, membentuk puting beliung kecil yang menyedot daun dan salju ke langit. Hanya Liu Zhenhan yang masih berdiri, yang lain terjungkal berguling-guling seperti labu, bahkan Naga Peri pun langsung berteleportasi menghindar.
“Sialan, sepasang sayap ini saja sudah bisa menyaingi sihir unsur angin.” Liu Zhenhan bergumam.
Setiap orang menengadahkan kepala, memandangi burung jenjang raksasa yang perlahan berubah menjadi titik hitam kecil. Tak lama kemudian, sebuah benda jatuh dari langit dengan dentuman dahsyat, salju beterbangan. Ular berbisa Feiwenli ini terhempas hingga sisik-sisiknya berhamburan, perutnya terbelah, sementara pagar kayu di sekitarnya roboh tertimpa.
Burung jenjang turun dengan tenang, mencakar dan merobek kulit keras ular raksasa. Paruhnya yang seperti pedang mencongkel kantung empedu besar yang masih berdenyut, lalu mematuk dengan gesit. Di hadapannya, kulit ular yang selama ini dibanggakan hanyalah seperti kulit usang yang rapuh.
Kepala ular yang masih bisa sedikit terangkat seolah memohon ampun, namun burung jenjang tak berbelas kasihan. Paruh pedangnya bicara lebih keras, dalam dua tiga patukan, kepala ular mandrake raksasa itu sudah berbentuk seperti sarang tawon.
Para milisi berdiri di luar pagar, mulut menganga tak percaya.
Gud mendengar suara hancurnya hatinya. Apakah tombak bermatanya kalah tajam dibanding paruh burung ini?
Burung bangau raksasa menggunakan cakar tajamnya membelah kepala ular piton, mengeluarkan sebuah mutiara hijau menyala dan kristal sihir pelangi berbentuk menara. Satu cakar mencengkeram mutiara dan kristal, sementara cakar lainnya menggenggam empedu ular yang masih berdenyut. Dengan kepakan sayap putihnya, ia meluncur miring di udara sambil mengangkat paruh dan mengeluarkan teriakan melengking yang mengguncang awan, lalu mendarap tegas di lokasi konfrontasi antara Liu Zhenhan dan Naga Peri yang baru saja berteleportasi kembali.
"Sudah lihat kekuatan bangau raksasa? Aku sarankan..." Ucap Naga Peri terpotong ketika bangau baru saja melipat sayapnya. Liu Zhenhan tiba-tiba melempar Guo Guo. Tubuh gemuk musang itu melesat bagai anak panah, merangkul leher bangau sambil berayun-ayun dengan lihai, lalu mendarap di kepala burung dan mencengkeram jengger merah menyala.
Wajah Naga Peri berubah pucat, sementara Liu Zhenhan menyungging senyum nakal.
Bangau raksasa menggeleng-gelengkan kepala berulang kali mencoba melepaskan makhluk yang menempel di kepalanya. Guo Guo tertawa terkekeh-kekeh sambil bergoyang-goyang di atasnya seperti sedang bermain ayunan, wajahnya penuh kegirangan.
"Apa maksudmu ini?" Naga Peri mengerutkan alisnya.
"Goblok! Masih belum mau menyerah juga!" Teriak Liu Zhenhan dengan kalimat yang sudah dipersiapkannya sejak tadi.
"Menyerah?" Naga Peri terlihat bingung antara ingin tertawa dan menangis, memandangi Tuan Liu dengan tatapan seperti melihat orang gila: "Mengapa harus menyerah?"
"Naga Peri yang terhormat, jangan anggap kebodohan sebagai keunikan." Liu Zhenhan berkata: "Aku tidak ingin tahu mengapa bangsamu yang mulia datang ke dunia manusia, tapi kuberitahu, menjadi pahlawan butuh kemampuan nyata! Seperti mencari makan di padang gurun, tanpa kekuatan fisik, semuanya sia-sia! Kukatakan terakhir kali, tidak menyerah berarti binasa!"
"Inilah jawabanku." Naga Peri melepaskan semburan api panjang berkelok seperti naga, terus-menerus membakar Bimon yang banyak bicara itu.
Bab Enam Puluh Tiga Makhluk Sial?
Meski Dou Qi Yínxiāo kuat, mustahil bertahan dari pembakaran sihir api sepanjang ini. Teknik "Pelukan Api Pelangi" ini hanya bisa dipertahankan dengan menyerap kekuatan magis dari Bangau Besar melalui "Mimpi Giok".
"Mengancam bangsa naga adalah tindakan paling bodoh." Naga Peri menghentikan api sihir dengan gerakan tangan kirinya.
Serangan mendadak ini dipelajarinya dari Bimon licik itu. Naga Peri merasa cukup bangga dengan trik barunya.
“Apakah pertarungan ini sudah selesai di mata Naga Peri?” Seandainya Dou Qi bisa menghalangi api selevel ini, bukankah Naga Peri yang telah menekuni sihir selama bertahun-tahun ini harus membeli keju dan menabrakkan kepala sampai mati.
Tapi mana dia tahu, dua kemampuan utama Pigge ini - berbohong dan kekuatan fisik - benar-benar sebanding proporsinya.
Lidah api merah bagai teratai berkilauan sesaat sebelum menghilang, meledakkan kemilau terakhirnya.
Liu Zhenhan yang sedang membungkuk membawa Naga Peri di punggungnya malah sedang buang air kecil sambil mengangkat zirah. "Seni Api Hisap Pelangi"-nya sudah habis, tapi kencingnya belum selesai. Aliran kuning pekat bagai mata air deras menyembur ke segala arah, membentuk busa-busa bergolak di tanah sekelilingnya. Dalam radius lima yard, distorsi udara dan suhu tinggi mengaburkan pandangan semua orang.
"Apakah apinya sudah habis?" Liu Zhenhan menggetakkan bahu, menggoyangkan kepala, lalu mengibaskan sisa tetesan dengan wajah puas sambil mengancingkan celana sebelum berbalik.
Wajah cantik Naga Peri lebih merah dari api tadi, ditambah jerawat kecil di alisnya yang hitam. Kecantikannya membuat Liu Zhenhan terpana.
Guo Guo di atas kepala Bangau Raksasa menutup mulut kecilnya sambil tertawa terkekeh.
"Kekebalan api?" Kali ini Naga Peri akhirnya sadar dirinya kembali ditipu makhluk ini.
"Di dunia ini, hanya kecantikanlah yang tidak bisa kukebalkan." Liu Zhenhan tersenyum nakal.
"Tak tahu malu!"
"Tidak perlu berdebat lagi, Nona Naga Peri yang terhormat. Seharusnya kita menghentikan pertempuran sia-sia ini dan berbicara baik-baik. Bolehkah saya bertanya mengapa Anda begitu gigih melindungi para Perampok Goblin ini?" Liu Zhenhan berkata dengan serius: "Para Goblin ini telah memenangkan rasa hormatku melalui kekuatan, maafkanlah rasa ingin tahuku."
"Keturunan Naga Peri adalah ras yang paling mementingkan balas budi. Sepuluh ribu tahun lalu, Goblin Sage Gaburin memiliki persahabatan erat dengan leluhurku. Kami bangsa Naga Peri memang paling menghargai balas jasa, jadi suku goblin Razor Hill pasti akan kubela. Jika Anda ingin menantang kebanggaan ras naga, mari kita selesaikan dengan kekuatan sesuai keinginanmu." Naga Peri itu melayang-layang di udara dengan wajah tenang.
"Jangan bicara begitu, Nona Naga Peri yang mulia. Pertama izinkan saya mengungkapkan kekaguman: Saya sama sekali tidak menyangka Yang Mulia rela menggunakan 'Mimpi Giok' untuk membela Perampok Goblin. Setelah mengetahui alasannya, saya benar-benar terkesan. Tapi... sayangnya, Bangau Raksasa yang dipanggil melalui 'Mimpi Giok' ini ternyata monster api. Sebagai tuan tanah yang tidak berbakat, saya kebal terhadap api. Sebagai Naga Peri paling bijaksana, bisakah Anda memahami situasi Anda sekarang?" Liu Zhenhan tersenyum puas.
“Bahkan jika kamu kebal api, burung bangau raksasa ini memiliki serangan fisik yang bisa membunuh ular berbisa Feiwenli yang memiliki sisik keras. Dengan apa kamu bisa mengancamku? Yang Mulia Bimon, jangan lupa bahwa 'Mimpi Giok'ku hanya akan memanggil monster terkuat di sekitar. Dengan kata lain, naga es yang tinggal di Gunung Muirla mungkin bukan tandingan burung bangau misterius ini. Meski kamu kebal api, apa artinya itu?”
Naga Peri tersenyum ramah dengan suara lembut.
“Dengan tuan muda saya.” Liu Zhenhan menunjuk Guo Guo yang sedang menunggangi kepala burung bangau, penuh keyakinan dalam ucapannya.
“Meskipun peliharaan magismu ajaib, aku tidak percaya Shuangxue Piqiu yang bisa menggunakan Lagu Perang Lingkaran Gemilang bisa menyaingi burung bangau ini.” Naga Peri menyeringai merendahkan.
“Mau coba?” Liu Zhenhan tertawa terbahak sambil menjentikkan jari.
Menurut rencana Liu Zhenhan, begitu dia menjentikkan jari, Guo Guo pasti akan langsung memahami dan menghajar burung bangau itu dengan jurus Harimau Hitam Mencabut Jantung sampai pingsan. Meski burung itu kuat, Liu Zhenhan yakin tengkorak rapuhnya takkan tahan pukulan kecil Guo Guo.
Kepalan Guo Guo kecil tapi kuat. Peluru kaliber 7.62 saja hanya memiliki daya impact 2.000 pon saat ditembakkan, sementara kekuatan Guo Guo jauh melebihi itu.
Senyumnya membeku.
Guo Guo untuk pertama kalinya dalam hidupnya membuatnya kecewa, tidak mengeluarkan tinju maupun menendang.
Guo Guo berseru gembira sambil meluncur mengikuti lekuk leher burung bangau raksasa seperti sedang bermain seluncuran, lalu mengeluarkan sebuah kerucut pinus dari kantou apronnya, memecahkan sebutir biji pinus dan menyuapkan ke paruh panjang burung bangau yang sedang menunduk.
Mata hitam burung bangau itu besarnya setengah dari tubuh Guo Guo. Di kedua bola matanya terpantul bayangan Guo Guo yang gendut dan mungil. Setelah ragu-ragu sejenak, burung bangau itu akhirnya dengan hati-hati memakan biji pinus itu. Bagi ukurannya, biji itu terlalu kecil sehingga harus mengulurkan leher untuk menelannya.
Guo Guo tersenyum sambil mengelus paruh kuning keemasan burung bangau itu seolah memuji, lalu menyelusup ke balik bulu-bulu burung bangau. Bulu punggung burung itu mengungkapkan pantulan pantat bulat kecil yang terus bergerak maju.
Burung bangau itu mengulurkan lehernya sambil mengeluarkan kicauan nyaring, lalu menggigit telinga besar Guo Guo dengan paruhnya dan mengangkatnya keluar.
Setelah bolak-balik seperti sedang bermain, burung bangau dan Guo Guo terlihat sangat akrab, membuat Naga Peri dan Liu Zhenhan hanya bisa saling pandang tak berdaya.
Sambil bermain, Guo Guo mencari beberapa kutu sebesar biji almond di antara bulu-bulu burung bangau itu, sesekali mematikannya lalu membuangnya.
Liu Zhenhan di samping merasa jijik setengah mati. Jika bukan karena teriakannya, Guo Guo sudah bersiap melemparkan kutu ke mulut untuk dimakan. Lao Liu tak menyangka burung bangau raksasa yang terlihat anggun dan bersih ini ternyata begitu kotor.
Burung bangau raksasa itu mengambil empedu ular yang masih berdenyut dan mutiara ular dari tanah dengan paruhnya, bersama kristal sihir Feiwenli, lalu meletakkannya di bulu di punggungnya sebelum mendorongnya ke depan Guo Guo. Terlihat jelas sang bangau sangat menyukai Guo Guo yang menggemaskan.
Melakukan Guo Guo menggelengkan kepala, Liu Zhenhan buru-buru memutar-mutar matanya memberi isyarat.
Para milisi telah menyeberangi parit dan bergegas mendekat. Mereka semua memutar-mutar mata menyaksikan pemandangan aneh di depan.
Guo Guo mengeluarkan gulungan kertas dari Rompi Kulit Macan, mengetuk kepala burung bangau raksasa itu beberapa kali sambil menggoyang-goyangkannya.
Naga Peri yang pernah menyaksikan Guo Guo menggunakan "Lagu Perang Rantai Jiwa" melalui Lingkaran Gemilang dengan gulungan kayu ceri, meski tak tahu alasannya, menyadari keanehan gulungan kayu itu. Dia segera bersiap siaga, mengayunkan tangannya membentuk perisai api di udara.
Meski memiliki tubuh yang kebal terhadap elemen, Bimon dan Monster di depannya sama-sama licik dan tak terduga. Begitu banyak jebakan berhasil mereka bongkar dengan mudah, membuat Naga Peri tak bisa tidak meningkatkan kewaspadaannya.
Meski tahu bahwa Nyanyian Perang Bangsa Behemu tidak memiliki lagu perang ofensif, Naga Peri tetap waspada. Siapa tahu Binatang Bulu Es dan Salju ini akan melemparkan poros kayu. Untuk berjaga-jaga, Naga Peri lebih dulu memunculkan perisai api untuk melindungi diri. Dengan begitu, bahkan jika ada serangan fisik, perisai api pasti bisa menahannya.
Bangau raksasa melihat poros kayu itu, berkedip-kedip dengan tatapan polos dan ramah menatap Guo Guo.
Pipi mungil Guo Guo menempel di mata bangau raksasa, menggesek-gesek dengan penuh keakraban.
Sesuatu muncul di mata bangau raksasa. Liu Zhenhan bisa merasakan makna di balik tatapan itu.
Terkadang, tatapan seperti itu muncul saat ada chemistry antara dua makhluk.
Cakar kecil Guo Guo mematahkan poros kayu ceri dengan retakan keras. Kilau perak menyapu, cahaya gemilang tiba-tiba menyembur dari tubuh bangau raksasa dan Guo Guo.
Cahaya perak tak hanya menembus tubuh bangau, tapi juga menyebar seperti pelangi ke tubuh Naga Peri. Tak lama, teriakan pilu menggema di angkasa.
Naga Peri membeku. Tubuhnya yang melayang di udara gemetar seperti terjatuh ke ruang es terdingin.
Liu Zhenhan terpaku lama, bagai disambar petir.
Sebuah nyanyian samar yang penuh kekuatan merasuk membawa Kekuatan Nyanyian yang dahsyat, seolah menghibur setiap jiwa dan hati Bimon yang hadir.
Vieri yang menyaksikan ini membuka mulut lebar-lebar dan terdiam lama, wajahnya dipenuhi kegembiraan liar. Ia mengangkat sepatu bot dan menarik pisau berkilau dari dalamnya, mendekati bos lalu membalikkan pergelangan tuannya. Kilatan cahaya dingin menyambar, seketika muncul luka tipis di pergelangan Tuan Tanah, darah segar merembes keluar.
Vieri seolah belum puas dan terus menggoreskan beberapa kali pisau lagi.
Ai Wei'er yang digotong empat budak Goblin Beruang menggunakan tandu darurat dari pagar kayu, melihat Vieri seperti orang gila terus-menerus melukai lengan Richard. Dengan lemah tapi marah, ia menyumpahi Ksatria Beruang dari atas tandu.
Para milisi lainnya juga terkejut, beberapa raksasa Mammoth bertubuh kekar langsung menerjang. Dengan cekatan mereka memelintir lengan Vieri, lututnya ditendang seseorang hingga menjerit kesakitan. Dengan suara "dug!", ia terjatuh berlutut di tanah bekas salju yang meleleh. Wajahnya yang tertarik ke atas karena rambutnya dicengkeram tampak kesakitan.
"Nyonya bos, di antara ras Bimon ada kebiasaan, jika seorang terpidana mati tiba-tiba diampuni saat eksekusi, untuk mencegahnya mati karena terlalu gembira hingga darah naik ke jantung, harus ada dukun khusus yang mengeluarkan darahnya. Aku mengeluarkan darah bos hanya karena melihatnya terlalu bahagia..." Vieri berteriak-teriak.
"Lepaskan Wei Heizi, mana mungkin dia punya niat jahat pada bos." Gud juga angkat bicara.
"Lepaskan aku! Aku akan mengingat kalian! Mutombo bajingan, kau yang paling keras mencengkeram lenganku. Kau juga, Rodman, kau menarik rambutku! Aku ini ksatria terhormat! Aduh..." Vieri menyebut satu per satu nama para raksasa mammoth.
"Richard terlalu bahagia?" Ai Wei'er berjuang bangun dari tandu, terseret-seret mendekati Liu Zhenhan, menarik lengan sang Tuan.
Liu Zhenhan termenung sejenak, tiba-tiba meledak dalam gelak tawa gila, meraih pinggang ramping Ai Wei'er dan menciumnya dengan kasar, hampir membuatnya kehabisan napas.
"Richard... Kau ini ngapain sih!" Ai Wei'er akhirnya berhasil melepaskan diri dari ciuman serigalanya, pipinya memerah seperti mega senja, merajuk dengan malu-malu.
“Aku benar-benar jadi Pendeta Naga!” Liu Zhenhan kembali memeluk erat Ai Wei'er, hampir membuatnya pingsan.
“Pendeta Naga?” Ai Wei'er tak sempat memarahinya, bertanya penuh harap: “Pendeta Naga apa? Pendeta Naga macam apa?”
Liu Zhenhan menunjuk Guo Guo yang sedang duduk di punggung bangau raksasa, tenggorokannya bergerak-gerak namun tak keluar sepatah kata pun.
“Pelankan bicaramu. Pelankan...” Ai Wei'er segera mengusap dada pria itu sambil berpikir Vieri memang benar - tanpa campur tangan, bisa saja orang ini terkena serangan jantung dan membuatnya jadi janda.
“Gulungan 'Berdiri di Atas Bukit' satu-satunya milikku yang dilempar Guo Guo itu!” Liu Zhenhan menggemgam tinju dan berteriak histeris lagi, gema liar suaranya bergema di antara Gunung Mulaya dan Gunung Cukur.
“Gulungan 'Berdiri di Atas Bukit' apa itu?” Ai Wei'er membuka mata indahnya lebar-lebar, masih sama sekali tak mengerti.
“Itu gulungan Nyanyian Perang Spiritual satu-satunya yang kubuat! Kontrak spiritual! Selain Pencerahan Kebijaksanaan dan menenangkan jiwa, satu-satunya fungsi tambahan Nyanyian Perang Spiritual adalah membuat kontrak batin!” Liu Zhenhan memegangi wajah Ai Wei'er, berbicara kata demi kata dengan tegas.
"Apa?" Ai Wei'er langsung menyadari alasan kegembiraan Liu Zhenhan. Karena terlalu bersemangat, lukanya seolah sembuh seketika. Dia melompat dan menempelkan tubuhnya di dada Liu Zhenhan yang perkasa: "Richard... maksudmu..."
"...Apakah maksudmu Guo Guo menggunakan Nyanyian Perang Spiritual untuk mengikat kontrak dengan peliharaan magis? Peliharaan magis milik Guo Guo kita? Bangau raksasa yang bisa mengalahkan ular berbisa Feiwenli yang bahkan patung emas tak sanggup lawan itu?" Ai Wei'er bertanya dengan suara gemetar penuh ketidakpercayaan.
Ai Wei'er sekarang benar-benar takut semua ini hanyalah mimpi.
"Bukan hanya bangau raksasa, tapi juga dia." Liu Zhenhan menunjuk ke naga peri yang melayang di udara dengan wajah penuh keputusasaan.
Ai Wei'er mengguncang-guncang hidung besar Liu Zhenhan dengan gugup: "Cepat ceritakan alasannya! Cepat!"
"Sihir terkuat naga peri justru menghancurkannya sendiri! Kemampuan ras mereka - Mimpi Giok! Melalui kekuatan unik 'Mimpi Giok', dia menyatu secara spiritual dengan bangau raksasa ini, bisa menyerap elemen api dari sihir bangau itu. Tapi 'Nyanyian Perang Spiritual' yang mengikat kontrak spiritual itu, di bawah sinar Lingkaran Gemilang, sekaligus mengikatnya juga." Liu Zhenhan kembali tertawa terbahak-bahak.
“Guo Guo kami... seekor 'Makhluk Sial', ternyata memiliki Peliharaan Magis seperti seorang Pendeta? Bahkan dua? Salah satunya adalah Naga Peri? Amphitrite ya...” Ai Wei'er membelalakkan matanya hingga maksimal, lalu pingsan penuh kebahagiaan.
“Kampas!” Suara riuh rendah langsung memenuhi sekeliling.
Bab Keenam Puluh Empat: Bencana dan Keberuntungan Tak Terduga
Liu Zhenhan duduk di atas singgasana Raja Goblin Deke III yang telah gugur di medan perang, memandangi para goblin di sekelilingnya dengan wajah penuh kepuasan.
Singgasana ini menggunakan batu hitam sebagai alasnya yang halus seperti giok, dihiasi pola-pola misterius dan gelombang elemen. Ini adalah reruntuhan "Perusak Obsidian" yang legendaris saat invasi besar-besaran Bangsa Iblis ke Benua Aigean, masih menyimpan serpihan peluru dari senapan kuno Gulii yang tertanam di permukaannya. Raja Goblin memasang pegangan perunggu dan mengubahnya menjadi singgasana untuk mengagungkan kejayaan suku goblin.
Kini keagungan itu sedang diinjak-injak oleh Liu Zhenhan.
Rumah ini dibangun dengan sangat megah dan agung, berfungsi sebagai gereja tempat para |Goblin melakukan "Misa Bersama", sekaligus menjadi istana |Raja Goblin. Bangunan raksasa ini seluruhnya terbuat dari kayu gelondongan terbesar yang ditumpuk, kubah tinggi dan dindingnya dihiasi |Tanduk Rusa elk serta kulit rusa yang memberikan kesan kasar namun penuh keliaran. Di samping singgasana terpajang beberapa vas |perunggu besar berisi bunga wormwood gunung yang menambah nuansa hangat.
|Naga Peri berdiam diri di samping, sementara |Ai Wei'er terlihat seperti rahangnya copot, hanya bisa tersenyum bodoh sambil sesekali batuk.
Para |milisi sedang mengobrak-abrik lemari dan laci, melanjutkan penggeledahan hingga tuntas.
Sekelompok besar prajurit Goblin berdiri tak berdaya menyaksikan si barbar ini mengacak-acak harta karun, tubuh mereka membeku. Melihat burung bangau raksasa yang bahkan bisa mengalahkan |Ular Berbisa Feiwenli, keberanian mereka perlahan menghilang seiring turunnya suhu tubuh ke titik beku.
Burung bangau raksasa yang mengangkut |Guo Guo itu berdiri di samping singgasana |Liu Zhenhan, sibuk memetik kutu sambil menyaksikan para milisi mengamuk.
"Mengapa... bagaimana mungkin |Monster... bisa menggunakan |Nyanyian Perang Spiritual?" |Naga Peri bergumam lemah, terus mengulangi kalimat itu.
"Ingin tahu alasannya?" |Liu Zhenhan tersenyum memandangi |Naga Peri.
“Kalau kamu tidak memberitahu alasannya, aku tidak akan menerima sebelum tahu alasannya.” Naga Peri menggigit bibirnya, wajahnya pucat pasi.
“Mau tahu alasannya juga boleh. Janji padaku, aku akan bertanya sesuatu dan kamu harus menjawab langsung, bersumpah atas nama dewa kalian, tidak boleh menyembunyikan apapun dariku!” Liu Zhenhan menunjukkan ekspresi mengancam.
“Aku janji!” Naga Peri tanpa ragu sedikitpun, dengan tegas bersumpah atas nama Dewa Naga Hebo.
“Biar kuberi tahu alasannya.” Liu Zhenhan membuka baju zirah ganda, memperlihatkan otot-otot berbelit yang kekar, lalu mengeluarkan gulungan lagu perang dari mantel kulit macan tutul. Dia mengayun-ayunkannya di tangan, “Karena ini.”
“Apa itu gulungan kayu ajaib ini?”
“Ini adalah gulungan lagu perang eksklusif ciptaan tuan tanah paling bijaksana di wilayah Feilengcui, Pendeta Naga kedua sepanjang sejarah Kerajaan Bimeng!” Liu Zhenhan menatap Naga Peri yang sudah linglung. Ekspresinya serius.
“Pendeta Naga?” Keringat deras mengucur dari sekelompok Goblin di sekitar.
“Kamu seorang Pendeta Bimon? Bahkan Pendeta Naga? Gulungan lagu perang? Kapan lagu perang Behemoth bisa dibuat menjadi gulungan?” Naga Peri benar-benar bingung: “Aku bisa merasakan aura naga yang kuat darimu, lalu di mana peliharaan magis nagamu?”
"Tepat mengenai intinya." Liu Zhenhan menggigit cerutu, berbicara perlahan: "Yang Mulia tuan tanah ini memiliki bakat tak tertandingi, menggabungkan dan memahami segala hal untuk menciptakan gulungan lagu perang. Sebenarnya, gulungan lagu perang semacam ini hanya bisa digunakan olehku seorang..."
"Lalu mengapa itu..." Naga Peri memutus ucapan Liu Zhenhan dengan tak sabar, menunjuk Guo Guo yang sedang bersikap main-main membantu Bangau Raksasa mencari kutu, berpikir lama namun tak menemukan panggilan yang tepat, akhirnya menggunakan kata "itu" secara ambigu: "...mengapa ia juga bisa menggunakan gulungan Nyanyian Perang Spiritual untuk menaklukkan Bangau Raksasa, lalu sekalian... menaklukkan aku?"
"Bantu aku menyegel cerutu dulu." Mulut Liu Zhenhan miring sejenak.
Naga Peri dengan patuh mencari sepotong batu api, membantu tuan tanah yang penuh kepercayaan diri menyalakan cerutu besar yang berlebihan.
"Naga Peliharaan saya sudah gugur dalam petualangan di masa muda. Naga itu adalah keturunan Naga Timur Jauh yang misterius!" Liu Zhenhan menyeka air mata palsu di sudut matanya, perasaan campur aduk memenuhi hatinya.
"Pantas Napas Nagamu tidak mengandung kekerasan, hanya kedamaian. Baik mirip maupun agak berbeda dengan Napas Naga di Benua Aigean kami." Naga Peri mengangguk.
"Guo Guo dan aku, karena suatu alasan khusus, mewarisi Napas Naga dari Naga Peliharaan ini secara bersamaan." Liu Zhenhan menyemburkan asap rokok dengan santai. Tentu saja dia tidak akan menjelaskan bahwa mereka pernah dikutuk oleh "Ritual Darah" sang naga kecil, hanya melewatkannya dengan kalimat samar: "Jika gulungan lagu perangku adalah harta terkunci, maka Napas Naga-ku yang unik adalah kuncinya. Tanpa kunci ini, tak ada yang bisa menggunakan gulungan lagu perangku. Satu-satunya di dunia yang memiliki Napas Naga sama denganku adalah Guo Guo. Metode penggunaan gulungan lagu perang ciptaanku sangat praktis - cukup mematahkannya untuk memanggil aura lagu perang. Kebetulan Guo Guo bisa menggunakannya, dan kebetulan lagi dia sangat akrab dengan bangau raksasa ini. Siapa yang bisa menjelaskan takdir? Sayangnya, satu-satunya gulungan Nyanyian Perang Spiritual yang kubuat kebetulan ada di dalam kantong Guo Guo, dan kebetulan dia menggunakannya. Sedangkan kamu, kebetulan sedang menggunakan kekuatan 'Mimpi Giok' untuk menyatu secara mental dengan bangau ini, sehingga perjanjian jiwa ikut menyertamu."
"Apa mungkin semua kebetulan ini terjadi padaku?" teriak Naga Peri dengan putus asa.
"Takdir penuh dengan kebetulan, kebetulan kamu yang kena." Liu Zhenhan paling senang melihat orang lain sial.
"Guo Guo kita sekarang juga menjadi Ksatria Naga!" Ai Wei'er menyandarkan kepala di lutut Liu Zhenhan, wajahnya dipenuhi kebahagiaan.
“Haha, Makhluk Sial? Siapa yang berani menyebut empat karakter ini lagi di hadapanku, lain kali aku tampar sampai gigi depannya copot! Peliharaan Magis mana dari Pendeta yang bisa menyaingi Guo Guo? Suruh dia panggil Naga Peliharaan juga ke sini biar kulihat.” Liu Zhenhan mengisap cerutu di mulutnya dengan suara bzzzt bzzzt, wajahnya penuh sukacita.
Para milisi tertawa terbahak-bahak.
“Apakah Bangsa Naga adalah objek olok-olok sembarangan bagi Bimon hina sepertimu?” Naga Peri itu marah.
“Naga Peri yang mulia, mengapa berkata demikian? Selama ribuan tahun, berapa banyak kontrak yang ditandatangani Bangsa Naga dengan manusia untuk menjadi tunggangan mereka? Lagipula, ambil contoh kami Bimon, dalam Pertempuran Hyjal seribu tahun lalu, Tuan Koqix dan Naga elemen angin Hesky dari kalian melawan sepuluh Ksatria Naga manusia, kisah heroik ini masih tersebar hingga kini. Mengapa Tuan begitu antipati?” Penyair kuda nil O'Neill tak setuju, melempar alat di tangannya lalu mendekat untuk pamer pengetahuan.
“Antipati? Bangsa Naga selalu hanya membuat kontrak persahabatan dengan ras berhati mulia. Mengapa tanpa persetujuanku, aku diikat kontrak dengan monster, itupun kontrak batin mirip hubungan tuan-hamba? Bagaimana mungkin aku menerima ini?” Alis indah Naga Peri itu berkerut menyatu di antara jerawat di tengah dahaknya.
“Bangsat kau!” Liu Zhenhan menampar pegangan perunggu singgasana hingga melengkung. Melompat sambil menuding hidung Naga Peri dan membentak: "Hati mulia? Di mana hati Guo Guo-ku tidak mulia? Bangsa Naga yang sombong, rupanya kalian juga memandang ras lain dengan prasangka? Apa salahnya monster? Di mataku, Guo Guo sepuluh ribu kali lebih mulia dari bangsa Naga! Terus terang, aku bukan cuma Pendeta Naga, tapi juga Pendeta Pembantai Naga! Jangan kira bangsa Naga itu hebat-hebat amat! Di mataku kalian bisa ada bisa tidak! Kekuatan fisik dan sihir tak terbatas hanya menunjukkan kekuatan, tak ada hubungannya dengan kemuliaan hati!"
Melihat kata-kata Liu Zhenhan terlalu kasar, Ai Wei'er segera menarik lengannya.
"Aku takkan pernah lupa tatapan lembut Tuan Muda Guo Guo saat mengambilkan kami seember manisan." Orang Kesturi A Du terharu mengangguk, diikuti oleh beberapa Orang Kesturi lain yang juga mengangguk-angguk setuju dengan perkataan tuan tanah.
Liu Zhenhan mencabut alat musik gesek Kristal Naga dari punggungnya dan melemparkannya ke lantai dengan suara "brak!". Kristal Neraka Naga sebesar kepalan tangan berkilauan menyilaukan.
Naga Peri gemetar hebat setelah dimaki, butuh waktu lama baru bisa tenang kembali.
"Naga Hitam Neraka adalah sampah bangsa naga yang diasingkan ke dunia kegelapan. Membantai naga bodoh seperti ini yang hanya tahu membunuh, tidak ada yang patut dibanggakan." Meski berusaha membantah, nada lemah dalam ucapan Naga Peri sudah sangat jelas.
Kontrak telah ditetapkan, semua perkataan selanjutnya hanyalah omong kosong.
Guo Guo melompat-lompat ke pangkuan Naga Peri, mengeluarkan sebuah kerucut pinus, mengupas bijinya, lalu menyuapkan ke mulut Naga Peri. Dengan ekspresi getir, Naga Peri mengunyah susah payah.
"Guo Guo dan Richard pada dasarnya satu keluarga. Statusmu sebagai Peliharaan Magis Richard tidak akan merendahkanmu. Mengikuti seorang Pendeta Naga yang bisa menciptakan gulungan lagu perang, sebenarnya menguntungkan bagimu... *batuk-batuk*..." Ai Wei'er yang melihat situasi memanas segera berdiri merukunkan, baru berkata dua patah kata sudah membungkuk batuk tak henti.
Guo Guo menggesek-gesekkan wajahnya ke pipi Naga Peri dengan mesra, bergumam pelan seperti orang berbisik. Ekspresi Naga Peri tak jelas apakah ingin menang atau tertawa.
Seekor Naga Peri yang memiliki darah Naga Suci, justru menjadi peliharaan monster rendahan? Ini benar-benar sesuatu yang belum pernah terjadi dan tidak akan terulang lagi.
“Sekarang giliranku bertanya.” Liu Zhenhan mengambil mutiara ular berbisa Feiwenli dan empedunya sambil menatap Naga Peri: “Burung bangau raksasa tidak bisa bicara, aku ingin tahu apa manfaat mutiara dan empedu ular ini yang dihadiahkan burung bangau kepada Guo Guo? Jangan lupa sumpahmu kepada Dewa Naga, jangan coba mengelabui tuan tanah ini dengan jawaban 'aku tidak tahu apa-apa'. Aku tahu kaum Naga Peri adalah ras naga paling berilmu.”
“Empedu ular jika diminum bisa memberi kemampuan penyembuhan diri seperti ular Feiwenli. Mutiara Feiwenli adalah obat awet muda terbaik, diminum bisa menjaga keremajaan; jika ditaruh di mulut mayat, bisa mengawetkan jenazah selama ribuan tahun.” Naga Peri menarik napas dalam-dalam, suaranya tenang meski matanya berkaca-kaca.
Liu Zhenhan langsung bersemangat, segera menghunus pisau belati dan menyayat pembuluh darah di empedu ular. Ia mengambil kantong kulit dari kandung kemih hewan Luo Sha, menuangkan semua cairan empedu ke dalamnya, lalu menjepit hidung Ai Wei'er untuk memaksanya menelan beberapa teguk.
“Pahit sekali!” Ai Wei'er mengerutkan alisnya.
“Obat pahit biasanya mujarab, sudah merasa lebih baik?” Liu Zhenhan tersenyum sambil memandang mutiara hijau di tangannya. Dalam hati, ia semakin yakin dengan perkataan Ning Yu tentang "naga, ular, kura-kura, dan kerang penghasil mutiara". Sorot matanya yang penuh akal terus mengitari tubuh Naga Peri.
“Seperti ada aliran hangat di dada, jadi lebih nyaman.” Ai Wei'er tersenyum manis.
“Aku belum selesai. Meski empedu ular piton bisa menyembuhkan diri, setelah meminumnya, cairan tubuhmu akan mengandung racun mematikan Ular Piton Feiwenli. Tapi bukan racun elemen lagi, melainkan racun fisik paling ganas yang bahkan naga pun tak bisa lawan.” Naga Peri berkata perlahan dengan mata berkaca-kaca namun penuh kepuasan.
Senyum manis Liu Zhenhan dan Ai Wei'er langsung menghilang seketika.
“Main licik?” Liu Zhenhan menyipitkan mata, menatap Naga Peri.
“Aku belum selesai bicara, siapa yang suruh buru-buru?” Naga itu membalas tatapannya tanpa gentar.
“Masih ada pesan terakhir?” Liu Zhenhan menatap tajam Naga Peri.
“Bunuh saja aku. Bagiku, mungkin mati adalah pembebasan. Andai bukan karena larangan bunuh diri dalam klan naga, aku takkan hidup sampai dihinamu! Tapi jangan lupa, statusku sekarang adalah 'Peliharaan Magis'! Biarlah darah dan dendamku menjadi persembahan, untuk mengutukmu dan Makhluk Sialmu selama ribuan tahun!” Naga Peri mengatupkan giginya dengan amarah.
“Wah! Dasar gadis licik! Tak bisa dibunuh? Mari cicipi rasanya ini.”
Liu Zhenhan menjepit dagu Naga Peri, menuangkan sejumlah besar cairan empedu ular piton ke mulutnya.
"Naga Peri tidak menggunakan teleportasi, juga tidak melawan, membiarkan Liu Zhenhan menuangkan empedu ular piton ke dalam mulutnya, hingga tersedak batuk-batuk tak berhenti pun tidak menghindar. Matanya hanya memancarkan tatapan penuh kepuasan dan balas dendam."
Wajah Liu Zhenhan tampak garang.
"Menghina satu bangsa naga adalah tindakan tak bijak, kau akan menyaksikan kemarahan bangsa naga! Kujamin, Makhluk Sial kali ini tetap akan membawa kesialan untukmu!" Naga Peri mengangkat tangan kiri menyeka cairan ular piton yang menetes di sudut mulutnya.
Liu Zhenhan memperhatikan detail: pada jari telunjuk kiri Naga Peri yang terangkat terdapat cincin dari platinum ajaib, permata berhiaskan giok hijau yang terbentuk dalam bijih selama 4,5 miliar tahun. Terukir simbol aksara naga bertuliskan "Cintaku di Hati". Ini adalah tanda pertunangan Naga Peri betina dengan Naga Pelangi jantan. Jika sudah menikah, cincin ini akan dipindahkan ke jari tengah.
"Datang satu kubunuh satu." Liu Zhenhan tersenyum sinis di luar, tapi hatinya juga kesal. Seharusnya ini hal baik, kok malah berubah jadi kesialan lagi?
"Aku harus bagaimana? Jadi aku ini ikan buntal?" Air mata Ai Wei'er mengalir deras, butiran kristal air mata berubah menjadi mutiara-mutiara kecil yang berderak jatuh ke tanah.
“Jangan takut, ini hanya masalah kecil saja, paling-paling Boundary Cultivation berhenti sementara. Sudah-sudah, percayalah padaku, aku pasti akan menemukan solusinya! Jika kamu merasa tidak nyaman secara psikologis, aku akan menemanimu minum.” Liu Zhenhan berjongkok menghibur Ai Wei'er, menepuk-nepuk bahu mungilnya: "Justru ini lebih baik, siapa pun yang berani mengganggumu nanti, ludahi saja sampai mati."
“Jangan!” Ai Wei'er segera menarik tangannya: “Kalau kamu minum ini, bagaimana dengan kakak Ning Yu dan Helen?”
Begitu kata-kata ini keluar, wajah Ai Wei'er juga memerah.
Lao Liu langsung mengerti maksud Ai Wei'er, tertawa terbahak-bahak.
“Air mata berubah menjadi mutiara? Ternyata Putri Duyung? Putri Duyung berubah menjadi ikan buntal! Bagus sekali!”
Naga Peri tertawa dingin, “Pantasan sihir elemen airmu begitu hebat, lihat saja bagaimana nanti kamu mencium sanak familimu! Bukankah Bangsa laut paling menjunjung tinggi ciuman? Haha...”
“Apa yang kamu sombongkan?” Liu Zhenhan mencekik leher putih Naga Peri, nada suaranya penuh racun: “Lebih baik pikirkan dirimu sendiri! Apakah Naga Pelangi tampan itu masih berani menikahimu? Kecuali dia menikahimu tanpa tidur bersamamu! Maaf, mohon maafkan kekasaran saya, Nona Naga Peri yang mulia dengan darah Naga Suci purba!”
Naga Peri mendengus keras, memalingkan kepala dan tak berbicara lagi, namun matanya dipenuhi kesedihan dan keputusasaan.
“Tuan! Kami menemukan harta karun di ruang bawah tanah rahasia di tepi dinding.” Gud menerobos kerumunan orang sambil menggotong peti besar dan mendekat.
Peti terbuat dari perunggu dengan ukiran bunga dan pola lambang keluarga yang aneh, terlihat kuno namun elegan. Saat dibuka, Liu Zhenhan menunjuk sesuatu dan berkata, "Bawa itu ke sini dulu."
Gud mengeluarkan benda perunggu tebal dari peti dan menyerahkannya ke Liu Zhenhan. Benda berbentuk kipas lipat seberat empat pon ini memiliki tepian yang rapat, garis yang halus, relief bunga wisteria di kedua sisinya, batu api mengilap di depan, dan kait ikan tembaga di belakang.
Mata Liu Zhenhan berbinar. Ia memeriksa benda itu lalu membuka bagian-bagiannya: gergaji 2 ren, sekop mini 2 ren, pisau 1 ren, jarum tembaga runcing, amplas kulit hiu, dan empat pegangan perunggu yang bisa membuka seperti kerangka tenda kecil. Kait ikan di belakang mengeluarkan tali senar sepanjang 25 ren yang bisa menarik kembali otomatis.
"Ini barang apa?" Gud tertegun, tak menyangka benda kecil ini menyimpan banyak mekanisme tersembunyi.
“Pisau Serbaguna Goblin.” Liu Zhenhan berkata sambil tersenyum: “Ini adalah Pisau Serbaguna Goblin yang dibuat oleh Sage Agung Goblin Gabulin sepuluh ribu tahun lalu. Ini bisa digunakan untuk menggali parit, menggergaji kayu, menyalakan api, memoles senjata, menjahit pakaian, mendirikan tenda. Tentu saja, tenda seperti ini selain Goblin, mungkin hanya Kurcaci dan Hobbit Setengah Manusia yang bisa tinggal. Senar sutra ini terbuat dari sutra laba-laba manusia wajah, sangat kuat, lebih dari cukup untuk mencekik seseorang, juga bisa memancing ikan di waktu senggang.”
“Sekeren itu?” Mulut Gud menganga selebar keranjang, ekspresi para milisi sama persis dengannya.
“Memang cukup keren.” Liu Zhenhan juga pernah membaca dari literatur kuno, kalau tidak hari ini dia tidak bisa pamer pengetahuan.
“Yang disimpan begitu rahasia ini, apa lagi?” Gud mengeluarkan lembaran-lembaran foil tembaga yang dipipihkan dari kotak, dipenuhi tulisan paku dan pola indah.
Liu Zhenhan langsung melihat pola Senapan Tangan Guli yang tergambar di foil tembaga, kedua tangannya gemetar mengambil tumpukan foil itu.
“Kampas! Pistol ringan! Senapan Panjang Guli! Dan Meriam Penghancur Sihir! Ini adalah gambar desain!” Liu Zhenhan seperti orang gila membalik-balik lembaran foil tembaga ini, setiap teriakan mengumumkan senjata pengusir iblis dari era Perang Dewa dan Iblis, membuat semua orang di sekitarnya gemetar.
Di tengah pandangan penuh kengerian yang tak terhitung, Liu Zhenhan meremas lembaran tembaga menjadi sebuah bola. "Tuan... Anda..." Mata Gud membelalak lebar.
"Meski dari pola bisa terlihat ini adalah gambar desain Orang Bijak Goblin, Goblinshire, tapi aksara paku kuno Goblin sekarang sudah tak bisa dibaca. Buat apa disimpan?" Liu Zhenhan tersenyum tipis.
"Aku justru bisa membaca aksara paku kuno Goblin." Mata Naga Peri berkedip samar.
"Bisa pun tak mau. Senjata mengerikan ini sebaiknya hilang ditelan zaman. Kecerdasan seharusnya tak dipakai untuk pembunuhan. Naga Peri, ini yang kau ajarkan padaku, dan kuikuti." Sorot mata Liu Zhenhan seperti pastor tua, penuh belas kasih dan iba. Pandangannya pada Naga Peri seperti melihat penjahat besar yang tak termaafkan.
Naga Peri nyaris pingsan karena kesal.
Kalau bisa dibuat, kau pasti sudah buat sejak lama. Mana mungkin menunggu sampai aku datang? Senjata ini jika tersebar, keunggulan fisik Bimon akan hilang. Tak boleh dibiarkan merusak dunia. Dalam hati Liu Zhenhan tertawa kecut.
Burung bangau raksasa yang sedang merapikan bulu tiba-tiba mengeluarkan teriakan nyaring. Mata merahnya menatap ke pintu, memancarkan aura pembunuh seakan memberi peringatan.
Para milisi langsung menghunus senjata, waspada mengawasi pintu.
BAB 65 TAMBANG BESAR TANPA URAT TAMBANG
"Tim Kecantikan Feilengcui" yang terdiri dari Helen, Cui Beixi, Gatanie, dan Ning Yu yang menggendong Katyusha masuk sambil melangkah selang-seling dari pintu.
Melihat mereka, sikap waspada para milisi yang semula siap tempur pun mengendur.
"Richard! Ada ular berbisa Feiwenli raksasa di luar! Jejak kaki di tanah pasti dari Patung Emas Yunqin ya?" suara riang Helen sudah terdengar sebelum dirinya tiba.
Cui Beixi yang sudah melihat Liu Zhenhan di singgasana dari jauh hendak menyapa, tapi langsung menjerit ketakutan melihat burung bangau raksasa itu, gemetaran bersembunyi di belakang Gatanie.
Gatanie mencabut pedang panjang salibnya dengan gesit, aura Dou Qi perak membara seketika, matanya menyapu sekeliling dengan waspada.
"Ada apa, Tuan?" Gatanie bertanya sambil memiringkan kepala heran. Para goblin di sekitar sudah takluk bahkan tanpa senjata, pantaskah seorang Imam Tongkat sampai panik seperti ini?
"Pemangsa alami!" Cui Beixi berkata gemetar dari belakangnya, "Aku melihat pemburu abadi Medusa."
Burung bangau raksasa itu menguak panjang, mengepakkan sayapnya hingga meja-kursi beterbangan. Guo Guo memasukkan cakar kecilnya ke mulut, bersiul pendek. Burung itu langsung berhenti mengamuk dan menjadi jinak sepenuhnya.
“Luar biasa!” Helen menatap takjub ke arah meja kursi yang terlempar ke dinding oleh angin topan dari kepakan sayap bangau, mengeluarkan teriakan kagum.
“Semakin kuat semakin baik!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak sambil berdiri menyambut keempat orang seperguruannya: “Mentor jangan takut, bangau raksasa ini adalah hewan peliharaan baru Guo Guo, kita semua satu keluarga.”
Mentor Ular Wanita Cantik mengintip dengan ragu-ragu, wajah anggunnya tak bisa menyembunyikan rasa trauma yang tersisa.
“Bicara ngawur lagi.” Helen melirik Liu Zhenhan dengan tatapan menggoda: “Bagaimana mungkin Guo Guo memelihara hewan? Dia kan bukan Pendeta.”
Sebelum Liu Zhenhan sempat menjawab, teriakan lagi terdengar, kali ini dari Ning Yu yang paling tenang.
“Ya Tuhan! Ini... ini Bangau Api Bolangsha, bangau legenda Kekaisaran Yun Qin dari Benua Sutra kita! Bangau sebesar ini dengan mahkota api di dahinya... pasti! Pasti Bangau Api Bolangsha dari Kekaisaran Yun Qin kita!” Ning Yu menunjuk bangau itu hampir sepenuh hari sebelum akhirnya mengeluarkan ucapan kacau ini.
“Apa? Apa?” Liu Zhenhan bingung melihat reaksi berlebihan itu.
“Richard, kamu tidak tahu.” Ning Yu menahan kegembiraannya, butiran keringat muncul di ujung hidungnya: "Keturunan naga dari Timur Jauh kami adalah makhluk paling misterius, tidak ada yang pernah melihatnya secara langsung. Ksatria udara Benua Sutra kami hanya yang terhebat bisa memiliki burung bangau Bolangsha sebagai tunggangan, kelangkaan Ksatria Bangau Api ini setara dengan ksatria naga di Benua Aigean. Kekaisaran Yun Qin yang pernah menguasai Daratan Timur Jauh, pada masanya hanya memiliki lima Ksatria Bangau Api; bahkan saat berlayar ke barat jauh mencari obat, Kaisar tidak mengirimkan satupun Ksatria Bangau Api!"
"Mengapa?" Liu Zhenhan menganggap Kaisar Yun Qin agak bodoh, perjalanan pencarian obat penting seperti itu tidak dikawal oleh ksatria udara kuat.
"Di Benua Sutra kami ada kebiasaan, 'menunggang bangau ke barat' adalah ungkapan kutukan untuk kematian. Kaisar pun tidak bisa menghindari tradisi ini." Ning Yu menjelaskan: "Tapi ini hanya kesimpulan saya dari literatur kuno, entah benar atau tidak, lagipula saya belum pernah kembali ke Benua Sutra."
"Pantas saja... Kalau naga Benua Sutra Timur Jauh semurah di Benua Aigean, Tuan Xu dulu tidak akan memaksa-maksa mengejar saya untuk daging naga." Liu Zhenhan tertawa kecut. Matinya melirik Naga Peri di samping, nada bicaranya penuh sindiran.
Naga Peri berbalik dan meliriknya dengan penuh kebencian.
"Naga Peri?" Helen dan Cui Beixi terkejut seolah tersambar petir, wajah mereka pucat pasi.
"Ini bukan lelucon, ingat! Kurevisi lagi, ini bukan lelucon! Naga Peri dan burung phoenix Timur Jauh adalah hewan peliharaan baru Guo Guo." Liu Zhenhan mengangkat tangan tak berdaya.
Guo Guo melompat ke pelukan Helen, menggesek-gesekkan hidungnya dengan liar.
Helen dan Cui Beixi benar-benar kebingungan, pedang perak salib di tangan Gatanie jatuh "klak!" ke lantai, tangan Ning Yu gemetar hingga Katyusha "bam!" terjerembab ke lantai, anak babi itu sampai memutar-matakan bola putih matanya.
"Naga Peri... peliharaan Guo Guo?" Keempat wanita cantik itu membeku di tempat.
Liu Zhenhan menceritakan kronologi kejadian secara detail, keempat wanita itu terpana mendengarnya. Bahkan kabar menakutkan tentang Ai Wei'er yang berubah menjadi manusia beracun, tenggelam oleh keterkejutan akan dua Makhluk Sial baru Guo Guo.
"Apakah Shuangxue Piqiu pantas disebut Makhluk Sial sekarang?" Gatanie bergumam pelan: "Seekor phoenix api Timur Jauh yang setara naga, ditambah Naga Peri, semuanya jadi peliharaannya?"
"Di antara para pendeta kita, memiliki kembar Makhluk Sial saja sudah sangat langka, tapi Guo Guo punya dua!" Cui Beixi sang Imam Tongkat yang biasanya tenang ini tiba-tiba merasakan getirnya rasa iri dan kagum yang tak terungkapkan.
"Jumlah peliharaan magis Richard sudah melebihi Dewa Perang!" Xiao Hulijing tiba-tiba berteriak.
"Omong kosong, Guo Guo dan Katyusha adalah anak-anakku, bukan peliharaan magis." Liu Zhenhan membetulkan.
"Dua makhluk kecil ini tidak mendengarkan siapa pun kecuali kamu. Ikatan darah yang lebih kuat dari air ini, mana bisa disamakan dengan kontrak spiritual biasa." Cui Beixi memandang Liu Zhenhan dengan penuh iri: "Aku pasti akan melaporkan ini ke Kuil Timur Laut! Ini bukan hanya kehormatanmu, tapi juga kebanggaan Kuil Timur Laut dan seluruh ras Bimon!"
"Guru, bukannya Anda bilang akan mendaftarkanku secara rahasia di Pertemuan Besar Pendeta Olimpiade Nasional? Kenapa sekarang berubah pikiran?" Liu Zhenhan bertanya dengan sengaja.
"Hmm..." Cui Beixi terjebak dalam omongannya sendiri. Kalau benar-benar merekomendasikannya di tengah acara, bisa dipastikan pertemuan itu akan berantakan.
"Siapa pun dilarang membocorkan! Kekuatan bukan diukur dari omongan. Rahasia tetap lebih baik jika sedikit yang tahu, baru bisa mengejutkan musuh. Kalian harus belajar dariku." Liu Zhenhan menatap tajam Gatanie, menekankan kata "rahasia". Ksatria Putri Angsa itu mengangguk cepat, memahami ancaman terselubung.
"Pantasan 'Mimpi Giok' memanggil bukan Naga Es, melainkan dia. Ternyata dia benar-benar lebih hebat dari Naga Es." Naga Peri itu menghela napas sedih.
“Konon umur Bangau Api Burangsha bisa mencapai sembilan ribu tahun. Dengan ukuran sebesar ini, berapa usia bangau api ini ya!” Ning Yu mendekati bangau raksasa itu, menatapnya sambil mengelus bulu putihnya.
Bangau itu mendongakkan lehernya sambil berkicau lemah, melipat salah satu cakar panjangnya yang dipenuhi benjolan seperti bekas gigitan kutu.
Guo Guo melompat dari pelukan Helen, mulai menghitung cakar bangau itu. Setelah selesai, musang kecil itu mengacungkan tiga jari di satu tangan mungilnya.
Guo Guo melihat lagi lalu mengulurkan tangan satunya, mengacungkan satu jari.
“Empat ribu tahun?” Liu Zhenhan langsung menebak, “Sialan!”
“Lalu mengapa dia datang dari Daratan Timur Jauh yang jauh ke Benua Aigean?” tanya Cui Beixi penasaran.
Guo Guo membuat gerakan menggigil kedinginan, lalu menirukan gerakan mengepakkan sayap terbang.
“Bangau api liar akan bermigrasi ke tempat yang lebih hangat saat musim dingin,” Liu Zhenhan menerjemahkan bahasa tubuh Guo Guo.
“Kebetulan sekali! Kebetulan sekali!” Naga Peri di sampingnya meremas-remas tangan penuh penyesalan. Jika bangau ini bermigrasi ke selatan, “Mimpi Giok”-nya benar-benar salah timing.
Guo Guo mengeluarkan lambang Medusa dari rompi kulit macannya, menekan mekanisme di atasnya, lalu mengayunkannya. Burung api pun terserap ke dalam barrier hibernasi di dalam lambang tersebut. Guo Guo memandang Cui Beixi dengan penuh harap, cakar kecilnya menunjuk ke arah Naga Peri.
"Lambang Richard sampai sekarang belum digunakan, malah kamu yang diuntungkan. Maaf ya Guo Guo, tanpa izin Kuil Utama, Pendeta tidak boleh memakai dua lambang. Aku juga tidak bisa memberimu yang kedua." Cui Beixi mencubit pipi merah muda Guo Guo dengan penuh penyesalan.
Naga Peri hampir pingsan. Barrier hibernasi! Shuangxue Piqiu ini ternyata ingin memasukkannya ke dalam barrier hibernasi untuk tidur panjang!
"Kenapa harus memasukkan Naga Peri ke barrier? Biarkan saja dia menemaniku. Bukankah dia jijik melihatku? Aku akan membuatnya mual setiap hari! Kalau dibiarkan hibernasi malah menguntungkannya?" Liu Zhenhan mengelus kepala kecil Guo Guo.
"Mulai sekarang suruh dia menyusui Katyusha dan Guo Guo setiap hari!" Ai Wei'er yang sudah menahan amarah lama akhirnya meledak.
Naga Peri hampir menangis mendengar perkataan ini.
Dari luar gerbang terdengar teriakan "Heng You Heng You". Liu Zhenhan berlari ke pintu dan melihat seluruh suku bawahan Bukit Merah datang beramai-ramai, tua muda pria wanita, sedang menggotong ular berbisa Feiwenli yang mati itu.
“Semua datang membantumu, siapa sangka kamu sudah menyelesaikannya.” Helen tersenyum manis memandang Richard miliknya.
“Terkadang cara penyelesaian paling langsung adalah kekuatan, kekuatan ekstrem.” Liu Zhenhan tersenyum rendah hati: “Ini cara yang ku kuasai.”
“Hanya kamulah yang punya kemampuan, Richardku yang terhebat!” Helen berkata gembira. Richard tiba-tiba memiliki empat peliharaan magis, kegembiraan ini melebihi kebahagiaan Helen sendiri yang memiliki Monster Perang Komodo.
Naga Peri memandang aneh gadis rubah cantik ini, meski pintarnya tiada tanding, tetap tak mengerti bagaimana begitu banyak gadis cantik bisa mengikuti Pigge kasar ini.
“Menyelesaikan?” Liu Zhenhan menghela napas panjang: “Kamu tidak mengingatkanku hampir lupa urusan penting. Naga Peri, kemarilah.”
“Berapa banyak total Senapan Api Guli di Gunung Cukur?” Liu Zhenhan menatap tajam Naga Peri.
“Hanya satu, sebelumnya di tangan De Ke, sekarang di tanganmu.” Jawab Naga Peri dengan sikap wajar.
“Bukankah kamu mengerti tulisan paku Goblin? Dengan desain blueprint, kenapa tidak membuat beberapa lagi?” Liu Zhenhan melemparkan cerutu di mulutnya, menginjak-injaknya dengan kaki.
“Apa gunanya hanya punya gambar desain? Kau pikir kreasi Goblin Sage Goblint mudah ditiru? Bahkan Master Goblint butuh bantuan Kurcaci Master Dorgun untuk membuat Senapan Api Guli. Apalagi Meriam Penghancur Sihir, lebih sulit lagi, teknologi penempaannya sudah tak mungkin dicapai oleh pengrajin zaman sekarang.” Naga Peri mendengus sinis.
“Dari mana asal gambar desain ini? Dari mana Senapan Api Guli ini didapatkan?” Liu Zhenhan terus mendesak.
Naga Peri terdiam.
“Tidak mau bicara?” Liu Zhenhan menaikkan alisnya lalu berkata pada Guo Guo: “Sayang, suruh naga ini menyusuimu.”
Guo Guo terkekeh nakal, mulut mungilnya menyedot-nyedot ke arah Naga Peri.
“Siapa bilang aku tidak mau bicara.” Keringat dingin membasuh punggung Naga Peri, wajahnya memerah: “Senapan Api Guli dan pisau komando Goblin ini digali dari medan perang kuno. Gambar desain senjata-senjata ini dikuburkan Master Goblint di tempat rahasia bertahun lalu. Para leluhurku tahu, memberitahuku, lalu aku mengambilnya dan menyerahkan ke Goblin Gunung Cukur.”
“Jujurlah, apa tujuanmu sebenarnya ke sini? Hanya membalas budi leluhurmu? Tidak ada maksud lain?” Liu Zhenhan memandang dengan sebelah mata ke arah Naga Peri.
“Tidak ada tujuan lain, hanya tidak tega melihat keturunan Master Gablin yang bahkan dihormati oleh naga peri kami merosot sedemikian rupa.” Kata-kata Naga Peri penuh sindiran: “Tidak semua orang melakukan sesuatu demi imbalan, perbuatan hina seperti itu bukan bagian dari kami para Naga Peri.”
“Sudah berapa lama kamu di sini?” Sindiran semacam ini sia-sia bagi Liu Zhenhan.
“Sudah seratus tahun.” Jawab Naga Peri dengan tenang, “Tapi setiap tahun aku tidak tinggal lama di sini.”
“Hanya umur panjang bangsa naga yang bisa menyia-nyiakan waktu seperti ini.” Liu Zhenhan mencemooh.
“Kalau Bimon tidak menyia-nyiakan hidup, mengapa setelah seribu tahun masih tinggal di Dataran Liar Donau ini? Tanah leluhur kalian jelas-jelas di pusat Benua Aigean! Dataran Raya Kariudo-lah rumah kalian dulu! Pintu keluar lava menuju dunia bawah tanah di Dataran Kariudo masih ada! Bukankah dulu ada suku badak Buer dan suku harpy Disgaea yang melarikan diri ke dunia bawah tanah? Mengapa kalian tidak menyelamatkan mereka, membantu mereka keluar dari gua gelap itu, mengembalikan mereka ke dunia terang!” Naga Peri membalas dengan tajam.
Perkataan ini membuat bahkan Helen dan Cui Beixi yang sabar pun tak bisa menyembunyikan malu.
"Rasa sakit tersembunyi terbesar Orang-orang Beastman Bimon adalah setelah Pertempuran Hyjal seribu tahun yang lalu, tanah air mereka di Benua Aigean direbut paksa oleh manusia. Setelah berkembang biak selama ribuan tahun, populasi manusia sekarang ratusan kali lipat lebih banyak daripada Bimon, dengan puluhan negara besar kecil. Teknologi dasar negara manusia manapun jauh melampaui Kerajaan Bimeng. Dengan apa Orang-orang Beastman Bimon bisa merebut kembali tanah leluhur? Perang bergantung pada dukungan logistik, bergantung pada uang, dan mengorbankan darah prajurit. Perang lokal tidak masalah, tapi jika ingin menyerang balik Dataran Carrido, mungkin bahkan sepuluh Pendeta Naga lagi di antara Bimon pun sulit mencapai tujuan ini."
"Naga ini agak menyebalkan." Helen berbisik pada mentornya.
Cui Beixi mengangguk pelan sambil berbisik: "Meski menyebalkan, tapi dia juga memberitahu banyak hal yang tidak kita ketahui. Tadinya kupikir Suku Bordir sudah punah, tak disangka masih ada sekelompok Manusia Elang yang melarikan diri ke dunia bawah tanah. Ada juga sekelompok Badak dari Suku Berbual, catat kata-katanya ini, nanti kita harus laporkan ke Kuil."
Gatanie marah menatap Naga Peri ini, ingin membantah tapi tak bisa berkata-kata. Setelah lama baru mengeluarkan kalimat: "Apa yang kau sombongkan? Kakekku adalah tuan tanah turun-temurun Suku Bordir! Kami Bangsa Burung Bimon takkan tinggal diam melihat Manusia Elang berkeliaran dalam kegelapan bawah tanah. Aku pasti akan menyelamatkan mereka!"
“Nona Angsa yang cantik, saya khawatir begitu Anda menginjakkan kaki di negeri manusia, Anda mungkin tidak akan bisa keluar lagi. Manusia yang mesum jauh lebih terkenal daripada Suku Pig.” Naga Peri tertawa terkikik.
“Jangan berani bicara omong kosong lagi! Sial! Sudah lama kusadari, kau sengaja membuat masalah untukku! Katakan! Apa yang kau lakukan selama seratus tahun di suku goblin Razor Hill? Ceritakan semuanya secara lengkap, jangan sampai aku harus menggunakan cara memalukan terhadap anggota terhormat ras naga.” Liu Zhenhan merasa naga peri ini bukan sekadar jahat biasa, tapi jahat sampai ke tulang sumsum.
“Identitas asliku hanya diketahui oleh Raja Goblin. Di Razor Hill, identitas resmiku adalah penasihat militer Raja Goblin, para goblin sangat menghormatiku. Sebenarnya goblin tidak sehina yang kalian bayangkan. Selama seratus tahun di bawah bimbinganku, goblin Razor Hill sudah tidak lagi melakukan perampokan. Di jalur gunung sekitar Razor Hill yang menuju Pegunungan Salju Himalaya Taymur, setiap tahun ada kawanan rusa besar dan rusa kutub turun gunung untuk berkembang biak. Goblin Razor Hill hanya perlu memburu sejumlah rusa dan memetik biji pinus di hutan pinus untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.” Ekspresi Naga Perempuan tiba-tiba menjadi sangat serius.
“Sekitar 30-40 tahun yang lalu, apa yang terjadi dengan suku Kurcaci perbukitan itu? Aku ingat yang memimpin pengusiran suku Kurcaci perbukitan waktu itu bukan lain, adalah suku goblin Razor Hill kalian sendiri!” Kepala suku Andulan tanpa terasa telah menyelak masuk, menyisipkan komentar dengan diam-diam.
“Bagaimana tuan tanah Bimonmu ini memiliki begitu banyak ras berbeda di bawah komandonya?” Naga Peri tak bisa menahan rasa ingin tahunya, memandang bergantian antara kepala suku penyu sisik dan Liu Zhenhan.
“Jawab pertanyaan kepala suku, jangan mengalihkan topik.” Kata Liu Zhenhan.
“Waktu itu karena kesalahanku. Suku kurcaci itu bukan yang kalian sebut Kurcaci perbukitan, melainkan Kurcaci lembah asli.” Naga Peri menghela napas.
“Kurcaci lembah? Maksudmu Kurcaci Guli ya?” Kepala suku Andulan agak memerah wajahnya, memang sulit membedakan kurcaci hanya dari penampilan luar karena mereka semua terlihat mirip.
“Tanpa Kurcaci Guli, mustahil membuat Arquebus Guli. Suku kurcaci itu awalnya tinggal di sisi lain Pegunungan Bering. Awalnya aku ingin mereka datang ke sini untuk bergabung dengan suku goblin Razor Hill. Aku berharap memanfaatkan keahlian tempa Kurcaci Guli untuk membuat ulang Arquebus Guli, melindungi suku goblin Razor Hill dan Kurcaci Guli dari penindasan.” Naga Peri menghela nafas: “Tapi siapa sangka, setelah tiba di sini mereka malah tergoda oleh cadangan mineral melimpah. Dengan tipu muslihat mereka mencuri lembaran tembaga berisi desain senjata dariku. Mengandalkan jumlah yang banyak sementara aku tak punya sihir ofensif, mereka berusaha memonopoli senjata-senjata dahsyat ini. Maka dengan marah kusuruh Raja Dekolt II mengerahkan perampok padang gurun untuk mengusir mereka.”
“Bukannya kurcaci ras paling jujur? Kok bisa berbuat seperti ini?” Helen terkejut.
Naga Peri mencemooh, tetap diam.
“Helen, mana ada ras yang benar-benar jujur di dunia ini? Paling-paling hanya relatif lebih lurus hati. Di hadapan godaan mutlak, semua orang jadi bajingan. Jangan baca terlalu banyak novel sampah itu. Orang jujur tidak punya lubang anus – lain kali ada yang bilang aku orang jujur, suruh dia buka celana dulu baru percaya.” Liu Zhenhan menggeleng sambil tertawa sendiri.
"Tunggu, apa yang baru kamu katakan? Sumber mineral? Sumber mineral apa?" Ekspresi Liu Zhenhan tiba-tiba membeku, matanya menatap tajam ke arah Naga Peri.
"Sumber mineral di padang gurun besar." Naga Peri mengangguk.
Suasana langsung gempar. Sumber mineral! Kerajaan Bimeng hanya memiliki kurang dari sepuluh tambang. Legiun Buer sampai sekarang masih menggunakan pilar totem sebagai senjata. Jika benar ada sumber mineral di padang gurun besar, Kerajaan Bimeng pasti akan mengerahkan seluruh pasukan untuk merebut wilayah selatan Sungai Sanggan!
"Di mana persisnya sumber mineral ini?" Liu Zhenhan yang paling bersemangat. Wilayah dalam radius 500 li sepenuhnya adalah wilayah kekuasaannya. Jika ada sumber mineral, dialah yang akan menikmati keuntungan besar secara diam-diam.
"Seluruh Dataran Merah yang berwarna merah ini." Kata Naga Peri: "Selama masih dalam cakupan tanah merah, terdapat deposit mineral raksasa!"
"Kita kaya!" Teriak Liu Zhenhan histeris, melompat sambil menggandeng cakar kecil Guo Guo menari Tari Guozhuang dengan penuh semangat: "Siapa yang membuat kita berbalik nasib..."
"Di mana jalur bijihnya?" Cui Beixi yang paling tenang, menghentikan tarian gila cucu didiknya sambil menatap Naga Peri: "Katakanlah, Naga Peri yang mulia. Di mana jalur bijihnya? Seluruh padang gurun sudah disurvei. Jangan meremehkan kami bangsa Bimon. Meski indra pencipta logam kami tak setajam kurcaci, tapi deposit besar tak mungkin luput dari pengamatan kerajaan selama ini."
"Tidak ada jalur bijih." Naga Peri mengangkat bahu, senyum tipis mengembang di bibirnya.
“Lagi-lagi mempermainkanku?” Liu Zhenhan melirik ke kiri-kanan, merampas Tombak Pemburu Iblis segitiga milik Gud, menguji pegangan dengan kedua tangan. Tombak ini jelas lebih dari cukup untuk mengubah Naga Peri menjadi naga idiot dengan dipukul seperti tongkat.
“Tahukah kenapa tanah merah tak bisa menumbuhkan rumput liar?” Ucapan Naga Peri ini langsung membuat Liu Zhenhan mengerem.
“Kenapa?” Cui Beixi melototi Liu Zhenhan, lalu memandang Naga Peri dengan ramah.
“Hal di bawah ini menyangkut rahasia sensitif, maaf aku tak bisa lanjut bicara. Kecuali...” Naga Peri sengaja menggantungkan kalimat.
“Kecuali apa?” Liu Zhenhan bertanya.
“Kecuali kau berjanji padaku: setelah aku mengungkapkan kebenaran, kau harus membatalkan kontrak batin antara aku dengan Binatang Bulu Es dan Salju ini. Kelihatannya makhluk ini sangat setia padamu, pasti nurut perkataanmu. Pembatalan kontrak batin membutuhkan kesepakatan kedua pihak. Dari sisiku tak ada masalah, sekarang tergantung kalian.” Naga Peri tersenyum pada Liu Zhenhan, lesung pipitnya mengembang di wajah cantiknya.
※※※
『Halaman sudah penuh, izinkan aku menambahkan beberapa kata.
Naga Peri hanyalah satu klan naga di Benua Aigean. Jika naga angin dan naga es bisa dijadikan Peliharaan Magis, kenapa Naga Peri tidak? Dalam bukuku, meski naga kuat, mereka tidak sampai bisa menghancurkan negara. Naga hanya bisa terbang, kalau kalah bisa kabur. Jika benar-benar mendarat, meski kebal sihir, sisiknya takkan lebih keras dari baja. Bilah pedang besar pun bisa melukainya.
“Jangan menilai darah bangsa binatang dengan pandangan magis sebelumnya. Aku bukan tipe orang yang suka merusak keseimbangan.”
“Apakah benar keberuntungan bahwa Guo Guo berhasil mendapatkan Naga Peri?”
“Setting di bab sebelumnya sudah jelas bagi yang membaca dengan teliti. Aku kecewa berat pada yang tidak memperhatikan sampai-sampai tidak bisa membedakan ular berbisa Feiwenli dan Manduoyin. Manduoyin dalam bahasa Goblin berarti 'yang paling jahat', ini sudah dijelaskan panjang lebar tentang sistem penamaan Goblin.”
“Bug yang ditunjukkan oleh Pak Bu Guan sangat masuk akal, tapi aku akan berikan penjelasan di bab berikutnya.”
“Selamat berdiskusi! Semakin banyak diskusi, semakin menunjukkan kalian serius membaca. Tapi tidak perlu memaki. Pembacaku punya etika literasi yang baik. Biarkan pengacau berulah, kalau tidak digubris pasti akan minggit sendiri.”』
BAB KEENAM PULUH ENAM: Mengubah Tanah Menjadi Emas
“Bukankah kau baru saja bersumpah pada Dewa Naga Hei Bo bahwa akan menjawab semua pertanyaanku? Kenapa sekarang mengingkari?” tanya Liu Zhenhan.
“Sudah terlalu banyak pertanyaan yang kujawab. Meski bersumpah pada Dewa Naga, batasku sudah sampai di sini. Tidak ada ikatan jiwa antara kita. Pertanyaanmu melampaui batas, jadi kalau tidak mau penuhi syaratku, aku akan lupakan semuanya. Maaf, ingatanku memang buruk belakangan ini. Tambang ini mungkin sangat berguna bagi bangsa Bimon. Terserah kamu mau tahu atau tidak.” kata Naga Peri.
"Kamu harus pahami satu hal, gulungan lagu perang yang dilempar Guo Guo hanya bertujuan memanggil burung api sebagai teman bermainnya. Mengapa kamu juga terbawa ke sini, kurasa kamu sendiri lebih tahu alasannya. Kekuatan lingkaran gemilang dari lagu perang untuk memanggil peliharaan magis membutuhkan persetujuan kedua belah pihak. Kenapa tadi kamu tidak menolak? Lagipula, kontrak jiwa adalah perjanjian mulia yang terukir dalam hati dan jiwa sebagai ikatan abadi, artinya kita akan menjadi partner yang berjuang hidup-mati bersama. Bukan perjanjian tuan-hamba seperti yang kamu bayangkan. Dalam sejarah Bimon, tak terhitung pendeta mulia yang gugur demi melindungi peliharaan magis mereka. Pertama-tama, kamu sudah melakukan kesalahan besar dalam persepsi subjektif! Selain itu, Guo Guo bukan peliharaan magisku, hak apa yang kumiliki untuk memerintahnya melakukan hal yang tidak diinginkan?" Liu Zhenhan tertawa kecut sambil berkacak pinggang.
"Mimpi Giokku hanya memungkinkanku menyerap unsur magis burung api saat jiwa kami terhubung, bukan memahami dunia batinnya secara jelas. Bagaimana aku bisa menolak?" Naga Peri mulai kehilangan kesabaran: "Jangan tutupi dengan kebohongan konyol! Bimon licik! Kamu dan Binatang Bulu Es dan Salju ini memiliki resonansi napas naga yang sama - fenomena keselarasan hidup langka. Berani-beraninya kau bilang tak bisa memerintahnya? Sepertinya kamu tidak ingin tahu tentang informasi tambang besar ini!"
“Ikatan hidup?” Liu Zhenhan memutar matanya, jelas tak pernah mendengar istilah ini.
“Di antara bangsa naga, wujud kasih sayang terbesar orangtua pada anaknya adalah ikatan hidup. Dalam hidup kalian berdua, tak ada kekuatan luar yang bisa mempengaruhi ikatan ini. Kalian ditakdirkan tak bisa saling meninggalkan seumur hidup.” Naga Peri menjelaskan.
“Aku bukan bangsa naga, mana mungkin... Obisilachi! Jangan-jangan ini lagi-lagi kutukan dari Tuan Naga Kecil karena aku makan telur naga itu?” Liu Zhenhan melompat setinggi tiga kaki.
Orang-orang di sekitarnya langsung berkeringat dingin.
Banyak yang belum tahu kalau tuan tanah ternyata pernah memakan telur naga dan terkena kutukan.
Ekspresi Cui Beixi terlihat sangat muram. Helen tak berani menatap mentor-nya, buru-buru menundukkan kepala.
“Kutukan? Ini adalah bentuk kasih sayang warisan darah naga! Jangan buang waktu! Jika kau tidak menerima permintaanku, lebih baik bunuh aku saja! Tak ada kebebasan, lebih baik mati.” Naga Peri bersikap keras.
“Jadi perhatianku pada Guo Guo selama ini cuma karena kutukan? Bukan benar-benar dari hati?” Liu Zhenhan berkedip lama: “Omong kosong!”
“Pendeta mana yang menganggap Makhluk Sial sebagai anak sendiri?” Naga Peri menyeringai, menyerang balik kesombongan Tuan tanah Pigge dengan fakta.
“Ah~ Aku sudah menganggapnya seperti anakku sendiri, kenapa?” Liu Zhenhan menggendong Guo Guo, mencubit pipi mungilnya yang kemerahan: “Lepas atau tidak tergantung kemauannya, jika dia tidak mau, aku takkan memaksanya.”
“Lalu apakah dia bersedia membatalkan kontrak?” Suara Naga Peri terdengar gemetar.
Guo Guo mengangguk-angguk, matanya berbinya sembari menyelip ke dalam dekapan Liu Zhenhan dan menggosok-gosokkan kepalanya.
“Tapi mengapa bekas kontrak masih terpatri di hatiku? Kalau sudah setuju mengapa tidak bisa dibatalkan?” Naga Peri berusaha menjaga etiketnya, namun nadanya sudah naik satu oktaf.
“Buru-buru apa? Tunggu sampai kau bocorkan rahasia tambangnya baru kita batalkan kontrak.” Mau main akal-akalan denganku? Masih terlalu hijau. Sorot mata licik mengkilap samar di pelupuk mata Lao Liu.
Guo Guo kompak mengangkat kepala, mengangguk-angguk gembira sambil mengeluarkan buah ara dari kantong perutnya dan menggigitnya. Dua bekas gigi terlihat jelas.
“Sebenarnya rahasia tambang ini sangat berguna bagi kalian bangsa Bimon. Aku menukarnya dengan kebebasanku, ini sudah untung buat kalian.” Naga Peri menatap Guo Guo lama sekali, akhirnya lega. “Penipuan” sepertinya bukan kecerdasan tingkat tinggi yang bisa dipahami monster rendahan ini.
“Kami sudah menanti perkataanmu sejak tadi.” Cui Beixi tak sabar menyela.
“Mengapa tanah merah tidak bisa menumbuhkan tanaman? Alasan utamanya adalah karena tanah merah mengandung unsur logam yang sangat melimpah. Kadar unsur logam yang sedemikian tinggi membuat bahkan rumput liar yang tangguh pun tidak bisa tumbuh, serat tanaman yang rapuh sama sekali tidak tahan dengan kandungan logam sebanyak ini. Inilah cadangan mineral terbesar di padang gurun ini.” Naga Peri berbicara dengan lancar.
“Ini disebut cadangan mineral macam apa!” Pendeta Tongkat Kuasa dan milisi Bimon yang menyimak dengan telinga tegak merasa kecewa, bukankah semua tanah mengandung unsur logam? Bahkan udara pun penuh dengan berbagai unsur, kalau tidak, bagaimana sihir dan lagu perang bisa diaktifkan?
Ah! Bukankah ini terutama besi oksida dan tembaga oksida? Liu Zhenhan pernah membakar bata dari tanah merah di tim produksi, bata merah butuh tiga hari pembakaran, bata biru sepuluh hari - ini masih diingatnya. Kalau ini bisa diolah jadi mineral, buat apa dulu kerja keras mengejar Inggris dan Amerika dalam produksi baja?
Naga Peri menggelengkan jarinya, permukaan giok besar di cincinnya menghentikan dorongan setiap orang untuk bertanya.
“Mungkin kalian menganggap ini bukan apa-apa, tapi para Kurcaci Gully menganggap ini sebagai harta karun dari dewa mereka Moradin. Karena mereka memiliki tanaman ajaib yang tidak dimiliki ras lain, harta pusaka rahasia suku Kurcaci Gully - Mulberry Pencet Emas. Yaitu deretan pohon pendek yang kalian lihat di Gunung Cukur.”
“Mulberry Pencet Emas?” Bahkan Pendeta Tongkat Cui Beixi yang berpengalaman pun belum pernah mendengarnya.
“Ini adalah tumbuhan ajaib yang bisa mengubah tanah menjadi emas. Semakin miskin tanah yang kaya mineral tempat akarnya tumbuh, semakin subur mereka. ‘Dianjin Sang’ mampu menyerap unsur logam melimpah dari tanah merah sebagai nutrisinya. Buah murbei mereka sebelum matang tak berbeda dengan murbei biasa. Tapi saat buah jatuh alami, kulitnya perlahan membusuk, menyisakan inti buah logam murni. Buah logam ini kaya elemen logam mikro dengan struktur metalik sempurna. Kurcaci Guli menyebutnya ‘Logam Baja Nyata’. ‘Logam Baja Nyata’ lebih keras dari baja karbon berkualitas yang digunakan manusia gurun. Selain itu, ‘Logam Baja Nyata’ memiliki kompatibilitas elemen sangat baik, cocok untuk senjata sihir.” Naga Peri menyapu pandangannya ke kerumunan yang terdiam.
“Tumbuhan ini pasti menarik bagi Penjaga Pohon.” Liu Zhenhan tersenyum riang.
“Kau juga tahu tentang Ent Penjaga Pohon?” Naga Peri memandangi Pigge ini dengan terkejut.
“Aku berteman dengannya, pernah minum bersama. Katanya dia mengenal beberapa naga, entah benar atau tidak.” Liu Zhenhan dalam hati bergumam: Bukan sekadar kenal, aku masih berhutang budi padanya.
“Benar, dia sahabat terbaik orang tuaku. Tapi sudah seribu tahun tak ada kabarnya di Hutan Salib Selatan. Rupanya dia sudah bangun dari tidur panjang.” Naga Peri menyadari pria ini tidak berbohong, matanya mulai menilai ulang tuan tanah Bimon ini.
"Richard, jangan ganggu Naga Peri yang mulia dengan pengalaman membosankanmu. Silakan lanjutkan penjelasan untuk kami." Ular wanita cantik yang penasaran itu melototi Liu Zhenhan.
"Laras senapan kuno Gulihuo dari era Perang Dewa dan Iblis menggunakan 'Adamantium' bukan karena baja belum ditemukan 10.000 tahun lalu, tapi karena formasi magis Unsur Angin perlu diukir pada senapan tersebut. 'Adamantium' dengan daya rekat magis yang baik adalah satu-satunya pilihan. Tentu saja, 'Adamantium' dan 'Mithril' yang keras sekaligus memiliki daya rekat magis juga bisa digunakan, namun produksi kedua logam ini sangat rendah."
"Omong kosong!" Liu Zhenhan berkata, "Satu pon Adamantium atau Mithril cukup untuk membeli tiga Naga Peri sebagai selir!"
"Hmph... Aku sudah selesai menjelaskan. Sekarang giliranmu menepati janji?" Naga Peri sama sekali tidak tersinggung.
"Ada satu hal yang belum kau jelaskan. Peluru." Liu Zhenhan menyuruh Adu melemparkan peluru tembaga berbentuk murbei, menjepitnya di antara dua jarinya, dan bertanya pada Naga Peri: "Ini terbuat dari apa? Mengapa tidak ada celah sama sekali? Teknik pembuatannya dengan pengepresan atau pengelasan? Mengapa tidak ada pelatuk? Jelaskan dan aku akan suruh Guo Guo membatalkan kontrak."
“Apa yang dimaksud dengan pengelasan dan pengecapan? Apa itu primer? Sungguh tidak mengerti maksud pertanyaanmu.” Naga Peri kebingungan ditanya: "Sudah dijelaskan, Senapan Api Guli tidak bisa dibuat tanpa bantuan Kurcaci Guli. Pohon 'Dianjinsang' yang telah berusia lebih dari delapan ratus tahun akan menghasilkan buah mulberi yang disebut 'Jingangshi' (buah metalik), dimana rasio metal menjadi sangat tidak seimbang dan mengandung banyak elemen campuran. Begitu terkena pukulan keras, elemen kacau ini akan saling tolak-menolak dan segera meledak dengan percikan. Setiap abad, kekuatan percikan elemen ini semakin besar, bahkan bisa menyaingi bubuk hitam penembus batuan yang dulu diciptakan Master Gablin. Kurcaci Guli menyebut 'Jingangshi' yang mudah meledak ini sebagai 'Murka Moradin', dianggap sebagai pertanda sial. Oleh karena itu, mereka biasanya menebang Dianjinsang yang berusia delapan ratus tahun sebagai bahan habis pakai."
“Hingga Master Gablin mengenal Master Dorgun, barulah rahasia ini terungkap. Beliau menciptakan senjata rahasia untuk menghancurkan pasukan udara 'Perusak Obsidian' bangsa iblis. Namun karena kesulitan mengukir formasi magis dan kelangkaan amunisi, pasukan Senapan Tangan Kuli akhirnya hanya memiliki 100 personel. Prinsip Meriam Penghancur Sihir sama dengan Senapan Tangan Kuli - menggunakan formasi magis angin yang presisi namun kuat untuk meluncurkan 'Murka Moradin', hanya saja meriam ini menggunakan peluru besar yang terdiri dari puluhan 'Murka Moradin'. Inilah alasan mengapa Senapan Tangan Kuli yang diciptakan oleh ahli goblin Gablin justru dinamai 'Senapan Tangan Kurcaci Kuli'.”
Perkataan Naga Peri membuka wawasan para Bimon. Ras naga yang memiliki umur hingga ribuan tahun, terutama jenis Naga Peri yang paling bijak, memang memiliki pengetahuan yang luas.
"Master Gablin memiliki pikiran yang sangat terbuka." Ning Yu tak bisa menahan kekagumannya.
"Kebetulan aku pernah terkena tembakan senapan ini, Kolina juga. Sungguh suatu kehormatan bisa tertembak senjata semacam ini." Liu Zhenhan menatap dadanya, di mana sepetak bulu dada yang jarang masih membekas luka dangkal bekas serpihan peluru yang tertutup kerak darah.
“Bisakah Naga Peri yang mulia memberitahu, apakah ‘Murbei Emas’ di Gunung Cukur masih ada yang bisa menumbuhkan ‘Kemarahan Moradin’?” Orang Kesturi A Du bertanya dengan gugup.
“Pohon Murbei Emas terbesar baru saja mencapai usia delapan ratus tahun tahun ini. Saat Deke berperang dengan kalian, buah yang digunakan adalah hasil panen pertama.” Naga Peri menghela nafas: “Ini masih berasal dari hasil rampasan dari suku Kurcaci Kuli dulu. Waktu itu suku Kurcaci Kuli itu juga menjadi serakah karena mengandalkan pohon ‘Murbei Emas’ yang hampir tujuh ratus tahun. Murbei Emas lainnya ditanam dari biji hasil rampasan, baru puluhan tahun usia. Murbei Emas ini butuh sepuluh tahun untuk berbuah. Ular berbisa Feiwenli tadi yang mengamuk telah menghancurkan banyak pohon. Karena kami tidak memiliki metode pembibitan eksklusif Kurcaci Kuli, tanaman ajaib ini semakin berkurang setiap kali ada yang rusak.”
Cui Beixi memutar tubuhnya, pandangannya menyapu ke arah pintu. Di tanah lapang puncak gunung, rerantingan dan dedaunan berserakan, membuat Mentor Ular Wanita Cantik ini merasa sangat sedih.
Selama pohon tua delapan ratus tahun itu masih ada, aku tidak khawatir apa pun. Liu Zhenhan berpikir tentang "Mata Air Kehidupan" yang disimpan di gua, hatinya dipenuhi sukacita.
“Pengetahuanmu yang luas benar-benar membuka wawasan kami.” Cui Beixi dengan sopan menyampaikan terima kasih kepada Naga Peri.
“Sudah puluhan tahun, tentu kalian telah mengumpulkan banyak ‘Buah Emas’? Mengapa aku tidak melihat satu pun senjata Emas?” Liu Zhenhan memainkan kukunya, duduk kembali di singgasana Raja Goblin, dengan santai terus memeras Naga Peri.
“Dulu kami merampas sekitar 400 biji ‘Pohon Emas’ dari suku kurcaci Guli. Karena tak paham budidaya, hanya kurang dari 100 pohon yang tumbuh. Setiap ‘Pohon Emas’ menghasilkan sekitar 50 pon ‘Buah Emas’ per tahun. Sepuluh tahun pertama masa tumbuh tidak berbuah, total panen selama 20 tahun lebih menghasilkan simpanan sekitar 100.000 pon.” Naga Peri menjelaskan, “Untuk meneliti dan membuat senjata, selama puluhan tahun aku belajar membuat senjata sihir di bengkel-bengkel ternama di berbagai kerajaan manusia di Benua Aigean. Tujuannya untuk membuat Senapan Tua Guli sempurna dari bahan ini. Tapi semakin kupelajari, semakin kusadari: mengukir formasi magis angin yang bisa melontarkan ‘Kemarahan Moradin’ hingga ribuan yard di palu kecil ini... Kecuali Master Kurcaci Dougen hidup kembali, tingkat alkimia Benua Aigean saat ini mustahil mencapainya.”
“Tak ada manusia yang tahu jati dirimu?” Liu Zhenhan penasaran.
“Kami ras naga tentu memiliki cara untuk mengubah penampilan dengan lihai. Ini bukan hal sulit, asal tetap rendah profil dan tidak tinggal lama di satu tempat, menyembunyikan identitas juga mudah.” Naga Peri memutar matanya ke arahnya.
“Hebat!”
“Ini bukan masalah besar. Bagi kami naga peri, belajar adalah jiwa kehidupan. Aku pernah mempelajari teologi di gereja St. Francis, filsafat dan pemikiran di Akademi Montaigne Kekaisaran Vant, juga menerima pelatihan komando perang paling sistematis di Sekolah Ksatria Teutonik Kadipaten Neuweiler. Tentu saja semuanya dengan menyamar atau menggunakan nama palsu, prestasiku juga tidak menonjol.”
“Pasukan yang kau latih tidak buruk. Mampu menyatukan goblin seperti itu, sungguh luar biasa.” Pujian Liu Zhenhan tulus.
“Kau sedang memuji dirimu sendiri, Kekasih Tuan Tanah. Bukankah kau yang mengalahkan mereka?” sahut Naga Peri.
“Izinkan aku bertanya terakhir, jika kau bersikeras mengatakan para goblin ini sudah bertobat, mengapa masih menyerang Feilengcui?” Liu Zhenhan berusaha menjaga nada bicaranya sopan.
“Selama Feilengcui masih berdiri di tepi selatan Sungai Sanggan, para bangsawan Bimon akan berduyun-duyun datang. Kalian merampas ruang hidup orang lain, para goblin terpaksa berperang.” Naga Peri berkata dengan dingin.
"Para Goblin, ingat baik-baik! Yang menyuruhku bertempur dengan kalian adalah Pangeran Richard dari Kerajaan Bimeng. Kalau mau balas dendam, cari dia jangan cari aku!" Liu Zhenhan menggulung tangannya membentuk terompet sambil berteriak kencang.
"Pertanyaan terakhir sudah dijawab, sekarang tepati janjimu dengan cepat!" Naga Peri berkata dengan gusar.
"Serahkan semua 'Jingangshi' baru aku akan menepati janji." Nada bicara Liu Zhenhan membuat Naga Peri mulai curiga.
"Di bawah kursimu. Angkat singgasana batu hitam obsidian ini, ada ruang bawah tanah besar yang menyimpan semua 'Jingangshi'." Naga Peri menahan amarahnya sekuat tenaga.
"Karena kamu pernah belajar tempa, bagus! Bantu aku menempa 'Jingangshi' ini menjadi senjata Jingang. Tenang, pekerjaan kasar tidak perlu kamu lakukan. Aku punya banyak orang untuk membantumu. Kamu hanya perlu memberi petunjuk. Sumpah kebebasanmu akan kutetapkan setelah senjata selesai dibuat. Ingat!" Liu Zhenhan menunjuk Naga Peri yang hendak meledak marah: "Bukan tidak melepasmu, tapi kamu harus mengganti kerugianku. Istriku jadi manusia beracun karena ulahmu, kamu wajib menebus kesalahan!"
Kepal kecil Guo Guo mengangguk-angguk keras.
Naga Peri menggigit gigi menatap mereka berdua, lama tak menjawab.
"Tidak setuju ya?" Liu Zhenhan menyipitkan mata mendekat, jarinya mengangkat dagu cantik Naga Peri.
Naga Peri memalingkan wajah, tetap membisu.
“Satu kalimat dariku akan membuatmu menyerah.” Liu Zhenhan berkata.
Naga Peri memutar kepalanya dan menatapnya dengan pandangan penuh penghinaan, mengucapkan kata demi kata: “A·KU·LE·BIH·BAIK·MATI!!!”
“Bunuh semua Goblin! Naga Peri yang pertama harus bertindak!” Liu Zhenhan berbalik memberi perintah pada Guo Guo.
Guo Guo mengangkat perutnya yang gendut, segera melepas lambang Medusa yang tersemat di apronnya, bersiap memanggil Bangau Api Bolangsha, sementara cakar kecilnya yang lain melambai pada Naga Peri.
“Siapa bilang aku tidak setuju! Aku menerima...” Sorot mata penghinaan Naga Peri lenyap seketika.
Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
“Aku juga punya syarat.” Naga Peri menahan amarahnya, menarik napas dalam.
“Bicarakan.”
“Membantumu menempa senjata boleh, tapi para Goblin ini harus kauakui status mereka sebagai rakyat biasa! Tidak boleh merampas harta mereka, tidak boleh menurunkan mereka menjadi budak tanpa kebebasan!”
“Ini mudah! Aku segera menyuruh orang mendata kependudukan. Mereka akan menjadi rakyat biasa kedua Feilengcui. Mereka merdeka, harta pribadi mereka tidak akan kusentuh sedikitpun, tapi 'Dianjinsang' dan 'Jingangshi' milikku!”
“Sepakat.” Naga Peri berjalan keluar pintu untuk menenangkan para Goblin yang ketakutan dan kehilangan pemimpin.
“Benarkah kau akan melepas Naga Peri ini?” Cui Beixi berbisik bertanya pada Liu Zhenhan.
“Mentor.” Liu Zhenhan tersenyum: “Pertanyaan Ibu tidak perlu diajukan.”
Bab 67: Tidak Menyukai Pakaian Merah, Lebih Menyukai Senjata
〖Buah ara yang dipetik paksa takkan manis.
——Peribahasa Benua Aigean〗
※※※
Fakta tak terbantahkan bahwa industri logam Bimon sangat terbelakang. Ini tidak hanya tercermin dari jumlah pandai besi berkualitas yang sedikit, tetapi juga dari rendahnya produksi pertambangan logam. Setiap tahun, bijih tambang dari Kerajaan Bimeng harus memprioritaskan kebutuhan daerah administratif, permintaan tinggi pasukan pengawal elit di ibu kota Shabak, ditambah kebutuhan fasilitas sipil - seringkali membuat persediaan sangat terbatas.
Jika bukan karena Naga Peri yang tanpa sengaja membocorkan pengalaman 10 tahunnya mempelajari teknik penempaan, mungkin Cui Beixi sudah membujuk Liu Zhenhan untuk melepaskannya saat itu juga.
Pro-kontra yang cukup besar terjadi di internal Feilengcui mengenai apakah harus mempertahankan sang naga.
Faksi militan dari barisan milisi bersikukuh bahwa keputusan tuan tanah sudah benar. Prajurit Panda dengan gaya tegas mereka - sebagai Bimon non-pribumi Benua Aigean - sama sekali tidak menganggap spesial ras naga. Seperti kata Gud: "Naga cuma kadal bersayap. Lempar Tombak Bermata, nggak mati pun pasti terluka parah."
Saat Gud mengucapkan itu, Vieri memainkan bulu ek burung unta hitam di tangannya sambil mengacungkan jempol.
Cui Beixi dan Kepala suku Andulan menyatakan penolakan. Keduanya yang telah lama menjalani kehidupan, tentu paham betul betapanya gaya dan keistimewaan memiliki naga peliharaan, apalagi Naga Peri yang kebal dan mampu memantulkan elemen ini, benar-benar merupakan Peliharaan Magis kelas atas yang tidak pernah berani diimpikan oleh para Pendeta.
Masalahnya adalah, memanggil peliharaan magis itu seperti pernikahan, harus terjadi atas dasar sukarela kedua belah pihak. Untuk Guo Guo dan Bangau Api, karena mereka saling cocok seperti pinang dibelah dua, dan Guo Guo kebetulan bisa menggunakan gulungan lagu perang, maka wajar jika Guo Guo menjadikan Bangau Api Bolangsha sebagai peliharaannya.
Namun masalahnya terletak pada Naga Peri yang menjadi "beban tambahan" ini. Naga biasa baru bisa berubah wujud manusia setelah mencapai tingkat empat, sedangkan Naga Peri dan Naga Pelangi adalah ras naga tingkat tinggi yang sejak lahir telah memiliki wujud manusia.
Sepanjang sejarah benua, tunggangan Ksatria Naga manusia dan Naga Peliharaan Pendeta Naga Bimon sebagian besar terdiri dari naga di bawah tingkat empat, jarang ada contoh naga tingkat tinggi yang bisa berubah wujud manusia menjadi tunggangan atau peliharaan magis. Apalagi menjadi peliharaan monster tingkat rendah? Kisah seperti ini jika diceritakan bahkan orang bodoh pun takkan percaya. Bagaimana mungkin Naga Peri yang sombong ini mau menerima penghinaan seperti itu dengan rela?
Untuk hasil sampingan "beli satu dapat dua" yang tak terduga dari Guo Guo ini, pendapat Cui Beixi dan Kepala Suku Andulan adalah sebaiknya "beri kelonggaran pada naga jika memungkinkan". Jika pihak lain tidak bersedia, bukankah tidak pantas menggunakan kebetulan singkat dari "Mimpi Giok" untuk memaksa menahan Naga Peri ini? Menciptakan musuh kuat tanpa alasan jelas bukanlah hal baik. Terutama ketika memancing kemarahan Naga Peri yang mengenakan cincin pertunangan - pasangan pernikahannya pasti adalah Naga Pelangi yang juga memiliki darah Naga Suci. Jika Naga Pelangi datang mengganggu, konsekuensinya tidak bisa lagi dijelaskan hanya dengan kata "buruk". Meski ras naga bukan tak terkalahkan, mereka tetap kekuatan puncak yang sangat kuat. Menantang mereka bukanlah masalah yang bisa diselesaikan hanya dengan nekat atau keberanian. Lagipula, karena Guo Guo sudah memiliki Bangau Pasir Bolangsha yang setara naga, menambah masalah seperti ini sungguh tidak bijaksana.
Seandainya Ai Wei'er tidak meminum empedu ular Feiwenli, mungkin Liu Zhenhan akan mendengarkan saran dua senior ini. Namun kecerdikan impulsif dan kesombongan Naga Peri telah menghancurkan kebebasan yang sebenarnya bisa mudah ia peroleh.
Pada musim dingin Tahun 140 Kalender Aegean, Naga Peri memulai langkah pertama perjalanan panjangnya sebagai hewan peliharaan. Di wilayah Feilengcui, gelombang besar pertama demam penempaan besi pun dimulai.
Liu Zhenhan awalnya mengira dia bisa menjadi pedagang senjata dan meraup keuntungan besar, namun kenyataan kembali mengecewakannya.
"Logam ajaib" dengan total berat lima puluh ton terdengar sangat banyak, namun terlihat menyedihkan saat masuk ke proses produksi.
Ambil contoh zirah. Setiap armor yang menutupi tubuh perkasa Bimon membutuhkan minimal 100 pon logam. Lima puluh ton "logam ajaib" hanya cukup untuk membuat 1.000 zirah, belum termasuk kehilangan saat peleburan.
Seribu zirah hanya cukup untuk mempersenjatai satu resimen, sementara garis perbatasan Provinsi Timur Laut memiliki 20 resimen.
Liu Zhenhan akhirnya pahap mengapa armor berat manusia sering disebut dengan dua kata panas - "membakar uang". Dari sini dia menyadari betapa miskinnya sumber daya mineral Kerajaan Bimeng, dan alasan utama Gubernur Rosenborg menjilat pedagang senjata manusia Doluote.
Meski mimpi sebagai pedagang senjata pupus, 50 ton "logam ajaib" cukup untuk mempersenjatai milisi Feilengcui sampai ke lubang anus.
Karena milisi sudah memiliki zirah rotan, seluruh "logam ajaib" digunakan untuk membuat senjata.
Gunung Cukur dalam semalam dipenuhi dengan banyak tungku peleburan. Semua rakyat biasa goblin yang telah diorganisir secara alami menjadi tenaga utama dalam membantu proses penempaan ini.
Kantor tuan tanah juga dipindahkan sementara ke Gunung Cukur. Kondisi geografis Gunung Cukur yang terjal bahkan membuat Liu Zhenhan berencana memindahkan kediaman resmi penguasa ke sini.
Naga Peri memang tidak berbual. Pengalaman bertahun-tahunnya menjelajahi dunia manusia benar-benar memiliki kompetensi nyata. Dari cara terampilnya memegang palu dan menempa besi saja, jelas tidak sesederhana seperti yang ia gambarkan sendiri.
Melihat tatapan takjub semua orang, Naga Peri tersenyum: "Aku kan juga termasuk ras naga, tentu punya sedikit kekuatan. Tidak perlu sampai terkejut seperti ini kan?"
Siapa yang bilang Naga Peri tidak punya kekuatan? Liu Zhenhan memandang gaya sang naga mengayunkan palu dengan perasaan kesal.
Untuk mempelajari teknik penempaan Naga Peri, Liu Zhenhan khusus mengeluarkan sejumlah uang. Vieri dikirim bersama beberapa milisi ke Weisisipang untuk menyewa belasan pengrajin berkepala sapi dari Suku Berbual, agar mereka bisa belajar pengalaman menempa dari sang naga.
Ketika Vieri kembali, selain membawa para pengrajin berkepala sapi, dia juga membawa kabar buruk. Pertempuran melawan manusia gurun yang dimulai musim gugur lalu, awalnya berjalan sangat sukses sehingga pasukan Bimon menjadi lengah. Dua resimen dari Korps Timur Laut yang dikirim ke garis depan terjebak dalam strategi umpan musuh, terisolasi jauh di dalam gurun Taklimakan yang luas. Kemungkinan mereka tersesat arah dan hingga kini belum ada kabar. Diperkirakan seluruh pasukan telah binasa.
Saat ini, Weisisipang diselimuti awan kesedihan.
Dalam ekspedisi menghukum negara manusia gurun ini, Korps Tulun Provinsi Timur Laut mengerahkan total sepuluh resimen. Setelah pertempuran berkepanjangan, hanya lima resimen yang masih utuh formasi tempurnya - separuh pasukan telah musnah.
"Ada kabar tentang Pangeran Richard?" Liu Zhenhan tiba-tiba berseri-seri. Bukankah Yang Mulia Pangeran juga berada di Korps Tulun Timur Laut? Alangkah baiknya jika dia juga gugur.
"Tidak. Pangeran Richard karena keberaniannya dalam pertempuran dan berhasil memenggal lebih dari sepuluh kepala musuh, telah menerima Medali Elang Berkepala Dua dari Dewan Tetua. Konon setelah musim semi nanti, saat Olimpiade Nasional Pendeta Kerajaan digelar, Imam Agung Jubah Merah sendiri yang akan menganugerahkannya." Vieri tampak ragu saat mengatakan ini.
"Baru belasan kepala? Medali Elang Berkepala Dua ini terlalu murah harganya!" Begitu jawabannya keluar, ekspresi kecewa langsung terpancar di wajah sang tuan tanah.
“Apakah ada korban besar di legiun lain?” Cui Beixi juga bertanya dengan panik.
“Selain Legiun Tulun Timur Laut yang dihancurkan secara terorganisir, tidak ada lagi. Korban non-tempur sangat parah, gurun menjadi sangat dingin di malam hari, banyak prajurit yang mengalami radang dingin. Selain itu, kekurangan air juga terjadi. Serangan awal terlalu mudah, garis depan terlalu panjang, tenaga logistik kami sangat kewalahan. Sekarang dukun sangat langka di garis depan.” Ksatria Beruang mengangkat bahu, membuat gerakan penyesalan untuk menyampaikan rasa prihatinnya.
“Kita sebaiknya mengirim beberapa biarawan ke garis depan.” Ular wanita cantik itu menatap Liu Zhenhan: “Ini untuk mengabdi pada negara, para prajurit membutuhkan bantuan mereka.”
“Tidak bisa menolak tanggung jawab.” Liu Zhenhan yang jarang tidak menawar langsung menyetujui permintaan Mentor Ular Wanita Cantik, hal ini membuat Cui Beixi benar-benar terkejut.
“Keselamatan negara adalah tanggung jawab setiap 'Pigge'.” Liu Zhenhan mengucapkan kata-kata yang sangat bijaksana, membuat semua orang tercengang. Mentor Ular Wanita Cantik merasa sangat terharu dalam hatinya.
“Nak, kamu sudah dewasa.” Cui Beixi berpikir dalam hati.
Untuk melepas Kepala suku Andulan dan Biarawan Feilengcui yang akan mengabdi pada negara, Feilengcui khusus mengadakan pesta api unggun megah.
Hanya dua bulan kemudian, rombongan biarawan sudah kembali ke Feilengcui.
Saat Kepala suku Andulan kembali, senjata Milisia Feilengcui baru saja selesai ditempa. Seluruh pasukan telah mundur ke Bukit Merah Feilengcui, tepat saat latihan menggunakan senjata baru dimulai.
Bahkan tak sempat menyapa tuan tanah, para Biksu Green langsung bersorak gembira terpesona oleh senjata-senjata baru yang berkilau.
Sambil menggerutu dalam hati tentang kenaifan murid-muridnya, Kepala suku Andulan tersenyum ramah kepada tuan tanah yang memegang dua kail harimau raksasa.
Prajurit mammoth kini menggunakan pedang militer baru sepanjang dua Ren. Dua pedang di punggung, satu di tangan. Dari pertempuran melawan pasukan gabungan perampok, dua sloth tanah dan satu beruang gua raksasa yang terluka parah ternyata selamat secara ajaib, dan sekarang dimasukkan ke pasukan kavaleri oleh tuan tanah yang serakah. Kolina sedang melatih mereka.
Desain pedang ini dibuat langsung oleh tuan tanah, meniru kelukan pedang gading dengan punggung pisau yang dipertebal. Pegangan diisi timbal untuk menyeimbangkan berat, membuat total berat pedang mencapai 120 pon yang mengerikan.
Setelah jadi, Liu Zhenhan terus merasa pedang ini mirip pedang kavaleri, tapi lebih ganas. Kelukannya lebih ideal untuk menebas, punggung pisau yang tebal juga cocok untuk menghantam. Siapa pun yang dipukul batang besi 120 pon pasti akan muntah darah setengah liter.
Kepala suku Andulan gemetar hanya melihat bentuk pedang yang menyeramkan ini.
"Pedang yang indah! Aku belum pernah melihat desain seperti ini. Apa nama pedang ini?" Biarawan belalang sembahyi yang menyukai senjata langsung jatuh hati pada pedang panjang yang gagah ini. Bilah pedangnya dihiasi pola krisan berlapis-lapis yang berkilauan. Saat diterpa sinar matahari, bilah kemerahan itu seakan berlumuran darah.
"Lihat pola di bilahnya! Ini hasil tempaan 150 lapis oleh pengrajin berkepala sapi! Saat mengasahnya saja, sepuluh batu asah habis terkikis! Ini desainan langsung sang tuan tanah, namanya Pedang Pembunuh Naga Feilengcui." Luka Kolina sudah lama sembuh, suaranya yang paling keras menggema.
Nama itu membuat Naga Peri nyaris pingsan di tempat.
"Pedang hebat!" Seru biarawan belalang sembahyi sambil memegang teguh pedang itu.
"Akan kuperlihatkan kehebatannya." Kolina mencabut sehelai janggutnya. Ia membalikkan bilah pedang di tangan biarawan, lalu mengibaskan janggut ke mata pedang. "Kring!" Suara halus terdengar saat janggut terbelah dua.
"Pedang Bimon sudah sehebat ini?" Para biarawan belalang sembahyi bertekad menemui tuan tanah untuk meminta satu koleksi.
“Kau tahu berapa banyak yang kubawa?” Kolina tersenyum sambil membuka mantel kulitnya.
“Obisilachi!” Para biarawan itu semua terserang penyakit mata merah.
Di pinggang Kolina masih terselip tiga pisau utuh. Panjang pendek beragam, ditambah dua pedang panjang di punggungnya, total enam bilah! Semua tersarung sisik ular indah, tampak gagah perkasa.
Perut buncit para penyair kuda nil sudah lama menghilang, tersisa otot-otot besar yang terbentuk. Sekilas mereka terlihat jauh lebih kurus. Di tangan masing-masing membawa kapak besar gaya Vihizi dan perisai raksasa berbentuk elang. Di ikat pinggang juga terselip beberapa kapak kecil jenis tomahawk yang di dunia manusia bisa dipakai menebang pohon dengan mudah.
Tak perlu ditanya, ini semua untuk mengelabui musuh dalam pertempuran kacau.
Prajurit Werwolf semuanya membawa tongkat besi seragam dengan paku-paku kecil di kedua ujungnya seperti gigi anjing. Tongkat besi ini bisa dibelah di tengah menjadi rantai besi.
“Ini namanya apa?” Para biarawan tampak bingung.
“Tongkat Pengadilan.” Belami memiringkan kepala lalu menambahkan: “Tongkat Nunchaku Pengadilan.”
“Pengadilan?” Beberapa biarawan mengedip-ngedipkan mata lama.
Suku Panda tetap mempertahankan tradisi. Senapan pemburu iblis mereka masih bagus, jadi kali ini hanya menambahkan tombak panjang berbobot. Tombak bermata sebelumnya selalu dianggap kurang berat, sekarang akhirnya memenuhi syarat mereka.
"Biarawan-biarawan mengalihkan pandangan mereka ke para Orang Kesturi. Setelah dua bulan tidak bertemu, wajah mereka terlihat jauh lebih segar dan tubuh mereka lebih berotot. Tentu saja, saat berdiri di samping para prajurit berotot, mereka masih terlihat agak kurus. Senjata Orang Kesturi juga menggunakan baja paling sedikit - dari sekitar 40 pemuda, selangkanap ketapel besar bertanduk rusa di ibu jari, hanya ada pedang pendek di pinggang yang cukup mencolok.
"Sejak kapan Orang Kesturi bergabung dengan milisi?" Para biarawan menatap tato tengkorak babi di wajah Orang Kesturi dengan kebingungan, lalu memandang bos mereka.
"Karena ini." Liu Zhenhan mengeluarkan peluru tembaga dari kantong kulit rusa di pinggang Orang Kesturi: "Murka Moradin."
Para biarawan belum melihat kemampuannya. Liu Zhenhan menyuruh Adu mendemonstrasikannya.
Adu dengan ekspresi bangga memutar-mutar jari-jarinya yang lentik, membungkus peluru tembaga. Ia menarik tali kulit kasar pada ketapel tanduk rusa hingga membentuk setengah lingkaran, lalu bertanya pada para biarawan: "Targetnya apa?"
"Coba tembak yang itu," canda seorang biarawan belalang sembahyi sambil menunjuk ke seekor gagak yang melompat-lompat mencari makan di semak-semak sejauh seratus yard.
Sebuah cahaya merah melengkung melintas, disusul suara ledakan "bang" yang keras, gagak bersama semak-semak langsung hancur berkeping-keping, asap tipis mengepul perlahan.
Beberapa biarawan memandang kaku ke arah semak-semak liar yang seperti hantu berambut gimbal itu, serta bulu hitam yang beterbangan perlahan di langit. Mereka menunjuk ke semak-semak sambil menelan ludah berulang kali, tak tahu harus berkata apa.
"Luar biasa!" Kepala suku Andulan bergumam pelan. Senapan api Guli tidak bisa dibuat karena tidak bisa diukir dengan formasi magis unsur angin. Sudah dua bulan berlalu, Kepala Suku Daikui hampir melupakan hal ini. Siapa sangka Tuan Tanah justru menemukan cara penggunaan lain, membuat Kepala Suku Andulan takjub bukan main.
"Tuan Tanah, Anda sungguh jenius!" Kepala suku Andulan mengacungkan jempolnya.
"Hebat? Hebat di mana? Tuan Kepala Suku memang jago menjilat pantat Hao!" Naga Peri menyeringai dingin: "Target senapan api Guli adalah pasukan terbang di langit, baik naga terbang, griffin, gargoyle, maupun Obsidian Destroyer. Termasuk burung manusia suku Disgao Bimon atau manusia kelelawar klan Wallenpol - bagian perut adalah titik terlemah mereka. Tapi bukankah mereka semua terbang di ketinggian 700-800 hingga seribu yard? Bisakah ketapel mencapai jangkauan sejauh itu? 'Kemarahan Moradin' memang efektif melawan gagak, tapi coba gunakan ketapel melawan infantri berat dan kavaleri? Orang Kesturi memang akurat, tapi seberapa pun tepatnya, mereka tak bisa menembus zirah baja berat."
Kepala Suku Andulan yang langsung dikeroyok argumennya hanya bisa menghela napas lesu.
"Jangan hiraukan dia, Tuan Kepala Suku. Berdebat dengannya tak ada gunanya. Beberapa hari lalu, Vieri tidak sengaja membahas pertempuran kita melawan perampok. Dia mengkritik habis-habisan taktikku - bilang aku punya pesulap misterius hebat tapi tak tahu kerja sama tim, tidak mengirim pengintai sebelumnya, serta hanya memerintah serangan frontal tanpa memanfaatkan tiga Pendeta dengan maksimal." Liu Zhenhan terkekeh: "Jujur saja, aku benar-benar belajar banyak darinya."
"Terima kasih untuk kerendahan hati Tuan." Naga Peri menyeringai sinis.
"Kau belum melepaskan dia?" Kepala Suku Andulan menarik sang tuan tanah ke samping dan berbisik.
“Lepaskan dia? Urusanku apa? Guo Guo hanya menandatangani kontrak spiritual dengan burung phoenix, bukan dengannya. Dia terus memaksa tinggal di sini, apa yang bisa kulakukan?” Wajah Liu Zhenhan berkerut seperti adonan minyak.
“Lalu dia...” Kepala suku Andulan ragu-ragu melanjutkan.
“Batch kedua senjata belum selesai, dia pasti akan segera bertanya, tapi pasti kecewa.” Liu Zhenhan menghirup hidungnya: “Lagipula aku tak undang dia untuk tinggal di sini. Tak meminta biaya makan sudah termasuk menghargai harga diri.”
“……”
“Omong-omong, Kepala suku, perang sudah berakhir?” Liu Zhenhan tiba-tiba melihat koper dan buntelan Kepala suku Andulan masih tergantung di cangkangnya, baru teringat sang kepala suku telah membantu garis depan selama dua bulan.
“Sulit dijelaskan singkat.” Kepala suku Andulan menjilat bibirnya: “Atur dulu makan siang untukku, setelah makan baru kubicarakan. Sudah lama aku tak makan kenyang. Membayangkan daging babi panggang koki Setengah Manusia, air liurku langsung menetes.”
“Sialan.”
BAB KE-68 KONSEP ANGKATAN UDARA FEILENGCUI
Daging panggang Hobbit Setengah Manusia memang lezat, bahkan Kepala suku Andulan yang biasanya tenang pun melahapnya dengan rakus seperti angin menyapu awan.
Beberapa komandan milisi Feilengcui juga masuk dengan antusias membawa peralatan baru, terkejut melihat cara makan Kepala suku Andulan.
Tuan tanah menyangga dagu sambil memandangi para biarawan ini, terus-menerus menghela napas. Menurutnya, para biarawan ini sama sekali tidak seperti tentara, malah mirip sekumpulan pengemis kelaparan yang baru kembali dari pengungsian.
"Daging binatang apa ini? Enak!" Kepala suku menggigit kaki panggang besar berwarna keemasan di tangannya, kulit renyahnya mengeluarkan suara "kriuk-kriuk!" saat dikunyah.
"Daging rusa." Koki Setengah Manusia yang gemuk dengan puntung cerutu terjepit di telinga, menggulung lengan baju berminyak, dengan bangga membalik steak daging merah-putih bergaris lemak indah seperti marmer di wajan, sambil bersiul genit.
Guo Guo mengenakan topi bulu beruang tinggi mirip Paus, perut buncit membusung, dengan angkuh membawa Katyusha yang ekornya dikeriting dan Naga Peri masuk ke ruang makan besar. Melihat Kepala suku, dia berseru gembira, melemparkan tongkat pengemisnya, lalu melompat ke pelukan sang Kepala suku.
Kepala suku Andulan berteriak-teriak "sayangku, daging kesayanganku" dengan gemetar mengeluarkan segenggam kurma gurun dari sakunya, memberikan sebagian besar kepada Guo Guo dan sedikit untuk Katyusha.
Meski kurma itu agak keriput dengan kulit seperti mumi yang dikeringkan, setidaknya masih mengeluarkan aroma harum samar.
“Ini barang bagus yang bisa mengeluarkan cairan manis meski tanpa lebah!” Kepala suku Andulan mencubit pipi Katyusha dan Guo Guo, wajah keriputnya merekah seperti bunga kembang lawang yang sedang mekar.
Beberapa nyonya bos beserta Mentor Cui Beixi dan ksatria perempuan Gatanie turun dari gua, masuk ke kantin dan menyapa Kepala suku Andulan.
Ai Wei'er melihat kantong di perut Guo Guo penuh dengan kurma, tak hanya memanggil burung phoenix api untuk berbagi tapi juga menyuapkan beberapa butir ke mulut Naga Peri. Sementara di depan Katyusha hanya ada segenggam kecil, alisnya berkerut sambil berpikir si tua ini jelas pilih kasih pada anak laki-laki.
"Daging rusa dari mana?" tanya kepala suku sambil tersenyum ramah pada semua orang, lalu heran bertanya pada koki Setengah Manusia yang gemuk.
"Ini persembahan para Goblin. Di sebelah Gunung Cukur ada Pegunungan Salju Himalaya Taymur. Setelah turun salju, salju menutup gunung. Kawanan rusa kutub dan elk turun ke padang gurun mencari makan. Kita dapat keuntungan. Tak hanya berhasil berburu banyak, lalu diawetkan dengan bola es. Juga menangkap ratusan ekor hidup-hidup, dikandangkan di belakang Bukit Merah. Kedepannya bisa minum susu rusa setiap hari." Liu Zhenhan menaburkan serbuk buah ara ke roti si tua.
"Para Goblin tidak melawan?" Kepala suku jelas menikmati persembahan tuan tanah, wajahnya penuh kepuasan.
“Melawan?” Liu Zhenhan tertawa: “Mengapa harus melawan? Dengan apa mereka melawan? Keberanian hanyalah kualitas mulia, bukan kekuatan tempur. Perlawanan gigih mungkin memenangkan penghormatan di medan perang, tapi yang menyusul adalah pembantaian.”
“Inilah tragedi ras-ras lemah.” Kepala suku Andulan yang mulutnya penuh daging rusa dan roti, masih sempat berucap penuh belas kasihan.
“Mereka sudah resmi terdaftar di kependudukan Kerajaan Bimeng. Mulai sekarang menjadi bagian dari Kerajaan Bimeng, bukan lagi perampok yang tunduk pada ‘Perintah Pemburu Kepala’. Kalau mereka tak tahu diri, jangan salahkan tindakan tegasku. Untuk urusan pendaftaran goblin ini, Mentor Cui Beixi dan aku khusus mengajukan permohonan ke Kuil Timur Laut. Mentor menanggung banyak kesalahan untukku.”
“Apakah para Bimon sulit menerima transformasi perampok menjadi rakyat biasa?” Kepala suku tiba-tiba merasa makanan di hadapannya tak berasa. Di mata biarawan, semua kehidupan mulia. Ia menyorongkan piring sambil bertanya: “Tapi akhirnya bagaimana mereka bisa menerima?”
“Aku juga memaksakan logika, bahkan mengarang omong kosong bahwa goblin adalah ras tikus Maosi dari Bimon, mengapa tak bisa masuk kependudukan sipil Bimon? Akhirnya pendeta kangguru dari Suku Sheng Kailu itu menantangku berduel. Omonganku ini menyamakan goblin dengan keluarganya, haha, satu Bimon tikus, satu Bimon kangguru.” Liu Zhenhan menggelengkan kepala sambil tersenyum getir.
“Lalu?”
“Richard dan Guo Guo dua bajingan super, benar-benar berduel dengan Imam Tongkat suku Kanguru Tuan Veduka, membuat peliharaan magis Tuan Veduka yaitu Koala Terpetrifikasi babak belur. Sekarang Kuil semakin membencinya. Belum ikut Olimpiade Nasional, Kuil Timur Laut sudah ada dua peliharaan magis Imam Tongkat yang cedera di tangan Richard dan keluar dari daftar kandidat.”
“Wah～～” Kepala suku Andulan mengangguk seperti sudah menduga: “Koala Terpetrifikasi cuma monster elemen tanah, ketemu Phoenix Api ya sial.”
“Kalau pakai Phoenix Api, Grand Shaman Weian mungkin tidak marah. Masalahnya Richard licik, biarkan Guo Guo duel satu lawan satu dengan Koala Terpetrifikasi di panggung latihan setinggi 8 Ren di Arena. Richard bahkan membuatkan Guo Guo sepasang palu tembaga segi delapan, Kampas, setiap palu itu beratnya 150 pon! Koala Terpetrifikasi itu dipukulinya sampai mengenaskan. Siapa sangka peliharaan magis pakai senjata berat! Habis duel, Guo Guo masih mengacungkan palu ke arah koala yang berlumuran darah itu, memaksanya loncat dari panggung 8 Ren. Meski kulitnya tebal, akhirnya kaki belakangnya patah.” Mentor Ular Wanita Cantik terus mengelus-elus dadanya.
“Sayangkuuuu.” Kumis Kepala suku Andulan bergetar gemas sambil membelai lembut pipi Guo Guo, kembali memanggil-manggil "sayang daging hati" dengan penuh kasih.
Guo Guo melesat keluar dengan suara "swoosh", tak lama kemudian kembali sambil menggenggam dua palu tembaga delapan sisi raksasa dengan wajah penuh kesombongan. Satu palu tembaga saja sudah dua kali lebih besar dari tubuhnya, dilihat dari bahan tembaganya, kemungkinan ini hasil peleburan senjata perunggu yang dirampas dari perampok dalam pertempuran sebelumnya.
"Lalu bagaimana Kuil akhirnya menyetujui naturalisasi Goblin?" Kepala suku bertanya.
"Aku melaporkan evolusi alami Helen yang menciptakan Tarian Perang Bimon ke Kuil, kemarahan Grand Shaman Weian langsung lenyap seketika," Liu Zhenhan tertawa licik. "Pendeta Besar secara pribadi menemui aku dan mentor, mengundangku untuk bertanding di Pertemuan Besar Pendeta Olimpiade Nasional tahun depan. Sekarang aku tidak perlu lagi cari koneksi untuk mendaftar. Sudah kukatakan, Guo Guo tidak butuh bantuan siapapun untuk tetap jadi monster terbaik."
"Tapi reputasimu di Kuil Timur Laut semakin buruk sekarang," Ular wanita cantik menggelengkan kepala kecewa. "Orang-orang sekarang memanggilmu Gubernur Perampok."
"Grand Shaman Weian adalah Bimon dengan kebijaksanaan luar biasa. Hak Guo Guo pantas diakui setelah berhasil mengalahkan dua Peliharaan Magis Imam Tongkat berturut-turut." Kepala suku Andulan juga terlihat gembira.
“Coba saling memahami. Upaya kerasku akhirnya tidak sia-sia, dalam proses pembuatan senjata, berkat para Goblin ini, arang di tungku kami tetap tak mencapai titik leleh. Awalnya aku marah dan berencana menggunakan alkohol murni hasil rendaman Mutiara Kura-kura untuk meningkatkan api, tapi para Goblin menyumbangkan dua 'labu minyak'. Wah! Getah labu ini sangat efektif. Menyala saat terkena api, bila digabung dengan arang, nyala apinya langsung menjadi lebih murni.” Liu Zhenhan memandang Naga Peri dengan tatapan penuh makna: “Saat menyerang Gunung Cukur hari itu, aku sang tuan tanah sendirian menerjang sarang musuh. Kalau bukan karena Mutiara Penghindar Api di tubuhku, pasti sudah kalah oleh labu minyak ini sejak awal.”
“Labu minyak kutemukan di kedalaman hutan konifer pegunungan bersalju, sayangnya hanya terkumpul delapan buah. Seandainya ada dua puluh labu minyak, pasti akan kusuruh Deike membawa beberapa ke medan perang. Saat Deike bertempur dengan kalian, aku yakin korban kalian akan bertambah dua kali lipat.” Naga Peri mendengus dingin.
“Tentu saja.” Liu Zhenhan juga mengakui hal itu. Saat itu para Goblin hanya menggunakan tombak kayu terbakar yang sudah menyiksa para Ksatria Mammoth, ditambah sepuluh labu minyak, hasil pertempuran benar-benar sulit diprediksi.
Tapi ada satu hal yang tidak diungkapkan Liu Zhenhan. Benih labu minyak itu sudah disimpannya.
“Labu minyak juga kusuruh para Goblin yang membawanya. Tanpa perintahku, kau pikir mereka akan memberikannya padamu?” Naga Peri menyeringai.
“Bukankah kamu ingin segera membuat senjata agar bisa bebas, kenapa tiba-tiba jadi semangat begini?” Liu Zhenhan langsung menyentuh bagian vital Naga Peri.
Naga Peri itu langsung kehabisan kata-kata.
"Kepala suku, apakah pertempuran di garis depan sudah selesai?" Cui Beixi mengalihkan topik sambil melototi Liu Zhenhan, maksudnya agar jangan mengolok-olok status Peliharaan Magis sang Naga Peri.
"Jangan ditanya. Pergi-pulang dua bulan, sebagian besar waktu habis untuk perjalanan. Tulang-tua ini hampir remuk diguncang jalan. Hasilnya belum sampai setengah bulan, perang malah sudah berakhir." Kepala suku Andulan mengerutkan kening sambil mengusap-usap pinggangnya.
Saat Mentor Ular Wanita Cantik mengirim rombongan biarawan Feilengcui ke Weisisipang, Gubernur Weisisipang dan markas Legiun Toulun jelas sangat gembira. Meskipun Liu Zhenhan telah menyiapkan beberapa budak untuk merawat kepala suku selama perjalanan, pejabat tertinggi provinsi akhirnya menyediakan kereta gajah mewah untuk mengantar rombongan biarawan ke front. Markas legiun bahkan mengirim satuan kecil kavaleri babi hutan sebagai pengawal. Perlakuan istimewa seperti ini jarang terjadi. Tanpa perang, nilai Dukun tidak akan terlihat, apalagi biarawan dengan kemampuan penyembuhan "Cahaya Doa" yang setara dengan pastor manusia.
"Cepat sekali menaklukkan kerajaan manusia di kedalaman gurun?" Liu Zhenhan hampir tidak percaya.
Dulu dia belajar tentang pertempuran hutan, saat itu negara baru mulai membentuk operasi militer resmi dengan berbagai spesialisasi. Operasi gurun, operasi dataran tinggi, dan operasi hutan semuanya masih dalam tahap awal. Dibandingkan operasi hutan, operasi gurun dan dataran tinggi lebih membutuhkan kondisi fisik prima. Ketahanan mental pribadi menjadi faktor penting, sementara dukungan logistik negara juga merupakan komponen krusial.
Dulu di grup militer yang sama dengan Pasukan Shan Qing Qing Shui Lin Lin tempatnya bertugas, terdapat satuan misterius yang dilatih di Gurun Taklimakan. Biaya harian hanya untuk memberi prajurit suplemen tubuh berupa sup nutrisi alami Hongjingtian sudah merupakan pengeluaran besar.
Kapan pasukan Bimon pernah memiliki latihan sistematis yang spesifik seperti ini? Hanya dalam waktu kurang dari setahun bertempur, kerajaan manusia gurun yang bersembunyi di hamparan gurun ribuan li sudah bisa ditaklukkan?
"Menaklukkan negara manusia gurun? Demi Dewi Amphitrite sang Dewi Laut! Sampai akhir pertempuran pun kita tidak menemukan ibu kota musuh, hanya merebut beberapa oasis di sepanjang jalan... eh... kurma ini kudapat dari sana." Kepala suku Andulan menghela napas, "Oasis di gurun terlalu langka. Karena kekeringan ekstrem, pasukan amfibi Smyer sudah mundur sejak awal. Tapi kita Bimon masih punya tiga korps perbatasan, satu resimen Cambuk Dewa Perang, ditambah pasukan pribadi bangsawan. Di Kota Oasis Bimon ada resimen prajurit unta Haus dan prajurit burung unta Aosituitei. Jumlah pasukan terlalu besar. Seiring majunya garis depan, meski beberapa oasis kecil berhasil direbut, tetap tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pasukan besar. Bahkan air bersih mulai dijatah. Ini membuktikan betapa rumitnya logistik kita. Yang lebih parah, siang hari di gurun masih bisa ditahan, tapi malam hari sangat dingin. Banyak prajurit menderita radang dingin. Kita terpaksa mundur."
"Untung Tuan Tanah memberikan Mutiara Malam untuk menghangatkan diri, kami tidak terlalu menderita." Kepala suku Andulan mengedipkan mata kecilnya yang seperti kacang hijau: "Tuan, bagaimana Tuan tahu malam di gurun sangat dingin?"
Mutiara Malam? Naga Peri di sampingnya menatap Liu Zhenhan dengan bingung, merasa tak percaya: Apakah Pigge ini benar-benar segermel itu?
"Cuma tebakan." Liu Zhenhan tertawa terbahak, berpura-pura misterius.
“Lalu apa yang akan Kerajaan lakukan sekarang? Apakah Putri tidak akan diselamatkan?” Helen terlihat cemas.
“Tidak tahu.” Kepala suku Andulan mengangkat bahu: “Menurut kabar burung, setelah musim dingin berlalu, mungkin perang akan dilanjutkan musim panas depan. Sang Raja sedang berdiskusi dengan Imam Agung Jubah Merah Kuil Utama, merencanakan untuk memanggil Tuan Mourinho dari Dua Belas Imam Utama untuk ikut perang tahun depan.”
“Ayahmu benar-benar Berbual! Bahkan Raja harus berunding dengannya.” Liu Zhenhan memandang Gatanie, mengerutkan bibir.
“Bangsawan turun-temurun dan bangsawan akar rumput memiliki perbedaan langit dan bumi. Mengertikah kau?” Ksatria Putri Angsa itu secara halus membuat tuan tanah tersinggung.
“Benar, dalam perang di front barat, perbedaan antara bangsawan dan prajurit rakyat biasa terlalu besar. Meski kami biarawan merawat korban dengan susah payah, jatah makanan dan air bersih masih jauh tertinggal dibanding bangsawan.” Kepala suku Andulan berkata dengan nada sinis.
Wajah Ksatria Putri Angsa langsung memerah.
“Beberapa bangsawan bahkan mengajakku dan murid-muridku untuk mengabdi pada keluarga mereka, sungguh menggelikan.” Kepala suku Andulan mendengus: “Tuan tanah yang kuiikuti meski agak bodoh, setidaknya masih tahu memperhatikan bawahan. Toh dia bangsawan akar rumput, masih punya sedikit nurani.”
“Bagaimana kekuatan tempur manusia gurun? Apakah mereka tangguh?” Liu Zhenhan bertanya: “Jika memungkinkan, tahun depan aku ingin mendaftar ke militer untuk menghadapi manusia gurun yang memiliki permusuhan berdarah dengan Helen ini.”
“Aku juga pergi.” Helen berkata.
“Manusia gurun tidak sederhana!” Kepala suku Andulan mengangguk: “Mereka tidak pernah bertempur frontal dengan kita, selalu muncul tiba-tiba dari entah mana untuk menyergap. Senjata mereka sangat unggul, semuanya pisau melengkung. Mengendarai unta, datang menerjang dan pergi dengan cepat. Senjata Bimon kami sering terpatahkan saat bentrok dengan mereka. Imam Api dari manusia gurun juga sangat hebat, mereka sangat mahir menggunakan elemen api. Pendeta kita sulit mengalahkan mereka.”
“Aku punya pisau gurun, kemarin saat adu pedang dengan Kolina langsung patah oleh pedang panjang logam keras.” Liu Zhenhan tertawa: “Imam Api itu rupanya Penyihir api, tidak tahu siapa yang lebih kuat antara mereka dengan burung phoenix api?”
“Meski Prajurit Behemoth tangguh, manusia gurun terlalu licik. Mereka menganggap penyergapan sebagai taktik resmi, tidak pernah melancarkan serangan frontal besar-besaran. Berperang dengan mereka seperti siksaan.” Kepala suku Andulan menggeleng.
“Sayangnya ras Bordir sekarang tidak punya pasukan udara. Seandainya manusia burung Bimon masih ada, pasti bisa menemukan sarang manusia gurun ini.” Gatanie berkata dingin.
“Bukankah sudah kukatakan padamu, angsa cantik? Di dunia bawah tanah Dataran Carimodo masih hidup sub-ras manusia burung Disgao.” Naga Peri tersenyum.
“Saya sudah mengirim kabar tentang hal ini ke ayah saya melalui surat burung terbang sebulan yang lalu, sebentar lagi pasti ada balasan.” Gatanie berkata dengan bangga.
“Apa?!” Liu Zhenhan melompat berdiri, wajahnya dipenuhi kemarahan.
“Tenang saja, saya tidak menulis dalam surat bahwa Anda memiliki Naga Peri dan Bangau Timur Jauh sebagai peliharaan magis.” Ksatria Putri Angsa segera menjelaskan. Gatanie sekarang, sejak kejadian sebelumnya, meski tidak menunjukkan rasa hormat, jelas lebih menahan diri dalam memperlakukan Liu Zhenhan.
“Aku bukan peliharaan magis!” Naga Peri itu pun langsung merah padam wajahnya.
“Nona Gatanie tidak fair. Saya pernah melihatnya menggunakan 'Nyanyian Pelarangan Langit' untuk menjatuhkan angsa dari udara. Kenapa tidak setiap hari menjatuhkan kawanan angsa dan albatros untuk kita masak? Albatros sekarang yang sudah makan biji rumput setahun, sedang dalam musim dagingnya yang gemuk dan lezat.”
Seorang koki Setengah Manusia mulai mengambil mangkuk makan, duduk di samping Kepala Suku Andulan, dengan santai menyantap makanan tambahan. Hobbit Setengah Manusia harus makan enam kali sehari, termasuk yang satu ini. Kaki kecilnya diangkat tinggi, memperlihatkan sejumput bulu hitam di telapak kaki.
Guo Guo juga menyodorkan kepalanya kecil, hidung mungilnya mengendus-endus.
Koki Setengah Manusia itu segera mengangkat mangkuk dan minggat.
“Zola sayang, kemampuan rasial klan Angsa 'Lagu Larangan Langit' bukan untuk berburu.” Gatanie mengangkat kepala dengan sombong ke arah koki Setengah Manusia.
“Richard berencana membentuk pasukan milisi udara, lain kali kamu bisa pakai 'Lagu Larangan Langit' untuk menghadapinya.” Ning Yu menutup mulut sambil tertawa kecil.
“Kamu mau membentuk pasukan milisi udara?” Semua orang kecuali tiga nyonya bos menatap Lao Liu.
Naga Peri menyeringai dingin, pandangannya seperti melihat orang idiot.
“Apa... jangan-jangan kamu juga mengincar harpy dari dunia bawah Karamdor? Kubilang, pemilik warisan ras Bordir adalah keluarga angsa Saimai kami! Kau tak berhak!” Gatanie memerah wajahnya karena emosi.
“Omong kosong.” Liu Zhenhan berkata: “Kau pikir aku sebodoh dirimu? Menyelamatkan harpy di dunia bawah? Aku tak punya waktu luang untuk itu.”
“Lalu jenis pasukan udara apa yang ingin kamu bentuk?” Cui Beixi merenung sejenak, “Gagasan mereorganisir pasukan udara pernah dicoba oleh Mentorku Tuan Mourinho sepuluh tahun lalu, tapi dihentikan. Richard, ide ini bagus. Aku tahu kau terlihat bodoh tapi sebenarnya lebih cerdas dari siapa pun. Aku ingin tahu rencanamu.”
“Bukankah manusia pernah memiliki pasukan Griffin sebelumnya? Mengapa ras Bimon tidak bisa mengikuti konsep ini? Selalu berpegang pada pandangan lama? Pasukan udara tidak harus berasal dari ras burung Bimon.” Liu Zhenhan mengeluarkan selembar kain rami, membersihkan sepasang kail kepala harimau besar dan berat di tangannya dengan hati-hati.
“Ayah Gatanie, Tuan Mourinho yang merupakan mentorku, dulu memiliki ide yang sama denganmu. Beliau juga ingin membentuk kembali pasukan udara Bimon dengan menggunakan kendaraan tunggangan. Sayangnya, meskipun ide ini bagus, tidak bisa diwujudkan.” Mentor Ular Wanita Cantik menggelengkan kepala.
“Kegagalannya di mana? Ceritakan padaku.” Liu Zhenhan mulai bersemangat.
“Tidak ada kendaraan udara yang cocok.” Mentor Ular Wanita Cantik menjelaskan: “Tubuh kami ras Bimon terlalu berat. Selain Griffin, mungkin hanya Chimera dan naga berkaki dua yang bisa menopang tubuh besar prajurit Bimon. Tapi Richard, tahukah kamu? Bahkan di Kerajaan manusia di pusat Benua Aigean, tempat asal pasukan Griffin, metode pelatihan Griffin sudah lama hilang.”
“Mengapa harus menggunakan monster terbang yang begitu kuat sebagai kendaraan? Bagaimana kalau memilih makhluk besar tapi tidak punya kekuatan tempur?” Liu Zhenhan berkata: “Pasukan kavaleri udara bisa memilih Bimon bertubuh kurus, sehingga bisa terbang di langit biru?”
Mentor Ular Wanita Cantik seketika tertawa, Naga Peri juga ikut tertawa.
"Kendaraan udara tanpa kemampuan tempur ditambah pasukan kavaleri udara yang juga tidak bertempur, lalu apa misi pasukan ini? Hanya jadi sasaran pukul tanpa membalas?" Mentor Ular Wanita Cantik berkata: "Tak kusangka pengetahuan dasarmu begitu dangkal. Negara mana yang mau membiayai pasukan udara tak berguna seperti ini? Pasukan udara biasanya muncul sebagai penembak jitu udara, satu-satunya tujuan mereka adalah memanah penyihir, pendeta atau jenderal musuh dengan panah, sekaligus menghadapi kavaleri udara lawan. Jika monster tunggangan tidak punya kemampuan serangan kuat, sulit untuk mundur aman dari medan perang."
"Ditambah lagi karena membawa zirah berat dan pelana, serta beban ksatria, monster terbang ini hanya bisa terbang jarak pendek, maksimal 50 hingga 100 kilometer saja, lalu harus melepas pelana untuk beristirahat. Dengan begini, mereka juga tidak cocok digunakan sebagai pengintai udara untuk misi pengintaian." Naga Peri menyela, setiap kali menyangkut urusan militer, dia selalu menghujani Liu Zhenhan dengan kritikan tak berampun: "Kecuali setiap kavaleri udara dilengkapi tunggangan seperti Bangau Api Bolangsha, maka tidak akan ada masalah sama sekali."
"Dulu Tuan Mourinho menggunakan monster terbang apa untuk eksperimennya?" Liu Zhenhan yang sudah dua kali ditebas tetap bertanya sambil tersenyum.
"Elang Bertanduk." Gatanie menjawab: "Elang Bertanduk."
"Itu sejenis burung besar yang kepalanya mirip rusa, tapi badannya seperti unggas terbang? Tapi sepertinya Hippogriff bukan termasuk Monster." Liu Zhenhan bertanya.
BAB 69 AIR DINGIN NAGA PERI
"Benar, itu bukan Monster, hanya burung biasa dengan gigi dan cakar yang tajam." Gatanie mengangguk: "Harus diakui, dulu ayah saya dan Tuan memiliki ide yang sama, meninggalkan Monster terbang kuat dan menggunakan burung raksasa biasa untuk mengangkut Ksatria udara. Ayah saya memiliki 10 pemanah Elf handal dengan tubuh sangat ringan, salah satunya bahkan sudah mencapai level 'Shenjian Zheqin'."
Wuah! Liu Zhenhan menjulurkan lidahnya. Suara tarikan napas terdengar di sekitar.
Sombongnya ras Elf sudah termasyhur. Apa alasan para pemanah ulung Elf yang angkuh ini rela mengikuti Tuan Mourinho? Ini benar-benar Berbual!
Bahkan ada seorang Elf yang mencapai level "Shenjian Zheqin", gelar ini setara dengan "pemanah legendaris" di kalangan Bimon, merupakan penghargaan tertinggi bagi pemanah Elf yang terkenal melahirkan banyak pemanah ulung. Shenjian Zheqin tidak lagi menggunakan anak panah biasa, melainkan "bilah bulan", senjata rahasia bermata tiga yang bisa berubah jalur terbangnya di udara setelah dilepas dari busur, memiliki daya hancur luar biasa.
“Jangan heran, mayoritas pengikut ayahku bukanlah prajurit Bimon. Mereka adalah rekan yang dikenalnya saat menjelajahi seluruh benua. Ada penyihir dan prajurit manusia, pejuang kurcaci, juga pemanah elf. Dou Qi Perakku ini dipelajari dari salah satu pengikut ayah, Tuan Lampard, salah satu dari Sepuluh Jago Pedang Benua Aigean.” kata Gatanie dengan datar.
Oh~~ Suara decak kagum lagi terdengar.
Meski tidak tahu level prajurit Jago Pedang manusia seberapa kuat, tapi diperkirakan pasti lebih hebat dari para Jago Pedang Klan Hijau.
“Tuan Mourinho benar-benar seperti pahlawan legenda yang keluar dari novel ksatria.” Liu Zhenhan benar-benar terkesima. Guru leluhur ini punya wajah tampan, kekayaan melimpah, status mulia, peliharaan magis burung phoenix abadi yang setara naga, juga pengikut dari berbagai ras. Aku berwajah rusak, tak punya kekuasaan, bahkan pengikut semuanya Bimon. Ada narapidana, budak, pelaut, biksu, plus sekelompok pemain musik berbudaya. Susah payah dapat naga peliharaan, eh sebelum mati malah mengutukku. Sekarang lebih lucu lagi, bersatu hidup dengan Guo Guo. Mati-matian dapat naga peri, malah terus dihina dan dicari gara-gara oleh peliharaan magis sendiri.
Benar-benar Bimon vs Bimon, membuat Bimon mati kesal. Tak ada keadilan. Liu Zhenhan bergumam dalam hati.
"Helen, Ning Yu, dan Ai Wei'er juga mengangguk-angguk dengan semangat. Dua hari terakhir mereka sedang tergila-gila pada novel ksatria yang dibawa Cui Beixi saat mengantar rombongan biarawan ke Weisisipang. Ai Wei'er tidak bisa membaca aksara Bimon, jadi Ning Yu dan Helen bergantian membacakan untuknya. Cerita tentang pangeran berkuda putih yang datang dengan anggun, membantuh naga jahat dan menyelamatkan putri cantik membuat darahnya mendidih penuh semangat."
"Lanjutkan, aku ingin tahu mengapa Tuan Mourinho tidak berhasil." Liu Zhenhan melirik para gadis yang sedang mabuk cinta itu.
"Burung Roc tidak bisa menahan berat pemanah berkuda dari suku Haus. Membawa elf tidak masalah, meskipun klan Angsa memiliki keunggulan 'Lagu Larangan Udara' dalam menangkap burung Roc, tapi kami tidak bisa membuat pemanah berkuda dengan berat lebih dari 200 pon menjadi kurus. Jadi ayahku akhirnya hanya membentuk regu kecil 10 pemanah elf yang menunggangi burung Roc. Masalah utamanya adalah prajurit Behemoth dengan senjata jarak jauh terlalu berat. Gud, berapa beratmu?" Gatanie menatap Jenderal Pan.
"Aku jauh lebih ringan dari Kolina, hanya sekitar 500 pon. Kalau lebih kurus lagi, aku tidak bisa melempar tombak bermata." Jenderal Pan menjawab dengan agak malu.
"Obisilachi! Jangan libat-libatkan aku!" Ksatria mammoth Kolina marah. Jangan bercanda, mana ada burung yang bisa menahan berat pria kekar lebih dari 1000 pon.
“Berat badan Orang Kesturi paling banyak seratus pon, bahkan kurang. Mereka kurus, sangat cocok sebagai kandidat prajurit udara, dan mereka juga bisa menggunakan ketapel.” Liu Zhenhan berkata.
Ekspresi penuh pencerahan muncul di wajah Gatanie dan Cui Beixi.
“Meskipun pelatihan pemanah membutuhkan bakat, tetapi lebih membutuhkan waktu. Aku pernah melihat Orang Kesturi menggunakan ketapel untuk memburu burung pipit, memang sangat akurat, pantas disebut ras pemanah ulung dengan karakter 'panah' dalam namanya. Tapi sayangnya ketapel hanya bisa melontarkan batu kerikil, menggunakan batu untuk perang akan ditertawakan musuh. Jika menggunakan 'Kemarahan Moradin', mungkin bisa dicoba, tapi 'Kemarahan Moradin' total hanya sekitar seratus butir. Dengan empat puluh pemuda Orang Kesturi yang kau pilih, jika dibagi rata, masing-masing hanya dapat tiga butir.”
Naga Peri menyindir dingin: “Tuan Pigge yang terhormat, aku tidak tahu mengapa kau memindahkan pohon 'Mulberry Midas' tertua ke Feilengcui. Tapi yang ingin kukatakan, jika kau ingin memenuhi amunisi Pengawal Orang Kesturimu, mungkin butuh empat puluh tahun lagi.”
“Dilihat dari teknologi alkimia saat ini, meriam tangan Guli sama sekali tidak mungkin dibuat. Sedangkan jangkauan ketapel Orang Kesturi juga tidak terlalu jauh, keduanya memiliki kelemahan yang sulit diatasi. Aku menghancurkan desain meriam tangan bukan karena kesombongan, tapi karena menemukan jalan pintas lain.” Liu Zhenhan melirik Naga Peri dengan pandangan merendahkan seolah menghadapi orang bodoh.
"Jalan pintas apa?" Mentor Ular Wanita Cantik bertanya dengan serius.
Cucu didik ini sering punya ide licik, kali ini semoga tidak mengecewakan.
"Mentor, pertanyaan ini akan kujawab nanti. Pertama aku ingin memberi kuliah. Siapa di antara kalian yang bisa jelaskan, apa itu serangan sejati?" Liu Zhenhan membalas bertanya.
"Serangan ya gebrak lawan pakai golok besar!" Kolina memeluk golok baja panjangnya sambil berteriak.
Para milisi mengangguk-angguk.
O'Neill mengacungkan jempol ke Kolina dan berbisik, "Bego."
"Serangan sejati harus menghancurkan lawan secara fisik dan mental, dengan teknik pedang elegan yang menghancurkan kepercayaan diri mereka dari dalam! Seperti Ksatria Suci manusia yang pakai senjata tumpul tapi tetap bisa mengalahkan musuh. Serangan tak hanya fisik tapi juga mencakup ranah mental." Gatanie berbicara panjang lebar dari sudut pandang kodeks ksatria, memperlihatkan perbedaan ksatria profesional Kuil dengan ksatria amatir Feilengcui. Naga Peri menyeringai ekspresi "berani-beraninya kau bicara strategi militer".
"Serangan sejati sebenarnya adalah cara paling sederhana, melalui jalur terpendek, untuk membunuh lawan secepat mungkin." Liu Zhenhan berkata perlahan setelah tak ada yang angkat bicara, "Inilah yang selalu kusebut sebagai one-hit kill!"
"Tapi tak ada ilmu bela diri sempurna di dunia ini. Setiap serangan punya celah penghindaran." Gatanie menyahut.
“Senapan Guli sudah sangat sempurna, sesuai dengan pepatah 'tidak ada yang tak tertembus, hanya kecepatan yang tak tertembus'. Jika formasi magis Unsur Angin pada palu penembak bisa menerima kekuatan magis yang paling lengkap, peluru yang ditembakkan Senapan Guli, karena memiliki alur laras yang tetap, akan memiliki kecepatan tembak secepat kilat dan akurasi tinggi. Secara teori, kecepatan seperti ini memberi ruang penghindaran yang jauh melampaui kemampuan reaksi tubuh.” Liu Zhenhan menambahkan: “Terutama dalam jarak pendek menghadapi senapan, mustahil untuk menghindar. Saat itu aku hampir terkena tembakan Raja Goblin Deke, hanya karena kekuatan magis angin dari Senapan Guli yang terkubur 10.000 tahun ini tidak cukup, ditambah kewaspadaanku, sehingga Guo Guo punya waktu untuk melindungiku.”
“Aku mengakui hal itu, tapi sayangnya Senapan Guli tidak bisa diproduksi. Plus pengisian ulang kekuatan magis juga masalah besar, apa yang ingin kau gunakan untuk mengimbanginya?” tanya Naga Peri.
“Ketapel.”
“Ketapel?”
“Jarak tembak ketapel tidak bisa mencapai 200 yard. Kita bisa menggunakan burung besar untuk mengangkut pemanah Orang Kesturi, bukankah masalah jarak teratasi? Jika melakukan serangan udara ke darat, di ketinggian, kekuatan 'Murka Moradin' bisa dimaksimalkan melalui kombinasi ketapel dan gravitasi. Untuk pertempuran udara malah lebih sederhana. Kita tidak perlu memikirkan formasi magis Unsur Angin yang rumit atau laras berulir standar. Dengan sengaja mempersempit radius pertempuran dalam 200 yard menggunakan ketapel primitif ini. Menurut perkiraanku, dalam radius 100 yard, kecepatan tembak ketapel yang gesit akan membuat musuh hanya bisa bertahan dengan baju zirah tebal atau menerima pukulan.” Kata Liu Zhenhan.
Perkataan ini benar-benar membuat Naga Peri terdiam.
Metode yang sepenuhnya mengabaikan prinsip desain canggih Senapan Api Guli ini, dengan menggabungkan dua cara tradisional, akhirnya justru mencapai tujuan yang sama dengan senapan api kuno, memaksa Naga Peri melakukan introspeksi.
Semua orang di sekitar tenggelam dalam perenungan.
"Semua jalan menuju Weisisipang, kita tidak boleh hanya mengikuti jejak nenek moyang." Liu Zhenhan tersenyum.
"Konsep ini benar-benar jenius." Bahkan Gatanie pun harus mengakui.
Selain Orang Kesturi yang memiliki ketapel, di antara ras Bimon yang bisa menunggang burung terbang ke langit dan menggunakan serangan jarak jauh hanyalah lemparan tali Kobold Doghead dari Ras Dog serta tombak berduri Manusia Landak dari Suku Palung Pelangi. Kedua suku bawahan yang pengecut ini sama sekali tidak memiliki ketangguhan seperti Orang Kesturi dari Suku Deer.
"Kadang aku terus meragukan satu hal, apakah kau masih termasuk Pigge yang terkenal bodoh di kalangan Bimon?" Cui Beixi secara halus mengungkapkan pujiannya.
"Maaf, aku akan membuatmu malu lagi, Yang Mulia." Naga Peri mengangkat kepalanya keluar dari lamunan, berkata sambil tersenyum: "Yang Mulia, berdasarkan asumsi Anda, izinkan aku membuat deduksi. Pernahkah Anda berpikir - bagaimana jika bertemu musuh udara? Dalam Pertempuran Udara Hyjal, tombak terbang Harpy kalah melawan panah pasukan Griffin manusia. Saat ini negara-negara manusia di Benua Aigean telah merancang busur beruntun canggih yang bisa menembakkan tujuh anak panah berturut-turut. Mengabaikan masalah mahalnya harga alat ini, aku ingin bertanya: bagaimana penembak ketapel Orang Kesturi Anda akan menghadapi situasi seperti itu?"
“Ketapel kami memiliki kulit pembungkus yang besar dan luas, setiap kali bisa melontarkan tiga 'Murka Moradin' sekaligus. Dalam satu tarikan napas, bahkan anak-anak dari suku kami Orang Kesturi bisa menembakkan ketapel dua kali berturut-turut. Kecepatan tembusan silang rantai pasti takkan bisa menyaingi kami.” Adu menegangkan urat di dahinya, berusaha mempertahankan kebanggaan sukunya. Tak ada pemanah ulung dari ras manapun yang mau mengakui mesin bisa mengalahkan keahlian mereka.
“Tapi kalian tak punya cukup 'Murka Moradin'.” Naga Peri tersenyum.
Liu Zhenhan menarik lengan Adu yang hendak membantah.
“Baik, aku akan mengalah lagi. Bahkan jika kita asumsikan kalian punya amunisi cukup, izinkan aku memberi tahu satu hal: mereka yang belum pernah terbang di angkasa takkan pernah paham rasanya melayang di udara. Hadirin sekalian, meski Nona Gatanie berasal dari ras Bordir yang bangga, tapi kemampuan terbangnya sepertigus sudah dicabut oleh Dewa Perang yang kalian sembah bukan? Dengan demikian, aku mungkin satu-satunya di sini - selain Burung Bangau Bolangsha - yang memiliki kemampuan terbang alami?” Naga Peri mengedipkan mata.
Ini fakta. Semua orang mengangguk.
“Ingin tahu mengapa aku selalu terbang di ketinggian rendah?” Naga Peri dengan anggun memandu alur pikiran hadirin.
Bahkan Guo Guo dan Katyusha ikut mengangguk.
"Langit biru yang luas tidak sesempurna yang kalian bayangkan. Terbang di udara mungkin terlihat indah, tapi tahukah kalian semakin tinggi ke angkasa, betapa pedihnya rasanya diterpa angin utara! Arus udara kuat akan membuat matamu sulit terbuka, udara dingin akan membuat tubuhmu kaku dan menggigil. Dalam kondisi alam yang kejam seperti itu, wahai pemanah Orang Kesturi, bisakah kau mempertahankan kecepatan tembakan yang nyaris hiperbola dan akurasi memukulmu? Dinginnya tubuh mungkin bisa dilawan dengan mantel kulit tebal, tapi bagaimana dengan mata? Angin utara akan membuat matamu terus mengeluarkan air mata, saat itu pandanganmu akan kabur seperti terhalang air." Naga Peri tersenyum ringan: "Di saat seperti itu, mana yang lebih hebat antara busur panah berantai dan ketapelmu?"
"Busur panah lebih hebat." Adu adalah orang yang jujur.
"Cih~~ Selain beberapa ksatria naga dan Ksatria Suci Griffin dari Gereja Saint Paul, negara manusia sekarang punya pasukan kavaleri udara apa lagi? Ini cuma asumsimu saja." Ai Wei'er juga mendengus.
“Doktrin tentang kelemahan alami antar pasukan memang selalu ada, Nona Putri Duyung, jangan sengaja menyangkalnya. Tidakkah Anda tahu bahwa manusia adalah ras yang paling ahli dalam belajar dan memperbaiki diri? Mengapa manusia bisa mendominasi seluruh benua? Mengapa bangsa naga yang bangga pun rela menjadi kendaraan tunggangan mereka? Justru karena mereka mampu menghadapi kekurangan sendiri dan mempelajari kelebihan ras lain.” Naga Peri dengan lihai merendahkan Bimon: “Mengapa Bimon tidak bisa membuat busur panah silang? Mengapa ras lain juga tidak bisa? Hanya pengrajin manusia yang memiliki kemampuan ini? Anda bisa menggunakan burung besar tak bertempur sebagai angkatan udara, manusia juga bisa.”
“Kebijaksanaanmu bisa menerangi seluruh langit Benua Aigean.” Liu Zhenhan mengucapkan kata-kata yang sangat cengeng untuk mengekspresikan perasaannya.
Seandainya Naga Peri tahu bahwa semakin dia menunjukkan kemampuannya, Lao Liu justru semakin tidak akan melepaskannya, pasti akan tetap diam.
Kesombongan bawaan bangsa naga sekali lagi menghancurkan jalan kebebasan Naga Peri, dan semakin menguatkan tekad Lao Liu untuk tidak melepaskannya.
“Richard, burung besar apa yang akan kamu gunakan sebagai tunggangan?” Cui Beixi yang cerdik sudah mengetahui semua harta karun Lao Liu. Pohon mulberi emas berusia 800 tahun itu sejak dipindahkan Liu Zhenhan, dibuatkan gua khusus dan dijaga pasukan setiap hari. Cui Beixi yang awalnya bingung, kini tiba-tiba menebak maksudnya.
“Burung Raksasa Newton.” Liu Zhenhan sendiri juga tertawa: “Yang ingin saya gunakan adalah Burung Raksasa Newton.”
BAB KE-70 Hati Seorang Gadis
“Hehe, burung ini memang sangat besar, masih termasuk monster, dari golongan asam. Tak ada komentar! Hmm...” Ucap naga peri ini terdengar sedikit sarkastik.
Monster pengasam korosif, selain Monster Perang Komodo yang layak disebut, lainnya pada dasarnya tidak berguna. Burung Raksasa Newton adalah unggas herbivora, apa kekuatan serangannya? Kalau bukan karena postur raksasanya yang mengesankan, sebenarnya termasuk monster level rendah. Ai Wei'er dan Liu Zhenhan yang tersesat ke wilayah Wolfgang di Pegunungan Bering pernah menjatuhkan seekor dengan gulungan kerang ajaib "Panah Air" dari pakaian dalam mereka, membuat Pendeta Salamander Robert terkesima.
Burung Raksasa Newton yang bodoh ini hanya bisa bersaing dengan arwah burung camar asam milik Helen sebelumnya, Aragorn.
“Ini benar-benar pilihan yang bagus.” Cui Beixi mengangguk. Di wilayah kekuasaan Bimon, Burung Raksasa Newton termasuk burung berpostur paling besar dan berwatak paling jinak, serta populasinya juga melimpah.
"Bisa terbang ke langit saja sudah cukup." |Liu Zhenhan mengambil sepotong daging rusa dari piring koki |Setengah Manusia dan melemparkannya ke mulutnya, "Bagaimanapun juga pasukan udara |Feilengcui kami tidak bergantung pada serangan |Burung Raksasa Newton, dan |zirah rotan kami sangat ringan sehingga tidak membebani burung-burung itu. Hanya pelana yang perlu dirancang dengan ikatan setengah badan. Pertarungan udara tidak boleh terpaku pada penerbangan datar, perubahan posisi terbang sangat efektif untuk menghindari serangan darat. Daging rusa ini enak... Berikan satu potong lagi... Setengah potong boleh tidak... Sial... Jangan lari... Sialan!"
"Tak kusangka kau tahu tentang ini." Mata besar |Naga Peri yang jernih berkedip-kedip cepat.
Adakah tentara yang tidak tahu manuver menghindar seperti ular dan gulingan sayap pesawat tempur? |Richard tertawa dalam hati.
"Tapi sebelumnya |Naga Peri yang muliah pernah mengatakan angin kencang di ketinggian akan membuat |Orang Kesturi sulit membuka mata." |Helen bertanya, "|Richard, kau harus mempertimbangkan masalah ini."
|Ai Wei'er dan |Ning Yu tersenyum.
"Apakah |Richard sudah memikirkan masalah ini sebelumnya?" |Helen mencibir, "Kalian mulai menyembunyikan sesuatu dariku sekarang."
“Helen, aku sengaja tidak memberitahumu karena melihatmu setiap hari belajar Nyanyian Perang dan berlatih Tarian Perang dengan susah payah. Pertama-tama, aku ingin berterima kasih kepada Nona Naga Peri. Terima kasih telah melatih belasan pandai besi Orang-orang Banteng yang luar biasa untuk kami selama dua bulan ini. Tanpa seizinmu, aku sudah meminta mereka membantuku melakukan suatu hal kecil.” Liu Zhenhan menoleh ke Ning Yu dan berkata: "Xiao Yu, tolong ambilkan kotak itu dari atas."
“Mana mungkin aku sanggup mengangkatnya.” Ning Yu merajuk.
“Aku akan membantu nyonya bos di dapur.” O'Neill mengangkat tangan.
“Silakan.”
Naga Peri terlihat bingung, seolah tak memahami situasi sepenuhnya.
Mengatasi angin utara? Bagaimana caranya? Dalam Nyanyian Perang Bangsa Behemu pun tidak ada nyanyian untuk menghalau badai. Kalaupun ada, efek cahaya nyanyian perang akan cepat mereda. Yang lain juga dibuat bingung oleh sikap misterius tuan tanah ini.
Ning Yu dan O'Neill segera turun kembali. Di pundak penyair kuda nil itu terangkat sebuah peti tembaga kuno yang disita dari Gunung Cukur.
Liu Zhenhan mengeluarkan setumpuk sketsa dari peti dan melemparkannya ke Naga Peri.
“Ini desain senjata tahap kedua, simpan baik-baik.” kata Liu Zhenhan.
“Harta apa yang mau kau tunjukkan? Jangan bikin penasaran.” Naga Peri menerima sketsa desain dengan perasaan lega. Ini adalah tahap terakhir pembuatan senjata. Begitu selesai, kebebasan sudah di depan mata.
“Harta ada di sini.” Liu Zhenhan mengeluarkan kepalanya dari balik tutup peti, menggoyang-goyangkan benda aneh kecil di tangannya. Benda ini berbentuk seperti mata katak yang menonjol, dua keping kristal hitam terlindungi oleh bingkai baja yang membulat, diikat dengan tali kulit sapi tebal yang elastis.
Sekilas, benda ini terlihat seperti dua cangkang kerang kecil yang disatukan membentuk bentuk aneh.
“Ini kristal hitam?” Semua naga menyukai permata dan koin emas. Naga Peri tidak terkecuali. Sekilas dia mengenali ini sebagai kristal hitam transparan yang tumbuh di gua lava, sejenis giok langka. Meski kurang ideal untuk menyimpan kekuatan elemen, tapi sangat cocok untuk perhiasan. Giok hijau asap di tangan Naga Peri dan kristal hitam ini sejenis, hanya berbeda warna: hijau vs hitam. Keduanya membutuhkan 4.5 miliar tahun untuk terkristalisasi dalam batuan.
“Ini kacamata antiangin rancanganku sendiri. Sayang mutiara antianginku tidak sampai 40 butir, jadi harus pakai akal.” Liu Zhenhan mengenakan kacamata ini sambil mengangguk-anggukkan kepala penuh kesombongan.
(PS: Empat Mutiara Naga Liu Zhenhan masing-masing memiliki atribut kayu, air, api, tanah. Menurut tradisi Tiongkok, kayu melambangkan angin. Jadi Mutiara Antikayu sebenarnya adalah Mutiara Antiangin.)
“Untungnya waktu itu di Ngarai Obsidian banyak mengambil kristal obsidian dari tubuh dark elf, Tuan mengambil, aku juga ikut mengambil.” Vieri tertawa terbahak-bahak: “Kalau tidak, hari ini pasti tidak akan cukup.”
Helen dan mentornya tertawa terpingkal-pingkal.
“Mirip kodok lumpur.” Gatanie juga tersenyum.
“Kodok lumpur memang makan daging angsa.” Sorot mata Liu Zhenhan yang penuh nafsu terlihat di balik kacamata obsidian, membuat wajah Gatanie memerah.
“Kau benar-benar tega.” Naga Peri merasa agak sakit hati. Cincin di jarinya dibandingkan dengan lensa kacamata antiangin ini, diameternya berbeda puluhan kali lipat. Ini adalah giok kualitas tertinggi yang membutuhkan 4.5 miliar tahun untuk mengkristal, bagaimana bisa disia-siakan begitu saja.
Liu Zhenhan melepas kacamata antiangin, mengambil kacamata hitam bingkai emas dari kotak, lalu mengenakannya di hidung. Dia juga memasang dua pasang kacamata katak miniatur berbingkai emas untuk Guo Guo dan Katyusha.
Guo Guo yang mengenakan kacamata katak hitam dengan topi kulit beruang di kepalanya, terlihat seperti burung pemakan bangsa miniatur.
“Bagaimana?” Liu Zhenhan mengambil topi felt Kepala suku Andulan, menggigitnya menjadi bentuk perahu dengan gigi, lalu mengenakannya sambil menirukan pose pasukan Fasis dari 《Tim Pemberani Garrison》.
（PS：Tahun 80-an《Garrison's Gorillas》N populer, kemudian dilarang tayang. Postur kepala suku memegang pisau pegas di situ benar-benar keren banget.）
"Aku juga punya satu." Ai Wei'er melompat girang mengeluarkan kacamata hitam berbingkai bunga violet dari peti, menggoyangkan rambutnya lalu mengenakannya. Mata biru yang dalam tiba-tiba tertutup warna langit malam.
"Tuan tanah pakai, jelek banget. Kamu pakai, sungguh cantik." Gatanie benar-benar merasa iri.
"Pengen aku pukul kalian pakai bambu sampai gegar otak semua." Jenderal Pan Gud mengendus-endus hidungnya: "Kami panda baru saja mengecat lingkaran hitam mata, kalian malah begini. Baik! Aku akan bantu cat pakai sari bunga Wisteria seribu daun."
Liu Zhenhan hampir terjungkal ke tanah.
"Untuk membuat kacamata anti-angin, kau menggunakan begitu banyak kristal hitam? Tidakkah kau merasa ini pemborosan?" Suara Naga Peri gemetar.
Begitu banyak kristal hitam! Dewa Naga Hebo! Mengapa tidak memberikannya semua padaku! Naga Peri berteriak dalam hati.
"Hei, besok kita akan tangkap Burung Raksasa Newton itu, selesaikan urusan ini." Liu Zhenhan menurunkan kacamata hitam di hidungnya, berkata pada Naga Peri: "Kamu lihat dulu desain gambarnya. Kalau ada yang tidak dimengerti, segera tanya aku."
Mata Naga Peri tertuju pada kacamata hitam kecil di wajah Guo Guo dan Katyusha, tak bisa berpaling.
"Ngapain lihat-lihat? Kalau senjata baru selesai dibuat, nanti aku kasih dua kristal hitam," kata Liu Zhenhan dengan kesal.
"Jangan ingkar janji." Naga Peri segera mulai mempelajari gambar desain.
"Cakar Shaman?" Naga Peri berteriak setelah baru membaca satu halaman.
"Ini tiruan cakar 12 inci beruang gua raksasa, modifikasi dari baju zirah tangan. Saat kepal tidak dikepal, cakar tersembunyi di bawah jari. Saat meninju, cakar 12 inci akan menyobek dada musuh. Kualitas cakar harus sempurna, minimal bisa menembus baju zirah sedang." Penjelasan Liu Zhenhan membuat Naga Peri berkeringat dingin.
"Tunggu, ini apa? Payung Giro Goblin? Kenapa kau mencetak ulang desain kuno ini? Ini bukan senjata ofensif, tidak sesuai gayamu." Naga Peri melihat gambar replika senjata kuno.
"Pasukan udaraku sedang dibentuk. Harus ada parasut cadangan kalau-kalau jatuh dari langit." Liu Zhenhan mengelus dagu penuh penyesalan: "Sayang desain kapal udara Goblin tidak ada. Andai bisa membuat kapal udara legendaris itu, ngapain susah-susah bentuk pasukan udara."
Keringat dingin mengucur di dahi A Du. Kampas! Belum terbang sudah mikir jatuh.
“Kipas lipat logam？” Naga Peri semakin melihat semakin frustasi, benda-benda ini tidak ada yang serius.
“Kipas lipat itu elegan dan megah, tentu saja. Karena permukaannya terbuat dari logam murni, pinggirannya pasti diasah tajam. Bukan hanya untuk gaya, tapi juga bisa dipakai untuk keperluan lain.” Liu Zhenhan terkekeh: “Ngomong-ngomong, emas hasil rampokan kemarin masih banyak tersisa, bantu buatkan kalung emas murni setidaknya 2 pon beratnya. Buat beberapa lekukan untuk menempelkan mutiara, aku mau memasang Mutiara Nagaku di situ.”
Demi tinta kristal, Naga Peri tidak banyak bicara lagi dan langsung menerima tugas tersebut dengan lapang dada.
Ini adalah tugas terakhir. Naga Peri menarik napas panjang lega, hatinya dipenuhi kebahagiaan.
Sementara Naga Peri sibuk membuat senjata, Lao Liu juga fokus mempersiapkan pasukan udara.
Seandainya Naga Peri tahu bahwa pasukan udara ini dirancang untuk menghadapi “sang kekasih naga”-nya sendiri, mungkin dia akan langsung pingsan.
Sejujurnya, Liu Zhenhan sendiri tidak yakin bisa menangkap Burung Raksasa Newton hidup-hidup. Menangkap 40 burung yang terbang di langit sementara kita di darat memang cukup sulit.
Setelah diskusi, seluruh Feilengcui sepilih bahwa Ksatria wanita angsa Gotanni adalah kandidat terbaik untuk misi ini. Dengan kekuatan “Lagu Larangan Langit” dari Klan Angsa, menangkap Burung Raksasa Newton pasti semudah membalik telapak tangan.
Saat tatapan bertanya Liu Zhenhan mengarah pada Ksatria Putri Angsa, Gatanie menampilkan ekspresi menunggu dirinya untuk memohon.
Pagi hari berikutnya.
Gatanie yang mengira sang tuan tanah pasti akan mencarinya, sengaja berlama-lama di dalam gubuk tanpa keluar. Bahkan meditasi pagi rutin bersama Helen dan Cui Beixi pun tidak diikutinya. Ia sibuk merapikan zirah dan mempersiapkan perlengkapan perjalanan.
Gatanie bahkan telah menyiapkan dialog untuk saat tuan tanah datang memohon padanya. Ia berencana menyiksa Pigge arogan ini habis-habisan.
Sejak kecil Gatanie selalu dimanja dalam dekapan. Meski didikan ayahnya keras, kecantikan luar biasa selalu menjadi kebanggaannya. Di perbatasan barat daya, bukankah setiap bangsawan muda tampan yang melihatnya pasti akan berusaha keras merebut hatinya?
Situasi ini berubah total di Feilengcui. Tempat yang terpencil dan terbelakang ini, dengan tuan tanah dari ras Pigge bermuka babi yang dianggap lemah, justru berulang kali membuat Ksatria Angsa yang angkuh ini tersandung.
Bahkan kecantikan yang dulu paling dibanggakan, menjadi hal biasa di Feilengcui. Melihat sekeliling: Ning Yu dengan ketenangannya yang memesona, Ai Wei'er dengan keceriaannya yang menggoda, Helen dengan pesona memabukkan. Ditambah keanggunan dewasa Cui Beixi, Feilengcui bagai kamp konsentrasi wanita tercantik se-Benua Aigean.
Siapa yang bisa memahami kegundahan hati Gatanie.
Justru si Tuan tanah Pigge yang paling diremehkannya, tidak hanya memiliki tiga keindahan, kini bahkan memiliki Naga Peri yang anggun dan berbakat luar biasa. Ini membuat Gatanie sampai pusing tujuh keliling tak mengerti.
Di dalam hati Gatanie tersimpan rahasia yang tak seorang pun tahu.
Malam ketika Richard menciptakan gulungan lagu perang itu, ternyata dia mencabut sehelai bulu putih dari sayapnya.
Kampas di atas! Harus diketahui, sayap Klan Angsa adalah lambang harga diri yang tak boleh dinodai oleh Bimon manapun. Sejak zaman kuno, cara pasangan Bimon Angsa menyatakan cinta adalah dengan bertukar bulu sayap. Sepanjang hidup seorang gadis Angsa, satu-satunya bulu yang dicabut haruslah untuk suaminya. Ini adalah rahasia kecil yang dikenal luas di kalangan Bimon.
Mungkin Richard tidak sengaja, toh si kepala babi gila ini selalu ceroboh. Pengetahuan dasar tak dipahami, hal-hal aneh justru dikuasai. Meski kemudian Gatanie berhasil mengambil kembali bulu itu, entah mengapa ia sering teringat kejadian itu saat sendirian.
Entah kenapa, setiap memikirkannya, wajah Gatanie selalu memerah seperti terbakar.
Tatapan Tuan Tanah Richard saat melihat dirinya, meski mengandung ejekan dan candaan, sama sekali tidak bernafsu.
Meski kadang dia berpura-pura jadi playboy dan mengucapkan kata-kata mesum, Gatanie bisa melihat dari sorot matanya bahwa itu hanya gurauan.
Wanita cantik memang sering mengeluh membenci pandangan mesum pria, tapi sebenarnya jika tak ada yang melirik mereka, perasaan mereka akan sedepresi dan sekesal Gatanie sekarang.
Gatanie menyadari dirinya selalu kontradiktif. Di alam bawah sadarnya, Pigge ini dianggap tak tahu malu dan licik, tapi entah di bagian mana tepatnya, dia tak bisa merumuskannya. Secara logika, seharusnya dia sangat membencinya. Tapi setelah lama bersama, Gatanie justru merasa semakin sulit membencinya. Pigge ini menguasai banyak hal menarik, menciptakan permainan bernama "Mahjong" yang pernah dicobanya, dan kini matanya sering merah. Pemain Mahjong semalaman memang biasanya matanya merah.
Pria ini berbeda dengan bangsawan lain. Dia tak pura-pura berkelas, tak juga mengejar gaya romantis. Di wilayahnya tak ada pajak kepala. Bahkan dia menyempatkan mengajari anak-anak lelaki dan perempuan mengukir gulungan. Saat makan pun, dia bersama rakyatnya. Tuan tanah seperti ini belum pernah terdengar di Kerajaan Bimeng, membuat Gatanie tercengang.
Kontras yang mencolok tercipta antara keterusterangannya terhadap orang dalam dan kebohongan berlapis serta tipu muslihat tanpa pikir panjang yang ditunjukkannya kepada orang luar.
Mengapa seorang Bimon bisa memiliki perbedaan yang begitu besar dalam kepribadian? Gatanie terus-menerus bertanya-tanya alasannya.
Semakin lama bersama, Pigge ini justru meninggalkan semakin banyak teka-teki bagi Gatanie. Ia sering mengucapkan pernyataan mengejutkan, menciptakan ide-ide brilian yang memancarkan kecerahan kebijaksanaan. Yang paling aneh, meski terkadang terlihat terjepit, sekejap kemudian ia tetap menjadi yang paling makmur.
Gulungan lagu perang, modifikasi senapan api kuno, pembentukan kavaleri udara - semua ini hanya bisa terpikir oleh Bimon yang benar-benar memiliki kebijaksanaan dan kemampuan berpikir.
Meski dalam percakapan ia sering menunjukkan sikap meremehkan Kuil, namun begitu menyangkut kepentingan nasional Bimon, ia justru sering mengalah. Seperti dulu saat tidak memungut biaya jalan dari tentara bayaran manusia, atau sekarang dengan mengirimkan kontingen biarawan untuk mendukung front barat - semua ini bertolak belakang dengan karakternya. Tapi ia tetap melakukannya.
Gatanie menemukan fenomena aneh: dulu Cui Beixi juga tidak begitu menyukai cucu didik ini, namun akhir-akhir ini bahkan Cui Beixi mulai memujinya.
Sungguh aneh.
Meski seorang bajingan, tapi bajingan yang punya karakter. Gatanie akhirnya memberikan penilaian seperti ini pada tuan tanah tersebut.
Bab Tujuh Puluh Satu Usus Kambing dan Gulungan, Semua untuk Melawan "Burung"
Untuk menangkap Burung Raksasa Newton kali ini, Gatanie sudah bulat tekad. Dia akan ikut, tapi harus menyiksa tuan tanah yang biasanya sok tinggi hati ini, membuatnya merasakan bagaimana rasanya dipermainkan.
Tapi siapa sangka, setelah menunggu sepanjang pagi, tuan tanah tak kunjung memanggilnya. Gatanie mulai gelisah, akhirnya tak tahan lagi dan keluar dari gua.
Dari hutan bambu di lereng bukit terdengar suara membaca keras, itu anak-anak lelaki dan perempuan sedang belajar budaya dari Kepala Suku Andulan yang berilmu.
Sesekali terdengar suara cambuk meraung tajam membelah udara.
Para milisi sedang melatih Megatherium dan beruang gua raksasa di lapangan tanah merah. Keempat binatang buas ini awalnya masih liar, tapi setelah dipukuli habis-habisan oleh tuan tanah yang tak sabar lalu dikebiri dengan satu tebasan pedang, kini di bawah bimbingan cambuk milisi sudah jinak seperti anak domba.
Kolina memiliki 22 orang Mammoth pahlawan kuat di bawah komandonya, namun hanya memiliki 12 ekor Mammoth berbulu panjang. Kehadiran tiga Megatherium dan satu beruang gua raksasa ini membuat mata Kolina berbinar. Selama beberapa hari ini, dia terus menjelajahi padang gurun untuk mencari gua-gua besar, berharap bisa mendapatkan enam kendaraan tunggangan lagi untuk melengkapi pasukan kavaleri Feilengcui.
Gatanie berpura-pura sedang berjalan-jalan santai, menyapa beberapa milisi, lalu menaiki jalan setapak di Bukit Merah milik tuan tanah. Ning Yu dan Ai Wei'er sedang menjemur pakaian sambil tertawa berbincang.
Ai Wei'er yang masih dalam masa pemulihan karena racun dalam cairan tubuhnya, sama sekali tidak melakukan pekerjaan apapun. Seluruh tubuhnya terbungkus mantel kulit harimau indah, berbincang santai dengan Ning Yu.
Dengan licik, Gatanie menggunakan alasan mengunjungi Katyusha untuk mengalihkan percakapan dengan dua nyonya bos ke topik tentang tuan tanah.
Yang mengejutkannya, Tuan Tanah Richard ternyata telah berangkat ke Pegunungan Bering sejak pagi bersama para penembak ketapel Orang Kesturi, sambil mengantar pulang beberapa koki Setengah Manusia dalam perjalanan.
Perasaan hampa tiba-tiba menyelimuti hati Gatanie.
Mata tajam Ai Wei'er menatap langsung ke arah Gatanie yang terlihat linglung, seolah mengandung ribuan kisah yang tak terucapkan.
“Baju kalian sangat indah.” Gatanie menyadari sikapnya yang sesaat kocak tadi, tersenyum dan mengalihkan topik ke beberapa pakaian basah yang sedang dijemur di bambu.
Pakaian basah ini adalah belly band dan korset yang menggoda dan memikat. Bahannya jelas berasal dari kain terbaik Provinsi Timur Laut, modelnya tidak seperti ukuran yang cocok untuk Guo Guo.
Begitu kata-kata itu keluar, wajah Gatanie kembali memerah.
Dia tahu pakaian ini pasti berasal dari selera khusus seorang tuan tanah.
Sekaligus dia sadar kemampuannya mengalihkan topik takkan pernah menyamai kelicikan tuan tanah itu.
Dengan enggan, Ksatria Putri Angsa itu kembali mengubah arah pembicaraan sambil menunjuk deretan benda yang dijemur di bambu: “Sabuk ini sangat cantik.”
Baru setengah kalimat, Gatanie kembali terbata-bata.
Yang dijemur di bambu bukan sabuk, melainkan usus kijang gemuk yang dicuci hingga semi-transparan dan diputihkan dengan batu alum.
Usus kijang gemuk ini sangat kenyal, elastisitasnya bisa menyaingi kulit hiu berkualitas. Karena tak mungkin memakai sarung tangan mewah dari kulit hiu seperti bangsawan, para penggembala Bimon biasa menggunakan usus kijang sebagai sarung jari di musim gugur untuk melindungi tangan dari duri rumput dan semak-semak saat memotong rumput.
Sekarang setiap usus kijang gemuk ini dipotong menjadi segmen sepanjang satu chi, setiap bagian ujungnya diikat simpul.
Butiran air di atasnya berkilauan seperti kristal, hendak menetes namun belum jatuh.
Panjang seperti ini jelas terlalu berlebihan jika digunakan sebagai sarung jari.
Wajah Ning Yu dan Ai Wei'er langsung memerah hingga puncak.
Gatanie tertegun sejenak, lalu segera tersadar, menutupi wajahnya dan berlari ke arah persawahan.
"Tak tahu malu! Mesum!" Gatanie bersembunyi di sudut sepi, mengusap dada yang berdebar-debar, wajahnya merah padam mengumpat.
Saat Gatanie mengumpat Liu Zhenhan habis-habisan, Lao Liu sedang berjalan santai di Padang Gurun Donau.
Awalnya dia memang ingin mengajak Gatanie menangkap Burung Raksasa Newton, tapi kesombongan khas Ksatria Putri Angsa itu membuat Lao Liu merasa jengah.
"Setengah Manusia mati, daging Luóshā berbulu tak layak dimakan." Lao Liu memilih pergi sendiri.
Sebenarnya Liu Zhenhan juga menyimpan sifat angkuh dalam dirinya.
Jarak ke Pegunungan Bering membutuhkan perjalanan pulang-pergi hampir setengah bulan. Andai bukan karena Guo Guo yang menunggangi bangau api terbang bolak-balik di langit sambil tertawa riang, perjalanan ini pasti sangat monoton.
Burung api Bolangsha yang awalnya memiliki banyak kutu, setelah dimandikan Liu Zhenhan dengan alkohol kuat hasil rendaman mutiara kura-kura, kini menjadi bersih dan semakin tampak gagah.
Guo Guo dan burung api kadang menghilang selama setengah hari, sering kembali sambil membawa ular besar atau lipan beracun. Melihat cara burung api merobek dan mengunyah mangsanya, Lao Liu akhirnya memahami perasaan panik Mentor Ular Wanita Cantik setiap melihat burung api.
Menyaksikan keperkasaan burung api yang terbang di cakrawala, Liu Zhenhan semakin yakin untuk membentuk pasukan udara Feilengcui.
Alasannya sederhana: untuk mengantisipasi gangguan dari tunangan Naga Peri.
Lao Liu tidak percaya, dengan satu burung api plus 40 pasukan kavaleri udara, mereka takkan bisa mengalahkan seekor naga?
Belajar dari kesalahan penanaman bambu sebelumnya, biji "Murbei Emas" berumur 800 tahun dan biji labu minyak ditempatkan di gua besar yang ditinggalkan di puncak Bukit Merah. Sekam gergaji yang ditimbun di sekitar gua terus menyala siang-malam untuk menjaga suhu stabil.
Liu Zhenhan secara khusus mengencerkan Mata Air Kehidupan dengan perbandingan 1:50, menyiramnya sekali sehari.
Setiap tetes Mata Air Kehidupan dapat membuat pohon memiliki masa pertumbuhan lima puluh tahun, jadi setiap kali Liu Zhenhan menyiramkan satu tetes Mata Air Kehidupan yang diencerkan, itu berarti memberikan satu siklus pematangan buah pada "Morus Ajaib" ini.
Kecuali sebagian kecil staf inti, warga Feilengcui lainnya belum tahu bahwa tuan tanah telah memanen sekitar 12.000 "Kemarahan Moradin" dan 120 buah labu minyak dalam dua bulan terakhir, dengan rata-rata dua kali panen per hari.
Semua ini adalah harta karun tersembunyi tuan tanah, rahasia militer tertinggi Feilengcui.
Membawa mimpi besar untuk melawan ras naga, Liu Zhenhan tiba di Pegunungan Bering.
Kali ini Liu Zhenhan bukan datang untuk mencari keuntungan, melainkan membawa banyak persediaan makanan dan barang kebutuhan. Hampir setiap Orang Kesturi membawa karung besar, membuat mata Kepala suku Setengah Manusia berbinar-binar.
Setelah beberapa hari menikmati hidangan gratis di perkampungan Setengah Manusia, tuan tanah akhirnya ingat tujuan sebenarnya kedatangannya dan mulai merencanakan penangkapan Burung Raksasa Newton.
Burung-burung raksasa ini membangun sarang di tebing tinggi Pegunungan Bering, menyulitkan upaya penangkapan oleh tuan tanah.
Awalnya Liu Zhenhan masih menggunakan cara tradisional, mencari tebing tempat sekitar 50-60 Burung Raksasa Newton bersarang, membuat perangkap seperti kakak Run Tu, menaruh bulir gandum yang dibawa sebagai umpan. Sekelompok besar orang bersembunyi di hutan buat menyergap, hanya menunggu Burung Raksasa Newton terjebak.
Kalkulasi Liu Zhenhan sebenarnya cukup matang. Di musim dingin, Burung Raksasa Newton agak kesulitan mencari makanan, tak mungkin mereka menolak bulir gandum.
Tapi setelah menunggu berhari-hari, kawanan Burung Raksasa Newton itu hanya berputar-putar di langit, tak mau mendarat.
"Membeku sampai mati tetap berdiri melawan angin, kelaparan sampai mati tak mau membungkuk" jelas bukan sifat Burung Raksasa Newton. Tapi kenapa burung-burung raksasa bodoh ini begitu waspada? Liu Zhenhan yakin kemampuan penyamaran dirinya dan pasukan milisi Orang Kesturi sudah cukup baik. Ia mengerutkan kening lama, tapi tak juga menemukan letak kesalahannya.
Baru ketika Setengah Manusia pengantar makanan dengan santai menggotong keranjang, langsung menaruh makanan di depan Liu Zhenhan dan milisi Orang Kesturi, Liu Zhenhan akhirnya tersadar. Masalahnya ternyata di sini.
Aroma obat dari tubuh Orang Kesturi ini terlalu menyengat. Empat puluh Orang Kesturi berkumpul bersama, menciptakan bau harum yang menyergap indera. Setelah sekian lama bersama mereka, baunya sudah menjadi kebiasaan. Di bawah pimpinan A Du, para Orang Kesturi terlihat tegang karena ini menyangkut langkah pertama mereka menjadi angkatan udara Feilengcui. Perubahan drastis dari budak tak bermartabat menjadi tulang punggung Feilengcui membuat detak jantung mereka tak terkendali.
Semakin mereka bersemangat, aroma obat dari tubuh mereka semakin menguar dan bertambah kuat.
Aroma terkutuk ini tertiup angin hingga memenuhi seluruh pegunungan sepi. Dengan udara yang dingin dan kering, mustahil Burung Raksasa Newton tidak mencium bau menyengat ini.
Liu Zhenhan menghela napas getir. Dulu penembak runduk di pasukannya dilarang merokok atau menggunakan krim kulit, demi kamuflase. Ironisnya Orang Kesturi ini justru memilih jadi penembak jarak jauh meski tubuhnya mengeluarkan aroma obat yang tak mungkin disembunyikan.
Tahun depan saat musim semi tiba, tanaman Qianye Duluo harus segera ditanam! Jika buah Duluo bisa menyerap bau busuk, pasti juga bisa menyerap aroma wangi! Liu Zhenhan mengulang tekad ini dalam hatinya berulang kali.
Saat dia hendak membubarkan Orang Kesturi dan bertindak sendiri, Guo Guo tiba-tiba kembali sambil membawa bangau api yang berkeliaran dari dalam hutan, menangkap seekor kakatua raksasa. Burung nuri raksasa ini sebesar ayam betina tua, dengan jambul bulu emas panjang di kepalanya, paruh bengkok kuning bebek dan bulu-bulu merah menyala yang berwarna-warni.
Guo Guo terbang kembali sambil menunggangi punggung kakatua raksasa itu. Mata burung nuri itu bengkak dipukul, patuh terbang ke sana kemari mengikuti arahan Guo Guo.
Liu Zhenhan tiba-tiba tersadar, bagaimana bisa melupakan bangau api itu.
Bangau api memiliki kecepatan luar biasa. Jika Guo Guo menunggangi bangau raksasa untuk mendekati Burung Raksasa Newton lalu melompat ke atasnya, menangkap satu per satu, menangkap 40 Burung Raksasa Newton tentu semudah membalik telapak tangan.
Imajinasi ini bagus, sayangnya saat diimplementasikan baru tahu tidak seefektif yang dibayangkan.
Burung Raksasa Newton bukanlah makhluk berkarakter relatif jinak seperti kakatua raksasa. Sayap daging mereka membentang sepanjang 6 Ren, tepiannya memiliki cakar tulang seperti kait. Meskipun pemakan tumbuhan, sifat mereka sangat ganas. Kawanan Burung Raksasa Newton ini, begitu melihat bangau raksasa mendekati wilayah mereka, langsung menyerang tanpa ampun menyemprotkan air liur asam seperti hujan deras.
Provokasi mereka membuat Burung Bangau Api Bolangsha jengkel, gelombang api dahsyat yang disertai percikan menyapu, tidak hanya menguapkan cairan asam itu seketika, tetapi juga membakar beberapa Burung Raksasa Newton menjadi gumpalan api beraroma daging yang jatuh seperti meteor.
Bukan Guo Guo yang menghentikan, serangan lanjutan sang Bangau Api bisa menghabisi beberapa Burung Raksasa Newton lagi dari kawanan itu.
Burung-burung Raksasa Newton yang tersisa langsung tercerai-berai seperti binatang ketakutan begitu melihat musuh yang datang begitu ganas.
Lao Liu di bawah tebing marah sampai mengentak-entakkan kaki.
"Lari dari biarawan tak bisa lari dari kuil!" Lao Liu yang selalu punya ide radikal, memerintahkan Bangau Api untuk membakar setiap sarang burung sampai merah membara.
Anak-anak Burung Raksasa Newton yang kelaparan di dalam sarang, semua diikat dengan tali pohon oleh Guo Guo dan dibawa turun - total lima puluh ekor anak burung di tebing itu tak ada yang lolos.
Beberapa saat kemudian, Burung-burung Raksasa Newton yang kabur tadi kembali dengan hati-hati. Setelah berputar-putar di langit, mereka menemukan musuh mengerikan telah hilang, hanya sisa sarang yang mengepulkan asap, dan di tanah terlihat bakul besar berisi kawanan anak burung yang membuka paruh lebar-lebar sambil berkicau "jiu-jiu".
Burung Raksasa Newton satu per satu mengembangkan sayap dagingnya mendarat di tanah lapang, ingin mengambil kembali anak-anak burungnya. Guo Guo menyembulkan kepala besarnya dari kerumunan anak burung, menyunggingkan senyum dengan dua lesung pipit ke arah burung-burung raksasa itu. Sebatang poros kayu di tangannya retak dengan suara "krak", patah menjadi dua bagian.
Lingkaran Jahat dari Jiang's Endurance Kuige menyala-nyala dengan ganas.
Di dalam rompi perut Guo Guo terselip sepuluh gulungan lengkap.
Meski tubuh Burung Raksasa Newton mudah bermanuver di udara, begitu mendarat mereka harus berlari ancang-ancang untuk terbang kembali. Sepuluh gulungan yang dilempar Guo Guo mencakup area seluas seribu meter persegi tanpa menyisakan celah matap sama sekali.
Di tengah tatapan panik burung-burung raksasa itu, Liu Zhenhan bangkit perlahan dari tumpukan jerami kering dengan sebatang jerami menggigit di mulutnya. Setelah mengibaskan sisa-sisa jerami dari tubuhnya, pentungan kayu yang diayun-ayunkannya di tangan terlihat mencolok dan menyilaukan.
Ketika Burung-burung Raksasa Newton kembali sadar, sayap mereka telah terikat rapat. Kepala mereka masih pusing, berubah menjadi bebek besar yang hanya bisa lari tak bisa terbang.
Siulan genit Koki Setengah Manusia bergema di padang gurun.
〖Dalam perjalanan pulang, Orang-orang Kesturi seolah melihat diri mereka menunggang burung raksasa terbang di angkasa, wajah mereka dipenuhi senyum tak terkunci. Hasil kali ini sungguh luar biasa, total berhasil menangkap 54 ekor Burung Raksasa Newton, melebihi perkiraan hampir setengahnya. Andai saja Guo Guo tidak terlalu tergesa-gesa dan menunggu semua Burung Raksasa Newton mendarat, hasilnya pasti lebih banyak lagi.
Sebagai latihan adaptasi, setiap orang duduk di punggung Burung Raksasa Newton, menggunakan rotan desa untuk membuat tali kekang, seolah sedang menunggang burung unta. Kelompok besar ini bergerak megah menuju Feilengcui.
Terkadang kejadian memang tak terduga, siapa sangka pertempuran resmi pertama Angkatan Udara Feilengcui justru terjadi di darat dengan mengendarai hewan tunggangan.
BAB KE-72 PERUBAHAN MENDADAK DI POS PENJAGA
〖Ranting zaitun harus disiram dengan darah hangat agar tumbuh subur.
——Peribahasa Bimon〗
※※※
Liu Zhenhan yang sambil menyiksa Burung Raksasa Newton juga tertawa-tawa bersama Orang-orang Kesturi dalam perjalanan pulang, tidak lupa mampir mengunjungi sahabat lamanya, Pendeta Salamander Robert Baggio.
Pos militer Robert jika dihitung berdasarkan wilayah, sebenarnya belum memasuki hutan tanah asin dan Pegunungan Bering. Pada dasarnya mereka berjaga di Dataran Liar Donau, menguasai jalur strategis dari negara manusia Doluote di kaki gunung bersalju menuju wilayah Fox. Liu Zhenhan harus memutar setengah hari lebih jauh jika ingin mengunjunginya.
Harus diakui, dalam hal penjagaan perbatasan, suku serigala Wolfgang benar-benar membantu Suku Rubah Fox memikul banyak tanggung jawab.
Kunjungan Liu Zhenhan kali ini ke Robert memiliki tujuan lain - mengundangnya untuk bersama-sama menghadiri Olimpiade Nasional Pendeta tahun depan.
Pada masa awal berdirinya Feilengcui, Liu Zhenhan pernah menyuruh Kolina mengambil banyak garam dari wilayah Robert. Robert bahkan mengirimkan hadiah khas wilayah Wolff untuk Liu Zhenhan - sekantong besar buah kaktus dan lumut kriptogamik.
Buah kaktus adalah satu-satunya tanaman di hutan tanah asin - buah yang dihasilkan setelah kaktus berdaging berbunga. Karena tidak ada lebah atau kupu-kupu di lahan garam, dari seratus kaktus yang berbunga mungkin hanya satu yang berhasil berbuah. Inilah yang membuatnya menjadi barang langka yang berharga.
Penampilan buah Xianren seperti bola meteor, setelah mengupas kulit berduri, di dalamnya terdapat daging buah berwarna kuning. Rasanya sedikit sepat, tetapi meninggalkan rasa manis. Lumut yang hanya bisa ditanam oleh Suku Wolf di hutan tanah asin adalah satu-satunya tanaman pertanian yang berhasil dikembangkan, itu pun dengan bantuan banyak Hobbit Setengah Manusia yang ahli kuliner.
Mengirim bulu Simai dari jarak seribu li, hadiah kecil tapi penuh makna. Meski terkadang terlalu fokus pada manfaat langsung, Liu Zhenhan tak pernah lupa membalas budi orang yang baik padanya.
Mengenai status Pendeta Salamander yang tidak diakui Kuil namun terus dipersoalkan Robi, Liu Zhenhan berpikir Olimpiade Nasional mungkin jadi kesempatan baik. Membawa Robi bersama tidak hanya menguntungkan kekuatannya, tapi juga tepat untuk membalas budi.
Setelah lama bergelut, Liu Zhenhan sadar berdebat dengan Kuil sia-sia. Hanya tinju yang bisa membuka jalan. Dengan memenangkan Olimpiade Nasional, hak membangun altar akan didapat. Memberi status resmi untuk Robi saat itu pasti bisa dibenarkan.
Sebenarnya, Liu Zhenhan juga merasa agak aneh setelah kembali mengapa Yang Mulia Qidan, Grand Shaman Kuil Timur Laut, bersikukuh mengirimnya ke Olimpiade Nasional meski mendapat tentangan. Setelah terus-menerus didesak, Cui Beixi akhirnya mengaku. Dia telah melaporkan secara rahasia penemuan gulungan lagu perang ciptaan Liu Zhenhan kepada Grand Shaman Weian Qidan, yang menjadi alasan perubahan sikap drastis Grand Shaman Weian setelah kemenangan Liu Zhenhan atas Pendeta Kangguru Suku Sheng Kailu.
Liu Zhenhan tak bisa menahan desahan dalam hati: Wanita. Namamu adalah si mulut cepat.
Kekhawatiran Liu Zhenhan ternyata berlebihan.
Dia tidak tahu bahwa Cui Beixi adalah kandidat Grand Shaman Weian berikutnya di Kuil Timur Laut, bagian dari program pelatihan khusus kuil, sehingga wajib bertanggung jawab pada institusi tersebut.
Seorang Imam Perang yang berhasil mengalahkan dua Imam Tongkat sekaligus dan menciptakan gulungan lagu perang sendiri, pasti akan menggemparkan Ibu Kota.
Yang Mulia Milu dari Suku Fox, salah satu dari Dua Belas Imam Utama Kerajaan saat ini, telah mencapai usia pensiun karena usia lanjut dan sakit-sakti. Lowongan ini kini menjadi ajang persaingan sengit. Kuil Timur Laut yang telah lama lemah, meskipun jumlah pendeta yang dihasilkan mengungguli kelompok lain, kualitasnya tetap tidak meningkat. Grand Shaman Weian Qidan awalnya tidak memiliki kesempatan, namun kini tiba-tiba muncul dua bakat baru yang menyangga langit. Tentu saja Yang Mulia Qidan tidak akan bodoh membocorkan rahasia ini sekarang. Pada pertemuan pendeta tahun depan, pasangan mentor-murid muda dari Kuil Timur Laut ini akan menjadi bintang kembar - satu memamerkan Tarian Perang, satu lagi menunjukkan gulungan lagu perang di hadapan Imam Agung Jubah Merah dan raja. Kuil Timur Laut akan menjadi pusat perhatian di seluruh Kerajaan Bimeng.
Sejujurnya, Grand Shaman Weian memang terkejut saat pertama kali mendengar laporan Cui Beixi. Namun sebagai pendeta senior yang pernah ikut dalam Pertempuran Hyjal seribu tahun silam, daya tahan mentalnya jauh melebihi pendeta-pendeta yang belum berpengalaman. Bahkan jika peliharaan magis dua Imam Tongkat itu bukan sekadar terluka tapi tewas, Grand Shaman Weian sekarang tidak akan merasa kehilangan.
Liu Zhenhan tidak tahu, si pemboros ini kini telah menjadi harta berharga bagi Grand Shaman Weian.
Saat Xintourou Daren dan para Orang Kesturi serta Setengah Manusia bawahannya tiba di pos pemeriksaan Robbie dengan penuh harapan, mereka terkejut menemukan bahwa pos militer ini telah hancur total. Suasananya sunyi, beberapa ekor gagak hitam bertengger di pagar kayu yang tercabik-cabik sambil berkokok "gak gak".
Ketika Liu Zhenhan dan para Orang Kesturi dengan gugup menerobos masuk, mereka baru menyadari seluruh pos tersebut telah menjadi sunyi senyap. Pandangan mata disambut mayat-mayat berantakan di mana-mana: milisi Orang Anjing Kepala, pasukan penunggang serigala Wolff yang gagah perkasa, bersama serigala mount di kandang, semuanya tergeletak di dalam dan luar tenda yang dingin. Genangan darah yang hitam kemerahan seperti cermin, bau anyir yang mengguncang jiwa menyebar ke segala penjuru.
Meskipun berbagai pasukan perbatasan telah menarik pasukan elit untuk mendukung operasi garis barat Kerajaan melawan manusia gurun, setiap pos perbatasan Suku Wolf setidaknya masih memiliki dua regu dengan total 20 personel lengkap, ditambah sekitar 20 milisi Suku Dog sebagai pendukung. Jika terjadi Serangan musuh, mereka bisa langsung menyalakan kotoran serigala untuk memanggil bantuan dari pos lain yang berjarak lima puluh li. Liu Zhenhan benar-benar tak bisa membayangkan, dari mana datangnya perampok yang begitu berani menyerang tentara reguler Kerajaan Bimeng? Apalagi melakukan ini dengan begitu cepat dan rapi, sampai asap peringatan di menara pengawas pun tak sempat dinyalakan?
Setelah berulang kali mencari, Liu Zhenhan tidak menemukan sosok Robi di antara mayat-mayat penunggang serigala yang gugur. Luka-luka pada tubuh penunggang serigala dan mayat orang anjing kepala juga diperiksa dengan cermat olehnya. Berdasarkan tingkat pembekuan darah, disimpulkan bahwa waktu kematian penunggang serigala adalah tadi malam. Karena cuaca dingin, meski mayat sudah kaku, bercak kematian belum muncul. Luka pada tubuh mereka berupa luka tembus mirip panah atau pedang tusuk, namun senjata di dalam luka sudah diambil. Tidak hanya itu, setiap leher penunggang serigala terdapat bekas sayatan menganga yang dalam. Beberapa mayat bahkan memiliki tulang leher yang terputus, hanya tersisa kulit tipis yang menyangga kepala.
Yang lebih mengerikan, semua mayat penunggang serigala itu telah dilucuti celananya. Ekor berbulu lebat nan indah yang menjadi kebanggaan Suku Wolf telah hilang, digantikan oleh lubang berdarah yang menganga.
Setelah menutup mata terakhir seorang penunggang serigala yang masih terbuka lebar penuh ketidakrelaan, kepalan tangan Liu Zhenhan berderak keras bagai kayu retak.
Penunggang serigala tampaknya disergap dari jarak dekat dalam keadaan tidak siap. Identitas para penyergap ini jelas sangat spesial, jumlahnya pasti tidak banyak, dan memiliki cara untuk mengelabui kewaspadaan para Wolff. Para penyergap ini kejam dan tidak berperasaan, dibuktikan dengan luka tusukan di leher setiap mayat penunggang serigala dan milisi Orang Anjing Kepala. Itu adalah tusukan tambahan yang sengaja dibuat untuk memastikan tidak ada yang selamat.
Di tengah perkemahan masih ada dua tumpukan abu api yang tersisa, sudah padam hanya menyisakan abu hitam. Di sekitar api, banyak kain tenda yang terpotong besar-besaran oleh bilah tajam, terbentang di tanah dengan bekas tekanan berat dari tubuh yang pernah berbaring.
Di tanah juga terdapat banyak jejak kuku yang kacau. Sangat besar dan dalam. Jejak kuda kerdil dan serigala mount di padang gurun hanya setengah dari ukuran ini, dan tidak ada yang memasang tapal besi untuk kuda kerdil maupun serigala mount. Jejak di tanah ini jelas menunjukkan bekas paku kuku di tepiannya.
Dengan sepatu botnya, Liu Zhenhan menendang tumpukan abu. Jarinya mengetuk-ngetuk tanah yang masih menyimpan sisa kehangatan.
Kesombongan para penyergap ini membuat wajah Liu Zhenhan semakin muram. Mereka membunuh prajurit pasukan Bimon, menguliti bulu mewah Bimon, bahkan berani berkemah dengan seenaknya di sini semalaman!
Liu Zhenhan menemukan beberapa remah roti di batang rumput di perkemahan ini. Jelas ini adalah sisa dari seorang penikmat roti yang lupa memakai serbet, sehingga remahnya terjatuh dari sudut mulut. Remah roti itu sangat kering, bahkan tanpa embun. Saat diremas di jari, berubah menjadi butiran kecoklatan yang renyah.
Mungkin melihat ekspresi serius sang bos, A Du bersama Orang Kesturi segera berpencar, mencari-cari benda mencurigakan di sekitarnya.
Tak lama kemudian, Orang Kesturi yang teliti menemukan tumpukan kotoran di semak belukar tak jauh, disampingnya tergeletak tali rami yang penuh noda.
Penemuan ini sangat aneh karena Bimon biasanya menggunakan bahan sekitar setelah buang air, tidak mungkin membawa tali khusus. Apalagi perampok di padang gurun, mereka menggunakan apa saja yang ada, bahkan tanah jika tidak ada.
Roti putih hanya dikonsumsi oleh manusia, apalagi tapal kuda. Tambang Bimon belum semewah sampai memberi alas besi untuk hewan ternak.
Mengenai tali rami untuk cebok itu, Liu Zhenhan pernah mendengar Kepala Suku Andulan bercerita bahwa itu adalah kebiasaan toilet bangsawan istana manusia.
Hari Yosterei tinggal beberapa hari lagi, para pedagang manusia Doluote tidak akan kembali ke Weisisipang saat ini. Bisnis mereka di Kerajaan Bimeng sudah dikelola oleh orang kepercayaan, dan mereka juga bisa berkomunikasi melalui merpati pos. Saat ini mereka seharusnya muncul di pesta koktail keluarga bangsawan, membual tentang pengalaman petualangan mencari emas di negeri barbar.
Selama beberapa tahun terakhir, manusia yang berprofesi ganda sebagai pedagang dan perampok bermunculan di padang gurun. Liu Zhenhan sudah lama mendengarnya, tapi perampok manusia yang terang-terangan menyerang pos perbatasan Bimeng benar-benar di luar perkiraannya. Kemunculan kemungkinan ada bangsawan istana manusia di tengah situasi ini membuat Liu Zhenhan merasa cukup menarik.
Liu Zhenhan segera menaiki burung bangau api, bersiap melapor ke pos-pos jaga lain Suku Wolff di sepanjang padang gurun.
Situasinya jauh lebih buruk dari perkiraannya. Enam pos jaga di sepanjang pedalaman padang gurun yang mengontrol ribuan li wilayah tandus, semuanya telah mengalami nasib yang sama dengan pos jaga Robb.
Suku Serigala Wolff terutama bertugas menjaga hutan tanah asin. Titik konsentrasi pasukan utama berjarak 500 li dari sini. Penambahan enam pos jaga di sini sebagian besar untuk memenuhi kewajiban terhadap suku Setengah Manusia di Pegunungan Bering, sekaligus membantu Suku Rubah Fox yang kekurangan pasukan dalam menjaga perbatasan, sebagai balasan atas bantuan ekonomi tahunan dari suku rubah.
Bersamaan dengan pos pengawasan Robbie, tujuh pos pengawasan di padang gurun dihancurkan hingga ke akar-akarnya tanpa meninggalkan seorang pun yang selamat. Aroma di balik peristiwa ini membuat kening Liu Zhenhan merinding.
Para perampok sama sekali tidak memiliki kemampuan koordinasi seperti ini. Hanya ada satu pihak yang bisa melakukan hal ini - prajurit pengintai dari pasukan Kadipaten Dolot negara manusia, rekan seprofesi Liu Zhenhan - pengintai militer.
Ini berarti negara manusia di seberang padang gurun, Kadipaten Dolot, sedang bergerak diam-diam. Tanpa dukungan negara, mustahil petualang atau tentara bayaran berani melawan sebuah negara. Menyerang pos perbatasan sudah mewakili tembakan pertama agresi.
Kadipaten Dolot dijuluki Negeri Pasukan Bayaran. Meskipun populasi hanya tiga juta - setengah dari total populasi Bimon - dan pasukan regulernya hanya sepuluh resimen, Dolot menampung banyak kelompok tentara bayaran. Hampir semua kelompok tentara bayaran terkenal di benua ini memiliki kantor cabang di sini. "Angin Puting Beliung", kelompok tentara bayaran yang didirikan keluarga menantu kedua Dolot, Thomasi, saja memiliki kekuatan sepuluh ribu orang. Saat perang, Dolot bisa mengerahkan minimal 40.000 pasukan - jumlah yang setara dengan total pasukan perbatasan Suku Serigala dan Suku Rubah Bimon yang menjaga perbatasan timur laut dan tenggara Dataran Liar Donau.
Ditambah lagi, Kadipaten Dolot masih berada di bawah naungan Kekaisaran St. Francis yang dijuluki sebagai salah satu dari tiga negara militer terkuat di benua, pemilik pasukan infanteri terkuat di Benua Aigean - Prajurit Singgasana Perak. Jika serangan Kadipaten Dolot ke Kerajaan Bimeng memang berdasarkan perintah Kekaisaran St. Francis, bukan hanya Feilengcui yang seperti pulau terpencil di padang gurun, bahkan seluruh Kerajaan Bimeng harus mengeluarkan "Dekret Mobilisasi Sabuk Duri" untuk mengajak mobilisasi seluruh rakyat.
Semua pos pemeriksaan di padang gurun telah dicabut, gerbang Kerajaan Bimeng telah terbuka lebar, membuat Feilengcui langsung menjadi hambatan berikutnya di jalur invasi.
Liu Zhenhan tidak sempat lagi terbang ke Hutan Garam untuk melapor, langsung kembali ke pos pemeriksaan Robby, memerintahkan Orang Kesturi untuk mengubur mayat di tempat dan segera melanjutkan perjalanan.
Jika bukan karena upaya yang tak terhitung yang telah dikeluarkannya untuk menangkap Burung Raksasa Newton ini, Liu Zhenhan benar-benar ingin membuang semua burung raksasa yang merepotkan ini.
Liu Zhenhan juga menunggangi burung api untuk menyusuri wilayah Feilengcui mencari jejak pasukan pengintai musuh. Padang gurun terlalu luas dengan banyak tempat persembunyian, demi kerahasiaan Liu Zhenhan terbang sangat tinggi. Setelah menemukan pasukan pengintai yang bergerak, ternyata sesuai dugaan mereka memang menyerang ke arah Feilengcui. Hanya sekitar dua puluh orang, mereka menggunakan bendera rombongan diplomatik. Pos penjagaan perbatasan pasti tidak waspada, bahkan sampai di Feilengcui pun bisa menyerang tiba-tiba.
Dua unit kecil bergerak berurutan di padang gurun, masing-masing menyimpan niat tersembunyi.
Karena perjalanan tidak bisa dipercepat, Liu Zhenhan fokus melatih Burung Raksasa Newton. Setelah pendidikan melalui kelaparan dan pentungan, dengan mengorbankan empat burung yang dicambuk sampai mati, monster-monster yang memiliki sedikit kecerdasan ini akhirnya belajar patuh.
Sebenarnya Liu Zhenhan tidak tega melakukan ini, tapi desakan waktu dan kegelisahan akan pecahnya perang membuatnya tidak bisa menunda lagi.
Sebuah minggu kemudian, Burung Raksasa Newton telah mulai terbiasa dengan benda yang menunggangi punggungnya, terbiasa dengan tali kekang di mulut, dan mulai memahami perintah arah sederhana. Karena sayap di punggung mereka diikat selama beberapa hari, tulang rusuk sayap mulai memar. Liu Zhenhan terpaksa melepas tali rotan dari tulang rusuk sayap burung-burung ini. Khawatir mereka akan kabur jika dilepaskan, dia dengan licik menggoreskan belati pada membran sayap burung-burung raksasa itu.
"Sialan! Paling-paling setelah pulang, beri mereka empedu ular berbisa Feiwenli yang diencerkan. Kalau tidak berhasil, jahit saja sayap mereka!" Liu Zhenhan memutuskan untuk mengambil langkah drastis.
Setelah seminggu berlalu, berdasarkan kecepatan pergerakan pengintai berkuda, seharusnya mereka sudah memasuki wilayah Feilengcui. Namun Liu Zhenhan masih memiliki perjalanan seminggu penuh sebelum tiba di rumah.
Liu Zhenhan yang gelisah memerintahkan A Du untuk memimpin rombongan. Jika bertemu manusia, apapun bendera yang mereka kibarkan, harus dibunuh tanpa ampun. Dia sendiri menunggangi burung api Honghe, membawa Guo Guo, berangkat lebih dulu menuju Feilengcui.
Mentor Cui Beixi dari Feilengcui juga sedang menunggu dengan cemas kepulangan Liu Zhenhan. Kabar yang disampaikan Naga Peri terlalu mengejutkan, bahkan Cui Beixi agak sulit mempercayainya. Mengapa Kadipaten Manusia Doluote berani menyerang Kerajaan Bimeng dengan cara licik tanpa deklarasi perang? Padahal kedua negara selama ini masih memiliki hubungan perdagangan, dan tidak ada pemicu seperti penculikan Putri Kerajaan oleh manusia gurun.
Demi kehati-hatian, Cui Beixi bahkan sementara menahan keinginan untuk melaporkan ke Kuil.
Jika hal ini benar-benar terjadi, ini akan menjadi bencana bagi Kerajaan Bimeng. Pasukan garis barat masih beristirahat di oasis gurun setelah pertempuran besar, sementara Provinsi Timur Laut dan Tenggara saat ini masing-masing hanya memiliki sepuluh resimen. Jika perang benar terjadi, dengan mobilisasi umum, pasukan besar manusia baru akan mencapai tepi selatan Sungai Sanggan minimal dua minggu lagi. Waktu persiapan mobilisasi meski terkesan terburu-buru, masih bisa diatasi.
Kekhawatiran terbesar Cui Beixi adalah jika ini semua hanya omong kosong Richard, masih ada ruang untuk memperbaiki keadaan.
Begitu Liu Zhenhan tiba kembali di Feilengcui, kalimat pertama Mentor Ular Wanita Cantik adalah: "Richard, apakah informasi yang kau sampaikan ini benar atau palsu?"
“Tujuh pos jaga Wolff di Dataran Liar Donau semuanya dihancurkan, bahkan asap serigala alarm pun tidak sempat dikirim, menurutmu ini benar atau palsu?” Setelah Liu Zhenhan menceritakan beberapa pemandangan mengerikan yang disaksikannya di pos-pos jaga, wajah Cui Beixi menjadi sangat pucat.
“Cepat mundur! Kerajaan sekarang kekuatan militer tidak cukup, mustahil memberi kita bantuan. Hanya bisa mundur ke utara Sungai Sanggan.” Hati mentor ular wanita cantik ini juga setengah beku. Jika ini benar-benar invasi, tentu merupakan bencana bagi Feilengcui saat ini. Seluruh dataran selatan, satu-satunya wilayah adalah Feilengcui. Di sini tidak ada wilayah lain yang saling mendukung, perbukitan yang membentang cocok untuk serbuan kavaleri.
“Tidak boleh! Tanggung jawab bangsawan adalah mempertahankan wilayah. Mundur tanpa bertempur akan dibawa ke kursi pengadilan!” Liu Zhenhan baru-baru ini mempelajari hukum Bimon, tentu tidak bisa menyetujui. Dia justru takut ada yang diam-diam mencari kesalahannya.
Bodoh! Jika kamu tewas di medan perang, Grand Shaman Weian benar-benar akan memanjat jendela dan melompat dari balkon Kuil. Mentor ular wanita cantik itu berpikir dalam hati.
“Mengapa Doluote mau berperang dengan Kerajaan Bimon kita?” Helen merasa sangat tidak masuk akal: “Kami Bimon jauh lebih miskin daripada manusia.”
Mendengar perkataan Helen, bayangan penunggang serigala yang ekornya dipotong muncul lagi di benak Liu Zhenhan.
“Sialan! Tangkap dulu para pengintai itu, tanya mereka apa penyebab sebenarnya!” Liu Zhenhan mengatupkan giginya: “Pasti ada bangsawan tinggi di antara prajurit pengintai manusia ini.”
“Pinjamkan burung api itu padaku, aku akan segera melapor ke Kuil.” Mentor Ular Wanita Cantik menarik napas dalam, lalu berkata perlahan.
“Tangkap dulu para pengintai itu. Jumlah mereka tidak banyak, Feilengcui pasti mampu. Tanya situasi mereka baru putuskan.” Liu Zhenhan berkata: “Lagipula kita punya burung api, lapor cepat atau lambat sama saja.”
“Richard, sekarang kau lebih tenang dibanding dulu.” Cui Beixi berdecak kagum.
“Prajurit pengintai adalah tentara terbaik. Setiap pasukan mengirim prajurit terampil dan cerdas. Kita harus siap siaga. Kuyakin... pengintai manusia ini mungkin membawa busur berantai mahal, kalau tidak mustahil mereka bisa membunuh Wolff yang gagah.” Liu Zhenhan menambahkan: “Semua milisi harus waspada. Pasukan kavaleri segera bergerak, ingat - aku butuh tawanan hidup!”
“Serahkan padaku.” Kolina mengangguk.
BAB 73 KECANTIKAN BENARKAH PEMBAWA MALAPETAKA?
Mungkin tak menyadari ada sepasang mata waspada yang penuh ejekan telah mengintainya, Count Cassano Sherpa yang tampan saat ini sedang diliputi kesombongan yang tak terucapkan.
Secara ketat, Count Cassano Sherpa adalah seorang pedagang sejati dan bukan bangsawan, karena bangsawan tidak akan melakukan bisnis.
Meskipun kakak Cassano, Count Totti menikahi Putri Tertinggi Kadipaten Dolot, dan kepala keluarga, Paman kandung Marquis Cassano yaitu Marquis Capello menjabat sebagai Perdana Menteri Kadipaten, garis keturunan bangsawan keluarga Sherpa tetap tidak diterima dan diakui oleh negara-negara manusia lain di benua ini. Terutama dalam silsilah darah bangsawan kuno yang ketat, catatan tentang mereka sama sekali tidak ditemukan. Alasan utamanya adalah karena keluarga Sherpa terlalu ahli dalam berdagang, dan darah pedagang takkan pernah diakui oleh bangsawan ortodoks.
Sebelum pernikahan dengan Putri Tertinggi Dolot, saat keluarga Sherpa melakukan misa ziarah tahunan ke Tanah Suci Tifansi, mereka bahkan tidak bisa menemukan tempat duduk di gereja.
Namun sejak kakaknya menjadi menantu Kadipaten Dolot, secara wajar keluarga Sherpa pun menjadi bagian dari bangsawan istana. Gaya istana baru dipelajari belakangan ini, di mana kepala keluarga yang juga Perdana Menteri Dolot, Capello, baru-baru ini secara ketat mewajibkan anggota keluarga untuk mempelajari tata krama istana.
Keluarga Sherpa sejak leluhur mereka selalu bermula dari perdagangan budak dan pemeliharaan budak, bisa dikatakan sama sekali tidak memiliki hubungan dengan keluhuran.
Meskipun Count Casano baru saja genap berusia 25 tahun setelah Hari Yosterei tahun ini, dia telah terlibat dalam bisnis keluarga selama sepuluh tahun dan bisa dianggap sebagai pedagang budak tingkat ahli.
Berbeda dengan dugaan tuan tanah Feilengcui, yang menyerang pos terdepan Kerajaan Bimeng kali ini bukanlah pengintai dari tentara reguler Dolot, melainkan pasukan bersenjata milik rombongan dagang Sialba sendiri - yaitu tim pengintai yang dipimpin oleh Count Casano.
Yang Mulia Adipati Dolot yang wilayahnya berbatasan dengan Padang Rumput Donau Kerajaan Bimeng kini sedang menjelang ajalnya. Bahkan pastor besar dari Gereja Suci Difanxi telah mengaku tak berdaya merebut nyawa sang Adipati dari tangan maut. Dengan demikian, tindakan keluarga Sialba yang menggunakan kekuatan militer keluarga untuk menyerang Kerajaan Bimeng menjadi lebih mudah dipahami.
Adipati Dolot hanya memiliki tiga putri. Menurut hukum Kadipaten Dolot, Adipati Perempuan diperbolehkan. Masalahnya, Putri Kedua menikah dengan putra pemimpin grup tentara bayaran terbesar Dolot "Angin Puting Beliung", yaitu Ksatria Tomasi Danze dari Ordo Ksatria Suci Saint Paul, yang dijuluki "Sabit Berdarah" Gattuso Danze.
Angin Puting Beliung adalah kelompok tentara bayaran terbesar di Negeri Pasukan Bayaran Doluote. Danze Tommasi, suami kedua putri, adalah orang gereja - tidak ada kerajaan mana pun di benua ini yang berani meremehkan kekuatan gereja. Setelah kedua faktor ini digabungkan, kemungkinan Putri Kedua menjadi Adipati Perempuan semakin jelas.
Baik Putri Pertama menjadi Adipati Perempuan maupun Putri Kedua yang menduduki posisi tersebut, gelar "Adipati Perempuan Doluote" ini tidak hanya sekadar penganugerahan gelar pangeran dan adipati secara harfiah. Kata "Wang Pemangku Takhta" yang membara dan kekuasaan tak terbatas di balik gelar ini membuat keluarga Sherpa dan keluarga Danze saling beradu habis-habisan.
Faktanya, kedua keluarga memang telah mulai melakukan hal tersebut.
Dalam hal kekuatan militer, keluarga Sherpa jelas bukan tandingan keluarga Danze. Kapten Angin Puting Beliung, Gattuso, pernah menjadi komandan resimen pasukan Sabit Besi Berat Kekaisaran Pompeii. Saat ini di bawah komandannya terdapat dua batalyon pasukan Sabit Besi Berat yang seluruhnya terdiri dari pria Pompeii, dilengkapi dengan perisai menara besi tiga lapis dan sabit bertangkai panjang. Dua batalyon ini saja sudah cukup membuat keluarga Sherpa gemetar ketakutan.
Namun keluarga Sherpa masih memiliki kepala keluarga yang menjabat sebagai perdana menteri kadipaten. Dengan membandingkan kedua keluarga, masing-masing memiliki keunggulan sendiri sehingga tidak ada yang bisa mengalahkan yang lain.
Kebuntuan dan perang diam ini telah berlangsung sejak Kadipaten Dolot jatuh sakit. Dua klan bangsawan yang berkuasa masih belum menemukan cara untuk mengalahkan satu sama lain. Saat kedua belah pihak sedang berusaha mencari strategi, negara induk Kadipaten Dolot yaitu Kekaisaran St. Francis juga mengirimkan utusan resmi ke Dolot. Utusan ini adalah "Pangeran Suka Wanita" Chamberlain yang terkenal di seluruh benua. Dia berwenang memutuskan putri mana yang akan menjadi ratu Kadipaten Dolot. Siapa yang bisa menjilat pantat pangeran ini dengan baik, klan tersebut hampir pasti akan menang.
"Pangeran Suka Wanita" Chamberlain tidak memiliki hobi lain. Satu-satunya yang dia sukai adalah kecantikan wanita.
Keluarga Sherpa memiliki keunggulan alami dalam hal ini, karena perampok manusia yang berkeliaran di Dataran Liar Donau sebenarnya adalah pasukan pemburu budak milik keluarga mereka. Suku Manusia Liar Gagak Putih juga merupakan perampok pribumi yang mereka bayar dan persenjatai. Pada paruh tahun lalu, pasukan pemburu budak keluarga Sherpa bersama Suku Manusia Liar Gagak Putih menyerang suku elf padang rumput di hutan lebat Dataran Donau. Total mereka berhasil menangkap lebih dari seratus elf padang rumput. Kecantikan dan keahlian memanah elf sudah terkenal di seluruh dunia. Bahkan pasukan bayaran Angin Puting Beliung saat itu juga membeli semua budak elf pria dengan harga tinggi untuk memperkuat pasukan pemanah mereka.
keluarga Sherpa memilih seorang elf perempuan tercantik dari sisa yang mereka miliki dan menghadiahkannya kepada Pangeran Chamberlain. Hasilnya luar biasa, sang pangeran langsung berjanji kepada Menteri Utama Kadipaten, Tuan Cappello Sherpa, bahwa gelar Adipati Perempuan kali ini pasti akan diberikan kepada keluarga Sherpa.
"Janji bangsawan bagai bintang gemintang di langit." Pepatah Benua Aigean ini ternyata benar. Beberapa hari kemudian, sang pangeran mulai berubah sikap, bicaranya berkelit dan menghindari pokok persoalan.
Melalui penyuadan pengawal pangeran, Menteri Cappello akhirnya tahu penyebabnya. Ternyata keluarga Danze menghadiahkan anak laki-laki elf padang rumput kepada pangeran - rupanya Pangeran Chamberlain ini doyan perempuan sekaligus menyukai hubungan sesama jenis! Yang lebih membuat keluarga Sherpa kesal, elf padang rumput itu justru yang sebelumnya mereka jual kepada keluarga Danze.
Setelah kejadian ini, kedua keluarga mulai berlomba-lomba menghadiahkan wanita cantik dan anak laki-laki untuk hubungan homoseksual kepada pangeran mesum dari Kekaisaran Saint Francisko ini. Kasus hilangnya gadis dan anak kecil mulai marak di beberapa wilayah Doluote, menciptakan suasana mencekam.
Chamberlain yang telah merasakan manisnya mulai belajar bersikap bijak. Dia tidak memihak kedua keluarga, membiarkan mereka terus memberikan upeti dan persembahan. Bahkan terhadap penyakit Adipati Doluote, Yang Mulia Pangeran menunjukkan perhatian besar dengan mengutus seorang pastor suci berpengalaman dari tempat suci untuk mengobati Sang Adipati - jika Sang Adipati meninggal, saat itulah jawaban akan terungkap, lalu keuntungan apa lagi yang bisa didapat?
Kedua keluarga tahu maksud tersembunyi Pangeran ini, namun tak punya cara lain selain terus mengirim hadiah dengan gigih. Semua takut jika tertinggal sedikit, akan meninggalkan kesan buruk di otak penuh air mani Sang Pangeran.
Kepala rombongan dagang Sialba yang bertugas di Kerajaan Bimeng pulang dengan tergesa-gesa ke Doluote. Selain melapor kehilangan budak Musk manusia bernilai tinggi akibat serangan ras Garam dan Hijau, dia juga membawa kabar menggemparkan bagi keluarga Sialba: Sebuah wilayah Bimeng penuh wanita cantik ditemukan di Dataran Liar Donau!
Setiap kepala rombongan dagang Sialba memiliki Bola Kristal Memori mahal dengan kekuatan magis yang cukup merekam 10 adegan. Saat kepala rombongan dagang di Kerajaan Bimeng memperlihatkan bola kristalnya, seluruh keluarga Sialba gempar.
Di pelabuhan Sungai Sanggan, pemimpin kafilah yang memiliki insting tajam pedagang budak telah diam-diam merekam setiap detail yang menarik perhatiannya menggunakan kristal.
Saat lima wanita cantik yang terekam dalam bola kristal—didemonstrasikan oleh pakar sihir istana Master Fran yang sengaja didatangkan—keluar dari sorot cahaya magis bola kristal yang menyilaukan, hampir semua anggota keluarga Sherpa tertegun seketika.
Wanita Fox! Wanita Klan Angsa! Wanita Bangsa Medusa! Mana ada yang tidak termasyhur kecantikannya di Benua Aigean?
Jika salah satu dari mereka muncul di wilayah manusia, bisa dipastikan akan menimbulkan kegemparan.
Yang lebih mengejutkan datang kemudian.
Menurut penjelasan pemimpin kafilah, wanita berambut hitam yang anggun itu ternyata Putri Duyung dari wangsa kerajaan bawah laut, sekali lagi memicu euforia di antara keluarga.
Wangsa kerajaan! Ternyata wangsa kerajaan bawah laut! Siapa yang bisa mengalami perjumpaan luar biasa seperti ini?
Meski banyak anggota keluarga Sherpa yang berpengalaman lama dalam perdagangan budak, mereka bahkan tidak bisa menebak ras wanita eksotis dengan cangkang kerang berkilau seperti giok di punggungnya.
Pakar sihir istana Fran yang berilmu luas memberikan jawaban tepat: Ini adalah Gadis Kerang dari Suku Moshao yang hidup di dasar laut Benua Sutra yang jauh.
Melihat senyum dan ekspresi cantik yang terekam dalam bola kristal, wajah setiap anggota keluarga Sherpa saat itu dipenuhi oleh kata yang sama—keserakahan.
Bahkan Elf padang rumput tercantik sekalipun akan terlihat layu seperti bunga yang layu dibandingkan dengan kelima wanita cantik ini.
Kemunculan tiba-tiba begitu banyak wanita super cantik membuat nasib keluarga Sherpa tiba-tiba menjadi cerah.
Bola Kristal Memori juga merekam kekuatan militer wilayah Bimon ini: Prajurit Werwolf yang gagah, Mandor Manusia Landak, budak perampok, serta Ksatria Beruang yang menakutkan dan Tuan Tanah Pigge yang berotot.
Pandangan tradisional telah menyesatkan seluruh anggota keluarga Sherpa.
Kekuatan militer yang ditampilkan dalam Bola Kristal Memori serta posisi Suku Pig dalam hierarki Bimon, membuat seluruh keluarga Sherpa yakin bahwa wilayah Bimon bernama Feilengcui ini bisa ditaklukkan utuh oleh pasukan perbudakan mereka.
Keluarga Sherpa memiliki pasukan perburuan budak berjumlah 800 orang. Dengan dukungan finansial keluarga, pasukan ini dilengkapi persenjataan bagus dan terdiri dari banyak penjahat berdarah dingin. Ditambah status Doluote sebagai negara tentara bayaran, mengumpulkan pasukan ribuan orang menjadi sangat mudah.
Apalagi Kerajaan Bimeng sedang berperang dengan manusia gurun, membuat seluruh Padang Gurun Donau kosong dari pasukan. Ini saat tepat untuk memetik manfaat!
Meskipun ada bayangan Pendeta Ular Wanita Cantik dalam Bola Kristal Memori, namun kesombongan alami manusia membuat keluarga Sherpa bersikeras bahwa selama ada Penyihir, tidak ada ruang bagi Imam Bemon untuk menunjukkan kemampuan.
Dalam menghadapi wilayah Bimon yang paling banyak hanya memiliki pasukan campuran 300 orang, keluarga Sherpa yakin sepenuhnya akan kemampuan mereka.
Mengenai hal ini, Penyihir Istana Master Fran dengan baik hati menyampaikan kekhawatirannya: "Jika mereka bisa menawan hampir 200 budak ogre dan Goblin Beruang, kekuatan militer wilayah Bimon ini mungkin sedikit lebih besar dari perkiraan."
Namun deduksinya yang bijaksana ini segera dibantah oleh dirinya sendiri.
"Jika Tuan tanah Pigge ini benar-benar kompeten, Kerajaan Bimeng pasti tidak akan mengasingkannya ke selatan Sungai Sanggan untuk memberi tanah apanase." Master Fran tanpa sengaja mengungkap esensi gelap masyarakat ini.
Marquis Capello sebagai Perdana Menteri Kadipaten langsung menjanjikan harga tinggi untuk mengundang Master Fran bergabung dalam tim perburuan budak. Master Fran sendiri juga penasaran dengan Pendeta Bimon. Setelah dijanjikan bahwa Pendeta Ular Wanita Cantik akan menjadi trofi penelitiannya setelah misi berhasil, Master Fran tanpa ragu bergabung dalam ekspedisi.
"Saya harap selama penelitian nanti, kita bisa saling bertukar Pendeta cantik kita sesekali." Master Fran berkata dengan serius.
Kalimat ini langsung menimbulkan resonansi, banyak orang mulai membahas masalah distribusi wanita cantik yang akan ditangkap nanti.
Penyihir di Benua Aigean sangat langka, bahkan di sebuah kekaisaran jumlahnya tidak pernah melebihi lima belas orang. Master Frank yang merupakan penyihir ruang langka sekaligus menguasai sihir api, memiliki kemampuan yang luar biasa.
Asalkan bisa menangkap lima wanita cantik ini, Count Totti dari keluarga Sherpa pasti akan menjadi bupati masa depan. Penyihir selalu dipekerjakan oleh istana, menerima perintah sementara dari calon majikan mereka dengan imbalan tinggi, hal ini sebenarnya tidak sulit diterima Master Frank.
Seluruh Kadipaten Dolot hanya memiliki empat penyihir istana. Bergabungnya Master Frank langsung meningkatkan kemampuan kelompok penculik budak secara signifikan.
Kesuksesan keluarga Sherpa selama bertahun-tahun bukan hanya omong kosong. Meski sangat bersemangat, mereka tetap melakukan persiapan secara teratur dan merencanakan dengan matang.
Untuk memastikan keberhasilan, keluarga Sherpa menyewa pasukan bayaran "Logam Mawar" dengan 1.500 personil. Mereka juga merekrut dua satuan penebas bersenjata berat dari pasukan "Angin Puting Beliung" keluarga Danze. Meskipun kedua keluarga saling bermusuhan, urusan bisnis tetap dipisahkan dengan jelas.
Karena Hari Yosterei semakin dekat, keluarga Sherpa terpaksa membayar dua kali lipat harga untuk menyewa tentara bayaran, terutama dua skuadron pemegang sabit berat bersenjata lengkap yang biaya sewanya sudah seperti membakar uang.
Seluruh keluarga Sherpa beserta kelompok penangkap budak dan pengawal berkuda peliharaannya telah memiliki total hampir 3.000 orang. Ditambah bantuan Penyihir Istana Fran dan pasukan sabit berat Pompeii yang terkenal di benua, jumlah seperti ini untuk menghadapi wilayah Bimon yang bahkan tidak memiliki kastil dan hanya dijaga maksimal 300 prajurit, dari sudut pandang manapun pasti sudah dijamin kemenangan.
Karena hal ini, banyak suara ketidakpuasan muncul di dalam keluarga Sherpa yang menganggap pengumpulan pasukan bersenjata kali ini terlalu besar. Murni termasuk pemborosan.
Namun suara ini akhirnya diredam dengan hati-hati oleh Ketua keluarga Capello. Pertempuran ini hampir menentukan nasib seluruh keluarga, meski dengan rasio 10:1 melawan musuh, Capello masih merasa sedikit gelisah.
Capello berpikir mungkin dirinya terlalu stres.
Yang memimpin ekspedisi kali ini adalah Tuan Totti dari Doluote. Pangeran menantu Doluote ini pernah belajar taktik perang paling ortodoks di sekolah ksatria, mahir dalam seni bela diri dan strategi luar biasa. Menurutnya, begitu serangan dimulai, dia yakin bisa menyelesaikan pertempuran dalam lima jam. Berperang melawan pasukan Bimon tanpa ras kuat sama sekali tidak menarik.
Menantu raja juga dengan bangga mengatakan kalimat yang cukup jenaka: "Mungkin pisau dapur dari dapur kita manusia jika dibawa ke Kerajaan Bimeng, juga akan dijadikan senjata para Ksatria ya?"
Tentu saja, keluarga Sherpa juga tidak lupa untuk membius keluarga Danze sebagai rival politik mereka. Mereka mengklaim ke publik bahwa mereka hanya membalas dendam terhadap perampok ras Hijau dan Salt Goblin yang merebut budak Musk manusia mereka.
Kerajaan Bimeng memiliki serangkaian pos pemeriksaan yang dijaga penunggang serigala di pintu masuk Dataran Liar Donau. Agar pasukan besar bisa bergerak tanpa terdeteksi, keluarga Sherpa menggunakan cara paling sederhana dengan mencabut pos-pos tersebut sampai ke akarnya.
Padang gurun terlalu luas. Pasukan garnisun Wolff terlalu jauh dari pos-pos tersebut, bahkan logistik hanya dikirim setiap dua bulan. Asalkan bergerak cepat, saat Kerajaan Bimeng menyadarinya, reruntuhan bernama Feilengcui ini sudah ditumbuhi rumput hijau.
Count Casano sejak kecil menerima pelatihan bela diri yang sangat ketat. Berbeda dengan kakaknya yang selalu muncul di acara sosial, setelah dewasa Count Casano terus berpartisipasi dalam aktivitas perburuan budak. Dalam pertempuran penyerangan pos ini, dia bersama 14 prajurit terbaik dari tim perburuan budak menerima misi pengintaian. Dilengkapi kuda terbaik, masing-masing membawa busur silang berantai senilai ribuan koin emas, sambil mengibarkan bendera utusan diplomatik, mereka berhasil menyergap 7 pos Bimeng tanpa korban sama sekali dengan hasil yang gemilang.
Meskipun serangan mendadak seperti ini pasti akan dicela keras oleh ksatria ortodoks, namun garis keturunan keluarga Sherpa tidaklah mulia. Cara serangan seperti ini justru merupakan keahlian utama kelompok penangkap budak mereka.
Setelah melepaskan merpati pos untuk komunikasi, Count Casano memperkirakan tim penangkap budaknya saat ini pasti telah memasuki area tepi padang gurun, sementara misi eksplorasinya sendiri juga akan segera berakhir.
Sepanjang perjalanan, selain bertemu beberapa kelompok perampok, tabung panahnya tidak pernah digunakan lagi. Hal ini tak ayal menimbulkan rasa sayang dalam hati sang Count yang pemberani karena tidak bisa bertarung dengan leluasa.
Seandainya saat ini dia memiliki tiga ratus prajurit bawahannya, cukup tiga ratus saja, Sang Count pasti akan tanpa ragu menyerang wilayah Feilengcui yang tak memiliki pertahanan itu. Bagaimana mungkin ksatria manusia yang terampil tidak bisa merebut tempat tanpa kastil?
Sebagai satu-satunya rampasan perang, Sang Count menangkap seorang anggota Suku Bei. Di mata manusia, Bimon dianggap sebagai binatang yang tidak beradab. Membawa pulang Bairen yang sangat langka ini pasti akan menimbulkan sensasi besar.
Tentu saja, rampasan seperti ini masih jauh kurang menarik dibandingkan beberapa gadis cantik di Feilengcui. Karena itu Sang Count masih merasa sangat tidak puas.
Setelah perjalanan panjang yang melelahkan, aliran berkelok Sungai Sanggan mulai tampak samar-samar di garis cakrawala. Sepanjang perjalanan ini, tidak ada wilayah Beastman Bimon lainnya. Di belakang membentang Sungai Sanggan yang luas, Count Casano bahkan bisa membayangkan kepanikan dan kebingungan yang pasti melanda Beastman Bimon malang itu ketika diserang.
Count Casano menyukai tatapan putus asa dan ketidakberdayaan yang mendalam di mata para budak yang ditawan. Perasaan itu memberinya kesenangan yang melampaui segalanya.
Sepanjang perjalanan, tawanan dari Suku Bei itu tidak memuaskan keinginan kecilnya. Bola mata hijau pucat itu justru dipenuhi candaan. Hal ini membuat Count Casano yang sombong sedikit tidak terima. Semakin mendekati wilayah Feilengcui, ekspresi aneh semakin menghiasi wajah perwira Wolff ini.
Saat Yang Mulia Count masih ragu apakah akan memotong ekor menyebalkan ini untuk dibuat syal, tiba-tiba ia menyadari bahwa entah bagaimana, pasukannya telah terkepung.
Dari segala penjuru pada jarak satu hingga dua li, muncul bayangan-bayangan Prajurit Behemoth yang bergerak mendekat. Mereka tiba-tiba muncul entah dari mana, membuat Count Casano terkejut.
Apakah rencana kita terbongkar? Tapi Count segera mengusir pikiran itu.
Sepanjang perjalanan di padang gurun ini sama sekali tidak ada wilayah kekuasaan Bimon maupun pos militer, apalagi mereka membawa bendera diplomatik dengan hiasan bulu-bulu, seharusnya tidak mungkin cepat ketahuan.
Count Casano yang berpengalaman sebagai pemburu budak ulung, dan tidak asing dengan padang gurun ini, merasakan gelagat prajurit Bimon yang datang dengan penuh amarah. Setelah berpikir panjang, dia mengeluarkan merpati pos terakhirnya, menulis penjelasan situasi sesingkat mungkin untuk meminta kakaknya mempercepat gerak pasukan, lalu dengan tenang melepas burung tersebut.
Di bawah tatapan bertanya para pengawalnya, Count Casano memilih mundur secara bijak. Tugas pengintai hanyalah melakukan rekognisi, keinginan untuk bertarung dengan Prajurit Behemoth akan segera terpenuhi dalam pertempuran nanti.
Seperti sekelompok bangsawan yang sedang berburu, semua pengintai mengikuti junjungan mereka dengan anggunnya menunggang kuda, menampilkan keanggunan gerakan dressage.
Kuda-kuda perang di bawah selangkangan para pengintai semuanya adalah kuda terbaik, kecepatan Prajurit Bimon yang berjalan kaki akan sulit mengejar mereka. Maka Count Casano sambil melarikan diri masih sempat menoleh dengan santai ke belakang.
Sebuah pasukan kavaleri Bimon yang tiba-tiba muncul dari samping membuat Count Casano hampir terjatuh dari punggung kuda. Pasukan ini ternyata bersembunyi di semak belukar - kapan prajurit Bimon memiliki kecerdasan seperti ini?!
Di hadapan pasukan penyerbu kavaleri Bimon yang terdiri dari mammoth raksasa, Megatherium, dan beruang gua raksasa, semua pengintai segera kehilangan ketenangan mereka. Kuda Besi di sepatu bot segera menancap perut kuda tunggangan hingga berdarah, suara cambukan nyaris tak putus-putus saat mereka membalikkan arah dengan kecepatan tinggi.
Tim perbudakan yang terlatih bukanlah kerumunan sembarangan. Tanpa panik, semua pengintai merespons dengan ritme seragam: berbalik arah sambil tetap sempat mengeluarkan tabung panah berantai dari pelana kuda.
Count Casano tidak mengerti kesalahan apa yang telah dilakukannya sampai Bimon bisa mendeteksi mereka. Ini membuatnya sendiri merasa agak aneh.
Kuda perang terlatih tetaplah kuda perang. Begitu kecepatan penuh tercapai, sama sekali tak bisa ditandingi oleh kendaraan tunggangan Bimon. Selama pengintai berhasil melewati puluhan prajurit Bimon yang muncul di belakang untuk menghadang mereka, Count Casano yakin pasukannya akan aman.
Padang gurun yang sangat luas memungkinkan Count Casano untuk menghindari blokade prajurit Behemoth dengan mengambil rute memutar. Namun darah muda yang menggelegak membuatnya melakukan kesalahan kecil - ia mengira dengan kecepatan kuda perang, keterampilan menunggang yang luar biasa, dan baju zirah berkualitas tinggi, ia bisa membuka jalan melalui darah sambil memberi pelajaran pada para Bimon ini.
Andai diberi kesempatan memilih lagi, pasti ia tak akan melakukannya. Pasalnya musuh yang dihadapinya ternyata adalah satu pasukan berisi sekitar 30 prajurit Bimon Kuda Nil.
Saat jarak memungkinkan Count Casano melihat jelas wajah dan perlengkapan para prajurit itu, ia tersadar akan kesalahannya dengan panik. Berkat keahliannya sebagai ksatria handal, dengan mengandalkan kuda tunggangan unggul dan teknik berkuda sempurna, ia berbelok tajam dengan terampil dan meloloskan diri dari sisi formasi.
Kuda perang Count berasal dari Porto, kadipaten di Dataran Carimdor yang terkenal dengan kuda-kuda unggul - Kuda Mimpi. Ras ini merupakan keturunan hasil kawin silang antara "Mimpi Buruk", tunggangan ksatria iblis dari Burning Legion yang ditinggalkan di Benua Aigean selama Perang Dewa dan Iblis, dengan kuda liar.
Meski tak memiliki kemampuan rasial "kaki berkobar" seperti Mimpi Buruk, kecepatan dan refleks Kuda Mimpi tetap nomor satu. Harga seekor Kuda Mimpi mencapai sepuluh ribu koin emas yang mencengangkan.
Mengikuti di belakangnya hanya ada tiga pengintai berkuda terbaik yang nyaris mengikuti ritme yang dibangun oleh tumpukan sepuluh ribu koin emas. Pengintai lainnya yang semula penuh tekad untuk menyerbu tiba-tiba tak bisa beradaptasi. Seorang pengintai memaksakan diri mengikuti arah tuannya, namun karena belokan terlalu tajam, kaki kudanya terkilir dan terjatuh berdebukan, berguling-guling di tanah.
Pengintai yang tersisa nekat menerjang formasi perang prajurit Kuda nil. Simfoni daging dan darah seketika bergema.
Count Casano akhirnya masih memiliki akal. Ketika melihat para prajurit Bimon Kuda nil ini mengenakan armor/zirah emas dan membawa perisai besar berbentuk elang, dia langsung tahu ini masalah besar.
Di antara Bimon, selain Pasukan Pengawal Kota Raja yang memiliki zirah lengkap, tak ada satupun tuan tanah yang memiliki kekuatan finansial mewah seperti ini untuk mempersenjatai anak buahnya. Postur tubuh besar prajurit Kuda nil dan perisai elang raksasa itu juga membuatnya bergidik.
Count Casano yang telah mengambil jalur berbeda masih sempat menoleh sebentar. Pandangan sekilas itu membekas seumur hidupnya.
Infanteri berat manusia melawan kavaleri, tidak lain adalah menancapkan perisai berat ke tanah dan menahan dengan tubuh erat-erat untuk menetralkan daya bentur kuda perang yang dahsyat. Meski para pengintai tidak memiliki tombak panjang yang mengerikan untuk menyerbu, namun begitu kuda di selangkangan mereka mencapai kecepatan penuh, daya hantamnya sungguh luar biasa. Sebelas busur berulang di tangan para pengintai itu melepaskan seluruh anak panahnya tepat saat jarak serbu terdekat tercapai. Anak panah besi murni ini memang tak bisa menjangkau jarak jauh, namun dalam 50 yard kekuatannya mengerikan. Dentuman panah yang menghantam perisai baja bagai hujan lebat membuat orang dapat membayangkan betapa mengerikannya senjata ini.
Tapi para prajurit Kuda nil ini justru berlari kencang menyambut, menghadapi kuda pacu yang melaju kencang. Tinggi badan mereka bahkan melebihi pengintai yang duduk di atas kuda.
Semua kuda perang seolah menabrak tembok, terpelanting ke belakang dengan erangan pilu sebelum roboh ke tanah. Keahlian berkuda para pengintai benar-benar teruji, sekitar empat lima orang melepas tali kekang, berguling di tempat lalu bangkit sambil menghunus pedang besar dua tangan dari pinggang.
Setelah benturan sedahsyat itu, kelompok prajurit Kuda nil ini hanya terjatuh beberapa orang. Menggelengkan kepala, mereka melakukan loncat ikan mas yang sama sekali tak sesuai dengan postur tubuhnya, lalu dengan lincah bangkit berdiri.
Pada saat itu, perisai besar berbentuk layang-layang terbuka sepenuhnya. Setiap prajurit Kuda nil mengayunkan kapak besar sepanjang 1,5 Ren untuk mengepung para pengintai. Kapak sepanjang ini yang dianggap sebagai yang terpanjang oleh pengintai manusia, justru terlihat seperti kapak pendek di tangan prajurit Kuda nil. Count Casano terkejut melihat para prajurit Kuda nil yang membawa perisai besar ini sama sekali tidak terlihat kikuk, lalu diliputi rasa takut yang mendalam.
Sekelas apapun keterampilan bela diri pengintai, sama sekali tak berguna melawan raksasa setinggi 2,5 Ren ini. Satu tubuh prajurit Kuda nil bisa memuat lima pengintai. Kapak besar mereka hanya menimbulkan satu pikiran di benak manusia - keputusasaan.
Mimpi buruk Count Casano masih belum berakhir. Tawanan dari Suku Bei itu diikat di belakang pelana kuda ajudan andalannya. Sang Count pasti akan menyesal mengapa dulu membiarkan Wolff hidup.
Orang Suku Bei itu langsung menggigit pantat kuda perang. Dengan sekali gigitan, gigi Wolff membuat pantat kuda perang bernilai dua ribu koin emas itu seperti keju lezat yang digigit anak rakus, meninggalkan bekas bulan sabit. Serat otot yang terkoyak menyemburkan darah segar.
Kuda yang kesakitan itu menghentak-hentakkan kakinya liar. Sang ajudan tiba-tiba tertinggal dari Count Casano yang sedang berlari kencang.
Ketika Kasano dan dua pengintai lainnya sedang bersiap untuk memutar kuda mereka kembali untuk menyelamatkan, sekelompok bayangan manusia yang melaju kencang dengan cepat mendekati keempat pengintai manusia yang mengira diri mereka sudah aman ini. Jarak mereka sekarang hanya dua hingga tiga ratus yard dari para pengintai.
Count Kasano hampir gila, yang datang ternyata adalah anggota suku Beruang Bier yang mengerikan! Bahkan bangsawan besar dari Kerajaan Bimeng! Apakah wilayah Feilengcui ini istana raja Bimon? Bagaimana mungkin ada begitu banyak pria beruang yang menjaganya!
Yang benar-benar membuat hati Count Kasano membeku adalah, selain tubuh perkasa, kecepatan lari para pria beruang ini bahkan gesit seperti kucing. Meskipun Tuan Count tidak mengerti mengapa mereka bisa berlari lebih cepat dari kavaleri, dia akhirnya menyadari satu hal: jika tetap bertahan, mungkin bahkan sisa tulangnya pun tidak akan ditemukan.
Dua pengintai itu tertegun menyaksikan para pria beruang yang mendekat dengan cepat memutar dua tombak panjang berkilau di tangan mereka. Sebelum sempat bereaksi, kepala kuda perang mereka telah berubah menjadi landak, dan dengan suara gedebuk, rebah ke tanah.
Kuda Nightmare Count Casano meski memiliki kecepatan awal yang cukup cepat dan telah memilih untuk terus melarikan diri, sebuah tombak bermata Tajam yang berkilauan tetap tidak melepaskannya. Untungnya, Casano memasang perisai baja di pantat kuda. Perisai baja dan tombak itu bertabrakan dengan dentuman keras "Dang!", dengan mengorbankan alur geser yang dalam, akhirnya berhasil menangkis tombak tersebut.
Tombak yang meleset itu menyapu punggung kuda Nightmare, menyekop sejumput bulu tengkuk yang beterbangan.
Ya langitku! Ya bumiku! Ya dewa-dewaku! Count Casano merangkul leher kuda sambil mencambuk kuda Nightmare habis-habisan, hatinya menjerit histeris.
Bimon macam apa ini?! Jaraknya 200 yard dari kita! 200 yard! Tombak bisa dilempar sejauh itu? Count Casano tidak berani menoleh lagi, takut dirinya tidak kuat menahan tekanan dan jatuh dari punggung kuda.
Setelah menyadari pelarian tidak mungkin, tiga prajurit pengintai manusia dengan cepat membentuk formasi lingkaran saling membelakangi. Meski situasi sangat genting, mereka tetap menunjukkan tekad untuk bertahan.
Seni bela diri mereka benar-benar matang, pantas disebut prajurit pengintai terkuat. Mereka memiliki kepercayaan diri mutlak pada kemampuan sendiri.
Pertarungan segera dimulai. Teknik bela diri Prajurit Panda yang diajarkan langsung oleh Tuan Tanah ternyata hanya sedikit lebih unggul dibandingkan prajurit pengintai manusia.
Dengan hanya menggunakan ujung Golden Steel Halberd di tangannya, Gud telah menembus tenggorokan seorang pengintai sekaligus senjatanya.
Ketika Count Casano sedang beruntung mengira telah lolos dari cengkeraman maut, seekor Shuangxue Piqiu yang mengendarai burung beo raksasa melintas di sampingnya.
Count Casano tertegun sejenak, lalu bangsawan terhormat ini yakin dirinya pasti sudah mulai berhalusinasi karena ketakutan.
Di atas awan putih di langit, sepasang mata mengawasi gerak-geriknya yang berlari pontang-panting.
BAB TUJUH PULUH EMPAT: PENASIHAT YANG TERHANYUT ARUS
Kuda perang Count Casano memang kuda tangguh, lima puluh li ditempuhnya secepat kilat. Sang Count akhirnya bisa bernapas lega. Pria beruang berkaki dua secepat apapun berlari tak mungkin mengalahkan kuda. Meski belum terjadi pertempuran sesungguhnya, punggung bangsawan pemberani ini sudah basah oleh keringat dingin.
Peralatan tempur para Prajurit Behemoth itu masih membuat sang Count bergidik seperti kebanyakan makan ginseng merah, setiap kali teringat selalu berkeringat dingin. Tapi untungnya, pasukan pribadi keluarganya masih memiliki 3.000 prajurit plus ahli sihir istana Fran. Ditambah dua skuadron pemangkas berat Pompeii - peralatan tempur pasukan pemangkas berat Pompeii saja perlu satu iring-iringan kereta untuk mengangkutnya. Mengingat aset-aset andalannya masih begitu melimpah, kegelisahan sang Count pun berangsur mereda.
Krisis telah berlalu, dan Count tidak lagi mendesak kudanya untuk berlari kencang. Kuda cerdas itu mulai mengurangi kecepatannya secara bertahap.
Seperti semua manusia yang bangga, Count merasa sedikit malu. Dalam pertempuran tadi, bahkan pengintai pun saling membantu, sementara dia sebagai panglima justru melarikan diri pertama kali - sungguh bertentangan dengan jalan Ksatria.
Namun yang membuat Count lega, setelah pertempuran singkat ini, tidak ada lagi yang menyaksikan tindakannya. Hal ini membuatnya menghela nafas lega.
Seolah menanggapi kekhawatirannya, seekor Binatang Bulu Es dan Salju yang mengendarara burung beo raksasa melintas lagi di depan kudanya, berbelok, lalu menghilang.
Mata Count membeku.
Dia melihat Shuangxue Piqiu bertopi tinggi kulit beruang dan rompi kulit macan itu menjulurkan lidah merah kecilnya ke arahnya.
Count Casano menggosok matanya lagi dengan tidak percaya, tapi tidak menemukan apa-apa.
Saat Count hendak melontarkan lelucon untuk menenangkan diri, seekor burung raksasa yang tidak seperti bangau maupun pencucuk melesat menyamping dari kuda yang sedang berlari kencang itu.
Bagai angin topan yang membajak sisi tubuhnya, Yang Mulia Count merasakan hawa dingin menusuk masuk melalui celah-celah zirah rantai kulitnya. Helm Milan berlapis emas yang mahal di kepalanya berputar-putar diterbangkan angin. Burung raksasa itu membawa serta rumput liar yang beterbangan dan aliran udara, melesat menuju langit.
Sang Count melihat seorang Bimon berotot di punggung burung raksasa itu menoleh sambil tersenyum ke arahnya.
"Ya Tuhan!" Count Cassano yang tak pernah religius ini merinding sekujur tubuhnya, mulai berdoa mati-matian dengan kesalehan melebihi pastor paling berpengalaman. Namun sifat keras kepala manusia untuk melawan tetap membuatnya terus memacu kudanya lari tunggang langgang.
Para dewa tak kunjung muncul, tapi Liu Zhenhan dengan kait kepala harimau justru muncul di depan.
Kuda kegelapan milik Count Cassano juga merupakan binatang berjiwa yang berusaha menghindari jalur ini. Namun bertentangan dengan harapan, burung bangau raksasa itu terus berputar-putar di atasnya. Tiupan angin dari sayapnya membuat tubuh si kuda miring delapan derajat, memaksanya terus berlari mengikuti jalur yang telah ditetapkan. Sekeras apapun Count Cassano mencambuknya, tak ada gunanya.
Count Casano awalnya berniat mengarahkan kudanya untuk menabrak, namun sepasang kait kepala harimau raksasa di tangan Pigge di seberang membuatnya membatalkan rencana semula. Ia menarik tali kekang, kuda nightmare-nya yang luar biasa perkasa meringkik panjang lalu berdiri tegak. Jari-jari Sang Count diam-diam beralih dari memegang tali kekang ke busur berantai di pelana.
"Tuan Pigge yang terhormat, saya adalah utusan diplomatik. Bolehkah saya tahu alasan Tuan menghalangi jalan..." Sang Count berusaha menampakkan wajah ramah penuh pengaduan, sementara mata kaki di sepatu botnya sedikit mengendur. Kuda nightmare itu mulai melangkah perlahan dengan gerakan anggun ke depan.
“Menyerahkan senjata, manusia.” Begitu Liu Zhenhan mengucapkan kalimat ini, dia sendiri justru tertawa terlebih dahulu. Perkataan ini terdengar agak tidak nyaman bagaimanapun didengarnya.
"Guru! Saya adalah utusan diplomatik Kadipaten Dolot! Saya datang untuk menyerahkan surat negara!" Melihat Bimon ini tiba-tiba tersenyum, Count merasa tenang dan mulai menggunakan skill penyamarannya sepenuhnya, berusaha membuat perkataannya penuh dengan semangat kebenaran yang pantang menyerah.
Seketika, bahkan angin di padang gurun pun mulai berhembus dengan penuh semangat.
Di pelukan Count Casano memang ada surat negara yang asli. Berdasarkan surat resmi yang ditandatangani oleh pamannya, Perdana Menteri Kadipaten Capello, ia mendapatkan kepercayaan penuh dari pos perbatasan Bimon. Dari jarak dekat, ia menembak mati penjaga pos. Setelah Rencana Perburuan ini selesai, tak ada yang tahu bahwa keluarga Sherpa yang melakukannya - benar-benar sempurna.
Keluarga Sherpa mungkin sombong, tapi mereka belum memiliki kekuatan yang cukup untuk melawan sebuah Kerajaan Bimeng.
"Bawa ke sini, biar aku lihat." Liu Zhenhan menggerakkan jarinya.
Wajah Count bersinar seperti hewan herbivora, sambil mengendalikan kuda mimpi perlahan maju.
Tinggal sepuluh yard lagi dari Bimon ini. Senyum Count berubah menjadi senyum jahat - di jarak ini, bahkan dewa pun takkan bisa menghindari hujan panah berantai.
Dengan senyuman Count, dua tabung panah berantai melesat ke arah Pigge yang berdiam di tempat. Setiap pengintai membawa dua tabung panah yang setara harga dengan kuda perang terbaik - keluarga Sherpa benar-benar mengerahkan semua sumber daya.
Racin mematikan pada anak panah membuat Count yakin dengan senyum percaya diri, tapi senyum itu tiba-tiba membeku.
Putri duyung cantik bagai mimpi muncul tiba-tiba, menggunakan tubuhnya untuk menahan semua panah. Saat panah menyentuhnya, Count bahkan melihat percikan air terbang akibat tusukan panah.
“Tidak～～” Teriakan Count Casano terhenti di tengah. Shuangxue Piqiu yang mengenakan topi bulu beruang dan baju dalam itu kembali terbang dengan burung beo merahnya. Kali ini Count yakin ini bukan halusinasi lagi. Burung beo itu hinggap di kepala kuda nightmare, membersihkan bulunya dengan paruh bengkok.
Count menatap kosong ke arah Shuangxue Piqiu ini, tangan mencengkeram busur silangnya hingga buku-buku jari memucat kebiruan. Angin kencang berhembus saat burung raksasa itu mendarat di sampingnya. Kuda perang yang terlatih memang tidak panik, tapi Count benar-benar terkejut. Burung itu bahkan lebih tinggi dari Count yang sedang menunggang kuda, sepasang mata merahnya menyala bagaikan api tong.
Rasa takut yang tak terkatakan memenuhi hati Count.
“Apa aku harus memintamu turun?” Liu Zhenhan tersenyum sinis melihat manusia licik ini.
Mata kecil Count berputar kencang, otaknya bekerja keras mencari akal. Tiba-tiba Shuangxue Piqiu itu menendangnya seperti menendang buah pinus, membuatnya terjungkal dari pelana kuda.
“Aku bisa memberimu koin emas, aku punya uang! Aku bisa menebus diriku sendiri!” Count menahan rasa sakit hebat di dadanya, bangkit dari tanah, mengeluarkan kantong uang dari pelukannya, mengeluarkan segenggam koin emas mengilap.
“Asalkan kau melepaskanku, semua ini akan jadi milikmu, tak ada yang akan tahu.” Count Casano merasa ada secercah harapan, suaranya mulai gemetar.
Ucapan Count terputus oleh gerakan Liu Zhenhan. Melihat seikat tali rami di punggung kuda, Liu Zhenhan mengambilnya, terlihat bekas potongan baru dari pisau - rupanya ini yang digunakan sang Count untuk membersihkan diri.
Melihat Bimon ini memegang tali rami sambil memandangnya dengan niat jahat, Count segera melemparkan tabung panahnya, mencabut pedang dan melompat mundur.
Liu Zhenhan dengan penuh sikap ksatria membiarkan Count melangkah gesit ke area terbuka, lalu mengambil dua kait kepala harimau raksasa yang terjepit di ketiaknya. Senjata ini ditempa dari baja baru, masing-masing sepanjang satu ren lima, beratnya seratus lima puluh pon.
Senjata aneh ini awalnya membutuhkan teknik penggunaan yang rumit, tapi setelah dimodifikasi Liu Zhenhan, senjata Feilengcui tetap mempertahankan gaya khas - RAKSASA! Ketika senjata sudah mencapai ukuran tertentu, tebasan biasa pun sudah cukup mematikan.
Pedang Count Casano hanya bertarung sekali dengan cakar harimau ini, langsung patah menjadi dua. Separuhnya terbang ke langit, separuh lagi terlepas dari genggaman. Guo Guo berdiri di atas punggung kuda sambil terkekeh-kekeh memegangi perutnya.
Count menunduk memandang telapak tangan yang pecah akibat getaran, matanya kosong.
"Ulurkan tanganmu." Liu Zhenhan melilitkan tali rami membentuk lingkaran, berbicara pada Count.
Count berusaha lari, tapi tersandung jatuh seperti Anjing menjilat lumpur, alat penggosok lubang anus itu mengikat pergelangan kakinya dengan erat.
Liu Zhenhan mengikat ujung tali lainnya di pelana kuda, memutar kuda mimpi buruk, mencubit pipi kecil Guo Guo, lalu menampar keras pantat kuda. Lima bekas jari langsung terukir di sana.
Kuda mimpi buruk mengeluarkan ringkik sedih "Hiiih!", langsung berlari kencang ke selatan. Count menjerit-jerit seperti babi disembelih, tertarik tertatih-tatih.
Liu Zhenhan memungut dua tabung busur silang di tanah, dengan cermat mengumpulkan koin-koin emas yang berserakan, lalu menyimpannya di dada. Burung beo yang tadi kaget oleh lari kuda, terbang panik dan kini kembali bertengger di bahu Liu Zhenhan, asyik merapikan bulunya.
"Manusia licik." Liu Zhenhan mengucapkan kalimat ini, lalu tertawa sendiri.
Aku manusia atau Bimon? Liu Zhenhan bertanya pada burung beo, seolah juga bertanya pada dirinya sendiri.
"Licik... licik..." Burung beo menirukan suara dengan nada aneh. Liu Zhenhan mengulurkan jari menggodanya, burung itu menjilat jari Lao Liu dengan lidahnya. Sejak burung beo ini dibersihkan tempurung kepalanya dengan abu tanaman oleh Liu Zhenhan, hari ini adalah pertama kalinya ia belajar bicara, meski pengucapannya belum sempurna.
Obisilachi! Zaman apa ini, bahkan kata pertama yang dipelajari burung beo ternyata "licik". Liu Zhenhan menghela napas panjang, burung phoenix api di sampingnya dengan patuh merebahkan diri, Liu Zhenhan langsung melompat ke punggungnya.
Feilengcui juga menuai hasil gemilang, menangkap lima tawanan hidup. Sebenarnya bisa lebih banyak, tapi ketika penyair kuda nil kembali dengan tawanan terjepit di lengannya, mereka sudah mengeluarkan busa mulut. Namun akhirnya berhasil menyelamatkan Pendeta Salamander Robert, penemuan ini membuat semua orang bersorak gembira.
Saat Liu Zhenhan kembali, perwira Bairen Robert Baggio sedang mencambuk beberapa pengintai manusia. Tangan Robert yang layuh tak punya tenaga, tapi matanya menyala kemarahan. Andai saja tawanan ini bukan rampasan Tuan Tanah Richard, Robert sudah akan menyeret mereka untuk pakan serigala gua di padang gurun.
“Robbie!” |Liu Zhenhan dengan lembut merebut cambuk dari tangan |perwira Bairen dari belakang.
“|Richard, pos penjagaku... 40 prajurit! 40 prajurit semuanya diserang diam-diam oleh rombongan yang mengaku sebagai utusan diplomatik ini! Bahkan ekor |Wolff kami pun tak mereka lewatkan!”
|Robert menutupi wajahnya dengan tangan sambil menahan kesakitan, butiran air mata jernih mengalir di antara celah jarinya.
“Kita tak bisa berharap belas kasihan dari musuh, Robbie-ku. Kuatkan hatimu.” |Liu Zhenhan menghela napas panjang, melambaikan tangan. |Gud menggulung lengan bajunya, mengambil cambuk dan mulai menghajar para tawanan. Jika sebelumnya tawanan masih bisa menjerit saat dicambuk Robbie, kini mereka hanya bisa membuka mulut tanpa suara.
“Situasi tidak separah yang kalian bayangkan. Semua kembali ke tugas masing-masing.” |Liu Zhenhan melambaikan tangan pada warga yang berkerumun, memberi isyarat pada pimpinan |Feilengcui untuk masuk ke |gua kantin terlebih dahulu. |Gud juga menggiring beberapa tawanan ke aula besar.
“Bagaimana hasil interogasinya?” |Liu Zhenhan menuangkan susu rusa untuk Robbie sambil bertanya pada |Gud.
“Belum sempat ditanyai.” Wajah |Gud memerah.
“Ini bukan |tentara reguler |Doluote. Tak ada satu pun |lambang keluarga atau lencana militer di tubuh mereka.” |Vieri tetap memegang |kodeks ksatria, tidak menyiksa tawanan, namun amarah di matanya tak bisa disembunyikan.
“Apakah gerombolan perampok?” Belami menggeratakkan gigi.
"Peralatan mereka memang tidak seperti itu. Barang ini bernilai dua ribu koin emas, itu pun harga di kerajaan manusia." O'Neill mengibas-ngibaskan busur silang berantai di tangannya dengan sombong, mainan kecil yang baru dipelajarinya ini terasa sangat menarik sekaligus bisa pamer pengetahuan.
"Richard, perlukah kami mundur?" Ning Yu yang tahu Liu Zhenhan akan menyiksa tahanan berikutnya, mengerutkan alis. Melihat Liu Zhenhan, beberapa gadis cantik dan Kepala suku Andulan bersiap berdiri.
"Tidak perlu pergi. Tawanan ini hanya bawahan kecil, interogasi pun tak akan dapat info. Suruh dapur siapkan makanan, kita isi perut dulu. Jawaban akan datang sebentar lagi." Liu Zhenhan tersenyum tipis.
Kue-kue belum sempat dimakan beberapa suap, derap kuda dan gesekan pasir tiba-tiba mendekat seperti angin puyuh. Guo Guo yang mencengkeram Count malang itu menerobos masuk ke aula besar.
Melihat makanan, Guo Guo menjerit girang, melompat ke meja lalu terjun ke dalam kue.
Count di lantai masih mengerang. Zirah kulit berantai di dadanya memang melindungi tubuh, tapi wajahnya penuh luka duri dan lututnya lecet. Beberapa tulang rusuk juga patah.
"Bantu tuan ini berdiri. Kolina." Liu Zhenhan melambaikan pisau makan.
"Count Casano segera berdiri terhuyung-huyung. Manusia memang makhluk yang paling tahu diri, apalagi dalam situasi seperti ini."
Hanya saat berhadapan langsung dengan Prajurit Behemoth, Count baru benar-benar memahami arti keputusasaan. Postur tubuh yang gagah, perlengkapan senjata yang mengerikan membuat nafas Count Casano tersengal-sengal. Melihat beberapa wanita cantik yang sebelumnya telah ia saksikan melalui bola kristal, barulah sedikit keberaniannya kembali muncul.
Sebelum Liu Zhenhan sempat bertanya, Sang Count justru lebih dulu membuka mulut.
"Yang Mulia Tuan Tanah Bimon, saya datang untuk menyampaikan surat perang!" Count Casano membungkuk dengan sopan. Meski mengalami banyak siksaan selama perjalanan, kecerdikannya segera memberinya alasan lain.
"Licik... licik..." Burung Beo berdiri di bahu Liu Zhenhan sambil mencabik-cabik remah roti dengan suara melengking aneh.
"Jangan main-main." Liu Zhenhan yang teringat pada surat perang itu langsung memotong omongan sang Count, seperti mengingat goblin Deke yang mati itu.
Gud mendorong kursinya, berjalan mendekat dan mencengkeram rambut sang Count lalu menamparnya berulang kali.
Count Casano kepalanya berkunang-kunang diterjang tamparan, matanya terbelalak. Andai tidak bersandar di gua, pasti sudah jatuh tersungkur.
“Gud hentikan, biarkan dia terus bicara.” Cui Beixi berdiri menghentikan Jenderal Pan.
"Barbar! Bagaimana kalian bisa memperlakukan utusan dari dunia beradab seperti ini!" Kelasakan Count Kasano sudah hilang sama sekali, meski begitu mulutnya masih tetap keras.
"Katanya hati sastrawan paling kejam, O'Neill, tunjukkan pada tuan dari dunia beradab ini apa itu barbar sebenarnya." Liu Zhenhan melambaikan tangan.
O'Neill mengusap kepala botaknya, dengan bangga bersama kepala milisi menggampar rambut Count dan tawanan, menyeret mereka keluar dari gua. Teriakan minta ampun bergema.
"Richard! Situasi militer genting, ini bukan waktu bermain-main!" Cui Beixi mengerutkan alis.
"Menarik, Robby, ikut anak buahku keluar lihat." Liu Zhenhan memecahkan roti, berjalan keluar dan melemparkannya pada burung phoenix.
Setelah berbalik, Lao Liu baru sadar tempat duduknya telah diduduki Naga Peri. Guo Guo dengan riang menyodorkan roti pada Naga Peri. Senyum pengertian baru mengembang di wajah naga itu ketika bertatapan dengan Liu Zhenhan, seketika wajahnya menjadi masam.
Cui Beixi meliriknya kesal, keluar gua. Bertanya pada orang sekitar kemana milisi pergi, jawabannya semua ke sungai.
Cui Beixi segera berenang menyusul.
Angin sungai berhembus kencang, setiap tawanan memanggul prasasti batu besar, air Sungai Sanggan mengalir riang.
"Blorok-blorok", dua orang telah terjatuh, air sungai yang kejam hanya menyemburkan beberapa percikan sebelum kembali tenang. Hanya gelembung udara yang perlahan menjauh.
Melihat seorang manusia berpakaian mewah sedang berdebat gugup, Bairen menatap penuh amarah padanya. Cui Beixi memalingkan wajah, teringat ekor serigala berdarah itu. Dia tahu, sekalipun dia turun tangan, hasilnya akan sama - milisi Feilengcui hanya patuh pada satu orang.
Sebelum dia jauh pergi. Seperti dugaan, suara benda berat jatuh ke air kembali terdengar.
Liu Zhenhan mengobrol santai dengan Naga Peri. Sejak mencicipi sup lezat di sini, naga itu mulai berani minta jatah makan. Ketahuannya bahwa sup itu terbuat dari ular tanah membuatnya muntah-muntah, tapi tetap datang tiap hari sambil memeriksa bahan setiap hidangan.
Guo Guo selalu berbagi dengan dua Peliharaan Magis-nya. Setiap ada makanan, dia memanggil Naga Peri dan Bangau Api lewat telepati. Kadang saat menangkap marmut, Naga Peri datang tapi pulang tangan kosong.
Cui Beixi dan para milisi hampir bersamaan masuk ke gua, suara keras O'Neill sudah terdengar dari jauh. Count Casano yang bukan pahlawan sejati, di bawah ancaman maut, akhirnya mengungkapkan semua yang dia ketahui.
"Qidemaliya~" Setelah menyelesaikan penjelasannya, O'Neill kembali melontarkan serangkaian ucapan puitis seperti "Kecantikan, engkaulah dosa terbesar" yang dia anggap sangat berbakat.
"Mendengar berita ini. Apa pendapat kalian?" tanya Liu Zhenhan.
"Yang penting bukan tentara reguler. Tapi, tiga resimen pasukan, mungkinkah Feilengcui menang?" Helen mengusap pelipisnya seperti merintih: "Dan ada penyihir istana! Kampas! Penyihir! Sudah berapa tahun kita Bimon tidak berkonflik dengan penyihir manusia."
"Ayahku juga punya seorang penyihir, andai saja dia di sini." Gatanie menghela napas. Penyihir memang terlalu kuat, bahkan dengan kehadiran Imam Tongkat Cui Beixi dan Helen di sini, kecepatan lagu dispersi Arina tetap tidak bisa menyaingi penyihir istana, apalagi mereka pasti punya gulungan sihir mahal.
"Bukankah aku seorang penyihir?" Ai Wei'er marah, "Kenapa kalian melupakan aku?"
Memang hampir terlupakan, baru sekarang semua ingat mereka sebenarnya punya seorang penyihir elemen air.
Guo Guo melompat ke punggung burung nuri, terbang ke sana kemari, dan menunjuk dirinya sendiri dengan cakar kecilnya kepada setiap orang yang ditemui.
Wajah Naga Peri langsung berubah menjadi warna yang sama dengan rambutnya.
Naga Peri hari ini mewarnai rambutnya menjadi merah.
"Benar, kita punya burung flamingo dan Naga Peri!" Ning Yu juga tersenyum. Dia selalu lupa bahwa Guo Guo telah menerima dua peliharaan magis.
"Maaf, aku masih anggota muda dari ras naga. Jari balasan elemenku hanya bisa digunakan dalam jarak 30 yard dari lawan. Mereka punya 3.000 prajurit. Mendekati mereka berarti bunuh diri. Lagipula, jika penyihir menggunakan gulungan sihir, aku tidak bisa berbuat apa-apa." Entah Naga Peri sedang mencari alasan atau mengatakan yang sebenarnya, tapi dia terlihat sangat serius.
"Jika bicara tentang ahli strategi militer di Feilengcui, kita semua sepakat itu adalah Naga Peri. Aku ingin mendengar pendapat ahli. Tidak perlu bertarung, cukup jadi penasihat strategi." Liu Zhenhan mengangguk pada Naga Peri.
Begitu menyentuh topik strategi perang, mata Naga Peri langsung berbinar.
"Musuh punya 3.000 prajurit. Feilengcui maksimal hanya 300 pasukan. Budak dan suku-suku bawahan sebaiknya tidak digunakan kecuali terpaksa. Mereka seperti pedang bermata dua - jika runtuh, konsekuensinya tak terduga." Naga Peri mengambil dua piring dan meletakkannya di meja. Dua Ksatria Kuil paham ini mungkin simulasi taktik menggunakan peta pasir seperti di sekolah ksatria manusia.
"Komentar yang bagus." Liu Zhenhan juga setuju dengan pandangan ini. Pertempuran terakhir dengan perampok, sejujurnya hanyalah kumpulan orang tak terlatih melawan kumpulan orang tak terlatih, tidak ada kekacauan itu hal normal. Tapi berperang melawan manusia yang mahir strategi perang, dikhawatirkan lawan pasti akan melihat kelemahan ini.
"Tuan Tanah Richard, setidaknya kau masih punya satu kelebihan, tidak pura-pura mengerti hal yang tidak kau pahami." Naga Peri tak jelas apakah memuji atau menyindir.
"Terima kasih atas pujianmu."
"Kelebihan lawan sangat jelas. Pasukan mereka terdiri dari tentara bayaran berpengalaman dan pedagang budak, dilengkapi persenjataan bagus, kerja sama tim solid, ditambah dukungan penyihir dan prajurit sabit berat." Naga Peri mengingat-ingat penjelasan O'Neill sebelumnya, menambahkan: "Manusia punya keunggulan terbesar - mereka tidak punya beban di belakang. Jika benar-benar tak bisa menaklukkan, mereka bisa mundur lalu mengumpulkan kekuatan lebih besar untuk serangan balik."
"Antar saya kembali ke hutan tanah asin! Saya akan melapor ke Departemen Militer Tenggara, mengerahkan pasukan penunggang serigala paling tangguh untuk menghancurkan para perampok ini sekaligus!" Robi berdiri dengan penuh semangat.
“Meskipun ada burung phoenix yang bisa mengantarmu kembali, sebenarnya untuk mengerahkan satu resimen pasukan besar, harus dilaporkan ke Kerajaan, Departemen Militer dan Dewan Tetua masih harus melalui pemeriksaan, ditambah persiapan logistik dan integrasi pasukan, mungkin butuh waktu sebulan untukmu. Tuan Bairen, harap diperhatikan, pertempuran kali ini bukan penculikan putri Kerajaan Bimeng, reaksi Kerajaan tidak akan secepat yang Anda bayangkan. Setelah kehilangan pengintai, manusia akan menambah personel dan mempercepat kecepatan pergerakan. Saat ini, mereka hanya berjarak sekitar lima hari perjalanan dari kita, mungkin hanya tiga hari. Waktu pergerakan terkadang bisa menentukan kemenangan dalam pertempuran.” Naga Peri menggelengkan kepala sambil tersenyum: “Tujuan mereka adalah menangkap Lima Kecantikan Feilengcui, begitu berhasil, pasti akan segera meninggalkan medan perang. Saat itu terjadi, penunggang serigala mungkin seperti air jauh yang tak bisa memadamkan haus.”
Liu Zhenhan menarik-narik baju Robi, membuat perwira militer Bairen itu akhirnya duduk dengan pasrah.
“Keunggulan Feilengcui terletak pada kekuatan tempur para prajurit. Jujur saja, bisa memimpin prajurit perkasa seperti ini adalah impian tertinggi setiap komandan yang mempelajari taktik perang sepanjang hidup mereka.” Naga Peri tidak menyembunyikan ambisi komandonya: “Selain itu, peliharaan magis para Yang Mulia Pendeta juga bisa memberikan kontribusi besar. Tentu saja, karena lawan adalah tentara bayaran terlatih, meski monster-monster ini kuat, tidak cukup untuk menghancurkan moral mereka. Lagipula tentara bayaran sering mendapat tugas berburu monster, mereka sangat berpengalaman menghadapinya. Kunci utamanya adalah keberadaan Bangau Api Bolangsha yang memiliki kekuatan magis setara naga. Jika digunakan dengan tepat, memusnahkan manusia-manusia ini sama sekali bukan masalah.”
“Apalagi, Feilengcui masih memiliki senjata rahasia yang selama ini terabaikan.” Naga Peri tersenyum misterius, kemudian diam seribu bahasa.
“Apa itu?” Hati Ai Wei'er berdebar gembira, berpikir akhirnya naga peri ini masih mengakui dirinya sebagai penyihir.
“Ilusi Nyonya Bos Ning Yu.” Naga Peri menyeringai secara samar.
Bab 75 Perhitungan yang Disengaja Melawan Ketidaksengajaan
“Di Benua Sutra, makna keberadaan ilusi memang sejak awal seperti ini.” Ning Yu tersenyum bak bunga musim semi.
“Efek gentar, daya gentar yang luar biasa.” Ai Wei'er mencibirkan bibirnya.
“Ilusi memang memiliki peran yang sangat besar, ini saya akui.” Liu Zhenhan mengangguk: “Lalu apa rencanamu?”
“Untuk sementara kita kesampingkan masalah strategis, mari kita lihat lingkungan sekitar Feilengcui terlebih dahulu.” Naga Peri mengambil sepotong roti dan meletakkannya di atas meja, “Ini mewakili hutan bambu Feilengcui. Sungguh membingungkan bagaimana hutan bambu yang begitu subur bisa tumbuh di tanah merah. Saya pernah memeriksa wilayah hutan bambu saat ini, tahukah kalian sampai mana hutan bambu telah meluas?”
“Ini harus ditanyakan pada Gud.” Liu Zhenhan memandang ke arah Jenderal Pan.
“Saya juga tidak tahu, sekarang setiap hari masih ada tunas bambu baru yang bermunculan, wilayahnya terus meluas.” Gud mengangkat tangan.
“Sebagai bangsawan tuan tanah, komandan militer tertinggi wilayah, dan pendeta yang terkenal dengan keluasan ilmunya! Kau bahkan tidak mengenal kondisi geografi sekitar wilayahmu sendiri? Sungguh memalukan, bagaimana bisa tempat dengan pemandangan seindah ini jatuh ke tanganmu?” Naga Peri menghujani Liu Zhenhan dengan omelan.
“Apa hubungannya hutan bambu dengan tuan tanah?” Liu Zhenhan kebingungan: “Lu memang cari pukul ya?”
"Dataran Liar Donau merupakan medan terbaik untuk serbuan kavaleri dan operasi pasukan besar. Jika jumlah pasukan terlalu sedikit sementara medan terlalu luas, ruang untuk manuver dan gerak taktis akan berkurang. Selain itu, karena minimnya bantuan topografi alami, pertempuran akan menjadi sangat sulit. Sejak zaman kuno, kemenangan pasukan kecil melawan musuh yang lebih besar selalu mengandalkan dua keunggulan tersebut." Naga Peri menunjuk ke luar gua tempat tinggal, "Pasukan perbudakan manusia datang dengan persiapan matang, jumlah mereka sepuluh kali lipat dari kita. Jika kita memilih bertahan menunggu bantuan, saya tidak tahu apakah Anda pernah menghitung tinggi Feilengcui. Saya sudah menghitungnya - total 52 Ren, ketinggian yang setara dengan kastil ukuran menengah. Namun, hutan bambu seluas 400 hektar di sekitarnya bisa menyediakan bahan bagi mereka untuk membuat mesin pengepungan. Semua ini adalah faktor merugikan yang harus dipertimbangkan oleh seorang komandan militer."
"Naga Peri yang terhormat, jangan meremehkan Feilengcui. Poin itu sudah saya antisipasi, makanya beberapa waktu terakhir saya telah menyuruh para budak memperbaiki Bukit Merah. Saat ini seluruh lereng bukit sudah hampir vertikal, semua pintu gua telah diperlebar dan diperdalam. Jika ada waktu, saya bahkan ingin membangun terowongan rahasia ke tepi sungai." Gatanie berkata dengan bangga.
Ksatria Putri Angsa baru-baru ini memerintahkan semua budak untuk merenovasi Bukit Merah sekali. Karena tanah merah sangat keras, Gatanie langsung menyuruh budak-budak mengikuti pola yang dia gambar dengan pedang panjang, membuang kelebihan tanah merah, dan membentuk seluruh bukit menjadi sosok Putri Tidur. Saat itu Gatanie hanya berkata pada Helen, tahun depan di bagian kepala Putri Tidur ini akan ditanami Wisteria seribu daun, sulur-sulur panjang yang menjuntai akan menjadi rambut sang putri, lalu dipasang menara air di puncak bukit, aliran air yang gemericik seperti air terjun terus menyirami rambut sang putri, maka Feilengcui akan semakin indah.
Terhadap tindakan Ksatria Putri Angsa ini, penduduk Feilengcui mengira itu hanya pengaruh pandangan estetis turun-temurun klan angsa. Tak ada yang menyangka bahwa tindakan Gatanie ternyata memiliki pertimbangan strategis.
"Tak heran kau menyuruh ratakan semua jalan setapak, hanya menyisakan satu jalur tangga seperti parit yang digali, ternyata maksudmu begitu." Liu Zhenhan tersadar.
"Lalu apa maksudmu menyuruh budak-budak mengatur patung prajurit batu kecil yang digali dari padang gurun berjajar di kedua sisi jalur tangga itu?" Ai Wei'er menggosok-gosok tangannya sambil bertanya.
"Estetika." Gatanie mendengus pelan: "Lagian ini kan pemandangan indah seperti lukisan, jalur polos begitu pasti jelek. Dengan patung-patung prajurit batu ini, setidaknya lebih enak dipandang."
“Ini hampir sama dengan ide awalku dalam membangun Gunung Cukur.” Naga Peri tersenyum: "Aku sangat mengapresiasi kemampuan Nona Gatanie menggabungkan estetika dengan benteng militer. Tapi sekarang aku punya saran yang lebih baik, kita bisa bertempur habis-habisan dengan manusia."
"Saran apa?" Vieri tak sabar menyela. Meski otak pria beruang tidak secepat angsa, setidaknya masih punya sedikit pengetahuan militer.
"Kali ini pasukan budak manusia menyewa Prajurit Sabit Berat dan Penyihir. Mengabaikan kekuatan penyihir terlebih dahulu, Prajurit Sabit Berat dikenal sebagai salah satu infanteri terkuat di benua dengan zirah baja utuh, helm berat, dan tiga lapis Perisai Menara besi berkualitas. Dua detasemen ini akan menjadi lawan tanggih milisi kita. Baja berkualitas dan postur tubuh besar ala Pompeii yang tak kalah dari bajak laut Viking atau prajurit gila, jika terjebak di medan perang, nasib Feilengcui sulit diprediksi." Ujar Naga Peri membuat banyak alis berkerut.
Belakangan ini semua orang sudah paham soal penempaan senjata. Dengan hitungan jari, besi berkualitas yang dibutuhkan untuk mempersenjatai dua detasemen Prajurit Sabit Berat saja mencapai beberapa ton.
"Aku tak percaya prajurit berat manusia bisa menyaingi Milisi Feilengcui kita!" Suara keras Kolina kembali bergema.
"Bisakah kita berhenti menyebut 'milisi'? Namanya sangat tidak enak didengar. Richard, kenapa tidak membuat nama yang lebih pantas?" Gatanie protes.
“Tidak disebut milisi lalu disebut apa?” Liu Zhenhan mengendus-endus, “Akhir-akhir ini kamu terlalu banyak baca novel ksatria ya? Nama-nama seperti Pasukan Naga Ganas atau Legiun Macan Marah bikin pusingmu? Jujur saja, nama-nama itu terdengar sangat kuno.”
“Bagaimana kalau disebut 'Pasukan Wangi Feilengcui'?” Gatanie mengedipkan mata besar nan indahnya.
Ai Wei'er dan Helen secara bersamaan memancarkan sorotan mata tajam.
Gatanie menghindari dua pasang tatapan itu.
“Pasukan Wangi!” Liu Zhenhan sendiri tertawa terbahak-bahak, “Aku tahu jumlah pengawalku memang banyak, tapi belum sampai sebegitu ekstremnya.”
“Ini hanya sebutan kiasan saja, kamu tidak paham sastra? Lagipula, Orang Kesturi di bawah komandomu ke mana-mana selalu menyebarkan aroma wangi, nama Pasukan Wangi sangat sesuai!” Gatanie duduk sambil kesal.
“Bagaimana jika ada dua anggota Suku Kunk yang kentut di tengah pasukan?” Liu Zhenhan tertawa ngakak.
“Nama ini bagus, mulai sekarang kita pakai Pasukan Wangi. Malam ini aku akan begadang membuat bendera untuk kalian.” Ning Yu mengambil keputusan.
Di Feilengcui, hanya ada satu orang yang benar-benar berwibawa: Ning Yu.
Wajah Ai Wei'er meski tak suka, terpaksa menerima keputusan itu.
“Nama tidak penting, menurutku kekhawatiran Nona Naga Peri terlalu berhati-hati. Baju zirah sabit berat sekeras apapun, pasti takkan bisa menghalangi serangan kami.” Gud menggigit sebatang bambu perlahan, berbicara dengan tenang.
“Jujur saja, aku sangat setuju dengan pendapatmu.” Naga Peri mengangguk: “Tapi prajurit Kerajaan Bimeng tidak semuanya sekuat suku Mammoth kalian. Lihatlah manusia landak dari Suku Palung Pelangi dan sigung dari Suku Kunk, merekalah ras terbanyak di Bimeng. Manusia mengira prajurit Bimeng sangat perkasa, tapi siapa yang tahu prajurit sejati Bimeng yang pemberani sudah hampir punah?”
“Ini benar.” Cui Beixi bergumam pilu: “Ras-ras Bimeng yang ahli perang, darah pemberani mengalir di pembuluh darah mereka. Lihatlah suku Mammoth. Betapapun lama bersembunyi di pegunungan, begitu ada kesempatan, langsung merespons panggilan tanpa ragu. Bahkan tanpa perang, yang tak tahan diam akan bergabung dengan tentara bayaran manusia, menghiasi hidup dengan petualangan dan pertumpahan darah. Inilah penyebab populasi ras kuat Bimeng tak kunjung bertambah.”
“Lelaki sejati harus begini.” Liu Zhenhan menyeringai: “Seperti pepatah, Wolff menjelajahi dunia makan daging, Dogg menjelajahi dunia makan tai.”
Air mata Belami berlinang penuh kekesalan.
"Sial! Mulut sialku ini!" Liu Zhenhan menampar pipinya sendiri, sangat malu.
"Kalian jangan menyela lagi, biarkan Naga Peri menyelesaikan rencana tadi." Gatanie mengalihkan pandangannya ke Naga Peri yang sedang diam.
"Begini, mari kita hitung." Naga Peri merenung sejenak, berkata: "Meskipun milisi kita bisa menghancurkan prajurit sabit berat itu, tanpa pasukan cadangan milisi, jika pasukan manusia lainnya datang membunuh, kita akan sangat pasif. Bertahan adalah strategi yang terlalu defensif. Meski medan di padang gurun ini tidak menguntungkan kita, jangan lupa Sungai Sanggan ada di belakang kita. Kita bisa memindahkan medan perang ke tepi utara Sungai Sanggan. Asalkan menjaga jarak yang tepat, saat manusia tiba di sini, sebaiknya kita sudah berada di tengah sungai. Nanti manusia akan buru-buru membuat rakit untuk mengejar - permukaan sungai selebar 400-500 yard... saat itu..." Naga Peri menghentikan ucapannya.
"Penjaga perairan terbaik kita, Penyair Kuda Nil akan memberikan kenangan pahit bagi manusia." Liu Zhenhan menyambung: "Bukan?"
"Kita juga bisa menyerang saat mereka separuh menyeberang, menggunakan pasukan kavaleri untuk menggempur di rawa-rawa secara bergiliran. Fokus serangan prajurit kuda nil adalah pada rakit prajurit sabit berat. Jika prajurit baja berat itu jatuh ke air, menurutmu bagaimana nasib mereka?" Naga Peri tersenyum.
Suasana sekitar menjadi sunyi senyap.
"Rencana yang kejam sekali." kata Liu Zhenhan.
"Yang kejam adalah perang, bukan strategi." jawab Naga Peri.
“Mengapa membantu kami？” Liu Zhenhan memainkan makanan di depannya, bertanya dengan suara tidak terlalu keras.
“Selain ingin memuaskan hasrat memimpin, tentu aku punya pertimbangan lain.” Naga Peri menghela napas tipis: “Hanya berharap kau bisa tepati janji, halau manusia-manusia ini. Setengah bulan lagi, batch kedua senjata baru seharusnya sudah siap, nanti……”
“Dalam pertempuran ini, semua orang akan kau pimpin.” Liu Zhenhan tersenyum kecut.
Tiga nyonya bos dan Gatanie jelas melihat dari raut wajahnya: senyuman dipaksakan itu menyembunyikan kegelisahan yang dalam.
Cui Beixi tak tahu kenapa, ikut menghela napas di samping.
“Selain itu…jangan selalu memanggilku Naga Peri, aku punya nama.” Naga Peri tersenyum manis: “Namaku Daisy.”
Rapat strategi ini tercatat sebagai pertemuan perencanaan tempur paling resmi dalam sejarah Feilengcui. Naga Peri Daisy segera menggunakan wewenangnya, mulai mengatur pembuatan rakit bambu secara sistematis, menjelaskan pembagian area serangan pada prajurit, serta menugaskan pengintai. Liu Zhenhan dengan bangkit kembali menjalankan tugas lamanya, menunggangi burung phoenix api untuk memantau pergerakan musuh di sepanjang padang gurun.
Orang-orang Kesturi diangkut pulang secara bergiliran oleh burung bangau raksasa. Dengan kecepatan perjalanan seperti ini, dikhawatirkan belum sampai rumah, mereka sudah ditangkapi habis-habisan oleh tim pemburu budak keluarga Sherpa. Perlu diketahui, satu Orang Kesturi nilainya hampir setara dengan seekor kuda perang unggul.
Naga Peri juga membawa 300 prajurit Goblin Darat dari suku goblin Razor Hill. Mungkin dia tahu milisi belum tentu patuh, jadi membentuk pasukan cadangan sendiri. Lagipula tombak dan perisai tempur goblin sudah tersedia di Feilengcui.
Dua belas pengrajin Orang-orang Banteng langsung menghentikan pekerjaan dan membawa palu tempa mengikuti prajurit Goblin Darat begitu mendengar Feilengcui akan diserang.
Saat pulang dari Kuil sebelumnya, Liu Zhenhan dan Cui Beixi membawa serta pengemis manusia siput di gerbang kota Wisesepang. Yankov, manusia siput ini, entah karena rasa syukur atau bakat alami dalam pengecoran logam, meski kekuatan fisiknya terbatas, langsung menjadi murid kesayangan Naga Peri berkat kepekaannya terhadap api tungku, sekaligus pemimpin para pandai besi berkepala banteng yang berotot tapi bodoh.
Yankov manusia siput itu dihardik habis-habisan oleh Liu Zhenhan.
Para pandai besi berkepala banteng ini adalah aset berharga. Liu Zhenhan telah menyita banyak senjata perunggu dari perampok goblin, berencana meleburnya kembali untuk dibuat senjata baru. Bayangkan jika mereka terluka di medan perang, pasti Lao Liu akan mati kebingungan.
“Sejak Tuan Kasano dan tim pengintainya tidak kembali, pasukan manusia benar-benar mempercepat kecepatan pergerakan. Jumlah pengintai yang dikirim juga semakin banyak, namun di hadapan Liu Zhenhan dan Guo Guo, masa efektif keberadaan pengintai paling lama hanya setengah hari.”
“Untuk tidak terlalu memprovokasi manusia-manusia ini, Liu Zhenhan sesekali memberi kelonggaran dengan membiarkan satu dua pengintai kembali untuk melaporkan persiapan penarikan pasukan Feilengcui.”
“Tuan Totti benar-benar tidak sabar. Lulusan Akademi Militer Kekaisaran Francisco ini bukanlah orang sembarangan. Banyaknya pengintai yang dikirim tapi tidak kembali membuktikan bahwa Bimon telah menyadari sesuatu. Tanpa ragu, sang Count meninggalkan rombongan logistik dan mempercepat laju pasukan.”
“Hari ini ia mengirim sepuluh pengintai yang merupakan ahli terlatih dari keluarganya. Namun menjelang malam hanya dua yang kembali, dengan luka-luka dan wajah babak belur.”
“Beberapa hari terakhir pengintai tidak bisa memastikan kabar dari Feilengcui. Hari ini akhirnya terbukti. Bimon dari Feilengcui benar-benar sedang melarikan diri. Kabar ini sebenarnya sudah diduga oleh Tuan Totti, dan setelah dikonfirmasi, ia semakin bangga akan kemampuan analisisnya yang luar biasa.”
“Namun laporan dua pengintai itu kembali membuat menantu kerajaan ini mengerutkan kening.”
“Aku dipukuli oleh seekor Shuangxue Piqiu yang menunggangi burung nuri,” kata seorang pengintai dengan bibir bengkak seperti buah persik gemuk, berbicara dengan susah payah.
“Aku juga, aku juga!” seorang pengintai lainnya berkata: “Binatang Bulu Es dan Salju itu memakai topi tinggi kulit beruang dan kacamata hitam.”
Gigi pengintai ini sudah copot separuh, daging gusi yang tersisa masih terlihat berdarah.
“Bagaimana pendapatmu, Magister Fran?” Sang Pangeran Muda memalingkan pandangannya ke penyihir terpelajar Fran.
“Suruh mereka berdua pergi dulu.” Magister Fran menutup buku sihirnya sambil tersenyum: “Pengintai kita jelas tidak bisa menerima kenyataan kalah dari Prajurit Behemoth.”
“Binatang Bulu Es dan Salju, hehe... Meskipun pengetahuan kita tentang Imam Bemon tidak terlalu mendalam, tapi menurut analisaku, kemungkinan munculnya peliharaan magis jenis ini pada pendeta jauh lebih rendah dibandingkan Pelayan Naga.” Penyihir istana lainnya, Otega, ikut nimbrung.
Magister Otega mengenakan jubah sihir merah menyala, dengan Talisman rumit dan misterius yang tetap memancarkan cahaya kemerahan meski dalam kegelapan. Sebagai penyihir spesialis elemen api yang belum lama menjadi penyihir istana, tanpa kemampuan menguasai dua elemen seperti Magister Fran, namun kesombongan dan keangkuhan di wajahnya justru lebih mencolok daripada siapapun - ekspresi seperti ini hanya bisa dihaluskan oleh waktu setelah mengalami kegagalan pahit.
Dia memang punya alasan untuk berbangga. Ortega belajar di bawah bimbingan Magister Stefano, seorang Mentor dari Kekaisaran Saint Francis yang legendaris. Di kalangan penyihir yang sangat mementingkan garis keturunan, kebanggaannya sepenuhnya wajar dan masuk akal.
Awalnya keluarga Sherpa tidak bermaksud mengundangnya. Ini adalah undangan pribadi dari Magister Fran untuk membantu. Contoh kerjasama kecil antar penyihir memang banyak. Ortega memiliki gulungan api tingkat tinggi "Bumi Api Membakar Kota" pemberian Mentor Stefano, membuatnya sangat sombong. Meski Fran ahli sihir ruang angkasa, dia juga mempelajari sihir api. Gulungan kuat seperti ini jika tidak dipakai, posisinya di kadipaten bisa terancam. Tentu saja niat tersembunyi seperti ini tidak akan tercium oleh orang sembrono seperti Ortega.
Mendapatkan dukungan dari penyihir sekaliber ini tentu menjadi berkah tak terduga bagi keluarga Sherpa.
Setiap penyihir memiliki Pengawal sendiri, mulai dari pencuri, pendekar pedang, hingga pemanah. Pengawal dan murid-murid dua magister ini saja sudah menjadi pasukan tempur yang tangguh, membuat Count Totti bersukacita.
Membayangkan besok sore akan bisa mendekati Feilengcui dan menangkap para gadis cantik itu, hati sang Count seperti terbakar kobaran api yang menyala-nyala.
"Tapi para hadirin juga jangan lupa, tubuh Prajurit Behemoth sangat-sangat kuat. Lebih baik kita rencanakan lagi irama serangan." Jennifer, komandan wanita pasukan tentara bayaran "Bunga Mawar Logam", mengerutkan kening.
Penampilan Jennifer biasa saja, namun latihan bela diri bertahun-tahun membuat lekuk tubuhnya berkembang sempurna, terutama bagian dada yang hanya bisa digambarkan dengan Gunung Salju Himalaya Taymur yang megah. Mata para pria di ruangan itu terus mengarah padanya, sementara beberapa wanita Gipsi yang ikut dalam pasukan kerap dijadikan pelampiasan nafsu.
Terhadap komandan wanita ini, semua orang harus berpikir dua kali meski punya niat buruk. Pasalnya pasukan tentara bayaran "Bunga Mawar Logam" di bawah komandannya cukup terkenal di Doluote. Sepuluh kavaleri badak berbulu membuka jalan, diikuti lima skuadron kavaleri ringan yang dijuluki "Aliran Deras" dan dikenal tak tertandingi.
Kelicikan keluarga Sherpa memang patut diacungi jempol. Bagaimanapun juga, padang gurun adalah medan perang terbaik untuk pasukan berkuda. Kalau bukan untuk menyewa kavaleri badak berbulu "Bunga Mawar Logam" yang menjadi andalan, lalu untuk apa?
"Serahkan semuanya padaku." Entah Master Otga sedang pamer atau sekadar omong besar. Yang pasti, ucapan ini membuat banyak orang menyunggingkan senyum sinis dalam hati.
Kapten Rodman dari Pasukan Sabit Berat terus menggelengkan kepala sambil mendecakkan lidah. Pria Pompeii ini memiliki tinggi lebih dari dua Ren, dengan kepala plontos yang menyeramkan dan seikat rambut kecil di belakang kepala sesuai kebiasaan Kekaisaran Pompeii. Otot-ototnya yang kekar bahkan tak kalah dari prajurit Bangsa Manusia Berbulu. Anak buahnya yang bertubuh besar rata-rata setinggi dua Ren, dengan fisik perkasa yang menghabiskan jatah makan tiga kali lipat orang biasa setiap hari.
"Kapten Rodman, apakah menurutmu ada yang salah dengan perkataanku?" Penglihatan Master Ortega ternyata sangat tajam. Meski sedang menunduk dan menggunakan garam penghirup untuk membersihkan hidungnya, ia masih menyadari gerakan meremehkan dari kapten Pasukan Sabit Berat itu.
"Ah tidak. Kalau Tuan Master sudah sehebat itu, besok kami akan menanti hasilnya." Meski berpenampilan kasar, pria Pompeii ini termasuk orang-orang licik. Dia tahu betul bahaya menyinggung Penyihir Istana, maka hanya tertawa getar untuk menghindari konflik.
“Semua tidak perlu terlalu khawatir, pasukan Bangsa Manusia Berbulu di wilayah ini hanya memiliki tiga ratus prajurit, dan mayoritas adalah kualitas rendahan tanpa ras tempur utama seperti Bimon. Sampai sekarang kita belum melihat pengintai mereka, bagaimana mungkin biadab bodoh ini bisa menjadi lawan kita.” Menantu Kaisar juga berdiri meredakan situasi: “Kecepatan pergerakan kita sudah meningkat satu hari sejak meninggalkan logistik. Menurut logika Bangsa Manusia Berbulu yang cenderung bertahan mati-matian, jika kita bisa menyerang mereka secara mendadak itu yang terbaik. Jika mereka sudah menyeberangi Sungai Sanggan, kita tinggal menyusul dengan kavaleri badak berbulu Kapten Jennifer membuka jalan. Dengan kekuatan sepuluh kali lipat dan bantuan dua Penyihir besar, tidak ada alasan kita tidak bisa menghancurkan binatang tak beradab ini.”
“Karena pengintai melaporkan mereka sedang membuat rakit, ini membuktikan kekuatan militer Bimon pasti lemah. Tapi pernahkah kalian mempertimbangkan kemungkinan bahwa mereka mungkin menyiapkan jebakan di tepi sungai?” Kapten Jennifer berkata dengan nada khawatir.
“Tenang saja, jika benar begitu, dengan bantuan tembakan jarak jauh dari dua Penyihir Besar, selama kita menggunakan Prajurit Sabit Raksasa Berat untuk mengamankan tepi sungai, siapa yang bisa menghalangi serangan badak berbulu dengan peralatan seadanya milik Bangsa Manusia Berbulu? Tentu saja, kemungkinan ini juga kecil, lagipula—mereka cuma bangsa Manusia Berbulu, punya otak untuk merencanakan ini?” Menantu Lelaki Raja mengerutkan alisnya, berpura-pura merenung dalam meditasi.
Lelucon yang tidak terlalu lucu ini langsung memicu gelak tawa penuh pengertian memenuhi ruangan.
Di saat yang sama, burung beo Guo Guo akhirnya belajar kalimat kedua di bawah didikan Liu Zhenhan.
BAB 76 Ketika Barang Antik Bertemu Barang Antik
Keluarga Sherpa memang layak disebut tim pemburu budak kelas satu. Menjelang tengah hari kedua, selain pasukan utama, seluruh kontingen telah mendekati Feilengcui, meski rimbunan bambu menghalangi pandangan mereka, sementara bayang besar Bukit Merah mulai muncul di cakrawala.
Cuaca hari ini cukup baik, dingin yang kering menyelimuti seluruh padang gurun, angin utara yang biasanya menderu juga tak terdengar, keheningan yang mengejutkan.
Count Sherpa memegang teropong mata elang yang ditempelkan di mata kirinya untuk mengamati dengan saksama. Teropong ini terbuat dari perak magis mahal dan kristal jernih yang telah diberi mantra "Mata Elang", mampu memperkirakan jarak hingga 500 meter. Hanya keluarga bangsawan berpengaruh seperti Sherpa yang bisa memiliki perlengkapan semacam ini.
Penampilan Feilengcui yang telah diperbaiki jelas memiliki tujuan militer. Terhadap target perampokan, Tuan Totti memiliki penelitian mendalam. Sang Count langsung memahami alur topografi wilayah ini, namun ini pasti tidak menyulitkannya. Pertempuran pengepungan kota adalah materi yang paling banyak dipelajari di Akademi Militer Kekaisaran. Seketika, seratus cara penyerangan langsung muncul di benak sang Count.
Dari kejauhan, suara hiruk-pikuk manusia sudah terdengar. Pasukan pengintai juga telah mengelilingi Feilengcui dan kembali melapor. Di Sungai Sanggan, perahu rotan dan rakit memenuhi permukaan air. Sekitar seribu Orang-orang Beastman Bimon sedang bergegas menyeberangi sungai dengan panik, terlihat beberapa sosok terjatuh ke air.
Mendengar kabar ini, senyum tipis penuh cemooh mengembang di bibir sang Count.
"Tak kusangka mental Bangsa Manusia Berbulu begitu payah. Sayang, awalnya ingin melakukan pertempuran pengepungan kota." Sang Menantu Kaisar merapatkan tabung pengintai 'Mata Elang' di tangannya lalu menyerahkannya pada budak kulit hitam di sampingnya.
"Mereka tidak bisa kabur." Jennifer, komandan tentara bayaran "Bunga Mawar Logam", berkata dengan penuh keyakinan.
Tanpa perlu perintah panjang, regu penangkap budak langsung bergerak lincah. Sejumlah besar orang menebang hutan bambu dan mulai membuat rakit di tempat.
Teknik mereka gesit dengan pembagian tugas yang jelas, menunjukkan bahwa ini merupakan aktivitas rutin mereka.
Sisa-sisa pengintai dari kelompok penculik budak melompat turun dari kuda perang dan berlari menuju Bukit Merah. Beberapa anggota pasukan bayaran "Logam Mawar" memandang penuh harap kepada komandan mereka.
Komandan Jennifer mengayunkan cambuknya, pasukan bayaran pun berteriak histeris mengikuti langkah pengintai menyerbu Bukit Merah Feilengcui.
Pengintai penculik budak naik ke puncak Bukit Merah untuk pengintaian, sedangkan pasukan bayaran ini datang untuk menjarah. Perbedaan kualitas kedua kelompok ini jelas terlihat.
Count Totti membawa ribuan prajurit berjalan gagah melalui Jalan Raya Bambu yang luas, memasuki wilayah Bimon yang mereka sebut dunia liar. Air mancur ajaib di Lapangan Merah telah padam, tapi tidak mengurangi kesan eksotis yang dirasakan para penjarah manusia ini.
Sang Count mendongak melihat pilar-pilar tanah merah raksasa dan bukit tinggi, berkomentar: "Tak kusangka tempat ini lebih sunyi daripada vila pedesaanku. Sayang, andai mereka menggali parit kota alih-alih anak sungai kecil di hutan ini, atau membangun kastil di Bukit Merah ini, pasti kemenangan kita hari ini akan lebih sulit."
“Kecerdasan militer dan bakat komando Sang Count, mana mungkin bisa dipahami oleh orang-orang Beastman Bimon yang barbar ini. Setelah Yang Mulia Count naik ke tahta Bupati, Beliau bisa menggerakkan pasukan ke barat dan memberikan pelajaran bagi bangsa manusia berbulu barbar ini.” Pemimpin wanita pasukan tentara bayaran tentu tahu apa yang harus dikatakan saat ini.
Pujian yang berlebihan ini langsung membuat wajah Sang Count bersinar berminyak, sangat menikmatinya.
Senyum mereka tidak bertahan lama, para pengintai yang menyerbu Bukit Merah mengeluarkan beberapa teriakan menyakitkan, beberapa sosok berlumuran darah menggelinding turun dari tangga tanah merah setinggi 20 ren.
Mendengar suara keras ini, Sang Count segera memutar kudanya dan mengerahkan sejumlah besar prajurit mengelilingi satu-satunya tangga Bukit Merah.
Beberapa tentara bayaran juga keluar dari gua ruang makan besar. Wajah mereka penuh ketidakpuasan, tangan kosong, jelas tidak mendapatkan apa-apa.
Di atas tangga tinggi berdiri seorang Pigge berbaju zirah perunggu lengkap dan tujuh delapan prajurit gajah.
Bahkan dari jarak sejauh ini, rasa tekanan yang besar dari prajurit gajah masih bisa dirasakan dengan jelas oleh setiap perampok manusia.
“Tubuh mereka seolah terbuat dari perunggu dan batu, janggut panjang yang terkepang rapi menjuntai di dada, penuh keindahan klasik. Baju zirah emas menutupi seluruh tubuh, yang paling mengerikan adalah dua bilah pedang panjang di tangan setiap prajurit. Kilau pedang yang menusuk membuat seluruh koridor tangga tiba-tiba dipenuhi hawa dingin, banyak tentara bayaran mundur ketakutan.”
“Aura prajurit gajah ini terlalu dominan, terutama pedang panjang dengan bentuk aneh yang memancarkan kesan mengerikan khas senjata pamungkas.”
“Ternyata wilayah Bimon ini masih memiliki kekuatan. Prajurit gajah! Pantas pengintai saya menderita kerugian besar.” Tuan Totti mendengus dingin.
“Mereka jelas merupakan bidak pengorbatan untuk pasukan penutup, nama lain dari pasukan penutup adalah regu dikorbankan. Sekuat apapun prajurit gajah, tetap bisa dikalahkan.” Senyum di wajah sang Count semakin lebar.
“Aku ingin menangkap mereka hidup-hidup. Kapten Jennifer yang terhormat.” Tuan Totti berbalik memberi perintah.
“Jika semua prajurit gajah ini berhasil ditangkap hidup-hidup, nilai jualnya saja mungkin sudah bisa menutupi biaya merekrut pasukan berat bersenjata arit besar. Mustahil keluarga Sherpa tidak menghitung kalkulasi ini.”
“Berkhidmat untuk Paduka Pangeran adalah kehormatan saya.” Kapten Jennifer dari Batalyon Bunga Mawar Logam mengangguk, sambil menyelipkan gelar masa depan Count lebih awal sedikit, secara halus memuji dengan celetukan konyol khas Hao.
Saat komandan wanita ini berbalik, ekspresi menjilatnya telah berubah menjadi kewibawaan yang menusuk. Ia menyelipkan jari ke mulut seksi lalu meniup peluit keras. Para tentara bayaran yang ragu-ragu di tangga segera mundur, lalu di bawah komando perwira, mengeluarkan ikatan senjata dari gerobak - tombak berparuh panjang dengan kait, yang telah diolesi minyak hijau oleh para tentara sebagai obat bius ampuh.
Prajurit bersenjata tombak ini membentuk formasi terlatih lalu menyerbu tangga. Desingan panah mulai terdengar saat pemanah batalyon di bawah tangga membuka tembakan penghalau. Menghadapi prajurit gajah raksasa, para pemanah menggunakan panah api fosfor.
Dibandingkan dengan perampok goblin sebelumnya, para tentara bayaran inilah yang membuat beberapa penjaga Feilengcui memahami arti sesungguhnya dari kerja sama harmonis, pelatihan prima, operasi terkoordinasi, dan manuver tertib.
"Panah api fosfor" dari pemanah manusia terbuat dari fosfor merah, setelah ditembakkan tidak menunjukkan perbedaan sama sekali. Begitu mengalami gesekan atau benturan, langsung menyemburkan percikan api. Karena tidak ada tekanan dari lawan, para pemanah ini di bawah pimpinan kapten berhasil menampilkan performa latihan mereka dengan baik. Lagipula kali ini dipekerjakan oleh keluarga Sherpa, dengan peralatan yang disediakan toko senjata keluarga Sherpa, jadi para tentara bayaran pun tidak sungkan. Seperti pepatah "anak menjual sawah warisan tanpa rasa sakit hati", panah api fosfor mahal ini tepat untuk digunakan. Semuanya tentara bayaran berpengalaman, ini pengetahuan umum.
Saat hujan panah bertebangan, tentara bayaran yang membawa tombak panjang segera memanfaatkan kesempatan untuk menaiki tangga. Target mereka adalah kaki prajurit gajah ini. Banyak tentara bayaran tanpa senjata mengikuti di belakang, masing-masing memikul seikat tali tebal di pundak, siap untuk mengikat prajurit gajah begitu mereka roboh.
Pemimpin wanita pasukan bayaran "Bunga Mawar Logam" saat ini tampak cukup bangga. Performa anak buahnya berhasil memamerkan kemampuannya di depan calon Wali Raja masa depan, yang seharusnya memberikan keuntungan untuk karirnya di kemudian hari.
Namun yang tidak dia ketahui, tembakan serentak satu detasemen panah ini membuat Tuan Totti yang menyaksikan pertempuran merasa sakit hati. Untungnya situasi masih cukup baik, sang Count pun merasa sedikit terhibur. Akhirnya kali ini tidak salah mempekerjakan mereka, memberikan senyum yang telah lama dinantikan kepada pemimpin wanita yang penuh semangat itu.
Tanpa persiapan, meski setiap prajurit mammoth berhasil menangkis banyak panah api dengan pedang, masih banyak yang menancap di tubuh mereka.
Untungnya zirah rotan kali ini sudah dimodifikasi sesuai saran Naga Peri Daisy - direbus dengan damar dan dicampur bubuk cangkang kerang dan siput, memberikan kemampuan tahan api parsial. Meski membuat Mammoth pahlawan kuat sedikit kerepotan, panah api ini tidak menimbulkan kerusakan signifikan. Dengan zirah rotan dan kulit sekeras batu bawaan, selama mereka melindungi wajah, panah fosfor ini praktis tak berguna kecuali menghadapi busur silang atau panah kuat.
Api yang timbul dari gesekan panah fosfor segera padam, hanya menyisakan asap putih menyengat.
Para pemanah bingung, jangan-jangan panah fosfor mereka basah dan rusak?
Liu Zhenhan sendiri hampir meledak marah. Sesuai instruksi Naga Peri Daisy, untuk mengelabui manusia, dia dan para milisi bertugas sebagai barisan belakang - hanya perlu bertahan sebentar lalu mundur melalui terowongan rahasia.
Tapi dia malah sok pintar membagi-bagi pasukan milisi ke lokasi lain dengan rencana berbeda. Setelah dihujani panah ini dan menyaksikan keganasan senjata manusia, barulah Liu Zhenhan sadar: manusia bukanlah perampok biasa. Andai bukan karena Mutiara Penghindar Api, hujan panah api ini pasti sudah melumpuhkan mereka.
“Anak-anak itu benar-benar sangat sabar.” Liu Zhenhan melirik ke arah tempat persembunyian Panda, Orang Ao, dan Orang Kesturi sambil mengayunkan dua kail kepala harimau raksasa untuk menyerang balik.
Tentara bayaran sudah terbiasa dengan reaksi seperti ini. Puluhan tombak perang diarahkan ke arah Pigge yang berlari mendekat. Saat ini tentara bayaran sama sekali tidak menunjukkan belas kasihan.
Dentuman keras bergema saat Pigge ini malah tidak menghindar, menabrakan tubuhnya langsung ke ujung tombak. Sebelum tatapan puas tentara bayaran sempat hilang, telapak tangan mereka tersayat sakit perih. Gagang kayu tombak mereka patah berantakan oleh kekuatan dahsyat, sementara mata tombak tajam sama sekali tidak mampu menembus zirah Pigge ini.
Kilau dingin dua kail kepala harimau berkelebat. Tombak-tombak yang diarahkan ke Mammoth pahlawan kuat di sekelilingnya seperti batang gandum di bawah sabit petani, terpotong "sreeek" dalam sekali tebas.
Mimpi buruk paling mengerikan tiba. Tujuh delapan prajurit gajah mengayunkan pedang besar kuning keemasan mereka, menerjang seperti angin puyuh ke formasi tentara bayaran yang pertahanan tombaknya telah retak, membangkitkan gelombang darah yang bergulung-gulung. Baik zirah rantai maupun zirah kulit, semuanya rapuh seperti kertas di hadapan garis kematian yang diayunkan pedang-pedang maut ini.
Para tentara bayaran akhirnya menyadari bahwa mereka telah melakukan kesalahan fatal. Mereka tidak seharusnya terlalu percaya diri. Tak disangka panah api fosfor gagal berfungsi, formasi tombak perang malah mudah dihancurkan oleh serangan brutal, dan yang lebih mengejutkan - senjata ras Bimon ini ternyata sangat tajam. Meski menghadapi pasukan yang jumlahnya lebih banyak, mereka tidak bertahan malah memulai serangan gila-gilaan terlebih dahulu.
Naga Peri yang melayang tinggi di angkasa juga mengamati pertempuran ini. Bahkan dia tidak menyangka kekuatan penghancur tuan tanah ini begitu dahsyat dan nekat. Apa rencana sebenarnya di balik tindakannya? Mengapa hanya tersisa 7-8 mammoth dari pasukan milisi yang menemani, kemana yang lain?
Setiap orang dipenuhi pikiran rumit, kecuali Liu Zhenhan yang hanya punya satu kata di benak - TEBAS!
Penderitaan Orang Kesturi di tangan manusia sebelumnya telah menumpuk amarah dalam dirinya. Emosi terpendam ini akhirnya meledak sekarang.
Setelah tombak panjang diputus, serangan membabi-buta ras Bimon ini menimbulkan korban besar di tangga. Batu-batu sepanjang jalur seketika disirami darah. Tentara bayaran yang membawa tali di belakang paling sial - meski membawa pedang di pinggang, sebelum sempat menghunus sudah diputuskan ikatan duniawinya oleh kilatan pedang secepat kilat.
Jalur sempit seperti ini paling efektif untuk serangan berkelompok dari Mammoth pahlawan kuat. Penonton di Lapangan Merah awalnya terlihat santai, namun ekspresi itu berubah menjadi terkejut, lalu diikuti keringat dingin.
Pemandangan mengerikan dimana pedang sepanjang tombak digunakan untuk membantai manusia benar-benar jarang terlihat.
Setelah menaklukkan tangga setinggi 20 ren dalam sekali serangan, para prajurit Bimon ini tidak berhenti sama sekali. Mengikuti tuan tanah mereka, mereka langsung menyerbu para pemanah yang masih terdiam. Dalam sekejap terjadi kekacauan, ketika Kapten Jennifer menyadari situasi, banyak pemanah yang sudah terbelah dua bersama busur panjang mereka.
Pedang yang mengerikan! Pedang yang sangat tajam!
Saat berdiri di tanah datar, setiap manusia baru menyadari tekanan mengerikan dari postur prajurit gajah raksasa. Dengan tinggi hampir 3 ren dan berat setengah ton, pasukan seperti ini cukup 100 orang saja - siapa yang bisa menahan serangan mereka?
Dua penyihir langsung berdiri dari tandu yang diangkat budak hitam. Bersama murid-muridnya, mereka melepaskan beberapa bola api paling dasar ke arah kelompok Bimon ini.
Karena pertarungan kacau, efek percikan bola api membuat para tentara bayaran sekitarnya menjerit-jerit. Prajurit gajah yang terkena bola api langsung berguling di tanah, di mana genangan darah tebal telah memadamkan api dari bola-bola tersebut.
Namun, berkat reputasi pasukan tentara bayaran terkenal dari Doluote, setelah sesaat terkejut, Kapten Jennifer segera mengerahkan pasukan badak berbulu yang sudah disiapkan untuk menerjang, mengorbankan anak buahnya sendiri demi membuka jalan berdarah menuju sekelompok Bimon ini.
Di bawah komando dingin Tuan Totti, kelompok pemburu budak keluarga Sherpa mulai maju teratur dengan tombak panjang. Bimon-bimon ini cukup licik, dipimpin oleh Pigge yang memimpin, mereka kembali menyerang tangga, membuka jalan berdarah lagi dengan meninggalkan potongan senjata dan anggota tubuh terpenggal. Dengan cepat mereka memanjat Bukit Merah.
Ditambah dengan satu jari tengah.
Asisten Jennifer, wakil kapten "Logam Mawar" marah besar. Mengandalkan kecepatan serangan badak berbulu, dia nekat menerjang tangga. Saat hendak menyerang, terkena pukulan kait dari Pigge itu. Wakil kapten bersama tanduk keras badak berbulu terbelah dua. Tak hanya itu, Pigge ini bahkan mengangkat bangkai badak berbulu dan melemparkannya ke tentara bayaran yang mengepung di bawah tangga, membuat Kapten Jennifer hampir gila.
Kacau! Benar-benar kacau!
Taktik "pukulan acak bunuh master" Liu Zhenhan telah membuat banyak orang kalah, termasuk tentara bayaran hari ini. Dengan dia sebagai inti dan serangan frontal ganas, kecuali menemukan prajurit yang bisa menahannya, semua garis pertahanan akan terkoyak.
Naga Peri Daisy di udara juga menyaksikan dengan jantung berdebar-debar.
Komandan wanita pasukan bayaran sedang mengamuk. Keahlian utama tentara bayaran adalah formasi tempur kecil yang terkoordinasi, tapi di hadapan Pigge ini semuanya kacau balau. Tak ada yang menyangka zirahnya begitu tebal, membuat mereka tak berdaya. Setelah serangan dadakan darinya, pasukan bayaran tercerai-berai seperti lalat tanpa kepala.
Pemanah dan infantri saling bertabrakan, senjata panjang terhalang jalan sementara senjata pendek mundur. Jika bukan karena badak berbulu yang mengusir Bimon-Bimon ini, entah berapa banyak lagi korban yang akan berjatuhan.
Dua Penyihir Istana akhirnya menunjukkan taringnya. Setelah mundur ke tangga, Bimon-Bimon kehilangan perlindungan dan dihujani bola api bertubi-tubi. Tapi yang membuat kesal, Bimon-Bimon ini sangat licik - begitu melihat serangan sihir, mereka langsung kabur masuk ke gua pertahanan.
"Keluarkan Busur Silang Sayap Burung, terus serang!" Jennifer yang marah sekali memberi perintah lagi pada anak buahnya yang nekat. "Metal Rose" toh adalah pasukan tentara bayaran terkenal, tak mungkin menerima kerugian besar tanpa perlawanan, harus bisa merebut kembali sedikit harga diri.
Prajurit bayaran di samping tangga segera bubar. Membuka jalan.
Jennifer sebenarnya belum ingin mengeluarkan senjata rahasia begitu cepat, tapi situasi sudah sampai di titik ini. Pasukan hybrid binatang kuat ini telah membuatnya kehilangan ratusan prajurit dan wakil komandan. Jennifer sudah merasakan tatapan mengejek dari dua komandan brigade berat pemegang sabit besar pasukan "Tornado".
"Busur Silang Sayap Burung?" Bahkan Count Totti tak menyangka pasukan "Metal Rose" menyimpan senjata mematikan seperti ini, matanya melotot.
Selain sepuluh kavaleri berat badak berbulu yang sulit diperoleh, Jennifer secara kebetulan tahun ini menemukan sebuah kereta busur bersayap burung dari ruang bawah tanah rahasia saat menjelajahi Kuil Elf kuno di Gunung Guntur, sehingga secara diam-diam melatih pasukan kereta busur. Kereta busur bersayap burung sama sekali tidak bisa dibuat dengan teknologi produksi manusia saat ini, ini adalah peninggalan dari masa Perang Dewa dan Iblis. Konon ini adalah senjata khusus ras Elf kuno. Setelah melewati sepuluh ribu tahun perubahan zaman, senjata kuno yang kuat ini semakin langka, bagaimana mungkin tidak membuat orang-orang sekitar iri.
Sebuah kereta busur bersayap burung yang terbuat dari perunggu dibuka kain terpalnya oleh empat lima pria kekar bertelanjang dada dengan suara "Heng You Heng You", didorong keluar. Roda perunggu mengeluarkan suara gesekan yang menusuk, meninggalkan dua bekas roda dalam di tanah, lalu didorong ke depan jalur tangga. Bahkan dua penyihir yang berpengetahuan luas pun memandang lurus pada senjata Elf kuno legendaris ini.
Tidak heran ini adalah senjata buatan Elf, gaya estetis yang khas. Bagian depan tembakan busur silang ini berbentuk kepala rusa besar. Mulut rusa terbuka lebar dan pipih, di belakangnya terdapat dua sayap burung perunggu yang miring. Sayap burung tersebut dihiasi pola Talisman yang indah. Pada bagian tengah kabin berbentuk tubuh rusa terdapat alur segitiga besar. Penembak yang mengenakan sarung tangan besi mengeluarkan bilah bulan bergigi sebesar meja dari gerbong belakang, lalu memasangnya ke alur tengah kabin. Dua pria kuat segera mendorong kedua sayap burung untuk menutup dan mengunci tuas di belakang tembakan busur silang.
Tembakan busur silang bersayap burung ini langsung membuat wajah dua komandan peleton penebah bersenjata besar dari Angin Puting Beliung berubah pucat. Konon saat dibuat di zaman kuno, tembakan busur silang ini telah diberkati dengan mantra putar permanen oleh ahli sihir Elf yang menguasai sihir Unsur Angin. Bilah bulan yang ditembakkan akan berputar sepanjang garis lintasan, dengan daya hancur lateral yang mengerikan. Pegas pelontarnya terbuat dari 300 urat kaki kutu purba raksasa. Jika bilah bergigi raksasa ini ditembakkan dalam jarak 100 Ren, infantri berat yang bergerak lamban akan celaka. Bilah bergigi berputar kuat ini dulunya digunakan untuk menghadapi baju duri "tuan tanah bawah tanah" Bangsa Iblis yang lebih keras dari granit di era Perang Dewa dan Iblis. Tentu tidak masalah untuk membelah zirah infantri berat.
“Bunga Mawar Logam” secara diam-diam memiliki senjata ini. Sebagai rekan yang bersaing, hal ini membuat dua komandan peleton bersenjata arit besar berat dari Batalyon Tornado tentara bayaran merasa keringat dingin mengalir di punggung mereka.
Naga Peri di ketinggian juga benar-benar terkejut. Jika tidak meninggalkan pasukan pengawal percobaan, Kereta Busur Sayap Burung ini pasti akan menyebabkan kerusakan besar pada prajurit Běilěngcuì yang bersembunyi di rawa-rawa. Kini sulit untuk menemukan senjata kuno kedua seperti ini di daratan.
Kereta Busur Sayap Burung didorong ke lorong tangga. Dua barisan tentara bayaran bertombak panjang dengan hati-hati mengawal kereta busur ini. Pemanah di barisan belakang kali ini telah mengganti anak panah berat, menarik senar busur mereka hingga penuh, dan mengarahkannya ke mulut gua yang gelap itu.
Karena sudut tembaknya adalah sudut elevasi, untuk tujuan uji coba, para pemanah busur silang menyesuaikan posisi lalu menarik tuas perunggu di belakang kereta busur silang. Sayap burung yang elegan mengeluarkan suara gemeretak keras, tiba-tiba membentang. Kilau perak yang sangat cepat menyembur dari mulut rusa perunggu, berputar kencang dengan desisan "ngung-ngung". Bilang bulan sabit segitiga yang berputar kencang meleset melintasi mulut gua di tebing tinggi dari kiri ke kanan, membelah parit dalam. Lumpur merah tersusun rapi dalam garis lurus jatuh dari tebing. Akhirnya bilah bulan sabit menghantam patung dewa batu raksasa di sebelah kiri gua, percikan api berhamburan. Dalam dentuman mengerikan, serbuk batu beterbangan. Setelah debu mengendap, bilah bulan sabit sebesar meja tertanam dalam-dalam di patung batu, masih berputar 2-3 hembusan napas sebelum benar-benar berhenti.
Para pemanah menyesuaikan arah kereta busur silang sayap burung, menggeser mulut rusa sedikit ke kanan. Pemanah yang memasang bilah bulan sabit mengangkat bilah besar lagi, dengan susah payah memasukkannya ke dalam alur peluncur.
Kali ini jika sampai masuk ke dalam gua, dengan bilah bulan sabit yang berputar kencang seperti ini, prajurit sekuat apapun takkan berguna.
Wajah Kapten Jennifer dipenuhi senyum kepuasan. Ia benar-benar membenci para Bimon ini.
Liu Zhenhan di dalam gua juga terkejut. Dia berdiri tidak jauh dari mulut gua, baru saja melihat ujung kereta busur muncul, langsung menyaksikan kekuatan mengerikannya. Keringat dingin mengucur di punggungnya. Seandainya bulan sabit tadi kebetulan menembus gua, meski dia mengenakan tiga lapis zirah berat, nyawanya pasti tidak tertolong. Tanpa ragu sedikit pun, Lao Liu langsung melemparkan kait berkepala harimau di tangannya, lalu melesat keluar dari gua seperti angin. Kali ini dia kembali membuat manusia di sekitarnya terpana.
Dentuman keras "brak!" terdengar. Di tengah lingkaran penjaga tombak, sang pemanah yang sedang asyik mengoperasikan kereta busur sayap burung tiba-tiba mendapat lubang berdarah di dahinya. Tubuhnya terlempar ke belakang dan jatuh menimpa kerumunan orang. Serpihan tembaga yang beterbangan mengenai banyak korban tak bersalah.
Banyak manusia ternganga, pandangan mata mereka membeku pada senapan tembaga di tangan Pigge yang sedang berlutut itu.
Dua penyihir segera membentengi diri dengan perisai api. Tuan Totti mengangkat perisai gitar perangnya. Pasukan infantri berbondong-bondong mengerumuni tiga orang penting itu dengan perisai. Hanya Kapten "Bunga Mawar Logam" Jennifer yang membeku di tempat.
"Arquebus Guli?" Jennifer mengeluarkan empat kata membara itu dengan susah payah.
“Rebut itu untukku!” Kemudian ketua kelompok tentara bayaran langsung memberikan instruksi lain kepada anak buahnya dengan nada serak seperti wanita penggosip yang sedang mengumpat.
Secara kebetulan yang misterius, Liu Zhenhan juga secara bersamaan meneriakkan pernyataan yang serupa maknanya dengan ketua perempuan kelompok tentara bayaran tersebut.
“Ketapel raksasa ini sekarang milik kakek!” Kolektor senjata gila Liu Zhenhan hampir berteriak liar sambil mengeluarkan Formasi Padat dari punggungnya dan menerjang ke kerumunan, bahkan dalam kondisi Amuk Mandiri.
Para pemanah membeku, prajurit gajah yang keluar dari gua kembali terlibat dalam kerumunan padat, agak khawatir terjadi tembak tembak sesama.
Naga Peri di ketinggian mengerang pelan.
Arah pertempuran telah sepenuhnya lepas dari kendalinya.
BAB KE-77 API! API! API!
“Jangan berkerumun! Mundur! Mundur!” Ketua Jennipher terus-menerus melambai-lambaikan tangan, berusaha membuat semua tentara bayaran di tangga mundur untuk memberi ruang tembak bagi pemanah yang telah mengganti anak panah penetrasi baja.
Berbekal pengalaman pertempuran pertama, kali ini meski panik, di bawah pimpinan beberapa komandan, tentara bayaran akhirnya bisa mengkonsolidasi formasi, tidak lagi tercerai-berai seperti sebelumnya.
Karena takut akan daya hancur dan serangan membabi-buta prajurit Pigge dan Elephanten, pasukan tombak naga mengangkat palang besi anti-kuda dengan empat orang per batang, membentuk hutan baja dengan perisai kokoh dan tombak naga sepanjang tujuh ren - tindakan ini sepenuhnya tepat. Hutan tombak sepanjang tujuh ren yang rapat bahkan bisa menahan serangan kavaleri berat yang sedang berlari kencang, apalagi pasukan infanteri Bimon yang hanya tahu menebas buta. Dengan memblokir jalan turun tangga, begitu pertempuran jarak dekat dimulai, pemanah bisa dengan leluasa melancarkan serangan panah penetrasi berbobot lima ons untuk menghujani musuh, membuat pertempuran ini tak lagi diragukan hasilnya.
Sayangnya, blokade pasukan tombak naga di jalan turun justru menjerumuskan pasukan tombak yang menjaga "Kereta Busur Sayap Burung" di tengah tangga ke jurang malapetaka. Saat Pigge yang baru saja menyimpan arquebus Guli ke punggungnya mengayunkan Tongkat Taring Serigala, empat lima tentara bayaran di tangga menjadi ciut nyali. Mereka berbalik lari panik dan menubruk hutan tombak palang besi, tertusuk seperti sate daging.
Awalnya "Logam Bunga Mawar" tidak memiliki formasi infanteri berat tombak naga. Saat mengganti perlengkapan di toko senjata keluarga Sherpa, komandan batalion tombak tergoda melihat tombak berat tujuh ren bermata menara ini dan mengambil sepuluh bilah. Tak disangka senjata itu langsung bisa digunakan.
Pertempuran ini benar-benar memalukan, bahkan menggunakan senjata tingkat tinggi yang seharusnya melawan kavaleri berat untuk menghadapi infanteri. Kapten tombak yang berpikiran lincah ini menghela nafas penuh penyesalan.
Benar-benar orang-orang licik berpengalaman di medan perang dengan insting tajam. Begitu formasi tombak naga berdiri, ribuan bambu runcing langsung mengisi celah-celah formasi hingga rapat dan kokoh. Mereka adalah anggota kelompok penangkap budak di bawah komando Tuan Totti.
Prajurit tombak yang menjaga kereta busur sayap burung di tangga benar-benar sial. Tombak biasa sama sekali tak bisa melawan senjata beberapa Bimon ini. Baik kelincahan maupun panjangnya, pedang besar para Mammoth pahlawan kuat sama sekali tak tertandingi oleh tentara bayaran ini. Adapun Pigge yang berlari paling cepat, dia bagaikan mimpi buruk dalam mimpi buruk.
Prajurit tombak yang terjebak tanpa jalan keluar ke langit atau bumi kembali menghadapi situasi sulit seperti gelombang serangan pertama. Pemimpin Pigge sama sekali tidak takut dengan tusukan tombak, "Kamu menusukku, aku pukul kamu dengan tongkat." Tombak mereka hanya seperti menusuk dinding besi saat mengenai zirahnya, sementara tongkat taring serigala di tangannya menghancurkan segala hal. Para prajurit tombak kini hanya bisa menyesal tidak membawa benteng kota untuk melawannya. Yang lebih mengerikan adalah para prajurit Elephanten di belakangnya - saat pertarungan jarak dekat, satu tusukan ke perut tentara bayaran bisa menembus sampai barisan belakang.
Awalnya formasi tombak masih teratur, tapi semakin lama bertarung, formasi pun hilang. Tinggal menerima tebasan dan pukulan.
Sebenarnya taktik serangan Bimon ini bukanlah strategi tingkat tinggi. Serangan level ini bisa dibilang paling sederhana, tanpa teknik sama sekali. Tapi justru membuat tentara bayaran berpengalaman terkena dua kali kerugian besar. Mereka hampir gila: tahu cara bertahan tapi tak bisa melakukannya.
Kecerdasan mereka benar-benar lumpuh oleh gaya bertarung barbar dan kejam ini.
Prajurit tombak sebenarnya tidak mahir dalam pertarungan jarak dekat. Secara teori, para pendekar pedang besar di belakang seharusnya maju untuk melindungi mereka, tetapi lorong sempit sudah benar-benar tersumbat. Mayat-mayat yang terlempar ke udara terus berjatuhan seperti air terjun. Terkadang orang di depan masih berteriak, tiba-tiba saja kilatan pedang yang gesit sudah membelah tubuhnya, sekaligus mengait ke kepala tentara bayaran di belakangnya. Ini bukan lagi pertempuran, melainkan sudah berubah menjadi pembantaian.
Kapten Jennifer sendiri berteriak-teriak tanpa tujuan di atas kudanya cukup lama. Bahkan dirinya sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya diucapkannya. Satu-satunya yang pasti adalah kepalanya benar-benar kacau balau.
Melihat jalan turun tangga diblokir oleh formasi tombak rapat seperti hutan, para Bimon di depan langsung menerjang seperti serigala dan harimau ke area yang padat orang. Beberapa pendekar pedang besar yang pemberani mencoba melawan tapi malah terjebak di ujung pedang musuh. Para Bimon ini sudah terlalu mahir dalam membunuh. Tongkat Taring Serigala mengerikan milik pemimpin Pigge nyaris menutup semua sudut serangan di ruang sempit ini. Satu hentakan tongkat merobohkan sekelompok orang, pedang berat dua tangan dan pemiliknya sering terlempar bersama oleh pukulan 1.000 pon Tongkat Taring Serigala, sementara bilah baja yang patah beterbangan ke segala arah.
Yang lebih menjengkelkan adalah, bahkan jika ada pendekar pedang besar yang memiliki keterampilan bela diri yang baik, nekat menerima pedang baja prajurit Elephanten lawan, seringkali pedang berat mereka sendiri beserta tubuh terbelah menjadi dua. Tekanan psikologis seperti ini terlalu menyiksa.
Formasi pemanah juga mulai melakukan penindasan tembakan tanpa pandang bulu di bawah desakan komandan resimen. Pada jarak sedekat ini, dengan kerumunan di tangga yang terus bergerak-gerak, pasti ada korban salah sasaran. Di bawah komando kapten, pemanah melepaskan tembakan serentak, terlihat ribuan anak panah bagai awan gelap menyelimuti kerumunan yang bertarung di tangga. Jeritan kesakitan langsung bergema silih berganti.
Yang membuat pemanah pengguna panah berat penetrasi zirah ini geram adalah, kelompok Bimon ini tidak hanya suka menyusup ke kerumunan, tapi juga langsung berguling menghindar begitu tali busur berbunyi, licinnya minta ampun. Setelah hujaman panah pertama, selain Pigge yang masih mengayunkan Tongkat Taring Serigala melakukan serangan balik, para prajurit Elephanten yang tersisa dengan kelicikan yang sama sekali tidak sesuai dengan gaya prajurit Behemoth, segera berbalik menarik kereta busur sayap burung dan meninggalkan tangga, lalu melesat menuju gua.
Pertempuran Hyjal antara Bimon dan manusia seribu tahun yang lalu masih menjadi contoh klasik di akademi militer berbagai kerajaan hingga kini. Meski prajurit Behemoth tangguh, kurangnya disiplin menyebabkan mereka mudah terperangkap dalam taktik umpan musuh saat terbawa emosi pertempuran, sehingga seluruh pasukan dapat dihancurkan. Ini diakui secara universal sebagai akar kekalahan dalam Pertempuran Hyjal oleh akademi militer.
Wajah Tuan Totti membiru karena marah. Bimon-bimon ini ternyata bisa mundur dari medan perang di tengah pertempuran, membuatnya merasa seperti meninju tumpukan kapas.
Seorang prajurit Elephanten bertubuh besar malah menggendong ketapel sayap burung berbahan perunggu seberat 5.000 pon di punggungnya seperti jubah. Dengan tenang ia melindungi pasukan gajah raksasa yang mengibaskan pantat besar sambil mundur ke gua. Bunyi "tok-tok" panah penembus zirah yang tak mempan terhadap ketapel terus bergema.
Dua penyihir juga tampak kesal. Bimon-bimon ini justru melakukan dua kali serangan bolak-balik melawan lawan yang ratusan kali lebih banyak, tanpa sedikitpun rasa takut. Ini sangat melukai harga diri para penyihir. Namun harus diakui Bimon-bimon ini licik - mereka terus bergerak di area padat musuh, membuat para penyihir agak segan mengambil risiko.
Tuan Count segera menghentikan dorongan dua master untuk menggunakan mantra tingkat tinggi.
“Tidak perlu dua Master menyia-nyiakan kekuatan magis berharga, Pigge ini pasti tamat.” Tuan Totti berkata dengan penuh keyakinan.
Begitu kata Sang Count berlalu, sebaris tentara bayaran di tangga dari kiri ke kanan dihantam Tongkat Taring Serigala di wajah. Beberapa sosok melayang ke udara dari tangga atas dan jatuh ke hutan tombak, terdengar suara "bluk-bluk" seperti ikan asin berminyak yang ditusuk tegak di tombak besi di bawah terik matahari.
Pertempuran sengit tiba-tiba berhenti membeku.
Tentara bayaran yang terjepit di tangga tinggal sepuluh lebih, semuanya ksatria pedang serba putih.
Banyak tentara bayaran pemegang tombak naga mengeluarkan keringat dingin, sambil menelan ludah gugup mereka merenung: dengan keganasan prajurit Pigge ini, mampukah tombak naga dan perisai menghadangnya?
Liu Zhenhan membawa Tongkat Taring Serigala perlahan menuruni tangga, aura mengerikannya membuat setiap tentara bayaran menggigil. Tubuh berototnya yang berlumuran darah berkilauan di bawah mentari, sorot matanya bagai pedang baja yang perlahan ditarik dari sarung di kegelapan, mengkilap dingin namun membara dengan hasrat merenggut nyawa.
Para tentara bayaran merasa seperti kumpulan ngengat yang berhadapan dengan nyala api lentera yang berkobar-kobar.
Tatapan mata Pigge ini menyapu, setiap orang merasakan leher mereka serasa tertiup angin dingin, bagai pedang berat yang menyentuh leher mereka.
Para pendekar pedang besar sudah tak bisa mundur lagi, pedang besar Viking di tangan mereka terasa seberat Pegunungan Salju Himalaya Taymur.
Liu Zhenhan mengayunkan Tongkat Taring Serigala-nya, para pendekar pedang besar bergegas memanjat patung batu di kedua sisi jalur tangga dan melompat turun.
Formasi tombak naga mengalami sedikit kegaduhan, tapi segera kembali tenang.
Dalam teriakan marah komandan, para pemanah yang seperti terbangun dari mimpi segera mengingat tugas mereka, ribuan anak panah berhamburan kacau menembaki Bimon ini.
Sudah tak ada tempat berlindung lagi, anak panah sebanyak awan gelap bagai belalang kelaparan, dengan tawa haus darah, menerjang Pigge kesepian ini.
Menghadapi pemandangan mengerikan ini, bahkan Pigge ini pun hanya bisa menutupi wajahnya dengan Tongkat Taring Serigala-nya tanpa daya. Tiga tarikan napas kemudian, tubuhnya menjadi landak sempurna yang dipenuhi bulu panah. Tongkat Taring Serigala di tangannya jatuh dengan lemah, bola mata hitamnya masih menyala dengan kegarangan yang tak pernah pudar, sebelum akhirnya roboh dan berguling lemas menuruni tangga.
Para tentara bayaran bersorak riang, setiap hati merasa legah bagai beban yang terangkat.
"Lihat Pigge yang tertembak hingga seperti landak ini akhirnya roboh, Kapten Jennifer sendiri menarik napas terengah-engah beberapa kali menghirup udara segar."
Tuan Totti menggelengkan kepala.
Bimon tetaplah Bimon, meski ada beberapa yang menjadi licik, tetap saja ada yang bodoh. Pasukan penculik baru saja memasang beberapa ballista dan senjata batu kecil, tapi sepertinya tidak perlu digunakan.
Sang Count tak bisa menahan rasa bangga seolah menyaksikan pergolakan dunia. Sehebat apa pun prajurit Bimon, apa gunanya di hadapan kecerdasan manusia dan kerja sama multikorps?
Sensasi membunuh seorang yang kuat memenuhi dada Tuan Count, perasaan ini sangat indah.
Dua penyihir saling tersenyum. Pujian seperti "Count yang bijaksana" toh tidak perlu dibeli, langsung mereka lontarkan kepada Tuan Count yang berwajah "semuanya terkendali".
"Terus maju! Aku ingin mengambil gading Elefen itu untuk hiasan!" Kapten Jennifer sudah kalap, bahkan lupa tugas yang diberikan Tuan Count padanya.
"Pasukan bayaran yang semangatnya melambung tinggi meneriakkan pekikan sambil menginjak mayat-mayat dan genangan darah licin di tangga. Formasi tombak naga berat berjalan di depan membuka jalan, diikuti oleh pemanah. Dari pengalaman melawan Pigge ini, pasukan bayaran jatuh cinta pada tombak naga berat ini. Setelah melewati kepanikan awal, kini mereka sudah tenang dan siap menggunakan taktik sama untuk menghabisi prajurit Elephanten yang tersisa."
Lagu heroik "Doluote no Uta" bergema menggetarkan.
"Ksatria naga mengarungi fajar menyingsing～Padang rumput Danube yang bergelombang～Negeri Pasukan Bayaran perkasa bersinar～Sekutu-sekutu hidup damai～Dihiasi kejayaan～Doluote!"
"Pergilah. Lakukan tugas kalian berikutnya." Tuan Count tersenyum kepada para perwira yang menyaksikan pertempuran.
Naga Peri yang mengamati dari ketinggian hampir tak percaya, "Apakah Richard benar-benar mati? Mati sesederhana ini?"
Para tentara bayaran "Metal Rose" membenci mati-matian Pigge terkutuk ini. Dalam dua gelombang serangan, setidaknya 50-60 tentara bayaran tewas di tangannya. Seiring prajurit Tombak Naga yang perlahan menaiki tangga tinggi, memblokir sepenuhnya jalur tangga dengan hutan tombak yang menekan ruang gerak serang balik prajurit Elephanten, dua pendekar pedang besar yang kejam segera menarik Pigge yang tertusuk seperti landak ini dari tangga, menyeretnya dengan kaki terbalik ke gerobak persenjataan, bersiap memotong-motong menjadi delapan bagian untuk melampiaskan amarah.
Baru saja mereka terpaksa melompat turun dari jalur akibat tatapan mengancam Pigge ini, sangat kehilangan harga diri. Kini mereka ingin merebut kembali harga diri itu.
Tubuh Pigge yang berat meninggalkan jejak darah panjang di tanah. Dua pendekar pedang besar itu menyeret dengan susah payah, dari jauh sudah memanggil kusir gerobak untuk membawa mesin pemotong rumput, bersiap memotong-motong Pigge ini menjadi beberapa bagian.
Saat membalikkan tubuh Pigge ini dan jari-jari mereka baru menyentuh pengait zirah, wajah algojo-algojo yang bengis dan terdistorsi ini tiba-tiba berubah ekspresi - melihat mayat tersenyum lebar padamu, ekspresi manusia pada dasarnya seperti dicetak dari cetakan yang sama.
Pada saat ini, perhatian orang lain bukan tertuju pada pertempuran berdarah yang akan segera dimulai di mulut gua besar di tangga, atau bersiap menyeberangi sungai. Tak ada yang menyadari beberapa dentuman tumpul patahnya tulang leher yang terjadi diam-diam.
Ballista milik Tuan Count dan senjata batu kecil telah didorong ke bawah tangga. Seorang manusia berjubah mirip sarjana sedang menggambar pola geometri di tanah dengan ranting. Ini adalah Archimedes, sarjana yang direkrut keluarga Sherpa dengan harga mahal dari Kadipaten Syracuse di Benua Chesang. Dengan jangka dan penggaris, ia bisa menggambar pola geometri ajaib untuk menghitung parameter desain akurat, membuat ballista dan senjata batu selalu tepat sasaran.
Pada detik ini, darah setiap orang seolah mendidih oleh stimulasi kemenangan yang akan datang.
Kecuali sais yang menyeret mesin pemotong itu. Pria malang ini gemetaran. Seekor Pigge bertubuh penuh panah sedang berbaring santai, dikelilingi dua tentara bayaran dengan leher terpuntir tak wajar.
Sais itu tahu matanya tidak salah lihat. Pigge inilah yang baru saja mematahkan leher dua tentara bayaran tinggi besar dengan jarinya. Ia mendengar suara retak tulang belakang yang jelas.
Pigge itu merogoh-rogoh bajunya lama sekali, akhirnya mengeluarkan cerutu raksasa dan melambainya.
"Saudara, pinjam apinya." Liu Zhenhan mengaitkan jari kelingkingnya, memandang sais yang gemetaran seperti ayakan ini.
Kuda-kuda itu menggigil hebat, mengeluarkan sepotong batu api dari dalam jubahnya dan menyerahkannya dengan gemetar, bunyi "klek-klek" dari benturan gigi-giginya terdengar nyaring.
Liu Zhenhan memeluk gagang sabit pemotong rumput dengan tangan kiri dan memuntirnya, suara "kreek" yang berat terdengar saat sabit besar itu tercabut dari engselnya. Ia menggesekkan batu api ke bilahnya, lalu menyalakan cerutu besar itu.
Mata kuda-kuda itu membelalak maksimal, tubuhnya terjatuh seperti balok kayu dengan suara "byur!"
Kapten Jennifieur dan Sang Count sedang menunggang kuda menuju sungai ketika teriakan mengerikan pertarungan jarak dekat menarik perhatian mereka. Bayangan seseorang mengayunkan sabit besar seperti angin menerjang kerumunan padat di tangga, kepala jenius itu terlihat jelas terlempar ke langit oleh sabit murahan.
Kata-kata tak mampu menggambarkan kepanikan tentara bayaran saat ini. Dari operator ballista dan katapel kecil hingga pemanah di barisan belakang tangga, semua dihujani tusukan gila oleh sabit besar.
Mimpi buruk terulang kembali. Pigge yang tubuhnya dipenuhi anak panah ini mengayunkan sabit kasar dan kikuk, merobohkan senjata-senjata mahal beserta pemiliknya. Sabit berat itu di tangannya bagai jarum jahit ringan yang diputar menjadi kincir angin.
“Serangan dari belakang seperti ini, tanpa blokade, tanpa hambatan, sangat cocok untuk Liu Zhenhan yang suka mengayunkan senjata secara brutal!”
Jalan Kematian! Ini benar-benar Jalan Kematian!
Pasukan yang sedang bersiap mundur memandang dengan kaget dan ketakutan kepada Pigge yang membuka jalan dengan golok ini.
“Pasti dia memakai lebih dari satu lapis zirah!” Ucap Sang Count sambil menggeretakkan gigi.
Dua penyihir itu hampir gila. Lagi-lagi pertarungan kacau! Lagi-lagi terjebak dalam kekacauan! Saat ini mereka khawatir menggunakan sihir besar karena takut melukai pasukan sendiri, sementara tembakan api kecil seperti mengantar perjalanan bagi Pigge ini. Entah karena tubuhnya terlumuri darah terlalu tebal atau hujan darah yang turun dari langit, nyala api itu langsung padam saat mengenainya.
Komandan Jennifer gelap matanya, hampir terjatuh dari kudanya.
Pigge ini ternyata pura-pura mati! Komandan Jennifer merasa dirinya hampir kolaps, Pigge bodoh ini tahu cara pura-pura mati!
Komandan Jennifer sudah membayangkan dua batalion tombak dan dua batalion pemanahnya akan terhapus dari daftar pasukan.
“Pasukan pemanah dan infanteri tombak naga yang berdesak-desakan jelas tidak menyangka akan diserang dari belakang. Lagu "Dolote" yang nyaring terhenti mendadak. Dengan mudah seperti memotong sayur, Liu Zhenhan malah mengambil kembali Tongkat Taring Serigala-nya, menyerang dengan kedua senjata sekaligus. Bagai kuku kuda yang menginjak lumpur, setiap jejak langkahnya meninggalkan hujan darah yang menyembur.
Secepat kilat, terlalu cepat! Tentara bayaran lain baru sadar dari keterkejutan dan berusaha mengepung, tapi Pigge ini sudah melesat menaiki tangga setinggi 20 Ren. Prajurit tombak naga berbaju zirah terakhir itu tengkoraknya terbelah dari belakang, dikelilingi mayat-mayat yang berserakan.
Yang lebih mengagetkan, Pigge ini menyepak tombak naga berat (yang biasa dibawa empat orang) lalu menggenggamnya. Dengan teriakan liar "Kampas!", tombak besar itu melesat membawa bayangan hitam, menancapkan kavaleri badak berbulu beserta tunggangannya ke tanah merah di bawah Bukit Merah. Tubuh tombak sepanjang 7 Ren itu masuk separuhnya ke dalam tanah.
Badak berbulu itu meronta-ronta dengan kukunya, meraung-raung keras.
"Kampas!" Pigge ini meneriakkan sambil merobek zirahnya sendiri, melemparkan helm perang bertanduk. Satu lapis, dua lapis, tiga lapis.
"Otot yang sangat liar!" Penuh dengan kekuatan eksplosif dan bulu dada yang liar, membuat semua orang seolah-olah menghadapi binatang raksasa purba.
Semua kuda perang mundur ketakutan mendengar teriakan liar yang bergema.
"Biarkan aku!" Master Frank merobek gulungan yang telah dipersiapkan lama, mantra panjang dengan kekuatan elemen kompleks bergelombang di udara, berbagai rempah beraroma menyengat bertebaran dari jari-jarinya tertiup angin.
Di mulut gua tempat prajurit Pigge berdiri, asap merah tiba-tiba mengepul. Diagram hexagram berkelap-kelip di tanah, nyala api oranye menyembur ke langit dan seketika menelan tubuh Pigge itu.
Dalam sihir api, terlihat jelas sosok Elf Api yang bersorak dan melompat-lompat girang.
"Tembok Api" ini bisa dianggap sebagai sihir api tingkat tinggi, Master Frank tak bisa menyembunyikan rasa bangganya.
Api sihir mulai menjalar ke tangga terowongan, bau busuk mayat yang terbakar memenuhi udara.
"Bangsa Manusia Berbulu biadab ini sangat terhormat, bisa mati di bawah sihir hebat Master Frank." Count Totti mengeluarkan saputangan berbenang emas, dengan anggun menutupi hidungnya.
"Sayangnya kali ini dia tidak bisa pura-pura mati lagi." Master Frank tertawa terbahak.
Seolah merespons ucapan sang Master, kilatan cahaya perak seperti petir menyembur dari api, sasarannya ternyata mengarah langsung ke dua Penyihir dan Count. Meski akurasi agak kurang, cahaya perak yang melengkung akhirnya meleset melewati para Pengawal kedua Master, lalu menghujam ke barisan pasukan tentara bayaran "Metal Rose".
Sederetan manusia rapi dan deretan bambu rapi ambruk bersamaan.
Dua Penyihir itu masih dalam keadaan syok, dengan trauma psikologis pasca-bencana yang kuat, memeriksa diri mereka sambil berkeringat dingin membasahi punggung.
Ini adalah bulan sabit baja yang ditembakkan dari Ballista Sayap Burung. Angin kencang dari putaran gigi bulan sabit tadi masih membuat betis mereka kejang dan bulu kuduk merinding.
Pengawal kedua Master menderita korban berat. Putaran bulan sabit baja yang terlalu cepat membuat beberapa prajurit yang perutnya terbelah masih bisa merangkak di tanah, pemandangan yang membuat mata kedua Master nyaris melotot.
Elf sihir di "Tembok Api" di mulut gua menghilang, semburan api yang berkobar-kobar di sekitarnya lenyap seketika.
"Pigge itu seperti burung phoenix, berdiri tegak di depan gua yang masih mengepulkan asap dan bau daging hangus bekas terbakar. Di pundaknya terpikul sebuah ketapel sayap burung perunggu kuno, di mulutnya menggigit cerutu yang berkedip-kedip. Sorot matanya tajam, tubuh kekarnya seolah terendam dalam nyala api biru samar yang menyelimutinya.
"Persembahan kurban?" Magister Fran hampir muntah darah karena marah.
Ternyata masih ada Imam Bemon yang bersembunyi di dalam gua! Magister Fran benar-benar ingin mencekik orang itu sampai mati.
Prajurit Behemoth hanya bisa mendapatkan kemampuan "menyerap api" sementara setelah disinari "Lingkaran Gemilang" dari persembahan kurban, dilindungi api arwah altar, sehingga kebal terhadap sihir api.
Tanpa imam brengsek ini yang mengganggu, mana mungkin Pigge ini masih bisa berdiri utuh setelah dibakar sihir api, bahkan sempat melepaskan bilah bulan secara tiba-tiba yang melumpuhkan sebagian besar pengawalku!
Penemuan ini membuat Magister Fran hampir pingsan - gulungan sihir mahal harganya ternyata hanya jadi tameng untuk serangan tiba-tiba lawan.
Sebenarnya Guru Frank salah paham pada Liu Zhenhan. Jangkauan Mutiara Penghindar Api hanya lima yard, sementara postur Mammoth pahlawan kuat sangat besar. Untuk mencegah hal tak terduga, Liu Zhenhan menyuruh Guo Guo dari pasukan cadangan di gua untuk melemparkan "Api di Musim Dingin" - "Gulungan Lagu Perang Persembahan" secara membabi buta, memanfaatkan kemampuan penyerapan api dari "persembahan" untuk meningkatkan faktor keamanan.
Karena baru-baru ini sedang mengajari anak-anak lelaki dan perempuan membuat gulungan lagu perang, Liu Zhenhan berhasil mengumpulkan ribuan gulungan kayu ceri dalam dua bulan terakhir. Guo Guo juga melempar satu gulungan ke Liu Zhenhan, membuat Guru Frank salah mengira.
"Bunuh dia! Bunuh dia!" Tuan Totti melemparkan saputangan indah di tangannya, gemetar sambil menunjuk Pigge yang tak kunjung mati dengan cambuk kuda, berteriak histeris.
Wajah Penyihir Besar Frank memucat bergantian, ia menggigit gigi dan merobek gulungan sihir bergaya kuno lagi. Mantra yang panjang ini bahkan lebih rumit dari "Tembok Api" sebelumnya, suara mantra kuno yang misterius bergema rendah di udara.
Guru Ortega mengangkat bahu dengan penuh penyesalan. Waktu tunggu "persembahan" Bimon ini belum berakhir, sihir api tidak akan mempan pada mereka saat ini.
“Bunga Mawar Logam” Batalion Tentara Bayaran tidak memiliki keberanian lagi untuk maju, saling mendorong satu sama lain dalam kerendahan hati. Pemimpin mereka Jennifer menggerakkan bibirnya lama, tapi tak kunjung mengeluarkan perintah yang jelas.
Pasukan Pengawal Sabit Besi Baja Berat dari Batalion "Angin Puting Beliung" bergerak. Satu regu bertahan, sementara regu lainnya dipimpin Kapten Roddman, melangkah dengan langkah mekanis dan kokoh membawa Perisai Menara tiga lapis dan sabit bertangkai panjang, menapaki jalur tangga kematian yang telah dicuci darah berkali-kali.
Formasi Pengawal Sabit Besi Baja Berat sempurna, barisan persegi yang bergerak serempak memancarkan tekanan luar biasa. Sabit raksasa dan baju baja berat berkilauan menusuk menerkam nyawa.
Dua murid penyihir Master Frank memberikan mantra penghilang gravitasi pada pasukan ini. Ini adalah sihir ruang unik yang mengurangi pengaruh gravitasi bumi, membuat prajurit berbaju baja itu merasa ringan tubuhnya, langkah gesit, dan keberanian bertambah.
Mammoth pahlawan kuat bersama Guo Guo juga berlarian keluar dari gua. Sama seperti Liu Zhenhan, seluruh tubuh mereka berpendar cahaya api arwah altar.
Guo Guo membawa kantung kulit besar yang terseret di tanah, berisi gulungan lagu perang. Di dalam baju dalamnya juga penuh terisi. Burung beo gemuk seperti ayam betina berdiri di sampingnya, menggulung sebuah gulungan dengan paruhnya.
Penampilan Guo Guo sekilas mirip pedagang licik yang sedang menjual grosir gulungan lagu perang.
"Ingat namaku! Kalian mati di tangan pria tangguh Pompeii, Rodman!" Komandan pasukan penebar sabit berat Rodman di barisan depan, sambil menaiki tangga berteriak dari celah zirah tebalnya. Suaranya menggelegar seperti singa mengaum.
"Kenapa dia punya nama sama denganku?" Seorang Mammoth pahlawan kuat menggaruk kepala bingung, bertanya pada bosnya. Di punggungnya juga membawa kantung kulit besar seperti Guo Guo.
"Mulai detik ini, hanya kau satu-satunya Rodman di dunia ini." Liu Zhenhan sendiri yang memasang pegas pada ketapel sayap burung, mengarahkan mulut rusa ke arah tangga.
Mental pasukan penebar sabit berat dari "Tornado" jauh lebih baik dibandingkan pasukan "Bunga Mawar Logam". Meski terhalang zirah plat baja, Liu Zhenhan bisa merasakan kengerian dan keberanian dari celah sempit zirah mereka. Sekalipun ketapel sayap burung sudah diarahkan, prajurit Pompeii gagah ini tak gentar mundur.
“Dari segi semangat saja, keberanian heroik yang tidak mundur meski mati ini sudah cukup untuk menghancurkan kepercayaan lawan yang pengecut.”
“Barang-barang ini juga punya nyali.” Liu Zhenhan tertawa sinis berkali-kali.
Mantra terakhir akhirnya selesai, seiring gulungan sihir terbakar habis tanpa api, Master Fran menunjuk dan melepaskan serangkaian bola cahaya perak kecil yang menghujam seperti halilintar ke arah Liu Zhenhan yang sedang mengangkat ketapel untuk melunakkan bilau bulan.
Lima bola cahaya perak berturut-turut, torsi dari fluktuasi magis yang kuat membuat seluruh ruang seolah bergetar.
Bola cahaya datang dengan cepat, hampir membuat Liu Zhenhan tidak siap. Beruntung ada ketapel besar di tangannya, Liu Zhenhan meniru cara pintar para Mammoth pahlawan kuat dengan membalikkan ketapel sayap burung di tangannya, digunakan sebagai perisai untuk menangkis lima bola magis yang beruntun ini.
Setelah melepaskan lima bola perak ini, wajah Master Fran menjadi pucat pasi, tubuhnya jatuh kembali ke kursi tandu sambil terengah-engah.
Bola demi bola menghantam ketapel sayap burung. Jika panah menghantam ketapel akan menimbulkan dentuman keras, tapi beberapa bola perak yang dipersiapkan Master Fran selama setengah hari ini – dengan mantra magis yang diucapkan berulang-ulang – bahkan tidak memberikan getaran sedikitpun saat menabrak ketapel.
"Liu Zhenhan merasa agak terhibur, apakah ini level Penyihir manusia yang disebut-sebut? Apakah dirinya terlalu berhati-hati?
Pikiran ini belum selesai, kereta busur bersayap burung yang digendongnya tiba-tiba menghilang. Bola cahaya perak menghantam dadanya, memercikkan serpihan bintang warna air raksa yang melayang di depan Liu Zhenhan sebelum akhirnya menghilang dengan penuh rasa penyesalan.
Liu Zhenhan seperti disambar petir, cerutu di mulutnya "klak" terjatuh ke tanah.
Guo Guo cepat-cepat mengambil cerutu itu dan menggigitnya di mulut, membuat Mammoth pahlawan kuat bernama Rodman terlambat selangkah dengan wajah kesal.
"Teknik Pemindahan Ruang Dimensi Lain!" geram Liu Zhenhan sambil mengepal kedua tinjunya.
Baru sekarang ia ingat bahwa penyihir lawan ini tidak hanya menguasai sihir elemen api, tapi juga seorang tukang sihir ruang yang langka! Tentang para penyihir, siapakah yang lebih diperhatikan selain Pendeta Bemon?
"Teknik Pemindahan Ruang Dimensi Lain" adalah sihir ruang yang sangat-sangat Berbual B, mampu memindahkan "benda buatan non-alam" ke ruang dimensi lain yang tidak diketahui. Sihir mengerikan ini efektif untuk semua ras makhluk - karena baik manusia maupun Bemon, atau Elf dan Kurcaci, bahkan bangsa naga sekalipun, hanyalah produk sampingan dari hubungan pria-wanita, bukan ciptaan alam.
Ini juga merupakan satu-satunya sihir yang bahkan ditakuti oleh Naga yang memiliki kekebalan sihir. Karena sihir ini sama sekali tidak bisa dihindari, hanya bergantung pada keberuntungan. Namun tingkat keberhasilan sihir mengerikan ini sangat terbatas, setiap "Transfer Ruang Dimensi Lain" hanya memiliki peluang sekitar sepersepuluh untuk berhasil. Artinya, meski terkena serangan ini, mungkin Anda masih utuh tanpa cedera sama sekali, atau mungkin juga menghilang sepenuhnya dari dunia ini.
Lima serangan berturut-turut "Transfer Ruang Dimensi Lain" setidaknya mencapai kemungkinan dua per satu. Kenyataannya memang demikian, meski tiga serangan pertama gagal total, serangan keempat "Transfer Ruang Dimensi Lain" benar-benar berhasil, bahkan berhasil memindahkan kereta busur sayap burung seberat tiga empat ribu pon! Serangan kelima gagal, namun jantung Liu Zhenhan masih berdebar-debar hingga sekarang, keringat dingin, kelelahan, dan ketakutan bergemuruh dalam diri Tuan Liu yang nyaris masuk gerbang kematian ini.
Melihat kedua tangan yang kosong melompong, Liu Zhenhan hampir tidak percaya dengan apa yang terjadi.
Master Fran saat itu juga sedang gelisah. Dengan kemampuan saat ini, untuk bisa menguasai mantra "Ruang Dimensi Lain Transfer" dengan lancar, mungkin butuh 100 tahun lagi atau bahkan tidak mungkin sama sekali. Gulungan mantra lima seri "Ruang Dimensi Lain Transfer" ini sebenarnya adalah warisan dari mentor generasi-generasi sebelumnya, menjadi harta pusaka terakhir yang disimpan rapat-rapat. Hari ini terpaksa digunakan karena kebanyakan Pengawalnya tewas dibantai oleh pisau bulan bergerigi yang ditembakkan Pigge dengan ketapel sayap burung, membuatnya kehilangan muka di depan banyak kenalan, akhirnya nekat mengorbankan segalanya.
Bahkan untuk memanggil lima seri "Ruang Dimensi Lain Transfer" ini saja sudah menghabiskan sebagian besar kekuatan magis Master Fran. Sayangnya, mantra dahsyat ini berhasil dihindari oleh Pigge licik itu dengan setengah keberuntungan dan setengah kecerdikan, membuat Master Fran kembali merasa seperti ada dahak tebal yang menyumbat tenggorokannya.
Semua orang masih terpaku, hanya Guo Guo yang sibuk. Dengan cerutu di mulut dan pantat mungilnya mencuat, ia mematahkan satu per satu gulungan "Lagu Kelambanan" lalu melemparkannya sembarangan ke pasukan penjarah berzirah berat yang sedang maju rapi di tangga. Efek "Mantra Penghilang Gravitasi" dan "Lagu Kelambanan" saling menetralisir, membuat tubuh pasukan zirah berat itu tiba-tiba terhenti. Beberapa yang kehilangan keseimbangan tersandung dan jatuh di tangga. Zirah mereka terlalu berat, membuat yang terjatuh tidak bisa bangun lagi. Kekosongan posisi mereka segera diisi oleh barisan belakang.
Adegan yang seharusnya dramatis ini diabaikan semua orang, karena pandangan setiap orang tertuju pada Pigge itu dengan ekspresi dan perasaan yang berbeda-beda.
Prajurit Sabit Raksasa semakin mendekat. Mammoth pahlawan kuat Rodman mengeluarkan buah labu hijau besar dari kantong kulit di punggungnya, lalu melemparkannya tanpa tujuan ke arah komandan skuadron Prajurit Sabit Raksasa berbaju zirah yang juga bernama Rodman, menyemburkan cairan merah.
Terdengar tawa terkikik komandan skuadron Rodman yang bergema di medan perang. Tanpa ancaman dari kereta busur sayap burung, Prajurit Sabit Raksasa berbaju zirah mengandalkan zirah baja keras, tubuh perkasa setinggi dua Ren, dan sabit panjang tajam mereka. "Bahkan prajurit Elephanten pun takkan bisa apa-apa!"
"Bahkan jika kalian melempar batu, tubuh Prajurit Sabit Raksasa kami bisa menahannya!" Di tengah tawa liar komandan skuadron, para prajurit serentak mengangkat Perisai Menara dan sabit raksasa mereka. Teriakan liar "Hu-ho! Hu-ho!" membawa hawa kematian yang menusuk langit.
Tinggal selusin anak tangga lagi, para Bimon pembuat onar ini akan berubah menjadi lencana darah yang membuktikan keperkasaan Prajurit Sabit Raksasa di hadapan ribuan pasang mata. Komandan skuadron Rodman menjilat bibir keringnya.
“Guo Guo” menghisap cerutu di mulutnya dengan kuat, menjulurkan leher, menelan asap dengan puas ke perut besarnya, lalu menyodorkan ke burung beo dan Mammoth pahlawan kuat Rodman untuk menghisap masing-masing.
Cerutu yang berapi-api dengan nyala terang, disertai senyum polos Guo Guo, meluncur membentuk garis lengkung indah menuju tangga yang disebut Terowongan Kematian.
Saat Guo Guo menghembuskan asap cerutu "Huilong", amukan api yang dahsyat menyapu seluruh Terowongan Kematian.
Dalam teriakan marah Sang Count, Master Otega merobek gulungan sihir tingkat atasnya "Kota Terbakar Api Bumi".
"Persembahan" juga termasuk kategori Nyanyian Perang Bangsa Behemu tingkat tinggi. Otega tidak percaya seorang Pendeta bisa menggunakan "Lagu Perang Persembahan" dua kali dalam waktu singkat. Ia juga memperhatikan, lingkaran gemilang pada tubuh prajurit Behemoth di mulut gua Bukit Merah baru saja selesai masa pendinginannya.
Seperti gunung berapi, Bukit Merah Feilengcui dikepung oleh ribuan spirit api merah menyala yang beterbangan.
Api sihir berbeda dengan api biasa. Para manusia yang berdiri di bawah bukit tidak merasakan panas yang menyengat, namun jelas melihat jejak pasir kuarsa di lapisan tanah merah yang meleleh menjadi cairan dan menguap - bukti kekuatan mengerikan dari api ini.
“Semua orang sedang menengadah ke atas, tidak ada yang meragukan bahwa di dalam kota tanah ini, setelah diterpa api neraka kali ini, masih akan tersisa kehidupan.”
Sebelah selatan Sungai Sanggan.
Ning Yu, Ai Wei'er, dan Helen menatap kumpulan peri magis yang intens dan nyala elemen yang mengerikan itu, mata mereka dipenuhi ketegangan yang tak tersembunyikan.
“Keyakinanku padanya mungkin lebih besar dari kalian.” Naga Peri Daisy tersenyum.
“Akhirnya giliranku untuk unjuk gigi.” Kolina menghela napas panjang.
Untuk ucapan ini, beberapa nyonya bos memandangnya dengan tatapan kesal cukup lama.
BAB KE-78: SUNGAI SANGGAN BERLUMURAN DARAH
Bencana turun dari langit.
Di selatan Sungai Sanggan, Bukit Merah bagaikan gunung berapi yang sedang meletus, membakar hingga cakrawala memancarkan cahaya senja.
Air jernih Sungai Sanggan di dekat tepian telah berubah menjadi lumpur mendidih, gelembung-gelembung besar muncul ke permukaan, sesekali ikan gemuk melompat keluar air memukul permukaan hingga percikan air beterbangan.
Ribuan marmut berlarian keluar dari hutan bambu saling menggigit; burung pipit dan gagak berterbangan rendah dalam kelompok, jeritan tajam dan gila mereka tiba-tiba berubah menjadi debu saat tersambar sorak-sorai api magis para peri di Bukit Merah.
Beberapa ekor serigala gua babak belur melolong "Hiks", mata mereka sudah berubah merah darah, mulut penuh buih putih mengejar dan menggigit dengan gila.
Inilah kengerian sihir manusia!
Kekuatan gulungan sihir "Bumi Api Membakar Kota" ini mungkin tak pernah terbayangkan oleh Master Ottega sendiri, bahkan mampu memberikan stimulasi mental seperti kiamat bagi semua makhluk kecil di Padang Rumput Donau.
Selain sedikit sakit hati, yang lebih mendominasi hati Master Ottega adalah rasa bangga.
Pertempuran penyergapan di Koridor Kematian ini hampir membuat pasukan bayaran "Logam Mawar" yang termasyhur menjadi cacat, akhirnya terpaksa mengandalkan penyihir untuk mengakhiri pertempuran.
Bisa dibayangkan, para Penyair Pengelana Doluote akan menyebarkan nama penyihir mana ke seluruh Benua Aigean dalam waktu dekat.
Sepatu bot kuda yang berkilauan menginjak hamparan tanah merah di tepi sungai yang dipenuhi gerombolan semut merayap tak karuan, jubah merah Sang Count Totti berkibar ditiup angin.
Meski telah mengalahkan lawan yang sulit, dalam hati Pangeran Menantu Doluot yang tampan bergelora kobaran api dahsyat bagai Feilengcui yang terbakar.
Pertempuran penghadang ini telah menunda banyak waktu pasukan perburuan budak. Sang Count merasa agak khawatir - khawatir target utama kabur.
Melalui "Sarung Lensa Mata Elang", terlihat di seberang Sungai Sanggan di rawa-rawa hanya tersisa tumpukan barang-barang berantakan. Di permukaan sungai mengapung banyak rakit bambu, perahu rotan, dan pecahan es yang hanyut terbawa arus. Di rawa-rawa dan semak alang-alang yang rimbun, terlihat bayangan-bayangan kecil berlarian kocar-kacir - para penggembala landak sedang mengejar hewan Luo Sha yang kabur.
Apa itu? Nafas Sang Count tertahan.
Sekelompok orang yang berkerumun di tepi sungai menarik perhatiannya.
Kecantikan Fox! Gadis kerang dari Timur Jauh! Ular wanita cantik! Putri duyung!
Dan gadis angsa bersayap putih! Siapa yang berjubah itu... Wajahnya sungguh memesona!
Tangan Sang Count yang memegang "Sarung Lensa Mata Elang" gemetar tak terkendali. Melebihi perkiraan lima gadis cantik, ternyata ada enam kecantikan kelas atas! Ia yakin, selain yang berjubah tak dikenalnya, lima lainnya pasti adalah gadis Bimon yang pernah dilihatnya di Bola Kristal Memori - target perburuannya yang datang dari ribuan li!
Keenam gadis ini mengumpulkan sekitar tiga ratus pasukan Goblin yang menggunakan perisai dayung dan tombak panjang untuk membentuk garis pertahanan renggang di tepi sungai. Mereka masih mengatur formasi yang kacau dan menghibur suku-suku bawahan yang menangis histeris! Mereka belum sempat pergi!
Count menutup matanya, berdoa perlahan. Saat membuka mata kembali dan memastikan ia tidak salah lihat, segera ia memuji kemurahan dan kebaikan Tuhan dengan kata-kata paling manis yang bisa diucapkan.
Tapi melihat kemajuan penyeberangan pasukannya, pujian Count berubah menjadi teriakan marah. Wajahnya yang selalu anggun berkerut, sumpah serapah kotor mengalir deras dari mulut bangsawan tinggi ini bagai air bah.
Kali ini, entah karena trauma atau kehati-hatian, Komandan Jennifer mengatur sisa dua skuadron tombak dan dua skuadron pemanah sebagai sayap kiri-kanan. Bahkan dengan rakit sekalipun, formasi pertahanan cekung tetap dipertahankan, melindungi pasukan utama pemetik sabit berat di tengah. Tubuh pemetik sabit berat terlalu besar - satu rakit hanya bisa mengangkut dua prajurit Pompeii berbaju baja lengkap. Pasukan penyeberang kali ini hanya setengah skuadron. Lima puluh prajurit Pompeii masih menunggu gelombang berikutnya.
Rakit pemetik sabit berat bergerak lambat, membuat kecepatan "Bunga Mawar Logam" merosot seperti siput.
Sebagai tulang punggung "Bunga Mawar Logam", empat skuadron kavaleri ringan masih terjebak di tepi sungai tanpa cukup rakit, menunggu dengan frustrasi.
“Jennifer! Dasar bodoh, apa yang masih kau tunggu! Apakah aku membayarmu komisi besar hanya agar kau memberi waktu satu jam lagi bagi mangsa untuk melarikan diri?” Raungan Count hampir membuat aliran Sungai Sanggan terbalik.
“Tapi... bagaimana menyeberang tanpa peralatan?” Komandan wanita "Mawar Logam", Jennifer, wajahnya berubah tidak natural karena bentakan tiba-tiba ini, bergumam pelan.
“Idiot! Semua buka perlengkapan berat, menyeberang dengan perlengkapan ringan!” Count mengayunkan cambuknya secara membabi buta ke anggota tim penangkap budak di sekitarnya.
“Cepat! Cepat! Cepat!”
Teriakan penggiring kuda seketika menenggelamkan gemericik riang Sungai Sanggan.
Lima ratus kavaleri pengembara dari tim penangkap budak Count segera melepas bola meteor dan perisai dari pelana kuda, menggoyang tali kekang, mengarahkan kuda perang di selangkangan mereka masuk ke air sungai yang menusuk tulang. Percikan air bertebaran saat kuda-kuda menghembuskan napas keras karena air dingin, menyemburkan rangkaian gelembung hangat, suara retakan es yang pecah terus bergema.
Komandan Jennifer terpaksa memerintahkan empat resimen kavaleri ringannya untuk ikut menerjang air beku dan berenang menyeberang bersama.
“Delapan badak berbulu tidak bisa berenang, hanya bisa berdiam di tempat bersama Komandan Jennifer, menerima tatapan penuh ejekan dari Count Totti.”
“Hancurkan para Goblin itu! Tangkap hidup-hidup gadis-gadis Bimon itu! Jika satu helai rambut mereka rontok, kulit kalian akan kukuliti dan digantung di tembok Doluote dengan jerami!” Sang Count menahan kudanya sambil terus memberikan perintah kepada pasukannya.
“Siapa yang berhasil menangkap salah satu gadis cantik itu akan mendapat hadiah 10.000 koin emas!” Ucapan Count membuat air sungai yang dingin terasa membara, darah para penjahat yang haus harta menyala bagai tersedot mantra "gulungan sihir Pembakar Kota".
Count Totti menoleh memandang roh api sihir yang menjilat-jilat di Bukit Merah, senyum kemenangan mengembang di sudut bibirnya.
Para insinyur masih sibuk membuat rakit, namun sebentar lagi harus pindah tempat. Meski roh api sihir di atas Feilengcui tidak membakar apapun di luar Bukit Merah, panas yang merambat dari tanah merah telah membuat tumbuhan sekitarnya layu. Tanaman di sekitar Feilengcui, baik hutan bambu maupun pohon Pisang Suoluo, mulai menguning. Kulit pohon semakin kering, uap air terlihat jelas menguap.
"Setiap rakit besar yang selesai dirakit, langsung didorong ke permukaan sungai oleh sekelompok prajurit. Rombongan tentara bayaran bergegas melompat ke atasnya. Kantong mereka penuh dengan 10.000 koin emas yang belum didapat, gerakan mendayung mereka seolah sedang berlomba."
Api sihir semakin membesar, langit senja yang suram terbungkus cahaya megah. Di permukaan Sungai Sanggan mengambang pantulan merah darah, hari ini takkan berjodoh dengan kegelapan.
Formasi rakit berbentuk cekung membelah lapisan es di sungai. Kuda perang tak terhitung maju dalam air, permukaan lebar Sungai Sanggan tiba-tiba terasa sempit.
Prajurit goblin di garis pertahanan seberang tak tahan tekanan besar ini, mulai muncul pembelot. Perisai dayung demi perisai ditelentangkan, tak peduli teriakan beberapa perempuan cantik.
"Sayangku, jangan takut... Kami datang..." Count mengamati perkembangan melalui lensa mata elang sambil terkekik-kekik.
Jarak tinggal 100 yard, prajurit sabit berat mengencangkan pegangan senjata dan Perisai Menara. Pendayung mempercepat ritme, dayung bambu basah berkejaran naik-turun.
Pendaratan darurat! Semua orang bersiap untuk pendaratan darurat!
Pasukan pemanah mulai melakukan tembakan penggempuran. Khawatir terjadi tembak sembarangan, setiap anak panah sengaja diarahkan ke sisi kiri-kanan para gadis cantik. Keringat komandan regu pemanah mengucur deras tak wajar.
Manusia Landak dan Sigung mulai membalas dengan ketapel. Kontras menggelikan tercipta antara hujan anak panam yang menderu dan kerikil-kerikil yang jarang-jarang. Setiap tentara bayaran merasa dunia ini begitu menggemaskan.
Goblin yang ketakutan oleh panah malah memeluk kepala dan berusaha bersembunyi di belakang perisai tempur. Formasi pengepungan horisontal yang awalnya tidak rapat berubah jadi dua gumpalan formasi aneh setelah tiga gelombang serangan panah. Bagian poros tengah yang paling vital justru kosong melompong.
Tentara bayaran "Bunga Mawar Logam" berteriak-teriak histeris. Mereka memberi nama keren untuk formasi ini——Formasi Testis.
Sambil mengejek kebodohan Bimon, para tentara bayaran mengusap keringat di telapak tangan dengan gugup. Luar biasa! Pertempuran belum dimulai, garis depan sudah mengalami kesalahan fatal.
Prajurit Sabit Berat melepas helm perang mereka, memperlihatkan kepala plontos dan kuncir kecil di belakang leher. Bukan meremehkan musuh, tapi lawan terlalu amatiran! Jika 50 prajurit sabit ini mulai menyerbu, pembantaian akan semudah memecahkan kenari dengan palu.
Di Benua Aigean ada pepatah: Dewa yang ingin menghancurkan seseorang, pertama-tama akan membuatnya meremehkan musuh dan menjadi angkuh. Kalimat ini paling tepat menggambarkan nasib Prajurit Sabit Berat.
Di tengah gelak tawa tentara bayaran yang mengguntur, benda-benda mirip sirip ikan bermunculan di permukaan sungai yang dingin. Cahaya api dari Bukit Merah memantulkan kilau dingin senjata mematikan pada "sirip-sirip" ini.
Saat "sirip-sirip" ini mendekati rakit-rakit tentara bayaran dengan cepat, percikan air sungai menyamarkan pantulan cahaya yang mengerikan ini. Mata sebagian besar Prajurit Sabit masih terpaku pada tepi sungai seberang, menghitung titik serang untuk merebut pesisir.
Dentuman pecah yang membuat bulu kuduk merinding menggema dari rakit-rakit. Sebelum tentara bayaran sempat bereaksi, rakit lebar yang membawa Prajurit Sabit Berat terbelah dua seperti steak dipotong pisau makan. Bukan hanya satu rakit - hampir semua rakit pengangkut Prajurit Sabit terbelah dua. Suara bambu pecah bersahutan dengan deru air saat prajurit berbaju zirah terjungkal ke sungai.
Perubahan mengerikan yang tiba-tiba!
Wajah Count yang sedang memantau perkembangan dengan penuh keyakinan langsung berubah pucat pasi.
Pemanah dan pasukan tombak belum sempat menyadari situasi ketika rakit mereka sendiri terbelah oleh bilah tajam yang melesat cepat. Jeritan menyayat hati terdengar - ada yang mendapati kakinya terpotong.
"Jeritan kesakitan itu segera ditenggelamkan oleh aliran sungai."
Hanya dalam beberapa tarikan napas, empat puluh rakit yang utuh terbelah dua oleh kekuatan mengerikan dari dasar air, suara tubuh yang terjatuh ke air menjadi melodi utama tahap ini.
Dua puluh lebih tubuh bimon kekar muncul diam-diam dari permukaan air, menempati posisi yang seharusnya diisi oleh Prajurit Sabit Besi - di tengah formasi perang berbentuk cekung. Kapak raksasa di tangan mereka berkilauan menyilaukan di bawah pantulan cahaya sungai. Ekspresi mereka tenang dan santai, membiarkan air sungai mengalir dari pelipis mereka.
Itu adalah Kuda nil Bimon!
Beberapa tentara bayaran yang lebih berpengalaman menjerit putus asa dengan suara serak yang seperti merobek pita suara.
Tentara bayaran yang berada paling dekat menyadari detail mengejutkan - pemimpin kuda nil bimon yang paling perkasa itu justru mengeluarkan cangkang udang utuh dari mulutnya, sungut udang itu masih menggeliat meski daging di ekornya telah dihisap habis.
"Akan lebih enak kalau ditambah anggur." Gerutu kuda nil bimon itu dalam Bahasa Umum manusia dengan logat yang kurang sempurna, sambil mengenduskan hidung besar yang menyeramkan.
"Aku penasaran bagaimana rasa daging manusia." Kuda nil itu tersenyum menganga, memperlihatkan seikat daging udang putih segar yang terselip di antara gigi seri seperti pedang pemotong.
“Detail ini membuat para tentara bayaran yang terjatuh ke air terjerumus ke jurang tak berdasar. Siapapun yang berhadapan dengan prajurit kuda nil berukuran setara dan bobot hampir setengah ton, pasti merasa diri mereka kecil dan tak berdaya.”
“Sebagian besar tentara bayaran secara serentak tersedak meneguk air pada saat ini.”
“Ya, itu karena gugup dan ketakutan.”
“'Kapak pendek siap～～' Tentu saja yang mengucapkan ini adalah si O'Neill, matanya yang licik berputar-putar. Makhluk paling kejam di Feilengcui ini mengajak teman-temannya mengeluarkan kapak kecil yang diselipkan di celana pendek.”
“Bagi para penyair kuda nil, yang mereka tarik keluar adalah kapak kecil. Tapi di mata tentara bayaran yang sedang berjuang di sungai, ini bagaikan kapak pengepungan.”
“Firasat buruk bagaikan awan gelap sebelum hujan lebat, menyelimuti hati setiap tentara bayaran. Berenang! Pergi! Kerumunan tentara bayaran itu mulai mengayunkan tangan gila-gilaan. Tak ada yang ingin melawan, tak ada pikiran lain.”
“'Lemparkan!' O'Neill membuka mulut lebar, menggigit gigi dan melemparkan kapaknya dengan kekuatan semacam tenaga malam pengantin.”
“Syu!” Suara deretan pukulan air yang rapi terdengar mengembang ke segala penjuru. Dengan formasi lingkaran para penyair kuda nil sebagai inti, bagai bunga krisantemum cakar kepiting yang mekar bergelora, gelombang air yang melonjak dan berguling cepat muncul dari segala arah. Gelombang-gelombang ini adalah fenomena alam akibat kapak pendek yang berkecepatan tinggi membelah aliran sungai. Persis seperti sirip hiu kepala harimau yang melesat di permukaan laut.
Suara daging terkoyak kembali bergema. Para tentara bayaran yang pernah menyaksikan kekuatan "Kereta Busur Sayap Burung" sangat familiar dengan suara mengerikan ini. Kapak pendek yang dilemparkan prajurit Bimon kekar ini dari jarak dekat, meski tak lebih kuat dari "Kereta Busur Sayap Burung", pasti tak kalah mematikan.
Di setiap jalur yang dilalui kapak berputar membawa garis air, tercipta gelombang darah lurus yang membelah permukaan air. Nyawa melayang secepat aliran sungai yang deras.
"Haha, bajingan-bajingan! Bukankah kalian menyukai bulu Bimon kami? Bukankah ingin menculik nyonya bos kami? Coba hadapi kapak O'Neill si kuda nil ini!" O'Neill berseru dengan logat Bimon kental sambil pamer kepintaran dalam bahasa umum manusia Benua Aigean, tertawa terbahak-bahak.
Di mata para tentara bayaran, makhluk ini tak berbeda dengan iblis yang merayap dari neraka.
Setelah semua kapak pendek habis dilemparkan, para kuda nil kembali menyelam masuk ke dalam air yang sudah merah darah. Hanya riak dan lingkaran air besar yang menjadi bukti keberadaan mereka.
Permukaan sungai seolah-olah telah dihancurkan oleh mesin penggiling daging Bangsa Iblis di era Perang Dewa dan Iblis, darah mengubah warna es yang mengapung di sungai.
Para tentara bayaran yang tersisa beruntung, para prajurit Kuda Nil sudah tidak menganggap mereka layak diperhatikan lagi, target berikutnya adalah pasukan kavaleri dan kavaleri yang menyeberangi sungai dengan perlengkapan ringan.
Berperang di dalam air melawan Bangsa laut, apalagi melawan Kuda Nil yang merupakan ras terkuat di antara Orang-orang Beastman Bimon, semua orang bisa membayangkan hasil pertempuran ini. Dalam Pertempuran Tangga Kematian, tentara bayaran masih bisa melawan, sekarang bahkan hak untuk membalas pun telah hilang.
Ini bukan lagi perang di tingkat yang sama.
Naga Peri Daisy memalingkan kepala, tidak lagi melihat ke arah sungai.
Bahkan prajurit mammoth sekalipun yang masuk ke air, menghadapi penyair Kuda Nil, hanya bisa mengulurkan leher untuk disembelih. Bahkan prajurit Bangsa laut sekalipun, berapa banyak yang punya peluang menang melawan prajurit amfibi Kuda Nil di air?
Ini adalah pertempuran tanpa kejutan sama sekali.
Yang berpikiran sama adalah Tuan Totti. Ekspresi sang Count sekarang terlihat seperti kedutan otot, mirip orang terkena stroke.
Komandan Jennifer tampak jauh lebih tua, berlutut di tepi sungai, memandang dengan pedih teriakan kesakitan yang sesekali terdengar dari air, batu kerikil yang terjepit di sela jarinya telah melukai telapak tangannya hingga berdarah.
Prajurit kuda nil! Kuda nil dari suku Haus! Dua penyihir besar dengan tubuh lemah bergumam menyebut nama ini.
Dua satuan angkatan laut terorganisir dalam Bimon - pasukan kura-kura Suku Model dan manusia katak Suku Zuodannu - semuanya ditempatkan di Rawa Senja perbatasan barat daya. Bertemu pasukan kuda nil di Sungai Sanggan adalah hal yang tak terduga. Count merobek rambutnya yang rapi sambil gemetar.
Kecantikan ada di seberang sungai, tapi Sungai Sanggan ini telah menjadi penghalang tak tertembus.
Pertempuran ini pada dasarnya sudah mencapai titik pasti, sekarang tinggal melihat seberapa kecil kerugian yang bisa ditekan.
Kavaleri ringan dan kavaleri yang berenang dengan perlengkapan ringan di posisi belakang, melihat situasi memburuk, telah melarikan diri kembali. Mereka cerdik menyebar ke segala arah. Gumpalan-gumpalan air yang jelas dengan cepat mendekati mereka. Meski teriakan terus bergema, setidaknya lebih baik dibanding tentara bayaran yang berkerumun di air setelah jatuh dari rakit bambu.
Dari 700 kavaleri, di permukaan sungai sepanjang ratusan yard di jalur kematian ini, lebih dari 200 orang hilang selamanya di kedalaman sungai. Kelincahan tubuh prajurit kuda nil yang tampak berat di bawah air menjadi mimpi buruk yang tak terlupakan bagi semua tentara bayaran.
Para kavaleri dan kavaleri ringan yang baru saja lolos dari bayang-bayang maut akhirnya menginjakkan kaki di rawa-rawa. Banyak yang tak tahan dengan tekanan mental hebat ini, mereka muntah-muntah sambil mencakar tenggorokan sendiri.
Apakah daratan benar-benar aman?
Penyair kuda nil dengan ekspresi mengejek menerjang ke darat, menyergap formasi kavaleri yang baru saja merasa selamat. Mirip dengan Pigge yang ditelan api, gerombolan kuda nil ini melakukan serangan bunuh diri massal. Tinggi badan mereka 2,5 Ren, jauh lebih tinggi dari pasukan berkuda mana pun. Kapak raksasa mereka dengan mudah membelah dua kuda perang. Para kavaleri yang masih berkerumun dan baru saja tenang sama sekali tak siap dengan perubahan drastis ini. Yang jauh berlarian, yang dekat hanya bisa menatap kapak raksasa itu menyambar – tamatlah riwayat mereka.
Kekacauan kembali terjadi.
Hanya dalam satu gelombang serangan, rawa-rawa sudah menjadi koridor kematian yang dipenuhi serpihan daging oleh kapak para pejuang kuda nil. Setelah dua kali bolak-balik, puluhan nyawa malang tertinggal di negeri asing ini.
Ketika delapa badak berbulu dan komandan perempuan yang murka datang dengan pengawalnya, yang tersisa di tepi sungai hanyalah mayat-mayat tak utuh dan genangan darah.
Para kuda nil itu menghilang licin ke dalam sungai – air adalah persembunyian terbaik mereka.
"Pengikut dua penyihir yang tersisa meski tidak banyak, dengan semangat ksatria mereka bergegas menyelamatkan orang-orang malang yang ketakutan ini. Benar-benar pantas disebut pengikut penyihir, beberapa prajurit berwajah gagah memancarkan cahaya Dou Qi berwarna-warni di tubuh mereka. Sayangnya Dou Qi tidak bisa membuat mereka masuk ke air, hanya bisa menahan emosi dengan pasrah."
"Memandangi sungai luas yang tak terjangkau, kerumunan besar orang ini tak berdaya. Selain beberapa pencuri yang menembakkan panah busur secara sembarangan untuk melampiaskan amarah, sisanya hanya bisa menggunakan ludah sebagai senjata mengutuk. Setelah menunggu lama tanpa perubahan, akhirnya mereka berbalik dengan kesal menuju tepian."
"Suara percikan air 'plung!' terdengar lagi saat prajurit kuda nil muncul ke permukaan. Semangat semua ksatria langsung berkobar siap bertempur, tiba-tiba hujan kapak putih berhamburan seperti badai menghujani kelompok prajurit bercahaya Dou Qi yang megah ini."
"Bayangkan: Dua puluh lebih kapak raksasa berbentuk roda berdiameter dua ratus pon, dilempar dengan kekuatan latihan angkat batang kayu lima ton yang biasa dilakukan para penyair kuda nil."
Dalam pertukaran kilat listrik, kilauan Dou Qi yang megah bersama tuan mereka tercampak ke rawa-rawa oleh serangan kapak terbang tiba-tiba ini. Tidak hanya itu, di belakang jalur kapak raksasa yang berputar, terbentang jalan darah yang terbelah rapi. Kuda-kuda perang tercabik menjadi dua oleh mata kapak raksasa, darah mengucur deras di udara, alang-alang di tepi sungai menggigil gemetar dalam hujan.
Kapak raksasa yang masih menyimpan momentum akhirnya menghunjam dalam ke tanggul sungai, membuat bumi bergetar.
Kuda nil-kuda nil itu dengan cepat menghilang dalam aliran sungai, seolah tak pernah ada.
Dua penyihir di kejauhan hampir pingsan.
Bimon-bimon ini bahkan menyimpan senjata terakhir untuk membunuh! Bimon-bimon ini berani menyergap! Kavaleri dan pasukan berkuda di rawa-rawa mencambuk kuda mereka seperti orang gila, melarikan diri ke tanggul sungai.
Meski tahu kuda nil Bimon ini sudah kehabisan senjata, tak ada satu pun yang berani tetap berdiri di sana.
Taktik tak konvensional ini kembali membuat kecerdasan semua manusia berubah menjadi lumpur tak berbentuk.
Tentara bayaran yang jatuh dari rakit akhirnya bisa naik ke darat dengan aman tanpa dikejar prajurit kuda nil. Tiga puluh lebih penembak arit berat secara ajaib perlahan muncul dari sungai dan naik ke darat.
"Tempat di mana rakit terbalik awalnya, hanya berjarak delapan puluh yard dari tepi sungai, para Pemegang Sabit Raksasa berbaju zirah berat ini ternyata menahan napas, mengandalkan daya apung tertentu di bawah air, dan dengan susah payah merangkak ke darat."
Melihat formasi perang yang mirip buah zakar ini, para Pemegang Sabit Raksasa itu muntah-muntah mengeluarkan air keruh sebelum akhirnya melolong penuh amarah.
Air sungai "bercucuran" mengalir keluar dari celah-celah plat baja mereka, mata para Pemegang Sabit Raksasa berbaju zirah berat ini nyaris menunjukkan kegilaan.
Naga Peri Daisy tahu, kesalahan kecil ini mungkin merupakan satu-satunya kekurangan yang bisa dicari dalam pertempuran ini, membuatnya yang selalu mengejar kesempurnaan merasa sedikit menyesal.
BAB 79. SITUASI PERTEMPURAN BAGAI PERMAINAN CATUR
Para tentara bayaran yang lolos dari maut berkerumun di sekitar Pemegang Sabit Raksasa berbaju zirah berat, ekspresi ganas kembali muncul di wajah mereka. Tak disangka kesalahan taktis malah membawa mereka ke darat.
Banyak senjata tentara bayaran telah tercecer, kini mereka mengeluarkan pisau belati dari sepatu bot.
Perisai Menara tiga lapis besi tempa para Pemegang Sabit Raksasa juga telah hilang, namun sabit tetap terikat dengan rantai besi yang menyambung ke zirah. Kini senjata sabit raksasa itu erat tergenggam di tangan para pria perkasa Pompeii.
"Tiga ratus orang! Kita masih punya tiga ratus orang!" teriak seorang tentara bayaran dengan lencana komandan regu, penuh kegirangan.
Melihat lawan yang hanya berjumlah dua tiga ratus orang, terdiri dari Goblin bertubuh pendek serta Manusia Landak dan Sigung, sementara beberapa wanita cantik tidak ada yang kabur, tentara bayaran memang punya alasan untuk memberi diri mereka alasan berbahagia.
Di bawah pimpinan beberapa komandan regu dan komandan skuadron yang selamat secara kebetulan, tentara bayaran membentuk formasi serangan "V" lengkap dengan penebas sabit raksasa sebagai inti, Lagu Doluote yang heroik kembali bergema.
Ning Yu mencabut penghalang ilusi, formasi amatir yang diejek tentara bayaran sebagai testis ini tiba-tubah berubah menjadi formasi maut kelas atas. Di antara dua formasi perisai tempur yang mengelompok, membentang 100 yard ke belakang, terdapat formasi kavaleri campuran terdiri dari 12 Mammoth berbulu panjang, 3 Megatherium, dan satu beruang gua raksasa. Semua binatang peliharaan raksasa ini mengenakan baju zirah emas, dengan 16 prajurit Elephanten berjanggut lebat dan bermata dingin duduk di atasnya, masing-masing membawa dua pedang besar mengerikan sepanjang tombak kapak perang yang berkilauan.
Di atas gajah perang pemimpin, berkibarlah bendera bergambar tengkorak babi yang dililit aura Wisteria, dengan sudut bawah berupa kepala naga garang bersilang pedang meneteskan darah. Di atasnya tertera dua karakter besar dalam bahasa Bimon - Xiang Jun!
Ternyata ada lagi prajurit Elephanten! Bahkan ksatria lapis baja! Beberapa tentara bayaran langsung berbalik dan melompat ke Sungai Sanggan yang dingin dan berarus deras.
Kilau cahaya gemilang terlihat, wanita angsa dengan tahi lalat manis di sudut bibir tiba-tiba menunggangi Kuda Besi Salib yang muncul tiba-tiba dengan ekor api menyapu-nyapu. Dou Qi perak mekar dengan gemilang.
Beberapa tentara bayaran pingsan, lebih banyak lagi yang mengompol.
Seorang pria beruang gagah tiba-tiba bangkit dari kerumunan goblin sambil menjepit hidungnya, postur tubuhnya yang seperti menara besi bagai gunung megah yang menjulang. Menyusul kemunculannya adalah kungkang raksasa berbaju baja dengan taring mengerikan dan cakar dua belas inci, bahkan lebih besar dari beruang gua raksasa itu, perpaduan kekerasan dan kebuasan yang menjadi perwujudan keganasan. Pria beruang itu menunggangi pelana kungkang raksasa, lalu mengambil kapak raksasa yang bisa dijadikan pintu dan perisai tempur berbentuk daun, tubuhnya disinari cahaya merah menyala yang membuat otot-otot berotaknya tiba-tiba membengkak.
Para prajurit sabit besar lapis baja merasa bulu kuduk mereka semua meremang.
Dua lambang Misha yang terpasang di helm kedua ksatria ini telah mengungkap identitas mereka. Prajurit Behemoth seperti ini, jika masih memiliki lawan, maka satu-satunya saingan hanyalah Ksatria Suci manusia dan Ksatria Kematian bangsa iblis dalam legenda.
Bahkan jika sekarang datang dua Ksatria Duri atau Ksatria Baja, sudah cukup membuat tentara bayaran yang hampir tak bersenjata ini kolaps, apalagi ini dua Ksatria Perak dan Ksatria Perunggu! Dalam sistem kesatriaan Kuil Behemoth yang termasyhur di seluruh benua, formasi terendah Ksatria Duri berjumlah 20 orang, Ksatria Baja 10 orang, Ksatria Perunggu hanya 5 orang, sementara Ksatria Emas dan Ksatria Perak yang merupakan formasi elit hanya memiliki 2 orang!
Apakah ada Pangeran atau Putri Behemoth di sini? Atau Grand Shaman Weian? Formasi tentara bayaran langsung berantakan, seperti tersadar dari mimpi, satu-satunya pikiran yang tersisa adalah - melarikan diri.
Kavaleri Feilengcui dengan cepat membuka formasi dan mulai mengepung dari sayap. Pedang panjang berayun, kuku raksasa menginjak-injak, mimpi buruk... terulang kembali.
Para tentara bayaran yang hanya membawa belati satu-satunya cara melawan adalah menggunakan leher mereka untuk menahan pedang panjang yang dingin dan kuku berat yang mengerikan. Belati itu tidak cukup untuk menghadapi mammoth berbulu panjang yang besar, bahkan mungkin tidak layak untuk membersihkan bulu jari kaki mammoth.
Dengan adat kuno prajurit Behemoth, dia mengungkapkan kekagumannya pada prajuirit-prajurit pemberani ini.
Kuda nil-kuda nil juga naik ke darat, bergabung dalam pengepungan terhadap pasukan yang tercerai-berai. Bagi tubuh kekar mereka, memegang senjata atau tidak tidak terlalu berbeda saat bertempur dengan tangan kosong.
Kolina memutar pedangnya, memandang dingin para Penebah Sabit Berat yang tidak melarikan diri dengan pasukan kavaleri gabungan megatherium dan beruang gua raksasa di belakangnya.
Sebenarnya Kolina terlalu mengangkat martabat para Penebah Sabit Berat ini. Bukan mereka tidak ingin lari. Menghadapi kavaleri berat yang mengurung dari depan-belakang, plus dua Ksatria Sheng Yin yang mengawasi tajam, lari pun percuma. Bertahan masih bisa bertarung, kalau membalikkan badan justru akan diinjak-injak.
Mata para Penebah Sabit Berat berkaca-kaca.
Pangeran di seberang sungai awalnya gembira melihat pasukan kecil ini berhasil naik ke darat dan adanya Penebah Sabit Berat, tapi kegembiraannya segera lumpuh oleh serangkaian pukulan telak.
"Api... Api... Api!" Count melompat turun dari kuda perang, meraih kerah jubah Master Ortega dengan kasar sambil mengguncang-guncang tubuh sang penyihir. "Gajah takut api! Cepat serang mereka dengan sihir api! Dan Ksatria Kuil... Ah tidak apa, Ksatria Kuil takkan menyerang duluan, kalian harus memukul lebih dulu! Cepat habisi mereka!"
"Dan kau!" Tangan satunya lagi mencekik leher Master Fran dengan gerakan memerintah, air liur beterbangan menyembur ke wajah sang penyihir. Suaranya bergemuruh bagai halilintar.
Dua penyihir senior itu nyaris remuk tulang tua mereka akibat guncangan kasar sang Count. Dengan panik mereka menyuruh tiga magang sihir untuk memenuhi perintah bangsawan itu. Namun kekuatan magis para magang terlalu lemah - bola api mereka bahkan tak sampai ke seberang, jatuh menyembur di Sungai Sanggan.
Sama seperti Pendeta Bimon, tidak semua penyihir memiliki jangkauan serangan jarak jauh. Ini bergantung level kekuatan. Pendeta Bimon kelas elit seperti Imam Tongkat bisa memancarkan Lingkaran Gemilang dan Lingkaran Jahat hingga radius 1.500 yard. Sedangkan Imam Perang biasa hanya mencapai 1.000 yard.
Secara umum, jangkauan serangan Penyihir lebih jauh daripada Pendeta. Gelar guild Master Frank adalah Penyihir Senior dengan radius serangan sekitar 2.000 yard; sementara Master Ortega yang bergelar Penyihir Menengah memiliki radius serangan sekitar 1.500 yard. Meskipun kedua master ini termasuk dalam tujuh tingkatan Penyihir - Magang Sihir, Penyihir Pemula, Penyihir Menengah, Penyihir Senior, Warlock, Archmage, dan Sage Arcane - yang bisa dibilang menengah ke atas, namun "jagoan masak pun tak bisa berbuat tanpa bahan". Untuk memanggil dua gulungan mantra ampuh, mereka sampai harus mengorbankan seluruh tenaga hingga menjadi seperti orang lumpuh. Kini mereka hanya bisa pasrah. Sedangkan kemampuan magang sihir mereka yang memprihatinkan, jika digunakan dalam pertempuran sengit seberang sungai yang memperebutkan setiap detik ini, jelas terlalu dipaksakan.
"Aku tak butuh magang sihir! Aku mau kalian berdua member pelajaran pada brengsek Bimon ini! Gunakan mantra terlarang! Gunakan Earthfire Incineration! Gunakan Storm of Flames! Gunakan Dimensional Shift! Cepat!" Count menjambak leher kedua master sambil mengguncang mereka kasar.
Pengawal kedua master sudah hampir habis korban. Terhadap tindakan kasar dan tidak sopan Count ini, tak ada lagi yang berusaha melawan.
Kedua master terguncang hingga terus-menerus memutar mata, saling memandang dengan perasaan hancur dan tak berdaya.
"Count juga paham barang bagus," ujarnya menyebutkan serangkaian sihir top yang termasyhur. Namun kekuatan magis kedua master sudah hampir habis. Bagaimanapun, tak ada yang menyangka pertempuran ini akan seburuk ini. Padahal persenjataan dan pasukan mereka jauh lebih unggul, entah mengapa semakin lama pertempuran justru semakin kacau dan tertekan.
Mengingat calon Bupati masa depan telah berbicara, kedua master pun tak bisa menolak. Dengan susah payah, mereka memaksakan tubuh lelah untuk memanggil dua burung api magis melalui nyanyian sihir, lalu melemparkannya ke seberang sungai.
Ekspresi penuh harapan Count sirna lagi. Burung api magis itu bahkan belum mencapai seberang sungai ketika belasan Panah Air tiba-tiba melesat dari udara, mengubahnya menjadi taburan bintang-bintang dan bulu api yang berterbangan.
"Penyihir elemen air?" Kedua master membelalakkan mata lama-lama, mulut mereka menganga lebar seperti gerbang kota yang terbuka, saling memutar mata dengan ekspresi tak percaya.
"Putri Duyung! Oh... Ya Tuhan! Ya Bumi! Ya Dewa! Putri Duyung! Sialan!" Count mengayunkan tinju ke sana kemari, bergumam mirip adiknya yang sudah mati.
"Andai kekuatan magis kami masih utuh, mana mungkin seorang penyihir elemen air bisa menekan dua penyihir elemen api," geram Master Ortiga yang angkuh, kumisnya bergetar akibat emosi.
Sihir elemen api selalu menjadi musuh alami sihir elemen air. Hari ini malah, phoenix yang bulunya rontok tak lebih berharga dari ayam, dua penyihir ahli elemen api ditambah tiga murid sihir hanya bisa gigit jari, malah dikalahkan oleh sihir elemen air.
"Kavaleri Bimon sedang membantai anak buahku! Guru Besar! Cepat gunakan lingkaran teleportasi! Pasukan badak berbuluku pasti bisa melawan Kavaleri Bimon ini! Tolong teleportasi 40 kavaleri ke sana! Kuharap Guru!" Ketua "Bunga Mawar Logam" tentara bayaran, Jennifer, menangis tersedu-sambil menarik lengan Guru Frank, ingus berkilatannya menjuntai sampai ke dada bergelombangnya. Dari gayanya, seandainya Frank meminta tubuhnya, dia pasti langsung melepas celana.
"Teleportasi? Mengirim 40 kavaleri ke seberang sungai? Sekalipun kekuatan magisku masih penuh, itu hampir mustahil. Apalagi sekarang kekuatanku hampir habis. Ketua Jennifer, kau pikir teleportasi magiku ini bir murah di Tree House Tavern ya? Bisa dijual borongan atau eceran?" Benar-benar memancing kemarahan, Guru Frank dibuat kesal oleh Ketua Jennifer.
"Lanjutkan serangan! Jangan berhenti! Pukul lebih keras lagi!" Count berteriak kepada dua guru besar itu.
"Yang Mulia Count, untuk memanggil mantra terlarang, kekuatan magis kami hampir habis. Memanggil burung api tadi saja sudah sulit, jika dipaksakan lagi akan melukai tubuh kami." Master Frank mengangkat tangan pasrah sambil menggeleng.
"Ras Bimon ini terlalu hebat." Master Ortega menundukkan kelopak matanya, berkata dengan suara serak.
"Omong kosong!" Wajah tampan pucat seperti sakit Yang Mulia Count memerah secara tidak wajar, "Aku takkan membiarkan kalian menyerah! Bersihkan serangga menjijikkan di sungai ini dengan sihir! Usir gajah-gajah terkutuk itu dengan mantra!"
Kedua penyihir itu tersenyum getir. Sebagai ahli sihir, dikalahkan 2 lawan 1 memang memalukan, namun situasi memaksa mereka menerima kekalahan.
"Kekuatan magis tidak cukup? Lalu... bagaimana dengan ini?" Count Totti ragu-ragu, menggosokkan tangannya sebelum mengeluarkan seikat botol leher panjang kristal berisi cairan merah delima yang diikat karet gelang.
Kedua master nyaris merebut ikatan botol kristal itu. Tangan gemetar Master Frank membuka salah satu sumbat, gelombang magis kuat langsung menyembur memenuhi ruang.
“Ini adalah sumsum darah, ini benar-benar sumsum darah!” Master Ottega menggigil hebat, matanya yang dipenuhi urat darah memancarkan keserakahan yang menyala-nyala. Tatapannya bagai lintah paling kelaparan, kerakusan dan nafsu yang tak terbendung mampu menerangi malam paling gelap.
“Cepat! Jangan buang waktu!” Count mulai tidak sabar. Musuh sedang memberi penghormatan kepada Pemegang Sabit Raksasa Berbaju Zirah, saat ini Count masih menggenggam secercah harapan kecil itu.
"Sumsum darah" memiliki asal-usul yang tidak sederhana. Ini adalah esensi darah dari manusia kelelawar Warronbal klan putih—pengkhianat besar Bemon yang membelot ke kubu manusia selama Pertempuran Hyjal, yang di dunia biasa biasa disebut "vampir". Karena manusia kelelawar selalu memakan darah, dan darah monster adalah favorit mereka, setiap sumsum tulang manusia kelelawar akan mengkristal membentuk "sumsum darah". Sepanjang hidupnya, seorang manusia kelelawar hanya bisa menghasilkan 20 ons "sumsum darah", sementara kekuatan elemen luar biasa yang terkandung dalam "sumsum darah" ini hanya membutuhkan 10 ons untuk mengisi ulang kekuatan magis yang diperlukan seorang penyihir senior secara instan. Sejak pengkhianatan mereka, manusia kelelawar pernah menorehkan jasa gemilang bagi penyihir manusia dalam melawan imam Bemon selama Pertempuran Hyjal. Namun bagai anjing yang dibuang setelah perburuan usai, setelah Pertempuran Hyjal, Gereja Saint Paul mencap mereka dengan julukan "vampir", dan hampir dimusnahkan. Keturunan manusia kelelawar yang tersisa sekarang umumnya bersembunyi di antara manusia biasa, sehingga mendapatkan sumsum darah sama mustahilnya dengan mimpi di siang bolong.
Sungguh sesuai dengan status keluarga pertama Doluote yang kaya raya dan berkuasa, Count langsung mengeluarkan satu ikatan berisi delapan botol sumsum darah. Dari sini terlihat, siapapun pasti memiliki senjata rahasia yang tersimpan sebagai jurus andalan.
Kedua master juga tidak sempat memikirkan mengapa Count memiliki harta karun langka yang sangat diidamkan para penyihir ini. Mereka segera meminum satu botol darah sumsum yang hampir tak ternilai harganya masing-masing.
Penyihir yang telah memulihkan kekuatan magisnya adalah sosok yang menakutkan. Master Frank pertama-tama memberikan lingkaran teleportasi kepada delapan badak berbulu dan tiga puluh kavaleri ringan yang sudah berkumpul. Setelah kilau perak segi enam muncul, pasukan segar ini langsung muncul di seberang Sungai Sanggan yang luas.
Setelah meminum lagi satu botol darah sumsum, Master Frank dengan cepat memberikan "Ilmu Tanpa Berat" kepada Master Ortega, tiga murid sihir, dan dirinya sendiri. Lima penyihir itu seketika terbebas dari tarikan gravitasi bumi, melayang seperti bulu yang melompat ringan ke atas Sungai Sanggan. Sekejap, lima penyihir yang bangga itu telah mendarat di atas sungai yang hanya berjarak seratus yard dari tepi utara.
Kebanggaan para master ini benar-benar beralasan. Dengan dukungan darah sumsum, kini menghadapi dua master sihir sebenarnya berarti akan menghadapi pertempuran beruntun melawan enam penyihir sekaligus.
Di tepi utara Sungai Sanggan, kilau gemilang segera muncul. Seekor Monster Perang Komodo sebesar bukit mengangkat kepalanya merubuhkan hamparan alang-alang, mengaum dengan dahsyat yang mengguncang langit. Tanduk berbentuk "T"-nya diselimuti aliran listrik.
“Sebaliknya, seekor Velociraptor yang muncul bersamaan terlihat jauh lebih kikuk.”
Dua gadis cantik tak mau kalah, satu memukul Genderang kulit sapi sementara yang lain membunyikan Lonceng segitiga.
Bukan karena mantra "Penghilang Gravitasi" telah menetralisir gaya gravitasi, dua master itu mungkin sudah terjun bebas ke Sungai Sanggan yang dingin.
Bukan tidak tahu bahwa dua gadis manis ini adalah Pendeta, tapi sama sekali tidak menyangka mereka ternyata dua Pendeta Naga Sekunder.
“Sialan.” Kata Master Ortega.
……
※※※
『Pasukan Penyabit Berat terdiri dari dua formasi.
Di dalam air, daya apung harus diperhitungkan. Bagi yang pernah menyelam sambil memeluk batu besar seperti saya, mungkin tidak akan banyak bertanya.』
BAB 80: DI MANA-MANA TERJEGAL
Harus diakui, kedatangan mendadak dua Magister sihir ini memberi perubahan krusial dalam pertempuran. Penyihir elemen lain takkan bisa menyaingi kontribusi Master Frank.
"Ruang Teleportasi" bagi tukang sihir ruang hanyalah mantra dasar, bahkan magang pemula bisa menggunakannya, meski kapasitas teleportasinya berbeda jauh.
Memindahkan 40 kavaleri sekaligus bahkan bagi Master Frank yang berpredikat Magister Senior di Guild, tetap dianggap performa luar biasa.
Siapa pun yang meremehkan penyihir akan belajar pelajaran berharga, tapi kali ini merupakan pengecualian.
Pada komposisi militer di tepi utara Sungai Sanggan, Bimon telah menguasai keunggulan mutlak. Bahkan dengan tambahan 40 kavaleri "Bunga Mawar Logam", fakta ini tidak bisa diubah.
Dalam timbangan ini, masih ada seorang perempuan bertudung jubah yang belum bertindak. Dalam simfoni perang ini, Naga Peri Deiss yang memegang tongkat komando, meskipun lawan berjuang keras dalam jebakan briliannya, semuanya tetap berada dalam kendalinya.
Saat 8 ekor badak berbulu dan 31 kavaleri ringan di bawah pimpinan Komandan Jennifer tiba di tepi utara melalui "Ritual Teleportasi Sekejap yang Menghabiskan Segalanya", Kolina sedang memimpin 3 ekor Megatherium dan seekor beruang gua raksasa bersiap untuk menyerbu penyabit bersenjata berat.
Prajurit Sabit Raksasa Berat tidak bisa dikatakan tidak tangguh. Mereka adalah prajurit terpilih tertinggi dan terkuat dari Kekaisaran Pompeii. Batalyon Topan menghabiskan lebih dari sepertiga dari total anggaran untuk memelihara mereka. Para raksasa Pompeii ini memiliki tinggi lebih dari dua Ren (PS: 2 Ren setara dengan 2 meter), masing-masing memiliki kekuatan luar biasa. Meski mengenakan baju zirah berat 200 pon, kemampuan mereka bertahan dari serangan mendadak, menahan napas di sungai es, saling mendukung menempuh 80 yard, dan berhasil mencapai tepian dengan selamat, semua ini membuktikan betapapun terlatihnya pasukan ini dan memiliki mental baja.
Namun harus diakui, setelah keluar dari sungai yang membeku, stamina para raksasa Pompeii ini telah mencapai batas. Keyakinan yang selama ini menopang mereka hanyalah kelemahan musuh. Setelah penghalang ilusi diangkat, tiba-tiba muncul musuh sekuat ini. Tiga lapis perisai menara besi tempa mereka telah hilang, hanya bermodalkan sebilah sabit raksasa untuk melawan Ksatria Elefen yang mengendarai mammoth raksasa setinggi 5 Ren. Pertarungan seperti ini tidak bisa lagi hanya mengandalkan keberanian dan tekad semata.
Kedatangan tepat waktu Kavaleri Badak Berbulu berhasil meredam serangan gelombang pertama yang akan dilancarkan oleh Kavaleri Bimon.
Kolina dengan penuh kebaikan hati seorang ksatria menghentikan serangan yang hendak dilancarkan, memberikan waktu 40 kavaleri "Bunga Mawar Logam" untuk menyusun formasi.
Prajurit sejati yang tangguh selalu seperti ini, tenang sekaligus toleran.
Ini merupakan manifestasi kepercayaan diri yang ekstrem.
Dalam pasukan tentara bayaran "Bunga Mawar Logam", tinggi badan setiap badak berbulu sekitar 2,5 ren dengan berat 4 ton, memiliki tiga tanduk (satu panjang dua pendek) dan kulit berkerut nan keras.
Sebagai senjata pamungkas pasukan "Bunga Mawar Logam", sepuluh badak berbulu menerjang membuka jalan dengan kekuatan tumbukan tak tertandingi. Kavaleri ringan di belakang memperluas terobosan - inilah formula yang membuat kavaleri "Bunga Mawar Logam" termasyhur di Kadipaten Dolot.
Secara paradoks, sejak berdiri, pasukan kavaleri Feilengcui mengadopsi gaya khas Tuan Tanah Richard: dalam kamus taktik mereka hanya ada satu istilah - SERBU! SERBU! LAGI SERBU!
Liu Zhenhan di garis depan Nanjiang, kecintaannya pada taktik serangan menyusup telah menanamkan gaya ini dengan kuat pada para Pengawalnya. Taktik ini bisa dibilang paling cocok dengan selera Prajurit Behemoth. Serangan bunuh diri dapat membakar semangat setiap prajurit hingga puncaknya, memberikan pukulan mematikan pada lawan.
Kelebihan dan kekurangan taktik tajam ini sama-sama sangat mencolok.
Jika bisa menahan serangan bunuh diri mereka dengan formasi perang berbentuk cekung untuk mengepung balik, nasib serangan brutal ini hanya satu - dimusnahkan seluruhnya. Tapi jika gagal menahan gempuran mereka, formasi perang sempurna sekalipun yang tertembus akan dihancurkan oleh penyusupan tak beraturan. Orang bodoh pun tahu akibatnya.
Alasan utama Naga Peri Daisy begitu bersemangat memimpin pertempuran dengan Milisia Feilengcui adalah karena milisi Feilengcui benar-benar pilihan 10.000 li.
Pasukan kavaleri campuran mammoth dan berbagai binatang peliharaan raksasa membentuk mata panah serangan. Di belakangnya, formasi tempur zirah rotan berbaju baja yang dipimpin langsung oleh tuan tanah dengan kekuatan luar biasa, menerobos garis tanpa kompromi dengan keyakinan tunggal pada serangan mendalam. Kekuatan formasi tempur ini tak bisa dijelaskan hanya dengan kata "mengerikan".
Sebagai komandan yang memiliki keahlian mendalam dalam bidang militer, Naga Peri Daisy hanya dengan imajinasi saja sudah bisa memahami keganasan dari metode pertempuran biadab ini.
Di setiap korps berpengalaman sejarah di Benua Aigean, selalu ada formasi pasukan serbu kuat seperti ini. Setiap komandan, sejak mempelajari teori militer di akademi komando militer, telah memahami pentingnya menancapkan pisau tajam ke jantung musuh di saat genting, dengan syarat pisau ini tidak boleh patah.
Sepanjang sejarah Benua Aigean, korps elit yang terkenal sebanyak pasir di Sungai Sanggan, namun pasukan serbu cepat yang benar-benar "tak tertahan" sama sekali belum pernah muncul.
Istilah "tak tertahan" ini sebenarnya hanya cocok digunakan sebagai hiasan saat Berbual B untuk memperindah penampilan.
Milisi Feilengcui merupakan pengecualian. Mungkin terdengar arogan, tapi setiap milisi yakin tidak ada formasi musuh di benua ini yang tak bisa mereka tembus.
Pernyataan arogan ini pernah lama dipertimbangkan oleh Naga Peri, tapi ia tak menemukan jawaban.
Memang tentara profesional terlatih, kavaleri "Bunga Mawar Logam" dari tentara bayaran berhasil membentuk formasi "V" lengkap di depan penebas sabit raksasa bersenjata berat dalam tiga jepret jari, lalu langsung melancarkan serangan.
Hampir bersamaan, kavaleri campuran Feilengcui di bawah pimpinan Kolina melakukan serangan gaya ksatria dengan cara yang sama terhadap lawan.
Ning Yu juga, di bawah pengaturan sengaja Daisi Sang Naga Peri, secara sinkron mengilusi dua puluh mammoth raksasa sebagai pasukan pelopor yang mengikuti kavaleri Xiangjun untuk melancarkan serangan.
Jarak serangan kedua belah pihak cukup untuk memaksimalkan daya hantam terkuat, namun intervensi ilusi membuat situasi pertempuran menjadi sangat rumit.
Saat kawanan ilusi mammoth melesat melewati formasi kavaleri badak berbulu yang sedang menyerbu membabi-buta, pasukan "Bunga Mawar Logam" yang masih heran mengapa tidak ada reaksi kontak sama sekali, langsung menyambut mimpi buruk di detik berikutnya.
Setiap kavaleri saat menyerang memiliki naluri perlindungan diri alami antara tunggangan dan penunggangnya. Setelah dua puluh ilusi mammoth menerjang tanpa menimbulkan tabrakan seperti yang dibayangkan, kavaleri badak berbulu secara refleks mengalami jeda sesaat - mental dan otot mereka mengendur sedikit. Jika berhadapan dengan formasi kavaleri kuda, dengan bobot dan kekuatan badak berbulu, ini mungkin bukan masalah besar. Tapi ketika berhadapan dengan pasukan kavaleri mammoth, terutama "Kavaleri Gemini" yang telah memasuki Transformasi Liar Bersama, jeda sesaat ini menjadi penentu nasib mereka.
Dalam dentuman menggelegar yang mengguncang langit-bumi, dua pasukan kavaleri terkuat ini melakukan dialog paling sederhana dengan cara yang sama.
Seperti dua meteor yang saling bertabrakan, orang-orang yang beruntung menyaksikan momen ini akan mengingat seumur hidup saat yang menggemparkan ini.
Gaya tumbukan mammoth raksasa seberat 10 ton menghantam dua badak berbulu beserta zirah baja mereka hingga terlempar. Di hadapan kekuatan yang seperti gelombang pasang, seluruh baju baja badak berbulu itu pecah berantakan.
Karena inersia yang kuat, dua badak berbulu di barisan belakang kembali bertabrakan keras dengan Kolina. Dengan erangan sedih, kedua badak itu terlempar menyamping. Pada tumbukan ketiga yang kekuatannya jauh berkurang, dua badak itu menjerit sambil berdiri tegak sebelum terjungkal ke barisan kavaleri di belakang.
Mammoth raksasa tunggangan Kolina setelah menerobos tiga lapisan pertahanan akhirnya roboh dengan kaki depan terlipat. Tanduk badak berbulu meninggalkan deretan lubang berdarah di kaki mammoth perkasa itu, sementara zirah rotan ganda di bagian bawah sudah hancur lebur.
Setelah pertempuran melawan para perampok, Kolina dan saudara hewan mammoth tunggangannya menunjukkan peningkatan sinergi yang signifikan. Cedera kali ini tidak membuat mammoth berbulu panjang itu mundur dari pertarungan. Dengan raungan "Sriiiang!" yang mengguncang langit, mammoth raksasa itu bangkit kembali. Belalainya yang perkasa menghempaskan seekor badak berbulu yang sedang berusaha bangun.
Pasukan kavaleri Xiangjun yang terdiri dari tiga Megatherium dan seekor beruang gua raksasa saat ini baru saja mencapai sisi Kolina. Keunggulan formasi serangan piramida "V" terlihat jelas di sini - setelah pasukan garda depan tumbang, kavaleri yang mengikuti kemudian membelah sayap kiri-kanan, menyerang musuh dengan kekuatan ganda yang lebih padat.
Kebanggaan "Logam Mawar" tentara bayaran adalah berhasil menahan pasukan kavaleri Feilengcui yang kekurangan personel ini. Andai saja di belakang Kolina terdapat empat pasukan mammoth raksasa, tentara "Logam Mawar" pasti sudah tercabik-cabik tanpa ampun.
Tiga Megatherium dan beruang gua raksasa bukanlah binatang peliharaan raksasa tipe penyerbu. Mereka sepenuhnya bertipe pertarungan kacau. Kedatangan mereka mengubah pertempuran kavaleri ini menjadi pembantaian yang kacau-balau.
Tubuh Kapten Jennifer sudah memancarkan Dou Qi, tanpa ragu memimpin anak buahnya yang terampil untuk menghadapi kavaleri Bimon.
Perbedaan kendaraan tunggangan membuat para tentara bayaran terjebak dalam pertempuran sengit yang kejam. Pisau panjang baja keras dan jurus pedang misterius para Mammoth pahlawan kuat telah membuat banyak tentara bayaran malu, kali ini pun tak terkecuali.
Dalam ruang gerak yang sempit, cakar dua belas inci Megatherium dan beruang gua raksasa membuat tentara bayaran "Logam Mawar" menyadari: kavaleri Bimon ini tak hanya tak tertandingi dalam serbuan, tapi juga dalam pertarungan kacau.
Atas perintah Naga Peri Daisy, formasi perang perisai dayung 300 Goblin Darat mulai bergerak maju. Para budak yang sudah siap tempur pun mengambil senjata dan menerjang kerumunan kavaleri yang sedang bertempur kacau.
Para pemegang sabit raksasa berbaju zirah berjalan berat mencoba membantu pasukan mereka. Sangat disayangkan, mereka disambut oleh dua Ksatria Kuil berwajah dingin yang memandangi mereka seperti serigala gua kelaparan mengamati domba telanjang.
Dua Penyihir Agung dan murid-murid sihir mereka tergantung bodoh di atas Sungai Sanggan, tak bisa membantu sama sekali.
Awalnya kedua master ini merencanakan strategi matang: membantu sekutu dalam pertempuran terlebih dahulu. Jika kekacauan terjadi, mereka berencana menculik beberapa wanita cantik lalu langsung menggunakan "Teleportasi Magis" atau "Transmigrasi Kilat Koloen" untuk kabur ke tepi selatan dengan gaya.
Tapi yang tak pernah terbayangkan, dua wanita cantik Bimon ini ternyata adalah Pendeta level Naga Sekunder!
Pendeta tidak menakutkan, yang menyeramkan adalah Peliharaan Magis mereka.
Dua master benar-benar tidak mengerti. Bukankah kabarnya Kuil Utama Provinsi Timur Laut Kerajaan Bimeng hanya memiliki dua pendeta dengan peliharaan magis naga sekunder? Bagaimana mungkin di wilayah Feilengcui yang terpencil ini muncul dua sekaligus? Yang membuat mereka semakin gemetar adalah, salah satu peliharaan magis itu sepertinya adalah Monster Perang Komodo yang legendaris. Melihat kilatan listrik di tanduk berbentuk "T" itu, sepertinya... ini adalah Monster Perang Komodo dengan sihir dwi-unsur.
Untuk menantang pendeta level naga sekunder, setidaknya seorang penyihir harus mencapai gelar Magister Sihir. Tampaknya kedua master ini belum mencapainya.
Namun lima botol "darah dan sumsum" di saku mereka akhirnya menenangkan hati kedua master, sekaligus memberi alasan untuk tetap merasa superior - lagipula jika kalah mereka masih bisa kabur; meski membantu pertempuran jelas sudah tidak mungkin.
Melalui kabut ribuan tahun Hyjal, pendeta dan penyihir - dua rival abadi - kembali berhadapan muka.
Menghadapi hujan batu yang dilemparkan oleh Manusia Landak dan Sigung, kedua master mengerutkan kening. Sekalipun tanpa pengawal, penyihir bukanlah daging ikan yang lemah. Apakah dengan batu kecil ini mereka ingin membunuh penyihir? Kilatan cahaya merah menyala, Master Ortega memanggil "Perisai Api" untuk dirinya, sementara Master Frank memanggil "Penghalang Lubang Cacing".
Ternyata para master yang berpengalaman tahu prinsip "serang lebih dulu". Kedua master dengan cepat memanggil "bola api magis" yang paling sederhana dan praktis, menghujamkan ke tubuh lemah dua pendeta wanita cantik. Mari uji kekuatan peliharaan magis pendeta ini dulu.
Yang membuat mereka kesal adalah, meski target serangan terkunci pada pendeta lawan, target balasan dua pendeta wanita cantik itu justru tentara bayaran di pihak mereka sendiri.
Di bawah komando Naga Peri Daisy, Helen dan Mentor Ular Wanita Cantik memberi instruksi serangan jelas pada peliharaan magis mereka. "Jaring Petir" dari Monster Perang Komodo dan "Rantai Petir" Velociraptor segera menghantam formasi padat para penebas sabit raksasa berbaju zirah yang bergerak lambat.
Zirah yang basah menjadi konduktor sempurna. Para penebas sabit raksasa perkasa ini yang telah melewati banyak penderitaan akhirnya bertemu sang penghancur terakhir.
Setelah kilatan petir menyapu, lebih dari separuh barisan penebas sabit raksasa itu terjatuh dengan anggota tubuh kejang-kejang, membuat tombak dan kapak besar dua Ksatria Kuil yang sudah bersiap lama akhirnya meleset.
Untuk "bola api magis" yang diluncurkan dua penyihir, dua pendeta wanita cantik ini juga tak mengabaikannya. Guru-murid ini sambil mengarahkan peliharaan magis membersihkan penebas sabit raksasa, sambil memanggil "Perisai Kilat" yang telah tersimpan lama dari alat musik amplifikasi Kekuatan Nyanyian.
Dua pendeta wanita cantik itu sama-sama memiliki delapan perisai kilat yang melayang di udara, berputar seperti lentera kuda. Delapan perisai kilat ini saja sudah cukup menahan empat puluh bola api magis, membuat dua bola api kecil itu menghilang dalam rasa malu.
"Jangan-jangan ini dua Grand Shaman Weian?" Wajah Master Frank berubah pahit seperti pare.
Dua master itu sambil mengutuk delapan perisai sialan, buru-buru mengubah strategi. Mereka menggunakan dua gulungan menengah untuk memanggil dua mantra serangan yang lebih kuat - "Lahar Mendidih" dan "Pemotong Dimensi" - yang diarahkan ke dua pendeta wanita. Tiga murid magi juga tidak diam, meski kemampuannya biasa saja, mereka menyumbangkan tiga "Bola Api".
Sejujurnya, di lubuk hati kedua master itu sudah muncul rencana untuk kabur diam-diam.
"Jangan ada yang ikut campur! Ini akan menjadi pertarunganku!" Ai Wei'er yang sudah mempersiapkan dialog setengah hari tiba-tiba berteriak. "Badai Pisau Air" yang dilepaskannya menghancurkan "Pemotong Dimensi" dan "Lahar Mendidih" para master, sisa pisau airnya bahkan menghantam habis-habisan perisai magi kedua master itu.
Tiga bola api yang gagal dilepaskan oleh murid-murid magi itu juga dihancurkan oleh tiga panah air yang ditembakkan dari jari telunjuknya. Percikan apinya yang beterbangan seperti kepala lilin yang meledak, membentuk kembang api indah di kegelapan malam.
Naga Peri Daisy langsung menyeringai mendengar perkataan itu.
Dia tahu ucapan Ai Wei'er ini jelas-jelas ditujukan padanya.
"Tidak butuh bantuanku? Aku ingin lihat apa kemampuanmu." Naga Peri itu bergumam dalam hati.
Sudut mata Daisy menangkap detail kecil - setelah melepaskan "Badai Pisau Air", Ai Wei'er dengan santai mengeluarkan botol bambu tua berukir naga dan phoenix dari dadanya, meneguk air dengan anggun. Usai minum, putri duyung itu langsung menghujani beberapa penyihir manusia dengan Panah Air Magis.
Daisy menyeringai melihat Ai Wei'er bahkan tidak memanggil "Perisai Ombak" sebelum bertarung dengan para penyihir, sambil menggelengkan kepala.
Memandangi payudara montok Putri Duyung itu, Naga Peri berbisik: "Payudara besar memang tak berotak."
Usai berkata demikian, Daisy menunduk melihat dadanya sendiri, lalu cepat-cepat berkata: "Cih cih cih!"
Dua penyihir manusia itu geram. Alih-alih menghadapi Imam Bemon, malah diserang duluan oleh rekan seprofesi.
Satu lawan lima? Kedua Magister itu menyeringai dalam hati. Baru pertama kali mereka melihat penyihir sebangsa ini yang begitu angkuh.
Namun hal yang lebih membuat mereka frustrasi terjadi kemudian. Setelah saling menembakkan sihir cukup lama, Putri Duyung ini berhasil bertahan dengan gagah melawan lima lawan sekaligus. Karena pertarungan jarak dekat, kedua pihak tidak bisa menggunakan gulungan untuk memanggil sihir serangan berskala besar. Mereka hanya saling menembakkan mantra paling sederhana dan praktis - siapa yang lebih cepat menembak, dialah yang diuntungkan.
Ai Wei'er tidak hanya mampu bertahan, tapi bahkan sesekali memanfaatkan kecepatan mantra-nya untuk menghujani dua master dengan Panah Air, membuat perisai magis mereka bergetar nyaris runtuh.
Semakin Ai Wei'er bertarung semakin bersemangat, sementara wajah dua master itu semakin pucat.
Sebagai makhluk yang terlahir sebagai ahli elemen air, kecepatan Putri Duyung dalam mengeluarkan sihir elemen air memang jauh melampaui Penyihir manusia biasa - ini masih bisa dipahami oleh dua master itu. Tapi yang tak bisa mereka mengerti: Mengapa Putri Duyung ini justru semakin bertenaga? Mantranya terus mengalir tanpa jeda, seolah kekuatan magisnya tak ada habisnya?
Awalnya dua master ini agak bersenang-senang. Sebagai orang berpengalaman, mereka langsung memperkirakan dari kekuatan Panah Air bahwa Putri Duyung ini setara Penyihir tingkat menengah. Berapa banyak kekuatan magis yang dimiliki Penyihir tingkat menengah? Bertahan melawan lima lawan (meski murid-murid sihir itu tak seberapa), tetap saja terus menguras kekuatan magisnya. Sampai kapan bisa bertahan?
Anehnya, justru Putri Duyung yang setingkat penyihir menengah ini berhasil membuat seorang tukang sihir ruang tingkat tinggi dan penyihir api menengah plus tiga magang penyihir pontang-panting. Kalau bukan karena perisai magis yang menahan Panah Air berlebih, dua master itu mungkin sudah mati berkali-kali.
Bagi orang awam, duel sihir yang penuh warna ini terlihat spektakuler. Tapi bagi dua penyihir, ini sangat mencurigakan. Di puncak pertarungan, kedua penyihir sudah meminum ramuan darah sumsum berharga secara bergiliran, sementara tiga magang penyihir sudah kehabisan kekuatan magis. Namun Panah Air sang Putri Duyung tetap secepat dan serapat awal.
Naga Peri di samping juga bingung melihatnya.
Sebagai orang berpengalaman, kedua master segera mengubah strategi setelah meminum ramuan darah sumsum kedua. Master Fran menggunakan "Penghalang Lubang Hitam" dan "Pemotong Dimensi" untuk bertahan dari Panah Air Ai Wei'er, sementara Master Otaga memanfaatkan gulungan sihir untuk memanggil mantra api menengah "Panah Api Beruntun" - serangan tiba-tiba mengingat Putri Duyung itu bahkan tak punya perisai magis.
Sekali lagi membuat mereka kecewa. "Serangan panah api bertubi-tubi" ini ternyata berhasil dinetralisir sang Putri Duyung: sepertiganya dihancurkan oleh panah air, sisa serangan ditahan oleh elemen air Pigge yang tiba-tiba muncul. Putri Duyung ini bahkan memanfaatkan momen ketika "Penghalang Lubang Hitam" Master Frank hancur dan belum sempat dipanggil kembali, untuk meluncurkan panah air tajam yang mengenai seorang murid penyihir yang malang - perlu disebutkan, posisi berdiri ketiga murid penyihir sengaja ditempatkan di barisan depan oleh kedua master dengan dalih "memudahkan pembelajaran makna magis dari dekat".
Kedua master sudah terjebak dalam situasi sulit. "Darah Sumsum" tinggal satu botol, "Sihir Anti Gravitasi" dan perisai magis sudah diperbarui dua kali, namun Putri Duyung ini tetap seperti gudang kekuatan magis yang terus memuntahkan Panah Air Magis.
Belum cukup itu, gadis ini sambil terus memuntahkan panah air, sesekali masih sempat berteriak lirih dengan suara menggoda: "Kampas!"
Kedua master langsung menyambar kesempatan begitu melihat celah di depan mereka.
"Memalukan!" Master Ortega ingin menangis.
Sementara dua pendeta wanita cantik itu, yang sudah bebas dari belenggu penyihir, telah menghajar para tentara bayaran "Bunga Mawar Logam" dengan lagu perang dan peliharaan magis hingga mereka merintih kesakitan dan bergelimpangan mayat.
Monster Perang Komodo menjadi pembunuh utama, dengan "Cairan Asam Korosif" dan "Kilat Berjaring" yang menyapu bersih seperti angin musim gugur, membuat para Prajurit Behemoth lainnya terkesan kurang berguna.
Melihat situasi sudah tidak menguntungkan, dua Super Monster mulai mengalihkan pandangan ke mereka. Dua Master segera memilih mundur secara serentak.
Untungnya, "Kemampuan Anti Gravitasi" memungkinkan mengapung di atas air. Dua Master bersama murid-muridnya melangkah di permukaan sungai sambil mundur, kembali ke tepi selatan dengan wajah berdebu.
Naga Peri Daisy menatap Ai Wei'er dengan ekspresi kosong, hampir tak percaya ini nyata.
Pasukan tentara bayaran "Mawar Logam" kini hanya tersisa Kapten Jennifer yang masih bertahan. Bukan karena keahlian tempurnya, tapi karena semua pihak menahan serangan - terutama dua Peliharaan Magis Super Monster Perang Komodo dan Velociraptor yang tidak menggunakan jurus mematikan.
Seorang koki Hobbit Setengah Manusia sedang mengayunkan pisau dapur besar untuk bertarung satu lawan satu dengan kapten perempuan tentara bayaran "Mawar Logam". Orang-orang yang tidak minggir sudah menjadi mayat.
Koki Setengah Manusia yang gemuk itu bertelanjang kaki, menggigit roti di mulut, dengan kuntum cerutu terselip di telinga, melompat-lompat ke segala arah. Di tubuhnya berlapis-lapis Lingkaran Gemilang: "Kulit Sekeras Batu", "Berkat", "Kelincahan", "Lagu Fisik Misha" - ini adalah lagu "Daya Tahan Tahan Lama", ditambah "Simfoni Genta Tulang Bencana" yang sama sekali tidak berguna. Lagu perang ini merupakan lagu anti-racun, murni ulah nyonya bos yang sedang bermain-main memanfaatkan peralatan perangnya yang ganas.
Bukan itu saja, di sampingnya ada kura-kura tua berjanggut lebat yang sedang menggunakan "Teknik Penghiburan Doa" tingkat tinggi hasil latihan 4-5000 tahunnya, dengan berbagai cara menyirami tubuh koki Setengah Manusia yang lincah itu.
Wajah Jennifer yang dipenuhi douqi ungu tua diselubungi bayang-bayang Lingkaran Jahat berlapis: "Kelambanan", "Penyedot Tenaga", "Kelemahan" dan "Nina Bobo Katarina" - ini adalah "Lagu Pusing". Selain itu, seorang Imam Tongkat licik dengan "baik hati" menambahkan "Lagu Bisikan Hutan" untuk kapten wanita. "Lagu Kulit Batu" terkutuk ini meski termasuk Lingkaran Gemilang, justru membuat tubuh kapten yang sudah lamban karena "Lagu Kesabaran Jahe" menjadi semakin berat dan lesu.
Awalnya dou qi komandan wanita ini berwarna biru langit, tapi karena terlalu sering terkontaminasi Lingkaran Jahat, warnanya berubah menjadi ungu kecokelatan.
Meski dou qi punya ketahanan tertentu terhadap Lingkaran Jahat, tumpukan berbagai jenis Lingkaran Jahat ini tak tertahankan. Komandan Jennifer sekarang benar-benar tumbang, kulit sekeras batunya beterbangan ditetak pisau dapur besar oleh Setengah Manusia setinggi pahanya, bajunya compang-camping.
Fenomena langka sepanjang masa.
Jika Setengah Manusia ini kembali ke kampung halamannya di Pegunungan Bering, prestasinya mengalahkan prajurit manusia tingkat tinggi ber-dou qi hanya dengan pisau dapur ini pasti akan membuat separuh koki di Kerajaan Setengah Manusia beralih ke bela diri.
Satu-satunya harapan yang membuat Komandan Jennifer belum bunuh diri adalah tukang sihir ruang di seberang sungai yang bisa memindahkannya kembali.
Sayangnya, dua master tersebut mungkin tak bisa membantunya.
Setelah nyaris mati dan akhirnya kembali ke selatan Sungai Sanggan, dua master ini membuktikan peribahasa kuno Bimon - "Baru lepas dari mulut Harimau, masuk sarang Wolff".
……
BAB 81 KESERAKAHAN, DOSA ASAL KESAYANGANKU
〖Tak sampai Sungai Sanggan tak mau mati.
——Peribahasa yang mulai beredar di Benua Aigean〗
※※※
Perjalanan kembali Master Frank dan Master Ortega ke seberang sungai tidaklah mulus, seorang lagi magang penyihir tumbang dalam perjalanan pulang akibat serangan panah air magis tak berkesudahan dari gadis penyihir kecil terkutuk itu.
Setelah akhirnya tiba di tepi selatan, kedua master menggunakan strategi ruang untuk menghemat waktu, secara bertahap berhasil memperbaiki situasi yang memburuk.
Dengan terbentangnya Sungai Sanggan yang lebar di antara mereka, bahkan seorang pemanah ulung pun akan kesulitan menembak objek bergerak dari jarak sejauh itu, apalagi menggunakan serangan magis. Pada titik ini, pertempuran magis kedua belah pihak berubah menjadi ajang demonstrasi sihir tingkat menengah-tinggi - hanya serangan terpadu sihir tingkat menengah-tinggi yang memiliki daya hantam memadai terhadap target jarak jauh.
Dari segi perlengkapan, perbedaan antara kedua belah pihak sebenarnya tidak terlalu mencolok.
Kedua penyihir datang dengan persiapan matang, gulungan sihir dibawa bertumpuk-tumpuk dalam jubah mereka. Setelah bertarung cukup lama, barulah kedua master penyihir ini teringat bahwa mereka masih menyimpan beberapa permata dan kristal sihir dalam saku - kesalahan dasar ini sebenarnya tidak sepenuhnya kesalahan mereka. Master Frank dan Master Ortega sebelumnya pernah ikut pertempuran, setidaknya memiliki sedikit pengalaman tempur. Tapi dalam pertempuran mana sebelumnya para penyihir tidak diperlakukan bagai mutiara dalam telapak tangan, dijaga ketat di garis belakang untuk memimpin dengan tenang sambil melantunkan mantra? Pertempuran macam apa ini yang menghadapkan mereka pada begitu banyak lawan tangguh yang sulit diatasi?
Sejak tiba di wilayah Bimon terkutuk ini, pertama kali distimulasi berat oleh Pigge yang tak bisa mati meski dipukuli berkali-kali. Setelah berhasil mengatasi Pigge ini, belum sempat bernafas lega langsung terlibat pertarungan sengit lainnya. Lalu terstimulasi lagi oleh kejutan tak terduga "sumsum darah". Kemudian dipermalukan oleh penyihir air tingkat menengah, dua master ini sama sekali tak punya kesempatan untuk berpikir tenang.
Tapi sekarang belum terlambat. Meski kekuatan magis yang tersimpan dalam permata dan kristal sihir tak sehebat "sumsum darah", lebih baik ada daripada tidak. Dua master ini saling memerahkan wajah tua mereka, buru-buru mengganti permata di tongkat sihir mereka.
Peralatan Ai Wei'er juga tidak buruk. "Mata Air Elemen" dan kristal sihir tidak perlu disebut lagi. Hanya gulungan kulit kerang magis yang ditimbun selama dua bulan ini saja sudah cukup banyak. Karu dengan bangga mengangkat karung, berdiri penuh kesombongan di belakang nyonya bos. Tidak banyak, hanya setengah karung gulungan kulit kerang magis.
Tapi jika dibandingkan dari kekuatan sebenarnya, Ai Wei'er sama sekali tidak memiliki keunggulan.
Sihir elemen air pada dasarnya adalah jenis sihir dengan daya serang terlemah di antara semua elemen, sedangkan sihir elemen api justru merupakan kelemahan utama sihir air. Perbedaan ini tidak terlalu terlihat saat menggunakan mantra tingkat rendah, namun dalam pertarungan mantra tingkat menengah-tinggi, kesenjangan ini menjadi jelas terlihat. Namun sebagai bangsa laut yang memiliki kemampuan komunikasi bawaan dengan elemen air, meskipun levelnya setara penyihir tingkat menengah, Ai Wei'er tetap bisa memanggil mantra tingkat tinggi melalui gulungan cangkang kerang. Tentu jauh lebih kuat dibanding Master Ortega yang hanya bisa menggunakan mantra tingkat menengah, namun dengan tambahan Master Fran yang merupakan penyihir senior, nasib baik Ai Wei'er berakhir di sini.
Dalam pertarungan jarak jauh antar penyihir dimana kedua pihak saling menghujani mantra tingkat menengah-tinggi, secepat apapun kecepatan mantra putri duyung, hanya sedikit lebih unggul dari penyihir manusia, apalagi harus berhadapan satu lawan dua.
Master Ortega pertama kali melancarkan serangan balasan dengan mantra api tingkat menengah "Meteor Api" ke arah Ai Wei'er. Ai Wei'er membalas dengan mantra air tingkat tinggi "Badai Pisau Air" yang berhasil menghancurkan kekuatan "Meteor Api" tersebut sepenuhnya.
Setelah elemen air dan api bertabrakan hebat lalu saling menghilang di udara, Master Fran dengan licik memanfaatkan selisih waktu. Sihir ruang tingkat tinggi miliknya "Trisula Dimensi" tepat meluncur pada momen kritis ini.
Dua penyihir tua yang licik ini harus mengakui, dengan taktik seperti ini, bahkan Ai Wei'er yang menyimpan sedikit "Mata Air Elemen" di bawah lidahnya pun tak mampu melawan. Baru saja Ai Wei'er menggunakan kecepatannya untuk melawan lima lawan, kini giliran dirinya yang terkekang oleh kecepatan.
Kekalahan sebelumnya sebenarnya bukan masalah kekuatan. Kedua master benar-benar dibuat pusing oleh taktik licik Ai Wei'er yang memaksimalkan keunggulan kecepatannya dalam jarak dekat dengan "bata penghancur seni bela diri, golok pemotong Dou Qi". Bukan hanya dua penyihir yang dibuat kalang kabut, seluruh anggota kelompok penculik pun dibuat bingung oleh taktik kasar penduduk desa Feilengcui yang menggunakan "tinju liar mengalahkan master" ala Bimon kampungan.
Manusia tetaplah manusia. Setelah mengkonsolidasi posisi, mereka selalu menemukan solusi: menggali keunggulan diri dan kelemahan musuh, lalu membalikkan keadaan. Inilah alasan mendasar mengapa manusia menguasai benua ini, bukan Bimon, Elf, atau Kurcaci.
Ai Wei'er kini merintih kesakitan. "Tiga Serangan Dimensi" yang meluncur dari sungai bagaikan tiga kapak yang membelah ombak. Dengan susah payah menghancurkan satu dengan rentetan Panah Air, dua sisanya telah menyambar di depan mata.
Ekspresi penuh harapan Master Frank akhirnya pupus.
"Dia lagi-lagi mengabaikan dua pendeta wanita cantik." Mengabaikan pendeta sama bodohnya dengan mengabaikan penyihir. Tepat ketika Master Ortega memanggil "Meteor Berapi", kedua pendeta itu sudah mulai melantunkan lagu perang yang bergema.
Dua kekuatan sihir luar biasa tersisa dari "Tri Dimensi Slash" ini lenyap tak berbekas saat mendekati tepi sungai. Meski kekuatan lagu perang "Nyanyian Pengusir Alina" saja tak bisa menghilangkan energi sihir tingkat tinggi, tapi dua lagu perang ditambah tarian perang pasti bisa menghalau sihir tingkat mentor.
"Lagu Pengusir Sihir?" Kedua master saling memandang, lalu mengangkat bahu dengan ekspresi kecewa.
Tak akan berhenti sebelum mencapai jantung Sungai Sanggan.
Mengetahui kecepatan melantunkan lagu perang pendeta Bemon jauh kalah dibanding kecepatan penyihir manusia dalam merapal mantra, kedua penyihir keras kepala itu kembali memanggil sihir tingkat tinggi dan menengah melalui gulungan, menghujam ke seberang sungai.
Kali ini Ai Wei'er bahkan malas menghentikan kedua sihir itu. Langsung saja dia melemparkan "Hurricane Wave Slash" yang membawa gelombang raksasa Sungai Sanggan, menerjang ganas ke arah dua penyihir manusia.
Peliharaan Magis Pendeta bukanlah makhluk yang hanya makan gaji buta. Monster Perang Komodo dan Velociraptor yang mengeluarkan Petir Guntur membuat dua penyihir menyadari masalah serius - monster tingkat Naga Sekunder hanya bisa ditahan oleh penyihir dengan jabatan serikat di atas tingkat Magister Sihir.
Meskipun sihir yang digunakan kedua monster ini tidak tergolong tingkat tinggi, mereka bisa memanggil sihir secara instan, tidak seperti penyihir yang membutuhkan mantra panjang dan nyanyian ritual.
Dalam pertempuran jarak menengah-jauh, kecuali magis tingkat mentor (Magister Sihir), magis tingkat guru besar (Magister Besar Sihir), dan magis suci (Penyihir Suci Santo Ajaib) yang membuat Naga Sekunder tak berdaya, monster tingkat ini bisa mengalahkan kualitas dengan kuantitas melalui kecepatan pemanggilan sihir instan.
Tingkat kedua master ini belum mencapai level yang mampu menggunakan magis di atas tingkat guru besar, sehingga mereka hanya bisa terus menerima serangan tanpa bisa membalas.
Serangan "" yang bergerak seperti angin puyuh langsung menghancurkan perisai magis kedua master menjadi serpihan. Jika bukan karena barisan tentara bayaran yang sukarela mengangkat perisai perang di depan, kedua master pasti akan terluka.
Di bawah panggilan tak berdaya Tuan Totti, dua Penyihir Besar yang angkuh itu naik ke tanggul sungai dengan tergesa-gesa. Setelah kedua belah pihak tak mampu mengalahkan satu sama lain, pertempuran antar penyihir ini berakhir dengan kesepakatan diam-diam.
Saat ini Tuan Totti ingin menangis.
Dari Doluote, pasukan mewah terdiri dari 3.000 tentara bayaran dan perampok. Begitu memasuki gerbang Feilengcui, satu skuadron tombak, satu skuadron pedang besar, dan satu skuadron pemanah telah tumbang di tangga kematian Bukit Merah. Ditambah satu unit pemegang sabit raksasa yang terbakar, operator ketapel dan ballista yang dibunuh Pigge pura-pura mati, serta pengawal pendeta yang dihancurkan oleh kereta busur sayap burung yang mengerikan - diperkirakan 450 orang telah tebus sebelum menyeberangi sungai.
Keadaan mengenaskan di Sungai Sanggan lebih parah lagi. Karena tak bisa berenang, sekitar 70-80 tentara bayaran tenggelam. 20 pejuang kuda nil masing-masing melempar 5 kapak pendek, menewaskan sekitar 130-140 orang, sekaligus 250 kavaleri ringan beserta kudanya. 300 tentara bayaran yang berhasil naik ke tepi utara dibantai habis oleh dua Pendeta Naga Sekunder, dua Ksatria Kuil, satu detasemen kavaleri mammoth, serta ratusan Goblin Beruang, Goblin Tanah, dan ogre yang tiba-tiba muncul.
Susah payah mengirim 40 kavaleri melalui transmisi, ternyata sia-sia.
Saat ini seluruh pasukan perburuan budak tersisa kurang dari 1.600 orang, dari hampir 3.000 orang saat berangkat, separuh pasukan lenyap sekejap mata.
Di antara personel yang tersisa, selain lebih dari 300 ksatria pengawal yang setia kepada keluarga Sherpa beserta pasukan budak mereka yang masih utuh, kerugian terbesar keluarga Sherpa adalah satu batalyon penangkap budak yang dihancurkan prajurit kuda nil saat menyeberangi sungai, serta 40-an pengintai pilihan yang sebelumnya dikirim. Nasib lainnya lebih menyedihkan: Pasukan bayaran "Angin Puting Beliung" hanya menyisakan 50 Prajurit Sabit Raksasa dengan dua komandan batalyon tewas. Pasukan bayaran "Logam Mawar" lebih parah - kapten dan wakil kapten tewas, hanya tersisa tiga batalyon kavaleri ringan dan sekitar 70 pengawal pribadi kapten di tepi selatan sungai. Tiga ratus kavaleri ringan masih basah kuyup... Sebuah pasukan bayaran menengah beranggotakan 1.500 orang ternyata dilumpuhkan secara paksa. Dua penyihir yang dibantu "sumsum darah" justru kehilangan dua murid dan semua pengikut mereka, terpaksa kabur dalam keadaan tercerai-berai.
“Braak ditipu!” Tuan Totti dengan sangat tidak rela mengintangi Sungai Sanggan, berulang kali menggumamkan kalimat ini.
"Musuh memiliki 200 prajurit budak yang tangguh, lebih dari 20 prajurit Elephanten, 20 prajurit kuda nil, 300 Goblin Darat, dan 200 prajurit suku-suku bawahan. Ditambah dua Pendeta Naga Sekunder, dua Ksatria Kuil, dan seorang penyihir elemen air. Kekuatan seperti ini cukup untuk menghadapi kelompok penangkap budak dalam pertempuran frontal."
"Namun mereka memilih strategi licik. Dengan taktik ini, Bimon berhasil memusnahkan setengah pasukan penangkap budak manusia dengan korban minimal dan hanya kehilangan Bukit Merah yang terbakar!"
"Sebagai lulusan terbaik Akademi Militer Kekaisaran Saint Francis, aku malah dikelabui oleh sekumpulan Bangsa Manusia Berbulu bodoh! Mereka memanfaatkan medan terjal untuk menghadang, menyesatkan pikiranku, memancing pasukan maju ceroboh, lalu menghantam dengan pasukan Sungai Sanggan... Siapa dalang taktik keji ini? Padahal kamilah yang menyerang mendadak..." Sang Count terus memutar-mutar pertanyaan ini dalam benak hingga hampir gila.
"Melihat Sungai Sanggan yang menjadi benteng alam tak tertembus ini, Sang Count tak kuasa menahan desah panjang ke langit."
“Pastor! Mengapa kali ini saya tidak membawa pastor senior hanya membawa pastor biasa! Jika ada mantra suci pastor, mana mungkin lingkaran jahat Imam Bemon bisa menyiksa kavaleri saya! Mengapa saya tidak membawa pasukan infantri berat yang cukup! Dengan infantri berat, mana mungkin delapan Bemon bisa menghalangi saya begitu lama di tangga kematian! Jika unit ketapel dan ballista saya masih ada, jika ahli geometri Archimedes masih hidup, mana mungkin dua penyihir harus melindungi infantri yang mendarat sendiri! Mengapa saya tidak punya penyihir master? Sungai Sanggan, sialan kenapa tidak ada jembatan?” Tuan Count berteriak liar ke Sungai Sanggan sambil mencabut pedangnya dan menebas udara tak karuan.
“Tuan, haruskah kita mundur kembali ke Doluote dulu?” Master Frank bertanya dengan hati-hati.
“Sungguh tidak rela.” Tuan Count menggelengkan kepala dengan sedih, menatap seberang sungai dimana ada wanita cantik dan segala yang diinginkannya, tapi terkutuk oleh Sungai Sanggan dan sekumpulan prajurit kuda nil yang sangat berbahaya.
Sorak sorai menggema dari Bemon seberang. Prajurit Behemoth mulai memanjat perahu rotan dan rakit lagi, tampaknya bersiap untuk serangan balik.
Count termangu menatap lama. Baru ketika melihat Bemon benar-benar mulai mendayung, ia sadar ini bukan mimpi.
Masih ada hal baik seperti ini? Sang Count memutar matanya dengan ekspresi tidak percaya.
Dengan cepat Lord Count menggunakan kecerdasan militernya untuk membuat perhitungan akurat: Total prajurit Behemoth hanya sekitar lima-enam ratus orang, jumlah rakit dan perahu rotan tidak terlalu banyak. Maksimal dua-tiga ratus orang yang bisa diseberangkan pertama kali. Monster Perang Komodo yang berukuran raksasa belum bisa dihitung sementara, sedangkan Velociraptor dan Mammoth berbulu panjang bisa berenang. Dua penyihir masih ada dengan kekuatan magis yang penuh. Kedua master ini bisa menggunakan sihir api yang paling ditakuti mammoth raksasa. Pasukan kita masih memiliki 1.600 personel, termasuk 1.000 kavaleri ringan yang bisa melakukan serbuan tombak berkuda saat Behemoth mendarat, 50 prajurit berat bersenjatakan sabit besar, serta 500-600 infanteri.
Rasio ini membuat jantung Lord Count berdebar kencang.
Tanpa keuntungan alam Sungai Sanggan, apakah mereka begitu percaya diri? Apakah ini skema lain? Sang Count kembali memutar berbagai kemungkinan dengan cepat.
Seakan menjawab dugaan Count, puluhan perahu rotan tiba-tiba muncul di permukaan sungai yang dipenuhi prajurit Behemoth.
“Cih! Ini cuma tipuan mata saja! Tuan Count, sekarang apa yang harus kita lakukan? Jangan sampai Tuan tertipu oleh sihir manipulasi cahaya ini.” Kedua penyihir itu jelas-jelas mulai gelisah, sifat manusia yang tak mau mengakui kekalahan bahkan tak bisa dihindari oleh penyihir terpelajar sekalipun.
“Semua bersiap!” Tuan Count menggigit gigi: “Bentuk formasi pertempuran!”
Sebuah formasi perang berbentuk karakter '' yang agak aneh kembali membuka mulut berdarahnya di rawa-rawa bawah tanggul "Pos Pembayaran Feilengcui" di tepi utara Sungai Sanggan.
Lima enam ratus prajurit budak membentuk garis skirmish di garis terdepan, bersama lebih dari 300 pemburu budak keluarga Sherpa dan seratus lebih insinyur di belakang mereka, menguasai rawa-rawa terluas di tepi utara Sungai Sanggan. Di tengah formasi kompak ini berdiri penyabit berat bersenjata lengkap beserta Tuan Count dan puluhan pengawal terampil, bahkan belasan budak hitam pun dibekali senjata. Ribuan kavaleri ringan menyebar dari kedua sayap belakang Count, sementara dua penyihir dan murid sihir duduk tegap di podium bambu darurat di belakang pasukan berkuda.
Sejujurnya, setiap lapisan struktur ini ditempati orang-orang inti Count, agak mirip pasukan pengawal disiplin.
Mengapa pasukan pelayan dengan peralatan paling sederhana ditempatkan di garis depan? Selain karena nyawa mereka dianggap lebih murah, kedua penyihir dan Tuan Totti memiliki pertimbangan lain serta rencana strategis yang mendalam - pertempuran ini benar-benar melatih karakter. Setelah mengalami serangkaian pukulan, kedua penyihir mulai belajar berpikir dengan sangat dingin.
Semakin Tuan Totti mengamati medan pertempuran, semakin besar keyakinannya akan kemenangan.
Lokasi ini sungguh ideal. Rawa-rawa di belakang membentang seratus yard hingga ke tanggul sungai. Setelah melewati tanggul, dua ratus yard lebih jauh terdapat Bukit Merah yang membara, menyediakan pandangan yang baik. Rawa-rawa ini sangat luas. Di depan formasi perang terdapat tanah terbuka sepanjang empat puluh yard dengan lebar sekitar dua ratus yard, merupakan satu-satunya dermaga alami besar. Area lain di sepanjang sungai terlalu sempit dan terjal akibat erosi air, hanya di sini terdapat amblesan besar seperti terkena pukulan palu, membentuk pelabuhan alami.
Jika para Bimon ini memilih untuk naik ke darat dari tebing sungai curam lainnya, maka pasukan kavaleri dapat dengan cepat bergerak ke sana dan menusuk satu per satu Bimon yang muncul menggunakan tombak berkuda; alang-alang yang subur di rawa-rawa setelah dipotong berulang kali oleh pasukan pembantu, semuanya disusun berbaris di muara sungai sebagai penghalang api untuk menghentikan pasukan kavaleri mammoth; seluruh area rawa karena musim dingin, lumpur yang awalnya lembek telah mengeras seperti besi, sangat cocok untuk serbuan kavaleri. Seribu pasukan kavaleri! Sang Count berpikir, "Bahkan jika aku menukar dua kavaleri untuk satu nyawa prajurit Behemoth, itu sudah cukup."
Semuanya sudah siap. Sang Count menggenggam keringat di telapak tangannya.
Dua penyihir mulai bersaing lagi dengan dua pendeta. Jarak serangan sihir monster hanya sekitar dua tiga ratus yard, para penyihir masih memiliki banyak inisiatif. Meski tahu bahwa menenggelamkan perahu di hadapan Putri Duyung dan dua pendeta yang mampu menggunakan "Lagu Pengusir Alina" sama dengan mimpi, mereka tetap harus mencoba.
Perahu rotan palsu dan asli yang bercampur, kalau bukan karena dua penyihir kemudian menemukan permata dan kristal sihir, benar-benar tidak ada cara untuk menghadapi prajurit Bimon yang licik ini.
Jarak sudah mendekati dua ratus yard, Velociraptor yang bisa berenang mulai mengamuk di sungai. Master Fran dan Master Ortega mulai terpukul pasif. Sihir instan monster memang luar biasa kuat. Kedua master hanya memberikan beberapa perisai simbolis untuk prajurit sabit berat lalu tak bereaksi lagi. Saat itu, strategi kedua master mulai bekerja - pasukan budak menggunakan perisai kayu sederhana untuk melindungi prajurit sabit berat dan penangkap budak. Perisai kayu ternyata efektif menahan serangan "rantai petir" Velociraptor - kayu tidak menghantarkan listrik. Meski ada beberapa korban di pihak pasukan budak, hasil ini bisa diterima oleh Sang Count.
Penangkap budak mulai menggunakan panah yang dikumpulkan untuk menekan musuh. Karena bukan pemanah profesional terlatih, mereka tidak tahu harus menembak melengkung alih-alih lurus. Hujan panah yang jarang ini juga tak banyak membahayakan musuh - perisai musuh cukup banyak, dua perahu rotan terdepan bahkan memiliki "tempurung kura-kura raksasa" sebesar pintu.
Sang Count kembali berteriak penuh penyesalan mengapa tak ada satu skuadron pemanah.
Kavaleri ringan di barisan belakang gelisah menahan kuda perang mereka. Meski kuda-kuda tak melakukan gerakan aneh, mereka terus menerus menarik tali kekang secara refleks. Sebagian besar kavaleri gemetar - rasanya jatuh ke air di musim dingin sangat tidak nyaman. Mereka merasa tangan yang memegang tombak kavaleri mulai mati rasa.
Seolah-olah telah berlalu sepuluh ribu tahun, perahu rotan dan rakit Bimon berhenti dengan menancapkan galah sekitar tiga puluh yard dari tepian, bahkan mammoth berbulu panjang dan velociraptor yang bergerak lambat di air pun menghentikan langkah mereka. Kini sudah berada di perairan dangkal, belasan binatang raksasa setengah tubuhnya terendam air dan setengah lagi terpapar udara kering yang dingin.
Ini adalah jarak yang berbahaya.
Sang Count dan dua penyihir memperhitungkan jarak ini cukup untuk pendeta cantik itu melepaskan Monster Perang Komodo, cukup untuk pasukan kavaleri mammoth naik ke darat dan menyerbu, serta tepat untuk membakar alang-alang.
Tapi Monster Perang Komodo ternyata tidak muncul, pasukan kavaleri mammoth dan velociraptor juga tidak menyerbu ke darat.
Ini benar-benar menguji kesabaran semua manusia. Gangguan kecil dari kedua pihak kini sepenuhnya berhenti. Senjata di tangan manusia bergantian menggenggam erat dan menjadi lemas, satu per satu kesulitan menelan ludah.
"Apa yang terjadi?" Tuan Count gugup memandangi prajurit-prajurit Behemoth ini, tidak mengerti strategi apa yang mereka mainkan.
Tiba-tiba, semua Bimon serentak menengadah ke langit, dengan suara melengking pilu seperti orang kehilangan orang tua, mereka menyanyikan sebuah lagu dengan kompak.
“Sungai Sanggan yang berliku～～ombak melebar～～angin bertiup membawa aroma wisteria ke kedua tepian～～rumahku terletak di Bukit Merah～～terbiasa mendengar siulan angin utara～～terbiasa memandang Pegunungan Salju Himalaya Taymur～～teman datang disambut rum～～jika manusia datang～～sambutlah dengan Tombak Bermata～～”（Ini sumbangan dari saudara mana?）
Nyanyian bergema dalam paduan suara ratusan orang, terdengar sangat heroik. Menggunakan bahasa umum manusia yang cukup luas penyebarannya, meskipun terdapat banyak aksen daerah dengan dialek berbeda, namun tidak mengganggu pemahaman pasukan sekutu manusia.
“Tombak Bermata?” Rasa ingin tahu manusia membuat semua orang saling berbisik penuh keheranan, bertanya-tanya apa benda itu.
“Tombak Bermata adalah ini!” Suara menggelegar bagai halilintar mengguncang bumi dari belakang barisan manusia.
Manusia serentak menoleh ke belakang.
Dua puluh anggota suku Beruang Bier yang bertubuh perkasa seperti gunung, masing-masing memegang dua tombak perak panjang yang berputar bagai kincir angin, berdiri mabuk di tanggul sungai sekitar seratus yard di belakang formasi perang manusia. Di belakang mereka terdapat pos pembayaran beratap jerami; Dua puluh dua pria perkasa Bimon yang mirip singa Ras Klan Rhein, masing-masing membawa tongkat tembaga, berdiri tegak di sebelah kiri para pria beruang; Empat puluh lima Orang Kesturi Suku Deer yang menunggangi hewan mirip burung unta, berbaris rapi di sebelah kanan para pria beruang. Kehadiran Orang Kesturi ini segera memancing ekspresi familiar di wajah para pemburu budak keluarga Sherpa.
“Rambut dan pakaian Bimon ini penuh dengan noda tanah merah yang sangat banyak dan mencolok. Ekspresi mereka dingin namun penuh keyakinan.”
“Perhatian manusia sepenuhnya tertuju pada pasukan Bimon yang sedang menyeberangi sungai, sampai-sampai mereka tidak menyadari kapan kelompok Bimon ini muncul.”
“Jangan panik! Jangan panik! Siapa yang merusak formasi, penggal kepala mereka!” Count berteriak sekuat suaranya, bahkan dirinya sendiri terkejut bisa bersuara sekencang itu. Kerumunan di sekitarnya mulai menunjukkan tanda-tanda keributan, namun beruntung pasukan loyal Count cukup banyak yang sedang melakukan penertiban.
“Mereka bahkan tidak sampai seratus orang, tak perlu khawatir! Semua infantri, fokuskan pandangan ke depan! Kavaleri Metal Rose, perhatikan! Hancurkan Bimon-bimon ini! Aku akan beri hadiah seratus koin emas per kepala!” Sang Count berusaha memberikan perintah dengan nada tenang namun tegas.
Dua master terus mengamati dengan cemas perahu rotan di sungai dan pergerakan pasukan kavaleri mammoth, sambil sesekali menoleh ke arah prajurit Bimon yang tiba-tiba muncul ini. Meski di permukaan masih tersenyum, gulungan sihir di tongkat sihir yang mereka genggam erat telah mengkhianati kegelisahan dalam hati mereka.
Kavaleri ringan Metal Rose yang sudah bersiap menerjang tiba-tiba dibuat kalang kabut oleh serangan mendadak yang tak terduga.
Para pria beruang dengan hormat membuka jalan, tujuh prajurit Elefen Gajah Raksasa yang gagah perkasa, bagai bulan dikelilingi bintang-bintang mengantarkan sosok perkasa yang memasuki pandangan kavaleri.
Betapa mengerikan namun akrabnya sosok ini!
Dua kait kepala harimau, tongkat taring serigala di punggung, otot-otot liar yang garang dan bulu dada khas, lehernya bergelayut rantai emas 36 ons.
Di bahunya bertengger seekor kakatua raksasa yang sedang merapikan bulu dengan santai, di kakinya berdiri Shuangxue Piqiu bertopi tinggi kulit beruang dan rompi kulit macan, serta seekor anak babi kecil yang mengibas-ngibaskan ekornya.
Di cakar kecil Shuangxue Piqiu itu ternyata menggenggam dua palu tembaga delapan sisi yang lebih besar dari tubuhnya sendiri.
Seorang Wolff dan empat Bangsa Belalang Sembah Suku Hijau berdiri dengan tangan disilang di belakangnya, sorot mata dingin dan terfokus.
Dua penyihir besar itu terpana, mulut menganga seperti kuda nil yang sedang bernyanyi.
Kavaleri ringan Bunga Mawar Logam takkan pernah melupakan Bimon ini! Seluruh manusia pasti takkan melupakan siapa dia!
Lorong tangga yang dipenuhi kilau pedang dan bayang-batang belati! Kereta busur sayap burung berkilau perak! Pedang pemotong yang berkelebat! Seekor badak berbulu diangkat dan dihempaskan ke tanah!
“Berikan kalian kesempatan adil! Para penyihir dan prajurit manusia! Akan kutunjukkan padamu, apa artinya menjadi Ksatria Bimon sejati!” Pigge yang tak terkalahkan itu berseru: “Selain itu, akan kujadikan darah dan nyawamu sebagai pelajaran yang tak terlupakan!”
Seekor burung phoenix raksasa membelah angkasa Feilengcui, menari-nari dalam pancaran cahaya keperakan.
Pigge yang abadi itu berdiri tegak di terpaan angin, rambutnya berkibar liar. Sorot matanya bagai komet yang menyibak kegelapan malam.
“Kalian semua adalah kumpulan bego!”
Pigge mengangkat kedua kait harimau raksasanya, mengaum dengan suara yang mengguncang langit.
Kilau pedang baja panjang menerangi malam yang kelam.
Bab 82: Dua Pahlawan Pencuri Wajah
〖Mulai sekarang pengkhianat tidak boleh disebut pengkhianat, tapi Warronbal.
——Liu Zhenhan berkata〗
※※※
Sebagai komandan operasi perburuan budak keluarga Sherpa, Tuan Totti tetap tak percaya pasukan 3000-nya bisa terkepung oleh pasukan minoritas Bimon, meski telah mengalami kekalahan di Pertempuran Sungai Es dan Tangga Maut.
Jika pertempuran di Tangga Kematian mengalami kekalahan karena keunggulan topografi Bimon dan bantuan tujuh prajurit Elephanten terkuat dari seluruh Kerajaan Bimeng; sementara Pertempuran Sungai Es kalah telak karena intelijen pemburu budak yang tidak memadai dan jebakan musuh yang sengaja dipasang, maka hasil seperti ini masih bisa diterima oleh Yang Mulia Count.
Yang tidak bisa diterima Yang Mulia Count adalah: Mengapa delapan Bimon ini bisa muncul kembali dengan utuh di hadapannya meski sudah terjebak dalam lautan api?
Bahkan jika kekuatan gulungan sihir "Kota Terbakar Api Bumi" ini belum mencapai tingkat mantra terlarang, seharusnya tidak terlalu jauh bedanya? Kekuatan sebesar ini yang dipanggil dari gulungan sihir seharusnya cukup untuk menghancurkan sebuah kastil kecil, tapi mengapa gagal membakar mati para Bimon ini?
Melihat tanah yang masih menempel di wajah dan tubuh para Bimon yang sedang bersembunyi ini, Yang Mulia Count langsung menyadari: Pasti mereka menggali terowongan dan bersembunyi di kedalaman hutan bambu yang luas. Menyembunyikan seratus Bimon di hutan bambu seluas ratusan hektar bukanlah hal sulit.
Berani menyaksikan api melalap rumah mereka sendiri, lalu bertahan sampai sekarang baru muncul - apa artinya ini?
Akhirnya Yang Mulia Count menyadari: Dari awal sampai akhir, dialah yang selalu dikendalikan ritme pertempuran oleh Bimon.
Perang dan menari adalah hal yang sama.
Dalam pesta dansa yang megah, mengikuti irama pasangan dansa sambil berputar-putar adalah hal yang sangat buruk. Perang juga mengikuti logika yang sama.
Hati dua penyihir ini pun tak kalah pilu.
Selama ini, penyihir manusia telah menjadi personifikasi kekuatan yang luar biasa, memanggil kekuatan magis tak tertandingi di antara langit dan bumi untuk memberikan bantuan pasti menang bagi pasukan mereka. Sebenarnya kedua master merasa penampilan mereka cukup sempurna. Ketika delapan prajurit Behemoth berjaga di belakang mempertahankan jalur tangga yang mudah dipertahankan ini, meski masih ada seratus cara untuk mengatasi Behemoth ini, cara yang paling menghemat waktu tetaplah sihir.
Bukit Merah setinggi 40-50 Ren dan sepanjang lebih dari 200 Ren, bahkan pasir di dalam tanahnya telah meleleh menjadi glasir, namun delapan Behemoth masih bisa muncul dengan lincah, menghancurkan semua ambisi kedua master dalam sekejap.
Liu Zhenhan mungkin tidak tahu, kehadirannya kali ini telah membuka celah kecil di hati seorang gadis tanpa disadari.
Otot yang kekar, senjata yang berkilau, tatapan yang teguh, rambut panjang yang berkibar ditiup angin, senyuman samar menghadapi musuh kuat - semua ini mengguncang hati Ksatria Putri Angsa.
Ini bukan penyamaran yang disengaja, juga bukan kepura-puraan yang dibuat-buat.
Saat itu, Gatanie begitu terpukau oleh karakter asli tuan tanah Suku Pig hingga tak bisa mengendalikan diri.
Pada saat yang sama, hati manusia terjatuh ke sungai es.
Lagu perang bergema dengan lantang. Itu adalah "Lagu Pembersihan" dari Pendeta Salamander Robert.
Tubuh Orang Ao mengalami perubahan drastis seketika, badan yang semula kekar menjadi lebih berotot, gigi taring yang tajam tumbuh dari mulut mereka.
Prajurit Kobold Doghead dari Suku Dog sekalipun memasuki Transformasi Liar, paling hanya menjadi Prajurit Anjing Gila, masih jauh lebih lemah dibanding Prajurit Ao Ganas hasil transformasi Orang Ao.
Konon setiap Prajurit Ao Ganas dapat dengan mudah mengalahkan dua Prajurit Rhein sekaligus.
Trio andalan Liu Zhenhan - gulungan mantra: Kelambanan, Pengorbanan, dan Transformasi Liar kembali digunakan. Radius serangan imam Bemon sama sekali tidak relevan baginya, bahkan dalam kekuatan lengan Guo Guo, jangkauan gulungan lagu perang yang dilempar jauh melampaui batas kemampuan seorang Imam Perang.
Saat Guo Guo melemparkan "Gulungan Kelambanan" secara membabi buta, di bawah komando Tuan Pangeran, para ksatria yang setia pada keluarga Sherpa beserta ksatria pengawal mereka melancarkan serangan dahsyat seperti air bah ke tanggul sungai.
Sebagian besar ksatria ini masih berstatus sebagai ksatria pengawal, jumlah ksatria sejati tidak banyak. Hal ini terlihat dari bendera ekor layang-layang yang beragam coraknya. Kebanyakan mereka adalah keturunan cabang bangsawan kecil dan tuan tanah kecil yang merosot. Meski tak mendapat warisan leluhur, mereka tetap menganggap diri sebagai bagian dari bangsawan. Mereka butuh membuktikan diri - hanya dengan jasa perang nyata, tuan tanah akan memotong ekor layang-layang segitiga di bendera mereka, sehingga mereka resmi menjadi ksatria dengan status legal dan tanah apanase.
Ajaran ksatria sejak kecil - "walau jantungku suatu hari akan berhenti dan dingin, namun pedang di tanganku dan kehormatanku takkan pernah padam" - membuat ksatria muda ini tak kenal takut.
Sayangnya, kesenjangan kemampuan tak bisa ditutupi hanya dengan keberanian.
Setelah menyaksikan jurus pedang tajam prajurit Elephanten dan kapak terbang kuda nil, tombak bermata prajurit Panda Panta sebagai pasukan terkuat Feilengcui kembali membuat semua manusia tercengang.
Bertempur jarak dekat dengan prajurit Panda sangat menakutkan. Di antara manusia, pasukan Teutonik Kekaisaran Saint Almani terkenal dengan teknik melempar tombak seantero benua. Prajurit Teuton dengan lengan kuat bisa melempar tombak hingga 60 yard dan menembus perisai kayu.
Meskipun Count secara tegas melarang semua prajurit menoleh ke belakang, banyak yang tak bisa menahan diri untuk melirik diam-diam, menyaksikan pertarungan hidup-mati yang menentukan nasib ini.
Begitu mata mereka menoleh sekilas, pandangan itu terpaku tak bisa berpaling lagi.
Tombak-tombak berat yang dilemparkan Beruang-Beruang perkasa ini memiliki jangkauan mencengangkan hingga 100 yard. Kilau peraknya melesat dahsyat, menembus tubuh para Ksatria yang baru saja memacu kuda perang mereka, sebelum sempat menjaga jarak. Tubuh mereka tertancap tombak bermata tiga, terjatuh keras dari kuda yang melesat kencang.
Para Ksatria yang sejak kecil menjalani pelatihan bela diri ketat, membawa perisai perang yang mahal dan sangat kokoh. Namun di hadapan daya tembus mata tombak bermata tiga yang sanggup membelah baja, tubuh mereka bagaikan steak berair yang ditusuk garpu tajam.
Sekitar 70-80 Ksatria hanya sempat mengangkat perisai dan mengacungkan tombak dalam formasi tempur, sebelum nyawa mereka direnggut tombak maut. Perisai mereka selamanya menyatu dengan tubuh yang terkoyak.
Sederhana dan langsung.
Para Prajurit Panda yang telah menghabiskan semua tombak mereka, kini mencabut kapak perang Vajra dengan aura menggentarkan. Mereka berdiri kokoh di tanggul sungai, menyapu pandangan dingin ke arah para Ksatria yang tersisa.
Di atas rawa-rawa, terhampar mayat-mayat berserakan dengan tombak menancap, disertai kuda perang yang berlarian tanpa penunggang.
Tanpa menunggu para ksatria bangkit dari keterkejutan sesaat, Liu Zhenhan telah memimpin para milisi menyerbu turun dari tanggul, melancarkan serangan ala Feilengcui ke formasi perang manusia.
Gulungan milik Guo Guo masih dilempar dengan tempo yang santai, terutama karena Katyusha agak lambat dalam mengambil gulungan dengan mulutnya.
Dua palu besar segi delapan tergeletak di dekat kaki, Guo Guo menyunggingkan bibirnya, tampak agak tidak senang.
Tidak ada waktu lagi untuk berpikir. Di ambang kehidupan dan kematian, semua kavaleri "Bunga Mawar Logam" dan ksatria keluarga Sherpa bersama-sama berani menghadapi lawan yang membuat mereka merinding ini.
Tentara bayaran "Bunga Mawar Logam" yang terlatih ketat menunjukkan keterampilan bertarung yang luar biasa. Saat para ksatria menghadapi musuh secara frontal, dua skuadron kavaleri bergerak menyamping dari kedua sayap, berusaha menjaga jarak sebelum menyerang bagian tengah formasi serangan Bimon.
Taktik intervensi dengan menusuk dari kedua sisi ini memang efektif untuk melawan infanteri yang sedang menyerbu. Tombak kavaleri yang sedang berlari kencang benar-benar menjadi mesin pembunuh yang tak tertandingi. Setelah memotong formasi serangan, kavaleri bisa menghunus pedang untuk menebas, ditambah dukungan infanteri dengan taktik kerumunan manusia, menghancurkan pasukan kecil menjadi semudah membalik telapak tangan.
Hanya saja manusia terlalu tinggi mengestimasi kemampuan mereka dalam menghadang secara frontal. Ksatria-ksatria yang bertabrakan langsung dengan milisi Bimon sama sekali tak mampu menghentikan mereka. Dalam sekejap, seperti kulit kepala yang sedang dicukur pisau cukur, di bawah pimpinan Pigge yang tak bisa mati itu, sepasang kait harimau berkilauan berkelebat tak henti-hentinya, memotong kuda beserta penunggangnya yang menghalangi jalan. Di belakangnya, pedang panjang raksasa, tombak perang, dan tongkat penghakiman milisi Bimon membuka luka yang lebih lebar. Formasi serpiramida ini semakin ke barisan belakang, jumlah penyerang bertambah berlipat ganda, sehingga semakin dalam menerobos formasi kavaleri, korban yang ditimbulkan semakin besar.
Jika para milisi ini diibaratkan batu raksasa yang menggelinding dari lereng bukit, maka ksatria-ksatria yang nekad menghadang mereka hanyalah bagai beberapa batang pohon kecil.
Dua skuadron kavaleri "Mawar Logam" baru saja membuka sayap kiri-kanan, seluruh milisi Feilengcui sudah menembus habis pertahanan berlapis ksatria. Sepanjang jalur yang dilalui, ksatria hanya punya dua pilihan: minggir atau tercabik menjadi percikan darah dan daging remuk bagai anak panah yang menancap dalam-dalam ke dada, tak hanya mata panah, bahkan bulu panahnya pun ikut tertanam. Taktik dua skuadron kavaleri ini sebenarnya kelas satu, tapi menghadapi situasi mengerikan ini, mereka hanya bisa melongo tak berdaya.
Milisia Bimon yang mengenakan baju baja emas ini sangat mengejutkan prajurit manusia, belum pernah ada yang melihat kecepatan serbu infanteri lapis baja bisa secepat dan selincah ini.
Tuan Totti juga termasuk komandan yang cukup kompeten. Sejak awal milisia Bimon mulai menyerbu, dia seperti sudah mendapat firasat dan memerintahkan semua pemilik sabit berat lapis baja untuk berbalik dan bersiap tempur. Sang Count segera bersyukur atas kebijaksanaannya. Setelah menerobos garis pertahanan kavaleri, milisia Bimon ini bukannya menghindari jalur serbu meski berhadapan dengan pasukan sabit berat berzirah tebal, malah memilih untuk menyerang lebih ganas.
Meski tanpa dukungan pasukan tombak di belakang, para pemilik sabit berat lapis baja ini sama sekali tidak gentar. Baju baja mereka dan sabit besar di tangan telah membuktikan keberanian dan keperkasaan dalam berbagai pertempuran. Tubuh sekuat Bimon dan tiga lapis perisai menara besi mereka bahkan mampu menahan hantaman kavaleri lapis baja.
Daya hantam Milisia Feilengcui jauh melampaui yang bisa dicapai kavaleri lapis baja. Ketika dua infanteri terganas ini bertubrukan, hanya dalam tiga tarikan napas, hasil akhir sudah bisa ditentukan.
Di hadapan Tuan Tanah Pigge, tidak ada artinya armor apapun. Hu Tou Gou menyilang bergantian, membuka celah lebar di formasi padat prajurit sabit raksasa berbaju zirah. Prajurit yang terkait oleh kait harimau itu langsung dilemparkannya melayang ke langit.
Saat tubuhnya menerobos celah ini dan menyerbu ke depan ke para penangkap budak dan prajurit pelayan di barisan depan, milisi lainnya juga hampir menyelesaikan serangan mereka pada saat yang bersamaan; Mammoth pahlawan kuat menangkis arit besar yang diayunkan lawan, dengan serentak memberikan tendangan maut ke Perisai Menara besi tiga lapis, dentuman keras "Pom!" dari perisai besar yang memiliki jejak kaki cekungan besar itu melontarkan majikannya - pria besar Pompeii yang gagah - hingga terpelanting sambil muntah darah; Setiap tombak panjang baja milik Panda sepanjang dua Ren lima dengan berat 200 pon, bilah bulan sabitnya saja sepuluh kali lebih lebar dan berat daripada mata arit. Ini seperti membandingkan ketimun dengan tauge yang merasa dirinya hebat - sama sekali tidak ada persaingan. Dengan keunggulan mutlak tinggi badan dan kekuatan, ditambah kualitas senjata yang unggul dan bobot mengerikannya, tombak baja Panda tidak hanya memutus semua arit para pemegang arit besar, tapi bilah tombak yang masih bertenaga itu juga menyambar helm berat para pemegang arit besar hingga terbang; Prajurit Dog yang garang kini menghadapi jumlah pemegang arit besar yang sudah menipis. Orang Ao pertama-tama menghantam Perisai Menara dengan tongkat penghakiman mereka, mengguncang lengan lawan hingga patah dengan getaran balik yang kuat, lalu mematahkan arit besar lawan dengan pukulan berikutnya, kemudian dengan lincah melakukan salto udara melompati kepala para pemegang arit, sambil dengan santai membelah tengkorak mereka di udara dengan pukulan tongkat.
Milisia Feilengcui yang totalnya hanya 105 orang pun tidak semuanya ikut dalam serangan. Orang-orang Kesturi yang menunggang Burung Raksasa Newton tidak memiliki kemampuan lari seperti burung unta. Jadi mereka tetap berada di tanggul sungai bersama Guo Guo dan Katyusha, melakukan tekanan tembakan dan gulungan mantra sisa ksatria. Robi dan empat biarawan belalang sembahyi hanya menyilangkan tangan melihat mereka bermain. Bangau Api dan burung beo di samping sedang membersihkan bulu.
Sekelompok besar kavaleri menjadi sasaran latihan Orang-orang Kesturi. Untuk menghadapi ikan-ikan kecil ini, mereka enggan menggunakan "Kemarahan Moradin". Di pinggangnya tergantung empat kantong kulit rusa - dua berisi "Kemarahan Moradin", sementara dua lainnya penuh dengan kerikil telur burung pipit.
Ketapel besar yang terbuat dari tanduk rusa dan tali kulit sapi itu melontarkan kerikil dengan kekuatan dahsyat. Siapa pun yang kena, pasti langsung benjol besar berwarna kebiruan.
Meski Kerajaan telah mencabut hak Orang Kesturi menggunakan panah, bakat menembak mereka justru berpindah ke ketapel. Dalam jarak 100 yard, kerikil-kerikil ini tidak pernah meleset. Perisai ksatria bisa melindungi wajah tapi tidak kuda perang mereka, membuat para ksatria ini mengutuk diri sendiri mengapa bukan bagian dari kavaleri lapis baja.
Dengan jumlah hampir seribu orang, pasukan kavaleri ini akhirnya melancarkan serangan terhadap Ksatria Kesturi di bawah komando perwira mereka.
"Orang Kesturi" yang menunggang Burung Raksasa Newton yang masih canggung belum sepenuhnya terlatih, dibandingkan dengan daya serbu kuda perang jelas tidak setara, tapi para ksatria ini tetap tak mampu meraih keuntungan.
Guo Guo menggerakkan jari kecilnya, Naga Peri langsung muncul di sampingnya. Bangau Api Burangsha mengeluarkan kicauan dahsyat, menyemburkan pilar api mengerikan yang menyapu ratusan pasukan kavaleri terdepan. Mereka berguling-guling di tanah bersama kuda perangnya seperti lilin manusia berapi, jeritan menyayat hati memenuhi udara.
Baru pada saat ini seluruh manusia tersadar akan satu hal - para Bimon ini benar-benar memiliki semangat ksatria sejati.
Kekuatan para Bimon ini mana mungkin bisa dikalahkan hanya dengan 3.000 pasukan? Seekor bangau api ini saja sudah cukup membuat mereka kalang kabut.
Dua penyihir yang sedang bertarung sengit dengan dua peliharaan magis naga sekunder Pendeta dan Ai Wei'er, merasakan gelombang magis dahsyat dari belakang. Saat menoleh sekilas, mereka nyaris terjatuh karena terkejut.
Semburan api naga api pun mungkin tak sehebat ini! Master Ortega nyaris terkena Panah Air pembelah perut Ai Wei'er karena terdistraksi.
"Tamat!" Master Fran langsung berkomentar tanpa basa-basi.
Kalau bukan karena kesempatan duel praktik pendeta melawan penyihir yang langka ini, dan pesan khusus dari Cui Beixi, sungguh mukjizat kedua master ini masih bisa bergerak lincah sampai sekarang.
Benar seperti yang diucapkan Master Frank, tamatlah.
Formasi perang yang susah payah disusun manusia, tanpa kesulitan sama sekali telah dihancurkan Liu Zhenhan bersama milisi bagai mencukur rambut, bolak-balik dihujani tebasan sampai tiga kali putaran.
Prajurit Behemoth di Sungai Sanggan seperti menonton pertunjukan. Selain Helen dan Cui Beixi yang sedang menekan dua penyihir dengan peliharaan magis dan Ai Wei'er, sebagian besar prajurit Feilengcui asyik menonton keributan.
Ini adalah ide Naga Peri Daisy, ingin menguji seberapa besar daya tahan milisi Behemoth ini.
Seluruh formasi perang manusia sudah kacau balau. Dihancurkan oleh gerombolan milisi Behemoth liar yang tak kenal aturan, baru setelah Tuan Totti bersama pengawal pribadinya menghadang, laju pasukan penyerbu Behemoth ini sedikit terhambat.
Karena status lain Sang Tuan sebagai menantu Kadipaten Dolot, maka pengawalnya secara wajar terdiri dari prajurit istana yang diangkat Kadipaten Dolot.
Sang Count awalnya mengira Prajurit Sabit Berat pasti bisa menahan serangan milisi, bahkan jika tidak berhasil, setidaknya bisa bertahan sebentar. Tahu-tahu dalam sekejap, bukan saja Prajurit Sabit Berat diinjak-injak menjadi besi gepeng, seluruh formasi perang juga dibersihkan habis oleh milisi ini. Harapan indah Sang Count untuk menjepit musuk dari depan-belakang, terpaksa berubah menjadi tindakan nekat bertarung langsung.
Pantas disebut penjaga istana, para prajurit manusia ini memiliki Dou Qi dengan tingkat berbeda. Meski jumlahnya sedikit, setiap orang mahir dalam teknik pedang. Setelah melewati pencucian gulungan keterlambatan, penjaga istana ini adalah satu-satunya yang masih bisa bertarung beberapa jurus dengan milisi Bimon.
Dou Qi manusia dan Transformasi Liar Bimon, yang dijuluki sebagai dua ilmu terhebat, hari ini akhirnya bisa dibandingkan lagi secara langsung.
"Nyala Api Membakar Sang Pendekar Mabuk" yang telah dikumpulkan para Panda selama setengah hari memperlihatkan pada prajurit manusia ini seperti apa Transformasi Liar prajurit Bimon yang sebenarnya. Alkohol murni tinggi memiliki kemampuan menempel saat terbakar, sehingga setelah menyaksikan teknik ini, para prajurit manusia seketika berubah menjadi berkulit hitam seperti budak Sang Count - lengkap dengan aroma daging matang yang harum.
Sang Count beruntung. Dia sendiri membawa dua penjaga istana ahli bela diri yang sedang mengepung seorang prajurit Elephanten, sehingga terhindar dari bakarannyalap Prajurit Panda.
Namun Sang Count tidak beruntung, target yang dikepungnya bukanlah orang lain melainkan Rodman. Di antara Mammoth pahlawan kuat, Fatty Luo dijuluki "Tiga Paling" - paling licik, paling menyebalkan dan paling tak tahu malu.
Teknik pedang kedua belah pihak sama-sama unik. Dengan keunggulan jumlah personil, Count bersama dua pengawal setianya sempat beberapa kali menyerang Fatty Luo. Sayangnya kekuatan pedang ganda Fatty Luo terlalu dahsyat. Setelah beberapa kali benturan, senjata ketiga manusia itu patah menjadi dua. Salah satu pengawal Count bahkan terlempar - jarang ada yang tidak terbang setelah terkena sabetan pedang panjang baja Mammoth pahlawan kuat.
Saat pedang panjang Rodman kembali menyambar Count, pengawal yang tersisa mengorbankan tubuhnya untuk menahan dua tebasan itu - melindungi menantu kerajaan adalah tugas ksatria pilihan. Jika menantu kerajaan gugur, para pengawal akan hidup dalam aib seumur hidup.
Sayangnya, julukan "Tiga Paling" Fei Luo memang bukan sekedar omong kosong. Saat dua pedangnya merobohkan seorang prajurit manusia, matanya yang kecil berkedip licik sementara belalainya yang panjang dengan licik mengeluarkan pedang lain dari sarung di belakang bahunya, menghantam Count dengan keras——Setiap Mammoth pahlawan kuat membawa tujuh pedang: empat di punggung dan tiga di pinggang. Untuk jarak jauh mereka menggunakan pedang panjang, sementara jarak dekat dengan pedang pendek yang disembunyikan. Banyak penjaga istana sudah terjatuh karena taktik licik ini. Awalnya mereka mengira dengan mempersempit jarak, senjata besar ini akan sulit bermanuver, tapi malah jadi sasaran empuk.
Jurus Fei Luo ini adalah kemampuan andalan suku mammoth. Bahkan Liu Zhenhan pernah kalah karena ini. Dulunya mammoth hanya menggunakan belalai sebagai kepalan, tapi setelah latihan keras, Fei Luo berhasil mengubahnya menjadi teknik mencabut pedang.
Secara logika, Count seharusnya tidak bisa menghindar. Tapi nyatanya Count berhasil lolos.
Count tiba-tiba melompat ke belakang dengan kemampuan lompatan yang bukan berasal dari manusia, seolah melawan gravitasi melayang di udara. Pedang licik Fei Luo hanya menyambar sol sepatu bot Count. Andai pedang itu sedikit lebih cepat, Count pasti sudah jadi cacat.
"Wahhh~~" Teriakan para Bimon di kapul meledak serentak.
Bukan karena pedang Fei Luo ini luar biasa mengagumkan, melainkan karena Pangeran manusia ini tiba-tiba melompat ke udara dan tidak turun lagi.
Dua penyihir yang hampir tak sanggup menahan serangan dua Pendeta Naga Semu tiba-tiba merasakan gelombang serangan lawan berhenti mendadak. Baru saja mereka lega, saat menengok ke atas, tongkat sihir di tangan mereka terjatuh tanpa suara.
Tuan Totti seolah terbebas dari gravitasi. Pakaian mewah di punggungnya terkoyak menjadi sobekan kain, sepasang sayap tipis berwarna hitam legam dengan tujuh bintang emas berkilauan menyembul dari belakang dan membentang ke langit. Dengan kepakan lembut sayapnya, tubuh sang Pangeran berputar-putar di atas medan perang.
Seketika itu juga, wajah Tuan Totti berubah pucat bagai ditaburi bedak tebal, dipenuhi ekspresi malu dan murka.
"Klan Wallenpol!" Kebanyakan Bimon tertejut sejenak, lalu meledak dalam amukan. Makian dalam berbagai dialek memenuhi udara.
Perubahan ini sama sekali tak terduga, terlalu mengejutkan!
Pangeran menantu Doluote, putra sulung keluarga Sherpa yang telah bertahun-tahun berbisnis dengan Kerajaan Bimeng, ternyata adalah manusia kelelawar dari klan Wallenpol - pengkhianat besar Bimon! Sedangkan di dunia manusia, mereka biasa disebut - vampir!
"Liu Zhenhan bahkan belum sempat mengeluarkan Patung Emas Yunqin untuk berguling di tanah, sebagian besar manusia sudah memilih menyerahkan senjata dan menyerah. Para penentang yang keras kepala langsung dihabisi dengan cepat oleh Ksatria mammoth yang menyeberangi tepi sungai dan para penyair kuda nil. Melihat tuan mereka tiba-tiba berubah menjadi vampir, bahkan sisa kepercayaan terakhir dari sekelompok manusia yang masih berusaha melawan pun menghilang.
Memandang Tuan Totti yang melayang di langit, Liu Zhenhan benar-benar tak tahu harus berkata apa.
Hidup ini... Liu Zhenhan tak bisa menahan gelombang perasaan yang membanjiri hatinya.
"Aku akan kembali." Tuan Totti berkata dengan angkuh di udara.
"Kau pikir bisa kabur?" Liu Zhenhan bahkan lebih angkuh lagi sambil menunjuk ke Bangau Api.
Seekor Shuangxue Piqiu bertopi tinggi kulit beruang, dengan angkuh menunggangi burung beo terbang ke langit.
"Kemampuan ras 'Ilusi Ultrasonik'-ku sudah mencapai tujuh bintang, berapa banyak yang bisa kau tangkap?" Di tengah tawa histeris sang Count, delapan sosok Pangeran menantu Doluot dengan ekspresi dan gerakan identik muncul di udara.
"Meski kau bisa menciptakan sepuluh ribu ilusi, tetap takkan bisa lolos." Liu Zhenhan menjentikkan jarinya.
Seekor Kuda Besi Salib berekor panjang api berlari kencang mendekat.
"Pengkhianat, di hadapan langit yang dijaga oleh Tuan tanah angsa, siapa yang berani berlaku semena-mena?" Gatanie menarik kendali tunggangannya, merobek jubah putihnya dengan kasar.
Kebanggaan menantu Doluote sirna seketika.
Tiba-tiba ia teringat di antara wanita cantik yang ingin ditangkapnya ada anggota keluarga angsa Saimai.
"Giliranku!"
"Aku!"
"Aku yang paling kuat!"
Tiga koki Hobbit Setengah Manusia bertubuh pendek gemuk masing-masing menggenggam pisau dapur besar berkilauan, saling dorong-mendorong untuk merekomendasikan diri mereka dengan bersemangat kepada sang tuan tanah.
※※※
『Judul "Dua Pahlawan yang Menyilaukan", artinya dua orang dengan identitas yang sama sekali berbeda berdiri berseberangan di kubu masing-masing. Yang jelas-jelas manusia malah membantu Bimon, sedangkan yang seharusnya Bimon justru membantu manusia.
Tentu saja, Liu Zhenhan secara teknis bukanlah manusia dari dunia itu.』
BAB 83 Godaan Besar
Semua debu telah mengendap.
Feilengcui meraih kemenangan besar dengan hasil melimpah.
Pertempuran ini berhasil menawan ribuan tawanan manusia beserta kuda perang, senjata, dan zirah dalam jumlah besar, sekaligus menyita rombongan logistik keluarga Sherpa yang datang terlambat.
Menurut adat Benua Aigean, setiap tawanan bisa menebus kebebasan dengan uang tebusan. Dengan kata lain, ini semua adalah uang.
"Tapi yang agak membuat Liu Zhenhan tidak nyaman adalah, sebagian besar tawanan manusia ini adalah pasukan pembantu dan tentara bayaran. Pasukan pembantu terdiri dari budak, mereka pasti tidak akan ditebus. Para ksatria yang setia pada keluarga Sherpa pasti berharga, tapi mereka melawan paling sengit, hampir semua sudah terbunuh, tinggal sedikit. Dan dua penyihir juga tidak berhasil ditangkap semua. Master Frank yang berasal dari tukang sihir ruang, menggunakan 'Pelarian Khelben', langsung kabur; penyihir api Ortega tidak seberuntung itu, hanya bertahan satu jurus di hadapan Naga Peri, lalu ditangkap hidup-hidup bersama Tuan Count yang jatuh dari langit."
"Ada keuntungan pasti ada kerugian, kerusakan Feilengcui kali ini juga tidak kecil."
"Menjaga tawanan, mengubur mayat, menghitung rampasan perang, menghabiskan waktu Liu Zhenhan hampir dua hari baru bisa diselesaikan, api di Bukit Merah ternyata masih belum padam."
"Semakin Ning Yu menghitung data, semakin dia merasa agak pusing."
"Malam itu saat makan malam di aula tuan tanah yang dibangun dari gubuk bambu, Ning Yu melaporkan masalah yang ada dengan cemas kepada Liu Zhenhan."
"'Kurangnya persediaan makanan adalah masalah besar.'"
"'Waktu kebakaran mulai, aku sudah memikirkan masalah ini,' Liu Zhenhan juga menggaruk-garuk kepalanya."
"Sebelum pertempuran ini dimulai, tak seorang pun mengira musuh akan melakukan 'pembakaran lereng tanah merah'. Semua orang hanya membawa harta benda kecil saat menyeberangi sungai. Hewan Luo Sha, kijang gemuk, kuda pendek, dan kawanan rusa semuanya dikandangkan di kandang besar di belakang lereng tinggi. Sekarang masalah besar terjadi, tidak hanya semua hewan habis terbakar, tapi juga ikan asin, sayuran asin yang dijemur di lereng, serta persediaan makanan di gua ikut lenyap."
"Meskipun setelah pertempuran ini kita mendapatkan banyak kuda perang dan gerobak persediaan keluarga Sherpa, pendapatan masih jauh lebih sedikit daripada pengeluaran. Masalah menjengkelkan lainnya adalah para penculik budak ini datang dengan niat merampok, sama sekali tidak membawa uang logam. Feilengcui memang menang dalam pertempuran sengit, tapi tidak berhasil mengumpulkan uang tunai dari tawanan," Ning Yu menghitung dengan teliti, "Kita sekarang membutuhkan uang dalam jumlah besar untuk membeli bahan makanan."
"Bukankah kita menangkap banyak kuda perang?" Ai Wei'er bertanya dengan heran.
"Untuk konsumsi jangka pendek tidak masalah, tapi jangka panjang pasti tidak bisa. Daging kuda terlalu panas dan kering. Jika tidak ada sayuran dan biji-bijian sebagai pendamping, mengonsumsinya sebagai makanan pokok dalam waktu lama bisa menyebabkan skorbut," Kepala suku Andulan menolak ide tersebut.
“Penduduk Feilengcui saja sudah lebih dari 1.200 orang, ditambah lebih dari 1.000 tawanan. Mengandalkan kuda perang untuk mengisi perut terlalu tidak efisien. Seekor kuda perang terlatih yang berkualitas di dunia manusia bisa bernilai ratusan koin emas bahkan puluhan ribu koin emas, sungguh keterlaluan jika dipakai untuk mengganjal perut.” Tampak jelas darah Fox dalam diri Helen, matanya tiba-tiba berubah menjadi warna kuning keemasan.
“Cepat tukarkan rampasan perang ini di Weisisipang menjadi koin emas untuk membeli bahan makanan.” Ucap Helen dengan riang.
“Jika ingin membangun kembali Feilengcui, mungkin dana ini belum tentu cukup.” Naga Peri Dasi merenung sejenak, “‘Earthfire Conflagration’ atau disebut juga ‘Three-Day Flame’, gulungan sihir ini adalah mantra larangan standar tipe perang. Menggunakan kekuatan sihir untuk menyedot api inti bumi dalam serangan, merupakan sihir api yang sangat dahsyat. Kekuatannya cukup menghancurkan seperdelapan kota terbesar di Provinsi Timur Laut, Weisisipang. Bagian paling kejam dari mantra ini adalah – bahkan kastil batu pun, setelah tiga hari terbakar api sihir ini, akhirnya akan hancur berkeping-keping.”
Perkataan Naga Peri itu membuat suasana hati semua orang tiba-tiba menjadi berat.
Sudah dua hari.
"Api sihir di Bukit Merah tidak menunjukkan tanda-tanda padam sama sekali, malah semakin membara. Siluet bentuk Putri Tidur di seluruh Bukit Merah sudah sama sekali tidak terlihat. Pandangan dipenuhi gelombang api yang bergelora, peri api yang melompat-lompat, dan percikan api yang beterbangan. Satu-satunya penanda yang masih bisa terlihat samar adalah patung dewa batu yang tertanam di tengah tanah Bukit Merah. Di bawah amukan peri api, patung batu itu telah berubah menjadi warna merah menyala yang transparan. Pasir dan lapisan glasir dalam tanah merah berubah menjadi cairan kaca yang mengalir, menetes pelan di sepanjang wajah dan tubuh patung.
2. Jika benar-benar dibakar selama tiga hari, pernyataan Naga Peri bahwa batu pun bisa retak ternyata bukan omong kosong belaka.
3. "Apa memanggil 'Sihir Hujan Lebat' bisa memadamkan api besar ini?" Ai Wei'er menggulung lengan bajunya, lalu mengeluarkan tabung bambu ajaib itu lagi. Tabung yang terbuat dari akar bambu ini seketika menarik perhatian Naga Peri.
4. "Pertukaran panas dan dingin yang ekstrem justru akan membuat lebih cepat pecah." Liu Zhenhan menggelengkan kepala.
5. "Apakah rumah kita benar-benar akan hilang seperti ini?" Dari gubuk bambu yang sederhana, Helen bisa langsung melihat Bukit Merah Feilengcui yang bergelimang kobaran api.
6. Matanya mulai berkaca-kaca.
"Perkataan Helen hampir mewakili perasaan seluruh rakyat Feilengcui. Siapapun yang melihat rumah mereka dilalap api, sementara mereka hanya bisa berdiam diri tak berdaya, pasti merasa sangat menderita."
O'Neill memiringkan badannya, diam-diam mengusap sudut matanya.
"Tidak selalu begitu. Feilengcui kita adalah kota tanah merah. Setelah kebakaran ini, mungkin kita malah dapat berkah dari musibah. Manusia mungkin akan memberikan benteng yang kokoh seperti tembok perunggu pada kita." Liu Zhenhan tersenyum santai, "Setiap hal memiliki dua sisi. Kita harus melihatnya dengan positif. Bahkan jika benar seperti kata Dais, selama kita masih punya dua tangan, Feilengcui takkan pernah hilang."
"Benteng tembok perunggu? Richard... apa kau terlalu tertekan?" Helen dengan khawatir mengusap kepala Liu Zhenhan.
"Sudahlah... sulit menjelaskan ini padamu dalam waktu singkat." Liu Zhenhan menggelengkan kepala dengan senyum pahit.
"Jangan bilang begitu, rasanya berbeda memang punya laki-laki di rumah saat seperti ini." Mentor Cui Beixi tersenyum, "Meski tahu Richard sedang Chui Buer, tapi hati jadi lebih tenang."
Ucapan ini membuat semua orang tertawa.
Liu Zhenhan juga ikut tertawa.
Aku membual? Kalian semua kalau pernah melihat tungku pembakaran batu bata di tim produksi seperti aku, pasti takkan berpikir begitu. Tuan Liu bergumam dalam hati.
"Ngomong-ngomong, mengapa kamu menghalangi Gud untuk membasmi tikus? Jika ini berlanjut, hutan bambu perut Buddha makanan favorit panda juga akan hancur!" Ning Yu bertanya.
Gelombang panas dari api magis di Bukit Merah yang disalurkan melalui energi geothermal, secara diam-diam telah mengeringkan tanaman dalam radius setengah li di sekitar Feilengcui. Pisang Suoluo dan bambu perut Buddha di Alun-alun Merah seluruhnya kehilangan kelembapan, berubah seperti pohon poplar tua berusia ratusan tahun di gurun.
Jika makanan mammoth yaitu pisang Suoluo yang rusak masih bisa dimaklumi, setidaknya tuan tanah masih punya Mata Air Kehidupan dan biji pisang Suoluo. Tapi malangnya, hutan bambu perut Buddha makanan favorit panda juga ikut bermasalah.
Sejak Bukit Merah berubah menjadi gunung berapi, marmut dalam radius setengah li ini seperti terkena stimulan kuat, menggigiti akar bambu yang tersisa dengan gila. Setiap malam ketika suasana sunyi, suara "sha-sha-sha" mengunyah akar bambu dari bawah tanah membuat bulu kuduk merinding.
“Jenderal Pan dan Prajurit Panda pernah menggali permukaan tanah di beberapa area hutan bambu untuk memeriksa. Di lapisan tanah yang dalam, jalur-jalur kecil bekas tikus dipenuhi serpihan kuning bambu yang dikunyah. Meskipun hutan Bambu Perut Buddha seluas tiga hingga empat ratus hektar, melihat keganasan marmut yang menggerogoti tanpa henti ini, mungkin dalam setengah bulan lagi, hutan bambu yang lolos dari nasib dikeringkan oleh panas bumi ini takkan luput dari amukan para tikus tanah.”
Gud dan para panda ingin membasmi tikus, namun dihentikan oleh Liu Zhenhan. Tidak hanya Ning Yu yang penasaran alasannya, sebenarnya semua orang juga bingung.
“Marmut-marmut ini menjadi gila karena terpicu kebakaran besar. Binatang kecil malang ini. Tenang saja, perut mereka hanya sebesar itu, berapa banyak yang bisa dikunyah? Awalnya aku juga ingin memberantas mereka, tapi memutuskan untuk membiarkan sementara beberapa hari...” Liu Zhenhan sengaja menggantung penjelasan, “Beberapa hari lagi kalian akan paham. Mungkin persediaan makanan kita justru bergantung pada binatang kecil ini.”
Begitu topik makanan muncul, alis semua orang kembali berkerut.
“Seandainya pertempuran ini terjadi di musim gugur...” Ning Yu menghela napas.
“Kalau musim gugur, saat itu kawanan rusa kutub dari Puncak Tanggula baru turun gunung. Kalau cuaca tidak menjadi dingin, Sungai Sanggan tidak akan membeku. Tanpa es kita bisa menangkap ikan. Kalau musim gugur kita bisa memetik sayur liar. Uang untuk membeli makanan ini jika dihemat, meskipun Bukit Merah terbakar, dana masih cukup untuk membangun kembali kastil batu.”
Sekarang tidak ada apa-apa lagi. Kalau hanya mengandalkan marmut di hutan bambu, populasi Feilengcui sekarang lebih dari 1.200 orang, ditambah tawanan, benar-benar membuat was-was.
“Sudah kubilang jangan khawatir. Tuan tanah punya rencana brilian!” Liu Zhenhan kembali menghibur semua orang.
Liu Zhenhan teringat cerita ibunya tentang masa sulit negara tahun 1960, ketika keajaiban terjadi di hutan bambu kampung halaman. Keajajian itu pernah menyelamatkan banyak nyawa.
Naga Peri mengerutkan alis memandang tuan tanah yang tenggelam dalam pikiran. Dia khawatir tuan tanah ini berniat mengincar goblin di Gunung Cukur. Di sana sekarang kebanyakan orang tua, wanita, dan anak-anak. Merampas persediaan makanan mereka di musim dingin, goblin-goblin itu pasti mati.
“Tenang! Aku sudah akui goblin Gunung Cukur sebagai rakyatku. Mana ada tuan tanah merampas makanan rakyat sendiri.” Liu Zhenhan langsung membaca pikiran si gadis kecil ini.
“Tuan, bagaimana dengan tawanan manusia itu? Bagaimana sebenarnya kita harus menangani mereka?” Belami menyisir rambut emasnya sambil berkata, “Terutama para tentara bayaran, mereka semua bukan orang baik. Ruang bawah tanah tanpa pintu gerbang tidak efektif untuk mengurung mereka. Setiap malam selalu ada yang melarikan diri, aku sudah memenggal beberapa. Mereka tidak berpikir, di padang gurun, siapa yang bisa lolos dari pengawasan Orang Ao!”
“Bagaimana dengan Vieri?” Liu Zhenhan bertanya, “Bukankah aku menyuruhnya dan Karu mengatur tawanan ini bersama? Kenapa ini jadi tanggung jawabmu? Kamu sudah cukup lelah membersihkan medan perang. Di mana dia? Kenapa tidak terlihat saat makan?”
“Sekarang musim dingin, Vieri adalah pria beruang. Meski tidak perlu hibernasi, waktu tidurnya pasti lebih lama. Menyuruhnya menjaga tawanan benar-benar memaksanya.” Ning Yu berbisik mengingatkan kekasihnya.
“Aku sampai lupa hal itu.” Liu Zhenhan menjulurkan lidah, “Ngomong-ngomong, bagaimana dengan pengkhianat manusia kelelawar itu? Dua hari ini sibuk urusan macam-macam, belum sempat menangani dan menginterogasi tawanan.”
“Penyihir dan Sang Count diawasi ketat oleh milisi kita. Dia dan penyihir itu terus-terusan berteriak ingin bertemu Anda, aku suruh mereka lupakan niat itu.” Gud mengepal tangan hingga berbunyi krek-krek.
“Jujur saja, aku sangat ingin tahu bagaimana Bimon Suku Kelelawar bisa main gila jadi menantu Kadipaten di kerajaan manusia.” Liu Zhenhan mengangkat Katyusha yang berlarian, melambaikan tangan menyuruh dua tawanan ini dibawa ke sini.
Penampilan Tuan Totti dan Master Ottega sama sekali tak bisa dikaitkan dengan penyihir mulia ataupun menantu kerajaan.
Mengamati dua manusia terikat di kayu besar ini dari ujung ke ujung, Liu Zhenhan nyaris mengenali mereka berdua dari babak belur dan hancur lebur di wajah mereka setelah lama mengamati.
“Dua teman terhormat, izinkan saya mengucapkan selamat malam terlebih dahulu.” Liu Zhenhan mencabut kayu pengganjal dari mulut dua manusia itu, berkata dengan sopan.
“Bagaimana kau bisa bersikap kasar pada penyihir terhormat! Tuan tanah Bimon! Kau benar-benar tidak punya semangat ksatria!” Master Ottega terlalu bersemangat, sambil batuk mengeluarkan darah dan dahak, “Aku... ahem... menuntut tebusan untuk diriku sendiri!”
“Nanti saja.” Liu Zhenhan tersenyum sambil memijit pipi Master Ottega.
Guo Guo menunggangi burung beo terbang masuk sambil tertawa riang. Kakatua Raksasa hinggap di bahu sang penyihir, mematuk daun telinga master dengan paruh bengkoknya.
“Bego～Bego～” Kakatua Raksasa berbicara dengan nada aneh kepada Master.
"Ini adalah kalimat yang akhirnya berhasil dipelajarinya saat Tuan Tanah berpidato dua malam lalu."
Wajah beberapa gadis di gubuk bambu memerah karena malu, Master Ortega hampir pingsan di tempat.
Pangeran Totti di samping berusaha membuka kelopak mata yang bengkak, matanya menatap tajam ke arah Liu Zhenhan.
"Di mana sayapmu?" Liu Zhenhan mengelilinginya tiga kali putaran, akhirnya menemukan bola hitam mengerut di tulang belikat yang tersembul dari baju robeknya. Guo Guo melompat dan berusaha menarik bola hitam itu hingga terbentang.
"Kita bisa membuat kesepakatan." Pangeran Totti menatap Liu Zhenhan sambil mengucurkan keringat deras - genggaman Guo Guo memang tidak ringan.
"Diam, pengkhianat!" Gatanie seketika menghunus pedang dengan marah, "Jika dalam Pertempuran Udara Tennessee dulu klan Wallenpol tidak bersekutu dengan manusia menyerang ras Bordir kami, bagaimana mungkin kami hanya tersisa dua cabang!"
"Nona salah paham. Darah yang mengalir di tubuhku bukan murni dari klan Wallenpol. Aku hanya hasil campuran manusia kelelawar dan manusia biasa." Pangeran Totti menjawab tenang.
"Campuran?" Liu Zhenhan memutar matanya.
"Manusia kelelawar darah murni sekarang mungkin sudah punah." Pangeran Totti menghela napas, "Bahkan untuk campuran seperti kami, Gereja Saint Paul tetap gencar melakukan penangkapan."
“Beberapa hari lalu aku menangkap seorang pria yang mengaku sebagai adik Pangeran menantu Dolot. Katanya namanya Kasano. Apakah kau punya adik ini?” Liu Zhenhan bertanya.
“Benar, Kasano memang adikku.” Tuan Totti mengangguk mengakui.
“Lalu mengapa dia tidak bisa terbang sepertimu?” Liu Zhenhan agak bingung. Si pengecut itu tidak pernah menunjukkan kemampuan ras manusia kelelawar sama sekali sebelum "ditanam bunga teratai".
“Campuran manusia kelelawar dan manusia, sebagian tidak akan pernah 'Bangkit' seumur hidup. Hanya yang 'Bangkit' yang bisa memiliki kemampuan ras manusia kelelawar,” jelas Tuan Totti. “Adikku dan ayahku tidak Bangkit. Saat ini di keluarga hanya aku dan pamanku—Marquis Cappelo, Perdana Menteri Kadipaten Dolot—yang sudah Bangkit.”
“Hah…” Meski sudah siap mental, Master Ortega tetap menarik napas tajam. Tak disangka perdana menteri kedua tertinggi di kerajaan manusia itu ternyata seorang Bimon.
“Tak kusangka keluarga Sherpa yang sudah bertahun-tahun bermitra dengan kita ternyata manusia kelelawar.” Mentor Ular Wanita Cantik menggeleng pahit.
“Bunuh dia!” Pedang Gatanie bergetar membentuk rangkaian bunga perak.
“Jangan bunuh aku! Biarkan aku tinggal di Kadipaten manusia, terus membawa bencana bagi manusia!” Tuan Totti menggeliat putus asa, berbicara dengan panik, "Kami manusia kelelawar juga Bimon! Kasihanilah! Lepaskan aku ke negeri manusia, aku akan terus menyiksa mereka!"
"Agak menarik." Liu Zhenhan matanya berbinar, menjentikkan ringan pedang Gatanie, "Lanjutkan, pengkhianat. Kau sudah memicu api keinginanku."
"Posisi Adipati Doluote sudah lama kami rencanakan! Sebenarnya Adipati Doluote kuberi racun kronis tak berwarna dan tak berbau bersama paman, sampai terbaring sakit hampir mati!" Tuan Totti mengatupkan gigi.
Master Ortega yang merupakan penyihir istana, mendengar ini matanya dipenuhi ketakutan, menatap tajam ke arah Tuan Muda.
"Bisa memahami tindakanmu." Liu Zhenhan mengangguk, "Tapi apa urusannya denganku?"
"Jika istriku menjadi Adipati Doluote, aku akan menjadi Wali Raja masa depan Doluote! Nanti aku bisa lebih murah hati membantu Kerajaan Bimeng. Aku akan buka lebih banyak toko senjata di Kerajaan Bimeng! Aku..."
"Diam!" Liu Zhenhan mencengkeram rahang Tuan Muda, sorot matanya tiba-tiba menjadi sangat mengerikan.
“Menjadi jahat sedikit tidak apa.” Liu Zhenhan berkata dingin, “Tapi kejahatan harus punya harga diri. Berani berbuat jahat harus berani bertanggung jawab. Kau sudah cukup jahat, tapi kejahatanmu sama sekali tidak berkelas, jahat sampai membuat orang ingin membunuhmu. Dasar bodoh, kira aku siapa? Hanya dengan dua kalimatmu, aku akan melepaskanmu?”
“Aku bicara benar.” Tuan Totti membela diri putus asa, “Selama kau pegang kelemahanku ini, bisakah aku lolos dari genggamanmu? Asalkan kau biarkan aku hidup, Doluote sebenarnya akan menjadi wilayah Bimon!”
“Richard...” Mentor Ular Wanita Cantik berdiri, ragu-ragu untuk melanjutkan.
Doluote terhubung dengan pintu masuk Dataran Carimudo. Seribu tahun! Kembali ke Dataran Carimudo, kata-kata ini begitu membara! Bahkan jika Raja Bimon ada di sini, godaan ini terlalu menggoda.
Bahkan Robby yang paling membenci perampas manusia ini, matanya tiba-tiba berbinar.
Gatanie juga tertegun.
“Semuanya, dengan kekuatan militer Kerajaan Bimon, mustahil bagi kita untuk melakukan serangan balik ke Dataran Carimudo.” Liu Zhenhan mengerutkan bibir, perlahan menggelengkan kepala.
“Jika saya menjadi bupati, saya akan menjadikan Kerajaan Bimeng dan Kadipaten Dolot sebagai negara mitra dagang resmi. Nantinya, kalian semua bisa dengan bebas pergi ke Dataran Besar Kalimdor! Bayangkan! Dataran Besar Kalimdor! Gunung Suci Hyjal milik Bimeng! Di sana masih terdapat patung dewa batu raksasa Dewa Perang Campas dan pilar totem!” Tuan Totti jelas sangat memahami apa yang harus dikatakan saat ini. Begitu kata-katanya meluncur, tidak ada satu pun napas Bimeng yang hadir bisa tetap tenang.
Meski seribu tahun telah berlalu, permusuhan kebanyakan negara manusia terhadap Bimeng tak pernah surut. Bahkan dalam hal ekonomi dan perdagangan, Kerajaan Bimeng terus dikepung. Kadipaten Dolot yang menjadi negara bawahan Kekaisaran St. Francis yang perkasa, benar-benar menutup semua jalan menuju Gunung Suci Hyjal.
Ziarah ke Gunung Suci ~~~ Demi Dewa Perang! Di seluruh Kerajaan Bimeng, hanya "Legenda Pendeta" Tuan Mourinho yang pernah mengalami hal ini. Sayangnya di antara Bimeng, hanya dialah satu-satunya yang memiliki monster terbang.
Mendengar kalimat ini, tangan Helen mulai gemetar.
"Syarat yang benar-benar tak bisa ditolak." Mentor Ular Wanita Cantik menghela napas panjang.
"Tunggu dulu!" Ning Yu berdiri dan berjalan menghadap sang Pangeran sambil berkata tegas, "Banyak tawanan di sini yang sudah mengetahui identitas aslimu. Meski kami melepaskanmu, bukankah begitu kembali kau harus menghadapi pengadilan Inkuisisi? Tiang pembakaran? Atau disalibkan?"
“Kalian bisa memilih untuk tidak melepaskan orang-orang ini.” Tuan Totti berkata dengan datar.
“Ada juga seorang penyihir yang melarikan diri. Hal ini sama sekali tak bisa ditutupi.” Ning Yu menambahkan.
“Master Frank dan paman saya sudah berteman lama. Dan kau juga harus tahu, penyihir adalah ateis...” Tuan Totti menarik bibirnya yang compang-camping, menunjukkan senyum puas, “Asalkan aku kembali, semuanya bukan masalah.”
“Jangan lupa di Doluote bukan hanya kau yang jadi menantu raja, masih ada keluarga Danze.” Naga Peri Daisi ikut menyela.
“Penebas sabit berat yang saya sewa berasal dari grup tentara bayaran Angin Puting Beliung milik keluarga Danze. Kau juga harus tahu, tentara bayaran punya kebiasaan membawa merpati pos. Sejak masuk ke padang gurun seminggu lalu, saya tidak lagi menyembunyikan tujuan datang ke Feilengcui. Tentu saja, karena rapat militer, saya sama sekali tak bisa menyembunyikannya. Saya tak percaya para penebas sabit ini tidak melaporkan situasi sebenarnya ke majikan mereka.” Tuan Totti berbicara dengan nada menggoda, “Asalkan saya kembali ke Doluote dengan kekalahan. Bayangkan, jika saya sebarkan betapa cantiknya perempuan Feilengcui, apa yang akan dilakukan keluarga Danze?”
“Bisa jadi keluarga Danze sedang bersiap, atau bahkan sudah di perjalanan. Mungkin mereka ingin menyergap kalian di tengah jalan.” Naga Peri Daisi merapikan jubahnya, berkata sinis, “Hal-hal seperti ini kalian manusia lebih jago dari siapapun.”
"Benar sekali! Nona yang cantik. Kebijaksanaanmu bersinar seperti Sampa! Kalahkan mereka! Seperti kalian mengalahkan kami!" Mata Tuan Totti yang menyipit seperti celah daging tiba-tiba terbuka lebar, "Kekuatan militer Feilengcui begitu perkasa! Sekarang masih ada cukup waktu untuk meminta bantuan! Pasukan tentara bayaran 'Angin Puting Beliung' hanya sepuluh ribu orang. Ini di Kerajaan Bimeng, kalian punya pasukan cukup untuk membunuh mereka semua! Jika begitu, Doluote akan menjadi... eh... akan menjadi mainan di telapak tangan Kerajaan Bimeng!"
Master Ottega sudah benar-benar runtuh, terus menggelengkan kepala. Seluruh tubuhnya tampak lebih tua lima puluh tahun.
Dalam kondisi seperti ini, semua tawanan sudah tidak akan ada harapan hidup lagi.
Master Ottega tidak percaya bahwa Bimon akan menolak syarat-syarat seperti ini.
Pondok bambu itu seketika tenggelam dalam keheningan.
"Meskipun seharusnya semua tawanan pertempuran ini menjadi milikmu. Tapi masalah ini terlalu besar! Harus dilaporkan ke Kuil, biar Kuil yang memutuskan." Cui Beixi merenung lama, kemudian mendekat ke telinga Liu Zhenhan dengan diam-diam dan berbisik. Aroma lembut dari nafasnya membuat telinga Liu Zhenhan gatal.
"Mulutmu benar-benar tajam." Liu Zhenhan merapikan rambut pelipisnya dengan kedua tangan, lalu memberikan jempol ke Tuan Totti, "Klan Wallenpol bisa bertahan selama seribu tahun di antara manusia yang sekarat, memang punya keahlian tersendiri."
“Saya tidak akan memperlakukan Tuan dengan buruk. Sebagai balasannya, di masa depan saya akan mengganti rugi sejumlah besar koin emas untuk Tuan. Selain itu, saya juga akan membuka toko senjata dan bengkel-bengkel lainnya di Feilengcui, sangat banyak bengkel. Tuan dan saya bekerja sama dalam bisnis!” Count Totti terus menggoda.
Kebijakan blokade semua kerajaan manusia terhadap Kerajaan Bimeng selalu menjadi masalah terbesar yang membelenggu Kerajaan Bimeng, hingga para pedagang manusia independen pun sangat sukses di Kerajaan Bimeng.
Jika Count ini benar-benar bisa menjadi bupati Kadipaten Dolot, mencapai hal ini memang tidak masalah. Jika janji ini benar-benar terwujud, volume perdagangan Kerajaan Bimeng juga akan meningkat drastis. Ini akan menjadi dorongan besar bagi kekuatan nasional Kerajaan Bimeng. Sebenarnya tidak perlu kebijakan terbuka, cukup kesepakatan rahasia antara kedua belah pihak, pelonggaran pengawasan terhadap pedagang, dan pemberantasan perampok, maka pasti akan banyak pedagang yang bolak-balik antara kedua negara.
Demikian pula, keluarga Sherpa sama sekali tidak dirugikan. Perdagangan adalah situasi saling menguntungkan, kedua belah pihak mendapatkan apa yang mereka butuhkan.
Count Totti ini, keturunan pengkhianat manusia kelelawar, hari ini tidak ada satu pun ucapannya yang tidak membuat semua Bimon merindukannya.
“Tidak ada alasan untuk menolak.” Bahkan naga peri Daisy yang menggigit bibir merahnya yang mempesona, mengangguk lembut: “Benar-benar tidak ada alasan untuk menolak.”
Perkataan naga peri ini mewakili suara hati banyak orang.
“Besok aku akan naik Bangau Api ke padang gurun untuk memeriksa apakah keluarga Danze benar-benar sudah memasuki wilayah itu.” Liu Zhenhan kembali menggelengkan kepala. Dia menyadari sudah terlalu sering menggeleng malam ini.
“Bagaimana?” Tatapan tiga nyonya bos tertancap pada Liu Zhenhan.
“Menurutmu bagaimana, Robby?” Liu Zhenhan menatap Pendeta Bairen, “Kebencianmu paling dalam terhadap mereka. Selama Robby bilang, aku akan lakukan. Aku tak peduli Kuil atau siapapun.”
“Aku...” Sorot mata Robert Baggio berkedip-kedip tak menentu. Tapi satu hal pasti - haru.
“Aku tahu harus bagaimana.” Liu Zhenhan merapikan kerah, menepuk bahu Robby, lalu menoleh sambil tersenyum, “Gud...”
Jenderal Pan segera melangkah tegap ke depan. Postur tubuhnya bagai gunung, bayangannya menyelimuti Tuan Totti sepenuhnya.
Wajah sang Count seketika kehilangan kilau kesombongan dan semua warna darah.
“Benar! Bunuh dia!” Master Ortega berteriak di samping.
“Tunggu sebentar.” Gatanie menahan bahu lebar Jenderal Pan.
“Saudara-saudara kita dari ras Manusia Elang dan Banteng Berbual masih hidup di dunia bawah tanah Dataran Carimodo. Kita perlu jalur aman untuk menyelamatkan mereka. Doluote adalah gerbang jalur aman itu.” Gadis angsa cantik itu berbicara dingin, “Pengkhianat sampah seperti ini, biarkan mereka jadi bencana bagi manusia - mungkin bukan hal buruk.”
Mata Liu Zhenhan mengamati sekeliling. Tatapan Helen dan Cui Beixi penuh harap, sementara mata O'Neill dipenuhi kerinduan.
"Tawanan ini sedang memanfaatkan kita," kata Liu Zhenhan.
"Pemanfaatan seperti ini sulit untuk ditolak," ujar Cui Beixi.
"Jujur saja, hatiku sebenarnya juga tergerak." Liu Zhenhan tersenyum, "Entah mengapa, begitu terpikir bisa membuka jalur darat aman, menyelamatkan saudara Bimon yang hidup di dunia bawah tanah yang gelap, jantung dan darahku seperti mendidih. Oh... belum lagi Gunung Suci Hyjal itu!"
"Aku juga seorang pendeta!" Liu Zhenhan menghela napas panjang.
Pendeta? Master Oteg dan Count saling berpandangan bingung.
Pria ini yang menyerbu barisan musuh dan mengobrak-abrik pasukan, ternyata seorang Imam Bemon yang terkenal lemah fisiknya? Otak kedua manusia ini kacau balau.
"Jika kau bisa melakukan semua ini, kau akan menjadi pahlawan besar di antara Bemon!" Gatanie yang jarang tersenyum pun memberikan senyuman kepada tuan tanah.
"Mari kita rencanakan perlahan." Liu Zhenhan mengeluarkan sebatang cerutu, "Feilengcui sekarang masih seperti eceng gondok di tengah ombak besar. Mentor, besok kembalilah ke Kuil dan laporkan hal ini secara rahasia kepada Grand Shaman Weian. Robi, besok antarkanmu kembali ke hutan tanah asin, bantu kumpulkan relawan... Dewa Perang di atas, begitu keputusan ini diambil, api perang Feilengcui akan berkobar lagi!"
“Tidak masalah.” Robi dan Mentor Ular Wanita Cantik mengangguk dengan khidmat.
Liu Zhenhan mengibas-ngibaskan cerutu di tangannya, Gatanie segera mengeluarkan batu api dan menyalakan cerutu untuk Liu Zhenhan.
"Ini baru pilihan orang bijak." Tuan Totti tertawa lepas, "Bisakah aku diturunkan sekarang, Tuan Tanahku?"
"Jenderal Pan..." Liu Zhenhan menghirup asap tebas lalu menelan sambil mengangkat leher.
Gud langsung berdiri tegak.
"Tiga tulang rusuk." Liu Zhenhan menghembuskan lingkaran asap dengan santai.
Di bawah tatapan bingung Tuan Totti, Jenderal Pan menghantam tulang rusuknya dengan tinju. Pukulan ini tidak terlalu keras, namun tetap terdengar suret kruk krak tulang retak.
"Hek..." Mulut sang Count menganga lebar, namun hanya bisa mengeluarkan erangan seperti kucing sekarat.
"Jangan heran." Liu Zhenhan mengibaskan abu cerutu ke dalam mulut sang Count yang menganga.
"Menyetujui syaratmu itu satu hal. Tapi memukulmu adalah hal lain." kata Liu Zhenhan.
Sang Count baru hendak bicara, tinju lain dari Jenderal Pan sudah menyambar.
BAB 84: Pria Feilengcui Bagai Gunung, Wanita Feilengcui Bagai Air
〖Bambu berbunga oh hei~ Mimi berbaring di pangkuan ibu menghitung bintang~ Bintang oh bintang betapa indah~ Sarapan esok hari ada di mana? Beras bambu~~
——Lagu Anak Feilengcui yang Terkenal Sejak Saat Itu〗
※※※
Pagi hari ketiga.
Liu Zhenhan mengendarai Bangau Api mengantar kepergian Cui Beixi dan Robi, berputar di Dataran Liar Donau, lalu kembali ke Feilengcui. Hampir bersamaan dengan mendaratnya Bangau Api, api sihir di Bukit Merah padam.
Nyala api magis yang menjulang tinggi itu lenyap seketika, seolah tak pernah ada.
Setelah roh api menghilang, patung dewa batu kuno yang tertanam di lapisan tanah Bukit Merah berubah dari warna merah transparan menjadi ungu kehitaman seperti anggur. Warna ini mengingatkan banyak orang pada Lingkaran Jahat.
Wajah patung yang tadinya gagah meski rusak, perlahan retak oleh angin dingin. Retakan itu membelah diri, menyebar seperti jaring laba-laba menutupi seluruh tubuh batu raksasa.
Seluruh rakyat Feilengcui berdiri melingkar di luar Bukit Merah dengan mulut menganga, memandang takjub ke rumah mereka.
Naga Peri Daisy pernah berkata, kekuatan api sihir "Kobaran Bumi" bahkan bisa memecahkan kastil batu.
Siapa berani meremehkan penilaian bangsa naga yang menguasai sihir?
Setiap rakyat Feilengcui merasakan kegelisahan dalam hati mereka.
"Mundur!" Teriak keras Gud kembali, "Semua mundur! Dilarang mendekat! Jika terjadi longsor, ini akan membunuh kalian!"
Para milisi sendiri juga membendung air mata, bergandengan tangan menghalangi tubuh suku-suku bawahan yang terus mendesak ke depan.
Penilaian Naga Peri memang beralasan, tetapi tidak sepenuhnya benar.
Tanah merah bukanlah batu, meskipun patung dewa batu telah menunjukkan tanda-tanda akan pecah, Feilengcui tetaplah Feilengcui.
Satu wilayah membesarkan satu Bimon. Daerah dan rakyat yang dipimpinnya memiliki karakter yang sama.
Feilengcui bagaikan sang tuan tanah, telah melalui berbagai pencucian sulit, tetap berdiri kokoh di atas padang gurun ini, mengubah segala nasib buruk menjadi keberuntungan.
Melalui gelombang panas yang mengaburkan pandangan di Bukit Merah yang terbakar sihir, di tepi Sungai Sanggan terpampang sosok gadis tidur ungu kemerahan raksasa yang menampilkan wujud tenangnya di hadapan seluruh rakyat Feilengcui.
Tanah merah telah menghilang, berubah menjadi batuan keras berwarna ungu kemerahan. Kerikil yang terselip dalam lapisan tanah merah telah meleleh, membentuk lapisan glasir seperti kaca cair yang sempurna yang mengalir perlahan dari Bukit Merah ke bawah.
Patung dewa batu raksasa yang retak-retak itu pun diisi celah-celahnya oleh zat glasir yang mengalir seperti cairan. Zat ini bagaikan perekat terbaik, dengan cepat melapisi tubuh patung yang hampir hancur.
Zat glasir yang meluap ini perlahan berhenti mengalir dan mengeras, berangsur membeku menjadi materi halus mengilap di permukaan Bukit Merah.
Hanya satu benda di Benua Aigean yang memiliki kilau ajaib seperti ini – keramik mewah dari Benua Sutra yang jauh, yang di Kerajaan Bimeng hanya dimiliki bangsawan terkaya.
Rakyat Feilengcui dilanda sukacita.
Bahkan Tuan Tanah Liu Zhenhan tak menyangka Bukit Merah akan berubah begini. Zat glasir seperti kaca ini membuatnya bingung.
Awalnya dikira api besar ini hanya akan membakar kulit Bukit Merah jadi seperti bata, siapa sangka malah jadi...
"Keramik"? "Gerabah ungu"? Atau mungkin bisa disebut "bata"?
Liu Zhenhan benar-benar bingung memilih sebutan yang tepat.
Gerabah ungu dan keramik belum pernah dibakarnya. Tapi soal pembakaran bata, meski bukan ahli, setidaknya dia cukup berpengalaman.
Dulu ketika Liu Zhenhan bekerja di gua tanah tim produksi untuk mencari poin kerja, dia sering menderita saat membakar batu bata. Membuat batu bata harus menginjak-injak lumpur di persemaian padi hingga air dan tanah tercampur rata, lalu mencetak adonan batu bata yang harus dijemur setengah kering sebelum dimasukkan ke gua. Adonan terlalu basah akan menyusut saat dibakar, sedangkan adonan terlalu kering mudah retak.
Ini juga terkait intensitas api. Saat itu tim produksi tak punya uang beli arang, jadi pembakaran menggunakan jerami gandum. Pembakaran semalaman membuat semua pekerja harus menjaga api. Jika nyala api sedikit mereda, seluruh batu bata dalam gua akan rusak.
Liu Zhenhan benar-benar tak mengerti mengapa Bukit Merah bisa terbakar sedemikian parah.
Menurut konvensi pembakaran "merah tujuh hitam tiga", batu bata hitam memang biasa, tetapi munculnya lapisan glasir ini sungguh aneh.
Tapi kelebihan Lao Liu adalah dia tak pernah menghabiskan waktu memikirkan hal yang tak bisa dipahaminya.
Menghadapi perubahan drastis di Feilengcui, Ai Wei'er yang berwatak panas langsung tak sabar dan segera melemparkan "Sihir Hujan Lebat".
Setelah hujan menurunkan suhu Bukit Merah hingga bisa didekati, seluruh rakyat Feilengcui langsung berbondong-bondong menaiki tangga terowongan meski suhu tanah masih panas membara, memandangi rumah mereka dengan takjub dari jarak dekat.
Bukit Merah bukan lagi Bukit Merah yang dulu. Uap air yang mengepul telah mengubahnya menjadi mimpi kabur yang diselimuti awan dan kabut. Struktur tanah merah telah menghilang, digantikan oleh lapisan glasir transparan sekeras besi. Pola-pola kemerahan samar berbentuk awan berlapis-lapis menghiasi seluruh dinding tanah ungu keunguan. Saat jari menyentuh tanah merah, terasa licin luar biasa, dan ketika diketuk mengeluarkan suara "dung-dung" seperti logam.
Lorong tangga setinggi dua puluh meter telah berubah menjadi koridor kematian sejati. Armor yang meleleh dari satu skuadron prajurit Sabit Berat, melapisi anak tangga ini dengan cairan besi keperakan.
"Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana mungkin?" Naga Peri Daisy melayang di puncak Bukit Merah, benar-benar terpana oleh semua yang terlihat di depannya.
Lantunan koor ribuan suara lagu 《Rumahku di Bukit Merah》 yang bergema menjawab pertanyaan sang Naga Peri, bergema tak henti di Padang Gurun Besar.
Entah sejak kapan, seluruh rakyat Feilengcui, bahkan para budak sekalipun, sama seperti sang Tuan Tanah, gemar menyatakan perasaan mereka melalui nyanyian.
Lagu 《Rumahku di Bukit Merah》 yang diterjemahkan Liu Zhenhan ke dalam Bahasa Bimon ini tentu tak memiliki kekuatan lagu perang. Namun dalam irama heroiknya terkandung kerinduan akan kampung halaman. Untuk keyakinan ini, rakyat Feilengcui siap menghadapi segala ancaman tanpa takut.
Kekuatan keyakinan yang dibangkitkan oleh lagu ini, bahkan jika dibandingkan dengan daya tarik lagu perang, sama sekali tidak kalah.
Tawanan perang digiring dari ruang bawah tanah masuk ke dalam gua. Semua barang rampasan dibawa ke gua penyimpanan.
Para tawanan tertegun, memandang Bukit Merah dengan rasa tidak percaya. Banyak yang saat digiring masuk gua, berusaha keras mengorek-ngorek dinding. Dinding tanah merah yang sekeras batu besi membuat hati mereka dipenuhi kekaguman.
Bahkan Master Ortega yang menggunakan mantra ini tidak pernah menyangka hasilnya akan seperti ini, seluruh tubuhnya membeku dalam keterkejutan.
Count Totti terbaring di tandu di bawah penjagaan khusus. Bangsawan yang tulang rusuknya patah beberapa helai ini kini menunggu nasibnya dengan cemas.
Tuan Tanah Feilengcui hari ini mengendarai Bangau Api namun tidak menemukan jejak pergerakan pasukan manusia besar-besaran di perbatasan. Nasibnya harus menunggu kembalinya Mentor Ular Wanita Cantik besok untuk mendapatkan jawaban.
Feilengcui kembali ke wujud semula, hanya saja Bukit Merah kini tampak semakin kokoh.
Sekelompok penyair Kuda Nil dan Kepala Suku Mammoth, Lao Boji, juga kembali dari Gunung Cukur.
Naga Peri selalu heran mengapa dari total 48 prajurit Kuda Nil hanya separuhnya yang muncul di Pertempuran Sungai Es, sekarang akhirnya mengerti.
Di balik wajah kasar Tuan Tanah Pigge ini, sejak awal pertempuran, dia tidak pernah melonggarkan kewaspadaannya terhadap Goblin Gunung Cukur. Dengan separuh penyair kuda nil, anggota Mammoth yang non-kombatan, serta 12 pandai besi Orang-orang Banteng di Gunung Cukur, bahkan jika goblin ingin berulah, mereka harus berpikir dua kali.
"Sungguh Pigge yang licik," gumam Naga Peri Daisy dalam hati.
Berdiri kembali di ketinggian puluhan meter, banyak warga Feilengcui yang tajam matanya melihat fenomena aneh di rumpun bambu jauh di kejauhan.
Bambu-bambu itu ternyata sedang berbunga.
Rumpun-rumpun bunga berwarna kuning pucat dan putih mutiara tersebar di antara hutan Bambu Perut Buddha. Di area seluas 300-400 hektar di sekitar Bukit Merah, bagian yang paling dekat dengan lereng merah sudah dipenuhi rangkaian bunga yang bergerombol.
Di permukaan tanah, warna-warni ini sulit terlihat karena tertutup dedaunan bambu yang layu. Tapi dari ketinggian, semburat warna yang tidak biasa ini justru mencolok.
Gud memegang setangkai bunga bambu kuning seperti bulir gandum, menaiki gua sang bos dengan langkah berat. Matanya langsung menangkap pemandangan sang bos yang sedang mengamati rumpun bambu dari kejauhan dengan teropong elang, dikelilingi beberapa wanita cantik.
“Bos… bos… gawat! Daun bambu di hutan bambu jatuh seperti hujan! Bambu malah berbunga! Bambu kok bisa berbunga…” Gud menggedor-gedor pantat besarnya sambil menggoyang-goyangkan bunga bambu di depan lensa teleskop elang.
“Kemarin aku sudah melihatnya. Tak disangka dalam sehari semalam, penyebarannya semakin luas.” Liu Zhenhan menurunkan teleskop elang, menyunggingkan senyum ke arah Gud. “Lensa teleskop elang ini sangat membantuku mengamati kehidupan dari jarak jauh.”
“Tuan! Kenapa bambu bisa berbunga? Bukankah bambu seharusnya berkembang biak dengan tunas dari akarnya? Tak ada yang lebih paham bambu daripada kami Panda! Di Benua Chesang, aku pernah dengar Kepala suku bilang bunga bambu pertanda sial! Semua bambu akan mati!” Gud yang biasanya tak kenal takut ini mengucurkan keringat deras membayangkan bambu-bambu layu.
"Omong kosong!" Liu Zhenhan memotong ucapan menakut-nakuti Jenderal Pan, "Tumbuhan juga punya spiritualitas. Bambu berbunga itu karena pertama-tama bencana alam seperti sihir menyebabkan perubahan iklim drastis yang merangsang bambu-bambu ini, ditambah penggalian gila akar bambu oleh marmut, baru menyebabkan bambu berbunga. Tapi satu hal yang kamu benar, setelah bambu berbunga, dalam 2-3 hari daun bambu akan rontok semua lalu mati. Tapi di bulir gandum bunga bambu akan tumbuh biji bambu. Selain bisa dimakan, jika biji bambu ditanam di tanah, tahun depan akan tumbuh hutan bambu lagi. Jangan asal bicara kalau tidak paham. Aku pernah mengalami ini sebelumnya."
"Bisa dimakan? Sebenarnya apa itu biji bambu?" Beberapa wanita cantik itu memandangi Liu Zhenhan dengan mata terbelalak.
"Setelah bunga bambu layu, biji dalam rangkaian bunga itulah yang disebut biji bambu. Bunga bambu akan layu dalam 2-3 hari, langsung bisa dipanen. Tidak ada tanaman lain yang bisa dipanen secepat ini," jelas Liu Zhenhan.
"Sekencang itu?" Para wanita saling pandang, tampak masih belum percaya.
“Kenapa kemarin malam aku begitu percaya diri, bilang masalah pangan serahkan saja padaku. Bukan karena aku punya cara, tapi karena kemarin saat bermain dengan kacamata elang ini, tak sengaja melihat bambu di kejauhan sedang berbunga. Bunga bambu itu menyebar luas, tidak hanya satu dua pohon. Hari ini terbukti menyebar ke area yang sangat luas. Makanya kemarin aku sedikit bergaya. Makanan kita semua tergantung pada beras bambu yang dihasilkan dari ratusan hektar bambu berbunga ini.” Liu Zhenhan memeluk pinggang Helen sambil tersenyum.
“Beras bambu juga bisa dimakan?” Helen juga memeluk pinggang Liu Zhenhan.
Mentor Ular Wanita Cantik tidak ada di situ, mata Helen mulai memancarkan pesona.
“Aku tidak tahu rasanya. Aku belum pernah mencoba, tapi ibuku pernah. Katanya rasanya cukup enak.” Liu Zhenhan menundukkan kelopak matanya, kakinya menyentak tanah yang keras.
“Benua Aigean tidak memiliki bambu asli. Baru belasan tahun terakhir pedagang luar negeri membawanya. Sepengetahuanku, saat ini hanya di ‘Kota Divenxi’ tempat kedudukan Gereja Saint Paul yang menanam sedikit. Nama yang diberikan Paus manusia untuk tanaman ini adalah ‘Pohon Giok’, penanaman di kerajaan-kerajaan manusia umumnya sangat sedikit... Kau dan ibumu... bagaimana bisa punya pengalaman seperti itu?” Naga Peri Daisi bertanya penasaran.
Pertanyaan ini juga memancing tatapan penasaran Gatanie.
“Ini rahasia militer, tidak bisa diberitahu.” Ai Wei'er berkata dengan nada dingin di samping.
Liu Zhenhan, Helen, dan Ning Yu saling tersenyum. Daisy memalingkan wajah sambil mencibir.
"Sial! Api besar ini menghancurkan mata pencaharian panda kita, malah mengenyangkan kalian. Tidak bisa, aku harus memukul penyihir itu!" kata Gud sambil memutar mata seperti sedang ngambek.
"Sudahlah, kalau aku makan lalat pasti kubagikan sayapnya untukmu," kata tuan tanah dengan bangganya menepuk-nepuk tabung bambu di pinggangnya. Gud tahu di dalamnya ada Mata Air Kehidupan.
"Hehe. Sebenarnya dari tadi aku sudah tahu bos akan bilang begitu," Jenderal Pan tersenyum licik.
"Api ini memberikanku sebuah kastil sejati," Liu Zhenhan menghela napas, "Tapi berapa banyak harta yang terbakar? Pohon Emas delapan ratus tahun kita hangus, bibit labu minyak musnah, Pisang Suoluo hancur, hutan bambu pun lenyap. Untung ada 'Mata Air Kehidupan', kalau tidak aku sudah bunuh diri dengan pisau dapur."
"Satu tetes bisa membuat tanaman tumbuh lima puluh tahun. Kita masih punya banyak 'Mata Air Kehidupan' dan berbagai biji pohon. Masih ada seratus lebih Pohon Emas di Gunung Cukur, tak perlu khawatir," kata Ai Wei'er sambil mencebikkan bibir.
"Ada 'Mata Air Kehidupan', ada 'Mata Air Elemen', harta tuan tanah benar-benar banyak," Naga Peri Daisy berkedip beberapa kali sambil melirik tabung bambu di pinggang Ai Wei'er.
“Memang bangsa naga, cepat sekali menebak jawabannya.” Ai Wei'er mendengus, memuji Daisi dengan nada sinis.
Melihat suasana mulai canggung, Ning Yu berbalik masuk ke dalam gua, menuangkan dua cangkir air dengan bambu lalu memberikan satu ke Liu Zhenhan dan satu lagi ke Naga Peri.
Ekspresi kesal Naga Peri itu perlahan melunak.
"'Mata Air Elemen' ku dapatkan dengan menipu Penjaga Pohon dari suku Entu. Sebenarnya aku selalu merasa bersalah padanya. Daisi, bukankah bangsa naga punya hubungan dekat dengan Penjaga Pohon? Kapan kau bisa bantu aku minta maaf ke tua bangka itu? Jika ada biji pohon aneh yang kukumpulkan, pasti kusimpan untuknya." Liu Zhenhan menyeruput tehnya, berbicara perlahan pada Daisi.
“Apa kau sering menipu orang?” Naga Peri Daisi mengerutkan alisnya, jerawat kecil di tengah dahinya bergetar halus.
“Masih khawatir dengan kontrak jiwa-mu dan Guo Guo?” Liu Zhenhan melambai pada Guo Guo yang sedang terbang mengendarai kakatua di langit.
Kakatua Raksasa itu berkicau "Bego~ Bego~" sambil membuat putaran indah di udara sebelum mendarat di lengan Liu Zhenhan.
Sorot mata Naga Peri tiba-tiba menjadi penuh harap.
“Liu Zhenhan menggoda pipi kecil Guo Guo. Guo Guo merebut tabung bambu dari tangannya, meneguk beberapa kali air dengan lahap, lalu naik ke burung nuri sambil menabuh genggaman mulut dan terbang pergi.”
“Biarkan aku memencet jerawatmu itu, baru akan kuberi tahu jawabannya.” Liu Zhenhan tertawa sambil menoleh memandang Naga Peri.
“Apa kau menipuku? Menggunakan kontrak jiwa terkutuk itu untuk memanfaatkanku? Apakah kau... sama sekali tidak berniat membatalkan kontrak ini?” Naga Peri dengan lincah menghindari cengkraman Liu Zhenhan. Matanya yang indah menatap tajam sang tuan dari tuannya ini.
“Kau tak mengenalku.” Sorot mata Liu Zhenhan berubah kompleks saat menatap Dai Si, “Apa yang sudah kudapat, takkan pernah kulepaskan lagi.”
“Aku bukan barang!” Naga Peri berapi-api.
Ucapan ini membuat Liu Zhenhan tersenyum geli.
“Aku adalah bangsa naga yang mulia! Bukan semata benda.” Dai Si menyadari kesalahan dalam ucapannya akibat panik, segera membenarkan.
“Kau pernah membuatku marah, bahkan menipuku untuk memberi Ai Wei'er minum empedu Ular Feiwenli. Tapi kau juga pernah bertempur di sisiku. Mengapa Feilengcui kali ini bisa nol korban dalam pertempuran dengan keluarga Sherpa? Selain keberanian milisi Bimon Feilengcui, juga karena senjata kita canggih! Lihat berapa banyak senjata manusia yang terpenggal! Lalu? Zirah rotan kita juga sesuai ide mu, dilapisi getah amber dan bubuk cangkang kerang untuk tahan api! Tanpa saranmu, pertempuran di Tangga Kematian pasti hancur oleh panah api pertama.” Liu Zhenhan menepuk bahu Naga Peri, “Aku juga melihat jasamu. Sentuhlah hatimu, apakah aku dan Guo Guo pernah memperlakukanmu sebagai Peliharaan Magis? Apa aku tidak baik pada goblin Gunung Cukur? Aku bilang, selama mengaku sebagai rakyatku, akan kuperlakukan sama! Lihat rampasan perang ini! Siapa yang kusuruh bersihkan medan perang? Pasukan suku goblin! Meski belum sepenuhnya percaya, apa aku memperlakukan mereka tidak adil?”
“Apa maksudmu sebenarnya?” Gatanie menatap Liu Zhenhan sambil mendongak.
Liu Zhenhan perlahan membuka kancing bajunya, memperlihatkan dada berbulu yang kekar.
“Kau mau apa?!” Naga Peri Gatanie panik, langsung teleportasi ke belakang Gatanie.
"Dengan postur tubuhmu yang seperti ranting kering itu, kakak sama sekali tidak tertarik. Mari, lihat apa ini." Liu Zhenhan menarik rantai emas seberat 36 ons di lehernya. Rantai emas bergaya daun bawang itu dihiasi empat mutiara kristal yang berkilauan menyilaukan.
"Mutiara Naga Penghindar Air, Mutiara Naga Penghindar Api, Mutiara Naga Penghindar Angin, ditambah mutiara perawatan kecantikan kelas atas - Mutiara Ular Fei Wenli." Liu Zhenhan menunjukkan satu per satu kepada Naga Peri, "Ditambah Bangau Api Burangsha, bahkan menghadapi bangsa naga sekalipun, apakah aku punya peluang menang?"
"Masih ada Mutiara Naga Penghindar Debu." Ai Wei'er mengangkat-angkat kantong harumnya.
"Pantasan kau bisa selamat utuh dari mantra larangan 'Bumi Api Membakar Kota'. Kukira kau memiliki perangkat sihir semacam 'Jubah Api'. Ternyata kau kebal terhadap empat elemen sihir. Demi Dewa Naga! Apakah kau pernah membantai empat ekor naga?" Wajah Naga Peri sedikit berubah pucat.
"Hanya membunuh satu Naga Hitam Neraka saja, tidak seekstras itu. Empat elemen magis Benua Aigean 'Udara, Api, Air, Tanah' memang kukebali semua, tapi jangan lupa masih ada sihir ruang, sihir kegelapan, sihir tumbuhan dan sihir petir yang termasuk kategori langka. Aku hanya ingin menunjukkan kemampuan sesungguhkepadamu." Liu Zhenhan menambahkan, "Kudengar di antara bangsa naga, Naga Pelangi menggunakan sihir logam yang sangat langka."
"Begitu menyebut Naga Pelangi, pandangan semua orang langsung tertuju pada cincin yang dikenakan di jari Naga Peri Daisy."
Naga Peri itu gelisah memutar-mutar cincin bermata giok di tangannya.
Mata Ning Yu yang bisa menembus hati manusia segera menangkap kecemasan dan kesulitan yang tersembunyi di raut wajah Naga Peri itu.
"Kami bangsa Bimon adalah makhluk perasa. Setelah berbulan-bulan bersama, harus kuakui kebencianku padamu sudah banyak berkurang. Kadang perbedaan sudut pandang selalu menimbulkan banyak penyesalan." Liu Zhenhan mengibas-ngibaskan rambut asimetris di dahinya dengan teropong elang di tangannya, "Terkadang di tengah malam sunyi, aku juga berpikir: Apakah aku yang secara barbar merebut ruang hidup penduduk asli padang gurun? Ataukah sifat agresif itu memang sudah mendarah daging dalam diriku?"
"Omong kosong seperti itu biasa diucapkan para penakluk dan pemenang," Naga Peri itu menyeringai dingin. "Bicara seperti ini pada bangsa naga yang mulia tak ada artinya. Jika benar kau mulai memahami makna kehidupan, bebaskanlah aku!"
"Kau bisa pergi ke mana saja sekarang, apa itu bukan kebebasan?"
"Batalkan kontrak jiwa itu, baru aku benar-benar merdeka!" Naga Peri itu membentak. "Aku adalah bangsa naga terhormat! Bukan semut yang bisa diatur seenaknya! Aku tak mau jadi peliharaan magis siapapun!"
"Daisy... apa kau benar-benar paham tentang semut?"
"Tentu saja paham."
"Tapi apakah kamu pernah memperhatikan..." Liu Zhenhan berhenti sejenak, melanjutkan, "...seekor semut bisa mengangkat benda puluhan kali berat tubuhnya. Sedangkan di antara kami bangsa Bimon, bahkan Mammoth pahlawan kuat di bawah komandoku yang terlatih angkat besi ketat, paling-paling hanya bisa mengangkat benda 5-10 kali berat tubuhnya. Aku yakin bahkan bangsa nagamu pun takkan bisa mengangkat benda puluhan kali berat badanmu sendiri."
"Aku mengakui hal itu." Daixi mengangguk, "Aku tahu dalam Perang Dewa dan Iblis, Bimon Serangga yang telah punah - pasukan semut suku Ante memang menunjukkan performa luar biasa."
"Jika semut punya kecerdasan, di mata mereka kita Bimon pasti dianggap makhluk superior. Kekuatan kita terlalu besar bagi mereka. Jari kita bisa menggilas ratusan semut sekaligus. Bahkan semut terkuat dengan senjata pertahanan mereka - rahang, jika menggigit jari kita, takkan melukai kulit kita sedikitpun." Liu Zhenhan berkata, "Bangsa naga adalah puncak kekuatan di Benua Aigean. Kalian sangat perkasa, tak ada ras yang bisa menandingi. Di mata bangsa naga, Orang-orang Beastman Bimon mungkin sama kecilnya dengan semut di mata kita?"
Naga Peri tidak mengangguk maupun menggeleng. Ia menunggu Liu Zhenhan melanjutkan.
“Bahkan ras yang paling lemah sekalipun memiliki sisi kebanggaan mereka sendiri. Kekuatan bawaan yang besar tidak mewakili kemuliaan absolut suatu ras, itu hanya menunjukkan keberuntungan ras tersebut. Keberuntungan ini tidak bisa menjadi alasan untuk memperbudak ras lain.” Liu Zhenhan menarik sudut bibirnya dengan senyuman yang sedikit mengejek, “Hubungan antara Imam Bemon dan Peliharaan Magis adalah ikatan keluarga dan partner sehidup semati, rekan yang bisa saling mempercayakan nyawa! Kontrak jiwa antara imam dengan peliharaannya adalah janji paling mulia yang terikat dalam kehidupan singkat ini. Ini adalah hal yang tak bisa kamu abaikan sekalipun berusaha. Bahkan jika Guo Guo membatalkan kontrak jiwa denganmu, apakah bekas cap itu akan hilang begitu saja?”
"Jika menurut teori Anda, saya adalah seorang Pigge yang memiliki kekebalan sihir empat elemen, kekuatan yang tidak kalah dengan bangsa naga, serta pasukan pengawal berisi ratusan prajurit tangguh. Di antara mereka ada penyihir, pesulap misterius, dan pejuang ulung di darat-laut-udara! Anak laki-laki saya adalah Shuangxue Piqiu dengan kekuatan luar biasa, putri saya adalah anak babi imut yang bisa menyemprotkan Panah Air padat. Saya juga memiliki Bangau Api misterius dari Timur Jauh yang setara dengan Naga. Sebagai Imam Bemon pencipta gulungan lagu perang – bahkan sebagian besar bangsa naga hanya kebal sihir biasa, bukan kekebalan elemen seperti Anda. Gulungan Lingkaran Jahat saya mungkin tidak efektif untuk Naga Peri, tapi pasti berguna untuk naga lain? Izinkan saya memberitahu sesuatu yang belum Anda ketahui: saya juga memiliki boneka logam emas seberat 200.000 pon per buah. Jadi apakah kekuatan gabungan saya sudah melampaui bangsa naga? Apakah ini berarti saya sudah memenuhi syarat dasar untuk memperbudak Anda?"
Daisy tidak tahu harus berkata apa. Dia merasakan kedinginan yang menusuk tulang saat menyadari kekuatan yang baru saja diungkapkan Pigge ini.
"Tunggu tunanganmu datang. Saya janji, selama tunanganmu bisa membantu Ai Wei'er menemukan obat penawar racun empedu ular Fei Wenli, melihat kontribusimu yang besar untuk Feilengcui, saya tidak akan memaksamu." Liu Zhenhan tersenyum tipis, "Ini pertama kalinya saya begitu mudah bicara."
“Bagaimana jika aku selamanya tidak bisa menemukan obat penawar ini?” Naga Peri akhirnya mengeluarkan kalimat setelah lama terdiam.
Ning Yu kembali merasakan kecemasan dan keraguan yang sulit diungkapkan terpancar di wajah Daisi.
"Jika kalian sudah berusaha maksimal, tentu aku tidak akan memaksa. Ketahuilah, aku tidak bermaksud membelenggu kebebasan siapa pun. Tapi seorang gadis cantik jelita yang berubah menjadi manusia beracun, sebagai bangsa naga yang tahu membalas budi senior dan memiliki karakter mulia, bukankah setidaknya harus ada sedikit rasa bersalah di hatimu?" Liu Zhenhan menunjuk Ai Wei'er balik bertanya.
Mata Naga Peri dipenuhi air mata yang hampir tumpah.
Gatanie di samping mencibirkan bibirnya.
Orang ini jelas-jelas tidak punya alasan, tapi selalu bisa memutar balikkan logika seolah-olah orang lain yang berutang padanya. Ksatria Putri Angsa ini merenungkan pengalamannya sendiri sambil menghela nafas dalam hati.
"Sudah, sekarang kamu adalah penasihat militer Feilengcui. Aku tidak ingin kamu terlalu terbebani." Liu Zhenhan menghapus air mata di sudut mata Naga Peri, "Besok aku harus pergi ke Kuil. Meski hari ini tidak terlihat tanda-tanda pergerakan manusia di perbatasan, kita tetap harus waspada. Persiapan perang Feilengcui harus dipercepat!"
"Kalau begitu aku akan kembali ke Gunung Cukur dulu, mempercepat pengawasan pembuatan senjata baru batch kedua. Ada masalah langsung suruh Guo Guo memanggilku lewat telepati." Naga Peri mengangguk.
"Apa yang baru saja kau katakan pada Daisy, itu benar atau palsu?" Melihat Naga Peri menghilang dalam sekejap, Ning Yu menggenggam tangan Helen sambil memiringkan kepala menatap Liu Zhenhan.
"Sulit mengambil keputusan." Liu Zhenhan tersenyum pahit, "Dia juga sudah banyak membantuku. Meski terpaksa, tapi dia bukan orang jahat. Aku sungguh tidak tega bertindak keterlaluan."
"Tidakkah kau sadari ada penderitaan tersembunyi yang tak bisa diungkapkan di hati Daisy? Sudah lebih dari dua bulan dia kau paksa bekerja paksa di sini, mengapa tunangannya belum datang? Bangsa naga memiliki cara komunikasi spiritual misterius. Jika dia ingin memberi kabar pada tunangannya, tak mungkin sampai sekarang belum muncul?" Ning Yu menggerakkan cangkang kerang di punggungnya perlahan, menyiratkan keraguan.
"Aku juga heran." Liu Zhenhan menghela napas, "Sekarang musuh sedang mengancam, jangan sampai mereka ikut mengacau! Ada penyihir yang kabur, sial! Meski kita sudah bunuh manusia kelelawar itu, di Doluote masih ada pamannya dan Angin Puting Beliung. Pasti akan terjadi pertempuran dengan salah satu dari mereka."
"Dulu kau begitu kasar, mengapa hari ini bicaramanya berbelit-belit seperti sastrawan?" Helen tertawa sambil memeluk Lao Liu.
"Lebih baik bertarung dengan kata-kata daripada kekerasan." Liu Zhenhan tersenyum tipis.
BAB 85 PANGGUNG KETENARAN
Feilengcui, daerah terpencil ini akhirnya kedatangan tokoh penting sejati.
Liu Zhenhan keesokan harinya pagi-pagi pergi ke kuil untuk menjemput mentor ular wanita cantik, sekalian mencari tahu pendapat kuil. Yang mengejutkan, Grand Shaman Weian Yang Mulia Qidan bersikeras ingin ikut kembali ke Feilengcui bersamanya.
Saat Pendeta Besar tiba di Feilengcui, ia mengenakan jubah hitam tebal yang menutupi tubuhnya, terlihat sangat mencurigakan. Sekilas, banyak rakyat Feilengcui heran, kenapa naga peri tiba-tiba menjadi gemuk dalam semalam.
Begitu melepas jubahnya, busana pendeta ungu tua yang dikenakan Pendeta Besar membuat semua Bimon terpana.
Melihat jubah pendeta ungu tua yang melambangkan pelayan tertinggi Dewa Perang Campas ini, mata setiap Bimon di Feilengcui berkaca-kaca.
Grand Shaman Weian dari Provinsi Timur Laut adalah fosil hidup satu-satunya yang pernah ikut dalam Pertempuran Hyjal seribu tahun silam!
Di bawah pimpinan beberapa nyonya bos, seluruh rakyat Feilengcui dengan tertib mengatur urutan usia, kakak di depan adik di belakang, memberi penghormatan dengan anggun kepada Grand Shaman Weian.
Perubahan besar di Bukit Merah tidak hanya membuat mentor ular wanita cantik kaget, tapi juga membuat Yang Mulia Qidan terkagum-kagum.
Setelah semua orang memberi hormat kepada Pendeta Besar yang terhormat, di lapangan tanah merah yang luas hanya Kolina dan para mammoth pahlawan kuat yang masih berkerumun sambil mengobrol. Detail ini semakin menonjolkan sifat pemberontak dan keunikan mereka.
Awalnya, Grand Shaman Qidan datang untuk bernegosiasi dengan manusia kelelawar. Mungkin untuk menunjukkan sisi ramahnya, sang Model tua malah tidak mengurus urusan resmi, lebih dulu menyapa pengawal Liu Zhenhan dengan riang.
"Ini adalah Grand Shaman Weian dari Kuil Witherspoon, Provinsi Timur Laut—Yang Mulia Qidan!" Suara Liu Zhenhan yang mengenakan jubah pendeta putih bulan bergema keras saat memperkenalkan sang Grand Shaman.
"Kami sedang membahas suatu masalah! Yang Mulia Grand Shaman Weian yang paling bijaksana, bisakah Tuan membantu kami menyelesaikannya?" Kolina menggelengkan kepala sambil mengangkat pantat besarnya.
Setelah Tuan Tanah selesai berbicara tadi, bibirnya masih bergetar dua kali. Kolina bisa memahami maksud tersirat sang bos.
Kegagahan para Mammoth pahlawan kuat langsung menyihir mata Grand Shaman Qidan. Bibir Model tua itu gemetar seperti penderita epilepsi, namun ia tetap ingat untuk menyampaikan basa-basi. Ia memuji daya rekat Pendeta Richard, Tuan Tanah Feilengcui, sebelum bertanya ramah pada Kolina: "Anak muda, ada apa yang ingin kau tanyakan?"
Tubuh para Mammoth pahlawan kuat yang seperti gunung itu "huss" terbuka membentuk lorong. Di tengah lingkaran mereka terlihat enam ekor badak berbulu.
Kolina membelai janggut panjangnya sambil bercerita perlahan tentang asal-usul masalah ini.
Dalam "Pertempuran Mempertahankan Tanah", sepuluh kavaleri berat badak berbulu dari Pasukan Bayaran "Mawar Logam" yang terkenal di Doluote, dua diantaranya dibunuh oleh Tuan Tanah sendirian. Kemudian dalam pertempuran kavaleri, dua lagi tewas tertabrak oleh Kolina dan mammoth raksasa saudara hewannya. Enam badak berbulu sisanya mengalami luka dengan tingkat keparahan berbeda, namun berkat kulit tebal dan baju baja mereka, akhirnya berhasil diselamatkan oleh Dukun Nostradamus.
Dua badak berbulu terluka paling parah. Mereka bertabrakan dengan mammoth raksasa Kolina pada gelombang kedua, mengalami patah tulang di lutut depan. Selama beberapa hari sibuk ini, Dukun Nostradamus hanya memberikan ramuan herbal. Ketika biarawan baru sempat menggunakan "Doa Penghiburan", tiba-tiba ditemukan selaput tulang lutut depan mereka telah bergeser dan celah tulang menyatu membentuk kaki melengkung. Bahkan setelah pulih, mereka hanya bisa berjalan lambat, tidak mungkin lagi digunakan sebagai kendaraan kavaleri untuk serangan cepat.
Berat tubuh Mammoth pahlawan kuat benar-benar luar biasa. Enam badak berbulu ini termasuk binatang peliharaan langka yang mampu menahan bobot pasukan kavaleri mammoth. Dari 23 Mammoth pahlawan kuat yang hampir bisa membentuk 22 pasukan kavaleri, kini muncul dua kendaraan cacat lagi, membuat Kolina benar-benar dilema.
“Kamu sendirian membunuh dua badak? Tanduk badak berbulu ini bisa menghancurkan batu!” Grand Shaman Weian memandang Pendeta Berjubah Putih dengan matanya juling.
“Yang Mulia Pendeta Besar, orang-orang zaman sekarang suka melebih-lebihkan cerita.” Liu Zhenhan berkata dengan rendah hati.
“Pantas menjadi satu-satunya Pendeta dengan Kombinasi Nyanyian dan Pertempuran di Provinsi Timur Laut kita.” Pendeta Besar mengangguk puas.
“Yang Mulia Qidan yang dermawan, atas dasar kemampuan Kombinasi Nyanyian dan Pertempuran saya, bukankah Tuan harus memberi hadiah kepada hamba? Mungkin menyumbangkan belasan Ksatria Kuil cadangan untuk memperkuat pasukan kavaleri Feilengcui?”
Begitu kata-kata ini terucap, Grand Shaman Weian segera menyesali celotehnya yang berlebihan.
“Begini saja... Di Kuil Witherspoon masih ada satu Thunder Beast yang bisa kami berikan. Lebih dari itu tidak mungkin. Berat tubuh Prajurit Mammoth terlalu besar. Selain tunggangan raksasa seperti Thunder Beast, Kuil Timur Laut benar-benar tidak bisa memenuhi permintaanmu. Pemuda yang begitu perkasa...” Yang Mulia Qidan berjinjit memukul perut kokoh Kolina dengan tinjunya. Postur tua shaman terlalu pendek, sementara tinggi Kolina mencapai tiga meter. Gerakan yang seharusnya akrab ini justru menyentuh area yang tidak semestinya.
Pendeta Besar merasa tinjunya seperti menghantam palu batu ogre.
“Atas nama Pasukan Kavaleri Pertahanan Diri Feilengcui, terima kasih Yang Mulia Qidan!” Liu Zhenhan dengan wajah berseri memberikan pelukan beruang pada Grand Shaman.
“Anak nakal! Hanya tahu memeras aku!” Grand Shaman Weian mengedipkan mata kecilnya, melihat Kolina lalu menatap Liu Zhenhan di sampingnya, “Seharian berpura-pura bodoh! Kaki badak berbulu patah baru kau datang mencariku? Dalam perang garis barat ini, regu biarawan Feilengcui yang dikirim ke garis depan sangat perkasa, menggemparkan seluruh kerajaan. Katanya ada kepala suku biarawan yang luar biasa, seratus dukun menyembuhkan tak bisa menyaingi kecepatannya sendiri!”
Wajah Liu Zhenhan berkerut seperti adonan minyak, tak peduli.
“Sayang dua badak berbulu itu. Membran tulangnya sudah menyatu, mungkin Kepala suku Andulan pun tak bisa berbuat apa-apa.” Mentor Ular Wanita Cantik menghela nafas.
“Ini mudah saja, patahkan lalu sambung kembali.” Liu Zhenhan berjongkok, menggenggam tanduk badak berbulu lalu menjatuhkan makhluk itu, menginjak kaki bengkok badak tersebut dengan sekuat tenaga.
Badak berbulu meraung kesakitan. Dua bunyi "krak!" keras terdengar, kaki badak itu patah kembali secara brutal.
Liu Zhenhan mengangkat badak berbulu lain yang berkaki bengkok, kali ini menggunakan tebasan tangan. Kaki badak sebesar itu dipatahkannya hanya dengan dua tamparan.
“Dukun! Biarawan!” Tuan tanah Pigge melemparkan dua badak berbulu yang mengerang kesakitan, berteriak keras.
Dua badak berbulu berbobot beberapa ton di tangan Richard ini, hanya bisa memutar tubuh dengan sia-sia sebelum akhirnya kakinya dipatahkan hidup-hidup. Yang Mulia Qidan melihat pemandangan ini, alisnya berkedut tak henti.
“Richard... dari mana kau dapatkan begitu banyak ksatria Bimon?” Yang Mulia Qidan mengedip-ngedipkan mata kecilnya ke segala penjuru, bertanya diam-diam pada Liu Zhenhan.
“Yang Mulia Qidan, para ksatria ini adalah rekan petualangan yang Richard temui selama perjalanan ujiannya,” Mentor Ular Wanita Cantik tersenyum tipis pada Pendeta Besar.
“Suku Elefen total hanya seribu populasi. Sebagian menjadi Pengawal pendeta tinggi, sebagian lagi bertugas di pasukan pengawal ibu kota. Saat ini seluruh Korps Tulun di Provinsi Timur Laut hanya memiliki 54 mammoth pahlawan kuat. Feilengcui yang hanya satu wilayah, ternyata memiliki 23 mammoth pahlawan kuat dewasa. Lihat di sana... Beruang! Orang Ao! Bahkan kuda nil! Luar biasa, bahkan para penyair pengembara ini bisa kau kumpulkan. Pantas kalian bisa mengalahkan 3.000 tentara bayaran manusia hanya dengan pasukan sedikit.” Yang Mulia Qidan mengangguk puas.
“Prajurit lemah hanya satu, jenderal lemah hancur seluruh pasukan.” Liu Zhenhan menarik Kepala Suku Andulan untuk berkenalan dengan Pendeta Besar.
Kepala suku Andulan dan Grand Shaman Qidan sama-sama hantu tua berusia empat hingga lima ribu tahun. Kepala suku Andulan yang pernah lama tinggal di dunia manusia memiliki aura aristokrat kuno yang kental, sangat cocok dengan karakter Grand Shaman Qidan. Ditambah dengan hubungan darah yang aneh antara suku penyu sisik dan Suku Model, dua hantu tua ini langsung akrab berbincang.
Setelah percakapan singkat, manusia kelelawar Tuan Totti juga dibawa ke gua khusus interogasi untuk berdialog langsung dengan Yang Mulia Qidan.
Setelah menyaksikan langsung keajaiban "Teknik Penenang Doa" hasil tempaan 4-5 ribu tahun Kepala suku Andulan dalam penyembuhan langsung, Grand Shaman Qidan yang berkerut-kerut itu menggenggam erat tangan Liu Zhenhan dan enggan melepaskannya.
Keakraban ini membuat bulu kuduk Liu Zhenhan merinding.
Meski tulang rusuk Tuan Totti yang patah tidak bisa langsung pulih setelah perawatan, area yang sakit sudah terasa sejuk sehingga tidak sesakit sebelumnya.
Melihat Grand Shaman dari salah satu lima provinsi Bimon berdiri di hadapannya, ditambah pengosongan gua yang mulai dilakukan, bola mata Tuan Totti berputar cepat.
“Masih dengan cara yang sama, Tuan Totti dengan fasih mengulangi semua janji yang pernah diucapkannya sebelumnya, hanya saja syarat menguntungkan yang dulunya ditujukan untuk Liu Zhenhan, kini dialihkan ke Kuil Timur Laut. Tentu saja, Tuan Totti bukan orang bodoh, dia juga memberikan beberapa tawaran menarik untuk Feilengcui.”
“Seperti yang dikatakan Mentor Ular Wanita Cantik, syarat seperti membuka jalan ke Hyjal saja sudah mustahil ditolak oleh ras Bimon. Grand Shaman Weian tidak bisa menemukan alasan untuk menolak.”
“Aku bisa mewakili Kuil untuk menyetujui permintaanmu.” Setelah merenung sejenak, Yang Mulia Qidan menghilangkan kesan rentanya tadi dan dengan penuh wibawa memberikan kepastian pada Tuan Totti.
“Terima kasih banyak! Mohon diberitahu, Yang Mulih Pendeta Besar... Kapan saya boleh pergi?” Tuan Totti terus melirik ke arah Liu Zhenhan.
Jelas terlihat, Pangeran menantu Doluote tidak ingin tinggal lebih lama sedetik pun di Feilengcui.
“Kau boleh pergi. Tapi kau harus kembali lagi, bersama pamamu Marquis Capello.” Grand Shaman Weian tersenyum lebar.
“Harus kembali lagi? Itu pun harus membawa pamanku?” Tuan Totti memutar matanya sinis.
“Ada beberapa hal yang perlu kita bahas lebih detail. Sekarang jelas, Anda bukanlah pengambil keputusan keluarga Sherpa, paman Andalah yang memegang kendali. Tentu saja, Anda bisa memilih untuk tidak kembali. Namun, saya masih memegang seribu tawanan perang manusia di sini. Mereka semua telah menyaksikan Anda berubah menjadi manusia kelelawar. Jika Anda tidak kembali, ada satu hal yang harus Anda khawatirkan. Bagaimana jika seribu orang ini kembali ke Doluote? Ha... Seribu mulut! Cukup satu orang yang bocor, kebetulan menantu kedua keluarga Danze adalah Ksatria Suci gereja. Di satu sisi ada vampir, di sisi lain Ksatria Suci. Ini akan...” Grand Shaman Weian menyeringai.
“Saya mengerti.” Tuan Totti adalah orang yang cerdik.
“Apakah sayap daging Anda masih bisa terbang?” Pak Model bertanya dengan ramah kepada Sang Pangeran.
“Terima kasih atas perhatiannya, saya akan segera kembali.” Sang Pangeran berdiri sambil memegang tandu. Sayap tipis berwarna hitam pekat yang tergulung seperti bola kecil di punggungnya tiba-tiba membentang.
“Berikan pakaian lengkap untuk Sang Pangeran. Richard, antarkan tamu terhormat ini.” Pendeta Besar berkata kepada Liu Zhenhan.
“Orang ini jelas bukan orang baik. Kita harus membunuhnya.” Liu Zhenhan berteriak keras begitu masuk kembali ke gua setelah mengantar Sang Pangeran.
“Richard, duduklah di sampingku.” Pendeta Besar menepuk-nepuk Kursi Bambu sederhana di sebelahnya.
Liu Zhenhan mengangkat alisnya, namun akhirnya duduk juga.
“Sejak Yang Mulia Cui Beixi memberitahuku secara rahasia bahwa Richard menciptakan gulungan lagu perang sendiri, dan setelah mengetahui kau memiliki empat boneka logam emas, aku selalu menaruh harapan besar padamu! Harapan ini bahkan melebihi ekspektasi terhadap Helen.” Yang Mulia Qidan tersenyum berkata, “Anakku, jangan anggap aku materialistis, karena hidup memang seperti ini.”
“Bisa dimengerti.” Liu Zhenhan tersenyum, “Hidup memang demikian adanya.”
“Jujur saja, aku benar-benar pernah berpikir untuk membunuh keturunan pengkhianat Warronbal ini. Tapi pamannya, Count Capello, adalah perdana menteri Doluote. Sekarang Adipati Doluote sakit parah, Capello mengendalikan pemerintahan dan militer. Jika kita bunuh Totti, pamannya pasti akan balas dendam. Berapa jumlah tentara reguler Doluote? Seluruhnya 10.000 orang! Jika tidak membunuhnya, kita harus membantunya melawan keluarga Danze dari menantu kedua. Mungkin pihak lawan sudah siap menyerang Feilengcui untuk merebut perempuan cantik. Berapa personil resimen bayaran 'Angin Puting Beliung' keluarga Danze? 10.000 orang! Apalagi Tomassi adalah seorang Ksatria Suci yang terkait Gereja Saint Paul. Berapa pasukan Provinsi Timur Laut kita sekarang? Sepuluh resimen dikirim ke garis depan barat laut, total pasukan di Provinsi Timur Laut hanya 10.000!” Yang Mulia Qidan membuka kedua tangannya, “Dari dua keluarga ini, kita pasti harus berperang dengan salah satunya! Sekarang harus memilih.”
“Provinsi Tenggara dan Timur Laut kita bagai sepasang tanduk di Dataran Liar Donau. Dua provinsi gabungan masih kalah dengan kadipaten kecil Doluote?” Liu Zhenhan tertawa.
“Richard, sekarang ada hal-hal yang bisa kuberitahukan padamu.” Wajah Model tua menjadi sangat serius, “Jawab dulu pertanyaanku, tahukah kamu perang sebenarnya memperebutkan apa?”
“Perang pada dasarnya adalah perang uang.” Liu Zhenhan berkata.
“Benar!” Pendeta Besar terlihat puas dengan jawabannya, “Logistik butuh uang! Perlengkapan butuh uang! Santunan pasca perang butuh uang! Setiap perang dibiayai dengan tumpukan uang. Jika kita membunuh manusia kelelawar ini, pasti akan berperang total dengan keluarga Sherpa dari Doluote. Jika Perdana Menteri Capello mengerahkan pasukan melawan kita, ini akan menjadi perang antar dua negara! Lalu pertempuran yang terjadi di Feilengcui sekarang apa? Pada dasarnya hanya pertempuran antara gerombolan perampok manusia dengan milisi wilayah Feilengcui, jauh dari status perang agresi yang diakui secara diplomatik. Prinsip 'kecepatan adalah kunci dalam perang' pasti kamu paham? Di Kerajaan Bimeng saat ini, raja, kuil, dan Dewan Tetua saling tarik ulur, saling membatasi. Kami di kuil hanya simbol kekuasaan ilahi, harus melapor ke Departemen Militer untuk mobilisasi pasukan yang perlu persetujuan raja. Bayangkan, berapa lama ini akan memakan waktu?”
“Tapi kalau musuh sudah menyerbu ke rumah, masa tidak boleh membalas?” Liu Zhenhan menatap Pendeta Besar sambil mengerutkan alis.
“Logikanya memang begitu. Tapi padang gurun Donau yang luas ribuan li ini, bahkan jika mulai membalas, kemungkinan Feilengcui sudah hancur dalam kobaran perang?”
"Di musim semi, jika aku tak bersuara lebih dulu, serangga mana yang berani berkicau? Siapa yang ingin merebut Feilengcui, sepertinya masih kurang gigi kuat!" Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
"Jangan sombong dulu. Dengarkan penjelasanku. Jaringan kekuasaan di Kerajaan Bimon tidak sesederhana yang kau bayangkan. Selain pengaruh keluarga-keluarga besar, izinkan aku jelaskan tiga pilar kekuasaan saat ini. Dewan Tetua tak usah dibahas, kumpulan orang tua bebal yang hanya bisa menyeimbangkan kekuatan tanpa kontribusi berarti. Di kuil kami, Imam Agung Jubah Merah Kuil Shabak saat ini berasal dari suku Tiger manusia harimau. Suku Tiger dan Lion sama-sama disebut wangsa kerajaan, rival abadi tahta. Raja Bimon saat ini, Yang Mulia Grak Sal, justru berasal dari manusia singa suku Lion. Sang Raja terlalu bijaksana dan perkasa! Justru karena kebijaksanaannya, pertimbangan beliau semakin kompleks. Bayangkan: Raja dari suku Lion, sementara pemimpin tertinggi kuil malah dari suku Tiger yang paling ditakuti Lion. Betapa canggungnya posisi kuil sekarang." Pendeta Besar menghela nafas, "Sang Raja telah berkali-kali mengusulkan ke Dewan Tetua untuk mencabut sistem pengawal dan hak wilayah para pendeta. Menurut beliau, sebagai hamba Dewa Perang, kita seharusnya dilindungi dan dibiayai negara. Jika itu terjadi, apa bedanya kita dengan mesin perang?"
"Setiap penguasa selalu ingin memegang kekuasaan di tangannya sendiri. Ini mudah dipahami." Liu Zhenhan mengecapkan bibirnya, lalu berbicara tanpa filter, "Potret Imam Agung Jubah Merah yang digantung di Kuil Timur Laut pernah kulihat, lelaki tua itu mana mungkin anggota suku Tiger? Wajahnya seperti terong tua. Begitukah rupa manusia harimau?"
"Imam Agung Jubah Merah, Yang Mulia Bulat, adalah manusia cicak. Di antara klan Tiger, cicak adalah cabang yang paling lemah." Mentor Ular Wanita Cantik melontarkan pandangan tajam ke arah Liu Zhenhan.
"Sebenarnya alasan mengapa Imam Agung Jubah Merah dipilih dari suku Tiger, ini juga karena Yang Mulia Grak Sal terlalu kuat. Beliau telah memerintah selama 25 tahun berturut-turut. Oleh karena itu, Dewan Tetua menaikkan Yang Mulia Brad ke posisi Imam Agung Jubah Merah untuk menyeimbangkan kekuasaan. Tentu saja, kemampuan Yang Mulia Brad sendiri memang benar-benar luar biasa." Pendeta Besar melanjutkan penjelasannya, "Namun yang sangat disayangkan, karena Sang Raja menikahi Ratu dari suku Tiger, keturunan yang lahir adalah manusia singa-tiger yang lebih kuat. Berdasarkan perintah Dewa Perang, para Pangeran ini ditempatkan di berbagai Kuil sebagai penjaga abadi. Richard, kamu sudah melihat sendiri, dua Ksatria Emas di Kuil Timur Laut kita adalah kedua Yang Mulia Pangeran. Saya yakin kamu sudah merasakan sikap agresif Pangeran Richard tersebut. Kekuatan militer resmi setiap Kuil adalah Ksatria Kuil. Duri、baja、perunggu、perak、emas ditambah satu Ksatria Kehormatan, total pasukan Ksatria Kuil setiap Kuil hanya 40 orang saja. Ksatria Emas kebetulan merupakan kelas kepemimpinan semua ksatria. Dengan begini, Kuil semakin mendapat beberapa kesulitan!"
"Obisilachi! Ini memang sangat memalukan." Liu Zhenhan berkata dengan sinis, "Tak heran Pangeran Richard begitu arogan, ternyata kesombongannya masih ada dasarnya."
“Memang benar demikian.” Grand Shaman Weian terdiam sejenak sebelum melanjutkan, “Yang Mulia Raja tidak pernah berhenti berusaha memusatkan kekuasaan. Faktanya, selama bertahun-tahun inilah yang beliau lakukan.”
“Apa hubungannya denganku?” Liu Zhenhan menyipitkan matanya, sinar tajam terpancar dari balik tatapannya yang terlihat lesu.
“Sebagai pendeta Kuil Timur Laut, wilayah Feilengcui secara otomatis menjadi wilayah kuil. Jika kau kabur dari pertempuran menghadapi invasi musuh, bukan hanya aib pribadi yang kau dapat, mungkin kau akan diadili, tetapi juga mempermalukan seluruh kuil! Jika kau melawan invasi meski pasukan musuh kuat, selama dokumen persetujuan Departemen Militer terlambat, hanya wilayah pribadimu yang hancur. Kerugian ini masih bisa ditanggung Kerajaan, lalu kita bisa mengerahkan pasukan besar untuk menghancurkan invasi.” Grand Shaman Weian menepuk-nepuk tangan si Pigge muda ini dengan lembut.
“Aku yakin pasukan bantuan pasti akan datang selama aku bertahan. Ini bukan kekhawatiranku. Lihatlah kastil tanah merah ini, lihatlah prajurit-prajuritku. Aku jamin, ini sama sekali bukan masalah.”
“Jika hanya sekadar pertempuran biasa, tentu lebih sederhana. Tapi sekarang kita menghadapi perang tak terelakkan dimana harus memilih lawan. Keduanya sama kuatnya, sementara salah satunya menawarkan syarat yang sangat menggiurkan. Menurutmu, siapa yang harus kita lawan?”
“Pilih keluarga Danze.” Liu Zhenhan berkata, “Meski aku sangat ingin membunuh si anak kelelawar itu, tapi ini tidak perlu diragukan lagi.”
“Aku lega kau bisa membedakan yang benar dan salah. Bayangkan, jika Kuil berhasil membuka jalur menuju Gunung Suci Hyjal, seberapa besar perbaikan situasi memalukan Kuil saat ini? Bahkan Raja pun takkan bisa lagi mengusulkan pemotongan tanah apanase atau sistem pengurangan Pengawal, bukan? Kali ini bukan sekadar membuka jalan ke Dataran Carimdor, tapi juga akan membawa senjata, barang kebutuhan sehari-hari, dan teknologi canggih yang kita butuhkan! Kontribusi seperti apa ini bagi Bimon? Kehormatan besar seperti apa ini? Demi keyakinan ini saja, patut kita berperang!” Sorot mata Yang Mulia Qidan menyala-nyala.
“Sulit bagi Feilengcui melakukannya sendiri. Keluarga Danze punya 10.000 tentara bayaran profesional! Didukung kekuatan Gereja Saint Paul di belakangnya. Kekuatan militer Feilengcui tak sampai seribu orang, termasuk banyak suku-suku bawahan pengecut. Lingkaran Jahat kami mungkin efektif melawan gerombolan, tapi jika ada pastor di pihak lawan, efeknya akan jauh berkurang.” Liu Zhenhan bersiap menawar.
"Tenang saja! Kali ini aku akan memindahkan sepuluh Imam Tongkat beserta Pengawal mereka dari Kuil Timur Laut untuk ikut perang. Ksatria Kuil telah mengerahkan separuh pasukan ke front barat, untungnya kedua Pangeran juga sudah pergi. Sisa pasukan akan kuserahkan semua padamu! Dengan banyaknya Imam Tongkat di sini, berapa imam musuh yang bisa menandingi? Apalagi kau punya gulungan lagu perang, Richard!" Kura-kura tua tersenyum licik, "Tahu kenapa aku menyuruh bocah bernama Totti itu pulang membawa pamannya? Aku ingin membuat kesepakatan dengan Marquis Capello. Karena kita sudah membantu mereka, tak mungkin membiarkan mereka berdiam diri! Aku harus meyakinkan mereka untuk ikut berperang! Sebenarnya tidak sulit, cukup bunuh pemimpin mereka dalam keributan. Ksatria Suci bernama Tommasi itu, begitu terbunuh sementara mereka gagal menyerbu Feilengcui, pasti akan mundur sendiri karena jalur logistik yang terlalu panjang."
"Feilengcui kekurangan sayuran dan bahan pangan, kurang koin emas, kurang..." Liu Zhenhan menghitung jari satu per satu.
"Tenang saja. Semua itu akan kucoba penuhi. Tapi dana Kuil juga terbatas, tidak bisa memenuhi semua permintaanmu. Untuk masa depan, toko-toko yang dijanjikan keluarga Sherpa akan kubuat mereka buka di wilayah Feilengcui." Pendeta Besar berhenti sejenak, lalu mengucapkan janji paling dinantikan Liu Zhenhan, "Aku juga akan mendukung hubunganmu dengan Helen tanpa syarat, apapun rintangan yang menghadang!"
“Setuju!” Liu Zhenhan segera menyetujui.
“Aku juga tidak akan menyembunyikanmu, kali ini aku juga bersiap mencalonkan diri sebagai Dua Belas Imam Utama Kerajaan. Jika berhasil kali ini, pastinya aku bisa mengenakan jubah imam oranye; Mentor-mu Cui Beixi juga pasti akan menjadi Grand Shaman Weian di Weisisipang!” Kura-kura tua menepuk bahu Liu Zhenhan sambil tersenyum, “Saat itu kau masih takut siapa? Pangeran Richard? Jika kau menonjol di Olimpiade Pendeta tahun depan, mungkin berdasarkan jasamu, Kerajaan akan memiliki Imam Utama ketiga belas! Tenang saja! Apa yang bisa terjadi? Kekuatanmu pasti bisa membuatmu menggemparkan seluruh bangsa Bimon tahun depan! Aku juga bisa dapat harga diri!”
Aku ingin menjadi Imam Agung Jubah Merah, nanti saat kau melihatku harus membungkuk. Liu Zhenhan bergumam dalam hati.
“Apa kau merasa terkejut membahas soal ketenaran dan keuntungan secara vulgar seperti ini?” Mentor Ular Wanita Cantik di sampingnya menyentuh Liu Zhenhan yang sedang termenung.
“Sedikit.” Liu Zhenhan tersenyum polos.
“Inilah kehidupan.” Ular Wanita Cantik itu membalas dengan senyum getir.
“Kehidupan yang sangat menyedihkan!” Grand Shaman Weian juga menghela napas berat.
Dua idiot. Liu Zhenhan bergumam dalam hati.
Bab 86 Kamerad
Tuan Totti benar-benar menepati janji, atau mungkin tidak berani ingkar janji.
Keesokan harinya menjelang siang, dia benar-benar datang kembali ke Feilengcui bersama pamannya, Marquis Capello.
Dua manusia kelelawar menutup sayap daging hitam legam dan mendarat dari langit, sementara angkatan udara baru Feilengcui sedang berlatih dengan penuh semangat.
Luka pada sayap daging Burung Raksasa Newton yang dibelah oleh Liu Zhenhan, bahkan Kepala suku Andulan pun tak mampu mengobatinya. Karena tidak ada otot tumbuh di sayap daging, setelah robek tak bisa sembuh selamanya.
Tuan tanah awalnya ingin menggunakan empedu ular Feiwenli untuk mengobati burung-burung raksasa Newton ini, namun dihentikan tegas oleh Kepala suku Andulan. Racun fisik adalah pedang bermata dua - jika diberikan kepada monster penghancur asam ini demi menyembuhkan luka sayap, saat melukai musuh justru menjadi ancaman besar bagi kawan sendiri.
Perkataan Kepala suku Andulan memang masuk akal, tapi tuan tanah juga tak mungkin menerima fakta bahwa burung hasil tangkapannya tak bisa terbang.
Akhirnya nyonya bos nomor satu Feilengcui, Ning Yu, mengajukan solusi kompromi: menggunakan keterampilan menjahitnya yang halus, menjahit luka-luka tersebut dengan jarang gading dan tali kulit sapi.
Sungguh luar biasa kerja nyonya bos. Baik luka silang maupun luka berbentuk V, semuanya dijahitnya dengan rapi. Beberapa gadis cantik di sekitarnya sampai meneteskan air liur, penuh kekaguman pada keahlian menjahit yang lincah ini.
Burung Raksasa Newton dengan sayap daging berkait dan paruh panjang seperti tiang besi, pasukan kavaleri Orang Kesturi berjaket kulit berbulu dan kacamata hitam anti angin - kombinasi ini terlihat sangat gagah, tapi sayap daging Burung Newton itu langsung merusak kesan saat terkembang. Sayap berkait itu persis seperti jubah compang-camping pengemis tua, dipenuhi jahitan berkelok seperti lipan.
Dua manusia kelelawar dari kejauhan sudah melihat banyak pasukan berkuda berdiri di puncak Bukit Merah. Sosok Pigge itu terlihat sangat garang dan mencolok. Tuan Totti sama sekali tidak berani menghadapi sosok menakutkan ini, dan berusaha menghindar untuk mendarat di kaki bukit. Tapi Capello bersikeras ingin melihat langsung Bimon yang digambarkan keponakannya sebagai dewa perang. Setelah diskusi singkat, kedua manusia kelelawar itu dengan lincah berputar di udara, lalu turun perlahan membawa aliran udara ke puncak bukit.
Puncak bukit yang terlapisi lapisan glasir sempurna akibat bakar magis, memiliki panjang 200 ren dan lebar lebih dari 100 ren. Liu Zhenhan dengan torso berotot terbuka, kacamata hitam berbingkai emas, dan cerutu besar di mulut, berdiri di lapangan alami seluas itu sambil menerangkan taktik pertempuran udara ciptaannya kepada seluruh pasukan udara Burung Newton.
Empat puluh ekor Burung Raksasa Newton juga menarik perhatian dua manusia kelelawar. Namun setelah melihat sayap daging yang dipenuhi jahitan, pandangan kedua manusia kelelawar itu beralih, tak bisa menahan diri menyeringai, berpikir dari mana datangnya pasukan burung pengemis bersayap ini.
Karena banyak Burung Raksasa Newton yang tertangkap, sepuluh ekor di antaranya kini terbang di langit. Tugas mereka sebagai burung target dibuktikan dengan panci besar yang digantung di belakang mereka. Bangau Api Burangsha berputar-putar sebagai pengawas, mengintimidasi kawanan Burung Raksasa Newton - padahal ini sama sekali tidak perlu. Sejak menempatkan anak burung di sebuah gua besar di lantai empat, kawanan ini telah terbiasa memasuki sarang raksasa setiap malam untuk menikmati daging lezat.
Di puncak Bukit Merah juga berdiri kerumunan penonton yang ingin melihat kejutan apa lagi yang akan dibawa Tuan Tanah.
Kedatangan dua manusia kelelawar tidak mengalihkan perhatian para pendengar ini.
Naga Peri adalah yang paling penasaran di antara semua pendengar. Dalam hal perkembangan baru bidang militer, Daisy selalu tertarik untuk mempelajarinya. Dulu mungkin menganggap tuan tanah ini idiot, tapi sekarang Naga Peri tidak berani berpikir begitu lagi.
Liu Zhenhan saat ini sebenarnya juga merintih kesakitan dalam hati. Pelatihan kavaleri udara seharusnya menjadi hal yang rahasia, mengapa semakin dikerjakan semakin banyak mata yang memperhatikannya? Panggung ini sama sekali tidak boleh runtuh!
Latar belakang Tuan Liu hanyalah seorang prajurit pengintai, bukan berasal dari pasukan udara Angkatan Darat ke-55 maupun seorang pilot. Bahkan bulu pesawat pun belum pernah disentuhnya, bagaimana mungkin dia bisa mengeluarkan teknik tempur angkatan udara?
Untungnya Lao Liu memiliki kecerdasan darurat, tiba-tiba teringat adegan dalam film "Yamamoto Isoroku" saat Laksamana Yamamoto digebuki, bagaimana formasi pesawat Amerika saat itu.
Maka dia mulai berulang kali menanamkan beberapa konsep terbatas kepada pasukan kavaleri udara Newton. Konsep ini pun sebenarnya sudah merupakan hasil menguras habis isi kepalanya.
Formasi burung ganda - pada dasarnya ini adalah saling melindungi antara lead aircraft dan wingman. Belok samping berkelompok - ini adalah manuver penghindaran udara. Hovering - ini sekadar pengisi. Tembakan serempak formasi - ini lagi-lagi taktik lama "pukulan acak mengalahkan master".
Ditambah lagi dengan strategi pembom yang melakukan vertical climb setelah dive, keringat Lao Liu mengucur deras seperti air terjun di punggungnya.
Guo Guo dengan topi kulit beruang dan kacamata hitam, menunggangi Kakatua Raksasa yang agak gemuk, mengikuti perintah Liu Zhenhan dengan terus-menerus mendemonstrasikan gerakan kepada semua kavaleri udara.
Meski bukan berasal dari angkatan udara, pengetahuan militer tetap ada. Liu Zhenhan perlahan masuk ke dalam kondisi, menjelaskan dengan cukup sistematis. Bagi tentara profesional, bagaimanapun pola pertempuran berubah, tujuannya tetap sama.
Naga Peri yang sangat berpengetahuan dalam bidang militer menyimak paling serius. Dari memorinya, dia mengumpulkan catatan tentang pertempuran pasukan udara, hanya menemukan dua peristiwa besar: 10.000 tahun lalu di era Perang Dewa dan Iblis saat perusak obsidian dan gargoyle Bangsa Iblis bertempur melawan pasukan udara Aiqin, atau 1.000 tahun lalu Pertempuran Udara Tennessee antara Burung Bimon dari Suku Bordir dengan pasukan kavaleri udara manusia.
Dalam dua perang besar ini, tidak terbentuk formasi pertempuran udara yang sistematis. Pasukan udara saat itu hanya bertempur melawan pasukan sejenis, atau bertugas sebagai pengintai dan menghancurkan logistik musuh. Tugas serangan mendadak ke daerah pertahanan lemah juga kadang dilakukan.
Mendengar tuan tanah berulang kali menekankan serangan menukik ke darat, alis Naga Peri berkerut.
Perlu diketahui bahwa zirah kavaleri udara jauh tidak sebanding dengan kavaleri darat. Serangan ke darat bukanlah kemampuan kavaleri udara. Setelah ketinggian berkurang, satu panah saja bisa merenggut nyawa kavaleri udara yang mahal harganya.
Bahkan senjata tempur kavaleri udara terkuat dalam sejarah "ksatria naga" pun bukan mengandalkan tombak naga super berat tujuh meter - berapa musuh bisa dibunuh dengan satu tombak naga?
Ksatria naga terutama mengandalkan kekuatan sihir dan serangan fisik kuat dari naga tunggangan mereka. Ini adalah satu-satunya pasukan udara yang sempurna, meski jumlahnya sedikit. Dalam konteks era besar ini, kualitas tunggangan menentukan keunggulan; formasi tempur menjadi faktor sekunder. Bahkan satu skuadron Manusia Elang takkan mampu melawan seorang ksatria naga. Karena itu tak lahir taktik formasi terstandarisasi seperti infantri atau kavaleri.
Setelah Pertempuran Udara Tennessee seribu tahun lalu, pasukan udara manusia dan Bimon menghilang dari panggung sejarah, hingga kini tak dibangun kembali secara besar-besaran. Alasan utamanya bukan ketidakmampuan, tapi biaya mahal pembentukan pasukan udara yang tak sebanding dengan manfaat praktisnya.
Dalam setiap pertempuran, pasukan darat tetap menjadi tulang punggung. Kemenangan selalu ditentukan di medan darat, bukan di langit.
Di pasukan udara Bimon masa lalu, Burung Bimon dari Suku Bordir dan manusia kelelawar menggunakan lembing sebagai senjata. Berapa banyak lembing yang bisa dibawa saat terbang? Ksatria Griffin manusia membawa busur panah silang yang mahal. Pengisian ulang setelah tembakan beruntun menjadi masalah besar.
Selain ksatria naga yang bisa menggunakan sihir dan tubuh perkasa naga mereka untuk menghancurkan musuh di darat, sebagian besar pasukan udara - meski bisa meraih keuntungan temporer - tak mampu mengubah jalannya pertempuran karena jumlahnya terbatas saat bentrok dengan pasukan darat.
Pelajaran yang dialami bangsa iblis sepuluh ribu tahun silam telah menjelaskan semua masalah. Perusak obsidian dan gargoyle sama sekali tidak sempat melakukan serangan terjang, langsung dihujani tembakan rapi arquebus Guli oleh Kurcaci Guli hingga hancur berkeping-keping di udara.
Arquebus Guli milik Tuan Tanah Pigge yang kekurangan kekuatan magis saat ini sama sekali tak bisa dijadikan acuan. Arquebus Guli yang diisi unsur angin magis dengan cukup memiliki jangkauan tembak hingga 3.000 yard. Dengan jangkauan sejauh ini, selain naga, tak ada satupun pasukan udara yang mampu melawan.
Dalam konteks zaman seperti ini, di negara-negara manusia Aiqin saat ini, selain Ksatria Suci Gereja Saint Paul yang memiliki monster udara sebagai tunggangan, hanya sedikit negara militer kuat yang masih mempertahankan formasi pasukan pengintai udara dalam jumlah sangat terbatas.
Naga Peri juga tidak terlalu berharap banyak pada Pasukan Kavaleri Udara Newton yang dibentuk tuan tanah. Meski mengetahui tuan tanah memiliki Mata Air Kehidupan langka yang bisa memproduksi massal "Kemarahan Moradin", akurasi tembakan udara tetap menjadi masalah besar. Meski daya hancur per individu "Kemarahan Moradin" cukup baik, bukan berarti tak bisa ditahan. Sekalipun formasi 40 kavaleri udara dilatih sempurna oleh tuan tanah, daya tempurnya tetap terbatas.
Lagipula Mata Air Kehidupan suatu hari akan habis juga. Saat itu terjadi, apa yang akan dilakukan Orang Kesturi dengan ketapel besar bertanduk rusa di udara?
Pertanyaan yang dipendam ini belum sempat ditanyakan Naga Peri, dua kelelawar di sampingnya malah lebih dulu mengungkitnya.
“Apakah ini Tuan Richard, penguasa Suku Pig dari Feilengcui?” Marquis Capello bertanya dengan suara lantang, matanya berpindah-pindah antara bekas luka di lengan Liu Zhenhan dan tato di dadanya, “Bolehkah saya bertanya, bagaimana pasukan udara Anda menyerang musuh di darat?”
Liu Zhenhan menyorotkan pandangan sinisnya ke dua manusia kelelawar dari Doluote.
Perdana Menteri Kadipaten Dolot, Marquis Capello, mengenakan jubah kuno yang menutupi tubuhnya yang gagah. Jubah itu dihiasi pola segi enam magis yang bergerak seperti ombak pasang meski tanpa angin, jelas merupakan peralatan sihir berharga.
Di dahi marquis terukir beberapa garis keriput yang dalam. Di balik alis tebalnya tersembunyi sepasang bola mata biru pucat yang tajam bagai elang di langit, penuh wibawa dan kewaspadaan.
Ketika seberkas pandangan yang tersembunyi di balik kacamata hitam berbingkai emas itu menancap ke arahnya, jantung marquis berdebar kencang.
Marquis Capello merasakan sorotan mata itu bagaimana pedangnya saat ditarik dari sarung di bawah terik matahari.
"Mengapa bertanya begitu?" Liu Zhenhan mengelus kepala botak seekor Burung Raksasa Newton di sampingnya. Burung itu mematuk-matuk jari sang bos dengan penuh sanjung.
Perlengkapan kavaleri udara kali ini sangat menarik mata. Dalam sejarah, pelana kavaleri udara manusia selalu dibuat mengikuti pola pelana kuda dan sanggurdi, namun kavaleri udara Feilengcui kali ini sepenuhnya mengubah tradisi tersebut. Pelana Newton semuanya dibuat khusus, tempat duduknya diikat erat di punggung Burung Raksasa Newton dengan sabuk kulit, sementara posisi kaki kavaleri dilengkapi soket dari setengah baju zirah. Perlengkapan seperti ini memastikan kavaleri Orang Kesturi tidak akan terjatuh dari tempat duduk meskipun mengalami guncangan hebat di ketinggian. Di bagian belakang pelana terdapat dua keranjang bambu besar berhiaskan ranting dan daun hijau. Seluruh tubuh Burung Raksasa Newton juga dilapisi zirah rotan emas, terutama bagian perut yang lebih lunak dilindungi dengan lapisan ganda zirah rotan berwarna emas.
Zirah rotan emas ini oleh dua keturunan manusia kelelawar disangka sebagai zirah besi.
"Apa hanya mengandalkan ketapel?" Tuan Totti ingin tertawa namun tidak berani, dengan gemetar menunjuk ketapel besar bertanduk rusa yang tergantung di pinggang Orang Kesturi yang gagah itu.
Liu Zhenhan melirik Tuan Totti. Sorot mata penuh niat jahat itu langsung membuat manusia kelelawar muda itu menggigil ketakutan, sementara tulang rusuk di dadanya terasa nyeri kembali.
Tindakan selanjutnya Tuan Tanah Feilengcui membuat manusia kelelawar muda semakin ketakutan. Pigge ini menjentikkan jarinya, seketika seorang Orang Kesturi di sampingnya menyodorkan ketapel tanduk rusa besar, lalu mengeluarkan batu kerikil seukuran anggur dari kantong kulit rusa di pinggangnya.
"Kamu... kamu mau melakukan apa?" Tuan Totti menjadi gugup melihatnya menguji kekuatan tali kulit ketapel.
Liu Zhenhan menarik ketapel hingga membentuk lingkaran bulan purnama, lalu mengarahkannya ke Tuan Totti. Sang Count langsung berlindung di belakang pamannya. Meski ketapel ini tak mematikan, lebar tali kulit kerbaunya menunjukkan bahwa terkena tembakan jarak dekat pasti lebih sakit daripada dipukul pentungan.
"Dasar bebal! Apakah nyalimu hanyut terbawa arus Sungai Sanggan?" Marquis Capello memarahi keponakannya dengan tenang, mengabaikan ketapel Liu Zhenhan yang mengarah padanya.
Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, lalu melepaskan batu kerikil dari ketapelnya.
"Brak!" Batu itu mengenai panci besar yang ditarik burung target di langit. Ini jelas kebetulan yang tak disengaja.
"Ketapelmu sangat akurat!" Marquis Capello tersenyum memuji.
"Anak buahku seratus kali lebih jitu dariku." Liu Zhenhan menepuk bahu A Du di sampingnya.
"Teknik ketapel seakurat apapun, sama sekali tidak bisa menciptakan kavaleri udara yang unggul. Jika Anda bisa memecahkan masalah serangan darat kavaleri udara yang kurang mematikan, Anda akan membuka era baru." Marquis Capello menepuk bahu Liu Zhenhan.
"Ini juga masalah yang terus kupikirkan." Liu Zhenhan meredakan permusuhan dan serius bertanya pada marquis ini, "Yang Mulia, sebagai satu-satunya keturunan ras binatang terbang di Bimon, adakah petunjuk yang bisa Anda berikan?"
"Taktikmu sudah kudengar. Tak kusangka ras darat bisa mempelajari teknik pertempuran udara sedemikian rupa. Pertama, saya ingin menyampaikan penghormatan." Marquis Capello mengangguk halus, "Memberi petunjuk belum bisa. Hanya bisa katakan, setelah melihatmu hari ini, kita seharusnya bekerja sama sejak awal, bukan bermusuhan."
"Aku mau melempar batu. Terbang lalu menjatuhkan batu." Liu Zhenhan dengan bangga menunjuk dua keranjang bambu besar di belakang pelana Burung Raksasa Newton, ngawur saja.
"Kreatif sekali!" Mata Marquis Capello berbinar, langsung mengacungkan jempol.
Melihat raut gembira tuan tanah Pigge ini, sang Marquis langsung bicara tak henti seperti air Sungai Sanggan yang mengalir deras, atau api di Feilengcui yang tak terbendung.
Marquis Capello memiliki aura bangsawan yang kental. Saat melontarkan celetukan konyol tentang Hao, ia melakukannya dengan sangat halus, hanya mengucapkan pujian yang tak bisa disanggah. Taktik kavaleri udara Newton menghantam batu dikatakannya sebagai puncak strategi militer sepanjang masa, mengombinasikan tata letak Philip the Great, kehati-hatian Richard the Lionheart, dan keluhuran King Arthur. Bahkan jika berhadapan dengan ksatria naga, cukup terbang di atas kepala mereka dan menghantam - seperti lobak besar! Bisa jadi ksatria naga langsung menyerah dengan melepas celana dalam sebelum pertempuran dimulai.
Semua tahu ia sedang mengada-ada, tapi Marquis berbicara dengan sangat serius, menyertakan banyak contoh pertempuran sebagai pembuktian. Bahkan naga peri sekalipun tak menemukan celah untuk membantah.
Liu Zhenhan yang dipuji habis-habisan awalnya merasa malu. Tapi celetukan konyol setingkat ini memang langka. Semakin didengar, rasanya ada benarnya juga. Lama-kelamaan, seolah-olah ksatria naga benar-benar bisa bersujud menyembah.
"Terima kasih banyak! Sungguh berterima kasih atas bimbinganmu! Bersamamu, aku belajar banyak prinsip hidup." Liu Zhenhan yang dipuji sampai merasakan kenyamanan di seluruh tubuh, tersenyum lebar memanggil seorang Orang Kesturi. Ia menyuruhnya mengantar dua manusia kelelawar untuk bertemu dengan Grand Shaman Weian dan Mentor Ular Wanita Cantik.
"Untuk menghadapi Bimon yang otaknya sederhana tapi fisiknya kuat ini, harus pakai pendekatan halus bukan kekerasan." Marquis Capello berbisik sambil memberikan pengajaran pada keponakannya. Sang Pangeran menantu mengangguk-angguk patuh.
"Dua orang tadi adalah dalang pembunuhan pasukan kavaleri Wolff di pos perbatasan kita. Ingat wajah mereka, urusan ini belum selesai." Di sisi lain, Liu Zhenhan juga sedang memberikan pengarahan pada anak buahnya.
"Kenapa tidak ikut bersama mereka? Lihat bagaimana mereka berunding?" tanya Ning Yu.
"Tanpa pergi pun aku sudah tahu hasilnya." Liu Zhenhan tertawa, "Lalu untuk apa repot-repot pergi?"
"Benarkah kita harus melibatkan Feilengcui dalam perang?" Naga Peri menggelengkan kepala, "Di garis perbatasan sama sekali tidak ada tanda-tanda pasukan manusia berkumpul dalam skala besar. Mungkin pasukan Angin Puting Beliung tidak akan datang, perang ini mungkin bisa dihindari."
"Bagaimana bisa begitu?" Gatanie langsung protes, "Membuka jalan ke Gunung Suci Hyjal adalah impian Bimon selama seribu tahun!"
Mendengar ini, Helen juga langsung mengangguk setuju.
"Perang bukanlah acara jamuan makan. Pendeta Besar mengincar posisi Imam Utama Kerajaan, menantu Doluote menginginkan posisi Adipati." Liu Zhenhan menyeringai dingin, "Kita mengejar cita-cita yang agung."
Mendengar kata-kata ini, alis Gatanie dan Helen berkerut, wajah mereka penuh perenungan. Sebagai orang yang paham, mereka mengerti maksud perkataan Richard ini.
“Memang benar demikian.” Naga Peri Daisi tersenyum getir.
“Feilengcui milikku memiliki Tombak Bermata Prajurit Panda Panta dan ranting zaitun.” Liu Zhenhan menyipitkan matanya, memandangi pasukan kavaleri Newton yang terbang di langit, “Jangan biarkan ranting zaitun ini terlepas dari tanganku.”
“Seberapa besar peluang kemenangan kita?” Ning Yu tiba-tiba bertanya.
“Kali ini kita sudah menyusun strategi sebelumnya, murni pertempuran bertahan di kastil. Tanpa perlu taktik, peluang menang sangat besar.” Wajah Daisi kembali bersinar saat membahas situasi perang, “Kastil seperti Feilengcui benar-benar tak ada tandingannya. Kokoh dan terletak di posisi strategis. Bertahan selama dua minggu saja, bahkan jika rencana berubah, Pasukan Bimon pasti akan tiba. Peluang kita sangat tinggi!”
“Bahkan dalam pertempuran terbuka pun tidak masalah!” Liu Zhenhan berkata dengan semangat berapi-api, “Satu Bangau Api dan satu Monster Perang Komodo sudah cukup menghadapi ribuan pasukan!”
“Dalam perang melawan manusia, meremehkan mereka bisa berakibat fatal.” Daisi mendinginkan semangatnya, “Jangan pernah merendahkan manusia, terutama yang terkait dengan gereja.”
“Perkataanmu benar.” Liu Zhenhan tertegun sejenak, lalu mengangguk serius.
“Mungkin aku terlalu khawatir. Ini hanya pertempuran melawan tentara bayaran dari kerajaan kecil kelas tiga.” Daisi tersenyum tipis.
“Selalu berpikir untuk menghitung orang lain. Tak kusangka, aku juga suatu hari akan dihitung orang.” Liu Zhenhan menatap kawanan Burung Raksasa Newton yang terbang dengan postur buruk di langit, wajahnya langsung berubah masam. Makian demi makian terus meluncur deras dari mulutnya.
“Formasi! Sialan kau! Formasi seperti ini bagaimana mau menembak serentak? Kalau bertemu Naga Pelangi bagaimana?” Liu Zhenhan menggulung tangannya seperti terompet dan berteriak liar.
Orang yang begitu terang-terangan menyatakan maksud strategisnya, memang jarang ditemui.
“Milikku... datang.” Mendengar tuan tanah menyebut Naga Pelangi, Dai Si menundukkan kepala, jemarinya gelisah memainkan ujung jubahnya, berbicara terbata-bata.
“Setiap bulan kau selalu seperti ini, apa istimewanya?” Liu Zhenhan memutar matanya menunjukkan ekspresi tidak percaya.
Wajah Naga Peri Dai Si pertama kali menunjukkan kebingungan, lalu berubah merah seperti mega senja.
“Eh... Apa maksudmu... yang itu... datang?” Liu Zhenhan tiba-tiba memahami maksud Dai Si, jarinya menunjuk cincin Giok di tangan naga peri itu.
Semua pandangan tertuju pada Naga Peri. Wajah Helen dan Ai Wei'er dipenuhi ekspresi penasaran ingin tahu gosip.
Dai Si tetap menunduk, mengangguk pelan.
“Akhirnya kau beri tahu dia?” Liu Zhenhan melemparkan cerutu dari mulutnya ke tanah, raut wajahnya menjadi serius.
“‘Dia’ mendengar tentang hal ini, sangat marah, awalnya ingin menantangmu berduel. Aku menempatkan ‘dia’ di Gunung Cukur, ingin membicarakan hal ini terlebih dahulu. Menurutku kesalahpahaman antara kita sudah berlalu.” Daisy menggigit bibirnya.
“Lalu apa yang ingin dia lakukan?” Liu Zhenhan menyilangkan lengannya, sorot matanya menjadi tajam.
“‘Dia’ tidak mungkin bisa mengalahkanmu.” Naga Peri itu menatap Tuan Tanah Pigge, ekspresinya penuh kesedihan.
“Sejak kapan kau menjadi begitu rendah hati?” Liu Zhenhan memandang Daisy dari atas ke bawah seolah tidak mengenalinya.
“Aku mengatakan yang sebenarnya.” Daisy berkata dengan suara parau, “Sebenarnya hal ini juga tidak bisa disembunyikan lama-lama. Meskipun Naga Peri memiliki kekebalan elemen, tidak mungkin mengalahkan monster sekuat dirimu yang memiliki kekuatan luar biasa.”
“Terlalu berlebihan, terlalu berlebihan!” Wajah Liu Zhenhan memerah karena pujian itu.
“Tenang saja. Kau adalah peliharaan magis Guo Guo, Richard tidak akan mengganggumu.” Ai Wei'er menutup mulutnya sambil tertawa terkekeh-kekeh.
Senyum Liu Zhenhan tiba-tiba membeku.
“Naga Peri?” Liu Zhenhan mengulang-ulang kata-kata Daisy barusan, alisnya berkerut.
“Ya.” Daisy menggigit bibir merahnya dengan kuat hingga genangan darah muncul. Suaranya kecil seperti dengungan nyamuk.
Kali ini semua orang tertegun.
Sebagai keturunan Naga Suci kuno, semua Naga Peri berjenis kelamin betina, sedangkan Naga Pelangi semuanya jantan. Perkataan Daisi memaksa semua orang berpikir ke arah yang tidak senonoh.
"Maksudmu..." Liu Zhenhan berusaha keras memilih kata-kata di benaknya, merenung lama tanpa hasil, akhirnya bertanya dengan samar, "Daisi, bisakah kau jelaskan perkataanmu dengan lebih gamblang?"
"Dia juga seorang Naga Peri, namanya Ruo Erna." Bahu Daisi bergetar hebat, "Kami menjalin hubungan cinta ala Bolanatu..."
Meski orang bebal seperti Liu Zhenhan tidak tahu bahwa Bolanatu adalah filsuf di dunia manusia yang menganjurkan cinta platonik, hal itu tidak menghalanginya untuk memahami maksud perkataan tersebut.
"Malam sebelum kemarin, dia mandi bersama kami." Gatanie menjerit histeris, wajahnya pucat dan tubuhnya gemetar.
Ning Yu dan Helen juga terlihat muram.
Hanya Ai Wei'er yang paling bersemangat. Kini sebagai manusia beracun, dia selalu mandi sendiri.
Wajah Naga Peri itu tertunduk, genangan air mata terus membasahi lantai.
"Selama cinta itu tulus, buat apa dipikirkan macam-macam." Liu Zhenhan yang bulu kuduknya berdiri menyentuh bahu Naga Peri dengan gugup, menepuk-nepuk lembut pundak harumnya.
"Awalnya ini hanya gerakan untuk menghindari situasi canggung, tapi Daisy tak bisa menahan diri lagi. Ia langsung terjatuh ke pelukan Liu Zhenhan sambil menangis tersedu-sedu."
"Mata Liu Zhenhan berputar-putar lagi dengan ekspresi jahat."
"Helen menoleh mencari sapu."
"Karena lantai penuh dengan keringat."
"BAB 87: PENDETA NAGA KEMBAR"
"Mungkin terlalu lama dipendam, Daisy terus mengalirkan air mata di dada Liu Zhenhan yang lebar seperti gunung, enggan melepaskan diri."
"Bulu dada Liu Zhenhan dipenuhi embun yang berkilau seperti kristal."
"Cinta memang buta. Jangan menangis, Tuan Tanah ini mendukung penuh cinta kalian berdua tanpa syarat!" Deklarasi Liu Zhenhan penuh keheroikan sambil menepuk bahu Naga Peri yang lembut. Tentu saja, dalam kontak fisik sedekat ini, sedikit 'usilan' tak bisa dihindari.
"Mendengar ini, Naga Peri malah semakin menjadi-jadi tangisannya. Bisa dibayangkan betapa banyak penghinaan yang dialami Daisy karena masalah ini."
"Sebenarnya jujur saja, Liu Zhenhan secara insting masih punya rasa penolakan terhadap homoseksualitas, tapi tidak sampai menentang keras. Ini urusan pribadi orang lain, mana ada hubungannya dengannya."
"Mengurusi hal begini mah cuma buang-buang waktu saja."
Tiga nyonya bos juga terbilang cukup pengertian. Helen dan Ai Wei'er - dua ratu cemburu utama, tidak menunjukkan kecemburuan meski melihat Naga Peri Daisy menunjukkan keintiman seperti ini.
Kali ini keduanya secara langka menunjukkan kelapangan hati, bersikap sangat sopan layaknya wanita terhormat.
Namun ketiga nyonya bos segera memiliki kekhawatiran lain. Bagaimanapun juga Daisy sama seperti Ai Wei'er, pernah mengonsumsi empedu Ular Feiwenli beracun yang membuat cairan tubuhnya mengandung racun mematikan, termasuk air matanya tentu saja.
Tapi dia sudah menangis cukup lama, air matanya juga telah membasahi dada Richard cukup lama, mengapa sama sekali tidak ada masalah?
Liu Zhenhan menghentikan gerakan Ning Yu yang hendak mengingatkan naga peri untuk berpindah posisi dengan isyarat matanya.
Kekhawatiran para nyonya bos sepenuhnya sia-sia.
Racun yang dioleskan pada senjata standar milisi saat ini seluruhnya adalah racun buatan Liu Zhenhan menggunakan air mata mutiara Ai Wei'er yang dicampur air. Setelah pertempuran mempertahankan wilayah ini, saat membersihkan medan perang, Liu Zhenhan sendiri memeriksa efek praktis racun ini - Semua mayat perampok manusia yang tewas oleh senjata milisi menunjukkan luka yang telah membeku total saat inspeksi. Bukan karena luka menyembuh, tapi tersumbat oleh gumpalan darah besar yang telah mengeras seperti tekstur karet.
Racun ular, Liu Zhenhan sudah sangat familiar. Dulu dalam pertempuran di Nanjiang, bertahan hidup di hutan terutama mempelajari hal ini. Tapi racun ular yang bisa memberi efek seperti ini, benar-benar belum pernah dilihat sebelumnya.
Meskipun Naga Peri Daisy menggambarkan racun fisik ini dengan sangat berlebihan, Liu Zhenhan bukan tipe orang yang mudah terpengaruh omongan orang. Sejak dia tanpa sengaja membantu Daisy mengusap air mata dan tidak terkena racun waktu itu, Liu Zhenhan mulai menaruh curiga.
Benua Aigean meskipun dunia asing, tapi semua ras cerdas sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Liu Zhenhan - punya otak yang cerdas, jantung yang kuat, pembuluh darahnya juga mengalirkan darah; paling-paling hanya perbedaan penampilan fisik dan ukuran tubuh saja.
Liu Zhenhan yakin, dunia ini juga mengikuti hukum keseimbangan yang ilmiah dan teratur.
Berdasarkan keanehan yang diamati dalam pertempuran ini, Lao Liu diam-diam melakukan beberapa eksperimen tentang racun ular ini. Ditambah dengan pengetahuan mendalam tentang ular berbisa yang dipelajari dulu dari unit garis depan saat bertahan di hutan, dia menyimpulkan: racun cairan tubuh yang dihasilkan setelah mengonsumsi empedu ular Feiwenli ini bukan termasuk dua kategori utama racun ular - racun hemotoksik maupun neurotoksin. Ini seharusnya hanya trombin aktif kemurnian super. Banyak racun ular neurotoksik mengandung komponen mirip trombin - dalam darah manusia pun ada, trombosit memiliki fungsi penting dalam pembekuan darah.
Racun dahsyat dalam cairan tubuh setelah mengonsumsi empedu ular Feiwenli, mengapa dijelaskan oleh Naga Peri Daisy yang berilmu hingga terkesan mistis? Bahkan bangsa naga dengan kekebalan racun luar biasa pun menghindar jauh-jauh. Kuncinya terletak pada kemampuan trombin menggumpalkan darah yang benar-benar mengerikan. Selain mayat hidup yang tak berdarah, siapa berani meremehkannya?
Dalam eksperimen rahasia Liu Zhenhan, air mata mutiara Ai Wei'er direndam dalam lima pint air. Setelah satu jam, cukup satu tetes untuk mengubah darah kuda perang dalam pipa bambu menjadi tongkat karet padat. Tongkat darah beku ini kemudian digunakan O'Neill untuk memukul Tuan Totti. Penyair kuda nil yang kejam itu mengatakan tongkat ini cocok untuk serangan fisik karena tidak meninggalkan luka luar, sangat ideal untuk eksekusi.
Klaim Daisy si Naga Peri bahwa racun ini tak ada penawarnya memang beralasan. Koagulan berkemurnian super ini mampu menggumpalkan darah seketika, bahkan naga sekalipun tak mampu menahan. Namun setelah mengungkap rahasianya, ternyata tak terlalu mistis.
Koagulan ini juga memiliki kelemahan fatal. Jika terpapar udara lebih dari setengah jam, trombin akan cepat menguap. Selain itu, karena daya penetrasi trombin sangat buruk, hanya efektif pada luka terbuka – inilah kesimpulan penting Liu Zhenhan setelah eksperimen berulang.
“Dengan cepat, Naga Peri mungkin juga menyadari bahwa air matanya mengandung racun mematikan, buru-buru mengusap-usapnya pada bulu dada Liu Zhenhan. Melihat penampilannya yang cantik dengan air mata berlinang, Liu Zhenhan tak bisa menahan tawa kecil.”
“Setelah menjelaskan kepada beberapa gadis cantik mengapa racun ini tidak berpengaruh padanya, tuan tanah kita tiba-tiba menyadari pandangan mereka telah berubah. Dari sebelumnya penuh ketergantungan dan keterikatan, kini menjadi penuh kekaguman. Hanya istilah baru 'trombin' saja sudah membuat para gadis ini terkesima.”
“Bahkan Gatanie yang biasanya bersikap angkuh pun memandang dengan cara yang sama. Hal ini membuat Liu Zhenhan merasa agak berbangga diri.”
“Kalau kau sudah meneliti komponen racun ini dan berbicara semudah itu, mengapa catatan kuno menyebutkan tidak ada solusi untuk racun ini? Bahkan darah Naga Laut Biru yang dikenal sebagai penawar terkuat pun tak bisa membersihkan racun ini, mengapa?” Naga Peri Dasi bertanya dengan penuh keheranan.
“Tahu bagaimana awalnya aku berencana menyembuhkan Ai Wei'er?” Liu Zhenhan tersenyum lebar. “Seperti yang kau pikirkan, aku juga pernah berencana menyelam ke laut untuk membunuh Naga Laut Biru dan menggunakan darahnya. Tapi setelah memahami komponen cairan ini, baru kusadari pemikiranku sepenuhnya keliru.”
"Mendengar tentang turun ke laut, Ai Wei'er di samping menghela napas, ekspresinya terlihat muram."
"Naga laut juga termasuk salah satu jenis bangsa naga kami, tidak mudah untuk ditaklukkan." Mata Daisy berbinar.
Tuan tanah ini seolah memiliki permusuhan tak jelas dengan bangsa naga. Setiap kali menyebut naga, wajahnya langsung menunjukkan kebencian mendalam seperti ingin menguliti dan mencabik-cabik. Orang dengan keberanian seperti ini sangat langka di Benua Aigean! Naga Peri merasa hatinya sedikit tersentuh.
"Kesalahan persepsi? Kesalahan berpikir apa yang kamu alami?" Helen bertanya heran.
"Karena ini sama sekali bukan racun, tentu tidak bisa dinetralisir dengan cara tradisional!" Liu Zhenhan memeluk Ai Wei'er yang sedang dilanda kerinduan kampung halaman, "Metode penyembuhannya belum kupikirkan. Tapi aku yakin, di dunia ini ada Matahari Dipolo dan siang hari, pasti ada Bulan Sampa dan malam gelap. Selama Dewa Pencipta menciptakan sesuatu, pasti ada penangkalnya."
"Kuharap darah naga laut bisa menetralkan racun. Dengan begitu mungkin kau bisa kembali ke laut..." Ai Wei'er menghela napas, menengadah dan menatap Liu Zhenhan dengan mata indahnya yang membelalak. Liu Zhenhan tersenyum mengangguk.
“Konon ‘Pemurnian Air Suci’ dari Pastor Senior manusia atau ‘Pemurnian Sinar Bulan’ dari Pendeta Bulan Elf memiliki efek luar biasa untuk menghilangkan semua kondisi buruk dalam tubuh manusia. Jika mengonsumsi cairan biologis dari empedu ular Feiwenli ini yang bukan racun melainkan kemampuan aneh untuk mengentalkan darah dengan cepat, sepertinya bisa dimurnikan sepenuhnya.” Naga Peri Daisy menunjukkan senyuman.
“Kalau begitu saatnya kita tangkap satu dan bantu kalian berdua melakukan pemurnian.” Mata Liu Zhenhan tiba-tiba bersinar.
“Tidak semudah itu menangkap mereka.” Helen menggelengkan kepala sambil tersenyum getir. Menangkap salah satu dari dua orang ini pasti akan memicu konflik besar lagi.
“Kalau mau menangkap, pasti bisa!” Liu Zhenhan mendengus.
“Semakin lama bersama, semakin kau terasa spesial.” Daisy tersenyum manis, “Tak pernah kuduga ada Pigge yang punya mata tajam untuk mengamati dunia dari sudut berbeda.”
“Sekarang baru paham siapa aku? Pemikiranku progresif dan terbuka. Ikut aku, masa depanmu cerah!” Bola mata Liu Zhenhan berputar licik, mulai merayu dan menyuap.
“Kau dan Guo Guo adalah Resonansi Nyawa. Meski tak bisa kau kendalikan pikiranku, tapi aku adalah... Kau tak boleh tinggalkan aku!” Daisy akhirnya mengakui statusnya sebagai hewan peliharaan magis.
“Tentu saja!” Liu Zhenhan tertegun sejenak, lalu tertawa terbahak-bahak membuat bulu dadanya bergoyang tak karuan.
"Sial～! Tidak mungkin? Hanya karena simpati pada homoseksual, bisa mendapatkan persetujuan Naga Peri yang sangat angkuh? Liu Zhenhan belum minum alkohol, tapi hampir mabuk.
Masih ada kejutan yang lebih baik.
"Maukah kamu menjadi Pendeta Naga ganda pertama dalam sejarah? Jika ya, aku bisa memutuskan untuk Ruoerna. Kamu sangat hebat dan punya pikiran yang luar biasa, pantas diikuti oleh bangsa naga kami. Tahu tidak, mengikuti kesatria sejati selalu menjadi kerinduan dan impian bangsa naga kami." Daisy berbisik dengan nada menggoda seperti mimpi kepada tuan tanah yang sedang ngiler.
Liu Zhenhan membeku.
Kampas! Tiga nyonya bos serentak menarik napas tajam.
Apa artinya Pendeta Naga ganda? Sepanjang sejarah benua, siapa yang punya kehormatan seperti ini? Ini sudah melampaui kontrak jiwa, murni menjadi Pengawal!
"Cepat setuju!" Ning Yu mendorong Tuan Liu.
Liu Zhenhan langsung mengangguk-angguk seperti ayam mematuk beras, matanya berbinar menatap Daisy.
Tanpa perlu bercermin, Liu Zhenhan tahu pasti sorot matanya sama seperti Wu Dalang di malam pertama dengan Pan Jinlian, dipenuhi keserakahan dan keinginan untuk memiliki.
“Aku dan Rouna sama-sama berasal dari Kota Naga Pelangi, tahun ini kami sudah mencapai usia perjodohan. Batas waktu perjodohan akan segera tiba. Aku yakin Kota Naga akan segera datang menjemput kami pulang. Jika kami berdua menjadi hewan peliharaan magismu, kau harus melindungi kami!” Daisi menggerakkan jari-jarinya yang ramping di dada Liu Zhenhan.
Gerakan yang seharusnya intim ini sengaja diabaikan oleh para nyonya bos.
“Kota Naga Pelangi?” Meski hati Liu Zhenhan dipenuhi kegembiraan tak terbendung, pikirannya masih jernih, “Bukankah bangsa naga terkenal penyendiri dan sombong, lebih suka hidup terisolasi? Kenapa ada sebutan kota naga?”
Pertanyaan ini justru memicu masalah.
“Untuk naga biasa memang begitu. Tapi bagi keturunan Naga Suci seperti kami, ada pengecualian. Melewati Pegunungan Bering, melintasi negeri barbar, di pegunungan terpencil sejauh 100.000 li, terdapat Kota Naga Pelangi dan Kota Naga Bintang Fajar kami. Kota Naga Pelangi dihuni Naga Peri betina, sedangkan Kota Naga Bintang Fajar adalah wilayah Naga Pelangi jantan. Kedua kota ini bersama-sama menjaga 'Makam Naga' di Benua Aigean.” Daisi tersenyum.
“Lalu kalian berdua...”
“Situasi kami dan Rouna sangat genting. Para tetua suku sudah mencium keanehan pada kami. Kali ini Rouna juga kabur dari sana.” Mata besar Daisi kembali berkaca-kaca.
“Ada kata 'juga' dalam ucapannya, maknanya sangat dalam.”
“Berapa banyak anggota bangsa naga di Kota Naga Pelangi itu?” Liu Zhenhan samar-samar merasa ada yang tidak beres semakin ia mendengar. Lao Liu mulai waspada.
“Di Kota Naga Pelangi total ada delapan Naga Peri. Termasuk aku dan Ruoerna, hanya empat Naga Peri dewasa yang belum menikah. Sedangkan di Kota Naga Chenxing ada lima Naga Pelangi dewasa lajang.” Daisy menghela napas.
Sial! Ternyata ketimpangan rasio jantan-betina bangsa naga juga parah begini! Liu Zhenhan mengangguk sambil mengusap janggut kerasnya seperti duri.
“Tunggu dulu... Obisilachi! Apakah ini berarti jika aku menjadi Pendeta Naga Ganda, mungkin harus menghadapi tiga Naga Pelangi garang yang akan menggangguku?” Liu Zhenhan tiba-tiba menyadari implikasi ketimpangan gender bangsa naga ini, lalu melompat kegirangan bagai pantatnya terbakar.
"Sepertinya benar, mungkin bahkan lebih. Para sesepuh dari dua Kota Naga mungkin akan ikut campur. Tapi situasinya tidak seburuk yang kamu bayangkan. Naga betina biasa tingkat empat juga bisa berubah wujud manusia, tetap bisa menjadi pasangan Naga Pelangi. Tapi biasanya Naga Pelangi tidak mau melakukan ini. Kamu bisa menghancurkan kesombongan mereka dengan kekuatan, membuat mereka menyerah, atau menyuruh mereka mencari di benua/pulau lain. Laut Alysia dan Laut Xiya lebih luas dari Benua Aigean kita. Oh ya, masih ada Benua Pantai Emas, Benua Chesang, Benua Bonaparte..." Mata besar Daisy berkedip-kedip.
"Gelar Pendeta Naga Ganda ini tidak pantas untukku!" Kepala Liu Zhenhan langsung menggeleng seperti gasing. Dia belum sampai segila itu untuk menaklukkan dua Kota Naga dengan kekuatan. Tiga Naga Pelangi logam saja sudah cukup merepotkannya.
"Tidak pantas pun harus terima! Siapa suruh kamu begitu kuat? Lagipula siapa suruh Guo Guo menjadikanku peliharaan? Kita punya kontrak jiwa!" Naga Peri Daisy melayang ke udara dengan "teknik terbang naga", "Siapa suruh sampai sekarang aku cuma bertemu bajingan nekat sepertimu yang tidak takut bangsa naga! Hehe... Aku pulang ke Gunung Cukur dulu, masalah ini sudah diputuskan."
"Aku segera suruh Guo Guo batalkan kontrak jiwa ini!" Liu Zhenhan meneriakkan teriakan liar ke langit.
“Membatalkan kontrak harus dengan persetujuan kedua belah pihak. Itu yang kau ajarkan padaku.” Naga Peri melemparkan kalimat itu, meninggalkan Liu Zhenhan yang tertegun dan beberapa gadis cantik lalu pergi dengan anggun.
Guo Guo mengenakan topi tinggi kulit beruang, menunggang Kakatua Raksasa, sambil berteriak "Bego~ Bego~" seperti bunyi giringan mulut, melintas di depan Liu Zhenhan yang pandangannya kosong.
"Makhluk Sial!" Gatanie berteriak berulang kali, "Benar-benar Makhluk Sial!"
Sementara Liu Zhenhan masih termenung, pertemuan antara dua manusia kelelawar dengan Grand Shaman Weian juga cepat mencapai kesepakatan. Awalnya dikira akan berlangsung lama, tapi kedua pihak justru cepat menemui titik temu.
Liu Zhenhan jongkok di puncak Bukit Merah sambil termenung, memandangi dua manusia kelelawar yang sedang berbincang santai dengan Grand Shaman Weian dan Mentor Ular Wanita Cantik di sekitar alun-alun merah dekat rumpun bambu yang sudah layu. Daun bambu tertiup angin, bergemerisik "sha-la-la" sambil beterbangan.
Kedua kelompok tampak berseri-seri, sesekali meledakkan tawa lepas yang menggema. Suasana terasa hangat dan menyenangkan.
Liu Zhenhan mengunyah-gigit cerutu di mulutnya, mengamat-amati mereka dengan tatapan sinis. Saat ini, Lao Liu merasa semua orang tak ada yang berkenan di matanya.
"Sial! Entah naik ke atas atau turun bawa bata!" Lao Liu mematikan cerutu dengan jari hingga percikan api bertebaran, "Pendeta Naga ganda ya pendeta naga ganda!"
Waktu berlalu begitu saja. Saat makan malam tiba, Liu Zhenhan terkejut menemukan bahwa Tuan Totti ternyata belum pergi.
Suasana makan yang aneh menyelimuti semua orang. Suasana riang dan diskusi keras yang biasa terjadi tiba-tiba menghilang hari ini. Setiap orang memilih diam. Selain suara kunyahan saat makan, tidak ada suara lain yang terdengar, bahkan batuk pun sengaja ditekan.
Mungkin untuk menunjukkan identitas Bimon-nya, malam ini Tuan Totti mengenakan kemeja sutra dengan dua celah di tulang rusuk belakang. Sayap daging hitam legam tidak menggulung menjadi bola kecil, melainkan terbentang lebar. Bentang sayapnya yang miring dari belakang kontras dengan dasi kupu-kupu putih indah di kerahnya, terlihat sangat anggun.
Di atas meja panjang di hadapannya, koki Setengah Manusia hanya menaruh sepotong roti, air putih, dan sepiring garam. Di kursi sebelahnya ada Guo Guo si musang peliharaan. Selain tumpukan makanan dan minuman, Guo Guo terus meludahkan lemak ke meja untuk memberi makan burung beo sambil menggoyangkan pantat kecilnya.
Tuan Totti mencium aroma harum yang menyengat dari kursi sebelah, jakunnya bergerak tak terkendali.
"Apakah Tuan tinggal di sini sebagai sandera?" tanya Liu Zhenhan tiba-tiba dengan gaya khas Bimon di tengah-tengah makannya.
Kejujuran dan keluguan ini membuat Tuan Totti yang sedang memakan roti hampir tersedak.
"Bagaimana bisa berkata seperti itu, Richard yang terkasih! Tuan Totti tinggal untuk bersama kita menghadapi invasi manusia." Grand Shaman Weian mengelap mulutnya dengan serbet, mengangkat alisnya, "Marquis Capello sudah mencapai kesepakatan dengan kami. Setelah serangan keluarga Danze ke Feilengcui, mereka akan mengirim pasukan untuk menghancurkan logistik keluarga Danze dari belakang."
"Kami sudah menandatangani perjanjian resmi." Mentor Ular Wanita Cantik menambahkan.
"Oh..." Liu Zhenhan mengangguk dengan nada sinis.
"Besok saya kembali ke Kuil. Semua Imam Tongkat dan Pengawal mereka akan dialokasikan sepenuhnya untukmu." Grand Shaman Weian menatap Liu Zhenhan, "Ksatria Kuil juga akan datang lengkap. Saya akan menganugerahi salah satu pengawalmu gelar Ksatria Kuil Kehormatan, memegang komando penuh atas pasukan ini. Dengan kekuatan sebesar ini yang saya serahkan, saya hanya punya satu permintaan: segera selesaikan Ksatria Suci Thomassi itu!"
"Jenderal Pan! Sebelum kau mati, kau sudah jadi Ksatria Kehormatan." Liu Zhenhan melihat Gud yang sedang asyik mengunyah bambu.
"Dasar pantat beruang!" Gud memutar matanya, "Di mana tanahku? Aku mau menanam bambu semua!"
"Wilayahmu, mintalah langsung pada tuan tanahmu!" Grand Shaman Weian juga memutar matanya.
“Gunung Cukur adalah tanahmu! Tuan Ksatria yang terhormat. Mulai sekarang, Gunung Cukur berganti nama menjadi 'Kota Sydney'.” Liu Zhenhan mengangkat gelas dengan anggun, menyesap sedikit rum.
“Aku mau Doluote.” Gud menyeringai.
Count hampir tersedak lagi.
“Hanya bercanda.” Jenderal Pan mengedipkan matanya dengan licik.
“Bahan pangan dan sayuran, setelah kembali ke Weisisipang, aku akan mengumpulkan sumbangan atas nama Kuil. Akan kami bantu sebanyak yang kami bisa.” Mentor Ular Wanita Cantik berkata, “Setelah pertempuran ini, Kadipaten Dolot akan mengalokasikan persediaan pangan besar untuk kalian. Jadi tak perlu khawatir tentang persediaan.”
“Mentor, tinggallah dengan tenang di Weisisipang untuk menjual barang rampasan perang kami! Di sini ada kami!” Liu Zhenhan tertawa terkekeh.
Mentor Ular Wanita Cantik menatap Liu Zhenhan lama-lama karena ucapan itu.
Ada jurang di antara kita! Jurang generasi! Liu Zhenhan menyeringai dalam hati.
“Richard, jangan terlalu optimis dulu. Kehebatan penyihir sudah kau lihat. Bagaimana jika musuh mengirim lagi penyihir? Jika mantra terlarang 'Bumi Api Membakar Kota' muncul lagi, bukankah kita semua binasa?” Ning Yu menyela bertanya.
“Nyonya yang mulia, Anda tak perlu khawatir! Meskipun Angin Puting Beliung adalah pasukan tentara bayaran besar, jumlah penyihir mereka sangat terbatas, hanya memiliki satu penyihir yang dihormati. Mengenai gulungan sihir tingkat mantra terlarang, hanya Penyihir Santo Arcanum yang bisa membuatnya dan membutuhkan waktu sangat lama. Alasan mengapa penyihir Otga yang kalian tangkap memiliki gulungan itu adalah karena mentornya, Stefano, adalah Penyihir Santo Arcanum yang dihormati di istana Kekaisaran Saint Francis. Saat ini di seluruh Benua Aigean hanya ada dua Penyihir Santo Arcanum. Kemungkinan munculnya mantra 'Pembakaran Bumi' lagi sangat kecil,” kata Tuan Totti dengan penuh kesombongan, “Apalagi target mereka adalah menangkap sang gadis cantik hidup-hidup, mustahil mereka menggunakan mantra terlarang. Tapi untuk sihir besar seperti 'Teleportasi Dimensi Lain', itu lain cerita.”
“Penyihir itu elemen apa? Gelar apa dari guild?” tanya Ai Wei'er.
“Penyihir elemen air dengan gelar Penyihir Senior.”
“Serahkan padaku.”
Kalimat ini bukan berasal dari Ai Wei'er yang biasa sombong, melainkan dari Naga Peri Daisy yang datang dari Gunung Cukur.
Setiap hari saat waktu makan tiba, Guo Guo akan memanggil Naga Peri melalui telepati untuk datang makan. Ini sudah menjadi kebiasaan rutin.
Daisy masuk ke restoran gua yang diterpa angin dingin bulan Oktober. Di belakangnya, mengikuti bayangan ramping yang juga mengenakan jubah hitam.
"Ini siapa?" Grand Shaman Weian mengerlingkan mata tuanya yang keruh, menyandarkan tubuhnya, dan bertanya diam-diam pada Cui Beixi.
"Ini temannya Richard." Mentor Ular Wanita Cantik ini tidak berani melaporkan ke Kuil. Menahan paksa seekor Naga Peri bukanlah hal sepele. Ia tak yakin berapa lama Richard bisa membuat Daisy sang Naga Peri tetap di sisinya.
Mana dia tahu, kali ini Richard tak bisa mengelak lagi.
"Kenapa aku merasakan aura Napas Naga yang kuat dari dua gadis ini?" Grand Shaman Weian mengerutkan kening, berbisik pada sang Mentor Ular Wanita Cantik.
"Aku yang kentut." Liu Zhenhan bersendawa keras, "Maaf. Tak bisa menahan diri."
Grand Shaman Weian merasa jika saja hidangan ini tidak benar-benar lezat, mungkin dia akan muntah saat itu juga.
Daisy menarik bayangan berjubah di belakangnya, menunjukkannya pada Liu Zhenhan: "Ini Ruo Erna."
Meski tubuh sang Naga Peri ini terbungkus jubah besar, lekuk tubuhnya yang memesona tetap mencuri perhatian mata. Terutama payudaranya yang berkembang sempurna. Kulitnya yang sangat pucat membuat bintik-bintik di wajahnya terlihat jelas. Wajah polosnya begitu cantik hingga membuat orang tertegun.
Sama seperti Daisy, wajah ini dipenuhi aura intelektual, sepasang mata bagai bintang dingin yang berkelip.
Liu Zhenhan langsung paham setelah melihat sorot matanya, meski penampilan Naga Peri ini lebih kalem dibanding Daisy, sifatnya pasti lebih keras kepala.
"Kampas!" Mentor Ular Wanita Cantik berbisik pelan.
Dia mengira bangsa naga sudah datang untuk menuntut keadilan.
"Teman Daisy." Liu Zhenhan berkata pada Mentor Ular Wanita Cantik, "Hanya sedang melintas."
Mentor Ular Wanita Cantik dan Grand Shaman Weian seperti mengerti, menganggukkan kepala.
"Duduklah di sampingku." Liu Zhenhan dengan antusias mempersilakan dua Naga Peri itu.
"Baik, Tuan." Daisy menggandeng tangan Rowena, berbisik di dekat telinga Liu Zhenhan.
Panggilan ini membuat Liu Zhenhan merasa tidak nyaman.
Gud dan para milisi juga menyadari ini adalah seorang Naga Peri lagi. Mereka saling memutar mata, lalu asyik menyantap hidangan.
"Bersulang untuk kesehatanmu." Naga Peri Rowena mengangkat gelas, tersenyum pada Liu Zhenhan. Nada suara yang merdu bagai burung oriole yang bernyanyi di angin musim semi.
Masih adakah kesehatan tersisa untukku? Liu Zhenhan meneguk habis anggur pahit itu dalam diam.
Tiba-tiba terdengar teriakan budak Goblin Beruang di luar: "Penyihir kabur! Cepat ke sini!"
Ledakan api dahsyat seketika menenggelamkan teriakan itu.
Bab 88 Mengasah Pisau
Untuk pelarian kali ini, Master Ottega telah merencanakannya selama beberapa hari.
Setelah Pertempuran Mempertahankan Tanah, semua tawanan perang dikurung di gua besar lapisan kedua Bukit Merah. Budak dan suku-suku bawahan berjaga bergiliran dalam tiga shift; Di mulut gua tidak ada pintu gerbang, hanya garis tebal yang digambar dengan kapur putih. Tawanan yang berani melewati garis ini - ada yang pernah mencoba, tubuh mereka sekarang dibongkar menjadi bagian-bagian terpisah.
Master Ottega dan muridnya mendapat perlakuan khusus, dikurung terpisah di gua lain dengan empat budak Goblin Beruang yang bertugas melayani mereka - sebutan "melayani" hanyalah memaksa makanan ke mulut mereka setiap kali waktu makan tiba.
Mengurung penyihir berbeda dengan mengurung orang biasa. Feilengcui tidak memiliki tenaga ahli di bidang ini, sehingga membuat kesalahan kecil.
Memasang baji kayu di mulut plus mengerek tubuh dengan tali silang, metode ini mungkin ampuh untuk mengurung raksasa bukit sekalipun. Tapi digunakan untuk menghadapi penyihir yang ahli menciptakan keajaiban, jelas meremehkan kemampuan mereka.
Selain budak Goblin Beruang, dua Prajurit Panda juga bertugas menjaga Master Ottega dan muridnya sehari-hari.
Yang paling ditakuti Master Ottega adalah para Berserker Beruang bertubuh besar ini. Pandangan para Prajurit Panda yang hanya meliriknya sekilas sudah membuat tulang punggungnya merinding, seolah ada tombak bermata yang menodong di antara alisnya. Perasaan ini sangat tidak nyaman.
Waktu para Prajurit Panda pergi ke kantin untuk makan masakan besar setiap malam, memberi kesempatan bagi Master Ottega. Rasa lemah yang ditunjukkannya selama beberapa hari ini telah membuat para penjaga Goblin Beruang menurunkan kewaspadaan. Para Goblin Beruang ini memang bukan makhluk yang rajin. Saat para Prajurit Panda ada, mereka tidak berani bertindak sembarangan. Begitu para Prajurit Panda pergi, keempat Goblin Beruang yang malas ini segera memberi makan Master Ottega dan muridnya, bahkan kayu pengganjal pun tidak mereka masukkan ke mulut keduanya karena malas, lalu mereka pun tertidur sebentar sambil bersandar di dinding.
Tak lama kemudian, suara dengkuran bergema bersahutan.
"Aku mau minum!" teriak Master Ottega keras-keras.
Dengkuran para Goblin Beruang terus bergelombang dengan irama naik turun.
"Aku mau makan!" Master Ottega berteriak lagi.
Dengkuran, decak mulut, dan gemeretak gigi menjadi jawabannya.
"Messi!" bisik Master Ottega pada murid yang terikat di sampingnya. "Kesempatan kita telah tiba!"
Messy mengangguk dengan gigih, untuk membantu memastikan sekali lagi bagi mentornya. Messi juga berteriak beberapa kali memanggil penjaga, para goblin beruang penjaga ini serentak membalikkan badan, memperlihatkan belakang kepala mereka pada guru dan murid.
Setelah akhirnya memastikan keempat goblin beruang penjaga ini tertidur pulas, Master Ottega dalam hati diam-diam mengucapkan mantra api kecil "Pijar Penerangan". Sihir pemula tingkat paling dasar ini, sesuai namanya, menciptakan nyala lilin di ujung jari untuk fungsi penerangan.
Sihir kecil ini membutuhkan sangat sedikit kekuatan magis. Sebagai penyihir tingkat menengah, meskipun tulang rusuknya patah, kekuatan magis Ottega telah pulih 70-80% melalui meditasi beberapa hari ini. Menggunakan sihir diam ini semudah mengamati garis telapak tangan atau memutar kerang dengan jari. Setelah membisikkan mantra, sepuluh jari tangan sang master menyala seperti kembang api kecil.
Sihir yang dipanggil oleh penyihir itu sendiri tidak akan melukai dirinya karena memiliki resonansi elemen yang sama. Maka Master Ottega berani menggunakan "Pijar Penerangan" di jarinya untuk membakar tali yang mengikat pergelangan tangannya.
Murid magis Master Ottega, Messie yang cerdik, melihat mentornya melakukan hal ini, juga meniru dengan melepaskan ikatannya sendiri. Namun Messie belum mencapai tingkat mampu menggunakan "Jilatan Api Penerangan" tanpa mantra. Setelah melantunkan mantra, di tengah dengkuran Goblin Beruang, murid yang cerdik ini juga menyelesaikan sihir kecil ini.
Tidak tanpa alasan ras manusia dianggap sebagai ras paling pintar di Benua Aigean. Trik Master Ottega ini mirip seperti ketika pastor dalam kelompok tentara bayaran yang diserang mendadak oleh Perampok Hijau menggunakan "Penyembuhan Cahaya Suci" sebagai sumber penerangan. Meskipun cara tidak konvensional, ini seperti tombak yang tepat mengenai kuda pincang, kegunaan yang tak terduga.
Pergelangan tangan guru dan murid yang terikat di salib kayu segera terbebas. Kekhawatiran master tentang bau hangus dari pembakaran tali ternyata tidak membangunkan empat penjaga Goblin Beruang. Gua tanpa pintu itu memiliki angin lintas yang kencang, bau hangus cepat menghilang. Empat budak Goblin Beruang itu tetap tertidur pulas, air liur mengalir panjang.
Master Ottega dan Messie dengan hati-hati melepaskan tali yang terbakar menjadi dua bagian, menggosok pergelangan tangan mereka, lalu membakar tali yang mengikat kaki.
Saat master membungkuk, rasa sakit di dada akibat pukulan brutal selama dua hari ini sangat menyiksa, membuat air mata master meleleh deras.
Tali di kaki baru saja terbakar, di saat yang tidak tepat, terdengar suara langkah kaki terburu-buru dari luar. Sang Master panik, langsung merunduk sambil menarik muridnya, bersembunyi di belakang empat penjaga Goblin Beruang yang sedang mendengkur keras.
Tinggi Goblin Beruang mencapai dua Ren, tubuhnya kekar dan besar. Empat Goblin Beruang yang meringkuk berdekatan ini dipakai sebagai tameng untuk Master Ottega yang bertubuh kurus dan muridnya. Meski bukan pilihan terbaik, dalam keadaan darurat, guru dan murid ini memang tak punya cara lain.
Langkah kaki itu tidak menuju ke arah gua ini, perlahan menjauh. Hal ini membuat Master Ottega yang sudah menyiapkan mantra serangan di ujung jarinya menghela nafas lega.
Yang parah, kejadian darurat ini membuat sang Master lupa hal penting - nyala api penerangan di jarinya belum dipadamkan dalam kepanikan. Tanpa sengaja, api itu telah membakar pakaian salah satu Goblin Beruang. Pakaian Goblin Beruang ini seluruhnya hasil rampasan dari manusia, penuh noda muntahan anggur yang sudah mengering. Alkohol yang tersisa membuat pakaian ini sangat mudah terbakar.
Sekalipun Goblin Beruang sangat tahan rasa sakit, mereka langsung terbangun.
Master Ottega dan muridnya langsung lari terbirit-birit, tentu saja tidak lupa melemparkan mantra serangan yang sudah disiapkan tadi.
Ruang makan bersama Feilengcui berada di lantai paling bawah, sedangkan gua tempat Master Ottega ditahan berada di lantai dua.
Sejak teriakan Goblin Beruang terdengar, hingga Master Ottega dan murid Messi keluar dari gua dan berlari ke jalan setapak, dalam lima tarikan napas, depan dan belakangnya sudah dipadati orang. Cahaya Mutiara Malam yang setara terangnya dengan Sampa membuat mereka tak bisa bersembunyi.
Dua sosok ramping berbaju jubah hitam pekat tiba-tiba sudah melayang di atas kepala mereka berdua.
Kedua pihak saling berhadapan dalam kebekuan.
Jubah hitam yang ramping itu bagai mimpi buruk bagi Master Ottega. Sampai mati pun dia takkan lupa, dalam pertempuran di rawa-rawa, dirinya langsung ditaklukkan oleh sosok berbaju jubah hitam itu hanya dalam sekali pandang.
Karena lawannya bisa terbang di udara, Master Ottega secara logis mengira ini adalah Penyihir Angin. Mengapa bola apinya sama sekali tak mempan pada lawan, sementara serangan balasan lawan membuat dadanya seolah ditumbuk palu berat hingga terjatuh? Bahkan "Palu Badai" pun tak mungkin sekuat ini? Aku kan penyihir menengah dengan perisai sihir! Menghancurkan aku dalam sekali serangan, apa pangkat di guild ini adalah Magister atau Archmagister? Master Ottega benar-benar bingung.
Terakhir hanya satu. Kali ini lebih parah, muncul langsung dua.
Master Ottega benar-benar frustrasi! Kadipaten Dolot yang mendapat keuntungan dari negara induk St. Francis, hanya memelihara empat pakar sihir istana. Tak disangka wilayah kecil Bimon ini tiba-tiba muncul dua Penyihir Angin ditambah satu penyihir elemen air!
Majulah, mundur tetap kena tebasan pedang. Mata Master Ottega memerah, memanggil perisai magis "Lingkaran Api" untuk dirinya dan muridnya, lalu melemparkan bola api demi bola api tanpa henti ke dua bayangan yang tersembunyi di balik jubah hitam legam.
Harus diakui, setelah pertarungan magis jarak dekat yang brutal dengan putri duyung sebelumnya, Master Ottega yang mengalami penghinaan bersama Master Fran telah menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan magisnya. Ini terlihat dari kecepatan peluncuran bola api magis. Baik penyihir maupun pendeta shaman, setiap tahap perkembangan pasti mengalami kendala. Semakin tinggi levelnya, semakin sulit kendala itu diatasi.
Setelah semua, beliau adalah murid dari penyihir legendaris Sheng Qiao, Stefano. Selama beberapa hari ditawan ini, setelah merenung dengan tenang, Master Ottega menyaksikan serangan magis ala preman dari putri duyung yang benar-benar meruntuhkan pola pikir lamanya. Pandangannya tiba-tiba menjadi terbuka lebar. Tingkat kemampuannya telah naik satu tingkat tanpa disadari dibanding sebelum ditawan. Bagi penyihir yang mengkhususkan satu aliran sihir, kemajuan ini lebih terlihat jelas dibanding penyihir yang mempelajari dua aliran. Dengan waktu yang cukup, gelar Penyihir Senior Master Ottega pasti akan segera terwujud.
Messi tidak banyak basa-basi. Meski kecepatan merapal mantra tak bisa menyaingi mentornya, dia tetap mulai melantunkan mantra.
Sayangnya, Master Ottega dan Messi menghadapi "Pembunuh Penyihir" Naga Peri – bukan cuma satu, tapi dua ekor.
Masih belum mengerti apa penyebabnya. Dada Master Ottega terasa kebas dan dia terjatuh lagi. "Lingkaran Api" yang berputar-putar seperti naga di tubuhnya bahkan belum sempat padam.
Untung hanya bola api kecil, kekuatan backlash tidak terlalu besar. Tapi luka lama dan baru Master Ottega kambuh bersamaan, membuatnya tergeletak tak berdaya sambil terengah-engah dengan rasa manis-besi di mulutnya.
Messi kecil kita bahkan belum menyelesaikan mantra memanggil bola api yang utuh ketika mentornya sudah roboh. Anak malang ini begitu ketakutan sampai lupa setengah mantra yang tersisa.
Baru saat itu Liu Zhenhan muncul perlahan dari kantin bersama sekelompok orang. Grand Shaman Weian dan Mentor Ular Wanita Cantik tidak ikut naik tangga, hanya berdiri di bawah tembok tinggi sambil mengerutkan alis memandangi dua siluet berbaju jubah hitam yang melayang di langit.
Kemampuan Daisy dan Rona yang langsung berteleportasi ke luar kantin setelah mendengar teriakan minta tolong Goblin Beruang saja sudah membuat Grand Shaman Weian tertegun. Belum lagi melihat penyihir yang kabur itu sudah terkapar tak berdaya, membuat Yang Mulia Qidan semakin terkesima.
Meski kedua wanita ini memancarkan aura Napas Naga yang kuat, Yang Mulia Qidan belum memiliki imajinasi cukup liar untuk menghubungkan mereka dengan Naga Peri.
Semua perempuan yang pernah berhubungan intim dengan Richard pasti membawa sedikit aroma Napas Naga. Grand Shaman Weian dengan logika sendiri mengkategorikan dua penyihir cantik pengendali Unsur Angin yang bisa terbang ini sebagai bagian dari harem Richard. Lagipula reputasi Pendeta Pig di Provinsi Timur Laut memang sudah buruk, sehingga asumsi sepihak Yang Mulia Qidan ini punya dasar yang masuk akal.
Tentu saja Grand Shaman Weian merasa senang. Richard si Pendeta Pig juga berasal dari Kuil Timur Laut, secara tidak langsung bisa dianggap sebagai murid asuhannya. Seorang murid yang kuat tentu akan memperkokoh posisinya di Kerajaan.
Di dalam kerajaan, hanya Tuan Mourinho yang dijuluki "Legenda Pendeta" yang memiliki penasihat sihir. Pendeta lainnya belum memiliki kemampuan tersebut. Semakin Grand Shaman Weian memikirkannya, semakin besar rasa bangganya.
Semuanya kembali tenang, mereka yang tadinya sedang makan kembali melanjutkan santapannya.
Hanya Liu Zhenhan yang menyeret Master Ottega dan muridnya Messi yang menginginkan kebebasan kembali ke gua interogasi khusus.
Kejadian seperti ini sudah biasa. Kebanyakan orang mengira sang tuan tanah akan melakukan penyiksaan, terutama saat O'Neill membawa tongkat merah masuk ke gua, semakin menguatkan dugaan tersebut.
Yang mengejutkan, dari gua interogasi khusus sama sekali tidak terdengar jeritan kesakitan. Tak lama kemudian, sang tuan tanah berjalan keluar sambil menggandeng tangan Master Ottega. Ia meminta Kepala suku Andulan mengobati luka Master Ottega dan muridnya, kemudian mengambil dua jubah hitam untuk sang master dan murid Messi, lalu bersama-sama menyantap makan malam.
Sang tuan tanah kemudian mengumumkan bahwa Master Ottega dan murid Messi akan bergabung dengan kelompok penyihir Feilengcui untuk membantu melawan invasi pasukan tentara bayaran Angin Puting Beliung.
Keikutsertaan seorang penyihir tentu sangat diharapkan oleh Feilengcui. Namun di balik kebahagiaan ada pula kekhawatiran, Tuan Totti diam-diam menyatakan ketidakpuasannya kepada Grand Shaman Weian.
Membiarkan penyihir sekuat ini tetap ada merupakan ancaman besar bagi identitas manusia kelelawar keluarga Sherpa. Mengurungnya saja sudah cukup, bagaimana mungkin melepaskannya dan bahkan berencana menyuap serta menugaskannya dengan tanggung jawab besar? Jika penyihir ini kembali ke Doluote dan menyebarkan rahasia keluarga Sherpa, bahkan Tuan Totti yang merupakan menantu Kekaisaran St. Francis takkan luput dari sanksi gereja.
Sehebat apa Grand Shaman Weian yang sudah berpengalaman ini? Apakah merekrut seorang penyihir semudah itu? Ada yang menyerahkan diri malah ditolak? Yang Mulia Qidan mengoceh berbelit-belit lama sekali. Pura-pura linglung memberi alasan, lalu tertawa kecil mengakhiri percakapan.
Mentor Ular Wanita Cantik Cui Beixi juga bingung, mengapa seorang penyihir yang sombong tiba-tiba setuju membantu musuh yang menawannya? Perubahan sikap ini terlalu drastis!
Saat mentor Cui Beixi diam-diam bertanya pada Liu Zhenhan bagaimana cara menaklukkan penyihir elemen api ini, Lao Liu asal mengarang cerita tentang karisma pribadinya. "Badanku gemetar, aura raja menyebar ke segala penjuru, si penyihir langsung bersujud. Roda sejarah terus menggelinding..." dan omong kosong lainnya.
Cui Beixi dibuat pusing oleh omongannya, merasa frasa-frasa ini terdengar familiar. Baru setelah merenung semalaman, ia teringat bahwa ini adalah ungkapan klise yang sering dipakai dalam novel ksatria.
Baru keesokan harinya setelah mengantarkan kepergian Grand Shaman Weian dan Mentor Ular Wanita Cantik, Liu Zhenhan baru mengatakan kebenaran kepada anak buahnya. Entah mengapa, sejak kejadian ini, rasa hormat Liu Zhenhan sebelumnya terhadap sang mentor berubah menjadi kewaspadaan.
Perasaan ini bahkan secara diam-diam telah mempengaruhi Helen. Gadis rubah polos ini benar-benar terlalu setia kepada Liu Zhenhan.
Sebenarnya sang penyihir tidak disuap, hanya melakukan transaksi dengan Lao Liu belaka.
Yang diinginkan Master Ottega adalah kebebasan, maka Liu Zhenhan menggunakan kebebasan sebagai harga untuk ditukar dengannya, dengan syarat membantu Feilengcui memenangkan pertempuran ini. Tuan tanah akan bersumpah atas nama Dewa Perang Tertinggi untuk membebaskan Master Ottega dan muridnya Messi setelah pertempuran.
Tuan tanah juga menyampaikan semua ancaman tegasnya. Semua tawanan perang kali ini, karena telah memiliki kerja sama resmi dengan keluarga Sherpa, tidak mungkin ditebus dengan uang. Jadi kesempatan meraih kebebasan ini mungkin satu-satunya.
Tuan tanah dengan gamblang memberitahu Master Ottega bahwa pilihan kali ini adalah tiket sekali jalan tanpa kepulangan. Jika menolak transaksi ini, Master Ottega akan segera dihukum mati.
Di hadapan pilihan antara jalan transaksi kebebasan setara atau kematian, Master Ottega ragu-ragu.
Tuan tanah Pigge hanya menggunakan satu kalimat untuk menembus pertahanan psikologis terakhir sang penyihir malang.
"Lagi pula, 90% pertempuran kalian manusia terjadi antar sesama, apa yang membuatmu sulit memutuskan? Pasukan bayaran Angin Puting Beliung menjual nyawa demi uang, mengapa kau tak bisa berjuang untuk kebebasan? Kenakan jubah ini! Aku jamin tak ada yang tahu identitasmu!" Senyum getir Tuan tanah Pigge bagai batu pelantak penumbuk gerbang kota, menghancurkan sepenuhnya pintu hati penyihir Otga.
Setiap penduduk Feilengcui yang mendengar kalimat ini merasakan bulu kuduk berdiri. Tuan tanah Feilengcui sungguh ahli memainkan psikologi orang. Naga Peri Daisy yang paling merasakan hal ini - dulu dirinya juga ditaklukkan oleh sepatah kata tuan tanah itu. Mata jahatnya selalu mampu menembus kelemahan tersembunyi dalam jiwa orang.
Menghadapi penilaian seperti ini, Liu Zhenhan hanya bisa terdiam tanpa kata.
Bahkan di dunia lain yang berbeda dimensi, kekurangan yang melekat pada sifat manusia tidak banyak berubah. Hal ini tercatat paling lengkap dalam "Sejarah Umum Benua Aigean". Selain tiga Perang Dunia yaitu Perang Dewa dan Iblis, Perang Darat-Laut, dan Hyjal, sejarah Benua Aigean sebenarnya adalah sejarah saling mencaplok antarnegara manusia. Setelah semua ras bukan menjadi lawan mereka lagi, manusia mulai memilih sesama mereka sendiri sebagai musuh. Konsumsi internal tanpa henti dan saling bunuh menjadi melodi utama sejarah benua. Meskipun ras-ras berakal lainnya juga memiliki kecenderungan serupa, tak ada yang mampu menyempurnakan "seni saling membunuh sesama jenis" selain Bimon suku Monyet - manusia.
Bukankah dunia tempatku sebelumnya juga demikian? Liu Zhenhan menggelengkan kepala dengan senyum getir, segera mengusir pikiran tak berguna yang tidak relevan ini, dan menceburkan diri dalam persiapan perang yang bergelora.
Di sisi Doluote, karena keluarga Danze kali ini tidak menerima informasi apa pun, Marquis Capello menambah personil untuk mengawasi secara ketat setiap gerakan pasukan tentara bayaran Angin Puting Beliung. Bagaimanapun juga sebagai pasukan tentara bayaran besar dengan lebih dari sepuluh ribu personil, setiap pergerakan militer mustahil luput dari pengawasan Perdana Menteri Capello yang mengendalikan pasukan penjaga kota Doluote.
Di bawah penyebaran sengaja oleh pihak-pihak tertentu, kabar burung tentang kegagalan total ekspedisi perburuan keluarga Sherpa ke Dataran Liar Donau mulai beredar di Doluote. Secara diam-diam, keluarga Sherpa juga mengirimkan tunjangan kematian untuk dua resimen penebas bersenjata berat ke markas pasukan Angin Puting Beliung.
Keluarga Danze mulai menyelidiki rumor ini secara rahasia. Meskipun dilakukan sangat tersembunyi, investigasi memang telah dimulai.
Bola kristal milik Marquis Capello yang merekam lima wanita cantik akhirnya bocor ke publik melalui saluran khusus. Semua berjalan sesuai rencana.
Tuan Totti menjadi kurir khusus, bolak-balik ke Doluote setiap tiga hari. Selain pura-pura mabuk di jalanan untuk pencitraan, ia juga rutin membawa kabar terbaru kembali ke Feilengcui.
Di Feilengcui, setelah beberapa kali pertempuran, persiapan perang wilayah ini telah memiliki pola terlatih. Semua persiapan berjalan tertib.
Seminggu kemudian, Feilengcui telah membersihkan wilayah sekitarnya. Seluruh hasil panen bambu dikumpulkan - 400 hektar kebun Bambu Perut Buddha menghasilkan lebih dari 300.000 pon beras bambu, dengan rata-rata 800 pon per hektar. Jika bukan karena panen terburu-buru yang menyebabkan banyak terlewat, produksi 1.000 pon per hektar sebenarnya mungkin tercapai.
Tuan tanah tidak memperbaiki tindakan pemborosan ini, malah sengaja membiarkan kelalaian tersebut. Biarlah sedikit terbuang, benih bambu yang tersebar akan tumbuh menjadi hutan bambu yang rimbun di tahun depan, bagai hujan musim semi di tepi Sungai Xiang.
Liu Zhenhan merasa lucu, dulu jika ada yang bilang hasil panen per hektar mencapai ribuan kilogram, di era Lompatan Jauh pasti dianggap kurang, tahun 80-an pasti dicap sebagai pembual. Sekarang? Tak disangka hutan bambu per hektar lebih produktif daripada padi hibrida. Tapi dia segera maklum, toh tak ada batang padi yang tumbuh setinggi 7-8 meter dengan malai di seluruh batangnya.
Bambu yang ditebang selain menyisakan 3.000 batang sebagai makanan Prajurit Panda, juga diisi ke 1.000 ruas bambu sebagai persediaan air bersih. Sisanya dibakar menjadi arang bambu untuk bahan bakar.
Pekerjaan pertanian kali ini benar-benar rumit, lebih melelahkan daripada pertempuran besar.
Karena perang sudah di depan mata, Tuan tanah memobilisasi Goblin dari Gunung Cukur untuk membantu. Total 6.000 penduduk dikerahkan, memanen, merontokkan malai, dan menganyam keranjang secara bersamaan. Setelah kerja keras ini, Goblin Gunung Cukur mendapat bagian 100.000 pon beras bambu kuning keemasan.
Daisy dan Goblin Gunung Cukur sangat puas dengan kemurahan hati Tuan tanah, bersikeras mengirim pasukan. Liu Zhenhan yang tak kuasa menolak, akhirnya menerima 200 pasukan suku goblin untuk ikut berperang.
Kuda perang yang ditangkap juga dikirim ke Weisisipang untuk ditangani oleh Mentor Ular Wanita Cantik. Cui Beixi menjualnya atas nama Kuil sekaligus menggalang dana, berhasil mengumpulkan sekitar 50.000 pon dendeng daging dan 400 pon garam untuk Feilengcui yang juga dikirim ke sana.
Cadangan makanan Feilengcui telah cukup untuk kebutuhan seluruh penduduk wilayah selama lebih dari setengah tahun, mengatasi krisis terbesar.
Selanjutnya adalah menyelesaikan masalah tawanan perang manusia. Tawanan ini merupakan senjata rahasia untuk membatasi keluarga Sherpa, sehingga harus ditempatkan dengan baik. Mereka semua dikirim ke wilayah Jenderal Pan "Kota Sydney". Untuk mencegah upaya pelarian atau perlawanan, setelah tiba di Gunung Cukur, tendon kaki kiri dan ibu jari tangan kanan mereka dipotong. Ransum makanan dikurangi setengah.
Saat itu Kepala suku Andulan pernah mengingatkan tuan tanah bahwa dari 1.000 tawanan, terdapat 200-300 pemburu budak langsung di bawah keluarga Sherpa. Pemburu budak ini bukan ksatria yang memiliki prinsip ketat. Apakah perlu dipertahankan untuk membantu mempertahankan Feilengcui.
"Untuk apa menyimpan orang seperti ini? Nanti kembali ke Dataran Liar Donau untuk memburu budak Bimon?" Liu Zhenhan memutuskan nasib penyandang disabilitas para pemburu budak ini dengan suara seram.
Ketika Tuan Totti mendengar kabar dan bergegas menuju Gunung Cukur, sekelompok penyandang disabilitas di ruang bawah tanah melotot padanya dengan penuh kebencian. Semua hutang ini dicatatkan pada sang Count.
Orang tua, wanita, dan anak-anak dari ras Mammoth dan Kuda Nil, ditambah semua suku-suku bawahan serta anak-anak lelaki dan perempuan, semuanya dialokasikan ke Kota Xueli. Bersama Goblin tanah dari Gunung Cukur, mereka sepenuhnya bertanggung jawab atas pengawasan tawanan.
Kecuali labu minyak, semua lahan penanaman Pisang Suoluo dan Pohon Emas dipindahkan ke Kota Xueli. Setelah pertempuran terakhir, Orang Kesturi tidak tegas menggunakan satupun "Kemarahan Moradin", sehingga persediaan tiga ratus peluru tembaga per orang masih melimpah. Labu minyak yang sebagian besar telah dikonsumsi untuk pembuatan baja, ditambah penggunaannya yang boros oleh Fairo dalam "Pertempuran Tangga Kematian", kini hanya tersisa lima buah. Dengan penyiraman Mata Air Kehidupan setiap hari, sekitar 5-8 buah dapat dipanen per hari. Setiap labu minyak diikat dengan sepuluh "Kemarahan Moradin", dibungkus rapat dengan lem darah, dan dilengkapi ekor torpedo dari bilah bambu - inilah senjata pamungkas sejati Kavaleri Udara Newton milik Liu Zhenhan, serta rahasia militer tertinggi Feilengcui.
Fungsi sebenarnya dari dua keranjang bambu besar berdaun hijau di belakang pelana Kavaleri Newton adalah untuk membawa labu minyak berkapsul ganda ini. Selama bibit labu minyak dan Mata Air Kehidupan masih ada, Kavaleri Udara Newton akan tetap menjadi angkatan udara pengebom, bukan pasukan tempur.
Burung Raksasa Newton adalah hewan herbivora yang juga memakan segala jenis makanan di tahun-tahun sulit, namun pada periode ini dipaksa beralih ke daging. Meskipun kekuatan mereka meningkat, terbang cepat masih bukan keahlian utama mereka, sehingga taktik pengeboman sangat cocok dengan karakteristik mereka.
Namun masa pelatihan pasukan udara Newton terlalu singkat. Terbang dalam formasi saja sudah sulit, apalagi masalah akurasi. Liu Zhenhan menemukan cara sederhana: membagi area di padang gurun depan Feilengcui dengan abu tanaman, lalu berulang kali melakukan simulasi pengeboman batu. Cara ini tidak mudah dikuasai, selain A Du, hanya beberapa orang kavaleri udara Orang Kesturi yang bisa menjamin kesalahan pengeboman tidak melebihi empat-lima ratus yard dari ketinggian 500 yard.
Untuk menggantikan pelatihan yang kurang, Liu Zhenhan membuat beberapa peluit bambu yang diikat di kaki Burung Raksasa Newton milik pasukan terbaik. Saat menyelam dari ketinggian 1000 yard ke 500 yard untuk menjatuhkan bom, pasukan elit ini akan memulai serangan akurat terlebih dahulu. Bunyi peluit melengking saat menyelam menjadi sinyal pertempuran terbaik, sementara gelombang bom pertama mereka akan menunjukkan jalur serangan kasar untuk pasukan kavaleri udara berikutnya.
Liu Zhenhan tidak tahu apakah cara ini efektif, dia hanya berharap 10.000 pasukan musuh berkumpul rapat dalam formasi padat, sehingga pasukan kavaleri udara Garfield yang kurang terlatih bisa "menangkap 10 kematian subur" dengan mudah.
Setelah migrasi besar-besaran, pasukan Feilengcui hanya menyisakan 20 prajurit panda, 22 prajurit werwolf, 21 pasukan kavaleri mammoth, 48 penyair kuda nil, 2 ksatria kuil, 40 pasukan udara Newton Orang Kesturi, ditambah 5 biarawan - total pasukan inti 161 orang. Ditambah dengan 215 prajurit budak sebagai pendukung, budak-budak bertubuh besar ini termasuk prajurit yang cukup baik meski hanya bisa bertempur dalam situasi menguntungkan. Adapun 200 goblin darat, kekuatan tempur mereka dibandingkan para budak ini justru lebih membuat Liu Zhenhan merasa tenang.
Ksatria Kuil dan Imam Tongkat membawa surat pengangkatan Ksatria Kehormatan Gud dan seekor binatang petir juga tiba seluruhnya seminggu kemudian. Meskipun Ksatria Kuil ini termasuk golongan Ksatria Duri dan Ksatria Baja yang relatif rendah, jumlah mereka hanya 16 orang, namun kekuatan tempurnya tidak boleh diremehkan. Mereka berasal dari ras yang sama dengan Tuan Tanah Feilengcui - Suku Pig, seluruhnya terdiri dari prajurit babi hutan terganas Suku Pigge. Meski tinggi prajurit babi hutan hanya sekitar 1 Ren 8, postur tubuh mereka kekar, otot-otot berotot, merupakan prajurit terberani yang dibesarkan di tanah subur Provinsi Timur Laut Padang Rumput Donau, sekaligus kebanggaan satu-satunya Suku Pigge yang bisa menyaingi ras-ras kuat lain, meski jumlahnya langka. Pemimpin mereka adalah seorang Ksatria Kuil Perunggu dari Suku Landak yang berambut dan berjanggut seperti jarum baja, bernama Elton.
Imam Tongkat juga tidak datang lengkap seperti yang dijanjikan Grand Shaman Weian. Mentor Ular Wanita Cantik sedang berada di Weisisipang untuk menjual barang rampasan. Dua Pendeta Wolff dan seorang Pendeta Kangguru dari Suku Sheng Kailu yang pernah dikalahkan Liu Zhenhan, karena luka binatang piaraan mereka belum pulih, juga tidak bisa datang membantu pertempuran.
Enam Imam Tongkat terdiri dari empat Fox dan dua Beruang, jumlah total pengawal mereka tidak sampai setengah dari jumlah pengawal Tuan Tanah Feilengcui. Setiap imam hanya memiliki sepuluh pengawal, namun komposisinya sangat tepat - ada prajurit bertipe perisai hidup yang kuat, prajurit lincah, pemanah ulung, dan dukun.
Imam Tongkat merupakan eksistensi tingkat tinggi dalam hierarki imam Bimon, tentu saja pengawal mereka terdiri dari prajurit Bimon terkuat. Meskipun Mentor Ular Kecantikan tidak bisa datang sendiri, dia mengirimkan seorang pengawal untuk membantu pertempuran. Pengawal ini ternyata adalah prajurit macan tutul suku Piao Ma yang sangat langka, jenis prajurit liar yang biasanya hidup menyendiri dan merupakan prajurit Bimon yang paling cocok untuk profesi pembunuh bayaran.
Liu Zhenhan merasa Mentor Cui Beixi semakin misterius. Biasanya dia terlihat biasa saja, bahkan ketika datang ke Feilengcui pun tidak membawa pelayan atau pembantu. Tapi sekarang saat diperlukan, tiba-tiba muncul seorang prajurit macan tutul suku Piao Ma.
Berkomunikasi dengan para Imam Tongkat yang sombong ini juga cukup menarik. Dua pendeta Suku Bier bertubuh pendek dan kekar baru saja kembali dari pengembaraan. Meski mengaku sebagai anggota suku Beruang Bier, Tuan Liu melihat satu di antaranya memiliki ekor berbulu hitam-putih yang kikuk, sementara yang lain berambut abu-abu kusam dengan mata berkantung penuh belek yang selalu mengantuk. Keduanya jauh kalah gagah dibandingkan kelingking kaki Vieri.
Liu Zhenhan yang khawatir akan kurangnya pengetahuannya diam-diam bertanya kepada Vieri, baru mengetahui bahwa kedua pendeta ini adalah beruang koala dan rakun dari Suku Bier.
"Sialan!" Hanya kata inilah yang bisa Liu Zhenhan gunakan untuk menggambarkan perasaannya.
Para Imam Tongkat Kuasa yang angkuh dan Ksatria Kuil sebenarnya hanya menerima perintah untuk membantu wilayah Feilengcui menghadapi invasi perampok manusia. Karena tak ada yang tahu pasti kekuatan sebenarnya para perampok itu, mereka semua merasa sangat santai.
Namun kenyamanan itu lenyap seketika ketika surat pengangkatan Ksatria Kehormatan dan zirah mithril pirang platinum diserahkan ke tangan Jenderal Pan.
Para Pengawal tuan tanah Feilengcui yang keluar berbaris dari gua pemukiman membuat semua Imam Tongkat dan Ksatria Kuil terpana.
Bimon terkuat Mammoth pahlawan kuat! Kampas! Ternyata kavaleri! Mammoth berbulu panjang raksasa! Badak berbulu! Megatherium! Beruang gua raksasa! Binatang petir bertanduk palu raksasa ternyata pemberian Kuil untuk mereka!
Kampas! Dan Beruang... Dan Orang Ao... Dan suku Haus kuda nil! Dan Orang Kesturi yang mengendarai Burung Raksasa Newton! Dan... budak ogre kuat dengan cap Feilengcui di wajah serta budak Goblin Beruang! Zirah budak-budak ini bahkan lebih mewah daripada Pengawal Imam Tongkat! Seratus Goblin Beruang dilengkapi Perisai Menara tiga lapis, zirah berat dan sabit raksasa!
Apakah Kekaisaran Pompeii sekarang dikuasai Goblin Beruang? Para Ksatria Kuil saling memutar mata.
Plus lima Penyihir berbaju jubah hitam legam! Getaran magis seperti ini tak bisa disembunyikan dari Imam Tongkat yang berpengalaman!
Para Imam Tongkat terpaku, ini Pengawal dua Imam Perang? Ini pasti Pengawal Dua Belas Imam Utama Kerajaan atau Imam Agung Jubah Merah!
Keangkuhan Ksatria Kuil pun memudar. Kehadiran Ksatria Kuil Perak dan Ksatria Kuil Perunggu membuat pangkat mereka tergusur, apalagi ditambah Ksatria Kehormatan yang baru dilantik. Untuk apa kekuatan sebesar ini masih membutuhkan kami?
Keraguan besar tiba-tiba memenuhi hati setiap Imam Tongkat.
Sangat berat.
BAB 89 TOMBAK DAN PERISAI
Imam Tongkat bukanlah orang bodoh. Jika kekuatan bersenjata Feilengcui sudah sekuat ini, memanggil Imam Tongkat untuk bertempur hanya membuktikan situasi telah mencapai titik yang tak terkendali.
Namun Tuan Totti yang setiap hari mondar-mandir di Giok, kadang terbang ke Doluote di malam hari, mana mungkin luput dari pengamatan banyak mata orang berpengalaman. Beberapa Imam Tongkat dengan menebak-nebak, berhasil memperkirakan alasan utamanya hingga 80-90% akurat.
Kabar dari Doluote semakin jelas. Pasukan Angin Puting Beliung memang telah memulai penjadwalan pra-perang. Sebagai pasukan bayaran besar, struktur mereka sangat sempurna dengan sistem libur bergilir. Kini bahkan tentara bayaran yang sedang libur pun telah dipanggil kembali, membuktikan akan ada aksi besar.
Tak lama kemudian, kepala keluarga Danze sekaligus komandan Angin Puting Beliung, Gattuso Danze, mulai terang-terangan mengumandangkan slogan perang: "Majulah ke Dataran Liar Donau, balas dendam untuk penebas bersenjata berat!"
Namun sayangnya, Marquis Capello sama sekali tidak bisa memastikan konfigurasi pasukan internal Angin Puting Beliung yang paling ingin diketahui oleh tuan tanah Feilengcui, hal ini benar-benar membuat Liu Zhenhan sangat kesal.
Liu Zhenhan tidak perlu menebak untuk tahu bahwa kekuatan manusia-manusia ini pasti tidak sesederhana yang terlihat. Selama masih manusia, mereka selalu suka menyembunyikan sesuatu.
Sebenarnya bukan karena Lao Ka tidak serius, Marquis Capello benar-benar berusaha keras dalam menyusun strategi intelijen. Namun pasukan bayaran Angin Puting Beliung adalah organisasi militer dengan protokol kerahasiaan ketat. Perkemahan mereka yang terletak di luar Doluot juga dikelilingi zona militer sejauh ratus li, membuat pengumpulan informasi akurat menjadi sangat sulit.
Dibandingkan Liu Zhenhan, keluarga Sherpa milik Lao Ka adalah pihak yang paling menginginkan kehancuran keluarga Danze. Kekalahan Feilengcui bagi Kerajaan Bimeng hanya berarti kehilangan wilayah kecil - ada ribuan wilayah serupa di kerajaan ini. Dua provinsi besar masih bisa melakukan penjepitan dari dua arah. Namun bagi keluarga Sherpa, kekalahan ini berarti gelar Adipati akan hilang selamanya.
Sudah dua minggu berlalu, seharusnya waktu ini cukup bagi pasukan Angin Puting Beliung untuk mempersiapkan diri. Anehnya, meski keluarga Danze telah memanggil pulang semua tentara bayaran yang sedang cuti dan meneriakkan slogan perang, mereka tidak melakukan gerakan maju sama sekali. Bahkan Naga Peri Daisy pun bingung dengan kelakuan ini.
Robby berhasil merekrut 200 kavaleri Wolff yang gagah berani di Hutan Tanah Asin dan tiba pada hari keenam belas. Proses perekrutan, pengumpulan pasukan, serta perjalanan ke Feilengcui yang dilakukan Robby hanya memakan waktu sesingkat itu, benar-benar sulit dipercaya - bahkan tentara bayaran manusia yang mengendarai kuda perang unggulan membutuhkan setidaknya dua minggu hanya untuk menyeberangi padang gurun menuju Feilengcui.
Kendaraan tunggangan di bawah selangkangan kavaleri Wolff, yaitu Serigala Raksasa Padang, meski ukuran tubuhnya tidak sebesar kuda perang, namun daya tahan jarak jauhnya memang lebih unggul dibandingkan kuda perang.
Sesuai perkiraan Grand Shaman Weian, meskipun Robert Baggio telah melaporkan ke Departemen Militer Provinsi Tenggara tentang tujuh pos pengawas padang gurun yang dihancurkan manusia, karena tugas strategis bangsa Bimon Suku Serigala di Provinsi Tenggara hanyalah bertahan bukan menyerang, maka Departemen Militer tidak berwenang mengerahkan pasukan untuk memulai perang balasan terhadap Kadipaten Dolot sebelum konfirmasi invasi tersebut.
Gesekan perbatasan skala kecil sering terjadi, dan umumnya akan ditutupi terlebih dahulu. Ini merupakan hukum umum. Dalam situasi perang di garis barat Kerajaan Bimeng, di belakang Kadipaten Dolot berdiri negara induknya yaitu Kekaisaran St. Francis yang termasuk negara militer terkuat di benua. Bahkan bangsa Wolff yang selalu menganut prinsip "membalas darah dengan darah" pun tahu harus menahan diri.
Departemen Militer Tenggara telah menyampaikan laporan investigasi dan memorandum terkait masalah ini ke Ibu Kota. Sekarang semua bergantung pada keputusan suci Sang Raja dan Dewan Tetua. Menurut Grand Shaman Weian, jika Raja dan Dewan Tetua terus berdebat dan menganalisis perlahan-lahan, selama musuh tidak menyerbu, hasilnya baru akan keluar paling cepat awal musim semi tahun depan.
Tapi Wolff tetaplah Wolff. Mereka bukan Fox yang pengecut, apalagi birokrat yang lamban.
Penunggang serigala penuh darah panas dari perbatasan tenggara, dengan persetujuan diam-diam komandan militer, menjawab seruan Robby. Dua ratus prajurit Suku Serigala dengan keterampilan pedang mumpuni dan keahlian menunggang kuda luar biasa, mengorganisir diri secara spontan. Menyusup ke perbatasan Kadipaten Dolot di kegelapan malam, mereka menghancurkan 14 pos militer perbatasan manusia dalam semalam. Saat fajar menyingsing, di garis cakrawala tersisa gundukan tengkorak dan bendera raksasa yang ditulis dengan darah: "Utang darah harus dilunasi dengan dua kali lipat darah!"
Pasukan penunggang serigala inilah yang bersama Robby menyapu bersih garis perbatasan manusia. Setelah aksi balas dendam selesai, di bawah pimpinan Robby, mereka datang ke Feilengcui sebagai pasukan bantuan yang telah disepakati sebelumnya. Dua ratus penunggang serigala gagah berani itu kembali utuh tanpa kehilangan satu pun personel.
Robby tidak hanya membawa dua ratus penunggang serigala, tapi juga dua Pendeta Salaman Suku Bei dan lima puluh serigala jinak yang ganas. Kehadiran mereka secara signifikan memperkuat kekuatan militer Feilengcui, sekaligus menjamin kekuatan serangan Orang Ao meningkat dua kali lipat.
Sayangnya peralatan pasukan penunggang serigala ini sangat buruk, pelana kudanya bahkan masih terbuat dari kayu kasar, pedang panjang dan zirah kulit penuh lubang. Senjata seperti ini pun diwariskan turun-temurun oleh suku Wolff sebagai pusaka keluarga. Seperti Ksatria Kuil, sikap kaku para Wolff cepat berubah menjadi kekaguman, lalu berubah menjadi iri hati. Bahkan senjata dan armor prajurit budak Feilengcui membuat mereka dilanda kecemburuan besar.
Saat tuan tanah Feilengcui membawa mereka ke gua persenjataan yang menyimpan banyak armor dan senjata, para penunggang serigala ini bagaikan serigala gua yang kelaparan selama sebulan menghadapi seribu anak domba lezat. Mereka mengambil sebanyak yang bisa dibawa, sampai-sampai setelah naik ke tunggangan, Serigala Raksasa Padang Rumput tidak bisa bangkit lagi.
Liu Zhenhan mengerahkan penduduk Gunung Cukur untuk bekerja sepanjang malam membuat zirah rotan yang akan diberikan kepada pasukan penunggang serigala dan serigala raksasa yang datang dari jauh. Zirah rotan Feilengcui juga mengalami pembaruan generasi. Zirah rotan generasi kedua ini merupakan zirah komposit standar yang dilapisi lembaran getah darah yang dipres setipis kertas di setiap bagiannya. Kombinasi elastisitas getah darah yang luar biasa dengan anyaman rotan membuat kemampuan proteksi frontal zirah rotan generasi kedua Feilengcui semakin tangguh berkat efek bantalan tambahan – ini juga merupakan ide jenius sang tuan tanah.
Waktu terus berlalu hari demi hari. Pasukan tentara bayaran Angin Puting Beliung akhirnya memulai penempatan militer besar-besaran pada hari kesembilan belas.
Kabar ini dibawa langsung oleh Marquis Capello ke Feilengcui. Selama hari-hari penantian ini, tuan tanah Feilengcui telah kembali memenjarakan Tuan Totti. Jika pasukan Angin Puting Beliung tidak datang, nyawa kecil Totti pasti akan menyusul saudaranya Cassano untuk "menanam teratai" di Sungai Sanggan.
Kabar yang dibawa Marquis Capello tidaklah baik. Kali ini pasukan Angin Puting Beliung tidak hanya mengerahkan seluruh kekuatannya, namun kekuatan militer mereka juga telah diperkuat secara signifikan. Mereka bahkan meminjam pasukan pengawal dari "Pangeran Suka Wanita" Chamberlain – pasukan infanteri terkuat Kekaisaran St. Francis, Prajurit Singgasana Perak.
Kabar kegagalan keluarga Sherpa dalam berburu wanita di padang gurun telah menyebar luas di seluruh Kadipaten Dolot. Mungkin Sang Marquis sendiri tidak menyangka bahwa bola kristal yang sengaja disebarkannya, serta ilusi wanita cantik yang terekam dalam Bola Kristal Memori, ternyata dilihat oleh para penyair pengembara yang iseng melalui cara tak diketahui, lalu dilukiskan menjadi lukisan minyak yang sangat detail. Mengikuti jejak para penyair dan alunan Kanun, kabar ini mengalir dari setiap bar rumah pohon di Dolot ke seluruh Benua Aigean. Kecepatan penyebarannya hanya bisa disamakan dengan dua hal: wabah hitam yang mengerikan dan sampar. Peristiwa unik ini tentu tak luput dari perhatian "Pangeran Suka Wanita" Chamberlain. Setelah menyaksikan semua rekaman dalam kristal memori, pangeran dari Kekaisaran St. Francis ini secara proaktif menghubungi pasukan tentara bayaran Angin Puting Beliung yang sedang berkoar-koar ingin bertindak namun ragu-ragu, bahkan mengerahkan pasukan elit Prajurit Singgasana Perak dari pengawal pribadinya untuk bergabung dalam operasi perburuan wanita pasukan bayaran tersebut.
Syarat tunggal "Pangeran Suka Wanita": Selain si wanita cantik, tangkap hidup-hidup tuan tanah Bimon dari ras Pigge itu.
Pangeran Chamberlain menambahkan: "Aku ingin menato seekor gajah tanpa belalai di selangkangannya!"
Kalimat ini juga menyebar dengan kecepatan wabah. Para penyair pengembara yang iseng segera menebak maksud tersembunyi sang pangeran.
Dalam rekaman magis Bola Kristal Memori yang beredar di masyarakat, terdapat sepuluh frame gambar. Salah satunya menampilkan sosok Tuan tanah Pigge dengan jelas. Namun kehadiran kecantikan Bimon yang luar biasa membuat semua orang mengabaikannya. Tapi para penyair pengembara tak pernah melupa rupa sang tuan tanah - memori mereka yang tajam memang menjadi kelebihan dalam profesi ini.
Meski tidak terlalu tampan, gaya rambut asimetris emasnya menutupi lubang hidung mengerikan yang berbentuk kail. Otot-otot perkasa, bulu dada liar, tatapan mata berkilau seperti pedang ganda, dan tato yang mendominasi hingga ekstrem - kesan buasnya menyeluruh, membuat jantung berdebar, sangat khas Bimon. Dari penampilannya, jelas terlihat ini adalah mesin seks sejati, kemampuan Suku Pig di bidang ini memang diakui.
Pangeran Suka Wanita tak hanya tertarik pada perempuan. Reputasinya menyukai laki-laki tampan juga termasyhur di seluruh Benua Aigean.
Pasukan infanteri elit St. Francis, Prajurit Singgasana Perak, berjumlah satu resimen yang diseleksi ketat. Konon prajurit paling tampan di resimen ini semua pernah berhubungan intim dengan sang Pangeran. Sebagai kenang-kenangan, Pangeran akan menato gambar binatang di selangkangan setiap prajurit yang pernah memiliki hubungan spesial dengannya.
Topik yang selalu menjadi buah bibir di kalangan atas semua kerajaan di Benua Aigean adalah kabar burung bahwa Pangeran Chamberlain dari St. Francis bulan ini telah kembali mengecat kuku panjang dan bibirnya dengan warna merah menyala menggunakan kuteks, mengoleskan parfum termahal dari Kekaisaran Kalan di dada, menata rambut dengan gaya terkini para bangsawan, mengenakan gaun seksi dari sutra termahal Timur Jauh yang dihiasi bulu ekor pelangi burung Wetland Warbler, lalu menghabiskan malam romantis dengan prajurit kursi perak bernama si Anu-Anu - lalu si prajurit ini ditato gambar macan atau macan tutul tanpa ekor.
Dengan mengirimkan pasukan pengawal pribadi untuk membantu "Pasukan Angin Puting Beliung" dalam perburuan wanita, serta mengucapkan kata-kata tersebut, tujuan Chamberlain sudah jelas seperti siang hari - semua orang tahu.
Setelah Marquis Capello membocorkan kabar ini, seluruh Feilengcui bukan akan mengeras karena api, pasti akan runtuh diterpa gelak tawa.
Bahkan Riona yang baru datang pun tak kuasa menahan tawa, sampai jongkok di tanah sambil terus mengusap-usap dadanya.
Guo Guo tertawa paling keras, terus-menerus memutar matanya sampai hampir sesak nafas.
"Bangsat! 'Tiga pipi datar tak setara satu lingkaran' berani main ke kepalaku." Liu Zhenhan bergumam dengan wajah muram.
"Tiga pipi datar tak setara satu lingkaran~ Tiga pipi datar tak setara satu lingkaran~" Kakatua Raksasa itu kembali mempelajari kalimat aneh dengan logat yang kacau.
“Apa maksudnya?” Bimon yang polos bertanya-tanya, dua Naga Peri yang rajin belajar juga membelalakkan bola mata indah mereka.
Wajah Guo Guo dipenuhi senyum nakal. Ia mengelus dada, membuka rompi kulit macan, lalu menunjuk ke selangkangannya. Setelah membalikkan badan dan mengangkat pantat gemuknya, cakar kecilnya baru saja membuka ekor berbulu lebat. Sebelum sempat menunjuk lubang anus merah muda, jari Liu Zhenhan sudah mencoleknya.
"Bocah sialan!" Liu Zhenhan menggeretakkan gigi dengan wajah garang, memaki binatang kecil yang sedang melompat-lompat sambil memegangi pantatnya.
Sekelompok orang berpengalaman ini pun wajah mereka memerah seperti warna Bukit Merah setelah menyaksikan adegan tersebut.
"Benar-benar Pendeta seperti apa, peliharaan magis seperti apa." Ucapan para Imam Tongkat ini hanya bisa disimpan dalam hati. Bagaimanapun, Shuangxue Piqiu ini "Tak terkalahkan di timur laut", harus tetap menjaga sopan santun.
Sebenarnya alasan penundaan Pasukan Bayaran Angin Puting Beliung tidak sepenuhnya seperti yang didengar Marquis Capello.
Kepala keluarga Danze, Gattuso Danze, adalah mantan pasukan elit militer Kekaisaran Pompeii. Meski bukan lulusan akademi militer resmi, pengalaman memimpin pertempurannya sangat mumpuni.
Merebut gadis cantik adalah keharusan. Apalagi Pangeran Chamberlain sudah berjanji akan mengirim 100 Prajurit Singgasana Perak. Jika menang perang, gelar Adipati Doluote akan diraih. Tidak ada alasan untuk mundur.
Tapi ini adalah perang. Kesombongan sama dengan mencari kehancuran sendiri, kesalahan seperti ini tidak akan pernah dilakukan oleh komandan berpengalaman seperti Gatuso.
Keluarga Sherpa sudah lebih dulu unggul, Gatuso tidak bisa mengabaikan reaksi Kerajaan Bimeng. Meskipun Kerajaan Bimeng sedang berperang dengan manusia gurun, pasukan penjaga di Provinsi Tenggara dan Timur Laut masih memiliki 20 resimen (20.000 pasukan), sehingga perlu jeda waktu untuk mengamati reaksi Kerajaan Bimeng.
Yang lebih penting, keluarga Sherpa mengirim 3.000 orang ke Dataran Liar Donau untuk berburu. Pasukan infanteri elite Angin Puting Beliung - dua skuadron penebas bersenjata berat juga direkrut keluarga Sherpa. Kemampuan menghancurkan kekuatan militer sekuat ini membuat Gatuso harus serius menilai kekuatan wilayah Bimeng ini.
Menurut Marquis Capello, penebas bersenjata beratnya dikalahkan prajurit Bimon Kuda Nil di sungai es. Jadi Gatuso memutuskan menunggu sampai gelombang dingin tiba dua minggu lagi. Saat Sungai Sanggan membeku dengan ketebalan dua jari, prajurit kuda nil wilayah Bimeng ini tidak akan bisa bertempur lagi.
Ini hanya bentuk kehati-hatian Gatuso, karena Angin Puting Beliung sebenarnya memiliki dasar kekuatan yang sangat solid.
Meskipun keluarga Danze berkecimpung di Kadipaten Dolot, mereka sebenarnya cabang dari garis bangsawan yang merosot di Kekaisaran Pompeii. Gatuso sendiri pernah berdinas di militer Kekaisaran Pompeii saat muda.
Sejak Angin Puting Beliung berjuang keras selama bertahun-tahun di Doluote dan akhirnya menduduki kursi teratas Negeri Pasukan Bayaran, keluarga kerajaan Kekaisaran Pompeii pun perlahan mulai memperhatikan keluarga Danze.
St. Francis dan Pompeii sama-sama merupakan dua kekuatan militer terkenal di Benua Aigean. Kekaisaran St. Francis menguasai sebagian besar Dataran Karimdor, daerah penghasil padi terbesar di Benua Aigean. Sementara Kekaisaran Pompeii terletak di Gunung Guntur yang kaya akan mineral.
Kekaisaran Pompeii yang terletak di utara merupakan keturunan Viking sejati. Berabad-abad silam mereka dikenal sebagai ras perampok legendaris di benua ini. Kecuali negara prajurit gila di ujung utara Gunung Guntur yang tidak berani mereka ganggu, hampir semua negara di Benua Aigean pernah dijarah mereka. Meski kini telah menjadi negara yang mapan, semangat keras kepala mereka tetap melekat. Mereka selalu memandang rendah "petani selatan" seperti St. Francis. Angin di Dataran Karimdor yang menggerakkan kincir angin dan hamparan sawah subur, membuat Pompeii yang terpaksa melarang pembuatan minuman keras demi menghemat pangan di tanah tandusnya, terus menggeram. Kata "RAMAS" (rampas) selalu bergelayut dalam benak mereka.
Di Benua Aigean, hanya negara yang rajanya telah menerima pencucian dari Paus saat penobatan yang berhak menambahkan kata "Santo" sebelum nama negara. Kekaisaran St. Francis yang selalu menganggap diri sebagai kekuatan tua, tentu merasa tidak nyaman melihat Kekaisaran Pompeii - keturunan bangsa barbar yang bahkan tidak menyematkan "Santo" pada nama negaranya - menguasai Gunung Guntur yang kaya mineral, sehingga berambisi untuk merebutnya.
Hal semacam ini sudah menjadi hal yang biasa di antara negara-negara manusia di Benua Aigean, semua pihak saling memahami. Namun kedua negara ini masih terikat hubungan kekerabatan melalui pernikahan, di mana putri-putri kerajaan saling dinikahkan, sehingga perselisihan di antara mereka belum bisa ditampakkan secara terbuka untuk sementara waktu.
Kadipaten Doluote kebetulan berada di zona penyangga antara kedua negara. Dengan keluarga Danze yang memiliki darah Pompeii berpotensi merebut posisi Adipati Doluote, bagaimana mungkin Kekaisaran Pompeii tidak ikut campur? Faktanya, dua detasemen penebas bersenjata berat dari pasukan bayaran Angin Puting Beliung memang dibentuk dengan dukungan rahasia Kekaisaran Pompeii. Meskipun peralatannya belum sehebat penebas bersenjata berat resmi Pompeii, tetap merupakan kekuatan tempur yang sangat tangguh.
Secara terang-terangan mendukung pengambilalihan jelas tidak mungkin, lagipula Kadipaten Dolot juga merupakan negara bawahan St. Francis. Jika terlalu mencolok akan memalukan. Terutama karena St. Francis masih memiliki Pangeran Suka Wanita yang berjaga di sini, inilah alasan mengapa keluarga Danze dan Sherpa tidak pernah ikut campur selama perebutan kekuasaan. Kalau bukan karena sang pangeran, sepuluh keluarga Sherpa pun sudah dihancurkan, meski ada manusia kelelawar berusia ratusan tahun juga tidak berguna.
Kesempatan perburuan dan perebutan tahta kali ini memberi Kekaisaran Pompeii momentum tepat untuk ikut campur. Dukungan terbuka tidak mungkin, tapi bermain kotor diam-diam sama sekali tidak masalah.
Dengan dukungan Kekaisaran Pompeii, 500 tentara bayaran gila Travil segera disewa ke Dolot, menerima perintah dari pasukan Angin Puting Beliung. Empat puluh Ksatria Hippogriff dan dua ahli sihir istana Pompeii juga diam-diam menerobos pegunungan untuk membantu keluarga Danze.
Kekuatan tempur dan daya rusak tentara gila terkenal di seluruh benua, kemampuannya setara dengan penebas bersenjata berat yang dipecat massal dalam pertempuran Feilengcui oleh Angin Puting Beliung. Hippogriff adalah monster terbang hasil perkawinan griffin dan kuda betina, sifatnya jauh lebih jinak dibanding griffin liar yang ganas. Pengintai Pompeii yang mengendarai hippogriff raksasa ini merupakan kekuatan militer rahasia Kekaisaran Pompeii.
Seperti yang dikatakan Naga Peri, selain Kerajaan Bimeng yang tidak memiliki visi strategis, negara-negara militer kuat di benua ini tetap mempertahankan pasukan pengintai udara meskipun tidak membentuk angkatan udara besar-besaran karena kurangnya efektivitas tempur pasukan kavaleri udara.
Kekaisaran Pompeii hanya memiliki 50 Ksatria Hippogriff dan 10 pakar sihir istana, kali ini mereka benar-benar mengerahkan semua sumber daya.
Dengan dukungan Kekaisaran Pompeii, Gatuso sangat yakin dengan ekspedisi ini, terutama setelah ditambahkannya setengah resimen prajurit barbar, 100 Prajurit Singgasana Perak, dan dua Penyihir Istana yang membuatnya semakin tenang.
Ha! Dua Penyihir Istana! Salah satunya bahkan adalah ahli alkimia yang mengoperasikan dua boneka logam magis!
Tapi sebagai orang berpengalaman, Gatuso tidak lupa meminta gereja Kadipaten Dolot mengirim pastor dan imam untuk mendukung ekspedisi. Putranya Tomashi sedang bertugas di Ordo Ksatria Palem Emas gereja. Prinsip "gunakan saat masih berlaku" membuatnya mengupayakan posisi putranya di Ordo Ksatria Suci - bukan untuk alasan konyol seperti memberantas kejahatan.
Dewi keberuntungan sepertinya membuka mata indahnya pada pasukan tentara bayaran Angin Puting Beliung dalam semalam. Putra Gattuso, Ksatria Suci Tomassino Danza yang bertugas di gereja, bersama mentornya - Frank Lampard "Ksatria Jubah Pedang" dari Ordo Palem Emas Gereja Saint Paul, muncul secara misterius di Doluote.
Kali ini sepenuhnya merupakan kebetulan.
Sebagai Ksatria Suci penegak keadilan gereja, Lampard dan Tomassi datang ke Dataran Carimodo untuk membasmi keluarga "Akanathed". "Akanathed" alias "Kalajengking Naga", awalnya adalah monster tingkat tinggi yang hidup di dunia bawah tanah gelap, hanya satu tingkat di bawah Naga Hitam Neraka. Satu ekor saja sudah sangat sulit dihadapi, keluarga dengan dua ekor Kalajengking Naga dewasa dan tiga anaknya adalah bencana, apalagi yang jantan itu adalah "Kalajengking Naga Berkait Tiga Ekor" yang mengerikan.
Sejak tidak sengaja muncul ke permukaan tiga bulan lalu, keluarga Kalajengking Naga Akanathed ini telah menciptakan kekacauan besar dengan racun dan tubuh perkasa mereka. Beberapa kadipaten kecil di pusat Dataran Carimodo sama sekali tak berdaya menghadapinya, sehingga gereja mengirim sepuluh Ksatria Suci khusus untuk membasmi makhluk jahat ini. (Reaksi gereja cukup birokratis ya~ ha~)
Setelah pertempuran sengit yang mengorbankan empat Ksatria Suci, Ksatria Suci Lampard akhirnya berhasil memusnahkan klan naga kalajengking ini. Karena lokasinya dekat dengan Doluote, ia menyempatkan diri untuk mampir.
Patut dicatat bahwa Gereja Saint Paul hanya memiliki dua ksatria naga, dan tunggangan Ksatria Suci Lampard adalah seekor naga emas beraliran petir.
Kedatangan Ksatria Suci, apalagi seorang ksatria naga, membuat seluruh Doluote bergempar. Tak hanya uskup agung jubah merah dari gereja regional yang menyambut di luar kota, bahkan Pangeran Chamberlain yang sombong pun harus merendahkan sikap untuk sekedar basa-basi. Ksatria Suci memang terkenal dengan ketampanan dan postur tubuhnya yang gagah, meski Pangeran Chamberlain tak berani menggoda anggota Ordo Tinggi ini. Paling-paling hanya menelan ludah dan memuaskan diri dengan lamunan mesum di pikiran saja.
Membantu keluarga sendiri untuk memberikan pelajaran kepada bangsa manusia berbulu liar yang belum beradab di Dataran Liar Donau, Ksatria Thomasi tentu saja tidak keberatan. Karena manusia berbulu liar menyembah dewa bid'ah - Dewa Perang Campas, Lampard dan dua Ksatria Suci serta dua pendeta yang tersisa tidak hanya tidak menentang, malah sedikit bersemangat. Tahun-tahun ini gereja sibuk memberantas bid'ah, sekarang akhirnya situasi mulai stabil. Kerajaan Bimeng yang telah lama dikepung, Pendeta Altar Bimon yang termasyhur di dunia, di kalangan manusia semakin dianggap misterius. Terutama seorang Pendeta Phoenix Api yang setara dengan ksatria naga, membuat para Ksatria Suci ingin menguji kemampuan. Dulu Pendeta Naga Bimon Kochis pernah mengalahkan lima dari sepuluh ksatria naga dalam pertarungan tunggal, dendam ini masih tersimpan di hati manusia.
Karena upaya Pangeran Chamberlain dan beberapa sosialita berpengaruh di Kadipaten Doluote yang punya maksud tertentu, enam Ksatria Suci menunda sedikit jadwal keberangkatan mereka. Dalam misi memusnahkan "Akanasyad" yang jahat ini, beberapa Ksatria Suci mengalami luka-luka ringan yang membutuhkan waktu pemulihan. Lagipula tunggangan Ksatria Suci Thomasi adalah kuda terbang bersayap, sementara tunggangan Ksatria Suci Lampard adalah naga. Mengejar Pasukan Tentara Bayaran Angin Puting Beliung dan bergabung dalam pertempuran hanya masalah beberapa jam saja.
Setelah menerima surat dari Marquis Capello, Feilengcui mempercepat persiapan. Katapel dan ballista yang sebelumnya disita dari Gunung Cukur juga ditarik ke sini dan dipasang di puncak bukit merah, untuk menghadapi Prajurit Singgasana Perak yang termasyhur itu.
Namun batu untuk katapel agak langka. Batuan di tepi sungai terlalu rapuh, tidak cocok untuk diukir menjadi batu peluru. Hal ini membuat para sigung yang bertugas mengoperasikan katapel kebingungan.
Tuan tanah kembali memberi mereka pelajaran. Gelombang udara dingin telah tiba, semalaman es setebal tiga ren membeku - inilah amunisi. Dalam semalam, sudut besar di puncak bukit merah sepanjang 200 ren dan lebar 100 ren itu dipenuhi peluru es. Daisy yang cerdik menuangkan air ke permukaan Bukit Merah hingga membentuk lapisan es tebal, mengubah Feilengcui menjadi kota es dalam semalam. Gatanie yang estetis mengukir bentuk mahkota di sekelilingnya, mempercantik sekaligus berfungsi sebagai patung.
Haha~ Takhta Es yang Terbeku! Liu Zhenhan tertawa riang.
Antara puncak bukit dan gua tingkat empat terdapat terowongan besar yang sebelumnya dihindari karena berangin. Tuan tanah membuat atap bambu tebal, memindahkan Burung Raksasa Newton serta dua labu minyak dan Pohon Emas dalam pot besar ke sana. Untuk pertempuran ini, ia berencana memberi serangan pembuka dengan bombardir.
Kedua kelompok tidak menyangka pihak lawan memiliki kekuatan sehebat ini, masing-masing diam-diam merasa puas.
Liu Zhenhan dan Guo Guo berdiri tegak di dataran purba yang liar, masing-masing menggigit cerutu yang telah menemani mereka bertahun-tahun namun tak pernah dinyalakan. Mereka menyambut tiupan angin utara yang menderu, juga nasib tak terduga, dengan sorot mata tajam.
BAB 90 Dewa Kematian yang Menjerit
〖Gelombang belakang Sungai Sanggan mendorong gelombang depan, gelombang depan mati di rawa-rawa.
——Kata para Imam Tongkat〗
※※※
Kecepatan pergerakan pasukan Angin Puting Beliung dibandingkan dengan pasukan perburuan budak keluarga Sherpa, jelas terlihat perbedaan amatir dan profesional.
Berbeda dengan keluarga Sherpa, kereta logistik keluarga Danze ditarik bukan oleh kuda, melainkan oleh "Kylin Dasar" spesialis Dataran Carimodo.
Monster sebesar dua gajah ini termasuk kategori Naga Sekunder. Namun berbeda dengan monster naga sekunder lain, "Kylin Dasar" adalah satu-satunya vegetarian di antara mereka. Sifat jinaknya membuat orang meragukan garis keturunannya - saat diserang, selain menggunakan sihir batu untuk menyelubungi tubuhnya dengan baju zirah batu, sama sekali tak ada konsep "membalas" dalam pikirannya. Bahkan gigi di mulutnya pun telah sepenuhnya mengalami degenerasi menjadi gusi dalam evolusi panjang.
Tentu saja, Dewa Pencipta sangat adil. "Landak Batu" yang telah terpetrifikasi hampir tidak memiliki musuh alami, karena zirah batu yang terus beregenerasi ini sangat keras. Bahkan Tyrannosaurus buas dengan kekuatan gigitan 2 ton pun hanya bisa memandanginya tanpa daya.
Meskipun monster Naga Sekunder ini canggung dan lambat dalam bergerak selain berjalan lurus, mereka tetap menjadi hewan pengangkut terbaik di medan perang - ketahanannya sangat luar biasa. Sihir batu atribut elemen tanah menjamin kebal terhadap panah dan senjata di medan perang. Daya angkutnya yang mencapai 300 ton, bahkan 400 ton setelah dilatih, benar-benar luar biasa.
Di negara-negara militer kuat di wilayah Dataran Carimodo, komandan logistik biasanya menjinakkan monster Naga Sekunder yang jinak seperti domba ini sebagai hewan pengangkut. Sebagai pasukan tentara bayaran terkemuka di Kadipaten Dolot, keluarga Danze juga membeli satu dari Kekaisaran St. Francis melalui jaringan koneksi mereka.
Ketika kekuatan dan sifat buas telah hilang, bahkan monster Naga Sekunder di mata manusia hanyalah hewan penarik gerobak. Ini merupakan ironi gelap yang tak terbantahkan.
Sebelum perang dimulai, yang terpenting adalah tenaga logistik. Setelah perang dimulai, yang menentukan adalah strategi komandan. Aku sudah setengah berhasil. Begitu pikir Komandan Gattuso Danze.
Empat puluh Ksatria Hippogriff telah memantau ketat suku Wolff di hutan tanah asin sebelah tenggara sejak hari pertama memasuki padang gurun. Ksatria Hippogriff yang bergerak secepat angin memaksimalkan keunggulan pengintai udara. Informasi langsung dari mereka memungkinkan Komandan Gattuso mengendalikan situasi pertempuran dengan lebih akurat.
Sebagai pasukan pelopor, dua resimen kavaleri ringan dari pasukan tentara bayaran Angin Puting Beliung tiba di Feilengcui satu hari lebih cepat dari pasukan utama. Bersamaan dengan mereka, 500 tentara bayaran dari juga tiba sebagai pasukan pendahulu.
Awalnya Gattuso tidak ingin para bergerak secepat ini. Dalam formasi tempur, para adalah pasukan andalan untuk menyerang benteng pertahanan.
Tapi pasukan memang sulit dikendalikan. Menolak mereka sebagai pasukan pelopor dianggap penghinaan terbesar bagi para pejuang fanatik ini! Apalagi kendaraan tunggangan mereka adalah "kuda raksasa berkaki banyak" - spesialisasi, negeri es dan salju.
"Kuda Raksa Berkaki Banyak" merupakan keturunan mutasi kuda purba Zuma, ukuran tubuhnya dua kali lebih besar dari kuda biasa dengan berat mencapai sekitar satu setengah ton, seluruh tubuhnya ditutupi bulu panjang berwarna abu-abu dan memiliki pelana daging seperti punuk di punggung. Kuda raksasa ini biasanya memiliki enam kaki, sedangkan "Kuda Raksa Berkaki Banyak" terbaik bisa tumbuh delapan kaki. Konon dewa petir Odin yang disembah para pejuang amok mengendarai "Kuda Delapan Kaki" jenis ini dalam pertempuran. Karena memiliki lebih banyak kaki daripada kuda perang biasa yang berkaki empat, kecepatan "Kuda Raksa Berkaki Banyak" pejuang amok jauh melampaui kuda kavaleri biasa.
Hal ini membuat Gattuso semakin tidak menemukan alasan untuk menolak mereka menjadi pasukan depan.
Ketika 2.500 pasukan pendahulu Angin Puting Beliung muncul di garis cakrawala Feilengcui, sepuluh meja mahjong di Lapangan Merah Feilengcui menyambut kedatangan mereka dengan meriah. Saat itu baru sepuluh hari sejak Marquis Capello melaporkan situasi musuh. Menurut kecepatan pergerakan pasukan manusia, Liu Zhenhan secara wajar mengira musuh masih membutuhkan lima hingga enam hari perjalanan lagi. Ditambah lagi ini pertempuran bertahan di benteng, Liu Zhenhan bahkan mengabaikan waktu untuk mengintai musuh sementara, dan menggunakan waktunya untuk bermain mahjong. Sejak pasukan kavaleri manusia ini berada lima puluh li jauhnya, terompet siput sungai peringatan telah ditiup dari pos pengawas di puncak Bukit Merah, namun selain prajurit Feilengcui, tak ada yang tahu itu sinyal peringatan.
Setelah bunyi terompet, tuan tanah Feilengcui tetap tenang bermain mahjong, tanpa memberi peringatan apapun kepada para Imam Tongkat.
Tuan tanah bermahjong di satu meja bersama Daisy, Roenna, dan Gatanie. Tiga nyonya bos menghindari kecurigaan dengan menyandar sambil menonton. Para milisi juga asyik bermain di meja-meja lain dengan suara gemerincing ubin. Para Imam Tongkat menggeleng-geleng di samping, Ksatria Kuil terdiam tak bergerak, sementara penunggang serigala sibuk menggosok-gosok pedang dan zirah perang baru mereka dengan penuh kasih sayang.
Daisy sambil menuduh Liu Zhenhan yang bahkan mengabaikan pengintaian dasar sebagai panglima tertinggi wilayah, juga tak lupa meneriakkan "Pong!" terhadap ubin Merah Tengah yang dikeluarkan Gatanie.
Ruona belakangan juga kecanduan Mahjong, bersama Gatanie dijuluki dua grandmaster Feilengcui. Baru beberapa hari belajar, jari-jari lentiknya sudah bisa menyusun ubin dengan elegan sambil menyebutkan jenis-jenis ubin dengan akurat.
Lao Liu dulu bersama kakaknya di Liang Kucing dijuluki Raja Judi Dua Bukit. Melawan gadis-gadis ini, menang dengan mata tertutup pun mudah. Tapi kebiasaan Lao Liu selalu membingungkan musuh, jadi di hari-hari awal sengaja kalah sambil bergumam "Ada perempuan duduk di Tianmen~ Kalah terus sampai kota Wisesepang~" dan ucapan-ucapan idealistis lainnya sebagai kamuflase.
“Hari ini Lao Liu akhirnya membuka jurus pembunuhan, membuat tiga gadis cantik merintih kesakitan. Meski Daisy dan Ruoerna berasal dari bangsa naga, apa harta yang dimiliki sepasang kekasih yang kabur dari rumah ini? Tidak hanya mengembalikan koin emas yang dimenangkan beberapa hari lalu, mereka bahkan merogoh tabungan pribadi terakhir. Jika terus kalah, mungkin cincin giok di jari mereka pun akan dijadikan modal taruhan. Walau Gatanie berasal dari keluarga terpandang, ia tak tahan dengan serangan bertubi-tubi "qingyise" dari Lao Liu. Untungnya Katyusha diam-diam mencuri sekantong koin emas untuk Gatanie. Ksatria Putri Angsa ini semakin gigih meski kantongnya kian kempes.
Derap 2.000 kavaleri ringan dan 500 prajurit gila yang menunggang kuda perang bergema seperti genderang, terdengar jelas sejak 10 li dari Feilengcui. Menghadapi perubahan mendadak, para Imam Tongkat dan Ksatria Kuil dengan tenang naik ke tangga gua, menguasai pintu masuk lereng lapisan kedua sambil menghunus senjata dan alat musik mereka. Pemanah suku Haus dari pengawal Imam Tongkat dengan lincah melesat ke persawahan, menduduki titik tertinggi gua lapisan ketiga.
“Obisilachi! Semua sudah siap, tinggal menunggu angin timur!” Hanya teriakan tuan tanah Feilengcui di Lapangan Merah yang masih bergema keras.”
“Dia sedang mengumpulkan Tiga Belas Anak Yatim, masih kurang satu Dongfeng.” Daisy dengan agak nakal mengingatkan Gatanie dan Ruoerna.
Hasilnya Gatanie membuang ubin putih, Liu Zhenhan kembali memenangkan permainan.
"Strategi perang tidak pernah menolak tipu daya." Liu Zhenhan menyeringai dan mengedipkan alis ke Daisy.
Para Imam Tongkat memandang ke arah debu yang berterbangan sekitar tujuh delapan li di kejauhan, lalu melihat tuan tanah Feilengcui yang asyik bermain, benar-benar tak tahu harus berkata apa.
Prajurit Behemoth Feilengcui lainnya masih ada yang main kartu di bawah matahari musim dingin, ada yang mengobrol ngalor-ngidul, membuat para penunggang serigala yang telah berdiri hanya bisa menatap canggung ke Robby, bingung antara duduk kembali atau naik ke gua tingkat dua.
Pasukan kavaleri manusia semakin mendekat. Setelah semua hutan bambu ditebang, wilayah luar Feilengcui terhampar luas tanpa batas. Adegan 2.500 pasukan berkuda yang melesat di padang gurun bahkan membuat serigala peliharaan di samping mengangkat kepala, menjulurkan lidah merah darah sambil menatap ke kejauhan.
Bunyi mahjong masih terus bergema dengan keras. Namun wajah prajurit Feilengcui mulai dipenuhi aura pembunuh.
Berbeda dengan kesan serius penuh ancaman dari para Imam Tongkat, prajurit Feilengcui yang sedang bermain mahjong justru menunjukkan nuansa kasih sayang yang menyimpan nada membunuh.
Dibandingkan dengan mereka, para Imam Tongkat merasa bahwa dalam hal keluhuran sikap, mereka sudah kalah satu langkah dari para kampungan Feilengcui ini.
Pasukan bayaran Angin Puting Beliung menghentikan kuda mereka sejarak satu li.
Tugas utama yang diberikan Kapten Gattuso kepada dua resimen kavaleri adalah membuntuti lawan. Jika ada orang Feilengcui yang melarikan diri, pasukan kavaleri ringan garda depan harus seperti hyena yang menggigit dan tidak melepaskan. Jika lawan memilih bertahan, maka kavaleri ringan garda depan akan berpatroli di sekitar Feilengcui, memburu pengintai, dan menunggu kedatangan pasukan utama. Jika kekuatan lawan terlalu besar, kavaleri ringan bisa melarikan diri tanpa masalah.
Dengan bergabungnya 500 prajurit gila, Kapten Gattuso berulang kali mengingatkan kedua komandan resimen untuk tidak gegabah memulai pertempuran. Daya penghancur prajurit gila terlalu luar biasa. Tanpa pendeta yang mendampingi, kota tempat prajurit gila berperang selamanya hanya akan menjadi puing. Keluarga Danze hanya membutuhkan lima wanita cantik dan seorang Pigge, bukan bagian-bagian tubuh.
Sepuluh meja Mahjong dan sekumpulan prajurit Behemoth yang malas berjemur di Feilengcui ini benar-benar membingungkan dua komandan resimen kavaleri Angin Puting Beliung. Para Bimon ini jelas-jelas melihat kehadiran manusia, tapi mengapa mereka tetap santai di Lapangan Merah besar itu, tidak memilih bersembunyi atau menyerang, seolah tidak melihat mereka sama sekali?
Mengapa ini terjadi? Dua komandan resimen kavaleri itu saling pandang bingung.
Prajurit kavaleri Angin Puting Beliung mungkin perlu memikirkan alasan di balik ini, tapi para prajurit gila tidak memiliki keraguan sama sekali. Di mata para prajurit gila, ini adalah provokasi pertempuran!
Di bawah raungan pemimpin mereka, semua prajurit gila melompat turun dari "kuda raksasa berkaki banyak". Mereka bukan kavaleri sejati - prajurit gila selalu pejuang darat yang tangguh, menunggangi kuda raksasa hanya untuk mencapai medan perang lebih cepat.
Dua komandan resimen segera menghentikan tindakan pemimpin prajurit gila. Pemimpin prajurit gila yang bersuara keras itu menggeram sambil bertengkar dengan kedua komandan resimen.
Permainan mahjong di Feilengcui masih berlanjut, namun para Imam Tongkat mulai merasa tegang. Tidak pernah terbayangkan! Ternyata prajurit gila ! Dan ada lima ratus prajurit gila! Begitu para pria perkasa yang menunggang kuda raksasa, mengenakan kulit beruang, dan membawa kapak perang itu muncul, para Imam Tongkat langsung mengenali mereka sebagai prajurit gila.
Saat muda, Yang Mulia Raja Bimon Grak Sal pernah bertemu sepuluh prajurit gila dalam perjalanan petualangannya. Kesepuluh prajurit gila itu kini menjadi pelatih di pasukan pengawal kerajaan "Cambuk Dewa Perang". Mengenai keganasan prajurit gila, baik berdasarkan kesimpulan dari Pertempuran Hyjal seribu tahun lalu maupun melihat kemampuan para pelatih prajurit gila saat ini, tidak ada satu pun Bimon yang berani meremehkan!
“Prajurit ganas adalah satu-satunya ras manusia yang bisa memasuki Transformasi Liar, sekaligus manusia satu-satunya yang kekuatan tempur individu-nya setara dengan prajurit Beruang. Mengabaikan kekuatan prajurit ganas sama dengan mengabaikan nyawa sendiri.”
“Yang lebih mengkhawatirkan para Imam Tongkat adalah, mata kiri semua prajurit ganas ini telah ditusuk dengan pedang tajam. Bekas luka mengerikan itu seperti lipan jelek yang menempel di wajah mereka. Ini adalah tradisi unik prajurit ganas. Karena dewa guntur yang mereka sembah, Odin, juga bermata satu, hanya prajurit ganas yang telah membunuh 100 musuh yang berhak menusuk mata kirinya sebagai bukti keperkasaan.”
“Ternyata Prajurit Ganas Pembantai Seratus!” Semua Imam Tongkat menyembunyikan keringat dingin mereka.
Suara ringkikan kuda yang mencekam bergema di angkasa. Lima Monster terbang raksasa melintas di atas Bukit Merah. Setiap Bimon melihat bagian depan tubuh monster ini mirip singa, sedangkan bagian belakangnya seperti kuda. Sepasang sayapnya terbentang selebar lima ren. Di atas masing-masing sayap duduk seorang Ksatria yang memandang ke bawah dengan tatapan elang.
“Kuda Elang?” Liu Zhenhan kebetulan memegang ubin Mahjong bergambar burung kecil, matanya berpindah antara Kuda Elang di langit dan gambar di ubinnya.
“Menarik.” Daisy tersenyum tipis.
“Packing!” teriak Liu Zhenhan.
Semua prajurit Feilengcui langsung bangkit berdiri, mereka yang main kartu menyimpan Mahjong, yang berjemur menguap sambil meregangkan badan.
Gud masih mendengkur, ditendang oleh O'Neill sampai terbangun.
Melihat para Bimon ini membersihkan meja secepat angin puting beliung lalu naik ke tangga masuk, para prajurit gila serentak meledakkan ejekan kasar yang nyaring.
Dua komandan resimen yang sedang merayu pemimpin prajurit gila untuk berpikir panjang, tiba-tiba melihat para Bimon itu langsung melesat naik tangga masuk dan menyelusup ke dalam gua, hati mereka dipenuhi penyesalan.
Para Imam Tongkat juga dalam hati tertawa geli, tuan tanah Feilengcui ini benar-benar setengah hati. Kalau memang mampu seharusnya terus bertahan. Rupanya hanya bisa pamer gaya, ujung-ujungnya kabur ke gua.
Dua komandan resimen Angin Puting Beliung mengabaikan ejekan pemimpin prajurit gila, bersikeras mengatur pendirian perkemahan.
Waktu terbaik untuk serangan mendesak sudah lewat, dua komandan kavaleri ini takkan kehilangan disiplin militer hanya karena olok-olok pemimpin prajurit gila.
Saat Liu Zhenhan muncul kembali, dia sudah berada di puncak Bukit Merah. Dua ekor hippogryph berputar sekali lagi di utara Sungai Sanggan sebelum kembali ke Bukit Merah yang mirip Takhta Es. Setelah mendapatkan informasi yang diinginkan, mereka terbang dengan santai. Melihat sekumpulan Bimon bertubuh kecil dan lemah berdiri di puncak bukit seperti kota es, kedua Ksatria Hippogryph ini saling tersenyum. Semangat berperang orang utara mendorong mereka untuk terbang rendah memberi pelajaran pada Bimon, sambil meraih busur panah silang beruntun dari pelana.
Ketika manuver terjun elegan para Ksatria Hippogryph hampir memasuki jarak tembak ideal, riungan deru sang maut telah lebih dulu menyambut mereka.
Enam pemanah ulung Centaur milik Imam-imam Tongkat langsung bangkit dari balik sigung-sigung saat Tuan Richard berteriak. Enam ballista kecil yang telah dilengkapi senar penuh diarahkan tajam. Enam anak panah silang melesat dengan suara melengking menusuk kedua Ksatria Hippogryph yang sedang terjun. Empat puluh Orang Kesturi serentak mengeluarkan ketapel tanduk perunggu besar, melepaskan "Kemarahan Moradin" dengan kilat.
Ballista kecil tidak cocok untuk pemanah Centaur yang terbiasa dengan busur. Setelah meluncurkan serangan pertama, enam pemanah ulung Hao langsung melepas ballista, meraih busur panjang yew dari punggung, dan melepaskan rentetan anak panah dengan gerakan terampil.
Liu Zhenhan memperhatikan bahwa setiap pemanah ulung suku Haus ini menjepit lima anak panah di antara jari-jarinya. Seketika, lima anak panah melesat menusuk udara.
Sombong selamanya adalah jalan menuju kehancuran sendiri.
Hippogryph bertubuh besar tidak memiliki kecepatan terbang secepat burung biasa, namun ketinggian terbangnya bisa mencapai sekitar 800 yard. Meski kecepatan saat menukik bertambah karena gravitasi, lintasannya menjadi lebih terprediksi. Bukit Merah setinggi 52 meter membuat dua Ksatria Hippogryph yang menukik dari ketinggian 200 meter sudah berada dalam posisi rentan.
Yang sama sekali tak terduga oleh kedua Ksatria Hippogryph adalah keberadaan enam Shenjian Zheqin suku Haus dan empat puluh penembak ketapel suku Musk yang sudah menanti mereka dengan formasi mewah.
Tanpa kesempatan bertahan, dua Hippogryph beserta penunggangnya berubah menjadi kembang api landak yang cemerlang di udara. Dua penunggang jatuh menjadi bubur daging, sedangkan sayap Hippogryph yang masih bisa meluncur terhempas ke puncak Bukit Merah. Satu terpental ke bawah bukit, satunya lagi menghujam hingga serpihan es beterbangan, berguling 2-3 kali sebelum berhenti.
Leher hippogryph ini tertusuk busur panah silang berat, miring membentuk sudut mengerikan. Ajaibnya belum mati, masih meronta-putus asa. Cakar depan yang berlumuran darah terus mencakar tanah, darah hangat merembes di permukaan es yang berkilau.
Liu Zhenhan mencabut arquebus Guli, melangkah maju dan menginjak kepala hippogryph yang masih menggeliat dengan satu kaki. Satu tembakan menggema, daging dan darah beterbangan.
Tiga ksatria hippogryph lain yang semula berputar-putar di sisi selatan Bukit Merah, panik dan murka. Mereka cepat-cepat berkumpul, melesatkan hujan panah dari ketinggian 600 yard.
Liu Zhenhan sudah bersiap. Tak hanya membawa dua tempurung kura-kura besar, di balik gerigi pagar sudah dibangun belasan rumah es berbentuk kuburan. Awalnya untuk menghadapi serangan busur panah silang manusia yang berjangkauan jauh, kini jadi perlindungan darurat dari ksatria hippogryph.
Di bawah perlindungan bunker es, panah-panah ksatria hippogryph hanya menghujam es-es tak berarti, tanpa hasil lain.
Pemanah Feilengcui pun tak berdaya. Jangkauan busur hanya 400 yard, efektif di 200 yard. Hippogryph terbang di ketinggian 600-700 yard. Hanya bedung Pandasia dengan ballista terbatas yang bisa membalas sesekali. Pemanah ulung Hao sama sekali tak mampu berbuat apa-apa.
Tepat setelah gelombang pertama panah silang dari Ksatria Hippogryph selesai ditembakkan, empat puluh Burung Raksasa Newton terbang keluar dari gua besar tingkat empat yang dipanggil oleh seruling bambu Orang Kesturi. Di bawah tatapan ribuan pasang mata, mereka meluncur perlahan di sepanjang gerigi pagar yang membeku. Figur-figur gesit melompat dari gerigi pagar dengan lincah, mendarat langsung di pelana burung-burung raksasa tersebut.
Di bawah tatapan terbelalak tiga Ksatria Hippogryph, empat puluh penunggang udara Newton membentuk formasi menyusuri sisi barat lereng tinggi. Sayap tambal-sulam Burung Raksasa Newton berputar di udara, secara bertahap menyesuaikan diri dengan aliran udara dan irama terbang. Di bawah pimpinan A Du, empat puluh pasukan kavaleri udara Newton membentuk formasi serangan berbentuk panah tidak beraturan, mendekati tiga Ksatria Hippogryph dengan ganas seperti serigala.
Perubahan drastis ini membuat tentara bayaran Angin Puting Beliung yang sedang mendirikan kemah tertegun. Dari jatuhnya dua Ksatria Hippogryph hingga kemunculan pasukan kavaleri udara ini, semuanya terjadi hanya sekejap mata. Belum sempat para tentara bayaran ini bereaksi terhadap pergantian situasi yang begitu cepat ini.
Saat melihat jelas burung-burung raksasa itu mengenakan baju zirah emas utuh namun sayap dagingnya ditambal dengan berbagai ukuran, tentara bayaran Angin Puting Beliung merasa ingin tertawa dan menangis. Terutama setelah menyadari ini adalah pasukan kavaleri udara yang terdiri dari Burung Raksasa Newton, para tentara bayaran merasa semakin terhibur.
Kecepatan terbang Burung Raksasa Newton sangat lambat, tidak mungkin dibandingkan dengan Hippogriff. Bimon juga tidak memiliki teknologi pengecoran dan pembuatan busur berulang mahal. Dengan mengendarai burung Newton bersayap daging seperti jubah pengemis ini, dengan apa mereka bisa melawan pengintai udara Pompeii yang merupakan negara militer terkuat di benua?
Ksatria Hippogriff selalu mempertahankan latihan pertempuran udara dalam pelatihan rutin. Meski belum pernah benar-benar mengalami pertarungan udara, semangat tempur khas orang utara membuat para pengintai Pompeii ini sama sekali tidak gentar di hati.
Menurut kitab doktrin pertempuran udara dari era Pertempuran Hyjal, metode tempur kavaleri udara hampir sama dengan kavaleri darat - kavaleri darat saling menusuk dengan tombak menggunakan kecepatan kuda perang saat berpapasan, sementara kavaleri udara berusaha memanah lawan dengan busur berulang dan sihir instan Monster saat kedua pihak mendekat dalam 50 yard. Jika kedua belah pihak meleset, mereka akan menghunus pedang dan saling serang seperti ksatria.
Kavaleri udara manusia pernah menggunakan taktik seperti ini untuk meraih kemenangan gemilang. Busur panah silang berantai mahal buatan pengrajin manusia di Benua Aigean memiliki daya tembak yang sangat dahsyat, dengan jangkauan tembak datar mencapai 100 yard. Radius paling mematikan berada dalam 50 yard. Dalam jarak 50 yard, formasi kipas berbentuk putik bunga yang terdiri dari tujuh anak panah hampir mencakup semua sudut serangan. Dalam Pertempuran Udara Tennessee, ras burung Bimon yang dilengkapi tombak lempar menderita banyak kerugian dari kavaleri udara manusia. Pada masa "Konfrontasi 50 Yard Maut" itu, tidak ada cara lain selain menggunakan taktik kerumunan manusia untuk bertahan.
Tiga Ksatria Gryphon ini menyimpan ejekan dalam hati, mereka adalah Pengintai Pompeii yang dilengkapi dengan dua busur beruntai padat! Bimon-bimon bodoh ini berani melawan mereka! Gryphon adalah Monster berdarah Griffin, meski kekuatan sihir serangan "Bola Api" tidak sehebat Griffin, namun gigi tajam dan cakar depan Gryphon jelas bukan tandingan bagi Burung Raksasa Newton omnivora. Bahkan dengan zirah sekalipun, Gryphon dapat dengan mudah mencabik-cabik Burung Newton ini menjadi santapan malam! Begitu pasukan udara Bimon Newton ini mendekati 50 yard, langsung hujani mereka dengan dua gelombang busur beruntai dan satu bola api, lalu kabur cepat dengan kecepatan Gryphon. Setelah busur diisi ulang, kembali lagi untuk menembak jatuh sebagian mereka. Jika terpaksa, pertarungan jarak dekat pun tak masalah. Atas keterampilan pedang dan keganasan Gryphon, tiga Pengintai Pompeii ini memiliki keyakinan mutlak.
Yang tidak mereka duga adalah, ketapel besar Tanduk Rusa Perunggu Orang Kesturi memiliki jarak tembak hingga 150 yard, seluruh jarak itu adalah area efektif.
Bola api kecil Gryphon adalah yang pertama meluncur. Namun getah darah di bawah zirah rotan yang telah dimodifikasi memiliki daya lentur menakjubkan, sejak awal telah memantulkan bola api campuran kecil itu. Sekelompok kavaleri Newton bahkan tidak melakukan manuver menghindar, terus menerjang maju.
Peluit A Du berbunyi. Kawanan Burung Raksasa Newton yang awalnya membentuk formasi serangan panah, segera berubah menjadi formasi tiga lapis sejajar selama penerbangan lambat mereka, mulai menembak dari jarak 150 yard.
Kecepatan terbang di udara sangat dahsyat. Setelah menembak, Orang Kesturi langsung menyelam tajam ke bawah. Busur panah silang Ksatria Hippogriff bahkan belum sempat dilepaskan ketika mereka sudah meledak menjadi kembang api indah di langit.
Meski Kemarahan Moradin kurang efektif melawan baju baja berat, tapi sangat mematikan untuk pasukan udara yang hanya memakai armor kulit.
Setiap Orang Kesturi juga menggunakan tembakan lima peluru sekaligus dalam serangan ini - Sang Bos sedang mengawasi di bawah, ini pertempuran perdana, dan dengan keunggulan jumlah, mereka menggunakan segala cara untuk memastikan kemenangan.
Dua ratus Kemarahan Moradin, nyala api kematian.
Di langit Feilengcui, Orang Kesturi menorehkan Nyanyian Daging dan Darah pertama dengan kemampuan sejati mereka.
Para Bimon yang datang membantu pertempuran di Feilengcui menatap ke langit dengan mata berkaca-kaca.
Berapa tahun sudah! Tak disangka Bimon bisa kembali menguasai langit biru! Bahkan mampu menandingi kavaleri udara manusia!
Hanya Gatanie yang terlihat kesal. "Nyanyian Pelarangan Langit"-nya belum sempat disiapkan, pertempuran sudah berakhir.
Bunyi peluit meraung-raung terdengar. Formasi penyergap Burung Raksasa Newton pimpinan A Du mulai menukik ke arah perkemahan pasukan bayaran Angin Puting Beliung.
Sasaran mereka tak lain adalah prajurit ganas yang termasyhur di seluruh penjuru.
Bab 91 Pertempuran Dua Kegilaan
Meski A Du merasa nyaman di udara, sang bos justru menahan napas untuk mereka.
Postur terbang Burung Raksasa Newton mirip kelelawar, ahli meluncur memanfaatkan arus udara. Terbang cepat bukanlah keahlian mereka. Sejak sebelum perang, Liu Zhenhan dengan bantuan otoritas langit Gatanie telah membuat tabel statistik lengkap tentang kecepatan terbang Burung Raksasa Newton.
Burung Raksasa Newton yang mengangkut kavaleri Orang Kesturi memiliki kecepatan rata-rata sekitar 15 mil per jam, kecepatan maksimum tidak melebihi 20 mil per jam. Berdasarkan pengamatan Liu Zhenhan hari ini, kecepatan Ksatria manusia tidak kurang dari 25 mil per jam. Setelah mengkonversi satuan, kecepatan terbang Ksatria per jam mencapai 160 li, 70 li lebih cepat daripada kecepatan kavaleri udara Newton.
Setiap kepakan sayap Burung Raksasa Newton terlihat santai dan anggun, memberi kesan kesatria. Tapi kesan kesatria ini, Lao Liu sama sekali tidak menginginkannya.
Biasanya mereka terasa cepat, sekali meluncur di langit setara dengan lari setengah hari. Tapi di medan perang yang sesungguhnya hari ini, dengan kecepatan terbang sebagai pembanding, Burung Raksasa Newton justru terlihat tua dan lamban.
Menurut kecepatan terbang Pasukan Kavaleri Newton ini, pasukan udara Feilengcui hampir tidak bisa mengejar pengintai udara negara manusia manapun. Apalagi target strategis yang selalu diumbar Tuan Tanah - melawan bangsa naga - itu benar-benar omong kosong.
Untuk mencegah hal tak terduga, Guo Guo sudah siap siaga memanggil "Yitiao" untuk membantu pertempuran - "Yitiao" adalah nama Bangau Api Burangsha, terinspirasi dari ubin "Yitiao" dalam Mahjong yang juga bergambar burung kecil.
Sebenarnya senjata rahasia ini harus disimpan untuk menghadapi menantu kedua Doluote, tapi Lao Liu sama sekali tidak mengizinkan kekuatannya mengalami celah sedikit pun.
Bahkan Gatanie yang berada di bawah komando Daisy juga segera naik ke puncak bukit, bersiap membantu pertempuran untuk berjaga-jaga.
Gatanie malah menyentuh hal sensitif, mendekati Liu Zhenhan sambil berbisik-bisik tentang betapa cepatnya Pasukan Elang Tanduk milik ayahnya Tuan Mourinho, mengeluh bahwa Tuan Tanah seharusnya tidak memilih Burung Raksasa Newton melainkan menangkap Griffin atau Elang Kerajaan sebagai kendaraan tempur udara Feilengcui.
Liu Zhenhan dibuat frustrasi oleh omongannya. Aku tidak tahu kalau pasukan Griffin itu ganas? Elang Kerajaan? Dari beberapa monster terbang itu, mana yang tidak berbahaya? Mana yang lebih mudah dijinakkan daripada Burung Raksasa Newton? Mana yang bisa membentuk kekuatan tempur secepat ini?
Tapi untungnya pertarungan udara di Benua Aigean tidak pernah mengandalkan kecepatan. Tiga Ksatria Hippogriff yang agak kaku dalam semangat kesatriaan, pasukan udara Newton memanfaatkan taktik kerumunan manusia dan keunggulan tembakan. Kritik Ksatria Putri Angsa baru saja keluar, pertempuran sudah berubah menjadi jalan buntu. Sekejap mata, tiga Ksatria Hippogriff sudah ditaklukkan dengan mudah.
Ini benar-benar membuat sang tuan tanah bangga dan lega.
Melihat Burung Raksasa Newton membentangkan sayap dagingnya sepenuhnya dan mulai menyambar dari ketinggian, sentimen ras Bordir Gatanie muncul lagi. Dia terus mengomel tentang bagaimana manusia elang zaman dulu bisa menyambar dengan kecepatan 100 mil/jam, dan lemparan lembing mereka bisa menembus dua infantri berat dengan tenaga menyambar - membuat Liu Zhenhan sangat kesal.
Pasukan kavaleri dua resimen Angin Puting Beliung juga bukan lawan mudah. Tentara bayaran berpengalaman ini tidak pernah mengendurkan kewaspadaan. Sejak pertempuran udara dimulai, pasukan kavaleri ringan mereka sudah siaga tempur. Empat batalyon kavaleri pemanah juga sudah siap. Begitu melihat pasukan udara Bimon mendekat, semua pemanah di bawah komando komandan resimen dengan gesit membuka busur menghadap arah kedatangan Burung Raksasa Newton. Kilauan dingin anak panah mengarah ke langit.
Para berserker juga merobek kulit beruang di tubuh mereka, memperlihatkan otot-otot sekeras baja, meneriakkan pekikan perang liar ke arah pasukan udara Bimon di langit, sementara kapak lempar pendek telah siap di genggaman.
Meski tak tahu mengapa tiga Ksatria Hippogryph tiba-tiba jatuh, tentara bayaran manusia sama sekali tak gentar menghadapi pasukan udara Bimon ini. Tugas utama kavaleri udara adalah pengintaian. Dalam keributan pertempuran mereka bisa mengacau situasi. Tapi dalam pertarungan terbuka seperti ini, begitu pasukan udara menyelam terlalu rendah dan kehilangan keunggulan ketinggian, mereka hanyalah sasaran hidup di mata pemanah.
Pasukan udara Newton yang telah dilatih keras oleh tuan tanah bukanlah orang bodoh. Orang Kesturi juga tidak berani turun hingga ketinggian 100-200 yard untuk berhadapan langsung dengan pemanah manusia menggunakan ketapel besar bertanduk rusa perunggu - misi utama mereka adalah pengeboman!
Saat Burung Raksasa Newton meluncur masih cukup jauh dari tentara bayaran manusia, A Du memimpin dengan mengambil "labu minyak ganda" dari keranjang bambu berdaun hijau dan menjatuhkannya, lalu segera menarik kendali membentuk sudut. Pasukan udara Bimon di belakangnya meniru, satu per satu menjatuhkan "labu minyak ganda", lalu lintasan terbang mereka berubah menjadi jembatan pelangi yang menikung tajam ke ketinggian.
"Labu minyak ganda" yang dijatuhkan oleh pasukan udara Bimon ini memiliki tubuh merah menyala seperti lumba-lumba gemuk. Di bagian ekor bambu yang berputar kencang terdapat peluit bambu, mengeluarkan siulan menusuk telinga sambil membentuk parabola indah, menghujam dari langit menuju para prajurit gila di garis terluar tentara bayaran manusia.
Bangsa Orang Kesturi memang layak dijuluki pemanah ulung bawaan lahir. Kemampuan memahami "jeda waktu" dan ketajaman penglihatan mereka membuat Tuan Tanah terkagum-kagum. Dari 40 "labu minyak ganda", sekitar separuh meleset sementara sisanya tepat sasaran - 2.500 pasukan kavaleri yang berkumpul memang target yang mudah terlihat.
Latihan kurang dari sebulan mampu menghasilkan akurasi serangan udara seperti ini, hal itu sudah membuat Liu Zhenhan cukup puas.
Melihat labu minyak merah itu menghujam kerumunan prajurit gila, Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak ke langit.
Namun tawa itu segera terpotong seperti terputus menjadi dua bagian.
Awan jamur bom napalm dan kobaran api yang diantisipasi sama sekali tidak muncul. Hanya suara ledakan "Kemarahan Moradin" yang bergemuruh seperti petasan, sementara labu minyak yang pecah menyemburkan cairan merah ke segala arah.
Prajurit ganas masih berdiri utuh di sana, prajurit kuat yang tidak mengenal rasa sakit ini sama sekali tidak mengalami kerusakan besar meskipun labu minyak menghantam kepala dan serpihan peluru dari "Kemarahan Moradin" yang menyebar.
"Obisilachi! Kenapa bisa seperti ini?" Liu Zhenhan langsung melompat berdiri.
Dua komandan resimen Pasukan Bayaran Angin Puting Beliung tidak pernah menyangka bahwa benar-benar ada pasukan berkuda udara yang menjatuhkan benda dari langit, namun trik seperti ini hanya akan berhasil sekali saja, lain kali cukup menghindar dengan mudah.
Sejak awal, Daisy juga terus memantau pasukan berkuda udara Newton. "Labu Minyak Campuran" adalah rahasia militer tertinggi Feilengcui yang tidak diketahui Daisy. Namun begitu melihat percikan getah labu minyak yang familiar dan ledakan "Kemarahan Moradin", ditambah ekspresi kecewa Tuan Tanah, Daisy langsung menangkap maksud Tuan Tanah.
Tiga nyonya bos sebenarnya tahu tentang hal ini. Tapi setelah mendengar Richard membesar-besarkan kekuatan "Labu Minyak Campuran" sampai muluk-muluk, kenyataannya dalam pertempuran sama sekali tidak efektif, ketiga nyonya bos ini juga merasa aneh.
Saat sekelompok wanita cantik mendaki bukit untuk menanyakan detailnya, seluruh pasukan berkuda Newton sudah kembali ke puncak bukit. Tuan Tanah sedang memegang sebuah "Labu Minyak Campuran" sambil berkontemplasi dengan serius.
Kegagalan mendadak "Labu Minyak Campuran" ini membuat Liu Zhenhan sempat linglung sejenak.
Guo Guo menunggangi Kakatua Raksasa, "cekikian" tertawa melayang-layang. Kakatua Raksasa baru membuka paruh untuk berkata dengan suara aneh "San bian...", langsung dicubit mulutnya oleh Guo Guo.
"Harus diakui, ide Anda ini benar-benar sangat brilian." Rosella tersenyum kecut di samping, memandangi Liu Zhenhan dari atas ke bawah seolah baru mengenalnya.
Kombinasi "labu minyak" dan "Kemarahan Moradin" membuat Rosella langsung memahami maksud struktur ini. Tapi yang membuatnya heran, tak disangka otak Tuan Tanah Pigge ini begitu cerdik, bahkan tahu konsep penggabungan dua arah.
Selama beberapa hari ini dia hanya bermain kartu bersama tuan tanah ini, merasa Tuan Tanah Richard cukup berkelas. Sekalah berapa pun tak pernah curang, sangat elegan. Tapi belum melihat sisi licik dari sang tuan tanah ini.
"Mengapa tidak berdiskusi denganku?!" Daisy menatap Liu Zhenhan, "Tahukah kamu, pemikiranmu telah masuk ke jalur yang salah sejak awal! Dan kesalahan ini sangat fatal!"
"Salah di mana untuk sementara tidak usah dipikirkan. Yang kuketahui Pasukan Gila sudah mendekat." Liu Zhenhan menunjuk ke arah prajurit gila yang melempar kulit beruang ke mana-mana di kejauhan.
Kekhawatiran Kapten Gattuso menjadi kenyataan.
Prajurit gila memang bukan kekuatan yang mudah dikendalikan. Tanpa pendeta yang mengawal, sangat sulit menahan amarah mereka yang mudah meledak seperti gunung berapi. Mereka terlalu mudah dihasut.
Semangat tempur prajurit gila sebenarnya sudah berada di ambang ledakan. Pemimpin mereka juga terus-menerus merasa tidak puas dengan dua komandan tentara bayaran pengecut yang menghalangi keinginannya untuk bertempur.
Meskipun "labu minyak ganda" dari pasukan udara Newton tidak sekuat yang diharapkan tuan tanah, kekuatan "Kemarahan Moradin" juga tidak boleh diremehkan. Setelah serangan membabi-buta, puluhan prajurit gila mengalami luka yang cukup serius. Meskipun bagi prajurit gila yang tidak merasakan sakit, selama kepala belum terpenggal tidak bisa disebut terluka, tapi provokasi terang-terangan ini membuat saraf tidak waras mereka langsung menyala seperti sumbu peledak.
Tanpa perlu seruan dari pemimpin, semua prajurit gila menghunus kapak perang dari punggung, meraung seperti binatang buas. Melemparkan kulit beruang ke udara menjadi terompet penanda serangan yang akan segera dilancarkan.
“Prajurit-prajurit liar mulai mengembang secara fisik, tubuh yang sebelumnya kuat kini menjadi semakin perkasa! Semua bekas luka lama dalam sekejap pecah karena perubahan drastis postur tubuh. Banyak prajurit liar mencelupkan jari mereka ke luka di mata kiri, mengoleskan darah ke lidah mereka. Jakun mereka yang besar bergerak-gerak keras, seolah sedang menelan nyawa.”
“Ini adalah pertanda mereka akan memasuki Transformasi Liar. Banyak lawan yang pernah menyaksikan pertanda ini akhirnya berakhir menjadi potongan daging dan tulang yang tak berbentuk.”
Lima ratus prajurit liar mulai bergerak maju.
“Gerakannya lambat namun berat, aura mereka saja sudah cukup membuat lawan gentar.”
“Suara langkah kaki mereka yang menghantam tanah nyaris setara dengan derap kuda perang.”
“Angin yang mereka bawa seakan disertai tawa mengerik dari malaikat maut.”
“Kapak-kapak raksasa, prajurit-prajurit gila – pertempuran belum dimulai, namun seluruh padang gurun sudah dipenuhi aroma kematian dan kegilaan.”
“Mencabik-cabik kota es ini beserta semua Bimon di dalamnya menjadi satu-satunya pikiran para prajurit liar!”
“Prajurit Bangsa Manusia Berbulu kami masih menyimpan secercah kesadaran saat memasuki Transformasi Liar. Sedangkan prajurit liar manusia yang berubah, benar-benar menjadi binatang pembunuh tak berakal,” Helen menyeringai dingin. “Siapa sebenarnya yang disebut binatang? Siapa yang pantas disebut manusia?”
“Saat manusia berubah menjadi binatang buas, bahkan yang paling berbahaya pun masih lebih baik daripada manusia.” Liu Zhenhan menyerahkan "labu minyak ganda" kepada A Du.
“Menggelar serangan kavaleri dari jarak satu li, sungguh kebodohan tingkat tinggi. Pasukan pengamuk memang pantas jadi umpan meriam terbaik di medan perang.” Daisy menyeringai dingin, “Berharap merebut Feilengcui dengan para pengamuk tak berotak ini, terlalu naif.”
“Kerahkan Bangau Api. Seekor saja cukup membuat para pengamuk itu babak belur.” Helen membisikkan usul kepada Liu Zhenhan.
“Konon dalam Pertempuran Hyjal dulu, pasukan pengamuk pernah menghancurkan Legiun Beruang Ganas Suku Bier...” Liu Zhenhan tersenyum memandang Helen.
“Tapi itu karena para prajurit Bier lebih dulu menghadang kavaleri berat manusia.” Gatanie membela.
“Aib para pendahulu akan kutebus dengan tanganku sendiri.” Liu Zhenhan meludahi telapak tangan, lalu menyisir gaya rambut asimetrisnya menjadi slick back.
Beberapa wanita cantik serentak merasa gaya rambut slick back itu terlihat licik.
Tanpa menyadarinya, Liu Zhenhan justru merasa bangga. Dia mengira penampilannya mirip gangster Shanghai atau Xu Wenqiang.
Guo Guo menirukan dengan meludah, mengusap-usap telinga besarnya, lalu merapikan rompi yang menjuntai sampai mata kaki.
Menghadapi pendekatan lambat namun berat dari prajurit gila, di tangga kematian, dua ratus Goblin Darat telah dengan cepat memasang perisai tempur padat dan tombak panjang. Di antara hutan tombak, bahkan terlihat tombak naga lapis baja berat. Seratus Goblin Beruang bersabit besar dan saudara Goblin mereka membentuk lapisan pertahanan tebal bertingkat. Aura maut menyelimuti lorong tangga selebar 20 meter.
"Minggir!" Teriakan familiar menggema, para Goblin serentak membuka jalan.
Tuan tanah membawa dua kait kepala harimau raksasa, membawa Formasi Padat dan arquebus Guli di punggung, memimpin Milisia Feilengcui berbaju zirah emas keluar dari gua utama tingkat kedua. Gua ini merupakan kandang pasukan kavaleri. Hanya gua sebesar ini yang bisa menampung kerumunan orang di sini.
"Seluruh rakyatku... Semua pemberani yang mendukung Feilengcui..." Liu Zhenhan merobek jubah pendeta putih bulannya, memperlihatkan otot-otot gagah. Dengan Langkah Delapan Tuan, matanya menyapu semua Bimon.
Para Imam Tongkat mengerutkan alis, bertanya-tanya apa lagi yang akan dilakukan orang gila ini?
"Pertama, izinkan aku menghormati keberanian manusia!" Liu Zhenhan mengangkat kait kepala harimau melengkungnya ke langit, bintik-bintik ludah dari mulutnya menyembur ke wajah seorang Imam Tongkat di depannya.
“Seribu tahun yang lalu... seluruh anggota suku Bordir kami gugur di langit Tennessee, tidak ada satupun anak-anak dan orang tua di rumah Karimdo yang selamat. Dan hari ini...” suara tuan tanah yang bergelora mengguncang langit, “…pasukan kavaleri udara Orang Kesturi Newton kami sekali lagi membuktikan kepada semua orang, bahwa kami Bimon tetap menjadi penguasa langit biru!”
Semua Bimon bernapas berat.
“Seribu tahun yang lalu... Legiun Beruang Ganas Beruang kami terluka parah oleh para berserker manusia, aib ini masih dikenang hingga hari ini. Tapi tidak ada yang secara adil mengingat, bahwa prajurit beruang ganas kami lebih dulu menahan serbuan kavaleri berat manusia! Hari ini...” raungan marah tuan tanah mengguncang bumi, “…ketika para berserker manusia kembali menginjakkan kaki di medan perang Padang Rumput Donau, siapa yang bersedia bersamaku – Penyanyi Jiwa alamiah Kerajaan Bimeng, Tuan Tanah Feilengcui Richard! – untuk menggunakan senjata di tangan kami, tubuh telanjang kami, membuktikan satu hal lain kepada semua orang...”
Sorot mata semua Bimon membara.
“Prajurit Bimon kamilah pejuang terhebat di bawah langit Benua Aigean!” Pandangan menyala tuan tanah Feilengcui bagai api tak bertepi, membakar darah semua Bimon.
“Aku maju!” Sebagai pria beruang, jantung Vieri di dada hampir meledak karena gejolak emosi.
Tapi dia bukan yang pertama. Guo Guo sudah berdiri di depannya mengangkat palu segi delapan emas ungu.
Milisi Xiangjun segera maju seluruhnya, diikuti oleh penunggang serigala.
"Tuan, biarkan tubuh hina kami mengikuti jejak Anda!" Sekelompok besar Ksatria Kuil segera maju.
"Jumlahnya terlalu banyak. Mengalahkan para pejuang fanatik ini tidak membutuhkan tentara reguler Kerajaan kita. Tentara reguler mundur, pengawal ikut aku." Tuan tanah tertawa terbahak, "Lepaskan zirahmu! Bukalah dadamu! Otot adalah zirah kita, kulit adalah perisai kita! Pejuang fanatik saja tidak perlu zirah, apalagi Ksatria Bimon!"
Milisi Xiangjun segera melepas zirah rotan mereka, membiarkan tubuh bagian atas terbuka. Otot-otot kokoh hasil latihan keras milisi, lebih keras dari baja dan batu, terpapar bebas di bawah matahari. Dibandingkan pengawal beberapa imam tongkat dan Ksatria Kuil, postur Milisi Feilengcui lebih sesuai dengan estetika Bimon - otot berotak jelas sebuah kebajikan.
Kaki Gatanie yang sempat melangkah, ditariknya kembali.
"Aku tahu taktik ini bodoh. Tapi harus diakui, inilah cara bertarung sejati Bimon! Penampilan pasukan milisi ini juga yang paling kusukai." Daisy menghela napas, lalu berpesan pada beberapa penyihir, "Kuasaiposisi strategis, bersiaplah memberi dukungan kapan saja."
“Kami tidak membutuhkan bantuan Lingkaran Gemilang apa pun！”tuan tanah berkata dengan sungguh-sungguh kepada beberapa Imam Tongkat.
Para Imam Tongkat menganggukkan kepala.
Saat itu, langkah prajurit liar telah mendekati area 500 yard Bukit Merah, melewati hutan bambu yang telah ditebang. Setelah langkah mereka lewat, potongan bambu tajam meninggalkan noda darah merah terang.
Darah hanya akan membuat prajurit liar semakin bersemangat, bukan merasa sakit.
Aura merah darah mengalir di tubuh para prajurit liar. Semua prajurit liar memasuki Transformasi Liar sepenuhnya pada saat yang sama. Berbeda dengan Transformasi Liar prajurit elite Bimon, Transformasi Liar prajurit jauh lebih ekstrem dan gila. Setiap prajurit liar setinggi dua meter mengalami pengencangan otot sekuat batu, semua pembuluh darah membengkak menjadi urat biru-unggu tebal yang menyeramkan di permukaan kulit. Pembengkakan pembuluh darah ini begitu ekstrem hingga membuat orang khawatir akan pecah.
Pada detik berikutnya, segala hal yang menghalangi langkah mereka akan tercabik-cabik.
Di tengah Lapangan Merah, di samping tunas tanah merah raksasa, berdiri lebih dari seratus Bimon perkasa bertelanjang dada. Beberapa di antaranya bahkan berjongkok memungut batang bambu, entah sedang menggambar apa.
Bahkan para prajurit gila yang sedang dalam kondisi Transformasi Liar, ketika berhadapan dengan para Bimon ini, tiba-tiba keinginan membunuh di hati mereka surut tanpa alasan yang jelas.
Di bawah pimpinan kepala suku, semua prajurit gila menggenggam erat kapak pertempuran bertangkai panjang mereka. Takik berbentuk butiran beras dan kilau hijau di mata kapak menjadi saksi betapa banyak nyawa dan darah yang pernah melekat di sana. Dengan mata tunggal yang sudah sepenuhnya merah darah, semua prajurit gila melolong liar dan melancarkan serangan paling ganas ke arah para Bimon ini.
Dua resimen kavaleri manusia yang berada satu li jauhnya berada dalam dilema. Kedua komandan resimen bingung memilih antara ikut bertempur atau tetap mengawasi. Serangan membabi-buta para prajurit gila memang terkenal, sembrono mengikuti mereka bisa berakibat fatal.
Setelah pergulatan batin yang berat, kedua komandan resimen akhirnya memutuskan untuk maju membantu. Bahkan sekedar berputar-putar di sekitar medan perang lebih baik daripada diam di tempat.
Keputusan mereka segera berbalik 180 derajat.
Tujuh monster besar muncul dengan cahaya menyilaukan di bawah jalur tangga Lapangan Merah. Salah satunya adalah Monster Perang Komodo yang mengerikan dan berukuran raksasa. Kehadirannya mengingatkan semua tentara bayaran manusia pada "Naga Kepala Dasar" yang menarik kereta itu.
Dewa Ayahanda! Tujuh monster besar! Wilayah kecil Bimon ini ternyata memiliki tujuh Imam Bemon! Kedua komandan kavaleri itu terpaku tak percaya.
Suara genderang kulit sapi bergema dengan gegap gempita! Dalam raungan kemarahan Monster Perang Komodo, pita merah Helen berkibar-kibar ditiup angin utara bersama gejolak perasaan yang membara.
Para Imam Tongkat juga memukul instrumen di tangan mereka, namun tak ada lagu perang yang bergema.
Kali ini tak diperlukan nyanyian perang, saat ini adalah panggung para pemberani.
Kali ini, para pendeta benar-benar menjadi figuran.
"Sungai Sanggan mengalir bergulung-gulung lebar, angin menerbangkan aroma Wisteria ke kedua tepian..."
《Lagu Feilengcui》 juga bergema dalam paduan suara ratusan orang. Dalam gemuruh nyanyian heroik yang mengguncang langit dan bumi, Liu Zhenhan bersama milisi di bawah komandonya menerjang Prajurit Ganas dengan dahsyat.
Dua kelompok tempur yang sama-sama ahli dalam serangan ala preman, hari ini bertubrukan di tanah merah yang membara, memercikkan bunga api paling gemilang.
Sang tuan tanah berada di garis terdepan. Dia berhadapan dengan pemimpin Prajurit Ganas, seorang raksasa setinggi 2,3 meter. Tinggi badan ini bahkan tak kalah dari prajurit kuda nil yang perkasa. Kapak raksasanya jelas terbuat dari logam langka, memancarkan cahaya kebiruan yang redup.
"Prajurit Ganas Nekousi!" teriak pemimpin prajurit ganas itu mengikuti kebiasaan pertempuran kuno, memperkenalkan namanya dengan gagah.
"Bego." Liu Zhenhan membalas dengan teriakan sebuah nama - tentu saja, ini jelas bukan merujuk pada dirinya sendiri.
Dua perwakilan prajurit terkuat saling menghantamkan senjata mereka tanpa ampun. Kapak raksasa dan kait melengkung memercikkan bunga api yang menyilaukan. Kait kepala harimau seberat 150 pon dari logam ajaib buatan Liu Zhenhan pecah menjadi tiga bagian dalam benturan ini. Panglima barbar Niekous nyaris kehilangan genggaman kapaknya, kedua telapak tangannya terkoyak oleh kekuatan dahsyat yang tak terbayangkan.
"Aaargh~~!" Liu Zhenhan memasuki fase Amuk Mandiri. Dengan cepat ia meraih Formasi Padat di punggungnya, melompat dan menghujamkan senjata itu ke arah panglima barbar.
Dalam gemuruh bagaikan petir, kapak raksasa yang digunakan sang panglima untuk menangkis justru terpental ke lehernya sendiri. Barbar setinggi gunung itu bahkan tak sempat mengaum kesakitan sebelum tubuhnya terpotong menjadi dua oleh hantaman kait kepala harimau raksasa. Percikan darah menyembur ke langit.
Vieri setia menjalankan peran sebagai Pengawal, membabat habis musuh di sekitar tuan tanah. Meski kapak barbar terlihat besar, kapak Vieri jauh lebih mengerikan. Meski sama-sama dalam Amuk Mandiri, perbedaan mereka jelas. Vieri bisa menghindar, namun ia memilih menangkas langsung setiap serangan, membanting barbar-barbar itu beserta kapak mereka ke tanah.
Setelah Tuan Tanah menjatuhkan pemimpin prajurit gila ini, dia mengaitkan kapak raksasa dari logam langka dengan kait kepala harimau, lalu melemparkannya ke Wei Heizi. Wei Heizi langsung membuangnya, kapak itu terlalu ringan.
Para Mammoth pahlawan kuat yang mengikuti Tuan Tanah telah membuka celah terlebih dahulu. Ini mungkin pertama kalinya mereka lebih cepat dari bos mereka, jadi mereka bekerja ekstra keras.
Tak ada prajurit gila yang bisa menahan dua pedang raksasa berkilauan para Mammoth pahlawan kuat. Kecuali raksasa, tak ada ras di Benua Aigean yang bisa berhadapan langsung dengan Mammoth pahlawan kuat.
Bilah panjang pedang logam ajaib dan lengkungan yang ideal untuk menebas, membuat Mammoth pahlawan kuat di gelombang pertama membelah musuh bersama kapak perang di tangan mereka menjadi empat bagian dari atas ke bawah.
Konon prajurit gila masih bisa bertarung meski kepalanya terpenggal, jadi Mammoth pahlawan kuat memutuskan untuk memotong mereka menjadi empat bagian.
Yang mengejutkan, yang paling cepat berlari ternyata bukan Kolina, melainkan Rodman.
Fei Luo, Mammoth pahlawan kuat yang tidak pernah naik pangkat menjadi kavaleri, adalah jenius langka di antara ras Mammoth. Meski sejak awal tidak mampu memahami cara masuk ke Amuk Mandiri, dia adalah murid ilmu pedang paling dicintai para Biksu Green. Sementara prajurit Mammoth lain belajar jurus tebasan dasar, hanya dia yang menguasai seluruh ilmu pedang Klan Hijau - warisan rahasia Suku Hijau. Tanpa ketekunan luar biasa, para Biksu Green tidak akan mengajarinya jurus ini sepenuhnya.
Rodman menutupi kelemahan tidak bisa ber-transformasi dengan kecerdasannya. "Serangan Belalai Panjang" adalah penemuannya. Jika prajurit dengan dua pedang besar sudah jadi mimpi buruk, siapa bisa menahan Ksatria Mamut yang mengayun tiga pedang sekaligus?
Saat menguasai esensi ilmu pedang, Rodman juga belajar membalikkan dan menciptakan esensi sejati. Inilah penilaian para Biksu Green terhadapnya.
Dalam pertempuran abadi menyangkut kehormatan Bimon ini, pidato bergelora Tuan Tanah membuat Fei Luo dipenuhi semangat pengorbanan. Dengan darah musuh gelombang pertama, dia membangkitkan potensi terpendam dan memahami "Serangan Cermin" yang hanya bisa dikuasai Jago Pedang Klan Hijau.
Tiga Rodman menyerang satu titik serangan secara bersamaan, Mammoth pahlawan kuat ini nyaris membelah kerumunan barbar bagai pisau panas melintasi mentega. Tinggi badan Mammoth pahlawan kuat jauh melebihi barbar, pedang tebasnya sepanjang tombak ksatria, ditambah ilmu pedang rahasia Suku Hijau yang misterius, Rodman tiba-tiba memahami bagian-bagian tersembunyi dari jurus pedangnya dalam pertempuran nyata. Jurus yang mengalir lancar memicu teknik pedang berantai khas Jago Pedang tingkat tinggi Suku Hijau - "Angin Puting Pedang" (Blade Cyclone). Inilah keunggulan besar dari jurus pedang yang sempurna.
Membuat seorang Mammoth pahlawan kuat memahami jurus pedang semacam ini adalah hal yang sangat kejam, terutama bagi para barbar.
Dua Rodman bayangan berubah menjadi riak gelombang yang bergetar, lenyap disusul kilauan emas gemilang. Sosok gemuk raksasa terbungkus bilah pedang tajam bagai gasing yang dicambuk gila, melesat setengah menyentuh tanah ke tengah kerumunan barbar. Pecahan beterbangan, kilatan pedang menyambar-nyambar. Sepanjang garis serangan 10 yard "Angin Puting Pedang", bagai kolam darah yang dihancurkan mesin penggiling. Setidaknya 20 barbar bersama kapak perang mereka tercabik-cabik oleh puting beliung ini di sepanjang jalurnya.
Kait Kepala Harimau dan Tongkat Taring Serigala milik tuan tanah juga terlepas dari genggaman. Kedua senjata yang berputar ini, dibandingkan dengan bilah bulan yang ditembakkan dari Busur Silang Sayap Burung, dalam jarak 20 yard Nei, kekuatan pasti setara.
Liu Zhenhan yang tangan kosong tetap tak terhalangi langkahnya oleh satu pun pejuang amok. Kehendak bertempur pejuang amok sekuat apapun, tak mampu menahan kelincahan dan kekuatan tak tertandinginya. Lutut, tinju, siku, kaki – setiap bagian tubuh Tuan Tanah adalah senjata, dan semuanya menghancurkan tubuh lawan dalam sekali serangan. Di sekitarnya kerap jatuh 1-2 siluet manusia tanpa alasan jelas. Jika pandangan kita turun ke bawah, akan terlihat seekor Shuangxue Piqiu sedang mengangkat dua Palu Tembaga besar, khusus menghantam pergelangan kaki. Nasib pergelangan kaki yang kena palu ini, hampir sama rasanya dengan ditanduk seekor badak.
Setelah gelombang kejut dari Penyair Kuda Nil, Prajurit Panda, dan Prajurit Werwolf menyambut pejuang amok, pertempuran ini pun memasuki bab terakhir dan paling gemilang.
Dalam api yang mereka hembuskan dan telan, semua penonton menyaksikan pemandangan yang jelas. Setelah dua pasukan centaur bertubrukan, kedua kelompok itu seolah terus maju, bertempur dalam kegilaan. Namun di belakang Milisia Feilengcui, yang tertinggal hanyalah genangan darah raksasa. Di dalamnya bergeletakan serpihan daging tak terhitung.
Pengawal para Imam Tongkat dan Ksatria Kuil yang berada di belakang milisi bahkan hanya kebagian sisa. Senjata banyak orang belum sempat terkotori darah. Bukan karena tidak mau, tapi memang tidak ada kesempatan.
Keunggulan prajurit Transformasi Liar terletak pada tekad bertarung dan kekuatan setelah berubah. Namun dua hal ini justru menjadi senjata andalan Milisi Behemoth Feilengcui. Bertemu dengan mereka, para Transformasi Liar ibarat Juliet yang bertemu Romeo - sama sekali tak berdaya.
Bahkan prajurit Werwolf yang relatif paling lemah di antara milisi, kekuatan mereka masih melebihi Transformasi Liar. Apalagi ditambah serbuan prajurit kuda nil dan pasukan Prajurit Panda yang lebih kuat. Serangan bertingkat dengan variasi teknik ini membuat para penggemar pertarungan jarak dekat ini justru hancur oleh gaya bertarung favorit mereka sendiri.
Saat membantai prajurit gila dengan ganas, penampilan Milisi Feilengcui juga mengejutkan sesama warga mereka. Pola serangan ganas dan kekuatan dahsyat yang mereka tunjukkan, ditambah stamina fisik yang mengerikan, tidak hanya membuat musuh gentar tapi juga membuat warga sendiri merinding. Lawan seperti ini tidak ingin dihadapi siapa pun. Mereka tak kenal takut, menghancurkan segala rintangan, di mana pun pedang mereka melintas tidak pernah menyisakan mayat utuh - ini juga ciri khas Milisi Feilengcui. Dulu begini, sekarang pun tetap sama. Latihan angkat beban berat dan indoktrinasi Tuan Tanah membuat tangan para milisi ini hitam dan berat.
Pertempuran berakhir dengan cepat.
Lima ratus prajurit gila berubah menjadi tumpukan daging cincang yang sempurna.
Dengan korban rata-rata enam prajurit gila per orang, Milisi Feilengcui berhasil membantai seluruh lima ratus musuh. Skenario terkenal di mana prajurit gila tetap bisa bertarung meski kepalanya terpenggal sama sekali tidak terjadi. Karena mereka semua sudah terpotong menjadi beberapa bagian. Jika masih bisa bangun dan bertarung, itu jelas bertentangan dengan teori keseimbangan tubuh manusia.
Di kejauhan, wajah pasukan kavaleri manusia yang menyaksikan pertempuran itu pucat pasi, banyak yang hampir pingsan. Pertempuran ini datang dan pergi secepat badai petir. Sebelum lagu lawan selesai dinyanyikan, lima ratus prajurit gila sudah hancur lebur.
"Melihat postur mammoth pahlawan kuat yang bak dewa, setiap prajurit kavaleri diam-diam menghitung pikiran memalukan dalam hati."
Para barbar juga membuktikan kekuatan mereka. Milisia Feilengcui bahkan ada yang terluka - ini pertama kalinya, sekaligus pujian terbaik bagi kemampuan tempur para barbar.
Feiluo yang terluka. "Pusaran pedang" membuatnya terlalu cepat menerjang, dua pedang besarnya patah semua, membuatnya kehabisan separuh tenaga hingga terjepit di depan-belakang. Meski jurus pedangnya yang sempurna berhasil membantai beberapa musuh, dadanya sendiri terkena dua kapak. Bahkan kulit terpetrifikasi alaminya terkoyak dua celah mengerikan. Jika bukan karena kedatangan tuan tanah yang tepat waktu, nyawa Feiluo sudah melayang.
Feiluo yang matanya sudah berkunang-kunang bahkan hampir menebas tuannya sendiri.
"Masih bisakah berdiri?" tuan tanah bertanya.
"Masa tidak bisa." Feiluo memutar matanya, melepaskan golok penuh takik yang tergulung di hidungnya - tulang para barbar memang keras.
Bersandar pada pedang besar, Feiluo mengatupkan gigi dan berdiri. Darah di dadanya mengalir keluar dari lukanya.
"Kampas! Kampas!" Dalam sorak-sorai milisi, Feiluo dengan bangga mengangkat pedang besarnya, berulang kali mengangguk hormat.
"Masih bisakah terus menebas?" tuan tanah bertanya lagi.
“Kenapa tidak bisa.” Fei Luo kembali memutar matanya dengan liar.
“Dasar pantat beruang! Laozi bahkan tidak sempat menebas satu pun, sudah habis!” Gud geram bukan main. Ketika para panda penjaga belakang tiba, pada dasarnya hanya tersisa beberapa orang berebutan membakar satu target. Saat itu Gud bersama lima orang menyerang seorang prajurit gila, benar-benar tidak berhasil menebas satu pun.
“Lalu tunggu apa lagi?” Liu Zhenhan mengambil kapak besar dari tanah, menunjuk ke arah pasukan kavaleri ringan dua resimen di depan, “Lanjutkan penebasan!”
Dua resimen kavaleri ringan segera kabur bagai dikejar angin.
Bukan hanya karena prajurit Behemoth yang bisa dengan mudah membantai prajurit gila menjadi serpihan, tapi juga karena mantra "Bintang Api" dan "" telah menghujam di kepala mereka, ditambah gelombang penunggang serigala yang membanjir dari tangga.
“Hehe, mau kabur semudah itu?” Liu Zhenhan menyeringai sambil menjentikkan jarinya.
Guo Guo memancarkan sinar kemilau dari lambang Medusa di celemeknya.
Burung bangau api bernama "Yi Tiao" mengeluarkan suara melengking, mengembangkan sayap besarnya dalam lingkaran cahaya pelangi.
BAB 92: SIAPA YANG MENGGELUNG PITA PELANGI DI LANGIT?
Lari! Cepat lari!
Setelah menyaksikan pertempuran berdarah para Berserker, ketakutan yang tak tertahankan membayangi hati seluruh kavaleri ringan manusia. Mereka telah melampaui kemampuan terbaik mereka dalam mengendalikan kuda perang.
Pasukan tentara bayaran Angin Puting Beliung yang berbasis di Doluote, dari kelompok kecil hingga menjadi nomor satu, telah mengalami pertempuran tak terhitung. Dua komandan resimen yang berpengalaman perang ini naik pangkat langkah demi langkah, tapi pertempuran aneh seperti hari ini adalah pengalaman pertama mereka.
Kekuatan Berserker memang terkenal di dunia. Meski menakutkan, mereka bukan tak terkalahkan. Komandan manusia yang terlatih selalu punya cara untuk menghadapinya.
Angin Puting Beliung pernah menghadapi dan memusnahkan Berserker di medan perang, tapi selalu dengan korban besar. Bahkan unit andalan mereka, penebas bersenjata berat, dalam jumlah sama dengan Berserker pun hasilnya sulit diprediksi.
Bangsa Beastman Bimon ini dengan pasukan kurang dari separuh jumlah Berserker, di depan mata semua orang, melepas baju zirah dan bertarung tangan kosong, menyobek-nyobek Berserker menjadi serpihan dalam sekejap.
Pedang besar yang tajam itu...
Suara tulang dan daging yang tercabik mengerikan...
Teriakan perang yang liar...
Seperti apa jadinya para Prajurit Behemoth ini begitu mengenakan baju zirah itu? Masih mungkinkah mereka dikalahkan? Setiap manusia memikirkan pertanyaan yang sama.
Jawabannya sungguh mengejutkan karena seragam.
Sama sekali tidak mungkin ada prajurit yang bisa mengalahkan mereka di medan perang, sama sekali tidak mungkin!
Semua tentara bayaran manusia terjatuh ke dalam jurang tak berdasar - satu hal yang pasti, jika berhasil lolos dari pertempuran ini, para tentara bayaran manusia yang menyaksikan pertarungan ini akan memiliki bahan cerita seumur hidup. Ini adalah modal pamer yang luar biasa besar dan tak tertandingi.
Menyaksikan langsung pertempuran semacam ini merepresentasikan sebuah modal, sekaligus mengekspos psikologi gelap kavaleri manusia dari sudut pandang lain - Ksatria Bimon, satuan tempur paling mengerikan seribu tahun silam, setelah melintasi waktu seribu tahun, sekali lagi merampas keberanian prajurit manusia langsung dari jiwa mereka.
Kedua komandan resimen bukannya tidak memahami bahwa Bimon yang bertarung telanjang melawan prajurit gila ini bermaksud menggunakan keberanian mereka untuk mengebiri semua konsep keberanian dan pertempuran dalam benak manusia yang menyaksikan. Ini adalah strategi penghancur kepercayaan diri. Namun mereka juga harus mengakui, meski mengetahui niat terbuka dan sederhana Bimon ini, cara ini benar-benar berhasil menghancurkan kepercayaan diri mereka sepenuhnya.
Dua komandan resimen tiba-tiba merasakan kesedihan dan perasaan tak berdaya. Apa gunanya ilmu bela diri yang telah diasah bertahun-tahun? Di hadapan Prajurit Behemoth ini, bahkan ilmu bela diri terhebat pun tak berguna. Mungkin bajak lebih cocok untuk mereka daripada pedang.
Cambuk mengibas, Kuda Besi menghantam, kuda perang melesat seperti angin. Pemandangan 2.000 kavaleri ringin yang berlarian liar terlihat sangat megah.
Bayangan raksasa kembali menyelimuti seluruh pasukan kavaleri. Itu adalah seekor burung raksasa berukuran luar biasa besar.
Pasukan kavaleri yang sudah meninggalkan formasi kini semakin tercerai-berai. Padang gurun yang luas memberi mereka ruang terbaik untuk berlari kencang. Semua tahu, berkumpul bersama sekarang akan berakhir tragis.
Insting terhadap bahaya, tak ada yang lebih tajam dari tentara bayaran profesional ini.
Meski burung raksasa ini tak bisa disebut namanya, satu hal pasti: semua tentara bayaran mencium aroma bahaya mematikan dari bayangannya. Bahkan kuda perang di bawah selangkangan mereka merasakannya—otot mengencang, lari semakin kencang.
Firasat kavaleri manusia segera terbukti. Gerakan mereka sudah cepat, tapi tetap tak bisa luput dari sengatan "Pilar Api" Bangau Api.
Membandingkan kecepatan dengan burung terbang di langit adalah hal yang menggelikan. Liu Zhenhan menikmati angin dingin yang berdesir whoosh melewati tubuhnya. Sensasi kecepatan ini memberinya perasaan pencapaian yang besar. Guo Guo yang digendongnya ikut menjerit-jerit dengan liar bersamanya.
Sekelompok kavaleri yang berkerumun diterjang Bangau Api dari ketinggian rendah. Sebuah pilar api raksasa sebesar tubuh kerbau menyembur keluar dari mulut burung itu disertai kriiik! nyaring, kobaran api dahsyat bergulung-gulung. Gelombang api menggelinding menyusuri jalur, menelan kuda perang, melahap tanah tandus dan gersang. Suhu api membuat udara dingin tiba-tiba melonjak drastis.
Di tempat yang dilintasi "Pilar Api", para kavaleri malang terus berlari kencang dengan asap hitam dan api menyala-nyala di seluruh tubuh mereka, sebelum akhirnya terhempas bersama kuda perang mereka di tanah asing ini disertai jeritan menyakitkan.
Di area yang dilalui Bangau Raksasa pada ketinggian rendah, bahkan kavaleri yang tidak tersentuh Pilar Api sekalipun—hanya dengan mendekati tubuh raksasa yang melintas—terhempas bersama kuda mereka seperti daun kering diterbangkan angin kencang dari gerakan burung itu. Mereka berguling-guling layaknya kacang jatuh dari lereng bukit. Rintihan sakit kuda perang yang disertai patah tulang segera berakhir dengan kematian prematur.
Kekuatan "Yi Tiao" jauh melebihi ini. Cakar panjangnya yang tajam tidak hanya menangkap seekor kuda perang dan ksatria di atasnya, tapi juga dengan gesit membawa mereka terbang tinggi ke angkasa. Dengan metode yang sama seperti saat menghadapi Ular Feiwenli, ia melemparkan kavaleri malang beserta kudanya dari ketinggian langit.
Liu Zhenhan secara gamblang menyebut jurus andalan "Yi Tiao" ini sebagai "Lemparan Tinggi Aiqin". Efok psikologis "Lemparan Tinggi Aiqin" justru lebih menakutkan daripada daya hancurnya. Setiap kavaleri ringan yang berlari kencang selalu menemukan mayat rekannya yang hancur lebur di jalan. Pemandangan ini membuat setiap penunggang bertanya-tanya: Akankah aku yang berikutnya?
Pada momen ini, Liu Zhenhan benar-benar menyadari pentingnya hewan tunggangan yang kuat bagi kavaleri udara. Kengerian "Yi Tiao" termanifestasi sempurna dalam pertempuran ini. Memperdaya yang lemah dan menodai kesucian sama-sama memberikan kepuasan - Liu Zhenhan maupun Guo Guo sama-sama tak bisa menolaknya. (PS: Orang yang bosan memang begitu, aku juga. Hehe~)
Sayangnya, setelah serangan ini pasukan kavaleri manusia segera menjadi lebih cerdik. Formasi pasukan yang awalnya bergerak dalam kelompok-kelompok kecil segera berubah menjadi pelarian individu secara menyebar. Ini bukanlah strategi terencana, melainkan murni insting bertahan hidup.
Di padang gurun yang luas tiba-tiba dipenuhi kavaleri yang berlarian kacau seperti semut yang sarangnya diobrak-abrik, atau bagai bintang-bintang di langit malam yang cerah. Meski "Pilar Api" Bangau Api sangat dahsyat, tapi tidak tak terbatas. Bangau Api mulai menggunakan tubuhnya untuk serangan fisik sederhana.
Lemparan atas Aigean yang berulang-ulang dan serangan paruh tajam Bangau Api akhirnya membangkitkan keberanian manusia. Semangat perlawanan bawaan manusia mulai menekan rasa takut. Beberapa penunggang kuda pemberani yang tidak mau hancur sendiri, ketika masuk bayangan Bangau Api, memilih berbalik dan menyerang balik lintasan rendah Bangau Api, mengorganisir serangan balik skala kecil.
Pasukan kavaleri pemanang dari Angin Puting Beliung termasuk formasi langka di antara pasukan tentara bayaran Benua Aigean. Latihan kavaleri pemanang sangat sulit karena akurasi panah dari punggung kuda yang berlari sulit dikuasai, membutuhkan latihan bertahun-tahun untuk menjadi efektif.
Kavaleri pemanang terlatih adalah kekuatan mobilitas yang mengerikan. Kuda perang yang berlari kencang memberi tambahan kekuatan dan jangkauan panah, bahkan menyamai busur silang menengah - persis seperti yang mereka lakukan: setelah memacu kuda, memanfaatkan tenaga kuda untuk melepaskan panah ke tubuh besar Bangau Api yang terbang rendah.
“Yitiao” mungkin merupakan insting pertarungan yang tidak disengaja, atau mungkin juga pamer yang disengaja, membuat Tuan Liu sekali lagi merasa puas.
Setelah menghadapi serangan panah, ia tidak memilih menghindar dengan kemampuan terbang lincahnya, melainkan memilih menyambut serangan itu - Peliharaan Magis benar-benar selaras dengan Pendeta. Meskipun Liu Zhenhan tidak memiliki kendali nyata atas Bangau Api, gaya bertarung Guo Guo yang berani bertempur jarak dekat seperti bayonet menyala telah terbentuk melalui interaksi panjang dengan Lao Liu.
Disertai suara lengkingan panjang, Bulu Punggung Yitiao memancarkan kilatan merah menyala yang bergulung seperti ombak. Seketika, bulu elegan hitam-putih Bangau Api berubah menjadi warna merah delima yang pekat. Beberapa anak panah yang menancap di perut dan lehernya justru memantulkan percikan api dan terpental setelah berbenturan seperti logam. Mata panah tajam sama sekali tak mampu menembus Bulu Punggung yang mengeras ini.
Bulu Punggung Bangau Api yang awalnya lembut dan lebat, bahkan bisa membuat Guo Guo berenang dan menangkap kutu di dalamnya. Bulu halus selevel itu sama sekali tak mungkin menahan panah panjang yang ditembakkan kavaleri yang sedang berlari kencang. Mengapa seberkas cahaya merah menyapu bisa menyebabkan mutasi aneh ini? Perubahan ini membuat Liu Zhenhan dan Guo Guo - dua bajingan besar dan kecil - saling memutar mata di balik kacamata hitam mereka selama setengah hari. Saat jari-jari Liu Zhenhan menyentuh bulu rubi Bangau Api, ia merasakan bulu itu seperti baju besi hangat yang hidup.
Perlawanan manusia berakhir di sini. Tak ada lagi yang memilih serangan balasan tidak mempan ini dengan sia-sia.
Liu Zhenhan kini agak menyesal. Apakah dia terlalu emosional menggunakan Bangau Api untuk menghadapi antek-antek kecil ini? Ini seperti menggunakan senapan mesin anti-pesawat untuk memburu nyamuk di udara - sama sekali tidak menyenangkan. Meskipun setelah beberapa gelombang serangan, setidaknya dua ratus kavaleri telah tumbang di padang gurun, di bawah teror maha dahsyat, para kavaleri ini justru lari lebih cepat, rute lebih aneh, dan semakin tercerai-berai. Jika sebelumnya "Pilar Api" bisa membakar lima enam sekaligus, sekarang hanya bisa membakar satu per satu.
Namun pengejaran seperti menggiring domba ini juga bertujuan untuk memenuhi tujuan strategis lain dari Lao Liu. Sejak awal, dia merencanakan untuk mengikuti jejak kavaleri ringan ini dan terbang menuju inti pasukan utama Angin Puting Beliung. Saat pasukan Angin Puting Beliung kacau balau akibat serbuan kavaleri ringan ini, "Pilar Api" milik "Satu Strip" akan menghantam Er Fuma dari pasukan bayaran Angin Puting Beliung...
Benar-benar Bangau Api Burangsha yang kekuatan "Mimpi Giok"-nya diakui lebih dahsyat daripada Naga Es! Liu Zhenhan merasa sangat bangga.
Saat matahari terbenam dan mega merah menggantung di ufuk barat, seperti yang dia duga, pasukan hitam legam Angin Puting Beliung muncul di garis cakrawala. Namun hampir bersamaan, sekumpulan titik hitam juga menyergap dari udara jauh ke arah Bangau Api.
Kapten pasukan bayaran Angin Puting Beliung, Gattuso, adalah ahli strategi perang. Getaran dari ribuan kuda yang menggulung dataran sudah terdeteksi oleh tentara bayaran berpengalaman mereka dengan menempelkan telinga ke tanah sejak ratus li jauhnya. Bahkan jumlah pasukan musuh bisa diperkirakan. Faktanya sejak saat itu, seluruh pasukan Angin Puting Beliung yang waspada telah membentuk formasi pertahanan di tempat.
Titik-titik hitam yang dilihat Liu Zhenhan ternyata adalah pasukan pengintai udara Pompeii - Ksatria Burung Elang.
Pasukan pengintai Hippogriff yang terbang ini berjumlah dua puluh kuda. Karena keterbatasan stamina Hippogriff, mereka tidak bisa berputar-putar di langit sepanjang hari. Jadi setiap setengah hari, dua puluh ekor Hippogriff mendarat untuk beristirahat. Ksatria Hippogriff lainnya bergiliran berangkat ke empat penjuru untuk mencari musuh potensial.
Awalnya Liu Zhenhan tidak memperhatikan titik-titik hitam ini, mengira itu sekawanan burung nasar. Di padang gurun musim dingin, sering terlihat kawanan burung nasar kelaparan yang berkeliaran seperti perampok mencari makanan.
Namun tak lama kemudian, Liu Zhenhan menyadari sesuatu tidak beres dari aura membunuh yang dibawa kawanan titik hitam ini. Ketika sudah cukup dekat, berkat penglihatan tajamnya yang dimodifikasi telur naga, Liu Zhenhan langsung tahu: ini sama sekali bukan burung nasar, melainkan sekumpulan besar Hippogriff berkepala singa dan berbadan kuda!
"Aduh! Pasukan tentara bayaran kecil begini, mana sanggup membiayai begitu banyak kavaleri Hippogriff?" Liu Zhenhan memandang Guo Guo dengan terkejut. Guo Guo memberinya jawaban yang lugas.
Tuan Muda langsung menyambar burung beo dari kursi samping, memanjat dengan pantat montoknya sambil menunjukkan ekspresi marah, bahkan membuat isyarat pertemuan ala Hitler; pelana punggung Bangau Api sangat luas, bisa memuat dua orang duduk berdampingan. Meski diperkuat semi-tertutup, Kakatua Raksasa tidak memiliki fisik sekuat Liu Zhenhan dan Guo Guo, tubuhnya gemetar diterpa angin dingin "whoosh", sama sekali tidak punya tenaga untuk formasi charge.
Walau agak tertegun, sikap Liu Zhenhan terhadap musuh tetap singkat dan jelas seperti biasa.
"Yitiao" yang sebelumnya terbang berputar-putar dengan gaya malas tiba-tiba mengubah taktik. Dengan sayap terkembang maksimal dan bulu-bulu berpendar cahaya merah menyala, ia menerjang habis-habisan ke arah mega senja dan sekumpulan besar Ksatria Hippogriff. Kilatan cahaya kemerahan pada bulunya yang bergulir tadi kembali muncul, menyatu dengan indahnya warna senja yang merah menyala, persis seperti burung api yang terbang keluar dari lukisan minyak.
Para Ksatria Hippogriff sejak mengudara mulai menyadari ada yang tidak beres. Tubuh Bangau Api yang berkilauan dan raksasa jauh lebih mencolok daripada Hippogryph. Meski ketajaman mata tak sehebat Liu Zhenhan si monster, manusia menutupi kekurangan ini dengan sihir. Pengintai Pompeii menggunakan teropong elang untuk mengamati burung raksasa ini dan kavaleri ringan yang tercerai-berai di bawah.
Situasi antara musuh dan sekutu langsung menjadi jelas.
Kekaisaran Pompeii tidak bisa dibandingkan dengan Kekaisaran St. Francis. Pompeii tidak memiliki ksatria naga, sedangkan St. Francis memiliki seorang ksatria naga. Sejak hari pertama diciptakan, ksatria hippogriff Pompeii memang dirancang khusus untuk melawan ksatria naga Kekaisaran St. Francis demi tujuan strategi militer. Setiap ksatria hippogriff dilengkapi dengan tabung berisi panah silang penghancur sihir. Panah silang yang sangat sulit dibuat ini diukir dengan formasi magis khusus oleh penyihir alkimia Pompeii, memiliki kekuatan "armor-piercing" yang mengerikan, benar-benar mampu merobek sisik naga sekeras kulit domba. Selain itu, mata panahnya dilumuri racun dari kelenjar laba-laba wajah manusia muda - semakin muda racunnya semakin mematikan. Racun laba-laba ini tidak hanya ganas tapi juga menyebabkan efek pusing berat - sungguh bertentangan dengan kodeks ksatria. Namun untuk melawan ksatria naga yang kebal sihir dengan sisik sekeras besi, Pompeii bahkan rela mengorbankan seribu kali nilai-nilai ksatria jika diperlukan.
Ukuran tubuh Bangau Api Burangsha saja sudah membuat gentar para ksatria hippogriff. Siapapun yang menghadapi burung raksasa sebesar badak yang menerjang garang ke arahnya, pasti akan merasakan ketegangan yang sama seperti para ksatria ini.
Hampir pada saat yang sama, semua ksatria hippogryph dengan kompak mengeluarkan kotak panah pemecah sihir yang tersimpan di pinggang, dan mengganti perlengkapan dengan kecepatan tercepat.
Suara bangau yang menusuk bisa mengguncang langit, raungan naga juga memiliki efek yang sama.
Hampir bersamaan dengan nyanyian tinggi "Yī Tiáo", raungan naga bergemuruh seperti guntur juga menggema dari ufuk langit. Dari kejauhan terdengar gemuruh angin dan petir, lautan awan tiba-tiba terbelah, siluet hitam raksasa mulai muncul di cakrawala.
Bahkan bangau api pun seketika membeku di udara, mengepakkan sayap besarnya, memandang ke ujung langit. Mata merahnya menyala seperti pasir merkah, berkilauan. Jengger di dahi dan bulu mahkota di kepalanya seketika tegak berdiri.
Ini adalah kali kedua Liu Zhenhan melihat naga. Perasaan kuat yang sama pernah dia alami. Saat berhadapan dengan Black Dragon Neraka di Ngarai Obsidian dulu, hatinya juga merasakan hal serupa.
Sungguh tak tahu kata apa yang bisa menggambarkan perasaan saat ini. Lao Liu tidak menyangka pasukan manusia kali ini begitu besar dan megah. Sekarang dia benar-benar ingin mengawetkan Capello dan keponakannya menjadi dendeng untuk melampiaskan kebenciannya.
"Obisilachi!" Geramnya memandang siluet hitam yang mendekat cepat di kejauhan, tanpa perlu tebak Lao Liu sudah tahu siapa itu, "Dasar sialan! Negara mana lagi yang tidak bisa menjaga 'selangkangannya', sampai melepaskan ksatria naga datang mencari mati!"
"Keberanian Ksatria Hippogryph tiba-tiba melonjak drastis saat mendengar suara naga. Bangau Api tidak lagi terbang mendekat, malah mereka justru menerjang dengan ganas. Memang seharusnya Ksatria Naga Lampard dari Gereja sudah tiba sekarang! Juga Ksatria Suci Tomassi dengan kuda terbang bersayap!" Setiap ksatria hippogryph berpikir dengan girang.
Apa sebenarnya makna monster kelas atas? Bangau Api kembali membuktikannya!
Dari jarak 500 yard, semburan api Bangau Api seperti cambuk panjang berwarna merah, membawa awan jamur hitam yang melesat ke arah hippogryph-hippogryph ini. Bahkan sebelum sempat bertatap muka, lima ksatria hippogryph sudah terbakar menjadi bola api dan jatuh dari ketinggian.
"Tali Api Hisap!" Liu Zhenhan bangkit berdiri dari pelananya, kepala "deng" menabrak sangkar pelana semi-tertutup.
Setelah serangkaian teriakan bangau yang jernih dan aneh, di bawah pandangan Liu Zhenhan dan Guo Guo yang mulutnya miring dan wajahnya tertegun, bangau api "Yitiao" tiba-tiba menyemburkan enam "pisau api yang berputar" dari paruhnya. Gelombang api yang menyapu udara disertai kilatan pisau yang gesit, enam Ksatria Kuda Elang berikut kendaraan tunggangan mereka terbelah dua oleh pisau api berputar, darah dan bulu patah berhamburan di udara; Andai formasi pasukan pengintai Kuda Elang itu rapi seperti kavaleri udara Newton, sihir ini pasti akan membinasakan mereka semua!
Liu Zhenhan tidak pernah bermimpi bahwa bangau api tidak hanya menguasai satu mantra serangan. Makhluk ini ternyata bisa memanggil sihir api tingkat tinggi melalui nyanyian khas bangau.
Baru sekarang Liu Zhenhan benar-benar memahami makna "monster yang diakui Mimpi Giok lebih ofensif daripada Naga Es"!
Klan Naga bisa menggunakan magik bahasa naga yang misterius, memanggil sihir tingkat tinggi lebih cepat dari penyihir, tapi ternyata Bangau Api Burangsha juga mampu melakukannya! "Rantai Api Hirup" dan "Pisau Api Berputar" - keduanya adalah sihir api tingkat tinggi!
Apakah ini disebut Magik Bahasa Bangau? Kacamata hitam Lao Liu dan Guo Guo melorot ke bawah hidung, mulut mereka menganga sampai berubah bentuk seperti blewah yang ditendang bertubi-tubi.
Pertarungan baru saja dimulai. Bangau Api ditakdirkan untuk kembali mengejutkan kedua tuannya. Dengan gerakan anggun dan tenang, ia melakukan putaran samping dari ketinggian, menentang semua hukum aerodinamika, menyandarkan tubuh besarnya hampir vertikal di langit biru. Kedua sayap raksasanya mengibas dengan dahsyat. Liu Zhenhan menyaksikan langsung udara yang bertabrakan keras membentuk pusaran angin raksasa berbentuk corong di langit, bagian atas lebar dan bawah menyempit, mendistorsi seluruh ruang.
Sembilan Ksatria Kuda Elang yang terbang cepat kini sadar bahaya tapi sudah terlambat. Pusaran angin itu meluncur ke arah mereka. Kuda Elang yang bergantung pada aliran udara seketika menjadi seperti perahu kecil di tengah gelombang dahsyat. Bulu-bulu elang tercabik beterbangan, satu per satu tersedot ke dalam pusaran, berubah menjadi komidi putar yang berputar gila-gilaan. Para penunggang terlempar dari punggung kuda elang, jerit kesakitan mereka mereda perlahan sementara tubuh mereka mengecil dalam pandangan saat jatuh ke bumi.
Ini bukan sihir Unsur Angin! Ini adalah teknik bertarung yang diciptakan Bangau Api dengan memanfaatkan sayap dan kekuatannya! Tuan Liu dan Guo Guo hampir meneteskan air mata bahagia.
Suara naga dari kejauhan semakin mendekat. Aura naga yang rendah namun penuh tantangan seakan telah menyelimuti udara. Bangau Api mengangkat leher sambil mengeluarkan suara nyaring, lalu berbalik seperti anak panah yang melesat, menyelam vertikal ke langit. Paruhnya yang panjang bagai pedang penembus langit, membelah tubuhnya yang besar, memotong semua kuda naga yang masih berputar dalam pusaran angin beserta sisa-sisa ksatria menjadi dua.
Berkat pelana semi tertutup khusus dengan soket kaki yang dipasang Liu Zhenhan dan Guo Guo, mereka tidak terlempar. Dalam pusaran ini, Liu Zhenhan merasa matanya berkunang-kunang dan tenggorokannya mual. Tanpa pikir panjang, ia segera meraih Guo Guo dan burung beo, baru bisa tenang setelah beberapa saat.
Melihat Guo Guo, matanya berkelap-kelip bintang. Melihat burung beo, perutnya menghadap langit dengan kedua cakar kecilnya gemetar.
Liu Zhenhan menepuk kepalanya yang kemerahan, langsung menarik arquebus Guli dari punggungnya untuk menghadapi ksatria naga tak dikenal ini. Bagaimanapun juga harus menghadapi naga, Liu Zhenhan seperti babi hutan mati yang tak takut air mendidih.
Guo Guo akhirnya siuman, mengusap ingusnya. Bola mata kecilnya yang berkilau berputar "gulir-gulir".
"Yī Tiáo" masih mempertahankan postur terbang yang sempurna. Ia merasakan kehadiran lawan kuat yang mendekat. Sama seperti kedua majikannya, ia juga ingin menguji kemampuan lawan ini.
Siluet hitam di ufuk semakin dekat. Liu Zhenhan bahkan sudah melihat sayap daging dan kontur khas Naga. Darah panas bergolak di dadanya.
Guo Guo tiba-tiba melompat keluar dari pelana. Meskipun punggung Bangau Api sangat lebar, ini tetap di ketinggian. Tapi Liu Zhenhan tidak menahan Guo Guo. Ia tahu Guo Guo tidak akan merepotkannya saat ini.
Begitu keluar dari pelana, angin kencang langsung menerpa telinga besar Guo Guo hingga menyerupai Rumput Ekor Anjing. Dengan mencengkeram Bulu Punggung Bangau Api, ia merangkak cepat ke bagian tulang rusuk sayap dan mencabut busur panah silang yang panjang.
Mata Liu Zhenhan menyipit tajam.
Bulu Punggung Bangau Api masih memancarkan aura merah seperti rubi. Liu Zhenhan pernah merasakan tekstur bulunya. Meski tak tahu magic apa yang digunakan Bangau Api untuk perlindungan ini, ia yakin kekerasan bulu saat ini tak kalah dari baju baja.
Tak jelas sejak kapan busur panah silang ini menancap di tubuh "Yī Tiáo". Apakah tertabrak sendiri, tersenggol, atau tertembak? Guo Guo yang memiliki telepati dengan Bangau Api tak bisa bicara. Perasaan tidak enak mulai menggelayuti hati Liu Zhenhan.
Melihat busur panah silang yang dibawa pulang Guo Guo, Lao Liu membalikkan mata panah yang hitam legam, mendekatkannya ke hidung, dan segera mencium aroma manis yang samar.
Bahaya! Lao Liu yang sudah mahir bermain racun langsung menyadari ini adalah panah beracun. Racun ini jelas bukan barang biasa, jantungnya berdebar kencang.
Panah sepanjang telapak tangan ini terbuat dari Baja Bintang. Tujuh bintang membentuk pola sendok menyebar di badan panah. Bulu sayapnya dari bulu punggung elang yang diukir sangat halus, transparan bak kristal. Ratusan formasi magis mini terukir dengan air raksa magis langka dari mata panah hingga sebagian besar badan panah. Gelombang magis aneh membuat Liu Zhenhan merinding.
Perlengkapan magis! Ini pasti peralatan magis langka! Itupun yang berjenis racun mematikan!
Seolah menjawab pikirannya, bangau api yang biasanya terbang stabil tiba-tiba miring.
Tak ada waktu lagi bagi Liu Zhenhan untuk mengidentifikasi racun. Setelah kebingungan sejenak, dengan panik ia mengeluarkan kantong kulit berisi empedu ular Feiwenli. Bangau api juga memutar leher panjangnya atas panggilan Guo Guo. Mata merahnya mulai berkabut. Asap hitam yang kasat mata mulai merambat dari bola matanya.
“Mā lē B!” Lao Liu melihat Bangau Api menghisap empedu ular, separuh kegelisahan di hatinya akhirnya mereda.
“Tiga pipih tak sebanding satu bulat～Tiga pipih tak sebanding satu bulat～” Burung beo akhirnya sadar. Kalimat pertamanya tetap jargon lamanya.
Tak disangka gaya terbang Bangau Api yang menghisap empedu ular miring lagi, hampir jatuh kalau Lao Liu tidak berhasil meraih pelana.
“Sialan!” Liu Zhenhan kali ini benar-benar panik.
Empedu ular Feiwenli memiliki efek regenerasi penyembuhan yang kuat, tapi apakah efektif untuk racun mematikan? Hanya hantu yang tahu.
Sayangnya, sepertinya tidak ada efek.
“Mā lē B!” Liu Zhenhan mengumpat lagi.
Guo Guo lebih tegas, mengeluarkan tumpukan gulungan dari celemeknya, memilah-milah lalu memilih "Rantai Jiwa", lalu mematahkannya dengan suara "prak!".
Liu Zhenhan benar-benar hilang akal, menyabet belati dan menggores pergelangan tangannya dengan keras. Darah segar menyembur deras. Karena takut kulitnya terlalu keras, Lao Liu menggores sangat dalam.
“Minum!” Lao Liu mengatupkan gigi sambil berkata pada Guo Guo.
Guo Guo kembali memanggil Bangau Api untuk menghisap darah Lao Liu. Wajah kecilnya yang merah muda dipenuhi kesedihan. Air mata berlinang di matanya.
Laozi setidaknya juga pernah makan telur naga! Aku brengsek kau! merobek sehelai celananya dengan geram untuk membalut pergelangan tangan.
Seekor emas muncul di langit depan , mendekat dengan raungan naga yang angkuh.
Seluruh tubuh naga ini berkilauan bagaikan seluruh cahaya Dewa Matahari Di Bolo terkumpul padanya. Tanduk di dahinya bergelombang, sisiknya berkilauan, sayap berdaging yang besar dan mengerikan mengibas-ngibas seperti angin puyuh di angkasa. Sungguh naga emas yang gagah perkasa!
Seorang berbaju zirah perak duduk tegak di pelana naga, tombak naga tujuh terpasang miring di punggung naga. Dengan aura yang tak tertandingi, ia menatap yang sedang kerepotan membalut lukanya.
Seorang penunggang kuda terbang bersayap putih raksasa menyusul muncul di samping . Di dahi kuda terbang itu tumbuh tanduk spiral, memancarkan aura kesucian yang berkilauan.
Zirah kedua itu seputih salju. Di baju zirah dada tertera daun palem emas. Wajah mereka tampan dan aristokrat, berkibar-kibar bagai dongeng yang turun membasmi kejahatan. Pandangan mereka menyapu layak melihat seekor jahat.
"Faktanya, penampilan Lao Liu saat ini memang mirip bajingan. Pergelangan tangannya yang satu berlumuran darah, gigi menggigit kain rami untuk membalut luka, tubuh bagian atasnya yang telanjang memperlihatkan otot berlapis dan tato, memandangi dua Ksatria Suci dengan sudut mata yang menyipit, terlihat sangat biadab dan lusuh."
Kedua kendaraan tunggangan mengambang diam di udara, masing-masing mengepakkan sayap. Naga emas dan kuda terbang tampak tenang, sementara Bangau Api sesekali bergoyang kehilangan keseimbangan.
Pandangan kedua kelompok bertemu dalam jarak 400 yard.
Sorot mata dua Ksatria Suci dan Pigge itu bertabrakan di udara, membuat hati mereka bergetar.
Itu adalah pandangan yang tak kenal takut, tajam dan congkak!
Hanya dari aura yang terpancar, dua Ksatria Suci langsung menyadari bahaya Pigge di hadapan mereka.
"Tak kusangka Bimon juga punya pejuang seperti ini!" Ksatria Lampard tertawa terbahak, "Kali ini tidak sia-sia datang ke Padang Rumput Donau!"
"Imam Phoenix Api?" Ksatria Tomassi menyempitkan matanya, menatap burung raksasa tak dikenal yang tubuhnya memancarkan kilau seperti rubi. Aura elemen api yang bergelora dari burung ini membuat jantung berdebar.
Di antara Bimon, hanya ada satu Imam Phoenix Api yang terkenal di dunia manusia. Imam Bemon ini bernama Murinio, dikabarkan sangat tampan dan pernah membasmi seekor burung berkepala sembilan Mobasha yang jahat saat mengembara di dunia manusia.
Konon imam Bemon itu adalah angsa dari suku Smyer. Dua Ksatria Suci itu memandangi sosok kasar ini dari atas ke bawah, yang jelas-jelas terlihat seperti Pigge. Alih-alih sayap klan Angsa, yang terlihat hanya bulu dada sekeras baja di dadanya.
Tubuh Bangau Api masih sedikit goyah. Namun di hadapan musuh kuat, ia telah berhasil menstabilkan posisi terbangnya.
Liu Zhenhan bisa merasakan efek samping yang dialami Bangau Api, sebagian karena ikatan hidup dengan Guo Guo. Di saat genting ini, dia jelas merasakan Bangau Api sedang mengalami pusing hebat, mempertahankan kondisi seperti ini sudah sangat sulit; Dia juga merasakan Daisy sedang tergesa-gesa mendekat. Tapi sekalipun Naga Peri bisa bergerak cepat, teleportasinya takkan melebihi 1.000 yard. Sedangkan jarak dari sini ke Feilengcui, bahkan dengan kecepatan terbang bangsa naga dan Bangau Api, setidaknya butuh dua jam.
Tak disangka ingin menyergap malah terjebak! Sialan! Liu Zhenhan menggemeretakkan tinjunya sampai berbunyi. Darah membasahi kain rami di lukanya hingga merah menyala.
“Mā lēi B～” Burung beo menirukan nada aneh yang sebenarnya sudah dipersiapkan Lao Liu sejak tadi.
Wajah tampan dua Ksatria Suci itu berubah merah karena kemarahan!
Burung beo yang terbaring di pelana semi-tertutup disangka sebagai sumber suara oleh mereka. Di mata manusia, logat Bimon memang sudah sewajarnya terdengar aneh.
“Angkat tombak panjangmu!” Ksatria Suci Lampard berkata dengan geram, “Aku akan membersihkan noda yang kau berikan dengan darahmu sendiri!”
“Beraninya lawan aku satu lawan satu di darat!” Liu Zhenhan berbicara dalam Bahasa Umum manusia yang sangat fasih.
Kedua Ksatria Suci itu menyeringai sinis, memberikan jawaban paling singkat.
“Mana yang Ksatria Tomasi?” Liu Zhenhan menyipitkan matanya. Kedua Ksatria Suci ini wajahnya memang mirip.
“Akulah Tomasi Danze! Barbar!” Ksatria yang menunggang kuda bersayap itu membungkuk anggun sambil mengibaskan jubahnya.
“Ternyata kamu yang kucari.” Liu Zhenhan meraih arquebus Guli dari pelana, dengan gerakan lihai membuka laras dan mengeluarkan peluru tembaga, lalu melemparkannya dengan suara “swish”.
Jarak 400-500 yard memang di luar jangkauan arquebus Guli, tapi dengan kekuatan Lao Liu, bahkan jarak dua kali lipat pun bukan masalah.
“Tanduk spiral kuda bersayap tiba-tiba memancarkan penghalang kristal transparan.”Kemarahan Moradin dan penghalang kristal itu hancur berkeping-keping. Pecahan penghalang ini seperti kaca yang pecah, bahkan mengeluarkan suara gemerincing yang jelas.
Sebenarnya Liu Zhenhan sudah tahu bahwa unicorn dan kuda bersayap jenis ini memiliki indra bahaya paling tajam, dan termasuk monster kristal tingkat tinggi yang langka. Awalnya Lao Liu tidak percaya, sekarang Lao Liu percaya.
Hanya satu hal yang tidak dipercayai Lao Liu, katanya kuda bersayap dan unicorn adalah monster paling suci, hanya orang berhati baik yang bisa menungganginya.
Lao Liu menganggap ini omong kosong.
Monster tetaplah monster. Seberapa pun cantiknya penampilan mereka, tidak ada hubungannya dengan kesucian.
"Kabur yuk?" Liu Zhenhan tersenyum pahit sambil menatap Guo Guo.
Seekor naga dan monster tingkat tinggi ada di sini, bangau apinya sendiri sudah keracunan. Lao Liu memang garang, tapi tidak kehilangan akal sehat.
Guo Guo mencengkeram dua palu tembaga besar, bola matanya yang kecil terus berputar-putar liar.
Kabur pun sudah tidak mungkin.
Ksatria naga Lampard begitu melihat Bimon ini bertindak, segera melepaskan semburan Dou Qi keemasan, mengacungkan tombak naga, dan mengendarai naga emasnya untuk resmi turun ke medan perang. Naga emas pertama-tama menyemburkan "Nafas Kilat Naga" sebagai salam pembuka ke arah Bangau Api. Tubuh raksasa sang naga emas kemudian menerjang dengan garang. Cakar naga yang tajam memancarkan kilauan menyilaukan, mencengkram keras kepala Bangau Api.
Meski terkena racun mematikan, sebagai monster kelas atas dari Timur yang misterius dan pejuang yang diakui Mimpi Giok lebih tangguh dari Naga Es, Bangau Api takkan mudah menyerah. Tanpa ragu, burung api ini menyemburkan lidah api bagai pelangi menyapu serangan nafas kilat, menghapus kesan lemah sebelumnya. Dengan postur tempur sempurna, ia menggunakan cakar besi dan paruh panjangnya untuk menghadapi naga emas ini.
Pola serangan Bangau Api menyandang LOGO khas Feilengcui yang otentik dan sempurna.
Sebelum dua binatang peliharaan raksasa tingkat super ini bertempur, senjata ksatria dari kedua pihak terlebih dahulu bertarung. Guo Guo mengayunkan palu delapan sisi dan bertukar satu jurus dengan ksatria naga. Tombak naga sang ksatria yang diperkuat Dou Qi emas memang luar biasa. Senjata kedua pihak bertabrakan dengan dentuman "Dang!", memercikkan bunga api. Guo Guo terpental kembali ke pelukan Liu Zhenhan. Tombak perang ksatria naga itu bergetar gemetar seperti ular tersengat listrik.
Tak lama kemudian, naga dan bangau saling mengunci. Naga emas mungkin tidak menyangka burung raksasa ini memiliki keberanian untuk menantang naga secara langsung. Karena kurang persiapan mental, paruh panjang Bangau Api berhasil membuka kulit kepala naga. Paruh yang bahkan mampu menembus tengkorak Ular Feiwenli ini ternyata gagal menembus kepala naga emas. Sisik naga yang licin membuat paruhnya meleset, hanya mencukur daging dan darah seperti mencukur jenggot.
Naga emas yang awalnya ingin menggigit burung ini justru kepalanya terpental oleh hantaman paruh bangau.
Cakar naga dan cakar bangau saling mencakar dada lawan. Pada titik ini, kedua binatang raksasa telah sepenuhnya larut dalam pertarungan mereka sendiri, di mana para ksatria tak lagi bisa membantu.
Darah dan daging beterbangan, sisik dan Bulu Punggung berserakan, teriakan bangau dan raungan naga mengguncang langit.
Naga Emas kembali membuka mulut besarnya yang dipenuhi taring, belum sempat melakukan gerakan, paruh Bangau Api sudah mencambuk wajahnya seperti cambuk. Kali ini tidak menusuk, berubah menjadi cambukan.
Bangsa naga semuanya memiliki kecerdasan, Naga Emas Hasseibaink menjadi gila marah!
Ternyata di dunia ini masih ada seekor burung raksasa yang berani bertarung fisik dengan bangsa naga!
Tidak hanya bertarung fisik, bahkan bertarung dengan penuh semangat, sayap, paruh panjang, cakar, kepala, semuanya adalah senjata!
Setelah saling mencakar beberapa saat, naga dan bangau itu saling melepaskan diri, kemudian saling menghadiahkan mantra satu sama lain yang meledakkan percikan api indah di udara.
Bangau Api memanfaatkan kecepatan terbangnya yang gesit, menyergap Naga Emas yang sedang menyanyikan mantra Bahasa Naga lagi, sepenuhnya mengabaikan serangan sihir, mencakar keras sisi tubuh Naga Emas Hasseibaink. Benar-benar ksatria naga yang kompak, tombak naga tujuh Ren juga membuat luka panjang di sayap Yitiao. Tapi pisau terbang Lao Liu juga menancap keras di perut naga - sebenarnya Lao Liu membidik ksatria naga itu, karena goyang, meleset.
Bangau Api kembali mendekat dan menempel pada Naga Emas, paruhnya menyemburkan pilar api yang menghujam keras ke arah Ksatria Naga. Naga Emas juga memutar kepala dan menyemburkan kilat secara bersamaan, menahan pilar api tersebut. Partikel api dan kilat membentuk layar tipis yang terpisah di ruang sempit. Kilatan listrik dan nyala api membentuk pemandangan spektakuler seperti merak mengembangkan ekornya.
Naga dan bangau itu kembali berpapasan.
Liu Zhenhan melemparkan Guo Guo ke udara. Guncangan hebat memaksa Lao Liu hanya bisa melakukan gerakan ini. Guo Guo membawa dua palu delapan sisi, menabrak keras hidung Naga Emas Hasselbaink. Saat itu naga malang belum sempat memutar kepalanya, sudah mendapat musibah ini.
Di bawah kekuatan tabrakan yang dahsyat, kepala Naga Emas terlempar ke belakang dalam sudut lebar. Darah emas menyembur deras dari lubang hidung besarnya. Guo Guo membawa palu, memanfaatkan posisi kepala naga yang terangkat, merangkak naik ke batang hidung Naga Emas. Sebelum Naga Emas bereaksi, sosok kecil sudah muncul di matanya. Sebelum sempat berpikir dari mana makhluk kecil ini datang, pukulan palu Guo Guo sudah menghantam matanya. Satu-satunya reaksi insting Naga Emas adalah menutup matanya.
Rasa sakit yang luar biasa membuat Naga Emas mengaum keras menggemparkan langit dan bumi.
Palu kedua Guo Guo baru saja menghantam, kepala naga emas sudah tegak berdiri. Guo Guo seperti sedang meluncur di seluncuran, berguling-guling jatuh ke bawah.
Bangau Api memanfaatkan kesempatan ini untuk menyemburkan kembali pilar api ke arah ksatria naga tersebut. Ksatria Suci Tomasi yang berada tak jauh akhirnya tak bisa menahan diri untuk ikut bertarung, dengan tidak sportif bergabung dalam perkelahian kelompok ini.
Pilar api Bangau Api ini kembali dihalau oleh "Penghalang Kristal" dari kuda terbang bersayap bulu.
Liu Zhenhan benar-benar gemas, seandainya Bangau Api menggunakan mantra bahasa bangau tingkat tinggi kali ini, penghalang burung itu pasti tidak akan bertahan.
Nyala api panjang membentang di udara seperti pilar cahaya menyilaukan, bagai pita warna-warni yang dilempar peri.
Setelah pertarungan berkepanjangan, racun pusing dari laba-laba wajah manusia pada panah silang pemusnah sihir akhirnya mulai bekerja. Tubuh Bangau Api yang seharusnya sudah berbalik arah ke kuda terbang bersayap bulu itu, gemetar beberapa kali di udara sebelum bisa stabil. Setelah beberapa kali bentrok, tubuhnya sudah penuh luka-luka. Meski empedu ular Feiwenli bisa memperbaiki tubuhnya, prosesnya tidaklah instan. Setelah kuda terbang bersayap bulu juga ikut bertarung, jelas pertahanan Bangau Api sudah mencapai batasnya.
Kuda Terbang Bersayap yang sedang unggul tidak memberi ampun, mengeluarkan "Keanggunan Kristal" dari tandak spiralnya. Pisau kristal tajam membentuk pedang bermata tiga yang runcing, meluncur ke dada Bangau Api. Bulu Punggung beterbangan, satu-satunya sihir serangan yang dikuasai Kuda Terbang Bersayap ini memberikan pukulan telak bagi Bangau Api yang sudah di ujung tanduk. Bahkan Liu Zhenhan yang menungganginya melihat darah menyembur liar.
Bangau Api mengeluarkan teriakan kepedihan yang memilukan. Kemarahan dan kekecewaan besar yang terpancar, bahkan batu pun bisa merasakannya.
Naga Emas akhirnya berhasil melepaskan diri dari makhluk kecil yang menjengkelkan itu. Dari udara, ia membuka mulut lebar siap melancarkan serangan naga petir langsung dari samping untuk menghabisi burung raksasa bandel ini.
Hasselbaink kembali mengalami kegagalan.
Awalnya ia mengira makhluk kecil tak dikenal yang tiba-tiba muncul itu sudah jatuh dari udara dan tewas setelah menabrak wajahnya. Tapi ternyata makhluk itu justru menggantung pada salah satu kumis naga yang keras, berayun di tepi mulut raksasanya yang terbuka lebar - kesalahan yang seharusnya tidak dilakukan oleh Naga yang indra tajam. Namun Naga Emas Hasselbaink sekarang penuh luka, hidung dan matanya sakit tak tertahankan, separuh wajahnya mati rasa. Bagaimana mungkin bisa merasakan? Saat menyadari sesuatu yang salah, semuanya sudah terlambat.
Guo Guo melepaskan sebuah palu tembaga besar untuk membebaskan cakarnya mencengkeram kumis naga, sementara cakar kecilnya masih memegang palu tembaga delapan sisi besar.
Naga Emas Hasselbaink yang sedang membuka mulut lebar-lebar untuk melepaskan sihir, tiba-tiba terkena palu yang melesat tepat di tenggorokannya. Sihirnya tertahan paksa sementara tenggorokan besarnya mengeluarkan suara aneh mirip kokok ayam.
Bangau Api dengan susah payah mengumpulkan tenaga, mengepakkan sayap meluncur di bawah Naga Emas. Guo Guo melepaskan kumis naga dan mendarap anggun di pelukan Liu Zhenhan.
"Sial! Bertarung habis-habisan!" Liu Zhenhan menyambar kapak perang barbar di sampingnya. Senjatanya sendiri sudah hancur saat bertarung dengan para barbar. Ini satu-satunya senjata yang sempat dia pungut sebelum menunggangi Bangau Api untuk mengejar.
Kuda Terbang Bersayap di bawah kendali Ksatria Suci Tomassi tiba-tiba menghadang di depan Bangau Api. Bersama Naga Emas, mereka mengapit dari depan dan belakang dengan tatapan mengancam.
Tubuh Bangau Api masih bergoyang-goyang, namun semburan api tak kenal menyerah langsung menghujam ke Kuda Terbang Bersayap itu.
Tentu saja, Kuda Terbang Bersayap yang memiliki kemampuan meramal bahaya segera memblokir tiang api yang mirip pelangi ini dengan dinding kristal.
Bangau Api kembali menunjukkan keterampilan bertarungnya yang luar biasa. Dalam kondisi yang tidak menguntungkan ini, sayapnya mengepak dengan keras, terbang mundur secara aerodinamis yang tidak wajar, melesat jauh ke samping, mengubah formasi pertempuran kembali menjadi formasi segitiga, melepaskan diri dari ancaman serangan dua arah.
Meskipun dinding kristal Kuda Terbang Bersayap Bulu berhasil menahan semburan api, ia tidak bisa menghalangi kapak perang yang meluncur dari nyala api. Meski akurasi Lao Liu selalu menjadi masalah, hari ini akhirnya beruntung - pertama pisau lemparnya mengenai naga, kini kapak terbangnya berhasil memotong kedua kaki kiri Kuda Terbang Bersayap Bulu. Sebenarnya yang dia bidik adalah Ksatria Suci Tomassi.
Dalam guncangan yang hebat, mampu melempar kapak dengan presisi seperti ini membuat Liu Zhenhan merasa dirinya punya bakat sebagai penembak jitu. Meski dia sendiri menganggap ini hanya kebetulan.
Kuda Terbang Bersayap Bulu yang termasuk makhluk tingkat tinggi ini, meski mengalami luka parah, tetap bertahan di medan perang. Darah perak menyembur deras dari lukanya yang besar. Tanduk spiralnya mulai berkumpul kembali cahaya kristal.
Sementara itu, Naga Emas akhirnya berhasil memuntahkan palu tembaga yang terbungkus darah kental keemasan melalui batuk kerasnya. Nyanyian sihur Bahasa Naga yang suram dan rumit kembali bergema.
Seekor naga dan seekor kuda terbang, mata mereka telah dipenuhi kegilaan dan rasa terhina. Bangau Api-lah yang memaksa mereka sampai ke titik ini.
Seekor Bangau Api, bahkan dalam kondisi prima sekalipun, tidak akan mudah menghadapi seekor naga dan monster tingkat tinggi. Apalagi dalam keadaan sekarang!
Sang Naga dan Kuda Terbang sedang mempersiapkan sihir andalan mereka. Kali ini, menghadapi serangan gabungan dua jenis sihir, hanya keajaiban penampakan Daisy yang bisa mengubah kekalahan.
Liu Zhenhan mengeluarkan sebuah belati. Meski tahu tak berguna, tetap saja dilakukannya. Hari ini adalah hari pertama dalam hidupnya di mana kekuatan tak berarti. Sungguh memalukan!
Menghadapi dua musuh kuat, Bangau Api Burangsha "Yitiao" mengeluarkan teriakan menusuk telinga, mengepakkan sayapnya dengan gila-gilaan.
Kali ini, ia tidak terbang mundur maupun menyamping. Bagaimanapun hentakan sayapnya, tubuhnya tetap diam sempurna. Pusaran udara berputar-putar di sekelilingnya.
Liu Zhenhan dan Guo Guo tiba-tiba dilanda kecemasan. Mereka khawatir Bangau Api akan mengambil tindakan ekstrem. Karena dalam situasi tertentu, merekapun tak akan ragu melakukan hal yang sama.
Burung Bangau Api yang seluruh tubuhnya dipenuhi bulu permata merah, pada saat itu mengeluarkan nyala api yang hebat. Setelah kepakan sayap terakhir yang lambat dan berat, semua bulu Bangau Api melesat keluar bagai hujan panah raksasa yang padat dan gila, menghujam Naga Emas dan Kuda Terbang Bersayap.
Liu Zhenhan hanya merasa matanya berkunang-kunang, meteor api beterbangan bagai hujan bintang yang berjatuhan.
Melihat Bangau Api di bawah kakinya, seluruh bulunya telah rontok seperti ayam gundul. Bulu-bulu indah yang sebelumnya tak tersisa sehelai pun. Di punggung licinnya, hanya bagian pelana yang masih ada bulu, sisa dari sayap hingga leher benar-benar gundul.
Naga Emas dan Kuda Terbang Bersayap di seberang hanya sempat mempersiapkan mantra dasar sederhana dalam kepanikan untuk menghalangi. Tapi hujan bulu sepadat ini mana mungkin bisa dihentikan.
Liu Zhenhan merasa di depannya muncul dua benda mirip kok bulu ayam, satu seperti naga dan satu lagi seperti kuda terbang, tubuhnya penuh tertancap bulu-bulu. Anehnya mereka masih bisa mengepakkan sayap.
Dengan gaya elegan, Bangau Api memutar tubuhnya. Sayap gundulnya tetap mengepakkan angin, meski oleng namun tetap terbang menuju Feilengcui.
“Seekor burung raksasa yang besar dan licin terbang di langit, tentu merupakan hal yang sangat aneh.”
Liu Zhenhan juga berpikir demikian.
Apalagi dia sedang duduk di atas burung itu.
Setelah terbang cukup lama, Liu Zhenhan menoleh ke belakang.
Dari kejauhan terlihat sepasang naga dan kuda terbang yang membentuk kok bulu tangkis, masih melayang di langit dengan sayap yang mengepak, namun tidak mengejar.
"Sialan!" Liu Zhenhan menggerutu sambil memandang Guo Guo, bergumam pada diri sendiri, "Siapa bilang tak berbulu tak bisa terbang? Benar kan?"
Guo Guo mengangguk.
“Tiga pipih tak sebanding satu bulat~” kata burung beo.
BAB 93 ZAMAN MUKJIZAT
Yitiao terbang kembali ke Feilengcui dengan angkuh.
Meski telanjang, telanjang yang anggun.
Saat berangkat, Bangau Api berselimut jubah besi megah, pulangnya seperti ayam rebus yang baru naik dari panci. Sikap terbang yang sama membawa kesan berbeda bagi yang melihat.
Semua pandangan di Feilengcui tertuju ke langit. Setiap sorot mata memancarkan kebingungan yang tak tersembunyikan.
Keperkasaan Bangau Api sebelumnya telah disaksikan semua orang, kini tiba-tiba berubah menjadi burung botak berkudis. Kontras yang ekstrem ini membuat tubuh setiap orang langsung bereaksi sama seperti Yitiao - merinding di sekujur badan.
Terutama saat Bangau Api menggepakkan sayap daging yang licin, mendarat dengan bergoyang-goyang seperti mabuk di Lapangan Merah, perasaan yang meremangkan bulu kuduk ini semakin menjadi-jadi. Bahkan Dewa Perang Campas sekalipun akan sulit menerima pemandangan burung raksasa tak berbulu yang mendarat di hadapannya.
Tak ada kata yang bisa menggambarkan perasaan semua orang saat ini. Aneh, terlalu aneh.
Kecuali Daisy dan Rollna. Mereka telah menjemput Liu Zhenhan di tengah jalan. Kengerian awal saat melihat bangau tak berbulu itu perlahan mereda setelah perjalanan panjang. Sebagai naga yang berpengetahuan luas, pemahaman mereka tentang kemampuan Bangau Api jauh lebih mendalam daripada orang biasa.
Sebelum tuan tanah sempat memanggil, Sesepuh Anglam segera memimpin empat murid biksu dan Dukun Nostradamus berlari ke Lapangan Merah untuk memberikan perawatan menyeluruh pada tubuh Bangau Api. Beberapa imam tongkat senior bersama dukun pengikut mereka juga datang memeriksa luka mengerikan di tubuh burung itu.
Di belakangnya mengikuti kerumunan penonton yang penasaran.
“Yitiao keracunan!” Tuan tanah terjungkir balik dari punggung Bangau Api, tangannya mencengkeram erat busur panah silang sambil berteriak kasar kepada Sesepuh Anglam. Lengan kokohnya dibalut ketat kain linen yang sudah basah kuyup oleh darah berwarna merah gelap.
Tiga nyonya bos mengusap-usap luka di tubuh Yitiao dengan mata berkaca-kaca. Meski luka-luka itu perlahan mulai mengering, hati mereka tetap hancur. Begitu melihat lengan Richard, derai air mata ketiga nyonya bos langsung mengalir deras melebihi arus Sungai Sanggan.
Gatanie juga menyeka sudut matanya. Burung Bangau Raksasa yang dulu gagah perkasa kini menjadi botak, membuat hatinya remuk redam. Tentu saja, luka si Pigge brengsek yang berwajah babi tapi tak berperilaku layaknya babi juga sedikit menyayat hatinya.
Setelah mendarat, Bangau Api secara refleks menekuk cakar dan mengangkat kepala untuk berkokok. Gerakan yang dulu elegan ini kini terlihat sangat konyol, langsung membuat para Bangsa Manusia Berbulu yang berpikiran sederhana – seperti Fei Luo – tergelak-gelak. Meski terluka, makhluk ini tetap lincah menonton keriuhan.
Tapi tidak bisa menyalahkannya. Melihat seekor burung raksasa berkudis yang hanya tersisa sejumput bulu di pantat gemuknya plus jengger merah berumbai seperti mahkota, sedang menjulurkan leher panjangnya dengan pose konyol, memang merupakan pemandangan yang sangat lucu.
"Ini pasti kelenjar racun 'Laba-laba Wajah Manusia'." Kepala suku Andulan mengendus panah silang yang diberikan tuan tanah kepadanya, lalu berkata dengan yakin, "Bau kelenjar racun ini sangat khas, ada aroma jeruk. Racun lain tidak memiliki aroma seperti ini. 'Laba-laba Wajah Manusia' adalah keturunan hibrida dari 'tuan tanah bawah tanah' Bangsa Iblis dan 'Laba-laba Janda Hitam Raksasa' Benua Aigean pada masa Perang Dewa dan Iblis dulu, spesialisasi Gunung Guntur."
Beberapa dukun pengikut Imam Tongkat secara bergiliran memeriksa panah silang ini. Entah benar-benar paham atau pura-pura mengerti, yang jelas mereka semua mengangguk-angguk, menyetujui pernyataan Kepala Suku Daikui.
"Resistensi Yi Tiao terhadap racun benar-benar luar biasa. Terkena racun Laba-laba Wajah Manusia, dia masih bisa terbang kembali." Kepala suku Andulan menggeleng-gelengkan kepala takjub, "Aku sudah memeriksa lukanya. Tidak ada ciri luka bakar dari racun mematikan, juga tidak ada darah keruh yang mengalir. Racun seharusnya tidak membahayakannya, paling-paling hanya pusing selama beberapa hari."
Mendengar kabar Yi Tiao baik-baik saja, Lao Liu menarik napas lega.
"Tidak mungkin! Menurut catatan leluhur yang diwariskan oleh Pengelala Yun Qin kami, Bangau Api Burangsha adalah musuh alami semua serangga beracun. Seharusnya dia kebal terhadap semua racun! Ular Feiwenli adalah binatang beracun prasejarah. Bahkan ular Feiwenli saja tidak ditakutinya, apakah laba-laba berwajah manusia lebih ganas daripada ular Feiwenli?" Ning Yu bertanya dengan mata berkaca-kaca.
"Jika dibandingkan racun laba-laba berwajah manusia dengan ular Feiwenli, ibarat membandingkan ukuran kentang dengan labu. Meski racun laba-laba ini cukup mematikan, tetap tak bisa menandingi ular Feiwenli. Tapi bisa mereka mengandung zat memabukkan yang sangat kuat, fungsinya untuk melumpuhkan mangsa sebelum dibungkus sutra menjadi kepompong makanan." Kepala suku Andulan mengangkat tangannya, "Yang membuatku heran adalah hal ini. Yitiao seharusnya sudah jatuh dari langit begitu terkena racun..."
Penatua Daimo membuat gerakan jatuh bebas dengan tangan secara halus - mengingat postur Bangau Api yang besar, jatuh dari ketinggian seperti itu bahkan benda besi pun akan remuk.
"Efek pusing dari racun laba-laba memang yang paling mematikan," Daisy menyela, "Zat ini bahkan bisa melumpuhkan bangsa naga yang memiliki ketahanan racun luar biasa. Tapi hanya menyebabkan pingsan, sama sekali tidak mematikan."
"Orang-orang langsung membayangkan seekor naga berputar seperti mabuk, jatuh dari langit, dan hancur menjadi bubur daging."
"Hmm... tidak mematikan. Banyak orang diam-diam tertawa. Melihat anak panah baja bintang dengan gelombang magis yang dijepit di jari Kepala suku Andulan, Daisy mengerutkan alisnya, mendekat untuk melihat lebih teliti, lalu berteriak heran, 'Bukankah ini 'Armor Penghancur'?'"
"Dia mengambil busur panah silang itu, memeriksanya sebentar, lalu menyerahkannya kepada Rosanna."
"Rosanna memiliki penelitian mendalam tentang formasi magis manusia, lebih berwibawa dibanding Daisy yang khusus mempelajari taktik manusia."
"'Hmm... pola formasi magis pada anak panah ini memang 'Formasi Armor Penghancur', khusus untuk menembus pertahanan magis. Semakin tinggi resistansi magis, semakin mudah ditembus.' Rosanna memutar-mutar anak panah magis yang dibuat sangat halus ini, terus mengangguk, 'Tapi formasi ini tidak bisa diukir, hanya bisa menggunakan air raksa magis atau hiasan permata, jadi hanya bisa dipakai sekali. Ini peralatan magis yang sangat sulit dibuat. Sungguh mewah.'"
"'Dari mana pasukan tentara bayaran dari kadipaten kelas tiga bisa dapat kemampuan seperti ini? Memelihara Ksatria Hippogryph saja sudah aneh, masih punya anak panah magis semacam ini? Di mana sih si Totti bajingan kecil itu?' Liu Zhenhan mencari-cari sosok Tuan Totti di kerumunan. Ia sangat ingin tahu jawabannya."
“Panah Anti Sihir bukan sekadar bisa dibeli dengan uang, hanya alkemis yang bisa membuatnya dan prosesnya memakan waktu lama.” Ruona tersenyum: “Aku alkemis yang cukup handal. Bahkan dengan bahan yang cukup, aku butuh setengah hari penuh hanya untuk membuat satu Panah Anti Sihir.”
Begitu kata-kata ini keluar, banyak orang memandangnya dengan tatapan berbeda. Mereka yang tidak tahu identitas Ruona berpikir gadis ini benar-benar misterius.
Tuan Totti segera diseret oleh Gud dengan rambutnya dan dilemparkan di depan Liu Zhenhan.
Gud membersihkan sejumput rambut yang terselip di sela jarinya.
“Apakah hubungan Angin Puting Beliung dengan St. Francis sudah mesra bagai madu? Aku sudah terkejut pasukan bayaran bisa memelihara burung pemangsa seperti Gryphon. Menurutmu, mereka hanya punya satu penyihir elemen air tingkat tinggi. Lalu dari mana pasukan kavaleri udara ini dapat Panah Anti Sihir?” Liu Zhenhan berjongkok, mengangkat wajah tampan pucat sang Count dengan jari, mengayun-ayun anak panah silang di depan matanya, “Pasukan bayaran kecil bisa membeli Panah Anti Sihir semewah ini? Apa mau membunuh Bangau Api-ku atau mungkin berburu Naga? Kau dan pamankah yang main sandiwara denganku? Dasar anak haram, keberanianmu ikut hanyut di Sungai Sanggan ya?”
“Tuan Richard……tunggu sebentar……dengarkan penjelasanku……Aku memang lulusan Akademi Militer Kekaisaran Francisco. Kekaisaran St. Francis memang memiliki satuan kavaleri udara. Tapi hanya 20 ksatria elang listrik ditambah seorang ksatria naga. Tidak pernah ada satuan ksatria burung api!” Count Totti memprotes dengan wajah kesal, “Mengenai panah penghancur sihir, siapa yang tahu asalnya? Di antara penyihir Kekaisaran St. Francis sama sekali tidak ada alkemis!”
“Panah penghancur sihir dengan pelapis penghilang aura, direndam racun pusing kelas atas. Kok pasukan bayaran Angin Puting Beliung ini seolah tahu persis aku punya Bangau Api Burangsha yang kuat? Aku ini bukan Tuan Mourinho, mana mungkin reputasiku menyebar secepat ini?” Liu Zhenhan menyipitkan matanya ke arah Count Totti, berkata dengan nada sarkastik.
“Demi Dewa Ayahanda! Tidak…Kampas!” Sang Pangeran menantu menarik ujung celana Liu Zhenhan dengan panik: “Tuan, jangan sampai Anda mencurigai kami! Kami pasti tidak mungkin melakukan ini! Aku bersumpah dengan harga diri dan nyawaku!”
“Aku ingin menguji apakah kau jujur.” Liu Zhenhan menggosok-gosok lengannya sambil tersenyum jahat.
“Tuan.” Sebuah tangan kekar terulur ke depan Liu Zhenhan.
“Di tangan ini memegang sebuah tengkorak kecil dan kantong kulit. Pandangan Liu Zhenhan mengarah ke atas, melihat pemilik tangan ini adalah pemburu macan tutul dari suku Biao Ma yang dikirim oleh Mentor Ular Wanita Cantik. Liu Zhenhan ingat nama macan tutul berbadan gesit ini adalah Inzaghi.”
“Ini adalah gelas anggur.” Macan tutul Inzaghi menggoyang-goyangkan tengkorak kecil di antara jarinya.
“Membuat gelas dari tengkorak bayi? Dari mana dapatnya?” Sorot mata Liu Zhenhan menyempit.
“Diambil dari lima jenazah Ksatria Hippogriff yang Tuan jatuhkan dari udara. Saat milisi Tuan membersihkan medan perang, saya membantu sedikit.” Inzaghi mengangkat kantong kulit lain di tangannya, “Kantong ini berisi anggur yang dicampur madu.”
“Lanjutkan.”
“Kebiasaan membuat gelas dari tengkorak bayi adalah ciri khas bangsa Viking. Demikian pula membuat anggur dengan madu.” Macan tutul Inzaghi berkata dengan hormat.
“Kekaisaran Pompeii?”
Hampir bersamaan, setidaknya sepuluh orang menyebut nama yang sama.
“Meskipun para Ksatria Hippogriff ini telah mencukur kuncir di belakang kepala, saya masih melihat bekas cukuran baru di salah satu jenazah.” Macan tutul Inzaghi tersenyum tipis lalu mundur selangkah.
“Benar! Pasti Kekaisaran Pompeii yang ikut campur! Keluarga Danze memang berasal dari Pompeii...” Tuan Totti berseru girang dengan tergesa-gesa.
“Diam!” Liu Zhenhan menyipitkan matanya, perlahan-lahan melengkungkan busur panah silang di tangannya.
Sekeliling langsung terhening dalam keheningan.
"Ada kabar buruk lagi. Di barisan musuh, aku juga menemukan Ksatria Suci dari Gereja Saint Paul, seorang ksatria pegasus, dan seorang ksatria naga. Aku baru saja bertarung dengan mereka sebelum kabur ke sini." Liu Zhenhan menyeringai dingin.
Suara napas berat yang ditahan memenuhi sekeliling, seolah-olah Lapangan Merah tiba-tiba dipenuhi ribuan sapi penderita asma.
Sebuah wilayah kecil Bimon tiba-tiba terlibat dengan dua kekaisaran, dua kekuatan militer terkuat di Benua Aigean, plus Gereja Saint Paul yang berpengaruh besar. Kemungkinan ini membuat dada semua orang seolah tertindih Pegunungan Salju Himalaya Taymur.
"Bahkan jika Kekaisaran Pompeii ikut campur?" Liu Zhenhan tertawa getir, "Bahkan jika gereja dan St. Francis ikut campur? Ksatria naga? Ksatria Suci pegasus? Goblok! Hari ini Bangau Api tetap bisa menghajar mereka sampai babak belur meski tanpa baju zirah!"
"Apakah luka Yitiao ini akibat bertarung dengan ksatria naga?" Tiga nyonya bos memandang luka menganga di dada dan rusuk Yitiao sambil menutup mulut mereka.
Para Bimon di sekeliling juga membuka mulut lebar-lebar, memandang tuan tanah dengan pandangan tak percaya.
“Jangan kaget, kuda terbang itu sudah kena kapak lemparku, dua kakinya terpotong. Naga emas itu juga kena pisau lemparku, dihantam dua palu besar oleh Guo Guo, dipukuli sampai babak belur oleh Bangau Api, sambil muntah darah sambil memegangi tenggorokan. Obisilachi! Kalau saja sebelum perang tidak main Mahjong, terburu-buru sampai racun tidak sempat dioles! Hari ini naga emas ini pasti mati!”
Begitu kata-kata ini keluar, semua orang terdiam beku.
Ada Bimon berani bertarung fisik dengan Naga? Bahkan melempar pisau? Lalu menghantam dua palu besar?
Guo Guo berseru riang sambil menunggangi burung beo terbang turun dari punggung Bangau Api, melintas di depan semua orang. Kakatua Raksasa yang hanya bisa mengumpat itu mulai lagi dengan rentetan kata-kata kotor: "M*****B～M*****B～M*****B～"
Wajah beberapa Imam Tongkat berubah seperti blewah yang ditendang lima kali berturut-turut, pandangan mata mengikuti gerakan Guo Guo, rambut melekat ketat di kulit kepala.
Di wajah mungil Guo Guo yang kemerah-merahan masih terlihat bekas darah naga emas yang belum kering, bibir kecilnya mengerucut menyiulkan peluit mesum. Gelombang elemen magis darah naga yang ilusif berkilauan di wajahnya.
Kampas! Setiap pendeta menelan ludah dengan susah payah.
Tiga nyonya bos langsung memeluk Guo Guo, mengusap-usap wajahnya dengan penuh kasih sayang sampai bersih, lalu masing-masing menciumnya dengan suara "bzzzt bzzzt".
Guo Guo memegang perutnya yang besar, lalu menunjuk pipi kanannya yang kemerahan.
"Tuan Richard... Naga memang memiliki kekebalan sihir dan sisiknya kebal senjata. Bukan meragukan Tuan, tapi... tapi..." Seorang Imam Tongkat tetap tak bisa menahan keinginannya untuk bertanya, namun gagal merangkai kata-kata yang tepat hingga akhirnya pertanyaannya tak tersampaikan.
"Baik manusia maupun Bimon, kalian punya kebiasaan buruk menelan informasi mentah-mentah tanpa verifikasi," Liu Zhenhan belum sempat menjawab, Ruoerna sudah tersenyum melanjutkan, "Memang benar bangsa naga kebal sihir, tapi hanya terhadap elemen yang sama. Mereka tidak kebal terhadap sihir elemen lain. Andai semua naga kebal seluruh elemen, bukankah... eh... saat bertarung sesama naga, mereka hanya bisa saling menggigit seperti preman? Tapi harus diakui, bahkan naga biasa pun memiliki resistensi sihir sangat tinggi. Sihir tingkat rendah dan menengah dari elemen apapun tak bisa melukai mereka. Jadi anggapan umum tentang kekebalan sihir naga sebenarnya tidak terlalu berlebihan."
"Jangan terlalu memikirkan bangsa naga sebagai sesuatu yang rumit. Meskipun Naga perkasa, mereka bukan tak terkalahkan. Contohnya, Lagu Serangan Lingkaran Jahat Bimon tetap bisa mempengaruhi Naga." Daisy juga memutar bibirnya, "Jika Naga benar-benar tak terkalahkan, bagaimana cerita Pembunuh Naga bisa tersebar di dunia?"
Percakapan dua gadis bertudung tebal ini membuat banyak orang di sekitarnya memutar mata. Bagi yang tak tahu identitas mereka, kedua gadis bertudung ini dianggap terlalu lancang. Bahkan jika dia seorang Penyihir Angin, apa haknya menilai bangsa naga seolah sedang menilai bawang di pasar?
Tapi harus diakui, perkataan gadis ini ada benarnya. Pengalaman melawan Naga memang hampir tak ada, kisah pembunuhan naga hanya muncul ratusan tahun sekali.
"Ini kan Ksatria Naga! Kenapa kita harus berurusan dengan mereka? Apalagi Tuan Mourinho tidak ada di sini..." beberapa suara pengecut berbisik.
"Kenapa tidak bilang mereka yang berani mengganggu aku?" Liu Zhenhan menyeringai dingin.
"Pantas dijuluki Pendeta Pigge Tak Terkalahkan di Timur Laut..." para Imam Tongkat dalam hati mengingat julukan Pendeta Pigge itu.
Kesombongan tuan tanah ini memang punya dasar.
Kemudian dia membawa sekelompok Orang Kesturi masuk ke gua besar di lantai tiga, dengan penuh misteri.
Guo Guo dengan sombong membawa Bangau Api ikut masuk.
Beberapa gadis cantik berpikir sebentar, akhirnya juga ikut masuk karena tidak tenang.
Begitu masuk gua, terlihat Bangau Api "Yi Tiao" telanjang bulat dengan puas, sayap menopang kepala rampingnya, berbaring miring di tumpukan jerami dalam gua besar. Satu cakar diangkat sambil bergoyang-goyang. Entah karena efek pusing atau kesombongan, yang jelas Yi Tiao sekarang sama sekali kehilangan keanggunan layaknya bangau suci, lebih mirip preman bangau bertelanjang dada.
Di sebelah perutnya terbaring Guo Guo dengan pose sama. Burung beo yang hanya bisa bicara kotor mengantuk sambil mengangguk-angguk.
Lao Liu sedang memodifikasi "labu minyak ganda" dikelilingi sekumpulan Orang Kesturi.
Lao Liu awalnya khawatir bahaya dan ingin mengusir mereka. Tapi tak satu pun mau pergi.
Kegagalan "labu minyak ganda" meledak sejak awal membuat Lao Liu menyadari kesalahannya. Pengalaman di medan perang Nanjiang meninggalkan bekas terlalu dalam. Pola pikir lama membatasi ide-idenya.
"Kemarahan Moradin" memang bisa meledak dan mengeluarkan cahaya. Tapi itu bukan bahan peledak. Di dalamnya hanya gas elemen tidak seimbang. Ledakannya sama seperti balon yang pecah, mustahil menghasilkan percikan api.
“Lao Liu hanya memikirkan ledakan bisa menyalakan labu minyak, tapi lupa prinsip sederhana ini. Saat teringat, rasanya terlalu gegabah.”
Namun beruntung saat merampas kereta logistik keluarga Sherpa sebelumnya, mereka menemukan 4000 panah api fosfor. Lao Liu pernah menyaksikan kehebatan benda ini. Ini memberinya bahan bagus untuk memodifikasi bom labu minyak. Prinsip panah api fosfor sangat cocok untuk pembakaran. Fosfor dengan titik nyala rendah hanya membutuhkan puluhan pon gesekan untuk menyala seperti korek api. Jadi Lao Liu membungkus bom torpedo besar dengan kain rami penuh mata panah, meminta Orang Kesturi memasangnya hati-hati ke keranjang bambu, dan menulis tulisan "HATI-HATI" sebelum menyimpannya di gua tingkat empat.
Lao Liu tidak percaya kali ini jika dijatuhkan dari ketinggian, labu minyak ini tidak akan meledak.
Daisy dari awal sampai akhir tidak berkata sepatah kata pun, hanya memperhatikan Liu Zhenhan yang sedang bekerja.
"Tak kulihat kau cukup pintar." Setelah Tuan Tanah selesai, Daisy memuji.
"Tentu saja." Liu Zhenhan bersikap seolah itu hal wajar.
"Aku belum selesai bicara. Tidakkah kau merasa terkadang terlalu kasar? Hanya tahu menyerang membabi buta, kenapa tidak sedikit menggunakan otak?" kata Daisy. "Menurutku kau punya potensi belajar strategi, bukan cuma bertarung fisik dan promosikan serangan nekat."
"Menggunakan strategi berarti kita sendiri merasa takut." Lao Liu terkekeh, "Aku belum pernah bertemu lawan yang bisa membuatku takut. Menurutku mengalahkan mereka sangat mudah. Lihat saja para pejuang liar itu, kekuatan mereka tidak sebesar kita, senjata mereka tidak sebagus milik kita, pedang kita lebih panjang dari tinggi badan mereka, dan kita juga bisa melakukan Transformasi Liar. Untuk apa lagi pakai strategi?"
"Itu karena milisimu terdiri dari pasukan elit seluruh Kerajaan Bimeng! Bagaimana jika milisimu adalah suku-suku bawahan? Harus diketahui bahwa Kerajaan Bimeng tidak semuanya adalah Bimon yang pemberani, ras-ras lemah seperti siput dan rakun adalah yang paling banyak populasinya!" Daisy menaikkan volume suaranya.
"Aku ini Pendeta, bukan raja. Aku juga tidak berniat menguasai dunia, ngapain repot-repot memikirkan hal itu?"
"Pertempuran pasti ada korban. Apakah kau tidak merasa sedih jika Fei Luo terluka?" Daisy kembali membantah.
Ekspresi Liu Zhenhan menjadi muram, ia langsung terdiam.
"Ini adalah hal yang tidak bisa dihindari bagi seorang pejuang. Kau bukan prajurit, kau tidak mengerti kehormatan sejati seorang petarung. Pertempuran hari ini akan menjadi kebanggaan seumur hidup Fei Luo!" Gatanie segera maju membela tuan tanah.
"Menurutku berdebat terus tentang pertanyaan yang tidak ada jawabannya ini tidak ada artinya." Rohena menghentikan gerakan Daisy yang hendak membantah lagi. Kebijaksanaannya memenangkan pandangan penuh pujian dari tuan tanah.
Guo Guo tiba-tiba bangun dari posisi merangkak, lari tergopoh-gopoh mendekat. Ia memandang wajah cantik Gatanie naik turun lama, lalu menoleh ke tulang rusuk sayap licin Yitiao, kembali melihat sayap putih salju Gatanie, dengan pandangan yang ambigu.
Tiga nyonya bos juga tidak menyela, saling bertukar senyum。
"Apa yang sedang dilihatnya?" Gatanie merasa seluruh tubuhnya lunglai oleh pandangannya, berbalik bertanya pada Lao Liu。
"Guo Guo pasti sedang berpikir..." Lao Liu menjilat bibirnya, berpura-pura merenung kemudian tersadar, "Bagaimana jika suatu hari nanti bulu di sayapmu juga rontok semua, apakah akan seperti Bangau Api?"
"Brengsek!" Gatanie yang terobsesi kecantikan langsung memerah mukanya. Memang ada anggota Klan Angsa yang mengalami kebotakan di usia paruh baya. Bagi angsa pencinta keindahan, ini lebih mengerikan daripada mati。
Dan...
Suara tawa pecah。
Gatanie menghentakkan kakinya, hampir menangis。
“Bulu di sayap Gatanie itu palsu. Aku sudah mengetahuinya sejak lama.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, terus mengganggu angsa kecil dengan gembira.
Air mata Gatanie akhirnya jatuh. Saat itu, Ksatria Putri Angsa terlihat begitu lemah hingga membuat sakit hati.
Helen menempel ke telinga Lao Liu dan membisikkan sesuatu diam-diam. Tawa Lao Liu segera berubah menjadi batuk untuk menyamarkan kecanggungan.
Helen memberitahu Tuan Liu bahwa di antara Bimon, "tak berbulu" adalah makian yang sangat kejam, biasanya disebut "Tak Berbulu Baitaiyi". Penjelasan ini membuat Liu Zhenhan yang berwajah tebal pun hampir ingin menggali tanah untuk bersembunyi.
Namun Liu Zhenhan yang bejat dan tak tahu malu ini masih tak bisa menahan diri untuk mengamati sekilas postur tubuh Gatanie yang ramping menggoda dan wajah cantiknya yang memancarkan kesucian, bergumam pelan: "Mungkin angsa kecil ini benar-benar Tak Berbulu Baitaiyi..."
Burung beo yang terbangun memutar matanya, tiba-tiba berkata keras dengan suara khasnya yang aneh: "Baitaiyi~ Baitaiyi~"
Gatanie menutupi wajahnya dan kabur. Ujung rambut pirang platinumnya yang rapi dan lembut menyisirkan butiran air mata yang berkilauan.
Liu Zhenhan merasa hidupnya sudah hancur.
"Hal seperti ini... kamu tahu saja jangan diumbar..." Daisy menunjukkan ekspresi nakal, "Pilihannya: menikahinya atau menghadapi duel dengan ayahnya!"
Wajah Ai Wei'er langsung berubah muram.
※※※
Kapten pasukan Angin Puting Beliung, Kapten Jiatu Suo, saat ini sedang merasakan kekesalan yang sama dengan Liu Zhenhan.
Dua Ksatria Suci yang bertempur di langit terlalu jauh untuk dilihat jelas oleh Jiatu Suo. Baru ketika kedua Ksatria Suci itu mendarat, dia terkejut setengah mati.
Ini bukan lagi Ksatria Suci, lebih mirip dua pencuri ayam. Seluruh tubuh berbulu.
Strategi kamuflase terakhir Bangau Api memang megah, tapi kurang praktis. Bulu burung yang ditembakkan kekuatannya setara panah, meski jumlahnya banyak dan menakutkan, tidak mematikan - tapi bagi dua Ksatria Suci, pukulan ini fatal.
Naga Emas terluka parah, perutnya tertancap sebuah belati hingga gagangnya masuk semua.
Entah siapa yang punya kekuatan sehebat ini, bisa menusuk perut naga hanya dengan belati. Kapten Gattuso tak bisa membayangkan, selain Raksasa Langit, siapa lagi yang bisa melempar belati dengan kekuatan seperti itu.
Saat belati belum dicabut, darah belum terlalu mengalir. Tapi setelah pastor mencabut belati itu, darah Naga Emas menyembur seperti air bah. Hidung dan tenggorokannya juga terluka, terus batuk berdarah.
Gattuso pernah mengunjungi naga itu sekali. Ya Tuhan! Kapten Gattuso merasa tak bisa membayangkan seekor naga berbaring di kemah seperti penderita TBC, setiap batuk mengeluarkan kue darah, mata kirinya bengkak seperti ikan mas berwarna hitam-ungu.
Bahkan pendeta senior pun mengatakan bahwa naga ini kemungkinan tidak bisa diselamatkan. Belati itu terlalu berbahaya, lukanya berbentuk segitiga. Bagaimana pun mantra henti darah diucapkan, tidak ada gunanya. Akhirnya luka itu ditambal dengan kapas.
Ksatria naga Lampard juga terkena beberapa anak panah bulu burung di lengannya. Setelah mengetahui kabar ini, dia benar-benar hancur mentalnya.
Kuda terbang bersayap itu benar-benar hancur. Kuda terbang bersayap bukanlah kuda raksasa berkaki banyak milik barbar, yang masih bisa bertahan walau dua kakinya dipotong.
Meski nyawanya bisa diselamatkan, tapi...
Kapten Gatuso menangis tersedu-sedu. Anaknya yang susah payah mendapatkan Monster kelas tinggi dari Paus sebagai tunggangan, belum sempat duduk nyaman, sudah menjadi cacat.
Ksatria Suci Tomassi juga mengalami nasib serupa dengan mentornya, tubuhnya tertancap beberapa anak panah bulu. Untungnya peralatan biara bersifat magis, lukanya tidak parah, tapi hatinya remuk redam.
Sungguh memalukan...
Kapten Gatuso tidak berani menanyakan ke ksatria naga Lampard tentang kejadian ini, hanya berbisik bertanya pada anaknya. Ketika tahu hanya seorang ksatria udara Bimon yang bisa melukai anaknya dan ksatria naga hingga seperti ini, hatinya menjadi dingin.
Dua komandan resimen kavaleri ringan juga telah diinterogasinya.
“Pedang itu lebih tinggi dari tubuhku, sekali tebas langsung membelah seorang Berserker menjadi dua!”
“Prajurit Elephanten! Luar biasa! Tinggi mereka dua kali lipat dari kita! Ya Tuhan...”
“Beruang yang bisa menyemburkan api... dan Kuda nil dengan perisai sebesar pintu...”
Kedua komandan resimen ini hanya ingat berulang kali menceritakan kekuatan prajurit Behemoth, bahkan lupa bahwa musuh juga memiliki Penyihir dan Pendeta. Setelah terstimulasi kuat oleh Bangau Api, seluruh kavaleri ringan sekarang hanya menyisakan ingatan akan pertarungan mengerikan itu di benak mereka.
Pertempuran ini mustahil dilanjutkan! Kapten Gattuso dengan putus asa membuat keputusan ini.
Sebenarnya tidak menakutkan jika wilayah Bimon memiliki kekuatan sekuat ini. Pasukan bayaran Angin Puting Beliung masih memiliki 10.000 prajurit, tiga Penyihir termasuk dua Master Sihir istana Kekaisaran Pompeii yang membawa boneka magis baja! Ditambah prajurit elite Singgasana Perak yang merupakan benteng baja tak tertembus!
Kapten Gattuso yakin, bahkan jika kekuatan wilayah Bimon dilipatgandakan sekalipun bisa ditaklukkan. Tapi pasukan yang kehilangan kepercayaan diri tidak mungkin bertempur, bahkan Ksatria Naga yang tak terkalahkan pun tersingkir dalam satu pertempuran. Bagaimana mungkin melanjutkan perang? Prajurit tanpa kepercayaan diri mutlak dilarang memasuki medan perang. Kapten Gattuso tidak ingin mengambil risiko lagi.
Meskipun kebanyakan orang tidak setuju, terutama para Prajurit Singgasana Perak dari Legiun Wajah dan dua pakar sihir istana dari Kekaisaran Pompeii yang berteriak-teriak menentang penarikan pasukan. Tomasi yang impulsif juga berkoar ingin menunggang kuda perang dan memberi pelajaran lagi pada orang-orang barbar dengan keterampilan pedangnya, namun Kapten Gattuso tetap merasa harus menarik pasukan.
Terjadi perubahan tak terduga.
Pastor membawa kabar gembira yang luar biasa bagi para perunding yang sedang bertengkar. Entah mengapa, kekuatan mistis sedang memperlahan memperbaiki tubuh Naga Emas yang terluka parah. Setelah pemeriksaan dengan "Mata Dewa" oleh pastor senior yang berpengalaman, ternyata kekuatan misterius itu berasal dari sejumlah kecil empedu Ular Feiwenli yang terhubung dengan pembuluh darah di luka di kepala naga, menyatu dengan tubuh Naga Emas. Empedu Ular Feiwenli dikenal sebagai ramuan ajaib yang bisa meregenerasi tubuh. Meski jumlahnya sedikit, empedu ini telah berhasil mengendalikan luka yang tak kunjung sembuh dan perlahan menutupinya. Dengan ditambah ramuan gereja dan sihir suci pastor senior, setelah satu hari satu malam, Naga Emas meski masih sangat lemah sudah bisa ikut bertempur. Sayangnya semua cairan tubuh naga akan mengandung racun mematikan setelah ini, sebuah konsekuensi yang patut disesali.
Mengenai mengapa empedu ular Feiwenli tiba-tiba muncul dalam tubuh Naga Emas, para pastor memberikan penjelasan paling sempurna.
"Ini pasti berkat kasih karunia Dewa Ayahanda yang tercurah dari alam gaib!" demikian kata para pastor.
Dalam pertempuran udara, paruh Bangau Api kebetulan terkotori empedu ular Feiwenli, dan kebetulan pula menusuk langsung ke pembuluh darah Naga Emas. Jika bukan karena kebetulan ini, setelah pertempuran ini mungkin akan ada naga cacat atau bangkai naga tambahan.
Memang bisa disebut sebagai mukjizat ilahi.
Keberanian ksatria naga Lampard kembali dalam semalam. Begitu pula dengan keberanian Kapten Gattuso.
Dengan perlindungan mukjizat seperti ini, apa lagi yang tak bisa dikalahkan oleh manusia?
Poin utamanya adalah, Gattuso juga tahu bahwa kendaraan tunggangan burung raksasa ksatria udara Bimon juga terluka parah.
Tanpa burung raksasa ini, siapa yang bisa menghalangi seekor naga? Sekalipun naga yang lemah!
Sebenarnya Kapten Gattuso dulunya tidak percaya pada dewa.
Hari ini, akhirnya dia percaya.
BAB 94 Formasi Magis yang Mewah
Bukit Merah yang bagaikan Takhta Es.
Angin Puting Beliung dari Doluote yang menerjang seluruh padang gurun akhirnya berhenti di hadapannya.
Seolah-olah sedang menunjukkan kekuatan, kavaleri ringan Angin Puting Beliung mengembangkan sayap dari kedua sisi, mengitari Kota Es kiri dan kanan bagai dua ular panjang yang melilit Bukit Merah. Tanah beku bergema dentuman logam yang keras di bawah derap kuku kuda. Hanya dengan seribu lebih pasukan berkuda ini, aura intimidasi yang terpancar sudah cukup membuat siapapun tergetar.
Kavaleri ringan ini adalah tentara pelarian yang kemarin menyaksikan pertempuran gila dua Barbar lalu kabur tercerai-berai. Malam sebelumnya, dua komandan resimen yang bicaranya tidak karuan baru saja dihukum mati langsung oleh Sang Kapten. Kapten Gattuso selalu memimpin pasukan Angin Puting Beliung dengan tangan besi. Ia sangat paham betapa berbahayanya keraguan pasukan dan rumor sebelum pertempuran besar. Menghadapi tipu muslihat psikologis ras Bimon ini, Kapten Gattuso langsung memilih cara paling tegas. Saat kepala dua komandan resimen digantung di tiang bendera, semua pasukan berkuda langsung bisu bagai katak. Jangankan membicarakan pertempuran kemarin, sebutan "Barbar" pun tak ada yang berani mengucapkan. Pasukan pengawal pribadi Kapten sudah memenggal lebih dari lima puluh kepala di area kemah mereka dalam satu jam terakhir.
Perintah Kapten terus disampaikan dengan tertib dan teratur. Teriakan kurir pengirim perintah bergema tanpa henti di setiap sudut.
Prajurit Perisai Berat telah menyusun garis depan dengan sempurna di barisan terdepan. Tombak panjang yang rapat mengarah miring dari celah berbentuk V di atas perisai pertempuran tinggi ke arah Bukit Merah. Pasukan tombak di belakang perisai berdiri setengah menyamping, saling berhimpitan tanpa celah sedikitpun. Bahkan jika ada prajurit yang tertembak panah nyasar, mereka tidak akan terjatuh.
Komandan paling kritis sekalipun akan mengakui bahwa Formasi Maginot ini disusun sesuai standar militer tertinggi.
Untuk menghadapi wilayah kecil Bimon, Kapten Gatuso bahkan menggunakan Formasi Perisai Maginot yang biasanya dipakai melawan kavaleri. Selain menunjukkan kekuatan, ini juga bentuk penghormatan terhadap Ksatria Bimon yang mampu membantai seluruh pasukan barbar.
Lima belas Burung Elang Perang yang tersisa beristirahat di balok kayu gerobak khusus sebelum pertempuran. Kapten Gatuso dengan Armor Milan berkualitas tinggi, menunggangi Kuda Nightmare Bawah Tanah yang gagah berdiri di barisan depan formasi perisai.
Sang Kapten memiliki rambut pendek coklat kemerahan yang rapi. Di bahu kanan armornya terdapat tanda magis yang diperkuat logam. Empat kobaran api menyala di bawah kuku besar Kuda Nightmare Bawah Tanah, membakar tanah yang dingin. Sorot mata sang Kapten yang penuh semangat bagaikan api di kaki kudanya.
"Seratus yard di depan adalah Lapangan Merah. Pertempuran kemarin yang membantai prajurit gila terjadi tak jauh dari sini. Genangan darah di bawah tunas tanah merah setinggi puluhan ren telah membeku menjadi es kering. Bagian lain Lapangan Merah juga dipenuhi kristal es yang berkilauan. Cahaya megah nan dingin menyebar ke segala penjuru."
Kota Es Sleeping Beauty setinggi lebih dari lima puluh ren berdiri dengan sudut kemiringan hampir vertikal. Terdapat empat tingkat gua bertingkat dengan hanya satu jalur tangga selebar dua puluh ren yang bisa dilalui. Patung dewa di samping jalur seakan terbuat dari salju beku, dipenuhi es runcing. Kapten Kaisar melihat tiga pintu gua besar di tingkat pertama dipenuhi perisai tempur dari anyaman bambu besar. Di tingkat kedua terlihat beberapa bayangan manusia menyendiri, tingkat ketiga hanya ada beberapa pemanah Bimon yang mengintip, sementara tingkat keempat sekelompok orang dengan postur beragam berkumpul mengamati area ini. Pasukan yang begitu minim. Senyum kemenangan menghias wajah Kapten Kaisar.
"Yang Terhormat Tuan Kaisar, izinkan kami Prajurit Singgasana Perak menjadi yang pertama menapaki kota es ini, membuka gerbang kemenangan!" Serangan Baron Casillas dari Batalyon Wajah Tampan Kekaisaran St. Francis tak bisa menahan diri maju ke depan. Nada bicaranya penuh aroma hasrat perang.
"Karena Zirah Pelat Perak sangat berat, Komandan Batalyon yang mulia belum mengenakan zirah tersebut. Dengan tinggi sekitar 2,2 Ren namun berwajah putih bersih seperti dipulas bedak, komandan batalyon yang tampan ini berbicara dengan penuh kecerahan dan kepercayaan diri."
"Kapten Saint Cassie, jalur tangga adalah satu-satunya pintu masuk Kota Es Bimon. Meskipun terlihat mudah dipertahankan, sebenarnya penuh celah kelemahan. Jika menggunakan Prajurit Singgasana Perak yang terkuat di pertempuran pertama, bukankah itu seperti menggilir semut dengan roda - terlalu membuang-buang sumber daya dan terlalu mengagungkan para Bimon ini? Izinkan Angin Puting Beliung kami menunjukkan kemampuan terlebih dahulu!" Kapten Gattuso tersenyum sambil memberikan penghormatan dengan menundukkan kepala kepada komandan batalyon tersebut.
Meskipun permintaan untuk bertempur ditolak, Kapten Cassie jelas sangat tersanjung dengan perkataan pemimpin pasukan bayaran itu. Berada di parit yang sama dengan seorang ksatria naga, ditambah gelar "prajurit terkuat" yang diberikan, jelas membuat komandan batalyon yang menyukai pujian ini merasa sangat terhormat.
Jika tidak terpaksa, Kapten Gattuso pasti tidak akan mengerahkan Prajurit Singgasana Perak. Pasukan "pengawal pribadi" ini adalah kesayangan Pangeran Suka Wanita Chamberlain, bahkan saat inspeksi pun mereka selalu dibawa. Status mereka di hati sang Pangeran sangat istimewa. Konon Kapten Cassie ini adalah salah satu dari tiga favorit utama sang Pangeran, dengan tato elang hidup di selangkangannya yang memiliki paruh alami. Setiap melakukan gerakan intensif, sayap elang itu seolah bisa mengepak. Kapten Gattuso tidak berani sembarangan mengirimnya ke medan berbahaya.
Bunyi terompet penyerangan bergema.
Dari sayap formasi Maginot yang rapat, muncul pasukan infanteri ringan tanpa armor. Setiap prajurit merobek sehelai kain untuk membalut sol sepatu. Laporan kavaleri menyebutkan tidak hanya Lapangan Merah di depan yang dipenuhi es beku, tapi seluruh area sekitar benteng es juga tertutup lapisan es. Para tentara bayaran berpengalaman ini bahkan tidak perlu perintah atasan untuk tahu yang harus dilakukan jelang serangan.
Alat-alat pengepungan besar di barisan belakang telah selesai dirakit oleh 800 pencuri. Padang gurun tiba-tiba dipenuhi menara tangga tinggi menjulang.
"Serang!"
Dengan perintah Kapten Gatusso, dua resimen infanteri ringan menyebar dari sisi kiri dan kanan. Prajurit yang membawa perisai tangan dan pedang lebar berjalan santai mengelilingi Lapangan Merah di bawah pimpinan komandan, menuju sayap kiri dan kanan Kota Es. Dua menara serang beroda bergemuruh mengikuti di belakang mereka, didorong oleh 500 logistik dengan teriakan ritmis.
Di depan Benteng Tanah Merah Es, terdapat sepuluh kereta kubu pertahanan kayu beroda. Tiang-tiang runcing menghadap keluar seperti pagar bergerak. Satu resimen infanteri perisai di depan dan satu resimen Pemanah dengan busur panjang di belakang, mengikuti kereta pertahanan memasuki Lapangan Merah. Mata para pemanah waspada menyisir pilar-pilar tanah merah raksasa. Pilar sepelukan sepuluh orang ini bisa dengan mudah menyembunyikan dua musuh.
Dua ketapel lambat dan empat ballista tembakan beruntun juga ditarik mendekat. Tiga Penyihir, dua Pastor, dan dua pastor dengan pengawal berjalan santai di belakangnya.
Kapten Gatusso sangat puas dengan formasi pasukannya. Dengan bangga ia memutar-mutar kumisnya yang telah diberi minyak.
"Bimon-Bimon ini memang agak licik," Tapi Kapten Gatuso sama sekali tidak berniat menyerang langsung. Jalur tangga setinggi 20 ren yang menghadap ke mulut gua terbesar di lantai pertama itu dipenuhi perisai dan tombak panjang. Jika memilih serangan frontal, pihak penyerang hanya bisa mengerahkan satu batalyon sekaligus karena keterbatasan medan. Mengirim satu batalyon secara bergiliran untuk menyerbu formasi perisai-tombak lawan adalah taktik bodoh yang disebut "taktik menambahkan minyak". Kapten Gatuso tentu tak akan melakukan kesalahan seperti itu.
Taktik serangan tiga arah dari tentara bayaran Angin Puting Beliung juga tak luput dari pengamatan para petinggi Feilengcui.
Liu Zhenhan dan Daisy berdiri di mulut gua lantai empat, mengamati arah gerakan pasukan bayaran Angin Puting Beliung.
"Benda besar apa itu?" Liu Zhenhan menunjuk menara serbu bergerak lambat sambil bertanya pada Daisy.
"Itu menara serbu. Depannya dilapisi besi, belakangnya bertangga. Saat ditempatkan di depan tembok, jembatan di puncak menara memungkinkan infanteri terus mengalir naik ke atas tembok," Daisy tersenyum pahit. "Tebakan burukku benar. Mereka ingin memanjat dari kedua sisi Bukit Merah, lalu merebut setiap gua kita dari atas ke bawah, menghindari serangan mematikan di Tangga Kematian."
"Licik sekali," Liu Zhenhan terkekeh.
Sementara berbicara, sepuluh kereta kubu pertahanan kayu telah didorong ke pusat Lapangan Merah, tiang kayu runcing dan tebal menghadap ke Jalur tangga, membentuk barisan pagar pertahanan setinggi dua ren. Jarak antara kedua pihak sudah cukup dekat untuk saling melihat. Dengan perintah komandan, satu resimen pemanah melepaskan hujan panah pertama, diikuti empat ballista dan dua katapel yang meluncurkan busur silang berat dan batu peluru - ini untuk mengoreksi akurasi.
Hujan panah yang rapat seperti tabir menyapu gua lapis pertama tempat pasukan Bimon berkumpul. Bunyi "dok-dok" panah menghantam perisai tempur terus bergema. Empat puluh busur silang berat dan dua batu peluru - sebagian menghantam permukaan kota es tanah merah, menyemburkan pecahan es, sebagian lagi mengenai perisai yang menumpuk di mulut gua utama. Busur silang berat menembus perisai tebal, serpihan kayu beterbangan disertai jeritan kesakitan.
Tak satu pun Bimon muncul membalas. Bahkan pemanah-pemanah Bimon di gua lapis ketiga telah menghilang tanpa jejak.
Mulut gua lapis keempat tempat Liu Zhenhan berdiri juga tak luput dari hujan panah. Para pemanah manusia ini seperti serigala kelaparan - melihat target hidup, tentu tak akan mereka lewatkan.
“Haha! Menarik.” Fatty Luo berdiri di belakang bos sambil memegang dua tempurung kura-kura raksasa. Di tangan pria perkasa setinggi itu, tempurung tersebut berfungsi sebagai perisai berukuran pas. Melihat banyak panah mengarah ke bosnya, dia menyatukan kedua tempurung tersebut. Dentuman beruntun terdengar saat panah-panah itu mental kembali.
Fatty Luo ditempatkan sebagai pengawal pribadi tuan tanah karena sedikit terluka dalam pertempuran. Sejauh ini, pengawal ini cukup kompeten. Dia tidak keberatan dengan penugasan ini. Dia terlalu mengenal bosnya. Mengikuti bos biasanya berarti berada di pusat pertempuran paling sengit. Posisi ini sudah lama diincarnya dari Wei Heizi.
“Kupikir aku punya bakat jadi anggota Suku Moshao!” Fatty Luo tertawa menggelegar sambil memainkan dua perisai tempurungnya. Semakin dia lihat, semakin mirip kerang raksasa.
Rodman segera mendapat tatapan sinis dari Nyonya Bos Ning Yu. Awalnya Ning Yu ingin mengetuk kepala pria ini. Tapi karena Fatty Luo terlalu tinggi, dia mengurungkan niatnya.
Dua menara tangga segera merapat di kedua sisi Bukit Merah. Tinggi menara sekitar tiga puluh ren, sedikit lebih tinggi dari gua tingkat ketiga. Setelah menempel di koridor lantai dua, pasukan infanteri mulai memanjat tangga.
Gua lapisan pertama hanya memiliki satu jalur tangga untuk naik turun. Namun, gua lapisan kedua memiliki tiga jalur tangga yang saling terhubung, bahkan koridor luarnya sangat luas dengan lebar 20 Ren. Menguasai gua lapisan kedua sangat krusial bagi rencana Kapten Gattuso.
Sungguh keberuntungan! Kapten Gattuso menemukan bahwa dari semua lapisan gua, lapisan kedua memiliki pasukan paling sedikit. Rupanya Bimon-bimon bodoh itu memusatkan semua pasukan di gua lapisan dasar untuk mempertahankan jalur tangga.
Benar-benar pantas disebut Bimon! Pikir Kapten Gattuso dengan gembira.
Langkah kaki infanteri yang menaiki menara serbu terdengar berat dan tergesa-gesa. Tingkat keamanan kali ini cukup tinggi. Setiap infanteri merasa tenang, gerakan taktis mereka pun dilakukan dengan sempurna.
Di darat ada satu resimen pemanah dan ballista yang siap memberi perlindungan. Sementara di pihak Bimon bahkan tidak terlihat satupun pemanah yang paling ditakuti dalam pengepungan. Tentu saja para infanteri merasa senang.
Senar busur di tangan pemanah manusia semuanya sudah ditarik, mata mereka waspada menyapu area. Bukan karena tidak ingin menembak, tapi benar-benar tidak ada target. Meski terlihat jelas tiga gua besar di lapisan pertama penuh orang, tak satu pun keluar. Lapisan gua lainnya bahkan lebih sepi.
Kecuali ballista dan ketapel yang terus membombardir tanpa henti, tentara bayaran lainnya berubah menjadi penonton sirkus yang menyaksikan rekan-rekan mereka memanjat tebing.
Kapten Gattuso merasa ini sama sekali tidak memuaskan! Semuanya terlalu mudah!
“Pasukan yang mengepung dari tiga sisi terus bergerak hingga ke depan Lapangan Merah. Bimon sama sekali tidak menunjukkan reaksi, membiarkan pasukan mendekat, bahkan tidak ada satu pun pemanah yang keluar untuk melepaskan panah sekadar sebagai formalitas. Padahal aku sudah menyiapkan banyak strategi cadangan, kok bisa semudah ini masuk? Begitu dua resimen infanteri masuk, membersihkan dua lapisan gua di sepanjang jalur sempit, lalu turun ke lapisan pertama, Kapten Gattuso merasa pertempuran ini seharusnya berakhir di sini.
Sebelum senyumnya sempat mengembang, dari empat gua di lapisan kedua—tempat yang dianggapnya paling lemah pertahanan—tiba-tiba memancar cahaya terang dari setiap gua, lalu muncul dua monster besar. Bahkan ada satu gua yang mengeluarkan Monster Perang Komodo! Posisi monster-monster ini sangat licik, bersembunyi di kedalaman gua. Pemanah di permukaan tidak bisa melihat mereka, tapi mereka justru bisa saling mengintai dari kiri-kanan, melihat puncak menara kayu yang tinggi dan kepala infanteri yang baru saja mengintip.
"Gemuruh!" Suara ledakan bertubi-tubi. Bola api, kilat, pilar air, peluru es, cairan asam—satu demi satu melesat keluar dari gua menuju menara kayu. Meski dua menara kayu itu dilapisi kulit besi, struktur utamanya tetap kayu. Mana mungkin bertahan dari gempuran tujuh monster besar dari jarak dekat? Seketika kedua menara itu tenggelam dalam serangan sihir. Potongan tubuh manusia yang terlempar dan asap tebal yang bergulung membawa serangan mendadak ini ke seluruh pasukan manusia.
Kapten Gattuso hampir terjatuh dari punggung kuda mimpi buruknya.
Tiga penyihir manusia yang berdiri di belakang pemanah juga bisa melihat monster-monster ini, dan bahkan melihat setiap monster ditunggangi oleh imam Bemon yang memegang alat musik. Penyihir bukanlah dewa, tiba-tiba muncul tujuh monster besar, kereta menara berada sangat dekat dengan musuh, mustahil untuk dicegat. Lebih buruk lagi, serangan balasan sihir mereka langsung berubah menjadi riak dan menghilang di mulut gua.
Hanya Imam Tongkat yang memiliki kemampuan penyebaran sihir! Wajah Kapten Gattuso berkerut menahan emosi.
Dari mana muncul tujuh Imam Tongkat sekaligus! Secara hierarki, posisi Imam Tongkat di kerajaan Bemon setara dengan Magister Sihir pada penyihir manusia! Meskipun secara kemampuan individu, seorang Imam Tongkat mungkin tidak bisa mengalahkan penyihir tingkat menengah dalam duel satu lawan satu. Tapi tujuh Imam Tongkat bersama-sama adalah konsep yang berbeda. Imam terkutuk itu ternyata membawa Monster Perang Komodo raksasa di dalam gua besarnya! Makhluk ini saja sudah cukup menghadang seorang Magister Senior!
Situasi saat ini menunjukkan Pasukan Bayaran Angin Puting Beliung hanya memiliki tiga penyihir. Meskipun semuanya berpangkat tinggi, dan penyihir angin dari Kekaisaran Pompeii bahkan berpangkat Magister Sihir, perbandingan kekuatan ini sama sekali tidak seimbang.
Para Pemanah sedang memanah secara membabi buta tanpa tahu target pasti, tujuh serangan magis Monster kembali meletus di tanah. Meski sama-sama tak melihat musuh, jarak serangan magis Monster hanya 300 hingga 500 yard. Satu resimen penombak-perisai dan satu resimen Pemanah yang berdesakan di Lapangan Merah sudah terlalu padat untuk dijelaskan. Serangan magis instan Monster ini seperti gunting rambut yang merusak habis-habisan, membuat Pemanah dan penombak-perisai menderita. Bahkan para Pastor yang menggunakan "Penyembuhan Cahaya Suci" pun tak bisa mengimbangi.
"Mundur! Mundur!" Kapten Gattuso segera berteriak kepada para tentara bayaran yang kacau balau ini, cepat-cepat melambaikan tangan untuk memerintahkan resimen Pemanah lainnya maju. Hujan panah rapat digunakan untuk melindungi para tentara bayaran malang ini mundur.
Kapten Gattuso menyaksikan langsung bagaimana Monster Perang Komodo itu menyemburkan cairan asam ke bawah. Di tanah, sekumpulan orang menjerit-jerit sambil memegangi wajah berasap. Hati sang Kapten seolah remuk redam.
Pemanah bala bantuan harus berada di luar 500 yard untuk bisa melihat Monster-monster ini. Tapi panah dari jarak 500 yard tak bisa mencapai mereka. Meski ada Pastor yang memberkati "Kekuatan Suci", akurasi anak panah jarak jauh ini sangat buruk. Bahkan jika ada yang tepat sasaran, sebagian besar sudah dihalau lebih dulu oleh para Pengawal Pendeta.
Masalah tambahan pun muncul. Di puncak Bukit Merah, tiga sosok muncul diam-diam entah sejak kapan. Salah satunya memanggil "Lautan Api", sementara dua lainnya melemparkan jurus "" dan bola api kecil yang menyedihkan setelah mengintai.
Kedua sihir "Lautan Api" dan "" termasuk sihir pembantaian area luas. Faktanya, hampir semua sihir di atas tingkat menengah umumnya bersifat pembantaian massal, sangat cocok untuk menghadapi kerumunan pasukan yang padat.
Nasib para tentara bayaran yang terkena dua sihir ini sangat mengenaskan. Sihir monster pada dasarnya hanya untuk pertarungan satu lawan satu, daya hancurnya terbatas kecuali dari Monster Perang Komodo. Berbeda dengan sihir yang dipanggil oleh penyihir ini. Terutama "Lautan Api" yang meskipun hanya sihir tingkat menengah, bisa membakar area seluas 100 meter persegi - benar-benar mematikan. Meskipun sihir elemen air umumnya kurang ofensif, "" sebagai sihir tinggi elemen air adalah tiga pisau cukur berputar yang membelah garis lurus, takkan mengecewakan reputasi sihir tinggi.
Dua pastor bahkan tak sempat memanggil "Barrier Perisai Suci" sebelum banyak tentara bayaran berjatuhan. Begitu "Perisai Suci" selesai dibentuk, tujuh Lingkaran Jahat menyusul dari nyanyian perang yang kompak, semuanya berstatus Kelambanan.
Keringat para Pastor mengucur deras. Seorang Pastor mungkin bisa menghilangkan Lingkaran Jahat seorang Imam Tongkat dengan "Penghilangan Suci", tapi di sini ada tujuh Imam!
Dua Pastor Biara yang menyertai pasukan segera datang dan bergabung dalam perlawanan ini. Sebelum mereka sempat mantap berdiri, pentungan-pentungan berhamburan dari langit bagai bunga yang diterbangkan dewi, seolah gunung berapi tiba-tiba meletus. Lingkaran Jahat "Lagu Kelambanan" menyebar seperti banjir.
Dua Pastor Biara itu hampir pingsan. Menghadapi puluhan Lagu Kelambanan, bahkan Paus sendiri yang datang mungkin hanya bisa memutar mata.
Lao Liu dan Guo Guo tertawa terbahak-bahak di mulut gua tingkat tiga. Di tanah tergeletak karung besar berisi gulungan lagu perang yang diikat rapi dengan tali kulit sapi; Fatty Luo berdiri di depan mereka memegang dua tempurung kura-kura, mulutnya mencibir lebih tinggi dari paruh Bangau Api.
"Yitiao" berdiri anggun di samping, bulu-bulu indahnya telah tumbuh kembali semalaman. Empedu Ular Feiwenli benar-benar harta alam yang luar biasa, tak hanya menyembuhkan luka tapi juga mempercepat pertumbuhan bulu. Liu Zhenhan sempat khawatir Yitiao akan menjadi burung berbulu jarang, tapi kekhawatirannya ternyata sia-sia.
Yi Tiao terlihat sangat jahat saat telanjang. Tapi begitu bulunya tumbuh penuh, ia langsung berubah menjadi anggun dan berwibawa, sama sekali tak terlihat seperti bajingan yang kemarin berbaring di tanah sambil mengayunkan cakarnya. Efek racun pusing juga perlahan hilang. Daya tahan racun Bangau Api benar-benar gila.
"Bersiap bertindak!" Liu Zhenhan mengangkat karung besar di tanah, menjentikkan jari ke arah Yi Tiao.
Wajah Kapten Gatuso pucat pasi. Tak pernah terbayang olehnya wilayah kumuh Bimon ini lebih Berbual B darinya. Tak hanya memiliki tujuh pendeta, tapi juga tiga penyihir! Dalam hal pengguna kekuatan elemen, seluruh Kadipaten Dolot pun tak bisa menyaingi tempat ini.
"Ksatria Elang Perang! Segera terbang. Panah silang mereka sampai mati tiga penyihir sialan itu!" Kapten Gatuso kini sudah sama sekali tak peduli sikap, berteriak dengan suara serak, "Prajurit kurir! Panggil Ksatria Naga kesini. Aku mau dia membantuku membasmi semua binatang busuk ini!"
Tanpa perlu perintah, tiga penyihir juga langsung berhadapan dengan penyihir Bimon di Bukit Merah.
Karena tiga penyihir manusia berada jauh di luar jangkauan serangan monster, mereka dengan leluasa melawan tiga penyihir Bimon. Jika tak segera menekan penyihir elemen api yang daya rusaknya terbesar, beberapa "lautan api" lagi akan menghabisi dua resimen tentara bayaran.
Tiga penyihir segera memberikan diri mereka perisai magis. Pastor juga menambahkan "Zirah Suci" kepada ketiga penyihir. Dengan perlindungan ganda ini, Magister Sihir unsur angin pertama menyelesaikan nyanyian sihirnya dan memanggil naga angin. Ini termasuk sihir tingkat Magister Sihir!
Magister Sihir itu juga melihat kemampuan ketiga penyihir lawan - hanya dua penyihir tingkat menengah dan satu magang sihir. Sementara di pihak mereka ada dua Magister Senior plus seorang Magister Sihir!
Penyihir air hampir menyelesaikan "Badai Pisau Air"-nya, sementara alkemis menyiapkan "Hutan Tombak Logam".
Selama periode ini, dua penyihir dan satu magang sihir lawan bertingkah seperti orang gila, bahkan tidak memanggil perisai magis, terus-menerus menghujani area dengan lautan api dan .
Tiga Master sihir manusia saling pandang, lalu dalam hati mereka terus mencemooh.
Asalkan memiliki kualifikasi di atas tingkat menengah, penyihir bisa mengunci target melalui "penguncian visual". Penguncian ini bisa dirasakan oleh penyihir yang peka terhadap elemen. Tiga penyihir Bimon ini sepertinya tidak mencapai level itu atau mengabaikan nyawa mereka sendiri.
Jika tiga sihir ini dilepaskan, dengan perbandingan kekuatan yang timpang, tiga penyihir Bimon yang bahkan tidak memanggil perisai ini pasti akan tewas!
Pada saat itu, seekor burung raksasa putih salju yang anggun melesat keluar dari gua besar tingkat ketiga, melesat ke udara dengan sayap raksasa yang membentang mengisi langit. Di punggungnya duduk seorang Pigge berwajah menyeramkan dan dua wanita bertudung bertubuh ramping. Burung itu mengibaskan sayapnya dengan lembut, lalu mendarat gemetar di puncak tunas tanah merah. Matanya tepat mengarah ke beberapa penyihir manusia di bawah. Paruhnya yang panjang terbuka, mengeluarkan suara lengkingan tajam diikuti semburan api yang menyapu para penyihir dari jarak lebih dari 100 yard.
Tiga penyihir yang memiliki dua lapis perisai masih aman. Nasib sial yang luar biasa menimpa beberapa pastor dan pemimpin spiritual beserta pengawal. Mereka tidak memberikan "Zirah Suci" pada diri sendiri, dan tidak menyangka burung raksasa ini tiba-tiba bisa menyemburkan api yang setara dengan naga api. Beberapa pastor dan pemimpin spiritual segera menjerit kesakitan dengan kulit dan daging yang hangus terbakar. Api yang berkobar juga menjalar ke banyak orang di sekitarnya.
Semburan api membakar perisai, partikel elemen saling bertabrakan memicu ledakan saling menghancurkan. Tiga penyihir itu juga dipenuhi amarah, segera melemparkan mantra yang sudah disiapkan ke arah burung misterius yang mengerikan ini.
Tiga mantra dahsyat bagai batu tenggelam di laut, karena dua sosok ramping bagai gunung menghalangi jalur terbang tiga mantra.
Bukan karena Liu Zhenhan mewanti-wanti Daisy dan Roelna untuk tidak meninggalkan sisinya demi menghindari serangan pemanah musuh, pasti kedua Naga Peri akan menggunakan teleportasi mendekati tiga penyihir dalam jarak 30 yard dan melumpuhkan mereka semua.
Di hadapan dua wanita bertudung, ketiga penyihir terpana seperti patung.
Lapangan Merah bergema dengan jeritan memilukan. Sihir memang senjata pembunuh yang diciptakan untuk perang. Kemarin Liu Zhenhan memimpin milisi bertempur melawan prajurit gila. Butuh waktu lama meski jumlah banyak. Hari ini dua penyihir plus satu murid hanya perlu separuh waktu untuk membunuh pasukan dua kali lebih banyak. Ditambah tujuh Monster besar yang membantu, seluruh Lapangan Merah berubah menjadi lautan sihir.
Master Ottega hari ini pantas menyandang gelar Master Pembakaran. Begitu banyak korban yang terkena Kutukan Kelambanan, membiarkannya membakar dengan leluasa menggunakan "Lautan Api".
Deru naga mengguncang langit, Naga Emas Hesselbaynge mengepakkan sayap dagingnya dan terbang cepat ke atas Lapangan Merah, berhadapan dengan Bangau Api.
Musuh bertemu muka, mata langsung memerah.
“Serang duluan dapat keuntungan, terlambat dapat bencana.” Selagi Naga Emas masih baru tiba dan belum sempat bertindak, Bangau Api yang berdiri di tunas tanah merah mengeluarkan suara nyaring, mengepakkan sayapnya. Bulu-bulu yang baru tumbuh semalam berubah menjadi hujan panah berbondong-bondong menghujani Naga Emas Hasselbaink.
Di udara tiba-tiba muncul sebuah kok bulu tangkis.
Naga Emas yang seluruh tubuhnya dipenuhi bulu burung menahan sakit sambil mengepakkan sayap di udara, terdiam cukup lama sebelum akhirnya mengaum rendah. Mata naga besar yang masih berbekas biru kehijauan itu menatap tak percaya ke arah Bangau Api "Yitiao". Bahkan ksatria naga Lampard di punggungnya mulutnya menganga lebih lebar dari kuda nil, memandang kosong ke arah Bangau Api.
Tiga penyihir di bawah terpaku seperti patung menyaksikan pemandangan mengerikan ini.
Kacamata hitam Liu Zhenhan dan Guo Guo melorot sampai ke hidung, menatap takjub ke Yitiao. Taktik melepas rompi kali ini sama sekali bukan perintah mereka berdua, tapi murni inisiatif Bangau Api sendiri!
Dua Naga Peri juga membeku.
"Sepertinya sama seperti majikannya, mulai suka bertarung fisik," Daisy menelan ludah dengan susah payah.
Ruonna mengangguk setuju. Meski belum lama, memang sering terlihat tuan tanah merobek bajunya lalu bertarung dengan dada berbulu terbuka.
Yi Tiao kembali terbang di udara dengan dada telanjang, gerakannya sangat lincah. Keanggunannya yang dulu telah hilang, digantikan oleh aura preman yang kental.
“～～Bai Taiyi～～Bai Taiyi～～” burung Kakatua Raksasa yang hanya bisa mengumpat itu bersuara dengan nada aneh.
"Lain kali jangan berkelahi dengan telanjang lengan lagi," gumam Liu Zhenhan.
BAB 95 TUJUH ANAH PANAH TURUN DARI GUNUNG TIAN
〖Sebagai warga Feilengcui, kami terlahir untuk dikepung.
——Semboyan Milisi Xiang Jun〗
※※※
Aksi telanjang Yi Tiao yang mendadak terkenal dan kemunculan kembali Naga Emas membuat para jenderal dari pihak Bimon dan manusia sama-sama kehilangan fokus sejenak.
Dibandingkan para elit, di mata rakyat jelata, seekor naga dan monster tingkat tinggi memberikan dampak yang hampir setara. Pada momen genting ini, tentara bayaran Angin Puting Beliung menunjukkan kemampuan luar biasa.
Satu resimen pemanah yang sedang mengawal proses mundur adalah yang paling cepat bereaksi. Posisi mereka kebetulan berada di dekat Bangau Api. Pelatihan militer yang baik membuat mereka segera mengalihkan anak panah, desingan udara pun bergema tak henti, menghujani burung raksasa telanjang itu dengan ribuan anak panah.
Yi Tiao yang tadinya masih pamer kekuatan, melihat hujan panah datang, langsung kehilangan gaya dengan menggoyangkan pantatnya, mengepakkan sayap berdaging, melesat dengan kecepatan yang tak terkira di antara hutan tunas tanah merah. Ribuan anak panah melesat melewatinya, kehilangan jejaknya.
Naga Emas Hasselbaink adalah yang berikutnya sadar. Raungan marah bagaikan guntur mengguncang, seluruh bulu burungnya beterbangan.
Saat itu Yi Tiao telah terbang ke puncak Bukit Merah, mendarat dengan penuh kemenangan. Beberapa anak panah masih menancap di tubuhnya. Setelah suara lengkingan tajam, anak-anak panah itu pun beterbangan.
Seekor naga dan bangau kembali berhadapan dalam jarak jauh.
Tomasi Danze berdiri di samping ayahnya, seluruh tubuhnya gemetar hebat seperti terjatuh ke lubang es.
Inikah burung aneh yang kemarin dikalahkan oleh kuda terbang dan naga hingga tubuhnya babak belur? Kuda terbang bersayap kristalnya sendiri adalah monster elemen kristal yang langka! Belum lagi serangan "Keanggunan Kristal" yang dahsyat yang tepat menghantam dadanya!
Ia... masih bisa terbang??
Kepala pasukan Gattuso juga pikirannya kusut bagai semak berduri. Burung raksasa misterius ini benar-benar mengacaukan semua rencananya. Sebuah pikiran mengerikan berkecamuk di benaknya - Imam Phoenix Api!
Meski naga biasa tidak memiliki "Aura Naga" khas keturunan Naga Suci seperti Naga Pelangi, namun napas naga tetap bisa membuat semua monster merasa takut dan ciut. Di antara ras Bimon, selain Burung Phoenix Abadi milik Imam Phoenix Api, siapa yang berani menghadapi ksatria naga secara langsung! Selain kemampuan regenerasi diri yang hebat pada Burung Phoenix Abadi, monster apa lagi yang bisa pulih sepenuhnya dalam semalam!
Kapten Gattuso tiba-tiba merasakan firasat kuat terjerat dalam konspirasi.
Sama seperti Kapten Gattuso, perasaan Liu Zhenhan yang awalnya yakin akan kemenangan kini berubah menjadi kacau balau. Lao Liu selalu paling percaya diri dengan kekuatannya. Kemarin, naga itu terkena pisau terbangnya, kuda terbang itu kena kapak lemparnya. Hari ini meski kuda terbang tak terlihat, naga itu muncul lagi dengan lincah.
Apakah naga benar-benar sekuat itu? Hati Liu Zhenhan mulai diliputi kecemasan.
Meskipun kekuatan tempur Yitiao melebihi imajinasi semua orang, dalam pertempuran sengit melawan Naga kemarin, sebenarnya dia tidak terlalu unggul. Dalam pertarungan jarak dekat yang brutal, Bangau Api menderita banyak luka di bawah cakar Naga. Begitu Kuda Terbang Bersayap ikut campur dalam pertempuran, Yitiao langsung terluka parah. Jika bukan karena gaya bertarung premanis yang mempersempit jarak tempur, dan kekuatan fisik liar Liu Zhenhan sendiri, mustahil bagi mereka untuk melukai Kuda Terbang dan Naga kemarin. Tanpa bantuan empedu Ular Feiwenli, hari ini Yitiao pasti terbaring di gua dengan tubuh dibalut perban.
Lao Liu tiba-tiba menyadari kemenangannya kemarin hampir mustahil. Jika menggunakan metode tempur tradisional Pendeta dengan saling menembakkan sihir dari jarak jauh melawan satu Naga dan satu Kuda Terbang Bersayap, mungkin tak akan tersisa tulang belulangnya.
Situasi hari ini bahkan lebih buruk dari kemarin. Seorang Magister Sihir Unsur Angin saja jauh lebih berbahaya daripada Kuda Terbang Bersayap, apalagi ditambah begitu banyak Pemanah.
Dua Naga Peri memiliki insting tajam terhadap bahaya. Jauh sebelum para Pemanah mengarahkan panah, mereka sudah berpindah tempat ke puncak tebing tanah merah.
Sebagai Monster tingkat super, Yitiao cukup cerdas untuk menyadari hal ini. Di hadapan satu Naga, ribuan Pemanah, dan tiga Penyihir, melepas baju zirah dan mundur adalah satu-satunya pilihan.
“Mā lēi B～mā lēi B！”Kakatua Raksasa dengan tepat mengungkapkan perasaan Liu Zhenhan saat ini.
Sambil membelai kepala burung beo, Liu Zhenhan tidak menyeringai dingin. Padahal dia sedang menyeringai dingin.
Pihak manusia pun membeku. Tiga penyihir yang berpengetahuan luas langsung menyadari kekuatan burung raksasa ini yang setara dengan Naga. Bahkan Naga Emas tetap diam, tentu saja ketiga penyihir takkan bodoh mengganggu burung tak berbulu ini.
Satu resimen pemanah dan satu resimen infanteri bertameng di Lapangan Merah sudah benar-benar hancur.
Kini hanya pasukan bayaran di sisi kiri-kanan lereng yang tadinya mengikuti gerak menara kayu yang belum terkena serangan sihir frontal. Setelah atap menara kayu hancur, dua resimen infanteri ini sementara terjebak. Sebelum sempat paham kenapa menara kayu hancur, sigung-sigung di puncak lereng merah mulai melancarkan serangan mematikan dengan busur panah silang kecil dan ketapel es ke arah pasukan bayaran. Tujuh pemanah Bimon yang sebelumnya bersembunyi di mulut gua lapisan ketiga pun muncul, ditemani 20 prajurit Beruang perkasa dan 10 prajurit Kuda nil. Keunggulan posisi tinggi membuat pasukan bayaran mendapat serangan langsung dari 37 penyerang jarak jauh Bimon ini.
Gud dan para Prajurit Panda masing-masing membawa seikat besar bambu runcing sepanjang empat meter. Meskipun hanya dilengkapi mata besi sederhana, di tangan para Prajurit Panda, kekuatan senjata ini hampir setara dengan busur silang berat. Setiap bambu runcing mampu menancapkan tentara bayaran manusia langsung ke tanah. Gud dan para panda sama sekali tidak perlu membidik, cukup mengambil empat bambu sekaligus dan melemparnya ke kerumunan manusia.
Tujuh pemanah dari suku Centaur memperlihatkan pada semua orang apa artinya Pengawal Imam Tongkat sejati, dan bagaimana sesungguhnya pemanah ulung Bimon! Suku Haus terlahir dengan enam jari, menurut tuan tanah Feilengcui, setiap dari mereka adalah Zhu Zhishan. Dengan lima anak panah terkepal di antara jari-jarinya, dua pemanah ulung Shenjian Zheqin dari suku Haus yang berdiri bersama, sebanding dengan mesin busur silang sepuluh anak panah beruntun.
Sepuluh penyair kuda nil hari ini beralih profesi dari Korps Marinir Xiang Jun menjadi penyerang jarak jauh. Lima kuda nil memegang dua perisai besar berbentuk elang masing-masing, berperan sebagai Suku Moshao palsu, berdiri di barisan depan koridor sebagai pelindung. Lima penyair kuda nil tersisa tersenyum sinis, masing-masing membawa beberapa keranjang bambu besar. Di keranjang-keranjang itu tertulis empat karakter Bimon berwarna darah: "HATI-HATI - BARANG MUDAH PECAH".
Saat para tentara bayaran di Lapangan Merah sedang menderita akibat serangan sihir yang ganas, para tentara bayaran di kedua sisi justru menyambut kedatangan iblis. Meskipun tandukan bambu runcing dan hujan panah berantai sangat mematikan, serta ballista dan peluru es terlihat kejam dan menjijikkan, daya hancurnya tetap terbatas dalam sekejap. Bahkan jika dua resimen tentara bayaran hanya diam berdiri, berapa banyak nyawa yang bisa direnggut oleh bambu runcing, peluru es, dan panah ini?
Kehadiran Kuda Nil dan "labu minyak ganda" justru menjadi mata rantai yang paling mengerikan.
Dalam rencana pertahanan Daisy, merekalah senjata pamungkas di sayap kiri dan kanan.
Meski telah diberi peringatan berulang kali oleh bos, para penyair kuda nil tetap tidak menyangka kekuatan "labu minyak ganda" ini bisa sehebat ini.
Ketika Liu Zhenhan dan Bangau Api kembali ke puncak Bukit Merah, mereka mendengar rentetan ledakan "boom! boom! boom!" yang bergema bertubi-tubi.
Area perpanjangan di kedua sisi Bukit Merah ditelan oleh awan jamur dan dentuman yang berturut-turut. Nyawa dan api menari bersama, tetesan api biru kehijauan berhamburan seperti hujan dari langit. Bahkan para penyair kuda nil yang melemparkan "labu minyak ganda" itu terjatuh terduduk, mata mereka terbelalak tak percaya sambil memandangi keranjang bambu lainnya di sekitarnya.
"Gila! Ledakannya kayak tangki bensin meledak!" Gumam Lao Liu sambil mulutnya ternganga lama menyaksikan hujan api yang spektakuler dan kepulan asap hitam yang bergulung-gulung.
Medan perang tiba-tiba diselimuti keheningan yang mencekam.
Kekuatan satu "labu minyak ganda" meskipun tidak sebanding dengan sihir elemen api "Lautan Api". Namun ledakan dahsyat yang ditimbulkannya bagai sabit yang merobek jiwa, sekonyong-konyong mencengkeram erat hati semua manusia.
Menghadapi kehancuran katastrofik yang masif, keteguhan manusia untuk bertahan hidup terpancar maksimal. Saat para Kuda nil lengah sejenak, tentara bayaran di kedua sisi Bukit Merah langsung berlari pontang-panting menyelamatkan diri.
Satu resimen pemanah di garis terdepan berusaha mati-matian menahan 37 Bimon yang menakutkan sambil melindungi mundurnya kawan. Jangkauan panah mereka terlalu pendek. Tiga penyihir segera bergabung dalam pertempuran penghadang ini.
Meski tujuh monster Pendeta tidak bisa menjangkau tiga Penyihir manusia, menghalangi sihir lawan masih memungkinkan. Otga dan Ai Wei'er segera membalas serangan ke tiga Penyihir manusia. Dalam duel sihir berkecepatan tinggi ini, Ai Wei'er kembali bersinar. Panah Air dari penyihir menengahnya mampu menyaingi senjata angin Magister Sihir. Tiga Penyihir manusia pun kembali terdesak.
Naga Emas dan Bangau Api saling melototi layaknya ayam jago, sama sekali tak bisa membantu.
Bangau Api kembali berbaring, cakar bergetar dengan nyaman. Sebuah sayap menopang kepala, sementara tulang sayap lainnya menggenggam erat sabit besar yang sedang mencukur bulu perutnya. Ia mengikis dengan sangat teliti. Pandangan Naga Emas terlihat kompleks, menatap tajam ke arah bangau bajingan ini dari kejauhan.
Melihat tanda-tanda manusia ingin melarikan diri, para penyair kuda nil berhati licik kembali menggeram dan menunjukkan kekuatan. Tenaga lengan mereka luar biasa, keranjang bambu gelombang kedua yang mereka lemparkan berjatuhan bertubi-tubi dengan jangkauan super jauh. Pasukan infanteri manusia kembali terkubur dalam lautan api.
Kuda nil-kuda nil itu segera kembali ke gua, mengambil "labu minyak double bahan".
Saat mereka kembali berlari keluar dari gua dan melemparkan keranjang bambu besar dengan sekuat tenaga, panah-panah panjang secepat kilat di udara menembak keranjang yang hendak jatuh itu hingga meledak. Hujan api bertebaran di angkasa. Benar-benar hujan api yang langka. Tetesan api berwarna biru berhamburan dari langit, sementara di atas lapisan es yang berkilauan di tanah, kobaran api menari-nari. Tentara bayaran yang compang-camping melemparkan senjata mereka, merangkak dan menjerit-jerit menerobos hujan api.
Seolah-olah kiamat telah tiba, Bukit Merah kembali ke era vulkanik prasejarah. Meski menderita luka bakar yang cukup parah, sisa-sisa tentara bayaran akhirnya terhindar dari daya ledak dan selamat dari bencana ini.
Anak panah panjang dengan jarak tembak sangat jauh ini berasal dari sekelompok pemanah ulung berwajah aneh di pasukan pengawal pribadi paling elit Kapten Gattuso. Ini adalah pasukan cadangan Kapten Gattuso, bahkan merekapun turut naik untuk memberikan dukungan.
Para penyair kuda nil masih berusaha keras. Namun sekuat apa pun mereka melempar "labu minyak ganda" ini, mustahil lolos dari intervensi udara dua puluh lebih pemanah ulung.
Lima belas Ksatria Hippogryph telah terbang, namun hanya bisa mondar-mandir di sekitar Naga Emas. Setelah menyaksikan kekuatan burung raksasa telanjang itu, tak satu pun ksatria berani mendekati langit Bukit Merah lagi.
Puncak Bukit Merah juga menghadapi kesulitan yang sama. Empat puluh Burung Raksasa Newton menyembunyikan kepala di bawah sayap daging yang baru tiga tahun, lama tiga tahun, bertambal-tambal tiga tahun lagi sambil gemetar hebat. Meski Orang Kesturi terus mengusir, mereka hanya mengeluarkan ratapan sedih tanpa mau terbang. Aura wibawa Naga Emas di seberang membuat mereka merasakan kekagetan tak terduga.
Tiga Penyihir manusia dengan cepat melepaskan diri dari medan perang bersama pasukan yang kalah, mundur hingga 1.500 yard di belakang. Di luar jarak ini, baik Penyihir lawan maupun Monster sihir sama-sama tidak ada cara menghadapi tiga Master.
Medan perang telah sepenuhnya kembali tenang. Selain sorak-sorai api yang berkobar dan jeritan kesakitan yang berbalik-balik, hanya ada sekitar dua puluh pemanah ulung pengawal Kapten Gattuso dan pemanah Centaur yang sedang berhadapan dengan Prajurit Panda.
Para pemanah ulung dari pasukan bayaran Angin Puting Beliung yang berwajah aneh ini, pada pandangan pertama terlihat tampan dan gagah, namun pada pandangan kedua muncul kesan buruk rupa yang tak tergambarkan. Seolah-olah mereka adalah patung pria tampan yang dibuat oleh pemahat amatir yang meniru patung David. Kecantikan dan keburukan bercampur di wajah mereka, menciptakan keanehan yang tak terkatakan.
Para pemanah ulung bertubuh kekar dan tinggi ini jelas-jelas bukan manusia. Di antara rambut hijau panjang mereka, sepasang telinga runcing tegak berdiri dengan sangat mencolok.
"Apakah ini pemanah ulung Elf yang termasyhur di dunia?" Liu Zhenhan memandang telinga runcing para pemanah lawan dengan tertegun. Selama ini ia mengira Elf bertubuh kurus, tak menyangka mereka justru sebesar dan segagah ini. Pemanah Centaur yang bertubuh tinggi pun terlihat lebih kecil baik dalam hal otot maupun postur jika dibandingkan. Hal ini juga terlihat dari busur panjang yang mereka bawa. Senjata yang digunakan para prajurit ini adalah busur komposit logam raksasa dengan kekuatan luar biasa. Senjata mahal dengan jangkauan 800 yard ini sangat sulit digunakan - tarikan senar yang terlalu kuat bisa dengan mudah memutuskan jari jika tidak hati-hati.
“Ini mungkin yang disebut Orc-Elf.” Gatanie menghela nafas perlahan. Dia telah mempersiapkan "Nyanyian Pelarangan Langit" cukup lama, namun elang perang lawan tetap berputar-putar di jarak seribu yard. Kemampuan rasnya hanya bisa menghela nafas tak berdaya.
“Orc-Elf?” Liu Zhenhan terkekeh, “Hasil persilangan?”
“Ras Elf jarang menikah dengan ras lain, apalagi dengan kami Bangsa Bimon. Mereka mungkin terlahir karena sebab khusus, mewarisi kekuatan bangsa berbulu dan keahlian memanah Elf.” Kata Gatanie.
“Mereka punya darah keturunan Bimon juga?” Liu Zhenhan terkejut.
“Di pedalaman kerajaan manusia, masih ada sedikit keturunan Bimon yang tersisa. Tapi jumlah mereka makin menyusut. Jalan ke Dataran Liar Donau telah diblokir manusia. Nasib mereka selain terasimilasi, ya punah.” Gatanie menghela nafas, “Karena itu membuka Doluote sangat vital bagi Bimon!”
Liu Zhenhan tiba-tiba kehabisan kata, hanya menyeringai dingin.
Adu tembak panah mencapai puncaknya. Setelah saling hujam, pasukan pemanah Orc-Elf Angin Puting Beliung berhenti. Tujuh pria berbadan besar dengan wajah garang melompat keluar, memegang busur panjang, berjalan 200 langkah ke depan dengan mantap.
Pemanajah kuda-manusia juga mulai menunjukkan sikap keras kepala. Tidak peduli bagaimana Panda dan Kuda nil membujuk, mereka tetap menolak masuk ke dalam gua. Tujuh pemanajah Hao membersihkan tabung panah mereka, lalu berbaris rapi di lapisan kedua gua. Semua orang non-kombatan sudah diusir masuk ke dalam gua oleh mereka.
Sorak-sorai bergemuruh. Manusia bersorak, pihak Bimon juga ikut bersorak. Setelah pertempuran kacau sekian lama, akhirnya bisa menyaksikan duel pemberani. Tiba-tiba semua orang merasa bersemangat. Hanya Liu Zhenhan yang masih berdiri di puncak bukit sambil mengumpat habis-habisan. Karena jaraknya jauh, teriakan makiannya hanya terdengar oleh orang-orang di puncak bukit.
Kelemahan fatal prajurit Bimon adalah terlalu asyik bertempur. Keberanian memang patut dipuji, tetapi jika tidak bisa maju dengan teratur dan mundur dengan tertib, mereka selamanya hanya akan menjadi gerombolan. Milisi Feilengcui bisa mencapai kedisiplinan ini berkat pelatihan dan pengaruh kharisma Liu Zhenhan. Namun prajurit Bimon lainnya tetap memiliki kelemahan mematikan ini — inilah yang paling membuat Liu Zhenhan geram.
Kedua pihak sedang dalam kebuntuan. Membunuh beberapa elf iblis tidak akan berpengaruh besar bagi manusia. Namun jika tujuh pemanajah kuda-manusia tumbang, rasa takut penyihir musuh akan berkurang.
"Sial! Keberanian harus digunakan pada momen krusial! Bahkan Yi Tiao lebih paham ini!" Suara Liu Zhenhan sudah serak karena terus mengumpat, tapi tak ada yang menghiraukannya.
“Gua banget～Gua banget～” Burung beo kembali mempelajari satu sumpah serapah lagi, melihat Liu Zhenhan menatapnya, langsung melontarkan: “Bego～”
Bangau Api di samping hampir terjatuh dari Bukit Merah.
Disertai teriakan burung beo, kompetisi besar para pemanah resmi dimulai.
Dari pihak pemanah Elf binatang, pertama muncul seorang. Di antara alis Elf ini terdapat bekas luka besar, tampaknya merupakan medali yang tertinggal setelah pertempuran mematikan.
Dari tujuh pemanah centaur, muncul juga seorang. Pemanah centaur ini memiliki dua buluan ekor elang listrik indah di lengannya, dengan gagah mengangkat busur panjang yew-nya.
Busur Elf binatang kuat, pemanah centaur menguasai lokasi geografis. Kedua pihak berada dalam jarak tembak satu sama lain.
Kedua pemanah saling bertatapan lama. Tiba-tiba, seolah sepakat, secara bersamaan menarik anak panah dari tabung di punggung, dengan kilat menyiapkan tali busur, bunyi "dengung" tali baru saja terdengar, serangkaian anak panah sudah saling berbalasan melesat.
Seperti ada magnet, anak panah berbulu kedua pihak di udara terus bertabrakan tepat di tengah. Membuat penonton silau melihatnya. Delapan anak panah berbulu saling bertabrakan, jatuh menghantam debu.
Jari pemanah Elf Liar itu tiba-tiba kaku. Busurnya baru tertarik separuh, anak panah yang terpasang bergetar tak terkendali namun tak bisa lagi ditarik penuh. Sebatang anak panah berbulu elang hitam menancap dalam di bekas luka dahinya, masuk sedalam dua inci. Ekor panah masih bergetar tak henti.
Suara "Kreek" memecah udara, ruas jempol Elf Liar berikut cincin giok-nya tercabik oleh tali busur komposit logam. Tubuh tinggi besar itu terjatuh dengan gedebuk.
Penyebab kematiannya sederhana: Centaurus sang pemanah ulung terlahir dengan enam jari, bisa menjepit lima anak panah sekaligus untuk ditembakkan beruntun; sedangkan dia hanya memiliki lima jari, maksimal menjepit empat anak panah.
Empat panah pertama, si Centaurus yang terlambat melesatkan panah justru berhasil menembak jatuh semua panahnya. Namun saat Centaurus melepaskan panah kelima, aksi pengaitannya yang kedua hanya bisa diselesaikan separuh. Hanya karena selisih satu jari, hidup dan matinya sudah ditentukan.
Elf Liar pemanah kedua maju tanpa ragu.
Kali ini dalam duel panahan, si Centaurus tertembak hingga terlempar ke udara dan tertancap di gua belakang, persis seperti cicak yang ditusuk anak panah.
Penyebab kematian Pemanah Haus sangat sederhana. Kali ini Pemanah Orc Elf menarik busur komposit kuat mereka hingga batas maksimal, hanya melepaskan satu anak panah. Pemanah Haus yang terbiasa menyerang belakangan, mencoba meluncurkan tiga anak panah sekaligus untuk bertahan, namun semuanya terbelah dua oleh kekuatan panah ini. Panah keempat Pemanah Haus bahkan belum sempat dilepaskan, tubuhnya sudah tertembus kepala. Sebuah panah panjang menembus tengkoraknya sepenuhnya, menancapkannya mati di dinding es Bukit Merah.
Pemanah Orc Elf itu terkulum senyum sadis. Dua jarinya berlumuran darah, tulang putih terlihat samar. Seluruh badan busur logam di tangannya bergetar "dengung".
Sungguh garang Orc Elf ini! Sungguh garang panahnya!
"Sial～tiga kali pipih tidak sebanding satu bulat～" burung beo yang cerewet itu berkata lagi.
Liu Zhenhan memandang dingin, mulutnya masih terus mengumpat meski suaranya sudah melemah.
Empat pemanah Haus berikutnya tertancap di dinding belakang dengan cara yang sama. Yang tragis, para pemanah suku Haus yang pemberani ini sama sekali tidak menggunakan panah mereka untuk menangkis, melainkan memilih sudut berbeda untuk menembakkan tiga anak panah ke tubuh lawan - mereka hanya punya waktu untuk tiga kali tembakan.
Liu Zhenhan akhirnya berhenti mengumpat. Matanya berkaca-kaca.
“Awalnya aku masih agak bingung. Tapi hari ini, akhirnya aku tahu alasan mengapa ras Bimon kita bisa bertahan selama ribuan tahun di dunia ini.” Lao Liu memalingkan wajah, menyeka sudut matanya dengan sembunyi-sembunyi.
Gatanie memberikan sapu tangan putih padanya.
“Ada pasir masuk ke mata.” Kata Lao Liu dengan munafik.
Ksatria Putri Angsa itu menyeringit keras. Bangau Api memiringkan paruhnya yang panjang, menunjukkan sikap meremehkan.
Di atas Bukit Merah, enam pemanah centaur yang dipaku di dinding.
Di luar Lapangan Merah, lima pemanah goblin yang terjatuh tertembak, dengan tiga anak panah menembus kepala.
Tinggal tersisa satu pemanah terakhir dari suku Haus. Tubuhnya pendek, punggungnya bahkan sudah agak bungkuk, terlihat agak menjijikkan.
Tapi dia sekali lagi maju tanpa ragu, tanpa sedikitpun keraguan atau ketakutan.
Kali ini, semua yang menyaksikan bisa melihat jelas: di enam jari pemanah centaur ini hanya terpasang tiga anak panah panjang. Sorot matanya seperti anak panah tajam yang menembus badai perang Hyjal selama ribuan tahun, berkilau dengan tekad pantang menyerah.
Napas pemanah goblin terakhir itu menjadi tersengal-sengal. Dari dada yang naik turun keras terlihat emosinya yang bergejolak. Pandangannya terus mengarah ke mayat-mayat di tanah. Di setiap mayat tertancap tiga anak panah, sangat mencolok.
Setelah menarik napas dalam-dalam, goblin ini segera berbalik dan melarikan diri.
“Penembak jitu centaurus yang sombong menggunakan teknik panah gaya bebas. Ia memegang semua anak panah berhias bulu elang dalam sarungnya, membentangkannya dengan suara "swish" di tangannya seperti ekor merak yang mekar, lalu dengan gerakan anggun melepaskan anak panah satu per satu hingga elf binatang yang kabur itu berubah menjadi landak."
“Teknik memanah seperti ini hanya cocok untuk pertunjukan, dalam pertempuran hidup-matii, jelas bunuh diri.”
“Sang centaurus ini memang sedang beraksi.”
“Pemanah ulung suku Haus yang telah menghabiskan semua anak panahnya berdiri tegak di koridor tanah merah, mengangkat busur panjangnya tinggi-tinggi. Sorot matanya bagai elang mengawasi bumi. Tubuh bungkuknya kini tegap seperti bambu.”
“Guo Guo dengan kacamata hitam, terkikik-kikik menunggang Kakatua Raksasa terbang melintasi Lapangan Merah.”
“Bego～Bego～Bego～Bego～Bego～Bego～”
“Siapa berikutnya?” Suara bergema tuan tanah dari Bukit Merah bagai guruh musim semi, seakan mampu memecahkan es abadi .
Tak ada satu pun elf binatang yang berani maju. Meski masih ada belasan orang tersisa, semuanya lelaki berwajah sangar dan bertubuh kekar.
Setelah keheningan mencekam, sorak-sorai gemuruh seketika memecah udara.
“Shenjian Zheqin! Shenjian Zheqin! Shenjian Zheqin! Shenjian Zheqin!”
“Awalnya satu Bimon yang berteriak, lalu berubah menjadi ribuan Bimon yang berseru. Volume suaranya benar-benar sekuat kematian ayah dan ibu menikah lagi, sementara diri sendiri menikahi katak kotor dari Suku Zuodannu.”
Lagu Perang yang megah pun bergema, bersama Lagu Feilengcui, mengguncang tanah merah dan menggetarkan aliran Sungai Sanggan.
Wajah semua manusia pucat bagai debu kematian.
Nyanyian Tuan Tanah terdengar paling perkasa, bagaikan raungan Naga, membayangi bumi dan langit dari puncak bukit yang tinggi.
“Tak bisa hindari～panah melesat dari mana～
Tak bisa lari～pemanah berkuda dari mana～
Tak bisa cinta～perampok manusia tak tahu malu dari mana～
Sejak awal takdir kalian sudah gagal～
Betapa hebat pun serangan kalian datang～
Panah panjanglah yang menyambut～
Panah pemberani memang untuk kalian!”
Kali ini Liu Zhenhan tidak menciptakan Lagu Perang baru, hanya meluapkan perasaan dalam hatinya. Penyanyi jiwa sejati berhak bernyanyi dengan jiwa.
“Sialan kau beruang! Lagu ini sebenarnya cocok untukku nyanyikan.” Kelopak mata Jenderal Pan berkaca-kaca.
Bab 96: Xianhe Shenzhen
〖Milisia Feilengcui tak sampai seratus, tapi jika genap seratus tak terkalahkan.
—— Pelajaran dari Angin Puting Beliung〗
※※※
Pasukan manusia akhirnya mundur, kembali menyusun formasi pasukan.
Melihat kekacauan berdarah di luar, Tuan Totti dari keluarga Sherpa di gua besar tingkat bawah tak bisa menahan tawa terbahak-bahak. Nasib pasukan tentara bayaran Angin Puting Beliung membuatnya penuh kepuasan. Sebelumnya, sang Count merasa sangat sial; kali ini, dia merasa dirinya sudah seberuntung mungkin.
Tak lama kemudian, sang Count kembali menggigil kedinginan.
Tuan tanah Pigge Feilengcui Richard terus menghinanya habis-habisan. Awalnya, Sang Count masih berencana...
Sekarang dipikir-pikir, niat ini...
Sang Count menoleh melihat sekelompok milisi Feilengcui di sampingnya.
Kolina dan para mammoth pahlawan kuat sedang mengelap pedang besar mereka. Di rak tanduk rusa dekat kaki, setiap cabang tanduk masih menyimpan sebilah pisau panjang baja keras raksasa. Mammoth perkasa ini memandangi kilau pedang bagai melihat anak sendiri. O'Neill si Kuda Nil sedang menyanyikan lagu ciptaannya dengan lantang sambil memegang buku catatan usang, perisai besar berbentuk elang sebesar pintu dan kapak perang terjepit di ketiaknya. Sesekali penyair kuda nil di sebelahnya menjepit lubang anus sambil mengubah nada suara, menirukan suara wanita manja untuk menyahuti "Chedemadya~".
Orang Ao satu per satu sedang membual dengan Robby. Melihat wajah ramah mereka, Sang Count sama sekali tidak menyangka bahwa makhluk-makhluk ini adalah Orang Ao gila yang mampu melompat ke tubuh prajurit gila dalam pertempuran dan merobek prajurit terakhir dengan gigi mereka.
Perang seolah tidak ada hubungannya sama sekali dengan para pejuang ini. Perhatian mereka pada hewan tunggangan di kandang sebelah jauh melebihi perhatian pada medan perang di luar.
Tuan Totti belum pernah melihat prajurit seperti ini sebelumnya. Hati para Prajurit Behemoth ini seolah terbuat dari es abadi yang tak pernah mencair, dengan jiwa yang ditempa dari baja.
Untungnya tidak semua prajurit seperti ini. Di gua kandang besar, terdapat lima ratus penunggang serigala juga. Meski wajah mereka dingin, ketegangan yang tak tersembunyikan masih terlihat, sesekali mengintip ke mulut gua untuk melihat perkembangan pertempuran. Tumpukan bambu dan perisai kayu di atas karung pasir yang dipenuhi busur silang selalu memicu bisikan-bisikan mereka.
Untungnya Prajurit Behemoth tidak semuanya seperti Milisia Feilengcui. Tuan Totti menghela napas panjang.
Ada yang tertawa ada yang menangis. Kapten Gattuso adalah yang menangis.
Empat resimen infanteri, kecuali satu resimen yang berpose di luar medan perang, tiga resimen penyerang utama yang melarikan diri kembali kurang dari lima ratus orang. Bahkan beberapa ratus orang ini terluka akibat hujan api yang menggila. Rambut dan wajah setiap orang dipenuhi nyala api biru yang berkobar-kobar. Senjata dan keberanian mereka terkubur di kaki tembok kota es itu.
Satu resimen pemanah juga hilang. Seribu pemanah utuh, bahkan tidak mengenai satu musuh pun, dihancurkan secara kesatuan lengkap.
Menara tangga hancur total, ballista rusak, ketapel pun lenyap. Alat pengepungan ini bukanlah milik pasukan tentara bayaran. Kapten Gattuso mengeluarkan banyak uang dan waktu untuk mengumpulkannya. Semua usaha itu hari ini menguap bersama lima ratus logistik yang bertugas mengoperasikan alat-alat itu. Pasukan logistik Angin Puting Beliung yang besar kini hanya menyisakan seekor Basilisk dan deretan gerbong logistik.
Meski matahari terbenam belum terjadi, Kapten Gattuso tiba-tiba merasakan kesepian pahlawan di senja hari.
Untuk kelicinan dan kesabaran Bimon-bimon itu, juga separuh hartanya yang hilang, Kapten Gattuso kini meneteskan air mata tua.
Pasukan telah terkonsolidasi. Melihat lima ribu pasukan di tangannya, termasuk dua resimen kavaleri ringan, Kapten Gaptuso terjebak dalam dilema.
Waktu terus berlahan, manusia akhirnya bergerak.
Mereka akhirnya tetap tidak memilih mundur.
“Yang Mulia Tuan Tanah Feilengcui! Pertama-tama izinkan saya menyampaikan penghormatan atas keberanian dan keahlian bertempur Anda serta pasukan bawahanan!” Seruan Kapten Gattuso yang diperkuat oleh sihir "Pengeras Suara" dari Magister Sihir Unsur Angin tetap terdengar nyaring meski berasal dari jarak jauh.
Liu Zhenhan berdiri di Bukit Merah memandangnya seolah ingin mengatakan sesuatu.
"Menurut komandan resimen kavaleri saya, prajurit Bimon Feilengcui dijuluki sebagai Ksatria Terhebat di Bawah Langit. Saya, Gattuso Danze, juga meyakini pasukan saya adalah prajurit terbaik di dunia ini!" Kapten Gattuso melanjutkan, "Tapi dalam pertempuran ini, yang kulihat hanyalah Bimon pengecut yang bersembunyi di balik medan pertempuran. Ini sungguh penghinaan bagi gelar 'Ksatria Terhebat di Bawah Langit'! Saya menantangmu secara adil, seperti duel pemanah tadi. Mari kita bertarung dengan jumlah pasukan dan jenis unit yang setara, layaknya duel ksatria sejati!"
"Bodoh." Liu Zhenhan berbalik badan hendak buang air kecil.
"Dalam situasi ini, kita sama-sama tak mampu menyerang namun bertahan dengan kuat! Daripada terus begini, mengapa tidak bertarung secara jantan seperti prajurit sejati? Saya yakin prajurit Bimon yang gagah berani pun tak ingin terus bersembunyi di balik kota es ini seperti kura-kura model!" Teriak Kapten Gattuso tak mau menyerah.
“Hanya perlu sebagian kecil ksatria yang ikut pertarungan! Di tanah lapang sebelah kiri lereng tinggi! Dijamin adil! Masih adakah lelaki sejati di antara Ksatria Bimon? Lelaki sejati harus maju!” Kapten Gattuso menambahkan provokasi mematikan.
Langkah Liu Zhenhan terhenti mendadak.
"Manusia mulai menggunakan taktik licik." Ekspresi Daisy campur aduk antara ingin tertawa dan menangis, "Tapi apakah strategi 'menggoyang sarang ular' ini efektif?"
"Efektif." Liu Zhenhan menggeleng sambil tersenyum getir, "Lelaki sejati takkan menolak tantangan duel. Bahkan jika aku menolak pun tak berguna, apalagi pemanah kita baru saja menunjukkan kehebatan."
Di bawah tatapan tak percaya Daisy, puluhan Bimon membanjiri jalur tangga. Kavaleri Wolff yang gagah di atas serigala mount, menyusun formasi di Lapangan Merah. Robby memimpin di depan. Lima puluh serigala jinak berjongkok di samping, lidah merah menjulur panjang. Bahkan para Pendeta menyegel monster mereka ke dalam lencana, turun melalui tangga dengan langkah "deng-deng-deng".
"Tapi bisakah kau menolak? Jelas-jelas manusia paling ingin membunuhmu... eh... maksudku Bangau Api, bukan kau..." Ruoerna menatap tajam Liu Zhenhan.
"Aku ingin menolak." Liu Zhenhan menyeringai.
"Kenapa harus menolak? Aku justru ingin bertarung habis-habisan dengan penyihir mereka, terutama dengan Magister Sihir itu." Ai Wei'er berkata dengan bangga.
"Bodoh." Ruoerna dan Daisy berseru serempak.
"Kalian bukan Bimon, kalian takkan mengerti kebanggaan kami. Kehilangan kebanggaan ini, maka Bimon bukan lagi Bimon." Liu Zhenhan tersenyum misterius. Dia sama sekali tidak terlihat bermaksud memanggil kembali pasukan penunggang serigala ini.
Gatanie mengangguk-angguk di sampingnya.
"Apa yang mau dibandingkan? Ksatria manusia penuh kejahatan?" Liu Zhenhan tersenyum memandangi beberapa gadis cantik, lalu membentuk tangannya seperti terompet dan berteriak ke arah pasukan manusia.
"Pasukan apa pun boleh! Ksatria manusia kami tak terkalahkan! Pertempuran Hyjal telah membuktikannya. Hari ini, kami juga bisa membuktikannya! Tapi aku harap, pertandingan terakhir adalah pertarungan epik antara Ksatria Naga Lampard dan Tuan Tanah!" Senyum tipis mengembang di bibir Kapten Gattuso. Dia jelas paham kata-kata apa yang bisa membangkitkan amarah Bimon: "Seribu tahun lalu di Pertempuran Hyjal, Pendeta Naga Kochis sendiri melawan sepuluh ksatria naga dan berhasil membunuh lima ksatria naga manusia! Apakah keberanian Tuan Tanah bahkan tidak mencapai sepersepuluh dari Kochis?"
"Membunuh lima ksatria naga sekaligus?" Liu Zhenhan tertegun, "Bukankah Pendeta Naga Kochis hanya membunuh tiga ksatria naga manusia dalam Pertempuran Hyjal? Kok bisa jadi lima?"
“Dalam pertempuran melawan Pendeta Naga Kochis dulu, selain tiga Ksatria Naga yang gugur di medan perang, masih ada dua Ksatria Naga manusia yang terluka parah. Setelah Pertempuran Hyjal, luka mereka semakin parah hingga akhirnya meninggal.” Kapten Gattuso berseru keras, “Aku ingin tahu apakah Tuan Tanah memiliki keberanian seperti Yang Mulia Kochis?”
“Dasar bangsat~ Bisa nolak ya?” Liu Zhenhan mencibir.
“Hoho, aku terima.” Lao Liu awalnya ingin menunjukkan kesopanan ksatria dengan melepas sarung tangan dan melemparkannya ke tanah. Sayangnya dia tidak punya sarung tangan, akhirnya merobek perban berdarah yang melilit lengannya dan melemparkannya ke bawah Bukit Merah.
Luka di lengan Lao Liu sudah sembuh total. Detail ini, termasuk Liu Zhenhan sendiri, tak ada yang menyadarinya. Perhatian semua orang tertuju pada kelompok manusia itu.
“Perhatikan arah pergerakan manusia-manusia ini, arahkan medan perang ke sekitar Bukit Merah,” Daisy mengingatkan Liu Zhenhan, “Nanti kita semua akan turun. Jika terdesak, pertahankan koridor lantai pertama. Manusia sekarang sudah tidak punya kemampuan menyerang kita.”
Liu Zhenhan mengangguk, langsung melompat dari puncak bukit ke koridor lantai empat. Dari koridor lantai empat dia terus melompati tiap lapisan hingga mencapai koridor luar gua, terakhir mendarat di Lapangan Merah dengan gerakan berguling yang gagah.
Jarak antar lapisan gua di Bukit Merah minimal 10 yard. Tapi gerakannya sangat lancar tanpa cela, diselesaikan dengan penuh gaya dan efisiensi.
“Penampilan mencolok ini kembali memicu sorakan riuh dari para Bimon.”
“Gatanie adalah yang paling histeris berteriak di puncak bukit. Daisy dan Rosella memandangnya dengan dingin. Gerakan Ksatria Putri Angsa itu langsung kaku, wajah cantiknya seketika memerah.”
“Rosella dan Daisy langsung berpelukan, berteriak dan melompat-lompat kegirangan: ‘Ganteng banget~’”
“Yitiao dan Ai Wei'er di samping langsung keluar keringat dingin.”
“Liu Zhenhan juga berkeringat dingin.”
“Awalnya dia berencana melompat ke udara, Yitiao yang paham maksudnya akan menangkapnya di punggung lalu mendarat dengan anggun. Tapi siapa sangka Yitiao bahkan tidak sepintar burung beo bodoh Guo Guo, hanya terdiam melihatnya melompat. Akibatnya Lao Liu terpeleset di es yang licin di koridor gua tingkat empat, terpaksa terus melompat ke bawah dengan gigih.”
“O'Neill berlari sambil menggotong terompet besar anyaman bambu.”
“‘Manusia jahat! Mau main apa?’ Liu Zhenhan berteriak melalui terompet. Tiba-tiba merasa mulutnya tertusuk, lalu memeriksa terompet itu – ternyata hanya keranjang bambu yang dasarnya dipotong.”
“‘Pertempuran pertama, uji pasukan kavaleri kami!’ Kapten Gattuso tersenyum berkata.”
Dua kelompok pasukan berjarak setidaknya 1.500 yard, bagian depan Jalur tangga kebetulan tidak terhalang oleh tunas tanah merah yang mengganggu pandangan. Kapten dapat mengamati dengan jelas kekuatan pasukan Bimon ini.
Kekuatan pasukan Bimon membuat hatinya merasakan kedinginan.
"Tidak masalah." Liu Zhenhan meniup peluit.
Penunggang serigala tanpa perlu diperintah sudah bergerak cepat ke padang rumput di sebelah kiri Bukit Merah. Berbeda dengan derap kuda manusia yang menggelegar, pasukan berkuda Wolff sama sekali tidak mengeluarkan suara selama penyerbuan. Ini karena bantalan tebal di kaki empat serigala mount mereka.
Malam di medan perang adalah milik penunggang serigala - bukan sekadar lagu anak-anak.
Dua batalyon kavaleri ringan manusia juga segera datang. Ini adalah pasukan campuran dengan beberapa pemanah berkuda di dalamnya. Meskipun 200 kavaleri manusia termasuk kavaleri ringan, setiap prajurit dilengkapi zirah setengah badan, menjadikan mereka pasukan kavaleri setengah zirah.
Kedua pasukan perlahan mendekati jarak 300 yard, saling menyusun formasi dengan rapi.
Penunggang serigala tidak kalah dengan kavaleri manusia, sama-sama mengenakan zirah rotan yang rapi. Meski senjata mereka beragam, dalam pertempuran ini banyak yang menggunakan Pisau melengkung andalan. Belasan serigala peliharaan berkeliaran di sisi formasi. Dalam pertempuran, serigala peliharaan juga merupakan kekuatan yang patut diperhitungkan.
Kavaleri manusia yang duduk di atas kuda perang, jelas lebih tinggi satu kepala dibanding penunggang serigala yang berada di atas serigala mount padang gurun. Perbedaan ini membuat kavaleri manusia segera melancarkan serangan. Derap kaki kuda bagai halilintar merobek kesunyian padang gurun.
Di bawah pengaruh "Lagu Perang Kacau" dari Robby, para penunggang serigala pun berani menghadang. Pedang berkelebat, lolongan serigala menggema.
"Tunggu dulu!" Teriakan menggelegar bagai genta mengguncang Bukit Merah.
Di kaki Bukit Merah, para Bimon bagai ombak yang terbelah. Kolina membawa tombak naga lapis baja sepanjang 7 meter, menunggangi mammoth raksasa berarmor emas, perlahan melangkah turun melalui jalur tangga.
Penampilan Komandan Milisi Kavaleri Berat Feilengcui ini langsung membuat mata semua manusia mulai kejang. Menghadapi kavaleri lapis baja berat seperti ini, bahkan pasukan berjumlah sepuluh ribu pun mungkin tak ada yang berani menyerang.
Di koridor gua tingkat pertama, para mammoth raksasa berarmor emas secara serentak mengangkat belalai sambil meraung "Hiiii-ong!". Dari dalam gua terdengar geraman beruang gua raksasa dan suara cakaran cakar besar di tanah.
Medan perang tempat dua pasukan kavaleri berhadapan memang lebih condong ke sisi Bukit Merah. Kemunculan Kolina dan raungan binatang peliharaan raksasa dari pasukan kavaleri, memberikan kesempatan bagi 200 kavaleri manusia yang sedang menyerbu untuk mengamati dan mengagumi melalui sudut mata mereka. Jika ada pilihan, pasti mereka akan sangat menyesal telah melirik sebentar itu.
Jika ditanya apa yang paling tidak ingin dihadapi oleh kavaleri manusia ini, jawabannya pasti para prajurit Behemoth mengerikan dari Pertempuran Ganda itu.
Kengerian masih membekas di hati kavaleri manusia yang masih segar mengingat kekuatan Mammoth pahlawan kuat ini. Siksaan sebelumnya sudah cukup parah. Siapa sangka mereka ternyata pasukan kavaleri!
Saat harus berhadapan dengan mereka, keberanian manusia yang berkobar-kobar seketika berubah menjadi abu.
Bukan berarti mereka kurang berani. Dipilih dari 2.000 kavaleri, pasti mereka yang terbaik di antara yang terbaik. Tapi bayangan psikologis setelah menyaksikan Mammoth pahlawan kuat membantai prajurit gila dengan brutal, membuat kavaleri manusia ini kehilangan nyali saat ini - sama sekali bukan karena pengecut. Sejujurnya, mereka sudah cukup berani, setidaknya tidak jatuh dari kuda.
Ini seperti melihat kenari bertabrakan dengan palu besi, lalu kenari itu hancur. Dibandingkan dengan kenari, diri mereka paling-paling hanya telur. Sekarang harus menabrakan telur ini ke palu besi itu, siapa yang mau melakukannya?
Begitu terjebak oleh pasukan penunggang serigala... Kavaleri lapis baja yang terdiri dari binatang peliharaan raksasa dan tombak naga berat... Kapten Gattuso pun kebingungan.
Wilayah Bimon ini kecil seperti burung gereja, namun memiliki semua jenis pasukan lengkap dari udara hingga air; Bahkan kavaleri lapis baja yang tidak mampu dipelihara oleh Angin Puting Beliung, di sini justru memiliki formasi yang cukup besar. Kapten Gattuso dan putranya Tomasi Sang Ksatria Suci langsung berkeringat deras.
Adapun dua resimen kavaleri itu, sudah lama hati mereka berdebar-debar, memalingkan kepala, khawatir sang kapten akan memerintahkan mereka untuk memberikan bantuan.
Dua ratus kavaleri manusia langsung memilih untuk kabur. Keterampilan menunggang kuda mereka memang luar biasa, jejak belokan tajam saat menyerang tetap rapi dan presisi. Mengandalkan kemampuan sprint jarak pendek kuda perang dan jarak antara kedua pasukan yang masih ada, serigala mount penunggang serigala memang kalah dalam sprint dibanding kuda perang. Meski ingin mengejar, pasti tidak akan bisa menyusul.
Penunggang serigala biasa pasti tidak bisa, tapi pasukan penunggang serigala ini berbeda.
Mereka sama seperti kavaleri manusia ini, semuanya adalah pasukan elit terpilih dari pasukan besar Wolff di provinsi tenggara. Mereka adalah penunggang serigala kelas satu, prajurit profesional standar Bimon.
Para penunggang serigala yang handal ini tidak hanya mahir dalam ilmu pedang, tetapi juga menguasai teknik tradisional pasukan kavaleri serigala - "lempar jaring". Melempar jaring merupakan keterampilan tingkat tinggi yang mustahil dikuasai tanpa latihan bertahun-tahun. Jaring yang dibawa di pelana mereka terbuat dari seri kaktus kryptogamik, tanaman khas hutan tanah asin. Setiap jaring dipenuhi duri tajam yang semakin menusuk mangsa yang berontak. Penunggang serigala terbaik bahkan mampu menangkap burung yang terbang rendah dengan jaring mereka.
Saat jaring-jaring besar mulai terbang di udara, segerombolan kavaleri manusia langsung terjebak di tanah. Jaring kuat itu menyelubungi prajurit beserta kuda mereka. Begitu berontak, kuda perang langsung terjatuh kesakitan. Sebelum sempat bereaksi, kilatan pedang sudah menyambar tubuh mereka, menyisakan cipratan darah segar.
Dalam ujian kali ini, beberapa pasukan kavaleri lapis baja Feilengcui bahkan belum sempat keluar dari gua tempat tinggal mereka sebelum terpaksa mundur dengan malu. Meski tidak menghabisi semua lawan, penunggang serigala telah menunjukkan performa gemilang.
Wajah Kapten Gattuso sama sekali tidak menunjukkan kekecewaan atas kekalahan. Ia segera mengerahkan pasukan utama untuk ujian kedua.
Kali ini, Prajurit Singgasana Perak akhirnya turun ke medan pertempuran.
Seratus prajurit perkasa dengan tinggi sekitar dua meter, mengenakan seragam perak putih, melangkah gagah ke Lapangan Merah. Mereka berdiri berhadapan dengan prajurit Bimon sejauh 300 yard.
Gerakan mereka gesit dan anggun. Setiap orang membawa peti perak raksasa di punggung. Peti itu diukir dengan pola-pola misterius dan talisman. Sorot mata mereka dingin penuh keyakinan, napas teratur perlahan.
Baru sekarang, warga Feilengcui Bimon menyadari mereka akhirnya menemukan sosok prajurit sejati di antara manusia.
Prajurit Singgasana Perak dari Pasukan Wajah Tampan menurunkan peti perak raksasa mereka. Pecahan es beterbangan saat peti menyentuh tanah, membuktikan berat luar biasa isinya.
Liu Zhenhan menyipitkan matanya memandangi barisan pria berbadan atlet basket dengan wajah tampan seperti bintang sinetron itu.
Menurutnya salah satu dari mereka mirip Tang Guoqiang, yang lain mirip Guo Kaimin (dua aktor tampan tahun 80-an, tentu saja versi muda mereka).
"Apa maunya?" Liu Zhenhan mengendus-endus sambil memandangi barisan pemuda ganteng itu, "Mereka mau lawan aku pakai peti? Atau senjata disimpan di dalam?"
"Bodoh!" Daisy dan Rosenya tiba-tiba muncul dari samping Liu Zhenhan.
“Itulah Prajurit Singgasana Perak dari Kekaisaran St. Francis yang disebut dalam intelijen Capello!” Daisy berkata dengan wajah serius, “Aku hanya mendengar kabar burung, belum pernah melihat langsung kekuatan infanteri yang dijuluki terkuat di benua ini.”
“Ganteng banget sih~~” Rona matanya langsung berbinar-binar, kedua tangan erat mengepal di dada.
Liu Zhenhan segera mengubah pandangannya ke Rona seperti melihat sepatu usang.
Di Lapangan Merah, para prajurit penjaga menekan tutup bundar yang menonjol di kotak perak raksasa. Kotak itu langsung terbuka ke empat sisi. Kilauan perak bagai debu bintang bertebaran ke segala penjuru. Di tengah kotak terdapat struktur logam perak berbentuk kursi. Mirip kursi tapi tidak persis, sudut-sudutnya tajam, lebih menyerupai senjata rahasia.
Semua prajurit penjaga langsung duduk di kursi aneh ini. Seketika terdengar gemeretak mekanis, bagian-bagian logam yang berputar langsung menyelimuti tubuh prajurit-prajurit jangkung itu.
Seratus prajurit tinggi besar berbaju zirah berat perlahan bangkit, muncul di hadapan semua ras Bimon.
Suara tarikan napas serentak terdengar.
Liu Zhenhan juga tak bisa menghindar.
Benar-benar keterlaluan!
Prajurit-prajurit yang terbungkus logam berat keperakan ini, selain masih bisa melihat sepasang pupil samar-samar dari jaring rapat penutup mata, seluruh tubuhnya sudah tidak menunjukkan jejak manusia sedikitpun, sepenuhnya merupakan monster logam. Zirah perak yang mengikat erat tubuh mereka, baik di bagian taji sepatu maupun kedua sisi zirah, memiliki sayap elang yang menjulur, elegan dan megah.
Zirah ini tidak hanya terlihat tak tertembus, namun juga diukir dengan indah. Selain motif tulip dan pedang yang melambangkan identitas keluarga kerajaan St. Francis, terdapat pula simbol-simbol magis rapat dan pola formasi seperti langit berbintang. Permukaan zirah sama sekali tidak menunjukkan celah sambungan. Pada persendian tangan, kaki, dan lutut terdapat alat berbentuk kancing besar. Meskipun pelindungnya rapat, sama sekali tidak menghalangi gerakan tubuh.
Sebuah bola meteor berbentuk prisma dan perisai ksatria besar berbentuk kecapi terpasang erat di tengah telapak tangan mereka, tidak perlu digenggam namun juga tidak bisa terlepas.
"Mithril!" Roanna hampir kehilangan kendali menggenggam lengan Liu Zhenhan, mengguncang-guncangnya keras, "Demi Dewa Naga Hesperus! Ternyata kabar penemuan tambang mithril raksasa oleh Kekaisaran St. Francis empat abad lalu benar adanya! Zirah-zirah ini terbuat dari mithril!"
“Sialan！”Liu Zhenhan benar-benar dalam kondisi anemia, “Mithril adalah logam termahal! St. Francis malah menggunakannya untuk membuat baju zirah? Bangsat～Seribu Prajurit Singgasana Perak, berapa banyak Mithril yang dibutuhkan?”
“Ini pasti konsep jenius alkemis St. Francis 400 tahun lalu, Master Michael Jordan! Manusia memang pantas disebut manusia! Aku takkan pernah terpikir ide brilian seperti ini! Melebur Mithril dan menuangkannya ke permukaan baja, lalu memanfaatkan sifat penyimpan kekuatan magis Mithril untuk mengukir formasi magis angin guna mengurangi berat dan formasi penyelarasan logam! Formasi magis nebula menyerap kekuatan magis alami! Ya Tuhan! Tiga formasi magis kompleks ini mustahil dibuat tanpa diagram! Kreativitas saja tak cukup, butuh Mithril!” Rohana bersemangat, tiba-tiba memukul Lao Liu dua kali, “Seribu set zirah! Seribu set! Paling tidak butuh lebih dari seribu pon Mithril!!!”
Lao Liu memutar matanya habis-habisan. Bukan pertama kalinya dia menyaksikan obsesi bangsa naga terhadap harta emas-perak. Saat Daisy melihat kristal hitamnya dulu, sikapnya persis seperti Rohana hari ini.
“Haruskah kita mengerahkan penyihir?” Wajah Daisy muram saat berbisik pada Lao Liu, "Mithril adalah logam terkeras dan memiliki ketahanan magis tertentu. Pasukan ini adalah Garda Kekaisaran St. Francis yang dikumpulkan selama 400 tahun, bahkan bisa mengalahkan kavaleri berat dengan mudah. Selain penyihir, sulit bagi pasukan lain untuk melawannya!"
"Meski milisimu kuat, pertempuran ini mungkin akan membuatmu kehilangan 800 pasukan sendiri saat membunuh 1000 musuh." Roland menambahkan.
Liu Zhenhan belum sempat menjawab, Gud sudah datang bersama para milisi.
Melihat gerakan Prajurit Singgasana Perak yang agak kaku dan mekanis, pipi Jenderal Pan yang kemerahan karena mabuk semakin memerah.
"Gunakan otak!" Liu Zhenhan menunjuk kepalanya.
"Baju perang ini bagus. Ukurannya sepertinya cocok untukku." Mata Gud berputar-putar licik.
"Aku juga." Belami tersenyum nakal melihat O'Neill si kuda nil. Tinggi kuda nil mencapai 2,5 meter, tampaknya kurang cocok memakai zirah ini.
"Rebut!" O'Neill yang pertama menerjang.
Para penyair kuda nil mengayunkan perisai berat dan kapak perang, langsung menyusul menerjang.
Para panda dan Orang Ao hanya bisa terpaku, saling pandang: "Dia merebut untuk siapa?"
Meskipun zirah berat Prajurit Singgasana Perak telah diperingan oleh formasi sihir unsur angin, berat zirah ini masih mencapai dua ratus pon. Stamina mereka jauh melebihi tenaga kasar milisi Bimon. Pergerakan mereka agak kaku, namun formasi rapat menutupi kelemahan ini. Menyaksikan para penyair kuda nil menerjang, para prajurit perak segera mengayunkan bola meteor.
Dentuman keras bergema. Perisai besar berbentuk elang di tangan para kuda nil penyok akibat hantaman. Kapak mereka telah memercikkan bunga api di perisai ksatria para prajurit Singgasana Perak.
Meski terbebani zirah berat, para prajurit elite itu terlempar ke belakang dan jatuh telentang. Namun senjata yang terpateri di tangan membuat mereka hanya menggelengkan kepala, lalu bangkit dengan susah payah.
O'Neill segera menarik mundur pasukan kuda nil.
"Sial! Tidak mempan!" O'Neill menggeram geram, "Perlu palu besar untuk mengguncang mereka sampai mati!"
"Mau cari palu di mana?" Belami memutar matanya sinis.
"Cari di gua!" Seru O'Neill sambil berlari membawa pasukannya.
Gud dan para panda melesat membawa tombak naga berat. Pasukan pinjaman dari kavaleri ini serentak menodongkan senjata ke barisan terdepan prajurit perak.
"Ksatria Perak" tak peduli sekeras apa berusaha, tetap maju selangkah lalu ditusuk mundur oleh tombak naga. Kekuatan mereka sama sekali tak sebanding dengan prajurit panda, sampai akhirnya berdesakan dengan ksatria perak di belakangnya, didorong seperti kotoran sapi di garpu tahi oleh para panda.
Setelah beberapa saat panik, formasi Ksatria Perak mulai menyebar dari barisan belakang. Sebelum sempat membuka formasi, sejumlah besar keranjang bambu bertuliskan "Hati-hati Barang Pecah" jatuh dari langit menghujam kerumunan mereka. Dentuman "Boom!" bertubi-tubi mengguncang, gelombang udara menerbangkan serpihan. Semua Ksatria Perak tumbang.
Ledakan kali ini seakan mengguncang seluruh Feilengcui. Sebuah menara tanah merah retak akibat getaran.
Gud segera mengajak para panda mengungsi. Meski jaraknya cukup jauh, gendang telinga tetap berdenging keras. Hujan api dari langit juga tak tertahankan, meski dilindungi zirah rotan, lebih baik mengungsi dulu.
"Bodoh! Pikir Milisi Feilengcui cuma bisa bawa golok? Labu minyak ganda senjata kami!" O'Neill dan puluhan penyair kuda nil tertawa terpingkal-pinggal. Sebagian dari mereka masih memegang labu minyak ganda di tangan.
"Hati intelektual memang paling kejam." Daisy menoleh dengan ekspresasi jijik memandang O'Neill.
Ksatria perak meski memiliki ketahanan sihir yang baik, tetapi gelombang ledakan tidak bisa mereka hindari. Meski tidak sampai mati berdarah dari tujuh lubang, kepala mereka terkena gegar otak. Mana mungkin bisa bangkit lagi, hanya bisa pasrah melihat api membakar tubuh mereka. Ada selusin yang selamat, terhuyung-huyung baru saja keluar jarak aman, langsung dihadang puluhan warga. Dua-tiga lawan satu, ditumbangkan tanpa semangat ksatria. Senjata panda dan Orang Ao meski bukan martil perang, tapi senjata 100-200 pon yang diayunkan ke ubun-ubun, jelas tak bisa ditahan tengkorak ksatria perak.
Dari langit turun hujan berkah lebat, perlahan memadamkan kobaran api.
Ai Wei'er sambil melepaskan mantra hujan deras, berteriak dari bukit ke sekumpulan Bimon: "Apa kalian tidak buru-buru merampas zirah mereka?"
Kali ini bahkan Liu Zhenhan ikut menyerbu. Dalam sekejap, 100 ksatria perak beserta peti mereka dirampas semua.
Dari pihak manusia juga datang sekumpulan orang, tapi segera dipukul mundur oleh mantra Monster dan Penyihir. Jarak mereka terlalu jauh, tak bisa memberi bantuan cepat. Baru saja Ksatria Naga bergerak, Yi Tiao berdiri gagah di Lapangan Merah dengan sabit besar terikat di sayapnya.
Tiga penyihir manusia tetap bermeditasi di samping, tidak ikut campur. Sorot mata tajam sesekali terpancar dari celah kelopak yang menyipit.
"Sekarang giliran kami bertarung! Bangsatnya Bimon!" Ksatria naga mengaum marah.
"Bego～Bego～Bego～Bego～" Burung beo yang menggotong Guo Guo tak tahu pergi kemana berkeliling, kini kembali.
"Saudara, kalau ada pesan terakhir, cepatlah ucapkan. Nanti tak sempat lagi." Liu Zhenhan tersenyum sinis maju ke depan. Tangannya terus menyelipkan kapak prajurit ganas di ikat pinggang, sementara genggamannya erat memegang kapak besar bermata dua dari logam langka hasil pengecoran peninggalan pemimpin prajurit ganas.
Bangau Api melemparkan sabit yang dipegang di tongkat sayapnya, lalu mengepakkan sayap gundulnya terbang mendekat.
Guo Guo menggendong Katyusha sambil bergoyang datang, rompi perutnya menggantung busur panah otomatis, mulutnya menggigit gulungan, hidungnya terjepit jarum baja setengah meter - persenjataan sampai ke bakteri di tubuhnya.
Liu Zhenhan baru menyadari setelah lama mengamati: jarum baja tebal di hidung Guo Guo itu ternyata pedang tusuk yang dia sembunyikan di alat musik gesek Kristal Naga. Ujungnya penuh warna-warni, tak terhitung racun apa saja yang dioleskan.
Liu Zhenhan membandingkan jarum baja Guo Guo dengan si bangau preman.
"Gaya ini lumayan." Lao Liu terkekeh aneh.
Bab 97 Dua Jenis Manusia
Sejak awal pertempuran, Lao Liu sudah menduga bahwa lawan takkan tinggal diam, terutama tiga penyihir itu yang jelas-jelas bukan orang baik; pasti ada senjata rahasia. Namun Liu Zhenhan tak pernah gentar, senjata rahasianya juga sangat beragam.
Lawan ingin membunuh Lao Liu dan Bangau Api, Lao Liu pun ingin membunuh Ksatria Naga dan Naga Emas – karena kedua pihak ini bagaikan dua anak timbangan berat di neraca medan perang.
Angin kering dan dingin berputar-putar membentuk pusaran di atas Lapangan Merah. Di bekas area hutan bambu, aura pembunuhan tajam dari dua petarung terkuat di zaman ini melayang-layang.
Satu-satunya yang agak merusak suasana adalah ketidakseimbangan kekuatan antara kedua pihak.
Tuan tanah Feilengcui datang bersama Yitiao, Guo Guo, Katyusha, burung beo yang bisa mengumpat, serta Naga Peri Daisy yang melayang di udara.
Ksatria Naga Lampard hanya sendirian menunggangi Naga Emas.
Protes dari Kapten Gattuso segera bergema.
"Sebagai Ksatria Bimon, perlukah Tuan Tanah membawa begitu banyak pengikut untuk melawan Ksatria Naga kami? Apalagi dengan kehadiran penyihir yang menguasai unsur angin dan ruang! Ini tidak adil!" Kapten Pasukan Bayaran Angin Puting Beliung tampak mulai panik.
Tiga penyihir mengeluarkan tangan dari lengan jubah mereka. Batu permata pada tongkat sihir di setiap tangan samar-samar berkilau. Mereka tidak perlu maju. Sebagai beberapa penyihir tingkat tinggi, medan perang saat ini sudah berada dalam jangkauan sihir mereka.
"Jika ingin menyerang Feilengcui, setidaknya kamu harus mencari tahu dulu siapa aku?" Liu Zhenhan duduk di punggung Yitiao sambil tertawa getir.
"Tolong beri tahu saya, nama Anda serta kendaraan tunggangan pemberani di bawah komando Anda." Ksatria naga Lampard mengangkat tombak naganya, menegakkannya di depan hidung, menunjukkan penghormatan dengan etiket ksatria paling anggun kepada lawannya. "Ksatria Jubah Pedang Gereja Saint Paul Frank Lampard dan Naga Emas Hasselbaink di bawahku, menyampaikan penghormatan tulus pertama kepada Anda, lawan yang agung dan pemberani ini."
Naga Emas juga mengaum bersamaan, menggelegarkan sayap berdaging besarnya, kepala naga raksasa itu juga sedikit mengangguk.
Sungkem naga emas ini justru membuat Liu Zhenhan menemukan sesuatu yang tak terduga. Semalaman tak bertemu, di belakang leher naga ini telah tumbuh tumor sebesar bola pada lukanya, terlihat bekas sisik terbalik yang merayap, tampak agak buruk rupa.
Daisy dan Rona seketika wajah mereka berubah serius.
Di belakang leher Naga Emas muncul sebuah benjolan daging. Ini bukan karena luka yang meradang atau ulat-ulatan yang bersarang di bawahnya. Naga Emas adalah satu-satunya bangsa naga yang bisa memiliki tiga kepala. Untuk mendapatkan tiga kepala, mereka harus melalui latihan dan pencucian jiwa dalam pertempuran mematikan. Pertempuran kemarin jelas sangat bermanfaat bagi naga ini. Ketika kepala ini tumbuh sempurna, Naga Emas ini akan menjadi naga dengan serangan magis ganda.
"Aku adalah Tuan Tanah Feilengcui dari Kerajaan Bimeng, Penyanyi Jiwa bawaan, Pendeta Perang Suku Pig Richard Zhenhan Liu. Ksatria Naga yang terhormat, dengan penuh kebanggaan aku dan para peliharaan magisku akan menuliskan simfoni kehidupan dengan darah pendeta di tanah yang dipenuhi kejayaan Bimeng ini." Liu Zhenhan mengeluarkan jubah panjang pendeta berwarna perak dari sandaran pelana dan mengenakannya dengan cepat.
Setelah menutupi tato dan luka di dadanya, aura beringas Liu Zhenhan langsung menghilang digantikan semangat kesatria. Lambang Burung Duri di dadanya seolah sedang bernyanyi riang.
Meski sudah menduga bahwa pendeta Pig ini adalah Imam Phoenix Api legendaris dari Bimeng, pengakuan langsung dari mulutnya bahwa dia seorang pendeta tetap membuat semua manusia tercengang.
"Penampilan Liu Zhenhan belakangan ini, jika dikatakan sebagai seorang prajurit mungkin lebih mudah diterima oleh manusia."
"Seperti yang diketahui semua, pertempuran Imam Bemon bergantung pada Peliharaan Magis. Jumlah peliharaanku agak sedikit lebih banyak, harap Yang Mulia Ksatria Naga tidak keberatan." Senyum licik kembali muncul di wajah Liu Zhenhan.
"Tidak mungkin!" Kapten Gattuso membantah, "Selama ribuan tahun, tidak pernah ada Imam Bemon yang memiliki lebih dari dua Peliharaan Magis! Apalagi..."
Suaranya terhenti mendadak.
Daisy melepas jubahnya. Sebuah tanduk naga anggun menjulang dari dahinya yang halus, jerawat merah di antara alisnya seperti tetes darah.
"Aku bersumpah dengan nyawaku dan kebanggaan bangsa naga, bahwa aku benar-benar Peliharaan Magis Tuan Richard." Ucap Daisy di udara tetap penuh wibawa.
Suasana medan perang membeku seketika. Bunyi senjata dan rahang yang terjatuh bergema beruntun.
"Na...ga...Peri..." Bahkan Ksatria Naga Lampard memandang pemandangan ini dengan rasa tidak percaya.
Ruoerna di kejauhan, di bawah tatapan ratusan pasang mata, dengan patuh melepas jubahnya juga.
Lagi-lagi seekor Naga Peri!
Kapten Gattuso langsung menutup matanya. Ia yakin ini pasti mimpi.
Setelah menggigit lidahnya, rasa sakit membawanya kembali ke realita.
Naga Peri...
“Tidak bisa merangkum peran seorang Naga Peri. Dia bisa disebut sebagai bangsa naga terkuat, sekaligus yang terlemah. Dia adalah perisai magis yang tak tertandingi, sekaligus pembunuh magis yang menakutkan. Cara terbaik melawan Naga Peri adalah pertarungan fisik.”
Semua tatapan penuh simpati beralih ke Ksatria Naga Lampard.
Ekspresi Ksatria Naga itu dingin dan tenang, penuh ketenangan yang penuh percaya diri.
Auman berat Naga Emas bergulung di angkasa. Nada dan intonasi yang rumit memberitahu semua orang bahwa ini adalah Bahasa Naga.
Naga Peri Daisy berbicara dengan intonasi aneh yang sama, seolah menjawab pertanyaan Naga Emas itu.
Dua anggota bangsa naga ini saling berbicara dalam bahasa ras mereka sendiri, tak ada yang bisa memahami.
“Bersiaplah bertempur! Pendeta Pig.” Ksatria Naga Lampard dengan bangga menegakkan tombak naganya. Wajahnya sama sekali tak berubah meski lawannya adalah seorang Naga Peri.
“Hormat untukmu.” Ekspresi Liu Zhenhan juga menjadi khidmat. Dia menarik dua kapak besar pejuang amok dari punggungnya.
Guo Guo menyimpan jarum baja beracun itu. Menghadapi kesatria seperti ini, Guo Guo merasa tidak pantas menggunakan jarum itu.
Wajah dua Ksatria Naga menunjukkan rasa saling menghargai. Ini sepenuhnya keyakinan spontan. Seperti dua pencuri yang mengulurkan tangan ke saku korban secara bersamaan, saling menggenggam tanpa ketahuan.
Ketika kekuatan mencapai tingkat tertentu, meski keyakinan berbeda, tatapan mata tetap bisa menyampaikan bahwa mereka sebenarnya sama.
Adegan menakjubkan akhirnya dimulai. Naga Emas tahu konsekuensi menggunakan sihir di hadapan Naga Peri, sehingga langsung menerjang dengan serangan fisik. Taring tajam dan cakar mengincar Daisy yang melayang di langit, seolah tak memberi toleransi pada sesama naga terhormat.
Bangau Api yang bulunya habis juga menyerang tanpa sihir. Dengan kebanggaan tersendiri, Yitiao melepaskan pelana di punggungnya sehingga penunggang terjatuh. Sabuk kulit sapi di perutnya yang sangat kuat tiba-tiba terputus saat cakarnya melakukan gerakan mencakar terselubung.
Naga Peri Daisy menangkap Guo Guo dan Katyusha di udara. Kakatua Raksasa sudah lebih dulu terbang menjauh sambil terus meneriakkan "M*therf*cker~ M*therf*cker~" seperti suara genderang verbal.
Berat Bangau Api sekitar 6 ton, sedangkan Naga Emas memiliki berat sekitar 15 ton - Naga Emas memang merupakan spesies terbesar di antara semua bangsa naga.
Seperti dua banteng liar yang berlari gila, dua binatang peliharaan raksasa ini bertabrakan di udara. Yang terlihat hanyalah paruh panjang dan taring yang menari-nari ganas di angkasa, sisik dan kulit bangau beterbangan. Dua monster kelas super ini memulai pertarungan mereka dengan cara paling primitif dan berdarah.
Bangau Api yang lebih kecil dari Naga Emas sama sekali tidak gentar. Ia langsung menyambar lawannya dengan serangan bertubi-tubi.
Berat Lao Liu setidaknya 200 pon. Naga Peri tidak mungkin menahan beban seberat ini, hanya bisa memandang pasrah saat pria itu jatuh dari ketinggian ratusan yard ke tunas tanah merah, lalu terpental ke tanah.
Saat Liu Zhenhan meludahkan debu kolam dari mulutnya, sosok lain yang berdebu juga bangkit dari tanah di seberang.
Aura Dou Qi keemasan menyala-meredap di sekitar tubuh sosok tersebut.
Naga Emas Hasal Maink juga telah menjatuhkan tuannya dari pelana naga! Tindakan Naga Emas ini hanya punya satu alasan - ia tidak yakin bisa memenangkan pertarungan.
Ksatria Lampard merapikan sehelai rambut emas yang menjuntai dari helmnya, tersenyum tipis pada Liu Zhenhan. Dengan gerakan anggun, ia berputar membuat jubah peraknya berkibar, sambil menghunus pedang panjangnya yang mengarah ke dahi Liu Zhenhan.
Pada pedang lebar itu terukir dua motif bunga cina () yang memanjang dari hulu pedang. Di antara motif tersebut terpateri sebuah batu ungu besar. Kilau dingin tak henti bergerak di permukaan bilah pedang.
Liu Zhenhan menggapai kapak perang di punggungnya dengan gerakan membalik. Tak banyak kapak pejuang amok yang tersisa utuh sejak pertempuran itu. Tiga belas buah yang ia bawa hari ini adalah seluruh sisa yang masih utuh.
Dua kapak raksasa berputar di tangannya dengan lincah seperti gerakan memutar revolver di masa lalu. Ia meniup gaya rambut asimetrisnya, lalu mengeluarkan cerutu dari saku celana. Setelah berpikir sejenak, ia menyimpannya kembali.
Guo Guo dan Katyusha di pangkuan Daisy sama sekali tak menunjukkan niat membantu. Wajah Guo Guo menyiratkan kesombongan heroik, sementara mulut mungil Katyusha diam-diam mencari-cari celah di jubah Daisy. Karena tak menemukan bukaan, Katyusha mendengus kesal.
"Tiga jurus andalan" membuka jalan. Liu Zhenhan sendiri pertama-tama memasuki Transformasi Liar dan Pengorbanan, lalu memberikan gulungan Kelambanan ke lawan, langsung menerjang lebih dulu. Tindakan ini mungkin bukan yang pertama dalam sejarah, tapi jelas menjadi preseden pertama imam Bemon yang menyerang prajurit duluan.
Sebagai Ksatria Suci, baik armor Lampard maupun Dou Qi-nya memiliki resistensi kuat terhadap lingkaran lagu perang. Menghadapi bayangan yang menerjang, pedang panjang di tangan Ksatria Lampard dipenuhi Dou Qi emas yang menyilaukan, menebas diagonal untuk menyambut dua kapak imam Bemon ini.
Dentingan halus terdengar saat Ksatria Lampard berputar menjauh. Pedang lebar di tangannya menyala dengan nyala api altar, seluruh bilahnya bergetar hebat.
Hanya tersisa satu kapak di tangan Liu Zhenhan. Selain kapak perang dari logam langka milik pemimpin pejuang amok, kapak baja satunya sudah terpenggal sebagian. Tenaga dahsyatnya sudah dikalahkan oleh putaran tubuh ksatria naga. Pedang Lampard hanya menyentuh ujung kapaknya saja sudah merasakan kekuatan luar biasa. Indera prajurit kelas super membuat ksatria naga ini memilih mengandalkan teknik untuk menutupi kekurangan tenaga.
Selama ini, Liu Zhenhan yang sangat memuja kekuatan absolut, bersama milisi di bawah komandonya, selalu mengandalkan jalan kekerasan untuk mengalahkan segalanya. Ambil contoh pertempuran melawan pejuang amok – menghadapi infanteri mengerikan seperti itu, mustahil pertempuran bisa berakhir cepat jika tidak membelah mereka beserta kapaknya menjadi dua dalam sekali sabetan.
Inilah andalan utama warga Feilengcui yang selalu menang dalam setiap pertempuran. Kini andalan itu gagal untuk pertama kalinya, bahkan gagal pada tuan tanah Feilengcui yang paling kuat.
Manusia tetaplah manusia!
Liu Zhenhan melemparkan kapak di tangannya dan menghunus belati.
Sejak datang ke dunia ini, Liu Zhenhan tidak pernah mempelajari ilmu bela diri. Ia hanya mengandalkan teknik pertarungan mematikan yang dipelajari semasa di pasukan. Untuk senjata, ia hanya mahir menggunakan belati sebagai senjata jarak pendek.
Belati pertama justru digunakan sebagai pisau lempar. Teknik melempar pisau Lao Liu sangat kikuk – saat mengajari Belami melempar pisau dulu, ketepatan sasaran saat itu sebenarnya hanyalah kebetulan. Namun ia tetap sering menggunakan pisau lempar.
Di bawah pengaruh Kekuatan Naga, pisau lempar itu melesat bagai kilat meninggalkan jejak percikan api. Entah itu berasal dari api altar yang melekat pada Liu Zhenhan atau efek gesekan udara yang dahsyat.
Andai posisi ksatria naga itu melenceng lima yard lagi, pisau lempar itu pasti akan berhasil.
Pisau terbang hanyalah pengalih perhatian. Saat Ksatria Lampard berkonsentrasi dan waspada, pisau yang melintas tadi membuatnya berkeringat dingin, lalu bayangan manusia yang menerjang sudah berada di hadapannya.
Liu Zhenhan yang melemparkan pisau terbang menunjukkan kemampuan yang membuatnya meraih peringkat ketiga dalam latihan tempur pasukan dulu. Mengabaikan ketajaman pedang panjang lawan, ia mendekati sangat dekat ke area dalam tubuh ksatria naga, tepat berhadapan dengan pedang panjang yang dipegang tegak oleh ksatria naga. Sorot mata tajamnya terbelah dua oleh mata pedang yang runcing.
Teknik pedang yang dipelajari Ksatria Lampard selalu terhormat dan jujur. Dalam pertarungan melawan musuh, kedua belah pihak saling mengarahkan senjata, mencari celah lawan, lalu mengadu ilmu bela diri untuk menentukan hidup-mati. Meski menjadi ksatria naga membutuhkan berbagai takdir, kemampuan Ksatria Lampard tetap pantas menyandang gelar mulia ksatria naga. Pengalaman dan keahlian bertarungnya termasuk yang terbaik bahkan di antara Kuil Suci.
Menghadapi taktik bunuh diri dari Pendeta Pigge ini, ksatria naga boleh dibilang baru pertama kali melihatnya. Dalam situasi yang tidak membutuhkan trik rumit ini, ia memilih tebasan sederhana ke bawah. Pedang panjang bermuatan Dou Qi dihujamkan keras ke arah Pendeta Pigge yang berlari mendekat. Sebagai langkah hati-hati, Ksatria Lampard menyertakan "sinar pedang" dalam tebasan ini.
“Sinar Pedang” adalah tingkat pencapaian di mana Dou Qi terkumpul di senjata dan dilepaskan. Hanya mereka yang telah melatih Dou Qi sampai tingkat tertentu yang bisa menggunakannya. Dengan kekuatan Ksatria Lampard, bahkan tanpa menggunakan pedang di tangannya, sinar pedangnya mampu membelah lapisan baju baja tanpa masalah. Ini hampir setara dengan kekuatan serangan sihir tingkat menengah. Jika diberi waktu, Ksatria Lampard bisa membentuk "Tebasan Bintang" dengan sinar pedangnya. Cahaya pedang seperti galaksi ini akan menghancurkan semua musuh dalam pandangannya.
Liu Zhenhan sejak awal tidak pernah berniat memberi waktu persiapan pada musuh. Saat pedang Ksatria Lampard menyerang, dia telah menggeser tubuhnya dengan langkah sederhana. Langkah penghindaran ini bahkan tidak memiliki nama megah, hanya teknik sederhana hasil latihan bertahun-tahun.
Boundary Cultivation dalam tubuhnya telah merasakan bahaya, langsung bereaksi. Semua jurus pedang megah ksatria naga menghantam tubuh putri duyung elemen air, mengubahnya menjadi elemen air yang berhamburan seperti pantulan bintang di langit.
Pedang panjang itu menyambar bagian depan Liu Zhenhan yang sedang memutar tubuh.
Di tengah tatapan ngeri sang ksatria naga, Liu Zhenhan menggenggam pergelangan tangannya. Dengan gerakan memuntir yang cepat, pedang ksatria itu telah terlepas disusul sikutannya yang menghantam hidung tampan Lampard. Armor perlindungan magis tak mampu mencegah darah hidung ksatria naga itu menyembur deras. Kepala ksatria itu dikunci oleh Liu Zhenhan, lalu lututnya menghantam ke atas dengan dentuman "Bruk!" yang menggema. Sebelum siapapun sempat bereaksi, tubuh ksatria naga itu telah terlempar melewati bahu Liu dan menghantam tanah dengan gemuruh "Dum!" yang menggetarkan.
Rangkaian gerakan ini selesai dalam sekejap mata. Bagi para saksi, yang terlihat hanya siluet-siluet berkelebat memusingkan, lalu tiba-tiba sang ksatria naga telah terbaring tak berdaya — sesederhana itu.
Dengan kedua kaki mengunci sendi lengan ksatria naga, Liu Zhenhan merangkul kepala lawannya dari belakang. Sikutnya yang kokoh mencekik leher sang ksatria. Gerakan mematikan ini tinggal menunggu sentuhan akhir: cukup dengan putaran halus tangan Lao Liu, kepala sang ksatria — sekalipun terbuat dari besi — akan terpilin bagai pretzel.
Seekor naga emas jatuh dari langit, menghantam tanah hingga debu beterbangan. Seluruh tubuh naga berlumuran darah segar, wajahnya terburai oleh luka besar yang terbuka. Darah emasnya menyembur seperti air mancur. Meski lukanya jelas mulai mengecil dan semburan darah semakin rendah, nafas sang naga terdengar terengah-engah dan lemah.
Di depan bola mata naga sebesar bukit itu, Liu Zhenhan sedang berlutut di tanah. Mata sang ksatria naga tepat bisa melihat kendaraan tunggangannya sendiri.
Pandangan putus asa saling bertautan.
Yitiao mendarat di punggung naga. Paruhnya yang tajam bagai tombak naga menusuk punggung naga emas. Paruh panjang itu menembus sepenuhnya tubuh sang naga.
Keadaannya jauh lebih baik dibanding naga. Hanya bagian dada yang tercabik daging berdarah. Cahaya merah seperti permata yang sebelumnya mengalir di bulunya, kini berpendar di kulit utuhnya. Selain itu, di lehernya tersisa bekas gigitan taring raksasa dan lubang-lubang, tapi tak ada darah yang mengalir.
Meski naga ini jelas kalah dalam pertarungan fisik melawan lawan yang separuh lebih ringan, di detik terakhir demi menyelamatkan tuannya, sang naga terjun membanting diri hingga ditusuk paruh Bangau Api hingga tertancap di tanah. Luka berat ini membuatnya tak berdaya sama sekali, tak sempat bertindak sebelum akhirnya tak bisa bangkit lagi.
"Liu Zhenhan melihat air mata keputusasaan mengalir dari mata naga raksasa ini. Bagi seorang Bimon atau manusia, air mata sebesar ini ibarat air rendaman kaki yang tumpah."
Suara naga itu tersekat-sekat. Pita suara yang beratnya mengandung getaran tak berujung.
"Hassel... Hasselku... kenapa... kau... begitu... bodoh..." Bersamaan dengan kata-kata berat Ksatria Naga itu, Liu Zhenhan merasakan kelembaban hangat menetes di lengan yang mengikat sang ksatria.
"Paduka... aku tahu mungkin... tidak pantas... bicara begitu... tapi bisakah... Paduka... melepaskan... Hasselku..." Lampard sang Ksatria Naga mengeluarkan serangkaian kata patah-patah dari tenggorokannya.
"Apa yang kau tawarkan? Kau tahu, seekor naga adalah harta berjalan." Meski kata-kata Liu Zhenhan kejam, kekuatan cengkeramannya mulai mengendur.
"Di tangan kiriku ada cincin peninggalan Bangsa Iblis saat menyerbu Benua Aigean. Cincin 'Tuan Tanah Kematian' ini adalah satu dari dua relik suci yang tersisa. Kebetulan aku adalah salah satu Ksatria Penjaga. Cincin ini punya kemampuan unik untuk mengubah makhluk yang dibunuh pemiliknya menjadi roh cincin. Sebagai Ksatria Suci, aku seharusnya bisa diubah menjadi roh ksatria yang cukup baik." Senyum tipis mengembang di wajah Lampard.
Naga Emas yang semula sudah lemas dan pupil matanya mulai pudar tiba-tiba bersinar, dari taring besar mengeluarkan geraman rendah.
"Dia bilang, kalau dia mau menandatangani kontrak hidup tingkat terendah denganmu, apakah kau mau melepaskan tuannya." Daisy mendarat di samping Liu Zhenhan, berkata pelan.
Liu Zhenhan tahu, "dia" yang dimaksud Daisy adalah Naga Emas Hasselbaink.
"Syarat kedua belah pihak sangat menggiurkan! Hehe, mana yang harus kupilih? Cincin Tuan Tanah Kematian?" Liu Zhenhan menjilat bibirnya, wajah penuh kepuasan. Dia pernah membaca tentang sosok Tuan Tanah Kematian di beberapa novel ksatria. Tapi karakter itu jelas sial, meski kuat akhirnya tetap dikalahkan. Awalnya mengira Perang Dewa dan Iblis sepuluh ribu tahun lalu agak direkayasa, siapa sangka hari ini benar-benar ada peninggalan Tuan Tanah Kematian muncul di hadapannya.
Liu Zhenhan menggesek sarung tangan perak di tangan kiri Ksatria Naga, mencabut cincin hitam besar berbentuk mahkota kecil seperti bidai jahit ibunya dulu dari jari tengah. Cincin ini cukup menutupi setengah jari, berdesain mahkota tetesan air mata. Di permukaannya terukir topeng motif bunga telang hitam. Dari dua lubang mata topeng itu seolah terlihat dunia kematian yang dalam. Gelombang kekuatan elemen unik berputar dengan terkendali di seluruh cincin.
Liu Zhenhan meminta Daisy untuk memasangkan cincin itu. Saat cincin itu terpasang, mahkota berbentuk air mata itu mulai merambat di jarinya seolah hidup, mengubah jari tengah kirinya menjadi besi bertotem bunga hitam yang mistis. Bagian tengah yang berlubang hanya menampilkan kegelapan pekat, kulitnya tak terlihat. Meski material cincin sangat keras, gerakan jari sama sekali tak terhambat.
Lao Liu berpikir akan lebih baik jika ada duri di cincin ini. Itu akan lebih cocok untuk menyerang.
Dia merasakan kekuatan panggilan aneh, mirip energi Boundary Cultivation, yang memanggilnya untuk mengambil roh cincin. Pikiran seperti mimpi ini membuat Lao Liu senang sekaligus menyesal.
Dia menyesal, seandainya dulu memiliki cincin ini, Naga Hitam Neraka itu bisa dijinakkan menjadi roh cincin, alangkah indahnya.
"Sebagai ksatria naga, pasti banyak makhluk kuat yang mati di tanganmu. Mengapa tak memanggil roh cincin untuk melawanku?" Liu Zhenhan mendekatkan wajahnya dengan wajah penuh kemenangan pada sang Ksatria Naga.
“Kekuatan jahat dari peninggalan Raja Kematian bahkan tidak bisa dihilangkan oleh 'pemurnian' Paus. Sebagai Ksatria Suci yang bertugas menjaga benda jahat ini, bagaimana mungkin aku memanggil Nazgûl yang tak berkesadaran! Makhluk hidup mana pun tidak seharusnya muncul dalam bentuk tanpa kesadaran. Hanya Bangsa iblis yang bisa menodai kehidupan seperti itu.” Ksatria naga Lampard menundukkan kepala, suaranya bergetar.
“Kalian berdua memohon padaku, sama-sama rela mengorbankan nyawa untuk menyelamatkan satu sama lain. Tidak takut aku ingkar janji?” Liu Zhenhan tersenyum licik, “Tidak takut kubunuh dulu kau, lalu naga ini? Membiarkan musuh tetap hidup di dunia ini bukanlah hal baik.”
“Jika seorang Imam Bemon yang mampu memenangkan kekaguman bangsa naga mulia pun melakukan ini, aku tak bisa berkata apa-apa.” Lampard mengangkat kepalanya dengan susah payah, “Nilai luhur dan karakter mulia seharusnya melampaui batas ras, terutama untuk prajurit yang mampu mengalahkanku secara adil.”
“Kuberi permintaanmu.” Liu Zhenhan mengangguk, “Masih ada pesan terakhir?”
“Lucu sekali, tiba-tiba aku sadar, aku bahkan tidak tahu jelas mengapa datang ke Padang Rumput Donau ini, tapi sudah harus mati dalam pertempuran.” Ksatria Lampard tersenyum getir, “Selama ini kupikir kalian Bemon hanya binatang buas yang belum beradab. Datang ke sini pun ingin melihat Imam Bemon Phoenix Api yang legendaris. Tak kusangka, Bemon ternyata sama seperti manusia – sama-sama pemberani, megah, dan memiliki sopan santun ksatria.”
“Benar-benar tak terduga... Ternyata selain manusia... ada juga pahlawan sejati di dunia...” Ksatria Naga menatap lurus ke arah Naga Emas yang tengah meratap pelan dengan air mata membasahi tanah, "Selamat tinggal, Hassel, sahabatku tercinta..."
"Bego!" Liu Zhenhan melepaskan cengkeramannya pada ksatria tolol ini.
"Aku juga harus mengakui, meski agak bodoh, kau adalah yang paling menjunjung semangat ksatria yang pernah kusaksikan. Dulu kupikir konsep ksatria ini omong kosong. Sekarang aku percaya." Liu Zhenhan mengulurkan tangan dan menarik sang Ksatria Naga berdiri, "Perbedaan posisi tak mengurangi rasa hormatku. Rela mengorbankan nyawa dan jiwa demi rekanmu, kau telah meraih penghormatan tertinggi dari Penyanyi Jiwa."
"Ini bukan belas kasihan! Ingat! Bangsa Manusia Berbulu juga manusia! Jika suatu hari kita harus bertemu di medan perang, lawan sepertimu akan meninggalkan penyesalan mendalam dalam hidupku." Liu Zhenhan menggoyang-goyangkan cincin di tangannya, "Cincin ini jadi milikku. Kalahkan aku next time, baru kukembalikan."
Wajah tampan Ksatria Naga itu penuh coretan darah hidung. Tapi jelas terlihat dia tersenyum - Menerima kekalahan dengan lapang dada, inilah penjelmaan sempurna semangat ksatria. Tak diragukan lagi, Ksatria Lampard adalah ksatria sejati.
“Saya tidak pandai beretorika. Hanya bisa katakan, kaulah manusia pertama yang kusukai.” Liu Zhenhan mengusap cincin di tangannya dengan gaya cool, “Kau datang ke Kerajaan Bimeng kami bersama gerombolan perampok. Hanya ingin kusampaikan satu kalimat...”
“Pedang Ksatria Bimon dan senyuman kami, manusia selalu punya hak memilih.” Liu Zhenhan tersenyum angkuh.
“Pertempuran hari ini akan menjadi kebanggaan seumur hidupku. Apapun posisi kita di masa depan, musuh atau kawan, keyakinanku takkan berubah.” Ksatria Lampard melepas helmnya dan mengulurkan tangan, “Anda lawan yang hebat, termasuk pemanah ulung centaurus itu. Izinkan aku, Ksatria Naga Lampard, menyampaikan penghormatan tulus kepada prajurit Bimon yang pemberani.”
“Dasar otak kuno! Nanti kau pasti dimanfaatkan orang sampai mati.” Liu Zhenhan menghela nafas lalu memeluk erat ksatria naga polos itu.
Ksatria Naga menyimpan naganya ke dalam Lung emas yang ternyata memiliki barrier dimensi khusus.
Dengan gaya anggun, ksatria itu melambaikan jubahnya lalu pergi membelakangi mereka.
Liu Zhenhan dan Daisy memandang punggung gagah yang menjauh. Sorot mata mereka tak bisa menyembunyikan kekaguman.
“Bisakah Anda memberitahu saya, apa tujuan sebenarnya Anda datang ke padang gurun ini? Yang Mulia Tuan Gattuso?” Ksatria Naga berjalan mendekati kapten pasukan tentara bayaran yang berada di punggung mimpi buruk bawah tanah, “Apakah seperti yang dikatakan Pendeta Feilengcui, tujuan Anda ke sini adalah untuk merampok?”
Kapten Gattuso sebenarnya punya seribu alasan untuk menjelaskan pada Ksatria Naga ini. Namun di bawah tatapan jernih sang ksatria, bibirnya hanya bergerak-gerak, akhirnya tak ada kata yang keluar.
Desahan Ksatria Naga bisa membuat hancur hati. Setelah berbalik lagi, dia meninggalkan bayangan punggungnya untuk Kapten Gattuso. Wajah Ksatria Suci Tomassi di sampingnya memerah seperti warna tanah – dia sangat tahu maksud sebenarnya keluarga mereka datang ke sini.
Liu Zhenhan seolah sedang menonton drama.
“Bolehkah saya menantang Anda? Wahai Pendeta Naga Ganda yang agung.” Magister Sihir Unsur Angin dari kalangan manusia maju ke depan. Usianya adalah yang tertua di antara tiga penyihir. Waktu telah meninggalkan jejak keriput tak terhapuskan di wajahnya. Janggut putih dan alur kerutan di wajahnya bagai lautan dan daratan yang saling menjalin.
Ai Wei'er muncul di samping Liu Zhenhan melalui 'Pintu Langit', langsung menggulung lengan baju hendak maju, namun dihalangi oleh Liu Zhenhan.
Sihir Unsur Angin memang sudah kebal baginya, tak perlu mempertaruhkan Ai Wei'er untuk bahaya ini.
Helen juga mendekat.
“Maafkan kelancanganku. Kalian sudah tamat.” Wajah Liu Zhenhan dipenuhi senyum kemenangan, “Sekarang neraca kemenangan sepenuhnya condong ke pihakku. Mau lanjut bertanding lagi? Apa perlu? Seorang Magister Sihir mungkin bisa melawan Naga Sekunder. Tapi bisakah kalahkan Bangau Api yang bahkan bisa mengalahkan Naga?”
“Pertempuran pasti membawa kerusakan. Kami masih punya lebih dari lima ribu pasukan. Mengapa harus mempertaruhkan nyawa prajuritmu?” Magister Sihir Unsur Angin tersenyum tipis, “Ajukan syaratmu. Jika kau menang, kami akan memenuhinya.”
“Menyerah total, kau setuju?” Liu Zhenhan bertanya dengan ekspresi nakal.
“Aku setuju!” Kapten Gattuso menunjuk langit, “Demi Dewa, aku bersumpah! Jika kau bisa bertahan dari serangan Magister Angin ini tanpa terluka, kami akan menyerah tanpa syarat! Tidak akan mengingkari!”
“Jadi aku harus diam saja jadi sasaran? Baik! Tapi hanya satu kali serangan!”
“Tidak masalah.” Senyum Kapten Gattuso bersinar, entah pura-pura atau sungguh yakin.
“Deal.” Liu Zhenhan mengusap kalung emas di lehernya sambil menyuruh semua mundur.
Pertarungan ini jadi konyol, seperti pertunjukan bela diri pribadi. Liu Zhenhan mengernyit bingung.
Tapi memang Berbual B banget, menaklukkan musuh tanpa bertempur. Pikirannya segera melayang ke ide lain.
Magister Sihir Unsur Angin mengeluarkan gulungan sihir yang sangat usang dan kuno, keriput di permukaannya hampir sebanyak kerutan di wajahnya. Nyanyian sihir yang panjang dimulai. Berbagai wewangian mulai menyebar di bawah kibasan tongkat sihirnya. Gelombang magis yang kuat beriak di sekeliling.
"Semua kembali ke Bukit Merah!" Bahkan dengan penglihatan tajam Daisy, dia tidak bisa mengenali jenis sihir apa ini, hanya bisa memerintahkan para Bimon yang berkerumun di sekitar.
Setelah tuan tanah juga memberi perintah, semua Bimon mundur ke koridor lantai pertama Bukit Merah, bahkan burung bangau nakal itu pun kabur cepat. Para Bimon memandang dari jauh bos mereka. Tiba-tiba mereka diliputi kecemasan besar.
"Semua pulang sekarang!" Daisy kesal melihat tiga nyonya bos dan Gatanie. Ruoerna mengantar Guo Guo dan anak babi kembali, lalu ikut membujuk beberapa wanita cantik ini.
Ning Yu yang lebih bijak terus menerus meyakinkan yang lain: "Richard punya Mutiara Antiangin, cepatlah kita pulang."
Setelah lama dibujuk, hanya Ai Wei'er dan Gatanie yang mau pergi. Helen bersembunyi di belakang Liu Zhenhan, bersikeras tidak mau pergi: "Aku sendirian di sini di belakangnya tidak apa-apa. Sekalipun Mutiara Antiangin tidak bekerja, aku punya dia sebagai tameng. Kalian cepat pergi saja, tidak ada tempat lagi di sini."
“Beberapa gadis cantik itu menyesal, kenapa tidak terpikir lebih awal untuk menggunakan cara ini agar bisa tinggal. Akhirnya mereka pun pulang dengan perasaan kesal. Bibir Ai Wei'er cemberut paling tinggi.
Yang tersisa menemani Liu Zhenhan hanyalah dua Naga Peri dan Helen. Burung beo bodoh itu bahkan tidak takut pada Naga, tentu saja tidak merasakan getaran sihir. Ia bertengger di bahu Liu Zhenhan, sibuk membersihkan bulunya. Hanya dia yang paling bahagia.
Waktu persiapan sihir ini melebihi dugaan semua orang. Setelah gulungan kuno itu dibuka, nyanyian sihir yang rumit dan sukar dipahami masih terus bergema selama setengah hari. Liu Zhenhan benar-benar tidak mengerti bagaimana si tua bangka ini bisa bernyanyi terus selama itu. Seolah punya bakat sebagai peniup terompet pengiring.
Seiring dengan nyanyian sihir, wajah Magister Sihir itu mulai memancarkan kilau warna-warni. Cahaya aneh seperti semburat senja terakhir berkedip-kedip di tubuhnya.
“Sihir macam apa ini?” Liu Zhenhan berbisik pada Ruoerna, “Apakah Mutiara Antiangin di tubuhku bisa menahan ini? Dadaku berdebar kencang.”
“Kau juga bisa merasa takut?” Ruoerna menutup mulutnya menahan tawa.
“Tenang, aku yang akan melindungimu. Jangan takut.” Daisy dengan penuh keyakinan berkata. Kecuali sihir aneh seperti ‘Transfer Antar Dimensi’, sebenarnya tidak ada yang ditakuti Naga Peri.
Helen mengintip setengah kepalanya dari belakang Liu Zhenhan, genggam lencana di tangan, siap memanggil Monster Perang Komodo kapan saja dengan kekuatan pikiran.
Penantian berlanjut, nyanyian sihir terus bergema. Ekspresi cemas mulai terpancar di wajah semua orang.
Manusia begitu, Bimon pun demikian.
Liu Zhenhan terus mengingat Mutiara Antiangin miliknya, tapi tetap ada rasa khawatir. Manusia bisa menguasai dua unsur sihir sekaligus, Unsur Angin tak bertentangan dengan banyak mantra. Ilmu sihir manusia yang nyeleneh memang begitu banyak. Lao Liu mulai menyesal.
Pasukan manusia membuat manuver baru. Mereka menggiring Kadal Kepala Pengangkut logistik ke garis depan. Tubuh raksasa sebesar gunung itu tiba-tiba membuat padang gurun terasa sempit. Makhluk yang hanya tahu berjalan lurus ini masih bergoyang-goyang maju dengan pantat besarnya.
"Gile! Ini kan perisai alami? Rupanya bajingan-bajingan ini emang niat jahat." Liu Zhenhan bergumam sambil menatap Naga Sekunder ber-kulit sekeras batu ini.
Bagaimanapun juga ini Naga Sekunder. Begitu merasakan gelombang sihir dahsyat di udara, Kadal Kepala itu segera mengeraskan seluruh kulitnya menjadi batu.
Nyanyian sihir masih terus bergema.
Burung beo pun sudah tak sabar, mengoceh "Bego~" sambil mengepakkan sayap terbang mencari tempat bermain.
Sihir Magister Sihir akhirnya selesai. Setelah memuntahkan darah hitam pekat dalam jumlah besar, Magister Sihir perlahan mengulurkan tangannya. Tongkat sihir di tangannya meledak menjadi debu, gulungan yang terkoyak dua tiba-tiba terbakar.
Tidak ada sihir sama sekali.
"Sihir gagal?" Dua Naga Peri tertawa. Penggunaan elemen apapun memiliki kemungkinan gagal, semakin tinggi levelnya semakin besar kemungkinannya. Lagu perang hampir tidak memiliki kemungkinan seperti ini. Tapi karena kekuatan sihir yang besar, kemungkinan kegagalan ini mudah terjadi. Namun kegagalan sihir gulungan sangat langka, karena itu tipe panggilan.
Tawa mereka hanya bisa tersimpan dalam hati. Karena mereka sama sekali tidak bisa bergerak, bahkan bola mata pun tak bisa digerakkan. Satu-satunya yang bisa bergerak adalah pikiran mereka.
Bukan hanya mereka berdua, bahkan burung beo yang terbang di udara juga diam total di langit, seperti hewan prasejarah dalam amber.
Diam total.
Di mata Bimon Bukit Merah, bos sepertinya masih menunggu sihir itu.
Hanya dua Naga Peri yang tahu sihir apa ini.
"Angin di Jari" hanyalah sihir dasar Unsur Angin, seperti sihir api "Jari Api". Fungsi sihir ini selain mematikan lilin, paling-paling digunakan penyihir tingkat tinggi untuk menutup pintu. Setiap Penyihir Angin bisa menggunakan sihir ini berkali-kali dengan mudah.
Seribu tahun yang lalu di era Pertempuran Hyjal, ada seorang Penyihir Angin besar bernama Einstein. Setelah penelitian panjang, ia mengemukakan teori mengejutkan: jika kecepatan melebihi cahaya, waktu akan berbalik.
Dari semua sihir, Unsur Angin adalah yang tercepat. Apa yang lebih cepat dari angin? Tapi angin pun tak sanggup menyaingi cahaya.
Master Einstein ini mengusulkan penggunaan kekuatan magis tertingginya untuk meluncurkan sihir dasar angin "Angin Jari" dengan kecepatan melebihi cahaya, sehingga waktu akan berbalik ke masa lalu.
Saat itu tak ada satupun yang mengakui temuannya, bahkan penyihir paling imajinatif sekalipun. Membalikkan waktu dianggap mustahil bahkan bagi dewa - ini adalah kebenaran universal.
Gereja menghukumnya dengan bakar hidup-hidup karena dianggap menghina dewa. Saat eksekusi, sang master menghilang bersama tiang pembakaran menggunakan sihir ciptaannya.
Gereja akhirnya memutuskan bahwa Master Einstein juga ahli sihir dimensi ruang. Ia dikatakan telah memindahkan diri ke dimensi paralel.
Tetapi kenyataannya, beberapa gulungan "Jari Angin" yang ditinggalkan Master ini dalam penggunaan generasi berikutnya membuktikan kebijaksanaannya——perjalanan mundur waktu benar-benar mungkin! Namun selain Master Einstein, generasi selanjutnya yang menggunakan gulungan ini hanya mencapai satu efek——"Jari Angin" yang bergerak secepat kilat melintasi ruang. Meski tidak bisa mencapai kecepatan melebihi cahaya untuk memutar balik waktu seperti yang dikatakan Master, tapi mampu menyamai kecepatan cahaya untuk menghentikan waktu.
Gulungan sihir ajaib ini adalah "Jari Angin Einstein". Siapapun yang tidak kebal terhadap waktu tidak bisa lolos dari sihir ini. Mungkin, ini seharusnya bukan disebut sihir sama sekali.
Hari ini, Magister Sihir Unsur Angin itu kebetulan memanggil sihir mengerikan ini. Ini membuat Liu Zhenhan dan Helen, bersama burung beo serta Naga Peri, membeku dalam aliran waktu. Untuk memanggil sihir yang sangat sulit dikendalikan ini, Magister Sihir Unsur Angin telah menguras energi mental dan seluruh kekuatan magisnya, bahkan mengorbankan kesehatan fisiknya yang tampak.
"Waktu diam" di bawah efek gulungan sihir ini berdurasi tiga ons jam pasir, yaitu tiga menit.
"Bunuh mereka!" Kapten Gattuso berteriak dengan suara serak penuh kemarahan.
Dua penyihir yang telah bersiap, satu melemparkan "Bilangdao", satu lagi memanggil boneka magis bajanya.
Empat boneka magis baja yang mekanis dan dingin, seluruhnya tersusun dari balok-balok baja. Setiap boneka baja menggunakan lebih dari sepuluh ribu paku keling. Setiap paku keling sebesar telur ayam. Rangkaian logam yang digambar dengan adamantium mengambang di tubuh raksasa mereka setinggi delapan meter. Setiap jari boneka ini adalah bilah pisau raksasa. Tangan dingin mereka bagai gunting tajam raksasa. Bentuk tubuh yang lebar di kedua ujung dan ramping di tengah membuat mereka terlihat seperti belalang sembah raksasa. Untuk mencerminkan kengerian mereka, mereka memiliki nama yang sama dengan penguasa Kekaisaran Pompeii - "Edward Scissorhands"!
Di era ketika para alkemis umumnya hanya memiliki boneka batu, kengerian dari raksasa logam ini telah mencapai puncak imajinasi setiap kaisar. Inilah kebanggaan Kekaisaran Pompeii. Dari enam belas boneka baja, empat dikerahkan sekaligus, menunjukkan tekad Pompeii untuk merebut Doluote.
Jika bukan karena takut pada keranjang bambu mengerikan yang menyemburkan api dan suara ledakan, Kapten Gattuso tidak akan menahan diri sampai saat ini!
"Pisau Gelombang Hijau" dari Master Elemen Air menghantam tubuh Liu Zhenhan tanpa hambatan. Waktu tunggu putri duyung elemen air Lao Liu adalah dua jam - baru saja dihancurkan oleh ksatria naga, kini mustahil muncul kembali.
Namun keberadaan Mutiara Penghindar Air tetap menyelamatkan Lao Liu dari dampak sihir air tingkat tinggi ini.
"Bahkan jika sihir elemen air tidak berhasil membunuh Pigge ini, Kapten Gattuso tetap sangat gembira. Karena empat boneka magis sudah mendekati Pigge tersebut.
"Ksatria Lampard, maukah aku serahkan Pigge ini untuk Anda hukum?" Kapten Gattuso bertanya setengah bergurau setengah serius kepada ksatria naga yang sedang mengawasi pertempuran dari kejauhan.
Pedang ksatria naga adalah jawabannya.
Tapi Kapten Gattuso juga bukan bodoh, sejak tadi telah menggerakkan kuda neraka bawah tanah untuk menghindar. Kuda neraka berapi empat ini jauh lebih cepat daripada ksatria naga.
"Dasar pengkhianat semangat ksatria! Mengingkari sumpahmu akan membawa konsekuensi!" Teriakan ksatria naga disambut oleh pasukan tentara bayaran yang mengerubunginya. Beberapa anggota kuil segera memanggil kendaraan tunggangan mereka, memandang dingin.
"Sesama kita! Sesama kita!" Ksatria Suci Tomassi berteriak sambil berkeringat mencoba mencegah bentrokan.
"Hancurkan dua naga peri dulu! Mari kita rasakan bagaimana rasanya membunuh naga!" Kapten Gattuso berteriak riang kepada penyihir alkimia.
Monster Perang Komodo muncul di depan boneka baja. Melalui panggilan jiwa Helen, ia terbangun dari barrier hibernasi. Lengkaran kilat menghantam tubuh boneka raksasa baja. Setiap kali listrik mengalir, ribuan bagian kecil beterbangan dari celah paku keling.
Raksasa baja juga meninggalkan kenang-kenangan mereka sendiri untuk Monster Perang Komodo. Keempat monster baja yang tidak takut sihir ini terus-menerus mengibaskan gunting raksasa di tangan mereka ke tubuh Monster Perang Komodo. Di bawah kekuatan non-alamiah yang tak tertandingi, kulit hewan yang tangguh dan darah beterbangan, kilat dan gunting baja bertarung dengan gigih.
Raungan Monster Perang Komodo membuat para Elf awan dan petir di udara merintih kesakitan. Karena yang dihadapinya adalah boneka magis baja buatan manusia yang mampu menyaingi kekuatan tempur Naga Sekunder!
Setiap orang yang berkesempatan menyaksikan pemandangan ini akan mengingatnya seumur hidup.
Keberuntungan boneka magis baja berakhir di sini. Setiap boneka magis baja seberat 100.000 pon bertemu dengan Patung Emas Yunqin seberat 240.000 pon, tubuh mereka tiba-tiba menjadi seperti Kurcaci di hadapan Elefen. Tubuh besar yang sebelumnya kini tampak lemah tak berdaya.
Ini juga membuktikan kembali bahwa semua kekuatan bersifat relatif. - Sayangnya, teori ini justru diajukan oleh Master Einsten yang menemukan gulungan "Penghentian Waktu".
Memanggil Patung Emas Yunqin juga hanya membutuhkan kekuatan pikiran. Mantra panggilan Liu Zhenhan kali ini diselesaikan melalui "pengedapan". Ini juga merupakan hak Penyanyi Jiwa - jika jiwa memiliki hak untuk bernyanyi, maka ia juga memiliki kemampuan untuk mengucapkan mantra.
Ini juga baru disadari Liu Zhenhan. Ia menyadari dengan sedih bahwa potensinya justru baru muncul dalam situasi berbahaya. Penemuan ini bahkan memungkinkannya mengaktifkan lagu perang secara diam-diam selama durasi nyanyian sihir, yang baru saja dipahaminya.
Kemunculan dua Patung Emas raksasa setinggi sepuluh ren secara tiba-tiba, dengan kontras sempurna antara penampilan dan ukurannya, kembali membuat semua orang terbelalak. Bahkan Ksatria Naga yang sedang bersiap bertempur pun membeku di tempat.
Tiga penyihir langsung melarikan diri.
Empat "Edward Scissorhands" hancur berkeping-keping oleh pukulan tinju tembaga dari Timur Jauh. Ketika boneka rakitan bertemu dengan Patung Emas yang dicor utuh, meskipun penuh luka, mereka hanya bisa menjadi tumpukan besi tua.
Setelah empat pukulan, empat boneka baja roboh dan menimpa Monster Perang Komodo. Binatang perkasa pun tak mampu menahan pukulan sehebat ini, seluruh tubuhnya ambruk. Darah mengalir perlahan dari tumpukan baja yang bergerak-gerak.
Ratusan air mata menumpuk di mata Helen. Dalam ruang waktu yang membeku, tetesan air mata ini terkumpul dengan pola penyebaran horizontal.
Patung Emas Yunqin melangkah mendekati kelompok manusia ini. Setiap langkahnya mengguncang bumi yang seakan merintih menahan beban. Jejak kaki mereka hanya bisa disaingi oleh para dewa.
Semua manusia terbingung-bingung oleh perubahan drastis ini. Banyak yang bahkan tidak mengerti, kedua patung emas ini sebenarnya milik siapa. Pikiran lebih banyak orang hanya kosong, benar-benar kosong, seolah mereka juga terjebak dalam henti waktu.
Dari reruntuhan baja sebesar gunung, Monster Perang Komodo perlahan merangkak keluar. Binatang peliharaan raksasa berbasis sihir dwi-unsur yang sombong ini nyaris merayap dengan perutnya selangkah demi selangkah ke luar. Luka di tubuhnya sangat besar dan mencolok, dengan banyak lekukan, cahaya kehidupan perlahan mengalir keluar dari tubuhnya.
Mata Liu Zhenhan berkaca-kaca.
Mengapa tidak memberi empedu Ular Feiwenli kepada Monster Perang Komodo! Liu Zhenhan sangat menyesali diri. Dulu, ia menganggap empedu ular ini sampah; sekarang, ia merasa empedu ini adalah benda terbaik di dunia.
Monster Perang Komodo kembali mengaum dengan suara berat. Ia sudah tak mampu bergerak lagi. Naga Jitou Zuolong yang terprovokasi oleh dua Patung Emas Yunqin mulai mempercepat frekuensi jalur lurusnya. Arah geraknya tepat menuju tempat Liu Zhenhan dan Helen yang sedang diam. Kemampuan jalur lurus makhluk Naga Sekunder ini masih cukup cepat. Kemajuannya membuat Liu Zhenhan menyesali satu hal - mengapa tadi tidak menggunakan patung emas untuk menghancurkannya ke dalam tanah.
Cahaya terakhir kehidupan meledak dari tubuh Monster Perang Komodo. Makhluk raksasa ini menyerang Naga Sekunder dengan asam berdarah sambil menggerakkan tubuh besarnya. Di setiap jejak langkahnya, terbentuk aliran darah seperti sungai kecil. Saat hendak memblokir jalur pergerakan Naga Sekunder, binatang peliharaan raksasa itu tak lagi sanggup bergerak lebih jauh.
Milisi Feilengcui berlari secepat mengejar matahari terbenam. Mereka berusaha memenangkan perlombaan melawan waktu dalam jarak hampir seribu yard.
Monster Perang Komodo mengaum lagi. Kali ini suaranya terdengar sangat bergema. Sebuah kristal berbentuk berlian menyembur dari tenggorokannya, disertai percikan darah dan kerinduan akan kehidupan.
Saat kristal melesat di udara, terdengar kicauan burung lark yang hanya bisa didengar oleh orang yang paling mencintainya.
Tombak-tombak bermata tajam beterbangan di udara. Bahkan Gud pun tak bisa menembus baju baja batu tebal Naga Sekunder. Namun makhluk jinak ini tampak terkejut oleh kedatangan pasukan Bimon yang berlarian.
Jaraknya dengan Liu Zhenhan tinggal lima langkah lagi. (Langkah Naga Sekunder sangat lebar~)
Ai Wei'er adalah yang pertama tiba. Bahkan tidak sempat melompat dari punggung elemen air Lao Liu, mantra sihirnya sudah menghantam kepala naga dasar ini.
Naga dasar yang ketakutan itu kembali terkejut, menyimpang dari jalur lurusnya, kuku raksasa menginjak kepala Monster Perang Komodo yang sekarat.
Di tengah percikan otak binatang perang raksasa, cahaya "Pujian Kehidupan" menyebar, lingkaran cahaya megah dan suara berkat samar-samar melayang di udara.
Lao Liu melihat naga dasar itu masih terus menerjang, pasrah bersiap menutup matanya. Ternyata Pujian Kehidupan tidak bekerja secepat itu.
Tiba-tiba, dia mulai merindukan dunia ini, merindukan kekasihnya, wilayah kekuasaannya, dan segalanya.
Semua ini belum sempat dia nikmati. Dulu tak pernah dihargai.
Siluet mungil menghadang di depannya, membentangkan kedua tangan, tubuh gemetar ketakutan tapi tak gentar mundur.
Mata Liu Zhenhan berkaca-kaca.
Naga dasar menjulurkan lidah menjilat Ai Wei'er. Tangan Putri Duyung masih terbuka lebar, tubuh ringannya rubuh saat dijilat naga sekunder ini.
Dia pingsan. Mengira naga sekunder ini akan memakannya. - Bagaimanapun semua naga sekunder berpenampilan ganas.
Jitou Zuolong kembali menjulurkan lidahnya menjilati Liu Zhenhan yang diam dalam waktu yang terhenti.
Liu Zhenhan teringat sebuah acara TV yang pernah ditontonnya, di mana pemeran utamanya selalu berkelahi dengan dinosaurus. Setiap kali kalah, dia berteriak "Hentikan waktu!" atau "Meriam manusia~ persiapan level satu~".
Hari ini justru terbalik.
"Bangsat!" Liu Zhenhan mengumpat sambil membungkuk mengambil "Kristal Bernyanyi" yang terakhir dimuntahkan Monster Perang Komodo.
"Tuan Liu marah." Liu Zhenhan mengelus lidah Jitou Zuolong, berkata, "Konsekuensinya, sangat serius."
BAB 98 KUTUKAN SUCI
Angin Puting Beliung dari dunia manusia kembali menyapu Dataran Liar Donau, mereka melarikan diri kocar-kacir.
Untuk organisasi militer besar seperti "Pasukan Angin Puting Beliung", kekalahan memalukan seperti ini sulit diterima. Bagaimanapun mereka masih memiliki 5.000 personel dengan kekuatan tempur yang cukup.
Meski dua Patung Emas Yunqin tak terkalahkan, berdasarkan pengalaman negara-negara di Benua Aigean menghadapi boneka magis, meski tak bisa mengalahkannya, dengan memanfaatkan kelambanan gerak boneka tersebut, cukup dengan penarikan diri terorganisir dan menghindar sambil menunggu habisnya waktu pemanggilan, Pasukan Angin Puting Beliung sebenarnya masih bisa bertahan.
Kapten Gattuso memang merencanakan hal itu. Di padang gurun yang luas, ruang untuk manuver sangat besar. Mereka bisa dengan mudah menghindari dua boneka logam emas yang menakutkan ini - konsep kemenangan sudah hilang dari pikiran Kapten Gattuso. Yang dia pikirkan hanyalah bagaimana menarik pasukan dengan aman dari sini.
Dia melebih-lebihkan semangat tentara bayaran bawahannya - tentara bayaran tetaplah tentara bayaran, mereka bukan ksatria yang siap mati demi kehormatan.
Yitiao sekali lagi membuktikan pada semua orang bahwa seperti bangsa naga, dia tidak sepenuhnya bergantung pada sayap untuk terbang. Ketika semua tentara bayaran melihat burung tak berbulu raksasa mencengkeram sabit besar dengan tungkai sayapnya, terbang ke langit dan menghancurkan semua kavaleri griffin menjadi serpihan dengan sihir api dan sabit besar itu, keberanian tentara bayaran manusia perlahan-lahan terkikis.
Mantra api "Pilar Api" Yitiao bersamaan dengan "labu ganda" yang dijatuhkan Pasukan Kavaleri Udara Newton yang melintas di udara, menjerumuskan formasi padat tentara bayaran ke dalam jurang mengerikan.
Stok "labu ganda" Feilengcui yang terkumpul selama lebih dari setengah bulan telah hampir habis di tangan para penyair kuda nil. Serangan bom Pasukan Kavaleri Udara Newton kali ini menggunakan sisa persediaan terakhir.
Meskipun ada pemanah yang menghalangi labu minyak ini. Tapi bagaimanapun upaya penghalangannya, setelah empat puluh ledakan dahsyat labu minyak bergema silih berganti, semua keberanian tentara bayaran akhirnya lenyap seketika. Tentara bayaran yang terendam dalam hujan api dan ledakan tak lagi mampu mempertahankan formasi mundur yang teratur.
Kavaleri ringan di sayap adalah yang pertama runtuh. Pelarian mereka memicu infanteri di sekitarnya. Kekacauan segera menyebar seperti wabah. Pasukan inti infanteri di tengah juga tak sanggup bertahan. Keberanian memiliki batas. Menghadapi serangan bak bencana alam, bahkan Kapten Gattuso pun segera memilih melarikan diri. Di bawah bombardir tanpa target seperti ini, tak ada yang tahu siapa berikutnya yang akan jadi korban.
Tuan Tanah Feilengcui memilih metode pengejaran yang licik. Semua prajurit Feilengcui, kecuali budak dan goblin yang ditugaskan berjaga, hanya menyisakan Ksatria Getani untuk merawat Ai Wei'er yang pingsan. Sisanya membawa perbekalan lengkap, mengendarai Kuda Raksa Berkaki Banyak yang ditinggalkan pejuang amok, mulai menggerogoti pasukan infanteri yang tertinggal secara perlahan.
Prajurit infanteri yang melarikan diri secara tercerai-berai, kecepatan mobilitas mereka jauh kalah dibandingkan Bimon yang memiliki tunggangan. Jumlah pasukan di area lokal juga sepenuhnya berada dalam posisi inferior dibandingkan prajurit-prajurit Bimon ini. Milisia Feilengcui yang bahkan mampu membasmi pejuang amok, ditambah Ksatria Kuil, pasukan penunggang serigala, serta pasukan udara dan penyihir pendeta yang bertempur secara terkoordinasi. Kombinasi seperti ini terlalu kuat, kelompok-kelompok kecil tentara bayaran sama sekali tak mampu melawan. Beberapa perwira militer berusaha mengorganisir pasukan untuk melakukan perlawanan akhir. Namun ketika pasukan mereka mulai berkumpul, pertama-tama yang mereka terima adalah pemerkosaan bergiliran sihir dari Master Ottega dan monster-monster, kemudian diinjak-injak oleh kavaleri berat Feilengcui dalam Penghancuran Perang.
Sedangkan tentara bayaran yang tersebar dua-tiga orang, hanyalah sasaran hidup bagi penunggang serigala untuk memamerkan teknik pedang mereka.
Taktik licik seperti kawanan serigala ini, bagi para infanteri ini, sekalipun kamu lari secepat mungkin, kehancuran hanyalah masalah waktu lebih cepat atau lebih lambat.
Hingga pagi hari kedua, hampir tiga resimen infanteri, pemanah, dan 800 pencuri yang muncul sebagai insinyur semuanya tumbang di sepanjang garis Padang Rumput Donau.
Nasib para kavaleri saat ini juga tak lebih baik. Mereka diteror oleh pasukan udara Newton dan Bangau Api di langit sampai paranoid, melarikan diri tanpa henti.
Serangan Bangau Api dan Pasukan Kavaleri Udara Newton tidak terlalu sering, namun tekanan psikologis yang mereka timbulkan pada manusia sangat mengerikan. Setiap tentara bayaran manusia terus-menerus disiksa oleh pikiran menakutkan di kepalanya - selama ada kavaleri udara Behemoth yang sesekali melintas di langit, berarti posisi mereka sudah terpapar, dan prajurit Behemoth yang mengejar bisa muncul kapan saja.
Dengan pikiran ini, setiap prajurit berkuda memacu kudanya secepat mungkin, berharap tunggangan mereka bisa tumbuh sepasang sayap di rusuknya.
Setelah melarikan diri tanpa arah selama setengah hari ditambah semalaman, semua prajurit berkuda menemukan kenyataan mengerikan dengan sedih - mereka kehabisan logistik.
Kuda perang yang kelaparan masih bisa makan rumput, tapi manusia tidak memiliki kemampuan ini. Tanpa makanan, mustahil untuk keluar dari padang gurun.
Kelompok-kelompok tentara bayaran yang melarikan diri bersama mulai menyembelih kuda perang untuk dimakan, lalu dua orang menunggangi satu tunggangan. Meski menyelesaikan masalah kelaparan, ini memperlambat kecepatan mereka. Bahkan perampok penduduk asli yang biasa berkeliaran di padang gurun mulai mengincar mereka. Tentara bayaran yang kelelahan dan kelaparan ini harus waspada terhadap pengejaran Behemoth sekaligus gangguan dari kelompok kecil perampok, sungguh penderitaan yang tak tertahankan.
Faktanya, sejak menyelesaikan semua infanteri dengan mudah seperti memotong sayur, yang masih mengejar kavaleri hanya tersisa 200 penunggang serigala dan Ksatria Kuil. Para Pengawal Imam Tongkat juga mengikuti dalam barisan ini. Milisia Feilengcui yang kemampuan berkudanya buruk dan tubuhnya berat, setelah mengejar sebentar tanpa bisa melihat pantat penunggang serigala, akhirnya terpaksa pulang sambil menuntun Kuda Raksa Berkaki Banyak dengan malu.
Tuan tanah Liu Zhenhan tentu tidak mungkin menyerah. Lao Liu bersumpah, tanpa membunuh ayah-anak itu, dia tidak berani pulang untuk menguburkan Monster Perang Komodo.
Hingga saat ini dalam pertempuran Feilengcui, meski tak ada prajurit yang gugur, tapi Binatang Perang Raksasa Komodo telah tewas. Bagaimana mungkin hal ini tidak membuat Liu Zhenhan yang sangat protektif terhadap bawahannya menjadi murka?
Meski dua Naga Peri dan Ning Yu terus membujuknya, termasuk Helen yang berhasil menahan kesedihan dan menghibur dengan wajah tersenyum paksa. Bagaimanapun, sihir Unsur Angin yang bahkan bisa menembus kekebalan elemen Naga Peri dan Mutiara Antiangin benar-benar di luar perkiraan. Dan pemikiran Liu Zhenhan saat itu memang benar - mengalahkan musuh tanpa pertempuran, dalam situasi apapun, merupakan pilihan tak tertahankan bagi komandan.
Tapi Lao Liu masih diliputi penyesalan yang mendalam.
Meskipun dia juga tahu, bahkan jika dirinya tidak membuat taruhan dengan pihak lawan, dengan kekuatan manusia dan kekuatan dahsyat gulungan waktu diam ini, pertempuran pertahanan ini tetap akan menimbulkan korban yang diperlukan. Di dalam hati, dia juga pernah membujuk dirinya sendiri seperti ini. Namun dia tetap tidak bisa menghilangkan rasa bersalah yang ditimbulkan oleh gugurnya Monster Perang Komodo.
Harta benda Feilengcui adalah hasil keringatnya sendiri. Siapapun yang mati, dia pasti akan merasa sakit hati.
Hanya Kapten Angin Puting Beliung yang menjadi alat penebusan dosa terbaik baginya.
Kendaraan tunggangan Kapten Gattuso bersama putranya Tommasi dan pengawal pribadinya adalah yang terbaik di seluruh pasukan bayaran. Pengorbanan pasukan infanteri juga memberi mereka cukup waktu untuk melarikan diri. Setelah berlari sepanjang malam, mereka telah meninggalkan pasukan kavaleri ringan sejauh ratus li.
Tentu saja, mereka juga tidak lupa membawa serta tiga Penyihir.
Prinsip "Selama gunung hijau masih ada, tak perlu khawatir tak ada kayu bakar" ini, orang licik seperti Gattuso lebih paham daripada siapapun.
Terhadap kemungkinan bertemu kembali dengan Tuan tanah Pigge ini, Kapten Gattuso telah mempersiapkan mental sepenuhnya. Satu terbang di langit, satu berlari di darat, untuk pertempuran tak terelakkan ini, dia sudah lama memiliki kesadaran.
Dia masih memiliki 100 pengawal pribadi dan 3 penyihir. Dua Magister Senior ditambah satu Magister Sihir, ditambah begitu banyak prajurit tangguh, kekuatan seperti ini bahkan mungkin bisa membunuh naga jika benar-benar dikerahkan. Yang paling disesali Kapten Gattuso saat ini adalah ketidakmampuan putranya Tomassi. Seandainya kuda bersayap itu masih ada, bukankah peluang menyelamatkan diri akan bertambah beberapa persen?
Selain mempersiapkan semua hal di atas, Kapten Gattuso yang licik juga dengan bijak memilih jalan kuno di tepi hutan pinus yang berdekatan dengan kaki Pegunungan Salju Taymur Laya sebagai rute pulangnya.
Bukan tanpa alasan Kapten Gattuso menghabiskan beberapa jam ekstra untuk berputar sampai ke tepi hutan pinus yang jauh ini. Ini adalah antisipasinya jika kebetulan dikejar oleh tuan tanah Bimon itu. Jika benar-benar tak mampu melawan, dia akan menyelinap ke dalam hutan pinus. Kabur dalam kekacauan adalah pilihan terbaik, jika tertangkap ya hanya bisa menyebut nasib sialnya sudah sampai ke rumah nenek.
Meski dalam hati sudah membayangkan berbagai skenario, saat burung raksasa tak berbulu yang mengerikan itu benar-benar muncul di depan mata, Kapten Gattuso tetap tak bisa menahan tubuhnya menggigil - nasib Naga Emas itu telah disaksikannya sendiri.
Pertemuan dengan burung raksasa tak berbulu terjadi setelah melewati sebuah bukit kecil yang tak mencolok di jalan kuno. Area ini luas dan sunyi, dipenuhi semak-semak rendah, satu-satunya tanaman yang layak adalah pohon kering menguning dan semak-semak beri. Patung dewa batu yang tersebar di padang gurun terlihat berserakan di sini. Patung-patung batu tinggi-rendah itu diselimuti rotan anggur liar yang sudah layu, menampilkan pemandangan suram dan rusak.
Burung raksasa tak berbulu ini berbaring di sarang rumput yang dibuat dengan tubuhnya, sayap menopang kepala, mencukur sisa bulu dengan pisau besar, kedua cakar terangkat tinggi bergoyang-goyang. Di sampingnya berdiri beberapa wajah yang sangat familiar bagi Kapten Gattuso - Pendeta Pig, dan empat wanita cantik.
Semak-semak rendah di sekitarnya memungkinkan para tentara bayaran melihat jelas. Setelah mengamati tidak ada penyergapan, sisi keras kepala manusiawi sang Kapten Gattuso muncul sepenuhnya. Ia pun melepas kendali, mengarahkan kudanya mendekat.
Tuan Tanah Feilengcui bersama Helen, Ning Yu, dan dua Naga Peri berdiri di tengah jalan. Kecuali Ai Wei'er yang pingsan karena ketakutan pada Basilisk dan tetap di Feilengcui, hari ini seluruh anggota keluarga tuan tanah telah dikerahkan. Guo Guo di samping terus menggosok lengannya. Bahkan burung beo hari ini memulai serangan pertama dengan kata-kata kotor ke arah sekelompok manusia ini.
Jitou Zuolong sebagai peliharaan magis baru Helen, berbaring di samping sambil mengecapkan mulut besarnya. Kepala bulat, hidung pesek, dan mata cekung, penampilannya terlihat sangat bodoh.
Tomasi bertanya dengan ragu-ragu pada ayahnya apakah harus kabur secara terpisah, yang langsung membuat Laozi-nya memarahinya habis-habisan.
Tomasi kemudian bertanya dengan hati-hati apakah lebih baik masuk ke hutan untuk bersembunyi? Hal ini nyaris membuat Laozi-nya pingsan karena marah.
Berpisah saat ini hanya akan membuat kita dihancurkan satu per satu. Lari secepat apapun, mana mungkin mengalahkan kecepatan burung terbang? Masuk hutan itu ide yang lebih konyol. Begitu masuk hutan, kita akan seperti kura-kura dalam kendi. Monster lawan bertipe api, sementara hutan pinus sangat cocok untuk pembakaran. Jika mereka benar-benar kejam dan membakar gunung, kabur pun belum tentu berhasil. Strategi ini hanya digunakan sebagai upaya terakhir! Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Gattuso secara diam-diam setuju bahwa anaknya benar-benar idiot. Padahal sebelumnya dia menganggap anaknya cukup pintar.
Di bawah komando Kapten, semua tentara bayaran secara spontan menarik tali kekang kuda. Penyihir tidak bisa mengeluarkan mantra tingkat tinggi di atas punggung kuda yang berguncang.
Jarak antara kedua pihak terpisah tujuh ratus yard, semua manusia di atas kuda memandang dengan penuh kewaspadaan kepada beberapa Bimon ini. Pedang telah terhunus, busur telah ditarik. Para Penyihir mengeluarkan gulungan dan memanggil perisai magis.
Jarak ini dipilih dengan cermat oleh Kapten Gattuso. Jangkauan serangan monster besar hanya sekitar tiga ratus yard, bahkan untuk Naga sekalipun tidak lebih dari empat hingga lima ratus yard. Meskipun burung raksasa tak berbulu ini kuat, jangkauan serangan magisnya pasti tidak akan terlalu ekstrem. Dalam jarak ini, ketiga Penyihir dapat dengan tenang menggunakan mantra mereka. Sehebat apapun "pembalikan elemen" Naga Peri, tetap memiliki batasan jarak tiga puluh yard. Asalkan dua Naga Peri berani mendekat ke udara dalam tiga puluh yard, dengan senjata tangan sekali tembak yang dipegang setiap anggota pengawal pribadi dan belasan pemanah ulung Elf Buas, bahkan sepuluh Naga Peri lagi pun Kapten Gattuso tidak akan gentar.
Di sebelah sana selain dua Naga Peri, apa gunanya kedua wanita cantik itu? Yang memiliki cangkang kerang di punggungnya tidak pernah terlihat berkontribusi. Pendeta rubah berbaju putih memang pernah menunjukkan kekuatannya, tapi Monster Perang Komodo peliharaannya sudah mati. Meski tidak tahu alasan dia menaklukkan Kudukubasi itu, bahkan jika ditambah Naga Sekunder yang hanya bisa mengangkut logistik ini, apa artinya? Total, hanya burung raksasa tak berbulu dan Pendeta Pig ini yang agak merepotkan. Tapi setelah menghitung kekuatan sendiri, Kapten Gattuso melihat ke seberang, tiba-tiba kepercayaan dirinya melonjak.
"Tak menyangka kita bertemu lagi secepat ini, Tuan Tanah terhormat." Kapten Gattuso membungkuk sedikit dari punggung kuda, pertama-tama menyapa Tuan Tanah Pigge di seberang.
Tuan Tanah Pigge di seberang menyeringai, menunjukkan senyum sinis khasnya yang tanpa suara.
"Kita sebenarnya bisa melakukan transaksi..." Kapten Gattuso dengan senyum ramah mengulangi persis seperti janji yang pernah diucapkan keluarga Sherpa. Ekspresinya jauh lebih tulus dibanding Count Totti - ini juga senjata pamungkas sang Kapten. Sejak awal pelarian, dia sudah merencanakan. Jika ucapan ini tidak mempan, baru bertempur pun tidak terlambat.
Tentang apa yang paling diinginkan Bimon, siapa yang lebih paham daripada manusia?
“Kapten Gattuso menemukan, setelah pidatonya yang penuh emosi selesai, ekspresi Tuan tanah Pigge di seberang langsung berubah - menjadi serakah, menjadi penuh keinginan. Meskipun bangsa manusia berbulu yang lugu ini berusaha keras menyembunyikan ketertarikan itu, raut wajaknya tetap mengkhianatinya sepenuhnya.”
“Bibir Tuan tanah Bimon ini gemetar lama, tak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Melihat pemandangan ini, Kapten Gattuso dalam hatinya tertawa terbahak-bahak.”
“Kampas! Anda benar-benar bisa... bisa...” Bahkan wajah Pendeta wanita rubah pun dipenuhi ekspresi tak percaya dan keserakahan, matanya membelalak, bibir bergetar, kedua tangan gemetar seperti terserang stroke.”
“Pandangan Tuan tanah Pigge dan Pendeta wanita rubah saling bertemu, di dalam sorot mata mereka terlihat hasrat yang membara. Tak ada yang lebih bisa membaca keinginan hati mereka selain tentara bayaran yang ahli membaca ekspresi.”
“Dua Naga Peri dan Gadis kerang itu juga berbisik-bisik, terlihat sangat bersemangat.”
“Semua tentara bayaran saling tersenyum.”
“Tuan Tanah, apakah Anda setuju? Dengan prajurit-prajurit di bawah komando Anda, membunuh bajingan dari keluarga Shabal akan semudah membalik telapak tangan! Saya bisa menyediakan semua fasilitas yang diperlukan!” Kapten Gattuso melihat burung raksasa tak berbulu itu masih diam, semakin yakin, melanjutkan dengan nada menggoda, “Bayangkan! Gunung Suci Hyjal Bimon dan Jalan Emas, semuanya ada di depan mata Tuan!”
“Ayah, kita bisa diam-diam melukai burung raksasa tak berbulu ini dengan sihir. Tiga Master memiliki gulungan mantra tingkat tinggi.” Ksatria Suci Thomassi menatap ke depan, bibirnya bergerak samar. Gerakan kecil ini mustahil terdeteksi tanpa pengamatan seksama.
Tangan Kapten Gattuso menyentak ke belakang punggungnya, melengkungkan jari telunjuk, lalu mengendalikan kudanya maju perlahan.
Semua tentara bayaran memahami arti gerakan ini.
Sambil terus bergerak maju, Kapten Gattuso terus melontarkan janji-janji manisnya. Para tentara bayaran di belakangnya mengikuti langkah sang kapten dengan erat, tangan mencengkeram senjata, mata tertancap pada burung aneh tak berbulu di seberang.
Sebenarnya Kapten Gattuso sedang mengandalkan keberuntungan.
Jarak 300 yard, pihak lawan tampaknya masih berbisik-bisik.
Keringat mengucur deras di punggung Kapten Gattuso. Ia menghela napas panjang. Dia tahu taruhannya berhasil.
Bimon tetap tidak menyerang. Ini hanya membuktikan mereka tertarik. Jarak tiga ratus yard pasti cukup bagi burung aneh tak berbulu ini untuk melancarkan serangan sihir.
Pandangan Kapten Gattuso terlihat ragu sejenak sebelum kilatan dingin melintas. Jarinya menyembunyikan gerakan ibu jari melengkung ke bawah di belakang punggung.
Tentara bayaran di belakang dua bos besar-kecil jelas memahami sikap majikan mereka. Perintah serangan segera disampaikan ke penyihir di barisan belakang melalui suara halus yang ternyata adalah teknik langka "ventrilokisme" - Pasukan elit bawahan Kapten Gattuso benar-benar penuh bakat!
Magister Sihir Unsur Angin dari tiga penyihir itu tak akan pernah bisa bicara lagi.
Untuk melindungi penyihir, ketiganya ditempatkan di posisi agak ke belakang. Posisi ini meminimalkan kemungkinan mereka menghadapi bahaya frontal.
Seperti angin berhembus, terdengar suara bilau tajam membelah daging dan tulang.
Sebuah kapak besar pejuang amok tiba-tiba datang dari belakang, membelah tubuh empat tentara bayaran dan sekaligus menebas Magister Sihir dari kudanya. Magister Sihir Unsur Angin sudah membuka perisai magis lebih awal, namun perisai itu hanya membuat kapak perang berat ini meleset ke arah lain. Lagipula kapak ini benar-benar terlalu besar dan panjang. Meski mata kapaknya meleset, gagang kapak yang berputar menghantam keras dada sang Magister Sihir. Dentang tulang rusuk retak terdengar, tubuh mulia sang Magister Sihir terlempar tinggi ke udara sebelum jatuh menimpa debu.
Kerusakan yang ditimbulkan kapak ini di antara para tentara bayaran jauh lebih besar dari ini. Setelah perisai mengarahkan kapak ke samping dan merobek celah besar di kerumunan tentara bayaran, kapak itu masih berhasil membunuh lima enam orang lagi sebelum akhirnya berhenti.
Semua tentara bayaran secara refleks menoleh ke belakang, dan mereka semua membeku terkejut.
Tidak sampai sepuluh yard di belakang mereka, di jalan kuno bersejarah berdiri sebuah patung dewa batu berbalut rotan kering yang masih mempertahankan pose merayap. Patung batu ini mengikuti gaya telanjang yang populer di zaman kuno karena pemujaan kesuburan, memamerkan otot-otot indah hasil pahatan pisau dan kapak, dengan bagian selangkangan yang sangat perkasa.
“Patung dewa batu seperti ini ada berlimpah di Padang Rumput Donau, tentara bayaran sudah bosan melihatnya. Yang benar-benar mengejutkan mereka adalah, patung batu ini memiliki sepasang mata hitam-putih yang kontras di wajahnya, dan "dia" bahkan memegang kapak baja berkilauan di tangannya. Lengannya yang terbuat dari batu mengayun dengan gerakan yang persis seperti pose "Pelemping Cakram"!
"Byur..."...
Di bawah tatapan bingung tentara bayaran, kapak baja itu melesat dengan cepat, menyapu kerumunan mereka dengan gelombang darah yang dahsyat! Patung dewa batu ini telah menyambar masuk ke tengah kerumunan seperti angin puyuh, mengangkat seekor kuda perang beserta tentara bayaran di atasnya dan melemparkannya ke kerumunan.
Patung batu ini merampas sebuah Pedang Berat Viking, hanya dengan sekali ayunan melingkar di tempat di tengah kerumunan tentara bayaran, dua penyihir terhormat yang tersisa terbelah menjadi dua.
Hampir bersamaan, Jilong Kepala Dasar juga menurut perintah Helen, menyapu mantra Kulit Sebatu-nya dengan keras ke kerumunan tentara bayaran – bagaimanapun Jilong Kepala Dasar juga termasuk naga sekunder! Meski hanya menguasai satu mantra perlindungan diri yang monoton, mantra ini bisa diberikan kepada orang lain – tentu saja, naga sekunder berotak sederhana ini jarang melakukannya. Biasanya, Kulit Sebatunya secara alami hanya diberikan untuk dirinya sendiri.
Diameter tubuh raksasa Jitou Zuolong menentukan jangkauan pemberian "mantra kulit sekeras batu". Tubuh sebesar bukit kecil itu memiliki lebar pemberian yang cukup luas, namun tetap kalah dibandingkan dengan jangkauan kelompok "Lagu Bisik Pegunungan" dari Pendeta Bemon tingkat tinggi. Karena panjang dan lebar "mantra kulit sekeras batu"-nya tidak merata. Namun kekuatan "mantra kulit sekeras batu" ini jauh melebihi "Lagu Bisik Pegunungan" - baik ketebalan maupun durasi "kulit sekeras batu" dari "Lagu Perang Kulit Batu" Pendeta Bemon, setidaknya separuh lebih lemah dibandingkan dengan "mantra kulit sekeras batu" Jitou Zuolong.
Semua ini terjadi dalam sekejap. Meski manusia sudah waspada, siang malam berjaga, tak menyangka serangan tiba-tiba dari belakang! Di jalan kuno yang sunyi dengan rumput liar pendek ini, para tentara bayaran sama sekali tak menduga ada pasukan penyergap muncul dari belakang. Mereka sudah sangat berhati-hati!
"Hanya Pendeta yang tak mampu! Tak ada Peliharaan Magis yang tak berguna!" Patung Batu itu tertawa terbahak-bahak, tangannya tak berhenti mengayunkan pedang beratnya.
Para tentara bayaran takkan pernah lupa suara siapa ini - Tuan Tanah Feilengcui yang terkutuk, menakutkan, dan perkasa itu!
Ternyata memang tentara terlatih yang terampil. Senjata langsung menghujam ke tubuh Liu Zhenhan yang bagaikan patung dewa dari batu.
Banyak tentara bayaran tiba-tiba kaku posisinya——mereka terkena "mantra kulit sekeras batu" Naga Sekunder Jitou!
"Mantra kulit sekeras batu" Naga Sekunder Jitou sering disalahartikan sebagai "sihir batu". Ini sebenarnya kesalahpahaman total. Sesuai namanya, "mantra kulit sekeras batu" mengubah tubuh menjadi batu (Catatan: pakaian dan senjata tidak terpengaruh.) untuk meningkatkan daya tahan. Meski tubuh menjadi berat, efeknya tidak sama dengan "sihir batu" yang benar-benar mengeras total.
Sumber kesalahpahaman ini adalah saat menangkap Monster Naga Sekunder herbivora ini, kadang Naga Sekunder Jitou yang terdesak akan menggunakan mantra instannya untuk mengubah pemburu menjadi patung batu kaku——sebenarnya mantra ini dirancang untuk digunakan pada diri sendiri. Kekuatan Naga Sekunder Jitou memang yang terkuat di antara Naga Sekunder. Dalam proses evolusi yang panjang, "mantra kulit sekeras batu"-nya pun secara alami disesuaikan dengan kekuatan dasarnya.
Di bawah komando Xiao Hulijing, Monster Naga Sekunder yang awalnya hanya jadi pekerja kasar ini menunjukkan kekuatan luar biasa. Tentara bayaran yang terkena serangannya tidak memiliki kekuatan dahsyat seperti Liu Zhenhan dan Naga Sekunder Jitou, langsung berubah menjadi patung batu bersama kudanya. Bahkan tanpa efek "gulungan Kelambanan", gerakan mereka langsung menjadi sangat lamban.
Dua puluh mantra kulit sekeras batu disemprotkan berturut-turut, Basilisk Udara juga mulai lelah dan secara otomatis berhenti memancarkan mantra ini.
Karena kemampuan kulit batu Basilisk Udara terlalu kuat, banyak zirah tentara bayaran terangkat cukup tinggi, gerakan mereka menjadi selambat siput atau keong.
Kapten Gattuso sekarang ingin menangis tapi air mata sudah kering. Armor dia dan putranya Tomasi Ksatria Suci memang memiliki perlindungan magis, namun itu hanya untuk menangkis mantra serangan. Mantra bantu positif "Kulit Batu" dari elemen tanah sama sekali tidak memicu reaksi perlindungan. Selain "Dispel Suci" dari Pastor dan "Pemusnahan Mantra" dari Penyihir, tidak ada cara lain menghilangkan mantra bantu positif ini.
Masalahnya, bisakah kita masih mengandalkan dua penyihir itu?
"Perisai Ombak" biru air dan "Cakram Bulan Emas" kuning keemasan yang berterbangan sudah hancur berkeping. Separuh tubuh kedua penyihir itu telah terlempar ke depan Kapten Gattuso.
Seperti penebang kayu di hutan, Liu Zhenhan yang mirip patung dewa batu itu mencengkeram pedang berat Viking dengan senyum licik, menebas satu per satu tentara bayaran. Meski dilindungi kulit batu berat, tak ada yang sanggup menahan pedangnya. Gerakannya lincah dan gesit, sungguh mengerikan untuk dilihat.
Seratus lebih pasukan langsung tumbang seketika olehnya, hanya tersisa Kapten Gattuso dan Ksatria Suci Tomassi yang gerakannya super lambat, masih mencabut pedang mereka perlahan——sebilah pedang panjang sampai sekarang belum juga berhasil dikeluarkan dari sarungnya.
Liu Zhenhan merobek sepotong kain untuk menutupi bagian bawah tubuhnya, bagaimanapun juga melakukan tarian dewa dengan pantat telanjang bukan hal yang menyenangkan, lalu tersenyum sinis melihat kedua manusia ini.
Ning Yu dan yang lain juga datang, dari awal sampai akhir hanya Tuan Tanah dan Landak Dasar yang bertindak, yang lain bahkan tidak menggerakkan jari sedikitpun.
Melihat ilusi Tuan Tanah Feilengcui yang diciptakan oleh Ning Yu, Liu Zhenhan memutar matanya, awalnya ingin merapikan rambut untuk pose yang lebih gagah, tapi rambutnya keras seperti duri menusuk tangan.
Yitiao mengulurkan lehernya untuk melihat ke dalam kain pembungkus Liu Zhenhan, bahkan mencoba mengangkat kain itu dengan paruh panjangnya, sampai ditampar oleh Lao Liu. Guo Guo yang menggendong Katyusha juga penasaran menyembulkan kepala kecilnya. Lao Liu sampai memerah di wajah batu nya, melompat-lompat pergi malu.
Melihat Liu Zhenhan melompat-lompat hingga memperlihatkan cahaya musim semi, Ning Yu dan Helen tertawa sambil berpelukan. Ruoerna dan Daisy buru-buru menutup mata. Tapi jari-jari tangan bukanlah tembok, celah di antara jari tetap ada.
Kakatua Raksasa terbang melintas, berusaha memutar matanya. Sebuah umpatan akhirnya tidak keluar.
"Apakah kalian Bimon tidak ingin mendapatkan jalan menuju Gunung Suci?" Kapten Gattuso berkata dengan suara keras tapi penuh keraguan. Dia ingin menyesuaikan ekspresi wajah dengan nada bicaranya, tapi gagal.
Ini satu-satunya kesempatannya. Suara Kapten Gattuso gemetar. Dia tidak tahu bagaimana ras Bimon ini bisa begitu licik, sampai menggunakan cara ini untuk menjebaknya. Berani-beraninya telanjang dan menyamar sebagai patung dewa batu dengan "mantra kulit sekeras batu". Waktunya harus dihitung begitu tepat! Tiga penyihir besar! Lebih dari seratus prajurit tangguh! Semuanya tewas! Sekalipun dilempar ke Sungai Sanggan, pasti ada suara terdengar kan? Mata Kapten Gattuso mulai berkaca-kaca.
"Ingin!" Liu Zhenhan mengangguk, lalu bertanya, "Boleh tanya satu hal dulu? Kapten Gattuso yang terhormat, Anda dan putra Anda, siapa yang lebih ahli dalam ilmu bela diri?"
"Putra saya adalah Ksatria Suci, tentu lebih hebat dariku." Kapten Gattuso membuka mulutnya, lalu buru-buru menambahkan, "Tapi..."
“Terima kasih banyak.” Liu Zhenhan mengucapkan terima kasih dengan sopan, lalu menebas leher si cerewet dengan pedangnya.
Dengan satu langkah lebar, Liu Zhenhan kembali berdiri di depan kendaraan tunggangan Ksatria Suci Tomassi.
"Pesan terakhir Anda." Lao Liu menatap Ksatria Tomassi sambil menghirup hidungnya. Meski tertutup lapisan kulit batu berat, ksatria yang menunggang kuda itu tetap terlihat tampan, membuat Lao Liu merasa iri.
"Pernah dengar 'Kutukan Suci'?" Ksatria Suci Tomassi berkata dengan suara gemetar.
"Aku adalah pendeta yang berpengetahuan luas, tentu pernah dengar. Ksatria Kuil Bimon kami juga punya trik serupa." Liu Zhenhan tersenyum tipis, wajah batunya terlalu kaku.
"Kalau kamu tahu setiap ksatria suci manusia yang dibaptis terbunuh, lawannya berpotensi terkena 'Kutukan Suci', lalu lepaskan aku saja ya? Aku bisa kasih uang! Banyak sekali!" Nada suara ksatria itu penuh kepasrahan.
"Lihat ini!" Liu Zhenhan mengangkat tangan kirinya, berjinjit untuk menyodorkannya ke depan mata sang ksatria.
Di jempolnya terdapat cincin giok kuno, jari tengahnya memakai cincin besi bermotif rumit dengan ujung runcing bergambar topeng mengerikan dan pola bunga hitam. Mata Ksatria Tomassi langsung menyipit tajam.
"Kemungkinan 'Kutukan Perang' dari Ksatria Kuil Bimon kita tercetus katanya cuma satu dari seratus ribu, 'Kutukan Suci'-mu juga seharusnya mirip kan? Haha..." Waktu efek kulit batu Liu Zhenhan habis, senyum cerah merekah di wajahnya, "Kuda Terbang Tuan sudah saya antarkan ke surga. Makhluk malang itu sudah sekarat, saya tidak tega melihatnya menderita lagi. Mengingat Tuan memiliki ikatan perjanjian dengannya, pasti Tuan juga ingin menemaninya. Saya merasa terhormat, Ksatria Suci Kuda Terbang seperti Tuan akan menjadi Ksatria Roh Penjaga saya."
"Batasan Roh Penjaga sangat ketat, hanya bisa memiliki satu dalam satu waktu. Tanpa keberadaan kuat yang menggantikan Tuan, posisi Tuan tak tergoyahkan." Tuan Tanah mengangkat pedang berat Viking di tangannya, lalu berpikir sejenak dan bertanya, "Sudah siapkah Tuan?"
"Kutuk kau! Kutuk kau! Orang yang kau cintai akan meninggalkanmu selamanya! Kau..." Suara Ksatria Suci Tommasi terhenti mendadak.
Liu Zhenhan meringis dingin, mencabut pedang berat dari dada Ksatria Suci Tommasi, lalu meniup tetesan darah di mata pedang ke lubang mata hitam topeng pada "Cincin Tuan Tanah Kematian".
Seberkas asap hitam pekat mengepul dari topeng cincin, tengkorak mengerikan dengan senyuman samar yang seolah hidup, melayang masuk ke lubang hidung Ksatria Suci Tomasi yang tegak di atas kuda. Suretak "krak" terdengar, kulit sekeras batu di tubuh ksatria tiba-tiba retak dan perlahan menghilang.
Tubuh Ksatria Suci Tomasi pertama mengembang seperti balon, lalu menyusut cepat sebelum mengerut kering. Desisan "phut-phut" terdengar bersama kabut darah merah yang menyebar dari pori-porinya, membawa bau busuk menyengat. Wajah tampan ksatria berubah menjadi mumi kayu berkarbon hitam, kulit cokelat tua kering keriput, mata cekung dengan bola mata yang telah lenyap menjadi gumpalan hitam kering. Rambut pirangnya memutih seketika seolah menua dalam sekejap.
"Sial!" Tidak hanya para gadis cantik yang kaget, bahkan Liu Zhenhan sendiri tercengang.
Seekor kuda bersayap yang kehilangan dua kaki melangkah keluar dari barrier berwarna hitam pekat. Selain surai yang panjang, kulit seluruh tubuhnya kering dan menjijikkan seperti Ksatria Suci. Sepasang sayap putihnya berubah menjadi abu-abu, terlihat seperti hasil persilangan yang buruk. Untungnya, kuda ini masih bisa berdiri dengan seimbang.
Tomasi yang telah menjadi Ksatria Ring Wraith menelusuri pedangnya dengan tangan, lalu berlutut satu kaki di depan Liu Zhenhan. Bahunya bergetar hebat.
Pemandangan ini membuat beberapa gadis cantik di sekitarnya merinding.
Liu Zhenhan mengibaskan tangannya. Seketika, manusia dan kuda itu diselimuti lingkaran aura elemen bermotif bunga hitam. Gelombang aura itu dengan cepat terserap ke dalam cincin.
"Ring Wraith berbeda dengan arwah tak berkesadaran. Ternyata Ring Wraith bisa mempertahankan pikiran masa lalunya, tapi tidak bisa melawan perintahku, terkurung dan diperbudak selamanya, menderita siksaan abadi. 'Cincin Death Lord' benar-benar artefak sihir yang kejam." Liu Zhenhan menatap cincin berbentuk air mata mahkota di jarinya. Dua bentuk transformasi cincin ini sangat memuaskannya.
"Jangan bergerak..." Ning Yu mendekat dengan penuh perhatian, membantu Lao Liu membersihkan titik hitam yang berkedip-kedip di tengah dahinya.
Ning Yu mengusap beberapa kali, namun tidak kunjung hilang. Ning Yu memandangi jarinya dengan heran.
"Sial! 'Malam hitam memberimu takdir hitam, bintang hitam dalam roda akan membawakan kejutan setelah pembantaian'—ini pertanda 'Kutukan Suci' mulai bekerja! Sudah kubilang jangan main-main dengan kutukan!" Daisy tertegun sejenak, tiba-tiba berteriak kencang.
Suaranya sudah bernada tangisan.
Ruoerna juga membuka mulut lebar-lebar, wajah cantiknya dipenuhi ekspresi ketidakpercayaan.
Hati Liu Zhenhan tiba-tiba tenggelam.
Kakatua Raksasa kembali terbang melewati. Kali ini ia memekik: "Sialan~ sialan~ sialan~"
BAB 99: Bangsa Laut yang Asing
Nasib buruk seolah tak pernah berhenti mengikuti Lao Liu. Saat menunggangi punggung Yitiao, baru saja benteng es Feilengcui terlihat di kejauhan, Lao Liu langsung merasakan sesuatu yang tidak beres.
Feilengcui ternyata masih berperang!
Pertempuran dengan Pasukan Bayaran Angin Puting Beliung seharusnya sudah memasuki tahap akhir. Proses pengejaran pasukan infanteri pun diawasi langsung oleh Liu Zhenhan hingga tuntas. Kekuatan utama pasukan bayaran itu sudah dihancurkan habis oleh siasat Lao Liu. Sekalipun ada sisa-sisa pasukan yang tercerai berai, beranikah mereka kembali mencari maut?
Alis Lao Liu berkerut keras.
Kekuatan yang tersisa di Feilengcui tidak lemah. Lebih dari 200 prajurit budak dilengkapi dengan perlengkapan yang baik, 100 budak Goblin Beruang bahkan merupakan penebas bersenjata berat, ditambah 200 prajurit Goblin Darat yang disiplin. Dengan kekuatan pertahanan seperti ini, sekalipun ada sisa-sisa kecil pasukan tentara bayaran yang lolos, mustahil bisa menyerbu Jalur tangga. Apalagi Ai Wei'er dan Gatanie masih berada di sana.
Tapi situasi yang terlihat di kejauhan sungguh aneh. Di langit Feilengcui ternyata ada jejak kavaleri udara yang berputar-putar - Pasukan Kavaleri Udara Newton saat ini belum kembali, mereka masih melakukan intimidasi di langit para kavaleri manusia yang melarikan diri. Orang Kesturi sama sekali tidak mungkin melanggar perintah Liu Zhenhan untuk pulang tanpa izin, persediaan makanan mereka cukup untuk setidaknya tiga hari. Sedangkan Ksatria burung elang manusia sudah dimusnahkan seluruhnya. Dari mana munculnya pasukan kavaleri udara ini sekarang? Liu Zhenhan dipenuhi keraguan.
Yitiao sepertinya juga memahami pikiran bosnya. Salah satu sayapnya mengepak keras, mempercepat kecepatan pulang.
Feilengcui tidak hanya masih bertahan, tapi pertempurannya mencapai tingkat keganasan yang belum pernah terjadi sebelumnya!
Milisi Feilengcui telah seluruhnya kembali, teriakan Empat Raja Besi mengguncang bumi.
Liu Zhenhan yang menunggangi Bangau Api, matanya nyaris melotot keluar. Milisi yang sedang menyerang dengan ganas adalah jalur tangga. Yang bertahan di jalur tangga bukanlah orang lain, melainkan para prajurit budak dan pasukan suku goblin. Yang berputar-putar di langit Feilengcui bukanlah pasukan udara, melainkan Bimon berkepala manusia berbadan burung dengan sayap warna-warni yang belum pernah Liu Zhenhan lihat sebelumnya!
"Suku Manusia Elang Gord?" Liu Zhenhan tertegun sejenak.
Beberapa gadis cantik yang penglihatannya tak sehebat Liu Zhenhan, mendengar ucapan ini serentak membeku.
Bangsa Manusia Elang sudah lama punah. Menurut Daisy, satu-satunya keturunan yang tersisa melarikan diri ke dunia gelap bawah tanah setelah Pertempuran Hyjal.
Seperti Bangsa Iblis dan Bangsa Laut di masa lalu, kebijakan pembersihan ras manusia pernah berlangsung selama seratus tahun penuh setelah Pertempuran Hyjal. Di permukaan dunia Aiqin sekarang ini sama sekali tak ada jejak Manusia Elang. Bagaimana mungkin tiba-tiba muncul sekelompok Manusia Elang di Feilengcui?
Sebelum Liu Zhenhan dan para gadis sempat mencerna situasi, Bangau Api tiba-tiba mempercepat laju terbangnya, semakin mendekat.
Liu Zhenhan dan para gadis itu langsung terpaku di tempat.
Yang memimpin prajurit budak dan pasukan goblin melawan serangan milisi ternyata adalah - Ksatria Putri Angsa Gotanni!
Gatanie yang mengenakan baju zirah dan helm perak menunggangi Kuda Besi Salib, menghalangi pintu masuk Jalur tangga. Api dari Kuda Besi Salib menyembur liar. Di mana pedang salib peraknya menyapu, teknik pedang andalan Ksatria Putri Angsa "Tebangan Bulan Sabit Perak" melesat menyusuri lantai dari atas ke bawah Jalur tangga. Sinar pedang yang tajam seperti ini sangat menguras energi setengah. Gatanie seolah sama sekali melupakan kelelahan, setiap kali milisi menyerbu dalam jumlah banyak, seakan ada dendam tak tergantikan, langsung melepaskan "Tebangan Bulan Sabit Perak". O'Neill memikul dua perisai berbentuk elang di depan. Perisai itu dipenuhi bekas tebakan dalam. Perisai baja keras ini kalau bukan produk raksasa dari pabrik senjata Feilengcui, pasti sudah terbelah dua, mungkin sekaligus membelah perut O'Neill.
Milisi agak ragu-ragu, baru saja menyerbu ke Jalur tangga, kembali dipukul mundur oleh gaya bertarung nekat Gatanie yang sama sekali mengabaikan pertahanan diri. Milisi tidak berani melukainya, membuat posisi mereka sangat pasif. Gud di bagian bawah Jalur tangga gelisah sambil memegang Tombak Bermata erat-erat, ingin melempar tapi tak bisa melempar.
Di belakang garis pertahanan pasukan Goblin Darat dan prajurit budak, tiga Medusa sedang berkoordinasi dengan Gatanie yang bertarung seperti orang gila. Para Medusa ini terdiri dari tiga laki-laki dan tiga perempuan, jauh lebih besar dari mentor ular wanita cantik Cui Beixi. Pria-pria itu berotot kuat, sementara wanita-wanitanya memiliki payudara montok. Semua wajah mereka sangat rupawan. Tubuh mereka telanjang bulat dengan rambut berkilau keperakan dan ekor ular berwarna-warni. Sebagian besar memiliki empat lengan, satu diantaranya bahkan memiliki enam lengan. Lengan-lengan mereka ditumbuhi sirip seperti sayap ikan.
Bilah-bilah angin meluncur deras dari jari-jari mereka. Senjata angin ini tidak memiliki daya bunuh, namun jelas memberikan efek memperlambat dan menghambat gerakan. Begitu menghantam perisai milisi, bilah angin langsung berpendar. Milisi yang terkena percikan bilah angin langsung limbung, meski tak terluka, langkah mereka tiba-tiba menjadi berat. Gatanie mengayunkan pedang perak di tangan kiri dan membawa tombak perak salib di tangan kanan. Dengan gerakan membuka-menutup, dia khusus menyasar milisi yang terkena bilah angin. Setiap tebasan mengincar nyawa, setiap tusukan mengejar jiwa, kejamnya sampai ke puncak. Jika bukan karena Gud dan para panda yang sesekali melencengkan senjatanya dengan lemparan tombak, meski zirah rotan milisi kuat, di hadapan Ksatria Kuil Perak yang memancarkan dou qi, mereka pasti tewas atau setidaknya terluka parah.
Pusaran angin kecil berbentuk spiral terus bermunculan di bawah panggilan beberapa Medusa, menerkam penyair kuda nil dan Mammoth pahlawan kuat yang berada di garis terdepan. Bobot tubuh penyair kuda nil dan Mammoth pahlawan kuat terlihat terlalu berat, hanya bisa terangkat setengah meter sebelum jatuh kembali.
"Sialan! Bukannya klan Medusa sudah menghilang secara misterius? Kapan Kerajaan ini punya begitu banyak Medusa?" Liu Zhenhan menepuk punggung Yitiao, "Mendarat! Mendarat!"
Mendengar suara bos yang familiar, milisi menoleh dan segera menghentikan serangan. Beberapa pemimpin langsung berkerumun mendekat.
Vieri terbaring di bawah tiang tanah merah, wajahnya pucat pasi seperti kertas emas, nyawanya melayang-layang. Baju zirah perunggu Mikeli di dadanya terkoyak sobekan mengerikan, paru-parunya menyembul dari luka tusukan, perutnya bolong tiga lubang hitam legam. Darah menyemprot membasahi seluruh tubuhnya seperti bayi baru lahir dari rahim, atau mayat yang baru diangkat dari sungai darah. Dukun Nostradamus sedang membalut lukanya dengan ramuan herbal, tapi pendarahan tak kunjung berhenti. Nyawa pria beruang itu perlahan memudar, pupil matanya sudah mulai melebar.
“Sialan! Ini sebenarnya bagaimana? Siapa yang melukai Bobo ku!” Liu Zhenhan berlari memeluk kepala Vieri, marah sambil mengguncang-guncang dan berteriak, “Di mana para biarawan? Di mana Kepala suku Andulan?”
“Belum kembali. Ada cangkang besar di punggung Penatua Andulan, tidak tahan goncangan. Para biarawan dan beberapa pendeta menemaninya pulang perlahan-lahan.” Dukun Nostradamus mengusap hidungnya dengan takut.
Bobo tiba-tiba batuk keras lagi, menyemburkan darah dari mulutnya.
Liu Zhenhan segera mengeluarkan kantong kulit berisi empedu ular Feiwenli, menutupi mulut Vieri, lalu menuangkannya habis-habisan ke dalam.
Tenggorokan pria beruang itu menelan dengan susah payah, menyedot sisa empedu ular ke dalam perutnya.
“Habis ya sudah. Asal nyawamu selamat.” Liu Zhenhan menarik kembali kantong kulitnya, agak kecewa sambil menggoyang-goyangkannya. Cairan empedu yang berminyak itu tak tersisa setetes pun, tersedot habis oleh mulut lebar Vieri.
“Jangan panik dulu. Sebenarnya apa yang terjadi? Gud?” Ning Yu bertanya.
“Dasar pantat beruang! Tunggangan Kolina terlalu lambat, kemampuan berkuda kami juga payah, tak bisa mengejar penunggang serigala. Setelah menghabisi infanteri Angin Puting Beliung, kami buru-buru kembali untuk makan. Saat itu para budak dan Gatanie berdiri di tangga menyambut kami. Tapi baru saja Vieri mendekat, tiba-tiba ditembak tiga kali oleh goblin dan ditusuk Gatanie! Kalau bukan karena reaksi cepat dan tubuh kuat Bobo, nyawa si keparat pasti melayang di sini. Kami sudah berusaha menerobos lama, tetap tak bisa naik.” Gud jelas sangat marah, seluruh tubuhnya gemetar, “Pemberontakan! Pemberontakan! Bukan cuma budak yang memberontak, si gadis kecil Gatanie ini entah dapat bantuan dari mana, berani menyerang kawan sendiri!”
Mata Liu Zhenhan menyapu tujuh manusia elang yang beterbangan di Bukit Merah. Tiga jantan dan empat betina, berpenampilan sangat eksotis dan telanjang. Mereka tak memiliki lengan - di tempat lengan terdapat sepasang sayap besar merah-hitam. Bibir mereka diwarnai merah darah, dengan mata besar indah berkilauan keemasan yang memancarkan daya pikat gila - Lao Liu menyebutnya "mata genit". Dulu di desa, dia pernah melihat beberapa perempuan nakal yang diarak dengan sepatu bola karena suka selingkuh, semuanya punya mata seperti ini.
“Gatanie! Apa yang ingin kau lakukan? Membawa para Manusia Elang Gold dan Medusa ke sini apakah maksudmu memberontak?” Liu Zhenhan melompat marah sambil berdiri di bawah tangga, menuding Ksatria Putri Angsa itu dengan amarah.
“Dan kalian semua! Sebelum memberontak lihat dulu berapa kepala yang kalian punya!” Sorot mata Liu Zhenhan menyapu para Goblin dan budak-budak itu. Pandangannya bagai panjang haus darah yang melesat di udara, tajam dan gesit.
Ekspresi para budak dan Goblin langsung berubah, dipenuhi ketakutan dan kegelisahan. Banyak budak yang langsung menjatuhkan senjata dan memeluk kepala mereka saat terkena sorot mata Liu Zhenhan, menghela napas berat seperti "huh-hah".
Keraguan mulai muncul di mata Gatanie. Pedang salib peraknya berdentang jatuh di tangga, menggelinding turun anak tangga demi anak tangga sambil mengeluarkan suara berdering panjang.
Sebuah nyanyian indah tiba-tiba berkumandang, menggunakan bahasa aneh yang sama sekali tidak bisa diingat Liu Zhenhan dalam memorinya. Lagu itu merdu dan melankolis, membawa aura kelelahan dan kemuakan yang tak tergambarkan. Mendengarnya bagai angin musim semi dan cahaya hangat yang menembus daun pohon phoenix menyinari tubuh, seolah alam mimpi manis sedang memanggil.
Tak dapat dipungkiri, selain lagu "Pujian Pasang Surut" yang dinyanyikan Putri Duyung saat Liu Zhenhan dan Helen pertama kali bertemu Ai Wei'er di tengah laut, Tuan tanah Pigge belum pernah mendengar suara semerdu ini.
Pemilik suara merdu ini bukan lain adalah tujuh manusia burung yang berputar-putar di atas Bukit Merah. Seiring berakhirnya nyanyian indah tersebut, asap membumbung dan cahaya keemasan samar mulai berputar di jalur tangga. Tubuh bungkuk semua prajurit budak kini tegak lurus, pandangan ragu-ragu mereka berubah menjadi tegas dan fanatik. Mereka tak lagi takut pada tatapan Liu Zhenhan, dan kembali menggenggam erat senjata di tangan. Dou Qi keperakan Gatanie yang mulai memudar tiba-tiba bersinar kembali. Justru tatapan matanya yang membuat Liu Zhenhan bergidik.
Kegilaan! Benar-benar gila! Mata Gatanie tiba-tiba berubah seperti orang gila yang memiliki kecenderungan kekerasan, bola matanya dipenuhi urat darah merah, bahkan sayap putih di punggungnya pun terkembang lebar.
"Gatanie yang selalu anggun dan tenang, aura bangsawannya bahkan lebih pekat dari bunga tulip, serta sangat memperhatikan penampilan. Bahkan Ai Wei'er si putri duyung pun kalah sedikit dalam hal aura bangsawan dibandingkannya. Baik dalam pertempuran maupun pergaulan sosial, Ksatria Putri Angsa tak pernah sekalipun bertingkah seenaknya seperti ini." Liu Zhenhan merenung, tiba-tiba dadanya berdebar kencang - ia teringat Ai Wei'er tinggal bersama Gatanie di Feilengcui.
"Bahaya! Ai Wei'er pingsan ketakutan oleh Jitou Zuolong, seharusnya setelah sehari semalam sudah lama sadar. Dengan sifatnya yang meledak-ledak, pasti sudah menggunakan 'Pintu Langit' dari Boundary Cultivation untuk datang membantuku bertarung. Tapi mana dia sekarang?" Pikiran Liu Zhenhan berputar cepat, matanya menyapu koridor gua lantai pertama dan kerumunan di mulut tangga, tak menemukan bayangan Ai Wei'er.
"Suara nyanyian yang indah namun aneh..." Ning Yu tak bisa menahan gumaman.
Kakatua Raksasa terbang membawa Guo Guo sambil mengumpat: "Sial~ Sial~"
Liu Zhenhan menoleh melihat Yitiao, mata merah darah Bangau Api itu menatap tajam beberapa Medusa di jalur tangga, namun tak ada lagi gelora emosi seperti saat pertama kali bertemu Huan Bei Qian.
“Tampaknya aku terlalu subjektif. Medusa-medusa ini mungkin bukan manusia ular sama sekali, Goliat-goliat ini mungkin bukan manusia elang.” Liu Zhenhan menyeringai dingin.
“Mana ada Bimon yang bisa menggunakan sihir sekaligus menyanyikan lagu aneh seperti ini. Kalau ini disebut lagu perang pendeta, mati pun aku tak percaya.” Helen mendengus, pergelangan tangannya bergetar menyorotkan kilau kristal sihir dari gelangnya.
Dengan koleksi kristal sihir kelas premium di tubuhnya, empat kristal pada gelang Helen memang tak bisa menyimpan lagu serangan tinggi seperti Lingkaran Jahat milik Liu Zhenhan yang tersegel dalam Kristal Naga. Tapi untuk menyimpan "Opera Ronunsa" — "Lagu Identifikasi Benda Tak Dikenal" — itu bukan masalah.
Dua Naga Peri yang berilmu itu tetap membisu. Diam mereka sudah mewakili jawaban. Seandainya paham, pasti sudah mereka selingi.
Kilatan tajam melintas di mata Helen, wajahnya berubah pucat.
“Yang setengah manusia setengah ular itu bukan Medusa, melainkan Naga dari Bangsa Laut! Yang setengah manusia setengah burung bukan manusia elang, mereka Siren dari Bangsa Laut.” Bibir Helen bergetar halus, suaranya terdengar tegang.
“Apa?” Ning Yu terkejut berteriak. Meski dulu pernah berlayar sebagai Pengelana Yun Qin mencari obat, ini baru kali pertama ia melaut. Banyak bangsa laut hanya didengar, tak pernah dilihat.
Mendengar ini, alis kedua Naga Peri itu tak bisa menahan kedutan.
Tidak heran bahkan dua Naga Peri pun tidak melihat tanda-tandanya. Kedua ras ini muncul di Benua Aigean pada era dimana mungkin leluhur kedua Naga Peri tersebut bahkan belum lahir.
Dalam sejarah Benua Aigean, Perang Darat-Laut lima ribu tahun yang lalu juga merupakan perang dunia yang patut dicatat. Saat itu Bimon masih menjadi penguasa Benua Aigean. Ketika Bangsa laut menyerbu daratan, mereka sempat menguasai sebagian besar wilayah Benua Aigean. Pasukan amfibi Bimon yang bertugas mempertahankan garis pantai benua, kecuali sedikit bangsa amfibi seperti Medusa, manusia katak dan manusia kura-kura, sisanya dibantai habis. Dalam perang dunia yang menghancurkan ini, nama Siren mulai diingat oleh semua makhluk berakal di Benua Aigean. Sama seperti putri duyung, Siren juga termasuk wangsa kerajaan turun-temurun dari kerajaan laut di sekitar Benua Aigean. Tubuh mereka setengah manusia setengah burung, berwajah menggoda, serta amfibi yang bisa terbang seperti burung laut. Putri duyung dan mereka membagi wilayah lautan luas di sekitar Benua Aigean.
Putri duyung memiliki Bidang Perlindungan bawaan yang menguasai Tujuh Lautan, sedangkan Siren bisa mengontrol jiwa orang dengan nyanyian indah. Kedua pihak memiliki kelebihan masing-masing dan hidup berdampingan tanpa saling mengganggu.
Naga yang setengah manusia setengah ular sebenarnya bukan bagian dari Bangsa laut. Mereka adalah Elf tinggi dengan rambut berwarna seperti bulan purnama, dijuluki "Elf Bulan" oleh para elf lainnya.
Dalam Perang Dewa-Iblis sepuluh ribu tahun yang lalu, pasukan Bangsa Iblis menyapu Benua Aigean. Tiga Raja Ketakutan bekerja sama menggunakan sihir terlarang "Tenggelamkan Daratan" yang seperti bencana alam, menenggelamkan sebagian daratan beserta "Kerajaan Bulan Elf" yang menghuninya ke jurang laut. Para "Elf Bulan" yang tenggelam ini mendapatkan kemampuan hidup di dasar laut melalui ritual jahat yang menghina "Dewi Elf Elune". Setelah evolusi panjang, tubuh mereka berubah menjadi setengah manusia-ular untuk beradaptasi dengan lingkungan laut. Satu-satunya perbedaan dengan Medusa adalah Naga bisa memiliki empat lengan, sementara Naga tingkat tinggi bahkan memiliki enam atau delapan lengan - salah satu dari enam Naga di jalur tangga memiliki enam lengan.
Elf sebenarnya ras yang pemberani dan baik hati. Hati mereka selalu lebih jernih daripada kristal. Namun ketika beralih dari satu ekstrem ke ekstrem lain, mereka bisa menjadi lebih kejam dari siapa pun. Blood Elf begitu, Dark Elf begitu, begitu pula varian Elf Bulan - Naga.
Dalam Perang Darat-Laut lima ribu tahun lalu, Naga yang telah berkembang biak di laut selama lima ribu tahun melupakan asal-usul mereka sebagai bagian dari Benua Aigean, malah aktif bergabung dengan pasukan Bangsa Laut. Wilayah kerajaan bawah laut mereka jauh lebih kecil dibanding Putri Duyung dan Siren, namun kerusakan yang ditimbulkan pasukan ini pada Benua Aigean tidak kalah dari dua Wangsa kerajaan bawah laut.
"Meskipun Naga bersifat amfibi, kekuatan mereka saja tidak cukup untuk menghadapi makhluk-makhluk di Benua Aigean. Sejak berakhirnya Perang Darat-Laut, jejak mereka pun menghilang dari daratan."
"Tak heran jika Gatanie dan para prajurit budak tiba-tiba menjadi gila. Nyanyian Siren memiliki kemiripan dengan Nyanyian Perang Bangsa Behemu, sama-sama memanggil kekuatan elemen melalui lagu. Nyanyian Siren bahkan memiliki kemampuan unik untuk memanipulasi jiwa seperti 'seni boneka'."
"Tapi yang tak dipahami Liu Zhenhan adalah, mengapa dua penguasa lautan ini bersatu menghampiri tempatnya?"
"Hmph... Lagu Kelemahan Siren yang diciptakan para Imam Bemon 5000 tahun lalu memang paling efektif melawan Siren. Tak perlu banyak bicara, serang saja dulu mereka!" Helen menyeringai dingin dan mulai melantunkan "Lagu Kelemahan".
"Begitu mendengar nada pembuka lagu perang ini, wajah para Siren di ketinggian langsung berubah pucat. Di akhir Perang Darat-Laut, lagu perang ciptaan para Imam Bemon ini memang khusus dibuat untuk melawan Siren. Makanya namanya sengaja diberi judul 'Lagu Kelemahan Siren'!"
"Di jalur tangga, seorang Naga segera menempelkan tangan ke telinganya. Dengan teriakan tajam, nyanyian perang Xiao Hulijing yang heroik itu langsung terhenti."
"Ini adalah kemampuan ras Naga 'Kemampuan Bisu Massal'!"
"Jubah pendeta putih itu begitu mencolok. Bimon tak melupakan Bangsa Laut, Bangsa Laut pun tak melupakan pendeta Bimon!"
Kakatua Raksasa kembali membawa Guo Guo terbang melintas. Kali ini makhluk kecil penuh umpatan ini membuka mulut lebar-lebar, tapi tak ada suara yang keluar.
Liu Zhenhan melihat orang-orang di sekitarnya membuka dan menutup mulut dengan ganas, tapi tak ada kata terucap. Dia pun memilih diam. Kemampuan ras Naga "Senyap Massa" hanya bertahan lima menit, cukup untuk mengganggu mantra sihir dan Nyanyian Perang Bangsa Behemu. Menunggu sebentar tak masalah.
"Bimon! Beri jalan, biarkan kami pergi dari sini!" teriak Naga enam lengan laki-laki di atas tangga.
"Tanpa Naga penguasa senyap, kami Siren takkan berani memasuki wilayah seorang pendeta. Kami sudah dua hari di Sungai Sanggan. Banyak sekali manusia! Demi Dewa Badai! Senjata kalian begitu bagus! Dan begitu ahli berperang! Oh~ ksatria naga~ oh~ penyihir~ oh~ begitu banyak pendeta~" Siren perempuan pemimpin di langit mengepakkan sayapnya dengan nada sarkastik yang dibuat-buat.
Nada suaranya luar biasa lembut dan memikat, pantaslah Siren terkenal dengan suara merdunya.
Enam Siren lainnya serempak tertawa, suara tawa mereka gemerincing seperti lonceng perak.
“Jangan paksa kami membunuh teman kalian! Anggukkan kepala jika setuju memberi jalan!” Naga di tangga menyambut dengan senyum sinis.
Dua anggota bangsa laut ini fasih berbahasa Umum Benua Aigean.
“Tujuan kedatangan kalian? Para raja bangsa laut, sebenarnya apa maksud kalian datang ke sini?” Daisy yang berjubah maju ke depan.
Masih ada yang bisa berbicara, hal ini jelas membuat para Naga terkejut. Masih bisa bersuara di bawah "Silent Spell", ini benar-benar di luar perkiraan Naga. Namun sehebat apapun imajinasi mereka, takkan terpikir bahwa wanita cantik berjubah ini adalah Naga Peri dengan kekebalan elemen. Kelompok bangsa laut yang bersembunyi di Sungai Sanggan ini tidak sempat melihat penampakan sekilas saat Naga Peri membuka jubahnya selama pertempuran.
Bahkan dalam tiga Perang Besar, bangsa naga yang angkuh dan penyendiri tetap tidak terlibat dalam konflik apapun.
“Jangan tanya alasan kedatangan kami! Beri jalan! Biarkan kami kembali ke Sungai Sanggan! Kita semua tak perlu saling melukai!” Naga itu dengan geram RAMAS enam senjata dari prajurit budak di sampingnya, satu tangan menggenggam beberapa senjata, ujung senjata mengarah ke leher para prajurit budak satu per satu, berteriak liar pada Daisy.
Helen diam-diam bersembunyi di balik tubuh Kolina yang sebesar bukit. Gud yang paham, segera melangkah maju menutupi tubuh nyonya bos.
"Bangsa laut yang licik segera menyadari ada seorang pendeta yang bayangannya tertutupi. Seorang Naga langsung berseru kencang, melontarkan mantra 'Bisukan Massa'."
"Tak perlu emosi! Kami tidak berniat jahat. Sebenarnya kami hanya ingin tahu tujuan kedatangan kalian. Jika bisa menghindari pertempuran, tentu itu yang terbaik." Daisy mulai mengalihkan pembicaraan.
"Sepertinya kalian tidak memahami maksudku." Naga yang memegang enam senjata itu menyeringai dingin, enam tangannya mengayun liar, enam mayat budak ogre langsung bergelimpangan di sekitarnya. Gerakan senjatanya sangat lancar, jelas hasil latihan bertahun-tahun.
"Minggirlah?" Daisy menoleh bertanya pada Liu Zhenhan, "Hati Naga itu kejam. Jangan sampai Gatanie terluka."
Liu Zhenhan tersenyum dengan penuh kebanggaan.
Sebagai Penyanyi Jiwa, dia memiliki kemampuan unik 'menyanyi diam' untuk lagu perang. Meski tidak menguasai 'Lagu Kelemahan Siren', lagu-lagu perang lainnya tidak masalah. Tiga jurus andalannya masing-masing adalah senjata pamungkas! Selain itu, Helen adalah Imam Perang hasil Evolusi Alami - dia ahli dalam 'Lagu Kelemahan Siren' melebihi siapa pun. Meski tak bisa menyanyi diam, Helen adalah satu-satunya pendeta di Kerajaan Bimeng yang menguasai lagu dan tarian perang!
Apakah Tarian Perang membutuhkan kata-kata?
"Sekaya apapun imajinasi Bangsa Laut, mereka tak akan pernah menyangka nasib buruk ini: bertemu dua pendeta jenius paling cemerlang dari Kerajaan Bimeng. Mereka masih mengira telah menguasai medan perang sepenuhnya."
Lingkaran jahat tiba-tiba menghujam dari langit. Tujuh Siren yang sedang jumawa di angkasa muntah darah serentak, jatuh bagai lumpur dari atas Bukit Merah - ini adalah efek "Siren Weakness War Dance" milik Helen. Lagu perang ini mungkin hanya melemahkan musuh biasa, tapi bagi Siren, ini adalah pukulan mematikan.
Hampir bersamaan, lingkaran jahat kedua menyambar - ini adalah "Jiang's Endurance Kuige" yang dinyanyikan dalam hati oleh Tuan Liu!
Jalur tangga tiba-tiba dipenuhi aura ungu anggur dari Kekuatan Kelambanan, terutama mengincar kelompok Naga tersebut.
Dengan kelincahan yang tak terduga, Fatty Luo melompat ke jalur tangga. Tiga pisau panjang baja keras berkelebat. Setelah membuka jalan, bilah-bilah itu menyambar seperti kilat, menyemburkan darah dari tiga Naga raksasa. Dinding gua pun dihiasi percikan merah.
Prajurit budak dan pasukan goblin yang kehilangan komando Siren, ditambah Gatanie yang terkena Lagu Kelambanan, hanya bisa berduduk kaku di jalur tangga dengan wajah bingung.
"Jangan dibunuh!" teriak Ruoerna.
Tiga pedang besar Fatty Luo telah merobohkan dua Naga lagi, pedang yang tersisa yang digenggam dengan belalainya berhenti tepat di dahi Naga betina terakhir. Helai rambut perak berjatuhan dari pelipis Naga itu.
Naga yang ketakutan hingga puncak itu menatap tak percaya pada raksasa lincah di depannya. Wajah cantiknya pucat pasi karena ketakutan.
Perban di dada Fatty Luo mulai merembes darah lagi - akibat penggunaan paksa "Langkah Angin".
Empat puluh tombak bermata melesat bersamaan saat Fatty Luo menerjang, membidik tujuh Siren yang jatuh dari udara. Dentuman daging terkoyak bergema, enam Siren seperti landak dengan tubuh penuh tombak, tertancap di dinding es Bukit Merah. Darah merah segar mengalir deras di belakang mereka, bagai lukisan cat minyak yang disiram vermilion.
Hanya satu Siren yang selamat - dua tombak bermata yang dilempar Gud lebih dulu menembus sayapnya.
Bulu-bulu beterbangan di udara bagai salju.
Liu Zhenhan tersenyum sinis tanpa suara.
BAB 100: MENYINGKAPKAN PEDANG CINTA
〖Lelaki sejati harus tegas pada diri sendiri.
——Tuan Tanah Feilengcui berkata〗
※※※
Saat dua anggota Bangsa Laut yang selamat itu diseret ke hadapan Liu Zhenhan, Tuan Tanah kami hampir mencapai puncak amukan kegilaan.
"Karena Ai Wei'er menghilang, seluruh Bukit Merah telah digeledah, tapi tidak ditemukan. Semua ada di sini, kecuali Ai Wei'er."
"Bilang! Ke mana kalian menyembunyikan gadis itu?" Liu Zhenhan yang sudah melewati durasi efek "Silent Spell" langsung menangkap leher Naga itu, mengguncang-guncangkan dada montok naga betina itu hingga bergoyang liar.
Seorang Siren lain terbaring lemah di samping, kondisinya seperti baru diperkosa bergiliran oleh seratus pelacur dan seratus pria perkasa, sayapnya yang berserabut memiliki dua luka mengerikan dengan daging terbuka.
Dua Naga Peri membuka jubah mereka, mengungkapkan identitas asli kepada dua tawanan untuk mencegah tindakan gegabah.
"Bagaimana dia bisa menjawab jika kau tak melepas lehernya." Ning Yu menarik tangan Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan mengambil napas dalam-dalam, perlahan melepaskan cengkeramannya...
"Putri Duyung itu... dibawa ke Xiya..." Naga malang itu menjawab gemetar: "Oleh Kepala Suku kami, Naga Berkaki Delapan, menggunakan 'Wind Tunnel Teleportation' ke dasar laut."
Siren di samping tiba-tiba berbicara lemah dengan bahasa aneh. Langsung ditendang wajahnya oleh Gud hingga kata-katanya berantakan dan wajahnya babak belur.
Sihir Unsur Angin adalah kategori besar, sihir ruang sendiri terlahir dari sihir Unsur Angin. Sebagai varian Elf Bulan, ras Naga selalu menjadi ahli dalam menggunakan sihir Unsur Angin. Naga Berkaki Delapan termasuk penyihir tingkat tinggi di antara Naga, menggunakan "pemindahan lubang angin" bukanlah hal sulit. Prinsip "pemindahan lubang angin" dan mantra "teleportasi ruang-waktu" dari sihir ruang sangat mirip, selama ada koordinat formasi magis lain yang ditetapkan di laut, teleportasi antar dua lokasi sebenarnya sangat mudah.
Liu Zhenhan masih memiliki pengetahuan dasar sihir ini. Mendengar Naga ini bersedia jujur, raut wajahnya langsung membaik.
"Mengapa menculik Putri Duyungku? Katakan padaku, aku tak akan menyulitkanmu." Lao Liu berusaha sekuat tenaga untuk terlihat ramah, bertanya dengan suara lembut.
“Kerajaan Laut Xiya telah mendapatkan bantuan seorang manusia. Sedang mempelajari peralatan penghindar air berskala besar yang konon sudah mencapai kemajuan terobosan. Kabarnya ini karena Putri Duyung Aivril dari Kerajaan Xiya kabur bersama Bimon jahat. Ras duyung sangat menjunjung tinggi kemurnian darah, tindakan ini merupakan penghinaan besar bagi seluruh bangsa duyung... Jadi Kerajaan Laut Xiya berencana membersihkan Kerajaan Bimeng di Benua Aigean dengan darah! Merebut kembali putri duyung dan mempersembahkannya ke altar.” Nagari perempuan ini melihat takut-takut ke Siren yang wajahnya terbelah luka besar, lalu melanjutkan dengan susah payah: "Para Siren ini berasal dari wangsa kerajaan Bangsa Laut Alis di perairan luar Tanjung Nalun. Setelah mendengar kabar bahwa Kerajaan Laut Xiya mungkin berhasil membuat peralatan penghindar air, mereka bernegosiasi dengan raja Kerajaan Laut Xiya. Asalkan Putri Avril dari Xiya bisa diselamatkan, Kerajaan Laut Xiya akan menghadiahkan peralatan penghindar air itu secara gratis ke Bangsa Laut Alis setelah selesai dibuat, lalu bersama-sama menyerang Benua Aigean!"
“Xiya terpaksa menerima syarat ini karena duyung tidak bisa naik ke darat. Bahkan waktu muncul di permukaan air pun terbatas, sedangkan Siren adalah makhluk amfibi (bisa hidup di air dan darat).” Nagari itu takut penjelasannya kurang detail, lalu menambahkan: "Kami Nagari berasal dari Kerajaan Laut Sampa, negara kami berbatasan dengan Kerajaan Laut Xiya... Kami Nagari juga amfibi. Dan memiliki kemampuan Silent Speech, makanya Bangsa Laut Alis meminta bantuan kami... Syaratnya adalah..."
"Syaratnya adalah setelah peralatan anti-air selesai, kami akan membawa kalian untuk menyerang Benua Aigean bersama, benar?" Gatanie bertanya dengan marah di samping.
Sebagai tuan tanah Suku Bordir yang berwujud angsa, dirinya justru dikendalikan pikiran oleh sekelompok makhluk setengah manusia setengah burung yang terbang di langit, bahkan nyaris merenggut nyawa Vieri. Bagaimana mungkin hal ini tidak membuat Gatanie murka?
"Menginjakkan kaki di daratan adalah impian Bangsa Laut kami, tak ada satupun bangsa laut yang bisa menolaknya."
Begitu mengucapkan kalimat ini, mata Naga itu berbinar, seolah kalimat ini adalah seluruh penopang jiwanya. Ia bahkan berani membalas dengan nada bicara yang berani seperti ini.
Semua orang menangkap makna tersiratnya: Bahkan tanpa urusan Ai Wei'er ini, Bangsa Laut tetap akan menyerang Benua Aigean setelah mendapatkan peralatan anti-air, persis seperti 5000 tahun silam.
"Bagaimana kalian bisa datang ke sini?" Daisy menghentikan angsa yang hendak meledak amarahnya, lalu bertanya lebih lanjut.
"Sungai Sanggan terhubung ke laut. Meskipun muaranya tersumbat lumpur, masih bisa dilewati dengan susah payah. Saat berusia 16 tahun, aku pernah menyelinap ke laut lewat situ untuk bermain." O'Neill menjilat bibirnya: "Bahkan pacaran dengan gadis cantik Suku Tomok yang berbentuk siput. Katanya dia masih satu keluarga dengan Suku Rhein Bimon kami, hehe, satu singa satu siput."
“Naga mengangguk, menyetujui pendapat penyair kuda nil, sepertinya setuju dengan pernyataan sebelumnya. Godani melototinya dengan tajam, Kerajaan telah melarang keras semua bangsa air melangkah ke laut lagi. Kekejaman bangsa laut memang termasyhur di dunia.”
“Berapa total orang yang kalian bawa?” Liu Zhenhan bertanya: “Kenapa formasi teleportasi meninggalkan kalian?”
“Kami total datang lima puluh dua orang, setengahnya Naga dan Siren. Dipimpin oleh seorang kepala suku Naga delapan lengan dan seorang dukawati Siren. Karena ada puluhan ribu pasukan kalian yang sedang berperang, plus ksatria naga dan begitu banyak pendeta... Jadi kami tidak berani keluar, terus bersembunyi di Sungai Sanggan. Aroma elemen air yang kuat dari putri duyung bisa dideteksi Siren. Setelah kalian semua pergi, kami masuk ke kastil ini dan menangkap sang putri. Karena 'Teleportasi Lubang Angin' hanya bisa membawa empat puluh orang sekaligus, jadi tersisalah kami tiga belas orang. Baru mau pergi, kalian tiba-tiba kembali.” Ucapan Naga ini masih terdengar menyimpan ketidakpuasan.
Gelar kebangsawanan Siren merepresentasikan kekuatan, sama seperti Dark Elf. Dalam sistem matriarki ini, posisi perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Seorang dukawati Siren sudah berusia setidaknya seribu tahun. Dengan kehadirannya, bahkan jika Ai Wei'er punya "Pintu Langit", tetap tidak bisa melarikan diri.
"Lagu Kendali Jiwa" milik Siren juga memiliki batasan level. Lagu yang mampu mengendalikan jiwa orang lain ini, semakin tinggi level Siren, semakin singkat waktu nyanyian yang dibutuhkan. Siren-siren yang mengawal di barisan belakang ini diperkirakan hanya memiliki gelar Viscount. "Lingkaran Kendali" yang dipancarkan dari "Lagu Kendali Jiwa" yang mereka nyanyikan hanya bisa membuat target linglung, dengan durasi efektif sekitar lima menit, efeknya mirip dengan "Nyanyian Pusing" dari Nyanyian Perang Bangsa Behemu. Jauh dari efek mengendalikan jiwa atau memanipulasi pikiran. Namun tujuh Siren dapat membentuk "Paduan Suara Tujuh Lautan" secara utuh, sama seperti "Nyanyian Perang Grup Bintang Biduk" dari Imam Bemon, paduan suara memiliki efek akumulasi bonus. Paduan suara tujuh Imam Jiwa dapat memanggil Lagu Serangan Lingkaran Jahat level tinggi, sementara paduan suara tujuh Siren juga dapat memanggil "Lagu Kendali Jiwa" dengan efek penuh, durasi kontrol efektif hingga sepuluh menit.
"Lagu Kendali Jiwa" juga memiliki kelemahan besar. Terlepas dari level Siren, sebelum setiap bulan terbenam, "Lingkaran Kendali" mereka hanya bisa mengendalikan sekelompok orang yang terjebak dalam lingkaran tersebut, tanpa hak penggunaan berulang. Selain itu, nyanyian ini juga bisa dipatahkan atau dinetralisir. Perlengkapan dengan tingkat resistensi sihir tinggi bisa efektif mengurangi kerusakan dari nyanyian ini - hal ini juga menunjukkan buruknya perlengkapan Bemon. Jika Gondani memiliki zirah tahan sihir seperti Ksatria Suci manusia, dengan kekuatan kemauannya yang tangguh, mustahil dia bisa dikendalikan dengan mudah.
"Liu Zhenhan dan dua Naga Peri saling pandang. Lao Liu benar-benar tidak tahu harus bilang dirinya beruntung atau sial sekali."
Ternyata ada kekuatan rahasia kuat yang mengintai di Sungai Sanggan. Meskipun kekuatan Naga Berkaki Delapan dan Duchess Siren tidak bisa diperkirakan, setidaknya tidak kalah dari penyihir tingkat tinggi manusia! Apalagi Siren adalah monster yang bisa mengendalikan jiwa! Jika mereka melakukan serangan tiba-tiba, korban di Feilengcui pasti sangat besar.
"Bangsat!" Liu Zhenhan mengumpat sambil mondar-mandir seperti orang gila. Dia memindahkan cincin di tangan kiri ke tangan kanannya.
"Bagaimana ini?" Air mata Helen mengalir. Meski sering bertengkar dengan Ai Wei'er, tetap ada ikatan batin. Pertengkaran adalah hal biasa, tapi ini menyangkut nyawa. Putri duyung selalu memberikan hukuman kejam pada perempuan yang kehilangan keperawanan... Apalagi Ai Wei'er dan Richard terikat Boundary Cultivation - mati satu berarti mati berdua.
Mata Ning Yu juga memerah. Meski biasanya tenang, hari ini dia benar-benar panik.
Wajah dua Naga Peri menjadi suram. Mereka teringat "Kutukan Suci". Membunuh Ksatria Suci yang telah dibaptis hanya memiliki peluang 1:100.000 untuk terkena kutukan ini. Tak disangka Tuan Tanah tetap kena.
（PS：Membunuh ada kemungkinan! Beberapa saudara yang tidak memperhatikan harap renungkan makna kalimat ini.）
Kedua Naga Peri secara serentak teringat teriakan terakhir Ksatria Suci Tomasi: "Orang yang kau cintai akan pergi selamanya..."
Selama ribuan tahun, jumlah Ksatria Suci yang tewas tak terhitung. Ambil contoh pembersihan kaum bidah oleh Gereja Saint Paul ratusan tahun lalu, ribuan Ksatria Suci gugur selama tahun-tahun itu, namun tidak ada kabar siapa pun yang terkena kutukan suci. Namun kedua Naga Peri yakin, begitu kutukan yang jarang terjadi ini muncul, tidak ada cara menghilangkannya selain bertahan sampai mati.
Hanya saja, saat ini Daisy dan Ruoerna harus menelan kata-kata ini dalam hati.
"Manusia yang membantu Bangsa Laut Xiya membuat perlengkapan tahan air itu mungkin Ferguson Xu." Liu Zhenhan menghela napas.
"Tuan Xu?" Ning Yu dan para Prajurit Panda tertegun, lalu tersadar. Di antara Pengelana Yun Qin, Ahli Strategi bukan hanya pemimpin tapi juga satu-satunya yang mempelajari dan membuat formasi magis Yun Qin. Manusia Emas Zhaidai adalah buatan mereka, giok tahan air Ning Yu juga. Meski formasi tahan air di Timur Jauh sudah lama hilang, namun jika ada Ahli Strategi yang pernah membuatnya, mungkin ada yang bisa meneliti ulang.
Ferguson Xu juga memang termasuk salah satu Ahli Strategi dari Pengelana Yun Qin di Benua Chesang yang cukup menonjol. Jika tidak menonjol, para kepala suku di klannya tidak akan mengutusnya sebagai penanggung jawab penuh kapal pencari obat yang berlayar lima puluh tahun sekali.
"Kampas! Jangan-jangan akan terjadi Perang Darat-Laut lagi?" Godani berbisik di samping. Negara mana pun di lautan memiliki wilayah yang lebih luas dari seluruh Benua Aigean dengan pasukan yang sangat besar. Jika terjadi Perang Darat-Laut lagi, sangat diragukan apakah Benua Aigean bisa bertahan.
Bimon telah memusnahkan tiga ras dalam tiga pertempuran besar: ras serangga, burung, dan air. Seluruh klan Medusa juga menghilang secara misterius. Pengorbanan seperti ini terlalu berat untuk ditanggung. Ksatria Putri Angsa semakin merenung dengan perasaan cemas.
"Perang besar lagi belum tentu buruk. Ras-ras berpengetahuan di Benua Aigean baru akan bersatu ketika menghadapi musuh dari luar." Liu Zhenhan menyeringai dingin: "Aku hanya peduli pada Ai Wei'er. Aku cuma orang kecil, hal lain bukan urusanku."
"Bukan urusanku~ bukan urusanku~" Kakatua Raksasa terbang dan hinggap di kepala Liu Zhenhan, lalu menyela dengan cerewet menirukan ucapannya.
“Bukankah kau punya ‘Pintu Langit’? Cepat pergi ke Ai Wei'er dan selamatkan dia! Putri duyung lautan. Mereka tak pernah menikah dengan ras lain, Ai Wei'er sudah dituduh kabur bersama. Begitu kembali, pasti dibunuh!” Ning Yu menerjang ke pelukan Liu Zhenhan, air matanya membasahi dada Lao Liu.
“Sebelum kau bicara, aku sudah memikirkan caranya.” Liu Zhenhan tersenyum pahit sambil menepuk bahu Ning Yu: “Transmisi Pintu Langit menggunakan putri duyung elemen untuk membawa tubuhku melintasi ruang. Dulu pernah kucoba sekali, ingat? Berat tubuhku terlalu besar, putri duyung elemen tak sanggup membawa, akhirnya kurebut kembali ke barrier dengan tendangan.”
“Lalu bagaimana?” Sekelompok orang yang awalnya girang, langsung tercengang lagi.
“Untungnya. Berat badanku tidak terlalu melebihi. Beban maksimal putri duyung elemen 200 pon. Di gua tempat tinggalku dulu ada timbangan lantai, pernah kukukur, berat telanjangku tepat 204 pon, hanya kelebihan 4 pon. Tinggiku satu Ren delapan. Tak kusangka seberat ini.” Liu Zhenhan menggeleng sambil tersenyum getir.
“Masih lebih 4 pon, tetap tidak bisa!” Serentak mereka berseru.
“Aku punya cara.” Liu Zhenhan membuka kancing jubah pendeta.
Tubuh pria kekar itu terpapar di udara seperti kebenaran... Kebenaran memang selalu telanjang bulat.
“Guo Guo segera melompat mendekat, mencengkeram seikat bulu hitam yang keriting itu. Bergantung di selangkangan Liu Zhenhan seperti seekor koala, cakar kecil Guo Guo mencengkeram erat, matanya dipenuhi air mata jernih, tak tahu mengapa ia menangis.”
Kedua Naga Peri dan Godani segera malu dan memalingkan wajah mereka.
Namun kepala mereka segera berbalik kembali.
Suara "Clang" pedang besar yang terhunus terdengar, wajah ketiga gadis cantik itu langsung tegang, mereka berbalik dengan cepat.
Sepotong lengan terputus melayang di udara, tetesan darah panas berhamburan, sebuah pedang besar Kong tergenggam di tangan kanan tuan tanah, bilah berkilau itu basah oleh genangan darah.
Lengan kiri Liu Zhenhan terputus di siku, darah kental yang menyembur membasahi tanah di dalam gua.
Seperti waktu berhenti, semua orang membeku, bahkan dua tawanan pun terdiam.
Potongan lengan di tanah masih bergetar, jari-jari melengkung secara refleks saraf, seolah ingin menggenggam sesuatu.
“Sekarang bahkan dengan membawa Guo Guo dan burung beo, beratnya pasti cukup untuk melewati 'Pintu Langit'.” Otot wajah Liu Zhenhan berkedut karena kesakitan, ia menyunggingkan senyum paksa. Suara "Dang Lang" terdengar saat pedang besar Kong tergelincir dari tangannya, jatuh ke tanah, melompat dua kali lalu diam.
Hingga Liu Zhenhan merobek dua helai kain dan membalut arteri besar di ketiak kiri serta luka di siku tangannya, orang-orang di sekitar masih terpaku dalam kebekuan yang tak kunjung sirna.
"Aku harus pergi." Lao Liu tersenyum tipis, menunduk untuk mencium Helen dan Ning Yu berulang kali, seolah tak pernah puas. Kemudian ia berpaling mengusap pipi Daisy yang terkesiap, "Aku selalu ingin memencet jerawatmu Daisy, tapi kau selalu menolak. Jika ada kesempatan kembali, pasti akan kuwujudkan keinginanku ini."
"Lautan jauh lebih luas dari Benua Aigean kita. Kali ini aku benar-benar tak tahu apakah bisa kembali hidup-hidup. Ada satu kalimat terakhir yang ingin kusampaikan..." Liu Zhenhan membelai lembut rambut pirang platinum Gerdany sambil berbisik, "Maafkan aku..."
Semua tetap terpaku, seperti patung yang membeku dalam pose seragam.
Lao Liu melumuri telapak tangan tersisa dengan ludah, menyisir gaya rambut asimetrisnya menjadi pompadour licik. Ia mengeluarkan "Kristal Bernyanyi" dari jubah pendeta, menyelipkannya di baju dalam Guo Guo. Dengan tenang ia memanggil "Barrier Bayangan Bintang" yang berkilauan bagai langit malam. Ikan duyung elemen mengangkut tubuh telanjang Lao Liu dan Guo Guo masuk perlahan ke dalam Pintu Langit yang sedalam kosmos.
"Lihat kegelapan di depan, biar kuhadapi..." Lao Liu melambaikan tangan tanpa menoleh.
Suara tuan tanah tiba-tiba terhenti. "Barrier Bayangan Langit" berubah menjadi debu bintang yang berhamburan saat putri duyung elemen melangkah masuk. Di tanah terlihat garis serum merah yang menyambung, bagaikan bunga kehidupan yang mekar bergelora.
Bangau Api berkicau pilu di luar gua, suaranya menggema seolah menegur mengapa tidak membawanya.
"Mengapa aku harus menghabiskan semua empedu ular Feiwenli ini?" Vieri yang perbanannya tebal menangis tersedu-sedu. Tangannya terus memukuli tanah tanpa henti.
Untuk sementara tak ada yang bisa menjawabnya, karena dua nyonya bos dan Ksatria Putri Angsa sudah pingsan di tempat.
……
Seolah sepuluh ribu tahun, tapi juga seperti sekejap mata.
Begitu Liu Zhenhan di punggung putri duyung elemen melangkah keluar dari "Pintu Langit", tubuhnya tiba-tiba merasakan sensasi jatuh bebas. Angin menderu di telinganya.
Lao Liu hampir berkhayal... seolah putri duyung elemen ini sedang membawanya bunuh diri dengan melompat dari tebing.
Meski sama sekali tak bisa melihat Guo Guo dan burung beo, Lao Liu bisa merasakan keduanya sedang mencengkeram erat-erat tubuhnya.
Sejak sebelum memasuki "Pintu Langit", Liu Zhenhan sudah merencanakan apa yang harus dilakukan jika muncul di samping Aivril. Bagi orang sederhana dan langsung seperti dirinya, selain menerobos jalan dengan darah, dia tidak bisa memikirkan cara lain untuk sementara. Tentang cara menghindari kejaran bangsa laut, memilih rute pelarian, dan kembali ke permukaan Benua Aigean, otak kacau-balaunya belum bisa merencanakan strategi detail apapun.
Rencana selalu kalah dengan perubahan. Dunia gelap ini sama sekali tidak memantulkan cahaya, bahkan saat "Pintu Langit" muncul di sini, tidak terlihat sedikitpun pantulan cahaya.
"Inikah dunia bawah laut?" Otak Liu Zhenhan kosong sama sekali.
Sebelum pikiran ini selesai, Liu Zhenhan merasakan telapak kakinya dan putri duyung elemen air di selangkangannya menabrak tanaman elastis. Suara retak-retak terdengar menyambar di telinganya, disusul bunyi "dug" berat. Lao Liu langsung merasakan pantatnya terhentak, putri duyung elemen air menghilang. Liu Zhenhan berjongkok seperti posisi BAB di tanah, Guo Guo mencengkeram erat "nyawa" Lao Liu. Ekspresi kesakitan Lao Liu seperti orang sulit BAB.
Sebuah dunia yang gelap gulita muncul di hadapannya.
Kegelapan yang sunyi, selain suara aliran air "shuu-shuu" dari kejauhan, tidak ada suara maupun cahaya di sini. Tidak ada Ai Wei'er, tidak ada Siren, juga tidak ada putri duyung atau Naga. Hanya kegelapan dan suara aliran air seperti angin yang menyapu telinga.
Jurang dasar laut bagi ras beradab dunia darat selalu menjadi wilayah terlarang yang tak terjangkau. Catatan terkait hanya legenda samar dari masa Perang Darat-Laut. Di antara manusia, ada beberapa penyihir elemen air kuat yang pernah menjelajahi dunia misterius ini, namun catatan mereka yang tersisa hanya fragmen-fragmen, sama sekali tak bisa memahami struktur dunia bawah laut.
Meski Ai Wei'er dan Liu Zhenhan telah hidup bersama lama, Lao Liu sengaja tidak pernah menanyakan seperti apa dunia bawah laut di hadapannya untuk menghindari memicu kerinduan kampung halaman Ai Wei'er.
Ini benar-benar dunia yang sama sekali asing.
Liu Zhenhan mengulurkan satu-satunya tangan, mengangkatnya di depan matanya, menggoyang-goyangkannya dengan keras.
Dia tak bisa melihat jarinya sendiri, bahkan kontur jari pun tidak. Menunduk ingin melihat Guo Guo, tak ada apa-apa selain kegelapan. Dia bisa meraba Guo Guo dan burung beo di bahunya, tapi sama sekali tak bisa melihat mereka.
Dalam dunia gelap tanpa cahaya ini, selain Dark Elf bawah tanah yang memiliki mata pencitra panas, semua ras adalah buta. Bahkan Liu Zhenhan yang tubuhnya dimodifikasi oleh telur naga pun tidak terkecuali. Liu Zhenhan sangat menyesal, mengapa tidak membawa Mutiara Malam!
Luka di lengan putus Liu Zhenhan entah sejak kapan berubah dari rasa sakit yang menyayat hati menjadi gatal-gatal berkala. Aliran darah hangat seperti semut kecil yang menggerogoti luka, namun sensasi ini tenggelam dalam kecemasan dan perasaan tak berdaya.
Liu Zhenhan hampir putus asa. "Pintu Langit" seharusnya muncul di samping Ai Wei'er, tapi di mana Xiao Ai sekarang?
Pengorbanan satu lengan sia-sia, harapan hancur, terperangkap dalam kegelapan dasar laut. Siapapun akan merasakan keputusasaan seperti Lao Liu. Jari sendiri pun tak terlihat, apalagi menyelamatkan orang? Meski arteri besar luka telah diikat, apakah dia akan mati kehabisan darah? Liu Zhenhan sendiri tak yakin.
Kematian tidak ditakuti Liu Zhenhan. Yang ditakutkan adalah tidak bisa bertemu Ai Wei'er untuk terakhir kali sebelum mati di sini. Hasil seperti ini takkan pernah diterimanya meski mati sekalipun!
Tempat tergelap di Benua Aigean adalah dunia bawah tanah. Namun di sana masih ada sungai lava dan gunung berapi bawah tanah yang menerangi sebagian langit, mengusir kegelapan. Sedangkan di lautan, tidak ada gunung berapi, apalagi sungai lava. Cahaya Dibo Luo dan Sampa juga takkan pernah bisa menembus tirai air yang dalam untuk mencapai dasar laut.
Kegelapan dan kesunyian paling menyiksa jiwa. Liu Zhenhan pernah menerima pelatihan anti-interogasi yang melibatkan penguncian di lingkungan gelap gulita untuk melatih ketahanan mental. Tapi pelatihan tetaplah pelatihan, selama masih ada harapan, seseorang takkan menyerah.
Kali ini, Liu Zhenhan seolah kehilangan semua harapan.
Tapi Liu Zhenhan tetaplah Liu Zhenhan.
Setelah dua tarikan napas dalam, perasaannya telah pulih sepenuhnya menjadi tenang.
Guo Guo memanjat perlahan mengikuti bulu lebat di tubuh Liu Zhenhan seperti kungkang, sampai ke dadanya. Lidah merah mudanya menjilat lembut dagu Liu Zhenhan.
Dengan mantra lagu perang dalam hati, lingkaran gemilang berkilauan. Seluruh tubuh Liu Zhenhan menyala api altar.
Tiga jurus andalan lagu perang Liu Zhenhan tetap menjadi senjata pamungkas. "Lagu perang persembahan" tak hanya membakar jiwa. Meski nyala apinya kecil, tetap bisa menerangi kegelapan.
“Aduh～Aduh～” Burung beo yang seluruh tubuhnya terbakar mengepakkan sayapnya dengan liar, sekilas terlihat seperti versi mini Phoenix api.
Mutiara Penghindar Air yang terpasang pada rantai emas besar di leher Liu Zhenhan memancarkan efek magis yang tak terkatakan. Dengan titik berdiri Liu Zhenhan sebagai pusat, dalam radius 25 meter persegi di sekitarnya, terbentuk sebuah barrier penghindar air berbentuk busur tiga dimensi. Melalui cahaya api altar, Liu Zhenhan melihat dirinya berdiri di tengah hutan bawah laut, dengan pepohonan raksasa yang menutupi langit di atas. Ranting-ranting pohon ini bergerak perlahan dalam aliran air, bagai diterpa angin sepoi-sepoi, berayun seirama.
Liu Zhenhan baru paham: Saat "Pintu Langit" muncul, Ai Wei'er dan kelompok Bangsa laut yang menculiknya sedang berenang di laut dalam. Karena efek Mutiara Penghindar Air, dirinya langsung terjatuh dari permukaan air dan mendarat di kanopi hutan bawah laut ini, lalu terhempas ke tengah hutan.
Kakatua Raksasa terus memaki-maki, berputar terbang satu lingkaran. Makhluk kecil bodoh Xiao Chusheng itu malah menyelam ke luar barrier penghindar air, lalu segera kembali dan bertengger di bahu Liu Zhenhan. Tubuhnya gemetar ketakutan sambil bersembunyi di balik rambut Liu Zhenhan.
Api altar tidak memiliki panas, dan dinginnya laut dalam tidak kalah dengan Pegunungan Salju Himalaya Taymur. Liu Zhenhan dan Guo Guo tidak merasakan apa-apa, tapi burung beo kotoran mulai tidak tahan. Terutama saat baru bersentuhan dengan arus laut beku di luar penghalang air, membuatnya semakin menderita.
Guo Guo melompat ke tanah, penasaran memandang sekitar bersama Liu Zhenhan. Cahaya api tidak cukup terang, Liu Zhenhan menggendong Guo Guo di atas kepala dan berputar melihat sekeliling.
Pepohonan di hutan bawah laut ini sangat besar. Kulit pohonnya tampak tidak berbeda dengan pohon di permukaan tanah. Jarak antar pohon cukup luas. Liu Zhenhan meraba kulit pohon yang terasa seperti rumput laut. Di sebelah kiri terdapat gunung batu besar berbentuk aneh, ketinggian sebenarnya tidak diketahui. Batu di depan seperti monster raksasa dengan permukaan dipenuhi lumut laut dan kerang, berbentuk tajam dan tidak beraturan.
Kecepatan renang Bangsa Laut sangat luar biasa. Mengejar Ai Wei'er dengan berjalan kaki selama sebulan pun belum tentu berhasil. Baru sekarang Liu Zhenhan ingat bahwa Guo Guo bahkan belum sempat memasukkan Yitiao ke dalam lambang Medusa. Tapi ini tidak menghentikannya. Mata Lao Liu berputar licik, memanggil "Ksatria Suci Kuda Terbang Bersayap" dari Cincin Tuan Tanah Kematian.
Naga Air benar-benar merupakan harta karun langit dan bumi. Begitu Liu Zhenhan sedikit menggerakkan niat, Kungkungan Air segera berubah bentuk kecil. Meski luas keseluruhannya tidak berubah, bentuk ini lebih cocok untuk sayap besar kuda terbang yang sedang mengembang.
Bunyi kepakan sayap kuda terbang yang menggetarkan udara bergema, disusul suara ranting-ranting pepohonan yang patah tiada henti. Kuda terbang itu menerobos jalan dengan paksa melalui pepohonan laut yang lembut seperti rumput laut.
Sebidang langit asing muncul di hadapan Liu Zhenhan yang perlahan mulai meninggi.
Ternyata dasar laut tidaklah gelap!
Di kejauhan, terlihat sebuah kota dengan cahaya berkilauan di depan Liu Zhenhan. Kota ini terbungkus hutan laut yang luas, namun kontur kotanya masih jelas terlihat. Tak hanya itu, di dalam air laut bahkan di tepi Kungkungan Air, sesekali terlihat ikan-ikan aneh bercahaya melintas. Di kedalaman samudra yang luas, ikan-ikan bercahaya seperti bintang ini jumlahnya tak sedikit.
Liu Zhenhan merasa dirinya benar-benar sial. Baru muncul di laut, langsung terjerembab ke hutan dasar laut. Pandangannya terhalang kanopi lebat dan pegunungan. Andai pikirannya sedikit lebih ekstrim, mungkin dia sudah bunuh diri karena putus asa.
Melalui cahaya-cahaya bintang ini, Liu Zhenhan melihat perbedaan dasar laut dengan dunia permukaan tak terlalu besar. Ada pegunungan, hutan, juga kota. Satu-satunya perbedaan adalah langit mereka terbuat dari air laut.
Meski tidak tahu ke mana perginya Ai Wei'er, Liu Zhenhan memutuskan untuk pergi melihat kota bawah laut ini terlebih dahulu.
Kuda terbang melesat bagai kilat menuju kota bawah laut asing dan misterius ini.
Bab 101: Kedinginan Ekstrem
Liu Zhenhan kembali mencoba barrier pantulan langitnya, berharap bisa sampai di sisi Ai Wei'er. Namun putri duyung elemen telah hancur berantakan. Tanpa dukungan putri duyung elemen, ia hanya bisa menatap "Pintu Langit" itu dengan frustrasi.
Seiring kuda terbang yang semakin mendekat, kota bawah laut di kejauhan mulai terlihat jelas. Kota bawah laut ini sebenarnya terdiri dari ratusan gunung api mati setinggi lebih dari 500 Ren yang telah direnovasi. Setiap tubuh gunung berapi yang berlubang diukir menjadi sarang lebah berbentuk mahkota. Setiap sarang lebah memiliki pintu masuk megah berbentuk gerbang kemenangan, tempat ribuan Bangsa laut hilir mudik. Suara riuh seperti pasar terdengar jelas, meski Liu Zhenhan bingung bagaimana Bangsa laut bisa berbicara dan menyampaikan suara di dalam air.
Sebagai habitat makhluk cerdas, tempat ini juga dipenuhi atmosfer budaya. Hampir setiap lubang gua dipahat, pintu masuk berbentuk lengkung diukir dengan pola ganggang air yang indah. Lubang-lubang di bagian atas memiliki patung dewa batu raksasa yang didirikan di bagian lengkung pintu, beberapa bahkan dihiasi terumbu karang yang membentuk berbagai hewan laut mitologis dengan sangat hidup. Tak terhitung Mutiara Malam tertanam di ambang lengkung setiap pintu, memancarkan cahaya memesona. Banyak juga keranjang anyaman rumput laut berisi ikan bercahaya yang melayang di perairan sekitar kota.
Cahaya-cahaya ini jika digabungkan, telah menyamai kecerlangan bulan purnama di Benua Aigean. Padahal sebenarnya ini masih siang hari.
Setiap gunung api terlihat sangat bersih dari luar. Bahkan ganggang dan kerang yang menempel di permukaannya disusun membentuk pola-pola indah sesuai garis tertentu.
Sebuah gunung api mati setinggi ribuan Ren berdiri megah di pusat kota. Seluruh permukaannya dipahat menjadi sosok putri duyung cantik dengan rupa sebagai pintu masuk. Di sini tertanam permata dan Mutiara Malam terbanyak, memancarkan cahaya paling terang. Barisan prajurit Bangsa laut yang rapi mengendarai kuda laut, berpatroli di perairan sekitar kastil vulkanik ini.
Kedatangan kuda terbang bersayap membawa kepanikan besar di kota ini, tak terhitung anggota Bangsa laut yang ketakutan menyelinap kembali ke dalam melalui gerbang lengkung, banyak orang saling bertabrakan karena panik. Seperti kawanan lebah yang sarangnya dihancurkan.
Sama seperti rakyat biasa manusia atau Bimon, rakyat biasa Bangsa laut juga dipenuhi ketakutan terhadap makhluk asing, terutama benda yang menyala-nyala.
Bergema suara terompet kerang yang berat dan bergemuruh, para prajurit Bangsa laut yang mengendarai monster laut berbaris cepat keluar dari gerbang-gerbang berbentuk sarang lebah.
Meski Bangsa laut cepat di air, tak ada yang bisa menyaingi kecepatan kuda terbang. Dengan mengandalkan kecepatan kuda terbang, Liu Zhenhan dengan lincah menghindari serangan prajurit Bangsa laut yang keluar dari kastil gunung berapi, memperkirakan kastil gunung berapi tertinggi yang diukir bentuk Putri Duyung sebagai tempat para petinggi, lalu bersiap mendarat di mulut pintu masuk berbentuk wajah kastil tersebut.
Para prajurit Bangsa laut yang sedang berpatroli di sekitar kastil gunung berapi ini telah siaga. Prajurit-prajurit ini bisa disebut kenalan lama Liu Zhenhan, semuanya Prajurit Hiu Magis Suku Gablin seragam. Kendaraan Tunggangan mereka Hiu Kepala Harimau mengaum marah sambil mengeluarkan gelembung-gelembung udara.
Kuda terbang Liu Zhenhan meski cepat, tetap terkepung. Di depan rintangan air kuda terbang itu, setidaknya seratus prajurit Hiu Sihir dan lima ratus ekor ikan todak berbaris rapi mengawasinya dengan tatapan tajam. Di belakangnya, tak terhitung prajurit Bangsa laut mengejar dari jarak dekat, minimal puluhan ribu prajurit Bangsa laut.
"Gileee~~" burung beo cerewet menjulurkan kepala dari rambut Liu Zhenhan, mengeluarkan teriakan kagum.
Ikan todak dalam Perang Darat-Laut lima ribu tahun silam, karena tubuhnya tak bisa lepas dari air. Tak pernah bisa dimanfaatkan dalam peperangan. Jika senjata serangan jarak jauh ini bisa bertempur di darat, mungkin hasilnya akan berbeda bagi kekalahan Bangsa laut.
Di saat seperti ini, Liu Zhenhan tentu tak sebodoh itu menyerahkan diri untuk dikalahkan.
Kuda terbang meringkik keras saat terbang, "Kilau Kristal" seketika muncul dari tanduk spiralnya, bilah kristal berbentuk berlian berputar kencang menembus rintangan air di depannya, membidik langsung kumpulan ikan todak ini.
Kejadian tak terduga terjadi. Setelah masuk ke air laut, bilah kristal yang berputar langsung menyimpang dari arah, meleset dari kawanan ikan todak dan malah menghantam barisan prajurit Hiu Sihir di sampingnya dengan serangan horizontal rapi, darah mengembang seperti asap di dalam air laut.
Ini benar-benar kesalahan yang berbuah keberuntungan.
Kesempatan tak boleh terlewat! Kuda terbang mengepakkan sayap, meliukkan tubuh ke celah yang terbuka. Posisi sulit ini, Liu Zhenhan nyaris tak berhasil meraih Ksatria Ring Wraith sebelum terjatuh.
Tampaklah kedisiplinan pasukan Bangsa laut yang terlatih. Ikan todak dengan cepat bergerak di bawah teriakan Prajurit Hiu Sihir, mengibaskan sirip berbentuk torpedo, menerjang kuda terbang dengan moncong panjang yang kaku. Kecepatan renang mereka di air tak kalah dengan kuda terbang bersayap di udara, bahkan ikan todak terlatih ini mampu menghitung sudut serangan.
Kuda terbang membuktikan diri sebagai monster yang peka bahaya. Dengan kepakan sayap, tubuhnya melesat naik puluhan ren. Ikan todak yang berada di air tak bisa berbelok di udara, hanya bisa menembus air di belakang target yang luput.
Memanfaatkan kesempatan ini, kuda terbang menyambar masuk ke dalam kastil gunung berapi berbentuk wajah putri duyung... Kali ini masuk melalui lubang hidung.
Koridor dalam gunung berapi megah dan dalam. Dindingnya dihiasi pola indah dari karang dan akik, bertabur Mutiara Malam yang memancar gemilang. Tak terhitung cangkang kerang menanam bunga air langka, mekar di bawah cahaya mutiara yang mempesona.
Di ujung koridor terdapat sebuah aula besar, lantainya dilapisi mutiara yang rata, di sekeliling aula berdiri patung putri duyung yang diukir dari kristal. Aula megah ini hampir setinggi lima puluh ren, memiliki tangga empat puluh tingkat, di atasnya terdapat kerang raksasa setengah terbuka yang membentuk takhta alami, daging kerang mengandung sebuah mutiara malam yang sangat besar. Ribuan sinar memantul di sekitar koral tanduk rusa merah menyala dan air laut, menciptakan pemandangan surgawi yang berkilauan.
Di tengah aula, berdiri banyak orang, kedatangan seekor kuda terbang aneh membuat mereka semua tertegun.
Sepuluh ksatria paus Banilu yang memegang jangkar besar di sudut segera mengaum dan mengepung, sekelompok besar ahli sihir pencabik badai dari suku kepiting Makula juga langsung menyilangkan tangan dan melepaskan panah air.
"Di mana Ai Wei'er?" teriak Liu Zhenhan dari punggung kuda terbang. Ia menggunakan Bahasa Umum Aiqin yang konon pernah disebarkan pedagang goblin ke seluruh penjuru dunia.
Para ksatria paus terhenti langkahnya. Panah air yang ditembakkan ahli sihir pencabik badai sama sekali tidak bisa menembus Kungkungan Air.
Semua orang terbelalak melihat seorang Bimon dari Suku Pig yang berotot dan telanjang bulat muncul hidup-hidup di depan mereka.
"Pandangan Liu Zhenhan juga menyapu kerumunan di aula, di sini ada Siren, Naga Laut, dan sekitar empat lima puluh putri duyung."
"Ternyata kau! Babi jahat ini!" Seorang prajurit paus yang terikat rapat dengan rumput laut di lantai tiba-tiba berteriak. Tubuh prajurit paus yang terbaring itu bagai pegunungan. Sang Pencipta telah menganugerahinya semua kata tentang kekuatan tanpa ragu, zirah cangkang lobster merah pun tak bisa menyembunyikan otot-ototnya yang berkilau.
"Fegao. Kita bertemu lagi." Liu Zhenhan menghela napas. Ia juga mengenali kepala pengawal kerajaan ini, si sialan yang pernah tangannya dipuntir patung emas. Kini nasibnya lebih buruk lagi, terikat di sini seperti binatang kurban.
"Ternyata kau." Suara yang familiar kembali terdengar. Pangeran Ximili'an menerobos kerumunan dan maju.
"Siapa dia, Ximili'an?" Seorang pria paruh baya berwajah tampan dengan mahkota kristal bertabur mutiara hitam menatap dingin ke Liu Zhenhan, bertanya pada pangeran putri duyung.
Suara gemuruh datang dari luar. Pria paruh baya itu hanya melirik, segera empat prajurit Banilu berenang menuju koridor luar, dan keributan itu langsung mereda.
“Ayah, dialah Pigge jahat yang menculik adikku.” Pangeran Ximili'an melemparkan pandangan penuh kebencian kepada Liu Zhenhan, lalu membungkuk hormat kepada sang ayah yang disebutnya - Kaisar Xiya, Raja Putri Duyung.
Sorot mata Liu Zhenhan tertuju pada tubuh Kaisar Beckenbauer. Dari wajah tampan yang masih gagah itu, ia menemukan sedikit kemiripan garis wajah Ai Wei'er.
Meski tahu tak boleh ragu di saat genting ini, hati Lao Liu tiba-tiba terasa hangat tanpa alasan - ini semua karena Ai Wei'er.
“Paduka Beckenbauer, dia memang Richard Bimon terkutuk dari Suku Pig itu. Dengan tipu muslihat merampas kapalku dan menculik Putri Avril yang cantik.” Wajak Ferguson Xu yang familiar muncul dari kerumunan, tetap anggun dengan janggut tiga helai yang seolah hendak terbang ke langit.
Sama seperti Liu Zhenhan, tubuhnya juga diselimuti lapisan air tipis. Setelah lama tak bertemu, Kakek Xu terlihat lebih gemuk.
“Benar.” Liu Zhenhan mengangguk, mengibaskan cincin untuk menarik kembali Ksatria penunggang ikan raksasa.
“Haha... Lenganmu mana?” Mata Ferguson Xu tiba-tiba berbinar melihat potongan lengan kiri Liu Zhenhan yang cacat, nada suaranya penuh kegembiraan dan sindiran.
“Aku tanya terakhir kali, di mana Ai Wei'er?” Liu Zhenhan kembali menempatkan Guo Guo di bawah selangkangannya. Tatapan banyak mata, terutama beberapa putri duyung berekor ikan, membuatnya sangat tidak nyaman.
“Pigge, bagaimana mungkin kau datang ke dunia dasar laut?” Raja Putri Duyung Beckenbauer bertanya dengan suara berat penuh wibawa.
“Kalau mau datang ya datang saja.”
Ruang aula dipenuhi gelak tawa.
“Luar biasa! Baru sebentar kami kembali, kau sudah sampai! Beraninya kau datang? Tak adakah yang memberitahumu bahaya dasar laut?” Seorang Siren tua berkerut seperti kulit ayam mengepakkan sayap sambil tertawa cekikikan. Sebenarnya dia berenang di air, tapi terlihat seperti terbang.
“Duchess Diana, bukankah ini kisah cinta yang mengharukan?” Tua Naga dengan delapan laki berotot di depan rombongan Naga, berpura-pura mengusap sudut mata. Naga senior ini menguasai Kemampuan Ganda Sihir dan Tempur, meski lebih menyukai sihir. Keahlian memanah mereka sebenarnya layak menyandang gelar keturunan Elf, namun lama di dasar laut membuatnya terlupa – pemanah handal butuh latihan, bukan hanya bakat alam.
“Yang Mulia, dia pasti telah mengambil empat Mutiara Naga itu. Bukankah saya pernah memberitahu Anda? Salah satu dari empat mutiara itu memiliki kemampuan menghindari air.” Kakek Xu mendekatkan kepalanya, memegang mutiara kecil berwarna kuning tanah, dengan ekspresi menjilat berkata kepada Raja Putri Duyung: “Yang Mulia, ini adalah Mutiara Penghindar Tanah yang ditemukan dari tubuh Putri Avril.”
Melihat Mutiara penghindar debu ini, mata Liu Zhenhan menyempit.
“Pigge terkutuk! Tahukah kamu apa yang akan terjadi pada Avril?” Wajah Raja Putri Duyung berubah menyeringai: “Karena Pigge sepertimu telah membuatnya kehilangan keperawanan sebelum menikah! Satu-satunya hukuman untuk menghapus dosanya adalah dikorbankan di altar! Kedatanganmu tepat waktu... Aku akan membagikan tubuh kotormu kepada para pengawalku, daging dan darah najismu akan mengisi perut Hiu Kepala Harimau!”
“Itu pun jika Anda punya kemampuan.” Liu Zhenhan tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Rasa iba yang sebelumnya dia rasakan karena status Avril sebagai putri duyung, kini telah berubah menjadi amarah yang membara.
“Kau pikir bisa menyelamatkan Avril sendirian di hadapan kami?” Yang Mulia Beckenbauer menyeringai dingin: “Di kedalaman samudera, atas dasar apa kau berani bersikap angkuh di hadapan Prajurit Banilu, Perobek Badai, Siren, Naga Laut, dan putri duyung sebanyak ini?”
“Biarkan aku membawa Ai Wei'er, aku berjanji akan lebih rendah hati daripada ikan badut.”
“Minggir!” Teriak Kaisar Beckenbauer.
Semua orang segera membuka jalan lebar, memperlihatkan platform marmer putih tempat Ai Wei'er diikat erat dengan rumput laut kuat. Terbaring rata dengan seikat rumput laut di mulutnya, dia memutar leher dengan susah payah untuk melihat ke arah Liu Zhenhan. Sehelai rumput laut kasar mencekik leher indahnya yang pucat. Liu Zhenhan tak bisa melihat air matanya karena mereka berada dalam air.
Mata Liu Zhenhan berkaca-kaca. Jempolnya menggesek cincin giok dan cincin logam di tangannya, menciptakan suara berdecit yang menusuk telinga.
“Jangan bertindak bodoh. Aku yang memberimu Patung Emas itu dulu. Karena dibuat oleh Ahli Strategi Yunqin, aku masih punya cara untuk menetralisirnya. Jangan meremehkan kemampuan Ahli Strategi.” Ferguson Xu tersenyum tipis.
“Kesatria arwah itu juga jangan diumbar. Kami punya 20 Naga di sini, masing-masing bisa mengikat seekor naga dengan 'Belenggu Angin'.” Kepala Suku Naga Delapan Lengan tertawa terbahak. Naga-naga lain ikut menggelegak.
Setiap Naga di sini minimal memiliki enam lengan. Dengan kekuatan mereka, perkataan itu memang bukan omong kosong.
“Kami putri duyung memiliki empat belas yang telah membangkitkan Bidang Perlindungan. Kau ingin mencoba sihir elemen air kami atau Bidang Perlindungan? Silakan pilih.” Pangeran Ximili'an berkata dengan nada mengejek.
“Kami Siren tidak punya kemampuan berarti. Meski tak ada pangeran, beberapa count dan marquess masih bisa kami kumpulkan.” Duchess Siren berkasa seolah merendah, tapi tak ada secercah nada merendah dalam suaranya.
Liu Zhenhan tak tahu apakah mereka berkata jujur - tampaknya bukan chui buer, tapi dia tetap ingin mencoba. Ekspresi wajahnya dengan jelas menyatakan keinginannya.
“Bagaimana kalau kita uji? Jika kau menang, kau boleh membawa Ai Wei'er pergi.” Pandangan Raja Putri Duyung Beckenbauer tak bisa menyembunyikan kekaguman saat menatap Liu Zhenhan dari ujung kepala sampai kaki.
Antara mereka terbentang jarak 20 yard. Dua pasang mata bertemu di air laut yang berkilauan - satu dingin penuh percaya diri, satu lagi bersinar kegirangan.
“Tak masalah.” Liu Zhenhan melangkah mantap menuju penguasa Kerajaan Laut Xiya ini.
Sebuah barrier mutiara berkilauan mekar dari punggung raja putri duyung. Sangkar logam biru menjulang dari dasar laut seperti cakar raksasa yang tiba-tiba mengatup, menyergap Lao Liu di tengah jalan. Seluruh tubuh Lao Liu menghantam jeruji logam biru itu dengan keras hingga bergemuruh, lalu terpental kembali.
Dengan gerakan tangan halus Raja Putri Duyung, sangkar logam itu seolah diangkat oleh tangan raksasa, melayang perlahan di udara setinggi tiga Ren dari tanah.
Lao Liu mengamati barrier ini dari atas ke bawah. Sangkar logam berbentuk kurungan burung ini sangat besar, selebar lima langkah, dengan aliran udara biru mistis yang melingkari jeruji logam.
Liu Zhenhan mencoba menendang keras jeruji sangkar dengan kaki penuh rasa tidak percaya, namun jeruji logam itu sama sekali tidak bisa ditembus. Setiap tendangan membuat aliran udara biru berputar semakin cepat di jeruji. Jeruji logam itu mengembang cepat lalu kembali ke bentuk semula, elastis seperti spons yang terisi darah. Lao Liu menarik napas dalam-dalam sementara Guo Guo di selangkangannya perlahan naik semakin tinggi. Lao Liu mengayunkan satu-satunya kepalan tangan, menghantam deretan jeruji dengan keras.
Aliran udara biru berputar semakin cepat di jeruji sangkar. Pukulan sekuat tenaga Lao Liu tetap tidak mampu menembus barrier ini.
Guo Guo yang berdiri di "jembatan langit" itu juga memberikan serangkaian pukulan kombinasi ke sangkar burung.
“Tidak ada gunanya, Bidang Perlindungan-ku 'Kandang Logam', kekuatan pengurungannya semakin kuat ketika menghadapi kekuatan yang lebih besar. Meski kekuatanmu sanggup mengangkat gunung, mustahil bagimu meloloskan diri dari dalam.” Raja Putri Duyung berjalan perlahan mendekati Lao Liu, berkata dingin: “Hanya ada satu cara untuk mengalahkan barrier ini, asalkan kamu keluar dari dalamnya. Sayangnya kamu bukan penyihir ruang, lupakan saja mimpi untuk kabur.”
Liu Zhenhan meliriknya sinis, segera memasuki Transformasi Liar, kembali menghentakkan kakinya ke jeruji besi. Ledakan dahsyat menggema, aliran udara biru kembali berputar gila-gilaan. Seluruh jeruji logam yang terbungkus aliran biru itu membengkak hampir sepuluh kali lipat, tetap tak bisa dihancurkan.
“Demi Dewa Laut!” Bahkan Raja Putri Duyung pun terpana, “Barrier 'Kandang Logam' yang semula hanya memiliki jeruji sebesar jari, kini telah berubah menjadi sangkar logam raksasa tanpa celah. Beruntung barrier bawaan putri duyung ini semakin kuat saat ditantang, bisa saja benar-benar jebol kalau tidak.”
Jeruji logam kembali ke bentuk semula.
Liu Zhenhan hanya bisa memandang sangkar besi di depannya dengan mata merah, tak berdaya menghancurkannya. Ai Wei'er hanya berjarak sepuluh langkah, tapi tak terjangkau. Wajahnya pucat karena amarah.
“Aku akan memberikan kesempatan terakhir pada kalian berdua untuk berbicara.” Yang Mulia Raja Putri Duyung Beckenbauer membuat gerakan "silakan": "Kami putri duyung terbiasa memberikan kesempatan pengakuan terakhir kepada orang yang akan mati."
Sangkar itu terbang ke depan podium giok tempat Ai Wei'er terbaring, ditarik oleh penguasa putri duyung ini seperti menarik tali boneka.
Ini benar-benar ekspresi kepercayaan diri yang luar biasa, keyakinan yang mutlak.
Akhirnya sampai di sisi Ai Wei'er, Liu Zhenhan tak lagi bisa menahan air matanya. Melalui jeruji, ia meraih dan memeluk Ai Wei'er, dengan kasar merobek ganggang yang mengikat tubuhnya. Ganggang itu begitu kuat, bahkan kekuatan Liu Zhenhan pun harus dikerahkan sepenuhnya untuk merobeknya.
Jarak jeruji ini nyaris hanya cukup untuk memasukkan satu lengannya. Untuk mengulurkan lengan itu, Liu Zhenhan harus membayar dengan daging yang terkoyak. Ia memeluk Ai Wei'er melalui jeruji, hatinya seperti ditusuk pisau.
Guo Guo dan burung beo menyodokkan kepala mereka di antara jeruji, mengulurkan kepala kecil mereka ke luar.
"Lengan kirimu mana, Richard?" Bibir Ai Wei'er gemetar hebat, matanya menatap tak percaya pada tunggul lengan Liu Zhenhan. Guo Guo dan burung beo terus menggesek-gesekkan kepala mereka di rambut indahnya.
“Aku harus melewati Pintu Langit, berat badanku melebihi standar, ini satu-satunya cara. Mungkin ada cara lain, tapi aku tak punya waktu lagi.” Liu Zhenhan memeluk Ai Wei'er dengan satu tangan, menggesekkan dahinya pelan, tersenyum getir.
“Kenapa...kenapa...kau terlalu bodoh...” Air mata Ai Wei'er membanjiri segala yang bisa dibanjiri.
“Lengan patah masih ada satu lagi. Jika kehilanganmu, di mana aku cari penggantimu?” Liu Zhenhan tersenyum sambil mengelus rambut Ai Wei'er.
“Richard...” Ai Wei'er langsung merangkul leher Liu Zhenhan, berpelukan erat melewati jeruji logam.
“Ai Wei'er...” Liu Zhenhan mencium rambut panjangnya penuh kasih: “Aku datang. Tak ada yang bisa merebutmu dariku.”
“Bodoh, kita tak mungkin kabur.” Ai Wei'er berkata getir: “Kita tak punya kesempatan, Richard. Sekalipun kau Pendeta Naga, mustahil lolos dari banyak petarung ulung ini.”
“Kalau begitu mati bersama.” Liu Zhenhan berdiri tegak.
“Jangan sakiti putri! Yang Mulia! Jangan sakiti putri...Yang Mulia...kumohon kasihanilah...dia putri Anda...Putri Ai Wei'er putri tercantum Anda...hanya dia yang paling mirip almarhumah permaisuri...” Suara serak terisak-isak terdengar.
Liu Zhenhan berbalik badan dan melihat Prajurit paus Banilu Fegao yang terikat seperti bakcang sedang berteriak mati-matian ke arah raja putri duyung.
Dia satu-satunya yang membela Ai Wei'er. Selain dia, semua wajah putri duyung lainnya dipenuhi sikap dingin dan tekad bulat.
"Fegao! Diam! Permohonanmu pertama sudah membuatmu kehilangan gelar bangsawan! Kali ini, hukuman matimu tidak bisa diampuni lagi! Karena kedua kalinya membangkang raja, aku bisa menjatuhkan hukuman mati sekarang juga!" Pangeran Ximili'an menuding Prajurit Paus itu sambil membentak.
"Putri sudah kubimbing sejak kecil. Jika dia mati, bunuh aku juga!" Prajurit paus Fegao menunjukkan sikap keras kepalanya, urat di dahinya menonjol jelas.
Mendengar kata-kata Fegao, seberkas kilauan terlihat di sudut mata raja putri duyung Beckenbauer. Dia menengadahkan kepala, dan ketika menunduk kembali, ekspresinya telah kembali dingin.
"Richard! Jangan lukai keluargaku." Ai Wei'er menggenggam erat satu-satunya tangan Liu Zhenhan yang tersisa. Tangan unik ini menyimpan kekuatan dan kemarahan tak tertandingi yang bisa menghancurkan segalanya.
"Janji padaku! Aku belum pernah memintamu! Ini pertama kalinya, dan satu-satunya kalinya aku memohon padamu!" Mata Ai Wei'er yang jernih membuat hati Liu Zhenhan hancur - tatapan seperti ini tidak bisa ditolaknya.
“Aku setuju.” Liu Zhenhan tersenyum getir, matanya menyapu setiap orang yang hadir: “Lihatlah formasi seperti ini, mungkinkah aku melukai mereka? Ai Wei'er……”
“Pendeta Naga? Pigge ini? Apakah mataku tertutup angin topan?” Suara ejekan kembali terdengar.
“Bahkan jika dia Pendeta Naga, apa gunanya? Adakah kesempatan baginya untuk menggunakan nyanyian sihir?” Kepala Suku Naga berkaki delapan mencibir: “Apakah teknik silent spell kami Naga hanya hiasan belaka?”
Alunan musik surgawi tiba-tiba bergema, seorang Siren perempuan mulai melantunkan "Lagu Pengendali Jiwa". Nyanyiannya merdu namun gesit, dalam beberapa ketukan, "Cincin Pengendali Jiwa" telah menyelimuti Liu Zhenhan. Serangan Siren memang sederhana, karena khawatir dengan kemampuan pendeta, Marquis Siren perempuan ini langsung berusaha mengendalikan jiwa Pigge tersebut.
“Sungguh menggelikan hanya mengandalkan satu Bangsa Manusia Berbulu kecil untuk mengancam Tiga Raja Bangsa Laut kami.” Siren Duchess Diana menggelengkan kepala sambil tersenyum.
Belum selesai bicara, dua lingkaran cahaya muncul dari atas kepala Liu Zhenhan dalam "Lingkaran Kontrol Jiwa". Satu berwarna merah darah dengan tulisan misterius yang sukar dimengerti, satunya lagi lingkaran putih berisi bisikan penuh dendam yang terus bergema. Meski sepenuhnya ilusi, keduanya terlihat nyata. Kedua lingkaran cahaya bergetar, seekor burung duri keemasan mengepakkan sayapnya sejenak di antara keduanya, lalu kedua aura itu menghilang dalam riak air.
Siren perempuan yang sedang menyihir itu langsung menjerit kesakitan dan terjatuh, kedua sayapnya erat membungkus kepala, seluruh tubuhnya kejang-kejang, cakar burungnya terus menerus menyentak, gelembung udara terus keluar dari mulutnya.
"Kekuatan kutukan yang mengerikan! Itu pun kutukan ganda! Dan dia ternyata seorang Penyanyi jiwa bawaan lahir! Demi Dewa Badai!" Wajah Duchess Siren Diana berubah pucat sama sekali.
"Jika Pendeta Bimon adalah musuh yang paling ditakuti oleh Siren, maka Penyanyi Jiwa alami adalah musuh yang lebih dibenci lagi oleh Siren. Lagu 'Kendali Jiwa' membutuhkan kemampuan yang jauh melampaui Penyanyi Jiwa alami untuk bisa memberikan efek pengekangan. Marquis perempuan ini sebenarnya memiliki kemampuan tersebut, namun dua kutukan mengerikan yang terkubur dalam kedalaman jiwanya justru memicu kekuatan elemen yang berbalik menyerang - Dengan dua kutukan pelindung seperti ini, Bimon ini praktis kebal terhadap semua sihir mental, kendali jiwa, dan seri kutukan. Ini bukan kekebalan mutlak, tapi lebih karena efek balik kutukan ini terlalu dahsyat. Dendam dari dua kutukan ini begitu kuat, sementara pengguna kekuatan elemen umumnya tidak bisa membagi konsentrasi. Diterpa dua kutukan kuat sekaligus, siapa pun tidak akan sanggup bertahan."
Dengan kata lain, dia ibarat pembunuh nomor satu bagi Siren.
"Pendeta Bimon ini tidak boleh dibiarkan hidup! Bunuh dia!" Seru Yang Mulia Beckenbauer dengan suara berat.
“Jangan～～” Dalam teriakan menyayat hati Ai Wei'er, panah air tak terhitung dari Ahli Sihir Pencabik Badai dan "Panah Angin" para Naga segera menghujani Liu Zhenhan yang terkurung seperti belalang. Kepala Suku Naga Berdelapan Lengan bahkan memanggil sihir Unsur Angin tingkat pemandu "Tikaman Angin Besar" melalui nyanyian sihir, mengarahkannya ke Liu Zhenhan yang tak bisa menghindar dalam sangkar. Sihir super-level ini dipanggil dengan mudah, menandakan kekuatan Naga Berdelapan Lengan ini setidaknya telah mencapai level Archmagister.
Semua serangan sihir menghilang begitu mendekati sangkar.
Lao Liu kebal sepenuhnya terhadap elemen air dan angin.
Sepuluh Prajurit Banilu mengangkat jangkar besi raksasa mereka untuk melemparkan. Tapi dihentikan oleh Sang Raja.
"Kalian tolol semua!" Raja Beckenbauer mengaum: "Apa jangkar besi bisa menembus sangkar ini?"
Prajurit Banilu yang tersadar keluar mengambil beberapa tombak tulang dan kembali, menusukkan tombak melalui jeruji. Barrier bayangan langit pelindung Liu Zhenhan secara refleks muncul menanggapi bahaya, Pintu Langit yang mempesona seperti malam hari terbuka di belakangnya, tapi elemental putri duyung tak kunjung muncul. Saat baru tiba di dasar laut, elemental putri duyung yang menggendongnya telah jatuh dan hancur di hutan bawah laut. Sekarang masih tersisa dua jam waktu tunggu, yang tersisa untuk Lao Liu hanyalah "Bayangan Langit" yang sunyi ini.
Prajurit Banilu semuanya sangat berpengalaman, mereka perlahan-lahan menusukkan tombak tulang, membentuk hutan tombak berbentuk lingkaran di sekitar tubuh Liu Zhenhan. Asalkan mereka bersatu mengerahkan tenaga, bahkan dewa sekalipun takkan mampu menahan kekuatan sepuluh Prajurit Paus.
Guo Guo mati-matian melompat ke pagar, pantatnya mengangkat besar, berusaha merebut tombak tulang. Tapi kekuatan Prajurit Banilu terlalu besar, wajah kecil Guo Guo memerah berusaha, tetap tak bisa merebut satu tombak pun. Liu Zhenhan yang licik malah menendang pagar, aliran udara biru berputar liar, pagar logam menyusut secara brutal, menghancurkan semua tombak tulang yang menusuk ini menjadi debu.
Kini Lao Liu juga sesekali menendang, mengubah sangkar ini menjadi telur logam yang terkadang menutup, membuat Prajurit Paus tak lagi menemukan celah untuk menyerang.
Barrier pantulan bintang muncul lagi, Ai Wei'er yang menunggangi Pigge elemen berdiri di dalam sangkar. Liu Zhenhan langsung gembira bukan main, memeluk erat Ai Wei'er dengan satu lengan.
“Kesatuan Kultivasi Bayangan Bintang？” Seruan takjumbar bergema, terutama dari para Putri Duyung yang sangat terkesima. Boundary Cultivation hanya muncul pada pasangan putri duyung yang paling mesra. Bahkan di antara bangsa putri duyung sekalipun, fenomena ini sangat langka, hampir setara kemungkinannya dengan munculnya seorang Pendeta Naga di kalangan ras Bimon. Kemunculannya pada seorang Pigge dan putri duyung, ini sama menakutkannya dengan Goblin atau kurcaci menjadi ksatria naga.
“Boundary Cultivation？” Wanita Siren itu terkekik-kekik aneh: "Tak heran makhluk ini bisa mencapai dasar laut secepat ini, untung saat itu aku mengendalikan roh Ai Wei'er, kalau tidak mungkin sudah terjadi kesalahan."
“Ini penistaan dewa! Dewa Laut Amphitrite tak mungkin melakukan kesalahan seperti ini!” Raja Putri Duyung Beckenbauer nyaris hilang akal: “Roh kalian harus dimusnahkan sampai tuntas! Sampai ke akar-akarnya!”
Terhadap ksatria cincin hantu dan Patung Emas, Liu Zhenhan sudah tak berminat mengeluarkannya lagi. Di luar barrier tahan airnya, hambatan tekanan air saja sudah cukup menyiksa mereka. Lao Liu bukan tipe orang yang pantang menyerah sampai Sungai Sanggan. Menghadapi banyak petarung kuat ini, dia sedang menunggu momen yang tepat.
Lao Liu tiba-tiba merindukan Naga Peri. Andai Guo Guo punya tiga Medali Medusa, alangkah baiknya.
"Kalian tidak bisa melukaiku." Liu Zhenhan menatap ejekan ke seluruh bangsa laut di luar sangkar logam. Tiba-tiba dia merasa agak beruntung, andai saja tidak dikurung dalam sangkar logam ini, melainkan bertarung di luar, mungkin dia akan kewalahan menghadapi sepuluh prajurit paus saja. Ditambah belasan putri duyung dengan bidang perlindungan dan Naga dengan kemampuan ganda sihir dan tempur, bahkan jika Liu Zhenhan menang, masih ada ribuan pasukan menunggunya di luar. Apa yang bisa dilakukan? Sekalipun dia Dewa Perang Campas, pasti akan tumbang.
Sekarang begini malah lebih baik, setidaknya dapat ketenangan. Guo Guo juga lincah, sesekali meninju jeruji logam hingga menutup.
Bangsa laut di sekeliling benar-benar tak bisa berbuat apa-apa pada Lao Liu.
"Bawa ke Kuil Laut! Serahkan mereka pada Utusan Dewa! Aku ingin jiwa mereka ikut ditelan!" Raja Putri Duyung menggigil marah.
Mendengar ini, wajah semua putri duyung berubah pucat.
"Ayah..." Mata Pangeran Ximili'an memerah, "...haruskah menggunakan 'Penelanan Jiwa'?"
"Diam! Ximili'an! Bawa si Fegao yang bawel ini! Aku akan persembahkan mereka semua untuk dewa!" Baginda Putri Duyung mengaum.
Liu Zhenhan memeluk Ai Wei'er, tak mengerti rencana licik apa yang mereka susun.
Jangan-jangan akan melemparku ke gunung api? Liu Zhenhan mulai berkhayal. Tapi mutiara penghindar apinya sia-sia saja.
“Ai Wei'er... Apa yang ingin mereka lakukan?” Liu Zhenhan mengerutkan alis bertanya pada putri duyung.
“Tidak ada...” Ai Wei'er menyembunyikan wajahnya dalam dekapan Liu Zhenhan, suaranya terdengar dipaksakan tenang.
Hati Liu Zhenhan semakin cemas.
Seluruh bangsa laut berenang keluar dari istana ini. "Kandang logam" yang ditarik oleh Raja Putri Duyung bagai hidup, melesat cepat mengikuti gerombolan bangsa laut meninggalkan istana.
Di luar istana terhampar pasukan rapi berbaris rapat, sekitar 100.000 pasukan. Kekuatan militer bangsa laut memang luar biasa, hanya satu kota saja sudah memiliki pasukan sebanyak ini.
Melihat kemunculan Sang Raja, seluruh pasukan bangsa laut serentak membungkuk hormat.
Sekelompok prajurit hiu sihir membawa keranjang rumput laut berisi ikan fluoresen, berenang membuka jalan menuju kegelapan di depan.
Rute yang dilalui kali ini adalah jalan saat Liu Zhenhan datang. Setelah melewati hutan bawah laut, sekitar setengah jam berenang, terlihat siluet hitam raksasa di depan.
BAB 102 RITUAL PEMUSNAHAN JIWA
〖Aku, Di Boluo.
——Ungkapan khas burung beo jorok〗
※※※
“Prajurit Hiu Sihir berenang ke puncak siluet hitam setinggi seribu ren ini. Entah menekan mekanisme apa, tiba-tiba cahaya terang benderang memancar, menerangi sekeliling sejelas-jelasnya. Ternyata ini adalah Kuil megah yang dibangun dengan mengukir seluruh gunung berapi mati. Dua dewa penguasa trisula berdiri di pintu masuk kuil, sinar menyilaukan itu berasal dari mata mereka.”
“Saat mereka menculikku kembali, formasi magis dipasang di sini. Kuil ini adalah kuil kuno tempat Kerajaan Laut Barat kami memuja Dewi Amphitrite dan Neptunus. Dengan perlindungan cahaya dewa laut, masih tersisa banyak formasi teleportasi magis peninggalan invasi Bangsa Laut ke Benua Aigean dulu.” Tangan Ai Wei'er gemetar ringan, terus-menerus membelai bulu dada Lao Liu seolah tak pernah puas.
“Untuk apa mereka membawa kita ke sini?” Liu Zhenhan bertanya.
“Tidak... tahu...” Ai Wei'er menjawab lembut tanpa mengangkat kepala.
“Mengapa dewa-dewa laut kalian tidak berekor malah mirip manusia? Mengapa Bangsa Laut selalu ingin menyerang Benua Aigean?” Liu Zhenhan terus mendesak: “Mengapa putri duyung tidak boleh menikah dengan ras lain? Ini kenapa? Mengapa kalian begitu memusuhi ras beradab daratan? Mengapa? Mengapa?”
“Alasan perang selalu absurd. Dari zaman kuno hingga sekarang, pernahkah ada perang yang membutuhkan alasan sesungguhnya? Jika Kerajaan Bimeng seribu kali lebih makmur dari kerajaan manusia, akankah Bimon merebut Dataran Carimodo? Pasti akan! Mungkin bahkan menaklukkan dunia bawah tanah. Membuka portal waktu untuk menaklukkan dunia iblis.” Ai Wei'er mengangkat kepala, tersenyum lemah, lalu menempelkan wajahnya di dada Liu Zhenhan, membelai lengan yang terputus itu.
Urusan seperti ini bukanlah hal yang perlu kami orang kecil ini risaukan. Lao Liu menempelkan wajahnya pada pipi Ai Wei'er.
Sepasang "Mandarin Duck" dalam "sangkar logam" ini bersama para Bangsa laut memasuki aula utama Kuil. Di kedalaman aula yang gelap, cahaya-cahaya tak terhitung tiba-tiba menyala. Semuanya berasal dari kilau mata patung dewa raksasa.
“Kalian makhluk darat telah menikmati belaian Di Polo dan Sampa selama ribuan tahun! Sudah saatnya Bangsa laut meninggalkan dasar laut yang gelap ini untuk merasakan apa itu sinar matahari dan bulan!” Suara Kaisar Beckenbauer yang menusuk tiba-tiba terdengar, “Manusia dan Bimon pasti tak menyangka kami bisa kembali menginjakkan kaki di Benua Aigean! Sungguh situasi yang menggelikan!”
“Dunia berkembang, sihir pun berevolusi. Yang Mulia, ini bukan 5000 tahun silam. Sekarang manusia menggunakan senjata tercanggih. Bukan barang perunggu kuno seperti dulu.” Liu Zhenhan menyeringai dingin.
Putri Duyung Yang Mulia menjawab dengan suara sengit.
Di ujung kuil terbentang aula raksasa yang luar biasa besar, dua patung dewa-dewi bertakhta dengan mahkota muncul di hadapan Liu Zhenhan. Bangsa laut Xiya bersujud di depan patung-patung sambil melantunkan pujian kepada Neptunus dan Amfitrit. Siren dan Naga hanya sedikit membungkuk - yang satu menganut Dewa Badai Isol, satunya lagi menyembah Dewi Bulan Eluney, tak ada hubungannya dengan dewa laut. Membungkuk sedikit sudah dianggap menghargai.
Yang paling memuakkan adalah Ferguson Xu, yang bahkan bersujud sampai menyentuh tanah. Liu Zhenhan memandang wajahnya yang seperti dewa itu, lalu melihat perilakunya yang hina, merasa jijik yang tak terucapkan.
Kedua patung dewa setinggi minimal 200 Ren. Bahkan prajurit paus pun terlihat kerdil di hadapannya. Puncak patung menyentuh kawah gunung berapi berbentuk cincin. Kedalaman air laut hanya puluhan Ren, Liu Zhenhan bisa melihat pancaran sinar Dibo yang berkilauan menembus permukaan air.
Di depan dua patung dewa laut terdapat formasi magis raksasa. Formasi ini begitu besar, tulisan mantra di permukaannya seluruhnya tersusun dari mutiara. Mutiara-mutiara di permukaan sudah sangat aus karena gesekan.
Bersama dengan sangkar logam, seluruh Bangsa laut berdiri di atas formasi magis ini. Saat mantra-mantra rumit mulai bergema, Liu Zhenhan tiba-tiba merasa matanya silau, pancaran cahaya menyakitkan memaksanya menyipitkan mata seperti sebilah ubin mahjong bergambar burung.
"Ini formasi teleportasi, jangan takut." Ai Wei'er meremas lembut tangannya.
Pandangannya tiba-tiba terang benderang. Setelah menyesuaikan diri, barulah ia sadar mereka sudah berada di permukaan laut. Cahaya Kaisar Boluo tampak samar-samar meski berkabut, namun kehangatan mentari jelas terasa. Di tanah terpampang formasi magis segi delapan dari lempengan batu, bertabur mutiara berkilauan yang membentuk Talisman magis.
"Kaisar Boluo ku!" seru Liu Zhenhan gembira.
"Kaisar Boluooo~ Kaisar Boluooo~" burung beo yang menggigil kedinginan menirukan dengan suara melengking, mengibaskan sayapnya.
"Si licik akhirnya berhenti mengumpat!" Ai Wei'er yang masih bersifat kekanak-kanakan itu menjerit girang, seolah lupa mereka dalam bahaya.
"Ini juga umpatan." Liu Zhenhan tersipu malu. "Arti 'Kaisar Boluo ku' sebenarnya adalah 'Sialan'."
"Kaisar Boluo~ Kaisar Boluo~" burung beo licik itu menyombong. Ai Wei'er langsung meludahinya.
Liu Zhenhan tidak berkata-kata lagi. Tak disangka, Bangsa Laut kali ini justru membawanya ke sebuah pulau kecil di luar permukaan laut, benar-benar di luar dugaan!
Bangsa Laut terus bergerak maju, "sangkar logam" juga terus melayang menempel tanah.
Liu Zhenhan dengan antusias menyapu pandangannya ke sekeliling.
Di belakang formasi magis mutiara terlihat air laut yang diblokade oleh karang tak terhitung, membentuk kabut-kabut di pandangan. Liu Zhenhan menduga karang-karang ini sengaja disusun secara teratur membentuk formasi magis pengelabuan air. Di depan mata, pandangan tak berujung, di kejauhan tampak beberapa bukit kecil berjejer. Sekelilingnya tumbuh pohon kelapa dan semak-semak liar, di antara semak buah berry yang berantakan berserakan patung dewa batu raksasa yang roboh. Jalan di depan dipenuhi rumput liar dan bunga-bunga liar yang bermekaran, sulit dipercaya ini sudah musim dingin.
Guo Guo diam-diam menarik bagian pribadi Lao Liu. Tarikannya sangat kencang, saat Lao Liu menunduk melihat, ia melihat Guo Guo meniup cakar kecilnya yang masih ada sejumput bulu keriting yang mengerikan.
Guo Guo mengedipkan mata ke arah Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan menahan sakit dan juga mengedipkan mata padanya.
Lao Liu tidak menyesal tidak membawa Yitiao yang kuat ke sini. Selama masih ada Yitiao yang memiliki telepati dengan Guo Guo, ditambah Naga Peri, Kerajaan Laut Xiya sebenarnya tidak terlalu jauh dari Benua Aigean. Ujung utara Dataran Liar Donau adalah laut, mungkin sekarang mereka sudah terbang di atas permukaan laut. Cukup beri mereka waktu.
Di daratan. Liu Zhenhan juga tidak perlu khawatir lagi tentang ksatria penunggang tanpa barrier penghindar air, juga patung emas. Begitu Naga Peri tiba, dan tanpa pasukan besar bangsa laut Xiya di sini, Lao Liu yakin bisa menghabisi mereka semua.
Lao Liu yang sedang melamun tiba-tiba merasakan langkahnya terhenti. Sebuah rawa raksasa muncul di depan mata, hamparan rumput air dan tanaman liar setinggi orang yang menghalangi semua pandangan. Langkah bangsa laut pun terhenti.
Meski musim dingin, suhu di tepi rawa ini hangat dan lembab. Udara terasa sedikit manis dan anyir. Liu Zhenhan memandang sekeliling, semak-semak dengan buah berry dan bunga mawar masih berbunga putih dan berbuah merah. Sesekali terdengar cipratan air dari hewan kecil yang melintas, serta suara burung pecuk dan kuntul dari kejauhan.
Di tepi rawa berdiri tegak sebuah prasasti batas raksasa. Tulisan di atasnya tidak bisa dibaca oleh Lao Liu.
Tapi yang lebih tidak dimengerti Lao Liu adalah, mengapa sebuah pulau bisa memiliki rawa besar. Benar-benar sama sekali tidak bisa dipahaminya.
"Cukup sampai di sini." Raja Putri Duyung Beikenbaoer menggerakkan tangan, semua langkah maju terhenti. Prajurit Hiu Sihir mulai berpencar, membelah rumput liar menuju bukit di kejauhan, seolah mencari sesuatu.
"Inikah tempat suci pemujaan Utusan Dewa Laut kalian?" Adipati Siren tersenyum: "Tempat yang indah."
"Tempat pemujaan Dewa Badai Yiso pasti lebih baik dari kami Xiya. Hari ini masih harus mengandalkan bantuan Tuan Adipati, kalau tidak, aku hanya bisa memilih cara mematikan kelaparan mereka berdua yang tidak sopan ini." Raja Putri Duyung Beikenbaoer berkata dengan rendah hati.
"Kita sama-sama bangsa laut, sebentar lagi akan bersama menyerang dunia daratan yang indah ini, tak perlu rendah hati. Segera mulai saja, aku tahu waktu di darat putri duyung sangat terbatas." Adipati Siren Diana tertawa.
Ferguson Xu berjalan lambat menghampiri Liu Zhenhan, menatapnya sambil terkekeh kering yang membuat bulu kuduk merinding. Sekelompok Prajurit Paus dan Ahli Sihir Pencabik Badai mengikuti dengan hormat di belakangnya. Tampaknya Xu tua sekarang sangat berpengaruh.
"Bego～" Burung beo menggelengkan kepala dengan malas.
“Tuan Richard, Mutiara Penghindar Tanah Anda memberi saya kesempatan bagus untuk membuat formasi ajaib Yun Qin. Sebenarnya formasi Qimen Dunjia skala besar dari Yun Qin ini memang sulit diteliti.” Ferguson Xu menengadah, sama sekali tidak terpengaruh oleh kelakuan burung beo yang keterlaluan, sambil tersenyum menggoyang-goyangkan Mutiara Naga Penghindar Tanah di tangannya ke arah sangkur logam tempat Liu Zhenhan terkurung.
Ai Wei'er yang bersandar di pelukan Liu Zhenhan berkata dengan marah: "Itu milikku! Kembalikan!"
"Yang Mulia Putri, baiklah akan saya kembalikan." Xu tua dengan murah hati melemparkan Mutiara Naga Penghindar Tanah ke dalam sangkur logam: "Lagipula saya bisa segera mengambilnya kembali dari mayat kalian. Saya tahu para utusan dewa hanya suka makan daging."
Guo Guo menyambar Mutiara Naga Penghindar Tanah itu dan menyelipkannya ke dalam rompi bayi.
"Tahukah Anda? Dulu saya masih memiliki sebuah Giok Penghindar Air. Untung tidak Anda sita, bagaimana mungkin saya bertahan hidup di laut tanpa itu?" Cemoohan Ferguson Xu semakin vulgar: "Seluruh Benua Aigean akan banjir darah karena satu kesalahan Anda di masa lalu. Anda seharusnya tidak membiarkan saya hidup."
"Konon penelitian Kungkungan Penghindar Air-mu sudah berhasil?" Liu Zhenhan menyipitkan matanya bertanya.
"Bukan Kungkungan Air! Ini cuma kabar burung dari orang-orang kampung! Yang saya teliti adalah 'Formasi An Er Le' yang menggabungkan Kungkungan Tanah dan Kungkungan Pemadat Air, juga disebut Formasi Penjaga Suhu! Bisa menjaga kelembaban udara sekaligus menangkal debu, haha... Kekuatan Mutiara Naga anti-tanahmu sangat terbatas, tapi melalui formasi saya, jangkauannya bisa mencakup seluruh kota! Sungguh terima kasih!" Ferguson Xu terkekeh: "Heran orang licik sepertimu percaya rumor, ngapain saya meneliti Kungkungan Air? Apakah Bangsa Laut butuh Kungkungan Air? Kau ini... tetap saja bodoh..."
"Demi Kaisar Bolo~" Burung beo terbang ke jeruji sangkar, mematuk beberapa kali lalu menyela.
Xu Tua tersenyum gaya. Lalu pergi.
"Ai Wei'er, putriku..." Sang Raja Putri Duyung Beikenbaur di samping menarik napas panjang: "Jangan dendam, tradisi suku Putri Duyung harus dipertahankan, aku tahu kau bisa memaafkanku."
"Aku memaafkanmu, ayah." Ai Wei'er mengangguk tegas.
"Datanglah mengucapkan selamat tinggal terakhir padanya." Raja Beikenbaur berkata pada para Putri Duyung di samping.
Kecuali beberapa Putri Duyung muda yang mendekat dan mencium tangan Ai Wei'er dalam kebisuan, keluarga kerajaan lainnya hanya bergerak-gerak tak tentu, akhirnya tak ada yang maju.
Mata Pangeran Ximili'an menerawang ke kejauhan.
“Pengalamanmu akan tercatat selamanya dalam sejarah kekaisaran, dan kamu akan menjadi contoh buruk yang klasik.” Kaisar Beckenbauer berkata kepada Ai Wei'er.
“Ayah, meskipun aku memaafkanmu, bukan berarti aku mengakui kesalahan. Jika harus mengulang lagi...” Ai Wei'er menggenggam tangan Lao Liu sambil berkata: “Aku tetap akan bersikeras melakukan ini.”
Kata-kata Ai Wei'er penuh dengan keteguhan. Meskipun ras Putri Duyung dikenal tempramental, kesetiaan dalam cinta tetap tercermin sempurna pada diri Ai Wei'er saat ini.
Kaisar Beckenbauer tidak berkata lagi. Diam-diam beliau menyingkir ke samping.
“Apa yang ingin mereka lakukan? Mengurung kita selamanya di sini?” Liu Zhenhan bertanya.
“Kau pikir dengan kekebalan sihir elemen angin-air, kekebalan kontrol arwah, dan berada dalam sangkar keras ini, kami tidak bisa membunuhmu? Ada seribu cara membunuhmu, hanya kami memilih yang paling ekstrem.” Duchess Siren tersenyum tipis: “Anak muda yang naif, saat jiwamu ikut terkikis, baru kau akan mengerti.”
“Kalian telah menerima berkat Dewi Amphitrite, dapat memperoleh Boundary Cultivation, dan bahkan sudah mencapai tahap 'evolusi kedua' yakni penyatuan jiwa dan raga. Untuk mencegah Dewi Laut dipermalukan, aku memutuskan untuk melakukan 'Soul Devour' pada kalian! Sekarang kalian bisa melakukan pengakuan dosa sebelum kematian.” Kaisar Beckenbauer menatap sangkar di udara, mengeluarkan desah haru.
Liu Zhenhan tidak berbicara lagi, di hatinya ada firasat buruk yang tak tahu dari mana datangnya.
“Pigge, kau benar-benar berbakat. Tahukah kau, begitu Boundary Cultivation putri duyung memasuki evolusi kedua, meski dibunuh, dua jiwa ini akan tetap bersatu selamanya! Jadi, hanya dengan menghancurkan jiwa Ai Wei'er juga, barulah jiwamu bisa dimusnahkan. Jiwamu membawa dua kutukan kuat, aku khawatir jika jiwa mu tetap ada di dunia, akan berubah menjadi makhluk abadi yang kuat untuk membalas kami. Maaf, hanya dengan memusnahkanmu sepenuhnya.” Duchess Siren tersenyum manis pada Liu Zhenhan, menunjuk Ai Wei'er dalam pelukannya: “Kau bisa menolak Halo Pengendali Jiwa kami, tapi Ai Wei'er tidak bisa, kan?”
Liu Zhenhan langsung melonjak, memanggil dua Patung Emas Yunqin dan Ksatria Undead.
Bangsa laut sama sekali tidak panik, semua menunjukkan ekspresi yang sudah diduga.
Ferguson Xu menggigit jarinya hingga berdarah, meneteskan darah segar sambil melantunkan mantra. Pola air raksa pada Patung Emas Yunqin tiba-tiba menjadi kacau, dua patung raksasa itu terhuyung-huyung tak bisa melangkah maju. Seperti jam tangan yang kekurangan tenaga baterai, mereka bergoyang-goyang di hadapan Liu Zhenhan.
"Kami Pengelana Yun Qin yang menciptakan Manusia Emas Zhaidai, tentu tahu akibatnya jika benda ini jatuh ke tangan jahat. Karena itu kami punya 'Mantra Pengikat Dai'! Meski 'Mantra Penggerak Zhai' sudah kuajarkan padamu," kata Ferguson Xu sambil tertawa licik, "Aku masih menyimpan satu trik... Hehe... Tak kausangka kan? Satu mantra pengikat bisa membelenggu dua patung ini selama dua shichen. Setelah kau mati, baru akan kuambil kembali cincin giok pemanggil ini... Tuan Richard... Tak kausangka kan? Pada akhirnya usahamu sia-sia bagai menimba air dengan bakul... Ha ha..."
Ejekan Xu tua masih bergaung di telinga. Ksatria Ring Wraith hanya berputar dua kali di udara, sama sekali tidak bisa terbang tinggi. Seolah-olah ada semacam penghalang di area berasap di ketinggian yang selalu menghalangi Kuda Terbang Bersayap untuk naik. Hanya sempat melepaskan satu "Crystal Glory", Kuda Terbang Bersayap langsung terjerat erat oleh ratusan tali angin yang ditembakkan para Naga. Melihat Naga Berkaki Delapan itu mulai memanggil mantra besar lagi, Liu Zhenhan dengan terpaksa menarik kembali Ksatria Ring Wraith ini ke dalam cincin.
Guo Guo melompat-lompat gelisah di samping. Hati Liu Zhenhan sudah seperti terbakar kegelisahan, tapi tak ada ide yang muncul. Ia hanya memegang erat tangan Ai Wei'er, memeluknya dalam dekapan, terus-menerus menciumi sang putri. Perasaan lemah tak berdaya yang sangat besar menguasai hati Liu Zhenhan.
Para Prajurit Hiu Sihir yang berpatroli mengelilingi pulau kembali. Mereka mencambuki ratusan ulat besar putih keabuan yang merayap lambat dengan tali duri. Makhluk putih keabuan ini panjangnya mencapai 1,5 ren, terlihat seperti ulat sutra raksasa atau belatung besar dengan mulut berdaging yang bisa mengembang. Jejak rayapan mereka meninggalkan garis lendir samar yang mengalir dari kaki-kaki sensor daging di kedua sisinya.
“Serangga raksasa ini kulitnya hampir transparan, dipenuhi bintik-bintik merah rapi. Kulit mereka begitu lembut hingga saat digiring oleh prajurit hiu sihir dengan tangkai duri, beberapa yang panik berlari masuk ke semak mawar dan terbalik karena tertusuk duri, darah merah muda terus mengalir deras.”
Lao Liu tertegun. Meski dirinya dikenal jahat dan menjijikkan, pemandangan ini tetap membuatnya merinding.
“Paduka! Semuanya sudah dewasa, apakah cukup?” Seorang prajurit hiu sihir pemimpin bertanya hormat: “Jika kurang, masih ada ribuan ekor dewasa di lembah.”
“Cukup, jangan disia-siakan.” Raja Bakenbauer terkekeh: “Harus disisakan bibit, kalau tidak tahun depan kita tak punya persembahan untuk utusan dewa.”
“Pigge. Mungkin kau akan menemukan rahasia besar!” Raja putri duyung tertawa terbahak: “Asalkan kau masih punya kesempatan hidup.”
Liu Zhenhan tidak mengerti maksud perkataannya.
Panglima pengawal yang membela Ai Wei'er, prajurit paus Fegao juga diikat tangan kaki oleh sepuluh prajurit Banilu dan dilempar di bawah "sangkar logam" Liu Zhenhan.
Para prajurit hiu sihir menggiring kumpulan cacing raksasa itu mendekat, sekeliling Fegao langsung dipenuhi gerombolan larva abu-abu putih.
“Fegao. Apakah kau sudah menyesali ucapanmu?” Raja putri duyung bertanya dari atas dengan sikap merendahkan.
“Fegao! Cepat katakan kau menyesal!” Ai Wei'er berteriak dari balik sangkar.
Prajurit Paus Fegao tidak mengucapkan sepatah kata pun, menutup matanya.
Gerakan ini membuat Liu Zhenhan merasa karakter ini sangat menggemaskan.
“Dasar keras kepala!” Melihat ekspresi keras kepala komandan pengawal, Raja Putri Duyung menarik napas dalam-dalam namun tetap tak bisa meredakan amarah di dadanya.
Adipati Siren menunjuk seekor cacing yang sangat gemuk, berkata pada Raja Putri Duyung: “Yang Mulia, lihat yang ini bagaimana?”
“Terserah kau.” Raja Putri Duyung memalingkan badan: “Cepatlah, waktu kami putri duyung di darat tidak bisa bertahan lama.”
Adipati Siren mengusir cacing raksasa pilihannya ke bawah sangkar tahanan, tersenyum kecut, lalu nyanyian surgawi pun bergema.
"Lagu Pengendali Arwah" bukan pertama kalinya Liu Zhenhan mendengarnya, langsung bisa mengenalinya. Ia merasakan Ai Wei'er gemetar ketakutan.
Amarah dan kekecewaan membakar semua saraf Liu Zhenhan. Setelah pekik pilu, nyanyian melankolis yang menyayat hati menembus seluruh pulau.
“Kuakui semua ini gara-gara Sampa～～
Bulan sempurna itu terlalu indah, kau terlalu lembut～～
Hingga sekejap ingin bersama mencapai rambut putih～～
Kuakui semua ini sumpah palsu yang salah～～
Manisnya bagai gula-madu terdengar paling memikat～～
Bagaimana hati yang sekeras baja pun bisa menjadi selembut sutera yang melilit jari～～
Betapa dalamnya cinta yang menggebu～～
Membuat dua orang menjadikan seumur hidup sebagai janji～～”
Tak ada seorang pun yang bisa membayangkan seorang Pigge kasar dan cacat mampu melantunkan nyanyian penuh perasaan seperti ini. Dalam alunan suara yang penuh kerinduan, seolah menceritakan kisah cinta yang penuh duka.
Nyanyian Siren dan Putri Duyung memang sangat merdu, musik surgawi sejati. Namun dalam nyanyian itu hanya ada kemerduan, selain itu hampa tak berjejak, tanpa secercah kehangatan duniawi atau emosi. Meski tak ada yang memahami lirik lagu ini, getaran suara penuh gairah dari Pigge ini membuat bahkan orang paling bodoh pun bisa merasakan perasaannya terhadap Ai Wei'er.
Lagu perang orisinal Liu Zhenhan yang lama tak menunjukkan kemajuan, akhirnya meletus hari ini.
Di bawah tatapan-tatapan terpana, sebuah Lingkaran Jahat tiba-tiba meledak menyelimuti sepuluh Prajurit Banilu yang berkerumun. Kilau hitam pekat berput-put lalu menyusup ke tubuh Liu Zhenhan sebelum menghilang.
Semua menyaksikan otot-otot Pigge ini tiba-tiba bergerak seperti air raksa mengalir, setiap urat bergelombang. Dengan raungan dahsyat, Liu Zhenhan kembali menendang keras "Kandang Logam" Bidang Perlindungan itu.
Gemuruh mengerikan mengguncang, seolah pulau pun bergoyang.
"Lagu Perang Penyedot Tenaga tingkat dua?" Adipati Wanita Siren yang sedang melantunkan "Lagu Pengendali Roh" menghentikan mantra-nya, wajahnya langsung berubah sangat serius. Ia telah melihat sepuluh prajurit Banilu yang wajahnya berubah pucat pasi dan lesu. Hanya "Lagu Perang Penyedot Tenaga" dari Imam Bemon yang mencapai tingkat dua yang bisa menyedot dua pertiga kekuatan target untuk digunakan sendiri, dan kemampuan ini hanya dimiliki oleh Grand Shaman Weian. Seekor Pigge muda di hadapannya memiliki kemampuan ini, sungguh luar biasa mengerikan.
Yang lebih menakutkan, jika "Lagu Kelemahan Siren" dari Imam Bemon digunakan oleh Pendeta Tinggi seperti ini, pasti akan melukai parah semua Siren yang hadir.
Wajah Siren-siren lainnya juga berubah pucat. Jika bukan karena pangkat bangsawan mereka yang tinggi, mungkin mereka sudah kabur ketakutan seperti binatang liar.
Tapi segera mereka tenang kembali. Jika imam ini benar-benar bisa menggunakan "Lagu Kelemahan Siren", pasti sudah lama menggunakannya, masih menunggu sampai sekarang?
Kenyataannya memang demikian. Meskipun Lao Liu menciptakan lagu perang baru yang termasuk kategori Lingkaran Jahat, namun bukanlah "Lagu Kelemahan Siren". Dari tadi dia hanya memikirkan cara membuka kandang ini dengan tendangan.
Sebelumnya, Lagu Perang selalu membawa keberuntungan bagi Lao Liu. Kali ini berbeda, setelah efek "Penyedot Tenaga", bahkan Lao Liu sendiri tak tahan menanggung pesona tendangannya. Kekuatan fisik sebesar itu yang dikeluarkannya membuat kakinya gemetar akibat getaran balik dahsyat, mulai keram menyakitkan. Sesaat setelah melancarkan tendangan itu, ia bahkan bisa mendengar suara tulang redup yang menggema. Dengan menyerap dua pertiga kekuatan dari sepuluh Prajurit Banilu, bayangkan betapa dahsyatnya kekuatan ini - bahkan tubuh super kuat hasil modifikasi telur naga pun pasti takkan sanggup menahannya.
"Melihat jeruji logam kembali perlahan menipis, Liu Zhenhan sekali lagi menendangnya dengan keras, kali ini terdengar suara retakan tulang yang sesungguhnya, alis setiap anggota Bangsa laut berkedut tak terkendali.
Pigge ini bertingkah seperti orang gila, menendang-nendang sangkar logam ini tanpa henti, sama sekali tidak berniat beristirahat, gemuruh dahsyat terus bergema silih berganti, diselingi suara retak tulang yang teredam.
Aliran udara biru berputar liar di sekitar jeruji logam, kadang mengembang kadang menyusut, dengan kecepatan yang membuat merinding.
"Kumohon! Richard! Jangan lagi menyakiti dirimu sendiri!" teriak Ai Wei'er sambil menarik-narik rambutnya, berjuang mati-matian menahan Liu Zhenhan.
“Cepat!” Raja Putri Duyung berteriak kepada Duchess Siren.
"Aura Pengendalian Arwah" akhirnya jatuh ke tubuh Ai Wei'er. Dalam tarikan cahaya keemasan samar, suara keluhan halus bergema. Bagaimanapun Liu Zhenhan berusaha menutupi, ia tak bisa menghentikannya.
Liu Zhenhan berhenti menendang Bidang Perlindungan ini. Kaki kanannya dipenuhi darah yang menyembur dari pori-pori, menetes perlahan dari lubang keringat. Hampir tak ada harapan lagi di matanya.
"Jangan!" Liu Zhenhan melirik sekeliling, melihat kilau kristal menyembul dari kantong celemek Guo Guo. Ia menyambar "Kristal Bernyanyi" sebesar telur angsa itu, berbalik badan, belum sempat memasukkan ke mulut – tangannya yang gemetar terpeleset. Kristal itu jatuh melalui celah sangkar logam. Lao Liu refleks mengulurkan tangan, tapi lupa bahwa lengan kirinya sudah terpotong sampai siku. Ia hanya bisa memandang kosong saat kristal itu terjerumus.
Lao Liu benar-benar... terlalu gugup.
Sangkar itu menggantung setinggi satu Ren dari tanah. Pada ketinggian ini, bahkan dengan meraih pun tak mungkin mencapai "Kristal Bernyanyi" itu. Pun jika berhasil, kristal prisma sebesar itu mungkin cocok untuk dimakan Koduo Shou, tapi tenggorokan Lao Liu jelas takkan sanggup menelannya.
Yang lebih parah, "Kristal Bernyanyi" itu jatuh tepat di depan cacing raksasa itu – dan langsung ditelan bulat-bulat.
“Mulut serangga ini sangat elastis, 'Kristal Bernyanyi' yang merupakan harta karun langka pun tertelan sepotong demi sepotong olehnya.”
sudah tidak bisa lagi menyesali atau melakukan apapun, karena di pelukannya sedang kehilangan elemen mistis dalam tubuhnya sedikit demi sedikit oleh lingkaran pengendali jiwa.
“... Apakah kau... benar-benar... mencintaiku...” Wajah cantik mendongak tinggi, mengucapkan kalimat dengan susah payah, jarinya mencengkram lengan putus erat-erat. Tapi sudah tidak merasakan sakit lagi.
“Cinta! Aku mencintaimu!” Ingus dan air mata bercucuran, air mata mengaburkan matanya, tapi sudah tidak bisa mendengar lagi.
“!” memeluk erat-erat, mengguncang-guncangnya dengan putus asa berharap dia bangun.
“Apakah kau mencintaiku...”
“Cinta!”
“Bagaimana caranya?”
“Lakukan!”
Kenangan yang terpendam terbuka seperti pintu air. Hati remuk redam, jika bisa mati karena patah hati, pun bisa saat ini.
Segumpal darah asin nan pedih mengalir ke tenggorokannya, ditelannya kembali dengan paksa.
“Akan kuperlihatkan padamu teknik pengendalian jiwa kami bangsa ! !” Duchess menggerakkan ribuan helai sinar emas di tangannya, berteriak: “Transfer Jiwa!”
Seberkas cahaya terang menembus ke dalam sangkar logam yang menutupi cacing raksasa buruk rupa yang baru saja menelan Kristal Bernyanyi. Seperti tersengat listrik, cacing buruk rupa itu menggigil hebat lalu meregang kaku, membalikkan perutnya.
"Transfer jiwa!" Liu Zhenhan merinding. Memindahkan jiwa Ai Wei'er ke tubuh seekor cacing?
Suara siulan melengking terdengar. Yang Mulia Kaisar Beckenbauer mengulum siput laut aneh, meniupkan suara yang mampu menembus gendang telinga dan menusuk jiwa.
Suara "sreppp-sreppp" dahsyat sesekali bergema dari rawa-rawa di kejauhan, disertai cipratan air dan gesekan aneh yang menggetarkan. Seluruh bangsa laut yang mendengarnya mundur ketakutan, bahkan kawanan cacing raksasa itu pun demikian.
"'Sangkar Logam' akan kulepas setelah kembali ke Kuil Bawah Laut. Kau bebas—tentu saja, harus tetap hidup untuk menikmati kebebasan itu." Yang Mulia Beckenbauer tersenyum tipis pada Liu Zhenhan.
Dari kedalaman rawa terdengar lagi derau aneh yang tak terdefinisikan, penuh kesan seram.
Wajah Raja Putri Duyung berubah pucat. Ia berseru pada bangsa laut lainnya: "Cepat mengundurkan diri! Utusan Dewa akan keluar! Mayat hidup bermunculan! Kali ini dua utusan dewa bangun bersama dari tidur panjangnya!"
Sebenarnya tidak perlu dikatakan, bangsa laut sudah bergegas mundur, seolah ada sesuatu yang mengerikan sedang mendekat dari rawa di depan.
Setelah para makhluk itu pergi cukup jauh, Liu Zhenhan melambaikan tangan menyimpan dua patung emas yang ragu-ragu ke dalam cincin giok, lalu mengeluarkan patung emas lain dari cincin giok lainnya. Di dalam cincin giok ini hanya tersisa satu setengah patung emas cacat dan tumpukan tembaga bekas seberat 240.000 pon. Untungnya patung emas cacat itu masih bisa dikendalikan, tidak terkena "mantra ikatan kata dai".
Patung emas yang berlutut setengah menghantam keras "sangkar logam" dengan tinjunya. Dentuman dahsyat mengguncang, meski Liu Zhenhan saat ini memiliki kekuatan sepuluh paus dan berdiri kokoh, sambil memeluk Guo Guo dan burung beo di atas tubuh Ai Wei'er, dua makhluk kecil itu sampai memutar mata akibat guncangan.
"Sangkar logam" masih melayang di udara, tak bergerak sedikitpun.
Bidang Perlindungan bawaan Sang Raja Putri Duyung memang tak bisa dihancurkan dengan kekuatan fisik. Satu-satunya cara adalah seperti teleportasi Naga Peri, masuk dan keluar dari target terkunci untuk memecahkannya.
Liu Zhenhan bertekad dalam hati. Di masa depan harus mendapatkan peralatan sihir yang bisa melakukan teleportasi!
Dari kejauhan tempat mereka datang, suara "Gulongdong~~" dari formasi magis yang memindahkan benda-benda terdengar samar. Liu Zhenhan tahu Bangsa laut itu telah kabur. Ia mengamati dengan cemas kedalaman rawa di kejauhan, sekarang sudah terlihat ilalang liar yang tertindih hebat seperti ada benda raksasa sedang mendekat, percikan air yang tertusuk sesekali menyembur.
Suara melengking aneh itu masih terus terdengar, disertai tawa mirip burung hantu, juga semakin mendekat.
Prajurit Banilu Fegao yang terikat rumput laut di tanah sudah mulai mengucap pengakuan dosa sebelum mati. Ulat-ulat raksasa itu menggulung diri seperti kepompong yang gemetaran.
Hanya ulat raksasa tempat jiwa Ai Wei'er dipindahkan yang tidak berpindah tempat, sepasang mata kecil hitamnya menatap tajam ke arah Liu Zhenhan dalam sangkar logam.
"M*** B!" Liu Zhenhan menghantam sangkar logam beraura biru dengan sikutnya. Sangkar itu tiba-tiba menghilang.
Lao Liu baru saja tersenyum lega ketika dari rawa sejauh 500 yard, sosok setinggi 10 ren melompat ke udara disertai percikan air di sekelilingnya.
“Demi Kaisar Bolo, dasar kau!” Liu Zhenhan menjepit tubuh Ai Wei'er yang masih hangat dengan lengan yang patah, paruh burung beo tergigit di mulutnya, satu tangan menggendong larva besar sementara Guo Guo terus meneriakkan sesuatu dari atas kepalanya.
Sosok monster itu mulai terlihat jelas—seekor ular laut purba legendaris berkepala sembilan yang disebut Hidra.
Suara jeritan burung hantu terus bergema, salah satu kepala Hidra berbalik memandang dengan lidah bercabang yang menjulur keluar masuk.
Liu Zhenhan tak ingin melihat, juga meremehkannya. Karena saat ini dia bersumpah kepada langit akan membasmi segala sesuatu di tempat ini dengan darah.
※※※
『Jumlah kata sudah cukup. Sekadar penjelasan: Naga Peri tidak memiliki kekuatan magis, tidak bisa menggunakan sihir. Selain itu, sihir dalam buku ini dikelompokkan berdasarkan unsur, misalnya Sihir Mengambang termasuk Unsur Angin yang tidak bisa digunakan oleh aliran lain. Ada yang bertanya mengapa memotong lengan? Karena waktu mendesak, mustahil mengurangi beban. Tenaga Lao Liu, lari 100 kilometer mungkin tak berkurang 500 gram. Saran mandi darah di sauna? Hanya bisa tertawa.
Ada foreshadowing di bab sebelumnya, entah kalian perhatikan atau tidak, hehe.』
BAB 103 KEKUATAN MUTLAK
Tubuh Hydra kuno yang terlihat di luar semak belukar sudah mencapai ketinggian 10 ren. Berbeda dengan ular biasa, tubuh Hydra tidak ditutupi sisik melainkan dipenuhi tonjolan berduri biru seperti duri. Badannya sebesar tong anggur ek raksasa dengan dua kaki bawah seukuran batu pahatan, sekilas mirip kaki gajah biru raksasa. Sembilan kepala segitiga besar masing-masing memiliki leher, dengan kepala tengah yang paling mengerikan. Lidah api merahnya bergerak-gerak mengeluarkan desisan "siak-siak", sesekali beberapa kepala saling menggigit dengan taring tajam.
Tertawa seperti burung hantu segera mendekat.
Seiring putaran kepala tengah Hydra, monster lain muncul di rawa. Dengan gesit meliuk-liuk meluncur di permukaan rawa, ia berhenti sekitar 500 yard dari Hydra. Dari semak belukar yang terciprat air, tubuhnya menjulang sambil tertawa cekikikan ke arah Hydra yang sedang menatapnya, menganggukkan kepala.
Seekor ular monster raksasa lagi muncul, ukurannya tak kalah dibanding Hydra.
Dua ular monster dan Liu Zhenhan membentuk formasi segitiga seperti karakter '', saling mengawasi dengan tatapan penuh ancaman.
Ular aneh ini memiliki kepala berbentuk segitiga terbalik dengan wajah manusia yang proporsional. Meski ditutupi sisik merah menyala tebal, kontur wajahnya jelas terlihat - hidung, mulut, bahkan alis yang terbentuk dari garis sisik putih membentuk alis miring berbentuk angka delapan. Ular ini selalu menundukkan kepala seperti ular biasa melihat tanah untuk penglihatan normal. Dua mata besar hitamnya yang seperti lentera terlihat sangat kontras di antara sisik merahnya.
Tidak hanya itu, monster ular ini memiliki dua cakar depan yang tajam sebesar bakul. Cakar kirinya yang tajam mencengkeram bangau berdarah. Di belakangnya, ekor seperti kalajengking menjulang tinggi dengan ujung berduri bertulang setinggi empat ren. Ekornya yang kokoh namun lincah ini berwarna biru genteng mencolok di ujungnya, jelas mengandung racun mematikan.
Liu Zhenhan pernah menghadapi Ular Feiwenli beracun warisan leluhur goblin Gunung Cukur. Binatang buas prasejarah itu pernah membuatnya mengira tak ada ular lebih ganas di dunia ini. Namun hari ini, Pong-nya langsung dua ular raksasa ini mungkin bahkan lebih berbahaya dibanding Ular Feiwenli.
Liu Zhenhan menggendong cacing raksasa berdiri di sisi batu perbatasan, menatap tajam ke arah dua binatang buas purba ini. Patung emas yang setengah berlutut di belakang mereka, tubuh kokoh bagai gunung yang memancarkan cahaya dari pola sihir air raksa.
Sorot mata dua ular aneh itu garang, tatapan Liu Zhenhan juga tak kalah tajam.
Guo Guo mengambil batu dan menggesekkannya untuk memutus tali rumput laut yang mengikat Prajurit Banilu Fegao. Meski rumput laut ini kuat, tapi jika diputus satu per satu akan cepat putus.
Kakatua Raksasa terbang melintas di depan dua ular aneh itu dari jarak 200 yard, tetap mengoceh kata-kata kotor seperti biasa.
Total 40 mata dari dua ular aneh itu mengikuti pergerakannya selama satu putaran penuh.
Bagi burung beo ini, naga maupun ular aneh, semuanya disebut "Bego". Memang tidak bisa disalahkan karena tak mengenal . Bagi si beo, menghadapi binatang peliharaan raksasa ini ibarat semut melihat raksasa es... Pernahkah melihat semut panik menghindari raksasa?
Ular raksasa berwajah manusia tiba-tiba berbicara.
"Bagaimana harus memanggilmu, Bimon tercinta?" Ular aneh berwajah manusia ini berbicara dalam Bahasa Umum Benua Aigean dengan logat kaku, meski masih bisa dimengerti. Suaranya keluar dari perut seperti tabuhan genderang, sementara bibir dari sisiknya sama sekali tak bergerak.
“Kau bisa bicara?” Liu Zhenhan agak penasaran. Sejak awal melihat monster berkepala sembilan Hydra, dia sudah tahu bahwa "utusan dewa" yang disebut Bangsa Laut sebenarnya hanyalah dua binatang buas purba. Tapi yang tak disangkanya, ada ular aneh yang bisa berbicara.
“Saya Gerren, ini teman lama saya, makhluk yang sangat perkasa - Hydra. Dia adalah Naga Sembilan Kepala Badai. Lihatlah kulitnya? Sudah berwarna biru.” Ular berwajah manusia ini dengan sangat rendah hati menggunakan cakarnya menunjuk monster naga sembilan kepala. Kesopanannya, jika mengabaikan penampilan buruknya, layak disebut "anggun".
“Oh... Jadi ini Tuan Pasang Surut.” Liu Zhenhan akhirnya tersadar. Bukan karena dia kurang pengetahuan, nama besar Tuan Pasang Surut Gerren memang sudah lama didengar tapi hanya sebatas kabar burung. Di dunia Benua Aigean, baik di dunia bawah tanah maupun lautan, setiap wilayah memiliki makhluk terkuat alami. Jika perwakilan dunia permukaan adalah Klan Naga, perwakilan bawah tanah adalah Tuan Api, maka wilayah terluas di lautan seharusnya diwakili oleh Tuan Pasang Surut atau Tuan Jurang.
Menariknya, meskipun sama-sama makhluk terkuat di bidangnya, selain Klan Naga yang pernah membentuk kemitraan petualangan dengan manusia atau Bimon, makhluk terkuat di bidang lain selalu menjadi entitas misterius. Tuan Tanah Pasang Surut Gerune dikabarkan memiliki kemampuan memanggil pasang surut. Selain itu, yang membuatnya terkenal adalah kecerdikannya yang licik, disebut-sebut sebagai penjelmaan sang Penipu.
Monster berkepala sembilan Hydra memiliki latar belakang yang lebih mengesankan daripada Tuan Tanah Pasang Surut. Konon ular raksasa ini memiliki darah keturunan dewa, dan mustahil dibunuh kecuali kepala tengahnya dipenggal. Jika itu adalah Hydra Badai, makhluk ini telah memiliki kekuatan untuk memanggil tsunami.
Kedua makhluk perkasa ini sangat menyukai melahap jiwa-jiwa, karena hal itu dapat meningkatkan kekuatan mereka.
"Dua orang terhormat yang perkasa, saya adalah Tuan Tanah Feilengcui dari Kerajaan Bimeng, Richard." Liu Zhenhan tersenyum ramah sambil mengangguk pada kedua entitas perkasa itu. Sejujurnya, latar belakang kedua makhluk ini sudah setara dengan menghadapi dua anggota bangsa naga yang mulia.
"Jie jie..." Tuan Tanah Pasang Surut Gerune tertawa aneh, bahkan kedua cakarnya gemetar, "Tuan Tanah Richard, kebetulan sekali! Saya juga seorang tuan tanah... Seharusnya kita lebih mempererat hubungan."
"Apakah maksud Anda berkelahi?" tanya Liu Zhenhan sambil tersenyum.
“Jangan samakan kami dengan monster bodoh itu, Tuan Tanah Richard yang terhormat. Jika kami tak bisa melihat kekuatan lawan, maka kami bukanlah Hydra dan Grendel.” Penguasa Ombak sedikit menundukkan kepala, melemparkan burung kuntul yang dicengkeramnya ke dalam mulut, mengunyah sambil mengeluarkan suara "bzzzt bzzzt", lalu menunjuk Patung Emas Yunqin dengan cakar, “Konon di permukaan daratan dunia, bangsa naga terkuat paling suka menantang lawan tanpa alasan jelas. Sungguh perilaku tolol!”
Kepala tengah ular berkepala sembilan Hydra juga mengangguk setuju dengan pernyataan itu.
“Kebijaksanaan dua kesatria agung ini mungkin bisa menerangi langit.” Liu Zhenhan juga sepakat. Bangsa naga memang cukup bodoh, makanya sering dijadikan kendaraan tunggangan manusia dan Bimon.
Guo Guo dan Fegao juga mendekat. Guo Guo masih bergelantungan di selangkangan Lao Liu yang telanjang seperti kungkang, seolah menyukai tempat itu. Lao Liu punya firasat buruk - jika si licik kecil ini terus berdiam di sana, mungkin...
Burung beo terbang mendekat dan mengucapkan kata-kata yang ingin diucapkan Lao Liu: “Harimau putih tak berbulu~”
“Prajurit Paus tidak melakukan apa-apa terlebih dahulu, segera berlari ke rawa-rawa di samping, membenamkan seluruh tubuhnya ke dalam air, setengah terendam sambil berguling-guling, meneguk beberapa kali air dengan cepat lalu bangkit. Ia mendatangi pohon kelapa, menendangnya hingga patah, membersihkan semua cabangnya, dan seketika mengubah pohon kelapa menjadi tongkat yang cukup baik.”
“Prajurit Banilu setinggi 6 ren ini bahkan lebih tinggi dari Patung Emas Yunqin yang sedang berlutut. Seperti raksasa yang tidak takut pada bangsa naga, Fegao sebagai kepala pengawal kerajaan Xiya juga tidak gentar menghadapi dua makhluk kuat yang hanya lebih tinggi 4 ren darinya.”
“Soal bisa menang atau tidak, itu urusan lain.”
“Pigge, serahkan putri padaku! Melindungi Putri adalah tugasku!” Fegao berteriak kasar pada Liu Zhenhan.
“Ambil.” Meski sikapnya kurang sopan, Liu Zhenhan tetap menyerahkan ulat besar di pelukannya dengan hati-hati kepada pria besar bangsa laut ini.
“Fegao si Prajurit Paus menggendong ulat berisi jiwa putri yang dipindahkan ini, cepat-cepat menjauh dan meletakkannya di tanah. Ia memutar badan sambil memegang erat batang kelapa, matanya waspada mengawasi kedua utusan dewa.”
“Tak disangka, makhluk kecil ini juga memiliki aura yang luar biasa kuat.” Suara Tuan Tanah Pasang Surut terdengar agak terkejut, matanya yang besar menatap Guo Guo yang sedang bermain ayunan.
“Yang Terhormat Tuan Tanah Pasang Surut dan Hydra, bagaimana rencana kalian menghadapi dua wajah baru dengan aura kuat seperti kami?” Liu Zhenhan terkekeh: “Jika aku nekat memasuki wilayah bangsa naga, mereka pasti tak akan tinggal diam. Aku yakin kalian berdua juga sama...”
“Meskipun aku mencium aroma kuat dari tubuhmu, aku tak percaya kau dan Pichu ini bisa menghadapi seorang Geryon dan Hydra sekaligus.” Tuan Tanah Pasang Surut mengeluarkan rangkaian tawa aneh: “Menelan jiwa kuat sepertimu sangat menggoda bagi kami! Bangsa laut semakin maju, bisa mengirim persembahan sebaik ini...”
“Kalau begitu ayo kita mulai.”
"Kami berdua biasanya dalam keadaan tidur panjang. Saya bangkit di musim semi, Hydra bangkit di musim gugur. Aroma kuat dari tubuhmu membuat kami berdua bangkit bersamaan. Sudah ribuan tahun, ini pertama kalinya. Sejujurnya, kekuatanmu belum menjadi ancaman bagi kami." Penguasa Pasang Surut menggerakkan cakarnya, mendesah pelan: "Sekarang situasi sulit. Siapapun yang bergerak dulu mungkin akan diserang diam-diam oleh yang lain, hehe... Kami berdua suka melahap jiwa-jiwa kuat. Hydra ingin melahapku, aku juga ingin melahapnya. Kami juga sama-sama ingin melahapmu. Bagaimana menurutmu?"
"Aku seperti daging empuk, kalian seperti dua anjing yang seimbang kekuatannya. Bolehkah aku mengibaratkan begitu?" Liu Zhenhan tertawa terbahak.
"Sangat tepat perumpamaan itu." Penguasa Pasang Surut kembali tertawa terkekeh-kekeh.
"Katanya ikan naga, ular, dan kerang bisa menghasilkan mutiara. Aku ingin melihat seperti apa mutiara di kepala kalian berdua." Liu Zhenhan mengetuk-ngetuk batu nisan di sampingnya dengan satu tangan.
"Hehe... Sangat menarik..." Penguasa Pasang Surut tertawa terbahak-bahak.
"Yang Terhormat Hydra, bagaimana jika kita berdua mengatasi Penguasa Pasang Surut ini dulu, lalu kita bertanding?" Liu Zhenhan mengajukan proposal pertama pada monster ular berkepala sembilan.
Mendengar pernyataan ini, Penguasa Pasang Surut Grene terlihat membeku seketika.
Sembilan kepala monster ular berkepala sembilan menatap tajam ke arah Tuan Tanah Pasang Surut. Kepala bagian tengah mengangguk pada Liu Zhenhan, mata ular raksasanya memancarkan sedikit kekaguman.
"Hydra, aku tidak akan merebut makhluk ini darimu, aku mundur..." Tubuh Tuan Tanah Pasang Surut perlahan mundur. Meski begitu, lapisan zirah es mulai membeku di tubuhnya, membuat tubuh merah menyala itu terlihat sangat memikat dalam baju zirah es transparan.
Benar-benar jelmaan si Penipu, dengan mudah mengubah situasi pasif menjadi netral. Mengenai pernyataan tidak ikut campurnya, hanya langit yang tahu apakah itu jujur atau dusta.
Delapan belas mata monster ular berkepala sembilan Hydra kembali berputar menatap tajam ke arah Liu Zhenhan.
"Bagaimana kalau saya berpasangan dengan Anda untuk menghadapi ular berkepala sembilan ini dulu?" Liu Zhenhan terus melempar syarat-syarat acak. Kali ini benar-benar menyenangkan, menghadapi dua makhluk yang ragu-ragu, Lao Liu merasakan kelucuan yang tak terungkapkan.
"Sudah kukatakan aku mundur. Hasutanmu tidak berpengaruh. Tapi harus diakui, kau Bimon yang cerdik. Dari semua kurban yang datang ke sini, baru kali ini kulihat yang masih bisa santai dan bercanda tanpa lari ketakutan." Tuan Tanah Pasang Surut mengeluarkan rangkaian tertawa licik sambil terus mundur.
"Benarkah? Kau pikir aku mudah ditindas? Kalau begitu, biarkan aku tunjukkan padamu apa itu kekuatan sejati." Liu Zhenhan menyeringai dingin sambil melepaskan Lingkaran Jahat ke arah Tuan Tanah Pasang Surut Geruin.
Nyanyian Perang tanpa suara memang luar biasa, bisa dipanggil secara senyap. Dengan Kekuatan Nyanyian Liu Zhenhan, lagu "Masalah yang Disebabkan Sampa" ini maksimal hanya bisa dipanggil tiga kali, dan ini adalah kali kedua.
Meskipun "Hex Chant - Song of Power Drain" terbagi menjadi tiga tahap, dalam sejarah para Imam Bemon, hanya satu orang yang pernah mencapai tahap tertinggi - Imam Agung Jubah Merah di era Pertempuran Hyjal. Meski Nyanyian Perang Bangsa Behemu tidak memiliki lagu serang mematikan, Song of Power Drain pada tahap tertinggi bisa membuat lawan kehabisan tenaga seketika hingga tewas. Helen yang berbakat dan rajin berlatih pun masih belum bisa mencapai tahap kedua. Kemampuan Lao Liu menciptakan nyanyian perang langsung mencapai tahap kedua hanya bisa disebut mukjizat.
Prajurit manusia dengan Kemampuan Ganda Sihir dan Tempur memang menakutkan, begitu pula Imam Bemon dengan Kombinasi Nyanyian dan Pertempuran.
Liu Zhenhan hingga saat ini belum banyak memahami lagu perang yang diciptakannya sendiri, hanya mengandalkan tiga jurus lama yang sama. Namun dalam pertempuran nyata, efeknya tak tertandingi. Saat menghadapi Ksatria Naga Lampard hari itu, sebenarnya dengan kemampuan Ksatria Naga, Lao Liu seharusnya tidak bisa dengan mudah mengalahkannya. Tapi ketika gulungan Kelambanan dilemparkan, meski Dou Qi dan zirah perlindungan magis memiliki efek pertahanan tertentu, tetap tidak bisa sepenuhnya menangkal. Ditambah lagi Lao Liu memasuki Transformasi Liar dan mantra Pengorbanan memiliki efek serangan tertentu, sehingga serangan Lao Liu langsung berhasil.
Orang lain mungkin tidak tahu, tapi Liu Zhenhan sangat paham: begitu menciptakan lagu perang baru, kekuatannya akan meningkat dua kali lipat. Namun belakangan proses penciptaan lagu perangnya mengalami kebuntuan, sulit membuat terobosan besar. Setelah susah payah menciptakan sebuah lagu perang baru, bagaimana mungkin tidak mencobanya dulu pada tuan tanah pasang surut ini.
Mengenai kata "takut", Lao Liu sama sekali belum terpikir. Mungkin karena sering menghadapi musuh kuat, dia sudah tidak punya perasaan khusus terhadap makhluk selevel Naga ini. Apalagi dia memiliki keunggulan alami terhadap monster laut.
Saat Lingkaran Jahat menyelimuti Tuan Tanah Pasang Surut ini, sang Tuan Tanah Pasang Surut tak pernah menyangka bahwa makhluk kecil ini benar-benar berani memulai serangan terlebih dahulu di hadapan dua kekuatan yang lebih kuat... Sebenarnya, bahkan jika dia berpikir pun tidak akan berguna, lingkaran lagu perang Liu Zhenhan mencapai 400 meter persegi, ini bukan sesuatu yang bisa dihindari dengan mudah.
Baju besi es Tuan Tanah Pasang Surut memiliki sifat tahan mantra tertentu, tetapi terhadap lagu perang Pendeta, selain Naga Peri, tidak ada ras yang bisa sepenuhnya kebal.
Lagu perang "Penyedot Tenaga" tahap kedua setidaknya memberikan lebih dari setengah efeknya pada Tuan Tanah Pasang Surut ini. Kali ini Liu Zhenhan tidak memberikan kekuatan yang disedot kepada dirinya sendiri, karena penyedotan kekuatan dari sepuluh Prajurit Paus sebelumnya belum mencapai waktu tunggu 10 menit, lagu perang yang sama tidak bisa digunakan berulang. Jadi setidaknya sepertiga lebih kekuatan Tuan Tanah Pasang Surut diberikan Lao Liu kepada Guo Guo.
Liu Zhenhan menggerakkan jari kelingkingnya ke arah Tuan Tanah Pasang Surut ini.
Awalnya mengira gerakan penghinaan super ini pasti akan memicu amarah Tuan Tanah Pasang Surut, siapa sangka Gerune malah tertawa aneh dan mempercepat renangnya ke dalam rawa.
Hydra yang tersisa, Hydra, dan Liu Zhenhan saling berhadapan dengan sengit.
“Benar-benar perwujudan penipu!” Bahkan Liu Zhenhan pun harus mengakui, tuan tanah pasang surut ini benar-benar hebat. Kekuatannya tidak perlu disebut lagi, keberaniannya saja sudah membuat siapapun yang menjadi lawannya pasti pusing. Jika seekor naga, sudah pasti akan langsung menyerang. Hanya dari segi ini saja, tuan tanah pasang surut Grimson sudah mengungguli naga.
Kesembilan kepala Hydra berbalik melihat ke belakang, dan setelah melihat tuan tanah pasang surut benar-benar menghilang dengan cepat di kedalaman rawa, semua kepalanya langsung menatap penuh kebencian ke arah Liu Zhenhan yang sedang memegang batu prasasti.
“Makhluk berotak sederhana!” Lao Liu juga menatapnya dengan tatapan penuh kebencian.
Meskipun Hydra memiliki dua kaki belakang besar seperti pilar batu, namun jelas itu hanya untuk menopang tubuhnya berdiri. Gerak majunya tetap mengandalkan renangan. Kedua kakinya merata di permukaan, seluruh tubuhnya menekan rawa-rawa sambil meliuk-liuk maju.
Monster berkepala sembilan biru ini berenang cepat sambil menyemburkan lima panah air besar dan empat bilah angin raksasa dari mulutnya ke arah Liu Zhenhan. Benar-benar monster kelas atas, bahkan ukuran panah air dan bilah anginnya pun lebih besar dari yang biasa. Duri-duri biru di tubuhnya berdiri tegak seperti ombak bergulung. Monster kelas atas ini ternyata juga memiliki kemampuan "baju zirah spons".
Liu Zhenhan benar-benar ingin tertawa terbahak-bahak ke langit.
Meski agak tidak adil, tapi ini memang fakta. Sebagai pengguna yang kebal terhadap sihir angin dan air, Liu Zhenhan hampir merupakan momok bagi semua Bangsa laut.
Monster sembilan kepala ini mirip dengan Naga, setidaknya dalam cara dan pola serangan. Sama-sama mengandalkan kekuatan fisik seperti kuli, menggunakan sihir dari jarak jauh lalu mengandalkan tubuh kuat saat dekat. Sembilan mulut ular bertaring tajam ini masing-masing mampu menyobek makhluk nekat di hadapannya menjadi serpihan, lalu mengunyah dan menelan jiwanya.
Strategi kuno seperti ini bagi Liu Zhenhan sama saja dengan mencari kematian.
Panah Air dan senjata angin menghilang tanpa jejak di depan Liu Zhenhan. Hydra terus melepaskan beberapa sihir, tetap sia-sia. Tapi untungnya, ia segera mendekati Liu Zhenhan. Tubuh setinggi sepuluh Ren itu melesat dari rawa, terjun menyambar. Sembilan mulut ular raksasa menganga seperti bunga yang mekar, menggigit Pigge di hadapannya - tak hanya taringnya tajam, air liur Hydra juga mengandung racun mematikan yang bahkan Naga pun tak tahan, salah satu alasan mengapa monster ini sangat berbahaya.
Liu Zhenhan memang menunggu kesempatan ini. Dengan sekali gerakan, ia mencabut batu prasasti di sampingnya dan mengayunkannya ke arah kepala ular pertama yang menyergap dari monster berkepala sembilan itu. Batu prasasti ini ukurannya setara pintu kayu, setengah tertanam dalam tanah dan setengahnya terlihat, beratnya sekitar satu ton. Tapi tetap tak mampu menahan kekuatan dahsyat Liu Zhenhan yang telah menyerap dua pertiga kekuatan sepuluh Prajurit Paus.
Untuk menunggu momen ini, Liu Zhenhan memasuki Transformasi Liar Bebas dan berkonsentrasi penuh selama setengah hari.
Ini adalah batu prasasti yang mengkristalkan dua pertiga kekuatan sepuluh Prajurit Paus, ditambah seluruh Kekuatan Naga Tuan Liu, lalu digandakan oleh efek Transformasi Liar! Kesempatan seperti ini hanya bisa terjadi sekali, tidak setiap waktu kita bisa bertemu sepuluh Prajurit Banilu.
"Gemuruh~ Gemuruh~" Dua ledakan dahsyat beruntun mengguncang pulau itu seolah terjadi gempa bumi.
Batu prasasti sebesar pintu semua meledak hancur, tanah di depan Liu Zhenhan juga retak membentuk celah-celah — dua kaki batu tebal seperti pilar milik ular berkepala sembilan, saat menerjang tadi melakukan gerakan menekan kuat ke bawah. Inilah salah satu kemampuan andalan Hydra "Penghancuran Perang"! "Penghancuran Perang" tidak hanya mengandalkan kekuatan kasar, tapi juga memadukan teknik sihir Unsur Angin yang rumit, menggabungkan kekuatan fisik dahsyat untuk menghantam tanah, mampu membuat lawan dalam radius 10 yard pingsan bahkan tewas akibat guncangan — tentu saja ini juga bisa digunakan untuk menginjak lawan, tapi sepertinya hari ini Hydra lebih suka menggigit.
Tubuh raksasa Hydra terlempar mundur, terbalik dengan perut menghadap atas dan menghantam rawa dengan keras, cipratan airnya mencapai ketinggian 50 ren. Potongan daging hancur beterbangan di udara.
Meskipun kekuatan sihir Unsur Angin dari jurus andalan Hydra "Penghancuran Perang" telah dinetralisir oleh Lao Liu, kekuatan fisik murninya masih berhasil membelah tanah dan membuat penglihatan Lao Liu berkunang-kunang.
Guo Guo bergelantungan di selangkangan Lao Liu, satu cakar kecil menutupi perutnya sambil tertawa terbahak-bahak. Di kejauhan, alis Fegao berkedut. Serangga yang menyimpan jiak Xiao Ai menggerakkan tubuh gemuknya dengan lambat mendekati Liu Zhenhan.
“Bego～” Burung beo umpatan yang entah ke mana jalan-jalan tadi kembali, terbang melewati kepala monster hidra sembilan kepala yang masih berkedut, melemparkan ejekan dingin sebelum mendarat di perut ular raksasa itu, buang kotoran lalu terbang pergi.
Liu Zhenhan menyerahkan batu nisan besar sebesar bata raksasa di tangannya kepada Guo Guo.
"Seumur hidupku, mungkin kali inilah tenagaku paling besar." Liu Zhenhan mengelus pipi merah Guo Guo yang sedang tersenyum lebar, melompat turun dari "palang tunggal" sambil membawa batu nisan.
※※※
『Ngantuk, tak sampai 1 yard. Ai Wei'er dan kupu-kupu MM hidup bersama dalam satu tubuh, bukannya bagus, perlu sedemikian frustasikah?』
BAB 104 KECURANGAN MUTLAK
Rumput liar dan alang-alang di depan batu nisan tertiup rata oleh angin besar dari ayunan batu nisan Liu Zhenhan. Guo Guo mengacungkan batu nisan seperti bata, bergoyang-goyang berjalan menuju monster hidra sembilan kepala.
Belum beberapa langkah, monster hidra mengeluarkan rentetan lolongan parau "siiit... siiit..." perlahan bangkit, tubuh raksasanya menyemburkan percikan air sementara dua kaki biru sebesar batu nisan kembali tegak berdiri di rawa.
Sembilan kepala ular Hydra telah dihancurkan oleh serangan berat prasasti. Sebagian besar hancur berantakan, enam kepala bersama leher terpental menyisakan bekas potongan rapi - jelas bukan efek pukulan Lao Liu. Kepala dan lehernya tampak seperti ekor cicak yang bisa lepas utuh saat diserang untuk mengurangi kerusakan sekunder.
Enam tonjolan daging biru di pangkal leher terus mengembang dan mengempis. Darah biru menetes deras, menyirami rumput liar yang langsung mengeluarkan suara "kriuk-kriuk" dan mengerut seperti putri malu, daunnya menggulung perlahan berubah dari hijau segar menjadi kuning kecoklatan layu.
Tiga kepala ular Hydra lainnya juga dalam keadaan mengenaskan. Setiap kepala memiliki luka robek besar, kepala tengah kehilangan satu mata dengan tengkorak retak membentuk celah segitiga yang sudah berubah bentuk. Darah biru mengucur deras seperti keran air terbuka, sementara lidah ular merah menjilat-jilat luka. Bekas jilatan lidah itu langsung berhenti berdarah dan membeku dengan cepat.
“Liu Zhenhan dan Guo Guo” mata hampir terlempar keluar rongga mata? Bagaimana mungkin dia tidak mati meski sudah begini?
Yang lebih menakutkan Liu Zhenhan adalah, enam kepala ular berleher panjang Hidra yang hancur ini, meski sebagian besar telah menjadi daging remuk di rawa-rawa, tapi ada satu kepala yang relatif utuh. Setelah kejang-kejang hebat, kepala ular yang setengah runtuh itu tiba-tiba bangkit kembali di rawa, berubah menjadi ular jelek sepanjang tiga ren dengan kepala besar dan tubuh pendek.
“Serangan kloning?” Lao Liu menunduk melihat miliknya lalu mendongak ke kepala ular putus itu. Memang mirip, hanya versi lebih kecil.
Akhirnya membuka wawasan lagi. Pantas legenda mengatakan Hidra tak bisa dibunuh. Andai menggunakan pedang Ksatria Kuda Putih, memenggal satu kepala sama dengan sia-sia. Dia diam-diam bersyukur pukulan beratnya tadi cukup kuat. Andai tak menghancurkannya, pasti akan ada lebih banyak lawan sekarang.
Guo Guo yang cerdik, melihat mutasi monster ular berkepala sembilan ini, langsung menyelip ke semak Artemisia liar di rawa. Tubuhnya yang mungil langsung menghilang dalam rerumputan tinggi, "Ai-liu!" entah lari ke mana.
Ular gemuk yang terbentuk dari kepala dan leher ular yang terputus di rawa itu berbalik badan dan berenang dengan canggung ke kedalaman rawa yang jauh - ini juga kehebatan Hydra, selama fragmen tubuhnya masih ada, jiwanya tetap bertahan. Hanya melalui tidur panjang ribuan tahun, ia masih bisa menumbuhkan sembilan kepala lagi dan menjadi Hydra utuh - ini juga alasan mengapa monster ini dikatakan memiliki darah dewa dalam legenda.
Hydra yang tersisa tiga kepala ini bersiap untuk bertarung mati-matian. Lidah merah di tiga mulut ular yang tersisa bergerak cepat, saat lidah bercabang besar ini bergerak cepat dan bertemu udara, menghasilkan suara gesekan udara yang sangat aneh, benar-benar membentuk tangga nada mantra sihir yang berirama.
Jika benar bisa ditaklukkan semudah ini, maka ketakutan Bangsa laut terhadap Hydra ini sama sekali tidak masuk akal.
Liu Zhenhan kembali memanggil Ksatria Ring Hantu, merebut tombak panjang T-headed dari Ksatria itu, bersiap untuk pertempuran udara dan mengganggu ular berkepala sembilan ini. Seperti kata pepatah, pahlawan berpikiran sama. Gagasan ini baru saja lahir di benak Lao Liu, Hydra juga melakukan hal yang sama.
Sihir Unsur Angin memang keahlian Hydra. Atas panggilan salah satu kepala ular raksasa ini, sebuah "Floating Spell" membuatnya melayang-layang seperti layang-layang ke langit.
Hydra saat ini meski hanya memiliki tiga kepala, tetap bisa memanggil tiga sihir berbeda secara bersamaan. Setelah dihajar batu prasasti oleh Bimon di depannya, monster berkepala sembilan ini benar-benar murka. Pukulan maha dahsyat yang hampir mencapai puncak kekuatan tadi membuat Hydra terluka parah. Kekuatan Hydra sekarang paling hanya tersisa 30%, kalau tidak demikian, dia tidak akan buru-buru memanggil tubuh belahannya kembali ke sarang. Dia ingin cepat-cepat mengalahkan lawannya lalu kembali ke rawa untuk memulihkan tubuhnya melalui tidur panjang.
Kekalahan ini sebenarnya bukan sepenuhnya kesalahan Hydra yang meremehkan lawan. Monster super kelas atas seperti Hydra memang selalu waspada terhadap aura kuat yang dipancarkan Liu Zhenhan dan Guo Guo. Justru karena khawatir Bimon ini punya kemampuan aneh, Hydra memutuskan langsung menyerang fisik dengan tubuh perkasanya. Kekuatan elemen tidak tergantung ukuran tubuh, tapi kekuatan fisik mutlak ditentukan volume tubuh. Dibandingkan Hydra, Bimon ini seperti tikus lawan Singa - tikus sekuat apapun takkan berguna. Hydra kalah justru di titik ini: Bimon yang tingginya kurang dari seperenamnya dan puluhan kali lebih kecil, ternyata punya kekuatan fisik melebihinya. Benar-benar... tidak masuk akal!
Setelah menerima pukulan dahsyat ini, Hydra masih tak mengerti mengapa Bimon kecil ini bisa memiliki kekuatan fisik yang begitu menakutkan. Kekuatan yang setara dengan beberapa Naga mengayunkan batu nisan ini benar-benar TIDAK SEHARUSNYA ada pada tubuh seorang Bimon! Belajar dari kesalahan, Hydra kini bersiap menggunakan sihir untuk bertarung lagi dengan makhluk kecil ini.
Tubuh raksasa Hydra bagaikan gunung daging yang menumpuk di langit. Tampaknya benar ada medan larangan di pulau ini. Sebelumnya kuda terbang bersayap tak bisa terbang tinggi, kini Hydra juga hanya bisa mencapai ketinggian sekitar 50 Ren sebelum terhenti.
Salah satu dari tiga kepala ular telah memanggil mantra pengapungan raksasa. Dari dua kepala lainnya, selain kepala ular raksasa di tengah yang masih terus mendesiskan lidah merah sambil melantunkan nyanyian sihir, kepala lain telah memanggil "angin puyuh mengerikan" berukuran kolosal. Pusaran angin ini muncul dari rawa, merobek-robek semak liar dan berubah menjadi angin puyuh hijau rumput yang berputar-putar menuju lokasi Liu Zhenhan berdiri. Di jalur yang dilalui angin puyuh, rawa hanya menyisakan tanah tandus. Seekor buaya berekor pendek yang bersembunyi di rawa tersedot masuk, tubuhnya langsung tercabik-cabik oleh senjata angin berputar seperti pisau dalam pusaran itu.
Liu Zhenhan bahkan tidak melirik angin topan itu. Matanya sedang mencari Guo Guo, si kecil yang entah bersembunyi di mana lagi. Di belakangnya, Ksatria Penunggang Ikan Tomassi yang sudah lama diam tiba-tiba berteriak dengan suara serak yang mengerikan: "Demi Tuan Richard! Itu Hydra, monster berkepala sembilan!"
Meski tahu Ksatria Penunggang Ikan bisa menyimpan sebagian ingatan dan ilmu bela diri kehidupan sebelumnya, Lao Liu tetap kaget. Ternyata Ksatria Penunggang Ikan ini masih bisa berbicara! Namun suaranya benar-benar menyeramkan, seperti dua lempeng logam berkarat yang saling bergesekan.
Saat angin topan menyapu ke arah Liu Zhenhan, kepala ular raksasa di tengah tubuh Hydra juga menyelesaikan mantra terakhirnya. Ini adalah senjata rahasia andalannya: "Elemen Laut Dalam"!
Setiap kali tingkat kekuatan sihir meningkat, bentuk mantra panggilan yang setara juga berbeda. Air rawa di bawah panggilan Hydra ini dengan cepat membeku menjadi elemen air raksasa setinggi 12 ren. Berbeda dengan elemen air biasa yang transparan, elemen laut ini berwarna biru tua, terlihat seperti monster berjubah biru. Baru muncul, langsung menyemburkan "Pisau Ombak Dahsyat" ke arah Liu Zhenhan. Kemudian perlahan mengayunkan lengannya, bergerak maju.
Kedua sihir ini meskipun levelnya sangat tinggi, tapi bagi Liu Zhenhan, mereka bahkan tidak bisa menandingi satu sihir dasar pun dari elemen tumbuhan, petir, logam, atau ruang.
Setelah dua sihir yang berlebihan itu menghilang di depan mata, tubuh besar Hydra juga terbang sampai 100 yard di depan Lao Liu. Dengan tenang, Lao Liu menaiki kuda terbang bersayap dan melesat ke udara, "berani" melancarkan serangan ke Hydra.
"Cahaya Kristal" dari kuda terbang bersayap juga tidak menimbulkan masalah besar bagi Hydra. Kepala Hydra yang sedang menganggur langsung memanggil perisai angin untuk menahan serangan "Cahaya Kristal" ini.
Terhadap kekuatan fisik Bimon ini, Hydra sudah mengembangkan trauma psikologis yang parah, antara takut dan agak frustasi. Menghadapi kuda terbang bersayap yang menyerbu dan Bimon yang memegang tombak panjang siap melempar, Hydra secara refleks melakukan gerakan menyelam, menurunkan ketinggian, lalu memutar kepala untuk terus menyerang dengan sihir.
Ujung tombak panjang Ksatria ini berkedip-kedip dengan api suci, jelas merupakan peralatan magis. Hydra yang paling takut dengan elemen api tentu tidak mau mengorbankan tubuhnya untuk menahan serangan ini.
Liu Zhenhan juga cukup puas dengan tombak panjang kepala-T ini. Cincin Tuan Kematian benar-benar harta karun, ia mempertahankan sepenuhnya kekuatan suci dari peralatan Ksatria Suci tanpa kerusakan, hanya mengubah Ksatria Suci dan Kendaraan Tunggangan menjadi zombie serta mengurung jiwa mereka. Ini juga membuktikan prinsip yang selalu dipegang Liu Zhenhan - kekuatan tetaplah kekuatan, tidak ada hubungannya dengan kesucian atau kejahatan, hanya tergantung bagaimana menggunakannya.
Teknik mengambang sama sekali tidak bisa menyaingi kecepatan kuda terbang bersayap. Dengan satu putaran dan manuver mengitari, sambil memanfaatkan momen Hydra mengangkat perutnya, kuda terbang telah berpindah ke atas tubuh Hydra. Tiga kepala terakhir monster Hydra secara bersamaan melepaskan tiga mantra sihir menyerang kuda terbang yang nekad mendekat ini. "Elemen air" di rawa-rawa juga membentuk tombak air raksasa dari elemen air di tangannya, lalu melemparkannya dengan keras ke arah kuda terbang di udara.
Kuda terbang bersayap sama sekali tidak perlu membuka perisai kristal. Ia membiarkan serangan gencar Hydra dan elemen air, sambil terus menerus menghujani monster berkepala sembilan ini dengan "Kristal Angin". Tombak kepala-T di tangan Lao Liu juga beberapa kali dibidikkan, tapi akhirnya tidak jadi dilempar - dia tahu akurasinya bermasalah, dan dia tidak bisa menyanyikan "Lagu Berkat" yang meningkatkan akurasi. Sayang sekali jika tombak bagus ini terlepas dan meleset.
Hydra tidak bodoh. Setelah beberapa kali mencoba serangan magis yang gagal selama pertarungan, dia menyadari masalah serius: sihirnya sama sekali tidak berpengaruh pada makhluk ini. Kekuatan fisiknya juga kalah, ditambah luka parah yang membuat penggunaan kekuatan magis semakin sulit——jika serangan "Shuijing Fenghua" dari lawan terus berlanjut, dia benar-benar akan "fenghua juedai" (mati mengenaskan) karena "Shuijing Fenghua". Satu-satunya pilihan adalah melarikan diri. Soal harga diri, Hydra tidak seangkuh Naga. Daripada terus mencari kematian, lebih baik kabur jika kalah.
Meski tahu Hydra ingin kabur, Liu Zhenhan tidak bisa berbuat banyak. Awalnya dia ingin melompat ke punggung ular aneh ini, tapi sulit dilakukan saat terbang cepat di udara. Serangan "kuda terbang" dengan "Shuijing Fenghua" juga tidak efektif. Salah satu kepala Hydra khusus memanggil perisai magis, dua kepala lain bertugas menyerang——pembagian tugas yang jelas.
Untungnya ular berkepala sembilan ini tidak cepat dalam pelarian. Lao Liu berencana mencari momentum tepat untuk menusukkannya dengan tombak. Meski tombak berkepala T Ksatria Suci tidak diasah sesuai aturan ketat gereja, api sihir yang berkilauan di ujung tombak jauh lebih mematikan daripada mata tajam——Apakah Ksatria Suci yang menguasai Dou Qi perlu mengasah senjata?
Lao Liu dulu di medan perang Nanjiang menggunakan dua jenis bayonet militer, satu berbentuk prisma dan satunya berbentuk T. Lao Liu merasakan ilusi seolah dirinya dulunya adalah Ksatria Suci.
Kadang kekuatan memang sesuatu yang tak terukur. Barrier sangkar logam milik Raja Putri Duyung itu memang hebat, bahkan Lao Liu yang berotot sekalipun tak bisa berbuat apa-apa saat terkurung di dalamnya. Jika monster ular berkepala sembilan Hydra ini dikurung di dalamnya, selain kemampuannya menggunakan "Pintu Angin" untuk teleportasi, bahkan serangan magis besarnya saja sudah cukup untuk menghabisi Bangsa Laut di luar sangkar. Tapi begitu Hydra bertemu Lao Liu, malah selalu kalah telak. (PS: Ini juga pesan penulis untuk pembaca, di Benua Aigean tidak ada penguasa absolut, semua saling menaklukkan.)
Saat Liu Zhenhan terus mengejar, Kilat Berjaring menyambar udara tepat di depan kuda terbang. Lengkungan listrik itu memperlihatkan sosok Lengenda Pasang Surut Gerune seutuhnya. Untungnya monster terbang ini lebih lincah dibanding ular berkepala sembilan yang mengandalkan mantra pengapungan. Lao Liu berbelok tajam, menyentuh ujung ekor beracun Gerune yang sedang menungging dengan sayap kuda terbang bersayap, lalu kembali ke area batu prasasti yang sudah dicabut sambil berkeringat dingin dan meninggalkan jejak bulu abu-abu.
Tubuh besar Tuan Tanah Pasang Surut Gerin muncul di udara, disertai tawa aneh khasnya "kekeke", sepasang "Sayap Es" raksasa yang transparan seperti kristal mengipas dari bagian tengah tubuhnya. Bersama monster Hydra berkepala sembilan, mereka memandangi Liu Zhenhan dari atas rawa.
"Demi Kaisar Polo~~" Burung beo kotor itu berdiri di pohon kelapa sebelah, memutar lehernya sambil berteriak kacau.
"Sialan! Kapan 'Ilmu Siluman' bisa digunakan di siang hari!" Liu Zhenhan mengusap keringat dingin di dahinya.
"Anda salah, yang kugunakan hanyalah 'Ilmu Kabur'." Tuan Tanah Pasang Surut kembali tertawa aneh: "Sangat disayangkan, ternyata tidak bisa menjebakmu. Kau benar-benar hebat!"
"Hebat hebat! Sekarang sudah mencapai tahap keberapa?" Lao Liu mengacungkan jempolnya.
"Terlalu memuji. Bakat magiku memang tidak terlalu tinggi, baru mencapai tahap 'Kabur Siang'." Ekspresi wajah Tuan Tanah Pasang Surut menyeringai seperti orang kesakitan.
Lao Liu tidak menyeringai dingin, dia tersenyum sinis. Orang ini benar-benar munafik dan tak tahu malu.
"Sihir Siluman" dan "Sihir Bayangan Bulan" biasa hanya efektif digunakan di malam hari, sama sekali tidak berguna di siang hari, termasuk peralatan magis langka seperti "Jubah Kegelapan Malam". Jenis sihir spesialisasi ini levelnya tidak tinggi, namun proses latihannya sangat sulit, waktu tunggu mantra panjang, dan banyak pantangan. Saat menggunakan sihir ini, tidak boleh menggunakan sedikitpun kekuatan elemen atau menerima serangan, bahkan tidak boleh bergerak cepat, jika tidak akan langsung terlihat wujudnya. Sihir ini juga mudah ditembus oleh "Mata Elang" atau peralatan magis seperti "Penjaga Pos", sehingga banyak orang menyebut sihir tak berguna ini sebagai "Sihir Perselingkuhan". Selain pencuri manusia dan beberapa Elf, jarang yang berlatih sihir ini.
Prinsip magis "Sihir Kabur" mirip dengan "Sihir Siluman". Perbedaannya terletak pada tiga tingkatan "Sihir Kabur": "Kabur Bulan", "Kabur Burung", dan "Kabur Matahari". "Kabur Bulan" memiliki prinsip sama dengan sihir siluman. Pada tahap "Kabur Burung", meski masih hanya bisa digunakan malam hari, "Mantra Survei Mata Elang" dan "Penjaga Pos" tidak bisa menembusnya. Jika berhasil mencapai tingkat tertinggi "Kabur Matahari", pengguna bisa menyamar di siang hari. Kecuali dengan peralatan magis tingkat tinggi seperti "Debu Penampak" atau "Penyebaran Sihir", mustahil untuk mendeteksinya.
Tuan Tanah Pasang Surut sudah mencapai tahap tertinggi dalam latihannya, tapi masih pura-pura rendah hati, niatnya untuk pamer jelas terlihat. Dengan menyamar dan menyelinap diam-diam ke atas, tujuannya adalah untuk menunggu Liu Zhenhan yang sedang berlari kencang, agar sanggracun ekornya sendiri yang akan menyerang Lao Liu. Rencana yang begitu matang, niat jahat yang terencana, dan penggunaan yang begitu cerdik, membuat Liu Zhenhan sendiri tak bisa menahan diri untuk tidak memberikan tepuk tangan.
"Kalian berdua janjian ya?" tanya Liu Zhenhan.
"Kebijaksanaanmu bisa menerangi seluruh langit." Tuan Tanah Pasang Surut jelas-jelas meniru gaya bicara Lao Liu: "Bagi kami berdua yang terkurung di pulau terpencil ini, jika tidak bersatu, akan mudah dibunuh oleh yang lebih kuat. Dia adalah Ksatria Pasang Surut yang kusahkan, bagaimana? Gelar ini keren kan?"
Mendengar ini, Lao Liu terus-menerus menggerutu "sialan", sementara burung beo di pohon kelapa tak henti-hentinya memaki "Bego".
Sungguh tak terduga, kedua makhluk ini ternyata memainkan sandiwara dengan akting yang sangat profesional. Orang licik seperti diriku ini, kalau bukan karena serangan kilat penyelamat tadi, hampir saja terjebak. Jebakan seperti ini, bahkan dua ekor Naga pun sulit menghindar. Lihat saja kait ekor kalajengking biru milik Tuan Laut Pasang itu, pasti mengandung racun mematikan. Licik! Tuan Laut Pasang ini benar-benar penipu ulung! Pantas disebut jelmaan Sang Penipu! Lao Liu memeriksa sayap kuda terbangnya, syukurlah hanya ada luka robek di ujung sayap akibat kait ekor Tuan Laut Pasang. Bagaimanapun juga, tidak takut racun, kerugian ini sudah sangat minimal.
Lao Liu menoleh ke belakang, benar saja Fegao berdiri di belakangnya. Sebelah tangannya memeluk Ai Wei'er, tangan lainnya memeluk ulat besar yang berisi jiak Xiao Ai. Dua sungut ulat itu masih berpendar kilat, bola mata hitamnya terus memandang Liu Zhenhan sambil tubuhnya menggeliat-geliat.
Tidak perlu diragukan lagi, pastilah Ai Wei'er yang menguasai tubuh ulat pemakan Kristal Bernyanyi ini, menggunakan Kilat Berjaring untuk menyelamatkan Lao Liu. Tapi yang tidak Lao Liu pahami adalah, bagaimana Ai Wei'er bisa menembus "ilusi kabur" tingkat tinggi itu?
Awalnya ingin menciumnya, tapi akhirnya dibatalkan. Lao Liu benar-benar tidak tega melakukannya.
"Fegao sepertinya baru saja kembali dari rendaman air, seluruh tubuhnya basah kuyup. Ia terus tersenyum bodoh pada Lao Liu sambil menggenggam tongkat besar dari batang pohon kelapa, terlihat seperti pengemis yang membawa seluruh keluarga."
Lao Liu memberikan belakang kepala yang dingin pada Fegao.
"Baiklah, sekarang giliran kita berdua tampil." Tuan Tanah Ombak Gerin mengeluarkan tawa aneh yang menggeram: "Setelah lama mengamati, akhirnya aku tahu Anda ternyata adalah Imam Bemon langka yang kebal terhadap sihir angin dan air, plus memiliki boneka logam emas. Tapi sepertinya waktu tunggu sudah lama berlalu. Untuk boneka sebesar itu, mungkin Anda tidak bisa memanggilnya lagi dalam waktu dekat. Melihat lagu perang Anda, level imam Anda pasti tidak rendah? Maafkan aku yang tidak bisa mengenali level Anda. Bertahun lalu, aku hanya beberapa kali berurusan dengan imam Bemon. Imam suku air kalian memang sulit dihadapi, jiwa-jiwa mereka masih membuatku bernostalgia..."
"Aku adalah Imam Perang, Bemon sekarang sudah tidak memiliki suku air lagi." Lao Liu menyela.
"Demi Dewa Ombak! Anda baru level Imam Perang?" Gerin menepuk kepalanya dengan cakar depan, tawanya penuh kejutan: "Anda pasti jenius! Tidak heran ada aura kuat di sekitar Anda! Sebagai Imam Perang Bemon biasa, Anda bisa memanggil Lagu Lingkaran Jahat! Sungguh luar biasa!"
"Kata-kata itu memang benar." Lao Liu tidak menunjukkan kerendahan hati.
“Kita berdua beruntung, Pendeta Perang Bimon dan Tuan Tanah tercinta. Jiwa Anda pasti akan menambah kekuatan kami.” Gelren, Tuan Tanah Pasang Surut, memandang dengan sedih dan membuat ekspresi tak bersalah: “Aku menyesal harus memberitahu bahwa sihir andalanku adalah elemen es. Sepengetahuanku, sihir air yang telah berubah bentuk aslinya ini tidak memiliki perlindungan kekebalan lengkap. Kulihat pakaianmu juga tidak membawa peralatan magis. Bolehkah aku bertanya, bagaimana caramu kebal terhadap sihir angin dan air tadi? Aku sudah memeriksa kalung dan cincinmu, tapi tidak merasakan gelombang kekuatan magis. Sungguh aneh.”
Lao Liu menunduk melihat tubuhnya. Apa maksudnya tidak ada peralatan magis? Seluruh tubuhnya hanya dibalut kain di lengan yang patah, nyaris telanjang bulat.
Lao Liu, Gelren, dan monster ular berkepala sembilan Hydra tersenyum lebar bersama.
Langit yang diselimuti awan dan kabut tiba-tiba menggema suara burung jenjang yang samar dan melengking. Suara ini tidak akan diperhatikan kecuali didengar dengan saksama.
“Aku lupa memberitahumu.” Liu Zhenhan tersenyum sambil terus merekatkan rambutnya yang berantakan dengan ludah menjadi gaya belakang yang gagah. Dia menyuruh Ksatria Penunggang Ikan mencabut jubahnya untuk dijadikan rok di bagian bawah tubuhnya: “Meski aku hanya Imam Perang, tapi aku juga Imam Tiga Keahlian.”
Gerren dan Hidra secara bersamaan melirik ke langit yang berkabut, perkataan Bemon ini kembali menarik perhatian mereka.
"Tri-Pendeta? Gelar ini tidak ada dalam hierarki Pendeta Bemon!" Alis putih Gerren berkerut, ia merenung sejenak sebelum menoleh ke ular berkepala sembilan di sampingnya. Tiga kepala ular itu menggeleng serentak, Tuan Tanah Pasang Surut itu terkekeh licik sambil menatap Liu Zhenhan: "Di hadapan Tuan Tanah Pasang Surut yang merupakan jelmaan Sang Penipu, Bemon pembohong sepertimu sangat cocok dengan seleraku! Dengan penuh tanggung jawab kukatakan, meskipun kau adalah Pendeta Naga Bemon, hari ini nyawamu berakhir."
"Kau terlalu memuji, aku bukan Pendeta Naga." Liu Zhenhan mengangkat-angkat roknya dengan wajah tak serius: "Aku hanya memiliki dua Naga Peliharaan ditambah satu Peliharaan Magis Bangau Api dari Daratan Timur yang jauh. Burung api itu juga biasa saja, baru kemarin memukul seekor Naga Emas sampai cacat."
"Teruskan saja kebohonganmu." Gerren mendekatkan wajahnya ke Hidra sambil tertawa sinis: "Kalau begitu mari kita biarkan Tri-Pendeta ini 'memukul' kita dengan baik?"
Suara lengkingan bangau yang nyaring menggema di angkasa.
Senyum di wajah dua penguasa jurang itu lenyap seketika.
"Sudah kukatakan, aku akan membasuh semua di sini dengan darah." Liu Zhenhan mengeratkan giginya dengan wajah bengis.
※※※
『Seorang saudara berkata, kemampuan transfer jiwa Siren terlalu luar biasa. Tapi perlu diketahui, hanya seorang duchess yang memiliki kemampuan ini, sebenarnya tidak terlalu berlebihan. Berapa banyak duke yang dimiliki sebuah kerajaan?
Jika seorang raja menempatkan jiwanya ke tubuh orang lain, dua jiwa dalam satu tubuh, apa itu disebut hidup abadi? Lebih baik menggunakan cincin Death Lord untuk mengurungnya, itu juga merupakan keabadian.』
Bab 105: Kejutan Mutlak
Master tetaplah master!
Suara lengkingan masih bergema di udara, sosok besar Yitiao telah melesat ke langit pulau kecil, menyelimuti diri dalam kabut dan terjun ke bawah, "Panah Api Ular" raksasa telah meluncur ke dua petarung jurang.
Tuan Laut Pasang juga bukan lawan sembarangan, segera setelah suara burung jenjang, "Es Kristal Penta" telah dilemparkan ke Lao Liu.
Sihir sederhana yang bisa dilepaskan instan ini tentu tidak berpengaruh pada dua kelompok petarung super tangguh, ini lebih merupakan uji kekuatan lawan.
Meski tidak terluka oleh "Panah Api Ular" ini, hati Tuan Laut Pasang Gerimis dan monster sembilan kepala masih terasa jatuh ke lubang anus.
"Es Kristal Penta" belum sempat menyentuh tubuh Bimon, kuda terbang bersayap telah memanggil perisai sihir andalannya "Tembok Kristal", dua sosok cantik tiba-tiba muncul di depan kepala kuda, menghalau sihir es ini menjadi elemen yang menghilang.
“Dua Naga Peri ini mengenakan pakaian perang lengkap, rompi kulit empuk, sepatu bot tinggi dengan taji besi tajam yang masih berputar 'wu-wu', rambut panjang dikepang dua menjuntai bebas di bahu, masing-masing membawa pedang panjang ksatria di pinggang.”
“Lao Liu merasa mereka mirip Xiao Fang di desa, sedangkan Grien dan Hydra justru melihat dua wanita cantik super dengan tanduk naga anggun yang melengkung di dahi ini——kok semakin mirip Naga Peri?”
“Mengapa disebut 'semakin mirip'? Ini karena tradisi bangsa naga yang sama sekali tidak menggunakan senjata menimbulkan kebingungan. Meski suka mengoleksi senjata dan harta, naga tak pernah menggunakannya. Sebenarnya bukan cuma naga, para penguasa wilayah juga demikian. Bangsa laut kadang memberikan lawan tangguh kepada Grien dan Hydra untuk dimangsa. Peralatan sihir dan persenjataan para penguasa ini terlalu besar untuk digunakan Grien dan Hydra, jadi mereka jual ke bangsa laut sebagai balas budi——inilah alasan Ferguson Xu mudah memberikan Mutiara Naga Penghindar Tanah ke Ai Wei'er. Dua utusan dewa ini sebenarnya tidak butuh makanan biasa, mereka hanya suka memakan otak dan jiwa, Xu tua dengan senang hati menunjukkan kemurahan hatinya.”
“Yitiao mendarat ringan, mematuk-natuk jubah Lao Liu dengan paruhnya yang panjang, membuka lipatan kain hingga terlihat warna putih membaur.”
“Bajingan!” Liu Zhenhan tertawa sambil menampar makhluk itu.
“Bos!” Suara keras O'Neill yang pertama kali terdengar.
Ning Yu yang mengenakan zirah lengkap melompat dari punggung Bangau Api dan menceburkan diri ke pelukan Lao Liu. Tubuhnya terasa dingin menusuk tulang - inilah konsekuensi terbang dengan kecepatan tinggi. Meski di dada Ning Yu terselip Mutiara Malam untuk menghangatkan, tetap tidak tahan dengan kecepatan seperti ini.
“Hanya kalian berempat yang datang?” Tak terlihat bayangan Helen maupun Gatanie, Lao Liu tiba-tiba merasa kecewa.
“Keduanya pingsan, belum sadar. Untuk mengurangi bobot, hanya aku dan O'Neill yang bisa menyelam.” Ning Yu memandang bahu Lao Liu dengan mata berkaca-kaca.
“Siapa gerangan ini? Badannya kokoh sekali.” O'Neill sambil menggendong peti perang Armor Zirah Perak, mengamati Fegao dari ujung kepala hingga kaki.
Fegao memutar mata ke arah penyair kuda nil ini, tidak berbicara sepatah kata pun.
“Tuan Pasang Surut Gerryn? Monster berkepala sembilan Hydra?” Suara Daisy terdengar bergetar dengan keheranan yang tak tersembunyikan: “Bos, kenapa kamu selalu bertemu dengan orang-orang kuat seperti ini?”
“Keberuntungan macam ini benar-benar langka.” Ruoerna terkekeh, namun saat menoleh dan melihat Ai Wei'er yang terkulai lemas di pelukan Fegao, tawa Ruoerna langsung membeku. Daisy dan O'Neill pun tertegun.
Ning Yu melihat Ai Wei'er yang seperti putri tidur di pelukan Prajurit Paus, lalu menatap Lao Liu dengan tatapan bertanya. Lao Liu mengangguk pilu. Mata Ning Yu memerah, ia kembali memeluk Liu Zhenhan sambil terisak-isak. Tiba-tiba ia mengangkat wajah bermandikan air mata dan bertanya, "Bukankah kau dan Ai Wei'er menyatu dalam dua tubuh? Mengapa kau tidak apa-apa?"
"Jiwa Ai Wei'er dipindahkan ke tubuh serangga ini." Liu Zhenhan menghela napas panjang, menunjuk serangga besar buruk rupa di pelukan Fegao.
Suara tarikan napas bergema dari sekeliling.
Dua makhluk kuat dari jurang di kejauhan terpaku di udara, dihantui tatapan garang burung raksasa berkudis. Unsur laut yang baru saja melintas di bawah tubuh mereka, tombak air raksasa di tangan kiri yang baru terkristalisasi, belum sempat melangkah beberapa langkah sudah hancur berantakan oleh tiang api raksasa yang tak karuan, pisau kristal berbentuk berlian berputar, dan Kilat Berjaring. Tubuhnya berubah menjadi genangan air besar yang memercik di padang rumput liar.
Menyaksikan tiang api raksasa yang disemburkan burung berkudis, sisik-sisik Gerin bergidik. Tiga kepala ular naga berkepala sembilan saling berbisik, entah merundingkan apa.
Melihat serangga besar yang menyemburkan petir ini, semua orang tahu bahwa "Kristal Bernyanyi" yang bisa berkomunikasi dengan roh petir dan kilat pasti telah dimakan oleh serangga besar yang memiliki jiwa Ai Wei'er ini.
"Aku akan meminta Ai Wei'er berbicara dengan kalian." Liu Zhenhan tersenyum getir, kemudian melantunkan "Berdiri di Atas Bukit" - "Nyanyian Perang Spiritual".
Orang-orang di sekitarnya menghela nafas lama. Mereka semua tahu sang tuan tanah sedang mempersiapkan "Nyanyian Perang Spiritual" untuk memanggil peliharaan magis. Fakta bahwa dia belum pernah memiliki peliharaan magis memang diketahui umum. Sungguh menyedihkan memikirkan pendeta sehebat ini harus menjinakkan serangga lemah, meski di dalamnya terdapat jiwa Ai Wei'er.
Namun selain cara ini, memang tidak ada metode lain untuk berkomunikasi dengan Ai Wei'er.
Lingkaran lagu perang yang megah berkilauan. Jari sang tuan tanah mengarah ke kejauhan, semburan energi keemasan samar menyusup ke dahi serangga.
Liu Zhenhan membeku.
"Apa yang dikatakan Wei'er?" Ning Yu menyentuhnya.
"Sial! Ternyata 'Pencerahan Kebijaksanaan'! Demi Kampas! Aku... Aku benar-benar menerima murid pendeta?" Lao Liu terdiam sejenak, lalu menoleh ke Ning Yu. Meski belum pernah punya murid, dia pernah jadi murid. Saat lingkaran cahaya terpancar, kepalanya terasa kosong sesaat sebelum kekuatan misterius menyedot bahasa dan pengetahuannya, memompanya langsung ke serangga ini.
Begitu kata-katanya meluncur, mata-mata di sekitar nyaris copot.
Menerima murid pendeta bukanlah lelucon!
"Nyanyian Perang Spiritual" selain untuk menjinakkan peliharaan magis, memang memiliki kemampuan "Pencerahan Kebijaksanaan" untuk menerima murid pendeta. Dulu Lao Liu sendiri terjebak dalam situasi serupa oleh Helen.
Meski ada jiwa Ai Wei'er, serangga tetaplah serangga! Nyanyian perang pendeta memiliki kesakralan tak terucapkan. Sekalipun pendeta Bemon iseng menggunakan "Nyanyian Perang Spiritual" pada sesama Bemon untuk menjadikannya peliharaan magis, hanya ada dua kemungkinan: gagal total atau menjadikannya murid. Begitu pula, pendeta paling iseng sekalipun yang mencoba menjadikan monster sebagai murid, hanya akan mendapat dua hasil: gagal atau monster itu menjadi peliharaannya.
Ini bukan keinginan sepihak pendeta, melainkan respons alami kekuatan elemen yang sakral! Kesakralan ini tak terbantahkan seperti hukum alam!
"Ini..." Bahkan Daisy pun terbata-bata tak tahu harus berkata apa.
Batuk yang dibuat-buat Gerein akhirnya berhasil mengalihkan perhatian semua orang tepat waktu.
"Dengan segala hormat, apakah dua nyonya cantik ini adalah... Naga Peri?" Tawa aneh khas Tuan Tanah Pasang Surut menghilang, wajah anehnya yang dipenuhi sisik merah menyala terlihat serius, alis putihnya berkerut membentuk huruf "Chuan". Pertanyaannya terdengar hati-hati.
"Yang Mulia Tuan Tanah Pasang Surut, mereka memang Naga Peri." Lao Liu menepuk punggung Ning Yu yang tertegun di pelukannya. Menghadapi musuh besar di depan mata, Ning Yu yang selalu bijak tentu tak akan terus bergelayutan.
"Tidak mungkin! Apakah ada bangsa naga yang membawa senjata?" Gerein sudah menahan pertanyaan ini sejak tadi.
"Peraturan mana yang melarang bangsa naga membawa senjata?" Daisy membalas bertanya.
Gerein terdiam sebentar. Memang tidak ada aturan yang melarang bangsa naga menggunakan senjata. Bangsa naga memiliki harga diri tinggi dengan keyakinan kuat akan kemampuan diri - lagipula secara fisik mustahil menggunakan senjata karena tubuh mereka begitu besar.
Keturunan Naga Suci seperti Naga Peri dan Naga Pelangi tentu lebih tak membutuhkannya. Biasanya mereka muncul sebagai pasangan suami-istri, dimana serangan Naga Pelangi sudah sangat dahsyat sehingga senjata hanya akan menjadi beban.
O'Neill melemparkan dua kantong kulit besar ke lantai. Mulut kantong terbuka, salah satunya mengeluarkan belasan busur panah silang tujuh bintang, tumpukan tabung panah, dan sebuah arquebus Guli. Kantong lainnya berisi gulungan kayu ceri yang diikat rapat dengan tali kulit sapi.
Ning Yu segera mengambil sebuah busur panah silang tujuh bintang. O'Neill membantu menarik tali busurnya dengan jari kelingking yang berbunyi "klik". Daisy menggendong Katyusha yang sedang merengek dari pelana Bangau Api, sementara Ruoerna memegang busur panah silang seperti nenek bersenjata ganda... Meski kekuatan Naga Peri lebih lemah dari naga lain, tetap melebihi manusia dewasa.
Katyusha terus merengek sambil menatap Ai Wei'er yang terbaring seperti Putri Tidur dengan mata berkaca-kaca.
"Ternyata naluri keibuan tetap ada. Meski hanya saudara hewan, dia juga bisa merasakan kesedihan." Kedua Naga Peri yang tidak tahu fakta sebenarnya menghela napas haru.
"Demi mayat hidup! (PS: Artinya 'sialan'.) Bagaimana bisa peliharaan magis imam Bemon lebih banyak dari Dewa Perang Campas kalian?!" Gerren menggaruk wajahnya dengan cakar depan sambil berteriak kesal. Situasi yang berubah drastis membuat Gerren semakin gusar.
"Kau tanya aku, aku mau tanya siapa?" Lao Liu mengangkat bahu tak bersalah.
“Naga Peri juga tidak ada yang istimewa, jika itu kombinasi pertempuran Naga Pelangi dan Naga Peri yang berpasangan, mungkin kita sudah mati. Tapi kalau hanya dua Naga Peri, kita berdua juga bukan tidak punya kesempatan melawan.” Kata-kata Geryon terdengar berani, tapi bahkan dirinya sendiri merasa kurang meyakinkan, apalagi untuk menipu orang lain.
“Jangan salahkan aku karena memamerkan ini, Tuan Pasang Surut Geryon dan Ksatria Pasang Surut Hydra yang terhormat. Kalian benar-benar tidak punya peluang... Lihat ini, Armor Tempat Duduk Perak ku dengan perlindungan magis yang baik, benteng logam tempaan Mithril.” Liu Zhenhan mengambil kabinet perang tempat duduk perak yang diberikan O'Neill, menaruhnya di tanah, menekan tombol start di atas kabinet. Kabinet terbuka, kursi berbentuk aneh dari armor tempat duduk yang dipenuhi simbol magis dan kilau perak memancar di depan dua petarung jurang dalam.
“Jangan lihat tuan tanah ini sebagai Bimon cacat. Aku juga seorang Pendeta Pembantai Naga dengan kekebalan sihir tiga elemen angin-air-api sekaligus ahli Kombinasi Nyanyian dan Pertempuran.” Liu Zhenhan tersenyum menunjuk ke Ksatria Ring di sampingnya: “Ini adalah...”
“Ksatria Ring—” Ksatria Ring yang mirip zombie menepuk zirah dadanya, menyambung kalimat bosnya dengan suara serak yang ekstrim. Membuat orang-orang di sekitarnya kaget.
Meskipun Gerain sudah berusaha menahan diri, garis alis bersisik putihnya tetap berkedut tak terkendali ketika mendengar istilah "Pendeta Pembantai Naga".
"Ini replika 'Kapak Dewa Petir'. Tapi masih cukup tajam." O'Neill mengayunkan kapak perang yang ditempa dari logam langka milik pemimpin pejuang amok, memperlihatkannya dengan bangga ke Gerain dan Hydra. (PS: Hampir setiap pemimpin pejuang amok mengklaim kapaknya sebagai "Kapak Dewa Petir", tapi sebagian besar cuma omong kosong.)
Hydra menatap kosong kilauan dingin yang sesekali menyapu mata kapak perang itu.
"Panah silang penghancur sihir armor-piercing, mata panahnya mengandung racun pusing laba-laba wajah manusia, dilebur dengan teknik khusus, sekali pakai. Sungguh perlengkapan terbaik untuk perjalanan atau membungkam saksi." Ruoerna mengangkat dua busur panah silang berantai di tangannya. Ning Yu ingin meniru gerakan keren itu, sayangnya tangannya tak kuat mengangkat.
Gerain tiba-tiba menyadari bahwa Naga Peri dengan senjata semacam ini juga sangat mematikan - apalagi Naga Peri bisa Teleportasi. Ditambah efek armor-piercing dan racun laba-laba wajah manusia...
"Wo di bo luo~ Wo di bo luo~" Burung beo kutukan itu menirukan nada bicara tuan tanah pasang surut dengan suara sumbang.
Yitiao tidak bisa berbicara, ia menggulung sebilah pisau cukur yang diambil dari pelana punggungnya dengan ujung sayap – pisau sabit besar yang sangat murah itu. Ujung sayap lainnya terus menggambar simbol-simbol magis misterius di udara, cahaya api sihir berkedip-kedip. Seolah takut orang tidak tahu ia bisa menggunakan sihir.
Grenn dan Hydra menatapnya lama, akhirnya memahami satu hal. Burung raksasa berbulu jarang penuh luka yang mencolok ini sedang memberitahu mereka bahwa ia juga memiliki Kemampuan Ganda Sihir dan Tempur. Kemudian dua petarung kuat itu teringat ucapan tuan tanah Bimon kemarin, bahwa burung raksasa bernama Bangau Api ini baru saja membuat seekor Naga Emas menjadi cacat sehari sebelumnya.
Meskipun dua petarung dari jurang laut ini tidak takut pada Naga Emas, mereka tetap membayangkan: seandainya mereka yang membuat naga emas cacat, apakah masih bisa bangun keesokan harinya?
Jangan-jangan ini burung phoenix yang sedang menderita disentri? Bibir Fegao si penguasa pasang surut mulai gemetar.
"Senjataku adalah pohon kelapa..." Hampir semua orang telah memperkenalkan diri ketika prajurit Banan Republic Fegao berkata dengan malu-malu. Ia memegang-megang tongkat raksasa di tangannya dengan canggung, lalu menambahkan penjelasan yang justru semakin mencurigakan: "Sebenarnya aku punya jangkar besi, tapi tidak kubawa..."
Liu Zhenhan tertawa, dua petarung kuat itu ingin menangis.
Kakatua Raksasa terbang mendekat, dengan angkuh mendarat di cakar Tuan Pasang Surut, membersihkan bulunya dengan sombong lalu mulai memaki——ini adalah satu-satunya senjata yang dimilikinya.
Tuan Pasang Surut menatap makhluk kecil ini. Hanya dengan mengepal cakarnya, ia bisa merobek tubuh burung itu. Meski terlintas keinginan itu, ia tak melakukannya. Setelah burung beo terbang pergi, tiba-tiba ia merasa ngeri dengan pikiran yang sempat muncul tadi.
"Sepertinya Hydra ini terluka..." Daisy menggendong anak babi sambil tertawa terbahak-bahak melihat Hydra berkepala sembilan yang kini hanya menyisakan tiga kepala. Ia berkata pada bos: "Bagaimana kau bisa mengalahkan Hydra seperti ini? Luar biasa! Ini kan Hydra Badai!"
Hydra memang terluka ringan. Liu Zhenhan hanya menyentuh wajahnya dengan prasasti, nyawanya langsung terancam 70%.
"Keberuntungan, murni keberuntungan. Kekuatan Hydra jauh melebihi saya. Saya hanya menggunakan 'Lagu Penyerap Kekuatan' untuk menyedot dua pertiga kekuatan sepuluh Prajurit Paus, lalu menggandakan atribut melalui Transformasi Liar. Kebetulan Hydra ini menerjang ke depan, dan kebetulan ada prasasti di tangan..." Liu Zhenhan menjelaskan dengan rendah hati.
“Tiga kepala ular Hydra yang tersisa menggigil kedinginan. Untungnya batu prasasti tidak terlalu keras sehingga hancur, seandainya batu ini cukup kokoh — ditambah kekuatan sepuluh paus — mungkin sekarang sudah meninggal dunia, sekalipun punya banyak tubuh terpisah.”
Gerin dan Hydra saling memandang, keduanya menunjukkan keinginan untuk kabur.
“Pikiran ini tidak cocok untuk dua kesatria hebat, hehe... Kecepatan kalian berdua tidak bisa menyaingi kami. Kenapa peliharaan magisku justru jenis yang bisa terbang?” Liu Zhenhan langsung membaca niat mereka, menyeringai dingin.
“Kami memang tidak bisa mengalahkan kalian, tapi jangan terlalu sombong.” Mata Gerin berputar-putar licik, tertawa aneh: “Pulau kecil ini sebenarnya adalah medan kurungan, hanya bisa masuk tidak bisa keluar. Apa bedanya kalian dengan kami? Sama-sama terkurung selamanya.”
Liu Zhenhan memalingkan pandang ke Ruoerna, ahli dalam studi formasi magis.
“Dari udara, tempat ini terlihat seperti lautan berkabut. Tanpa perintah batin Guo Guo, kami tidak tahu ada pulau di bawah. Apa yang dikatakannya benar, ini memang medan kurungan magis. Jenis formasi magisnya masih belum jelas.” Ruoerna mengangguk, tersenyum tipis: “Tapi jangan lupa, aku tetap seekor Naga Peri.”
“Yitiao, coba terbang ke atas.” Liu Zhenhan melambai ke Bangau Api.
Yitiao melesat ke udara sambil menggulung sabit besar. Terjebak di ketinggian puluhan yard, beberapa kali mencoba meneruskan terbang namun akhirnya jatuh ke tanah sambil menggelengkan kepala.
"Hehe... Bukankah aku sudah bilang?" Gerren tertawa gembira: "Jangan paksa kami, kami tetap adalah Hydra dan Gerren. Jika benar-benar bertarung, konsekuensinya akan parah. Lebih baik kita bersama-sama mencari cara untuk memecahkan segel ini."
"Kau anggap aku idiot atau dirimu sendiri yang idiot?" Liu Zhenhan tersenyum.
"Apa maksud Anda?" Panglima Pasang Surut tampak ragu.
"Apakah kalian berdua punya kebiasaan mengumpulkan harta atau senjata?" tanya Liu Zhenhan.
"Kami bukan bangsa naga," Gerren menggelengkan kepala.
"Lalu buat apa bicara panjang lebar?" Lao Liu menyeringai: "Bersiaplah, jangan bilang tak kuperingatkan - saat kami menyerang, perhatikan baik-baik apakah ada Naga Peri yang bersiap menyergap dari belakang... Efek pusing racun laba-laba wajah manusia..."
"Tunggu!" Panglima Pasang Surut buru-buru berkata: "Bagaimana jika kuberi rahasia sebagai gantinya? Tentang kalian kaum Bimon!"
"Berhenti!" teriak Liu Zhenhan. Yitiao yang sedang meluncur dengan sabit besar langsung mengerem di udara.
"Bicaralah!" Lao Liu menunjuk Panglima Pasang Surut.
"Bersumpah dulu! Jika kuungkap rahasia ini, lepaskan kami berdua!" pinta Gerren.
Lao Liu dengan wajah serius mengikuti permintaan itu.
“Sebenarnya kerjasama kita adalah yang terbaik, karena membuka larangan ini menguntungkan bagi kita semua...” Gerein memanfaatkan setiap kesempatan untuk terus membujuk Lao Liu.
“Jangan banyak omong!”
“Tahukah Anda mengapa serangga besar itu hanya bisa menjadi magang Anda, bukan peliharaan magis?” Tuan Tanah Pasang Surut menarik napas panjang, perutnya naik turun hebat.
“Mengapa?”
“Karena serangga ini bukan monster, dia sama seperti kalian - juga seorang Bimon.” Gerein tertawa aneh sambil menyunggingkan senyum penjilat.
“Omong kosong!” Liu Zhenhan mendengus dingin, menancapkan tombak-T di tanah lalu duduk di Zirah Pelat Perak. Setelah serangkaian gerakan menutup yang memusingkan, muncul seorang prajurit perak membawa perisai berat dan bola meteor. Zirah perak dengan formasi magis penutup ini memang senjata andalan St. Francis, bisa menyesuaikan ukuran tubuh pemakainya. Lempengan berlebih di punggung membentuk cangkang seperti kura-kura, tidak mengganggu gerakan.
Lao Liu melakukan terjungkir balik, merasa zirah ini cukup bagus. Meski agak kaku, desain persendiannya optimal dan sangat pas di badan. Perisai di lengan yang patah masih bisa dipakai karena terintegrasi dengan zirah.
Lao Liu tiba-tiba menyadari lengannya yang terputus sama sekali tidak terasa sakit, malah ada sensasi seperti belatung merayap di dalamnya.
"Aku bicara jujur! Aku bersumpah dengan seluruh hidupku! Semua yang kukatakan benar! Serangga ini termasuk yang di belakangmu itu, mereka memang bagian dari ras Bemon kalian! Mereka adalah Bimon Serangga kalian - Bangsa Kupu-kupu Wanfuri! Pikirkan! Mengapa dia hanya bisa menjadi muridmu bukan peliharaan magis? Pasti ada alasannya!" Gerain berteriak sekuat suara tsunami dengan kecepatan angin topan sebelum si Bemon di depannya sempat bertindak.
Sabit besar Yitiao menghujam ke tanah dengan bunyi "guang lang" dari langit, diikuti suara hirupan napas seperti lima sapi penderita asma di sekelilingnya.
Bab 106: Sejarah yang Penuh Luka dan Kesedihan Mutlak
Bimon Serangga telah hampir punah dalam Perang Dewa-Iblis sepuluh ribu tahun lalu. Satu-satunya keturunan yang tersisa sekarang adalah Bangsa Belalang Sembah Suku Hijau, yang juga terancam punah dengan populasi menyusut. Tiba-tiba muncul bangsa kupu-kupu Wanfuri yang belum punah, bagaimana mungkin ini tidak membuat orang gila.
Lao Liu menoleh melihat O'Neill, mulut penyair kuda nil itu menganga lebih lebar dari baskom.
Hal ini benar-benar melampaui imajinasi semua orang.
10.000 tahun yang lalu, kata "Bimon" sama seperti "Elf", "Kurcaci", "Raksasa", hanyalah istilah untuk menyebut ras. Akhiran "Bangsa Manusia Berbulu" baru populer seribu tahun lalu - karena sejak saat itu, Kerajaan Bimeng hanya tersisa Bimon dari ras binatang.
Sebenarnya, banyak sarjana manusia yang ketat mempertanyakan Bimon yang pernah jaya di Benua Aigean. Mereka meragukan kepunahan Bimon Serangga dalam sejarah, sebagian besar berpendapat - dengan kemampuan reproduksi dan adaptasi bertahan hidup Bimon Serangga, secara logika mustahil mereka punah.
Dasar argumen para sarjana manusia ini adalah: bahkan setelah bencana besar seperti letusan gunung berapi, tsunami, atau gempa bumi, semut atau serangga kecil sejenis tetap muncul. Lalu bagaimana mungkin seluruh Bimon Serangga musnah oleh perang yang kejam?
Banyak sarjana bahkan setelah melakukan berbagai penelitian, dengan serius berpendapat - kepunahan Bimon Serangga disebabkan oleh pembantaian internal dari Bimon binatang, bukan akibat pembersihan ras oleh Bangsa Iblis.
Kesimpulan ini menjadi salah satu alasan utama manusia menyerang Bimon sebagai binatang yang tidak beradab, dan sangat diterima luas.
Jika para sarjana ini bertanya kepada Pendeta Feilengcui Tuan Richard, pasti jawaban Lao Liu adalah sebuah tamparan keras - ini sudah pasti.
Sama seperti Bangsa Manusia Berbulu dan hewan adalah dua hal yang sama sekali berbeda, Bimon Serangga juga merupakan konsep yang berbeda sama sekali dengan serangga. Mereka semua adalah makhluk humanoid hidup yang memiliki kecerdasan sendiri, bahasa sendiri, dan hanya memiliki beberapa karakteristik yang mewakili suku mereka. Setelah evolusi selama ratusan juta tahun, kemampuan reproduksi Bimon Serangga sama dengan semua Bimon, termasuk manusia. Mustahil jika mereka bisa melahirkan puluhan ribu keturunan sekaligus seperti serangga - meskipun perut seseorang sangat besar, mana mungkin bisa memuat sepuluh bayi? Apalagi fisik Bimon Serangga termasuk yang paling lemah di Kerajaan Bimeng, hal ini bisa dilihat dari satu-satunya klan yang tersisa yaitu Klan Hijau.
Umur Bimon setara dengan manusia, tidak lebih dari seratus tahun. Hampir semua Bimon seperti ini kecuali Suku Model. Baik Bimon Burung maupun Bimon Air demikian, Bimon Serangga juga demikian, apalagi Bangsa Manusia Berbulu. Meskipun ada perbedaan individu, pasti tidak akan terlalu ekstrim.
Bimon tetaplah Bimon. Mereka adalah ras cerdas yang memiliki tulisan, bahasa, dan adat istiadat hidup yang unik!
Teriakan burung beo nakal yang terus-menerus "Gua kawin～ Gua kawin～" mengembalikan kesadaran Lao Liu ke realitas.
"Gerryen, beri tahu aku, mengapa ada Bimon Serangga di sini!" Tidak hanya Liu Zhenhan yang ingin tahu, semua orang yang hadir juga ingin tahu. Meskipun satu-satunya Bimon sejati di sini hanyalah O'Neill seorang.
"Perkataan ini agak panjang ceritanya." Tuan Pasang Surut Gerouin melihat lawannya tidak berniat bertindak, hatinya merasa lega: "Aku dan Hydra sudah lama dipenjara di sini, kami tak bisa menghitung waktu. Sekarang hanya ingat saat pertama kali dipenjara adalah tahun 484 Kalender Sampa, tahun itu persis seribu tahun sejak suku Monyet Bimon memisahkan diri dari Kerajaan Bimeng."
"Bimon suku Monyet? Hehe, sekarang harusnya disebut manusia." O'Neill tertawa. Sebagai penyair pengelana Bimon yang ulung, dia masih mengetahui sejarah ini.
"Sekarang musim dingin tahun 115 Kalender Aegean, dikonversi ke kalender kuno, seharusnya tahun 2115 Kalender Sampa." Liu Zhenhan berkata dingin: "Kalian dan Hydra sudah lama sekali di sini!"
Sejak zaman kuno, Benua Aegean mengganti era baru setiap 2000 tahun. Sampai manusia mulai menguasai Benua Aegean, untuk memudahkan penyusunan sejarah, ditetapkan 10.000 tahun sebagai satu unit era. Era sebelum Kalender Aegean disebut Kalender Kuno Aegean. Seratus lima belas tahun lalu, kalender kuno tepat genap 10.000 tahun. Kalender Aegean sekarang adalah era baru.
Hydra dan Gerouin bukan hanya dipenjara cukup lama, tapi sudah lebih dari 1500 tahun.
"Hidup ini... Aku tak bisa menahan rasa kagum... Ternyata sudah lebih dari seribu tahun!" Tuan Pasang Surut Gerouin sendiri juga terkejut besar.
“Dari ucapanmu tadi yang bilang pernah bertarung dengan pendeta bangsa laut kami, apakah kamu sudah berusia lebih dari lima ribu tahun?” Liu Zhenhan memutar matanya.
“Aku juga tidak tahu. Mungkin iya. Umur biasanya cuma sampai empat ribu tahunan, mungkin karena seribu tahun terakhir ini terus tertidur, jadi melebihi batas?” Tuan tanah pasang surut terlihat agak sombong.
“Percaya tidak kalau kubuat umurmu habis hari ini juga?”
“Ehem-ehem... Mari lanjutkan topik kita tadi...” buru-buru pura-pura batuk dua kali menghindari topik sensitif ini: “Dulu sekali, aku dan adalah dua penguasa di perairan ini, hidup enak. Pulau kecil ini adalah habitat kami, seperti naga di daratan yang suka menguasai gunung, dan juga punya wilayah sendiri. Bangsa naga darat suka menyendiri, tapi penguasa lautan lebih suka bersatu, seperti kerang yang menempel di karang, kami rasa ini membuat kami lebih kuat. Di era Perang Darat-Laut, kekalahan bangsa laut dari Benua Aigean punya banyak sebab, selain kematian ahli sihir pencabik badai pembuat 'formasi pisah-air', ada juga jasa kami berdua. Kami berdua memanfaatkan serangan besar-besaran pasukan bangsa laut ke daratan, benar-benar berkuasa di dasar laut untuk waktu yang lama.”
“Kenapa kalian tidak ikut berperang? Harus kalian ketahui, kalian berdua juga termasuk dalam kubu makhluk laut.” Liu Zhenhan bertanya.
“Untuk apa? Bukankah berkembang di lautan sama saja? Bangsa naga di permukaan begitu perkasa, dunia daratan bisa merasakan kekuatan elemen yang berbeda, klan naga bisa mengembangkan multi-unsur dalam kemampuan sihirnya, apalagi masih ada makhluk kuat lainnya. Contohnya burung api Anda ini, elemen api yang bergelora di tubuhnya membuatku terkejut! Sedangkan para penguasa lautan kami, karena keterbatasan lingkungan laut, sejak lahir hanya bisa memahami dan mempelajari sihir air dan angin. Jadi kami cukup tahu diri.” Geryon tertawa terkekeh-kekeh: “Jauh sebelum Perang Darat-Laut, aku dan Hydra sudah terkenal di perairan ini. Bangsa laut pernah mengepung kami, tapi dengan bantuan sihir Unsur Angin, kami bisa kabur jika kalah. Lautan begitu luas, mereka tak bisa berbuat apa-apa.”
“Kabur jika kalah? Hehe... Benar-benar pantas disebut penjelmaan sang Penipu, liciknya minta ampun!” Liu Zhenhan tertawa.
“Akhirnya bangsa laut mencari jalan tengah dengan memberi kontribusi. Kontribusi berupa...” Kali ini Geryon tidak berani tertawa, bergumam pelan: “Makanan itu... adalah Bimon Serangga yang kalian lihat ini.”
“Bukankah Bimon Serangga sudah punah sejak era Perang Dewa dan Iblis sepuluh ribu tahun lalu? Dari mana bangsa laut mendapatkan orang kupu-kupu?” Liu Zhenhan heran.
"Bukan hanya Suku Kupu-Kupu, tapi juga Suku Sikade dari kalian." Grenn mencibir, "Apakah Anda lupa? Di antara Bimon Serangga, yang paling ahli terbang adalah Suku Kupu-Kupu Wanfurui dan Suku Sikade! Pada era gelap pembersihan besar Bangsa Iblis, terdapat suku pengungsi berjumlah sekitar 30.000 orang yang terdiri dari kupu-kupu dan jangkrik, melarikan diri ke pulau kecil di permukaan laut. Karena ketakutan akan pemusnahan etnis dan kematian dari Bangsa Iblis, mereka menggunakan kecerdasan untuk mengatasi kelemahan jarak terbang yang pendek, melalui pulau-pulau yang tersebar seperti bintang, bergerak selangkah demi selangkah ke laut lepas dan memasuki wilayah Bangsa Laut - Dalam proses migrasi besar ini, separuh populasi tewas tenggelam di laut karena kehabisan tenaga, arus udara, dan pengaruh cuaca di tengah perjalanan."
"Suku Sikade jangkrik?" Liu Zhenhan dan orang-orang di sekitarnya saling memandang bingung.
Benar-benar satu demi satu barang antik yang terungkap.
Membahas Suku Sikade jangkrik, tidak bisa tidak menyebutkan gelar yang terpaksa dihapus dalam hierarki Pendeta Altar Bimon - "Nabi Langit Biru".
Gelar ini sebenarnya setara dengan "Pendeta Besar Wian", sebuah gelar imam yang hanya dimiliki oleh shaman terbaik dari pendeta bangsa Cicada Skaid. Gelar ini melambangkan kebanggaan seluruh Bimon Serangga - seperti diketahui umum, cicada memiliki julukan "zhiliao" (pengetahuan luas) karena nama mereka menyiratkan kebijaksanaan universal. "Nabi Langit" menjadi idola spiritual bagi Bimon Serangga yang fisiknya lemah. Namun "Nabi Langit" juga merupakan kebanggaan seluruh ras Bemon, karena hanya mereka yang dapat menguasai kekuatan elemen langit dan bumi sekaligus. Selain "Nabi Langit" dari bangsa Cicada, tidak ada pendeta Bemon lain yang mampu menggunakan "Lagu Tanduk Singa Badai" dan "Lagu Air Mata Starbuck" - inilah kompensasi terbaik dari Dewa Perang yang adil bagi Bimon Serangga yang paling lemah fisiknya.
"Lagu Tanduk Singa Badai" merepresentasikan kekuatan langit, mampu memanggil "kilat rantai" yang dapat menyambar empat target secara berurutan.
"Lagu Air Mata Starbuck" merepresentasikan kekuatan bumi, mampu memanggil "elemen tanah" yang kuat untuk membantu pertempuran.
Sejak kepunahan seluruh Bimon Serangga 10.000 tahun silam, kedua lagu perang ofensif ini pun menghilang - sekalipun masih ada, tidak ada lagi pendeta yang mampu menggunakannya.
"Nyanyian Perang Bangsa Behemu saat ini, selain melatih 'Hex Chant' - 'Song of Power Drain' hingga tahap ketiga, atau menggunakan metode pembakaran nyawa untuk memanggil 'Kilat Berantai Nebula', tidak lagi memiliki nyanyian perang ofensif dalam repertoar Bimeng."
"Di mana Bangsa Skyd sekarang?" Liu Zhenhan mengaum kepada Grimace, Tuan Tanah Pasang Surut yang tertegun.
"Di lembah sebelah sana..." Grimace menunjuk dengan cakarnya ke arah bukit yang tertutup pepohonan di kejauhan sebelah kiri Liu Zhenhan.
Lao Liu memiringkan kepala, O'Neill segera memahami isyarat itu, membelah semak belukar dan hamparan bunga liar menuju bukit tersebut.
"Setelah masa pemulihan yang panjang, dua klan Bimon Serangga ini mulai melupakan kengerian Bangsa Iblis dan ingin kembali ke tanah air mereka di Benua Aigean. Namun karena pergerakan lempeng bumi, beberapa karang yang menjadi pijakan mereka telah tenggelam ke dasar laut. Sejak itu, kedua klan ini mulai menetap di permukaan laut." Grimace menghela napas dengan ekspresi berduka: "Nasib malang mereka pun dimulai... Bangsa Laut segera menemukan Bimon Serangga di pulau itu. Dengan fisik lemah mereka, bagaimana mungkin menandingi Bangsa Laut yang ganas? Jika bukan karena tentara reguler mereka tidak turun tangan, dan kemampuan terbang kedua klan ini, pasti sudah punah..."
“Apakah otoritas Bangsa laut tidak mengerahkan pasukan untuk membasmi mereka sejak awal?” Liu Zhenhan terlihat heran, kapan Bangsa laut menjadi begitu sopan.
“Awalnya tidak, mungkin menganggap Bimon Serangga ini terlalu remeh. Hanya beberapa pencuri dan tentara bayaran dari Bangsa laut yang spontan naik ke darat mencari keuntungan. Sekadar informasi, kecantikan gadis kupu-kupu memang sesuai dengan reputasinya.” Gerenic tertawa mesum kebiasaannya, lalu segera menahan diri.
“……Lanjutkan cerita utama……Lanjutkan cerita utama……Dua klan serangga ini hidup cukup sulit karena otoritas Bangsa laut tidak campur tangan, meski populasi berkembang lambat, tapi tetap bertambah. Setelah Perang Darat-Laut, Bangsa laut yang menderita kerugian besar di darat mulai melampiaskan amarahnya pada Bimon Serangga ini. Setelah beberapa pembantaian, populasi dua klan ini menyusut drastis. Saat itu, aku dan Hydra sudah mulai merajalela di Laut Xiya, jadi Bangsa laut menyerahkan sisa Bimon Serangga sebagai makanan kami……” Gerenic mengawasi ekspresi Bimon ini yang masih normal, lalu melanjutkan: “Meski aku dan Hydra juga menguasai sihir Unsur Angin dan bisa terbang, tapi mengejar kupu-kupu dan capung yang juga bisa terbang tentu tidak kami sukai. Jadi kami terus mengganggu di Laut Xiya, populasi Bangsa laut begitu banyak, pasukan mereka tidak bisa mengawasi semuanya.”
“Jika bangsa naga kami melakukan hal yang sama, tak ada negara di Benua Aigean yang bisa bertahan.” Daisy berkata dengan nada merendahkan.
“Ini benar.” Lao Liu sangat setuju dengan kekuatan perang gerilya ini, contohnya perampok pribumi di Dataran Liar Donau, apalagi dua makhluk kuat yang bekerja sama ini.
“Lebih dari seribu tahun lalu, kami bernasib sial.” Gerain mengerutkan wajah: “Sebuah armada dari Daratan Timur yang jauh, entah bagaimana caranya, membantu bangsa laut ini. Mereka menggunakan cara pengurungan aneh dengan menata karang di sekitar pulau kami menjadi formasi magis, hanya boleh masuk tidak boleh keluar. Ketika kami kembali, pulau ini menjadi penjara kami.”
“Armada dari Timur jauh? Apakah itu kapal pencari obat Yunqin?” Liu Zhenhan menoleh melihat Ning Yu.
“Dulu saat kami bisa membuat perjanjian lintas Tujuh Lautan dengan bangsa laut, kami memang membantu beberapa kerajaan laut mengurung monster kelas atas yang merusak. Detailnya aku tidak terlalu jelas, tapi selain kami, hampir tak mungkin ada yang berani melintasi wilayah laut ini. Menurut perhitungan waktu, itu pasti pekerjaan ahli strategi kapal pencari obat generasi pertama. Tuan Xu sekarang tak punya kemampuan itu.” Ning Yu menjelaskan: “Banyak formasi magis ahli strategi sudah hilang, termasuk formasi pengurungan ini.”
“Formasi magis seperti apa ini?” Ruoerna penasaran bertanya pada Ning Yu.
“Ini pasti formasi 'Delapan Gerbang Kunci Emas' yang paling termasyhur di Kekaisaran Yun Qin kita dulu. Tanpa memerlukan kekuatan magis, hanya dengan menempatkan benda di posisi berbeda, bisa menghasilkan kekuatan penahan yang ajaib.” Wajah Ning Yu terlihat berat.
Mendengar ini, alis indah Ruoerna pun berkerut.
“Kau... kau keturunan armada Timur itu?” Geruien menatap Ning Yu dengan bingung. Kemarahan, kebencian, dan kebuasan bergantian terpancar dari wajah monster itu.
“Lanjutkan, Tuan Tanah Pasang Surut kami. Bagaimana kau bertahan hidup?” Liu Zhenhan menunjuk ke ulat raksasa yang menggeliat tak jauh: “Mengapa saudara Bimon kita tetap dalam fase bayi? Atau... lebih tepatnya, bagaimana mereka bisa bertahan selama 1500 tahun dalam mulut kalian berdua?”
“Tentu kami takkan memakan Bimon Serangga yang sama malangnya dengan kami... Kami sama-sama menderita, jadi kami memilih tidur panjang.” Geruien berkata dengan penuh kesungguhan, sementara Xudela si ular berkepala sembilan di sampingnya mengangguk-angguk.
“Bodoh kau!” Liu Zhenhan naik pitam: “Ini peringatan terakhir. Jika masih bicara omong kosong, akan kuhancurkan kalian! Lihat cincin Tuan Kematian di tanganku? Ini akan mengurung kalian selamanya atau menghancurkan total!”
Yitiao mengeluarkan teriakan peringatan, gelombang elemen api yang pekat bergema di udara.
"Kebijaksanaanmu dapat menggantikan Sampa..." Tuan tanah Pasang Surut berbicara terburu-buru: "Aku dan Hydra jelas membutuhkan makanan, seperti makhluk hidup mana pun, tanpa makanan kami juga akan mati. Tidur panjang seperti hibernasi, dalam kondisi tak terganggu, bisa bertahan selama setahun. Dalam setahun kami harus bangun untuk makan sekali, setiap kali kami harus menelan lima puluh jiwa dan otak. Atau bisa menelan beberapa jiwa yang cukup kuat, untuk menjaga kesehatan kami. Bimon Serangga ini... adalah satu-satunya persediaan makanan kami..."
"...Kami juga tahu, melahap mereka semua sekaligus memang menyenangkan, tapi kami pasti akan mati kelaparan. Jadi kami memilih cara paling menyedihkan. Setiap kali bangun, hanya makan lima puluh... untuk mempertahankan konsumsi minimum..." Grimice menatap wajah Bimon ini, mencermati ekspresinya.
"Tampaknya kekuatan kalian berdua belum pulih 100%, haha. Bagus sekali!" Ruoerna menutupi mulutnya sambil tertawa kecil.
"Luar biasa... 1500 tahun, kalian telah memakan 75.000 Bimon Serangga kami, bagus... hebat... kalian sungguh penuh belas kasih..." Tawa Liu Zhenhan membuat dua penguasa jurang ini merinding: "Berapa jumlah Bimon kupu-kupu dan jangkrik yang dikorbankan untuk kalian dulu?"
"Total sekitar dua ribu lebih." Grimice menggerakkan bola matanya dengan cepat.
"Sekarang tersisa berapa?"
"Mungkin masih dua ribu."
“Ternyata kalian juga bisa menggembala ternak secara kurungan.” Liu Zhenhan mendengus dingin.
“Yang kami makan cuma sisa-sisa yang tua, lemah, sakit atau cacat. Hehe... Sebenarnya tindakan kami ini secara tidak langsung juga melestarikan garis keturunan Bimon, menunggu hari dimana Tuan Tanah membawa mereka kabur dari sini!” Gerain segera membela diri dengan lihai, sambil sedikit menjilat Liu Zhenhan dengan celetukan konyol khas Hao.
“Kenapa tidak kabur lewat formasi magis itu? Di sana ada formasi magis yang dibuat Bangsa Laut. Dengan kekuatan kalian, seharusnya mudah menggunakan sihir teleportasi itu?” Liu Zhenhan bertanya heran: “Apa formasi magis itu juga dikenai larangan?”
“Tidak semudah itu! Itu adalah teknik rahasia eksklusif Putri Duyung 'Water Well Transmission'. Syarat aktivasi sangat ketat, hanya Putri Duyung berdarah murni yang bisa mengaktifkan formasi teleportasi.” Gerain mengerutkan wajah pahit.
“Kalian berdua benar-benar bodoh. Kenapa tidak menyergap di sekitar formasi magis, tangkap saja seorang Putri Duyung.” Liu Zhenhan menghela nafas.
“Kami terlalu kelaparan, setiap kali bangun dan menghabiskan 'makanan', paling lama hanya bisa bertahan seminggu waktu aktivitas sebelum harus masuk hibernasi lagi. Selain itu, bangsa laut di formasi magis bawah juga bisa merasakan apakah kami terbangun atau tidur. Mereka sangat licik!” Tuan tanah pasang surut mengayunkan cakarnya dengan penuh amarah: “Mereka benar-benar menjengkelkan! Setiap tahun mengirimkan para petarung kuat yang sulit dihadapi dan baik hati ke sini dengan 'barrier sangkar logam' terkutuk mereka! Lalu membangunkan kami dengan suara siput laut yang menusuk telinga, memaksa kami membantu memecahkan masalah mereka, baru dengan santai mengambil kembali peninggalan para petarung itu.”
“Apakah 'barrier sangkar logam' putri duyung ini umum digunakan?” Liu Zhenhan bertanya dengan kesal, dirinya sudah terlalu sering dirugikan oleh sangkar ini.
“Setiap kali raja putri duyung dinobatkan, sebagai berkat dewa laut, barrier mereka otomatis berubah menjadi 'barrier sangkar logam'. Memang barrier ini sangat kuat, tapi tidak terlalu sulit untuk diatasi.” Gerein terkekeh-kekeh aneh, melihat raut wajah tuan tanah Bimon berubah, ia segera berhenti tertawa: “Lucunya, mungkin karena takut diketahui orang atau alasan lain, mereka malah memberi kami gelar 'Utusan Dewa'!”
“Mengapa Ai Wei'er tidak pernah menyebutkan hal ini sebelumnya?” Liu Zhenhan menggeretakkan giginya.
"Rahasia seperti ini tidak akan diberitahukan pada putri, hanya para putra mahkota yang berhak tahu." Grenin tersenyum lebar: "Kontribusi kami dalam hal ini memang tidak terlalu terpuji, meski sudah ribuan tahun berlalu, harga diri tetap harus dijaga. Bukankah pria perkasa itu sedang menggendong seorang putri duyung? Apakah kita seharusnya..."
"Sayang sekali, jiwa Aiveer sudah dipindahkan. Kalau tidak, kita bisa langsung pergi dari sini dan mengobrak-abrik dasar laut." Liu Zhenhan menatap sedih ke arah Xiao Ai yang terbaring di pelukan Fegao.
"Pemindahan jiwa?" Grenin tertegun: "Kemampuan itu hanya dimiliki adipati Siren ke atas! Apa urusan Bangsa Laut Alis datang ke wilayah Xiya?"
"Siren dan putri duyung telah bersekongkol untuk menyerang Benua Aigean bersama." Liu Zhenhan melirik tajam ke arah Panglima Pasang Surut dan monster berkepala sembilan, pandangan itu membuat kedua penguasa gemetar.
"Mungkin Bangsa Laut Xiya takut putri duyung ini membawa kita kabur, makanya mereka melakukan ini." Grenin menatap penuh penyesalan ke tubuh Aiveer yang terlihat seperti tertidur panjang.
“Memang benar demikian. Tapi mungkin ada alasan lain, bajingan-bajingan itu tidak bisa membunuhku, tapi mereka ingin menghancurkan diriku. Aku dan Ai Wei'er adalah tubuh ganda, selama jiwa mereka dihancurkan, aku akan mati total, tapi mereka kecewa.” Suara Liu Zhenhan dingin membeku seperti salju abadi di pegunungan Himalaya: "Tampaknya kita belum mudah mati."
Sambil berbicara, dia teringat sesuatu. Ditepuknya kancing salib di dadanya untuk melepas Zirah Pelat Perak, kemudian mencungkil Mutiara Racun Fei Wenli dari kalungnya yang bisa mengawetkan mayat selama ribuan tahun, menyuruh Ning Yu memasukkannya ke mulut Ai Wei'er.
"Putri duyung dan Paduka adalah tubuh ganda..." Bahkan Ge Rui'en memutar matanya, dalam hati mengumpat bagai bunga indah tertancap di tai.
"Anda juga makhluk kuat, seharusnya punya pengetahuan sihir yang luas. Aku ingin bertanya, tahukah cara memindahkan jiwa kembali ke tubuh aslinya?" Liu Zhenhan bertanya sopan pada Ge Rui'en ini.
Tuan tanah pasang surut itu dengan tajam menyadari, jika tidak bisa menjawab pertanyaan ini, nasibnya mungkin akan sangat mengenaskan.
"Pemindahan jiwa... sebenarnya aku juga bisa melakukannya... tapi saat ini kekuatan magisku belum cukup..." Kilatan kelicikan yang sulit ditangkap mata muncul di sorot mata Ge Rui'en.
"Kamu adalah penelan jiwa, bukan pemindah jiwa, keduanya tidak bisa disamakan. Dalam prinsip dasar sihir, sama sekali tidak perlu bagimu untuk menipu Imam Bemon." Liu Zhenhan menatap tajam Penguasa Pasang Surut, Gerin merasa tidak nyaman di bawah pandangannya.
"Anda benar, menelan jiwa dan memindahkan jiwa adalah hal berbeda... Menggunakan lingkaran cahaya pengendali jiwa untuk memindahkan jiwa seseorang adalah kemampuan khusus keluarga kerajaan Siren dari suku Alisyah. Sihir ini digunakan Siren untuk menghukum pengkhianat. Sangat sulit bagi satu tubuh menampung dua jiwa, penderitaannya mengerikan seperti memaksa dua kaki masuk ke dalam satu sepatu bot. Bahkan jika dua jiwa bisa hidup berdampingan, akan menyebabkan siang hari milik satu orang, malam hari milik orang lain. Salah satunya hanya bisa menyaksikan tanpa bisa berbicara di sisa waktu. Sungguh jahat! Sihir pengutuk ini bahkan tidak bisa dipulihkan oleh Siren, karena sihir pengendali mereka hanya bisa mengontrol satu jiwa sekaligus. Jika digunakan pada inang berdua jiwa, akan langsung mendapat balasan kekuatan elemen. Kira-kira... mungkin... tidak bisa dikembalikan..." Gerin menjelaskan dengan jujur.
“Omong kosong!” Ruoerna menyeringai: “Kau terkurung terlalu lama, prinsip sihir itu bulat! Saat bangsa iblis menyerbu daratan dulu, mereka juga menggunakan mantra kontrol mental seperti 'Kontrol Arwah'. Sekarang di antara manusia, Pastor menggunakan sihir suci yang memiliki 'Pemulihan Suci' untuk memulihkan!”
“Hanya kemungkinan, tidak mutlak. Sihir ini bergantung probabilitas.” Gerren juga menyeringai: “Kontrol Arwah Siren memang sangat hebat.”
“Sihir sampah ini hanya bisa menindas orang tanpa peralatan anti-sihir. Dengan satu saja peralatan anti-sihir, jiwa takkan mudah dikontrol. Sihir ini sungguh jahat!” Daisy berkata dengan geram.
“Ada kesempatan saja sudah cukup.” Liu Zhenhan tertegun sejenak, lalu berkata datar. Dalam hati ia bersumpah harus mendapatkan peralatan anti-sihir! Perlengkapan prajurit Feilengcui terlalu buruk, bahkan zirah Ksatria Kuil pun tak ada proteksi magis. Dou Qi Gatanie juga tak bisa menahan, apalagi anak buah kecil.
“Bos...” O'Neill berlari tergopoh-gopoh kembali, teriaknya terdengar dari jauh: “Ketemu! Aku menemukan mereka! Benar ada orang kupu-kupu dan orang! Tapi mereka takut mendekat...”
“Berapa orang?” tanya Liu Zhenhan.
“Tidak tahu, yang pasti banyak... Banyak serangga begitu melihatku, mendengar bahasa Bimon kaku yang kugunakan, tiba-tiba berubah menjadi sekumpulan Bimon ras（）, kemudian hehe... Mereka bahkan berbicara dalam bahasa Bimon kuno!” Suara penyair kuda nil gemetar karena.
“Dari mana mereka dapat kemampuan ini? Bagaimana mungkin orang dewasa bisa berubah menjadi bentuk larva?” Liu Zhenhan agak pusing.
“Ini kemampuan ras——‘Dong Chong Xia Cao’（）, di musim panas mereka juga bisa berubah menjadi tumbuhan.” menjelaskan dengan sikap menjilat ke tuan tanah.
“Sial, berapa tahun telah berlalu? Rupanya kita bahkan lupa kemampuan ras, brengsek!” Liu Zhenhan menyipitkan mata memandang Penguasa Ombak: “Apa kemampuan ras kupu-kupu?”
“Tuan tanahku, kemampuan ras Bimon kupu-kupu adalah ‘Mata Kebenaran’, bisa melihat tembus segala siluman, tadi... Aneh, bagaimana mungkin seorang kupu-kupu bisa melepaskan kilat?” akhirnya teringat hal ini, menatap bodoh ke serangga besar yang menampung jiwa.
“O'Neill, pimpin jalan di depan.” Liu Zhenhan menunjuk lembah itu ke penyair kuda nil, lalu menunjuk dan, “Dua idiot, ikut aku.”
“Dua Naga Peri terbang hingga jarak seratus yard dari Gerren dan monster berkepala sembilan, menggoyangkan busur panah silang berantai di tangan mereka. Dua penguasa jurang ini hanya bisa memutar mata, tapi pada jarak ini mereka tak bisa berbuat banyak. Serangan fisik jelas tak bisa menyaingi Naga Peri yang memiliki ‘Teknik Terbang Naga Bawaan’ dan ‘Teleportasi’. Apalagi sihir, meski kena juga tak berguna. Justru dua busur panah silang berantai armor-piercing di tangan Ruoerna yang membuat Hydra dan Gerren merinding.”
“Sepuluh ribu tahun terlalu lama, aku hanya memperebutkan saat ini.” Liu Zhenhan tiba-tiba membacakan puisi.
Mendengar ini, ulat besar di pelukan Fegao menggeliat dengan ganas.
“Serahkan padaku.” Liu Zhenhan berkata pada Gao Fei.
“Tidak.” Prajurit Paus berkata dengan keras kepala. Dia baru saja kembali dari berendam, tubuhnya masih basah kuyup.
“Dia agak kurang ajar.” Kuda nil Onir menyeringai: “Otot-otot ini jelas dipersiapkan untuk menerima tebasan pedang.”
“Apakah kau ingin menantang harga diriku?” Prajurit Banilu Fegao marah.
Tiga busur panah silang berantai yang memancarkan cahaya biru tua langsung mengarah padanya, dan ulat itu pun berpindah ke pelukan Liu Zhenhan.
Seekor buaya berekor pendek tiba-tiba merayap ke darat. O'Neill bersiap menginjaknya, namun mulut buaga itu terbuka. Guo Guo terbaring di atas lidah lembut buaya sambil tersenyum padanya. Buanga malang ini sudah tak bergigi sama sekali. Setelah dilihat lebih seksama, hidungnya tampak miring dan matanya berkerut.
Dua petarung jurang dalam yang diawasi ketat oleh Bangau Api, Naga Peri, dan Ksatria Ring Wraith tak kuasa berkomentar dalam hati melihat adegan ini: "Demi DiBoluo! Keluarga macam apa ini?!"
Bab ke-107 Murid Jenius Mutlak
Pulau yang sunyi, udara yang senyap. Di puncak musim dingin namun bunga gunung mekar meriah, hamparan hijau subur menjauh ke kejauhan.
Patung-patung dewa batu berserakan di mana-mana, diselingi formasi karang merah menyala yang unik dan raksasa, mencuat dari balik rimbunan hutan hijau.
Jika bukan karena ditemani Grendel dan Hydra yang berwajah sangat mengerikan, Liu Zhenhan merasa seperti sedang berjalan dalam lukisan pemandangan alam.
Kaki Lao Liu terluka saat menendang "Kandang Logam", sekarang jalannya sedikit pincang, semakin mirip penyandang disabilitas. Dulu Lao Liu pernah iri melihat karakter kakek satu lengan di serial TV "Huo Yuanjia" dan Li Tieguai di "Delapan Dewa", tak menyangka mimpinya terwujud secepat ini.
"Melihat sorot mata tuan tanah ini seolah tertahan pada replika karang palsu yang indah dan unik, Panglima Pasang Surut Gerain buru-buru menjelaskan: "Ini kami dan Hydra angkat dari dasar laut."
"Mengapa harus memindahkan terumbu karang dari dasar laut ke sini?" Ruoerna juga tak tahan melihat sekeliling dengan penasaran.
"Untuk hiasan! Patung-patung batu dewa itu juga. Ini pulau kami dan Hydra, rumah kami. Masak tidak perlu ditata agar lebih indah?" Panglima Pasang Surut menyeringai licik.
"Tak kusangka kalian dua makhluk buruk rupa ini juga bisa menghias rumah?" Daisy memandang Gerain dengan tak percaya. Panglima Pasang Surut yang berwajah garang dan bertubuh bengis memang sama sekali tidak terlihat seperti penikmat keindahan.
"Apa menurutmu kami Gerain hanya pantas melahap jiwa, lalu mengaum di atas tumpukan mayat, lebih baik lagi dibungkus kegelapan pekat, menghias senja dengan darah dan tengkorak?" Panglima Pasang Surut mencibir: "Apresiasi keindahan itu sama bagi semua ras. Kami pun demikian. Bukan berarti yang jelek wajib menyukai hal buruk. Logika macam apa itu."
Liu Zhenhan hanya memandang Gerain dalam diam tanpa berkata-kata.
“Pada masa awal, ketika Bangsa laut menyerahkan orang kupu-kupu suku Yuanfurui dan orang jangkrik suku Sikaide sebagai upeti kepada kami, aku dan Hydra awalnya tidak langsung memakan mereka. Alasan utamanya adalah karena keterampilan orang kupu-kupu dalam merawat tanaman benar-benar luar biasa. Makhluk hidup mana pun selalu menyukai keindahan, tak terkecuali aku dan Hydra. Kami menyukai sinar matahari, menyukai bunga-bunga indah, kami tidak suka kegelapan dan kedinginan, kami benci segala sesuatu yang buruk rupa, benar-benar membenci.” Tuan tanah pasang surut menggaruk lehernya dengan cakar: “Meski penampilan aku dan Hydra agak kurang menarik, tapi kami punya keindahan dalam diri.”
Kalimat ini membuat semua orang tertawa terpingkal-pingkal.
Setelah menempuh rawa-rawa yang dipenuhi semak-semak bunga mawar, sebuah bukit batu setinggi sekitar 60 Ren dan sepanjang 150 Ren muncul di hadapan Liu Zhenhan. Di kaki bukit terbentang hamparan rumput lembut bak permadani. Dari bukit mengalir gemericik air terjun kecil seperti pita perak, yang bermuara di kolam seluas sekitar 400 persegi Ren. Di permukaan kolam terapung teratai dan enceng gondok, dengan bunga lotus merah muda dan bunga enceng gondok putih bertebaran bagai bintang.
Ada sebatang pohon willow kolam yang tinggi dan mati berdiri di depan kolam. Pohon willow kolam besar yang memerlukan lima orang untuk merangkul ini mungkin telah mati sejak bertahun-tahun lalu, kulitnya berubah menjadi warna perak gelap yang hanya terbentuk setelah terpaan cuaca. Di cabang-cabang pohon willow tak berdaun ini, bertengger ribuan kupu-kupu besar yang indah. Tubuh kupu-kupu ini sebesar telapak tangan, masing-masing dengan sayap berwarna-warni yang sedikit terkembang, memancarkan kilauan spektakuler di bawah sinar matahari cerah. Pohon willow mati yang dipenuhi kupu-kupu ini bahkan lebih memesona daripada bunga-bunga termasyhur mana pun.
Pemandangan indah selalu memiliki elemen yang tak selaras. Di hamparan rumput hijau seperti karpet di sekitar pohon willow, tergeletak ratusan ulat raksasa berwarna abu-abu pucat yang bertubuh gemuk, berpenampilan buruk dan canggung.
Kedatangan Liu Zhenhan, serta kemunculan mendadak Tuan Tanah Pasang Surut dan Hidra, membuat para ulat ini nyaris menjadi gila. Terutama saat melihat dua penguasa jurang maut muncul, tubuh ulat-ulat ini gemetar hebat. Beberapa bahkan terjungkir perutnya, mengeluarkan kotoran mengkilap dari tentakel dagingnya. Sebagian besar menggeliat canggung, bergerak berat ke arah pegunungan batu sambil mengeluarkan suara "krik-krik".
Di lereng gunung berbatu terdapat banyak lubang gua, berukuran bervariasi namun tampak dangkal. Liu Zhenhan bahkan melihat di beberapa gua yang terjangkau pandangannya, kerumunan sosok-sosok pendek berdesak-desakan dengan tubuh gemetar ketakutan.
Sebuah pilar totem kuno dari tumpukan kayu dan rumput kering di kaki gunung membuat Liu Zhenhan terpaku lama. Ini adalah simbol Bimon - di mana ada pilar totem, di situ ada keberadaan ras Bimon.
Serangga besar di pelukan tiba-tiba menggeliat keras. Lao Liu tersentak dari keterkejutannya, melihat kekacauan di padang rumput, langsung melantunkan "Lagu Spiritual" dengan keras. Lagu ini memiliki efek menenangkan jiwa yang terluka. Sebagai lagu perang pendeta, meski tak bisa langsung mendapat berkah lingkaran lagu perang, kisah tentang lagu perang telah tertanam dalam gen setiap Bimon yang mengalirkan darahnya - kepercayaan mutlak pada pendeta.
Perasaan misterius yang tak terungkap ini langsung meredakan kepanikan serangga-serangga besar itu. Satu per satu mereka mengangkat kepala gemuknya, mata hitam kecilnya menatap tajam Lao Liu bagai mengincar daun murbei lezat.
O'Neill mengambil selembar kain merah dari pelana Bangau Api, menemukan sebatang pohon yang cukup lurus, lalu menancapkannya ke tanah basah dengan satu tangan sambil memasang gulungan kain tersebut di atasnya.
Lambang kepala naga berdarah bersilang pedang ganda dan tengkorak babi hutan, dengan aksara Bimon yang menyilaukan seperti matahari di bagian atas, telah sepenuhnya mengungkap identitas Liu Zhenhan. Liu Zhenhan yang kini mengenakan jubah pendeta putih bulan berdiri di bawah tiang bendera darurat ini. Tuan tanah yang telah menghilangkan aura keganasan dan tato tubuhnya memancarkan ketenangan berbalut kebijaksanaan, tampak santun dan berwibawa.
Angin sepoi-sepoi berhembus, helaian rambutnya berkibar-kibar bersama bendera merah yang melambai. Satu per satu bayang-bayang manusia yang semula mengintip dari gua mulai berani keluar. Mulanya satu dua orang, lalu semakin banyak. Perlahan-lahan, beberapa di antaranya mulai membentangkan sayap, terbang mengitari pegunungan batu sambil memandang penasaran ke arah Hydra dan Geryon, sebelum akhirnya memusatkan pandangan pada sosok berjubah putih bulan - Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan tak kuasa menahan gejolak perasaan yang dalam.
Benar-benar ras terlemah di antara Bimon yang tercatat dalam literatur, tinggi badan Suku Skade (manusia jangkrik) tidak melebihi 1.4 meter. Dikonversi ke ukuran Aigean, sekitar 1 ren 4. Tubuh kecil, lengan dan kaki kurus hitam legam, namun mata mereka besar dan jernih. Di punggung terdapat empat sayap yang hampir menyamai tinggi badan saat direntangkan. Kupu-kupu suku Yuanfuri lebih mudah dikenali karena postur tubuhnya sedikit lebih tinggi, minimal 1.6 meter. Setiap individu memiliki wajah rupawan dan tubuh ramping. Sayap belakang mereka hampir transparan seperti kristal yang diukir, dihiasi urat-urat sayap dengan akik berwarna-warni yang memancarkan kilauan indah saat terkena sinar matahari.
Di Zaman Purba, suku kupu-kupu dijuluki "Bunga Peri" oleh semua makhluk di Benua Aigean. Konon keindahan tarian mereka di hutan bahkan membuat para Elf malu - sebelumnya Liu Zhenhan menganggap ini berlebihan, namun sekarang tampaknya tidak terlalu hiperbolis.
Melihat wanita-wanita kupu-kupu yang masih menghias rambut hitamnya dengan bunga terompet cantik meski hanya mengenakan pakaian kasar dari daun dan kepompong sutra, Tuan Tanah yang terbiasa melihat kecantikan pun tak kuasa mengeluh dalam hati: Pantas disebut salah satu Empat Kecantikan Bimon - Kupu-kupu Jelita!
“Saya adalah Tuan Tanah Feilengcui dari Kerajaan Bimeng, Imam Perang Suku Pig bernama Richard.” Liu Zhenhan merasakan semua perhatian tertuju padanya. Ia segera membersihkan tenggorokannya dan berkata: "Saudara-saudari Suku Kupu-kupu dan Suku Jangkrik, kalian telah bebas."
Padahal sepanjang perjalanan telah disiapkan banyak pidato heroik, tapi setelah melihat para kecantikan kupu-kupu ini, Lao Liu kembali lupa.
Melihat semua mata berbinar masih menatapnya, Lao Liu mengusap wajahnya sendiri, agak bingung dengan situasi ini.
Setelah keheningan panjang, tiba-tiba terdengar sorakan yang mengguncang bumi, membuat Lao Liu terkejut.
Seakan-akan penderitaan selama puluhan ribu tahun yang terpendam akhirnya menemukan jalan keluar dari kerongkongan, hampir setiap suara Bimon Serangga berubah menjadi auman naga tua. Ketidakrelaan dan dendam terhadap takdir yang terpendam dalam-dalam, hari ini berubah menjadi tawa riang sesungguhnya. Teriakan histeris ini mewakili kegembiraan paling tulus dan autentik.
Bangsa yang menderita selama sepuluh ribu tahun badai salju, tiba-tiba melihat pantai kebahagiaan. Bagaimana mungkin Bimon Serangga ini tidak gembira sampai tak terkendali? Rasa syukur kepada dewa dan kebahagiaan dari hati ini tak bisa diungkapkan dengan kata-kata bahkan sepersen pun.
Rintikan air mata bahagia yang berhamburan di udara bagai hujan musim semi tiba-tiba yang membasahi bumi.
Bahkan kelopak mata Liu Zhenhan pun basah oleh air mata, sementara O'Neill menangis tersedu-sedu di sampingnya. Terkadang kekaguman yang mendalam justru berubah menjadi kesedihan. Penderitaan sesama kaum mampu menyentuh hati setiap Bimon yang masih memiliki keberanian.
Banyak Orang Belalang dan Orang Kupu-kupu yang pingsan karena terlalu bersemangat, jatuh ke kolam atau rerumputan lembut bak permadani, menciptakan kekacauan dalam operasi penyelamatan.
Mereka yang berhasil disadarkan kemudian kembali terjun ke penyelamatan berikutnya, karena semakin banyak yang pingsan.
Setelah keributan panjang, kedua kelompok Bimon Serangga akhirnya tersadar. Mereka sedang berhadapan dengan Yang Mulia Pendeta yang mewakili kewibawaan dewata menurut legenda turun-temurun, dan sang Pendeta ini juga seorang tuan tanah. Sepuluh ribu tahun silam, gelar tuan tanah menandakan jasa militer gemilang, dengan perbedaan status yang sangat mencolok dibanding rakyat biasa. Bersikap tidak sopan di hadapan seorang Pendeta adalah hal yang memalukan, bahkan bisa mencoreng nama seluruh suku.
Dua Kepala suku Orang Kupu-kupu dan Kepala suku Orang Belalang yang rambut pelipisnya sudah memutih segera menertibkan anggota suku mereka. Bahkan serangga-serangga di tanah pun berbaris rapi.
“Tuan!” Dua orang tetua yang menangis tersedu-sedu membawa seluruh anggota suku mereka mendarat di lapangan rumput. Sesuai ritual lima titik sentuh tanah dalam adat Bimon kuno, mereka bersujud menghormati Liu Zhenhan. Seperti yang dikatakan O'Neill, logat mereka masih mempertahankan pengucapan kuno Bahasa Bimon yang standar. Bahasa kuno yang sedikit kaku ini merupakan bahasa induk nyanyian perang para imam Bimon – dengan kata lain, ini adalah bahasa yang diucapkan seperti bernyanyi, bahkan makian pun terdengar merdu. Dalam situasi tertentu, Liu Zhenhan suka mendengar Helen mengerang kesakitan dalam Bahasa Bimon kuno.
“Bangunlah dan bicaralah!” Liu Zhenhan segera membantu kedua tetua itu berdiri. Dia menyukai perasaan dikagumi, tapi hanya dari mereka yang suka menindas, bukan dari kaum lemah.
“Tuan, saya adalah Tetua Suku Yuanfurui, Jorge Campos...”
“Tuan, saya Tetua Suku Sikaide, Edison Arantes de Nascimento...” Kedua tetua tersebut berbicara secara bergantian.
“Namamu benar-benar tidak biasa panjangnya.” Liu Zhenhan tersenyum lebar melihat tetua suku capung.
“Tuan, Anda bisa memanggil saya Pelé.” Tetua suku capung itu membungkuk hormat.
“Tetua Campos, namamu mirip dengan Dewa Perang Campas ya?” Lao Liu mencoba mencairkan suasana, namun malah membuat tetua kupu-kupu itu gemetar dan terjatuh. Lao Liu pun panik mengangkatnya kembali.
“Kepala Suku Campos, Kepala Suku Bailey, bolehkah saya bertanya di mana ketua suku kalian?” Liu Zhenhan menatap keduanya.
“Suku Skade dan Suku Yunfrui sudah tidak memiliki ketua suku sejak bertahun-tahun lalu!” Mata Kepala Suku Bailey memerah: “Kami juga tidak lagi memiliki pendeta. Semua pendeta pemberani dan ketua suku telah gugur dalam perang ribuan tahun lalu. Yang tersisa hanyalah para kepala suku yang dengan sadar memimpin rakyat dan mendidik generasi penerus agar tidak melupakan identitas kita sebagai Bimon.”
“Tuan... Bimon dari Suku Yunfrui dan Skade hidup sangat menderita!” Suara Kepala Suku Campos penuh kesedihan, tidak sanggup melanjutkan.
Liu Zhenhan tidak tega bertanya lagi. Penderitaan kedua klan Bimon Serangga ini tidak perlu dijelaskan lebih lanjut. Jika harus diceritakan, mungkin cukup untuk memenuhi seluruh lautan ini. Ia sendiri juga tidak ingin mendengarnya.
“Berapa total populasi Suku Cicada dan Kupu-Kupu saat ini?” tanya Liu Zhenhan.
“Suku Kupu-Kupu memiliki 1.241 orang, Suku Cicada 1.242 orang. Tahun ini ada sepasang kembar di Suku Cicada.” Tatapan Kepala Suku Campos seperti lava menyala-nyala, menancap ke Gerune dan Hydra. Entah mengapa, dua penguasa jurang ini menghindari tatapannya.
Sebelumnya, Hydra dan Gerune hanya melihat kebingungan dan keputusasaan di mata Bimon Serangga ini.
“Selama bertahun-tahun, bagaimana kalian bertahan?” Liu Zhenhan menghela napas panjang. Jumlah populasi dua klan Bimon serangga yang begitu mirip jelas disengaja.
“Geryon dan Hydra datang setiap tahun untuk memakan seratus orang kami. Kami mengatur berdasarkan urutan usia, prioritas diberikan kepada yang lebih tua. Kecuali kepala suku yang dipertahankan untuk mengajar, semua ikut undian. Untuk menjaga kelangsungan komunitas, anak-anak kami tetap dalam bentuk larva sampai berusia sepuluh tahun, baru kemudian menjalani ritual 'Kepompong Menjadi Kupu-kupu' dan 'Lolos dari Kulit Emas'.” Suara Kepala Suku Bailey gemetar.
“Dua sesepuh yang terhormat, saya sungguh minta maaf. Bimon serangga telah punah sejak Perang Dewa dan Iblis, sudah sepuluh ribu tahun lamanya. Maafkan kebodohan saya, saya benar-benar tak memahami apa itu ritual 'Kepompong Menjadi Kupu-kupu' dan 'Lolos dari Kulit Emas'.” Liu Zhenhan mengamati raut wajah dua kepala suku dengan cemas.
“Rupanya kami Bimon serangga sudah punah sejak sepuluh ribu tahun lalu...” Dua kepala suku itu saling memandang dengan senyum getir. Wajah yang telah mengalami banyak penderitaan itu tak lagi menunjukkan gejolak emosi berarti.
"Tuan Richard, bayi dari ras Bimon manusia serangga kami harus menjalani ritual untuk melepaskan selaput kelahiran di permukaan tubuh... cangkang dan kepompong, agar benar-benar menjadi Bimon. Tanpa ritual ini, mereka akan tetap dalam bentuk serangga dengan pertumbuhan dua kali lebih cepat dan umur yang lebih pendek... Tapi untuk memastikan keberlangsungan suku, kami harus melakukannya. Hanya dengan membuat anak-anak cepat dewasa, kami bisa segera melahirkan generasi berikutnya." Kepala Suku Campos memandang lembut ulat besar yang digendong Liu Zhenhan: "Tak ada kata yang bisa menggambarkan rasa terima kasihku. Ulat yang kau gendong itu adalah cucuku, Mo'er..."
"Kepala Suku yang terhormat, dia telah lulus ujian Pencerahan Kebijaksanaan dan menjadi murid pendetaku." Liu Zhenhan memandang penuh kasih ke Ai Wei'er dalam dekapan, memutuskan untuk tidak memberitahu sang tua renta tentang dua jiwa yang menghuni satu tubuh.
"Demi Dewa Perang! Sudah berapa tahun ras Bimon manusia serangga kami tidak memiliki pendeta..." Kepala Suku Campos gemetar membelai ulat bernama "Mo'er".
Orang-orang kupu-kupu berlarian memberitakan kabar gembira dengan penuh semangat, sementara kaum jangkrik tampak sedikit kecewa.
“Heihei, kalian beruntung! Tuan Richard adalah satu-satunya Pendeta Naga di Kerajaan! Juga Penyanyi jiwa bawaan lahir!” O'Neill mulai berteriak-teriak lagi dengan mulut besarnya.
“Bukan Pendeta Naga, mustahil bisa mengalahkan Hydra dan Grendel.” Mengenai hal ini, dua Kepala suku justru lebih tenang dari yang dibayangkan O'Neill. Meski senang, mereka tidak terlalu bersemangat.
“Berapa umur Mo'er sekarang?” Liu Zhenhan menggendong ulat di pelukannya sambil bertanya pada Kepala suku Campos.
“Akan genap sepuluh tahun musim semi depan. Orang tuanya telah mengorbankan nyawa mereka untuk suku.” Air mata berlinang di wajah Kepala suku Campos yang tua.
Liu Zhenhan benar-benar tak bisa menemukan kata-kata lagi untuk melunakkan suasana. Hatinya terasa seperti diremas-remas, seolah sedang berdarah.
Hampir seperti menggunakan cara menguras nyawa, membuat gadis berusia sepuluh tahun memiliki perkembangan tubuh dua puluh tahun, lalu mengandung generasi berikutnya. Menurut urutan, menerima takdir dimangsa dengan pasrah – ini membuat Lao Liu murka sampai puncaknya.
“Ada pantangan apa untuk ritual ini?” tanya Liu Zhenhan.
“Harus dilaksanakan di bawah sinar bulan Sampa, Yang Mulia.” Jawab Kepala suku Bailey dengan hormat.
“Malam ini kita adakan ritual untuk memaksa semua anak melepas selaput kelahiran. Ini terlalu kejam! Seharusnya mereka punya masa kecil yang sempurna. Ini adalah perusakan terhadap generasi penerus!” Liu Zhenhan menggeram sambil melambaikan tangan dengan gerakan tegas.
“Bolehkah kami meninggalkan pulau ini sekarang? Tapi bagaimana dengan jalan pulang?” Dua Kepala Suku bertanya serempak.
“Itu bukan urusan kalian. Ini tanggung jawabku sendiri.” Kata Liu Zhenhan.
Meski masih dipenuhi keraguan yang belum terjawab, kedua Kepala Suku itu hanya bisa membungkukkan badan lalu mundur ke samping. Mereka mulai memerintahkan suku masing-masing untuk menjalankan tugas yang harus dilakukan.
“Geryon, Hydra, kalian berdua ikut aku.” Liu Zhenhan memberi isyarat tangan kepada dua penguasa jurang.
Kedua penguasa jurang itu saling bertukar pandangan, lalu patuh dalam diam.
Di samping "formasi teleportasi magis sumur air", bunga gunung nan indah bermekaran diterpa angin sepoi-sepoi.
Liu Zhenhan terpaku memandangi mutiara yang bermata pada formasi magis ini. Orang-orang lain berjejer di belakangnya, sementara 40 pria perkasa terpilih dari Bimon Kupu-Kupu dan Bimon Jangkrik berdiri agak jauh masing-masing memegang tongkat kayu. Mereka bertugas melindungi Yang Mulia Pendeta, meski tak satupun dari mereka melebihi tinggi satu ren enam.
“Bos, apa kita hantam formasi ini?” tanya O'Neill sambil mendekat dengan kapak besar di tangan.
“Hancurkan? Hydra dan Gerryn saja tidak menghancurkan, tahu kenapa? Biarkan, selama masih ada yang tersisa pasti ada yang bisa naik.” Liu Zhenhan terkekum dingin, menoleh memandang Tuan Tanah Pasang Surut: “Apa yang kukatakan benar?”
“Anda bijaksana.” Tuan Tanah Pasang Surut berkata dengan nada serius: “Tuan Richard yang terhormat, aku dan Hydra punya permohonan.”
Liu Zhenhan memutar lehernya. Menunggu kelanjutan perkataan.
“Aku dan Hydra ingin menjadi Peliharaan Magismu, ini adalah keinginan bersama kami. Karena Peliharaan Magismu sudah bisa melebihi batasan, tentu tidak masalah menambah kami berdua.” Gerryn menatap Tuan Tanah: “Inilah permintaan kami.”
“Mengapa?” Liu Zhenhan bertanya heran.
“Aku takut jika begini terus, Anda akan membunuh kami berdua.” Gerryn jujur: “Kulihat Anda sepertinya sedang mempertimbangkan hal ini.”
“Peliharaan Magisku hanya bisa menerima satu. Siapa di antara kalian berdua yang mau?” Liu Zhenhan tersenyum licik, balik bertanya.
“Tuan, ingatlah perkataanku: Kami berdua lebih baik mati berperang bersama daripada saling bunuh karena hasutanmu.” Tawa aneh khas Gerryn kembali bergema, tapi kali ini mengandung kesedihan yang tak berujung.
“Sejujurnya, aku sedang ragu-ragu memilih siapa yang akan menjadi roh cincinku.” Tuan tanah mengangkat alisnya: "Tapi kemudian kupikir, mungkin kalian memakan Bimon manusia serangga kami juga punya alasan bertahan hidup. Dunia ini penuh keterpaksaan. Aku bisa memakluminya. Kami Bimon juga punya peribahasa terkenal—preferensi makanan adalah hak kebebasan setiap ras. Begini saja, jika kalian berdua ahli sihir Unsur Angin bisa membantuku mengangkut manusia kupu-kupu dan manusia jangkrik ini ke daratan setelah larangan pulau ini terangkat, hutang kita lunas. Aku akan melepaskan kalian, setuju?"
"Jangan dilepaskan. Kalau mereka menyentuh air laut, akan sulit menangkap lagi." Daisy berbisik pada bosnya, memperhatikan senyum tipis di sudut mulut tuannya.
Hydra mengangguk cepat-cepat, sementara Gerren menggelengkan kepala.
"Jangan bohongi aku. Tuan lupa? Aku adalah perwujudan Penipu, Tuan Tanah Pasang Surut Gerren!" Tuan Tanah Pasang Surut itu tersenyum getir: "Ada aura pembunuhan dan kebohongan di mata Tuan. Ini tak bisa ditutupi. Jika Tuan tidak menggunakan lagu perang untuk membuat kontrak jiwa dengan kami sekarang, lebih baik Hydra dan aku mati di sini daripada menyeret manusia serangga ini ke daratan hanya untuk disiksa perlahan."
Hydra tertegun, tiga kepala yang tersisa langsung mengangguk-angguk lagi.
“Ini juga bisa kau lihat?” Lao Liu tak bisa menahan keheranannya, mengacungkan jempol satu-satunya: “Kau benar-benar pintar! Tapi... jujur saja, aku memang hanya bisa menerima satu peliharaan magis. Bagaimana kalian mau mengorbankan diri menjadiku?”
“Tidak bisa! akan menderita kesepian selamanya dalam barrier gelap gulita! Bukankah itu sama saja kami kembali dipenjara!” Gereen menolak tegas usulan itu.
“Aku benar-benar hanya bisa menerima satu peliharaan magis!” Perkataan Lao Liu sungguh jujur.
Keanehan terjadi tiap tahun, tahun ini malah berlimpah. Liu Zhenhan benar-benar kehilangan kata. Dulu susah payah mencari peliharaan magis yang baik tak ketemu, sekarang malah ada dua yang ngotop mau ikut. Tentang masalah banyaknya peliharaan magisnya, Lao Liu bingung menjelaskannya. Sekalipun dijelaskan, apakah dua makhluk ini akan percaya pada kisah absurd itu?
“Tuan, sudah kukatakan sebelumnya, provokasi Anda tidak efektif. Dengan segitu banyak peliharaan magis, tak mungkin menambah kami berdua jadi masalah.” Panglima Ombak dan Hidra telah memanggil perisai magis, mundur perlahan sambil waspada.
Lao Liu menyeringai angkuh. Kalau tak bisa memiliki dua, bukankah solusinya mudah?
Guo Guo berdiri dengan angkuh, cakar kecilnya menggenggam segulungan besar gulungan lagu perang. Sebelum dua kesatria bereaksi, gulungan-gulungan itu sudah meledak di mana-mana. Bangau Api dengan "Api Pengorbanan" dan Ksatria Nazgûl berlari seperti gila menyerang Geren dan Hydra.
Kedua Naga Peri telah berpindah tempat menggunakan Teleportasi ke sisi lain.
Monster terbang yang bisa bertarung dengan sabit besar menggunakan sayapnya sangat langka. Karena kehati-hatian, Geren terpaksa menghadapi burung api mengerikan ini alih-alih membiarkan Hydra yang terluka parah. Setelah saling menembakkan mantra, Yitiao sudah menghantam kening Geren dengan sabitnya. Cara bertarung seperti ini tidak pernah terdengar sebelumnya, Geren bahkan tidak berani membayangkannya - mana ada Monster Tingkat Super yang mengayunkan senjata di medan perang? Lalu untuk apa kemampuan magis kuat mereka?
Melihat sabit yang melesat datang, Geren refleks mengangkat cakar untuk menahan. Bagi kekuatan Yitiao, apa artinya perisai magis? Sabitnya tetap bisa membelah tanpa perlu formasi armor-piercing, apalagi dibarengi api altar yang membakar jiwa.
Hidra setengah mati yang biasanya bisa dengan mudah mengalahkan dua ekor kuda terbang bersayap, kini harus menderita akibat sepuluh kekuatan paus yang menghancurkannya. Pemanggilan magis semakin lambat, ditambah efek Kelambanan dari Lingkaran Jahat, membuatnya justru dihajar habis-habisan oleh Ksatria Nazgûl.
Pada saat ini, Grenn sekalipun memiliki kekuatan magis yang tak terhitung, tidak bisa menggunakannya. Burung api yang mengerikan ini sejak awal sama sekali tidak berniat bertarung menggunakan sihir, murni hanya ingin menggunakan serangan fisik. Yang sangat aneh adalah, meskipun satu sayapnya membawa sabit besar, ia tetap bisa terbang lincah hanya dengan satu sayap. Sabit yang diayunkannya langsung memotong setengah cakar depan Grenn. Saat itu Grenn masih mengira lawannya akan bertarung menggunakan sihir. Baru ketika menyadari kesalahannya, dengan menahan sakit jiwa dan raga yang luar biasa, ia mati-matian mencengkeram sabit itu dengan cakar satunya. Tubuhnya yang lebih besar dan kuat dari burung api licik ini semula dikira pasti bisa merebut senjata terkutuk itu. Tapi ternyata burung api licik ini tiba-tiba menarik sabitnya, menyebabkan ujung cakar Grenn terpental tinggi. Suara jeritan menyakitkan yang memilukan mengguncang pulau, disusul bunyi retak tulang. Yitiao kembali menghunjamkan sabitnya ke kepala Grenn, membuat celah besar dari alis wajah manusia Penguasa Pasang Surut itu hingga ke bibir, memutuskan separuh mantra yang sedang diucapkannya.
“Situasi Geruin bisa diibaratkan seperti seorang pria berbadan tegap yang sedang dikejar dan ditebas oleh preman bersabit dalam perkelahian jalanan. Pemimpin Pasang Surut ini benar-benar tak menyangka akan menghadapi situasi memalukan seperti ini. Baru satu kali berhadapan, dirinya hampir langsung menjadi cacat. Jika bukan karena kait ekor tulang keras yang menghalangi tebasan berikutnya, pasti dia akan mendapat tebasan dahsyat lagi.”
Sabit di tangan Yitiao sudah benar-benar bengkok. Kekuatannya masih belum cukup untuk menutupi perbedaan kualitas senjata.
Dua monster tingkat super kembali menjaga jarak di udara. Yitiao melepaskan sabit bengkok yang tergenggam di lipatan sayapnya.
“Mengapa?” Raungan Geruin menggema lebih keras dari guntur: “Mengapa aku, seorang Pemimpin Pasang Surut terhormat, yang rela menjadi peliharaan magismu, tetap kautolak?”
“Karena kau belum layak!” Liu Zhenhan menjawab dengan senyum sinis.
Kedua Naga Peri sama sekali tidak ikut campur. Bangsa naga memiliki harga diri mereka sendiri. Yang lain menyaksikan dengan penuh antusiasme. Adegan seperti ini belum pernah terlihat sebelumnya, termasuk kepala pengawal kerajaan Fegao. Prajurit Paus yang sedang berendam pun merasa burung raksasa berkurap itu sangat mengerikan.
Pertempuran antara kuda terbang bersayap dan Hydra juga mendekati akhir. Hydra yang terluka parah dan terkena Kekuatan Kelambanan sama sekali tidak mampu menjatuhkan kuda terbang bersayap. Justru tombak panjang berbentuk T milik Ksatria selalu menyisakan luka berapi setiap kali berpapasan. Dengan kelincahan berputar di udara, tubuh besar dan kikuk Hydra tak berdaya menghadapinya. Luka yang terbakar Api Pengorbanan dan api sihir secara bersamaan terasa sangat menyiksa, membuat sang ular berkepala sembilan semakin lambat bergerak.
"Kalian berdua bisa bermain sepuasnya, sisakan nyawa terakhirnya untuk dijadikan." Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, menggeser Ksatria ke samping sambil mengosongkan satu posisi, lalu melambaikan tangan pada dua Naga Peri.
Daisy dan Ruoerna saling tersenyum. Mereka memang berniat meniru Yitiao yang bermain-main dengan senjata. Bayangkan——seorang anggota bangsa naga yang bermain senjata! Menggoyang tradisi biasanya memang menyenangkan.
Awalnya hanya ingin mengajak dua Naga Peri bermain-main, eh malah bermain sampai deg-degan.
Daisy sedang menggendong Katyusha. Ia selalu mengira anak babi ini adalah buah cinta antara Ai Wei'er dan tuan tanah, tak pernah curiga apa-apa. Meski pernah dengar Katyusha punya kemampuan Panah Air Magis yang unik, tapi mengingat ini terjadi pada keluarga tuan tanah, Daisy merasa hal itu wajar-wajar saja.
Katyusha adalah makhluk kecil yang manja dan keras kepala. Biasanya dia hanya akrab dengan Gatanie dan Lao Liu. Satu-satunya cara membuatnya menembakkan Panah Air adalah dengan "menyusui" - syarat yang sangat ketat ini.
Tidak ada pengecualian untuk siapapun, bahkan Ibu Suri Ning Yu yang posisinya hanya di bawah Penguasa Feilengcui pun harus menerima kenyataan pahit ini.
Meski jangkauan Panah Air anak babi ini tidak terlalu jauh, masih bisa mencapai 50 langkah. Keturunan ahli sihir air besar dari Timur ini, setelah disirami hampir satu kantong "Mata Air Elemen", kekuatan Panah Air-nya hanya pernah terlihat sekilas saat melawan perampok Goblin Beruang. Entah mengapa, hari ini Katyusha tiba-tiba ingin menggunakan Panah Air-nya sendiri.
Pertempuran ini bahkan membuat Grimbone dan Bangau Api yang berdiri di samping terdiam ketakutan.
Dua Naga Peri yang sedang ceria masing-masing membawa busur panah silang berantai, tertawa terbahak-bahak sambil membidik Hydra yang terengah-engah. Tiba-tiba Katyusha di pelukan Daisy mulai mengamuk.
Satu per satu panah air yang berkilau seperti air raksa dan terhubung berhasil menembus "Perisai Ombak" Hydra yang sudah tipis. Hujan panah air magis Katyusha yang sepadat titik hujan - karena sejak masih menyusu sudah mengonsumsi Mata Air Elemen dalam jumlah luar biasa, kemurnian kekuatan magis anak babi ini begitu tinggi hingga bisa membuat Santo Penyihir Air menangis malu. Sihir panah air yang sebenarnya berlevel rendah ini telah melampaui batas pemahaman panah air biasa, apalagi dengan kecepatan tembak yang membabi buta - prinsip "tetesan air melubangi batu" semua orang paham.
Mulut mungil Katyusha menahan napas sekuat tenaga, baru berhenti setelah menembaki tiga kepala hidra sisanya hingga berlubang seperti saringan. Hydra ingin kabur, tapi karena Ruoerna terlalu terkejut sampai menarik pelatuk, tujuh busur panah silang berantai berpelindung penetrasi armor menghujam tubuh raksasanya. Hydra malang itu merasa dunia berputar, sementara Katyusha sudah menjatuhkannya dari udara dengan pantat yang mendongak.
Melihat Hydra jatuh, Katyusha masih terus menembakkan panah air beberapa kali sebelum akhirnya berhenti. Kebiasaan anak babi ini, setelah berhenti menyerang berarti saatnya merajuk. Kepalanya yang mungil terus menggesek-gesekkan kepalanya ke dada Daisy yang montok - rupanya memang ada maksud tersembunyi.
“Daisy sudah benar-benar terdiam. Awalnya dia hanya ingin ikut-ikutan naik ke atas bersama Ruoerna untuk mencari keramaian, sekadar bermain-main saja. Mana mungkin seekor Naga Peri yang sangat anggun bisa mengalahkan Monster Tingkat Super tanpa menggunakan 'Mimpi Giok'?”
Hanya setelah suara sedotan keras dari anak babi itu, kesadaran Daisy baru kembali. Katyusha menyedot dengan ganas melalui Jubah, akurasi titiknya sempurna. Daisy yang belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya langsung merasa seluruh tubuhnya lemas, hampir terjatuh dari udara.
Gerain dengan cepat menyadari situasi.
“Sekarang tinggal aku sendiri! Biarkan aku menjadi Peliharaan Magismu!” teriak tuan tanah pasang surut sambil menatap takut ke arah burung api yang mengerikan itu. Burung bajingan ini sudah mulai menggeretakkan sayap-sayapnya hingga berbunyi "krek-krek", sambil memutar lehernya hingga terdengar suara sendi yang retak-retak – ciri-ciri kekerasan yang sangat mencolok.
Pada pertemuan pertama tadi, Gerain tidak menyangka musuh ini ternyata membawa senjata. Dirinya terluka parah oleh taktik ala preman ini. Sekarang harus bertarung sihir lagi? Gerain hampir-hampir ingin bunuh diri.
Sebuah Lingkaran Gemilang turun dari langit, menyelimuti tubuh tuan tanah pasang surut yang penuh luka ini. Suara berkat yang samar-samar melayang di atas pulau, bergema lembut di udara.
"Hehe, dapat lagi Monster Tingkat Super!" Ruoerna menoleh ke arah tuan tanah dengan senyum manis.
"Sialan, bukan aku!" Liu Zhenhan memutar matanya: "Aku mau jadikan dia roh penjaga."
"Lalu siapa lagi?" Ning Yu di samping bertanya heran: "Di sini kan tidak ada pendeta kedua!"
"Itu ulat, hewan peliharaan yang jadi makanan Tuan Pasang Surut." Tuan Pasang Surut Geruin mengeluh dengan wajah sedih: "Aku terlalu terburu-buru, kontrak jiwa ini sangat merugikan!"
"Hah?" Lao Liu dan Ning Yu saling memandang dengan mulut menganga.
Daisy memerah wajah sambil mencubit hidung anak babi, bergumam pelan: "Jangan sebut kontrak jiwa, kedengarannya baik, mitra-mitra, tapi sebenarnya perjanjian sepihak, tidak ada kebebasan, intinya kontrak tuan-budak..."
"Mo'er belum melalui ritual lepas selaput kelahiran, dia belum bisa bicara! Bagaimana dia bisa memanggil kekuatan lagu perang? Sekalipun Penyanyi jiwa bawaan, tetap perlu melewati pencucian pertempuran seperti aku untuk memahami kemampuan ini! Ada apa ini?" Liu Zhenhan menatap bingung ke tubuh ulat besar.
"'Kristal Bernyanyi' selain berkomunikasi dengan elf awan dan petir, juga memberikan hak bernyanyi dengan hati." Ruoerna melirik Lao Liu: "Kau pikir Penyanyi jiwa bawaan mudah muncul?"
“Haha, satu-satunya Bimon yang memiliki kemampuan serangan kilat, Pendeta Pasang Surut satu-satunya Mo Er!” Liu Zhenhan mengangkat serangga bernama "Mo Er" dengan satu tangan: "Muridku, Ai Wei'erku, sungguh membanggakan! Dua keunikan lagi! Setelah kamu melepas selubung kelahiran, aku pasti akan mencium pipimu dengan penuh kasih sayang."
Guo Guo melompat ke lengan Lao Liu, mengulurkan cakar kecilnya untuk menggaruk-garuk serangga itu yang menggeliat-geliat karena gatal.
“Hati-hati, jangan sampai Putri terjatuh.” Fegao berkata dengan cemas di samping. Ia melihat Lao Liu menggendong tubuh tempat jiwa putri bersemayam dengan satu lengan, sementara di sana juga ada Shuangxue Piqiu bermuka tembam yang merayap, membuatnya agak khawatir.
“Haha, Fegao, kamu tidak tahu ya... garis keturunan pendeta kami selalu melahirkan genius-genius!” Kini Lao Liu mulai merasa Fegao juga cukup menyenangkan.
O'Neill di samping membuka mulut lebar-lebar, ada satu kalimat yang tidak berani diucapkannya, takut ditendang.
Garis keturunan pendeta Tuan Mourinho memiliki tradisi aneh. Misalnya Tuan Mourinho dan Yang Mulia Cui Beixi, atau Nyonya Bos Helen dengan sang bos, semuanya memiliki tradisi inses guru-murid. O'Neill percaya, bahkan yakin, bahwa Mo Er yang memiliki jiwa Nyonya Bos Ai Wei'er mungkin...
Suara jeritan yang memekakkan telinga, Gerune langsung merebahkan diri di mayat Hydra sambil menangis histeris: "Mengapa... Mengapa jiwamu menghilang... Jaina... Bukankah tubuh pecahanmu masih ada? Mengapa aku merasa kau akan meninggalkanku selamanya..."
Liu Zhenhan juga merasa heran, monster ular berkepala sembilan Hydra ini memang kabur dengan satu tubuh pecahan, kok bisa mati begitu mudah? Dengan tatapan penuh tanya ia melihat Guo Guo yang sedang bermain-main dengan serangga di lengannya. Guo Guo membuat muka lucu, menirukan gerakan melempar batu, lalu mengangkat tangan kosong.
Menurut kekuatan Guo Guo saat itu, batu nisan yang dilemparnya pasti lebih dari 200 pon... Lao Liu paham, Hydra ini tamat riwayatnya.
"Jiwa tak bisa kau hisap, makan saja otaknya untuk mengisi perut." Liu Zhenhan memandang mayat Hydra dengan penyesalan. Hydra terakhir ini dibunuh oleh Katyusha, bukan olehnya sendiri, jadi tidak bisa dijadikan. Kalau tidak, Lao Liu bisa mendapatkan yang bagus.
"Kau kira aku ini apa?" Tuan Tanah Pasang Surut Gerune berkata dengan sedih membelah hati: "Otak teman sendiri bisa dimakan? Aku ini jelmaan Penipu, bukan jelmaan binatang buas!"
“Mau makan atau tidak, terserah.” Liu Zhenhan berkata, “Jika kau berkata begitu untuk menyenangkanku, tidak perlu.”
“Pergi!” Gereen mengaum keras: “Aku bukan peliharaan magismu! Meski kau adalah mentor majikanku, kau tak berhak menghinaku!”
Bayangan merah menyala langsung menerjang, sayapnya mengibas kencang ke kiri dan kanan, menampar wajah Gereen bertubi-tubi. Burung beo yang cerewet juga terbang mendekat, umpatan-umpatan kotor menghujani Gereen bak Panah Air Katyusha.
Gereen yang malang sepertinya dikendalikan oleh majikannya, menutup mata dan diam saja menerima tamparan dari Yitiao.
Guo Guo menarik-narik pipi merah mudanya dengan cakar, meregangkan kulitnya hingga panjang, memperlihatkan gigi seri kecilnya yang rapat sambil memandang Lao Liu.
“Mencabik mulutnya? Jika hanya untuk ini, tidak perlu.” Lao Liu mencium pipi mungil Guo Guo.
“Mengapa ular berkepala sembilan itu punya nama perempuan?” Ning Yu penasaran, “Jaina? Apa aku tidak salah dengar?”
“Hidra berkepala sembilan memang berjenis kelamin betina.” Daisy menjelaskan. Seketika ekspresi "mengerti" yang ambigu muncul di wajah semua orang.
“Jika orang yang paling dicintai mati di tangan orang lain, namun harus melayani pihak tersebut selamanya, hukuman ini sudah seratus kali lebih menyakitkan daripada menjadi Ringwraith.” Ning Yu menghela napas melihat Gerien yang pipinya bengkak akibat tamparan Bangau Api.
Gerien kembali menangis tersedu-sedu, mengeluarkan dua gigi besar berlumuran darah.
“Ah~ Pria sejati mengucurkan darah bukan air mata, tidak berguna! Masa makhluk Monster Tingkat Super seperti ini!” O'Neill mencibir.
“Kalau begitu, bukankah menstruasi adalah air mata rahim?” Liu Zhenhan tertawa.
Ucapan agak kasar ini membuat Ning Yu mencubit pinggang kekasihnya diam-diam.
“Apakah kita bisa mulai memecah formasi?” tanya Ruoerna.
“Pertama ambil kristal sihir dan mutiara ular Hydra, lalu kita cari cara memecahkan 'Formasi Delapan Gerbang Kunci Emas' bersama.” Liu Zhenhan menatap karang yang diselimuti kabut di laut, seolah berbicara pada diri sendiri maupun Ruoerna: “Dalang utamanya juga harus dihukum, biar mereka juga meneteskan darah dan air mata, setuju?”
BAB 108 Perkiraan yang Sangat Mengerikan
〖Bagi dunia, aku hanyalah seorang manusia. Tapi bagi sebagian orang, mungkin akulah dunia mereka.
——Tuan Liu berkata〗
※※※
Kompleksitas "Formasi Delapan Gerbang Kunci Emas" melebihi perkiraan Ruoerna.
Formasi magis penahan tingkat tinggi di Benua Aigean selalu memiliki pusat kendali penahan. Di sekitar pusat magis ini pasti ada beberapa monster kuat yang bertugas melindungi. Semakin tinggi tingkat formasi penahan, semakin kuat pula monster penjaganya. Cukup kalahkan monster penjaga ini lalu hancurkan pusat formasi magis tersebut.
Namun "Formasi Delapan Gerbang Emas" dari Yun Qin tidak memiliki pusat magis. Formasi ini menggunakan delapan karang di sekitar pulau sebagai pusat penahan. Ruoerna dapat merasakan kekuatan elemen yang kompleks namun dinamis dari delapan karang biasa ini. Dengan delapan karang sebagai titik dasar, delapan aliran kekuatan elemen ini menyatu di atas pulau membentuk sangkar elemen raksasa berstruktur kerangka, mengunci seluruh pulau dengan erat.
Formasi penahan misterius dari Timur ini memiliki kemiripan dengan formasi magis Benua Aigean, seperti sifatnya yang hanya memperbolehkan masuk namun tidak keluar, serta penggunaan kekuatan elemen alam semesta. Bedanya, Formasi Delapan Gerbang Emas menggunakan teknik khas Timur yang misterius dalam pemanfaatan elemen. Metode penggunaan kekuatan elemen yang asing dan mistis ini telah melampaui pemahaman pengetahuan Ruoerna.
Liu Zhenhan bersama segerombolan besar anak buah telah berulang kali menyisir pulau itu, dan setelah menggabungkan hasil penelitian Geramen selama bertahun-tahun, akhirnya dapat memastikan bahwa sumber kekuatan penguncian mengerikan ini berasal dari delapan karang yang terlihat biasa-biasa saja, sama sekali tidak ada pusat sihir lain.
Memang pantas disebut "Formasi Delapan Gerbang Emas" yang membuat Geramen dan Hydra pun tak berdaya. Bahkan Naga Peri yang kebal elemen pun tak bisa teleportasi keluar. Karang yang tampak dekat sejengkal tangan, selalu terhalang oleh penghalang transparan yang menyekat kedua Naga Peri.
Misteri kekuatan elemen bahkan tak bisa dijelaskan sepenuhnya oleh pengetahuan luas Naga Peri. Ambil contoh "Gulungan Sihir Waktu Diam" hari itu - sihir Unsur Angin yang termutasi ini menghentikan waktu dengan memelintir ruang secara cepat. Jika dijelaskan dengan prinsip sihir Benua Aigean, ini sama sekali tak masuk akal. Delapan tumpukan karang yang tampak sederhana ini juga memiliki kekuatan membingungkan yang sama mengerikannya.
Hal yang tampak sederhana seringkali justru yang paling rumit dan menakutkan. Prinsip ini bisa dipahami oleh Liu Zhenhan.
Seribu tahun lalu, Pengelana Yun Qin menjelajah Tujuh Lautan dengan mengandalkan kekuatan mereka yang dahsyat. Jika segel mereka mudah dibongkar, tentu mereka bukan Pengelana Yun Qin sejati.
Namun, bagaimanapun juga Naga Peri tetaplah Naga Peri, mereka adalah keturunan yang memiliki darah Naga Suci.
Rencana penyerbuan segera ditetapkan, tetapi untuk mengatur dua suku serangga terlebih dahulu, Lao Liu memutuskan untuk menundanya sebentar.
Ketika Sampa terbit, upacara kedewasaan Suku Skydancer dan Suku Wispray pun dimulai. Sekitar seribu anak di bawah sepuluh tahun dikumpulkan bersama, dipimpin oleh dua Kepala suku yang mengucapkan mantra rahasia suku mereka untuk meminjam kekuatan cahaya bulan, memberikan kembali masa kecil yang seharusnya menjadi hak mereka, melepaskan diri dari selubung larva serangga.
Jiwa Ai Wei'er berada dalam tubuh Mo'er, tentu Ning Yu dan Liu Zhenhan sangat memperhatikannya.
Proses "Kepompong Menjadi Kupu-kupu" Suku Wispray sangat menarik, setiap larva memilih dahan pohon lalu perlahan-lahan mengeluarkan benang dan membuat kepompong, seperti kantong tidur yang tergantung terbalik di dahan. Kepompong ini sangat kokoh, mampu menahan tubuh gemuk mereka.
Ritual "Larva Emas Melepaskan Kulit" Suku Skydancer lebih misterius, mengharuskan mereka bersembunyi di bawah tanah.
Dua Kepala suku dan empat kepala suku paruh baya menggunakan ritual kuno ini. Melalui mantra-mantra rahasia yang panjang, cahaya bulan yang awalnya samar-samar berangsur terkumpul menjadi berkas-berkas cahaya perak yang berkilauan, menyinari setiap kepompong dan tanah tempat anak-anak Skydancer bersembunyi. Cahaya bulan bagaikan air raksa yang mengalir, menyilaukan di atas kepompong putih lalu meresap ke dalam tanah.
Satu demi satu kepompong serangga pecah, tanah bergerak-gerak, dari dalam merangkak keluar anak-anak kecil telanjang. Yang lebih muda adalah yang paling cepat keluar, mereka belum bisa terbang. Ning Yu menggendong seorang bayi gemuk, tersenyum bahagia. Dua Naga Peri juga mendekat di sisi Ning Yu, menjulurkan jari-jari putih mereka, sesekali menggodai pipi merah muda si bayi. Bayi ini jelas-jelas tidak takut orang asing, berkedip-kedip matanya lalu mengencingi mereka, membuat tiga wanita cantik itu tergelak-gelak.
Di samping berdiri sekelompok Orang Belalang dan Orang Kupu-Kupu, menyaksikan dengan riang aksi kekeluargaan nyonya bos.
Berkat mulut besar O'Neill, Orang Belalang dan Orang Kupu-Kupu sudah lama tahu bahwa wanita cantik Timur dengan cangkang kerang di punggung ini adalah nyonya bos mereka. Meski perempuan kupu-kupu terkenal dengan kecantikan, melihat kecantikan dua Naga Peri dan Ning Yu yang sejernih air tenang serta secerdas mutiara, mereka tak bisa menahan perasaan iri dan kagum.
Satu-satunya yang merusak suasana adalah Guo Guo si licik. Ia mencuri seorang bayi, membuat orang tua si bayi menangis panik. Lao Liu tak perlu mencari tahu sudah tahu siapa pelakunya. Ketika menemukannya, si licik ini benar-benar sedang menggendong bayi sambil meneguk sari kelapa.
Waktu terus berlalu sedikit demi sedikit hingga tengah malam. Semua anak pada dasarnya telah melepaskan selaput kelahiran, hanya tersisa kelompok terakhir anak-anak yang akan genap sepuluh tahun di musim semi mendatang. Mo'er termasuk di dalamnya, mungkin karena usia mereka yang lebih besar sehingga ritual ini terasa sangat panjang.
O'Neill dan Fegao mulai gelisah menunggu, pergi berburu ke rawa sambil berkata akan mengatur santap malam——sebenarnya Yitiao sudah membawa sedikit provision, tapi separuh lebih besar telah dihabisi Fegao sendiri. Si bodoh seberat sekitar satu ton ini memang rakus, perutnya seluas dasar laut.
Anak babi, Guo Guo, dan burung beo sudah berbaring tidur di samping. Hanya merekalah yang paling bebas dari kekhawatiran.
Liu Zhenhan berdiri di bawah pohon, menatap kepompong besar di ranting dengan termenung. Meski raut wajahnya tak terlihat gugup, telapak tangannya terus mengeluarkan keringat deras. Ning Yu berdiri di sampingnya, erat menggenggam tangan pria itu.
Lao Liu secara kebiasaan hendak menepuk-nepuk tangan kecil Ning Yu dengan tangan kirinya, namun hanya menepuk udara kosong.
Kali ini, tepukan itu justru menimbulkan kejutan tak terduga.
Saat pangkal lengan kiri yang patah itu menyentuh lengannya sendiri, Lao Liu baru menyadari bahwa lengan yang terputus sama sekali tak lagi terasa sakit. Hanya tersisa sensasi gatal samar yang merambat. Lao Liu menggulung lengan bajunya dan memeriksa. Di pangkal lengan yang patah telah tumbuh keropeng tebal, dengan jejak denyutan samar di bawahnya, segerombol belatung sedang menggerogoti dari dalam.
Melihat Tuan Tanah menatap lengan putusnya, Ning Yu dan dua Naga Peri juga mendekat. Tidak melihat tidak tahu, begitu melihat langsung tertegun.
Semua sepikiran memikirkan kemampuan penyembuhan diri dari empedu Ular Feiwenli.
Yang bisa menyembuhkan luka secepat ini, selain kemampuan regenerasi mengerikan Ular Feiwenli, siapa lagi yang punya kekuatan seperti itu? Bahkan Hidra berkepala sembilan dengan tubuh terbelah, dibandingkan Ular Feiwenli masih sedikit lebih rendah.
"Kapan aku pernah minum empedu Ular Feiwenli?" Liu Zhenhan melihat semua orang menatapnya, dirinya sendiri juga bingung.
"Kapanpun itu diminum, hal ini jelas bukan hal buruk," Ruoerna tersenyum.
"Aku benar-benar belum pernah minum!" Liu Zhenhan mengerutkan alis.
"Selain untuk Vieri yang terakhir kali, kapan lagi empedu Ular Feiwenli pernah digunakan?" tanya Daisy.
"Selain kamu dan Ai Wei'er, hanya Yitiao yang pernah pakai. Hari itu saat duel melawan Ksatria Naga dan Ksatria Kuda Terbang di udara, dia terkena panah. Aku panik dan memberinya minum empedu Ular Feiwenli dan darahku." Harta sendiri Lao Liu tidak tahu, tapi siapa yang pernah minum empedu Ular Feiwenli, Lao Liu pasti tidak akan salah ingat.
“Saat itu Yitiao seharusnya menghisap empedu ular terlebih dahulu, kemudian baru minum darahmu kan? Aku ingat saat menjemputmu, lenganmu saat itu dibalut kain, penuh genangan darah.” Ruoerna menoleh sambil mengingat-ingat.
“Kalau begitu tidak aneh, paruh panjang Yitiao yang terkena empedu ular Feiwenli, lalu menghisap darahmu. Saat menyandarkan paruhnya ke lukamu, mungkin ada sisa-sisa empedu ular Feiwenli yang masuk ke pembuluh darah luka, membuatmu juga memiliki kemampuan regenerasi penyembuhan diri.” Daisy bersemangat menggenggam lengan Lao Liu: “Selamat, kamu sekarang jadi manusia beracun.”
“Itu tidak mungkin! Kalau begitu, bos pasti sudah berubah jadi tongkat darah waktu itu!” O'Neill kembali dari mencari makanan malam, tangan kanannya menggenggam kura-kura rawa, bayangan tubuh Fegao yang kekar seperti gunung masih terlihat meraba-raba cacing di rawa.
“Bodoh! Empedu ular Feiwenli sendiri sama sekali tidak beracun! Hanya setelah dikonsumsi, cairan tubuh yang disekresikan baru mengandung racun trombin. Ini sama seperti kamu makan daging panggang wangi, tapi yang dikeluarkan malah tai bau.” Liu Zhenhan terkekeh: “Akan kubuktikan dengan eksperimen, sekaligus membuktikan dugaan Ruoerna.”
Kura-kura rawa malang menjadi objek eksperimen. Setelah terkena sayatan, Lao Liu meludahi luka di cakarnya.
"Sesakupan kejang-kejang yang mengigil, kura-kura rawa itu membeku tegang, seluruh tubuhnya berubah kaku seperti papan."
"Tak ada yang dipertanyakan lagi, memang efek trombin super kuat."
"Sepertinya keberuntunganku bukanlah hal biasa." Liu Zhenhan berkata sambil memandang kura-kura itu dengan wajah berseri, dia merasa kura-kura yang sudah kaku ini cocok dijadikan bangku kecil.
"Santap malam batal, aku akan cari tangkapan lain. Tadinya ingin minum semangkuk sup kura-kura." O'Neill menatap kura-kura dengan penyesalan, lalu memandang kapalan besar itu: "Jancuk! Masih belum keluar juga?"
"Memang keberuntungan adalah keberuntungan, tapi lenganmu ini ingin sembuh sempurna, setahun setengah pun mungkin masih belum cukup." Ruoerna memandang sayang ke arah lengan patah Lao Liu: "Kau ini kejam pada orang lain, tapi juga kejam pada dirimu sendiri, saat itu bagaimana tega?"
Liu Zhenhan tidak menjawab, hanya memandang jauh ke arah Tuan Tanah Pasang Surut yang sedang termenung. Di rawa-rawa, Geryon sedang memeluk jenazah Hydra sambil melamun, sesekali tersedu-sedu.
Kedua Naga Peri dan Ning Yu juga mengikuti pandangan matanya ke arah yang sama.
"Tiba-tiba kusadari, kau dan Geryon memiliki beberapa kemiripan..." Daisy tersenyum datar.
Liu Zhenhan juga tersenyum, tak mengucapkan sepatah kata pun.
“Nasib Gerain terlalu buruk. Awalnya mengira Hydra masih punya satu tubuh terpisah, bisa jamin keselamatan. Tiba-tiba dikirimi 'kontrak jiwa', langsung buru-buru menyetujui. Ternyata yang dikontrak bukan dirinya, benar-benar sial.” Ning Yu sepertinya agak kasihan pada Gerain ini.
“Kontrak jiwa antara Pendeta dan Peliharaan Magis itu sakral. Jika satu pihak tidak setuju, kontrak pasti tidak berlaku. Gerain sendiri yang setuju tanda tangan, pantas saja.” Liu Zhenhan berkata: “Kalau dia pintar, harusnya tahu dari awal sampai akhir aku tidak pernah berniat kontrak dengannya. Kupu-kupu dan serangga yang mati di mulut mereka berdua hampir 100 ribu jiwa. Total populasi Kerajaan Bimeng kita berapa? Aku akan memaafkan mereka? Mungkin?”
“Hydra berkepala sembilan masih cukup kuat, seharusnya disimpan jadi roh cincin.” Ruoerna masih merasa sayang.
“Memang agak disayangkan.” Daisy juga menghela nafas.
Bagi pelindung mereka, Daisy dan Ruoerna tentu berharap Lao Liu semakin kuat, apalagi Naga Pelangi lebih sulit ditaklukkan daripada monster Hydra atau Tuan Tanah Pasang Surut. Tapi entah mengapa, akhir-akhir ini dua Naga Peri kerap teringat adegan Tuan Tanah Pigge memotong lengannya sendiri. Getaran jiwa tanpa alasan itu membuat mereka semakin berharap kekuatan tuan tanah bisa melesat drastis.
“Dulu aku selalu merencanakan segalanya demi kekuatan.” Liu Zhenhan tersenyum tipis: “Dulu aku belum menganggap diriku sebagai Bimon sejati, tapi sekarang aku benar-benar Bimon. Penderitaan saudara-saudara ras ulat, setiap Bimon yang punya nyali pasti tak akan diam saja! Nasib monster berkepala sembilan Hydra bisa dijelaskan dalam satu kata—pantas!”
“Bicara ngawur lagi, kau tidak menganggap diri sebagai Bimon? Lalu menganggap diri sebagai Elf cantik?” Daisy dan Ruoerna tertawa gemulai sambil berpelukan, “Jangan bilang, aku memang memperhatikan wajahmu semakin tampan... Coba lihat bagian mana yang berubah... Hmm... Lubang hidungmu... Jadi lebih indah.”
“Benarkah?” Ning Yu juga mendekat, mengamati Lao Liu dari ujung kepala hingga kaki: “Memang ada sedikit perubahan jadi lebih gagah...”
Wajah Lao Liu tiba-tiba berubah pucat.
Jika benar empedu ular Feiwenli berefek, tangan putusnya bisa tumbuh kembali, hidung yang terluka parah saat jatuh dulu juga pasti sembuh. Bahkan mungkin hidungnya sudah pulih sebelum tangannya—tanpa hidung khas Pigge, konsekuensinya...
Ning Yu jelas juga menyadari hal ini, tawanya terhenti mendadak, wajahnya ikut berubah.
Lao Liu menyadari dengan pilu: setiap kali keberuntungan datang, pasti disertai malapetaka yang tak terhindarkan. Tak pernah sekalipun terkecuali.
Saat dia meratapi ketidakadilan takdir, sosok putih yang lembut terbungkus aroma bunga harum menerpa Lao Liu yang sedang murung.
Lao Liu tertegun sejenak, menunduk melihat, lalu kaget bukan main.
Yang berada di pelukannya adalah gadis kecil cantik setinggi 1,6 meter dengan sepasang sayap transparan berkilau di punggung—tak hanya itu, gadis ini telanjang bulat dengan tubuh yang berkembang sempurna.
Tangan Lao Liu refleks merangkul, merasakan kelembutan dan kelicinan. Telapak tangan beruangnya tepat mencengkeram pantat gadis yang kenyal dan elastis. Saat menunduk, api nafsu tiba-tiba membakar seluruh tubuhnya dari bawah ke atas.
Kepompong di pohon depan telah terbuka. Gadis itu jelas baru keluar dari dalamnya, sementara Liu Zhenhan bersandar di depan kepompong itu.
"Ai Wei'er..." Lao Liu memeluk gadis itu erat, menjulurkan pantat ke belakang sambil menoleh putus asa ke Ning Yu: "Yu, baju! Baju!"
Posisi menjulurkan pantatnya sangat canggung, tapi dia terpaksa. Jubah pendeta yang tipis itu sudah kehilangan semua kancing di bagian bawah akibat perubahan tiba-tiba.
Ning Yu terpaku sejenak, lalu cepat-cepat melepas jubahnya dan membungkus gadis yang menjadi tempat tinggal jiwa Ai Wei'er itu.
"Pelankan, tunggu sayapnya turun, jangan sampai melukai sayapnya." Lao Liu berkata dengan perasaan sakit.
Dua Naga Peri di samping terpaku, mereka yang berada tepat di sebelah Lao Liu langsung melihat wajah gadis yang menoleh, terkagum-kagum oleh kecantikannya yang luar biasa.
Gadis itu memiliki rambut hitam langka, wajahnya jernih dan indah bagai kristal sempurna, kulitnya halus putih berkilau transparan. Terutama matanya yang hitam, selalu basah berlinang seperti mengandung air mata.
Kedua Naga Peri tahu anak-anak ini baru berusia sepuluh tahun. Meski tahu perkembangan fisiknya setara dua puluh tahun, saat melihat lekuk sempurna dari kaki panjang gadis yang muncul di samping Liu Zhenhan, mereka paham mengapa sang tuan tanah langsung mencondongkan pantatnya setelah menunduk.
Daisy dan Ruoerna hampir mati kecemburuan. Bukannya hanya tubuhnya yang sempurna, wajah polos gadis ini terlalu menggoda!
Melihat tangan gadis merangkul erat dadanya, jubah Ning Yu tidak cukup menutupi. Ruoerna dan Daisy segera melepas jubah mereka untuk membungkus tubuh gadis.
"Astaga! Bukankah suku kupu-kupu itu ramping dan kurus? Kontur tubuh gadis ini terlalu ekstrem!" Bisik Ruoerna pada Daisy.
"Mayat hidup yang tahu! Mungkin Bimon punya tradisi ini. Kau tahu Helen baru berusia berapa tahun?" Daisy berbisik: "Gadis itu baru 15 tahun!"
"Demi Dewa Naga!" Ruoerna berteriak perlahan.
"Ning Yu juga baru 18 tahun, Gatanie baru 16 tahun. Sialan, mana ada yang bukan kecantikan alami!" Suara Daisy terdengar kecut.
"Yang ini lebih ekstrim, baru 10 tahun." Ruoerna menggerutu sambil mencibir: "Aku dan kamu yang sudah ratusan tahun, bentuk tubuh tidak jauh beda dengan mereka."
Liu Zhenhan menggesekkan jarinya, masih terasa lembab lengket di ujung jari. Hidungnya menangkap aroma bunga samar yang memabukkan.
Anak babi Katyusha terbangun, menggigit kuat jubah gadis itu sambil mendengus. Rupanya Katyusha menemukan target baru, membuat Ning Yu buru-buru mencari air kelapa.
"Mentor, aku Mor." Gadis itu memandang Liu Zhenhan dengan sorot mata berkilauan, seolah membentang galaksi di pelupuk matanya.
Liu Zhenhan cepat-cepat menyembunyikan tangan yang masih bergerak-gerak di belakang punggung. Dia melarang diri mengingat pantat sempurna yang baru saja dielusnya - dia adalah seorang mentor...
“Ibu guru baru bisa bicara saat siang hari.” Perkataan Mo'er terdengar seperti bernyanyi, meski terus mempertahankan bentuk serangga, mereka tetap bisa belajar, tak berbeda dengan anak-anak biasa.
“Kamu sudah tahu?” Liu Zhenhan tiba-tiba merasa rasa bersalah yang besar menggelora di hatinya.
“Meski siang hari aku tak bisa bicara, aku tahu segalanya.” Mo'er mengerutkan hidungnya: “Aku dan ibu guru juga bisa berkomunikasi lewat pikiran. Aku yang melihat melalui ilusi ‘Pemimpin Pasang Surut’ itu. Aku punya ‘Mata Kebenaran’, ‘Ilusi Kabut’-nya tak bisa menipuku.”
Tak diragukan lagi, yang disebut "ibu guru" oleh Mo'er merujuk pada Ai Wei'er.
“Mo'er, sebagai mentorku masih ada yang belum kupahami. Meski kamu melalui ‘Pencerahan Kebijaksanaan’ menjadi muridku, tahap pertama pendeta baru sebatas Imam Angin. Secara teori, hanya pendeta tahap kedua (Imam Jiwa) yang bisa menggunakan ‘Nyanyian Perang Spiritual’ untuk memanggil peliharaan magis. Meski punya Kristal Bernyanyi, seharusnya kamu hanya menguasai separuh ‘Nyanyian Perang Spiritual’. Dengan separuh nyanyian itu saja bisa memanggil Pemimpin Pasang Surut? Probabilitas ini terlalu gila!” Liu Zhenhan menoleh melihat sosok Grimson yang menyendiri, lalu kembali pada Mo'er: “Apakah kamu mengalami ‘Evolusi Alami’?”
"Obisilachi～Morr bisa menyanyikan lebih dari satu lagu perang loh! Menangkap Tuan Tanah Pasang Surut itu, aku melakukannya di bawah bimbingan shiniang. Gerin sudah lama menindas suku kupu-kupu dan capung kita, sudah saatnya dia dihukum." Gadis kecil ini mengedipkan mata ke Liu Zhenhan menggunakan bahasa Tiandu yang fasih.
Bahasa Tiandu adalah bahasa daerah asal Lao Liu, bentuk paling standar dari bahasa Han.
Orang-orang di sekitarnya tidak mengerti bahasa aneh yang tiba-tiba digunakan gadis ini, memandangnya dengan tatapan penuh keheranan.
Hanya keringat di dahi Lao Liu yang terus mengucur deras tak terbendung.
Dia menyadari betapa anehnya muridnya ini.
Lagu perang ciptaan Lao Liu semuanya adalah lagu karangannya sendiri - bisa disebut "nyanyian perang bahasa Han". Selain "Nyanyian Perang Spiritual", Lao Liu tidak bisa menyanyikan satu pun nyanyian perang asli Bangsa Behemu. Saat Morr bilang dia bisa lebih dari satu lagu, Lao Liu langsung tahu masalahnya ada di sini.
Setiap murid pendeta, termasuk Lao Liu sendiri, dalam "Pencerahan Kebijaksanaan" pertama hanya bisa memiliki satu lagu perang dasar yaitu "Nyanyian Perang Spiritual". Lao Liu yang merupakan Penyanyi Jiwa Bawaan pun hanya menguasai satu "Nyanyian Perang Spiritual" lengkap, sedangkan Imam Angin biasa, alias murid pendeta, hanya memiliki separuh bait "Nyanyian Perang Spiritual".
"Pencerahan Kebijaksanaan" selain membangkitkan potensi kekuatan nyanyian murid, satu-satunya fungsi adalah mewariskan pengetahuan linguistik dan budaya dari mentor. Dalam Nyanyian Perang Bangsa Behemu, setiap lagu perang mengandung beberapa skala nada kuno dalam Bahasa Elf kuno dan Bahasa Naga purba yang sulit diucapkan. Untuk kedua bahasa kuno ini, bahkan pendeta paling terpelajar sekalipun tidak mungkin memiliki kesempatan mempelajarinya. Oleh karena itu, bahkan saat "Pencerahan Kebijaksanaan", mentor sama sekali tidak bisa mewariskan skala-skala nada yang tidak bisa dipahami maknanya ini kepada murid, karena sang mentor sendiri pun belum mengerti artinya. Hanya bahasa yang telah dikuasai mentor yang bisa diwariskan. Jika mentor berhasil memahami arti Bahasa Elf kuno dan Bahasa Naga dalam suatu lagu perang, maka lagu perang tersebut baru bisa ditransfer secara utuh ke murid. Di seluruh Kerajaan Bimeng hanya ada satu contoh - beberapa pendeta kura-kura dari Suku Model yang usianya mencapai ribuan tahun. Berkat usia panjang mereka, mereka bisa mengetahui makna beberapa skala nada kuno, sehingga murid-murid mereka bisa mewarisi satu lagu perang lengkap saat "Pencerahan Kebijaksanaan". Rahasia makna Bahasa Elf kuno dan Bahasa Naga bagi para pendeta kura-kura merupakan rahasia tertinggi yang diturunkan secara turun-temurun - arti dari beberapa skala nada ini menentukan tingkat genius garis keturunan pendeta tersebut.
Mengapa sulit bagi Imam Bemon untuk naik tingkat? Karena semakin tinggi level lagu perang dalam imamat Bemon, semakin banyak nada kuno yang rumit. Hanya dengan menghafal nada-nada kuno yang sulit dipahami seperti menghafal pelajaran, seseorang bisa menguasai lagu perang tingkat tinggi ini dan mendapatkan bonus peningkatan Kekuatan Nyanyian - inilah asal muasal peningkatan level Pendeta Kuil.
Tapi berbeda dengan Liu Zhenhan. Lagu perang Mandarinnya telah diasah selama bertahun-tahun melalui latihan lidah. Bahasa Mandarin adalah bahasa ibu Lao Liu, dipahami sampai ke tingkat paling mendasar. Tak diragukan lagi, sebagai bahasa ibu Lao Liu, lagu perang ciptaan Mandarin ini pasti telah sepenuhnya ditransfer ke pikiran Mo'er melalui proses "Pencerahan Kebijaksanaan".
Apa artinya ini? Artinya, di antara imamat Kerajaan Bimeng, kini muncul seorang pendeta yang menguasai lagu perang Mandarin!
Ini menjadi luar biasa. Mo'er tiba-tiba memiliki lima lagu perang Mandarin: "Berdiri di Atas Bukit" - "Nyanyian Perang Spiritual", "Perintah Jenderal" - "Nyanyian Perang Kegilaan", "Api di Musim Dingin" - "Lagu Perang Persembahan", "Rumahku di Bukit Merah" - "Lagu Kelambanan", "Kesalahan Sampa" - "Lagu Penyedot Tenaga", ditambah separuh bait asli "Nyanyian Spiritual" dari imam Bemon.
"Lagu Perang Persembahan" bahkan merupakan lagu perang yang hanya bisa digunakan oleh Grand Shaman Weian tingkat satu, dengan tingkat kekuatan nyanyian yang dibutuhkan adalah yang tertinggi. Berdasarkan prinsip dasar peningkatan kekuatan nyanyian setelah menguasai lagu perang, Mo'er setidaknya telah memiliki kemampuan untuk menggunakan satu "Lagu Perang Persembahan" secara utuh. Meskipun kekuatan ini masih jauh lebih rendah dibandingkan Liu Zhenhan "Penyanyi Jiwa Alamiah", kengerian yang dimilikinya tak tertandingi.
Jika proses promosi dilakukan di Kuil saat ini, Mo'er yang hanya menguasai setengah "Lagu Komunikasi Spiritual" orisinal, secara teknis hanya akan dianggap sebagai Imam Angin. Jika dalam satu tahun masa pelatihan gagal naik ke Imam Jiwa, Liu Zhenhan sebagai mentornya bisa memilih murid baru lagi.
Tapi sebagai Imam Angin ini, dia telah memiliki kemampuan menggunakan empat lagu perang setingkat Imam Tongkat, bahkan telah membuat kontrak jiwa dengan Tuan Pasang Surut panik yang tersesat, menjadi imam Bemon dengan level terendah namun peliharaan magis terganas.
Otak Liu Zhenhan yang kekurangan oksigen hanya memahami satu hal: jika level Mo'er tetap di tahap awal Imam Angin, lalu dia membimbing murid baru, maka garis penerus imamnya pasti akan melahirkan jenius terus-menerus — didukung empat lagu perang kuat berbahasa Mandarin.
"Mo'er, lagu perang Mandarin adalah ciptaan mentormu. Harus dirahasiakan dan tetap rendah hati, mengerti tidak?" Liu Zhenhan melanjutkan dengan bahasa Mandarin.
“Tahu!” Mo'er tersenyum nakal: "Shiniang bilang ingin kau menciumnya."
“Ini…” Liu Zhenhan mengusap keringat di dahinya, gugup menggosok punggung tangan di bajunya: “Ini tidak baik…”
“Mo'er, bagaimana engkau dan Shiniang Xiao Ai membagi tubuh?” Ning Yu penasaran memotong percakapan rahasia guru-murid.
“Shiniang Utama…” Ucapan Mo'er langsung membuat pipi Ning Yu memerah. Belum menikah, Ning Yu merasa sangat malu.
“Yang menerima Pencerahan Kebijaksanaan adalah aku, jadi penggunaan lagu perang dan kontrol Gerien juga tugasku. Kemampuan memanggil petir dari Kristal Bernyanyi, aku dan Shiniang kecil sama-sama bisa. Oh ya… Shiniang kecil bilang, dia juga ingin belajar sihir elemen air.” Mo'er berkata riang.
Bukan hanya Liu Zhenhan, bahkan keringat di kepala dua Naga Peri pun mengalir deras.
Gadis kecil ini memiliki dua jiwa, menguasai lagu perang dan sihir dwi-unsur (air dan listrik), sekaligus memiliki kemampuan melepas lagu perang dan sihir tanpa mantra berkat menelan "Kristal Bernyanyi". Bertarung dengan pembagian konsentrasi mustahil bagi orang lain, tapi tidak untuknya.
Lagu perang dan sihir dilepas bersamaan, ditambah Peliharaan Magis Gerien, dua Naga Peri ini merinding hanya membayangkannya.
"Apakah Kekuatan Nyanyian akan bertentangan dengan kekuatan magis?" Melihat Kakek Campos dari Mo'er juga datang, Liu Zhenhan segera bertanya pada Ruoerna tentang kekhawatiran terbesarnya.
"Esensi kekuatan elemen sebenarnya sama, hanya ada bentuk diferensiasi saja, tidak ada konflik. Meskipun tidak ada preseden Pendeta Bemon yang menguasai lagu perang dan sihir sekaligus, bukan berarti Mo'er tidak bisa." Ruoerna menjelaskan: "Penyihir manusia dalam mempelajari sihir dwi-unsur memperhatikan prinsip saling melengkapi dan berlawanan, misalnya elemen air dan api tidak bisa dipelajari bersama. Tapi kekuatan elemen dari lagu perang dan sihir tidak memiliki antagonisme seperti air-api, tidak masalah."
"Tuan tanah, upacara sudah selesai." Kakek Campos mengelus kepala Mo'er sambil tersenyum pada Liu Zhenhan.
"Kakek!" Mo'er langsung menyambar pelukan Kakek Campos, merengek manja dengan suara mendesah.
Kecantikan yang memikat! Benar-benar memikat! Dua Naga Peri saling memandang lalu mengangguk kompak.
Bahkan Helen yang paling manja sekalipun tidak semenarik gadis kecil ini. Helen sudah memiliki pesona kematangan, sementara gadis ini memiliki kelembutan yang segar bak embun. Di dalam tubuh Mo'er tersimpan jiwa Ai Wei'er, bagaimana tuan tanah akan menyelesaikan masalah etika rumit ini? Menurut si Gendut O, garis keturunan pendeta mereka punya tradisi inses... Dua Naga Peri itu serentak menatap tajam sang tuan tanah.
"Lihat aku kenapa?" Liu Zhenhan mulai merasa gelagapan.
“Yang Mulia Putri!” Fegao tiba-tiba muncul entah dari mana, berlutut setengah seperti gunung besar di depan Moer: “Fegao akan selalu menepati janjiku, selamanya menjaga Yang Mulia.”
“Bangunlah, kamu adalah Pengawal pertamaku.” Moer mengelus kepala botak Fegao yang tertunduk dengan tangan mungilnya yang pucat, terkikik manis.
“Ya!” Fegao berseru keras: “Aku akan membela kehormatan Yang Mulia dengan kejujuran dan kesetiaanku, selama jangkar ku belum patah...”
“Cukup!” kata Moer: “Dasar bodoh, selain aku kamu juga harus mendengar perkataan Mentor Li... eh... maksudku Mentor Richard-ku.”
Wajah Moer memerah seperti apel besar, jelas karena ucapan yang hampir terluapkan tadi.
“Ya!” Prajurit Paus itu berdiri, hendak berlutut setengah pada Liu Zhenhan yang langsung menggelengkan tangan.
“Tidak usah, tidak usah. Lihat perlengkapanmu, masih pakai zirah cangkang lobster, aku saja malu. Nanti pulang kubuatkan zirah baja lengkap.” Lao Liu meraba kaki pria perkasa itu. Tinggi Fegao sudah melebihi 6 meter, menurut ukuran Aiqin lebih dari 6 Ren, hampir setinggi boneka magis baja.
“Walau tahu Prajurit Banilu di Bangsa Laut sangat langka, Liu Zhenhan tetap merinding membayangkan dahsyatnya Perang Darat-Laut dulu. Prajurit setinggi ini jika datang ke darat, selain ras Raksasa, siapa lagi yang bisa menghadang mereka? Bahkan Raksasa biasa pun tak mampu, harus Raksasa Langit atau Raksasa Es baru sepadan. Raksasa Perbukitan yang cuma 4 meter jelas tak sanggup melawan.”
“Benarkah?” Fegao menjilat bibir keringnya, suaranya gemetar. Kapan pun, senjata darat selalu memikat Bangsa Laut secara luar biasa. Karena pengaruh air laut, senjata baja hasil perdagangan dengan kerajaan manusia selalu cepat berkarat. Selain jangkar raksasa Prajurit Paus, hampir tak ada senjata baja lain di kerajaan laut.
“Ambil ini.” Liu Zhenhan diam-diam mengambil Mutiara Penghindar Debu dari apron Guo Guo yang tertidur, menyelipkannya ke tangan Fegao: “Mutiara ini walau tak bisa membuatmu berjalan di darat sepenuhnya seperti Putri Duyung, setidaknya memungkinkanmu bertahan setengah hari tanpa kembali ke air, plus kemampuan kekebalan sihir tanah.”
Fegao memegang mutiara itu, tak tahu harus berkata apa. Hatinya terharu.
“Sama seperti kami Kuda Nil, tiap setengah hari harus rendam air sekali, haha... Melembabkan kulit...” O'Neill kembali sambil menggotong dua buaya berekor pendek.
Fegao dengan hati-hati menyembunyikan Mutiara penghindar debu di dalam zirah cangkang lobster, menyimpannya rapat di badannya.
"Makan malam nanti daging buaya, haha, bagus bagus!" Liu Zhenhan bersorak, mendengar dari Hobbit Setengah Manusia bahwa daging buaya sangat lembut, rasanya seperti ikan cod perak, hari ini bisa makan enak.
"Bangsa serangga semuanya vegetarian, Mo'er tidak akan menemani Mentor makan ini." Mo'er melihat buaya berekor pendek masih bergerak, ketakutan dan langsung bersembunyi di pelukan Lao Liu.
Dua Naga Peri tersenyum ambigu, gadis kecil itu sebenarnya bisa bersembunyi di pelukan kakeknya, tapi malah masuk ke pelukan tuan tanah, ini... pantas disebut memiliki tradisi...
"Dua buaya ini mungkin tidak cukup untukku sendiri," Fegao memutar matanya, tapi malu untuk mengatakannya.
"Kepala suku, kita akan menunggu seminggu lagi di sini. Jika bangsa laut datang ya sudah, jika tidak aku akan paksa membuka segelnya." Liu Zhenhan berkata kepada Kepala Suku Campos: "Tolong beri tahu Kepala Suku Bailey, besok pagi bawa sukumu membuat rakit, aku suruh O'Neill dan Fegao membantumu, buat yang besar dan kuat."
"Baik, Tuan." Kepala Suku Campos menghela napas: "Kami bangsa serangga sekarang sangat rindu pulang. Sebenarnya Tuan tidak perlu membalas dendam untuk kami, bangsa laut terlalu banyak, jika terlalu bermasalah akan sulit kabur, banyak anak kami di bawah tiga tahun belum bisa terbang."
“Hal ini sangat penting bagiku, bukan sekadar balas dendam untuk Bangsa Serangga.” Liu Zhenhan berkata dengan sinis: “Aku benar-benar tidak mengerti, bagaimana mungkin serangan tiba-tiba Bangsa Laut terhadap Ai Wei'er begitu kebetulan? Apakah kemampuan mereka membaca momentum perang sehebat itu? Adakah kebetulan seperti itu di dunia ini? Dari mana Bangsa Laut yang tak bisa naik ke darat ini tahu wilayah kekuasaanku di Feilengcui? Saat kita berdua bertemu di laut, aku bahkan belum memiliki wilayah kekuasaan.”
“Aku juga terus memikirkan hal ini.” Ning Yu mengedipkan matanya: “Ada pertanyaan besar yang mengganjal di hatiku...”
“Yu!” Liu Zhenhan menghentikan Ning Yu melanjutkan bicara.
“Semoga ini hanya kelebihan sensitivitasku.” Liu Zhenhan menghela napas.
“Bos, Nyonya Bos! Jangan-jangan kalian curiga pada kami Kuda Nil?” O'Neill membuka mulut lebar dengan bodoh: “Demi Dewa Perang! Kami Kuda Nil bukan pengkhianat seperti Warrenpoole!”
“Bodoh! Apakah hanya Kuda Nil satu-satunya bangsa air di Feilengcui?” Mata Daisy berkilat.
“Diam!” Lao Liu membentak: “Jangan bahas masalah ini lagi, pendam sampai mati!”
※※※
『Seandainya waktu itu, apakah Mo'er bisa mendapatkan Peliharaan Magis masih jadi pertanyaan. Gerrien saat itu tidak tahu Hydra sudah mati, hanya ingin bergabung dengan Lao Liu, mana tahu muncul Pendeta baru, nasib sial.
Aku merasa lucu melihat kalian bersimpati pada Xude. Kalian kasihan padanya, siapa yang kasihan pada Bangsa Serangga ini?
"Dunia ini memang sudah hukum rimba, yang kuat memangsa yang lemah. Kalau mau bertahan hidup, harus punya kesadaran. Soal Lao Liu beruntung, saya setuju. Siapa yang menciptakan gulungan lagu perang? Siapa yang mengembangkan angkatan udara?"
BAB KE-109 Sangat Meremehkan Kesabaran Bangsa Laut
Malam semakin larut, cahaya bulan tenang bagai air.
Di sebelah "Formasi Magis Teleportasi Sumur", terdapat hamparan rumput luas. Seluruh centaur Feilengcui berkumpul mengelilingi api unggun yang berkobar, termenung. Ucapan Lao Liu yang tak sengaja tadi membuat banyak orang merenung.
Seekor buaya besar yang telah dibersihkan ditusuk dengan tongkat kayu, dipanggang di atas api unggun hingga mengeluarkan suara decitan. Lemak kekuningan menggelembung dari serat daging merah, perlahan meletus dan menetes ke bawah, membuat nyala api berkobar-kobar. Aonir duduk di bangku yang terbuat dari kura-kura rawa, terus memutar tongkat pemanggang. Ia memanggang dengan hati-hati karena dikelilingi sorot mata penuh nafsu.
Lao Liu duduk di sampingnya, memeluk tubuh Ai Wei'er. Dengan Mutiara Ular Fei Wenli yang berfungsi mengawetkan selama 10.000 tahun di mulutnya, wajah Ai Wei'er tampak seperti putri tidur. Bulu mata panjangnya masih menggantungkan setetes air mata mutiara yang belum kering.
Bimon manusia serangga telah kembali tidur dengan enggan di bawah pimpinan Kepala Suku, karena besok masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Tapi malam ini diperkirakan akan menjadi malam yang tanpa tidur.
Muer berbaring di pangkuan mentornya, terus-meneruap menguap. Meskipun dua jiwa bergantian mengendalikan tubuhnya, kelelahan fisik tetap membawa rasa kantuk pada kedua jiwa sekaligus. Ning Yu sedang mengepang rambutnya. Rambut Muer sangat bagus, Ning Yu membuat tiga kepang kecil yang tersebar bebas di antara rambut panjangnya, sangat cocok dengan penampilan Muer yang ceria dan penuh semangat muda.
Daisy dan Ruoerna sedang membantu Liu Zhenhan menghias kumisnya. Dua koin emas per helai, setiap kali mencabut sehelai, mereka menancapkan ujung folikel transparan itu di leher Lao Liu. Meskipun keduanya sepakat bahwa kumis Lao Liu sangat maskulin, tapi tangan mereka tak ragu-ragu saat mencabut. Tak lama kemudian leher Lao Liu sudah dipenuhi jarum-jarum kecil.
Mencium aroma daging panggang, mata besar Guo Guo terbuka lebar-lebar. Segera terbangun, mengeluarkan sapu tangan dari kantun baju dalamnya dan mengikatkannya di leher. Duduk tegak dengan rapi di depan api, matanya menatap tajam daging buaya itu. Melalui nyala api, tatapan Yitiao dan Guo Guo bertemu di atas daging panggang.
“Gerien memeluk mayat Hidra duduk tidak jauh, menatap Liu Zhenhan tanpa bergerak. Tatapannya pada Liu Zhenhan seperti tatapan Guo Guo dan Yitiao melihat daging panggang.”
Kenyataan begitu kejam. Di bawah kontrak jiwa antara pendeta dan peliharaan magis, setiap pikiran tuan tanah pasang surut ini dapat dipahami dan dikendalikan dengan jelas oleh pendeta. Di hadapan kontrak, ia tak berdaya melawan permintaan pendeta manapun. Kebenciannya hanya bisa diluapkan lewat tatapan, tanpa cara lain untuk diekspresikan.
Pernyataan Naga Peri Daisy bahwa kontrak jiwa ini sebenarnya adalah kontrak tuan-budai sepenuhnya benar. Dunia Aiqin tak pernah mengenal kesetaraan mutlak. Jika peliharaan magis diberi kebebasan penuh, untuk apa ada pendeta? Jika kontrak jiwa yang ditetapkan Dewa Perang Kampas benar-benar adil, mengapa begitu sulit bagi pendeta untuk mendapatkan peliharaan magis?
“Mentor, haruskah kita membuat Gerien masuk tidur panjang dulu?” Mo'er berbisik pada Lao Liu: “Istri mentor mengingatkanku, jika tidak membuatnya tidur panjang, bangsa laut tidak akan naik melalui ‘portal transmisi sumur’.”
“Boleh juga. Sebenarnya tatapannya membuatku merinding juga.” Liu Zhenhan mengusap hidungnya. Kini kebiasaan mengusap hidung sudah menjadi ciri khas Lao Liu. Dalam waktu singkat, frekuensinya menyamai jumlah kali dua Naga Peri mencabuti janggutnya.
Mo'er menjentikkan jarinya, Geryon yang berada tak jauh dengan patuh meletakkan kepalanya di atas mayat Hydra dan menutup mata. Napasnya yang semula gelisah berangsur-angsur menjadi tenang.
"Ai Wei'er, mengapa mengingatkanku melakukan ini? Kau kan putri duyung..." Liu Zhenhan tak kuasa mengelus pipi mungil Mo'er.
"Shiniang berkata..." Mo'er menundukkan kepala di pangkuan Lao Liu, pipinya yang membara terasa panas meski terhalang pakaian: "Meski aku dari bangsa laut, seluruh diriku milikmu..."
Saat mengucapkan ini, nada bicara Mo'er terdengar sangat familiar bagi Lao Liu. Dulu di Guwa Salju Mammoth, saat Helen tahu dia akan menghancurkan pisang salju sumber kehidupan mammoth, nada bicara Helen juga seperti ini - sebuah cinta yang tak mempedulikan benar salah.
Mata Lao Liu tiba-tiba membasah.
"Andai aku, aku juga akan berkata demikian." Sorot mata Ning Yu berbinar air mata. Telapak tangannya yang basah menggenggam erat tangan besar Lao Liu: "Richard... apapun yang kau putuskan..."
"Dia benar-benar ahli." Ruoerna berbisik di telinga Daisy.
"Jika ada pria yang tanpa ragu memotong lengannya demi diriku, aku juga akan berkata demikian..." Ekspresi Daisy mulai menunjukkan kecenderungan kekanak-kanakan.
"Ya ya..." Ekspresi Ruoerna mulai menunjukkan kekaguman berlebihan.
Meskipun kedua Naga Peri terus berbisik-bisik, telinga Aopang yang tajam langsung menangkap percakapan mereka. Aopang yang sedang memanggang daging buaya mengerutkan bibirnya dan bergumam pelan: "Naga pengidap kekaguman berlebihan~"
Burung beo yang mengangguk-angguk karena mengantuk membuka matanya sebentar, memiringkan paruhnya, namun tidak berkata apa-apa.
Pada saat itu, dengkuran keras Ge Ruien menggema. Setiap kali mendengkur, suaranya membuat burung-burung di pepohonan sekitar terbang berhamburan dengan suara "kepak-kepak".
"Entah apakah Bangsa Laut akan tiba-tiba muncul..." Moer menghela nafas, tidak jelas apakah ini perkataannya sendiri atau pesan yang disampaikan untuk Ai Wei'er.
"Kalau begitu lebih baik aku pergi saja. Bagaimana harus menghadapinya jika Yang Mulia tiba-tiba naik ke darat?" Fegao yang berbaring di tanah bangun duduk dan menghela nafas.
"Sekarang sudah larut malam. Aku tidak percaya Bangsa Laut bisa bertahan di Kuil Laut selama itu. Kau terus saja berbaring, aku tidak akan menyulitkanmu dan Ai Wei'er. Urusanku dengan Bangsa Laut tidak perlu kalian campuri," kata Liu Zhenhan kepada Prajurit Paus.
Mendengar ini, Fegao menghela nafas panjang dan kembali berbaring.
Mo'er meringkuk ke dalam pelukan Ning Yu, melipat tubuhnya. Ning Yu dengan penuh kasih menyelimutkannya dengan jubah, bersenandung lembut——persis lagu "Rambut Seperti Darah" yang diadaptasi Lao Liu ke Bahasa Umum daratan. Mata Mo'er terpejam, ia bersenandung bersama Ning Yu perlahan hingga terlelap.
Mata Lao Liu berkedip. Tiba-tiba ia teringat: warisan kidung perang berbahasa Tionghoa yang diterima Mo'er bukan lima lagu semula, harus ditambah satu lagi "Rambut Seperti Darah"——seharusnya "Kidung Rantai Jiwa".
"Sangat menakutkan." Lao Liu mengerang.
"Memang mengerikan. Jika perang pecah antara Bangsa Laut dan daratan, ini akan menjadi perang dunia lagi. Jika bukan karena campur tangan ras Raksasa dalam perang sebelumnya, bangsa naga pasti sudah turun tangan." Ruoerna tak tahu maksud tersembunyi Tuan Tanah. Terus menghela nafas: "Penyihir Timur yang misterius! Bahkan bisa membuat 'Formasi Pisah Air', memutarbalikkan prinsip elemen, benar-benar hebat!"
"Fegao, bisakah kau jelaskan mengapa Bangsa Laut begitu ingin menginjak daratan? Laut begitu luas, di kota kalian Mutiara seperti tanah dan emas seperti besi, mengapa masih bernafsu mengagresi benua?" Liu Zhenhan menoleh bertanya pada Prajurit Paus yang terbaring di sampingnya.
“Mutiara、karang、kristal akik memang sama umumnya di mata Bangsa laut seperti tanah di mata kalian. Tapi sinar matahari、cahaya bulan、api unggun, bukankah itu sama berharganya bagi kami seperti mutiara kristal bagi kalian?” Fegao mengunyah sebatang rumput gao-ai, matanya berbinar menatap Sampa di langit: “Di antara Bangsa laut kami, selain Wangsa kerajaan, tak ada yang memiliki kemampuan hidup di dua alam. Seandainya aku bisa menjadi ras amfibi Bimon seperti kalian, bisa berenang di air sekaligus tak perlu lagi makan makanan mentah dingin, alangkah indahnya.”
“Murah dan mahal, mungkin tergantung sudut pandang? Seperti membedakan keadilan dan kejahatan.” Daisy tiba-tiba mendapat pencerahan baru.
Sorotan cahaya menyembur ke langit dari formasi magis sumur, membuat O'Neill yang sedang memanggang daging gemetar. Sepotong besar daging buaya yang hampir matang jatuh “blak” ke dalam api unggun.
Siren、Naga dan Putri Duyung beserta sekitar 40 pengawal Bangsa laut berdiri di dalam formasi mutiara, semua tertegun memandangi gerombolan Bimon di hamparan rumput dan dataran suci. Kedua pihak hanya terpisah lima puluh yard.
Liu Zhenhan dan rombongannya juga tak menyangka Bangsa laut benar-benar berjaga sepanjang malam, sama terpukau melihat kumpulan besar Bangsa laut ini.
Beberapa lama berlalu, tak seorang pun berbicara.
Kakatua Raksasa membuka matanya dan mengumpat "Naga gila~", baru menyadarkan semua orang dari keterpesonaan.
"Selamat malam." Liu Zhenhan menyapa dengan penuh semangat.
"Kamu..." Sang Raja Beckenbauer tampak masih sulit menerima situasi ini, terutama ketika melihat Geruin menggendong seekor Hydra yang berlubang-lubang seperti saringan masih mendengkur tak jauh dari formasi magis, wajahnya semakin pucat.
"Apakah ingin tahu mengapa?" Liu Zhenhan menatap mereka dengan wajah riang.
Dua puluh Prajurit Hiu Sihir segera menghalangi depan Sang Raja. Raja Beckenbauer mendorong pengawalnya sendiri dan berkata dingin: "Katakan, mengapa?"
"Aku adalah Imam Bemon, dan imam yang sangat hebat. Tugas imam apa?" Liu Zhenhan menunjuk hidungnya sendiri, berbicara kata demi kata: "Mengumpulkan peliharaan magis."
"Pigge. Vitalitasmu benar-benar luar biasa." Sebagai penguasa Bangsa Laut, Raja Beckenbauer segera pulih dari keterkejutan dan tersenyum santai: "Lalu apa? Meski Panglima Pasang Surut kuat, di sini ada tiga wangsa kerajaan bawah laut. Keengganan memulai perang bukan berarti kami takut pada utusan dewa ini."
“Bagaimana jika ditambah dua Naga Peri?” Daisy melepas jubah dan topinya, mengangkat Katyusha yang tertidur dengan air liur berlinang, lalu berdiri berdampingan dengan Ruoerna. Di tangan Ruoerna teracung dua busur panah silang berantai Tujuh Bintang, senjata yang hanya ada dalam legenda di dunia bawah laut.
Bukan hanya mereka berdua yang memegang busur panah silang berantai. O'Neill dan Guo Guo juga membawa dua busur serupa berdiri di belakang Naga Peri. Wajah Bangsa Laut berubah pucat. Kecuali raja Putri Duyung yang tetap tenang, seluruh anggota Bangsa Laut terutama Siren terlihat sangat panik. Naga Peri bersenjata busur silang berantai adalah predator alami yang sempurna untuk mereka. Kalaupun ingin mundur sekarang sudah terlambat. Mantra teleportasi sumur ajaib memang tidak terlalu panjang, tapi cukup untuk memberi waktu bagi busur-busur ini menghujani mereka seperti badai. Meski Bangsa Laut telah memanggil perisai, dalam jarak sedekat ini, tidak ada perisai magis yang mampu menahan panah-panah terkutuk itu, terutama bagi yang berdiri di barisan depan.
Yang lebih membuat Bangsa Laut ciut adalah dari kegelapan di sekeliling, muncul sekelompok besar prajurit Bimon bersenjata ballista berat. Postur tubuh prajurit-prajurit Bimon yang gagah perkasa jelas menunjukkan identitas mereka sebagai prajurit gajah raksasa yang paling ditakuti.
Liu Zhenhan melirik Ning Yu dengan sorot mata penuh pujian.
“Ini cuma ilusi! Jangan takut! Semuanya palsu!” Teriak Ferguson Xu kembali menggema.
"Mo Er mengintip dari pelukan Ning Yu." Dengkur Grimaen berhenti, mata merah darah Sang Tuan Tanah Pasang Surut perlahan terbuka.
Sepuluh Prajurit Paus baru saja melangkah maju, tubuh setinggi 10 Ren Sang Tuan Tanah Pasang Surut langsung tegak berdiri. Seekor burung raksasa berkulit buruk, diselimuti aura elemen api, muncul tanpa suara. Bahkan Xu tua tak bisa memastikan apakah ini ilusi atau nyata.
"Kubilang kalian pasti mati, percaya atau tidak?" Liu Zhenhan terkekeh.
"Di sini berkumpul para ahli sihir terkuat dari Tiga Kerajaan Bawah Laut. Perkataanmu terlalu menganggap diri tinggi." Ekspresi Raja Beikenbaer tetap tenang. Bukan tanpa alasan - kekuatan Tiga Kerajaan Bawah Laut memang nyata. Meski Grimaen dan burung raksasa itu punya resistensi sihir tinggi, setidaknya teknik kendali arwah Siren bisa membuat mereka pusing dan Kelambanan. Level sihir air Raja Putri Duyung pastinya tidak kalah dari Archmagister manusia. Dengan begitu banyak perisai sihir aktif, sekuat apa pun busur panah silang berantai, berapa banyak yang bisa terluka?
“Apa yang kau inginkan？”Lao Liu merasa lucu, dengan puluhan magister ini hanya ada 40 pengawal. Jika semua dikumpulkan, seberapa kuat perisai yang bisa dibuka? Bangsa laut pasti tak menyangka, dengan kemampuan penetrasi Katyusha yang luar biasa dan Panah Air berantai, satu serangan bisa merobohkan sebarisan.
“Kau mau perang! Aku pun siap!” Raja Putri Duyung melepaskan hujan Panah Air padat yang telah dipersiapkan ke semua Bimon di depan. Bangsa laut selalu memandang rendah cara bertempur darat yang saling berdiplomasi sebelum berperang. Hari ini pun tak terkecuali.
Sihir seketika memenuhi seluruh ruang. Raja Putri Duyung memang bukan sembarangan, level sihir terpental yang bisa dilakukan dengan begitu tinggi dan cepat benar-benar langka.
Bagi orang lain mungkin trik ini pasti berhasil, paling tidak bisa membuat kewalahan. Tapi bagi warga Feilengcui yang sudah berpengalaman dalam pertempuran, ini percuma. Hampir seketika, semua busur panah Lao Liu melesat keluar. Mutiara Naga yang merasakan bahaya secara magis membentangkan perisai transparan. Luas 25 meter persegi tidak terlalu besar tapi cukup untuk melindungi semua orang di dalamnya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa sihir elemen air dan angin Bangsa Laut tidak mempan pada Pigge ini. Selain 10 Prajurit Paus dan 10 Prajurit Hiu Sihir yang berusaha menerjang balik, seorang Putri Duyung mulai melantunkan mantra teleportasi formasi sumur air. Dengan sedikit waktu, formasi ajaib seperti lift ini akan menarik semua Bangsa Laut yang berdiri di dalam formasi magis raksasa kembali ke Kuil Bawah Laut.
Serbuan 10 Prajurit Paus dan 10 Prajurit Hiu Sihir bertabrakan dengan dua Monster Tingkat Super. Kesepuluh Prajurit Paus ini menunjukkan keberanian luar biasa. Jangkar raksasa di tangan mereka dilempar ke arah kelompok Liu Zhenhan saat berlari, sama sekali mengabaikan keberadaan dua Monster Tingkat Super.
Tertimpa jangkar raksasa dari 10 Prajurit Banilu, bahkan Orang Ao yang dikatakan punya tujuh nyawa dan Garfield yang punya sembilan nyawa sekalipun tidak akan selamat, apalagi Lao Liu si Pigge setengah hati ini.
Untung hari baru telah tiba, Lao Liu segera memanggil Patung Emas Yunqin pincang dan Patung Tembaga Rusak saat Raja Putri Duyung mulai menyerang. Awalnya dia ingin menggunakan gerakan "keledai malas berguling" patung emas untuk menghancurkan musuh, tapi tanpa disangka patung itu justru menjadi perisai logam. Sepuluh jangkar raksasa yang dilempar prajurit paus berhasil dihalau oleh Patung Yunqin pincang yang berdiri tepat di depan Naga Peri. Dentuman dahsyat membuat tubuh patung yang sudah penuh luka itu tak lagi sanggup menahan benturan. Kaki satunya lagi retak dengan sura "krek!" sebelum ambruk ke belakang, membuat dua Naga Peri yang lupa bisa teleportasi itu hanya bisa menatap pucat patung raksasa yang roboh perlahan.
Beruntung Lao Liu cepat tanggap, dengan gerakan tangan dia segera menarik kembali patung itu ke dalam cincin giok. Bayangkan jika patung seberat 240.000 pon itu jatuh menimpa, tentu pasukannya akan hancur menjadi bubuk daging tanpa perlu serangan Bangsa Laut.
Meski begitu, nekatnya Lao Liu sendiri membuat keringat dinginnya bercucuran.
Prajurit Paus dan Prajurit Hiu Sihir yang kehilangan senjata ini benar-benar sial, sial besar!
Pertama-tama "Pilar Api" Bangau Api menyapu, "Bintang Beku Baru" Gerren juga meletus di tengah kerumunan prajurit Bangsa Laut. Prajurit gajah ilusi Ning Yu ikut menyerbu. Ditambah dengan "Kilat Berjaring" Mo'er, semua serangan ini menghujani para prajurit Bangsa Laut yang nekat menyerbu.
Gulungan Kelambanan yang dilempar Liu Zhenhan, hujan Panah Air dari anak babi, serta "Cahaya Kristal" dari kuda terbang roh cincin. Dua puluh prajurit Bangsa Laut yang berjejalan itu tumbang. Lebih parah lagi, dua sosok raksasa berkilau emas muncul. Dengan gerakan berguling, dua tubuh seberat 240.000 pon (setara 120.000 kg) ini menghancurkan gunung karang palsu menjadi debu, pohon kelapa dan rumput jadi serpihan. Tanah gembur ambles besar-besaran, sementara prajurit paus yang masih bernafas menjadi korban pertama "gulingan keledai malas" Patung Emas Yunqin.
Perubahan secepat ini membuat Ferguson Xu pun tak bisa bereaksi. Xu tua tak menyangka patung emas bisa digunakan seperti ini, sampai lupa mengucapkan "mantra pengikat karakter 'Dai'". Ia hanya bisa mematung melihat dua patung emas itu berguling dengan momentum tak terbendung, bergerak maju perlahan-lahan sambil menghancurkan segalanya.
Memang keluarga kerajaan bangsa laut, para Naga dengan cepat mengeluarkan mantra "Fengyi Piaofu Shu" (sayap angin pengapung). Sambil menunggu tubuh raksasa itu bergerak perlahan, mereka mengangkat semua orang dari tanah. Tentu saja, saat itu si putri duyung terpaksa menghentikan mantra teleportasi sumur air.
Xu tua yang masih gemetar baru teringat untuk menggunakan "mantra pengikat aksara Dai" pada dua Patung Emas Yunqin. Sedikit terlambat, salah satu patung sudah meremukkan sudut formasi teleportasi sumur.
Situasi pertempuran berubah sekejap mata.
Baru satu pertukaran serangan, kedua pihak sudah nyaris meregang nyawa. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan Fegao si prajurit paus yang biasanya denyut nadinya hanya tujuh kali per menit, kini dadanya berdegum seperti genderang perang.
Para Bimon Feilengcui yang baru saja membantai 20 pasukan berani mati, segera mengarahkan senjata ke bangsa laut di udara. Refleks tempur mereka jelas lebih unggul, barisan pertama busur silang menyapu jatuh satu barisan musuh.
Bangsa laut yang telah diperkuat dengan "Sihir Pengapungan" segera tidak mau kalah. Barrier bawaan Putri Duyung, sangkar logam, gelombang monster, angin puting beliung, berbagai macam elemen air, Badai Pisau Air Angin dari Naga, petir dari Ahli Sihir Pencabik Badai, dalam sekejap memenuhi ruangan. Seluruh adegan berubah menjadi kekacauan besar, ditambah berbagai Lingkaran Jahat yang berantakan, sihir kuat malam ini berubah menjadi kembang api murahan yang berdesakan di ruang sempit ini, bertabrakan satu sama lain.
Meski bulan malam ini terang benderang, setelah tiga kali serangan sihir, kedua belah pihak sama sekali tidak bisa melihat posisi lawan. Berbagai serangan sihir bertabrakan di udara, menciptakan gumpalan-gumpalan badai elemen yang gelombang sisa ledakannya menerbangkan pepohonan dan tanaman di sekitarnya sejauh beratus ren.
Kolaborasi tiga Raja Lautan, bahkan Grendel dan Yitiao pun tak bisa menganggap remeh. Bangsa laut ini memiliki level yang sangat tinggi, melancarkan sihir dengan tatapan tenang. Meski sihir tingkat rendah yang dilancarkan tergesa-gesa tak bisa benar-benar melukai dua Monster Tingkat Super ini, kedua monster tersebut tetap segera bereaksi instingtif dengan membalas menggunakan sihir yang lebih kuat. Meski sihir elemen air Putri Duyung cepat, tetap tak bisa menyaingi kecepatan sihir dasar dua Monster Tingkat Super ini yang bisa dilancarkan secara instan.
Benar-benar kekacauan yang tak terurai.
Menurut seharusnya Liu Zhenhan juga sudah mengalami berbagai badai kehidupan, hari ini baru pertama kali melihat formasi penyihir yang begitu padat saling tembak-menembak. Jika hari ini dia tidak memiliki Mutiara Penghindar Air dan Mutiara Antiangin, pasti sudah tamat. Guo Guo menghabiskan panah silang di tangannya, lalu mengambil kantong kulit dan melemparkan gulungan sihir. Si licik ini sangat cerdik, mematahkan gulungan lalu menahannya di cakar kecil selama dua setengah detik sebelum melemparkannya, hanya terlihat lingkaran Kelambanan beterbangan di udara dengan cepat.
Bangsa laut di sini sial. Aura pengendalian jiwa Siren sama sekali tidak berani digunakan. Adipati perempuan Diana yang bisa menggunakan serangan tunggal mana mungkin bisa melihat target jelas, yang terlihat hanyalah kilatan sihir di depan, disusul panah silang dan panah air aneh yang muncul entah dari mana. Bahkan perisai magis pun tidak bisa menahan. Para peramal badai dan Prajurit Hiu Sihir yang berada di garis depan jatuh satu per satu.
"Barrier Sangkar Logam" benar-benar barrier tingkat raja, ternyata bisa mengubah panjangnya, tiba-tiba mengurung semua Bimon di dalamnya seperti sangkar burung raksasa.
Trik ini sebelumnya sangat efektif terhadap Lao Liu, tapi sekarang tidak lagi. Dua Naga Peri langsung teleportasi ke sayap pasukan bangsa laut. Tidak hanya "Barrier Sangkar Logam" yang dihancurkan, kalau panah air Katyusha tidak hanya menyemprot sebentar saja, mungkin seluruh pasukan inti bangsa laut ini akan musnah.
Katyusha mulai melakukan tekanan lagi, memaksa Daisy harus teleportasi pulang. Ruoerna sudah lama menyelesaikan penekanan pelatuk busur panah silang berantainya, mengikuti Daisy berputar cepat, menggunakan "Jari Pembalik Elemen" untuk menyegel beberapa jagoan bangsa laut. Melihat beberapa Naga enam lengan dengan kemampuan ganda sihir dan tempur mengangkat lengan mereka dengan garang menyerang tiba-tiba, Ruoerna terpaksa menghindar. Naga Peri tak memiliki setitik kekuatan magis, juga tak bisa memurnikan kekuatan dasar magis, hanya memiliki perut penuh pengetahuan sihir yang tak berguna. Saat diserang fisik, mereka hanya bisa memutar mata tanpa daya.
Di pihak Bangsa laut selain beberapa "Badai Petir" dari Ahli Sihir Pencabik Badai, sihir lainnya takkan bisa melukai para Bimon. Tapi perisai pengedapan lawan juga banyak, hanya "Tembok Kristal" dari kuda terbang roh cincin yang menjengkelkan saja sudah cukup merepotkan, apalagi masih ada dua Monster Tingkat Super yang bertahan mati-matian.
Meski tampak megah dipandang, sebenarnya pertarungan ini justru tidak terlalu kejam.
Di pihak Bangsa laut, kekuatan mereka sangat tangguh. Semua adalah ahli sihir dengan perisai yang sangat banyak. Bahkan ada beberapa barrier alami Putri Duyung yang berfungsi sebagai pelindung tubuh. Dua puluh lebih Siren tidak berani menggunakan "Lingkaran Kontrol Jiwa", namun sebagai Wangsa kerajaan laut, mereka juga biasa mempelajari sihir elemen air. Meski tidak terlalu ahli, memanggil "Perisai Ombak" sebenarnya bukan masalah besar. Gabungan dari begitu banyak perisai ini benar-benar menunjukkan kekuatan yang luar biasa.
Bangau Api dan Gerin karena situasi pertempuran yang sengit, hanya fokus menggunakan mantra kilat cepat yang daya penghancurnya terbatas. Setelah kekacauan awal, di antara bangsa laut, para Prajurit Hiu Sihir dan Penyihir Perusak Badai Makula yang bertindak sebagai perisai hidup di garis depan menderita korban jiwa yang parah. Dari 20 Prajurit Hiu Sihir dan 10 Penyihir Perusak Badai, kini hanya tersisa empat orang, semuanya tertembus oleh O'Neill yang menggunakan busur panah silang berantai. Panah silang armor-piercing semakin efektif terhadap perisai magis. Karena formasi "Delapan Gerbang Kunci Emas", bangsa laut yang diberi mantra "Mengambang" hanya bisa berada di ketinggian 40-50 ren - tepat dalam jangkauan busur tujuh bintang berantai. O'Neill sambil menembak liar tertawa terbahak: "Akhinya impian Shenjian Zheqin-ku tercapai! Pantaslah aku Bimon dari suku Haus!"
Sayangnya persediaan panah silang terbatas. O'Neill segera kehabisan amunisi dan hanya bisa memutar mata putus asa. Beberapa kapak yang dibawanya hancur berkeping-keping oleh sihir di udara. Senjata tiruan legendaris yang tersisa, dilempar sayang, tidak dilempar pun kesal.
Tiga Wangsa Kerajaan Laut kini benar-benar kehilangan pasukan elit. Selain belasan yang dibunuh diam-diam oleh Ruoerna dan Daisy, tidak ada korban lain lagi.
Melihat serangan sihir sementara tidak efektif, tiga wangsa kerajaan bawah laut yang gelisah akhirnya tenang. Mereka berhenti melepaskan sihir angin dan air yang sia-sia, beralih menggunakan waktu ini untuk beristirahat. Beberapa Naga sedang menggunakan penyebaran sihir untuk menghilangkan efek Kekuatan Kelambanan. Selain dua Ahli Sihir Pencabik Badai yang masih memaksakan serangan petir, tiga wangsa kerajaan bawah laut sepenuhnya menghentikan serangan. Beberapa ahli seperti Yang Mulia Beckenbauer bahkan mulai melantunkan mantra sihir besar selama jeda ini.
Sepuluh Siren mengandalkan sayap burung mereka, menyambar cepat ke pemukiman Bimon manusia serangga di lembah. Di sana sudah terlihat cahaya api menyala, terlihat pria dewasa kupu-kupu dan jangkrik terbang membawa obor. Maksud Bangsa Laut jelas terlihat.
Gerim segera mengejar di bawah perintah Mo'er, tapi kecepatannya jelas tak bisa menyaingi Siren yang terlahir bisa terbang.
Yitiao segera menyusul. Di bawah tatapan takjub Bangsa Laut, burung raksasa tak berbulu ini melesat seperti panah mengejar Siren-siren itu. Terdengar jeritan Siren bergema saat seekor burung besar tak berbulu mengejar tujuh-delapan Siren bersayap yang beterbangan, bulu-bulu abu-abu berhamburan.
Liu Zhenhan sama sekali tidak khawatir Bangsa Laut ini bisa membuat masalah. Dengan perlindungan Mutiara Naga, dia tetap santai dan tenang.
Meski pertahanan cukup, kekurangan daya serang adalah fakta nyata. Penyerang jarak jauh hanya Mo Er. "Kilat Berjaring" memang tajam, tapi puluhan master elemen angin dan air musuh memiliki perisai magis yang lebih hebat, sama sekali tak bisa ditembus.
"Sialan!! Hampir lupa barang berharga!" Lao Liu menepuk dahinya keras, mengeluarkan mutiara biru laut berbentuk telur burung pipit dan memberikannya ke Mo Er, menyuruhnya mencoba lagi.
Saat Mo Er melepaskan "Kilat Berjaring" lagi, jaring listrik tebal menyapu ke depan lalu terbagi menjadi busur-busur kilat yang memantul di perisai magis bangsa laut satu per satu. Sembilan rantai kilat beruntun dengan daya yang semakin melemah, percikan listrik seperti butiran air beterbangan. Meski kerusakan pada bangsa laut tak besar, pemandangannya sungguh spektakuler.
"Gila!" dua Ahli Sihir Pencabik Badai berteriak. Mereka ahli sihir air-listrik ganda. Pengetahuan mereka tentang magi listrik cukup dalam. "Rantai petir" hanya punya empat cabang, dengan busur yang melemah secara bertahap menyasar empat target. Bahkan penyihir tingkat tinggi hanya bisa meningkatkan daya busur, bukan jumlah cabang. Jika bukan karena melihat busur terakhir menghilang, banyak bangsa laut yang hampir mengira ini adalah mantra kehidupan Pendeta "Kilat Berantai Nebula". Bahkan keringat membasahi wajah Yang Mulia Beckenbauer.
“Memang pantas disebut 'Mutiara Hydra Badai' dari Storm Hydra, kemampuan serangan kilat berantai sebenarnya tidak terlalu langka, tapi 'Cincin Sembilan Rantai Air' ini agak istimewa.” Ruoerna tersenyum memandang Moer.
"Cincin Sembilan Rantai Air" memang sangat langka!
Kemampuan "Serangan Kilat Berantai" hanya dimiliki oleh monster alami, contohnya peliharaan magis Mentor Cui Beixi "Velociraptor" memiliki bakat ini. Serangan magis Velociraptor adalah "Petir Guntur", karena bakat alami ini, "Petir Guntur" akan terpecah menjadi tiga serangan berantai setelah ditembakkan, membentuk "Kilat Berantai" standar yang menyerang empat titik sekaligus: kemampuan serangan berantai Velociraptor hanya tiga tingkat. Penguasa lautan lain "Tuan Tanah Abyss" juga memiliki bakat ini, tapi hanya bisa mencapai "Lima Serangan Berantai", jadi "Sembilan Rantai" benar-benar sangat Berbual B.
Naga, ular, kura-kura, dan kerang semuanya menghasilkan mutiara. Mutiara ular Hidra berkepala sembilan terletak di rahang bawah. Setelah dikeluarkan, pemakainya mendapatkan kemampuan "Sembilan Serangan Kilat Berantai". Hidra bernama Jaina ini telah berevolusi menjadi Storm Hydra, sehingga mutiaranya memiliki bonus sihir elemen air yang dapat menciptakan efek percikan campuran. Inilah yang dimaksud Ruoerna dengan "Sembilan Rantai Kristal Air". Dengan memiliki mutiara ini, semua mantra serangan yang memiliki split tidak lebih dari sembilan akan terbagi secara proporsional, menyerang target tambahan dalam radius kipas. Mantra tinggi seperti "Badai Pisau Air" atau "Hujan Meteor Api" yang splitnya melebihi sembilan tidak akan terpengaruh.
Liu Zhenhan juga merasa heran, seperti naga kecil sebelumnya. Meski monster-monster ini memiliki mutiara ajaib dalam tubuhnya, mereka sendiri tidak bisa mendapatkan bonus tambahan ini. Ini mengingatkannya pada empedu sapi dan batu ginjal anjing yang bisa menyembuhkan manusia, tapi tak berguna bagi hewan aslinya.
Dua Naga Peri tak tinggal diam. Mereka bergerak ke jarak 30 yard (≈27.4 meter) dari Bangsa laut, bermaksud menggunakan "Jari Pembalik Elemen" untuk mengeksploitasi kelemahan jarak jauh musuh. Namun kecerobohan ini hampir berakibat fatal.
Tiga Putri Duyung memiliki barrier bakat yang ternyata adalah "Prajurit Bayangan" - barrier ini mampu mengubah bayangan mereka menjadi prajurit. Mereka sebelumnya menahan diri, namun saat melihat dua Naga Peri berjalan dengan angkuh mendekat, bayangan yang diterangi miring oleh Sampa di tanah segera berubah menjadi tiga prajurit hitam raksasa, dua melayang ke arah Daisy dan satu ke arah Ruoerna.
Perubahan mendadak ini tidak hanya membuat Liu Zhenhan terpaku, bahkan dua Naga Peri tersebut juga terkaget-kaget sampai lupa menggunakan teleportasi. Kedua Naga Peri sama sekali tidak memiliki pengalaman bertarung tangan kosong, pedang panjang ksatria di pinggang mereka hanyalah untuk tampil gagah belaka.
Saat itu, kilat Moer baru saja dilepaskan, Greane dan Bangau Api sedang dalam perjalanan kembali setelah membersihkan sepuluh Siren. Pasukan Lao Liu benar-benar kewalahan. Lao Liu sendiri memegang arquebus Guli, dengan mengabaikan efek percikan dari "Kemarahan Moradin", ia menembak prajurit bayangan yang bergerak paling cepat menuju Daisy. Prajurit bayangan ini seolah makhluk aneh berbasis jiwa yang bisa menyaring serangan fisik secara otomatis. Peluru tembaga Lao Liu justru menembus tubuhnya tanpa efek.
Untungnya "Keanggunan Kristal" dari kuda terbang roh cincin segera menyusul di belakang Lao Liu, dengan tembakan susulan yang presisi langsung menghabisi satu prajurit. Ternyata prajurit bayangan ini kebal terhadap serangan fisik namun rentan terhadap serangan magis.
Daisy yang sedang menggendong Katyusha berhasil menunjukkan performa baik. Di saat kritis ini, Katyusha tidak lagi nakal. Serangkaian Panah Air menyapu prajurit bayangan lain yang mendekat hingga menjadi saringan seperti kain hitam robek. Prajurit bayangan itu terjatuh ke depan, tombak bayangannya saat terbalik tepat menggores bahu Daisy meninggalkan luka panjang. Jubahnya terbelah, darah naga yang berpendar dalam berbagai warna menyembur. Tangan Daisy melemah, hampir menjatuhkan Katyusha ke tanah.
Dua tubuh besar prajurit bayangan jatuh seperti hantu secara berurutan, menembus tubuh Daisy yang terpaku ketakutan, lalu menghujam ke tanah dan kembali menjadi bayangan di bawah sinar bulan.
Sungguh luar biasa barrier bawaan Raja Bangsa laut ini. "Prajurit Bayangan" ini bisa bergerak cepat, kebal terhadap serangan fisik, namun senjatanya memiliki kemampuan serangan fisik. Sangat sulit dipahami.
Tapi Ruoerna yang malang. Dia dan Daisy menyerang secara tiba-tiba dari kiri dan kanan, berharap mengejutkan Bangsa laut. Kini giliran mereka yang kewalahan. Dengan mata kepala sendiri dia melihat prajurit bayangan itu semakin mendekat. Kapak yang dilempar O'Neill menembus tubuh prajurit bayangan itu sama sekali tak berpengaruh.
Pada saat genting, monster transparan setinggi dua ren tiba-tiba menembus tubuh Ruoerna, menyemburkan napas beku dan kematian yang menghadang prajurit bayangan terakhir. Serangan elemen paling efektif terhadap prajurit bayangan. Prajurit itu membeku dalam pose mengayunkan trisula. Monster hantu transparan ini terus-menerus menyemburkan bola gas kuning pucat, mempertahankan pose kaku prajurit bayangan tersebut.
Liu Zhenhan hampir kehilangan nyawa. Ia melihat jelas monster hantu ini muncul dari mayat Hydra di tanah. Meski sering mendengar tentang mayat hidup di Benua Aigean, ini pertama kalinya ia menyaksikan langsung.
Ruoerna dan Daisy baru tersadar, segera berteleportasi kembali ke sisi Lao Liu. Kedua Naga Peri itu menyembunyikan wajah di dada Liu, tubuh mungil mereka gemetaran hebat.
Pisau kristal kuda terbang segera menghabisi prajurit bayangan terakhir yang tersisa ini.
Liu Zhenhan menggosok matanya. Ternyata monster transparan ini adalah versi mini Hydra berkepala sembilan. Ciri khasnya yang jelas terlihat adalah sembilan kepala yang bergoyang liar dan dua kaki gemuk yang pendek.
"Hancurkan itu!" teriak Liu Zhenhan yang merinding, menunjuk mayat hidup Hydra berkepala sembilan ini ke arah Moer.
“Kumohon! Jangan! Lepaskan dia!” Teriakan menyayat hati Gerein menggema di seluruh pulau dari kejauhan.
Bukan hanya Lao Liu, bahkan bangsa laut pun membeku di tempat. Terhadap mayat hidup, semua ras di Benua Aigean – kecuali penyihir undead – pasti akan menjaga jarak.
“Apa ini?” Ruoerna mengangkat kepala dari pelukan Lao Liu, bertanya dengan mulut menganga.
“Aku juga tidak tahu.” Luka di lengan Daisy masih mengucurkan darah, tusukan tombak dari prajurit bayangan tadi ternyata cukup parah.
“Kumohon. Lepaskan Jaina! Demi jasanya menyelamatkan Naga Peri!” Gerein bahkan terbang lebih cepat dari Yitiao, mendarat di samping Lao Liu sambil terus-menerus merangkapkan kedua cakar depannya yang cacat.
Hantu hydra berkepala sembilan pun melayang mendekat, sembilan kepala transparannya mengangguk-angguk hormat, sementara dua kaki gajahnya yang seperti batu karang tampak gemetar.
“Haruskah aku menyebutnya Penjaga Makam atau Lich Ular?” Lao Liu menoleh ke arah Tuan Tanah Pasang Surut ini.
Lao Liu terkesan sok pintar. Dua nama ini membuat kedua Naga Peri memutar mata keras-keras – itu adalah istilah khusus untuk makhluk abadi bangsa naga.
“Dia adalah arwah Jaina, hantu hydra yang lemah. Bisakah Tuan mengizinkannya masuk?” Tuan Tanah Pasang Surut memandang Lao Liu dengan penuh harap.
"Begitu dikatakan, Bangsa laut langsung tersadar, segera mengalihkan senjata ke arah ular sembilan kepala hantu ini dan menembaki habis-habisan. Ular sembilan kepala hantu ini juga licik, langsung menyelinap ke samping Lao Liu."
"Bukannya kau bilang jiwanya sudah tercerai-berai? Kok bisa muncul hantu lagi?" Lao Liu memandang penuh kewaspadaan ke arah Hidra hantu setinggi dirinya di sebelahnya. Mulut kuda terbang roh cincin sedang mengarah ke hantu ini, siap menyemburkan Keanggunan Kristal begitu Lao Liu berkehendak.
"Tolong jangan sakiti dia... Aku mohon..." Suara Gerein terdengar seperti kucing yang ekornya terbakar.
Lao Liu di samping terus-menerus menggosok hidungnya dengan gusar, pandangan penuh kecurigaan.
Semakin lama semakin aneh. Di Erin, apapun makhluknya, setelah tubuh mati, jiwa pasti tercerai-berai. Baik naga liche maupun penjaga makam, atau berbagai makhluk undead, kemungkinan terbentuk secara alami sangat kecil. Hanya melalui ritual jahat tertentu, jiwa bisa berubah menjadi wujud arwah undead.
Kalau mayat hidup bisa beterbangan seenaknya, lalu untuk apa ada penyihir arwah?
"Aku tahu! Mungkin karena kebencian yang mendalam atau kerinduan yang mendalam. Ketika kedua emosi ini mencapai puncaknya, bisa berubah menjadi arwah." Perkataan Ruoerna membuat Liu Zhenhan menatapnya lama-lebih.
“Ya, benar! Karena panggilanku. Jaina tidak pernah meninggalkanku, melainkan berubah menjadi undead Hydra Hantu yang hanya menyisakan sedikit kemampuan masa hidupnya. Ia sangat lemah! Kumohon lepaskan dia!” Grenn merintih.
“Aneh?” Liu Zhenhan mengamati Tuan Laut Pasang dari atas ke bawah: “Secara logika kau tidak seharusnya memohon padaku? Bukankah kau justru ingin melihat kerugianku? Mengapa malah menyelamatkanku? Baru saja Hydra Hantu ini menyelamatkan Daisy, kenapa?”
“Aku tahu kau pasti menang, bahkan kehilangan seorang Naga Peri pun kau tetap menang. Kau terlalu kuat. Jaina dalam bentuk hantu kekuatannya terlalu lemah, hanya menyisakan sebagian kecil kemampuan masa hidupnya. Kau pasti akan membawaku pergi dari pulau ini nanti, dia harus ikut denganku atau terdampar selamanya di sini.” Tuan Laut Pasang memand Liu Zhenhan dengan penuh harap: “Jaina pasti ingin ikut denganku, tapi dia tidak bisa menerima penyucian sinar matahari. Di bawah terik matahari, dia akan lenyap sepenuhnya!”
“Karena kau sudah menunjukkan kesungguhan, apa yang ingin kau minta dariku?” Liu Zhenhan bertanya langsung. Ada pepatah: hadiah bermotif pasti ada maksudnya. Tuan Laut Pasang Grenn bukanlah makhluk yang berhati baik.
"Dia mulai tak sabar. Bangsa laut telah memanggil tujuh delapan elemen air setinggi lima meter, Bangau Api dan kuda terbang sudah bertarung dengan mereka, prajurit gajah hasil ilusi Ning Yu juga mengganggu, Mo'er ikut membantu, sedangkan Gerin malah berdebat kusir."
"Hanya kekuatan kematian dari Cincin Tuan Tanah Kematianmu yang bisa menjamin keselamatannya. Hanya dengan ini dia bisa meninggalkan pulau kecil ini bersamaku." Tuan Tanah Pasang Surut berkata dengan merendah: "Biarkan dia menempel di cincin itu. Tidak perlu menempati ruang dalam cincin, cukup menempel di luar, kumohon... Aku benar-benar tak ingin kehilangannya lagi..."
Hantu Hydra juga mengangguk dan membungkuk hormat.
"Ini perlu izinku?" Lao Liu heran.
"Tentu harus seizin Tuan. Jika tidak, begitu dia mendekati cincin ini, dia akan langsung ditelan roh cincin." Gerin menjelaskan sambil melemparkan tombak es ke arah elemen air di luar.
"Ayo! Tempel saja di motif bunga hitam ini!" Lao Liu mengacungkan jarinya sambil membentak hantu Hydra yang terus membungkuk hormat.
Hantu Hydra berubah menjadi asap tipis, helai demi helai menyatu ke permukaan cincin. Cincin besi berjari baja itu seketika dihiasi relief ular berkepala sembilan.
"Kau ini hina atau tidak? Hah? Dari tadi kubilang bagaimana?" Lao Liu menegur Gerin.
“Aku hina. Aku sangat hina.” Tuan Tanah Pasang Surut tidak berani membalas, begitu Bimon ini hanya menyeringai, Ksatria Roh Penjaga ini bisa langsung mengubah jiwa Hydra menjadi kekuatan elemennya.
“Bangsat!” Lao Liu mengumpat.
Bukan mengumpat Geryon, tapi mengumpat Bangsa Laut.
Bangsa Laut licik ini melihat pertempuran stagnan, malah menyuruh beberapa elemen air mengangkat gunung karang palsu di sekitarnya untuk dilemparkan.
Apakah Pigge yang kebal sihir angin dan air juga kebal serangan fisik? Yang Mulia Beckenbauer tersenyum.
Dalam penggunaan sihir, putri duyung tak pernah kekurangan keahlian.
Nyanyian Kendali Jiwa Siren yang lama tak digunakan mulai berkumandang, kini tak ada sihir bertubi-tubi yang menghalangi pandangan, target Adipati Wanita Siren adalah gadis cantik berbaju jubah yang bisa menggunakan sembilan kilat mematikan - ini daya serang terkuat di antara Bimon.
Adipati Wanita Diana merasa gadis itu terlihat genit, karena dari dua lengan yang terlihat jelas di bawah jubahnya, payudara montoknya membuat Adipati Wanita Diana curiga apakah si gadis kecil ini pernah belajar sihir elemen udara untuk membesarkan payudara dengan sihir.
"Dua Naga Peri kembali berteleportasi, kali ini Ruoerna mengambil arquebus Guli sang tuan tanah. Dari kejauhan terlihat sekelompok besar manusia kupu-kupu dan manusia jangkrik terbang mendekat membawa tongkat kayu."
"Dasar nenek lu!" Liu Zhenhan mendorong Ning Yu ke kursi Zirah Pelat Perak, melepaskan "Penyedot Tenaga" ke tanah. Disusul dengan Amuk Mandiri, ia merebut tombak T-headed Ksatria Roh Penjaga, meludahkan dahak di ujung tombak.
Tanpa sengaja, Lao Liu melihat kilasan kesedihan di wajah Mo'er.
Tombak panjang yang hendak dilempar Liu Zhenhan justru ditancapkan ke tanah. Dengan sentakan pergelangan kaki, ia menyambar bangku kura-kura rawa dan mengayunkannya.
BAB 110: PEMECAH FORMASI
〖Jiwa yang bertahan di celah-celah mungkin tak lebih bahagia dibanding yang berada dalam Cincin Death Lord.
——Kata Liu Zhenhan〗
※※※
Liu Zhenhan kini sedikit menyesal. Setelah susah payah membangkitkan "Lagu Penyedot Tenaga" ke tanah, ia mengandalkan dua kekuatan ekstrem: Gelap Pasang dan burung phoenix Yitiao. Tapi ternyata resistansi magis mereka sangat baik, apalagi di tengah pertempuran sengit dimana perisai magis sudah mencapai level maksimal. Hasil penyedotan tahap kedua Lao Liu sangat minim. Namun berkat Amuk Mandiri dan Kekuatan Naga-nya, ayunan bangku kura-kura rawa itu masih bisa diterima.
Mungkin disengaja, mungkin juga tidak, senjata rahasia yang dilempar Lao Liu ini membidik tepat ke arah Putri Duyung Xiya yang berada di tengah formasi Bangsa Laut.
Tiga wangsa kerajaan bawah laut saat ini telah membagi tugas dengan jelas: Naga dan Siren hanya memperkuat barrier besar dan perisai, Putri Duyung bertanggung jawab menggunakan sihir elemen air. Dengan kuantitas mengalahkan kualitas, bukit karang palsu yang diangkat elemen air ini - begitu menghantam seorang Bimon, kerugian lawan langsung terlihat jelas.
Kedua belah pihak secara serentak menggunakan trik kotor, seolah diajari oleh mentor yang sama, semua memilih memanfaatkan kekuatan elemen untuk serangan fisik. Bangsa Laut yang telah mengalami kerusakan pada "formasi teleportasi sumur air" oleh Patung Emas Yunqin, kini terjebak dalam situasi sulit. Liu Zhenhan yang dendam keluarganya melebihi segalanya, bertekad bulat untuk membantai.
Di bawah pengaruh kekuatan super, kecepatan terbang kura-kura rawa ini mencapai tingkat yang tak terkatakan. Dengan jarak antara udara dan tanah kurang dari 100 yard, Bangsa Laut bahkan belum sempat berpikir ketika reptil kaku ini menghantam perisai magis yang mereka banggakan.
Seandainya terjadi pertempuran sihir dahsyat seperti sebelumnya, kura-kura rawa ini pasti tak berguna dan sudah lama hancur di udara. Tapi kini pertarungan sihir kedua pihak telah mereda, sedang berada dalam keadaan kosong sempurna. Bangsa Laut yakin pada perisai magis mereka, Liu Zhenhan juga sama yakinnya pada kekuatannya.
Kura-kura rawa yang berputar cepat seperti meteor, kekuatannya hampir menyamai meteorit luar angkasa. Dalam proses meluncur cepat, gesekannya dengan udara telah menciptakan nyala api samar. Orang awam pasti mengira ini adalah sihir "Meteor Berapi" dari Penyihir. Saat kura-kura rawa menyentuh perisai magis, terdengar ledakan dahsyat bagaikan balon raksasa yang ditusuk jarum.
Suara mengerikan ini membuat gendang telinga manusia berdenyut menyakitkan seperti robekan...
Diikuti serangkaian decitan mirip anak tikus buta yang dikunyah hidup-hidup...
Retakan tulang yang mencekam...
Teriakan para Naga...
Tuan Liu yang membidik Putri Duyung dari Xiya bukan tanpa alasan. Manusia harus tahu diri, dia sadar dirinya terkenal sebagai "penembuk nyasar". Hari ini pun tak terkecuali: membidik putri duyung di tengah, justru mengenai Naga di sebelah kiri - karena hubungan dengan Xiao Ai, Liu Zhenhan pun agak ragu.
Naga dan Siren total empat puluh orang, semuanya adalah ahli yang kembali dari serangan tiba-tiba ke Feilengcui. Mereka bertanggung jawab atas perisai magis, hanya barrier besar "Tembok Badai Douglas" saja sudah dibuka tiga, ditambah perisai kecil "Angin Melewati Lancang" dan "Tirai Air" pada setiap orang. Barrier "Tembok Badai Douglas" sebenarnya digunakan di medan perang, minimal bisa menahan tiga kali serangan sihir tingkat tinggi, sedangkan perisai magis kecil juga mampu menahan tiga kali serangan tiba-tiba sihir menengah. Kekuatan seperti ini benar-benar luar biasa.
Kura-kura rawa ini memang berhasil bertahan, namun selain mengandalkan perisai magis, juga mengandalkan tubuh fisik. Para Naga yang malang merasakan "Meteor Api Buatan Liu" akibat akurasi tembakan mereka yang selalu buruk.
Bangsa laut melakukan kesalahan yang sebenarnya tidak bisa disebut kesalahan. Perisai magis mereka, karena khawatir akan dua Monster Tingkat Super, sepenuhnya menggunakan tipe dengan resistensi magis tinggi daripada memilih barrier tipe pertahanan fisik dari sihir angin dan air. Meski semua perisai magis memiliki efek pertahanan ganda, perbedaan besar ini terlihat jelas ketika menghadapi serangan berat.
Dua puluh Naga tiba-tiba kehilangan lebih dari separuh pasukan centaur mereka akibat serangan kura-kura rawa ini. Di hadapan kekuatan yang bagai komet menghantam Sampa, perisai tahan sihir bahkan tidak lebih baik dari perisai kayu Padang yang kokoh. Tubuh para Naga berhamburan seperti tumpukan kotoran yang dihujam cangkul, yang rapuh langsung berantakan, yang terpisah pun terbelah.
Kepala suku Naga berlengan delapan menjadi sasaran pertama pukulan maut ini. Dialah satu-satunya yang menerima serangan frontal namun masih bertahan. Kepala suku yang waspada ini telah memahami sebuah prinsip selama bertahun-tahun dalam pertempuran - lebih baik berhati-hati daripada menyesal.
Makhluk tua berlengan delapan ini memang bukan main kemampuannya. Perisai magisnya ternyata memanggil "Angin Delapan Penjuru", sebuah perisai magis tingkat mentor. Perisai tunggal ini memiliki delapan lapis tembok angin yang tak hanya tangguh terhadap serangan sihir, tetapi juga luar biasa dalam menahan serangan fisik. Delapan lapisan berbentuk bulan sabit yang saling berlawanan ini membungkus Naga berlengan delapan seperti empat telur asin transparan. Ketika menerima serangan fisik, tekanan geometris bolak-balik dari lengkungan angin ini bekerja seperti pegas raksasa, melontarkan penyihir di dalam perisai magis sekaligus menetralisir kekuatan serangan fisik - berkat perisai magis tingkat mentor inilah sang kepala suku Naga yang terkena serangan kura-kura langsung berubah menjadi bola pantul tak berjejak, melonjak ke segala arah.
Bagaimanapun, penyihir selalu memiliki sedikit keunggulan dibandingkan prajurit, apalagi kekuatan Tetua Naga Berkaki Delapan sudah setara dengan seorang Archmagister Unsur Angin. Bahkan seekor Naga pun akan kesulitan mengalahkannya.
Saat kura-kura rawa mulai membantai, "Aura Pengendalian Jiwa" milik Adipati Wanita Siren mulai menunjukkan taringnya. Dialah satu-satunya ahli di antara semua Siren yang bisa menggunakan aura ini sebagai serangan tunggal.
Adipati Wanita Diana dan Liu Zhenhan sama-sama memilih celah tembakan sihir yang tepat. Keduanya menunjukkan kemampuan luar biasa dalam membaca momen dan situasi pertempuran yang kompleks.
Alasan Diana memilih Moor sebagai target bukan hanya karena dia satu-satunya penyerang sihir Bimon, tapi juga karena tidak ada pilihan lain. Di pihak Bimon: pemimpin Pigge dan Naga Peri jelas tidak bisa disentuh - kekebalan sihir dua monster tingkat super ini mustahil ditembus. Seorang gadis sudah memakai zirah berat anti-sihir, mengendalikannya butuh waktu lama. Ada lagi kuda nil bodoh tanpa senjata. Hanya Moor yang tersisa.
Sebenarnya Diana punya target ideal: Prajurit Paus Fegao. Tapi Fegao sudah kabur sambil menutupi wajahnya sejak awal pertempuran ketika melihat Yang Mulia Beckenbauer.
Bagi Siren tingkat adipati, mengendalikan jiwa yang tak terbentengi adalah hal yang mudah. Termasuk di Feilengcui kala itu, Ksatria Putri Angsa yang tak sempat menggunakan Dou Qi karena serangan mendadak langsung dikendalikan. Gadis di hadapannya hari ini meski punya kemampuan serangan kilat yang anggun, bahkan bisa memanggil awan gelap dan guruh di langit setiap kali melepaskan kilat, sayangnya dia tak membuka perisai magis sama sekali. Seluruh tubuhnya terbungkus beberapa lapis jubah, hanya menyisakan wajah cantik dan sepotong lengan putih yang memikat, membuat Adipati Wanita Diana merasa target ini sangat menggiurkan.
Adipati Wanita Diana tak menyangka sama sekali bahwa targetnya ternyata adalah serangga besar jelek yang kemarin dia pindahkan jiwa ke dalamnya. Pigge ini tiba-tiba muncul dengan banyak sekutu, imajinasi Adipati Diana yang terbatas tak mampu mengikuti perkembangan situasi, hingga akhirnya mengalami nasib malang.
Setelah sinar emas "Aura Pengendalian Jiwa" menembus dahi Mo'er, terdengar teriakan menyakitkan dari Adipati Wanita Diana. Dia menyemburkan gumpalan darah besar yang mengenai wajah Siren di depannya hingga berbintik-bintik.
Menghadapi dua jiwa Mo'er dan Ai Wei'er, teknik pengendalian jiwa Adipati Wanita Diana bagaikan perahu kano yang membawa dua penumpang sekaligus, langsung terbalik. Konsekuensi terbaliknya perahu adalah pembalikan elemen, untungnya kekuatan Adipati Wanita Diana juga sangat kuat. Meskipun efek balasan ini menyebabkan kerusakan parah, setidaknya tidak sampai merenggut nyawanya.
Tapi Adipati Wanita Diana akhirnya tewas. Dua Naga Peri tiba-tiba muncul di jarak 20 yard di sampingnya, dua jari ramping plus sebuah senapan api kuno langsung mengarah ke Adipati Wanita Siren ini. Di bawah pengaruh tiga pembalikan elemen besar plus satu tembakan "Kemarahan Moradin", Adipati Wanita Diana - satu dari empat adipati Kerajaan Laut Yalis - langsung meregang nyawa. Tubuhnya meledak sepenuhnya, seolah mengalami kecelakaan mobil misterius.
Kali ini dua Naga Peri bertekad menggunakan taktik gerilya. Dengan asal menunjuk-nunjuk "Jari Pembalik Elemen", tubuh para Naga dan Prajurit Hiu Sihir baru saja bergerak sedikit, belum sempat menyergap, dua naga overromantis ini sudah menghilang dengan teleportasi cepat - tanpa sisa kebanggaan ras naga.
Bahkan tanpa membentuk pasangan suami-istri dengan Naga Pelangi yang memiliki kekuatan serangan terkuat di dunia, Naga Peri tetap layak menyandang gelar "Pembunuh Penyihir". Pada jarak 30 yard, bahkan sihir Unsur Angin para Naga sekalipun tak mungkin menyaingi kecepatan teleportasi dan teknik terbang naga Naga Peri.
Akibat ulah dua naga yang tergila-gila ini, pentingnya kombinasi jarak dekat-jauh dalam formasi tempur tiba-tiba terlihat jelas. Dalam dua Pertempuran Penjagaan Giok, jumlah penyihir manusia bahkan tidak mencapai sepertiga puluh dari jumlah raja-raja bangsa laut hari ini. Namun dua Naga Peri dalam pertempuran penjagaan itu selain menjadi perisai magis, tidak banyak beraksi. Mana bisa seperkasa hari ini.
Tanpa perlindungan pemanah atau pelempar tombak, semua Bidang Perlindungan juga memasuki waktu tunggu. Hanya dengan beberapa Naga dan Prajurit Hiu Gablin yang bisa bertarung tangan kosong, bangsa laut hanya punya satu cara untuk menghadapi Naga Peri - berhenti menggunakan sihir.
Sekelompok elemen air yang berusaha mengangkat karang tiruan untuk serangan fisik, juga berhamburan menjadi percikan air di bawah serangan Mo'er, kuda terbang roh cincin, dan dua Monster Tingkat Super.
Para lelaki Manusia Kupu-kupu dan Manusia Tonggeret yang memegang pentungan malang di tangan, melayang di udara dengan wajah waspada memandangi bangsa laut ini. Meski menyadari betapa lemahnya kemampuan mereka, wajah mereka dipenuhi ketakutan dan keengganan, para Manusia Serangga polos ini tetap maju.
Lao Liu mengumpat kasar menyuruh mereka minggir, membuat para Manusia Serangga lugu itu merasa sangat canggung. Mereka bingung harus maju atau mundur.
Setelah pertempuran sengit ini, kedua belah pihak tampak mulai kelelahan. Penggunaan kekuatan elemen memang melelahkan mental, terutama serangan sihir beruntun tadi. Sepanjang sejarah, belum pernah ada begitu banyak Penyihir yang saling menembakkan mantra di area sempit seperti ini.
Medan perang sejenak diliputi keheningan langka. Hanya Kepala Suku Naga berkaki delapan itu yang masih melompat-lompat kesana kemari sambil berteriak-teriak aneh.
Liu Zhenhan menaungi matanya dengan tangan, menatap sosok yang bergerak secepat kilat dan melompat-lompat ini. Menurutnya, Naga berkaki delapan ini bagaikan bola pingpong yang dipukul habis-habisan oleh Cai Zhenhua, atau bola voli yang di-smash keras oleh Lang Ping.
Naga berkaki delapan ini juga sedang menderita. Perisai magisnya "Angin Delapan Penjuru" yang menahan lemparan kura-kura darat dari Pigge itu menerima dampak terkuat. Tiga dari empat busur angin di depannya langsung hancur berantakan. Gaya reaksinya membuat Kepala Suku Naga ini terpelanting seperti "Kutu Purba Raksasa" dari legenda yang terkenal dengan lompatannya.
Jika dalam keadaan normal, Kepala Suku Naga yang terpental ke langit pasti tidak terluka sama sekali, karena gaya reaksi sebesar apapun tidak mungkin bisa melemparkannya hingga ketinggian puluhan ribu ren. Namun pulau terkutuk ini, karena adanya barrier pengurungan, tidak bisa memantulkan ke awan. Kekerasan barrier tak kasat mata ini segera membuat sang Kepala Suku yang sudah pusing tujuh keliling ini memahami dengan jelas. Sisa busur angin lainnya, setelah bertabrakan ke atas dan bawah, dengan cepat mendekati ambang kehancuran.
Terkadang, kebetulan justru lahir dari ketidaksengajaan seperti ini.
Saat Liu Zhenhan dengan antusias menonton pertunjukan "manusia terbang" Kepala Suku Naga berlengan delapan bersama yang lain, sebuah pantulan ke atas sang Kepala Suku menabrak barrier pengurungan tak kasat mata. Langit berbentuk kubah di atas pulau tiba-tiba menghujani ribuan cahaya kunang-kunang bagai bintang. Diterangi cahaya ini, delapan gerbang persegi raksasa bercahaya bintang muncul serentak di delapan penjuru pulau.
"Blarrggh" suara gemuruh air laut terbelah terdengar, delapan pulau karang di sekitar pulau bagaikan diangkat oleh kekuatan tak kasat mata, melayang di atas delapan gerbang raksasa. Air laut yang jatuh seperti hujan membuatnya menyerupai delapan raksasa prasejarah yang melayang di atas gerbang. Setiap gerbang raksasa memiliki dua cincin kepala binatang yang garang. Dentang lonceng gemerincing bergema, gerbang bertabur bintang perlahan terbuka menampakkan kegelapan pekat di dalamnya. Dentuman senjata dan jeritan mayat hidup bergema samar-samar dalam kegelapan, terkadang seperti bisikan di telinga, terkadang seperti gema di ujung langit. Di dalam setiap gerbang, cahaya bintang seperti kunang-kunang pelan-pelan menyatu membentuk tulisan bergaris indah, jelas berasal dari peradaban yang sangat bijaksana.
Hanya dua orang yang memahami tulisan ini - Ning Yu dan Ferguson Xu.
"Mata Formasi!" Seru dua keturunan Kekaisaran Yun Qin kuno itu.
Kemarin saat membahas cara menghancurkan formasi, Ning Yu pernah mengatakan bahwa setiap formasi sihir Yunqin Fangshi memiliki pusat formasi. Konsep "pusat formasi" ini setara dengan "pusat magis" yang disebut Ruoerna. Berbeda dengan formasi magis Benua Aigean, pusat formasi formasi sihir Timur ini sangat tersembunyi di dalam penghalang tak kasatmata, dan bisa berada di mana saja di area seluas lima puluh li yang mencakup seluruh pulau. Hanya dengan menyentuh pusat formasi sebesar kepalan tangan ini dalam penghalang tak kasatmata yang melingkupi seluruh pulau, seseorang layak memecahkan formasi.
Saat itu, Ruoerna dipenuhi kekaguman akan sifat tersembunyinya formasi sihir Timur ini, sekaligus mengelus dada akan kelicikannya.
Bangsa laut di langit juga memandang dingin kedelapan gerbang cahaya bintang yang tiba-tiba muncul ini. Ferguson Xu yang tak tahan ingin pamer, dengan bersemangat menjelaskan rahasia pusat formasi sihir Timur yang misterius ini.
Semua orang telah merasakan betapa dahsyatnya formasi pengekangan Timur ini, terutama Tuan Tanah Pasang Surut Gerenni yang bahkan menyondongkan kedua telinganya tegak lurus.
"Tidak boleh masuk sembarangan!" Ferguson Xu menarik putri duyung yang paling gegabah: "Aksara di delapan pintu ini adalah tulisan dari Benua Yunqin, masing-masing bertuliskan Xiu, Sheng, Shang, Du, Jing, Si, Jing, Kai. Setelah mata formasi diaktifkan, formasi ini hanya akan bertahan selama 420 denyut paus. Jika melewati waktu itu, Delapan Pintu akan menghilang lagi dan mata formasi akan berpindah! Tapi hanya satu pintu yang bisa dimasuki. Jika salah masuk, batu raksasa di atas akan jatuh."
Keributan terjadi. Siapa yang bisa lolos dari karang sebesar bukit yang runtuh?
"Demi Kaisar Polo! Ini kan roda roulet Rusia?" Liu Zhenhan membuka mulut lebar, refleks meraba hidungnya.
Lao Liu pernah dengar dari komandan kompinya tentang permainan taruhan nyata di militer Rusia - revolver dengan satu peluru yang diputar bergantian di pelipis. Mirip dengan taruhan formasi hari ini.
"420 denyut paus itu sistem waktu kampung halaman kami. Kerajaan Laut Xiya mengukur waktu bukan dengan jam pasir, tapi denyut nadi paus. Denyut paus tetap tujuh kali per menit, jadi 420 denyut berarti satu jam." Mo'er menerjemahkan pesan Xiao Ai.
"Sistem waktu kuno Yunqin, setengah shichen." Ning Yu menambahkan.
"Formasi ini benar-benar kejam!" Ruoerna menghela nafas. Ini berarti tujuh orang harus dikorbankan, menukar nyawa untuk kebebasan. Formasi timur memang tak kenal ampun.
“Formasi ini dalam catatan leluhur kami dijuluki 'delapan tumpukan batu berantakan, setara dengan 100.000 pasukan’.” Ning Yu tersenyum getir: “Inipun setelah menemukan mata formasi. Kalau tidak menemukannya, kita akan terjebak di sini selamanya.”
“Bimon! Hentikan ini! Terjebak di pulau ini, tak ada yang bisa keluar! Mata formasi ini baru muncul sekali dalam waktu lama, jangan sia-siakan kesempatan ini!” Yang Mulia Beckenbauer berkata pada Liu Zhenhan. Akhirnya nada bicara mertuanya melunak, Putri Duyung paling menderita jika terlalu lama di darat. "Sumur portal" telah hancur, tentu Putri Duyung tak mau melewatkan kesempatan ini.
“Baiklah!” Liu Zhenhan berkata dengan wajah licik: “Silakan kalian mencoba terlebih dahulu.”
Sebelum Yang Mulia Beckenbauer sempat bicara, Ferguson Xu kembali berteriak: “Tidak bisa! Meski memilih pintu yang benar, setelah masuk kita harus memilih tujuh pintu serupa secara berurutan sampai keluar dengan aman. Jumlah kita tak cukup! Yang Mulia! Kita butuh 35 pengorbanan untuk memecah formasi ini. Jika tidak, kita akan terjebak selamanya!”
“Bangsa laut terpaku. Kini Siren hanya tersisa enam, Naga masih lima. Putri Duyung kali ini membawa 22 anggota dewasa, dengan mengorbankan 38 pengawal dan 8 ahli sihir badai, akhirnya berhasil menjaga keselamatan mereka. Tapi banyak juga Putri Duyung yang terluka, semuanya luka dalam - ulah 'Jari Pembalik Elemen' dari Naga Peri. Tiga puluh tiga orang ini ditambah dua ahli sihir Pencabik Badai dan dua prajurit Hiu Sihir, total pasukan hanya melebihi dua orang dari kuota 35 korban.”
“Apa? Demi Dewa Naga! Bertaruh nyawa delapan kali berturut-turut? Siapa yang seberuntung itu! Sebuah formasi sihir harus ditebus dengan begitu banyak nyawa? Setelah memicu inti magis, seharusnya formasi dihancurkan! Ini... ini... terlalu kejam!” Ruoerna bertanya pada Ning Yu dengan penuh ketidakpercayaan.
Ning Yu menggunakan kelicikan khas Timur, tidak menjelaskan, hanya tersenyum getir penuh permintaan maaf.
“Makanya, metode merusak formasi yang kubahas denganmu tadi tetap yang paling sederhana dan efektif.” Liu Zhenhan tersenyum pada Ruoerna.
“Bimon!” teriak Yang Mulia Beckenbauer.
Seluruh bangsa laut menatap tajam manusia kupu-kupu dan manusia tonggeret di belakang Liu Zhenhan, pandangan mereka bagai hiu yang mencium bau darah.
“Lupakan! Jangan merengek padaku! Aku tidak mau tahu! Mau pergi silakan, mau bertaruh juga silakan, aku siap tempur sampai akhir.” Liu Zhenhan menyeringai dingin menatap kerumunan bangsa laut di depannya.
“Bangsa laut mana yang tidak tahu bahwa jika terus bertempur, mereka akan hancur total. Pigge yang kebal terhadap sihir angin dan air ini benar-benar musuh alami bangsa laut. Sekarang Yang Mulia Beckenbauer sangat menyesal, mengapa tidak menggunakan 'Kandang Logam' untuk mengurungnya di dasar laut, biar bajingan ini mati kelaparan.”
Pilihan hidup dan mati yang sulit ini membuat semua bangsa laut membeku. Bahkan ketika "Ilmu Pengapungan" mencapai waktu tunggu, tak ada Naga yang memperbaruinya lagi, membiarkan tubuh mereka perlahan turun ke tanah.
Tiga anggota wangsa kerajaan dasar laut - mana dua yang akan pergi? Yang lain pasti tidak akan rela.
“Lawan saja! Lebih baik tidak ada yang pergi daripada hanya dua yang lolos! Jika tidak bisa membunuh Pigge sialan ini, setidaknya kita bunuh lebih banyak Bimon!” Yang Mulia Beckenbauer menggigit giginya dengan keras, matanya merah darah, wajah tampannya berubah menjadi sosok yang mengerikan.
“Coba dulu 'Badai Embun Beku' ku!” Geryon tertawa terkekeh sambil membuka aliran udara yang terkumpul dari Embun Beku dengan cakar depannya. Tuan Tanah Pasang Surut yang ingin menunjukkan jasa hampir tidak sabar melemparkan semua mantra yang dia kuasai.
"Hantu Hydra yang bersemayam di Cincin Tuan Tanah Kematian" mengapung keluar dari cincin. Setelah dibaptis oleh aura kematian yang melimpah, hantu ini kini berubah menjadi entitas berwarna biru laut dengan tubuh yang terlihat substantif namun tingginya menyusut separuh. Sembilan kepalanya terus-menerus bergerak-gerak, mengeluarkan hawa dingin seolah sedang menunjukkan kekuatan.
Teriakan nyaring Yitiao membuka pertunjukan, elemen api yang bergelora meningkatkan suhu seluruh ruangan secara signifikan. Jika mantra ini dilepaskan, dampaknya pasti akan mengguncang langit dan bumi.
Di sisi pasukan bangsa laut, beberapa prajurit sudah mulai limbung. Ini bukanlah rasa takut, melainkan reaksi fisiologis alami terhadap kematian yang semakin mendekat.
"Tunggu sebentar!" suara Mal'er yang lembut namun lantang terdengar.
"Apakah kalian takut?" Pangeran Ximili'an melangkah keluar dari balik ayahnya, sudut bibirnya yang tegas mengeluarkan setitik darah. Teriakannya penuh kesombongan palsu, padahal kakinya sendiri gemetaran paling hebat.
"Bukan takut. Kami hanya ingin bertanya satu hal yang takkan menyita waktu lama. Pertanyaanku untukmu, Putri Ximili'an Poseidon, dan juga untukmu, Putra Mahkota Beikenbaer Poseidon." Mal'er merapikan jubahnya. Di tengah hembusan angin malam yang kencang, bola matanya yang hitam berkilau bak bintang dingin yang gemerlap.
“Anak kecil, apa yang ingin kamu tanyakan?” Mata Yang Mulia Beckenbauer menyempit, sorot matanya dari celah pupil sempit itu bagai ciuman tajam ikan todak yang berenang di samudera es.
Mo'er tidak berkata-kata, hanya menatap jauh ke ufuk langit. Angin sepoi-sepoi mengibarkan rambut hitamnya yang terurai indah.
Hantu Hydra kembali berubah menjadi asap tipis, menyelinap masuk kembali ke cincin Liu Zhenhan.
Setelah pertempuran sengit sepanjang malam, akhirnya muncul semburat merah di cakrawala laut. Sinar fajar yang kemilau meski hanya menampakkan secercah cahaya, membuat gemerlap bintang-bintang dan cahaya Sampa di langit menjadi meredup. Di bidang pandang, perlahan mulai terlihat semburat putih pucat seperti perut ikan.
"Aku hanya ingin bertanya, jika waktu bisa diputar kembali... Saat Ai Wei'er memohon kebebasan pada kalian, akankah kalian menolaknya lagi?" Suara Mo'er terdengar tersekat, matanya berkaca-kaca membentuk genangan air yang kabur. Perlahan, setetes air mata mengalir diam-diam menyusuri wajahnya yang sempurna hingga ke sudut bibir. Nada bicaranya tenang, namun terselip getaran halus yang tak bisa disembunyikan.
Mata Yang Mulia Beckenbauer menatap tajam ke arah Ai Wei'er yang terbaring seperti tertidur panjang di sampingnya. Otot wajahnya berkedut hebat, jari-jemari menggenggam erat, rambut emasnya gemetar halus.
"Sebagai Raja Xiaya, meski waktu berbalik sepuluh ribu kali, aku akan tetap menolak; Tapi sebagai seorang ayah..." Yang Mulia Beckenbauer menarik napas dalam-dalam, kilau aneh tiba-tiba muncul di matanya: "Aku..."
"Jangan lanjutkan!" Mo'er terengah-engah memotong ucapannya: "Jangan katakan lagi..."
"Untuk apa aku bicara ini dengan anak kecil..." Yang Mulia Beckenbauer menggeleng dengan senyum pahit: "Urusan keluarga kerajaan, mana mungkin kalian mengerti."
Mata berkaca-kaca Mo'er menatap tak lepas ke Liu Zhenhan, penuh kepedihan.
"Terjebak dalam pusaran dunia, kita tak punya pilihan." Liu Zhenhan mengusap lengan putusnya, dengan kekecewaan mendalam mendongak menghela: "Jorbakan nyawa untuk memecahkan Bamen Jinsuo Zhen ini. Aku yang akan memecahkan formasi ini, memutuskan untuk membebaskan kalian."
"Membebaskan kami?" Ekspresi terkejut terpampang di wajah bangsa laut. Musuh masih memiliki dua Monster Tingkat Super, dua bangsa naga plus seekor kuda terbang bersayap - tak ada alasan melepaskan lawan!
Apakah ini konspirasi? Tanda tanya besar mengambang di benak seluruh bangsa laut.
“Jika kalian memang membutuhkan penjelasan, itu karena dia memiliki perasaan sedangkan kalian tidak.” Mo'er tersenyum tipis, kecantikannya mekar bak bunga musim semi: “Demi Ai Wei'er, dia bisa melakukan hal yang tidak ingin dilakukannya, itu sudah cukup.”
Mata Yang Mulia Beckenbauer menatap Mo'er sekian lama, baru kemudian berkata dengan suara lirih: "Andai... andai waktu bisa berputar kembali, aku ingin tahu, apakah Ai Wei'er... membenci ayahnya?"
“Sehari sebelumnya, dia masih mencintaimu, ingat? Dia bahkan pernah memohon untukmu, meminta Richard-nya untuk tidak menyakiti keluarganya, dia tahu kalian bukanlah tandingan Richard.” Mo'er tersenyum bangga: “Hanya menebak akhir cerita, tapi tidak menebak awalnya. Sekarang dia sudah tiada, jika seseorang telah mati, tidak perlu lagi ada cinta atau benci.”
Dia menebak akhirnya, tapi tidak menebak awalnya... Liu Zhenhan tersenyum pahit. Dia hanya bisa tersenyum pahit. Apakah Ai Wei'er menganggap dirinya terlalu agung?
Aku hanyalah manusia biasa, bukan dewa. Lao Liu tiba-tiba merasa tekanan sebagai lelaki sungguh berat.
Yang Mulia Beckenbauer mengedipkan mata, tidak berkata apa-apa. Setelah diam sejenak, dia menegakkan postur tubuhnya dan berjalan menuju formasi sumur ajaib itu, melepas mahkotanya. Satu per satu putri duyung melepas mahkota dan perhiasan mereka lalu berdiri di sampingnya.
Meskipun hanya sudut formasi sumur yang hancur, getarannya telah meretakkan sekelilingnya. Medan tanah juga ambruk karena tertindih patung emas. Hanya mengandalkan perhiasan yang mereka miliki, mustahil untuk memperbaikinya. Sekelompok putri duyung menghela nafas, rupanya tetap harus bergantung pada Pigge ini.
"Tuan Ferguson Xu, kau tidak perlu pergi. Kau bukan bangsa laut, aku tidak bilang akan membebaskanmu. Siren dan Naga, kalian juga berhenti! Jika ingin pergi, jawab satu pertanyaanku. Jika tidak, tinggalkan nyawa kalian di sini." Liu Zhenhan tersenyum sinis.
Xu tua langsung membeku di tempat. Wajah Siren dan Naga berubah pucat, tubuh mereka kaku.
"Pesan terakhir Anda." Lao Liu menyeringai menanyai Xu tua.
"Ning Yu~~" Ferguson Xu berteriak histeris ke arah gadis kerang, suaranya gemetar tak terkendali.
Ekspresi Ning Yu menunjukkan rasa iba, matanya menatap Liu Zhenhan.
"Lihat sikapmu. Untuk sementara kubiarkan nyawamu yang satu ini." Liu Zhenhan menggelengkan kepala.
Xu tua segera memberi hormat dengan menangkupkan tangan berulang kali, hampir saja bersujud.
"Apa pertanyaan yang ingin Tuan ajukan?" Melihat sorot mata Pendeta Pig beralih ke arah mereka, Kepala Suku Naga Berkaki Delapan terpaksa maju. Bekas memar keunguan terlihat di wajahnya, jelas akibat loncat-loncat tadi.
"Di antara ras Bimon laut, sebenarnya siapa yang berpihak ke Kerajaan Laut Alysia atau Kerajaan Laut Sampa? Atau lebih tepatnya, siapa yang mengkhianati jejakku dan Xiao Ai? Tanpa mata-mata, siapa bisa tahu Ai Wei'er di Feilengcui? Siapa yang mengatur waktu sedemikian tepat? Jangan bilang ini kebetulan! Jika tetap ngotot, kalian akan menyesal tidak punya dua nyawa untuk dikorbankan!" Sorot mata Lao Liu tajam seperti paruh elang yang sedang memburu.
Para Siren dan Naga sama sekali tidak bersuara. Mereka mempertahankan kesunyian.
Sayap Bangau Api menyentuh tubuh Tuan Tanah Pasang Surut. Sangkar api menyelubungi Geryon, nyalaannya mengalir bagai mata air hidup, berputar-putar mengelilingi setiap inci tubuh penguasa pasang surut itu, hanya terpisah tipis dari kulitnya.
Kemampuan kontrol sihir elemen api ini sungguh sempurna, membuat Geryon hampir mati ketakutan. Tuan Tanah Pasang Surut itu memandang Yitiao, gemetar hebat sepanjang tubuhnya hingga tak mampu berkata-kata.
Yitiao mengibaskan sayapnya. Sangkar api pun lenyap seketika.
"Pertanyaan terakhir. Mau bicara atau tidak?" Alis Liu Zhenhan berkerut keras.
"Para Siren yang lebih dulu mendatangi kami. Seharusnya tanya mereka dulu!" Kepala Suku Naga berlengan delapan menuding ke arah kelompok Siren.
“Omong kosong! Informasi kami didapat dari Serikat Tentara Bayaran Kerajaan Laut Sampa milikmu! Jangan kira setelah Adipati Diana tiada, kau bisa menuduh kami sembarangan! Aku adalah seorang Marquis!” Seorang Marquis Siren wanita segera membantah.
“Kalian yang……”
“Pergi! Kalian yang……”
“Wilayah siapa yang lebih dekat dengan Hutan Salib Selatan?” Liu Zhenhan memotong perdebatan dua bangsa laut ini.
“Bangsa Laut Alis kami berada di luar Tanjung Nalun, sedangkan wilayah para Elf durhaka dari Kerajaan Laut Sampa ini terletak di perairan barat Kerajaan Bimeng, jauh lebih dekat daripada kami.” Marquis Siren wanita itu buru-buru menjelaskan.
“Aku sudah tahu jawabannya, terima kasih.” Liu Zhenhan mengibaskan tangan. Bangau Api dan Geryon segera menerkam para Siren dan Naga ini. Teriakan mencekam langsung bergemuruh. Xu tua yang menyaksikan ini langsung terjatuh duduk di tanah, wajahnya pucat pasi, terutama saat melihat cara makan Tuan Tanah Pasang Surut.
“Hutan Salib Selatan?” Ning Yu mengerutkan alisnya.
“Masih ingatkah…” Liu Zhenhan memeluk pinggang ramping Ning Yu: “Bertahun lalu, pernah ada suku air di antara Bimon kita yang menghilang misterius selama Perang Darat-Laut. Bertahun kemudian, seorang pendeta berbakat menemukan warisan terakhir ras tersebut selama uji coba di Hutan Salib Selatan – sebuah telur yang belum menetas.”
“Maksudmu…” Ning Yu tidak melanjutkan kalimatnya.
“Aku bisa memberikan Pencerahan Kebijaksanaan pada Bimon bentuk serangga, mengapa Medusa tidak bisa memberikan Pencerahan Kebijaksanaan pada anak dalam telur?” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: “Bangsa Medusa yang menghilang misterius? Satu-satunya ras air Bimon yang lenyap secara misterius dalam Perang Darat-Laut? Hehe, kalau bercampur dengan Naga biasa yang berlengan dua, bahkan warga negara laut lain pun belum tentu bisa membedakan mana Naga mana Medusa ya?”
Cahaya fajar telah terbit sejak beberapa saat sebelumnya, kini jiwa baru yang segar yang memegang kendali.
“Bagaimana dengan komunikasi?” Lao Liu tiba-tiba mengecup bibirnya, tampak termenung.
“Selain jalur air, untuk komunikasi jarak jauh, albatros adalah pilihan bagus yang tidak kalah dari merpati pos. Menurut catatan zaman Perang Darat-Laut, dulu pasukan kita di darat menjaga hubungan dengan lautan dengan cara ini,” kata Moer.
“Medusa kan hewan peliharaan Dewa Perang! Ras para pahlawan! Mereka...” Ning Yu menggeleng dengan wajah pahit.
“Bisa juga Grand Shaman Weian, dia pernah datang ke Feilengcui,” ujar Daisy.
“Jangan pedulikan siapa pun, mulai sekarang orang Feilengcui takkan percaya lagi pada siapapun.” Liu Zhenhan menyeringai dingin: “Meski rohaniawan dilarang bersaing merebut singgasana raja, tapi siapa pun yang berani mengincar Kerajaan Bimeng, harus mencoba apakah kepalanya lebih keras dari pedang Feilengcui. Berani-beraninya memanfaatkan aku juga! Sial!”
“Bisa bersaing untuk jadi Pendeta Merah Tertinggi.” Suara Mo'er sudah sepenuhnya meniru gaya Xiao Ai: "Musim semi tahun depan rebut dulu juara pertama Olimpiade. Baru setelah itu ikut kompetisi Imam Utama, kalau ada posisi Imam Utama langsung ambil, kalau tidak ada posisi ciptakan sendiri lalu rebut juga."
“Bodoh kecil, level Imam Tongkat ke atas itu urusan koneksi, bukan kemampuan.” Liu Zhenhan terkekeh.
“Helen pasti akan sedih kalau tahu.” Daisy menghela napas.
“Kamu sepertinya membantah pernyataanmu sendiri tadi.” Lao Liu mengangkat alisnya.
“Dulu dia tidak terlihat ambisius, tapi kali ini terlalu bersemangat mengejar posisi Grand Shaman Weian, agak mencurigakan. Dan selama perang, dia memang tidak di Feilengcui, tapi di Kuil.” Daisy menjentikkan lidah sambil menggeleng: “Sulit dikatakan... Kalau Helen tahu... Dia pasti tidak akan percaya...”
“Kalau aku yang bilang, dia pasti percaya. Tapi dia pasti sangat sedih, jadi jangan pernah kasih tahu.” Liu Zhenhan berkata ke orang-orang sekitar: “Bungkam semua omongan ini. Percuma kita bicara.”
“Pasti tidak ada yang percaya.” Ning Yu juga menghela napas panjang.
“Kalian sedang bicara tentang siapa sih?” O'Neill mengedip-ngedipkan mata putihnya, wajah penuh ingin tahu.
“Jangan pura-pura tidak tahu!” Liu Zhenhan menatap tajam ke arah penyair kuda nil: “Aku sudah membunuh para Naga itu, mereka tidak mengakui apapun! Bahkan aku sendiri juga berharap ini bukan kenyataan.”
“Saya mengerti.” O'Neill tidak berani berpura-pura lagi.
“Kemarilah...” Lao Liu menunjuk Ferguson Xu yang sedang gemetaran: “Pergilah, pilih satu dari delapan pintu itu. Kalau bisa memecahkan formasi, kau bebas.”
“Biarkan aku saja.” Fegao tiba-tiba muncul tanpa suara.
“Pergi!” Ekspresi Maoer yang mengerutkan alis saat memaki sangat mirip Ai Wei'er.
BAB 111: TAMU DATANG DARI JAUH
Di hadapan delapan pintu raksasa bertabur bintang, mata Ferguson Xu mulai berkaca-kaca.
“Kira-kira dia akan pilih yang mana?” Ruoerna menghitung dengan jarinya: “Xiu, Sheng, Shang, Du, Jing, Si, Jing, Kai. Dari delapan karakter ini, bukannya ada 'Sheng' yang artinya kehidupan? Harusnya masuk pintu Sheng ini? Makna tulisan Timur memang terlalu dalam, apa pemahamanku salah?”
“Pintu Sheng berarti hidup, pintu Si berarti mati...” Liu Zhenhan tertawa: “Kalau semudah itu, apa kau menganggap Formasi Delapan Pintu Emas ini terlalu sederhana? Ingat, orang terpelajar itu hati paling kejam, apalagi yang suka bermain kata-kata.”
Pandangan semua orang serentak tertuju pada Panglima Ao. Panglima Ao langsung meledak: "Siapa yang berani bilang aku orang berbudaya lagi, aku bakal marahin!" Melihat sorot mata tuan tanah mulai menunjukkan kecenderungan kekerasan, Panglima Ao buru-buru menambahkan: "Kecuali bos..."
Melihat alis Ning Yu mulai berkerut juga, Panglima Ao sekali lagi berteriak tanpa prinsip: "Kecuali nyonya bos juga..."
"Kecurigaanmu mengingatkanku pada manusia." Ruoerna memutar mata ke arah Panglima Ao, mengerutkan hidungnya, lalu menatap tajam tuan tanah: "Bukannya katanya Bimon itu jujur? Kok licik begini?"
"Masalah karakterku tidak cocok dibahas sekarang. Mengenai formasi Yun Qin, lebih baik kita dengar pendapat permaisuri." Lao Liu mengusap hidungnya, menoleh memandang Ning Yu.
"Cih..." Ning Yu memberikan Lao Liu pandangan mata putih yang lembut: "Apa permaisuri... Kalau kata-katamu ini sampai ke Dewan Pengawas Bangsawan, bisa langsung dikenai tuduhan melanggar protokol. Sebagai rohaniwan, kok bersikap sembrono seperti rakyat biasa?"
Melihat Lao Liu terkekeh oleh ucapan Ning Yu, orang-orang di sekitarnya tertawa terkekeh-kekeh.
“Mengapa formasi Delapan Gerbang Emas begitu hebat? Alasan pertama adalah tidak ada ahli yang tahu rahasia formasi ini. Tapi meski tahu misterinya, lalu bagaimana? Mencari mata formasi untuk menghancurkannya ibarat mencari jarum dalam jerami. Bahkan jika ditemukan, dengan ahli seperti Tuan Xu, menghancurkan formasi tetap bergantung pada keberuntungan. Kecuali ahli strategi yang merancang formasi ini sendiri yang datang, barulah formasi bisa dipecahkan dengan sempurna.” Ning Yu menempelkan pipinya dengan lembut di dada Liu Zhenhan sambil mengusap-usap, tak lagi memandang Ferguson Xu.
Ferguson Xu perlahan melangkah gemetar menuju gerbang raksasa di selatan pulau. Jarak gerbang ini justru paling dekat dari semua orang. Ini agak mengejutkan Liu Zhenhan yang mengira Xu tua akan berlambat-lambat menuju gerbang terjauh untuk mengulur waktu. Liu Zhenhan bahkan sudah mempersiapkan roh cincin kuda terbang untuk mengantarnya. Ternyata sama sekali tidak diperlukan karena gerbang ini hanya berjarak kurang dari 200 yard.
Ning Yu berbisik lirih: "Pintu Kematian?"
"Dia masuk ke Pintu Kematian?" Lao Liu tertegun sebentar: "Tak kusangka, Xu tua ini ternyata punya nyali!"
Langkah Xu tua terlihat goyah, mulutnya komat-kamit mengucapkan sesuatu dengan sedikit neurotik.
"Kalau saja si tua ini gagal memecahkan formasi, apakah kamu benar-benar akan meminta Ruoerna menggunakan 'Mimpi Giok'? Terlalu mewah bukan?" Mo'er melepaskan rantai petir sembarangan ke arah seorang Naga. Kepala suku Naga Berkaki Delapan terakhir ini benar-benar luar biasa, dihadapkan pada serangan fisik dan magis dua Monster Tingkat Super, semua Siren dan Naga sudah tewas, hanya dia yang masih bertahan.
"Aku juga takut, kalau monster laut yang dipanggil 'Mimpi Giok' tidak bisa menghancurkan karang, kita benar-benar selesai." Lao Liu mengangkat bahu.
"Bos, biarkan Jaina membantumu. Dia hantu, tidak takuh serangan fisik. Karang yang runtuh tidak berpengaruh padanya." Geryon menarik mayat kepala suku Naga Berkaki Delapan sambil terbang kembali, terkekeh-kekeh aneh.
"Oh?" Lao Liu melihat cincinnya: "Si licik itu masih bersembunyi di dalam cincin? Kenapa tidak segera keluar?"
Tuan Tanah Pasang Surut Geryon menyeringai masam sambil menunjuk cahaya fajar di ufuk.
"Ini omong kosong! Kalau harus menunggu semalaman lagi, di mana aku akan mencari titik pusat formasi ini?" Liu Zhenhan memaki.
"Aku tahu apa yang ingin dikatakan Geryon. Ia ingin kamu mengembalikan kristal sihir Hydra-nya. Hanya dengan begitu tubuh hantu bisa mengkristal menjadi jiwa laut. Jiwa laut bisa muncul di bawah sinar matahari selama setengah jam." Ruoerna berkata.
“Ada arwah yang tidak takut sinar matahari?” Lao Liu merasa sangat heran.
“Omong kosong! Kalau arwah sama sekali tidak boleh terkena sinar matahari, lantas penyihir arwah bertarung dengan orang lain harus berkelahi langsung? Kamu belum pernah melihat tulang hidup, makhluk abadi itu sama sekali tidak takut sinar matahari.” Ruoerna memarahi.
“Agak disayangkan, kristal sihir ini kualitasnya benar-benar bagus.” Lao Liu mengeluarkan kristal sihir Hydra. Kristal segi delapan biru laut ini jelas bukan barang biasa. Memberikannya begitu saja memang agak disayangkan. Ucapan ini agak berlebihan – inti kristal monster tingkat super mana mungkin kualitasnya jelek? Dua Naga Peri serentak menghina Lao Liu.
“Cepat lihat, cepat lihat…” Mo'er menarik lengan Lao Liu sambil mengguncang-guncang kuat. Sebuah jari menunjuk ke arah punggung Xu tua yang telah masuk ke Pintu Kematian.
Tubuh Ferguson Xu yang telah memasuki gerbang besar ini langsung ditelan oleh kegelapan pekat. Seketika, suara senjata saling beradu dan jeritan mengerikan yang samar-samar dari dalam gerbang raksasa langsung menghilang. Cahaya-cahaya seperti kunang-kunang itu berubah menjadi kembang api yang padam, hanya menyisakan Xu tua dan karang yang menggantung di atas kepalanya tetap di tempat.
“Benar-benar berhasil dia bertaruh!” Lao Liu mengecapkan bibir dengan ekspresi tak percaya. Delapan pilihan satu – probabilitas ini tidak sederhana.
Semua orang juga merasakan hal yang sama.
Xu Tua perlahan berbalik, wajahnya pucat, berseru kepada Liu Zhenhan: "Tuan Tanah, bolehkah saya meminjam binatang terbangmu? Saya perlu ke gerbang istirahat di ujung pulau itu."
Permintaan ini tentu dipenuhi.
Melihat Ksatria Roh Penjaga mengembangkan sayapnya mengangkut Ahli Strategi Yunqin terbang menjauh, satu persatu gerbang raksasa yang berputar seperti kunang-kunang di udara menghilang. Kristal Sihir Hydra di tangan Lao Liu jatuh ke tanah dengan suara "blok".
"Yang kedua... Yang ketiga..." Ruoerna di samping menelan ludah dengan susah payah.
"Aku punya firasat, formasi ini pasti bisa dia pecahkan," kata Daisy.
Tiba-tiba Liu Zhenhan merasakan kilau biru menyilaukan di depan mata, memantulkan cahaya kebiruan yang aneh di wajah semua orang. Lao Liu menunduk melihat - Hantu Laut Hydra sudah berdiri di tanah. Tubuhnya menyusut lagi, tadi masih setinggi satu Ren, sekarang seukuran Guo Guo. Badannya bulat seperti gumpalan asap yang mengkristal menjadi biru semi-transparan, samar terlihat benda bersinar berbentuk belah ketupat mengambang di dalam perutnya. Guo Guo penasaran mengamati hantu laut ini, ragu-ragu mencongkel tubuhnya dengan cakar. Butuh sedikit tenaga untuk menusuk masuk, seperti menusuk keju. Saat cakar ditarik, tubuh hantu laut itu menyatu kembali.
Melihat Lao Liu menatapnya dengan tatapan garang, Hydra segera melilitkan sembilan lehernya menjadi satu, membuat simpul kupu-kupu, lalu membungkuk-bungkuk dengan licik ke arah Lao Liu. Tingkahnya membuat Guo Guo menahan perut sambil tertawa "kekeke".
Kakatua Raksasa terbangun karena keributan, mengepakkan sayap sambil menguap. Melihat hantu laut di sampingnya, ia langsung memekik dengan suara serak: "Dibo Luo~~ Dibo Luo~~"
"Ini bukan salahku!" Tuan Tanah Pasang Surut Geryon buru-buru membela diri, lalu bertanya hati-hati: "Ini keputusan Jaina sendiri. Sekarang dia menempel di cincin Tuan, berarti Tuan juga majikannya. Tuan tidak akan mengorbankannya hanya demi kristal sihir..."
Lao Liu mencubit perut hantu laut Hydra ini. Rasanya seperti spons, saat ditekan langsung masuk ke dalam.
"Kristal sihir terbaikku hanya bisa menukar 30 menit mandi sinar matahari untuknya?" Liu Zhenhan menatap Hydra dengan leher bersimpul kupu-kupu ini, antara ingin tertawa dan menangis.
"Pintu keenam." Ning Yu menarik lengan Liu Zhenhan. "Cepat lihat, Tuan Xu sudah membuka pintu keenam."
"Masih tersisa dua pintu mana?" Liu Zhenhan berjinjit melihat ke sekeliling.
"Tinggal pintu 'Kai' dan 'Sheng'," kata Ning Yu. "Sepertinya Tuan Xu benar-benar bisa memecahkan pintu ini."
"Jika bukan karena keberuntungan, pria itu terlalu menakutkan untuk dibiarkan hidup." Liu Zhenhan tersenyum dingin. Secara bersamaan mengirim perintah mental, memerintahkan Ksatria Roh Penjaga ke-8 untuk menemani orang tua ini masuk. Begitu formasi pecah, langsung bunuh dia.
"Yang Mulia Beckenbauer, mohon mendekat sebentar." Mo'er berkata pada sekelompok putri duyung yang sedang berbisik-bisik dan menunggu dengan cemas di kejauhan.
"Apa maksudmu?" Pangeran Ximili'an menyela sebelum ayahnya sempat bicara, wajahnya tegang.
"Formasi penjara akan segera pecah. Kurasa kita masih membutuhkan satu sandera tambahan." Mo'er tersenyum tipis: "Hanya perlu seorang raja saja, tidak perlu banyak orang."
"Hampir saja lupa hal ini!" Lao Liu segera mengangguk-angguk.
Yang Mulia Beckenbauer mengangkat kedua tangannya, menghentikan kata-kata penolakan yang hendak diucapkan para putri duyung.
"Aku setuju dengan syarat Tuan." Raja Putri Duyung dengan wajah tenang perlahan mendekat.
O'Neill jelas bukan tipe yang mudah diajak kompromi. Langsung mencari akar pohon untuk mengikat raja putri duyung dengan erat. Gerakannya lihai layaknya bandit berpengalaman.
Lao Liu memandang raja putri duyung yang terikat seperti bakcang di tanah, tanpa sengaja teringat bakcang pertama yang pernah dibungkusnya.
Di ufuk, lingkaran matahari merah akhirnya melompat keluar dari permukaan laut. Kedelapan gerbang telah hancur, delapan pulau karang terbang kembali ke laut, menyemburkan percikan raksasa yang mengguncang seluruh pulau.
Saat Ksatria Roh Penjaga terbang kembali, Xu tua sudah menghilang. Di pedang tumpul Ksatria Roh Penjaga terdapat genangan darah merah menyala.
"Kau membunuhnya?" Ning Yu mengerutkan alisnya, menatap Roh Cincin.
"Pedang menembus jantung. Mayatnya sudah kutantang ke laut." Ksatria Roh Penjaga mengangguk, berbicara dengan suara serak khasnya.
Ning Yu tidak bicara lagi, hanya menghela napas dengan sedih.
Geryon dan Hydra Hantu paling bersemangat, terbang bolak-balik di atas laut, melompat-lompat. Terpengaruh oleh dua hantu sengsara ini, dua Naga Peri juga berpindah ke hamparan biru laut yang luas, menarik napas dalam-dalam udara segar, membentangkan lengan merangkul kebebasan.
Selain dua Ahli Sihir Pencabik Badai dan Prajurit Hiu Sihir, sekelompok Putri Duyung melompat anggun ke air laut. Permukaan air bahkan tidak menyembur, hanya beriak-riak bergelombang.
Dua Prajurit Hiu Sihir menggunakan tombak tulang membunuh dua Ahli Sihir Pencabik Badai. Setelah memutar tombak tulang, mereka menusuknya keras ke jantung sendiri. Empat mayat sekaligus terjatuh.
“Apa yang mereka lakukan? Mengapa saling membunuh?” Liu Zhenhan bertanya pada Moer.
“Mereka melihat hal yang tidak seharusnya dilihat. Harga diri raja memaksa mereka untuk bunuh diri.” Jawab Moer.
Suara percikan air bergemuruh, para Putri Duyung Xiya muncul kembali ke permukaan.
“Pigge, kapan kau akan mengembalikan Yang Mulia kepada kami?” Pangeran Ximili'an berseru pada Liu Zhenhan.
“Para Putri Duyung yang terhormat, harap segera siapkan 20 ekor paus sperma karena aku butuh hewan laut kuat untuk menarik rakit. Jangan lupa kembalikan semua perhiasan Ai Wei'er padaku.” Liu Zhenhan tersenyum sopan pada sekumpulan Putri Duyung: “Setiba di darat, Raja Putri Duyung akan dibebaskan.”
“Mengapa tidak minta mutiara malam dan akik? Banyak sekali di dasar laut.” O'Neill menggoyang-goyangkan Tiruan Guntur Murka sambil berkata sombong. Entah sengaja atau tidak, kapak palsunya selalu menyapu leher Raja Putri Duyung.
“Kalau begitu ambil saja. Tidak mau berarti rugi.” Liu Zhenhan segera memuji kelincahan O'Neill dengan pandangan menyetujui.
Dengan raja berada di tangan musuh, para Putri Duyung hanya bisa berbisik-bisik lalu akhirnya setuju.
Di pulau itu, semua pria dewasa Suku Kupu-Kupu dan Suku Jangkrik mulai menebang kayu membuat rakit. Dengan bantuan Fegao si raksasa kuat, pekerjaan penebangan berlangsung cepat.
Pangeran Ximili'an segera kembali, membawa kotak perhiasan Ai Wei'er dan mutiara agate yang ditempatkan dalam sepuluh cangkang kerang raksasa. Kotak perhiasan Ai Wei'er adalah kerang kipas indah. Saat membuka tutup cangkangnya, terlihat berbagai perhiasan tak bernama yang terbuat dari kristal dan mutiara kualitas terbaik. Dua naga yang terobsesi berteriak histeris di samping, masing-masing menggenggam segenggam perhiasan, sepenuhnya mengungkapkan keanggunan dan gaya bangsa naga.
Mo'er meraba setiap perhiasan dengan emosi. Ia memilih jepit rambut perak bergaya kupu-kupu dan berkata pada Liu Zhenhan: "Bantu aku memakainya."
Lao Liu melakukannya dengan lembut dan penuh perhatian. Kedua Naga Peri tiba-tiba berhenti terobsesi. Mereka baru menyadari ada kelembutan manis namun memabukkan di alis Pigge kasar ini. Kontras ini membuat hati kedua Naga Peri yang menjalani cinta platonik ini bergetar halus.
"Dua sayap tusuk konde kupu-kupu tertiup angin, tiba-tiba mengepak dengan ringan disertai suara dengung halus. Kilau perak yang mengalir di permukaannya bagai ombak laut yang beriak. Sepasang mata kupu-kupu terbuat dari giok hitam yang transparan dan jernih, seolah terbentuk secara alami. Mo Er mengencangkan jubahnya, lalu mengambil gelang perak berbentuk pelindung lengan panjang dari kotak perhiasan kerang. Permukaan gelang berukuran sulur bunga kembang pukul empat laut, garis-garisnya lembut membulat. Saat dipakaikan di lengan Mo Er yang putih bak salju, gelang itu ternyata tak lebih putih dan halus dari kulitnya.
"Logam sangat berharga di dunia bawah laut. Dua perhiasan ini terbuat dari perak vulkanik yang langka pasca letusan gunung api bawah laut. Pengrajin terbaik bawah laut menghabiskan sepuluh tahun untuk mengukurnya. Dua potong perak vulkanik sebesar meja hanya menghasilkan tiga perhiasan." Mo Er bertanya manis: "Cantik tidak?"
"Sangat cantik!" Daisy dan Ruoerna mengangguk keras.
Mo Er mengeluarkan dua cincin kristal biru tua, satu ramping dan satu agak kokoh. Cincin kristal raming dipakaikan di jari manis kiri Ai Wei'er yang bagai putri tidur. Yang satunya lagi dipakaikan di satu-satunya jari manis Liu Zhenhan.
Di satu tangan Liu Zhenhan terdapat empat cincin, terlihat sangat norak seperti orang baru kaya.
Guo Guo segera melompat ke kepala Lao Liu, mengulurkan dua cakar kecilnya, delapan jari kaki yang terbuka lebar seperti paha pengantin wanita di malam pernikahan.
"Dua cincin ini sudah dipersiapkan Ai Wei'er sejak lama, dia bermimpi suatu hari nanti akan ada Pangeran putri duyung yang mengendarai Naga Laut Biru, membawa ombak putih untuk menikahinya." Senyum Gatanie menggantung dengan manis seperti khayalan, tapi tersirat kepedihan yang nyata.
Liu Zhenhan langsung memeluknya erat-erat. Sangat kencang.
"Mimpinya akhirnya terwujud." Air mata Gatanie kembali menetes sambil memeluk Lao Liu tak kalah erat.
Kekhawatiranku terbukti. Ao Pang pura-pura memalingkan pandangan, tapi sepasang matanya yang kecil membelalak, sesekali melirik diam-diam.
Di samping cakar kecil Guo Guo yang terbuka, dua pasang tangan mungil menyelinap. Tatapan Daisy dan Ruoerna persis seperti Guo Guo.
"Sisakan untuk Helen dan Gatanie, sisanya bisa kalian bagi." Gatanie tersenyum.
Daisy dan Ruoerna menunjukkan ekspresi "sudah tahu kau akan bilang begitu", memeluk erat kotak perhiasan kerang di dada sambil terus mengelus-elusnya. Guo Guo yang menjulurkan pantatnya ingin masuk ke cangkang kerang, mendapat tamparan keras di pantat kecilnya dari Daisy yang sama sekali tidak sadar statusnya sebagai peliharaan magis.
Lima bekas jari langsung muncul.
"Sialan, ini Peliharaan Magis apa sih! Demen perhiasan sampai berani mukul majikan?" O'Neill memiringkan mulutnya.
"Pulang nanti, aku akan bikin perhiasan sendiri!" Wajah Ruoerna memerah karena semangat, bahkan bintik-bintiknya ikut kemerahan.
Lao Liu menunduk memandang kalung emas besar yang mirip tali anjingnya, bahkan orang kasar sepertinya pun sadar betapa norak dan kasar serta tak berbudaya kalung ini.
"Sial! Ini semua tumbuhan beracun kapitalis! Ekor feodalisme yang busuk!" Lao Liu tetap bersikap keras dengan kata-kata.
"Ngomong ngalor-ngidul lagi." Ning Yu meliriknya sinis, memutar-mutar Mutiara Malam di tangannya lalu heran bertanya: "Kenapa mutiara ini tidak bulat ya?"
"Mutiara Malam memang tidak harus bulat, Mutiara Richard itu di dunia ini tak akan ada duanya." Mo'er mengerutkan bibirnya.
Bukan cuma Mutiara Malam, banyak hal di dunia ini hanya ada satu. Liu Zhenhan tak bisa menahan senyum getir.
Dalam beberapa hari saja, banyak hal telah pergi darinya - bukan hanya lengannya, tapi juga Ai Wei'er. Liu Zhenhan tahu, saat menginjakkan kaki kembali di Feilengcui, hari-hari dimana ia bisa berteriak "Urusan apa itu penting buatku?" ke arah angin ribut di padang belantara takkan kembali lagi.
Dengan tarikan bergiliran dari dua puluh paus sperma, lima rakit besar kembali ke tempat perpisahan dengan Pangeran Ximili'an pada sore hari kelima. Pantai yang sama, patung dewi yang setengah terkubur dalam pasir dengan obor dan kitab hukum di tangan.
Ekspresi manusia serangga terlihat kaku. Kebanyakan wajah mereka dipenuhi kebingungan dan kepanikan. Sepuluh ribu tahun terlalu lama. Meski Bimon manusia serangga telah berkhayal tentang kampung halaman leluhur dalam mimpi tak terhitung kali, kenyataan yang dihadapi membuat sebagian besar menunjukkan ketakutan dan penarikan diri secara naluriah terhadap takdir yang tak dikenal.
Nabi dari suku Sukai De ahli meramalkan nasib orang lain, namun tersesat dalam takdirnya sendiri.
Mo Er tampak semakin muram. Setelah membebaskan Raja Putri Duyung Yang Mulia Beckenbauer, Mo Er menyanyikan lagu yang terdengar familiar bagi Liu Zhenhan. Usai nyanyian surgawi itu, dua puluh paus sperma yang telah kembali ke laut secara massal menerjang pantai dan terdampar di pasir.
Sepertinya... Yang Mulia Beckenbauer menoleh sekali lagi di tengah pasang surut.
"Apakah ini akan menjadi terakhir kalinya aku menyanyikan Lagu Pesona Banjir Tahunan ini?" Mo Er bersandar di dada Liu Zhenhan, bertanya dengan lembut.
"Atas nama Mao Zedong, lain kali saat menyanyikan lagu ini, kau akan berada dalam tubuhmu sendiri," kata Liu Zhenhan.
"Karena orang Skydancer dan Swanfrey bisa terbang, perjalanan melintasi padang gurun jauh lebih cepat dibandingkan masa Liu Zhenhan dan Helen. Hanya butuh tiga hari untuk kembali ke Feilengcui. Yang paling menderita adalah Geryon dan Yitiao, bahkan dua monster tingkat super yang bergantian menggendong Fegao yang bertubuh besar pun merasa sangat tersiksa."
"Dua naga peri telah pulang sehari lebih awal. Ketika Lao Liu membawa orang kupu-kupu dan jangkrik kembali ke Feilengcui, mereka melihat seluruh rakyat Feilengcui berkumpul di puncak bukit. Kota es setinggi lima puluh ren telah memasang spanduk yang membuat mata banyak orang kupu-kupu dan jangkrik berubah menjadi Sungai Sanggan yang bergemuruh."
"Sepuluh ribu tahun sudah terlalu lama, kita harus menghargai setiap saat!"
"Dulu, kerinduan kampung halaman adalah selat yang panjang, kami di sini, kalian di sana; Kini kerinduan adalah segelas rum yang memabukkan, kami mencicipi seteguk, kalian mencicipi seteguk."
"Selamat datang pulang!"
"Perwakilan goblin dari Kota Xueli membuat spanduk yang unik. Tulisan di spanduk mereka berbunyi: 'Kami adalah Bimon tikus dari suku Maosi.'"
Empat biarawan belalang sembahyi adalah yang paling bersemangat. Mereka yang biasanya pendiam, kali ini seolah memiliki kata-kata tak berujung untuk mengungkapkan perasaan dalam hati. Dalam sensus penduduk Kerajaan Bimeng tahun lalu, jumlah bangsa mantis Suku Hijau yang merupakan satu-satunya keturunan ras serangga hanya tersisa seratus lebih, sudah berada di ambang kepunahan. Tiba-tiba muncul kerabat sejenis, bagaimana mungkin para biarawan belalang yang sederhana ini tidak menjadi gembira.
Semua manusia kupu-kupu dan manusia jangkrik bersujud di depan Bukit Merah, menggenggam tanah merah untuk dicium, seolah tak pernah puas mencintainya. Mereka memuji Dewa Perang dengan lantang, menyanyikan "Lagu Ion" yang telah dinyanyikan bangsa serangga di seberang lautan selama sepuluh ribu tahun.
"Tahukah kau Bimon adalah nama asliku～～
Sudah terlalu lama aku meninggalkan kain bedongmu, Ibu～～
Tapi yang mereka rampas adalah jasadku～～
Kau masih menyimpan jiwa dalam hatiku～～
Gunung Suci Hyjal yang kudambakan selama sepuluh ribu tahun～～
Panggillah nama kecilku～～sebut aku～～bangsa serangga～"
Dalam nyanyian penuh kesedihan kali ini, masih ada air mata bangsa serangga. Hanya saja kali ini air mata itu bukan lagi kesedihan. Bersama nyanyian gembira, mereka menghujani setiap sudut kota Feilengcui.
Pelukan, sapa, dan obrolan hangat berlangsung hingga Sampa terbit, baru semua Bimon mengakhiri nostalgia perjuangan masa lalu. Para koki Hobbit Setengah Manusia telah menyiapkan pesta terbaik. Untuk menghormati kebiasaan makan suku serangga, hidangan utama hari ini adalah buah-buahan dan makanan vegetarian. Untuk mencari Buah Xianren terbaik, dua Naga Peri bahkan pergi ke hutan tanah asin kemarin.
Di puncak Bukit Merah Feilengcui yang beberapa kali lebih luas dari lapangan olahraga, terhampar meja bambu yang jelas dibuat terburu-buru. Hidangan tak henti mengalir dibawa anak-anak lelaki dan perempuan ke meja, api unggun besar berkobar menghalau dingin dan kegelapan, ditambah kilauan tumpukan Mutiara Malam. Mutiara-mutiara ini dibandingkan dengan Mutiara Naga milik Liu Zhenhan, bagaikan kunang-kunang dengan Sampa.
Setelah mengusir Geryon tidur di gua bawah dan mengatur penginapan untuk suku serangga, Liu Zhenhan baru menyadari semua orang masih lengkap - bahkan beberapa Pendeta Tongkat Kuasa dan Robby masih ada. Pasukan penunggang serigala sudah pulang, namun Gatanie dan Helen masih belum muncul sampai sekarang untuk memberi salam.
“Agak tidak masuk akal.” Lao Liu merasa ini sangat tidak seharusnya. Bagaimana mungkin kedua gadis ini tidak mencari dirinya? Harus diakui, Lao Liu selalu punya sedikit kepercayaan diri pada daya tariknya sendiri.
Setelah bertanya pada Jenderal Pan, baru tahu bahwa lima hari lalu pasukan pengintai dari Provinsi Timur Laut baru saja datang. Mereka bermaksud ikut berperang, tapi tidak sempat menghadapi pertempuran ini. Menurut pengintai, ada seorang tokoh penting yang akan mengunjungi Feilengcui, latar belakangnya sepertinya cukup besar. Helen dan Gatanie sudah pergi menjemput beberapa hari sebelumnya. Dihitung-hitung hari, seharusnya segera kembali. Lao Liu tidak perlu menebak pun tahu bahwa Grand Shaman Weian dan Mentor Ular Wanita Cantik yang akan datang, bahkan tidak tertarik mengirim Bangau Api untuk menjemput mereka.
Pesta makan malam yang meriah dimulai. Setelah menyampaikan pidato toast, senyum sumringah Liu Zhenhan tiba-tiba membeku.
Melihat ekspresi sang bos berubah, para milisi berdiri dan menjulurkan leher melihat ke bawah bukit.
Sekelompok besar bayangan gelap berjalan jauh dari jalan kuno di dermaga Sungai Sanggan. Dua orang yang berjalan paling depan, persis dua orang yang tidak ingin dilihat Liu Zhenhan...
Segera, suara langkah berat bergema di tangga Bukit Merah. Dua wajah familiar segera muncul di Jalur tangga setapak, tak lain adalah Yang Mulia Qidan dan Mentor Ular Wanita Cantik. Kaki Ning Yu menyentak lembut Liu Zhenhan di bawah meja. Liu Zhenhan mengerutkan bibir, mengubah senyum kaku menjadi ekspresi kegirangan pertemuan sahabat lama. Perubahan secepat kilat ini membuat kedua Naga Peri yang menyaksikan terkesima.
"Yang Mulia! Maafkan keterlambatanku mengetahui kedatangan Tuan!" Liu Zhenhan membungkuk hormat sesuai ritual Pendeta junior kepada senior, menyampaikan permohonan maaf yang dalam kepada dua Pendeta Naga Semu tersebut.
"Richard, tanganmu..." Mentor Ular Wanita Cantik membasahi mata sambil meraba lengan putus Liu Zhenhan dengan gemetar. Mencium aroma khas yang familiar dari tubuh Mentor Cui Beixi, memandang sorot mata jernih sang mentor, tiba-tiba dada Liu Zhenhan terasa hangat. Belum sempat bicara, dua siluet anggun beraroma wangi sudah menerjang masuk ke pelukannya secara bersamaan.
"Helen dan Gatanie bertabrakan, sebagai Pendeta yang lemah, dia hampir terlempar oleh Ksatria Putri Angsa. Gatanie tak tahan menangis dan terjatuh ke pelukan Lao Liu. Baru menangis sebentar, tiba-tiba menyadari kekurangajaran dirinya dan ingin mundur, namun pinggang rampingnya sudah dipeluk Lao Liu. Wajah Gatanie dengan sayapnya terlihat begitu suci, Lao Liu benar-benar tak tahan. Andai tidak banyak orang, pasti tangannya sudah menggapai dada – Lao Liu memang bukan pria setia yang hanya minum seteguk dari ribuan air, dia lebih suka menghabiskan semuanya sekaligus saat minum air atau anggur."
Dua Naga Peri di samping mencibir, mulut Mo'er melengkung seperti bulan sabit, wajahnya merah padam marah – karena Nyonya Guru Xiao Ai memberitahu bahwa angsa ini bukan nyonya gurunya.
"Jangan nangis! Tangan patah ya sudah, aku kan belum mati!" Lao Liu tertawa terbahak. Karena banyak orang, dia malu bicara vulgar, sebenarnya ingin bilang "itu" yang tidak patah.
"Richard, lupa memperkenalkan seorang tokoh besar. Beliau khusus datang untuk inspeksi." Helen buru-buru menghapus air mata di sudut mata, merapikan baju, satu tangan menempel di dada sambil mundur perlahan.
“Melihat bahkan Grand Shaman Weian pun membungkuk sambil memegang dada. Kelopak mata Liu Zhenhan berkedut, ia langsung menoleh. Sebuah siluet gagah yang disoroti gemintang pelan-pelan menaiki tangga, bunyi gemerincing sepatu bot yang menumbuk tangga keramik yang kokoh bergema.”
“Dengan hormat kami persilakan mentor bersama kita, Tuan José Mourinho dari Kuil London Barat Daya, salah satu dari Dua Belas Imam Utama Kerajaan, untuk melakukan inspeksi di wilayah Feilengcui Kerajaan Bimeng.” Helen membungkuk lagi dengan penuh hormat: “Kehormatan besar bisa bertemu Anda, Yang Mulia Mourinho yang terhormat.”
Tuan Mourinho dengan jubah imam keemasan perlahan menapaki anak tangga terakhir. Siluet anggunnya muncul perlahan di hadapan semua orang. Di dada jubahnya terpajang sulaman benang merah berbentuk Phoenix api dan bayangan burung berkepala sembilan Mobasha, simbol kehormatan sebagai pemilik peliharaan magis Phoenix api dan pembunuh Monster Tingkat Super. Sebuah lambang Medusa emas terpasang di antara kedua burung itu. Dewa Perang seolah menitipkan seluruh keindahan pria padanya - sepasang sayap putih indah, rambut pirang platinum ikal alami, postur tubuh tinggi semampai. Setiap langkahnya di jalur setapak tangga terlihat sempurna tanpa cela.
“Tampan sekali... Luar biasa tampan...” Dua naga penggemar itu kembali mengeluarkan decak kagum.
“Benar-benar tampan dan gagah!” Bahkan Liu Zhenhan harus mengakui, pria dari Batalyon Wajah Tampan dan klan Putri Duyung yang pernah dilihatnya di medan perang hari itu, sama sekali tidak bisa menyaingi Imam Utama ini. Ketampanannya menyimpan kesombongan dan kesucian, tanpa sedikit pun aroma duniawi. Aura seperti ini hanya dimiliki oleh pangeran berkuda putih dalam novel ksatria yang membosankan.
Liu Zhenhan memperhatikan seruling emas berhiaskan beberapa kristal sihir murni yang terselip di pinggang Imam Utama. Ini menandakan Tuan Mourinho telah mencapai level luar biasa dalam mengeluarkan nyanyian perang terpendam – karena tak ada pendeta yang bisa meniup alat musik sambil melantunkan lagu perang.
“Hamba-Mu yang hina, Pendeta Perang Suku Pig Richard memberikan penghormatan.” Di tengah keterkejutan dan segudang pertanyaan, Liu Zhenhan tak lupa memberikan salam palsu. Mo’er segera menyusul, berdiri di belakang mentornya dengan penuh hormat mengikuti gerakan salam.
Mo’er telah mengganti pakaian Ning Yu. Selain bagian dada yang agak ketat, pakaian itu cukup pas di tubuhnya.
“Dewa Perang menyertai kita.” Suara Tuan Mourinho yang berwibawa dan magnetis bergema: “Richard, tak perlu kaku. Kita adalah pendeta dari garis keturunan yang sama. Seperti Helen, kau bisa memanggilku Mentor.”
Liu Zhenhan yang paham situasi segera menarik tangan Mo’er dan mundur ke samping.
"Richard, ini muridmu? Dia ternyata anggota suku kupu-kupu Yuanfuri?" Suara Tuan Mourinho mengandung sedikit keheranan yang tak bisa disembunyikan.
"Benar Tuan, namanya Mo'er." Liu Zhenhan sendiri tak mengerti mengapa di hadapan Imam Utama ini, dirinya seperti terikat sesuatu, bahkan bernapas pun terasa harus dilakukan dengan usaha ekstra.
"Anak yang cerdas dan cantik." Kata-kata Tuan Mourinho penuh pujian.
"Terima kasih, mentor dari mentor mentor mentornya." Mo'er tersenyum manis dengan patuh.
"Anak yang cantik, semoga dewa memberkatimu." Tuan Mourinho menggerakkan tangannya memanggil seberkas "aura berkah" keemasan yang menghujani kepala Mo'er.
Gerakan ini kembali membuat Lao Liu terpana, juga membuat semua orang terkesima.
Luar biasa! Bawang perai tumis daun bawang!
Lingkaran Lagu Perang kendali tunggal! Itu pun dikeluarkan secara instan tanpa suara!
Terakhir kali Lao Liu melihat lingkaran kendali tunggal adalah ketika almarhumah Dukawati Siren menunjukkan kemampuannya. Dalam beberapa hal, Lagu Kendali Jiwa Siren memiliki prinsip yang sangat mirip dengan Nyanyian Perang Bimon. Mengeluarkan lagu perang tanpa suara bukan hal aneh, Lao Liu juga bisa melakukannya. Tapi mengeluarkan secara instan? Itu di luar kemampuannya. Meskipun "Lagu Berkat" ini hanyalah nyanyian Bimon tingkat rendah, yang mengejutkan adalah Tuan Mourinho menggunakan lingkaran kendali tunggal!
Mampu mengontrol lingkaran lagu perang secara tunggal tidak hanya membutuhkan bakat alami, tetapi juga pemahaman mendalam dan keterampilan tinggi dalam menerapkan lagu perang. Ini adalah bukti terbaik dari kekuatan yang luar biasa. Radius radiasi lingkaran lagu perang Bangsa Behemu berbeda-beda tergantung tingkat Pendeta. Menurut kekuatan Lao Liu, lingkaran lagu perangnya telah mencapai 400 meter persegi, setara dengan level Pendeta Tongkat Kuasa yang mumpuni. Namun makna kontrol tunggal berbeda - memfokuskan pada satu target alih-alih area luas. Sepanjang hidupnya, belum tentu ia bisa memahami teknik ini. Tidak hanya dia, bahkan 12 Imam Utama dari kerajaan lain pun belum tentu mampu. Penguatan dari lingkaran tunggal memberikan efek ganda baik dalam kemampuan maupun durasi, plus kemungkinan mengabaikan pertahanan lawan, jelas lebih unggul dari Sai Ren. Tentu saja, Kekuatan Nyanyian yang dibutuhkan juga dua kali lipat.
Lao Liu tidak tahu apakah ayah Gatanie sengaja berpose atau benar-benar memiliki kemampuan yang sok gaya.
Karena distribusi elemen Kekuatan Nyanyian setiap lagu perang berbeda sama sekali, lagu tingkat tinggi jauh lebih kompleks daripada lagu tingkat rendah. Mengontrol lingkaran lagu perang secara tunggal juga membutuhkan latihan bertahap dari lagu dasar ke lanjutan, kesulitannya hampir setara dengan proses promosi Pendeta biasa yang menyakitkan dan lambat.
"Lingkaran lagu perang kendali tunggal hampir tidak berguna dalam pertempuran besar, hanya bisa digunakan saat duel satu lawan satu. Jarang ada pendeta yang melatihnya, tapi justru di situlah sisi mengerikannya. Jika Liu Zhenhan bisa melatih 'Lagu Penyedot Tenaga Tahap Dua' sampai ke tingkat kendali tunggal, saat bertarung melawan Tuan Tanah Pasang Surut, bahkan jika Geryon memiliki resistansi sihir super tinggi, tidak mati juga akan menjadi cacat."
"Tentu saja, mustahil melatih lagu serangan lingkaran jahat sampai level itu. Dalam sejarah Bimon, sangat sedikit yang bisa menguasai lagu perang tinggi lingkaran gemilang ke tingkat kendali tunggal, apalagi lagu perang tinggi kategori lingkaran jahat. Lao Liu benar-benar tidak yakin seberapa tinggi penguasaan Tuan Mourinho atas lingkaran kendali tunggal. Tampaknya cukup tinggi, mengingat julukan 'legenda pendeta' yang disandangnya."
"Keagunganmu membuatku merasa hina." Perkataan Liu Zhenhan ini tulus. Menghormati yang kuat adalah kebajikan yang pantas dimiliki Bimon, tidak ada yang memalukan.
"Tak perlu berkata begitu. Prestasimu telah kusaksikan dan sedang kususun laporan untuk diserahkan kepada Imam Agung Jubah Merah." Senyum Tuan Mourinho berkilau seperti mentari: "Jasamu pasti akan tercatat dalam sejarah."
Saat itulah semua Bimon baru teringat untuk berdiri, membungkuk hormat kepada Yang Mulia Pendeta. Imam Utama tersenyum menaiki tangga, memancarkan aura berkah demi aura berkah.
Adegan yang lebih mengguncang pun tiba.
Tuan Mourinho dan ratusan pengawalnya satu per satu menapaki anak tangga terakhir jalur setapak, mencapai puncak Bukit Merah.
Sialan, Berbual B! Liu Zhenhan dalam hati memuji.
Penyihir manusia berjubah, memegang tongkat sihir, tubuhnya memancarkan kekuatan elemen yang bergelora...
Penyihir wanita menggendong sapu terbang, memegang bola kristal...
Pemanah elf berwajah sempurna dengan sarung panah di punggung, dan pendeta wanita elf berjubah putih salju...
Prajurit kurcaci gunung berjanggut lebat mengangkat palu perang...
Bangsa barbar berkulit kasar dan bertubuh besar, kedua lengan mengenakan pelindung perunggu dan perisai tangan...
Pasukan Teutonik berbaju zirah biru laut dan mantel panjang, membawa Tombak Suci Almani dan perisai baja berbentuk bulan sabit...
Prajurit satu mata dari yang ganas, menggendong kulit beruang dan kapak perang di punggung...
Druid hutan bertanduk rusa, menggenggam tongkat kayu...
Masih ada siapa lagi? Lao Liu menatap ke tangga gelap yang menjulang.
Angin dingin yang menusuk seperti pisau berhembus, tiba-tiba muncul enam raksasa es setinggi lima ren yang membawa tongkat besar taring serigala dan seorang prajurit manusia. Raksasa es adalah subspesies raksasa awan, saat bertarung dengan senjata mereka bisa menyelimuti diri dengan baju zirah es yang keras. Raksasa es level tinggi bahkan bisa menggunakan sihir es sederhana.
Prajurit manusia ini yang paling istimewa, wajah tampan berkerut-kerut meski tak membawa senjata. Siapapun yang berhadapan dengannya akan merasakan sensasi pedang tajam mengarah ke dahi.
Liu Zhenhan heran menemukan bahwa pengawal Imam Utama Mourinho sama sekali tidak ada satupun prajurit Bimon.
"Silakan duduk." Tuan Mourinho tersenyum: "Jangan sungkan... Izinkan saya menenangkan perasaan terharu ini untuk mengucapkan pada semua Yunfrei dan Skaid: Selamat pulang ke rumah. Tentunya ini berkat Pendeta Richard."
Orang serangga gemetar memberi hormat pada tokoh penting ini. Yang tua malah menggunakan ritual kuno lima anggota tubuh menempel tanah untuk menghadap imam utama. Lao Liu baru sadar semua pengawalnya menghilang, termasuk Fegao yang sedang asyik mengobrol, tinggal tersisa meja dan bangku kosong. Sepertinya dia tak menyadari kapan mereka pergi.
"Bocah-bocah sialan ini! Bukannya malah memaksaku masuk jurang api?" Lao Liu menggeleng dengan getir. Di puncak Bukit Merah terdapat koridor tangga menuju gua lapisan bawah, tidak perlu melalui undakan untuk turun. Liu Zhenhan sudah menebak kemana gerangan para bocah ini menyelinap diam-diam.
"Ini kan peliharaan magismu yang misterius dan kuat, Frostblood Pichu? Namanya Guo Guo ya?" Tuan Mourinho tersenyum mendekati meja Liu Zhenhan, membelai kepala Guo Guo dengan penuh keakraban. Guo Guo mendengkur puas sambil mengangguk-angguk gembira.
"Makhluk kecil yang menggemaskan, senang berkenalan denganmu. Aku adalah..." Mourinho tersenyum sambil mencubit perut Guo Guo.
"Bego~" Burung Kakatua Raksasa menyela sebelum Imam Utama menyelesaikan kalimatnya.
"Brengsek kecil!" Helen dan Gatanie serentak memarahi dengan muka memerah.
"Kalian berdua~~ satu dorong pantat~~ satu buka dermaga~~" Burung beo itu mengejek sambil membersihkan sayapnya, lalu meneriakkan: "Harimau putih tak berbulu~~ krek krek~~"
Gatanie dan Helen hampir pingsan di tempat. Bahkan Tuan Mourinho yang biasanya tak menunjukkan ekspresi, kini mulutnya menganga seperti ikan lele sekarat.
Kepala suku Andulan dan dua Naga Peri sama sekali membeku.
Guo Guo dan Katyusha terkikik-kikik "gek gek", Yitiao mengibaskan Bulu Punggungnya lalu berkicau bangga.
"Siapa yang mengajari burung beo kalimat kedua itu?" Lao Liu menggigil malu, sungguh memalukan!
Bunyi langkah kaki kembali bergema di tangga, Milisia Feilengcui yang telah mengenakan perlengkapan perang naik ke panggung.
Bab 112 Menyulut Debu Perselisihan
Penampilan pertama Milisia Feilengcui langsung memuncakkan suasana. Selain Tuan Mourinho yang baru saja duduk, bahkan Pemimpin Spiritual Weian dan Mentor Ular Wanita Cantik pun tertegun.
Sebenarnya dengan pengetahuan mereka tentang kekuatan Feilengcui, seharusnya mereka tidak sampai terkejut, namun tetap saja terpana.
Akhirnya mereka pun menyadari satu hal - penilaian terhadap kekuatan Feilengcui tidak boleh stagnan, bahkan hanya dalam semalam.
Dua puluh prajurit budak Goblin Beruang yang dilengkapi perisai menara besi tiga lapis dan membawa sabit raksasa berdarah, mengibarkan bendera bertuliskan "Kami Prajurit Budak Tumbal" sambil berbaris keluar melalui tangga, secara tersirat namun provokatif menunjukkan kekuatan Feilengcui.
Saat Gud muncul dengan mengenakan zirah mithril berwarna pirang platinum dan sebuah Lambang Misha di dadanya, suasanapun mencapai titik didih. Seluruh ksatria-ksatria Kuil serentak berdiri memberikan penghormatan kepada Ksatria Kehormatan Kuil. Meski gelar Ksatria Kehormatan hanyalah tituler, memperolehnya berarti pernah mengabdi pada seorang Pendeta perkasa dan meraih prestasi gemilang.
Vieri dan Gatanie sama-sama merasa frustasi. Meski biasanya akrab dan dekat, kini mereka harus tetap mengikuti protokol.
Jenderal Pan mengangkat tangannya melakukan gerakan khas Fasis untuk memberi hormat pada para Ksatria Kuil.
Sorot mata para pengawal Tuan Mourinho mulai mengerut, tatapan penuh provokasi tertuju pada Jenderal Pan dan budak-budak Goblin Beruang. Ketika yang kuat bertemu yang kuat, selain saling menghargai, lebih banyak terpancar tatapan penuh persaingan.
Tatapan itu berubah menjadi kewaspadaan saat pasukan Panda dan Prajurit Werwolf muncul. Para pengawal Tuan Mourinho mengenali zirah tahan sihir Prajurit Singgasana Perak dari Pasukan Pengawal Kekaisaran San Francisco.
Kehadiran penyair kuda nil mengubah kewaspadaan itu menjadi keterkejutan dan kemarahan.
Para penyair kuda nil mengenakan syal kulit beruang hitam-putih di leher mereka. Syal-syal ini terbuat dari kulit beruang utuh yang masih menyisakan kepala beruang tergantung, dengan mata beruang yang berlubang diisi batu permata - hanya pejuang amok dari negara es yang melakukan hal seperti ini. Pejuang amok dewasa hanya bisa meninggalkan kampung halaman setelah membunuh beruang raksasa dengan tangan kosong; hanya dengan menjadi pembantai seratus orang, mereka boleh membutakan satu mata, termasuk membuat tanda seperti ini pada kulit beruang.
Nafas para pejuang amok di bawah komando Tuan Mourinho mulai memburu. Transformasi Liar pejuang amok adalah hal yang sangat menakutkan, sehingga pendeta wanita elf segera menyebarkan "Cahaya Ketenangan".
Kehadiran mammoth pahlawan kuat bahkan lebih efektif daripada "Cahaya Ketenangan" dalam membuat para pejuang amok kembali sadar.
Bahkan para raksasa baju besi es yang berwajah dingin pun mencairkan sikap acuh mereka karena kemunculan Mammoth pahlawan kuat. Postur tubuh para Mammoth pahlawan kuat ini sungguh luar biasa besar. Mereka lebih tinggi satu ren dibanding prajurit Elephanten biasa, bahkan raksasa es pun lebih pendek setengah kepala dari mereka. Tubuh mereka juga jauh lebih kekar dan berotot. Tujuh pedang baja mengkilap yang memancarkan aura ganas dari masing-masing mereka, meski masih tersarung, para prajurit berpengalaman cukup melihat bentuk sarungnya saja sudah bisa merasakan betapa mengerikannya jenis pedang semacam ini.
Dunia manusia di Benua Aigean tidak memiliki senjata jenis pedang seperti ini, hanya ada pisau melengkung yang digunakan oleh beberapa prajurit Bimon dan manusia gurun Taklamakan. Namun pisau melengkung mereka jika dibandingkan dengan pedang besar para Mammoth pahlawan kuat, hanya bisa dianggap sebagai belati atau mainan anak-anak.
Jika kekuatan tempur ini masih bisa membuat para pengawal Tuan Mourinho mempertahankan sikap anggun mereka, maka kemunculan Prajurit Banilu Fegao telah menghancurkan semua pertahanan ekspresi mereka.
Prajurit Paus tidak membawa senjata apapun. Dengan tangan terlipat, dia kembali menunjukkan kebanggaan dan wibawa selayaknya Komandan Pengawal Istana Sirenia. Posturnya yang setinggi lebih dari enam ren berdiri tegak, memicu asosiasi kata-kata tentang kekuatan fisik secara otomatis dalam benak semua orang. Bahkan Liu Zhenhan pun bertanya-tanya, andai Bukit Merah tidak mengeras menjadi gerabah akibat pembakaran magma bawah tanah, mungkin akan runtuh tertindih tubuhnya.
Jika Prajurit Paus merepresentasikan puncak hierarki prajurit dari kerajaan laut nan luas, maka Fegao jelas-jelas menempati strata tertinggi. Janggut panjangnya dan lambang keluarga yang sengaja dikikis pada breastplate-nya membuktikan hal itu.
Sebenarnya itu tidak penting. Meski bukan prajurit tinggi yang terlatih secara ketat dalam ilmu bela diri, kekuatan fisiknya saja sudah menjadi ancaman maut. Dari perspektif kemiliteran, Prajurit Paus telah mencapai level yang tak tertandingi. Hanya penyihir tingkat tinggi yang bisa mengatasi prajurit seperti ini.
Rodman si tukang onar kembali membuat kejadian. Kali ini Fatty Luo terlihat sangat berbeda: punggungnya membungkuk, mulut tertutup saputangan besar, sesekali batuk-batuk seperti penderita TBC, kontras dengan para milisi perkasa di sekelilingnya.
Banyak yang bisa melihat jelas noda genangan darah di saputangannya ketika dibentangkan.
Fatty Luo yang terus-terusan batuk berjalan langsung menuju meja para raksasa baju es. Hanya ada tiga raksasa baju es di meja ini. Tubuh mereka terlalu besar. Meja ini sebelumnya diduduki para milisi, hanya mereka yang membutuhkan bangku kayu ekstra besar dan cangkir bambu ukuran raksasa di atas meja.
"Tolong minggir sedikit," kata Fatty Luo.
Seorang raksasa baju es tertegun sejenak, lalu berdiri dengan wajah bodoh.
"Terima kasih." Fatty Luo menyenggolkan pantat besarnya, hampir membuat raksasa es itu terjungkal. Dia malah duduk dengan nyaman, sama sekali tidak terlihat seperti orang yang baru muntah darah.
Seluruh pengawal Tuan Mourinho berubah ekspresi.
Lao Liu menutupi wajahnya dengan tangan.
Dia benar-benar bingung harus berkata apa. Kesombongan para milisi memang sengaja dibentuknya, dan kesombongan itu tidak boleh diusik oleh siapapun.
"Jika kekuatan di dunia ini terbagi sepuluh gudang, prajurit Feilengcui pasti menguasai lima gudang! Sisanya, dibagi para prajurit seantero dunia!" Teriakan Tuan Mourinho memecahkan ketegangan.
Nyonya bos Ning Yu juga sigap, segera memerintahkan prajurit budak untuk membawa meja panjang dari ruang makan di bawah.
Suasana yang mulai memanas pun segera mencair.
“Enam Imam Tongkat juga datang untuk memberikan salam kepada Imam Utama yang mulia, Tuan Mourinho dengan sopan menyapa satu per satu. Lao Liu segera mengatur ulang tempat duduk, menempatkan enam Imam Tongkat dan tiga orang terhormat dalam satu meja. Kepala suku Andulan dan dia sebagai pendamping tamu kembali duduk. Beberapa nyonya bos mulai fokus pada tugas pelayanan, menjadi pelayan sementara.
“Untuk kembalinya ras Serangga setelah sepuluh ribu tahun, dan demi kesehatan kita semua, mari kita minum bersama cawan ini.” Imam Utama mengangkat piala anggur, menyesap dengan elegan.
“Untuk kemurahan hati Anda, bersulang!” Semua orang serentak mengangkat gelas memberikan penghormatan.
Begitu makan-minum dimulai, semua menjadi santai. Lagipula banyak yang sudah lapar.
“Richard. Kunjungan kali ini, ada banyak hal yang ingin kubicarakan.” Tuan Mourinho menaruh piala anggurnya, tak kuasa memuji: “Anggur ini sangat lezat, meski koki rumahku juga Hobbit Setengah Manusia, tapi rasa rum seperti ini belum pernah kurasakan.”
“Benar-benar!” Enam Imam Tongkat serentak mengangguk setuju. Liu Zhenhan curiga, alasan utama mereka betah di sini mungkin karena ini, bukan menunggu inspeksi Imam Utama.
“Tuan...” Liu Zhenhan baru hendak bicara, diinterupsi oleh Tuan Mourinho.
“Panggil aku Mentor.”
“Mentor, tujuan utama kedatangan Anda kali ini adalah...” Liu Zhenhan segera mengganti sapaan. Bertanya dengan hati-hati.
"Sebenarnya sejak kamu dan Helen berhasil naik pangkat, aku sudah berniat mengunjungi kalian. Beredar kabar bahwa garis keturunan kami penuh dengan talenta jenius. Awalnya aku juga menganggap rumor ini konyol, tapi sekarang terbukti benar." Ekspresi Tuan Mourinho sama sekali tidak menunjukkan diskriminasi terhadap status bangsawan Liu Zhenhan sebagai anggota Suku Pig, senyum hangatnya bagai lentera di kegelapan malam.
"Masalah ini sebelumnya pernah disebutkan oleh Mentor Cuibeixi kepada kami berdua." Liu Zhenhan mengangguk sambil tersenyum.
"Richard... Pernahkah kamu berpikir untuk mengabdi pada Klan Angsa kami?" Tuan Mourinho berhenti sejenak, lalu bertanya dengan nada resmi dan tulus.
Semua Imam Tongkat langsung tertegun. Tak ada yang menyangka Imam Utama akan langsung to the point seperti ini. Keluarga angsa Saimai sebagai penguasa Bordir memiliki status yang jauh lebih mulia daripada bangsawan biasa. Meskipun Suku Pigge termasuk dalam garis keturunan Fox, faktanya banyak bangsawan rendahan yang menjadi pengikut bangsawan tinggi - hal ini wajar karena menjadi pengikut bangsawan tinggi memberikan banyak keuntungan, paling sederhana adalah mendapat perlindungan keluarga saat kesulitan.
Hanya saja untuk sosok terhormat seperti Tuan Mourinho, pertanyaan langsung seperti ini agak terkesan kurang sopan.
Gatanie yang berdiri di belakang ayahnya Tuan Mourinho terus-menerus melambaikan tangan ke arah Liu Zhenhan.
Ini jelas motif pribadi. Karena mustahil seorang pengikut biasa bisa memiliki hubungan kekerabatan melalui pernikahan dengan anak majikannya.
Cui Beixi menatap Liu Zhenhan dengan sorot mata indahnya yang tak berkedip.
Liu Zhenhan merenung sejenak, lalu menggelengkan kepala sambil tersenyum.
"Mengapa?" Tuan Mourinho bertanya dengan ekspresi heran.
"Pendeta adalah utusan yang menyebarkan kemuliaan Dewa Perang di dunia, aku tidak punya ambisi apa pun." Liu Zhenhan mengucapkan kata "ambisi" dengan penekanan khusus.
Saat mengucapkan kalimat ini, pandangannya jernih. Ini adalah kebenaran dari lubuk hatinya, ia benar-benar hanya ingin menjadi Bimon biasa.
Cui Beixi bisa merasakannya, Ning Yu dan Helen juga bisa, Gatanie pun demikian, hanya satu orang yang mungkin tidak.
"Benarkah?" Alis Tuan Mourinho berkerut sambil tersenyum, tangannya mengupas buah Xianren.
"Sebenarnya aku tidak sesuci itu, hanya ingin menjadi tuan tanah biasa." Liu Zhenhan berkata dengan senyum pahit.
"Bagus! Aku punya kabar baik tentang peluang kekayaan untukmu." Tuan Mourinho dengan elegan membuang biji buah Xianren, lalu memasukkan daging buah ke mulut sambil berkata: "Beberapa hari lalu, aku mengirim utusan - tepatnya Ksatria Elang Bertandukku - ke Doluote. Sebagai perwakilan Kuil Kerajaan Bimeng, kami telah mencapai konsensus dengan Kadipaten Dolot tentang persyaratan sebelumnya. Oh ya... Adipati Doluote telah meninggal. Sekarang adipati baru adalah menantu perempuan keluarga Sherpa."
"Ini tidak di luar perkiraanku." Liu Zhenhan mengangguk.
“Aku telah mengirim utusan untuk bernegosiasi dengan Adipati Perempuan Doluote yang menjabat saat ini dengan syarat yang menguntungkan.” Tuan Mourinho menoleh ke Gatanie dengan pandangan yang penuh makna: “Putri keempat Adipati Doluote belum menikah, cocok dijadikan cara pernikahan politik dengan menikahkannya pada pendeta muda terbaik Bimon, Richard Zhenhan Liu. Dengan demikian, kedua negara kita akan memiliki hubungan kekerabatan melalui pernikahan, tidak perlu lagi berperang... Mengenai syarat ini, Kekaisaran San Francisco tidak keberatan. Mereka hanya perlu menjaga pintu masuk Dataran Liar Donau dengan baik, menikahkan seorang putri kecil dari negara vasal adalah hal biasa bagi mereka. Lagipula yang memalukan hanya keluarga kerajaan Adipati Doluote. Selain itu, hubungan kalian dengan Kekaisaran Pompeii juga agak tegang. Ini solusi tepat untuk masalah kita.”
Begitu kata-kata ini terucap, wajah beberapa wanita cantik langsung berubah pucat. Piring di tangan Ning Yu jatuh dengan gedebuk ke lantai, membuat para Bimon di meja lain menoleh penasaran.
“Adipati Doluote mana punya putri keempat?” Liu Zhenhan mengerutkan alisnya.
“Saat menjelang ajal, Adipati Doluote baru saja mengangkat seorang putri angkat.” Tuan Mourinho membetulkan rambut panjangnya sambil berkata perlahan.
“Tidak mungkin menikahkannya padaku?” Liu Zhenhan menggoyang-goyangkan gelas rumnya dengan wajah tenang: “Seharusnya dinikahkan dengan para pangeran kerajaan kita, bukan?”
"Memang benar demikian. Tentang apakah ini akan dipublikasikan atau tidak, itu urusan resmi Doluote. Lagipula tidak akan ada manusia bodoh yang mau membuktikan hal ini. Masalah ini bukan ditentukan oleh Putri Keempat itu, tapi oleh kita dan Adipati Perempuan Doluote yang sekarang! Kalau pahlawan yang mengalahkan mereka tidak dinikahkan, lalu Putri Keempat mau menikah dengan siapa?" Wajah tampan Tuan Mourinho dipenuhi senyum kagum: "Konon Putri Keempat Doluote adalah wanita cantik nomor satu, pantas untuk menyeimbangkan karaktermu. Richard, aku sungguh bangga padamu."
Sorot mata Liu Zhenhan menyempit. Lao Liu tahu, pilihan terpenting dalam hidupnya telah muncul tadi.
"Aku bahkan sudah membawa penahbisan Imam Agung Jubah Merah. Sebagai Pendeta, kau harus tahu arti pernikahan yang ditetapkan oleh Imam Agung Jubah Merah kan?" Imam Utama itu tersenyum melihat keheningan Liu Zhenhan, lalu menyuruh elf di sampingnya mengambilkan buku catatan emas berkilau.
"Aku sudah menikah." Liu Zhenhan mengangkat bahu, sama sekali tidak melihat buku catatan itu.
"Tidak masalah, ini tidak penting," kata Imam Utama.
"Kenapa bisa begitu?" Liu Zhenhan menjentikkan jari. Seketika sebatang cerutu menyentuh bibirnya.
“Kepentingan hal ini bagi Kerajaan Bimeng tidak perlu diragukan lagi, ini akan membawa kedamaian panjang bagi kerajaan, setidaknya di permukaan. Setelah pernikahan persahabatan, perdagangan akan dibuka bertahap, patungmu akan didirikan dan diingat oleh semua Pendeta di masa depan.” Imam Utama mengangkat gelas: “Setelah ini kau tak perlu lagi menjadi Pendeta, melainkan sebagai adipati yang menikmati mahar mewah dari putri, hidup tenang dalam kedamaian. Kuil akan memberimu gelar kehormatan, sungguh beruntungnya kau! Haha... Mari... Untuk hari indah ini, izinkan saya bersulang untukmu.”
“Jika pernikahan persahabatan terjadi, aku tak perlu jadi Pendeta lagi? Apa maksudnya ini?” Liu Zhenhan tertawa sambil bersiul.
“Setelah pernikahan persahabatan, siapapun harus menghindari konflik kepentingan. Sebagai Pendeta, tentu tidak terkecuali. Bagaimanapun Kuil adalah lembaga kekuasaan ketiga kerajaan, dengan gelar adipati manusia ini, kehadiranmu di lembaga manapun pasti akan ditolak Dewan Pengawas Bangsawan dan Dewan Tetua. Sejujurnya, apa salahnya hidup santai di pedesaan?” Tuan Mourinho tersenyum.
“Aku dan dia tidak punya perasaan, aku juga bukan binatang. Menikahi wanita yang tak kukenal, mana bisa?” Liu Zhenhan menggelengkan kepala menolak: “Aku sudah berkeluarga, maafkan aku, Mentor Mourinho. Aku tidak bisa menerima permintaanmu ini.”
“Bukankah kau baru saja bilang hanya ingin jadi tuan tanah lokal? Apa salahnya menikahi satu istri kaya lagi? Soal bagaimana memperlakukannya setelah menikah, itu urusanmu. Ngapain menolak kehidupan enak?” Tuan Mourinho mengerutkan alisnya tipis.
“Richard. Kebijakan Kerajaan Bimeng kita memperbolehkan poligami. Faktanya, sepertinya kau sudah melakukannya.” Mentor Ular Wanita Cantik juga membujuk.
Grand Shaman Weian dan para Imam Tongkat diam seribu bahasa. Hanya Imam Rakun LeMaire yang berotak agak tumpul berbisik pelan, “Kalau pendeta hebat seperti ini berhenti jadi pendeta, bukankah sayang sekali?”
Liu Zhenhan tetap membisu. Sorot mata beberapa wanita di sampingnya memancar penuh harap dan kompleks, seolah menanti momen penting.
“Aku anggap kau setuju.” Tuan Mourinho mengusap jarinya di taplak meja sambil tertawa, “Perjodohan Imam Agung Jubah Merah hampir setara wahyu ilahi. Kau tak bisa menolak. Sepertinya mimpimu jadi tuan tanah akan segera terwujud.”
Kau yang memaksaku! Liu Zhenhan meledak marah.
“Aku tak tertarik gelar adipati manusia! Kalau putri ini bisa menikah dengan siapa saja, kenapa harus aku? Imam Agung Jubah Merah apaan? Mungkin dalam dua tahun aku juga jadi Imam Agung Jubah Merah. Nanti siapa yang harus patuh pada siapa?” Liu Zhenhan mengejek dingin.
“Mendengar ini, para wanita cantik di sekeliling serentak menghela napas panjang, napas yang sudah ditahan cukup lama.”
“Bodoh kecilku…” Tuan Mourinho menggelengkan kepala, tertawa terbahak-bahak: “…Kau… benar-benar percaya… Sang Mentor hanya bercanda. Perkawinan politik tentu harus dengan Pangeran Bimon kita. Buku pengesahan berlapis emas itu hanyalah buku catatan keuanganku, kau sungguh-sungguh menganggapnya serius?”
“Membuatku kaget.” Liu Zhenhan juga tertawa.
Kepala suku Andulan di seberang meja memberi kode mata kepada tuan tanah.
Kepala Suku Daikui yang telah hidup ribuan tahun, semakin tua semakin licik, mana mungkin tidak mengerti. Arti pandangan matanya langsung dipahami Liu Zhenhan – Tuanku yang baik, kau terjebak dalam perangkap tanpa pilihan!
Haruskah aku menyebut diri tidak sabar atau si tua ini lebih unggul dalam strategi? Liu Zhenhan menyeringai dingin dalam hati.
“Seingatku, tahun depan kau berusia 20 tahun. Ingin menjadi Imam Agung Jubah Merah Kerajaan di usia 22 tahun, sungguh ambisi pemuda! Di usia 22 tahun, Mentor baru saja menjadi Imam Tongkat dan sudah dijuluki legenda pendeta. Tampaknya gelar itu akan kau rebut.” Imam Utama Angsa memandangi Liu Zhenhan dengan tatapan penuh harap: “Nanti, Mentor harus memberi hormat padamu!”
“Bukan tidak mungkin…” Pendeta Rakun Le Meier yang polos berkata bodoh, ia terlalu terkesan dengan citra heroik Liu Zhenhan dalam Pertahanan Perang Suci.
“Saya juga merasa mungkin, lagipula Richard telah menorehkan banyak jasa kali ini, terutama dalam menemukan kembali Bimon Serangga yang telah lama hilang...” Pendeta Senior Deschamps dari Suku Bier yang juga sama-sama memegang Tongkat Kekuasaan seperti Lemaire ikut menambahkan komentar. Tuan Deschamps adalah Beruang Koala.
Liu Zhenhan hampir pingsan. Suku Bier memang terkenal berbicara blak-blakan. Ucapan ini benar-benar tanpa basa-basi.
Beberapa pendeta rubah di samping sama sekali tidak menyela, hanya diam-diam menyantap hidangan.
Mendengar interupsi dari dua Yang Mulia Pendeta ini, ekspresi Tuan Mourinho tetap tersenyum meski sorot matanya berkedip samar.
Suasana hening yang canggung menyelimuti. Hanya beberapa gadis cantik yang dengan antusias menyajikan hidangan.
Sekalipun benar menjadi Imam Agung Jubah Merah, apa masalahnya? Dalam kesunyian yang mencekik ini, Liu Zhenhan tak bisa menahan amarahnya. Bukankah Imam Utama Angsa ini sejak awal sudah terlalu agresif?
“Di dalam kerajaan, kekuasaan terbagi menjadi tiga bagian. Dengan keberhasilanmu membuka jalur menuju Gunung Suci Hyjal, semua kuil di kerajaan akan mengalami peningkatan signifikan dalam otoritas mereka. Begitu berita ini dikonfirmasi, pengangkatan Yang Mulia Qidan menggantikan Yang Mulia Milu sebagai Imam Utama, serta penunjukan Xi'er sebagai Grand Shaman Weian untuk Provinsi Timur Laut sudah pasti akan terlaksana.” Imam Utama Angsa tetap menyunggingkan senyum khasnya, memecahkan kebekuan: “Adapun kamu, Richard. Prestasimu bahkan layak dihadiahi posisi Grand Shaman Weian saat ini juga, tapi tentu Raja dan Dewan Tetua tidak akan menyetujuinya. Alasannya tak perlu kujelaskan panjang lebar, aku yakin kamu paham.”
Mendengar panggilan "Xi'er" dari Imam Utama, wajah Mentor Ular Wanita Cantik langsung memerah membara. Di sampingnya, Gatanie yang sedang menyusun hidangan sedikit berubah raut wajahnya.
“Aku paham betul. Sudah cukup banyak penindasan yang kualami.” Liu Zhenhan mengangguk, sementara Hailun mengupas Buah Xianren untuknya dan menyuapkan daging buah putih bersih ke mulutnya.
“Pangeran Richard memang agak picik. Perbuatannya terhadapmu sudah kuketahui. Di era sekarang masih pakai strategi penyelamatan pahlawan untuk mendapatkan hati wanita.” Grand Shaman Weian mencebikkan bibirnya dengan sikap meremehkan.
Karena ucapan itu, Liu Zhenhan menatap kura-kura tua itu beberapa saat, lalu dengan lembut meludahkan biji Buah Xianren dari mulutnya.
“Singa-singa Suku Rhein memang selalu keras kepala, wajar jika mereka berhati sempit.” Murinio mengalihkan topik pembicaraan dengan satu kalimat sambil tersenyum tipis: “Richard. Saat ini kau adalah Imam Perang, benar?”
“Benar, Mentor Murinio.” Liu Zhenhan merasa ucapan apapun yang keluar sekarang akan terasa berlebihan.
“Di usia dua puluh tahun, aku menjadi Imam Tongkat termuda sepanjang sejarah Kerajaan. Hingga kini posisiku baru sampai Imam Utama. Sepertinya rekor ini akan segera terpecahkan.” Imam Utama tersenyum memandang Lao Liu.
“Kemampuan lagu perangku masih sangat payah.” Lao Liu berusaha tetap rendah hati.
“Tak masalah. Penemuanmu tentang gulungan lagu perang ini telah mengisi kekosongan dalam sistem Pendeta kita. Penyanyi Jiwa Bawaan memang benar-benar Penyanyi Jiwa Bawaan.” Imam Utama menghela nafas penuh penyesalan: “Hanya saja pembuatan gulungan semacam ini membutuhkan biaya yang sangat besar.”
“Gulungan lagu perang memang membutuhkan biaya yang sangat besar. Belum lagi kesulitan dalam pembuatannya, bahan bakunya saja sudah menjadi pengeluaran besar. Darah bangsa binatang juga bisa membeku kecuali langsung disegel setelah diambil. Jadi mengambil darah monster umumnya membutuhkan penangkapan hidup-hidup, dan menangkap monster tingkat tinggi hidup-hidup sepuluh kali lebih sulit daripada membunuhnya. Wajar saja harga darah monster tidak kalah dengan kristal sihir. Persediaan darah monster hasil rampasan Liu Zhenhan sudah habis digunakan dalam dua pertempuran pertahanan, dan 200 lebih gulungan yang tersisa sekarang sudah menjadi batch terakhir. Jika harus membeli, ini akan menjadi pengeluaran besar yang tidak sedikit.”
Mendengar perkataan Imam Utama, Lao Liu juga mengangguk.
“Tenang saja! Tahun depan di Olimpiade Pendeta, aku masih sangat yakin kalian berdua akan meraih dua posisi teratas. Jabatan Imam Tongkat, kamu dan Hailun pasti tidak ada masalah, ini bisa kujamin.” Grand Shaman Weian melihat Liu Zhenhan terlihat termenung, segera menghibur hati anak buah kesayangannya ini.
Liu Zhenhan tersenyum.
Dia menyadari, Grand Shaman Weian mungkin tidak sepenuhnya satu suara dengan Imam Utama ini. Kesimpulan yang didapatnya di pulau itu membuat hatinya terasa sesak.
“Richard, ada beberapa hal penting yang perlu kusampaikan padamu kali ini.” Tuan Mourinho menyeka sudut bibirnya dengan saputangan putih bersih. “Beberapa hari lalu, aku memang mengirim ksatria Elf Penunggang Elang Bertanduk bawahanku sebagai utusan ke Doluote untuk menghubungi keluarga Sherpa. Atas perintah Pangeran Chamberlain dari Saint Francis, posisi Adipati Doluote telah dipastikan. Selain pernikahan politik, aku juga telah mempelajari secara detail syarat-syarat yang kau sepakati dengan mereka.”
“Kapan janji pengkhianat manusia kelelawar dengan Feilengcui kami akan terpenuhi?” Liu Zhenhan merasa ada yang tidak beres.
“Meski keluarga Sherpa telah menduduki posisi Adipati, dua kekalahan berturut-turut ditambah kaburnya pasukan bayaran Angin Puting Beliung ke Doluote telah menyebarkan kisah Feilengcui. Dua kerajaan manusia, Saint Francis dan Pompeii, dikabarkan sangat terkejut, sementara gereja justru menunjukkan ketenangan luar biasa. Ini pertanda buruk, Gereja Saint Paul tak pernah menjadi aliran damai. Tenang sebelum badai.” Tuan Mourinho tersenyum tipis: “Karena itu, kuil kami akan mengirim seorang Imam Tongkat ke Dataran Liar Donau untuk membentuk formasi bertanduk bersamamu.”
“Bukankah Imam Tongkat sudah mendapatkan tanah apanase? Memberi tanah apanase lagi melanggar tradisi, bukan?” Ekspresi Liu Zhenhan masih polos seperti remaja lugu.
“Sebenarnya kali ini datang, aku membawa kabar gembira luar biasa yang bahkan disembunyikan dari Yang Mulia Qidan dan Qian’er. Sekarang saatnya mengungkap rahasia ini…” Perkataan Imam Utama membuat semua orang menyimak baik-baik.
“…Beberapa hari lalu, di Rawa Senja perbatasan barat daya yang dijaga Klan Angsa, pasukan kavaleri Elang Bertanduk kami menemukan sekelompok bangsa Medusa yang kembali selama patroli rutin di kedalaman rawa ratusan li. Ini adalah suku berjumlah tiga ribu jiwa yang sudah sekarat dan kurus kering.” Suara Tuan Mourinho bergetar penuh emosi: “Ternyata bangsa Medusa ini telah melakukan perjalanan panjang melintasi Rawa Senja yang membentang ribuan li, pulang ke kampung halaman seperti Bimon ras serangga!”
“Puji Tuhan!” Seru semua Imam Tongkat serentak.
Ekspresi terkejut dan kekokongan Mentor Ular Wanita Cantik itu seperti pukulan palu berat di hati Liu Zhenhan.
“Benarkah, Ayah?” Gatanie girang memeluk leher ayahnya, wajah cantiknya memerah.
Hailun dan Liu Zhenhan saling berpelukan, merayakan kabar menggembirakan ini dengan antusias.
Ning Yu merasa dadanya sesak. Dari samping, ia melihat otot wajah Richard berkedut liar saat membalikkan badan, tampak sangat mengerikan.
"Berita baik ini segera menyebar, sorak-sorai bergema sambung-menyambung. Ini benar-benar kabar gembira! Ternyata dua ras yang telah lama menghilang muncul kembali dalam populasi Kerajaan, tidak ada kata lain yang bisa menggambarkannya selain mukjizat."
Meski kedua Naga Peri dan Aopang juga terlihat gembira, namun kilatan kompleks terlihat sekilas di mata mereka.
"Kelompok Medusa yang kembali ini awalnya berjumlah tiga puluh ribu orang, tetapi rawa-rawa berbahaya, monster, cuaca ekstrim, dingin yang menggigit, dan kelaparan telah merenggut sebagian besar nyawa mereka..." Imam Utama Angsa menatap Liu Zhenhan, berbicara perlahan: "...Yang tersisa hanyalah para pria-wanita dewasa perkasa, sementara orang tua, lemah, sakit, dan cacat semua tumbang di perjalanan panjang pulang ke tanah air."
"Demi Dewa Perang!" Para Imam Tongkat menghentikan diskusi panas mereka, kepedihan yang nyata terpancar di wajah mereka.
"Tiga puluh ribu... oh..." Liu Zhenhan terdiam seperti patung, mengulang-ulang kalimat itu dengan suara parau.
“Di antara mereka, hanya prajurit terkuat dan pendeta yang selamat. Terutama pemimpin mereka Tuan Benitez, melalui ujian Kuil Barat Daya kami, ia dengan mudah memperoleh kualifikasi sebagai Imam Tongkat. Peliharaan magis Tuan Benitez ini adalah Singa Nemea yang sangat langka. Sesuai kemampuannya, sebenarnya sudah mencapai tingkat Grand Shaman Weian. Penguji yang bertugas kali ini adalah saya sendiri. Posisi Grand Shaman Weian tidak bisa saya tambahkan lagi, namun penambahan satu Imam Tongkat masih dalam wewenang saya.” Tuan Mourinho dengan elegan menyayat sepotong "kue biji bambu panggang" menggunakan pisau makan, lalu menyantapnya dengan anggun sambil tersenyum tipis: "Setelah seleksi saya, dari 3000 Medusa ini, terdapat 9 Imam Jiwa yang memenuhi syarat, 5 Imam Perang, 3 Imam Tongkat. Bahkan Tuan Benitez selaku pemimpin saat ini dan tetua mereka Tuan Houllier mencapai level Grand Shaman Weian. Oh ya, lupa menyebutkan, peliharaan magis Tetua Houllier adalah Burung Liwu yang sangat perkasa. Sisanya adalah prajurit-prajurit unggul, di mana pria terbaik mereka konon bisa membunuh buaya dewasa sepanjang 7 ren dan kura-kura rawa hitam seberat 500 pon dengan tangan kosong."
Lao Liu mengangguk-angguk. Ekspresinya penuh kekaguman, meski sebenarnya hatinya sedang dilanda gejolak hebat.
Singa Raksasa Nemea adalah binatang peliharaan raksasa kuno jenis singa yang amfibi (bisa hidup di air dan darat), dapat ditemukan di lautan dan danau-danau dalam tertentu, juga di hutan belantara pegunungan. Makhluk ini termasuk kategori monster peliharaan magis tingkat tertinggi antara kelas super dan tinggi, setara dengan Ular Beracun Feiwenli. Monster ini tergolong langka karena termasuk jenis tanaman magis, dengan subspesies modernnya adalah Singa Air Raksasa. Burung Liwu alias Fenghuang adalah monster es kelas atas yang jarang ditemui di Benua Aigean. Konon burung ini berasal dari Benua Pantai Emas di daratan lain, terbang ke perairan Aigean saat mengejar ikan cod perak kesukaannya. Dikatakan burung ini hanya mendarat dua kali seumur hidup: saat lahir dan mati. Uniknya, seperti burung kormoran, mereka mampu menyelam dan bertahan lama di dalam air.
"Kekuatan yang luar biasa..." Hai Lun terkagum-kagum.
Imam Tongkat juga tak henti menghela nafas. Kekuatan Medusa ini ternyata mencapai level yang hampir setara dengan kekuatan sebuah Kuil regional, sungguh mengejutkan.
Mentor Ular Wanita Cantik itu merebahkan diri di meja, terisak-isak. Tangannya menutupi wajah erat-erat. Hai Lun segera menghibur mentornya yang terguncang setelah mendengar kabar tentang kaumnya.
"Hmm... Benar, kelompok serangga yang saya bawa kembali hanya menghasilkan satu murid pendeta, sementara mereka melahirkan begitu banyak tokoh hebat, dan itu ditemukan oleh Anda, Yang Mulia legenda pendeta." Ekspresi Lao Liu terlihat antusias, tapi dalam hatinya bergumam.
"Suku Medusa, yang dulu dijuluki Kekasih Dewa Perang, adalah bangsa pahlawan. Dalam sejarah, mereka pernah melahirkan puluhan raja Medusa. Sebelumnya, gelar wangsa kerajaan bukan untuk suku Lion atau Tiger, tapi milik mereka. Kali ini, demi kembali, mereka kehilangan banyak populasi. Sebagai kompensasi, kita harus memberikan tanah apanase, dan kemampuan mereka layak mendapat gelar itu. Apalagi kepala suku mereka juga seorang pendeta. Saya akan melaporkan ini bersama laporan tentangmu kepada Yang Mulia Bulat, Imam Agung Jubah Merah." Imam Utama tersenyum, menatap Liu Zhenhan: "Tanah subur di Kerajaan sangat terbatas. Selain padang gurun luas di selatan Sungai Sanggan, sulit mencari tanah apanase yang sesuai. Sebagai bangsa pahlawan, wilayah mereka pasti tak boleh kecil. Bahkan saat pelantikanmu sebagai Imam Perang, apanase-mu sudah mencapai 500 li. Saya usulkan ke Kuil untuk membagi 800 li gurun depan Feilengcui sebagai apanase Medusa."
"Selamat, Yang Mulia! Atas penemuan kembali bangsa pahlawan ini, Anda pantas mendapat jasa utama."
Para Imam Tongkat serentak melontarkan celetukan konyol dari Hao: "Tanpa Ksatria Elang Bertanduk bawahanmu, Medusa itu sudah mati di rawa-rawa."
“Ini adalah hal yang seharusnya dilakukan setiap Bimon. Bukan merupakan jasa apa-apa. Mempertimbangkan hal ini, aku memutuskan untuk bersikeras meminta Kuil membebaskanku dari penghargaan.” Imam Utama tersenyum "hehe" dan berkata dengan jenaka: "Tidak bisa diberi penghargaan lagi, aku sudah jadi Imam Utama! Kecuali Yang Mulia Bulat bersedia menambahkan gelar lagi. Tentu saja Richard bisa dikecualikan, kali ini dia membawa pulang Bimon manusia serangga, verdana ini layak mendapat promosi satu tingkat sebagai hadiah."
Semua pandangan di meja tertuju pada Liu Zhenhan.
"Tidak! Richard sama seperti Mentor, juga Imam Bemon termulia! Keluhuran budi adalah kebanggaan kita, menyelamatkan yang lemah dan saudara sebangsa adalah tanggung jawab kita. Kami hanya melakukan kewajiban, hadiah justru akan membuat kami malu." Helen RAMAS berkata.
Guo Guo mengendarai burung beo melayang di atas kepala Helen. Menjatuhkan seruan "Bego~ Bego~" lalu pergi.
Di meja sebelah, seorang Elf tak sabar melemparkan buah ke burung beo. Keahlian memanah Elf memang tidak main-main, buah tepat mengenai kepala Guo Guo dengan suara "plok". Guo Guo mengusap kepalanya dengan sedih.
Yitiao mengibaskan Bulu Punggungnya dengan anggun, hendak berjalan mendekat. Melihat Daisy memberi isyarat tangan untuk duduk, dia pun kembali duduk. Sepasang mata merah menyala menatap tajam ke arah Elf itu.
Jenderal Pan melihat kejadian ini, gelas di tangannya berbunyi "krak" dan hancur berkeping-keping, berdiri hendak menghampiri. Tapi dicegah oleh Si Gemuk.
"Jangan biarkan makhluk kecil ini terbang sembarangan." Liu Zhenhan mengerutkan alisnya kepada Ning Yu, lalu menoleh dengan penuh tekad kepada Imam Utama. "Kebijaksanaanmu membuatku tunduk, tubuh hina ini rela mengikuti jejakmu."
Perkataan Helen sudah terlanjur keluar, apa lagi yang bisa dilakukan? Habislah, semua jasa besar tertutupi oleh pria tampan ini. Daisy dan Ruoerna menyeringai serentak.
"Kalian memang layak disebut pendeta terbaik dari garis keturunanku." Tuan Mourinho memandang kedua juniornya dengan penuh pujian: "Ada satu hal lagi yang belum kusampaikan, sebenarnya ragu apakah pantas diungkapkan. Kelompok Medusa yang baru datang ini sama sekali tak memiliki satu koin emas pun, kuil ini miskin, Departemen Keuangan Kerajaan karena tahun ini berperang dengan negara manusia gurun, sekarang menjadi ayam besi - sama sekali tak mau mengulurkan tangan. Maka aku memutuskan mengalokasikan dana dari keluarga untuk membangun pemukiman mereka."
"Kedermawananmu bisa menyaingi Raja Salomo." Suara sanjungan kembali terdengar di meja.
Hanya Liu Zhenhan yang dalam hati berteriak "celaka".
Benar saja...
“Tapi di padang gurun tidak ada tambang, tanah apanase yang tidak terlalu subur ini sama sekali tidak bisa menghasilkan pajak dan pendapatan fiskal yang efektif. Jadi kelangsungan hidup klan pahlawan di masa depan adalah masalah sulit.” Pandangan Imam Utama menatap tajam ke arah Kawan Liu Zhenhan: “Aku tahu, Feilengcui dan keluarga Sherpa telah menyepakati perjanjian perdagangan dan pembukaan toko, termasuk bengkel senjata dengan keuntungan besar. Aku harap Li Cha bisa membagi sebagian keuntungan ini untuk Medusa...”
“Mentor yang terhormat, tentu saja aku harus mengikuti jejakmu. Sesama warga ular yang telah melakukan perjalanan berat kembali ke tanah air ini telah menderita. Aku setuju untuk mengalokasikan sejumlah toko untuk mereka.” Liu Zhenhan langsung bicara cepat sebelum Helen sempat membuka mulut.
“Jika toko dibuka di Feilengcui, itu tidak cocok untuk perdagangan jarak jauh. Padang Rumput Donau tidak memiliki tambang baja. Mengangkut bijih mentah dari Kadipaten Dolot terlalu jauh, biaya transportasinya akan sangat tinggi. Senjata-senjata ini pasti akan dijual kembali ke Departemen Militer Kerajaan Bimeng kita. Biaya yang terlalu tinggi akan membebani keuangan kerajaan yang sudah pas-pasan. Lebih baik bengkel senjata didirikan di wilayah Medusa, sehingga biaya transportasi bijih mentah bisa dipotong setidaknya setengah.” Murinio tersenyum.
Kalimat ini begitu keluar, bahkan para Imam Tongkat pun tidak bisa tidak bergumam dalam hati. Dua pertempuran pertahanan Feilengcui, sejujurnya, yang benar-benar memberikan keuntungan hanyalah perjanjian dagang dengan keluarga Chabal dari Kadipaten Dolot. Dari perjanjian dagang tersebut, yang paling menggiurkan adalah bengkel senjata. Adapun reputasi kosong membuka jalur ke Gunung Suci Hyjal, selain membakar semangat para pendeta muda, para Imam Tongkat Fox yang licik seperti ini pasti menganggapnya tidak berarti dalam hati.
Jalannya memang terbuka, para pendeta tentu boleh pergi. Tapi apakah Bimon biasa berani pergi? Sepanjang jalan sama sekali tidak ada pos militer Bimon untuk perlindungan! Kerajaan manusia selalu mengincar Bimon, mungkin seorang gadis Fox cantik yang menginjakkan kaki di tanah itu akan hilang dalam waktu tiga hari.
Bukankah perkataan Tuan Mourinho ini membuat Feilengcui bertempur sia-sia dalam dua pertempuran berdarah? Meski para Imam Tongkat Fox yang licik ini bergumam dalam hati, sama sekali tidak terlihat perubahan ekspresi di wajah mereka.
Hanya dua Imam Bier yang bodoh terus menyetujui: "Benar juga, ras pahlawan tidak boleh mati kelaparan, kan?"
"Feilengcui adalah tanah subur pencipta keajaiban dan pahlawan. Sebagai pahlawan dan Pendeta termulia, bukankah kita harus menunjukkan kelapangan dada?" Wajah Tuan Mourinho memancarkan aura kesucian: "Bayangkan Medusa ini. Setelah ribuan tahun badai sejarah, mereka kembali, mengorbankan sembilan persepuluh populasi demi kepulangan."
Helen adalah rubah Fox, meski penuh semangat religius, tetap memiliki naluri ekonomi dasar. Kali ini dia hanya mengedipkan mata indahnya tanpa berkata-kata.
"Bengkel senjata bisa didirikan di tanah apanase Medusa, ini sama sekali tak masalah..." Liu Zhenhan menepuk dadanya hingga berbunyi "prak-prak".
Ekspresi Imam Utama angsa terlihat sedikit terkejut. Baru hendak tersenyum dan mengucapkan pujian, Lao Liu sudah membuka mulut lagi.
"...Tapi..." Lao Liu menunjuk para Bimon manusia serangga: "Aku harus menghidupi begitu banyak Bimon manusia serangga ini. Mustahil sama sekali tak mengambil keuntungan..."
"Bukankah kau punya begitu banyak permata?" Tuan Mourinho menunjuk mutiara dan akik dalam cangkang kerang besar yang ditumpuk.
Lao Liu benar-benar ingin menendang dirinya sendiri. Harta tak boleh dipamerkan!
“Tuan Mentor Mourinho, mutiara dan batu mulia ini belum tentu bisa dijual. Kerajaan Bimeng kita tidak kaya, harta karun tidak bisa mengisi perut!” Helen tersenyum manis sambil memeluk leher mentor ular wanita cantik: “Medusa adalah saudara seklan Mentor Cui Beixi, kita tidak boleh memperlakukan mereka dengan buruk. Bagaimana kalau bengkel senjata dibangun di wilayah mereka, lalu keuntungan dibagi rata?”
“Bagaimana pendapatmu?” Mentor ular wanita cantik mengusap air mata di wajahnya lalu menatap Imam Utama.
“Mengapa aku tidak memikirkan cara ini sebelumnya!” Tuan Mourinho mengusap pelipisnya sambil menggeleng pahit: “Sepertinya aku benar-benar sudah tua!”
Liu Zhenhan tersenyum sopan, dalam hatinya ingin membunuh.
“Oh ya, hampir lupa. Untuk menghargai pengorbananmu yang tanpa pamrih dalam pertempuran melawan perampok manusia di Feilengcui, atas nama Kuil Kerajaan, aku menganugerahimu dan Helen gelar 'Pendeta Jubah Bintang'.” Imam Utama angsa tiba-tiba teringat sesuatu, menepuk tangan lalu berkata pada Liu Zhenhan.
Seorang elf di samping segera mengambilkan kantong kulit segi empat, mengeluarkan empat jubah pendeta warna putih bulan yang dilipat rapi, dengan kerah pita hiasan bertabur bintang segi enam biru yang sangat mencolok.
Liu Zhenhan dan Helen saling bertukar senyum.
“Jubah Bintang Pendeta umumnya hanya diberikan kepada pendeta senior yang telah pensiun, atau untuk menutupi jenazah pendeta tua yang telah meninggal. Ini adalah kehormatan besar, namun hanya sebatas kehormatan saja. Satu-satunya hal yang 'Berbual B' adalah bahwa pemakai Jubah Bintang Pendeta dapat menikmati ritual penghormatan pertama dengan menempelkan tangan ke dada saat menghadap bangsawan atau pendeta tinggi mana pun. Yang Mulia Qidan adalah salah satu penerima Jubah Bintang Pendeta. Pada kerah jubah shaman ungu tua milik Grand Shaman Weian yang terhormat ini, juga terdapat sulaman bintang emas. Namun tampaknya beliau justru memberikan penghormatan pertama saat bertemu Tuan Mourinho.
“Biar aku coba dulu.” Liu Zhenhan melepas jubah pendeta usangnya, memperlihatkan otot-otot berisi dan tato liar yang garang. Lengan tunggalnya membuat orang merinding.
Mungkin belum pernah melihat pendeta bertato, elf perempuan yang membawa jubah bintang itu tertegun. Dia juga tidak menyangka seorang pendeta hanya mengenakan sepatu bot dan celana dalam di balik jubahnya di musim dingin.
“Richard memang satu-satunya pendeta di Kerajaan yang ahli baik dalam seni tari maupun nyanyi.” Tuan Mourinho mengangguk perlahan, kilatan cahaya samar terlihat di matanya.
"Tentu saja manusia bergantung pada pakaian dan kuda pada pelana. Liu Zhenhan yang mengenakan jubah bintang terlihat sangat berwibawa dan penuh percaya diri." Ekspresi wajahnya yang biasanya garang kini memancarkan kewibawaan dan ketegasan yang tak terucapkan. Berbeda dengan kewibawaan alami Tuan Mourinho, kewibawaan Liu Zhenhan berasal dari aura kesatria yang terukir melalui pertumpahan darah dan peperangan.
Jika kewibawaan Imam Utama angsa memberikan perasaan terkekang, maka kewibawaan Liu Zhenhan memicu kewaspadaan berbahaya. Perasaan ini mirip seperti menghadapi binatang buas yang sedang tidur panjang dengan tangan kosong.
Karena jubah perangnya model terbuka di depan, setiap langkahnya memperlihatkan sepasang paha putih yang mengundang gelak tawa para milisi.
"Ini adalah 'Medali Awan Kejayaan' untuk yang berjasa melawan invasi asing, kehormatan yang pantas untukmu dan Helen." Mentor Ular Wanita Cantik mengeluarkan kotak persegi panjang berhias indah, mengambil medali berbentuk pedang sepanjang setengah jari dengan pita ungu, lalu memasangnya di dada kiri Liu Zhenhan.
Medali berbentuk bilah pedang itu terbuat dari perak, dihiasi ukiran bahasa Bimon "Kau Takkan Pernah Sendirian" dan gambar Gunung Suci yang diselimuti kabut.
"Medali Elang Berkepala Dua Bintang Perak di dalamnya adalah untuk para Pengawalmu, sebagai penghargaan atas kontribusi luar biasa mereka dalam pertempuran." Mentor Ular Wanita Cantik merapikan posisi medali berkilauan di dada Liu Zhenhan.
“Tepuk tangan langsung menggema keras.”
Liu Zhenhan hampir memberi hormat militer, tapi mengubahnya menjadi gerakan menyentuh dahi ala Jenderal Patton. Kemudian dia mengangguk dengan kerendahan hati yang tak tertandingi.
Lao Liu menemukan di bagian kanan dadanya terdapat beberapa motif bordir sebesar biji hazel menggunakan karakter Bimon dari bulir gandum berlapis emas.
Setelah diamati, ternyata motif tersebut terdiri dari: burung duri yang berkicau di atas pedang bersilang, bangau api dengan mahkota merah, dan perisai belah ketupat bertema empat anak panah. Pada perisai terdapat inisial "BM" dalam karakter Bimon yang berarti "boneka magis", sementara di ujung lengan berpinggir bintang biru terdapat emblem naga hitam berlumuran darah dan naga emas.
"Barang-barangku kalian ketahui semua." Liu Zhenhan menyeringai sinis.
"Lambang-lambang ini menunjukkan statusmu sebagai ahli Kombinasi Nyanyian dan Pertempuran, Penyanyi Jiwa Bawaan, serta gelar Ahli Boneka Magis pertama Kerajaan Bimeng. Empat pedang di perisai mewakili empat boneka magis baja yang kauhancurkan. Sulaman naga di lengan adalah penghargaan atas aksimu membunuh naga dan mengalahkan ksatria naga." Mentor Ular Wanita Cantik itu tersenyum sambil menerangkan pada Richard yang sedang memperhatikan detail-detail tersebut.
Liu Zhenhan menatap wajah Mentor Cui Beixi. Pandangan mata sang mentor yang cantik itu terus menghindar, memancarkan keindahan yang terpisah.
"Kenapa tidak ada gambar Guo Guo?" tanya Liu Zhenhan.
“Si bodoh kecil, bagaimana mungkin makhluk Bulu Es dan Salju dijahit di sini? Kamu ingin ditertawakan orang? Selain itu, urusan dua Naga Peri itu harus cepat kau selesaikan. Aku dan Grand Shaman Weian terus menutupi hal ini, bahkan Mentor Murinio pun tidak kuberi tahu.” Mentor Cui Beixi mendekati telinga Liu Zhenhan, berbisik dengan aroma harum.
Masalah ini tak bisa disembunyikan lagi, penampilan mereka sudah terlihat dalam pertempuran itu. Liu Zhenhan dalam hati menahan tawa.
“Tenang dulu semuanya!” Grand Shaman Weian kembali berdiri, tersenyum manis sambil membuat gerakan "STOP" dengan kedua tangan membentuk huruf T, gerakan khas dari tata krama Bimon yang bermakna penghentian.
“Membuka jalur ke Gunung Suci Hyjal adalah kebanggaan seluruh Bimon. Atas nama Kuil Witherspoon, aku menganugerahi Pendeta Richard dan Pendeta Helen masing-masing 'Medali Bintang Salib Selatan' sebagai simbol kontribusi luar biasa. Sebenarnya kalian pantas menerima 'Medali Pemberani', namun karena status kalian sebagai rohaniwan, medali ini merupakan penghargaan tertinggi dari Kuil Witherspoon kami.” Grand Shaman Weian juga berdiri dan mengeluarkan dua kotak berlapis beludru, mengambil medali kristal berbentuk salib dengan pita merah yang melambai-lambai, lalu memasangnya di dada Liu Zhenhan.
Tepuk tangan bergemuruh kembali.
Apa kalian sudah berkomplot sebelumnya? Otot wajah Lao Liu yang terus tersenyum mulai terasa pegal.
“Sebagai Bimon pembawa ulat, meskipun hadiah promosi bisa dibatalkan, tapi 'Medali Ksatria Dewa Perang' ini adalah kehormatan yang pantas kau dapat. Sebagai perwujudan penyelamat, ini memang layak untukmu. Karena sebelumnya tidak tahu, aku akan mengajukan usul langsung ke raja nanti, agar Medali ini diserahkan langsung oleh raja pada Olimpiade Pendeta musim semi tahun depan.” Tuan Mourinho mengedipkan mata penuh arti, tertawa: “Richard, kalau prestasimu terus begini, Kerajaan akan kehabisan medali untuk diberikan padamu.”
“Haha...” Grand Shaman Weian tersenyum lebar: “Imam Utama, Richard sangat luar biasa dalam misi penyelamatan Pangeran Timur Jauh sebelumnya. Laporan Departemen Militer sudah kudengar. Jika bisa terjalin hubungan dagang dengan Daratan Timur Jauh, 'Medali Jalur Sutra' sebagai penghargaan tertinggi departemen keuangan pasti akan dia raih.”
“Entapkah jalur laut bisa dilalui. Katanya selama ratusan tahun terakhir, Bangsa Laut tidak ramah pada kapal dagang Timur. Sepertinya kafilah dagang Timur sekarang lebih memilih jalur darat.” Tuan Mourinho menghela nafas: “Sebenarnya barang mewah dari Timur belum tentu baik untuk Kerajaan.”
“Benar-benar...” Grand Shaman Weian segera mengubah topik, menahan senyumnya.
Laozi sudah melakukan banyak hal, cuma dapat dua medali sampah dan satu jubah pendeta? Liu Zhenhan tertawa sambil bergumam kesal.
“Selamat, Richard. Ada kabar baik lain untukmu.” Imam Utama berkata misterius: “Ini adalah kebanggaan semua Pendeta.”
Hati Lao Liu kembali tegang, kabar baik hari ini semuanya membuatnya merasa was-was.
Melihat ekspresi keingintahuan yang terpancar di wajah Liu Zhenhan, Imam Utama Angsa Tuan Murinio memerintahkan elf di sampingnya untuk mengisi cawan dengan rum sampai penuh.
"Atas jasamu membuka jalan ke Gunung Suci Hyjal, saya yang menyusun draf proposal. Kuil akan secara resmi mengajukan permintaan perluasan Ksatria Kuil kepada Yang Mulia Grak Sal dan Dewan Tetua. Kami berencana menambahkan tingkat terendah baru di bawah Ksatria Duri Suci di setiap kuil - yaitu Ksatria Tongkat Komando." Tuan Murinio berbicara lancar: "Dengan demikian, kekuatan pertahanan kuil akan memiliki tujuh tingkatan: Ksatria Tongkat Komando, Ksatria Duri, Ksatria Baja, Ksatria Perunggu, Ksatria Perak, Ksatria Emas, dan Ksatria Kehormatan."
"Oh?" Liu Zhenhan terus menunggu kelanjutan penjelasan.
“Jumlah rekrutan Ksatria Tongkat ditetapkan sebanyak dua ribu orang. Dengan ini, dua puluh Ksatria Duri yang ada masing-masing dapat menjadi komandan batalyon. Sepuluh Ksatria Baja yang ada masing-masing akan mengawasi dua batalyon Ksatria Duri. Lima Ksatria Perunggu masing-masing mengawasi dua Ksatria Baja beserta anak buahnya. Dua Ksatria Perak masing-masing mengawasi dua Ksatria Perunggu beserta anak buahnya. Karena ada lima Ksatria Perunggu, satu Ksatria Perunggu ekstra dan empat ratus ksatria akan dialokasikan kepada setiap Pendeta sebagai Ksatria Penjaga berdasarkan jumlah kepala.” Tuan Murinio mengeluarkan gulungan kulit domba dari jubahnya dan meletakkannya di hadapan Liu Zhenhan dengan khidmat: “Pasukan pengawal ini akan memiliki nama bersama – 'Resimen Ksatria Senja'. Ini berisi rencana, desain lencana dan seragam, serta draf anggaran.”
Kabar ini membuat semua yang hadir terkejut, kecuali Grand Shaman Weian dan si Ular Wanita Cantik.
Liu Zhenhan juga menarik napas dalam-dalam.
“Dari Ksatria Kuil yang semula 40 orang langsung berkembang menjadi dua resimen? Lima Kuil Kerajaan total memiliki sepuluh resimen?” Liu Zhenhan diam, Pendeta Tongkat di sampingnya berkomentar: “Apakah Raja dan Dewan Tetua mungkin menyetujui ini, Imam Utama?”
“Imam Utama Murinio, Ksatria Emas dan Ksatria Kehormatan sepertinya... tidak diikutsertakan ya?” Liu Zhenhan melirik draf rencana dan bertanya penasaran.
"Para Pangeran Singa-Harimau adalah pelindung abadi yang ditunjuk langsung oleh Dewa Perang, tentu tidak boleh meninggalkan Kuil. Sedangkan gelar Ksatria Kehormatan memang hanya cocok untuk sebutan kehormatan, tidak layak memimpin?" Tuan Mourinho tersenyum: "Mengenai persetujuan Sang Raja dan Dewan Tetua, itu masih perlu dibahas. Saat mengajukan proposal, saya akan menggandakan skala formasi. Bagaimanapun hasil tawar-menawar, minimal setiap Kuil harus memiliki dua resimen pasukan. Kita bisa contohkan Feilengcui, ketika tanah apanase seorang pendeta diserang bangsa asing, berapa hari baru Departemen Militer Timur Laut tiba?"
Hebat sekali, sungguh luar biasa! Yang Mulia Raja menempatkan putranya di Kuil, sekarang Imam Utama angsa dengan alasan 'pelindung abadi' secara legal mencabut semua kekuasaan mereka. Liu Zhenhan diam-diam merasa takjub.
"Kesatria Senja?" Rawa Senja adalah tanah apanase suku Smyer angsa, apakah nama ini kebetulan belaka? Pikiran Liu Zhenhan berputar cepat.
"Sepertinya sulit." Para Imam Tongkat menggelengkan kepala.
"Jika jasa membuka jalur ke Gunung Suci Hyjal dan menemukan dua suku yang hilang masih belum bisa meyakinkan Sang Raja dan Dewan Tetua, saya usulkan setiap Kuil membentuk pasukan perlindungan sipil sendiri. Proposal tetap sama, hanya dibentuk dengan nama Pengawal untuk menjamin keamanan para Pendeta Kuil." Imam Utama berkata sinis.
Sistem pengawal sendiri sudah merupakan celah besar. Bola mata Liu Zhenhan berputar kencang.
"Dana dan anggarannya?" Imam Tongkat juga mulai tertarik.
"Kuil akan menggalang donasi, lalu mengerahkan kekuatan militer ini ke berbagai negara manusia sebagai tentara bayaran untuk memperoleh dana operasional. Negara-negara manusia yang tidak bersahabat dengan kita bisa kita mulai dari negara yang ramah seperti Doluote, membangun reputasi yang baik dan besar. Setelah melatih sekelompok prajurit yang matang, baru kita perluas secara bertahap." Tuan Mourinho berkata.
"Ini... bukankah ini menjadi pedagang?"
"Siapa yang lebih memahami manusia daripada aku? Sifat alami manusia adalah mengejar keuntungan. Kafilah yang dijaga oleh imam dan prajurit Bimon, ke mana pun bisa pergi?" Imam Utama Angsa kembali menyeringai dingin: "Sebagai imam, sudah saatnya kita keluar dari padang gurun, melihat dunia luar. Tentu saja, koin emas yang diperoleh Ordo Ksatria Matahari Terbenam juga bisa menambah kesejahteraan para imam."
Para Imam Tongkat mendengar ini mulai mengangguk-angguk. Ini akan meningkatkan status dan kedudukan imam tanpa perlu repot sendiri, mengapa tidak?
"Lihatlah berapa banyak kekuatan bersenjata yang dimiliki Gereja Saint Paul manusia? Mereka punya dua! Satu Ordo Ksatria Palem Emas, satu Ordo Ksatria Daun Ek Pedang. Kita? Lima kuil besar hanya memiliki 200 Ksatria Kuil!" Suara Imam Utama meninggi: "Apa artinya ini? Jika para fanatik agama ini melancarkan perang salib untuk membasmi kaum kafir, dengan apa kita para imam harus menghadapi mereka? Masih mengandalkan birokrat Departemen Militer?"
“Benar benar...” Para Pendeta berpikir dan memang begitulah logikanya.
“Sebenarnya sistem organisasi itu kaku, manusia yang fleksibel. Qian'er, setelah kamu menjadi Grand Shaman Weian Provinsi Timur Laut, tiga ribu Medusa itu semuanya prajurit handal, bisa diserap seluruhnya sebagai 'Resimen Ksatria Senja' pertama, tiga resimen ya tiga resimen, lebih banyak sedikit juga tidak apa.” Tuan Mourinho berkata kepada Mentor Ular Wanita Cantik.
Mentor Ular Wanita Cantik mengangguk. Tapi tidak bicara.
“Richard, pengawalmu sangat luar biasa, mari bergabung juga ke Resimen Ksatria Kuil Senja, bagaimana?” Tuan Mourinho melirik Liu Zhenhan seolah bertanya santai.
Mendengar ini, kelopak mata Kepala suku Andulan langsung menunduk, terus mengelus-elus kepalanya sendiri.
“Boleh saja.” Liu Zhenhan langsung menyetujui. Dia sedang membalik-balik proposal dengan suara "kresek-kresek". Mau mencabut kekuasaan militer dengan secangkir anggur? Kalau percaya omonganku, kamu itu bego, Lao Liu tertawa dalam hati.
“...Bagus sekali... Keamananmu nanti akan diatur Qian'er dengan penjaga dari Resimen Ksatria Kuil. Sebenarnya, dengan keberanianmu, mungkin tidak perlu Ksatria Kuil, ya kan... Ha ha...” Imam Utama jelas terkejut sejenak, menepuk bahu Lao Liu dengan akrab.
“Setiap kesatria provinsi berada di bawah tanggung jawab Grand Shaman Weian masing-masing wilayah. Selain Pendeta Merah Tertinggi, saya akan menjadi komandan dan pengambil keputusan utama pasukan ini.” Tuan Mourinho tersenyum.
Hmm... Di antara para pendeta seluruh negeri, nama Pendeta Merah Tertinggi Bulat mungkin tak dikenal orang. Tapi legenda pendeta seperti Tuan Mourinho, siapa yang tidak tahu? Memberi jabatan ini ke imam utama lain, mana ada yang bisa membuatmu tunduk? Kuil Timur Laut dan Kuil Barat Daya sudah menjadi milikmu, masih saja berpura-pura suci! Liu Zhenhan mencemooh dalam hati.
“Kalau pengawalku jadi Ksatria Kuil, jabatan apa yang bisa mereka dapat?” Liu Zhenhan bertanya dengan wajah polos.
“Mereka prajurit hebat, akan mendapat pelatihan terbaik di level dasar,” jawab Imam Utama.
Mendengar ini, bahkan Pendeta Tongkat Fox yang licik tak bisa menahan decakan kecil. Milisi Feilengcui ini, sekalipun dilawan Ksatria Emas, pasti akan membuat lawannya babak belur.
“Kalau saya ikut mendaftar boleh tidak? Saya pendeta dengan Kombinasi Nyanyian dan Pertempuran, kekerasan adalah keahlianku!” Liu Zhenhan bertanya sambil memperlihatkan wajah menjilat.
“Pendeta tetap pendeta, tak bisa dicampur aduk dengan Ksatria Kuil,” Tuan Mourinho menegur dengan senyum tipis.
“Oh...” Liu Zhenhan mengangguk patuh.
“Richard, Mentor juga ingin meminta bantuanmu untuk mengurus suatu hal.” Yang Mulia Imam Utama berkata dengan serius: “Seperti yang kau ketahui, aku adalah Tuan Tanah Bordir. Menurut Gatanie, di dunia bawah tanah terdapat bangsa Manusia Elang dari ras burung kami dan sekelompok Banteng Berbual yang bersembunyi di sana setelah Perang Hyjal. Awalnya aku berencana menyelamatkan mereka kali ini. Namun karena kemunculan mendadak Medusa dan ras Bimon serangga, aku harus segera kembali ke Kuil untuk berkoordinasi dengan Pendeta Merah Tertinggi. Bisakah kau menyelamatkan bangsa Manusia Elang Bimon dari ras burung di pusat bawah tanah dan kelompok Suku Badak Buer lainnya? Dengan demikian, seluruh ras Bimon akan terkumpul. Bagaimana pendapatmu?”
“Aku sedang sibuk dengan beberapa urusan akhir-akhir ini. Bagaimana kalau kita bicarakan lagi setelah toko-toko dan bisnis di Feilengcui berjalan lancar?” kata Liu Zhenhan.
“Tidak masalah.” Jawab Yang Mulia Imam Utama tanpa ragu.
“Mentor, secara resmi aku ingin melamar. Aku ingin menikahi Nyonya Gatanie, bagaimana…” Ucapan Liu Zhenhan yang tiba-tiba ini mengguncang semua yang hadir. Ekspresinya penuh ketulusan.
Semua orang di sekitar terdiam membeku. Wajah Gatanie memerah seperti warna Feilengcui, sayap putihnya bergetar gemetar. Di wajahnya terpancar kebingungan yang bercampur harap, berbagai ekspresi saling berganti.
Wajah Tuan Mourinho tertegun sejenak, lalu cepat kembali normal.
“Richard, kau benar-benar suka bercanda…” Ucapan sang ayah membuat hati putrinya remuk redam.
“Aku tidak bercanda.” Liu Zhenhan berkata dengan serius.
“Tunggu sampai kau menjadi Pendeta Merah Tertinggi dulu.” Tuan Mourinho tidak mudah terpancing seperti anak kecil.
“Kalau begitu, apakah Bapak setuju?” Perilaku Liu Zhenhan sangat sesuai dengan identitas Suku Pig, terus memaksa tanpa melepaskan.
“Putri manusia tidak kau nikahi, malah ingin menikahi putriku?” Sorot mata Imam Utama menyiratkan sedikit penghinaan, ini satu-satunya kali dia kehilangan kesopanan malam itu, hal yang tidak akan diperhatikan orang biasa.
“Itu karena Gatanie lebih cantik.” Lao Liu menghembuskan asap cerutu tebal.
“Richard, jangan terus mengganggu, perempuan Klan Angsa kami tidak pernah menikah dengan ras lain.” Tuan Mourinho berkata dengan senyum pasrah.
“Bahkan Pendeta Naga Ganda pun tidak boleh?” Liu Zhenhan bertanya dengan sedih. Dua Naga Peri berdiri di belakangnya, menyibakkan jubah di kepala mereka.
Kecuali Imam Utama Angsa, tidak ada yang terkejut.
“Naga Peri?” Tuan Mourinho langsung berdiri seketika, pandangannya menjadi tajam tak tertandingi, tatapan itu ditujukan pada Ular wanita cantik Cui Beixi.
“Richard!” Suara Mentor Ular Wanita Cantik penuh dengan teguran dan ketidakpuasan.
“Bahkan satu-satunya Pendeta Naga Ganda di Kerajaan Bimeng pun tidak boleh?” Liu Zhenhan terus menghisap cerutunya.
“Pernikahan anak, tidak ada hubungannya dengan kekuatan.” Tatapan Tuan Mourinho langsung kembali tenang, menggoyangkan jubah pendeta, lalu duduk kembali di kursinya.
“Mentor, aku hanya bercanda. Lihatlah, mungkinkah Suku Pig menikah dengan Klan Angsa? Apalagi aku ini cacat?” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
“Ternyata tanpa sadar, kau telah melampauiku sepenuhnya, mencapai ketinggian.” Imam Utama Angsa memandangi Pigge di hadapannya dengan tatapan penuh kasih.
Guo Guo melompat ke meja, menggendong perut gendutnya sambil menatap pendeta angsa ini, hidung kecilnya terus mengendus-endus.
“Sebatang cerutu yang tak kuhisap～
Telah menyertaiku bertahun-tahun～
Langkah kuda ke depan～
Satu kalimat yang memprovokasiku berbahaya～”
Liu Zhenhan bersenandung lagu pendek Feilengcui.
“Aku bangga padamu.” Tuan Mourinho menyipitkan mata, berkata dengan tulus.
Liu Zhenhan tak berkata lagi, mematikan cerutu di meja, mengangkat gelas dan bersentuhan ringan dengan Tuan Mourinho, menghabiskan badai salju dalam gelasnya.
BAB 113 Bila Kau Liar, Aku Temani dengan Arak
Suasana pesta terasa sangat akrab dan menyenangkan bagi tuan rumah maupun tamu.
Setidaknya di permukaan terlihat demikian.
Di mata pendeta koala dan pendeta rakun yang lugu, Imam Utama Angsa dan tuan tanah di meja minum benar-benar terlihat menikmati kebersamaan sambil berbagi anggur. Suasana antara mentor dan murid terasa sangat harmonis, saling melontarkan candaan kecil yang penuh keakraban. Posisi Dua Belas Imam Utama Kerajaan yang begitu agung sulit dikaitkan dengan kata-kata seperti jenaka, humor, atau kelucuan. Nyatanya, Tuan Mourinho selalu memberikan kesan kaku, serius, dan berwibawa. Dua imam tongkat dari Suku Bier ini merasa bahwa hubungan mentor-murid yang sejalan memang memudahkan komunikasi antar sesama anggota keluarga spiritual.
Setelah tiga putaran minuman, dalam percakapan santai berikutnya, Imam Utama Mourinho sepenuhnya menunjukkan sikap aristokrat kuno yang anggun, keluasan ilmu yang mengagumkan, serta kecerdasan bicara yang memukau. Pengetahuannya yang luas membuat para pendeta yang hadir merasa sangat kerdil dan dangkal. Hanya Grand Shaman Weian dan Kepala Suku Andulan yang berusia lima ribu tahun, serta naga peri yang berpengetahuan luas, yang bisa menyela pembicaraannya. Yang lain sama sekali tidak mendapat kesempatan untuk bersuara.
Meski hanya seorang imam Bemon, pemahaman Tuan Mourinho tentang ilmu sihir bahkan membuat dua naga peri terkejut.
Klasifikasi sistem sihir yang dirangkum Tuan Mourinho total mencapai dua puluh aliran. Angka ini ketika disebutkan, bahkan naga peri pun sempat meragukannya.
Melihat ekspresi aneh yang terpancar di wajah Naga Peri, Tuan Mourinho mulai bercerita dengan lancar.
“Dua puluh sistem sihir ini terbagi menjadi: unsur angin, air, api, udara, tanah, es, mayat hidup, logam, tumbuhan, petir, ruang, racun, panggilan, mental, bahasa rahasia, transformasi, ramalan, cahaya suci, nyanyian, dan sistem waktu yang diciptakan oleh Master Einsten namun sudah punah.” Tuan Mourinho menjelaskan asal-usul rangkaian sistem sihir ini: "Di antaranya, sihir panggilan yang relatif langka. Setelah Pertempuran Hyjal, para penyihir manusia yang cerdik telah belajar dari Imam Bemon, menciptakan sihir untuk memanggil monster dari dunia lain. Sama seperti imam kami, mereka bertarung dengan peliharaan magis, tapi lebih hebat karena bisa memanggil banyak sekaligus. Prinsip panggilan sihir ini sama dengan sihir mayat hidup, hanya saja makhluk tak bernyawa diganti dengan monster dunia lain yang tak ada habisnya. Namun level monster mereka jauh kalah dibanding imam kami. Karena sihir mayat hidup dan kegelapan hampir sama, saya gabungkan dalam satu kategori dan tak akan dijelaskan lagi di sini. Sihir ramalan adalah sihir khusus yang dipelajari para penyihir wanita di bawah saya, melihat dunia melalui bola kristal untuk meramalkan takdir secara garis besar. Sihir bahasa rahasia memiliki banyak jenis, selain naga, saya menemukan banyak monster tingkat super juga memiliki bahasa dan sihir panggilan unik mereka sendiri, sehingga dikategorikan sebagai sihir bahasa rahasia."
Liu Zhenhan mulai merasa kagum dari lubuk hatinya terhadap Mentor Imam Utama.
"Semua yang kamu katakan ini sudah kami ketahui. Lalu bagaimana dengan sihir transformasi, sistem Cahaya Suci, dan sihir bernyanyi? Jenis sihir apa lagi ini?" Ruoerna heran, apakah ada sihir yang tidak diketahui oleh Naga Peri?
"Kalau begitu izinkan saya menunjukkan keterampilan yang kurang sempurna, sekaligus berdiskusi dengan dua anggota bangsa naga yang berpengetahuan luas ini." Imam Utama memerintahkan Elf di belakangnya, menyebut dua nama, dan menyuruh mereka datang.
Setelah Elf tersebut membisikkan sesuatu ke telinga, Pengawal Tuan Mourinho segera datang - seorang Penyihir dan seorang Druid hutan. Penyihir tersebut sudah berusia lanjut, mengenakan jubah hitam bertuliskan Talisman dan tanda-tanda magis, dengan gelombang elemen yang kuat di sekujur tubuhnya. Druid itu sulit ditebak usianya, seluruh tubuhnya dipenuhi janggut panjang seperti akar pohon yang melambai. Tongkat kayu besar di tangannya lebih mirip senjata daripada alat ritual, dengan sebuah amber transparan besar di ujungnya yang mengurung nyamuk berukuran raksasa berwarna hijau tua di dalamnya, sangat unik.
Semua orang menduga nyamuk itu mungkin merupakan nyamuk purba raksasa yang terperangkap dalam aliran amber jutaan tahun silam.
"Apakah sihir transformasi yang kamu maksud adalah kemampuan alamiah Druid hutan untuk berubah wujud?" Ruoerna tersenyum.
“Druid hutan berubah menjadi beruang raksasa dan elang, tidak bisa disebut sihir kan...” Daisy bertanya setengah bertanya, tiba-tiba berhenti. Dia tahu, Imam Utama angsa ini mustahil mengumbar kebohongan dalam situasi seperti ini.
Druid hutan itu menarik sudut bibirnya, menunjukkan ekspresi ambigu antara senyum dan cemberut. Tongkat keramat di tangannya menyemburkan cahaya kabur berwarna amber yang semakin pekat, membungkus tubuhnya seperti asap tebal. Asap itu membesar dengan cepat lalu melayang ke langit.
Saat asap berangsur menghilang, seekor nyamuk sebesar keranjang muncul di langit. Perut nyamuk raksasa itu dihiasi corak warna-warni magis, empat pasang sayap kokoh seperti lempengan besi. Belalai runcingnya sepanjang tiga ren, memantulkan kilau biru tua. Delapan kakinya mencengkeram erat sebatang tongkat kayu keramat.
Sebelum sempat bereaksi, nyamuk raksasa itu mengibaskan sayapnya dan mendarat. Seperti kumbang tahi, ia menggulung tubuhnya sambil menggelinding. Selama berguling, tubuh yang memancarkan asap hijau pekat itu membesar drastis. Saat bangkit, nyamuk telah berubah menjadi Beruang Es Tanggula perkasa. Saat beruang itu mengaum, terlihat jelas pusaran kecil salju yang terkumpul di antara taring-taring tajamnya.
“Kampas～～” Para Imam Tongkat serentak berteriak kaget.
Mengenai kekuatan Tuan Mourinho, di dalam Kerajaan Bimeng selalu beredar kabar yang misterius. Kuil di wilayah timur laut dan barat daya tidak memiliki banyak hubungan, sehingga para Imam Tongkat belum pernah menjalin hubungan dekat dengan legenda pendeta ini. Melihat kekuatan pengawalnya hari ini, ternyata jauh lebih dahsyat daripada kabar yang beredar.
Saat itu, Druid telah kembali berubah menjadi bentuk akar pohon tua seperti semula.
“Sejak kapan Druid memiliki kemampuan seperti ini?” Ruoerna mengerutkan alisnya dengan ekspresi serius.
Hal ini bukanlah kabar baik bagi kedua Naga Peri. Bertahun-tahun lalu, di era kejayaan Kekaisaran Elf, legenda menyebutkan pernah ada Druid tingkat tinggi yang bisa berubah menjadi Naga. Namun kebenaran cerita ini belum pernah dikonfirmasi. Kemampuan transformasi bawaan Druid selama ini hanya legenda tentang perubahan menjadi beruang dan elang – itu pun tidak dimiliki setiap Druid. Kemampuan ras sama seperti barrier Putri Duyung, memerlukan proses Bangkit. Hanya yang berbakat luar biasa yang bisa memperolehnya.
Druid ini ternyata bisa berubah menjadi Monster, dan saat berubah menjadi Beruang Es, telah jelas menunjukkan kemampuannya mendapatkan kekuatan magis Beruang Es. Ini juga membuktikan secara tidak langsung bahwa jika ada Druid jenius yang berlatih tanpa henti, sangat mungkin bisa berubah menjadi Naga.
Bangsa naga paling membenci barang bajakan, dua Naga Peri sebagai ras naga superior tentu tidak terkecuali. Jika ada seorang Druid yang berubah menjadi naga, ini akan membawa banyak masalah potensial bagi seluruh ras naga. Memikirkan hal ini, wajah dua Naga Peri semakin berubah pucat.
"Ilmu transformasi Druid Hutan bukan hanya bakat alami. Druid terampil bisa menggunakan sihir transformasi untuk berubah menjadi monster apapun. Sihir ini diciptakan 8000 tahun lalu oleh Master Druid yang bisa berubah menjadi naga. Hampir satu dari sepuluh ribu Druid yang berhasil menguasai sihir transformasi ini, dan setiap tahap hanya bisa berubah menjadi dua jenis monster. Tingkat kesulitannya sangat tinggi, sehingga sihir ini hampir punah di Kerajaan Druid. Pengawalku, Master Aiferson, kebetulan adalah Druid senior yang menguasai sihir ini. Wajar jika dunia luar tidak banyak mengetahuinya." Tuan Mourinho menikmati tatapan kagum di sekelilingnya, berkata dengan santai.
Para Imam Tongkat dipenuhi kekaguman! Keluarga angsa Saimai di Rawa Senja selama ini menjadikan Kerajaan Druid yang hidup di kedalaman rawa sebagai musuh imajiner. Ternyata Imam Utama bisa merekrut pengawal dari negara tersebut, apalagi monster yang bisa diubah oleh Druid ini memiliki level yang cukup tinggi, menunjukkan ini pasti Druid yang sangat luar biasa.
“Nyamuk tadi terlalu besar. Kalau bisa seukuran nyamuk sekarang…” Liu Zhenhan mengukur panjang sebesar kotoran mata dengan jarinya, tersenyum kecil, “Maka Druid ini akan tak terkalahkan di dunia.”
Karena ucapan itu, Druid hutan memandang Pigge cacat ini lama sekali, karena perkataan Pigge bodoh ini benar. Jika nyamuk beracun Kamila bisa sekecil itu, membunuh seekor Naga pun akan semudah membalik telapak tangan. Tak ada yang akan waspada terhadap seekor nyamuk kecil. Tapi ini mustahil, Druid tak bisa berubah jadi Monster yang lebih ringan dari berat badannya sendiri.
Penyihir yang berdiri di samping, di bawah desakan dua Naga Peri, memamerkan sihir cahaya sucinya. Setelah serangkaian nyanyian sihir pendek, ia mengambil pisau makan dengan satu tangan, sementara jempol dan telunjuk tangan satunya membentuk lingkaran mengarah ke pisau. Cahaya Sampa terkumpul menjadi berkas, berubah menjadi bola putih dalam lingkaran jarinya yang melesat ke pisau. Bola cahaya ini melelehkan pisau perlahan menjadi dua bagian di tengahnya.
“Kekuatan serangan yang hebat!” Kedua Naga Peri mengangguk serentak. Mereka tahu sihir ini hampir setara dengan elemen api, mematikan baik dalam pertempuran kelompok maupun duel satu lawan satu.
“Liu Zhenhan teringat, dulu dia pernah menggunakan kaca pembesar untuk melihat semut, mirip seperti ini. Lalu dia tersenyum kecut.”
“Bisakah Tuan menciptakan beberapa ilusi melalui permainan cahaya dan bayangan?” Ning Yu bertanya pada penyihir ini.
Penyihir itu jelas-jelas terdiam sejenak, baru kemudian berkata: “Hanya tiga. Bagaimana Anda bisa tahu...”
“Cuma nebak.” Liu Zhenhan tertawa renyah. Dalam hati dia gembira, tak menyangka ilusi Timur Ning Yu ternyata agak mirip dengan sihir Santo ini.
“Kapan sihir Santo ini tercipta? Mengapa kami Naga Peri bahkan tak pernah mendengarnya?” Ruoerna bertanya dengan hormat pada Imam Utama Angsa.
“Yang terhormat Naga Peri, di dunia ini ada banyak orang hebat. Karena kekuatan mereka yang luar biasa, mereka enggan muncul di hadapan orang awam, sama seperti kalian para naga. Manusia di Benua Aiqin, sejak awal mengembangkan empat elemen magis dasar 'Udara, Api, Air, Tanah', hingga kini telah melahirkan 16 jenis sihir baru! Bahkan mungkin jumlah ini lebih banyak lagi, karena manusia terus belajar dan menciptakan. Prinsip magis Cahaya Suci sangat mirip dengan teknik suci yang digunakan pastor dan pendeta Gereja Saint Paul. Magis Cahaya Suci baru diciptakan kurang dari 200 tahun lalu, wajar jika kalian tidak mengetahuinya.” Suara Imam Utama Angsa tiba-tiba menjadi penuh semangat dan membara: “Sihir manusia terus berkembang, bagaimana dengan lagu perang kita Bimon? Lagu perang dari sepuluh ribu tahun lalu tidak hanya stagnan, malah ada yang punah! Sama-sama Bimon seperti Suku Monyet, mengapa manusia bisa berinovasi, kita tidak bisa?”
Semua pendeta yang hadir menyeringai masam. Wajah Helen dan Cui Beixi memerah.
Inovasi sebenarnya pernah ada di Kerajaan Bimeng. Ratusan tahun lalu ada pendeta jenius dari Suku Kekyin yang menciptakan "Lagu Perang Mesum", akibatnya seluruh klan ayam menjadi keluarga pelacur turun-temurun. Pelajaran ini cukup pahit. Sejak itu, penciptaan lagu perang baru bisa dihukum berat oleh Kuil. Masalah ini pernah dijadikan contoh buruk yang klasik oleh Helen dalam pelajaran politik untuk Liu Zhenhan, setelah dia naik pangkat menjadi Imam Perang di Kuil.
"Di sini jabatan tertinggi adalah Imam Utama. Pernyataan Imam Utama saat ini tentu membuat orang merasa agak aneh."
Alis Lao Liu berkerut. Ia merasa perkataan Imam Utama seolah menyindir Nyanyian Perang ciptaannya sendiri ala Liu.
Tapi melihat sikap agresif Imam Utama sebelumnya, kenapa justru terkesan membelanya? Lao Liu merasa heran.
Teka-teki itu segera terpecahkan.
Tatapan tajam Tuan Murinio menyapu semua pendeta yang hadir. Suaranya lambat dan berat: "Berdasarkan hal ini, selama beberapa tahun terakhir aku tekun mempelajari hukum elemen dalam Nyanyian Perang Bimon. Saat ini sedang mengembangkan Nyanyian Perang Bimon yang menggunakan senjata angin sebagai serangan... Sementara kuberi nama 'Nyanyian Angin Besar'. Jika berhasil, para imam Bemon akan memiliki nyanyian perang penyerang pertama."
Rupanya Pendeta Angsa hari ini sengaja membuat pernyataan mengejutkan. Kabar ini membuat semua orang di meja kembali tercengang.
Pantas saja tidak mencari-cari kesalahanku, ternyata dia sendiri juga sedang melakukan penelitian. Tapi penelitian ini terlalu hebat! Lao Liu merasa pusing.
"Tuan, jika nyanyian perang ini berhasil dikembangkan, para pendeta bisa berdiri setara melawan penyihir. Anda akan menjadi... tidak... Anda pasti akan menjadi monumen tak terlampaui dalam sejarah pendeta Kerajaan." Grand Shaman Weian bersemangat sampai kumisnya bergetar.
“Saat ini baru menemukan sedikit petunjuk, jalan menuju kesuksesan masih membutuhkan setidaknya tiga hingga empat tahun.” Tuan Mourinho melirik Liu Zhenhan dengan sengaja atau tidak: “Bagaimanapun aku menyandang gelar legenda pendeta, tidak mungkin menghindar dari tanggung jawab ini...”
Lagu perang ofensif pertama? Mata Lao Liu berkilat licik, sebuah ide jahat yang busuk mulai muncul di benaknya.
“Sebenarnya intinya, yang kumaksud dengan sihir musik adalah Nyanyian Perang Bangsa Behemu kita. Memanggil kekuatan elemen melalui lagu perang, apa bedanya dengan penyihir yang menggunakan mantra, gerakan tangan, dan dupa? Mengapa lagu perang tidak bisa digunakan untuk memanggil kekuatan magis serangan?” Tuan Mourinho tersenyum memandang dua naga peri: “Mohon petunjuk dari dua Naga Peri yang berilmu ini atas pandanganku.”
“Aku sepenuhnya setuju dengan pandangan Tuan. Selama dua kekuatan elemen dasar tidak bertentangan dan mengikuti metode latihan bertahap, ras beradab mana pun seharusnya mampu menggunakan kekuatan elemen. Klasifikasi Tuan sangat ilmiah.” Ruoerna mengangguk antusias seperti menemukan orang yang sepaham.
“Tidak mungkin!” Helen yang lama terdiam bertanya heran: “Jika kekuatan magis dan Kekuatan Nyanyian tidak bertentangan, lalu bagaimana menjelaskan ‘Kutukan Pengorbanan Darah’ dalam tradisi pendeta kita dimana kekuatan magis berbalik menyerang pendeta?”
"Struktur tubuh Bimon sama dengan manusia, tubuh kita semua setara dengan wadah tertutup. Kekuatan elemen, baik itu Kekuatan Nyanyian atau kekuatan magis, adalah air dalam wadah tersebut. Efek balik 'Kutukan Pengorbanan Darah' membuat kekuatan magis monster membanjiri tubuh pendeta yang jatuh dalam sekejap, membuat wadah yang kapasitasnya tidak memadai ini meledak. Inilah alasan utama mengapa pendeta yang jatuh tidak bisa menghindar dari kutukan dan mati." Tuan Mourinho menjelaskan tanpa menunggu naga peri berbicara: "Wadah yang disebut tubuh ini harus melalui latihan keras bertahun-tahun untuk secara bertahap memperbesar kapasitasnya. Seperti yang dikatakan naga peri ini, yang dibutuhkan adalah proses latihan bertahap. Memang daging panggang hewan Luo Sha sangat lezat, tapi memakan satu ekor utuh sekaligus juga bisa membuatmu mati kekenyangan."
"Penjelasan Anda persis seperti yang ingin saya katakan." Ruoerna tersenyum.
"Tuan, maafkan kelancangan kami. Kami tidak bisa setuju dengan penggolongan lagu perang sebagai sihir bernyanyi oleh Anda. Lagi pula, di Kerajaan Bimeng, belum pernah ada pendeta yang menguasai sihir dan nyanyian sekaligus. Di antara manusia pun tidak ada contoh serupa. Sebagai Imam Utama kerajaan, bukankah pernyataan ini agak tidak tepat? Ini juga berpotensi menyesatkan beberapa pendeta muda yang hadir di sini." Beberapa Pendeta Tongkat Kuasa segera menyampaikan keberatan.
Dalam masalah prinsip seperti kepercayaan agama, para pendeta selalu memiliki batasan yang jelas. Bahkan pendeta rubah yang paling licik sekalipun tidak bisa menyaingi manusia dalam hal senyum palsu dengan pisau tersembunyi, cemoohan dalam hati, atau melapor diam-diam. Bimon percaya pada fakta, bukan omong kosong.
Hanya Liu Zhenhan yang merasakan perasaan paling kompleks saat ini. Ia menemukan bahwa mentor dari mentor sang mentor di hadapannya, seliki sikapnya yang agak mengintimidasi dan niat tersembunyi terhadapnya, benar-benar pantas menyandang gelar legenda pendeta Kerajaan yang mulia! Sangat bijaksana! Karena ia juga yakin bahkan Bimon bisa mempelajari sihir.
"Siapa bilang tidak ada?" Tuan Mourinho mengangkat gelasnya, menyesap sedikit cairan emas, matanya menatap tajam ke Liu Zhenhan.
Lao Liu langsung merinding saat ditatap pandangan itu.
Kampas! Aku dan Mo'er baru kembali hari ini, apakah dia sudah mengetahui latar belakang dan kekuatan baru kami? Lao Liu tiba-tiba merasa pria ini sungguh menakutkan.
Kali ini Lao Liu agak paranoid.
"Putriku Gelini dan putraku Gemaisi adalah pendeta pengganda mantra, hanya saja selama ini kusembunyikan." Perkataan Imam Utama angsa itu menyadarkan kembali Lao Liu: "Ini berkat istriku Milané yang melahirkan kembar tiga cantik dan cerdas untukku."
"Klan Angsa semuanya berkembang biak dengan bertelur, telur kuning ganda sudah sangat langka, telur tiga kuning bahkan tidak ditemui satu pun dalam seribu tahun." Lao Liu dalam hati sungguh-sungguh mengagumi! Imam Utama angsa, Tuan Mourinho ini, sejak kecil telah membesarkan tiga anaknya menjadi sosok yang berbeda dari ras Bimon. Gatanie mempelajari Dou Qi dan ilmu bela diri manusia, sementara dua saudaranya justru belajar sihir dan lagu perang!
Ternyata sejak hampir dua puluh tahun lalu dia sudah memiliki visi dan keberanian seperti ini! Liu Zhenhan benar-benar kagum sampai tak bisa lagi. Tidak heran Imam Utama menjadi idola para pendeta muda selama bertahun-tahun! Bahkan Tuan Liu sendiri tak kuasa menahan rasa kagum.
Para pendeta terhening dalam diam, beberapa hal memang tak bisa langsung diterima. Tapi para Imam Tongkat bisa memahami betapa menakutkannya melawan seorang pendeta yang menguasai sihir dan nyanyian perang sekaligus, apalagi keturunan dari jenius Tuan Mourinho! Gatanie yang sudah menjadi Ksatria Perak di usia 17 tahun, dalam masyarakat Kerajaan Bimeng yang mengagungkan kekuatan, apa lagi yang bisa dikatakan selain kemampuan luar biasanya?
"Omong-omong, sekadar informasi, pada Olimpiade Pendeta musim semi tahun depan, adik perempuan dan adik laki-laki Gatanie akan ikut serta dalam kompetisi. Anak-anak... sudah saatnya mereka berlatih." Imam Utama tersenyum: "Semoga kalian bisa merahasiakan ini, nanti kita beri kejutan untuk Yang Mulia Bulat dan Yang Mulia Sal."
Mata Grand Shaman Weian menatap Liu Zhenhan, sorot matanya berkelip sejenak sebelum berpaling.
Liu Zhenhan mengerti maksud tatapan Yang Mulia Qidan. Olimpiade Pendeta hanya memberikan kesempatan promosi luar biasa untuk tiga besar, dengan tujuan utama melatih pendeta baru. Mengingat seorang putra dan putri Tuan Mourinho turun ke arena, sesuai karakter Imam Utama yang "tidak bergerak seperti gunung, tetapi sekali bergerak menggegerkan", target mereka jelas-jelas menargetkan tiga besar.
Harapan utama Kuil Timur Laut sekarang terletak pada Helen dan Liu Zhenhan. Jika dua posisi direbut oleh anak-anak Tuan Mourinho, pasti salah satu dari mereka akan tersingkir. Tuan Mourinho yang mengetahui kemampuan Liu Zhenhan dan Helen berani bersikap demikian, membuktikan bahwa Peliharaan Magis anak-anaknya pasti bukan barang sembarangan.
Awalnya "Kombinasi Tari dan Nyanyian" serta "Kombinasi Nyanyian dan Pertempuran" yang diandalkan Kuil Timur Laut pasti akan menggemparkan Kerajaan. Namun kini tiba-tiba muncul pendeta dengan "Kombinasi Sihir dan Nyanyian", ditambah lagi lagu perang ofensif ciptaan sendiri yang dibanggakan Imam Utama tadi. Liu Zhenhan tahu Imam Utama ini ingin kembali menggemparkan negeri sekaligus menunjukkan kesiapannya untuk bersaing mati-matian.
Makan malam yang menyenangkan berakhir dalam suasana hangat dan harmonis.
"Pada jamuan malam itu, keanggunan Pendeta Besar Angsa yang berpengetahuan luas dan kekuatan luar biasa, semakin menyoroti ketidakberdayaan Pigge penyandang disabilitas yang duduk di sebelahnya - kikuk, buruk rupa, dan tolol."
Keesokan harinya, Pendeta Besar Angsa Tuan Murinio bersama dua pemimpin Kuil Timur Laut meninggalkan Feilengcui. Empat Imam Tongkat dari Suku Fox juga ikut pergi, hanya menyisakan dua pendeta Suku Bier yang terus memalaskan minta makan di Feilengcui.
Saat melepas para pendeta, Lao Liu diam-diam memberi salam kepada Pendeta Besar kura-kura tua, sekaligus mendaftarkan Mo'er ke kompetisi imam.
Yang Mulia Qidan terlihat gelisah dan malu berhadapan dengan Liu Zhenhan, langsung menyetujui permintaan itu tanpa pikir panjang.
Rencana pengawalan 5 km akhirnya batal karena satu kalimat. Imam Utama hanya mengizinkan Gatanie mengantarnya. Ayahanda yang penyayang baru teringat membagikan camilan lezat yang dibawa untuk putrinya.
"Richard! Jika suatu hari kau berubah pikiran dan bersedia menjadi pengikutku, pintuku selalu terbuka untukmu." Kata Tuan Murinio kepada Liu Zhenhan sebelum keberangkatan.
Harus diakui, Lao Liu benar-benar tergoda. Di mana lagi bisa menemukan tokoh besar seperti ini - tampan, kaya, berkuasa, sekaligus berilmu - yang mau mendukungnya?
“Jika kau benar-benar bersikeras... Aku sudah resmi menjabat sebagai kepala suku. Kau bisa mencari putri bangsawan bangkrut di suku Smyer untuk kau nikahi. Kecantikan perempuan angsa pasti kau tahu.” Imam Utama melihat getaran di hati Liu Zhenhan, berkata dengan tulus.
Keterkejutan dari kalimat ini tidak kalah dahsyatnya dengan mantra larangan yang menghantam kepala semua yang mendengarnya. Klan angsa Smyer adalah bangsawan paling angkuh di antara Bimon, kesombongan adalah hak lahir mereka. Hukuman keras dalam aturan klan angsa tentang pernikahan beda ras, bisa dilihat dari pengalaman Imam Utama dengan Cui Beixi dulu. Dari ketulusan ucapan Imam Utama, para pendeta yang ikut rombongan tahu ini adalah kartu terakhir Tuan Mourinho yang bahkan sudah merendahkan harga dirinya, bisa dibilang agak merangkak untuk menyesuaikan diri.
Adapun candaan Liu Zhenhan di meja minum tentang ingin menikahi Gatanie, semua Bimon yang masih waras tahu itu mustahil. Putri kepala suku angsa dan legenda pendeta Tuan Mourinho, bahkan pangeran Kerajaan Bimeng pun belum tentu pantas, apalagi seorang Pigge cacat.
“Mungkin kalimat ini bisa membuat semua Imam Bemon tersentuh hingga rela mengorbankan nyawa dan setia pada Mourinho selamanya. Tapi Liu Zhenhan justru bukan salah satunya. Mungkin, andai Tuan Mourinho tak menambahkan kalimat penutup itu, Liu Zhenhan benar-benar akan mempertimbangkan kemungkinan ini. Justru kalimat itulah yang memicu penolakan luar biasa hebat dalam diri Liu Zhenhan.”
Liu Zhenhan sama sekali bukan Bemon. Sehingga dia tak bisa seperti Bemon sejati yang menganggap konsep hirarki ras tradisional begitu penting. Untuk "anugerah" semacam ini, Bemon lain merasa terhormat, sementara dia hanya merasakan penghinaan dan pelecehan. Selain menganggap lawan menggunakan wanita untuk menyuapnya, menganggapnya sebagai tipe pria hidung belang (padahal faktanya memang mendekati kriteria itu), kemarahan utamanya adalah penolakannya terhadap praktik memperlakukan wanita berpikiran dan berperasaan sebagai barang yang bisa dihadiahkan... Karena Mao Zedong pernah berkata: Wanita bisa menopang separuh langit.
“Aku akan pertimbangkan setelah jadi Pendeta Merah Tertinggi.” Liu Zhenhan menyunggingkan senyum sinis, mengembalikan ucapan Imam Utama persis seperti aslinya.
“Aku akan menantikan kabar baikmu menjadi Imam Tongkat tahun depan.” Imam Utama menghela napas, mengangguk sambil tersenyum. Dalam terpaan angin menusuk tulang, dia mengibaskan rambut pirang platinumnya dengan gagah, lalu berbalik meninggalkan bayangan tubuhnya untuk Liu Zhenhan dan seluruh garis cakrawala.
Hanya Gatanie yang melihat wajah ayahnya yang biasanya bijak dan tampan itu telah berkerut saat berbalik.
Mengantar kepergian Imam Utama, para petinggi Feilengcui juga segera mengadakan rapat rahasia di puncak bukit, kali ini bahkan mengerahkan sebagian besar milisi berpatroli dengan senjata dan Pasukan Kavaleri Udara Newton bersama Bangau Api untuk berpatroli di langit.
Setelah kunjungan Imam Utama Murinio ke Feilengcui, dampak kepentingan yang terlibat bahkan telah mencakup seluruh aspek perkembangan Feilengcui. Memanfaatkan waktu sebelum Gatanie kembali, Liu Zhenhan segera memberitahu para pemimpin tentang situasi genting saat ini dan kesimpulan mengerikan terkait Pulau Burung Laut. Tentu saja, dia juga menegaskan bahwa kesimpulan ini belum matang dan masih memiliki banyak kelemahan.
"Aku masih tak mengerti satu hal. Sebagai mentor dan murid dari aliran yang sama, mengapa dia tidak mencoba merekrutmu malah memilih untuk menentangmu? Mengapa?" Geryon yang dijuluki perwujudan Penipu juga ikut serta. Setelah melahap otak dan jiwa puluhan petarung tingkat tinggi di pulau itu, Geryon kini bisa tidak makan setidaknya selama setengah tahun.
"Dia mencoba merekrut. Saat pertama kali kami duduk bersama, bahkan sebelum cangkir anggur pertama habis, dia langsung bertanya apakah aku mau mengabdi padanya. Kemarin kau tidur di gua jadi tidak tahu, tapi sepertinya kami berdua memang secara alami bertolak belakang. Seberapa tulus pun ekspresinya, aku selalu merasa dia menyimpan permusuhan besar terhadapku." Lao Liu menunjuk kepalanya: "Intuisiku terasah di medan perang, perasaan ini tak pernah salah."
"Meski aku jarang ke medan perang. Tapi aku bisa merasakannya." Daisy mengangguk: "Dia memang menyimpan permusuhan besar padamu, ini pasti banyak yang melihat."
"Aneh, kau ini Pendeta Naga! Kenapa dia tega mengabaikan ikatan guru-murid dan memusuhimu? Meski tak bisa merekrutmu, tak perlu sampai bermusuhan kan?" Geryon juga bingung: "Apa dia gila?"
"Ehem... Bolehkah aku menyampaikan pendapat... Mungkin tidak tepat..." Kepala suku Andulan membersihkan tenggorokannya perlahan.
"Aduh, cepatlah bicara Tua-tua." Ruoerna mengernyit kesal.
"Alasan sebenarnya hanyalah masalah 'nama'." Kepala suku Andulan tersenyum: "Aku pernah lama tinggal di dunia manusia. Bahkan kami biarawan yang tak punya ambisi pun berebut jabatan. Tuan Mourinho jelas sangat mengagumi manusia."
"Dari cara dia membina Pengawal dan tiga anaknya, jelas dia termasuk golongan 'pengagum manusia'." O'Neill di samping berkomentar sambil terkekeh.
"Lanjutkan penjelasannya, lebih detail." Liu Zhenhan menyuruh Ning Yu menyalakan cerutu untuknya.
"Kurangi merokok." Ning Yu batuk-batuk sampai menitikkan air mata saat menghisap cerutu.
"Tuan Mourinho meraih ketenaran sejak muda, menjadi Imam Tongkat pada usia 20 tahun. Ini hampir tak terdengar dalam sejarah Bimon. Phoenix api sebagai peliharaan magis yang setara dengan naga, ditambah keabadiannya. Tuan Mourinho bahkan menggunakan phoenix api untuk menghancurkan Monster Tingkat Super seperti Burung Sembilan Kepala Mobasha. Prestasi ini tak kalah dari membunuh naga." Kepala suku Andulan menyeringai dingin: "Belum lagi, selain ketenaran di usia muda, ia memiliki ketampanan langka, garis keturunan bangsawan, dan sekumpulan Pengawal hebat selama petualangannya. Ini konsep seperti apa?"
"Ini seperti pangeran berkuda putih dari novel ksatria yang klise, gambaran pangeran sempurna." Rowena dan Daisy berpelukan, mulai berkhayal lagi.
"Terlebih setelah bertahun-tahun berjuang, ia hampir mencapai puncak kekuasaan. Menurutku, jika tak ada halangan, pastilah ia calon Pendeta Merah Tertinggi berikutnya? Baik Suku Rhein maupun Tiger yang jadi raja, pasti setuju dengan figur netral. Dewan Tetua penyeimbang kekuasaan pun pasti menyetujui." Lanjut Kepala suku Andulan.
"Yang Mulia Bulat sudah berkuasa lebih 20 tahun, mungkin segera turun tahta. Julukan Mourinho adalah 'legenda pendeta'! Apa arti nama ini? Begitu posisi Pendeta Merah Tertinggi kosong, pasti para imam muda langsung mengajukan petisi." Vieri menyeringai sinis.
“Aku benar-benar iri pada kalian, kapan Pendeta Salamander kami bisa mendapat pengakuan resmi sebagai pendeta...” Baggio menyimpan kedua tangannya di saku celana, menggoyangkan kuncir kudanya, lalu menghela napas pelan.
“Heizi, katamu benar, selama bertahun-tahun Tuan Mourinho selalu...”
“Kekaguman dan sorak sorai, tak hanya Bimon, bahkan manusia pun tahu, Imam Phoenix Api ini adalah raja tanpa mahkota sejati di antara Pendeta Kuil Kerajaan Bimeng! Ini namanya popularitas seperti apa?” Kepala suku Andulan menyeringai, memperlihatkan gigi-gigi yang ompong.
"Tapi sekarang, tiba-tiba muncul dua pendeta muda berbakat luar biasa. Satu memiliki kemampuan kombatan gabungan nyanyian dan bela diri, satunya lagi bakat istimewa dalam kombinasi tarian dan nyanyian; yang satu adalah 'Penyanyi Jiwa alamiah', yang lain jenius dalam 'Evolusi Alami' dan 'Pujian Kehidupan'. Apalagi sang Penyanyi Jiwa alamiah itu ternyata juga seorang Pendeta Naga! Sekaligus ahli boneka magis! Bahkan seorang jagoan yang di depan ribuan pasang mata berhasil mengalahkan seorang ksatria naga manusia, menghancurkan empat Edward Scissorhands menjadi lempengan besi! Jagoan ini juga menciptakan gulungan lagu perang, menggubah lagu perang baru, membuka jalan ke Gunung Suci Hyjal, menyelamatkan Bimon Serangga yang dianggap punah sejak sepuluh ribu tahun lalu! Di bawah komandonya ada pengawal-pengawal garang yang tak pernah kalah dalam pertempuran, menargetkan nol korban, dikenal dengan julukan 'Pasukan Wangi Feilengcui tidak lebih dari seratus, jika lebih tak terkalahkan..." Daisy semakin bersemangat dengan nada hiperbolis, sebelum akhirnya dipotong oleh Lao Liu yang sudah tak sabar.
"Itu yang kumaksud. Dalam hidup, apa yang bisa dikejar manusia? Pada dasarnya hanya dua hal: ketenaran dan keuntungan. Memiliki reputasi gemilang memang bisa mendapatkan bunga dan tepuk tangan. Tapi popularitas itu seperti puncak Pegunungan Salju Himalaya Taymur, begitu kau naik ke atas, mustahil turun dengan selamat. Kau hanya bisa jatuh dan hancur berkeping-keping. Tuan Mourinho sudah didewakan. Dia telah berada di altar para dewa. Turun sekarang? Dia sendiri takkan bisa menerimanya. Apalagi dia adalah bangsawan angsa yang sangat bangga!" Kepala suku Andulan tersenyum: "Sebenarnya kau sendiri sudah paham, Tuan Tanah. Kau hanya enggan mengakui betapa hebatnya dirimu."
"Benar. Kalau dipikir-pikir sekarang, jasa yang kubuat memang lebih banyak dibanding omong kosong B Imam Utama dulu." Liu Zhenhan mengangguk pahit.
"Masalahnya di sini. Jasamu sudah setinggi itu, kekuatanmu bahkan lebih mengerikan lagi. Jika aku jadi Imam Utama, aku juga takkan mempercayaimu. Secara resmi kalian guru-murid satu aliran, tapi bahkan belum pernah bertatap muka. Tak ada ikatan emosional. Dia pernah mencoba merangkulmu, tapi kau justru menolaknya secara misterius. Aku lihat waktu itu Gatanie melambaikan tangan padamu. Wajahnya memerah panik... Kapan kalian mulai dekat? Jangan-jangan kau benar-benar tertarik padanya?" Ruoerna menyenggok Liu Zhenhan sambil tertawa.
“Nana, kamu mati saja! Aku menolak Murinio bukan karena alasan ini.” Liu Zhenhan mencibir: “Bersumpah setia pada suatu keluarga berarti harus mengganti marga mengikuti kepala keluarga. Sekalipun raja yang memintaku melakukannya, aku pasti tetap menolak. Paling-paling aku hanya bisa menjamin bersekutu atau menjadi temannya.”
“Sebenarnya dengan kekuatanmu, tidak perlu mengikuti keluarga mana pun. Justru keluarga-keluarga itulah yang harus mengikutimu.” Ruoya juga mulai kesal: “Cuma imam Phoenix Api biasa, sombong apa sih...”
“Pasukan penunggang serigala kami menyebutmu ‘Imam Raja Langit’! ‘Raja Langit Kecil kami’! Percayalah, sekarang Kuil Tenggara dan Provinsi Tenggara pasti sedang ramai membicarakan keperkasaanmu mengalahkan ksatria naga.” Robert si manusia luak tersenyum pada Lao Liu: “Aku sungguh bangga memiliki teman sepertimu. Setiap Wolff yang pernah bertempur bersamamu akan membanggakan ini seumur hidup! Kau mengingatkanku pada Swo, pahlawan terhebat suku Wolf!”
“Bocor!” Beberapa kepala milisi juga ikut berteriak, buru-buru menunjukkan kesetiaan: “Lelaki gagah macam siapa yang tidak mau memuja?!”
"Semua ini adalah fakta, namun satu-satunya yang tidak mau mengakui adalah Tuan Mourinho. Begitu dia mengakui kenyataan ini, dirinya akan sepenuhnya kalah olehmu. Jadi dia pasti tidak akan mengakui. Mengenai menjadi sekutu dan teman, sayangnya saat dia menyadarinya mungkin sudah terlambat, karena kebuntuan telah tercipta. Sebenarnya dia sangat mengagumimu, itu bisa kulihat. Jika kau adalah Pendeta Klan Angsa, tuan tanah, kau pasti akan sukses!" Kepala suku Andulan tertawa terbahak-bahak: "Salahkan dirimu sendiri karena kekuatanmu terlalu luar biasa. Andai kekuatan dan jasa-jasamu sedikit berkurang, mungkin Imam Utama tidak akan memberimu pilihan sulit seperti ini."
"Saat Tuan Mourinho berusia 19 tahun, selain lebih tampan, jabatan lebih tinggi, dan keturunan lebih terhormat darimu, aspek lainnya bahkan tidak bisa menyaingimu yang menunggangi Burung Raksasa Newton. Ironisnya, hal-hal inilah yang paling tidak dihargai oleh ras Bimon. Di jubah bintangmu masih bisa disulam siluet Hydra. Jika kabar ini tersebar, kau akan menjadi Raja Kecil!" Daisy membalikkan kerah Liu Zhenhan.
"Lepaskan sekarang, akan kucari jarum untuk menyulamnya." Kata Mo'er — Begitu jiwa Ai Wei'er mengambil alih, dia langsung ingin membuat kekacauan.
“Main yang lebih besar!” Liu Zhenhan segera melepas jubahnya: “Bantu aku membongkar burung Bangau Api itu, sulamkan siluet Hydra dan kura-kura naga di atasnya, tambahkan Guo Guo di sampingnya, beri dua naga yang meliuk di kepala Guo Guo, naik di punggung Bangau Api, dan kuda terbang roh cincin.”
“Bukankah kekuatan kita akan sepenuhnya terbongkar?” tanya Moer.
“Yang perlu diketahui orang lain sudah mereka ketahui. Aku hanya perlu menyembunyikan ini saja.” Liu Zhenhan menunjuk Geruin Tuan Tanah Pasang Surut.
“Bisakah kita tidak menyulam Jaina di baju ini? Menurutku ini agak tidak pantas untuk Jaina.” Geryon bertanya dengan wajahnya masam.
“Jangan banyak bicara!” Moer melotot tajam ke arahnya. Meski Geryon tahu tuannya sekarang bukan yang berkuasa, tubuhnya tetap gemetar ketakutan.
"Sebenarnya tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Tuan Mourinho... Coba kalian semua bayangkan dari sudut pandang Imam Utama Angsa, seorang legenda pendeta yang telah dipuja selama ini, tiba-tiba dikalahkan oleh pendeta baru yang baru setahun muncul, apalagi berasal dari Suku Pig yang paling jarang melahirkan pendeta. Rekan-rekan, jika kalian berada di posisi Imam Utama, apakah tidak akan muncul rasa permusuhan alami saat berurusan dengan si pendeta baru ini? Jika kalian merendahkan diri sebagai bangsawan tinggi memintanya loyal, tapi ditolak mentah-mentah, bukankah permusuhan akan semakin menjadi?" Kepala suku Andulan menyapu pandangannya ke sekeliling, bertanya kata demi kata.
"Aku tidak akan." Liu Zhenhan langsung mengangkat tangan.
"Itu karena kau hanya ingin jadi tuan tanah kampungan, tidak punya ambisi!" Kepala suku Andulan mendengus: "Bukankah kau lihat ambisi Tuan Mourinho? Dia ingin membentuk Pasukan Ksatria Pelindung Agama. Apa artinya ini? Punya pasukan berarti punya kekuatan. Dengan 10 resimen ksatria pilihan, posisi Kuil akan 100 kali lebih kuat. Mustahil ada pangeran berani menghina pendeta."
"Kekuatan militer di tangan agama belum tentu baik. Mau apa dia? Memberontak? Tidak mungkin. 10 resimen terlalu sedikit, dan ras-ras Bimon pasti menentang." Liu Zhenhan bergumam pelan.
“Lalu bagaimana dulu manusia bisa memisahkan diri?” Kepala suku Andulan tertawa.
“Kitab hukum tidak mencatat, sejarah periode ini selalu samar.” Liu Zhenhan melihat ke O'Neill, sang penyair menggelengkan kepala dan berkata: “Ini adalah misteri.”
“Aku tahu.” Geryon tertawa aneh: “Aku benar-benar malu atas kebodohanmu, sampai-sampai tidak tahu sejarah menarik ini! Dua ribu lima ratus tahun lalu, Suku Mangke bertanggung jawab atas serikat penyihir, bersama pendeta kuil dan prajurit membentuk kerangka pasukan Bimon. Akhirnya serikat penyihir membentuk pasukan sendiri dengan alasan melindungi penyihir. Lambat laun mereka memisahkan wilayah kekuasaan, hanya mematuhi perintah tapi tidak menghadap istana, mengurangi interaksi dengan ras-ras Bimon lainnya. Hingga seribu lima ratus tahun lalu, Kaisar Darius III yang termasyhur dari kerajaan manusia secara resmi menutup hubungan dengan ras-ras Bimon. Mengeluarkan larangan pernikahan campur dengan Bimon, sekolah dilarang menyebut anak-anak sebagai Suku Monyet Mangke dalam pengajaran, melainkan menggantinya dengan sebutan manusia. Lalu aku dikurung.”
“Lima ratus tahun kemudian, perang antara manusia dan Bimon mulai pecah secara menyeluruh. Manusia membutuhkan Dataran Carimodo yang subur untuk ruang hidup populasi yang terus bertambah. Setelah Pertempuran Hyjal, Bimon hampir kehilangan segalanya: harga diri, kebanggaan, kehormatan. Meski para pendeta rubah biasanya licik, dalam hal prinsip besar mereka tetap rela mengorbankan nyawa untuk mempertahankan kehormatan terakhir Bimon.” Kepala suku Andulan berkata: "Bukan berarti prajurit Bimon tidak tangguh dalam bertempur, bukan berarti para imam Bemon tidak berani. Tapi Bimon kekurangan semangat progresif dan kreativitas. Manusia mengorganisir pasukan bayaran kurcaci dan elf, bahkan merekrut banyak raksasa untuk berperang, sementara mereka sendiri memiliki keunggulan mutlak dari penyihir dan ksatria naga."
"Lihat lagi kalian bangsa Bimon! Seribu tahun yang lalu, Pendeta Naga itu berasal dari Penyanyi Jiwa Bawaan. Seribu tahun kemudian, Anda, Tuan Tanah Richard sang Pendeta Naga, juga berasal dari Penyanyi Jiwa Bawaan. Apakah para imam Bemon selain mengandalkan 50% peluang sukses memanggil dari Penyanyi Jiwa Bawaan, tidak ada satupun Pendeta Naga biasa yang lahir? Bandingkan dengan manusia! Dalam sejarah manusia, ksatria naga tak pernah terputus generasinya. Apa artinya ini?" Daisy juga mendengus dingin: "Ini kemalasan berinovasi dan kekolotan! Bangsa naga kami sungguh meremehkan kalian!"
“Kenapa jadi rapat pengkritikan? Lanjutkan masalah tadi, apa yang harus kita lakukan sekarang? Pertama, masalah perekrutan milisi ke Ksatria; Kedua, masalah toko diubah menjadi wilayah Medusa; Ketiga, masalah partisipasi Helen dan saya dalam kompetisi Pendeta; Keempat, apakah saya harus membantu orang ini mencari suku burung mereka yang hilang?” Liu Zhenhan bertanya.
“Jangan mengalihkan topik! Beberapa hal tak bisa disembunyikan meski menyakiti Hati Helen! Ini fakta!” Kepala suku Andulan mengeras wajahnya: “Tuan Mourinho awalnya tidak tahu kau membawa pulang Bimon manusia serangga, jadi alasan 'menemukan suku Medusa yang hilang' di tengah jalan hanyalah kedok. Tak kau lihat betapa kacau penampilan Cui Beixi saat itu? Ini jelas keputusan dadakannya untuk menetralisir prestasimu membawa Bimon manusia serangga! Kalau tidak, kenapa dia tidak menyelamatkan Manusia Elang? Dia buru-buru pulang untuk mempersiapkan segalanya! Karena sebenarnya tidak ada Medusa sekarat yang ditemukan!”
Helen di samping terus meneteskan air mata diam-diam. Mendengar perkataan kepala suku, dia segera mengusap air matanya dan mengangkat kepala, kelembutannya menyimpan keteguhan.
“Akibat ekspedisi jarak jauh, sisa pasukan Medusa ini semuanya adalah prajurit dewasa? Dan semuanya sekarat di kedalaman rawa, lemah tak berdaya? Kalau begitu mari kita lihat baik-baik, apakah prajurit ini akan tampak gagah perkasa dan bercahaya saat tiba di wilayah Sangen! Berbicara tentang refleksi fungsi tubuh di hadapan biarawan berusia ribuan tahun, sungguh menggelikan! Riasan secantik apapun tak bisa menipuku, bahkan andai aku buta, dengan mencium keringat dan kotoran mereka, aku tahu apakah mereka benar-benar kelaparan beberapa hari lalu atau tidak!” Kepala suku Andulan berkata dengan emosi: “Pasukan Medusa ini jelas kekuatan tersembunyi Murinio! Awalnya dia tak ingin menggunakannya, tapi melihatmu meraih dua prestasi besar, dia muncul untuk menutupi kilaumu! Jika tidak menahanmu, Tuan Tanah ini akan menjadi pahlawan dalam Pendeta Bemon yang menggantikan 'Legenda Pendeta'! Atau lebih tegasnya, kau sudah mulai menggantikan posisinya! Meski Tuan Mourinho sendiri tak berpikir demikian.”
“Kepala suku, pukulanmu ini bisa menghantam seluruh kapal. Kita sama sekali tidak punya bukti. Dugaan yang baru saja kusebutkan tentang pulau itu hanyalah perkiraan kita bersama, belum tentu benar. Bagaimana jika benar-benar Medusa yang kembali?” Liu Zhenhan tiba-tiba merinding: “Tapi... jika hal ini seperti yang kau katakan, ini terlalu mengerikan. Apakah si tua ini ingin meniru taktik manusia? Lalu apa tujuannya menyakitiku dan Ai Wei'er? Memicu Perang Darat-Laut? Atau sekadar ingin melihatku sebagai Pendeta Naga yang terlalu sombong mati sia-sia?”
“Hanya mayat hidup yang tahu.” Daisy mengangkat bahu: “Hal-hal ini terlalu rumit, seolah terkait tapi juga ada celah di antaranya.”
“Kerajaan Bimon dibandingkan 2500 tahun lalu, bahkan 1000 tahun lalu, baik kekuatan negara maupun populasi sudah jauh berbeda. Dulunya tiga ras utama Bimon: suku air, binatang, dan burung sejajar. Mengapa klan Angsa begitu arogan? Karena mereka tuan tanah turun-temurun dari Bordir! Raja Bimon sekarang sejatinya hanya tuan tanah dari ras binatang.” Kepala suku Andulan tersenyum: “Dalam Perang Hyjal, ras burung tidak secerdas ras binatang, terpuruk hingga hanya tersisa Burung unta Aosituitei yang tak bisa terbang dan keluarga angsa Saimai. Perselisihan sudah ada sejak lama, hanya kalian yang muda tak tahu detailnya.”
“Tidak heran Klan Angsa begitu sombong.” Liu Zhenhan mengangguk setengah mengerti.
"Muridmu bilang, kau akan jadi kepala suku Serangga nanti, sama seperti mereka yang Berbual." Mo'er menjahit jubah sambil menatap Liu Zhenhan.
Semua tertegun sejenak, lalu tertawa. Ekspresi wajah kecil Mo'er yang sering meniru gaya Ai Wei'er tetap terasa aneh.
"Benar atau tidak tuduhan kita, yang pasti gerombolan Medusa ini mencurigakan!" Gud mengepal tinjunya sebesar kendi, "Mending kita habisi saja!"
"Setuju!" Serentak para milisi berotak udang menyambut.
"Omong kosong!" Helen memutar matanya ke arah mereka.
“Mencabut kekuasaan militer adalah omong kosong. Selama Anda tidak mau, bahkan raja pun tidak bisa sembarangan mencabut Pengawal Anda. Saya yakin Tuan Mourinho hanya bicara sembarangan saja. Mengenai pemindahan toko senjata, dengan begitu banyak tawanan manusia di tangan kita, berani keluarga Sherpa melakukan itu? Hanya saja nanti, para Medusa itu mungkin akan menggunakan kekerasan, karena jalan antara kita dan Doluote terhalang oleh mereka. Tapi kekerasan adalah keahlian kita. Jika benar terjadi pertempuran, Anda harus hati-hati jangan sampai dituduh membunuh pahlawan yang kembali, kita hanya boleh melukai mereka agar bisa diselesaikan dengan baik.” Kepala suku Andulan menunjukkan senyum licik. “Tuan tanah, Anda juga cukup licik. Saya tidak percaya Anda tidak tahu harus bagaimana, malah berpura-pura bodoh di depan saya! Benar-benar seperti orang idiot, si bodoh besar.”
“Anda tidak menyebut tawanan, saya hampir lupa. Bagaimana dengan Master Ottega dan muridnya? Apakah kalian bebaskan? Lalu Naga dan Siren itu?” Liu Zhenhan tiba-tiba teringat.
“Saya beri mereka obat tidur selama seratus hari, dikunci dengan rantai besi, dilempar ke gua penjara, dan dijaga oleh pasukan besar Goblin Darat.” Kata Kepala suku Andulan: “Ottega tidak boleh dibebaskan. Jika dia kembali ke Doluote, keluarga Sherpa pasti akan panik, tidak menguntungkan kita. Kapan-kapan sempatlah berkomunikasi dengannya, jadikan sebagai Pengawal. Pendeta Naga Ganda tidak ikut kita, lalu mau ikut siapa lagi?”
“Bagus.” Liu Zhenhan memuji. Benar kata pepatah, memiliki orang tua di rumah bagai memiliki harta. Di saat kritis, pengalaman dan ketelitian mereka benar-benar teruji.
“Sebelum Anda kembali, kami terus membersihkan medan perang. Sepanjang jalan medan perang ini sangat sulit dibersihkan karena garis depan terlalu panjang. Tapi semua senjata dan armor/zirah di medan perang utama sudah terkumpul, bahkan ada puluhan ribu set zirah tahan sihir, cukup lumayan. Keempat boneka baja itu sudah ditarik mammoth ke Gunung Cukur, benda ini benar-benar berat! Untung kami punya banyak Kuda Raksa Berkaki Banyak, kalau tidak pasti kewalahan. Sekarang kita punya baja. Meski tanpa dukungan keluarga Sherpa, bisnis senjata kita masih bisa bertahan beberapa waktu.” Kolina berseri-seri.
“Pasukan bayaran Angin Puting Beliung yang kembali sekitar 500-600 orang, terutama beberapa Ksatria Suci yang mengumpulkan sisa pasukan di sepanjang jalan, jadi kami tidak bisa bertindak.” Robby juga melaporkan situasi pasukan penunggang serigala.
“Bagus mereka kembali, biar membantu promosi. Bikin para pengecut itu ciut hati.” Liu Zhenhan mengangguk. Tidak buruk, Feilengcui tetap bisa beroperasi normal meski tanpa dirinya, ini tanda kedewasaan.
"Olimpiade Pendeta musim semi tahun depan, kamu harus lebih berhati-hati. Kompetisi dan pertempuran adalah dua hal yang berbeda. Tahun depan ketika putra-putri Tuan Mourinho tampil, pasti akan mendapat sambutan meriah, ditambah dengan lagu perang ofensif yang dia janjikan. Jika benar berhasil dikembangkan, saya yakin reputasinya akan mencapai puncak tahun depan. Tidak tahu apakah dia akan naik jadi Pendeta Merah Tertinggi setelah ini? Kalau iya, kamu bakal kerepotan, dia pasti akan terus menyusahimu." Ning Yu mengingatkan Lao Liu dengan penuh perhatian.
"Sejak konflik dengan Pangeran Richard dulu, aku sudah punya kesadaran ini. Sekarang yang belum jelas adalah apakah Mourinho dan Medusa benar-benar terlibat dengan serangan tiba-tiba Bangsa Laut itu. KALAU BENAR! Gua jancok! Pasti gua kulitinya buat bikin lentera!" Liu Zhenhan menggigit gigi mengingat lengan putus Ai Wei'er dan dirinya.
"Kalau dia jadi Pendeta Merah Tertinggi nanti, mungkin kamu sendiri tidak akan aman. Dan kekuatan yang sudah kita lihat saja sudah begini, apalagi yang belum terlihat? Jika anak-anaknya bisa masuk tiga besar di Kompetisi Pendeta, ditambah status penguasaan ganda nyanyian magis, mungkin Kuil akan membangun altar khusus untuk mereka. Apalagi pasukan Medusa itu juga sangat kuat, cukup untuk mendirikan altar sendiri." Helen akhirnya angkat bicara.
"Feilengcui tidak mampu membiayai terlalu banyak tentara, dan aku selalu mengutamakan pasukan elit daripada pasukan kacau. Kita membangun basis dengan tim saat ini, di masa depan juga bisa menaklukkan dunia! Robby, kamu harus kembali ke Provinsi Tenggara untuk melakukan propaganda. Aku ingin pasukan penunggang serigala yang gesit itu menyebarkan namaku ke seluruh penjuru! Selain itu, bantu aku berkomunikasi dengan atasan. Di sini aku bisa membantu mereka mengawasi semua Orang Ao dari Suku Dog yang sulit diatur. Aku tahu kalian Pendeta Salamander Bairen juga punya pengaruh di antara suku Wolff. Ketika nanti aku menjadi Pendeta level Imam Utama, saat membangun altar, aku akan secara resmi menganugerahkan status pendeta kepada kalian." Liu Zhenhan menggeretakkan gigi: "Aku tidak bisa memberi kesempatan pada Murinio. Jika dia benar-benar terlibat dengan Bangsa Laut yang menghancurkan kita, aku akan menyesal seumur hidup. Di kompetisi pendeta, 'Nabi Langit Biru' Moer yang muncul tiba-tiba akan membuktikan pada seluruh Bimon siapa mutiara paling bersinar di antara pendeta Kerajaan! Dua jurus nyanyian sihir? Brengsek! Moer ku menguasai TIGA jurus: air, listrik, dan nyanyian! Lingkaran sembilan kristal air dan kilat, sialan! Ini level apa? Hmph... Hak cipta lagu perang ofensif juga milikku! Tiga besar Olimpiade pasti milik tiga guru-murid Feilengcui! Aku akan membuat Murinio pulang tangan kosong!"
"Kapan kamu bisa memahami lagu perang ofensif sendiri?" Semua orang bertanya dengan penuh keheranan.
“Asal Moe Er menembakkan Panah Air, lalu menyanyikan lagu rakyat Feilengcui sambil menyelipkan ucapan aneh, bukankah itu sudah jadi lagu perang serangan? Kalau mereka tidak bisa belajar, itu karena mereka bodoh, bakatnya kurang.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
Dasar licik sekali orang ini? Keringat dingin Geryon mengucur deras.
“Kekuatan tempur gerombolan Manusia Badak dan Manusia Elang di bawah tanah mungkin juga tidak buruk. Lebih baik kita selamatkan mereka dulu, jangan sampai setelah Murinio selesai mengurus urusan Medusa, dia malah menyelamatkan mereka dan memperkuat pasukannya!” usul Kepala Suku Andulan.
“Aku juga berencana pergi ke dunia manusia, melihat apakah pastor gereja bisa memindahkan jiwa Ai Wei'er kembali. Bangsa Iblis tidak bisa kucari, hanya bisa bergantung pada pastor. Sekalian, aku ingin melakukan pemurnian suci untuk membersihkan racun di tubuhku, Vieri, dan Daisy.” Liu Zhenhan mengusap hidungnya: “Cepatlah. Nanti sekalian kita duluan bawa pulang semua Manusia Badak dan Manusia Elang, biar Murinio makan kentut. Sialan, dia tidak punya hati padaku, jangan salahkan aku balas dendam.”
“Andai saja Imam Utama bisa menghabiskan waktu tiga hari saja denganmu, atau mengurangi sikap sok suci dan ambisi akan ketenaran, mungkin di bawah bantuanmu, dia bisa mencapai puncak tertinggi yang belum pernah ada dalam sejarah imam Bemon. Tapi sekarang, dengan penuh tanggung jawab kukatakan, kejayaannya telah berakhir.” Kepala suku Andulan berkata dengan yakin: “Sekarang saatnya pertunjukan Imam Wang Li Cha.”
“Aku setuju.” Helen menarik napas dalam dan berkata dengan tekad baja.
“Setuju...”
“Setuju...”
“Setuju...”
“Masih perlu ditanya?”
“Coba pikirkan, bagaimana reaksi Kerajaan jika hidungku jadi seperti manusia?” Liu Zhenhan tiba-tiba bertanya.
“Bimon suku Monyet, 2500 tahun sudah terlalu lama. Selamat datang pulang.” Nana berkata.
Bab 114: Senyuman Memikat Kota
〖Pahlawan tetaplah pahlawan, terkadang ini takdir.
——Kepala suku Andulan berkata〗
※※※
Setelah Pertempuran Penjagaan Kedua Feilengcui, kemenangan sempurna bergaya kasar khas Bemon ini menyebar secepat angin di seluruh Kerajaan Bimon.
Setelah mengirim Robby dengan maksud tersembunyi ke Provinsi Tenggara, sehari kemudian Liu Zhenhan mengirim Vieri ke kampung halamannya di wilayah Suku Bier Hutan Salib Selatan, menyebarkan kabar gila tentang pembukaan jalan ke Gunung Suci Hyjal. Lao Liu memberikan banyak koin emas kepada Wei Heizi untuk merekrut orang sepanjang perjalanan dan menyebarkan berita seluas mungkin.
Selain prajurit dewasa, para penyair kuda nil yang berprofesi sebagai pengelana kembali membawa kanun mereka, menyusuri Sungai Sanggan ke arah barat, menggubah syair tentang kemasyhuran Pendeta Kerajaan Li Cha sepanjang perjalanan. Namun kali ini, para penyair kuda nil tak lagi terlihat seperti seniman pengamen yang melarat – dompet mereka yang kembung sepadan dengan dada berotot memungkinkan mereka menjalani profesi penyair pengelana sebagai hobi, bukan sekadar mencari nafkah.
Dengan memasukkan pasukan penunggang serigala yang telah kembali sebelumnya, Ksatria Kuil dan para Yang Mulia Pendeta, Liu Zhenhan praktis langsung memiliki empat tim propaganda dari arah berbeda – ini juga merupakan rahasia yang diajarkan Kepala suku Andulan kepadanya.
Bagaimana pahlawan tercipta? Pertama dengan berbual, kedua dengan berbual, ketiga tetap berbual! Sekarang waktunya kau berbual sepuasnya! Inilah yang disebut "seribu pon Berbual, sepuluh ribu pon B". Kepala suku Andulan memberikan contoh: Dalam sejarah manusia, bahkan pahlawan terhebat sekalipun, mampukah dia membunuh lebih banyak musuh dibandingkan sepuluh penyihir elemen api yang secara bersamaan melancarkan Lautan Api? Lalu mengapa dia yang terkenal, bukan para penyihir? Karena dialah yang memimpin pertempuran itu, yang mengomandoi para penyihir tersebut!
Jika hanya mengandalkan penunggang serigala dan penyebaran kuil, mustahil menciptakan opini massal secara bersamaan di beberapa provinsi Bimon. Oleh karena itu, Kepala suku bersikeras mengirimkan penyair kuda nil. Energi para Penyair Pengelana dari Kuda Nil sulit diperkirakan - meski bangsawan Bimon ortodoks kecil kemungkinan mengundang mereka ke pesta mewah atau acara minum teh sore, di kalangan rakyat biasa, lagu-lagu mereka menjadi bahan obrolan dan hiburan terbaik dalam kehidupan yang membosankan.
Kepala suku Andulan khawatir jika tidak melakukan ini, jasa tersebut akan diklaim sebagai pencapaian pejabat tinggi Kuil. Jika sampai terjadi, nama pahlawan yang dikumandangkan di seluruh Bimon mungkin bukan Pendeta Legendaris Richard yang bertempur dengan berdarah-darah, melainkan berubah menjadi nama lain yang dianggap memiliki visi jauh ke depan dan kepemimpinan bijaksana... Jika sudah begitu, kampanye publikasi baru akan sepenuhnya kehilangan inisiatif.
Meski perkataan Kepala suku agak mencurigai niat baik orang lain seperti perspektif orang kecil terhadap kaum terhormat, namun bukan tanpa alasan. Jika tidak segera membangun popularitas besar di masyarakat, dialog dengan Tuan Mourinho dalam hierarki pendeta akan semakin sulit. Meski belum ada bukti konkret untuk mencurigai Imam Utama Angsa, sebagai antisipasi, Liu Zhenhan terpaksa melakukan ini.
Kekuatan propaganda sangat menakutkan. Semua ras beradab memiliki tradisi memuja dan menghormati pahlawan - bahkan di negara manusia paling licik sekalipun, apalagi bagi Bimon.
Pendeta Kuil meskipun sangat dihormati dalam pandangan bangsa Bimon, tetap memiliki perbedaan tipis dengan pahlawan sejati. Para pendeta hanyalah perwujudan kebijaksanaan, bukan prajurit yang tersenyum menatap matahari terbenam di tengah hujan darah yang menyemburkan otak. Bimon hanya memiliki rasa hormat terhadap pendeta, bukan kekaguman. Persyaratan menjadi pendeta terlalu tinggi—pikiran bijak justru merupakan hal yang paling langka di antara kebanyakan Bimon. Sedangkan menjadi prajurit gagah berani, bagi kebanyakan bangsa manusia berbulu, justru merupakan target yang bisa dicapai.
Kemunculan Imam Raja Langit Richard telah sepenuhnya dan tuntas menambal kekosongan ini. Sebuah idola yang tak terkalahkan dalam bela diri sekaligus memiliki kebijaksanaan, hampir bisa menjadi target penyembahan semua Bimon.
Tim propaganda yang berangkat kurang dari sepuluh hari, sudah mulai didatangi gelombang demi gelombang prajurit Behemoth muda penuh darah panas dengan semangat ziarah ke tempat suci untuk mengunjungi idola mereka di Feilengcui. Sebagian besar mereka adalah keturunan bangsawan dari kota-kota kecil di Weisisipang Provinsi Tenggara dan kota-kota lain di Provinsi Timur Laut. Karena adanya hukum waris anak sulung, mereka tidak bisa mewarisi gelar kebangsawanan namun hidup dalam kecukupan. Pendidikan ksatria yang mereka terima sejak kecil membuat hasrat akan pahlawan dan keinginan menjadi pahlawan memenuhi hati mereka.
Mereka merasa kebanggaan dan kebahagiaan yang tulus atas kedatangan mereka sendiri. Karena mereka menerima audiensi intim dari idola hati mereka, sulaman bayangan dan medali pada jubah bintang itu sepenuhnya menghilangkan keraguan terakhir yang masih tersisa. Setelah menyaksikan secara langsung para Pengawal Pendeta Langit yang dijuluki "tak terkalahkan jika melebihi seribu", mereka juga melihat peninggalan pejuang amok yang dihancurkan seluruh formasi - kapak perang dan kulit beruang yang terbelah dua. Mereka mengunjungi perlengkapan yang ditinggalkan oleh Prajurit Sabit Raksasa bersenjata berat, meraba-raba Zirah Pelat Perak dari Kekaisaran Saint Francis. Semua ini sudah cukup membuat darah bangsa binatang para prajurit Bimon muda ini mendidih.
Kekuatan prajurit Feilengcui bahkan membuat para prajurit Bimon muda ini malu untuk mengajukan permohonan menjadi pengawal Tuan Richard, karena mereka merasa permintaan seperti itu akan menjadi penghinaan bagi Pendeta Langit.
Pengalaman yang cukup berkesan seumur hidup dan membuat bangga ini menyebar lebih jauh lagi bersama para prajurit muda yang baru mulai ini. Kekalahan besar ksatria naga, Pertempuran Ganda Amok, Tujuh Panah Menentukan Langit dan Bumi. Tentu ada juga faktor tak terhindarkan - banyak ksatria Bimon muda datang karena terpesona oleh kecantikan memabukkan para wanita Bimon Kupu-Kupu.
Jika bukan karena para penyair kuda nil seperti O'Neill, Liu Zhenhan mungkin sudah mati kesal karena pertanyaan tak henti tentang pengalaman perangnya. Tapi jujur dari hati, saat ini Liu Zhenhan merasa sedikit terlena. Dikelilingi tatapan penuh kekaguman memang merupakan hal yang sangat menyenangkan, akhirnya Liu Zhenhan bisa memahami Tuan Mourinho.
Kepala Suku Pig dari kota Wisesepang, Beilong, bersama beberapa bangsawan rendah Suku Pig juga datang ke Feilengcui. Kelahiran pahlawan hebat dan membanggakan seperti ini merupakan kehormatan bagi seluruh Suku Pig. Sebenarnya Beilong sudah lama berniat datang. Richard adalah salah satu dari segelintir Pendeta yang pernah lahir dalam sejarah Suku Pig. Awalnya kepala suku ini berencana datang awal musim semi tahun depan, namun berita besar ini membuatnya harus buru-buru datang menjalin hubungan dengan kebanggaan 800.000 Suku Pig ini. Sebagian besar bangsawan rendah Suku Pig yang datang ke Feilengcui berniat melamar putri mereka yang belum menikah, namun niat itu pupus ketika melihat gadis-gadis kupu-kupu di sini yang membuat mereka ingin menggali lubang untuk menyembunyikan muka.
Lambang keluarga bangsawan Feilengcui secara resmi tercantum dalam halaman pertama silsilah Suku Pig.
Sebagai hadiah untuk kebanggaan Suku Pig, Kepala Suku Beilong memutuskan untuk memilih 2.000 keluarga penggembala Suku Pig untuk bermigrasi ke Feilengcui setelah musim hujan berakhir tahun depan, membuka peternakan di padang gurun ini.
Paman Helen, Viscount Simak, jelas juga segera mendapat kabar ini. Urusan di Penjara Desa Boge cukup sibuk, meski tidak datang langsung untuk memberi selamat, dia mengirim Kapten Penjaga Penjara York Xia membawa banyak hadiah untuk Helen dan Liu Zhenhan. Hadiah-hadiah ini, dari berbagai sudut pandang Liu Zhenhan, semuanya terlihat seperti mas kawin.
Di tengah gemerlapnya berbagai pencapaian gemilang, Viscount Simak tentu tak mau lagi bersikukuh pada larangan pernikahan beda ras yang melanggar aturan suku. Faktanya, banyak contoh perempuan bangsawan kecil Fox yang jatuh miskin menjadi selir bangsawan Bimon lain karena kecantikan perempuan rubah. Jika jasa Richard benar-benar sebesar ini, bahkan Gubernur Weisisipang, pemimpin Suku Rubah, Rosenberg, mungkin tak akan menolak memiliki menantu berbulu berjuluk Pendeta Raja Langit dalam keluarganya.
Larangan pernikahan antar ras di Suku Rubah tidak seketat aturan di Klan Angsa.
Utusan dari Tuan Rosenborg sang Gubernur Provinsi Timur Laut yang datang untuk memberikan ucapan selamat tiba dengan cepat. Kali ini, bersama utusan tersebut juga datang dua pria Suku Rubah dan sebuah keluarga Bimon beranggotakan tujuh orang. Kedua Fox ini merupakan ahli dalam mengelola pembukuan. Kedua pria Fox ini bahkan berasal dari keluarga Fox yang terkenal akan kecerdikannya, mereka menyandang gelar Baron - setara dengan gelar tuan tanah - namun hal itu tidak mengurangi kegembiraan mereka bisa menjadi akuntan bagi Pendeta Tingkat Langit. Adapun keluarga Bimon tersebut berasal dari manusia kepala angsa suku Kusu, ras unggas Bimon yang awalnya termasuk dalam ras Bordir dan memang sudah berjumlah sedikit. Sejak munculnya aib memalukan berupa keluarga pelacur dari suku Kekyin berkepala ayam, mereka langsung diusir oleh tuan tanah Klan Angsa.
Namun asal-usul keluarga manusia kepala angsa suku Kusu ini tidaklah sederhana, mereka adalah manusia penguin! Sebagai garis keturunan paling langka di suku Kusu, manusia penguin sejak zaman kuno telah menjadi kepala protokoler kerajaan Bimon. Jas ekor burung dan sikap gentleman mereka mampu mengekspresikan segala hal tentang keanggunan dan ketenangan dengan sempurna. Setiap anak laki-laki yang dididik mereka menjadi gentleman, setiap anak perempuan menjadi wanita terhormat. Seorang bangsawan Bimon hanya bisa benar-benar diakui sebagai bagian dari kelas atas jika memiliki kepala rumah tangga manusia penguin.
Kiriman Tuan Rosenborg berupa dua akuntan dan seorang kepala rumah tangga jelas menunjukkan niat untuk menjilat yang tak perlu diucapkan.
Sebagai balasan, Liu Zhenhan menyuruh utusan membawa satu set zirah tahan sihir kembali ke Weisisipang. Ini adalah salah satu dari sedikit zirah utuh yang berhasil dirampas dari pasukan pengawal papten pasukan bayaran Angin Puting Beliung, awalnya hanya diperkuat dengan sihir tanah sederhana. Setelah Ruoerna menambahkan formasi perbaikan api yang sangat sederhana, dan Master Ottega mengisi sedikit energi api, baju zirah ini berubah menjadi set zirah perlindungan sihir ganda. Selain permukaan zirah yang memancarkan cahaya merah menyala, cukup indah dipandang, manfaat praktis zirah tahan sihir ini sebenarnya terbatas.
Begitu hadiah ini dikeluarkan, bahkan dua akuntan Fox baru pun merasa ini terlalu mewah, terus-menerus merasa sakit hati.
Utusan langsung merasakan kehormatan tertinggi. Zirah tahan sihir bahkan belum dipakai oleh Ksatria Kuil sekalipun. Seperangkat zirah baja berkualitas tinggi di Kerajaan Bimeng sudah dianggap sebagai peralatan yang sangat "berbual". Utusan hampir yakin, setelah zirah tahan sihir ini dibawa kembali ke Weisisipang, Tuan Rosenborg pasti akan mengadakan pesta selama beberapa hari untuk memamerkannya, lalu menyimpannya di gudang sebagai harta warisan keluarga.
Rasa sakit hati dua akuntan Fox tidak bertahan lama. Mereka segera dibawa ke gua besar rampasan perang Feilengcui untuk menjalankan tugas sebagai akuntan. Liu Zhenhan sedang pusing mengurusi hal-hal sepele ini. Kedatangan dua akuntan licik ini sangat tepat waktu.
Senjata dan zirah yang bertumpuk-tumpuk membuat dua akuntan Rubah ini hampir pingsan karena terlalu gembira. Peralatan di sini cukup untuk mempersenjatai sepuluh resimen pasukan elit yang dipersenjatai sampai ke gigi.
Pencatatan, klasifikasi, dan penilaian yang menyusahkan Liu Zhenhan langsung dikerjakan dengan lancar oleh dua akuntan Fox. Selain menyuruh budak prajurit dan suku bawahan melakukan kerja paksa, mereka sama sekali tidak mengganggu Tuan Tanah. Dalam sehari semalam, semua senjata dan zirah telah ditata rapi di rak bambu sesuai kategori. Senjata yang sebelumnya memenuhi tiga gua, setelah diklasifikasikan berdasarkan kualitas dan tingkatan, hanya membutuhkan dua gua untuk disimpan lengkap dengan segel.
Tidak hanya itu, seluruh kulit yang tersisa, bahan pangan, logistik, serta mutiara dan akik yang dibawa dari laut telah dicatat dan diarsipkan oleh dua akuntan Fox. Kedua akuntan ini merasa sangat menyesal melihat tindakan Tuan Tanah yang menukarkan 3.000 kuda perang dan persenjataan tentara bayaran manusia dari pertahanan pertama dengan hanya beberapa persediaan pangan kepada Mentor Ular Wanita Cantik. Jika senjata-senjata ini dijual oleh mereka, setidaknya bisa ditukar dengan bahan pangan yang cukup untuk Feilengcui selama sepuluh tahun, bukan hanya dua tiga bulan!
Secara bersamaan, kedua akuntan ini juga menyampaikan keberatan terhadap kebijakan Tuan Tanah yang memberikan perawatan penuh kepada semua suku-suku bawahan. Menurut mereka, sistem penyediaan makanan dan minuman secara cuma-cuma tidak cocok untuk mengelola suku-suku bawahan dengan benar.
Revolusi bukanlah sekadar menjamu tamu, oleh karena itu Liu Zhenhan langsung mengadopsi saran ini. Tuan Tanah juga berpikir secara komprehensif: sekarang situasi besar telah stabil, ditambah dengan 2.000 Bimon Serangga baru, memang tidak perlu lagi membawa seluruh keluarga seperti dulu dan berdesakan dengan suku-suku bawahan. Meskipun banyak gua di Kota Tanah Merah, memberikan satu gua untuk setiap pasangan suami-istiri jelas tidak manusiawi. Tuan Tanah sendiri yang terkena racun trombin ganas ini hampir menjadi gila karena menahan diri, apalagi ini sama sekali tidak terkait dengan kemampuannya sendiri.
Kabar baik ini memang membuat Lao Liu senang, namun ada juga kabar buruk. Setelah perhitungan oleh akuntan suku Fox, mutiara malam dan akik yang dibawa dari laut ternyata tidak bernilai. Mutiara malam itu bentuknya tidak bulat sempurna, sedangkan akik sebesar kepalan tangan malah lebih parah - harganya tidak ada pasarnya. Pedagang manusia pun tidak sanggup membeli kecuali dijual murah atau dipecah untuk dijual eceran.
Mendengar kabar ini, Liu Zhenhan hampir menggigit giginya hingga hancur. Bangsa laut benar-benar licik bukan main.
Setelah penyesuaian, banyak pengrajin direkrut ke Feilengcui untuk membangun rumah. Sepanjang Sungai Sanggan, didirikan pondok-pondok kayu. Awalnya Liu Zhenhan ingin membuat rumah bata, tapi urusan cetak bata yang rumit membuatnya mengurungkan niat. Seorang akuntan Fox membawa suku-suku bawahan dan prajurit budak, mengibarkan bendera Kota Feilengcui, membawa akik dalam jumlah besar ke Weisisipang dengan angkuh untuk membeli hewan Luo Sha, kijang gemuk, dan sapi perah dalam skala besar.
Setelah memiliki kepala pelayan penguin, hari-hari Liu Zhenhan berkeliaran tanpa baju pun berakhir. Tuan Jabbar si kepala pelayan penguin adalah seorang tua yang disiplin, ia cepat beradaptasi dengan perannya. Sebagai wajah Feilengcui, tanggung jawabnya tidak mengizinkan seorang tuan tanah terhormat berlarian hanya dengan celana dalam. Namun kebiasaan tuan tanah menghisap cerutu dan minum anggur justru dianggap Tuan Jabbar sebagai sikap penuh wibawa yang sangat gentleman.
Bagi anggota Feilengcui lainnya, kepala pelayan penguin menganggap tata krama mereka sudah cukup baik. Para milisi adalah prajurit yang berhak menunjukkan kegarangan mereka. Para nyonya bos dan kepala suku sudah tak perlu dikomentari lagi, sempurna seperti contoh klasik dalam buku pedoman. Hanya kebiasaan telanjang dada sang tuan tanah yang benar-benar tak tertahankan baginya.
Sebenarnya Liu Zhenhan mulai mengubah kebiasaan ini. Mengingat setiap hari ada prajurit muda bersemangat datang untuk menyembah idola mereka, terus-terusan bertelanjang dada jelas memberi pengaruh buruk. Di bawah bimbingan kepala pelayan penguin, sang tuan tanah semakin berwibawa, bahkan belajar menari beberapa gerakan dansa sederhana dengan jas ekor burung. Kepala pelayan penguin pun memujinya sebagai bakat gentleman sejati. Kecuali empat cincin di lima jari tuan tanah yang agak mengganggu matanya, aspek lainnya cukup memuaskan.
Satu-satunya yang paling merepotkan bagi sang pengurus rumah tangga pinguin adalah burung beo jorok itu. Makhluk kecil ini benar-benar bencana, sepanjang hari terbang ke sana kemari sambil terus mengoceh "Satu dorong pantat, satu buka dermaga" meski sudah lama diajari ucapan yang benar oleh Pengurus Jabbar.
Tawanan manusia yang ditahan di Kota Xueli juga mulai melakukan pekerjaan kasar menebang kayu dan membuat arang. Ruoerna menyempatkan diri membuat perhiasan dengan desain indah. Kali ini bahan bakunya sangat melimpah, hanya dari kotak perhiasan Ai Wei'er saja sudah banyak harta.
Nana membantu Liu Zhenhan membuat kalung emas anti-sihir tiga elemen baru dengan desain masih bergaya 'kalung anjing', tapi pengerjaannya lebih halus. Kacamata hitam sang tuan tanah juga dibuat ulang. Lensa dipotong dengan pola baru yang terlihat sangat garang. Tentu Nana tidak lupa membuatkan kacamata hitam untuk para gadis Giok sekadar untuk gaya.
Mo'er juga mendapat kalung kristal indah dengan mutiara ular Hydra yang dipasang di sana.
Prajurit Paus Fegao juga sama seperti putrinya, telah mendapatkan sebuah kalung yang dihiasi Mutiara Penghindar Tanah. Namun kalung ini terbuat dari perak, Liu Zhenhan benar-benar tidak tega menggunakan emas untuk membuat kalung bagi lehernya yang sebesar batang pohon ini. Selain kalung, Prajurit Banilu akhirnya mendapatkan setelan zirah baja yang telah lama diidamkan. Zirah baja penuh ini membutuhkan waktu satu minggu penuh bagi Yankov dan dua belas pengrajin berkepala sapi untuk menyelesaikan pengecorannya - pelat zirah tidak sulit, tetapi proses merangkainya memakan waktu sangat lama.
Karena empat boneka magis baja mengandung sedikit Adamantium, Ruoerna mengekstrak logam ini untuk menempa tiga formasi magis pada zirah Fegao: satu formasi sihir elemen air, satu formasi sihir angin, dan satu formasi perbaikan api. Tiga formasi ini umumnya tidak muat di zirah biasa, namun zirah Fegao yang sangat luas bahkan masih bisa menampung dua formasi tambahan. Formasi perbaikan api kali ini dicampur dengan banyak bulu Bangau Api yang pernah ditembakkan, yang mengandung elemen api sangat aktif - jika zirah rusak, formasi ini dapat memperbaikinya secara perlahan. Formasi air memungkinkan Fegao tidak perlu kembali ke air setiap beberapa jam, sedangkan formasi angin mengurangi setengah berat zirah. Meski demikian, berat zirah raksasa ini masih mencapai lebih dari 600 pon yang mengejutkan.
Naga Peri sendiri tidak memiliki kekuatan magis, sehingga tugas mengisi ulang formasi magis jatuh ke tiga anggota baru. Tawanan Siren dan Naga, bersama Master Ottega serta murid Messie, yang telah kehilangan harapan pulang dan khawatir akan nyawa mereka, memilih realistis dengan langsung membaiat diri kepada Pendeta Naga Ganda. Meski dianggap tak berprinsip, setidaknya mereka menambah jumlah penyihir dalam barisan Liu Zhenhan. Namun sumpah kesetiaan beracun mereka di mata Lao Liu mungkin tak bernilai.
Senjata Fegao berupa jangkar besi raksasa dan pedang hias. Jangkar dimodifikasi dengan tangkai sepanjang sepuluh ren, bentuknya mirip trisula mutiara yang melingkar, dengan berat mengejutkan 2000 pon. Pedang hiasnya saja berbobot 400 pon. Tanpa adanya boneka magis baja bekas, pasokan logam ini mustahil terpenuhi. Pada jangkarnya terukir formasi magis api dan angin untuk meningkatkan daya rusak serta mengurangi setengah berat. Lao Liu sempat mengukir formasi lagu perang persembahan, namun percobaan pertama gagal, membuat sang tuan tanah kecewa.
Mengenai zirah pelat perak tersebut, sekitar 20 lebih yang rusak parah dan tidak bisa diperbaiki. Ruoerna memanfaatkan limbah ini untuk menempa lengan perak palsu yang sangat mirip untuk tuan tanah. Lengan tuan tanah ini membutuhkan waktu setidaknya setengah tahun untuk tumbuh kembali, sehingga dalam jangka pendek terlihat kosong dan tidak pantas. Meskipun tidak memiliki metode pembuatan lengan mekanik ala ahli goblin kuno, setidaknya ada kepalan tangan tambahan. Liu Zhenhan cukup puas dengan ini.
Meskipun Gatanie tidak meninggalkan Feilengcui, terlihat jelas dia menjadi lebih kaku. Sejak kedatangan ayahnya, seluruh kepribadiannya berubah menjadi lebih pendiam. Bahkan mahkota Ratu Elf Gelap yang diam-diam dibawakan Katyusha untuknya, dikembalikannya kepada Liu Zhenhan.
Sebagai Naga Peri yang berpengalaman, mahkota tujuh lapis emas dari bawah tanah ini langsung dikenali oleh Nana dan Daisy sebagai gaya elf gelap. Terukir pola formasi magis Spider Queen Lolth di atasnya, formasi ini digunakan untuk membantu mantra memanggil makhluk kegelapan dari bawah tanah. Hanya Ratu Elf Gelap yang berhak memakainya, dan kebejatan ratu elf gelap ini sudah diketahui semua orang. Setelah rahasia ini terbongkar, tuan tanah harus bersusah payah menghadapi interogasi ketat dua Naga Peri ini sebelum akhirnya bisa mengelaknya.
tujuh lapis emas adalah material terbaik untuk membuat alat sihir ruang. Lambang Medusa dan Lambang Misha Suku Bimon memiliki barrier hibernasi, bukan karena kemampuan menempa alat sihir ruang mereka, melainkan berkat lagu "Tidur Panjang Natasha - Lagu Barrier Hibernasi" milik Pendeta Merah Tertinggi yang dapat menambahkan ruang barrier hibernasi pada lencana. Namun demikian, sebagai lambang Medusa dan Misha, proses pembuatannya tetap harus mencampur logam langka penyerap energi ruang.
tujuh lapis emas merupakan logam penyerap energi ruang terbaik dan paling langka. Hanya dengan mencampur tujuh puluh ons ke dalam wadah logam, sudah bisa memiliki kapasitas penyimpanan tujuh dimensi ruang.
Mo'er beruntung mendapatkan Lencana Lide yang telah dihentikan 2500 tahun lalu. Lide adalah nama landak peliharaan magis Dewa Perang. Lencana ini dulu menjadi simbol eksklusif para penyihir Suku Monyet, namun untuk mengelabui mata, akhirnya didesain dengan gambar Katyusha yang imut.
Mahkota Ratu Elf Gelap ternyata sangat besar. Selain beberapa pejabat tinggi, seluruh pasukan kavaleri berat dan Pasukan Kavaleri Udara Newton juga mendapat kehormatan memiliki cincin akik berlapis emas untuk menyimpan kendaraan tunggangan. Namun tanpa tukang sihir ruang yang mengisi energi magis untuk mengaktifkan formasi magis, semua Lencana Lide dan cincin ruang ini tetap dalam keadaan setengah jadi dan tidak bisa digunakan.
Dalam kesibukan ini, dua bulan telah berlalu dan musim hujan tiba. Para Medusa legendaris masih belum tiba dari Provinsi Barat Daya. Dengan Olimpiade Kompetisi Pendeta tinggal dua bulan lagi, Liu Zhenhan tak sabar menunggu. Setelah mengemas barang dan meninggalkan sebagian besar milisi serta Kepala suku Andulan untuk menjaga rumah, dia bersiap berangkat ke Kadipaten Dolot. Selain mencari pastor untuk pemurnian racun, menghidupkan kembali Ai Wei'er dan menyelamatkan Bimon bawah tanah, dia juga berniat berunding dengan keluarga Sherpa sekaligus mencari tukang sihir ruang Fran untuk mengisi cincin-cincinnya dengan kekuatan magis ruang.
Sebelum sempat berangkat, rombongan khusus 500 orang dari keluarga Sherpa Kadipaten Dolot tiba di Feilengcui. Master Fran yang malang ikut sebagai pengawal penyihir. Sebenarnya dia sangat takut datang ke tempat ini, namun dari tiga penyihir tersisa keluarga Sherpa, hanya dia yang mengetahui rahasia internal.
Rombongan khusus berkemah lima li dari lokasi. Dengan berat hati, Master Fran mendatangi Feilengcui sendirian untuk bertemu secara rahasia dengan tuan tanah.
Imam Utama Angsa pada malam itu akhirnya tidak berbohong, dia memang telah menyepakati syarat pernikahan politik dengan keluarga Sherpa, dan objeknya tepat adalah Tuan Tanah Feilengcui. Utusan khusus ini bertugas mengantar Putri Keempat Doluote untuk dinikahkan. Keluarga Sherpa melakukan ini secara rahasia, jadi tidak ada kemewahan yang berlebihan, lagipula ini hanya putri fiktif belaka.
Jika menjadi objek pernikahan politik, Liu Zhenhan harus menganggur di rumah untuk menghindari kecurigaan di kemudian hari. Tentu saja Liu Zhenhan tidak mau melakukan hal ini.
Tanpa banyak bicara, Liu Zhenhan langsung menarik Master Fran untuk mengisi lencana dan cincin dengan kekuatan magis. Dia memakaikan jubah pendetanya ke Dukun Nostradamus, toh sama-sama Pigge, dan utusan tidak ada yang pernah melihat Liu Zhenhan. Jadi Lao Liu memerintahkan Dukun Nostradamus untuk menolak permintaan itu dengan angkuh namun tetap sopan saat menerima utusan, lalu menyuruh utusan manusia itu pergi ke Kuil di kota Wisesepang untuk menemui Grand Shaman Weian Yang Mulia Qidan.
Benar-benar pakaian membuat orang tampak berwibawa. Dukun Nostradamus yang menggantikan Tuan Tanah berhasil menyelesaikan tugas ini dengan sempurna. Sebagai seorang dukun, penampilan Nostradamus sangat memukau. Dengan dukungan para kepala milisi, dia tampil penuh wibawa dan hawa，membuat utusan manusia terkesima.
Utusan manusia akhirnya berhasil melewati pertemuan kali ini, saat keluar mereka kebetulan bertemu Liu Zhenhan dan Master Fran yang baru saja menyelesaikan urusan, turun berdampingan dari jalur tangga.
"Bagaimana? Gurndan sayang, apakah Tuan Tanah Feilengcui dari Kerajaan Bimeng benar-benar memiliki aura kepahlawanan?" Master Fran bercanda dengan jenaka di hadapan Liu Zhenhan.
"Sangat perkasa, pantas saja dia bisa mengalahkan pasukan bayaran Angin Puting Beliung Doluote kami. Master Fran yang terhormat, Anda tidak melihat para prajurit di samping tuan tanah ini, tubuh mereka begitu kekar! Demi Dewa di atas! Kapan manusia bisa sekuat ini!" Pemimpin utusan menghela napas kepada Master Fran.
Liu Zhenhan merasa agak lucu mendengarnya. Agar tidak mengganggu urusan penting rombongan pernikahan politik ini, dia segera berpamitan dengan sopan kepada Master Fran.
Politik memang lucu, musuh yang dulu bertarung mati-matian kini berubah menjadi teman yang saling membungkuk hormat. Liu Zhenhan sendiri juga punya urusan, buru-buru mempersiapkan perlengkapan untuk melakukan tugasnya.
Namun perasaan Master Fran masih belum tenang, karena setelah Tuan Tanah Feilengcui yang asli pergi, pemimpin utusan Gurndan bertanya diam-diam: "Siapa lagi Pigge ini?"
“Dia? Hanya seorang prajurit rendahan.” Master Fran sangat memahami maksud Marquis Capello mengirim Viscount Gul'dan ke Kerajaan Bimeng. Gul'dan ini termasuk golongan bangsawan kecil yang loyal kepada keluarga Sherpa, dikenal sebagai sosok yang berpikiran sempit, penurut, dan tidak kompeten. Bahkan di kalangan bangsawan Doluote, pria ini terkenal sebagai si tolol. Tidak ada kandidat yang lebih cocok untuk menjalankan misi memalukan seperti pernikahan politik ini. Mengolok-olok Tuan Viscount ini telah menjadi hiburan menarik di kalangan elite Doluote.
“Meski Tuan tanah Pigge tadi terlihat sangat perkasa, menurutku prajurit Pigge yang mengantarmu turun dari tangga itulah pahlawan sejati.” Viscount Gul'dan mengendus hidung bawangnya yang memerah karena kedinginan, tiba-tiba berkata kepada sang Master.
“Oh? Bagaimana kau bisa mengetahuinya?” Master Fran terkejut, sejenak kehilangan kata-kata.
“Semangat kepahlawanan...” Viscount Gul'dan seolah ingin merasakan sesuatu, mengulum bibir lama sebelum berkata, "Prajurit Pigge kecil itu meski baru saja tersenyum, entah mengapa aku selalu merasa senyum itu mengandung semacam keperkasaan bak langit di atas, yang memandang rendah semua makhluk di bawah. Keperkasaan seperti ini tidak kurasakan pada Tuan Tanah Feilengcui, walaupun sosoknya terlihat dominan dan gagah, tapi tidak seperti prajurit Pigge kecil ini yang membuat hatiku langsung berdebar kagum saat melihatnya..."
"...Prajurit kecil ini pasti akan menjadi pahlawan di kemudian hari, aku yakin." Viscount Gul'dan sambil terus mengulum bibirnya, berbalik sambil berjalan.
"Dia ini tidak bodoh ya..." Master Fran membuka mulutnya lebar seperti baskom, bergumam pelan.
BAB 115 Dunia Beradab
Tuan Liu bagaikan jam pasir ajaib yang tak pernah berhenti mengalir, ia akan berangkat lagi, kali ini menuju kerajaan manusia dan dunia bawah tanah yang lebih berbahaya. Untuk itu, sang pelayan Tuan Jabar khusus mengadakan pesta perpisahan.
Sang Pelayan Penguin, Tuan Jabar, sama sekali tidak menemukan cacat dalam lingkungan kerjanya.
Pesta anggur dan salon adalah lambang penting masyarakat kelas atas. Biasanya, dari sebuah pesta sederhana saja, kekayaan dan kelas seorang bangsawan sudah bisa terlihat. Dalam hal ini, Tuan Jabar memiliki keyakinan kuat bahwa ia bisa mencapai kesempurnaan, karena ia memiliki koki dan pembuat anggur terbaik di dunia. Namun yang paling membuatnya tidak puas adalah, sebagai kediaman resmi seorang tuan tanah sekaligus aula Yang Mulia Pendeta Naga Ganda yang penuh jasa perang, bahkan tidak ada satu pun pelayan wanita tetap.
Tidak adanya pelayan wanita berarti Tuan Jabar harus mengurus sendiri serangkaian urusan rumit dalam persiapan pesta: melipat serbet berbentuk bunga, menata posisi pisau-garpu, mengatur tempat lilin, dekorasi bunga, pergantian menu, menuang anggur dan mengganti teh, serta pengaturan hiburan. Tanpa asisten yang kompeten, pesta akan kehilangan nuansa. Kehilangan nuansa berarti kehilangan citra kebangsawanan. Semua ini juga membuktikan kegagalan berat sang kepala pelayan.
Tuan Jabar pensiun dari Kastil Winsor pada usia 50 tahun. Yang disebut Kastil Winsor adalah istana peristirahatan raja dari Kerajaan Bimeng.
Setelah pensiun, Tuan Jabar telah berkali-kali RAMAS diundang oleh para penguasa untuk menjadi kepala rumah tangga. Dalam 11 tahun terakhir, dia pernah menjabat sebagai kepala rumah tangga untuk tiga klan besar dengan reputasi yang sangat baik. Baru-baru ini dia diundang dengan sangat antusias oleh Tuan Rosenborg sang Gubernur Provinsi Timur Laut untuk menjadi pelatih tata cara utama di kediamannya. Di Kediaman Gubernur, tidak hanya terdapat banyak wanita cantik Feilengcui, tetapi juga sejumlah besar penari manusia gurun. Tuan Rosenborg sendiri secara rahasia memiliki seorang wanita angsa dan seorang raksasa wanita bukit sebagai selirnya. Raksasa wanita bukit tahun ini baru berusia 12 tahun dengan tinggi hanya 1 Ren 9 dan wajah yang cantik. Karena hal ini, Tuan Jabar yang sangat menjunjung tinggi sikap gentleman, dalam kondisi mengetahui bahwa nasihatnya tidak akan berpengaruh, dengan tegas meminta untuk pensiun. Oleh karena itu, Tuan Rosenborg mengirim dia beserta keluarganya ke Feilengcui sebagai bentuk hutang budi.
Meski membenci menjadi kepala pelayan bagi orang yang amoral, hal itu tidak berarti Tuan Jabar bisa mentolerir kediaman resmi yang berada di bawah tanggung jawabnya hanya diisi oleh sekelompok Raksasa dan pria perkasa untuk pekerjaan sampingan.
Tuan Tanah Feilengcui yang menguasai 3.000 selir, bahkan tidak memiliki satu pun pelayan. Saat ada tamu yang perlu disajikan teh dan air, bukan nyonya bos yang bertindak sendiri, melainkan si Gendut O dan Fatty Luo - para pengikut dungu. Sambil menggeliatkan pinggul montoknya, mencuri mulut, dan melayani, hal ini sangat membuat Tuan Jabar berpikir: Jika ini bisa ditolerir, lalu apa yang tidak?
Jika hanya ada Suku Pig yang tinggal di sini mungkin tidak masalah, tapi yang ada justru banyak wanita cantik! Empat ras kecantikan Bimon: kemurnian angsa, keanggunan rubah, kelembutan kupu-kupu, daya pikat Medusa – bahkan istana kekaisaran pun tidak mungkin memiliki koleksi selengkap ini. Feilengcui tidak hanya pernah memilikinya, tapi juga menjadi tempat berkumpulnya seluruh Bimon Kupu-Kupu. Jika ditambah Naga, Siren, dan Naga Peri, serta Putri Duyung yang tertidur panjang dan dua nyonya bos Ning Yu, bisa dikatakan tempat ini menghimpun 90% wanita tercantik di dunia.
Menyikapi hal ini, sang pelayan penguin Tuan Jabal secara pribadi memilih 20 gadis lajang dari Bimon Kupu-Kupu yang mahir bernyanyi dan menari sebagai pelayan pribadi lord. Pelayan cantik dan cerdas bukan hanya kebanggaan lord, tapi juga asisten andal bagi sang pelayan.
Namun seleksi kali ini menyita waktu sang pelayan. Terlalu banyak pendaftar sampai matanya hampir silau memilih.
Pelayan kupu-kupu terpilih memang cerdik. Penataan meja makan, pengaturan tarian dan nyanyian, langsung paham dengan sekali penjelasan. Berbeda dengan si O Pang dan Fatty Luo yang bodoh, meski dijelaskan sampai lidah putus tetap bengong.
Liu Zhenhan dan semua pimpinan tinggi sempat bingung saat menghadiri pesta. Apa ini masih balai makan yang dulu?
Cahaya lembut Mutiara Malam membentuk jalinan pancaran yang mempesona, tidak ada sudut yang terlewatkan. Meski terang, cahayanya sama sekali tidak menyilaukan. Taplak meja dilipat membentuk kipas-kipas indah, sendok-garpu tersusun rapi bagai diukur dengan penggaris. Piring-piring meski bukan keramik Timur yang mewah, tetap berkilap seperti baru. Di atas meja panjang terpajang vas bunga berisi Erica yang mekar subur, meski bukan bunga mahal tapi sungguh menakjubkan bisa didapatkan di musim dingin ini dengan susunan yang rapi.
Deretan pelayan kupu-kupu cantik berjajar anggun di sekeliling ruangan. Kepala pelayan penguin dengan jas ekor burung rapi, rambut tersisir rapi, satu tangan di belakang sementara tangan lain menuangkan anggur dari teko bambu yang dibungkus kain putih. Teko bambu itu dipegang Tuan Jabal dengan stabil, menuangkan aliran anggur sepanjang satu ren ke gelas tanpa setetes pun tumpah.
Melihat kemewahan adegan ini, para perwira kasar tak sadar menahan sikap ugal-ugalan mereka, duduk dengan penuh hormat di tempat masing-masing.
"Sebaiknya kita membeli karpet dan perak dari negeri manusia saat Tuan Tanah kembali. Untuk sementara, mari bertahan dengan kesederhanaan ini," kata kepala pelayan penguin sambil membungkuk hormat.
"Ini sudah terlalu mewah," kata Liu Zhenhan sambil terkikik geli.^_^
“Kemewahan adalah dosa terbesar.” Pelayan Jia Baer dengan senyum gembira memuji Tuan Tanah secara halus: “Tata ruang di sini hampir tidak menghabiskan banyak uang, dalam hal ini saya sependapat dengan Yang Mulia. Seorang bangsawan sejati tidak perlu membuktikan kelasnya dengan perhiasan dan kemewahan.”
“Tuan Pelayan yang terhormat, Anda benar-benar telah berusaha keras.” Kepala Suku Andulan memuji dengan penuh kekaguman.
“Anda terlalu rendah hati, Kepala Suku Andulan.” Pelayan Jia Baer mengangguk perlahan: “Masih banyak yang perlu dipersiapkan di sini, termasuk kereta kuda bermotif lambang keluarga, serta beberapa barang antik dan lukisan kaligrafi. Tapi saya lega, kediaman resmi Tuan Tanah yang berbentuk 'Putri Tidur' ini adalah kastil paling berkelas yang pernah saya lihat.”
Itu hasil dari kebakaran. Liu Zhenhan diam-diam berpikir.
“Yang Mulia, saya telah mempelajari lukisan kaligrafi orisinal Anda. Selera seni dan bakat mulia Anda sungguh mengharukan. Sebenarnya Anda bisa menggunakan kanvas daripada daun pisang, agar bisa saya bingkai.” Pelayan Jia Baer menoleh ke Tuan Tanah.
“Benarkah? Kalau begitu lain kali saya akan pakai kanvas.” Liu Zhenhan merasa citra dirinya tiba-tiba menjadi agung dan sempurna.
Setelah memasuki sesi makan yang meriah, kejutan semakin bertambah. Meski masakan koki Setengah Manusia sebelumnya enak, tak pernah ada yang membayangkan bagaimana potongan kue biji bambu panggang yang dipotong belah ketupat dengan pisau bisa disusun membentuk bunga krisan di piring. Begitu pula dengan hidangan Hewan Luo Sha panggang sebelumnya, tak ada yang menyangka rasanya ketika rongga perut hewan itu diisi serai dan beberapa anak ayam muda.
Rasa yang sama, hanya dengan mengubah bentuk penyajian, acara jamuan hari ini berubah total atmosfernya. Hidangan penutup, buah-buahan, menu utama. Diatur oleh kepala pelayan dengan prosedur paling ilmiah, disajikan bertahap. Ini memenuhi selera para prajurit berperut besar tanpa merusak kesan elegan. Terutama keahlian kepala pelayan dalam meracik minuman yang memukau. Rum diraciknya dengan jus buah Xianren dan jus ubi Shenshu, hanya sedikit tambahan, warnanya menjadi berkilauan dan rasanya luar biasa unik.
Pertunjukan tari dan nyanyi meriah pun dimulai. Perempuan Bimon Kupu-Kupu yang terkenal mahir menari di antara ras Bimon, membawa suasana pesta ke puncak dengan tarian spektakuler.
Tuan Jabbarl sang kepala pelayan masih merasa sedikit menyesal. Karena kurangnya gladi, jamuan hari ini terkesan agak terburu-buru.
Daisy dan Ruoerna menyadari satu detail: Saat Tuan Tanah menikmati tarian dan nyanyian pelayan dari Bimon Kupu-Kupu, matanya bagaikan serigala lapar yang mencari mangsa di padang salju, kedua pupilnya memancarkan cahaya hijau yang menusuk, jakunnya bergerak liar menelan ludah, tak bisa menyembunyikan hasrat jahat.
"Sorot matanya membuatku takut," bisik Ruoerna.
"Kau tak paham dirinya. Belakangan ini setiap melihat wanita cantik, kedua matanya selalu bersinar seperti itu, tertekan." Daisy membalas dengan berbisik.
"Bukankah dulu Ai Wei'er juga manusia beracun? Aku dengar katamu, dia menggunakan usul kijang itu..." Wajah Ruoerna memerah, tak bisa melanjutkan.
"Dulu Ai Wei'er memang manusia beracun, tapi dia tak pernah peduli dengan keselamatannya. Kini setelah menjadi manusia beracun, dia tak berani mengambil risiko dengan para istrinya." Daisy meneguk anggur perlahan. "Sebenarnya hatinya lebih lembut dari siapa pun, hanya saja kau belum memahaminya."
"Hmph..." Ruoerna melirik Daisy, bibirnya cemberut. "Katanya dulu dia bahkan ingin menjual Ai Wei'er. Tak kusangka akhirnya mereka bisa akur, bahkan saling berkorban sampai kehilangan anggota badan."
"Cinta yang belum berakar, atau sudah berakar. Siapa bisa menjelaskan?" Daisy menambahkan. "Kini dia tak bisa tidur berhari-hari."
“Bagaimana kamu tahu？” Nana penasaran.
“Aku selalu melihatnya merokok cerutu di luar, semalam-semalam.” Daisy tiba-tiba menghela nafas tanpa alasan yang jelas.
“Dia tidak akan berbuat macam-macam padamu kan? Hanya kamu yang sama beracun seperti dia.” Nana mengamati sorot mata tuan tanah dengan diam-diam.
“……”
“Bagaimana mungkin kita mengikuti orang hidung belang?” Nana menghela nafas pelan.
“Pahlawan tidak boleh suka wanita? Apakah pahlawan harus sempurna?” Daisy menyeringai dingin.
“Cara bicaramu semakin mirip dia.” Nana melirik tuan tanah di seberang sambil berkata pada Daisy.
Tiba-tiba sorot mata tuan tanah sepertinya menatap Daisy, membuatnya cepat-cepat memalingkan muka, malu sekaligus marah, tapi tak tahu harus berbuat apa kecuali menunduk memain-mainkan ujung bajunya.
Guo Guo di samping mengikatkan serbet di lehernya, menggelepar-geleparkan pantat kecil sambil tersenyum pada dua Naga Peri, lalu menunjuk ke bawah meja dengan cakarnya.
Kedua Naga Peri bingung, pura-pura mengambil pisau dan garpu sambil membungkuk melihat.
Brengsek! Daisy dan Nana serempak memerah wajahnya, mencubit keras pipi merah muda Xiao Chusheng yang sudah miring karena tertawa.
“Pohon besar~ berkat hijau~ Mongolia terbit di padang rumput~” Burung beo jorok di sudut menyanyikan lagu daerah Feilengcui dengan nada sumbang.
Mendengar nyanyian, Tuan Jabbar sang pengurus rumah tangga penguin terkejut, lalu akhirnya menghela napas lega. Burung beo kali ini akhirnya tidak mengucapkan kata-kata kotor.
Dalam resepsi, meski pikiran Tuan Tanah agak melayang dan berkhayal, dia tak lupa urusan penting. Semua urusan diatur: mengingat akan kedatangan Medusa sebagai tetangga, Liu Zhenhan meninggalkan semua kavaleri beratnya. Belami, Robby, dan Vieri juga tinggal untuk melatih 86 tahanan Orang Ao yang baru. Hanya tujuh kelahiran kembar Suku Dog yang bisa menghasilkan seorang Orang Ao - seluruh populasi Orang Ao dari Provinsi Tenggara kini ada di Feilengcui. Ikut serta juga 40-an anak anjing Ao berkulit besi seperti singa kecil. Tanpa pelatihan intensif, sulit menyandang gelar Milisia Feilengcui yang mulia.
Untuk kunjungan ke negara manusia dan dunia bawah tanah ini, dia hanya membawa rombongan inti: Fatty Luo, dua Biksu Green Party, penyair kuda nil, dan Prajurit Panda. Pasukan Kavaleri Udara Newton hanya dibawa separuh. Master Ottega dan muridnya, yang tak pantas muncul lagi di Doluote, terpaksa tinggal di Feilengcui.
Selain Gatanie yang ikut serta, Ai Wei'er juga dimasukkan ke dalam peti mati berisi air dan disimpan di dalam Cincin Tujuh Dimensi. Cincin ini memang bagus, kapasitas muatan satu ruang mencapai 50 ton. Namun setiap kali memanggil barang, semua item dari tujuh ruang akan keluar sekaligus, agak merepotkan.
Dua Imam Tongkat Suku Bier yang sedang dalam masa pengembaraan tahun ini juga bersikeras ingin ikut untuk menambah wawasan. Pendeta Rakun Lemaire memiliki dua pemanah Centaur, satu gugur dalam pertempuran, satunya lagi adalah Shenjian Zheqin Nedevede yang menggunakan anak panah Merak Mengembangkan Ekor untuk menghancurkan Orc-Elf.
Sebenarnya meskipun mereka tidak mau pergi, Liu Zhenhan sudah merencanakan cara untuk membujuk mereka. Dengan begini semua masalah terselesaikan. Meskipun Kerajaan Elf Gelap di Ngarai Obsidian termasuk dunia bawah tanah, namun jika dibandingkan dengan dunia bawah tanah di bawah pintu masuk Dataran Carimodo, kerajaan itu hanya seperti sarang semut. Setidaknya dua Imam Tongkat ini memiliki puluhan pengawal, tambahan pasukan elit tentu merupakan keuntungan.
Mendengar kabar akan kedatangan Medusa di wilayah ini, sang kepala pelayan diam-diam mencatat rencana untuk merekrut beberapa pelayan Medusa guna mempercantik penampilan Feilengcui.
Keberangkatan Feilengcui kali ini lebih megah daripada sebelumnya. Setiap orang mendapat tiga ekor Kuda Raksa Berkaki Banyak untuk bergantian beristirahat, karena bahkan kuda-kuda raksasa ini pun kesulitan mengangkut tubuh besar Mammoth pahlawan kuat.
Pelayan Tuan Jabal secara ajaib menyiapkan tiga kereta kuda. Fegao yang terlalu besar dimasukkan Mo'er ke dalam cincin untuk merenung, kebetulan bisa mengobrol dengan Geryon di dalam.
Tongkat yang disiapkan Pelayan Jabal tidak dibawa Liu Zhenhan kali ini, karena dia sudah memiliki seruling panjang sebagai instrumen amplifikasi yang mirip dengan tongkat gentleman.
Mungkin karena sudah menguasai lagu perang pengedapan, atau terinspirasi kegenakan Tuan Mourinho, alat musik Lao Liu berubah dari alat musik gesek menjadi seruling perak.
Setelah dididik Pelayan Jabal, tuan tanah menyadari betapa kampungannya membawa Tongkat Taring Serigala - tidak pantas bagi Pendeta terkenal dengan Kombinasi Nyanyian dan Pertempuran. Nasihat penguin pelayan ini mengingatkan Lao Liu pada Mao Zedong yang tak pernah membawa pistol tapi menaklukkan dunia. Maka saran itu langsung diterimanya.
Tapi dia juga bermain licik, permukaan luar seruling perak dilapisi dengan mithril, selain berfungsi sebagai alat musik, juga bisa digunakan untuk memukul musuh. Tentu saja, bagian tengahnya dibuatkan ulir dengan bantuan Nana, sebuah trisula tersembunyi di dalam seruling yang bisa ditarik untuk menusuk jika diperlukan.
Kristal Neraka Naga di alat musik gesek itu diberikan kepada Mo'er. Setelah dua bulan latihan kekuatan magis, Ai Wei'er yang memiliki dasar dan pemahaman baik mengalami kemajuan pesat, hanya membutuhkan tongkat sihir untuk melengkapi. Sedangkan alat amplifikasi kekuatan nyanyian Mo'er, atas desakan kuat Helen, dipilih gelang berlonceng perak yang dipadukan dengan kristal sihir, terlihat cantik dan praktis. Seandainya Helen tidak merasa frustasi sendiri karena terus memukul genderang perang, mungkin tidak akan memproyeksikan perasaan itu ke Mo'er.
Anehnya, dalam dua bulan ini Mo'er berhasil mempelajari beberapa Lagu Lingkaran Gemilang dan Tarian Perang dari Helen serta dua Imam Tongkat. Meski kemampuan pemahaman alaminya tidak sehebat Helen yang mengalami Evolusi Alami, tapi tetap dianggap jenius langka di antara murid-murid pendeta. Dua Imam Tongkat dari Suku Bier ini merasa sangat kesal, setelah mencari-cari lama tidak menemukan murid berbakat, sekarang malah menjadi mentor untuk orang lain.
Lao Liu juga tidak mengerti hal ini. Mo'er bisa menggunakan Lagu Perang berbahasa Tionghoa, tapi juga bisa berkembang dalam Lagu Perang resmi Bimon, bahkan belajar Tarian Perang. Meski progresnya agak lambat, dibandingkan Lao Liu yang tidak bisa maju dalam Kekuatan Nyanyian dan hanya mengandalkan pencerahan ala bajingan ini, mereka bagaikan langit dan bumi. Jika terus begini, Mo'er cukup layak menjadi mentornya.
Karena sedang musim hujan, hujan deras tak henti-hentinya. Begitu rombongan Liu Zhenhan memulai perjalanan, mereka spontan mempercepat laju. Setengah bulan kemudian, mereka telah mencapai perbatasan Padang Rumput Donau yang mengarah ke Kadipaten Dolot.
Sepanjang jalan, banyak perampok penduduk asli yang bersembunyi mengendap-endap di balik semak. Namun setelah melihat jelas bendera yang berkibar dalam tirai hujan, para perampok lokal itu dengan cerdik mengurungkan niat semula dan kabur diam-diam dengan gemetar. Sekelompok perampok suku liar yang lebih berani malah berdiri di tepi jalan kuno yang dilapisi batu tua, membungkuk-bungkuk menghormati iringan kereta hingga mendapat hadiah satu koin perak.
Walaupun agak lama, berkat adanya kereta kuda mereka bisa bermain Mahjong gading untuk mengisi waktu, sehingga hari-hari terasa berlalu cepat. Cincin ruang setiap orang dipenuhi provision hingga mereka hidup dengan nyaman.
Mendekati pos perbatasan manusia, kekacauan tak terhindarkan. Sejak serbuan penunggang serigala malam itu dan kekalahan pasukan bayaran Angin Puting Beliung, beberapa pos perbatasan Doluote terus menyusut. Menghadapi pasukan Bimon yang kuat meski membawa lambang diplomatik dari bulu domba dan ekor kuda, para prajurit manusia ini tetap gentar - kisah pasukan bayaran Angin Puting Beliung telah menyebar seperti wabah di seluruh Doluote.
Tak berani menghalangi, tapi melepaskan mereka juga berisiko dihukum militer. Mereka hanya bisa mengikuti dari jauh seperti ekor kecil, bola salju yang semakin membesar. Saat mencapai kastil pertama di perbatasan Doluote, pasukan perbatasan yang mengikuti rombongan Feilengcui telah mencapai lebih dari 300 orang.
Liu Zhenhan yakin, keluarga Sherpa pasti akan menempatkan orang kepercayaan mereka di setiap kastil perbatasan setelah berkuasa. Tepat seperti dugaannya, saat tiba di kastil perbatasan pertama Yifu, segera pemimpin kastil itu sendiri datang menanyakan maksud kedatangan mereka.
Ketika mengetahui bahwa Tuan Tanah Feilengcui dari Kerajaan Bimeng secara pribadi mengunjungi Doluote, walikota Kastil Yifu menarik napas dalam. Ia tak tahu harus menangani masalah ini bagaimana, dari sudut manapun, hubungan Bimon dengan Doluote saat ini sangat ambigu. Tapi membiarkan mereka masuk sembarangan juga melampaui kewenangannya. Setelah berusaha menahan rombongan Tuan Tanah Bimon tinggal beberapa hari di Kastil Yifu, surat dari Perdana Menteri Capello yang dibawa merpati pos akhirnya membuat walikota Kastil Yifu lega.
Liu Zhenhan akhirnya memasuki kerajaan manusia yang telah dibayangkannya ribuan kali.
Tiga hari perjalanan ke timur, musim hujan yang berkepanjangan mulai mereda di sini. Meski hujan masih turun tiap dua hari sekali, tak ada lagi kesinambungan seperti di Dataran Liar Donau. Iklim juga semakin menghangat setelah melewati Gunung Guntur, bahkan tunas hijau muda mulai bermunculan di ranting-ranting pinggir jalan, jejak layang-layang yang terbang rendah, udara terasa lebih manis dibanding Padang Rumput Donau.
Kedatangan rombongan duta besar Bimon ini membuat warga manusia di sepanjang perjalanan terkejut. Meski di daerah perbatasan penduduknya tidak padat, setiap petani yang melihat penyair kuda nil dan Prajurit Panda yang gagah itu langsung berlarian ke desa sambil membunyikan lonceng bahaya, membuat ksatria manusia yang mengawal Tuan Tanah Bimon merasa malu.
Setelah memasuki Dataran Carimodo, pandangan tiba-tiba terbuka lebar. Desa-desa di tepi jalan terlihat damai dengan asap dapur mengepul, menceritakan harmoni yang tak terucapkan.
Sepanjang perjalanan, orang-orang kampung Feilengcui melihat banyak hal baru: pekerja yang mengumpulkan lintah di sawah, penyanyi pria yang dikebiri yang mengamen di pinggir jalan, dan mantan tentara yang melatih anak-anak di lapangan gandum.
Para pekerja pengumpul lintah berjalan di sawah dengan kaki telanjang untuk menarik lintah yang lapar, lalu memukulnya dengan tangan. Menurut beberapa Ksatria manusia yang mendampingi, lintah ini digunakan para pastor gereja untuk mengobati pendarahan internal atau nanah yang tidak bisa disembuhkan dengan Penyembuhan Cahaya Suci. Dua biksu Green Party mengangguk-angguk mendengar penjelasan ini.
Penyanyi pria yang dikebiri adalah budak-budak kecil berwajah tampan yang dibeli dan dikebari sejak kecil agar suara mereka tetap jernih seperti perempuan untuk menghasilkan uang. Menyaksikan nasib malang mereka, Liu Zhenhan semakin royal memberikan uang tip.
Semakin ke timur, semakin padat penduduknya. Di sini, manusia tidak lagi terlalu takut pada prajurit Bimon. Meski tatapan mereka masih mengandung sedikit permusuhan dan ketakutan, sebagian besar masih bisa membalas senyuman. Banyak anak-anak mengikuti gerobak dari belakang, sesekali menunjuk-nunjuk lingkaran hitam yang baru tumbuh di mata para Prajurit Panda sambil tertawa riang.
Banyak kejadian lucu terjadi di tengah perjalanan. Banyak penduduk desa bodoh yang langsung bersujud ketakutan setelah melihat sayap suci dan indah Gatanie, sambil menangis memuji dewa bahwa mereka telah melihat malaikat. Sikap mereka sedikit mencairkan ekspresi dingin Gatanie yang sudah membeku lama. Liu Zhenhan juga terus membujuknya dengan kata-kata lembut, akhirnya membuat Ksatria Putri Angsa ini menjadi lebih ceria.
Tentang sang tuan tanah yang terus berkeliaran di sekitar Gatanie, Helen dan Ning Yu tidak berkomentar. Namun Mo'er dan dua Naga Peri sama sekali tidak menyembunyikan ketidaksukaan mereka. Nana bahkan dengan gegabah menyebut sang tuan tanah sebagai "pemakan nasi lembut", dengan nada kesal seolah-olah merasa hidangannya sendiri tidak disentuh. Mendengar ini, Helen dan Ning Yu hanya bisa menghela nafas sambil menggelengkan kepala dengan senyum getir.
Dosa besar! Ning Yu terus mengulang-ulang kalimat ini.
O'Neill juga menunjukkan jati diri sebagai Penyair Pengelana, sesekali memainkan melodi Feilengcui dengan Kanun di Tree House Tavern, kerap memicu sorak-sorai gemuruh penonton. Namun manusia terlihat lebih pelit, saat O'Neill menyiapkan topi besar untuk menerima tip, hanya beberapa koin tembaga yang masuk.
Setelah menempuh perjalanan panjang selama seminggu, akhirnya mereka tiba di ibu kota Kadipaten Dolot, kota Valencia. Kemewahan peradaban manusia membuat para orang kampung Bimon ini tercengang-cengang.
Kota Wisesepang memang wilayah terramai di Provinsi Timur Laut Bimon, tapi jika dibandingkan dengan kota manusia ini, masih kalah jauh. Trotoar kota Valencia saja lima kali lebih lebar dari Wisesepang, dihiasi kereta-kereta mewah yang tak putus-putusnya berlalu-lalang, bendera-bendera berwarna cerah berkibar di atas menara bergaya Gotik.
Sebagai keluarga Sherpa yang menjaga reputasi, tentu mereka tidak bisa menyambut rombongan duta Bimon ini dengan pesta mewah. Atas perintah seorang kepercayaan keluarga Sherpa yang telah lama menunggu, rombongan Liu Zhenhan ditempatkan di penginapan resmi. Seluruh penginapan ini telah dipesan oleh Perdana Menteri, cukup bersih dan rapi. Dengan tembok merah dan dedaunan hijau di depan pintu, suasana terasa cukup nyaman.
Liu Zhenhan heran menemukan bahwa sejak ia menarik Gatanie ke dalam gerbong, rombongan mereka tidak menimbulkan kegaduhan sama sekali bahkan saat memasuki kota Valencia dari jalan utama. Seperti kerikil kecil yang dilempar ke sungai kecil.
Tuan Totti sudah menunggu lama di rumah peristirahatan. Keluarga Sherpa sama sekali tidak siap secara mental dengan kedatangan langsung Tuan Tanah Feilengcui, terlihat agak kikuk dan tidak yakin maksud sebenarnya kedatangan sang tuan tanah.
Percakapan dengan keluarga Sherpa berlangsung singkat dan lancar. Liu Zhenhan mengajukan dua syarat tentang bengkel senjata kepada Tuan Totti: Pertama, persyaratan yang disepakati dengan Imam Utama angsa tetap berlaku, tapi pandai besi yang dikirim harus yang berkualitas rendah, semakin buruk semakin baik, meski harus membuka lebih banyak bengkel. Kedua, semua pandai besi Feilengcui akan dikirim ke Gunung Cukur dengan nama penjahit pakaian jadi, termasuk besi mentah dan bijih. Cara ini menjaga harga diri pihak lain sekaligus tidak merugikan diri sendiri. Soal ketahuan nanti, Lao Liu justru tidak khawatir. Kekuatan nyata Imam Utama angsa saja sudah sangat hebat, pasti masih ada kekuatan tersembunyi di baliknya. Lagi pula, legenda pendeta tak mungkin sesederhana itu, Lao Liu sendiri pun takkan percaya.
Saat pembicaraan ini berlangsung, Ning Yu tentu tak lupa mengajak Gatanie ke kamar untuk bermain mahjong.
Terkait permintaan Tuan Tanah Feilengcui untuk bertemu dengan uskup agung jubah merah dari gereja di ibu kota Doluote, serta keinginannya meminjam ritual pengembalian jiwa dan pemurnian, menantu Kadipaten menunjukkan raut kesulitan. Klerus gereja memiliki status yang sangat tinggi, cukup sulit untuk menggerakkan mereka. Apalagi baru-baru ini, beberapa Ksatria Suci tewas di Feilengcui. Saat ini maksud sebenarnya gereja masih belum diketahui oleh keluarga Sherpa.
Dengan berat hati, Tuan Totti memutuskan untuk mencoba terlebih dahulu, meski tidak bisa menjamin keberhasilan.
Liu Zhenhan sangat puas dengan tindakan menantu kadipaten ini. Sejak mendapat pelajaran, menantu ini telah menjadi jauh lebih matang dibanding sebelumnya.
Tuan Totti juga heran, bagaimana tuan tanah Suku Pigge yang kasar dan liar ini kini berubah menjadi sopan dan beradab? Namun semakin elegan dan anggun sikap Lao Liu, justru semakin membuat sang menantu kadipaten merasakan kengerian.
Setelah urusan resmi selesai, Tuan Totti mengundang tuan tanah untuk menghadiri pesta penyambutan malam ini di kediaman perdana menteri, dimana Marquis Capello selaku kepala keluarga Sherpa akan menyambut langsung Tuan Tanah Feilengcui.
Setelah mendapat jawaban positif, Pangeran menantu Doluot pamit undur diri. Terhadap permintaan Tuan Tanah Feilengcui untuk berkeliling kota Valencia, Pangeran menantu Doluot juga tidak menolak, hanya tersenyum misterius lalu memanggil penanggung jawab rumah penginapan untuk menemani Tuan Tanah Feilengcui melihat-lihat peradaban dunia.
Tanpa perlu disuruh, Liu Zhenhan sendiri telah menyiapkan jubah, masing-masing satu helai, lalu berjalan-jalan di jalanan ramai Valencia. Tak berapa lama, Liu Zhenhan langsung paham mengapa tadi Pangeran menantu tersenyum misterius. Doluot adalah Negeri Pasukan Bayaran, di jalan-jalan Valencia berdiri kantor-kantor dan bar pasukan bayaran, para tentara bayaran dan kavaleri bersenjata lengkap terlihat di mana-mana, bahkan termasuk banyak prajurit Bimon.
Liu Zhenhan menghitung kasar, sepanjang jalan dia sudah melihat setidaknya satu orang harimau suku Tiger dan dua orang banteng suku Berbual. Orang-orang banteng itu mengenakan zirah rantai besi, membawa kapak dua mata bertangkai panjang berukuran besar, postur tubuh tinggi besar mereka sangat mencolok di jalanan.
"Ternyata begitu!" Liu Zhenhan tersadar. Di sini sudah ada prajurit Bimon yang bergabung dengan pasukan tentara bayaran manusia untuk mencari nafkah. Rakyat Doluot manusia jelas sudah terbiasa dengan keberagaman pasukan bayaran - elf, kurcaci, koblin ada di mana-mana. Justru Liu Zhenhan sendiri yang terlalu heboh.
"Karena manusia Doluote sudah sangat familiar dengan tentara bayaran Bimon, dia tidak perlu lagi mengenakan jubah seperti hantu. Justru penampilan Mammoth pahlawan kuat yang memakai jubah malah menarik perhatian. Akhirnya dia memerintahkan untuk melepaskan jubah tersebut.
Ternyata sesuai dugaan, meskipun manusia sengaja mengamati prajurit Bimon yang tiba-tiba muncul dan berbisik-bisik, tidak terjadi keributan seperti yang dibayangkan Liu Zhenhan - tidak ada teriakan panik maupun kekacauan di jalanan.
"Apa aku terlalu banyak baca novel ksatria?" gumam Lao Liu sambil mengusap dagu. Guo Guo dengan topi tinggi kulit beruang dan kacamata hitam kecil, sedang menunggang burung beo ke sana kemari.
Liu Zhenhan tidak menyadari betapa "Berbual B"-nya dia. Dia dan beberapa gadis cantik masing-masing memakai kacamata kristal yang butuh 4,5 miliar tahun untuk terbentuk, cincin batu akik berkilauan di jari. Terutama para gadis cantik itu, semua penuh perhiasan tak ternilai. Hiasan kupu-kupu Mo'er yang bergetar tertiup angin saja sudah merupakan harta tak ternilai.
Jalan ini penuh tentara bayaran. Mata tajam para tentara bayaran langsung mengenali kelompok Bimon kaya raya ini. Kekayaan mereka yang tak terbatas sangat kontras dengan kemiskinan Kerajaan Bimeng dalam legenda, seperti kurcaci tiba-tiba memiliki raksasa setinggi satu Ren delapan.
Sensasi dimulai sedikit kemudian. Liu Zhenhan yang sedang berjalan tiba-tiba menyadari ada kerumunan manusia penasaran mengikutinya dari belakang. Setelah melihat para prajurit Bimon, sekarang banyak manusia mulai memperhatikan kehadiran beberapa wanita cantik. Seperti melihat gunung dari kejauhan, kontras antara tanah gersang yang tandus dan pegunungan hijau nan asri terasa sangat mencolok.
Lima pendeta berjalan paling depan. Beberapa tentara bayaran Bimon yang mereka temui di jalan langsung membeku melihat jubah bintang Liu Zhenhan dan Helen, lencana berkilauan, serta dua jubah hitam imam tongkat. Mereka kemudian bersujud takzim.
Jubah bintang benar-benar luar biasa. Bagi Bimon biasa, pendeta yang memiliki jubah ini pasti tokoh terkemuka di Kuil Bimon.
Mo'er bereaksi paling cepat. Aura berkah samar menyebar luas membungkus tentara bayaran Bimon itu. Dia menggunakan teknik pengedapan - lagu perang yang tak dikuasai Lao Liu ini membuatnya hanya bisa iri. Dua imam tongkat terkejut, karena bahkan dengan kemampuan mereka, mengeluarkan lagu perang secara pengedapan pun masih sulit. Bagaimana mungkin murid ini hanya melambaikan tangan langsung mengeluarkannya? Keributan ini menarik lebih banyak penonton, seolah sedang menyaksikan mukjizat.
Beberapa biarawati yang sedang menyebarkan Injil di pinggir jalan jadi tak bisa melanjutkan khotbah mereka, hanya terpana menyaksikan rombongan Bimon ini berjalan lewat.
Seorang biarawati yang sangat muda berdiri tepat di tengah jalan, mengenakan jubah hitam-putih, memegang Alkitab di tangannya. Melihat kelompok Bimon ini berjalan mendekat, dia hampir lupa minggir, terpana menatap Liu Zhenhan di tengah yang sedang mengulum cerutu besar.
Wajah biarawati ini cantik dan manis, benar-benar calon kecantikan sejati. Siluet tubuhnya yang indah tak bisa disembunyikan oleh jubah biarawati yang longgar. Saat berpapasan dengannya, Liu Zhenhan tak kuasa menahan diri untuk menoleh melihat. Pantat kecil yang menggoda di balik jubah membuat tangannya bergerak sendiri memelintirnya. Benar-benar kenyal.
Daisy memang tidak salah. Liu Zhenhan benar-benar sudah terlalu lama menahan diri. Sekarang setiap melihat wanita cantik, matanya langsung bersinar.
Pelintiran itu membawa malapetaka.
Bab 116: Santa dan Bajingan
Dentang jeritan melengking menggema di jalanan. Kerumunan manusia yang menyaksikan kelompok Bimon kaya ini melihat biarawati muda itu menutupi pantatnya yang merah dengan tangan sambil terpincang-pincang ke pinggir jalan. Para pria perkasa Giok yang sedang berjalan pun berhenti, memandangi biarawati itu.
"Liu Zhenhan lupa betapa besar kekuatannya sekarang. Bahkan tanpa menggunakan Kekuatan Naga, postur tubuh aslinya sudah berotot bak binaragawan. Genggaman ini menyiratkan hasrat primitif yang membara, sekaligus harapan untuk memulai kembali cinta yang pernah pudar. Maka tak heran jika caranya agak sedikit rakus."
Entah mengapa, meski Lao Liu sudah berusaha diam-diam, semua mata tertuju padanya seolah bisa menembus niatnya.
"Richard! Jangan lakukan ini lagi, ya? Dulu di tempat Tuan Rosenborg aku tidak pernah menegurmu, mengapa sekarang kau kembali ke kebiasaan lamu?" Ning Yu menatap Liu Zhenhan dengan tenang, sorot matanya mengandung sedikit omelan.
"Nona Ning Yu, apa salahnya menyentuh pantat biarawati kecil ini?" Mo'er tentu membela Liu Zhenhan, bahkan menyeringai sinis: "Biarawan boleh sentuh, tapi Richard tidak boleh?"
Sifat Ai Wei'er membuat sekelompok Bimon di sekitarnya langsung berkeringat dingin.
Dua Biksu Green Party-lah yang paling canggung.
"Nyonya bos, lembaga keagamaan biarawan kami sudah lama bubar. Jabatan seperti biksu dan biarawati seharusnya tidak digunakan di sini," gumam dua biarawan belalang sembahyi dengan malu.
Wajah Mo'er langsung memerah. Pengetahuan Ai Wei'er di bidang tertentu memang kurang memadai, apalagi terlalu banyak mendengar kabar burung dari Liu Zhenhan.
“Sudah dipegang-pegang, mau bagaimana lagi? Aku akan mengganti rugi dia.” Helen mencubit pantat besar Lao Liu sambil tertawa.
Pantat Liu Zhenhan juga luar biasa elastis.
Saat itu Liu Zhenhan merasa sangat kikuk. Dua Imam Tongkat di sampingnya menatapnya dengan kepala terangkat, wajah penuh ketidakpercayaan dan kekaguman – jelas mereka juga ingin melakukannya, tapi tak punya nyali.
Tentu Lao Liu tidak bisa terlihat lemah saat ini. Meski malu luar biasa, wajahnya tetap datar. Dia hanya heran, mengapa Ning Yu dan yang lain langsung yakin dialah pelakunya padahal kerumunan orang begitu banyak?
Kerumunan manusia yang menyaksikan juga membicarakan kejadian ini. Orang berjejal berlapis-lapis memenuhi jalan dari kedua sisi. Banyak di antaranya tentara bayaran bertubuh kekar dengan senjata dan baju zirah kulit.
Melihat kerumunan mulai gelisah dalam gemuruh suara, pandangan para milisi mulai menyipit waspada.
Liu Zhenhan menoleh melihat biarawati muda itu. Tidak heran semua orang yakin dialah pelakunya – biarawati muda ini terus menatapnya, meski beberapa biarawati tua di sampingnya berusaha menariknya.
Tiba-tiba dada Liu Zhenhan berdebar. Tatapan biarawati muda itu terlalu jernih, bagaikan mata air yang tenang. Ditatapnya, rasa bersalah Liu Zhenhan yang sudah cemas makin menjadi-jadi. Buru-buru dia mengalihkan pandangan.
"Hati ciut tetap hati ciut, tapi harga diri juga harus dijaga. Inilah karakter buruk Lao Liu."
"Ada yang tidak suka? Sial! Percaya tidak kalau aku bisa membersihkan seluruh jalan ini?" Liu Zhenhan menggoyangkan rambutnya dengan gaya, menunjuk kerumunan orang di depannya.
Banyak yang tidak suka, tapi melihat postur tubuh besar mereka yang tingginya lebih dari dua Ren, urunglah niat itu.
Liu Zhenhan berjalan di depan, menyongsong kerumunan orang. Tanpa menghindar, kerumunan penonton secara spontan membuka lorong manusia, membiarkan kelompok Bimon ini lewat. Hingga mereka sudah jauh, banyak yang masih menoleh.
Ning Yu berjalan sambil mengeluarkan sapu tangan, menyeka keringat di dahi Liu Zhenhan. Keringat di dahi itu muncul karena rasa ciut. Adegan tadi benar-benar memalukan, terutama bagi seorang Pendeta yang sedang giat belajar sopan santun.
Guo Guo mengendarai burung beo, terbang mendekat dan mengacungkan jempol ke Lao Liu.
"Obisilachi!" Liu Zhenhan terkekeh.
Tapi tak lama tawanya menghilang. Semakin jauh berjalan, entah mengapa banyak orang menatapnya. Saat menoleh, biarawati kecil itu sedang memeluk Alkitab, mengikuti dari belakang sambil menatapnya tajam. Tatapannya bukan kebencian, melainkan kejernihan yang menyayat hati. Tatapan itu tiba-tiba mengingatkannya pada dosa-dosanya.
Setelah berputar di dua jalan, membeli banyak barang yang berantakan, tapi biarawati kecil ini entah bagaimana bisa berdiri di samping Liu Zhenhan. Para milisi menunjukkan ekspresi antara ingin menangis dan tertawa, sementara beberapa nyonya bos tampak putus asa.
Wajah Liu Zhenhan bahkan berubah pahit seperti pare.
Awalnya Liu Zhenhan masih bisa memaksakan senyuman, tapi setelah beberapa kali menengok ke belakang, dia tak bisa tersenyum lagi.
Meski sudah berputar di dua jalan, biarawati kecil ini tetap tak mau menyerah, mengikuti Liu Zhenhan ke mana pun dia pergi seperti bayangan.
Liu Zhenhan merasa bersalah di hati, sungguh tak enak untuk berbicara dengan biarawati ini, apalagi menghadapi pandangan jernihnya.
Saat Ning Yu mencoba menyapa biarawati kecil ini, dia hanya tersenyum manis, membungkuk dan mengangguk tanpa berkata apa-apa, lalu terus memandangi Liu Zhenhan.
Lama-kelamaan Liu Zhenhan juga naik pitam.
"Aku mau ke toilet, jangan ikut aku lagi!" Liu Zhenhan menoleh ke biarawati kecil itu, lalu berjalan ke bawah pohon besar, mengangkat jubahnya bersiap buang air kecil. Dia tak percaya biarawati ini masih akan mengikutinya.
Meski wajahnya sedikit memerah, biarawati kecil itu tetap mengikuti dan berdiri berseberangan dengan Liu Zhenhan. Justru ini membuat gerakan Liu Zhenhan kaku, tangannya mengangkat jubah tapi tak punya keberanian untuk mengeluarkan...
Fatty Luo dan para milisi tertawa terbahak-bahak. Tuan tanah yang tak terkalahkan baru saja menginjakkan kaki di wilayah manusia, namun prajurit manusia bahkan belum menggerakkan jari pun sudah membuatnya tak berdaya.
Para milisi sangat menikmati melihat bos mereka terjebak dalam situasi memalukan. Alasannya sederhana: ekspresi canggung Liu Zhenhan adalah pemandangan yang langka.
Liu Zhenhan hanya bisa menghela napas pasrah. Ia merapikan jubahnya dengan geram, lalu memimpin rombongan centaur memasuki bar bernama "Lili Kuda · Monroe". Dia penasaran ingin tahu sampai kapan biarawati kecil ini akan mengulur waktu.
Tempat ini dipenuhi tentara bayaran manusia dari berbagai latar belakang yang sedang minum dan bersenang-senang. Kemunculan mendadak rombongan Bimon membuat bar yang semula riuh menjadi sunyi seketika. Pelayan bar yang sedang membawa nampan terpaku memandangi mereka. Nyanyian Penyair Pengelana terhenti mendadak. Beberapa penari buru-buru menarik tangan para pelanggan yang menyusup ke belahan baju mereka, lalu berdiri menatap para raksasa Bimon ini.
Liu Zhenhan memilih meja panjang dan duduk dengan mantap. Matanya menyapu interior bar yang bergaya mirip Tree House Tavern tapi lebih luas. Memang metropolitan, semua bangku terbuat dari batang kayu utuh. Ini membuatnya lega - selama perjalanan, Fatty Luo dan Ao Pang telah menghancurkan banyak kursi.
"Tentara bayaran di sini cukup banyak, setidaknya ada empat lima puluh orang, sebagian besar sedang bercanda dengan penari atau berkumpul main bridge. Liu Zhenhan bahkan tidak mau melirik, hanya karakter kecil belaka."
"Apakah kami tidak punya uang?" Jenderal Pan menatap pelayan bar yang terlihat bodoh itu.
"Anda..." Pelayan bar tergagap-gagap lama, tak bisa memberikan jawaban yang jelas.
Seorang pria paruh baya berusia sekitar empat puluhan yang terlihat seperti bos segera mendekat, pertama-tama mengangguk sopan ke Jenderal Pan, lalu bertanya pada Liu Zhenhan: "Tuan Bimon ini, ada yang bisa saya bantu?"
"Biji bunga matahari, buah ara, Bir, saya punya banyak orang di sini, silakan hidangkan semuanya." Liu Zhenhan berkeriap ceria: "Oh ya, minta Penyair Pengelana itu menyanyikan lagu 'Romeo dan Juliet' untukku."
"Segera diantar." Pria paruh baya itu memandang kompleks ke biarawati kecil lalu ke Liu Zhenhan. Mengangguk dan pergi dengan sopan.
Suasana bar baru kembali ramai saat ini, namun kali ini jelas tidak seekstrim keriuhan sebelumnya.
Liu Zhenhan meletakkan segelas Bir kuning kecoklatan di depan biarawati kecil yang duduk di sampingnya.
Biarawati kecil masih menatapnya dengan pandangan yang bisa membuat Liu Zhenhan impoten.
Beberapa nyonya bos tertawa berpelukan, bahkan Gatanie pun tak bisa menahan tawa.
Senyuman ini membuat para tentara bayaran di sekitarnya terpana. Penampilan Bimon dan manusia sebenarnya hampir sama, kecuali beberapa ciri ras seperti ekor Helen, sayap Gatanie dan Mo'er, namun standar kecantikan mereka serupa. Senyuman dari begitu banyak gadis cantik sekaligus langsung mengubah suasana bar menjadi musim semi. Ditambah aroma tubuh dari para gadis cantik ini, bar dipenuhi wewangian lembut yang menenangkan, terutama aroma musang dari Helen yang mengandung nuansa erotis, membuat para tentara bayaran di bar linglung. Aroma alami kecantikan ini jelas tidak bisa disamakan oleh parfum murahan yang digunakan penari biasa. Seketika, semua pandangan kembali tertuju pada gadis-gadis Bimon ini - tatapan para penari penuh kecemburuan, sementara tatapan tentara bayaran penuh kerakusan.
Kecuali beberapa pemabuk yang benar-benar terlalu mabuk yang bergoyang-goyang mencoba mendekat, sebagian besar tentara bayaran masih bisa mengukur kemampuan mereka. Begitu melihat pedang besar Fatty Luo yang dikeluarkan dan dibersihkan dengan kain yang dicelupkan ke bir, mereka langsung paham bahwa kelompok Bimon ini bukanlah lawan yang bisa mereka ganggu. Satu per satu mereka mulai meninggalkan tempat.
Sebagai pemabuk, Liu Zhenhan juga tidak mau berurusan panjang dengan mereka. Cukup dengan menyuruh Gud memukul mereka sampai pingsan dan melemparnya ke luar pintu. Yang membuatnya pusing adalah bagaimana menangani biarawati kecil ini. Menggunakan kekerasan? Tentu tidak bisa. Tapi si gadis kecil ini terus mengikuti dengan ketat.
“Liu Zhenhan sebenarnya tidak terlalu percaya pada hal-hal yang bersifat spiritual, tapi sekarang dia tak bisa menahan diri untuk berdoa kepada Dewa Perang dalam Bahasa Bimon. Jangan-jangan gadis ini dilindungi orang penting, padahal aku masih perlu bantuan gereja.”
“Banyak Imam Bemon yang bermoral buruk, pasti gereja manusia juga sama. Si gadis kecil ini cantik sekali, kalau ternyata dia selir kardinal, habislah kita.” Perkataan O'Neill langsung ditatap sinis oleh dua imam Beruang.
Liu Zhenhan semakin tersinggung mendengar ucapan ini, dia pun melototi O'Neill.
“Aku sama sekali tidak bermaksud menyindir bos! Aku tidak ada maksud begitu!” O'Neill tiba-tiba sadar telah menyentuh sarang lebah, buru-buru menjelaskan.
Helen mencubit telinga penyair kuda nil itu keras-keras. Rubah kecil ini paling benci orang menyebut sejarah hubungan terlarangnya dengan Richard. Semakin O'Neill bicara begitu, semakin marah dia. Apalagi Mo'er yang membawa jiwa Ai Wei'er terus mesra dengan Richard di perjalanan, semakin memperdalam kesan hubungan terlarang ini.
“Jangan asal bicara, biarawati kecil ini tidak seperti orang begitu.” Ning Yu memandang O'Neill dengan kesal.
“Tidak tahu malu!” Biarawati kecil yang sudah lama diam tiba-tiba berbicara dalam Bahasa Bimon yang fasih.
Keringat Liu Zhenhan mengucur deras, kali ini rasa malunya semakin menjadi. Tadinya dia mengira dengan menggunakan doa Bahasa Bimon, gadis ini pasti tidak mengerti. Ternyata ucapan si gadis lebih baku daripada dia yang masih kental logat Timur Laut, sementara si gadis fasih dengan logat Shabak yang standar.
"Nona kecil, jangan ikut aku terus. Mau ganti rugi? Aku bayar! Berapa?" Ini pertama kalinya Liu Zhenhan merengek-rengek justru pada seorang gadis kecil.
Biarawati muda itu tetap diam, tatapannya yang sama membuat Lao Liu seperti meninju tumpukan kapas.
Katyusha melompat dari pelukan Gatanie, berlari-lari kecil di atas meja mendekati biarawati. Ekornya menggelung-gelung, mulutnya menyungging tinggi.
Biarawati itu menaruh Alkitab, tersenyum menggendong Katyusha. Lao Liu di sampingnya memandang penuh antisipasi. Katyusha terkenal tidak kenal takut pada siapa pun. Selain Gatanie, siapapun yang pertama kali menggendongnya pasti akan diserang, apalagi menyemburkan Panah Air.
Fakta ini diketahui semua. Para milisi dan beberapa nyonya bos juga ingin melihat ekspresi biarawati lugu itu sesaat lagi.
Yang mengecewakan mereka, Katyusha justru masuk ke dalam pelukan biarawati kecil, hanya menjilati jari-jari biarawati itu. Biarawati kecil membuka biji bunga matahari satu per satu, menyuapkan isi biji yang harum ke mulut Katyusha. Katyusha makan dengan lahap sambil berbaring tengkurap, terlihat sangat penurut.
Liu Zhenhan dan beberapa nyonya bos melepas kacamata hitam mereka. Mereka tertegun.
Kapan anak babi ini menjadi begitu sopan? Gatanie juga terkejut. Saat pertama kali bersama Katyusha di dalam gua, dia memberinya camilan sendirian. Gatanie tak pernah lupa apa yang ingin dilakukan si kecil ini saat dia menggendongnya. Kalau saja saat itu dia tidak mengenakan zirah sepanjang hari, pasti sudah terkena gigitan beracunnya. Bahkan meski terhalang zirah, ketepatan posisi isapan Katyusha dan getaran jiwa yang membuat bulu kuduk berdiri saat dihisapnya, masih melekat di ingatan Gatanie.
Biarawati kecil melirik dingin ke arah Liu Zhenhan yang terpana, terus menyuapi anak babi itu.
"Guo Guo" dengan kacamata hitam tergelincir di batang hidung, memperlihatkan bola mata kecilnya yang berputar-putar. Topi tinggi kulit beruang yang digigitnya menjadi bentuk perahu, persis seperti fasis kecil, berdiri dengan angkuh di depan biarawati muda. "Burung beo jorok" mencelupkan cakarnya dan menjulurkan leher untuk minum bir dari cangkir O Pang, lalu mengepakkan sayapnya mendekat.
Cakar kecil Guo Guo menggerayangi udara. Biarawati muda tersenyum sambil mencubit pipinya, lalu mendekatkan wajah. Guo Guo mengerutkan bibirnya, "bzzzt bzzzt" menciumi wajah biarawati itu berkali-kali.
Liu Zhenhan tak bisa mengandalkan Katyusha. Awalnya dia berharap Guo Guo bisa memecahkan kebuntuan ini, tapi rupanya Guo Guo juga menyukai biarawati kecil itu. Tinggal mengandalkan "burung beo jorok".
Burung beo itu tak mengecewakan Liu Zhenhan. Setelah dua kali gagal dengan Warronbal, si "burung beo jorok" dengan berani maju ke depan.
"Payung besar tak berotak～Payung besar tak berotak～" Si burung beo baru saja mencicit aneh beberapa kali, paruhnya langsung dicengkeram Guo Guo sampai tak bisa berbicara lagi.
Siapa yang mengajarinya kalimat ini? Liu Zhenhan tertegun sejenak, lalu meluapkan kemarahan.
Biarawati muda juga marah, melontarkan tatapan tajam ke Liu Zhenhan. Hutang ini kembali ditagihkan ke kepala Lao Liu.
"Ucapan kotor burung beo ini terlalu menyakitkan!" Wajah beberapa nyonya bos sama-sama berubah pucat, lagipula mereka tak bisa mengakui diri mereka tak punya otak. Adapun asumsi sebelumnya, itu sudah tak perlu diragukan lagi—di sini tak ada satu pun nyonya bos yang berbentuk seperti Dataran Carimodo, malah lebih mirip. Bahkan Ning Yu yang rendah hati pun tak bisa menyangkal fakta ini.
Melihat para nyonya bos berwajah masam, para milisi dengan patuh pura-pura tak mendengar apapun. Yang minum ya minum, yang ngobrol ya ngobrol.
"Kau mau apa sih? Terus-terusan mengikutiku begini?" Liu Zhenhan yang melihat tiga pembunuh bayaran gagal total akhirnya turun tangan sendiri. Ucapan burung beo tadi pasti akan membuat malam ini semakin menyiksa. Ning Yu dan Helen pasti mengira dialah yang mengajari burung itu. Nanti kalau mereka berjalan dengan rompi seksi dan rompi bayi mengikuti langkah Garfield, apalagi jika Helen melirik menggoda, malam ini tamatlah riwayatnya.
Biarawati kecil itu mengangguk pasti, terus mengupas biji bunga matahari untuk memberi makan Guo Guo dan Katyusha.
"Biarawati cilik!" Mo'er langsung meledak. Ekspresi alisnya yang menegak persis seperti Ai Wei'er.
"Jangan-jangan!" Liu Zhenhan segera menahan gadis itu. Masih perlu berurusan dengan gereja, jika sampai terjadi kekerasan dan merusak hubungan tentu tidak baik. Dia sendiri berencana menggunakan ksatria naga Lampard untuk memperkuat posisinya.
Biarawati kecil itu melirik Mo'er dengan kesal, namun menahan diri. Jelas julukan "biksu kecil" ini terlalu tidak pantas.
Pintu bar terbuka, sepuluh lebih prajurit Bimon tinggi besar masuk dengan langkah teratur dari luar. Mayoritas adalah Orang-orang banteng, disertai satu anggota suku Harimau Tiger yang gagah dan satu anggota suku Beruang Bier yang besar seperti gunung. Mereka berbaris rapi di depan meja panjang Liu Zhenhan, memberikan penghormatan kepada para Pendeta.
Melihat lambang berbagai pasukan tentara bayaran di dada mereka, Liu Zhenhan paham ini mungkin prajurit Bimon yang dibawa dua Orang banteng yang ditemuinya di jalan tadi.
"Yang Mulia Pendeta, adakah yang bisa kami, Bimon hina ini, bantu di Kota Valencia?" Prajurit Harimau pemimpin itu memandang hormat para Pendeta: "Namaku Dicka. Si Hitam besar itu bernama Vieri. Kami bekerja di organisasi tentara bayaran Kota Valencia."
"Harimau, mengapa kau sebagai keturunan keluarga terhormat juga datang ke negara manusia menjadi tentara bayaran?" Liu Zhenhan menyuruh para prajurit Bimon duduk, meminta pelayan mengantar Bir.
“Tuan, setiap tahun ada tentara bayaran manusia yang melewati kampung halaman kami. Para prajurit Bimon berkepala sapi ini, serta Beruang ini, bergabung dengan pasukan tentara bayaran dan datang ke negeri manusia setelah mendengar kisah-kisah heroik yang membakar semangat.” Prajurit manusia harimau Dikarnio menatap lengan baju Liu Zhenhan yang penuh sulaman warna-warni, terkesima sejenak sebelum akhirnya menjawab setelah beberapa saat.
“Ini hampir merupakan kejahatan pengkhianatan.” Pendeta rakun Tuan Lemerre melototi prajurit Beruang bernama Vieira. Di bawah tatapan dia dan pendeta koala Deschamps, prajurit Beruang itu segera menundukkan kepala. Pasukan tentara bayaran manusia dilarang merekrut prajurit Bimon secara sembarangan di wilayah Bimon. Keberadaan prajurit-prajurit Bimon ini di negeri manusia pasti menggunakan cara yang tidak jujur.
“Tuan! Kami Bimon adalah prajurit alamiah! Kami mendambakan petualangan! Tapi kebijakan saat ini dari Departemen Militer Kerajaan tidak memungkinkan perekrutan prajurit sebanyak itu, karena itulah kami datang ke negeri manusia. Kami telah membuktikan dalam pertempuran bahwa Ksatria Bimon kami adalah prajurit terbaik! Prajurit yang lahir secara alami! Pasukan tentara bayaran adalah organisasi paramiliter yang resmi. Kami bukan perampok pembunuh, misi utama kami adalah petualangan dan membasmi monster!” Prajurit manusia harimau itu membantah dengan panik.
“Sudah berapa tahun di Doluote? Sekarang mulai berani mempertanyakan perkataan Pendeta?” Liu Zhenhan menatap prajurit Harimau ini, meludahkan biji bunga matahari di mulutnya ke meja dengan lembut.
“Sudah empat tahun…” Prajurit Harimau Dikaniu tahu arti jubah bintang Pendeta, berbisik gemetar.
“Sekarang jabatan apa di pasukan bayaran?” tanya Liu Zhenhan.
“Sekarang aku sudah jadi wakil kapten!” Wajah prajurit Harimau berseri mendengar nada bicara Pendeta tinggi itu tak bermaksud menghukum, “Pasukan Bayaran Harimau kami punya 500 personil. Lihat zirahku, hebat kan? Zirah seperti ini di Kerajaan kami...”
“Cukup, Harimau. Di hadapan pemberani Feilengcui, tak perlu pamer jasa perang.” Pendeta Rakun Meier terkekeh. Ditepuknya peti perak Prajurit Panda di kakinya, “Tahu ini zirah apa?”
“Tahu ini senjata apa?” Fatty Luo menyela. Sebilah pedang pendek menancap di meja kayu, punggung pedang lebar itu berkilau merah darah seperti awan bergerak.
Disebut pedang pendek bagi Fatty Luo, pisau sepanjang satu ren itu memang hanya bisa dianggap pedang pendek untuknya.
“Feilengcui？Zirah Pelat Perak？Apakah Anda Pendeta Naga Ganda Tuan Richard?” Beberapa tentara bayaran Bimon berteriak histeris dengan wajah penuh sukacita.
“Kalian cepat sekali mendapat informasi!” Liu Zhenhan tersenyum. Dia kembali menikmati tatapan kekaguman yang fanatik, meski tentu saja tidak luput dari putaran mata biarawati kecil.
“Sudah lama! Sudah berbulan-bulan! Tuan, keberanian Anda telah menjadi legenda di seluruh kerajaan manusia!” Suara prajurit manusia harimau itu gemetar penuh emosi.
“Apakah ada yang menyulitkan kalian?” Liu Zhenhan bertanya.
“Doluote adalah Negeri Pasukan Bayaran. Pemerintah tidak akan mencabut status kami karena hal seperti ini. Justru sebaliknya, karena Anda, bisnis pasukan bayaran yang memiliki prajurit Bimon malah meningkat.” Tentara bayaran manusia harimau itu tersenyum lebar.
“Jika pasukan bayaran kalian direkrut untuk melawan kami bangsa Bimon, apa yang akan kalian lakukan?” Liu Zhenhan bertanya lagi.
“Kami akan memilih mengundurkan diri. Tanpa ragu sedikitpun.” Tentara bayaran manusia harimau Dickanio berkata dengan penuh keyakinan.
“Untuk kalian yang belum melupakan tanah air, mari kita teguk gelas ini bersama.” Liu Zhenhan memandang penuh apresiasi pada manusia harimau itu. Keberaniannya datang diam-diam dengan mengorbankan gelar bangsawan sudah membuktikan tekadnya.
Manusia harimau itu menghabiskan anggurnya, sementara tentara bayaran Bimon lainnya masih agak kaku. Berhadapan dengan begitu banyak Pendeta Tinggi, termasuk dua Pendeta Pahlawan, wajar jika kebanyakan Bimon merasa gugup.
“Ras kuat Bimon pada dasarnya semuanya adalah pejuang alamiah. Karena pasukan Kerajaan tidak mungkin direkrut seluruhnya, dan keuntungan di wilayah Bimon tidak terlalu besar, lebih baik mereka dijadikan tentara bayaran. Tampaknya visi Tuan Mourinho memang jauh ke depan.” Liu Zhenhan tiba-tiba teringat kata-kata Imam Utama Angsa, menjilat bibirnya lalu mengangguk tak kuasa menahan diri.
Mendengar nama ayahnya, Gatanie menundukkan kepala.
“Benarkah legenda pendeta Tuan Mourinho berkata demikian?” Mata besar harimau Dikaniuo berbinar.
“Dengan begini, aku juga punya rencana ini. Karena bisa menghasilkan uang sekaligus melatih prajurit, patut dicoba.” Kata Liu Zhenhan.
“Karena kalian sudah berkeliaran empat tahun tentunya punya jaringan, mari bantu aku. Kapten akan jadi pemimpin, aku yang investasi.”
Perkataan ini mengagetkan semua orang. Dua Imam Tongkat tidak menyangka Tuan Tanah Feilengcui begitu langsung, lebih blak-blakan daripada Imam Utama Angsa. Beberapa tentara bayaran Bimon terbelalak mendengar seorang Pendeta Naga Ganda ingin berinvestasi di pasukan bayaran.
“Pasukan bayaran besar tidak kupikirkan. Jika benar-benar kuberi seruan, seribu prajurit Bimon bisa kudapatkan.” Liu Zhenhan teringat pada prajurit Bimon yang berduyun datang ke Feilengcui seperti berziarah selama dua bulan ini, ditambah prajurit budaknya sendiri. Setelah menimbang jumlahnya, dia merasa target ini bisa tercapai.
“Kerajaan tidak pernah memiliki preseden seperti ini! Tuan Richard!” Pendeta Deshang berkata dengan gelisah.
“Bagaimana jika ini pengawal saya? Apakah saya berhak menanganinya?” Liu Zhenhan tertawa: “Tidak ada batasan jumlah pengawal, termasuk Pasukan Pribadi bangsawan. Ini celah besar. Untungnya kita Bimon tidak memiliki pengkhianat seperti di kalangan manusia, jika tidak, ini akan menjadi ancaman terbesar bagi Kerajaan.”
Dua Imam Tongkat tidak bisa berkata-kata lagi.
“Ini...” Dikanio si manusia harimau tidak menyangka Yang Mulia Pendeta ini langsung bertindak sesuai ucapan, untuk sesaat bingung antara menolak atau menerima.
“Meskipun koordinasi berbagai pasukan Bimon cukup baik, medis dan sihir adalah dua kelemahan besar. Untungnya, kedua hal ini bisa ditutupi dengan merekrut pasukan manusia. Tidak ada pasukan tentara bayaran manusia yang bisa diregistrasi tanpa kita, bagaimana kalau kami bergabung?” Pintu bar terbuka lagi, seorang tentara bayaran manusia paruh baya bertubuh kekar membawa Pedang Berat Viking masuk dengan angkuh sambil berteriak.
Tentara bayaran ini mengenakan zirah kulit hitam semi-baru, di belakangnya berdiri wanita elf cantik dengan busur pendek dan sarung panah di punggung yang menunjukkan sifat tempurnya. Di belakang wanita elf ini berdiri dua pemuda tampan yang membawa busur dan pedang, mungkin dua setengah elf.
Liu Zhenhan mengamati tentara bayaran paruh baya ini. Pria ini memiliki wajah berkesan gagah dengan rambut keriting coklat. Dari jejak pertarungan di pelindung lengan besinya yang usang, terlihat dia adalah pendekar pedang ulung. Di lehernya terdapat bekas luka lama yang masih jelas terlihat.
Tentara bayaran paruh baya itu juga memandangi Liu Zhenhan, namun matanya segera beralih ke Milisia Feilengcui. Fatty Luo yang ditatapnya segera mengeluarkan sapu tangan, menutupi mulutnya sambil batuk-batuk. Saat sapu tangan itu dibuka, terlihat noda darah yang mencolok. Tentara bayaran itu semakin gemetar, mungkin tak menyangka ada begitu banyak ras kuat Bimon dengan persenjataan lengkap. Melihat sisa tentara bayaran di bar yang berperilaku patuh seperti anak sekolah, hatinya semakin ciut.
"Ini adalah Kapten Pasukan Tentara Bayaran Macan kami, Tuan Rossi yang dijuluki 'Si Bocah Emas'." Tigerren Dikanio berdiri dan memperkenalkan, "Kapten telah menungguku di luar. Dan ini adalah istri beliau..." Dia menunjuk pemanah Elf perempuan itu, "Nyonya Mia Hamm yang dijuluki 'Nona Giok'. Kedua pemuda ini adalah putra-putra Kapten. Keberadaan banyak pemanah Elf di pasukan kami berkat kontribusi Nyonya Kapten."
“Pendeta Bimon Kerajaan, Richard.” Liu Zhenhan mengangguk sopan, memberikan salam: “Merupakan kehormatan untuk berkenalan dengan kalian.”
Kapten pasukan tentara bayaran Rossi segera membalas hormat bersama istrinya. Segala persiapan kata-kata yang telah direncanakan sebelumnya lenyap seketika saat bertatapan dengan mata sang imam Bemon ini.
“Kapten Rossi, apa yang Anda katakan benar. Kekuatan magis dan pengobatan memang menjadi masalah kronis dalam pasukan Bimon kami. Ini sudah berlangsung lama. Saya pribadi tidak keberatan bekerja sama dengan Anda.” Liu Zhenhan mulai merasa simpati melihat kemampuan kapten ini mengendalikan seorang prajurit Bimon, apalagi prajurit manusia harimau.
“Sungguh memalukan, Yang Mulia Pendeta. Saya baru menerima kabar dan bergegas ke sini. Dengan adanya prajurit-prajurit Anda ini, kebutuhan akan magis dan pengobatan mungkin tidak diperlukan lagi.” Pipi Kapten Rossi memerah saat melihat peti perak tempat dudukan baju zirah perak yang diduduki pantat besar seorang prajurit Panda.
Liu Zhenhan tidak heran sang kapten bisa langsung mengenali asal-usulnya. Siapa yang tidak kenal dengan ketenarannya?
“Prajurit Bimon yang bergabung dengan pasukan tentara bayaran adalah hal baik. Ini akan memberikan lebih banyak keuntungan, dan mereka menyukai kehidupan seperti ini. Jika tetap tinggal di padang gurun, prajurit kita hanya akan semakin lemah.” Liu Zhenhan terkekeh.
“Anda... benar-benar ingin membentuk pasukan tentara bayaran?” Kapten Rossi yang awalnya mengira perlu berunding setengah hari, memang baru saja menerima kabar dan buru-buru datang. Di luar bar, dia mendengar Yang Mulia Pendeta ini berniat mengambil anggota timnya, sehingga segera masuk ke bar hanya untuk mempertahankan prajurit andalannya. Tak disangka justru menemukan harta karun.
Liu Zhenhan mengangguk.
Kapten Rossi sangat gembira. Dengan pasukan prajurit Bimon ini, mustahil pasukan tentara bayarannya tidak menjadi nomor satu di benua. Kendala perkembangan pasukan tentara bayaran adalah kekuatan. Tanpa kekuatan, mustahil menghasilkan uang. Pasukan besar semakin berkembang, sementara pasukan kecil yang ceroboh akan bubar.
Namun tiba-tiba hati Kapten Rossi kembali dingin. Prajurit Bimon terkenal keras kepala. Setiap prajurit Bimon di sini tidak mudah diatur, memancarkan aura tempur baja. Mampukah dia mengendalikan mereka?
"Anggota inti saya tidak mungkin diberikan. Nanti akan saya kirimkan pasukan lain. Pembagian keuntungan pasukan tentara bayaran bisa kita negosiasi, atau Anda bisa memberi harga ke saya. Prajurit Behemoth dan persenjataan semuanya milik saya. Tentu tidak hanya Bimon, pasukan dari ras apapun yang bisa direkrut dan diminati, akan saya danai. Markas besar harus berada di Feilengcui."
“Di Kerajaan Bimeng? Selain membentuk pasukan tentara bayaran, kita juga harus mengajukan pendirian serikat tentara bayaran, dan membeli 'Magic Letter Teleportation Array' untuk pertukaran informasi. Ini pengeluaran besar!” Kapten Rossi membuka mulutnya lebar-lebar.
“Apa susahnya membuat 'Magic Letter Teleportation Array'? Bahkan membuat portal teleportasi satu arah skala besar pun tidak masalah.” Ruoerna tersenyum. Dengan begitu banyak cincin tujuh lapis emas yang sudah dibuat, "Magic Letter Teleportation Array" bukanlah masalah besar, hanya perlu sedikit sihir ruang yang rumit.
“Ingin terkenal? Ingin memberitahu seluruh benua bahwa kalian adalah tentara bayaran terhebat? Baru memimpin 500 orang, tidak ingin jadi kapten pasukan 10.000 tentara? Pasukan bayaran terbaik di benua!” Kata-kata Liu Zhenhan penuh bujukan.
“Nada bicaramu seperti bisikan iblis.” Biarawati kecil tiba-tiba berkomentar di samping.
Liu Zhenhan melototinya.
“Mengapa Anda begitu yakin?” Kapten Rossi diam, sang istri Ham Mia yang berbicara. Setiap nada bicara elf terkesan sepuh sesuai usia mereka.
“Hahaha...” Milisi Feilengcui tertawa terbahak-bahak.
Liu Zhenhan juga tak tahan tersenyum.
Kapten Rossi berbisik sesuatu pada istrinya, wajah elf itu tiba-tiba berubah pucat. Matanya tertuju pada kotak Zirah Pelat Perak yang diduduki Gud, terlihat bingung.
“Saya juga hanya iseng saja, kalian tidak setuju juga tidak apa-apa.” Liu Zhenhan mengusap hidungnya sendiri.
“Setuju, kami setuju!” Kapten Luoxi mengangguk cepat-cepat.
“Kalian buat dulu proposal perencanaan dari semua aspek, termasuk anggaran. Lalu aset yang ada sekarang harus segera dijual atau dialihkan, pindahkan markas ke Feilengcui. Feilengcui kami terletak di Bukit Merah sebelah selatan Sungai Sanggan.” Liu Zhenhan mengeluarkan dua batu akik besar, melemparkannya ke sang kapten: “Bawa ini untuk dilelang, hasilnya berapapun cukup untuk urusan ini. 'Array Pengiriman Surat Sihir' tetap dibeli, membuat sendiri terlalu merepotkan.”
Melihat Kapten Luoxi yang tampak ragu, Liu Zhenhan tersenyum: “Jangan terlalu banyak berpikir. Kalau saya berikan berarti saya percaya, aspek lain tidak perlu khawatir. Saya punya hubungan dengan pihak resmi Doluote, kamu cukup jalankan tugasmu saja.”
“Kerajaan Bimeng sekarang sudah punya pasukan tentara bayaran sendiri, kalian juga harus secepatnya memisahkan diri dan bergabung dengan pasukan kita.”
Dua Imam Tongkat itu membujuk beberapa tentara bayaran Bimeng lainnya dengan sabar.
Meskipun status imam sangat dihormati, bukan berarti setiap perintah harus dituruti. Soal apakah tentara bayaran Bimeng ini mau patuh atau tidak, itu urusan lain. Liu Zhenhan sama sekali tidak mempermasalahkannya.
"Kejutan manis dari langit ini jelas membuat Kapten Rossi masih sedikit pusing. Duduk minum anggur setengah hari pun matanya masih berkunang-kunang."
"Mengapa mendirikan pasukan tentara bayaran?" Daisy bertanya heran pada Lao Liu.
"Dataran Liar Donau tak punya mineral, tak ada barang mewah. Selama ribuan tahun, komoditas perdagangan Bimon dengan manusia cuma budak, kristal sihir. Lainnya? Peternakan Bimon cuma cukup untuk konsumsi sendiri, ekspor jelas mustahil. Dibanding manusia, kondisi alam membatasi kita jadi miskin dan tak berdaya. Tapi Bimon punya satu keunggulan: prajurit terhebat di dunia. Prajurit manusia latihan 10 tahun bahkan tak bisa menyaingi milisi Bimon. Inilah jurang perbedaan ekonomi kita dengan manusia. Sumber daya manusia juga aset berharga. Kenapa tak manfaatkan untuk menjadikan Feilengcui mutiara paling gemerlap di padang gurun? Kemakmuran tak harus lewat komersialisasi. Jika industri tentara bayaran maju, fasilitas pendukung lain pasti akan diinvestasikan pedagang. Bimon miskin, siapa yang mau bangun bar atau penginapan? Toko atau pos peristirahatan? Lagipula, selama aku ada, mana di dunia ini yang tak bisa dijangkau?" Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: "Pasukan Wangi Feilengcui sudah tak tertandingi, kenapa tak buat pasukan tentara bayaran cabang? Jika nanti ada Bimon yang kuasai ilmu bela diri dan sihir tinggi, itu bagus untuk negara kita!"
"Yang Mulia sungguh bijaksana!" Pujian-pujian konyol seperti Sungai Sanggan meluap, tak terbendung lagi.
Aku cuma menjiplak ide Yang Mulia Pendeta saja. Liu Zhenhan tertawa licik.
"Tak terkalahkan di dunia? Sungguh sombong!" Biarawati kecil mengangkat kepala dan tersenyum dingin.
"Ya Tuhan!" Kapten Rossi berteriak kencang sambil menunjuk biarawati kecil yang sedang memberi makan Guo Guo, seolah melihat mayat hidup.
Elf Mia heran memandang suaminya. Biasanya suaminya tenang dan dewasa, hari ini kok sering kaget-kaget begini.
"Ada apa?" Liu Zhenhan mengerutkan alis bertanya.
"Apa hubunganmu dengannya?" Rossi gugup bertanya pada Imam Bemon yang sedang menjadi buah bibir di Kadipaten Dolot ini.
"Kutemukan di jalan, kenapa?" Wajah Liu Zhenhan memerah sedikit.
"Tidakkah kau lihat lambang api di kerah bajunya?" Rossi menatap bodoh ke arah sang imam.
"Tak kuperhatikan." Liu Zhenhan mengamati lebih dekat. Di kerah biarawati kecil memang ada lambang berbentuk kucing yang dikelilingi api, tapi sepertinya bukan lambang Gereja Saint Paul.
"Ini tanda yang ditinggalkan ayahku untukku." Biarawati kecil tetap menunduk sambil berkata.
"Ada masalah apa?" Liu Zhenhan mulai merasa latar belakang biarawati ini tidak biasa, bukan cuma terkait gereja. Tapi di Dolot, Lao Liu yakin diri. Sekalipun tanpa hubungan keluarga Sherpa, menghadapi ribuan pasukan pun bukan masalah.
Biarawati kecil tidak menghiraukannya, terus memberi biji bunga matahari pada Katyusha dan Guo Guo.
Liu Zhenhan memalingkan wajahnya ke Kapten Rossi.
"Ayahnya adalah Penyihir Suci Santo Ajaib Master Puskash." Kapten Rossi tertegun sejenak: "Pasti dia adalah Biarawati Jeanne d'Arc yang termasyhur dari Biara Doluote. Meski belum pernah bertemu, tapi lencana ini tidak mungkin salah."
"Obisilachi!" kata Liu Zhenhan.
Wajah kedua Naga Peri juga berubah pucat, sementara kedua Imam Tongkat bermuram durja.
Selama petualangannya di Benua Aigean, Liu Zhenhan hanya pernah bertemu satu Kepala Suku Naga level Archmagister Unsur Angin di laut. Dengan mengandalkan Mutiara Antiangin, dia sempat mempermalukannya. Menurut Geryon, saat itu tanpa Formasi Delapan Gerbang Emas, bahkan Bangau Api pun tidak bisa 100% menghentikan pelarian Archmagister Unsur Angin yang nekat.
Penyihir Suci Santo Ajaib sudah mencapai puncak hierarki penyihir. Level ini memungkinkan pemanggilan mantra terlarang. Proses peningkatan level penyihir sangat sulit, begitu juga dengan peningkatan kekuatan.
Terbatas oleh bakat, 99% penyihir hanya bisa menguasai satu atau dua unsur sihir. Penyihir Suci Santo Ajaib mampu menembus batas ini dengan menggabungkan dua unsur magis, lalu mempelajari unsur ketiga yang tidak bertentangan.
Mencapai level Penyihir Suci Santo Ajaib, penguasaan tiga elemen sihir tidak akan kurang dari tingkat Archmagister.
Jika bangsa naga sudah langka, Penyihir Suci Santo Ajaib bahkan lebih langka lagi. Penyihir seperti ini, bahkan naga terkuat sekalipun harus memberi sedikit harga diri. Penyihir yang lebih kuat dari naga ini, karena kekuatannya yang berlebihan, umumnya tidak ikut campur dalam konflik antar negara di benua. Dalam bahasa gaul penyihir, perang manusia di mata Penyihir Suci Santo Ajaib ibarat semut berebut wilayah di mata manusia.
"Ada berapa Penyihir Suci Santo Ajaib di Benua Aigean?" tanya Ning Yu pada Kapten Rossi.
"Dua, hanya dua," jawab Kapten Rossi dengan gemetar. Dia juga menyadari bos baru yang dia ikuti ini tampaknya melakukan hal buruk pada Suster Jeanne.
"Tiga elemen sihir apa yang dikuasai Master Santo Ajaib ini?" tanya Liu Zhenhan.
"Elemen api, petir, dan udara," jawab Daisy.
"Kalian berdua tahu?" kata Lao Liu.
"Omong kosong, siapa yang tidak tahu!" keluh Nana pahit.
"Takut apa, Penyihir Suci Santo Ajaib pun belum tentu bisa mengalahkanku," Liu Zhenhan menyeringai dingin.
“Bukan begitu maksudku. Meski hasil pertarungan antara penyihir level ini denganmu masih belum pasti, belum lagi level pengawalnya, tapi coba pikir – berapa banyak negara manusia yang ingin merekrutnya? Sedangkan kamu hanya punya satu Kerajaan Bimeng, belum tentu mereka mau mendukungmu.” Daisy berkata dengan serius: “Kali ini kamu benar-benar menabrak tembok besi!”
“Pantat harimau memang tak boleh diusik!” Liu Zhenhan tertawa terbahak. Sebagai pigge mati yang tak takut air panas, bagaimanapun juga sampai sekarang dia belum pernah kalah. Meski penyihir Suci Santo Ajaib kuat, di matanya baru bisa diketahui setelah diuji.
“Memang pantas disebut Pendeta Naga Ganda.” Kapten Rossi hanya bisa tersenyum pahit.
“Tapi yang tak kumengerti, usia penyihir Suci Santo Ajaib ini terlalu muda bukan? Apa dunia ini punya begitu banyak jenius?” Lao Liu masih tak percaya memandangi biarawati kecil, semakin dilihat semakin tak mirip anak penyihir besar Suci Santo Ajaib. Penampilannya paling-paling baru 16-17 tahun.
“Master Puskash sudah berusia lebih dari 200 tahun.” Kapten Rossi kembali tersenyum pahit.
“Dua ratus tahun? Mayat hidup berusia 200 tahun masih bisa punya anak perempuan?” Wajah Liu Zhenhan berkerut seperti labu yang ditendang, mendekat dan menatap biarawati kecil lama-lama, semakin dilihat semakin tak mirip.
Kapten Rossi sepertinya menyembunyikan sesuatu, terbata-bata lama tak berkata-kata.
“Penyihir adalah orang yang paling cerdas, apalagi penyihir ulung. Tidak aneh jika Penyihir Suci Santo Ajaib bisa hidup sampai 200 tahun. Meski tak ada umur tak terbatas di dunia ini, dengan kemampuan penyihir tingkat tinggi, memperpanjang usia 100-200 tahun masih memungkinkan.” Nana berkata.
Daisy berbisik di telinga Liu Zhenhan: "Dulu kudengar dari senior di klan, Master Puskash ini punya hobi main ke rumah pelacuran. Dia menciptakan sihir elemen udara bernama 'Ying Jie Er Fa Le' khusus untuk membesarkan payudara pelacur cantik. Gadis ini mungkin akibat kecelakaan yang tak disengajinya."
"Ibuku seorang penari, aku hanyalah produk tak direncanakan." Biarawati kecil itu menatap Daisy dan Lao Liu yang sedang mengganggu, lalu berkata datar.
"Bagaimana mungkin penyihir..." Ning Yu tiba-tiba tak bisa melanjutkan. Dalam bayangannya, penyihir seharusnya sarjana yang anggun dan terpandang!
"Siapa bilang penyihir tak boleh main pelacur? Penyihir juga manusia... Tapi dia terlalu gila ya?" Liu Zhenhan tak terlalu terkejut dengan hal itu. Yang membuatnya terperangah adalah Master Puskash yang sudah 200 tahun lebih masih bisa punya anak perempuan, benar-benar pejantan super! Meski dulu di pasukan Lao Liu pernah latihan "Kungfu Zirah Selangkangan" untuk melatih ketahanan, tetap tak yakin bisa seperkasa itu di usia 200 tahun.
“Konon biarawati Jeanne dititipkan langsung oleh Master Puskás kepada Paus untuk ditempatkan di Biara Doluote, katanya dia akan menjadi Santo Perempuan berikutnya yang akan menggantikan posisi itu.” Kapten Rossi sekarang merasa pusing, bagaimana bisa awalnya beruntung, tiba-tiba berubah menjadi sial?
“Aku sudah menginsafkan 99 orang berdosa besar. Tinggal satu lagi, aku bisa meninggalkan Doluote dan melapor ke markas gereja di Divanci.” Biarawati kecil Jeanne tersenyum manis.
“Apa itu menginsafkan?” Liu Zhenhan merasa kulit kepalanya terasa gatal, ada firasat buruk.
“Mengikuti mereka, menggunakan mataku untuk menunjukkan bahwa perbuatan mereka adalah dosa.” Biarawati kecil itu kembali menurunkan kepala memberi Guo Guo buah ara.
Sialan! Ayahmu adalah Penyihir Suci Santo Ajaib, siapa berani tidak diinsafkan? Lao Liu frustasi, biarawati kecil ini terlalu naif dan membosankan.
“Target insaf terakhirku akan kau pilih. Lihat dirimu, penuh kekerasan, berani menghina biarawati di jalanan, baru saja mengucapkan kata-kata menghina dewa, bicara tentang kardinal yang punya simpanan... Kau pasti jahat...” Biarawati kecil itu kembali menatap Lao Liu dengan pandangan jernih yang bisa membuat orang impoten.
Lao Liu menghela nafas panjang, ini namanya apa ini! Jadi preman benar-benar tidak bisa dilanjutkan. Kalau mau jadi preman juga harus pilih yang sudah dikenal, yang tidak diketahui asal-usulnya terlalu berisiko.
“……Lihatlah anak buahmu, satu per satu wajahnya seperti preman!” Ucapan biarawati kecil itu membuat wajah para milisi memerah.
“Tapi aku punya keindahan jiwa!” Fatty Luo memutar mata, membela diri.
“Kakak-kakak cantik ini, pasti diculik olehmu ya?” Biarawati kecil mengedipkan mata melihat Lao Liu.
“Urusan orang kecil kau banyak sekali ya?” Mo'er menyeringai dingin, Ai Wei'er memang sejak dulu tidak takut apapun.
“Aku bukan biarawati kecil!” Biarawati Jeanne d'Arc wajahnya memerah marah, buru-buru membuat tanda salib di dada.
“Bahkan Pangeran Suka Wanita dari Santo Fransiskus pun bersikap sopan saat bertemu dengannya.” Rossi berbisik ke bosnya, ingin membuat bosnya mengerti ini adalah orang yang tak boleh diusik, baik gereja maupun Penyihir Suci Santo Ajaib sendiri sama-sama sangat berbahaya, bahkan untuk Pendeta Naga Ganda sekalipun, tak perlu mengambil risiko ini.
Guo Guo terkikik-kikik hingga terjatuh di meja, menatap Lao Liu sambil terus menepuk-nepuk meja. Dua Imam Tongkat dalam hati terus bergumam "Makhluk Sial".
Di luar bar, derap kaki kuda tiba-tiba berbunyi "tek-tek" berirama, lalu berhenti serentak.
Dua dentangan keras, pintu geser bar hancur berkeping-keping oleh kilatan pedang yang gesit.
Sejumlah besar Ksatria Suci dengan baju zirah bermotif daun ek dan pedang memasuki ruangan dari pintu, wajah mereka dingin dengan sorot mata tajam.
"Siapa yang menodai Santa Jeanne d'Arc?" bentak pemimpin Ksatria Suci itu hampir seperti mengaum.
"Saya." Liu Zhenhan menggigit cerutu sambil mengangkat tangan.
"Kafir terkutuk! Bersujud!" Ksatria itu mengacungkan pedang besar tanpa mata berbentuk salib: "Ksatria Suci Hoa Kim akan membersihkan dosamu dengan darahmu!"
"Sombong sekali! Anak Penyihir Suci Santo Ajaib pun tak seharusnya merendahkan orang seperti ini!" Daisy mendengus dingin.
"Baru pertama kali kulihat yang berani bicara seperti ini, apalagi setelah tahu status Santa Jeanne." Komandan ksatria itu menyeringai: "Kalian punya tiga tarikan napas untuk bersujud, atau kami habisi!"
"Sepertinya ini tak bisa diselesaikan dengan damai." Nana berdecak dingin.
Liu Zhenhan mengangguk paham mendengar ucapan Nana, tangannya yang seperti cakar setan kembali mencubit dada biarawati sambil terkekeh mesum: "Biarawan saja boleh, kenapa aku tidak?"
Teriakan mencekam biarawati itu disambut milisi yang serentak menyiapkan senjata.
BAB 117: Tarian Suanni
Setelah melalui tiga pertempuran besar, Milisi Feilengcui selalu menang dengan jumlah pasukan lebih sedikit. Adegan hari ini di mana 50-60 orang menghadapi belasan lawan benar-benar tidak masuk akal. Meski terlihat agak malas saat mengangkat senjata, naluri tempur khas mereka langsung meledak sampai puncaknya.
Kali ini mereka tidak menyerbu, hanya menatap para Ksatria Suci dengan tatapan menantang dan wajah penuh ejekan.
Fatty Luo terus menggelengkan kepala. Untuk lawan setinggi ini yang lebih pendek dari panjang pedangnya, dia hanya perlu sekali tebas untuk menjatuhkan beberapa. Benar-benar tidak ada tantangan. Prajurit Panda bahkan tak satu pun yang memakai Baju Zirah Perak, hanya mengeluarkan Tombak Pemburu Iblis Segitiga dari punggung, tanpa meletakkan cawan anggur mereka. Empat puluh delapan Penyair Kuda Nil benar-benar bingung, apakah mereka harus menindas yang lemah seperti Orang Ao?
Para Ksatria Suci malah terkejut. Mereka tak menyangka sekelompok Bimon berani bersikap arogan seperti ini di dalam Kota Valencia. Di hadapan Ksatria Suci yang mewakili misteri ilahi, mereka tetap berani menghunus senjata.
Ksatria Suci memang fanatik dan penuh pengabdian, tapi bukan berarti mereka tak punya pengetahuan dasar ilmu bela diri. Bimon-bimon perkasa di depan mereka ini, setiap napasnya dalam dan tenang, sikapnya stabil - jelas sama sekali tak menganggap mereka berarti.
“Pemimpin Ksatria Suci Hua Jin menyadari bahwa ucapan sombongnya tadi di pintu masuk sudah terlanjur diucapkan, kini sulit untuk menarik kembali. Dengan geram, Dou Qi-nya langsung meledak ke puncak, baru hendak menerjang untuk bertarung mati-matian, dihentikan oleh teriakan keras.”
“Berhenti!”
Seorang ksatria wanita berbaju zirah berat Milan yang dibuat sangat halus berjalan perlahan melewati pintu bar yang sudah rusak. Di bawah ketiaknya tergenggam helm, rambut panjangnya berwarna biru permata yang langka memancarkan kecantikan wajah yang dipenuhi kewibawaan. Gambar pedang dan daun ek di zirah dadanya terbuat dari berbagai permata mahal yang tampak hidup. Di leher putih yang terlihat dari kerah zirahnya tergantung seruling pendek emas yang digantungkan rantai perak.
“Para Ksatria, perbuatan kalian sungguh mengecewakan! Bagaimana jika kalian nekat menyerang dan melukai Santa Jeanne d'Arc?” Ksatria wanita itu memarahi para Ksatria Suci yang tak berpikir ini.
Mendengar kemarahannya, semua ksatria segera menunduk dan minggir. Bahkan Hua Jin yang biasanya sombong dan angkuh pun tak berani lengah sedikitpun.
Ksatria Suci wanita ini menatap Liu Zhenhan, sementara Liu Zhenhan juga menatapnya. Perbedaannya adalah, tatapan Lao Liu terus mengarah ke dada sang wanita, sedangkan sang Ksatria Suci wanita sedang mengamati seluruh penampilannya dari atas ke bawah.
“Tak heran sebagai Pendeta Naga Ganda Richard yang berhasil mengalahkan Palande. Sungguh gagah perkasa.” Ksatria Suci perempuan itu memperkenalkan diri dengan anggun: "Saya Gracia, wakil kapten Ordo Ksatria Suci Daun Ek Pedang."
“Ksatria Naga Gracia, tak perlu sungkan. Katakan saja apa adanya.” Liu Zhenhan tertawa terbahak, gadis kecil ini memancarkan aura Napas Naga dari seluruh tubuhnya, dengan seruling naga tergantung di leher—pasti dia Ksatria Naga lain dari gereja.
“Sebagai Pendeta Naga yang dihormati banyak orang, Tuan Richard terhormat. Jika kita perlu berdiskusi dan bertukar pandangan, itu urusan lain. Bisakah kau bebaskan dulu Santa Perawan Jeanne d'Arc kami?” Ksatria Gracia tidak mengakui maupun menyangkal statusnya sebagai Ksatria Naga. Tatapan dan nada bicaranya kokoh seperti batu karang, sama sekali tak menunjukkan gejolak dalam hati.
“Tidak masalah sama sekali.” Lao Liu menatap biarawati kecil yang bermata sembap dan wajah penuh duka itu: “Biarawati kecil, ada yang menjemputmu. Cepat pergi dari sini, jangan ganggu aku lagi!”
Biarawati kecil Jeanne d'Arc menatap Lao Liu dengan keras kepala, menggigit bibir cantiknya erat-erat—jelas hatinya dipenuhi kebencian.
“Kalau tidak pergi sekarang, aku akan mencubitmu lagi.” Liu Zhenhan mengangkat tangannya mengancam.
Biarawati kecil itu memalingkan kepala. Air matanya berderai seperti mutiara yang putus talinya, tapi tubuhnya tetap berdiri kaku seperti pohon tua di hutan, tak bergeming sedikit pun.
“Cakar besar Liu Zhenhan berhenti tepat setengah inci dari dada montok biarawati kecil yang naik turun dengan hebat.”
Di mata orang lain, seolah-olah dia baru saja memutar lagi.
“Di Boluo!” Wajah Liu Zhenhan penuh kekesalan. Ksatria Suci dan ksatria naga tidak dia hiraukan, tapi biarawati kecil ini benar-benar menyebalkan.
“Kau adalah target kejahatan ke-100 yang akan kuselamatkan!” Biarawati muda itu berkata dengan mata memerah namun penuh tekad.
“Kau berani-beraninya terhadap Santa Jeanne d'Arc...” Sorot mata Ksatria Naga Gashia tiba-tiba berubah seperti api unggun yang berkobar, menatap Lao Liu tajam: “...Tak bisa dipercaya! Bagaimana bangsa naga mulia bisa memilih bajingan brengsek sepertimu menjadi Pendeta Naga! Berani lawan aku?”
Wajah Nana dan Daisy yang sudah terlatih dan terbiasa selama ini, tetap memerah mendengar kata-kata itu.
“Menang, bawa dia pergi! Kalah, tetap boleh bawa dia pergi, tapi kau harus mewakili gereja memenuhi satu permintaanku.” Liu Zhenhan benar-benar menginginkan ini.
“Selama dalam kemampuanku, aku bersumpah demi nyawa akan melaksanakannya. Tempat ini terlalu sempit, bertarung bisa melukai orang tak bersalah. Ikut aku ke arena pertarungan.” Ksatria Naga Gashia mengangguk, berbalik dengan gagah, jubah biru langitnya berkibar membentuk lengkungan, lalu keluar dari bar.
“Ooo～～Ada perkelahian nih～～” Para milisi langsung riuh tertawa-tawa mengikuti keriuhan. Lao Liu dan para Ksatria Suci lainnya belum sempat bergerak, mereka sudah berbondong-bondong keluar. Jumlah orang yang terlalu banyak membuat mereka berdesakan di pintu membentuk gumpalan. Hanya terdengar suara gedebuk di pintu bar, tempat yang sebenarnya sudah tidak memiliki pintu geser itu akhirnya diperlebar paksa oleh beberapa penyair kuda nil hingga cukup untuk dilalui satu tubuh.
Pemilik bar ingin menangis.
Melihat rombongan tuan tanah juga ikut keluar, Kapten Rossi berdiskusi dengan istri elf-nya dan wakil kapten Tiger prajurit Dicagnio. Mereka memutuskan untuk ikut melihat. Jika Pendeta Naga ini benar-benar seperti legenda, baru mereka akan bergabung nanti.
Selain dari penglihatan sendiri, para tentara bayaran masih meragukan hal-hal yang hanya berupa kabar angin.
Arena gladiator Valencia menggunakan desain setengah kubah. Pilar-pilar besar bergaya Bizantium diukir dengan pahlawan mitologi, secara keseluruhan terlihat seperti telur asin raksasa yang dilubangi pedang berat, mampu menampung puluhan ribu penonton. Struktur marmer utuh membuat Helen dan dua Imam Tongkat iri. Arena di Weisisipang, Provinsi Timur Laut Bimon juga ada, tapi seluruhnya terbuat dari kayu. Dibandingkan dengan sini, itu hanya seperti kandang hewan.
Manajer arena pertarungan adalah anggota keluarga Sherpa. Mendengar ksatria naga Carcia datang untuk bertarung melawan Tuan Tanah Feilengcui dari Kerajaan Bimeng di sini, wajahnya langsung pucat. Sambil mengangguk patuh, diam-diam ia memberikan isyarat mata pada pelayan di sebelahnya. Meski tidak mengetahui rahasia tertinggi keluarga Sherpa, fakta bahwa keluarga ini memiliki kontak rahasia dengan tuan tanah Bimon adalah hal yang diketahui umum di dalam keluarga.
Manusia dan Bimon, dalam hobi kuno arena pertarungan ini, sama sekali tidak berubah meski waktu bergulir. Di kursi VIP yang telah disiapkan, Ksatria Suci dan preman Feilengcui bersama-sama menyambut pidato pembukaan arena.
Operasional arena pertarungan musim dingin umumnya menampilkan gladiator melawan gladiator. Sebab beberapa binatang buas sudah mulai hibernasi. Meski terburu-buru, staf arena yang terlatih tetap cepat bersiap. Kereta perang bergaya kuno satu per satu dikeluarkan dari pintu darurat di dasar arena, mengelilingi arena. Prajurit tombak di kereta perang itu persis seperti gambaran dalam mitos era Olimpiade kuno - telanjang tanpa sehelai benang, memamerkan otot-otot atletis.
Sorak-sorai bergema, saputangan putih berkibar-kibar.
Tampaknya kabar menyebar cepat. Di tangga bergaya Doluote dan tribun penonton, sudah banyak duduk rakyat biasa manusia, jumlahnya terus bertambah.
Di tengah arena pertarungan, terdapat panggung batu setinggi sepuluh ren. Penyiar wanita yang berdiri di tengah formasi magis pengeras suara sedang bercanda dengan suara manis yang berlebihan bersama pria kurcaci, tak lain untuk memuji gladiator di atas kereta perang yang bertubuh gagah dan terkenal di dunia. Tinggi kurcaci bahkan tidak mencapai 'anggota ketiga' mereka. Lelucon konyol semacam ini justru memicu gelak tawa penonton di tribun.
Berpasangan para gladiator memasuki arena sambil membawa perisai dan kapak perang, saling serang. Benturan keras perisai bergema di dasar arena bundar yang memiliki akustik gema. Di tengah percikan darah, sorak-sorai dan kibaran saputangan putih memenuhi tribun. Beberapa penonton yang belum sempat duduk, menahan cacian dari belakang karena menghalangi pandangan, tetap berteriak histeris.
Para gladiator pemenang dengan angkuh mengangkat kapak perang dan perisai, menyeret lawan mereka kembali ke pintu keluar. Seekor singa segera muncul dari lubang binatang. Seorang gladiator berotot keluar dengan tangan kosong dari pintu, bertarung sengit dengan singa berbulu emas itu. Pertarungan dahsyat terjadi di seluruh arena.
“Para Ksatria Suci justru menikmati pertunjukan ini, sedangkan milisi preman Feilengcui hampir tertidur. Sebagai ahli yang pernah bergelut di ujung pedang, mereka langsung tahu ini semua hanya atraksi kosong tanpa risiko cedera serius. Pertarungan manusia vs singa ini jelas omong kosong belaka, murni pertunjukan panggung. Singa itu sudah pasti dilatih dan takkan benar-benar menggigit, intinya hanya kucing besar. Menurut perkiraan mereka, kemungkinan besar gigi singa ini sudah dipotong.”
Marquis Capello dan Tuan Totti segera tiba, diam-diam menarik penanggung jawab yang mengikuti tuan tanah Bimon ke samping. Setelah memahami situasi, kedua pemimpin keluarga Sherpa ini langsung pusing tujuh keliling, dalam hati mengutuk tuan tanah Feilengcui sebagai pembuat onar sambil tetap tersenyum manis.
“Tuan Capello, pembukaan seperti ini terlalu rendahan. Bagaimana kalau kita ubah konsepnya? Mari kita pilih beberapa wakil dari Bimon Feilengcui dan Ksatria Suci manusia untuk bertarung sungguhan melawan satu dua binatang buas, bagaimana?” Mo'er melengkungkan kelingkingnya ke arah dua pemimpin keluarga Sherpa.
“Marquis Capello tentu saja tidak berani mengambil keputusan sendiri, terbata-bata lama tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun. Bahkan dia tidak tahu kapan para Ksatria Naga dari Pasukan Ksatria Daun Ek Gereja tiba di Doluote. Dulu, kedatangan dua Ksatria Naga ke Doluote pasti merupakan kehormatan besar. Tapi sekarang dengan kehadiran tuan tanah Bimon yang ikut campur ini, perdana menteri kadipaten menjadi tidak yakin. Dia tahu betul sifat arogan tuan tanah Bimon ini. Jika sampai terjadi perkelahian di dalam kota, Marquis Capello yakin Pendeta Naga Ganda ini pasti akan mengerahkan prajurit Bimon-nya untuk membantai Doluote hingga jungkir balik.
Dia benar-benar yakin orang ini mampu melakukan hal seperti itu.
"Kami adalah Ksatria Suci yang mewakili kehendak Tuhan untuk membasmi kejahatan, bukan badut yang menghibur penonton dengan pertunjukan." Ksatria Naga Jia Xia menolak saran Mo'er dengan sopan.
"Bawahan saya juga memiliki Ksatria Suci Bimon. Jika Ksatria Suci manusia terlalu konservatif, biarlah Ksatria Kuil Bimon kami yang mempermalukan diri." Liu Zhenhan terkekeh, lalu menoleh ke Gud: "Tuan Gud Johnson, Ksatria Kuil Kehormatan, apakah Anda yakin bisa melakukannya?"
“Dasar pantat beruang! Aku yakin banget! Bagaimana kalau aku main dulu dengan Ksatria Suci?” Jenderal Pan mengedipkan mata, meremas buku-buku tangannya sebesar mangkok hingga berbunyi krek-krek.
Para Ksatria Suci termenung melihat jari sebesar wortel milik Gud. Baru ketika berada di samping para raksasa Bimon ini, mereka bisa merasakan betapa besar dan mengerikannya tubuh para Bimon.
“Ada aku juga!”
“Aku juga!!”
Para milisi mulai ribut. Fatty Luo dan si Gendut O berteriak paling keras. Si Gendut O mengayun-ayunkan tiruan Guntur Murka di tangannya, terlihat sangat bersemangat dan ingin pamer.
“Jangan berisik!” Nyonya bos Ning Yu bermuka masam. Saat ini belum waktunya untuk berkonfrontasi terbuka. Jika keributan ini menjadi tidak terkendali, akan sulit diatasi.
“Tuan Capello yang terhormat, berapa banyak binatang buas yang masih tersedia di sini?” tanya Liu Zhenhan.
“Ada beberapa beruang coklat Greenland yang sedang hibernasi dan beberapa singa,” jawab Count Totti sambil tersenyum palsu.
“Tak perlu urutan. Bangunkan semua beruang coklat itu. Gud, kau yang turun, tangani semuanya. Sisanya serahkan pada Fegao-ku. Dia sudah lama datang, waktunya melihat darah.” Mo'er mengibaskan tangan kecilnya, menolak permintaan bertarung para milisi.
“Lakukan seperti yang dia katakan,” Liu Zhenhan mengangguk.
“Tuan Totti segera mengiyakan berulang kali dan pergi untuk bersiap. Hanya tersisa Marquis Capello yang seperti berjalan di atas es tipis menemani tamu di sini. Kedua kelompok ini muncul tiba-tiba, tidak ada satu pun yang bisa dihina.”
Pelayan segera mengantarkan camilan lezat. Guo Guo makan sambil menyimpan, kantong rompi bayi-nya penuh terisi, wajah kecil kemerah-merahannya dipenuhi kebahagiaan.
Penonton di tribun semakin banyak. Alis Ksatria Naga Gaxia berkerut, tapi dia tidak bisa berkata apa-apa.
“Di seberang, Teater Goethe hari ini mempertunjukkan opera kerajaan penutup dari Rompi Santo Antonio 《Penunggang Kuda Terakhir》. Tapi mendengar ada pertandingan di arena adu binatang, mungkin mereka semua datang ke sini. Pasukan yang kubawa sedang mengatur masuknya penonton.”
Marquis Capello melihat ketidaknyamanan Ksatria Naga Gaxia, berkata dengan hati-hati.
“Menikmati pertandingan adalah hak mereka. Jangan memicu kerusuhan rakyat, biarkan mereka masuk. Pendapatan tiket nanti disumbangkan sebagian ke rumah miskin biara kami.” Ksatria Gaxia tersenyum tipis.
“Tentu... tentu...” Hati Marquis Capello dipenuhi teka-teki. Kedatangan tuan tanah Bimon tidak aneh, tapi ksatria naga dari Ordo Daun Ek Pedang agak mencurigakan. Ingin rasanya bertanya, tapi lebih baik ditahan.
"Ada hal-hal yang lebih baik tidak diketahui."
Mungkin terkesan bahwa Ksatria Suci pun punya kecerdasan bisnis, Liu Zhenhan dan beberapa nyonya bos kembali mengamati sosok ksatria naga cantik ini dengan seksama.
Gud dan Mo'er bangkit bersama, mengikuti gadis pemandu menuju koridor dalam yang mengarah ke belakang panggung.
"Dia juga akan bertarung melawan binatang buas? Ya Tuhan! Dia benar-benar pemberani!" Biarawati kecil itu menyeka keringat halus di ujung hidung, matanya berbinar menyaksikan sosok Mo'er yang menjauh.
"Dia masih anak-anak!" Ning Yu berbisik di telinga Lao Liu, nada suaranya penuh teguran.
Liu Zhenhan hanya bisa menyeringai pahit. Penyesalan mulai menggerogotinya. Bukan karena ayah si gadis yang sok gagah, bukan pula karena gelar Ksatria Suci yang tak berarti, tapi karena baru saja ia memperlakukan seorang gadis kecil dengan tidak pantas. Tapi perbuatan sudah terjadi, apa lagi yang bisa dikatakan? - Seperti kebanyakan penjahat yang bertindak karena dorongan sesaat, bukan niatan jahat yang matang.
"Mempertahankan harga diri hanya akan membuat menderita," kata Nana sambil tersenyum.
"Memang begitu," Lao Liu mengakui.
Tawa bersama yang meledak-ledak memenuhi ruangan.
Mo'er terbang dengan ringan ke posisi pedang berat di dasar arena gladiator melingkar. Sebagai penampil pertama, kecantikannya yang luar biasa membuat penonton di tribun tinggi Tujuh Ren terpana. Bahkuɳ penyiar kurcaci dan presenter wanita di gondola gantung juga terdiam lama, hanya suara napas berat yang terdengar dari formasi pengeras suara.
Bunyi "krak-krak" roda poros berputar terdengar. Gerbang besi pagar di empat gua binatang sisi utara terangkat. Diiringi suara cambuk yang ganas, empat ekor singa lapar keluar sambil menggeram perlahan dari gua. Sudut mulut mereka berlumuran darah segar. Untuk mempertahankan sifat buas, binatang arena biasanya hanya diberi separuh jatah makanan, membuat mereka terus-menerus kelaparan dan semakin ganas.
Gerbang besi pagar gua binatang jatuh dengan suara "Pong" yang keras.
Tribun penonton kini telah diisi minimal tiga hingga empat ribu orang. Sorak-sorai bergemuruh, gelombang suara dahsyat terkumpul di arena melingkar menciptakan energi yang semakin besar.
Pertarungan ini membuat darah semua penonton mendidih. Biasanya hanya gladiator budak yang kuat yang berhak melawan binatang buas. Penampilan gadis lemah tetapi cantik hari ini menambah sensasi ekstra.
Biarawati muda di tribun VIP menggenggam erat bajunya, seluruh tubuh gemetar, namun matanya tak pernah lepas dari arena di bawah. Terus-menerus membuat tanda salib sambil bergumam doa.
Mo'er memandang sekeliling, di lantai marmer yang luas selain noda darah tua kehitaman, juga terdapat banyak bekas luka senjata. Dia sangat puas dengan tempat ini. Postur tubuh Fegao yang besar di arena gladiator seluas lapangan ini tidak akan terlihat canggung.
Mungkin terprovokasi sorak sorai penonton, empat ekor singa itu hampir meraung, suara liar mereka menenggelamkan seluruh keriuhan di sekitar.
Mo'er melambaikan tangan, mengeluarkan Fegao dari cincin dimensi. Bersamanya muncul juga Geruin Tuan Tanah Pasang Surut, kedua makhluk itu masing-masing memegang setumpuk kartu bridge kayu ukiran besar. Wajah Fegao ditempeli banyak kertas, senjata dan zirahnya menumpuk di sampingnya, badannya hanya mengenakan pakaian prajurit, jarinya masih menggaruk-garuk jempol kaki.
Sorak-sorai di sekitar tiba-tiba terhenti mendadak, seperti tersedak semua.
Mo'er memasukkan kembali Geryon ke dalam cincin, lalu menunjuk ke arah empat singa jantan itu pada Fegao.
Prajurit Banilu Fegao "Huo" bangkit berdiri. Seluruh arena gladiator gempar.
Sangat mengerikan! Ternyata ada prajurit yang begitu menakutkan dan perkasa!
"Selain Ksatria Naga Gaxia, wajah para Ksatria Suci lainnya berkedut seperti terserang stroke. Mereka samar-samar menebak ini adalah Prajurit Banilu, tapi bagaimana prajurit paus dari laut bisa naik ke darat? Bahkan bangsawan licin seperti Marquis Capello pun tak bisa menahan keterkejutannya. Rupanya tuan tanah Bimon ini telah melalui dua pertempuran besar dengan Kadipaten Dolot, namun belum mengerahkan seluruh kemampuannya."
Pandangannya pada Liu Zhenhan pertama-tama dipenuhi kekaguman, lalu berubah menjadi ketakutan yang mendalam.
Empat singa mundur bersamaan, di hadapan tubuh raksasa Prajurit Paus, mereka bagaikan tikus kecil yang berdiri di depan kucing besar.
Fegao tersenyum lebar, sendi-sendi tulangnya berderak keras saat tubuhnya perlahan menyusut hingga hanya setinggi tiga ren, tinggi badannya berkurang setengah.
Keempat singa yang sedang ragu-ragu itu saling memandang, terlihat bimbang. Dengan kecerdasan mereka, jelas sulit memahami mengapa lawan yang tadinya begitu besar tiba-tiba menyusut separuhnya.
"Ini... ilmu bela diri apa ini?" Ksatria Naga Gaxia di tribun kehormatan pun tak bisa menahan tanya.
"Ini adalah 'Otot Lunak' dari Prajurit Gurita Bangsa Laut. Prajurit Pausku ini dulu adalah kepala pengawal istana, jadi dia juga pernah mempelajari ilmu bela diri kasar ini. Seekor Prajurit Gurita berbobot 500 pon bisa menggunakan 'Otot Lunak' untuk melewati lubang sebesar koin emas, tapi prajuritku ini tidak bisa. Latihannya belum sempurna, hanya bisa mengecilkan tubuhnya separuh dalam waktu singkat." Tuan tanah Bimon berkata dengan nada sangat rendah hati. Hanya saja, ekspresinya sama sekali tidak menunjukkan kesan rendah hati.
Perkataan Liu Zhenhan belum selesai, tapi Fegao sudah menyelesaikan tugasnya.
Dengan sikap yang tidak elegan sama sekali, pria ini mencabut pedang raksasanya lalu melangkah maju. Penonton di tribun hanya mendengar suara desingan angin yang menusuk telinga. Di dalam arena pertarungan, prajurit setinggi raksasa ini sudah menghantam dua singa dengan pedangnya dan menendang satu lainnya hingga terbang. Singa yang ditendang itu langsung terlempar ke tribun penonton, menciptakan keributan lagi. Untungnya singa itu sudah terbelah dua, jadi kerusuhan tidak berlangsung lama. Masih ada satu singa yang berhasil kabur, arena bawah tanah sangat luas, pilihan singa itu tepat.
Fegao menyemburkan aliran air raksasa dari mulutnya, seperti batang besi yang menghantam tubuh singa yang kabur itu. Singa malang itu terlempar belasan langkah, tubuhnya menghantam marmer dengan keras tepat di pinggang, saat jatuh menyisakan jejak darah panjang.
“Kemampuan Ganda Sihir dan Tempur!” Ksatria Suci sudah terkejut dan panik.
"Apa maksud kemampuan ganda? Bukankah semua paus bisa menyemburkan air dari mulutnya?" Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
Sorot mata penuh percaya diri ksatria naga Garthia perlahan memudar.
BAB 118 Selalu di Ambang Pertarungan
〖Aku sudah lama tidak meremehkan manusia.
——Tuan Liu berkata〗
※※※
Pertarungan berdarah di arena terus berlanjut. Prajurit Panda Goodman bertarung melawan tiga beruang coklat dengan tangan kosong. Postur tubuhnya yang perkasa tampak lebih kuat daripada beruang Greenland. Di tengah teriakan takjub dan helaan nafas komentator yang tidak kompeten, nasib tiga beruang itu telah ditentukan.
"Mengerikan! Bahkan binatang buas bisa dibunuh dengan tangan kosong..." Marquis Capello mengelus dada menyesali hewan-hewan mahal di arenanya, sambil takjub melihat kegagahan Goodman. Ia menyaksikan Berserker Beruang membelah rahang beruang terakhir menjadi dua, dan bisa membayangkan suara patahan tulang rahang itu.
"Yang kalian sebut binatang buas itu hanya berlaku bagi manusia. Bagi prajurit Bimon, mereka hanyalah hewan biasa," Liu Zhenhan mengusap hidungnya. "Ketika bertemu makhluk yang lebih kuat, nyali mereka sama seperti kelinci yang ketakutan."
“Giliran kita, Yang Mulia Pendeta Naga Richard.” Ksatria Naga Gaxia menarik napas dalam-dalam lalu berdiri dengan sikap penuh wibawa.
“Jika saya mengembalikan Santo Joan padamu dan mengaku kalah, bisakah kau membantu saya berkomunikasi dengan Kardinal Valencia untuk meminta bantuan kecil?” Liu Zhenhan bertanya sambil tersenyum.
“Menyerah?” Ksatria Naga Gaxia menunjukkan ekspresi curiga dan tak mengerti: “Pertarungan bahkan belum dimulai, mengapa kau menyerah?”
“Saya tak bisa mengalahkanmu. Apa lagi yang bisa saya lakukan selain menyerah?” Liu Zhenhan mengangkat bahu dengan gerakan tak bersalah: “Kalau ada kesalahan dalam pertarungan, nyawa bisa melayang. Saya takut mati.”
“Kebohongan adalah iblis dari neraka. Aku bisa mendengar ketidakjujuran dalam kata-katamu.” Suster kecil itu menatap mata Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan menghindari tatapannya. Guo Guo yang berdiri di bahunya membuat muka lucu pada suster itu - Xiao Chusheng ini setelah selesai menipu makanan, kembali menunjukkan sifat aslinya. Persis seperti yang dulu dilakukannya pada Gatanie.
“Ini…” Ksatria Naga Gaxia mengerutkan kening, terdiam sejenak.
“Itu akan sangat baik, itu akan sangat baik!” Marquis Capello segera turun tangan, meski pertarungan dua naga langka terjadi, tapi jika benar-benar terjadi masalah bisa menjadi masalah internasional. Kedua belah pihak sama-sama tak ingin disinggungkan.
"Tuan Richard, tindakan Anda ini..." Dua Pendeta Beruang tampak sulit menerima, sebagai seorang Bimon bagaimana mungkin mundur dari duel?
Ekspresi menghina muncul di wajah Ksatria Suci manusia. Menyerah sebelum bertarung adalah tindakan pengecut sejati. Mereka mulai bertanya-tanya, bagaimana mungkin Ksatria Lampard dari Ordo Ksatria Suci Palem Emas bisa kalah dari makhluk ini.
"Baiklah, aku terima penyerahanmu. Ada urusan apa dengan Pastur Senior?" Meski bingung, Ksatria Naga Gaxia tetap menikmati perasaan tunduknya seorang Pendeta Naga.
"Saya ingin meminta Pastor Senior kalian menggunakan 'Pemurnian Suci' untuk memurnikan tubuh kami. Juga bantu saya menggunakan 'Pemulihan Suci' untuk mengembalikan jiwa seorang gadis ke tubuhnya." Liu Zhenhan berkata sopan.
"Dua sihir tinggi ini mungkin tak bisa dilakukan Pastur Senior Kadipaten Dolot." Ksatria Naga Gaxia menyeringai. "Selain itu, penghinaanmu pada calon Santa Perawan Jeanne kami tak bisa dihapus hanya dengan menyerah. Penggunaan martabat Pendeta Nagamu untuk merengek padaku, bukan berarti gereja memaafkan tindakan bid'ahmu. Permintaanmu maaf, takkan kusampaikan. Jika pejabat Inkuisisi Bid'ah gereja datang lagi, aku akan menemani mereka untuk menantangmu."
"Sialan!" kutuk Liu Zhenhan.
“Ucapan kotor adalah bentuk penodaan bahasa. Dewata menganugerahkan bahasa kepada kita agar menjadi ras beradab, bukan untuk menyusun kata-kata cabul.” Biarawati muda menatap Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan terpaku karena marah.
"Mari kita pergi, Jeanne d'Arc. Dia telah jatuh ke jurang terdalam neraka." Ksatria Naga Gaxia mengulurkan tangan ke biarawati.
"Gaxia sayang, maafkan aku. Bimon berdosa ini harus diselamatkan, aku akan berusaha sekuat tenaga mencerahkannya." Ekspresi biarawati itu penuh keyakinan.
Inilah kalimat yang paling ditakuti Liu Zhenhan.
"Jeanne d'Arc, ayahmu akan segera tiba. Aku tak berhak membatasi kebebasanmu, tapi kurasa ayahmu akan mencegah tindakanmu yang tak perlu ini." Ksatria Naga Gaxia mengangguk sopan, "Untuk menjagamu, semua Ksatria Suci akan kutinggalkan di sini. Karena masih ada urusan, izinkan aku berpamitan."
"Semoga Dewata memberkati umat manusia." Biarawati itu membungkuk.
"Salam perpisahan, Yang Mulia!" Serentak para Ksatria Suci membungkuk.
Tuan Totti yang bergegas mendekat berpapasan dengan Gaxia yang sedang pergi. Ekspresi dingin Ksatria Naga itu menatap lurus ke depan. Tuan Totti segera minggir memberi jalan, lalu memberikan kode mata ke pamannya.
"Kemarilah bicara." Liu Zhenhan menarik Marquis Capello ke samping, juga melambaiikan jari kelingkingnya pada Tuan Totti.
"Tuanku, ini maksudmu..." Marquis Capello tak mampu menebak kedalaman pikiran Pigge di depannya, matanya berputar-putar sambil bertanya.
"Katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi." Wajah Liu Zhenhan dingin membeku: "Jangan bilang ini kebetulan, Doluote hanyalah negara kecil seukuran biji bunga matahari, mana mungkin dua ksatria naga datang silih berganti ke sini?"
"Kami juga tak terlalu paham... Mengapa ksatria naga Garthia datang ke Doluote, kami pun tak tahu. Sebenarnya kami baru saja mengetahui kedatangannya." Marquis Capello mengerutkan alis, wajahnya penuh kebingungan: "Maaf memberitahu Anda, bukan hanya dia, ksatria naga dari Kekaisaran St. Francis juga telah tiba di Doluote."
"Apakah ini akan memulai perang Salib memberantas para kafir lagi?" Liu Zhenhan tak asing dengan sejarah ini, Kepala suku Andulan adalah penyintas perang tersebut. Perlakuan terhadap beberapa Ksatria Suci di Feilengcui cukup untuk memicu fanatisme religius Gereja Saint Paul.
Dua pemimpin Sialan itu terdiam. Jelas, ucapan Tuan Tanah Feilengcui ini juga mencerminkan pikiran tersembunyi mereka.
“Kita ini seperti belalang di tali yang sama, harus jujur dalam segala hal. Sekarang kalian sudah duduk di posisi Adipati, jangan sampai terjatuh karena akan sangat menyakitkan.” Liu Zhenhan mendengus dingin.
“Kami tidak bermaksud begitu, sama sekali tidak! Baru saja kami memutuskan, beberapa jam lalu, Katedral Valencia memang didatangi Ksatria Suci dari gereja, sekitar dua ribu orang dari Ordo Ksatria Daun Ek Pedang.” Tuan Totti buru-buru menjelaskan.
“Total Ordo Ksatria Suci Daun Ek Pedang dan Ordo Ksatria Suci Palem Emas tidak sampai sepuluh ribu. Jika benar-benar mau berperang di Kerajaan Bimeng kami, pasti otak mereka bermasalah.” Liu Zhenhan menggelengkan kepala: “Dulu mereka tahu para kafir ada di wilayah manusia, bisa merekrut bangsawan lokal, mengumpulkan logistik, dan dukungan fanatik rakyat. Apa mereka pikir di Kerajaan Bimeng juga ada Bimon yang akan mendukung mereka?”
“Tidak bisa dipastikan, Ksatria Suci yang dipengaruhi fanatisme agama bisa melakukan apapun. Agama lebih rumit daripada politik.” Marquis Capello yang licik mengerutkan bibir tanpa komitmen.
“Kalian tahu tentang biarawati kecil ini? Ayahnya adalah Penyihir Suci Santo Ajaib? Bagaimana mungkin anak dari penyihir dan pelacur diakui gereja? Sungguh memusingkan!” Liu Zhenhan melirik ke biarawati kecil di kejauhan yang juga sedang menatapnya.
"Aduh... Entah apa yang sebenarnya terjadi, mungkin ayahnya memiliki hubungan erat dengan gereja. Bagaimanapun, umumnya anggota gereja jarang ada yang berani mengganggu di Kota Valencia. Mereka punya banyak mata dan telinga, keganasan Ksatria Suci sudah diketahui semua orang." Pandangan Marquis Capello terlihat kompleks.
"Yang berani membuat masalah pasti tidak takut menghadapi konsekuensi, yang pengecut tentu tidak akan berani memulai masalah." Liu Zhenhan berkata dengan nada sinis.
"Semoga begitu. Tuan adalah utusan resmi Kerajaan Bimeng ke Doluote yang diakui pemerintah kami. Utusan negara mana pun memiliki kekebalan diplomatik. Gereja pasti akan mengikuti prinsip-prinsip dasar ini, tenang saja." Perdana Menteri Capello berkata: "Sepertinya malam ini saya harus menambahkan beberapa tokoh penting dalam daftar tamu jamuan... Aduh..."
"Paman, bukankah Ksatria Naga Jiaxiya tadi mengatakan bahwa Master Penyihir Suci Santo Ajaib Puskás segera datang ke Valencia? Haruskah kita mengirim sekretaris untuk menunggu di gereja?" Tuan Totti bertanya.
"Tokoh-tokoh penting semakin banyak, tapi Doluote hanyalah negara kecil..." Perdana menteri kadipaten itu mengerang kesakitan.
"Semakin menarik saja." Liu Zhenhan tertawa geli sambil mencubit pipi Perdana Menteri Capello.
Di perjalanan kembali ke penginapan, kekecewaan dan kesuraman di wajah Kapten Rossi dari Pasukan Harimau terlihat jelas. Dia tak menyangka seorang Pendeta Naga terhormat ternyata menjadi pembelot. Tentu saja, sebagai pasukan tentara bayaran kecil, dia juga tidak ingin bermusuhan dengan gereja.
Saat mengeluarkan beberapa batu akik untuk dikembalikan ke tuan tanah Bimon, perkataan dua Imam Tongkat dari Suku Bier itu kembali membuatnya mengurungkan niat.
"Mengapa tidak bertarung habis-habisan dengan ksatria naga itu? Richard, seharusnya kau bukan imam Bemon pengecut seperti ini!" Gumam Pendeta Koala Deschamps tanpa henti.
"Mengapa tidak menghajarnya seperti yang kau lakukan pada Ksatria Naga Emas itu! Sumpah demi hidupku, dia pasti bukan tandinganmu!" Pendeta Rakun Lemerre juga menunjukkan raut tak puas.
"Tuan Richard tidak pernah melawan wanita." Begitu kata Gatanie keluar, kedua Imam Tongkat langsung paham - Ksatria Perak pasti punya pengalaman serupa.
Liu Zhenhan tak bisa berkata-kata, hanya bisa mencemooh.
Bukan karena dia tidak mau berkelahi dengan wanita, sebelumnya di Nanjiang, pasukan paling sering dirugikan oleh wanita. Kali ini sikap menahan diri sebenarnya ada alasannya, lagipula dia sedang membutuhkan bantuan gereja, selama tidak perlu merusak hubungan sebaiknya dihindari. Setelah merenung dengan tenang, semakin dipikir semakin terasa aneh - bagaimana mungkin sebuah kadipaten kecil bisa memiliki dua ksatria naga dalam dua bulan? Pasti ada keanehan di sini.
Penjelasan Gatanie memicu gelak tawa para Ksatria Suci yang melindungi biarawati. Para milisi memandangi para idiot itu dari atas ke bawah, mata penuh ejekan. Mereka malas berdebat dengan makhluk lemah, seperti elang yang takkan pernah membandingkan keberaniannya dengan cacing tanah.
Makna di balik tatapan itu hanya bisa dimengerti oleh Kapten Romo dari Pasukan Tentara Bayaran Harimau.
Saat malam tiba, Liu Zhenhan berganti setelan tuksedo hitam dan dasi kupu-kupu. Ini dibuat khusus oleh kepala pelayan Tuan Jabbar, dengan kancing dari mutiara malam bulat. Beberapa wanita cantik juga mengenakan gaun terindah mereka. Tuan Totti sang Pangeran menantu sudah mengirim utusan tiga kali, tapi Liu Zhenhan masih menunda. Menurutnya, tamu utama selalu datang paling akhir.
Sebelum tiba di kediaman mewah menantu Kadipaten, rombongan duta Bimon ini mengalami sedikit insiden. Tiga pencuri berbaju hitam mengadakan serangan tiba-tiba. Panah silang mereka dipotong oleh Fatty Luo yang sekaligus menghunus tiga pisau. Dua pencuri ditembak dari belakang oleh Shenjian Zheqin Nedved, sementara satu lagi ditembak di kepala oleh tuan tanah dengan senapan api.
Di bagian dalam setiap pakaian tuan tanah terdapat kantong khusus untuk menyimpan arquebus Guli. Senjata ini setelah diisi unsur angin magis oleh Naga memiliki jangkauan 2.000 yard (≈1.828 meter). Meski lemparan pisau terbang Liu Zhenhan biasa saja, insting tembakannya terasah melalui latihan intensif dengan bertumpuk peluru - pernah menempati peringkat ketiga dalam latihan tembak sasaran bergerak. Dengan arquebus Guli tanpa recoil ini, dalam 200 yard (±183 meter) pasti tepat sasaran.
Kediaman menantu Kadipaten, Tuan Totti, hari ini dipenuhi dekorasi lampu dan spanduk meriah. Deretan pelayan terhormat berjejer di pintu gerbang. Lambang-lambang bangsawan kuno pada kereta mewah menambah kesan kemewahan. Liu Zhenhan dan rombongan melangkah masuk ke gerbang utama, langsung disambut hembusan udara panas. Melewati taman indah dengan gnomon berdiri tegak. Para pelayan mengantar duta besar Bimon ke aula bunga yang luas, kemudian seorang kepala pelayan berpakaian lebih mewah membawa mereka menaiki tangga spiral batu pahat raksasa. Di setiap sudut tangga terdapat patung prajurit berbaju zirah kuno menggenggam pedang, sementara lukisan-lukisan kuno bergaya suram keluarga Sherpa menghiasi dinding batu, menggambarkan wajah anggun namun pucat leluhur mereka.
Saat tiba di lantai tiga, Marquis Capello dan Tuan Totti dengan sikap anggun menyambut kedatangan duta besar Bimon dari Feilengcui ke ruang dalam.
Ini adalah aula besar yang kedua sisinya dibangun dengan kaca patri kayu raksasa. Empat meja panjang besar sama sekali tidak terasa sempit di sini. Lampu sihir mahal menjauhkan kegelapan. Tiga meja panjang sudah dipenuhi tamu terhormat. Begitu melihat kedatangan Duta Besar Bimon, obrolan halus yang tadinya berlangsung segera terhenti. Semua orang memandangi Pendeta Naga Feilengcui yang legendaris ini dari atas ke bawah. Mungkin citra Bimon sebagai hewan tak beradab yang sudah terlalu melekat dalam bayangan manusia, membuat kemegahan rombongan Feilengcui membuat banyak tamu tertegun. Sebagian besar dari mereka bahkan tidak memiliki cincin permata yang bisa menyaingi milik para milisi. Kecantikan beberapa wanita cantik Bimon membuat mereka hampir lupa bernapas.
Para pelayan dengan hormat menarik kursi. Liu Zhenhan dan beberapa petinggi Feilengcui ditempatkan terpisah di sisi kiri meja utama. Sisanya, para milisi dan Ksatria Suci ditempatkan di meja terpisah.
“Di seberang meja tempat Liu Zhenhan duduk telah dipenuhi banyak orang: wanita bangsawan yang menutupi mulut mungilnya dengan kipas sambil memancarkan aroma parfum mewah, para bangsawan dengan wajah angkuh, pastor berbaju jubah merah, ksatria naga Gaxia yang pernah bertemu siang tadi, belasan ksatria dan prajurit dengan baju zirah mewah dan wajah dingin, serta tiga penyihir berjubah. Salah satu penyihir tua yang berantakan, meski berkerut dan beruban, tak bisa menyembunyikan gelombang kekuatan magis yang dahsyat namun terkendali.
Jarak meja begitu lebar, pandangan Liu Zhenhan yang melayang ke sana terasa bagai menembus jarak tak terhingga, peralatan makan emas berkilauan dalam cahaya lampu.
"Selamat datang di dunia beradab, Duta Besar Bimon yang terhormat." Pria paruh baya di kursi utama berdiri, mengangkat gelas dengan penuh kesantunan.
Liu Zhenhan heran melihat yang duduk di tempat kehormatan bukan Perdana Menteri Capello, melainkan pria paruh baya dengan suara kewanitaan ini. Pria ini memelihara kumis pendek yang rapi, wajahnya dilapisi bedak tebal, mengenakan wig, dan pada jas mewahnya tersemat medali tulip yang unik.
“Selamat malam, Yang Mulia Pangeran Chamberlain, suatu kehormatan dapat berkenalan dengan Anda.” Liu Zhenhan juga mengangkat cangkir emas bertatahkan permata di hadapannya, cahaya berkilauan yang dipantulkannya bergetar-getar.
“Anda mengenal saya?” Pria paruh baya itu terlihat agak terkejut. Bedak putih di wajahnya jelas produk berkualitas tinggi, gerakan otot wajah tidak membuat bedak mengelupas atau kerutan muncul.
Liu Zhenhan menunjuk lencana tulip di dadanya, Yang Mulia Pangeran tertawa terbahak-bahak.
“Untuk menghormati Duta Besar Bimon yang datang dari jauh, misa syukur sebelum makan telah kami lakukan. Tamu-tamu terhormat, atas nama Kadipaten Dolot saya menyambut kedatangan kalian, mari kita bersulang.” Marquis Capello juga mengangkat gelasnya.
Pesta makan malam dimulai, ayam kalkun panggang berwarna keemasan disajikan ke meja satu per satu.
“Tuan Richard, dengan hormat perkenalkan, ini adalah Uskup Kaka dari Katedral Utama Doluote.” Marquis Capello membungkuk hormat ke pendeta berjubah merah dengan garis botak di kepala itu.
Liu Zhenhan merasa gaya rambut pria itu sangat konyol, namun tetap tersenyum angguk.
“Ini adalah Ksatria Naga Denilson dari St. Francis...”
Pandangan Perdana Menteri Kadipaten beralih ke ksatria berlambang mahkota tulip di dada. Ksatria itu memandang Liu Zhenhan dengan ekspresi datar.
“Ini adalah Master Puskas, Penyihir Suci Santo Ajaib. Kehadiran Anda merupakan kehormatan bagi seluruh Doluote.” Perdana menteri kadipaten itu terus-menerus membungkuk-bungkuk kepada penyihir tua yang lusuh itu.
Liu Zhenhan sama sekali tidak memperkenalkan presentasi lainnya. Pandangannya hanya tertancap pada penyihir tua berpenampilan kumal ini. Mata penyihir tua yang penuh welas asih itu menatap biarawati kecil yang duduk di samping Liu Zhenhan. Biarawati itu dengan canggung memalingkan wajahnya, menghindari tatapan itu sambil terus mengunyah roti di tangannya seperti kelinci.
Mata Master Puskas yang buram dan keruh itu masih menyisakan kotoran mata di sudutnya. Meski sudah tua, selera makannya bisa menyaingi dua orang muda. Cara dia mengamati Liu Zhenhan mengandung makna yang dalam.
Banyak manusia yang mengira Bimon adalah binatang liar menjadi kecewa. Perilaku beberapa Bimon ini sangat aristokrat, terutama duta besar pemimpin yang mengenakan jas ekor walet elegan dengan belahan di belakang yang unik dan anggun. Dasi kupu-kupunya bahkan lebih berkelas daripada kebanyakan bangsawan manusia bergaya Griffon. Beberapa wanita bangsawan manusia di aula yang terkenal cantik pun langsung terlihat seperti lilin di samping gunung berapi ketika dibandingkan dengan kecantikan beberapa perempuan Bimon yang mendampingi duta besar itu.
“Yang Terhormat Uskup Kaka, saya yakin Ksatria Naga Jiaxiya sudah memberitahu Anda tentang permintaan saya. Saya ingin tahu apakah Anda bersedia membantu saya?” Liu Zhenhan tidak mau bertele-tee langsung membuka pokok pembicaraan.
“Maaf, saya tidak bisa membantu Anda.” Kardinal Merah tersenyum malu-malu: “Sebagai gereja, kami segera akan menyerang Kerajaan Bimeng untuk menyinarkan kabar baik Tuhan ke daratan terakhir di Benua Aigean.”
“Hehe…” Liu Zhenhan merasa orang ini juga cukup langsung.
“Apakah Kekaisaran St. Francis juga akan mengirimkan Ksatria Naga untuk berperang?” Pendeta Koala De Shang mengangkat alisnya.
“Ksatria Naga Tuan Denilson hanya bertugas melindungi keselamatan saya. Mengenai rencana gereja menyerang Kerajaan Bimeng, alasan saya belum meninggalkan Doluote adalah untuk bernegosiasi tentang hal ini. Karena menyangkut rahasia, saya belum mengumumkannya.” Pangeran Suka Wanita Chamberlain dengan berat hati menarik kembali pandangan serakahnya dari beberapa nyonya bos.
“Yang Mulia Pangeran, upaya mediasi sama sekali tidak berguna. Penumpasan bidah Bimon yang menyembah Dewa Perang sebenarnya sudah masuk agenda gereja sejak sepuluh tahun lalu.” Kardinal berbaju merah tersenyum: “Beberapa Ksatria Suci yang gugur dalam pertempuran Feilengcui kali ini adalah bibit unggulan yang telah kami kaderkan dengan susah payah. Sebelum mendapatkan permintaan maaf resmi dari pihak Bimon, gereja tidak akan menghentikan operasi penumpasan di Feilengcui.”
Liu Zhenhan menyeringai dingin, menenggak habis anggur dalam gelasnya. Tak disangka duta palsunya ini justru secara kebetulan terlibat dalam peristiwa besar yang menggemparkan. Adapun dua anggota keluarga Sherpa itu, jelas-jelas tidak dianggap penting. Urusan sebesar ini pun mereka sama sekali tidak diberi tahu.
Kedua Imam Tongkat itu juga mendengus menghina.
“Mengapa kami harus meminta maaf untuk para perusak yang menginvasi wilayah Bimon dan membantai rakyat biasa kami?” tanya Helen.
“Itu versi Anda, Nona Fox yang cantik.” Uskup Kaka tetap tenang: “Kedatangan kalian sangat tepat waktu. Kebetulan saya baru saja hendak mengirimkan surat perang ke Kerajaan Bimon.”
Tangan Liu Zhenhan meremas tepi meja. Jika uskup ini berani mengoceh lagi, ia siap membalikkan meja dan bertindak kasar. Lagipula kalau gereja sudah seperti ini, lebih baik beralih minta bantuan Pendeta Bulan Elf dan bangsa iblis. Bukannya cuma mereka yang bisa menggunakan sihir pemurnian dan pemindahan jiwa.
"Yang Mulia Uskup, pertempuran ini tidak mudah dilakukan. Tanpa dukungan negara-negara kuat sebagai cadangan, sulit untuk melanjutkan perang ini. Paus Paulus Maldini masih mempertimbangkan hal ini. Baru-baru ini akan diadakan sidang dengar pendapat kedua untuk Ksatria Naga Lampard." Master Penyihir Suci Santo Ajaib Puskás yang selama ini diam akhirnya berbicara: "Sebelumnya pasukan bayaran Angin Puting Beliung meminjam beberapa pastor dari Yang Mulia, jadi saya bisa memahami perasaan Anda sekarang. Tapi semua ini masih terlalu dini. Meskipun Ksatria Naga Gaxia ditugaskan ke Dolot untuk pertahanan, belum tentu Paus akan mengambil keputusan ini."
Benar-benar Master Penyihir Suci Santo Ajaib. Begitu dia berbicara, semua omong kosong langsung lenyap, termasuk Uskup Agung yang turut terdiam.
"Master Puskás, apakah Yang Mulia sekarang bekerja untuk gereja?" Liu Zhenhan merasa orang tua ini sepertinya tahu banyak rahasia.
"Tuan Tanah Richard, saya adalah Kepala Suku kelompok penyihir gereja. Masalah ini selalu menjadi rahasia tersembunyi..." Kumis Master Puskás berminyak berkilauan saat dia tersenyum genit.
"Maukah Yang Mulia menjemput putri saya? Saya yakin dia sangat ingin kembali ke sisi Yang Mulia." Liu Zhenhan terkekeh.
"Aku tidak mau ke mana-mana! Aku akan tetap mengikutimu!" Biarawati kecil itu memandang marah ke Liu Zhenhan, dadanya naik turun dengan hebat.
“Yang Terhormat Master……”Kardinal dan Ksatria Naga Gaxia sama-sama memandang Master Puskash.
“Mengikuti seorang Pendeta Naga untuk berkelana, belum tentu buruk bagi latihan Zhen De. Lelucon yang pernah dibuat Pendeta Naga ini tidak perlu dipikirkan lagi, anak muda tidak terikat oleh hal-hal sepele, terutama yang memiliki kemampuan luar biasa.” Mata keruh Master Puskash tiba-tiba berbinar-binar, memandang Liu Zhenhan dengan harapan: “Bertahun-tahun lalu, aku pernah mengenal seorang Pendeta dari Kerajaan Bimeng kalian, namanya Murinio. Sudah lama tidak bertemu, bagaimana kabar angsa kecil sekarang?”
“Terima kasih telah menyebut ayah saya, dia baik-baik saja.” Gatanie yang mendengar ini adalah kenalan ayahnya, segera menjawab dengan rendah hati.
“Jadi kamu putri kecil Mu?” Penyihir Suci Santo Ajaib itu mengedipkan mata besar dua kali, tertawa terbahak: “Bagus sekali, kebetulan bisa merawat Zhende untukku.”
“Master...” Ksatria Naga Gaxia semakin tidak nyaman mendengar percakapan ini.
Master Puskash melambaikan tangan, memotong interupsinya.
“Dengan senang hati melayani Anda.” Gatanie langsung menyetujui, baru menoleh dan melihat Liu Zhenhan sedang memandangnya dengan marah.
Penyihir Suci Santo Ajaib itu kembali tertawa terbahak-bahak.
“Dua Naga Peri yang mulia, izinkan saya menghormati kalian dengan segelas anggur.” Master Puskash mengedipkan sebelah matanya: “Beberapa waktu lalu, ada kenalan kalian yang mencariku, pasangan Ibrahimovic.”
Daisy dan Nana mengangkat gelas dengan wajah kaku. Liu Zhenhan menduga, pasangan yang disebut Master Puskash ini mungkin senior dari bangsa naga yang berasal dari Kota Naga Pelangi.
Suasana menjadi canggung dan muram, setiap orang dipenuhi pikiran yang berat.
“Konon Ksatria Naga Gacia dan Tuan Richard pernah bertarung dahsyat di arena hari ini, bagaimana hasilnya?” Ksatria Naga Denilson dari St. Francis memecah kesunyian, nada suaranya mengandung sedikit sarkasme.
“Apakah Tuan bermaksud menantangku berduel?” Liu Zhenhan menyeringai dingin.
“Lalu apa jika memang begitu?” Wajah Ksatria Naga Denilson berubah tegang.
“Kalau begitu adukan besok. Jika berani, kalian berdua bisa menyerangku sekaligus.” Liu Zhenhan menunjuk Ksatria Naga Gacia. Kini dia sudah tak lagi berharap pada gereja – inilah waktunya untuk berkonfrontasi.
“Bukankah kau sudah menyerah? Masih pantaskah seorang Pendeta Naga yang telah kehilangan harga diri menantangku?” Ucapan Ksatria Naga Gacia memicu gelak tawa riuh di ruangan.
“Bagaimana Anda bisa lupa masih ada saya? Pendeta Pasang Surut Mo'er secara resmi menantang Anda, Ksatria Naga yang mulia.” Mo'er mengetuk piring mahal dengan sendok perlahan, matanya yang indah dipenuhi cemoohan.
“Memang benar Bimon biadab, meski kalah tetap tak lupa berlagak jagoan.” Uskup Kaka tersenyum sinis tanpa tedeng aling-aling, ucapannya memicu gelak tawa riuh. Banyak yang sengaja tertawa keras-keras.
“Untuk membuktikan ucapanmu itu sampah belaka, aku putuskan malam ini di gedung opera kalian, akan kuperlihatkan budaya Bimon pada manusia-manusia ini. Lalu kita uji ilmu bela diri di arena pertarungan, duel budaya dan duel fisik sekaligus. Bagaimana?”
“Aku tidak masalah,” kata Ksatria Naga Jia Xia.
“Aku juga tak masalah. Ksatria sejati selalu lebih pandai bertarung daripada preman, baik secara budaya maupun fisik,” Ksatria Naga Denilson tertawa.
“Izinkan saya bertanya... Binatang buas punya budaya? Hehe... Tidak takut ditertawakan sampai gigi copot?” Uskup Kaka terkekeh parau bagai ayam jago yang dicekik lehernya. Ekspresi pura-pura bertanya yang dibuatnya semakin memicu gelak tawa sekelilingnya.
Marquis Capello dan Tuan Totti samar-samar merasa ini akan berakhir buruk.
Ternyata...
"Guo Guo yang mengenakan topi tinggi kulit beruang berlari cepat di atas meja, pertama-tama meraih sepotong daging ayam Uskup, lalu tiba-tiba melompat dan memberikan tembakan vertikal, kepalan kecil kemerah-merahannya menghantam wajah tersenyum Uskup Kaka. Pukulan itu membuat Uskup Kaka terjengkang ke belakang, darah menyembur dari mulut keriputnya yang terus bergerak-gerak, beberapa gigi bercampur darah terlempar keluar seperti biji jeruk.
Gemerincing pedang terhunus menjadi melodi utama saat ini. Dua Imam Tongkat dengan wajah pucat meraih lambang Medusa mereka, bersiap memanggil Peliharaan Magis.
"Gigi taring tidak bisa lepas karena tertawa, tapi bisa dipukul lepas." Mo'er mengelus kepala Guo Guo dengan lembut sambil tersenyum dingin - kalimat ini jelas diajarkan oleh Ai Wei'er.
"Jangan terprovokasi. Karena cara duel sudah dinyatakan dan dua Ksatria Naga setuju, pertikaian tanpa makna akan mengurangi kewibawaan kita." Perkataan Master Penyihir Suci Santo Ajaib Puskas meredakan ketegangan antara milisi Bimon dan Ksatria Suci yang saling berhadapan dengan penuh kewaspadaan.
"Benar, dua negara berperang tidak membunuh utusan." Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
"Baik... baik..." Uskup Kaka yang marah hingga tertawa, membersihkan darah di sudut mulut dengan penuh kebencian.
"Pukulan Guo Guo ini sangat terukur, meskipun Uskup Agung bicaranya agak cadel, namun belum menderita cedera serius."
"Sebenarnya aku juga ingin melihat budaya Bimon seperti apa, rombongan kerajaan Saint Anthony belum pergi, lagu 'Hyjal Tak Pernah Tidur' yang dinyanyikan penyanyi tenor Fan Biten dari rombongan itu masih sangat kuingat. Biarkan grup opera yang mewakili level tertinggi umat manusia ini beradu dengan delegasi Bimon, mana yang benar-benar memiliki atmosfer budaya." Master Santo Qi Ao menatap sekeliling: "Tuan-tuan, tunjukkan sikap elegan kalian, bagaimana pendapatmu?"
"Master terhormat, bagaimana jika mereka kalah dalam pertarungan budaya?" Uskup Kaka menutupi mulutnya dengan saputangan.
"Kau yang bilang." Liu Zhenhan mengulurkan tangannya.
"Bakar binatang bulu es dan salju jahat ini di tiang gantungan!"
"Lalu jika kau kalah?" Liu Zhenhan membalas: "Mau dipukul lagi olehnya?"
"Tidak masalah."
"Pertarungan budaya dan fisik berbeda, aku ingin bertanya, bagaimana menetapkan standar pengukurannya?" Ning Yu bertanya.
"Dengan tepuk tangan penonton Kota Valencia sebagai penilainya!" Uskup Kaka menyeringai.
“Untuk keadilan, mulai sekarang semua orang di sini akan pergi bersama ke Teater Goethe. Semua balkon lantai atas milik kita. Mari kita lihat dari dekat apa itu budaya dan seni sejati. Lalu kita lihat juga apa itu keberanian bertarung.” Mata Master Puskás berbinar-binar, terlihat jelas dia seperti provokator yang ingin membuat kekacauan.
Banyak yang tampak merespons seruannya, segera terdengar teriakan setuju.
“Apa kita yakin bisa menang?” Ning Yu berbisik pada Liu Zhenhan.
“Kapan kau lihat aku bertarung tanpa persiapan?” Liu Zhenhan tertawa: “Bimon suku Monyet, apa mungkin punya budaya seni sejati? Berapa banyak Bimon di sini?”
“Adu argumen lebih baik daripada adu fisik.” Mo'er tersenyum.
“Harusnya disebut 'Bersaing dengan manusia, itu kesenangan tak terhingga'.” Lao Liu menyobek sayap seekor kalkun: “Aku ingin ubah pola pikir manusia yang menyamakan Bimon dengan binatang buas.”
“Keyakinan berlebihan adalah kesombongan setan. Aku dengar itu dalam nada bicaramu.” Biarawati kecil itu menyela.
“Biksu kecil, aku juga menemukan sesuatu dalam nada bicaramu.” Liu Zhenhan melempar tulang ayam sambil menyipitkan mata segitiganya.
“Kekaguman.” Liu Zhenhan tersenyum.
“Kurang ajar juga termasuk sifat setan...”
“Obisilachi!” Liu Zhenhan langsung menutup telinga dengan wajah masam.
Tatapan biarawati kecil itu jernih tak tertandingi, di seberangnya Penyihir Suci Santo Ajaib tersenyum ramah.
BAB KE-119 PERTARUNGAN BUDAYA
Teater Goethe adalah bangunan raksasa berbentuk layar kapal.
Kali ini, selain mengeluarkan dana besar, Teater Goethe juga menggunakan berbagai koneksi dan hutang budi untuk mengundang Royal Troupe Santo Antonio melakukan pertunjukan di sini.
Kecintaan manusia terhadap opera melebihi segalanya, hanya pertarungan berdarah di arena gladiator yang bisa menyainginya. - Dari sini terlihat, manusia sebenarnya adalah ras yang haus darah dan suka berperang.
Santo Antonio hanyalah negara berdaulat kecil di antara kerajaan-kerajaan manusia. Penduduknya, baik pria maupun wanita, lemah gemulai seperti Angin Pasat Andes yang menunjukkan kelemahan militer negara ini.
Segala sesuatu memiliki dua sisi. Seperti Kekaisaran Pompeii yang militeristik tak mungkin melahirkan master seni budaya, Santo Antonio justru menjadi ibu kota seni dan budaya terkemuka di dunia manusia. Royal Troupe mereka merepresentasikan puncak seni tertinggi Santo Antonio bahkan seluruh peradaban manusia.
Manusia meremehkan ras beradab lainnya bukan tanpa alasan. Dari segi kemiliteran, kemampuan manusia dalam memahami sihir jauh di bawah Elf, fisik mereka tidak sekuat Bangsa Manusia Berbulu, teknologi peleburan logam kalah dari Kurcaci. Namun dengan kekuatan militer, mereka berhasil mengusir tiga ras beradab ini dan mendominasi sebagian besar wilayah Benua Aigean. Dalam hal pemerintahan sipil, ambil contoh Elf yang diakui elegan dan tampan. Dengan pemahaman seni mereka, tetap tidak pernah menciptakan seni pertunjukan tinggi seperti "opera" atau "tari", apalagi variasi vokal indah yang berkembang dari dasar opera—hal yang sama sekali asing bagi mereka.
Penyanyi adalah jiwa setiap kelompok opera. Latihan vokal seorang penyanyi ulung sulit digambarkan kerasnya. Selain bakat alami, latihan keras juga sangat krusial. Tanpa dedikasi belasan tahun, mustahil bisa memasuki gerbang seni ini.
Tiba-tiba, kedatangan banyak bangsawan terkemuka langsung membuat Gedung Teater Goethe bergemuruh. Meski bangsal VIP lantai dua sudah penuh, ruang kosong segera tersedia. Bos opera yang merupakan taipan serikat dagang ini gemetar di hadapan para bangsawan. Setelah Perdana Menteri kadipaten menjelaskan maksud kedatangan, sang bos segera mengatur segalanya dengan cepat.
Ketika pembawa acara wanita yang cantik di atas panggung berbalut beludru mewah menjelaskan secara ringkas kepada lebih dari 20.000 penonton bahwa selanjutnya akan ada pertandingan unik antara delegasi Kerajaan Bimeng dan penyanyi Royal Troupe Santo Antonio, reaksi pertama yang muncul adalah keterkejutan, disusul tepuk tangan gemuruh bagai guntur.
Kalimat "Seni tidak mengenal batas negara" terwujud dengan sempurna di sini.
Di bilik VIP lantai dua, sebagian besar pejabat tinggi juga menanti dengan penuh antisipasi. Banyak wanita bangsawan bahkan berbisik-bisik mengejek—apakah para Bimon ini akan menari hula sebagai bentuk seni?
Pernyataan Pemimpin Kaka adalah yang paling pedas. Menurutnya, Orang-orang Beastman Bimon seharusnya adalah barbar telanjang atau kanibal bermulut lebar bertaring tajam, yang satu-satunya cara mengekspresikan seni hanyalah dengan memukul genderang perang di medan perang.
Kali ini, dikelilingi perlindungan Ksatria Suci gereja dan ksatria naga, dia semakin tak terkendali. Berbagai kata hinaan terus meluncur dari mulutnya yang ompong—seperti kebiasaan Bimon bertukar istri atau menikahi ibu kandung sendiri. Omong kosong setengah dugaan dan asumsi ini terus bermunculan tanpa henti.
Di sekitar Uskup Agung, sekelompok bangsawan yang pengetahuannya tentang Bimon tidak jauh berbeda dengan pandangan kardinal ini. Meski terpesona oleh kecantikan luar biasa beberapa wanita Bimon, hal itu sama sekali tidak mengurangi rasa superior mereka yang setara dengan dompet yang gemuk — manusia selalu memiliki rasa superior yang taken for granted terhadap makhluk cerdas dari ras lain.
Satu-satunya yang tidak memiliki sikap superior ini adalah dua kepala keluarga Sherpa. Berkat interaksi bertahun-tahun dengan Kerajaan Bimeng, keluarga Sherpa memahami Bimon jauh lebih baik dibanding bangsawan-bangsawan yang bangga dengan sejarah keluarga ini. Terhadap omong kosong absurd itu, mereka hanya merasa geli. Selain "idiot", mereka benar-benar tidak menemukan kata lain untuk menggambarkan kesombongan orang-orang penting ini. Dari perhiasan saja, para utusan Bimon ini sudah bisa mengalahkan semua pusaka keluarga bangsawan Doluote. Dari sikap dan tutur kata, mereka juga jauh lebih elegan dan berwibawa dibanding sebagian besar bangsawan di sini. Atas dasar apa dikatakan Bimon harus berlarian telanjang?
Tentu saja, beberapa bangsawan dengan sejarah keluarga yang panjang secara alami juga tidak sudi merendahkan orang lain untuk meninggikan diri. Seperti dua keluarga Sherpa, mereka memilih diam.
Liu Zhenhan merasa klasifikasi bangsawan yang terpolarisasi ini sangat menarik. Kesombongan dan kerendahan hati manusia selalu bisa disaksikan dalam satu kesempatan yang sama.
Pertunjukan segera dimulai. Lampu sorot magis yang mahal mengubah cahaya menjadi berkilauan magis. Selain panggung, semua kursi tenggelam dalam kegelapan yang dalam.
Para seniman dari Teater Kerajaan Santo Antonio benar-benar luar biasa. Meski sebagian besar penonton sudah pernah mendengar simfoni indah "Carmen Tanjung Nalun", tepuk tangan gemuruh tetap memenuhi ruangan. Seorang konduktor mengatur ratusan pemain, lapisan musik yang kaya secara bertahap terungkap. Setiap instrumen mengekspresikan timbre-nya dengan jelas dalam proses permainan bergantian, lalu menyatu membentuk melodi sempurna. Ini membuka perspektif baru bagi para Imam Bemon yang ahli menggunakan instrumen pendamping.
Begitu lagu berakhir, tepuk tangan bergemuruh seperti ombak langsung memecah keheningan.
Master Puskás, Santo Archmage Santo, menggambar lingkaran di udara. Sebuah bola yang dikelilingi penghalang udara biru muda muncul, berisi nyala api kecil. Getaran tepuk tangan membuat nyala ini membesar perlahan. Dengan gerakan jari sang Master, bola berapi ini melayang ke dinding balkon dan terpaku seperti terkunci.
Kemampuan manipulasi magis yang menggabungkan elemen udara dan api ini memancarkan aura yang memikat, mengumpulkan tatapan penuh kekaguman dan kekaguman dari sekeliling.
“Sihir yang sangat sederhana, hehe, hanya perlu tepukan tangan menggetarkan udara, api kecilku ini akan merasakan getarannya. Nanti, siapa yang apinya besar berarti tepukannya paling keras. Selanjutnya, mari kita nikmati seni Kerajaan Bimeng?” Master Puskash tertawa terbahak: “Tuan Richard, siapa yang akan tampil dari kalian? Aku akan mengantar mereka ke panggung.”
Liu Zhenhan melirik sekeliling, semua orang menatapnya dengan bengong.
“Jangan-jangan aku yang jadi pembuka?” Liu Zhenhan tersenyum.
Melihat raut wajah antusias semua orang, Liu Zhenhan menunjuk, “Jenderal Pan, bawa saudaramu tampilkan kebolehan. Mereka punya orkestra simfoni, kita juga perlu kirim banyak orang.”
Jenderal Pan mengangguk, memberi isyarat ke prajurit panda. Semua panda segera mencabut Tombak Bermata dari punggung, meletakkan Zirah Pelat Perak di tanah, mengeluarkan jubah hitam berantai perak dari cincin ruang, hanya mengancing tiga kancing bawah, plus topi tinggi hitam untuk masing-masing.
Warna hitam-putih prajurit panda dipadukan dengan setelan serba hitam, benar-benar gelap total.
“Siap!” Jenderal Pan mengusap lingkaran hitam di matanya, lalu mengangguk anggun ke Penyihir Suci Santo Ajaib.
"Bahkan Master Puskás, seorang Penyihir tingkat Santo, yang menggunakan 'Balon Pengapungan' untuk mengangkut 20 Prajurit Panda dari balkon lantai dua ke panggung, tak bisa menahan keringat di dahinya. Ia menoleh ke Liu Zhenhan sambil berkata, 'Tuan Richard, bawahanmu benar-benar punya berat badan yang luar biasa!'"
"Saya sepenuhnya setuju dengan pendapat Anda, Master yang terhormat." Liu Zhenhan tersenyum sambil menggigit cerutu besar, "Prajurit-prajurit saya mahir dalam seni bela diri dan seni budaya. Di wilayah kekuasaan, kami sering mengadakan pesta dansa dan pertunjukan musik. Saya yakin penampilan mereka akan tak terlupakan bagi siapa pun."
Para bangsawan manusia termasuk Kardinal memandang Liu Zhenhan dengan tatapan seperti melihat orang idiot. Dua puluh prajurit menari di panggung? Mahir dalam seni bela diri dan budaya? Jangan-jangan ini akrobat pemutar batang besi dari sirkus?
"Selanjutnya, Prajurit Panda Panta akan membawakan lagu 'Harus Mencintai'. Nama saya Jenderal Pan." Di tengah panggung yang diperkuat oleh formasi pengeras suara, Gud dengan gaya cool meletakkan tangan di tepi topi. Para Prajurit Panda berbaris rapi membentuk formasi serangan berbentuk V di belakangnya. Dada lebar seperti cakram besi setiap prajurit sengaja terbuka karena kancing baju yang sengaja tak dikancing, otot-otot berlekuk yang terpapar lampu sihir memantulkan kilauan, memicu teriakan histeris para wanita.
Kekuatan fisik mereka benar-benar menggetarkan. Otot-otot yang terbentuk melalui pelatihan ketat terlihat sempurna dan proporsional, seperti patung yang indah. Kebanyakan manusia hanya dapat menemukan kata-kata yang setara untuk menggambarkan mereka dalam legenda gereja tentang raksasa Samson dan Goliat.
Pendeta Rakun Lemerre yang sudah lama mencari nafkah di Feilengcui telah sangat akrab dengan para Prajurit Panda ini. Dia mengeluarkan Maracas miliknya dan mulai mengiringi tarian Prajurit Panda Panta.
Penonton di Teater Goethe menikmati tarian energetik paling modern dan trendi sepanjang sejarah.
Tarian para panda sangat lincah dan terkoordinasi, penuh ritme dan dinamika. Gerakan mereka membuat semua manusia tak bisa mengungkapkan perasaan selain kekaguman dan keheranan. Suara Jenderal Pan mengandung nuansa logam yang sangat digemari anak muda masa kini. Tarian kelompok mereka serempak dan penuh tenaga, terutama saat Jenderal Pan menyanyikan lirik legendaris "Bùdébù Ài～" sambil menirukan gerakan kaku boneka magis logam - lutut tak bergerak, tubuh meluncur ke samping - memicu teriakan histeris. Sebagai utusan diplomatik, Jenderal Pan dengan cerdik menyamarkan kata-kata sarkastik tentang manusia melalui intonasi yang tidak jelas selama pertunjukan.
“Sungguh keren! Saat gerakan tarian boneka magis logam ini diadaptasi menjadi koreografi, gerakannya yang lentur dan lancar ternyata begitu memukau serta penuh semangat muda.”
Bahkan musisi dari Royal Troupe Santo Antonio pun terpana, mereka yakin inspirasi gerakan Jenderal Pan pasti berasal dari gaya tokek berjalan.
“Penuh dinamika! Bentuk tarian sambil bernyanyi seperti ini belum pernah kudengar, ini disebut tarian apa?” Penyihir Suci Santo Ajaib bertanya sambil asyik menonton.
“Di bawah komandoku ada seorang bangsawan Wolff. Tarian ini dirancangnya dengan iringan nyanyian, kami di Feilengcui menyebutnya nyanyi-tari.” Liu Zhenhan mengangkat alisnya, menjawab sopan pertanyaan sang Master.
“Wolff? Suku Serigala Bimon yang terkenal di dunia dalam pertempuran, masak ahli menari juga?” Master Puskas terheran-heran.
“Ahli perang tidak boleh bisa menari? Setiap bangsawan Wolff adalah penari terbaik. Bukankah manusia punya pepatah 'menari bersama serigala'?” Liu Zhenhan balik bertanya.
“‘Menari bersama serigala’? Oh...” Sekelilingnya serentak tersadar.
Bodoh! Tiga kelompok penari terbaik Bimon: Kupu-kupu, Wolff, dan Angsa, semuanya di bawah komandoku. Berani saingi kami? Cari mati! Lao Liu dan dua Naga Peri tertawa diam-diam.
"Pertunjukan Prajurit Panda Panta memang mendapat pengakuan besar, bahkan seorang wanita muda mempersembahkan buket bunga untuk Jenderal Pan yang tampan dan perkasa ini. Kecuali lingkaran hitam seperti kacamata hitam, dari segala aspek Jenderal Pan memang tampan. Selain beberapa ciri ras, perbedaan Bimon dengan manusia sebenarnya tidak signifikan."
Master Puskash nyaris terlena hingga hampir lupa membuat "balon api" untuk mengukur volume tepuk tangan. Meski sudah melewati puncak, nyala api dalam bola itu masih lebih besar dibandingkan saat Royal Symphony Orchestra Saint Antonio memainkan "Tanjung Nalun Carmen".
"Ini psikologi kontra, psikologi kontra yang bermain!" Uskup Kaka melompat-lompat sambil berteriak.
"Ini baru ujian pertama, kenapa kau begitu khawatir? Yang Mulia Uskup?" Liu Zhenhan mengelus kepala Guo Guo sambil menyeringai dingin.
"Bego~" Burung beo di bahu Lao Liu berlagak seperti musang sambil mencaci.
"Ya Tuhan~" Biarawati kecil di samping terus-menerus membuat tanda salib. Dia benar-benar ketakutan oleh burung beo ini.
Dalam ujian kedua, Royal Troupe Santo Antonio juga menyembunyikan kesombongan mereka. Kesimpulan dari ujian pertama membuat mereka tidak berani meremehkan ras Bimon lagi, sehingga mereka mengirimkan penari wanita Elf terbaik mereka. Penari wanita Elf yang dilatih sejak kecil ini juga merupakan salah satu pilar utama Royal Troupe Santo Antonio, menguasai dua aliran tarian era Renaisans manusia: klasikisme dan romantisme. Kali ini dia menampilkan tarian "Flamenco" yang telah dimodifikasi, menekankan ritme dan kebebasan, dengan jubah merahnya berputar di panggung bagai api yang hidup melompat, kecantikannya membuat hati berdebar.
Kali ini tepuk tangan bergemuruh, tak ada yang pelit memberi pujian pada wanita cantik.
Sayangnya Bimon kembali unggul. Kehadiran Gatanie langsung mengalahkan pesona penari Elf cantik itu, tepuk tangan yang deras bagai hujan pun terhenti mendadak. Gatanie yang telah berganti pakaian tari dari cincin ruang, turun dari udara dengan sayap putih terkembang, tubuh ramping nan seksi, wajah suci yang memesona - bahkan kecantikan Elf pun tak mampu menyainginya.
"Balet! Demi Dewa! Ini adalah balet yang hanya bisa dipelajari wanita bangsawan angsa Saimai!" Beberapa bangsawan tua dari keluarga berpengaruh akhirnya menunjukkan pengetahuan mereka.
"Benar-benar pertunjukan balet!" Liu Zhenhan menatap takjub ke arah Gatanie yang lentik sedang mempertunjukkan keahlian khas suku Smyer "Danau Angsa" di atas panggung. Matanya memancarkan kilau hijau yang menakutkan, bagaikan binatang buas yang baru bangun dari hibernasi.
Sebuah tangan kecil menarik-narik bajunya. Lao Liu menoleh dan bertemu dengan tatapan jernih biarawati muda itu.
"Menodai keindahan adalah hasrat setan. Aku melihat ekspresi itu di matamu. Kau harus belajar menahan diri." Suara dingin biarawati muda itu memadamkan gejolak dalam diri Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan sudah tak punya tenaga untuk mengumpat. Rasanya tatapan biarawati kecil ini seperti menyiramnya dengan air dingin dari kepala.
Wajah suci Gatanie dan gerakan tariannya yang anggun, hanya sampah seperti Lao Liu yang bisa punya pikiran mesum dalam situasi seperti ini.
Penonton manusia bertepuk tangan sampai telapak merah tanpa sadar. Apresiasi terhadap keindahan lintas ras sama saja. Gemuruh tepuk tangan bergelombang, hampir merobek atap gedung.
Wajah Uskup Agung semakin suram.
Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak melihatnya. Guo Guo menjulurkan lidah ke arah kardinal berbaju merah itu sambil membuat wajah mengerikan.
Selanjutnya, penyanyi tenor dari San Antonio, Fan Bitton akhirnya tidak tahan lagi untuk tampil. Lagu nyanyiannya disebut "suara magis menusuk otak", nada tinggi bisa terus naik tiga tahap. Konon suaranya bisa membuat cairan anggur dalam gelas kristal bergejolak hanya dari jarak dekat. Dengan bantuan formasi pengeras suara, nada tingginya bahkan bisa terdengar jelas di setiap sudut Kota Valencia.
Penyanyi klasik dengan lagu klasik "Malam yang Tak Terlelap". Kembali kalah telak.
Bagaimana mungkin Liu Zhenhan mengirim Toni, yaitu Siren yang menyerah itu. Suara Siren hanya bisa digambarkan sebagai surgawi. Baik nada tinggi maupun rendah, manusia dan Siren tidak sebanding. Nada tinggi Toni bisa menghancurkan gelas kristal.
Selanjutnya adalah Tarian Kupu-kupu Mo'er. Grup Royal Antonio sudah agak malu untuk mengirim orang lagi. Perbedaan kemampuan terlalu jauh. Membandingkan tomat dan kentang masih bisa dimaklumi, tapi kalau harus adu ukuran dengan labu, itu benar-benar memalukan.
Lagu "Rambut Seperti Salju" yang penuh kesedihan dari Orang Kesturi A Du membuat gedung opera gempar. Penonton manusia tak bisa memahami bagaimana suara serak bisa menyampaikan makna sedalam itu. Semua penonton manusia berdiri memberikan tepuk tangan gegap gempita sebagai bentuk penghormatan kepada delegasi Bimon.
Kekalahan pasukan bayaran Angin Puting Beliung bukanlah perang antara Kadipaten Dolot dan Kerajaan Bimeng. Jadi Dolot masih bisa menunjukkan keramahan mereka terhadap misi diplomatik Bimon, terutama dalam atmosfer seni elegan yang memabukkan ini.
"Luar biasa! Aku belum pernah melihat pertunjukan sehebat ini!" Master Puskash, Sang Penyihir Santo Oddio, begitu bersemangat hingga terlihat agak linglung.
"A Du sebenarnya tidak cocok menyanyikan 'Rambut Seperti Salju'. Di benakku sudah ada lagu 'Dia Pasti Sangat Mencintaimu' yang akan kuhadiahkan untuknya." Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
"Tunggu apa lagi? Panggil Kardinal ke sini. Kalah harus menerima konsekuensi, silakan makan pukulan Guo Guo sekali lagi." Daisy menunjuk balon api milik pihak Bimon yang menempel di dinding, perbedaan nyala api antara kedua balon itu memang sangat mencolok.
"Aku keberatan karena tidak boleh tampil." O'Neill bergumam pelan.
"Aku protes! Siren bukanlah Bimon! Mengapa mereka bisa dihitung sebagai bagian dari pertunjukan kalian?!" Kardinal Kaka berkata dengan marah: "Aku sama sekali tidak kalah!"
"Penari Elf juga bukan bagian dari ras manusia, bukan?" Nana menyeringai dingin.
"Apa kalian mau ingkar janji?" Liu Zhenhan menyunggingkan senyum menghina.
"Ini tidak adil! Kalian hanya memanfaatkan rasa penasaran rakyat biasa manusia kami. Ini bukan kompetisi yang fair!" Kardinal Kaka menyembunyikan diri di belakang Ksatria Suci, tetap bersikukuh.
“Lantas ngomong apa lagi!” |Liu Zhenhan menendang meja hingga terguling dengan suara |gedebuk, langsung mengeluarkan |arquebus Guli. Para |Ksatria Suci serentak menghunus |senjata. Pemanah |pemanah Centaur Nedved memasang anak panah dengan enam jarinya, busur terentang maksimal - pertempuran siap pecah kapan saja.
Pasukan dari |Pasukan Tentara Bayaran Macan dan dua pemimpin |keluarga Sherpa wajahnya pucat ketakutan.
"Aku datang membawa ranting zaitun dan |arquebus Guli. Jangan biarkan ranting zaitun ini terlepas dari tanganku." Liu Zhenhan menyipitkan matanya, asap dari |cerutu di mulutnya mengepul perlahan. Nadanya penuh ketegasan tak terbantahkan.
"Bimon yang benar-benar arogan!" |Dou Qi Ksatria Naga Gaxia langsung melonjak, disertai cibir sinis.
"Diam semua kalian!" |Penyihir Suci Santo Ajaib Master Puskash melototi Uskup Kaka: "Yang Mulia, di hadapan Dewa, apakah Anda akan mengingkari janji? Aku tidak mau melihat pertumpahan darah sia-sia karena satu orang!"
"Master, sepertinya Anda memihak para Bimon ini!" Ada rasa tersinggung dan kesal dalam nada Uskup Kaka.
"Omong kosong! Yang kupihak adalah kebenaran!" Master Puskash mengusap ingus yang meleleh dari hidungnya yang kumal, berteriak dengan penuh wibawa.
“Tuan Tanah Richard, segala hal harus memiliki batasan ya...” Pangeran Chamberlain juga menyela dengan nada sarkastik.
"Perkataanmu kuingat baik-baik." Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, melambaikan jari pada Uskup Kaka.
Uskup Kaka melihat tak ada lagi yang membelanya, dengan marah menghentakkan kakinya, wajah penuh kekecewaan, perlahan melangkah keluar. Guo Guo berlari kencang, sebelum sempat melihat apa yang akan dilakukannya, tiba-tiba melompat dan menghantamkan pukulan "Meriam Penembus Langit" ke dagu Uskup, membuat tubuhnya terlempar mundur dan jatuh dari lantai dua ke kursi penonton. Seorang Ksatria Suci dengan refleks cepat menyambar jubah Sang Uskup. Namun pukulan Guo Guo terlalu kuat, ditambah jubah sutera Timur mewah yang dikenakan Sang Uskup, terdengar surar sobekan kain keras - Uskup berjubah merah itu terjatuh "brak!" ke kepala penonton di bawah dalam keadaan telanjang bulat.
Seluruh ruangan gempar.
Sepertinya tak ada yang menyangka seekor Binatang Bulu Es dan Salju memiliki kekuatan luar biasa, semua orang tertegun memandang Guo Guo yang gemuk dan tampak sangat puas diri.
"Pertarungan intelek selesai, sekarang pertarungan fisik!" Liu Zhenhan memandangi para Ksatria Suci yang wajahnya membara kemarahan: "Bagi yang tak suka kami, silakan tantang!"
Sarung tangan demi sarung tangan segera dilemparkan ke target masing-masing. Dua puluh Orang Kesturi tak ada yang terlewat, semua terpilih oleh sarung tangan, termasuk pemanah Centaur Nedvěd yang terlihat agak kurus, sementara milisi lainnya tak ada yang terpilih.
"Hehe..." Liu Zhenhan tertawa: "Benar-benar Ksatria Suci, semakin banyak semakin tahu barang bagus."
Bab 120: Aura Panah Berlarian di Koridor Panjang
Di tribun arena gladiator.
Liu Zhenhan dan Master Puskás duduk berjajar, dikelilingi oleh lingkaran orang yang berdiri dalam keheningan. Hanya suara retak-retak api unggun raksasa di tengah arena gladiator yang terdengar, cahaya api yang berkedip memantul di dua wajah yang mirip.
Banyak tempat duduk kosong di sini. Beberapa orang terhormat duduk di kejauhan, dikelilingi lingkaran pengikut mereka sendiri, berdiri berjajar jelas terpisah dari sisi Liu Zhenhan.
Beberapa orang terhormat ini awalnya duduk bersama Master Puskás. Sebuah pandangan membuat mereka layu seperti teratai layu di musim gugur.
Mereka melihat cahaya yang memancar dari mata kotor Master Puskás, cahaya yang membara seperti api unggun di tengah arena gladiator, sepanas besi panas yang baru keluar dari tungku.
Maka yang tersisa duduk di samping sang Master hanyalah Liu Zhenhan.
"Kedua orang ini sama-sama buruk rupa. Liu Zhenhan buruknya terlihat gagah berani, sang Master buruknya terlihat kusut dan dekil."
Biarawati kecil berdiri menjauh, matanya sama sekali tidak menatap ke arah ayahnya. Tatapan Master Puskás tertuju padanya, namun dia pura-pura tidak melihat.
Liu Zhenhan merasa hubungan ayah-anak ini agak menarik. Karena sampai sekarang, biarawati kecil belum pernah memanggil tua ini sebagai ayah di hadapannya. Tuan Liu adalah orang yang suka ikut campur dan iseng, selain memiliki indra penciuman tajam terhadap privasi orang, dia juga dipenuhi rasa ingin tahu dan keinginan untuk menyelidiki.
Matanya bolak-balik mengamati ayah dan anak ini, sampai-sampai membuat pasangan ayah-anak dengan selisih usia besar ini tersipu malu.
"Richard, mengapa kau tidak menentang metode pertandingan ini?" Master Puskás berdehem dua kali lalu bertanya pada Liu Zhenhan, "Penyerang jarak jauh bertarung melawan prajurit, tidakkah kau merasa dirugikan?"
Disebut penyerang jarak jauh sebenarnya agak berlebihan untuk Orang Kesturi, ketapel mereka di mata kebanyakan orang hanyalah mainan belaka.
Kapten Pasukan Tentara Bayaran Harimau Ganas, Rossi dan istrinya sama-sama menyimak baik-baik. Anak setengah elf mereka juga menatap bos masa depan mereka. Sebagai sesama pengguna serangan jarak jauh, mereka ingin tahu rencana apa yang ada di benak sang tuan tanah.
"Aku tadi terlalu cepat bicara. Haha. Tapi aku percaya pada mereka." Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
“Apakah tidak terasa bahwa kita manusia agak tidak tahu malu, menggunakan prajurit ahli ilmu bela diri untuk menantang penyerang jarak jauhmu secara jarak dekat?” Master Puskash berkata sambil tersenyum.
“Keunggulan dan kelemahan terbesar manusia dibanding Bimon bisa terlihat dari hal ini. Manusia bisa menyadari kekurangan diri sendiri secara jelas dan menghadapinya. Para Ksatria Suci ini tahu mereka bukan tandingan prajurit Bimon lain, jadi mereka memilih prajurit Bimon paling lemah sebagai lawan duel.” Liu Zhenhan mengorek hidungnya yang mulai berbentuk tapi semakin jelek dengan jarinya, “Dibanding prajurit manusia, prajurit Bimon terlalu keras kepala. Mereka tidak takut pada yang kuat, tapi tidak sadar ketidaksanggupan ini akan membawa kerugian besar.”
“Prajurit yang hebat harus tahu kapan maju dan mundur.” Daisy mengangguk di sampingnya.
“Kalau tidak, bagaimana mungkin kalian manusia bisa mendominasi seluruh benua? Mustahil tanpa kecerdikan ini.” Liu Zhenhan tertawa.
“Setelah pertarungan ini selesai, aku ada beberapa hal yang ingin dibicarakan secara pribadi denganmu...” Master Puskash menatap Lao Liu lama-lama, berbisik padanya.
Liu Zhenhan tetap menatap lurus ke depan, mengangguk dengan senyuman.
Duel telah dimulai. Dua puluh Ksatria Suci berdiri di tengah arena, menunggu Prajurit Kesturi. Saat ini para Prajurit Kesturi masih berada di tribun penonton yang lebih tinggi.
“Bukan takut, kan?” Ksatria Naga Cacia berkata pada Liu Zhenhan dengan nada mengejek.
“Ya, aku takut... Aku takut membunuh begitu banyak Ksatria Suci, gereja kalian akan merepotkanku.” Liu Zhenhan mengelus pipi Guo Guo di pangkuannya sambil menggeleng.
“Tidak perlu khawatir. Pertarungan, kapan pun itu, selalu kami lakukan dengan prinsip keadilan. Jika kau mampu, silakan coba.” Ksatria Naga Cacia menyeringai melihat postur kurus Orang Kesturi dan ketapel besar di pinggangnya.
Melihat lawan menantang dan bos mengangguk, prajurit Orang Kesturi memanggil Kendaraan Tunggangan dari cincin mereka. Karena kelangkaan cincin tujuh lapis emas, tujuh prajurit berbagi satu cincin dimensi. Kemunculan 20 Burung Raksasa Newton membuat tribun gempar. Angin dari lari awal burung-burung itu terdengar seperti gemuruh guntur.
“Pasukan Kavaleri Udara?” Ksatria Naga Cacia menggigit bibirnya, memandang Liu Zhenhan dengan geram. Akhirnya dia paham mengapa Liu Zhenhan begitu tenang. Kendaraan Tunggangan Ksatria Suci biasa hanyalah kuda perang, mana mungkin punya kendaraan terbang. Lagipula beberapa Ksatria Suci tinggi juga tidak hadir dalam pesta mewah yang bertentangan dengan ajaran, sekarang mencari mereka pasti sudah terlambat.
Liu Zhenhan mengangkat bahu, membuat pose yang menurutnya keren tapi di mata orang lain terlihat sangat konyol.
"Tak heran sebagai Pendeta Naga Ganda, bisa memiliki begitu banyak cincin ruang. Dari mana dapat tujuh lapis emas bawah tanah sebanyak ini? Jangan bilang kau menemukan jalur bijih tujuh lapis emas, bahkan Dark Elf pun butuh waktu lama untuk mengumpulkan sebanyak ini." Master Santo Ajaib memeriksa tangan kanan Liu Zhenhan dengan tatapan ambigu.
"Aku menemukannya." Liu Zhenhan langsung merasa sensitif dengan topik ini, segera mengalihkan topik.
Ning Yu dan para kecantikan lainnya yang cerdik itu hanya mencuri pandang ke arah Lao Liu tanpa berkata apapun.
"Kebohongan adalah setan..." Biksu kecil itu kembali bergumam dari kejauhan, membuat Liu Zhenhan segera menutup telinganya.
"Banyakkah benda ini? Bolehkah aku minta satu?" Master Puskas tersenyum.
Liu Zhenhan melepas cincin ruangnya dan menyerahkannya dengan kedua tangan kepada master tersebut.
"Tujuh lapis emas bahkan lebih berharga daripada adamantium. Aku tak mengerti, bagaimana bisa kau mendapatkan barang langka seperti ini!" Penyihir Santo Ajaib itu menggoyang-goyangkan cincin sambil menggeleng, wajahnya penuh keheranan.
"Masalah karakter pribadi." Liu Zhenhan tertawa terbahak sambil memeluk lelaki tua yang penuh kekaguman ini.
"Pasukan Kavaleri Udara Newton sudah terpisah kelompok demi kelompok dengan Ksatria Suci, sedang bertarung sengit. Meski ksatria suci kelas rendah ini memiliki Dou Qi dan lebih kuat dari prajurit biasa, mereka tidak bisa menggunakan 'Sinar Pedang'. Ditambah tidak membawa perisai, mereka jadi sasaran empuk Orang Kesturi yang melempari kerikil telur burung pipit dari posisi tinggi."
"Tenaga kerikil telur burung pipit yang ditembakkan dengan ketapel besar cukup mematikan. Ini terlihat jelas dari wajah para Ksatria Suci. Meski terlindungi Dou Qi dan tidak sampai tewas, situasi ini sangat memalukan. Orang Kesturi sekali tembak melemparkan beberapa kerikil sekaligus dengan gerakan cepat. Sekalipun jurus pedang ksatria kelas rendah ini bagus, mustahil bisa menangkis semua serangan. Apalagi dalam duel, batas antar kedua pihak sudah ditentukan. Setelah belasan ronde, wajah para Ksatria Suci berubah ungu kebiruan, mata mereka bengkak seperti ikan mas hitam, atau tangan mereka yang tertembak - sarung tangan taktis seberapa tebal pun tak bisa melindungi jari dari hantaman!"
"Sayangnya, Cincin Ruang tidak bisa memanggil benda dari tempat tinggi yang kosong. Kalau tidak, dengan satu cincin berisi ratusan Ton batu besar, setiap anggota Pasukan Udara Newton cukup menjatuhkannya dari udara untuk menghabisi para Ksatria Suci ini." Liu Zhenhan menghela napas penyesalan.
“Anak muda! Sihir ruang pada dasarnya adalah sihir yang paling memperhatikan keseimbangan antara langit dan bumi. Setiap ruang adalah dunia alam kecil. Jika benar seperti katamu, mengandalkan satu ruang untuk merusak keseimbangan ruang lain, maka makna dasar sihir tidak akan ada lagi. Boneka logam di dua cincinmu itu juga jangan dipakai berkelahi, lebih baik langsung jatuhkan dari udara ke siapa pun yang mengganggumu, pasti tak ada yang bisa bertahan.” Master Puskas mengelus kepala Liu Zhenhan seperti seorang sesepuh, lalu menunduk sambil tertawa geli memeriksa cincin di jari tengahnya. Karena agak longgar, dia melepasnya dan memindahkan ke ibu jari.
Para Ksatria Suci di arena gladiator telah membalikkan situasi. Mereka kini lebih bijak, memutar badan dan membelakangi Pasukan Kavaleri Udara Newton sambil mengangkat pedang untuk melindungi wajah. Dengan lengan yang juga menutupi, mereka menggunakan strategi ganda. Begitu melihat pasukan udara Newton mendekati depan, mereka langsung berputar dan menampakkan punggung berzirah tebal kepada kavaleri udara. Biarkan saja panah menghujam, zirah mereka cukup kuat.
Ksatria Naga hampir pingsan karena marah. Sekumpulan Ksatria Suci yang bertingkah seperti pria selingkuh tertangkap basah di ranjang, semua menutupi wajah – benar-benar merusak citra Ksatria Suci.
"Tapi dia juga tidak punya cara apa pun. Tingkat Dou Qi para Ksatria Suci ini terlalu rendah, sama sekali tidak bisa mengeluarkan Sinar Pedang, mana mungkin bisa melawan kavaleri udara." Hanya bisa membuat giginya yang putih gemeretak "krek-krek".
"Seandainya aku membawa ksatria elang listrik kali ini! Cuma perlu lima ksatria elang listrik, para sampah kavaleri udara ini akan tercabik-cabik oleh mereka!" Ksatria naga Denis dari Kekaisaran St. Francis juga ikut mengoceh keras setelah kejadian.
Liu Zhenhan melirik tajam ke arah si bocah ini. Lao Liu merasa wajahnya terlihat sangat menyebalkan.
"Anggap saja seri." Ning Yu benar-benar tidak tahan melihatnya lagi.
"Terserah kamu." Liu Zhenhan merasa ini sangat lucu, sekelompok Ksatria Suci dihajar sampai babak belur.
"Masih belum pada kembali semua!" Ksatria naga Gacia melirik penuh kebencian ke Lao Liu, berteriak marah ke arah para Ksatria Suci di arena pertarungan.
"Aku yang akan!" Ksatria Suci Huajin langsung berdiri "deng", matanya menatap tajam pemanah ulung suku Haus Nedved, pandangannya garang: "Panggil kendaraan udara mu! Pemanah Bimon!"
Sebagai seorang Ksatria Suci dari Ordo Oak Leaf Pedang yang bertugas di gereja Kadipaten Dolot, Hua Jin adalah ahli ilmu bela diri yang mampu melepaskan Sinar Pedang sekaligus binaan utama gereja. Kendaraan tunggangannya adalah monster terbang Griffin. Bahkan jika pemanah Centaur ini memiliki kendaraan tunggangan Burung Raksasa Newton, kematiannya sudah pasti. Menghadapi hasil seri pertama yang memalukan ini, Ksatria Suci Hua Jin murka dan bersumpah akan membuat para Bimon ini berdarah.
"Yang Mulia Ksatria Suci, saya tidak memiliki kendaraan udara," kata Nedved dengan penuh penyesalan. "Tuan Richard pernah menganugerahi saya kendaraan, tapi saya menderita fobia ketinggian."
"Kalau begitu rasakanlah ilmu pedangku di darat!" hardik Ksatria Suci Hua Jin. Tanpa kendaraan udara, kematian akan datang lebih cepat.
"Pavel, kau adalah ahli yang kudapatkan dengan menukar cincin dimensi dan meminjam dari Tuan LeMaire. Jangan mengecewakanku." Liu Zhenhan menepuk pantat kempes Nedved.
"Di Kerajaan Bimeng, tak ada prajurit yang berani bersikap angkuh terhadap Shenjian Zheqin. Memang manusia berbeda dengan Bimon. Tapi tenang saja, Yang Mulia, Shenjian Zheqin tak pernah gentar menghadapi tantangan apa pun." Nedved membelai sulaman harpa emas di dadanya dengan bangga.
“Richard, saya tegaskan dari awal, apapun situasi pertempurannya, cincinmu tidak bisa dikembalikan!” Imam Rakun Le Mer mengelap hidung bawangnya sambil berteriak pada Liu Zhenhan.
“Shenjian Zheqin?” Para manusia tertegun serentak mendengar istilah ini, lalu tersadar, “Ah, itu kan pemanah ulung Bimon! Ngapain pakai nama aneh begitu!”
Orang paling bodoh pun tahu konsekuensi pemanah dikeroyok prajurit ahli ilmu bela diri, terutama bagi Ksatria Penjaga.
Dua jagoan bertarung itu memasuki pusat arena gladiator, saling memberi hormat ala kesatria. Ksatria Suci Hua Jin menyabetkan pedang kosong dua kali lalu menempatkannya di alis. Pemanah Centaur Nedved mengeluarkan busur panjang, memeluknya di dada, lalu membungkuk hormat pada ksatria suci di seberang.
Melihat adegan ini, Elf Meara Hamm segera memberi pelajaran pada dua anak setengah elf-nya: “Lihat ini baik-baik, ini bahasa pemanah sejati. Jika duel antar pemanah, harus menembakkan panah di depan dan belakang sebagai batas arena, dilarang mundur atau menghindar. Tapi kalau duel melawan prajurit, tak perlu begini... Jangan pernah bertarung jarak dekat dengan prajurit, pemanah sejati takkan lakukan ini. Radius senjata prajurit dalam jarak dekat sangat merugikan pemanah. Nasib pemanah yang tak bisa menjaga jarak...”
Saat itu, dua ahli di dalam arena gladiator berbalik membelakangi satu sama lain, melangkah mundur, dan berhenti secara bersamaan pada jarak 20 yard.
Kostum Nedvěd adalah tipikal Pemanah. Baju zirah hitam dari kulit penyu berlapis baja, dengan sarung busur kulit rusa di kedua pinggang menyembul sampai sisi pinggang - satu busur yew panjang dan pendek. Busur-busur itu bergaya klasik dengan ukiran rumit, bagian pegangan mengilap. Di punggungnya terpasang dua sarung panah kulit rusa berisi ratusan anak panah berwarna-warni, bulu-bulu panahnya mekar seperti merak yang mengembangkan ekor.
“Ksatria Suci Hua Jin kini memegang perisai berbentuk elang di tangannya. Perisai ini diambilnya dari pelana tunggangan Griffin yang baru saja dipanggilnya. Desain perisai bersayap ini cocok untuk pertahanan sekaligus serangan. Pilihan bijak dalam menghadapi pemanah. Ksatria Suci Hua Jin memilih tidak bertarung dengan menunggangi Griffin. Bukan karena belas kasihan, melainkan kekhawatiran bahwa jarak udara justru menguntungkan pemanah ulung tersebut. Sebagai musuh alami semua pasukan, kemampuan pemanah harus diwaspadai. Meskipun Griffin perkasa, makhluk itu bukan abadi. Sebagai Ksatria Suci senior dari Ordo Perisai Daun Ek, Hua Jin dilengkapi zirah tahan sihir, Dou Qi, dan perlindungan tambahan dari perisai baja. Kecuali terkena panah armor-piercing atau anak panah silang seberat 25 ons, Ksatria Suci seperti ini bagai benteng logam tak tergoyahkan bagi pemanah biasa. Pertempuran udara justru berisiko meningkatkan daya hancur panah lawan akibat gaya gravitasi saat menukik, sehingga pertempuran darat lebih dipilih.
Masak sih Ksatria Suci senior dengan perisai bisa kalah dari pemanah dalam jarak 20 yard? Garing banget kalau sampai begitu!
"Master, menurutmu siapa yang lebih mungkin menang?" Liu Zhenhan dan Master Puskas asyik menghisap cerutu masing-masing, menghembuskan asap dengan santai.
"Nggak tahu." Saint Ajaib Penyihir menggelengkan kepala.
“Bukankah pandangan Master seharusnya bisa meramal masa depan? Bagaimana kau bisa menjawab 'tidak tahu' padaku?” Liu Zhenhan bertanya heran.
“Aku bukan dewa, hanya seorang penyihir. Bukan dukun yang terus-menerus bertanya pada bola kristal.” Master Puskash memutar matanya, “Bukankah kaum jangkrik Suku Sikade dari Bimon kalian terkenal bisa meramal masa depan? Tapi malah tersesat sendiri. Dari sikapmu yang yakin ini, seolah-olah kau sudah menang. Baiklah... mari kita lihat... hasilnya akan segera jelas... Semoga anak buahmu ini tidak kalah...”
Pertarungan Nedvěd melawan Ksatria Suci Joaquin dimulai. Meski pemanah centaur Nedvěd telah memasang kembali busur panjangnya ke sarung, Ksatria Suci Joaquin tidak lengah. Segera ia melindungi tubuh bagian atas dan separuh wajahnya dengan perisai berbentuk elang, hanya menyisakan satu mata. Pedangnya mengarah miring ke tanah. Setelah mengamati sejenak dan melihat lawan tidak bergerak, Ksatria Suci Joaquin mendengus. Beberapa langkah ancang-ancang berat kemudian, ia mengeluarkan jurus andalan ksatria: "Tubrukan Brutal". Tubuhnya meluncur cepat ke depan bagai membajak tanah dengan bajak besi, menimbulkan asap hitam tipis dari gesekan kaki di lantai batu. Pedang tumpulnya mengarah lurus ke pemanah centaur, meluncur bagai orang bermain seluncur es.
Tribun penonton langsung riuh oleh sorak-sorai dan makian-makian hina.
Ksatria Suci Hua Jin memilih metode serangan yang sangat hati-hati dan licik. Apapun efek dari tumbukan brutal, pemanah yang sudah didekati oleh prajurit jarak dekat—bahkan pemanah elf terkemuka dari dunia manusia—pasti akan berakhir tragis.
Nedvěd menghindari tumbukan brutal itu dengan berguling ke samping. Suku Haus memang layak disebut sebagai ras Bimon yang ahli dalam berlari, dengan tubuh yang lincah dan gesit. Setelah beberapa kali berguling, jarak antara mereka menjadi sekitar sepuluh yard—jarak yang masih masuk akal dalam aturan duel. Dengan kecepatan lari suku Haus, sebenarnya bisa menjauh hingga lima puluh yard, namun jika itu dilakukan, duel akan dinyatakan kalah otomatis oleh wasit.
Ksatria Suci Hua Jin yang sedang di atas angin tidak memberi ampun, pedang tak bertepi di tangannya mengeluarkan sinar putih Sinar Pedang yang menyapu ke arah pemanah Centaur. Nedved terpaksa berguling lagi di tempat. Ksatria Suci itu mengayunkan pedangnya ke belakang, melepaskan lagi Sinar Pedang yang menghadang jalan pemanah Centaur. Perhitungan jeda waktu Sinar Pedang ini sangat tepat. Begitu Nedved baru saja berdiri, sinar itu sudah menyambarnya. Dalam kepanikan, pemanah Centaur itu hanya bisa melakukan gerakan menengok ke samping, nyaris menghindar dari serangan itu. Meski kelenturan tubuhnya baik, dia tak bisa menghentikan momentum putaran tiba-tiba. Terhuyung-huyung seperti kura-kura laut yang terjungkir, dia jatuh telentang ke tanah. Yang lebih memalukan, kedua tangannya malah mencabut dua busur sekaligus, membuat posisinya terlihat sangat kacau.
Ksatria Suci Hua Jin memang dikenal kejam. Dengan kemampuannya, melepaskan dua Sinar Pedang sebenarnya tidak sulit. Tapi menggunakan dua Sinar Pedang berturut-turut tanpa jeda sudah agak dipaksakan - ini membuktikan bahwa yang dia harapkan dan tuntut sama sekali bukan menunggu pemanah Centaur ini menyerah begitu saja.
Situasi pemanah ulung Centaur yang terus dipukul pasif ini memancing gelak tawa penonton manusia di tribun. Seorang pemanah ulung dari awal sampai akhir bahkan tak sempat mengambil anak panah untuk membalas, pantaskah disebut pemanah ulung? Apalagi sampai terjungkal di tanah sambil mencabut dua busur sekaligus - jelas-jelas kesalahan dalam kepanikan.
Sebagai otoritas dalam bidang pemanah, Elf Mia Ham menggelengkan kepala tak henti-hentinya. Dalam duel dengan area terbatas, seorang pemanah yang bertarung satu lawan satu melawan Ksatria Suci yang memiliki perisai baja jelas tindakan bunuh diri. Jatuh terlentang adalah pantangan besar bagi pemanah - kehilangan keseimbangan tubuh, bagaimana mungkin bertarung melawan prajurit?
Seperti yang diduga semua orang, tepat saat pemanah ulung suku Haus terjatuh ke tanah, Ksatria Suci Joaquin meluncur maju dengan serangkaian langkah geser. Kedua tangannya mencengkeram pedang panjang yang diselimuti Dou Qi putih susu, tanpa ragu menebas ke arah pemanah Centaur ini. Untuk mencapai kecepatan gerak maksimal, Ksatria Suci Joaquin melepas perisai ksatria berbentuk elang dalam satu gerakan. Peluang ini diciptakan melalui perhitungan matang Ksatria Suci Joaquin. Setelah terkunci oleh dua Sinar Pedang dari depan dan belakang di jarak dekat, segesit apapun pemanah pasti akan membuka celah saat menghindar. Pada momen inilah serangan kilat menentukan kemenangan. Sekalipun pemanah ulung, zirah Ordo Suci tingkat tinggi memiliki resistensi magis ditambah Dou Qi, mampu menahan beberapa panah. Apalagi menghadapi pemanah yang sudah terjengkang - bagi Ksatria Suci tingkat tinggi, ini bagai daging segar di hadapan jagal.
Ksatria Naga Garthia memandang Joaquin dengan sorot mata penuh pujian. Kebanggaan tak terbendung mengalir dalam dirinya melihat kelincahan berpikir anak buahnya.
Tapi kebanggaannya datang terlalu dini.
Ketika Ksatria Suci masih berjarak lima langkah dari pemanah Centaur, Nedved membalas. Seolah tiba-tiba, dua anak panah panjang yang tak diketahui asalnya melesat seperti meteor menghujam wajah Ksatria Suci yang sedang berlari kencang. Untungnya di lengan kiri Ksatria Suci terdapat perisai kecil. Dengan panik, Ksatria Suci Joaquin secara refleks menangkis dengan pergelangan tangan, berhasil menangkis satu anak panah yang menuju tenggorokannya, sementara panah lainnya dihancurkan oleh pedangnya yang membentuk busur. Sebelum sempat bereaksi lagi, sebuah anak panah lain "bruk!" menancap di sarung tangan baja sang ksatria. Sarung tangan yang dilapisi jaring besi itu tak mampu menahan tajamnya anak panah segitiga, menusuk lurus dari telapak hingga menembus punggung tangan. Dengan erangan teredam, pedang tumpul Ksatria Suci Joaquin terjatuh berdentang.
Tribun penonton bergemuruh oleh teriakan ketidakpercayaan.
Tak ada yang menyadari kapan pemanah Centaur yang terjatuh itu menggunakan kedua kakinya untuk membuka busur - sebuah busur panjang dan busur pendek, dengan kedua tangan menarik dua busur sekaligus, melesatkan beberapa anak panah dalam sekejap yang dengan presisi menjatuhkan pedang dari genggaman Ksatria Suci.
Bagaimana mungkin seorang pemanah yang terjatuh masih bisa membalas serangan? Banyak manusia tak mampu memahami kejadian ini, pikiran mereka tenggelam dalam kekacauan.
Nedved sepertinya sengaja ingin menunjukkan pada manusia apa itu arti Shenjian Zheqin, kedua kakinya membuka busur dan melepaskan beberapa anak panah secepat kilat. Sol sepatunya tampak memiliki alur khusus, badan busur tak bergerak sama sekali, setiap anak panah yang dilepaskan selalu mengarah ke celah zirah seperti leher, telapak tangan, dan mata Ksatria Suci. Ksatria Suci Joaquin mengandalkan Dou Qi dan zirah kerasnya untuk bertahan dengan susah payah, berhasil menangkis beberapa anak panah. Namun kedua tangannya tetap terkena masing-masing satu anak panah. Sarung tangan besi bukanlah plat baja utuh, sama sekali tak bisa menahan mata panah segitiga. Sebuah anak panah yang menyelinap di antara perisai lengan hampir mengenai lehernya. Andai kerah zirah tidak cukup tinggi, panah itu sudah menembus tenggorokannya.
Ksatria Suci Joaquin dalam situasi kritis, terkepung oleh dua busur ini tanpa celah untuk melawan. Dengan cepat dia berguling-guling seperti keledai di tanah, merangkak kabur sambil menahan nyeri. Dengan susah payah dia meraih perisai berbentuk elang di tanah, mendirikannya untuk menutupi tubuhnya sambil terengah-engah memegang perisai. Rasa sakit menusuk, lingkaran penyembuhan cahaya suci khas Ksatria Suci berdenyut di kedua telapak tangannya, menutup luka sobek besar akibat mata panah.
Istri elf Kapten Rossi terus berteriak histeris: "Demi Dewi Bulan Elune! Ini adalah 'Jurus Panah Cacat Langit dan Rusak Bumi'!"
“Kami bangsa Bimon, ‘Shenjian Zheqin’ sekalipun penyandang disabilitas, tetap pemanah terbaik. Apa istimewanya teknik memanah ala pemanah cacat bertangan satu atau berkaki pincang begini?” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak sambil menyindir makna gelar mulia sang pemanah Centaur ini.
“Inikah tingkat kemampuan Shenjian Zheqin?” Para manusia saling memandang dengan mulut menganga. Selama ini mereka mengira kemampuan menembus daun willow dari seratus langkah saja sudah layak disebut pemanah ulung.
Nidawi bangkit dengan gerakan ikan melompat. Ujung kakinya menyentak, busur panjang yew langsung berpindah ke tangan kanannya. Tangan kiri mengambil anak panah dan menarik tali busur. Dalam sekejap, sepuluh anak panah melesat bertubi-tubi menghujam bahu Ksatria Suci yang terlihat dari balik perisai ksatria. Dentuman "tok-tok" bergema di zirah sang ksatria. Joaquin gemetar ketakutan. Zirah tahan sihir ini memang kuat, tapi di jarak sedekat ini, dinginnya mata panah yang menancap di baju besi bahunya tetap terasa menusuk tulang.
Busur panjang yew pemanah Centaur berputar sekali di jari telunjuk, lalu dimasukkan dengan anggun ke sarung busur sebelah kanan. Ujung kaki menyentuh tanah, mengangkat busur pendek yew ke tangan kiri, lalu lima anak panah beruntun menghantam perisai Ksatria Suci. Getaran dahsyat setelah lima panah membuat tangan ksatria yang sudah penuh anak panah itu semakin berdarah. Tali busur logam bekas busur Orc-Elf yang digunakan pada busur pendek ini telah melalui uji ergonomi selama dua bulan. Di jarak dekat, busur pendek ini lebih mematikan daripada busur panjang. Benturan perisai dan mata panah memercikkan bunga api, batang panah patah berderak "krak! krak!".
"Oh... menembak dua arah, Dewi Bulan! Dia ternyata pemanah ulung yang bisa menembak dengan kedua tangan!" Istri elf Kapten Rossi kembali berteriak histeris. Sebagai elf dengan penglihatan super, ia akhirnya melihat kedua ibu jari pemanah Centaur ini mengenakan cincin giok gading. Ia menyadari jika dibandingkan keahlian memanahnya dengan pemanah Centaur ini, menjadi murid pun belum layak.
Ksatria Suci Joaquín tak tahan menerima penghinaan ini. Dengan gerakan cepat ia melompat berdiri, bersiap melancarkan "Tubrukan Barbar". Begitu berada dalam jangkauan, ia ingin mencekik sampai mati si pemanah terkutuk ini.
Siapa sangka, begitu dia bangun dan menampakkan kepala, lima anak panah langsung menghujam helmnya. "Dug dug dug" suara tembus yang teredam, satu per satu anak panah tertancap di helmnya. Jika bukan karena tingkat Dou Qi Hwakin yang lumayan, dan helm Ksatria Suci tingkat tinggi ini tidak asal-asalan seperti helm ksatria biasa, lima panah ini pasti mematikan. Namun meski begitu, gaya pukulan balik yang dahsyat tak bisa dinetralisir. Kepala ksatria malang ini terhuyung-huyung seperti pusing tujuh keliling akibat benturan anak panah.
Kali ini Nedved memegang anak panah dengan jari, menembakkannya dari belakang punggungnya. Selain pose Berbual B yang sok gagah, tidak ada nilai lain. Kecepatan tembakan seperti ini jauh lebih lambat dibandingkan lima anak panah beruntun tadi.
Belum sempat Ksatria Suci Joaquín dan semua penonton menarik napas, Nedvěd berganti teknik memanah lagi. Kali ini dia menggigit satu anak panah panjang, sementara lima anak panah lainnya direntangkan di enam jarinya. Setelah melepaskan lima tembakan beruntun dengan tangan normal, kepalanya mengangguk ke atas dan anak panah yang digigitnya terlempar ke udara. Jarinya dengan cepat mengaitkan tali busur kosong, dan tali busur yang teregang itu tepat menghantam anak panah yang melayang di udara. Anak panah melesat seperti kilat, meski ritmenya sedikit lebih lambat dari lima panah sebelumnya, tetap tepat mengenai sasaran. Kepala ksatria suci itu terus-terusan terdorong ke belakang oleh hujan anak panah, seperti anak ayam yang mematuk beras terbalik. Helmnya dipenuhi oleh lekukan-lekukan akibat hantaman panah berkecepatan tinggi, atau tertancap anak panah berbulu, sementara aura perlindungan magis berkedip-kedip.
Keterlaluan! Sungguh keterlaluan tingkat dewa! Mata setiap manusia hampir meledak. Apa memanah bisa dilakukan seperti ini?
"Tembakan tangan belakang! Enam tembakan beruntun dengan gigitan tali busur! Dia... dia... berapa banyak teknik memanah yang dikuasainya?" Suara Elf Mia Hamm gemetar.
Semua manusia terdiam seperti ayam kayu mendengar elf ini menyebutkan satu per satu nama teknik memanah aneh sambil berkeringat deras.
Ksatria Suci Joaquin bersembunyi di balik perisai, mencoba membawa seruling tembaga ke mulutnya dengan tangan kiri yang sudah sangat kesakitan, memanggil tunggangan Griffinnya. Pemanah Centaur Nedved sama sekali tidak berhenti, menarik separuh busur dan melepaskan anak panah ke sisi kanan perisai tempat Ksatria Suci berjongkok. Anak panah ini ditembakkan dengan tidak karuan, kehilangan akurasi total, bahkan orang awam pun tahu panah ini tidak akan mengenai sasaran. Anak panah kedua yang ditembakkan belakangan justru menyusul lebih dulu, menggesek ekor panah pertama, "whoosh" berbelok arah dan menusuk masuk ke sisi kosong yang terlindungi perisai.
Suara ayam yang seperti terpotong lehernya terdengar, perisai berbentuk layang-layang perlahan roboh. Ksatria Suci Joaquin menggigit seruling tembaga di mulutnya, kedua tangan berlumuran darah menekan erat pinggangnya. Sebuah anak panah berbulu tertancap dalam di celah rantai sambungan zirah depan-belakang, tepat di pinggangnya. Pada batang panah sengaja diukir alur darah, mengeluarkan desisan darah segar.
Semua orang silau melihat, seruling tembaga yang ditiup paksa oleh Ksatria Suci Joaquin ternyata juga tertabrak anak panah panjang hingga terhantam balik ke mulutnya, bahkan gigi depannya patah. Barrier hibernasi yang baru saja terbentuk di sekitarnya langsung lenyap. Meski demikian, masih ada empat anak panah yang menembus barrier tipis seperti kabut ini.
“Tembakan panah tadi bernama 'Marseille Spin', jurus andalan pemanah Haus!” Liu Zhenhan menghembuskan asap cerutu tebal, menjelaskan pada Master Puskas. “Konon manusia punya panah sihir mahal bernama 'Panah Penuntun Hati' yang bisa berubah arah setelah ditembakkan dengan panduan pikiran. Kami Bimon tak mampu membuatnya, jadi kami gali potensi diri sekuat tenaga sebagai gantinya.”
“Ada berapa banyak pemanah seperti ini di antara kalian Bimon?” tanya Master Puskas.
“100.000 suku Haus, semua orang adalah Marseille.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
Penyihir Suci Santo Ajaib itu tak tahu apakah melihat melalui kebohongan Berbual B yang keterlaluan ini, lalu mengacungkan jempol dengan makna mendalam.
Melihat Ksatria Suci yang sudut mulutnya mengucurkan darah deras, pemanah Centaur Nedved menggelengkan kepala sambil mendesah, lalu berbalik dan pergi. Secara tradisi, dia boleh membunuh Ksatria Suci ini, tapi jelas dia tak ingin melakukannya.
Kebaikan hatinya tidak mendapat balasan. Ksatria Suci Joaquin berdiri terhuyung-huyung, mencabut anak panah panjang dari pinggangnya dengan satu tangan. Saat darah segar menyembur keluar, kakinya menginjak kuat hingga beberapa lempengan batu di sekitarnya remuk. Dengan gerakan ganas seperti harimau gila, ia menerjang pemanah Centaur Nedved. Mata panah yang meneteskan darah kental memantulkan cahaya mengerikan di bawah api unggun. Nedved yang terus berjalan tenang bahkan tidak menoleh. Ibu jari kirinya mengait, menjepit busur pendek yew di ketiak, sementara tangan kanannya menarik anak panah dari sarung panah dengan gerakan rumit seperti menghunus pedang, lalu melepaskan anak panah secepat kilat ke belakang. Mata panah tajam itu menyambar bagian atas helm Ksatria Suci Joaquin yang sedang berlari gila-gilaan, menyisakan rontokan hiasan helm merah seperti ekor kuda yang tercerai-berai di udara.
Ksatria Suci Joaquin membeku di tempat, terpaku mengangkat pedangnya dengan postur terbuka lebar. Matanya kosong, kaki tak mampu melangkah lagi. Jika panah tadi ditembakkan tepat ke mata, pastilah akan menembus tengkoraknya. Zirah ksatria memang tidak memiliki pelindung mata dari plat baja.
Satu panah ini membuat semua manusia merasakan keringat dingin mengalir di tulang punggung. Bagaimana mungkin pemanah Bimon ini bisa menembak dengan akurat sambil berjalan, bahkan tanpa menoleh untuk melihat arah? Dengan busur pendek dijepit di pinggang dan menembak ke belakang, ketepian seperti ini - penglihatan macam apa yang dimilikinya? Jika pemanah yang bisa mengkombinasikan busur panjang-pendek seperti ini masih pantas disebut pemanah biasa?
“Panah Harpa Pantulan! Ini adalah teknik panah harpa pantulan!” Elf Mia Hamm seolah baru mengalami pertempuran hebat, memandang kosong ke arah punggung bungkuk Nedved sambil bergumam.
“Apakah pemanah ulung Hao-mu ini bermata tiga?” Master Saint-Kyo Puskas dengan tatapan tajam seperti jahe tua, tersenyum pada Liu Zhenhan sambil menepuk bagian belakang kepalanya sendiri.
“Sungguh Master berpengetahuan luas. Matanya yang ketiga baru terbuka setelah Pertahanan Feilengcui. Tak kusangka Master masih bisa melihat mata ketiga yang tertutup rambut di belakang kepala.” Liu Zhenhan terkekeh, orang tua ini memang tahu segalanya.
“Suku Haus bisa membuka mata ketiga?” Elf Mia Hamm heran memandang calon bosnya.
“Tidakkah kau dengar pepatah kuno 'Raja Kuda punya tiga mata'?” O'Neill mengacungkan jempolnya, “Ini kemampuan rasial suku Haus! Saat ilmu bela diriku mencapai terobosan, begitu kemampuan rasial bangkit, aku juga akan punya mata ketiga. Bisa melihat depan-belakang, keren!”
“Sebenarnya kau juga punya mata ketiga di belakang, hanya tak bisa menggunakannya.” Bos Besar Liu tertawa.
“Benarkah?” Si Gendut O meraba belakang kepalanya yang gendut, hanya menemukan lemak tebal.
“Lubang anus.” Jenderal Pan berkata.
“Demi Di Boluo!” Si Gendut O mengumpat.
“Prajurit Bimon tiada tanding di dunia ini, reputasi mereka memang layak.” Marquis Capello terus-menerus menghela napas kagum.
“Sayangnya manusia menciptakan busur panah silang. Dalam formasi perang yang padat, pemanah ulung seperti ini ibarat masa muda yang berlalu, semakin sulit menunjukkan nilai sejati mereka.” Daisy mengelus dada panjang.
“Tapi dalam pertarungan jarak dekat, siapa berani meremehkan mereka?” Liu Zhenhan mendengus sinis dari hidungnya.
“Dulu tidak tahu, sekarang baru mengerti…” Marquis Capello merasa dingin menyusup di hatinya. Meski ia tahu pemanah level ini sangat langka bahkan di antara pemanah Centaur, tetap saja rasa takut itu tak terbendung.
“Setiap ilmu bela diri yang mencapai puncak tertentu, hambatan ruang bukan lagi masalah. Pemanah tentu tidak terkecuali.” Liu Zhenhan seolah berbicara pada Marquis Capello, tapi juga kepada seluruh umat manusia, “Mungkin selama ini kalian manusia mengira prajurit bangsa manusia berbulu dari ras-ras kuat di Bimon hanyalah tukang pukul yang mengandalkan kekuatan kasar. Di mata kalian, kami bangsa berbulu tak punya teknik, tak tahu taktik, dan jika kehilangan tubuh perkasa ini, kami bukan apa-apa...”
“Sudah waktunya bangun!…” Senyum dingin Liu Zhenhan mengiris.
BAB 121 Pertempuran Legendaris Pendeta Pasang Surut
Seolah menjawab ucapan Liu Zhenhan, alunan seruling yang merdu dan samar mulai terdengar.
Cahaya bintang dan bulan di atas arena pertarungan tiba-tiba meredup. Awan-awan bergulung bergerak cepat, beberapa burung hantu malam yang terbang di atas arena panik dan beterbangan tak tentu arah.
Dengan seruling pendek emas di dada yang berayun-ayun, Ksatria Naga Jaxia mengenakan helm emasnya. Dalam hembusan angin malam yang lembut, ia mengibaskan rambut panjangnya lalu melangkah gesit naik ke jeruji tribun tinggi dengan lompatan ringan.
Jubah Ksatria Naga Jaxia berkibar-kibar liar ditiup angin malam yang berdesir.
Tanpa mengucapkan sepatah kata lagi, Ksatria Naga Jaxia melirik Liu Zhenhan, lalu melakukan terjungkir balik sambil memutar rambut panjangnya yang indah, melompat turun dari tribun dengan gerakan pasti.
Sebelum semua orang sempat memahami, mata naga raksasa yang berpendar muncul dari tribun. Diikuti suara angin menyapu pepohonan, seekor naga raksasa bercahaya hijau melesat ke angkasa. Ksatria Naga Jaxia duduk tegak di pelana naga, tombak panjangnya menunjuk ke depan. Setelah naga itu mengepakkan sayap dan berputar, mereka sudah berputar-putar di atas arena.
Beberapa tumpukan api unggun raksasa di tengah arena tertekan oleh angin kencang, nyala apinya terjungkal dengan suara "hu hu".
"Penampilan yang begitu megah!" Liu Zhenhan tak bisa menahan pujian. Cara muncul seperti ini selalu menjadi mimpinya, tapi tak pernah terwujud.
“Ternyata Naga Giok!” Ruoerna dan Daisy sama-sama mengerutkan bibir, “Sihir naga raksasa ini adalah tipe lanjutan dari naga hijau tanaman, entah naga tingkat berapa ini...”
“Apakah dua Ksatria Naga gereja ini janjian? Satu Naga Emas, satu Naga Giok.” Liu Zhenhan tertawa, “Pasangan yang cocok.”
“Tetap kita lawan!” Mo'er mendengus dingin, tanpa ragu melepaskan Geruin Tuan Tanah Pasang Surut dan Fegao. Untunglah arena pertarungan berstruktur batu utuh, atau kedua raksasa ini pasti merobohkan tempat ini.
Naga Giok mengaum keras ke arah Geruin di tribun seolah menunjukkan kekuatan.
Tuan Tanah Pasang Surut yang berwajah manusia dan bertubuh ular menjentikkan bibirnya, mulai melantunkan nyanyian sihir. Sepasang “Sayap Angin” raksasa segera tumbuh di sisi tubuhnya. Dengan kepakan sayap transparan itu, ia melesat ke langit dan berhadapan dengan Ksatria Naga Gaxia di atas arena.
Fegao mengacungkan kait bermata lembing raksasa di tangannya ke arah naga yang melayang di udara. Auman dahsyatnya menggema di seluruh arena, bahkan lebih keras dari raungan naga.
"Teknik melempar tombakmu persis sama denganku. Kekasihku Fegao, membuat senjata untukmu benar-benar bukan hal mudah. Kumohon, jangan sembarangan melempar, ya?" Liu Zhenhan berkata kepada pria gagah seperti paus itu. Fegao memutar matanya, bergumam sesuatu yang tak jelas, lalu mengangkat jangkar besi raksasanya ke bahu, melompat turun dari tribun. Gemuruh dahsyat mengguncang arena pertarungan, Fegao kini berdiri di tengah colosseum.
"Kenapa satu duel bisa melibatkan begitu banyak orang?" Ksatria naga Denilson dari Kekaisaran St. Francis berjalan tegas menghampiri Liu Zhenhan dan Mo'er, menunjuk punggung Fegao yang menjauh, "Sebagai bangsawan, katakan sendiri - adil atau tidak ini?"
"Cara bertarung Pendeta Bemon adalah dengan peliharaan magis plus pengawal. Siapapun yang menantang Pendeta Bemon harus paham betul hal ini. Apa anehnya?" Helen merasa lucu, "Mo'er kita bahkan belum mengerahkan semua pengawalnya, baru satu saja yang turun."
"Tak masalah, Yang Mulia Denilson. Kami ksatria naga tak pernah bertanya berapa jumlah musuh, hanya di mana mereka berada!" Ksatria naga Jaxia mengayunkan tombak naganya dengan santai, nada sombong dalam suaranya penuh keyakinan.
Naga Giok mengeluarkan lengkingan ringan, mantra naga yang misterius semakin kencang. Ratusan pot tanaman besi di sekitar tribun tiba-tiba bergerak seperti monster, batang-batangnya berputar liar dan berubah menjadi entitas pohon berdaun kusut. Dengan kaki berakar, mereka mencabut gumpalan tanah dari pot, lalu melompat satu per satu dari tribun ke arena pertarungan. Tubuh mereka saling melilit dan menyatu dengan cepat, mahkota berbentuk ekor phoenix bergerak seperti ular, akhirnya membentuk entitas pohon raksasa setinggi enam meter. Raksasa hijau ini melangkah berat ke hadapan Fegao, akar-akarnya menghancurkan lantai batu yang keras.
Fegao menancapkan jangkar besar di lantai batu, lalu menerjang entitas pohon raksasa itu. Penonton manusia di tribun merinding melihatnya - sulit menemukan orang selain prajurit paus ini yang berani bertarung tangan kosong melawan entitas sebesar itu.
"Imam Bemon tetap saja imam Bemon! Seribu tahun lalu kalian hanya bisa perintahkan peliharaan magis, sekarang pun tak berubah! Kalian simbol pengecut!" Ksatria Naga Jiaxia mengacungkan tombak naga emas ke arah Mo'er yang hendak pergi di tribun.
Daisy dan Nana mendengar kata-kata itu, tersenyum memandang sang tuan tanah. Hanya imam ini yang turun ke medan perang bersama peliharaan magisnya, tak ada lagi yang kedua di antara para Imam Bemon.
"Bicara besar terus, tak takut lidahmu keseleo!" Mo'er menyeringai dingin, membentangkan sayap kristal di punggungnya, terbang gemulai ke atas tribun lalu melepas kilat. Cahaya listrik yang mengambang perlahan berubah menjadi jaring listrik berkelok-kelok, menyapu Naga Giok yang sedang menggeram. Karena terburu-buru, Naga Giok tak sempat menghindar dan terkena langsung. Saat jaring listrik menyelimuti Naga Giok raksasa, tiba-tiba berubah menjadi rantai kilat berkelok dengan sembilan lingkaran, disertai percikan air berkilauan yang menyebar ke segala penjuru.
Di bawah hantaman busur listrik yang berkeliaran, enam perisai kristal hitam pekat tiba-tiba mengelilingi tubuh Ksatria Naga Garcia. Permukaan perisai kristal diselubungi kabut hitam tipis, dengan motif bunga dan tengkorak yang timbul, berputar cepat bagai memiliki nyawa untuk menangkis rantai kilat yang memantul. Enam perisai kristal hitam raksasa itu bergerak mengitari tubuh Ksatria Naga Garcia, kabut hitam yang mengembang dan menyusut tak menentu, sesekali disertai desisan busur listrik yang "berdengung".
"Naga Giok" membuka mulut besarnya lebar-lebar, taringnya terlihat jelas. Di atas kepala mengerikannya yang dipenuhi sisik hijau, kelihatan jelas bekas-bekas jaringan kilat yang baru saja menerpanya.
"Perisai Tuan Tanah Kematian?" Liu Zhenhan melonjak dari kursinya seolah pantatnya tersentuh besi panas. Sebelumnya ksatria naga Lampard pernah mengatakan, gereja hanya memiliki dua peninggalan Tuan Tanah Kematian yang dijaga oleh dua ksatria naga. Pola bunga telang hitam dan lambang tengkorak yang familiar ini, siapa lagi kalau bukan Tuan Tanah Kematian.
"Tidak mungkin! Bagaimana mungkin Bimon bisa menggunakan sihir!" Teriakan manusia semakin keras. Terutama dua penyihir istana dari Doluote, mereka histeris berteriak.
"Sihir petir macam apa ini? Bentuk magisnya sangat aneh! Pertama kilat berjaring, lalu rantai kilat berkelok-kelok dengan efek percikan air. Siapa pernah melihat sihir petir seperti ini?" Master Santo Ajaib Puskash pun tertegun.
"Tidakkah kalian tahu Bimon punya 'Nabi Langit Biru' yang bisa memanggil rantai kilat dengan 'Lagu Tanduk Singa Badai'?" Liu Zhenhan menjatuhkan diri ke kursi. Cerutu di mulutnya bergoyang-goyang.
“Omong kosong, itu adalah jurus andalan kaum jangkrik Bimon Suku Sikaide kalian yang sudah hilang selama tak terhitung tahun.” Master Puskash memutar matanya.
Tubuh Geruin Tuan Tanah Pasang Surut menghilang di udara disertai tawa khas "hehe" yang menyeramkan, riak udara yang bergetar membuatnya menyatu dengan atmosfer tak kasat mata.
“Sihir Siluman?” Ksatria Naga Jiaxia mengerutkan alisnya, mengibaskan tombak naga untuk membelokkan sinar pedang yang terbentuk dari Dou Qi ke arah tempat Geruin baru saja muncul. Sinar pedang itu meleset.
“Itu Sihir Kabur,” koreksi Mo'er terhadap kesalahan penilaian sang ksatria naga, sambil kembali melepaskan kilat dari jarinya.
Naga Giok yang sudah siaga kali ini tidak terjebak, mulut raksasanya menganga mengeluarkan beberapa tali rotan hijau bergetar yang bertabrakan dengan kilat di udara. Rantai kilat refraktif yang licik tetap menyelinap melalui celah rotan, tiga serangan beruntun menghantam Naga Giok. Perisai Tuan Tanah Kematian benar-benar tangguh, berhasil menahan semua serangan tanpa tertinggal satu pun.
“Sial! Tidak adil! Ksatria Suci malah memakai perlengkapan Tuan Tanah Kematian!” Liu Zhenhan di tribun meneriaki Ksatria Naga Jiaxia dengan kedua tangan membentuk corong seperti bunga terompet.
“Ini adalah peralatan magis pelindung tipe prediksi, bukan berarti bisa dihentikan sesuka hati. Lagipula, perisai magis sehebat ini, hanya orang gila yang menyimpannya tanpa digunakan.” Master Puskás terkekeh "hehe" sambil tertawa.
Pertarungan tangan kosong antara Fegao dan entitas pohon raksasa semakin memanas. Dua makhluk berukuran raksasa ini saling menghujamkan tinju dahsyat ke kepala lawan tanpa menghindar. Setiap pukulan membuat kepala entitas pohon maupun Prajurit Banilu terhempas ke belakang dengan keras.
Guo Guo di tribun terlihat sangat antusias, tangan mungilnya terus-menerus mempraktikkan serangkaian pukulan kombinasi sambil berteriak histeris. Di sampingnya, arwah Hydra berdiri dengan sembilan kepala kecilnya yang saling terikat membentuk simpul kupu-kupu, ikut menyemangati pertarungan.
Entah apakah semangat dari Guo Guo dan Hydra hantu yang berteriak memberi pengaruh. Setelah beberapa pukulan, raksasa pohon besi jelas tak sanggup menahan pukulan Fegao. Kepalanya retak besar akibat pukulan Prajurit Paus, batang pohon besi yang sebelumnya terpilin mulai merekah. Benar-benar Elf sihir, ribuan tali rotan langsung melesat dari tubuh raksasa pohon, membungkus ketat Prajurit Paus. Ujung rotan runcing seperti bor menggempur armor di tubuh Fegao, aura perlindungan magis berkedip-kedip tak henti. Fegao sama sekali mengabaikan rotan ini, mencengkeram daun berbentuk ekor phoenix di kepala raksasa pohon, lalu dengan siku menghantam wajahnya sambil melompat. Seluruh kepala raksasa pohon terpukul masuk ke leher, disusul tendangan lutut yang melayang. Raksasa sebesar itu terlempar ke dinding arena pertarungan. Dentuman keras menggema, raksasa pohon "brak!" mendarat di debu. Suara "krek-krek" kayu pecah terdengar, raksasa pohon raksasa berubah menjadi tumpukan batang pohon besi yang berserakan.
Pada dinding arena terlihat jelas retakan berbentuk jaring laba-laba yang menyebar.
“Cih!” Fegao meludah penuh kebencian ke tumpukan besi berantakan ini. Hidungnya juga sedikit berdarah. Prajurit Paus mengusapnya dengan punggung tangan, memutar lehernya perlahan hingga terdengar suara "kreek-kreek" persendian yang menegaskan kesangarannya yang tak tertandingi.
Mo'er yang melayang di udara juga bertarung sengit dengan Ksatria Naga Garthia. Sembilan kilat mematikan dikeluarkan secara instan dengan kecepatan yang luar biasa. Secara teknis, Kilat Berjaring hanyalah sihir tingkat tinggi. Dengan ketahanan magis Naga Giok, sihir ini seharusnya bisa ditahan. Namun setelah diperkuat oleh serangan berantai Hydra dan efek percikan air, sihir ini menjadi sangat menjengkelkan dengan jalur serangan yang tak terduga dan kecepatan peluncuran yang ekstrim.
Meski Naga Giok juga menggunakan mantra instan "Green Wonderland" untuk bertahan, namun tak mampu mengimbangi ritme serangan kilat berantai ini. Jaring listrik datang pertama, disusul rantai kilat dan percikan bola listrik - jelas ini bukan satu sihir biasa, melainkan kombinasi tiga sihir sekaligus!
Ksatria Naga Gaxia sekarang sama sekali tidak berani meremehkan gadis kecil di depannya. Pikirannya kacau balau, hanya melihat perisai hitam di sekeliling dan busur listrik yang saling menjalin membentuk kilatan cahaya yang mempesona. Dengan perlindungan "Perisai Tuan Tanah Kematian", Ksatria Naga Gaxia bersikeras bertahan. Dia benar-benar ingin melihat berapa banyak kilat magis yang bisa ditembakkan gadis kecil ini. Dengan kecepatan dan kekuatan mantra spontan seperti ini, mungkinkah kupu-kupu kecil ini bisa terus menembak sampai pagi besok?
Setelah lima belas kilat, Mo'er akhirnya berhenti.
"Luar biasa! Mantra kilat spontan berturut-turut dari gadis kecil ini bahkan melebihi jumlah mantra spontan monster tingkat tinggi!" Master Penyihir Suci Santo Ajaib Puskas terus-menerus menggelengkan kepala, tak tahu harus berkata apa.
"Akhirnya selesai juga?" Ksatria Naga Gaxia menyeringai dingin di udara. Gadis ini benar-benar kejam. Dengan mantra spontan Naga Giok dan "Perisai Tuan Tanah Kematian" sebagai perlindungan ganda melawan kilat magis monotonnya, ternyata lima lapis perisai magis hitam "Perisai Tuan Tanah Kematian" berhasil dihancurkannya. Meskipun ada faktor Gaxia yang bertahan secara pasif, hasil ini tetap sangat melukai harga diri seorang Ksatria Naga.
"Naga Hijau Batu Giok mengeluarkan lengkingan merdu, berputar ke samping lalu menukik ke arah Mo'er yang sedang menari-nari di atas tribun. Bersamaan dengan suara naga, sehelai daun hijau raksasa terlontar dari mulut Naga Hijau Batu Giak, berubah menjadi hujan daun berwarna-warni. Semua orang berkedip, naga dan ksatria naga pun menghilang di udara, hanya tersisa daun hijau yang beterbangan tertiup angin malam.
"Ini adalah sihir tumbuhan 'Satu Daun Menutupi Mata', juga sihir penghilang diri." Master Puskas mengangguk penuh pujian.
"Di Boluo!" sumpah Liu Zhenhan. Dia berharap Geruin Tuan Tanah Pasang Surut bisa menyergap musuh, tapi ternyata lawannya juga menggunakan trik serupa. Sekarang permainan berakhir, semua sudah menghilang.
Fegao mengambil pohon besi di tanah dan melemparkannya ke langit. Kebetulan tepat mengenai Geruin. Gelombang cahaya berkedip, Geruin muncul di udara. Kait kalajengking merah darah di cincin tanduk di ekor Tuan Tanah Pasang Surut itu menjulur panjang seperti kail pancing, jelas berniat jahat.
Geruin yang kena lempar Fegao tak sempat mengumpat, cepat-cepat memutar tubuhnya. Sayap angin raksasanya menggelembung saat mundur ke sebelah kiri Mo'er. Bibirnya berkomat-kamit, diam-diam menyiapkan mantra.
Semua orang di tribun sedang menahan napas. Sungguh menegangkan. Serangkaian pertempuran ini terjadi secepat kilat, membuat mata tak sempat berkedip. Perubahan identitas penyerang diam-diam yang begitu dramatis benar-benar di luar dugaan.
Mo'er memegang tongkat sihir perak di tangan kirinya, memancarkan cahaya magis samar. Kristal sihir raksasa perak Monster Perang Komodo di ujung tongkat menyala sejenak, melepaskan serangan "" yang melesat ke langit di atas kepala Fegao. Bilah bulan elemen air yang berputar tajam menembus udara, diikuti raungan kesakitan. Tubuh raksasa Naga Giok tiba-tiba muncul di udara. Leher hingga dada depannya terkena langsung sihir tingkat tinggi elemen air "", sisik-sisiknya beterbangan - postur terbang diam-diam naga ini membuktikan satu hal: ia juga sedang bersiap untuk menyerang Prajurit Paus Fegao secara tiba-tiba.
Begitu Mo'er mulai bertindak, Geryon juga menggerakkan cakar depannya, memanggil "Meteor Beku" yang menghujam mengikuti arah Mo'er. Dalam sekejap, Naga Giok terkena dua serangan magis sekaligus, membuat seluruh tubuhnya terlempar ke belakang.
Untuk mempertahankan efek siluman, Ksatria Naga Jaxia mematikan "Perisai Tuan Tanah Kematian". Dua serangan magis itu benar-benar terkena secara tak adil!
Teknik "" milik Mo'er ini sama seperti kilat berantai sebelumnya, melipat menjadi sembilan serangan kilat berantai yang membentuk sembilan "" dengan kekuatan menurun bertahap. Naga Giok dalam kondisi siluman sama sekali tidak mengumpulkan kekuatan elemen di seluruh tubuhnya. Meskipun "Perisai Tuan Tanah Kematian" yang meledak secara instan karena merasakan serangan berhasil menangkis serangan kilat berantai dan serangan magis percikan, namun "" pertama yang paling kuat gagal dihindari. Sekuat apakah ketahanan magis Naga Giok, tak mampu menahan serangan magis tiba-tiba seperti ini. Darah naga hijau belum sempat terciprat, "Meteor Beku" milik Geruin Tuan Tanah Pasang Surut telah menyelimuti tubuhnya, membuat darah naga hijau itu membeku seketika.
Sihir elemen air Mo'er tidak banyak melukai Naga Giok. Yang benar-benar mematikan adalah pukulan menyamping Geruin ini.
Geruin Tuan Tanah Pasang Surut sudah tua sekali hingga menjadi makhluk gaib. Sihir es sangat sulit digunakan melawan makhluk tumbuhan. Dengan memanfaatkan kemampuan ras "Mata Kebenaran" milik Mo'er, "Meteor Beku"-nya yang mengikuti angin dengan mudah menghantam Naga Giok secara telak.
Seandainya Naga Giok bertarung secara frontal, pasti tidak akan mudah dikalahkan seperti ini. Siapa sangka, niatnya menggunakan teknik "Satu Daun Menutupi Mata" untuk menyerang diam-diam justru membuatnya kewalahan oleh serangan balik lawan.
Kemampuan ras Bimon Kupu-Kupu "Mata Kebenaran" bahkan sudah hampir terlupakan oleh Bimon sendiri, apalagi manusia! Sepuluh ribu tahun memang terlalu lama!
Penonton manusia di tribun serentak mengeluarkan suara seperti ayam terpotong lehernya. Hati ksatria naga Garcia membeku hingga ke dasar.
Bukan saja soal bagaimana seorang Bimon bisa mempelajari mantra air dan listrik, tapi dari kecepatan pengeluaran mantra secara instan dan kekuatannya saja, tingkat sihir gadis kupu-kupu ini setara dengan gelar Magister Sihir. Mantranya terlalu aneh - setiap mantra memiliki efek Serangan Kilat Berantai disertai percikan, bahkan bisa menembus siluman Naga Giok, benar-benar luar biasa!
Gemerincing gelang pergelangan tangan yang jernih bergema bagaikan suara surgawi, sekali lagi Lingkaran Jahat menyelimuti Naga Giok yang sudah babak belur, lagi-lagi dikeluarkan dengan pengedapan plus secara instan!
Keajaiban demi keajaiban terus berkembang malam ini!
BAB 122 Akhir Pertarungan
Andai bukan karena performa magis Mo'er yang terlalu menyilaukan, manusia hampir lupa bahwa gadis kupu-kupu cantik ini masih menyandang status Pendeta Altar Bimon. Lingkaran Jahat yang tiba-tiba meledak ini mengingatkan semua manusia dengan tepat.
Saat lingkaran Kelambanan dari "Jiang's Endurance Kuige" menyelubungi Naga Giok, lingkaran "Pengorbanan" mulai menyebar di tubuh Geruin Tuan Tanah Pasang Surut. Api altar berwarna hijau pucat melingkari tubuh raksasanya, menjulang tinggi ke langit.
Di antara para hadirin, beberapa yang berpengalaman langsung menyadari kehebatan gadis kupu-kupu ini. Dua lingkaran lagu perang ini - yang pertama memang dipanggilnya, sedangkan "Api Pengorbanan" yang kedua tersegel dalam kristal sihir di gelang loncengnya. Termasuk sihir elemen air tingkat tinggi "" yang dilepaskan dari kristal sihir di tongkatnya. Gadis ini memiliki empat kristal sihir legendaris dengan gelombang elemen kuat: di pelindung pergelangan tangan, gelang lonceng, tongkat sihir, dan kalung.
Bahkan si bodoh pun tahu ini masalah besar saat melawan penyihir dengan empat kristal sihir legendaris. Empat kristal ini - masing-masing menyimpan satu mantra - bisa mengubah magang sihir biasa menjadi ancaman serius.
Sebelum sempat berpikir panjang, Geruin Tuan Tanah Pasang Surut sudah bergulat dengan Naga Giok - jelas meniru gaya Yitiao.
Meski pengaruh lingkaran Kelambanan terhadap Naga Giok terbatas, api altar sungguh menjengkelkan. Monster Tingkat Super yang mewarisi sihir dari berbagai elemen juga memiliki kelemahan saling menaklukkan. Monster tumbuhan tak takut angin dan embun beku, tapi paling benci pada elemen api. Api altar yang mampu membakar jiwa adalah jenis yang paling dibenci. Meski Naga tidak langsung terluka parah oleh api altar, gangguan dari api ini dalam pertarungan jarak dekat lebih menyebalkan daripada apapun.
Bertarung tangan kosong bukanlah ilmu yang bisa dipelajari sembarangan. Geruin Tuan Tanah Pasang Surut yang meniru-niru cara monster laut malah menjadi kikuk. Klan Naga jauh lebih ahli menggunakan tubuh perkasa mereka dibanding monster laut dalam, ditambah tombak naga 7 meter tajam dan Dou Qi kuat yang dipegang ksatria naga di punggung Naga Giok. Geruin yang ingin memukul anjing yang jatuh ke air malah tak mendapat keuntungan.
Dalam pertarungan jarak dekat, baik Naga Giok maupun Tuan Tanah Pasang Surut bisa mengeluarkan mantra tingkat tinggi secara instan. Tapi keduanya memiliki resistansi sihir super tinggi. Kini, tidak seperti saat menggunakan Sihir Siluman yang harus menekan kekuatan elemen, serangan sihir level ini tak lagi bisa memberikan kerusakan berarti. Hanya taring dan cakar yang menjadi raja sejati.
Sepasang cakar tajam Geryon sudah setengah hancur oleh Yitiao, yang benar-benar bisa digunakan dalam pertarungan tangan kosong selain taring, hanya tersisa kait tulang ekornya. Kemampuan melawan racun naga memang sudah terkenal tinggi, apalagi naga tanaman seperti Naga Giok. Kait ekor beracun yang menjadi kebanggaan Geryon hanya memberikan ancaman terbatas pada Naga Giok ini, malah justru mendapat serangan balik kombinasi Naga Giok dan ksatria naganya, membuat beberapa luka baru di tubuhnya dalam hitungan gerakan.
Seperti pohon kering yang disirami musim semi, Naga Giok sebagai makhluk tingkat tinggi sihir tanaman memiliki kemampuan penyembuhan diri yang luar biasa. Geryon semakin frustasi dalam pertarungan, meskipun lawannya terluka, tetap sulit baginya mendapatkan keuntungan. Terutama ksatria naga itu yang sangat ditakutinya. Tombak naga tujuh meter yang tajam dikombinasikan dengan Dou Qi dan Sinar Pedang benar-benar mematikan. Sebagai peliharaan magis pendeta, kecuali memiliki majikan pendeta seperti Tuan Tanah Feilengcui yang menguasai Kombinasi Nyanyian dan Pertempuran, pasti akan kalah melawan dua lawan sekaligus.
Di satu sisi ada kombinasi ksatria dan naga, di sisi lain ada Tuan Tanah Pasang Surut dengan zirah es beku dan Api Pengorbanan, untuk sementara pertarungan mereka tampak seimbang dan spektakuler.
Sihir Mo'er juga tidak berhenti. Dia sendiri memiliki tiga objek amplifikasi elemen premium: Kristal Neraka Naga, Kristal Sihir Hydra, dan Kristal Binatang Perang Raksasa Komodo. Ditambah amplifikasi serangan split dari Mutiara Hydra. Seandainya "Mata Air Elemen" yang sebelumnya digantungkan Ai Wei'er di dada menggunakan bambu tidak tumpah di dasar laut, Naga Giok hari ini akan lebih sial. Meski waktu tunggu pemanggil petir Kristal Bernyanyi sudah selesai, sihir elemen air yang dilatih Ai Wei'er selama dua bulan tidak sia-sia. Meski mantra tingkat tinggi membutuhkan waktu lama untuk dipanggil, keunggulannya terletak pada teknik pengedapan.
Saat Mo'er terbang di atas dua monster tingkat super yang sedang bertempur sambil menggerakkan gelang lonceng untuk memanggil lingkaran lagu perang di satu tangan, dan mengayunkan tongkat sihir untuk melepaskan sihir sembilan cincin khasnya di tangan lain, orang-orang di sekitarnya kembali menarik napas serempak.
"Dua fokus sekaligus! Ini benar-benar dua fokus sekaligus!" Bahkan Master Puskás, Penyihir Suci Santo Ajaib, bergumam tak percaya. Menggunakan dua kekuatan elemen yang berbeda secara bersamaan, tidak hanya mustahil dilakukan oleh Penyihir Suci Santo Ajaib, tapi juga tidak ada dalam sejarah benua yang pernah mencapai hal ini.
Ini bukan lagi bakat, melainkan mukjizat ilahi.
Pemahaman orang lain sia-sia, hanya Naga Giok dan Ksatria Naga Jassia di pusat serangan yang benar-benar merasakan. Serangan simultan dari Lingkaran Jahat dan sembilan lapis, ditambah kejar-kejaran Geruin Tuan Tanah Pasang Surut yang garang, membuat naga dan ksatria naga sama-sama merasakan akhir kejayaan para pahlawan.
Pertempuran ini seharusnya tidak separah ini. Dengan perisai Tuan Tanah Kematian sebagai peralatan magis kelas atas, meski lawannya adalah Penyihir dan Geruin Tuan Tanah Pasang Surut, Naga Giok dan Ksatria Naga pasti bisa bertarung seimbang.
Pertarungan antar Monster Tingkat Super sering ditentukan faktor tambahan. Sihir sembilan rantai dwi-unsur Mo'er hari ini menjadi anak timbangan terberat di neraca pertarungan ini.
“Penyihir Suci Santo Ajaib Master Puskash berdiri, menghela napas pelan, lalu mengeluarkan gulungan sihir kusut dan kotor dari dalam jubahnya. Setelah merobeknya, ia menaburkan bubuk rempah dengan satu tangan sambil melantunkan mantra berirama. Saat jarinya menggambar simbol-simbol magis di udara, tekanan sihir, lagu perang, dan kekuatan Tuan Tanah Pasang Surut yang membelenggu Naga Giok dan Ksatria Naga tiba-tiba berkurang. Sebuah perisai udara transparan membungkus erat kedua makhluk itu. Di bawah kendali kedua tangan Master Puskash, balon udara berisi naga dan ksatria tersebut perlahan terbang kembali ke tribun.
Mo'er dan Geryon mencoba beberapa sihir namun tak mampu menembus perisai udara ini. Setelah melirik Penyihir Suci Santo Ajaib, Peliharaan Magis dan Pendeta itu akhirnya mengurungkan niat untuk terus mengejar.
"Apakah ini sihir elemen udara 'Ying Jie Er Fa Le' ciptaan Master?" Liu Zhenhan bertanya dengan penuh kekaguman.
"Tuan Richard, maaf atas kelancanganku. Pertarungan hari ini sebenarnya bukan berasal dari dendam mendalam. Dengan mempertaruhkan muka tua ini untuk menghentikan duel, aku yakin Paduka pasti menyetujui tindakanku." Mendengar perkataan tuan tanah Bimon ini, wajah tua Penyihir Suci Santo Ajaib langsung memerah, sengaja menghindari topik sensitif tersebut.
"Menurut saya tindakan Anda benar-benar bijaksana." Liu Zhenhan juga tahu, membunuh seekor Naga dan ksatria naga mungkin tidak semudah itu. Penyihir Suci Santo Ajaib ini juga termasuk anggota gereja. Mengingat mereka sudah memberikan penjelasan, lebih baik turuti saja.
"Kedermawanan Anda bisa menerangi seluruh langit." Master Puskash tertawa terbahak-bahak.
Naga Giok dan ksatria naga Garsia berdiri kaku di tribun dengan wajah masam, memandangi Liu Zhenhan yang sedang bersemangat. Setelah mendarat, Naga Giok telah berubah menjadi pemuda tinggi tampan yang duduk sambil terus memegangi dadanya batuk-batuk, sudut bibirnya mengalir darah dengan wajah lesu.
Naga level empat. Liu Zhenhan mengamati pemuda jelmaan naga ini dengan tatapan sinis, hati sedikit gemetar. Andai bukan karena kemampuan ras "Mata Kebenaran" yang dimiliki Mo'er yang langsung melukai Naga Giok di awal pertempuran, mungkin Geryon yang menguasai elemen es dan angin pun belum tentu bisa mengalahkannya.
“Guo Guo telah melepas lambang Medusa yang menempel di rompi bayi, memanggil Yitiao, lalu terbang ke langit dengan angkuh. Palu Tembaga Guo Guo telah mengalami penyesuaian baru setelah pertempuran terakhir. Palu Tembaga generasi kedua telah menghilangkan gagangnya, diubah seperti bola bowling dengan empat lubang, cakar kecil Guo Guo bisa menggenggam dengan pas, terlihat seperti sarung tinju raksasa.”
Yitiao yang tampan dengan bulu hitam dan sayap putih, mengibaskan mahkota merah di kepalanya, berputar-putar di udara sambil bersuara merdu ke arah ksatria naga Denilson dari St. Francis di tribun. Guo Guo berdiri di pelana Yitiao, pantat kecilnya bergoyang-goyang, sambil terus menerus melayangkan pukulan kiri dan kanan. Burung beo dan Hydra hantu berbaring menyaksikan aksinya.
Ksatria naga Denilson berbisik sebentar dengan Yang Mulia Pangeran Chamberlain, kemudian meniup suling naga untuk memanggil naga tunggangannya - seekor naga angin putih - lalu melesat ke langit.
“Melihat naga angin ini, aku teringat pada naga elemen angin Hesky milik Pendeta Naga Kochis yang hidup seribu tahun lalu.” Liu Zhenhan dan dua Imam Tongkat bersamaan menghela napas.
“Level naga angin ini belum mencapai tier tiga. Yitiao pasti bisa mengatasinya. Sepertinya kita tidak perlu turun tangan.” Daisy bersikap seperti ahli tingkat tinggi.
Penyihir Suci Santo Ajaib itu memandang Liu Zhenhan dengan senyum getir, sudut bibirnya bergetar halus seakan ingin mengatakan sesuatu tapi akhirnya ditahannya.
Tatapan kebanyakan manusia kini terhadap Liu Zhenhan sudah dipenuhi rasa hormat dan takut. Beberapa anggota Pasukan Tentara Bayaran Macan Ganas hanya punya satu perasaan - beruntung. Sungguh suatu keberuntungan bisa dipilih oleh bos sekuat ini.
Tiga Ksatria Naga terhebat di dunia manusia sudah dua orang yang dikalahkan oleh tuan tanah ini. Apakah ksatria naga terakhir bisa membalikkan keadaan? Inilah yang diam-diam dinantikan seluruh manusia.
Pertarungan antara Yitiao dengan Ksatria Naga Saint Francis hanya berlangsung beberapa detik saja sebelum hasilnya jelas.
Saat bulu ekor bangau berpendar merah menyala itu menyerang, reaksi Naga Unsur Angin persis sama dengan Naga Emas sebelumnya - membeku kaku. Tapi naga angin ini makhluk Monster Tingkat Super yang ahli sihir Unsur Angin, gerakannya jauh lebih lincah dari Naga Emas. Dengan susah payah berhasil mengelak meski tidak sepenuhnya menghindari hujan bulu bangau itu, setidaknya tidak sampai ditusuk jadi bulu tangkis seperti nasib Naga Emas.
Taktik Yitiao melepas baju zirah sepenuhnya hanyalah tipuan. Jurus pembunuhnya adalah pertarungan jarak dekat standar. Saat menerjang naga angin, sama seperti naga giok sebelumnya, ksatria naga Denilson mengendarai naganya dengan gagah berani maju menghadapi. Tubuh Bangau Api jauh lebih kecil dibandingkan naga, kebanggaan bangsa naga adalah tubuh perkasa mereka, mana mungkin gentar menghadapi lawan yang lebih kecil.
Saat semua orang terkagum-kagum mengapa burung besar tanpa bulu punggung masih bisa terbang, dan berani bertarung dengan naga meski bertubuh kurus, hal yang mengejutkan terjadi.
Sesaat sebelum naga dan bangau bertubrukan, Yitiao menggunakan ujung sayapnya untuk mengambil Tongkat Taring Serigala raksasa seberat 1000 pon dari baja bintang milik tuan tanah di pelana punggungnya, lalu menghantamkan tiba-tiba ke kepala naga angin yang sedang meluncur. Paruhnya yang panjang menyapu tombak naga 7 meter yang ditusukkan ksatria naga. Guo Guo memegang tabung busur silang kosong dengan senyum nakal.
Yitiao menggenggam Formasi Padat ini lalu menghantamkan lagi ke pelipis naga angin, hampir membuat bola matanya meledak. Leher naga mengeluarkan suret "krak" seperti tulang patah.
Senjata! Seorang monster tingkat super ternyata bertarung tangan kosong menggunakan senjata!
"Semua manusia memandangi burung aneh yang mengerikan ini dengan tatapan ngeri, yang sedang mengayunkan tongkat pendek di udara dan menghantam naga raksasa. Burung gentleman yang anggun dan penuh wibawa tadi, dalam sekejap berubah menjadi algojo kejam yang memegang pentungan sambil memungut pajak di desa."
Naga angin putih itu langsung pingsan setelah dua kali pukulan, jatuh dari langit seperti kotoran burung. Ksatria naga Denilson benar-benar membeku. Semua ilmu bela diri dan teknik serangan terlupakan, membiarkan cakar Yitiao mencengkeram tubuh naga itu, sambil terus menghantam kepala naga dengan tongkatnya tanpa henti.
Dentuman pekat antara Tongkat Taring Serigala dan daging naga bergema di atas arena pertarungan, bagaikan lonceng tengah malam.
"Dug... dug... dug... dug..."
Saat penghalang udara yang ditembakkan Master Puskás membungkus naga dan terbang ke tribun penonton, Yitiao seperti preman mengejar balon itu sambil terus menghantam. Di dalam balon, wajah naga angin sudah babak belur, sementara sang ksatria naga hanya terdiam lesu.
Guo Guo berdiri di atas kepala Yitiao, mengayunkan dua palu tembaga dengan gesit, bersama-sama menghantam balon itu. Hantu Hydra menyemburkan hawa dingin dari sembilan kepalanya. Burung beo juga terbang mendekat, mematuk balon itu dengan paruh bengkoknya.
Seluruh anggota keluarga ini benar-benar layaknya dinasti preman.
"Setelah pengejaran dihentikan oleh bos, Yitiao berdiri di tribun dengan gagah. Sayapnya menggulung Tongkat Taring Serigala, wajahnya menunjukkan ekspresi 'aku belum puas bertarung'. Sorot mata merah menyala-nyalanya membuat setiap manusia menghindari tatapan nakalnya. Kegarangan dalam pandangan itu membuat mereka gemetar ketakutan."
Pria muda hasil transformasi Naga Giok hijau gemetar melihat burung raksasa berkudis ini dengan tatapan kompleks. Seandainya posisinya ditukar, tanpa menyaksikan langsung gaya bertarung burung berkudis ini, pastinya dia juga akan dipukul pingsan oleh jurus kampungan si burung raksasa ini.
Pada detik ini, seluruh manusia terpetrifikasi.
Kekalahan ksatria naga masih bisa diterima manusia. Tapi ksatria naga kuat yang sama sekali tidak bisa membalas serangan? Ini terlalu mengerikan! Bahkan Pendeta Naga Kochis dari era Pertempuran Hyjal pun pasti tidak bisa melakukan ini!
Dunia manusia hanya memiliki tiga ksatria naga, dan semuanya dikalahkan oleh Tuan Tanah Feilengcui dari Kerajaan Bimeng. Bagaimana mungkin manusia yang sombong ini bisa menerima kenyataan ini?
"Meski jurus tangan kosong Yitiao sangat hebat, efek kejutannya tidak akan sekuat ini di masa depan." Nana menghela nafas menyesali.
"Richard... Richard... Kapan kau akan menjadi yang terhebat di dunia ini?" Daisy tertawa manis bertanya pada tuan tanah.
"Menurutmu?" Liu Zhenhan membalas bertanya.
“Hari ini.” Daisy tersenyum, “Tepat hari ini.”
Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
"Pergilah ke tempatmu, anak muda. Si tua ini punya beberapa hal ingin dibicarakan." Master Puskás bangkit berdiri sambil menepuk pundak sang tuan tanah yang masih muda dan gegabah.
Meninggalkan sekelompok manusia yang masih merenungkan alasan di kepala mereka, terus terpaku di arena pertarungan dengan kekaguman mendalam, Liu Zhenhan dan Penyihir Suci Santo Ajaib Master Puskás pun pergi.
Saat bayang gagah itu melintas, beberapa tentara bayaran Bimon yang mencari nafkah di Doluote membungkuk dalam-dalam.
"Pendeta Raja Surgawi... Pendeta Raja Surgawi..." Para manusia memandangi sosok yang menjauh itu, bergumam pelan.
Bab 123 Seorang Si Licik Tua dan Si Licik Kecil
Angin malam yang sepoi-sepoi menerpa tubuh bagaikan desahan lembut sang kekasih.
Berjalan di jalanan yang diterangi cahaya bulan, Liu Zhenhan tak bisa menahan perasaan bahwa seharusnya yang menemani jalan-jalan santainya di jalanan adalah seorang gadis jelita, bukan kakek dekil.
Kecuali pengawal pribadi tuan tanah Rodman dan Nedved, yang lain sudah kembali ke penginapan. Hal yang paling dibanggakan Liu Zhenhan adalah kemampuannya memberi instruksi lewat pandangan mata - mimpi bagi kebanyakan penguasa.
Jalan-jalan santai seperti ini memang tak memunculkan topik pembicaraan yang pas, sehingga kedua orang itu lebih banyak diam.
Liu Zhenhan tidak yakin apa yang ingin disampaikan oleh Penyihir Suci Santo Ajaib ini. Sejujurnya, meski pria tua ini selalu bersikap santai, kemampuan sihir yang ditunjukkannya membuat Liu Zhenhan benar-benar kagum. Karena tidak tahu latar belakang lawan, Liu Zhenhan juga tak keberatan untuk terus menunggu.
Setelah berjalan menyusuri satu per satu jalan, Liu Zhenhan yang melihat keraguan di wajah pria tua itu dengan bijak menyuruh kedua pengawalnya pergi.
Dua generasi ini berjalan santai menuju gang sepi yang dipenuhi pohon phoenix tua di sepanjang jalan. Di bawah naungan batang-batang raksasa berusia ratusan tahun itu, bukan burung phoenix yang bertengger, melainkan kumpulan burung bulbul malam.
Burung-burung bulbul ini mengenakan parfum murahan dan gaun seksi bergaya modern dari bahan rendahan. Setiap melihat orang mendekat, mereka melangkah gemulai dengan ekspresi menggoda yang tertahan. Kegelapan telah menghapus rasa malu mereka. Penglihatan tajam Liu Zhenhan bahkan menangkap pemandangan di kejauhan 50 yard: seekor bulbul muda mengangkat gaunnya yang longgar untuk menawarkan diri pada seorang pria gemuk—jelas tak ada sehelai benang pun di balik gaunnya.
Lao Liu merasa antara ingin tertawa dan menangis, orang tua ini malah membawanya ke lokalisasi pelacuran. Benar-benar pahlawan sejati, sifat kepahlawanan yang asli.
"Richard, bagaimana penilaianmu tentang burung malam ini?" Master Puskás yang sudah lama diam tiba-tiba mengeluarkan pertanyaan tanpa konteks setelah berpikir lama.
"Hmm?" Liu Zhenhan yang sedang asyik memandang sekitar tertegun oleh pertanyaan Guru Santo Keajaiban ini. Meski tahu sang master terkenal suka mengunjungi pelacur, tak disangka setelah menemaninya berjalan-jalan dengan penuh misteri, ujung-ujungnya cuma ngomong begini.
Jangan-jangan benar-benar mau mengajaknya main pelacur? Darah bangsa binatang dalam tubuh Liu Zhenhan mendidih, tangan yang tak pernah gemetar saat membunuh kini sedikit bergetar.
"Apakah kau memandang rendah burung-burung malam ini?" Melihat temannya memerah berdiri kaku, Penyihir Besar Santo Keajaiban mengubah cara bertanya.
"Biasa saja, menurutku semua cari makan. Aku pakai tinju, mereka pakai tubuh." Liu Zhenhan tahu Little Nun adalah hasil hubungan gelap tua ini dengan pelacur, jadi memilih kata-kata dengan hati. Sebenarnya ia tetap memandang rendah pelacur, retorika muluk tak bisa menutupi ini.
Meski godaan main pelacur sangat menggoda, Liu Zhenhan sama sekali tidak akan melakukannya.
Sebenarnya, di dalam hati Lao Liu tetaplah seorang pria yang cukup tradisional.
"Konon di Kerajaan Bimeng kalian juga ada ras Ayam Chickin yang terlahir sebagai keluarga pelacur. Dan ras ini selalu mendapat diskriminasi di Kerajaan Bimeng, benarkah?" Tanya Master Puskas lagi.
"Katanya ini gara-gara seorang pendeta ayam zaman dulu menciptakan lagu perang cabul yang menyebabkan kekacauan, siapa yang tahu. Sejarah Bimon kami, di beberapa bagian selalu ada titik-titik meragukan yang samar-samar." Liu Zhenhan terkekeh: "Tapi sama sekali bukan diskriminasi. Bimon adalah masyarakat yang menghargai kekuatan. Ras yang lemah pasti akan mendapat pandangan sinis. Bukan hanya Chickin, prinsip ini juga berlaku di masyarakat manusia kalian. Sebagai rohaniwan, para pendeta kami selalu memandang ras Bimon manapun dengan pandangan setara. Untuk rakyat biasa, kami tidak bisa menuntut terlalu tinggi."
"Di antara manusia, ada sebuah bangsa bernama Gypsi. Ini bangsa pengembara tanpa negara. Hampir setiap pria Gypsi adalah pencuri, setiap wanita Gypsi adalah pelacur." Kata orang tua itu sambil merenung, kumis putih di sudut bibirnya bergerak-gerak.
"Aku tahu, wanita jalang Gypsi bisa jadi bahan pelajaran untuk Dark Elf." Liu Zhenhan pernah mengalami sendiri, pernah seorang wanita Gypsi mengangkat rok di depannya. Lao Liu sampai sekarang masih menelan ludah ingat paha putih itu, semalaman tak bisa tidur.
“Bangsa Gypsi selalu mempertahankan bahasa dan pakaian tradisional mereka, mereka menjaga cara penulisan unik mereka sendiri. Mereka telah menjual martabat, menjual tubuh, namun tetap berpegang pada budaya mereka, sehingga mereka masih eksis di antara manusia, tetap menjadi ras yang utuh.” Master Puskás berkata.
“Sebenarnya apa yang ingin Anda katakan?” Liu Zhenhan benar-benar tidak tahan lagi bertanya. Jika orang tua ini masih bicara omong kosong aneh, atau mencoba membahas filsafat hidup, atau memberikan berbagai alasan muluk untuk pelacuran, dia akan segera balik badan dan main mahjong, daripada melihat para pelacur ini berkeliaran seperti api hantu.
“Karena kau memiliki dua Naga Peri, pasti sudah tahu asal-usul Joan d'Arc kan? Bangsa naga tahu di antara manusia ada seorang Puskás.” Master Puskás berhenti, menatap Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan memicingkan mata, awalnya ingin berpura-pura tidak tahu, tapi akhirnya mengangguk.
“Bisakah kau berjanji padaku? Jagalah Joan d'Arc, jangan biarkan dia diperlakukan semena-mena.” Master Puskás berkata.
"Anda adalah seorang Penyihir Suci Santo Ajaib! Penasihat magis kelompok penyihir gereja!" Liu Zhenhan merasa ini terlalu konyol, bagaimana mungkin seorang Penyihir Suci Santo Ajaib yang memiliki posisi tinggi dan berkuasa bisa mengatakan hal seperti ini padanya. Apalagi, dia benar-benar pusing dengan biarawati kecil yang sangat menyebalkan itu - apapun yang dikatakan atau dilakukan selalu dikaitkannya dengan iblis neraka.
"Ibu Joan sebenarnya adalah seorang wanita Gipsi." Master Puskas menghela napas panjang.
"Apa yang aneh dari ini?" Liu Zhenhan masih belum terlalu paham, tapi diam-diam dia merasa si kakek ini agak merendahkan martabatnya. Meski wanita Gipsi terkenal seksi dan menggoda, mereka biasanya bergaul dengan tentara bayaran kasar. Sebagai penyihir besar terhormat, melakukan "membeli makanan cepat saji" seperti ini sungguh tak pantas. Mencuri kesempatan saja sudah keterlaluan, apalagi sampai punya anak - benar-benar amatir.
Kakek tua yang tidak pilih-pilih ini mungkin pernah kena penyakit kelamin. Lao Liu berpikir jahat. Menurutnya, seorang penyihir terhormat yang terkena penyakit seperti itu pasti sangat lucu.
"Semua wanita Gipsi memiliki rambut chestnut, sangat-sangat khas. Sekilas saja sudah bisa dikenali sebagai ciri khas bangsa Gypsi. Sayangnya, Joan mewarisi ciri ras mencolok ini dari ibunya." Si kakek menghela napas panjang: "Kelahiran Joan sepenuhnya kecelakaan, tapi bagaimanapun dia adalah anakku, darah dagingku sendiri."
“Apakah bahkan posisi Mulia tidak bisa menjamin keselamatannya?” Liu Zhenhan menyembunyikan senyum licik, wanita Gipsi tidak hanya memiliki rambut berwarna kastanye, bahkan... Tidak heran biarawati muda itu berpenampilan seksi, ternyata berasal dari bangsa Gypsi.
“Penyihir Santo Ajaib terlalu kuat.” Ekspresi bangga yang tak tersembunyikan terpancar di wajah Master Puskash: "Karena kekuatan ini, kami tidak akan ikut campur dalam konflik negara manapun di benua. Misteri sihir adalah menjaga keseimbangan dimensi, kami Penyihir Santo Ajaib benar-benar setia pada keseimbangan ini."
“Apakah bisa dikatakan bahwa tanpa kesadaran ini, pencapaian dalam sihir pasti tidak akan mencapai ketinggian seperti yang Mulia miliki sekarang?” tanya Liu Zhenhan.
“Pemuda yang cerdas, berbicara denganmu sama sekali tidak melelahkan.” Master Puskash tersenyum lebar: "Justru karena itulah kami para penyihir adalah ateis. Kami percaya adanya keseimbangan misterius di alam semesta, namun tidak menganggap keseimbangan ini dibentuk oleh berbagai dewa tertinggi."
“Demi Dewa Perang!” Liu Zhenhan berpura-pura membuat ekspresi terkejut layaknya seorang rohaniwan.
"Sayangnya, penelitian sihir adalah aktivitas yang benar-benar menghabiskan uang, membutuhkan investasi dana yang sangat besar. Jadi setiap penyihir harus bergantung pada penguasa atau konglomerat yang kuat untuk memastikan kelanjutan eksplorasi misteri sihir. Sangat sedikit yang bisa memahami rahasia sihir hanya mengandalkan latihan diri dan pemahaman pribadi." Master Puskash menghela napas: "Tahukah kamu mengapa sebagian besar penyihir tidak memiliki keturunan?"
"Mengapa? Apakah para penyihir semuanya impoten?"
"Omong kosong! Karena misteri sihir terlalu rumit. Bahkan elf yang usianya puluhan kali lebih panjang dari manusia pun tidak bisa menyelami satu jenis sihir seumur hidupnya. Jadi sebagian besar penyihir manusia menghabiskan seluruh hidup mereka dalam tahap penelitian... Tentu saja..." Si tua itu terkekeh kering: "...Ada selalu pengecualian. Penyihir juga manusia, punya kebutuhan fisiologis normal."
"Bisa dimengerti, contoh hidupnya ada di depan mataku." Liu Zhenhan menyembunyikan senyum kecut, dia merasa si tua ini cukup santai.
"Seperti penyihir lainnya, aku bergabung dengan kelompok penyihir gereja sebagai penasihat sihir sebenarnya juga mencari bantuan." Si tua akhirnya kembali ke topik: "Aku melakukan ini untuk Joan."
"Mengapa? Apakah karena jubah biarawati bisa menutupi rambut chestnut berdarah Gipsi itu?"
“Aku tidak ingin orang lain memandang Jeanne yang berambut kastanye dengan prasangka. Menjadi biarawati adalah pilihan tepat, seperti katamu, jubah biarawan bisa menutupi rambutnya sepenuhnya.” Master Puskas menghela napas panjang: “Seorang gadis berambut kastanye yang berjalan sendiri di negara manusia mana pun, akan selalu disambut tatapan mesum dan tawaran kasar.”
“Tapi kau adalah Penyihir Suci Santo Ajaib, buat apa sembunyi-sembunyi begini? Siapa berani tak menghargaimu?”
“Usiaku sudah 269 tahun, Jeanne baru 16 tahun.” Suara Master Puskas terdengar parau: “Bahkan Penyihir Suci Santo Ajaib pun tak bisa hidup abadi.”
“Jika kau khawatir soal itu, seharusnya kau ajari putrimu sedikit sihir untuk membela diri.” Liu Zhenhan berkata.
“Dasar bodoh, murid sihir harus punya bakat merasakan kekuatan elemen! Apa Imam Bemon kalian bisa menerima sembarang orang?” ejek Master Santo Ajaib.
“Imam Bemon? Ah, jangan disinggung! Meski sudah menerima Pencerahan Kebijaksanaan dan menjadi Imam Angin tingkat dasar, naik tingkat itu terlalu sulit. Banyak Imam Angin seumur hidup tak bisa maju selangkah pun, tak pernah menjadi Pendeta Kuil yang punya kekuatan Lagu Perang.” Liu Zhenhan menggeleng, pernah terpikir untuk menyelenggarakan Pencerahan Kebijaksanaan besar-besaran di wilayahnya, tapi akhirnya urung karena peluangnya terlalu tipis.
"Baru tahu? Penyihir jauh lebih sulit dilatih dibandingkan Pendeta Altar Bimon kalian. Jangan tertipu oleh penipu di pasukan tentara bayaran itu. Di antara penyihir manusia kami, sekitar delapan puluh persen magang sihir seumur hidup tak bisa naik tingkat, sama rendahnya dengan tingkat keberhasilan murid pendeta kalian." Si tua itu menggerutu: "Ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan tingkat mentor."
"Aku tahu maksudmu..." Liu Zhenhan menjilat bibirnya: "Jeanne tidak punya bakat belajar sihir. Meskipun sekarang kau menjadi penasihat sihir gereja, setelah kau meninggal nanti, pengaruhmu akan hilang. Kau khawatir rambut kastanye Jeanne akan membawa masalah baginya, ya?"
"Seperti yang kau katakan." Si tua itu mengangguk puas: "Yang terburuk sekarang, Jeanne dinominasikan sebagai calon Santa oleh Biara Doluote karena perilaku murninya yang telah menginspirasi banyak penjahat berkelakuan buruk."
“Mendengar ini, Liu Zhenhan tersenyum. Menurutnya, pencalonan Jeanne sebagai Santa oleh biara mungkin tidak ada hubungannya dengan moralitas, tetapi lebih merupakan upaya kepala biara Doluote untuk menjilat penasihat sihir gereja dengan membuat dokumen resmi yang indah. Adapun klaim bahwa Santa Jeanne dapat menaklukkan penjahat, menurut Liu Zhenhan itu omong kosong belaka. Ksatria Suci yang diam-diam melindungi biarawati kecil ini pasti telah mendapat perintah ketat dari atas, ditambah dengan aura sang ayah yang merupakan Penyihir Suci Santo Ajaib, mustahil para penjahat itu tidak 'bertobat'. Bahkan Tuan Liu sendiri, jika terus diganggu seperti ini, pasti akan berpura-pura tulus mengaku dosa dan 'ditaklukkan'.
Tanpa syarat-syarat di atas, mustahil biarawati seksi ini bisa mendekati preman tanpa diseret ke sudut sepi dan diperkosa bergiliran.
"Santa adalah pelayan api suci di Kota Divenxi, markas gereja. Mereka harus perawan muda bermahkota bunga, dihormati dan memiliki banyak hak istimewa. Tapi para Santa selalu muncul dengan jubah putih, bukan pakaian biara yang menutupi rambut. Jika demikian, garis keturunan Gipsi Jeanne akan terbongkar," Master Puskas menghela napas.
“Liu Zhenhan bersiul genit, di dalam Kuil Bimon juga terdapat Imam Senior perempuan yang menjaga api altar. Namun para imam perempuan ini semuanya adalah gadis bangsawan berdarah mulia. Jika tiba-tiba muncul seorang wanita ayam dari Suku Kekyin di kuil suci, pasti Kuil akan kacau balau. Aku bisa memahami kekhawatiran si tua ini.”
“Dulu ketika mengantar Jeanne kecil ke biara, aku mencukur rambutnya hingga botak dan menggunakan sihir elemen udara untuk menghipnosis pertumbuhan rambutnya. Setiap tahun, aku harus menghipnosisnya sekali. Hingga sekarang dia selalu mengabaikanku saat melihatku. Padahal dia sama sekali tidak tahu jerih payah ayah tua ini.” Master Puskas menghela napas lagi.
Liu Zhenhan kembali bersiul dengan dramatis, tak menyangka Jeanne benar-benar seorang bikun botak yang cantik.
“Sangat sial! Awalnya aku hanya ingin dia menjadi biarawati biasa yang hidup damai. Tak disangka muncul banyak masalah tak terduga.” Si tua itu mengeluh dengan wajah masam.
“Master, bukan maksudku menegur. Apakah kau tidak punya murid atau kenalan lama sama sekali? Tak ada satu pun teman yang bisa dipercaya? Harus menyerahkan putrimu ke gereja?” Liu Zhenhan merasa si tua berilmu tinggi ini benar-benar gagal dalam hidup.
“Si brengsek kecil! Kamu tidak pernah berpikir berapa umurku sekarang! Dua ratus tahun yang lalu aku memang pernah menerima satu dua murid dan pengawal, sekarang orang-orang itu sudah mati sampai tulang belulangnya hancur, ke mana aku harus mencari mereka? Soal teman lebih lucu lagi, sehari-hari aku selain meneliti sihir ya meditasi, bahkan untuk urusan buang air saja harus jadwal, mana ada waktu untuk berteman? Membuang waktu berharga untuk berteman, mana mungkin aku bisa menjadi Penyihir Suci Santo Ajaib?” Master Puskash melototi Liu Zhenhan.
Ucapan tua itu mengingatkan Liu Zhenhan pada beberapa penyihir kacangan bawahannya. Meski rajin berlatih setiap hari, mereka masih punya waktu setengah hari untuk ngobrol ngalor-ngidul, jauh berbeda dengan dedikasi Santo Ajaib ini. Pantas saja kemampuan mereka biasa-biasa saja.
“Kenapa memilih aku?” Pertanyaan ini sudah menggelayut di benak Liu Zhenhan sejak tadi.
Di dalam hati, Liu Zhenhan sudah memutar-mutar jawaban. Ia menduga Master Puskash pasti akan menitikkan air mata haru sambil berkata: “Karena aura raja yang memancar kuat dari seluruh tubuhmu, Liu Zhenhan, ditambah hati yang baik. Denganmu, Jeanne akan aman. Bagaimana kalau kau jadi menantuku? Aku ikut serta, kita berdua mertua dan menantu akan mengguncang dunia, menghajar siapa saja yang tidak disukai.”
"Begitu memikirkan ini, Lao Liu tak bisa menahan senyum puas. Dia merenungkan cara mencari alasan untuk menolak kebaikan lawannya tanpa melukai perasaan sang penyihir. Tentu saja, jika bisa menaklukkan seorang Penyihir Suci Santo Ajaib, itu akan menjadi yang terbaik. Jika benar-benar tidak memungkinkan, tak ada salahnya berdiskusi dengan para istri sepulang nanti."
"Bertemu dengan bajingan sepertimu, aku juga tak bisa berbuat apa-apa." Ucap Master Poshkash nyaris membuat Liu Zhenhan meledak marah: "Jeanne telah membimbing 99 penjahat, tinggal satu lagi agar dia bisa dikirim ke Divine See untuk resmi menjadi Santa Perawan. Kamulah yang ke-100 ini. Kalau bukan karena ini, berani-beraninya kau meraba pantat putriku di jalan? Aku pasti menguliti hidup-hidupmu! Dua Naga Perimu itu tak kuhiraukan sama sekali."
"Sialan!" Liu Zhenhan terdiam sejenak sebelum mengumpat. Tapi dia tahu si tua ini tidak berbohong. Meski Naga Peri kebal sihir, kemampuan manipulasi magis tua ini sudah mencapai tingkat semi-dewa. Bahkan Naga Berkaki Delapan pun tahu menggunakan elemen air untuk mengangkat gunung karang palsu sebagai serangan fisik. Pasti si tua ini lebih jago lagi. Bangsa naga mungkin memang bukan apa-apa di matanya.
"Asalkan kau tidak pernah menyerah pada Joan, sering-seringlah berbuat kejahatan—berjudi, main perempuan, mencuri, merampas. Lakukan semaumu! Dengan begitu, Joan tak akan pernah bisa menyelesaikan misi mencerahkan seratus orang jahat. Maka dia pun tak akan menjadi Santa." Master Puskash tersenyum manis.
"Bangsat! Lalu jika aku menolak?" Liu Zhenhan menyeringai dingin.
"Menolak apa? Kepala batu kau! Kalau kau menolak, aku akan membujuk gereja untuk menghabisi kau duluan." Si tua itu masih tersenyum, seolah sudah menguasai Liu Zhenhan.
"Coba saja!" Sifat bandit Liu Zhenhan langsung meledak, wajah penuh kebengisan.
"Kau ini tak tahu menghormati orang tua?" Master Puskash tertawa riang memandangi Liu Zhenhan: "Kau terlalu emosional. Benar-benar mengira diri Pejuang Terhebat di Bawah Langit? Aku beri tahu: di dunia ini, bukan cuma ahli-ahli yang kau lihat dan dengar. Benua Aigean luas, banyak petarung legendaris yang menyepi. Tiga Ksatria Naga dan dua Penyihir Suci Santo Ajaib di dunia manusia—itu cuma yang diketahui umum. Para ahli misteri yang tak tercatat tak terhitung jumlahnya. Ambil contoh Perang Dewa dan Iblis serta Perang Darat-Laut, dua perang melawan agresi ras asing—tahukah kau berapa jumlah Ksatria Naga dan Pendeta Naga saat itu?"
“Dua periode sejarah ini terpisah sangat jauh, catatan dalam literatur sejarah selalu samar-samar. Aku tidak sengaja mempelajari sejarah ini.” Liu Zhenhan berkata.
“Kalau gitu sini gue kasih pencerahan. Ambil contoh Perang Dewa dan Iblis sepuluh ribu tahun lalu, jumlah ksatria naga dan Pendeta Naga saat itu tidak kurang dari seratus orang.” Master Puskas menggoyang-goyangkan jarinya, menandakan meminta cerutu.
“Seratus ksatria naga dan Pendeta Naga? Banyak amat?” Liu Zhenhan sambil dalam hati bergumam "lu mah cuma bisa ngibul", sambil merogoh cerutu.
“Aku tahu kau pasti mengira aku mengarang...” Si tua itu dengan puas menyemburkan cincin asap yang harum: “Karena dalam Pertempuran Hyjal, total jumlah Pendeta Naga dan ksatria naga hanya sebelas orang. Bagaimana mungkin selisihnya bisa sebesar itu?”
“Memang dari tadi lu cuma ngibul.”
“Omong kosong! Kau tahu apa! Perang antara Bimon dan manusia, termasuk Kekaisaran Elf Besar yang 8.000 tahun lalu ingin bersaing dengan Kerajaan Bimeng tapi hanya muncul sekejap, semua ini hanyalah konflik internal rakyat Benua Aigean kita. Dalam pertikaian internal seperti ini, banyak ahli kuat yang tidak mau pamer, tentu tidak akan ikut campur. Tapi jika bangsa asing menginvasi benua, mereka akan dengan sukarela tampil, seperti saat Perang Dewa dan Iblis dulu, meskipun bangsa naga tidak langsung berpartisipasi dalam perang, tapi di masa-masa paling sulit, banyak naga gagah berani rela menjadi tunggangan para kesatria untuk bersama melawan penjajah Bangsa Iblis.” Master Puskas mencibir sinis.
“Ini aku akui, di era Perang Dewa dan Iblis, Bijak bestari goblin Gabilan pernah bertempur bersama seekor Naga Peri.” Liu Zhenhan mengangguk.
"Kalau kamu sudah tahu itu bagus. Jika kamu benar-benar mengira saat ini di dunia manusia hanya ada tiga ksatria naga, maka kamu salah besar. Tidak ada yang menetapkan jumlah ksatria naga. Jika ada pemuda pemberani dengan nasib baik menjadi ksatria naga, itu bisa terjadi dalam sekejap mata. Mengikat kontrak hanya butuh beberapa detik. Lagipula, apakah orang kuat di daratan harus selalu ksatria naga? Phoenix api, Unicorn, burung kudis aneh yang mengikutimu, dan Tuan Tanah Pasang Surut - mana yang bukan makhluk super kuat? Kamu bisa dapat kesempatan ini, mengapa orang lain tidak? Ingat, di dunia ini tidak semua orang suka mencari ketenaran dengan mengandalkan kekuatan. Dasar anak hijau."
"Setelah kau katakan begitu, memang ada benarnya juga."
Liu Zhenhan merenungkan hal itu.
"Makanya, aku menyuruhmu menjaga Joan itu adalah kehormatan untukmu. Lihat sikapmu tadi, hampir-hampir ingin memakanku." Si tua tertawa terbahak-bahak.
"Kau takut gereja akan menyakiti putrimu setelah kau mati. Tapi kenapa tidak khawatir padaku? Bagaimana jika aku berniat jahat pada putrimu? Begitu kau mati, hehe, langsung kuperkosa." Liu Zhenhan tertawa licik.
"Aku tidak akan hidup lama lagi." Master Puskash terdiam sejenak, nada suaranya penuh kepiluan.
"Aku hanya bercanda." Liu Zhenhan terkejut, tiba-tiba merasa wajahnya memanas. Orang tua ini sudah hampir 300 tahun, bercanda tentang hal seperti ini bukanlah hal yang patut dibanggakan.
“Urusan diri sendiri tentu paling dimengerti sendiri. Kalau kau bisa hidup sampai seumuranku, baru kau akan mengerti. Aku benar-benar tidak akan hidup lama lagi, penyihir memiliki naluri tajam terhadap kematian.” Si tua itu menghela napas pelan: “Sekarang aku hanya berlomba dengan waktu.”
Liu Zhenhan mendengar kepedihan dan kepasrahan dalam helaan itu. Perasaan pahlawan yang menjelang senja ini membuat dadanya sesak seperti tertindih batu besar.
“Aku akan membantumu merawat Jeanne.” Liu Zhenhan menghela napas.
“Kau tidak berniat jahat pada Jeanne, kan?” Si tua itu menyipitkan matanya memandangi pigge ini.
“Bagaimana kalau begini? Aku punya cincin Death Lord, biar aku yang membunuhmu lalu mengubahmu jadi roh cincin. Roh cincin bisa menyimpan sebagian ingatan masa lalu, jadi kau bisa merawat Jeanne selamanya.” Liu Zhenhan tersenyum lebar memandangi si tua yang unik ini.
“Omong kosong!” Master Puskash gemetar mendengar tawaran menjadi roh cincin yang terperangkap abadi. Pandangannya pada Liu Zhenhan berubah. Si tua ini merasa orang yang bisa merancang cara keji seperti ini perlu dididik ulang. Dia benar-benar tak mengerti, bagaimana makhluk seperti ini bisa menjadi rohaniwan?
“Apa kau punya harta pusaka atau semacamnya? Sebagai pengawal putrimu, harusnya ada senjata untuk perlindungan diri dong?” Liu Zhenhan mengulurkan tangan ke depan si tua, dua jarinya menggosok-gosok penuh makna.
"Artefak legendaris?" Master Santo Ajaib tertawa getir: "Dari mana aku harus mencarikan itu untukmu? Aku sendiri juga ingin mengoleksi beberapa."
"Setidaknya gulungan sihir pasti ada kan? Aku tahu kamu mempelajari sihir api dan petir. Berikan seratus gulungan mantra terlarang level tertinggi." Liu Zhenhan masih belum menyerah.
"Richard, esensi sejati sihir sama sekali bukan untuk merusak harmoni dunia. Membawa kebaikan bagi semesta inilah makna magis yang sesungguhnya." Wajah tua itu tiba-tiba menjadi khidmat: "Aku tak pernah membuat gulungan mantra terlarang, dulu tidak, sekarang pun tidak."
"Membawa kebaikan? Termasuk Nyanyian Perang Bangsa Behemu?" Ekspresi Liu Zhenhan berubah serius sambil bertanya dengan penuh hormat.
"Apapun jenis kekuatan elemennya, tujuannya harus untuk kesejahteraan dimensi ini." Sang tua menggelengkan kepala: "Prinsip sederhana ini sudah begitu terdistorsi. Siapa lagi yang mengingat filosofi ini? Kalaupun ada, hanya untuk kemewahan bangsawan - memakai formasi angin di musim panas, lampu gantung magis mewah. Padahal seharusnya teknologi ini bisa dinikmati rakyat biasa."
"Aku merasa sedih karena hanya ada dua Penyihir Suci Santo Ajaib." Liu Zhenhan menarik napas dalam-dalam.
“Awalnya kupikir kau sangat mengejar kekuatan, sangat agresif, benar-benar seorang petarung gegabah. Tak kusangka orang bodoh sepertimu masih bisa mendengarkan nasihat. Bagus, bagus, nak. Aku mulai menyukaimu. Bertahun lalu, aku juga pernah mengatakan hal ini pada seorang imam Bemon. Reaksinya persis sepertimu sekarang, bahkan ekspresinya juga mirip.” Si tua itu tersenyum sambil mengepulkan cerutunya.
“Apakah itu Tuan Mourinho? Aku adalah murid dari muridnya muridnya.” Liu Zhenhan tak perlu menebak lagi siapa yang dimaksud si tua.
“Memahami adalah satu hal, mempertahankan keyakinan ini dalam perjalanan hidup selanjutnya adalah hal lain. Banyak orang kuat yang menjauhi keramaian dunia, justru karena khawatir gemerlap dunia akan mengaburi hati mereka.” Master Puskas tersenyum bijak.
“Jika benar-benar menjadi seperti katamu, sihir tidak lagi dipelajari untuk membunuh, tapi murni untuk kesejahteraan rakyat. Tapi akankah struktur dunia ini berubah? Tidak! Perang akan tetap berlanjut. Tanpa sihir, pedang tetap bisa membunuh. Jika ingin bicara tentang tumor ganas dunia ini, bukankah kita makhluk berakal yang penuh ambisi dan nafsu ini sendiri? Tanpa kita, mungkin dunia akan benar-benar damai, penuh kicau burung dan aroma bunga.” Liu Zhenhan menepuk bahu si tua sambil tertawa: “Master, kau terlalu banyak berpikir.”
“Tolol! Benar-benar masih menunjukkan sifat aslimu yang nekat!” Orang tua itu juga tertawa: “Pantasan berani melawan semua orang, menghina gereja! Mengalahkan tiga ksatria naga berturut-turut, tahukah kamu betapa besar masalah yang kamu timbulkan? Sama sekali tidak mendapat keuntungan, mengapa kamu melakukan hal bodoh dan keras kepala seperti ini?”
“Dulu aku memang seperti yang kau katakan, selalu menghitung untung rugi dulu sebelum melakukan sesuatu, hidup penuh kelelahan dan kesulitan.” Liu Zhenhan tertawa terbahak: “Sekarang aku sudah berpikir jernih, apa artinya mengalahkan semua pahlawan di dunia? Di Benua Aigean yang penuh kesatria ini, pasti ada yang nomor satu? Mengapa aku tidak bisa menjadi yang nomor satu itu?”
“Bodoh!” Master Puskas merasa percuma sudah berbicara panjang lebar: “Kesatria sejati menjadikan dunia sebagai tanggung jawabnya, tahu menahan diri, tahu kapan maju mundur. Mana ada seperti kamu yang berkelakuan preman, langsung berkelahi hanya karena beda pendapat!”
“Merawat orang-orang di sekitarmu dengan baik itu baru kesatria sejati!” Liu Zhenhan mendengus: “Dunia? Justru para pahlawan besar yang mengaku punya visi dunia itu yang pantas dipukuli, semua itu cuma orang-orang yang terlalu kenyang!”
“Aku sudah tidak bisa bicara lagi denganmu.” Master Puskas terus-menerus menggelengkan kepala. Wajaknya menunjukkan ekspresi kayu busuk yang tidak bisa dipahat.
“Aku tidak mau banyak bicara. Tolong bantu aku mengatur satu kali 'pemurnian suci' dan satu kali 'pemulihan suci'. Kau punya pengaruh di gereja, pasti bisa atasi ini.” Liu Zhenhan takut sang tua ini menolak, langsung melempar tawaran bom: “Aku sudah merawat putrimu! Kau harus bantu kali ini!”
“‘Pemurnian suci’ bisa kujamin, tapi ‘pemulihan suci’ rumit. Level uskup agung jubah merah baru bisa lakukan. Uskup Doluote baru kau hinakan di publik, kau juga kalahkan dua ksatria naga gereja. Berani sekali kau minta ini?” Master Puskash tiba-tiba tersadar: “Oh begitu! Kupu-kupu kecil yang kuasai air dan listrik itu. Mungkin ada dua jiwa dalam tubuhnya? Pantas dia bisa fokus dua hal sekaligus.”
“Bahkan pengaruhmu pun tidak cukup?” Liu Zhenhan masih belum menyerah. Jika masalah ini tak terselesaikan, dia harus cari elf dan bangsa iblis lagi nanti – sungguh merepotkan.
“Kelompok penyihir gereja yang kupimpin hanya bertugas memperkuat barrier pengurungan celah dimensi. Setiap 10.000 tahun, celah dimensi mengalami semburan besar. Selama belasan tahun ini, kami para penyihir gereja sibuk memperkuat barrier. Kapan sempat berurusan dengan pejabat?” Sang tua mengangkat tangan: “Bagaimana jika barrier runtuh dan bangsa iblis keluar dari celah dimensi di seluruh Benua Aigean?”
“Kalau begitu cepatlah bantu aku menyelesaikan ‘pemurnian suci’ dulu, soal ‘pengembalian suci’ bisa kucari cara lain.” Liu Zhenhan terpaksa mundur selangkah.
“Ini mudah. Pertama beri tahu aku, kenapa kau menggunakan ‘pemurnian suci’? Apa kau terkontaminasi efek negatif?” Master Puskas memutar bola matanya: “Secara teori, efek negatif dari Lingkaran Jahat kalian memiliki batas waktu! Jangan-jangan ada yang menciptakan Lagu Serangan Lingkaran Jahat yang dipatenkan permanen?”
Liu Zhenhan sendiri merasa frustrasi setelah merenung. Dia menceritakan seluruh kisah penderitaannya karena empedu ular Feiwenli kepada sang tua, juga menganalisis efek koagulin secara detail.
“Cairan tubuh yang kau sekresikan fungsinya mirip dengan ‘thrombosis’!” Setelah mendengar cerita si Pigge muda, Master Puskas mengerutkan alisnya.
“‘Thrombosis’ apa itu? Semacam sihir?”
"Blood Magic, ini adalah varian dan cabang dari sihir mayat hidup, sihir eksklusif Blood Elf." Master Puskasih mengecapkan bibirnya: "Elf yang jatuh umumnya mendapatkan kemampuan magis yang unik, sihir khusus yang dimiliki Blood Elf adalah Blood Magic. 'Thrombosis Spell' yang kusebutkan adalah salah satu sihir tingkat tinggi mereka, terkena mantra ini, darah dalam tubuh akan menggumpal seperti lem dalam satu jam. Jika diucapkan oleh Blood Elf tingkat tinggi, dalam sepuluh menit kau akan menjadi patung darah beku."
"Memang agak mirip." Liu Zhenhan mendengarkan juga merasa merinding.
"Jika begitu, 'Pemurnian Suci' adalah solusi terbaik untuk penderitaanmu."
"Cepat atur pastor, aku segera kembali ke penginapan, terbang kembali ke Feilengcui untuk menjemput seseorang, kita bertemu besok pagi." Liu Zhenhan mengusap sudut matanya dengan punggung tangan, Dewa Perang! Akhirnya melewati ini... air mata Lao Liu meleleh deras.
"Tenaga tidak perlu diatur. Mengatur pun tidak ada yang bisa. Jeanne adalah kandidat terbaik." Kata orang tua itu sambil tersenyum.
"Biara wanita juga bisa menggunakan Mantra Bantuan Suci gereja?"
"Biarawati juga bagian dari biara, mengapa tidak bisa mempelajari sihir suci? Meski Jeanne tidak punya bakat sihir, talentanya dalam sihir suci sudah diakui semua orang. Bahkan para Pastor dari Divansi selalu mengagumi bakat suci Jeanne. Jika tidak karena kebetulan diajukan sebagai kandidat Santa, Pastur Teresa berikutnya di Biara Doluote pasti dia!" Begitu menyebut putrinya, wajah Master Puskash langsung bersinar: "Sejak usia 12 tahun, Jeanne sudah mengikuti para suster biara membantu rakyat biasa di permukiman kumuh, mengadopsi bayi terlantar. Bahkan penderita lepra dan TBC yang tak ada yang berani sentuh, dia berani merawat mereka. Dia adalah malaikat, benar-benar malaikat."
Liu Zhenhan langsung merinding mendengar penyakit lepra. Dulu penyakit schistosomiasis dan lepra pernah membuat daratan Shenzhou gempar. Tak disangka biarawati kecil ini benar-benar baik hati, pantas sorot matanya begitu jernih.
"Mungkin orang-orang jahat yang dia tobat itu benar-benar berubah karena kemampuannya sendiri," batin Liu Zhenhan.
"Aku percaya menitipkan Jeanne kepada siapapun. Karena siapapun yang bersamanya, pasti akan menjadi baik." Ucapan Master Puskash semakin terdengar bernuansa idealis.
"Lebih baik tidak mungkin." Liu Zhenhan tertawa sampai mulutnya tidak bisa menutup. Dia merasa dirinya benar-benar punya keberuntungan kotor. Dengan biarawati muda yang begitu berbakat ini di sampingnya, ketika dia nanti memahami "Restorasi Suci", bukankah dia tidak perlu mencari orang lain lagi?
"Ngomong-ngomong, hampir lupa bertanya. Bagaimana caramu bisa berhubungan dengan dua Naga Peri itu?" Master Puscak tiba-tiba teringat sesuatu, menunjuk Liu Zhenhan bertanya.
"Apa maksudmu 'berhubungan'? Aku dan mereka berdua benar-benar bersih!" Liu Zhenhan pura-pura marah sambil berkata: "Kau anggap aku seperti apa? Daisy dan aku sama-sama keracunan empedu ular Feiwenli! Jangan asal melemparkan tuduhan kotor!"
"Sudahlah!" Santo Archmage yang tak tahu malu itu mencubit lubang anusnya sambil meniru nada manja Daisy: "Richard... kapan kau akan jadi nomor satu di dunia... Lihat tatapan mesra kalian berdua waktu itu! Aku yang sudah lama berkecimpung di dunia percintaan, mungkin bisa tertipu? Begitu dengar dialog kalian, langsung merinding sebadai!"
"Bajingan tua ini benar-benar bisa mengarang! Apa mungkin aku melakukan sesuatu dengan Peliharaan Magis?" Liu Zhenhan benar-benar kagum dengan kelakuan tua ini. Pantas saja tidak mau menikah baik-baik, malah memilih melacur. Memang agak menyimpang.
“Bangsa naga jauh lebih mulia daripada kalian Bimon! Apa itu peliharaan magis! Mereka juga makhluk berakal!” Master Puskas bersungut sinis: “Jangan tertipu oleh omongan 'sifat naga yang sangat cabul', yang suka main gonta-ganti pasangan itu bangsa naga kelas rendah. Keturunan naga kelas tinggi seperti Naga Peri dan Naga Pelangi dari garis keturunan Naga Suci justru sangat setia!”
“Manusia juga termasuk Bimon, Tua-tua yang bijak ini pasti tahu rahasia itu kan.” Liu Zhenhan sangat tidak suka dengan frasa "kalian Bimon" itu.
“Omong kosong! Kami manusia sama sekali bukan evolusi dari monyet! Suku Monyet Mangke itu cuma khayalan belaka!” Master Puskas menyangkal dengan tegas.
“Bukannya kau punya teman bangsa naga? Tanya saja pada mereka pasti semua akan jelas.” Liu Zhenhan langsung menangkap kepanikan di hati Master Santo Qiao ini.
“Saya tidak akan membahas masalah ini denganmu dulu...” Benar-benar seorang Master, barusan masih emosional tiba-tiba sudah kembali normal: "Richard, apakah kamu tidak tahu kamu telah membuat masalah besar? Kedua Naga Peri ini adalah keturunan Kota Naga Pelangi, dan sudah mencapai usia pernikahan yang tepat. Karena keduanya menghilang bersama, bangsa naga dari Kota Naga Pelangi sudah mulai mencari mereka. Jangan bilang saya tidak mengingatkanmu, pasangan suami istri yang terdiri dari satu Naga Peri dan satu Naga Pelangi dikenal sebagai kombinasi terkuat di Aiqin. Bukankah dulu Bimon pernah memiliki kisah cinta antara Orang Banteng dengan Naga Peri? Bangsa naga adalah ras yang paling angkuh, kamu akan celaka besar!"
"Tolonglah! Cerita Orang Banteng dan Naga Peri itu hanya legenda! Legenda!" Liu Zhenhan benar-benar merasa lucu, orang tua ini benar-benar bisa mengarang, semua hal bisa dihubung-hubungkan.
Bisakah aku menjalin hubungan dengan peliharaanku sendiri? Bukankah ini inses?
Jika benar ada kesempatan, mungkin aku akan melakukannya. Sepertinya dalam mimpipun sudah berkali-kali terpikir, terutama saat hanya Daisy dan aku yang keracunan... Setelah puas berperan sebagai orang baik, Liu Zhenhan tiba-tiba tersentak kaget, keringat dingin mengucur deras di punggungnya.
Sejujurnya, dia merasa malu dengan pikirannya sendiri tapi tidak bisa menahan diri untuk terus memikirkannya. Lao Liu merasa dirinya benar-benar hina.
“Jika benar kau tak punya niat seperti itu, misalnya saja, bahkan jika itu benar peliharaan magismu, Naga Peri tetap harus memenuhi kewajiban pernikahan. Kau tak berhak ikut campur.” Si tua itu melirik kepala babi ini dengan tenang: “Bangsa naga sangat sulit dihadapi, aku sudah pernah bertemu sepasang bangsa naga dari Kota Naga Pelangi. Dengan popularitasmu akhir-akhir ini, mereka pasti akan segera mencarimu. Pemuda ah! Benar-benar masih muda! Tak tahu menahan diri!”
“Menahan diri apaan?! Biar saja datang! Kalau tak suka, tetap kupukul!” Liu Zhenhan menyeringai dingin.
“Ini permintaan yang masuk akal dari mereka.”
“Masuk akal telur ibunya! Ganyang pernikahan paksa!” Liu Zhenhan berkata dengan sikap beringas.
“Naga Pelangi cukup merepotkan. Bangsa naga ini dijuluki makhluk dengan kekuatan tempur terkuat di Benua Aigean. Meski kemampuan resistensi magis mereka biasa saja, pertahanan fisik mereka luar biasa kuat, mengingat mereka adalah makhluk magis berbasis logam. Selain itu, Naga Pelangi memiliki kemampuan khusus bernama 'Aura Naga' yang bisa membuat lawan kaku selama sepuluh detik. Dengan kemampuan serangan mereka, sepuluh detik cukup untuk membunuhmu sepuluh kali.” Master Puskash mengusap dagunya: “‘Aura Naga’ Naga Pelangi berbeda dengan ‘Gaze Petrifikasi’ Medusa. ‘Gaze Petrifikasi’ hanya bekerja dalam jarak satu yard, membutuhkan waktu persiapan, dan bisa dihancurkan dengan penyebaran sihir. ‘Aura Naga’ tidak punya banyak syarat itu. Begitu kemampuan ini muncul, hampir pasti berarti kematianmu.”
“Sanggup sampai segitu?” Liu Zhenhan memutar matanya.
“Bukan berarti tidak ada penangkalnya. Sihir bantu gereja – ‘Perlindungan Suci’, bisa melindungimu dan para Pengawal-mu dari bahaya.”
Liu Zhenhan menyeringai dingin. Ia paham, si tua ini sedang mencari cara untuk mempromosikan putrinya. Juga mengingatkannya akan kehebatan Nyonyar Teresa. Jika hubungan dengan Kota Naga Pelangi memburuk, biarawati kecil ini akan menjadi aset berharga yang harus ia rawat dan puja.
Faktanya, Master Puskas juga memang berpikir seperti itu. Orang tua selalu memikirkan hal-hal yang lebih jauh ke depan, tapi kekhawatiran si tua ini benar-benar berlebihan. Lagu perang dan sihir pendukung suci pada dasarnya saling melengkapi keunggulan. Daisy dan Ruoerna memang jarang menyebutkan tentang kekuatan tempur Naga Pelangi, tapi Liu Zhenhan tak perlu menebak-nebak lagi pasti sulit dihadapi. Sekarang ada yang bisa membantu dengan baik, itu sangat bagus. Apalagi harapan Lao Liu tentang "pemulihan suci" masih bergantung pada biarawati kecil ini, jadi tak mungkin dilepaskan.
Yang lebih penting, Liu Zhenhan tidak keberatan ditemani biarawati cantik. Meskipun si biarawati kecil memang cerewet, tapi kecantikan tetaplah kecantikan. Setidaknya saat keluar rumah jadi kebanggaan. Orang lain yang melihat pasti akan berbisik penuh kekaguman di belakang: "Hebat! Sampai biarawati pun nempel sendiri!"
Entah ada hubungan ambigu atau tidak, tapi dibawa keluar tetap memperkuat harga diri. Liu Zhenhan selalu sangat memperhatikan hal-hal yang permukaan seperti ini, terutama saat membawa rombongan gadis cantik keliling kota - benar-benar meningkatkan gengsi.
"Tenang saja! Jika benar-benar tak bisa mengalahkan Naga Pelangi, aku akan usir Daisy dan Ruoerna pulang untuk menikah. Orang bijak tak melawan situasi sulit." Lao Liu memutar-matanya licik, sengaja menggoda si tua ini.
Kalau kedua Naga Peri ini kusuruh pulang dan tak berkonflik dengan bangsa naga, maka putrimu jadi tak berguna lagi. Kau bisa khawatir saja tentang moralitasku. Liu Zhenhan berpikir dengan niat jahat yang luar biasa.
Ekspresi Master Puskas benar-benar berubah sedikit.
"Haha... Tenang-tenang, aku tidak akan memperlakukan putrimu dengan buruk. Bagaimanapun juga, hari ini di arena pertarungan, kau telah banyak membelaku. Aku harus mengingat kebaikanmu ini." Liu Zhenhan yang melihat ekspresi tua itu tertawa, lalu memeluk bahu sang tua dengan akrab: "Karena kau menyebutkan ini, aku teringat sebuah masalah. Mengingat Naga Pelangi begitu sulit ditangani, seharusnya kau membantuku sedikit."
"Bantuan apa?" Master Puskas bertanya dengan waspada.
"Ksatria Naga Jiaxia memiliki Perisai Tuan Tanah Kematian, hebat sekali! Perisai magis itu setidaknya bisa menahan beberapa sihir tingkat tinggi. Meski reaksi awalnya agak lambat, tetap merupakan harta yang bagus. Kau bisa bilang pada Ksatria Naga itu, demi keamanan, sebaiknya serahkan Perisai Tuan Tanah Kematian ini padamu untuk disimpan. Pasti dia tidak berani membantah, lagipula kau adalah Santo Master Archmage! Lalu, berikan perisai magis ini pada Jeanne. Bagaimanapun juga, Jeanne yang mengikutiku juga menghadapi risiko. Keamanannya harus diutamakan dulu, bukan?" Liu Zhenhan menunjukkan wajah jahat.
"Kenapa kepalamu penuh ide licik?" Master Puskas menyeringai dingin: "Aku khawatir jika perisai magis ini kuserahkan padamu, akhirnya tidak akan dipasang di tubuh putriku."
“Kalau kamu tidak mau ya sudah. Kalau benar-benar tidak bisa, besok aku akan pukul diam-diam ksatria naga ini, mencuri atau merampas, yang penting Perisai Tuan Tanah Kematian ini harus jadi milikku. Nanti kamu akan lihat sendiri, kepada siapa aku berikan perisai magis ini.” Ekspresi Liu Zhenhan penuh kesungguhan.
“Pukul diam-diam? Masih pantas kau mengatakannya.” Master Puskash menggelengkan kepala sambil berdesah pelan: “Sudahlah, aku akan membantumu ini. Lagipula usiaku sudah senja, memang sudah waktunya memikirkan masa depan Joan...”
“Sebenarnya Naga Pelangi tidak terlalu hebat. Dengan banyak monster tingkat super dan penyihir yang menemanimu, tidak perlu takut padanya.” Sang Master menambahkan setelah berpikir sejenak.
“Hebat atau tidak, baru bisa diketahui setelah bertarung.” Wajah Liu Zhenhan berubah tegas tiba-tiba: “Orang-orang di sampingku tidak bisa seenaknya dibawa pergi! Dia harus melangkahi mayatku dulu!”
Si brengsek kecil ini ternyata punya sifat kesatria sejati. Alis Master Saint-Chi Ao berkerut aneh.
“Kalau begitu, akan kutunggangi angin dan kukipaskan api untuk memperkuat tekadmu.” Sebuah rencana licik muncul dalam benak Master Puskash.
BAB KE-124: MAU NYAWA ATAU KESUCIAN?
Kunjungan Liu Zhenhan ke dunia manusia ini sama sekali tidak berharap bisa mencapai kesepakatan dengan gereja. Keberadaan Vieri yang tetap di Feilengcui menjadi bukti nyata.
Kali ini bisa dibilang seperti menanam willow tanpa sengaja lalu tumbuh subur. Rencana awal Liu Zhenhan sebenarnya adalah setelah kembali dari dunia bawah tanah, membawa seorang Pastor dari gereja kembali ke Kerajaan Bimeng. Tapi sebelum sempat ke bawah tanah, dirinya malah yang "diculik" - lebih tepat disebut merawat biarawati kecil, tapi kenyataannya si biarawati kecil yang menyiksa Liu Zhenhan dengan kata-kata.
Atas nama sihir suci pendukung, Liu Zhenhan pun menyerah.
Memang berbeda kalau punya kemampuan mobilitas udara yang kuat. Yitiao langsung terbang kembali ke Feilengcui malam itu untuk menjemput Vieiri si Manusia Beruang, pergi-pulang ini baru selesai besok. Malam ini Liu Zhenhan dan Daisy akan menghilangkan hambatan yang lama menggelayut di hati. Sedangkan Ai Wei'er yang tersimpan dalam lapisan lengan perak cincin dimensi, Liu Zhenhan belum tega mengganggunya. Lagipula si biarawati kecil kedepannya mau kabur pun tidak bisa.
Biarawati kecil Jeanne meski cerewet, kemampuan menggunakan sihir suci memang luar biasa. Di bawah tumpukan mantra pemurniannya yang menenangkan, Liu Zhenhan dan Daisy terus-menerus dimandikan cahaya suci yang menyucikan jiwa raga. Lao Pu yang melihatnya tak henti membanggakan bakat putrinya ke orang sekitar... Lao Liu menyipitkan matanya memandang Penyihir Besar Santo Odd ini, menurutnya si tua ini persis seperti petani desa yang anaknya diterima di Universitas Tsinghua.
Sihir suci gereja dan nyanyian perang Imam Bemon sama-sama merupakan metode pendukung standar yang tidak bersifat ofensif. Namun sihir suci gereja diklaim sebagai musuh alami nyanyian perang Bemon, lebih tepatnya - musuh lingkaran lagu perang jahat Bemon. Beberapa imam mengamati dengan seksama.
Setelah mendengar biarawati kecil Jeanne d'Arc melantunkan mazmur suci dan memanggil lingkaran suci, wajah beberapa imam langsung berubah pucat.
Mazmur suci yang dilantunkan biarawati kecil ini, selain pengucapannya yang agak mistis, jika didengar lebih seksama sebenarnya beberapa skala nadanya masih menyisakan pengucapan lengkap dan rumit dalam bahasa Bemon kuno. Pada bagian penutup, sama seperti nyanyian perang Bemon, juga terdapat suku kata bahasa Elf Kuno dan bahasa Naga yang sangat sulit dipahami dan dikuasai.
Meskipun pernah menghadapi pastor Gereja Saint Paul dalam Pertahanan Feilengcui, namun saat dua pasukan bertempur dengan suara hiruk-pikuk pertempuran, tentu sulit membedakan nada mazmur ini dengan jelas. Namun perasaan saat mendengarkan mazmur ini dari jarak dekat sangat berbeda - para imam Bemon di sini semuanya adalah imam tingkat tinggi kelas satu.
Liu Zhenhan melirik dua Imam Beruang, lalu melihat ke arah Helen. Wajah beberapa imam sama seperti Lao Liu, seluruh raut wajah mereka dipenuhi kebingungan ambigu.
Liu Zhenhan memberikan kode mata, memanggil Helen dan dua Imam Tongkat Beruang ke sisinya, bertanya dengan suara paling pelan: "Yang Mulia, sebelumnya... maksudku kalian paham... apakah dalam sejarah pernah ada pendeta Kuil dari Suku Monyet?"
"Data ini sama sekali tidak bisa dilacak, tapi aku pernah mendengar Grand Shaman Weian Yang Mulia Qidan yang ikut Pertempuran Hyjal suatu kali bercerita santai. Di masa lalu, jumlah pendeta Suku Monyet adalah yang terbanyak di antara semua ras Bimon. Konon jumlah pendeta rubah dan pendeta mil per jam digabungkan pun tak sampai menyamai mereka. Katanya..." Imam Beruang Kopra menurunkan volume suaranya: "...dalam sejarah kita, pernah ada beberapa Imam Agung Jubah Merah dari Suku Monyet."
"Hehe..." Imam Rakun Tuan LeMaire terkekeh licik: "Aku juga akan beri tahu rahasia kecil. Tahukah kalian, saat Pertempuran Hyjal, Pendeta Naga Kochis kita berasal dari ras Bimon mana?"
"Sial!" Liu Zhenhan dan Helen saling pandang. Nama Pendeta Naga Kochis memang legendaris turun-temurun, tapi memang tak ada yang pernah menyebutkan ras Bimon apa "Monumen Para Pendeta" ini berasal. Namun dari nada bicara Tuan LeMaire, Lao Liu dan Helen sudah bisa menebak jawabannya.
“Sejarah ini, kedua belah pihak merasa memalukan dan saling memahami tanpa diungkapkan. Suku Monyet memisahkan diri dari Kerajaan Bimeng dua ribu tahun yang lalu, perang terjadi seribu tahun yang lalu. Namun ketika Suku Monyet meninggalkan Kerajaan, sebagian besar pendeta Monyet dan keluarga mereka tetap setia tinggal di Kerajaan. Dalam Pertempuran Hyjal, semua pendeta Monyet yang jumlahnya sedikit beserta keturunan mereka gugur untuk negara.” Tuan LeMaire menundukkan pandangan dan menghela nafas, berkata dengan penuh penyesalan: "Garis keturunan pendeta saya ini, jika ditarik ke belakang lebih dari seribu tahun, berasal dari mentor Suku Monyet."
Mendengar perkataan Tuan LeMaire, beberapa pendeta terkesima cukup lama.
Master Puskasy di samping wajahnya memerah dan pucat bergantian. Bisikan kecil para pendeta ini tidak luput dari master yang ahli sihir elemen udara ini. Meski biarawati kecil tidak tahu maksud Suku Monyet, dia sangat memahami.
“Richard, menurutmu apakah Nyanyian Suci ini sebenarnya adalah lagu perang...” Helen baru saja ingin melanjutkan, langsung dihentikan oleh gelengan tangan Liu Zhenhan.
Untuk membuktikan kebenaran penilaiannya, Liu Zhenhan dengan tersenyum meminta biarawati Jeanne menyanyikan lagi sebuah Nyanyian Suci "Penghilangan Suci".
Meski tidak ingin membuang-buang kekuatan ilahi tanpa alasan, Joan si biarawati muda yang baik hati akhirnya tak bisa menolak permintaan bajingan brengsek ini. Dengan kesal, dia melantunkan nyanyian suci ini.
Sisa gema nyanyian suci masih menggantung di udara, namun wajah para pendeta semakin dipenuhi kebingungan dan pertanyaan. Jika "Pemurnian Suci" sebelumnya masih bisa dianggap ambigu, maka nyanyian suci "Penghilangan Suci" ini sepenuhnya membuktikan kekhawatiran tersembunyi di hati Liu Zhenhan.
Kecuali sebagian besar suku katanya yang samar dan tak jelas, intonasi bahasa Elf Kuno di bagian akhir "Penghilangan Suci" ini benar-benar identik dengan "Nyanyian Dispersi Arina" dalam Nyanyian Perang Bangsa Behemu!
Para pendeta yang sudah berpengalaman dalam nyanyian perang pasti bisa membedakannya. Meski dua imam tongkat belum menyadari kompleksitas masalah, Liu Zhenhan langsung paham! Ini bukan lagu suci sialan, tapi jelas-jelas Nyanyian Perang Behemu yang dinyanyikan dengan artikulasi kacau dan intonasi mistis!
Penyair pengelana kuda nil memang selalu bernyanyi seperti ini. Dalam terminologi profesional para penyair kuda nil, ini disebut metode menyanyi "Hei Ha". Hanya saja nyanyian suci gereja terdengar lebih mistis. Jika bukan karena beberapa skala nada terakhir itu, Liu Zhenhan mungkin tidak bisa memastikannya.
Meskipun hubungan antara manusia dan Bimon belakangan ini tidak terlalu intens, Kuil sebenarnya memiliki beberapa catatan dasar tentang nyanyian suci Gereja Saint Paul.
Liu Zhenhan secara diam-diam menyintesiskan pengetahuannya di dalam hati, merangkum sebuah kesimpulan kasar - Jika ada perbedaan antara nyanyian suci dan Nyanyian Perang Bangsa Behemu, maka sistem nyanyian suci ini ternyata tidak sepenuhnya menjiplak Nyanyian Perang Bangsa Behemu. Seperti diketahui umum, nyanyian suci gereja manusia dijuluki "Dua Belas Skala Nada Malaikat". Total hanya ada dua belas lagu, lebih sedikit dibandingkan Nyanyian Perang Bangsa Behemu. Selain efek-efek seperti penghilangan, anti racun, daya tahan, dan berkat yang sesuai dengan Nyanyian Perang, nyanyian suci tampaknya menghilangkan sebagian besar lagu perang dan menambahkan separuh lagi kreasi orisinal. Misalnya lagu "Pemurnian Suci" yang baru saja digunakan biarawati muda, "Perlindungan Suci" yang disebut Master Puskas, serta "Pemulihan Suci" yang belum bisa digunakan biarawati muda itu - semua ini sama sekali tidak dikenal dalam sistem Nyanyian Perang Bangsa Behemu.
Liu Zhenhan juga menciptakan lagu perang orisinil, namun penciptaannya murni bersifat absurd. Secara ketat, lagu perang ciptaannya bersama Helen mengikuti jalur "Evolusi Alami" - pencerahan alami yang muncul ketika kondisi matang, ciri khas pendeta jenius. Sungguh aneh jika Penyanyi Jiwa Bawaan Bangsa Behemu bukan seorang jenius.
Lalu apa arti Mazmur Suci manusia? Campur aduk lagu perang ciptaan pendeta Suku Monyet?
Meskipun beberapa Yang Mulia Pendeta mengetahui bahwa manusia berasal dari Suku Monyet Mangke yang memberontak, termasuk hierarki Kuil saat ini, tak ada yang menyangka bahwa Mazmur Suci yang digunakan Gereja Saint Paul manusia ternyata sebagian besar menjiplak Nyanyian Perang Bangsa Behemu. Kedua pihak menyembunyikan beberapa hal tentang Pertempuran Hyjal, dan kini sulit menemukan catatan sejarah akurat masa itu. Menurut informasi Yang Mulia Deshang dari Grand Shaman Weian si kura-kura tua, memang ada sebagian kecil pendeta Suku Monyet yang meninggalkan Kerajaan. Namun dalam masyarakat manusia sekarang, jabatan Pendeta Kuil sudah punah. Secara logika, seharusnya posisi pendeta tidak mungkin hilang begitu saja dari manusia. Jika dikaitkan dengan Mazmur Suci, teka-teki ini menjadi jelas.
Liu Zhenhan bukanlah dua orang Pendeta Beruang yang agak kaku. Di benaknya, ia dengan cepat menghitung. Tampaknya mazmur suci seperti "Pemurnian Suci" yang tidak memiliki padanan atau kombinasi dalam Nyanyian Perang Bangsa Behemu, entah itu hasil kreasi orisinal atau modifikasi.
Liu Zhenhan benar-benar harus mengakui kecerdasan manusia. Kreativitas bisa dibilang adalah aspek paling mengagumkan dari manusia. Dalam hal sihir, bakat kreatif manusia yang bisa memahami satu dan menerapkan ke banyak hal telah terbukti. Tak disangka, dalam hal teknik bantu suci yang digerakkan oleh mazmur - yaitu nyanyian perang, mereka juga mampu melakukan modifikasi dan kreasi.
Saat ini di Kerajaan Bimeng, Imam Utama Murinio yang berada di garis depan inovasi. Bakat Imam Utama Angsa ini bisa dibilang yang terhebat dalam ribuan tahun terakhir Kerajaan Bimeng. Bahkan dia pun mengalami kesulitan luar biasa dalam menciptakan satu nyanyian perang. Dari sini terlihat betapa hebatnya manusia.
Kedua Pendeta Beruang dan Helen mungkin telah menghubungkan beberapa titik penting. Dengan ekspresi antara ingin tertawa dan menangis, mereka memandang Liu Zhenhan lalu melihat biarawati kecil yang manja di sampingnya. Dua Imam Tongkat ini menggerakkan bibir mereka lama-lama, namun tak mampu mengucapkan satu kalimat utuh pun.
Liu Zhenhan merasa ini benar-benar menyebalkan sekaligus lucu. Ternyata hubungan antara Gereja Saint Paul dan Kuil Bimon memiliki lapisan relasi seperti ini. Mengenai lagu suci "Sacred Awakening" dalam Dua Belas Skala Nada Malaikat, jelas-jelas merupakan versi rap dari "Lagu Spiritual". Tapi mengapa pastor tidak bisa membawa peliharaan magis? Satu-satunya hal yang tidak dipahami Liu Zhenhan adalah ini. Mungkin karena pastor jarang punya kesempatan mendekati monster? Atau mungkin sama sekali tidak tahu tentang fungsi ini?
Bagaimana jika pastor manusia dan Biarawati Teresa juga membawa peliharaan magis ke medan perang? Liu Zhenhan semakin berpikir semakin berkeringat deras seperti Air Terjun Huangguoshu. Meskipun Helen dan dua Pendeta Beruang tidak berpikir sejauh itu, jelas mereka juga dipenuhi keraguan.
Biarawati kecil mengerutkan alis, heran melihat beberapa pendeta yang menatapnya dengan bodoh. Tatapan itu membuatnya merinding. Liu Zhenhan berbisik di telinga Helen, membuatnya hampir pingsan.
"Apa? Apa?" Dua Imam Tongkat penasaran mendekat.
"Tidak ada, hanya obrolan pribadi." Liu Zhenhan mengedipkan mata ke dua pendeta berkepala batu.
"Zhen De, lagu sucimu sangat indah!" Helen dengan cerdik menggenggam tangan biarawati kecil: "Ke kamarku, bisakah kamu memurnikan aku juga?"
“Apakah kamu juga mengalami efek samping tertentu?” Biarawati kecil itu mengedipkan mata jernihnya ke arah Helen, dia merasa kagum pada rambut panjang merah menyala sang gadis rubah yang cantik memesona.
“Tidak. Aku suka mendengarkan nyanyian pujianmu.” Helen menggandeng tangan lemah biarawati itu dengan akrab: “Aku berharap bisa mendengar kidung indahmu lagi.”
Liu Zhenhan mengintip Helen dengan mata licik, Helen yang cerdik membalas dengan kedipan. Lao Liu benar-benar ingin tertawa terbahak-bahak. Helen adalah pendeta jenius langka di Kerajaan Bimeng yang biasanya bisa menguasai lagu perang hanya dengan mendengarnya dua kali. Tujuan dia menarik biarawati ke kamar tak lain adalah untuk mempelajari lagu-lagu perang orisinal manusia yang berirama cepat ini. Seorang Imam Bemon yang bisa menyanyikan kidung pujian? Liu Zhenhan merasa semuanya semakin menarik.
“Kidung pujian dapat menyucikan hati dan membimbing manusia kepada kebaikan. Sangat baik bahwa kamu mau mendengarkannya.” Biarawati itu tersenyum manis sambil menunjuk satu jari: “Tapi aku hanya bisa menyanyikannya sekali karena harus segera kembali ke biara. Hari ini sudah terlalu lama di luar.”
Master Puskas segera memberikan kode mata kepada Liu Zhenhan.
“Biarawati Jeanne. Besok datanglah lebih awal, masih ada dua domba tersesat yang membutuhkan pemurnianmu.” Liu Zhenhan buru-buru berkata pada biarawati itu.
“Aku bukan biksuni kecil!” Biarawati muda itu mengerutkan bibirnya marah, lalu cepat-cepat membuat tanda salib di dada untuk memohon maaf pada Tuhan atas nada bicaranya, mengganti dengan suara lembut sambil mengedipkan mata besar berusaha mengajak Pigge yang menyebalkan ini bertobat: “Apakah kau mau sungguh-sungguh menyesali dosa-dosamu? Apakah kau...”
“Jangan ngaco, bertobat apaan sih.” Liu Zhenhan tentu saja menggelengkan kepala menolak, menghitung jari satu per satu: “Aku belum puas berbuat jahat, misalnya memperkosa, membunuh, membakar, meracuni, menjual orang...” Begitu kata-kata ini keluar, bahkan dua Imam Tongkat mulai bergumam “Dewa Perang Yang Maha Kuasa”.
“Semoga Tuhan mengasihani dosa-dosamu, domba kecil.” Biarawati itu berkata dengan tekad baja: “Aku akan mengawasi tingkah lakumu yang berdosa dengan mata yang mewakili Tuhan, sampai kau bertobat.”
Tua Puskash tertawa terbahak-bahak di samping. Efek inilah yang diinginkan si tua itu. Matanya yang tajam telah melihat isi hati Pigge ini – orang yang benar-benar jahat tak mungkin didampingi dua Naga Peri mulia.
Liu Zhenhan menghela napas melihat biarawati kecil dan Helen pergi ke kamar sebelah. Tiba-tiba ia merasa kehilangan selera. Ia berpikir, andai semua orang di dunia ini sesederhana biarawati kecil itu, mungkin justru lebih baik.
“《Alkitab》mengatakan: Kita semua terlahir dengan dosa. Kalimat ini mirip dengan ucapanmu bahwa ras beradab yang memiliki nafsu dan ambisi adalah tumor ganas terbesar di Benua Aigean. Kita datang ke dunia ini dengan dosa asal.” Master Sihir Santo Qiao berkata sambil tersenyum pada Liu Zhenhan.
“Filosofi kabur dan membingungkan seperti ini, aku bisa karang seratus kalimat sekarang. Ini bukan ilmu pengetahuan, ini cuma mengada-ada.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
Si kakek belum sempat bicara, Guo Guo yang berdebu dengan satu cakar mencengkeram tikus besar yang menggeliat-geliat, berjalan limbung sambil menggoyangkan pantat kecilnya masuk ke ruangan dengan gesit seperti angin.
Hanya terdengar rentetan jeritan, Mo Er dan Gatanie berpelukan, sementara dua Naga Peri langsung terjatuh ke pelukan Lao Liu.
Rodman dengan cepat menghunus dua pisau panjang baja keras. Jeritan nyaris meruntuhkan atap rumah.
“Ada apa ini?” raungan Liu Zhenhan membuat semua jeritan terhenti mendadak.
“Cuma dua ekor tikus? Segitunya?” Liu Zhenhan menepuk-nepuk pundak Daisy dan Nana di pelukannya, lalu membentak Fatty Luo: “Cewek takut masih bisa dimaklumi, tapi dasar brengsek, ngapain ikut-ikutan teriak?!”
“Gajah semua benci tikus, bos tidak tahu?” Fatty Luo memandangi dua tikus besar yang dipegang Guo Guo dengan wajah masam, bulu kuduk di tangannya berdiri semua: "Maaf bos, aku kabur dulu!"
“Tak disangka ada yang ditakuti Fatty Luo?” Si Gendut O tertawa terpingkal-pingkal di samping: "Nanti kalau sudah kembali ke Feilengcui, kita cari tikus untuk mengancam para mammoth itu, suruh Kolina pinjamkan kendaraan tunggangan buat kami kuda nil naik beberapa hari."
“Mulai besok, O'Neill, kau dan Pavel harus mulai belajar memanah, pantaskah kau disebut anggota suku Haus? Setiap hari isi kepala cuma ide-ide nyeleneh!” Tuan tanah itu memandangi brengsek ini sambil memaki dengan geram.
Guo Guo memegangi tikus, melirik ke kiri-kanan, matanya kecil yang licik berkedip nakal, lalu menyeringai jahat ke arah Gatanie siap-siap melompat ke pelukan angsa kecil itu. Senyum nakalnya membuat Gatanie limbung, si cantik es kali ini wajahnya memerah ketakutan, mengentak-hentakkan kaki hampir menangis.
Ning Yu mencengkeram kuping si Xiao Chusheng, memutar kepala Guo Guo sampai mengernyit kesakitan. Guo Guo paling takut pada Ning Yu, dengan patuh menyembunyikan tikus di belakang punggung lalu berdiri kaku di tempat.
“Mari kita uji dulu? Lihat efek setelah pemurnian ini bagaimana?” Ning Yu berkata pada Liu Zhenhan: "Kebetulan anakmu yang baik ini menangkap dua tikus, pas untuk dicoba."
“Aku hampir mati ketakutan.” Daisy mengelus dada sambil mengeluarkan kepalanya dari pelukan Lao Liu.
Tatapan Master Pushka ke arah Naga Peri dan Liu Zhenhan penuh dengan ambigu yang tak terkira, membuat kedua Naga Peri itu sendiri merasa malu dan meninggalkan pelukan tuan tanah.
Hasil eksperimen benar-benar mengecewakan. Dua tikus yang diolesi air liur Liu Zhenhan dan Daisy di leher kakinya, lalu dilukai dengan belati, awalnya masih bisa merangkak di tanah. Tak lama kemudian tetap mati, hanya kali ini tidak berubah menjadi dua patung lilin yang keras. Tingkat pembekuan darah tidak seekstrim sebelumnya, hanya seperti lem. Kedua tikus merangkak perlahan sebentar sebelum mati dengan wajah mengerikan: mata penuh jaring darah seperti sarang laba-laba, aliran darah di tanah berubah menjadi lendir kental seperti ingus.
“Selesai selesai, racun ini tak ada penawarnya.” Liu Zhenhan terpaku, lalu jatuh terduduk di kursi.
“Prinsipnya benar!” Daisy frustrasi: “Tingkat racun trombin sekarang jelas lebih rendah. Apa ritual pemurnian suci kurang kuat? Haruskah diulang berkali-kali lagi?”
“Ehem ehem...” Master Pushka berpura-pura batuk sambil menjaga gengsi, mengingatkan semua orang bahwa di sini masih ada seorang Master berpengetahuan luas.
“Hei bapak, jangan berpose begitu! Kalau ada yang mau bilang, langsung saja!” Kalau bukan karena tua, Liu Zhenhan pasti sudah menamparnya saat itu juga.
“Benar, Master. Anda yang dihormati dan berpengetahuan luas. Tolong jelaskan pada kami generasi muda ini, apa sebenarnya yang terjadi? Mengapa trombin hanya menetralkan sebagian?” Ning Yu melototi Liu Zhenhan, lalu berusaha meredakan situasi.
“Sepengetahuanku, mantra tinggi Blood Elf 'thrombosis' terkadang tetap meninggalkan efek samping meski Pendeta Bulan Elf menggunakan 'ritual pemurnian bulan', karena faktor probabilitas pembersihan. Tapi kasus seperti ini jarang terjadi, kecuali Archmagister Blood Elf yang memiliki kekuatan magis begitu hebat hingga menyulitkan ritual pemurnian. Sihir Elf Jatuh terkenal kejam, 'thrombosis' yang tidak dibersihkan tuntas sebelum pergantian matahari-bulan akan menyebabkan efek magis balik: penyumbatan pembuluh darah. Korban dengan daya tahan kuat akan lumpuh separuh, yang lemah akan meninggal karena pembuluh darah pecah.” Ekspresi Master Sihir Saint-Antioch menjadi suram: “Toksisitas koagulasi Empedu Ular Feiwenli secara prinsip mirip 'thrombosis', tapi lebih ganas. Bahkan melebihi tingkat Archmagister Blood Elf sekalipun.”
“Jika mantra pemurnian digunakan berulang kali, bisakah toksisitas trombin dihilangkan?” Liu Zhenhan bertanya.
“‘Pemurnian Suci’ tidak mungkin memiliki probabilitas 100%, sama seperti Nyanyian Perang Bangsa Behemu kalian. Setiap ritual suci memiliki batas efektivitas minimal dan maksimal yang tipis. Keberhasilan mutlak 100% itu tidak ada. ‘Pemurnian Suci’ Jeanne hanyalah 90-99%.” Pria tua itu tersenyum getir.
“Kalau para penyihir lebih payah lagi, terkadang mantra panggilan pun gagal.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak. Setelah lama tertawa, ia baru menyadari tak ada yang menanggapinya - semua wajah tampak penuh kecemasan.
“Jika ‘mantra pemurnian’ digunakan untuk ‘mantra trombosis’ biasa, mencapai batas imun alami tubuh sudah dianggap sukses karena darah memang mengandung komponen pembekuan. Tapi menghadapi empedu ular Feiwenli yang begitu ganas, jika pemurnian pertama tidak sempurna, upaya berikutnya takkan pernah tuntas. Ini bukan masalah yang bisa diatasi hanya dengan ‘pemurnian’.” Suara Penyihir Suci Santo Ajaib semakin parau.
“Catatan tentang empedu ular Feiwenli memang langka. Legenda bahwa tak ada penawarnya ternyata benar.” Mata Nana memerah: “Pemurnian jelas efektif. Ini satu-satunya jalan! Bagaimana kalau pemurnian gagal?”
"Yang Terhormat Master, ras Elf dan Elf Jatuh bersumpah tidak akan berdamai. Jika bahkan Pendeta Perempuan Bulan pun tidak dapat membersihkan seluruh efek samping mengerikan dari sihir ini, tolong beri tahu kami yang bodoh—bagaimana cara ras Elf menghadapi 'Thrombosis Spell' dari Blood Elf ini?" Daisy menggenggam ujung bajunya dengan gugup, bertanya dengan suara terburu-buru.
"Apakah Pendeta Perempuan Bulan itu menunggang harimau putih, Elf yang cantik luar biasa?" Liu Zhenhan masih sempat menanyakan gosip sampingan ini di tengah kesibukannya.
"Harimau putih? Tidakkah harimau itu akan memakannya? Kau terlalu banyak baca novel ksatria ya? Pendeta Perempuan Bulan tidak menunggang harimau putih, melainkan diri mereka sendiri adalah perawan muda. 'Harimau putih' merujuk pada makna ini." Puskás memberi penjelasan setengah hati yang vulgar kepada Liu Zhenhan, lalu mengedipkan mata keruh-keruhnya ke arah Daisy: "Berdasarkan pergaulanku dengan ras Elf, cara mengatasi 'Thrombosis Spell' ini sebenarnya sederhana. Selain menggunakan 'Pemurnian' oleh pendeta perempuan, jika gagal, ada metode yang mengobati gejala dan akar—cukup dengan seorang pria dan wanita Elf yang tidur bersama, mengobati racun dengan racun, maka semuanya teratasi. Maksudku, harus dua Elf yang sama-sama terkena 'Thrombosis Spell'."
"Anda..." Daisy tercekat. Jika bukan karena tua-tua ini adalah Penyihir Suci Santo Ajaib yang sudah sepuh, dia benar-benar ingin memarahinya sebagai "orang tua yang tak pantas dihormati".
“Ada yang seperti ini?” Ruoerna bertanya dengan wajah pucat pasi: “Kenapa bangsa naga kami tidak pernah dengar?”
“Mungkin para tetua kalian sendiri tidak tahu, atau malu memberitahu. Bukan bermaksud sombong, tapi wajar jika pengetahuan Penyihir Suci Santo Ajaib melebihi bangsa naga. Lagipula Blood Elf kebanyakan bersembunyi di dunia bawah tanah, sama seperti Naga Hitam yang kalian usir, ras-ras di permukaan wajar kurang memahami mereka.” Sang Master tersenyum: “Nona muda, terkadang buku dan catatan tak bisa menggantikan pengalaman hidup yang kaya.”
Liu Zhenhan menatap sang Penyihir Suci Santo Ajaib ini hampir setengah hari, mata sang Master yang jernih tak berkedip menatap balik.
“Haruskah aku menyuruh orang memanggil peri Mia Hamm dari pasukan tentara bayaran Harimau?” Ning Yu berbisik di telinga Liu Zhenhan. Liu Zhenhan ragu sebentar, lalu menggelengkan kepala, menganggap tidak perlu.
“Karena pemurnian kalian berdua tidak sempurna, bahkan pengalamanku pun tidak bisa memberikan penilaian pasti apakah akan memicu serangan balik. Meski yang kalian minum adalah empedu ular Feiwenli bukan terkena 'thrombosis spell', aku tak bisa memastikan apakah efek samping pemurnian tak sempurna ini akan menyebabkan serangan balik mengerikan. Menurut perkiraanku, 90% kemungkinan ya.” Master Puskash menghela napas panjang: “Jika kalian tidak mengikuti saran yang baru saja kuberikan, untukmu Richard, masih ada satu solusi lain yang bisa kutawarkan.”
“Apa itu？”Liu Zhenhan mengangkat alisnya bertanya.
“Sekarang biarkan kendaraan tunggangan udara mengantarmu kembali ke Kerajaan Bimeng. Sebelum matahari terbenam berikutnya, carilah gadis Suku Rubah untuk berhubungan intim. Mahkota bunga gadis rubah konon memiliki efek ajaib menghilangkan semua efek buruk, meski nyawa gadis itu mungkin tak akan terselamatkan.” Penyihir Suci Santo Ajaib menarik napas dalam, mengeluarkan kepenatan dari dadanya: “Tapi... aku khawatir kau takkan mampu melakukan ini.”
“Lalu Daisy? Bagaimana dengan Daisy？”Suara Gatanie gemetar bertanya pada sang Master.
“Jika perkiraanku benar, Naga Peri ini sudah bisa melakukan pengakuan terakhir pada Galaksi Hesperus sekarang. Saat bulan berikutnya terbenam, kau takkan pernah melihatnya lagi.” Master Puskash menghela napas pelan setelah berkata: “Aku tak tahu apakah kalian berani mengambil risiko... Pengetahuan kita tentang empedu ular Feiwenli terlalu sedikit.”
“Tidak mungkin! Tidak mungkin!” Daisy menggigil hebat: “Meski racun belum dimurnikan sepenuhnya, tapi aku kan tidak kena 'thrombosis spell', bagaimana mungkin terkena efek berbalik menyerang？”
“Ini bukan efek magis balik, tapi efek samping obat yang terpencar oleh kekuatan eksternal.” Master Santo Ajaib berseru keras: “Tiga bagian racun dalam obat, bahkan harta alam pemulih diri seperti empedu ular Feiwenli pun tak terkecuali. Jika kalian anggap orang tua ini mengarang cerita, silakan saja！”
“Pengalamanku, nyawa kalian sendiri! Bukan untuk merawat putriku, ngapain aku ikut campur urusanmu!” Si tua mengibaskan lengan baju dengan marah dan pergi dengan langkah berat.
Semua orang terdiam membeku.
Perkataan seorang Penyihir Suci Santo Ajaib, dalam kadar tertentu, adalah kebenaran mutlak.
Tapi syarat ini terlalu kejam.
Liu Zhenhan terdiam, jarinya terus menggaruk-garuk sandaran kursi hingga serpihan kayu keras terkelupas sedikit demi sedikit.
Air mata Daisy bercucuran tak terbendung, sementara Ruoerna memaksa menahan kristal-kristal air mata yang terus jatuh berderai.
Suasana sekitar diliputi keheningan mencekam, bahkan O'Neill yang paling suka bercanda tak berani bersuara, patuh seperti pengantin baru.
"Menggunakan racun melawan racun..." Liu Zhenhan bergumam sambil memandang lengan peraknya, "...efek berbalik menyerang..."
"Bagaimana?" Ning Yu membuka mulut.
"Coba kita pertaruhkan?" Pandangan Lao Liu yang penuh gejolak perlahan menatap Ning Yu: "Penyihir Suci Santo Ajaib kan bukan dewa!"
"Bagaimana jika ternyata benar?" Ning Yu bertanya dengan suara tersedu: "Apa kau akan meninggalkan kami para janda dan anak yatim untuk mati sendiri?"
"Dia adalah Penyihir Suci Santo Ajaib! Seorang Penyihir Suci Santo Ajaib yang bisa menghancurkan sebuah negara... Tidak ada alasan baginya untuk menipu kita... Bercanda seperti ini..." Gatanie menggigit bibirnya, memalingkan kepala, menatap ke atas dengan bahu terus bergetar.
Mo'er terjatuh ke pelukan Lao Liu sambil menangis histeris: "Aku tidak mau kau mati... Aku melarangmu mati..."
Wajah Guo Guo yang penuh debu dan air mata terlihat seperti topeng kotor, telinga besar terkulai, cakar kecilnya mencengkeram kaki Lao Liu tak mau melepaskan.
"Mari kita semua keluar." Ning Yu melirik orang-orang di sekelilingnya: "Keputusan ada di tangan mereka berdua, bukan kita... Mati saja, lebih baik semua mati sampai habis."
Nana menangis terus hingga akhirnya tubuhnya lunglai dan pingsan.
Guo Guo yang masih mencengkeram celana Liu Zhenhan dimarahi Ning Yu sebagai "Xiao Chusheng", dipukul pantatnya keras-keras lalu diseret keluar sambil dicubit telinganya.
Ruang besar yang sunyi hanya menyisakan Daisy yang pucat pasi dan Liu Zhenhan yang wajahnya menghitam.
Lilin merah sama seperti Daisy, diam-diam menitikkan air mata.
BAB 125 Jalan Sisik Naga
Jam pasir berdesir pelan, menusuk kesunyian ruang kosong. Hanya detak jantung yang berdegup kencang masih terdengar jelas di ruang besar itu.
Api lilin padam. Liu Zhenhan mengulurkan tangannya, memadamkan cahaya menyilaukan itu.
Dulu dia sangat membenci kegelapan, tapi malam ini, dia tanpa ragu jatuh cinta pada warna pekat ini.
Tiba-tiba terjerumus dalam kegelapan, Daisy-lah yang paling panik. Gadis yang meringkuk seperti puyuh salju itu gemetar hebat, jelas terkejut. Tangannya mencengkeram erat jubah hitamnya, tubuh berguncang keras lalu terjatuh ke tanah.
Dari seberang terdengar suara gigi bergemeletuk keras, hampir membuat Liu Zhenhan berhalusinasi sedang menghadapi senapan mesin.
"Daisy..." Suara Liu Zhenhan yang parau terdengar seperti musafir kehausan di gurun. Mendengar panggilan sederhana ini, tubuh rentah Naga Peri itu menggigil lebih hebat. Seolah takut, atau mungkin segan.
"Aku... aku..." Liu Zhenhan menarik napas dalam, tapi tiba-tiba menyadari sudah mengais-ngais pikiran lama, tetap tak menemukan kata yang pantas untuk situasi seperti ini.
Keheningan. Keheningan yang canggung.
"Andai hari ini Ning Yu atau Helen yang keracunan, lalu ada pria lain dalam kondisi sama, sementara satu-satunya penawar adalah dengan..." Daisy bersuara lirih, "...apa keputusanmu?"
“Aku tidak tahu.” Desahan Liu Zhenhan dalam kegelapan terdengar begitu lemah dan sepi.
“Akankah kau membiarkannya melakukan hal itu dengan pria lain?”
“Tidak mungkin!” Kata-kata Liu Zhenhan tegas dan pasti.
“Lalu kau akan membiarkannya mati begitu saja?”
“Aku...” Liu Zhenhan tak bisa melanjutkan: “...Aku tidak bisa.”
“Kau terjebak dalam dilema.” Senyum pahit Daisy terdengar begitu rapuh dan menyayat hati: “Aku juga begitu.”
Diam, kembali keheningan yang canggung.
Liu Zhenhan gemetar mengambil cerutu dari sakunya. Setelah menyalakannya, ia menatap kosong lengan peraknya. Pandangannya mekanis dan tak fokus. Seolah ingin menyembunyikan kebingungan dan kegelisahan hatinya, namun sia-sia saja. Bara cerutu di antara jarinya bergetar seperti jantungnya yang berdebar.
“Masih ingat bagaimana awal pertemuan kita?” tanya Daisy.
“Ingat. Dulu kau selalu punya prasangka buruk padaku, dan aku juga tak baik padamu.” Senyum dipaksakan Liu Zhenhan muncul di antara kepulan asap cerutu.
“Kau menipuku dengan kebebasan sebagai imbalan untuk melayanimu.” Daisy menunduk, suaranya samar seperti awan yang tertiup angin.
“Aku memang jahat.” Liu Zhenhan menunduk dan menghisap cerutu dengan ganas, suara tembakaunya yang terbakar cepat terdengar "sreeet".
“Mengapa kali ini tidak melanjutkan kebohongan untuk menipuku? Mengapa tidak terus berbuat jahat?” Daisy mengangkat kepala memandang sosok megah yang terbungkus kegelapan: “Mengapa tidak menggunakan logika menyimpang atau langsung menggunakan kekerasan untuk menundukkanku?”
“Jika melakukan itu padamu. Aku lebih baik mati.” Liu Zhenhan menggenggam rambut panjangnya sendiri, berkata dengan perih.
“Lalu mengapa tidak langsung pergi dari sini? Apakah kau masih mengharapkan keajaiban?” Suara Daisy penuh makna tak terdefinisi, seperti sindiran, seperti tuntutan, namun juga bukan keduanya.
Liu Zhenhan tersenyum pahit lalu berdiri: “Ya, mengapa tidak langsung pergi? Untuk apa sebenarnya aku masih bertahan di sini?”
Memandang pintu kayu tebal di hadapannya, wajah Liu Zhenhan dipenuhi kekecewaan dan kegalauan samar.
Pintu terbuka. Begitu melangkah keluar, dunia di luar akan terbuka sekaligus meninggalkannya selamanya.
Koridor sunyi dan cahaya lampu samar dari sudut jauh. Angin sepoi-sepoi membawa harum semerbak yang memabukkan.
Siluet anggun Daisy tiba-tiba muncul di luar pintu, menggunakan teleportasi untuk melintasi ruang yang memisahkan.
“Yang harus pergi adalah aku...” Daisy membelakangi Liu Zhenhan, bahunya bergetar halus: “Meski takut mati, aku juga takut menghadapi kesepian seorang diri.”
“Aku...” Liu Zhenhan seperti senapan yang macet, tak tahu harus berkata apa.
“Katakan sejujurnya, di lubuk hatimu, pernahkah terpikir untuk menahanku di sini?” Daisy berbalik, matanya berkilauan seperti air yang tenang: “Katakan yang sejujurnya padaku, pernahkah ide itu terlintas di benakmu?”
“...Tidak...” Liu Zhenhan memalingkan wajah, berkata dengan suara parau.
“Anda adalah pria paling beradab yang pernah kukenal, selamat malam, Tuan Richard tersayang.” Daisy mengulurkan tangan, perlahan menutup daun pintu kayu. Liu Zhenhan memandang dari sudut matanya saat pintu itu menutup, ruangan kembali tenggelam dalam kegelapan.
Langkah kaki di luar pintu semakin menjauh. Liu Zhenhan menghela napas panjang, bersandar di daun pintu, satu tangan mencengkeram rambutnya sendiri.
Sebelum pintu ini tertutup, ia merasa dirinya tampak agung dan penuh wibawa, penuh etika kesatria. Tapi begitu pintu terkunci, penyesalan datang bagai air bah Sungai Sanggan yang jebol - tak terbendung lagi.
Hidup mulia mati terhormat... Manusia pasti mati, entah ringan seperti bulu angsa atau seberat Gunung Tai... Apa urusanku dengan semua omong kosong ini?! Daisy begitu cantik, tubuhnya begitu seksi, ini kesempatan emas! Liu Zhenhan ingin menendang dirinya sendiri. Buat apa sok gaya?! Tanpa kesempatan ini, bahkan tangannya pun tak bisa kau sentuh! Dasar idiot!
“Berdandan jadi orang baik! Lu cuma orang bodoh!” Liu Zhenhan berbalik dan menghantamkan kepalanya ke pintu dengan kuat namun tertekan, sekali lagi dan lagi seperti sedang melawan pintu, hampir ingin membuat lubang di pintu dengan kepalanya. Saat ini bahkan niat untuk bunuh diri dengan pisau dapur pun muncul.
Setelah berpikir bolak-balik merasa menyesal, setelah merenung masih tak rela, Liu Zhenhan menghentikan ide bodoh menghantamkan kepala ke pintu. Kepalanya memanas, langsung membuka pintu lebar-lebar. Ia ingin mencari Daisy kembali.
Begitu kaki melangkah keluar, melihat koridor sepi di luar, tertiup angin dingin, Liu Zhenhan kembali merasa malu. Bagaimana caranya mencari? Apa harus mendatangi Daisy di depan umum sekarang dan berkata: Ayo! Saya ubah keputusan! Saya mau kamu temani Laozi tidur!
Tapi bagaimana mungkin mengucapkan kata-kata itu? Liu Zhenhan mengepal tangan, giginya bergemertak keras.
Seperti orang gila, Liu Zhenhan berjongkok menghadap koridor, menghisap cerutu satu demi satu dengan gila-gilaan. Kadang mengeluh penyesalan panjang lebar, kadang menghibur diri dengan membanggakan diri, sudah mulai seperti orang gila.
Tidak tahu berapa lama berlalu...
"Kamu munafik ini." Suara Daisy tiba-tiba terdengar pelan di telinga Liu Zhenhan.
"Lao Liu" seketika kaku di tempat. Dia ingin berbalik badan, tapi benar-benar tak punya muka untuk menatap ke belakang. Wajahnya memerah dari atas hingga ke lekuk kaki. Cerutu yang terjepit di jarinya terus terbakar tanpa disadari, mulutnya terbuka lebar.
Teleportasi! Itu adalah kemampuan teleportasi Naga Peri! Selama ruang tidak tertutup sepenuhnya, Naga Peri bisa masuk dan keluar dengan bebas menggunakan teleportasi!
Dalam kondisi pikiran kacau akibat penyesalan yang diucapkannya sendiri tadi, Lao Liu sama sekali tidak menyadari kapan Daisy kembali melakukan teleportasi ke dalam ruangan, apalagi mengetahui sejak kapan dia sudah berdiri di belakangnya.
"Jangan-jangan semua ucapanku tadi didengar olehnya?" Liu Zhenhan merasa ingin masuk ke dalam celah tanah jika ada. Meski harus memaksakan diri, dia akan berusaha masuk...
Memalukan! Sungguh memalukan!
Sepasang lengan halus dan lembut merangkul pinggang Liu Zhenhan dari belakang. Tubuh lentur yang gemetar penuh gejolak menempel erat di punggungnya.
"Tahukah kau..." Wajah Daisy terasa membara, suaranya terburu-buru, "Sejak kau memotong lenganmu sendiri untuk Ai Wei'er, aku mulai jatuh cinta padamu..."
Tangan Liu Zhenhan kaku menggenggam cerutu. Napasnya mulai berat, serpihan tembakau berhamburan dari sela jarinya.
"Bukan kau yang tak lemah lembut, tapi banyak gadis tak memahami kelembutanmu..." Lengan Daisy semakin erat merangkul pinggangnya: "...Aku mengerti."
“Wanita-wanitaku akan meninggalkanku karena Kutukan Suci.” Liu Zhenhan menelan ludah, menggenggam lembut sepasang tangan kecil yang lembut di dadanya dengan satu-satunya tangan. Wajahnya masih memerah karena malu, namun di lubuk hatinya muncul secercah kebahagiaan.
“Jika orang yang mencintaiku rela kehilangan satu lengan untukku, aku pun rela tertidur dalam keabadian.” Wajah Daisy menempel perlahan di bahu Liu Zhenhan yang kokoh seperti gunung, suaranya bagai bisikan yang datang dari kabut mimpi.
Liu Zhenhan berbalik dan memeluk Naga Peri erat-erat. Daisy sama sekali tidak berani mengangkat kepala, menempelkan diri di dada pria itu. Dua jantung berdebar kencang dengan ritme yang sama.
Perlahan Liu Zhenhan membuka jubah hitam itu. Bahu Daisy terlihat putih dan mulus bagai mutiara.
Kelembutan sesaat tampaknya tidak cocok untuk tuan tanah kasar ini. Begitu melihat korset putih yang mematikan itu, sifat binatang Lao Liu langsung terbakar. Suara sobekan kain mengguncang kesunyian ruangan.
“Kamu belum bilang, apakah kamu mencintaiku?” Daisy seperti kelinci ketakutan, langsung melakukan Teleportasi ke samping. Tangannya sibuk menutupi tubuh yang setengah telanjang, wajahnya memancarkan rasa malu dan marah.
“Kamu datang dulu ke sini.” Liu Zhenhan menahan suaranya sekuat mungkin, berusaha tampak sedikit lebih sopan. Tangan berbulunya yang besar terkembang seperti persiapan gerakan menangkap, matanya tak berkedip memandang kaki putih panjang sempurna Daisy dan pinggang rampingnya yang molek. Penglihatan yang telah dimodifikasi telur naga membuatnya bisa menikmati keindahan ini bahkan dalam gelap, biasanya tertutup jubah sehingga tak mudah terlihat, rupanya Daisy memiliki tubuh yang begitu memesona.
Sepasang kaki indah ini saja sudah cukup untuk kuhibur semalaman. Lao Liu menelan ludah dengan susah payah, pikirannya dipenuhi khayalan vulgar dan mesum.
"Tidak, kamu harus jawab dulu!" Daisy kembali melakukan teleportasi, membuat serangan Lao Liu seperti harimau buas sama sekali meleset.
"Tentu cinta! Bagaimana mungkin aku tidak mencintaimu?" Liu Zhenhan hampir naik darah, Teleportasi Naga Peri ini benar-benar menyebalkan. Ia menahan api nafsu yang membara seperti gunung berapi, memaksa suaranya jadi lembut: "Ayo ke sini dulu..."
"Mengapa mencintaiku? Aku ingin tahu alasannya." Wajah Daisy semakin memerah bagai bunga, mata besarnya yang berkilauan menatap penuh rasa ingin tahu pada Liu Zhenhan.
“Apakah cinta perlu alasan?” Setelah mempersiapkan lama, Lao Liu melemparkan lingkaran Kelambanan secara sembarangan, lalu menerjang dan memeluk Daisy erat-erat.
Naga Peri memiliki kekebalan elemen, namun Liu Zhenhan yang sedang kalap sama sekali lupa akan hal ini. Dengan penuh kepercayaan diri, dia malah merasa bangga akan kecerdikannya sendiri.
"Payudaramu begitu lembut..." Suara Liu Zhenhan dipenuhi kerakusan. Matanya menatap dada montok Daisy, bingung memilih mana yang harus digenggam - padahal dia ingin kedua-duanya. Sayangnya dia hanya punya satu tangan.
Bibir Daisy menyumpal mulut kotor itu. Kumis kasar Lao Liu menusuk kulitnya, tapi justru membuatnya semakin enggan melepaskan diri. Lao Liu merasakan manisnya aroma harum memenuhi mulutnya, seperti mengulum permen susu Da Bai Mian asal Shanghai yang melelehkan hatinya.
"Ayo ke tempat tidur..." Daisy mendapati dirinya terdesak di atas meja, rasa malu dan jengkel berbaur.
"Aku tak bisa menunggu..." Liu Zhenhan terengah-engah sambil kikuk membuka kancing. Karena kancingnya sulit dilepas, akhirnya dia menyobek jubahnya dengan kasar.
"Ah!"
"Ah!"
"Sakit sekali..." Rintihan tertahan meluncur dari bibir Daisy.
"Sialan! Kok bagian dalamnya seperti bersisik! Aduh sakitnya!" Liu Zhenhan juga mengerang kesakitan sambil meringis.
“Aku adalah bangsa naga!” Daisy menempelkan wajahnya erat di bahu Liu Zhenhan, kuku panjangnya menusuk dalam ke otot sang lelaki: “Pertama kali memang seperti ini… nanti… akan rontok…”
“Ini mengingatkanku pada nama penulis novel ksatria yang kau tunjukkan padaku hari itu.” Liu Zhenhan memegangi meja, menggigit gigi sambil menerjang dengan kencang.
Tubuh Daisy menegang kaku, bahkan bernapas pun sulit, terputus-putrus bertanya: “…Sia…pa…?”
“Longlin Dao.” Liu Zhenhan berbisik lembut di telinga Daisy.
“Jahat kau!” Daisy memandang mesra sambil menggigit bagian daging paling tebal di bahu Lao Liu.
Momen mesra nan panas tiba-tiba terusik oleh kedatangan Nana yang membuat sepasang kekasih yang sedang bergumul itu kaget setengah mati.
“Kalian mesra sekali, aku menunggu lama di luar, apakah penawar racun perlu semalaman…” Ruoerna menyeringai melihat pasangan telanjang bermandikan keringat itu.
Dia juga masuk menggunakan teleportasi, pintu terkunci rapat.
“Nana…” Daisy malu-malu memeluk Liu Zhenhan, suaranya lirih seperti nyamuk berdengung.
“Aku ini apa bagimu?” Air mata Nana mengalir deras membasahi wajahnya.
“Nana... kamu keluar dulu ya... Cinta platonik ala Bolanatu memang tidak masuk akal.” Liu Zhenhan juga merasa canggung, hari ini dua kali berturut-turut dipermalukan, benar-benar membuat harga dirinya terguncang.
“Daisy. Aku ingin kamu mengatakannya langsung padaku.” Ruoerna berkata dengan tenang yang menyeramkan: “Apakah kamu sudah jatuh cinta pada Richard?”
“Ya.” Daisy memeluk erat Liu Zhenhan, dengan manis dan malu-malu namun penuh tekad: “Sejak dia rela memotong satu tangannya untuk Ai Wei'er, aku sadar sudah jatuh cinta padanya. Aku sendiri tidak tahu kenapa.”
“Tak heran aku selalu mendengarmu memujinya.” Nana berkata datar: “Tak heran...”
“Nana, bisakah kamu keluar sebentar?” Liu Zhenhan tersipu malu.
“Dia mencintaimu, aku juga mencintaimu. Lalu apa yang akan kau lakukan Richard?” Jubah hitam Nana meluncur perlahan, menampakkan tubuh putih rampingnya, sama mempesonanya dengan Daisy.
Liu Zhenhan membeku. Menatap Daisy dengan pandangan kosong.
Daisy juga tertegun.
"Dalam bahasa Bimon kalian, ini seperti jatuh cinta pada seekor gagak, bahkan turut mencintai rumah tempat gagak itu membangun sarang." Ruoerna perlahan membuka rompi bayi merahnya, mendekat dengan langkah gemetar, suaranya bergetar seirama dengan tubuhnya: "Hanya dengan cara ini, aku punya alasan untuk tetap berada di dekat kalian berdua. Jangan usir aku, aku tidak ingin meninggalkanmu, Daisy..."
Dalam ucapan Ruoerna terdengar ketenangan yang dipaksakan, juga tetesan air mata yang tertahan.
Liu Zhenhan tiba-tiba merasakan bahaya mengintai, seolah ada tawa jahat yang bergema samar dari kedalaman jiwanya.
Yang menyadarkannya dari keterpanaannya adalah rasa sakit yang menusuk, diselingi gelombang kenikmatan yang mengguncang jiwa. Saat matanya fokus, Daisy sedang berdiri di sampingnya, menutupi tubuh dengan jubah pendeta yang compang-camping, pandangannya penuh kerumitan.
Nana sedang duduk di pangkuannya, kedua tangan merangkul lehernya, menggigit bibir sambil bergerak naik turun dengan kikuk.
Di mata Nana terpancar kepuasan balas dendam dan belitan perasaan yang rumit.
Liu Zhenhan tak tahu apakah ini pertanda keberuntungan atau malapetaka.
"Mulai sekarang, seumur hidup ini aku akan mencintaimu dengan tulus." Begitu Liu Zhenhan mengucapkan kalimat itu, air mata Nana deras mengalir.
“Kau paling brengsek!” Nana menangis sambil memeluk leher Liu Zhenhan.
Bab 126 Jahe Tua Lebih Pedas
Penyihir Suci Santo Ajaib Master Puskash datang lagi keesokan paginya dengan biarawati kecil, matanya yang sipit selalu berbinar-binar terutama saat memandang Liu Zhenhan, senyumnya terlihat sangat ambigu dan mesum.
Jika Liu Zhenhan bagaikan Dibo Luo yang selalu memancarkan kilauan, Master Puskash justru seperti orang biasa yang mudah tenggelam dalam kerumunan. Sang Master terlalu biasa, sampai-sampai sulit dipercaya - penyihir legendaris Santo Ajaib ternyata berpenampilan seperti ini.
Kecuali sorot mata tajam yang sesekali memancar dari bola matanya yang berkilau, Master Puskash memang hanya seorang kakek keriput biasa. Berbeda dengan Liu Zhenhan yang matanya selalu memancarkan aura pemberontakan, sekalipun berusaha menahan sifat buasnya, sorot mata angkuh itu tetap tak bisa disembunyikan.
Hanya dalam hal ini, Master Puskash mengungguli Liu Zhenhan.
"Kakek hari ini sangat bersemangat, begitu masuk pintu langsung menyapa semua orang seperti kenal dekat, menggenggam tangan Liu Zhenhan dengan hangatnya, bahkan mencubit kemaluan kecil Guo Guo dan mengoleskannya ke mulut mungilnya yang mengernyit."
Katyusha langsung menggeram begitu melihat biarawati kecil. Biarawati itu langsung menggendongnya dengan penuh kasih sayang, menciumnya berulang kali.
"Jerawat Daisy sudah hilang ya!" suara kakek itu naik turun dengan sengaja menirukan nada operatik.
Daisy dan Ruoerna yang sudah gelisah semakin tidak nyaman mendengar komentarnya. Di antara alis mereka terpasang sisik naga belah ketupat berwarna merah muda - tanda unik naga peri yang sudah menikah. Asal usul sisik ini hanya diketahui oleh yang bersangkutan.
Hari ini Daisy dan Nana tidak lagi menggunakan jubah hitam yang menutupi sebagian wajah seperti biasanya. Mereka memamerkan kecantikan mereka dengan bebas, tanduk naga kuning keemasan yang anggun kini berubah menjadi warna putih pualam yang lembut. Wajah masih kekanakan mereka memancarkan pesakitan kematangan baru sebagai pengantin muda. Sangat memikat.
Dua Naga Peri sedang menyeduh "teh pengantin baru", ibu rumah tangga Feilengcui adalah Ning Yu. Untuk menghormati Ning Yu, adat kuno Timur ini tetap dipertahankan. Tentu saja, Ning Yu juga menyiapkan amplop merah besar untuk masing-masing. Pangeran Besar Guo Guo yang mengenakan rompi kulit macan berlarian ke sana kemari, dengan dua amplop merah terselip di sakunya.
Dua Naga Peri ini langsung memerah wajahnya seperti warna api tungku setelah mendengar sindiran tidak langsung dari Master Puskashi.
Liu Zhenhan dalam hati mengutuk si tua brengsek ini, tapi wajahnya tetap tersenyum ramah menyambut dan memeluk Master Puskashi beruang.
"Tuan benar-benar pahlawan sejati, bahkan langkah kakinya gagah bagaikan naga dan harimau!" Master Puskashi tersenyum sinis memandang Tuan Tanah Pigge.
Mendengar ini, muka tebal Lao Liu yang biasa sepanjang Tembok Besar 10.000 li pun memerah. Gaya berjalannya yang agak mengangkang hari ini memang ada alasan khusus yang tak bisa diungkapkan. Dasar si tua, selalu menyindir di titik kelemahan.
Melihat Tuan Tanah Bimon terus-terusan cengengesan, si tua berhenti bercanda dan menyelipkan benda keras ke tangan Liu Zhenhan.
Ini adalah lencana berbentuk perisai dengan motif bunga telang hitam dan tengkorak, terasa dingin saat disentuh.
"Perisai Tuan Tanah Kematian?" Liu Zhenhan melirik ke sekeliling lalu menarik si tua ke samping, berbisik pelan.
“Perisai magis tipe pemicu, ini benar-benar barang bagus.” Master Sihir Santo Kiao mengangguk dan berbisik pelan: “Kau sudah lihat kekuatan perisai ini kan? Selama tidak langsung menghadapi sihir tingkat mentor, pasti tidak ada masalah.”
“Benda ini memang tidak buruk.” Liu Zhenhan membuka kompartemen rahasia di lengan peraknya, memasukkan lencana perisai itu dengan hati-hati. Melihat ekspresi penuh kecurigaan Master Santo Kiao, Liu Zhenhan menepuk bahu tua itu keras-keras: “Tenang. Perisai magis ini pasti akan dipasang untuk putrimu.”
“Aku percaya padamu.”
“Percaya? Bohong.” Liu Zhenhan tertawa sambil bertanya pada si tua: “Bagaimana kau mendapatkan Perisai Tuan Tanah Kematian ini?”
“Seperti nasehatmu, semua cara licik seperti pukul diam-diam dan rampas paksa sudah kupakai.” Wajah tua itu kaku dengan ekspresi penuh penyesalan.
“Jangan-jangan Ksatria Naga Jiaxia punya hubungan gelap dengan si tua bangka ini?” Liu Zhenhan berbisik jahat.
“Kau...” Master Puskash akhirnya mengerti betapa tajamnya lidah tuan tanah ini. Terdiam sejenak, ia menggelengkan kepala pasrah sebelum mengeluarkan sabuk bertabur bintang gemerlap dari sakunya, menyerahkannya ke Lao Liu: “Jangan sembarangan bicara. Meski kau mengalahkan Ksatria Naga, menghina di belakang bukanlah perbuatan yang pantas.”
“Sabuk ini barang bagus apa lagi?” Liu Zhenhan mengusap-usap tekstur sabuk itu, memperkirakan mungkin terbuat dari kulit monster aneh yang disamak, terlihat sudah cukup tua dengan permukaan mengilap akibat sering digosok, deretan tonjolan logam tersusun rapi memancarkan irama magis yang kuat.
“Ini adalah ‘Sabuk Kekuatan Raksasa’ dari kulit makhluk tanpa wajah di dataran salju. Fungsinya hanya meningkatkan kekuatanmu dan memberi efek dingin pada senjata.” Penyihir Suci Santo Ajaib itu menurunkan suaranya: “Ini peralatan magis yang kudapat saat petualangan masa muda, satu-satunya milikku. Dengan memberikannya padamu, kau paham maksudku?”
“Bahkan tanpa sabuk ini, aku tetap akan berikan Perisai Tuan Tanah Kematian pada putrimu. Tindakanmu ini jelas menunjukkan ketidakpercayaan. Aku benar-benar terluka.” Liu Zhenhan menghela nafas: “Tahukah kau? Di dunia ini, kaulah satu-satunya yang paling cepat mempercayaiku meski baru kenal. Aku bersumpah demi nyawa, takkan pernah mengingkari janji kita.”
“Kalau begitu kembalikan sabuknya.” Tangan tua itu mengulur ke depan.
“Ngapain kamu nggak makan tai.” Liu Zhenhan memutar mata ke arah pria tua itu, menyeringai, lalu berteriak ke pemanah Centaur Nedved. Shenjian Zheqin mengangkat kepala dan melihat benda berkilauan emas melayang ke arahnya. Dengan gesit tangan kirinya menyambar, berhasil menangkapnya.
"Sialan! Bagaimana denganku?" Gud langsung bersinar matanya melihat ikat pinggang luar biasa itu, menoleh ke bos yang sedang berbisik-bisik dengan Penyihir Suci Santo Ajaib sambil berteriak.
"Jangan lupa aku!" Fatty Luo melompat ke depan. O'Neill mengikuti di belakang dengan tatapan penuh harap seperti istri muda yang ditinggal suami seratus hari. Matanya menatap ikat pinggang di tangan Nedved seperti lintah melihat kaki busuk, seolah siap merampas jika bos tidak memberikannya.
Semua orang berkerumun, bahkan Guo Guo pun mengangkangkan cakar kecilnya sambil mendongak ke Master Puskas.
Suara lengkingan tajam terdengar dari udara. Yitiao yang mengangkut Vieri baru saja mendarat, memandangi para pengemis ini dengan heran.
Setelah mendengar penjelasan cepat dari Fatty Luo dan si Gendut O, Heizi menggeser bahunya dan menerobos kerumunan orang yang berdesakan seperti bubur, langsung menghadap Master Puskas. Telapak tangan berbulunya yang lebih besar dari kepala sang Master terbentang menuntut.
"Magister Santo Ajaib matanya hampir melotot keluar: "Kalian menganggapku sebagai apa? Pedagang Goblin dari sepuluh ribu tahun lalu? Pedagang grosir peralatan magis?""
"Jangan berisik! Sabuk bergambar burung tadi itu menambah kekuatan, kalian masih butuh kekuatan?" Liu Zhenhan dengan putus asa memarahi semua bajingan ini: "Pergi! Pergi semua dari sini!""
"Dunia sihir memiliki pepatah: Seorang Magister Senior pasti tak bisa mengalahkan Penyihir tingkat menengah yang memakai lima cincin amplifikasi. Tapi Magister Senior dengan lima cincin amplifikasi juga takkan pernah bisa mengalahkan Magister Sihir. Perlengkapan terlalu bagus justru akan merusak latihan pribadi. Awalnya mungkin efeknya cepat, tapi di tahap akhir, perbedaannya akan terlihat. Terutama saat melewati batas kemampuan pribadi, ini akan menjadi jurang tak teratasi. Sebagai sesama pengguna kekuatan elemen, aku menyarankanmu jangan terlalu bergantung pada perlengkapan." Magister Puscash berkata serius pada Liu Zhenhan: "Ini nasihatku. Sejak pertama melihatmu, aku tahu masa depanmu tak terbatas. Jangan kecewakanku.""
"Anda benar." Wajah Liu Zhenhan langsung berubah khidmat. Penyihir Santo Ajaib itu benar. Sejak tiba di Benua Aigean, dirinya terlalu mengandalkan Patung Emas Yunqin dan peliharaan magis, malah melalaikan latihan kemampuan lain.
“Nyanyian Perang Bangsa Behemu juga merupakan bentuk kekuatan elemen yang unik. Jika dilatih hingga tingkat tertinggi, tidak akan kalah dengan sihir.” Master Puskas memandang Liu Zhenhan dengan tatapan penuh pujian: “Meditasi adalah satu-satunya cara untuk mengumpulkan Kekuatan Nyanyian. Kau harus belajar menahan kesepian.”
“Terima kasih atas bimbingannya.” Liu Zhenhan membungkuk hormat dengan tangan di dada.
“Pertama biarkan Jeanne membantu prajurit Beruangmu membersihkan efek samping pembekuan darah dengan ritual pemurnian.” Sang Master tertawa terbahak: “Nanti ada hal penting yang ingin kubicarakan denganmu.”
“Lebih baik tidak usah...” Begitu mendengar ritual pemurnian, kepala Liu Zhenhan langsung pusing: “Kalau Vieri diberi Ritual Pemurnian Suci lagi, lalu mau cari objek penawar racun darimana?”
Daisy dan Ruoerna menutupi muka dan berlari menjauh.
“Apa maksudnya penawar racun?” Vieri bodoh bertanya pada dua biarawan belalang sembahyi. Kedua biarawan itu memerah wajahnya, bibir bergetar namun tak berani menjawab.
“Kalian benar-benar percaya?” Master Puskas memandang sekeliling dengan bingung, lalu tertawa terbahak.
“Apa maksud ucapanmu itu?” Liu Zhenhan mengerutkan alis. Ia tahu si tua sengaja pura-pura bodoh.
“Kalian benar-benar mengira ada konsep 'menggunakan racun untuk melawan racun'? Dasar idiot! Reaksi koagulasi kalian begitu intens, tentu saja Pemurnian Suci butuh proses bertahap! Tidak lihatkah kalian saat Jeanne memberikan ritual pemurnian, lingkaran cahaya bergantian menyucikan hingga reaksi koagulasi melemah? Tapi tetap tak mungkin langsung pulih sepenuhnya? Penyakit datang bagai longsor, sembuh seperti menarik benang, tidakkah kalian mengerti prinsip ini?” Master Puskashi menyeringai licik: “Segala sesuatu butuh proses, bukan?”
“Apa itu 'menggunakan racun untuk melawan racun'?” Biarawati muda itu bertanya penasaran pada Liu Zhenhan. Kemarin dia ditarik Helen ke ruangan lain untuk melantunkan Mazmur Suci, sama sekali tidak tahu bahwa ayahnya telah berpidato panjang di sana. Sang tua langsung membawanya pergi, mana sempat mengetahui skandal super mesum yang terjadi kemudian.
Liu Zhenhan membeku bagai patung kayu, matanya melotot bulat seperti umbi talas raksasa.
Sekelompok orang pun terdiam membatu, tak menyangka telah dipermainkan habis-habisan oleh si tua bangka dari awal sampai akhir.
"Apa yang membuat kalian terkejut seperti ini? Apakah Penyihir Suci Santo Ajaib tidak boleh bercanda?" Si tua itu berbicara penuh keyakinan: "Bukankah di sini ada banyak Pendeta terpelajar dan Naga Peri? Tidakkah kalian tahu bahwa 'probabilitas pemurnian' dalam [Pemurnian Suci] merujuk pada probabilitas waktu, bukan efek? Ada durasi pemurnian yang panjang maupun singkat, ini sepenuhnya wajar. Efek samping kalian yang begitu parah, perlu menunggu satu atau dua jam baru benar-benar hilang."
"Tapi... tapi... Naga Peri hanya mempelajari sihir, mana ada Naga Peri yang meneliti ilmu gereja?" Liu Zhenhan menatap bodoh ke arah Penyihir Suci Santo Ajaib yang menyunggingkan senyum licik ini.
"Kalau itu saya tidak tahu, saya kira kalian sudah paham." Master Puskash mengangkat tangan dengan wajah memelas: "Saya benar-benar hanya bercanda. Saya ini penyihir, bukan pastor. Efek balik ramuan itu saya karang saja. Kalian kan tidak keracunan, mana mungkin ada efek balik? Apa logika ini saja tidak kalian pahami?"
"Tahukah kau identitasmu sebenarnya? Kau adalah Penyihir Suci Santo Ajaib!!!" Wajah Liu Zhenhan berkedut, di hatinya bercampur geram dan geli. Ternyata saat itu Ruoerna dan dirinya tidak mengalami apa-apa setelah berhubungan, tadinya dikira efek netralisasi racun bersama Daisy.
"Siapa yang bilang Penyihir Suci Santo Ajaib tidak boleh bercanda?" Si tua itu mengusap hidungnya: "Apakah perkataan saya harus dianggap kebenaran mutlak? Siapa yang menetapkan itu?"
“Kepala si tua menengok ke kiri kanan, mencari-cari sesuatu dengan sorot mata licik.”
“Kena tipu lumayan dalam nih.” Liu Zhenhan mengangguk-angguk sambil tersenyum pahit: “Dasar tua bangka, kamu... aku nggak bisa ngomong lagi...”
“Peluang waktu pemurnian? Aku kayaknya juga nggak tau ya.” Biarawati kecil Jeanne berkata sambil tersipu malu: “Aku harus tanya suster next time.”
Dua Naga Peri bersandar lemah di pilar batu serambi, wajah mereka menampakkan ekspresi pasrah yang tipis, saling bertukar senyum getir — meski bilang ketipu, mereka sama sekali nggak bisa marah ke tua bangka sialan ini.
“Kamu...” Jari gemetar Rui menuding si tua lama sekali, akhirnya cuma menghela napas panjang, menghentak kaki lalu menurunkan tangannya.
“Udah udah! Ayo pada ngapain lagi!” Master Puskas dengan bangas melambai-lambaikan tangan, mengusir sekumpulan orang yang pada memutar mata itu seperti mengusir bebek.
“Tua bangka!” Liu Zhenhan menarik si tua ke sudut, bergumam geram dengan suara rendah: “Lu sengaja ya?”
“Udah dapet untung masih ngelunjak!” Si tua mengorek lubang hidungnya lalu mengusap jarinya di baju Liu Zhenhan: “Gua baik ke elu! Rejeki cinta! Pahlawan yang nikah sama bangsa naga selama 10.000 tahun! Keren lah!”
“Elu cuma mau bikin aku sama bangsa naga putus kontak total kan?” Liu Zhenhan menggeretakkan gigi sambil menyeringai, “Tua bangka, kejam banget sih lu? Pantas cuma punya anak perempuan!”
"Aku hanya mengajarimu prinsip sederhana." Wajah Master Puskash memancarkan aura heroik yang menguasai langit dan bumi: "Semakin berwibawa, semakin mudah melakukan kesalahan. Hanya dengan belajar mempertanyakan otoritas, kita bisa benar-benar melampaui diri sendiri!"
"Jangan bilang-bilang, tapi aku harus berterima kasih padamu." Mata Liu Zhenhan melirik ke sekeliling, berbisik pelan: "Aku sama sekali tidak menyesal punya dua istri Naga Peri."
"Binatang! Berhubungan dengan peliharaan magis sendiri tanpa rasa malu! Sungguh pria sejati bermodal nyali!" Bahkan Master Puskash harus mengakui keberanian pemuda ini sambil mengacungkan jempol: "Tidakkah kau khawatir bangsa naga akan mencarimu? Ada sepasang suami-istri Naga Peri dan Naga Pelangi sedang mencari kedua si gadis kecil di wilayah manusia. Namamu semakin terkenal, cepat atau lambat mereka akan menangkapmu. Lalu apa rencanamu?"
"Terjadi apa ya terjadi." Liu Zhenhan menggosok-gosok janggutnya, menjilat bibirnya.
"Ambil ini..." Si tua itu mengeluarkan gulungan perkamen kulit domba dari dalam jubahnya dan menyodorkannya ke Liu Zhenhan.
"Gulungan mantra terlarang elemen api?" Liu Zhenhan merasa senang sekaligus khawatir. Puskesmas berspesialisasi dalam sihir udara, petir, dan api. Selain Otga di Feilengcui, benar-benar tidak ada penyihir sejenis lain yang bisa menggunakan gulungan buatannya. Otga yang masih penyihir tingkat menengah, belum pasti apakah memiliki kekuatan magis cukup untuk mengaktifkan gulungan mantra terlarang buatan Master Santo Qi'ao.
"Apakah kau pikir mantra terlarang bisa dibuat hanya dengan menggerakkan mulut?" Master Puskesmas mendengus dingin: "Ini adalah sertifikat penitipan."
"Sertifikat penitipan?" Liu Zhenhan membuka gulungan yang dibuat dari kulit domba muda ungu dengan hiasan emas itu setengah percaya. Tulisan kaligrafi manusia yang indah berjejer di dalamnya, biasanya ditulis oleh bangsawan kuno yang anggun dengan langkah selincah tarian. Liu Zhenhan tak terlalu familiar dengan font ini, matanya menyipit berusaha membaca.
"Anda memegangnya terbalik." Kata orang tua itu.
"Sial!" membalik gulungan perkamen. Setelah membaca cepat, ternyata ini adalah dokumen pengangkatan biarawati Jeanne d'Arc sebagai putri angkat . Semua klausa lengkap tercantum, termasuk kewajiban Jeanne merawat tuan tanah Feilengcui di masa depan. Di bagian akhir terdapat cap kekaisaran Kaisar Tertinggi , segel Paulus Martini , cap pastor yang membaptis Jeanne saat lahir, serta tanda tangan asli Puskás. Tanda tangan ini terlihat sangat B - seluruh tulisan berbentuk kobaran api yang bergelora tanpa henti, terkesan dahsyat meski suhunya tidak terlalu panas.
"Pertama, ini bukti hukum pengasuhan Jeanne. Kedua, jika kau jatuh ke tangan , coba tunjukkan dokumen bertanda tanganku. Mungkin mereka masih mau menghargai ku." mengedipkan mata, "Dulu aku pernah menolong seekor yang sedang kesulitan. Mungkin bangsa naga masih ingat budi itu."
"Kau mencarikan ayah angkat beragama kafir untuk putrimu? Apa buta? Sampai mau mencap dokumen ini?" berkeringat deras. Bagaimana bisa tiba-tiba dirinya memiliki seorang putri angkat?
“Cap stempel Paus itu saya ukir sendiri dari lobak besar, ada tanda tangan saya, palsu pun jadi asli. Apa itu bidat atau bukan. Kami para penyihir adalah ateis, meski kamu tak lebih tua dari putriku, tapi aku suka caramu, jadi kita sederajat.” Si tua itu mengayunkan lengannya dengan gagah: “Kali ini kekhawatiran masa depanku sudah hilang, ditambah berhasil menipu artefak suci ksatria naga, aku akan meninggalkan gereja, mencari tempat yang indah untuk menunggu ajal tiba.”
“Aku masih merasa kurang pantas.” Liu Zhenhan menjilat bibirnya gugup: “Bagaimana kalau pakai daun mugwort dibakar, buat bekas luka bakar di kepala Jeanne. Aku jamin rambutnya tak akan tumbuh lagi, tetap bisa menjaga lampu abadi di gereja sebagai Santa Perawan yang menikmati hak istimewa.”
“Gereja?” Master Puskash menyeringai dingin: “Tahukah kamu apa yang diperbuat Pangeran Suka Wanita Chamberlain di Doluote bersama para uskup gereja ini?”
“Apa?” Liu Zhenhan menduga-duga, jangan-jangan pangeran mesum ini menyuruh para uskup mentato gambar harimau atau singa di selangkangan mereka.
“gereja ingin memerangi kaum kafir di Kerajaan Bimeng kalian, tapi orang bodoh pun tahu mustahil hanya mengandalkan kekuatan gereja. Pangeran Suka Wanita yang sedang berada di Doluote ini, meski disebut sebagai mediator, sebenarnya sedang berdiskusi dengan gereja tentang kemungkinan kerja sama. Bagaimanapun, satu-satunya jalan menuju Kerajaan Bimeng adalah melalui kadipaten Doluote yang berada di bawah Kekaisaran St. Francis. Untuk menyenangkan sang pangeran ini, gereja membangun kapel pengakuan dosa di distrik timur Kota Valencia. Ngomong-ngomong... kamu tahu apa itu pengakuan dosa?” Master bertanya.
“Tidak tahu.”
“Pengakuan dosa dilakukan di ruangan gelap dengan jendela kayu kecil di tengah, tempat orang mengaku dosa kepada Pastor. Konon setelah mengaku, Tuhan akan mengampunimu.” Master menjelaskan dengan sabar.
Liu Zhenhan bergumam dalam hati, ini sama seperti konseling psikologis yang dilakukan komandan di pasukan.
“Untuk menarik hati Pangeran Suka Wanita dari Kekaisaran St. Francis yang termasyhur itu, beberapa uskup di Doluote membuat kapel pengakuan dosa di distrik timur. Bendera suci berwarna merah darah di pintu menandakan ini adalah tempat khusus untuk mengaku dosa hawa nafsu dan ines. Setiap bilik pengakuan dibuat terpisah, berbeda dari bilik biasa yang luas, bilik ini terbuat dari seng khusus dan sangat kecil, hanya memungkinkan orang berbaring miring dengan separuh badan bagian bawah terbuka di luar, sementara bagian atas berada di dalam bilik.”
“Seperti siput?”
"Benar, seperti siput yang pantatnya terlihat di luar." Si tua itu berkata dengan geram: "Pangeran Chamberlain dan beberapa uskup berada di dalam, atas nama Tuhan, sering melakukan pesta pora. Karena bilik pengakuan ini menutupi separuh tubuh, meski mereka tak bisa melihat wajah perempuan yang mengaku dosa, mereka bisa mendengar pengakuan sambil berhubungan intim dan memberi penebusan. Penebusan dosa ini kadang menggunakan lilin dan cambuk sebagai alat, pokoknya atas nama menghukum sebagai wakil Tuhan."
"Seru! Obisilachi! Ini benar-benar seru! Istri tak semenyenangkan selingkuh..." Liu Zhenhan bersiul: "Kalau yang mengaku dosa laki-laki? Gimana?"
"Bodoh! Pernah lihat laki-laki mengaku dosa?" Si tua membentak: "Yang datang mengaku biasanya perempuan bangsawan dan sosialita. Berkerudung hitam, mereka sering ikut pesta seks dan salon mesum. Dasarnya memang bukan perempuan baik, Pangeran Suka Wanita tidak kekurangan perempuan, yang dia cari sensasi seperti ini."
"Pendeta-pendeta ini otaknya licik." Kata Liu Zhenhan: "Akting kotor begini orang biasa takkan terpikir."
"Mereka kira rahasia, tapi akhirnya ketahuan juga." Tua Puskas mengeluh: "Sepertinya ini bukan pertama kali mereka lakukan. Berbeda dengan Imam Bemon kalian, rohaniwan manusia kami harus menjauhi nafsu. Tapi laki-laki tetap punya kebutuhan biologis, berani aku serahkan anak perempuanku pada mereka?"
“Aku mengerti.” Liu Zhenhan akhirnya memahami kesulitan si kakek ini. Secara tak tahu malu, pikirannya juga melayang ke fakta bahwa di samping kuil biksu selalu ada biara biksuni—apakah ini karena alasan yang sama?
“Akan kuberi tahu satu kabar menakutkan lagi. Restriksi celah dimensi semakin sulit dikendalikan akhir-akhir ini. Tahukah kau apa itu 'Yue Bisu'?” kata si kakek.
“Yue Bisu?” Liu Zhenhan terkekeh. “Sampa memang sejak awal tak bisa menyanyi.”
“Kubilang saja karena kau pasti tak bisa menjawab. 'Yue Bisu' bukan berarti Sampa itu bisu, melainkan mengacu pada gunung terbang yang melayang di langit. Saat bulan purnama bersinar, ia akan menyertai di bawah Sampa. Makanya disebut 'Yue Bisu'.” Master Puskash tertawa.
“Gunung Terbang?” Liu Zhenhan berusaha membayangkan pemandangan spektakuler gunung melayang di angkasa. Tiba-tiba ia menyadapi sesuatu yang tak beres: “Kau mengada-ada? Kapan pernah ada Feilaifeng di bawah Sampa? Aku sering menikmati bulan, mana mungkin tak melihatnya?”
"Siklus sepuluh ribu tahun, Bulan Bisu muncul di Benua Aigean setiap sepuluh ribu tahun sekali. Catatan sejarah Bimon sudah tidak lengkap, tentu tidak tahu. Tanya saja kedua istri Naga Peri-mu, mungkin mereka tahu." Master Puskash berkata: "Setiap kali muncul, Bulan Bisu akan tinggal 36 tahun di Benua Aigean, dan setiap kali mengacaukan susunan elemen. Menurut analisis literatur kuno terlengkap yang disimpan gereja, Bulan Bisu sebenarnya adalah benteng terbang udara buatan ras beradab dari Benua Atlantis di zaman prasejarah puluhan ribu tahun lalu. Gunung ini bisa menetralkan gravitasi bumi, melayang di udara, dilengkapi formasi elemen besar yang bisa mengelilingi dunia bahkan menyelam ke laut dalam."
"Benteng udara ini terlalu hebat! Kalau perang, tinggal terbang dan jatuhkan saja? Langsung hancurkan satu kota!" Liu Zhenhan bergumam takjub.
"Tidak mungkin, Bulan Bisu hanya bisa melayang di atas permukaan air yang sesuai, tidak bisa mendekati daratan." Orang tua itu mengangkat bahu.
"Benda ini masih butuh landasan, sialan! Tapi cocok untuk diplomasi, mau terbang kemana langsung saja." Liu Zhenhan tertawa.
"Di zaman kuno, ras beradab tak dikenal dari Benua Atlantis menciptakannya untuk menjelajahi dunia luar. Maksudku, selain dunia kita ini, dunia di luar langit." Jari tua itu menunjuk ke langit: "Sayangnya, Benua Atlantis akhirnya tenggelam ke dasar laut akibat pergerakan kerak bumi, menghapus peradaban gemilang itu."
"Aku kenal seorang penggembala desa yang katanya berasal dari Benua Atlantis." Liu Zhenhan tak bisa menahan diri untuk pamer.
"Benarkah? Tidak jelas. Penggembala mungkin sedang Chui Buer. Beberapa ras kuno suka membanggakan diri. Tapi bagaimanapun juga, Benua Atlantis sangat luas, mungkin penggembala itu salah satu cabangnya." Lanjut si tua: "Kemunculan terakhir Bulan Bisu adalah 10.000 tahun lalu. Karena memengaruhi Aliran Elemen di Benua Aigean, menyebabkan invasi besar-besaran Bangsa iblis dari celah dimensi. Kini setelah 10.000 tahun, dengan koreksi kalender, menurut ahli astronomi gereja, tahun ini atau tahun depan Bulan Bisu akan kembali ke Benua Aigean. Saat itu, Aliran Elemen yang terguncang mungkin merusak segel di celah dimensi, memungkinkan Bangsa iblis kembali menyerang Benua Aigean."
“Zaman terus berkembang, sihir juga mengalami kemajuan. Sepuluh ribu tahun lalu, sihir hanya terdiri dari empat elemen: udara, api, air, dan tanah. Sekarang sudah berkembang menjadi berapa banyak aliran? Bangsa iblis mungkin tidak akan bisa merajalela lagi. Benua Aigean sekarang dikuasai manusia. Sihir merajalela, zaman sekarang sudah berbeda dengan dulu.” Liu Zhenhan sama sekali tidak khawatir.
“Pemahamanku sama denganmu. Sejak manusia muncul sebagai penguasa di Benua Aigean, baik teknologi maupun kehidupan rakyat telah melesat jauh. Keunggulan sihir bangsa iblis di masa lalu sudah lenyap.” Master Puskash tertawa, “Tak kusangka seorang Bimon pun bisa memiliki pemikiran seperti ini.”
“Omong kosong.” Liu Zhenhan dalam hati berkata: Aku lebih manusia daripada kalian semua, setidaknya aku bukan keturunan monyet.
“Tapi kita tidak boleh meremehkan musuh. Kita berkembang, bangsa iblis juga berkembang. Jadi sulit diprediksi.” Si tua itu berkata, “Kedudukan gereja berada di Divanxi, dekat dengan Dataran Carimodo. Celah dimensi terbanyak ada di Dataran Carimodo, jadi aku harus waspada. Jika invasi bangsa iblis terjadi, Padang Liar Donau cukup jauh dari celah dimensi. Sepengetahuanku, Kerajaan Bimeng hanya memiliki sedikit celah dimensi di Pegunungan Bering dan Hutan Salib Selatan. Jadi, aku merasa tenang Jeanne mengikutimu. Umurku tidak panjang lagi, aku tidak bisa mengambil risiko.”
“Apakah gereja itu gila? Bangsa iblis mungkin akan kembali menyerang, bukannya waspada terhadap bangsa iblis, malah sibuk mengincar aku?” Liu Zhenhan berkata dengan marah: “Menurutku mereka sudah dekat ajalnya.”
“Gereja selalu punya ambisi. Mereka ingin mengungkap rahasia peradaban kuno. Begitu menguasai kekuatan luar biasa, mereka bisa menyebarkan Gereja Saint Paul ke seluruh penjuru dunia.” Pria tua itu tersenyum sambil membocorkan rahasia besar: “Titik pendaratan Bulan Bisu berada di wilayah Feilengcui-mu...tepatnya di Sungai Sanggan.”
“Bagaimana kalian bisa tahu?” Liu Zhenhan balik bertanya.
“Sejak mengalahkan Bimon, semua arsip sejarah rahasia berusia 10.000 tahun disimpan di gereja oleh manusia.” Master Puskas tersenyum bangga.
“Lalu kenapa kau masih menitipkan putrimu padaku?” Liu Zhenhan tertawa.
“Gereja tidak sulit dihadapi. Tanpa dana dari Kekaisaran St. Francis, mereka tidak bisa membiayai perang ini.” Pria tua itu mengedipkan mata licik.
“Kekuasaan raja dan gereja selalu bertentangan, bukan hanya pada manusia, tapi juga di Bimon kami.” Liu Zhenhan tertawa: “Cepat beri tahu aku. Cara apa yang bisa menghentikan perang konyol ini?”
“Harta karun Kekaisaran St. Francis adalah Prajurit Singgasana Perak. Kau sudah menghancurkan sepersepuluh dari mereka. Seandainya aku menjadi raja St. Francis, aku juga akan marah dan mendukung gereja untuk menghukummu.” Kata pria tua itu: “Tapi setelah melihat kekuatanmu, kurasa Kekaisaran St. Francis mungkin perlu mengevaluasi kembali strategi mereka.”
“Maksudmu bukan menyuruhku mengembalikan Zirah Pelat Perak yang berhasil kurebut ya?” Liu Zhenhan menyipitkan matanya, mengeluarkan sebatang cerutu dan mengendus-endusnya.
“Daging yang sudah di tangan mana mungkin dilepaskan lagi!” Pria tua itu merebut cerutu tersebut, menyangkutkannya di mulut sambil berpura-pura melakukan gerakan menyalakan api.
“Kalau begitu maksudmu...” Liu Zhenhan mengeluarkan super korek api hasil modifikasi panah api fosfor, digesekkan di sepatu kulitnya, lalu menyalakan cerutu sang Master.
"Yang paling ditakuti oleh Kekaisaran St. Francis adalah negara kuat di utara, Kekaisaran Pompeii, terutama boneka baja gunting Edward Scissorhands dari Pompeii yang membuat mereka ngiler. Kabarnya Anda memiliki empat bangkai Edward Scissorhands bulan sabit. Jika menyerahkan satu untuk penelitian Kekaisaran St. Francis, saya yakin Sang Raja akan dengan senang hati menolak perang melawan sahabat. Sebenarnya, satu boneka baja untuk penelitian tidak cukup. Sebagai penyihir senior, saya perkirakan mereka akan terus meminta boneka kedua, mungkin bahkan ketiga." Si tua itu tersenyum licik: "Saat itu baru perlu mengeluarkan uang."
"Kebijaksanaan Anda bisa menggantikan Sampa menerangi seluruh langit malam!" Liu Zhenhan benar-benar kagum. Berbicara dengan orang tua ini, dari awal sampai akhir semuanya dihitungnya dengan tepat.
"Saya yakin Pangeran Chamberlain dari Kekaisaran St. Francis akan segera mengundangmu makan malam." Master Puskas tersenyum.
"Setelah aku menguasai bulan bisu itu, mana ada tempat yang tak bisa kudatangi?" Liu Zhenhan membayangkan betapa indahnya hidup terbang di langit setiap hari: "Aku penasaran apakah bulan bisu bisa ke dunia bawah tanah? Aku sedang bersiap ke pintu masuk bawah tanah Dataran Carimodo, mau jalan-jalan ke dunia bawah tanah."
"Ke dunia bawah tanah?" Master Puskás wajahnya mulai serius: "Pintu masuk bawah tanah di Dataran Carimodo kadang-kadang muncul angin kencang yang dahsyat, semua benda akan tersedot ke jurang tak berdasar dan berubah menjadi benang langit. Buat apa kamu ke sana?"
"Bersenang-senang." Liu Zhenhan menjawab.
"Dasar tai kucing!" Master Puskás tertawa sambil memaki: "Jujur saja, semakin kulihat kamu semakin mirip manusia. Bukan cuma cara bicara, hidung Suku Pig mana yang seperti punyamu ini."
Hati Lao Liu mendadak dingin. Ia meraba hidungnya, dua lubang mengerikan itu memang sudah membaik.
"Aku benar-benar mirip manusia?" Liu Zhenhan bertanya hati-hati pada sang Master.
"Mending kamu makan tai." Sang Master memutar matanya sambil bersungut.
BAB 127: DAUN BAWANG YANG MUDA LEBIH WANGI
Kecerdikan Master Puskás terbukti benar. Tak lama kemudian, utusan rahasia dari Kekaisaran St. Francis dan Tuan Totti dari keluarga Sherpa diam-diam mengunjungi penginapan resmi untuk menemui Tuan Tanah Feilengcui, sama-sama mengundang sang tuan tanah menghadiri jamuan rahasia.
Situasi keluarga Sherpa saat ini sangat rumit. Meskipun musuh politik terbesar di kadipaten, keluarga Danze, telah tumbang, arus bawah kekuatan di sekitarnya membuat Marquis Capello yang memegang kendali nyata kadipaten pusing tujuh keliling. Sebagai keturunan manusia kelelawar Warronbal, seluruh keluarga Sherpa bisa dibilang berjalan di tepi pisau. Gerakan sekecil apapun akan berdampak besar, terlebih letak geografis Kadipaten Dolot yang membuat mereka ekstra hati-hati. Terjepit di jalur strategis antara Kerajaan Bimeng dan dunia manusia, keluarga Sherpa sama sekali tidak memiliki penyangga strategis. Bagai berjalan di atas tali, kesalahan sekecil apapun akan berakibat fatal.
Upaya Marquis Capello merangkul hubungan dengan Liu Zhenhan jelas terlihat oleh sang Bimon. Aksi "memotong harga" kali ini sangat ganas - cincin ruang milik Ning Yu dan Helen dipenuhi kebutuhan rumah tangga besar untuk seribu keluarga. Andai bukan karena tujuh dimensi ruang, pasti takkan cukup.
Suku Kupu-Kupu Wanfurui dan Suku Jangkrik Sikaide yang sedang membangun rumah baru menjadi alasan Liu Zhenhan meminta apa saja yang mereka butuhkan. Meski peti harta keluarga Sherpa berkurang sedikit, mereka bisa dengan cepat mengisi kembali kekayaan dengan "mengetuk telapak kaki" rakyat Dolot menggunakan kayu kecil. Tak ada alasan untuk tidak memeras lebih banyak.
Tentu saja, Liu Zhenhan juga tidak akan membuat keluarga pengkhianat ini ketakutan sekaligus. Pemerasan juga merupakan subjek yang memerlukan pengetahuan—Liu Zhenhan pernah mempelajari secara mendalam: orang dengan kecenderungan kriminal yang kuat selalu suka mempelajari berbagai cara kejahatan yang aman.
Seseorang yang memiliki 10.000 koin emas. Jika kamu menemukan aibnya dan meminta 500 koin emas, tentu dia tidak akan melawan. Namun jika kamu membuka mulut besar Sungai Rhein, meminta seluruh hartanya sebesar 10.000 koin emas, mungkin dia akan nekat melawan.
Selain barang sehari-hari tersebut, atas permintaan Ying Mo'er, Liu Zhenhan juga membeli banyak benih bunga. Bimon Kupu-Kupu paling suka merawat tanaman. Benih bunga ini akan memberi kesempatan bagi Bimon Kupu-Kupu untuk menunjukkan keahlian mereka di tahun depan.
Pertemuan rahasia antara Pangeran Chamberlain dari Kekaisaran St. Francis dan Liu Zhenhan juga cepat mencapai kesepakatan. Entah karena Master Puskash terlalu mengagumi pangeran ini, atau karena kepala sang Pangeran Suka Wanita ini benar-benar dipenuhi cairan mani alih-alih otak untuk berpikir, syarat awal yang diajukan Kekaisaran St. Francis ternyata adalah mengembalikan 100 set Zirah Pelat Perak sebagai syarat untuk menghentikan dukungan gereja dalam penyerangan ke Kerajaan Bimeng.
Pihak St. Francis jelas-jelas memiliki kelemahan mendasar. Selain perang ini akan menghabiskan tenaga dan uang rakyat tanpa makna, yang utama adalah saat Tuan Tanah Feilengcui tiba di Doluote, dia langsung mengalahkan dua ksatria naga manusia. Sejak itu, tiga ksatria naga terkuat di dunia manusia tak ada yang luput, semuanya ditaklukkan oleh tuan tanah Bimon ini. Naga angin milik ksatria naga St. Francis paling menderita - telinganya dipukul sampai bengkak, kepalanya juga benjol beberapa kali. Dengan kemampuan Yang Mulia Pendeta ini, negara militer terkuat di benua St. Francis pun dibuat pusing.
Setiap perang pasti ada alasannya. Siapa mau berperang tanpa tujuan? Kerajaan Bimeng tidak memiliki tambang logam maupun lahan subur. Orang-orang Beastman Bimon juga tidak memiliki nilai pasar seperti kurcaci atau elf. Bahkan jika berhasil direbut, tak ada gunanya. Kekaisaran Francisco sama sekali tidak ingin terlibat.
Rahasia Bulan Bisu tentu tidak akan dibagikan gereja ke St. Francis. Pada dasarnya, Kekaisaran St. Francis sebenarnya enggan melakukan perang suci ini.
Setelah mendapat bimbingan dari Master, Liu Zhenhan mengajukan syarat pertukaran berupa peninggalan boneka magis baja Kekaisaran Pompeii. Proposal ini segera disepakati. Kekuatan militer yang ditunjukkan pihak lawan membuat Pangeran Kekaisaran St. Francis gemetar ketakutan. Seribu tahun telah berlalu sejak Pertempuran Hyjal, negara-negara manusia terpecah menjadi puluhan kerajaan besar kecil. Meskipun Kekaisaran St. Francis makmur, mereka takkan gegabah memulai perang dengan negara barbar di daerah tandus hanya karena alasan sepele.
Tak ada musuh abadi, hanya kepentingan yang abadi. Dalam berbagai faktor ini, Kerajaan Bimeng dan Kekaisaran St. Francis tampak seperti sekutu. Pangeran Chamberlain bahkan berencana membentuk pasukan bayaran Bimeng untuk membantu Kekaisaran St. Francis jika berperang dengan negara manusia lain - kerajaan manusia yang kaya jauh lebih menggiurkan bagi St. Francis dibanding Kerajaan Bimeng.
Sebagai duta palsu, Liu Zhenhan tak tahu apakah manusia sudah merosot moralnya atau terlalu percaya diri.
Untuk mengurus berbagai urusan yang tampak sederhana namun rumit ini, Liu Zhenhan terpaksa menetap dua hari lagi di Kadipaten Dolot. Ia mengutus Vieri dan Yitiao ke Gunung Cukur untuk mengambil peninggalan boneka magis baja, lalu menyerahkannya secara rahasia kepada Pangeran Kekaisaran St. Francis.
Selama periode ini, dua upaya pembunuhan terhadap tuan tanah Bimon terjadi lagi. Para pembunuh seolah menendang pelat besi, setiap kali mengalami kekalahan total. Liu Zhenhan juga malas menyelidiki asal-usul para pembunuh ini, yang kemungkinan besar adalah sisa-sisa keluarga Danze atau kekuatan bawah tanah Kekaisaran Pompeii yang berulah.
Kapten Rossi dari Pasukan Tentara Bayaran Harimau Ganas juga sepenuhnya memantapkan tekad untuk mengikuti tuan tanah Bimon dan mendirikan pasukan tentara bayaran terbaik di benua. Memiliki sandaran dengan pengaruh besar tentu tidak ditolak oleh Kapten Rossi.
Masih banyak urusan lain yang rumit dan berantakan. Namun untuk mengantisipasi kedatangan pasangan bangsa naga dari Kota Naga Pelangi, Liu Zhenhan segera menyelesaikan semua persiapan dan bergegas membereskan perlengkapan untuk meninggalkan tempat yang penuh masalah ini. Meski terlihat agak pengecut, tindakan ini sebenarnya terpaksa dilakukan. Lao Liu selalu tak tega menghadapi lawan yang berhubungan dengan orang-orang dekatnya. Sebelumnya dia sudah memaafkan Putri Duyung, dan jika konflik terjadi lagi kali ini, Lao Liu merasa akan mengalami dilema yang sama.
Biarawati kecil Jeanne d'Arc sempat ragu cukup lama apakah harus terus mengikuti si penjahat besar Bimon ini ke dunia bawah tanah untuk menyadarkannya. Master Puskash yang sejak awal sudah menghilang entah ke mana membuat Liu Zhenhan merasa agak aneh dengan sang master yang mengklaim hidupnya sudah di ujung jalan. Namun terhadap orang yang bisa melihat bakatnya di tengah kesulitan dan begitu menghargainya, Lao Liu tak bisa menyembunyikan rasa simpatinya.
Liu Zhenhan sebenarnya tidak kekurangan perhatian, tapi dia lebih menyukai perasaan dipilih secara langsung seperti ini - di dalam hati, Lao Liu sebenarnya juga adalah orang yang menolak menjadi biasa-biasa saja.
Biarawati kecil Jeanne d'Arc dibujuk dan ditipu oleh Helen naik ke kapal bajak laut ini. Helen yang licik ini tahu betapa pentingnya biarawati kecil itu bagi Feilengcui, apalagi dirinya sendiri juga sedang belajar syair suci darinya. Maka Helen menciptakan kebohongan besar, berpura-pura tak sengaja memberitahu si biarawati bahwa babi hina Pigge ini telah memperkosa peliharaan magis Naga Peri miliknya.
Sulit dibayangkan betapa besar dampak kejutan ini bagi biarawati kecil itu, yang justru semakin menguatkan tekadnya untuk menyadarkan penjahat terkutuk ini.
Sebelum menjadi besar, Liu Zhenhan merasa menjadi pejabat tidaklah seberapa. Namun setelah benar-benar menjadi besar, barulah dia memahami apa yang disebut seribu urusan dan segala kerumitan. Terlalu banyak hal yang menunggu untuk ditangani, ditambah ketegangan dengan Imam Utama Angsa, memaksanya mengurungkan niat untuk berwisata dan segera mempercepat langkah menuju dunia bawah tanah.
Pintu masuk utama antara dunia bawah tanah dan permukaan terletak di Dataran Carimodo, sebelah tenggara perbatasan Kadipaten Dolot. Sebenarnya, dari kota Valencia ke pintu masuk bawah tanah di Dataran Carimodo, dengan mengendarai Kuda Raksa Berkaki Banyak, rombongan sebesar ini membutuhkan setidaknya 4-5 hari. Liu Zhenhan menggunakan akal liciknya. Dia membawa cincin ruang Mo'er, memasukkan semua orang ke dalam cincin ruang, sementara dirinya sendiri, Daisy, Ruoerna, dan Guo Guo menunggangi Yitiao untuk terbang cepat ke pintu masuk bawah tanah di Dataran Carimodo. Trik ini benar-benar tidak bisa ditiru orang lain, karena tak ada yang memiliki tujuh lapis emas sebanyak itu untuk melebur begitu banyak cincin ruang.
Lokasi pintu masuk bawah tanah sangat mudah dikenali. Terletak di kaki Gunung Azeroth, salah satu dari dua puncak gunung di jantung Dataran Carimodo. Gunung tinggi lainnya berada ribuan li jauhnya, yaitu Gunung Suci Hyjal yang dianggap suci oleh ras Bimon.
Dunia bawah tanah dan dunia permukaan meskipun berada di tingkat yang sama, sebenarnya dunia bawah tanah tetap menjadi misteri besar bagi makhluk permukaan. Konon dunia bawah tanah adalah tempat pengasingan makhluk terjahat oleh berbagai ras beradab permukaan 10.000 tahun silam. Pintu penghubung kedua dunia memiliki formasi magis kuno yang dibuat 10.000 tahun lalu, mengandalkan kekuatan alam dan sihir untuk terus memutar angin kencang bawah tanah yang mengerikan. Formasi magis kuno ini hanya memiliki waktu tunggu dua hari di akhir Oktober setiap tahun, di mana angin kencang bawah tanah yang mengerikan juga berhenti selama dua hari tersebut.
10.000 tahun lalu, ras Elf pernah mengasingkan Blood Elf dan Dark Elf ke bawah tanah. Bangsa naga pernah mengasingkan Black Dragon Neraka ke bawah tanah. Suku kurcaci pernah mengasingkan Gnome Kelabu ke dunia bawah tanah. Adapun makhluk asli khas bawah tanah sebenarnya apa, tidak ada yang benar-benar tahu mengingat sudah ribuan tahun berlalu dan terjadi tiga perang dunia yang menghancurkan peradaban.
Angin kencang bawah tanah di pintu masuk bawah tanah sangat mengerikan. Bahkan monster tingkat super dengan kekuatan setara naga pun nasibnya tidak pasti jika memasuki sana. Bagi sebagian besar makhluk permukaan, dunia bawah tanah menjadi Wilayah Terlarang yang tak bisa dijelajahi. Ras beradab Benua Aigean bahkan lebih memahami Sampa (bulan) dibanding pengetahuan mereka tentang dunia bawah tanah.
Orang lain takut dengan angin kencang bawah tanah yang menakutkan, tapi Liu Zhenhan tentu tidak takut. Dengan perlindungan empat Mutiara Naga, menjelajahi dunia misterius yang tak dikenal adalah keahliannya.
Terbang di atas dataran luas yang terbentang, selalu ada perasaan tak jelas di dada Liu Zhenhan yang sedikit mengusik hatinya.
Gunung Suci Hyjal yang berjarak ribuan li di kejauhan hanya terlihat samar di garis cakrawala. Duduk di punggung Yitiao, Liu Zhenhan bisa merasakan panggilan liar itu. Entah sejak kapan, Lao Liu sepertinya sudah menganggap dirinya sepenuhnya sebagai Bimon. Terhadap Gunung Suci Hyjal, selalu ada daya tarik tak terucap yang membuat pandangannya terus tertuju ke kejauhan.
Gunung Azeroth telah tiba.
Gunung dengan ketinggian luar biasa ini memiliki ciri khas Benua Aigean. Bentuk luarnya adalah patung dewa raksasa, sangat mirip dengan dua patung dewa penjaga pedang di dekat Tanjung Nalun yang pernah dilihat Liu Zhenhan di tengah lautan.
Gunung adalah patung dewa, patung dewa adalah gunung.
Hanya satu perbedaan: Gunung Azeroth jauh lebih besar daripada patung dewa raksasa penjaga pedang di Tanjung Nalun. Selain patung dewa yang diukir sangat hidup, tubuh gunung itu sendiri juga memiliki ekstensi. Di puncaknya tumbuh hutan pinus hijau yang bergelombang seperti laut ketika angin berhembus.
Liu Zhenhan benar-benar mengagumi peninggalan peradaban kuno yang ditinggalkan sepuluh ribu tahun silam ini. Hanya di saat seperti inilah dia bisa merasakan betapa kecilnya dirinya.
Pintu masuk bawah tanah terletak di kaki patung dewa Gunung Azeroth. Di antara kedua kaki patung terdapat gua raksasa yang cukup besar untuk menampung empat ekor Naga Emas bergulat di dalamnya.
Seluruh gua telah diukir menjadi gua batu klasik yang sangat indah. Ukiran-ukiran kuno yang sederhana di dinding gua yang lapuk mengabadikan jejak waktu yang mengalir sunyi. Karena kurangnya sinar matahari, permukaan gua yang memutih tertutupi lumut dan retakan, mengaburkan tulisan-tulisan kuno yang aneh. Rumput-rumput kurus tumbuh gigih di celah batu, sementara beberapa sarang burung yang telah ditinggalkan tergantung di bagian atas, ranting-ranting penghuninya telah menghitam dan mengeluarkan warna yang usang.
Di tengah gua, tirai kabut yang tebal bergelombang seperti layar. Siulan nyaring terdengar samar dari balik kabut tipis.
Yitiao mendarat dengan anggun di tanah. Kedua Naga Peri dan Liu Zhenhan bersama-sama meregangkan badan dengan nyaman di pelana Bangau Api.
Guo Guo turun dari punggung Yitiao dengan angkuh, menggoyangkan telinga besarnya, dan mengusap-usap perutnya. Burung beo mendarat di depannya sambil berkicau ribut. Dengan menggoyangkan pantat kecilnya, Guo Guo langsung menunggangi burung beo itu. Bibirnya meringik ke atas sambil menunjuk mantel kabut tipis di depan. Burung beo segera mengepakkan sayapnya untuk terbang masuk, tapi paruh panjang Yitiao menyambar dan menggigitnya seperti ikan asin, lalu melemparkannya ke tanah.
Liu Zhenhan gemetar ketakutan oleh kelakuan "Xiao Chusheng" yang nekat ini. Ia melompat turun dari punggung Yitiao, wajahnya masam sambil mengambil ranting kering dari tanah. Ranting itu digoyang-goyangkannya ke arah Guo Guo. Si "binatang kecil" itu langsung menaikkan pantat besarnya dengan patuh. Belum sempat cambuk menyentuh, ia sudah mengerang kesakitan. Wajahnya mengerut sambil terus mengusap-usap pantat, perlahan mundur ke belakang.
Ranting di tangan Liu Zhenhan terangkat lama di udara, tapi tak kunjung diayunkan. Ia tidak tega.
Guo Guo melompat ke pelukannya dengan senyum nakal. Bibir mungilnya "bzzzt bzzzt" mencium wajah Liu Zhenhan hingga basah oleh air liur.
Daisy dan Ruoerna hanya bisa tersenyum kecut melihat si tokoh kecil yang penuh kejutan ini.
“Lebih baik kita ganti ke kuda terbang saja. Ukuran Yitiao terlalu besar, aku khawatir radius Mutiara Antiangin tidak mencukupi. Kalian berdua tahu tidak tentang angin kencang di bawah tanah ini? Tuaan Puskas sepertinya sangat memperhatikan angin jenis ini.” Liu Zhenhan meletakkan Guo Guo di bahunya, sambil merangkul pinggang ramping dua Naga Peri.
Guo Guo segera menutup matanya dengan cakar, tapi di celah jarinya terlihat sepasang bola mata licik yang berbinar.
“Terserah angin macam apa, urus saja sendiri.” Nana menggoda dengan manja sambil mencubit pipi Guo Guo.
“Daisy, bagaimana kamu tahu dulu ada sekelompok Orang-orang banteng dan Manusia Elang dari Bimon yang masuk ke dunia bawah tanah? Aku memang tidak tahu seperti apa sebenarnya angin kencang itu, tapi kalau Tuaan Puskas bilang sangat berbahaya, bagaimana mereka bisa selamat?” tanya Liu Zhenhan.
“Aku juga dengar dari para Kepala suku, detailnya tidak begitu jelas.” Daisy menyandarkan kepalanya di dada Liu Zhenhan sambil tersenyum: “Waktu itu sebenarnya cuma ingin membuatmu kesal.”
“Jangan sebut nama Penyihir Suci Santo Ajaib itu!” Nana menghentakkan kakinya marah: “Aku akan selalu ingat dia! Perlakuannya padaku akan kubalas ke putrinya!”
“Jangan begitu.” Liu Zhenhan berkata dengan malu-malu: “Zhende juga memanggil kalian ibu.”
"Apa yang kau bicarakan ini!" Wajah cantik Nana dan Daisy langsung memerah membara. Sebagai perempuan yang baru pertama kali mengalami hubungan intim, mereka masih sulit menerima candaan semacam ini.
"Kalian lihat ini, sekarang kebetulan tidak ada orang." Liu Zhenhan mengeluarkan surat perwalian dari dalam jubah yang diberikan Pustakash tua, lalu menyerahkannya kepada dua Naga Peri.
"Demi Dewa Naga!" Melihat surat tersebut, kedua Naga Peri itu benar-benar kehilangan kata-kata. Cara bertindak Penyihir Suci Santo Ajaib ini benar-benar tak terduga, sama sekali tidak mengikuti logika biasa.
"Kenapa dia bisa begitu percaya padamu?" Daisy sama sekali tidak mengerti.
"Mungkin karena penampilanku terlihat jujur dan bisa dipercaya?" Kata Lao Liu dengan muka tebal, ekspresinya sangat serius.
"Orang tua itu bisa menjadi Penyihir Suci Santo Ajaib pasti punya pertimbangan tersendiri." Nana menghela napas, "Kau memang terlihat jujur. Kalau tidak kau sebut soal kejujuran, aku hampir lupa menanyakan sesuatu - sebenarnya kau sudah tahu sejak awal perangkap yang dibuat tokoh besar itu, kan? Menurut Helen, nyanyian suci gereja sebenarnya adalah Nyanyian Perang Bangsa Behemu kalian, hanya cara menyanyikannya yang diubah. Katanya kaulah yang pertama menemukan rahasia ini."
"Dengan pemahamanmu tentang Nyanyian Perang Bangsa Behemu, seharusnya kau bisa menyimpulkan kemungkinan efeknya. Saat itu pasti sudah ada sedikit kecurigaan tentang perangkap ini, kan?" Daisy mengerutkan alisnya separuh, memandang Lao Liu dengan ekspresi setengah tertawa.
“Apa yang kalian bicarakan? Aku sama sekali tidak mengerti…” Lao Liu memandang Daisy dengan wajah polos, padahal keringat di punggungnya mengalir deras seperti Air Terjun Niagara.
“Rencana yang licik… Si tua itu mengira kita yang tertipu, tapi akhirnya semua orang justru terjebak dalam perangkapmu!” Jari lentik Nana menekan pelipis Lao Liu, di mana butiran keringat mulai bermunculan.
“Jangan menyangkal! Sudah kuperhatikan beberapa hari ini. Dua hari terakhir kau diskusi kitab suci dengan biarawati kecil sampai dia bengong. Jangan coba-coba cari alasan!” Wajah Daisy awalnya tegas, tapi akhirnya tertawa terkekeh.
“Sudah lama ingin bertanya saat tidak ada orang. Kau malah berani mengaku diri rendah hati!” Nana mempertahankan ekspresi serius, sambil mengedip-ngedipkan matanya yang indah ke arah Daisy.
“Dua malam terakhir aku tidur bersama kalian. Kenapa tidak tanya waktu itu? Bukankah tidak ada orang lain?” Liu Zhenhan pura-pura bodoh.
“Kau…” Pipi Nana memerah bagai mentari senja, tak mampu melanjutkan kata-kata.
Guo Guo menutup mata sambil tertawa nakal dari bahu Liu Zhenhan.
“Satu buka dermaga~ satu dorong pantat~” Burung beo jorok itu menggeleng-gelengkan kepala sambil berkicau aneh. Guo Guo terguling dari bahu Liu Zhenhan karena tertawa.
Kedua Naga Peri ini benar-benar ingin mencekik makhluk kecil itu sampai mati.
"Siapa sebenarnya yang tertipu? Ini adalah pertanyaan yang memang tak punya jawaban." Liu Zhenhan terkekeh licik, memanggil kuda terbang dan menendang Ksatria Roh Penjaga kembali ke cincin: "Dua sayangku, ayo berangkat!"
Guo Guo menggunakan lencana Medusa untuk menarik Yitiao kembali ke barrier, lalu melompat ke pelana kuda terbang.
"Naiklah!" Liu Zhenhan duduk di pelana, melambai pada Daisy dan Ruoerna.
"Lalu kapan kau akan menikahi kami?" Daisy dan Ruoerna menyeringai serempak.
"Menurut kalian?" Liu Zhenhan membuka lengannya sambil tersenyum.
"Hari ini, harus hari ini." Daisy dan Nana tertawa sambil menerjang masuk ke pelukan Pigge yang buruk rupa namun kokoh seperti gunung itu, tanpa ragu sedikitpun.
BAB 128 - MISTERI PEMBUNUHAN BERLUMURAN NAFSU
Setelah menembus lapisan kabut tebal, dunia bawah tanah yang disebut sebagai tempat paling misterius di Benua Aigean akhirnya terbentang di depan Liu Zhenhan dan dua Naga Peri.
Guo Guo mengangkat Mutiara Malam, cahaya peraknya yang terang langsung menghalau kegelapan yang menyesakkan.
Di balik gerbang gua ini terdapat lubang sedalam 10 hektar, tangga batu kuno yang lapuk berkelok-kelok menuju kegelapan. Lebar tangga ini sungguh luar biasa - bahkan seluruh kavaleri berat Feileng lengkap bisa berbaris berdampingan di sini tanpa menghalangi lalu lintas.
Cahaya Mutiara Malam yang terbatas, yang muncul di pandangan Liu Zhenhan, hanyalah anak tangga batu kuno yang ditutupi lumut kehijauan samar dan rangka kerangka yang berserakan dan tidak utuh.
Kuda terbang bersayap membentangkan kedua sayapnya dengan kecepatan meluncur, berputar turun mengikuti arah tangga batu raksasa, terbang miring ke bawah selama kira-kira setengah jam, lalu kembali melewati pintu gua sebesar pintu masuk Pegunungan Azeroth. Pandangan tiba-tiba terbuka lebar.
Sebuah dunia luas muncul samar-samar dari ujung pandangan yang jauh, lingkaran cahaya merah seperti kilat sesekali menyambar-nyambar. Di sini tidak ada jurang seperti yang dibayangkan Liu Zhenhan, juga tidak ada kegelapan yang mencekik seperti imajinasinya. Hanya ada tekanan tak berujung, kehampaan yang luas dan jauh, dengan bau belerang samar menyebar di udara.
Cahaya jingga keemasan yang abadi menyepuh langit bawah tanah, menyapukan warna merah samar ke dunia misterius ini. Ke mana pun mata memandang, seolah disepuh warna anggur, segala terlihat samar-samar. Kuda terbang menutup sayapnya perlahan sesuai kehendak sang tuan, dua kaki tunggalnya berdiri kokoh di platform di belakang pintu gua batu.
Di depan platform di belakang gerbang gua batu, terdapat jembatan raksasa panjang yang terbuat dari lempengan batu. Beberapa bagian jembatan batu raksasa ini sudah mulai rusak, namun secara keseluruhan masih terlihat megah. Lebarnya memiliki desain yang sangat ekstrem, sementara ujung seberang jembatan tenggelam dalam kabut samar. Bahkan penglihatan superhuman Liu Zhenhan pun tak bisa melihat jelas, membuktikan bahwa panjang jembatan ini jelas tidak pendek.
Liu Zhenhan memegang kekang kuda terbang dan berjalan ke tepi platform. Ia melongok ke bawah dan melihat ribuan sinar merah tipis seperti rambut yang tampak mengalir, serta jejak-jejak samar yang memancarkan titik-titik cahaya. Selain itu hanya ada warna gelap kelam - langit hitam, tanah pun hitam. Merah dan hitam menjadi dua-satunya warna yang ada di ruang ini.
Perasaan mual dan pusing yang hampa menyergap Liu Zhenhan dengan sangat kuat. Lao Liu tahu ini adalah reaksi pusing normal tubuh saat melihat dari ketinggian. Jembatan batu ini diperkirakan berada setidaknya 10.000 hingga 20.000 meter di atas tanah.
"Ada fluktuasi elemen yang sangat kuat di depan," Daisy menarik lengan Lao Liu dan menunjuk ke seberang jembatan.
"Mungkin itu angin kencang bawah tanah. Fluktuasi elemen angin sangat intens," Nana menambahkan.
"Tak satu pun dari kita pernah ke dunia bawah tanah. Untuk kehati-hatian," Liu Zhenhan bergumam sejenak, "Mulai sekarang, kalian berdua jangan menjauh dariku. Radius efek Mutiara Antiangin hanya 25 meter persegi, lebih baik berhati-hati."
“Tahu dong!” Kedua Naga Peri menjawab dengan manis.
Kuda terbang bersayap belum melayang jauh di atas jembatan batu yang luas ini, Liu Zhenhan sudah mendengar deru angin topan yang meraung-raung di telinganya. Dalam cahaya Mutiara Malam, bahkan sudut matanya sempat menangkap bayangan samar bilah-bilah senjata angin berbentuk sabit raksasa yang berputar cepat. Untuk menguji kekuatan angin bawah tanah ini, Liu Zhenhan menyuruh kuda terbang mendarat kembali di permukaan jembatan, lalu mencabut belati bermata dua dari punggungnya dan melemparkannya ke ujung jembatan. Belati itu menancap sedalam setengah inci di permukaan batu sebelum terlepas dari radius Mutiara Antiangin. Sebelum Liu Zhenhan sempat bereaksi, belati itu bergoyang-goyang seperti rumput ditiup angin lalu "syuut!" tersedot oleh aliran udara yang bergerak kencang.
"Hmm~" Liu Zhenhan mengerutkan alis.
Tuan Liu masih cukup percaya diri dengan kekuatan fisiknya. Meski belati itu tidak menggunakan seluruh Kekuatan Naganya, tapi tenaga lima enam ratus pon tetap ada. Melihatnya dengan mudah terbawa angin, ia tak bisa menyembunyikan keheranan. Rupanya selain bilah angin berputar, angin bawah tanah juga memiliki kekuatan dahsyat seperti angin topan.
Melihat Guo Guo menunjuk dirinya sambil menutup mulut dan tertawa terkikik, dua Naga Peri terus menatapnya. Lao Liu mulai merasa harga dirinya terganggu, dan keinginan kuat untuk pamer pun muncul.
Dengan menghentakkan kaki keras-keras, Lao Liu menarik belati dari balik punggungnya. Dengan gigi terkatup, dia mengayunkan tangan besar-besaran. Belati itu berhasil menancap sempurna ke permukaan jembatan batu sejauh lima belas yard dengan suara "ding!", hanya menyisakan gagangnya yang terlihat.
Kali ini angin topan tak bisa lagi menerbangkan belati itu, namun percikan api terus bermunculan dari gagang belati seperti kilatan shutter kamera yang menyala sesekali.
Saat Lao Liu mendekat dan mengambil belati itu, barulah ia menyadari kekuatan angin kencang bawah tanah. Dalam waktu singkat, gagang belati dari baja berkualitas tinggi itu telah memiliki empat bekas potongan kasar, seolah bertarung dengan kapak pembelah besar.
Meski belati ini awalnya didapat Liu Zhenhan dari memotong harga Pangeran Richard, kualitasnya cukup baik dan mampu memotong besi. Walau tak sehebat senjata Emas Feilengcui, ini jelas bukan barang sembarangan. Dibandingkan belati biasa yang ujungnya mudah patah setelah menikam, belati Liu Zhenhan yang telah menikam banyak orang ini tetap mempertahankan LOGO buatan Kurcaci dengan baik.
“Sialan!” Liu Zhenhan mengusap bekas potongan yang masih terasa hangat, dengan perasaan kesal ia mengumpat. Ia benar-benar tak mengerti, mengapa belatinya langsung terpotong ketika dilempar, sedangkan permukaan jembatan batu itu tetap mulus.
“Formasi magis ini pasti terukir di bawah badan jembatan.” Nana menggendong Guo Guo sambil mengangkat Mutiara Malam untuk menerangi, dengan ekspresi setengah menduga setengah memperkirakan.
“Sulit dibayangkan, bagaimana caranya Manusia Elang dan Orang-orang Banteng melewati jembatan batu yang dipenuhi angin kencang ini?” tanya Daisy.
“Lupakan saja, mari kita segera berangkat.” Liu Zhenhan dengan kasar menyelipkan kembali belati ke dalam sarungnya.
“Kau harus memimpin mereka keluar dari dunia bawah tanah nanti, masalah ini harus dipikirkan solusinya.” Daisy tertawa, “Kalau jumlah Manusia Elang dan Orang-orang Banteng mencapai puluhan ribu, Mutiara Antiangin pun tak akan memadai!”
“Nanti saja kita pikirkan.” Liu Zhenhan memutar matanya sambil menatap jembatan batu yang lebih lebar dari Jembatan Sungai Panjang Nanjing.
Setelah terbang selama lima belas menit penuh, akhirnya mereka tiba di ujung jembatan batu. Sebuah gunung raksasa kembali muncul di hadapan Liu Zhenhan. Jembatan ini terhubung ke gua besar di tengah gunung. Dari jembatan, puncak gunung itu menjulang tegak menembus kegelapan langit, sama sekali tak terlihat seberapa tingginya.
Setelah memasuki gua, terdapat tangga batu yang menurun. Tangga di sini terlihat sedikit lebih kasar pengerjaannya, seolah-olah sebuah gunung dilubangi kemudian disusun lapis demi lapis menjadi tangga batu spiral raksasa. Satu putaran menyambung putaran berikutnya, satu belokan mengikuti belokan lainnya. Dinding tebing yang gelap ditumbuhi lumut berpendar redup, cahaya samar-samar menerangi ruang sekitarnya.
Liu Zhenhan dan dua Naga Peri tak henti-hentinya mengagumi desain dan penyelesaian proyek konstruksi besar ini di masa lalu, penuh kekaguman.
Banyak juga monster aneh di sini. Dari lubang-lubang tebing di samping tangga spiral, terdengar suara gerakan halus namun berbahaya dan bayangan gelap yang bergerak. Desiran angin yang berputar-putar di ruang ini menambah kesan seram. Kuda Terbang hampir menabrak jaring laba-laba raksasa di beberapa sudut, untungnya cahaya Mutiara Malam menerangi area ini dengan jelas. Ruang yang cukup luas memungkinkan manuver, sehingga tidak terjadi masalah. Guo Guo erat memegang Lambang Medusa, siap memanggil Yitiao kapan saja.
Selama setengah hari penuh kami terbang. Sepanjang perjalanan tak terhitung jembatan batu dan tangga spiral yang kami lewati, tak terkira banyaknya kerangka tak dikenal yang kami temui. Akhirnya sampai di mulut gua berbentuk ceruk batu. Saat kuda terbang bersayap mendekat, terlihat mayat monster raksasa terbaring miring menghalangi pintu gua. Liu Zhenhan menyimpan kuda terbang ke dalam cincin, lalu bersama dua Naga Peri mendekati bangkai itu. Monster ini memiliki tiga kepala anjing raksasa yang mengerikan di lehernya, taring-taringnya menganga. Kematiannya tampaknya sudah lama—darah di tanah telah mengering, bau busuk menyengat memenuhi ruangan. Di kepala anjing tengah yang besar terdapat lubang menganga, kristal sihir di dalamnya sudah hilang. Di luka itu terlihat belatung merah menggeliat-geliat, membuat dua Naga Peri itu mual dan berlari ke samping untuk muntah kering.
"Sesuai legenda, Cerberus sang penjaga gerbang neraka." Liu Zhenhan menutup hidungnya dengan tangan, ujung sepatunya menyentuh cakar depan sebesar gunung milik anjing neraka berkepala tiga ini. Pada cakar itu terlihat jelas kerusakan percikan sihir elemen api—bulu tebalnya hangus seluruhnya.
“Kerberos juga termasuk Monster Tingkat Super, siapa gerangan yang bisa membunuhnya?” Daisy berjalan mendekat dengan wajah pucat. Daisy merasa sangat aneh, membunuh Anjing Neraka berkepala tiga lalu mengambil Inti Kristalnya, jelas bukan situasi yang terjadi dalam pertarungan antar monster. Bahkan Naga yang serakah pun tidak memiliki kebiasaan mengambil Inti Kristal lawan, kebiasaan ini hanya dimiliki petualang, lebih tepatnya makhluk humanoid yang tidak bisa memproduksi Inti Kristal dalam tubuhnya.
"Tapi dilihat dari lukanya, ini jelas disebabkan oleh sihir elemen api dari monster." Nana menahan mual sambil menutup mulut, menunjuk empat bekas cakaran di punggung Anjing Neraka berkepala tiga. Tampaknya serangan ini sangat ganas, membuat beberapa luka terbuka di punggung makhluk itu.
"Luka ini agak mirip gaya Yitiao." Daisy tersenyum getir. Udara di sini benar-benar aneh, selain bau belerang yang menyengat, juga tercampur bau busuk yang membuatnya hampir tidak tahan.
"Mendengar perkataan Daisy, Liu Zhenhan tersenyum. Dia mengeluarkan cincin ruang dari kompartemen rahasia lengan peraknya dan melepaskan semua orang dari dalamnya. Beberapa meja Mahjong sedang dimainkan dengan riuh, tiba-tiba mencium bau busuk yang menyengat. Biksu cilik yang sedang menjilat 'milky ice cream' dengan riang hampir muntah."
"Anjing neraka berkepala tiga~ wooow~ Bos benar-benar Berbual B~" O'Neill berdiri sambil berteriak histeris.
"Ini bukan ulahku. Sepertinya kita sedang sial, tuan dan nyonya..." Liu Zhenhan menjentikkan jarinya: "Tempat sialan ini ternyata lebih berbahaya dari perkiraanku. Lihat, seekor Monster Tingkat Super sudah dibunuh entah oleh siapa. Segera masuk ke status siaga tempur!"
"Siap!" Para milisi berteriak serempak.
Guo Guo tanpa diketahui dari sudut mana mengambil sehelai bulu burung kuning, menancapkannya di kepala, lalu menggeleng-gelengkan pantat kecilnya. Bulu ini memancarkan gelombang elemen sihir yang samar namun hidup, bahkan Naga Peri pun harus berkonsentrasi untuk merasakannya.
"Phoenix api!" Daisy dan Ruoerna hampir berseru bersamaan.
Mendengar ini, ekspresi Gondani langsung berubah pucat. Mo Er dan Ning Yu saling pandang bingung.
"Mungkin kami keliru. Ini belum tentu bulu phoenix," kata Daisy dengan lihai mengubah pernyataannya.
“Ya, dunia bawah tanah memang surganya monster api, mungkin ada monster terbang lainnya.” Helen juga berkata.
Ekspresi wajah Gondani semakin tidak natural.
Liu Zhenhan menyuruh Mo'er menembakkan seberkas kilat berantai ke tubuh Anjing Neraka Berkepala Tiga, membuat semua belatung menjijikkan itu tersengat listrik, lalu menyimpan bangkai anjing neraka itu ke dalam cincin ruang. Monster Tingkat Super yang seluruh tubuhnya berharga seperti ini, tentu takkan dilewatkan Lao Liu yang sudah memiliki cincin penyimpanan.
Melihat Gatanie masih bengong, Lao Liu mendekat dan menepuk bahu gadis kecil itu. Gondani memberinya senyum pahit, pandangan matanya kompleks.
"Ayo pergi." Liu Zhenhan memeluk Gatanie dengan lembut, membuat biarawati kecil di sampingnya matanya melotot. Biarawati itu mengira iblis ini sedang merencanakan niat jahat lagi, segera menatap tajam mata Lao Liu.
Liu Zhenhan merasa canggung ditatapnya, terpaksa melepaskan angsa kecil itu dengan kesal.
Keluar dari gua ini, terhampar dataran luas di luar. Di bawah kaki adalah abu vulkanik yang lembut dan rata, dengan beberapa tanaman semak pendek berwarna hitam legam merayap di tanah. Dari kontur yang terlihat, di kejauhan ada pegunungan membentang dan perbukitan rendah, sungai-sungai magma mengalir dari kejauhan. Cahaya redup api menyinari area terdekat dengan rona merah tua berkelok-kelok, udara terasa hangat dan kering.
Di sini, karena pencahayaan redup, penglihatan semua orang tidak bisa menjangkau jauh. Pandangan kebanyakan orang hanya bisa melihat sekitar 20-30 yard (≈27-36 meter) - itu pun berkat Mutiara Malam. Lebih jauh dari itu, semuanya terlihat samar-samar.
Karena rasa penasaran, semua menolak masuk kembali ke cincin ruang, bersikeras ingin jalan-jalan. Liu Zhenhan hanya tersenyum. Bagaimanapun, Kuda Raksa Berkaki Banyak dan kereta tidak terlalu lambat. Begitu bertemu penduduk asli bawah tanah, mereka bisa segera mendapat informasi yang dicari.
Sekelompok orang memilih arah sembarangan, berjalan terus selama satu hari penuh, akhirnya menemukan sungai di samping hutan bawah tanah. Pohon-pohon bawah tanah jauh lebih besar daripada di permukaan, daunnya sangat jarang, batangnya terlihat hampir gundul. Tapi sistem akarnya sangat berkembang, bahkan banyak yang mencuat ke permukaan seperti cacing raksasa.
Sungai bawah tanah tidak berbeda jauh dengan sungai di permukaan. Airnya jernih sekali. Penyair kuda nil bahkan menangkap banyak ikan berkilau perak di sini. Ikan ini tidak bermata, rasanya sangat lezat.
Adanya sungai adalah kabar baik. Dengan mengikuti aliran air ke hulu, kita bisa menemukan permukiman suku atau kota. Penemuan ini membuat semua senang.
Biarawati kecil adalah yang paling penasaran. Dia tidak menyangka bahwa dunia bawah tanah yang selalu dianggap gereja sebagai neraka, sebenarnya sangat damai dan harmonis. Tidak seperti deskripsi dalam "Divine Comedy" yang menggambarkan iblis berbuat jahat di antara magma dan Lautan Api, serta mayat hidup yang berkeliaran.
Setelah dua hari perjalanan, mengikuti aliran sungai ke hulu, Liu Zhenhan dan rombongan menemukan banyak hal baru. Selain menemukan beberapa mata air panas, mereka juga menemukan beberapa Jalur tangga besar yang menuju ke bawah tanah. Namun, jalan ini sesekali menyemburkan api ke langit, meski tidak berbahaya tapi cukup menakutkan.
Liu Zhenhan berpikir panjang, akhirnya membatalkan rencana untuk melanjutkan ekspedisi ke bawah tanah. Mereka terus mengikuti aliran sungai.
Sepanjang perjalanan sama sekali tidak membosankan. Banyak hewan dan tumbuhan tak dikenal membuat semua orang sangat antusias.
Ketika sungai berkelok melewati belokan ketujuh, Liu Zhenhan melihat sesuatu yang lebih unik muncul di depan - sebuah bukit rendah yang terletak di tepian.
Di langit atas bukit rendah ini terdapat objek melayang sebesar rumah yang menggantung di udara. Dari penampilannya, material objek ini tampak seperti batu hitam dengan banyak burung gagak berkilauan keemasan yang berkumpul di permukaan gunung terapung sambil terus berkicau ribut. Gunung terapung ini memiliki banyak gua alami berukuran bervariasi, di mana burung-burung gagak tersebut masuk dan keluar. Bulu-bulu mereka memancarkan cahaya keemasan yang menyilaukan. Hanya dari tingkat kecerahan, Liu Zhenhan berpendapat bahwa lampu 50 watt mungkin masih kalah terang dibandingkan seekor burung gagak ini. Seekor burung mungkin tidak berarti, tetapi sekumpulan besar yang berkumpul di atasnya menghasilkan pencahayaan berbeda. Area sekitar bukit rendah dalam radius setengah mil diterangi jelas oleh cahaya keemasan ini, jauh lebih terang dibandingkan wilayah lain yang hanya mengandalkan cahaya dari sungai lava dan tangga api.
Saat menunggang Kuda Raksa Berkaki Banyak menuju ke sini, Liu Zhenhan memberikan nama keren untuk gunung melayang yang dipenuhi ribuan gagak bercahaya ini - "Matahari Bawah Tanah". Setelah mendengar penjelasan Master Puskash tentang sejarah Bulan Bisu, Liu Zhenhan menjadi sangat tertarik dengan gunung melayang semacam ini. Seperti yang diperkirakan Master Santo Ajaib, dua Naga Peri juga mengetahui sedikit tentang asal-usul Bulan Bisu. Namun setelah menyaksikan "Matahari Bawah Tanah" yang melayang di langit ini, setelah berdiskusi, mereka menyimpulkan: Batu gunung melayang ini seharusnya adalah sejenis magnetit. Karena tolak-menolak dengan kutub magnet inti bumi, beratnya dan gaya tolak kedua kutub mencapai keseimbangan ajaib, sehingga bisa melayang. Berbeda dengan kasus Bulan Bisu.
Kesimpulan ini membuat Liu Zhenhan pusing. Soal gagak bercahaya itu, Naga Peri juga tidak bisa menjelaskan secara detail. Biarawati kecil bersikeras itu adalah burung emas yang tercatat dalam Alkitab gereja yang tinggal di Matahari Dipolo. Tapi bagaimana burung itu bisa sampai ke bawah tanah, dia tidak menemukan penjelasan apapun dalam Alkitab.
Diskusi akademis serius ini segera dihentikan.
Saat semua orang perlahan mendekati bukit rendah ini, aroma belerang yang pekat di udara bercampur dengan bau darah kental yang sudah tercium dari kejauhan. Bau familiar ini langsung membuat prajurit Feilengcui yang berpengalaman di medan perang siaga. Meskipun beberapa hari terakhir tidak menemukan Monster yang kuat, mereka sering melihat satu atau dua siluet hitam samar melambung ke langit di kejauhan, lalu turun dengan gerakan melayang lambat yang sangat aneh.
Setelah mendekat, barulah terlihat bahwa tanah yang diterangi "matahari bawah tanah" ini baru saja mengalami pembantaian mengerikan.
Sekeliling bukit rendah terbentang dataran bawah tanah yang subur. Di kejauhan terlihat beberapa bukit rendah setinggi belasan meter dengan gua-gua bertebaran. Di dataran tersebut terdapat lebih dari 100 hektar bedengan pertanian dengan jejak budidaya manusia yang jelas. Rancangan tata letak dan pembagian lahan sangat teratur, dibatasi pematang yang membentuk batas jelas. Antara bedengan-bedengan itu terbentang saluran irigasi yang menyambung ke sungai, di tepiannya terdapat kincir air kuno berdesain canggung. Tanaman di bedengan telah dijarah parah, dengan belasan mayat terbaring di antara tanaman yang hancur. Darah mereka mengalir ke saluran air di bawahnya, mengubah aliran sungai yang jernih menjadi merah menyala.
“Liu Zhenhan memeriksa mayat-mayat tersebut. Tak bisa disangkal, ini pasti adalah ras beradab bawah tanah yang tidak diketahui namanya, bertubuh sangat pendek, paling tinggi hanya satu meter, dengan banyak kerutan di wajah dan kulit yang ditutupi lapisan bulu tebal. Namun mereka mengenakan pakaian, meskipun pakaian ini terdiri dari potongan-potongan kecil kulit hewan, hal ini tetap membuktikan bahwa mereka adalah ras humanoid beradab yang memiliki kecerdasan.”
Liu Zhenhan mengecek luka-luka di tubuh mereka dengan teliti. Luka semacam ini seharusnya disebabkan oleh senjata seperti tombak, namun yang aneh adalah, sebagian besar luka tampak seperti ditusuk miring dari atas ke bawah.
“Ini pasti dibunuh dengan lembing yang dilempar. Saat lembing terlempar ke udara dan jatuh, memiliki titik jatuh inersia berbentuk busur. Pelempar lembing ahli seharusnya mampu melakukan ini. Hanya dengan menggunakan tombak panjang seperti inilah tubuh mereka bisa tertembus hingga menimbulkan luka semacam ini.” Jenderal Pan bergumam di samping. Dia juga ahli dalam melempar lembing dan sangat memahami cara pembentukan luka semacam ini.
Liu Zhenhan membalikkan telapak tangan mayat. Di telapak tangan terdapat kapalan tebal dan luka sobek. Dia kemudian meraih dan membuka bulu panjang di rahang mayat ini, menemukan bahwa belum muncul bercak-bercak kematian.
O'Neill memimpin para penyair kuda nil berkeliling di gua bukit kecil lalu kembali. Gua itu terlalu sempit untuk tubuh besar mereka. Akhirnya Guo Guo dan Orang Kesturi yang menyusup masuk, hanya membawa beberapa pakaian compang-camping tanpa menemukan apa pun.
Daisy dan Ruoerna mengambil sisa tanaman dari pematang sawah. Di tangan Daisy terdapat lumut tebal, sedangkan Ruoerna mengambil semak kecil yang dipenuhi rangkaian buah merah. Semua tanaman ini tumbuh subur namun tampak terinjak-injak dengan kasar.
"Jejak kaki mengarah ke sana." Rodman bangkit dari tanah dan menunjuk ke arah kiri depan tempat sungai berkelok, "Sepertinya ada yang melakukan aksi perampokan sebelum kita datang, bahkan mungkin menculik sisa penduduk malang ini. Anehnya, semua jejak kaki berukuran kecil, hanya beberapa yang agak besar lalu menghilang."
"Kejar mereka." Helen langsung naik ke kereta kuda, "Sebagai pendeta, kita takkan pernah membiarkan kekejaman terjadi di depan mata kita."
"Takkan mentolerir tindakan biadab ini! Mari kejar dan habisi gerombolan perampok terkutuk itu!" Dua imam Beruang itu sependapat dengan Helen.
"Membunuh makhluk lemah dan merampas hasil panen mereka - bahkan bagi perampok, ini tindakan terlalu hina." Liu Zhenhan berdiri sambil memutar-mutar jarinya, "Rampas harta tapi jangan ambil nyawa. Masak jadi perampok tak tahu aturan? Biar mereka lihat perwujudan keadilan, penghancur kejahatan - kekuatan Imam Bemon kita!"
“Tidak tahu harus berkata atau tidak……Pemusnahan dan penaklukan fisik, bukanlah cara terbaik untuk menghapus kejahatan, haus darah adalah ciri khas iblis.” Biarawati kecil Joan mengambil sikap seolah memberi nasihat bijak, berkata pada Lao Liu.
“Aku dengar katamu.” Liu Zhenhan mengelus lengan peraknya, meludah lalu menggosoknya dengan lengan baju, mengangkat kepala menatap biarawati kecil: “Jika mereka benar-benar perampok pembunuh, aku akan memilih menghancurkan jiwa mereka, bukan tubuh.”
BAB 129 Tetes Darah Air Mata Keruntuhan, Bulan Purnama Hati Sang Mantan Menteri
〖Keputusan Orang-orang Banteng, bagaikan kebenaran abadi, takkan pernah berubah.
——Peribahasa Bimon〗
※※※
Proses pengejaran bandit berjalan sangat lancar, setelah dua jam lebih, di tepi hutan stalagmit, Liu Zhenhan akhirnya menyusul penduduk asli bawah tanah yang ditawan ini.
Lingkungan geografis di sini cukup baik, stalagmitnya perlu lima-enam orang merangkul, memancarkan kilau merah berkedip. Sepertinya stalagmit ini berongga, ada api bawah tanah menyembur masuk ke ruang tertutup ini, "lampu neon" merah ini memberi pencahayaan cukup untuk area sekitar.
Abu vulkanik yang gembur membuat suara derap Kuda Raksa Berkaki Banyak sangat redup, ditambah kegelapan sekitar, rombongan Liu Zhenhan bisa mendekat hingga 200 yard tanpa terdeteksi.
Tidak perlu mereka menyerang, karena dua kelompok sudah lebih dulu berkelahi.
“Para penduduk asli bawah tanah bertubuh pendek berbulu lebat itu semua membawa seluruh keluarga, tua dan muda, tangan mereka diikat dengan tali, duduk berkerumun tak jauh dengan gemetaran. Di sebelah mereka, sekitar sepuluh yard jaraknya, sekelompok besar orang sedang bertarung sengit di udara dan darat.”
“Sekitar tiga puluh makhluk humanoid bersayap hitam di punggung tengah mengepung seorang Dark Elf berkulit hitam legam. Cahaya merah di rumpun stalagmit terus menyala, merekam adegan pertarungan sengit mereka ke dalam pandangan Liu Zhenhan.”
“Manusia Elang Gold? Dark Elf?” Daisy menahan nada suaranya berbisik.
“Ssst～” Liu Zhenhan menekan jari ke bibir, memberi isyarat diam.
“Jari Fatty Luo menempel pada pegas pedang besar. Jurus pedang pengejar angin Klan Hijau harus melihat darah begitu terhunus, hanya menunggu perintah bos. Rodman sudah siap menggunakan ‘Langkah Angin’ untuk menerjang dan menebas Dark Elf ini.”
“Menarik.” Jenderal Pan melepas Tombak Pemburu Iblis segitiga dari punggungnya, mengunyah serpihan bambu dengan santai.
Helen dan dua Imam Tongkat merasa sedikit panik, mereka bukan mammoth yang berpikiran sederhana. Manusia Elang yang terbang di udara ini membawa dua kantong kulit besar di kedua pinggul, berisi tombak-tombak lempar sepanjang satu meter. Saat memeriksa mayat penduduk asli bawah tanah yang terbunuh, Richard pernah menyimpulkan bahwa senjata pembunuhnya justru adalah benda tajam seperti tombak, dengan luka tusukan miring yang sangat sesuai dengan karakteristik pertempuran lempar tombak dari udara.
Tapi kemunculan tiba-tiba Dark Elf justru lebih mengejutkan. Seperti diketahui, Dark Elf bisa dianggap sebagai makhluk paling jahat di Benua Aigean, tokoh antagonis papan atas di antara elf yang terjerumus. Semua kata yang berhubungan dengan sisi gelap kehidupan, jika dikuadratkan lalu dilemparkan ke Dark Elf pun masih terasa kurang.
Pertunjukan apa lagi ini? Helen dan dua Imam Tongkat terus-menerus mencoba menganalisis situasi.
Dark Elf yang sedang bertempur sengit dengan Manusia Elang ini adalah laki-laki langka berparas sangat tampan. Garis rahang yang tegas menggambarkan karakternya, dengan tato tali rotan berwarna kapur di kedua pipi, serta bulu halus kemerahan di sekitar bibir yang menunjukkan semangat muda yang bergejolak di balik wajah kekanak-kanakan.
Ia mengenakan baju zirah kulit hitam ketat, memegang dua pisau melengkung emas panjang dan pendek di tangannya. Dengan kelincahan gerakan dan kabut hitam yang menyembur dari tubuhnya, ia terus menghindari lembing pendek yang dilemparkan makhluk humanoid bersayap hitam. Di antara percikan api yang timbul saat pisau melengkungnya menangkis ujung lembing, sang Elf sesekali melepaskan anak panah demi anak panah sebagai serangan balik.
Teknik penggunaan panah Dark Elf ini sangat unik. Alih-alih membawa busur pendek biasa, di pergelangan tangan kirinya terikat tali kulit yang menyambung ke kait logam di ketiak kiri. Kedua lututnya juga diikat tali kulit elastis yang tidak mengganggu kelincahannya. Gerakannya tetap lincah dan cepat. Cara memanahnya sungguh tak terduga: saat bergerak, ia dengan lihai mengambil anak panah pendek berbentuk ular dari sarung panah di punggung, lalu mengaitkannya pada tali lengan dan paha melalui gerakan melipat siku dan memutar pinggul. Anak panah ular itu melesat tajam dan licik ke arah Manusia Elang di udara, sekuat tembakan busur perang.
“Di tanah berserakan lebih dari dua puluh mayat Manusia Elang, tangan mereka masih menggenggam perisai bundar. Namun semua tewas karena panah menembus titik vital seperti antara alis dan tenggorokan. Badan panah berbentuk ular yang melengkung menyebabkan luka robek yang terpelintir, darah mengalir perlahan, menodai abu vulkanik di tanah.”
“Teknik memanah ini disebut 'Panahan Bayangan Ular dalam Cangkir', konon merupakan teknik tinggi eksklusif ras Dark Elf. Dulu hanya pernah kudengar sekilas dari Mentor.” Pemanah Centaur Nedved meletakkan tangan secara alami di pinggul, jari-jarinya yang lincih mengetuk-ngetuk sarung panah. Matanya memancarkan kekaguman: “Teknik ini menggunakan tubuh sebagai busur. Tali busur yang dilepas bisa tepat memenuhi sebuah cangkir anggur. Tampak sederhana, tapi sebenarnya sangat rumit. Tanpa bimbingan mentor profesional, mustahil bisa dikuasai. Inilah legenda teknik panah yang membebaskan kedua tangan pemanah. Sungguh keberuntungan bisa menyaksikannya.”
“Hanya dengan mengikat tali busur di lengan dan lutut, koordinasi gerak sudah sangat sulit. Tampaknya keseimbangan tubuh bagian bawah Dark Elf ini cukup hebat.” Liu Zhenhan juga mengangguk setuju.
"Haruskah kita menyelamatkan para Goliat ini dulu?" Helen berbisik. Ia melihat meskipun para Manusia Elang melempar tombak dalam jumlah banyak, serangan mereka sama sekali tidak melukai Dark Elf ini. Malahan, dua dari mereka tertembak jatuh satu per satu oleh panah Dark Elf. Jika bukan karena gerakan akrobatik para Manusia Elang yang lincah dan perlindungan perisai, korban pasti akan lebih banyak.
Mendengar perkataan nyonya bos itu, Nedved segera mengeluarkan busur panjang dan mengarahkan anak panah panjangnya ke arah Dark Elf tersebut.
"Dark Elf itu jahat dan kejam, tidak ada salahnya kita menyelamatkan para Goliat terlebih dahulu," Ruoerna juga menambahkan.
Liu Zhenhan hanya ragu sejenak, pertarungan antara Manusia Elang dan Dark Elf mengalami perubahan aneh lagi. Manusia Elang yang beterbangan di udara melihat Dark Elf ini tak berdaya, mengerahkan lima anggota yang langsung berputar di samping. Dengan jeritan melengking memilukan, mereka melemparkan tombak ke arah penduduk asli bertubuh pendek yang meringkuk di tanah. Bunyi 'bluk-bluk' berdempetan, beberapa penduduk asli bawah tanah itu langsung roboh. Di pinggiran kerumunan, seorang perempuan penduduk asli yang menggendong bayi tertembak tombak pendek di tulang belikatnya. Gendongan bayi di tangannya terlepas lemah dari dekapan. Seorang Manusia Elang melakukan manuver menyeluncur rendah sambil membawa angin kencang, menyambar gendongan kulit hewan yang tergeletak, lalu melesat vertikal ke atas. Dengan gerakan tangan acak, gendongan kulit hewan kecil itu bersama tangisan bayi terlempar ke langit.
Dark Elf yang dikeroyok belasan Manusia Elang ini, setelah menggelinding menghindar dari tombak terbang, menyadari bayi itu telah melayang ke angkasa. Wajahnya berubah pucat. Ia melemparkan pisau melengkung di tangan kanannya, mencabut cambuk kulit ular sepanjang lima meter dari punggung. Cambuk panjang itu tepat menyambar gendongan yang jatuh ke stalagmit. Dengan tarikan kuat, ia menarik gendongan itu ke pelukannya, namun dirinya sendiri terlambat menghindar. Sebatang tombak pendek menyambar sisi telinganya, menyibak rambut acak-acakan disertai percikan darah.
Semua Bimon yang menyaksikan kejadian ini terpaku. Bagaimana mungkin dunia terbalik? Bimon justru menjadi perampok, sementara Dark Elf yang jahat malah menjadi Bodhisattva penyelamat?
"Tembak manusia elang itu. Aku mau yang hidup." Liu Zhenhan berdiri tegak dari kursi kusir kereta, cambuknya menunjuk ke depan.
Para Prajurit Panda dan Nedved segera berlari kencang. Tombak Bermata dan anak panah membentuk partitur musik kacau di langit. Manusia elang yang tak waspada terjatuh satu per satu. Beberapa yang mencoba kabur tak sempat, Nedved melepaskan lima anak panah beruntun sambil berlari, menembus sayap mereka satu per satu. Sabuk Kekuatan Binatang Raksasa yang dibuat dari kulit Beast of the Snow Plains memang tidak main-main. Setiap panah membawa kekuatan es yang langsung menyebabkan radang dingin pada luka. Meski tanpa sihir ini, keahlian memanah Centaur sudah menjamin ketepatan sasaran.
Gud dan para Prajurit Panda sengaja menggunakan bagian belakang tombak alih-alih mata tajamnya. Meski sudah menahan kekuatan, manusia elang yang jatuh dari ketinggian belasan meter tetap terpelanting dengan bulu beterbangan dan mulut mengeluarkan darah. Abu vulkanik di tanah beterbangan seperti kabut tebal.
Dark Elf itu berdiri tegak dalam kepulan debu, tangan erat memeluk gendongan. Matanya tenang dan penuh keyakinan.
“Badan Jenderal Pan yang kokoh seperti menara besi berdiri di hadapan Dark Elf ini. Keduanya saling bertatapan. Sang Dark Elf memegang pisau melengkung di satu tangan dan cambuk ular di tangan lainnya, sementara di pangkuannya terguling sebuah kain lampin.”
Liu Zhenhan mengendarai kereta kuda yang gemetar keras sambil bergoyang-goyang mendekat.
Ketika melihat postur Prajurit Banilu dan Mammoth pahlawan kuat, mata Dark Elf hanya berkedip-kedip tanpa sedikitpun pancaran ketakutan.
“Elf, letakkan senjatamu!” kata Gud dengan suara berat menggunakan Bahasa Umum daratan.
“Kalian siapa?” Sang Dark Elf bertanya dengan sikap sangat natural. Bahasa Aiqin yang digunakannya—yang disebarkan pedagang Goblin ke seluruh dunia—begitu baku layaknya penyiar profesional.
“Kami adalah Bimon,” jawab Liu Zhenhan sambil menarik tali kekang dua ekor Kuda Raksa Berkaki Banyak yang menarik kereta, lalu mengangguk sopan ke arah Dark Elf.
“Bimon...” Mata Dark Elf berbinar. Ia melangkah mantap mendekati Liu Zhenhan sambil bertanya: “Apakah kalian Bimon dari dunia permukaan?”
Dua kilatan pisau menyambar cepat. Dua bilah Pisau panjang baja keras menghujam di depan kaki Dark Elf. Bilah-bilah sepanjang tubuh itu memantulkan cahaya dingin yang mengerikan.
"Buang senjatamu." Fatty Luo dengan rambut panjang terurai di bahu, setengah membalikkan badan, tangan mencengkeram gagang pedang besar secara terbalik, menampilkan pose keren yang telah dipersiapkan lama, bergumam dengan suara rendah.
Berbeda dari cara memegang pedang biasa, gaya Fatty Luo adalah dengan menyilangkan kedua tangan - satu pedang besar dipegang normal dan satu lagi secara terbalik, ciri khas pendekar pedang kelas atas.
Dark Elf yang juga ahli bermain pedang, memperkirakan kemampuan raksasa di hadapannya, namun jelas tidak bernurut. Matanya yang penuh keberanian menatap tajam ke arah Fatty Luo: "Hanya prajurit mati yang melepaskan senjatanya!"
Fatty Luo agak terkejut, heran dalam hati. Bukankah Dark Elf dikenal sebagai ras Elf paling licik? Dari mana munculnya orang nekad ini.
"Orang ini punya nyali, jangan disulitkan." Liu Zhenhan terkekeh kering, dengan lincah melakukan terjungkir balik dari kereta kuda. Lubang di tanah nyaris membuat Lao Liu terjungkal.
"Sialan!" Wajah Liu Zhenhan langsung memerah. Untung cahaya cukup redup sehingga malu tak terlalu kentara.
"Bukan cuma Bimon yang punya nyali." Dark Elf tersenyum tipis.
"Lao Liu" mengisyaratkan para milisi untuk mundur ke samping, lalu memandangi Dark Elf itu dari ujung kepala hingga ujung kaki. Menurutnya, gigi elf ini sangat putih bersih. Wajah tampannya pasti akan memikat banyak wanita jika dipakai untuk mencari jodoh. Meski tubuhnya gelap seperti arang, kegelapannya terlihat sangat menawan.
Total enam belas Manusia Elang. Semuanya diseret oleh para penyair kuda nil dengan satu tangan masing-masing. Kebanyakan Manusia Elang sudah pingsan akibat terjatuh, hanya tiga yang masih terengah-engah sambil memegangi dada, mulutnya terus mengeluarkan busa darah.
"Ini bukan Manusia Elang dari Suku Gord!" Alis indah Gatanie menegang, matanya menyala-nyala memandangi gerombolan makhluk bersayap warna-warni ini.
Karena sebelumnya jaraknya cukup jauh, sekarang dalam pandangan dekat semua orang bisa melihat jelas: tinggi badan mereka sekitar 1,7 meter, bertubuh kekar. Kulit hitam mereka mengilap dan berkilau. Sayap mereka besar dan berotot, selain bulu-bulu sayap utama, di punggung juga terdapat dua pasang membran sayap yang lebih kecil. Meski tak memiliki hidung bengkok khas Manusia Elang Gord dalam legenda, mereka memiliki paruh khas ras burung Bordir-Behemoth. Di dahi terdapat sepasang tanduk pendek aneh. Mata mereka besar namun keruh. Dibandingkan dengan semua ras burung Bordir dalam sejarah Behemoth, sulit menemukan kemiripan dengan makhluk-makhluk ini.
“Aku bilang juga, prajurit Behemoth kita semua adalah pejuang bawaan lahir, mana mungkin ada sampah yang tega membunuh bayi.” O'Neill membuka mulut lebar sambil mengayunkan kapak dewa palsu di tangannya.
“Meski mereka bukan Manusia Elang, tapi mereka tetap bagian dari Bimon. Mereka adalah Manusia Elang-Banteng!” Dark Elf di samping berkata dengan nada menyindir. Senyum elf gelap ini persis seperti anak kecil yang bulu halusnya belum rontok.
“Di antara ras Bimon mana ada suku seperti ini?” Helen mengerutkan alisnya.
“Mungkin hasil persilangan Manusia Elang dan Orang-orang Banteng?” Liu Zhenhan bertanya pada dark elf ini.
“Benar, Tuan.” Dark Elf terkekeh.
“Apa?!” Gatanie merasa pusing mendadak, langkahnya sempoyongan.
“Jujur saja, aku sendiri juga merasa merinding, karena ini cuma tebakan buta.” Liu Zhenhan tertawa getar sambil menatap dua Naga Peri. Daisy dan Ruoerna serentak mengangkat bahu, menunjukkan keterkejutan.
“Keturunan perkawinan campur ras... Ini terlalu menggelikan…” Dua Imam Tongkat menggelengkan kepala sambil tersenyum getir——Meski kasus bangsawan Bimon yang memelihara selir dari ras berbeda tidak langka, tapi pernikahan campur ras secara terbuka dan besar-besaran seperti ini, dalam pandangan tradisi Kerajaan Bimeng yang sudah berakar kuat, tetap benar-benar mengguncang.
“Bulu elang ini tidak buruk, malah cukup lebat.” Liu Zhenhan menggenggam sayap seorang Eagle Cowman, lalu menarik paksa seikat besar bulu dan menyerahkannya ke Nedved: “Tak perlu khawatir kekurangan bulu elang untuk membuat anak panah, ini sudah tersedia.”
“Kraa~ Bulu elang enak~” Kakatua Raksasa mengangkut Guo Guo melintas di depan Liu Zhenhan, meniru suara dengan gaya bejat.
“Si binatang kecil hari ini kok tidak bicara kotor?” Ning Yu tertegun.
“Dua hari ini aku terus mengajarinya menggunakan bahasa sopan.” Biarawati kecil tak bisa menyembunyikan rasa bangga, melirik Liu Zhenhan: “Ini juga membuktikan, dengan ketulusan hati, bahkan batu keras pun bisa dilembutkan.”
“Kakak!” Helen menghentakkan kaki dan memelintir lengan Ning Yu: “Tidakkah kau tahu kalau kalimat itu juga makian kotor? Di antara ras Bimon, ‘Bulu Goliat’ adalah umpatan!”
“Bulu elang~ Bulu elang~ Bulu enak.” Burung beo kembali berkicau sambil berputar.
Biarawati kecil mendengar tiga kali, akhirnya menyadari kekotoran kalimat itu. Mukanya memerah tertutup tangan, tak berani mengangkat kepala.
Para milisi tertawa terbahak, hanya Fegao dan dua penyihir bangsa laut yang bingung tak mengerti.
“Menarik, untung dulu manusia elang turun ke bawah tanah bersama orang-orang banteng. Kalaupun punya keturunan ya cuma manusia elang-banteng. Andai dulu manusia elang turun ke bawah tanah bersama suku Dogg, nama apa yang pantas untuk keturunan campuran mereka?” Liu Zhenhan tertawa licik.
“Hmm, harus cari perempuan manusia elang untuk dinikahkan dengan Belami kita, manusia ela-gg...” Rodman tertawa terbahak-bahak sampai terjatuh, sambil memegangi perutnya.
“Bukan orang baik!” Ning Yu mencolek kepala Lao Liu keras-keras, lalu melirik tajam ke Fatty Luo. Helen dan dua naga peri sudah tergelak-gelak berpelukan, sementara biarawati kecil dan Gatanie terlihat sangat canggung.
Dua biksu Green Party yang sedang merawat penduduk asli bawah tanah yang terluka oleh tombak, nyaris tidak bisa melanjutkan nyanyian sihir doa karena tertawa terbahak.
“Drizzt! Kau baik-baik saja?” Dari kejauhan terlihat beberapa bayangan hitam besar berlarian sambil berteriak. Dari ukuran tenggorokan raksasanya, jelas pemilik suara ini memiliki kekuatan eksplosif.
“Aku di sini! Duncan, aku baik-baik! Cepat lihat, ada penemuan besar untuk kuceritakan!” Dark Elf berjinjit sambil berteriak ke arah bayangan yang mendekat.
Para milisi saling meledek dengan wajah penuh tawa. Sama sekali tidak serius menyambut kedatangan beberapa pengangguran ini.
“Kamu namanya Cui Bixi?” Gud mengunyah serpihan bambu tak henti-hentinya, menepuk bahu Dark Elf.
“Ada masalah apa? Si Jagoan.” Dark Elf memandangi heran pria Bimon kekar yang bertubuh besar seperti gunung ini.
“Nggak ada. Menurutku orang yang marga Cui semuanya brengsek.” Gud menelan serpihan bambu di mulutnya, lalu melemparkan potongan bambu segar ke dalam mulutnya lagi.
“Betul! Misalnya Cui Beixi.” O'Neill memberikan jempol berulang kali ke Jenderal Pan, mendapat tatapan sinis dari nyonya bos Helen.
Dark Elf Cui Bixi mengamati kedua pria Bimon ini dari atas ke bawah, lalu menendang pantat mereka masing-masing satu kali sebelum kabur. Gud dan O'Neill tertawa terbahak-bahak.
Beberapa bayangan hitam yang datang dari kejauhan telah mencapai tepi hutan stalagmit. Dark Elf Cui Bixi segera menyelinap di belakang mereka.
Ini adalah lima orang banteng yang luar biasa tinggi dan kekar. Garis otot mereka sekeras patung logam, meski manusia banteng umumnya kuat, jarang terlihat raksasa setinggi 4 meter seperti ini. Kelima orang banteng ini memiliki rambut panjang keemasan yang sangat langka, masing-masing memanggul pilar totem logam di bahu – diameter pilar totem itu saja sudah menunjukkan betapa beratnya. Tanduk di kepala mereka bukan berbentuk bulan sabit seperti orang banteng biasa, juga bukan duri melengkung seperti manusia badak, melainkan spiral.
"Manusia Kijang Emas! Mereka adalah Kijang Emas Berbulu Emas dari Suku Berbual!" Seru Helen dan Gatanie hampir bersamaan.
Komposisi Suku Berbual bisa dibilang paling kompleks di antara ras-ras Bimon. Kijang Emas Berbulu Emas yang memiliki bulu keemasan pernah menempati peringkat kekuatan tempur satu tingkat di atas Prajurit Badak sebagai prajurit terkuat Suku Berbual – tapi itu sudah 1000 tahun yang lalu. Kini jumlah Prajurit Badak di Suku Berbual bahkan lebih langka daripada Prajurit Gajah Raksasa dari suku Exiufen. Kijang Emas Berbulu Emas sudah punah sama sekali, saat ini prajurit terkuat Suku Berbual yang masih bisa membentuk formasi tempur adalah Prajurit Yak yang gagah perkasa.
“Ternyata ada Warrior Cincin Emas.” Mata Liu Zhenhan berbinar. Banteng Berbual memiliki kebiasaan unik: hanya prajurit terkuat yang diakui berhak memasang cincin logam di hidung. Kini badak perak memakai cincin perak, yak memakai cincin tembaga, sedangkan hak memakai cincin emas hanya dimiliki prajurit Antelop Emas yang sudah punah.
Kelima prajurit antelop tampak bingung sejenak, menatap takjub pada sekumpulan prajurit Bimon yang berwujud aneka rupa.
“Melihat kepala marga superior, apakah reaksimu harus selamban ini?” Vieri menggeram keras.
“Kau... anggota suku Beruang Bier?” Seorang prajurit antelop dengan dua cincin emas di hidungnya menatap Heizi dengan tak percaya, gagap-gagap bertanya.
“Apakah seribu tahun telah membuatmu melupakan tata krama?” Dua Imam Tongkat dari suku Bier juga bersuara berat.
“Bukankah bangsa Bimon sudah diusir dari Dataran Carimodo? Bagaimana mungkin kalian... bisa datang ke dunia bawah tanah?” Mata prajurit antelop itu membelalak seperti lonceng tembaga: “Angin kencang bawah tanah begitu dahsyat...”
“Datang jika ingin! Aku tanya, apa maksud ini?” Liu Zhenhan menunjuk orang Elang-Banteng di tanah: “Sebagai bagian dari Bimon, kenapa sekarang kalian melakukan tindakan hina seperti ini? Di mana kepala sukumu?”
Beberapa orang banteng tiba-tiba menjadi gugup di bawah pandangan bangsawan ini, terbata-bata tidak tahu bagaimana menjawab.
"Bolehkah saya bertanya terlebih dahulu, siapa Anda sebenarnya?" Dark Elf Drizzt berjalan keluar dari belakang orang banteng, bertanya pada Liu Zhenhan.
"Saya adalah Tuan Tanah Feilengcui dari Kerajaan Bimeng, Pendeta Richard." Jawab Liu Zhenhan.
"Yang memiliki gelar Pendeta Naga Ganda." Dua Imam Tongkat menambahkan.
"Saya sudah melihat jubah bintang Anda." Orang banteng dengan dua cincin emas di hidung membungkuk hormat: "Yang Mulia Pendeta Jubah Bintang, prajurit rendah hati dari Suku Berbual Duncan memberi salam."
"Jawab pertanyaanku! Apa sebenarnya yang terjadi dengan kalian? Bagaimana dengan orang elang-banteng ini?" Perasaan tidak enak berdenyut di hati Liu Zhenhan. Firasat pria begitu muncul, pasti tidak pernah salah.
"Bersediakah Anda mengunjungi suku kami? Kami harus melaporkan kedatangan tamu terhormat kepada Kepala Suku." Orang banteng Duncan kembali membungkuk.
"Pimpin jalan." Liu Zhenhan menggerakkan jarinya, memerintahkan milisi untuk mengangkut penduduk asli bawah tanah ke kereta, lalu mengikuti lima orang berkepala banteng menuju suku mereka.
Setelah berjalan selama setengah jam lagi, mereka tiba di pintu masuk tangga bawah tanah. Duncan si Antelop Banteng langsung menuruni tangga tersebut. Sepanjang perjalanan, Liu Zhenhan telah melihat banyak sekali pintu masuk tangga bawah tanah semacam ini - kebanyakan adalah perangga mengerikan yang tiba-tiba menyemburkan api ke langit. Liu Zhenhan memberi mereka nama yang bagus: sumur api.
Tapi melihat si Antelop Banteng sudah turun, Liu Zhenhan pun mengikuti tanpa ragu. Tangga batu berkelok-kelok ini mereka turuni selama ratusan meter, melewati beberapa jembatan batu di atas jurang magma yang dalam, berbelok-belok di labirin terowongan bawah tanah, hingga akhirnya melewati gerbang gua batu dan tiba di lapangan terbuka seluas 1-2 ratus hektar. Di sini terdapat langit berkubah tinggi seperti dunia luar, perbukitan kecil berjejer, aliran sungai kecil, serta beberapa mata air dengan nyala api biru seperti gas rawa. Tenda-tenda kulit hewan besar khas Orang-orang Banteng berdiri megah di dataran ini. Beberapa "matahari bawah tanah" yang melayang di udara dipenuhi burung Jinwu. Sinar keemasan menyinari pilar totem yang tegak sendirian di tengah tanah lapang.
Selain Duncan yang menemani perjalanan Liu Zhenhan dan rombongan, keempat Orang-orang banteng lainnya telah lebih dulu kembali untuk memberi kabar. Ketika Liu Zhenhan tiba, sekitar tiga hingga empat ratus Orang-orang banteng mengerumuni seorang tetua yang sudah sangat tua berdiri di luar kemah, membungkuk menyambau kedatangan Yang Mulia Pendeta.
"Tetua yang terhormat, Imam Perang Richard memberikan salam untukmu." Liu Zhenhan cepat-cepat melangkah maju, menahan niat Orang-orang banteng tua yang sudah seperti lilin di ujung angin ini untuk memberikan penghormatan.
"Yang Mulia Pendeta yang mulia, saya adalah Kepala suku dari suku Badak Hitam, Orang Sapi Antelop Tang Jin." Rambut emas Orang-orang banteng tua ini sudah setengah berubah menjadi abu-abu. Keriput seperti parit di wajahnya yang tua, tapi semangatnya masih cukup kuat. Satu per satu dia memberikan penghormatan kepada para bangsawan tinggi ini dengan sangat sopan.
Helen dan Ning Yu mengerutkan alis. Keduanya merasa Orang-orang banteng ini kurang menunjukkan kegembiraan yang seharusnya saat melihat sesama Bimon yang tiba-tiba muncul. Ini sangat berbeda dengan penyambutan Bimon Kupu-Kupu dan Bimon Jangkrik yang pulang ke rumah, benar-benar dua ekstrim berbeda. Jika ingin dikatakan baik, seolah Orang-orang banteng lebih pendiam. Jika ingin dikatakan buruk, seolah mereka sedikit angkuh. Seolah ada banyak kepahitan terkubur di hati, sekalipun tata krama mereka patuh, tetap memberikan kesan aneh yang sulit diungkapkan.
“Liu Zhenhan sangat menyukai nama Kepala Suku Orang Banteng ini. Sewaktu kecil dia sangat suka minum air sakarin, tapi itu juga merupakan kemewahan. Jadi dia selalu punya perasaan khusus terhadap sakarin, nama ini memberinya kehangatan yang lama hilang.”
Belasan Orang Kijang menggeser batu-batu pondokan, menyediakan tempat duduk bagi semua tamu terhormat. Suara wanita dan anak-anak terdengar dari belakang tenda, bersama aroma makanan yang menggoda.
“Berani bertanya Tuan, tujuan kedatanganmu ke bawah tanah ini untuk apa?” Kepala Suku Tang Jin hanya berbasa-basi sebentar dengan Liu Zhenhan sebelum langsung masuk ke pokok pembicaraan.
“Kedatanganku kali ini adalah untuk membawa seluruh Orang Banteng dan Manusia Elang kembali ke tanah air dari bawah tanah.” Liu Zhenhan mengeluarkan cerutu buatan sendiri dan menyangkutkannya di mulut.
Mendengar ini, Kepala Suku Orang Banteng Tang Jin hanya tersenyum tipis dan mengangguk pelan.
“Kalian tidak mau?” Liu Zhenhan yang awalnya hendak menyalakan cerutu, melihat ekspresi lawannya, jari-jarinya yang memegang api fosfor berhenti membeku.
“Bukan tidak mau. Bolehkah saya jelaskan bagaimana leluhur kami sampai di sini sepuluh generasi yang lalu?” Kepala Suku Orang Banteng menghela napas pelan.
“Katakan.” Liu Zhenhan mengisap cerutunya, sekarang dadanya juga penuh pertanyaan.
“Seribu tahun yang lalu, kami Bimon mengalami kekalahan pahit dalam Pertempuran Hyjal. Hanya sebagian kecil suku yang mundur bersama raja ke Dataran Liar Donau. Mayoritas suku Bimon kehilangan perlindungan pasukan dan mengalami pemusnahan ras terencana oleh tentara manusia. Awalnya kami pasti tidak akan bisa melarikan diri. Meski Dataran Carimodo luas, tidak ada tempat persembunyian bagi kami. Semua prajurit muda tewas dalam pertempuran terakhir. Kami terpaksa masuk ke terowongan bawah tanah karena sudah tidak punya pilihan lagi.” Kepala suku Orang-orang Banteng mengusap sudut matanya dengan sedih.
Liu Zhenhan juga menghela napas, merasa dadanya sesak. Biarawati kecil di sampingnya wajahnya memerah, tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
"Bukankah kalian adalah suku manusia badak? Kenapa berubah menjadi orang kijang?" Daisy menyela bertanya.
"Pemimpin suku kami saat itu adalah Pendeta Badak, namun komposisi suku kami tidak didominasi manusia badak. Mayoritas adalah orang kijang dan kumbang tanduk." Kepala suku Orang-orang Banteng berkata dengan bangga: "Pemimpin suku kami kala itu adalah Pendeta Badak legendaris 'Legenda Hitam' Tuan Michael Tyson. Karena itu suku kami disebut Suku Badak Hitam."
"Pernah dengar nama ini." Liu Zhenhan mengangguk, Pendeta Tyson ini memiliki kisah legendarisnya di lantai batu Kuil. Saat Lao Liu pertama kali naik pangkat, kebetulan sedang berjongkok membaca kisah pendeta ini. Pendeta legenda hitam ini memiliki peliharaan magis Monster Perang Komodo, juga seorang pejuang yang gugur dalam Pertempuran Hyjal.
Namun menurut kabar burung, pendeta ini pernah melakukan kejahatan keji memperkosa gadis rakyat. Tentu saja, Liu Zhenhan tidak akan bodoh menanyakan hal ini langsung kepada kepala suku.
"Dulu seluruh suku kami terdiri dari orang tua, wanita, dan anak-anak. Sudah terjepit sehingga terpaksa memasuki pintu masuk bawah tanah untuk menyelamatkan diri. Bersama kami masuk ke bawah tanah, ada juga suku Manusia Elang Gold. Benar-benar tidak ada pilihan, kalau tidak masuk harus menghadapi pedang pembantaian manusia. Pembersihan etnis saat itu, kami generasi muda mendengar cerita para tetua saja merasa ngeri. Leluhur kami dulu nekat menerobos masuk ke pintu bawah tanah Azeroth." Kepala suku Orang Banteng berkata: "Sebenarnya saat itu tidak hanya dua suku kami yang mencapai pintu masuk bawah tanah Azeroth, ada lebih dari sepuluh suku yang sampai. Tapi yang akhirnya berani masuk hanya suku Badak Hitam kami dan suku Manusia Elang. Sisanya melakukan serangan bunuh diri ke pasukan manusia - mereka akhirnya menolak menyerahkan nyawa pada ketidakpastian, memilih mati secara terhormat."
"Lalu bagaimana?"
“Kami adalah yang beruntung. Dewata tidak meninggalkan kami para pengungsi, pada hari itu, angin kencang bawah tanah kebetulan berada dalam periode waktu tunggu tahunan.” Kepala suku Orang-orang banteng tersenyum pahit: “Meski begitu, angin topan di ketinggian Tebuk Batu dan laba-laba serigala raksasa di gua tebing Tangga Langit telah menghabiskan separuh populasi dua suku kami selama perjalanan. Jika bukan karena para wanita dan orang tua suku Kijang Banteng kami yang cukup kuat, mungkin kami bahkan tidak akan sempat melihat seperti apa abu vulkanik bawah tanah itu.”
“Berapa jumlah populasi kalian saat itu?” Liu Zhenhan bertanya: “Maksudku, termasuk para Manusia Elang itu?”
“Suku Banteng Hitam kami terdiri dari 5.788 orang, termasuk 2.136 wanita dan anak-anak Kijang Banteng, 3.512 Orang-orang Tembus, dan 140 Manusia Badak. Seperti yang Tuan ketahui, dalam Suku Berbual, Orang-orang Tembus dan manusia siput tidak turun ke medan perang, sehingga struktur Orang-orang Tembus masih utuh. Suku Manusia Elang Snowdrift berjumlah 4.215 orang, sama seperti kami suku Kijang Banteng, seluruhnya terdiri dari orang tua, wanita, dan anak-anak.” Suara Kepala suku bergetar: “Hanya dengan melewati satu jembatan batu dan Tangga Langit, dari hampir 10.000 penduduk dua suku kami, hanya tersisa kurang dari 6.000 orang saat tiba di bawah tanah. Populasi Kijang Banteng kami tersisa kurang dari 1.000 orang, sebagian besar adalah anak-anak.”
"Takdir memang kejam." Liu Zhenhan juga tak bisa berkata apa-apa. Bahkan suku Tianniuren yang hanya bisa terbang jarak pendek, bahkan Manusia Elang yang bisa terbang di zaman dulu pun pernah terpojok oleh manusia sampai tak punya jalan ke langit maupun bumi. Pasukan manusia di Era Hyjal memang luar biasa.
"Saat kami tiba di bawah tanah, tidak ada makanan maupun minuman. Satu-satunya yang belum ditinggalkan oleh kami Orang-orang Banteng adalah pakaian di badan dan bayi dalam gendongan. Satu-satunya yang belum ditinggalkan Manusia Elang adalah telur bayi mereka." Kepala Suku Banteng menunjuk penuh emosi ke arah penduduk asli bawah tanah di kejauhan: "Mereka, para Manusia Gua Batu Rahang yang baik hati ini, merekalah yang menolong kami dengan tulus, membantu kami melewati masa sulit, bertahan dari kelaparan dan penderitaan terberat, membesarkan anak-anak kami, hingga kami bisa memulihkan Energi Vital."
"Apa yang terjadi dengan Elang-Banteng ini? Begitu tiba aku langsung melihat mereka menyerbu para penghuni gua dengan cara sangat kejam." Sorot mata Liu Zhenhan berapi-api, "Sebagai Kepala Suku, bukankah kau seharusnya mengendalikan tindakan mereka? Apakah sejarah balas budi sudah kalian lupakan?"
Kepala Suku Banteng tiba-tiba bersujud di kaki Liu Zhenhan, menangis tersedu-sedu dengan air mata tua.
"Ada apa?" Liu Zhenhan segera mengangkat tubuh Kepala Suku Banteng itu.
“Sungguh memalukan!” Kepala suku Orang-orang banteng tersedu-sedu berkata: "Seribu tahun yang lalu, Dataran Carimodo sudah diduduki manusia, kami para pengungsi Bimon yang terlupakan ini tidak berani lagi berniat keluar dari dunia bawah tanah. Kami terus bertarung melawan monster, gunung berapi, aliran lava, dan gerombolan perampok, perlahan berusaha mempertahankan peradaban dan populasi kami, menunggu rencana di masa depan. Tapi tiba-tiba sebuah bencana mengerikan terjadi di antara bangsa Manusia Elang."
“Apa yang terjadi?” Gatanie bernapas tersengal-sengal.
"Dari telur elang yang dilindungi Manusia Elang dengan susah payah selama ribuan tahun, mayoritas menetas menjadi keturunan ras burung lain setelah inkubasi," kata Kepala suku Orang-orang banteng dengan wajah berkerut kesakitan.
"Bagaimana mungkin ada hal seperti ini?" Liu Zhenhan merasakan kulit kepalanya bergidik.
"Di antara Burung Bimon dari Suku Bordir, hanya satu ras yang bisa melakukan hal semacam ini!" Gatanie menggigil hebat sambil berkata: "Apakah orang Kukuk dari Suku Kangkok?"
Kepala suku Orang-orang banteng mengangguk.
“Suku Kukila dan orang Kangkok adalah penjahat paling terkenal di antara ras Bimon Bordir kami. Watak mereka liar dan keras seperti lautan. Orang Kangkok adalah pencuri dan gerombolan perampok bawaan. Mereka suka mencuri telur orang lain, lalu menyelundupkan telur mereka sendiri ke rumah-rumah burung ras Bimon lain. Dalam sejarah pernah terjadi peristiwa buruk dimana Medusa mengerami telurnya sendiri, namun yang menetas justru orang Kangkok.” Helen berbisik kepada Ning Yu dan biarawati kecil yang penuh keingintahuan sambil menjelaskan rahasia ini.
“Bagaimana dengan kewaspadaan Manusia Elang? Sampai ditukar begini pun tidak tahu?” Liu Zhenhan bertanya kepada Kepala Suku Orang Banteng.
“Saat itu semua telur Manusia Elang dikumpulkan dalam sebuah gerobak besar. Karena sebelum masuk ke pintu bawah tanah, belasan suku Bimon saling berdesakan, situasinya sangat kacau sehingga terjadi kesalahan seperti ini. Saat itu memang ada suku Kukila di dekat permukiman Manusia Elang.” Kepala Suku Orang Banteng berkata dengan geram: “Tapi kejadian sudah terjadi, penyesalan tak ada gunanya. Manusia Elang terpaksa membesarkan keturunan Kangkok ini. Masa iya membunuh semua anak-anak itu? Saat itu keputusan itu dianggap benar. Tapi tak disangka ini justru kesalahan besar, sekali terlanjur salah, maka terus salah selamanya.”
Sekumpulan Bimon menghela nafas panjang. Mengalami hal seperti ini sudah bukan sekadar bisa disebut sebagai kemalangan biasa.
"Suku Berbual kami juga tidak lebih baik. Orang-orang Taurus terkenal licik. Di dalam suku mereka, karena postur tubuh yang pendek tidak perlu ke medan perang, jumlah pemuda masih utuh. Mungkin khawatir kami akan membebani, mereka lebih dulu pindah ke lapisan kedua dunia bawah tanah." Kepala suku banteng menjelaskan: "Sebenarnya dunia bawah tanah tidak hanya satu lapisan seperti yang kita tempati sekarang. Melalui sumur tangga bawah tanah, di kedalaman lebih dari dua ribu meter, masih ada dunia bawah tanah lain yang ukurannya hampir sama dengan kita."
"Sumur tangga yang kamu maksud, apakah itu saluran tangga bawah tanah yang sesekali mengeluarkan api seperti yang kulihat? Sepanjang perjalanan naik, aku melihat banyak. Rumah kalian sepertinya juga berada di sumur tangga yang turun ke bawah, benar tidak?" Liu Zhenhan bertanya.
"Benar. Tapi di lapisan dunia kita ini, meskipun ada banyak sumur tangga, tidak semuanya menuju ke lapisan kedua dunia bawah tanah. Ada sumur tangga yang menuju ke sungai magma bawah tanah, ada yang menjadi sarang monster, dan ada juga yang berisi gua bawah tanah seperti labirin. Wilayah dataran kecil bawah tanah tempat suku kami tinggal sekarang, meski ada banyak di sumur tangga, tapi yang memiliki sumber air sangat langka. Sumur tangga yang menuju ke lapisan kedua dunia bawah tanah di Benua Nuyan tempat kita berada ini total hanya 27. Sebenarnya tidak hanya ada dua lapisan, di kedalaman dua-tiga ribu meter bawah dataran bawah tanah lapisan kedua, masih ada lapisan dataran luas bawah tanah yang ukurannya hampir sama dengan lapisan pertama dan kedua, sekitar 30-40 ribu kilometer persegi."
"Apakah ada lapisan keempat?" Helen bertanya penasaran.
"Yang diketahui hanya tiga lapisan, apakah ada lapisan keempat tidak ada yang tahu. Mungkin belum ditemukan, mungkin memang tidak ada." Kepala suku Orang-orang banteng menjelaskan dengan sabar: "Lapisan dunia bawah tanah tempat kami tinggal, kami biasa menyebutnya 'Benua Marah Berapi'. Lapisan kedua dunia bawah tanah kami sebut 'Benua Wilayah Hitam'. Lapisan ketiga dunia bawah tanah kami namakan 'Benua Porsa'. Penguasa di Benua Wilayah Hitam lapisan kedua adalah Dark Elf dan Blood Elf, dua ras elf yang saling bermusuhan dan selalu ingin menghancurkan satu sama lain. Dark Elf memiliki bawahan berupa Xian Sungai, sementara Blood Elf memiliki bawahan Kurcaci Abu-abu; Dark Elf bisa memanggil Black Dragon Neraka dari Benua Porsa di lapisan ketiga dunia bawah tanah untuk bertempur; Blood Elf bersekutu dengan penguasa super kuat di lapisan kedua yaitu Raja Mata Jahat; Kedua pihak ini bisa dibilang seimbang kekuatannya. Setelah Orang-orang Banteng Langit pindah ke lapisan kedua dunia bawah tanah, mereka segera bergabung dengan Blood Elf, kemudian orang-orang Kukuk yang semakin besar juga pindah ke Benua Wilayah Hitam dan bergabung dengan Dark Elf."
"Sama-sama Bimon, berani-beraninya malah berpihak ke lawan? Bahkan bergabung dengan pihak lain?" Liu Zhenhan marah: "Kepala suku Manusia Elang mana? Untuk apa dia jadi pemimpin kalau begini?"
“Suku Manusia Elang ini pada dasarnya adalah burung hantu, terkenal dengan sikap 'menutup satu mata'. Anggota muda suku semuanya adalah manusia kukuk, bahkan jika kepala suku burung hantu ingin mengatur, mereka tidak memiliki kemampuan.” Kepala suku Orang-orang Banteng menghela nafas: “Suku Berbual kami juga seperti ini. Sebagai bangsawan tinggi, Manusia Badak yang melindungi kami saat melewati Gunung Tangga Langit dan Tebing Batu, semuanya gugur secara heroik. Kami kijang hutan dan kumbang tanduk setara kedudukannya, tidak berhak mencampuri urusan mereka. Apalagi kaum kumbang tanduk hampir tidak mengalami korban, bahkan masih memiliki beberapa Imam Angin. Kami kaum kijang hutan yang terdiri dari orang tua, wanita, dan anak-anak, sama sekali tidak memiliki daya ikat terhadap mereka.”
“Bagaimana manusia elang-banteng ini bisa muncul?” Liu Zhenhan menunjuk ke belasan makhluk setengah mati itu berkata.
“Perang antara Dark Elf dan Blood Elf terus berlanjut tanpa henti. Lambat laun muncul tawanan perang. Dark Elf mengagumi postur tinggi dan kecepatan terbang Manusia Kukuk dari pihak Blood Elf, sementara Blood Elf iri dengan Manusia Kumbang Tanduk milik Dark Elf yang memiliki pelindung tulang alami. Akhirnya kedua belah pihak secara spontan menjalankan program persilangan, melahirkan monster bernama Manusia Elang-Banteng. Sebenarnya kami menyebut Manusia Kukuk ini sebagai Manusia Elang hanya untuk menjaga harga diri. Manusia Elang asli tingginya dua meter, mana mungkin sekecil ini.” Kepala suku banteng tertawa sinis, lalu melanjutkan, “Setelah metode persilangan ini digunakan, sekarang jumlah Manusia Kukuk dan Manusia Kukuk Tanduk murni sudah sangat sedikit. Pasukan Dark Elf dan Blood Elf saat ini kebanyakan diisi oleh yang disebut Manusia Elang-Banteng atau Manusia Banteng-Elang.”
Liu Zhenhan dan dua Imam Tongkat saling pandang. Akhirnya dia mengerti maksud kata "memalukan" yang diucapkan kepala suku banteng ini. Menjadi ras Bimon sampai seperti ini, benar-benar memalukan. Tapi ini juga membuktikan pepatah lama: hutan yang luas pasti berisi berbagai jenis burung. Bimon tidak semuanya pemberani berdarah panas. Bahkan suku sejujur Banteng Berbual pun tetap memiliki sampah masyarakat berhati sempit.
“Ceritakan tentang Lapisan Pertama Benua Amarah Api. Selama seribu tahun ini, apakah dua kelompok Elf jahat itu tidak pernah melancarkan perang kepada kalian?” Liu Zhenhan bertanya kepada Kepala Suku Tangkin.
"Kami prajurit Kijang Emas tidak pernah takut perang." Kepala Suku Tang Jin awalnya berkata dengan bangga, lalu menghela nafas: "Sebenarnya, orang-orang Sapi Kayu dan Burung Kukuk yang bergabung dengan Dark Elf dan Blood Elf, sebagian besar melakukannya karena terlalu ketakutan terhadap gangguan kedua kelompok elf ini. Karena tidak bisa mengalahkan mereka, akhirnya memilih bergabung. Ketika leluhur kami pertama kali datang ke sini seribu tahun lalu, sudah menghadapi perampokan oleh para perampok ini. Dark Elf dan Blood Elf sama sekali tidak memproduksi apapun, kehidupan mereka sepenuhnya bergantung pada perampokan..."
"...Sasaran rampokan mereka adalah hasil panen penduduk asli gua di kedalaman bumi. Watak penduduk gua ini penakut, tubuh mereka kecil, tapi kemampuan adaptasi dan reproduksi mereka sangat luar biasa. Di seluruh tiga lapis benua bawah tanah, kita bisa melihat mereka bekerja keras di mana-mana. Di mata Dark Elf dan Blood Elf, mereka hanyalah umpan meriam termurah dan tenaga produktif. Setiap kali perang tiba, kedua ras elf ini selalu datang merampok. Benua Fury Flame kami adalah target utama mereka." Orang Banteng tua itu berkata dengan sedih: "Dulu ketika kami Orang Banteng dan Manusia Elang pertama kali menginjakkan kaki di tanah asing ini, penduduk gua yang mengirimkan makanan dan air bersih kepada kami. Sekarang, Bimon kami malah menjadi kaki tangan utama dalam pembantaian mereka."
"Tidak semua Bimon kami adalah serigala berbulu domba yang tak bisa dijinakkan. Bukankah kalian juga membantu penduduk gua?" Liu Zhenhan menepuk bahu Orang Banteng tua itu.
"Sebenarnya orang-orang gua tidak menuntut banyak, mereka tidak punya ambisi sama sekali, juga tidak mengerti mengapa dua ras elf ini begitu kejam." Kepala Suku Orang-orang Banteng berkata dengan geram: "Selama bertahun-tahun, orang-orang gua dari dua benua bawah tanah ini benar-benar tidak tahan dengan kehidupan gelap dan berdarah di bawah, akhirnya pindah ke Benua Nuyan di lapisan pertama. Dua ras elf ini menjadikan tempat kami sebagai lumbung pangan, terus mengirim pasukan perampok, membunuh dan merampas. Kami orang antelop-banteng tidak bisa terbang, hingga sekarang jumlah kami hanya lebih dari tujuh ribu, sama sekali tidak bisa menjaga begitu banyak pintu sumur tangga. Hanya bisa membentuk tim patroli beranggotakan beberapa orang, berkeliling di seluruh Benua Nuyan."
"Berapa jumlah dark elf dan blood elf? Berapa banyak orang gua?" Liu Zhenhan menyipitkan matanya bertanya.
"Populasi Dark Elf diperkirakan sekitar 50.000, River Immortal sekitar 2 juta, Blood Elf sekitar 100.000, Grey Dwarf 300.000. Dua klan Elf diperkirakan masing-masing memiliki setidaknya 300.000 Minotaur. Jumlah budak Cave Dweller yang hidup di bawah kekuasaan mereka mencapai 50 juta, sementara di Benua Fury Flame populasi Cave Dweller kita setidaknya 30 juta." Kepala Suku Tang Jin memahami maksud ucapan tuan tanah ini: "Benua Fury Flame adalah yang paling berbahaya di antara tiga lapis benua bawah tanah. Di empat penjuru terdapat Kerberos berkepala tiga, Akanathed Scorpion-Tailed Lion, Flame Demon bersayap enam, dan Penguasa Api. Keempat Monster Tingkat Super ini memiliki keluarga masing-masing dan sering berkeliaran, jadi baik Dark Elf maupun Blood Elf tidak berminat menguasai benua ini."
"River Immortal yang mengikuti Dark Elf itu makhluk apa? Hanya mengandalkan kalian untuk melindungi benua ini, bukankah kekuatanmu terlalu lemah?" Liu Zhenhan terus-menerus menggelengkan kepala. Sepanjang perjalanan, mereka telah melihat banyak tulang belulang yang ternyata adalah sisa-sisa Cave Dweller malang ini.
"River Immortal mengaku sebagai ras Cacing Tanah dari Bimon kami," kata Kepala Suku Tang Jin.
"Omong kosong!" Liu Zhenhan hampir melompat dari tempat duduknya.
"Haha. Saya juga berpikir mereka hanya mengoceh. Kami memiliki perjanjian dengan suku Raksasa Typhoon dari Lembah Api. Tiga penduduk asli bawah tanah: manusia gua, Raksasa Typhoon, dan Dewa Sungai. Dua yang pertama adalah ras yang sangat baik dan ramah. Raksasa Typhoon memiliki julukan mengesankan 'Api Neraka', mereka ahli dalam menempa seperti kurcaci. Dengan kekuatan Raksasa Typhoon dan prajurit Kijantil kami, kami bisa sedikit lebih melindungi manusia gua di Benua Murka Api. Tapi belakangan Blood Elf dan Dark Elf sedang mempersiapkan perang besar lagi, untuk persiapan logistik, Benua Murka Api pasti akan dijarah lagi. Penjelajah kami sudah menuju ke tujuh kamp utama untuk mempersempit garis pertahanan. Tapi sulit, karena terlalu banyak sumur tangga dan wilayahnya terlalu luas." Kepala suku Orang-orang Banteng menatap mata sang Pendeta dengan tulus: "Kami masih merindukan dunia permukaan yang terang, kemuliaan Dibo Luo dan Sampa tetap diwariskan dalam legenda kami selama ribuan tahun. Tapi kami harus melakukan sesuatu untuk manusia gua, tidak bisa hanya mementingkan diri sendiri lalu meninggalkan mereka. Penderitaan telah menyertai manusia gua terlalu lama, Tuan, karena itu kami tidak bisa pergi dari sini."
"Ada apa dengan bocah ini?" Liu Zhenhan tersenyum menunjuk Dark Elf Drizzt yang bernama Cui Site.
“Hehe, Yang Mulia, usia Drizzt jauh lebih tua dariku. Dia memiliki hati seorang elf sejati, melarikan diri dari Akademi Lolth para Dark Elf, dan bertekad menyelamatkan semua manusia gua dari kekuasaan gelap. Selama bertahun-tahun dia belum menemukan cara efektif untuk menyelamatkan manusia gua, bahkan mempertimbangkan pergi ke dunia permukaan untuk belajar pengalaman dari luar.” Kepala Suku Orang Banteng memandang Drizzt dengan penuh kasih sayang dan kebanggaan.
Seorang Dark Elf yang bisa dipercaya oleh Orang Banteng seperti ini, cukup membuktikan kemampuan dan tekad Dark Elf tersebut.
“Benar-benar ada orang unik di mana-mana.” Liu Zhenhan mengangguk setuju kepada Dark Elf ini.
“Semua orang bermarga Cui bukan orang baik.” Drizzt tersenyum nakal. Elf berusia seratus tahun lebih ini memang masih seperti anak kecil.
“Beberapa waktu lalu, apakah ada Imam Bemon lain yang menanyakan arah kepada kalian?” Liu Zhenhan bertanya sambil tersenyum.
“Ada, Yang Mulia.” Kepala Suku Tang Jin tersenyum tipis: “Seminggu lalu, penjelajah kami bertemu dengannya. Dia juga berniat memimpin kami pindah dari bawah tanah. Setelah kami Orang Banteng menolak permintaannya, dia pergi ke Benua Hitam lapis kedua untuk mencari burung Kukuk yang jumlahnya sedikit.”
Liu Zhenhan menggelengkan kepala dengan senyum getir.
BAB 130 KEPUTUSAN
“Yang terhormat Kepala Suku, apakah Anda tahu di mana Pendeta Saimai itu sekarang?” Gatanie bertanya dengan penuh semangat setelah mendengar perkataan Kepala Suku Tangkin.
“Kami Orang-orang Banteng memiliki tujuh kamp besar, masing-masing berisi seribu orang, yang menjaga beberapa pintu keluar sumur tangga yang relatif besar. Orang agung itu tidak datang ke kamp kami. Saya baru menerima kabar dari penjelajah yang dikirim suku lain dua hari lalu. Jika bukan karena kedatangan kalian, mungkin saya masih akan menyembunyikan berita ini. Maafkan saya, mungkin ada anggota suku yang sudah lelah dengan kehidupan ini, saya khawatir mereka tidak akan tahan dengan godaan ini.” Kepala Suku Tangkin tersenyum pahit.
“Kami tidak lelah! Yang Mulia Kepala Suku! Membalas budi teman bangsa gua kami untuk leluhur adalah tanggung jawab setiap prajurit Bimon!” Prajurit Bimon Dengken segera berkata dengan tulus.
“Bisa dimengerti.” Liu Zhenhan mengangguk: “Lalu apakah Anda tahu tujuan sebenarnya dari orang agung ini?”
“Dunia bawah tanah sangat luas, setiap sumur tangga mungkin membuka dimensi baru. Jika orang agung ini memasuki Benua Black Domain lapis kedua, mustahil menemukannya. Kita hanya bisa menunggu sampai dia kembali ke Benua Flame's Fury.” Kepala Suku Tangkin tersenyum lega, lalu melanjutkan.
“Menunggu dia kembali? Benua Flame's Fury juga sangat luas. Bagaimana dia akan menghubungi kalian setelah kembali? Sebagai pendatang baru di daerah asing, sementara kalian tinggal di gua sumur tangga bawah tanah?” Gatanie bertanya lagi.
“Ini adalah jasa Drizzt. Dia membantu kami melatih banyak burung hantu untuk komunikasi antar kamp. Saat Tuan itu pergi, suku kami memberikannya seekor burung hantu komunikasi.” Tetua Tang Jin tersenyum memandang Dark Elf yang membungkuk sopan.
“Aku bisa berkomunikasi dengan semua hewan kecil di Benua Furyflame.” Mata Dark Elf Drizzt berkilau dengan kebanggaan yang bahkan membuat kaisar paling mulia pun iri.
“Sepengetahuanku, Dark Elf tidak memiliki kemampuan seperti itu.” Daisy terlihat bingung.
“Aku adalah penjelajah dalam kegelapan.” Dark Elf itu tersenyum. “Aku pernah memiliki seorang mentor tunanetra yang mengajariku arti 'Hati Penjelajah'. Omong-omong, mentorku juga berasal dari permukaan, dia seorang manusia.”
“Coba berkomunikasi dengan burung beoku ini, lihat apa yang ingin dikatakannya.” Liu Zhenhan mengangkat burung beo di bahunya ke hadapan Drow.
Tubuh Drow sedikit terdorong ke belakang. Ia menutup mata dan membelai kepala kecil burung beo itu dengan lembut, lalu wajahnya langsung memerah.
Meski kulitnya sudah cukup gelap, pipinya jelas menunjukkan semburat kemerahan.
“Ha ha...” Semua orang tertawa, membuat para Orang Banteng kebingungan.
“Bego～” Burung beo itu dengan angkuh seperti seekor elang, langsung membuka paruhnya dan memaki.
“Aku benar-benar memiliki hati kavaleri.” Wajah Dark Elf semakin memerah karena berusaha.
Seolah ingin membuktikan ucapannya, patung agate yang tergantung di dada Dark Elf memancarkan aura ungu. Seekor macan hitam melesat keluar dari barrier misterius yang berkelap-kelip bintang, muncul di depan semua orang. Wajah macan ini lebih mirip kucing daripada macan, jika bukan karena taring dan cakar tajamnya, kebanyakan orang pasti mengira ini hanya kucing besar.
“Wah～Kucing ganteng!” Liu Zhenhan melihat kucing besar yang gesit ini, tak bisa menahan diri untuk mengelus kepala hitamnya yang mengilap: “Warnanya hampir sama dengan Guo Di di rumahku.”
Kucing besar ini jelas tidak tahan diremehkan. Ia menjulurkan lidahnya menjilat-jilat jari Lao Liu, menggosok-gosokkan kepalanya ke tangan Liu Zhenhan seperti sedang merajuk.
Guo Guo menatap kucing besar itu dengan mata membelalak. Kucing itu juga menyadari makhluk kecil ini, menunduk memandangi Guo Guo dengan tatapan penuh kebingungan - rompi bayi Guo Guo terbuat dari kulit macan tutul. Shuai Mao mencium aroma sejenis di sana, meski masih meragukan adanya "saudara" sekecil ini, ia tetap menjilat perut gemuk Guo Guo.
Guo Guo langsung menutupi kemaluan kecilnya dan lari menjauh, jelas ia agak konservatif.
“Guan Haifa saya sangat menyukai Anda, sepertinya Anda juga memiliki hati seorang kavaleri.”
Dark Elf tersenyum pada Liu Zhenhan.
“Benarkah?” Liu Zhenhan tersenyum puas. Dia berpikir, saat pertama kali bertemu Guo Guo, si kecil langsung mengikuti saya tanpa syarat, apakah karena saya memiliki hati kavaleri?
Mengapa baru sekarang saya menyadari kemampuan aneh ini? Lao Liu merasa sedikit terbuai.
“Makhluk Sial dan Goblin sama-sama suka mengikuti makhluk kuat,” kata Nana yang tak tahan melihat ekspresi puas diri Richard, mencoba mendinginkan semangatnya.
Sekelompok wanita Orang-orang banteng membawa tumpukan jamur, tepat waktu menyelamatkan tuan tanah kita. Jamur adalah tanaman jamur setinggi dua meter yang bentuknya mirip payung, mudah ditemukan di bawah tanah. Para wanita ini menggunakan jamur ini untuk menyalakan api unggun. Panci-panci besar berisi makanan dihidangkan, meski masakannya agak kasar, aromanya sangat menggoda dan memberi Liu Zhenhan kehangatan seperti di rumah.
Liu Zhenhan memperhatikan bahwa "matahari bawah tanah" di atas, burung Jin Wu di tubuhnya memancarkan sinar emas yang telah berubah menjadi perak.
Seekor burung hantu dengan kumis berbentuk terompet terbang berdebap dari luar pintu gua, berkicau dua kali lalu mendarat di bahu Dark Elf. Sang Dark Elf dengan penuh kasih membelai bulunya sambil mengeluarkan suara serupa.
"Dewi Hutan Mielikki adalah dewa kuno, para pengikutnya bisa memahami hati kavaleri sehingga dapat berkomunikasi dengan binatang." Nana berbisik di telinga Liu Zhenhan: "Mentor Xiao Cui juga berasal dari permukaan. Ini membuktikan kita bukan makhluk pertama yang masuk ke bawah tanah."
"Betapa banyaknya pahlawan di dunia ini!" Liu Zhenhan mengangguk berat dengan ekspresi serius berpura-pura.
"Haha... Silakan... Para bangsawan telah berbincang cukup lama. Izinkan Orang-orang Banteng dari Suku Badak Hitam kami menghidangkan makanan sederhana sebagai bentuk penghormatan." Kepala Suku Tang Jin dengan antusias menyambut para bangsawan.
"Kepala Suku, Siren membawa kabar dari Yang Mulia Pendeta itu." Dark Elf menyela jamuan: "Pendeta Smyer pergi ke kota Dark Elf Mithril Hall di Benua Darkland untuk berunding dengan kepala suku Eagle-ox. Hasilnya perundingan gagal."
"Berdiplomasi di wilayah Dark Elf, aneh jika tidak gagal. Apalagi lawannya adalah pria angsa tampan." Daisy sama sekali tidak terkejut.
"Aku memang berasal dari Kota Menzoberranzan sebagai Dark Elf." Drizzt tersenyum getir: "Ibu Pemimpin Menzoberranzan adalah yang paling kejam di antara 12 kota besar Dark Elf. Dia juga ibuku sendiri."
"Demi Dewa Perang." Liu Zhenhan meniup peluit, tak menyangka latar belakang Drizzt begitu istimewa. Tapi dia juga tahu, dalam masyarakat Dark Elf, status pria sangat rendah selamanya berada di posisi subordinat. Tuan Mourinho yang nekat meminta orang pasti akan dirugikan. Meskipun Dark Elf di bawah tanah lebih teratur secara sosial dibanding gelandangan Dark Elf di Ngarai Obsidian, dan tidak kekurangan pria, tapi tiba-tiba datang pria super tampan seperti ini, mungkin Tuan Mourinho akan masuk tapi tidak bisa keluar lagi.
"Peluit berkata..." Dark Elf menunjuk burung hantu di bahunya: "Dia dikembalikan lebih dulu oleh Tuan Mourinho. Situasi saat itu agak tidak menguntungkan."
"Jika demikian, kita harus pergi ke daratan gelap dunia bawah tanah lapis kedua." Ekspresi Liu Zhenhan serius: "Bagaimanapun juga, Tuan Mourinho adalah Imam Utama Kerajaan. Kita tidak bisa tinggal diam."
"Apa kau berniat membantu ayahku?" Ekspresi Gatanie campur aduk antara keraguan dan harapan, juga sedikit lega.
Lagi-lagi menipu gadis muda. Helen di samping langsung mencibir.
“Dua suku elf, Eagle-Bull dan Bull-Eagle, jumlah mereka sudah mencapai 600.000. Tanpa predator alami dan hidup dari perampokan, maka jumlah pasukan tempur pasti melebihi 300.000 orang. Tuan tanah Bordir? Hmph...” Liu Zhenhan menyeringai dingin: “Ayahmu yang berstatus kepala suku Bordir mencoba menekan gerombolan tanpa keyakinan ras ini, malah bisa berakibat buruk.”
“Ras-ras di bawah tanah, sepertinya tidak ada satupun yang bisa kembali ke permukaan.” Dua Imam Tongkat menghela napas.
Mendengar perkataan dua Imam Tongkat, Liu Zhenhan juga tak bisa menahan napas berat. Sifat keras kepala Orang-orang banteng sudah termasyhur, mereka membalas budi baik secara moral memang tak bisa disalahkan. Ini berbeda dengan kasus suku Mammoth gunung salju dulu, sama sekali tidak bisa menggunakan taktik apapun. Adapun para Eagle-Bull lebih mustahil lagi, 1000 tahun pemulihan membuat populasi mereka hampir menyamai Suku Pig. Ditambah terbagi dalam dua kubu, sehebat apapun Murinio tetap tak berguna. Bahkan dengan ditambah Lao Liu sendiri, apa yang bisa dilakukan? Baik ras Drow maupun Moore, pasukan kedua belah pihak puluhan ribu melawan puluhan ribu. Kerajaan Bimeng saat ini pun, lima provinsi digabung baru memiliki 100.000 pasukan reguler. Hanya mengandalkan hak istimewa bangsawan dari 1000 tahun lalu untuk menekan perampok yang sudah bebas berkeliaran di bawah tanah selama ribuan tahun – konsekuensinya bisa dibayangkan bahkan dengan jari kaki. Kedatangan ke bawah tanah kali ini, baik Murinio yang datang beberapa hari lebih awal maupun Liu Zhenhan yang terlambat, sama-sama sialnya minta ampun.
“Ayahku sekalipun tidak bisa mencapai kesepakatan dengan mereka, pasti tidak akan dirugikan. Mundur dengan seluruh tubuh bukanlah hal sulit baginya.” Gatanie terdiam sejenak, menatap Liu Zhenhan: “Aku sangat senang mendengar ucapanmu barusan.”
“Anjing neraba berkepala tiga Cerberus pun tidak bisa menghentikan ayahmu. Aku sangat yakin akan kemampuan Tuan Mourinho. Sekalipun kalah, melarikan diri pasti tidak masalah, lagipula peliharaan magisnya bisa terbang.” Liu Zhenhan mengangguk: “Jika diperlukan, aku akan sementara menepikan perselisihan hati ini untuk menghadapi musuh bersama kita.”
“Perseteruan lebih baik diselesaikan daripada dipelihara.” Ning Yu memberikan "bayam musim gugur" penuh kelembutan kepada Lao Liu.
“Sebenarnya ayahku memiliki dua peliharaan magis burung phoenix abadi.” Gatanie tersenyum tipis, mengungkapkan fakta yang mengguncang: “Dua phoenix api kembar sebutir telur. Selain anggota keluarga kami, tidak ada yang tahu rahasia ini di Kerajaan. Jadi kalian tidak perlu khawatir akan keselamatannya.”
Suasana hening mencekam menyelimuti ruangan. Hampir semua orang terdiam membeku. Kabar ini lebih menggemparkan daripada pukulan tongkat taring serigala di kepala.
Untuk tujuan apa Imam Utama Angsa menyembunyikan kekuatan sebenarnya selama ini?
Pandangan Liu Zhenhan menerawang ke kejauhan.
Kemudian mulai berpikir.
“Tolong jaga rahasia ini untukku.” Gatanie menundukkan kepala, berbicara perlahan.
“Pastilah.” Helen yang pertama kali bereaksi. Kemudian dua Imam Tongkat juga mengangguk.
“Tak heran bisa dengan mudah membunuh seekor anjing neraka berkepala tiga...” gumam Mo'er pelan.
“Sembari itu, juga membawa kabar yang tidak terlalu baik, perang antara Elf Drow dan Elf Moor telah dimulai kembali, perampokan pra-perang yang akan dihadapi Benua Fury kami akan semakin meningkat. melihat banyak tanda-tanda pasukan sedang berkumpul dan bergerak di sepanjang perjalanan.” memotong lamunan para Bimon yang sedang berspekulasi.
“Ah...” Kepala Suku Orang Banteng menghela napas panjang: “Yang harus datang akhirnya datang juga.”
“Apakah kita harus kembali ke pertahanan menyusut?” desah prajurit antelop dari hidungnya, menghembuskan dua cincin emas hingga berkibar.
“Perampokan besar-besaran?” Liu Zhenhan bertanya: “Apa maksudnya?”
“Setiap tahun di masa seperti ini, baik Drow maupun Moor akan mengirim pasukan mereka untuk melakukan perampokan besar-besaran di Benua Fury kami. Karena saat ini, lumut kriptogam dan buah beri tepat mencapai masa panen. Mereka menyebutnya sebagai ‘menuai hasil panen’.” Kepala Suku Orang Banteng berkata muram: “Setiap tahun selalu begini... Di musim seperti ini, banyak prajurit antelop dan manusia gua kami yang gugur di tangan perampok-perampok itu.”
“Lingkungan yang rumit di benua ini sangat cocok untuk perampokan.” Liu Zhenhan berkata dengan sudut pandang profesional: “Luas Benua Fury Flame ditambah area di berbagai tangga sumur bawah tanah, setidaknya mencapai 70-80 ribu kilometer persegi. Dari 7000 Orang-orang banteng, berapa prajurit sebenarnya yang tersisa setelah dikurangi orang tua, wanita, dan anak-anak? Berapa banyak lokasi yang bisa diawasi?”
“Tuan. Apakah Anda memiliki solusi untuk masalah ini?” Ekspresi Cui Site menunjukkan nuansa aneh saat matanya menatap tak berkedip ke Liu Zhenhan.
“Bangun kota kalian, lindungi sekelompok Orang gua dengan pasukan utama. Orang-orang pengecut namun baik ini membutuhkan atmosfer yang membentuk karakter. Menyelamatkan mereka saja tidak cukup, kalian perlu mengajarkan satu hal.” Liu Zhenhan menunjuk dua pisau melengkung Zhuo Er: “Keberanian untuk bertarung.”
“Jumlah Orang gua di dua benua mencapai 70 juta, sementara penguasa mereka bahkan tidak mencapai 1/20 dari jumlah itu. Jika mereka belajar melawan, tak ada yang berhak memperbudak. Konon di gurun dan dataran gersang ada semut yang berjumlah puluhan juta – saat bergerak bersama, bahkan Monster terkuat pun tak berani menghadang.” Daisy menambahkan.
“Bos, pinjam senjatamu!” Gud sambil bicara, sambil mencabut belati bermata dua berkilau dingin dari ikat pinggang Liu Zhenhan, melangkah besar ke depan dan menampar belati itu di dada seorang Orang Gua, hampir membuatnya terjatuh.
“Bunuh dia!” Gud mencengkeram sayap Orang Banteng Elang, melemparkan makhluk berdarah di sudut mulut itu ke depan Orang Gua. Orang Gua yang lugu itu menggenggam belati dengan tangan kapalan, seluruh tubuhnya gemetar seperti tersetrum, matanya menatap kosong ke Prajurit Panda.
“Bunuh dia. Pakai belati yang kuberikan! Ingat, bagaimana dia pernah menindas kalian Orang Gua.” Jenderal Pan mendidik Orang Gua itu.
Tangan Orang Gua semakin gemetar hebat, belati terjatuh dari tangannya. Ia menunduk melihat belati, lalu memandang Orang Banteng Elang, kemudian Gud, sambil menggelengkan kepala keras-keras.
“Gud!” Biarawati kecil mengerutkan alis: “Bagaimana kau bisa mengajari orang membunuh...”
“Diam kau!” Liu Zhenhan mengaum ke biarawati kecil. Gadis itu tertegun, dua aliran air mata seperti mutiara perlahan memenuhi pelupuk mata, membuat Daisy sakit hati lalu memeluk erat bahunya, menyelimuti biarawati kecil dalam dekapan.
“Kalau kamu tidak berani, aku bisa membantumu.” Gud menggenggam belati di tangannya, memaksanya ke tangan orang gua ini, membantu menggenggam jari demi jari, lalu menggunakan telapak tangannya sendiri untuk mencengkeram erat tangan orang gua itu. Dia menarik kepala pria banteng-elang, memegang tangan orang gua, dan menggerakkan belati "ssst" menyayat leher pria banteng-elang.
Teriakan ini bukan berasal dari tawanan pria banteng-elang, lehernya sudah terpotong hanya bisa mengeluarkan suara seperti ayam berkokok. Teriakan ini keluar dari orang gua, si malang melemparkan belati di tangannya, terhuyung-huyung melarikan diri seolah nyawanya taruhan.
"Ah..." Semua yang masih berharap sebelumnya kini menghela napas kecewa.
"Satu generasi tidak bisa berubah, habiskan dua generasi. Pendidikan harus dimulai sejak anak-anak." Liu Zhenhan berkata: "Sebuah ras sama seperti individu, jika tidak mandiri, orang lain takkan pernah belajar menghargaimu."
Mendengar perkataan Pendeta Pig ini, mata Dark Elf yang seperti kolam ungu itu memancarkan kilatan cahaya.
“Tuan, kata-kata Anda benar-benar membuka pikiran kami.” Kepala suku Orang-orang Banteng mengangguk: “Sebenarnya cara kami saat ini juga mirip dengan metode yang Tuan sebutkan. Untuk menghadapi perampokan besar-besaran tahunan dari Moor dan Drow, kami selalu mengumpulkan sebagian bahan pangan bangsa Goblin sekitar di Lembah Api Raksasa Typhon secara bertahap, lalu memusatkan pertahanan pada persediaan ini. Karena jika benih pangan pun dirampas, seluruh Goblin di Benua Api akan dalam masalah.”
“Kalian tidak bisa menyelamatkan semua Goblin. Jika ingin menyelamatkan, fokuskan kekuatan untuk menyelamatkan sebagian dari mereka dulu.” Liu Zhenhan tersenyum pahit: “Menyebarkan pasukan hanya akan memperbesar kerugian kalian. Sebagai dewa pelindung, bagaimana bisa kalian menyelamatkan mereka jika diri sendiri tidak kuat? Bangsa Harpy bisa berkembang biak menjadi ratusan ribu dalam seribu tahun, mengapa kalian tidak? Dengan 100.000 prajurit Antelope, kalian bisa menguasai seluruh dunia.”
“Bisakah Tuan membantu kami melewati kesulitan ini? Karena setiap tahun kami menjaga benih pangan ini, selalu mendapat serangan dari Dark Elf dan Blood Elf...” Kepala suku Orang-orang Banteng bertanya dengan hati-hati dan sedikit takut.
“Tidak bisa ditawar!” Ekspresi Liu Zhenhan menjadi tegas: “Bahkan jika aku harus melewatkan Olimpiade Pendeta untuk kembali, bantuan ini pasti akan kuberikan!”
“Terima kasih banyak!” Kepala suku Orang Banteng berkata dengan penuh emosi, sementara Orang-orang Banteng di sekelilingnya tak bisa menahan kegembiraan. Mereka semua pernah mendengar kisah tentang pasukan Bimon dan Pendeta Kuil bertempur bersama dari nenek moyang. Setelah bertahun-tahun tanpa kehadiran pendeta, wajar jika mereka begitu bersemangat.
“Tak perlu berterima kasih, kita sama-sama Bimon.” Liu Zhenhan berkata dengan geram: “Aku paling benci melihat pengkhianat yang mengabaikan saudara sebangsa dan leluhur sendiri.”
“Lain kali, jangan ucapkan kata ‘bangsat’ di depan Grand Shaman Weian dan Kepala suku Andulan, sudah kubicara berulang kali.” Helen segera berbisik ke telinga Liu Zhenhan yang disambut tawa kecut darinya.
“Lebih baik kita bunuh Ratu Dark Elf dan para Matriark, lalu habisi Raja Blood Elf. Semua masalah selesai!” O'Neill bergumam.
“Betul! Sekalian habisi Naga Hitam Neraka dan Raja Mata Jahat sekaligus!” Fatty Luo tertawa terbahak-bahak.
“Ide yang menarik.” Liu Zhenhan memandang sinis dua bawahan berpikiran sederhana itu dengan ekspresi mengejek.
“Tuan...” Dark Elf Drizzt yang berdiri di samping mungkin juga mengira Pendeta Pig ini benar-benar berniat melakukannya, segera menasihati: "Memasuki lapisan kedua dunia bawah tanah Benua Hitam, jangankan Black Dragon Neraka dan Tiran Mata Jahat, bahkan Dark Elf dan Bangsa Mole pun pasti bukan lawan yang mudah bagi kalian. Jangan terlalu mengambil risiko."
Ungkapan Dark Elf ini jelas telah diperhalus untuk menjaga harga diri sebagian orang. Para petarung Feilengcui yang telah melewati berbagai rintangan berbahaya tentu merasa tidak terima. Sebelum sempat membantah, ekspresi aneh dua Naga Peri lebih dulu menarik perhatian semua orang.
"Kalian berdua ngapain melamun?" Helen menyentuh bahu Naga Peri yang tampak bengong.
"Sebenarnya... Dark Elf ini benar. Selain Black Dragon Neraka, Tiran Mata Jahat juga diasingkan bangsa naga ke bawah tanah." Daisy terdiam lama sebelum akhirnya mengucapkan kalimat ini.
Liu Zhenhan belum pernah melihat ekspresi kedua Naga Peri yang kebal elemen ini berubah seperti itu.
"Tiran Mata Jahat adalah makhluk cerdas super kuat dari zaman purba. Sepuluh ribu tahun lalu, dia diasingkan bangsa naga ke dunia bawah tanah..." Ruoerna menambahkan: "...Tak disangka dia masih hidup."
"Apakah Tiran Mata Jahat yang menjadi sandaran Bangsa Mole hanya ada satu? Bukan satu keluarga?" Liu Zhenhan juga tertegun.
“Tiran Mata Jahat hanya ada satu, namun jumlah Naga Hitam Neraka tidak kurang dari sepuluh ekor.” Kata Drizzt dengan makna tersirat.
“Makhluk ini hebat.” Liu Zhenhan menarik napas dingin. Hampir sepuluh Naga Hitam Neraka menjadi sandaran Dark Elf, sementara sandaran Elf Moor hanya satu Tiran Mata Jahat. Fakta bahwa kedua ras ini seimbang kekuatannya sudah menjelaskan segalanya.
“Tiran Mata Jahat seperti bola raksasa dengan satu mata besar di atasnya. Ia memiliki enam tentakel, masing-masing dengan satu mata tambahan. Setiap mata memiliki kemampuan sihir aneh yang bisa menyerang 360 derajat tanpa blind spot, layaknya super-tank sejati! Yang lebih mengerikan,” Nana menunjuk kepalanya sendiri, “matanya juga memiliki kemampuan mengendalikan pikiran makhluk lain. Ini bukan sihir, melainkan kekuatan mentalnya yang begitu dahsyat hingga bisa menaklukkan jiwa siapa pun dengan mudah.”
“Bagaimana makhluk ini bisa bertahan hidup lebih dari sepuluh ribu tahun?” Liu Zhenhan menggelengkan kepala sambil tersenyum getir. “Kekuatannya benar-benar di luar nalar.”
“Bukankah ini mirip dengan Lingkaran Kontrol Jiwa kita?” Siren penyihir terkekeh.
“Lagu Kendali Jiwa Siren membutuhkan nyanyian sihir, sedangkan Tiran Mata Iblis tidak, sehingga lebih cepat. Kemampuan kontrol mentalnya bahkan Naga pun tidak bisa kebal, termasuk Naga Peri.” Ujar Daisy memicu decak kagum di sekeliling. Setelah jeda sebentar, Naga Peri itu melanjutkan: "Tentu saja, kemampuan unik Tiran Mata Iblis ini memiliki kelemahan. Pertama, kontrol mentalnya mudah untuk manusia biasa, tapi untuk makhluk bermental kuat seperti Naga, perlu sedikit usaha. Kedua, Tiran Mata Iblis tidak akan sembarangan menggunakan kemampuan ini karena cukup melelahkan."
“Kita harus hindari konflik baik dengan Tiran Mata Iblis maupun Black Dragon Neraka. Jika Black Dragon Neraka tahu ada dua Naga Peri yang datang ke dunia bawah tanah yang gelap, kita semua tidak akan bisa kabur.” Nana berkata dengan getir: “Jangan pikirkan untuk menantang mereka. Ras-ras yang diasingkan ke dunia bawah tanah menyimpan dendam mematikan terhadap sesama jenisnya, dendam yang hanya bisa diselesaikan dengan nyawa dan darah.”
“Angin kencang di Jembatan Batu tidak akan bisa menghalangi monster tingkat super seperti Black Dragon Neraka. Jika mereka ingin keluar, tidak ada yang bisa menghentikan.” Liu Zhenhan mengernyit: “Yang tidak kumengerti, mengapa makhluk-makhluk seperti Black Dragon Neraka ini tidak ada yang mau keluar?”
“Kalau mereka keluar pasti mati, seluruh bangsa naga permukaan di Benua Aigean pasti akan bergerak.” Daisy tersenyum: “Menjaga perdamaian Benua Aigean adalah tanggung jawab yang diberikan Dewa Naga Hesperus kepada kami.”
“Tugas yang diberikan Dewa Perang Kampas padaku adalah jadi teman tidur.” Liu Zhenhan berkata tanpa malu: “Pendeta Naga, membunuh naga, plus tidur dengan gadis-gadis bangsa naga.”
Seketika terdengar gelak tawa yang keterlaluan di sekeliling.
Orang-orang banteng dan Dark Elf memandang dengan bengong pada tuan tanah Pigge yang berani ini.
Baru sekarang mereka tahu, dua wanita dengan tanduk putih anggun di pelipis ini benar-benar Naga Peri yang termasyhur.
“Bego apa? Makan! Habiskan, buruan ke Lembah Api yang kalian sebut, aku mau periksa struktur pertahanan strategis kalian. Begitu Tuan Mourinho kabur kembali, kita gebuk habis para bajingan perampok ini!” Liu Zhenhan berkata sambil menyantap makanan dengan rakus.
BAB 131 MENEMUI KEMALANGAN
Sepanjang perjalanan ke Lembah Api, Liu Zhenhan terus memandangi para antelop-banteng dengan tatapan terpana.
Sebagian besar penjelajah suku banteng dari Kepala Suku Tangkin masih berpatroli di berbagai wilayah Benua Nuyan, jadi yang menyertai rombongan kali ini selain sebagian besar orang tua, wanita, dan anak-anak, hanya ada 30 prajurit antelop-banteng dewasa. Tapi meski cuma 30 orang, semangat perkasa yang terpancar dari kumpulan mereka benar-benar membuat hati Liu Zhenhan berdebar kencang.
Di dalam Kerajaan Bimeng, ada pepatah "sembilan sapi dan dua harimau" yang berarti sembilan prajurit banteng Suku Berbual baru bisa menandingi dua prajurit harimau Suku Tiger. Meski orang-orang banteng menjadi pasukan infanteri andalan kerajaan, mereka lebih mengandalkan keberanian daripada teknik bertarung atau ilmu bela diri yang tinggi.
Tapi suku kijang bertanduk bukanlah prajurit banteng biasa. Setiap Prajurit Cincin Emas memiliki tinggi badan yang setara dengan prajurit gajah Suku Elephantine biasa. Selain Ksatria Mamut, sulit menemukan prajurit sekuat mereka di antara suku-suku Bimon. Saat ini jumlah prajurit dewasa suku gajah di seluruh kerajaan tidak sampai 300 orang, sementara 7.000 anggota suku kijang bertanduk di bawah tanah memiliki setidaknya 2.000 prajurit dewasa - bayangkan skalanya!
Perjalanan dari perkemahan Suku Badak Hitam ke Lembah Api Raksasa Tifon memakan waktu sekitar 10 hari. Saat malam tiba, Liu Zhenhan mengadakan latihan perkelahian antara Prajurit Panda dan Prajurit Kijang Bertanduk untuk menguji kemampuan bela diri mereka.
Para prajurit kijang ini benar-benar tidak mengecewakan Liu Zhenhan. Penggunaan pilar totem logam sepanjang tiga meter sangat terampil, dengan gerakan maju mundur yang terukur. Hal ini membuat Vieri takjub. Pilar totem logam seberat lebih dari 400 pon di tangan mereka bagai kecambah yang diayun-ayunkan dengan lincah, bisa digunakan untuk menangkis maupun menyerang, bertarung sengit dengan para Prajurit Panda.
Dalam sejarah Bimon, orang-orang banteng memiliki "dua keistimewaan". Salah satunya adalah bakat seni mereka. Suku Berbual adalah musisi paling ahli dalam memainkan alat musik gesek di antara semua Bimon. Meski terlihat tidak sepadan dengan postur tubuh besar mereka yang menakutkan, kenyataannya memang demikian. Peribahasa kuno Bimon "memetik kecapi di depan sapi" () jelas menggambarkan keahlian luar biasa orang-orang benteng dalam bermusik, memiliki makna yang sama dengan "berjualan air di tepi Sungai Sanggan". Bahkan para penyair kuda nil pun tidak berani pamer keterampilan musik di depan musisi banteng. Bakat artistik ini juga memengaruhi semua Pendeta Suku Berbual, di mana hampir semua mereka menggunakan kecapi sebagai instrumen amplifikasi. Kepala Suku Badak Hitih yang termasyhur sekaligus Pendeta Pahlawan seribu tahun lalu, Tuan Michael Tyson, adalah ahli luar biasa yang menggunakan kecapi Gafmyo.
Selain itu, "keunikan lain" merujuk pada Prajurit Cincin Emas dari suku kijang yak. Prajurit Cincin Emas secara alami memiliki aura stamina bawaan yang membuat mereka tak kenal lelah dalam pertempuran, menimbulkan rasa gentar. Yang benar-benar membuat pejuang kijang yak menonjol di antara Suku Berbual yang dipenuhi para jawara adalah teknik warisan leluhur mereka - "teknik gladiator". Dengan menggunakan tanduk banteng yang keras dan tajam sebagai senjata, dikombinasikan dengan pilar totem di tangan mereka, ini merupakan salah satu gaya bertarung paling mematikan.
Asal-usul penamaan "arena gladiator" dan "gladiator" modern juga berasal dari sini. Hal ini secara tidak langsung juga menggambarkan gaya bertarung mengorbankan nyawa yang dimiliki prajurit kijang yak.
Prajurit Panda Panta dan prajurit kijang masing-masing semakin terkejut selama pertarungan. Awalnya prajurit kijang mengira postur tubuh mereka lebih besar dari Prajurit Panda, dengan senjata berupa pilar totem logam yang jelas menguntungkan dalam pertarungan jarak dekat, seharusnya mudah memenangkan pertandingan ini. Namun tidak hanya tidak semudah itu, malah terdesak oleh gerakan lincah dan lompatan gesit para Prajurit Panda yang membuat mereka hanya bisa bertahan tanpa bisa membalas. Tombak perang lawan begitu cepat bagai halilintar, mustahil untuk diikuti kecepatannya. Sementara Prajurit Panda yang awalnya mengira latihan bertahun-tahun dalam seni bela diri Timur membuat kekuatan dan kelincahan mereka tak tertandingi oleh para "orang kampung" ini, seharusnya bisa menyelesaikan pertarungan dalam beberapa gerakan. Namun daya tahan prajurit kijang ternyata luar biasa, meskipun tertekan, formasi tempur mereka tetap rapi. Pilar totem mereka masih diayunkan dengan kekuatan penuh, setiap blokannya membuat tangan Prajurit Panda kebas akibat getarannya.
Xiao Cui yang menyaksikan tak bisa menahan kegembiraan, bersemangat berkata pada Liu Zhenhan: "Tuan, prajurit Beruang yang kuat di bawah komando Anda ini memiliki kelincahan setara dengan elf, benar-benar sulit dipercaya!"
“Orang gemuk yang lincah.” Liu Zhenhan mengangguk dengan sikap menahan diri. Tentang apakah Prajurit Panda bisa menang, Liu Zhenhan masih memiliki keyakinan kuat. Meski ini latihan biasa dan beberapa jurus pembunuh tidak bisa digunakan, gelar Prajurit Terkuat dari Timur jelas bukan omong kosong belaka.
Ras pejuang kuat Bimon memiliki keistimewaan ras masing-masing. Seperti Penyair Kuda Nil dan Prajurit Gajah, Prajurit Badak memiliki kulit sekeras batu bawaan. Prajurit Landak memiliki kulit berduri alami. Prajurit Kijang-Lembu memiliki aura ketahanan bawaan - mereka adalah pejuang yang tak kenal lelah di medan perang. Prajurit Panda sangat memahami hal ini. Ketika tombak cepat mereka tak bisa mengalahkan musuh, mereka langsung mengganti taktik - setiap Prajurit Panda melemparkan tombak perang mereka seperti lembing ke arah Prajurit Kijang-Lembu.
Serangan jenis ini tentu tidak akan melukai Prajurit Cincin Emas. Faktanya, setiap Prajurit Kijang Antelop juga ahli dalam menggunakan senjata lempar. Senjata yang mereka gunakan untuk melawan perampok Burung Sapi tentu bukan pilar totem raksasa di tangan mereka. Setiap Prajurit Cincin Emas membawa lima pisau melengkung berbentuk tanduk Gurkha di ikat pinggangnya. Pisau melengkung ini dapat berputar kembali setelah mengenai target melalui teknik lemparan khusus, atau menyebabkan kerusakan vertikal/horizontal. Terhadap senjata lempar lurus seperti tombak terbang ini, Prajurit Kijang Antelop langsung membaca lintasan terbangnya dan berhasil menangkis dengan mudah menggunakan pilar totem logam besar mereka.
Prajurit Panda Panta yang telah lama menjelajahi benua bersama bos mana mungkin ceroboh? Tombak terbang itu hanyalah umpan. Begitu Prajurit Kijang Antelop menangkis tombak, mereka langsung menyadari serangan mendadak dari Berserker Beruang di depan. Gerakan sang Beruang itu sunyi namun sangat cepat. Sebelum Prajurit Kijang Antelop sempat bereaksi, kepalan sebesar panci dari Prajurit Panda sudah menghantam wajah mereka.
Semua Prajurit Kijang Antelop tersenyum mengangkat pilar totem logam mereka ke depan, menghalangi jalur pukulan para Prajurit Panda.
Tak peduli sekuat apa kepalan tangan, mustahil mengalahkan kekerasan pilar totem yang terbuat dari baja jantung bumi.
Prajurit Kijang adalah yang pertama kali jatuh ke tanah dengan suara "Dum!" sambil berbaring telentang. Mereka tak bisa bangun cukup lama.
Wajah prajurit Panda pun berubah pucat kehijauan, dada mereka naik turun dengan hebat.
Dari semua prajurit Bimon berkepala sapi Suku Badak Hitam, hanya jagoan utama Duncan yang masih bertahan. Lawannya ternyata adalah Jenderal Pan Gud, petarung elite Feilengcui. Meski Duncan masih bisa berdiri setelah menahan pukulan Gud melalui pilar totem, dadanya sesak, tangannya lunglai, hingga pilar logamnya terjatuh "Bang!" ke tanah. Duncan sendiri mundur tiga langkah sambil memegangi dadanya, akhirnya berhasil bertahan sambil terengah-engah.
Duncan yang kehilangan senjata semakin tak mampu melawan Gud. Seni bela diri jarak dekat kuno Bimon adalah "Tinju Saint Kailu" dari suku Kanguru. Meski Duncan cukup terlatih, ia tak bisa menahan gaya bertarung Gud yang seperti mabuk - pukulan dan tendangan acak yang fokus menyerang bagian bawah. Hanya beberapa gerakan, Duncan pun dijatuhkan ke tanah.
"Luar biasa!" Cui berkomat-kamit dengan mulut menganga.
Sekeliling Bisonox memandang dengan mata besar penuh ketidakpercayaan. Mereka sendiri tidak bisa menerima kenyataan bahwa sebagai Prajurit Cincin Emas Bisonox, mereka bisa kalah begitu cepat tanpa satupun yang menang! Bagaimanapun, saat Suku Badak Hitam masuk ke bawah tanah, meski tidak mendapat warisan ritual Pendeta, setidaknya mereka tidak menyia-nyiakan ilmu bela diri. Setiap Bisonox tua di masa mudanya pasti pernah menjadi prajurit terhebat. Selama bertahun-tahun di bawah tanah melawan Monster ganas dan perampok licik, prajurit Bisonox Suku Badak Hitam masih punya sedikit kepercayaan diri.
"Hebat apa? Kapan-kapan minta Tuan Richard memperlihatkan tendangan kilatnya padamu." Gud menghela napas panjang, kedua telapak tangan menekan dari atas kepala hingga ke perut.
"Ilmu bela diri apa yang baru kau pakai tadi?" Cui kecil terus membuntuti Jenderal Pan.
"Ilmu bela diri misterius dari Timur." Mulut besar O'Neill si Kuda Nil tak bisa menyimpan rahasia: "Waktu kami melawan Prajurit Singgasana Perak dulu, para Panda bahkan tidak mau menggunakan ini. Bisonox memang hebat! Bisa memaksa Jenderal Pan mengeluarkan senjata rahasianya!"
"Nama ilmu itu apa? Kenapa mesku pilar totemku sudah menahan pukulanmu, dadaku masih terasa seperti dihantam palu Kurcaci?" Duncan bangkit dari tanah, bertanya pada Gud dengan sedikit malu.
Gud mengeluarkan selembar bambu dan melemparkannya ke mulut, mengunyah beberapa kali. Melihat semua prajurit banteng gunung berdiri dengan tatapan penuh harap, dia mengerutkan alis lama sebelum berkata: "Ilmu bela diri ini disebut 'Gedang Shan Da Niu', agak mirip dengan cara penggunaan Dou Qi manusia. Tapi Dou Qi Timur kami ini bisa menyerang musuh melalui penghalang."
"Gedang Shan Da Niu?" Wajah prajurit banteng gunung Duncan langsung memerah. Ia mengira sang prajurit sedang mengejeknya dengan kiasan.
"Nama ilmu bela dirinya memang begitu, bukan sengaja mengejek kalian." Gud tertawa terbahak sambil menepuk-nepuk bahu Duncan.
"Gud bukan tipe yang suka iseng." Fatty Luo di sampingnya menggigit puntung rokok, bara api di mulutnya berkedip-kedip.
"Memang pantas menjadi Ksatria Cincin Emas Bimon kita!" Liu Zhenhan mengacungkan jempol. Ia tahu para Orang-orang Banteng juga belum menggunakan seni bertarung andalan mereka "Juedou Shu", tentu saja jurus andalan para Prajurit Panda juga belum ditunjukkan.
Setengah pamer, setengah menghibur, Helen memilih dua kisah dari catatan Milisia Feilengcui untuk diceritakan, membuat para Orang-orang banteng berdebar-debar dan bersemangat. Ketika mendengar tentang pejuang amok manusia yang pernah bertarung dengan Milisia Feilengcui, bahkan kapak raksasanya terbelah dua, para Orang-orang banteng yang mendambakan pahlawan ini merasa terhormat. Bagaimanapun, bertukar ilmu dengan pahlawan adalah impian setiap Prajurit Behemoth, sementara menerima kekalahan dengan lapang dada adalah tradisi paling mulia ras hibrida binatang.
Setelah ujian ini, jarak antara para Orang-orang banteng dengan semua anggota milisi semakin dekat. Dalam perjalanan beberapa hari berikutnya, mereka saling bertukar pengalaman tentang ilmu bela diri, bahkan Xiao Cui ikut nimbrung, bersikeras belajar teknik pedang dari Fatty Luo dan seni memanah dari Kapten Ma.
Liu Zhenhan semakin mengagumi mereka. Ia yakin jika Tuan Mourinho hadir, Imam Utama Angsa pasti akan sepikiran dengannya. Sayangnya semuanya berakhir dengan perpisahan...
Melewati hutan bawah tanah demi hutan bawah tanah, serta rawa berlumpur yang dipenuhi jamur payung dan jamur raksasa, rombongan Liu Zhenhan juga menemui banyak permukiman manusia gua. Dengan ramah, manusia gua yang melihat Orang-orang banteng membawa tamu melintas, menjamu setiap Behemoth dengan hangat. Keluguan dan kebaikan mereka menyentuh hati setiap anggota ras hibrida binatang.
Para bangsawan Bimon dari permukaan secara bertahap menemukan fenomena aneh, entah kebetulan atau tidak, setiap bukit kecil tempat tinggal orang gua yang mereka lewati dalam perjalanan pasti memiliki "matahari bawah tanah" yang menggantung di atasnya, dipenuhi burung gagak yang memantulkan cahaya emas dan perak.
Setelah bertanya pada Xiao Cui dan Kepala Suku Tang Jin, Liu Zhenhan baru tahu. Ternyata, tanpa sinar "matahari bawah tanah" ini, tanaman bawah tanah seperti Lumut Tersembunyi, semak snakeberry, dan hasil pertanian lain tidak bisa tumbuh. Tumbuhan di sini juga membutuhkan fotosintesis lemah. Semua permukiman di bawah tanah memilih lokasi yang diterangi "matahari bawah tanah", karena hanya di tempat tumbuhnya tanaman, gas beracun yang keluar dari celah tanah bisa diserap. Selain Orang Sungai, tak ada yang suka tinggal dalam kegelapan abadi - bahkan Elf Drow sekalipun, mereka juga tidak menyukai "kegelapan murni".
Perkataan Xiao Cui dan Kepala Suku membuat Tuan Liu teringat syair propaganda era Revolusi Kebudayaan yang populer: "Pelayaran samudera bergantung pada jurumudi, pertumbuhan segala makhluk bergantung pada sang surya."
Setiap Bimon yang punya sedikit pengetahuan militer akan menghela napas setelah mendengar fungsi "matahari bawah tanah". Akhirnya mereka paham mengapa orang gua selalu jadi sasaran perampokan di wilayah gelap ini.
Matahari bawah tanah ini membawa secercah cahaya suram ke wilayah gelap, sekaligus menjadi lentera penunjuk arah bagi semua perampok yang datang menjarah. Para perampok di Benua Hitam hanya perlu mengikuti lokasi kemunculan matahari bawah tanah ini - setiap kali mereka merampok pasti berhasil. Manusia gua tidak memiliki sayap, tidak memiliki kemampuan gerak cepat seperti Orang-orang Banteng, apalagi fisik dan keberanian sekuat Antelop Banteng. Tidak heran mereka ditindas sebegitu parah. Benar-benar bisa dikatakan: keberhasilan karena matahari, kegagalan pun karena matahari.
Seiring perjalanan yang terus berlanjut, kelompok-kelompok kecil penjelajah bawah tanah yang terdiri dari beberapa Orang-orang Banteng mulai bergabung dengan rombongan menuju Lembah Api. Selama seribu tahun yang panjang, suku yang awalnya menderita rabun senja ini ternyata telah belajar cara merasakan energi panas untuk menjelajahi dunia gelap, membuat Liu Zhenhan sungguh kagum. Belajar adalah sifat alami setiap ras beradab. Setiap milisi tanpa perlu diperintah mulai mempelajari teknik bertarung dalam gelap dari Orang-orang Banteng dan Drow Elf muda ini.
Drow muda ini berkembang sangat cepat, baik Nedved sang komandan kavaleri maupun Rodman si Jago Pedang mammoth, semua menyukai kavaleri bawah tanah yang rajin belajar ini. Dark Elf ini memiliki hati yang merindukan kebebasan, namun di matanya sering terlihat sorotan sedih dan muram. Dalam pandangan itu tersimpan terlalu banyak kebingungan dan ketidakpastian. Bagaimanapun, memiliki identitas sebagai Drow namun berseteru dengan saudara sebangsanya sendiri, bagi seorang Dark Elf berhati mulia, pergulatan batin ini tidak bisa dihibur dengan satu dua patah kata.
Orang kasar seperti Liu Zhenhan hanya bisa mengucapkan "anak cucu punya rezeki sendiri", tidak mampu menjelaskan filosofi apapun. Setelah berpikir berulang kali, dia memutuskan untuk membawa Dark Elf ini keluar dari bawah tanah saat keberangkatan, membiarkan dunia luar memberitahunya kebenaran yang bisa melepaskan belenggu hatinya.
Setelah melewati wilayah stalagmit bercahaya, rombongan Liu Zhenhan perlahan memasuki wilayah tergelap di Benua Marah Berapi. Di sini tak ada tumbuhan, tak ada cahaya, hanya tanah berpasir yang tererosi berat. Menyeberangi gurun bawah tanah ini membutuhkan waktu tiga hari. Setelah melewatinya, tinggal dua hari perjalanan lagi menuju Lembah Api yang dijaga oleh Raksasa Typhoon.
Menurut Kepala Suku Tang Jin, daerah tepi gurun bawah tanah ini ditempati oleh keluarga Akanathed Manticore. Setiap tahun ketika melewati sini, dilarang berisik untuk menghindari kemarahan Akanathed yang temperamental ini.
Liu Zhenhan tentu tidak takut pada Akanathed. Sepanjang perjalanan, dia justru bertemu beberapa monster bawah tanah yang nekad. Tapi pemain kelas teri tetap saja kelas teri - monster level itu bahkan tidak membangkitkan keinginan bertarung Liu Zhenhan. Seandainya bisa duel dengan Akanathed, itu justru akan jadi hal menarik.
Maka Liu Zhenhan dan sekelompok besar milisi menyanyikan "Angin berhembus, aroma Wisteria semerbak di kedua tepi" dengan riuh rendah melewati gurun bawah tanah. Bayangan Akanathed pun tak terlihat. Hal ini membuat keinginan Tuan Liu untuk mendapatkan satu dua kristal sihir kelas premium pupus.
Setelah menempuh sebagian besar gurun, Liu Zhenhan melihat pita cahaya muncul dari bayangan di kejauhan. Cahaya itu bergerak samar-samar di sepanjang Garis Cakrawala dengan kecepatan yang agak lambat.
Kepala Suku Tang Jin terus bersikeras mengubah rute perjalanan, berusaha menghindari kontak dengan pita cahaya ini. Semakin dia melarang, Liu Zhenhan justru semakin berniat mendekati area tersebut. Setelah berkali-kali dinasihati tanpa hasil, dua Pendeta Beruang yang berstatus lebih tinggi marah besar dan memarahi sang kepala suku. Namun sang kepala suku tetap ngotot meminta perubahan arah untuk menghindari tumpang tindih dengan pita cahaya ini.
Dalam hal kekerasan hati, Liu Zhenhan bahkan melebihi keras kepala suku banteng. Para milisi bawahannya ditambah beberapa istrinya, semuanya adalah pemberontak yang suka menghasut keributan. Tentu saja mereka bersikeras melanjutkan perjalanan untuk menyelidiki.
Saat pita cahaya berkelap-kelip seperti bintang mulai terlihat dan hampir bertemu, rombongan Liu Zhenhan justru diserang terlebih dahulu. Meski cahaya Mutiara Malam terang benderang, jangkauannya terbatas. Dengan 700-800 orang berbaris panjang sambil membawa obor, mereka sulit melihat ujung barisan.
Sebuah raungan menggelegar mengalihkan semua pandangan ke bagian belakang barisan. Pasukan penjaga belakang adalah prajurit kijang-antelop, sedangkan pelopor di depan adalah Milisi Feilengcui. Raungan ini membuat semua orang tegang.
Sang Tuan Tanah segera berlari ke bagian belakang barisan, ditemani Prajurit Panda dan dua pengawal istana. Sementara milisi berpengalaman lainnya dengan cepat membentuk formasi perang di depan untuk mencegah serangan pengecoh.
Raungan Orang-orang banteng yang bergema di padang pasir mengguncang gurun. Saat Liu Zhenhan tiba di barisan belakang, sudah tergeletak mayat seorang Orang banteng. Di bawah leher kekarnya yang berotot terdapat luka tusuk yang mencolok, dengan area kemerahan pucat di sekitarnya namun tanpa jejak darah. Tubuh tinggi besar itu seperti kantong kemih babi yang bocor, mengempis jelas terlihat hingga memberi kesan kulit membungkus tulang.
Sekumpulan prajurit Bimon berkepala sapi mengerumuni jenazah itu, menggenggam obor jerami hingga berbunyi "kreek-kreek". Seorang perempuan muda Orang banteng menjatuhkan diri sambil menangis di atas tubuh prajurit yang tak diketahui nyawanya itu, sebelum akhirnya pingsan lemas.
Liu Zhenhan mengenali prajurit kijang banteng ini. Pemuda bernama Robinson ini sebelumnya pernah berkonsultasi dengannya tentang teknik serangan persendian dalam pertempuran. Prajurit cerdas bertanduk spiral putih ini, seandainya berada di permukaan bumi, pasti bisa menjadi Pendeta yang kompeten. Syarat menjadi Pendeta bagi Orang banteng cukup ketat - hanya yang bertanduk hitam polos atau putih bersih yang berhak, karena warna tanduk ini menandakan kecerdasan dan kebijaksanaan tertinggi.
"Siapa yang melakukan ini?" Liu Zhenhan segera melemparkan gulungan Rantai Kehidupan sambil menoleh ke Duncan bertanya.
“Kutu Raksasa Prasejarah, itu Kutu Raksasa Prasejarah!” Wajah Duncan berkerut: “Robinson berjalan di posisi terakhir, tiba-tiba kami mendengar suara gemuruh angin topan, ketika menengok ke belakang Robinson sudah tergeletak di tanah. Seekor Kutu Raksasa Prasejarah baru saja menghisap darah dan melompat menjauh dari tubuhnya.”
Teriakan memanggil Dukun dan biarawan bergema di sana-sini.
“Sialan!” Liu Zhenhan menatap langit gelap gulita, tak terlihat bayangan mencurigakan sama sekali.
“Xiao Cui bereaksi cepat, langsung melompat ke punggung kutu raksasa itu! Kutu Raksasa Prasejarah ini bisa melontarkan diri hingga ketinggian 2000 yard, sekarang kami tidak tahu kabar Xiao Cui...” Suara Duncan semakin melemah.
“Obisilachi!” Liu Zhenhan menggeretak gigi mengeluarkan sumpah serapah, baru saja hendak memanggil Yitiao untuk pengejaran udara, tiba-tiba bayangan hitam jatuh tepat di atas kepalanya.
Liu Zhenhan secara spontan membalikkan tangannya ke belakang, hanya merasakan sesuatu yang ringan di genggamannya. Dengan suara "bret", sebuah benda telah jatuh di tanah di sampingnya, menyemburkan darah ke seluruh tubuh Duncan. Lao Liu memandang tajam dan melihat seekor ulat besar berbentuk bulat pipih seukuran hewan Luo Sha, memiliki delapan kaki berukuran sebesar jari, tubuh abu-abu keputihan yang membengkak kemerahan, perut menghadap ke atas. Seluruh tubuhnya berkilauan, dengan kepala kecil menonjol yang memiliki dua mata biru berkilauan dan dua mulut. Satu mulut mengeluarkan duri runcing berongga sepanjang setengah inci, sementara mulut lain di bawah tenggorokan terus menyemburkan darah. Mulut ini jelas terbentuk akibat torehan golok.
"Cacing pipih bundar raksasa menggeliat-geliat di tanah. Tak lama kemudian tak bergerak lagi."
"Di mana Cui?" Liu Zhenhan mendongakkan lehernya dan menatap lama ke atas.
Dark Elf turun perlahan layaknya daun kering, mendarap di hadapan Liu Zhenhan. Tangan kirinya menggenggam erat pisau melengkung, tetes darah terakhir menggelinding dari bilah logam yang masih berkilau.
"Syukurlah kau baik-baik saja." Liu Zhenhan memeluk Dark Elf erat-erat. Ia ingat jurus turun dari langit khas Cui ini adalah "Teknik Daya Magnet Melayang" eksklusif bangsa Dark Elf.
"Bangsat licik! Memilih target terakhir di kegelapan!" Nedved terpaku menatap bangkai Kutu Raksasa Prasejarah di tanah, baru setelah lama terdiam ia mengeluarkan sumpah serapah ini.
“Meski tubuh kutu raksasa ini cukup besar, sebenarnya beratnya kurang dari satu pon. Saat jatuh bahkan tidak menimbulkan suara angin, dalam kegelapan tidak ada yang lebih licin darinya.” Wajah Duncan memucat bergantian dengan kebiruan: “Keahlian bertarung buta sekalipun tak akan berguna.”
“Tidak apa, meski kehilangan darah seketika cukup banyak, tapi kondisi fisik Robinson masih cukup baik. Sekarang aku perlu ‘mendorong darah melewati rahim’. Di antara kalian, siapa perempuan yang mau maju untuk menyumbangkan darahnya?” Biksu Green Owen bangkit dari samping prajurit antelop, menatap sekeliling.
“Kita perlu kerja sama!” Biksu Green lainnya, Murphy, sengaja menekankan nada bicaranya.
“Aku mau!” Xiao Cui segera maju.
“Kami juga!” Segerombolan prajurit antelop serentak berdiri.
Guo Guo berdiri di pundak Lao Liu, lengannya terulur lebih panjang dari siapapun, bibirnya mencibir sambil melototi yang lain.
“Minggir sana!” Biksu Green Owen sambil tersenyum mencubit pipi Zhuoer: “Tidak dengar aku bilang ‘mendorong-melewati-rahim’? Anak laki kecil mana punya ‘rahim’?”
Pipi kecil Zhuoer langsung memerah membara lagi.
“Aku mau!” Moer segera maju.
“Kami juga!” Daisy dan Ruoerna melayang mendekat.
"Ini mana bisa..." Sekelompok besar wanita Orang-orang Banteng dengan sibuk bekerja sama menyeret tiga nyonya terhormat ke samping. Dua Naga Peri setidaknya memiliki kekuatan bangsa naga, yang bahkan bisa menyaingi seorang pria manusia biasa. Tapi dibandingkan kekuatan wanita-wanita Banteng ini, mereka seperti anak kecil, akhirnya terdorong ke pinggir.
Xiao Cui melihat dengan tegang seorang biarawan belalang sembahyi yang bergumam "Doa Darah Suci" sambil menekan tangan di perut bagian bawah seorang wanita Orang Banteng. Biarawan lain menusuk jari tengah wanita tersebut dengan jarum, lalu membuat lubang di jari kiri prajurit Banteng, menekan kedua jari itu bersama. Kemudian di sisi lain, mengulangi proses yang sama dengan wanita Orang Banteng lain. Kedua biarawan memijat perut bagian bawah kedua wanita tersebut, wajah prajurit Banteng Robinson perlahan mulai memerah.
Xiao Cui agak malu melihat gerakan kedua biarawan ini.
"Kami adalah biarawan, tidak perlu malu." Dua Biksu Green tersenyum pada wanita-wanita Orang Banteng yang juga agak canggung.
"Jika yang terluka adalah perempuan, bagaimana kalian melakukan transfusi darah?" Mata ungu Elf Drow menatap penasaran ke dua biarawan.
"Sama, teknik pijat meridian untuk transfusi darah, bisa juga mengisap darah." Biarawan belalang sembahyi menjawab tanpa mengangkat kepala.
"Apakah tidak ada perbedaan golongan darah?" Liu Zhenyue juga mulai penasaran.
“Yang disebut 'mendorong istana', adalah menggunakan Sarang Kehidupan untuk merekatkan semua darah yang telah dialirkan menjadi darah sejenis... Ini sulit kujelaskan dalam waktu singkat.” Biarawan Owen berbicara sambil terus melanjutkan gerakan tangannya.
“Jauh lebih hebat dari dukun...”
“Benar, benar...”
“Lihatlah siapa pengawalnya...”
“Tepat sekali...”
Orang-orang banteng di sekeliling berbisik-bisik. Setiap kata yang masuk ke telinga Lao Liu membuat dadanya membusung, kembali menunjukkan kesombongan dan keangkuhannya.
“Bos, biar aku ambil urat kakinya. Urat kaki Kutu Raksasa Prasejarah ini bahan terbaik untuk tali busur.” Nedved menunjuk ke kutu raksasa di tanah sambil mengeluarkan belati.
Liu Zhenhan belum sempat menjawab ketika Ning Yu menarik lembu jubahnya dari belakang.
Seketika suasana sekitar menjadi sunyi senyap.
“Bukannya kau harus tetap di depan barisan? Kenapa lari ke belakang...” Liu Zhenhan berbalik tubuh secara tiba-tiba.
Cahaya lentera sederhana menerangi wajahnya, mata Lao Liu menyipit tajam.
“Tang Jin! Suku Banteng Badak Hitam kalian benar-benar nekat!” Raungan rendah Liu Zhenhan membuat semua orang banteng gemetar. Kepala suku Tang Jin menghadapi tatapan sang Pendeta Jubah Bintang bagai kerbau yang diseret ke tiang gantungan.
BAB 132: Hantu Banteng dan Setan Ular
〖Dunia darah dan api adalah dunia para lelaki sejati.
——Liu Zhenhan berkata〗
※※※
Di hadapan Liu Zhenhan, berdiri sekelompok Banteng Berbual yang memegang lentera tua berdebu dengan satu tangan dan tongkat kasar dengan tangan lainnya.
Ada delapan banteng ini. Warna kulit mereka pucat kebiruan samar-samar, pakaian compang-camping seperti kapuk usang, tubuh bungkuk membungkuk, bulu emas mereka telah berubah menjadi abu-abu pucat aneh yang bergerak ritmis.
Yang paling menyeramkan, cahaya redup dari lentera berkarat di tangan mereka membuat tubuh banteng-banteng ini terlihat tembus pandang. Tatapan yang terlalu lama akan membuat penglihatan mengabur, seolah ada yang nyata dan tidak nyata melintas di benak.
Sorot mata Liu Zhenhan menyapu mereka satu per satu, tajam bagai Pedang Berat Viking yang baru diasah, memancarkan hasrat penghancuran yang tak terbendung.
Pantas saja Kepala Suku Tang Jin mati-matian menolak pertemuan, rupanya takut Liu Zhenhan berhadapan dengan "Penjelajah Jiwa" - kaum ekstrem banteng yang telah menjadi mayat hidup!
"Penjelajah Jiwa" sebenarnya adalah banteng yang telah berubah wujud menjadi mayat hidup.
Baik ras manapun, untuk berubah menjadi makhluk tak bernyawa, sama sekali bukan hal yang mudah. Penyihir manusia yang khusus mempelajari sihir kematian pun harus melalui ritual khusus untuk menciptakan mayat hidup. Meski sihir gelap Drow Elf juga bisa memanggil mayat hidup dari dimensi lain, jenis mayat hidup itu memiliki batas waktu pemanggilan dan tidak sepenuhnya murni dibandingkan "Pelancong Jiwa".
Ada pepatah dalam bahasa Bimon bernama "Hantu Banteng dan Dewa Ular". "Hantu Banteng" merujuk pada Banteng Berbual yang mati secara tidak wajar akan berubah menjadi hantu karena alasan tak dikenal - dalam kosakata umum Benua Aigean, berarti memiliki kesempatan menjadi mayat hidup. Sedangkan "Dewa Ular" mengacu pada Medusa. Bangsa Medusa selalu menjadi kesayangan Dewa Perang Campas. Beberapa dari mereka yang mati secara tidak wajar juga akan berubah menjadi pelayan dewa karena alasan aneh yang tak diketahui.
Makhluk tak bernyawa, istilah yang terkait erat dengan kejahatan ini, merupakan tabu bagi semua ras di Benua Aigean. Bahkan manusia yang diakui paling pragmatis sekalipun, sama sekali tidak mengizinkan kehadiran makhluk bertentangan dengan alam ini dalam struktur sosial mereka.
Hal ini tentu tidak terkecuali dalam masyarakat Bimon.
Luka dan kenangan mengerikan yang ditinggalkan "Legiun Membara" - pasukan mayat hidup buatan bangsa iblis sepuluh ribu tahun lalu - di Benua Aigean, tidak akan hilang bahkan dalam sepuluh ribu tahun lagi.
Setelah kematian tidak wajar, kemungkinan Orang-orang Banteng secara alami membentuk "Penyiar Jiwa", yaitu menjadi Bimon mayat hidup, sangat-sangat rendah. Hanya Orang-orang Banteng dengan tingkat kecerdasan sangat tinggi yang memiliki kesempatan menjadi Bimon dalam bentuk mayat hidup setelah kematian tidak wajar, termasuk Medusa yang ingin menjadi pelayan Dewata juga berlaku sama.
"Penyiar Jiwa" seperti semua makhluk abadi lainnya, mereka abadi dan masih menyimpan semua ingatan kehidupan sebelumnya secara utuh. Hanya kekuatan elemen yang bisa menghancurkan mereka, serangan fisik sama sekali tidak mempan terhadap mereka.
Kemampuan terbesar sekaligus satu-satunya kemampuan semua "Penyiar Jiwa" Orang-orang Banteng adalah menggunakan kekuatan elemen aneh - aura kebangkitan yang dipancarkan "Roh Leluhur", untuk mengubah prajurit Bimon berkepala sapi yang sudah gugur menjadi prajurit zombie atau kerangka tanpa perasaan dan pikiran, yang hanya patuh pada perintah "Penyiar Jiwa".
Perlu ditekankan bahwa kekuatan aura kebangkitan ini bukanlah Kekuatan Nyanyian dari Imam Bemon. Untuk menjadi "Penyiar Jiwa", tidak harus berasal dari pendeta Orang-orang Banteng. Secara kebetulan, pengemis Orang-orang Banteng pun bisa menjadi "Penyiar Jiwa".
Prajurit Banteng Mayat Hidup yang diciptakan oleh "Soul Wanderer" ini hampir identik dengan keahlian khas penyihir arwah manusia, hanya saja "Soul Wanderer" jauh lebih sederhana dan praktis dibanding penyihir arwah.
Mengubah prajurit yang telah gugur menjadi makhluk abadi merupakan aib yang tak tertahankan bagi ras manapun, apalagi bagi Suku Berbual yang lugu dan jujur.
Menyikapi kemunculan tak terduga "Soul Wanderer" di Suku Berbual, Kerajaan Bimeng mengambil sikap sama seperti manusia menghadapi penyihir arwah jahat - memusnahkan hingga ke akar-akarnya! Sejak hari pertama kemunculan "Soul Wanderer" di Suku Berbual, kebijakan ini tak pernah berubah di Kerajaan Bimeng.
Bulu kuduk Liu Zhenhan berdiri semua, kumisnya pun tegak lurus bagai tersetrum listrik.
Di siang bolong begini, Tuan Liu ini malah ketemu hantu! Lao Liu menggeram dalam hati, *Bipok!* Jentikan jarinya menggerakan rangkaian suara pedang terhunus. Milisi terlatih segera mengepung delapan Soul Wanderer. Sinar putih mengkilat di pinggang Nedved berputar-putar dari badan ke ujung panah dan busur, mata panah tajamnya hampir menembus kepala "Soul Wanderer".
“Para ‘penjelajah jiwa’ ini masih tetap membungkuk dengan hormat, mengabaikan kilatan pedang dan bayangan senjata di sekitar mereka.”
“Tuan, saya ingin mengatakan sesuatu.” Kepala Suku Tang Jin bergoyang-goyang berdiri di depan Liu Zhenhan. Seorang prajurit kijang-banteng melihatnya gemetar dan hampir terjatuh, hendak membantu, namun ditolak keras oleh sang kepala suku.
“Katakan.” Liu Zhenhan menatap dengan serius wajah Kepala Suku Tang Jin yang khidmat.
“Suku Hitam Badak kami telah berkembang dan bertahan hingga kini hanya berjumlah tujuh ribu orang, terbagi menjadi tujuh perkemahan besar, berkelana di Benua Nuyan untuk melindungi para penyelamat manusia-gua.” Kepala Suku Tang Jin berhenti sejenak, lalu melanjutkan: “Lawan kami siapa? Dua ras Elf jahat dengan tentara reguler berjumlah 200-300 ribu! Dalam penjarahan skala kecil biasa, prajurit kijang-banteng kami yakin bisa mengatasinya. Tapi bagaimana kami, ribuan Orang-orang banteng saja, bisa menghadapi penjarahan besar-besaran tahunan di puncak musim?”
“Keraguan ini juga selalu menghantuiku. Sejujurnya, baik Drow maupun Moore memiliki pasukan serbu udara bajingan elang-banteng. Jika bukan karena keuntungan topografi, bahkan dengan mengerahkan semua orang tua, wanita, dan anak-anak sekalipun, kalian takkan bisa bertahan...” Liu Zhenhan tiba-tiba berhenti bicara, memalingkan wajah untuk mengamati para penjelajah jiwa ini dengan seksama.
"Setiap tahun Blood Elf dan Dark Elf akan melakukan pertempuran besar-besaran, jadi setiap tahun pasti ada perampokan besar. Kami orang-orang banteng memiliki tujuh kamp besar. Setiap kali menghadapi perampokan skala besar ini, meski bertahan dengan strategi kontraksi, tujuh kamp tetap tidak bisa bertahan. Jadi setiap tahun kami menggabungkan dua kamp menjadi satu, bersandar pada lembah tempat Raksasa Typhon tinggal, membentuk empat pangkalan utama di empat penjuru Benua Fury Flame untuk bersama-sama menghadapi serangan luar." Kepala Suku Tang Jin berbicara terburu-buru.
"Tujuh kamp orang banteng membentuk empat pangkalan utama? Itu berarti ada satu kamp yang bertempur sendirian." Liu Zhenhan berkata: "Pangkalan utama yang bertempur sendirian ini pasti kamp orang banteng yang dipimpinmu, Kepala Suku Tang Jin? Lalu para Pelancong Jiwa ini membawa prajurit zombie dan prajurit tengkorak untuk membantu kalian, benar?"
"Kami adalah suku paling terkenal di dunia dari tujuh kamp! Pertempuran paling berbahaya tentu menjadi bagian kami!" Kepala Suku Tang Jin mengangguk kuat: "Tapi tanpa bantuan Pelancong Jiwa, kami..."
"Jangan mengoceh lagi!" Dua Imam Tongkat Suku Bier menyela dengan nada menghina: "Bagaimanapun kau berkelit, tidak bisa menyembunyikan fakta! Mayat hidup jahat itu mustahil tulus membantu perangmu! Pasti ada permintaan jahat! Cara terbaik adalah segera hancurkan mereka!"
“Dua Yang Mulia!” Kepala suku Orang-orang banteng mengusap keringat di pelipisnya: “Saya akui, Penjelajah Jiwa memang selalu memiliki permintaan. Tapi permintaan ini tidak bisa disebut jahat. Mereka hanya ingin diakui oleh suku, bukan dicaci. Jujur saja, tujuh kepala suku Orang-orang banteng kami tidak sepakat dalam hal ini. Beberapa kepala suku memiliki pendapat yang sama dengan kalian. Tapi bagi saya, meskipun 'Penjelajah Jiwa' adalah mayat hidup yang ditakuti semua orang, mereka tetap Orang-orang banteng! Selama bertahun-tahun di bawah tanah, tanpa bantuan mereka, mustahil kami bisa bertahan dari serbuan gerombolan perampok yang semakin banyak.”
“Omong kosong!” Dua Imam Tongkat hampir melompat: “Menghina jasad pejuang yang telah gugur, pantas kau disebut kepala suku! Masih berani membenarkan praktik seperti ini! Sebagai imam, kami sama sekali tidak bisa menerima!”
“Lalu apa yang bisa kami lakukan? Kami tidak bisa menghancurkan mayat hidup yang kebal terhadap serangan fisik!” Mata Kepala Suku Tang Jin yang keriput tiba-tiba menyorotkan sinap meremehkan. Ia mengangkat kedua tangan dengan ekspresi pasrah.
Jawabannya penuh dengan kelicikan ala petani. Mayat hidup orang-orang banteng benar-benar kebal terhadap serangan fisik. Hanya dengan prajurit kijang, memang mustahil untuk menghancurkan mereka. Adapun apakah dalam hatinya ingin memusnahkan para penjelajah jiwa ini, jawabannya sudah terungkap. Sebagai kepala suku berpengalaman yang menguasai warisan sejarah generasi berikutnya, Kepala Suku Tang Jin juga menyadari bahwa meskipun situasi di sekitar terlihat tegang seperti pedang terhunus, sebenarnya para penjelajah jiwa ini sama sekali tidak berbahaya jika tidak ada serangan elemen.
Dua imam tongkat hampir pingsan karena marah. Imam Bemon memang memiliki metode terbaik untuk mengatasi "penjelajah jiwa" jenis ini. Untuk menghadapi penjelajah jiwa yang sepenuhnya muncul dalam bentuk spiritual, menggunakan "Nyanyian Pengorbanan" adalah cara terbaik untuk menghancurkan mereka. Jiwa tanpa perlindungan tubuh menjadi bahan bakar terbaik bagi Api Pengorbanan. Cara ini bersih dan tuntas.
Masalahnya adalah, Nyanyian Pengorbanan justru merupakan lagu perang yang hanya dikuasai oleh Grand Shaman Weian atau yang lebih tinggi tingkatannya. Kecuali Grand Shaman Weian yang sudah senior, tidak ada yang mampu memanggil api altar. Kedua imam tongkat jelas tidak memiliki kemampuan ini. Apalagi pendeta berjubah bintang, alias imam perang, itu lebih tidak mungkin lagi.
Mata kepala suku orang-orang banteng benar-benar tajam.
Semua penjelajah bawah tanah menghilang seketika ke dalam udara, mereka memasuki keadaan hampa. Bentuk jiwa bisa berupa keadaan padat atau hampa. Begitu masuk keadaan hampa, bahkan jika dua Imam Tongkat memanggil peliharaan magis mereka, targetnya sudah tidak ada lagi.
Liu Zhenhan menyeringai dingin, menjentikkan jarinya. Sekumpulan api altar berwarna hijau pucat terbang dari sela jarinya, jatuh di sebelah kakinya dan menyala tanpa suara. Api Pengorbanan yang seolah memiliki kesadaran ini "berdesis" dan condong kuat ke arah kanan samping, seolah ada sesuatu yang menarik di sana.
Wajah Kepala suku Tang Jin berubah pucat. Bahkan Bimon yang paling kurang pengetahuan pun pasti tahu apa itu api altar.
Dua Imam Tongkat juga tertegun. Mereka tahu Pendeta Richard memiliki kemampuan menggunakan Lagu Pengorbanan, tapi tak menyangka pendeta Jubah Bintang muda ini juga telah menguasai teknik Lingkaran Tunggal.
Liu Zhenhan sendiri sebenarnya melakukan ini tanpa sengaja. Ketika menyadari dirinya juga bisa menggunakan Lingkaran Tunggal, dia mencoba lagi tapi pikirannya menjadi kosong. Tidak ada ingatan sama sekali tentang cara mengontrol tadi, sementara kekuatan nyanyian dalam tubuhnya hampir habis.
“Aku punya Mata Kebenaran, jangan ada yang coba kabur!” Suara Mo'er yang jernih menggema ke arah kegelapan di sebelah kanan. Jari-jarinya yang jenjang mulai memancarkan aliran listrik berkelok-kelok. Nedved juga telah menarik tali busurnya, sementara jangkar besi raksasa Fegao sang Prajurit Paus berkilauan oleh nyala api kemerahan. Kedua pendeta bangsa laut itu mulai mengumpulkan kekuatan elemen di telapak tangan masing-masing, mengawasi Mo'er dengan saksama.
Selusin lebih Soul Drifter berubah kembali dari wujud maya ke bentuk fisik. Di hadapan Bimon Kupu-Kupu yang memiliki "Mata Kebenaran", segala bentuk siluman menjadi tidak mempan.
Hanya perlu satu tekad dari Liu Zhenhan, selusin Soul Drifter di hadapannya ini akan segera menjadi abu dalam sekejap.
Semua Soul Drifter mengangkat kepala dengan tenang, memandangi Liu Zhenhan dengan mata yang telah melewati badai kehidupan.
"Tuan. Menurutku pandangan kalian terhadap Soul Drifter ini sepenuhnya salah!" Xiao Cui melangkah tegap berdiri di depan Liu Zhenhan.
"Drow! Minggir! Aku tahu sihir gelap elf kegelapan juga bisa memanggil mayat hidup! Kau tak punya hak bicara!" Pendeta Koala Deschamps berkata dengan geram.
“Ini benar! Jika Pelancong Jiwa lahir di negeri Dark Elf kami, pasti bisa menggantikan Laba-laba Jiwa sebagai pelayan dewa! Dark Elf hanya ibu pemimpin yang bisa membuat mayat terikat roh, sedangkan Pelancong Jiwa, satu ‘Roh Leluhur’ bisa memanggil prajurit abadi. Meski zombie tidak sehebat mayat terikat Dark Elf.” Xiao Cui tidak tersinggung dengan nada kasar Pendeta Beruang, tapi Kucing Ganteng menggeram protes terhadap pendapat Pendeta Koala.
“Bagus kau mengakui!” Pendeta Koala mendengus dingin.
“Tuan! Apakah mayat hidup tidak boleh memiliki hati yang baik? Setiap Pelancong Jiwa ini dulunya adalah prajurit Bimon berkepala sapi yang paling jujur dan baik!” Mata ungu Dark Elf beralih dari wajah Pendeta Beruang ke Liu Zhenhan penuh kekecewaan: “Apakah mayat hidup pasti jahat?”
“Kau mengada-ada, Drow! Bagi kami Bimon, ‘Pelancong Jiwa’ ini simbol malapetaka! Mereka dengan tak tahu malu menggunakan tubuh para pejuang yang angkuh! Di mana mereka lewat, tanah menjadi gersang, hal mengerikan terjadi! Mereka terkutuk! Hanya pantas berteman dengan daging busuk Goblin dan tengkorak!” Pendeta Rakun Lemerre berseru keras.
“Saya tidak berpikir Anda benar!” Dark Elf itu berbicara dengan suara lebih nyaring daripada Pendeta Beruang: “Tuan! Apakah Anda tahu, perang antara Blood Elf dan Dark Elf bagi mereka hanyalah permainan, hiburan untuk mengisi waktu sepi di bawah tanah! Semua ras rendahan hanyalah pion dalam permainan mereka! Dan taruhannya adalah nyawa ras-ras rendahan ini! Untuk melindungi sang penyelamat, suku Orang-orang Banteng telah kehilangan puluhan ribu prajurit pemberani selama seribu tahun terakhir. Menghadapi dua ras elf durhaka dengan kemampuan serangan sihir dan puluhan kali lipat musuh kejam, tanpa bantuan 'Penjelajah Jiwa' pemberani ini, bagaimana mungkin Suku Badak Hitam bisa menyelesaikan misi ini sendirian?”
Kedua Imam Tongkat itu langsung terdiam.
“Sebenarnya di kalangan Orang-orang banteng sendiri, kami selalu menjaga jarak dengan 'Penjelajah Jiwa'. Namun mereka datang membantu kami setiap tahun, bahkan mengorbankan sisa hidup jiwa mereka. Bagaimanapun, kedua ras Elf yang Jatuh itu memang sulit dihadapi. Jiwa yang sirup tak mungkin kembali ke pelukan Dewa Perang Campas. Jika bukan karena kedatangan Yang Mulia Pendeta, mungkin kata-kata ini takkan pernah kuucapkan. Tapi hari ini, aku harus mengakui: tanpa Penjelajah Jiwa, mungkin Suku Badak Hitam sudah punah ratusan tahun lalu!” Kepala suku Orang Banteng membusungkan dada, menatap para Pendeta dengan serius: “Apapun pendapat enam suku lainnya, mulai hari ini suku yang dipimpin Tang Jin resmi mengakui 'Ujian Penjelajah Jiwa' sebagai bagian tak terpisahkan dari Orang Banteng!”
“Kau...” Dua Pendeta Beruang itu tersekat, amarah jelas terpancar dari raut wajah mereka.
“‘Jiwa Pengembara’ menggunakan prajurit kijang gunung yang gugur untuk menggantikan korban yang pasti akan terjadi di pihak kita, bukankah ini membuktikan keluhuran moral dan integritas mereka? Mengapa harus terus-menerus menyoroti status mereka sebagai mayat hidup? Abdi Dewata Bangsa Medusa sebenarnya hanyalah mumi yang mengerut, tidak lebih dari makhluk kebal senjata! Mengapa bangsa Medusa bisa disebut sebagai Abdi Dewata, sedangkan Jiwa Pengembara kita dianggap kaum terbuang? Bukankah kita semua sama-sama makhluk abadi!” Mata Kepala Suku Tang Jin memerah, lubang hidungnya mengeluarkan suara huh-hah seperti banteng yang menghela nafas berat. Sikap keras kepala khas banteng yang sedang memuncak.
Ucapan Kepala Suku Tang Jin membuat kedua Imam Tongkat merasa serba salah sekaligus geram.
Sebenarnya, jika diungkapkan secara gamblang, yang disebut pelayan suci Medusa memang sama dengan Penjelajah Jiwa Suku Berbual—keduanya adalah makhluk abadi. Satu adalah jenazah kering, satunya lagi hantu. Di Kuil Utama Shabak saat ini, masih terdapat dua patung pelayan suci Medusa yang utuh. Kedua patung ini merupakan peninggalan dari zaman yang sangat kuno, telah melewati beberapa perang dunia. Berbeda dengan "Penjelajah Jiwa", pelayan suci Medusa hanya menyimpan sebagian kecil ingatan masa lalu mereka. Mereka berada di bawah unit penumpas pengkhianat Kuil—Inkuisisi, dan hanya setia kepada Imam Agung Jubah Merah pertama dan Dewa Perang Campas. Biasanya, ketika menghadapi kesulitan dalam menangkap pendeta jahat untuk dihukum, kedua pelayan suci Medusa dengan kulit sekuat tembaga dan tahan sihir super tinggi ini akan dikerahkan.
Ucapan tabu seperti ini hanya bisa dibisikkan diam-diam oleh para Imam Tongkat, apalagi seorang Kepala suku Bimon dari ras bawahan sama sekali tidak pantas mempertanyakannya. Ekspresi kedua Imam Tongkat langsung berubah kaku, hendak marah, namun dihentikan oleh Liu Zhenhan.
"Selama seribu tahun, suku Badak Hitam kalian berkeliaran sendiri di dunia yang dilupakan waktu ini tanpa bantuan Pendeta, jasa 'Penjelajah Jiwa' sangat besar. Sebagai Pendeta, setelah mengetahui kebenaran, tentu kami harus mengikuti jalan kebenaran." Liu Zhenhan menggerakkan tangannya menyuruh para prajurit di sekitarnya menyimpan senjata, tersenyum: "Xiao Cui benar, siapa bilang mayat hidup tidak bisa baik? Selama niatnya tulus, kita harus membuang prasangka alami terhadap mereka."
"Terutama di saat seperti ini!" Liu Zhenhan menekankan nada bicaranya: "Musuh sudah di depan mata, buat apa bicara panjang lebar?"
"Richard, apakah ini tepat? Bagaimana jika Tuan Mourinho datang..." Dua Imam Tongkat memandang Liu Zhenhan dengan khawatir.
"Dunia bawah tanah berbeda dengan permukaan. Berbaring di sini saja sudah layak dapat Medali Salib Selatan, semua aturan tidak berlaku di sini." Liu Zhenhan memberi isyarat agar dua Imam Tongkat berhenti bicara.
"Terima kasih." Suara tua dan letih bergema di hati Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan memandang Penjelajah Jiwa di hadapannya yang menatapnya dengan kepala terangkat, hatinya terasa sesak.
Mayat hidup banteng ini yang tidak diterima sukunya, mengembara sendirian di tanah tandus, tetap memegang kewajiban sebagai orang banteng, sudah membuktikan kemurnian hati mereka.
"Terima kasih atas kerja keras kalian!" Liu Zhenhan membungkuk dalam-dalam, memberikan penghormatan tulus kepada para penjelajah jiwa ini.
"Konon bersama mereka akan mendatangkan kemalangan besar! Mereka dikutuk oleh Dewi Malapetaka Benshabara. Richard! Lihatlah, baru bertemu mereka kita langsung diserang kutu raksasa prasejarah. Kau harus pertimbangkan baik-baik!" Dua imam tongkat masih merasa tidak nyaman: "Bagaimana kalau kau suruh mereka bantu kamp lain saja? Di sini ada kami, tidak perlu bantuan mereka."
"Malapetaka?" Liu Zhenhan tertawa getir: "Aku punya Makhluk Sial, untuk apa takut tambahan beberapa mayat hidup pembawa sial?"
"Sesukamu saja." Dua imam tongkat menghela napas: "Bukankah masih ada tiga kamp lainnya? Suruh Yitiao antar kami untuk bantu sana. Kami tidak mau tinggal bersama makhluk tak bernyawa."
"Baik juga. Kebetulan Tuan Mourinho kembali, jadi empat kamp masing-masing dapat satu imam." Liu Zhenhan mengangguk, berpaling ke drow di sampingnya: "Xiao Cui. Maukah kau memandu jalan?"
"Lembah Api yang kami jaga memang medan terburuk. Mengapa harus melepas dua imam? Tiga kamp lain dijaga dua ribu bison-taurian dengan medan menguntungkan. Setiap tahun sasaran serangan utama selalu di sini!" Dark Elf merajuk.
“Sudahlah, lebih baik kita tetap di sini saja.” Dua Imam Tongkat menggelengkan kepala keras-keras: "Mengirim kami berdua saja juga tidak bisa, pengawal kami pun tidak mungkin ikut dikirim. Benua Furyflame ini terlalu luas."
Liu Zhenhan melihat dari kejauhan di kegelapan muncul sekumpulan besar prajurit kijang bertanduk yang menggotong pilar totem logam. Para prajurit ini adalah zombie yang mengerut, langkahnya lamban, tubuh perkasa mereka yang dulu kini hanya menyisakan debu-debu kering. Luka-luka mengerikan menghiasi tubuh mereka, beberapa bagian bahkan memperlihatkan tulang hitam yang patah; beberapa bahkan hanya berupa kerangka tulang belulang dengan sarang laba-laba di rongga mata, memicu teriakan gadis-gadis di sekitarnya.
"Berapa prajurit bisa dihidupkan kembali oleh satu Soul Sojourner?" tanya Liu Zhenhan.
Soul Sojourner di seberang membalikkan telapak tangannya yang berlubang di kedua sisi.
"Delapan Soul Sojourner. Berarti di sini ada delapan puluh prajurit zombie?" Kedip Liu Zhenhan berkedip beberapa kali: "Delapan puluh prajurit yang sama sekali tidak takut rasa sakit atau kematian."
"Dasar pantat beruang!" Gud mengumpat.
"Berbual B!" O'Neill menyahut.
"Sebenarnya tidak terlalu sulit dilawan." Fatty Luo mengusap hidung besarnya: "Potong langsung jadi dua bagian saja."
“Berangkat!” Mata Liu Zhenhan berputar-putar liar, entah rencana jahat apa yang sedang dirancangnya.
Setelah bertemu dengan para penjelajah jiwa, mungkin semua orang menyimpan pikiran yang berbeda dalam hati. Sepanjang perjalanan berlangsung dalam keheningan, hanya Liu Zhenhan yang terus-menerus mengobrol dengan "penjelajah jiwa" ini. Komunikasi antar jiwa hanya bisa dilakukan melalui batin tanpa kata-kata, sehingga hanya Lao Liu yang tampil seperti drama satu orang, sementara orang lain tak mengerti bahasa apa yang diucapkannya.
Meski para Orang-orang banteng biasa tidak menolak keberadaan penjelajah jiwa ini, mereka juga jelas tidak menerimanya. Kedua pihak terpisah bagai garis paralel yang ketat, sebab tak ada yang ingin tubuhnya dikendalikan tanpa kesadaran setelah mati, menjadi mayat hidup.
Permusuhan tradisional terhadap mayat hidup dan makhluk abadi memang tak mungkin dihilangkan sama sekali.
Setelah melewati gurun pasir bawah tanah, cahaya kemerahan dari Lembah Api telah terlihat jelas di Garis Cakrawala. Sebuah sungai besar bawah tanah berkelok-kelok mengalir riang. Sungai selebar 200 yard ini mengalir dengan megah, menuntun langkah rombongan Liu Zhenhan.
Anehnya, mungkin karena benar-benar bertemu dengan "Jiwa Pengembara" yang dikutuk oleh Dewi Malapetaka Benshaba, selama perjalanan kami sering diserang secara tiba-tiba oleh monster-monster sihir, bahkan menemukan lumut beracun yang baru tumbuh. Lumut ini bisa menyemburkan spora seperti kabut, meski tidak mematikan, tetapi jika terkena akan menyebabkan gatal dan perih seperti kulit digulungi ulat berbulu panas. Untungnya, ketahanan ras Bimon terhadap racun sangat luar biasa, jadi kami hanya menginjak-injaknya saja.
Kemudian kami malah bertemu sekawanan monster cakar yang nyaris membuat masalah. Menurut penjelasan Kepala Suku, makhluk berperisai besi yang biasanya hanya berkeliaran di gua lava bawah tanah dan sumur-sumur ini entah bagaimana muncul ke permukaan Benua Nyala Amarah.
Berperang melawan pasukan Prajurit Behemoth yang didampingi Pendeta adalah hal yang sangat tidak menguntungkan, apalagi dengan bantuan Penyihir dan biarawati setingkat Nyonya Teresa.
Kawanan monster cakar ini mungkin sampai mati pun tidak mengerti, mengapa mata si raksasa itu begitu tajam.
Di dunia bawah laut, tingkat kegelapannya mungkin lebih parah daripada dunia bawah tanah. Penglihatan Fegao sangat cocok untuk lingkungan bawah tanah ini.
Dengan terus bertempur sambil berjalan, perjalanan tidak terlalu tertunda, sementara perut Geryon semakin penuh.
Dua hari kemudian, saat segerombolan besar orang mencapai tepi Lembah Api, mereka belum sempat melihat bagaimana bentuk lembah yang dikelilingi ratusan "matahari bawah tanah" ini, sudah menyaksikan di garis cakrawala sebelah kanan, di sungai besar yang mengalir di samping lembah, ribuan putri duyung sedang bertempur sengit dengan belasan raksasa tinggi pendek di tepian.
Pintu masuk lembah berada di sebelah kanan.
Raksasa yang seluruh tubuhnya menyala api membara, mengeluarkan batu meteor berapi dari tangan mereka, terus-menerus menghujam ke sungai dan mencipratkan gelombang besar. Putri duyung di sungai tak kalah gesit, menyemburkan panah air dari mulut mereka ke arah raksasa tinggi besar. Uap air dan percikan api beterbangan, menyelimuti cahaya.
Tak diragukan lagi, raksasa berapi ini adalah teman yang disebut Kepala Suku Orang-orang Banteng, yaitu Raksasa Typhoon.
Tapi sepertinya pasukan neraka api ini sedang dikerjain putri duyung, terlihat agak terus mundur.
"Kuo Tao Putri Duyung?" Kepala Suku Orang-orang Banteng memandang dengan amarah dan terkejut ke arah pertempuran di kejauhan: "Mengapa Kuo Tao Putri Duyung ini mencari masalah dengan kita?"
"Di bawah tanah juga ada putri duyung? Weir, apakah ini bangsamu yang diasingkan ke sini 10.000 tahun lalu?" Liu Zhenhan bertanya sambil tersenyum pada Mo'er.
"Mana mungkin." Mo'er mengedipkan mata besar nan indahnya: "Dari mana ada putri duyung di bawah tanah?"
“Ini jenis putri duyung yang sangat jelek, umumnya tidak bergaul dengan siapapun, sombong dan egois, sangat berbahaya! Sihir elemen air mereka adalah yang paling mematikan untuk Typhon Raksasa! Ayo kita bantu!” Kepala suku orang-orang banteng segera memanggil.
“Ini disebut sihir elemen air?” Moe Er mendesis dingin, menuding Fegao dan Geryon dengan kelingkingnya: “Tunjukkan pada mereka, jangan mempermalukan Bangsa Laut kita!”
“Dan kami juga!” O'Neill tertawa besar sambil mengeluarkan kapak dewa palsunya: “Milisi amfibi Feilengcui, prajurit paling gagah di bawah Tuan Tanah Richard yang agung, penyair kuda nil datang mengunjungi suku air bawah tanah!”
“Paling gagah nomor dua.” Fatty Luo membetulkan pernyataan kuda nil itu.
“Nomor tiga.” Jenderal Pan dengan gaya mengusap lingkaran hitam di matanya: “Selain itu, jangan lupa, panda juga bisa berenang.”
“Obisilachi!” Liu Zhenhan mengumpat kasar, sisi biadab dan kotor karakternya langsung terkuak: “Gunung tak perlu tinggi, ada naga jadi sakti. Air tak perlu dalam, ada kuda nil cukup. Putri duyung tak perlu cantik, punya lubang sudah cukup! Tunggu apa lagi? Gempur habis anak-anak pelacur ini...”
“Putri duyung jenis apa tadi?” Lao Liu menoleh bertanya pada kepala suku.
"Koutao, Koutao putri duyung." Kepala Suku Tang Jin melihat gerombolan yang tiba-tiba dipenuhi aura pembunuh ini, kakinya langsung kram. Tadinya dia mengira mereka sudah cukup gila saat membantai cakar-monster, sekarang baru tahu itu masih termasuk cara yang sangat romantis.
Sebelum bos sempat menambahkan penjelasan, para milisi sudah menyergap. Dua puluh burung raksasa Newton meraung di udara dengan suara "xiu xiu" tak henti. Dua Imam Tongkat juga membawa pengawal mereka buru-buru pergi, menyisakan sekelompok orang-orang banteng yang hanya bisa terdiam membeku.
"Kadang aku berpikir, jika dunia ini benar-benar damai, apakah aku masih bisa bertahan hidup." Liu Zhenhan menepuk-nepuk punggung Elf Gelap di sampingnya yang sedang terpaku dalam lamunan singkat.
"Dunia yang penuh pertempuran berdarah, itulah dunia para pria sejati." Liu Zhenhan memanggil kuda terbangnya, menendang Ksatria Roh Penjaga kembali ke barrier, lalu mencabut arquebus Guli dari pinggangnya.
"Aku mencintai dunia seperti ini." Lao Liu mengenakan kacamata hitamnya, berkata dengan kesombongan tak terbatas.
Jelas-jelas dia sedang pamer gaya.
Tapi justru membuat beberapa gadis jatuh hati.
Bab 133: Penghormatan
Saat semua Milisia Feilengcui menerjang putri duyung Kou Tao di sungai besar, Daisy juga melayang ke udara, mengamati situasi medan perang dengan tenang. Sebagai staf militer yang dilatih secara profesional dan penggemar strategi, kebiasaan Daisy ini murni berasal dari insting spontan.
Lingkungan geografis Lembah Api adalah gunung berapi purba raksasa yang mungkin meletus jutaan tahun silam, kini tampak sunyi dan tandus. Kawah berbentuk cincin di sebelah kanan mengalami amblesan besar membentuk pintu masuk berbentuk U. Tanpa amblesan ini, gunung api ini tidak bisa disebut lembah.
500 yard di depan pintu masuk berbentuk U terdapat sungai besar dengan jembatan alami dari batuan vulkanik yang melintasi kedua tepian. Batuan vulkanik hitam dengan lubang sarang lebah memberi nuansa menyeramkan. Raksasa Typhoon dan putri duyung Kou Tao sedang bertarung sengit di tepi sungai. Dari arah Daisy, di sisi kiri Lembah Api mengalir sungai lava.
Bentuk geografi seperti ini seolah dirancang khusus untuk menjebak musibah secara efektif.
Melihat prajurit Behemoth Feilengcui telah menerjang putri duyung Kou Tao yang berada 700-800 yard jauhnya, prajurit Banteng yang lamban akhirnya tersadar. Namun baru saja mereka hendak menyerang, Daisy menghentikan mereka. Kepala staf Naga Peri ini tentu tak mengizinkan pasukan cadangan terakhirnya direkrut dari orang tua, wanita, dan anak-anak - meski para wanita antelop sapi memang cukup perkasa.
Di sungai bawah tanah tak bernama selebar 200 yard, ribuan putri duyung Kou Tao yang menyembul dari permukaan air bagaikan lalat hijau di atas keju busuk. Kerumunan makhluk setengah ikan ini di dalam air terlihat mengerikan, membuat Daisy harus tetap waspada.
"Matahari bawah tanah" di atas Lembah Api membantu Milisia Feilengcui. Cahaya dari burung matahari Jinwu yang terbatas ini hanya menjangkau area dekat. Saat milisi masih berjarak setengah li dari lembah, putri duyung sama sekali tidak menyadari kedatangan bala bantuan Raksasa Api yang tiba-tiba muncul ini. Mereka masih sibuk menghajar para Raksasa Api Typhon yang terus mundur.
Daisy langsung tahu bahwa putri duyung ini pasti masih hijau. Serangan mereka dilakukan berbondong-bondong tanpa formasi, bahkan tak memahami radius serangan sendiri, persis seperti kerumulan semut.
“Mereka pasti mati.” Daisy juga tak lupa memberi tahu Kepala Suku Tang Jin yang sedang panik: “Para putri duyung Kuo Tao ini pasti binasa.”
Dua puluh Burung Raksasa Newton mengayunkan sayap daging penuh tambalan mereka, melayang perlahan di udara. Barulah para putri duyung Kuo Tao ini menyadari keanehan, banyak dari mereka yang menatap ke langit melihat burung-burung besar itu. Serangan panah air dan pilar air yang ditujukan pada Raksasa Typhon tiba-tiba terhenti.
Milisia Feilengcui segera tiba. Gerakan mereka yang sebelumnya berlari kocar-kacir tampak seperti kerumunan tak terorganisir, namun begitu mencapai jarak serang, keunikan mereka langsung terlihat. Formasi infanteri yang awalnya kacau berubah menjadi formasi serangan sudut tajam berbentuk cerucuh saat menerobos kegelapan. Ratusan putri duyung Kuo Tao yang telah naik ke darat dan mendesak Raksasa Typhon yang terus mundur, kini membelakangi para milisi ini. Kilatan pedang berkejaran, ratusan putri duyung itu bagai janggut tebal yang disapu pisau cukur ganda, terbelah menjadi jalan berdarah yang bersih.
Sepatu bot kulit tebal Prajurit Behemoth menginjak-injak jalan daging berdarah ini satu demi satu.
Formasi serangan khas Feilengcui sebenarnya tidak istimewa. Prinsipnya adalah menempatkan prajurit terkuat di barisan depan, lalu formasi piramida terbalik di belakang akan memperlebar celah formasi musuh yang telah terbuka. Biasanya pasukan kavaleri berat Feilengcui yang bertugas sebagai garda depan, kini digantikan oleh Prajurit Banilu bernama Fegao. Dengan tinggi 6 meter, mengenakan baju baja lengkap, dan membawa jangkar besi raksasa bertangkai panjang, penampilannya sudah tak berbeda dengan boneka magis baja.
Prajurit Paus, sosok yang diakui sebagai puncak keahlian bela diri individu dalam sejarah Benua Aigean, kali ini juga menunjukkan kemunculan spektakulernya dengan gaya khas.
Dalam pertempuran skala besar khususnya saat penyerbuan frontal, kemampuan bela diri pribadi sebenarnya tidak terlalu penting. Dalam kekacauan pertempuran jarak dekat, kapan ada waktu untuk menggunakan jurus mengelak atau teknik pedang rumit? Karena formasi yang padat, bahkan jika ada kesempatan menggunakan jurus tersebut efektivitasnya terbatas. Pada dasarnya, teknik bertahan dan menebas sederhanalah yang paling efisien untuk mengakhiri lawan dengan cepat.
Prajurit Paus pernah memberikan dampak yang tak terlukiskan pada ras-ras Benua Aigean selama Perang Darat-Laut. Hari ini pun tak ada bedanya, tak seorang pun mampu menahan serangan bertubi Prajurit Paus, bahkan meski hanya satu prajurit saja. Berhadapan dengan kekuatan puncak tingkat dimensi ini, siapapun bisa membayangkan kesenjangan yang ada. Perbedaan kekuatan, kemampuan fisik, dan persenjataan yang terlalu timpang hanya berarti pembantaian. Bagi kemampuan putri duyung Koutao, mustahil untuk menangkis serangan super Prajurit Paus yang pernah menjadi komandan pengawal kerajaan.
Saat seperti ini, apakah jangkar besi raksasa bermata panjang itu membawa kekuatan api sudah tidak relevan lagi. Di manapun Prajurit Paus melintas, jangkar-jangkar itu menyapu membentuk lingkaran, melontarkan ribuan "burung" ke udara - yang sebenarnya adalah potongan mayat putri duyung Koutao yang tercabik, terbang cukup jauh.
Meski serangan balik putri duyung Koutao cukup cepat, tetap saja sia-sia. Prajurit bak Dewata ini kemudian melompat ke sungai besar, diikuti 48 penyair kuda nil yang tanpa ragu ikut terjun. Saat itulah mimpi buruk sesungguhnya dimulai.
Makhluk bawah tanah, selain putri duyung Kuo Tao, meskipun bisa berenang, sama sekali tidak bisa menyaingi putri duyung di dalam air. Inilah alasan mengapa putri duyung Kuo Tao tidak takut pada siapa pun dan merasa aman. Mereka selalu memiliki jalan mundur, tidak ada ras bawah tanah yang memiliki kemampuan untuk bertarung melawan putri duyung Kuo Tao di jurang dalam.
Jika yang datang adalah pejuang suku air kuat dari Bangsa laut dan Bimon, tentu ceritanya akan berbeda.
Segala yang terjadi tiba-tiba membuat pikiran putri duyung Kuo Tao kacau. Melihat gerombolan makhluk yang tiba-tiba muncul menyelam cepat ke dalam air, ini lebih mengejutkan mereka dibandingkan serangan brutal Bimon sebelumnya. Ketika makhluk-makhluk mengerikan ini satu per satu menghilang di dasar air, semua putri duyung Kuo Tao terdiam cukup lama, baru tersadar oleh teriakan mencekam dan pusaran air yang dihasilkan dari ayunan kuat di dasar laut.
Setelah sadar, putri duyung Kuo Tao menjadi panik. Formasi tempur mereka menunjukkan bahwa mereka memang kumpulan orang yang tidak terorganisir. Cara terbaik menguji kekuatan tempur pasukan adalah melalui serangan mendadak yang tak terduga. Serangan bawah air ini benar-benar menghancurkan putri duyung Kuo Tao. Ketika rasa superior yang selama ini dipertahankan tiba-tiba lenyap, kepanikan biasanya menjadi jelas terlihat. Kepanikan ini seperti ketika para Elf menemukan tiba-tiba ada ras yang lebih tampan dan cantik daripada mereka.
Prajurit Panda sama sekali tidak turun tangan, karena saat ini mereka sudah tidak diperlukan lagi. Semua Kuo Tao Putri Duyung telah kacau balau, Pasukan Kavaleri Udara Newton di udara mulai menembak, permukaan air dipenuhi kilatan cahaya dan ledakan seperti kembang api. Patroli kali ini tidak membawa bom labu minyak, andai saja membawa barang itu, pastilah Kuo Tao Putri Duyung hari ini akan semakin hancur mentalnya.
Selain dikejar dari atas, bawah air juga penuh bahaya. Setiap kali permukaan air menyala seperti punggung ikan bercahaya, Kuo Tao Putri Duyung yang mengapung di permukaan langsung tercabik-cabik oleh kekuatan dahsyat. Semua putri duyung mengalami Kelambanan reaksi sesaat, banyak yang bahkan bingung harus berbuat apa. Seekor kucing besar bersenjata sampai ke lubang anus yang menerobos kawanan tikus kecil, hanya dengan tekad mati-matian barulah tikus-tikus ini mungkin bisa menghentikan pembantaiannya. Sayangnya, Kuo Tao Putri Duyung ini tidak memiliki keberanian maupun kemampuan organisasi seperti itu.
Bergabungnya Geruin Tuan Tanah Pasang Surut membuat pertempuran ini semakin mendekati akhir. Putri Duyung Koutao jauh kalah dibandingkan penguasa lautan Putri Duyung. Sihir serangan air mereka di mata Tuan Tanah Pasang Surut hanyalah pajangan belaka. Zirah es Geruin benar-benar kebal terhadap serangan semacam ini. Kedatangan Yitiao menciptakan lautan api di permukaan sungai. Seorang gadis kupu-kupu yang bisa melepaskan petir, dengan satu tangan mengeluarkan kilat dan tangan lain menembakkan panah air, membuat para Putri Duyung Koutao ini berpusing-pusing sebelum meninggalkan dunia ini.
Panah Air Mo'er barulah pantas disebut panah air, apalagi yang sembilan rangkaian ini. Melawan putri duyung asli yang hanya bersisik tanpa zirah, ini seperti memakai pisau daging untuk memotong daging panggang.
Setelah pertempuran singkat, Putri Duyung Koutao yang awalnya terkejut mulai bertahan, lalu dengan cepat berubah menjadi pelarian panik. Sungai yang luas membuat ribuan Putri Duyung Koutao mustahil dihadang saat benar-benar melarikan diri.
Liu Zhenhan yang menunggang kuda terbang sambil bergaya dengan kacamata hitam, melihat semua bayangan samar-samar. Begitu melepas kacamatanya, para putri duyung sudah menyelam kabur. Dua puluh pasukan kavaleri udara Newton melayang di udara, hanya bisa mengangkat bahu pada bos mereka.
Air sungai yang berkilauan membawa serta semua percikan darah dan buih, permukaannya pun perlahan kembali tenang.
“Semburan air berbentuk payung melesat ke langit, percikannya menghujam permukaan air bagai hujan turun.” Fegao menyembulkan kepalanya yang botak sedikit dari air, sementara penyair kuda nil muncul sepenuhnya di sampingnya dengan wajah berseri. O'Neill mencengkeram erat ekor hijau putri duyung Koutao, beberapa penyair kuda nil di sekitarnya juga menggenggam ekor ikan yang terseret di air. Kapak besar di tangan mereka masih berlumuran darah yang tak bisa hilang meski diguyur air sungai.
Para raksasa Typhoon di tepi lembah hanya bisa ternganga melihat pasukan segar yang tiba-tiba muncul ini, bingung harus berbuat apa.
Setelah Kepala Suku Tang Jin dan orang-orang banteng tiba, barulah raksasa Typhoon tahu siapa yang telah memberikan bantuan tadi.
“Raksasa Typhoon sebesar ini kok bisa kalah melawan suku air yang payah begini?” O'Neill mengusap tetesan air di wajahnya, melemparkan tawanan yang sudah pingsan ke tanah, lalu berbisik pada bos.
Liu Zhenhan menyilangkan tangannya, memandang dari kejauhan saat Kepala Suku Tang Jin dan para Raksasa Typhoon ini berdebat. Dia juga merasa ukuran tubuh raksasa Typhoon ini benar-benar besar, tapi kenapa begitu mudah dikalahkan? Sekelompok putri duyung yang payah saja bisa membuat mereka terus mundur, sungguh memalukan. Beberapa raksasa Typhoon tertinggi setidaknya setinggi 5-6 meter, bertubuh sangat kekar. Dari segi fisik saja, mereka bisa menyaingi Prajurit Paus. Sekarang api di tubuh mereka telah menghilang, terlihat kulit mereka dipenuhi retakan halus di seluruh tubuh, mengeluarkan uap air yang mengepul. Dari celah-celah hitam itu sesekali muncul nyala api kecil "crepet-crepet" yang kontras dengan kulit kebiruan mereka, terlihat sangat mencolok.
"Dua kelompok ini juga lucu, bertarung lama-lama tapi tidak ada yang bawa senjata. Tidak ada raksasa, tidak ada putri duyung Kuo Tao juga. Mereka baik hati, sampai aku jadi agak malu." Gud mengelus tombak bermata miliknya sambil tersenyum pahit. Baru saja dia ingin memakai Baju Zirah Perak untuk pamer, tapi putri duyung Kuo Tao sudah kabur cepat sekali.
"Kedua belah pihak sedang pamer sihir mereka." Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
"Mereka bisa menggunakan 'Pengorbanan' juga? Tadi melihat tubuh mereka menyala-nyala keren sekali." Rodman juga ikut mendekat.
"Kemampuan menyala-nyala sepertinya adalah bakat alami mereka. Tapi tampaknya mereka sangat takut pada sihir elemen air, dipukul mundur langkah demi langkah oleh gerombolan putri duyung Kou Tao ini. Lagipula tidak setiap Raksasa Typhon bisa mengeraskan meteor berapi. Ada beberapa raksasa yang belum dewasa di antara mereka." Nana tertawa mengambang di udara: "Inilah yang disebut ada yang bisa mengalahkan yang lain."
"Ucapan itu kusukai." Liu Zhenhan mencabut sehelai bulu dari sayap kuda terbang, mengusapnya lalu membersihkan telinga dengan tangkai bulu: "Jangan lihat Fegao tadi tampak perkasa, kalau di darat satu lawan satu, Raksasa Typhon belum tentu kalah. Raksasa-rakasa ini sama sekali tidak berani masuk air. Demi Dewa Perang! Aku penasaran apakah mereka minum air atau tidak."
Seolah mendengar Liu Zhenhan sedang mengamatinya, seorang Raksasa Typhon paling gagah berjalan menghampiri sang tuan tanah. Tubuhnya tampak kikuk, tapi dalam dua tiga langkah sudah sampai di depan Lao Liu. Liu Zhenhan mendongak melihatnya seperti melihat gunung, sementara Kepala Suku Tangkin bergegas datang dari belakang.
"Tuan, inilah sahabat lama Suku Badak Hitam kami, Kepala Suku Raksasa Typhon dari Lembah Api, Yangkole." Kepala Suku Tangkin buru-buru memperkenalkan.
"Entah mengapa, Tuan membuatku merasa seperti tercekik." Kepala Suku Raksasa Yangkole mengerutkan kening, menjauh sedikit dari Liu Zhenhan.
Beberapa komandan milisi tertawa geli, dalam hati bergumam: "Hindari bola api terus-terusan, mati saja kau si raksasa!"
"Terima kasih kepada Tifon Raksasa yang telah merawat kaum Bimon Orang-orang Banteng kami di bawah tanah selama bertahun-tahun. Atas nama Kerajaan, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus." Liu Zhenhan langsung melontarkan kata-kata diplomatisnya, membungkukkan kepala dengan sangat gentleman sambil menyentuh dada.
"Justru kami yang harus berterima kasih. Jika bukan karena bantuan kalian, kaum Tifon Raksasa pasti akan ditindas oleh gerombolan Koutao putri duyung hari ini." Meskipun raksasa bukan ras yang suka bersosialisasi, kepala suku Tifon Raksasa tetap membalas sopan tuan tanah.
"Hal kecil tidak perlu disebut-sebut." Liu Zhenhan menyentakkan tawanan Koutao putri duyung yang ditangkap penyair kuda nil dengan kakinya: "Untungnya saya punya beberapa anggota suku air, kalau tidak pasti sulit menghadapi makhluk-makhluk ini. Gerilyawan memang paling menyebalkan, apalagi yang sulit ditangkap."
Gud menusuk-nusuk ekor ikan tawanan dengan Tombak Bermata-nya. Rasa sakit yang tajam membangunkan empat lima Koutao putri duyung yang pingsan. Begitu membuka mata, mereka langsung melompat sambil mengibaskan ekor, mengayunkan lengan bersisik tajam berusaha mencekik.
"Hmph..." Gud memandang sinis ke arah Koutao putri duyung itu. Tubuhnya tegak kaku, membiarkan jari-jari tajam mereka meraih leher tebalnya, sambil terus terkekik-kekik dingin.
Beberapa putri duyung Kuo Tao membeku tatapannya, bola mata besar tanpa kelopak mengintai-intai sekeliling. Gerombolan preman berbadan kekar membuat mereka serasa terjebak dalam es, lengan lawan terlihat lebih besar dari pinggang mereka.
Setelah ragu sejenak, seorang putri duyung Kuo Tao yang berani menerjang Gud. Mulutnya menganga memperlihatkan gigi tajam, menggigit leher Gud. Giginya mirip Hiu Kepala Harimau, setajam gergaji. Gud menghancurkan semua giginya dengan satu pukulan, lalu mencolokkan kepalan tangan ke mulutnya. Besar kepalan Gud bisa dibayangkan - mulut sang "pemberani" langsung melebar dua kali lipat. Saat terjatuh, wajahnya terpampang mulut menganga selamanya dengan lidah terjulur di tenggorokan yang tersumbat rapat.
"Masih ada yang mau memamerkan sihir elemen air sampah kalian?" Fegao menyeringai menatap beberapa putri duyung Kuo Tao yang masih berniat melawan.
Putri-putri duyung itu membeku tak berani bergerak, tatapan panik.
Kerumunan orang memandangi tawanan ini seperti menonton lelucon.
"Ikan duyung Koutao di sungai bawah tanah ini memang sangat jelek. Wajah mereka seperti dipukul bata oleh prajurit gajah lalu ditambal dengan lem, terlihat jahat dan garang dengan rambut acak-acakan. Warna mata mereka seperti lumpur keruh. Sisik tubuhnya tidak merah atau emas seperti putri duyung, melainkan qingyise abu-abu kebiruan yang tumbuh liar tak beraturan.
"Mereka pantas disebut putri duyung?" Mo'er di samping terus-menerus mencibir, nada suaranya penuh penghinaan.
"Mending kita potong-potong, bawa ekor ikannya untuk direbus jadi sup... Ekor mereka terlihat gemuk enak..." O'Neill mengamati ekor ikan duyung Koutao dengan niat jahat, membuat Raksasa Typhoon yang tak pernah berkeringat pun mengeluarkan keringat dingin.
"Ide bagus." Fatty Luo matanya berbinar, langsung menghunus pedangnya.
Melihat pria berotot menggenggam pedang mendekat dengan senyum mengerikan, beberapa ikan duyung Koutao langsung mengeluarkan suara aneh seperti kucing kesakitan yang terinjak ekor, kodok bersendawa, atau tangisan bayi yang membuat gadis-gadis di sekitar menutup telinga.
“Mereka sedang memohon ampun.” Kepala Suku Raksasa Yankele mengerutkan alisnya: "Mereka berbicara menggunakan bahasa penduduk asli bawah tanah kami."
“Lepaskan mereka, aku merasa mereka sangat menyedihkan.” Biarawati kecil itu memandang penuh belas kasihan pada beberapa putri duyung Kuo Tao, lalu menatap Lao Liu dengan harap.
“Menyedihkan?” Kepala Suku Tang Jin tertawa terbahak: “Gadis kecil, di bawah tanah kami ada pepatah 'Lebih baik bertemu kutu raksasa daripada berurusan dengan Kuo Tao'. Kutu purba hanya menghisap darahmu, sedangkan putri duyung Kuo Tao adalah satu-satunya spesies cerdas kanibal. Jika ada kesempatan, mereka akan memakanmu tanpa ragu, sampai habis tak tersisa.”
“Putri duyung Kuo Tao yang bersembunyi di gua-gua dalam jurang, praktis tidak memiliki predator alami di dunia bawah tanah.” Kepala Suku Raksasa Yankele menambahkan: “Bahkan dua ras elf yang jatuh pun tak mampu membasmi mereka.”
“Di dalam air mereka hanya ikan besar biasa. Aku bisa menggiling mereka semua menjadi pupuk ikan.” Fegao menggelengkan kepala dengan sikap meremehkan.
“Kalau mereka begitu menjengkelkan, lebih baik kita terbangkan layang-layang saja.” Liu Zhenhan menggaruk kepalanya: “Setelah mengatasi dua ras elf yang jatuh, aku akan membantu kalian membereskan gerombolan putri duyung Kuo Tao ini sampai tuntas.”
“Apa maksudnya 'terbangkan layang-layang'?” Cui kecil bertanya penuh semangat belajar.
“Tusuk perut mereka dengan belati, putar tiga kali, tarik ususnya ke belati, lalu lempar mereka ke langit. Ususnya akan terbang panjang seperti benang layang-layang.” O'Neill menyeringai lebar ke arah drows.
Kali ini semua orang merasa karakter ini bukan hanya kejam, tapi agak sadis.
“Bagaimana kalian bisa... bagaimana...” Biarawati kecil Joan d'Arc mencari-cari kata tapi tak menemukan kalimat yang tepat. Mukanya memerah karena panik.
“Melihat wajah nona besar, perlakukan mereka sama seperti orang banteng-elang.” Liu Zhenhan tertawa terkekeh.
“Apa yang dilakukan pada orang banteng-elang?” O'Neill bertanya ke Gud: “Itu tugas ras Panda, bagaimana akhirnya kalian menangani tawanan banteng-elang?”
“Dicabuti bulunya, lalu dilempar semua ke lahar panas.” Jenderal Pan mengelus telapak tangannya yang masih menempel sisik ikan.
“Cara yang bagus.” Mata O'Neill berbinar.
Beberapa putri duyung jelas mengerti Bahasa Umum, suara aneh mereka semakin cepat dan panik.
“Raja mereka ada di sini.” Kepala suku raksasa tertawa, menunjuk putri duyung paling jelek yang teriak paling keras: “Raja bilang, asal kalian bebaskan dia, dia bisa bayar tebusan.”
“Kita menangkap raja?” Liu Zhenhan sendiri terkejut, “Keberuntungan kita terlalu bagus kali ini.”
“Ini jasaku! Aku melihat orang ini dikerumuni sekelompok putri duyung di dasar air, kelihatan agak terhormat. Hehe, langsung kuhantam beberapa kapak dan menangkapnya hidup-hidup!” O'Neill mengangkat jempolnya tinggi-tinggi, wajahnya penuh kesombongan ingin dipuji.
“Kalau kamu bahkan tidak punya sedikit pun kepekaan, ngapain ikut bos keluar-keluar!” Gud sama sekali tidak memberi si Gendut O sedikit pun harga diri.
“Bagaimana kalau dia bohong? Aku tidak terlalu percaya.” Liu Zhenhan memandang ke segala arah, merasa putri duyung Kuo Tao ini tidak memiliki aura raja sama sekali.
“Lihatlah ini.” Kepala Suku Raksasa Yang Kele menunjuk kalung di dada putri duyung Kuo Tao yang terbuat dari rangkaian tengkorak sebesar jari: “Putri duyung Kuo Tao kanibal, mereka suka memotong kepala korban, diolesi getah tanaman unik dari dasar air sehingga menyusut seperti ini. Tapi kaum bawah tanah jarang tinggal di tepi sungai dalam, jadi hanya raja mereka yang berhak memakan manusia dan memakai kalung tengkorak, tidak mungkin dipalsukan.”
“Benarkah?” Liu Zhenhan mengamati kalung tengkorak kecil sebesar jarinya, lalu menatap raja putri duyung Kuo Tao ini. Sang Raja Putri Duyung mengangguk keras.
“Lepaskan dua orang untuk menyampaikan pesan. Apa pun yang dimiliki putri duyung Kuo Tao, aku mau. Lebih baik bahan logam sihir.” Liu Zhenhan tersenyum lebar.
Dia merasa ada kesempatan menguntungkan yang bisa diraih lagi.
Kepala suku Orang-orang Banteng Tang Jin dan kepala suku Raksasa juga tidak diam, sibuk menginterogasi Raja Putri Duyung ini - mengapa Kuo Tao Putri Duyung berani mengganggu Raksasa Typhoon yang selama ini tidak saling mencampuri urusan mereka dalam skala begitu besar?
Sama seperti kurcaci, raksasa sangat membenci air seumur hidup mereka. Terutama Raksasa Typhoon yang secara alami memiliki kulit berapi. Meskipun kekuatan Panah Air dalam pertempuran air tadi tidak terlalu besar, serangan elemen air yang sepadat hujan tetap menyebabkan kerusakan serius pada mereka. Di bawah tanah tidak seperti permukaan, hujan tidak mungkin turun selamanya. Satu-satunya musuh yang ditakuti Raksasa Typhoon adalah Kuo Tao Putri Duyung ini.
Biasanya Kuo Tao Putri Duyung ini juga tidak berani sembarangan memprovokasi Raksasa Typhoon. Meteor api Raksasa Typhoon juga merupakan kelemahan mematikan bagi mereka. Entah kenapa kali ini, dalam jumlah begitu besar mereka berani datang bersama-sama untuk dicari gara-gara dengan Raksasa Typhoon, benar-benar tidak biasa.
Jika suku Raksasa Typhoon dari Benua Api Murka mendatangkan dua atau tiga bala bantuan lagi, Kuo Tao Putri Duyung sebanyak ini belum tentu bisa menang. Tapi kali ini jelas ada unsur konspirasi. Karena jumlah Kuo Tao Putri Duyung ini hampir setengah dari total kekuatan militer mereka di Benua Api Murka. Meski Raksasa Typhoon punya sifat sombong dan impulsif, mereka bukanlah telur-telur bodoh.
Mereka sibuk menginterogasi, Liu Zhenhan menggunakan kesempatan ini untuk mengamati bentuk lembah api dengan seksama. Beberapa hari lagi dia akan bertarung habis-habisan di sini, jadi perlu memahami topografi daerah ini.
Ketinggian kawah gunung berapi yang sudah mati di sekelilingnya sekitar lebih dari 100 meter. Tubuh gunung berbentuk sarang lebah berwarna hitam masih mempertahankan bentuk aslinya yang kuno dan tandus. Kawah vulkanik yang pernah meletus dahulu kini telah tertutupi debu tebal sejarah. Bagian kawah yang runtuh mengubah bentuk kawah vulkanik berbentuk lingkaran ini menjadi lembah berbentuk "U". Luas lembah ini cukup besar, setidaknya sekitar 80-100 hektar, dengan lapisan lumut tebal dan rumpun jamur payung raksasa yang menutupi permukaan tanah.
Di tengah lembah terdapat puluhan landasan besi besar, palu, dan penjepit api. Dari ukurannya saja sudah jelas ini adalah peralatan milik Raksasa Typhon. Di tanah berserakan banyak produk baja setengah jadi. Beberapa lubang semburan api berwarna merah-biru mendesis keras di dekat landasan besi. Lubang api ini memiliki platform batu yang telah dibangun, dengan krus tanah liat raksasa bertangkai di sampingnya.
Menurut obrolan Kepala Suku dengan Liu Zhenhan selama perjalanan, melebur besi di bawah tanah sebenarnya sangat mudah karena tidak perlu menambang atau membuat tungku sendiri. Cukup ambil dari sungai lava menggunakan krus, di sana terdapat aliran besi cair yang lewat secara berkala seperti memancing. Dengan sedikit kesabaran, bahan baku berkualitas tinggi berupa campuran logam baja bisa didapatkan dengan cepat.
Liu Zhenhan memperhatikan detail penting. Keahlian Raksasa Tifon - ahli tempa yang disebut-sebut oleh Kepala Suku Tang Jin - benar-benar luar biasa. Hanya dari penampilannya saja, benda-benda buatan mereka terlihat kokoh dan andal. Yang lebih mengagumkan, sebagian besar produk setengah jadi yang dibuat Raksasa Tifon adalah alat pertanian seperti cangkul dan bajak yang dirancang khusus untuk manusia gua bertubuh mungil. Sulit dibayangkan bagaimana makhluk sebesar mereka bisa membuat peralatan sekecil itu.
Setelah lama berkeliling di sekitar tungku besi, Liu Zhenhan tidak menemukan satu pun produk setengah jadi yang berhubungan dengan senjata. Hal ini tiba-tiba membuatnya merasa kagum dan tersentuh.
Di sisi dalam lembah yang berbatasan dengan punggung gunung, terdapat belasan rumah besar berbentuk lengkung yang dibangun dari balok dan batu. Setiap rumah tidak memiliki pintu utama, dengan ukuran yang sangat besar hingga terkesan berlebihan, cukup untuk menampung lebih dari tiga puluh raksasa api tua-muda di lembah ini mengadakan pertemuan kecil. Secara eksterior, rumah-rumah ini menyerupai makam raksasa yang menempati area luas. Di dalamnya, selain tempat tidur yang dialasi kulit hewan dan daging kering yang digantung di dinding, terdapat juga tumpukan kotak besi yang permukaannya mirip peti mati besar. Saat membuka tutup berat kotak besi, Liu Zhenhan menemukan biji-bijian berwarna hitam dan merah yang kering dengan sedikit serabut, mengeluarkan aroma segar tanah dan tanaman saat dipegang.
Inilah hasil panen yang harus diserahkan oleh orang gua malang setiap tahun ke tempat ini untuk menyambung nyawa. Bagi perampok yang hidup dari merampok, cara seperti ini jelas-jelas merupakan satu-satunya bentuk perlawanan yang penuh kepahitan.
Liu Zhenhan tak bisa menahan diri menghela napas.
Tempat ini bahkan tidak ada secuil pun dibandingkan Feilengcui. Jika musuh tidak memiliki pasukan udara Eagle-Bullman yang menguasai celah berbentuk U dari udara, ditambah dengan pertahanan buatan, dengan kekuatan tempur ratusan orang saat ini, mempertahankan celah gunung selebar 200 yard seharusnya bukan masalah. Tapi dengan adanya pasukan udara musuh yang besar, pertahanan serba salah dari depan dan belakang menjadi tidak realistis.
Jika ada tangga sumur yang dalam di sini, itu juga bagus. Bertahan di tempat yang strategis, satu orang bisa menghalangi seribu musuh. Sayangnya, ini adalah kawah gunung berapi, batunya sekeras baja. Sekalipun digali sekarang juga tidak mungkin.
Singkat kata, tempat ini seolah dirancang khusus untuk menerima pukulan.
Daisy dan Lao Liu saling bertukar senyum. Pasangan suami istri ini berpikir Orang-orang Banteng dan Raksasa Typhon ini sangat hebat, bisa bertahan bertahun-tahun di medan seperti ini. Untungnya mereka membawa banyak kavaleri udara kali ini, kalau tidak mungkin akan kesulitan.
Kepala Suku Tang Jin dan pemimpin raksasa Yankole segera mendapatkan informasi yang diinginkan, lalu melapor ke bangsawan berpengaruh ini. Ternyata Putri Duyung Kuo-t'ao dihubungi secara proaktif oleh Blood Elf Moor dari Benua Hitam dan disuap dengan imbalan pasokan daging segar untuk melakukan serangan tiba-tiba ke Raksasa Typhon di Lembah Api. Tujuannya bukan membunuh semua raksasa, tapi cukup memberi kerusakan tertentu.
Biasanya Putri Duyung Kuo-t'ao sangat menghindari Raksasa Typhon karena batu meteor api mereka mematikan. Tapi tawaran Blood Elf kali ini terlalu menggiurkan. Dengan jalur pelarian ke air dalam, Putri Duyung langsung menyetujui. Andalan mereka adalah kemampuan menyelam ke dasar air yang tak bisa dijangkau Raksasa Typhon maupun siapa pun di dunia bawah tanah.
Liu Zhenhan sama sekali tidak terkejut, hasil ini sudah diantisipasinya. Tanpa keuntungan, para putri duyung Koutao ini tidak akan bodoh datang bertarung mati-matian dengan Raksasa Tifon. Saat itu Liu Zhenhan juga menyaksikan langsung batu meteor api sebesar bola yang menewaskan banyak putri duyung.
Persiapan perang berlangsung sibuk. Orang-orang banteng mulai sibuk membawa ember besi untuk menampung air dalam jumlah besar, mengantisipasi kebutuhan dalam pertempuran mendatang. Para Raksasa Tifon tanpa memandang gender maupun usia menggali tombak lempar dan perisai yang terkubur di tanah - para raksasa ini juga bersiap bertarung habis-habisan.
Cara bertempur konvensional jelas tidak akan efektif. Liu Zhenhan memerintahkan semua Raksasa Tifon segera mulai membuat kawat berduri segi enam, semakin banyak semakin baik. Setiap raksasa tidak sepenuhnya mengerti strategi apa yang dirancang bangsawan Bimon asing ini, namun tetap melaksanakannya. Berkat bangsawan Bimon yang dermawan ini yang memberikan banyak makanan enak dan mainan untuk anak-anak di Lembah Api, para raksasa mulai menerima kehadiran orang asing ini.
Sehari telah berlalu, rombongan patroli orang kijang bertanduk satu per satu mulai kembali ke Lembah Api dari kejauhan. Kepala Suku Tang Jin berkata, jika dalam dua hari lagi pasukan patroli markas belum kembali ke Lembah Api, mungkin mereka tidak akan pernah kembali. Setiap tahun selalu ada petugas patroli bawah tanah yang gugur di medan tugas, mengorbankan nyawa untuk membela hak hidup kaum penghuni gua.
Perkataan menyedihkan seperti ini sangat menyentuh hati.
Selain berkeliling tanpa tujuan, Liu Zhenhan juga sering membuntuti para Raksasa Typhoon untuk menanyakan di mana bahan logam magis bisa ditemukan. Sayangnya, para raksasa ini juga tidak tahu pasti lokasinya.
Perwakilan putri duyung Kou Tao tiba tepat waktu di Lembah Api keesokan harinya, ingin menebus sang raja mereka.
Nafsu Liu Zhenhan luar biasa besar. Sebelum utusan perunding putri duyung sempat mantap berdiri, dia langsung menuntut logam elemen: air raksa magis, tujuh lapis emas, adamantium mithril, tembaga Lama - masing-masing 5.000 kilogram. Mendengar ini, putri duyung dan raksasa Typhoon hampir pingsan.
Kepala Suku Raksasa Yangkole berbisik mengingatkan sang tuan tanah Bimon yang dermawan: Logam-logam magis ini adalah material terbaik untuk membuat formasi magis dan senjata sihir. Produksinya di bawah tanah sama langkanya dengan di permukaan.
Melihat wajah Liu Zhenhan mulai berubah buruk dan ekornya gemetar, perunding putri duyung Koutao segera menyerahkan persembahan tebusan untuk raja putri duyung. Sungguh kreatif, gerombolan putri duyung barbar ini malah membawa seorang gadis secantik bidadari dari suku mereka untuk dipersembahkan kepada dewa yang mulia - Karena keberanian berlebihan Fegao yang masih bisa menyelam dan mengenakan baju baja berat, para putri duyung Koutao ini mengira Liu Zhenhan yang bisa memerintah prajurit menakutkan ini sebagai dewa. Di dunia bawah tanah, belum ada ras yang berani menantang putri duyung Koutao di air, hanya dewa dalam pandangan merekalah yang memiliki kemampuan seperti itu.
Liu Zhenhan memperhatikan gadis yang disebut-sebut sebagai yang tercantik di antara putri duyung Koutao ini. Setelah mengamati lama, ia merasa sangat familiar. Setelah berpikir keras, barulah ia tersadar - wajah cewek ini mirip sekali dengan Komandan Kura-kura dalam film "Gerilyawan Dataran" yang ditembak mati oleh Li Xiangyang dengan pistol kotak. Pantas saja terasa familiar.
Perunding putri duyung Koutao juga bukan orang bodoh. Sekilas melihat ekspresi garang kembali muncul di wajah sang dewa, mereka segera bergegas berbicara panjang lebar menggunakan bahasa penduduk asli dunia bawah tanah yang tidak jelas.
“Yang Mulia Tuan Tanah Bimon, para putri duyung Koutao ini juga ingin mempersembahkan harta karun paling menakjubkan dari dunia bawah air, yaitu Wanita Karang dan Kristal Malon.” Kepala suku raksasa yang bertugas sebagai penerjemah tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.
Bab 134: Si Cantik Karang dan Kristal Malon
Liu Zhenhan segera memahami alasan keterkejutan Kepala Suku Raksasa Tifon Yangkeler.
Meskipun gadis tercantik yang dipersembahkan suku putri duyung Koutao ini wajahnya mirip "Kompi Kecil Berkepala Babi" dan "Letnan Besar Berkepala Kura-kura", sama sekali tidak pantas untuk misi politik penting "penyesuaian lokal" seperti pernikahan antar suku, namun "Wanita Karang" yang mereka persembahkan adalah kecantikan sejati tingkat dewa.
Yang disebut "Wanita Karang" sebenarnya adalah patung wanita alami yang terbentuk dari karang gading di dasar danau bawah tanah.
Ketika lima putri duyung Koutao bertubuh kekar mengangkat karang ini di hadapan Liu Zhenhan, bola matanya hampir melompat keluar dari soket, diikuti suara helaan nafas tertahan dari orang-orang di sekitarnya.
Sungguh luar biasa!
Patung wanita alami dari karang gading ini benar-benar mencapai tingkat kesempurnaan tertinggi.
Patung wanita koral ini duduk dengan kaki menjepit erat, tangan melingkari dada. Tubuh telanjangnya memiliki kulit putih sempurna tanpa cacat yang menggiurkan. Wajahnya memancarkan pesona yang luar biasa, dengan garis tubuh yang halus dan proporsional, postur tinggi menggairahkan. Semua yang dimiliki wanita sempurna ada pada patung ini, bahkan daya tarik yang tak dimiliki wanita biasa pun terpancar dengan sempurna, dalam pose yang membuat semua wanita iri.
Patung koral ini tak sepenuhnya terbuat dari karang. Rambutnya hitam dengan garis alami yang terdefinisi jelas, bahkan lapisan ujung helainya terlihat nyata. Matanya yang berkilauan berwarna biru, jernih seperti hamparan laut yang menyatu dengan langit. Dari tubuh telanjangnya, setiap sudut pandang bisa menangkap bagian paling menggoda yang seolah tertutup-terbuka, dengan warna bulu kemaluan yang serasi dengan rambut hitamnya.
Menatap sepasang mata biru itu, Liu Zhenhan seolah melihat pegunungan jauh yang diselimuti embun dan kabut. Ia merasakan godaan magis seperti dalam mimpi indah, di mana sosok samar wanita menggoda yang tak bisa dan tak ingin ditolak.
“Jika bukan karena sudah mengetahui latar belakang sebelumnya, siapapun tidak akan bisa mengaitkannya dengan karang laut—karena ia terlalu mirip manusia sungguhan. Bahkan menyebutnya 'mirip manusia' pun kurang tepat, dari penampilannya jelas ini adalah sosok mempesona yang hidup, nyata bagai kebenaran itu sendiri.
“Mukjizat Dewata... Mukjizat Dewata...” biarawati kecil Joan d'Arc bergumam lemah di samping.
Ucapannya mewakili perasaan kebanyakan orang. Siapapun yang pernah melihat patung karang wanita jelita yang terbentuk alami ini—terutama menyaksikan sorot mata berkabutnya—pasti menolak mengakui ini hanya karang tak bernyawa! Setiap kedipan matanya memancarkan pesona yang tak tergambarkan, mustahil mata semacam ini bisa diwujudkan dari sebongkah karang!
Yang paling menakjubkan adalah sorot mata menggoda itu, dari sudut manapun engkau berdiri, selalu terasa ia sedang menatapmu, menyampaikan gemas dan sukacitanya. Karang wanita jelita yang terbentuk alami ini, selain mukjizat Dewata, sungguh tak ada penjelasan lain yang memadai.
Terumbu karang terbentuk di bawah air, tidak aneh jika bisa tumbuh dalam bentuk-bentuk aneh. Liu Zhenhan pernah melihat berbagai jenis terumbu karang berbentuk tanduk rusa atau monster di dasar laut. Tapi terumbu karang yang bisa tumbuh menyerupai sosok wanita cantik sempurna ini benar-benar di luar akal sehat. Bukan hanya orang-orang yang hadir belum pernah melihatnya, bahkan Ai Wei'er dan Ning Yu dari Bangsa laut yang lahir dan besar di laut pun belum pernah mendengarnya. Kecantikan terumbu karang ini bahkan bisa menyaingi Helen. Karena terlalu sempurna dan menakjubkan, semua yang menyaksikannya merasakan keringat dingin mengalir serentak di tulang punggung mereka.
Pada saat itu, suasana di dalam ruangan menjadi sunyi yang mengerikan.
"Berbual B!" Liu Zhenhan tak kuasa mengacungkan jempolnya berulang kali: "Sungguh Berbual B!"
Utusan putri duyung itu kembali mengoceh dengan bahasa aneh sambil membuka lengan patung karang yang menyilang di dada. Pemandangan dada putih berisi dan dua titik kemerahan pada sosok karang itu membuat wajah Gatanie, Muer dan biarawati kecil memerah merona.
“Semua ikut aku keluar, sekarang juga.” Wajah Ning Yu juga terlihat sangat tidak natural, buru-buru memanggil sekelompok gadis cantik di sekitarnya. Meski tahu patung wanita telanjang di depan ini hanyalah formasi alami karang, Ning Yu merasa sebagai seorang wanita yang bersama pria-pria mengerubungi tubuh telanjang wanita, membuat hatinya sangat tidak nyaman. Dalam hatinya, mustahil menganggap patung karang ini sebagai benda tak bernyawa.
Perasaan ini benar-benar aneh. Sambil merenungkan alasan pemikirannya sendiri, Ning Yu melepas jubah dan menyelimutkannya pada patung karang wanita telanjang itu.
Begitu Ibu Suri bicara, Jenderal Pan dan si Gendut O memberi kode mata pada milisi bawahannya. Para milisi langsung menghentikan tatapan mesum mereka pada patung karang itu, buru-buru mengikuti nyonya bos keluar ruangan.
Guo Guo ngotot duduk pantatnya di lantai, wajahnya memerah tak mau pergi. Ning Yu menghantam pantatnya dengan tamparan keras, mengumpat "Xiao Chusheng", lalu menarik telinganya pergi.
Daisy dan Ruoerna yang lebih tebal muka tetap berdiri di belakang Liu Zhenhan tanpa bergerak. Sambil memijak bahu Lao Liu dari kedua sisi, mata mereka tak berkedip mengamati Kepala Suku Raksasa Yangkole yang sedang menerjemahkan ucapan perwakilan putri duyung Kou Tao.
Kepala Suku Raksasa Typhoon Yankele memerah wajahnya, terbata-bata lama, bibirnya bergerak-gerak namun tak mampu mengucapkan satu kalimat utuh pun.
"Kepala Suku Yankele, ada apa denganmu?" Liu Zhenhan menoleh memandang kepala suku Raksasa Typhoon ini, tiba-tiba tertawa terbahak. Ia merasa pria besar ini pasti tipe yang sangat tradisional.
"Aku benar-benar penasaran, mengapa patung koral ini bisa menggerakkan lengannya?" Daisy dengan riang melayang mendekati patung wanita koral ini, jari-jarinya yang halus mengelus dada dan lengan patung sambil memuji: "Tekstur koral ini begitu halus, lebih licin dari kulit asli. Demi Dewa Naga! Bahkan terasa hangat dan elastis!"
Sambil berbicara, Daisy menjepit-jepit kulit patung wanita koral itu dengan lembut, semakin meraba semakin tak percaya.
Ruoerna juga penasaran melayang mendekat untuk mencoba meraba. Ia pun mengeluarkan serangkaian kekaguman. Tubuh patung wanita koral ini sama sekali tak sesuai dengan tekstur keras koral biasa, jari-jarinya yang ramping pun bisa menekuk. Teriakan dua Naga Peri ini semakin menjadi-jadi.
"Apa ini benar-benar koral yang berubah?" Liu Zhenhan dan dua Imam Tongkat saling pandang. Kedua imam senior itu hanya mengangkat bahu.
“Tuan, patung wanita cantik ini benar-benar terbuat dari karang.” Kepala suku Tang Jin menggelengkan kepala sambil tersenyum getir.
Perwakilan putri duyung Kou Tao kembali berteriak keras, berbicara dengan cepat dan tidak jelas sambil menggerakkan tangan. Melihat ekspresi bingung Liu Zhenhan, perwakilan putri duyung ini membungkuk dan sedikit membuka paha patung karang wanita itu. Dua Naga Peri yang biasanya tak mudah malu pun memerah pipi karena gerakan vulgar ini, menampar si perwakilan Kou Tao dua kali sebelum melayang keluar ruangan.
"Sial~ Bulu elangnya sangat indah~" Kakatua Raksasa mengepakkan sayapnya dengan gerakan aneh, hinggap di bahu patung karang sambil menaikkan kepala kecilnya dan mengoceh tak karuan.
Bahkan dua Imam Tongkat yang biasanya menjaga wibawa pun tak bisa menahan tawa. Liu Zhenhan hanya bisa menghela napas melihat kelakuan konyol si burung beo ini.
"Yang Mulia Tuan Tanah, putri duyung Kou Tao ini mengatakan, patung wanita terumbu karang ini dibentuk oleh terumbu karang koloid spesies aneh dari danau bawah tanah. Konon, setiap seribu tahun, hanya satu yang lahir dari Sumur Suci di dasar danau mereka. Oleh karena itu, kelenturan tubuh patung wanita terumbu ini jauh melebihi tubuh ras beradab mana pun..." Kepala Suku Raksasa Tifon Yang Kele terbata-bata lama sebelum melanjutkan, "...karena itu, ketika bercinta dengan patung wanita terumbu ini, akan diperoleh kenikmatan yang sama sekali tak terbayangkan. Jika patung ini direndam dalam air, koloid terumbunya akan bergerak-gerak lembut... bergerak-gerak..."
Kepala suku raksasa itu tampak agak malu untuk melanjutkan.
"Heh..." Liu Zhenhan menarik napas tajam, belum pernah terpikir olehnya bahwa patung terumbu ini memiliki kegunaan seperti itu. Sungguh cabul sampai ke tingkat ekstrem.
"Sial! Ini kan wanita batu!" Imam Tongkat De Shang memutar matanya keras-keras, membuka mulut lebar.
"Apa? Apa itu wanita batu? Ceritakan..." Liu Zhenhan selalu memiliki keingintahuan besar akan gosip semacam ini, terus-menerus mendesak Beruang ini.
Bukan hanya dia yang penasaran, sorot mata di sekeliling tertuju tajam pada Tuan De Shang.
“Ini adalah cerita yang pernah kubaca di buku catatan perjalanan karya seorang penyair pengelana manusia yang sangat terkenal di masa mudaku. Diceritakan bahwa di pegunungan sejauh 100.000 li yang jauh, ada sekelompok kurcaci gunung yang tinggal di Pegunungan Tungku. Saat menggali gunung untuk mencari bijih besi, mereka menemukan patung wanita telanjang yang terbentuk alami dari stalaktit di gua dalam gunung. Karena keindahan patung stalaktit itu seperti karya dewa, para kurcaci gunung ini menganggapnya sebagai mukjizat yang ditunjukkan oleh Moradin. Seiring waktu, seorang kurcaci muda yang bergairah terpesona oleh kecantikan luar biasa patung ini, lalu melakukan hubungan terlarang dengannya.” Pendeta Koala mengedipkan mata kecilnya seperti kacang hijau: “Dalam catatan penyair pengelana itu, deskripsi tentang patung wanita telanjang dari stalaktit juga menyebutkan tubuhnya yang lembut seperti manusia hidup, dengan sepasang mata memikat yang menyedot jiwa.”
Liu Zhenhan segera bersiul genit.
“Pada akhirnya, kurcaci muda itu justru jatuh cinta dalam-dalam pada patung tersebut, semakin tak bisa melepaskan diri. Untuk memonopoli kepemilikan patung stalaktit ini, dia memanggul patung batu itu melarikan diri dari pegunungan sejauh 100.000 li, melalui perjalanan sulit hingga tiba di dataran Benua Aigean.” Tuan De Shang tertawa: “Untunglah kekuatan kurcaci besar, kalau kita yang mengangkat pasti tidak sanggup.”
“Lalu bagaimana?” Beberapa suara bertanya berbarengan.
“Sangat disayangkan, kurcaci gunung adalah ras yang sangat keras kepala. Terhadap mukjizat Moradin, mereka tentu sangat menghargainya. Kehilangan mukjizat itu tentu harus ditebus dengan segala cara, jadi prajurit kurcaci gunung dari Pegunungan Huo Du di bawah pimpinan kepala suku mereka tanpa henti memburu pengkhianat berani yang mencuri relik suci ini. Saat itu mereka tidak tahu bahwa kurcaci muda ini telah melakukan hal mengerikan itu, mereka hanya mengira si kurcaci ini sebagai pencuri biasa yang mencuri relik suci suku. Setelah pengejaran panjang, akhirnya mereka menyusul si sialan ini di tepi Dataran Carimodo. Tapi malapetaka lain pun terjadi.” Tuan Deshang yang sedang sampai pada klimaks cerita tiba-tiba berhenti menggantung.
"Sial! Cepat update!" Teriakan para pendengar yang menyimak penuh antisipasi langsung memecah ruangan.
Lao Liu sibuk mencari bata di lantai, bersiap menghajar kepala si brengsek ini.
“Heihei... jangan buru-buru, dengarkan aku melanjutkan... Ketika kurcaci gunung ini menangkap pengkhianat yang mencuri benda suci dan merebut kembali 'Keajaiban Dewa Moradin' - patung wanita stalaktit ini, mereka terkejut menemukan perut patung itu telah membesar seperti wanita hamil. Setelah mengetahui fakta mengerikan dari mulut kurcaci muda itu, semua kurcaci gunung menjadi terdiam. Akhirnya kepala suku yang pemberani ini beralih dari satu ekstrem ke ekstrem lain, mulai meyakini bahwa patung ini pasti jelmaan iblis yang datang untuk menggoda dan merusak moral suku. Dengan kapak perang kurcacinya yang mampu memotong intan, kepala suku ini tanpa ragu membelah perut patung wanita stalaktit itu. Hasilnya... Di rongga perut patung dewa batu ini terdapat organ dalam batu yang utuh, embrio kurcaci kecil dengan tali pusar - tentu saja tali pusarnya juga dari batu, meskipun embrio kurcaci itu berdaging segar. Hanya saja..." Pendeta Deshang membuat ekspresi mengerikan: "...Embrio itu terbelah dua oleh kapak. Patung tidak mengeluarkan darah, tapi embrio kurcaci itu berdarah. Darah menggenang di mana-mana."
"Ini jelas omong kosong!" Liu Zhenhan mengejek sambil tertawa.
“Tidak tahu apakah ini omong kosong atau tidak, yang pasti ini adalah catatan penyair pengelana manusia itu, saya juga membaca salinan tangan, sulit dianalisis kebenarannya.” Pendeta Koala mengangkat tangan.
“Penyair pengelana selalu punya sentimen romantis, mendambakan cinta yang sempurna. Catatan mereka tidak bisa dipercaya.” O'Neill berkata dengan nada ahli sambil menggelengkan kepala.
“Siapa yang tahu apakah ini benar? Mungkin ada bentuk kehidupan yang sama sekali berbeda dengan kita. Seperti pohon yang tak bisa bergerak, tapi jelas hidup dan bisa merasakan dunia. Sama seperti Bimon berevolusi dari hewan, mereka mungkin ras beradab yang berevolusi dari batu atau karang yang tak bergerak.” Xiao Cui tiba-tiba menyela.
Liu Zhenhan merinding seluruh tubuhnya, bulu kuduknya berdiri.
“Ini hanya tebakan saya.” Xiao Cui tersenyum pada tuan tanah, memperlihatkan gigi putihnya yang rapi: “Tebakan saya tanpa dasar.”
“Banyak ras percaya batu punya jiwa dan kehidupan.” Kepala suku Tang Jin mengangguk setuju.
Lao Liu diam. Gadis karang memang hidup. Segala sesuatu di Benua Aigean tak bisa dinilai dengan ukuran dunia sebelumnya. Di sini, peluang evolusi semua spesies sama.
Saat matanya kembali menatap patung gadis karang itu, sorot matanya sudah berubah lagi – seolah memberi pujian.
"Penemuan ini membuatnya semakin merasa ngeri."
Liu Zhenhan menolak untuk melanjutkan penelitian dan pemikiran lebih lanjut sendiri.
Daisy masuk ke ruangan seperti angin, menghancurkan keheningan. Naga Peri yang cantik menyembunyikan tangannya di belakang sambil tersenyum manis.
"Richard, tebak apa yang kubawa untukmu?" Daisy mengerutkan hidung sambil tertawa.
"Apa?" Liu Zhenhan bertanya dengan wajah kosong.
"Lihat." Daisy melakukan gerakan khas persembahan Persia, membuka tangannya secara dramatis. Di telapak tangan putihnya terdapat kristal biru berbentuk prisma yang jernih.
"Ini kristal Marlon? Seharusnya begitu? Kita tidak pernah mengoleksi benda seperti ini. Pasti putri duyung Koutao yang menebus raja mereka yang pengecut. Benar kan?" Liu Zhenhan mengambil kristal, meniupnya, lalu mendekatkannya ke telinga.
"Hampir tertipu. Ini bukan kristal Marlon. Dunia permukaan kita tidak menyebutnya seperti itu," Daisy tersenyum sambil menahan sudut bibirnya.
“Kalian bisa mengenalinya?” Liu Zhenhan bertanya kepada dua Imam Tongkat. Kedua anggota dewan menggelengkan kepala dengan kencang. Tuan LeMaire meraih sebongkah kristal, menggosokkannya di bajunya, lalu membandingkannya dengan cincin di jarinya. "Hehe," dia tertawa licik, "Meski aku tak tahu kristal jenis apa ini, kurasa cocok untuk dibuat cincin."
"Ada terlalu banyak jenis kristal. Aku hanya tahu kristal termahal adalah Kristal Hidup Kagaride, lalu ada Kristal Bernyanyi dan Kristal Elemen sebagai persembahan upeti. Kristal ingatan atau sejenisnya tak berguna bagi para pendeta." Tuan Deshang tanpa basa-basi menyelipkan sebongkah kristal ke dalam lengan bajunya.
"Jangan-jangan ini Kristal Hidup Kagaride?" Mata Liu Zhenhan memancarkan kilatan cahaya samar, "Obisilachi! Itu kristal legendaris yang bisa menyerap serangan mematikan sekali untuk tuannya! Kaya mendadak! Kaya mendadak..."
"Kristal Kagaride lebih langka dari naga. Tak mungkin mudah ditemukan." Daisy melototinya. "Tak kusangka kalian cukup tahu barang bagus. Tapi sayang, ini hanya Kristal Kurir, bukan barang langka seperti yang kalian bayangkan. Cuma kristal biasa yang lumayan."
"Kristal Kurir? Tak pernah dengar. Kerajaan Bimeng punya sedikit sumber mineral. Daisy, jangan berbelit-belit. Langsung saja katakan kegunaan kristal ini." Tuan LeMaire tak percaya Naga Peri bisa begitu antusias pada kristal yang tak berguna.
“Kristal pos, yang umumnya disebut penyihir manusia sebagai kristal teleportasi, digunakan untuk menyusun formasi teleportasi berskala besar. Bahan dasar konstruksi magis ini dapat meningkatkan kapasitas muatan seluruh formasi magis hingga dua kali lipat.” Daisy berkata dengan bersemangat.
“Formasi teleportasi?” Kedua Pendeta langsung melompat berdiri, ekspresi mereka berubah penuh antusiasme.
“Barang yang bagus ini!” Tuan LeMaire tertawa terbahak-bahak sambil menggenggam erat kristal pos di tangannya.
“Tapi formasi teleportasi magis bersifat dua arah. Feilengcui tidak memiliki formasi teleportasi permanen sebagai koordinat. Sekalipun kita membangun formasi teleportasi di sini, sementara belum bisa digunakan.” Ekspresi Tuan DeShang muram: “Artinya, kita masih belum bisa mengandalkan ini untuk sementara. Dengan perang yang semakin dekat, mustahil kita menyempatkan diri kembali ke sana.”
“Aku dan Nana akan segera kembali!” Daisy bergegas hendak berbalik arah, namun mendapati pintu telah dipenuhi kerumunan. Ruoerna tersenyum padanya.
“Jangan pulang. Urusan seperti ini tak perlu kau pusingkan. Formasi teleportasi Wind Tunnel Feilengcui, sudah kusiapkan secara rahasia melalui Nana sebelum datang ke negara manusia.” Liu Zhenhan duduk di kursinya, menyipitkan mata dengan senyum licik: “Rencanaku membawa Orang-orang Banteng dan Manusia Elang dari bawah tanah pulang, mana mungkin melalui wilayah negara manusia? Mustahil! Sekalipun cuma dua ribu orang, itu bisa jadi konflik internasional!”
"Hei Richard! Kamu sembunyikan terus dariku! Padahal aku khawatir bagaimana caramu mengeluarkan orang dari angin kencang bawah tanah!" Daisy menghentakkan kakinya dengan geram, antara merajuk dan kesal.
"Bukan cuma menyembunyikan darimu, hanya aku, Nana dan Naga yang tahu hal ini. Informasi ini dikunci rapat, rahasia militer tetaplah rahasia militer. Semakin sedikit orang tahu semakin baik. Sebenarnya meski tanpa kristal pos dari putri duyung Koutao, bahan sihir hasil pemerasanku di Doluote sudah cukup untuk menyiapkan formasi teleportasi Wind Tunnel lagi. Hal ini pun tak kukatakan pada siapapun." Liu Zhenhan menjilat bibirnya: "Dengan banyaknya penyihir dan Naga Peri, kalau aku tak bisa memanfaatkannya dengan fleksibel, bukankah itu sangat bodoh."
Daisy memandang Richard yang mulai serius, perasaan bahwa dirinya tak pernah benar-benar memahami pria ini tiba-tiba muncul, membuatnya merasa frustasi.
"Sekarang, perintah!" Liu Zhenhan berdiri. Semua milisi langsung menegakkan postur, menyimak dengan seksama.
"Nana, siapkan formasi magis secepatnya di dalam ruangan. Gud, pasang penjaga ganda." Tuan Liu membagi tugas dengan penuh wibawa: "Yang lain, kumpulkan semua anak-anak dan orang tua. Begitu formasi teleportasi siap, segera pindahkan ke Feilengcui. Untuk persiapan pertempuran awal, kurasa tak perlu banyak omong kosong dengan kalian."
“Tidak masalah!” Beberapa kepala milisi mengangguk semua.
“Tuan Richard, mengingat kita sudah memiliki formasi magis teleportasi, bisakah kita menghabisi semua Elf jahat di sini? Lalu membawa Orang-orang banteng pergi dari sini?” Tuan De Shang terlihat bersemangat.
“Mimpi.” Liu Zhenhan berkata.
“Mengapa?”
“Hanya dengan kekuatan kita, mempertahankan diri mungkin masih bisa. Tapi ingin membasmi ratusan ribu Elf jahat bawah tanah beserta pasukan mereka? Itu sama dengan mengigau. Bahkan jika seluruh pasukan Kerajaan Bimeng dikerahkan, misi ini tetap mustahil. Belum lagi kita bicara soal kualitas pasukan kedua ras Elf jahat. Coba lihat daratan bawah tanah ini, wilayahnya saja mencapai puluhan ribu kilometer persegi, belum lagi sistem sumur vertikal di mana-mana. Bayangkan, setiap sumur vertikal mungkin menyembunyikan area seluas 1-2 hektar, lingkungannya gelap gulita. Dengan apa kita bisa melawan mereka? Pun jika bisa menang, berapa tahun perang ini akan berlangsung?” Liu Zhenhan bertanya.
“Ini...” Dua Imam Tongkat langsung kehabisan kata. Sebenarnya mereka juga paham logika ini. Tapi melihat prajurit antelop sekuat ini harus hidup mengais-ngais di bawah tanah, dua Imam Tongkat merasa sangat terhina. Tujuh ribu Orang Antelop, setidaknya bisa membentuk dua resimen lengkap! Betapa besar kontribusinya bagi kekuatan Kerajaan Bimeng!
“Enam ratus ribu Eagle Oxman, semuanya terbang di langit, berapa banyak pasukan jarak jauh yang dimiliki Milisi Feilengcui kami ditambah Orang-orang Banteng dan Raksasa? Kalian sudah lihat betapa buruknya medan di sini kan?” Liu Zhenhan tersenyum getir: "Orang-orang Banteng ingin membalas budi sepenuh hati, tapi wilayah di sini begitu luas, berapa banyak yang bisa mereka lindungi? Bertahan dengan mengerut tahun demi tahun, susah payah tapi tak dihargai. Tahun ini mereka bisa menyuap Putri Duyung Kou Tao, tahun depan bisa menyuap yang lain, terus mengganggu sampai mati! Solusi yang benar-benar tuntas bukanlah bertempur, tapi berdamai!"
"Membungkuk memberi hormat pada musuh kita, sekelompok perampok hina?" Mata Kepala Suku Orang Banteng langsung melotot lebar.
"Aku juga ingin serang malam ini, besok pagi habisi mereka semua. Tapi tidak mungkin, kawan... Mundur lebar hari ini justru untuk maju lebar besok!" Liu Zhenhan berusaha membujuk sang Kepala Suku: "Elf Jatuh saja tahu mencari perlindungan Naga Hitam Neraka dan Raja Mata Jahat. Tidak masalah kita menunjukkan kelemahan secukupnya! Ini strategi, bukan pengecut!"
“Dua kelompok Elf yang jatuh ini tidak melakukan kegiatan produktif. Target utama mereka juga adalah saling menyerang, bukan suku gua dan Orang-orang Banteng di Benua Kemarahan Berapi. Atau mungkin lebih kasar dikatakan, manusia gua dan Orang-orang Banteng mungkin tidak dianggap apa-apa di mata mereka." Daisy juga mengangguk: "Sekarang langsung berkelahi keras dengan mereka dan memperluas konflik memang bukan solusi fundamental. Yang dikhawatirkan adalah jika mereka tersinggung, mengingat kekuatan kedua kelompok Elf ini, memusnahkan Orang-orang Banteng pasti bisa dilakukan, hanya saja mereka tidak mau menanggung kerugian... Mungkin juga karena saling waspada dan membatasi, takut kehilangan keseimbangan yang ada."
“Dark Elf dan Blood Elf telah tiba di bawah tanah selama lebih dari sepuluh ribu tahun. Kita yang baru datang ini mustahil untuk menggulingkan mereka. Satu-satunya cara sekarang adalah mengajukan perdamaian. Tidak masalah membayar upeti, toh para Elf Jatuh juga sering merampas di Benua Fury. Asalkan kita bisa menstabilkan situasi saat ini di Benua Fury. Kepala Suku Tang Jin, kalian Orang-orang Banteng Hitam ingin membantu para penghuni gua ini, solusi sebenarnya bukan dengan mengalahkan musuh mereka, tapi membangun kepercayaan diri mereka. Bukan hanya Elf yang bisa belajar memanah. Dengan puluhan juta pemanah dari penghuni gua sendiri, melawan dua kelompok Elf Jatuh pun bukan hal mustahil, bahkan melawan Black Dragon Neraka sekalipun.” Liu Zhenhan berkata dingin: “Hanya dengan 7.000 Orang Kijang, di wilayah puluhan ribu kilometer persegi, berapa banyak penghuni gua yang bisa kalian selamatkan? Ini hanya upaya simbolis belaka.”
“Tidak semudah itu. Perdamaian membutuhkan syarat, kita tidak punya tawar-menawar.” Kepala Suku Tang Jin menghela nafas: “Dark Elf terkenal licik dan cabul, Blood Elf menjadikan penyerapan sihir sebagai sumber kebahagiaan. Kita tidak punya kemampuan untuk mengintimidasi mereka, juga tidak punya saluran komunikasi yang memadai.”
“Aku bisa mewakili kalian untuk berkomunikasi dengan dua suku Elf ini. Perundingan tetap dilakukan, tapi pertempuran juga harus dilancarkan. Ketika kekuatan baru muncul tiba-tiba, mereka akan menyadari bahwa melawan kekuatan baru ini akan menjerumuskan mereka ke dalam kubangan perang yang besar. Dengan begitu, mereka seharusnya bisa menerima syarat kita. Kalau perundingan gagal pun tak masalah! Begitu formasi teleportasi sihir selesai, aku akan bawa semua milisi untuk merampok di bawah tanah. Mereka rampok Orang-orang Gua, aku rampok mereka! RAMAS satu per satu! Jangan ada yang selamat!” Liu Zhenhan menggeram sambil mengeluh: “Masalahnya, suku Orang-orang Banteng Hitam kalian dari awal sudah salah langkah. Kekuatan terlalu tercerai-berai. Kalau tak bisa melindungi semua Orang-orang Gua, seharusnya dari dulu berkonsentrasi membangun kota sendiri, mengerahkan pasukan terpusat untuk melindungi sebagian Orang-orang Gua. Seribu tahun! Berapa banyak pejuang pemberani dari Orang-orang Gua yang seharusnya bisa dibina! Kalau ada mereka yang menjadi contoh hidup, lalu menyebar ke berbagai tempat, berapa banyak lagi Orang-orang Gua yang bisa keluar dari bayang-bayang pengecut sekarang? Kalian hanya memikirkan heroisme diri sendiri! Bodoh tingkat ekstrim!”
Kepala suku Orang-orang Banteng ditelanjangi habis-habisan oleh Lao Liu sampai tak berani angkat kepala.
“Bagaimana caramu berunding dengan Elf yang jatuh?” tanya Daisy.
“Serbu mereka!” Liu Zhenhan mencibir. “Ada cara lain? Sama seperti Putri Duyung Kuo Tao yang datang menghadapi Raksasa Typhoon.”
“Bagaimana dengan putri duyung ini?” Kepala Suku Raksasa Typhon Yankele menunjuk perwakilan putri duyung itu dan bertanya.
“Raja mereka tidak akan dilepas sementara waktu. Tunggu sampai elf yang jatuh menyerang Lembah Api - para putri duyung ini harus membantu kita bertempur dari belakang, muncul tiba-tiba dari sungai itu dan menyergap musuh dari belakang! Bukankah mereka suka makan daging? Mayat-mayat di medan perang biar mereka yang urusi!” Liu Zhenhan melirik perwakilan putri duyung itu, berkata perlahan: “Setelah pertempuran ini, raja mereka akan pulang dengan selamat dan terus hidup nyaman. Kalau mereka menolak, aku bisa menyuruh Fegao dan Geryon main jadi bajak laut di dasar laut lagi.”
Perwakilan putri duyung itu ternganga melihat Dewata ini.
“Kurasa Tuan Mourinho pasti punya ide yang sama denganku. Mungkin dia sudah lebih dulu bertindak.” Liu Zhenhan terkekeh: “Makanya, aku pasti harus mengunjungi wilayah elf yang jatuh ini, ngobrol baik-baik dengan para elf bawah tanah ini. Semakin baik kinerja kalian di medan perang, semakin mulus negosiasiku.”
“Tuan, bagaimana bisa Tuan mengambil risiko sendiri!” Kepala Suku Tang Jin cepat-cepat melambaikan tangan.
“Kalau Tuan Richard mau pergi, siapa di dunia ini yang bisa menghalangi?” Dua Imam Tongkat itu menjawab polos.
“Patung wanita koral ini kalau bisa jadi pria tampan koral, kamu bisa pakai buat menyogok Matriarch Dark Elf.” Daisy berkata dengan nada menyesal.
Pandangan Liu Zhenhan kembali jatuh ke wajah patung wanita koral itu, hatinya berdesir, tiba-tiba mengangkat tangan dan memanggil patung itu masuk ke dalam cincin ruang.
Entah mengapa, Lao Liu punya firasat dalam hati bahwa dirinya dan patung wanita koral ini mungkin akan mengalami sesuatu.
Dalam hati, tanpa sadar dia memaki dirinya sendiri: "Gila!"
BAB 135 Wan Gong Pan Ma
Dengan bantuan kristal pos dan penyihir Naga, peran penting sihir dalam penggunaan militer langsung terlihat. Untuk pertempuran skala besar, "formasi teleportasi terowongan angin" yang menghabiskan banyak energi unsur angin mungkin terbatas, tapi bagi Milisi Feilengcui yang selalu mengejar pasukan elite mini, efeknya langsung terasa signifikan.
Seperti jurang yang jadi jalan rata, berkat formasi magis kecil ini, Liu Zhenhan sekali jalan bisa membawa puluhan orang tua, wanita, dan anak-anak dari suku Orang-orang Banteng. Untuk mencegah mereka yang terbiasa hidup di bawah tanah kaget dengan sinar matahari, Liu Zhenhan khusus menyiapkan penutup mata. Ternyata setelah keluar formasi ke Feilengcui, permukaan tanah juga sedang malam - usahanya sia-sia belaka.
Malam di Feilengcui semakin memukau dengan cahaya lampu yang berkilauan, pemandangan yang megah dan luasnya dunia di permukaan bumi membuat para Orang-orang Banteng yang polos tertegun. Hanya melalui cerita para Kepala Suku mereka pernah mendengar tentang Sampa, galaksi bintang, dan Bima Sakti. Namun setelah melihatnya langsung, mereka baru menyadari betapa cerita turun-temurun takkan pernah menyamai guncangan batin yang didapat dari menyaksikan sendiri alam kehidupan leluhur mereka.
Beberapa Orang Banteng tua bersujud di tanah, menangis tersedu-sedu dengan air mata dan ingus bercucuran.
Terkadang, sesuatu yang kita lihat setiap hari mungkin tak terasa istimewa. Tapi ketika kehilangannya selamanya, barulah kita sadar betapa pentingnya hal itu dalam kehidupan kita.
Dari jalur setapak di gua-gua tingkat atas menuju aula pertemuan, Liu Zhenhan membuat penemuan baru dalam perjalanan singkat ini - ternyata ada beberapa pelayan Ular Wanita Cantik yang anggun, melenggok-lenggokkan pinggang mereka yang lentur sambil mondar-mandir di koridor gua. Tangan mereka membawa nampan berisi kopi, teh, kue, dan camilan lainnya. Para pelayan ini bahkan tak sekalipun melirik Lao Liu dan para Orang Banteng, paling-paling hanya mengangkat alis tipis mereka sambil berkata lembut, "Tolong minggir sedikit."
Lao Liu merasa harga dirinya jatuh berkeping-keping.
Aroma makanan lezat membuat para Orang-orang banteng yang kampungan ini terus menelan air liur. Kasihan para pengungsi ini, apa pernah makan makanan enak di bawah tanah? Dengan hidangan ini berayun-ayun di depan mata, dua perut yang hampir selesai memamah biak kembali mengeluarkan asam. Beberapa anak banteng kecil terus mendorong-dorong ibu mereka, mengisap jari sambil merengek ingin makan dengan mata berkaca-kaca. Aksi si kecil justru diganjar tamparan keras dari sang ibu. Lao Liu yang iba segera mencegah para ibu yang sedang murka ini. (PS: Setiap Orang banteng memiliki dua perut.)
Beberapa pelayan Bimon Kupu-Kupu terkejut bukan main melihat tuan tanah muncul tiba-tiba dari udara - karena tingkat gua tempat tinggal sang tuan kota merupakan area paling mulia dan rahasia, tak seorang pun menyangka sang tuan tanah diam-diam membangun formasi teleportasi magis di gua besar sebelah kamar tidurnya.
Liu Zhenhan menghentikan aksi mereka yang hendak melapor ke Kepala suku Andulan, hanya menyuruh beberapa pelayan kupu-kupu itu untuk memberitahu koki Setengah Manusia di dapur agar menyiapkan beberapa hidangan besar. Lao Liu tidak ingin lagi terlibat dalam obrolan tak berguna - Di aula pertemuan saat itu, Kepala suku Andulan sedang menerima sekelompok Bimon bertubuh pendek dari luar. Tuan rumah dan tamu sedang asyik berbincang, Liu Zhenhan mengintip sebentar lalu tidak mengganggu mereka. Ia menyelinap di mulut gua sambil menghisap cerutu, memandangi lekuk tubuh pelayan ular wanita cantik itu dengan mata setengah terpejam, sampai para pelayan cantik itu hampir ingin mencungkil matanya.
Aroma orang asing membuat anjing penjaga di bawah Bukit Merah menggonggong keras. Suara 40-an ekor anjing penjaga berbulu emas seperti anak singa itu membuat Milisia Feilengcui yang berindra tajam segera berdatangan. Melihat gerombolan Orang-orang banteng kampungan dan tuan tanah yang sedang mengobrol santai di koridor luar gua, para milisi tertegun sejenak lalu segera memberi hormat dengan patuh.
"Sial, Orang-orang banteng ini tinggi dan kekar sekali." Robby menyimpan tangan di saku, berjalan sambil mengecap-ngecap lidah.
“Hehe. Robby, kerja bagus selama ini.” Liu Zhenhan memandangi para prajurit Werwolf baru yang bergabung dengan puas. Pasukan yang tinggal memang menunjukkan prestasi gemilang belakangan. Setelah latihan dari Belami dan Robby, ditambah bimbingan prajurit senior, para prajurit Werwolf baru ini menjadi jauh lebih garang. Pepatah Bimon mengatakan “satu anjing ao setara dengan tiga serigala”, bukanlah omong kosong belaka. Saat Liu Zhenhan pergi dulu, para prajurit Werwolf baru itu masih terlihat pengecut dan lemah. Kini setelah sekian waktu, raut wajah para pemuda itu sudah dipenuhi kesombongan.
“Ada masalah apa? Kok sampai babak belur?” Tuan tanah heran melihat bekas cekikan kehijauan di wajah Belami, si pria tampan dari suku Werwolf.
“Tak lama setelah Anda pergi, para Medusa itu datang, nyaris bersamaan, hehe.” Belami terkekeh nakal. “Luka di wajahku ini hasil berantem dengan preman dari pihak mereka. Soalnya sama-sama Bimon, aku jadi nggak tegasin.”
“Katanya nggak tegasin, padahal tulang rusuk orang sampai patah beberapa.” Kolina tak henti-hentinya melaporkan perbuatan nakalnya dengan ekspresi dramatis.
“Kau si brengsek, ngapain berantem sembarangan?” Liu Zhenhan menatap Belami dengan wajah serius.
“Bukankah kita setiap hari mengadakan pesta api unggun? Yang Mulia Cui Beixi sebagai penanggung jawab utama migrasi Medusa, membawa beberapa manusia ular Medusa. Mungkin karena wanita Bimon Kupu-Kupu Feilengcui terlalu cantik, setiap mereka menari, selalu ada anak-anak Medusa yang bersiul. Belami tidak suka, lalu mengajak mereka berkelahi.” Kolina berkata dengan perasaan senang melihat kesulitan orang lain: “Akibatnya banyak dari mereka pulang malam itu dengan tandu.”
“Hebat sekali ya.” Tuan tanah mengerlingkan mata, bertanya dengan nada sarkastik pada Mammoth pahlawan kuat: “Kolina, apakah kau ikut berkelahi? Kau kan kawan baik, aku tahu kau tidak akan.”
“Aku sih ingin ikut.” Kolina mengusap kepala botaknya, wajahnya penuh kekecewaan: “Orang-orang Ao semua maju, Belami bilang kalau kami Mammoth ada yang mau bantu dia akan marah. Dia melawan tiga prajurit ular ganas sendirian, Obisilachi! Itu prajurit tangan kosong paling garang dari manusia ular Medusa, tinggi mereka 2,5 meter hampir 3 meter, badan kekar. Ekor mereka kalau tegak mungkin setinggi aku, tapi semua dirobohkan Belami sendiri. Tapi wajah Belami kena pukul ekor juga, sampai ada bekas cap. Bikin muka Yang Mulia Cui Beixi dan Kepala suku Andulan jadi tidak enak dilihat.”
"Harus jaga hubungan baik dengan tetangga! Jarak antar wilayah cuma ratus li, tindakan begini efeknya buruk!" Liu Zhenhan menasihati dengan nada seperti komisaris politik dan ekspresi seorang komandan: "Dengar-dengar di antara Medusa, prajurit ular piton yang paling hebat. Katanya tinggi mereka saat ekor tegak melebihi manusia jerapah Suku Deer. Lain kali bantai beberapa yang kayak gitu."
"Kalau ekornya tegak gimana bisa bertarung? Hehe, Medusa payah, tulangnya terlalu lembek. Sekali pukul langsung copot." Belami menyeringai dingin: "Kolina yang segede gini maju, pegang ekor mereka lalu kibas, entah itu prajurit piton atau ular raksasa, semua bakal meringkuk di tanah. Musim dingin gini enggak hibernasi malah cari masalah, berani-beraninya ganggu centaur Feilengcui."
"Bener tuh! Kalau Gud yang emosional di sini, pasti udah gempur sarang mereka sampe molor kulit." Kolina terkikik jahat.
"Betul! Hajar bagian tujuh inci di bawah leher! Soal ini aku ada pengalaman, dulu sering makan ular piton, rasanya segar banget." Lao Liu tersenyum cerah ingin berbagi tips, tiba-tiba wajahnya berubah serius: "Tapi tetap harus jaga persatuan! Belami, kamu yang ganteng rambut emas ini, cariin beberapa ular wanita cantik buat istri. Selesaikan konflik rakyat dari dalam, lenyapkan faktor buruk sebelum muncul."
Sial! Bos, trikmu ini benar-benar kejam. Otot wajah dua kepala milisi itu berkedut kikuk beberapa saat.
Kepala pelayan penguin Jabbar yang mendengar keributan segera datang, melihat tuan tanah tiba-tiba muncul, wajah kepala pelayan penguin itu masih mempertahankan sikap anggun yang terkunci rapi, sama sekali tidak berubah ekspresi. Setelah mengatur kelompok orang tua, wanita, dan anak-anak banteng untuk makan, ia segera melapor ke tuan tanah. Kepala pelayan penguin ini memang berbakat, gadis-gadis Medusa cantik berparas menarik ini benar-benar direkrut Tuan Jabbar yang berwibawa ini dari wilayah Medusa, semuanya gadis pilihan terbaik, khusus dipekerjakan sebagai pelayan khusus kediaman resmi Wali Kota Feilengcui.
Di kalangan bangsawan Bimon, pelayan terkadang juga digunakan untuk melayani ranjang, tidak hanya menemani tuan tanah tetapi juga tamu-tamu bangsawan yang berkunjung. Kebiasaan meminjamkan pasangan ini di antara bangsawan Bimon merupakan aturan tidak tertulis, semacam kompensasi atas penghapusan hak malam pertama bangsawan ribuan tahun lalu.
Liu Zhenhan benar-benar mengagumi kemampuan kepala pelayannya sendiri, tingkat keahlian macam apa ini?
Barang-barang hasil pemerasan tuan tanah di dunia manusia juga dikeluarkan semua dari cincin ruang, dua akuntan Fox langsung bersemangat mulai menghitung dengan saksama. Melihat daftar barang dalam rencana pembelian terpampang jelas, wajah Jabbar sang kepala pelayan juga memancarkan kepuasan yang tak bisa disembunyikan.
Kepala suku Andulan datang sedikit terlambat, pertanyaan hangatnya membuat Liu Zhenhan merasa sangat terharu.
"Kenapa hidungmu semakin lama semakin tampan?" Kepala suku Andulan langsung bercanda. Setelah sekian lama tak bertemu tuan tanah, sekilas penampilannya terlihat berubah, terutama lubang hidungnya. Orang yang setiap hari bersama mungkin tak menyadarinya, tetapi setelah berpisah beberapa waktu, Kepala suku Andulan merasa penampilan tuan tanah menjadi lebih gagah.
"Entahlah, hidungku pernah terluka saat di dunia manusia. Mungkin pertumbuhannya jadi tidak normal." Liu Zhenhan tersenyum kecut.
Penjelasan ini sebenarnya tidak perlu. Kebanyakan ras Bimon termasuk manusia, jika mengabaikan beberapa ciri rasial, memang hampir sama. Namun hidung Suku Pig selalu menjadi ciri khas. Perubahan ini justru membuat tuan tanah yang unik ini terlihat semakin lucu, tapi karena dia memang dikenal eksentrik, hal ini tidak menjadi masalah.
"Aku sedang menerima beberapa kepala suku dari klan Mink. Maukah Tuan menemui mereka?" Kepala suku Andulan mengedipkan matanya ke Liu Zhenhan.
"Klan Mink, manusia berang-berang? Bimon amfibi yang kikuk ini mau bergabung dengan Milisia Feilengcui kita?" Liu Zhenhan tertawa terbahak: "Untuk prajurit kuat mungkin aku pertimbangkan, tapi aku tidak butuh yang lemah. Tolong tolak saja permintaan mereka."
"Kebodohan!" Kepala suku Andulan menjelaskan dengan frustrasi: "Bukankah seharusnya kamu mempelajari kembali sejarah Bimon? 10.000 tahun yang lalu, ras manakah yang seharusnya menyediakan perempuan suci untuk menjaga api altar di Kuil Bimon?"
"Ras mana?" Liu Zhenhan selalu kurang berminat dengan sejarah kuno. Ritual-ritual rumit di Kuil Bimon kuno benar-benar tak terhitung banyaknya. Meskipun seorang Pendeta, Liu Zhenhan sama sekali tidak tertarik untuk mempelajarinya satu per satu.
"Tuan, beberapa kepala suku dari klan berang-berang Minke datang untuk menjalin ikatan pernikahan dengan Feilengcui." Tuan Jabbar, kepala rumah tangga, membersihkan tenggorokannya dua kali dan mengingatkan bosnya dengan diam-diam.
"Berang-berang ingin menikah dengan kita? Pernikahan macam apa? Apakah Kerajaan telah membatalkan tradisi perkawinan antar ras?" Liu Zhenhan benar-benar bingung.
"Tidak heran penilaian luar terhadapmu sebagai Pendeta pernah mencapai titik terendah. Pengetahuan yang seharusnya dikuasai seorang Pendeta sangat kurang meskipun kitab ritual tentang Pendeta sangat rumit dan membosankan, ini jelas bukan ilmu yang boleh diabaikan oleh Pendeta agung." Kepala suku Andulan mengungkapkan kekecewaan dan kemarahan dengan ekspresi dramatis: "Yang Mulia Tuan Tanahku, sepuluh ribu tahun lalu di era kejayaan Kekaisaran Bimon, hanya pernikahan campuran antara suku Mink musang air dan Suku Sikaide jangkrik yang diizinkan dan diakui internal kerajaan! Kini Bimon Suku Sikaide telah kembali ke tanah air, dua ras yang memiliki hubungan kekerabatan historis ini tentu akan mengangkat kembali masalah lama."
"Sepuluh ribu tahun silam, posisi Santa Perempuan yang mengawasi api altar Kuil selalu diisi perawan dari suku Diaochan Bimon yang tercantik." Kepala pelayan penguin Jabbar berkata dengan penuh hormat: "Meski keturunan campuran Suku Mink dan Sukaide - Bimon Diaochan sama seperti Bimon Nedi hasil kawin silang keledai-kuda, tidak memiliki hak reproduksi, namun gadis-gadis Diaochan diakui sebagai suku tercantik di Bimon. Kecantikan mereka melebihi empat suku wanita terkenal - Fox, Smail, Medusa, dan Yuanfurui. Hanya gadis Diaochan yang berhak merawat api altar abadi dan menjadi Santa Perempuan."
“Bimon pertama cantik？Lebih cantik dari empat suku kecantikan？Diao Chan？” Liu Zhenhan ternganga lama. Aku ini Guan Laoer juga! Pikir Lao Liu.
“Kisah klasik ini juga pertama kali kami dengar, sangat baru.” Belami dan Kolina saling menyeringai. Mereka tak percaya kaum jangkrik hitam bisa melahirkan bimon tercantik. Menurut mereka, empat kecantikan Bimon saat ini - rubah Fox, angsa Smyer, kupu-kupu, atau Medusa - mustahil tersaingi oleh kaum jangkrik.
“Lalu kau setuju tidak?” Liu Zhenhan akhirnya sadar, bertanya pada Kepala suku Andulan.
“Tentu tidak.” Kepala suku Andulan mengangkat alis: “Suku Sikaide kini cuma seribuan orang. Jika ada pernikahan campur mandul, populasi mereka bisa punah!”
“Tuan, Kuil mungkin akan menekanmu di masa depan.” Kepala rumah tangga Tuan Jabbar mendengus.
“Pacaran bebas kubolehkan, tapi pernikahan paksa tidak. Jika gadis Sikaide jatuh cinta pada pemuda Minke, itu kodrat. Pemaksaan tak boleh.” Liu Zhenhan tertawa hahaha: “Buah ara dipaksa tak manis. Kuil berkuasa atas langit-bumi, tapi urusan asmara jangan ikut campur.”
“Saya sangat mendukung ide Anda. Sebenarnya, populasi Suku Skade saat ini memang tidak mampu menanggung keributan seperti itu.” Kepala suku Andulan menunjukkan ekspresi yang seolah berkata 'sudah tahu kamu akan bilang begitu'.
“Apakah ada tentara bayaran dari Kadipaten Dolot yang datang ke sini? Saya telah merekrut pasukan tentara bayaran bernama Pasukan Macan.” Liu Zhenhan tidak lupa urusan pentingnya. Melihat penyihir Naga sudah selesai makan, ia segera bertanya.
“Beberapa hari lalu ada beberapa tentara bayaran manusia datang untuk survei. Dengan surat resmi yang ditandatangani langsung oleh Anda, kami sudah memverifikasi dan mereka telah pulang.” Kepala rumah tangga Jabbar tersenyum, “Tampaknya mereka cukup puas, terutama setelah melihat beberapa toko dari Kadipaten Dolot mulai dibangun di sini. Mereka bilang akan segera pulang untuk merencanakan persiapan.”
“Itu bagus. Kembali kali ini saya akan membawa semua pasukan militi ke bawah tanah untuk berperang melawan musuh. Tugas pertahanan Feilengcui akan diserahkan kepada prajurit budak. Para wanita dan lansia dari Suku Mammoth dan Kuda Nil juga harus bertanggung jawab. Dengan postur tubuh mereka, tugas pengamanan rutin masih bisa ditangani. Di gua sebelah kamar saya ada Formasi Teleportasi Angin. Jika tidak ada halangan, setiap hari akan ada yang pulang sekali.” Liu Zhenhan memandang Kolina dan Belami sambil tersenyum, “Selain itu, kita akan menerima sekitar enam ratus Orang Banteng. Kalian harus mempersiapkan ini.”
“Tidak masalah.” Leher Tuan Jabbar mendongak tinggi: “Gua-gua di Feilengcui masih cukup luas, persediaan bahan pangan juga sama sekali tidak ada masalah. Kali ini kami membeli banyak ternak dan bahan pangan.”
“Ke depannya kita akan semakin kaya! Beberapa bengkel pandai besi milik manusia itu tidak apa-apa meski diberikan kepada Medusa, Tuan Mourinho, Mentor Cui Beixi dll. Aku menemukan pandai besi yang sangat handal di bawah tanah. Hehe, bahan baku baja pun tidak perlu bayar, tinggal ambil kuali dan ambil langsung dari sungai lava. Dasar sialan, ini namanya pukul uang dengan tongkat, koin emas masuk ke kantong sendiri.” Liu Zhenhan tertawa terbahak: “Kita bisa jual besar-besaran!”
“Dengan cincin ruang ini, benar-benar menghemat banyak tenaga.” Kepala suku Andulan tersenyum.
“Sial!” Liu Zhenhan awalnya meringis, lalu tiba-tiba menepuk dahinya: “Kenapa aku lupa menggunakan cincin ruang untuk membawa sisa orang-orang banteng itu! Benar-benar tolol!”
“Bos, kali ini lawannya siapa?” Belami menggosok-gosokkan tangannya penuh semangat.
“Dua kelompok elf durjana, siapa tepatnya belum tahu, sialan!” Liu Zhenhan mengangkat bahu kecewa: “Mungkin tidak mudah dihadapi. Kali ini semua orang harus mengenakan zirah, baik Zirah Sabit Raksasa maupun Zirah Pelat Perak semuanya harus dipakai.”
"Tuan, jika situasi pertempuran mendesak, saya bisa menyewa sekelompok Medusa untuk membantu. Saya punya hubungan baik dengan beberapa di antara mereka. Mereka tampaknya juga dalam kesulitan ekonomi." Tuan Jabbar, kepala pelayan penguin, menyilangkan tangan dan mengangkat alisnya.
"Dari penampilan mereka, sepertinya mereka tidak pernah menderita. Semua terlihat bugar. Menyewa mereka untuk perang cukup menguntungkan." Kepala Suku Andulan mencibirkan bibirnya dan terus mendorong gagasan tersebut.
"Ide yang tidak buruk." Liu Zhenhan tertawa licik: "Kehadiran Medusa amfibi memang yang terbaik. Nama Prajurit Ular Raksasa sudah lama tidak terdengar."
Kolina dan Belami saling bertukar pandang, raut wajah mereka menunjukkan ketidaksetujuan.
Kemampuan sihir setengah-setengah dari penyihir Naga akhirnya tidak sia-sia dengan bantuan cincin ruang. Liu Zhenhan hanya perlu satu kali transfer untuk menyelesaikan semua proses serah terima. Bersama Penyihir elemen api Master Ottega, semua prajurit Feilengcui membawa peralatan berat termasuk ballista dan ketapel kecil, serta selusin budak Goblin Beruang yang mengoperasikan senjata-senjata itu ke Lembah Api.
Dua puluh anggota kavaleri udara Orang Kesturi yang bertugas di lokasi juga membawa senjata rahasia super Feilengcui - labu minyak ganda. Pengangkutan senjata mengerikan ini membutuhkan kehati-hatian ekstra, termasuk pencampuran bubuk fosfor dan getah darah yang harus dibuat di tempat. Setelah menghabiskan semua persediaan sebelumnya, 100 buah labu minyak ganda yang ditambahkan kali ini hampir mengambil separuh lebih dari persediaan Feilengcui.
Senjata ini memang bagus, namun persediaan Mata Air Kehidupan Liu Zhenhan juga hampir habis. Karena masih harus menyisakan sebagian Mata Air Kehidupan untuk menanam tumbuhan di tahun depan, produksi labu minyak diperkirakan maksimal hanya 1.000 buah lagi sebelum mencapai batas. Dalam pertempuran pertahanan sebelumnya, Milisia Feilengcui menghabiskan lebih dari 200 labu minyak ganda dalam satu pertempuran, menunjukkan kecenderungan permintaan yang melebihi pasokan. Kabar baiknya, para Goblin dari Gunung Cukur telah mulai membudidayakan bibit labu minyak ini. Meski panen berlimpah masih lama, setidaknya ada tekad untuk melepaskan ketergantungan dari Mata Air Kehidupan.
Para prajurit kijang bawah tanah pertama kali melihat prajurit Bimon yang dilengkapi peralatan secanggih ini, mereka semua tertegun. Ada tradisi kuno di kalangan prajurit Bimon yang tidak suka memakai zirah, tradisi ini membuat pasukan Bimon menderita kerugian besar dalam Perang Milenium, hingga kini Departemen Militer Bimon masih menangis air mata Niagara saat mengingatnya. Oleh karena itu, Liu Zhenhan tanpa ragu memerintahkan semua prajurit kijang untuk dilengkapi zirah. Meskipun zirah rotan buatan tangan Feilengcui generasi kedua yang dilapisi papan getah darah tidak sekuat benteng logam seperti Zirah Berat Sabit Raksasa atau Zirah Pelat Perak dalam hal perlindungan, serta kurang tahan api, keunggulannya terletak pada bobotnya yang ringan dan kemampuan proteksi yang tetap baik. Papan getah darah juga sangat efektif menahan pukulan tumpul berat. Karena jumlah zirah melebihi jumlah prajurit, Liu Zhenhan akhirnya melengkapi bahkan para prajurit banteng tak bernyawa yang dikendalikan oleh Soul Wanderers. Meskipun makhluk tak bernyawa terdengar sangat Berbual B, sebenarnya mereka tidak benar-benar abadi. Jika kerusakan tubuh terlalu parah, mereka juga akan hancur.
Liu Zhenhan juga menemukan fenomena menarik bahwa prajurit tengkorak di antara tentara abadi itu tampak sangat takut pada Pengawal Orang Ao. Ketika Belami muncul dengan gagah bersama pasukan Prajurit Werwolf di belakangnya, para prajurit tengkorak itu langsung menjadi gelisah, bahkan penjelajah jiwa pun hampir kehilangan kendali.
Dua Naga Peri yang berpengetahuan luas memberitahu Liu Zhenhan fakta lucu namun tak terbantahkan - tentara abadi jenis tengkorak yang tidak takut apapun, justru paling takut pada Orang Anjing Kepala dari Suku Dog. Meski prajurit Behemoth dari ras anjing ini sangat pengecut dalam hierarki pasukan Bimon, dan umumnya hanya bertugas di logistik dan tenaga logistik pasukan Wolff, namun dalam pertempuran melawan Bangsa iblis dahulu, bahkan Tiger prajurit yang perkasa pun tidak bisa membuat gentar prajurit tengkorak hasil panggilan ilmu gelap iblis, sementara prajurit pengecut Orang Anjing Kepala justru mampu melakukannya. Bukan berarti prajurit tengkorak akan langsung remuk menjadi tumpukan tulang saat bertemu mereka, melainkan para prajurit tengkorak yang biasanya pemberani tiba-tiba menjadi ragu-ragu, sementara prajurit anjing yang pengecut justru berubah menjadi sangat heroik.
Mengapa prajurit Orang Anjing Kepala bisa membuat prajurit tengkorak yang hanya menyimpan kesadaran terbatas saat hidup merasa takut. Pertanyaan ini telah diteliti selama bertahun-tahun oleh banyak Master Strategi, dan kesimpulannya begitu absurd hingga sulit dipercaya - yaitu anjing paling suka menggerogoti tulang.
Ini adalah sifat alamiah yang tidak bisa dihapuskan, sifat saling bertentangan namun tak terpisahkan.
Burung hantu "Sirene" yang dilepas Xiao Cui juga berhasil menghubungi perkemahan Orang-orang Banteng lainnya. Sayangnya, kabar tentang Imam Utama Murinio masih belum jelas. Dalam satu dua hari persiapan perang ini, pasukan pengintai udara Elf Jatuh juga muncul di langit atas Lembah Api. Pasukan pengintai Eagleman ini mungkin takut dengan bumerang prajurit Antelopeman, hanya mengintai dari kejauhan. Tapi tiba-tiba pihak lawan muncul dengan pasukan kuat termasuk Yitiao, Geryon, dan Ksatria Roh Penjaga yang menghabisi mereka sampai tak tersisa sehelai bulu pun. Kecepatan yang selama ini dibanggakan Minotaur sama sekali tidak berarti di hadapan Yitiao dan kuda terbang roh cincin.
Sejak itu pasukan pengintai terdepan Elf Jatuh tidak pernah muncul lagi. Sebuah badai besar sepertinya sedang mengumpulkan tenaga secara diam-diam.
Lao Liu sebenarnya ingin pergi ke wilayah kedua kelompok Elf Jatuh untuk bernegosiasi, tapi ini bukan hal yang bisa dilakukan sembarangan. Tanpa penunjuk jalan dan tanpa memberikan pelajaran terlebih dahulu, akan sulit melakukannya.
Sejumlah besar pasukan elit terperangkap di lembah, untuk sementara tidak bisa bergerak, terutama Belami yang kali ini sengaja membawa keahlian andalan kobold Doghead dari Ras Dog yaitu tali pelontar, penuh tekad ingin bertarung habis-habisan dengan perampok hibrida Bimon bawah tanah, manusia elang-sapi. Menurut kekuatan Orang Ao, batu yang dilontarkan dengan tali berukuran sebesar telur ayam, sedikit saja kulitnya tipis, terkena satu kali pasti bolong di kepala. Namun harapannya tak kunjung terwujud, membuat Jenderal Bei mengeluh sepanjang hari.
Niat berburu burung bukan hanya dimiliki prajurit Werwolf, bahkan Ksatria Kuil Gatanie, Vieri dan dua Naga Peri juga dilengkapi busur panah silang tujuh bintang. Mammoth pahlawan kuat yang kurang ahli memanah menyiapkan tumpulan batu seukuran bola, ditempatkan dalam keranjang besar, bersiap menjadi pelontar batu manusia. Soal tepat sasaran atau tidak itu urusan lain, yang penting meramaikan suasana.
Prajurit Panda juga menyiapkan tiga puluh batang lembing per orang. Lembing mereka dan bumerang Prajurit Antelop akan menjadi tembakan anti-udara utama selain kavaleri udara. Nedved juga dilengkapi dengan sejumlah mata panah sihir langka. Panah armor-piercing ini merupakan senjata hasil modifikasi setelah perampasan sebelumnya. Awalnya mata panah terlalu berat dengan jangkauan terbatas, namun kini Nedved menggunakan busur logam kuat berulir tendon kaki kutu raksasa prasejarah yang sepenuhnya menutupi kekurangan tersebut. Dalam Pertahanan Pertama Feilengcui dulu, busur silang sayap burung yang dipindahkan ke dimensi lain dengan Qiankun Dayi - sekaligus menyelamatkan nyawa Liu Zhenhan - juga menggunakan ulir tendon kutu raksasa prasejarah. Makhluk jahat prasejarah ini telah punah di permukaan bumi, menemukan satu di bawah tanah adalah keberuntungan besar.
Elastisitas tendon kutu raksasa prasejarah luar biasa. Selain kuda nil, sulit menemukan Bimon lain di suku Haus yang mampu menarik tali busur ini. Nedved sendiri membutuhkan bantuan "Sabuk Kekuatan Binatang Raksasa" untuk menggunakan busur impian setiap pemanah ini.
Kombinasi busur tendon kutu dengan panah armor-piercing sihir, ditambah efek percikan es dari binatang tanpa wajah raksasa tundra, memungkinkan Shenjian Zheqin dari suku Centaur mengusir naga dari jalurnya, atau membunuh penyihir besar tingkat pemandu dengan satu tembakan ceroboh.
Senapan api kuno Guli milik Tuan Liu, meskipun terlihat agak kuno dan usang, masih memancarkan nuansa klasik yang autentik.
Satu-satunya penyesalan Lao Liu saat ini adalah tidak membawa Pasukan Tentara Bayaran Macan ke bawah tanah. Pasukan itu memiliki seratus pemanah elf padang rumput yang akan sangat berguna dalam situasi penyisiran musuh skala besar seperti ini - tambahan pasukan selalu menjadi nilai lebih.
Meskipun para penyair kuda nil termasuk dalam keluarga besar pemanah ulung suku Haus yang terhormat, mempelajari teknik memanah secara dadakan jelas terlalu terlambat. Kapak tangan kecil tetap menjadi pilihan utama serangan jarak jauh mereka. Setelah beberapa pertempuran di Feilengcui, terkumpul tak terhitung kapak perang kavaleri yang awalnya dirancang sebagai senjata sekunder untuk menghancurkan zirah berat dalam pertarungan jarak dekat. Namun di tangan besar para penyair kuda nil, kapak ini masih terasa agak kecil. Atas upaya Tuan Jabar sang kepala pelayan, dua ratus pria Medusa bersenjata benar-benar datang membantu. Entah janji apa yang diberikan kepala pelayan penguin kepada tentara bayaran ular ini - terkesan agak sembunyi-sembunyi dan pasti dilakukan tanpa sepengetahuan kepala suku mereka.
Para Medusa ini semuanya qingyise prajurit. Jumlah Prajurit Ular Piton di antara mereka setidaknya ada belasan. Dengan senjata garu lima cabang pemisah air, Liu Zhenhan dengan licik menempatkan mereka bersama Fegao dan para penyair kuda nil di sungai depan Lembah Api. Tugas utama mereka adalah menyusup di dalam air menunggu kesempatan serangan tiba-tiba. Setelah keributan dimulai, misi utama para Medusa ini adalah melindungi para penyair kuda nil yang bertindak sebagai penyerang jarak jauh dalam formasi tempur. Semua orang merasa taktik Liu Zhenhan ini cukup kejam, seolah memperlakukan keju sebagai provision biasa.
Para Putri Duyung Koutao benar-benar gentar melihat kekuatan asing ini. Ekor Medusa yang tergulung di darat tak terlihat, namun di air mengembang lebar. Prajurit Ular Piton pemimpin mereka Olajuwon memiliki panjang tubuh dari kepala hingga ekor mencapai 7 meter, bagian ekor tertebal melebisi tong anggur. Kemarin Prajurit Paus setinggi 6 meter saja sudah menakutkan, siapa sangka sekarang datang yang lebih tinggi lagi.
Awalnya para Prajurit Medusa ini cukup sombong, namun kesombongan itu langsung lenyap saat melihat Prajurit Banilu Fegao. Mereka tak menyangka ada suku air yang seperkasa ini. Tubuh Fegao setidaknya dua kali lebih berat dari Prajurit Ular Piton sekalipun.
Benar-benar luar biasa kekarnya.
Perundingan perdamaian adalah istilah yang paling sering terpikir oleh Liu Zhenhan beberapa hari terakhir ini. Mengenai bagaimana sebenarnya cara meyakinkan pihak lawan, sejujurnya Lao Liu sama sekali tidak yakin. Termasuk rencana cadangan jika pihak lawan menolak, Lao Liu juga belum bisa menyusun strategi yang matang. Elf selalu merupakan ras yang angkuh, baik itu Elf Jatuh maupun Elf Permukaan, sifat buruk ini sudah meresap ke dalam sumsum tulang dan jiwa mereka.
Rencana darurat kedua Liu Zhenhan adalah jika situasi benar-benar buruk, ia akan memindahkan Orang-orang Banteng dan Raksasa ini kembali ke Feilengcui melalui formasi angin. Namun rencana ini jelas belum matang. Pergaulan selama beberapa hari ini membuat Lao Liu menyadari bahwa Raksasa Tifon ini memiliki keterikatan yang kuat pada tanah air. Liu Zhenhan tidak sepenuhnya yakin bisa melakukan ini nanti.
Hanya memikirkan misi mulia menyelamatkan orang gua ini, kepala Lao Liu langsung pusing tujuh keliling.
“Sebuah bangsa yang tidak tahu memperkuat diri, dengan apa mereka harus diselamatkan?” Lao Liu terkadang juga memperhatikan Xiao Cui, target jauh yang dikejar oleh Dark Elf muda ini membuat Liu Zhenhan yang awam sesekali merasa kagum. Di usia Xiao Cui, Lao Liu bahkan belum mengerti arti mengejar dan menghormati kebebasan. Meski bisa menemukan bayangan kebingungan di mata Xiao Cui, lebih sering Liu Zhenhan melihat keyakinan tak tergoyahkan dan harapan yang berkobar.
“Singa tidur, Xiao Cui adalah singa tidur.” Liu Zhenhan mengendus hidungnya yang semakin mancung, menggunakan pepatah paling populer dari era Kaisar Taizu untuk memberikan penjelasan terbaik tentang Dark Knight ini.
“Apa? Kamu bilang apa?” Daisy dan Ruoerna mendengar gumaman Lao Liu, bertanya dengan bingung.
“Aku bilang, Xiao Cui pasti perwujudan rasi bintang yang turun ke dunia untuk menyelamatkan massa proletar yang sengsara.” Lao Liu menggunakan analogi yang lebih umum di Benua Aigean: “Xiao Cui pasti jelmaan Sampa, menyiramkan cahayanya ke dalam kegelapan, menerangi bumi yang suram.”
“Bos sekarang bicara semakin mirip aku, seperti penyair sempurna.” O'Neill berkata dengan nada sedikit kecut.
Drow yang sedang belajar teknik pedang ganda dari Fatty Luo jelas mendengar pujian dari idolanya, wajahnya memerah sampai leher, jurus pedangnya pun menjadi tidak karuan.
“Richard, aku benar-benar yakin kamu juga adalah bintang zodiak yang turun ke dunia.” Nana menepuk bahu Lao Liu dengan gaya dewasa sebelum waktunya, berkata dengan penuh kesungguhan.
“Zodiak apa?” Lao Liu merasa senang dalam hati tapi ekspresinya tetap datar. Napasnya yang sedikit berat masih mengkhianati sisi kesombongan karakter ini.
“Aries, menurutku Richard sangat baik.” kata Helen. Biarawati kecil Joan d'Arc di sampingnya mencibir, berpikir bajingan ini mana ada hubungannya dengan kebaikan.
“Scorpio, menurutku kejahatan Richard hanya mekar dalam kegelapan.” Ucap Ning Yu membuat Liu Zhenhan berseri-seri.
“Menurutku seharusnya Libra, Richard adalah neraca yang menyeimbangkan ketidakadilan di dunia.” Perkataan Daisy jelas-jelas tidak bisa membedakan yang baik dan buruk.
“Virgo.”
“Lyra.”
“Sialan! Bos pasti jelmaan Dibo Luo!”
Komentar-komentar acak saling bersahutan, membuat Lao Liu semakin tak bisa menutup mulutnya. Guo Guo mengendarai burung beo terbang bolak-balik sambil berteriak "Dibo Luo Dibo Luo".
“Kalian semua salah!” Nana berteriak: “Richard pasti jelmaan Dedolibituro·Shidandu!”
“Namanya panjang sekali, zodiak apa itu?” Liu Zhenhan bertanya sambil tersenyum: “Aku yakin ini pasti nama lengkap zodiak agung.”
Biarawati kecil itu mendadak tertawa terbahak.
“Rasi Bintang Tianchou.” Gatanie tersenyum manis menjelaskan: "Dedori Bituolu·Shidandu adalah perwujudan Rasi Bintang Tianchou."
Guo Guo memegang perutnya, "Gudong!" tertawa hingga terjatuh dari punggung burung beo.
"Pelacur kecil." Liu Zhenhan menggertak gigi sambil memaki.
BAB 136 Taktik Licik Beruntun
〖Entah karena perang tak bisa lepas dariku, atau memang darah pejuang mengalir dalam nadiku, ke manapun aku pergi, keberuntungan ini selalu menyertaiku - sungguh sebuah "beban yang membahagiakan".
——Penilaian Diri Tuan Liu〗
※※※
Meski Liu Zhenhan datang dengan niat berdamai, perang tetap tak terelakkan.
Sistem deteksi magis yang dipasang Master Ottega, penyihir elemen api, di sekitar Fire Canyon dan semua lift menuju benua bawah tanah lapis kedua berhasil memberikan peringatan dini. Meski Cui telah menempatkan beberapa burung hantu sebagai penjaga, sinyal pertama serbuan pasukan rampok Dark Elf justru datang dari kembang api magis "Peringatan Api" yang melesat ke langit saat mereka muncul melalui lift ganda di Benua Furyflame.
Berperang di bawah tanah berbeda dengan di permukaan. Dalam kegelapan, kekuatan setiap pasukan pasti berkurang, bahkan pasukan Wolff asli sekalipun. Tentu saja, kali ini masih berupa perang balasan terbuka, dan ada penyihir yang membantu. Pada dasarnya, tidak berbeda jauh dengan Pertahanan Feilengcui.
Pasukan yang ditemani penyihir memang berbeda. Bahkan pasukan penunggang serigala yang disebut-sebut sebagai penguasa malam, jarang mencatatkan serangan malam ke kamp yang dijaga penyihir dalam Pertempuran Hyjal. Kali ini, Liu Zhenhan juga tidak memberi kesempatan musuh untuk melakukan serangan tiba-tiba.
Mendeteksi lawan lebih awal memberi keunggulan inisiatif. Liu Zhenhan telah menyiapkan banyak jebakan licik selama beberapa hari terakhir untuk menyambut kedatangan mereka, justru takut para elf jahat ini tidak datang.
Burung emas di "matahari kecil bawah tanah" yang melayang di atas Lembah Api pun terkejut oleh suasana mencekam sebelum perang, terbang kesana-kemari dengan kepakan sayap yang memancarkan ribuan sinar, mengaburkan langit lembah.
Melalui teropong elang, Liu Zhenhan menemukan elf jahat mana yang akan dihadapinya.
Blood Elf Moore!
Hanya di bawah komando Moore-lah terdapat prajurit kurcaci setinggi kuil tanah. Namun setelah mencari lama, Liu Zhenhan tetap tidak menemukan satu pun Blood Elf di antara lawan yang akan bertarung habis-habisan ini, mungkin karena jarak yang terlalu jauh dan kegelapan.
Waktu yang terisolasi sudah terlalu lama. Makhluk permukaan sekarang sama sekali tidak memahami betapa mengerikannya Blood Elf. Dari penuturan Cui dan Yankele, Liu Zhenhan mengetahui bahwa elf yang jatuh ini adalah spesies penyerap sihir yang menakutkan. Mereka gemar menyerap sisa kekuatan elemen dari tubuh lawan yang mati untuk memperkuat diri. Di permukaan, musuh seperti ini pasti akan menjadi lawan bersama bagi Imam Bemon dan penyihir manusia.
Di tepi selatan Sungai Gibraltar yang membentang di depan Lembah Api, semakin banyak bayangan-bayangan yang terus bermunculan dari sumur bawah tanah. Kontur samar dalam kegelapan menunjukkan betapa besar jumlah pasukan ini. Sekitar 250 yard di depan tepi utara Gibraltar terdapat Lembah Api, celah berbentuk U selebar 200 meter yang membuka topografi lembah tanpa penghalang. Di dalam lembah berbentuk teko ini terlihat jelas, dengan banyak matahari bawah tanah yang melayang di udara menerangi setiap sudut lembah.
Prajurit Kurcaci Abu-abu dan Manusia Sapi-Elang ini tidak terburu-buru menyeberangi jembatan batu alami seperti meteor. Mereka memilih menyusun formasi di seberang sungai. Bahkan penglihatan Liu Zhenhan pun tidak bisa menembus kegelapan pekat untuk mengetahui berapa banyak pasukan centaur yang datang.
Melihat Milisia Feilengcui telah melakukan pengorganisasian diri dan menetapkan zona pertahanan, para Raksasa Tifon juga mengeluarkan rantai besi panjang sebesar pergelangan tangan. Mereka membelenggu semua prajurit kijang dengan cincin belenggu berbentuk lingkaran yang melekat di pinggang, sementara ujung lain rantai besar tersebut dikunci pada tiang besi seukuran pelukan yang tertanam di tanah di belakang para prajurit kijang. Susunan seperti rantai besi yang membentang di sungai ini pada dasarnya bertujuan untuk menempatkan para prajurit Orang-orang Banteng yang perkasa ini di depan semua rumah batu, membentuk penghalang dengan mengorbankan nyawa mereka sendiri.
Ada alasan mengapa orang-orang banteng ini dibelenggu dengan rantai besi dan borgol. Dalam interaksi sehari-hari, prajurit Bimon berkepala sapi sebenarnya termasuk ras yang relatif jujur dan baik hati di antara Behemoth. Namun begitu menginjakkan kaki di medan perang dan melihat warna merah darah, para prajurit banteng yang lugu ini akan langsung terstimulasi menjadi agresif dan mudah marah, memasuki kondisi patologis "transformasi liar semu" - karena kelemahan "menjadi patologis akibat stimulasi berlebihan" ini bukan hanya milik prajurit banteng. Suku Jimu dari ras kambing di antara Behemoth juga memiliki ciri serupa: begitu menghadapi stimulasi besar seperti masuk ke medan perang yang penuh darah, mengalami penghinaan berat, atau malam pertama pernikahan, anggota suku Jimu berkepala kambing memiliki kemungkinan besar untuk langsung mengalami kondisi patologis "kambing gila". Kelainan aneh berupa "gagal fungsi saat menghadapi tekanan besar" ini juga dimiliki manusia. Meskipun gejala yang muncul pada manusia sangat mirip dengan "kambing gila" suku Jimu, namun demi pembedaan perlakuan, manusia memberi nama lain untuk penyakit ini - epilepsi.
Baik itu manusia kambing dari suku Jim, maupun manusia yang menderita epilepsi, pasukan manusia maupun pasukan Bimon sama sekali tidak akan meminta pemuda seperti ini untuk menjadi prajurit yang memenuhi syarat dalam ketentaraan mereka. Bayangkan, ketika dua pasukan bertempur, kilatan pedang dan percikan darah bertebaran, saat seorang panglima yang sedang menyusun strategi membutuhkan pasukannya untuk membentuk formasi rapat menghadapi musuh, tiba-tiba menemukan prajurit di sisinya terjatuh satu per satu karena panik, mulut berbusa dan tubuh kejang-kejang, yang parah bahkan sampai menggigit lidahnya sendiri. Prajurit macam apa yang diinginkan panglima? Panglima mana yang berani menerima mereka?
Keadaan Orang-orang banteng juga kurang lebih sama, hanya saja "penyakit mirip-transformasi liar" mereka tidak akan kejang-kejang di tanah seperti orang ayan, melainkan seperti orang gila, menyerang lawan dengan mata merah membara. Karena pengaruh kondisi patologis dalam "transformasi mirip-liar" ditambah sifat keras kepala alami Suku Berbual yang tersembunyi, prajurit Bimon berkepala sapi yang mengalami transformasi ini akan nekat menyerang musuh sekuat apapun tanpa peduli konsekuensi. Sifat seperti ini tentu sangat ideal untuk perkelahian preman, namun dalam situasi pertempuran dua pasukan, impulsivitas prajurit Bimon akan menjadi faktor paling tidak stabil - sekelompok besar prajurit Bimon meninggalkan pertahanan kawan-kawan di barisan belakang, lalu menyerbu formasi musuh tanpa perintah untuk bertarung mati. Kelalaian fatal semacam ini hampir bisa menggagalkan kemenangan yang seharusnya diraih. Sejarah perang di Benua Aigean telah mengajarkan semua komandan betapa pentingnya "disiplin" bagi sebuah pasukan.
Prajurit Bimon berkepala sapi dari Suku Badak Hitam bukanlah banteng biasa. Mereka termasuk prajurit Cincin Emas paling bangga dari Suku Berbual. Bagaimana mungkin para prajurit Antelop tak mengetahui kelemahan mereka sendiri? Dalam Kondisi Mirip Kemarahan, tak ada satupun prajurit banteng yang memiliki pikiran jernih, namun tujuan utama adalah melindungi benih padi di Lembah Api. Untuk menutupi kelemahan besar ini, para Bimon meminta raksasa Tifon untuk membelenggu mereka dengan rantai besi, membatasi jangkauan gerak mereka.
Seluruh orang tua, wanita, dan anak-anak telah dievakuasi kembali ke Feilengcui. Kini seluruh prajurit Antelop di Lembah Api tidak lagi memiliki beban di belakang. Dari 294 prajurit Antelop, kecuali beberapa prajurit tinggi yang mampu melakukan Amuk Mandiri dan 80 prajurit banteng yang telah menjadi prajurit abadi, sisanya seluruhnya dirantai. Area berbentuk teko di jantung lembah sangat luas, dengan jarak 5 langkah antar prajurit Bimon kiri-kanan, disusun secara berlapis dalam formasi ''. Susunan ilmiah ini jelas mempertimbangkan kedalaman dan pengisian posisi, dengan panjang rantai 15 meter. Dalam pertempuran hidup-mati, jangkauan gerak prajurit Antelop bahkan tanpa dirantai maksimal sebesar ini - satu lubang untuk satu bibit.
Mungkin karena menghadapi pertempuran berdarah yang akan segera dimulai, lubang hidung sebagian besar prajurit Orang-orang banteng telah mengeluarkan embusan napas putih tebal yang berdengus-dengus, membuat cincin emas di atas hidung mereka berderak-derak. Duncan dan dua prajurit kijang yang mampu melakukan Amuk Mandiri memeriksa satu per satu ring pinggang prajurit kijang ini serta rantai besi sepanjang 15 meter yang terkunci pada tiang besi, untuk menghindari kelalaian.
Metode ini lebih merupakan keterpaksaan daripada kecerdikan. Jika tidak dilakukan demikian, dikhawatirkan sejak awal pertempuran, para prajurit kijang ini sudah akan berlarian keluar lembah dengan mata merah untuk bertarung - mana mungkin bisa melindungi benih tanaman!
Meskipun kali ini tidak perlu lagi melindungi benih pangan, metode pertempuran yang dipertahankan secara konsisten selama bertahun-tahun ini masih diwariskan. Baik Liu Zhenhan maupun Vieri tidak memiliki keberatan—di kalangan atas militer Kerajaan Bimeng, bagaimana menggunakan prajurit Bimon berkepala sapi dan mengembangkan kekuatan tempur besar mereka selalu menjadi pertanyaan yang tak terjawab. Jika prajurit Bimon memiliki disiplin seperti prajurit manusia kelas tiga, mungkin Bimon sudah melepaskan diri dari Kerajaan Bimeng lebih awal daripada manusia, karena tak ada yang bisa mengendalikan ras yang memiliki kekuatan tempur dahsyat, disiplin ketat, dan kesuburan tinggi. Meski demikian, karena kekhawatiran akan kemampuan reproduksi dan kekuatan tempur Bimon yang jauh melebihi Bimon biasa, Kerajaan Bimeng hingga kini masih menerapkan kebijakan "pembatasan kelahiran" yang diajukan 10.000 tahun lalu oleh Kepala Suku Yinchu dari suku Haus yang visioner. "Usul kijang" yang dulu digunakan Liu Zhenhan dipelajari dari para pandai besi Bimon di Gunung Cukur. Munculnya "usul kijang" yang bertujuan kontrasepsi ini tak bisa tidak disebut sebagai produk menyedihkan yang mewakili suatu zaman.
Setelah istirahat singkat, prajurit Kurcaci Abu-abu dan Manusia Sapi-Elang mulai bergerak maju dengan tertib. Antara Lembah Api dan mereka terbentang Sungai Gibraltar. Meskipun ada jembatan alami raksasa, kecepatan Kurcaci tidak bisa menyaingi Manusia Sapi-Elang yang terbang di udara. Banyak Manusia Sapi-Elang berputar-putar di atas Sungai Gibraltar, menunggu pasukan Kurcaci yang bergerak seperti aliran deras perlahan-lahan menyeberangi jembatan langit yang terbuat dari batuan vulkanik hitam berbentuk sarang lebah.
Sepanjang operasi, Kurcaci dan Manusia Sapi-Elang sama sekali tidak membuat keributan, teratur dan sangat mencerminkan citra pasukan reguler sejati. Milisi Feilengcui selama ini hanya berhadapan dengan tentara bayaran. Ini pertama kalinya mereka menghadapi pasukan reguler. Meski belum pernah melihat langsung kemegahan pasukan reguler manusia nomor satu di benua ini, pasukan Blood Elf Moore hari ini memang layak disebut sebagai musuh tangguh.
"Tuan Richard, kira-kira berapa jumlah pasukan lawan?" Kepala Suku Raksasa Tifon Yankele berjalan mendekat dengan langkah lebar, bertanya hormat kepada tuan tanah Bimon yang sedang mengarahkan Sarung Lensa Mata Elang ke matanya.
"Tubuh kurcaci memang pendek, yang di jembatan tak terlihat. Dari siluet-siluet samar dalam kegelapan, jumlah Kurcaci diperkirakan tidak kurang dari 3.000 orang. Manusia Sapi-Elang tidak kurang dari 2.000." Liu Zhenhan terdiam sejenak, setelah menghitung dalam hati, memberikan perkiraan kasar.
“Angka yang saya sebutkan belum tentu akurat, mungkin bisa lebih banyak.” Liu Zhenhan menambahkan.
“Langsung bertindak!” Begitu mendengar itu, Kepala Suku Raksasa Yanke segera melambaikan tangan ke arah Raksasa Typhoon yang berbaris di belakang para prajurit Bovid. Tiga belas Raksasa Typhoon yang tinggal mengeluarkan kantung kulit besar berbentuk bungkusan dari rumah batu, satu demi satu kantung itu dilemparkan ke kejauhan. Setiap kantung yang jatuh akan menyemburkan serbuk kapur putih, lapisan serbuk seputih salju langsung menyapu sebagian besar area lembah, terutama di depan barisan terdepan prajurit Bovid. Penyebarannya paling pekat, lumut dan pakis di dasar lembah sudah tertutupi lapisan bubuk putih tebal, debu kapur yang menyengat beterbangan di mana-mana. Suara batuk-batuk sambil menutupi mulut mulai terdengar berulang kali.
“Benda ini bagus.” Liu Zhenhan memuji sambil melirik si raksasa besar ini, tak menyangka Raksasa Typhoon yang tampak jujur ini ternyata bisa memainkan trik licik seperti menaburkan kapur: “Tapi bukankah lebih baik menaburkannya saat musuh sudah mendekat? Biar masuk ke mata mereka, efeknya mungkin lebih optimal.”
“Bubuk kapur bisa dipakai seperti itu?” Kepala Suku Raksasa itu tertegun.
“Tentu saja bisa. Kalau begitu, katakan padaku, untuk apa kalian menaburkan bubuk kapur ini di tanah?” Liu Zhenhan bertanya heran.
“Kemampuan ras Kurcaci Abu-abu adalah ‘Ilmu Siluman’. Dulu kami sering dirugikan oleh kemampuan menghilang sejenak mereka. Setelah Drizzt bergabung, dia mengajari kami trik melawan Kurcaci Abu-abu ini. Kami menaburkan ini hanya untuk melihat posisi mereka... hmm... untuk melihat jejak kaki.” Kepala Suku Raksasa Yang Kole mengangkat alisnya menjelaskan.
“Xiao Cui memang pintar.” Liu Zhenhan memuji dengan kagum sambil memandang Elf Drow yang sedang berpatroli di garis pertahanan bersama kucing gagah.
“Setiap tahun jika bukan karena Xiao Cui dan Pelancong Jiwa yang membawa Prajurit Abadi membantu, kami pasti sudah sangat dirugikan.” Ksatria Antelop Duncan berkata sambil menatap tajam lapisan bubuk kapur tebal di lembah dengan mata sebesar lonceng tembaga.
“Perampok tahun ini benar-benar banyak.” Kepala Suku Raksasa Yang Kole menghela napas pahit: “Tahun lalu paling banyak hanya separuh pasukan ini.”
“Karena Moore sudah menyuap Putri Duyung Kuo Tao untuk menyerang diam-diam kalian, itu membuktikan rencana Blood Elf tahun ini memang besar.” Liu Zhenhan terkekeh jahat: “Entah apa yang kalian lakukan sampai mereka begitu, atau mungkin tahun ini mereka sedang gila.”
Sebuah siulan melengking terdengar di antara para Manusia Elang Banteng yang berputar-putar di atas Sungai Gibraltar, sekitar separuh dari mereka membagi diri ke tiga arah di langit, mengitari lembah api dalam kegelapan. Meski Kurcaci Abu-abu dan Manusia Elang Banteng belum mulai menyerang, suasana pengepungan dari segala penjuru yang mereka ciptakan sudah cukup untuk menghancurkan mental lawan yang kurang tangguh.
Sejumlah besar lawan menyusup dalam kegelapan tak dikenal di segala penjuru. Tak seorang pun bisa menebak dari arah mana para Manusia Elang Banteng ini akan menerjang berikutnya, melemparkan tombak pendek mereka dari ketinggian - situasi ini membuat para prajurit Rusa Kijang yang pemberani merasa lebih tak berdaya dan gelisah dibanding menghadapi lawan kuat secara frontal. Para prajurit Rusa Kijang yang lebih muda pengalamannya, dalam ketegangan menjelang pertempuran ini, desahan berat dari lubang hidung mereka semakin keras terdengar, rantai besi di pinggang mereka tertarik kencang hingga lurus.
Di bawah teriakan berpengalaman dari prajurit Bimon Dengken, semua prajurit Bimon telah mengeluarkan bumerang. Masing-masing memandang langit milik mereka dengan konsentrasi. Begitu ada satu manusia burung elang yang berani mengangkat kepala, mereka akan disambut oleh pisau lengkung Gurkha yang langsung dilepaskan oleh para prajurit Bimon. Di depan tubuh mereka, formasi "" di garis depan dijaga oleh prajurit Bimon dan 80 prajurit Banteng abadi yang akan bertanggung jawab atas musuh darat dari depan. Lapisan tebal bubuk kapur di lembah memberikan penanda terbaik bagi penjelajah jiwa.
Siapa bilang Orang-orang Banteng adalah bodoh tanpa otak? Liu Zhenhan semakin merasa tidak boleh menyamaratakan suatu ras. Lingkungan keras pasti bisa memaksa suatu ras untuk belajar, atau memahami hal-hal yang tak pernah mereka bayangkan.
Enam Raksasa Tifon berbaris di belakang garis pertahanan Orang-orang Banteng. Keluarga raksasa neraka api ini telah dipulangkan Liu Zhenhan sekaligus ke Feilengcui, termasuk tujuh anak muda yang baru dewasa. Enam Raksasa Tifon yang tersisa semuanya adalah prajurit dewasa. Hanya merekalah yang mampu mengkristalkan "batu meteor api" di tangan.
Liu Zhenhan menemukan hal lucu lainnya: karena para raksasa Tifon memiliki kemampuan khusus kekuatan api, jarak antara prajurit Bimon berkepala sapi dengan raksasa sengaja dijauhkan. Menurut Duncan, ini untuk menghindari luka bakar dari api neraka yang menyala-nyala di tubuh mereka selama pertempuran.
Milisi Feilengcui pertama kali berpencar namun tetap dalam formasi. Perisai Kuda nil bertugas melindungi kelompok penyihir. Ballista dan ketapel dikonsentrasikan di atap pondok raksasa, dengan konstruksi pertahanan udara sederhana dari batang jamur raksasa dan kulit hewan. Budak Goblin Beruang sudah siap tempur, mungkin karena pengaruh beberapa penyair Kuda nil yang mengawasi.
Tiga pendeta khusus memancarkan "Cahaya Kesadaran" melalui Nyanyian Perang Spiritual, menyinari setiap prajurit Bimon berkepala sapi yang mulai dipenuhi amarah, menyuntikkan ketenangan seperti mata air jernih ke dalam hati mereka yang gelisah.
Biarawati kecil Jeanne juga memberikan "Kesadaran Suci" kepada prajurit Bimon melalui nyanyian mazmur. Saat menggunakan kemampuan ilahi ini, Liu Zhenhan secara sinis membayangkan: bagaimana jika "Mazmur Suci Kesadaran Suci" yang sebenarnya adalah versi suci dari "Nyanyian Perang Spiritual" Bimon ini secara tidak sengaja memberikan Pencerahan Kebijaksanaan kepada seorang prajurit Antelop? Pasti akan menjadi situasi yang sangat lucu.
“Apa aku harus mencari cara untuk membuatkan Peliharaan Magis buat si gadis kecil ini lain kali?” Liu Zhenhan semakin berpikir semakin tersenyum sinis. Belakangan ini setiap kali ada waktu luang, dia selalu diomeli biarawati kecil itu sampai hampir gila.
Sayangnya Orang-orang banteng ini ternyata tidak memiliki potensi menjadi Pastor. Tidak ada waktu lagi bagi Liu Zhenhan untuk berpikir, siulan melengking tiba-tiba memenuhi langit dari segala penjuru. Dalam kegelapan, manusia-burung hantu itu bagai lalat hijau yang mencium bau kotoran, "Bruuk!" serentak menyerbu keluar dari kegelapan. Formasi terbang mereka yang rapat dan masif muncul tiba-tiba dari punggung bukit di sekitar lembah, hanya diiringi gemuruh sayap yang mengepak angin kencang tanpa sedikit pun suara lain.
Hampir bersamaan dengan kemunculan manusia-burung hantu dari kegelapan, celah berbentuk U juga bergema oleh derap kaki bertalu-talu. Meski tak terlihat sosoknya, langkah kaki teratur yang berat dan gemerincing senjata logam mengkhianati keberadaan prajurit Kurcaci abu-abu yang sedang dalam keadaan tak terlihat.
"Semua siaga! Ini serangan uji coba, mari beri mereka pelajaran berdarah!" Lao Liu mengatupkan Sarung Lensa Mata Elang dengan keras sambil berteriak lantang.
Sebagai komandan setengah matang, dia secara pribadi sangat mengagumi gaya bertempur Elf Moore ini. Jika harus berpidato panjang lebar seperti manusia sebelum menyerang, nasi sudah jadi bubur.
"Mundur! Persempit jarak! Semua tetap tenang!" Deng Ken menggenggam pilar totem dengan satu tangan, tangan lainnya mencengkeram pisau lengkung Gurkha. Dengan lengan terentang, ia mengaum keras menggunakan tenggorokan besarnya yang serak, menggema di lembah dengan resonansi yang mengguncang.
Sebenarnya Daisy sudah menentukan area pertahanan masing-masing. Saat ini yang diperlukan hanyalah tetap tenang dan bertempur dengan tenang. Prajurit Banteng Kijang tidak mengecewakan komandan. Meski mata mereka sudah memerah, dengan bantuan "Cahaya Kesadaran" dari lagu perang pendeta, mereka berhasil mengendalikan emosi dengan baik tanpa terjerumus ke dalam kondisi patologis "transformasi semi-liar".
Manusia Sapi-Elang yang telah melewati punggung bukit segera memasuki fase penyelaman. Dengan sayap terlipat, mereka terlihat seperti kawanan gagak hitam yang jatuh dari langit.
Lao Liu mengamati formasi tempur mereka dan merasa mirip dengan taktik khas Pasukan Kwantung Jepang di era Anti-Jepang - serangan bergelombang menggunakan formasi padat berlapis, gelombang demi gelombang yang menghancurkan pertahanan lawan hingga titik kelelahan lalu menghancurkannya sekaligus. Formasi tempur ini kemudian menjadi sampah tak berguna di tangan tank dan karabin Rusia - hujan tembakan area luas dan kendaraan lapis baja adalah solusi termudah melawan serangan semacam ini.
Milisia Feilengcui yang telah mengalami beberapa pertempuran besar sebelumnya sempat meremehkan musuh-musuh ini sebelum bertempur dengan pasukan Elf Moor, namun tekanan yang diberikan oleh lawan hari ini bisa dikatakan jauh melebihi pertempuran apa pun yang pernah mereka alami sebelumnya.
Prajurit yang belum pernah mengalami pertempuran udara besar-besaran tidak akan pernah bisa membayangkan kekuatan dahsyat yang datang bagaikan menutupi langit. Sarang tawon yang mengerumuni seekor beruang coklat saja bisa membuatnya lari ketakutan, apalagi ribuan Orang Banteng Elang bersenjatakan tombak tajam yang mengepung dari segala penjuru.
Selain Orang Banteng Elang yang memadati langit bagaikan kawanan lebah, di darat juga terdapat banyak Kurcaci Abu-abu dalam keadaan tak terlihat. Kekuatan ras kurcaci memang diakui secara universal - tenaga besar dalam tubuh mungil mereka setara dengan Orang-orang Banteng berotot. Kombinasi serangan udara-darat yang tersembunyi dan tiba-tiba ini, bahkan membuat Milisia Feilengcui yang agung sekalipun sempat tercengang sejenak.
Budak Goblin Beruang yang menguasai ballista dan ketapel kecil adalah yang pertama kali runtuh. Para prajurit budak yang hanya bisa bertempur dalam situasi menguntungkan ini benar-benar ketakutan setengah mati oleh aura yang ditunjukkan pasukan Moore. Mereka bergelimpangan di atap rumah batu, menggigil ketakutan. Andai saja rumah itu tidak terlalu tinggi, pasti mereka sudah melompat turun. Beberapa penyair kuda nil pengawas pertempuran berlarian dengan sepatu kulit menendangi para pengecut itu sambil mengumpat keras.
"Bunuh!" Pada seruan dingin dan keras Duncan, lebih dari dua ratus prajurit Banteng Biru dengan kompak melemparkan bilur kurk berkilauan mereka. Bilah melengkung tajam sepanjang 1,5 meter ini melesat di udara dengan lintasan melengkung yang bertentangan dengan prinsip aerodinamika, berputar "whoosh-whoosh" membentuk kurva mematikan yang aneh, menerjang para Manusia Elang-Banteng yang memenuhi langit. Bilur kurk berbentuk lengkung ini tak terhindarkan menimbulkan kerusakan dahsyat. Serangan pertama prajurit Banteng Biru menunjukkan koordinasi sempurna - mereka yang menggunakan bilur untuk pertahanan udara sama sekali mengabaikan area depan, fokus mata tertuju pada lawan di udara. Mereka tidak perlu khawatir dengan musuh tak kasat mata di darat, tugas utama saat ini adalah pertahanan udara.
Jumlah manusia burung sapi di langit sangat banyak, gerakan menghindar vertikal mereka menyulitkan serangan bumerang berbentuk busur. Susunan berlapis membuat bumerang prajurit bison pertama hanya menghantam gelombang pertama manusia burung sapi. Gelombang kedua manusia burung sapi sempat melempar lembing mereka. Serangan udara ke darat memang menguntungkan, meski kekuatan manusia burung sapi jauh di bawah prajurit bison, ketinggian membuat lembing yang mereka lemparkan tetap mematikan.
Teriakan kesakitan bergema di darat, namun bukan dari prajurit bison atau milisi Feilengcui, melainkan kurcaci abu yang sedang dalam keadaan tak terlihat. Kemampuan ras kurcaci abu memang licik, dalam pertempuran sebelumnya melawan Bimon bison dan raksasa dari Lembah Api, kerusakan terbesar justru datang dari mereka yang tak terlihat. Saat garis depan sudah penuh sesak, "ilusi siluman" kurcaci abu menjadi tak berguna, apalagi ilusi ini memiliki waktu tunggu.
Dark Elf memiliki taktik sederhana menghadapi kurcaci abu bawahan Blood Elf Moore. Mereka menembakkan "api fosfor tulang" non-mematikan yang bisa menempel di tubuh kurcaci abu. Bahkan dalam keadaan siluman, api fosfor ini akan membuat mereka terlihat jelas.
Liu Zhenhan hanya memiliki satu Dark Elf di tangannya. Dia tidak cukup "Berbual B" untuk bisa membuat satu Dark Elf saja membuat semua gnome abu-abu muncul. Karena itu, dia menggunakan cara lain yang paling sederhana.
Di lembah tumbuh banyak pakis dan vegetasi lumut. Kedua tanaman ini bisa disebut sebagai padang rumput bawah tanah yang tebal dan subur. Di bawah vegetasi tebal inilah Liu Zhenhan menyuruh para Raksasa Typhon membuat ribuan kantung duri segi enam yang tersembunyi. Karena para Raksasa Typhon juga menaburkan banyak bubuk kapur, duri-duri besi ini terkubur sangat dalam.
Raksasa Typhon ahli dalam penempaan, namun teknik penempaan mereka sangat berbeda dari teknologi penempaan ras lain. Karena jumlah Raksasa Typhon tidak banyak dan harus memenuhi kebutuhan alat pertanian para Troglodyte, selama ribuan tahun mereka menggunakan metode cetakan tanah liat dengan pengecoran. Untuk hasil yang lebih bagus, mereka melakukan tempa dingin kedua setelah pencetakan, sedangkan yang biasa langsung digunakan setelah dicetak.
Kantung duri besi segi enam ini terlihat sangat kasar karena dibuat terburu-buru, namun daya rusaknya jauh lebih mengerikan dari penampilannya. Duri-duri yang disebar di garis depan, 50 yard di depan prajurit Orang-orang Banteng ini, menimbulkan konsekuensi serius bagi para gnome abu-abu yang tergesa-gesa menyerang.
Zirah kurcaci memang sangat berkualitas, namun sol sepatu bot mereka jelas tidak mendapat penguatan tambahan di bagian ini. Saat pertempuran sudah di ambang pintu, setiap kurcaci abu sedang dilanda semangat membara, tiba-tiba telapak kaki mereka tertusuk duri besi beracun yang mematikan. Ranjau duri segi enam rancangan Tuan Tanah Pigge termasuk senjata iblis dengan permukaan pemotong multi-layer. Bahkan telapak beruang yang menginjaknya pasti akan meninggalkan lubang berbentuk kuncup plum - mungkin hanya ras Bimon seperti suku Haus dan Berbual yang memiliki kuku tebal di telapak kaki yang terhindar dari nasib ini, ras-ras lain tak akan luput dari masalah.
Bahkan para kurcaci abu-abu yang lamban, akibat serangan tiba-tiba di bawah kaki ini, keberanian menyerang yang telah terkumpul lama langsung berubah menjadi jeritan kesakitan. Rasa sakitnya bukan hanya karena besi berduri sialan yang mengikuti gaya khas senjata Feilengcui ini, tapi juga karena telah direndam dalam ramuan racun Dukun Nostradamus dengan jarak nol. Impian sang dukun untuk menjadi Master ramal kini semakin menjauh, sebanding dengan pengalamannya dalam meracik racun yang terus meningkat. Fakta ini terbukti dari prajurit kurcaci abu-abu yang berubah menjadi bayangan hijau samar setelah terkena racun. Seberapa pun mereka menyamar, gejala keracunan ini tetap terlihat. Sekilas malah terlihat mengerikan - kurcaci abu-abu hijau transparan ini lebih mirip mayat hidup daripada penjelajah jiwa. Ucapan ini tepat sekali, karena tak lama kemudian mereka benar-benar tewas oleh racun dan berubah menjadi mayat hidup sungguhan.
"Dengan gangguan ini, formasi serangan Kurcaci Abu-abu langsung kacau. Prajurit Kurcaci yang tak sempat mengerem tetap menerjang sambil membawa palu perang berat, mengulangi adegan jatuh-bangun yang baru saja terjadi. Pengalaman tempur para Kurcaci ini sangat mumpuni. Prajurit di belakang yang melihat situasi tanah tak biasa segera mengubah cara berlari sambil memberi tahu rekan di belakang. Dari biji besi berduri yang beterbangan di tanah, terlihat para Kurcasi tak kasat mata ini bergerak maju dengan menggeser kaki - meski lebih lambat, cara ini menghindarkan mereka dari luka tertusuk."
Liu Zhenhan melihat Xiao Cui menyeringai penuh makna padanya——tampaknya anak buah Moor ini telah menemukan cara mengatasi segala tipu muslihat dalam perang melawan Dark Elf yang licik.
"Pertunjukan besar datang." Liu Zhenhan menyeringai licik tanpa kehilangan semangat.
Sungguh malang nasib Kurcaci Abu-abu. Sekeras apa pun mereka berpikir, takkan menyangka lawan memiliki beberapa penyihir termasuk penyihir elemen api di barisan mereka.
Meski Master Ottega tidak memiliki peralatan magis yang bisa melihat tembus pandang, namun bubuk kapur di tanah telah menunjukkan jalannya. Dua bulan lalu selama masa pengisian ulang besar Feilengcui, Ruoerna menggunakan kristal sihir berkualitas tinggi dan bulu kristal api Yitiao untuk melengkapi Master Ottega dengan sepuluh cincin amplifikasi sihir elemen api. Kekuatan penyihir tingkat menengah Ottega saat ini bahkan melampaui penyihir tingkat tinggi dengan selisih Berbual B yang besar. Termasuk muridnya Messie, dengan bantuan cincin amplifikasi, langsung melompat dari magang sihir melewati kategori calon penyihir. Sedangkan Naga dan Siren tentu juga tidak ketinggalan.
Empat penyihir, bersama Mo'er yang menguasai sihir air dan listrik, tiba-tiba melancarkan serangan. Kecuali efek Lingkaran Kontrol Jiwa Siren yang relatif lemah—paling banter hanya menimbulkan efek memabukkan—para penyihir Feilengcui lainnya menunjukkan performa gemilang. Meski di awal keterbatasan penglihatan membuat hanya "Lautan Api" Master Ottega yang bisa membakar beberapa target secara acak, serangan mereka segera terkoordinasi. Mo'er, sebagai kupu-kupu suku Yuanfuri yang memiliki Mata Kebenaran, dengan satu tangan mengendalikan air laut dan tangan lain melepaskan kilat—belum lagi kemampuannya membuka sembilan lingkaran di udara—sambil terus mengarahkan posisi serangan para penyihir lain layaknya komandan kelompok penyihir. Lima penyair kuda nil bersenjata dua perisai berdiri dengan mata terbelalak mengelilingi para penyihir, menyaksikan pembantaian secepat menuai hasil panen. Tradisi Feilengcui memang menggunakan serangan sihir dalam jarak dekat: keuntungannya musuh yang berkerumun akan lebih menderita, kerugiannya—begitu prajurit di depan gagal menahan serbuan lawan, penyihir akan celaka. Di Benua Aigean, tak ada pasukan yang berani mengklaim bisa menerobos formasi "Rantai Besi Menyeberangi Sungai" prajurit antelop dalam sekejap.
Zirah Kurcaci abu-abu sangat bagus, tapi malah bertemu dengan sihir elemen api dan listrik, benar-benar membuat mereka ingin menangis tanpa air mata. Mantra "Angin Topan" dari Mage Naga Ailing pernah mempermalukan dirinya karena gagal mengangkat Mammoth pahlawan kuat ke langit, tapi kali ini sangat efektif melawan Kurcaci abu-abu seberat dua tiga ratus pon. Terbang setinggi lima enam meter lalu jatuh, benar-benar bencana bagi prajurit berbaju zirah. Lebih celaka lagi, beberapa Pendeta juga mulai ikut campur dalam pertempuran ini.
Saat ini, harapan Kurcaci abu-abu pada Ornithocephali di langit untuk melakukan tekanan tembak sudah pupus. Secara teori, koordinasi udara-darat adalah taktik tempur yang sangat "Berbual B", tapi sayangnya justru para prajurit Ornithocephali kini yang sedang ditekan lawan.
Milisia Feilengcui semua adalah orang-orang licik yang sudah berpengalaman perang. Kecuali para Prajurit Werwolf yang baru bergabung agak lama terkesima, yang lain langsung menyemprotkan tembakan ke Ornithocephali di udara setelah prajurit-prajurit Kijang mengeluarkan pisau melengkung Kukri mereka.
Kesedihan terbesar ras beradab adalah mengarahkan mulut senjata ke sesama saudara dan melakukan pembantaian tanpa ragu. Ini berlaku untuk semua ras. Sebelum perang, milisi Feilengcui masih mengeluh bahwa Ornithocephali juga termasuk ras Bimon dan omong kosong lainnya. Ekspresi mereka waktu itu seperti orang suci penuh belas kasihan. Tapi begitu di medan perang, sama sekali tidak terlihat mereka berbelas kasihan.
Orang Banteng-Elang terlibat dalam pertempuran sengit yang tak terelakkan. Lembing Prajurit Panda jauh lebih mematikan dibandingkan senjata Orang Banteng-Elang, bahkan saat melakukan penyelaman berkecepatan tinggi pun mereka sulit menghindari lembing berat yang dilepas dengan perhitungan jeda waktu seakurat rambut ini. Adapun 98 orang Prajurit Werwolf pengguna ketapel, peran mereka bisa dibilang tidak terlalu penting. Ketapel mereka hanya menghasilkan hujan peluru nyasar skala besar, mengejar target bergerak di udara jelas merupakan hal yang terlalu dipaksakan bagi mereka.
Yang paling membuat frustrasi bagi Orang Banteng-Elang adalah betapa kerasnya zirah milik lawan-lawan tak dikenal yang tiba-tiba muncul ini. Bahkan bisa dibilang kekuatannya sudah di luar nalar - para penyair kuda nil dan Mammoth pahlawan kuat tentu tidak perlu diragukan lagi. Zirah mereka adalah zirah rotan standar Feilengcui yang bahkan lebih keras dari zirah besi, ditambah lapisan getah darah dan kulit sekeras batu alami mereka. Bayangkan kombinasi kulit bak batu dan zirah lapis baja! Apalagi para Orang Ao dan Prajurit Panda. Sembilan puluh delapan Orang Ao mengenakan zirah Sabit Raksasa berat ala Kekaisaran Pompeii, sementara dua puluh Prajurit Panda memakai Zirah Pelat Perak Pasukan Pengawal Kekaisaran St. Francis. Kedua jenis zirah ini mewakili puncak teknologi militer dua kekuatan besar manusia di Benua Aigean. Lembing-lembing mereka mustahil ditembus - mungkin jika Orang Banteng-Elang menjatuhkan palu rantai 300 pon atau pentungan penyerbu kota dari udara, baru bisa memberi efek merusak. Dua setengah gelombang serangan Orang Banteng-Elang memang difokuskan pada orang-orang asing menjengkelkan ini, tapi hasilnya hanya tumpukan tongkat lembing patah bertebaran di tanah.
Penyair kuda nil dan Mammoth pahlawan kuat dari kedua kelompok jagoan ini bahkan tidak menganggap layak untuk melirik ke arah Orang Banteng Elang di udara. Kapak lempar mereka dan batu sebesar bola jelas kurang efektif untuk pertahanan udara. Akhirnya kedua kelompok ini dengan sengaja membelakangi musuh di langit, bagaikan gadis perawan masuk kamar pengantin - biarkan saja apa pun yang terjadi. Mereka fokus melemparkan batu dan kapak ke arah Kurcaci Abu-abu yang sedang dalam waktu tunggu mantra siluman.
Sifat paling licik Liu Zhenhan benar-benar terlihat di momen ini. Pemanah Kesturi yang selama ini bersembunyi memberikan pukulan mematikan bagi Orang Banteng Elang. Para penembak ketapel dari suku Kesturi ini ternyata berdiri di atas beberapa "matahari bawah tanah" yang melayang di langit, menghujani dari atas ke bawah punggung musuh yang telanjang itu. Dengan bersembunyi di balik batu raksasa seukuran rumah ini, mereka sebelumnya telah membuat Burung Matahari ketakutan, dan kini membawa kepanikan yang sama kepada Orang Banteng Elang.
Sungguh tidak ada cara untuk menggambarkan kelicikan Tuan Tanah Feilengcui. Sebagai kavaleri udara, pemanah kesturi ini tidak memiliki fobia ketinggian seperti Nedved. Cara bertempur mereka yang tak terduga telah menjadi mimpi buruk bagi semua manusia Banteng-Elang. Serangan pemanah kesturi sangat mematikan - Matahari bawah tanah yang dipenuhi sarang burung Emas Wu, selain orang buta, tak ada yang bisa menatapnya dari jarak dekat. Meskipun cahaya bulu Emas Wu terkesan lembut, tatapan jarak dekat akan menyebabkan ketidaknyamanan mata dan membanjiri kelopak dengan air mata, membuat penembakan akurat menjadi mustahil.
Pasukan Kavaleri Udara Newton berbeda. Mereka memiliki kacamata pelindung dari kristal hitam yang membutuhkan 4,5 miliar tahun untuk terbentuk. Kacamata hitam mewah ini tidak hanya bisa menatap matahari bawah tanah, bahkan memandang langsung Dibo Luo yang asli pun tidak masalah sama sekali.
Orang Kesturi benar-benar pantas menyandang julukan penembak alami dengan karakter "panah" dalam nama mereka. Setelah hak menggunakan panah dicabut, ketapel tanduk rusa yang awalnya biasa saja justru mereka kembangkan dengan kreatif. Kemarahan Moradin tidak hanya digenggam di telapak tangan, tetapi ada juga yang mereka simpan di mulut. Gelombang serangan mereka hanya perlu terus dimuntahkan dari mulut sementara satu tangan dengan gesit menarik senar kosong. "Buah Murbei" Moradin terus-menerus dilontarkan ke target yang telah terkunci sebelumnya, tidak ada yang meleset. Selain diri mereka sendiri, tak seorang pun tahu apakah peluru yang ditembakkan berasal dari genggaman tangan atau muntahan mulut. Penerjun Elang Banteng baru menempuh separuh jarak tempuh, sudah 400 orang lebih tumbang oleh tembakan cepat pemanah kesturi ini, belum termasuk korban luka akibat serpihan peluru yang beterbangan.
Performa pemanah ketapel Kesturi bahkan membuat Nedved dan Drizzt dua pemanah ulung sempat lupa akan tugas mereka. Peluru yang digunakan Orang Kesturi jauh lebih kecil daripada anak panah berbulu, sehingga kontrolnya lebih mudah. Baik Elf maupun pemanah ulung Hao, tak ada yang mampu menyaingi kecepatan tembakan cepat seperti ini - sebuah kelemahan fatal yang tak tertutupi saat menggunakan panah.
Penyair kuda nil yang mengibaskan dua perisai seperti cangkang kerang untuk melindungi dua pemanah ulung terus mendesak, baru berhasil menarik kembali konsentrasi kedua pemanah itu. Nedved yang terpancing mulai menggunakan teknik panah andalannya "Anak panah Merak Mengembangkan Ekor", tangan kanannya meraih puluhan anak panah seperti merak jantan yang mengembangkan bulu ekornya, menarik busur dan melepaskan tembakan, sengaja ingin menyaingi kecepatan tembakan beruntun para kavaleri udara Orang Kesturi. Sayangnya, kecepatannya tetap tak bisa menyaingi kavaleri udara suku ini.
Kavaleri udara Hippogryph dalam jumlah besar yang diciptakan Ning Yu tiba-tiba menerobos ke angkasa. Kehadiran mereka semakin mengacaukan formasi Harpy yang sudah kewalahan menghadapi serangan dari atas dan bawah. Ketidakmampuan menghindari anak panah akurat dan bahan peledak mengacaukan manuver menghindar seperti terjun rendah yang biasa dilakukan Harpy. Diserang habis-habisan, sebagian besar Harpy kini bertarung hanya mengandalkan insting. Seperti lebah yang sarangnya diobrak-abrik, mereka berkerumun tak karuan di udara. Gelombang serangan jadi kacau, tombak lempar di tangan mereka pun terayun-ayun tak tentu arah di tengah dentuman yang menggetarkan.
Situasi ini sangat sesuai dengan mekanisme serangan gabungan daya tembak besar dan zirah berat yang dianut orang Rusia tempo dulu. Lao Liu yang menyaksikan adegan ini hampir tak bisa menahan tawa.
Saat ini, para Manusia Banteng-Elang juga berharap sekutu mereka, para Kurcaci Abu-abu, bisa membuat kemajuan. Namun keadaan Kurcaci Abu-abu sekarang bahkan lebih buruk daripada para Manusia Banteng-Elang. Dua Imam Tongkat dengan peliharaan magis mereka - seekor Rubah Api Sembilan Ekor dan Marten Kilat Sihir, ditambah lima Penyihir, bagaikan membajak sawah, menggelindingkan aura magis dan lingkaran lagu perang di sepanjang garis depan. Ditambah campur tangan para Raksasa Typhoon dan Mammoth pahlawan kuat dengan meteor api, batu, kapak terbang, dan tabrakan daging-tulang yang membuat seluruh lembah bergema dengan dentuman "krak-krak" dan jeritan kesakitan. Meski para Kurcaci punya ketahanan magis kuat, mereka tak sanggup menghadapi kekuatan magis terkonsentrasi yang diperkosa bergiliran ini. Para budak Goblin Beruang yang awalnya ketakutan kini menunjukkan keberanian mereka, dengan busur panah silang dan ketapel ikut serta dalam pukul-memukul. Komandan Liu Zhenhan bahkan belum perlu mengerahkan Geryon dan Yitiao, membuktikan kemampuannya menguasai pertempuran ini. Tentu saja, menggunakan senjata pamungkas pada serangan uji coba pertama musuh tidak sesuai dengan karakter Lao Liu yang suka menyimpan pasukan cadangan.
Dampak paling sederhana dari sapuan sihir yang luar biasa kuat adalah——prajurit Orang-orang banteng abadi di barisan terdepan yang mengayunkan pilar totem berat hanya berhasil membersihkan beberapa musuh yang lolos, sementara prajurit Orang-orang banteng lainnya tertahan oleh rantai besi sehingga tidak bisa maju, pilar totem logam sama sekali belum sempat digunakan.
Prajurit Kurcaci abu-abu bertindak tegas, setelah gagal dalam pertempuran pertama, segera meninggalkan pasukan penjaga belakang, membuang ratusan mayat dan mundur dari celah lembah, menunjukkan kualitas militer yang baik.
Teriakan keras segera bergema di langit, ini adalah teriakan gila perwira Banteng-Elang yang sedang mengumpulkan pasukan. Dalam kekacauan pertempuran, perwira memang menjadi jiwa dan kualitas pasukan yang kompeten. Meskipun lebih dari seribu Banteng-Elang yang memenuhi langit menderita banyak kerugian di bawah serangan bertubi-tubi, begitu terorganisir kembali dan melancarkan serangan gelombang berikutnya, meski Milisia Feilengcui tidak terpengaruh, nasib Raksasa Typhoon dan Orang-orang banteng agak diragukan. Meski tombak-tombak yang dilempar ini tidak bisa dengan mudah membunuh Orang-orang banteng atau Raksasa Typhoon, membuat mereka terluka bukan tidak mungkin——tapi berdasarkan situasi dan perkiraan saat ini, para perwira Banteng-Elang ini seharusnya memilih mengumpulkan pasukan dan mundur, pasukan Banteng-Elang di udara sudah kacau balau.
"Mudah-mudahan pergi setelah datang?" Tuan Liu menggenggam arquebus Guli yang mengepulkan asap tipis, mengeluarkan rangkaian tawa sinis.
Sebuah cincin cahaya besar berwarna perak putih, disertai nyanyian yang tenggelam dalam riuh rendah, menyirami sekumpulan manusia-burung hantu yang menggerombol seperti gumpalan besar. Seperti pohon ceri yang sarat buah dipukul kasar oleh pencuri dengan galah, gerombolan manusia-burung hantu yang saling berdesakan itu berhamburan dari udara dengan suara "brantak-brantuk", terjerembab ke tanah sambil mengibas-ngibaskan anggota badan, menimbulkan debu beterbangan.
Tidak bisa menyembunyikan betapa gugup dan tak percaya diri mereka saat terjatuh dari langit. Kekuatan ajaib yang dulu memungkinkan manuver lincah di udara seolah lenyap dalam semalam. Bagaikan ikan yang tiba-tiba tenggelam, bencana ini membuat semua manusia-burung hantu panik berhamburan. Kecelakaan udara akibat tertabrak sesama kerap terjadi, bahkan ada yang nekat menabrak lereng bukit dalam kepanikan. Perwira militer sendiri berubah jadi pengecut yang lari pontang-panting. Kekacauan ini memberi lebih banyak sasaran tembak bagi pasukan anti-udara di darat.
Gatanie berbalut baju zirah perak berdiri tegak di samping tuan tanah. Angin kencang berbau amis darah menerpa, rambut panjangnya berkibar-kibar, mata berkilau bagai bintang.
"Izin melintasi Koridor Langit hanya milik keluarga angsa Saimai dari suku Smyer." Gatanie tersenyum penuh kebanggaan dan keyakinan.
BAB KE-137 DATANG KE BAWAH TANAH DI MUSIM DINGIN UNTUK MELIHAT HUJAN
“Nyanyian Pelarangan Langit” yang menghilangkan aliran udara menyebabkan bencana udara, setidaknya dua hingga tiga ratus orang manusia-burung hantu yang terjatuh dengan keras ke tanah. Di bawah tekanan Tuan Liu, Gatanie akhirnya berhasil menyelesaikan qingyise dengan menang sendiri setelah menahan diri selama ini.
Memang benar “Nyanyian Pelarangan Langit” merupakan cara terbaik melawan pasukan udara. Sayangnya, nyanyian ini sebenarnya adalah kemampuan ras bukan lagu perang pendeta, dengan waktu tunggu yang terlalu lama. Jika tidak demikian, tidak perlu menunggu manusia-burung hantu berkumpul baru bisa menyerang.
Manusia-burung hantu yang selamat di udara kembali menghilang dalam kegelapan pekat. Lembah dipenuhi mayat berantakan. Selain yang tertembak, mereka yang jatuh karena “Nyanyian Pelarangan Langit” justru beruntung karena tubuh-tubuh di bawahnya mengurangi dampak jatuh. Banyak yang tidak langsung tewas, suara patah tulang, erangan dan jeritan memenuhi udara.
Liu Zhenhan menggenggam arquebus Guli di tangannya secara horizontal, membuka pedang perunggu yang terlipat di mulut senjata itu, lalu melangkah maju dan menusuk setiap Orang Banteng di tanah dengan pedang tersebut—bahkan yang sudah mati sekalipun. Pedang itu diputar-putar di dalam luka untuk memastikan tidak ada "bajingan" yang pura-pura mati. Beberapa Orang Banteng yang masih bisa merangkak segera berdiri sambil menahan sakit, mencoba mengambil lembing dengan kaki pincang untuk melawan, tapi dihantam gagang senjata Liu Zhenhan hingga terjengkang. Pedang perunggu langsung menyibak percikan darah segar. Gerakan-gerakannya yang terampil dan kejam menunjukkan pengalaman panjang dalam hal ini.
Orang-orang Banteng dan raksasa Typhoon hanya bisa menatap terpana. Meski mereka punya cara sendiri dalam menghadapi tawanan, kali ini mereka tak bisa menahan perasaan bahwa sang tuan tanah ini terlihat sangat kejam dan berdarah dingin.
"Kau benar-benar biadab!" Biarawati kecil Jeanne berlari menghampiri dan menghadang Liu Zhenhan dengan wajah masam. "Banyak dari mereka masih hidup! Hanya iblis yang membantai tawanan tak berdaya seperti ini!"
“Apa kamu tidak berniat menyelamatkan mereka? Membalut luka mereka? Lalu mengembalikan mereka?” Lao Liu mengerutkan alisnya melihat biarawati kecil ini. Gadis ini sudah muntah-muntah sejak pertempuran dimulai, sampai sekarang masih ada sisa empedu kuning di sudut bibirnya, tapi sekarang malah sibuk mengurus urusan orang lain.
Joan d'Arc mengangguk dengan sangat pasti.
"Jangan buru-buru mengambil keputusan." Liu Zhenhan menunjuk ke belakang biarawati kecil itu.
Biarawati kecil itu menoleh dan melihat di kejauhan ada manusia banteng-elang dengan wajah mengerikan, sayapnya patah membentuk sudut aneh dan terpelintir, wajahnya berlumuran darah, masih mencengkeram erat sebilah lembing. Setelah terhuyung-huyung, dengan gerakan melempar dahsyat, lembing itu menyibak udara dan meluncur ganas ke tubuh rentah biarawati kecil itu. Wajah Joan d'Arc seketika pucat menakutkan, tubuhnya kaku bagai es.
Lembing itu tentu saja tak bisa melukainya.
"Kebaikan dan tak bisa membedakan baik-buruk adalah dua hal berbeda." Lao Liu yang hanya punya satu tangan itu telah menancapkan arquebus Guli-nya lengkap dengan bayonetnya di dada manusia banteng-elang itu, menancapkan si pemberani ini ke tanah. Jadi dia menyempatkan satu tangannya mencubit lesung pipi manis si biarawati kecil, sambil terus menyunggingkan senyum sinis, tak lupa menangkis lembing yang melayang itu dengan tinju mithril-nya.
Mayat Orang-orang Banteng Elang ini tidak dirusak, semuanya dilemparkan ke garis pertahanan Orang-orang Banteng sebagai bahan pertahanan. O'Neill si Kuda Nil membawa sekelompok penyair mencabuti bulu-bulu di sana. Mereka mengatakan bulu elang ini bisa dibuat sapu yang bagus. Tuan tanah memberikan pujian resmi atas semangat hemat mereka dalam mengurus rumah tangga.
Pertempuran kilat yang terjadi tadi, karena faktor kejutan yang tidak terduga. Kerusakan yang ditimbulkan pasukan Mole sangat terbatas, hanya beberapa bahu Tifon Raksasa yang tertancap beberapa lembing. Kulit berapi Tifon Raksasa bukanlah batu, juga tidak bisa menyaingi baja. Meski luka seperti ini tidak berarti bagi mereka, tetap bisa menyebabkan kehilangan darah. Tanpa kehadiran biarawan, kondisi ini akan secara bertahap menggerogoti tenaga para raksasa. Tapi sekarang setidaknya ada beberapa biarawan yang terampil, sehingga kemenangan kali ini sangat memuaskan.
Sebenarnya sejak awal pertempuran, Liu Zhenhan sudah menyarankan para Tifon Raksasa ini untuk mengenakan zirah. Dengan keahlian mereka, membuat zirah besar seharusnya bukan hal sulit. Liu Zhenhan melebih-lebihkan kemampuan persuasinya sendiri, dan meremehkan harga diri etnis para raksasa ini.
Pasukan Mole yang gagal total mulai berkumpul kembali di kejauhan. Tampaknya akan segera melakukan serangan lagi.
“Bos... apakah sebaiknya saudara-saudara dari Suku Berbual menggeser posisi, biar pasukan kavaleri mammoth kami yang menyerang?” Kolina mendekat, bertanya hati-hati pada bosnya. Kapten kavaleri ini memang tidak puas dengan pertempuran tadi. Sebagai Kavaleri Feilengcui yang terhormat, biasanya mereka selalu jadi bintang utama, hari ini malah jadi kuli pemecah batu. Sungguh membuat Ksatria Kuda Besi merasa direndahkan. Topografi di sini masih cocok untuk serbuan kavaleri. Jika kavaleri berat Feilengcui melakukan serangan menyamping, para kurcaci abu-abu ini pasti akan terinjak-injak atau terpaksa lari ke Sungai Gibraltar untuk memberi makan ikan dan udang.
“Kenapa buru-buru? Mereka baru saja melakukan serangan percobaan gelombang pertama. Para penyusup yang bersembunyi di sungai juga masih menahan diri, kenapa kamu tidak bisa bersabar?” Liu Zhenhan tertawa: “Blood Elf Moor yang jadi target utama belum tampil, kalau kalian langsung menyerang sekarang, bukankah malah akan membuat mereka kabur?”
“Aku ingin bernegosiasi dengan mereka, bukan mengusir mereka.” Liu Zhenhan mengibaskan tangannya, dengan licin menirukan instruksi Kaisar Taizu sebelum Perundingan Chongqing menggunakan logat Hunan kental dalam Bahasa Bimon: “Nimen da de yue hao, jiu nue youli yu wo qu tanpan.” (Semakin keras kalian serang, semakin menguntungkan posisiku dalam perundingan)
“Kami memiliki kehadiran Penyihir, Raksasa Typhoon yang bisa menggunakan 'Meteor Api' juga bisa dianggap sebagai setengah Penyihir dengan kekuatan dahsyat. Komandan lawan harus mempertimbangkan baik-baik langkah selanjutnya mereka.” Daisy berkata sambil tersenyum.
“Aku justru ingin menguji kemampuan mereka.” Liu Zhenhan berkata dengan angkuh dan sombong: “Dilihat dari situasi saat ini, musuh-musuh ini tidak lebih sulit dari yang sebelumnya!”
Perkataan ini terdengar sangat berlebihan, beberapa Raksasa Typhoon mengerutkan alis mereka, ingin berkata tapi mengurungkan niat.
Di tengah pasukan Mole, suara tanduk tulang yang melankolis terus bergema. Setelah menunggu lama, sejumlah besar Manusia Banteng-Elang muncul kembali. Namun kali ini mereka tidak menyerang, melainkan terbang tinggi ke langit luas hingga menghilang dari pandangan. Jumlah mereka setidaknya dua ribu orang, pemandangan yang megah melihat sekawanan besar Manusia Banteng-Elang terbang ke angkasa.
Melalui Sarung Lensa Mata Elang, Liu Zhenhan hanya bisa melihat samar-samar benda yang sepertinya dibawa di punggung setiap Manusia Banteng-Elang, tak tahu apa maksud mereka.
Lao Liu menengadahkan kepala melihat langit gelap di atas, lalu memandang Daisy di sampingnya dengan ekspresi bertanya yang juga tampak bingung.
Daisy mengerutkan kening dan tenggelam dalam perenungan.
Jawaban segera muncul. Kelompok-kelompok Manusia Banteng-Elang yang terdiri dari 30-50 orang mulai menukik dari langit. Sambil menukik, mereka mengeluarkan jeritan menusuk telinga, membuat lembah berada dalam siaga tinggi. Namun setelah menukik hingga ketinggian 400-500 yard, mereka melemparkan lembing-lembing lalu langsung menanjak tinggi. Dengan sayap terkembang, mereka berputar di udara dan terbang kembali ke garis pertahanan mereka di pantai selatan Gibraltar.
Bahkan para Prajurit Panda pun tidak memiliki kepastian 100% untuk mengenai sasaran dengan lembing dari jarak 200 yard, apalagi Manusia Banteng-Elang yang berada di ketinggian 400-500 yard. Lembing-lembing ini tentu tidak menimbulkan masalah berarti bagi para Bimon di dalam lembah.
Gelombang demi gelombang Manusia Banteng-Elang datang mengganggu setiap beberapa menit, setiap kali hanya puluhan orang. Mereka melemparkan lembing lalu pergi. Dari luar lembah juga sering muncul sekelompok Kurcaci Abu-abu. Para kurcaci ini tidak menyamar, dengan congkak menyerang masuk, tidak bisa maju jauh lalu berbalik pergi, kemudian beberapa saat kemudian menyerang lagi, membuat semua orang sangat kesal.
Taktik gangguan semacam ini. Dengan cepat membuat para prajurit Bimon di lembah semakin kesal, para prajurit Antelop mulai menunjuk ke arah para manusia-burung elang di langit dan manusia kerdil abu-abu di tanah sambil memaki-maki. Kosakata makian para orang banteng jujur ini memang tak terlalu kaya, bolak-balik tanpa variasi baru. Kakatua Raksasa akhirnya unjuk gigi. Begitu membuka paruh, semua orang banteng terdiam takjub, para orang banteng polos itu tak paham bagaimana seekor burung beo bisa begitu lihai memaki dengan kata-kata kotor.
Kekuasaan lahir dari laras senjata. Meski pertempuran verbal Kakatua Raksasa tak tertandingi, tak bisa menghentikan langkah para pengganggu ini. Meski beberapa diantaranya telah ditembak jatuh oleh panah kuat Nedved yang memiliki jangkauan 2000 yard, para manusia kerdil abu-abu dan manusia-burung elang ini tetap tak kenal lelah melakukan serangan kecil-kecilan untuk terus mengganggu. Lao Liu segera menyadari betapa menjengkelkan taktik kelelahan ini, sialan ini benar-benar taktik gerilya ala burung pipit.
Maka kecuali para milisi Feilengcui berbaju baja berat yang berjaga bergiliran bersama penjelajah jiwa dalam keadaan tak terlihat di luar, sisanya termasuk semua prajurit Antelop, melepas rantai dan mundur ke pondok raksasa untuk istirahat, makan minum bermain mahjong, memulihkan tenaga.
Musuh pasti menginginkan efek seperti ini. Liu Zhenhan sengaja memberikan diri seperti yang diharapkan.
Tindakan yang terlihat ceroboh ini benar-benar memancing serangan kedua dari pasukan Mole. Raksasa Typhon yang sudah siap siaga sama sekali mengabaikan lembing yang beterbangan di udara, berlari keluar dari pondok dan melemparkan "Meteor Api" ke arah celah lembah. Bersama beberapa penyihir dan binatang buas milik Imam Tongkat, mereka menggempur habis-habisan di area celah seperti bajak yang membalik tanah.
Kekuatan magis yang ada di lembah sebagian besar adalah sihir elemen api yang mematikan, menyebabkan kerusakan besar pada Kurcaci abu-abu yang menyerbu. Musuh-musuh ini sangat lihai, menyentuh lalu langsung mundur. Rencana Liu Zhenhan untuk memanggil pasukan penyergap dari sungai dan menjepit mereka dari dua sisi bahkan belum sempat dijalankan - panah bersiul untuk memanggil pasukan Gibraltar di sungai belum dilepaskan, pasukan Kurcaci sudah mundur seperti air surut, sungguh disayangkan.
Satu-satunya kejutan bagi Liu Zhenhan adalah kali ini di barisan Mole ternyata ada penyihir pengawal. Beberapa bola darah magis yang melesat ke langit untuk menghalangi serangan sihir api menunjukkan bahwa sudah ada Penyihir Blood Elf yang bergabung. Meski dari frekuensi serangan yang dianalisis, jumlah mereka mungkin masih sedikit.
Setelah Lautan Api di celah gunung mereda, beberapa Blood Elf terlihat di mulut lembang yang masih berasap. Mata jahat mereka menyoraki semua orang di lembah. Lao Liu akhirnya bertemu dengan Elf Moore yang telah lama dibayangkannya. Elf berpostur anggun dan rupawan ini mengenakan Jubah hitam-merah, dengan peluru cahaya emas-merah berputar mengelilingi leher mereka, terlihat sangat sakti.
Serangan kembali mengalami kebuntuan. Sama seperti sebelumnya, pasukan Moore mulai melakukan perang pengurasan lewat serangan kombinasi udara-darat yang tidak signifikan. Gangguan membosankan ini berlangsung seharian penuh, di mana pasukan Moore sama sekali tidak melancarkan serangan berarti. Taktik diam untuk mengendalikan situasi ini justru membuat Lao Liu kebingungan - apa sebenarnya rencana tersembunyi lawan?
Liu Zhenhan tidak mengerti. Pasukannya hanya kurang dari 500 orang, bahkan formasi banteng terkunci di sungai pun sudah dibongkar. Meski memiliki kekuatan magis yang lumayan, seharusnya tidak sampai membuat musuh yang masih utuh ini takut. Tidak menyerang tapi juga tidak mundur, taktik setan macam apa ini?
Meski bukan ahli strategi militer, tuan tanah suka menerapkan semangat demokrasi militer. Ia pun melemparkan masalah ini untuk dianalisis bersama.
Pihak penduduk asli sepakat bahwa pasukan Blood Elf Moor kali ini agak berbeda dari biasanya. Pasukan musuh datang dengan kekuatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan terlihat pula kehadiran penyihir Blood Elf di medan perang - sesuatu yang tak pernah terjadi dalam pertempuran sebelumnya. Sejak bertahun-tahun silam, Elf Jatuh memang tak pernah mendekati Lembah Api untuk turun langsung ke medan perang. Manakah dari Soul Wanderer, Prajurit Antelop, atau Infernal yang mudah dihadapi? Terutama Raksasa Typhon yang dijuluki "Infernal", kekuatan serangan fisiknya bukan hanya luar biasa ganas, tapi juga merupakan penyihir elemen api yang meski metode pemanggilannya monoton namun kekuatannya dahsyat. Bahkan jika mengerahkan penyihir elf dari wangsa kerajaan untuk melawan sihir dengan sihir, upaya menghabisi semua Raksasa Typhon yang ganas ini pasti akan menimbulkan korban besar - Raksasa Typhon yang memiliki darah Titan ini, bahkan makhluk tingkat super seperti naga pun takkan berani meremehkannya.
Konflik kepentingan langsung antara Lembah Api dan Elf Jatuh sebenarnya tidak terlalu serius. Pada akhirnya, keuntungan di Lembah Api sendiri tidak seberapa besar. Meskipun jumlah benih pangan yang terkumpul terlihat mencengangkan, menggunakan banyak prajurit yang gugur untuk menutupi kekurangan ini jelas tidak sepadan. "Batu Meteor Api" milik Raksasa Typhoon lebih tepat disebut kemampuan ras daripada sihir elemen. Penyerapan sihir Blood Elf juga tidak bisa digunakan terhadap mereka. Berkonfrontasi mati-matian dengan lawan seperti ini, bahkan Elf Jatuh yang pandai berhitung pun merasa tidak perlu - faktanya selama bertahun-tahun para Elf Jatuh ini memang tidak pernah benar-benar menunjukkan niat untuk berkonfrontasi habis-habisan. Orang-orang Banteng dan Raksasa bukanlah pihak yang suka berperang. Mereka tidak akan melakukan agresi, dan juga tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk menginvasi dua Elf Jatuh di Benua Hitam lapisan kedua dunia bawah tanah. Menjaga tingkat pengendalian tertentu terhadap lawan kuat yang sama sekali tidak membahayakan seperti ini jelas merupakan keputusan yang sangat bijaksana. Pilihan ini pasti juga akan diambil oleh jenis perampok kejam dan licik manapun.
Permusuhan yang ditunjukkan oleh Blood Elf hari ini benar-benar berbeda dari sebelumnya, apa sebenarnya rencana licik mereka? Mengapa mereka mengerahkan segala upaya sampai taruhan darah? Faksi penduduk asli kebanyakan berotot, tak ada yang bisa menjelaskan secara rinci. Namun setiap penduduk asli, sekalipun dalam kondisi Kelambanan, dapat merasakan betapa gentingnya situasi yang dihadapi kali ini - Pasukan Elf Jatuh memiliki tradisi tak tertulis: setiap pertempuran yang melibatkan anggota Wangsa kerajaan secara langsung, pasti akan menjadi pertarungan habis-habisan sampai titik darah penghabisan. Meski daya sensor sihir Elf jauh melampaui ras beradab lainnya, jumlah yang benar-benar bisa menjadi Penyihir profesional hanyalah segelintir. Komposisi struktur sosial mana pun selalu didominasi oleh orang biasa, hal ini tak terkecuali bagi Elf. Bagi Blood Elf, keikutsertaan Penyihir dalam pertempuran pasti menjadi pertempuran yang harus dimenangkan.
Pertanda ini sama sekali bukan pertanda baik, hati Orang-orang banteng dan Raksasa tiba-tiba terasa berat membara.
Mengenai dua kelompok Elf Jatuh yang sebelumnya tidak pernah melakukan duel hidup mati dengan Orang-orang Banteng dan Raksasa Tifon, Liu Zhenhan membuat hipotesis berdasarkan penuturan penduduk asli - selain karena kedua ras tersebut memiliki banyak pejuang berdarah panas yang membuat kedua kelompok Elf Jatuh merasa sangat waspada, kemungkinan kedua kelompok Elf Jatuh juga tidak ingin memusnahkan manusia gua di Benua Nuyan sepenuhnya. Bagaimanapun, kedua kelompok Elf Jatuh adalah ras yang tidak produktif, mereka membutuhkan petani sebagai sumber kehidupan. Manusia gua adalah tenaga kerja terbaik. Merampas semua benih pangan petani sama dengan membunuh ayam untuk mengambil telurnya. Ada banyak bidang yang membutuhkan tenaga kerja murah dari Elf Jatuh, sementara manusia gua sendiri adalah ras yang sangat pengecut, atau dengan kata kasar hanyalah ternak liar yang bisa disembelih kapan saja. Dengan kecerdasan khas ras Elf, seharusnya mereka memahami prinsip "mengeringkan kolam untuk menangkap ikan" - sejarah telah membuktikan kebenaran abadi bahwa memusnahkan suatu ras sebenarnya sangat mudah. Ambil contoh ras Bimon, beberapa pembersihan etnis dalam Perang Dunia selama 10.000 tahun terakhir telah memusnahkan banyak sub-ras yang dulunya mendominasi Benua Aigean. Padahal semua sub-ras tersebut lebih tangguh dibanding manusia gua.
Jika demi kepuasan sesaat menghabisi semua Manusia Gua, apa yang akan dimakan dan diminum oleh dua kelompok Elf Jatuh di masa depan? Apakah mereka akan bercocok tanam sendiri?
Asumsi Liu Zhenhan bukan tanpa dasar. Penilaian ini bisa dilihat dari populasi Manusia Gua yang tersisa di Benua Hitam. Di Benua Hitam lapisan kedua dunia bawah tanah yang dikuasai kedua kelompok Elf Jatuh ini, populasi Manusia Gua masih mencapai 20 juta jiwa. Jika benar kedua kelompok Elf Jatuh ingin memusnahkan Manusia Gua, dalam 10.000 tahun sudah cukup untuk membantai mereka sampai tak tersisa satu pun. Mana mungkin masih ada 20 juta Manusia Gua di Benua Hitam.
Kini mereka mengubah taktik dan bersiap menghabisi Orang-orang banteng dan Raksasa Typhon, menghancurkan dewa pelindung dan petugas logistik Manusia Gua di Benua Amarah Berapi. Hanya ada dua kemungkinan yang bisa disimpulkan: Pertama, mereka tidak membutuhkan Manusia Gua lagi dan tak perlu memelihara sapi perah, sehingga kini bersiap mengasah pisau; Kedua, paham militerisme mereka mulai merajalela, tak bisa lagi menerima pasukan mereka terhalang musuh.
Terhadap hipotesis pertama tuan tanah, sebagian besar orang bersikap reservasi. Kesombongan Elf Jatuh sudah menjadi rahasia umum. Tanpa pasokan dari Manusia Gua, apa yang akan mereka makan? Baik Elf Jatuh maupun suku-suku bawahannya seperti River Immortal atau Kurcaci Abu-abu, sejak sepuluh ribu tahun lalu tidak pernah menggarap tanah.
Faktanya, semua ras pendatang di dunia bawah tanah ditopang oleh manusia gua, tidak hanya dua kelompok Elf Jatuh dan bawahannya, tetapi juga termasuk Berbual Antelop Sapi. Hingga saat ini, ras-ras lain tidak mampu menanam tanaman pakis dan lumut di abu vulkanik bawah tanah - ilmu bercocok tanam di bawah tanah bukanlah hal sederhana, apalagi di wilayah gelap dengan fotosintesis yang sangat lemah. Selama sepuluh ribu tahun, semua telah terbiasa menerima makanan dari manusia gua. Tanpa mereka, apa yang akan dimakan oleh yang lain?
Sedangkan dugaan kedua tuan tanah memiliki kemungkinan tertentu. Mungkin raja Blood Elf telah berganti menjadi tipe militeris yang tidak mentolerir kegagalan sekecil apapun dalam pasukannya, sehingga langsung bertarung mati-matian. Namun ini masih menyisakan pertanyaan yang tidak terjawab: dalam pandangan Elf Jatuh, nyawa kurcaci abu-abu dan manusia banteng-elang dari suku-suku bawahan memang tidak pernah menjadi prioritas tradisional mereka.
Diskusi berlangsung panas, namun hasilnya tentu saja tidak menghasilkan kesimpulan berarti.
Setelah menunggu panjang lagi setengah hari, serangan ketiga Blood Elf akhirnya dimulai. Ini juga memberikan kesempatan bagi staf yang telah berteori selama setengah hari untuk mengungkap misteri.
Setelah keluar dari gubuk, semua Prajurit Behemoth dan Raksasa Tifon terkejut menemukan bahwa di tebing Kawah Bulan yang jauh, berdiri sebarisan penyihir Blood Elf. Jumlah mereka mencapai dua puluh orang!
Dua puluh Penyihir Blood Elf yang memiliki peluru cahaya emas-merah berputar-putar di leher mereka, ini sama sekali bukan pasukan main-main!
Di celah lembah juga menerobos masuk sejumlah besar prajurit Kurcaci Abu-abu berbaju zirah baja berkualitas tinggi yang mengayunkan palu perang, entah ada berapa Kurcaci yang sedang dalam keadaan tak terlihat. Yang paling mengejutkan justru bukan para Kurcaci itu, melainkan ratusan prajurit Blood Elf di barisan depan yang membawa pedang tajam. Para prajurit Blood Elf ini berlari cepat dengan lompatan penuh kelincahan. Yang paling mengagumkan, di tangan lain mereka terkumpul lingkaran cahaya sihir merah yang berkelap-kelip. Aliran tipis cahaya sihir itu terpecah menjadi beberapa cabang, menyinari pedang tajam di tangan mereka. Saat berlari, nyanyian aria penuh semangat bergema dari mulut mereka, bahkan mengalahkan derap kaki berat Kurcaci. Setelah aria yang bukan kidung maupun nyanyian biasa itu berakhir, pedang tajam bermotif kelopak bunga indah di tangan mereka - yang diikat oleh lingkaran sihir merah darah di tangan satunya - melayang di udara seperti dikendalikan sinar sihir merah, menari-nari di sekeliling tubuh bagaikan burung kolibri nakal yang sedang mengisap madu bunga.
"Aduh! Jurus Pedang Terbang!" Liu Zhenhan menjulurkan lidahnya, teringat novel silang tulisan tangan yang pernah dibacanya dulu.
"Ini adalah Blood Elf Sword Singer! Pasukan elit dari ras Blood Elf!" Seruan tak sengaja dari Xiao Cui segera membenarkan kesalahan sebutan Lao Liu.
Pasukan Moor bagai angin menyapu sisa awan. Saat ini, yang menghadang di garis depan hanyalah delapan puluh prajurit banteng abadi yang dikendalikan Penjelajah Jiwa, sementara yang lain masih terpaku di tempat, semua mata tertuju pada Liu Zhenhan.
Tiba-tiba Liu Zhenhan merasakan dingin di pipinya. Diusapnya dengan tangan, ternyata tetesan hujan. Butirannya besar sekali, separuh telapak tangannya basah.
Dengan tenang Liu Zhenhan memandang langit di sekeliling. Tak ada bayangan Ornithopter yang menerjang gila. Para pembunuh udara itu kini masih berdiri di punggung bukit sekitar, belum terbang. Di langit hanya terlihat garis-garis hujan yang semakin rapat membesar dalam pandangan.
Hujan deras tiba-tiba mengguyur dari langit.
"Bodoh! Ngapain masih berdiri? Semuanya masuk ke dalam rumah sekarang!" teriak Liu Zhenhan sambil menunjuk para Raksasa Typhoon yang kebingungan, suaranya nyaris serak.
Raksasa Typhoon sama sekali tidak bisa bertempur dalam hujan sebesar ini. Mereka memiliki ketakutan bawaan terhadap air. Terlalu banyak hujan akan menyebabkan luka serius pada mereka.
“Raksasa Typhon benar-benar sangat besar, pintu pondok dipenuhi prajurit Kijang Yak yang berdesakan. Tubuh besar mereka bertabrakan membuat para prajurit Kijang Yak kocar-kacir. Musuh besar di depan mata, Duncan yang panik berteriak liar: "Tahan posisi~ tahan posisi~”
“Dari mana hujan sebesar ini? Di bawah tanah mana mungkin ada hujan sebesar ini? Bagaimana mungkin ada hujan di dunia bawah tanah?” Penyihir elemen api Master Ottega tertegun, terus memandang langit dan berteriak: “Sialan! Aku ini penyihir elemen api! Hujan ini akan melemahkan sihirku!”
Pertanyaan Ottega mungkin takkan terjawab, karena saat ini kebanyakan orang juga bingung mengapa hujan turun di bawah tanah. Pendeta Rakun Lemerre memiliki peliharaan magis rubah api berekor sembilan yang juga menggunakan elemen api. Hujan lebat yang hampir membuat tak bisa membuka mata membuat Pendeta Beruang terus memutar mata putih.
Liu Zhenhan sama sekali tidak percaya hujan ini alami, tapi dia juga tak paham mengapa Elf Moore ahli sihir darah bisa menciptakan hujan deras, dan "kebetulan" menyerang tepat saat pasukan Raksasa Typhon yang kuat terpaksa mundur.
Tak sempat lagi tuan tanah yang suka berpikir ini membuang-buang tenaga otaknya. Gelombang pertama sihir dari penyihir Blood Elf dan pasukan Mole yang menyerbu telah tiba, para Manusia Burung Lembu akhirnya mengembangkan sayap mereka dan menerjang dari tebing. Kali ini, bulu mereka semua basah kuyup sehingga terbang rendah. Dan terasa sangat berat.
Burung matahari kecil di bawah tanah beterbangan ketakutan oleh hujan badai yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Bunyi keras proyektil dari pemanah kesturi langsung bergema, membawa cipratan air yang berhamburan, menyirami tubuh para Manusia Burung Lembu ini. Serangan beruntun pemanah kesturi bagaikan hujan lebat yang mengguyur.
Melihat ke lembah yang bergema oleh teriakan perang, di balik tirai hujan yang lebat terlihat pasukan Mole yang berjejal-jejal! Para prajurit Antelop kacau balau, saling memandang bingung. Mereka tertegun oleh hujan deras, karena belum pernah melihat apa itu "hujan".
Senyum kemenangan telah bermekaran di wajah semua Penyihir Pedang Blood Elf. Lawan sudah panik total, pasukan penting telah dipukul mundur. Blood Elf punya alasan kuat untuk tersenyum! Pertempuran tanpa organisasi telah menentukan menang-kalah! Blood Elf benar-benar menguasai seluruh situasi!
Tapi jika mereka tahu bahwa di antara musuh yang akan dihadapi, ada pasukan yang paling ahli dalam pertempuran jarak dekat dan serangan balik di dunia permukaan Benua Aigean, entarkah masih bisa tersenyum begitu cerah?
"Mingdi." Liu Zhenhan dengan tenang mengusap wajahnya, mencabut pedang besar Kong dari bahu Fatty Luo, mengangguk pada Nedved di sampingnya.
Di sisinya, formasi serbu berbentuk anak panah dengan pasukan kecil telah terbentuk sempurna. Para penyihir dan pendeta di barisan belakang juga dikelilingi ketat oleh pengawal dua imam tongkat serta dua puluh penyair kuda nil.
Shenjian Zheqin dari suku Haus dengan gerakan jari mengait busur kuat tendon kutu di pinggangnya. Lima anak panah berhias bulu elang bermuatan es melesat menerobos tirai air, langsung menuju dada beberapa penyihir Blood Elf di bukit jauh.
Mendengar panggilan Mingdi, Sungai Gibraltar memuntahkan tiang air raksasa berbentuk payung. Seorang pria perkasa bak dewa muncul ke permukaan sambil mengayunkan jangkar besi raksasa bertangkai panjang.
Bab 138 Pertempuran Sengit Usus
Saat Prajurit Paus Fegao dan Prajurit Ular Piton Olajuwon - dua raksasa berukuran raksasa - menerobos keluar dari sungai bawah tanah untuk melancarkan serangan balik, kilatan pedang penyihir pedang Blood Elf juga membuka tirai pertempuran berdarah ini.
Tubuh lincah dan gesit Elf Penyihir Pedang masih berada sepuluh langkah jauhnya, pedang kelopak yang dikendalikan oleh nyanyian mereka bagaikan kobra raja haus darah, membelah aliran air di udara dengan desisan "ngung" yang bergetar, melesat ke arah prajurit banteng abadi berwajah dingin itu.
Pedang Tiga Ren bergema dalam hujan menciptakan dentang naga yang ringan dan merdu, setiap bilah pedang kelopak seakan memiliki jiwa dan kehidupan sendiri. Jelas terlihat pedang tajam ini ditempa dengan campuran logam langka, baik hasil karya pengrajin Elf maupun Tukang besi Kurcaci, semuanya adalah senjata pamungkas penghancur nyawa!
Tidak heran Xiao Cui sempat begitu terkesima, para Blood Elf Sword Singer ini benar-benar ahli kuat. Dalam sekejap serangan, hampir tidak ada satu pun pedang yang meleset. Para prajurit mayat hidup Orang-orang Banteng hanya mempertahankan ilmu bela diri terbatas dari kehidupan sebelumnya, dengan reaksi yang kelambanan. Mana mungkin mereka bisa menangkis gelombang pedang terbang secepat kilat ini dengan totem logam. Serangkaian ledakan keras seperti kandung kemih babi hutan yang diremas pecah bergemuruh, pedang panjang elf yang melintas di udara berbelok tajam, menusuk dengan sudut licin ke zirah rotan di paha prajurit mayat hidup Orang-orang Banteng. Zirah rotan yang keras tak mampu menahan tusukan pedang secepat ini, bukan hanya tertembus tapi juga mengeluarkan asap hitam tipis akibat gesekan keras.
Di bawah kendali nyanyian aria dan gerakan tangan para Blood Elf Sword Singer, pedang-pedang elf bagikan ular menjulurkan lidah, menyentuh dan langsung menarik kembali. "Swoosh!" Suara pedang tercabut dari luka disusul bunyi patah tulang yang jernih. Dalam sekejap, setidaknya 40-50 Orang-orang Banteng mayat hidup roboh. Meskipun bagi mayat hidup, cedera kaki tidak membuat mereka kehilangan kekuatan tempur. Namun di bawah tarikan dahsyat dari pencabutan pedang elf yang mengakibatkan guncangan hebat, hampir separuh lebih prajurit mayat hidup Orang-orang Banteng akhirnya terjatuh ke tanah.
Luas wilayah lembah secara horizontal setidaknya mencapai seribu yard. Dengan jarak sebesar ini, para Blood Elf Sword Singer sebenarnya bisa menghindari Prajurit Bison Antelop Abadi di depan mereka, namun mereka memilih untuk maju langsung, membuktikan kepercayaan diri dan keberanian ksatria elf tingkat tinggi.
Prajurit Bison Berkepala Abadi yang roboh bangkit melompat dengan lutut kaku, berdiri goyah dengan satu kaki. Pilar totem logam di tangan mereka menyapu hujan serangan ke arah Kurcaci Abu-abu yang berkerumun. Blood Elf Sword Singer meninggalkan prajurit abadi yang sulit ini, melompati barikade mayat melalui celah di samping dengan penuh amarah, langsung menuju arah pondok Raksasa.
Pedang panjang yang memancarkan sinar merah darah berputar dan menari di udara, bagaikan sekumpulan ular sakti yang mengamuk! Sorot mata Blood Elf liar dan haus darah!
Prajurit Bison Berkepala Abadi yang kakinya terluka oleh pedang elf sehingga sulit berdiri, dengan cepat tumbang dalam bentrokan palu perang melawan prajurit Kurcaci Abu-abu. Selain prajurit abadi yang masih bertahan dengan dua kaki, celah besar itu dibanjiri pasukan Kurcaci Abu-abu. Garis pertahanan Prajurit Antelop Abadi tanpa perlindungan hanyalah soal waktu sebelum runtuh – kemampuan Sword Singer elf dalam mengendalikan detail pertempuran benar-benar sempurna!
"Sial!" Liu Zhenhan mengenakan Baju Zirah Perak, melemparkan gulungan Pengorbanan ke tanah, ujung pedang menunjuk ke depan dengan sikap merendahkan, berteriak liar: "Hajar mereka!"
Tuan Liu sebenarnya juga seperti orang bisu menelan pil pahit, tak bisa mengutarakan kepahitannya. Baru saja pamer taktik perang, belajar gaya jenderal berpuluh ribu pasukan, Berbual B sok gagah dengan taktik pura-pura lemah dan mengikuti musuh, tak disangka malah dikalahkan musuh. Serangan kilat disertai hujan deras membuat formasi kacau balau, regu yang berhasil dibentuk hanya pasukan Feilengcui-nya sendiri. Pasukan lain sepenuhnya bergantung pada takdir. Dari sudut strategi, ini bisa dibilang sangat buruk.
Sudah sampai situasi ini, Liu Zhenhan tentu tak sempat mengumpulkan kembali prajurit kijang itu. Meski dalam strategi besar agak ragu-ragu, kemampuan adaptasi di medan perangnya masih cukup brilian. Segera mengorganisir serangan balik, menerobos kebuntuan pertahanan pasif dengan serangan ganas, memberi ruang bagi prajurit kijang untuk menata ulang formasi, ini pilihan terbaik saat ini.
Lagipula benih bahan pangan di sini sudah semua dikirim kembali ke Feilengcui. Bertahan atau tidak sudah tidak penting lagi, tinggal lihat apakah prajurit kijang ini bisa bereaksi cepat.
Formasi pertahanan 'Banteng Besi Berantai' yang kokoh dan berkesinambungan telah dibongkar. Banjir kurcaci abu-abu tanpa hambatan membagi pasukan di kedua sisi, melewati barikade darurat yang terbuat dari mayat, terpecah menjadi banyak formasi serangan yang menyerbu pondok raksasa. Sebagian prajurit kurcaci abu-abu melihat pasukan kecil yang nekat ini maju bertempur, dengan cepat melakukan manuver pengepungan dari kedua sisi.
Liu Zhenhan merasa kualitas tempur prajurit kurcaci abu-abu ini jauh lebih unggul daripada ksatria kijang hutan. Mereka menghindari area tengah yang dipenuhi prajurit banteng abadi, menyerbu melalui zona pertahanan yang kosong, lalu dengan lincah memanfaatkan situasi untuk membentuk formasi lingkaran, berusaha mengepung milisi Bimon dengan kekuatan superior dan menghancurkannya - tujuan mereka jelas terlihat.
Tiang besi dan rantai di tanah memperlambat pergerakan kurcaci abu-abu yang memang bertubuh pendek. Pada saat ini, milisi Bimon yang gagah berani telah menerjang ke kerumunan musuh dengan kilatan pedang. Ksatria Roh Penjaga juga telah dilepaskan Liu Zhenhan ke udara, bersama pemanah kesturi menyerang manusia burung hantu.
Kicauan Yitiao yang jernih dan tawa khas Geryon telah bergema. Rangkuman panjang mammoth terus terdengar, sementara tabrakan sihir di udara menciptakan kilauan warna-warni.
Pertarungan tangan kosong yang mencekam segera dimulai.
Empat puluh tombak bermata milisi Feilengcui, 109 belati, dan 24 kapak lempar menjadi pelopor pembuka jalan. Dengan momentum penghancur segala rintangan, mereka melesat marah ke arah Blood Elf Jian Yong yang lincah ini. Ternyata Blood Elf Jian Yong memang bukan sembarangan - jaring-jaring pedang kemerahan bagai ular kobra berkilatan menghancurkan senjata-senjata rahasia ini menjadi tumpukan besi tua. Pecahan baja, percikan api, dan rintik hujan mengubah langit di medan perang ini bagai galaksi yang melesat. Namun sepadat apapun jaring pedang, tetap ada celah. Dari celah itu, beberapa senjata rahasia lolos - membuat dua puluh lebih tubuh Blood Elf Jian Yong terlempar ke udara bagai manusia terbang.
Keputusan kilat Blood Elf Jian Yong di medan perang benar-benar mengagumkan. Melihat keganasan para pendatang asing ini, mayoritas Blood Elf Jian Yong menggeser ujung kaki ke belakang. Tubuh ramping mereka melayang bagai layang-layang kertas, melompat mundur sejauh 10 yard dengan ringan seperti bulu kapas. Pasukan Kurcaci Abu-abu yang berkerumun segera mengisi kekosongan posisi mereka.
Setiap prajurit Kurcaci Abu-abu ini bertubuh pendek tapi kekar dengan wajah garang. Selain membawa palu perang, mereka juga membawa perisai baja tebal yang diukir gambar cangkir bir berbusa—berbeda dengan kelompok kurcaci sebelumnya. Plat baja hitam mereka memancarkan kilau logam yang khas, menunjukkan hasil karya empu kurcaci ulung. Janggut abu-abu mereka yang dikepang menjadi kunciran jelas menandakan status sebagai prajurit berpengalaman seabad. Begitu Lao Liu melihat mereka, hatinya langsung berdebar—tak disangka dia beruntung bertemu prajurit berjanggut kepang terkuat dari ras kurcaci.
Dua pasukan yang saling serbu itu hanya memberi kesempatan Nedved melesatkan tiga anak panah, membuktikan betapa gesitnya pertarungan mereka.
Tebasan pertama menyibakkan kilatan cahaya melengkung yang memicu kegelisahan di hati Liu Zhenhan. Biasanya pedangnya melesat mulus, tapi hari ini pisau panjang baja keras-nya justru terasa tersendat—seolah menebas perisai logam tebal. Kekayaan sumber mineral di bawah tanah telah mengubah para kurcaci ini menjadi tank mini yang sulit ditembus!
"Ini semua uang!" Liu Zhenhan merasa enggan melepaskan armor kurcaci berkualitas tinggi ini, sambil terus mengayunkan pedang besarnya dengan garang. Setiap kilatan pedang yang terlempar membuka celah kosong di depannya, bahkan dalam hujan lebat yang deras ini, percikan api dari benturan pedang dan armor kurcaci masih terus bertebaran. Kekuatan dahsyat dan panjang mengesankan pedang baja keras ini membuat prajurit kurcaci yang bertubuh pendek kewalahan. Bahkan perisai baja sekalipun tak mampu menahan tebasan pedang tajam ini. Prajurit kurcaci abu-abu yang terkenal di dunia bagai ngengat yang ingin menabrak api, tanpa ragu mengisi celah yang terbelah. Benturan berulang antara palu perang berat dan pedang baja keras Lao Liu membuat Liu Zhenhan menyadari satu hal: meski bertubuh pendek, kekuatan para kurcaci ini mungkin melebihi bahkan orang-orang banteng!
Terus-menerus menebas perisai plat baja yang kokoh dan bertabrakan dengan palu perang berat, bahkan pedang besar Kong 100 pon yang khusus dibuat untuk Jago Pedang mammoth pun segera retak di bagian mata pedang, lalu patah menjadi beberapa bagian.
Formasi Serangan Kerucut Milisi Feilengcui pertama kali berhasil dibendung. Setelah awalnya seperti memotong sayur, memaksa lawan membuka jalan dengan pedang, dan hanya 8-9 prajurit antelop tak terkalahkan yang membentuk garis lurus untuk menahan musuh di balik pertahanan area tengah, langkah maju mulai melambat secara ekstrem. Setiap langkah maju dihadapi serangan balik nekat prajurit Kurcaci Kelabu yang nyaris menubrukkan seluruh tubuh!
Serangan yang dipatahkan musuh adalah hal yang belum pernah terjadi dalam sejarah! Meski hari ini tidak ada kavaleri berat yang membuka jalan!
Liu Zhenhan merasa geram dan terhina! Tapi dia tahu, hari ini bukan karena prajurit Feilengcui di bawah komandonya kurang gagah berani. Masalah utamanya adalah tubuh para Kurcaci ini terlalu pendek, sementara tinggi badan milisi Bimon terlalu menjulang. Untuk menghadapi para Kurcaci ini mereka harus membungkuk. Meski senjata berat yang dipegang cukup panjang, serbuan bertubi-tubi prajurit Kurcaci Kelabu yang nekat seperti mencari kematian ini membuat mereka tak bisa menerobos cepat – lagipula siapa bisa menyerbu sambil membungkuk?
Ada alasan penting lainnya: prajurit Kurcaci Kelabu, terutama yang berjanggut kepang seabad ini, berperlengkapan lengkap dan memiliki kekuatan dahsyat. Bagi prajurit Bimon berpostur tinggi, ini sungguh menyiksa. Jika bukan karena persenjataan cadangan milisi Feilengcui yang melimpah dan tenaga mereka yang lebih besar, bisa jadi mereka tak mampu mempertahankan diri.
Tidak perlu dikatakan, kerusakan senjata yang diakibatkan oleh benturan keras ini saja sudah cukup membuat Liu Zhenhan dan para milisi menghadapi masalah besar.
Dentuman logam dan cipratan daging yang dahsyat terjadi dalam jarak tempuh yang singkat ini. Pisau panjang baja keras di tangan pengawal istana Rodman sudah penuh takik. Melihat lautan kepala pasukan Kurcaci yang berdesakan sepanjang 1000 yard di depan, Rodman yang biasanya suka bercanda pun tak bisa bergurau lagi. Jika terus menebas seperti ini, keenam pisaunya mungkin tak akan bertahan sampai ujung jalan.
Sama seperti sang tuan tanah, Fatty Luo juga semakin dipenuhi keberanian membara karena rasa terhina tak bisa melakukan serbuan. Tiga pedang besar dikibarkannya bagai tirai hujan yang tak tembus, tebasan melompat dari seni bela diri pengejar angin Klan Hijau sambung-menyambung membelah tubuh Kurcaci abu-abu yang mendekat.
Vieri dan dia adalah yang paling depan, menjaga sayap kiri-kanan sang tuan tanah. Malangnya Vieri yang menyandang gelar ksatria ini tak berani memanggil kungkang raksasanya. Bagaimana mungkin menyerang Kurcaci setinggi 1 meter dari punggung kungkang setinggi 5 meter? Sambil menggenggam kapak perang yang sudah compang-camping, Vieri bergelora antara amarah dan kepedihan.
Setelah Blood Elf Sword Singer lawan mundur ke area perlindungan para Kurcaci Abu-abu, pedang panjang berbentuk kelopak bunga mereka pun diayunkan semakin cepat. Memanfaatkan keunggulan jarak, semburan darah seperti naga terbang terikat di mata pedang mereka, menghujani Liu Zhenhan yang berada di barisan depan dengan serangan gencar.
Zirah Pelat Perak di tubuh Lao Liu memiliki ketebalan luar biasa dilapisi Mithril, membuat serangan ini tak berarti. Sambil menangkis dengan lengan Mithril dan palu perang RAMAS-nya, dia sengaja menghantam pedang-pedang terbang Blood Elf. Meski dibuat sangat halus, pedang tipis ini tak tahan amukan Kekuatan Naga yang biadab, serpihan logam beterbangan seketika.
Nedved yang bersembunyi di belakang tuan tanah, dalam waktu singkat telah membunuh hampir 20 Blood Elf Sword Singer dengan busur kuat bertali urat dari jarak dekat - keunggulan menjadi bumerang, postur tinggi Elf di kerumunan Kurcaci bagai menara di padang, mustahil bagi pemanah Centaur sekelas Nedved untuk meleset di jarak sedekat ini.
Raungan kesakitan menggema di lembah sampai-sampai telinga Liu Zhenhan berdenging. Matanya tak lagi bisa melacak gerakan musuh di kejauhan, hanya menghujamkan serangan membabi buta ke lawan di depannya.
Pasukan Moor tidak tahu sedang meneriakkan apa, serangan balik bunuh diri semakin ganas. Formasi Milisia Feilengcui yang awalnya berupa serbuan, perlahan berubah menjadi formasi pertahanan memanjang seperti kotak pensil. Prajurit Panda dan penyair kuda nil di tengah, Tombak Bermata dan kapak lempar beterbangan, bertahan di depan dan belakang.
Tidak pernah ada pasukan yang mampu melakukan serangan balik sehebat para kurcaci abu-abu hari ini di hadapan serangan pembersihan Milisia Feilengcui. Di benak Liu Zhenhan dan semua milisi, hanya dua kata tegas - lawan tangguh!
Meski prajurit kurcaci ini tak bisa menyaingi prajurit Bimon, gelombang serangan massal seperti ini benar-benar pemandangan megah yang belum pernah disaksikan Milisia Feilengcui - menurut Cui Bixi, kurcaci abu-abu memiliki tradisi mundur saat situasi memburuk. Sekarang, kontras pemikiran ini sungguh sangat mencolok.
Di dalam hati, Liu Zhenhan hampir mengutuk delapan generasi leluhur Xiao Cui dengan kecepatan pukulan pedangnya sendiri.
Pertempuran sampai tahap ini sudah tak bisa lagi digambarkan dengan kata "mengerikan". Kedua kaki Liu Zhenhan mulai menjadi senjata, bergantian menendang prajurit kurcaci yang menyerbu. Kurcaci abu-abu yang terkena tendangannya sering terlempar bersama perisai yang tercap jejak kaki, menyemburkan darah di udara seperti dihantam kereta perang berat.
Liu Zhenhan sebelumnya pernah berlatih keras dalam teknik tendangan kaki. Selain teknik militer Soviet Sambo, ia juga pernah mempelajari sedikit teknik Chuo Jiao (tendangan tusuk) dan Tan Tui (tendangan berputar). Ada pepatah "delapan belas tendangan di depan pintu" yang menekankan kaki tidak menyentuh tanah. Tendangan berantai tiga kali di udara bukanlah hal aneh, tapi sekarang Liu sama sekali tidak ingat teknik Chuo Jiao, Tan Tui atau Pigua Tui, hanya mengayunkan punggung kakinya seperti menebang pohon ke arah dahi para kurcaci abu-abu ini, mengganti kaki ketika salah satunya mulai sakit.
Sejak terakhir kali dikurung oleh Raja Putri Duyung dalam barrier Kandang Logam, di mana Liu Zhenhan menggunakan sepuluh kekuatan paus untuk menendang kandang logam hingga terluka, kini setelah pulih kekuatan kakinya jelas meningkat pesat. Tapi hari ini tendangannya masih terasa sakit, membuat Liu Zhenhan seratus kali tidak mengerti!
Apakah para kurcaci ini lebih keras dari Kandang Logam?
Semakin dia tidak percaya pada kegagalan, semakin ingin menyerang lagi. Namun anehnya, serangannya tak kunjung berhasil. Serangan balik prajurit kurcaci bagai gelombang pasang yang semakin meninggi. Setiap kali Liu Zhenhan membersihkan area sekitarnya dan melangkah maju, selalu ada sekumpulan prajurit kurcaci yang menerjang untuk menghalangi, menubruknya hingga mundur. Efek samping dari lambatnya serangan juga terlihat jelas - prajurit kurcaci di sekeliling berhasil mengunci gerakan prajurit Panda dan Prajurit Werwolf di barisan belakang. Untuk mencegah serangan tiba-tiba dari prajurit kurcaci abu-abu yang tak terlihat, semua milisi mengayunkan senjata mereka hingga radius serangan maksimal tanpa jeda. Penyair kuda nil telah mengganti beberapa Prajurit Werwolf yang kelelahan. Untungnya formasi kura-kura ini memiliki ruang kosong di tengah yang cukup untuk istirahat singkat bergiliran, karena tanpa itu, bahkan manusia besi pun tak akan sanggup bertahan dalam pertempuran sengit seperti ini.
Kavaleri berat Mammoth dikepung oleh kelompok-kelompok kurcaci abu-abu. Seperti menginjak tomat, mereka membuka jalan berdarah dan menutup celah di sisi kiri-kanan Liu Zhenhan. Serbuan kurcaci abu-abu yang begitu masif dan ganas membuat kavaleri Mammoth terhambat oleh mayat-mayat yang menumpuk. Pertempuran sengit yang terhambat pun terjadi. Meski belalai mammoth raksasa mengibas liar dan Mammoth pahlawan kuat melompat dari gajah perang sembari menebas habis-habisan, mereka tak mampu mengusir kurcaci pemberani ini. Kekacauan pertempuran bahkan merembet ke prajurit Behemoth yang melindungi pendeta dan penyihir. Kurcaci abu-abu yang berhasil masuk ke dalam tak hanya menempel seperti permen karet pada prajurit antelop, bahkan yang sudah terpetrifikasi oleh Landak Batu Helen masih merangkak dengan mata merah mencoba menyerang, tepat dihancurkan oleh Guo Guo satu per satu. Batu api raksasa yang dilempar para raksasa Typhon di pintu pun tak mampu menghentikan laju serangan kurcaci abu-abu ini.
Yang lebih ekstrim, beberapa kurcaci abu-abu malah merobohkan bangunan dengan palu besar, mungkin ingin menghancurkan raksasa api neraka di dalamnya. Penyair kuda nil di atap yang melempari batu dan panah silang ke kepala mereka pun diabaikan. Kucing gagah Guan Haifa sampai ketakutan dan bersembunyi di dalam rumah karena pertempuran berdarah ini.
Semuanya seolah-olah jatuh ke dalam kegilaan! Kelompok kurcaci abu-abu ini hampir seperti semua menjadi gila! Selain situasi pertempuran di langit yang sudah stabil, para prajurit Bimon di darat, kecuali Milisia Feilengcui, hampir tertekan oleh taktik preman lawan sehingga sesaat tidak bisa bernapas lega.
Formasi kura-kura sempit yang dibentuk Liu Zhenhan dan para milisi adalah titik terlemah. Semua kurcaci abu-abu sepertinya sudah menentukan target mati, terus-menerus berusaha menerobos dari sini dengan serangan bertubi-tubi hampir tanpa jeda. Serangan bergelombang yang sangat menguras tenaga ini membuat 86 prajurit Werwolf yang belum melalui pelatihan fisik ketat jangka panjang mulai kewalahan. Namun berkat perisai menara besi tiga lapis dan zirah yang kokoh, ditambah sistem rotasi istirahat dan keganasan milisi lainnya, situasi masih terlihat terkendali. Meski terlihat terkepung dan terjepit dari depan-belakang, sebenarnya pasukan kurcaci di lingkaran dalam sudah mulai dibersihkan. Perlahan-lahan pasukan Feilengcui beralih ke pertahanan frontal sambil mengalirkan darah kurcaci abu-abu secara masif. Serangan lawan ganas, tapi balasan milisi lebih dahsyat. Senjata patah diganti baru, semua senjata cadangan habis tinggal ambil yang ada. Dalam amukan ini, hampir setiap milisi telah terpicu masuk ke status Transformasi Liar oleh darah dan semangat tempur. Robby bahkan memberikan skill Transformasi Liar Tingkat Dua kepada para Werwolf. Prajurit Panda dengan teknik "Nyala Api Membakar Sang Pendekar Mabuk" benar-benar membuktikan diri sebagai prajurit terkuat Timur - nyala api dan arak bahkan tetap berkobar di tengah hujan deras. Namun anehnya, bahkan dalam kondisi seperti ini, Milisia Feilengcui tetap tidak bisa maju selangkah pun!
Kekuatan Blood Elf Sword Chanters memang punya alasan untuk sombong, sayangnya lawan yang mereka pilih adalah Liu Zhenhan si brengsek. Si brengsek ini mengandalkan kekuatan luar biasa dari zirah terkutuknya, dengan cara preman menyerang dan bertahan, berhasil menghancurkan semua pedang panjang Elf Sword Chanters. Dengan kombinasi tubuh Liu Zhenhan dan Zirah Pelat Perak ini, bukan cuma pedang, bahkan palu besi pun bisa dia tangkis.
Elf Sword Chanters tanpa pedang terbang menjadi sasaran hidup Nedved dan Robby yang membawa busur panah silang tujuh bintang. Sekalipun kelincahan Elf Sword Chanters ini luar biasa, tetap tak bisa menyaingi kecepatan anak panah es dan busur silang kencang.
Meski begitu, inilah pertama kalinya Milisia Feilengcui menghadapi pertempuran sengit sejati. Musuh bandel ini seperti ular piton ganas yang melilit landak kecil milisi. Kurcaci terbunuh berdarah-darah, tapi ketika garis depan Milisia Feilengcui maju ke barikade mayat, tak bisa maju lagi - serangan balik musuh benar-benar mengerikan!
Pertempuran paling kejam dalam sejarah Milisia Feilengcui, sampai-sampai Tuan Tanah tak sempat menyanyikan Lagu Perang! Belum pernah ada yang bisa memojokkan Liu Zhenhan sampai seperti ini!
Prajurit Kurcaci abu-abu yang seperti meminum obat salah ini hampir menyerang dengan gaya seperti bujangan yang sudah 300 tahun tidak menikah berebut masuk kamar pengantin. Senjata Liu Zhenhan sudah berganti tak terhitung kali, gagang palu perang di tangannya bahkan sudah bengkok, tapi lawan sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk mengganti senjata. Betapa sulitnya pertarungan dan gigihnya lawan bisa dibayangkan.
Meski lawan yang tak takut mati ini pertama kali dihadapi, hal ini justru membangkitkan nyali Liu Zhenhan dan milisi bawahannya. Kilatan pedang dan percikan darah memenuhi sekitar formasi pensil horizontal milisi, diiringi suara "kretak-kretak" tulang terpotong pisau. Lao Liu yang berada di posisi "kepala kura-kura" paling strategis, lengan kiri Mithril-nya sampai tertutup darah yang tak bisa dibersihkan hujan. Bahkan Hantu Hydra dari Cincin Tuan Tanah Kematian ikut membantu, sembilan kepala kecilnya terus menyemburkan hawa dingin.
Liu Zhenhan kini sangat merindukan Perisai Tuan Tanah Kematian itu. Andai saja dulu mengambilnya dari biarawati kecil, siapa sangka hari ini akan menghadapi lawan setanggung iblis ini.
Lawan seperti ini, bahkan bagi Liu Zhenhan sekalipun, sama sekali tidak ingin ditemui untuk kedua kalinya!
Lao Liu juga bisa bertanggung jawab mengatakan: Jika Lembah Api setiap tahun menghadapi lawan seperti ini, mereka bukan saja tak bisa bertahan 1000 tahun, satu jam pun mustahil!
Pertempuran ini sebenarnya baru berlangsung selama lima menit jam pasir ajaib, tetapi dalam pikiran semua prajurit yang sudah tegang hingga batas maksimal, rasanya seperti sudah seribu tahun berlalu.
Dua ratus anak panah Nedved akhirnya habis seluruhnya, busur tujuh bintang Robby juga sudah lama kosong, namun pertempuran ini tetap berlangsung dengan ritme yang sesak napas.
Di sekitar lembah, udara panas yang besar terus-menerus terhembus dan menggelembung, bercampur dengan hujan dingin dan bau aneh daging matang. Aneh yang tak terkatakan.
Lingkaran Gemilang yang disebarkan dari para Pendeta akhirnya menyelimuti semua prajurit Bimon: kelincahan, kulit sekeras batu, daya tahan, tumpang tindih; Lingkaran Jahat juga mulai menyebar ke para Kurcaci abu-abu: kelambanan, kelemahan, memabukkan. Efek-efek ini saling bersaing, sementara gulungan acak yang dilemparkan Guo Guo sesekali jatuh di tengah kerumunan milisi.
Serangan sihir kilat dan Bintang Api akhirnya bisa kembali berkobar dengan gemilang di tengah-tengah kerumunan Kurcaci.
Milisia Feilengcui sekarang hanya punya satu pikiran: Sial! Kenapa baru sekarang ikut membantu? Yitiao mana? Geryon mana? Mati di mana?
Pada saat ini, Liu Zhenhan baru menyusup ke dalam formasi kura-kura, meminta Vieri menggantikan posisinya. Sambil menyelinap, dia mengamati para Pendeta Blood Elf yang sedang menekan para pendeta dan penyihir - dua puluh Penyihir Blood Elf yang selalu membuatnya cemas!
Melalui kabut uap yang tebal, terlihat dua siluet anggung melayang di puncak tebing tempat Penyihir Blood Elf berdiri. Beberapa Penyihir Blood Elf sedang batuk berdarah, disertai benda-benda yang menyerupai landak.
Lao Liu hampir mati ketawa.
Penyihir Blood Elf terlalu lengah! Mereka mengira jumlah mereka banyak dan lokasinya jauh dari medan perang sehingga tak perlu perlindungan ketat. Sayangnya mereka bertemu dua Naga Peri yang kebal terhadap sihir dan mampu teleportasi - lengkap dengan busur Qixingnu dan Katyusha di tangan!
Ornithocephali yang berusaha membantu Penyihir Blood Elf di udara dihancurkan oleh Geryon dan Yitiao. Bahkan Yitiao yang biasanya santai kini bertarung tanpa baju, menunjukkan amukannya yang memungkinkan para pendeta dan penyihir cepat memberikan dukungan tempur!
Meski terhambat oleh efek Lingkaran Jahat, pasukan Kurcaci Abu-abu tetap menerjang dengan serangan bunuh diri yang semakin ganas. Liu Zhenhan yang kejam sekalipun terkesima - mereka benar-benar mengorbankan nyawa untuk membuka jalan!
Dengan bantuan gila-gilaan dari para penyihir dan Pendeta, Liu Zhenhan pun membabat habis-habisan. Tiga Patung Emas Yunqin akhirnya dipanggil. Aksi membantai sebelumnya bahkan membuatnya tak sempat memanggil patung-patung ini, benar-benar hal yang tak masuk akal!
Begitu muncul, tiga patung emas langsung berguling-guling di tempat. Satu di kiri dan dua di kanan, bergerak maju ke dalam seperti mesin penggilas.
Berguling! Terus berguling! Liu Zhenhan hanya memberikan satu instruksi akhir yang sederhana pada Patung Emas Ajaib Yunqin ini.
Kurcaci-kurcaci abu-abu ini berani menyerang Patung Emas Yunqin secara frontal! Liu Zhenhan bisa mendengar dentuman keras palu perang yang menghantam tubuh patung-patung itu!
Sialan! Mereka menggunakan tubuh manusia sebagai bantalan! Liu Zhenhan melihat gerombolan bayangan manusia itu seperti lintah yang mencium bau darah, menyerbu jalur guling patung-patung emas. Sekujur tubuhnya merinding.
Karena adegan ini, target Liu Zhenhan berubah. Kini dia tak ingin menyerang lagi. Yang dia pikirkan adalah menghalangi setiap langkah pasukan Mole maju. Meski tak bisa maju sendiri, Lao Liu sama sekali tak mengizinkan musuh bergerak maju!
Garis pertahanan dari tumpukan mayat yang awalnya setinggi setengah meter, perlahan menjadi satu meter, kemudian dirobohkan. Kemudian menumpuk lagi, dirobohkan lagi, lalu menumpuk kembali.
Liu Zhenhan tidak bisa membayangkan berapa banyak kurcaci abu-abu yang telah dibunuhnya. Kedua lengannya terasa sangat pegal, hawa dingin Hydra hantu juga sudah habis dikeluarkan, kedua kaki pendeknya yang seperti pilar batu terus gemetaran.
Jumlah kurcaci abu-abu di bagian dalam semakin berkurang, celah pertahanan telah ditutup oleh patung emas. Pasukan kavaleri berat mammoth kembali menunggangi kendaraan tunggangan mereka, melakukan pembantaian di sisi belakang tuan tanah dengan menginjak-injak secara brutal. Sisa pasukan ini menghabiskan banyak waktu mereka, terutama karena para musuh ini sangat pandai bersembunyi dan bertubuh kecil. Kali ini Kolina yang sudah menahan ampun akhirnya mengamuk. Tiang-tiang besi di tanah terlempar ke udara akibat hantaman mammoth raksasa. Kurcaci abu-abu yang terkena tiang dan rantai besi ini langsung kehilangan anggota tubuh, apalagi yang terkena tombak naga lapis baja sepanjang 7 meter, kaki besar, atau belalai mammoth dari pasukan kavaleri mammoth.
Prajurit Antelop Sapi juga mengisi celah yang ditinggalkan Patung Emas Yunqin di sisi kanan, menghalau gerombolan Kurcaci Abu-abu yang tiba-tiba muncul lagi. Teknik khas suku Antelop "Teknik Gladiator" digunakan secara massal. Dengan mata memerah di bawah pimpinan Duncan, masing-masing prajurit menundukkan kepala sambil menjepit pilar totem logam di antara tanduk spiral mereka. Setelah mengumpulkan tenaga, mereka melesat ke depan. Gerakan membungkuk mereka jelas hasil latihan khusus. Dengan lompatan seperti ikan yang menubruk, tubuh mereka meluncur jauh di lantai basah. Pilar totem logam yang seperti meriam dan tanduk spiral tajam bagai kait menyapu rata. Kurcaci yang tertabrak seolah ditembus ballista raksasa di dada, terbang berjejeran.
Bahkan para penyihir dan pendeta telah bergerak maju ke belakang garis depan, namun musuh tetap seperti kawanan ikan di banjir tahunan, terus menerjang meski dibantai.
Setiap menit terasa menyiksa bagi semua. Selain Milisia Feilengcui, tak ada yang berani menghadapi lawan gila di garis terdepan. Ekspresi mereka membuat bulu kuduk merinding.
Entah sudah berapa lama, Liu Zhenhan akhirnya menyadari tidak ada musuh di hadapannya lagi. Meski masih ada teriakan dan tangisan di medan perang, semuanya terdengar jauh. Tanah di depannya kini dipenuhi genangan merah pekat yang mengalir berkelok-kelok. Kecuali Belami, seluruh Prajurit Werwolf sudah tergeletak di tanah. Suara mereka yang terengah-engah dengan lidah terjulur seperti puluhan sapi penderita asma yang tiba-tiba dikumpulkan di lembah.
"Ban～gsat～nya!" Liu Zhenhan sendiri juga terengah-engah, melempar perisai yang sudah penyok ke tanah. Kedua tangannya menopang lutut sambil meludah keras. Sebagai garda terdepan, perutnya tidak tahu berapa kali terkena pukulan palu perang. Ludahnya kini terasa pahit dan anyir.
Adapun Zirah Pelat Perak-nya sudah benar-benar rusak. Fungsi perlindungan sihirnya sudah lama hilang, kini hanya menjadi baju baja Mithril biasa.
"Gila! Enam pedangku patah semua!" Fatty Luo duduk di tanah, rambutnya basah oleh keringat atau hujan. Tangan yang memegang palu perang dan perisai hasil rampasannya bergetar seperti ayam kesurupan, sama sekali tidak bisa diluruskan.
“Dasar pantat beruang! Zirah kurcaci ini terlalu keras!” Dada berotot Gud naik turun dengan hebat. Senjata cadangan di tangan kanannya, palu bintang Tarleng, hanya tersisa rantai besi. Kapak Perang Vajra yang sebelumnya juga entah hilang ke mana. Perisai lengan di tangan kiri sudah terlempar, sementara Cakar Shaman generasi ketiga Feilengcui yang menempel di telapak tangan—lima bilah baja tujuh inci—sudah patah lebih dari separuh. Satu-satunya cakar yang tersisa penuh dengan daging remuk dan cacat.
“Kalau bukan karena Patung Emas Yunqin, kita pasti sudah mati hari ini.” Vieri menjatuhkan diri ke tanah.
O'Neill di sampingnya memegang kapak dewa palsu yang sudah penyok, tak bisa berkata-kata sambil terengah-engah seperti memompa bellow. Para biarawan sibuk merawat prajurit Werwolf yang terluka parah. Dari 86 orang Werwolf yang terkepung di lingkaran dalam, 83 telah tumbang! Jika bukan karena keahlian milisi dalam formasi dan perlindungan tepat waktu, para pendatang baru ini sudah menjadi bubuk daging. Perbedaan korban antara veteran dan rekrutan benar-benar mencolok—setidaknya tak satu pun milisi veteran yang jatuh!
Berkat perlindungan zirah berat, fisik prajurit Werwolf ini sangat tangguh. Meski tak ada yang tewas, sebagian besar mengalami patah tulang rusuk akibat serangan "tebasan bawah" dari kurcaci abu-abu!
Sorot mata merah darah Tuan Tanah Feilengcui akhirnya mulai kembali jernih.
Akhirnya dia tahu mengapa kurcaci kelabu bertarung mati-matian!
Demi Kampas! Bangsat! Liu Zhenhan tak tahu apakah ini nasib sial atau keberuntungan.
Hujan deras di langit begitu lebat, genangan air di Lembah Api sudah menggenang tebal. Sejak awal pertempuran, untuk mencegah kemampuan siluman kurcaci kelabu, Raksasa Typhon telah menaburkan tepung kapur dalam jumlah besar di seluruh lembah. Pasukan Blood Elf dengan licin menciptakan hujan lebat, berharap mengusir Raksasa Api Neraka sekaligus mengaduk tepung kapur menjadi lumpur, membuat kemampuan siluman kurcaci kelabu benar-benar mengancam - dua tujuan tercapai sekaligus.
Entah para Blood Elf ini lupa prinsip kimia atau karena kebodohan, hujan buatan mereka justru menjebak diri sendiri - tepung marmer kapur yang ditaburkan Raksasa Typhon, di kalangan akademisi dunia permukaan memiliki nama populer yang terkenal: kapur tohor.
Kapur mentah setelah terkena air perlahan akan mulai mendidih, suhu awalnya belum terlalu tinggi karena untuk membuat bubur kapur mendidih diperlukan pengadukan. Kurcaci abu berbuat baik tanpa meninggalkan nama, ribuan kaki besar mereka mengaduk-aduk, akibatnya suhu air kapur ini mulai naik. Beberapa menit kemudian ketika para Kurcaci sadar situasi memburuk, kaki mereka sudah terendam dalam air mendidih bergelembung setinggi betis – seperti direbus hidup-hidup. Saat kepanikan mulai menyebar, tepat di saat itulah Milisia Feilengcui menerjang maju.
Lembah sudah dipadati ribuan Kurcaci abu. Pasukan belakang tidak bisa menerobos keluar karena celah berbentuk U di lembah telah diblokade oleh para prajurit gagah yang muncul dari Sungai Gibraltar dan sekelompok putri duyung Kou Tao. Para pejuang Kurcaci di barisan depan melihat harapan di balik garis depan yang dibangun dari barikade mayat – tidak ada jejak air kapur mendidih, tumpukan mayat tebal menghalangi aliran air panas. Dengan melompati itu mereka bisa terhindar dari malapetaka mengerikan direbus hidup-hidup. Bagaimana mungkin para Kurcaci ini tidak mati-matian menerjang?
Gelombang demi gelombang pejuang Kurcaci yang nekat menerjang sebenarnya hanya ingin membuka jalan. Yang sial terjepit di tengah kerumunan, kakinya sudah matang direbus hingga terjatuh, terus direbus dalam keadaan terbaring.
Ini juga menjadi alasan di balik jeritan menyayat hati yang mengguncang lembah, uap air yang mengepul, dan aroma daging matang yang menyebar. Namun saat itu, para milisi, termasuk Lao Liu sekalipun, sama sekali tidak memiliki waktu atau kesempatan untuk mengamati. Sebenarnya mereka masih merasakan sedikit perubahan - tahap awal pertahanan adalah yang paling mencekik dan sulit, kemudian tekanan berkurang drastis. Banyak kurcaci abu-abu yang tidak stabil di bagian bawah tubuh, jurus andalan "serangan bawah" yang awalnya sulit dihadapi, nyaris tidak terlihat lagi di kemudian hari. Ini bukan karena ilmu bela diri kurcaci yang buruk, melainkan kaki mereka yang melepuh terendam air mendidih sama sekali tidak memungkinkan untuk menggunakan "serangan bawah"! Alasan mengapa kurcaci abu-abu tidak menyerang secara invisibel juga dapat ditemukan di sini.
Berdiri di pinggang Patung Emas Yunqin, Liu Zhenhan melayangkan pandangannya ke seluruh lembah dan baru menyadari bahwa dia gagal menghadapi hampir lebih dari dua ribu prajurit kurcaci. Para prajurit kurcaci ini tidak mampu mencapai zona aman untuk mati di tangan musuh, semuanya terbaring dalam air kapur mendidih yang bergolak, mayat-mayat berserakan di tengah cairan kental yang menggelegak.
Di lembah berbentuk teko seluas ratusan hektar ini, terhampar pemandangan mengerikan yang hanya layak ada di neraka.
Jumlah Pasukan Moor jauh melampaui perkiraan awal Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan menatap dalam gelembung-gelembung "blup-blup" di depannya. Sebuah tangan yang tertindih patung emas sedang mengelupaskan kulit matang dari jarinya, mengambang merah segar di atas air kapur.
Di celah berbentuk U lembah seberang, tidak ada genangan air kapur. Raksasa Typhoon tidak menaburkan bubuk kapur di sana. Fegao dan beberapa prajurit Medusa tersisa tergeletak di tanah, di depan tumpukan mayat setinggi bukit. Napas mereka seperti hewan Luo Sha yang tenggorokannya robek. Siluet prajurit kurcaci abu-abu menghilang dari belakang Fegao, tapi ia bahkan tak mampu mengangkat tangan.
Di tebing, mata Naga Peri dan dua monster tingkat super membeku dalam tatapan kosong.
"Gua mah～ dua tangan pegang～ dua-duanya harus kuat dong～" Burung beo jorok melayang di langit, mengibas-ngibaskan sayap basahnya sementara membersihkan medan perang dengan angkuh.
Meski tak berwujud elang, burung beo kecil itu telah menyandang aura seekor elang.
Dialah satu-satunya yang masih punya tenaga untuk berlagak sombong.
BAB 139: Rantai Kemerosotan
"Kimia" sebagai topik dan mata pelajaran yang mendalam, sejak lama dipelajari oleh para penyihir wanita di kalangan manusia. Mereka yang gemar memeluk bola kristal dan mengendarai sapu terbang Santana 2000 ini, paling suka menyusun ramuan-ramuan dengan kegunaan aneh secara misterius. Prinsip kapur hidup yang mendidih saat bertemu air juga merupakan hasil eksperimen para penyihir ini.
Sebagian besar penghuni Lembah Api tidak mengetahui bahwa bubuk marmer kapur (limestone) memiliki kegunaan seperti ini. Bahkan mereka yang lebih berpengetahuan sekalipun, sama sekali tidak menyangka skala penggunaan kapur sebesar ini bisa begitu dahsyat dan mengerikan.
Meski telah memahami proses merebus kapur dengan jelas, beberapa pertanyaan masih mengusik pikiran Liu Zhenhan yang sulit diterima akalnya.
"Kenapa bisa sekaligus matang semuanya dalam satu kuali?" gumam Lao Liu dengan keras kepala. Seribu satu pertanyaan berputar di kepalanya - Meskipun Raksasa Typhoon telah menaburkan bubuk kapur sebelum pertempuran, jumlah kapur yang ditaburkan pasti terbatas? Dulu saat bekerja di tim produksi, Lao Liu sendiri pernah mengaduk kapur dengan garu kotoran. Biasanya mereka menggali lubang besar untuk merebus kapur dalam skala besar. Liu Zhenhan pernah mencoba telur yang direbus dengan air kapur, rasanya tidak enak, masih terasa sepat seperti kapur.
Kapur tohor yang ditaburkan di lembah ini tentu saja lebih dari cukup untuk melacak jejak musuh, tetapi jumlahnya terlalu sedikit untuk merebus orang hidup-hidup. Meskipun kapur ini juga memanas dan mendidih saat terkena air, namun diterpa hujan deras dari atas dan diinjak-injak oleh ribuan kaki dari bawah, suhunya pasti akan turun. Luka bakar yang diakibatkan bisa dipahami oleh Liu Zhenhan, tetapi membakar mati begitu banyak orang sekaligus ini benar-benar berlebihan!
Hujan deras masih mengguyur, menebarkan keraguan di hati setiap orang. Beberapa gadis yang mendekat hanya melirik sesaat pemandangan mayat yang mengerikan itu, lalu langsung berlari menjauh dan muntah seolah-olah Dewa Perang baru lahir atau Dewi Bulan naik ke langit. Ekspresi wajah dua Imam Tongkat dan prajurit Behemoth lainnya juga berkedut hebat, gerakan di tenggorokan mereka menciptakan ilusi seolah mulut mereka sedang dilanda banjir bandang.
Tanpa menyaksikan langsung, mustahil membayangkan betapa mengerikannya mayat orang yang direbus hidup-hidup. Liu Zhenhan telah mengalami lebih banyak situasi mencekam daripada semua orang di sini jika digabungkan. Bahkan saat di garis depan Nanjiang dulu, pemandangan daging dan kulit yang hancur akibat 2.5 basis tembakan artileri masih lebih bisa ditolerir daripada pemandangan hari ini - setidaknya saat itu dia tidak perlu melihat langsung!
Tembakan meriam berat yang membangun tembok api biasanya menghancurkan mayat sampai tak bersisa. Hari ini berbeda, mayat-mayat utuh yang terbaring dengan cara paling menyedihkan memaksa semua orang untuk menyaksikannya!
Jenazah Kurcaci yang direbus hidup-hidup, beberapa perut menghadap ke atas dengan bola mata menonjol besar seolah ditopang sesuatu di bawahnya. Karena terendam air mendidih, postur mayat-mayat ini menjadi kaku, perut semakin menggembung hingga mengangkat baju zirah, lalu mulai "prit-prit" mengeluarkan gas. Permukaan air yang mendidih halus setara dengan tubuh para Kurcaci, beberapa mayat yang telungkup setiap kali mengeluarkan gas disertai gelembung "gubrak-gubrak" yang bergolak.
Liu Zhenhan tak sengaja teringat Hiroshima dan Nagasaki yang dianugerahi "nanas besar" oleh Amerika, mungkin hanya adegan hari ini yang sedikit lebih pantas dilihat dibanding saat itu.
"Keberuntungan!" Liu Zhenhan menelan ludah dengan susah payah, jantungnya sendiri berdebar kencang "deg-deg".
Lembah Api yang merupakan kawah gunung berapi mati, setelah tertimbun debu selama ribuan tahun, memiliki topografi cekung datar palsu. Saat tidak banjir tak terlihat, namun begitu hujan terkumpul jelas terlihat bentuknya seperti panci tempur gepeng - kedua ujung agak tinggi dengan bagian tengah lebih rendah.
Air mengalir ke tempat rendah. Andai sisi tempat Liu Zhenhan bukan lereng tinggi melainkan cekungan, air kapur mendidih itu pasti akan mengubah sebagian besar milisi Bimon menjadi semur Feilengcui setengah matang selama pertempuran.
Meski kondisi medan menguntungkan, air hujan yang meluap dan tak henti-hentinya masih membentuk genangan setinggi mata kaki di sekitar Liu Zhenhan. Aliran air yang bergerak bolak-balik akibat pertukaran suhu panas-dingin terus merembes melalui barikade mayat, menyapu permukaan kaki Liu Zhenhan. Merasakan bahaya laten, Mutiara Naga Air seketika menyesuaikan medan energi ke kondisi optimal. Air di sekitarnya bagai berhadapan dengan Santo Musa dalam kitab suci Alkitab Gereja Saint Paul yang maha agung, "berceceran" menyibak ke segala penjuru layak ditopang kubah kaca transparan. Rintikan hujan dari langit mengalir pelan mengikuti lengkungan tak kasatmata.
Tak heran ini menjadi aset utama Lao Liu merintis usaha. Mutiara naga yang sangat peka ini tak pernah menolak aktivitas sehari-hari Liu Zhenhan seperti minum air atau menyalakan rokok. Namun begitu mendeteksi ancaman potensial, reaksinya selaras secepat refleks Liu Zhenhan, sangat manusiawi.
Para milisi di sekitar segera berhamburan masuk mencari perlindungan dari hujan.
Nyatanya Mutiara Naga Air bukanlah benda kebal senjata. Meski mampu menyibak aliran air, ia tak bisa menahan benda lain. Sebuah tubuh licin dan lembek "brak" mendarat di tulang ubun-ubun Lao Liu.
Lao Liu reflek langsung meraihnya. Setelah dilihat, dasar sialan! Ternyata itu adalah seekor ikan besar seberat satu pon, kepala dan badannya sudah hancur separuh. Tapi jelas terlihat ini adalah ikan bawah tanah standar, dengan kumis seperti lele, tubuh transparan bergaris hitam, tanpa mata maupun sisik, gemuk seperti pintalan.
Hujan kok hujan ikan? Liu Zhenhan dan para milisi termangu-mangu melihat ikan mati di tangan mereka. Liu Zhenhan menengadah lagi ke langit, tirai hujan masih lebat.
"Kira-kira bisa hujan koin emas nggak ya?" kata Liu Zhenhan.
Mendengar ini, para milisi menyipitkan mata menatap langit penuh harap.
Setengah hari menunggu, koin emas tak kunjung jatuh. Tapi para prajurit antelope yang berdiri tak jauh hampir tertimpa sesuatu. Setelah diambil, ternyata itu adalah kutu ikan sungai bawah tanah sebesar telapak tangan. Kutu ini punya banyak sungut, cangkang keras seperti kue di punggungnya. Liu Zhenhan membolak-baliknya di telapak tangan tiga kali, yakin tak mungkin salah. Saat baru tiba di bawah tanah, penyair kuda nil pernah menangkap banyak kutu dan ikan sungai bawah tanah ini untuk dimakan, rasanya lezat.
Sambil masih bingung, hujan lebat seperti ditumpahkan tiba-tiba berhenti, persis seperti hujan badai biasa, tak setetes pun tersisa. Batu-batu runcing di "matahari bawah tanah" yang melayang di udara sesekali meneteskan deretan air, suara "denting dentung" terus bergema.
Liu Zhenhan dan para milisi saling memandang, kepala penuh kebingungan dan perut dipenuhi pertanyaan.
"Tuan Richard! Apakah lebih baik kita mengirim seseorang dulu ke kampung Lembah Raksasa Tifon lainnya? Serangan pasukan Mole kali ini terasa sangat tidak biasa." Duncan menghentakkan kedua kaki kekarnya, menyibak percikan air sambil menghampiri Liu Zhenhan.
"Biar saya menguras air dulu!" Liu Zhenhan tersentak oleh perkataannya. Melihat tiga patung emasnya plus tumpukan besi tua masih terendam air, dan waktu tunggu belum habis, dengan sigap dia memerintahkan tiga Patung Emas Yunqin untuk berguling. Tubuh raksasa mereka bagai tiga penggiling besar, menghempas gelombang keruh ke luar lembah.
"Tak sempat berguling beberapa kali, Patung Emas Yunqin sudah mencapai waktu tunggu dan menghilang dalam bayangan. Namun kekuatan mereka benar-benar dahsyat. Gaya inersia dari tiga patung seberat 240.000 pon yang berguling itu menyapu gelombang merah setinggi lima meter bersama mayat-mayat kurcaci keluar dari celah berbentuk U. Fegao dan sisa prajurit Medusa berhasil menghindar. Gemuruh ombak sebesar gelombang pasang menghantam lereng gunung, menyemburkan percikan air seperti mutiara, lalu mengalir deras menuju Sungai Gibraltar di luar lembah."
Liu Zhenhan bersiul. Yitiao segera mengepakkan sayap dagingnya dan mendarat di hadapannya. Lao Liu menjentikkan jari ke arah Cui, "Xiao Hei, kau kan elf, penglihatanmu tajam dan hafal jalan. Pergilah dengan Yitiao ke tiga markas lain. Bantu jika ada pertempuran, kalau tidak bisa, kembalilah untuk minta bala bantuan!"
"Aku ikut Xiao Cui!" Ruoerna berteleportasi ke samping Liu Zhenhan, menggoyang-goyangkan cincin ruang di tangannya. "Jika keadaan darurat, aku bisa pakai kristal pos di dalam cincin ini untuk membuat formasi magis. Hanya aku yang tahu koordinat sini. Jika pertempuran terlalu sengit, ini satu-satunya cara cepat memanggil pasukan. Suruh Naga ikut aku, tanpa dukungan magisnya juga tidak bisa."
"Boleh juga." Liu Zhenhan merenung sejenak. "Masih cukupkah kristal pos untuk membuat formasi teleportasi lagi?"
"Lebih dari cukup!" Ruoerna mengangguk mantap.
“Langsung saja.” Liu Zhenhan mengelus sayap Yitiao, lalu menoleh ke tiga perintak jalan.
“Jika Elf Jatuh juga nekat seperti ini, kurasa bahkan formasi rantai besi Orang-orang Banteng pun takkan sanggup menahan serangan mereka.” Gud menatap sosok Yitiao yang menerobos langit dengan cemas: “Dua kelompok Elf seharusnya tidak menguasai sihir elemen air, bagaimana bisa tiba-tiba menciptakan hujan deras sebesar ini? Selain itu, para Kurcaci itu...”
“Aku juga heran!” Liu Zhenhan meludah marah: “Bangsat! Barrier pelindung pantulan bintangku langsung hancur dalam sekejap mata saat bertarung dengan orang-orang gila ini! Belum pernah kulihat musuh yang begitu nekat! Tipu muslihat mereka juga begitu banyak!”
“Lalu kenapa...” Gud menunjukkan ekspresi bingung.
“Jangan bicara dulu, biarkan aku melakukan eksperimen.” Liu Zhenhan mengeluarkan seruling lubang Mithril-nya, mencabut pedang dari dalam seruling, menendang tumpukan mayat yang membentuk tembok manusia, lalu berjalan ke area yang dilindas Patung Emas Yunqin. Tempat ini sebelumnya juga merupakan area perebusan Kurcaci dengan air kapur. Area yang dilindas patung emas kini berantakan, genangan air pun dangkal. Mayat-mayat Kurcaci berbaju zirah tertanam rata di tanah seperti kertas timah, berdampingan dengan lumut dan pakis yang tersingkap di bawah kapur. Warna merah, putih, hitam, dan belang-belang menyatu bagai lukisan abstrak aneh.
Liu Zhenhan berjalan beberapa puluh langkah ke depan, membungkuk, menggunakan pedang seruling sebagai sekop Luoyang, menancapkannya ke dalam tanah dan mengaduknya dengan keras selama dua putaran sebelum mencabutnya. Bilah segitiga sepanjang setengah meter lebih itu penuh dengan kapur basih, yang tertekan rata oleh kekuatan besar, hanya menyisakan sedikit lapisan daun lumut di tengahnya.
"Mengapa ada begitu banyak bubuk kapur di sini? Aku yakin tidak menyebarkan sebanyak ini!" Liu Zhenhan memandang pedang segitiga mithril di tangannya dengan heran.
"Untuk mengantisipasi penyamaran kurcaci abu dan sihir kegelapan Dark Elf, Lembah Api secara berkala menyebarkan bubuk kapur secara tidak teratur. Ini akumulasi dari tahun ke tahun." Suara berat bergema di belakang Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan menoleh dan melihat Kepala Suku Raksasa Yangkole berdiri di sana.
"Masih ada air di tanah, hati-hati," kata Liu Zhenhan dengan penuh perhatian.
“Terima kasih atas perhatiannya, Tuan Richard yang terhormat. Sebenarnya Anda tidak perlu menganggap kami begitu lemah. Sedikit air tidak akan mengancam Raksasa Typhon.” Yang Lale tersenyum polos, mengangkat satu kaki raksasa berukuran mengerikan, lalu menunjuk sepatu bot kulit tinggi yang terbuat dari beberapa jenis kulit hewan berkualitas, "Kami punya persiapan. Sepatu ini direkat dengan air seni bayi dan sari rumput taimai, benar-benar tahan air. Sebenarnya ketakutan kami Raksasa Api terhadap air sama seperti ketakutan Bimon terhadap api. Jika kalian dipanggang lama di api, pasti tidak tahan. Begitu pula kami jika terendam air terlalu lama. Tapi untungnya di dunia ini banyak benda yang tahan air meski tidak tahan api, jadi kami lebih diuntungkan."
"Tapi kalian kehilangan kesenangan bermain air." Mo'er mendekat dengan wajah masam, menempelkan wajah kecilnya di lengan mentor, bulu mata panjangnya berkedip-kedip memandang tetua raksasa.
"Gadis kecil! Kami adalah Raksasa Typhon yang mampu menarik api!" Kepala Suku Typhon tertawa lebar, "Sungai lava adalah tempat mandi terbaik kami. Jika menurut logikamu, bukankah kamu juga kehilangan kesenangan bermain api?"
"Tuan meremehkanku, aku adalah Imam Bemon!" Mo'er membantah dengan enggan, "Selama aku terus menggunakan Pengorbanan dan memberkati diriku sendiri, aku juga bisa memiliki kekebalan terhadap api."
Dua Imam Tongkat di samping mendengar kata-kata ini merasa begitu menusuk di telinga. Lagu perang persembahan adalah lagu perang tingkat tertinggi yang hanya digunakan oleh Grand Shaman Weian, bagaimana gadis kecil ini bisa sama seperti mentornya, 100 pon membual 1000 pon B? Bisa terlalu berlebihan?
Liu Zhenhan melihat ekspresi penuh kekesalan di wajah dua Pendeta Beruang itu, tertawa terbahak-bahak.
"Jangan bicara omong kosong ini, Richard, tahukah kamu apa sebenarnya tepung kapur ini?..." Pendeta Rakun Lemerre yang lebih bijaksana mencondongkan bibirnya ke arah kapur di bilah pedang yang sedang digenggam Liu Zhenhan.
“Aku juga sedang heran sendiri! Sekarang masalah kapur sudah terselesaikan. Tapi air hujan sebanyak ini datang dari mana? Baru sebentar sialan, sudah turun berapa banyak hujan? Bahkan terkubur di area seluas ini!” Liu Zhenhan menengadah melihat langit, dalam hatinya kembali bergumam pelan. Di sini adalah bawah tanah, sama sekali tidak ada awan. Meskipun hujan buatan pun tak mungkin. Elf Moore ini berlatih sihir darah. Walaupun menurut Master Puskash, sihir darah adalah variasi dari sihir elemen air, tapi transformasi bentuk elemen tidak bisa mengubah hakikatnya. Lalu hujan deras yang dipanggil ini sebenarnya apa?
Pandangan semua orang mengikuti arah datangnya Daisy. Fegao dan prajurit ular piton Olajuwon masing-masing menggendong dua Penyihir Blood Elf yang terlihat lesu. Wajah prajurit ular piton itu memelas, dari 200 lebih prajurit Medusa yang datang, setelah pertempuran penghadang, ternyata hanya tersisa sembilan. Tingkat gugur yang begitu tinggi benar-benar mengerikan.
"Kalian siapa?" Liu Zhenhan belum sempat membuka mulut, seorang Penyihir Blood Elf justru bertanya lebih dulu dengan suara parau. Nada bicaranya masih mempertahankan kesombongan khas Elf, tanpa sedikit pun kesadaran sebagai tawanan.
“Aku berasal dari Kerajaan Bimeng di dunia permukaan, aku adalah seorang Pendeta Kuil, Tuan tawanan yang terhormat.” Liu Zhenhan tersenyum lebar sambil berkata: “Bolehkah saya bertanya tentang rahasia hujan deras pertama sepanjang sejarah di dunia bawah tanah ini?”
“Maaf, tidak ada komentar.” Jawaban penyihir Blood Elf terdengar singkat dan tegas.
“Benar-benar orang bebal.” Liu Zhenhan menyipitkan matanya sambil mengamati penyihir Elf ini, senyum sinisnya membuat bulu kuduk merinding. Sebuah peluit berbunyi, Geryon langsung lari tergopoh-gopoh sambil mengepakkan Sayap Angin-nya.
“Bos, apa yang ingin kau lakukan?” Sebelum tiba di lokasi, raungan Tuan Tanah Pasang Surut sudah bergema dari kejauhan.
“Mage Moore menggeliat dengan sia-sia dalam pelukan pria raksasa setinggi 6 meter, panik di wajahnya tak bisa disembunyikan - penampilan jahat Geryon sangat menakutkan. Tuan Tanah Pasang Surut ini sedang makan, kedua cakarnya yang cacat masing-masing memegang Kurcaci Abu-abu. Kedua kurcaci ini memiliki ciri khas yang sama: tempurung kepala mereka sudah terkoyak, cairan otak keabu-abuan jelas terlihat di sudut mulut Geryon.
"Dengan bangga kuperkenalkan penguasa super dari dunia bawah laut, Geruin Tuan Tanah Pasang Surut." Liu Zhenhan terkekeh: "Konon keahlian utama elf Moore adalah menyerap kekuatan elemen dari musuh yang mati untuk memperkuat diri. Sama seperti kalian, ahli kuat dari dasar laut ini juga mengambil jalan pintas. Bedanya, dia meningkatkan kekuatan dengan menyerap jiwa orang. Oh ya, hampir lupa, dia juga harus memakan otak."
Geryon mendengar perkenalan bosnya, terkekeh-hehek sambil sengaja menjulurkan lidah menjilat bibir: "Bos, mereka terlihat sangat lezat."
Setelah berkata demikian, Geryon melemparkan dua mayat kurcaci di cakarnya, matanya menatap tajam para mage elf ini dengan ekspresi penuh antisipasi dan keinginan.
Geryon sebagai "teman curang" ini benar-benar profesional. Lao Liu awalnya ingin menggunakan seorang penyihir Blood Elf untuk menakut-nakuti yang lain, namun tak disangka, empat penyihir Blood Elf yang ditawan langsung berubah wajah setelah mendengar perkataan Geryon. Seorang penyihir Blood Elf yang lebih muda bahkan hampir menangis ketakutan.
"Aku tahu apa yang terjadi! Hujan deras ini dipanggil dari langit!" Sebelum Geryon yang sedang berselera tinggi sempat mengulurkan cakarnya, penyihir Blood Elf yang sombong tadi sudah berteriak keras.
"Langkah?" Liu Zhenhan heran: "Langkah yang mana?"
"Maksud 'langit' adalah langit di atas langit bawah tanah." Penyihir Blood Elf itu memilih kata-kata dengan hati-hati, bahkan perlu berpikir lama untuk kalimat pembelaan yang tak berguna: "Raksasa Tifon di Benua Nuyan selalu menduduki puncak gunung tertinggi. Kami mengirim manusia gua yang ahli menggali dengan dibawa Burung Elang terbang ke langit atas."
"Menggali apa?" Tiba-tiba ada dugaan yang muncul di benak Liu Zhenhan.
“Langit bawah tanah berbeda dengan langit permukaan. Langit permukaan tidak berujung, tapi langit bawah tanah kita pasti ada batasnya – tanah, banyak sekali tanah. Langit bawah tanah sama seperti Benua Nuyan, memiliki tangga sumur yang tidak diketahui siapa pembangunnya. Bedanya, tangga sumur di langit bawah tanah adalah 'tangga naik ke langit', sedangkan tangga sumur di bawah tanah Benua Nuyan adalah 'tangga turun ke langit'.” Blood Elf memperhatikan ekspresi Liu Zhenhan: “Di dalam tangga sumur di atas Lembah Api terdapat aliran sungai bawah tanah yang deras. Jadi kami mengirim Orang Banteng-Elang untuk mengangkut manusia gua terbang ke atas, memasuki tangga sumur, dan menghabiskan satu setengah hari untuk membuka tanggul sungai tersebut. Itulah sebabnya aliran air yang deras meluap dari tangga sumur dan jatuh dari langit.”
“Tunggu.” Liu Zhenhan segera menangkap keanehan: “Bagaimana kalian tahu bahwa di langit bawah tanah di atas Lembah Api tepat ada aliran air bawah tanah? Yang kuketahui, langit bawah tanah setidaknya setinggi 10.000 meter. Bagaimana kalian bisa terbang setinggi itu? Apakah Orang Banteng-Elang bisa terbang sampai ketinggian 10.000 meter?”
"Lembah tempat Raksasa Typhoon tinggal selalu menjadi wilayah tertinggi di Benua Nuyan. Karena tradisi 'tinggi' para raksasa ini, langit di Lembah Api jauh lebih rendah dibanding area lain di Benua Nuyan, hanya sekitar 1000 meter. Langit setinggi 10.000 meter yang kau sebutkan memang ada di bawah tanah, tapi tidak semua wilayah memilikinya. Langit bawah tanah kami terbuat dari tanah - ada bagian yang menonjol dan ada yang tipis. Rumah para Raksasa Typhoon ini berada di lokasi paling dekat dengan langit." Blood Elf mengangkat dagu dengan bangga: "Makanya burung elang sapi kami bisa terbang setinggi itu."
"Langit di sini setinggi 1000 meter?" Liu Zhenhan menatap langit hitam legam di atasnya. Terlalu gelap untuk melihat apapun. Daisy dan Lao Liu saling bertukar pandang. Daisy mengangguk, lalu melakukan Teleportasi ke angkasa.
"Boleh tahu bagaimana kalian tahu ada tangga langit di sini?" Liu Zhenhan menatap tajam Blood Elf sini. "Kalian kan tinggal di Benua Hitam lapis kedua bawah tanah. Jangan bilang sejak diasingkan ke bawah tanah, kalian elf yang tidak bisa terbang ini malah sibuk memetakan langit bawah tanah?"
"Kalau bukan karena suku Bordir Bimon yang turun ke bawah tanah, kami tidak akan punya kesempatan ini. Kami berterima kasih pada Bimon." Blood Elf tersenyum anggun.
“Berbicara terus-menerus, sebenarnya, kalian tetap ingin kembali ke permukaan bumi.” Liu Zhenhan membuka mulutnya lebar-lebar, tiba-tiba tersadar.
“Siapa yang akan melupakan Sampa? Siapa yang akan melupakan Dibo Luo? Siapa yang akan melupakan wangi bunga? Siapa yang akan melupakan hujan rintik-rintik yang miring?” Penyihir Blood Elf tertawa terbahak-bahak: “Kami Elf Moore telah melakukan eksplorasi terus-menerus selama ratusan tahun, namun tak pernah menemukan tangga sumur yang paling cocok untuk membuka jalan kembali ke permukaan. Baru setelah berdamai dan berkomunikasi dengan Drow yang jahat tahun lalu, kami tahu bahkan Drow yang takut dimandikan sinar matahari pun tak pernah menyerah mimpi kembali ke permukaan! Kita ternyata berpikiran sama!”
“Kau tahu berapa panjang terowongan yang harus digali untuk kembali ke permukaan?” Liu Zhenhan menghitung dengan jarinya: “Paling tidak tidak kurang dari 30.000 meter. Tidak... minimal 50.000 meter!”
“Sekalipun setahun hanya menggali 100 meter, kami bisa menunggu 500 tahun! Umur Elf mencapai 2000 tahun, tak perlu khawatir!” Penyihir Blood Elf tak bisa menyembunyikan rasa bangganya: “Di sini ada puluhan juta Manusia Gua Batu Rahang, mulut mereka sangat ahli menggali tanah dan membuat lubang. Ketinggian 50.000 meter bukan lagi hal yang sulit dengan mereka.”
“Kalian tidak bisa terbang, ras Elf dengan mantra jatuh dan melayang yang konyol itu hanya bisa menjauhi tanah setinggi 100 ren. Meski kalian merebut lembah Raksasa Typhoon dan mendapat jalur terdekat ke tangga sumur, bagaimana cara terbang ke atas?” Daisy tiba-tiba muncul di samping Liu Zhenhan, mencibir sinis: "Centaur bisa mengangkut manusia gua karena tubuh mereka kecil. Jika menggendong kalian, apakah centaur bisa terbang setinggi 1000 meter?"
"Jangan khawatirkan itu." Penyihir Blood Elf tak tahan membalas: "Kebijaksanaan kami kaum Elf mana bisa dipahami orang seperti kalian."
"Izinkan aku bertanya, jika hari ini kalian gagal, apakah beberapa hari lagi akan datang pasukan besar untuk RAMAS lembah ini?" Liu Zhenhan bertanya dengan wajah masam.
"Tentu saja." Penyihir Blood Elf memandangi para Bimon di depannya dengan penuh minat: "Dulu kami tak menghiraukan Raksasa Typhoon karena tak mau buang-buang pasukan untuk kalian. Sekarang kami sudah membuat perjanjian awal dengan Dark Elf dan butuh jalur kembali ke permukaan. Menurutmu apa yang akan kami lakukan?"
“Kalian memang kuat, bukannya katanya Bimon di permukaan sudah dikalahkan oleh pengkhianat Suku Monyet? Masih ada kekuatan sehebat ini?” Seorang penyihir Blood Elf tak tahan menyela. "Pasukan kami yang awalnya menyerang dua lembah Raksasa Typhoon secara terpisah dengan 8.000 pasukan mole bergabung jadi satu, tapi bahkan kalian pun tak bisa kami taklukkan. Kalian benar-benar luar biasa. Kami juga punya prajurit Kurcaci berpengalaman seratus tahun dan penyihir pedang elite. Di dunia permukaan sekarang, ada berapa negara yang memiliki prajurit sehebat kalian?"
"Fakta bahwa dia bisa melewati angin kencang bawah tanah untuk datang ke dunia bawah tanah sudah membuktikan kekuatannya. Tapi di dunia permukaan pasti hampir tak ada yang selevel dia." Penyihir Blood Elf itu menyapu pandangan dinginnya ke para rekannya: "Aku berani bersumpah."
"Delapan ribu centaur! Ternyata jauh lebih banyak dari yang kubayangkan." Liu Zhenhan menggelengkan kepala dengan getir. Meski menang, kemenangan ini terasa menggelikan. Padahal dia masih punya senjata rahasia bom labu minyak yang belum digunakan. Andai semangat tempur Kurcaci belum runtuh saat pertempuran tadi, begitu waktu tunggu Patung Emas Yunqin habis, Liu Zhenhan pasti akan memerintahkan Orang Kesturi untuk menjatuhkan labu minyak ganda dan meledakkan semuanya sampai porak-poranda.
"Bertarung dengan pejuang Kurcaci itu sungguh melelahkan!" Liu Zhenhan semakin merasakan pegal di pinggangnya saat memikirkan hal ini. Berperang dengan postur membungkuk benar-benar pengalaman pertama baginya. Kekuatan tempur para Kurcaci ini biasa saja, namun tubuh mereka yang pendek ditambah peralatan dari baja melimpah di bawah tanah yang membuat mereka seperti bongkahan besi, benar-benar menyebalkan. Jika makhluk seperti ini dibawa ke permukaan, kekacauan besar pasti tak terhindarkan.
Liu Zhenhan kemudian merasa terlalu membesarkan hati musuh. Kurcaci Abu-abu ini hanya nekat karena terdesak situasi. Jika dalam keadaan normal, pasti sudah kabur sejak awal. Dari rasio korban medan perang, 30% terjadi dalam pertempuran langsung, 70% dalam pengejaran. Jika hanya sekadar mengejar, mungkin para Kurcaci Abu-abu ini tidak akan sesulit ini dihadapi.
Manusia yang berani mempertaruhkan nyawa memang benar-benar lawan tangguh. Liu Zhenhan menatap keempat tawanan mage Elf Moore sambil menghela nafas. Awalnya khawatir dua puluh mage Blood Elf akan menimbulkan masalah besar, namun ternyata merekalah yang paling lemah.
"Selain kalian, apakah Dark Elf juga terlibat dalam serangan ke dua lembah Raksasa Tifon lainnya?" Liu Zhenhan segera bertanya lagi.
“Benar.” Penyihir Blood Elf mengangguk: “Tidak masalah memberitahu kalian hal-hal ini. Meskipun kekuatan kalian cukup besar, namun dibandingkan dua negara Elf yang megah, kekuatan ini tak berarti. Jika bukan karena kami Blood Elf terbuai dengan kekuatan elemen, seandainya ada seribu pemanah yang tekun mempelajari teknik panah tradisional, pertempuran hari ini tak akan mudah dimenangkan kalian.”
“Sial.” Liu Zhenhan merasakan dingin di hatinya. Ia teringat dua lembah Typhoon dan prajurit Kijang yang akan menghadapi Dark Elf. Bahkan tanpa hujan deras untuk mengusir Hellfire Giant, panah mereka bisa menghabisi pasukan kita.
“Tenang saja, 99% Dark Elf bawah tanah sudah berhenti mempelajari teknik memanah sejak lama.” Penyihir Blood Elf seolah membaca pikiran Liu Zhenhan, terkecut dingin: “Ini bukan melupakan jati diri. Karena Elf Jatuh memiliki serangan magis yang jauh lebih kuat dari panah, teknik memanah tak perlu dipelajari. Kabarnya Kekaisaran Elf Besar telah tercerai-berai setelah kami diasingkan ke bawah tanah, bahkan Druid memisahkan diri dari bangsa Elf. Jika dua cabang Elf Jatuh ini kembali ke permukaan, berani mana Elf yang protes? Saatnya Elf-elf sok suci ini merasakan pahitnya hidup dalam kegelapan selama 10.000 tahun.”
“Mari kita buat kesepakatan.” Liu Zhenhan berkata: “Aku akan mengantarkan kalian berdua kembali, mewakili semua Raksasa Difeng dan kaum kijang hutan, untuk mengajukan syarat perdamaian yang menarik bagi kedua belah pihak kepada rajamu. Bagaimana menurut kalian?”
“Syarat apa?” Penyihir Blood Elf menunjukkan ekspresi merendahkan yang sudah diduga.
“Sebuah cara untuk membawa kalian kembali ke permukaan bumi.” Liu Zhenhan tersenyum manis.
BAB 140: KEMBALI BERKUASA
Melihat keraguan di wajah penyihir Blood Elf, Liu Zhenhan melemparkan bukti dengan nada paling menggoda: “Bagaimanapun, kehadiran kami berjumlah besar di dunia bawah tanah ini bukanlah kebetulan, bukan? Jika aku bisa membawa mereka melewati angin kencang bawah tanah, tentu aku juga punya kemampuan untuk membawa kalian keluar.”
Pandangan beberapa penyihir Blood Elf yang ditawan menyapu prajurit Behemoth di hadapan mereka, mata mereka dipenuhi kebingungan dan keraguan.
Jurang tak teratasi dengan ribuan pisau angin yang berputar-putar telah sangat mereka kenal. Larangan ini adalah gerbang penjara bagi tahanan yang dikirim ke bawah tanah. Kekuatan angin di jurang itu berfluktuasi setiap saat sepanjang hari, kadang besar kadang kecil, tak beraturan, sama seperti hari liburnya yang tak menentu setiap tahun.
Perisai magis yang diaktifkan oleh Monster Tingkat Super atau Archmagister dengan konsentrasi penuh mungkin terkadang bisa bertahan dan menyelamatkan diri. Namun jika tidak beruntung menghadapi gelombang pasang angin kencang, bahkan dengan kekuatan Monster Tingkat Super dan Archmagister sekalipun, bahayanya tak terprediksi dan bergantung pada keberuntungan. Di bawah tanah pernah ada contoh keluarga Akanathed Scorpion Lion yang dengan mudah melewati jurang tak teratasi angin kencang, juga ada contoh iblis lava yang nekat menerobos jurang angin kencang, tapi tidak beruntung menghadapi gelombang pasang dan akhirnya diiris-iris menjadi tumpukan daging oleh senjata angin yang kuat.
Apalagi selain angin kencang, untuk keluar-masuk dari pintu bawah tanah harus mengusir anjing penjaga neraka—Monster Kerberos yang mengerikan. Anjing Neraka berkepala tiga bukan lawan yang mudah, tiga kepalanya bisa menggunakan sihir berbeda untuk menyerang secara bersamaan. Jika bahkan tidak memenuhi syarat untuk mengusirnya, nekat menerobos jurang angin kencang ibarat menyelip kapak di lubang anus—mencari mati.
Dari para prajurit yang ada sekarang, berapa banyak yang mencapai level seperti ini?
Para penyihir Blood Elf merasa mereka belum mencapai usia pikun.
Di antara para prajurit Bimon ini, meskipun ada beberapa penyihir, namun menurut pengamatan para magister Blood Elf, jarak kemampuan para penyihir ini dengan level Archmagister masih sejauh dari dasar bumi ke permukaan. Sedangkan jarak dengan level Penyihir Suci Santo Ajaib, setidaknya sejauh dari lapisan ketiga dunia bawah tanah ke Sampa.
Sebenarnya para magister Blood Elf cukup mengagumi penyihir elemen api itu.
Sihir nonkonvensional pada tahap awal latihan mengalami peningkatan kekuatan yang relatif cepat; namun di tahap lanjut, kemajuan tingkatannya sulit sekali seperti memanjat langit, baik sihir kegelapan Dark Elf maupun sihir darah Blood Elf semuanya seperti ini; Elf Jatuh di dunia bawah tanah karena konstitusi tubuh bawaan mereka sangat mudah mempelajari sihir darah dan sihir kegelapan, tetapi untuk mencapai kualifikasi Archmagister, hampir sama sulitnya dengan melarikan diri dari bawah tanah. Selama bertahun-tahun, Magister Senior hampir menjadi batas kemampuan raksasa, yang bisa melampaui target ini dan mencapai kualifikasi Archmagister hanya bisa dihitung dengan jari, sedangkan yang berhasil melewati angin kencang jurang tak teratasi sepanjang sejarah hanya satu, yaitu magister legendaris Blood Elf terkenal dari dunia bawah tanah lebih dari seratus tahun yang lalu - Cantona.
Master Cantona ini berhasil meninggalkan dunia bawah tanah dengan selamat melalui jurang angin kencang, pergi ke permukaan untuk mencari cara membebaskan para Elf Jatuh dari wilayah dalam yang gelap, namun tak pernah kembali. Justru karena kepergian Master Cantona yang tak kembali inilah, semua Elf Jatuh semakin yakin bahwa gemerlap dunia luar telah memikat sang Master. Ia dianggap gagal menemukan cara menyelamatkan kaumnya, dan kini memilih untuk tidak pulang. Asumsi inilah yang semakin memicu tekad Elf Jatuh untuk keluar dari sangkar bawah tanah yang telah mengurung mereka selama lebih dari sepuluh ribu tahun.
Pemikiran Elf Jatuh memang sempit, cenderung berpikir negatif terhadap segala hal. Mereka tidak tahu bahwa sebenarnya Master Cantona bukan tidak ingin menyelamatkan kaumnya, melainkan terlibat konflik dengan seorang penyihir manusia terkenal yang nekat - Master Puskash yang saat itu juga menyandang gelar Archmagister. Sayangnya, di satu sisi ada pengawal yang membantu, sementara di sisi lain Master Cantona sendirian. Akhirnya dengan penuh penyesalan, Master Cantona gugur sebelum sempat mewujudkan misinya.
Inilah alasan mengapa Master Santo Qi Ao Puskash sangat menguasai sihir darah. Secara teknis, tingkat kemampuan Master Cantona sebenarnya lebih tinggi daripada Master Puskash pada pertempuran waktu itu. Justru melalui pertempuran inilah Master Puskash mendapat pencerahan ilahi, dan setelah bertahun-tahun bertapa, akhirnya berhasil memasuki tanah suci yang merepresentasikan puncak keahlian penyihir.
Hal-hal ini bahkan tidak diketahui oleh Liu Zhenhan, apalagi para Blood Elf yang terisolasi informasi ini. Satu-satunya hal yang diketahui Blood Elf adalah: untuk melepaskan diri dari sangkar bawah tanah, jika perorangan harus mencapai level Archmagister yang setara dengan Monster Tingkat Super dalam kemampuan sihir. Jika ingin seluruh ras meninggalkan tempat ini, harus menemukan cara untuk menghindari jurang tak teratasi yang dipenuhi angin kencang.
Penyihir yang menguasai empat elemen utama "Udara, Api, Air, Tanah" yang mencapai tingkat Archmagister sangat langka, apalagi Elf Jatuh yang mempelajari sihir cabang sampingan! Sihir gelap dan sihir darah memungkinkan Elf Jatuh memiliki jumlah penyihir lebih banyak daripada ras lain, namun dalam hal kualitas, jurang perbedaan ini takkan pernah teratasi. Berapapun panjang usia elf, batas kemampuan tetaplah batas kemampuan! Inilah alasan mengapa beberapa penyihir Blood Elf agak iri dengan penyihir elemen api Otga. Mempelajari sihir api mungkin tetap sangat sulit untuk mencapai tingkat Archmagister, namun harapannya tetap lebih besar dibanding sihir cabang sampingan mereka. Ini ibarat mencoba mengambil bulan dari dalam air versus memanjat pohon untuk meraihnya.
Satu-satunya hal yang mengejutkan Blood Elf adalah pihak lawan ternyata didampingi oleh dua Naga Peri. Reputasi bangsa naga terlalu besar, membuat Blood Elf tidak mungkin tidak mengenalinya. Mengenai kekalahan mereka dari Naga Peri, bahkan penyihir Blood Elf yang paling somsek pun tidak akan merasa malu - ini hanya bisa disebut sebagai penyesalan, bagaimanapun tidak ada yang menyangka Naga Peri akan datang ke bawah tanah.
Namun meski pihak lawan memiliki Naga Peri dan dua Monster Tingkat Super sebagai pendukung, beberapa penyihir Blood Elf tetap tidak percaya bahwa begitu banyak Prajurit Behemoth di depan mata bisa melewati jurang tak teratasi di bawah tanah yang dipenuhi angin kencang mengerikan dengan selamat. Meski orang-orang ini berdiri hidup-hidup di depan mata, para penyihir Blood Elf tetap tidak percaya.
Melihat tatapan kompleks dari lawan, Liu Zhenhan juga merasa sedikit gugup. Ia khawatir beberapa penyihir Moore ini akan meremehkannya, sehingga menolak proposal ini.
Secara jujur, pertempuran kali ini bisa disebut sebagai salah satu kegagalan langka dalam pertempuran besar Milisia Feilengcui selama bertahun-tahun, di mana kekuatan sebenarnya sama sekali tidak tergali. Pertama-tama Liu Zhenhan sendiri membuat kesalahan bodoh. Selain menghancurkan formasi pertahanan 'Besi Mengunci Sungai', mereka juga dikalahkan oleh taktik musuh dan terburu-buru bertempur. Taktik gabungan multi-pasukan yang telah lama dilatih hanya terpakai kurang dari sepersepuluh dalam pertempuran hari ini. Ketika para Pendeta akhirnya mendukung dengan lingkaran lagu perang, fase paling kritis di awal pertempuran sudah lama lewat, dan korban besar justru terjadi di masa-masa awal itu.
Ribuan prajurit kurcaci tewas direbus sebelum sempat memasuki medan perang. Pasti para Blood Elf juga penuh ketidakpuasan. Para Blood Elf ini adalah orang-orang licik di medan perang. Dengan kemampuan taktis mereka, seharusnya mereka bisa melihat kekacauan pasukan prajurit Bimon saat bertempur. Dengan kekuatan seperti ini, ketika Liu Zhenhan mengaku membawa pasukan besar dari permukaan ke dunia bawah tanah, wajar jika orang-orang menjadi curiga.
Untuk memperjuangkan ruang hidup yang sesungguhnya bagi kaum kijang hutan dan manusia gua, Liu Zhenhan harus membangun hubungan baik dengan kedua jenis Blood Elf! Jika sebelumnya motivasinya hanya membantu sesama kaum kijang hutan dan manusia gua karena belas kasihan, kini pemikirannya telah berubah secara fundamental.
Dark Elf dan Elf Moor mungkin sudah bosan tinggal di bawah tanah ini, tapi di mata Liu Zhenhan, dunia bawah tanah adalah harta karun raksasa!
Bayangkan para raksasa penambang yang bisa menyendok besi dari sungai lava! Bayangkan mereka bisa membuat zirah baja bernilai tinggi! Bayangkan monster-monster liar yang melimpah! Bayangkan putri duyung lemah yang bisa ditindas seenaknya! Bayangkan manusia gua yang rajin bekerja!
Dengan formasi teleportasi yang terbuat dari kristal pos, Feilengcui dan dunia bawah tanah bisa dianggap telah membuka stasiun transit langsung, bahkan tanpa perlu membeli tiket. Kaum kijang hutan bukanlah mammoth yang harus mengikuti kita setelah kebun pisang salju dibakar; mereka juga bukan kuda nil yang akan mengikuti petualangan kita hanya karena kita menguasai tanah merah. Namun dengan membangun formasi sihir antara bawah tanah dan lembah api, serta mendorong mereka mendirikan permukiman besar di sini, kita tidak hanya menjamin perlindungan mereka bagi manusia gua, tapi juga memastikan ketersediaan pasukan kapan pun dibutuhkan. Secara nominal mereka tidak mengikuti, tetapi faktanya bisa dimobilisasi sewaktu-waktu.
Manfaat menguasai Benua Nuyan ini tidak bisa dijelaskan dalam satu dua kalimat. Setelah pasukan tentara bayaran Feilengcui berdiri, untuk apa lagi menerima misi dari negara manusia? Di daratan bawah tanah perawan yang belum terjamah ini, berapa banyak monster yang menanti untuk diburu?
Hanya dua frasa panas "basis logistik" dan "basis cadangan" saja sudah cukup membuat Lao Liu bersedia menampakkan wajah garangnya, menghunus pedang dan bertarung mati-matian dengan siapapun! Dengan menguasai tempat ini, Liu Zhenhan dan Feilengcui tidak hanya bisa mencapai swasembada, tetapi juga membuat banyak pihak harus tunduk pada kehendak mereka.
Jika diriku bisa menyelesaikan masalah dua kelompok Elf Jatuh dengan damai, melalui hubungan baik yang terbangun dalam pertempuran dengan Raksasa Tifeng, maka senjata dan zirah berkualitas tinggi buatan api neraka ini sepenuhnya bisa melepaskan topeng "kerajaan miskin besi" dari Kerajaan Bimeng. Baik dari sudut pandang sebagai Pendeta Kuil, seorang pencinta harta, maupun sebagai pelindung yang menganggap diri bertanggung jawab, Liu Zhenhan tidak bisa menolak godaan besar ini.
Mengabaikan pandangan sempit di atas, dari perspektif jangka panjang—menurut bocoran Master Puskash, invasi Bangsa Iblis ke Benua Aigean dalam satu atau dua tahun ke depan sudah tak terhindarkan. Negara manusia yang kuat mungkin tidak takut pada Bangsa Iblis, tapi Kerajaan Bimeng sulit dipastikan. Hutan Salib Selatan dan Pegunungan Bering sama-sama memiliki jurang ruang-waktu, meski tidak sebanyak di Dataran Karimdo, namun jika tidak hati-hati, pasti akan muncul Bangsa Iblis. Liu Zhenhan sama sekali tidak ingin tragedi yang pernah menimpa Bimon Serangga terulang kembali di Kerajaan Bimeng dan Feilengcui—bagaimanapun juga, meski banyak mengalami kesulitan di sini, ini tetaplah tanah air yang memiliki begitu banyak Bimon yang bergantung padanya.
Penemuan Benua Nuyan di dunia bawah tanah telah membuka jalan keluar yang jelas baginya. Tidak peduli apakah bangsa iblis akan menimbulkan masalah, persaingan internal di Kerajaan Bimeng sendiri sudah cukup merepotkan. Lao Liu sendiri sudah membuat banyak musuh, belum lagi bangsa naga yang sedang mencari Daisy dan Ruoerna. Dunia bawah tanah adalah tempat perlindungan sempurna! Jika suatu hari nanti dia benar-benar kewalahan, siapa yang akan tahu kalau dia bersembunyi di sini?
Ada hal lebih penting: dendam keluarga Helen sampai sekarang belum terbalaskan!
Setelah Olimpiade Pendeta musim semi depan, Kerajaan Bimeng akan melancarkan serangan musim semi terhadap manusia gurun. Sebagai menantu yang belum resmi, saatnya Liu Zhenhan ikut berperang telah tiba. Setelah mengelola wilayahnya dengan susah payah, inilah waktunya menagih hutang darah keluarga mertuanya dari manusia gurun. Begitu formasi teleportasi selesai dibuat, dunia bawah tanah bisa menjadi basis rekrutmen terbaik untuk memanggil ribuan prajurit kijang hutan yang sangat kuat kapan saja!
Dengan semua keuntungan alam ini, bahkan jika Liu Zhenhan ditampar dua kali pun dia tidak akan melepaskannya. Roti musti dibagi-bagi, siapa pun yang menguasai dunia bawah tanah harus memberikan jatah untuk Tuan Liu!
Pikiran Lao Liu berputar cepat, sementara para penyihir Blood Elf di seberang juga menghitung untung-rugi. Kedua belah pihak diam-diam mengkalkulasi rencana masing-masing.
“Bimon, apakah kau tahu berapa jumlah total Blood Elf Moore kita sekarang?” Penyihir Moore setelah berpikir panjang tersenyum dingin: “Meski aku tak tahu cara apa yang kau gunakan untuk membawa para prajuritmu melewati dua rintangan besar yaitu jurang tak teratasi yang dilanda angin kencang dan Anjing Neraka berkepala tiga sampai ke bawah tanah, tapi yang pasti kita punya 100.000 Blood Elf, 300.000 Kurcaci Abu-abu, dan 300.000 manusia elang-banteng. Tujuh ratus ribu orang dibanding beberapa ratus orangmu, itu bukan level yang sama, bukan? Apalagi sekutu kita 50.000 Dark Elf memiliki 2 juta Xian Sungai dan 300.000 manusia elang-banteng di bawah komandonya. Total tiga juta pasukan, bagaimana mungkin kau bisa membantu kami?”
Liu Zhenhan menangkap nada keraguan yang tersembunyi dalam suara penyihir Blood Elf. Secara lahiriah tidak menunjukkan ekspresi, namun dalam hati merasa senang.
“Jika aku berani berkata demikian, pastilah aku punya kemampuan menepati janji.” Liu Zhenhan mengeluarkan bangkai Anjing Neraka berkepala tiga dari cincin ruangnya, memamerkan di hadapan para penyihir Blood Elf untuk mengguncang mereka sejenak: “Kalian orang Moore juga ahli sihir, harusnya tahu apa itu formasi magis teleportasi kan?”
“Formasi magis teleportasi?” Para penyihir Blood Elf terlihat bingung: “Kapan ada formasi magis teleportasi?”
Daisy mendekati telinga Liu Zhenhan dan berbisik beberapa patah kata. Liu Zhenhan langsung tertawa getir.
Jika bukan karena peringatan Daisy, Lao Liu benar-benar melupakan satu hal - para Elf Jatuh ini diasingkan ke dunia bawah tanah yang tertutup, itu sudah terjadi jauh sebelum Perang Dewa dan Iblis. Pada masa itu, di Benua Aigean hanya ada empat sihir elemen utama yaitu "Udara, Api, Air, Tanah", sedangkan sihir cabang sampingan hanya dimiliki Elf Jatuh. Tidak seperti Benua Aigean sekarang di mana sihir varian cabang yang diturunkan dari empat elemen utama sudah berkembang pesat. Setelah bertahun-tahun berlalu, meskipun kemudian dunia bawah tanah kedatangan Orang-orang Banteng Bimon dan Manusia Elang, kelompok Bimon ini sama sekali tidak mengerti sihir. Jika bukan karena kebetulan memasuki masa istirahat singkat angin kencang bawah tanah yang terjadi setiap tahun, mereka sudah lama diiris menjadi potongan daging oleh angin kencang itu. Mana mungkin mereka bisa memberikan informasi tentang sihir baru dari luar kepada para Elf Jatuh.
Ketika Elf Jatuh masih berkeliaran di permukaan bumi, sihir yang mampu melakukan teleportasi melintasi ruang pada waktu itu hanya ada empat jenis dari elemen utama: "Qiankun Da Nuoyi" dari sihir elemen udara, "Teleportasi Sumur Air" dari sihir elemen air, "Mempersempit Jarak" dari sihir elemen tanah, ditambah "Gulungan Sihir Kembali" dari sihir elemen api yang hanya bisa digunakan melalui gulungan sihir. Sihir cabang sampingan sama sekali tidak memiliki kemampuan teleportasi magis.
Bahkan untuk empat elemen utama sihir, persyaratan penggunaan "Teleportasi Magis" sangat tinggi, membutuhkan tingkat Magister Sihir untuk menggunakannya. Semua teleportasi ini hanya bisa satu arah, membutuhkan koordinat magis asli yang tetap, sesuai dengan istilah "hanya pulang tanpa kembali". Jarak teleportasi juga memiliki batasan ketat, kecuali "Gulungan Kembali" dari sihir api, tiga elemen lainnya tidak melebihi 4000 yard (≈3657.6 meter). Ini sangat berbeda dengan kemampuan teleportasi ruang yang dipelajari penyihir manusia Benua Aigean saat ini. Bahkan tukang sihir ruang dengan jabatan magang sekalipun bisa dengan mudah menggunakan "Pelarian Khelben".
Di masa lalu, teleportasi magis umumnya digunakan untuk melarikan diri oleh Magister Sihir dan Archmagister yang berada dalam bahaya. Tanpa kemampuan ini, mustahil penyihir berani mengklaim: "Begitu mencapai jabatan Magister Sihir di serikat, seseorang bisa menghadapi tantangan apa pun dengan tenang".
Adapun Penyihir Suci Santo Ajaib merupakan pengecualian. Tentu mereka tidak perlu melarikan diri, biasanya lawan merekalah yang kabur. Jika jabatan serikat Master Ottega kala itu adalah Magister Sihir alih-alih Penyihir tingkat menengah, dia pasti tidak akan menerima perlakuan menyebalkan dari Liu Zhenhan seperti ini.
"Pada zaman itu, penggunaan formasi magis juga masih berada di tahap awal yang kabur. Penelitian dan penggunaan formasi magis oleh penyihir berbagai elemen sebagian besar masih terbatas pada tingkat 'pengurungan' yang sempit. Ketika para ahli serba bisa sihir manusia—profesi alkemis—mulai mendalami formasi magis, para Elf Jatuh sudah tidak diketahui berapa tahun dibuang ke dunia bawah tanah. Bagaimana mungkin mereka tahu bahwa formasi teleportasi buatan alkemis manusia sekarang sudah 'seperti jembatan yang membentang utara-selatan, mengubah jurang tak teratasi menjadi jalan raya', bahkan sudah bisa melakukan teleportasi dua arah dan melampaui batasan jarak—tentu saja, para alkemis juga memiliki keterbatasan mereka sendiri. Kelangkaan logam magis sangat membatasi bakat mereka."
Liu Zhenhan menggaruk-garuk kepala bingung. Dia tidak tahu bagaimana menjelaskan fenomena magis di Benua Aigean saat ini kepada para penyihir Blood Elf ini. Topik ini cakupannya terlalu luas! Jika saja Naga yang menemani Ruoerna tidak pergi ke perkemahan kaum kijang hutan lain, dia bisa langsung memperlihatkan kemampuan sebenarnya kepada para Moor ini.
"Bisakah kalian memberi saya waktu sampai penyihir saya kembali? Saya akan meminta ahli ini mendemonstrasikan apa itu 'formasi teleportasi magis' yang sesungguhnya." Liu Zhenhan menggelengkan kepala sambil tersenyum pahit: "Jika sekarang saya katakan bahwa saya bisa mengirim kalian ke dunia permukaan melalui formasi teleportasi, pasti kalian tidak percaya. Hanya fakta yang bisa berbicara."
"Jika kamu bisa membuktikan ucapanmu, kami bisa mempertimbangkan usulanmu. Melepaskan belenggu menjengkelkan yang mengurung kami di bawah tanah, kupikir saat itu kami bisa mewakili seluruh Moor untuk berunding baik-baik denganmu." Para penyihir Moor mulai sedikit mempercayai Bimon ini. Bagaimanapun, apakah lawan bicaranya sedang ngibul atau serius, masih bisa terlihat dari ekspresi wajah. Ekspresi Bimon ini benar-benar tulus. Lagipula, dalam status tawanan, tidak ada gunanya bagi pria ini untuk bercanda.
Liu Zhenhan tentu sangat tulus. Dia tidak peduli apa rencana Blood Elf dan Dark Elf ini. Entah Elf Jatuh ini ingin kembali ke permukaan untuk mendominasi daratan, menghancurkan Aiqin, atau menguasai Tujuh Lautan, itu semua bukan urusan Lao Liu. Yang dia tahu sekarang mereka hanya ingin kembali ke permukaan - permintaan yang sama sekali tidak keterlaluan.
Populasi total 100,000 Moor, 50,000 Zhuoer, 300,000 Kurcaci Abu-abu, 2 juta Xian Sungai ditambah 600,000 Manusia Sapi-Elang, total hanya 3 juta penduduk. Meski naik ke permukaan, apa artinya?
Basi!
Jika ada persatuan besar keluarga elf, memiliki pemanah ulung elf padang rumput dan elf hutan, pendeta bulan elf, memanggil kembali druid hutan pasukan marinir udara yang sudah memisahkan diri, ditambah dengan Naga laut Elf Jatuh berkemampuan ganda sihir dan tempur dari dasar laut, serta Blood Elf dan Dark Elf, maka lengkaplah tiga angkatan darat, laut, dan udara. Formasi mewah seperti ini mungkin bisa membuat gelembung kecil di Benua Aigean, tapi... kalau hanya mengandalkan dua kelompok Elf Jatuh yang sudah 10.000 tahun tidak melihat dunia luar ini... hmm...
Lao Liu sendiri sekarang memikirkannya saja ingin tertawa. Apakah kepercayaan diri para bego Elf Jatuh ini yang sudah bertahun-tahun mengurung diri sambil menindas manusia gua ini sudah melewati batas kewajaran?
Liu Zhenhan ingin menggunakan formasi teleportasi sihir untuk mengembalikan mereka ke permukaan, tapi bukan untuk membawa mereka ke padang gurun Donau - betapa luasnya area sekitar Pegunungan Azeroth di Dataran Carimodo yang menjadi pintu masuk bawah tanah! Tempat itu jauh lebih luas dan lapang dibanding padang gurun Donau, bahkan jika populasi Elf Jatuh bukan cuma 3 juta tapi dua kali lipat, tetap masih cukup luas untuk bermukim di sekitar Pegunungan Azeroth.
Yang paling diincar Liu Zhenhan adalah lokasi Dataran Carimodo di permukaan yang dikelilingi negara-negara manusia kuat, dengan dataran luas yang tak memiliki pertahanan alam - tempat latihan yang sempurna.
Di antara sekitar belasan negara manusia di sekitar Dataran Carimodo, selain Kota Suci Divanci yang menjadi lokasi gereja, sepertinya tidak ada negara yang populasinya kurang dari tiga juta jiwa. Kekaisaran St. Francis saja memiliki pasukan tetap sebanyak 400.000 orang, belum termasuk empat kadipaten vasalnya. Perbatasan Kekaisaran Pompeii yang berbatasan dengan Dataran Carimodo mungkin lebih sedikit, namun melihat Elf Jatuh yang berpenampilan begitu mesum dan cantik, ditambah Kekaisaran Pompeii yang berasal dari latar belakang perompak Viking, pasti sangat bersemangat untuk memetik manfaat dari situasi ini.
Negara Elf Jatuh berpopulasi tiga juta jiwa VS belasan negara manusia – benar-benar pemandangan yang menarik untuk dibayangkan.
Daripada membiarkan para Elf Jatuh ini terus meneror manusia gua yang polos, lebih baik mereka diadu dengan penguasa Benua Aigean saat ini – Bimon suku Monyet. Liu Zhenhan bahkan merasa geli membayangkan ekspresi Elf Jatuh yang menghadapi situasi seperti ini.
Kerajaan Bimeng dengan populasi enam juta jiwa hanya memiliki lima korps besar pasukan tetap, 100 resimen berjumlah 100.000 tentara. Mereka mengandalkan Pegunungan Salju Himalaya Taymur sebagai benteng alam untuk mempertahankan wilayah. Jumlah total dua kelompok Elf Jatuh ini hanya separuh populasi Kerajaan Bimeng. Meskipun mereka seperti ras-ras kuat Bimon yang tidak berproduksi dan seluruh rakyatnya bisa menjadi tentara, di dataran luas seperti itu, alih-alih bisa menindas manusia, justru mereka yang akan beruntung jika tidak ditindas manusia.
Sesuai sifat keras kepala Elf yang tidak akan mundur sebelum menabrak tembok selatan, jika tidak ditakuti oleh manusia, mereka tidak akan kembali ke bawah tanah untuk hidup tenang. Namun setelah pasukan elit mereka dan manusia saling menghabiskan, baru mereka ingin kembali ke bawah tanah...
Anak-anak, jika kalian bisa kembali ke bawah tanah suatu hari nanti, aku pasti akan mentraktir kalian makan besar... Liu Zhenhan mengelus janggutnya sambil memandangi beberapa Penyihir Moore, senyumannya semakin tulus dan mempesona.
O'Neill datang sambil menggendong seikat tali kulit, matanya menyoroti para Penyihir Moore dengan tatapan jahat. Ada lima teknik ikatan khusus pada tali ini, sekali menggunakan teknik khusus, siapapun yang terikat lebih dari dua jam akan cacat atau tewas. Setelah pelarian Master Ottega sebelumnya, O'Neill bertekad untuk selalu menggunakan teknik kuncian sendi khusus saat mengikat penyihir, lebih baik patahkan semua tulang mereka daripada lengah lagi.
Keinginan O'Neill untuk pamer tidak terpenuhi. Liu Zhenhan justru menempatkan para Penyihir Moore di pondok raksasa untuk beristirahat, bahkan menyuruh para biksu merawat luka-luka mereka - meski tidak tahu seberapa serius perawatannya. Dengan Fatty Luo yang berjaga di dekat para Penyihir Moore, pemberontakan mustahil terjadi - bahkan jika keempat Penyihir Blood Elf ini tidak terluka sama sekali, dalam jarak dekat menghadapi pendekar pedang cepat, satu regu tempur pun takkan mampu melawan.
Para prajurit Bimon sudah mulai membersihkan medan perang, dua belas mammoth berbulu panjang menarik gulungan kayu, mengeringkan sisa-sisa hujan dari lembah. Liu Zhenhan semakin gelisah menunggu Ruoerna. Daripada diam saja, dia memilih naik Geryon terbang untuk memeriksa "tangga langit" yang disebut blood elf.
Sekitar seribu yard dari Lembah Api, mereka mencapai batas langit bawah tanah. Langit bawah tanah ini memiliki pegunungan terbalik dan jurang-jurang yang tampak jelas di bawah sinar Api Pengorbanan. Liu Zhenhan melihat sumur tangga dengan tangga terbalik selebar lapangan basket, namun tak bisa memahami siapa dan bagaimana membangunnya.
Di Benua Aigean, baik di permukaan maupun bawah tanah, terlalu banyak keajaiban kuno yang tak terjangkau teknologi modern. Patung dewa batu sebesar gunung dan sumur tangga ajaib ini membuat Liu Zhenhan merasa kekagumannya terasa hambar dan tak berdaya.
Setelah masuk ke sumur tangga, kami mendaki tangga yang basah sekitar 500 anak tangga hingga mencapai ujung. Di dinding lumpur depan terdapat lubang besar yang dibor. Di sebelah kiri bagian dalam terdapat patung banteng berbaring dari batu yang kokoh dan berusia tua, berukuran sebesar seekor gajah. Lantai di bawah kaki dilapisi platform kecil dari kerikil yang dipadatkan dengan palu, sangat rata. Di sebelah kanan sejauh 500 yard hanya ada dinding lumpur, dan dengan mendengar seksama dapat dirasakan gemuruh air samar dari balik dinding tersebut.
Lubang di dinding lumpur depan ini sangat besar. Air bah mengalir deras dari dalamnya, meluncur menuruni tangga, dan berubah menjadi embun surgawi yang jatuh di tanah Benua Nuyan yang belum pernah diguyur hujan. Lubang raksasa ini hampir menempati separuh dari dinding lumpur sepanjang 500 meter. Bentuk lubangnya abstrak, diduga awalnya digali oleh 2.000 manusia gua, kemudian diperlebar oleh derasnya air bah yang mengalir. Dalam amukan banjir besar yang menggila itu, nasib manusia gua yang tersapu tidak diketahui keberadaannya.
Liu Zhenhan melihat lumpur di dinding agak berkilau, mencubitnya dengan jari, mengorek segenggam lumpur hitam basah. Api Pengorbanan di tubuhnya berdesis dan bergoyang ke dalam lubang lumpur, dari dalam terdengar gemericik aliran air samar dan suara ding dong. Liu Zhenhan menjulurkan kepalanya ke dalam untuk melihat, terlalu gelap di sana - terowongan yang terbentuk oleh derasnya air. Sambil memegang dinding lumpur basah yang dingin, ia melangkah satu langkah dalam satu langkah dangkal sejauh minimal 20 meter, seperti melewati terowongan kereta. Sepatu botnya penuh lumpur berat yang menempel, akhirnya ia mencapai mulut gua besar. Api Pengorbanan menyorotkan kilauan gelombang air di depan. Liu Zhenhan mengeluarkan Mutiara Malam dari cincin ruang, menerangi sekitar - di depan hanya ada permukaan air, sementara dari atap gua tinggi sesekali tetesan air jatuh menimpa permukaan air, suara ding dong seperti petikan dongbula.
Liu Zhenhan membayangkan, berdasarkan pemeriksaan sekelilingnya, tempat ini awalnya mungkin berupa gelembung air besar yang terbungkus tanah, entah terhubung dengan tempat lain atau tidak. Mungkin di bawah gelombang air sedalam kolam itu tersambung ke tempat lain.
Setelah gelembung air besar yang tertanam dalam lumpur ini ditembus, pepatah "tanggul ribuan li hancur karena sarang semut" terbukti. Air yang lebih tinggi dari permukaan gua menyembur keluar, menyisakan permukaan air yang sejajar dengan lubang yang baru dibor. Jika bukan karena tangga batu di luar, andai manusia gua menggali tiga ren lebih dalam dan melanjutkan penggalian, hujan di atas Lembah Api hari ini mungkin akan lebih deras lagi.
Beruntung ada selisih ketinggian 1.000 meter antara Lembah Api dengan curahan air dari langit ini. Angin utara yang bertiup kencang di ketinggian telah menyebarkan air ini secara radial. Seandainya air langsung dituangkan di atas Lembah Api, semburan air sebesar ini mungkin akan menghantam semua yang ada di lembah hingga terbenam ke dalam tanah.
Angin dingin yang menusuk tulang menerobos ruangan. Liu Zhenhan mengarah-arahkan Mutiara Malam-nya, otaknya dipenuhi khayalan untuk menemukan kristal kurir atau permata Kajaride. Setelah mencari lama tanpa hasil, ia menyuruh Geryon menyelam untuk memeriksa. Tuan Tanah Pasang Surut itu menolak mentah-mentah, berkata tempat ini terlalu seram dan membuatnya takut.
Tidak ada gunanya berputar-putar lagi. Liu Zhenhan kembali menunggangi Geryon ke Lembah Api. Sekelompok besar putri duyung Kou Tao sedang menyeret zirah kurcaci yang telah dikuliti dan mayat prajurit Medusa ke dalam lembah dengan susah payah sambil "ngos-ngosan". Mata semua putri duyung ini merah seperti terendam darah, mungkin karena saat Patung Emas Yunqin membersihkan air bah, air kapur yang tumpah ke Sungai Gibraltar telah mengiritasi mata mereka.
Melihat tuan tanah Bimon turun dari langit, para putri duyung Kou Tao satu per satu mulai menjilat dengan membungkuk-bungkuk dan mengoceh omong kosong yang tidak jelas. Kepala Suku Raksasa Typhoon, Yang Kole, tersenyum kecut sambil menerjemahkan bahwa para putri duyung ini sedang memuji rasa kurcaci yang nikmat, sesuatu yang belum pernah mereka cicipi sebelumnya.
Liu Zhenhan merasa jijik mendengar omongan putri duyung ini. Begitu membayangkan makhluk-makhluk ini melahap kurcaci abu-abu yang baru direbus setengah matang, Liu Zhenhan benar-benar memiliki dorongan untuk membasmi habis-habisan mereka.
Fegao setidaknya membantu membela putri duyung Kou Tao ini dengan beberapa pujian. Dalam pertempuran penyergapan ini, berkat bantuan kecil dari putri duyung Kou Tao ini juga. Fegao dan pasukan bayaran Medusa ini harus menghadapi kurcaci yang menyerbu dari lembah di depan, sekaligus menahan pasukan cadangan tentara Moore yang menyerang dari seberang jembatan batu di belakang. Kalau bukan karena putri duyung Kou Tao yang meski tidak terlalu kuat tapi memberikan dukungan panah air yang cukup padat di samping, Fegao dan prajurit Medusa yang bertempur di dua front ini pasti tidak akan bertahan di awal. Meskipun kemudian putri duyung Kou Tao ini melihat situasi memburuk dan diam-diam melarikan diri, Yitiao dan Geryon kebetulan tiba tepat waktu, sehingga misi akhirnya bisa diselesaikan.
Mengingat mereka akhirnya punya sedikit jasa, Liu Zhenhan tidak menyusahkan putri duyung Kou Tao ini. Dengan wajah ramah ia mengembalikan raja mereka ke putri duyung Kou Tao, dan memperbolehkan mereka mengambil mayat-mayat di lembah, asalkan armor dan bulu elangnya ditinggalkan.
Para putri duyung Kou Tao sangat gembira, bahkan Raja Putri Duyung yang baru saja dibebaskan itu terus-menerus mengobrol omong kosong dengan Liu Zhenhan. Menurut terjemahan Kepala Suku Tifon, mereka sangat berminat untuk bersekutu dengan Liu Zhenhan. Jika saja mereka tahu bahwa sang tuan tanah yang terlihat ramah ini sedang tidak punya waktu untuk berdebat dengan mereka sekarang, tapi di masa depan pasti akan membasmi mereka semua, mungkin para putri duyung Kou Tao ini tidak akan begitu antusias bersekutu dengan sang tuan tanah.
Prajurit ular piton Olajuwon menangis tersedu-sedu melihat begitu banyak prajurit Medusa yang datang bersamanya ke bawah tanah tewas. Liu Zhenhan yang merasa kasihan bertanya, "Berapa harga yang Tuan Jabbar sang kepala pelayan penguin bayar untuk mempekerjakan kalian dulu?"
"Satu set zirah lengkap per orang," jawab prajurit ular piton sambil mengusap-usap sudut matanya dengan kasar.
Lao Liu menghela napas, merasa nyawa manusia terlalu murah harganya.
"Jangan sedih, yang mati tak bisa hidup lagi. Aku akan menambah kompensasi sepuluh koin emas dan satu set zirah untuk setiap prajurit yang gugur," kata Liu Zhenhan yang juga merasa menyesal. Seandainya sebelum perang dia memberikan zirah rotan usang kepada mereka, mungkin kerugian tidak akan separah ini. Sekarang pikirannya dipenuhi penyesalan.
Prajurit ular piton itu hanya menundukkan kepala tanpa bicara.
“Kalian Medusa yang telah menghilang selama bertahun-tahun, di mana hidup sebelum kembali ke tanah air?” Liu Zhenhan bertanya seolah tak sengaja, melirik samar ke prajurit ular piton ini.
Wajah prajurit ular piton sempat menunjukkan sedikit kepanikan saat mendengar pertanyaan ini, namun cepat disembunyikan. Dengan nada datar dia menjawab: "Dulu kami tinggal di cekungan selatan Rawa Senja. Perjalanan melalui Rawa Senja sangat sulit, kami membutuhkan waktu setengah tahun untuk kembali."
Liu Zhenhan sangat puas dengan jawaban ini.
Lao Liu akhirnya berpikir terbuka – apakah Medusa dahulu berkhianat dan bergabung dengan Naga laut, hal itu tidak penting lagi bagi Feilengcui. Yang jelas sekarang para Medusa ini adalah anak buah Imam Utama Murinio. Dari perubahan ekspresi sesaat pada prajurit ular piton Olajuwon, ditambah dengan petunjuk-petunjuk sebelumnya, Lao Liu akhirnya bisa memastikan satu hal – para Medusa ini pasti bukan migran dari cekungan selatan. Kemungkinan besar mereka telah lama bergabung dengan Murinio.
Adapun hubungan antara Naga laut dan Medusa, hal ini masih perlu diperdebatkan dengan banyak tanda tanya.
Sejujurnya, meskipun Liu Zhenhan sangat menghormati Tuan Mourinho, dia tidak percaya Mourinho punya kemampuan membuat Naga laut tunduk padanya. Bagaimanapun Naga adalah kerajaan laut berdaulat, mereka bahkan tidak mau tunduk pada Kerajaan Laut Xiya dan Bangsa Laut Alis yang jauh lebih kuat, apalagi hanya pada seorang pendeta Kerajaan Bimeng?
Liu Zhenhan juga menyadari dirinya benar-benar tidak berbakat dalam berpikir. Begitu memikirkan mengapa Medusa, yang dijuluki "Suku Air Pahlawan" di antara ras Bimon, menghilang secara misterius dalam Perang Darat-Laut, lalu memikirkan kemunculan tiba-tiba mereka yang kini bergantung pada Imam Utama Angsa yang jelas-jelas memusuhinya... Ditambah lagi serangan tiba-tiba Naga dan Siren di Feilengcui sebelumnya, serta informasi dari Siren bahwa keberadaan Ai Wei'er di Feilengcui berasal dari Naga - bagaimana mungkin Naga tahu Ai Wei'er berada di Feilengcui?
Semakin Liu Zhenhan berpikir, semakin kacau pikirannya. Makin dalam ia merenung, makin pusing kepalanya. Akhirnya ia memutuskan untuk berhenti memikirkannya, toh rahasia ini pasti akan terungkap suatu hari nanti.
Satu hal yang pasti ia ketahui sekarang: Sekalipun para Medusa ini bergabung dengan Tuan Mourinho, Imam Utama Angsa tetap tidak memiliki kemampuan untuk melengkapi mereka semua dengan zirah berat. Melihat prajurit-prajurit Medusa yang sebagian besar hanya mengenakan zirah kulit sederhana, Liu Zhenhan tidak bisa menahan kesedihan. Sayang sekali para prajurit ular perkasa ini.
Urusan-urusan sampah yang menyebalkan ini menghabiskan waktu setengah hari. Ruoerna masih belum memberi kabar, malah segerombolan musuh yang menunggu Liu Zhenhan telah tiba.
Mendengar suara genderang yang menggelegar dari luar lembah. Liu Zhenhan bersama semua prajuritnya berdiri di celah berbentuk U Lembah Api sambil mengamati, Lao Liu spontan mengumpat: "Sialan!"
Seberang Sungai Gibraltar kembali dipenuhi pasukan besar-besaran. Manusia-elang di langit bagai gerombolan nyamuk di sawah, memenuhi cakrawala dengan warna hitam. Di darat, Kurcaci Abu-abu membentuk formasi demi formasi yang menghilang dalam kegelapan, tak terlihat batasnya.
Dua raksasa setinggi lima meter dengan tubuh seperti tumpukan batu, sedang memukul drum raksasa di pinggang mereka dengan gila-gilaan di tepi sungai. Tulang binatang raksasa yang dipakai sebagai pemukul drum diayunkan seperti kincir angin, suara genderang semakin keras seakan hendak membelah langit dan bumi.
Di bawah panji raksasa berwarna darah, terdapat dua kelompok Blood Elf dengan jumlah berbeda. Kelompok yang lebih sedikit memiliki bola cahaya merah melingkari leher mereka, sementara kelompok yang lebih banyak menyandang pedang di pinggang. Puluhan Elf Moor yang mengendarai kelelawar raksasa berwajah babi berpatroli sambil meneriakkan yel-yel. Setiap kelelawar raksasa itu mengenakan lentera minyak berkilauan di lehernya, mencolok di kegelapan malam dengan sepasang sayap daging biru kelabu yang mengepak-ngepak dan mata hijau menyala yang mengerikan.
"Apakah aku salah lihat, dua orang besar itu adalah raksasa bukit? Kenapa janggut mereka mirip Kurcaci Abu-abu?" Liu Zhenhan menunjuk dua raksasa setinggi 5 meter yang sedang memukul drum, bertanya pada Daisy di sebelahnya.
"Baru setengah hari, mereka datang sangat cepat." Daisy tidak menjawab pertanyaannya, fokus memandangi formasi perang musuh dengan gugup: "Sepertinya mereka telah mengumpulkan pasukan tambahan di lapisan kedua Benua Hitam. Informasi dari Harpyia yang lolos benar-benar tersebar cepat. Sekarang kita harus bagaimana?"
"Lepaskan salah satu Penyihir Blood Elf itu kembali untuk menjelaskan situasi." Liu Zhenhan berkata tenang pada Gud.
Gud mengangguk patuh dan segera berlari kembali.
"Nana tidak ada, Naga juga hilang! Bagaimana kita membuktikan kebenaran perkataan kita pada Blood Elf? Bagaimana jika Penyihir yang kita lepas itu berkhianat?" Daisy menggenggam tinju, panik bertanya: "Yitiao juga tidak ada, sebagian besar prajurit Werwolf kami tulang rusuknya retak. Soul Wanderer hanya tersisa belasan prajurit banteng cacat. Kerusakan senjata juga parah. Jika benar-benar bertempur, tanpa kekuatan angin Naga untuk mengaktifkan formasi magis, kita bahkan tidak bisa mundur ke Feilengcui!"
"Masih ada pilihan lain?" Liu Zhenhan tersenyum: "Lawan saja."
“Bahkan ‘Raja Bukit’ dari Kurcaci Abu-abu juga dikerahkan.” Kepala Suku Raksasa Typhoon Yang Keler menggeleng-gelengkan kepala: “Sepertinya Elf Moor tidak akan berhenti sebelum menaklukkan Lembah Api hari ini.”
“Raja Bukit?” Liu Zhenhan akhirnya menyadari dua pria raksasa itu benar-benar kurcaci, sambil menggelengkan kepala dengan getir: “Bagaimana mungkin kurcaci bisa setinggi itu?”
“Sebenarnya kurcaci dan raksasa memiliki hubungan kekerabatan yang ambigu.” Kepala Suku Typhoon juga tersenyum getir: “Raja Bukit adalah mutasi langka di antara kurcaci, bukan jenis biasa. Di antara raksasa pun ada yang terlahir dengan tinggi kurang dari 1.5 meter, biasanya kami sebut ‘Napoleon’. Di Lembah Bonaparte selatan, ada satu ‘Napoleon’ di antara Raksasa Typhoon, memang layak jadi rival abadi Raja Bukit, sayangnya tidak lahir di Lembah Api kami.”
Guo Guo berdiri di bahu Liu Zhenhan, mengedipkan mata kecilnya sambil menatap penasaran dua kurcasi raksasa itu.
“Guo Guo akan memberi perintah ke Yitiao. Kita negosiasi dulu. Kalau tidak percaya, baru kita bertarung.” Liu Zhenhan menghela napas panjang: “Obisilachi! Patung Emas Yunqin-ku belum selesai waktu tunggunya, sialan!”
“Tuan tanah, mengapa ‘Gao Cen’ milik Anda terlihat penuh luka? Mengapa tidak memperbaikinya? Salah satunya tampak rusak.” Kepala Suku Typhoon tiba-tiba bertanya dengan penuh keheranan ketika Lao Liu menyebut patung emas.
“Apa itu Gao Cen?” Liu Zhenhan bertanya.
“Gao Cen dalam bahasa Raksasa berarti boneka mekanis. Menurut cerita leluhur kami, dahulu kala para pedagang Goblin yang muncul di mana-mana di benua ini sangat ahli membuat boneka mekanis. Pedagang Goblin yang datang ke bawah tanah pernah meminta bantuan kami Raksasa Typhoon untuk membuat Gao Cen karena fisik mereka lemah.” Kepala Suku Typhoon mengangkat bahu: “Gao Cen Anda tampak spesial, tubuhnya benar-benar mengerikan. Pasti dirancang oleh desainer hebat. Tapi Gao Cen Anda sepertinya tidak digerakkan roda gigi melainkan sihir. Sayang sekali jika dibiarkan rusak.”
Begitu kata Yang Kele, pandangan Ning Yu, Gatanie, Mo'er, Daisy dan Liu Zhenhan langsung berubah. Dua Imam Tongkat dan Master Ottega membuka mulut lebar seperti naga tanah yang sedang mencari mangsa.
Hanya biarawati kecil yang mencibir dan berbisik: Lagi-lagi senjata pembunuh.
“Benar, sekarang Gao Cen di permukaan bumi digerakkan oleh sihir bukan mekanik, kami di permukaan menyebut Gao Cen ini sebagai patung magis atau boneka magis.” Liu Zhenhan menatap tajam Kepala Suku Tifeng, tiba-tiba ia merasa detak jantungnya berdegup kencang sampai hampir melompat keluar dari rongga dada.
Lao Liu sekarang seluruh ototnya menegang, bahkan pasukan musuh yang sudah di depan mata pun untuk sementara tidak dihiraukan, dengan nada paling manja bertanya kepada Kepala Suku Raksasa: “Yang tercinta Yankele, setelah mendengar penjelasanmu, benar-benar membuatku memahami banyak hal, tapi yang paling ingin kuketahui adalah, kamu... apakah kamu bisa memperbaiki Gao Cen?”
Setelah mengucapkan kata-kata itu, Liu Zhenhan menatap Kepala Suku Tifeng Yankele tanpa berkedip sama sekali, khawatir melewatkan satu ekspresi pun.
“Tentu bisa.” Yankele mengedipkan matanya yang besar beberapa kali sambil berkata.
Liu Zhenhan menutup matanya dan menghela napas dalam-dalam, mulutnya terus-menerus bergumam tentang penampakan Dewa Perang, Kanpas di atas.
“Raksasa Typhoon yang pernah mempelajari tentang pengecoran, tidak akan pernah melupakannya. Kami Raksasa Typhoon adalah pandai besi alamiah! Bukan hanya memperbaiki Gaocen, bahkan membuat Gaocen baru pun kami sanggup. Desain Gaocen yang didapat leluhur dari Pedagang Goblin tetap terpelihara. Struktur dan prinsip Gaocen mana yang tidak dipelajari oleh Raksasa Typhoon dewasa? Tapi...” Kepala Suku Typhoon Yankele berhenti sejenak, “...membuat Gaocen baru jauh lebih rumit daripada memperbaikinya. Lebih dari 10.000 tahun lalu dunia bawah tanah menjadi tempat pembuangan penjahat permukaan, Pedagang Goblin pun pergi. Kepergian mereka membuat kami kehilangan pita ukur standar. Roda gigi presisi dan roller penggerak di dalam tubuh Gaocen, setiap sambungan dan ukurannya membutuhkan presisi yang sangat tinggi. Hanya mengandalkan penglihatan, membuat satu Gaocen akan membuat pandai besi Typhoon di Lembah Api sibuk selama 10 tahun penuh tanpa mengerjakan hal lain.”
“Kau hanya Chui Buer saja! Lalu mana buktinya kalian bisa membuat Gaocen?” O'Neill mengelus perut besarnya sambil tertawa terkekeh.
“Sayang si Gendut O, Gosen perlu dikendarai seseorang, kokpitnya hanya bisa dimasuki tubuh Goblin. Untuk apa kita membuat Gosen?” Kepala Suku Typhoon menepuk bahu penyair kuda nil sambil tertawa: “Lagipula kami Raksasa Typhoon sangat kuat. Daripada menghabiskan sepuluh tahun membuat Gosen yang sama kuatnya, lebih baik menikah dan punya anak raksasa kecil.”
“Kalau kau panggil aku si Gendut O lagi, kuhajar kau!” O'Neill mengempiskan perutnya yang seperti bir sambil mengacungkan tinju.
Kepala Suku Raksasa Yang Kele memeluk erat penyair kuda nil sambil tertawa terbahak-bahak.
“Jika kalian diberi pita ukur presisi, berapa lama bisa membuat Gosen?” Liu Zhenhan sambil mengamati pergerakan musuh, menatap tajam Kepala Suku Raksasa.
“Jika ada pita pengukur dengan skala presisi, semua Raksasa Typhoon di Lembah Api kami bekerja bersama, mungkin butuh sekitar setengah tahun untuk membuat sebuah Golem yang sukses... Percobaan pertama mungkin sedikit lebih lama, karena belum pernah dibuat sebelumnya. Setelah terbiasa, mungkin bisa lebih cepat.” Kepala Suku Typhoon Yankole tersenyum melihat Liu Zhenhan: “Tuan Richard, boneka magis Anda jauh lebih hebat dari Golem buatan kami, tidak perlu pengendali. Nanti saya bantu memperbaikinya... Tentu saja... Jika Anda membutuhkan Golem, selama Anda bisa mewujudkan penyelesaian damai konflik antara kami dan Elf Jatuh, membawa perdamaian yang telah lama dinanti ke Benua Nuyan, melayani Anda adalah kehormatan bagi semua penduduk asli Benua Nuyan... Sejujurnya, membuat Golem dengan tangan sendiri juga merupakan impian setiap pandai besi Typhoon, hanya selama ini tidak pernah ada kesempatan.”
Begitu kata-kata yang hampir seperti janji keluar dari mulut Kepala Suku Raksasa, kedua Imam Tongkat saling bertukar pandang. Mereka merasa asalkan Richard bisa melewati situasi hari ini, dalam waktu setahun dia pasti bisa membentuk pasukan Golem yang jumlahnya cukup untuk mengadakan pesta dansa berhadapan dengan delapan "Edward Scissorhands" milik Kekaisaran Pompeii.
“Mengapa kamu tidak memberitahuku lebih awal?” Air mata bahagia Lao Liu meleleh deras, "Aku susah payah pergi ke negara manusia ini! Barang-barang sipil yang kupalsukan memenuhi satu cincin ruang! Penggaris baja presisi apaan? Aku sudah dapatkan gnomon lintang utara paling presisi, jangka sorong, pisau intan, kaliper dial, mikrometer digital, mikrometer skala, micrometer luar! Semua untuk pandai besi Gunung Cukur!"
"Tuan tidak bertanya." Kepala Suku Tifon mengangkat bahu dengan minta maaf.
"Hari ini aku rela menghabiskan semua tabungan untuk mempertahankan lembah ini!" Liu Zhenhan menggeretakkan gigi.
"Imam Raja Langit harus diganti nama jadi Imam Gaocen." Master Ottega tak tahu karena perasaan apa, mungkin lega memilih orang tepat, atau iri hati mendongak ke langit dan mendesah: "Demi kakek Di Boluo!"
BAB 141 PEDANG SANTO ASING
〖Sepuluh ribu tahun benar-benar terlalu lama.
——Kata Blood Elf〗
※※※
Semua mata terbuka lebar-lebar saat ini.
Penyihir Blood Elf Moore pertama dengan ditopang Fatty Luo, perlahan melintasi jembatan langit obsidian alami di Sungai Gibraltar, menuju tumpukan bendera darah di tengah kerumunan Blood Elf.
Perlukah pertempuran ini dilanjutkan, sangat tergantung pada mulut penyihir Moore ini apakah mau berkata-kata baik.
Fatty Luo bertelanjang dada dengan tubuh bagian atas yang berotot, menggendong bendera kain putih di pundaknya, menemani ahli sihir Moore ini berjalan menuju barisan pasukan lawan tanpa ragu.
Sebenarnya Fatty Luo tidak gemuk. Otot-ototnya yang sekeras batu terlihat jelas, dengan jaringan bekas luka yang mengerikan bagai akar pinus yang berkelok; di pinggangnya terselip tujuh bilah pisau panjang baja keras dengan sabuk kulit banteng berpelat tembaga selebar telapak tangan. Tujuh pisau ini merupakan sumbangan patungan dari kavaleri berat mammoth, akhirnya tidak sampai terjadi situasi tak ada senjata saat pertempuran.
Meski kasar, punggung Jago Pedang Mammoth ini bersih seperti kertas putih. Selain bekas cukuran baru, tidak ada satu pun bekas luka pedang. Prajurit Moore yang berpengalaman seharusnya tahu: musuh yang menggendong bendera putih ini tak pernah membiasakan diri lari membelakangi lawan. Semua luka di tubuhnya adalah bukti pertempuran frontal.
Bertelanjang dada juga merupakan permintaan khusus Fatty Luo. Dengan keyakinan akan keahlian bela dirinya, ia bahkan menolak tawaran "Perisai Tuan Tanah Kematian" dari biarawati kecil yang diusulkan oleh sang tuan tanah.
Menurutnya, ini disebut perang psikologis! Tak peduli akan bertarung atau tidak, yang penting membuat lawan merasa inferior terlebih dahulu.
Fatty Luo menganggap postur tubuhnya masih cukup baik, sedangkan luka-luka di tubuhnya sebagian besar sengaja dia toreh sendiri. Fatty Luo sangat suka pamer, dahulu saat belum punya tongkat sihir, dia selalu menyuruh koki meneteskan darah hewan Luo Sha ke celananya saat menyembelih.
Gagasannya membuahkan hasil yang baik. Baik di permukaan maupun bawah tanah, prajurit seperkasa Mammoth pahlawan kuat sangat langka, apalagi prajurit yang penuh luka kehormatan. Semakin tinggi pohon semakin kencang anginnya, prajurit jenis ini justru yang paling tinggi angka kecacatannya di medan perang. Sebagian besar prajurit di pasukan Moore hampir tidak percaya ada manusia yang setinggi dan sekuat Raja Bukit atau Raksasa Typhoon. Semakin dekat jarak mereka dengan prajurit ini, ilusi seolah sedang memandang gunung tinggi semakin kuat di benak setiap prajurit Kurcaci Abu-abu dan Moore.
Dengan tujuh pedang besar Kong di pinggang, Fatty Luo melangkah gagah di tengah lautan pasukan, ekspresi mengejek khasnya masih menghias wajah. Untuk mempermanis penampilan, dia telah mengenakan kacamata kristal berbingkai emas yang menutupi mata besar sebesar lonceng tembaganya. Namun sorot mata penuh hawa pembunuh yang bagai kilatan pedang itu tetap menembus dari balik kacamata hitam, menyapu medan perang ini.
Pandangan mata Fatty Luo terlihat sembrono dan arogan, bagai percikan api yang terpental dari tempaan besi, tanpa sedikitpun niat mengibarkan bendera putih. Ekspresinya seperti seorang jenderal yang tak terkalahkan sedang mengawasi lawan yang datang untuk mati.
Liu Zhenhan memimpin semua prajurit keluar dari lembah melalui celah berbentuk U, menuju tepi utara.
Ini juga persiapan terakhir jika perundingan gagal. Daripada bertahan di celah lembah, lebih baik menguasai ujung jembatan berbentuk sarang lebah. Jika pertempuran memanas dan labu minyak ganda pun tak bisa mengusir mereka, Liu Zhenhan masih punya cara terakhir - menggunakan cincin ruang untuk memuat prajurit lalu melarikan diri.
Tapi jika itu dilakukan, semua rencana yang telah dipersiapkan Liu Zhenhan dengan matang akan sia-sia.
Para prajurit Kurcaci Abu-abu di tepi selatan terkejut menemukan bahwa di seberang lembah, selain musuh lama Prajurit Kijang dan Raksasa Typhoon, terdapat puluhan lawan yang mirip utusan pembawa bendera putih ini - tubuh kekar serupa, belalai panjang di lengan, kumis khas, dan tatapan dingin arogan yang tak mudah dilupakan.
Di belakang mereka, berdiri seorang prajurit yang lebih perkasa. Prajurit ini memiliki kepala plak yang garang, dengan dua kumis paus terjuntai miring. Di belakang prajurit yang lebih perkasa ini, berdiri seorang prajurit yang luar biasa kekar. Prajurit ini memiliki sepasang mata segitiga yang jahat.
Sejak kapan Benua Nuyan di bawah tanah memiliki begitu banyak prajurit yang bagaikan dewa?
Pandangan penuh ketakutan para prajurit Kurcaci Abu-abu yang memuja kekuatan dan takhayul kekerasan tak bisa menyembunyikan tatapan mereka pada kelompok besar prajurit berpenampilan terlalu mengintimidasi ini. Hati mereka tiba-tiba menjadi berat, dengan berbagai dugaan berhamburan seperti kaleidoskop yang kacau.
Di bawah atmosfer bak bulan yang dikelilingi bintang-bintang, Liu Zhenhan melangkah maju dari kerumunan. Dengan angkuh ia tegak di barisan terdepan semua prajurit, berhadapan dengan para Moore di seberang sungai yang berdiri di bawah panji raksasa berwarna darah. Meski cahaya di sini tak lagi sepanas di Lembah Api, tatapan setiap Moore, setiap Kurcaci Abu-abu, setiap manusia banteng-elang tiba-tiba tertuju padanya saat ia muncul. Bagai bintang-bintang di langit malam yang gemerlapan, saat fajar menyingsing, cahaya paling terang tetaplah Dibo Luo.
Tatapan Liu Zhenhan bagaikan sinar matahari yang menyilaukan, menyinari segala makhluk di bumi. Namun ketika kau mencoba menatapnya, matamu akan secara tak sadar mengalihkan pandangan, karena setiap saat ia memancarkan kilau yang tak tertahankan untuk dipandang.
Empat puluh Orang Kesturi kavaleri udara mengendarai Burung Raksasa Newton di selangkangan mereka, membentangkan sayap daging penuh tambalan seperti pengemis, berkoordinasi dengan kavaleri udara Moore di seberang yang menunggangi kelelawar raksasa bermuka babi. Geruin Tuan Tanah Pasang Surut mengepakkan Sayap Angin raksasanya, setelah serangkaian tawa aneh, menghilang begitu saja di udara.
Siapapun akan merasa takut pada monster tingkat super yang bisa menggunakan "Sihir Siluman". Kekacauan langsung melanda para Moore di seberang. Kabut darah bertubi-tubi menyembur dari tangan para penyihir Moore yang memutar bola cahaya merah di leher mereka, menyebar ke langit. Deteksi magis dan perisai dijual beramai-ramai.
"Tuan Tanah, ekorku sudah pegal berdiri lama begini. Bolehkah aku turun beristirahat?" Prajurit Piton Olajuwon menekan suaranya, bergumam pada tuan tanah di kejauhan.
"Tahan sebentar. Prajurit setinggi delapan meter kan jarang. Kalau ekormu dililitkan, tinggimu malah lebih pendek dariku. Buat intimidasi apa lagi?" Sebelum tuan tanah sempat menjawab, Prajurit Paus Fegao melototi Medusa ini dengan tajam.
"Tiga tarikan napas, separuh." Nedved berdiri di belakang Liu Zhenhan, bibirnya bergetar halus.
Pemanah ulung suku Haus Zhe Qin masih memiliki puluhan panah armor-piercing anti sihir yang belum digunakan. Saat dia mengucapkan ini, maksudnya adalah: Pada jarak ini, dengan daya jangkau panah kuat dari busur "Zaojin" dan keahlian memanahnya, membunuh separuh dari para Penyihir Moore dengan bola darah di leher mereka dalam tiga tarikan napas sama sekali bukan masalah.
Setiap pasukan memiliki kelemahan, Moore pun tak terkecuali. Para penyihir yang seharusnya dilindungi rapat, karena keterbatasan tinggi badan Kurcaci Abu-abu, tak pernah bisa terlindungi sempurna. Para Penyihir Blood Elf ini juga seharusnya tidak mengabaikan kekuatan ballista musuh, dengan begitu percaya diri berdiri di jarak yang mereka anggap aman. Mengingat prajurit Elf yang mengelilingi mereka bertubuh lemah dan tidak terbiasa memakai baju baja, satu panah dari busur "Zaojin" bisa menembus beberapa orang sekaligus.
Sepuluh ribu tahun yang lalu, ballista memang belum ditemukan.
Liu Zhenhan mendengar perkataan pemanah Centaur itu, terdiam. Jika benar-benar sampai pada titik itu, berarti semakin jauh menyimpang dari tujuan awalnya. Lalu apa yang harus dilakukan?
Situasi tampaknya semakin memburuk. Meski sudah mengibarkan bendera putih, permusuhan pasukan Moore tak berkurang sedikit pun. Dua Raja Kurcaci Bukit yang sedang memukul genderang perang dengan ganas, berbalik memandang dingin Rodman yang mendekat. Satu di kiri, satu di kanan, dua tubuh raksasa menghalangi jalan Fatty Luo.
Postur tubuh kecil penyihir Blood Elf tentu tidak mengalami masalah melewati celah yang ditinggalkan oleh mereka berdua, Rodman hanya merasa sedikit sempit. Dua Raja Bukit Kurcaci sama sekali tidak terlihat seperti tipe yang akan minggir. Kurcaci memang terkenal dengan kekuatan mereka, kurcaci setinggi 1,2 meter kekuatannya sudah bisa menyaingi Orang-orang banteng. Raja Kurcaci Bukit setinggi 5 meter - bahkan orang dengan imajinasi paling minim pun bisa membayangkan betapa mengerikannya kekuatan mereka. Mammoth pahlawan kuat dibandingkan dengan mereka, mungkin juga sedikit kalah.
Dua Raja Bukit Kurcaci masih memukul genderang perang dengan garang seolah sedang menunjukkan kekuatan, suara drum raksasa itu bisa mengurangi pendengaran orang normal hingga 90 desibel. Di mata mereka berkobar api kebencian yang tertekan hingga berubah bentuk. Di hadapan empat kobaran api ini, bahkan baja pun akan meleleh "creet-creet" terbakar.
Prajurit Kurcaci Abu-abu di sekeliling yang menyaksikan perlawanan diam-diam ini segera berteriak-teriak keras membahana. Pandangan Fatty Luo menyapu wajah setiap prajurit Kurcaci Abu-abu di sekelilingnya. Setiap prajurit yang terkena pandangannya secara tak sadar menurunkan volume suara satu oktaf. Ketika para prajurit ini menyadari ketakutan dan kelemahan yang tak sengaja mereka tunjukkan, dan sedang bersiap untuk menaikkan volume suara lebih keras lagi guna merebut kembali situasi, yang menyambut mereka adalah senyuman sinis samar di sudut bibir Fatty Luo.
Api yang menyembur dari mata dua Raja Bukit semakin dahsyat, permusuhan layaknya dua hantu mengetuk pintu juga semakin mengental. Mata Rodman menatap langsung tantangan ini, langkahnya tetap berat dan mantap tanpa sedikit pun keraguan. Semua orang menyadari satu detail: prajurit perkasa ini telah membuka kedua gagang pedang di pinggangnya dengan jari, bilah pedang yang kokoh dan sarungnya bergesekan pelan menimbulkan suara serak yang samar.
Ekspresi di wajah Fatty Luo memberitahu semua orang: siapapun yang berani menghalangi jalannya pasti akan dicabut pedangnya.
Dua Raja Bukit sedikit ragu, mungkin tidak menyangka utusan musuh pengibar bendera putih ini memiliki nyali sebesar itu. Hanya karena keheningan sesaat ini, Rodman sudah berjalan mendekati mereka tanpa menghindar. Mata kedua Raja Bukit itu menatap tajam tangan Rodman, kedua tangan perkasa itu sudah menegang berurat. Saat dia mendekat, akhirnya kedua Kurcaci Raja Bukit itu menggeser badan membuka jalan.
Di depan berjalan pelan-pelan penyihir Blood Elf yang tertatih-tatih, di belakangnya Rodman yang tegak bagai tongkat. Bahkan setelah mereka berdua melewati, kedua Raja Bukit masih menatap punggung Fatty Luo dari belakang dengan pandangan kompleks.
“Rodman memang benar-benar ulat besar yang tak kenal takut!” Melihat adegan ini, bahkan bos di seberang sungai yang diam-diam mengkhawatirkan Fatty Luo tak bisa menahan diri untuk bersorak.
Mage Blood Elf yang dibebaskan bertemu dengan seorang Elf Moor berwibawa di bawah bendera raksasa Blood Elf. Rodman dengan sadar berdiri di pinggiran, karena para Blood Elf ini berbicara dalam Bahasa Elf yang tak bisa dia pahami meski mendekat, jadi dia memilih tidak ikut campur. Mata kecil Fatty Luo terkadang berputar-putar di sekitar arteri besar leher dua Mountain Kings di kejauhan, seolah memilih titik sayatan; terkadang menatap Sungai Gibraltar, seolah merencanakan rute pelarian sempurna jika terjadi keributan.
Pertemuan para Elf Moor ini praktis menentukan masa depan penduduk asli Benua Nuyan dan mimpi perluasan wilayah Liu Zhenhan. Semua orang menahan napas, para milisi menggenggam senjata mereka erat-longgar bergantian.
Diskusi yang awalnya hanya antara dua Elf Moor perlahan menarik partisipasi Elf Moor lainnya. Dari seberang sungai terlihat perdebatan mereka sangat sengit.
Senyum tipis mengembang di wajah Liu Zhenhan. Perdebatan ini membuktikan bahwa Elf Moor yang dibebaskan tadi tidak berbohong, nampak keyakinan Blood Elf untuk kembali ke permukaan memang sangat kuat.
Tak lama kemudian, Elf Moor yang dibebaskan sebagai utusan perdamaian itu berjalan dengan wajah berseri-seri menuju Fatty Luo yang sedang menunggu di tepi. Meski langkahnya masih terhuyung-huyung dan lemah, senyum kemenangan memenuhi wajahnya.
Fatty Luo mengangkat alisnya ke arah Elf Moor itu, menyunggingkan senyum tipis di sudut bibirnya.
Semua prajurit Bimon di tepi sungai saling bertukar senyum. Tampaknya rencana mereka berhasil!
Ternyata semua orang meremehkan kelicikan Elf Jatuh. Baik Liu Zhenhan maupun Fatty Luo, kegembiraan mereka terlalu prematur! Tanpa tanda peringatan apapun - mungkin cara Moore memberikan perintah tempur sangat tersembunyi - beberapa kelelawar raksasa yang berputar-putar di atas kepala Fatty Luo tiba-tiba melepaskan lima pedang berkelopak bunga berpendar merah, menghujam langsung ke ubun-ubunnya.
Rodman yang berada di tengah markas musuh terus waspada, namun saat melihat Elf Moor yang datang bersamanya menunjukkan ekspresi seolah komunikasi berhasil, kewaspadaannya sedikit mengendur.
Meski kaget diserang mendadak, pengalaman tempurnya yang mumpuni membuatnya tidak panik. Dengan langkah geser lincah yang diiringi tiga gemerincing logam naga, kilatan pedang besar Kong membelah udara. Tirai besi berdentuman memercikkan bunga api, menghancurkan pedang-pedang itu menjadi besi tua yang terpotong-potong.
"Bangsat!" Jago Pedang mammoth yang sedang murka baru menyadari bahwa penyihir Moore licik itu sedang menipunya. Baru saja ingin menerjang untuk membunuh penyihir Moore terkutuk itu, tiba-tiba dua pukulan berat menghantam punggungnya. Dadanya bergetar hebat, matanya berkunang-kunang, tak bisa menahan diri lagi. "Waah!" Mulutnya menganga menyemburkan hujan darah merah segar.
Seorang penyihir Moore menggerakkan tangannya. Darah yang disemburkan Fatty Luo langsung berubah menjadi ular panjang yang bergerak-gerak. "Huss!" Diserapnya ke tangan, membentuk rangkaian bola darah yang ditembakkan ke pedang-pedang yang dipegang para penyanyi pedang yang sedang menunggang kelelawar raksasa berwajah babi di udara.
Penarik darah!
Begitu diserang oleh penarik darah miliknya sendiri, darah panas dalam tubuh bisa terkuras habis! Sihir sesat memang memiliki kekejamannya sendiri!
"Kami butuh formasi teleportasi sihirmu! Tapi kami juga tak mau melepas dendam!" Penyihir Blood Elf yang baru saja dibebaskan itu tertawa terbahak: "Asal bisa menangkapmu! Pasti ada cara untuk memaksamu membuat formasi teleportasi untuk kami!"
"Obisilachi!" Liu Zhenhan menggeram sambil membuka bajunya dengan kasar. Arquebus Guli di sakunya berkilauan memikat.
Dua pukulan berat di punggung Fatty Luo ini hanya terlihat jelas oleh ras Bimon di seberang sungai - kedua Raja Kurcaci Bukit itu dengan tiba-tiba dan licin memanfaatkan saat Rodman membelakangi mereka. Senjata serangan tiba-tiba mereka adalah tongkat tulang binatang berkilau putih keabu-abuan di tangan. Didorong oleh kekuatan dahsyat dua Raja Bukit, kedua tongkat tulang itu menyambar seperti kilat, membawa gelombang energi keperakan menghantam keras punggung Rodman yang kekar.
"Sialan 'Palu Badai'!" kepala suku Tifon menggeram keras, kedua tangannya langsung membuka jarak tarikan yang besar. Sebuah meteor seukuran bola yang berpijar api perlahan mulai membentuk wujud.
Dua "Palu Badai" yang menghantam Rodman benar-benar sangat ganas. Kekuatan fisik Raja Kurcaci Pegunungan yang luar biasa benar-benar membuat orang bergumam. Dengan kondisi fisik dan kekuatan otot Fatty Luo, bahkan Kolina harus menggunakan 70% tenaganya untuk membuatnya muntah darah dengan pukulan ke dada. Namun dua Raja Pegunungan ini berhasil melakukannya hanya dengan dua palu pemukul! Yang lebih tak terpercaya, kedua "Palu Badai" ini jelas membawa efek memabukkan. Setelah terkena dua paku terbang, Fatty Luo menyemburkan darah dan langsung mulai berputar seperti orang mabuk, dua pedang panjang logam ajaib di tangannya dan hidung jatuh lemas menimbulkan debu tebal.
Kurcaci bisa dibilang ras yang paling lambat merasakan kekuatan elemen. Raja Pegunungan yang bisa menunjukkan performa seperti ini pantas disebut anomali langka di antara kurcaci!
Saat kaum Moore menyergap Fatty Luo, Nedved segera membalasnya.
Para penyihir Moore awalnya memang berniat menyergap Rodman. Anak panah armor-piercing yang tajam bertebaran membentuk kipas di udara, menembus perisai magis yang telah mereka buka. Seperti menusuk sate, barisan depan penyihir tertembus sampai ke tulang belakang. Dalam sekejap mata, lebih dari sepuluh penyihir Moore tumbang, terkumpul oleh hujan anak panah. Dada dan punggung mereka bolong seperti jendela kecil yang dilapisi es, benar-benar menyegarkan.
Prajurit Kurcaci Abu-abu di sekeliling mengayunkan perisai ksatria mereka sambil berlari. Penyihir yang tersisa tanpa sopan santun langsung tiarap di tanah - hanya dengan tinggi badan kurcaci mereka bisa menghindari serangan jarak jauh ekstrem ini.
Ksatria kelelawar elf yang telah diisi "darah panduan" di langit juga menjadi target Liu Zhenhan. Serpihan peluru yang menyebar membuat kelompok ksatria kelelawar itu kena semua. Panah Air berantai sembilan dan bola api ikut meramaikan keributan. Tapi segera berbagai sihir darah datang menyelamatkan ksatria kelelawar ini. Setelah terlindungi, para penyihir kembali menjadi penjaga terbaik di medan perang.
Dua Raja Bukit tidak memberikan kesempatan bernapas bagi Rodman yang sedang dalam kondisi memabukkan. Prajurit kuat Bimon memiliki kemampuan resistensi magis alami. Kedua Raja Bukit ini menarik kapak raksasa sebesar pintu kayu dari pinggang belakang mereka, satu tangan memegang palu drum dan satu tangan menggenggam kapak besar, dengan ganas menerjang Fatty Luo yang sedang bergoyang-goyang dengan kaki bengkaknya di tempat.
Liu Zhenhan dengan tenang mengisi peluru ke dalam senapan tembaga di tangannya. Suara tembakan menggema, seorang Raja Bukit di seberang sungai memegangi matanya kesakitan, menghentikan langkah serangannya dan mengaum dengan suara menggelegar.
Para Moore mungkin telah berusaha keras memikirkan - senjata jarak jauh yang dipegang Bimon di seberang ternyata memiliki daya menghancurkan yang luar biasa bahkan pada jarak 1.200 yard! Sihir mungkin bisa dimaklumi, tapi bagaimana bisa panah biasa berguna? Dalam legenda sejarah, sepertinya hanya Busur Silang Sayap Burung dari Elf Bulan yang memiliki kekuatan seperti ini?
Kedua pihak terkesima sedikit oleh kekuatan lawannya, sehingga medan perang mengalami kekosongan singkat. Satu-satunya yang tidak berhenti bergerak adalah Raja Kurcaci Gunung lainnya. Jika mental tempurnya terganggu oleh rekan di samping, itu bukanlah sifat Raja Gunung. Mendengar teriakan kesakitan rekannya, raja ini bahkan tidak berkedip. Dengan mengayunkan kapak raksasa, gerakannya yang tampak lambat namun sebenarnya cepat membawanya mendekati Rodman yang sedang pusing dalam beberapa langkah goyah. Kapak sebesar Pintu Kayu itu menghujam ke ubun-ubun Rodman, hembusan angin dari tebasan kapak itu menciptakan ledakan suara nyaring di udara sekitarnya.
Kurcaci adalah ahli dalam menggunakan kapak. Tebasan ini membelah tengkorak Fatty Luo tepat di garis tengah, bahkan memutus tulang belakang. Sekalipun Dewa Perang turun langsung, pasti tewas di bawah kapak maut ini.
Tubuh Fatty Luo yang terbelah dua menciptakan celah besar, seperti dua gumpalan awan tipis yang terombang-ambing jatuh ke kiri dan kanan.
Sambil mengagumi keahlian kapaknya yang luar biasa, Raja Bukit juga heran melihat musuh tangguh yang terbelah dua ini sama sekali tidak mengeluarkan setetes darah. Hal ini membuat Raja Kurcaci Bukit yang telah bersiap menyambut percikan merah, menjilat darah kental di kapak raksasa, lalu berpose gagah sambil melontarkan monolog Berbual B-nya, tertegun sejenak.
"Kurcaci setan!" teriak Rodman memutus lamunan mesum Raja Bukit. Dua bilah pedang besar menyambar lehernya dari kiri dan kanan, mengiringi teriakan itu.
Kedua pedang besar itu dipegang oleh dua Jago Pedang mammoth perkasa, masing-masing menebas jakun Raja Bukit dari sisi kiri dan kanan secara diagonal.
Inilah jurus pamungkas ilmu pedang Klan Hijau — "Cermin"!
Jurus "Cermin" yang mampu menciptakan beberapa bayangan berbeda, menghilangkan dan memurnikan semua status negatif! "Cermin" Rodman berada di tingkat dua, mampu memanifestasikan dua bayangan identik. Meski tak memiliki kekuatan serangan, bayangan ini nyaris seperti manusia asli. Yang baru saja dibelah tengkoraknya oleh Raja Bukit hanyalah barang palsu Keluarga Xi Bei.
Bangsa Belalang Sembah Suku Hijau, sebagai satu-satunya Bimon Serangga yang bertahan sejak era Perang Dewa dan Iblis, bagaimana mungkin bisa selamat dalam tiga perang dunia tanpa kemampuan absolut! Berbeda dengan kemampuan andalan "Transformasi Liar" prajurit Bimon atau "Dou Qi" prajurit manusia, bangsa ini mengasah "kekuatan pikiran" murni. Dengan mengandalkan kekuatan mental untuk mengimbangi tubuh fisik yang lemah, mereka menciptakan gaya bertarung unik yang menghasilkan daya penghancur luar biasa - baik Mirror Image, Langkah Angin, Lompatan Tebas, maupun Badai Pedang Tari, semuanya adalah mode serangan dahsyat yang lahir dari sistem latihan brilian ini.
Sebagai pelatih ilmu pedang Kerajaan Bimeng dan Jago Pedang yang diakui, hanya sepuluh orang asing yang pernah memahami sepenuhnya filosofi senjata angin pengejar angin dan kekuatan pikiran Bangsa Hijau di bawah bimbingan Jago Pedang mereka selama ribuan tahun. Sembilan di antaranya adalah Bimon suku Monyet. Sisanya? Tidak lain adalah Mammoth pahlawan kuat masa kini - Rodman!
Dalam sekejap, Raja Bukit berubah dari penyerang tiba-tiba menjadi yang diserang tiba-tiba.
Dua Jago Pedang, satu asli dan satu palsu, melakukan serangan pedang miring yang tidak termasuk dalam teknik lompatan paling mematikan ilmu pedang Klan Hijau, melainkan bagian dari "Teknik Menghunus Pedang Satu Tangan" dalam ilmu pedang dua tangan Goblin Darat. Meskipun Goblin Darat Gunung Cukur pernah menderita kekalahan telak dari Milisia Feilengcui dalam Pertempuran Perawan Penjaga Tanah, mereka berhasil memenangkan rasa hormat dari seluruh lapisan masyarakat Feilengcui. Prajurit terhebat di antara Goblin Darat tidak hanya menguasai senjata dua tangan, tetapi juga memiliki keahlian khusus satu tangan. "Teknik Menghunus Pedang Satu Tangan" mereka memanfaatkan lengkungan kecil antara sarung pedang dan tubuh sebagai pengungkit, menggunakan tenaga seketika untuk melancarkan serangan. Dengan prinsip kecepatan dan lengkung pengungkit, teknik ini memberikan amplifikasi kekuatan beberapa kali lipat bagi pasukan Goblin Darat yang secara alami tidak mengandalkan kekuatan fisik.
Meskipun "Teknik Menghunus Pedang Satu Tangan" ini kurang efektif dalam pertempuran skala besar dibandingkan teknik pedang kombo tradisional prajurit Goblin Darat, namun dalam duel satu lawan satu yang mematikan, teknik ini mampu menghasilkan sudut serangan yang tak terduga dengan amplifikasi kekuatan hingga beberapa kali lipat.
Dalam latihan kekuatan pikiran Ilmu Senjata Angin Pengejar Angin Klan Hijau, terdapat juga konsep "Satu Pedang Pencerahan Tenang". Rodman pernah melakukan pertapaan dengan duduk di perahu rotan di tengah Sungai Sanggan selama berhari-hari tanpa makan minum, menunggu ombak besar dari hulu untuk membelahnya dengan sekali tebasan. "Pembelah Ombak" ini memiliki prinsip yang sama dengan teknik menghunus pedang Goblin Darat - sama-sama bertujuan untuk menghancurkan lawan dalam satu serangan mematikan.
Bentuk latihan akhir Zhanlang adalah mengejar tingkat tertinggi "menggunakan tangan sebagai pedang". Begitu Jago Pedang Klan Hijau memahami esensi sejati jurus pedang bentuk akhir ini, gergaji pegas di lengan akan lepas sendiri, menyatu antara manusia dan pedang, memasuki Jalan Tertinggi.
Rodman masih jauh dari tingkat Jalan Tertinggi. Baik dalam ilmu bela diri maupun sihir, mencapai tingkat penguasaan tertinggi sangatlah sulit. Proses belajar sebenarnya tidak ada batasnya, bahkan setelah memasuki Jalan Tertinggi sekalipun.
Kebanyakan orang sukses baru menyadari jarak mereka dengan tujuan akhir saat mencapai tingkat tertentu dalam pengembangan diri. Jika tujuan akhir diibaratkan bulan, mereka paling merasa baru mencapai puncak gunung untuk melihat bulan. Rakyat biasa masih melihat dari tanah, beberapa mungkin memanjat pohon. Saat menoleh ke belakang, mungkin baru sadar pahlawan sejarah yang pernah dikagumi sebenarnya hanya berdiri di gunung yang sedikit lebih tinggi.
Orang rendah hati belum tentu ahli Jalan Tertinggi, tapi semua ahli Jalan Tertinggi pasti rendah hati. Inilah alasan mengapa Penyihir Suci Santo Ajaib Puskás begitu mudah didekati, sedangkan penyihir setengah matang seperti Otga justru suka pamer kemampuan.
Rodman sendiri menciptakan metode pelatihan baru yang berbeda. Ketika menghadapi hambatan latihan yang tak teratasi, dia mencoba menguasai ilmu bela diri lain dan menciptakan jurus pedang yang paling cocok untuk dirinya. Ini membuat pencarian tujuan lebih tinggi tidak menjadi kebingungan dan penderitaan, melainkan memicu kegembiraan kreativitas.
Pilihannya jelas paling tepat. Kehidupan pertempuran sengit Feilengcui memberinya panggung terbaik untuk membuktikan diri. Guru dan teman baik di sekitarnya memberikan banyak inspirasi. Dari penciptaan "Tiga Jurus Pedang" awal, hingga teknik mencabut pedang yang terinspirasi dari ilmu pedang hari ini - ini adalah konsep jenius! Kurva pedang besar logam ajaib memiliki ketegangan lebih dibanding pedang biasa. Setelah menguasai trik ilmu mencabut pedang khas Goblin tanah, jurus "Pedang Angkat Samping" ciptaan Fatty Luo ini menggunakan kecepatan untuk memperkuat tenaga, sangat ganas. Tuan tanah sendiri memberi nama "Satu Tebusan Mematikan".
Di hadapan "Satu Tebusan Mematikan" yang dahsyat seperti samudra ini, Raja Bukit hanya bisa refleks menundukkan kepala. Kapak besar dan palu tulangnya membuka pertahanan, mencoba membalas dengan pukulan buta, berharap bisa menangkis dua pedang besar yang mengarah ke tenggorokannya demi menyelamatkan diri.
Meskipun salah satunya adalah cermin yang tidak memiliki kekuatan serangan, Raja Bukit tidak tahu mana yang asli dan mana yang palsu. Saat ini hanya bisa mengandalkan takdir. Jika Tulang Palu yang menghadapi pedang tajam ini, konsekuensinya sudah bisa ditebak.
Entah beruntung atau tidak, Raja Bukit benar-benar menebak dengan tepat. Rodman asli mengayunkan pedang besar dan kapak raksasa sebesar pintu kayu bertabrakan dalam ciuman basah yang intim. Pedang cermin itu menembus tubuh tanpa memberikan masalah bagi sang Raja Kurcaci.
Adegan paling mengerikan terjadi!
Kapak raksasa sebesar pintu kayu di tangan Raja Bukit ternyata seperti kertas papirus, dipotong habis oleh pedang Rodman. Dengan percikan api yang berhamburan, gaya balik menghantamkan bagian belakang kapak ke dada Raja Bukit.
"Tidak membalas bukanlah sopan santun!" Rodman segera melepas pedang yang tersangkut di kapak, dengan cepat menarik dua pedang besar dari pinggangnya sambil membalikkan genggaman. Gerakan silang "Tanda Salib Besar" membelah perut Raja Bukit yang sedang muntah darah akibat hantaman kapak. Tubuh raksasa Raja berputar di tempat akibat tarikan pedang ganda yang tajam dan berat. Hidung Rodman mengeluarkan pedang terakhir dari ketiaknya, lalu ia melompat menghujamkan serangan pamungkas!
“Tengkorak Raja Bukit mengeluarkan suara patah tulang, sehelai rambut abu-abu terlempar ke udara karena tebasan.”
Rodman memutar pedang dengan kedua tangan, Clang! Pedang besar kembali ke sarungnya. Pedang yang terjepit di hidungnya ditiup bersama amarah, menyemburkan lendir hijau kental seperti anak panah kuat, menembus tubuh penipu Moore yang terpaku di batu sepuluh langkah jauhnya.
"Aku ini apa?" Fatty Luo menunjuk hidungnya sendiri, memandang sinis pada penyihir Moore itu: "Laozi sengaja datang buat jaga bangsat sepertimu!"
Tak terhitung Lingkaran Gemilang berpendar di tubuhnya, tak terhitung pula Lingkaran Jahat menyala-nyala di tubuh pasukan Moore. Meteor api bagai bintang jatuh, menebar hujan api bertubi-tubi.
Rodman di pusat keriuhan itu tersenyum santai, melompat mundur ke sungai Gibraltar yang dingin.
Raja Kurcaci Bukit yang tersisa, bahkan tidak sempat membersihkan tetesan darah di sudut matanya, meneriakkan dengan liar sambil melemparkan Palu Badai ke arah Bimon yang angkuh ini. Geryon di udara juga muncul, memuntahkan "Hujan Bintang Es" yang padat, menghancurkan Ksatria Kelelawar Babi itu. Beberapa Manusia Banteng-Elang nekat melesat dari ketinggian rendah, melemparkan senjata mereka ke Jago Pedang Mammoth yang sedang unjuk gigi.
Fei Luo yang terlempar di udara mengeluarkan serangkaian teriakan aneh, tapi tak bisa menghindari serangan padat ini. Senjata yang mengenainya secara misterius terpental kembali, bahkan Palu Badai itu menghunjam keras ke mata Raja Kurcaci Bukit yang sudah berlumuran darah.
Rentetan tembak-menembak sihir jarak jauh yang kacau balau!
Di permukaan Sungai Gibraltar terlihat belalai seperti sosis mencuat dari air, lurus melarikan diri ke seberang sungai. Di atas belalai itu berkobar-kobar aura sihir yang melindunginya.
"Zirah Suci yang hebat!" Liu Zhenhan mengacungkan jempol ke Biarawati Kecil. "Aura Duri, memantulkan 50% kekuatan serangan! Nyanyian Perang Bangsa Behemu pun tak punya kemampuan ini! Cuma waktu tunggunya agak lama."
"Bukan aku!" wajah Biarawati Jeanne d'Arc memerah. Rentetan peristiwa secepat kilat ini membuatnya silau, mana mungkin dia punya kemampuan refleks secepat itu.
“Helen di samping diam-diam membuat gestur huruf V, tersenyum manis pada Liu Zhenhan.”
“Di seberang sungai, Raja Bukit yang terkena tiga tusukan Fatty Luo kembali berdiri goyah, menggeram sambil memasukkan usus yang bergerak-gerak kembali ke luka berbentuk salib di perutnya.”
“Sebuah panah api berat menembus dadanya, membuatnya menjerit kesakitan.”
“Yitiao malas-malasan berdiri di Kawah Bulan Lembah Api, sayap gundulnya memeluk ballista salib berat, ditemani dua gadis cantik yang membuat Bangau Raksasa berkudis ini terlihat sombong bak pangeran.”
“Moor Blood Elf hampir gila, bagaimana bisa burung main panah jarak jauh? Kapan senjata semacam ini diciptakan? Apakah peradaban permukaan sudah berevolusi sampai level burung bisa memanah?”
“Teknik memanah ini...” Nedved mengendus hidungnya, “...meleleh deras!”
“BAB 142 PERUNDINGAN BERBAU SEKS”
“Ketika kekerasan tak terlihat mengancam, tulang punggung pasukan Moor – prajurit Kurcaci Abu-abu yang memuja kekerasan – mulai dilanda kepanikan.”
Di mata prajurit Kurcaci Abu-abu yang memiliki kekuatan ilahi, Raja Bukit selamanya menjadi idola yang mereka sembah. Siapapun yang menghadapi "Palu Badai" yang dilempar oleh Raja Bukit, tidak akan bisa melawan! Raja Bukit tetap menjadi prajurit terhebat di dunia ini!
Pedang besar Rodman dan busur panah silang Yitiao membuat Kurcaci Abu-abu menyadari betapa banyaknya kekuatan tersembunyi di dunia ini.
Di medan perang yang terbagi jelas, muncul adegan konyol: pasukan Moore yang jumlahnya puluhan kali lipat musuh, justru enggan memulai serangan.
Para penyihir Moore sekarang terlihat muram.
Baru saja hujan panah seperti belalang datang, hanya Nedved seorang diri sudah membuat para penyihir Moore menderita kerugian besar. Moore pasti tidak bisa mengerti sampai kapanpun, bagaimana jarak tembak seorang pemanah bisa sejauh ini, bahkan bisa dengan mudah menembus perisai magis!
Jarak tembak yang jauh bukan masalah, tapi kemampuan menembus perisai magis seperti pisau panas mengiris mentega - tekanan mental ini terlalu besar bagi para penyihir! Ini seperti sekumpulan prajurit berbaju zirah berat, tapi bisa ditusuk musuh dengan tongkat kayu. Kontras ini bahkan lebih menakutkan daripada kematian itu sendiri.
Masih berani muncul? Para penyihir Moore frustrasi, segera mundurkan garis pertahanan di bawah perlindungan ketat.
Dengan ditopang oleh Prajurit Ular Piton Olajuwang dan Prajurit Paus Fegao, Fatty Luo yang pusing tujuh keliling akhirnya berhasil ditarik ke darat. "Palu Badai" yang dilempar Raja Bukit tadi, meski 50% kekuatannya terpantul oleh "Zirah Suci", tapi efek negatif kelumpuhan dan pusing tak bisa dipantulkan. Fatty Luo yang terkena tiga pukulan berat dari Raja Bukit di punggungnya, kini tak punya tenaga lagi untuk menggunakan "Bayangan" guna menghilangkan efek buruk itu. Terpaksa Nyonya Bos Helen harus menari Tarian Pengusir Aliina untuk menetralkannya.
Kolina dan sekelompok Mammoth Pahlawan Kuat dengan mesra menepuk kepala Fatty Luo. Penampilan Fatty Luo benar-benar membanggakan para mammoth!
Lao Liu malah merasa agak ngeri membayangkannya. Untung dia mengirim Fatty Luo. Kalau milisi lain yang kena "Palu Badai" kejam itu, mana mungkin bisa cepat-cepat menghilangkan efek "Pusing"? Sudah pasti langsung tumbang oleh kapak Raja Bukit. Para Blood Elf ini begitu melihat kesempatan, langsung akan berulah seperti serigala Zhongshan yang suka menindas yang lemah.
Aksi Fatty Luo kali ini benar-benar gemilang! Helen juga berjasa besar!
Liu Zhenhan dengan mesra mencubit pipi kecil Helen sambil berkata, "Cium kakak sekali."
"Jangan iseng." Helen malah terlihat malu dan manja, semakin memancarkan pesona yang membuat pikiran kotor Lao Liu bergolak, namun harus menahan kekang nafsunya.
"Cium! Cium!" Daisy dan Ruoerna bersorak bersama, Guo Guo juga mendekat dan menjulurkan bibir kecilnya ke arah Helen.
"Dua Belas Skala Nada Malaikat, sudah berapa lagu yang kaupelajari?" Liu Zhenhan menyelinapkan pertanyaan serius sambil mencuri kesempatan mengusap pipi Helen. Dua hal sekaligus dituntaskan.
"Sulit dipelajari, lebih rumit dari lagu perang. Sudah hampir sebulan, baru bisa satu lagu 'Zirah Suci' ini, efek pantulan serangan jarak dekat. Lumayanlah untuk lagu perang. Aku bingung bagaimana caranya biarawati kecil itu bisa menguasai begitu banyak. Ingin ganti nama lagu perang ini. Menurutmu nama apa yang cocok?" Helen mengerutkan bibir.
"Santai saja." Liu Zhenhan terkekeh licik: "Bagaimana kalau lagu perang ini kita namai 'Lagu Perang Tangan yang Menyibak Rambut Hitammu'?"
"Rambutku merah! Kamu cuma ingat Kakak Ning Yu!" Helen kembali cemburu.
Liu Zhenhan dan Ning Yu tertawa bersama.
Sementara mereka mesra-mesraan, pasukan Moore justru merasa canggung. Para prajurit Kurcaci Abu-abu semakin gelisah dan ciut nyali saat menatap barisan prajurit Bimon yang gagah bak dewa di seberang. Baru satu prajurit Bimon saja sudah begitu kuat, apalagi masih ada banyak kembarannya di sana!
Hidup ini sudah tidak bisa dijalani lagi! Setiap prajurit Kurcaci Abu-abu berpikir dengan putus asa.
Prajurit Manusia Banteng-Elang yang biasa menguasai benua bawah tanah kini juga tak jauh lebih baik. Berhadapan dengan tatapan mengancam dua monster tingkat super di seberang sungai, keberanian mereka seperti boneka salju di bawah terik matahari, lenyap dalam sekejap. Dalam Pertempuran Udara Tennessee yang dilancarkan oleh Bimon dan manusia, para prajurit gagah berani seperti prajurit elang, rajawali emas, dan burung nasar yang tak kalah perkasa dari Banteng Berbual Suku Berbual sekalipun binasa total di bawah serangan resimen griffin yang dipimpin sepuluh ksatria naga. Apalagi sekarang yang dihadapi adalah keturunan campuran Bordir setinggi 1,7 meter melawan dua monster terbang tingkat super?
Bagi prajurit Bordir yang terbang di angkasa, tanpa kekuatan lengan murni Goliat, lemparan lembing mereka bahkan tak bisa menembus pertahanan monster tingkat super. Kekurangan kekuatan sebenarnya bisa ditutupi dengan senjata sihir, sayangnya pedagang Goblin yang terkenal menjual peralatan magis telah lama hilang dalam pusaran waktu. Situasi yang dihadapi Manusia Banteng-Elang sungguh memalukan. Bagi seorang Tuan Tanah Pasang Surut dan seekor Bangau Api Burangsha, menghadapi sekumpulan Manusia Banteng-Elang bersenjata lembing primitif tanpa senjata sihir, tak jauh berbeda dengan menghadapi sekawanan lebah yang hanya punya sengat di pantat - keduanya sama-sama tak membawa ancaman langsung.
Para penyihir pedang Elf yang menunggangi kelelawar raksasa berwajah babi jauh lebih berbahaya dibandingkan Manusia Banteng-Elang, namun jumlah mereka terlalu sedikit untuk bisa mengancam dua Monster Tingkat Super. Yang bisa mereka lakukan hanyalah bertahan mati-matian dengan mempertaruhkan nyawa. Satu-satunya efek yang bisa mereka hasilkan adalah memperlambat waktu kekalahan pasukan mereka sendiri - untuk ini, mereka harus membayar dengan nyawa mereka sendiri.
Selain dua Monster Tingkat Super, yang lebih ditakuti oleh prajurit Moore adalah 40 Burung Raksasa Newton yang sedang mengepakkan sayap di langit Lembah Api. Bagi prajurit Moore yang belum pernah ke permukaan bumi, Burung Raksasa Newton ini terlihat lebih mengerikan daripada kelelawar raksasa berwajah babi. Sebagai hewan omnivora, Burung Raksasa Newton memiliki gigi geraham yang cukup menakutkan dan air liur yang kental, membuat penampilan mereka terlihat sangat mengintimidasi. Ditambah dengan Ksatria Kuda Terbang Roh Cincin yang mengeluarkan aura kematian, kekuatan kavaleri udara Feilengcui setidaknya memiliki keunggulan psikologis yang sangat besar.
Para Blood Elf Moore terlalu mengejar kekuatan magis sehingga mengabaikan pengembangan teknik panah tradisional Elf, memberikan penjelasan paling ironis dalam perbandingan tak kasat mata ini - Siapa yang menyangka suatu hari Elf yang terkenal dengan keahlian memanahnya di seluruh benua akan terkekang oleh pasukan udara karena kurangnya daya tembak jarak jauh?
Komandan Moore berdiri di bawah spanduk darah raksasa, terhuyung-huyung selama setengah hari penuh tanpa mengeluarkan perintah yang berarti.
Mundur, takut dihantam balik; tidak mundur, diri sendiri tidak punya keberanian menyerang. Jembatan langit batu obsidian itu dengan lebar pintu keluar di kedua ujungnya kurang dari 50 yard. Jika prajurit musuh semua sehebat kesatria Bimon tadi, bagaimana mungkin bisa menerobos?
Komandan Moore menatap kosong ke arah pedang besar logam ajaib yang baru saja diserahkan. Senjata tebasan dengan punggung lebar dan lengkungan mengerikan ini adalah warisan prajurit Bimon sebelumnya. Desisan angin dingin mengalir di hatinya. Jangan sampai kehilangan momentum! Memanfaatkan situasi kebuntuan yang diharapkan, Liu Zhenhan segera memerintahkan Naga dan Daisy untuk membawa tiga tawanan penyihir Moore melalui "formasi magis teleportasi" ke Feilengcui, menunjukkan pada mereka bagaimana permukaan bumi sebenarnya.
Tiga tawanan Moore yang kembali dari Feilengcui ini memiliki rongga mata yang basah di balik kacamata kristal hitam. Setiap tangan penyihir Blood Elf mencengkeram erat segenggam rumput liar hijau muda, sekuat menggenggam dada pengantin baru mereka, dengan seluruh tubuh bergetar hebat.
Memanfaatkan situasi saling tatap mata antara kedua pihak, Liu Zhenhan kembali mengirim Fatty Luo. Seperti pemilik toko kerajinan yang menjual pedang, ia membawa tujuh pedang besar, mengibarkan bendera putih, dan mengawal dua tawanan Moore menyeberangi Sungai Gibraltar. Kali ini Fatty Luo yang sudah trauma—meski berkulit sekeras batu, tiga pukulan palu terbang sebelumnya membuatnya kapok. Ia mengenakan "Perisai Tuan Tanah Kematian" dan "Sabuk Kekuatan Raksasa Tanpa Wajah" yang dipinjamkannya dari pemanaj Haus, Master Ma.
Meski sudah diobati, Fatty Luo masih mengalami luka dalam. Tapi si ambisius ini, mengandalkan "Sabuk Kekuatan Raksasa Tanpa Wajah", saat melintasi jembatan langit obsidian, berhasil mencabut dua batu keras dari dinding sarang lebah vulkanik. Batu itu diputarnya seperti bola besi, berbunyi "ciit-ciit" di tangannya.
Tak ada yang berani menghalangi kali ini. Sepanjang perjalanan Fatty Luo, termasuk Raja Bukit yang masih memegang sebelah matanya, semua pasukan Moore menyaksikannya dengan mulut menganga. Rasa kagum, takut, dan gelisah menyebar di antara barisan tentara mereka.
Dua tawanan Moore menyampaikan ketulusan Tuan Tanah Bimon yang tidak berniat memulai permusuhan kepada komandan Blood Elf di bawah bendera raksasa berwarna darah, serta mempersembahkan rumput hijau dari permukaan tanah sambil menceritakan pengalaman ajaib mereka. Seketika semua Moore berkumpul seperti kawanan lebah yang terganggu dan mulai berdiskusi dengan penuh semangat.
Elf yang anggun kini berubah menjadi pedagang kerang sungai.
Pandangan merendahkan Fatty Luo tertancap pada Raja Bukit. Raja Kurcaci Bukit tak bisa menahan diri untuk menghindari sorotan mata penuh agresi ini.
Liu Zhenhan merasa dirinya sudah cukup menunjukkan ketulusan, setidaknya baru saja tidak memenggal tiga tawanan Moore sebagai pelampiasan amarah. Jika Blood Elf masih belum menyadari situasi dan berkhayal bisa menangkapnya hidup-hidup, jangan salahkan dia untuk bertindak tegas.
O'Neill yang melihat kode mata dari bos segera mengangguk. Para penyair kuda nil mengelilingi mereka dengan perisai. Guo Guo memegang Palu Tembaga, duduk di punggung Yitiao dengan angkuh mengawasi langit.
O'Neill mengeluarkan labu minyak ganda yang dibungkus kapas dan kulit dari cincin ruang, lalu mulai merakitnya menggunakan keranjang bambu.
O'Neill memiliki bakat kejam khas kaum intelektual dalam hal ini. Di Feilengcui terdapat banyak air mandi tuan tanah yang disegel dalam botol. Saat penyair kuda nil membuat lempengan darah, selain menyematkan Murka Molten-Latin, dia juga suka menambahkan berbagai benda lain seperti besi berduri untuk meningkatkan daya hancur pecahan.
Melihat para Moore masih berdebat sengit dan belum bisa mencapai kesimpulan, Ruoerna menyempatkan diri menjelaskan temuan di lembah lava selatan kepada Liu Zhenhan.
Yitiao tahu waktu terbatas sehingga memilih rute terbang di ketinggian dengan kecepatan maksimal. Lembah para raksasa sangat mencolok - kaum Typhoon hanya tinggal di dataran tinggi paling dekat dengan langit, terlihat jelas dari udara sehingga tidak perlu berputar-putar. Ketika Guo Guo memanggil Yitiao melalui telepati, Ruoerna sudah mulai membuat "formasi magis teleportasi" di lembah lava selatan. Meski menggunakan bahan baku magis berkualitas tinggi seperti kristal Marlon, pembuatan formasi magis tetap memakan waktu. Karena itu kedatangan mereka agak terlambat.
Penemuan terbesar Ruoerna saat perjalanan ke selatan adalah, meskipun Lembah Raksasa Typhoon di selatan juga sedang berperang, skalanya jauh tidak seberapa dibandingkan pertempuran sengit di Lembah Api. Pasukan yang mengerahkan pengepungan di Lembah Raksasa Typhoon selatan Benua Nuyan kali ini adalah Zhuoer. Jumlah pasukan Dark Elf yang dikerahkan sangat besar, setidaknya mencapai 15.000 personel, benar-benar mengepung lembah raksasa. Di garis cakrawala terlihat barisan logistik manusia gua yang tak putus-putusnya, menunjukkan kesiapan tempur yang sangat formal.
Topografi lembah raksasa selatan tidak seperti lapangan terbuka Lembah Api. Di sana terdapat banyak gua alami, rumah Raksasa Typhoon berada di dalam gua-gua tersebut dengan posisi geografis yang sangat strategis. Medan seperti ini membuat manusia elang-banteng bawahan Dark Elf sama sekali tidak bisa mendapatkan keuntungan udara seperti manusia banteng-elang di atas Lembah Api. Meskipun jumlah pasukan Dark Elf sangat besar, pertempuran yang terjadi hanyalah perang gesek skala kecil dari awal hingga akhir, sama sekali tidak ada serangan gelombang besar-besaran. Bahkan ketika Yitiao terbang dan mendarat di atas lembah, tidak hanya tidak dihadang pasukan Dark Elf, malah mendapat pukulan mendadak dari kaum kijang hutan dan Raksasa Typhoon.
Melihat situasi sementara di lembah raksasa ini tidak ada masalah, Ruoerna meninggalkan Cui di sana. Ia segera membuat formasi sihir dengan cepat, lalu kembali membawa Yitiao dan Naga.
“Memang pantas disebut Dark Elf yang licik.” Liu Zhenhan menggelengkan kepala pelan setelah mendengar ucapan Nana, terus memuji tanpa henti.
“Dibandingkan kedua pihak ini, memang pasukan Blood Elf yang menyerang Lembah Api terlihat agak bodoh.” Nana juga menghela napas panjang.
“Lembah Api terletak di timur Benua Nuyan, bersama Lembah Raksasa di utara, keduanya menjadi target serangan Blood Elf. Sekarang semua pasukan Moore telah kita kunci mati, jadi wilayah timur dan utara sudah aman; Lembah Raksasa Typhoon di selatan dan barat menjadi tanggung jawab Dark Elf. Jika kondisi lembah selatan seperti ini, perkiraku lembah raksasa di barat juga sudah diblokade Dark Elf.” Daisy tersenyum: “Tampaknya masalah kita tidak hanya yang di depan mata, Richard... Aku mulai khawatir dengan rencana besarmu itu. Omong-omong, Blood Elf sebenarnya tidak bodoh, mereka tidak bisa dibandingkan dengan Dark Elf. Komposisi pasukan mereka berbeda, memiliki prajurit kuat seperti Kurcaci, komandan mana pun pasti akan memiliki keberanian untuk melancarkan serangan frontal.”
“Blood Elf sebenarnya tidak bodoh! Mereka tahu menggali sumber air langit, menyiram kami Raksasa Typhoon sampai tidak berani mengangkat kepala, mana bisa dibilang bodoh? Hanya nasib mereka yang tidak baik. Kami para raksasa sangat menghormati lawan seperti itu.” Kepala Suku Typhoon Yankele yang telah lama mendengarkan, menyampaikan pandangan berbeda: “Satu-satunya yang tidak saya mengerti adalah, Tuan Richard yang terhormat, sebagai Imam Bemon yang pemberani, apakah Anda juga menganggap tindakan pengepungan tanpa serangan dari Dark Elf ini sebagai simbol kecerdasan?”
“Payudara besar otak kosong!” Liu Zhenhan memandang raksasa itu sambil mengerlingkan mata, tak sadar ucapannya melukai banyak wanita cantik: “Dark Elf Zhuoer telah mengepung lembah raksasa. Penghianat Zhuoer ini bukan tidak menyerang, hanya menunda serangan. Strategi mereka jelas-jelas ingin melakukan blokade, licin sekali. Brengsek!”
Perkataan Lao Liu bagai petir menyadarkan orang yang tertidur. Alis Kepala Suku Typhoon berkerut, kemudian wajahnya terlihat tersadar.
Prajurit Kijang Duncan juga mendekat. Dengan tingkat kecerdasannya, ia masih bingung maksud tersirat Tuan Tanah. Dua matanya yang besar seperti banteng menatap Richard tak berkedip.
Sambil dalam hati mengutuk kepala keras Orang-orang Banteng yang seperti kayu oak terkena "Lagu Kelambanan", Liu Zhenhan menjelaskan secara detail konsekuensi situasi kepada Duncan.
Kali ini, situasi pengepungan dua pasukan Elf Jatuh terhadap lembah raksasa telah mengalami perubahan besar. Siapa sangka dua faksi Elf Jatuh ini mencapai perjanjian gencatan senjata, bersatu demi keyakinan sederhana untuk kembali ke dunia permukaan?
Sedikit saja memiliki pengetahuan umum pasti tahu, dalam jalur geologi selalu ada kemungkinan besar terdapat lapisan batuan tebal atau jalur bijih logam. Jadi sebelum membuka jalan menuju permukaan, dua pasukan Elf Jatuh ini pasti menyiapkan beberapa alternatif jalur untuk dipilih. Entah apakah Raksasa Typhoon sial, empat dataran tinggi terdekat dengan langit di Benua Nuyan semuanya telah mereka diami turun-temurun. Dua pasukan Elf Jatuh hanya punya satu pilihan: mengerahkan segala upaya untuk mengalahkan Raksasa Typhoon ini.
Pertempuran sebelumnya saat dua pasukan Elf Jatuh mengepung lembah Typhoon, karena masalah logistik, pasokan perang, dan pasukan yang tidak terpenuhi dengan baik, markas besar juga tidak terlalu tertarik menyerang lawan tangguh seperti ini. Jadi biasanya pertempuran tidak akan berlangsung lama, paling-paling satu dua hari sudah selesai.
Karena tahun demi tahun selalu seperti ini, menjelang pertempuran tahunan Elf Jatuh mengepung lembah raksasa, kaum kijang hutan dari Suku Berbual telah membentuk kebiasaan: selalu menimbun air bersih sesuai standar kebutuhan selama seminggu.
Saat sampai di bagian ini, mata Duncan si kaum kijang hutan berbinar. Lao Liu mengira dia sudah paham, tapi Duncan malah bertanya: "Apakah mereka juga akan menggali sungai bawah tanah di langit untuk menciptakan hujan deras, lalu menggenangi lembah?"
Liu Zhenhan benar-benar dikalahkan olehnya, orang ini mengira setiap lembah pasti memiliki sungai bawah tanah di atasnya yang bisa digunakan untuk hujan buatan. Memarahi orang jujur seperti ini juga tidak ada gunanya, Lao Liu terpaksa melanjutkan penjelasannya dengan sabar.
Kali ini kedua kelompok Dark Elf tiba-tiba serius, baik Raksasa Typhoon maupun kaum kijang hutan tidak menyangka ada maksud tersembunyi. Mereka mengira ini seperti biasa, tak disangka lawan kali ini benar-benar bermaksud bertarung sampai mati.
Pasukan Dark Elf yang mengepung lembah lava selatan berjumlah 15.000 orang, didukung oleh pasokan logistik yang besar. Mereka mampu bertahan lama. Tapi Raksasa Typhoon dan kaum kijang hutan yang mempertahankan gua di lembah itu sama sekali tidak mampu menghadapi perang berkepanjangan. Meski raksasa dan orang-orang banteng memiliki benih pangan dan tidak akan kelaparan, lembah yang terbentuk dari batuan vulkanik ini sama sekali tidak memiliki sumber air di dalam gua-gua-nya, paling-paling hanya ada sedikit kelembaban di batu. Jika Dark Elf mengepung lembah ini tanpa menyerang, dalam dua minggu 2000 kaum kijang hutan akan memutar mata - bukankah orang banteng memang ras Bimon yang sangat suka minum air?
Ada pepatah dalam Suku Berbual untuk menasehati generasi muda: "Berbual tidak minum air, kepala dipaksa ditundukkan", yang secara tidak langsung menunjukkan ketergantungan orang banteng pada air - betapa pedulinya sesepuh orang banteng terhadap kesehatan generasi muda! Si brengsek kecil tidak mau minum? Aku akan menekan kepalamu sampai kamu minum!
Selain Lembah Api, tiga lembah lain yang dihuni Raksasa Typhoon tidak mendapat bantuan prajurit Orang-orang Banteng abadi yang dipimpin Penjelajah Jiwa Suku Berbual. Semua pasukan terdiri dari manusia fana yang butuh makan-minum, ditambah banyaknya orang tua, wanita, dan anak-anak yang menjadi beban. Cukup dengan mengepung mereka selama setengah bulan, para Orang Banteng ini pasti akan binasa. Meski Raksasa Typhoon tidak terlalu butuh air, hanya mengandalkan belasan Raksasa Typhoon untuk menahan serangan gila-gilaan pasukan Zhuoer jelas mustahil.
Jika Prajurit Kijang keluar dari gua karang pertahanan mereka untuk bertempur, itu justru akan menguntungkan Dark Elf. Meski tentara Dark Elf akan menderita kerugian besar, kemenangan tetap tak terhindarkan. Tanpa keuntungan medan, kaum Kijang hutan dengan efek daya tahan alami pun takkan sanggup menghadapi pengurasan sumber daya ini, apalagi seluruh keluarga mereka masih berada di dalam gua karang sehingga mustahil melakukan penerobosan.
Secara logis, saat situasi terdesak seperti ini terjadi, kaum Kijang hutan pasti sudah sangat kekurangan cairan tubuh. Dari segala aspek, taktik Dark Elf ini memang strategi terbaik.
Mendengar penjelasan tuan tanah, seluruh tubuh Prajurit Kijang berkucuran keringat dingin.
Tapi dia segera merasa lega, pria kuat ini meskipun lugu, tapi memahami betul kehebatan "formasi teleportasi". Baik di Lembah Raksasa selatan maupun barat, sekalipun dikepung Dark Elf, masih bisa bertahan selama seminggu. Mengingat kemurahan hati, kesetiakawanan, dan kemampuan Tuan Tanah Richard, hal ini tak perlu dikhawatirkan.
"Jumlah kristal pos sudah tidak cukup untuk membuat formasi teleportasi lagi. Jika ingin menghubungkan Lembah Raksasa barat, kau harus terus melakukan pemerasan pada putri duyung Kou Tao itu." Ruoerna menepuk bahu Liu Zhenhan dengan gaya sok tua.
"Di cincinku ada bahan baku sihir hasil pemerasan dari negara manusia. Meski tidak sebaik kristal pos, masih bisa dipakai darurat. Sekarang ini rumit! Jika berhasil bernegosiasi dengan Elf Jatuh, kita harus membuat dua formasi teleportasi untuk mengirim mereka ke Dataran Carimodo... Formasi di Feilengcui juga perlu ganti kristal pos... Barang ini memang sangat berharga. Serahkan saja pada Fegao untuk mengatur - merampas, mencuri, atau merampok, asal bisa dapat dari putri duyung Kou Tao." Liu Zhenhan mengecup bibirnya, mengangguk dalam-dalam.
"Mengapa disebut pemerasan? Sebagai bangsawan laut terhormat, aku berhak meminta upeti dari yang takluk." Fegao mengangkat alisnya, bersikap sok bangsawan.
“Sepertinya ada hasil dari pihak lawan.” Daisy menyodok Liu Zhenhan yang sedang bersiap berbicara, lalu mengerutkan bibirnya.
Seorang elf Moor dari bawah panji raksasa berwarna darah, yang dikelilingi seperti bulan dikerumuni bintang, berjalan dengan penuh wibawa menghadap Fatty Luo. Setelah berbicara sesuatu dengan sang Mammoth pahlawan kuat, Fatty Luo mengangguk dan membawa elf Moor yang jelas berbeda kesan aristokratnya ini melintasi jembatan batu menuju tepi utara. Banyak prajurit Moor ingin mengikuti, namun dihentikan oleh sorotan mata sang elf Moor.
“Orang ini cukup berani.” Liu Zhenhan tertawa: “Sepertinya urusan ini akan menemui titik terang.”
“Dia yakin betul kau takkan membunuhnya.” Daisy tersenyum tipis.
Meskipun tampak tenang, elf Moor pengunjung ini tak bisa menahan gemetar saat melewati Milisia Feilengcui - Jenderal Pan sedang menggaruk janggut tebalnya dengan cakar Shaman yang sudah patah separuh. Sang Moor merasa sorotan mata prajurit Bimon ini bahkan lebih sangar daripada pendampingnya.
Saat sedang merenung, tiba-tiba penglihatannya berkunang-kunang, sebuah sosok besar sudah menghadang di depannya.
“Aku adalah Pangeran Moor Benitez. Sebutkan namamu, Bimon.” Sang pangeran Moor ini jelas tak ingin bertele-tele dengan Liu Zhenhan, langsung berbicara terus terang.
“Saya adalah Pendeta Jubah Bintang Richard dari Kerajaan Bimeng, saya berasal dari permukaan bumi.” Liu Zhenhan juga berbicara blak-blakan: “Jika Anda membutuhkan bukti atas ucapan saya, saya bisa mengajak Anda berkeliling ke permukaan bumi.”
“Saya datang khusus untuk hal ini.” Wajah tampan dingin Pangeran Moor Benitez akhirnya menunjukkan sedikit getaran: “Mengenai niat baikmu menghentikan perang dan mencari perdamaian, saya sudah merasakannya dengan jelas. Sekarang saya perlu membuktikan sendiri fakta yang kau katakan.”
“Dengan senang hati melayani Anda.” Liu Zhenhan tersenyum tipis.
Ekspresi Pangeran Moor saat menyaksikan langit permukaan bumi nyatanya tak jauh berbeda dengan para Elf Moor sebelumnya. Saat kembali ke bawah tanah, ia terus menoleh-noleh memandangi pondok raksasa tempat formasi magis tersembunyi, tangannya menggenggam erat seikat rumput hijau.
“Membantu kalian keluar dari bawah tanah, saya punya syarat.” Liu Zhenhan langsung mengajukan permintaan sebelum Pangeran Benitez sempat bicara: “Karena saya menyediakan formasi magis untuk kalian, tak ada alasan lagi bagi kalian untuk memusuhi sesama bangsa Bimon kami, Suku Berbual Banteng. Saya menuntut penghentian operasi militer di empat lembah raksasa.”
“Bagaimana jika saya menolak?” Pangeran Moor Benitez tersenyum samar: “Sekarang saya sangat penasaran, mengapa Anda begitu bersemangat membantu kami? Maafkan kecurigaan saya, entah mengapa saya selalu merasa motif Anda tidak begitu murni.”
Sorot mata Pangeran Benitez menatap tajam seperti kilat ke arah Liu Zhenhan.
“Lihat ke sana.” Liu Zhenhan menunjuk ke arah Jembatan Langit Obsidian di Sungai Gibraltar.
Pangeran Moore mengikuti arah jarinya. Burung raksasa berkudis tanpa bulu yang mengerikan itu melesat cepat melintasi permukaan sungai. Seorang pria perkasa Bimon melemparkan keranjang bambu besar dari punggung burung. Dentuman dahsyat menggema, semburan cahaya merah menyala-nyala membawa amukan api yang menggelegak ke langit. Seluruh permukaan jembatan obsidian dilalap api, bahkan percikan yang jatuh ke air terus berkobar. Jembatan batu bergetar hebat, puing-puing beton berjatuhan seperti hujan.
Pasukan Moore langsung kacau balau. Banyak Manusia Banteng-Elang pingsan di udara akibat sorot api dan gelombang suara, terjatuh "byur" ke tanah. Kelelawar raksasa berwajak babi di langit panik oleh cahaya terang, terbang tak tentu arah sambil mengeluarkan jeritan menyeramkan. Penunggang Elf terlempar dari pelana, kepala mereka pecah berdarah.
Wajah Orang-orang Banteng dan Raksasa juga pucat pasi. Biarawati kecil Jeanne d'Arc wajahnya putih bagai mayat, hampir terjatuh. Separuh tubuhnya lunglai bersandar di bahu Gatanie.
“Sihir mungkin bisa memiliki kekuatan seperti ini, tapi pasti tidak akan menghasilkan ledakan sekeras ini!” Suara gemuruh yang disertai serpihan yang menyembur di udara, ditambah nyala api yang mengerikan, benar-benar menciptakan atmosfer tak terkalahkan.
“Awalnya aku ingin melemparkannya ke pasukanmu.” Liu Zhenhan menyeringai dingin sambil menepuk bahu Pangeran Moore. Pangeran Benitez menatap kosong ke arah jembatan yang terbakar.
“Apakah ini sihir Lautan Api yang dikeluarkan prajurit? Oh tidak~ Mataku pasti bermasalah~ Bagaimana mungkin api terus menyala di atas air? Bagaimana mungkin... Senjata bisa menggantikan sihir?” Pangeran Benitez terengah-engah, mengulangi rentetan pertanyaan monoton dengan susah payah.
“Senjata seperti ini bahkan di permukaan bumi hanya aku yang memilikinya.” Liu Zhenhan mendekatkan wajahnya ke mata sang pangeran, berkata sungguh-sungguh: “Meski menolak cabang zaitun yang kuulurkan adalah hakmu, tapi pertimbangkan konsekuensinya. Kalau tak ada ketulusan, mengapa aku membuang waktu bicara omong kosong ini? Seharusnya kubuang nanas besar ini ke kepalamu! Jangan paksa aku, aku sudah siap dengan skenario terburuk – paling-paling aku bawa semua orang kembali ke permukaan bumi!”
"Secara logika, Anda sepenuhnya bisa menarik pasukan Anda kembali. Mengapa tidak melakukannya? Apa keuntungan tinggal di bawah tanah yang suram ini bagi Anda?" Pangeran Benitez meski terkesima oleh senjata mengerikan yang ditunjukkan lawan, namun logika dalam pikirannya masih jelas.
"Karena manusia gua di sini pernah membantu kaum Kijang Hutan Berbual kami, karena Raksasa Typhoon di sini pernah membantu orang-orang banteng kami, maka kami wajib membalas budi." Liu Zhenhan mengerutkan alisnya, berkata dengan penuh integritas: "Jika aku membantu kalian keluar dari bawah tanah, tak akan ada lagi yang merampas makanan mereka, tak akan ada pasukan yang mengepung mereka tiap tahun. Bukankah itu solusi terbaik bagi kedua pihak?"
"Alasan ini cukup kuat. Aku tahu beberapa ras berwatak baik yang tertib selalu suka membawa-bawa alasan konyol semacam ini." Pangeran Moore tersenyum kecut, entang mengejek atau memuji Liu Zhenhan: "Jika kami dikeluarkan ke permukaan, kami para Elf Jatuh yang jahat ini tetap akan merampok orang lain, mungkin bahkan merampok Bimon kalian. Bukankah itu justru merepotkan ras-ras permukaan?"
"Soal merepotkan... Kalian punya kemampuan silahkan saja." Liu Zhenhan terlihat jujur namun menyimpan kelicikan: "Di dunia permukaan Benua Aigean saat ini, manusia yang berkuasa. Jika ingin mendapatkan tempat berdampingan dengan Sampa dan Dibo Luo, kalian harus punya kemampuan sendiri. Jangan sampai malah dipermalukan oleh manusia."
“Dengar kabar kalian Bimon dikalahkan suku Monyet. Dalam data kami bangsa Moore, selain kemampuan reproduksi yang baik dan satu prajurit amok gorila, sepertinya tidak ada yang istimewa dari suku Monyet?” Pangeran Benitez mengerutkan alis: “Mau bertanya pada Pendeta Richard, apakah prajurit di bawahmu termasuk tentara reguler Kerajaan Bimeng? Jika struktur pasukan Kerajaan Bimeng seperti ini, mengapa bisa kalah dari suku Monyet... Atau lebih tepatnya, mengapa kalah dari manusia?”
“Karena manusia bersekutu dengan ras-ras permukaan lain—kurcaci, elf, dan raksasa—menyerang kami Bimon dan menggulingkan kami.” Liu Zhenhan menjawab: “Selain itu, prajurit Bimon di bawahku hanyalah milisi lokal, bukan tentara reguler.”
“Milisi seperti ini, bahkan raja kalian pasti mengincarnya.” Pangeran Benitez menyeringai dingin, yakin dengan analisanya.
“Kau benar. Ini terlihat dari jumlah penyihir yang kumiliki.” Liu Zhenhan tersenyum bangga: “Penyihir sangat langka di permukaan, hanya negara manusia yang punya banyak. Kerajaan manusia terkuat paling punya belasan penyihir. Sebagai tuan tanah, aku sudah punya tiga penyihir plus satu magang sihir.”
Daisy di samping Lao Liu menarik sudut bibirnya dan tersenyum diam-diam.
Daisy tahu Lao Liu sedang memberikan jaminan palsu dan meracuni pikiran Blood Elf lagi. Para penyihir istana yang dipekerjakan oleh otoritas manusia, tidak ada satu pun yang tidak kuat atau berasal dari guru terkenal dengan masa depan cerah.
Apakah kerajaan manusia hanya memiliki penyihir istana? Pemahaman ini sepenuhnya salah. Beberapa kerabat kerajaan, bangsawan, dan pedagang kaya juga memiliki penasihat sihir yang mereka pelihara. Contohnya, pasukan bayaran Angin Puting Beliung dulunya punya penyihir elemen air sendiri.
Daisy merasa ketika laporan ini sampai di mulut Richard dan diceritakan ke para elf, seluruh maknanya sudah berubah.
"Sebuah negara manusia yang kuat hanya punya belasan penyihir?" Setelah mendengar perkataan Imam Bemon, Pangeran Moore tertawa terbahak-bahak dengan sikap sok seperti bego: "Kami Blood Elf hanya berpopulasi 100.000, tapi memiliki 800 penyihir!"
Liu Zhenhan benar-benar terkejut, ekspresi kaget di wajahnya sama sekali bukan pura-pura. Dia benar-benar tercengang oleh angka sebesar itu.
Jumlah penyihir sebanyak itu benar-benar menakutkan!
Mendengar kesombongan Pangeran Moore, Master Ottega di sampingnya mencibirkan bibir dengan ekspresi meremehkan.
Daisy mendekat ke telinga Liu Zhenhan dan berbisik pelan beberapa kalimat, baru kemudian Liu Zhenhan tampak lega.
Dalam kekacauan pertempuran di lembah, Liu Zhenhan tidak sempat bertarung dengan penyihir Blood Elf, jadi dia tidak tahu bahwa magis darah sebenarnya hanya cocok untuk pertempuran perorangan, tidak sesuai untuk peperangan skala besar.
Tidak heran Master Ottega sangat meremehkan mereka. Beberapa penyihir Blood Elf yang dihadapinya hanya menggunakan jurus "Panah Darah" dan "Bola Darah" berulang-ulang, atau serangan dengan frekuensi sedikit lebih cepat. Untuk magis darah tingkat tinggi hanya ada "Tembakan Bola Darah Beruntun", sedangkan "thrombosis" yang berulang kali diingatkan Master Puskash tidak pernah terlihat. Dalam duel magis di lembah, tiga penyihir Bimon ditambah dua monster berhasil mengalahkan dua puluh penyihir Elf. Dua Naga Peri yang bertugas membersihkan sisa pertempuran dengan mudah mengatasi mereka. Jika magis para penyihir Blood Elf ini benar-benar sehebat "Berbual B" seperti klaim mereka, tentu tidak akan selamat dari "Jari Pembalik Elemen" Naga Peri - efek magis balik selalu sebanding dengan kekuatan serangan awal.
Penyihir Suci Santo Ajaib mengira mantan lawannya, Penyihir Moore, hanyalah anggota biasa dari para penyihir Blood Elf. Mana sangka penyihir tersebut ternyata adalah kebanggaan ras Blood Elf. Kekeliruan dalam mengidentifikasi status ini telah meninggalkan kesan pertama yang kuat bagi Liu Zhenhan, sampai-sampai Lao Liu langsung terkejut setengah mati begitu mendengar jumlah penyihir di pihak lawan. Namun hal ini tak bisa disembunyikan dari Naga Peri dan para penyihir profesional. Setelah berhadapan dengan para Penyihir Moore ini, baik Daisy, Ruoerna, maupun Master Ottega—semuanya telah melihat petunjuk tertentu berdasarkan pengetahuan luas mereka tentang sihir.
Sihir selalu menjadi sesuatu yang misterius. Kecuali untuk Monster Tingkat Super, semua ras beradab memiliki aturan tak tertulis tentang daya tarik elemen. Apapun rasnya, profesi yang terkait kekuatan elemen seperti penyihir atau pendeta selalu mengikuti prinsip kekekalan - jumlahnya akan tetap langka selamanya.
Penyihir darah yang mampu mencapai jumlah ekstrem seperti ini sebenarnya adalah hasil dari Blood Elf yang meninggalkan keterampilan memanah tradisional, menggantikan fungsi panah dengan latihan sihir untuk membentuk daya tembak jarak jauh. Kesimpulan ini dapat terlihat dari monotonnya metode serangan sihir darah - jika seorang penyihir elemen air manusia di medan perang hanya menggunakan Panah Air untuk menyerang musuh, bukan saja akan dicaci habis oleh sekutu, tapi juga mati karena malu sendiri. Apalagi jika dibandingkan dengan sihir serangan dominan seperti elemen api atau listrik; bagaimanapun, sihir serangan tipe individual selalu menjadi pekerjaan magang sihir seperti Messie.
Para penyihir darah ini paling-paling hanya memiliki kecepatan regenerasi mana yang sedikit lebih cepat dari Messie, frekuensi serangan yang lebih tinggi, ditambah perisai magis dan mantra pendukung serangan seperti "Blood Drain". Dari segi mana pun tidak bisa dianggap sebagai penyihir handal, lebih mirip pemanah magis tanpa busur.
Meskipun penguasaan sihir tingkat tinggi sangat kuat, tapi sihir darah Blood Elf yang mudah dipelajari ini hampir mustahil mencapai puncak. Penyihir seperti ini pasti lebih kuat dari pemanah biasa, tapi seberapa besar keunggulannya masih dipertanyakan. Master Ottega saat ini belum mencapai level tinggi. Jika sudah mencapai tingkat itu, dalam duel sihir dia sendiri bisa menekan 20 penyihir Blood Elf sekaligus dengan daya tembaknya. Apalagi level Master Puska, sudah tidak perlu diragukan lagi.
Liu Zhenhan mengingat kembali pertemuannya dengan sekelompok Elf Jatuh lainnya di Lembah Heijing. Dark Elf tersebut menggunakan jenis sihir yang tidak umum - sihir kegelapan. Meski banyak penyihir saat bertarung melawan Lao Liu, selain menghasilkan kabut hitam pekat, mereka hanya bisa memanggil makhluk mayat hidup tanpa variasi lain. Jauh berbeda dengan kerennya penyihir manusia yang bisa berganti-ganti mantra sihir dan senjata.
Adapun Naga Hitam Neraka itu, hanya Tuhan yang tahu bagaimana mereka berhasil memanggilnya.
Jika ditambah dengan api iblis dan sihir melayang yang disebutkan Cui, sihir gelap Dark Elf ini agak mirip dengan imam yang membawa peliharaan magis, atau menyerupai Jiwa Pengembara. Namun kombinasi ini menjadi tidak karuan, tidak menyerupai apapun.
Di dalam hati, Liu Zhenhan mulai menyadari pola: meski sihir tidak umum Elf Jatuh mudah dipelajari dan jumlah penyihirnya terkesan mengerikan, ada cacat fatal yang tak terperbaiki - seperti menikahi wanita bermoral rendah, mudah diajak ke ranjang tapi sulit diajak berkomitmen, mustahil untuk pengembangan lebih lanjut.
Sementara dia merenung, Pangeran Moore Benitez di sampingnya merasa sangat puas. Melihat imam Bemon ini tertegun mendengar jumlah penyihir yang disebutkannya, sampai lama tak bisa berkata-kata, hati bangsawan Moore ini dipenuhi kepuasan.
“Kekuatan magis yang begitu besar, tidak pergi ke permukaan bumi benar-benar kerugian besar.” Liu Zhenhan tersadar, mengacung-acungkan jempol dengan antusias: “Elf memang pantas disebut ras yang paling bisa merasakan kekuatan elemen!”
“Jangan bicara begitu, saya juga pernah melihat pertunjukan Master Sihir bawahanmu, kemampuan penyihir manusia memang tidak bisa diremehkan.” Pangeran Benitez tidak terhanyut oleh celetukan konyol dari Hao ini, matanya tertuju pada Master Ottega untuk waktu yang lama.
Master Ottega hampir mati ketawa. Dia hanyalah penyihir tingkat menengah, meskipun pernah berguru pada Archmagister istana Kekaisaran St. Francis, Stefano, dasar-dasarnya memang solid tapi tetap saja hanya penyihir level menengah. Master Ottega menduga level Blood Elf penyihir ini tidak terlalu tinggi, kalau tidak mereka tidak akan tertarik pada penyihir api tingkat menengah sepertinya.
Liu Zhenhan juga terhibur oleh Pangeran Moore ini.
“Jika sampai di permukaan bumi, bisakah kami Moore membuat perjanjian saling mendukung dengan Kerajaan Bimeng kalian?” Pangeran Benitez bertanya lagi.
“Tentu saja.” Begitu kata Liu Zhenhan keluar, dua Imam Tongkat di samping langsung memutar mata mereka, mereka tahu si Richard ini kembali mengoceh tanpa dasar.
“Ketulusanmu membuatku tersentuh. Kalau begitu, tolong suruh pengawalmu mundur dulu karena yang akan saya bicarakan dengan Tuan selanjutnya adalah rahasia tertinggi.” Pangeran Benitez melihat sekeliling para Bemon, lalu berbicara kepada Imam Bemon.
Liu Zhenhan berpikir sejenak, lalu membawa Pangeran Moor ke samping.
Pangeran Moor melihat pria ini mengeluarkan tusuk trisula perak mengilap dari dalam jubahnya, sorot matanya jahat, membuatnya langsung berkeringat deras.
“Jangan tegang, kau kan Blood Elf. Ini hanya antisipasi.” Liu Zhenhan menggoyang-goyangkan tusuk seruling di tangannya, berkata dengan santai: “Sekarang katakan saja rahasiamu.”
“Kalau begitu saya bicara…” Pangeran Moor menelan ludah, melirik tusuk seruling itu: “Kami ras Elf Moor selalu menganggap kembali ke permukaan bumi sebagai impian terbesar. Tapi di pihak Dark Elf masih ada perbedaan pendapat besar. Dalam hal kembali ke permukaan, ada perpecahan internal. Sebagian besar Dark Elf setuju, tapi banyak juga yang menentang. Alasan utamanya adalah Dark Elf sangat sensitif terhadap sinar matahari, sementara ritual pencucian sinar matahari bagi mereka sangat merepotkan.”
“Maksudmu, cukup buatkan formasi teleportasi untuk kalian ras Moor saja?” Liu Zhenhan menyipitkan matanya, bertanya dengan nada mencoba-coba.
“Aku juga ingin, tapi tidak mungkin.” Pangeran Moore tertawa getir: “Migrasi besar-besaran mustahil disembunyikan dari Dark Elf yang punya indra tajam ini. Bagaimanapun, banyak dari mereka yang ingin meninggalkan bawah tanah yang gelap. Jika tidak membawa mereka, pasti mereka akan marah. Tapi mereka yang tidak mau pergi juga tidak ingin melihat seluruh rekan mereka pergi. Sekarang di Benua Porsa lapisan ketiga dunia bawah tanah, ada Penjaga kami Moore yaitu Tiran Mata Jahat dan Penjaga Dark Elf yaitu Black Dragon Neraka. Jika para penjaga ini tahu kami akan meninggalkan bawah tanah, pasti tidak setuju. Selain itu, jika kembali ke permukaan, hanya Moore sendiri tidak aman. Jadi jika pergi harus bersama! Tidak boleh ada kesalahan di setiap tahap!”
“Elf Jatuh juga tahu persatuan adalah kekuatan?” Lao Liu tertawa getir.
“Semut pun tahu persatuan adalah kekuatan, apalagi kami? Tapi setelah benar-benar sampai di permukaan, lama-lama pasti bubar.” Pangeran Moore berkata muram: “Awalnya mengira penggalian terowongan ke permukaan butuh waktu bertahun-tahun, sehingga konflik internal bisa dirundingkan. Tapi tiba-tiba muncul Richard seperti hadiah dari langit! Sekarang bagaimana menyelesaikan perbedaan pendapat internal Zhuoer? Tidak ada cukup waktu untuk mediasi.”
“Kalau begitu mari kita bersama-sama membujuk Dark Elf yang berselisih ini. Jika perlu, gunakan sedikit cara.” Ekspresi Liu Zhenhan garang, kata-katanya penuh aroma kekejaman berdarah.
“Meskipun Dark Elf memiliki banyak konflik internal, mereka sangat solid secara eksternal. Tindakan seperti ini berisiko menjadi bumerang.” Pangeran Moore Benitez tersenyum getir: “Keyakinan internal Zhuoer sangat kacau. Sebagian menyembah Ratu Laba-laba Lolth, sebagian lagi menyembah Dewa Kalajengking Shar. Ada juga agama-agama kecil aneh. Perbedaan keyakinan menyebabkan perpecahan internal yang parah. Yang ingin kembali ke permukaan tanah hampir gila rindunya. Sedangkan yang menolak kembali juga sangat keras kepala. Sampai sekarang belum ditemukan titik keseimbangan.”
“Katanya Zhuoer sangat patuh pada pemimpin perempuan mereka, kenapa bisa begini?” Liu Zhenhan hampir meledak amarahnya. Proses yang rumit tidak seharusnya serumit ini! Baru berhasil menaklukkan Moore, tiba-tiba muncul Zhuoer!
“Pemimpin perempuan? Hah...” Pangeran Moore mencibir: “Sejak diasingkan ke bawah tanah lebih dari 10.000 tahun lalu, ratu mereka sudah kabur. Sekarang Zhuoer hanya punya Ibu Pemimpin setara. Setiap tahun memilih satu Ibu Pemimpin Utama untuk urusan administrasi. Kecuali ada yang membawa Mahkota Kaki Laba-laba tujuh lapis emas pemberian Dewi Lolth untuk Ratu Elf Gelap. Tanpa itu, para Ibu Pemimpin tidak akan saling mengakui.”
Liu Zhenhan tertegun mendengar tentang mahkota tujuh lapis emas. Matanya menatap cincin ruang tujuh lapis emas di jarinya hingga lama, seluruh tubuhnya serasa membeku.
"Mahkota tujuh lapis emas ini berada di tangannya selama setengah tahun penuh, baru dilebur menjadi cincin ruang sebelum datang ke bawah tanah. Kalau sekarang membawa mahkota tujuh lapis emas ini, masalah Zhuoer pasti langsung selesai. Tapi sayangnya mahkota itu sudah dilebur."
Lihatlah nasib sial ini.
Guo Guo di kejauhan mengedipkan mata dan mengernyitkan dahi ke arah Lao Liu, cakar kecilnya memamerkan cincin tujuh lapis emas yang berkilauan.
"Kita harus membujuk para Zhuoer ini! Jika ada satu saja dari mereka yang bicara sembarangan, baik kepada Black Dragon Neraka maupun Tiran Mata Jahat, urusan ini akan jadi rumit!" Mata Pangeran Moore menatap tajam Liu Zhenhan.
"Kalau begitu bunuh saja Black Dragon Neraka dan Tiran Mata Jahat." Liu Zhenhan berkata dengan geram.
"Ini... Mereka bisa terbang kemana-mana, tidak mudah dibunuh." Pangeran Moore memandang Liu Zhenhan seperti melihat orang bodoh, tapi segera menyadari ucapan itu hanya candaan belaka. Setelah berpikir sejenak ia melanjutkan: "Sebenarnya ada cara lain untuk meyakinkan Zhuoer yang keras kepala ini."
"Cara apa?" Liu Zhenhan mengerutkan alisnya.
“Adalah 'Ritual Pencucian Sinar Matahari'. Ritual ini dapat mengubah elf gelap menjadi Elf Malam yang mampu berjalan di bawah sinar matahari, tidak lagi takut akan cahaya.” Tatapan Pangeran Moore tiba-tiba menjadi samar: “Ritual ini juga merupakan ritual kemerosotan tertinggi Dark Elf. Diperlukan seorang pria yang sangat perkasa atau semua Ibu Pemimpin elf gelap, atau seorang wanita dan semua ahli ilmu bela diri elf gelap untuk melakukan hubungan fisik, menggunakan pesta mesum demi memanggil dewa. Selama persetubuhan, pria atau wanita sebagai perantara ini tidak boleh mati, jika tidak mustahil memanggil Dewa Kalajengking Chaonung atau Ratu Laba-laba Lolth. Tapi begitu berhasil memanggil kedua dewa yang dipuja Dark Elf ini, di bawah sinar suci, 'Ritual Pencucian Sinar Matahari' dapat diselesaikan.”
“Sepengetahuanku, Dark Elf memiliki 'teknik hisap gelap', dan dengan ini...” Sorot mata Liu Zhenhan tiba-tiba menjadi redup.
“Pasti mati.” Pangeran Moore mengangguk: “Kecuali pria perkasa yang bisa bertahan setelah bersetubuh dengan Ratu Elf Gelap, atau wanita legendaris yang mampu menaklukkan seribu pria dalam sehari, tidak ada yang sanggup menanggung skala sebesar ini.”
“Apa maksudmu mengatakan ini padaku?” Lao Liu tiba-tiba bertanya dengan waspada.
Pangeran Moore tidak berkata-kata. Hanya tersenyum.
“Katakan, apa maksudnya?” Liu Zhenhan menyipitkan matanya, jari-jarinya menggaruk perlahan janggut tebalnya.
“Di tubuhmu, masih tersisa aroma darah Dark Elf.” Pangeran Moore tersenyum misterius: “Setiap tetes darah menyimpan sisa jiwa. Aroma darah yang melekat padamu berteriak keras jiwa Dark Elf yang marah. Ketahuilah, kami Moore adalah ahli dalam menyerap kekuatan magis dari darah. Tak ada yang lebih memahami darah daripada kami. Semua jenis elf berasal dari satu garis keturunan. Hatiku bisa merasakan identitas asli jiwa elf ini.”
“Benar atau tidak?” Liu Zhenhan ragu.
“Tentu saja bohong, aku hanya menggodamu. Kau benar-benar percaya?” Pangeran Benitez memutar matanya: “Tapi aku tidak berbual, Blood Elf Moore memang memiliki kemampuan kuno dalam menganalisis darah. Kami bisa memperkirakan volume darah yang hilang dan kondisi fisik seseorang dari penampilannya, lalu menganalisis berapa banyak kekuatan magis yang bisa kami serap. Tahukah kau apa yang kulihat dari penampilanmu?”
“Apa?” Liu Zhenhan penasaran.
“Kau target penyerapan yang sangat premium.” Mata Pangeran Benitez melirik ke selangkangan Liu Zhenhan: “Sekaligus, aku juga melihat darahmu sering berkumpul di titik ini.”
“Sialan kau!” Liu Zhenhan mengumpat.
“Jangan heran, wajar bagi para pemuda berkumpul di sini.” Pangeran Moore tersenyum: “Yang langka, dari analisis aliran darah berdasarkan penampilanmu, kulihat kau memiliki 'Perangkat Pamor Persembahan' - Cun Jin. Satu inci satu pon, perangkat pamor langka yang menyebarkan kekuatan di seluruh dunia.”
“Dulu kau jadi germo ya?” Liu Zhenhan paham betul bahasa slang semacam ini. Sekuat apapun muka, agak tersipu juga mendengar ucapan pangeran Moore ini.
“Aku bicara jujur.” Pangeran Moore mengangkat bahu, “Jika ingin selamat sepenuhnya dari 'Ritual Pembasuhan Cahaya Matahari', selain perangkat pamormu 'Cun Jin', tak ada harapan bagi siapa pun...”
Tatapan Pangeran Benitez beralih ke Mammoth pahlawan kuat, melanjutkan: “...Ada yang besar ukurannya, tapi tak berguna.”
“……”
“Sobat, jangan begitu! Bertahan dari 'Ritual Pembasuhan Cahaya Matahari' menguntungkanmu juga. Ritual kemerosotan ini akan memberimu gelar 'Penjaga' yang terhormat jika selamat sebagai perantara nafsu. Gelar ini bukan main-main, melainkan mewakili keahlian sangat Berbual B - 'Kutukan Dewata Kemerosotan'. Siapa yang membunuhmu akan terkena kutukan balik hingga mati remuk hati. Ini cara kematian ala Elf yang elegan.” Pangeran Moore mempromosikan ritual kemerosotan ini seperti pedagang licik.
“Kutukan lagi?” Liu Zhenhan melompat setinggi tiga ren.
Melihat Pendeta Bimon ini semakin mendengarkan semakin matanya terbalik, kecenderungan kekerasannya semakin menjadi-jadi, Pangeran Moore segera membocorkan semua manfaat mengikuti 'Ritual Pencucian Matahari': "Kutukan ini bukan untukmu, tapi untuk melindungmu! Tenang, dengarkan dulu. Gelar 'Penjaga' selain membuat orang takut membunuhmu, juga memberimu kemampuan 'Serangan Bayangan' – ini adalah kekuatan super mengendalikan bayangan orang di malam hari, baik manusia maupun hewan yang bayangannya dikendalikan, tubuhnya juga akan ikut terkendali... Ini bukan mengendalikan jiwa, bukan mengendalikan pikiran, apalagi mengendalikan hati... Ini mengendalikan bayangan, tidak ada cara untuk lolos... Tentu saja, berat objek yang kamu kendalikan tidak boleh melebihi 500 pon, kalau segede anak buahmu para prajurit itu, jangan harap."
Bukankah ini "ilmu boneka"! Benar-benar "Serangan Bayangan" yang licik, cocok untuk pemerkosaan. Liu Zhenhan mendengarkan sambil berkedip-kedip.
"Kalau tidak setuju ya sudah. Ah... Benarlah pepatah tua... Vagina jalang pun takut pada kontol emas, tombak emas tak sanggup lawan tulang rusuk B ~~" Pangeran Moore melihat Pendeta Bimon ini tetap diam meski sudah dijelaskan panjang lebar, lalu menghela napas putus asa sambil mengutip sumpah serapah gaya Elf.
“Pangeran Moore sendiri merasa lucu saat memikirkannya dalam hati. Laki-laki mana yang berani bersetubuh dengan sekelompok Ibu Pemimpin Dark Elf yang menguasai 'teknik hisap gelap'? Apakah dirinya sudah gila ingin kembali ke permukaan? Bagaimana bisa menawarkan ritual kemerosotan seperti ini kepada orang lain?”
“Tidak ada cara lain lagi?” Liu Zhenhan bertanya dengan ragu.
“Ya.”
“……”
“Bagaimanapun juga, sekarang Anda adalah tamu kehormatan kami orang Moore.” Pangeran Moore mengedipkan matanya, berkata pada Liu Zhenhan: “Sekarang, aku harus kembali melapor ke Raja Elf kami. Lebih baik Anda ikut bersamaku, kita orang Moore dan Anda harus pergi bernegosiasi dengan para Zhuoer. Kalau mereka tidak pergi, kami orang Moore pasti akan pergi. Masalahnya adalah bagaimana pergi tanpa diketahui penjaga kami, Tiran Mata Jahat. Aku akan memberitahu para Dark Elf ini, paling-paling membiarkan mereka memilih anggota internal sendiri untuk menguji kelayakan ritual kemerosotan.”
“Aku belum bisa pergi sekarang. Lembah Raksasa di selatan dipenuhi pasukan Dark Elf yang bersiap menyerang saudara-saudara Bimon-ku. Jadi aku harus menyelesaikan urusan mereka dulu.” Kata Liu Zhenhan: “Berikan aku tiga hari untuk mengatur semuanya, kirim seseorang untuk menjemputku.”
“Akan kusiapkan secepatnya.” Pangeran Moore mengangguk kuat: “Kau sudah membunuh begitu banyak pasukan elit kami, jangan lepaskan Dark Elf. Seimbangkan porsinya, bunuh 10.000 pasukan mereka untukku.”
“Boleh nanya satu hal, apakah Tiran Mata Jahat dan Naga Hitam Neraka sebenarnya pelindung kalian bangsa Moore dan Zhuoer, atau kalian yang menjadi budak mereka?” Liu Zhenhan mengangkat alisnya: “Kenapa aku dengar kalian sangat takut pada mereka?”
“Siapa tahu, setelah bertahun-tahun berperang dengan Dark Elf, mungkin ini cuma permainan antara dua ahli kuat tingkat super ini.” Pangeran Moore tersenyum getir: “Mungkin para ahli kuat tingkat super ini juga cuma bidak catur para dewa.”
“Sial.” Liu Zhenhan bergumam.
Kalau benar-benar mengusir kedua kelompok Elf Jatuh ini, lalu bagaimana dengan Naga Hitam Neraka dan Tiran Mata Jahat? Tanpa objek pembayar upeti, pasti kedua ahli kuat tingkat super ini akan menyerbu kota-kota kita. Lalu harus bagaimana?
Harus cari akal. Mata kecil Lao Liu berputar-putar licik.
Bab 143 Hati Raksasa
Meski banyak masalah muncul dan harga yang harus dibayar tidak kecil dalam proses menaklukkan Moore Blood Elf, Liu Zhenhan tetap puas dengan hasil akhir ini.
Sebenarnya, ketika Lao Liu menengok kembali seluruh proses interaksinya dengan Moore, ia merasakan kesan yang familiar. Dulu saat berperang habis-habisan dengan Pangeran menantu Doluot, Tuan Totti, hingga sungai darah mengalir, setelah menangkap keturunan pengkhianat Warronbal itu, bukankah mereka hanya dengan mudah mengajukan syarat untuk membuka jalan ke Gunung Hyjal? Bukan saja membebaskannya, malah berbalik menjadi algojo yang membantu Pangeran menantu Doluot menghabisi musuh bebuyutannya.
Hari ini di bawah tanah, Liu Zhenhan sendiri memainkan taktik geopolitik lemparan umpan gila ini, dan tampaknya cukup sukses.
Moore juga bukan bodoh. Sebelum mundur dari Lembah Api, mereka mengumpulkan semua senjata dan zirah kurcaci serta Blood Elf yang gugur dalam pertempuran, membawa semuanya pergi. Mengingat kedua pihak sudah menjadi sekutu, meski Liu Zhenhan sangat enggan melepasnya, ia tak bisa menemukan alasan untuk menolak.
Beberapa tentara bayaran Medusa yang selamat dari maut itu, awalnya direkrut hanya dengan imbalan satu set zirah lengkap. Melihat zirah kurcaci yang indah ini, meski tidak bisa dipakai sendiri, mata mereka menyala-nyala. Masing-masing diam-diam menyimpan puluhan senjata dan zirah berkualitas tinggi. Meski praktik menyimpan rampasan perang secara diam-diam lumrah di medan perang, skala penimbunan besar-besaran ala semut menghadapi musim dingin seperti mereka tergolong langka. Perlengkapan pasukan Medusa ini sangat memprihatinkan dibanding Milisia Feilengcui yang memiliki pabrik senjata sendiri, dengan zirah dan senjata yang dirancang khusus sesuai ergonomi. Sang bos pun sangat dermawan - barang berharga seperti agate hitam dan peralatan magis mahal selalu diprioritaskan untuk milisi. Karena itu, Milisia Feilengcui jarang menyimpan peralatan yang tidak terpakai, menunjukkan semangat ksatria yang luhur.
Liu Zhenhan menghitung kerugiannya dan merasa kali ini rugi besar. Belum lagi soal korban dan kompensasi untuk pasukan bayaran Medusa, masuknya prajurit Werwolf baru yang begitu banyak terluka adalah malapetaka terburuk dalam sejarah. Andai bukan karena perlengkapan Sabit Raksasa berbobot berat yang cukup kokoh, bisa jadi para prajurit Werwolf ini harus berbaring seratus hari akibat cedera tulang dan otot.
Setelah mengembalikan para prajurit Medusa yang tersisa dan semua prajurit Werwolf yang terluka ke Feilengcui, Liu Zhenhan mengutus Yitiao dan Ruoerna ke Lembah Batu Guling di barat benua tempat Raksasa Typhoon lainnya tinggal, untuk menyelidiki apakah wilayah itu juga dikepung ketat oleh pasukan Dark Elf.
Liu Zhenhan segera memimpin semua prajurit Berbual dan milisi melalui formasi teleportasi menuju Lembah Lava di selatan benua. Mereka membawa banyak persediaan air bersih dengan prioritas utama memperkuat pertahanan, bukan seperti saran Pangeran Moore untuk langsung menyerbu dan membantai habis-habisan dengan kikuk.
Entah karena Liu Zhenhan memang dilahirkan dengan malapetaka atau dia sendiri adalah reinkarnasi dewa kesialan, baru saja muncul di sarang raksasa Lembah Lava, mereka langsung disambut oleh gumpalan-gumpalan asap hitam pekat. Asap ini begitu menyengat sampai membuat jantung dan paru-paru serasa mau keluar dari dada, membakar tenggorokan dengan pedas dan asin. Seluruh gua bergema dengan batuk-batuk keras dan kekacauan tak terkira.
Begitu menginjakkan kaki keluar dari formasi magis dan melihat asap hitam ini, refleks pertama Liu Zhenhan adalah mengira ini serangan kimia beracun. Dengan gerakan merunduk standar, lengan kiri menutup mulut sambil menahan napas, tangan kanannya langsung meraba tas punggung untuk mencari masker gas.
Naga yang berdiri di sampingnya tanpa banyak bicara langsung melemparkan "Sihir Angin Topan", mengumpulkan asap hitam yang menyebar menjadi tornado dan menerbangkannya ke luar gua. Udara di dalam gua pun langsung menjadi segar kembali.
"Tuan Richard!" Zhuoer yang polos, Cui, berseru gembira melihat Liu Zhenhan yang tergeletak di tanah, kemudian terbatuk-batuk beberapa kali.
Seluruh Raksasa Typhoon dan Prajurit Kijang di gua itu dengan wajah penuh jelaga, memutar mata mereka sambil menatap tajam Liu Zhenhan yang masih terkapar di tanah.
"Kalianlah yang membuatku terpesona." Liu Zhenhan mencoba menghibur diri sambil bangkit dari tanah, menyeka debu imajiner di lututnya.
Kecerdikan spontan Tuan Tanah Feilengcui ini memancing gelak tawa pengertian dari orang-orang di sekitarnya.
Melihat asap hitam mulai masuk kembali ke mulut gua, Liu Zhenhan segera mengeluarkan semua orang dari cincin ruangnya. Mo'er memanggil beberapa bola air dan melemparkannya ke tumpukan kayu setinggi dua meter yang masih mengepulkan asap di pintu gua. Bola air sembilan rangkaian itu hanya membuat cekungan-cekungan kecil di tumpukan kayu, sama sekali tidak efektif.
Helen segera memanggil Landak Batu. Kilatan cahaya mantra "Kulit Batu yang Diperkuat" menyapu tumpukan kayu di pintu, menyelimutinya dengan lapisan lumpur batu yang merata seperti efek mantra suram, menutup asap yang mengepul dari dalam. Gud memegang ember besar berisi air seberat 300-400 pon, menyiramkannya ke tumpukan kayu di mulut gua. Desisan keras terdengar saat asap berubah menjadi semburan kebiruan yang mengepul. Beberapa Prajurit Panda tanpa ragu menyiramkan air dari ember besi yang mereka bawa hingga habis.
Saat itu, suara riuh rendah sorak-sorai mulai terdengar samar dari kejauhan.
Liu Zhenhan mengamati formasi teleportasi sihir di bawah kakinya. Formasi ini dibangun di platform batu berbentuk sarang lebah, mungkin dulunya meja makan para Raksasa. Seluruh gua bergaya khas Typhoon dengan diameter seluas lapangan olahraga. Dinding gua masih menyisakan bekas pahatan buatan manusia yang sangat kuno dan lapuk. Lentera minyak raksasa berapi-api tergantung di ceruk-ceruk dinding. Di kedua sisi terdapat lubang bawah tanah yang bisa diakses melalui tangga batu. Sekilas dari bukaan yang luas, jelas bahwa ruang bawah tanah itu sangat luas. Batuk-batuk masih terdengar dari dalam, tapi tak separah di luar.
Saat tumpukan kayu di luar telah padam, beberapa Raksasa Typhoon membawa tombak dan membuka paksa tumpukan itu. Di seberang 20 yard terdapat gua lain dengan asap hitam mengepul dan suara batuk parau bergema keras di dalam gua.
"Serbu ke sini! Di sini tidak ada asap!" Cui berteriak sekuat tenaga ke arah gua seberang. Suara batuk yang terlalu keras segera menenggelamkan teriakannya, lalu beberapa Raksasa Typhoon ikut berteriak bersama.
Liu Zhenhan juga mulai cemas. Meskipun Prajurit Kijang di Lembah Lava bersembunyi di gua, mereka terkunci dengan rantai besi dan tiang besi seperti Duncan di Lembah Api. Jika terus begini pasti akan mati lemas.
Sebelum perintah diberikan, suara "kreek-kreek" retakan terdengar dari seberang. Sekelompok Prajurit Kijang dengan rantai besi sepanjang 2-3 meter setebal ibu jari di pinggang mereka keluar sambil batuk. Bekas putusan rantai menunjukkan mereka memaksanya dengan kekuatan kasar.
Prajurit Kijang yang keluar membentuk dua barisan. Sambil menangkis lemparan tombak udara dengan pilar totem logam, mereka melemparkan Pisau melengkung Gurkha ke udara. Lima enam Raksasa Typhoon melindungi kelompok besar orang tua, wanita, dan anak-anak Suku Berbual yang berlari kencang menuju gua ini.
Duncan bersama prajurit Orang-orang Banteng dari Lembah Api juga menerjang keluar, menggunakan bumerang mereka untuk menyerang Manusia Elang-Banteng di langit. Sambil mengayunkan pilar totem logam, Duncan berteriak ke arah prajurit Kijang di sampingnya: "Bubar! Berpencar!"
Melihat prajurit Suku Berbual membuka celah, Prajurit Panda dan pemanah Kesturi juga berlari keluar untuk membantu pertempuran. Penyair Kuda Nil mengibaskan perisai besar berbentuk elang, melindungi orang tua, wanita, dan anak-anak yang terhuyung-huyung mendekat.
Daisy dengan dua cincin ruang di jarinya mengarahkan orang tua, wanita, dan anak-anak Suku Berbual yang berdatangan ini untuk berdesak-desakan membentuk kelompok, lalu menyimpan mereka satu per satu ke dalam cincin. Naga juga mulai menyalurkan kekuatan magis ke formasi magis, bersiap kembali ke Feilengcui.
Kolina bersama Mammoth pahlawan kuat juga masuk ke dalam liang tanah, membantu mengeluarkan semua orang tua, wanita, dan anak-anak dari dalam liang. Semuanya dikemas rapi untuk dikirim bersama-sama kembali ke Feilengcui.
Jumlah manusia elang-banteng di langit jelas tidak sesuai dengan rasio kekuatan militer kedua belah pihak. Serangan mendadak dari musuh yang jumlahnya berlipat ganda membuat formasi mereka kacau. Area pertempuran yang sempit membuat serangan beruntun ini tidak memerlukan akurasi. Zirah mewah milik Milisia Feilengcui dengan jelas menunjukkan kelemahan manusia elang-banteng dalam kekuatan genggaman. Teriakan perang bergema di sekeliling, pasukan darat Dark Elf sepertinya juga telah bertempur dengan prajurit Kijang di perimeter. Sinar-sinar keperakan seperti meteor terus melintas di antara dua gua.
Liu Zhenhan juga ikut campur sambil membawa arquebus Guli, menembak beberapa manusia elang-banteng yang ceroboh. Melalui celah-celah kerumunan manusia, dia melihat sinar keperakan itu berasal dari kepala runcing para manusia tanpa wajah di kejauhan. Sinar ini memiliki daya bakar yang kuat, setiap kali mengenai tubuh telanjang prajurit Kijang selalu meninggalkan bau gosong. Bahkan pilar totem logam pun tak bisa menahan sinar ini, seolah-olah sinar tersebut memiliki kemampuan penetrasi logam.
“Liu Zhenhan” memutar mata sambil berpikir, memperkirakan makhluk tanpa wajah ini mungkin adalah Xian Sungai yang menjadi populasi terbesar di bawah komando Zhuoer. Dari cerita Kepala Suku Raksasa Yankele, makhluk mirip cacing tanah tanpa mata dan hidung ini memiliki kemampuan bawaan "Sinar Gamma" untuk navigasi, yang bisa dilatih untuk pertempuran. Dengan populasi mencapai dua juta, Xian Sungai adalah ras terbesar kedua di bawah tanah setelah manusia gua. Bahkan jika hanya satu dari 20 orang yang menguasai kemampuan ini, mereka bisa mengumpulkan 100.000 penyerang jarak jauh.
Jumlah orang tua, wanita, dan anak-anak yang mengungsi dari gua seberang semakin berkurang. Langit dipadati manusia elang-banteng. Seorang figur bertubuh pendek membawa wanita kijang pingsan dan bayi dalam gendongan menerobos keluar dari gua. Pedang apinya yang dililit api menyapu lemparan tombak dari langit menjadi dua, sementara Bintang Api dari pedang itu meledakkan barisan kembang api di udara.
“Anak yang hebat!” Liu Zhenhan tertegun memandangi kurcili setinggi 1,2 meter ini. Kelincahan gerakannya mengagumkan - pedang api dengan Kemampuan Ganda Sihir dan Tempur ini mirip dengan teknik Penyihir Pedang Blood Elf, tapi jauh lebih mengerikan.
"Kembali ke gua!" Seorang prajurit paruh baya dengan aura pemimpin dari pejuang Suku Berbual di Lembah Lava berteriak kepada para Prajurit Kijang yang matanya sudah memerah oleh amukan. Namun para prajurit kijang yang telah memasuki fase transformasi mirip-liar dan tak lagi terikat rantai besi ini sama sekali tak mendengar, hanya sibuk bertarung mati-matian dengan Zhuoer yang berubah menjadi kalajengking dan prajurit tulang yang dipanggil oleh Dark Elf. Pancaran cahaya dari pilar totem logam mereka menghasilkan suara aneh tulang retak dan pecah beruntun.
Lagu perang segera menggema, menyinari tubuh para Prajurit Kijang dengan lingkaran "Cahaya Ketenangan". Milisia Feilengcui mengambil alih pertahanan dari para prajurit kijang yang enggan mundur ini, mundur secara teratur ke dalam gua. Saat bertempur melawan pasukan Zhuoer dengan senjata yang tidak lengkap, Milisia Feilengcui jelas merasakan bahwa pertarungan ini tidak seberat saat melawan pejuang Kurcaci Abu-abu dulu. Capit besar Zhuoer Kalajengking tak mampu menahan ketajaman senjata vajra, sementara "sinar gamma" dari Xian Sungai yang mampu menembus zirah pun tak berdaya menghadapi kulit tebal dan lapisan lemak tebal di bawah baju perang para Bimon.
Yang paling sial adalah prajurit tengkorak yang dipanggil oleh Dark Elf. Para prajurit tengkorak ini membawa perisai rusak dan pedang pecah, mata mereka berkedip-kedip seperti ayam mematuk beras saat melihat tatapan dingin Belami dan Prajurit Werwolf. Rahang tulang mereka berketak-ketak, bukannya maju bertarung malah sedikit mundur, bahkan prajurit tengkorak kelas atas pun tak terkecuali.
Naluri anjing suka menggerogoti tulang memang sudah mengakar kuat.
Setelah garis depan mundur secara teratur, semua milisi perlahan masuk kembali ke gua. Pasukan Zhuoer yang mengejar justru menjadi korban. Raksasa Typhoon tidak berani menggunakan "Meteor Api"-nya karena daya ledaknya terlalu besar untuk area sempit ini. Tapi Penyihir dan Pendeta dengan Peliharaan Magis mereka tak ragu-ragu - dengan sekali sapuan formasi kipas, mulut gua langsung bersih seperti jalanan yang baru saja diterjang amukan wanita penggila.
Liu Zhenhan akhirnya berhasil memahami topografi seluruh lembah melalui serangkaian pertempuran kacau ini. Dia sangat kesal karena para Raksasa Typhoon dan Prajurit Kijang ini bahkan tidak memiliki kebiasaan membuat peta. Dari segi kekuatan tempur individu, pasukan ini mungkin hampir setara dengan Milisia Feilengcui, namun setelah beberapa kali pertempuran, terlihat jelas betapa amatirnya mereka - gerakan tak terkoordinasi, pertahanan yang rapuh saat menghadapi perubahan situasi, kembali ke pola bertarung primitif masing-masing.
Sebenarnya topografi Lembah Lava cukup baik. Lembah ini merupakan produk pelapukan gunung berapi mati selama bertahun-tahun. Mungkin karena pelapukan terlalu lama, kawah gunung berapi di punggungnya sudah runtuh tak berbentuk. Kawah besar yang mati ini membentuk empat bukit kecil berbentuk karakter "". Batuan vulkanik di sini tidak sekeras obsidian di Lembah Api. Di dinding tebing horizontal berbentuk "" ganda di sisi utara, terdapat dua gua lava alami berukuran raksasa tempat Raksasa Typhoon bermukim. Selama ribuan tahun, mereka terus memperluas dan merenovasi, menggali ruang bawah tanah yang luas. Batuan vulkanik dalam gua telah dipoles selama bertahun-tahun, memancarkan lapisan glasir yang berkilau.
Melihat formasi lembah berbentuk karakter '' secara vertikal, jarak antara punggung bukit satu dengan lainnya hanya sekitar 20 yard saja, benar-benar bisa disebut sebagai versi kasar "celah sempit". Pintu masuk rumah Raksasa Typhoon terletak di "celah sempit" antara punggung bukit ini. Berdasarkan rasio pasukan mereka, pasukan penyerang Zhuoer yang terhambat oleh jarak 20 yard "celah sempit" hanya bisa mengerahkan ratusan prajurit sekaligus, sambil harus menghadapi serangan gabungan dari dua gua. Pasukan udara yang menjadi andalan juga tidak bisa digunakan. Memang Lembah Lava bisa disebut mudah dipertahankan dan sulit diserang, jauh lebih baik dibanding Lembah Api.
"Serangan pasukan Zhuoer kali ini sangat berbeda dari biasanya, menjadi jauh lebih licik!" Kepala Suku Raksasa Lembah Lava, Wallace, terus-menerus mengungkapkan rasa terima kasihnya pada tuan tanah Bimon atas bantuan tepat waktunya: "Tanpa Tuan Richard, kami pasti akan berada dalam posisi pasif hari ini!"
Bertahan secara pasif memang sudah merupakan posisi yang tidak menguntungkan, Liu Zhenhan bergumam dalam hati. Di mulut gua terdapat banyak kayu bakar yang terbawa masuk oleh jejak kaki. Liu Zhenhan mengambil sebatang, mengamati dengan seksama - ternyata beberapa batang jamur yang diikat dengan tali rotan. Ikatan jamur ini jelas-jelas telah direndam air, salah satu ujungnya memiliki bekas bakar berwarna abu-abu keputihan. Pada tali rotan yang mengikat batang jamur itu, Liu Zhenhan mencium bau tengik yang menyengat, dicabutnya dan dihirup dekat hidung - memang benar.
“Ini adalah tali rotan pahit, kami gunakan untuk mengasapi gua binatang buas saat berburu.” Duncan yang melihat tatapan bertanya tuan tanah, segera menunjuk tali rotan itu sambil menjelaskan.
Lao Liu tidak bisa tidak mengagumi taktik komandan pasukan Zhuoer ini. Batang jamur merupakan bahan bakar terbaik di dunia bawah tanah, sangat mudah dinyalakan. Namun ketika setengah basah, batang jamur yang terbakar secara perlahan ini tidak akan menghasilkan nyala api terang, melainkan asap hitam pekat. Setelah ikatan kayu setengah basah ini dinyalakan, ribuan manusia elang-banteng masing-masing membawa satu ikatan, menjatuhkannya dari udara seperti Jingwei mengisi laut ke dua gua raksasa di lokasi "Garis Langit". Batang jamur basah akan mengeluarkan asap tebal, ditambah bau menyengat dari tali rotan pahit yang terbakar, serta kepakan sayap yang begitu banyak di atas gua - inigas mustard buatan tangan.
Gua raksasa semuanya tidak memiliki pintu besar. Untuk mencegah musuh menggunakan taktik licik seperti ini lagi, Liu Zhenhan mengeluarkan lima buah Kincir Angin dari cincin ruangnya, menempatkannya di posisi strategis, siap menciptakan sumber angin kapan saja.
Kali ini Liu Zhenhan tidak memeras apapun yang terkait fasilitas militer di Taman Doluote, semua barang yang dikumpulkan adalah komoditas kebutuhan rakyat. Kali ini dia berhasil mendapatkan sepuluh kincir angin. Selain digerakkan angin, kincir ini juga bisa menggunakan tenaga air dengan lebih dari selusin turbin air, bahkan bisa dioperasikan manual. Karena semua orang tua, wanita, dan anak-anak telah pergi, tempat ini cukup luas. Lima puluh pria kuat bergantian memutar lima kincir angin yang di mata Liu Zhenhan bagaikan lima kipas raksasa Tembok Besar.
Asalkan musuh kembali menggunakan perang gas beracun, Master Ottega dan rubah berekor sembilan Tuan LeMaire bisa membakarnya dengan sihir elemen api terlebih dulu, lalu lima kincir angin akan meniupnya. Masalah pasti selesai dengan mudah - sayangnya Fegao pergi ke wilayah putri duyung Kou Tao sebagai penagih Kristal Malon yang kejam, jadi tidak bisa ikut ke Lembah Lava. Padahal dengan muntahan air berbentuk payungnya, semua masalah akan teratasi.
Raksasa Typhoon dan Prajurit Kijang di Lembah Lava jelas sudah mendengar dari Cui tentang pertempuran dahsyat di Lembah Api. Hari ini mereka menyaksikan langsung pahlawan legendaris ini menyelamatkan situasi. Semua memandangnya dengan penuh kekaguman, terutama kurcaci kecil yang membawa pedang api tadi, yang terus mendekati Liu Zhenhan untuk bertanya ini-itu dengan wajah penuh pemujaan.
Si manusia kerdil ini adalah "Napoleon" yang telah lama didengar oleh Liu Zhenhan. "Raksasa Napoleon" bernama Eifferson ini merupakan satu-satunya keunikan di antara empat lembah Raksasa Typhoon di Benua Nuyan. Usia 340 tahun bagi sebagian besar ras di tingkat ini sudah termasuk fosil hidup, namun bagi Raksasa Typhoon yang memiliki umur hingga 2000 tahun, usia ini ibarat magma yang baru menyembur dari gunung berapi - penuh semangat muda. Muda berarti suka petualangan dan ingin menjadi pahlawan. Sebenarnya Eifferson juga telah memberikan jasa besar kali ini, dengan bertahan di barisan belakang di tengah kepungan asap hitam untuk menyelamatkan wanita terakhir suku banteng, menunjukkan semangat ksatria yang sejati.
Liu Zhenhan memperhatikan bahwa senjata Raksasa Napoleon Eifferson bukanlah pedang, melainkan dua pegangan berwarna emas gelap seperti senter yang terselip di ikat pinggang. Eifferson memperagakan kekuatan api tingkat tingginya kepada tuan tanah. Dengan konsentrasi ringan, dua pegangan itu segera memancarkan nyala api lurus berbentuk pedang. Lidah api berputar-putar, dua pedang api tergantung di tangan. Ekspresi Eifferson berubah total, dipenuhi kesombongan dan sikap meremehkan dunia. Sorot matanya sesekali mengirimkan pandangan penuh makna.
Di samping, seorang Raksasa Typhoon dengan penuh kesombongan menjelaskan kehebatan Raksasa Napoleon. Begitu pedang api miliknya bertemu musuh, dengan kekuatan fisik bawaan raksasa Napoleon, bukan hanya bisa melontarkan meteor-mini berapi, tetapi juga memercikkan bunga api yang melukai musuh. Suhu tinggi apinya bahkan mampu menghanguskan senjata palsu Keluarga Xi Bei lawan sepenuhnya.
Gerakan awal pedang yang secara kebiasaan ditampilkan Eifferson membuat Rodman tersenyum paham. Jurus pedang ini jelas-jelas merupakan teknik pedang gabungan dua tangan khas pasukan goblin. Pedagang keliling suku goblin lebih dari 10.000 tahun silam, terbukti memiliki hubungan sangat erat dengan para Raksasa Typhoon di bawah tanah. Mereka tidak hanya bersama-sama meneliti Mesin Gaocen dengan para raksasa, bahkan mengajarkan jurus serangan berantai dua tangan mereka kepada para raksasa.
"Tangan mana yang kamu kuasai khusus?" Fatty Luo bertanya kepada Iverson dengan istilah profesional. Prajurit yang berlatih jurus pedang kombo Goblin, semuanya memilih penguasaan khusus satu tangan untuk mempelajari "teknik menghunus pedang".
"Tangan kiri." Mata Iverson sedikit berkedip terkejut, menjawab pertanyaan Fatty Luo dengan jujur. Ia melihat pisau panjang baja keras Fatty Luo, lalu balik bertanya: "Bagaimana denganmu?"
Fatty Luo dengan malu menunjuk hidungnya sendiri.
"Berbual B." Iverson memandang hidung Fatty Luo dengan iri, lalu meraba hidungnya sendiri seolah menyesali mengapa dirinya tidak punya hidung panjang ekstra.
Liu Zhenhan di samping mendengarkan sambil tersenyum lebar, pemuda berbakat seperti ini, bagaimana mungkin Liu Zhenhan tidak merekrutnya menjadi pengawal pribadi! Sejak mengalami masalah dengan Kurcaci Abu-abu, Lao Liu memang sedang mencari prajurit bertubuh pendek untuk membantu menghadapi situasi darurat. Prajurit bergaya Napoleon ini juga seorang Penyihir Pedang dengan Kemampuan Ganda Sihir dan Tempur, mana mungkin Lao Liu tidak menyukainya.
Raksasa Typhoon dengan cepat menyetujui ajakan Tuan Tanah Feilengcui. Dari nada halus Kepala Suku Raksasa Lembah Lava, terlihat bahwa raksasa bertubuh pendek ini telah menimbulkan banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari bagi Raksasa Typhoon lainnya - mengingat tinggi rata-rata Raksasa Typhoon, tinggi tubuh Raksasa Napoleon ini bagi mereka hampir seperti ukuran "bagian vital".
Setelah penjelasan dari Cui, Raksasa Typhoon akhirnya memahami bahwa di hadapan Tuan Tanah Feilengcui yang memiliki beberapa formasi teleportasi, jarak antara bawah tanah dan permukaan sebenarnya sudah tidak jauh lagi. Kembali ke bawah tanah hanyalah masalah sekejap mata. Meskipun konsep ini awalnya sulit dipahami, Raksasa Typhoon telah menerima kenyataan ini.
Selain itu, alasan Kepala Suku Raksasa menyetujui keponakannya Aiferson mengikuti pendeta agung ini untuk melihat dunia adalah karena Raksasa Napoleon merupakan satu-satunya spesimen aneh dalam Raksasa Typhoon yang tidak takut air. Selain dia, Raksasa Typhoon lainnya benar-benar tidak cocok untuk naik ke permukaan tanah dengan curah hujan tinggi.
Setelah percakapan dengan Pangeran Moore, Liu Zhenhan sempat terjebak dalam dilema. Di satu sisi ingin menguasai seluruh benua bawah tanah, tapi merasa kemampuannya masih jauh dari memadai. Di sisi lain, sangat tidak rela melepas taman belakang strategis ini yang berfungsi sebagai penyangga.
Namun kini kekhawatirannya telah sirna sepenuhnya karena modal sudah kembali. Dengan kehadiran Aiferson ini, biaya yang dikeluarkan sudah terbayar lunas. Dengan cincin ruang dan mobilitas tinggi Bangau Api, Tuan Liu mana mungkin tidak bisa menerapkan taktik lompat katak? Jika diprovokasi, ia siap mengaduk-aduk bawah tanah seperti bubur kacang.
Satu-satunya hal yang belum dipahami Liu Zhenhan saat ini adalah: Apa sebenarnya yang dilakukan Imam Utama Murinio yang terus menerus berada di negara Dark Elf tanpa kembali? Mengenai keamanan Sang Imam Utama, Liu sama sekali tidak khawatir. Di seluruh dunia, memang ada orang yang bisa mengalahkan Imam Utama Angsa di samping dua Monster Tingkat Super Phoenix, tapi pasti tidak ada di bawah tanah.
Pasukan Dark Elf di luar masih terus menggangu dengan setengah hati, mungkin mereka mengira persediaan air di sini sudah hampir habis setelah digunakan untuk memadamkan api tadi. Sekarang kedua belah pihak sedang bermain menunggu waktu.
Melihat situasi pertempuran berkembang sesuai prediksinya, Liu Zhenhan meninggalkan semua orang untuk menjaga gua. Mahjong dibagi menjadi tiga shift kerja. Ia sendiri segera membawa semua Raksasa Typhoon dari Lembah Lava kembali ke Lembah Api. Dua kelompok dari ras yang sama yang jarang bertemu ini langsung akrab mesra, sampai Liu Zhenhan mengingatkan mereka: "Bukankah seharusnya kalian membantuku memperbaiki Patung Emas Yunqin?" Barulah kelompok besar Raksasa Typhoon yang baru saja bersatu ini berpisah dengan berat hati.
Patung Emas Yunqin bukanlah mesin yang digerakkan mekanik. Mengenai pernyataan Yankele yang bisa memperbaiki Gaocen, Liu Zhenhan sendiri tidak yakin. "Anggap saja merawat kuda mati seperti kuda hidup." Sebenarnya bisa tidaknya memperbaiki patung itu tidak penting. Tujuan sebenarnya Liu Zhenhan mengerahkan semua Raksasa Typhoon ke sini tetaplah untuk Gaocen.
"Mulai hari ini, biarkan langit runtuh sekalipun, produksi Gaocen tidak boleh berhenti." Liu Zhenhan menatap desain Gaocen yang terukir di lempengan batu selama hampir setengah hari, baru kemudian mengucapkan kalimat itu.
Ratusan data dan ukuran memenuhi lempengan batu. Di bagian tengahnya terukir gambar monster mekanik berbentuk laba-laba beserta diagram pemisahannya. Konfigurasi laba-laba berkaki delapan terbukti sebagai struktur keseimbangan paling ilmiah. Ternyata desainer Goblin di zaman kuno juga sangat memperhatikan penelitian bionik.
Monster baja ini memiliki sepasang gergaji mesin berbentuk rahang yang bisa dilipat dan dipanjangkan, cakar setajam pisau. Konon dulu goblin merancangnya hanya untuk menebang pohon.
"Bubuk mesiu pertama kali ditemukan untuk membuat petasan," pikir Liu Zhenhan.
BAB 144 KONEKSI DUA DARATAN
Tanggal ritual penyucian matahari semakin dekat, Tuan Tanah diam-diam melakukan penelitian rahasia. Beberapa nyonya bos Feilengcui masih sama sekali tidak tahu tentang ritual kemerosotan ini.
Kabar baik terus berdatangan satu per satu.
Fegao sang prajurit paus yang perkasa memang memenuhi harapan. Ekspedisi pembersihan desa air berhasil membawa pulang kristal Malon cukup untuk 6 formasi teleportasi sihir - ini sudah lebih dari setengah persediaan putri duyung Kou Tao. Dengan semangat ksatria Banilu, dia tidak menghabisi mereka tapi merampas harta lainnya.
Hobi mengumpulkan permata berkilau bukanlah hak eksklusif bangsa naga. Sebenarnya semua makhluk cerdas di dunia ini memiliki ketertarikan khusus pada perhiasan dan harta karun. Putri duyung Kou Tao pun tidak terkecuali. Selain Kristal Malon, makhluk jelek yang tak mencolok ini ternyata menyimpan banyak harta yang lebih menarik perhatian, seperti ratusan mutiara hitam pekat, belasan patung biarawan duduk yang terbuat dari jade oranye, dan puluhan pilar kristal jernih berwarna ungu kecokelatan sebesar batu pondasi. Sungai Gibraltar tiba-tiba diselimuti bayangan hitam raksasa yang tertawa terbahak-bahak ke langit.
Malangnya putri duyung Kou Tao yang sebelumnya tidak pernah memiliki pemangsa alami di dunia bawah tanah, kali ini benar-benar sial. Setelah puluhan ribu tahun tidak ada yang datang, hari ini justru prajurit air terkuat dari tingkat ini datang mencari keuntungan ilegal. Skala pemerasan seperti ini cukup membuat suku air mana pun merasa Putus Asa Total.
Sebagai komandan pasukan pengawal kerajaan bangsa laut, daya penglihatan Fegao memang luar biasa. Ia memiliki insting tajam terhadap harta berharga. Mana mungkin putri duyung Kou Tao ini bisa menyembunyikan sesuatu dari Baron Banan Republic.
Melihat rampasan perang ini, Liu Zhenhan langsung mendidih marah. Rupanya putri duyung Kou Tao ini menghadiahkan harta termurahan mereka. Kualitas Kristal Malon jauh kalah dibanding kristal ungu kecoklatan ini, dan patung koral jelas tidak sesuai dengan selera estetika mereka. Pantas saja mereka begitu dermawan, sampai-sampai Lao Liu mengira mereka sudah menghabiskan semua harta. Untung dia cukup licik, kalau tidak pasti tertipu.
Belum lagi kristal ungu ini yang jauh lebih berkilau dibanding Kristal Malon. Setelah diperiksa cermat oleh Ruoerna dan Daisy, mereka sepakat bahwa kristal ini adalah Kristal Di Wei yang termasyhur, bentuk prasejarah dari kristal memori. Sebuah bola kristal dari kristal memori biasa hanya bisa merekam 10 hingga 100 frame gambar diam, tapi dengan ukuran pilar Di Wei ini, bola kristal yang dihasilkan bisa merekam 1-2 jam penuh, mencapai puluhan ribu frame gambar berkesinambungan plus rekaman suara jika jarak tepat. Mutiara hitam pekat itu jelas produk khusus dari kerang raksasa sungai bawah tanah, kilaunya seperti langit malam dan mengeluarkan aroma harum samar yang semakin kuat jika terpapar udara.
Patung-patung biksu seukuran sepuluh jambangan yang terbuat dari batu kecubung oranye ini sebenarnya bukan hal langka. Kepala Suku Andulan juga memiliki satu, dan para biarawan dari Timur Jauh yang pernah diselamatkan Liu Zhenhan dari Lembah Heijing juga menggantungkan benda serupa di leher mereka, hanya ukurannya tidak sebesar ini.
Menurut kepala suku, benda ini disebut "Relik Kepiting" di Benua Sutra Timur Jauh, sementara di Benua Aigean dikenal sebagai "Falanhai". Kepiting raksasa air yang telah berumur panjang akan menghasilkan patung biksu dalam cangkangnya ini. Satu-satunya kegunaan "Falanhai" adalah meningkatkan kemampuan meditasi para biksu, di mana kekuatan mantra mereka akan menjadi lebih murni dan tahan lama dengan bantuan "Falanhai".
Sebagai anggota bangsa laut, "Falanhai" yang digantungkan di leher Kepala Suku Andulan dengan tali merah hanya sebesar jari. Itupun didapatkannya dari cangkang kepiting raja pasir emas yang sudah mati saat menjelajahi perairan Timur Jauh dulu. Namun "Falanhai" milik para putri duyung Kou Tao ini umumnya sebesar telur ayam, yang terkecil pun masih sebesar jari kaki, membuat Kepala Suku Andulan benar-benar terpukul.
Musuh utama mayat hidup ras Undead adalah mantra "Pemurnian Suci" dari pastor Gereja Saint Paul. Para biarawan asketik awalnya tidak bisa berbuat banyak terhadap Undead, namun dengan peningkatan mantra melalui "Falanhai", biarawan-biarawan yang sebelumnya paling lemah ini justru memiliki daya penghancur dahsyat terhadap mayat hidup.
Kepala suku bersama beberapa muridnya membagi-bagi dengan cara yang tidak pantas bagi seorang biarawan, membuat Lao Liu terus bergumam di samping: "Kepala suku, Anda sudah kehilangan kewibawaan."
Ekspresi Kepala suku Andulan jelas menganggap omongan Liu Zhenhan sebagai angin lalu, karena tuan tanah sama sekali tidak memahami pentingnya "Falanhai" (cangkang kepiting relik suci) bagi seorang biarawan.
"Kejar musuh yang terpojok sampai ke lubang persembunyian!" Meskipun putri duyung Kou Tao ini bukanlah musuh yang lemah, Lao Liu tetap berniat menghabisi mereka. Ingin tahu apakah mereka menyimpan harta lain secara rahasia, Liu Zhenhan khusus berpesan kepada Fegao: "Setelah badai ini reda, kita bisa kembali merazia mereka."
Baik mutiara hitam, kristal memori Diwei maupun Falanhai - semua ini lebih langka daripada kristal pos. Namun yang paling membantu Liu Zhenhan saat ini tetaplah kristal pos ini. Dengan dukungan banyak kristal pos, Ruoerna berhasil menyelesaikan pembangunan "formasi teleportasi Wind Tunnel" di Lembah Batu Guling barat Benua Nuyan dan Lembah Api Menyala di utara, benar-benar memampatkan ribuan li menjadi sejengkal.
Kedua lembah raksasa ini hanya mengalami sedikit gangguan dari pasukan pengintai udara Elf Jatuh, serangan besar-besaran tidak terjadi. Tampaknya kedua kelompok Elf Jatuh tetap mempertahankan doktrin strategi 10.000 tahun silam - "lebih baik memutuskan satu jari daripada melukai sepuluh jari". Dengan demikian, aliansi strategis empat lembah raksasa (Lava, Api, Batu Guling, dan Api Menyala) bersama Feilengcui telah terbentuk sepenuhnya. Melalui pertempuran yang disaksikan semua, Liu Zhenhan berbicara melalui tindakannya, meninggalkan kesan mendalam bagi penduduk asli Benua Nuyan bawah tanah.
Hanya orang dalam yang tahu bahwa Tuan Tanah ini sepenuhnya dipaksa oleh realitas - seperti dipaksa naik ke panggung seperti bebek.
Entah apakah ras yang ahli dalam penempaan suka minum alkohol, Liu Zhenhan yang menggunakan mutiara anggur kura-kura berekor bintang untuk merendam air dan menyuling anggur lily, semakin memperkuat citra agungnya di mata Raksasa Typhoon dan kaum kijang hutan—sejak para pedagang Goblin meninggalkan dunia bawah tanah lebih dari sepuluh ribu tahun yang lalu, "anggur" telah hilang dari peradaban bawah tanah. Penyebab utamanya adalah bahan makanan bawah tanah seperti paku-pakuan dan lumut tidak bisa difermentasi, sehingga mustahil membuat minuman beralkohol. Terhadap minuman legendaris yang hanya ada dalam sejarah kuno ini, tak satu pun ras bawah tanah yang menolaknya. Setelah mencicipi rasanya, dua kepala suku Raksasa Typhoon dari Lembah Batu Guling dan Lembah Api Membara—yang sebelumnya tidak memiliki hubungan dekat dengan Liu Zhenhan—justru bersikeras ingin membantu tuan tanah.
Liu Zhenhan merasa heran. Berbeda dengan kulit berapi mereka, para Raksasa Typhoon ini bisa minum air tanpa masalah. Namun mungkin karena penolakan insting alami, mereka jarang meminum air—bahkan bisa bertahan setahun tanpa setetes air. Tapi mengapa mereka begitu tergila-gila pada anggur? Lao Liu bahkan curiga, tanpa daya tarik anggur ini, bantuan antusias dari Api Neraka di dua lembah lain yang belum pernah dikenalnya sebelumnya pasti akan jauh berkurang.
Tuan tanah juga dengan pasrah menyadari bahwa impian sebelumnya untuk menghasilkan anggur berkualitas tinggi menggunakan Mutiara Kura-kura berekor bintang dan meraup banyak koin emas, hingga hari ini benar-benar pupus. Sebab frekuensi produksi anggur dari mutiara ini hanya cukup untuk konsumsi internal semata.
Lembah Lava dan pasukan Dark Elf masih dalam fase kebuntuan. Begitu situasi perang mereda tanpa memerlukan campur tangannya, energi masif dari Raksasa Typhoon di empat lembah segera tersalurkan. Dengan bergabungnya Api Neraka dari empat lembah Typhoon, waktu pembuatan patung mekanis Gao Cen pertama—meski terhambat oleh dua misi penting yaitu memperbaiki Patung Emas Yunqin dan memproduksi batch ketiga senjata standar Feilengcui—diprediksi akan jauh lebih cepat dari perkiraan awal Yang Kele. Awalnya Liu Zhenhan bahkan tidak memasukkan Raksasa Typhoon dari dua lembah lain dalam kalkulasinya, kali ini ia benar-benar mendapat keuntungan tak terduga.
Liu Zhenhan si bajingan ini benar-benar tipikal orang serakah yang ingin menggali sumur dalam sekali cangkulan. Ia ingin bisa mengumpulkan seratus patung mekanis Gao Cen dalam sehari saja. Untuk itu ia membuat peraturan bonus: jika Raksasa Typhoon berhasil menyelesaikan cetakan komponen patung mekanis Gao Cen pertama dalam dua bulan, ia akan membanjiri mereka dengan persediaan anggur tanpa batas.
Makanan belum matang, Liu Zhenhan sudah merencanakan di mana lubang jamban berada. Tentang pengemudi Mesin Gaocen, dia sudah memiliki rencana di hati. Kokpit Goblin sangat sempit, orang biasa pasti tidak cocok. Kebetulan suku Hobbit Setengah Manusia di Pegunungan Bering tahun depan akan pindah ke Feilengcui. Selain takut jika hanya diberi makan lima kali sehari, belum ada hal lain yang bisa mengganggu mereka. Sikap heroik koki Setengah Manusia yang mengayunkan pisau dapur dalam pertempuran tangan kosong saat Pertahanan Feilengcui, telah membuat Tuan Tanah sepenuhnya memahami sifat suka berkelahi mereka.
Sebenarnya, bukan hanya seratus Mesin Gaocen, bahkan lima puluh Mesin Baja Gaocen saja jika menginjakkan kaki di Benua Aigean, seluruh daratan akan gemetar tiga kali. Bukan hanya Gereja Saint Paul yang akan melancarkan perang suci, bahkan Pendeta dan Shaman faksi pejuang dari Kuil Bimon mungkin akan lebih dulu menghasut Richard Jubah Bintang untuk memulai Ekspedisi Timur Bimon.
Raksasa Typhoon tidak mengecewakan sedikit pun upaya keras Liu Zhenhan. Mereka memang layak menyandang gelar ahli yang dipuji oleh pedagang Goblin. Seperti rekan mereka, pandai besi Kurcaci yang ahli mencari bijih berkualitas, dan pandai besi Elf yang ahli dalam dekorasi estetika, karya Raksasa Typhoon lebih mengutamakan kekokohan dan ketahanan - kualitas vital untuk peralatan militer. Hal ini terbukti dari pilar totem logam yang digunakan kaum kijang hutan, satu-satunya senjata yang tidak rusak selama pertempuran di Lembah Api.
Keunggulan tetaplah keunggulan. Baik Daisy yang pernah belajar teknologi peleburan di bengkel manusia, Ruoerna yang ahli alkimia, maupun 12 pandai besi berkepala banteng asuhan Feilengcui dari Kota Xueli di Gunung Cukur, semua jauh tertinggal dalam seni tempa dibanding Raksasa Typhoon. Bahkan produk logam kasar hasil cetakan Raksasa Typhoon hampir menyamai kualitas senjata generasi kedua Feilengcui dalam hal ketangguhan.
Satu-satunya kebanggaan industri militer Feilengcui yang membuat Raksasa Typhoon iri adalah ciri khas hasil belajar dari pandai besi manusia dan alkemis - berkat persediaan kristal sihir dan bulu kristal api Yitiao yang sering rontok secara tidak wajar, sebagian besar senjata Feilengcui memiliki jejak sihir bawaan.
Berbeda dengan pandai besi ulung dari ras lain, Raksasa Typhoon memiliki kondisi bawaan yang sempurna. Mereka seolah terlahir khusus untuk menempa. Pandai besi terampil dari ras lain harus mencari bijih besi dan meleburnya terlebih dahulu, namun Raksasa Typhoon sama sekali tidak membutuhkannya. Cairan besi yang mengalir di sungai lava inti bumi terbentuk dari pengendapan berbagai logam langka. Setelah melalui perlakuan panas jangka panjang di sungai lava bersuhu tinggi, bahan ini telah memiliki kualitas luar biasa. Tubuh kebal api mereka memungkinkan Raksasa Typhoon dengan mudah mengambil bahan baku ini dan menempa berbagai bentuk senjata sesuai keinginan.
Senjata seri Jingang yang rusak dalam pertempuran Milisia Feilengcui melawan Kurcaci Abu-abu dikumpulkan dan diamati oleh Kepala Suku Typhoon Yang Kele. Dengan penuh penyesalan, sang kepala suku menyatakan bahwa baja berkualitas tinggi dengan kekerasan dan kemurnian luar biasa ini memiliki proses produksi yang terlalu kasar. Untuk menghemat waktu, senjata Jingang ini tidak melalui proses quenching yang sempurna sehingga potensi sejati bahan baku istimewa ini terbuang percuma.
Ekspresi penyesalan Raksasa Typhoon saat melihat Jingang mirip seperti Ximen Qing melihat Lianlian yang menikah dengan Wu Dalang. Ekspresi ini membuat Naga Peri Daisy yang memimpin pembuatan senjata gelombang pertama merasa malu sampai ingin menghilang.
Adamantium bukanlah baja alami, melainkan terkondensasi secara alami dari tanah melalui Pohon Emas. Karena terkontaminasi erosi elemen tanah jangka panjang, diperlukan pencucian bertahun-tahun di aliran air hingga warna kuning keemasan seluruhnya berubah menjadi perak bersih, menghilangkan semua elemen tanah, baru bisa dibuat senjata dengan kekerasan luar biasa. Meskipun armor Kurcaci Abu-abu berkualitas baik, menurut pemahaman Raksasa Typhoon, senjata yang dibuat dari Adamantium Pohon Emas kemurnian tinggi ini - asalkan prosedur penempaannya tepat - sebenarnya tidak memerlukan volume sebesar itu untuk menjadi tak terkalahkan dalam pertempuran.
Patah? Mustahil kecuali musuh tidak mengenakan armor utuh dari Adamantium dan Mithril. Kepala Suku Yangkele dengan sedih menunjuk senjata-senjata Adamantium ini sambil menggerutu panjang lebar.
Baja bagaikan bahan makanan lezat yang telah dimasak menjadi hidangan buruk rupa, sekalipun diperbaiki kemudian, tak mungkin bisa dipulihkan. Tak heran Kepala Suku Typhoon merasa sangat menyesal.
Untuk mempercepat produksi, para Raksasa Typhoon pertama-tama membuat batch senjata darurat yang dipinjamkan sementara ke milisi. Sebagai penghormatan pada Tuan Tanah, mereka mengalokasikan separuh pasukan setengah manusia, menyumbangkan Baja Bumi Pusar yang telah disimpan bertahun-tahun, untuk membantu Milisi Feilengcui membuat batch ketiga senjata standar.
Berkat perbaikan Yangkele, Patung Emas Yunqin yang sebelumnya penuh luka kini telah mendapatkan tubuh baru yang bersinar.
Cara Raksasa Typhoon memperbaiki boneka magis adalah yang paling langsung dan praktis.
Meskipun Raksasa Typhoon tidak menguasai formasi magis yang rumit, mereka memahami prinsip dasar - merusak formasi kendali magis internal Benua Aigean atau sistem Qimen Dunjia mistis dari Timur tidak akan memperbaiki boneka magis, selama menghindari Wilayah Terlarang ini pasti aman.
Raksasa Typhoon memiliki kemampuan kontrol luar biasa atas elemen api. Mereka bisa memanaskan batu dari dalam menjadi meteor berisi magma, kemampuan ini telah digunakan untuk memperbaiki struktur logam tinggi sejak zaman dahulu.
Di bawah kendali Raksasa Typhoon, mereka menggunakan batang batu khusus yang dipanaskan dengan api terkonsentrasi untuk mengelas baja berbentuk cekungan ke luka mengerikan di Patung Emas Yunqin. Pengelasan intensif ini menyatukan logam dengan sempurna, hanya penglihatan super Elf yang bisa mendeteksi garis halus di tepian lasan.
Waktu pemanggilan Patung Emas Yunqin hanya lima menit. Para pandai besi Typhoon mengukur di hari pertama, menempa bahan perbaikan di hari kedua, dan berhasil memperbaiki tiga patung di hari ketiga. Sayangnya upaya memperbaiki Patung Tembaga Rusak tidak berhasil.
Untuk menunjukkan rasa terima kasihnya, Liu Zhenhan memberikan sebuah Cincin Batu Darah kepada para Raksasa Typhoon. Tentu saja, di dalam cincin tersebut terdapat tumpukan besi tua dan sebuah Patung Emas Yunqin yang awalnya cacat kaki namun telah diperbaiki.
Dia dengan senang hati bersikap dermawan, mengingat saat ini mereka sedang membantu menempa mesin Gao Cen. Pertukaran satu dengan banyak ini jelas menguntungkan, sekaligus berhasil mendapatkan simpati. Para raksasa ini adalah orang-orang baik yang akan membalas kebaikan dengan segenap hati.
Kali ini Patung Emas Yunqin mengalami peningkatan kemampuan secara signifikan. Perunggu yang relatif lunak kini ditambal dengan banyak plat baja, menciptakan tampilan belang yang kurang estetis. Namun plat baja tambalan ini telah diukir dengan Formasi Magis perbaikan api baru oleh Nana. Setelah dipasangi kristal sihir, Patung Emas Yunqin tidak hanya memiliki tubuh kokoh yang menakutkan, tetapi juga kemampuan perbaikan diri dan penguatan magis.
Liu Zhenhan tiba-tiba mendapat pencerahan. Ia berpikir desain mesin Gao Cen bisa mengadopsi konsep serupa. Karena Gao Cen digerakkan tenaga mekanis bukan kekuatan magis, tubuh logamnya yang tanpa pelindung bisa diukir bebas dengan formasi magis.
Nana memberinya pencerahan yang mengejutkan: Kristal sihir yang disita dari rombongan dagang Sialba hampir habis. Jika Gao Cen dibuat dengan cara ini, para milisi harus berburu dulu di hutan belantara.
Ketika utusan Moore yang datang ke Lembah Api untuk menjemput Tuan Tanah Feilengcui ke kota Menzoberranzan Dark Elf untuk menghadiri pertemuan tiba, mereka juga terkejut melihat aktivitas penempaan yang berlangsung begitu semangat di Lembah Api. Raksasa Typhoon bukanlah ras yang suka berperang, jarang terlihat mereka memproduksi senjata jadi dalam skala besar seperti ini.
Belajar dari kesalahan sebelumnya, Liu Zhenhan mengawasi pembuatan batch ketiga senjata standar Feilengcui yang semuanya tidak diasah, mengikuti gaya Ksatria Suci sepenuhnya, termasuk pedang perang yang digunakan oleh Mammoth pahlawan kuat. Ini bukanlah tindakan baik hati - dengan kekuatan milisi ini, senjata tumpul justru lebih mematikan daripada senjata tajam, selain itu mata tumpul juga lebih mudah dirawat.
Dua belas utusan Moore yang mengendarai kelelawar raksasa terpana oleh kilauan pedang besar yang sedang dielus-elus oleh sang tuan tanah, pupil mata mereka menyempit.
Liu Zhenhan merasa hidup sehari terasa setahun selama dua hari ini. Dia ingin para utusan ini menjemputnya, tapi sekaligus berharap mereka takkan pernah datang.
Hatinya dipenuhi perasaan tak tergambarkan, seperti pisau tumpul yang menggerogoti jantungnya perlahan. Saat utusan Moore tiba, Liu Zhenhan akhirnya menyadari perasaan itu adalah penyesalan.
Jalan menuju kekuatan yang lebih besar tak hanya membutuhkan keberanian tak kenal takut untuk menyelesaikan semua masalah. Bangsa laut memiliki pepatah: "Ikan di tengah sungai, tak bisa menguasai arus" - inilah ketidakberdayaan yang kini dirasakan sang tuan tanah.
Beberapa nyonya bos yang sangat perhatian tidak tahu bahwa Liu Zhenhan sedang berpura-pura tersenyum. Mereka mengira ini hanyalah negosiasi biasa, bahkan Ning Yu yang hati-hati pun tidak berpikir terlalu jauh.
Ruoerna selama dua hari ini dengan bodohnya telah memilih lokasi formasi teleportasi magis untuk dua kelompok Elf Jatuh, bersiap untuk segera memindahkan para elf ini begitu negosiasi Liu Zhenhan berhasil.
Konsep Ruoerna sangat cerdik. Dia berencana membangun "formasi teleportasi magis terowongan angin" di dua platform: Gunung Tangga Langit dan pintu masuk bawah tanah. Platform di Gunung Tangga Langit yang berdekatan dengan jurang angin kencang ini dikelilingi oleh unsur angin magis yang melimpah, memungkinkan Aliran Elemen yang cukup tersedia untuk formasi magis di platform tersebut selama hampir sepanjang hari - formasi magis memang memiliki kemampuan menyerap kekuatan elemen dari alam.
Dengan cara ini, tanpa perlu penyihir angin mengisi ulang kekuatan magis, formasi teleportasi terowongan angin tetap bisa diaktifkan kapan saja.
Meski cerdik memanfaatkan kondisi geografis untuk membangun "formasi teleportasi magis", konsep Ruoerna memiliki kelemahan yang tak terbantahkan: Karena hanya satu formasi magis yang bisa aktif 24 jam dengan koordinat magis tetap, kedua formasi dua arah ini sebenarnya adalah jalan satu arah tak berbalik - hanya bisa mengirim Elf Jatuh ke Dataran Carimodo yang luas. Kecuali kedua kelompok elf ini mendapatkan dukungan penyihir angin, tidak ada pilihan lain.
Efek seperti inilah yang sebenarnya diharapkan Ruoerna.
Beberapa nyonya bos masih naif mengira bahwa begitu ada metode aman yang didambakan Elf Jatuh untuk mencapai permukaan bumi, ditambah dengan kekuatan mereka yang cukup signifikan, perundingan damai antara Richard dan mereka pasti akan mudah terpecahkan seperti memotong rumput dengan pisau tajam.
Harus menjual pesona fisik, ditambah kemungkinan kehilangan nyawa mencapai 99% - syarat ketat seperti ini, bahkan Naga Peri yang berpengalaman pun takkan terpikir ada hal semacam ini. Ini juga berkat Liu Zhenhan yang menyembunyikan niatnya dengan baik.
Untuk perjalanan ke lapisan kedua Benua Hitam bawah tanah kali ini, Liu Zhenhan hanya berencana membawa Guo Guo. Meski tahu Elf Jatuh membutuhkan mereka, dan kemampuan Richard sendiri luar biasa, beberapa nyonya bos masih khawatir. Daisy dan Ruoerna malah berebut ingin ikut menemani Lao Liu.
Bercanda!
Kalau mereka ikut, ngapain lagi! Liu Zhenhan jelas menolak dua tong cuka ini ikut. Kedua Naga Peri ini tak seperti Helen yang setia dan pengertian. Tradisi bangsa naga berbeda dengan ras lain - mereka menganut monogami. Jika tahu Lao Liu akan melakukan pendekatan khusus, bisa-bisa Ruoerna yang cemburu menggunakan "Mimpi Giok" untuk memanggil monster kuat dan menghancurkan semuanya sampai berantakan.
Liu Zhenhan sudah tahu hal ini akan terjadi, bahkan sudah menyiapkan alasan——apakah senjata buatan Raksasa Typhoon perlu ditambahkan cap sihir? Apakah konfrontasi militer di Lembah Api membutuhkan koordinasi? Feilengcui yang hanya terpisah tipis dari dunia bawah tanah juga perlu diurus sesekali bukan?
"Kalau kalian pergi ngapain, tinggal semua di sini." Kata Liu Zhenhan.
Ning Yu dan Helen masih bisa diatasi, tapi Mo'er dan dua Naga Peri sama sekali tidak mau mengalah. Akhirnya Gatanie juga ikut campur, entah bagaimana caranya malah Biarawati kecil Jeanne d'Arc yang terdepak ke garis depan, mengirim gadis tak punya kesibukan ini menjadi asisten Liu Zhenhan.
Untuk membuat si biarawati kecil mengerti beratnya tanggung jawab, Gatanie menunjukkan sertifikat adopsi dari Master Puskash untuk Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan bingung kenapa barang-barang kecil di sekitarnya sering hilang tak jelas. Barang-barang ini biasanya muncul di tubuh Gatanie. Saat tuan tanah sedang bermeditasi, anak babi Katyusha di sampingnya terkekeh-kekeh.
Ketika mengetahui objek yang selama ini ingin dicerahkan ternyata menjadi ayah angkatnya, biarawati kecil Jeanne d'Arc hampir mengalami breakdown di tempat. Dengan tatapan bak martir, gadis malang ini mengiyakan permintaan ibu-ibu angkatnya untuk merawat sang ayah angkat, terperangkap dalam situasi canggung dan dilematis yang membandel.
Daisy dan Ruoerna masih merasa khawatir, hingga memaksa menyertakan Empat Pengawal Naga kepada Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan benar-benar kehabisan kata. Saat berurusan dengan Ratu Elf Gelap di Lembah Heijing dulu, Vieri si beruang bodoh sudah jadi saksi mata. Kini mereka malah membawa serta Fatty Luo, Nedved, dan si wajah baru.
Andai saja para brengsek ini banyak bicara...
Pikiran ini saja sudah membuat Liu Zhenhan pusing.
Panah armor-piercing "Shenjian Zheqin" Nedved telah habis. Nana buru-buru membuatkan 30 anak panah api darurat. Berkat bonus sihir es dari "Sabuk Kekuatan Raksasa Tanpa Wajah Tundra", panah api ini akan meledak setelah mengenai target karena reaksi berlawanan elemen sihir. Meski tak sehebat "panah armor-piercing", ini tetap pilihan yang baik.
Dikeributkan oleh beberapa nyonya bos, perjalanan akhirnya tertunda satu hari penuh. Liu Zhenhan mencoba menghibur diri dengan berkata, "Keterlambatan adalah hak prerogatif pihak yang kuat dalam negosiasi."
Mengendarai kuda terbang bersayap yang melayang di atas Benua Hitam, Liu Zhenhan akhirnya bisa menarik napas lega. Bagaimanapun, rintangan pertama akhirnya terlewati. Soal meyakinkan para Elf Jatuh itu, itu urusan lain lagi.
Kalau hanya menuruti semua permintaan pihak lawan, Liu Zhenhan merasa harga dirinya terlalu terinjak-injak. Faktanya, dia juga punya sejumlah syarat yang ingin diajukan. "Roti kukus harus dipatah-patahkan sebelum dimakan, roti di oven pun dipilih yang lunak," apalagi hari ini Liu Zhenhan memegang harapan mereka. Lao Liu yakin ketika nanti memperlihatkan anggur bakung yang direndam mutiara kura-kura kepada para Elf Jatuh ini, tekad mereka untuk kembali ke permukaan akan semakin mengeras.
Pemandangan Benua Hitam jauh lebih indah dibanding lapisan pertama Benua Nuyan. Bola matahari kecil yang melayang di sini bertebaran bagai bintang, menyinari seluruh benua dengan cahaya senja merah darah bak "sungai panjang dengan matahari terbenam". Di dataran yang rata, sesekali terlihat kawanan Kuda Nightmare Bawah Tanah yang sedang berlarian. Kuda mimpi buruk hibrida ini adalah warisan jahat dari agresi Bangsa Iblis ke Benua Aigean dulu, entah bagaimana akhirnya bisa beradaptasi dan menetap di bawah tanah.
Di kejauhan langit, tampak samar bayangan burung raksasa aneh yang mengepak-ngepak di sekitar gunung berapi. Di tanah, banyak Naga Sekunder herbivora yang sedang berada di tumpukan duri melolong parau ke arah Liu Zhenhan dan Ksatria Kelelawar Raksasa yang melintas di angkasa. Menurut penilaian Liu Zhenhan, monster Naga Sekunder ini 90% pasti hasil perbuatan Black Dragon Neraka setelah datang ke bawah tanah. Meski dia pernah dipukuli oleh kedua Naga Peri karena menyebut "sifat naga yang sangat mesum", dia tetap bersikeras dengan pendapatnya.
Meski tanah Benua Hitam berwarna hitam, di bawah sinar "matahari bawah tanah" yang merah darah, semuanya tampak berwarna merah tua. Hutan bawah tanah yang licin di sini juga lebih subur dibanding Benua Nuyan, dengan jalan raya yang tersebar seperti bintang di antara tumbuhan di kedua sisinya.
Liu Zhenhan akhirnya mengerti mengapa Elf Jatuh memilih menetap di sini daripada di lapisan pertama Benua Nuyan. Benua Hitam memang sangat indah.
"Bego-bego ini~" Kakatua Raksasa yang meringkuk di pelukan Liu Zhenhan menggerutu malas.
Ucapan ini juga menjadi penilaian Liu Zhenhan terhadap para Elf Jatuh.
BAB 145: Bertemu Kerabat di Negeri Orang
Kota Menzoberranzan adalah kota besar pertama yang dibangun oleh Dark Elf ketika memasuki dunia bawah tanah. Di atas kota ini terdapat "matahari bawah tanah" yang puluhan kali lebih besar dari Dibo Luo asli, dipenuhi burung emas yang berisik, menerangi rumah para Zhuoer.
Kota Menzoberranzan dibangun dengan mengukir dan merenovasi gunung bawah tanah setinggi 200 meter menjadi kota yang cocok untuk dihuni Elf. Seluruh kota pegunungan ini terlihat megah dan anggun, kemegahan yang hanya mungkin terwujud berkat keterampilan tukang besi kurcaci, konsep estetika Elf, serta waktu pembangunan yang sangat lama.
Saat pertama kali melihat kota ini, Liu Zhenhan benar-benar terpana. Kota semacam ini biasanya hanya ada dalam novel ksatria, tak pernah terbayang olehnya bisa menyaksikan langsung karya teknik sipil sehebat ini.
Menzoberranzan separuhnya berupa pegunungan dan separuh kota. Bangunan mencolok adalah Menara Bela Diri berujung runcing dan Kuil Laba-laba berkubah lebar. Permukiman warga dan arsitektur khas Elf dengan struktur kayu berhiaskan tali rotan berjajar rapi seperti terasering di lereng gunung. Liu Zhenhan kembali berdecak kagum - hanya sinar "matahari bawah tanah" raksasa di atas Menzoberranzan yang bisa menyediakan fotosintesis cukup untuk tanaman merambat di dunia bawah tanah.
Di kaki kota Menzoberranzan mengalir sungai semi-buatan semi-alami yang berkelok mengelilingi kota sebelum berbelok ke utara. Sungai selebar lima puluh yard ini dijembatani oleh jembatan gantung raksasa yang membentang dari gerbang kota ke kedua tepiannya.
Selama ribuan tahun, kaum Dark Elf telah membangun delapan kota yang dikuasai ras mereka secara radial berpusat dari Menzoberranzan. Meskipun kehilangan pemerintahan langsung Ratu, dan pertikaian terselubung antar Ibu Pemimpin di kota-kota utama tetap berkobar, dalam banyak hal Menzoberranzan tetap layak menyandang status ibukota bagi Dark Elf bawah tanah.
Pemilihan lokasi pertemuan dengan Liu Zhenhan di tempat ini sendiri telah menunjukkan tingkat protokol dan kesungguhan para Elf Jatuh - jika memang mereka memilikinya.
Tuan tanah Bimon beserta dua belas Ksatria Udara Moore yang mengendarai kelelawar raksasa tidak bisa langsung memasuki Menzoberranzan. Di tepi hutan bawah tanah sejauh 10 li dari kota, Pangeran Moore Benitez beserta pengiringnya sedang menunggu dengan cemas kedatangan tuan tanah Bimon, tampaknya mereka pun belum mendapat izin masuk ke Menzoberranzan.
Liu Zhenhan melambai-lambaikan lengan Mithril-nya dengan ramah ke arah Pangeran Moore di garis cakrawala yang jauh. Pangeran Benitez dengan sekitar seratus pengiringnya tersenyum dan membalas lambaian tuan tanah. Sebuah toko Goblin yang telah terlantar selama bertahun-tahun berdiri di samping pangeran dan para pengiring Moore. Pada dinding batu terlihat tulisan Goblin yang kabur dan gambar binatang peliharaan raksasa. Kendaraan tunggangan mereka, kelelawar raksasa berwajak babi, sedang beristirahat tergantung terbalik di bawah atap batu, menyerupai kepompong hitam raksasa yang terkulai.
Setelah kuda terbang bersayap dan kelelawar raksasa memasuki pandangan kota Menzoberranzan, suara terompet tajam bergema dari dalam kota. Sebelum Liu Zhenhan dan dua belas ksatria kelelawar sempat mendarat di sekitar toko Goblin, puluhan bayangan monster raksasa telah melesat naik dari pilar totem besar di Menzoberranzan. Setelah dua tiga kali berputar-putar, monster-monster itu mengepakkan sayap daging mereka dan terbang lambat namun penuh tekanan ke arah ini.
Lao Liu pertama kali merasakan terkejut, karena siluet monster raksasa dari kejauhan ini sangat mirip dengan Naga, dengan para ksatria Dark Elf duduk di atasnya. Munculnya begitu banyak ksatria naga sekaligus, bahkan membuat seorang Pendeta Naga yang tak kenal takut pun merinding. Namun dia segera teringat: dalam Perjanjian Kuno, klan Naga hanya berjanji menjadi kendaraan tunggangan ras Bimon, ras lain sama sekali tidak memiliki hak ini. Seperti unicorn yang hanya akan menjadi tunggangan gadis suci, pembatasan tak kasat mata ini benar-benar ada. Bagaimana mungkin para Elf memiliki ksatria naga?
Selain itu, jika Dark Elf benar-benar memiliki ksatria naga sebanyak ini, bukankah mereka seharusnya tidak takut lagi lepas dari kendali Black Dragon Neraka?
Memikirkan ini, Liu Zhenhan tiba-tiba dipenuhi keraguan.
Ketika sosok-sosok ini terbang mendekat, Liu Zhenhan memandang tajam dan benar seperti dugaannya: monster terbang ini hanya mirip Naga. Tubuh mereka besar tapi tampak gemuk dan lamban, memiliki dua kepala raksasa - satu kepala kambing dan satu kepala singa, tanpa cakar naga yang tajam hanya sepasang kaki singa yang kekar, punggung dipenuhi duri tulang dengan ekor ular panjang.
"Ciri fisik monster terbang ini agak mirip dengan Monster Tingkat Super 'Chimera'! Liu Zhenhan meski belum pernah melihat langsung wujud Chimera, namun sebagai Pendeta yang ahli dalam penelitian monster, pengetahuan dasar bahwa 'Chimera' memiliki tiga kepala tetap dia kuasai."
Melihat gerakan agresif lawan, dua belas Ksatria Kelelawar Raksasa segera menghunus pedang kelopak mereka. Satu tangan mulai mengisi kekuatan magis, waspada sepenuhnya.
Lao Liu tentu tidak berani lengah. Dia segera memerintahkan kuda terbang bersayap untuk mempersiapkan "Keanggunan Kristal". Tangannya meraih arquebus Guli.
"Ini adalah 'Pengawal Kehormatan Chimera Berkepala Dua' dari Dark Elf yang menyambut kita! Tuan Richard!" Pangeran Moore Benitez yang menunggangi kelelawar raksasa segera terbang ke langit sambil berteriak dan melambaikan tangan, khawatir tuan tanah Bimon ini terlalu cepat bertindak dan memicu insiden internasional.
"Chimera berkepala dua?" Liu Zhenhan yang sudah membidik mata monster terdepan dengan arquebus Gul-nya, terduduk kaku di pelana kuda terbang yang melayang di udara setelah mendengar teriakan Pangeran Moore.
"Chimera berkepala tiga" pernah dia dengar, tapi "Chimera berkepala dua" benar-benar baru pertama kali ini diketahui.
"Monster juga memiliki keseriusannya sendiri. Jika Hydra kehilangan satu kepala, apakah masih bisa disebut Hydra? Itu akan menjadi monster lain bernama Yamata no Orochi. Apakah Chimera yang kehilangan satu kepala masih Chimera? Konon 'Chimera berkepala tiga' kekuatannya tidak kalah dengan Naga. Jika 'Chimera berkepala dua' juga seperti ini, bukankah kekuatan Dark Elf menjadi terlalu luar biasa?"
Liu Zhenhan memperkirakan Chimera jenis ini pasti jauh lebih lemah dibandingkan versi aslinya.
Pasukan Ksatria Chimera Dark Elf memang hanya sekadar pengawal kehormatan. Setelah terbang sampai jarak tertentu, mereka tidak melanjutkan penerbangan. Mereka mengeluarkan terompet yang terbuat dari tulang hewan dan meniupkan musik penyambutan yang muram. Chimera berkepala dua sesekali meneriakkan suara kambing "Miehehe~", menciptakan suasana yang cukup lucu.
Liu Zhenhan dan Yang Mulia Pangeran melambaikan tangan berulang kali ke arah pengawal kehormatan itu, layaknya dua orang gentleman.
"Chimera berkepala dua milik Dark Elf termasuk monster jenis apa?" Begitu mendarat, Liu Zhenhan langsung mendesak Pangeran Moore. Kekuatan Elf Jatuh yang ditunjukkan tiba-tiba membuatnya tegang seperti mainan yang diputar kunci.
“‘Chimera berkepala dua’ adalah monster terbang dari golongan penyembur asam, bukan Chimera sejati.” Pangeran Benitez terlihat sudah lama tidak menunggangi kelelawar raksasa, saat turun dari pelana kakinya menginjak sayap cakar kelelawar raksasa itu, membuat makhluk besar itu menjerit kesakitan.
"Ternyata benar-benar varian mutasi..." Liu Zhenhan menyeringai dingin. Kekuatan tempur "Chimera berkepala dua" ini pasti jauh kalah dibandingkan Chimera berkepala tiga dari permukaan bumi, kalau tidak mustahil bisa diternakkan secara buatan. Liu Zhenhan berpikir sejenak lalu bertanya: "Dibandingkan dengan Chimera sejati, bagaimana kekuatan tempur 'Chimera berkepala dua' ini?"
“Tikus dan kanguru sama-sama memiliki nama ‘shu’ (tikus), tetapi jika benar-benar harus berkelahi dengan kucing, itu hal yang berbeda. ‘Chimera berkepala dua’ adalah kendaraan tunggangan monster terbang yang dipelihara secara eksklusif oleh Dark Elf, pasti sangat berbeda jika dibandingkan dengan ‘Chimera berkepala tiga’ yang asli. Tapi jika benar-benar ada Ksatria Chimera, mengapa Dark Elf harus bergabung dengan Naga Hitam Neraka? Tuan Tanah Bimon yang terhormat, dari nada suara Anda... Apakah perkembangan kavaleri udara di dunia permukaan sekarang sudah sampai pada tingkat bisa seenaknya mengendalikan Naga, Chimera, dan burung berkepala sembilan Mobasha?” Pangeran Benitez jelas menangkap makna tersirat dalam perkataan tuan tanah Bimon, lalu menyindir balik. Pasukan kavaleri udara tuan tanah Bimon pernah ia lihat, hanya sekumpulan burung besar yang mirip pengemis.
“Antara kelelawar raksasa kalian dengan Chimera berkepala dua milik Zhuoer, mana yang lebih kuat?” Liu Zhenhan tidak menghiraukan sindiran terselubung dalam nada suara pangeran ini, langsung menanyakan inti permasalahan.
"Kurang lebih sama hebatnya. Raksasa kelelawar kami dilengkapi aura penghisap darah, selama ksatria bisa memberinya setetes darah musuh, mereka bisa menghisap darah dari jarak jauh; Chimera berkepala dua milik Dark Elf bertubuh besar, kekuatan magis dan fisiknya cukup tangguh. Perbedaan keduanya tidak terlalu signifikan, lebih tergantung pada taktik pertempuran yang digunakan. Bagaimana dengan kalian? Apa pasukan kavaleri udara utama di Benua Aigean sekarang?" Pangeran Benitez membalas bertanya: "Masihkah Griffin yang menakutkan itu?"
"Metode pemeliharaan dan pelatihan Griffin sudah menghilang sejak ribuan tahun lalu. Setelah Bimon suku Monyet mendirikan negara mereka sendiri, terjadi perang saudara berkali-kali yang akhirnya memusnahkannya." Liu Zhenhan berkata sementara matanya mulai berkedip-kedip: "Sekarang Bimon suku Monyet telah mengembangkan beberapa jenis burung pemangsa lain seperti elang petir dan hippogryph sebagai kavaleri udara."
"Beberapa jenis burung pemangsa ini jauh lebih rendah dibanding Griffin." Pangeran Benitez mengangkat alisnya. Ia tak menyadari bahwa Pigge yang tampak jujur ini sebenarnya sedang merencanakan niat jahat dalam pikirannya. "Pengawal kehormatan sudah tiba, mari kita segera masuk kota. Kurasa para Dark Elf ini juga sudah tidak sabar menunggu."
“Sekedar bertanya, sebagai bagian kavaleri udara, bukankah kalian sudah memiliki manusia elang-banteng? Mengapa Blood Elf dan Dark Elf masih mempertahankan formasi angkatan udara? Bukankah ini pemborosan sumber daya? Tahukah kamu, di dunia permukaan Aiqin saat ini, skala angkatan udara sangat kecil, bahkan sebuah negara hanya memiliki sekitar seratus orang.” Liu Zhenhan mengeluarkan empat ahli istana yang sedang bermain mahjong dan biarawati kecil Jeanne d'Arc dari cincin ruangnya. Jeanne terlihat berseri-seri, mungkin menang permainan, dengan banyak barang berharga di depannya termasuk pedang Fatty Luo, Sabuk Kekuatan Raksasa milik Nedved, Lambang Misha Vieri, dan dua tabung pedang dark milik Napoleon Raksasa Eiffel.
“Satu negara hanya punya seratus kavaleri udara?” Pangeran Moore ternganga heran: “Meski kami Blood Elf memiliki 300.000 suku bawahan manusia banteng-elang, kami masih mempertahankan satu resimen Ksatria Kelelawar Raksasa secara internal! Dark Elf juga mempertahankan 800 Ksatria Chimera Berkepala Dua! Ini mewakili tradisi, apakah dunia permukaan sudah tidak peduli sama sekali dengan status angkatan udara? Angkatan udara kan simbol pengawal kehormatan untuk protokol istana!”
“Entahlah.” Liu Zhenhan mengangkat bahu: “Angkatan udara sekarang sudah kuno, siapa yang masih pakai angkatan udara dianggap kampungan.”
Pangeran Benitez masih menunjukkan ekspresi tak percaya, terus bergumam dalam bahasa yang tidak jelas.
Pangeran Moore tidak tahu, obrolan santainya dengan tuan tanah ini justru membuat Lao Liu teringat pada suatu hal penting.
Sejak awal berinteraksi dengan Elf Jatuh, Liu Zhenhan selalu secara tidak sadar memperlakukan mereka seperti manusia modern, terutama dalam pola pikir dan kebiasaan alamiah. Namun tanpa disadari, ia mengabaikan satu hal fundamental - para Elf Jatuh ini telah diasingkan ke bawah tanah selama lebih dari sepuluh ribu tahun! Kebiasaan bertempur dan gaya hidup mereka sebagian besar masih mengikuti standar sepuluh ribu tahun lalu. Satu-satunya perubahan adalah setelah tiba di bawah tanah, mereka menggunakan kelimpahan baja untuk membentuk pasukan kuat, alih-alih tetap menggunakan senjata perunggu seperti era sebelumnya.
Saat dua kelompok Elf Jatuh ini diasingkan ke bawah tanah, Perang Dewa dan Iblis bahkan belum terjadi di dunia permukaan Benua Aigean! Pada era itu, hampir semua ras masih mempertahankan formasi pasukan udara yang besar. Kekuatan pasukan udara inilah yang membuat Naga Benua Aigean tidak pernah turut serta dalam Perang Dewa dan Iblis. Kemunduran kavaleri udara baru terjadi setelah Pertempuran Udara Tennessee dalam Pertempuran Hyjal. Karena hambatan dalam pemeliharaan dan pelatihan, saat ini di seluruh Benua Aigean, bahkan negara-negara militer kuat sekalipun, pasukan udara resmi tidak melebihi seratus personel.
Berbeda dengan pandangan militer modern yang menganggap angkatan udara hanya cocok untuk pengintaian dan tugas utusan, lebih dari sepuluh ribu tahun yang lalu, semua ras beradab masih cukup sering membentuk dan menggunakan angkatan udara. Tentu saja, skala kavaleri udara saat itu sangat berbeda dengan sekarang. Segala sesuatu yang mengalami perubahan kuantitas akan memicu perubahan kualitas. Seratus kavaleri udara hanya bisa menjadi pengintai, tetapi seratus ribu kavaleri udara sudah cukup untuk menghancurkan satu legiun darat.
Penemuan kecil ini membuat Liu Zhenhan merinding. Kini dua kelompok Elf Jatuh di bawah tanah telah memiliki banyak manusia elang-banteng dan Manusia Banteng-Elang, namun kedua kelompok Elf Jatuh tersebut masih mempertahankan formasi angkatan udara tradisional. Pentingnya kekuatan udara jelas tidak perlu dipertanyakan lagi.
Keterbatasan kavaleri udara modern terutama terletak pada kesulitan dalam pemeliharaan dan pelatihan. Sebenarnya bukan karena negara-negara militer kuat tidak mau membentuknya, tapi karena tidak memiliki kemampuan untuk membentuk dalam skala besar. Meskipun perlindungan kavaleri udara lemah, kemampuan manuver dan penetrasi mereka termasuk kelas satu. Kemunculan kavaleri udara dalam skala besar dan formasi tinggi secara tiba-tiba mungkin akan membawa revolusi militer ke seluruh benua.
Liu Zhenhan awalnya masih menganggap Elf Jatuh ini tidak terlalu mengancam, namun sekarang terlihat bahwa mereka yang memiliki pemahaman mendalam tentang pertempuran udara ini mungkin benar-benar memiliki keunggulan setelah pergi ke permukaan. Kerjasama operasional udara-darat mereka sudah Liu Zhenhan alami di Lembah Api. Meski manusia elang-banteng mungkin tidak terlalu hebat, namun ratusan ribu prajurit manusia elang-banteng ditambah dua jenis ksatria monster terbang ini menjadi persoalan berbeda. Asal jumlahnya cukup, bahkan menghadapi ksatria naga gereja pun mereka bisa memberikan perlawanan.
Liu Zhenhan kembali terjebak dalam situasi canggung. Apakah keputusan melepas Elf Jatuh ini ke permukaan benar-benar bijaksana?
Di jembatan gantung Kota Menzoberranzan, barisan ksatria Dark Elf yang mengendarai black menyambut kedatangan Pangeran Blood Elf dan tuan tanah Bimon. Delapan Ibu Pemimpin Dark Elf berpostur menggoda, mengenakan mahkota laba-laba Lolth dan jubah seksi yang terbuka, dengan kesombongan dan kedinginan khas Elf, menyambut rombongan yang mendekat ini.
Para perempuan Dark Elf ini, baik dari segi tubuh maupun wajah, adalah tipe yang langsung membuat orang membayangkan ranjang. Pesona mereka benar-benar bisa menyaingi gadis Fox dari Bimon.
Pandangan Liu Zhenhan menjelajah ke sekeliling. Ia tidak memperhatikan wajah-wawancara menggoda para Dark Elf ini, melainkan terpaku menatap dua pohon kuno raksasa di samping jembatan gantung. Dua pohon kuno setinggi sekitar 20 meter ini memiliki dedaunan hijau lebat seperti payung, dilengkapi sulur-sulur rotan dan buah-buahan besar yang bergelantungan. Batang pohonnya dipenuhi tumor kayu berbentuk wajah manusia lengkap dengan alis dan mata, sedangkan akarnya yang bercabang dua menyerupai sepasang paha kekar.
Buah-buahan dari kedua pohon kuno ini terlihat seperti durian raksasa. Kulit buahnya kasar dan keras, dipenuhi duri-duri horizontal yang bergelantungan seperti anggur di cabang-cabang pohon. Dua cabang tebal menjorok dari sisi pohon, dengan serat kayu hitam pekat yang membentuk lengan alami lengkap dengan jari-jari. Di bagian atas batang kedua pohon ini, terdapat koridor dan platform yang terbuat dari rotan, tempat puluhan pengintai Dark Elf bersenjatakan panah berpatroli.
Kedua pohon kuno itu mengeluarkan suara gesekan kayu "kreek-kreek" yang keras, bergerak sendiri tanpa tiupan angin.
Ini barang bagus!
Liu Zhenhan tak bisa menahan diri untuk tidak mengutip pepatah tua - kapal karatan pun masih punya tiga paku tembaga!
Putri duyung Kou Tao yang telah hidup di bawah tanah selama bertahun-tahun masih menyimpan beberapa harta warisan, apalagi para Elf Jatuh ini!
Mungkin karena Liu Zhenhan terlalu lama menatap dua pohon kuno, atau mungkin pandangannya penuh ancaman dan keinginan menguasai, tiba-tiba salah satu pohon kuno mengulurkan cabangnya seperti tangan manusia. Cakar kayunya mencengkeram dan memetik buah duri raksasa berdiameter satu meter dari kanopinya. Dengan gerakan tali rotan yang meliuk, buah duri besar itu meluncur membentuk parabola dan jatuh dengan akurat ke arah Liu Zhenhan.
Wajah Dark Elf dan Blood Elf di sekeliling serentak berubah pucat. Beberapa Ksatria Elf yang mengendarai black segera memacu kendaraan tunggangan mereka menuju pohon tersebut.
Karena lintasan parabola yang panjang, buah duri datang relatif lambat. Nedved dengan tenang mengeluarkan busur panjang berbahan urat kutu, jarinya sudah menyiapkan lima anak panah panjang untuk menembak buah itu di udara. Tapi Liu Zhenhan segera menahan tangannya.
Dua pengawal istana yang sedang bersiap jadi perisai hidup langsung minggir, memberikan kesempatan ini pada tuan tanah.
Liu Zhenhan mengayunkan tinju Mithril-nya, melangkah dengan pola lompat tali, dan menghantam buah duri raksasa yang meluncur itu tepat di sasaran.
Perubahan tiba-tiba terjadi. Sebelum Lao Liu sempat bereaksi, dentuman keras "Pong" menggema. Buah duri raksasa menghantam tinju Mithril dan meledak, memuntahkan ribuan buah kecil berbentuk kumparan mirip Xanthium ke segala penjuru. Barrier pantulan langit Liu Zhenhan dan Perisai Tuan Tanah Kematian biarawati kecil Jeanne d'Arc langsung mengembang. Guo Guo buru-buru mengeluarkan helm baja model Fasis baru dari rompi bayi dan mengenakannya di kepala kecilnya.
Fatty Luo dan Vieri, dua ahli pengawal istana, dengan lincah mengangkat perisai raksasa tempurung naga kura-kura dan perisai tempurung kura-kura berekor bintang yang digendong di punggung. Mereka membentangkan perisai selebar mungkin untuk melindungi sekeliling. Dua perisai tempurung kura-kura dengan pegangan baja baru itu terus-menerus berdentuman terkena buah duri kecil. Dua kristal merah menyala muncul dari pegangan emas gelap di tangan si kurcaci, melompat ke udara sambil berputar. Pedang cahaya bersilangan membentuk perisai api yang memantulkan buah-buah duri itu.
Para Elf Jatuh di sekitar telah mundur sejauh 8 li (≈4 km), jelas sudah mempersiapkan diri sebelumnya. Buah-buah duri yang beterbangan liar ini tak mengenai mereka, hanya menyisakan percikan api di permukaan jembatan gantung. Entah bagaimana kayu dan tumbuhan bisa menciptakan gesekan sehebat tabrakan meteor dengan bulan ini.
Belum selesai satu gelombang, gelombang lain datang. Sebelum semua orang sempat bereaksi, dua pendeta wanita Dark Elf yang berdiri di jembatan gantung mengikuti para Ibu Pemimpin, satu membawa belati biru menyala menerjang Liu Zhenhan, yang lain mengibaskan cambuk ekor ular dengan ujung segitiga tajam mengarah ke tenggorokan Liu Zhenhan.
Kelincahan Elf selalu secepat angin, apalagi pendeta wanita Dark Elf yang sudah dilatih ilmu bela diri sejak kecil sebagai prajurit tingkat tinggi!
Meski Elf cepat, para ahli pengawal kerajaan juga bukan sembarangan. Nedved yang berdiri paling depan di samping tuan tanah menarik keenam jarinya, melompat sambil menancapkan lima anak panah berumbai ke mata pendeta Dark Elf pembawa belati. Saat masih di udara, Nedved sudah menarik kembali lima anak panah panjang yang diselimuti serpihan es berdarah. Dentang tali busur terdengar, satu anak panah membelah kepala ular cambuk menjadi dua, sementara panah lain menembus dada pendeta Dark Elf pengguna cambuk ular. Jarak terlalu dekat, kecepatan tembak begitu dahsyat hingga terlihat jelas lubang transparan di dada Dark Elf itu sebelum darah bercampur serpihan es menyembur deras.
Semua Elf benar-benar terkejut. Biarawati kecil Jeanne d'Arc hanya bisa menjerit, pedang Fatty Luo sudah menempel di leher Pangeran Moore, Vieri melompat ke atas Kungkang raksasa yang dipanggilnya, bersiap mengayunkan kapak sebesar Pintu Kayu untuk melakukan serangan barbar.
"Kesalahpahaman! Jangan bertindak!" Ibu Pemimpin Dark Elf mengulurkan tangan dengan gugup sambil menjelaskan.
"Aku bersumpah demi nyawa! Ini sama sekali bukan kesengajaan Zhuoer..." Pangeran Benitez panik, para pengawalnya belum sempat bereaksi saat pedang lawan sudah membuat bulu kuduknya berdiri.
"Tunggu sebentar." Liu Zhenhan mengangkat tangannya, berkata pada beberapa pengawal istana.
Tak lama kemudian, beberapa Ksatria Elf black dari pohon purba membawa dua Dark Elf perempuan ke jembatan gantung. Kedua tawanan ini tidak melawan, hanya terus-menerus berteriak dalam Bahasa Elf kepada para Ibu Pemimpin. Salah satu dari delapan Ibu Pemimpin Zhuoer melambaikan tangan, dan kedua Dark Elf itu segera dibawa pergi.
"Elf Zhuoer yang menolak bermigrasi ke permukaan memang minoritas, cara mereka agak ekstrem." Pangeran Moore terus meminta maaf di samping Liu Zhenhan: "Yang Mulia Tuan Richard, harap jangan ambil pusing insiden kecil ini, aku akan menjamin keamananmu dengan nyawaku."
“Ini adalah kecelakaan, benar-benar kecelakaan.” Salah satu Ibu Pemimpin Dark Elf juga maju ke depan, wajahnya terlihat agak malu, terus-menerus melambaikan tangan ke Liu Zhenhan.
“Ini benar-benar 'manusia takut terkenal, Pigge takut gemuk'...” Liu Zhenhan menyeringai sambil meludahi tinju Mithril-nya, lalu mengelapnya dengan lengan bajunya.
Pangeran Moore tersenyum kecut. Matanya menatap delapan Ibu Pemimpin Dark Elf di seberang, para Ibu Pemimpin Zhuoer saling pandang tak mengerti, berbisik-bisik membahas sesuatu.
“Pemanah Anda ternyata bisa bertarung jarak dekat.” Pangeran Benitez terpaksa maju untuk meredakan ketegangan. Tak menemukan topik lain, dia hanya membahas hal yang tidak penting.
“Lumayan menarik, benda ini mirip buah pacar air yang kumaen waktu kecil, ternyata bisa meledak.” Liu Zhenhan membungkuk mengambil buah duri kecil dari tanah, meremasnya dan merasakan kekerasannya seperti buah tanaman pecah beling.
Jari-jari Liu Zhenhan mengerat, menghancurkan buah duri kecil itu. Pandangannya kembali tertuju ke pohon purba di kejauhan, kali ini matanya dipenuhi kerinduan yang nyata. Baru tiga menit di wilayah Dark Elf, dia sudah mengincar dua benda berbeda.
Hubungan antara ras Elf dengan tumbuhan selalu sangat harmonis, hampir setiap sub-ras Elf mengetahui cara menggunakan tanaman untuk melindungi kampung halaman mereka. Elf biasa memiliki "Pohon Purba Angin", Druid memiliki "Desa Purba Kebijaksanaan", Elf Bulan yang paling mulia memiliki "Desa Purba Sampa", sementara Elf Jatuh yang haus darah memiliki - "Pohon Perang"!
Apapun jenis Pohon Purba Elf, semuanya merupakan senjata pertahanan yang luar biasa dengan keunikan masing-masing. Contohnya dua "Pohon Perang" yang sedang dilihat Liu Zhenhan ini, tidak hanya menyediakan platform pengawal dan pengintaian untuk Dark Elf, tetapi juga bisa bergerak memutar di tempat atau mencabut akar untuk berpindah secara perlahan, mengayunkan dua cabang pohon seperti lengan untuk menghajar musuh yang menyerang. Akibat terkena pukulan cabang raksasa ini pasti sangat fatal. Yang lebih unik lagi, "Pohon Perang" bisa merasakan gelombang pikiran Elf yang berada di inti pohon, melakukan identifikasi musuh-sekutu secara sempurna, lalu memetik buah-buah raksasa sebesar durian dari kanopinya dan melemparkannya seperti ketapel ke musuh sebagai serangan jarak jauh.
Sejak berakhirnya era Kekaisaran Elf Besar, ras Elf telah tercerai-berai. Pengetahuan tentang Pohon Kuno Elf sudah hampir punah. Di Benua Aigean saat ini, pohon kuno seperti ini hanya bisa ditemukan di pedalaman hutan belantara yang masih dipertahankan oleh beberapa suku Elf - siapa sangka kata "kuno" dalam nama Pohon Kuno Elf justru menjadi bumerang. Dengan waktu penanaman yang harus mencapai ribuan tahun, pohon ini sama sekali tidak bisa memberikan manfaat berarti. Meski bisa berpindah tempat, kecepatannya setara dengan kura-kura. Dalam situasi dimana ras Elf terus-menerus menghadapi ancaman manusia serakah yang memaksa mereka sering melakukan migrasi massal, kelangkaan Desa Pohon Kuno Elf sudah bukan hal aneh lagi. (Catatan: Bahkan di era kekuasaan Kekaisaran Bimon, perdagangan budak Elf yang berparas cantik tak pernah benar-benar berhenti.)
Liu Zhenhan tak menyangka dirinya mendapat kesempatan langka untuk melihat langsung benda ajaib yang menakjubkan ini dari dekat.
Akhirnya kedelapan Ibu Pemimpin Ross dari Dark Elf mendekat. Satu per satu mereka memperkenalkan nama mereka kepada tuan tanah Bimon. Mata mereka tak berkedip memandang Liu Zhenhan, membuat Lao Liu merinding.
Dulu, tatapan wanita mana pun yang melihat Lao Liu paling banter hanya ingin menguliti kulitnya. Tapi kali ini, sorot mata para Ibu Pemimpin Dark Elf ini jelas-jelas ingin menanggalkan pakaiannya.
Pada detik itu, Liu Zhenhan hampir merasakan ilusi seolah dirinya sedang "diperkosa bergiliran" oleh tatapan mata mereka.
"Para Ibu Pemimpin Zhuoer yang terhormat, Tuan Richard telah membawakan kunci untuk melarikan diri dari sangkar bawah tanah. Saya telah merasakan secara mendalam formasi teleportasi sihirnya. Harapan kita adalah mencapai konsensus secepat mungkin, inilah yang terpenting." Pangeran Benitez menjaga jarak yang tepat dengan para Ibu Pemimpin Elf Gelap ini, berbicara dengan lancar.
"Persahabatan Yang Mulia Pangeran akan selalu terukir di hati kami. Sejak menerima kabar dari Yang Mulia, kami telah memilih kandidat terbaik untuk 'Ritual Pembasuhan Sinar Matahari' yang akan mengubah kami menjadi Elf Malam." Ibu Pemimpin Ros dari kota Menzoberranzan, You Yue'er Du'edeng, melirik Liu Zhenhan dengan gaya yang menggoda, sengaja menggunakan nada bicara yang berkelit: "Dia adalah seorang Bimon yang sangat tampan dan memesona."
"Apa aku tampan?" Meski tahu itu hanya basa-basi, pujian dari seorang wanita cantik berpengalaman membuat tuan tanah yang memang sudah tinggi hati ini merasa manis di hati. Dengan bodohnya ia mengusap hidungnya yang masih belum sembuh sempurna, meski memang Lao Liu sekarang terlihat lebih baik dari sebelumnya.
"Maaf, Bimon yang saya maksud bukanlah Anda." Ibu Pemimpin Menzoberranzan menyeringai, diikuti gemuruh tawa ramah dari sekelilingnya.
“Oh?” Ekspresi Liu Zhenhan tiba-tiba menjadi dingin, berubah secepat membalik halaman buku: “Jika tidak kau sebut, aku malah lupa bertanya. Sungguh aneh, kalau sudah ada kandidat untuk ritual baptis matahari, mengapa tadi masih ada anggota Zhuoer kalian yang mencoba membunuhku? Apakah kalian lupa formasi teleportasi sihir berada di tangan siapa?”
Begitu Liu Zhenhan memasang wajah seram, aura kebengisannya langsung terpancar mengintimidasi. Sorot matanya membuat para Elf Jatuh ini teringat pada magma mendidih yang menyembur saat gunung berapi bawah tanah meletus.
Guo Guo yang mengenakan helm, sambil berdiri marah di bahu Liu Zhenhan mengacungkan tinji kecil untuk menantang para elf, mencakar rompi bayinya dan mengunyah kacang dengan lahap.
Burung beo segera menyembulkan kepala dari balik baju Liu Zhenhan, mengoceh kasar sekali sebelum kembali bersembunyi.
Ekspresi Ibu Pemimpin Mosuo Bulada berubah sedikit, tapi cepat kembali normal. Dengan senyum manis dia berkata: “Untuk meredakan ketidakpuasan Tuan Richard, izinkan saya menunjukkan kesungguhan hati.”
Ibu Pemimpin Youyue'er menepuk tangan dengan lembut. Dua Peri Gelap yang sebelumnya bertugas di inti "Pohon Perang Kuna" untuk mengarahkan serangan jarak jauh ke Liu Zhenhan, kini diseret ke jembatan gantung. Beberapa pria Elf perkasa menggenggam lengan mereka, bersiap melemparkan keduanya dari jembatan. Di bawah jembatan, air parit kota mendidih oleh gerakan ribuan mulut ikan yang menganga, memperlihatkan deretan gigi bergerigi yang siap menyantap.
"Berhenti!" Teriakan mengguntur seketika menggema di angkasa.
Dua kata "berhenti" yang datang dari kejauhan itu sarat dengan aura kepemimpinan yang tak tertandingi.
Liu Zhenhan langsung mengenali suara ini. Dengan mencibir, ia bergumam pelan: "Wahai Junjungan, bahkan kemampuan ras 'Raungan Singa' Suku Rhein pun mungkin kalah nyaring dari suaramu."
Benar saja, ternyata si teman lama.
Imam Utama Murinio berdiri gagah di gerbang kota Mosbradara, mengenakan jubah imam berwarna jingga keemasan dengan seruling emas terselip di pinggang. Di belakangnya berdiri seorang pendekar manusia dan seorang Penyihir. Kerumunan Elf yang bergelombang membuka jalan, bagai kerang mutiara yang membuka cangkangnya, mempertontonkan sang Imam Utama yang berkilauan laksana mutiara di manapun berada.
Kecantikan pria Dark Elf memang termasyhur di seluruh dunia, namun di samping Imam Utama Murinio, mereka langsung terlihat seperti bawang kecil di bawah pohon raksasa. Kharisma pria dewasa dan keanggunan bangsawan warisan turun-temurun suku Smail yang dimiliki sang Imam Utama, memusatkan semua perhatian padanya.
Meski Liu Zhenhan adalah yang paling jelek di antara semua orang di sini, pada saat ini dia justru terlihat begitu tegap dan mencolok. Karena hanya aura nya yang tidak kalah dari Imam Utama Angsa.
Dua Dark Elf perempuan yang hampir dilempar ke parit kota itu melepaskan diri dari pelukan pria elf, lalu langsung menerjang ke pelukan Tuan Murinio sambil menangis tersedu-sedu. Keluguan mereka membuat orang bertanya-tanya apakah mereka salah masuk rahim.
Liu Zhenhan membelalak, "Ini apaan lagi sialan?!"
Kacang di mulut Guo Guo jatuh ke tanah disertai air liur yang membentuk garis lengket. Dua bola matanya membeku.
Ekspresi Rodman dan Nedved juga tak kalah buruk. Vieri menggosok-gosok matanya dengan wajah tak percaya.
"Imam Utama ini benar-benar Romeo ya?"
"Ini pertunjukan apa lagi?" gumam Liu Zhenhan sambil memandang Imam Utama Angsa di kejauhan yang sedang membujuk dua Dark Elf perempuan dengan suara lembut.
“Buka dermaga～dorong pantat～” Burung beo jorok mengeluarkan kepalanya dari pelukan Liu Zhenhan, menjawab dengan penuh kesombongan.
“Pendeta Bemon ini, sejak pertama kali datang ke kota Mosbrada untuk menemui saya, terus mendesak agar kami mengembalikan semua manusia elang-banteng... Aduh... Tak disangka dia ternyata memiliki dua peliharaan magis Phoenix api... Tapi untungnya dia tidak terlalu memaksa, jadi saya terus menunda.” Ibu Pemimpin Youyue berbisik kepada Liu Zhenhan dan Putri Moore Benitez: “Dari pertarungan singkat dengan Pendeta Bemon ini terlihat, Pendeta suku Smyer yang tampan ini juga menguasai ilmu bela diri yang baik, kondisi fisik sangat prima, cocok sebagai kandidat ritual baptis cahaya matahari. Utusan Moore membawa pesan dari Pangeran yang menegaskan bahwa kandidat ritual harus Tuan Richard. Tapi saya ingin bertanya, Tuan Richard, apakah kami boleh memilih antara Anda berdua? Lagipula kalian sama-sama pendeta Bemon...”
“Tidak ada meter masalah!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
“Aku langsung kesal lihat mukanya.” Pangeran Benitez melototi Imam Utama Murinio dengan wajah masam.
“Tapi aku juga ragu. Ritual baptis cahaya matahari ini bisa merenggut nyawa, dia sanggup tidak?” Liu Zhenhan merasa geli sekaligus khawatir.
"Dari hidung tampan Smail ini, aku melihat dia memiliki 'Tembaga Kumis' yang legendaris." Ibu Pemimpin Mosuobulada hampir menelan air liur saat mengucapkan ini. Ekspresi para dark elf perempuan di sekitarnya seolah mencapai klimaks, beberapa bahkan sampai mengeluarkan erangan. Mungkin sengaja.
"Aku juga melihatnya." Pangeran Benitez tak jelas apakah iri pada ketampanan Tuan Mourinho atau pada 'senjata legendaris'-nya, yang pasti nada bicaranya penuh kegetiran: "'Kumis Tembaga' hanya berarti kulit berlapis baja. Lihatlah Tuan Richard yang kubawa ini..."
Di titik ini, Pangeran Moore dengan penuh makna berhenti sejenak, menepuk bahu Liu Zhenhan dengan keras, lalu berkata dengan suara lantang kepada delapan Ibu Pemimpin dark elf: "...Hidung Tuan Richard tampak rusak parah. Dengan kemampuan kalian mungkin tak bisa melihatnya. Tapi aku—seorang pangeran blood elf yang ahli meneliti darah—bisa bersumpah: Tuan Richard memiliki 'Cun Jin' yang legendaris!"
"Cun Jin?" Mata para Ibu Pemimpin dark elf langsung menyala hijau seperti lalat kelaparan melihat keju berjamur, menatap tajam Liu Zhenhan. Tatapan mereka mengingatkannya pada ekspresi Gud saat pertama kali melihat bambu.
“Satu inchi waktu setara dengan satu inchi emas! Waktu tak bisa membeli seinci emas!” Ibu Pemimpin Youyue'er nyaris berteriak: “Cahaya menyinariku! Sungguh tak bisa dipercaya! Apakah 'Inchi Emas' yang bahkan waktu pun tak mampu menyaingi benar-benar ada di tingkat ini?”
Situasi langsung mencurigakan seperti paksa melakukan "lun da mi" bergiliran. Bahkan Pangeran Moore mundur selangkah di bawah tatapan para Ibu Pemimpin Dark Elf ini, melihat sekeliling lalu minggir lagi.
“Apa aku harus membuka celana untuk diperiksa?” Liu Zhenhan mencemooh: “Jangan ngaco, Pangeran Benitez sudah membohongi kalian. Cepat ceritakan tentang Imam Utama Angsa ini, apa lagi yang dilakukannya setelah datang? Jangan ditutupi, dia punya urusan denganku. Jangan takut tabu, bicara terus terang. Kalau mau menghajarnya, aku dukung penuh.”
“Tipuan kalian benar-benar hebat!” Ibu Pemimpin Mosspulada mengatupkan gigitannya dengan perasaan campur aduk: “Sungguh bertemu mayat hidup! Aku benar-benar angkat topi untuk Imam Utama Angsa kalian ini. Baru tinggal beberapa hari di rumah peristirahatan, dia sudah gencar menyebarkan ajaran Shaman. Sekarang setidaknya seribu Dark Elf dan suku-suku bawahan di Mosspulada sudah pindah keyakinan karena dia.”
“Sebagian besar perempuan.” Sang Ibu Pemimpin menambahkan setelah berpikir.
“Keyakinan Dark Elf memang sudah kacau, aku sudah bilang sebelumnya.” Pangeran Benitez mengedipkan mata pada Liu Zhenhan, terlihat sangat bersenang-senang dengan kesulitan orang lain.
“Berbual B!” Liu Zhenhan menggeretakkan mulut sambil menggelengkan kepala kuat-kuat.
“Dua peliharaan magis Phoenix api plus seorang prajurit dan penyihir di sisinya, meski sudah cukup hebat, aku yakin masih bisa mengontrol situasi. Dia bisa mengubah agama begitu banyak Dark Elf, tapi bisakah dia membawa mereka keluar dari bawah tanah? Awalnya aku masih mempertimbangkan untuk memanggil Black Dragon Neraka untuk mengusirnya, tapi setelah menerima surat dari Yang Mulia Pangeran, akhirnya aku tahu cara menghadapinya.” Senyum Ibu Pemimpin Youyue'er tiba-tiba menjadi sangat mesum.
Ekspresi mesum perempuan elf ternyata sangat ambigu dan memikat, Lao Liu sampai terpana menatapnya.
“Kalian tidak akan bisa menangkapnya.” Pangeran Moore dengan tegas menuangkan air dingin di kepala Ibu Pemimpin: “Mau menangkap pendeta yang punya sepasang peliharaan magis kembar phoenix jantan dan betina, bahkan jika delapan ibu pemimpin memanggil delapan Black Dragon Neraka, tetap tidak mungkin. Kalau mau kabur, dia bisa lari kapan saja.”
“Memang sulit menangkap, tapi kan Pendeta Agung ini sangat mulia. Jika kugunakan nyawa dark elf yang mempercayainya sebagai taruhan, mungkin masalahnya akan selesai?” Ibu Pemimpin Kota Mosuo Bulada Youyue'er tertawa jahat.
“Liu Zhenhan sambil mengagumi kelicikan Ibu Pemimpin Elf ini, sambil menggelengkan kepala dan mengeluh. Selain kekuatan luar biasa sang Imam Utama ini yang patut diacungi jempol, jika kita bertukar posisi, seandainya Tuan Liu datang ke Kota Mosbrada untuk menyelamatkan Bimon dari ras Bordir, selain bertarung langsung dengan Dark Elf di sini, sama sekali tidak akan ada kemungkinan lain.
Tapi Murinio yang datang ke sini, setelah menghabiskan beberapa waktu, tidak hanya tidak mengalami konflik sengit dengan Dark Elf setempat, malah menyebarkan ajaran Shamanisme di kota ini dan mengasimilasi sejumlah besar pengikut Dewa Perang.
Ini konsep seperti apa? Perbedaannya terlalu besar, bukan?
Liu Zhenhan sama sekali tidak meragukan, jika pendeta mana pun dari Kerajaan Bimeng datang ke sini, pasti tidak akan bisa mencapai tingkat yang dilakukan Tuan Mourinho. Gelar "legenda pendeta" ini benar-benar sangat layak disandangnya.
"Aku mendukung keputusanmu, Ibu Pemimpin yang bijaksana. Cepat paksa Imam Utama ini!" Liu Zhenhan melihat Tuan Mourinho sedang mendekat, segera memiringkan kepala dan berbisik pada Ibu Pemimpin Mosbrada: "Kumohon."
"Richard, akhirnya kau datang juga." Sebelum Ibu Pemimpin Youyue sempat membuka mulut, Imam Utama Angsa sudah berjalan mendekat dengan senyum. Tukang pedang manusia di belakangnya mengamati raksasa Napoleon, Aiversen dengan mata setengah terpejam.
"Aiverson juga sedang mengamatinya. Pelindung pergelangan tangan logam di pergelangan tangan keduanya penuh dengan bekas tebasan, ini adalah tanda ksatria pedang sejati."
"Imam Utama, jalan yang kau buka akan selamanya menuntunku maju." Liu Zhenhan memberikan pelukan beruang yang hangat pada Tuan Mourinho: "Selamat, kau akan segera diperkosa bergiliran bersama idealisme."
"Apa katamu?" Tuan Mourinho mengerutkan alisnya bertanya: "Coba ulangi!"
"Kubilang, selamat. Kau akan segera kembali ke dunia manusia dengan idealisme." Liu Zhenhan berkata tanpa malu atau napas tergesa: "Membawa idealisme untuk memulihkan ras Bordir."
BAB 146 PENJILATAN PENCURI, BEKASNYA TERTANCAP DALAM (Pencuri Menggigit, Bekasnya Tertancap Dalam)
Tampaknya Imam Utama Murinio juga sedang berada di puncak kejayaannya di Kota Menzoberranzan belakangan ini. Kehadirannya tidak hanya membuat Ibu Pemimpin Yue'er dari Menzoberranzan datang menyapa, bahkan tujuh Ibu Pemimpin dari kota-kota Dark Elf lainnya pun harus datang mengucapkan salam. Hanya Pangeran Blood Elf Benitez yang tetap diam, rambutnya dipenuhi rasa iri.
Di era apa pun, selama situasi musuh dan kawan masih belum jelas, bahkan para Elf Jatuh yang kasar pun tak mungkin mengabaikan keberadaan seorang Pendeta Tinggi Bimon. Dalam sejarah Benua, Kekaisaran Besar Bimon menempati posisi dominan yang mutlak. Kombinasi tempur antara Penyihir dengan Lencana Lide, Ksatria Bimon dengan Lambang Misha, dan Pendeta Shaman dengan lambang Medusa—dimana pun mereka muncul, selalu menjadi pusat perhatian. Imam Utama Murinio memang memiliki modal kebanggaan seperti ini.
Dari percakapan singkat antara Tuan Tanah Feilengcui dan Imam Utama Angsa, para Elf Jatuh yang berakal sudah bisa melihat bahwa kedua imam Bimon ini hanya tampak rukun di luar. Pengawal kedua pendeta Bimon bahkan lebih terbuka: sementara para bos mereka berpelukan hangat, para pengikut ini tak menunjukkan batasan. Penghibur pedang manusia dan penyihir di sisi Tuan Mourinho masih bisa menjaga kesopanan, tapi beberapa pengawal pribadi Liu Zhenhan jelas bukan tipe yang mudah diatur—pandangan sombong dan provokatif mereka langsung ditujukan ke arah lawan.
Situasi seperti ini sama sekali bukan hal baru bagi para Elf Jatuh yang sibuk dengan perpecahan internal. Di kalangan Dark Elf, konsekuensi dari persaingan antar keluarga seringkali berujung pada pemusnahan seluruh klan. Dibandingkan dengan sedikit ketegangan yang ditunjukkan kedua pendeta saat bertemu, baik Blood Elf maupun Dark Elf sudah terbiasa dengan hal semacam ini. Dalam sejarah yang diketahui para Elf Jatuh selama lebih dari 10.000 tahun, empat ras utama Bimon - Bimon Burung, Bimon Suku Air, Bimon Binatang, dan Bimon Serangga - memang terkenal sering berkonflik internal.
Namun hari ini, sorotan jelas bukan pada Imam Utama Angsa yang berwibawa. Setelah pertukaran salam yang hambar, segerombolan Elf Jatuh mengerumuni Liu Zhenhan menuju kediaman Ibu Pemimpin, meninggalkan Tuan Mourinho sendirian di gerbang kota Mossprada.
"Dia sangat tampan," gumam Biarawati kecil Jeanne d'Arc sambil terus memegang erat ujung baju Liu Zhenhan, kepalanya menoleh-noleh ke belakang tak henti.
Jika ingin menggambarkan ketampanan dan kharisma Tuan Mourinho secara detail, mungkin butuh dua hari penuh. Terpancing oleh komentar biarawati kecil itu, Liu Zhenhan pun menoleh melihat. Tuan Mourinho sedang menghibur dua Dark Elf yang baru saja diselamatkan di gerbang kota, dan dalam sekejap sudah dikelilingi oleh sekumpulan Elf.
"Kamu tidak tahu, angsa tua ini sudah dikebiri." Liu Zhenhan melirik ke kiri-kanan, berbisik pada biarawati kecil.
"Dikebiri? Tidak mungkin?" Joan d'Arc memiringkan kepala sambil membuka mulut lebar, wajahnya penuh penyesalan.
"Semua Dua Belas Imam Utama Kerajaan harus dikebiri, kalau tidak lagu perangnya tidak cukup nyaring." Liu Zhenhan asal ngibul: "Paduan suara anak laki-laki di gerejamu juga ada peraturan seperti ini kan?"
"Kalau begitu jangan jadi Dua Belas Imam Utama itu." Biarawati kecil terdiam sejenak, berkata dengan malu-malu.
Guo Guo yang mengenakan helm berdiri di bahu Liu Zhenhan, terkikik-kikik sampai gemetar. Beberapa pengawal Bimon berusaha menahan tawa.
"Sebenarnya Guo Guo sangat cocok jadi Imam Utama." Liu Zhenhan mencubit kemaluan kecil Guo Guo, berkata jahat.
Guo Guo segera melepas helm dan menutupi selangkangannya erat-erat, bibir kecilnya cemberut.
Sambil tertawa, Liu Zhenhan menoleh dan melihat Imam Utama Angsa sedang menatapnya dari kejauhan. Hatinya berdesir, andai bisa bersatu dengan Tuan Mourinho yang memiliki sepasang peliharaan magis fenghuang kembar...
Liu Zhenhan hanya bisa tersenyum pahit pada pikirannya sendiri. Seperti dua singa tidak bisa tinggal di gunung yang sama, mana mungkin Tuan Mourinho mau menerima murid generasi ketiga seperti dirinya sederajat?
Perebutan benua bawah tanah sebagai penyangga strategis memiliki makna yang sangat menentukan bagi Liu Zhenhan. Sebenarnya, di dalam hatinya ia juga khawatir Tuan Mourinho akan memaksa mengikuti dengan cara memalukan. Rencana kecilnya mungkin hanya perlu bocor sedikit di hadapan Imam Utama yang jenius ini, dan beliau pasti bisa menebak 80-90% isinya. Bahkan jika tidak ikut, dengan kecerdasan Murinio, pasti sudah muncul keheranan dalam hatinya mengapa Liu Zhenhan diperlakukan sebagai tamu kehormatan oleh Elf Jatuh. Jika menggabungkan kabar tentang formasi teleportasi sihir yang mencapai permukaan bumi yang sedang ramai diperbincangkan di Kota Mossprada, seharusnya tidak sulit baginya untuk menebak alasan sebenarnya di balik kesuksesan gemilang Liu Zhenhan kali ini.
Liu Zhenhan meski agak bodoh, hubungan ini masih bisa dipahami. Konstitusi sosial Elf Jatuh berbeda dengan permukaan, di sini mereka tidak perlu merahasiakan. Baru saja menginjak jembatan gantung di gerbang kota langsung diserang Pohon Perang, dua elf perempuan yang menguasai Pohon Perang jelas masih memiliki hubungan dengan Tuan Murinio, cukup membuktikan bahwa rencana menyediakan formasi teleportasi sihir sudah tersebar di kalangan Dark Elf. Dan mengenai masalah kandidat "Ritual Pencucian Sinar Matahari", mungkin juga bukan rahasia di antara Dark Elf ini, kalau tidak tentu tidak akan ada beberapa Dark Elf yang menyergapnya segera setelah menginjak jembatan gantung - ini jelas cara beberapa Dark Elf perempuan yang mencintai Imam Utama Angsa, khawatir dia akan celaka dalam ritual jatuh yang 99% mematikan, sehingga mencari solusi tuntas.
Liu Zhenhan benar-benar menyadari daya tarik luar biasa Imam Utama. Jika ditanya pendeta Kerajaan Bimeng siapa yang layak menjadi idolanya, selain Imam Utama Angsa ini, benar-benar tidak ada kandidat kedua. Saat pertemuan terakhir di Feilengcui, Liu pernah melihat sekumpulan elf perempuan cantik jelita bawahan Imam Utama. Jika di antara elf cantik itu tidak ada yang pernah berhubungan intim dengan Mourinho, Liu Zhenhan bahkan rela mati daripada percaya.
Namun bisa membuat Dark Elf yang terkenal dengan sifat suka berganti pasangan begitu setia mati-matian, Liu Zhenhan mengakui dalam hati, jika bukan melihat langsung, pasti tidak akan percaya hal seperti ini benar-benar ada di dunia nyata.
Si tua ini pasti juga seorang Bimon yang punya kisah hidup. Liu Zhenhan diam-diam memuji dalam hati tanpa sadar.
Para Elf Jatuh yang menemani sepertinya juga melihat kegalauan Lao Liu, tak henti-hentinya mengucapkan basa-basi. Lao Liu tersenyum bertanya pada mereka, "Apa kalian percaya kalau aku dan Imam Utama tadi adalah hubungan guru-murid?" Elf Jatuh itu semua tertawa sambil bilang percaya.
"Katakan saja sang Pendeta Phoenix itu anakmu, aku juga percaya." Pangeran Moore bergumam dalam hati.
Sepanjang perjalanan di Kota Mosabulada, Liu Zhenhan tak henti memuji arsitektur di sini. Ini bukan basa-basi atau kemunafikan. Bahkan kediaman Gubernur mewah di Provinsi Timur Laut Kerajaan Bimeng pun masih kalah megah dan anggun dibanding Istri Ibu Pemimpin Mosabulada yang dibangun dengan perpaduan tali rotan dan batu pahatan. Endapan sejarah lebih dari 10.000 tahun memang menciptakan kesan kokoh tak tertandingi.
Di kediaman Ibu Pemimpin, saat ini telah berkumpul pendeta senior dan ahli ilmu bela diri dari delapan kota utama Dark Elf. Begitu Tuan Tanah Feilengcui duduk, lima Ibu Pemimpin yang diwakili oleh You Yue'er dari Kota Mosobrada segera membuka percakapan dengan sopan kepada Liu Zhenhan. Kelima Ibu Pemimpin ini adalah kelompok radikal yang berpendapat bahwa meskipun ritual kemerosotan gagal, mereka tetap harus kembali ke permukaan bumi untuk menikmati hujan dan cahaya bulan.
Kelompok konservatif diwakili oleh tiga Ibu Pemimpin dari Kota Moso Asia, Kota Moso Lorhan, dan Kota Moso Derick. Ketiga Ibu Pemimpin Dark Elf ini relatif lebih rasional. Meskipun memiliki kerinduan untuk kembali ke permukaan bumi, mereka tetap bersikukuh bahwa ritual kemerosotan harus berhasil mengubah semua Dark Elf menjadi Elf Malam yang memiliki kekebalan terhadap sinar matahari, baru kemudian bisa mencapai sesuatu di permukaan bumi.
Dengan mereka sebagai inti, semua Dark Elf terbagi menjadi faksi-faksi yang jelas batasannya. Lao Liu hanya perlu melirik sekilas, sudah bisa memahami situasinya.
Baik kelompok konservatif maupun radikal Dark Elf memiliki satu kesepakatan bersama: sikap sopan mereka terhadap Liu Zhenhan.
Dikelilingi wanita-wanita cantik yang menanyakan kabar, baik tulus maupun sekadar basa-basi, tentu bukan hal yang tidak menyenangkan. Liu Zhenhan menikmati tatapan-tatapan ini, sayangnya yang mengantarkan teh semuanya Elf laki-laki, membuatnya kehilangan kesempatan untuk menggoda tangan-tangan mulus.
Dalam kemungkinan dan kelayakan formasi teleportasi sihir, para Ibu Pemimpin baik dari faksi radikal maupun konservatif dengan cepat mencapai kesepakatan. Pangeran Blood Elf Benitez secara sukarela maju pertama kali, menjelaskan secara detail kecepatan dan kemudahan formasi teleportasi sihir. Mengenai pemandangan permukaan bumi, pangeran Moore ini menggunakan retorika yang indah dan diksi megah untuk menggambarkannya secara sempurna. Dokumen tertulis yang sebelumnya dikirim utusan Moore dan rumput hijau di permukaan bumi tidak bisa menandingi daya tarik penjelasan langsung dari pangeran Blood Elf ini. Para Ibu Pemimpin Dark Elf langsung terlibat dalam diskusi mendalam dengan pangeran Blood Elf tentang pemandangan permukaan bumi.
Dari puisi pujian tentang pemandangan permukaan bumi yang dilantunkan secara spontan oleh beberapa Ibu Pemimpin Elf, Lao Liu dapat melihat bahwa kerinduan Elf Jatuh terhadap permukaan bumi memang sangat mendalam. Perasaan ini dapat dimengerti oleh Liu Zhenhan. Hidup di bawah sinar matahari dan awan putih, alasan sederhana inilah yang memicu keinginan hampir gila dari berbagai ras di luar permukaan bumi untuk menguasainya. Bukan hanya Elf Jatuh, Bangsa laut pun demikian.
Tapi tidak ada makan siang gratis di dunia ini. Prinsip "tidak ada kebaikan tanpa pamrih, pasti ada maksud tersembunyi" justru lebih dipahami Dark Elf daripada Blood Elf. Kedelapan Ibu Pemimpin segera memfokuskan perhatian mereka pada Liu Zhenhan. Dark Elf masih memiliki keraguan tertentu tentang alasan mengapa tuan tanah Bimon begitu antusias membantu mereka.
Lembah Raksasa Typhoon adalah yang paling dekat dengan langit bawah tanah, hal ini tidak diragukan lagi. Namun dengan bantuan formasi teleportasi sihir, tiga dari empat lembah Typhoon (kecuali Lembah Api) memiliki topografi yang baik. Dengan kekuatan Orang-orang Banteng dan Raksasa Typhoon, ditambah dukungan tuan tanah, baik bertahan maupun evakuasi, Elf Jatuh sekalipun yang paling sombong tidak menganggap ada cara untuk menghalangi.
Liu Zhenhan langsung menyadari bahwa dirinya terlalu bersemangat. Seperti pepatah "terlalu berlebihan justru tidak baik", penawaran menguntungkan yang diajukannya justru menimbulkan kecurigaan. Proposal dadakan ini sendiri belum matang, namun dia tak menyangka Dark Elf masih bisa tetap tenang di hadapan godaan besar.
"Pertama-tama, izinkan saya menjelaskan suatu fakta kepada para Ibu Pemimpin dan Pangeran." Liu Zhenhan memandang sekeliling perlahan, pikirannya menyusun berbagai alasan dengan cepat.
Jika terus terang mengakui ketertarikannya pada kemampuan Raksasa Typhoon membuat mesin Gao Cen, atau mengungkap niat sebenarnya memanfaatkan benua bawah tanah sebagai penyangga strategis, lumbung pangan, dan pabrik senjata sekaligus, tentu akan terlihat sangat bodoh.
"Untuk membuka jalur ke permukaan bumi, pertama-tama harus meminta manusia elang-banteng mengangkut manusia gua terbang ke langit terendah, wilayah paling dekat dengan langit bawah tanah, yaitu lokasi dengan ketinggian panjat yang sesuai untuk manusia elang-banteng, yang hanya terdapat di empat lembah Typhoon. Tapi, para Ibu Pemimpin Elf dan Pangeran terhormat, sebenarnya kalian bisa memahami satu hal..." Liu Zhenhan tersenyum mencibir, lalu melanjutkan dengan penuh semangat: "...Selama Prajurit Kijang dan Raksasa Typhoon dibatasi di dalam gua oleh kalian, pasukan elang-banteng kalian juga bisa berdiri di atas lembah Typhoon, mengirim manusia gua ke sumur tangga di langit untuk menggali terowongan. Satu-satunya kesulitan dalam metode ini adalah harus selalu mengerahkan pasukan untuk mencegah Raksasa Typhoon dan Prajurit Kijang keluar dari gua mengganggu. Pasti kalian bersedia menanggung korban tertentu dan bertekad membasmi Raksasa Typhoon dan kaum kijang hutan sampai ke akar-akarnya, justru untuk menghindari kerepotan ini ya?"
“Benar, kali ini kami mengerahkan kekuatan superior untuk membersihkan semua faktor destabilisasi yang masih bersembunyi. Seperti yang Anda katakan, dengan memojokkan raksasa dan orang-orang banteng di gua, manusia elang-banteng kami tetap bisa mengangkut manusia gua ke langit.” Ibu Pemimpin Youyue'er mengangguk: “Kebingungan kami juga terletak di sini. Menurut deskripsi Yang Mulia Pangeran, dengan kekuatan yang dimiliki Tuan Richard, kebutuhan terbesar Anda seharusnya bernegosiasi gencatan senjata dengan kami Dark Elf dan Blood Elf. Tidak perlu sampai menyediakan formasi teleportasi sihir dengan sukarela. Walau saya tidak memahami detail formasi teleportasi sihir, satu hal pasti: apapun jenis formasi magisnya, baik prinsip teknis maupun bahan pembuatannya, memiliki keterbatasan besar.”
“Bahan baku untuk formasi teleportasi sihir memang sangat berharga.” Liu Zhenhan mengakui: “Di dunia permukaan, semua formasi magis adalah aktivitas yang menghabiskan banyak uang. Prinsip formasi teleportasi sihir sebenarnya sudah matang, yang sulit adalah mencari bahan pembuatannya.”
Ini adalah kebenaran nyata. Sebenarnya sebagian besar formasi magis tidak sulit dibuat oleh alkemis kompeten. Yang sulit adalah bahan baku magis langka. Bahan magis premium membutuhkan dukungan modal besar. Tanpa mengeluarkan dana besar, mustahil membuat alkemis menjadi terampil. Ruoerna sebagai bangsa naga terkaya, dikatakan saat mempelajari alkimia hampir menghabiskan separuh kekayaan Kota Naga Pelangi, menunjukkan betapa besarnya daya bakar uang ini.
Prinsip dasar sihir ini, Elf Jatuh pasti bisa memahaminya dengan tuntas.
"Yang tidak kami pahami justru poin ini." Ibu Pemimpin Menzoberranzan menanggapi dengan sigap: "Apa alasan yang membuat Anda bersedia membayar harga setinggi ini untuk membantu kami? Dengan kata lain, keuntungan apa yang bisa Anda dapatkan dari tindakan ini?"
"Manusia mati demi harta, burung mati demi makanan, pelacur paling takut pada Tombak Overlord. Aku juga punya syarat." Liu Zhenhan tersenyum manis: "Yang dekat saja, Dark Elf memiliki delapan kota utama, katanya setiap kota memiliki 100 Ksatria Chimera berkepala dua sebagai pengawal kehormatan, berarti total kalian memiliki 800 Chimera berkepala dua, benar?"
"Chimera berkepala dua adalah kendaraan tunggangan terbang warisan leluhur Dark Elf kami, apa yang aneh dari itu?" Ibu Pemimpin Janderhoff mengerutkan alisnya: "Bentuk tubuh Chimera berkepala dua memang besar, tetapi gerakannya sangat lamban, sangat cocok sebagai pengawal kehormatan."
“Untuk mengantar kalian ke permukaan bumi, aku membutuhkan 800 Chimera ini sebagai syarat pertukaran.” Liu Zhenhan tidak memberi kesempatan para Dark Elf mengutarakan pendapat, langsung menambahkan: “Baik Zhuoer maupun Moore, kedua kelompok elf kalian memiliki ratusan ribu manusia elang-banteng sebagai unit serangan udara. Dalam hal mobilitas dan kuantitas, ratusan Chimera berkepala dua ini sudah tidak diperlukan lagi sebagai pasukan utama. Binatang raksasa berkulit tebal ini sekarang hanya menjadi pengawal kehormatan, setiap kota utama hanya menyisakan 100 ekor, pastilah karena alasan ini bukan? Dalam ingatanku, sistem militer 10.000 tahun lalu, jumlah kavaleri udara pasti tidak sedikit seperti ini.”
“Anda benar. Karena keunggulan jumlah manusia elang-banteng, Chimera berkepala dua yang awalnya merupakan unit pertempuran udara memang tidak perlu dikembangbiakkan secara besar-besaran lagi.” Ibu Pemimpin Youyue'er mengangguk: “Syarat ini tidak terlalu berat. Sebenarnya selain Chimera dewasa, kami masih memiliki cadangan generasi muda dalam jumlah kecil. Jika memberikan 800 Chimera kepada Anda, bagi kami tidak masalah.”
“Syarat ini memang tidak berlebihan.” Pangeran Moore tersenyum menyetujui.
“Jangan buru-buru, syaratku tidak hanya ini.” Liu Zhenhan melanjutkan dengan tenang: “Mengenai Pohon Perang di kota-kota elf kalian, jika para Ibu Pemimpin dan Pangeran akan kembali ke permukaan, pohon sebesar itu pasti tidak bisa dibawa. Lebih baik serahkan saja padaku.”
"Pohon Perang kami sudah berumur sepuluh ribu tahun. Meski waktu perpindahan dari tanah tidak bisa melebihi dua jam, jika kami benar-benar memutuskan meninggalkan bawah tanah, meskipun tubuh Pohon Perang sangat berat, kami bisa menggunakan beberapa Chimera untuk mengangkatnya secara bergiliran ke dekat formasi teleportasi sihir. Mana mungkin tidak bisa dipindahkan?" Ibu Pemimpin Youyue'er terkekeh mendengar perkataan Liu Zhenhan.
Omong kosong, bisa lepas dari tanah saja sudah mudah. Laozi juga bisa memindahkannya pakai cincin ruang, perlu repot-repot pakai tenaga kalian untuk mengangkat? Liu Zhenhan dalam hati menyeringai dingin.
Pangeran Moore dan para Ibu Pemimpin lainnya juga ikut tertawa. Dari ekspresi mereka, mungkin merasa nafsu sang tuan tanah ini agak keterlaluan.
"Lalu kalian mau memberikan berapa tebusan? Jangan sampai aku membuka mulut ini percuma?" Liu Zhenhan menggeser pantatnya di kursi, wajah preman profesionalnya mulai muncul.
"Delapan kota utama Dark Elf punya 16 Pohon Perang. Moore memiliki lima kota utama dengan 10 Pohon Perang. Total semuanya 26 Pohon Perang. Apakah kediaman Anda memiliki lahan seluas itu untuk menanamnya?" Pangeran Moore tersenyum.
“Di benak Liu Zhenhan langsung terbayang pemandangan di sekitar Feilengcui yang dipenuhi lingkaran pohon perang kuno. Jika Pangeran Richard yang menyebalkan itu datang, Lao Liu hanya perlu mengaitkan jari kelingking, maka pohon perang kuno akan segera mengayunkan buah berduri dan menghantam si brengsek itu sampai masuk ke dalam tanah. Saat digali, wajahnya sudah penuh bopeng." Begitu memikirkan ini, Liu Zhenhan sendiri tak bisa menahan senyum bodohnya.
"Kasih setengah saja, aku punya dua kota." Liu Zhenhan berpikir kalau tidak muat tanam, ya ditanam di Gunung Cukur.
"Jika kami kembali ke dunia permukaan, seperti yang Anda katakan, meskipun Kekaisaran Elf Besar benar-benar telah hilang, dan tidak ada elf bodoh nan jujur yang mengganggu kami, kami tetap harus mempertimbangkan pertahanan diri. Dunia permukaan tetaplah dunia yang asing. Chimera berkepala dua kami hadiahkan kepada Anda karena manusia elang-banteng bisa menggantikan peran mereka, dan sistem kader kami juga sudah mapan. Tapi pohon perang kuno membutuhkan waktu tanam 3.000 tahun untuk bisa digunakan. Meski kami punya benihnya, waktu tanam dan tingkat kesulitan penanamannya tidak tertahankan bagi kami." Ibu Pemimpin Youyue menggelengkan kepala dengan tegas: "Pentingnya pohon perang kuno bagi kami Elf Jatuh sama seperti api suci di altar kalian. Apakah kalian akan memberikan api suci itu kepada orang lain?"
"Kalau begitu sepuluh pohon! Sepuluh!" Liu Zhenhan berkata dengan mata merah. Pohon perang kuno itu tampak seperti meriam statis, mana mungkin membiarkan barang bagus ini lepas dari genggaman.
“Maksimal dua Pohon Perang Kuno sebagai tanda.” Pangeran Moore juga ikut campur dengan wajah kesakitan.
“Delapan!” Liu Zhenhan menawar lebih rendah.
“Tidak mungkin!” teriak Ibu Pemimpin Mosspardin.
Guo Guo berdiri di bahu Liu Zhenhan, mengacungkan cakar kecilnya setinggi-tingginya. Jari-jari merah mudanya mengangkang seperti paha pengantin di malam pertama. Karena satu tangannya hanya punya empat jari, Guo Guo berpikir sejenak lalu mengangkat cakar satunya lagi, menampakkan dua jari.
“Ini keterlaluan, Yang Mulia tidak boleh meminta harga selangit.” Pangeran Moore menggeleng keras.
“Sialan!” Kesopanan ala gentleman Liu Zhenhan sudah lenyap ke dunia permukaan. Ia merobek kerah bajunya, menginjakkan kaki kiri di kursi dengan wajah garang: “Minimal segini! Kurang satu pun aku batal!”
“Para hadirin, jangan dulu bahas pembagian Pohon Perang Kuno. Kita belum memutuskan apakah akan kembali ke permukaan,” ujar Ibu Pemimpin Zhuoer dari faksi konservatif.
“Tidak usah buru-buru! Tentukan dulu syarat negosiasi baru diskusikan. Inti perdebatan kalian cuma soal penjaga ritual dekadensi dan masalah tingkat keberhasilan. Soal ini, cepat atau lambat harus dicoba dulu.” Liu Zhenhan menatap satu per satu Ibu Pemimpin itu.
Melihat para Elf Jatuh ini tampak kesulitan, Liu Zhenhan menegaskan nada bicaranya: "Aku memberikan pilihan kepada kalian pintu keluar permukaan yang terletak di Dataran Carimodo, wilayah yang luas dengan penduduk jarang. Dengan kekuatan kalian, duduki dulu Pegunungan Azeroth, pertahankan posisi strategis. Dua puluh Pohon Perang pasti cukup! Nanti, kalian bisa mengumpulkan Elf-Elf yang tersebar di mana saja, baik yang jatuh maupun yang baik, plus para Druid. Ditambah Kerajaan Bimeng kami akan saling mendukung. Bisa menyerang maupun bertahan. Nanti tak ada yang berani meremehkan kalian!"
Perkataan ini membuat para Elf Jatuh termasuk faksi konservatif jelas tertarik. Lebih dari sepuluh ribu tahun lalu, Dataran Carimodo dulunya adalah wilayah Kerajaan Bimeng yang pernah menjadi negara terkuat di benua. Kebanyakan Elf hanya berkeliaran di hutan belantara. Mimpi tinggal di Carimodo yang subur hanyalah khayalan siang bolong.
Sedikit keraguan masih ada, tapi saat ini hati kebanyakan Elf Jatuh dipenuhi kegembiraan! Kegembiraan! Kegembiraan!
"Maaf, kami tetap tidak bisa menerima permintaanmu. Anda bisa mengajukan syarat lain. Misalnya, kami akan menghadiahkan 100 gadis Elf tercantik." Ibu Pemimpin Youyue'er tetap menggelengkan kepala dengan tegas: "Pohon Perang ini sudah berusia sepuluh ribu tahun. Bahkan di era Kekaisaran Elf Besar dulu, tidak ada Pohon Perang seantik ini. Batas kami hanya dua pohon. Ini sudah menunjukkan kesungguhan hati kami."
“Buah ara yang dipaksa dipetik tidak akan manis, kalau benar-benar tidak bisa ya sudah, gadis elf bisa dibicarakan nanti. Sekarang mari kita bahas hal yang lebih praktis, aku butuh bahan baku untuk membuat formasi teleportasi sihir.” Liu Zhenhan yang baru saja melihat sorotan mata tajam para Elf Jatuh ini, langsung nekat mengajukan permintaan mulut besar Sungai Rhein: "Karena kompleksitas formasi teleportasi sihir, proses produksinya harus menggunakan kristal sihir kualitas tertinggi sebagai sumber tenaga."
“Kristal sihir level apa yang kau butuhkan?” Pangeran Moore buru-buru bertanya. Blood Elf yang tidak memiliki hukuman sinar matahari seperti Dark Elf, memang paling aktif ingin kembali ke permukaan. Melihat tuan tanah ini baru saja menolak satu syarat, hatinya merasa agak cemas.
“Kristal sihir level Monster Tingkat Super, untuk formasi sihir dua arah, total butuh dua buah.” Kedua mata Liu Zhenhan berputar-putar penuh kelicikan.
Para Elf Jatuh langsung terpana. Monster Tingkat Super memiliki resistensi fisik dan magis yang tinggi, tak hanya sulit dibunuh, bahkan mendekati mereka pun pasti memakan banyak korban jiwa. Yang lebih menakutkan, sebagian besar Monster Tingkat Super bisa terbang. Jika kalah, mereka bisa kabur, pasukan darat sebanyak apapun tak bisa berbuat apa-apa. Dengan hanya pasukan manusia elang-banteng dari dua kelompok Elf Jatuh ini, mana mungkin bisa memburu Monster Tingkat Super? Ksatria kelelawar dan Ksatria Chimera mungkin bisa menandingi, tapi jumlahnya terlalu sedikit untuk memastikan pembunuhan, malah berisiko dihancurkan oleh Monster Tingkat Super.
"Ini terlalu tidak realistis, bagaimana kami berani mengganggu Naga Hitam Neraka dan Tiran Mata Jahat." Pangeran Moore langsung menggelengkan kepala.
"Apa kau sedang bercanda dengan kami?" Sekelompok Ibu Pemimpin Zhuoer mengerutkan alis.
"Tidak harus ke Benua Porsa! Dari empat makhluk legendaris Benua Nuyan, anjing neraka berkepala tiga dan Akanathed telah menghilang misterius. Tapi masih ada Flame Demon bersayap enam dan Penguasa Api. Kalian Ibu Pemimpin Zhuoer bisa memanggil Naga Hitam Neraka untuk bertempur. Pangeran Moore juga pasti bisa memanggil Tiran Mata Jahat. Kebetulan di lembah raksasa magma, pasukan Zhuoer kalian ada banyak di sana. Apa susahnya menangani dua monster ini sambil lalu?" Liu Zhenhan tersenyum ramah.
Dua Benua Hitam yang dihuni oleh Elf Jatuh merupakan satu-satunya benua di antara tiga lapisan benua bawah tanah yang tidak memiliki Monster Tingkat Super. Ini mungkin juga alasan utama mengapa Elf Jatuh menetap di lapisan ini. Rencana Liu Zhenhan sebenarnya sangat licik. Untuk sementara, meskipun dia berhasil menguasai dunia bawah tanah, titik pengembangan utama pasti akan berada di lapisan pertama Benua Nuyan. Lao Liu tentu tidak bisa mentolerir adanya monster kuat yang menjaga lapisan pertama dunia bawah tanah. Begitu Naga Hitam Neraka atau Tiran Mata Jahat bertempur dengan Flame Demon bersayap enam dan Penguasa Api, pasti akan ada kerusakan. Dengan pasukan andalannya yaitu Naga Peri, Yitiao, dan Geryon, Liu Zhenhan yang telah menguasai bawah tanah lambat laun pasti akan berbenturan baik dengan Naga Hitam Neraka maupun Tiran Mata Jahat. Melemahkan Monster Tingkat Super di Benua Nuyan lapisan pertama atau Benua Porsa lapisan ketiga sama-sama menguntungkannya, sambil mencari kesempatan memungut keuntungan - ini memang keahliannya. Sayangnya, menurut Jiwa Pengembara, Akanathed yang kini tinggal di tepi gurun Benua Nuyan telah pergi ke permukaan melalui jurang angin kencang, sementara anjing berkepala tiga Neraka telah dibunuh oleh Tuan Mourinho. Hal ini tanpa disadari membantu Liu Zhenhan sekaligus membuatnya merasa menyesal.
“Sifat kejam Liu Zhenhan tidak hanya sampai di situ, ada alasan penting lain yang membuatnya menuntut Elf Jatuh seperti ini——Elf Jatuh memiliki 600.000 manusia elang-banteng di bawah komandonya! Meski kekuatan tempur mereka jauh tertinggal dari Goliat asli, dengan kekuatan udara sebesar ini, bagaimana mungkin Lao Liu membiarkan Elf Jatuh kembali ke permukaan bumi dengan mudah?
Setidaknya harus membuat kalian kehilangan sebagian pasukan dulu. Liu Zhenhan berteriak dalam hatinya.
Mengenai apakah formasi teleportasi sihir membutuhkan kristal sihir, Liu Zhenhan yakin Elf Jatuh sudah tertinggal dalam pengetahuan magis zaman ini. Tidak menipu berarti rugi, beberapa kristal sihir kualitas terbaik mungkin tidak terlalu berguna baginya, tapi sangat bermanfaat bagi Helen.
"Pertempuran dengan skala seperti ini pasti memiliki risiko, Naga Hitam Neraka dan Tiran Mata Jahat sama-sama pintar, mereka tidak bodoh." Beberapa Ibu Pemimpin Zhuoer merenung lama, serentak menggelengkan kepala.
"Apa yang biasanya dilakukan Naga Hitam Neraka dan Tiran Mata Jahat untuk kalian?" Liu Zhenhan bertanya heran.
"Menikmati persembahan makanan dari kami." Para Ibu Pemimpin Zhuoer saling pandang, menjawab dengan enggan: "Biasanya mereka pertama-tama akan menilai kekuatan lawan, selama tidak sengaja memprovokasi mereka, mereka juga tidak akan sembarangan mengambil risiko."
“Menarik.” Liu Zhenhan tertawa: “Rupanya konsep dewa pelindung kalian seperti ini, aku benar-benar tidak bisa membayangkan hal apa di dunia bawah tanah yang membuat kalian bergantung pada mereka.”
“Hidup terkadang memang begitu menyebalkan.” Ibu Pemimpin Yueyou berkata datar: “Tapi jika kami kembali ke permukaan tanah, Black Dragon Neraka dan Tiran Mata Jahat adalah tahanan yang berada di bawah yurisdiksi bangsa naga permukaan. Mereka tidak akan berani kembali ke permukaan untuk menghadapi Naga Peri dan Naga Pelangi.”
“Tuan Richard, bukankah Anda memiliki dua monster yang sangat kuat? Masalah perburuan kristal sihir sebenarnya bisa diselesaikan oleh Anda sendiri.” Pangeran Blood Elf pandai memanfaatkan kesempatan.
Liu Zhenhan mendengus dingin, memandangi Pangeran Moore dengan tatapan merendahkan seperti melihat orang bodoh.
Penipuan besar ini semakin menjadi-jadi. Fatty Luo dan beberapa pengawal lain saling bertukar pandangan, diam-diam merasa ngeri melihat kekejaman bos mereka.
Para Elf Jatuh sambil mengutuk dalam hati syarat tuan tanah yang terlalu menakutkan, di sisi lain tidak tega melepas kesempatan langka ini.
“Syarat ini terlalu sulit.” Meski Ibu Pemimpin Mosuo Bulada adalah anggota faksi radikal yang teguh, kali ini dia harus mengakui: “Kecuali kami bisa mendapatkan bantuan dua monster tingkat super Anda.”
“Sepuluh pohon perang purba.” Liu Zhenhan sudah menunggu kalimat ini.
“Tidak boleh!” Hampir secara refleks, sekelompok Ibu Pemimpin Zhuoer langsung menentang keras. Pangeran Moore jelas-jelas goyah, matanya melirik ke kiri-kanan dengan ragu.
Suasana hening yang canggung menyelimuti. Para Elf Jatuh saling berdebat sengit menggunakan Bahasa Elf, wajah mereka memerah karena adu argumen. Pangeran Moore berbicara dengan suara keras sampai urat di wajahnya menonjol jelas.
“Asalkan Anda bisa membantu kami berburu kristal sihir dan bermigrasi ke permukaan bumi dengan sukses, kami akan menyetujui permintaan Anda.” Setelah diskusi cukup lama, Pangeran Moore mewakili semua Elf Jatuh berkata dengan suara serak: “Tapi maksimal hanya enam Pohon Perang. Bukankah Anda sendiri bilang, untuk menduduki Pegunungan Azeroth dibutuhkan dua puluh Pohon Perang sebagai penjaga?”
Liu Zhenhan menyesali omongan kosongnya sendiri yang menjadi bumerang. Syukurlah tawaran ini masih lumayan. Dia hampir langsung menyetujui, tapi berhasil berpura-pura ragu-ragu. Dengan ekspresi kesakitan yang dipaksakan (padahal hatinya sedang bersorak gembira), setelah beberapa saat berpura-pura menahan sakit, akhirnya mengangguk berat: “Baiklah, tapi tambahkan dua ratus pandai besi Kurcaci Abu-abu yang terampil sebagai syarat tambahan.”
“Meski syarat ini cukup rumit,” Pangeran Moore menghela napas panjang, “tapi kami Elf Moor akan mengatasi semua kesulitan untuk mendukung Anda.”
“Jangan senang dulu terlalu cepat, Yang Mulia Pangeran Benitez.” Salah satu konservatif Zhuoer, Ibu Pemimpin Chao Nong dari Kota Menoth Asia mencemooh: “Pertama, setelah kita sampai di permukaan, persiapan bahan pangan dan perencanaan kehidupan selanjutnya sama sekali belum ada persiapan. Tanaman manusia gua tidak cocok tumbuh di bawah sinar matahari. Selain itu, jangan lupa poin terpenting: ritual kemerosotan belum dilaksanakan.”
“Sebelum Tuan Richard datang ke sini, seharusnya tidak tahu tentang Chimera berkepala dua dan Pohon Perang kan? Kenapa syarat yang Anda sebutkan seperti baru dibuat-buat?” Ibu Pemimpin konservatif Zhuoer yang teliti dari Kota Menoth Lohan juga menemukan kejanggalan.
“Eh...” Liu Zhenhan terkaget-kaget dalam hati, untungnya dia cukup sigap: “...Begini... awalnya saya ingin meminta 200 perempuan elf cantik sebagai imbalan, sekarang... syarat itu otomatis dibatalkan.”
“Pohon Perang dan Chimera berkepala dua kami ternyata tidak berharga.” Beberapa Ibu Pemimpin Zhuoer menggelengkan kepala sambil tersenyum getir.
“Jika untuk kebebasan, keduanya bisa dikorbankan.” Liu Zhenhan tertawa.
“Sekarang tinggal menyelesaikan masalah ritual kemerosotan!” Ibu Pemimpin You Yue’er dari Kota Menoth Brada bangkit perlahan dari kursinya, dada menggairahkannya naik turun: “Ayo kita panggil pendeta angsa itu.”
“Anda harus menyuruh orang menangkap para Zhuoer naif yang dekat dengannya, kalau tidak Anda tidak bisa mengancam seorang Pendeta Phoenix.” Pangeran Moore terus mengingatkan.
Ibu Pemimpin Youyue'er mengangguk berat, lalu memberikan isyarat mata kepada para pemimpin ilmu bela diri Dark Elf di sekitarnya.
Liu Zhenhan sekarang hanya menyesali satu hal, andai saja dia menyuruh Nana membuat bola kristal dari Diwei Crystal, pasti sangat memuaskan merekam adegan pertempuran beruntun Imam Utama Angsa dengan alat itu, mungkin bisa digunakan untuk pemerasan lagi.
Tapi Liu Zhenhan sejenak berpikir itu tidak realistis, bagaimana mungkin Imam Utama Angsa termakan tipu muslihat kecil Dark Elf? Menggunakan nyawa manusia untuk memaksa Murinio, prajurit kawakan yang berpengalaman di medan perang bertahun-tahun, itu terlalu konyol. Jika Murinio masih hijau seperti itu, dia tidak akan menjadi legenda pendeta Kerajaan.
Para Zhuoer masih mengira dunia saat ini tetap seperti 10.000 tahun lalu ketika aliansi baik dan jahat memiliki batas yang jelas.
Dunia sekarang bukan lagi dunia lama? Orang sekarang hanya punya posisi, mana ada suka atau benci?
Seperti diduga, akhirnya dia harus turun tangan langsung. Liu Zhenhan merasa frustasi lagi, meski sudah mempersiapkan diri, dia masih khawatir dengan bahaya besar ritual dekadensi ini. Dulu seorang Ratu Elf Gelap hampir merenggut nyawa Lao Liu, sekarang delapan Ibu Pemimpin maju bersama, pasti harus menggunakan trik kotor.
Mata Liu Zhenhan beralih ke cincin ruang di jari telunjuknya, tempat senjata rahasianya tersembunyi.
Bab 147: Strategi Zhang Liang Sang Imam Utama Angsa
Ini sangat di luar perkiraan Liu Zhenhan.
Imam Utama Angsa Murinio yang diundang ke kediaman Ibu Pemimpin untuk membahas urusan penting, setelah mendengar permintaan Ibu Pemimpin Youyue'er, langsung menyetujui permintaan Ibu Pemimpin Mosuo Bulada dengan tegas.
"Dengan senang hati saya akan memberikan kontribusi kecil untuk para Ibu Pemimpin terhormat. Saya menerima undangan kalian." Tuan Murinio mengangguk dengan ekspresi paling khidmat menyetujui permintaan Ibu Pemimpin Youyue'er.
Terhadap partisipasi dalam ritual kemerosotan dan menjadi calon Penjaga, sang Imam Utama Angsa tampak tidak terlalu ambil pusing. Sikap acuh tak acuh ini jelas bukan menunjukkan ketidaktahuannya tentang ritual tersebut; raut wajahnya selalu dingin nan sopan, sorot mata tegas tanpa jejak kemarahan, bahkan mata paling tajam pun tak bisa menembus kedalaman batinnya yang bagai sumur kuno.
Siapapun yang berhadapan dengan Imam Utama Murinio akan secara alami merasakan aura misterius dan tak terduga. Perasaan ini membuat mereka yang menyimpan niat licik terhadapnya, mulai menimbang-nimbang kembali beberapa ons kemampuan yang mereka miliki.
Ibu Pemimpin Youyue awalnya berencana menggunakan Dark Elf yang telah pindah ke ajaran Shaman sebagai ancaman terhadap Imam Utama Bimon ini, namun kelancangan Imam Utama Angsa membuat rencana licin kecil ini tiba-tiba kehilangan kelicikannya.
Justru karena sikap Imam Utama Angsa yang bertentangan dengan logika umum, persetujuannya yang terlalu langsung dan tanpa syarat, malah membuat Dark Elf yang penuh curiga ini menjadi ragu-ragu. Sebelum Tuan Murinio tiba di kediaman Ibu Pemimpin, semua Elf Jatuh telah mempelajari berbagai skenario yang mungkin terjadi, namun sama sekali tidak menyangka Imam Utama Angsa akan menyetujui tanpa ragu-ragu.
Meski sangat tergoda oleh ketampanan luar biasa pria dari suku Smyer ini, delapan Ibu Pemimpin Zhuoer yang bijaksana tidak serta-merta kehilangan akal sehat. Kecurigaan melahirkan ribuan hantu, bagi ras seperti Dark Elf yang menjunjung tinggi kelicikan, ketika situasi lepas dari kendali mereka, secara alami mereka akan berpikir ke arah terburuk.
“Apa sebenarnya tujuan Anda?” Ibu Pemimpin Youyue'er memulai serangan, melontarkan pertanyaan bertubi-tubi kepada Tuan Mourinho yang tenang bagai jurang dalam: “Maafkan kecurigaan saya, saya benar-benar tidak melihat Anda sebagai Bimon yang mudah diajak bicara. Anda sudah memahami bahaya ritual kemerosotan, mengapa berani menerima begitu saja? Apa maksud tersembunyi Anda? Sebagai Imam Phoenix Api yang memiliki Penyihir kuat dan prajurit tinggi sebagai Pengawal, jika memilih pergi, kami tak mungkin menghalangi. Alasan apa membuat Anda bersedia mempertaruhkan nyawa membantu kami?”
“Jangan lupa, masih ada sekelompok Dark Elf yang menganut ajaran Shaman yang Anda sebarkan di Kota Mosuo Bulada. Pendeta bisa kabur tapi Kuil tetap ada. Anda mungkin bisa lolos dalam sekejap, tapi Dark Elf pengikut ajaran Shaman ini takkan bisa melarikan diri.” Seorang Ibu Pemimpin lain menyambung ucapan Youyue'er dengan sengaja menambahkan: “Yang Terhormat Pendeta Smail, jika Anda bermain licik, jangan paksa kami melemparkan semua Dark Elf yang tiba-tiba menyembah Dewa Perang Campas karena pengaruhmu ke dalam lubang ular berbisa!”
"Chai Pen" (kolam binatang) dalam bahasa kuno Elf merujuk pada kandang khusus untuk Zhuoer yang terubah menjadi kalajengking. Ksatria Zhuoer tingkat tinggi memiliki Nest Farmer Scorpion sebagai kendaraan tunggangan. Kalajengking raksasa ini biasanya sangat menyukai daging segar. Jika orang hidup diolesi rempah dan dilempar ke Chai Pen, bahkan orang bodoh pun tahu konsekuensinya.
Liu Zhenhan yang setengah buta huruf mana mungkin tahu tentang Chai Pen? Tapi Imam Utama Angsa mengetahuinya. Mendengar ini, Murinio tersenyum cerah bagai musim semi yang mencair, berdiri dengan wibawa alami. Ekspresi tenang dan percaya dirinya telah memberitahu semua Elf Jatuh arti ketenangan yang sejati.
Sikap Imam Utama Angsa ini membuat Ibu Pemimpin Zhuoer semakin panik. Kediaman ibu pemimpin pun ramai seperti pasar malam. Mustahil bagi Elf Jatuh untuk percaya begitu saja pada kesungguhan pendeta ini. Pendeta Bimon level ini bisa memanggil peliharaan magis dengan perintah pikiran secepat kilat, bebas bertindak sesuka hati. Apakah Zhuoer harus terus mengarahkan pedang besar ke lehernya?
Liu Zhenhan semakin melihat situasi ini semakin merasa lucu, sekumpulan Elf Jatuh seperti ayam bermata hitam, saling melotot namun tak tahu bagaimana menanggapi kemurahan hati Imam Utama Angsa ini. Tuan Mourinho yang baru saja memasuki kediaman gubernur, hanya mengucapkan satu kalimat dari awal hingga akhir, langsung membuat Elf Jatuh ini terjepit posisi.
"Apa kalian setuju atau tidak?" Pangeran Benitez dari ras Moore mulai tidak sabar, terus-menerus mendesak para Ibu Pemimpin Dark Elf ini: "Katakanlah jawaban kalian!"
"Kami..." Ibu Pemimpin You Yue'er terbata-bata, sementara beberapa ibu pemimpin lainnya masih berdebat dengan sengit.
Lao Liu menopang dagunya dengan lengan Mithril, memandangi para Ibu Pemimpin Dark Elf ini dengan kagum. Menurutnya, meskipun para ibu pemimpin ini bertengkar menggunakan Bahasa Elf yang rumit dan sulit dipahami, suara mereka terdengar merdu seperti kicauan burung bulbul.
"Kalian bisa mengurung semua Dark Elf yang terlibat hubungan dengan Smail ini! Jika Imam Utama Murinio melakukan gerakan mencurigakan selama ritual kejatuhan, bunuh saja semua Dark Elf yang berhubungan dengannya!" Teriak Pangeran Benitez: "Ini solusi yang sempurna!"
Dagunya Lao Liu hampir terlepas dari tangan. Saat Pangeran Benitez menggunakan istilah "terlibat hubungan terlarang" untuk menggambarkan hubungan antara Imam Utama Angsa dan Dark Elf, imajinasinya langsung melayang kemana-mana.
“Putri Moore, usul Anda sepertinya bukanlah cara menjamu teman dari jauh ya?” Sindiran halus terlihat di sudut bibir Murinio saat ia menatap Pangeran Benitez dengan sikap tegas, “Sebagai bangsawan, aku menolak paksaan bernuansa pemerasan ini. Untuk itu, bahkan nyawaku pun takkan kusayangkan.”
“Kekuatanmu benar-benar menggetarkan kami, maafkan aku yang terpaksa mengambil langkah ini.” Pangeran Benitez tertawa terbahak, “Membuatmu mengorbankan nyawa pun bukan hal mudah.”
“Paduka Benitez, setelah semua Ibu Pemimpin Zhuoer melaksanakan ritual kemerosotan, kekuatan elemen kami akan menurun drastis. Bagaimana jika Imam Utama Angsa ini tiba-tiba menyerang, mengabaikan keselamatan para Zhuoer? Bukankah ini berarti kami para Ibu Pemimpin mengambil risiko besar?” Setelah berdiskusi singkat, Ibu Pemimpin Youyue akhirnya mengajukan solusi konkret: “Kami semua Ibu Pemimpin memutuskan – jika Imam Utama Murinio menyerahkan lambang Medusa-nya untuk kami segel, kami menjamin akan mengembalikan lambang itu dalam keadaan utuh setelah ritual kemerosotan selesai dengan aman.”
“Ini mustahil.” Liu Zhenhan yang selama ini diam tak tahan menyeringai mendengar usul absurd itu, “Meminta pendeta menyerahkan lencananya? Bagaimana mungkin usul semacam itu bisa keluar dari mulutmu.”
Bagi Bimon yang menghargai kehormatan lebih dari nyawa, usulan Ibu Pemimpin Youyue'er memang terdengar tidak masuk akal. Ungkapan ini sebenarnya sama dengan memaksa Imam Utama untuk mundur karena kesulitan.
"Akhirnya kau membela aku, Richard sayang." Tuan Mourinho tersenyum dengan santai pada Liu Zhenhan.
"Kita semua adalah Bimon. Tentu hatiku berpihak pada Yang Mulia." Lao Liu merasa agak canggung dengan komentar Imam Utama Angsa ini. Pertikaian internal sesama ras di mana pun tidaklah terhormat, meski Liu Zhenhan tidak percaya niat baik Imam Utama Angsa.
"Jika Tuan Mourinho tidak sanggup menyerahkan Lencana Peliharaan Magis Medusa, maka kami Zhuoer lebih memilih melepaskan hak Anda sebagai kandidat Penjaga. Kami akan mencari kandidat baru." Padahal sebelumnya Ibu Pemimpin Youyue'er paling gencar mendorong Mourinho mengikuti Ritual Dekadensi, kini ia menjadi penentang paling vokal.
Pangeran Benitez menyandar dan membisikkan beberapa gosip dalam ke telinga Liu Zhenhan.
Populasi Dark Elf hanya 50.000 orang, sedangkan populasi Blood Elf mencapai 100.000 orang. Pasukan suku-suku bawahan Blood Elf memiliki Kurcaci Abu-abu yang kuat, sehingga dalam konfrontasi awal melawan Blood Elf, Dark Elf selalu dirugikan. Untuk menutupi kesenjangan jumlah populasi dan prajurit, Dark Elf menggunakan metode tidak konvensional. Selama lebih dari 3.000 tahun terakhir, atas instruksi para Ibu Pemimpin Dark Elf, mereka berhasil melakukan persilangan antara Dark Elf dengan makhluk cerdas bawah tanah bernama Cenarius (makhluk mirip rusa tapi bukan rusa, setengah manusia setengah binatang). Hasilnya adalah keturunan baru - Dryad Hutan Rimbun dan Penjaga Hutan Rimbun yang memiliki tubuh setengah elf setengah rusa jantan. Kedua jenis setengah elf ini mewarisi kekuatan elemen aneh dari Cenarius, terutama Penjaga Hutan Rimbun. Meskipun secara keseluruhan jumlah Penjaga Hutan Rimbun dan Dryad Hutan Rimbun belum cukup untuk membentuk pasukan besar, mereka bisa memilih beberapa pria perkasa untuk mengikuti ritual kemerosotan melalui proses seleksi ketat. Dark Elf memiliki peraturan ketat: untuk menjaga kemampuan elemen alami kedua ras setengah elf ini, dilarang keras melakukan hubungan intim antara Dark Elf dengan mereka agar tidak mengacaukan garis keturunan.
Menurut Pangeran Benitez, tampaknya delapan Ibu Pemimpin hari ini cenderung menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi.
Liu Zhenhan mendengarkan dengan penuh minat. Memang dia memiliki preferensi khusus terhadap hal-hal berbau humor gelap semacam ini, sepertinya ini juga penyakit umum umat manusia.
"Sungguh disayangkan. Saya selalu merasa melayani Dark Elf adalah kehormatan, namun rupanya Dewa Perang belum menganugerahi kehormatan ini kepada saya." Tuan Mourinho mengangguk sopan. Meski munafik, ucapannya terdengar sangat meyakinkan seolah benar-benar tulus.
"Akan ada kesempatan lain di masa depan." Seorang Ibu Pemimpin Dark Elf melayangkan tatapan menggoda layaknya "bayangan rindu musim gugur" kepada Mourinho, tatapannya penuh daya pesona.
Andai tatapan itu ditujukan pada Liu Zhenhan, Lao Liu pasti akan menganggap Ibu Pemimpin Dark Elf ini sangat sensual. Tapi karena tatapan itu untuk Imam Utama Angsa, Lao Liu langsung menganggap si Ibu Pemimpin ini terlalu dibuat-buat.
"Sudah cukup lama saya berada di Kota Menzoberranzan. Jika tidak ada lagi yang perlu saya bantu, mungkin saatnya saya pulang." Mourinho menatap sekeliling dengan penuh wibawa, tatapan gagaknya yang mematikan membuat para perempuan Elf di sekitarnya limbung. "Awalnya ingin mengajukan permintaan saya setelah menyanggupi permintaan kalian. Tapi karena Ibu Pemimpin Youyue menolak tawaran saya, terpaksa saya harus membuka pembicaraan ini - tentang masalah pengungsi Bordir, bukankah Ibu Pemimpin Youyue harus memberikan penjelasan kepada saya?"
"Mosuo Bulada memiliki sekitar 50.000 manusia elang-banteng." Ibu Pemimpin Youyue'er tersenyum manis: "Yang Mulia Tuan Mourinho, total manusia elang-banteng dan manusia banteng-elang dari Moore dan Zhuoer sekitar 500-600 ribu. Meskipun kami benar-benar melepaskan, berapa banyak yang bisa Anda bawa? Jangan lupa, kerajaan Zhuoer dan Moore berada di dunia bawah tanah. Bahkan dengan dua Peliharaan Magis Super fenghuang milik Anda, Anda hanya bisa membawa tiga orang termasuk diri Anda sendiri ke bawah tanah."
"Sebagai tuan tanah Suku Bordir, saya dengan resmi menyatakan kepada para Ibu Pemimpin dan Pangeran: Keturunan campuran yang kacau tidak akan pernah mendapat pengakuan resmi di Kerajaan Bimeng." Mata Tuan Mourinho melirik samar ke arah Liu Zhenhan, ekspresi sarkasme di wajahnya tiba-tiba mengental: "Kedatangan saya kali ini bukan untuk membawa para Bordir campuran, melainkan untuk menyelamatkan sisa-sisa orang Kukuk dari Suku Kukila."
Liu Zhenhan tidak menghiraukan sindiran pedas yang mengandung ancaman dari Imam Utama Angsa. Dia agak bingung saat ini, Tuan Mourinho juga memiliki penyihir. Dalam kunjungannya ke dunia bawah tanah kali ini, Imam Utama membawa salah satu dari tiga penyihirnya. Melihat lambang sihir dan simbol elemen pada jubah penyihir ini, seharusnya dia berspesialisasi dalam elemen api. Tapi jika penyihir ini juga mempelajari sihir ruang secara sampingan, atau kebetulan sihir apinya sudah mencapai tingkat Magister Sihir, meski tidak bisa menghubungkan tiga lokasi seperti formasi teleportasi sihir, gulungan 'pulang' elemen api pasti bisa membawa beberapa orang. Namun jika yang dibawa adalah orang-orang Kukuk, lebih baik membawa orang-orang banteng saja. Bahkan Bimon paling bodoh sekalipun tahu betapa jauh lebih kuatnya Prajurit Kijang dibanding orang Kukuk. Lalu, bukankah pernyataan Imam Utama saat ini justru terbalik? Selain itu, Liu Zhenhan sudah tinggal cukup lama di Kota Mosbrada. Bahkan Liu Zhenhan pun tahu sejarah perubahan orang Kukuk dari para kijang hutan, masak Imam Utama tidak tahu?
Terlalu banyak keuntungan yang bisa diambil dari benua bawah tanah. Jika Tuan Mourinho ingin mengeruk keuntungan, itu sangat mudah. Tapi keuntungan itu seharusnya sama sekali tidak ada hubungannya dengan orang Kukuk sialan itu. Liu Zhenhan mulai merasa curiga.
“Sungguh meminta maaf, karena kebijakan pencampuran ras telah menyebar luas, kaum Kukuk Burung Kukuk dan Suku Berbual kaum kumbang tanduk sudah lama menjadi bagian dari sejarah.” Pangeran Moore mengangkat bahu dengan penuh penyesalan: “Siapa yang menyuruh slogan khas Suku Kukuk Burung Kukuk justru adalah ‘Bùrú guīqù’? Kalian membuat kami para tuan tanah yang menerima mereka sebagai bawahan, merasa sangat tidak nyaman mendengar kalimat ini.”
“Sebenarnya saya sudah mendengar fakta ini, hanya saja belum mendapatkan konfirmasi.” Tuan Mourinho mengangguk: “Sekarang setelah terbukti kebenarannya, tidak ada lagi yang bisa kukatakan.”
“Kedermawanan Anda bisa menerangi langit gelap di seluruh bawah tanah.” Para Ibu Pemimpin berkata dengan sopan. Semua Ibu Pemimpin Dark Elf merasa angsa ini jauh lebih bijaksana dibanding Pendeta Richard yang setiap kalimatnya selalu berisi syarat.
“Dengan segala hormat, saya ingin mengajukan permintaan kecil. Setelah berada di sini beberapa waktu, saya telah mengembangkan sekelompok Dark Elf yang dengan setia menyerahkan jiwa raga kepada Dewa Perang Campas. Saya ingin membawa mereka kembali ke permukaan. Apakah Ibu Pemimpin Youyue'er bisa mengabulkan permintaan kecil ini?” Kalimat berikutnya dari Tuan Mourinho benar-benar mengejutkan. Setelah basa-basi begitu lama, diam-diam saja, langsung mengajukan permintaan besar.
“Ini disebut permintaan kecil?” Ibu Pemimpin Youyue'er menyeringai dingin.
“Saya bersedia menggunakan pengorbanan besar sebagai kandidat penjaga 'Ritual Pencucian Sinar Matahari' untuk menukar permintaan kecil ini.” Tuan Mourinho tersenyum: “Sebagai bangsawan, saya selalu menganut transaksi adil untuk mencapai keseimbangan. Kesombongan bukanlah gaya suku Smyer kami. Tapi kalian juga tak perlu memaksa seorang pendeta Smyer menyerahkan lambang Medusa-nya. Saya bisa menggunakan sumpah untuk menunjukkan kesungguhan.”
Saat mengucapkan ini, mata Imam Utama Angsa berkilat penuh kelicikan, pancaran mata yang bisa menjadi personifikasi dari kecerdikan. Liu Zhenhan yang berada di pinggir tak bisa menahan helaan nafas lagi. Jahe Tua Lebih Pedas - jika Imam Utama Angsa benar-benar tulus mengikuti ritual kemerosotan ini, mengapa menggunakan tatapan mata seperti itu untuk memprovokasi ras Dark Elf yang penuh kecurigaan? Taktik pura-pura melepaskan ini meski sederhana, bila digunakan dengan lihai, benar-benar bisa memberi efek tak terduga.
Memainkan perasaan orang selalu menjadi keahlian Liu Zhenhan. Rupanya Mourinho juga mahir dalam hal ini, bahkan lebih tersamar. Lao Liu hanya menggunakan "mulut besar Sungai Rhein" untuk memperkuat ketergantungan Dark Elf padanya, sementara Mourinho memanfaatkan sifat curiga lawan untuk dengan mudah menghalau situasi sulit.
"Di dunia ini, ada dua jenis makhluk yang tidak pernah percaya pada sumpah, pertama Bangsa Laut, kedua kami Dark Elf." Tepat seperti dugaan Lao Liu, para Ibu Pemimpin Dark Elf menggelengkan kepala dengan tegas, kembali menolak tawaran Imam Utama Angsa: "Ritual Pencucian Sinar Matahari yang sakral ini tidak bisa kami percayakan hanya pada sumpah kosong belaka."
Liu Zhenhan sejak tadi telah menduga akan terjadi situasi seperti ini. Namun yang mengejutkan, Mourinho justru dua kali berturut-turut mengajukan diri sebagai kandidat Penjaga, malah ditolak oleh Dark Elf yang sedang kesulitan mencari Penjaga. Jika Liu Zhenhan yang menghadapi situasi ini, pasti langsung menyelesaikan dengan kilatan pedang dan hujan darah. Lao Liu harus mengakui, dalam hal kemampuan mengatasi masalah dan kecerdikan, Tuan Mourinho jauh lebih unggul darinya.
"Bolehkah saya bertanya, apakah kandidat Penjaga yang telah ditetapkan para Ibu Pemimpin adalah kebanggaan Bimon kita, Sang Raja Kecil Pendeta Richard?" Tuan Mourinho mengangkat bahu dengan penuh penyesalan, memandang ke arah Liu Zhenhan.
Semua mata tertuju pada Liu Zhenhan. Lao Liu menyilangkan tangan di belakang kepala, bersandar santai di kursi sambil tersenyum pahit dan menggelengkan kepala.
"Benar, saya." Lao Liu mengaku langsung. Di hadapan Tuan Mourinho yang jenius ini, berbohong sama sekali tidak berguna.
"Walau harus saya akui para Ibu Pemimpin memiliki pandangan yang tajam, tapi ada satu hal yang belum saya pahami—mengapa kalian begitu waspada terhadap Pendeta Phoenix seperti saya, tapi tidak khawatir dengan Pendeta Naga yang sama kuatnya ini?" Tuan Mourinho bertanya penasaran: "Tidakkah kalian takut Tuan Richard tiba-tiba menyerang kalian? Harus diketahui, Pendeta Muda Raja Surgawi kita, Richard, adalah jenius langka Kerajaan Bimon yang muncul sekali dalam ribuan tahun, pendeta perang dengan kemampuan Kombinasi Nyanyian dan Pertempuran yang jarang... hmm... harus diakui... mungkin dia satu-satunya Pendeta Bimon di seluruh kerajaan yang selalu berada di garis depan pertempuran, selamat dari ratusan pertempuran. Lihatlah lengan dan hidungnya, itu membuktikan betapa dahsyatnya pertempuran yang pernah dia alami."
Sorot mata demi sorot mata merambat di tubuh Liu Zhenhan, berangsur berubah menjadi kewaspadaan dan keraguan.
"Peliharaan Magis saya hanyalah Naga Peri biasa." Liu Zhenhan membuat ekspresi polos: "Kali ini saya datang ke Mossbrada, sama sekali tidak membawa peliharaan magis. Pangeran Benitez bisa menjadi saksi."
“Di jari Richard masih ada empat boneka logam magis yang kuat tersimpan dalam Cincin Batu Darah, masing-masing beratnya mencapai 240.000 pon.” Sebelum Yang Mulia Pangeran sempat bicara, Tuan Mourinho terus menggali dosa masa lalu Liu Zhenhan tanpa ampun, menggelengkan kepala dengan wajah tersakiti: "Tidak kusangka kalian tidak takut pada pendeta sekuat ini, malah mengkhawatirkan aku? Ini benar-benar salah fokus! Apakah wajahku terlihat begitu kejam sampai tidak bisa dipercaya?"
"Tambahan, aku juga punya arquebus Guli." Lao Liu mengaku sendiri, membuka jubah pendetanya untuk memperlihatkan senapan api di kantong dalam. Sebenarnya bulu dada hitam dan otot dadanya yang kekar lebih menarik perhatian para Ibu Pemimpin Dark Elf.
"Benar-benar Imam Bemon yang menakutkan." Ibu Pemimpin Youyue'er berkata dengan ekspresi kompleks.
"Dia sangat gagah." Kalimat penuh nafsu seperti ini terdengar berbeda saat diucapkan oleh Ibu Pemimpin Dark Elf yang menggoda.
Tuan Mourinho mengedipkan mata nakal ke arah Liu Zhenhan. Di dalam hati, Lao Liu bersumpah jika si angsa tua ini terus membongkar rahasianya, pasti akan melemparkan kursi ke kepalanya.
"Untuk membuka jalan bagi suku Banteng Berbual kami yang tinggal di bawah tanah untuk memperoleh status damai, aku tidak keberatan berkorban sedikit." Liu Zhenhan menoleh ke Vieri: "Beberapa pembicaraan berikut menyangkut rahasia tingkat tinggi yang tidak pantas kalian ketahui. Kalian berempat keluar dulu, jangan lupa bawa Joan d'Arc."
Ksatria Beruang yang kekar itu mengangguk, melirik ke beberapa pengawal kerajaan lalu setengah menarik biarawati kecil itu keluar dari kediaman Ibu Pemimpin.
"Para Ibu Pemimpin Zhuoer yang terhormat, jika masih meragukan niat baikku, kita bisa menjalankan syarat yang kusebut sebelumnya. Aku akan memasang formasi teleportasi sihir terlebih dulu untuk mengirim Blood Elf Moore yang tidak terkena hukuman sinar matahari ke permukaan." Liu Zhenhan melirik Imam Utama Angsa: "Aku bicara dengan fakta."
Bab 148 Tangga Tembok yang Dibongkar
"Penjelasan ini memuaskanku." Pangeran Moore mengangguk.
"Yang Mulia Pangeran, saran ini kurang baik bukan?" Para Ibu Pemimpin Zhuoer segera protes: "Bagaimana kami Zhuoer bisa membiarkan kalian Moore kabur duluan sementara kami masih terjebak di bawah tanah?"
"Kalau begitu segeralah laksanakan ritual kemerosotan! Dengan begitu kita bisa keluar bersama!" Pangeran Benitez membentak: "Kami Moore tidak bisa terus-terusan ditahan oleh kalian! Meski sudah menandatangani perjanjian saling bantu, tapi kelambanan Zhuoer dalam bertindak benar-benar keterlaluan!"
“Calon untuk ritual kemerosotan tentu harus dipilih dengan hati-hati!” Ibu Pemimpin Youyue'er juga berbicara kasar: “Apakah urusan Zhuoer perlu diajari oleh Moore?”
Pangeran Moore langsung berdiri. Awalnya suasana masih harmonis, namun setelah beberapa kalimat, ketegangan memanas. Pertengkaran sengit terjadi antara Moore dan Zhuoer. Beberapa prajurit Blood Elf mengeluarkan pedang kelopak, sementara prajurit Zhuoer tak mau kalah dengan mengacungkan pisau melengkung.
“Berhenti berisik!” Liu Zhenhan menendang meja kopi di depannya sambil berteriak marah: “Kalian menolak pelaksanaan ritual kemerosotan dulu! Kalian juga tak percaya jika sebagian Elf dibawa ke permukaan! Lalu apa maumu? Jika tidak bisa, lupakan! Anggap saja aku tak pernah bicara! Tetap lah di bawah tanah! Aku akan bawa semua Raksasa Typhoon dan Orang-orang Banteng pergi, memberi jalan untuk para tuan besar ini!”
Beberapa Ibu Pemimpin Zhuoer dan Pangeran Moore yang sedang bertengkar sengit perlahan diam melihat kemarahan Liu Zhenhan. Liu Zhenhan melirik tajam ke Imam Utama Angsa, yang telah mengacaukan situasi stabil hanya dengan beberapa kalimat.
“Pada dasarnya. Kalian sampai sekarang belum memahami satu hal.” Liu Zhenhan menatap sekumpulan besar Elf Jatuh ini: “Bagi kalian, kembali ke bawah tanah adalah mimpi besar yang tak terjangkau, tapi bagiku, ini hanyalah hal sederhana seperti mengangkat tangan! Suku Model manusia kura-kura bisa hidup sepuluh ribu tahun, sedangkan kalian Elf hanya dua ribu tahun. Bagi manusia kura-kura Model, hidup dua ribu tahun sama normalnya seperti tidur sebentar, semua orang iri pada manusia kura-kura, tapi apa artinya ini? Ini adalah keunggulan bawaan! Ini adalah ketidakadilan Dewata! Bagiku, menggunakan formasi teleportasi sihir untuk membawa kalian kembali ke permukaan, sama normalnya dengan umur panjang manusia kura-kura yang sepuluh ribu tahun! Mungkin hal ini, di mata ras-ras lain, terlihat begitu menakjubkan!”
“Memang prinsipnya sesederhana ini, tidak tahu mengapa kalian tidak bisa memahaminya!” Pangeran Moore berkata dengan penuh kesombongan.
Melihat delapan Ibu Pemimpin Zhuoer juga mengangguk, Liu Zhenhan tidak bisa menahan napas lega, tapi begitu hatinya tenang, Murinio kembali berbicara.
“Dunia bawah tanah benar-benar kaya raya! Para Ibu Pemimpin dan Pangeran, di dunia permukaan Benua Aigean tidak ada begitu banyak deposit logam terbuka seperti ini! Saya, Mourinho dari Dua Belas Imam Utama Kerajaan Bimeng, kepala suku turun-temurun Klan Angsa, atas nama kerajaan, dengan tulus mengundang Dark Elf Zhuoer dan Blood Elf Moore untuk memilih lokasi tujuan di tepi selatan Sungai Sanggan di Dataran Liar Donau! Di padang gurun Donau yang subur ribuan li ini terdapat udara terbersih dan langit biru, hutan pinus yang indah di kaki Pegunungan Salju Himalaya Taymur, yang dapat memberikan lokasi terbaik bagi kedua ras elf untuk membangun kota.” Begitu Tuan Mourinho membuka mulut, rencana Lao Liu langsung berantakan.
"Padang Liar Kuno?" Baik Zhuoer maupun Moore masih memiliki kesan tentang Dataran Liar Donau dari lebih dari sepuluh ribu tahun lalu. Mendengar penjelasan Imam Utama Angsa ini, alis mereka berkerut rapat.
"Imam Utama Angsa yang terhormat, niat Anda tampaknya tidak sebaik persiapan Tuan Richard ini. Beliau menyarankan Gunung Azeroth di Dataran Carimodo untuk kami, yang tampaknya lebih cocok untuk tempat tinggal elf dibanding Dataran Liar Donau, karena daerah itu lebih subur dan indah." Ibu Pemimpin You Yue'er tertawa ringan.
“Dataran Carimodo sekarang dikelilingi oleh negara manusia yang kuat dari segala penjuru. Jika benar-benar memutuskan seperti ini, ini terlalu terburu-buru dan kurang hati-hati bagi Ibu Pemimpin dan Pangeran yang belum sempat memahami situasi dunia permukaan.” Murinio jelas tahu apa yang harus dikatakan saat ini: “Para Ibu Pemimpin dan Pangeran, apakah kalian tahu seberapa jauh perkembangan teknologi manusia saat ini?”
“Manusia...hehe...Aku tahu mereka sebenarnya adalah Suku Monyet Mangke dari Bimon kalian. Aku sedikit mendengar, menurut Bimon yang datang ke bawah tanah, saat Suku Mangke berperang dengan Kerajaan Bimeng, sepertinya mereka memukul kalian Bimon dengan sangat parah.” Ibu Pemimpin Youyue'er melihat Liu Zhenhan, lalu menatap Imam Utama Angsa, dengan ekspresi mengejek di wajahnya.
“Kelebihan manusia sama menonjolnya dengan kekurangan mereka. Mereka ulet, kreatif, dan ambisius. Ini adalah ras yang melahirkan banyak pahlawan. Dengan kemampuan reproduksi yang luar biasa, manusia menjamin kelangsungan populasi mereka sekaligus memastikan kelahiran pahlawan di setiap era. Di antara empat ras besar Bimon zaman dulu, ras monyet tak punya tubuh perkasa maupun kecerdasan istimewa, tapi dengan kekuatan kolektif mereka kini mendominasi benua. Kalian pikir mereka tak punya kelebihan? Saya yakin para Ibu Pemimpin dan Pangeran pun tak bisa membohongi diri sendiri?” Murinio menyeringai dingin: “Tahukah kalian jangkauan tembak ballista dan ketapel manusia sekarang? Tahukah betapa tangguhnya kavaleri zirah mereka? Tahukah berapa banyak cabang ilmu sihir yang sudah dikembangkan para penyihir mereka?”
“Kalian sama sekali tak tahu.” Imam Utama Angsa tak memberi ampun pada para elf sombong ini. Ekspresi para Elf Jatuh yang awalnya acuh tak acuh berubah serius. Tangan Lao Liu mencengkeram erat sandaran kursi.
“Saya menyaksikan pemanah bawahan Tuan Richard menembak mati para penyihir Moore dari jarak aman.” Pangeran Benitez berkata khidmat: “Jarak saat itu 2000 yard. Perisai prajurit Kurcaci Abu-abu terlalu pendek untuk melindungi penyihir sepenuhnya.”
Para Ibu Pemimpin Zhuoer serentak menarik napas tajam.
“Pemanah saya adalah pengecualian, ballista manusia normal umumnya tidak memiliki jangkauan sejauh itu, dan busur panah silang manusia juga tidak mungkin menggunakan panah anti sihir dengan efek armor-piercing. Jangan takut dengan perkataan Imam Utama.” Liu Zhenhan akhirnya mengurungkan niat untuk melempar kursi, berkata dengan datar: "Pembuatan Panah Anti Sihir sangat sulit, siapapun tidak mungkin bisa memproduksinya secara massal."
“Koordinasi multi-korps tempur bukan masalah besar bagi kami. Setelah melalui satu dua pertempuran adaptasi atau mendapatkan data pertempuran manusia, saya yakin kami bisa cepat beradaptasi.” Pangeran Moore mengusap dagu sambil tersenyum kecut: "Blood Elf memiliki banyak pandai besi Kurcaci di bawah komando, ditambah pengrajin ulung dari kalangan Elf Jatuh. Beri mereka waktu dan contoh senjata, pembuatan senjata baru pun tidak sulit."
"Jika kalian memilih Dataran Liar Donau sebagai rumah di permukaan bumi, maka kalian akan punya cukup waktu dan tenaga untuk meneliti semua ini." Imam Utama Murinio menggoyangkan rambut pirang platinumnya dengan anggun: "Dataran Liar Donau dan dunia manusia yang perkasa hanya memiliki satu pintu masuk-keluar. Di sana dijaga oleh pasukan utama Bimon dari suku serigala Wolfgang. Wilayah selatan Sungai Sanggan yang luas pada dasarnya adalah tanah tak bertuan, hanya ada satu wilayah vasal saya dan tanah apanase murid saya Richard - sahabat kalian. Meskipun jumlah perampok di seluruh Padang Rumput Donau agak banyak, saya yakin baik Moore maupun Zhuoer akan membuat pilihan sempurna antara dikelilingi kerajaan manusia kuat atau sekadar gerombolan perampok kecil?"
"Tuan! Tindakan ini tidak melalui persetujuan Kuil Dewan Tetua maupun Sang Raja. Bukankah ini terlalu tidak pantas? Membagi-bagi wilayah negara secara pribadi, bahkan raja sekalipun tidak memiliki wewenang ini." Liu Zhenhan menyipitkan matanya, menatap Imam Utama Angsa dan bertanya dengan suara berat.
“Richard yang terhormat, meskipun Padang Rumput Donau adalah wilayah Kerajaan Bimeng kita, jangan lupa satu hal: selama lebih dari seribu tahun di selatan Sungai Sanggan, karena banyaknya perampok, kerajaan tidak pernah menganugerahkan gelar bangsawan kepada siapapun selain Anda. Ini pada dasarnya adalah tanah tak bertuan! Manusia selalu memberlakukan sanksi logam dan pembatasan ekonomi terhadap Bimon kita. Seperti yang Anda tahu, senjata pasukan Berbual di seluruh kerajaan sampai sekarang masih menggunakan pilar totem kayu, hanya komandan resimen yang dilengkapi baju zirah lengkap. Jika melihat lebih jauh ke masa awal pendirian negara, senjata Pasukan Pengawal Bimon 'Cambuk Dewa Perang' kebanyakan adalah senjata tembaga bekas yang digali dari bekas medan Perang Dewa dan Iblis lalu dilebur kembali!” Tuan Mourinho menatap Liu Zhenhan dengan serius: "Senjata adalah dasar prajurit, prajurit adalah dasar negara! Selama dua ras Elf bekerja sama secara strategis dengan Kerajaan Bimeng kita, menyediakan persenjataan dan perlengkapan dari sumber mineral logam bawah tanah yang melimpah, lalu mengalokasikan lahan di kaki Gunung Salju Himalaya Taymur yang tak bernilai militer untuk membangun kota besar di lereng gunung bagi kedua ras Elf, apa salahnya!"
"Bagaimana mungkin membiarkan orang lain tidur nyenyak di samping ranjang kita? Bagaimana jika raja kalian tidak setuju dan memicu perang dengan kami?" Seorang Ibu Pemimpin Zhuoer bertanya dengan tenang.
“Kalian benar, menurut nilai-nilai Bimon, asumsi ini mungkin memicu perang. Tapi Yang Mulia Ibu Pemimpin Zhuoer dan Pangeran, ingatlah fakta bahwa saya adalah kepala suku turun-temurun burung Bimon dari Suku Bordir. Secara politik, Raja Bimon saat ini hanyalah kepala suku Bimon binatang. Saya masih memiliki beberapa hak istimewa dalam hal politik. Jika Blood Elf dan Dark Elf setuju, kalian bisa mengklaim sebagai suku-suku bawahan yang setia kepada saya...” Ucap Imam Utama Angsa ini langsung membuat wajah Pangeran Moore berubah. Tuan Murinio melambaikan tangan, mencegah protes Pangeran Benitez: "...Maaf, ini hanya pernyataan resmi untuk konsumsi publik. Ini memberi kita semua kesempatan untuk mundur dengan harga diri, Kerajaan juga tak kehilangan muka. Kalian tidak rugi apapun, sementara saya tetap menjadi teman yang bisa dipercaya."
"Memang benar, cara ini tidak merugikan kami sama sekali." Delapan Ibu Pemimpin Zhuoer berpikiran terbuka: "Dibandingkan kembali ke permukaan bumi yang agung, kami lebih peduli hasil nyata daripada permainan kata-kata kosong. Mengakui kesetiaan pada Anda tidak merugikan kami. Kami Zhuoer hanya setia pada Ratu Laba-laba Rose dan Dewa Kalajengking Chaonong."
Pangeran Moore menjilat bibirnya, jari-jarinya terus menggosok pelipis, menggoyang-goyangkan paha, seolah sedang merencanakan sesuatu.
"Nama baik hanya beban, Yang Mulia Pangeran. Aku memikirkan kepentingan kalian, seharusnya Anda memahami niat baikku." Murinio menatap Yang Mulia Pangeran sambil berkata. Meski Pangeran Moore tak menyukai Imam Utama Angsa ini, ia terpaksa mengangguk.
"Wilayah apanaseku saat ini adalah seluruh Provinsi Barat Daya yang terletak di tepi Rawa Senja. Kedepannya aku akan mengajukan permohonan ke Kerajaan untuk memisahkan daerah selatan Sungai Sanggan menjadi provinsi mandiri yang dijaga oleh suku Smyer kami." Tuan Mourinho tersenyum memandang Liu Zhenhan, lalu menoleh ke para Elf Jatuh, "Musuh imajiner utama Provinsi Barat Daya Kerajaan Bimeng saat ini adalah kerajaan kecil Druid di Rawa Senja. Druid masih keturunan Elf. Jika Blood Elf dan Dark Elf kembali ke permukaan, kalian bisa menguasai kerajaan kecil Druid ini dalam waktu singkat. Aku bisa mengirim pasukan keluarga untuk membantu penaklukan ini."
"Kami Elf Jatuh dan Elf permukaan ini, baik cabang samping maupun garis keturunan langsung, memiliki dendam berabad-abad. Jika kami kembali ke permukaan, target pertama kami memang Elf permukaan ini. Tak perlu Anda mengajari kami - taklukkan jika bisa, jika tidak, musnahkan semuanya." Ibu Pemimpin Zhuoer menyeringai dingin.
"Hidup Elf Jatuh yang agung!" Meski belum kembali ke permukaan, para pendeta Zhuoer dan pemimpin ilmu bela diri di samping tidak lagi bisa menahan gejolak di hati, meneriakkan slogan dengan penuh fanatisme, suaranya begitu keras hingga hampir merobek atap.
"Jika hanya untuk kehancuran semata, itu terlalu tidak bermakna. Saya dan seluruh suku Smyer tidak keberatan menampung para budak ini. Dengan demikian, sepertinya ini juga membuktikan satu hal - ras Elf memang adalah bawahan saya." Murinio tertawa: "Dengan gabungan tentara Smyer dan kalian Elf Jatuh, urusan ini pasti akan lebih efektif."
"Rencana Anda sepertinya lebih menguntungkan pihak Anda daripada kami Elf Jatuh, pantas Anda begitu bersemangat." Pangeran Moore tersenyum tipis: "Tapi tidak masalah, bagaimanapun kami Elf Jatuh memang akan menghadapi masalah dengan Elf permukaan, kemungkinan menaklukkan mereka sangat kecil. Lebih baik jadikan mereka budak daripada musnahkan semua. Tentu saja, dalam kasus itu, saya pikir pembagian harus berdasarkan proporsi, bukan memberi semua keuntungan pada Anda sendiri."
“Yang Mulia Pangeran, tiada keuntungan tanpa usaha pagi.” Murinio membungkuk dengan anggun, menanggapi ucapan sang pangeran dengan senyuman terang tak tersembunyi: “Di dalam Hutan Salib Selatan masih terdapat sebuah Kerajaan Elf Hutan, dengan pasukan manusia elang-banteng yang berpatroli di udara. Kita seharusnya mudah menemukan dan menangani mereka. Baik Elf Hutan Salib Selatan maupun Druid Rawa Senja, selama ada pasukan udara besar muncul, mereka akan kehilangan perlindungan dan penyamaran dari alam.”
“Jika begitu, Padang Rumput Donau memang lebih cocok untuk kami Elf Jatuh bermukim.” Delapan Zhuo'er Ibu Pemimpin saling bertukar senyum: “Kembali ke permukaan, tujuan utama kami adalah mencari masalah dengan elf permukaan ini.”
“Di Hutan Salib Selatan juga terdapat komunitas raksasa bukit yang bermukim di sana. Kurcaci Abu-abu memiliki hubungan darah dengan raksasa, dan raksasa suka bergabung dengan suku kurcaci yang kuat. Jika bisa merekrut raksasa bukit ini, itu akan menjadi hal yang baik.” Senyuman Murinio semakin lebar.
Rencana masa depan begitu indah, semua Elf Jatuh bersemangat, termasuk beberapa Zhuo'er Ibu Pemimpin yang biasanya menjaga sikap pun terlihat tak sabar untuk bertindak.
“Gagasan ini sangat brilian!” Liu Zhenhan tak bisa menahan decak kagum: “Cukup dengan mencari Druid dari luasnya Rawa Senja dan membubarkan mereka, seluruh kawasan rawa tak perlu lagi dijaga pasukan. Kerajaan Elf Hutan dan suku raksasa bukit di Hutan Salib Selatan juga bisa dibubarkan. Pasukan ‘Bergulat dengan Naga’ dari Suku Bier pun bisa dialihkan. Jika kita membuka provinsi baru di selatan Sungai Sanggan, maka Legiun Mig Suku Fox di utara sungai juga kehilangan musuh imajiner. Kerajaan Bimeng bisa menghemat tiga legiun sekaligus - total 60.000 tentara reguler. Ditambah pasukan utama suku serigala Wolfgang di perbatasan tenggara, meskipun kerajaan masih waspada terhadap Blood Elf dan Dark Elf, kita punya cukup pasukan untuk mengendalikan mereka.”
Begitu kata-kata ini meluncur, alis Murinio berkedut samar, sementara Lao Liu tersenyum licik.
“Musuh kami Elf Jatuh hanyalah elf permukaan. Jika diperluas, paling-paling tambahan kurcaci permukaan yang menjadi musuh bebuyutan kurcaci abu-abu. Dengan Kerajaan Bimeng, kami tidak punya konflik sama sekali.” Pangeran Moore Benitez menepuk bahu Liu Zhenhan dengan akrab: “Kita adalah saudara, saudara sejati selamanya.”
Kalau aku percaya, berarti aku benar-benar kuno. Liu Zhenhan terus tersenyum sambil bergumam dalam hati.
“Jika benar-benar ingin berperang, enam juta Bimon kalian bukan semuanya ras kuat seperti kaum kijang hutan. Meski kami menghormati teman, kami juga tidak takut perang.” Ucapan Ibu Pemimpin You Yue'er benar-benar mengandung gaya khas Dark Elf yang kejam.
“Lalu, para Ibu Pemimpin dan Pangeran yang terhormat, apakah kita bisa memutuskan untuk meminta Pendeta Raja Kecil kami, Richard, memberikan tenaganya dalam 'Ritual Pencucian Sinar Matahari' kalian?” Tuan Mourinho mulai memanfaatkan momentum.
Ibu Pemimpin You Yue'er bertukar pandangan dengan tujuh Ibu Pemimpin lainnya, lalu tersenyum manis memandang Imam Utama Angsa: “Apakah Tuan Mourinho tidak berminat lagi mengikuti ritual ini? Saya ingat tadi Tuan masih bersukarela.”
Sorot mata para Ibu Pemimpin Dark Elf tiba-tiba berubah mesum.
Tuan Mourinho tidak mengatakan apapun, hanya menggelengkan kepala dengan lembut sambil tersenyum – saat ini, diamnya lebih efektif daripada penjelasan apapun.
Liu Zhenhan paham dalam hati, Murinio sudah sejak awal tahu bahwa kandidat Penjaga Ritual Jatuh yang ditunjuk secara internal adalah Lao Liu sendiri. Karena itu, Imam Utama Angsa sama sekali tidak khawatir. Keinginan membara para Elf Jatuh untuk kembali ke permukaan bumi, Liu Zhenhan memanfaatkannya, Murinio juga bisa memanfaatkannya dengan mantap. Yang lebih kejam, si angsa tua ini bahkan bisa menyusup dan menjebak Liu Zhenhan, mengacaukan semua rencana yang sudah Lao Liu susun dengan susah payah.
Yang paling Lao Liu benci bukanlah hal lain, melainkan kenyataan bahwa dari awal dialah yang seharusnya bisa memanipulasi para Elf Jatuh ini, tapi akhirnya si angsa tua itu malah mendapat keuntungan tanpa usaha. Jika tempat tinggal para Elf Jatuh di permukaan benar-benar dipilih di hutan pinus kaki Pegunungan Salju Himalaya Taymur, maka Liu Zhenhan terpaksa harus menerima kenyataan menjadi tetangga mereka. Menjadi tetangga Elf Jatuh, Liu Zhenhan tidak melihat keuntungan sedikitpun, malah akan membatasi perkembangan Feilengcui dalam banyak hal, menciptakan faktor ketidakstabilan. Apalagi, rencana awal Lao Liu untuk para Elf Jatuh ini adalah solusi tuntas yang radikal.
Omong kosong Imam Utama Angsa itu telah menggagalkan semua upaya yang sudah Lao Liu lakukan sebelumnya.
“Imam Utama tidak perlu rendah hati, ini juga merupakan hal yang berjasa bagi masa kini dan menguntungkan untuk ribuan tahun ke depan. Saya sangat berharap Yang Mulia bisa memberi contoh bagi generasi muda seperti saya.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, dalam hati berpikir pasti harus memaksa angsa tua ini turun ke air. Sekarang dia sangat membenci Imam Utama ini sampai giginya ngilu, mana mungkin membiarkannya lepas begitu saja.
“Richard, aku harus mengakui pepatah lama 'es berasal dari air tapi lebih dingin dari air'. Kau benar-benar kandidat terbaik sebagai penjaga ritual kemerosotan. Jangan lupa, kau adalah kebanggaan enam juta Bimon, idola spiritual para pendeta muda dan prajurit.” Imam Utama Angsa menggelengkan kepalanya dengan santai, mencari alasan yang sempurna dan licin: “Jika kalian memutuskan titik pijak di permukaan tanah di Dataran Liar Donau, sekarang aku harus segera kembali ke permukaan untuk mengurus segala persiapan. Mohon maaf, aku benar-benar tidak punya waktu lebih untuk menunda lagi.”
“Setelah mempertimbangkan matang-matang, kami merasa Dataran Liar Donau lebih tepat. Seperti yang dikatakan Imam Utama, kami telah meninggalkan permukaan bumi selama 10.000 tahun. Dunia di atas tanah sekarang benar-benar asing bagi kami. Kami perlu memberi diri sendiri waktu untuk mengamati dunia dengan objektif.” Pangeran Moore dan para Ibu Pemimpin saling bertukar pendapat, lalu menyimpulkan dengan tegas: “Mengenai ritual penurunan... pepatah mengatakan manusia merencanakan, Tuhan yang menentukan. Apapun hasilnya, selama kita terus mencoba, selalu ada kemungkinan sukses! Dengan Penjaga Hutan Rimbun dan Tuan Richard yang memiliki senjata legendaris, ini pasti belas kasihan Dewata untuk kami Elf Jatuh yang terkurung di bawah tanah selama lebih dari 10.000 tahun!”
“Kalau begitu sepakat. Nanti saya akan kembali ke permukaan dulu untuk membuka jalan bagi kedatangan kalian. Hutan pinus di kaki gunung bersalju akan menjadi rumah terindah kalian di permukaan. Saya jamin kalian akan jatuh cinta pada rumah baru ini.” Murinio terkekeh, jemarinya dengan lihai memutar seruling emas itu: “Mengenai para Zhuoer yang memuja Dewa Perang... Ibu Pemimpin Youyue... Bagaimana menurutmu...”
“Selama tidak melebihi 20 orang, silahkan bawa semuanya.” Ibu Pemimpin Youyue berkata dengan murah hati. Jelas dia sedang mempererat hubungan dengan menawarkan beberapa Dark Elf sebagai hadiah, tindakan yang masih bisa diterima.
Bab 149 Saling Menguntungkan
"Para hadirin juga sebaiknya segera mempersiapkan ritual pembersihan matahari. Saya dan Tuan Richard masih perlu mendiskusikan urusan Banteng Berbual. Izinkan kami untuk mengundurkan diri terlebih dahulu." Murinio memberi hormat dengan tangan di dada kepada para Elf Jatuh di sekelilingnya. Lao Liu juga berdiri dan memberikan penghormatan lingkaran, dia pun punya banyak pertanyaan untuk angsa tua ini.
"Makanan dimakan sesuap demi sesuap. Selama ritual kejatuhan berhasil, sisanya bisa diatur." Ibu Pemimpin Youyueer berdiri: "Saya akan mengantarkan dua tamu terhormat ke rumah peristirahatan."
"Tidak perlu, tidak perlu." Liu Zhenhan dan Murinio menolak bersama. Tuan rumah dan tamu berpisah dengan suasana gembira.
Dua pendeta yang memiliki hubungan guru-murid ini, masing-masing menyimpan agenda tersembunyi sambil berpegangan tangan, tiba di parit kota gerbang Mosbrada. Pengawal pribadi mereka membentuk lingkaran pengaman, duduk berdampingan. Liu Zhenhan melemparkan bola lumpur ke sungai yang mencipratkan riak kecil, memancing seekor ikan pemakan manusia mengintai.
Tuan Mourinho menjentikkan kerikil dari jarinya, menghancurkan gigi gergaji ikan itu menjadi serpihan. Begitu darah merah menyebar, air sungai langsung mendidih bergolak. Sekawanan ikan pemakan manusia melahap sesamanya yang malang dalam sekejap, suara gesekan gigi dan tulang membuat bulu kuduk merinding.
"Jurus yang hebat." Puji Liu Zhenhan: "Sebelumnya benar-benar tidak tahu."
“Sudah berapa tahun tidak pernah digunakan.” Murinio tersenyum: “Melihat semangat mudamu, aku teringat masa mudaku dulu.”
“Di masa muda Tuan, pasti seorang pria tampan berbusana putih salju.” Ada nada iri dalam ucapan Liu Zhenhan.
“Pemuda seharusnya memiliki tujuan tetap, orang besar harus punya ambisi besar.” Murinio melirik Liu Zhenhan: “Bisakah kau memberitahuku, apa cita-citamu Richard?”
“Hidup santai sambil menunggu ajal.” Jawab Liu Zhenhan.
“Mari kita bicara terbuka, jangan ngibul denganku.” Murinio mengerutkan alisnya.
“Benar-benar hanya ini cita-citaku.” Liu Zhenhan tersenyum getir. Ia tahu kebanyakan orang takkan percaya. Namun nyatanya, ia memang si brengsek kecil tanpa ambisi. Sampai di titik ini, semua terjadi karena perlawanannya terhadap takdir. Andai bukan karena desakan Pangeran Richard dulu, mungkin Liu Zhenhan masih menganggur di mana-mana.
“Pembagian kekuasaan di Kerajaan sekarang sangat parah. Meskipun Bimon punya kombinasi pasukan terbaik, tapi tak bisa mengulangi kejayaan masa lalu.” Imam Utama Angsa tak lagi membahas ambisi dengan Liu Zhenhan, larut dalam kenangan.
“Sistem di Kerajaan Bimeng saat ini memiliki terlalu banyak celah, diskriminasi rasial juga sangat parah. Jika komposisi pasukan hanya mengandalkan ras kuat yang jumlahnya minoritas, kita tidak akan pernah bisa mengembalikan kejayaan masa lalu. Apalagi saat ini Bimon telah kehilangan penyihir dan pasukan udara Bode, birokrasi juga terpecah-belah. Ambil contoh Pertempuran Kedua Feilengcui, kalau bukan karena usaha sendiri melainkan menunggu bala bantuan Korps Timur Laut, mungkin sekarang jenazahku sudah tidak bersisa.” Liu Zhenhan menyalakan cerutu, menghembuskan lima enam lingkaran asap lalu menyemburkan asap panjang yang menembus semua lingkaran itu: “Setiap bangsawan turun-temurun memonopoli suku-suku bawahan mereka. Ambil contoh suku Haus di bawah komando anggota suku Beruang Bier, kuda nil seharusnya menjadi angkatan laut terbaik. Tapi Departemen Militer Kerajaan sampai sekarang belum menggali potensi ini. Mungkin jumlah penyair kuda nil tidak banyak, prajurit seperti ini bisa hancur seketika oleh serangan sihir di medan perang. Tapi dengan pasukan kecil yang melakukan serangan mendadak melalui infiltrasi tak terduga, prajurit elit meski sedikit jumlahnya pasti memberi efek yang luar biasa.”
“Anda tampak sangat ahli dalam taktik perang dengan pasukan kecil, saya sudah mempelajari catatan pertempuran Anda.” Murinio menatap Liu Zhenhan dengan ekspresi pujian yang tak tersembunyikan.
“Mana ada, dalam beberapa kali pertempuran saya hanya mengandalkan peralatan dan keunggulan geografis, baru bisa membalikkan situasi.” Liu Zhenhan tertawa terkekeh.
“Harus diakui, Yang Mulia Raja kita benar-benar memiliki visi besar. Keinginannya merebut kembali kekuasaan Kuil mungkin adalah langkah pertama untuk memusatkan kekuatan. Jika langkah ini berhasil, berikutnya pasti akan merebut kekuasaan Dewan Tetua, memusatkan semua kekuasaan di tangan raja.” Murinio memutar-mutar seruling emas di tangannya, sambil menggelengkan kepala dengan tersenyum: “Sebenarnya ini meniru sistem sentralisasi kekuasaan kerajaan manusia. Dengan begitu, perintah akan langsung dilaksanakan, pasti lebih baik daripada sistem Bimon sekarang yang selalu bertele-tele dalam setiap masalah.”
“Susah, kalau mau merebut kekuasaan Kuil, pertama-tama dia harus berhadapan denganmu.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
"Bukan hanya saya." Murinio juga tersenyum: "Anda tidak memahami arus politik internal kerajaan, saya akan jelaskan secara singkat. Ambil contoh Suku Rubah Fox di Provinsi Timur Laut. Jumlah pendeta suku rubah selalu menempati peringkat teratas di kerajaan. Mereka didistribusikan secara merata ke berbagai legiun dan kuil. Di antara mereka, setiap Pendeta Tinggi hampir selalu setia pada keluarga bangsawan tertentu, tidak terbatas hanya pada internal suku rubah. Banyak contoh pendeta rubah yang bergantung pada keluarga bangsawan luar juga umum. Setiap keluarga bangsawan akan bergantung pada salah satu dari tiga kekuatan besar: Dewan Tetua, Wangsa Kerajaan, dan Kuil. Persaingan terselubung antara dua wangsa kerajaan Lion dan Harimau selalu menjadi tema utama. Bagi pendeta atau prajurit yang tidak memiliki dukungan kekuatan besar, kenaikan pangkat hampir mustahil. Menyingkirkan orang kecil tanpa dukungan adalah hal yang sangat mudah."
"Saya sangat setuju. Begitulah cara Pangeran Richard memperlakukan saya dulu. Tapi sepertinya saya tidak pernah bergabung dengan kekuatan manapun. Izinkan saya mengagumi diri sendiri sebentar." Liu Zhenhan teringat masa lalu yang menyedihkan.
"Kamu sekarang sudah mewakili kekuatan yang sangat besar, orang-orang ingin bergabung denganmu, berada di bawah perlindunganmu." Perkataan Imam Utama membuat Liu Zhenhan hampir tersedak: "Tapi harus diakui, kamu juga termasuk dalam faksi Timur Laut. Setidaknya di dalam Kerajaan, kamu dianggap sebagai bagian dari kelompok Grand Shaman Weian Provinsi Timur Laut, Qidan. Meski aku tahu Qidan sama sekali tidak memiliki kendali atasmu. Tahukah kamu faksi apa yang diikuti Grand Shaman Weian?"
"Imam Agung Jubah Merah, Yang Mulia Bulat." Liu Zhenhan sedikit pernah mendengar tentang ini.
"Benar, Yang Mulia Bulat dari suku Tiger, perwakilan kekuasaan gereja di dunia, sekaligus duri di mata Suku Lion dan Raja Yang Mulia Grak Sal." Tuan Mourinho menggerakkan jarinya mengarah ke cerutu Liu Zhenhan. Liu Zhenhan mengambil sebatang cerutu dan melemparkannya kepada Imam Utama.
"Yang Mulia Qidan adalah Pendeta Kepala dari 'Legiun Pengikut Harimau'." Setelah menyalakan cerutunya, Tuan Mourinho menepuk tangan Liu Zhenhan dan mengucapkan terima kasih dengan sopan.
"Membantu harimau berbuat jahat?" Liu Zhenhan mengerutkan alisnya dan mendengus: "Konon 'Legiun Pengikut Harimau' adalah pasukan pribadi Suku Tiger. Pemuda tangguh Suku Tiger pertama-tama dipilih masuk legiun ini, baru kemudian diseleksi oleh Pasukan Pengawal 'Cambuk Dewa Perang'. Awalnya kukira ini hanya karangan belaka. Tak kusangka benar-benar ada."
“Enam bangsawan turun-temurun besar, hampir setiap keluarga memiliki pasukan pribadi, atau seharusnya dikatakan, lebih tepat disebut Pasukan Pengawal Keluarga.” Murinio tertawa: “Ini bukan berita baru. Pasukan Pengawal Keluarga hanya terdiri dari elit keluarga, skalanya tidak akan besar. Masuk ke Pasukan Pengawal Keluarga berarti menjadi anggota inti dari inti, kejayaan dan keruntuhan saling terkait.”
“Artinya loyal kepada satu keluarga bukan negara, kepentingan keluarga selalu lebih tinggi dari kepentingan negara.” Liu Zhenhan mengetuk abu rokok. Dengan nada merendahkan berkata: “Walau aku orang yang hanya hidup santai menunggu mati, tapi aku selalu tidak suka orang yang mengabaikan kepentingan negara dan bangsa.”
“Secara prinsip, semua orang sebenarnya paham argumenmu. Tapi saat implementasi konkret, standar pengukuran sulit diseragamkan. Contohnya kau anggota inti keluarga, saat kesulitan negara tidak akan membantu, tapi keluarga akan. Jadi saat harus memilih, kebanyakan orang tetap akan memilih membela keluarga daripada negara.” Murinio berkata sinis: “Kerajaan Bimeng punya banyak masalah internal. Terkadang semangat kebenaran tidak bisa mencakup segalanya. Semangat kebenaran tidak bisa mengenyangkan perut, tidak bisa memberimu mantel di musim salju, juga tidak bisa memberi obat saat sakit. Hidup di dunia ini, seringkali realita dan slogan muluk tidak bisa disamakan. Inilah ironi zaman kita.”
“Aku lebih baik tetap menjadi seorang bangsawan kecil. Tahun depan setelah pergantian jabatan, Kuil akan menugaskanku sebagai Imam Perang ke dalam ketentaraan. Aku tidak punya ambisi besar, cukup hidup santai saja, lagipula frekuensi perang sekarang tidak terlalu tinggi.” Liu Zhenhan menguap lebar dengan nyaman. Dia sama sekali tidak tertarik dengan politik Kerajaan, hanya berpikir bagaimana cara mengorek informasi dari Murinio. Berbicara dengan si tua ini, setiap kata harus dipikirkan matang, sama sekali tidak memberikan kepuasan.
“Dulu manusia memisahkan diri dari Kerajaan Bimeng, mungkin juga karena muak dengan persaingan klik antar bangsawan tinggi, sementara Bimon kelas bawah tidak punya kesempatan berkembang, meski sangat berbakat. Bertahun-tahun lamanya, sejak era Medusa, hanya Suku Rhein dan Harimau yang berebut tahta, ras lain bahkan tidak mendapat kesempatan untuk mendekat.” Murinio menghisap cerutu dalam-dalam sampai batuk-batuk: "Hukh-hukh... Burung Bimon dari Suku Bordir kami menderita kerugian besar di Pertempuran Hyjal, hingga kini benar-benar kehilangan pengaruh. Pertanyaan ini selalu mengganggu pikiranku—apakah kekuasaan raja hanya milik Tigerren dan Manusia Singa? Mengapa tidak bisa dari manusia siput Suku Berbual? Atau penyair kuda nil yang penuh kelakar?"
“Ini memang tidak bisa dihindari, perebutan takhta kerajaan harus melalui ujian ganda kekuatan fisik dan kecerdasan. Selain dua ras Bimon ini, ras lain benar-benar tidak punya peluang.” Liu Zhenhan menyimpan ejekan dalam hati. Perkataan Murinio ini tiba-tiba membuatnya terpikir pada satu kemungkinan ambigu——Klan Angsa sebagai tuan tanah turun-temurun ras burung, sekarang memiliki Murinio yang brilian dan visioner. Lihatlah aura yang dimilikinya: legenda di kalangan pendeta, Imam Utama Shaman termuda sepanjang sejarah, Pendeta Phoenix yang menyaingi Pendeta Naga. Dari informasi yang didapat dari Zhuoer, pria ini juga ahli ilmu bela diri yang menyembunyikan kedalaman, sekaligus meneliti lagu perang baru——lagu perang yang bisa melepaskan serangan sihir! Bagaimana jika ini berhasil? Kemampuan dan ambisi berbanding lurus. Dari makna tersirat sang Imam Utama, kemungkinan besar dia ingin meniru manusia, memainkan trik memisahkan diri dari Kerajaan Bimeng untuk membentuk negara sendiri. Dengan kekuatan yang dimiliki Imam Utama ini, kemungkinan tersebut memang sangat besar. Lihatlah pasukan Medusa di bawahnya——dia bukan hanya ingin membawa suku Smyer dan ras burung unta Aosituitei Bimon merdeka, tapi juga beberapa ras Bimon lain untuk memberontak bersama.
Namun kemerdekaan berarti perang. Manusia juga berdiri terpisah dengan Bimeng, membutuhkan akumulasi seribu tahun sebelum akhirnya mengibarkan bendera dan menembakkan meriam untuk mendeklarasikan kemerdekaan. Dengan kekuatan yang luar biasa, mereka memaksa Kerajaan Bimeng mengakui status mereka. Dari sini terlihat, meski si Angsa Tua punya niat ini, seumur hidupnya mungkin takkan menyaksikan hari itu tiba.
Dengan kemampuan saat ini, paling-paling dia hanya bisa "mengikuti perintah tapi tak tunduk pada titah", atau memperoleh posisi tinggi di lembaga kekuasaan di luar kekuasaan raja. Dengan mengonsolidasi kekuatannya dan menarik lebih banyak ras Bimeng bergabung, mungkin keturunannya yang akan mewujudkan ambisi besar ini setelah bertahun-tahun - dengan syarat tak terjadi Perang Dunia. Jika terjadi perang besar yang menggoncang, kesempatan "menangkap ikan di air keruh" akan datang.
"Tinggal kurang Chen Sheng dan Wu Guang." Liu Zhenhan tertawa dalam hati. Dalam sejarah kuno Bimeng juga pernah terjadi pemberontakan petani, sebagian besar dilakukan oleh Bimon suku Monyet. Mereka sempat memiliki peluang untuk memisahkan wilayah, namun akhirnya selalu gagal. Akhirnya seluruh suku Monyet menemukan jalan berliku untuk mendirikan negara, meski memakan waktu lama, tapi akhirnya berhasil mewujudkan cita-cita. Baik mendirikan negara merdeka maupun memulai pemberontakan, kesulitannya luar biasa. Bahkan suku Monyet yang bersatu dan eksklusif - yaitu manusia - saat Pertempuran Hyjal, masih ada sedikit bangsawan tua Monyet yang tetap berpihak pada Kerajaan Bimeng, dengan rela mengorbankan tubuh dan darah untuk melawan pasukan manusia. Tapi melihat kekuatan nasional Kerajaan Bimeng sekarang, kemungkinan berhasil kali ini jauh lebih besar daripada dulu.
Semakin Liu Zhenhan memikirkan kemungkinan ini, semakin yakin dia bahwa angsa tua pasti berpikir demikian. Jika dia membawa Elf Jatuh ke Dataran Liar Donau, dengan hubungan internal yang rumit di antara Elf Jatuh, ditambah kemampuan retorika dan karismanya, mungkin saja bisa memanfaatkan situasi untuk memperkuat diri. Jika Bangsa Iblis menyerang lagi dan mengacaukan tatanan benua, dia benar-benar punya kesempatan untuk menonjol.
Melihat Liu Zhenhan mengedipkan mata dengan tatapan tak menentu, Murinio membalas dengan senyum, menghisap cerutu dengan elegan.
"Kenapa memberitahu saya ini?" tanya Liu Zhenhan.
"Saya berharap semua pertandingan bisa hidup di bawah langit yang adil, setidaknya belajar memikirkan apa itu kebebasan dan demokratis." Murinio berkata dengan serius: "Meskipun mewujudkan harapan ini sangat sulit, saya berharap bisa mendapatkan lebih banyak pengertian dan dukungan."
"Setiap orang punya hak untuk memilih, saya selalu mengagumi Anda. Mengenai saya, Anda tidak perlu khawatir, saya hanya ingin Bimon Feilengcui hidup nyaman. Masalah perebutan kekuasaan, itu urusan orang yang punya ambisi, saya tidak pernah memikirkannya." Liu Zhenhan berkata dengan getir.
"Bagus kalau begitu, Suku Berbual kaum kijang hutan, kita bagi setengah-setengah." Murinio mengisap cerutu terakhir, lalu melempar puntungnya ke parit kota.
"Itu tidak mungkin." Liu Zhenhan menggelengkan kepala.
"Bukannya Anda bilang tidak punya ambisi merebut kekuasaan? Lalu mengapa masih ingin menguasai begitu banyak ras kuat?" Senyum Imam Utama Angsa penuh dengan sindiran tajam.
"Jangan lupa fakta paling dasar, Tuan Mourinho yang terhormat. Tahukah Anda, kaum kijang hutan sama sekali tidak mau meninggalkan bawah tanah." Wajah Liu Zhenhan juga dipenuhi nada ironis.
"Keberadaan formasi teleportasi sihir dapat membangun gerbang terbuka antara Feilengcui dan dunia bawah tanah. Elf Jatuh tidak akan lagi menempati wilayah bawah tanah dalam skala besar karena Naga Hitam Neraka dan Tiran Mata Jahat. Jika tebakanku benar, awalnya kau ingin menempatkan mereka di Dataran Karimdo dengan niat buruk. Mengetahui karaktermu, setelah semua Elf Jatuh pergi, kau pasti akan menghancurkan formasi teleportasi dua arah itu dengan bersih. Dengan demikian, meskipun mereka merebut penyihir bawahananmu, mereka takkan bisa kembali ke dunia bawah tanah melalui formasi teleportasi untuk mengeruk sumber daya. Bagimu, dunia bawah tanah akan menjadi taman pribadimu. Benar bukan?" Murinio berkata dengan nada mengejek: "Jangan emosi. Lihat, aku tak pernah membongkar tipuanmu di depan Elf Jatuh. Aku masih mengagumimu! Bahaya dan pengorbanan ritual jatuh tak mungkin tak kau ketahui! Belum lagi formasi teleportasi besar itu! Demi Dewa Perang, berapa banyak bahan magis berkualitas tinggi dibutuhkan? Keahlian alkimia tingkat tinggi seperti apa? Berapa banyak kekuatan magis yang harus disalurkan penyihir untuk mengangkut 3 juta populasi Elf Jatuh keluar dari bawah tanah! Aku benar-benar kagum dengan konsep besarmu, sekaligus iri dengan sumber daya penyihir di bawah komandomu!"
“Kau memang tidak membongkar skemaku, tapi hampir sama saja. Sungguh trik 'mengalihkan malapetaka ke timur' yang licik! Kau bawa semua makhluk ini ke depan pintu rumahku, bagaimana bisa aku berkonfrontasi terang-terangan dengan mereka sekarang?” Liu Zhenhan menyeringai dingin.
“Aku hanya menyampaikan fakta dan logika. Hak memilih selalu ada di tangan Elf Jatuh, aku tidak memaksa pilihan mereka. Ingat kata-kataku Richard, Elf Jatuh juga bukan bodoh.” Murinio berkata dengan datar: “Kedatangan mereka ke Padang Rumput Donau sebenarnya membawa manfaat. Dengan keahlian pandai besi Kurcaci Abu-abu, pasokan senjata seluruh Kerajaan Bimeng akan mengalami lompatan kualitas. Bukankah Kuil juga sedang mempersiapkan Pasukan Ksatria Suci Pelindung Agama? Dengan begini, kita dapat prioritas pasokan. Jangan selalu melihat sisi negatifnya, sebenarnya ini situasi saling menguntungkan. Juga tak perlu takut pada Elf Jatuh ini, selama relokasi suku Smyer berhasil dan kita membentuk provinsi baru di selatan Sungai Sanggan, dengan kehadiran keluarga angsa Saimai kami, angkatan udara kuat mereka hanya akan jadi pajangan semata.”
"Benar, pandai besi Kurcaci Abu-abu dan pandai besi Elf bisa membantu mempersenjatai pasukan Smail sampai ke gigi. Mengenai Kerajaan Bimeng, hehe, setelah mereka naik ke permukaan tanpa jalur bijih bawah tanah yang melimpah, siapa yang tahu apakah mereka akan bermurah hati?" Liu Zhenhan mematikan cerutu dengan jarinya, serpihan tembakau berhamburan: "Aku sudah berusaha keras. Kamu malah langsung mengambil semua keuntungan, bahkan berunding mulus dengan Zhuoer dan Moore yang ingin balas dendam pada Elf permukaan. Nantinya pasti bisa merekrut pemanah Elf, Druid, prajurit hutan untuk tambahan pasukanmu. Masih berani minta separuh kaum kijang hutan bawah tanah?"
"Richard, Richard! Jangan kira aku tidak kenal dunia bawah tanah!" Murinio mendengus keras dari hidungnya: "Dunia sebesar ini punya sumber mineral logam yang tak habis-habis, apalagi manusia gua yang bisa dipungut pangan seenaknya. Siapa lagi yang seberuntungmu? Mau cari alkemis dan bahan sihir mahal semudah itu? Karena aku tidak membongkar rahasiamu di depan Elf Jatuh, juga tidak mengizinkanmu memasang formasi teleportasi sihir di kediamanku, wajar saja kamu harus membayar sedikit harga! Bagaimanapun, kita sama-sama Bimon. Aku tidak punya niat jahat membantu ras lain mencelakaimu."
“Suku Berbual Kijang Hutan benar-benar tidak mau meninggalkan bawah tanah, apa yang bisa kulakukan? Kalau kau bisa membujuk mereka pergi, silakan bawa mereka melalui formasi teleportasi sihir. Satu pun yang mau ikut, silakan.” Liu Zhenhan membuat wajah tak tahu malu: “Permintaanmu untuk memasang formasi teleportasi sihir di kediamanmu yang terhubung ke bawah tanah itu seharusnya tidak kau utarakan sama sekali. Sekalipun kau membunuhku, aku takkan pernah membantumu.”
“Aku percaya padamu. Awalnya datang ke kota Mosuo Bulada hanya ingin membawa pulang beberapa barang bagus. Tak sia-sia menunggu. Sudah kukatakan, kita berdua saling menguntungkan.” Murinio mengerutkan alis sejenak, menggelengkan kepala dengan penuh penyesalan: “Dengan formasi teleportasi sihir, kapan saja kau ingin mengirim prajurit kijang ini ke medan perang, tinggal lewati gerbang teleportasi. Sungguh keuntungan besar bagimu.”
“Elf Jatuh akan membantumu menangkap Druid dan Elf Hutan, bahkan raksasa bukit. Dengan kemampuanmu, pastilah orang lain yang jadi penjahat sementara kau tampil sebagai pahlawan penyelamat. Kau takkan rugi.” Liu Zhenhan mengangkat bahu: “Populasi Feilengcui terlalu sedikit, sudah pasti tak ada ruang berkembang bagiku. Jangan lagi iri padaku.”
“Kerendahan hati bukanlah kebajikan, Richard. Sepertinya sebelumnya aku meremehkanmu. Ambisimu jauh lebih besar dari yang kaukatakan, seseorang yang berambisi menguasai benua bawah tanah jelas bukan tipe yang hanya menunggu mati.” Murinio berdiri, menyeka debu dari jubahnya: "Jangan salahkan aku jika tidak mengingatkan, kuharap kau bisa menangani dua ancaman besar Black Dragon Neraka dan Tiran Mata Jahat ini. Aku masih berharap bisa mendapatkan senjata berkualitas dari tanganmu di masa depan."
"Aku benar-benar belum menemukan cara untuk mengatasi Tiran Mata Jahat dan Black Dragon Neraka," Liu Zhenhan menggaruk-garuk kepala setelah mendengar perkataan Imam Utama: "Sekadar bertanya, sebenarnya apa yang ingin kau ambil dari Zhuoer kali ini?"
Liu Zhenhan yakin betul, pasti ada keuntungan tertentu yang membuat Imam Utama ini betah berlama-lama di Mosuo Bulada.
“Itu adalah Busur Silang Sayap Burung. Ajaran Shaman yang kusebarkan akhirnya berhasil menaklukkan banyak Elf Mossoblada. Kebetulan di antara para penganut setia ini ada Kapten Dark Elf dari Batalyon Busur Silang Sayap Burung. Aku sengaja menyembunyikan hal ini, tidak banyak yang tahu.” Tuan Mourinho jujur memberikan informasi kepada Liu Zhenhan: “Hanya ada 10 unit Busur Silang Sayap Burung di 8 kota utama Dark Elf. Kota Mossoblada memiliki 4 unit. Busur ini menggunakan tendon kaki Kutu Raksasa Prasejarah sebagai alat pengait, kekuatannya luar biasa. Tampaknya keberuntunganku juga bagus... Oh ya, ada dua Dark Elf yang mengendalikan Pohon Perang. Aku baru berhasil menaklukkan mereka dua hari ini. Untungnya tertahan di sini, kalau tidak mungkin tidak akan bertemu denganmu...”
Liu Zhenhan hanya bisa merasa nasibnya sangat sial dalam hati. Hanya karena menginginkan sebuah Pohon Perang, Angsa Tua ini harus menunggu di sini sampai dirinya muncul. Penemuan ini benar-benar membuatnya patah semangat. Menurut perkiraan Liu Zhenhan yang penuh pikiran mesum, kemungkinan besar Mourinho punya hubungan ambigu dengan pasukan Busur Silang Sayap Burung dan Dark Elf pengendali Pohon Perang itu sehingga membuat mereka begitu setia. Dark Elf menganut struktur masyarakat matriarki, posisi penting semuanya dipekar Elf perempuan. Kalau tidak begitu, mana mungkin ajaran Shaman yang disebar si Angsa Tua tampan ini bisa menyebar begitu mudahnya.
“Busur Silang Sayap Burung memang barang bagus, tak heran kau betah tinggal di sini begitu lama. Masalahnya jarak tembak susah dikontrol, bilah bulan bergerigi akan melayang jika terlalu jauh. Tapi kalau digunakan dengan tepat, pasti jadi senjata mematikan untuk pertahanan.” Liu Zhenhan berbicara dengan sudut pandang ahli: “Dulu aku pernah mainkan Busur Silang Sayap Burung, waktu Pertahanan Wilayah disabotase oleh tukang sihir ruang Doluote bernama Frank lewat teleportasi ruang-waktu. Mesin ini agak lambat memasang tali busur, tapi kalau ada pria kuat khusus yang bertugas menyergap dari jarak dekat, senjata kuno ini efeknya luar biasa ganas, bahkan Naga pun harus minggir tiga li.”
“Kalau barang-barang berharga ini tidak bagus, aku juga tidak akan tinggal di sini begitu lama. Entah apakah Ibu Pemimpin Zhuoer akan menyesal setelah kepergianku.” Murinio menjentikkan jari ke arah penyihir manusia di kejauhan, si penyihir itu mengangguk paham lalu bersama pengawal manusia lain yang ahli pedang berjalan menuju kota dalam Mosuo Bulada. Sepertinya mereka pergi memberi tahu para elf yang sudah ditargetkan Murinio untuk diculik.
Imam Utama Angsa menoleh pada Liu Zhenhan sambil tersenyum: “Penyihir elemen api di bawahku sudah setingkat Magister Sihir. Tanpa level ini, mustahil menggunakan ‘gulungan pulang’ sialan itu, kalau tidak pasti sulit membawa pergi harta karun ini. Tetap harus iri padamu, formasi teleportasi sihir jauh lebih praktis dari apapun.”
“Bagikan satu unit Busur Silang Sayap Burung untukku, biar aku pelajari strukturnya dulu baru ku kembalikan.” Liu Zhenhan memohon dengan penuh harap. Dia memang punya seekor Kutu Raksasa Prasejarah, hanya satu urat kaki kutu yang diambil Nedved untuk busur panjangnya, masih ada lima urat kaki kutu yang masih perawan, kesepian di sangkar.
“Pelajari? Hehe, senjata Elf ini katanya punya struktur roda gigi internal yang unik. Meski ada pengrajin ahli, tetap sulit ditiru. Apalagi Kutu Raksasa Prasejarah juga tidak mudah ditemukan. Menurutku jangan bermimpi saja. Tapi tak apa, berikan saja satu unit Busur Silang Sayap Burung untukmu.” Murinio menatap Lao Liu lama-lama lalu tersenyum murah hati: “Dengan cadangan sumber mineral melimpahmu, nanti ketika bengkel pandai besi di Gunung Cukur memproduksi zirah dan senjata, ingatlah kebaikanku hari ini.”
Melihat kekuatanku sekarang, nada bicaranya langsung berubah. Liu Zhenhan dalam hati menahan tawa. Andai sang Imam Utama tahu bahwa Feilengcui sekarang punya dukungan Raksasa Typhoon dengan kemampuan R&D persenjataan yang jauh melampaui standar, plus akan ada tambahan Gao Cen mekanis, entah masih maukah dia memberikan Busur Silang Sayap Burung.
Sehebat apapun perhitungan, tetap ada faktor tak terduga yang luput dari perhitungan Imam Utama Angsa ini. Andai Murinio tinggal beberapa hari lagi di perkampungan Suku Berbual, mungkin akan tahu nilai ekonomis Raksasa Typhoon yang secemerlang berlian itu.
Liu Zhenhan semakin merasa tertarik, jika seperti yang dikatakan Master Puskash, lokasi jatuhnya Yue Bisu kebetulan adalah Sungai Sanggan, maka jika dia menguasai kota terapung yang bisa terbang di udara ini, siapa lagi yang bisa mengancam Feilengcui di masa depan?
Bahkan jika Murinio bersusah payah menempatkan elf bawah tanah di kaki gunung bersalju, apa yang bisa mereka lakukan padaku nanti?
Memikirkan ini, Liu Zhenhan merasa tidak terlalu rugi. Bagaimanapun dia tidak bisa menguasai semua keuntungan, biarlah angsa tua itu dapat bagian. Mengenai elf jatuh ini, meski jumlahnya banyak, berani mereka melanggar tabu di wilayah Bemon dan menyerang seorang Imam Bemon?
Jangan lupa Zhuoer akan memberikan delapan ratus ekor Chimera berkepala dua! Dengan tubuh raksasa mereka yang mengangkut prajurit Kijang bersenjata bumerang, meski kemampuan mobilitas dan serangan jarak jauhnya jauh di bawah manusia elang-banteng, dalam pertahanan statis mungkin tidak akan kalah. Walau sihir lemah, dengan kekuatan fisik Chimera yang luar biasa dan pisau melengkung berputar prajurit Kijang, setiap posisi pertahanan akan menjadi benteng tak tertembus. Ditambah trio Geryon, Bangau Api, dan kuda terbang, bahkan jika semua Ksatria kelelawar Blood Elf menyerang sekaligus, apa yang bisa mereka lakukan?
"Seandainya Dark Elf tahu bahwa kekuatan udara di dunia permukaan saat ini begitu lemah, namun malah memberikan Chimera berkepala dua ini kepada kita, apakah mereka akan menyesal sampai muntah delapan gantang?" Liu Zhenhan dengan jahat membayangkan ekspresi Dark Elf di masa depan, sambil tersenyum lebar.
"Aku harus pergi. Manfaatkan ketidakhadiran Ibu Pemimpin Yue'er untuk segera kabur." Suara gembira Murinio memutuskan lamunan Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan mengikuti pandangan Imam Utama dan menoleh, melihat empat Chimera berkepala dua dikendarai ksatria Elf mengepakkan sayap daging besar, menurunkan empat Busur Silang Sayap Burung dengan tali gantungan ke gerbang kota. Sebatang Pohon Perang di dekat jembatan gantung mengeluarkan erotan kayu keras, dua akar sebesar lima pelukan mulai mencabut diri dari tanah seperti mencabut lobak, cacing dan lipan berhamburan di lumpur basah.
Fatty Luo dan yang lain di kejauhan terkejut, memandang takjub ke arah Pohon Perang yang berjalan seperti manusia. Penjaga Elf di tembok kota bingung melihat Pohon Perang dan Busur Silang Sayap Burung di gerbang.
"Semoga sukses dalam ritual jatuhnya!" Murinio mengangguk pada Liu Zhenhan, lalu dengan lincah melompat ke jembatan gantung.
“Tunggu sebentar!” Liu Zhenhan mengangkat tangan berteriak: "Koordinat sihir gulungan perjalanan pulangmu pasti terletak di kediaman Provinsi Barat Daya, di mana aku harus mencarimu untuk meminta Busur Silang Sayap Burung? Serahkan sekarang di tempat!"
Sepuluh menit kemudian, teriakan makian Ibu Pemimpin Youyue'er mengguncang bumi.
※※※
『Mengenai si Angsa Tua, para saudara tak perlu lagi memberikan pendapat. Aku sejak awal memang berencana membentuk karakter angsa ini sebagai pahlawan. Jika kecerdasannya tak bisa menyaingi Liu Zhenhan, maka tak pantas disebut legenda pendeta. Tentu saja, meski Lao Liu agak impulsif, sama sekali bukan orang sembarangan. Yang terpenting, protagonis buku ini adalah dia, dan penulisnya kebetulan adalah aku.
Mengenai cincin ruang, dalam buku ini fungsinya hanya sebagai tempat sampah dan derek. Di bagian akhir juga tidak akan ada adegan serangan jarak jauh. Bagaimanapun Lao Liu tidak ingin menguasai dunia, jadi tidak ada masalah perihal alat super kuat.
Mengenai kekuatan tempur Kurcaci Abu-abu, banyak saudara meragukan mengapa tiba-tiba ras kurcaci menjadi begitu kuat. Pertama, perlu saya jelaskan bahwa prajurit kurcaci saat itu adalah prajurit elit berpengalaman seratus tahun. Ras kurcaci sebenarnya bukan ras pemula, mereka termasuk karakter berpengaruh dalam novel fantasi. Selain itu, mammoth dan kuda nil yang disebutkan semuanya adalah pria perkasa setinggi 4-5 meter. Bayangkan betapa sulitnya seorang raksasa setinggi gedung rumahmu harus membungkuk untuk melawan kurcaci setinggi 1,2-1,3 meter, apalagi mereka menggunakan taktik kerumunan manusia. Adapun prajurit Ao yang masih hijau, wajar saja jika kewalahan di medan perang pertama kali.
Mengenai banyaknya korban di pihak Prajurit Medusa, itu memang tidak bisa dihindari. Mereka sendiri yang gagal bertahan. Sebagai pasukan bayaran seharusnya memiliki kesadaran - tanpa intan, jangan mengerjakan pekerjaan keramik.』
BAB 150 Seleksi Awal Penjaga
Dark Elf yang memuja kelicikan dan konspirasi ternyata sia-sia menghabiskan lebih dari sepuluh ribu tahun di bawah tanah. Sejak dua Imam Bemon memasuki Kota Mossobulada, dalam sehari saja - bahkan sebelum sempat melihat wujud asli Dibo Luo dan Sampa di permukaan - sudah banyak harta karun mereka yang dibobol.
Kapal tua pun masih punya tiga pon paku, tapi mana tahan dihajar seperti ini!
Delapan Ibu Pemimpin Zhuoer dan Pangeran Moore akhirnya menyadari siapa pembunuh yang sesungguhnya dengan tangan besi. Rupanya sang Imam Utama Angsa yang selama ini tampak sopan dan beradab itu adalah sosok yang benar-benar kejam, diam-diam telah menggoyang fondasi Mosspulada. Yang lebih parah, pengkhianatan ini justru mendapat persetujuan dari Ibu Pemimpin, tanpa memberi waktu untuk menyesal. Dibandingkan Pendeta Pigge yang langsung mengajukan permintaan saat melihat sesuatu, Tuan Mourinho justru membuat para Dark Elf ini merinding ketika mengingat kembali tindakannya — politisi umumnya memberi kesan menyeramkan seperti ini, kerugian yang mereka timbulkan baru terasa getirnya belakangan.
Ibu Pemimpin Youyue'er sangat menyesali mengapa lokasi negosiasi sialan ini harus dipilih di Mosspulada.
Bagaimana mungkin melepas elang tanpa melihat kelinci? Melihat Tuan Mourinho pulang dengan hasil melimpah, Liu Zhenhan tentu juga matanya memerah. Elf Jatuh telah menyetujui syarat-syaratnya, dan satu per satu harus dipenuhi terlebih dahulu. Menurut kata-kata Liu Zhenhan sendiri: "Laozi sudah bersiap menyerahkan nyawa untuk ritual jatuhmu ini, masa tidak kasih imbalan buat menghangatkan hati? Bahkan pasukan berani mati pun minimal harus dikasih semangkuk anggur Maotai dulu!"
Meski para Ibu Pemimpin Zhuoer dan Pangeran Moore dalam hati sedikit sinis, merasa ras Bimon ini saling berlomba serakah seperti kera, tapi mereka juga tak bisa menghalangi keinginan tuan tanah Bimon ini. Mereka menyaksikan tuan tanah Bimon mengerahkan pemanah Hao dan biarawati kecilnya yang menunggang kuda terbang bersayap, bersama sejumlah besar ksatria udara Elf, berkeliling ke kota-kota utama Zhuoer lainnya. Dengan membawa dekret para Ibu Pemimpin, mereka menyita lahan dan memindahkan pasukan Chimera berkepala dua dari berbagai daerah ke Menzoberranzan. Enam Pohon Perang itu tentu tak luput, semua dimasukkan ke dalam cincin ruang.
Dibandingkan dengan pentingnya "Ritual Pencucian Sinar Matahari" bagi Dark Elf Zhuoer, kerugian ini masih sepadan. Bagaimanapun, bisa kembali ke permukaan bumi adalah hal yang benar-benar penting. Masalah kunci pemilihan Penjaga membuat para Ibu Pemimpin Zhuoer menahan amarah yang membara di hati, lalu terjun ke seleksi ketat. Liu Zhenhan terus mendesak para Ibu Pemimpin Zhuoer ini untuk segera bersiap. Sudah lebih dari sebulan mereka di sini, dan sekitar sebulan lagi Olimpiade Nasional Pendeta akan dimulai. Liu Zhenhan tak ingin tetap menyandang gelar bodoh Imam Perang, lalu ditempatkan di Legiun Mig sebagai imam pendamping.
Penjaga alternatif adalah bagian terpenting dalam menentukan keberhasilan ritual kemerosotan. Para Ibu Pemimpin Zhuoer tidak menggantungkan semua harapan hanya pada Liu Zhenhan. Bagi mereka yang terbiasa menilai keahlian pria dari bentuk hidung, hidung Pendeta Pigge yang asimetris dengan kontur aneh sama sekali tidak bisa dijadikan patokan apakah benar sehebat yang dikatakan Pangeran Moore. Tentunya para Ibu Pemimpin Zhuoer yang penuh kecurigaan ini juga tidak sepenuhnya mempercayai pernyataan Pangeran Moore. Mengakui bahwa pengetahuan mereka tentang pria kalah dari Blood Elf adalah fakta yang tidak mau mereka terima - sebenarnya status "Cun Jin" (alat berharga) pun tidak terlalu penting bagi para Ibu Pemimpin. Di bawah "Teknik Hisap Gelap" yang dikerahkan bersama oleh delapan Ibu Pemimpin, bahkan alat berharga sekalipun akan sulit bertahan.
Di kalangan Dark Elf internal, ada penjelasan sistematis tentang "Ritual Pembasuhan Surya" - Ritual Kemerosotan diibaratkan seperti sabit besar. Jika orang biasa mengikuti ritual ini, sabit itu hanya memotong sayuran seperti mentimun atau terong. Bagi pemilik alat berharga, sabit ini paling-paling hanya memotong tulang besar.
8 Pemimpin Ilmu Bela Diri Dark Elf dari Menara Bela Diri di 8 Kota Utama Zhuoer Mo Suo juga menemani Ibu Pemimpin ke Kota Mosuo Bulada. Kali ini bukan hanya Ibu Pemimpin Zhuoer yang akan melaksanakan "Ritual Pencucian Sinar Matahari", para pemimpin ilmu bela diri ini juga perlu melakukan ritual yang sama. Target pertempuran para Ibu Pemimpin adalah pria, sedangkan target pertarungan tangan kosong para pemimpin ilmu bela diri adalah wanita. Dengan dua ritual kemerosotan moral yang berjalan bersamaan, harapan para Zhuoer tampak semakin besar. Padahal hanya para Ibu Pemimpin inilah yang tahu di mana letak harapan sebenarnya.
Kota Mosuo Bulada mengumpulkan semua "Penjaga Hutan Tersembunyi" dan "Pohon Hutan Tersembunyi" untuk melakukan seleksi ketat. Total populasi dua jenis setengah elf hutan ini di masyarakat Zhuoer hanya sekitar 13.000 orang, dengan 4.000 lebih berada di Mosuo Bulada. Harus diakui sebuah fakta yang melukai harga diri Liu Zhenhan - harapan sebenarnya para Ibu Pemimpin ini bukanlah pada Tuan Tanah Pigge, melainkan sepenuhnya tertumpu pada para setengah elf hutan ini!
Penjaga Hutan Belantara dan Dryad Hutan Belantara, dua jenis setengah elf ini memiliki postur yang jauh lebih perkasa dibandingkan dark elf biasa. Seperti yang diungkapkan Pangeran Moore dan Lao Liu dalam gosip mereka sebelumnya, setengah elf hutan ini memiliki tubuh setengah elf setengah rusa perunggu - berkuku sebesar mangkuk, tungkai kekar. Lebih mirip rusa berpostur kokoh daripada dark elf, meski memiliki wajah tampan dark elf dengan tanduk rusa bercabang empat di kepala, bulu-bulu seperti daun yang berkibar, menunjukkan kesan pasukan jarak dekat yang tangguh. Meski fisiknya mirip binatang, mereka mampu berbicara jelas dan tertawa terbahak-bahak.
Tangan Penjaga Hutan Belantara sangat asimetris seperti kepiting biola, tangan kanannya berupa cakar raksasa seperti akar pohon yang 10 kali lebih besar dari kiri, benar-benar memiliki "modal" di selangkangan yang perkasa. Dryad Hutan Belantara meski bertubuh lebih ramping, memiliki sorot mata menggoda, payudara berisi dan pinggul melengkung yang memesona. Kedua setengah elf hutan berlainan jenis ini langsung berpelukan mesra begitu bertemu, tak peduli banyak mata yang mengintip, langsung beraksi di tempat.
Kejernihan pandangan mata setengah elf hutan lebat ini membuat Liu Zhenhan merinding.
Semakin Liu Zhenhan memahami ras Dark Elf, semakin ia merasa ras ini agak unik. Dark Elf mungkin satu-satunya ras beradab yang tidak menolak perkawinan campuran. Kebejatan Dark Elf dan kekejaman teknik hisap gelap mereka membuat populasi laki-laki dalam komunitas mereka selalu minoritas. Kelangkaan elf pria memaksa mereka mencari jalan lain, karena begitu rasio gender dalam komunitas mereka berubah menjadi tidak seimbang seperti kelompok Dark Elf yang pernah dihadapi Lao Liu di Ngarai Obsidian, maka kepunahan Dark Elf hanyalah masalah waktu.
Di bawah panduan pemikiran yang utilitarian ini, setengah elf hutan lebat jelas merupakan produk non-alamiah yang diciptakan secara sengaja.
Di antara Dark Elf Zhuoer, baik elf laki-laki maupun perempuan semuanya ahli dalam seni hubungan intim. Namun ritual kemerosotan moral ini justru memilih Penjaga secara ketat dari setengah elf hutan lebat, yang secara tidak langsung menunjukkan keunggulan fisik setengah elf hutan lebat. Liu Zhenhan sangat memperhatikan detail kecil ini, sekaligus merasa jijik dengan kelakuan hina para Dark Elf ini. Bagaimanapun juga, setengah elf hutan lebat adalah makhluk berakal. Dari penampilan, jejak darah Cenarius lebih dominan pada mereka, sedangkan garis keturunan Dark Elf jelas menempati posisi inferior. Seharusnya ini adalah ras baru dengan pemikiran independen dan karakter mandiri, tapi para Dark Elf Zhuoer justru merusak rasa malu mereka dengan hubungan seksual yang menjijikkan, mengubah pola pikir dan hati mereka sepenuhnya menjadi Zhuoer - mereka bahkan lebih bejat daripada Zhuoer. Setengah elf hutan lebat adalah makhluk berakal kedua yang dilihat Liu Zhenhan (selain Siren) yang telanjang bulat tanpa sehelai benang pun.
Praktik ini mirip dengan cara mucikari memperlakukan gadis perawan di rumah bordil. Seks bebas memang cara paling efektif untuk menghancurkan harga diri dan rasa malu orang. Kemerosotan moral dan kehancuran seringkali dimulai dari langkah ini. Sekadar suci pun takkan bertahan dari diperkosa bergiliran.
Terhadap hal ini, Lao Liu hanya bisa menghela napas panjang.
Kali ini proses penyaringan kandidat Penjaga Pra-Pengabdian dari setengah elf hutan belantara yang seperti mengayak pasir untuk mencari emas, Kota Mosuo Bulada mengerahkan sumber daya manusia dan keuangan yang sangat besar. Ketatnya sistem dan prosedur yang diterapkan jauh melebihi imajinasi Liu Zhenhan. Meskipun sudah berusaha mengejar waktu secepat mungkin, proses penyaringan tetap memakan waktu satu minggu karena prosedur rumit ini, tak tergoyahkan meski Lao Liu terus mendesak sambil menghentakkan kaki.
Selama periode ini, semua makanan untuk kandidat diatur sepenuhnya oleh Dark Elf. Suku bawahan Zhuoer, Xian Sungai, satu per satu menyelam ke sungai yang dingin untuk mencari kerang shen di dasar air. Banyak Xian Sungai yang tak pernah muncul kembali setelah menyelam. "Sinar gamma" yang mereka gunakan untuk menentukan arah dan jalur kehilangan fungsinya di dalam air karena riak gelombang yang bergolak. Pasukan Scorpionized Zhuoer bersama budak manusia gua membongkar setiap batu di dataran untuk mencari cecak duri yang mirip tokek. Makhluk kecil jelek ini ditutupi duri tajam dan sangat gesit, sulit ditangkap.
Kerang shen dan cecak duri adalah makanan penguat ginjal terbaik dengan efek yang signifikan, terutama efeknya paling cepat jika dimakan mentah. Kandidat Penjaga yang bertahan hingga hari kelima tanpa tersisih, berhak mencicipi makanan berharga ini.
Hari pertama hingga ketiga, para Dark Elf mengumpulkan semua setengah elf hutan ke bawah Pohon Kehidupan di alun-alun elf. Kelompok-kelompok pendeta Dark Elf turun langsung, menggunakan pita pengukur kulit untuk mengukur panjang tubuh setiap setengah elf hutan, termasuk panjang lidah, jari, dan kedalaman organ tertentu. Di sampingnya, juru tulis mencatat dengan gugup, sementara banyak cendekiawan bergaya Dark Elf menggunakan baki pasir dan tongkat kayu untuk terus mencoret-coret perhitungan.
Pangeran Moore menjelaskan kepada Lao Liu bahwa para pendeta dan cendekiawan ini sedang menyimpulkan proporsi akurat dari postur setengah elf hutan melalui pengukuran dan kalkulasi. Kemudian mereka membandingkannya dengan tabel silsilah untuk memilih kandidat dengan proporsi terbaik.
Mungkin khawatir Lao Liu tidak paham, Pangeran Moore dan beberapa Ibu Pemimpin dengan sok tahu menjelaskan pentingnya mengukur lidah Penjaga Hutan, jari-jari, serta pantat dryad hutan kepada Pendeta Pigge. Liu Zhenhan hampir tertawa terbahak-bahak - hal-hal dasar ini bahkan diketahui burung beo kotor, apalagi Tuan Liu yang berpengalaman! Namun Lao Liu benar-benar mengagumi kemampuan akademis yang ketat dari para Dark Elf ini. Mengklasifikasikan hal-hal tersebut menjadi ilmu sistematis bukanlah perkara mudah - ini adalah endapan kebijaksanaan generasi-generasi Dark Elf!
Awalnya Lao Liu masih agak tergesa-gesa, namun setelah menyaksikan satu dua adegan Barat, dia mulai merasa tertarik dan berhenti mendesak para Zhuoer untuk mempercepat proses. Untungnya biarawati kecil dan Nedved sudah diantar pergi, kalau tidak pasti memalukan. Vieri, Fatty Luo, dan Iverson yang tidak seberani bos mereka, agak canggung dengan situasi ini.
Hari keempat, 400+ setengah elf hutan terpilih menjalani tes ketahanan aerobik dan gravitasi - tes tradisional berupa beban berat dan lari. Data yang dikumpulkan tidak mengejutkan Liu Zhenhan. Jika data tes Milisia Feilengcui dibandingkan, semua Dark Elf disini pasti akan malu sampai mati. Satu-satunya kejutan adalah kaki bawah rusa perunggu para setengah elf hutan ini sangat fleksibel, bisa mengangkat kaki setinggi orang dewasa dengan sudut 90 derajat. Ini mengingatkan Liu Zhenhan pada teriakan mengerikan saat melatih kelenturan milisi dulu.
Hari kelima adalah tes stimulasi indera dan ketahanan mental. Selain menusuk ketiak dengan besi panas membara untuk mengukur denyut nadi, terakhir ada tes resistensi obat dan kemampuan kontrol menggunakan afrodisiak rahasia Dark Elf "Air Lalat Bawah Tanah".
Setelah hari itu, Liu Zhenhan memiliki satu lembar resep ramuan "Lalat Bawah Tanah" di sakunya.
Hari keenam adalah tes suara, Liu Zhenhan kembali tercengang. Ternyata suara erotis dan erangan ranjang di kalangan Zhuoer juga memiliki partitur lima garis tersendiri, dengan jumlah judul melodi dan variasi yang hampir menyamai ragam Nyanyian Perang Bangsa Behemu.
Hari ketujuh, Liu Zhenhan mengira akan melihat demonstrasi "keterampilan dasar", namun ternyata ini adalah tes kemampuan magis. Kulit Penjaga Hutan memiliki struktur "spons" bawaan yang saat terangsang secara fisiologis, dapat memantulkan kerusakan fisik dan magis secara efektif - efek yang mirip dengan "Aura Duri" dari mantra "Zirah Suci" yang digunakan Pastor manusia; Siluman Hutan bahkan lebih mengejutkan, resistensi magis alami mereka sangat tinggi. Siluman Hutan biasa mampu bertahan dari serangan magis tingkat pemula, sementara beberapa Siluman Hutan terkuat bahkan bisa menahan serangan magis tingkat menengah. Liu Zhenhan merasa ngeri, jika kemampuan Siluman Hutan ini terus ditingkatkan, bukankah suatu hari mereka bisa mencapai kekebalan sihir total?
Lao Liu akhirnya mengerti mengapa delapan Ibu Pemimpin sangat menghargai setengah elf hutan lebat ini – ritual kemerosotan pada dasarnya adalah ritual pemanggilan dewa. Dalam situasi di mana seseorang harus mengandalkan insting murni dan tubuh telanjang untuk menghadapi teknik bela diri luar biasa dan "teknik hisap gelap" dari Ibu Pemimpin Zhuoer dan Komandan Bela Diri, bahkan pembunuh gila seperti Lao Liu yang memiliki "barrier pantulan langit" dan "Perisai Tuan Tanah Kematian" pun tak bisa bertahan – sederhananya, dalam pertarungan fisik jarak dekat di ranjang, karena kontak intim terjadi pada jarak nol, barrier dan perisai sama sekali tidak perlu dikerahkan.
Dalam kondisi seperti ini, baik "kulit spons" Penjaga Hutan Lebat maupun resistensi magis alami Dryad Hutan Lebat, hanya dengan mengandalkan kemampuan ras bawaan yang unggul ini, tentu lebih dihargai dibandingkan seorang Imam Bemon yang secara alami tidak memiliki kemampuan perlindungan magis.
Liu Zhenhan tidak iri dengan modal ranjang setengah elf hutan lebat ini, tetapi kemampuan ras mereka benar-benar membuatnya tergiur. Pasukan baru ini, sekali terbentuk dalam skala besar kekuatan tempur, potensinya tak boleh diremehkan.
Proses seleksi ketat akhirnya usai. Para Zhuoer menggunakan metode paling ilmiah untuk memilih satu Penjaga Hutan dan dua Dryad Hutan. Ditambah Lao Liu, dua pria dan dua wanita memenuhi kuota utama dan cadangan Penjaga yang dibutuhkan untuk ritual kemerosotan. Menurut pemahaman Liu Zhenhan, seleksi ketat satu pria dan dua wanita dari begitu banyak setengah elf hutan ini setara dengan skala seleksi permaisuri dan menantu yang pernah dilakukan "Kesehatan Jasmani" untuk anak-anaknya di masa lalu.
※※※
『PS：Nama asli "Kesehatan Jasmani" sengaja tidak kutulis terang-terangan, termasuk "Panjang Umur Tak Terhingga". Yang paham akan paham. Nama panggilan anak "Kesehatan Jasmani" juga Guo Guo.』
Bab 151: Kisah di Balik Kecantikan
Kerang darah dan kutu berduri telah menjadi menu utama Liu Zhenhan selama beberapa hari terakhir. Makan makanan mentah terakhir kali dilakukannya saat latihan di hutan. Bagi Lao Liu, mengulang kenangan ini adalah momen nostalgia. Tak heran jika beberapa dari belasan kuda raksasa kelelawar milik Ksatria Blood Elf menghilang dalam beberapa hari berikutnya. Ketika ditemukan, sayap daging raksasa kelelawar itu sudah raib, hanya menyisakan tubuh berdarah sebesar tikus yang tergeletak di tanah.
"Siapa yang berani? Ini ulah siapa?" Ksatria Blood Elf mengumpat sepanjang jalan, hampir kehilangan akal. Mereka benar-benar tak paham, siapa yang bisa membantai raksasa kelelawar tanpa membuat kegaduhan sedikit pun?
Lao Liu dan Yang Mulia Pangeran Moore masing-masing menggenggam tusuk sate besar, mulut mereka berminyak sambil menunggu delapan Ibu Pemimpin berdoa di Kuil Dewi Laba-laba Lolth, mempersiapkan pembukaan ritual kejatuhan.
Guo Guo menggeliat-geliatkan pantat kecilnya sambil makan, tusuk kayu berserakan. Pipinya memerah setelah meneguk sedikit anggur.
"Enak! Sialan, renyah dan harumnya!" Suara kriuk-kriuk dari mulut Pangeran Benitez Moore. Tusuk sate berisi tulang rawan dari tuan tanah Bimon itu membuatnya hampir menelan lidah sendiri, apalagi dengan sekantong anggur pilihan.
Fatty Luo dan Iverson melongo melihat Sang Pangeran, wajah mereka seperti melihat kanibal yang sedang berpesta.
"Hei Ge! Hei Ge!" Iverson menyodok Vieri di sebelahnya. Jam biologis "Heizi" masih dalam mode hibernasi. Kalau tidak ada urusan, dia suka tidur-tiduran di tanah. Raksasa kecil Iverson hanya bisa memanggilnya, karena "Fatty Luo" yang berdiri itu terlalu tinggi - bicara dengannya harus berteriak seperti bertengkar baru bisa menarik perhatiannya.
"Ada apa?" Vieri masih membekas mimpi tentang stroberi, beruang betina, dan madu di wajahnya. Dengan enggan ia membuka mata bertanya.
"Sayap kelelawar benar enak sampai segitu?" Iverson bertanya hati-hati.
"Satu orang satu tusuk. Dasar lu, jangan ada yang muntahin!" Fatty Luo jongkok sambil memegang tiga tusuk sate. Matanya menatap Vieri dan Iverson yang mengerutkan alis: "Jangan sia-siakan. Ini sate dewata lho."
Ketiga makhluk itu menggigit tusuk sate seperti mengunyah labu minyak ganda. Muka mereka masam saat ujung gigi menyentuh daging. Enam bola mata saling bertaut, lalu serentak memandang ke arah kelelawar raksasa yang bergelantungan terbalik di atap tak jauh.
Keserakahan mulai merambat.
"Gebukin tuh!" Vieri menyapu habis semua tusuk sate ke mulutnya. Tubuh gemuknya berguling bangkit berdiri, daging bergelambir bergetar penuh semangat. Mana ada lagi sisa-sisa hibernasi?
Pangeran Moore saat ini sedang tenggelam dalam godaan hidangan lezat, sama sekali tidak tahu bahwa tiga pasang mata jahat sedang mengincar raksasa kelelawar bawahannya.
Pembukaan ritual kemerosotan berakhir di tengah doa-doa Ibu Pemimpin, di atas Kuil megah yang agung bergema suara-suara samar bagai erangan. Seperti ratapan, bagai bisikan; puluhan gadis Elf yang menaburkan wewangian mengerumuni Penjaga Hutan memasuki Kuil. Bersamaan, suara ilahi juga bergema dari Kuil Sarang Pertanian di sisi utara kota.
Seorang pendeta Dark Elf dengan cambuk ular melingkar di pinggang membawa makhluk seperti lilin meleleh mendekati patung laba-laba perunggu di pintu Kuil. Makhluk berlumpur itu mengulurkan jari yang terus meneteskan lilin. Pendeta Dark Elf menggesekkan batu api untuk menyalakan jari tersebut.
"Ini adalah lilin leleh, menurut Zhuoer ini adalah pelayan Dewi Laba-Laba Luo Si, tapi menurutku sebenarnya hanya monster yang bisa meniru bentuk orang seenaknya." Putri Benitez berkata sambil menggigit tusuk sate: "Penghitungan waktu sudah dimulai, jika ritual tidak selesai sebelum dia meleleh seluruhnya, berarti ritual gagal."
"Aduh, cerewetnya!" Liu Zhenhan menggeser tusuk gigi kayu dari sudut kiri ke kanan mulutnya. Tusuk kayu berminyak itu sudah berubah bentuk karena digigitnya. Dark Elf menempatkannya di posisi cadangan gelombang kedua, membuat Tuan Liu yang biasa jadi primadona kesal bukan main.
"Bentuknya benar-benar kekar." Pangeran Moore menatap punggung Penjaga Hutan Lebat yang masuk ke Kuil dengan nada iri: "Gila! 'Alat' itu bisa dipakai bajak sawah! Dari belakang, kalau tidak hati-hati kukira dia punya lima kaki! Sayang, tadi dua Dryad itu kubaca juga, semuanya punya 'Ciuman Rusa Bulan' kelas wahid, daya hisapnya mantap, tapi kayaknya bakal hancur semua."
"Tak perlu iri. Kalian Blood Elf juga bisa kawin dengan Cenarius, bikin keturunan setengah elf." Liu Zhenhan meludahkan tusuk kayu sambil menatap Pangeran Moore: "Lebih baik pulang membuat jaring daripada ngiler melihat ikan di kolam."
"Ngapain iri." Pangeran Moore menenggak anggur sambil tertawa: "Cantik-cantik Elf tak terhitung banyaknya. Politikus seperti kami, mana mungkin kekurangan perempuan?"
“Para Zhuoer ini sebaiknya kembali ke permukaan dan membuka rumah bordil, pasti bisnisnya laris.” Liu Zhenhan berkata sambil matanya berbinar: “Ini bukan tidak mungkin, asal para elf perempuan Zhuoer ini tidak hanya memikirkan cara meningkatkan kekuatan mereka dengan ‘teknik hisap gelap’, kalau buka rumah bordil, pasti bisnis prostitusi akan berkembang pesat, menggerakkan ekonomi Padang Gurun Donau kita!”
“Ada pepatah mengatakan... ‘Untuk melihat tingkat kemajuan suatu daerah, cukup lihat apakah industri perantara nafsu disana makmur atau merosot’, aku juga sedikit mempelajari ekonomi.” Pangeran Moore melirik ke sekeliling, terkekeh licik: “Tidak ada negara yang mengandalkan perang sebagai mata pencaharian, hubungan antar negara harus mengutamakan perdamaian, perkataanmu sangat filosofis, aku akan menyampaikan saran ini kepada para Ibu Pemimpin.”
“Nanti kita patungan, aku yang modal, kalian yang menyediakan tenaga.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
“Bimon biasanya konservatif, kamu sangat berbeda dengan Bimon pada umumnya.” Pangeran Moore memutar matanya sambil mengamati Liu Zhenhan, menggigit tusuk sate: “Katanya elf adalah ras para kecantikan, sebenarnya kalian Bimon lebih Berbual B dibanding kami elf, hmm... ‘ikan tenggelam burung jatuh’... ‘bunga malu rembulan bersembunyi’... ada lagi ‘mengguncang kota dan negara’. Kalau kamu benar-benar ingin buka rumah bordil, punya keunggulan alami dibanding kami, kami juga bisa menyediakan modal, kamu yang menyediakan tenaga.”
Liu Zhenhan menghabiskan tusukan daging panggang terakhir, mengusap mulutnya dengan lengan baju, lalu mengeluarkan sebatang cerutu dan menyangkutkannya di mulut. Mendengar perkataan Sang Pangeran, ia tertegun sejenak sebelum akhirnya memahami maksudnya, lalu bergumam dengan suara parau: "Obisilachi! Aku yang buka rumah pelacuran justru harus memakai 'fenghua juedai' (keindahan tak tertandingi) versi kalian ini!"
Perkataan Pangeran Moore juga termasuk kolot, jika bukan pendeta yang berilmu pasti tidak akan paham kiasan tersembunyi ini——"ikan tenggelam burung jatuh", "mempesona bak menutupi bulan", dan "mengguncang kota dan negara" semuanya merujuk pada beberapa kecantikan legendaris ras Bimon. "Ikan tenggelam" mengacu pada kecantikan ular wanita Bangsa Medusa. Beredar rumor bahwa kecantikan ular wanita membuat ikan tenggelam ke dasar air, namun sebenarnya faktanya tidak demikian. Wilayah kekuasaan Medusa berada di dalam air, sedangkan kemampuan ras ular adalah "sihir batu". Jika ular wanita menggunakan kekuatan ini untuk mengintai ikan dari jarak dekat, pasti ikan itu akan terpetrifikasi dan tenggelam, sama sekali tidak ada hubungannya dengan kecantikan. "Burung jatuh" merujuk pada gadis angsa Suku Smyer, yang sebenarnya juga berasal dari rumor tentang "Nyanyian Pelarangan Langit" mereka. Nyanyian ini bisa menjatuhkan burung liar maupun elang, lagi-lagi tidak ada kaitan dengan kecantikan. "Meniup bulan" adalah julukan untuk kecantikan perempuan rubah Suku Fox. Ini lebih tidak masuk akal lagi, karena setiap bulan purnama ke-15, kaum Fox memang memiliki ritual sembahyang bulan dengan membakar dupa. Jika terkadang bulan tertutup awan, itu hal yang wajar. Sedangkan "memalukan bunga" merujuk pada kecantikan kupu-kupu Suku Yuanfurui. Seluruh anggota suku kupu-kupu senang merawat tanaman hias. Jika muncul bunga merah, mana mungkin itu karena bunga merasa malu? Asal usul "mengguncang kota dan negara" lebih spektakuler. Jika terjadi ikatan pernikahan antara klan berang-berang air Minke yang belakangan menetap di Feilengcui dengan Suku Skaide, maka keturunan mereka akan menjadi "Kecantikan yang Mengguncang Kota dan Negara"—Diao Chan! Karena Diao Chan selalu merupakan Santo Perempuan turun-temurun Kuil Bimon, hampir tidak mungkin ada orang biasa yang bisa menyentuhnya. Perumpamaan "satu Diao Chan setara dengan sebuah kota" hanyalah hiperbola yang digunakan para sastrawan saat menulis biografi.
Kalender kuno seperti ini, hanya elf bawah tanah yang pemikirannya masih terjebak di era 10.000 tahun lalu yang mungkin masih menggunakannya.
Istilah "fenghua juedai" yang digunakan Lao Liu untuk membalas Pangeran Moore sebenarnya adalah julukan untuk kecantikan elf di masa lalu. Kebanyakan perempuan elf bisa disebut "fenghua" karena elegan dan cantik, tapi "juedai" khusus merujuk pada Dark Elf. Perempuan elf Zhuoer karena teknik hisap gelap, jika ada Ibu Pemimpin yang agak cabul, bisa menyedot semua energi laki-laki elf hingga jadi mumi, menyebabkan kepunahan ras, maka disebut "juedai". Ratu Elf Gelap yang ditemui Lao Liu di Lembah Heijing adalah contoh sempurna kecantikan juedai.
Urusan percintaan seperti ini, Lao Liu lebih paham daripada siapa pun. Tak hanya memahami Benua Aigean, ia juga tahu tentang kecantikan dari Benua Sutra Timur Jauh lewat Ning Yu. Istilah "sī bìn pīng tíng" khusus merujuk pada dua kecantikan Benua Sutra: Gadis kerang Suku Moshao dengan tubuh anggun mendapat julukan "pīng tíng", sedangkan "sī bìn" merujuk pada ras kecantikan ulat Leizu Zu yang tinggal di Ousi Zhiye.
Dua hidung belang ini awalnya tidak berkomunikasi, tapi begitu mulai ngobrol merasa sehaluan, hubungan pun langsung menjadi akrab.
“Sebenarnya setiap ras punya kecantikannya sendiri! Kapal rusak pun punya tiga pon paku! Wanita tercantik pun jika dilihat setiap hari, suatu saat pasti bosan.” Pangeran Moore berkata dengan ekspresi melankolis, “Di istana Moore kami ada lukisan batu rahasia berisi 100 kecantikan. Menurutku yang paling cantik di sana adalah gadis burung Sparrow dari ras Bimon kalian, benar-benar sempurna!”
“Saudaraku! Aku turut bersimpati!” Lao Liu juga berkomentar penuh perasaan: “Wanita yang tak bisa mengubah penampilannya memang mudah membuat pria bosan. Tapi untungnya nasibku lebih baik. Suku Sparrow? Haha, ras Bimon itu sudah punah entah berabad lalu. Apa mungkin ada kecantikan dari suku burung itu? Kecantikan burung gereja? Pasti rambutnya abu-abu, jelek sekali. Kecantikan burung kenari? Badannya kecil, mana mungkin cantik.”
“Bukan, itu kecantikan merak.” Pangeran Moore menggelengkan kepala: “Sayang sekali, ingin sekali aku melihat langsung kecantikan merak di permukaan. Apa suku Sparrow kalian dimusnahkan oleh bangsa Belalang Sembah Suku Hijau?”
“Tidak!” Liu Zhenhan memandang sang pangeran dengan heran: “Suku Sparrow punah di tangan kavaleri udara manusia saat Perang Milenium. Kenapa kau bertanya begitu?”
“Dari catatan leluhur, lebih dari sepuluh ribu tahun lalu di antara kalian Bimon, Bangsa Belalang Sembah Suku Hijau, Kaum Jangkrik Sikaide dan Burung Kenari Spirel saling bermusuhan turun-temurun. Hari ini kamu serang aku, besok mereka serang kamu.” Pangeran Moore berkata.
“Haha, sekarang sudah berbeda. Hubungan Suku Sikaide dan Klan Hijau sangat harmonis.” Liu Zhenhan terkekeh.
Gedebuk! Suara ledakan dahsyat memutus percakapan dua pejahat ini. Liu Zhenhan dan Putri Benitez menoleh, melihat penjaga hutan yang baru saja masuk Kuil dengan angkuh kini tergeletak lemas di bawah tangga kuil. Bulu-bulu daun di tubuhnya layu, kulit hijau mengerut, tubuh perkasa setinggi tiga meter lebih menyusut menjadi kerangka berbalut kulit. Alat kelaminnya yang tegak mengucurkan cairan aneh merah-putih, pupil matanya telah melebar tak berdaya.
Dua prajurit zombie berpakaian zirah compang-camping berdiri di pintu kuil yang remang-remang, menepuk-nepuk tangan kering mereka dengan dingin.
“Sepat ini?” Liu Zhenhan tertegun memandangi penjaga hutan itu. Larva lilin yang terbakar di pintu kuil baru menghanguskan sebagian kecil tubuhnya.
"Bisa bertahan selama ini dalam ritual kemerosotan sudah cukup hebat." Pangeran Moore menatap mayat Penjaga Hutan itu dengan pandangan kompleks, berusaha menghindari tatapan Liu Zhenhan: "Jika tebakanku benar, sekarang Kapten Ilmu Bela Diri Zhuoer di sana mungkin sudah mendekati akhir."
Prajurit zombie mengangkat lengannya yang kaku, menggerakkan jari-jari hitam keriputnya. Bola mata yang mengerut di soket matanya yang cekung jelas sedang menatap Lao Liu.
"Giliranku." Liu Zhenhan menarik napas dalam-dalam, melemparkan burung beo dari pelukannya dan Guo Guo dari bahunya ke pangkuan Pangeran Moore, "Jaga mereka untukku."
"Kami Moore memperoleh kekuatan dari darah, sementara Zhuoer dari cairan mani. Kau harus tetap mengendalikan diri!" Pangeran Moore menggenggam lengan Liu Zhenhan: "Aku tidak tahu dari mana kepercayaan dirimu itu, tapi aku tetap berharap kau bisa keluar hidup-hidup!"
Lao Liu kali ini benar-benar tersentuh oleh Pangeran Moore.
Meski Blood Elf menggunakan jalan pintas kemerosotan untuk mengejar kekuatan lebih besar, mereka tetap makhluk berakal. Seburuk apapun sifat dasarnya, mereka tetap membutuhkan persahabatan, cinta, dan ikatan keluarga. Kehilangan nurani bukan berarti kehilangan kemanusiaan.
"Setelah ini selesai, pinjamkan aku Batu Pualam Seratus Kecantikan yang disimpan di istana Moore-mu."
“Liu Zhenhan memperkirakan buku 'Seratus Kecantikan' itu hanyalah semacam gambar erotis atau lukisan musim semi.”
“Tidak masalah.” Pangeran Moore berkata dengan antusias, sama sekali tidak menyadari Guo Guo yang licik ini telah menyelipkan cakar kecilnya ke dalam saku jubahnya.
“Bego~” Burung beo itu memutar matanya, melontarkan makian ke arah Putri Benitez.
Sang Putri sedang memandang punggung Liu Zhenhan yang menjauh, sama sekali tidak menyadari ejekan burung beo itu. Fatty Luo, Vieri, dan Aiverson membawa setumpuk tusuk daging beraroma eksotis yang menggelombang ke sana kemari. Aroma madu yang manis dari tusuk daging panggang itu menarik perhatian sang Putri.
“Hey bro, mau mencoba satu tusuk?” Pangeran Benitez berketa riang. “Daging apa ini? Wanginya luar biasa.”
“……”
BAB 152: Kesucian Palsu - Ritual Kemerosotan
Tangga Kuil Ross memiliki 13 anak tangga. Dari pintu megah kuil hingga aula utama berjarak 250 langkah. Entah karena dorongan psikologis apa, Liu Zhenhan tiba-tiba terobsesi pada detail-detail kecil ini, berusaha mengalihkan pikirannya.
Detak jantung di dadanya terasa begitu keras.
Kuil Rose tidak sebesar dan semegah Kuil Bimon. Di Kuil Bimon, bahkan untuk memasuki gerbang harus melantunkan "Lagu Spiritual" sebagai syarat. Mereka yang berstatus di bawah Imam Perang hanya bisa memandang dari kejauhan dengan perasaan hina; Sedangkan Kuil Rose dipenuhi panggilan jiwa, seolah ada suara gaib yang menarik setiap jiwa yang melihatnya untuk menyaksikan kemuliaannya; Berbeda dengan kesan sakral dan mengintimidasi Kuil Bimon, aula Kuil Rose dihiasi aroma kayu cendana yang samar-samar, memancarkan kehangatan dan perlindungan keibuan yang meresap ke seluruh tubuh setiap pengunjung, dari ujung rambut hingga jiwa.
Dalam bayangan Liu Zhenhan, interior Kuil Rose pasti dipenuhi kemesuman dan kemerosotan moral, tenggelam dalam kemewahan yang dekaden, serta menggoda dengan bujukan telanjang dewa kegelapan. Namun saat benar-benar melangkah masuk, barulah ia sadar pemikirannya keliru; Mulai dari lentera minyak berukir di sepanjang koridor hingga patung perunggu, semuanya menunjukkan jejak peradaban gemilang dan kewibawaan sakral dewata. Ditemani wewangian cendana yang menenangkan, bahkan orang yang paling gila sekalipun akan merasa jiwa mereka terayun damai di tempat ini.
Bunyi "dung-dung" sepatu kulit yang menghantam lantai batu hijau bergema berulang kali. Dua prajurit zombie berjalan menuju pintu lorong melengkung, lalu berhenti. Seorang wax golem menggantikan tugas penunjuk jalan. Wax golem ini jelas sangat lincah, sesaat berubah wujud menjadi Liu Zhenhan, sesaat lagi menjelma menjadi Dark Elf. Lilin mengalir memungkinkannya membentuk citra apapun yang diinginkan hatinya, meski tak lama kemudian ia akan kembali menjadi gumpalan lilin.
Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak tanpa sungkan. Menurutnya ini sangat menarik. Jika tertawa seperti ini di Kuil Bimon yang khidmat, pasti akan merasa agak risi karena suasana sakral. Tapi di sini, entah mengapa, ia merasa seperti berada di rumah sendiri, bebas tertawa sesuka hati dengan rasa keakraban yang mendalam.
Tanpa terasa mereka telah tiba di aula utama. "Semoga Yang Mulia senantiasa bersama Dewata Ross," ujar wax golem penunjuk jalan dengan gaya penuh keluwesan.
Wax golem memiliki kemampuan membaca pikiran manusia, mampu mewujudkan sosok yang paling dirindukan dalam hati seseorang. Kali ini ia menjelma menjadi pemuda tampan. Di balik topi militernya, sepasang mata memancarkan kesedihan tak berujung dan kehampaan. Wajah yang tampak muda itu menyimpan kedalaman layaknya orang yang telah mengalami segala lika-liku kehidupan. Hanya dengan tatapan matanya saja, seolah telah menceritakan sebuah kisah yang menyentuh hati. Sebatang rokok di bibirnya yang hampir habis terbakar, asapnya melayang membawa duka yang tak terdefinisi.
Liu Zhenhan memeluk larva lilin ini dengan lembut. Jika larva lilin ini memiliki sepasang mata yang tajam bagai kilatan pedang di Koridor Panjang, Liu Zhenhan pasti akan mengira dirinya benar-benar berdiri bersama kakaknya lagi.
"Semoga cahaya tak pernah menyinari dirimu." Liu Zhenhan menepuk bahu larva lilin itu, mengucapkan terima kasih tulus pada makhluk bawah tanah yang nakal ini.
Larva lilin kembali berubah menjadi tumpukan lemak, tubuhnya bergoyang-goyang dengan suara decak-decak melepaskan diri dari pelukan Liu Zhenhan, menghilang dalam kegelapan di balik gapura.
Satu langkah masuk ke istana Yama, dua tangan membuka pintu perselisihan.
Sesaat tadi Liu Zhenhan tiba-tiba melihat sosok kakaknya. Perasaan yang selalu tenang bagai sumur kuno tiba-tiba bergolak hebat, bahkan kepalanya terasa memabukkan seolah terkena hantaman gagang senapan. Meski tahu itu hanyalah ilusi yang diciptakan larva lilin nakal, namun melihat sosok yang terpisah oleh alam yang berbeda sekaligus merupakan kerabat paling dirindukan, akhirnya Liu Zhenhan tak mampu menahan luapan ribuan emosi dalam hatinya.
Kuil Ross benar-benar istimewa. Saat Liu Zhenhan dengan perasaan bergolak menerobos kabut tipis dan melangkah ke aula utama, ambang pintu batu setebal gunung mengeluarkan suara "kreek" parau, menutup sendiri tanpa angin. Pada detik daun pintu batu seberat 100 ton itu menyatu, Liu Zhenhan seakan mengalami ilusi bahwa seluruh dunia dan kuil terpisah secara total.
Yang pertama menyambut pandangan Liu Zhenhan adalah patung Dewi Ross dari perunggu cor. Dewi berkepala manusia dan bertubuh laba-laba ini tengah tenggelam dalam cahaya lampu yang redup kekuningan. Asap tipis nan pekat mengepul perlahan dari mulutnya. Dua mata dari batu permata di wajah ayunya memancarkan sorot magis bagai mercu suar dalam kegelapan - jauh, namun begitu jelas, secara tak sadar memfokuskan pandanganmu.
Di sini tidak ada neraka dengan tulang-belulang berserakan, hanya kenyataan yang seperti mimpi dan ilusi.
Liu Zhenhan yang pusing melangkah satu per satu di atas lumut hijau tebal yang seperti karpet di aula utama, merasakan tanah di bawah kaki begitu lembut, ditambah kepala yang sudah berkunang-kunang, membuat seluruh tubuhnya dipenuhi rasa nyaman dan kantuk yang tak terungkapkan; Di dalam aula utama yang tidak terlalu luas ini, selain singgasana Dewata, tak ada benda rumit lainnya. Beberapa tali rotan ungu merambat membentuk rak bunga, di bawah buah-buahan yang bergelantungan, sebuah ayunan sutra bergoyang lembut. Dinding yang agak mengelupas dilubangi membentuk rak buku kuno, buku-buku lempengan batu dan perunggu tertata acak di bawah sinar lampu redup. Delapan gadis Elf cantik yang paham bahasa bunga berdiri anggun dalam kabut dupa tipis, terlihat begitu tak nyata.
"Kami telah menantimu cukup lama." Ibu Pemimpin Youyue'er menyapu wewangian harum dan kabut tipis, tersenyum manis sambil berdiri di samping Liu Zhenhan. Kedelapan Ibu Pemimpin Zhuoer mengenakan pakaian resmi Elf yang rapi, rambutnya disanggul rapi. Ekspresi anggun dengan sentuhan malu-malu dipadukan riasan malam bergaya Aiqin kuno, menghadirkan kesan mengejutkan bagi Liu Zhenhan seperti menyaksikan sekelompok dayang kuno yang anggun di Tiongkok era 80-an secara tiba-tiba.
Liu Zhenhan tiba-tiba merasa dirinya limbung, sama sekali tak tahu harus berkata apa. Tempat ini benar-benar melucuti kemampuannya untuk bereaksi. Menurutnya, pemandangan seperti ini seharusnya hanya ada dalam mimpi di balik tirai jendela barat yang mendengar rintik hujan, ditemani lentera kuno dan kitab-kitab klasik.
Ekspresi delapan Ibu Pemimpin memancarkan kebanggaan yang dibalut kesopanan. Sebagian memegang gulungan kitab yang rusak, sebagian lain sedang menyisir jepit rambut perak atau mematil sumbu lentera. Kecantikan dan keanggunan mereka yang tak ternoda mampu membersihkan segala pikiran najis.
Namun justru pada detik ini, di dalam hati Liu Zhenhan perlahan-lahan mulai menyala api nafsu birahi yang liar. Gagasan ini membesar bagai rumput kering yang dilalap si jago merah, dengan cepat berubah menjadi kobaran api dahsyat. Keinginan untuk menguasai yang tak terbendung lagi mengamuk dalam benaknya. Segala ambisi kekuasaan, urusan negara dan dunia, tiba-tiba menguap bagai asap tertiup angin. Satu-satunya pikiran yang berkecamuk di kepalanya kini adalah - memiliki delapan wanita angkuh ini! Menodai ketenangan mereka dengan cara paling hina! Menghancurkan keindahan mereka yang suci itu hingga ke akar-akarnya! Menginjak-injaknya dengan cara yang paling memalukan!
Menghina kesucian hampir menjadi impian tersembunyi setiap pria. Saat ini, Liu Zhenhan merasa dirinya begitu dekat dengan mimpi itu! Bahkan hanya dengan membayangkan bisa mencemari para wanita bangsawan yang penuh harga diri ini, dia hampir merasakan magma panas yang menggelegak siap menyembur dari tubuhnya.
Dia tidak hanya memikirkannya, tapi juga melakukannya. Sesaat terlintap kebingungan dalam benaknya - Mengapa aku bisa jatuh sehina ini?
Namun cahaya kesadaran yang sekilas itu segera tenggelam dalam lautan nafsu yang membara. Dibandingkan dengan naluri primitif, pikiran, sifat, dan moralitas yang terbentuk kemudian semuanya terlihat begitu remeh dan mudah terlupakan.
Perburuan pun dimulai. Burung pipit yang panik takkan pernah luput dari cengkeraman elang. Dengan senyum mesum, elang itu perlahan mendekati kawanan burung yang terkepung di sudut. Rona pucat wajah yang memilukan bukannya membangkitkan belas kasihan, malah semakin memicu kebuasan birahi. Di pelukan erat Liu Zhenhan, tergenggam Ibu Pemimpin Zhuoer dari Kota Mosuoyaxiya yang memiliki payudara megah dan pinggang ramping menakjubkan. Sang pemimpin perempuan ini berusaha memalingkan wajahnya, tetesan air mata mengalir jelas di pipi cantiknya yang anggun. Dengan kasar, Liu Zhenhan memutar kembali wajah rupawan itu ke hadapannya, menikmati setiap detik perlawanan dan pergulatan itu.
Asap tipis di aula utama semakin pekat, aroma manis yang menyegarkan juga semakin memabukkan.
Gaun malam Elf yang dijahit dengan sempurna telah robek-robek selama proses perobekan, dada yang lembut dan menggoda selalu kesulitan ditutupi karena ukurannya yang terlalu menakjubkan. Seperti bendungan yang jebol, sulit mempertahankan satu sisi sambil mengabaikan sisi lain.
"Tuan Richard, mari kita bicara tentang puisi terlebih dahulu." Ibu Pemimpin Zhuoer dari Kota Menzoberranzan menggigit bibirnya, berusaha menahan air mata yang menggenang di matanya, memaksakan senyum pada binatang buas yang matanya telah memerah.
"Kita juga bisa mempelajari musik." Seorang Ibu Pemimpin lain melirik dengan tatapan gemetar ke arah binatang buas itu, meski masih berusaha menjaga martabat, rasa takut dan kelemahlembutan telah terpancar jelas di wajah cantiknya yang memesona.
“Puisi? Musik?” Liu Zhenhan tersenyum mesum, merangkul Ibu Pemimpin Kota Mosuoyaxiaya lalu duduk dengan nyaman di ayunan sutra bawah rangka bunga kamper. Tangan kekarnya menyusup ke kerah baju sang kecantikan dalam dekapan, menggenggam gundukan kelembutan hangat. Bahkan dengan genggaman tangan Liu Zhenhan yang mampu memegang bola basket sekalipun, keelastisan yang melimpah ini membuat si binatang buas merasa sedang menginjak-injak martabat seluruh dunia, melumat keperawanan perempuan paling mulia.
“Menari kalian bisa tidak?” Liu Zhenhan menatap tak tahu malu ke arah beberapa kecantikan yang baju terlipat tak rapi dan aurat terbuka ini sambil bertanya. Gerakan tangannya semakin kasar, membuat elf dalam pelukannya mengeluarkan rintihan sakit melalui desah napas. Bagi Liu Zhenhan, suara rintihan ini justru lebih memabukkan daripada melodi surgawi manapun.
Beberapa elf cantik menghindari tatapan agresi yang tak tahu malu itu, menggigit bibir hingga perak berderik sambil menganggukkan kepala anggun mereka.
"Kalau begitu menarilah, siapa yang menari buruk akan menemani aku." Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak sambil merobek pakaian gadis cantik di pelukannya menjadi serpihan kupu-kupu yang bertebaran. Jeritan dan perlawanan ditindas tanpa ampun, tubuh lembut nan menggoda dibaringkan secara kasar di ayunan. LayaknYa gerombolan perampok yang memasuki kota kaya, Liu Zhenhan mulai menginjak-injak dengan cara paling primitif yang kejam. Ayunan itu terbuat dari sutra putih sebesar ibu jari, seratnya yang luar biasa kuat ternyata tidak putus meski diterpa gaya benturan Liu Zhenhan yang bolak-balik, benar-benar sebuah mukjizat. Liu Zhenhan kini hanya menyisakan naluri primitif, semua Kekuatan Naga, kesadaran, keluarga, lenyap tanpa jejak dalam keadaan tak terjelaskan.
Elf yang molek dan menggoda itu diputar lagi badannya, ditelungkupkan di atas ayunan. Liu Zhenhan yang telah mengubah aturan dan cara bermain kini mempraktikkan teknik-teknik yang dulu ingin dicobanya namun tak kesampaian, dengan cara paling biadab dan kasar. Alis elf itu berkerut, melengkingkan ratapan menyayat hati bergema dalam tangisan, yang justru memicu amuk dan kebuasan yang lebih dahsyat darinya.
Ayunan bergetar, rak tanaman kemuning yang diikat tali sutra juga bergoyang kesakitan. Buah-buah ranum yang bergelantungan terlempar hebat oleh guncangan dahsyat, berjatuhan satu per satu. Berry berisi sebesar anggur meletus di bahu Liu Zhenhan, memercikkan biji-biji dan sari manis yang berbunyi "bipok-bipok" bergemeretak. Biji elastis itu memantul di udara menciptakan dentingan merdu, menyiram otot telanjangnya dengan sensasi geli yang nikmat.
Tanpa disadari, pakaian Liu Zhenhan telah hilang. Jubah bintang mewahnya tercabik-cabik menjadi sobekan panjang yang menjuntai. Tato naga merah mengaum membelit dari leher hingga dada berbulu lebatnya, membuat makhluk mitos itu seolah menyembul dari padang rumput.
Alunan seruling memabukkan dan tarian gemulai silih berganti di hadapannya. Seolah ia bisa melihat, tapi tak sepenuhnya merasakan. Segalanya bagai pesta pora ilahi di surga berkabut, dimana Dewata Mahakuasa telah menyiapkan jamuan najis terbaik, dan ia tengah menikmatinya.
Satu-satunya yang jelas adalah kenikmatan yang mengalir deras, jelas dan nyata. Liu Zhenhan belum pernah merasakan kegembiraan dan getaran yang begitu kuat. Kesenangan yang terlalu besar membuatnya tak mampu mengingat apapun, kejernihan pikiran yang samar-samar kini benar-benar lenyap. Dia hanya perlu menikmati pelumasan dan kehangatan yang menyelimuti ini, membiarkan erangan kesakitan dan tangisan permohonan memuaskan kegembiraan tak terbendung setelah mencemari kesucian. Tarian dan nyanyian memikat di sekelilingnya semakin memicu keinginannya untuk menaklukkan target berikutnya, serta antisipasi kenikmatan tak terbendung dari pemerkosaan yang akan dilakukan.
Serangan! Seperti charge tanpa takut yang pernah dilancarkannya ke musuh! Dalam dentuman percikan air yang menggulung ribuan salju, kepala Liu Zhenhan terangkat ke langit mengeluarkan raungan berat. Hisapan kuat bagai pusaran dalam gelombang dahsyat, arus bawah samudera es, berusaha menyedot intisari kehidupan dari tubuhnya.
Di hadapan kekuatan penghisap ini, semua keteguhan hati pria akan menyerah seperti seorang ibu menghadapi mulut mungil yang kelaparan - menyerahkan segalanya tanpa reserve.
“Rambut sutra Dark Elf dipegang oleh Liu Zhenhan, dengan gerakan pergelangan tangan yang cepat, wajah elok khas Elf itu diputar paksa. Ekspresi mempesona di wajahnya hanya dipenuhi penderitaan, sementara tubuhnya yang sempurna basah oleh keringat dan aib.
"Pakai mulut." Liu Zhenhan menggeser posisi, merebahkan diri di ayunan. Dua paha berbulu tebalnya terbuka lebar, otot-ototnya yang berotot membuatnya tampak seperti hewan birahi yang baru menerobos es abadi dari zaman purba.
Sejujurnya, di bawah rangsangan mematikan bagi pria ini, bahkan Lao Liu yang berpengalaman dalam ribuan pertempuran hampir tak bisa menahan diri. Tapi bajingan mesum ini bukanlah pemula yang tak paham kenikmatan. Di saat genting, meski otaknya kacau, naluri di bidang ini sama sekali tak terlupakan.
Rambut Ibu Pemimpin Dark Elf Kota Mosuo Yaxiya menempel lekat di sudut bibirnya yang berkeringat. Tubuh basahnya yang sensual langsung merosot jatuh di bawah pergola saat Liu Zhenhan melepaskan genggaman. Dengan lima bekas jari dalam di dadanya yang naik turun pelan, ia tergeletak tak bergerak.
Liu Zhenhan menutup matanya, menarik napas dalam-dalam berulang kali, berusaha menenangkan perasaannya. Kemudian membuka mata, tatapannya seperti serigala kelaparan mengamati kawanan domba, membuat semua gadis cantik mulai gemetar ketakutan.
Sungguh sulit untuk memilih! Setiap Elf yang pakaiannya tidak rapi ini memiliki tubuh yang menggairahkan, lekukan sempurna, dan ekspresi angkuh nan suci! Tatapan Liu Zhenhan melahap setiap inci tubuh para perempuan Elf di hadapannya. Dia ingin meremukkan semua kecantikan ini dan memasukkannya ke dalam hatinya untuk meredakan dahaga tak tergambarkan di dadanya. Akhirnya dengan perih dia memilih Ibu Pemimpin Youyue dari Kota Mosuo Bulada yang bertipe manja seperti burung kecil, menunjuk dengan keras sambil berteriak: "Jangan ngumpet! Aku memilihmu! Kemarilah!"
"Aku tidak bisa..." Dark Elf mungil ini melangkah pelan ke depan, suara manjanya gemetar seperti tanaman air diterpa hujan deras.
"Sayangku, tidak bisa bisa dipelajari." Liu Zhenhan tersenyum mesum sambil mengulurkan tangan, mencengkeram rambut indahnya dan memaksa mulut mungil yang menggoda itu ke selangkangannya.
"Melawan! Kalau kau tidak melawan, aku takkan merasakan kenikmatan sebanyak ini!" Lao Liu menghela napas, tertawa terputus-putus. Matanya yang awalnya membulat perlahan berubah, gerakan tangannya yang menekan-naikkan kepala Elf cantik berangsur berubah dari cepat menjadi kaku dan lamban, hingga akhirnya hanya mengelus-elus. Sebuah kepala berlekuk anggung sedang melakukan gerakan mengulum dari cepat ke lambat, dari dalam ke dangkal, ritmenya bagai mesin pompa minyak yang terus membungkuk. Desah hidung tersedu dan erangan parau menyertai jemari lentik yang menggoda, merangsang setiap urat syaraf sang penakluk yang haus akan kenikmatan.
Kabut di aula semakin pekat, bagai wujud nyata. Tarian dan nyanyian telah berhenti. Enam Ibu Pemimpin Zhuoer lainnya kini mengerubungi ayunan di bawah rangkaian bunga Camellia, dengan ekspresi takjub yang tak tersembunyikan, memandang Liu Zhenhan yang sedang terengah-engah, lalu melirik Ibu Pemimpin Kota Mosuoyaxiya yang terbaring di lantai. Sang Ibu Pemimpin malang itu sudah mengeluarkan busa dari mulut, dengan semburat merah segar menggenang di pantatnya yang molek.
"Benar-benar 'Perhiasan Satu Inci' yang termasyhur," seorang Ibu Pemimpin memandang penuh kagum pada Ibu Pemimpin Youyue'er yang sibuk naik-turun bagai kelinci dikejar elang, lalu melirik lagi ke Ibu Pemimpin Mosuoyaxiya yang sudah setengah pingsan di lantai: "Tak heran Helianna begitu tersiksa, harus bertahan melawan gelombang kenikmatan sambil berpura-pria lemah. Sungguh berat baginya."
“Tak heran dia yang dijuluki 'pemilik artefak tak ternilai harganya'. Komponen ritual yang begitu dahsyat masih bisa ditahannya sampai sekarang! Pertama wax phantom menyamar sebagai kerabat yang paling dirindukannya untuk mengganggu pikiran, ditambah 'Aroma Musim Semi' dan 'Kabut Afrodiasi' yang dilepaskan Ratu Laba-Laba Rose, efek integrasi bantuan kekuatan ilahi, plus pertunjukan kami. Meski kami sengaja memberi keringanan, dia tetap luar biasa!” Seorang Ibu Pemimpin bergumam: “Dia membuat Helena sangat menderita.”
Liu Zhenhan saat ini sepenuhnya tenggelam dalam proses kenikmatan yang membingungkan, sama sekali tidak menyadari penilaian para Ibu Pemimpin terhadapnya.
“Bahkan 'kepingan emas' pun tak berguna, ini sama sekali bukan pertarungan setara.” Helena, Ibu Pemimpin kota Mysia Asia, meringkuk di lantai dengan tubuh lemah, menopang setengah badannya dengan lengan sambil berkata lesu: “Dia takkan bertahan lama. Kekuatan 'teknik hisap gelap'-ku hanya kugunakan 80% karena khawatir ritual gagal. Tapi memberi keringanan terus juga bukan solusi. Ratu Laba-Laba Rose jelas telah merasakan maksud kita. 'Aroma Musim Semi' dan 'Kabut Afrodiasi' semakin pekat. Jika begini terus, meski tanpa Hisapan Kegelapan, artefak tubuhnya sendiri pun takkan mampu menahan.”
“Jika benar-benar tidak bisa, lebih baik diam-diam terus tinggal di bawah tanah.” Seorang Ibu Pemimpin menghela napas, membawa dua cangkir air yang satu di antaranya mengeluarkan uap panas, lalu memberikannya kepada Ibu Pemimpin Youyue'er yang sedang sibuk bekerja.
“Sekarang aku sama sekali tidak berani menggunakan Hisapan Kegelapan, takut langsung merenggut nyawanya!” Ibu Pemimpin Youyue'er mengangkat kepala, melepaskan sehelai bulu hitam yang agak keriting dari sudut bibirnya, menerima cangkir sambil menghela napas dan menggelengkan kepala pada para Ibu Pemimpin lainnya. Setelah meneguk air dingin, ia kembali membungkuk.
Suara lengkingan samar-samar melintas di tengah kuil. Asap yang sudah pekat tiba-tiba menjadi lebih padat, hingga hampir tak bisa melihat tangan sendiri. Cahaya lampu di dinding kuil pun sepenuhnya terhalang oleh kabut tebal yang tiba-tiba ini.
Ruang utama kuil tenggelam dalam kegelapan tak bertepi.
“Cahaya menyinari kalian!” Teriak seorang Ibu Pemimpin konservatif yang sejak awal tidak percaya ritual kejatuhan bisa diselesaikan: “Ratu Laba-laba Luo Si benar-benar murka! Youyue'er, cepat serap esensinya saja, jangan terus bermimpi mengubahnya menjadi Elf Malam untuk kembali ke permukaan!”
“Hah?” Suara Ibu Pemimpin Youyue'er terdengar aneh, “Dia melepaskan diri dariku, kemana perginya?”
“Berkelahi pun percuma! Mungkin mentalnya cukup kuat. Dosis 'Harum Mereda' dan 'Kabut Durex' yang tiba-tiba dinaikkan terlalu besar memang bisa memicu efek sakaratulmaut, tapi masa sadar ini sangat singkat. Tunggu saja binatang ini menerkam. Kekuatan Harum Mereda akan membuatnya mencari lubang untuk dimasuki meski tak ada wanita!” Tawa mesum Ibu Pemimpin Helena dari Kota Menzoberranzan menggema di ruangan: “Tak ada harapan! Ritus Penjatuhan pasti gagal! Jangan ada yang RAMAS! Kekuatan Pendeta ini jadi milik siapa pun yang menyedotnya!”
Benar, hanya beberapa saat kemudian, binatang buas itu sesuai prediksi para Ibu Pemimpin, melolong garang lalu menerjang keluar dari kabut pekat, menyergap para Elf yang sedang menunggu dengan tenang.
“Ah~” Terdengar jeritan tak jelas sumbernya, disusul cekikikan genit.
“Goblok! Tambah satu lagi! Laozi mau satu buka dermaga, satu dorong pantat!” Bahkan dalam kondisi begini, suara keras Liu Zhenhan tetap meneriakkan frasa-frasa yang sudah terpatri dalam benaknya.
BAB 153: Benih Retakan yang Ditaburkan
Sementara sang bos tengah asyik bermain wanita dan bertaruh nyawa demi kemenangan di "tusukan" terakhir, trio pengawal naga Fatty Luo, Vieri, dan Ivorsen sambil menyantap sate daging panggang menonton pertunjukan tangan kosong yang seru.
Ksatria Blood Elf yang menggunakan kelelawar raksasa mulai mencurigai Dark Elf Zhuoer dari Menzoberranzan setelah kendaraan tunggangan mereka berulang kali dibantai. Sayangnya, seekor kelelawar raksasa yang terkoyak separuh tubuhnya justru ditemukan oleh Ksatria Moore di dalam wadah pemeliharaan laba-laba berkaki serigala milik para Zhuoer. Menghadapi tuntutan Moore, kelompok Dark Elf yang jumlahnya lebih banyak tentu menolak. Permintaan Moore agar mereka menjelaskan alasan logis keberadaan kelelawar raksasa yang terkoyak separuh tubuhnya di dalam wadah tersebut langsung ditertawakan oleh para Dark Elf.
Delapan Ibu Pemimpin Dark Elf dan Pemimpin Ilmu Bela Diri sedang mengadakan ritual kemerosotan di Kuil Lolth dan Kuil, di seluruh kota Menzoberranzan hanya tersisa beberapa pendeta Dark Elf yang memiliki jabatan tinggi. Sementara Ksatria Blood Elf adalah pasukan pribadi Yang Mulia Pangeran, yang biasa bersikap sombong dan sewenang-wenang, mana mungkin mereka menghiraukan para pendeta? Mereka yang biasanya selalu menindas orang lain, hari ini menahan amarah dan takkan mudah menelan ludah. Ditambah lagi Dark Elf tidak tahan terhadap sinar matahari, selalu menghambat rencana Blood Elf Moore untuk kembali ke permukaan. Ksatria Blood Elf yang sudah kesal akhirnya menemukan alasan, gesekan antara kedua pihak dengan cepat berubah dari keributan menjadi dorong-dorongan, lalu berkembang menjadi perkelahian massal.
Ksatria Blood Elf yang menantang Dark Elf ini sendirian dan lemah, dikejar dan dipukuli habis-habisan oleh sekumpulan besar Dark Elf. Semakin banyak Dark Elf yang ikut campur. Ksatria Blood Elf itu dikejar hingga berdebu, terhuyung-huyung mundur ke Kuil Lolth. Dark Elf di belakangnya sudah terbawa emosi, bahkan Pangeran Moore ikut dihitung. Satu per satu mereka menyerbu, memukul dan menendang. Meski tidak berani membunuh, mereka berani menggunakan pisau untuk mengangkat batu dari tanah dan melemparkannya.
Di antara para Dark Elf ini, sebenarnya banyak yang tidak benar-benar mengerti alasan berkelahi dengan Moore. Sebagian besar hanya ikut-ikutan dalam keributan, tentu ada juga faktor psikologis kesetiakawanan buta melawan musuh dari luar yang tercampur di dalamnya.
Para Ksatria Moore yang awalnya masih menahan diri, setelah mendengar ratapan rekan mereka dan melihat Yang Mulia Pangeran terkena pukulan dan lemparan batu di kerumunan, puluhan ksatria Moore yang memang menyukai kekerasan ini akhirnya meledak. Dengan cepat mereka melancarkan serangan balik heroik. Para Ksatria Blood Elf sebagai pengawal istana ini semuanya adalah Penyihir Pedang dengan Kemampuan Ganda Sihir dan Tempur qingyise, memiliki keunggulan baik dalam ilmu bela diri maupun sihir. Sementara pihak Dark Elf meskipun jumlahnya lebih banyak, sebagian besar adalah preman-preman yang berkumpul secara sporadis, mana mengerti tentang koordinasi atau formasi serangan. Mereka dihujani pedang ber-sarung yang digunakan seperti tongkat besi oleh para Penyihir Pedang Blood Elf terlatih ini. Yang sial langsung babak belur wajahnya, ditendang dan dihantam hingga kerumunan terkoyak. Beberapa penjahat di antara Dark Elf yang melihat situasi memburuk menjadi kalap, menyambar senjata untuk menumpahkan darah, tapi dicegat oleh beberapa pedang pengawal istana Moore yang ahli bela diri. Dalam dua tiga gerakan mereka sudah terkapar, bahkan telinga runcingnya sampai terbelah.
Melihat situasi ini, para Dark Elf langsung bubar bagai binatang liar. Belasan Blood Elf Sword Singer mengejar sekumpulan besar Dark Elf dari belakang, Fatty Luo juga ikut ribut. Seorang Zhuoer yang termutasi laba-laba entah salah sasaran atau sengaja memprovokasi, menyemburkan jaring sutra yang menutupi wajah Fatty Luo. Dengan marah, Fatty Luo merobek jaring yang bisa menutupi satu Elf tapi hanya menutupi setengah paha Mammoth pahlawan kuat itu, membungkuk mengambil pisau melengkung Elf yang tergeletak, lalu mengejar dan menghantam dengan punggung pedang. Zhuoer berkaki delapan yang malang tak bisa lari lebih cepat dari Mammoth Jago Pedang berkaki dua ini, menjerit kesakitan dan terjatuh.
Pangeran Moore Benitez mengusap wajahnya dan menghentikan pengejaran para pengawal. Dengan visi strategis seorang pangeran, dia tentu tak ingin membuat masalah di wilayah orang. Tapi kejadian hari ini benar-benar membuatnya kesal. Guo Guo dan burung beo bergelantungan di baju pangeran dengan senyum licik, entah telah melakukan kejahatan apa.
Vieri dan Iverson, dua bajingan dengan wajah berkerut seperti adonan minyak yang tak peduli, mengunyah sate daging panggang sambil menikmati pertunjukan ini. Mereka terus menghasut dari samping, siulan mereka saling bersahutan, dan memberi jempol ke arah Rodman. Selama perkelahian ini, tak ada satu pun Zhuoer yang berani menyentuh mereka. Tubuh Vieri seberat 7-8 pon yang berdiri tegak di sana menunjukkan ciri-ciri kekerasan yang terlalu mencolok.
Kota Mosuo Bulada bagaimanapun adalah ibu kota besar Zhuoer. Tak lama setelah para Zhuoer tercerai-berai, kesatria berkuda lengkap dengan perlengkapan datang berduyun. Kereta perang bersayap burung elf yang ditarik oleh laba-laba berkaki serigala setinggi dua meter berpasangan, membawa ratusan ksatria Zhuoer bergemerincing datang. Mereka mengepung Yang Mulia Pangeran bersama ksatria Blood Elf dalam formasi lingkaran. Kaki berduri laba-laba setinggi dua meter itu menggesek-gesekkan kaki mereka dengan suara "crek-crek", rahang bawah berbentuk kait yang tajam bersama tombak bulan bilah bulan dan anak panah berbulu hitam yang diarahkan ke langit oleh ksatria Zhuoer di kereta perang bersayap burung, mengarahkan aura pembunuhan ke arah para Blood Elf. Secara tak sengaja, tiga bajingan Feilengcui ikut terkepung di dalamnya.
"Letakkan senjata!" Perwira Militer Zhuoer mengendalikan tunggangan selangkangannya, seekor kalajengking sarang raksasa, sengaja mendekat dengan tempo lambat yang penuh tekanan untuk mengganggu saraf para Blood Elf yang terkepung. Kelelawar raksasa pengangkut membutuhkan ancang-ancang untuk terbang, namun ruang untuk berlari sekarang sudah terhalang. Kelelawar masih tergantung di tepi tembok, meski Elf Penyihir Pedang memiliki kemampuan lompat luar biasa, mereka tak mungkin menerobos kepungan ratusan kereta laba-laba berkaki serigala. Bahkan jika bisa menerobos, tanpa kelelawar raksasa, mustahil melarikan diri dari Menzoberranzan.
"Ksatria, beginikah caramu memperlakukan utusan diplomatik dari Negeri Moore, seorang Pangeran Elf yang mulia?" Putri Benitez berang, tapi masih menahan gerakan para Ksatria Moore yang ingin bertindak: "Tidakkah kau tahu, bahkan Ibu Pemimpin kalian pun tak berani merampas pedang dari tanganku!"
"Aku tak akan ulangi untuk ketiga kalinya, segera letakkan senjata!" Perwira Ksatria Zhuoer mengibaskan tombak phoenix berlapis emas di tangannya, dengan serius mengulangi perintahnya.
Fatty Luo dan Vieri tidak banyak cakap. Melihat diri mereka juga terkepung, tiba-tiba kemarahan memuncak. Dua Lambang Misha bersinar gemerlap, satu melepaskan Binatang Petir, satu melepaskan Kungkang Raksasa. Seketika mereka menghunus pedang besar dan kapak raksasa. Menunggangi hewan tunggangan sambil memutar mata ke arah ksatria-ksatria Kereta Perang Zhuoer ini. Ksatria-ksatria Blood Elf lainnya mengikuti contoh dua "pahlawan" ini, lalu mengangkat pedang mereka masing-masing.
Para Ksatria Kereta Perang Zhuoer serentak menarik napas dalam-dalam. Kedua binatang peliharaan raksasa yang tiba-tiba muncul ini membuat lingkaran pengepungan mereka secara spontan melebar beberapa meter.
Binatang Petir adalah tunggangan yang diberikan Grand Shaman Weian Yang Mulia Qidan kepada Ksatria Kehormatan Kuil Gud, kemudian secara resmi dihibahkan kepada pasukan kavaleri mammoth dan dipercayakan kepada Fatty Luo yang setengah kavaleri setengah infanteri. Makhluk mirip badak raksasa ini memiliki tanduk berbentuk palu raksasa dengan kulit sekeras batu seperti zirah. Sama seperti mammoth berbulu panjang raksasa, kulitnya tidak memiliki sensor rasa sakit. Kekerasan tanduk palu raksasanya sungguh luar biasa, memungkinkannya menabrak gunung sekalipun dalam kecepatan tinggi hanya dengan menggelengkan kepala lalu pergi; Kungkang raksasa merupakan kerabat dekat beruang gua raksasa, berkulit tebal dan berotot super kuat dengan cakar dua belas inci yang mampu merobek segala jenis baja. Meski berlari seperti penguin gila, binatang peliharaan raksasa yang kekar ini bisa memanjat bangunan atau gunung dengan mudah seperti cicak di permukaan datar.
Kini kungkang raksasa itu benar-benar melakukannya. Dengan gesit ia memanjat tumbuhan merambat dan semak-semak besar, lalu naik ke gedung tinggi siap untuk terjun. Ketinggian sekitar sepuluh meter merupakan jangkauan serangan ideal bagi binatang ini. Di atas punggungnya, Ksatria Vieri sedang membawa perisai raksasa dari tempurung kura-kura di satu tangan dan kapak besar seukuran pintu kayu di tangan lain, matanya berbinar penuh semangat.
Satu-satunya yang tidak memiliki kendaraan tunggangan, Aifusen memandangi dua rekan yang gagah perkasa dengan iri. Tubuhnya yang terlalu pendek selalu tenggelam dalam kerumunan, pandangannya selama ini hanya sebatas paha orang.
Guo Guo dengan helm di kepala, menunggangi burung beo terbang sambil tertawa-tawa dari atas. Cakar kecilnya yang menyembunyikan sesuatu dalam rompi bayi terlihat menggembung, tidak diketahui harta apa yang baru dicuri dari Pangeran Blood Elf.
Zhuoer sang Dark Elf tertegun memandangi dua Ksatria Bimon yang kokoh seperti benteng baja ini. Fatty Luo yang mengeluarkan pedang besar membuat mereka silau, penampilan kungkang raksasa membuat mereka ketakutan. Mereka tidak menyangka ada orang dalam kelompok ini yang bisa seberani ini mengambil inisiatif dalam situasi seperti ini.
Vieri berbaring di punggung kungkang raksasa, menahan diri tapi akhirnya tidak bisa menahan tawa yang mengguncang. Ia benar-benar tidak menyangka bisa menyaksikan formasi militer kuno seperti kavaleri kereta perang suatu hari nanti. Kereta perang semacam ini sebenarnya sudah lama ditinggalkan di Benua Aigean, dengan era kejayaannya 2000 tahun yang lalu. Kereta perang dengan awak minimal tiga orang ini setidaknya memiliki seorang kusir dan dua prajurit – seorang penombak tombak panjang dan seorang pemanah. Kereta dengan jumlah kusir lebih banyak akan memiliki jumlah prajurit yang lebih banyak pula. Kavaleri kereta perang pernah sangat populer di Benua Aigean kuno, dengan kemampuan serangan jarak dekat dan tembakan jarak jauh yang cukup mematikan. Namun justru karena dualitas serangan jarak dekat-jauh inilah membuat formasi kavaleri ini menjadi sangat tidak praktis.
Kereta perang berat demi menjaga kecepatan minimal menggunakan dua atau empat kusir, bahkan ada yang mencapai delapan kusir - dengan delapan hewan penarik. Jika satu hewan penarik tewas dalam pertempuran dan sais tidak bisa segera memutus tali kekang, kereta tersebut akan mengalami masalah besar. Selain itu, kereta perang sangat terbatas oleh medan, hanya perlu permukaan yang sedikit berbatu atau mayat-mayat yang berserakan di medan perang, kereta akan berguncang seperti sedang mengadakan pesta dansa. Dua prajurit di atas kereta baik saat memanah maupun mengayunkan tombak perang akan kesulitan menjaga akurasi, bahkan sekadar berdiri pun menjadi masalah. Yang paling disayangkan adalah, karena panjang kereta dan kekuatan fisik prajurit, pengguna tombak tidak bisa menggunakan tombak ekstra panjang untuk serangan tusuk lurus, terpaksa menggunakan teknik serangan horizontal di kedua sisi kereta yang memberikan ruang menghindar terlalu besar bagi musuh. Daya hantam lurus kereta perang sendiri sangat terbatasi oleh kekuatan dan ukuran hewan penarik. Ketika taktik kombinasi kavaleri ringan dengan mobilitas tinggi dan kavaleri lapis baja dengan kemampuan penyerangan frontal muncul, unit kuno ini pun sepenuhnya menghilang dari panggung perang.
Dibandingkan secara relatif, pasukan kavaleri Feilengcui sebenarnya termasuk jenis kavaleri yang kurang memenuhi standar. Mammoth raksasa, badak berbulu, dan Binatang Petir hanya cocok untuk serangan jarak pendek, tidak sesuai untuk operasi jarak jauh yang sering muncul dalam perang modern, termasuk kategori mesin penghancur klasik. Sementara beruang gua raksasa, Megatherium, dan kungkang raksasa yang kekurangan kecepatan lebih cocok untuk penjagaan belakang atau pertempuran jarak dekat. Di dataran luas, pasukan ini akan hancur jika dihadang kavaleri ringan. Namun dalam pertempuran skala besar atau situasi defensif seperti Pertahanan Feilengcui yang bersifat menunggu musuh, pasukan kavaleri ini benar-benar tak terkalahkan di dunia saat menghadapi lawan dengan jumlah yang sama.
Hari ini di hadapan Vieri dan Fatty Luo terbentang medan pertempuran kota yang sempurna untuk mengoptimalkan kemampuan. Hanya dengan mengandalkan ukuran raksasa dan kekuatan tunggangan mereka, mereka berhasil menekan habis kereta perang tipe serbu lawan. Anak panah berbulu musuh jelas tidak memberikan tekanan psikologis bagi dua prajurit Feilengcui yang berpengalaman ini. Dengan jarak tembak tidak sampai 300 li dan ketiadaan mata panah penetrasi baja seberat sepuluh ons di sini, Vieri dan Fatty Luo yakin bisa mengandalkan baju zirah kokoh dan pedang tajam untuk menghancurkan lawan berkeping-keping.
Kusir Zhuoer menarik tali kekang laba-laba berkaki serigala dengan erat, khawatir impulsif akan memicu perseteruan internasional. Blood Elf dan Dark Elf telah bertikai selama bertahun-tahun. Meski dalam perjanjian bilateral yang baru ditandatangani, elit kedua belah pihak telah menemukan kesamaan dan mengesampingkan perbedaan, namun konsep "hidup berdampingan" ini belum sepenuhnya dipahami oleh kalangan warga biasa. Di ibu kota Zhuoer, di bawah sorotan ribuan mata membuat Dark Elf terhina. Tentu saja para Zhuoer tak bisa menerima kehinaan ini hanya karena status sekutu sementara. Meski begitu, mereka masih memahami prioritas - pasukan kavaleri kereta perang ini bukan berniat membantai habis, melainkan sekadar ingin memulihkan harga diri.
“Berhenti! Berhenti!” Para pendeta dan beberapa ahli ilmu bela diri meski datang terlambat, namun akhirnya tidak membuat celah apa pun. Hal pertama yang dilakukan adalah menenangkan emosi permusuhan yang tegang seperti pedang terhunus dari kedua belah pihak. Putri Blood Elf Benitez meski merasa sangat marah karena Dark Elf tanpa alasan melukai tunggangan kelelawar raksasanya, namun berada di bawah atap pendek orang lain sementara pihak lawan bersikap ekstrem, terpaksa menahan diri sambil mencubit "telur"nya sendiri sementara waktu, menelan dendam jenis ini.
Vieri dan Fatty Luo tentu segera menghentikan tindakan mereka. Sebenarnya semua masalah ini berawal dari ulah mereka sendiri, jika benar-benar diselidiki lebih dalam juga tidak baik. Meskipun saat menggunakan cincin ruang untuk menyimpan kelelawar dan melemparkannya ke Chai Pen dilakukan dengan sangat rapi dan gesit, tetap saja ada sedikit perasaan bersalah seperti pencuri.
Bab 154: Tak Kenal Belas Kasihan
"Hanya di sini mereka bisa bertindak semena-mena!" Pangeran Benitez yang merasa malu di depan beberapa prajurit Bimon yang menatapnya, meludah kesal ke arah bayangan kereta laba-laba berkaki serigala yang menjauh: "Andai pasukan kavaleri utama Moore dengan kereta taring pedang kami ada di sini, aku bukan Pangeran Moore bermarga mulia Raphael kalau tidak menggilas mereka semua sampai rata!"
"Yang Mulia Pangeran, saya sangat yakin akan kegagahan dan keberanian prajurit Moore, pengalaman pribadi telah membuktikannya." Vieri tersenyum licik sambil menjilat, "Tapi sebagai teman Yang Mulia, saya harus mengingatkan: Sepengetahuan saya, sepanjang sejarah Benua Aigean, hanya pedagang Goblin yang memiliki rahasia memelihara binatang raksasa. Bahkan pelatih hewan profesional dari Kuil Bimon kami pun masih kalah dalam hal ini. Sedangkan Zhuoer sebagai pengikut Spider Queen Lolth, pasti lebih mudah dalam perawatan dan pelatihan laba-laba raksasa mereka dibanding pelatihan taring pedang Moore. Mungkin saya salah, tapi kuantitas bisa mengubah kualitas..."
“Apa yang kamu katakan memang masuk akal.” Pangeran Benitez juga terkesima: “Hingga saat ini, kereta perang kami hanya 250 unit. Setiap tahun, banyak nyawa berharga bangsa Moore harus dikorbankan untuk melatih sabertooth, sementara para Zhuoer terkutuk itu memiliki seribu unit kereta laba-laba berkaki serigala!”
“Perbandingan 1:4 masih bisa diterima.” Sambil menghibur sang pangeran, Vieri diam-diam mencatat jumlah pasukan kavaleri lawan dalam hatinya dengan niat tersembunyi.
Kereta bego seperti ini pasti akan kesulitan memilih jalan di Padang Rumput Donau saat musim gugur. Jika melewati hamparan rumput setinggi orang, batang rumput pasti akan menyangkut roda kereta. Vieri berpikir dalam hati.
Bagaimana ya kalau bertemu dengan kavaleri Kolina? Bayangan mammoth raksasa menginjak-injak laba-laba berkaki serigala hingga "pekik-puk" meletus muncul di benak Vieri, hampir membuatnya tertawa terbahak.
“Tunggangan laba-laba Zhuoer memang bagus, berkaki delapan dan jalannya stabil. Aku sadar sampai sekarang masih belum punya kendaraan tunggangan.” Mendengar diskusi Vieri dan pangeran tentang kavaleri, si raksasa kecil Iverson teringat kesedihannya, mengeluh dengan sedih.
“Kapten Ma juga tidak punya kendaraan tunggangan, sungguh disayangkan. Orang ini punya fobia ketinggian, kalau tidak pasti akan diberi Chimera berkepala dua.” Fatty Luo juga merasa agak malu, empat penjaga naga Tuan Tanah Feilengcui yang terhormat ternyata dua di antaranya masih berada di kelas ekonomi, benar-benar mengecewakan.
“Di daerah Zhuoer ada laba-laba pedang raksasa yang cocok dengan posturmu, setiap Kuil Ross akan memelihara satu untuk penjaga. Minta bosmu untuk membelikanmu... hmm... tapi mungkin agak sulit karena ini milik kuil.” Putri Benitez melirik Aiversen, sang Pangeran merasa heran, kenapa kurcaci juga minta kendaraan tunggangan? Kurcaci permukaan memang menarik.
Aiversen tidak tahu bahwa setelah didandani bosnya, orang sudah tidak mengenalinya sebagai raksasa murni lagi. Ia masih terbuai dalam khayalan tentang kendaraan tunggangan. Mendengar perkataan pangeran, matanya langsung berkilau, mungkin dia sendiri tidak menyangka benar-benar ada kendaraan yang cocok dengan posturnya.
“Ngapain minta ke mereka, kita bisa cari cara lain...” Fatty Luo mengusap dagu, melirik si raksasa kecil sambil mengedip-ngedipkan mata penuh arti.
Tiga sampah masyarakat itu saling bertukar pandang sejenak, kemudian terkekeh-kekeh licik dengan saling memahami.
Pangeran Moore Benitez tidak menyadari detail kecil ini, pandangannya tertarik pada lilin leleh di pintu Kuil Rose. Sebagai jam pasir untuk menghitung ritual kemerosotan, api di tubuh lilin leleh ini entah sejak kapan telah berubah menjadi biru kehijauan gelap. Meski lilinnya masih tersisa sedikit dan hampir habis terbakar, nyala api biru kehijauan ini jelas sudah kehilangan kecepatan dan kekuatan seperti saat awal pembakaran.
Perubahan ini membuat Pangeran Moore juga bingung, belum pernah dengar ritual kemerosotan Zhuoer ada kondisi seperti ini! Setelah sekian lama belum melihat Richard keluar, mungkinkah ritual kemerosotan benar-benar punya harapan sukses? Pangeran Moore tiba-tiba merasa detak jantungnya kencang, jarinya refleks ingin memegang sesuatu. Saat berbalik hendak berbicara pada tiga pengawal Feilengcui, ternyata tiga siluet licik itu sudah mengayunkan bahu menaiki tangga Kuil Rose. Dua sosok gagah menarik-narik beberapa pendeta elf di pintu sambil mengobrol, sementara satu sosok bertubuh pendek membungkuk dan menyelinap masuk ke dalam kuil dari celah kaki mereka.
Yang Mulia Pangeran mengangkat alisnya.
Api biru kehijauan yang tersisa dari lilin yang meleleh di tanah melompat sekali, berkedip dua kali, akhirnya padam. Suara berkah yang samar-samar bergema di atas Kuil Ros, tiang cahaya putih yang menembus langit melesat ke segala penjuru cakrawala jauh. Serpihan kilau seperti debu bintang bertebaran bagikan salju yang selama ribuan tahun dinyanyikan dalam hati para Elf Jatuh di bawah tanah, namun tak pernah terlihat.
Mukjizat ilahi! Ini pasti mukjizat! Mulut Pangeran Moore terbuka membentuk huruf O. Kebahagiaan datang begitu tiba-tiba namun sulit dipercaya, meski telah lama mendambakan kabar ini, bahkan Blood Elf Moore sebagai pihak luar pun merasa belum siap secara mental untuk anugerah dewata ini.
Ratusan Dark Elf yang bermandikan kasih dewata berduyun ke jalan, membeku seperti patung menyambut hujan serpihan bintang bagai badai salju. Kilau bintang seperti kunang-kunang menyusup diam-diam ke dalam tubuh setiap Dark Elf, berubah dari terang menjadi gelap, lalu menghilang tanpa jejak.
"Vieri dan Fatty Luo yang tadinya terkesima, kini menatap ke atas dengan bengong, memutar-mutar pandangan mereka ke semua Dark Elf yang terlihat di sekitar. Setelah bintang-bintang meresap ke kulit, warna kulit hitam licin bagai sutra para Dark Elf perlahan memancarkan kilau dari dalam. Kilau ini berubah dari biru menjadi perak, bagai cahaya bulan paling lembut yang menyinari setiap inci tubuh mereka. Setelah berkali-kali mengembang dan mengerut seperti ombak, akhirnya cahaya itu stabil selamanya."
Warna hitam khas kulit Dark Elf telah lenyap. Kulit mereka berubah menjadi ungu pucat dengan kilauan seperti air raksa yang mengalir, seolah waktu mengabadikan mereka di bawah rasi bintang dan sinar bulan. Di pupil setiap Dark Elf muncul titik cahaya kecil, telinga runcing mereka perlahan memanjang bagai tunas bambu yang tumbuh subur di hujan musim semi. Telinga runcing yang semula sejajar dengan pelipis, kini miring ke belakang kepala seperti sepasang sayap panjang.
"Demi Di Boluo, telinga mereka bukan seperti elf, malah mirip kelinci dari ras Bimon," gumam Vieri tanpa beban.
“Obisilachi! Rambut ini seperti pengemis yang merangkak ke sarang rumput.” Fatty Luo tertawa terbahak-bahak, menunjuk rambut hitam-ungu pendeta Elf di sampingnya. Kini setiap helai rambut Dark Elf telah berubah menjadi seperti tali rotan alami yang hijau segar di ujungnya.
Seorang Dark Elf memandang tangan dan tubuhnya sendiri dengan tak percaya, mengamati dengan penuh sukacita sambil mengucapkan doa khidmat. Gelombang kabur namun nyata menyebar dari sekelilingnya. Dark Elf itu lenyap sepenuhnya, hanya menyisakan bayangan bundar seperti kue di tanah di bawah sinar "matahari bawah tanah". Zhuoer ini benar-benar menghilang dari pandangan semua orang.
"Pelindungan Bayangan." Pangeran Moore Benitez mengumpat kasar tanpa tedeng aling-aling: "Sial! Mereka benar-benar berubah jadi Elf Malam!"
Dari ekspresi wajah ksatria Blood Elf di sekitarnya, Moore tampak antara harap dan keengganan melihat transformasi Dark Elf menjadi Elf Malam. Kontradiksi ini membuat wajah tampan mereka terdistorsi.
Para Dark Elf telah larut dalam sukacita transformasi menjadi Elf Malam. Lebih banyak orang mencoba kemampuan baru mereka. Dibandingkan kehilangan bakat alamiah "Kegelapan Dalam", mereka tampak masih belum mahir menggunakan kekuatan barunya.
"Sukacita Zhuoer dan kesepian Moore menjadikan seluruh Mosuo Bulada menjadi lukisan ukiyo-e yang penuh dengan kesedihan dan kegembiraan, memperlihatkan perubahan nasib duniawi."
Liu Zhenhan membungkus diri dengan jubah ungu yang entah dari mana diambilnya, muncul diam-diam di pintu Kuil. Wajahnya terlihat sedikit letih, namun kedua matanya memancarkan kilatan cahaya tajam. Di belakangnya berdiri si raksasa kecil dengan wajah penuh kepuasan mengikuti langkah demi langkah. Pantas disebut Raksasa Typhoon yang memiliki kekuatan tak terbatas, dengan santai memanggul objek besar berbentuk kepompong di pundaknya. Kepompong putih salju ini tingginya lebih dari dua meter, hampir dua kali lebih besar dari tubuhnya. Ekspresi raksasa kecil ini yang tersenyum sampai matanya hampir tertutup, bagaikan bujangan 50 tahun yang menikahi gadis 18 tahun.
"Bagaimana ini? Bagaimana ini? Apakah ritual dekadensi berhasil?" Pangeran Moore dengan wajah penuh keheranan dan ketidakpercayaan membuka kedua tangannya menyambut Liu Zhenhan. Belum dua langkah berjalan, dirinya sendiri hampir terjatuh.
Celananya jatuh seperti layar yang kendur, memperlihatkan celana dalam merah di dalamnya, membuat kaki sang pangeran tersandung sendalnya sendiri.
"Sial! Siapa yang mencuri ikat pinggangku!" Pangeran Moore tidak bisa lagi menahan amarahnya, meneriakkan pekikan kasar ke apara Zhuoer di sekelilingnya. Dalam kerumunan perkelahian tadi, pasti ikat pinggangnya dicabut saat keributan terjadi.
"Yang Mulia Benitez! Perhatikan penampilan Anda!" Ibu Pemimpin Yue'er bersama tujuh Ibu Pemimpin Zhuoer lainnya muncul di pintu kuil, terlihat lemah bersandar di ambang pintu. Setelah membalas ucapan Pangeran Moore dengan lembut, Ibu Pemimpin Yue'er terus terengah-engah sambil memegangi dadanya.
"Peduli penampilan apa! Sinar menyinari kepala kalian!" Pangeran yang murka jelas kehilangan kendali diri, bahkan tidak menyadari celananya yang melorot, jari gemetarnya menuding para Ibu Pemimpin: "Kalian Zhuoer semuanya pencuri! Bahkan pencuri profesional! Semua direncanakan, menyerbu bersama... ehem... lalu mencuri ikat pinggang penyimpananku!"
"Anda..." Para Ibu Pemimpin melihat Zhuoer di jalanan yang sedang bersorak gembira menjadi Elf Malam, berusaha menahan amarah: "Tenanglah! Yang Mulia Pangeran! Barang yang hilang pasti bisa ditemukan."
“Elf memang punya golongan darah dingin, bagaimana lagi aku harus tenang? Sialan, aku sekarang hampir jadi gunung berapi!” Pangeran Benites menggebrak tinju sambil berteriak: “Tahu apa isi sabuk penyimpananku? Itu semua harta karun keluarga Rafael, termasuk Tuo Du! Aku...”
“Lockdown total, Mafa!” Ibu Pemimpin Yue'er yang mendengar ucapan Pangeran Blood Elf segera berubah wajah, langsung memberi perintah pada pendeta Elf di sampingnya.
Beberapa ibu pemimpin lain berbisik-bisik, menunjuk-nunjuk ke arah Yang Mulia Pangeran. Efisiensi Zhuo'er memang tinggi, Chimera berkepala dua di langit segera mulai berpatroli. Tak lama, suara jembatan angkat terdengar dari gerbang kota, Mossprada pun gempar.
“Yang Mulia, barang berharga khusus tidak perlu dibawa ke mana-mana. Apa kepala rumah tanggamu tidak mengingatkanmu?” Ibu Pemimpin Yue'er memandang Pangeran Benitez dengan setengah kesal setengah khawatir.
Mendengar ini, sang Pangeran hampir tersedak napasnya.
Vieri dan Fatty Luo menyambut sang bos. Liu Zhenhan mengangguk pada mereka. Guo Guo yang menunggangi burung beo langsung menerobos ke pelukan Lao Liu sambil mengoceh riang, cakarnya yang kecil mengayun-ayunkan cincin giok ruang yang berkilauan.
“Maafkan saya, saya terlalu lelah. Izinkan saya untuk sementara mundur dan beristirahat di rumah peristirahatan.” Liu Zhenhan menggendong Guo Guo dan burung beo, mengangguk kepada beberapa Ibu Pemimpin dan Yang Mulia Pangeran: “Selamat kepada Yang Mulia Pangeran, ternyata tahun ini adalah tahun zodiak Anda.”
Yang Mulia Pangeran baru tersadar dan buru-buru menarik celananya untuk menutupi celana dalam merah itu.
“Tuan Penjaga, kami belum sempat berterima kasih padamu.” Seorang Ibu Pemimpin dengan mata menggoda memegang lengan Mithril Liu Zhenhan. Gerakan ini jika dilakukan orang lain akan dianggap dibuat-buat oleh Lao Liu, tapi sekarang dianggapnya manis dan menarik.
Melihat senyuman ambigu Imam Bemon, Ibu Pemimpin ini menggeliatkan tubuhnya hendak mendekat.
“Ritual tetaplah ritual, jangan dicampurkan. Mulai sekarang lupakan hubungan itu.” Lao Liu teringat urusan penting, segera menghapus senyumannya.
Hal ini tidak boleh diketahui oleh orang-orang cemburu di rumah, harus segera memutuskan hubungan terlarang ini sejak dini. Lao Liu langsung berubah sikap, dengan dingin berbalik dan pergi bersama beberapa pengawal tanpa menengok sedikitpun.
“Dia pikir dia siapa?” Ibu Pemimpin tadi melihat punggung Lao Liu yang menjauh dengan malu bercampur marah.
“Dia adalah Bemon yang tidak bisa kita lawan.” Ibu Pemimpin Youyue'er melirik tajam ke arah Ibu Pemimpin tersebut.
……
Bab 155 Bidang Perlindungan Penarikan Kura-kura
"Beberapa sampah masyarakat Feilengcui bergegas menuju rumah peristirahatan di dekat gerbang kota. Rumah peristirahatan elf ini cukup unik - deretan rumah pohon yang digantung di udara, bernuansa klasik namun segar. Tidak ada penjaga Dark Elf terlihat, mungkin mereka pergi merayakan festival di jalanan."
Vieri melepaskan kungkang raksasa untuk berjaga-jaga di luar, sementara dia dan bosnya naik ke rumah pohon gantung itu.
"Demi semua Dark Elf Di Boluo!" Liu Zhenhan langsung merebahkan diri di tempat tidur begitu masuk, meninju dinding kayu dengan tinju Mithril-nya hingga dedaunan berterbangan. Di tangan lainnya, cerutu mengepul asapnya sambil dihisapnya dengan ganas.
Guo Guo duduk dengan malas di perut Tuan Liu bersama burung beo, kedua tinju kecilnya menabuh irama seperti pengiring tari hula.
"Cebai long dong qiang~ Cebai long dong qiang~ Cebai long dong qiang~"
Tiga pengawal naga saling memandang sinis. Bibir Vieri si Manusia Beruang bergetar seolah ingin bertanya sesuatu tapi ragu. Elvensen meletakkan kepompong putih besar di lantai yang masih bergerak-gerak seolah ulat raksasa akan keluar.
"Ini apa?" Fatty Luo bertanya penasaran.
“Bantu aku membuka kepompong ini, baru tahu.” kata Iverson.
Fatty Luo berputar dengan anggun menyapu bayangan pisau, kepompong terbelah dengan suara "ziiilaak" yang tajam seperti kain sobek, terbelah tepat di tengah tanpa kelebihan atau kekurangan sehelai pun. Presisi yang sempurna.
Seekor laba-laba hitam besar dengan tangan dan kaki terkumpul melesat bangkit dari kepompong pecah. Delapan kaki berkilau kebiruan terkembang ke segala penjuru, tubuhnya terangkat setinggi sekitar 1,5 meter dengan rentang kaki mencapai 6-7 meter persegi. Kuku-kukunya mencengkeram lantai kayu sedalam setidaknya setengah inci. Kepala segitiga dengan mata segitiga yang memancarkan sorot tajam berbentuk segitiga, langsung menusuk pandang dengan racun. Pantatnya seperti peluru timah, punggung cekung berbentuk piramida. Rahangnya bukan gunting, melainkan sepasang tulang pedang belah ketupat biru porselen bersilang, masing-masing sepanjang 1,5 meter. Seluruh tubuhnya, bahkan matanya, berkilauan dengan kilau logam yang kaku. Untungnya rumah ini cukup besar, kalau tidak mungkin tak muat menampungnya.
“Kepompong yang luar biasa lentur.” Fatty Luo sama sekali tidak memandang laba-laba itu, matanya tertancap pada kepompong pecah di lantai. Jarinya menggesek ringan tepi pisau tajamnya, mengeluarkan dentang kasar "zheng-zheng" seperti raungan naga.
“Hebat kan? Kepompong itu bagus, simpan saja untuk dibuat baju. Tanpa kekuatan Ksatria Mamut, kalau hari ini yang melakukannya adalah Jago Pedang dari Green Party, mungkin kepompong ini tidak akan bisa dibelah dengan lancar seperti ini.” Liu Zhenhan mengangkat lengannya dari tempat tidur.
“Jawaban. Bagaimana cara kamu menangkap makhluk ini? Menurutku benda ini bukan tipe yang mudah ditaklukkan.” Bobo bertanya heran pada Aiversen, sementara Heizi memandangi laba-laba ini dari atas ke bawah. Bagaimana mungkin "Jawaban" bisa mengikatnya dengan kepompong?
Laba-laba pedang mengatupkan dua bilah tulang belah ketupatnya dengan suara "kreek-kreek", tatapan penuh racunnya menyapu setiap sudut ruangan sambil mengamati makhluk-makhluk di hadapannya. Sorot matanya seolah sedang memilih-milih makanan.
“Laba-laba ini kutangkap. Saat keluar tadi kebetulan melihat Jawaban sedang mengayunkan pedang apinya. Menangkap kendaraan tunggangan kan bukan membunuhnya, buat apa pakai senjata.” Liu Zhenhan mengibaskan tangannya, dari telapaknya menyembur jaring putih yang "blat!" menempel di dinding kayu hingga bergetar "ngung-ngung", separuh lebih dinding tertutupi jaring laba-laba berbentuk bagua yang rapat anyamannya.
Laba-laba pedang segera memusatkan perhatian pada Liu Zhenhan. Perlahan-lahan, sangat perlahan, delapan kakinya tertekuk hingga tubuhnya merangkak di lantai, jinak seperti ulat meteran.
“Dia……” Lao Liu menunjuk raksasa kecil Aiverson, berkata pada Labah-labah Pedang: “……Di kemudian hari akan menjadi majikanmu, mengerti tidak?”
Labah-labah Pedang merangkak di lantai, mengeluarkan suara aneh yang tidak jelas asalnya.
“Pergi jaga di luar! Gertak siapa saja yang mendekat! Di luar ada koala pohon, jangan ganggu si raksasa itu!” Liu Zhenhan menghisap cerutu dalam-dalam, mengibaskan abunya ke arah Labah-labah Pedang. Raksasa berkaki delapan ini entah benar-benar mengerti atau sekadar kabur, langsung melesat keluar sementara kakinya berderit-derit. Beberapa pasang mata menyaksikannya keluar pintu, lalu menyemburkan benang putih dari mulut yang menempel di atap, membawa tubuhnya “syuut” melesat ke atas genteng.
“Itu jaring laba-laba atau jaring ikan? Sebenarnya apa sih?” Fatty Luo menggenggam tangan bos, mengerlingkan matanya untuk mengamati lama namun tak juga paham dari bagian tubuh mana jaring itu keluar tadi.
“Jangan dilihat, ini adalah ‘Jaring Laba-Laba Padat’, daya rekat sekali pakai dengan durasi 5 menit. Tanpa kekuatan 2000 pon, mustahil kabur jika terperangkap tanpa persiapan! Gila, Laozi akhirnya bisa pakai sihir juga!” Liu Zhenhan memandangi dirinya dengan sedih: “Sayangnya beberapa anggota badan hanya bisa dipakai beberapa kali sehari. Laozi bukan laba-laba berkaki delapan, malah cacat tangan sebelah. Dibatasi cuma 3 kali sehari. Sial! Baru coba 3 kali, langsung habis.”
“Kau kan berkaki tiga, seharusnya dapat bonus sekali.” Eason mengernyitkan bibir, matanya tertuju ke selangkangan bos. Jubah yang menutupi tubuh bos yang berbaring di kasur terlihat mengembang, di baliknya jelas terlihat telanjang.
“Benarkah?” Liu Zhenhan tersenyum sinis sambil melemparkan tangan lagi. Seketika bayangan putih melesat, jaring laba-laba bagua menutupi dinding kayu. Getarannya menggugurkan daun-daun yang sudah jarang, seolah musim gugur di bawah tanah datang lebih awal.
“Hadiah Penjaga kah?” Pria Beruang mengangkat alis: “Bukannya harusnya ‘Serangan Bayangan’? Kok jadi begini? Hadiah kontrol bayangan mana hilang?”
“Semuanya ada. Menangkap angin dan bayangan, satu jaring laba-laba menangkap angin, satu serangan diam-diam menangkap bayangan. Aku juga tidak tahu mengapa ada dua hadiah, dan apakah 'kutukan Dewa Jatuh' yang katanya membuat pembunuh penjaga mati karena patah hati itu benar-benar ada. Sekarang aku juga termasuk anggota Elf Malam, Elf Asing.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: “Tuan tanah ini seolah terlahir sebagai ahli kutukan... hehe... Kok aku benar-benar punya empat 'jaring laba-laba' ya?”
“Kami benar-benar percaya pada keperkasaan bos!” Fatty Luo mengangkat kepala dengan ekspresi heroik, tapi matanya yang licik tetap berputar-putar: “…Meski kami tidak tahu persis untuk 'melakukan' apa ritual kejatuhan itu, serta dari mana hadiah ini berasal dan kenapa bisa didapat.”
“Jangan pura-pura!” Liu Zhenhan melirik lemas ke bajingan mammoth ini: “Laozi kali ini benar-benar nyaris kehilangan nyawa, hampir aja celaka!”
“Aku selalu pikir Tuan sudah mempersiapkan segalanya.” Vieri berbisik sambil tertawa: “Tentang kehebatan Tuan, aku pernah menyaksikan sekali, waktu itu aku dapat banyak kristal hitam. Kali ini pasti sama. Seperti kata pepatah 'tuan tanah menembak, Dewa Perang tertawa'.”
“Masih ada yang mana? Di mana? Di mana?” Telinga Fatty Luo langsung berdiri seperti elf, bertanya bertubi-tubi. Keingintahuan berlebihan ini membuatnya langsung kena sapatan sepatu kulit bau yang melayang.
Guo Guo menahan perut tertawa berguling-guling di atas perut Liu Zhenhan, suara gendang "cebai long dong qiang~ cebai long dong qiang~" semakin keras terdengar.
“Terlalu meremehkan laut sebagai selokan, Laozi memang meremehkan pahlawan dunia.” Liu Zhenhan yang sebelah kakinya telanjang menggigit-gigit jari sambil menggaruk telapak kaki: “Waktu itu di Lembah Heijing sudah begini, hari ini lagi-lagi begini! Kalau bukan karena kepintaranku, 200 pon lebih tubuh ini sudah jadi tumbal. Nyawa bisa diselamatkan, tapi jantungku sampai sekarang masih ada retakan bekas teror.”
“Bos jenius dan perkasa. Mana mungkin terkalahkan oleh urusan perempuan kecil begini?” Rodman terkekeh kering: “Bos mikir, Dewa Perang ketawa; Bos tembak, Dewa Perang kasih berkat.”
“Kali ini memang dapat banyak keuntungan. Cuma pakai sate aja, dua kelompok Elf Jatuh langsung retak. Bos belum lihat, seru banget! Zhuoer dan Elf Moor tadi berantem di jalan, sampai Pangeran Moore kena pukul gelap beberapa kali, alis matanya sampai sekarang masih bengkak.” Vieri melirik sekeliling sambil cekikikan.
“Persekutuan Elf Jatuh memang tidak solid dari awal, memprovokasi mereka sangat mudah. Bahkan jika aku tidak melakukannya, Tuan Mourinho pasti akan melakukannya di kemudian hari. Bahkan jika kami berdua tidak bertindak, kedua kelompok Elf Jatuh ini pada akhirnya akan berkonflik sendiri.” Liu Zhenhan mengejek: “Zhuoer tidak memiliki Ratu, hanya delapan Ibu Pemimpin yang masing-masing memerintah, sedangkan Moore memiliki raja mereka sendiri. Meskipun mereka tahu bahwa kembali ke permukaan memerlukan kerjasama, berbicara dan bertindak adalah dua hal yang berbeda. Begitu benar-benar mencapai permukaan, cepat atau lambat mereka akan bertikai memperebutkan kekuasaan. Kapan konflik akan pecah hanyalah masalah waktu. Mana ada dari kedua kelompok Elf Jatuh ini yang bisa tenang-tenang saja?”
“Tiga juta elf? Hmph, jika dikurangi orang tua, wanita, dan anak-anak, kekuatan tempur sebenarnya paling banter sekitar enam ratus ribu. Sebagian besar dari mereka adalah Xian Sungai yang pengecut. 'Sinar Gamma' mereka, jangkauan dan kekuatannya jauh kalah dibandingkan anak panah berbulu. Begitu jarak dekat, hanya dengan seribu Berserker Beruang, aku bisa membantai seratus ribu Xian Sungai! Adapun lebih dari seratus ribu pasukan udara manusia elang-banteng, selama ada pemanah Haus dan Nyanyian Pelarangan Langit suku Smyer, mereka sama sekali tidak berguna.” Vieri juga mengangguk-angguk: “Tuan Mourinho benar-benar memiliki visi strategis. Dengan cara ini, dia tidak hanya membatasi perkembangan kita, tapi juga menambah bobot untuk dirinya sendiri. Elf Jatuh yang baru tiba di permukaan ini pasti tidak akan berani langsung bermusuhan dengan Kerajaan Bimeng. Ketika mereka mengikuti rencana Imam Utama untuk berlatih perang, menghancurkan kerajaan kecil Druid di Rawa Senja, kerajaan kecil Elf Hutan di Hutan Salib Selatan, dan aliansi suku raksasa bukit sambil menderita kerugian besar, mereka juga membantu kerajaan membersihkan ancaman di dua perbatasan. Jika serangan kerajaan terhadap manusia gurun berhasil setelah musim semi, dengan keuntungan geografis Bimeng yang dikelilingi laut di dua sisi, Elf Jatuh ini mungkin akan menghadapi masa-masa sulit.”
“Kelihatannya akhir-akhir ini kamu belajar banyak dari Daisy.” Liu Zhenhan mengangguk setuju pada pria beruang: “Semua penilaian ini hanya bisa kita buat karena memahami situasi internal, sebenarnya bukan kemampuan yang sesungguhnya. Yang dikhawatirkan adalah jika Elf Jatuh kembali ke permukaan, dengan sedikit waktu mereka pasti akan menyadarinya. Tapi saat itu mungkin sudah terlambat. Seperti lipan yang tetap bergerak meski sudah mati, Kerajaan Bimeng kita sekalipun merosot, lima korps tentara reguler masih memiliki 100.000 personel. Apalagi pasukan utama penunggang serigala Wolff kita belum sepenuhnya dimobilisasi, masih banyak basis militer di masyarakat yang bisa digali. Jika benar-benar bermusuhan, Elf Jatuh cukup beruntung bisa mempertahankan diri. Menjadi tetangga Feilengcui sebenarnya bukan masalah besar, aku sudah menipu dan mengambil begitu banyak Chimera berkepala dua, baik secara diplomatik maupun militer mereka tidak bisa berbuat apa-apa pada Feilengcui. Satu-satunya kekhawatiranku adalah...”
“Apakah manusia elang-banteng?” Tanya Airson.
Vieri dan Rodman saling memandangi si manusia kerdil "Jawaban", empat pasang mata menatap tajam sang bos.
“Mobilitas manusia elang-banteng terlalu baik. Jika mereka tentara reguler tidak masalah, tapi begitu menjadi bandit pengembara, ini akan sangat merepotkan.” Liu Zhenhan menghela nafas: “Sekalipun Nyanyian Pelarangan Langit klan Angsa sangat hebat, tapi dunia ini luas. Jika mereka tidak muncul di hadapanmu, ke mana harus menangkapnya?”
“Ini juga benar.” Vieri mengangguk: “Ditambah Resimen Ksatria Kelelawar Raksasa Berwajah Babi Blood Elf, benar-benar menyebalkan. Kekuatan udara sebanyak ini di Benua Aigean saat ini terasa sangat mengerikan. Tapi dengan Kehadiran Anda dan Imam Utama yang memiliki peliharaan magis tingkat super terbang, Elf Jatuh ini bukan masalah. Saya benar-benar yakin.”
“Jangan lupa menghitung pendeta bernama Houllier dari pihak Medusa. Dia memiliki Phoenix Liv, juga peliharaan magis terbang tingkat tinggi. Elf Jatuh yang egois jelas bukan makhluk baik, itu sudah pasti. Tapi kita harus tetap bermain politik, serahkan saja situasi ini ke Murinio. Dunia bawah tanahlah fokus utama Feilengcui! Sial! Aku bahkan sudah menjual tubuhku, semua ini hanya untuk menguasai bawah tanah! Dengan dunia bawah tanah, hanya seribu Prajurit Cincin Emas yang bisa dipanggil kapan saja dan pasukan Gao Cen di masa depan, aku tidak takut pada tantangan siapa pun.” Liu Zhenhan menghela napas panjang, penuh perasaan.
“Ceritakan... bos... ceritakan. Saya janji tidak akan banyak bicara.” Fatty Luo bersumpah dengan gerakan tangan: “Ritual kejatuhan itu sebenarnya apa sih?”
“Ceritakan?” Liu Zhenhan terdiam sejenak, lalu tersenyum bertanya pada Vieri dan Everson. Meski ekspresinya terlihat bertanya, di antara alisnya terpancar keinginan tak terbendung seorang pria yang ingin pamer setelah berburu wanita——Ada kesamaan pada semua pria, mereka bahkan bisa membual tentang wanita cantik yang tak ada hubungannya dengan mereka sebagai simpanan emas di depan orang, apalagi jika itu benar-benar terjadi. Ini bukan soal moral rendah, tapi lebih karena keinginan menunjukkan superioritas dan menikmati tatapan kagum orang lain.
Sayangnya, rasa sombong Tuan Liu selalu seluas Sungai Sanggan.
"Mulutku terkunci rapat seperti landasan besi kuno Tifon." "Jawaban" Everson matanya berbinar. Cerita seperti ini memiliki daya rusak setara mantra larangan bagi perjaka yang belum berpengalaman. Entah apakah kerahasiaannya benar sepadan dengan teknik pedangnya yang tak tertembus.
"Aku sama sekali tak pernah bocorkan soal kejadian di Lembah Heijing. Mulutku rapat seperti sarang lebah!" Vieri mengangkat kedua tangan bersumpah dengan perumpamaan aneh. Dalam pikiran pria beruang, perumpamaan selalu mengutamakan stroberi dan sarang lebah.
Sarang lebah kan berlubang-lubang, bocor. Fatty Luo bergumam dalam hati.
Liu Zhenhan menyalakan sebatang cerutu, menelan asap tebal yang pedas, lalu mulai bercerita secara perlahan-lahan diiringi suara genderang kulit Guo Guo "Cebai Long Dong Qiang", mengisahkan kejadian di Kuil sedikit demi sedikit.
……
Sejak pertama kali melangkah ke dalam Kuil, senjata rahasia yang telah dipersiapkan Liu Zhenhan sama sekali tidak bisa digunakan. Pertama-tama, bentuk kakaknya yang ditirukan oleh wax golem () telah mengacaukan pikirannya. Kemudian, asap tipis dan aroma cendana di aula utama Kuil langsung melenyapkan semua kesadaran mandirinya. Asap dan cendana ini begitu kuat, meski bukan racun mematikan, mampu memikat dan membangkitkan hasrat seksual paling primitif dalam diri manusia hingga menenggelamkan semua kesadaran lain. Perangkap ritual ini saling bertautan: mulai dari gangguan mental oleh wax golem, asap musim semi yang memabukkan, hingga godaan anggun para gadis di bawah cahaya remang-remang. Semua dosa terdalam dalam hati manusia serta hasrat mesum yang takkan pernah diakui, perlahan namun tersembunyi merembes keluar dari hati calon Penjaga. Godaan dosa yang dibangkitkan ritual kemerosotan ini sama sekali tidak memberi waktu bagi calon Penjaga untuk mempersiapkan perlawanan atau mempertimbangkan jalan mundur. Perangkap telah aktif sejak pertama kali menginjakkan kaki di Kuil. Sedikit saja kelonggaran mental, asap memabukkan akan menyusup diam-diam ke sarafmu, menggiringmu selangkah demi selangkah jatuh ke dalam jebakan. Sekuat apapun tekadmu sebelumnya, sematang apapun perencanaanmu, semuanya akan sia-sia.
Maka...
Liu Zhenhan memang memiliki bakat alami dalam menceritakan kisah-kisah mesum. Mengenai pertempuran sengitnya dengan Ibu Pemimpin Dark Elf, karena biarawati kecil tidak ada di situ, dia pun bercerita dengan gamblang kepada tiga pengawal yang sudah ngiler mendengarkan. Lubang hidung si raksasa kecil mengeluarkan asap hitam dan percikan api "syu-syu", membuat bulu kaki Vieri yang berdiri di arah angin bawahnya menjadi gosong.
"Bos, ceritakan lebih detail, semakin detail semakin baik!" Fatty Luo yang tak tahu malu mengutarakan keinginan semua orang. Guo Guo berhenti menabuh genderang kulit manusia, kedua tangannya menutup telinga, sementara burung beo mengerlingkan kepala dengan licik mendengarkan – entah berapa kata kotor lagi yang akan dipelajarinya.
Melihat sorot mata penuh harap dari semua orang, Lao Liu menghela nafas dan mulai membahas hal-hal yang lebih mendalam.
Pesta syahwat ini bukanlah makan siang gratis. Bahayanya hanya bisa disadari oleh mereka yang pernah mengalaminya sendiri ketika mengingat kembali setelah semuanya terjadi!
Pertarungan mempertaruhkan nyawa dengan "teknik hisap gelap" para Dark Elf—begitu terpancar habis akan langsung dikeringkan menjadi mumi. Kedua pihak yang bertarung sejak awal tidak berada di garis start yang sama. Tanpa kemampuan berpikir dan adaptasi, Tuan Liu hanya bisa mengandalkan tubuh fisik dan naluri melawan delapan lawan. Sementara para Ibu Pemimpin menggunakan sihir tingkat tinggi. Ini ibarat para Ibu Pemimpin Dark Elf masing-masing membawa sedotan jerami untuk menghisap susu dari segelas milk tea mutiara. Milk tea mutiara sama sekali tidak mungkin bisa menghisap balik para Ibu Pemimpin ke dalamnya. Satu-satunya cara adalah menggunakan bola mutiara dalam milk tea untuk menyumbat sedotan jerami, mengulur waktu kebocoran milk tea.
Persis seperti saat dirinya dulu curang di Ngarai Obsidian dengan mengerahkan Kekuatan Naga untuk menikam Ratu Elf Gelap sampai mati menggunakan tongkat seribu kati, hari ini para Dark Elf juga curang. Di balik rayuan hanya ada dua kata berdarah—MEMATIKAN!
Andai bukan karena keinginan para Ibu Pemimpin untuk kembali ke permukaan yang membuat mereka agak mengurangi intensitas, ditambah Liu Zhenhan sendiri yang merupakan bajingan cabul tingkat dewa dengan berbagai strategi kotor di kepalanya untuk mengulur waktu kenikmatan, hari ini benar-benar akan tamat riwayatnya.
Tidak tahu apakah benar-benar ada dewa pornografi yang melindungi dalam ketidaksadaran, Lao Liu dalam situasi ini, otaknya secara naluriah hanya bisa memikirkan sampah mesum ini. Ditambah dengan sedikit kelonggaran dari para Ibu Pemimpin yang tidak mengerahkan seluruh kemampuan, kerja sama tak disengaja ini justru menyelamatkan nyawa kecil Lao Liu sementara berkat pikiran mesumnya.
Titik balik justru muncul tepat pada momen ini.
Tindakan kelonggaran para Ibu Pemimpin melanggar aspek ilahi tersembunyi dalam ritual. Dewi Lolth segera mengaktifkan ritual dekadensi ke tingkat yang lebih ekstrem. Asap mirip afrodisiak pekat dan dupa yang disemburkan dari patung Ratu Laba-Laba langsung meningkatkan dosisnya, bahkan memadat hingga membentuk kabut tebal yang menyelimuti segalanya - menunjukkan betapa dahsyatnya efek ini!
Kandidat Penjaga yang sudah terus-menerus dikelilingi sensasi tak terucapkan dari penodaan kesucian dan penghinaan martabat ini, jika dipicu oleh zat sepekat ini, mustahil bisa selamat dari "Teknik Hisap Gelap" berikutnya. Tapi justru karena stimulasi berlebihan ini, kegilaan yang melampaui batas membuat kandidat Penjaga mengalami kilasan kesadaran sesaat - inilah yang disebut "sinar terakhir sebelum padam". Ras-ras beradab yang hampir mati biasanya selalu bisa memicu kerinduan terakhir akan kehidupan yang tersembunyi dalam naluri hidup mereka di saat-saat kritis.
Saat Liu Zhenhan mengalami "kilas balik" seperti ini, meskipun fisiknya sangat berbeda dari orang biasa, waktu sadarnya tetap sangat singkat - hanya sekitar dua tarikan napas. Bagi orang lain, waktu sesingkat itu paling-paling hanya cukup untuk mengucapkan doa penyesalan terakhir atau menyesali kesalahan dalam hati. Tapi bagi Liu Zhenhan, ini adalah jerami penyelamat yang sudah dinantikannya lama.
Pola pikir dan kesadaran yang tidak terputus memungkinkan orang licik seperti Liu Zhenhan ini dengan cepat menyimpulkan bahwa yang dialaminya mungkin sebuah perangkap besar. Pikirannya separuh berdasarkan tebakan, separuh lagi mengandalkan intuisi, sama sekali tidak ada hubungannya dengan logika atau penalaran.
Saat itu, satu-satunya pintu keluar aula utama telah diblokir oleh pintu batu seberat ratusan ton. Bahkan jika Liu Zhenhan telah mewarisi seluruh kekuatan naga kecil Ba Xia, kemungkinan besar tetap tidak bisa membuka pintu ini. Dengan pikiran yang berputar cepat, reaksi pertama Tuan Liu adalah menahan napas, melompat menjauh dari mulut Ibu Pemimpin dengan gerakan jungkir balik di udara. Selama tubuhnya masih berputar, dia tidak lupa memanggil ular berkepala sembilan hantu dari Cincin Tuan Tanah Kematian. Setelah mendarat, Lao Liu langsung mencekik leher si kecil, menyemprotkan sembilan gumpalan hawa dingin ke seluruh tubuhnya. Dingin yang ekstrim ini kembali merangsang sarafnya, ditambah dengan masuknya ke kondisi "Amuk Mandiri" seketika, menggunakan properti resistensi magis pasca-transformasi liar untuk sedikit menahan efek asap memabukkan dan wewangian afrodisiak. Dalam momen emas kesadaran diri yang singkat ini, "barrier pantulan langit" langsung meletus. Semua barang dalam cincin ruang tumpah keluar, termasuk senjata rahasia yang telah lama direncanakannya, lalu...
"Barrier pantulan langit? 'Pintu Langit' tidak akan berfungsi karena berat badanmu berlebih, dan putri duyung elemen air juga bukan target serangan fisik maupun magis yang perlu dihalangi. Lalu untuk apa bos memanggil barrier pantulan langit itu dalam situasi seperti itu?" Fatty Luo bertanya dengan penasaran.
Vieri sengaja berdehem, memotong pertanyaan si Bodoh yang terus menerus, lalu berbisik seperti nyamuk: "Jangan lupa evolusi keseribu..."
“Ahem...” Liu Zhenhan sedikit tersipu oleh pertanyaan Fatty Luo, wajahnya yang lebih tebal dari tembok kota Wisesepang memerah samar. Ia pura-pura batuk dua kali untuk menutupi rasa canggung: “Barier Evolusi Ganda sudah ada sejak beberapa waktu lalu... Mari fokus ke topik utama... Lalu kugunakan Barier Evolusi Ganda kedua 'Bidang Penghisapan Kura-kura' untuk mengubah bentuk kedua putri duyung elemen air agar melekat di tubuhku. Bentuk kedua putri duyung elemen air ini membentuk lapisan penghalang air setipis sayap capung yang membungkus seluruh tubuhku, sehingga pernapasanku sebagai tuan tanah ini sepenuhnya terhenti, hanya mengandalkan sirkulasi udara dalam paru-paru. Persis seperti Model.”
Liu Zhenhan mengulurkan lengannya untuk diperlihatkan ke tiga pengawal bodoh itu. Di permukaan otot kekarnya memang terlihat lapisan tipis pakaian air. Jika tidak disentuh yang terasa lembut seperti sutra, sulit dikenali.
“Barier 'Bidang Penghisapan Kura-kura' dari Evolusi Ganda ini sejujurnya hanya berfungsi memungkinkan putri duyung hidup lama di darat, tidak terlalu berguna bagi makhluk darat.” Vieri tertawa terbahak: “Anda seolah mendapat jubah air, tapi kehilangan perisai magis elemen air yang lebih praktis.”
Pria beruang juga bisa dianggap sebagai prajurit Bimon yang berpengalaman. Tentang boundary cultivation yang hanya dimiliki pasangan bahagia dari bangsa putri duyung, dia sudah lama mendengarnya. Meski tidak tahu efek khusus apa yang didapat setelah boundary berevolusi, tapi sekarang terlihat bahwa boundary evolusi kedua "Bidang Pernapasan Kura-kura" ini juga bukan kemampuan istimewa. Jelas hanya memberikan hak bagi pasangan putri duyung yang mendapat berkah Dewa Laut untuk menginjakkan kaki di darat. Bagaimanapun, putri duyung dari Bangsa Laut Xiya tidak bisa lama-lama keluar air. Boundary ini memang merupakan anugerah dewa bagi mereka.
Tapi skill ini sangat tidak berguna bagi bos. Apakah Pigge butuh "Bidang Pernapasan Kura-kura" untuk mendapat hak menginjak darat? Ditambah boundary evolusi pertama "Pintu Langit", bos yang kelebihan berat badan ini sekarang punya dua boundary sampah yang jarang bisa dipakai.
Inikah berkah Amphitrite dan Neptunus sang Dewa Laut? Dewa Laut memang baik ke bos. Vieri menahan napas mati-matian supaya tidak tertawa, malah jadi kembung dan mengeluarkan rentetan kentut.
Bos sampai memperkosa mayat. Fatty Luo mengerutkan hidungnya, menghirup ingus. Tentu saja, ucapan ini hanya bisa dipendam dalam hati. Meski dia juga tidak paham apa itu manusia sayur, di mata si buta huruf ini, nyonya bos Ai Wei'er sudah mati.
Entah apakah bos membaca pikiran Fatty Luo, tiba-tiba dia berubah menjadi dewa bertelanjang kaki. Sepatu bot itu menghantam kepala Fatty Luo sampai benjol, lalu terpental jauh.
“Perisai putri duyung elemen air memiliki dua bentuk utama. Penghalang air yang menempel di tubuh juga bisa digunakan sebagai perisai magis sekali pakai dengan kemampuan resistensi magis tertentu. Jika menerima serangan berlebihan, ia akan kembali menjadi elemen air. Tapi jika kembali ke bentuk aslinya, domain 'penarikan napas kura-kura' juga akan kehilangan efektivitasnya. Sebenarnya aku memiliki dua perisai sekaligus.” Liu Zhenhan menutup hidungnya karena bau kentut busuk Vieri: “Aku beri tahu rahasia kecil lagi, sebenarnya 50% dari evolusi ketiga barrier-ku sudah tercapai. Tidak tahu nanti bisa mendapatkan barrier yang berguna atau tidak.”
Fatty Luo kembali membentuk kata "memperkosa mayat" dengan mulut O-nya, menunjukkan keterkejutan yang luar biasa. Lagipula kali ini sang tuan tanah tidak memakai sepatu bot.
Namun saat dia yang sedang sombong melihat bosnya sedang melepas lengan mithril seberat 100 pon lebih, Fatty Luo segera memeluk kepalanya sendiri.
Braak!!!
BAB 156 GADA DAN DEWI
Seperti pepatah mengatakan: kentut berbunyi tidak bau, kentut bau tidak berbunyi, kentut beruntun bau dan berbunyi. Ternyata Heizi benar-benar bencana berantai. Setelah gas itu menyebar, burung beo terbang sambil mengumpat tak henti-hentinya. Bahkan Guo Guo yang tak tahan lagi menjepit hidungnya dan melompat dari perut Lao Liu, berlari kencang menghampiri pria berawan sambil menendang perutnya dengan kaki mungilnya. Saat ingin kabur, Vieri dengan tersenyum menggamit telinganya dan memeluknya erat, lalu mencubit-cubit pipi kecil Guo Guo tanpa ampun.
"Bidang Pernapasan Kura-kura memungkinkanmu tidak menghirup aroma musim semi dan asap memabukkan dari Kuil Ross. Efek sisa obat sebelumnya juga dapat ditangkal melalui kemampuan Amuk Mandiri. Lalu setelah itu? Ritual harus dilaksanakan bersama para Ibu Pemimpin Zhuoer..." Si raksasa kecil menatap bos dengan penuh harap.
"Apa lagi yang bisa dilakukan!" Liu Zhenhan berkata dengan geram: "Hantam mereka habis-habisan!"
"Bagaimana dengan teknik hisap gelap itu?" Si raksasa kecil terus mempertanyakan dengan gigih.
Liu Zhenhan tidak menjawab. Ia memperlihatkan cincin ruang di jarinya, kilatan cahaya perak muncul, dan tumpukan benda-benda aneh muncul di lantai - peti-peti besar, anjing neraka berkepala tiga yang dibekukan bola es, kutu raksasa prasejarah, tongkat merah tebal yang sangat besar, serta patung koral. Namun anehnya, patung koral ini entah sejak kapan sudah terbungkus jubah yang modelnya mirip dengan yang dipakai bos, mungkin juga barang kebutuhan sehari-hari hasil tawar-menawar di Doluote.
"Hei~~ Bukankah ini tongkat getah darah yang dulu digunakan Saudara O'Neill untuk menghukum budak-bandak tidak patuh?" Vieri dengan bodohnya mengambil tongkat elastis raksasa itu, melipatnya di tangan, lalu mengetuk kepala Fatty Luo.
Rodman langsung merebut batang getah darah ini, dengan geram memukulkan beberapa kali ke kepala Vieri, persis seperti Kepala Suku Andulan memukul muk kayu ikan.
Kemarahan Fatty Luo bukan tanpa alasan. Sebelum menghilangkan racun koagulan dalam darah, bos sudah menyegel dan menyimpan banyak "cairan tubuh" untuk digunakan nanti. Entah cairan apa yang dipakai untuk membuat batang ini, kalau air mandi mungkin masih mending. Bagaimana jika ini terbuat dari urin? Fatty Luo mengendus batang getah darah itu, benar-benar mencium bau anyir yang sangat menyengat. Saat diperhatikan lebih dekat, masih ada lapisan warna mengkilap seperti putih telur yang mengering di permukaannya.
Fatty Luo semakin curiga. Setelah diamati, batang getah darah ini sangat berbeda dengan tongkat yang dipakai O'Neill untuk memukul budak. Tidak hanya lebih tebal dan besar, bagian pangkalnya berlubang seperti sarung pedang. Ujung batangnya memiliki kepala jamur yang bercabang dengan alur koroner yang jelas, secara keseluruhan mirip jamur raksasa atau...
"Obisilachi!" Fatty Luo dan Vieri berseru serempak. Mereka akhirnya menghubungkan batang getah darah yang terlalu besar ini dengan sesuatu yang mereka berdua juga punya, dan ukurannya tidak kalah besar.
Iverson menunduk melihat, lalu membuka mulut lebar-lebar sambil menatap tongkat getah darah ini, seolah terkena gangguan mental.
"Tak heran para Ibu Pemimpin keluar sambil limbung." Fatty Luo memasukkan jarinya ke dalam tongkat getah darah berongga, memutarnya nakal di udara. Ia merasakan sensasi sentuhan di dalam getah darah itu sangat nyata, mirip kulit asli.
"Kenapa tidak ketahuan?" Vieri sama sekali tidak mengerti.
"Aku mengikat mereka dengan pakaian terbalik, menyumpal mulut mereka, kabut juga tebal, dan masuk dari belakang. Tidak memperlihatkan wajah." Liu Zhenhan tertawa mesum: "Aku juga mengambil lilin dari dinding, membuat cambuk dari rak tumbuhan, untuk mengalihkan perhatian."
"Apakah getah darah ini bersifat isolator untuk teknik hisap gelap?" Fatty Luo menyodokkan tongkat getah darah di jarinya ke lantai, merasakan sensasi tumbukan padat dan elastisitas yang baik di ujung jari.
“Untuk menghindari mantra jahat jenis hisapan, cara terbaik adalah mengisolasi dengan benda berketebalan tinggi. Seperti saat kau memakai zirah, sihir serangan pertama-tama harus menembus zirah, bukan langsung tubuhmu. Prinsipnya sama.” Liu Zhenhan berpose layaknya pendeta berilmu tinggi sambil berbicara panjang lebar: “Awalnya aku berniat menggunakan usul kijang, tapi khawatir ketebalannya kurang sehingga gagal. Makanya aku menghabiskan waktu membuat barang ini. Lihat lubang di tengahnya? Aku butuh waktu untuk mengukurnya pas. Lalu mengukir bagian luar dengan pisau hingga halus dan proporsional, benar-benar memeras otak.”
“Tidak ada suhu!” Vieri tertawa: “Dingin membeku, tiba-tiba jadi besar sekali, tidak takut dicurigai?”
Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, mengambil batang getah darah dan menggosokkannya keras-keras di telapak tangan sebelum menyerahkan ke pria beruang: “Coba raba.”
“Panas sekali.” Vieri menyentuh dengan jarinya, terkikik: “Benar-benar ide yang tak terduga.”
“Sungguh panas, tak salah Kekuatan Naga sejati.” Fatty Luo memainkan batang getah darah itu dengan antusias. Raksasa kecil penasaran langsung RAMAS, mengamati dengan saksama.
“Untuk mencegah mereka terkejut, aku kali ini menggunakan 'Jalan Naga Terbang', jalur alternatif ini memang lebih sepi dibandingkan jalan utama. Lagipula, jujur saja, baik asli maupun palsu, dengan postur tubuh mereka pasti akan merasakan sakit seperti terkoyak begitu masuk. Mana mungkin mereka punya kesempatan membedakan dengan detail? Yang ada cuma satu sensasi——sakit!” Liu Zhenhan mendengus lewat hidung: “Meski teknik hisap gelap itu hebat, aku sudah siap. Lihatlah, dua bagian kepala jamur berbentuk mahkota sepanjang dua jari di depan itu sebenarnya padat. Aku ini siapa? Sudah siap dari awal. Awalnya aku meminta mereka menggunakan 'sihir kegelapan' yang gelap gulita saat bertarung, tapi ternyata Ratu Laba-laba Rose sudah menyiapkan kabut tebal, jadi permintaanku tidak perlu lagi. Tapi nyaris membuat Laozi 'burung belum menang tubuh sudah hancur, membuat Zhuoer menangis tersedu-sedu'.”
“Tidak heran para Ibu Pemimpin berjalan dengan gaya begitu! Rupanya sedang menjepit lubang anus.” Tiga pengawal tertawa terbahak-bahak, mengacungkan jempol penuh kagum: “Bos benar-benar Berbual B!”
“Benar-benar tak terkalahkan di dunia!” Raksasa kecil itu memandang bos dengan penuh kekaguman, wajahnya dipenuhi rasa kagum.
“Sial!” Ekspresi Liu Zhenhan membeku. Setelah terdiam sejenak, barulah ia berkata, “Kupikir aku sudah cukup cerdik dan licik, tapi meski berhasil mengatasi para Ibu Pemimpin itu, malah memicu masalah besar… Ratu Laba-laba Rose ternyata… turun ke dunia secara langsung.”
“Apa!?” Tiga pengawal itu tertegun, bola mata mereka hampir melotot keluar.
Meskipun berbagai ras di Benua Aigean memiliki dewa-dewi yang mereka sembah, sejak zaman kuno hingga sekarang, tidak ada satu pun dewa – termasuk Dewa Perang Campas – yang pernah menampakkan wujud aslinya di dunia manusia. Kuil Bimon selalu mengklaim bahwa dalam Perang Dewa dan Iblis, Dewa Perang Campas pernah turun dengan wujud nyata pada pertempuran terakhir setelah Tiga Raja Horor Bangsa Iblis secara bersama-sama menggunakan “Sihir Penenggelam Daratan” untuk menjatuhkan wilayah tempat tinggal Elf Bulan ke dalam jurang tak berdasar di dasar laut. Kemarahan ini membuatnya memimpin pasukan Aigean mengusir para agresor Bangsa Iblis – asal muasal nama “Perang Dewa dan Iblis”.
Di antara ras-ras beradab lainnya, hampir semua rohaniawan memiliki propaganda serupa: Dewa di atas mereka turun ke dunia untuk menyelamatkan Benua Aigean, bahwa ras merekalah yang merupakan bangsa terberkati dan penjaga abadi benua ini.
Orang yang berpikir jernih sebenarnya dalam hati memiliki sedikit keraguan terhadap sejarah ini, hanya saja tidak ada catatan sejarah yang bisa diverifikasi. Bagaimanapun, banyak kontradiksi dalam legenda tentang periode sejarah itu, dan tidak ada yang bisa membuktikan siapa yang benar atau salah. Namun satu hal yang pasti, dalam 3.000 tahun terakhir yang tercatat dalam sejarah, tidak pernah ada dewa yang benar-benar muncul di hadapan umatnya. Di Benua ini, jumlah dewa sangat banyak, tetapi tidak ada satu pun contoh nyata yang benar-benar muncul secara sekilas di Benua Aigean.
Asal usul agama juga pada dasarnya seperti ini. Jika benar-benar ada dewa yang hidup berdiri di hadapan, maka itu bukanlah dewa melainkan manusia biasa. Kemampuan Penyihir Suci Santo Ajaib dan bangsa naga juga tidak kalah jauh dari dewa dalam legenda. Namun karena mereka hidup di dunia manusia, mustahil menerima pemujaan duniawi. Hanya entitas abstrak yang berada di tempat tinggi untuk dikagumi yang dapat menjadi wadah harapan dan impian yang sama abstraknya. Tidak ada yang akan menerima dewa yang benar-benar nyata - karena kebanyakan orang di dunia ini lebih mengharapkan hidup dalam ilusi daripada berpikir realistis dengan tenang.
Namun mengenai eksistensi keilahian, hal ini justru dipercayai oleh kebanyakan orang. Lagi pula, terlalu banyak hal yang tidak bisa dijelaskan di Benua Aigean, hanya bisa dijelaskan secara samar dengan konsep bahwa dewa telah menurunkan sedikit esensi keilahiannya ke dunia untuk menampakkan mukjizat.
Oleh karena itu, ketika bos hari ini secara langsung menyatakan bahwa Ratu Laba-laba Rose telah turun di lokasi ritual kemerosotan, bagaimana mungkin tiga pengawal tidak merasa seluruh tubuh mereka dingin membeku!
Apa konsep dari seorang dewa yang nyata?
“Lalu? Seperti apa rupa Lolth?” Vieri menelan ludah, bertanya dengan gugup.
“Aku tidak tahu apakah benar-benar Lolth, karena setelah aku menyelesaikan delapan Ibu Pemimpin, asap pekat yang menggumpal itu tiba-tiba menghilang, sementara aku...” Liu Zhenhan menunjuk patung koral yang berdiri anggun di tanah: "...mungkin halusinasi, tapi aku benar-benar melihatnya berjalan mendekatiku..."
Tiga pengawal istana merinding sekujur tubuh, memandang tak berkedip ke patung koral ini. Patung koral itu tetap diam, sorot matanya yang berkilau seolah menjawab pandangan penuh tanya mereka.
"Ini patung koral! Mustahil bisa hidup!" Ketiganya menggigil, memalingkan muka sambil berteriak kepada bos.
Hanya Guo Guo yang berani, berlari kecil masuk ke dalam Jubah patung koral. Empat pria itu melihat bagian pergelangan kaki patung koral ada benda bulat seperti belatung yang merayap naik perlahan.
“Jangan tanya aku, setelah itu pikiranku semakin kacau. Aku tak tahu apakah dia benar-benar hidup kembali! Mungkin halusinasi! Sialan! Aku seorang Pendeta yang telah memperkuat diri dengan dua kemampuan resistensi magis 'Amuk Mandiri' dan 'Penghalang Air Langit'! Asap tebal di tempat itu juga sudah menghilang! Efek asap perangsang ini tidak bertahan lama, datang cepat dan pergi cepat. Tapi kenapa aku masih merasa pusing?” Liu Zhenhan mengibaskan tinju, berteriak dengan gerakan menengadah ke langit: “Dewa Perang! Tolong tebuslah jiwa kotor dan hina ini!!”
“Lalu bagaimana?” Tiga suara bertanya serempak.
“Kemudian dalam keadaan setengah sadar, sepertinya aku dan patung koral ini...” Lao Liu membentangkan tangan, mengangkat bahu dengan wajah polos: “Aku samar-samar ingat dia mencabut batang getah darah dari tubuhku, dan berkata beberapa patah kata... Kurasa kalimatnya... 'Malam ini Lolth tak lagi memikirkan Zhuoer, Lolth hanya ingin malam bersamamu'... Omong kosong seperti mimpi semacam itu...”
“Itu tak membuktikan dia pasti Nyonya Lolth! Cepat ceritakan detail! Aku mau dengar detail! Pengakuan tulus akan mendapat keringanan!” Fatty Luo dengan berani menyuarakan ketidakpuasan. Sang bos selalu melewatkan adegan ranjang krusial, bagian berinti seperti ini tak boleh diloloskan begitu saja, membuat orang tak sabar.
"Vieri meski orang kasar, tapi juga bisa merasakan bahwa kalimat puitis 'Malam ini Rose tidak lagi memikirkan Zhuoer, Rose hanya ingin malam ini bersamamu' mustahil diciptakan oleh bos yang berotak kasar seperti ini." Namun Vieri dengan pikiran kotor bertanya-tanya, jangan-janda kalimat terakhir "Rose hanya ingin malam ini bersamamu" adalah homofon dari "Rose hanya ingin air manismu"?
"Hehe..." Heizi tertawa bodoh cukup lama. Ia menyadari jika diubah seperti itu, kalimat puitis ini langsung berubah menjadi syair erotis yang mesum. Pria Beruang segera berbagi penemuan brilian ini dengan semua orang. Beberapa orang berotak langsung tertawa terbahak-bahak, sementara burung beo kecil langsung mengulangi syair indah namun mesum ini.
"Lalu? Kau mempermainkan ritual jatuhnya Rose, dan dia malah membiarkanmu? Bahkan bercinta denganmu sekali?" Fatty Luo masih memaksa mengejar topik sensitif: "Dewata terlalu mudah diajak kompromi? Meski Rose dikenal mesum, tapi tidak mungkin sampai level Pigge betina jual B—— malah nempel gratis kan?"
"Bukankah sudah kukatakan! Saat itu aku tiba-tiba merasa pusing, aku juga tidak yakin apakah itu halusinasi atau nyata!" Liu Zhenhan mengerutkan alis, menggelengkan kepala sambil menghela nafas: "Dalam kesan memoriku, sepertinya memang terjadi sesuatu. Tapi aku sendiri tidak percaya koral bisa hidup kembali, apalagi XXOO denganku."
"Katakan saja apa yang ingin kau sampaikan! Bagikan apa saja yang masih kamu ingat." Rodman menggosok-gosok hidung panjangnya sambil berkata.
"Tidak sevulgar yang dipikirkan brengsek sepertimu! Saat itu aku sangat tegang karena masih tersisa sedikit kesadaran, tidak seperti awal dimana aku benar-benar tidak bisa mengendalikan diri. Dalam keadaan setengah sadar, sepertinya secara insting aku menjentikkan jari dan mengeluarkan mantra lagu perang tanpa suara, yaitu lingkaran tunggal. Aku ingat memilih 'Lagu Rantai Jiwa'." Liu Zhenhan merenung sejenak lalu terus terang: "Beberapa waktu terakhir, aku pernah sekali berhasil mengeluarkan lingkaran tunggal dengan jentikan jari. Api Pengorbanan yang keluar saat itu benar-benar hasil tindakan tak sadar, tapi setelah tenang dan mencoba lagi, justru tidak pernah berhasil."
Heh! Vieri dan Rodman serentak menarik nafas. Lingkaran tunggal pendeta memiliki efek amplifikasi ganda ditambah beberapa fungsi khusus. Di seluruh kerajaan Bemon, satu-satunya pendeta yang bisa mengontrol lingkaran lagu perang tunggal sampai saat ini hanyalah Imam Utama Angsa. Bos ini benar-benar luar biasa.
"Bos, jika saat tidak sadar tadi Anda menggunakan 'Hex Chant - Lagu Penyedot Tenaga', pasti Anda akan jadi imam Bemon pertama yang membunuh dewa." Vieri berkata dengan sedikit penyesalan: "Efek amplifikasi ganda lingkaran tunggal akan membuat penyedot tenaga tingkat dua Anda mampu membunuh musuh apa pun dalam sekejap."
“Omong kosong! Dewata mana yang tidak punya resistensi magis? Sekalipun aku menggunakan Penyedot Tenaga dari Lingkaran Tunggal untuk menyerang Master Puskash, aku jamin, dengan resistensi magis si tua licik itu, mustahil ada kemungkinan untuk membunuhnya seketika!” Liu Zhenhan mencemooh pernyataan ini.
“Si tua itu hebat. Saat berdiri bersama ksatria naga, kesannya bagai telur burung gereja di sebelah labu besar, atau seekor kuda nil yang nongkrong di sarang tikus.” Fatty Luo mengangguk keras.
“Apakah maksudmu, dalam keadaan tak sadar pun seseorang bisa melepaskan Lingkaran Lagu Perang kendali tunggal? Kalau begitu, ke depannya Tuan akan...” Saat Vieri berpikir, Dewa Perang tidak tertawa, justru sang bos yang tertawa.
"Vieri, dasar pemakan nasi! Masuk keadaan tak sadar cuma bayangan kosong? Pikir bisa langsung masuk sesuka hati? Sebenarnya keadaan tak sadar itu adalah kondisi linglung, saat pikiran sadar sangat sulit mencapainya. Kemampuanku mengendalikan Lingkaran Lagu Perang kendali tunggal itu mirip 'inspirasi' yang dicari Si Gendut O saat menulis puisi, muncul tiba-tiba lalu hilang. Lagipula, kalian pernah lihat Murinio mengendalikan Lingkaran Lagu Perang 'berkat' tanpa masuk keadaan tak sadar kan?" Liu Zhenhan terkekeh, "Mungkin keadaan tak sadar adalah jalan pintas untuk melepaskan Lingkaran Lagu Perang kendali tunggal, tapi jangan coba pamer di medan perang! Pendeta yang linglung bisa dibunuh berkali-kali."
"'Lagu perang rantai jiwa' menghubungkan vitalitas bersama. Ini termasuk kategori Lingkaran Gemilang yang bisa menembus resistensi magis dan tersembunyi. Meski kekuatan magis Dewata Laba-laba Lorong Kegelapan dan resistensinya tinggi, tetap tak bisa apa-apa. Saat dia menyedot hidupmu, dia juga menyedot hidupnya sendiri. Waktu tunggu Lingkaran Tunggal bertambah dua kali lipat. Pantas saja nyawamu selamat." Fatty Luo akhirnya paham.
“Lingkaran Tunggal memiliki properti dasar sepertiga, bahkan dengan penyebaran sihir pun tidak mungkin tereliminasi seluruhnya.” Liu Zhenhan sendiri juga agak sombong: “Sepertinya aku tidak merasakan Ross ingin menyerap nyawaku, malah sangat baik padaku. Kalian tahu tidak, saat itu dalam keadaan bingung kulihat Ross bahkan mengambil buah dari rak tanaman murbei untuk melayaniku, buah seperti anggur itu manis, dagingnya seperti biji delima, saat dikulum di mulut meletus seperti kelereng yang melompat-lompat, tidak bisa diam sejenak. Ross mengulum buah lompat itu di mulutnya, lalu mengulum…”
Bab 157 Kamp Konsentrasi Tulang Ikan
“Belum pasti apakah itu Ross.” Vieri yang tidak peka memotong cerita bos, membuat Fatty Luo kesal langsung meninju dia dua kali.
“Haha…” Liu Zhenhan tertawa terbahak: “Benar juga, saat itu aku setengah sadar setengah tidur, seperti mabuk alkohol, mayat hidup saja yang tahu apakah itu Ross…”
Senyum Lao Liu tiba-tiba kaku. Dia teringat bahwa memang ada makhluk mayat hidup di sekitarnya - Hydra hantu berkepala sembilan Jaina yang menempel di Cincin Tuan Tanah Kematian. Makhluk kecil yang takut pada api bawah tanah dan sinar matahari ini selalu berada di dekatnya. Setelah dipanggil dan dipelintir lehernya untuk menyemburkan hawa dingin, Lao Liu melempar makhluk lentur ini ke samping. Hanya si pengamat dingin inilah yang tahu pasti apakah Ross benar-benar pernah datang.
Tanpa ragu, Liu Zhenhan segera memanggil makhluk kecil itu dari Cincin Death Lord. Sembilan kepala Hydra hantu itu masih dihiasi simpul kupu-kupu, dua kaki gemuknya bergerak gontai sambil membungkuk hormat. Tampaknya perlakuan kasar Lao Liu yang memelintir kepalanya tadi membuatnya trauma.
"Makhluk kecil ini cukup setia, cocok dipasangkan dengan Guo Guo sebagai 'Dua Pahlawan Jelly'." Liu Zhenhan mengelus kepala ular berkepala sembilan itu sambil memberikan imbalan, membuat Hydra hantu itu segera membungkuk 90 derajat dengan sopan.
"Hei, aku tanya - apakah patung koral itu benar-benar hidup saat itu?" Vieri langsung menanyakan inti persoalan pada makhluk abadi ini tanpa bertele-tele seperti bosnya.
Hydra hantu bagaikan anak kecil yang ditampar oleh orang dewasa, dengan sembilan kepala kecilnya yang gemetar ketakutan. Setelah berpikir cukup lama, ia akhirnya mengangguk sedikit meski tidak terlalu jelas.
"Ya Di Boluo!" Liu Zhenhan dan tiga pengawalnya meski sudah ada persiapan mental, wajah mereka tetap pucat dan hati mereka berdebar-debar.
Keempat orang ini sekarang bahkan tidak berani lagi menatap patung koral.
"Guo Guo~ Guo Guo~" Guo Guo yang sejak tadi bersembunyi di balik jubah patung koral, tiba-tiba menyembulkan kepala kecilnya dari lipatan jubah di area pusar patung koral. Ia berteriak kencang ke arah Liu Zhenhan sambil mengibas-ngibaskan serbet makan putih di cakarnya.
Di dalam rompi bayi Guo Guo selalu tersimpan serbet makan putih dari kain sifon, warisan didikan table manner baik dari Ning Yu. Serbet itu masih terikat di lehernya sejak makan sate sebelumnya.
Pandangan Liu Zhenhan dan tiga pengawal bodohnya tertancap pada serbet putih di cakar Guo Guo. Meski ada bekas bibir berminyak, noda darah segar seperti kalung mutiara terlihat sangat mencolok. Ada juga cairan campuran susu dan ingus yang mengering di permukaannya, mengeluarkan bau amis yang menusuk dari kejauhan.
"Kaki kecil Guo Guo menunjuk ke area tiga inci di bawah pusar patung koral, membuat gerakan memanjat dari bawah ke atas. Lalu menunjuk ke leher sambil membuat gerakan 'menggesek'."
Suara melengking mirip ayam yang tenggorokannya terpotong keluar dari tenggorokan Liu Zhenhan. Ia sangat familiar dengan noda darah semerah ini - hanya satu jenis darah yang bisa secerah ini, semenarik ini, membuatnya yakin tak mungkin salah lihat.
"Aku sumpah darah perawan~ banyak banget~" Burung beo cabul terbang melintasi kepala Lao Liu sambil terkekeh-kekeh aneh.
Patung koral... bisa memiliki... darah keperawanan? Liu Zhenhan merasa otaknya kekurangan oksigen, hampir pingsan. Tiga pengawal bodoh di sampingnya langsung terjengkang ke belakang, menimbulkan suara gedebuk keras.
"Zaman sekarang gadis di atas 18 tahun biasanya sudah tak perawan. Kok bisa ada patung koral yang masih perawan! Dewata! Bangunkan aku dari mimpi ini!" Teriak Fatty Luo sambil terbaring di lantai.
"Jaina, apakah itu Lolth si Ratu Laba-laba?" Tangan Liu Zhenhan bergetar hebat, matanya menatap tajam ke arah Hydra hantu.
Makhluk abadi malang itu dengan keras kepala mengangkat sembilan kepalanya. Tidak menggeleng, juga tidak mengangguk. Hanya memandang mata Lao Liu dalam diam, sorot mata penuh kompleksitas.
Lao Liu yang saat ini masih berada dalam "Bidang Pernapasan Kura-kura", secara refleks mengambil nafas dalam-dalam. Postur tegapnya tiba-tiba membungkuk lesu. Dengan lemah ia melambaikan tangan, menyegel kembali Hydra hantu ke dalam Cincin Death Lord.
Tiba-tiba dia tak ingin bertanya lebih lanjut. Matanya menghindari patung koral itu. Buru-buru ia menyimpan patung koral beserta seluruh barang bawaannya ke dalam cincin ruang.
"Sialan!" Tiga pengawal bodoh bangkit dari tanah, terus mengulang-ulang sumpah serapah itu sambil menjilat bibir.
Guo Guo melompat turun dari patung koral. Dengan serbet putih terkepal di tangan, pantat kecilnya bergoyang-goyang mengikuti irama Guozhuang Dance yang dinamis.
"Oya Laso!" Liu Zhenhan terpaksa membungkuk, kedua tangan menyerupai gerakan mempersembahkan Hada: "Mazha hei!"
Guo Guo dengan khidmat menyerahkan "Hada" putih ke tangan Liu Zhenhan yang sedang kebingungan.
"Embargo informasi! Lupakan semua yang terjadi hari ini! Jangan sampai bocor ke para nyonya bos! Terutama Mo'er!" Liu Zhenhan buru-buru menyembunyikan "Hada" itu: "Dan! Tentang Rose, tutup mulut rapat-rapat!"
"Siap!" Tiga pengawal bodoh memberi salam hormat ala Jenderal Patton sebagai balasan perintah sang bos.
Guo Guo melompat ke pelukan Liu Zhenhan, memperlihatkan cincin ruang di cakarnya yang kecil sebentar lalu menyimpannya kembali, menjulurkan mulut kecilnya sambil menggelengkan kepala, mata mungilnya yang berkilau menatap Lao Liu.
"Ada apa?" Liu Zhenhan mencium pipi kecil Guo Guo: "Ada barang bagus apa?"
"Guo Guo mencuri sabuk pinggang pangeran itu, sabuk penyimpanan." Rodman terkekeh licik.
"Mencuri barang orang itu tidak baik, Guo Guo." Liu Liu bermuka masam melihat Guo Guo, lalu memarahi tiga pengawal bodoh: "Tahu Guo Guo mencuri, kalian bertiga goblok tidak bisa menambahkan dua cincin ruang lagi untuk menyimpan barang curiannya!"
Sialan. Fatty Luo hampir pingsan.
Mendengar pujian, Guo Guo langsung menjadi sombong, melakukan salto ke lantai lalu dengan angkuh mengeluarkan isi cincin ruangnya. Banyak sekali botol dan guci Guo Guo termasuk kaos kaki berlumuran darah Lao Liu, ikan asin dari Pulau Xiongzhao, panci cangkang kerang, alas kulit serigala, kristal sihir serigala angin, mantel bulu merak, papan bambu, palu tembaga besar bowling, bulu phoenix api Yitiao, serta sabuk sutra tipis setengah jengkal yang dihiasi paku logam magis tersusun rapi - jelas terlihat barang curian.
Lao Liu mengelus-elus benda-benda lama dari Pulau Xiongzhao ini, tiba-tiba menyadari dirinya telah lama mengabaikan Helen. Meski perhatian fisik selalu ada, kehangatan emosional sepertinya telah beralih ke Ai Wei'er sejak suatu hari, sementara Xiao Hulijing juga sudah lama tidak cemburu lagi pada Ai Wei'er.
Melihat mantel bulu merak itu, Liu Zhenhan teringat saat Xiao Hulijing menjahit pakaian penghangat ini dengan tulang ikan sambil memaksakan diri. Waktu itu, dirinya masih begitu polos.
Sekarang? Dirinya justru terlibat hubungan fisik dengan satu demi satu wanita yang tidak dikenal atau baru dikenalnya, sambil mengabaikan orang-orang terdekat yang diam-diam menyayanginya. Apakah kehangatan fisik bisa menggantikan segalanya? Apakah memberi kristal sihir tanpa batas bisa membuktikan cintanya? Mengapa perasaan tenteram saat saling bergantung dengan Xiao Hulijing di Pulau Xiongzhao dulu semakin menghilang?
Kelopak mata Liu Zhenhan mulai membasah.
Guo Guo mencengkeram paha Liu Zhenhan, menggoyang-goyangkannya sambil bergumam pelan.
"Anginnya kencang, pasir masuk ke mata." Lao Liu berbohong sambil mengusap sudut matanya yang lembap.
Cih! Tiga orang bodoh itu serentak mencibir, bahkan burung beo yang hinggap di bahu Liu Zhenhan pun memaki "Bego".
“Guo Guo membuka mulutnya sambil tertawa terkekeh, meraih ikat pinggang penyimpanan itu dan mengeluarkan isinya. Beberapa buku edisi perunggu asli, sebuah kotak perak dengan kunci geser kuno yang mengilap, permukaan kotak dihiasi pola hias bergaya elf yang sangat estetis; serta sebuah stempel giok merah darah yang diikat dengan benang emas di bagian kepalanya.”
“Nggak ada yang berharga.” Liu Zhenhan mengangkat ikat pinggang penyimpanan sambil melihat: “Gua jingan, ini kan format penyimpanan kuno dari bahan Hàn mó fǎ tiě. Nggak ada ruang atmosfer khusus, cuma bisa masukin barang yang beratnya nggak melebihi beratnya sendiri. Barang antik emang barang antik, sepuluh ribu tahun lalu ini dipake sama raja dan bangsawan, tapi sekarang mah nggak ada harganya!”
“Nggak ngerti.” Fatty Luo mengambil buku edisi perunggu asli dan membuka-bukanya, halamannya penuh dengan karakter kuno elf yang seperti tali rotan. Si Fatty Luo yang aslinya aja cuma bisa baca separo karakter Bimon, langsung ngelemparin. Ambil buku lain dibuka-buka: “Waduh! Ini buku jurus pedang! Buku jurus pedang terbang Penyihir Pedang! Sayang... gambarnya jelas, tapi tulisannya nggak ngerti... Hmm~ gerakan awal pedang ini kok kelihatan konyol ya...”
“Karakter kuno elf di Benua Aigean emang nggak ada ras lain yang bisa pelajari.” Liu Zhenhan tertawa: “Nggak cuma lu si buta huruf.”
“Kasi gua liat.” minta buku jurus pedang ke Fatty Luo.
“Kamu pahami tulisan kuno Elf?” Fatty Luo matanya berbinar, dalam mempelajari ilmu bela diri, Jago Pedang Mammoth memiliki obsesi dan kegemaran yang luar biasa.
“Tidak. Tapi gambar seharusnya bisa dipahami, Penyihir Pedang adalah ksatria magis, mengendalikan pedang dengan sihir, aku juga punya kekuatan magis bawaan, prinsipnya sama. Anda mungkin tidak punya harapan, karena yang Anda latih adalah kekuatan pikiran bukan kekuatan magis.” Sejak memiliki kendaraan tunggangan, Ai Fusen masih khawatir dengan radius serangannya sendiri, kemunculan manual pedang ini membuatnya sangat senang, haha～Penyihir Pedang Raksasa!
“Ini ada buku diagram sihir, pasti sihir darah! Sial! Laozi berlatih ini juga bisa jadi Penyihir Pedang!” Fatty Luo membalik lembaran perunggu lainnya, melihat simbol elemen dan tulisan rumit di atasnya sambil menggeram tanpa dasar.
“Peti sialan ini keras sekali!” Vieri sedang berusaha membuka kotak perak bermotif rumit itu, kuncinya sudah bengkok ditariknya tapi tidak putus, begitu dilepas kembali ke bentuk semula, membuat pria beruang itu langsung masuk Transformasi Liar Mandiri, memutar-mutarnya hingga kunci menjadi seperti permainan karet, tapi tetap tidak putus, masih kembali normal saat dilepas, Vieri berdiri siap menarik kapak raksasa di punggungnya.
“Biarkan aku!” Liu Zhenhan tidak percaya, merebut kotak itu, mencoba membuka kunci peraknya dengan sekuat tenaga, seperti menarik permen karet sampai memanjang, "kret!" kembali menyusut.
“Aneh!” Liu Zhenhan yang ingin pamer ini mulai kehilangan harga diri.
"Biarkan aku mencoba!" tersenyum mengambil kotak dari tangan bos, mengeluarkan gagang pedang gelapnya. Dengan sekali kibasan, sinar api bergulir memanjang dari gagang pedang, membentuk pedang api berpendar kristal. Saat pedang api bertemu kunci perak, percikan api berhamburan. Api yang bergulir seperti gergaji listrik menggerogoti kunci perak. Tak lama, "krak!" kunci perak terbelah dua dengan asap mengepul, separuhnya jatuh ke tanah.
"Ini kunci dari 'Merkuri Quarkdor', dipuntir takkan putus. Selain kunci asli, hanya potongan api Raksasa Typhoon yang bisa membukanya." Raksasa kecil mengangkat alis: "Merkuri ini langka, diambil dari kotoran cacing Quarkdor di tepian Sungai Merkuri bawah tanah, punya elastisitas kuat. Bentuk awal setelah pelelehan pertama adalah bentuk akhir. Tanpa kunci, pelelehan sembarangan akan merusak kotak. Tapi dengan aku berbeda, 'pedang api' dengan potongan bidang linear menjadikanku musuh alaminya."
"Sungai penuh merkuri? Kok belum pernah lihat? Duh, yang jatuh ke situ langsung B hancur." Fatty Luo menggeretakkan lidahnya.
“Di Benua Nuyan memang ada, tapi di bagian utara. Kalau jatuh ke Sungai Merkuri, kamu tidak akan tenggelam, malah mengambang di permukaan.” membuat gerakan mendayung berlebihan: "Tapi kalau terhirup merkuri, atau terlalu lama terendam sampai pori-pori kemasukan merkuri, tamatlah riwayatmu."
Melihat ekspresi penasaran semua orang, si Raksasa kecil terus berbicara dengan penuh kesombongan: "Di Benua Nuyan ada monster cakar panik yang terlalu lama jatuh ke Sungai Merkuri. Setelah naik, dia cepat mati. Mayatnya sudah ribuan tahun tapi masih terlihat hidup. Binatang tak tahu langsung menggigit, sampai giginya bisa patah. Kapan-kapan aku ajak kalian melihat?"
"Kuark merkuri ini punya prospek militer bagus. Cocok untuk busur logam karena elastisitas dan daya lenturnya luar biasa." Liu Zhenhan memegang kunci kuark merkuri sambil mencoba merasakan teksturnya. Menurutnya, kekuatan orang biasa cukup untuk menarik dan melepaskannya.
"Bisa juga dibuat jadi Pedang Burma. Cerita bos waktu itu bikin Darah Bangsa Binatang-ku mendidih." Mata juga tajam. Sejak dengar cerita 'pedang lentur Burma' yang diceritakan bos, dia terus mengingatnya. Ekspresinya seolah sedang mencabut pedang-pedang Burma dari ikat pinggang, lalu mengarahkannya ke leher orang dengan geram.
“Dunia bawah tanah memang gudang harta karun, benda ini sama sekali tidak ada di permukaan.” Liu Zhenhan semakin memikirkannya semakin manis senyumannya, membuka kotak tersebut. Di dalamnya terlihat deretan bola merah bulat seperti mutiara yang tertata di atas bantalan sutra. Lao Liu mengambil satu di tangannya, merasa agak aneh, tidak tahu bahannya apa, yang jelas tidak seperti mutiara.
“Dari dulu sudah tahu ini adalah 'Tuo Du'.” Si raksasa kecil menjepit satu butir, tersenyum hingga matanya menyipit menjadi sehelai garis.
“Apa itu 'Tuo Du'?” Liu Zhenhan samar-samar ingat Pangeran Moore sepertinya pernah menyebut nama ini, dan terlihat sangat panik.
“Setelah mencapai gelar penyihir tingkat tinggi, para penyihir Moore bisa melahirkan bayi darah karena menyerap esensi darah.” Kata.
“Laki-laki melahirkan lagi?” Lao Liu langsung merasa jijik mengingat pemandangan Pigge penyihir Timur di Lembah Heijing yang melahirkan Katyusha dulu.
“Bukan laki-laki yang melahirkan anak. Bayi darah penyihir Moore dikembangkan dari telur hewan yang diberi darah mereka sendiri. Telur ini harus diberi darah selama sepuluh bulan. Setelah menetas, bayi yang lahir akan memiliki wajah identik dengan penyihirnya, setengah kemampuan magis dan masa hidup yang sama, namun tetap berwujud bayi tiga tahun selamanya. Bayi darah bukan hanya asisten yang baik, tapi juga mewarisi semua ingatan penyihir induknya. Jika penyihir tewas dalam pertempuran, selama bayi darah masih hidup, sang penyihir bisa dianggap belum mati - tentu saja bayi darah tidak berhak membuat bayi darah baru dengan darahnya sendiri.” Raksasa kecil itu tertawa, “‘Duodu’ dalam bahasa Elf Moore berarti ‘tetes darah’ atau ‘mutiara darah’, yaitu kristal magis yang tersisa setelah bayi darah dikremasi saat masa hidupnya habis. Meski tidak berguna secara praktis, ini menjadi simbol penghormatan dan kenangan kaum Moore terhadap penyihir tingkat tinggi - mungkin kalian tidak tahu betapa sulitnya melahirkan seorang penyihir tingkat tinggi di antara bangsa Moore.”
“Sungguh sihir yang jahat.” Vieri menjulurkan lidahnya.
“Bangsat! Sihir mana ada yang jahat atau tidak, mereka memilih jalan mengejar kekuatan ini.” Liu Zhenhan mendengus dingin: “Apa sebenarnya fungsi 'Duo Tu' ini? Penyimpanan kekuatan magis atau amplifikasi? Dari penjelasanmu, sepertinya tidak berguna? Kalau benar tidak berguna, lebih baik kubuat kalung untuk Guo Guo mainan.”
“‘Duo Tu’ ini memiliki fungsi-fungsi yang tidak umum, tapi ada juga yang bagus. Sepertinya di sini ada beberapa ‘Duo Tu’ setingkat Magister Sihir.” Aifeierxun menjepit sebuah ‘Xue Di Zi’ yang jelas lebih besar dengan jarinya: “Yang di tangan kiriku ini, dengan kilau merah berputar di dalam, namanya ‘Rumao Duo Tu’. Bila ditempelkan pada senjata logam - ingat, harus senjata logam - saat bertarung akan memberikan ‘Serangan Bulu Mentah’ yang membuat luka musim mengeluarkan darah dua kali lipat, merontokkan semua bulu tubuh lawan, serta mengumpulkan darah di mata pedang untuk dikepung terbang. Ketika darah terkumpul cukup, bisa dilempar sebagai hujan darah ke musuh.”
“Berubah menjadi ribuan panah darah menusuk jantung?” Liu Zhenhan berseru girang: “Minum darah seperti binatang buas?”
“Bukan, hanya menyemprotkan hujan darah untuk mengganggu pandangan musuh.” Aifeierxun menggelengkan kepala.
"Jadi cuma buat gaya-gayaan doang? Fungsinya benar-benar aneh, malah bisa bikin orang jadi botak korengan." Liu Zhenhan menyeringai, antara ingin tertawa dan menangis, lalu menoleh ke Vieri dan Fatty Luo: "Kalian berdua siapa yang mau?"
"Mewah tapi tak berguna, kami biasanya langsung membelah musuh jadi dua. Bisa ngeluarin darah dua kali lipat kayaknya nggak penting buat kami." Vieri dan Fatty Luo saling tersenyum bangga.
"Aku penasaran kalau semua bulu di sayap Tuan Mourinho dicabut bakal kayak gimana." Liu Zhenhan menjilat bibirnya dengan licik, lalu menerima "Rudo Berbulu" ini.
"Jangan buru-buru, kawan. 'Rudo' di tangan kananku ini kualitas bagus, pasti cocok buat kalian." Raksasa kecil tersenyum: "Lihat tali rotan yang membeku di dalam mutiara darah ini? Ini 'Rudo Keringat Darah'! Jika dipasang di senjata logam, semua musuh dalam radius senjata akan mengeluarkan darah instead of keringat saat bertempur! Semakin banyak berkeringat, semakin cepat mati! Keren kan!"
"Ini cocok buat Nedved! Haha, kuda keringat darah!" Liu Zhenhan tertawa ngakak. Fungsi-fungi aneh macam apa ini?
"Bos, Kapten Ma kan berkeringat darah, masa nggak tau? Pernah liat dia berkeringat?" Vieri bertanya heran.
“Ah?” Liu Zhenhan sangat malu: “Aku belum pernah melihatnya mengelap keringat! Sial! Sial banget! Permata ini harus disimpan untuknya.”
“‘Keringat Darah Tuodu’ ini tidak bisa diperkuat untuk senjata serangan jarak jauh.” Kalimat Vieri langsung memadamkan semangat sang bos seperti api.
Liu Zhenhan, Vieri, dan Fatty Luo seketika terdiam.
“Sudahlah. Yang ini tetap berikan padaku.” Melihat dua pengawal yang rewel ini tidak berminat, sang bos terpaksa mengambilnya kembali.
“Lihat yang ini, lihat? Ini adalah Tuodu dengan pola jantung kecil berdenyut di dalamnya, bernama ‘Jantung Darah Tuodu’.” Si Raksasa kecil langsung menjelaskan tanpa ditanya: “Skill tambahan ‘Jantung Darah Tuodu’ adalah ‘Lena Tiba-tiba’, bisa dipakai langsung. Tidak perlu memperkuat senjata, radius serangannya dua ribu yard.”
“Pendarahan otak? Pendarahan dalam jantung? Pecah pembuluh darah? Ini bagus! Sihir mematikan!” Liu Zhenhan mempelajari arti ‘Lena Tiba-tiba’ dengan seksama, semakin antusias.
“Tiba-tiba! Mengerti tidak arti tiba-tiba?” Si Raksasa kecil berlagak dewasa, menggurui sang bos yang tampak bingung.
“Apakah maksudmu... ‘tiba-tiba’ seperti yang dialami wanita setiap bulan?” Lao Liu menelan ludah dengan susah payah, bertanya dengan ragu.
“Benar! Fungsi 'Dudu Darah Hati' memang seperti itu. Tapi ada batasannya, dalam satu bulan, jumlah penggunaan terhadap satu target hanya sebatas daya tahan tubuh sang target.” Aiversen mengedipkan mata: “Tapi tidak hanya berguna untuk wanita, juga efektif untuk pria.”
“Pria?” Tiga suara keras bertanya serempak dengan heran.
“Wasir.” Raksasa kecil itu menyeringai: “Dari sepuluh pria, sembilan punya wasir, sisanya sedang berobat.”
“Volumenya besar?” Pertanyaan Liu Zhenhan ini terdengar jahat.
“Besar!” Raksasa kecil itu mengeras beberapa saat, lalu berkata dengan geram: “Aliran maksimal.”
“Dudu ini jadi milikku.” Liu Zhenhan menepuk pahanya: “Masih ada apa lagi? Ceritakan semuanya.”
“Yang bergambar neraca di tengah adalah 'Dudu Sumpah Darah'. Ini lebih hebat, pasti ditinggalkan oleh bayi darah Magister Sihir. Senjata logam yang diberkati, begitu mendapat darah target, oleskan ke bibir sambil menggigit bibir sendiri, bisa memenangkan 'Sumpah Darah', membuat perjanjian setara berbasis darah. Kedua pihak tak bisa saling menyakiti, atau akan memicu kutukan darah—terkena penyakit darah aneh seperti penyakit darah dingin, leukemia, Darah Bangsa Binatang, dll. Umumnya pasti mati, kalau tidak mati lebih sengsara, tersiksa hidup lebih menderita daripada mati.” Raksasa kecil itu tertawa: “Penyihir Moore ini semasa hidup pasti Blood Elf yang baik hati.”
"Pada dasarnya ini taktik yang digunakan karena tidak bisa mengalahkan musuh, benar?" Liu Zhenhan menggelengkan kepala dengan garang: "Tidak berguna! Benar-benar tidak berguna!"
Vieri dan Fatty Luo juga menggeleng menolak. Lao Liu berpikir mungkin "Syaxue Tuoduo" ini masih berguna untuk pendeta, akhirnya mengambilnya.
"Lihat yang ada tanda panah di tengah ini, ini 'Hanxue Tuoduo'. Cukup dikenakan langsung, bisa memberikan kemampuan 'menyemprot darah'. Gigit ujung lidahmu lalu semprotkan panah darah ke musuh, serangan tak terbatas dan sangat mematikan."
"Pergi! Lidah dikunyah hancur pun tidak akan bisa menyemprot banyak panah darah." Liu Zhenhan menghela napas: "Jangan-jangan musuh belum mati, malah diri sendiri kehabisan darah."
Raksasa kecil langsung menyodorkan "Hanxue Tuoduo" ke tangan Lao Liu.
"Yang bergaris cicak di tengah ini namanya 'Luohong Tuoduo'. Kemampuannya 'Hujan Darah Berbentuk Formasi', mirip dengan 'Xinxue Tuoduo' tadi tapi lebih beracun." Raksasa kecil terkekek jahat: "Bisa digunakan ke pria juga, tapi hanya efektif untuk perawan. Pendarahan dalam jumlah besar."
"Pria punya 'darah perawan'?" Mata Fatty Luo terbeliak sampai kelihatan vitreous.
"Kulit kemaluan pecah." Iverson menunduk melihat dirinya sendiri, entah sedang memikirkan apa.
“Aku coba.” Liu Zhenhan tersenyum jahat merebut tuo du itu, matanya menyapu sekeliling dengan sorotan jahat.
Suara gemetar Fatty Luo dan Iverson memohon ampun tak henti-hentinya, sementara Vieri tetap tegak bak gunung, aura jenderalnya terpancar jelas.
“Jangan lupa aku masih punya tuo du ‘kebetulan’ ini.” Liu Zhenhan terkekeh.
Kesombongan Vieri lenyap seketika.
BAB 158: HATI BULU BERDARAH
Saat beberapa sampah masyarakat Feilengcui sedang bersikap sembrono bercanda, tiba-tiba suara Pangeran Moore terdengar dari kejauhan di luar rumah pohon. Kungkang raksasa yang menempel di batang rotan mengaum keras, membuat sang pangeran urung mendekat.
Liu Zhenhan buru-buru menyembunyikan barang jarahan, lalu keluar untuk membungkam kegaduhan kungkang raksasa itu.
"Tidak heran Yang Mulia Benitez di kejauhan bergerak lamban tak berani mendekat, di tangga rotan rumah pohon terdapat jaring laba-laba raksasa yang baru ditenun. Di tengah jaring, pedang laba-laba bermata jahat sedang mengasah taringnya, rahang bawah berbentuk bilah pedang belah ketupat mengeluarkan suara gesekan aneh. Di atas jaring laba-laba, beruang raksasa Kao La itu sedang memutar-mutar bola matanya yang besar ke arah Blood Elf Moore di kejauhan, lendir menetes dari sudut mulut bertaringnya yang terbuka lebar, membentuk garis putih yang tak putus-putus."
"Sungguh sangat memalukan!" Liu Zhenhan terus-menerus meminta maaf: "Binatang-binatang ini kalau terus-terusan diam di barrier hibernasi lencana juga tidak baik, harus sesekali diumbar di udara terbuka, membuat Yang Mulia Pangeran terkejut."
Di bawah teriakan tuan tanah, kungkang raksasa yang terlatih menggeser pantat besarnya dan mulai memakan dedaunan di sekitarnya lagi, tak lagi memandangi Pangeran Moore ini. Jaring pedang laba-laba kembali disedot ke dalam perutnya, delapan kakinya meronta-ronta, merayap ke bawah atap sambil menyemburkan sehelai benang sutra, merangkak ke atap dan menyelip ke dalam rumpun dedaunan.
“Labah-labah Pedang Emas hanya pernah menunjukkan sikap ramah pada rohaniwan Zhuoer. Labah-labah ini cukup tahu diri.” Pangeran Benitez menyuruh seluruh pengiringnya berdiri di depan rumah peristirahatan pohon, lalu sendiri memanjat ke atasnya. Dengan senyum penuh arti, dia berkata pada Liu Zhenhan.
Dari ekspresi Pangeran yang tersenyum ramah, sepertinya dia sudah keluar dari amarahnya karena kehilangan sabuk penyimpanan.
“Aku adalah rohaniwan Kuil Bimon. Sebagai Penjaga Malam ini, mana mungkin aku dianggap bagian dari rohaniwan Zhuoer?” Liu Zhenhan menguap lebar, berkata dengan malas.
Pangeran Moore Benitez tak bisa menahan tawa getir mendengarnya. Dia memang selalu lupa bahwa Bimon dihadapannya adalah seorang pendeta, meski tak ada kemiripan sama sekali dengan pendeta Bimon yang lemah fisik. Tapi nyatanya dia memang pendeta Bimon yang luar biasa.
Setelah mengobrol basa-basi tak bermutu dengan tuan tanah, Pangeran Moore mengalihkan topik dengan menanyakan rahasia bagaimana Liu Zhenhan menjadi Penjaga, terutama tentang cara lolos dari ritual kemerosotan.
Saat mengucapkan pertanyaan ini, bahkan rambut Pangeran Moore terlihat dipenuhi kebingungan.
Perlu diketahui bahwa kedelapan Ibu Pemimpin Zhuoer yang muncul di pintu Kuil, setelah mengumumkan keberhasilan ritual kemerosotan, segera mengumpulkan sekelompok besar pendeta Elf dan memasuki Kuil kembali dengan penuh misteri, ekspresi aneh, dan langkah yang berat.
Peran pendeta Elf dalam masyarakat Zhuoer setara dengan pastor manusia, tugas mereka adalah melayani Ratu Laba-laba dan menyembuhkan melalui sihir.
Baru saja menyelesaikan ritual kemerosotan dengan Sang Penjaga, kedelapan Ibu Pemimpin langsung memanggil para pendeta untuk pengobatan. Cerita ini jika diceritakan ke siapa pun akan memicu spekulasi gosip yang berbau skandal. Di dunia ini, selama termasuk ras beradab, tidak ada yang tidak tertarik dengan rumor-rumur mesum semacam ini.
Liu Zhenhan merasa heran dalam hati. Ia tahu Yang Mulia Pangeran biasanya sangat suka mendengar gosip, tapi Pangeran Benitez jelas bukan tipe elf yang akan menyia-nyiakan waktu untuk mencari tahu gosip di saat seperti ini.
Benar saja, setelah mendengar penjelasan singkat sang tuan tanah, mata Pangeran Benitez langsung berbinar-binar.
“Tuan Richard, Anda sebenarnya bisa menggunakan gelar terhormat 'Penjaga' sebagai 'Elf Asing' untuk bersaing di jajaran kekuasaan tertinggi internal Zhuoer.” Yang Mulia Pangeran menggenggam tangan Liu Zhenhan dengan tulus: “Setelah kembali ke permukaan, Moore dan Zhuoer pasti akan membentuk Kerajaan Elf. Dengan kontribusi Anda terhadap Zhuoer ditambah dukungan kami, saya yakin Anda akan mendapatkan posisi berpengaruh di Kerajaan Bersatu Elf.”
“Hmm...” Liu Zhenhan menjawab samar-samar tanpa komitmen jelas. Saat menceritakan proses ritual kemerosotan kepada pangeran ini sebelumnya, selain hasil dual cultivation, ia tidak menyembunyikan apapun - bahkan berita mengejutkan tentang kehadiran Ratu Laba-laba Lolth di lokasi ritual pun diceritakan secara detail. Ini adalah taktik khas Liu Zhenhan: saat mengatakan kebenaran, nada bicara dan ekspresinya justru membuat orang mengira itu semua cuma chui buer.
Ekspresi datar tanpa emosi di wajah Pangeran Moore justru membuktikan keberhasilan taktik Liu Zhenhan - hal yang paling penting justru seringkali diabaikan.
"Dengan kedudukan Anda sebagai pejabat tinggi Zhuoer, kami Moore akan merasa sedikit lebih tenang menghadapi kecurangan Elf Malam. Kami Blood Elf Moore adalah sahabat terbaik Anda, Feilengcui, dan Kerajaan Bimeng. Dengan kekuatan kami dan prestise Anda, tujuan ini seharusnya tidak sulit dicapai. Selain itu... dari sisi kami Moore, sebenarnya kami tidak terlalu suka bekerja sama dengan Imam Utama Angsa itu, justru lebih memilih untuk mempercayai Anda." Pangeran Moore menjelaskan maksud kedatangannya.
Ritual kemerosotan telah berhasil, kembalinya dua kelompok Elf Jatuh ke permukaan tinggal menunggu waktu. Zhuoer memiliki hubungan dekat dengan Imam Utama Angsa, sementara Moore tidak mau ketinggalan dan memilih saya.
Apakah Blood Elf benar-benar ingin menjadikan saya pion untuk memicu konflik terlebih dahulu agar mereka bisa berkembang sendiri? Ataukah Blood Elf Moore ini sekadar mencari mitra strategis? Wajah Lao Liu berpura-pura bodoh, sementara pikirannya sibuk menghitung risiko.
"Gelar Penjaga paling-paling hanya selevel jubah bintang yang saya kenakan ini, sebatas gelar kehormatan belaka, Yang Mulia Pangeran. Menurut saya permintaan Anda terlalu tinggi." Liu Zhenhan merenung sejenak sebelum menolak tawaran yang tampak menggiurkan ini. Jangan main-main! Bagaimanapun dia adalah tuan tanah dan bangsawan Kerajaan Bimeng. Melakukan manuver terselubung masih bisa ditolerir, tapi kalau sampai terlibat dalam persaingan kekuatan internal Elf Jatuh, Liu Zhenhan tidak memiliki kepercayaan diri seperti Imam Utama Angsa Tuan Mourinho.
“Jika kerendahan hati telah menjadi penghalang bagi Anda, kami Bimon berharap dapat memenangkan persahabatan sejati yang lebih tinggi daripada Zhuoer. Yang Mulia Shangkeli masih memiliki seorang putri berusia 120 tahun. Jika Tuan Richard tidak keberatan, saya bisa...” Perkataan Pangeran Benitez terpotong oleh gelengan tangan Liu Zhenhan.
“Tunggu... kenapa memilih saya? Saya hanyalah seorang Baron Bimon kecil. Yang Mulia Pangeran, bukankah ini seperti menghina seorang putri bangsawan?” Liu Zhenhan benar-benar bingung. Tapi dia tahu bahwa ikatan pernikahan politik hanyalah kedok belaka, apakah benar ada putri seperti itu mustahil diverifikasi.
“Kami Elf Jatuh memegang pepatah...” Pangeran Moore tersenyum menggunakan bahasa Elf kuno yang berbelit-belit: “Jika diterjemahkan ke Bahasa Umum, kira-kira begini - 'Pohon hidup dengan kulit, manusia hidup dengan muka. Pohon tak berkulit pasti mati. Manusia tak bermuka, tak terkalahkan di dunia'. Secara pribadi, saya sangat mempercayai kekuatan Anda. Jika kemampuan sehebat ini hanya menjadi Baron tak dikenal di Kerajaan Bimeng, saya takkan pernah percaya. Lagipula, gelar dan kemampuan tak pernah sebanding.”
“Sialan! Jangan beri wortel setelah memukul dengan tongkat!” Liu Zhenhan tertawa: “Coba jelaskan, di mana saya tak bermuka? Menghina dengan kiasan bukan hal yang patut dibanggakan.”
“Mencuri sabuk penyimpananku. Bukankah itu perbuatan yang tidak terpuji?” Pangeran Moore mengedipkan alis ke arah Lao Liu.
Mendengar ini, ketiga pengawal bodoh itu langsung menyipitkan mata, bangkit dengan pantat terangkat, dan memeluk bahu sambil melirik sinis ke Pangeran Benitez.
"Tuan-tuan, tenanglah dulu. Kedatanganku kali ini bukan untuk balas dendam, kalian tak perlu khawatir." Pangeran Benitez tersenyum: "Sabuk penyimpanan ini adalah barang resmi Wangsa Kerajaan Moore. Jika tidak ada cap sihir pelacak di atasnya, bukankah itu menunjukkan ketidakmampuan kaum Moore?"
Jarang terjadi korban malah berkompromi dengan para pencuri, tapi memang Lao Liu dan kawan-kawan terlalu lengah. Meski ada label pelacak di sabuk penyimpanan, selama disimpan di dimensi terpisah cincin ruang, bahkan dewa pun tak bisa menemukannya. Saat mengeluarkan barang curian tadi, mereka lupa bahwa sabuk ini berasal dari keluarga kerajaan elf.
"Luar biasa, hehe. Yang Mulia Pangeran, saya mohon maaf. Guo Guo masih anak-anak, polos seperti kanak-kanak." Kebohongan Liu Zhenhan terbongkar, tapi berbeda dengan orang biasa yang akan merasa malu, wajahnya tetap tenang dengan aura ayah tegas yang disiplin.
Barang sudah di tangannya, mustahil dikembalikan dengan sukarela. Kaisar Langit pun tak punya hak istimewa ini.
Beberapa pengawal sembrono itu tampak sangat kasar. Sang bos sangat memanjakan Guo Guo, bahkan jika Guo Guo ingin Sampa di langit, sang bos pasti akan mencoba membuat tangga. Apalagi hanya mengambil ikat pinggang usangmu.
"Apa makhluk kecil ini yang melakukannya?" Pangeran Moore memutar pipi kecil Guo Guo. Guo Guo menggeram puas dan menggesekkan pipi merah mudanya ke jari sang pangeran.
"Kamulah makhluk kecil yang terus menggantung di tubuhku. Teknikmu sangat lihai. Kalau bukan karena menemukan rumah peristirahatan, aku tidak akan percaya." Putri Benitez tertawa terbahak-bahak.
"Jika Belami ada di sini, mungkin dia akan membersihkanmu dari dalam sampai luar." Fatty Luo bergumam pelan dengan mulut ceplas-ceplosnya.
Di kalangan Bimon ada pepatah "mencuri ayam dan menggali anjing". Di serikat pencuri Kerajaan Bimeng, pencuri terhebat selalu berasal dari Kobold Doghead dari Ras Dog dan Suku Kekyin berkepala ayam. Pencuri Kekyin ahli meniru suara dan punya kemampuan imitasi terbaik, dijuluki "kukuruyuk ayam". Pencuri Dog memiliki penciuman tajam dan penglihatan luar biasa, ahli dalam teknik jari dengan variasi taktik pencurian yang inovatif, dijuluki "gondok anjing". Belami yang telah bertahun-tahun dipenjara di Penjara Desa Boge, plus hati-hati dan berani, telah mempelajari berbagai teknik pencurian dari senior. Dua trik Guo Guo ini juga dipelajarinya dari Belami.
“Saudara-saudara, kedatanganku kali ini hanya untuk meminta kembali stempel giok itu. Stempel itu sangat penting bagiku...” Ucapan Yang Mulia Pangeran baru separuh terucap, Guo Guo yang sedang memegangi perutnya langsung merangkak ke pangkuannya, menggesek-gesekkan kepala mungilnya dengan mesra ke wajah sang pangeran.
"Tidak masalah, stempel ini memang harus kukembalikan." Kalimat Liu Zhenhan ini sepenuhnya mengungkap sifat rakusnya yang suka mengeruk keuntungan sampai ke akar-akarnya.
"Mengenai buku panduan tembaga, tentu kalian juga tidak membutuhkannya."
"Pasti akan dikembalikan! Tapi beri aku waktu." Liu Zhenhan dalam hati berpikir, tak peduli mengerti atau tidak isi buku itu, membuat salinan adalah keharusan.
"Boleh juga." Pangeran Moore tentu tahu niat Tuan Tanah Pigge ini. Siapa selain Elf yang bisa membaca tulisan kuno Elf? Lagipula, ilmu bela diri dan sihir Moore mustahil dikuasai tanpa bimbingan mentor profesional. Setelah berpikir sejenak, Yang Mulia Benitez tidak menolak.
"Adapun Duoduo..." Ucapan sang pangeran terhenti oleh Guo Guo di pangkuannya yang menggelengkan kepala kecilnya dengan gencar.
"Apakah 'Duoduo' itu bola mutiara bulat berwarna merah?" Liu Zhenhan membentangkan tangannya, sebelum sang pangeran sempat bicara, matanya sudah melirik sinis dengan wajah tak tahu malu: "Sial~ Kupikir barang itu tak berharga, langsung kulempar begitu saja."
“Tuodu adalah peninggalan yang ditinggalkan oleh penyihir terhebat di antara Blood Elf kami untuk dilihat oleh generasi penerus. Dalam setiap 2000 tahun, jumlah Penyihir Blood Elf yang mencapai gelar Penyihir Tingkat Tinggi tidak pernah melebihi empat orang dalam satu generasi. Nilai berharga Tuodu terletak pada hal ini. Namun harus diakui, impian setiap penyihir darah pada akhirnya adalah kembali ke permukaan. Jika Tuan Richard yang terhormat mengambil... atau membuangnya... maka biarlah, karena pada dasarnya Tuan Richardlah yang membawa impian Blood Elf Moore kembali ke permukaan.” Kemurahan hati Pangeran Moore Benitez membuat Liu Zhenhan merasa malu: "Bonus sihir darah yang dibawa Tuodu tidak memiliki aspek berlebihan. Selain nilai peringatan, sebenarnya tidak pantas digunakan sebagai hadiah untuk tamu kehormatan. Apalagi jika ditambah dengan Putri Moore..."
"Kedermawanan Yang Mulia Pangeran bisa menyaingi Galaksi Hesperus." Liu Zhenhan tersenyum memotong pembicaraan pangeran Moore: "Tapi pernikahan politik sama sekali tidak perlu. Sepanjang sejarah, banyak perang hanya dimulai karena wanita cantik, tapi tidak pernah berakhir karena mereka. Saya bisa jamin dengan penuh tanggung jawab. Persahabatan saya dengan Blood Elf Moore akan lebih membara daripada gunung berapi bawah tanah! Mengalir seperti sungai lava selama ribuan tahun... Tentu... Pasti lebih dekat daripada Zhuoer..."
"Senang mendengar Yang Mulia berkata demikian." Wajah Yang Mulia Pangeran masih terlihat agak ragu meskipun ucapannya menyatakan sebaliknya.
"Saya bisa memberikan bukti paling sederhana untuk menunjukkan ketulusan saya. Setelah pengawal saya Tuan Nedved membawa Pohon Perang dan Chimera berkepala dua kembali dari kota utama Dark Elf lainnya, demi memperoleh kristal sihir kualitas terbaik yang dibutuhkan untuk membangun formasi teleportasi sihir bawah tanah, kita harus berburu dua Monster Tingkat Super di Benua Hitam. Dengan alasan waktu yang mendesak, saya akan memaksa pasukan Dark Elf yang sedang berada di Benua Hitam - oh tidak! Di bawah lingkaran pencucian sinar matahari yang menyebar hingga ujung cakrawala, sekarang saya harus menyebut mereka Elf Malam - saya akan menyuruh kalian menyerang Flame Demon bersayap enam dan Penguasa Api. Kali ini bagaimanapun juga, Blood Elf Moore harus diupayakan tidak ikut berperan untuk menghindari korban." Liu Zhenhan menunjukkan senyum licik: "Dark Elf yang tak melakukan apa-apa namun menikmati hasil, sudah saatnya untuk memboikot mereka. Tapi kamu harus siap berperang."
Pangeran Moore tersenyum penuh pengertian, sebuah amplop merah yang sudah disiapkan diselipkan ke tangan Liu Zhenhan. Lao Liu membuka amplop itu, di dalamnya terdapat tujuh batu giok merah berbentuk hati yang lembap dan menggemaskan, terasa halus saat digenggam di telapak tangan.
“Ini adalah ‘Hati Bulu Darah’, inti kristal dari Monster terbang langka bawah tanah ‘Elang Tanah Bulu Darah’. Meskipun kristal sihir ini tidak memiliki fungsi menyimpan kekuatan elemen dalam jumlah besar dan tidak bisa dianggap sebagai inti kristal tinggi, ia memiliki kemampuan pengisian sihir otomatis yang baik, bisa mengumpulkan kekuatan elemen secara mandiri. Setelah dipakai, juga memiliki medan aliran udara berputar sederhana yang bisa digunakan untuk meluncur sekali sehari. Saya lihat Tuan Richard memiliki beberapa Penyihir di bawahnya. Kami Moore yang tinggal di bawah tanah hanya bisa menawarkan barang-barang terbatas, bahkan tujuh ‘Hati Bulu Darah’ ini pun sulit dikumpulkan. Dengan malu-malu kami persembahkan sebagai tanda hormat.” Pangeran Moore berkata dengan sangat sopan.
Inti kristal pengisi sihir sama sekali tidak ada di permukaan. Mana ada peralatan magis dengan fungsi pengisian sihir yang tidak bernilai fantastis? Memiliki peralatan seperti ini berarti menghemat waktu meditasi. Meskipun tidak bermanfaat untuk latihan dasar, di medan perang yang berubah cepat, peralatan pengisi sihir otomatis benar-benar bisa meningkatkan kekuatan tempur Penyihir atau Pendeta setingkat! Meskipun "Hati Bulu Darah" ini jauh kalah kecepatan pengisian sihirnya dibandingkan "Mata Air Elemen" milik Ai Wei'er dulu atau "Sumsum Darah" keluarga Sherpa Doluote yang tidak wajar, tetapi kemampuan pengisian sihirnya sendiri sudah jauh lebih praktis dibanding semua kristal sihir tinggi. Adapun medan luncur yang menyertainya agak lucu.
Jika dihadapkan pada seorang Pendeta resmi, melihat "Hati Bulu Darah" ini pasti akan membuatnya gembira bukan kepalang. Namun di mata Liu Zhenhan si Pendeta bertipe kasar, kegunaan benda ini baginya sangat terbatas. "Hati Bulu Darah" hanya benar-benar menguntungkan para Penyihir dan Pendeta Feilengcui yang berurusan langsung dengan kekuatan elemen. Meditasi harian untuk mengumpulkan kekuatan elemen benar-benar menyita waktu mereka. Helen saja hampir membutuhkan satu hari semalam untuk mengisi penuh kristal sihir Monster Perang Komodo. Dengan adanya "Hati Bulu Darah", situasinya akan berbeda.
Aksi penggarukan lahan besar-besaran Liu Zhenhan akhirnya berhasil melampiaskan dendamnya. Kemenangan Murinio hanyalah strategis, perkembangan situasi ke depan masih perlu dilihat hasilnya. Bagi Liu Zhenhan yang berpikiran sempit, penjarahan besar-besaran ini jauh melampaui batas psikologis dan ekspektasinya. Apakah dua kelompok Elf Jatuh ini akan tetap bersikap baik padanya setelah kembali ke permukaan, itu bukanlah hal yang dipikirkannya.
Logika preman yang diyakininya——"Jika tak bisa mendapatkan hatimu, ambil dulu tubuhmu"——selalu menentukan kemampuannya dalam mengendalikan masa depan.
Baik Blood Elf maupun Elf Malam, Lao Liu benar-benar yakin mereka menyembunyikan sesuatu darinya. Dia juga yakin setiap dari mereka punya rencana tersembunyi. Lao Liu tahu dirinya tak punya kemampuan untuk menebaknya, jadi malas untuk mencoba.
Ketegangan yang muncul antara Zhuoer dan Moore membuat Lao Liu yang berniat jahat senang bukan main, benar-benar seperti menendang pintu Tianmen terbuka, tidak hanya memperkeruh situasi, dirinya sendiri juga mendapat keuntungan berlimpah. Biarawati kecil dan Shenjian Zheqin pergi menjadi 'partai pemeras rakyat', sementara Fatty Luo tanpa sengaja mendapatkan metode pembuatan pisau lentur yang selalu diidamkannya. Iverson juga menemukan kendaraan tunggangannya dan buku pedoman pedang Blood Elf yang tidak diketahui apakah bisa dipelajari. Nasib Vieiri si Manusia Beruang agak kurang beruntung, setelah bersusah payah seharian, tak mendapatkan apa-apa. Tapi di dalam cincin sang bos masih ada mayat tiga Anjing Neraka, dan di Gunung Cukur masih ada kulit Ular Feiwenli yang telah diawetkan dengan ramuan obat. Semua ini adalah pilihan hadiah yang luar biasa.
Meskipun kristal sihir monster tingkat super adalah yang paling berharga, tubuh mereka yang telah lama terpapar elemen sihir memiliki kegunaan ajaib baik dari segi kulit maupun tulang. Ambil contoh kura-kura berekor bintang dan Ba Xia sang naga kecil, tempurung mereka tidak memerlukan modifikasi apapun, sejak lahir sudah menjadi perisai sempurna. Sedangkan kulit Anjing Neraka berkepala tiga dan Ular Feiwenli, selama ada alkemis kompeten yang mengolahnya dengan ramuan penyamakan, bisa digunakan untuk membuat baju zirah lentur atau peralatan tahan sihir lainnya. Dulu mayat Black Dragon Neraka dan Hydra berkepala sembilan terbuang percuma, sekarang dengan banyaknya cincin ruang penyimpanan, kemungkinan menyia-nyiakan harta alam seperti itu pasti tidak akan terulang lagi.
Jika ditambah dengan dua monster tingkat super yang akan diburu oleh para Elf Jatuh dalam waktu dekat, Ruoerna jelas akan sangat sibuk selama beberapa bulan ke depan.
Liu Zhenhan adalah pemenang terbesar. Sebagai Imam Bemon, ia berhasil menjadi "Penjaga Bayangan". Meski belum tentu yang terakhir, ini jelas pertama kali dalam sejarah. Hanya dengan menyebutkannya saja, 99% pria di dunia pasti akan mati iri - bukan karena gelar "Penjaga Bayangan", tapi karena setelah ritual ini, Lao Liu membuktikan dirinya sebagai nomor satu dalam kemampuan di ranjang.
Mengenai apakah "Kutukan Dewata Jatuh" benar-benar memberi kekebalan dari pembunuhan, ini masih belum bisa dibuktikan. Lao Liu tidak cukup bodoh untuk meminta orang memenggal kepalanya demi menguji kutukan. Namun kemampuan aneh "Serangan Bayangan" sebagai Penjaga Bayangan benar-benar ada, plus kemampuan tambahan "Jaring Laba-laba Terkokang" yang entah darimana muncul. Mungkin ini efek samping dari penggunaan teknik "Lagu Perang Rantai Jiwa" dan hubungan jiwa dengan Ratu Laba-laba Lolth.
Jika ditambahkan bakat "Menangkap Bayangan" dari Penjaga dan kemampuan area "Barrier Pantulan Langit", plus enam "Duodu" dengan sihir tempel, Liu Zhenhan bisa dengan mudah pura-pura menguasai Kemampuan Ganda Sihir dan Tempur.
Bulu Berdarah memang bagus, tapi tak bisa menyaingi Duodu.
Enam "Tuo Du" dengan sihir darah aneh dari enam klan, membuat tingkat kebencian dan kekejian Tuan Liu naik ke tingkat baru. Hanya dengan "Tuo Du Pemakan Daging Mentah" yang memiliki dua efek samping menghisap darah dan mencabut bulu, meski tidak kuat, sudah cukup membuat dewa-dewa membencinya. Situasi yang dihadapi Feilengcui sekarang, selain pertempuran brutal, juga banyak medan perang tanpa pertumpahan darah. Enam Tuo Du ini mungkin tidak berguna dalam pertempuran besar, tapi sangat efektif untuk mengganggu musuh.
Musuh imajiner dalam benak Tuan Liu bukanlah bajingan-bajingan kumal, melainkan orang-orang terhormat. Dengan efek gangguan sihir darah dari Tuo Du ini, musuh akan segera dipermalukan.
Begitu teringat pada Pangeran Richard yang tampan dan Tuan Mourinho yang anggun, Lao Liu langsung tersenyum jahat.
Dibandingkan dengan satu Pohon Perang dan empat Busur Silang Sayap Burung yang diambil Imam Utama Angsa Mourinho, keuntungan Liu Zhenhan kali ini benar-benar besar. Bahkan dirinya yang serakah pun merasa sangat puas dengan hasil ini.
Ketika Nedved dan Biarawati kecil Jeanne d'Arc kembali ke Menzoberranzan, kota itu masih riuh oleh gemuruh genderang dan gemercik kembang api yang mengguncang seluruh kota. Setiap Zhuoer yang telah diubah menjadi Elf Malam, semangat mereka seperti Api Neraka yang berkobar, tak pernah padam.
Liu Zhenhan menyiramkan air dingin ke kepala beberapa Ibu Pemimpin dengan kasar. Baru saat itu para Ibu Pemimpin teringat bahwa formasi teleportasi sihir untuk kembali ke permukaan masih membutuhkan dua kristal sihir kelas premium sebagai bahan baku.
Tingkat kesulitan misi berburu dua Monster Tingkat Super ini, jika dibandingkan dengan "Ritual Pencucian Matahari" yang hampir mustahil berhasil, jauh lebih realistis. Satu-satunya pertimbangan sekarang adalah masalah korban jiwa, inilah poin kritisnya.
Proposal tuan tanah Bimon yang menyarankan pasukan Zhuoer di Benua Hitam untuk memberantas dua Monster Tingkat Super langsung ditolak bulat oleh semua Ibu Pemimpin. Serangan frontal terhadap Enam Sayap Iblis Api dan Penguasa Api - dua Monster Tingkat Super - pasti akan menimbulkan korban besar. Meski tuan tanah Bimon berulang kali menegaskan akan mengirim dua peliharaan magis tingkat supernya Geryon dan Bangau Api Burangsha untuk membantu, para Ibu Pemimpin yang pelit tetap menolak usulan ini.
Pasukan yang mengepung Lembah Tifon di Benua Hitam adalah korps utama dari delapan kota utama Zhuoer. Berapapun jumlah korban yang jatuh, Ibu Pemimpin Zhuoer pasti akan merasa sakit hati. Fakta bahwa tidak ada pasukan Moore yang ikut bertempur sama sekali tidak bisa diterima oleh para Ibu Pemimpin, sekaligus memberi alasan bagi mereka untuk mempermasalahkannya.
Pangeran Moore yang mendengar omong kosong Liu Zhenhan, untuk menghindari operasi perburuan kristal sihir ini, dengan dalih kembali melaporkan penyelesaian "Ritual Pencucian Matahari" Zhuoer kepada Sang Raja, kabur kembali ke negaranya sehari lebih awal. Karena Yang Mulia Pangeran merasa bersalah, bahkan tidak meninggalkan satu pun Blood Elf sebagai perwakilan diplomatik, menyebabkan semua tuduhan dalam pertemuan ini - di bawah instruksi sengaja Liu Zhenhan - mengarah ke pihak Blood Elf.
Monster Tingkat Super Flame Demon bersayap enam yang menjadi target operasi ini bisa terbang, sehingga pasukan udara memegang peran utama. Kecepatan mobilisasi pasukan udara memang yang terbaik, sehingga setiap Ibu Pemimpin dengan tegas menyangkal adanya kesulitan waktu dalam memobilisasi pasukan udara Moore. Apalagi, Penguasa Api tidak bisa terbang. Saat menyerang Penguasa Api, sebagian besar mobilisasi harus bergantung pada pasukan darat Zhuoer. Elf Malam yang sudah menderita kerugian besar tentu akan menghitung matang-matang hal ini.
Liu Zhenhan pura-pura membela Moore dengan alasan waktu mendesak, terus memanaskan situasi di hadapan para Ibu Pemimpin. Tindakan ini justru memperdalam kecurigaan para Ibu Pemimpin Zhuoer yang memang paranoid. Fakta bahwa Pangeran Moore mengunjungi tuan tanah Bimon secara diam-diam di rumah peristirahatan di Menzoberranzan memang tidak bisa disembunyikan. Jika Ibu Pemimpin Youyue'er tidak mengetahui hal ini di kota sendiri, sungguh merupakan kelalaian yang fatal.
Maka semakin Lao Liu sengaja atau tidak condong ke Blood Elf Moore, para Ibu Pemimpin semakin yakin dalam hati bahwa pasti ada kesepakatan terselubung antara Tuan Tanah Bimon dengan Moore.
Harga diri Tuan Richard sang Tuan Tanah Bimon tentu harus dihormati, tapi Blood Elf tidak ikut perang juga tidak realistis. Para Ibu Pemimpin Mossprada langsung menghindari Tuan Tanah Bimon, mengirim nota diplomatik resmi kepada Yang Mulia Raja Shankly dari Moore melalui utusan manusia elang-banteng tercepat.
Meski kata-kata dalam nota diplomatik ini tidak keras, namun setiap kalimat penuh alasan logis dan tajam bagai pedang. Moore toh punya angkatan udara juga. Jika alasan keterlambatan mobilitas dipakai, bahkan Blood Elf paling ahli berbohong pun tak akan bisa berkilah.
Utusan Moore segera tiba di Mossprada membawa otorisasi lisan dari Yang Mulia Raja Shankly, menyatakan bahwa angkatan udara Moore termasuk Resimen Kelelawar Raksasa paling elit dan 10 resimen manusia elang-banteng akan segera dikerahkan sesuai permintaan para Ibu Pemimpin.
Barulah para Ibu Pemimpin merasa keseimbangan psikologis mereka pulih.
Chimera berkepala dua yang sudah dikumpulkan di Mossprada akhirnya bisa dimanfaatkan. Meski monster terbang ini secara teknis sudah menjadi milik Tuan Tanah Bimon, dalam misi berburu dua Monster Tingkat Super ini, Chimera berkepala dua terpaksa dipinjam sementara.
Tuan tanah Bimon dengan sangat besar hati menerima permintaan yang diajukan oleh para Ibu Pemimpin. Mengenai utusan Moore tersebut, dia juga menemui Liu Zhenhan secara diam-diam untuk menanyakan alasan terjadinya situasi ini. Sesuai kesepakatan Lao Liu dengan Yang Mulia Pangeran, operasi perburuan kristal kali ini seharusnya tidak melibatkan Moore sama sekali.
Liu Zhenhan hampir mati ketawa di dalam hati. Ngaco! Kalau pasukan udara Elf Jatuh kalian tidak kuhabiskan dalam skala besar sekali, apa gunanya aku bertahan? Bocah, kau pikir aku orang baik?
Mengelabui seorang utusan bagi Liu Zhenhan semudah membalik telapak tangan. Dalam dokumen resmi kenegaraan kali ini, Zhuoer juga secara khusus mencatat tentang kontak diam-diam antara tuan tanah Bimon dengan Pangeran Benitez. Maka Lao Liu menyalahkan semua pada kecurigaan berlebihan Zhuoer, yakin Pangeran Benitez pun tak bisa berkomentar banyak.
Mimpi untuk bermigrasi ke permukaan sudah semakin mendesak. Setiap kota utama Elf Jatuh memiliki urusannya sendiri yang harus diselesaikan. Selama bertahun-tahun, persediaan logistik militer yang ditimbun para Elf Jatuh sebenarnya bukan untuk perang, melainkan antisipasi saat kembali ke permukaan. Meski bangunan tak bisa dibawa, logistik ini pasti akan diangkut.
Liu Zhenhan merasa cincin ruangnya akhirnya akan segera digunakan.
Bab 159: Legenda Film
Penduduk Menzoberranzan yang pertama kali bermigrasi ke Benua Nuyan menunggu untuk kembali ke permukaan, membentuk garis panjang seperti ular yang berkelok-kelok di hamparan luas Benua Hitam. Bahkan orang bodoh pun bisa merasakan betapa besarnya skala proyek migrasi massal ini. Belum lagi, tentara biasa di medan perang saja masing-masing membawa 20-30 pon logistik saat bertugas, apalagi migrasi kolektif model gali-tanah seperti ini? Di tempat asing, kebutuhan dasar seperti sandang-pangan-perumahan harus dipertimbangkan matang oleh pengambil kebijakan dan rakyat biasa. Terlalu banyak ketidakpastian membuat penduduk asli bawah tanah yang sedang atau akan pindah semakin enggan meninggalkan barang-barang pecah belah dan pusaka keluarga mereka. Meski wibawa Ibu Pemimpin Youyue'er sangat kuat, rombongan imigran yang sudah siap berangkat tetap bergerak seperti siput yang merayap perlahan.
Liu Zhenhan membuat perhitungan sederhana: dengan hierarki sosial yang ketat antara Zhuoer dan Moore saat ini, di mana perintah-perintah bisa dilaksanakan secara teratur dan dioperasikan dengan tatanan stabil tanpa menimbulkan kekacauan besar, proses migrasi semua Elf Jatuh ini membutuhkan waktu tiga hingga lima bulan untuk diselesaikan.
Waktu ini masih membuatnya cukup puas. Dalam Perang Seribu Tahun, Bimon yang terpaksa lari dari Dataran Carimodo ke padang gurun Donau oleh manusia dengan pantat telanjang pun membutuhkan waktu hampir sama lamanya.
Setelah formasi udara Blood Elf Moore sepenuhnya berkumpul, Lao Liu tidak berani membuang waktu berharga lagi di Menzoberranzan. Ia segera memimpin pasukan besar menuju Lembah Tifon di Benua Nuyan. Sisi Zhuoer, karena memiliki pasukan dalam jumlah besar di garis depan Benua Nuyan, hanya mengirim Ibu Pemimpin Youyue'er dengan 800 Ksatria Chimera berkepala dua yang menyertai pasukan. Para ibu pemimpin lainnya segera kembali ke ibu kota untuk mengkoordinasikan rencana migrasi.
Dalam ekspedisi kali ini, pihak Moore akhirnya mengerahkan semua sumber daya. Setelah keberangkatan, Pangeran Benitez menyusul pasukan udara gabungan bersama dua Magister Senior satu-satunya di Kerajaan Blood Elf. Tampaknya mereka masih kurang yakin dengan perang pembasaman iblis ini, sekaligus mengawasi Ksatria Kelelawar berharga di bawah komandonya yang bekerja setengah hati. Inilah hasil yang diharapkan Lao Liu - formasi pasukan sekutu telah mencapai standarisasi kebangsawanan. Jika seluruh Ksatria Elf Jatuh gugur dalam pertempuran, para keluarga terhormat Elf Jatuh kemungkinan besar akan mengenakan pakaian duka di setiap rumah tangga.
Hanya dengan jabatan serikat pekerja atau tingkat sihir yang mencapai tingkat lanjut, seseorang mungkin bisa menetaskan bayi darah dengan metode memberi makan telur monster dengan darah. Jadi Lao Liu tidak bisa menahan diri untuk lebih memperhatikan dua bayi darah dari penyihir Moore tingkat tinggi ini. Kedua bayi darah ini memang berpenampilan seperti anak kecil, dengan dua kuncir menjulang ke atas, wajahnya tidak sejahat yang dibayangkan, malah terlihat imut dengan pipi tembam, garis wajahnya samar-samar mirip dengan dua penyihir Moore, dan mereka juga memanggil "paman" dengan suaꦮa manja. Hanya sayap daging besar berwarna biru porselen di punggung mereka yang membuat mereka terlihat aneh.
"Apakah ini bayi darah dari penetasan telur kelelawar raksasa?" Liu Zhenhan memandangi dua bayi darah yang imut sambil tersenyum.
"Kelelawar raksasa berbeda dengan burung, mereka melahirkan bukan bertelur." Pangeran Benitez tampak gelisah: "Sebagai pendeta Bemon yang berpengetahuan luas, tentu Anda bercanda? Apakah dulu manusia kelelawar dari klan Wallenpol termasuk dalam kategori ras burung Bordo di antara Bemon?"
"Telur monster apa yang digunakan untuk membesarkan ini?" Liu Zhenhan dengan canggung mencubit pipi dua bayi darah itu, cepat-cepat mengalihkan topik: "Bisakah dua bayi darah ini mengangkut orang untuk terbang?"
“Dua bayi darah ini menetas dari telur monster terbang bawah tanah 'Blue-winged Lightning Owl'. Meski tidak sekuat kelelawar raksasa berwajah babi, mengangkut seorang penyihir Moore terbang tentu tidak masalah.” Pangeran Benitez berkata dengan bangga: “Kami orang Moore meyakini bahwa bayi darah yang diberi darah dari telur monster terbang memiliki mobilitas dan konfigurasi tempur paling sempurna.”
“Mengapa tidak mencuri telur Black Dragon Neraka untuk menetaskan bayi darah?” Liu Zhenhan tertawa: “Monster terbang di bawah tanah sudah langka, apalagi yang bertelur. Kutebak 'Blue-winged Lightning Owl' ini pasti tak sehebat Black Dragon Neraka.”
Mendengar ini, dua penyihir senior Moore memandang Lao Liu dengan tatapan hina. Berani-barinya bicara mencuri telur Black Dragon Neraka! Jangankan Black Dragon Neraka, jenis-jenis Naga Sekunder yang sedikit jumlahnya di dunia bawah tanah pun bukan lawan sembarangan.
“Ini...” Kedua penyihir Moore saling pandang dengan wajah pahit, lalu salah satunya berkata sopan: “Tuan Richard yang terhormat, kami penyihir Moore membutuhkan darah induk telur inang sebagai katalis untuk penetasan. Tanpa itu, proses pemberian darah tak mungkin... Ini istilah profesional, mungkin Tuan kurang paham. Intinya, jika kita tidak membuat induk telur itu berdarah, mencuri telur pun percuma.”
“Oh...” Lao Liu menatap dua bayi darah dengan tatapan penuh keserakahan dan kejahatan, membuat dua penyihir Moore senior tak bisa menahan diri menggigil.
“Bagaimana Anda tahu... bahwa kekuatan bayi darah juga bergantung pada jenis monster yang menjadi inang telur?” Kerutan di antara alis Pangeran Benitez menunjukkan kehati-hatian dan kewaspadaan.
“Hehe...” Liu Zhenhan menunjuk sayap daging biru bayi darah.
Yang Mulia Pangeran mengangkat jempolnya.
“Bimon ini tampaknya bisa memahami analogi dari satu contoh.” Penyihir Moore menatap sosok Liu Zhenhan yang menjauh, berbisik pada pangeran.
“Orang ini terlihat bodoh, tapi sebenarnya seperti sarang lebah – setiap pori dipenuhi akal licin.” Otot wajah Pangeran Benitez berkedut: “Kita harus waspada. Jangan sembarangan bicara. Komposisi pasukan kita sudah banyak dia ingat diam-diam. Beberapa hari lalu jumlah penyihir tingkat menengah Moore 32 orang dan magister senior 2 orang juga berhasil dia ketahui dengan licik. Sialan!”
Saat itu pandangan Liu Zhenhan dari kejauhan bertabrakan dengan mata pangeran. Yang Mulia Pangeran memberikan anggukan mesra pada Lao Liu.
Intrik dan persaingan di antara mereka bagaikan celana dalam perawan, semua orang tahu itu ada, tapi tak ada yang berani membuka. Di permukaan, mereka tetap terlihat kompak dan bersatu, setidaknya secara lahiriah masih terlihat akrab. Ketika Liu Zhenhan muncul di atas lembah dengan armada udara yang besar, pertempuran sengit yang buntu di Lembah Tifon, Benua Nuyan masih berlanjut. Para Zhuoer sedang memainkan pola standar serangan-pertahanan bersama milisi Feilengcui.
Pancaran cahaya matahari yang menyebar ke segala penjuru tak bisa mengampuni para Zhuoer di sini. Prajurit Elf Malam yang menguasai "Sihir Siluman Bayangan" jelas memiliki komandan yang kompeten. Namun menggunakan "Siluman Bayangan" untuk melawan "Mata Kebenaran" milik Mo'er dari Bimon Kupu-Kupu di Milisia Feilengcui sama saja dengan bunuh diri. Pasukan udara gabungan yang melayang di atas lembah langsung menyaksikan sekelompok prajurit Bimon garang dengan berbagai lingkaran lagu perang berkilauan keluar dari gua, menghabisi prajurit Zhuoer yang dikelilingi kilat seperti memotong sayur, lalu kembali masuk ke gua dengan gesit. Seluruh proses berlangsung cepat dan efisien, tanpa pergulatan maupun penetrasi dalam, hanya menyisakan mayat-mayat bergeliat di tanah. Xian Sungai dan manusia elang-banteng, satu melakukan serangan jarak jauh, satunya serangan udara ke darat, sama sekali tak mengenai sasaran yang bergerak cepat. Beberapa bilah bulan bergerigi dari Busur Silang Sayap Burung malah tertinggal jauh, karena sifatnya sebagai tembakan penekan bukan penembak jitu - mustahil mengenai milisi Bimon yang bergerak kilat ini, bagai mimpi di siang bolong.
Setelah milisi Bimon kembali ke gua, budak manusia gua yang membawa pengait berlari kecil, berkelompok enam tujuh orang, langsung mengait mayat-mayat Zhuoer ini dan lari kembali. Gerakan mereka sangat terampil, tampaknya ini bukan pertama kalinya melakukan hal seperti ini. Di dalam gua juga tidak ada sihir yang mengejar pengumpul mayat malang ini.
Ibu Pemimpin Youyue'er yang duduk di punggung Chimera berkepala dua nyaris terjatuh dari udara karena amarahnya. Kedatangan pasukan udara gabungan skala besar sempat membuat pasukan Zhuoer sangat bersemangat. Panglima Zhuoer yang awalnya sangat gembira ini berubah muram seperti labu pahit setelah Youyue'er mendarat.
Panglima ini adalah seorang Elf perempuan Malam yang sangat muda. Jika bukan karena tonjolan di dadanya, gender-nya sulit dikenali. Elf perempuan ini memiliki postur atletis yang jauh lebih berotot dan kekar dibanding Elf laki-laki biasa, benar-benar sosok Elf bertipe 'tongkat otot' yang sangat langka. Kelopak dan kulit matanya telah dipotong dengan Ren. Pupil dan titik di antara alisnya ditato dengan bahan tak dikenal membentuk lubang-lubang kecil seperti tato, tersusun rapi di bawah keningnya membentuk pita hitam panjang, bagaikan gerombolan kecebong yang bergerak-gerak, memancarkan kilau jahat yang memualkan. Tatapan matanya seperti semburan racun yang menyengat.
Setelah perkenalan singkat, Liu Zhenhan baru mengetahui bahwa Dark Elf Garlincha yang berpakaian aneh ini adalah "Pemburu Kegelapan Malam", prajurit elf spesial yang dibina sejak kecil di Kuil Dark Elf. Dari delapan kota utama Dark Elf, hanya tiga "Pemburu Kegelapan Malam" yang berhasil dilatih. Posisinya sangat terhormat dalam hierarki Dark Elf, hanya berada di bawah Ibu Pemimpin Dark Elf. Mata sang pemburu bukanlah hasil pencukilan, melainkan mata majemuk yang dibuat sejak lahir menggunakan ramuan kelenjar laba-laba dan kalajengking rahasia. Pengasapan ramuan mistis ini memberi kemampuan khusus yang sangat hebat bagi "Pemburu Kegelapan Malam" yang berhasil bertahan hidup.
Karena "Pemburu Kegelapan Malam" menerima pelatihan strategi dan taktik militer sejak kecil, mereka menjadi komandan militer terbaik di antara Dark Elf. Setiap operasi militer besar-besaran sepenuhnya dikomandoi oleh "Pemburu Kegelapan Malam", sementara para Ibu Pemimpin hanya berperan sebagai pemimpin spiritual dan agama yang jarang terlibat langsung dalam aksi militer.
Hal seperti berteman di pagi hari dan bermusuhan di sore hari bukanlah hal baru. "Pemburu Kegelapan Malam" Garlincha segera kembali tenang. Baru setelah warga Feilengcui dari Lembah Tifon dibawa keluar dari gua oleh tuan tanah Bimon, napas sang pemburu kegelapan itu kembali menjadi tersengal-sengal sebentar.
Putri Benitez terus tersenyum tipis sejak melihat kekacauan di Lembah Tifon. Meskipun para Elf Jatuh tidak memiliki kebiasaan meninggalkan mayat di alam liar, darah beku berwarna merah gelap yang berkelok-kelok di tanah membuktikan betapa besar pengorbanan yang telah dilakukan para Zhuoer ini.
Setelah bertukar basa-basi palsu sebentar, "Pemburu Malam" Galincha mulai menanyakan siapa pemimpin pasukan di gua tersebut. Ketika mengetahui bahwa pemimpinnya adalah Daisy yang lemah gemulai, ekspresi Pemburu Malam ini menjadi agak canggung. Dia jelas memiliki kepercayaan diri yang kuat terhadap kemampuannya sendiri, namun sampai sekarang masih belum bisa memahami mengapa pasukan unggulannya gagal merebut gua di Lembah Tifon ini, terutama ketika musuh sudah diputus pasokan airnya olehnya.
Daisy juga sangat mengagumi taktik lawannya ini. Taktik memutus pasokan air ini benar-benar kejam. Jika bukan karena formasi teleportasi sihir, hampir bisa dipastikan Daisy akan kalah dalam pertempuran ini.
Saling menghargai seperti ini sebenarnya merupakan ciri umum dari para panglima kedua belah pihak. Ketika kedua pihak bertemu dengan lawan yang seimbang, perang di mata kedua komandan hanyalah sebuah permainan catur. Yang dipertaruhkan hanyalah kecerdasan kedua belah pihak, nyawa manusia bagi mereka hanyalah angka belaka - tidak sempat dan tidak akan dipertimbangkan, yang terpenting hanyalah hasil akhir.
Ruoerna membawa sebuah bola kristal yang dibuat dari Kristal Di Wei, setelah Master Ottega mengisi daya sihir api, dia menunjukkan kepada Liu Zhenhan pertempuran yang terjadi di lembah lava sejak kepergiannya.
"Pemburu Gelap Malam" ini benar-benar seorang panglima dengan taktik tak terduga. Setelah strategi memutus pasokan air gagal memberikan keuntungan seperti yang dibayangkan, dia merancang tipu muslihat dengan meninggalkan kura-kura kayu raksasa dan pura-pura mundur. Kura-kura kayu raksasa itu, yang terekam dalam Kristal Di Wei, menunjukkan ukuran megahnya sebelum dihancurkan. Kura-kura setinggi sekitar 10 meter ini dibuat dari papan pohon tanpa daun bawah tanah, tubuhnya megah seperti bukit kecil. Meski dibuat terburu-buru, tetap menunjukkan gaya estetika khas elf, bahkan kedua bola matanya yang besar dipahat dari batu gerinda hingga bulat sempurna dan sangat hidup.
Dalam sejarah perang Benua Aigean, pasukan manusia pernah menciptakan strategi "Kuda Kayu Penghancur Kota". Mereka menggunakan perut kosong kuda kayu raksasa sebagai gua persembunyian pasukan, menyembunyikan pasukan besar, lalu pasukan utama pura-pura mundur. Ketika musuh bodoh menyeret kuda kayu ini sebagai rampasan perang ke kota, pasukan yang bersembunyi tiba-tiba menyerang dari dalam dan luar.
Strategi "Kura-kura Kayu" Zhuoer ini jelas memiliki konsep dan ide yang serupa dengan strategi "Kuda Kayu Penghancur Kota" manusia.
“Pemburu Gelap Malam” Galinka selalu mencari nafkah di dunia bawah tanah. Bangsa Dark Elf yang diasingkan selama lebih dari sepuluh ribu tahun tentu tidak mengetahui catatan sejarah perang di dunia permukaan. "Rencana Kura-kura Kayu" ini jelas hanya merupakan ilham mendadak dari "kecerdikannya yang terlahir alami", tanpa menyadari bahwa tipu muslihat semacam ini telah lama menjadi materi kurikulum rutin di akademi militer berbagai kekaisaran manusia. Bahkan di Akademi Militer Kerajaan Bimeng yang lebih sederhana, strategi perang semacam ini sudah diulas sampai habis.
Taktik ini tentu lebih tersembunyi dan mudah digunakan bagi Elf Malam yang telah memperoleh kemampuan "Lenyap Bayangan", sekaligus sangat kreatif. Sayangnya "Kuda Kayu yang baik hanya bisa digunakan sekali". Di mata Daisy yang pernah menyaksikan contoh pertempuran serupa, strategi ini jelas merupakan rencana yang agak konyol dan kekanak-kanakan, sehingga kekalahan telak yang dialami pun wajar terjadi.
Rangkaian gambar yang direkam oleh bola kristal Di Wei benar-benar menakjubkan. Latar belakang yang ditampilkan oleh kekuatan elemen api juga sepenuhnya mencerminkan nuansa berdarah dari peperangan. Liu Zhenhan merasa bahwa "Siaran Langsung Di Wei" ini jauh lebih menarik daripada film. Selain nyata, juga penuh kekerasan berdarah, sangat sesuai dengan selera estetika bajingan jahat seperti Lao Liu ini.
"Benda ini bisa disimpan nggak?" Liu Zhenhan berbisik pada Ruoerna.
“Bisa disimpan terpisah menggunakan bola kristal, atau membuat kartu kristal berukiran formasi penyimpanan dengan kombinasi kristal sihir dan Kristal Di Wei. Dengan cara itu, bola Kristal Di Wei tidak perlu menghapus rekaman lama untuk merekam adegan baru.” Nana jelas-jelas sudah menebak niat licik Lao Liu: "Rangkaian adegan pertempuran berharga ini bisa diputar sesekali untuk hiburan."
Gagasan Lao Liu tidak berhenti di situ. Ia juga berniat menggunakan "rekaman langsung Di Wei" ini untuk membuka bioskop dan mencari untung. Di era yang sangat minim hiburan, kehadiran teknologi seperti ini pasti akan memberikan efek mengejutkan yang tak terbayangkan bagi orang-orang tanpa pengalaman serupa. Liu Zhenhan takkan pernah lupa kegembiraan luar biasa saat pertama kali menonton "Lenin di Tahun 1918". Saat itulah ia baru tahu Kamerad Lenin juga dipanggil "Vladimir", pengawal pribadinya bernama "Vasily". Kalimat legendaris "Biarkan Kamerad Lenin lewat dulu" dan "Dia sudah tidak batuk lagi" masih terasa manis di mulut Lao Liu hingga kini.
Mungkin esensi sihir sebenarnya bukan untuk perang, melainkan justru untuk keperluan seperti inilah yang benar? Begitu pikiran ini muncul, Liu Zhenhan tiba-tiba merasa citra dirinya membesar dan menjadi sempurna, bagai pahlawan penuh welas asih dalam legenda.
Faktanya memang demikian. Awalnya masih ada sedikit kecanggungan dari pemburu gelap malam Garrincha dan prajurit Zhuoer. Namun setelah menonton "Divi Shikuang" beberapa saat, mereka sepenuhnya larut dalam kekaguman, bahkan lupa bahwa yang terbakar dalam lautan api di layar adalah rekan seperjuangan mereka sendiri. Saat prajurit Elephanten mengayunkan pedang besar nan dingin menyabet cakar kalajengking Zhuoer yang bermutasi, saat Master Ottega mengeluarkan sihir "Lautan Api" yang membakar kura-kura kayu hingga berderak, saat lembing prajurit Panda dan pisau melengkung Gurkha prajurit Kijang menyambar manusia elang-banteng di langit hingga bulu beterbangan, sorotan takjub bergemuruh di lokasi.
Sedangkan pose klasik Jenderal Pan - terus mengunyah serpihan bambu di mulut - detail kecil ini juga tanpa sadar ditiru banyak Zhuoer. Meski mulut mereka hanya berliur, tetap berpura-pura mengunyah serpihan bambu yang tak ada.
Karena urgensi rencana berburu iblis, siaran "Divi Shikuang" ini terpaksa diputus paksa oleh Liu Zhenhan sebelum tayang lama. Hal ini memicu ketidakpuasan massal penonton, siulan dan makian bergemuruh bak gelombang, hampir saja terjadi kerusuhan.
Bahkan Guo Guo juga menempelkan pantatnya dan menarik Lao Liu, merengek dengan ingus dan air mata, bersikeras ingin menonton. Katyusha bahkan menggigit paha Lao Liu hingga wajah kecilnya memerah. Saat Gatanie melepaskannya, terlihat jejak gigi rapi di kaki Lao Liu.
Yang membuat Liu Zhenhan semakin terkejut adalah hampir semua pejabat tinggi, baik dari faksi Elf Jatuh maupun Feilengcui, secara bulat memutuskan untuk menunggu tayangan "Rekaman Di Wei" selesai sebelum berburu Flame Demon bersayap enam dan Penguasa Api. Hal ini membuat Lao Liu hampir 'melepas mata'-nya (terkejut berat). Masalah sepenting ini ditunda hanya karena rekaman perang, sama sekali tak terbayangkan olehnya. Gaya diktatornya yang biasa justru runtuh oleh "Rekaman Di Wei" kecil ini, benar-benar ajaib.
Untungnya pasokan kekuatan magis untuk Kristal Di Wei tidak terlalu banyak, dan bisa dipenuhi dengan kristal sihir. Akhirnya Lao Liu terpaksa mengiyakan usulan ini sambil menutup hidung (tidak rela).
Antusiasme penonton melampaui perkiraan Lao Liu. Setelah menonton "Rekaman Di Wei" selama dua jam, semangat mereka belum juga mereda. Terpaksa diputar ulang kedua kali, hingga akhirnya menghabiskan waktu sehari penuh dengan sepuluh kali putaran "Kura-kura Kayu Membantai Kota Malah Terbantai". Menurut perkiraan konservatif, setiap orang menonton minimal tiga kali, sementara yang tak tidur bahkan begadang semalaman menyaksikan tayangan ini.
Ini adalah pertempuran yang tidak terlalu sengit. Lao Liu dalam hati menduga, jika rekaman langsung Pertahanan Feilengcui dulu diputar, para kru ini pasti akan menontonnya 100 kali tanpa makan, minum, atau ke kamar kecil! Tapi ini juga ada manfaatnya, setidaknya ketegangan sebelum Operasi Pemburu Iblis berhasil diredam oleh siaran langsung ini. Perhatian semua orang dialihkan ke hal yang tidak berhubungan.
Dalam perjalanan menuju Rawa Garam Neraka milik Penguasa Api, hampir semua orang membahas adegan siaran langsung kemarin. Bahkan Ning Yu yang biasanya tenang ikut berdebat sengit dengan beberapa nyonya bos tentang siapa yang paling keren. Pertarungan berbahaya dalam ritual kemerosotan karangan Liu Zhenhan pun gagal menarik perhatian mereka, membuat Liu Zhenhan hampir mati frustrasi.
Ekspresi O'Neill si Kuda Nil yang menggigit kuntum cerutu (yang tak pernah dinyalakan selama bertahun-tahun) dan raut dingin Gud yang mengunyah serpihan bambu, disepakati sebagai yang paling keren dan stylish. "Bayam musim gugur" berintensitas tinggi bertebaran di sekitar dua pria tampan ini. Senang sekaligus tertekan, O'Neill mempertahankan image publiknya dengan wajah masam sepanjang hari.
Operasi perburuan iblis kali ini, karena harus menghadapi Penguasa Api yang terletak di rawa garam neraka 300 li barat lembah lava — makhluk kuat yang tidak bisa terbang — untuk mengantisipasi pasukan monster mengerikan di bawah komando Penguasa Api, seluruh pasukan Zhuoer sebanyak 20.000 orang dikerahkan ke rawa neraka. Ini termasuk pasukan udara sebanyak 5.800 orang, ditambah 11.000 pasukan udara Moore. Hampir semua orang membicarakan siaran "Dimensional Live" yang spektakuler.
Liu Zhenhan juga menggunakan kesempatan untuk menyampaikan sikapnya kepada Pangeran Moore dan Ibu Pemimpin Zhuoer. Sebagai pasukan pendukung, anak buahnya hanya akan membantu tugas-tugas kecil, tidak mungkin bertarung mempertaruhkan nyawa. Jika situasi memburuk, Zhuoer dan Moore bisa memanggil Naga Hitam Neraka dan Tiran Mata Jahat untuk membantu. Proposal ini dianggap masuk akal oleh para Elf Jatuh yang egois.
Bab CLX Menghasilkan Keuntungan Besar Secara Diam-diam
Rawa garam neraka benar-benar bukan tempat tinggal yang ramah. Depan rawa dipotong oleh dua gunung berapi mati raksasa membentuk pintu masuk lebar. Area masuk berupa cekungan tanah rendah. Dari lereng dengan ketinggian 5-6 meter, rawa terlihat merah tua pekat. Sebuah "matahari bawah tanah" kesepian dihuni sekelompok "burung emas" yang terpencil. Angin dingin meliuk-liuk melewati celah sempit pegunungan, bagaikan nyanyian arwah kelaparan yang merindukan kampung halaman pada hari ketujuh kematian.
Sebuah gundukan tulang belulang sebesar gunung di pintu masuk rawa membuktikan betapa mengerikannya Penguasa Api ini. Sebagian besar tulang dalam gundukan ini berasal dari manusia gua bertubuh pendek, dengan beberapa kerangka besar dan kokoh terselip di antaranya. Tengkorak-tengkorak yang tidak lengkap disusun membentuk bukit kecil yang simetris. Angin yang melewati rongga wajah tengkorak menghasilkan suara erangan "uuu..." yang panjang, sementara api fosfor beterbangan seperti kunang-kunang di ruang gelap, cahaya pucatnya membuat seluruh area terasa semakin angker. Di Benua Nuyan, hampir tidak ada makhluk yang berani memasuki tempat ini - bahkan Raksasa Typhoon yang perkasa sekalipun. Penguasa Api adalah satu-satunya Raja di sini, memimpin pasukan Monster dan makhluk api tak terhitung jumlahnya di Rawa Garam Neraka. Seperti para Elf Jatuh, Penguasa Api kerap mengirim pasukan besar untuk memetik manfaat keluar dari rawa mencari persembahan hidup segar. Hanya sedikit makhluk di Benua Nuyan yang bisa bertahan dari serangan pasukannya. Reruntuhan di gundukan tengkorak ini tak lain adalah persembahan hidup yang dicari oleh pasukan Monster Sang Penguasa Api.
Rupa-rupa monster aneh yang tak terhitung jumlahnya bergerak di wilayah gelap, memberikan penjelasan yang lebih langsung pada rawa garam hangus ini, sekaligus menancapkan cap asli sebagai tempat pembantaian dan kematian. Di dalam rawa yang membentang ribuan li, selain gunung berapi kerdil berbentuk kerucut, terdapat cairan lava setengah cangkang dan setengah mengalir. Lempengan batuan hitam yang luas terapung-apung di atas lava. Rumput lentera Ruosha—satu-satunya tumbuhan yang tumbuh di sini—menyembunyikan berkas-berkas cahaya merah hantu dalam bulir-bulir seperti ekor tupai yang menyembul dari daunnya, membuat merah gelap menjadi warna dominan satu-satunya di sini. Gelembung-gelembung mendidih yang "gudug-gudug" dan asap hitam beraroma kematian yang sesekali muncul dari permukaan rawa menjadi satu-satunya hiasan. Aliran lava yang terus bergolak sesekali meledakkan kobaran api yang menjulang ke langit, menghiasi langit hitam dengan lapisan tipis kristal garam sebelum berhamburan dengan suara gemeretak. Selain panas membara, kristal garam ini juga memiliki daya korosi yang sangat kuat, bahkan sedikit saja menghirupnya bisa membuat orang limbung.
Jika sebelumnya, ikut serta dalam operasi pembantaian monster ini pasti membuat siapa pun merasa cemas, tapi hari ini jelas merupakan pengecualian. Adegan perang berdarah-darah membuat darah para penonton ini mendidih, seluruh tubuh dipenuhi darah tempur yang menggelegak, seolah-olah telah melakukan mobilisasi pra-perang terbaik. Dada setiap prajurit terasa sesak, menantikan untuk menebas atau ditebas.
Para Prajurit Kijang yang baik hati dan jujur tidak asing dengan tempat ini. Mereka pernah ingin menghancurkan Penguasa Api yang jahat dan biadab ini, karena setiap tahun penjelajah bawah tanah sebagian besar binasa di tangan pasukan berburu Penguasa Api, bukan di bawah pedang kelompok kepulangan Elf Jatuh. Sayangnya mereka terlalu melebih-lebihkan kemampuan sendiri. Kekuatan mereka hanya cukup untuk berhadapan sebentar dengan pasukan berburu Penguasa Api. Masuk ke rawa garam neraka yang mendidih dan berhadapan langsung dengan Penguasa Api jahat ini, kualifikasi itu belum mereka miliki. Raksasa Typhoon memang bisa masuk dengan leluasa ke rawa garam ini, tapi sekuat apa pun mereka tidak akan begitu sombong untuk menganggap diri mampu melawan banyak monster dan makhluk aneh di sini, apalagi ditambah dengan seorang Penguasa Api.
Rombongan pertama yang menyambut pasukan Elf adalah monster lava Batiz dan ikan api dalam jumlah tak terhitung. Bagi makhluk berintelejensi rendah di Rawa Garam Terbakar ini, pertempuran hampir menjadi satu-satunya naluri. Sejak detik pertama pengintai Elf tiba hingga seluruh pasukan mendekat, monster-monster tak kenal takut ini terus mengganggu tanpa henti. Sihir serangan yang memenuhi langit serta taring dan cakar yang menerjang menjadi satu-satunya melodi dominan di tempat ini.
Reaksi pertama Daisy dan Ruoerna adalah merekam pemandangan spektakuler ini menggunakan bola kristal Di Wei.
Pertempuran berlangsung dengan kekejaman yang luar biasa. Jumlah monster ini benar-benar mencengangkan. Setelah diorganisir oleh Penguasa Api menjadi pasukan terlatih sederhana, kemampuan tempur mereka meningkat drastis. Meski serangan mereka kacau dan tanpa pola, dengan mengandalkan keberanian dan kemampuan tempur superior, "pasukan dadakan" ini berhasil menimbulkan korban ratusan jiwa di pihak Elf Jatuh pada hari pertama. Meski jumlah korban di pihak monster mungkin sepuluh kali lipat, semakin lama pertempuran berlangsung, Elf Jatuh semakin merasa resah karena konsentrasi musuh tampak semakin padat.
"Pemburu Malam" Galinca menunjukkan kemampuan komando yang tak perlu diragukan. Selain mengatur pasukan serangan frontal yang menggoda musuh secara bertahap, regu-regu kecil pasukan udara juga disebarkannya dari segala penjuru. Konon di kedalaman Rawa Garam Hangus terdapat Makam Sihir, tempat bersemayam Penguasa Api - monster yang menyerap kekuatan api dan amuk selama bertahun-tahun. Hanya dengan menyerbu Makam Sihir di jantung rawa yang membara, kita bisa memancing kemarahan Penguasa Api untuk bertarung dan mencapai kemenangan cepat.
Masalahnya, tak seorang pun tahu lokasi pasti Makam Sihir ini. Para Elf Jatuh memang tak pernah mengusik keberadaan kuat yang tak mengganggu mereka. Sementara prajurit Kijang yang mengetahui sedikit informasi, di bawah perintah Liu Zhenhan, menutup mulut rapat-rapat. Alhasil, pasukan gabungan Elf Jatuh terpaksa menggunakan taktik penyisiran seperti mencari jarum di tumpukan jerami, mengulang pencarian berulang kali. Untungnya jumlah pasukan udara yang dikerahkan cukup banyak, sehingga masih ada harapan untuk menemukannya.
Liu Zhenhan tidak punya permintaan lain, hanya berulang kali mengingatkan para elf yang ikut bertempur bahwa serangan mematikan pada Penguasa Api harus dia yang menyelesaikan. Permintaan ini hampir membuat dua penyihir Moore mati karena penghinaan dalam hati. Hanya lawan yang dibunuh sendiri yang bisa menyerap kekuatan elemen dari darahnya. Bahkan sekadar membayangkan bisa menyerap kekuatan magis dari darah Penguasa Api saja sudah membuat kedua penyihir Moore ini gila kegirangan. Meskipun keduanya sudah menjadi Magister Senior, kemampuan serap kekuatan magis mereka jauh tidak secepat penyihir junior yang seperti spons menyerap air. Namun menyerap kekuatan magis dari seorang Penguasa Api tetap mengerikan, setidaknya bisa naik satu level pasti tidak masalah. Baik untuk kepentingan umum maupun pribadi, mana mungkin mereka memberikan kesempatan pada tuan tanah Bimon ini untuk mengganti roh cincin di "Cincin Tuan Tanah Kematian" miliknya dengan penghuni baru? Kesempatan untuk menyerbu monster tingkat super dengan pasukan besar seperti ini mungkin hanya datang sekali seumur hidup. Jika tidak diambil sekarang, bukankah itu tindakan bodoh?
Sejak pertempuran dimulai, pikiran licik seperti ini tidak pernah berhenti berkecamuk di kepala beberapa bajingan ini. Mereka semua membelalakkan mata menunggu kemunculan Penguasa Api, seolah-olah Penguasa Api adalah hewan Luo Sha yang siap disembelih dan bisa ditangkap dengan mudah.
Setengah hari kemudian, seiring gunungan mayat monster di Rawa Garam Terbakar dan semakin garangnya pasukan gabungan Elf Jatuh, monster tingkat tinggi "Ular Api Bersayap" pun mulai muncul. Monster kelas atas sepanjang 10 meter ini memiliki sepasang sayap berbentuk api, melepaskan sihir dengan cepat dan kejam. Gigitannya juga menyebarkan racun api. Meski jumlahnya hanya belasan ekor, kecepatan terbang secepat kilat dan serangan magisnya membuat para manusia elang-banteng yang bertarung di udara kewalahan. Pendeta Elf yang mengendarai harimau putih terus-menerus menyemburkan sihir penyembuhan untuk membantu pasukan elang-banteng. Geruin Tuan Tanah Pasang Surut sebagai pasukan bantuan kembali menggunakan kemampuan andalannya "Sihir Kabur", diam-diam menyelinap mendekati medan perang untuk melumpuhkan ular bersayap dengan kait ekor beracunnya lalu menggigitnya. Sebagai monster tingkat tinggi, serangan magis Ular Api Bersayap memang tak main-main, Geruin jelas tak mau membantu sepenuh hati, hanya ingin pukul-memukul saja. Saat ada Ular Api Bersayap terluka parah terbang lewat, sesekali Geruin pura-pura gagah berani.
Di tanah, Lao Liu dan Daisy bersama para milisi berdiri, sesekali bertukar pandangan tentang situasi pertempuran. Mereka merekam dengan penuh semangat kelemahan pasukan Elf Jatuh ini menggunakan Kristal Di Wei untuk dipelajari sebagai arsip di masa depan.
Yitiao juga licik dan licik, sambil membawa Guo Guo dan Katyusha di punggungnya, ia terus terbang mengelilingi medan perang. Tidak mau bertarung sama sekali, hanya fokus merampas bangkai ular api berbulu. Siapa pun yang menghalangi jalannya langsung dihajar dengan Tongkat Taring Serigala. Yitiao sangat menyukai ular, hal ini berbanding terbalik dengan Geryon yang hobi memakan kepala. Sedangkan Guo Guo dan Katyusha, dua xiao chusheng ini memiliki selera buruk yang sama dengan Liu Zhenhan: sama-sama gemar mengumpulkan kristal sihir, bedanya satu suka memberikannya ke Liu Zhenhan, satunya lagi suka menyerahkan ke Gatanie.
Harta membangkitkan keserakahan. Sejak munculnya ular api berbulu kelas tinggi, dua Magister Senior Blood Elf mulai turun tangan. Bayi darah yang mereka tunggangi bisa terbang dan resistensi magisnya jauh melebihi kelelawar raksasa. Sihir darah tingkat tinggi mereka juga jauh lebih ganas dibanding sihir darah yang pernah Liu Zhenhan lihat di Lembah Api sebelumnya. Setiap "Pisau Bayangan Darah" tidak hanya melukai tapi juga memiliki efek menghisap darah. Dengan bantuan bayi darah yang bertahan dan sesekali menyerang balik, dua penyihir ini memiliki kekuatan tempur setara empat penyihir. Jalan pintas ilmu hitam yang terkorupsi memang benar-benar mematikan bila dikuasai.
Dua Magister Senior Moore masing-masing membawa sepasukan Ksatria Kelelawar Raksasa elit secara tak bermoral mengepung seekor Ular Api Berbulu. Dalam sekejap, dua Ular Api Berbulu tersebut berhasil dipukul mundur secara berurutan karena luka berat. Dua Magister Senior Blood Elf bersama prajurit Pengawal mereka justru bertindak tak biasa, mengorbankan diri mengejar Ular Api Berbulu hingga masuk ke dalam Rawa Garam Terbakar.
Master Ottega dari Feilengcui mengernyitkan alisnya berulang kali, sesekali bertukar pandang dengan tuan tanah. Bayi darah di bawah kendali kedua penyihir ini bukan sekadar memiliki separuh kekuatan tempur sang penyihir. Serangan magis bayi darah ini jelas mengandung peningkatan sihir petir yang bercampur dengan sihir darah, menciptakan efek percikan campuran. Meskipun efek tempurnya tidak sampai menakutkan, temuan ini tetaplah luar biasa - di dunia permukaan Benua Aigean, selain Penyihir Kota Suci Qiao, belum ada penyihir yang mampu menciptakan serangan magis campuran dwi-unsur tanpa peralatan magis. Fakta bahwa dua "anak kecil" ini bisa melakukannya benar-benar mengagumkan.
Liu Zhenhan menjelaskan kepada Otga dan beberapa penyihir Feilengcui lainnya tentang apa itu bayi darah dari penyihir garis darah. Liu Zhenhan telah lama mengetahui bahwa kekuatan bayi darah juga tergantung pada kekuatan telur monster yang menjadi inangnya. Efek percikan campuran sihir ini sebenarnya adalah naluri magis bawaan dari embrio monster yang tertinggal dalam tubuh bayi darah setelah telur monster dikembangkan melalui metode pengembangbiakan darah. Naluri magis bawaan dan potensi darah yang diperoleh kemudian secara alami menyatu, sehingga menciptakan efek sihir campuran ini.
Master Ottega bisa menerima hipotesis ini. Bayi darah terbentuk melalui pengembangbiakan darah dan penetasan kemudian, dengan bentuk tubuh monster yang berubah menjadi penampakan seperti bayi. Bayi darah dari dua penyihir Moore masih memiliki sepasang sayap daging bersisik, yang jelas masih mempertahankan sebagian bakat monster. Bagaimana mungkin mereka akan sepenuhnya meninggalkan kemampuan magis bawaan mereka?
Sihir dekaden tetaplah sihir dekaden. Sihir jahat ini mengambil jalan pintas. Meskipun tingkat kesulitan naik level tinggi N kali lebih sulit dibanding penyihir biasa, dan kekuatan sihirnya jauh lebih lemah, tetapi jalan pintas tetaplah jalan pintas. Tidak hanya mudah dikuasai, penyihir senior yang memiliki bayi darah hampir setara dengan imam Bemon dalam berperang dengan bantuan pasukan. Begitu mencapai level magister sihir atau archmagister - tingkatan penyihir tinggi - kekuatannya benar-benar mengalami konsep pembalikan total dibanding level menengah-tinggi. Sekalipun kalah dibanding sihir biasa, dengan satu lawan dua, siapa berani meremehkan?
Lao Liu dan Master Ottega menghela napas lega mengetahui hanya ada dua magister senior di antara ras Moore. Bagaimanapun, hanya penyihir senior Moore yang mampu membiakkan bayi darah. Dari 800 penyihir Moore, sebagian besar hanya berjabatan magang di serikat, kekuatannya setara calon penyihir atau magang sihir biasa. Adapun penyihir menengah Moore yang berpotensi naik ke level senior, jumlahnya kini hanya 32 orang. Jumlah bayi darah yang bisa dipelihara dengan jelas menunjukkan kesulitan naik level sihir darah. Semua rahasia telah dikuasai Lao Liu, apa lagi yang perlu ditakutkan?
Setelah dua Magister Senior Moore kembali dari kedalaman rawa, tangan mereka dan para prajurit pengikut kini memegang lebih dari selusin telur tipis berwarna merah menyala seukuran labu. Perjalanan ke dalam rawa ini tampaknya tidak mudah - separuh lebih Ksatria Kelelawar yang menyertai dua penyihir Moore tidak kembali terbang.
"Apakah Bayi Darah bisa diganti dengan yang lebih kuat? Atau mungkin ini cadangan untuk Magister Senior Moore lainnya? Tapi tidak mungkin. Kemajuan tingkat menengah-tinggi mereka adalah hambatan besar, mana mungkin mudah dilewati?" Master Ottega bertanya dengan suara direndahkan pada sang bos.
Telur merah tipis ini hanyalah hasil merampas telur ular dari sarang Ular Berapi Berbulu. Dua penyihir Moore mau mengambil risiko masuk rawa pasti karena nilainya yang tinggi. Bawah tanah berbeda dengan permukaan - monster terbang di sini terbatas jenisnya karena pengaruh alam, yang memiliki kekuatan tempur hebat semakin langka, dan monster terbang bertelur hanya ada beberapa jenis. Kecurigaan Master Ottega memang beralasan.
"Pemberian darah kedua untuk Bayi Darah memang mungkin, tapi hanya saat Bayi Darah mati atau naik tingkat lagi," Liu Zhenhan juga berbisik pada Master Ottega: "Jika Bayi Darah gugur, konsekuensinya parah - penyihir induknya bisa kehilangan setengah nyawa, mengalami degenerasi kekuatan magis serius, bahkan mungkin turun dua tingkat."
Dari Empat Pengawal Utama yang mengelilingi bos, selain Nedved, ketiga lainnya secara serentak memutar mata dengan ekspresi aneh. Mereka bertanya-tanya dalam hati, bagaimana mungkin bos tahu rahasia internal para penyihir Blood Elf ini? Iverson semakin bingung, bos yang jelas-jelas adalah orang kasar bertipe buta huruf ini, baru beberapa hari tiba di bawah tanah, bagaimana bisa mengetahui informasi tentang Raksasa Typhoon yang bahkan dirinya dan para Elf Jatuh tidak ketahui setelah bertahun-tahun berperani, seolah-olah bos menghafalnya seperti harta karun?
Pertempuran sengit di pintu masuk rawa garam hangus semakin memanas, raungan kemarahan kering yang membara bergema dari kegelapan di kejauhan, sepasang mata merah menyala seperti lentera tampak samar-samar dalam kegelapan.
"Dari suaranya sepertinya Iblis Baator datang!" teriak Prajurit Kijang Duncan dengan wajah berubah pucat, berteriak sekuat tenaga.
"Salah!" bantah sambil menempelkan telinga ke tanah, lalu melompat sambil berteriak, "Selain Iblis Baator, ada sepuluh Raksasa Baju Es juga!"
"Ngibul macam apa ini!" Liu Zhenhan hampir saja menendang si licik ini dengan jejak sepatunya.
"Jawabannya tidak besar, tapi suaranya sangat khas Raksasa Typhoon." Suara kerasnya bahkan terdengar oleh para Elf Jatuh yang berada jauh, setiap Elf Jatuh tertawa terbahak-bahak, bahkan Pangeran Benitez yang biasanya anggun pun tidak tahan mengeluarkan suara "hah" sambil berpikir: Kurcaci ini terlalu lucu, mana mungkin raksasa es dari permukaan datang ke bawah tanah, benar-benar lelucon konyol.
"Ini raksasa garam es, sejenis Raksasa Baju Es juga." Kata Aiverson dengan suara kecil yang hanya bisa didengar Liu Zhenhan.
"Demi Dewa Perang! Di antara mereka ada Orang-orang Banteng Yimir!" Duncan mendengar suara lenguhan sapi samar tertiup angin, wajahnya berubah pucat dan memerah bergantian.
"Orang-orang Banteng Yimir? Ada Prajurit Berbual jenis itu?" Liu Zhenhan tertegun.
Meski tidak mendengar diskusi para sampah masyarakat Feilengcui yang sengaja mengecilkan suara, juga belum pernah berurusan dengan makhluk kuat Rawa Garam Terbakar, para Elf Jatuh tidak lengah. Iblis Baator di bawah tanah termasuk monster yang termasyhur, dijuluki pasukan pengawal pribadi Penguasa Api. Setiap kali pasukan Penguasa Api bergerak, Iblis Baator selalu memimpin serbuan melanda daratan, menangkap banyak korban hidup untuk dinikmati Sang Penguasa Api. Sebagai komandan Zhuoer, "Pemburu Malam Gelap" Garrincha tidak berani lengah. Sejumlah besar Xian Sungai diatur ulang konfigurasi tembakannya olehnya, membangun garis tembak silang, sebisa mungkin menghindari sudut tembak "sinar gamma" yang dipengaruhi dua gunung berapi mati raksasa. Untuk memperluas pandangan, seluruh posisi dimajukan. Bukit tengkorak di area terdepan juga diratakan bagai dibajak, pasukan elit Zhuoer yaitu Zhuoer Kalajengking dan 200 Penjaga Hutan Lebat dari pasukan pengawal pribadi Ibu Pemimpin semuanya ditempatkan di garis depan.
Karena pasukan pengawal pribadi sudah bergerak, membuktikan kemungkinan Penguasa Api terbangunkan oleh gangguan pasukan kecil prajurit elang-sapi, mungkin pertempuran pamungkas sudah di depan mata. Seluruh angkatan udara Elf siaga penuh, menarik garis depan ke langit atas lingkaran dalam rawa. Meski rawa magma tidak memungkinkan serangan infanteri mendalam, selama bisa bertahan dari gelombang ini dan memancing keluar Sang Penguasa Api, itu sudah merupakan keberhasilan besar.
"Lagipula sampai sekarang, Elf Jatuh masih menyimpan trik rahasia yang belum digunakan. Empat unit Busur Silang Sayap Burung yang dibawa pasukan ekspedisi telah dipasang di posisi di punggung gunung berapi. Resimen Ksatria Kelelawar Raksasa dan 800 Ksatria Chimera Berkepala Dua juga sudah siap siaga. 1.800 pasukan udara elit akan menyerbu sekaligus - kecuali tiba-tiba tumbuh sayap, Penguasa Api tidak mungkin lolos."
"Ayo kita mundur ke belakang." Liu Zhenhan tersenyum lebar sambil melambai ke Milisia Feilengcui di sampingnya.
Derap kaki berat menggema di antara dentuman lava yang menyembur. Siluet mengerikan Bato Demon bertanduk melingkar dan Raksasa Salju Berlapis Garam yang perkasa muncul dari kegelapan. Di belakang mereka terlihat punggung-punggung prajurit Bimon berkepala sapi yang kekar. Semua prajurit Elf menatap tegang ke depan, menggenggam senjata sambil menelan ludah dengan susah payah.
Liu Zhenhan bersama sekelompok besar milisi berdiri di lereng yang berjarak ratusan yard, memandang medan perang dari atas. Ruoerna dan Daisy masing-masing memegang Kristal Di Wei, merekam dari dua sudut berbeda pertempuran besar yang akan segera dimulai.
Dua Penyihir Blood Elf dan sekitar dua puluh Penyihir Zhuoer berada tak jauh dari bawah lereng. Gelombang demi gelombang Budak Kegelapan, Prajurit Tulang, dan Ksatria Hitam terus ditambahkan ke barisan tameng hidup di garis depan melalui mantra sihir para penyihir Zhuoer.
“Hantu malam yang gelap, kabulkanlah panggilanku, bentangkan keindahan kekuatan dan jiwa dalam kegelapan ini, bawakanlah hasrat keabadian dan kejayaan kekal sebagai kejutan istimewa bagiku…” Liu Zhenhan mengikuti nyanyian sihir para Zhuoer itu sambil menggeleng-gelengkan kepala dan bergumam.
“Kau ternyata menguasai Bahasa Elf Kuno?” Daisy dan Ruoerna membelalakkan mata indah mereka, tangan mereka gemetar hampir menjatuhkan bola kristal Di Wei ke lantai.
“Aku sudah menjadi Elf asing yang terhormat.” Lao Liu tersenyum lebar: “Setelah menjadi ‘Penjaga Malam’, seseorang akan mendapatkan bakat sepele yaitu warisan Bahasa Elf Kuno – lagipula aku bisa dianggap sebagai perwujudan darat setengah dewi Ratu Laba-laba Lolth. Bagaimana mungkin aku menyebarkan kemuliaan Lolth kepada para Zhuoer tanpa menggunakan Bahasa Elf?”
Para nyonya bos sekalipun berpengalaman luas, mustahil membayangkan bahwa ritual kemerosotan bawah tanah sebenarnya adalah pengorbanan fisik Richard. Tentu saja mereka juga tak tahu hadiah Penjaga di balik ritual ini. Wanita yang sedang jatuh cinta memang naif, mereka polos percaya perkataan Richard bahwa menjadi Penjaga hanya perlu bertarung melawan beberapa Abdi Dewata kuat Lolth dan melewati rintangan.
"Penjaga Malam" memiliki dua bonus sihir bawaan yaitu "Jaring Laba-laba" dan "Serangan Bayangan" yang sebenarnya bukan kemampuan sihir yang terlalu Berbual B, tapi sudah membuat beberapa nyonya bos bahagia cukup lama. Kini terungkap bahwa Richard mewarisi dan menguasai kemampuan langka Bahasa Elf Kuno, bagaimana mungkin para nyonya bos ini tidak sampai copot gigi peraknya! Bagi Bimon lain, mewarisi Bahasa Elf Kuno mungkin tidak seberguna mewarisi sihir menyimpang seperti "Menangkap Angin dan Menangkap Bayangan", namun bagi seorang Imam Bemon, manfaat kemampuan langka ini jelas sangat besar. Sebab dalam lagu perang para Imam Bemon, nada penutup selalu menggunakan Bahasa Elf Kuno atau Bahasa Naga. Penguasaan terhadap Bahasa Elf Kuno yang rumit ini, baik dalam mengajar murid maupun latihan diri, memberikan efek peningkatan yang luar biasa.
Latihan diri bagi Liu Zhenhan jelas seperti harapan di tengah ladang. Keberadaan "Kutukan Pengorbanan Darah" telah memutuskan segala kemungkinan kemajuan lebih lanjut dalam lagu perang. Membimbing orang lain tentu masih mungkin, tidak hanya dalam lagu perang, bahkan bagian tertentu skala nada sihir juga memiliki keterbatasan serupa. Jadi kemunculan bos yang menguasai Bahasa Elf Kuno, meski tak bisa langsung mengangkat para pendeta dan penyihir Feilengcui beberapa tingkat, setidaknya memberi harapan untuk peningkatan. Alasan ini saja sudah membuat semua orang merasa manis dari ujung rambut sampai kaki.
Suasana riang langsung diredam oleh Liu Zhenhan. Hal ini tentu tak boleh diketahui para Elf Jatuh. Contoh sukses ritual kemerosotan oleh Dark Elf dalam sejarah tidak pernah ada. Bahkan Dark Elf sendiri mungkin tak sepenuh hati mengalami ritual seperti Liu Zhenhan yang bisa merasakan manfaatnya. Mungkin Ratu Laba-laba Lolth tak menyangka ada yang benar-benar bisa menyelesaikan ritual mustahil ini! Atau lebih tak terduga lagi, seorang Imam Bemon yang terkenal lemah fisik di seluruh benua bisa melakukan hal ini. Hadiah kecil dari Penjaga ini, jika dimiliki prajurit biasa, memang tak banyak gunanya.
Tiga pengawal istana yang bodoh segera menyadari situasi. Fatty Luo menunjuk dada bos dengan jarinya yang sebesar wortel, matanya memutar-mata lama tak bisa berkata-kata. Akhirnya dia mengerti alasan sebenarnya bos tetap membuat salinan dua buku sihir tembaga dan manual pedang bertulisan kuno elf—yang sama sekali tak bisa dipahami pihak mereka—sebelum mengembalikannya ke Pangeran Benitez, meski berasal dari sabuk penyimpanan.
"Buku sihir tembaga itu hanya batu loncatan, seperti 'Pencerahan Kebijaksanaan' pendeta, sekadar pintu masuk. Latihan tetap bergantung bakat. Apalagi, sihir bertipe praktis harus diajarkan langsung oleh mentor dan membutuhkan koreksi panjang. Sihir darah memang mudah dimulai—cukup menyerap kekuatan magis dari darah yang cukup kuat, misalnya... menyerap kekuatan naga. Tapi tanpa bimbingan mentor, aku takkan pernah bisa mempelajari serangan sihir darah, meski level kekuatan magisku setara Santo. Bagai memiliki hutan luas tanpa api, takkan bisa terbakar." Liu Zhenhan membaca pikiran Rodman, menggelengkan kepala dengan senyum getir.
"Bukannya kau bisa pahami Bahasa Elf? Bisa belajar langsung!" Rodman melirik licik ke dua penyihir Moore di kejauhan yang sedang mempersiapkan serangan.
“Hanya dengan melihat dan mendengar di medan perang bisa mempelajari serangan magis, apakah berarti aku ini bakat?” Liu Zhenhan tertawa getir: “Menurut logikamu ini, jika kita semua mendengarkan nyanyian sihir lagu perang Tuan Mourinho, bukankah setiap pendeta akan menguasai Lingkaran Tunggal?”
“Ngapain juga itu!” Tiga pengawal bodoh menghela nafas. Para milisi di sekitar yang tidak tahu konteks menjadi bingung oleh percakapan ngawur bos dan Fatty Luo, lalu beramai-ramai bertanya pada trio itu tentang rumor rahasia sihir darah bos dan Bahasa Elf.
“Tapi bukan berarti tidak ada jalan pintas. Asalku bisa mencapai level potensi Magister Senior melalui metode penyerapan darah, meski tidak bisa bertarung dengan sihir, aku tetap bisa menciptakan Bayi Darah melalui ritual pengorbanan darah. Tahu apa itu Bayi Darah? Sama seperti peliharaan magis pendeta, selama inang telurnya cukup kuat, wajar jika Bayi Darah melebihi kekuatan tempur Penyihir, karena mereka mewarisi separuh kekuatan magis penyihir sekaligus separuh kemampuan serangan magis bawaan dari tubuh asli.” Ucapan Liu Zhenhan ini membuat mata para milisi berbinar-binar.
“Selain itu, aku juga bisa mempelajari seni mengendalikan pedang dari Penyihir Pedang. Tapi segala sesuatu tidak sesederhana omongan saat ini. Untuk sementara aku tidak akan mempertimbangkan pengembangan multi-aspek, bakatku memang tidak terlalu bagus.” Tuan Tanah dengan sangat tulus menambahkan.
"Semua orang memandang Yitiao dengan pandangan jahat, dalam hati menghitung jika si brengsek itu memperkosa burung besar, mungkin akan lahir telur monster terbang kuat jenis bangau hibrida, lalu memberikan darah persembahan kepada bos juga ide yang bagus..."
Geryon mengusap dada dan menelan ludah, hati berdebar-debar. Tuan Tanah Pasang Surut adalah ular berkepala manusia, juga hewan bertelur.
"Andai saja telur kura-kura naga Ba Xia waktu itu tidak dimakan." Liu Zhenhan memandang dua monster tingkat super yang wajahnya pucat dengan perasaan haru.
"Ini... apakah terlalu jahat?" Dua Imam Tongkat Suku Bier meski telah mendapat keuntungan besar "Hati Bulu Darah" dari tuan tanah, sifat jujur mereka memaksa mengucapkan kata-kata adil.
"Sejak setahun lalu, aku tidak terlalu menolak gagasan pria melahirkan anak." Liu Zhenhan tersenyum licik.
Memberi darah persembahan pada bayi darah kuat bagi Liu Zhenhan yang konsep benar-salahnya dangkal, lebih jahat daripada baik, ini bahkan tidak sebanding dengan sehelai rambut!
"Siapa yang melepaskan segel kuno?!"
"Siapa yang membangunkan penguasa dari tidur panjang?!"
"Siapa yang membuka pintu menuju neraka?!"
"Siapa yang akan mempersembahkan daging dan jiwa sebagai kurban padaku?"
Suara raungan besar dan mencekam menghentikan diskusi para sampah masyarakat Feilengcui yang semakin bersemangat. Para prajurit Elf Jatuh di tepi rawa dengan gelisah mencari-cari sumber suara beraroma pembantaian sambil terus mengawasi gerak-gerik monster dan makhluk mengerikan yang mendekat.
Tanah retak di bekas tumpukan tulang-belulang tiba-tiba bergetar hebat. Dalam radius 50 yard sekitar bukit tulang, tanah berderak "hualala" sambil retakan-retakan awal mulai terpelintir dan membuka jurang tak terduga dengan suara "kreek-kreek". Asap tebal bergulung-gulung menyemburkan magma dari celah-celah seperti jantung berdenyut, sementara tonjolan raksasa perlahan mencuat dari dalam tanah.
Sayangnya, area ini tepat berada di posisi barisan depan prajurit perisai hidup. Sejak jurang terbentuk, kelompok-kelompok Elf Kalajengking dan prajurit abadi langsung terjatuh ke dalam jurang berapi tanpa sempat berteriak, berubah menjadi asap hangus. Sesuai reputasinya sebagai pasukan elit, Penjaga Hutan Belantara (kecuali sedikit yang tertelan jurang) melompat lincah seperti rusa perunggu, berpindah dengan menginjak kepala pasukan untuk mencapai posisi aman di belakang.
“Sial! Tertipu berat!” Liu Zhenhan berdiri di atas bukit, menepuk pahanya dengan keras.
Seberapa pun imajinasi seseorang, tak ada yang menyangka bahwa kuburan monster tempat Penguasa Api bersemayam ternyata berada di bawah gunungan tulang-belulang itu!
Pasukan monster dari Rawa Garam Terbakar juga memilih momen kekacauan total ini untuk melangkah keluar dari bayang-bayang menuju tepi rawa!
Bab 161: Membantai Monster Malah Terbantai
Bertahun-tahun berburu manusia gua pengecut yang tak bisa melawan di bawah tanah, membuat kualitas militer dan kemampuan adaptasi prajurit Elf Jatuh ini menjadi terlalu lamban dan konservatif. Dalam peperangan berkepanjangan antara Blood Elf dan Dark Elf, mereka tak pernah menjumpai penyergapan yang begitu kebetulan sekaligus melampaui imajinasi ini. Begitu pergeseran lempeng dan semburan lava muncul di permukaan, Penembak Xian Sungai yang kehilangan perisai hidup dari Pasukan garda depan langsung panik. Tak hanya mereka, seluruh pasukan Elf Jatuh pun terjerumus dalam kekacauan memalukan saat menghadapi lempeng raksasa yang terangkat puluhan kali lebih tinggi dari tubuh mereka.
Tunggangan para ksatria udara terlihat gelisah. Andai bukan karena pelatihan ketat, mungkin kelelawar raksasa dan Chimera berkepala dua ini sudah kabur ketakutan menghadapi aura pemangsa alami yang semakin mendekat ini.
Pasukan mana pun yang terlatih akan mengalami kekacauan menghadapi perubahan aneh ini, hanya durasi kekacauannya yang memiliki perbedaan kecil. Ujian paling langsung dan sederhana untuk pasukan veteran perang sejati justru terlihat pada momen kritis seperti ini.
Saat itu Liu Zhenhan bersama pasukan centaur-nya telah menyelinap ke balik lereng. Gerakan mereka gesit dan sunyi. Sekelompok besar orang meniru gaya tempur dengan merangkak di tanah, menggunakan pukulan dan tendangan untuk membuat lubang perlindungan individu yang rapi. Ini juga salah satu program uji militer dasar Feilengcui. Latihan perang dengan amunisi nyata membuktikan bahwa merangkak di parit berbentuk cekung seperti ini bisa mengurangi 50% lebih kemungkinan korban saat menghadapi serangan magis. Dengan perlindungan penyihir, serangan magis di bawah tingkat tinggi dan hujan panah dari atas bisa diabaikan.
Pasukan Elf Jatuh tidak memiliki kemampuan reaksi cepat seperti ini. Sebagian besar mundur secara insting, sementara sisanya banyak yang masih terdiam di tempat.
Dua gunung berapi mati berbentuk kerucut membentuk celah ngarai di tepi rawa dengan jarak hampir lebih dari seribu yard. Namun setelah dihambat oleh pasukan darat Zhuoer yang terdiri dari lima belas resimen, ruang gerak untuk manuver dan pergerakan menjadi sangat terbatas. Ini bukan kesalahan komandan militer Galincha dalam penyusunan pasukan. Konsep dan pemikirannya benar sepenuhnya, satu-satunya yang luput dari perhitungan adalah fakta bahwa makam ajaib Penguasa Api ternyata tidak berada di kedalaman rawa melainkan tepat di bawah telapak kaki pasukan garda depan.
Perang terowongan, perang terowongan, siapa yang sentuh pasti tersandung. Pasukan Zhuoer bukan seluruhnya angkatan udara, tentu tak bisa terkecuali.
Ketika Penguasa Api yang tiba-tiba menyembul dari lapisan tanah bawah Gunung Tengkorak membuka lahan dengan empat bait puisi miring, menampakkan tubuh raksasa setinggi 12 meter yang diselimuti magma menggelegak di udara, pasukan Zhuoer benar-benar kocar-kacir. Menghadapi monster raksasa sebesar gunung, tanpa mengalami langsung mustahil membayangkan betapa paniknya Xian Sungai. Alasan tikus begitu ketakutan bertemu kucing, saat ini setiap prajurit Zhuoer pasti sepenuhnya memahaminya.
Kerumunan yang bergerak mundur dalam kekacauan adalah kesalahan fatal dalam strategi militer. Meskipun para pendeta Pasukan Pengawas Zhuoer mengendarai harimau putih bolak-balik, cambuk ular maut pun tak mampu menghentikan retret massal ini. Tak ada yang mau bertahan sedetik pun di tengah hujan magma. Tembakan "sinar gamma" dari pemanah He Xian di barisan belakang yang terdesak sama sekali tidak mencapai efek jaring tembakan yang diharapkan, seperti ekor panjang komet yang mempesona. Sinar gamma keperakan yang ilusif ini, karena pemanah He Xian terhuyung-huyung akibat desakan, sebagian besar menyapu langit, sebagian melukai rekan sendiri, dan hanya sebagian kecil yang mengenai Sang Penguasa Api yang sedang melemparkan magma ke segala arah.
Para penyihir Zhuoer dan Moore tahu bahwa monster tingkat super ini sama sekali kebal terhadap sihir di bawah level tinggi, sehingga mereka semua mati-matian memanggil sihir tingkat tinggi. Karena situasi yang mendadak, sulit untuk segera digunakan. Ketika pelempar tombak banteng-elang di udara serta Ksatria Kelelawar Raksasa dan Ksatria Chimera Berkepala Dua berani menerjang, para raksasa es garam yang melangkah keluar dari rawa garam gelap pertama-tama melemparkan tombak garam kasar yang membara. Lengan-lengan kekar mereka merobek udara, tombak garam yang dikendalikan kekuatan dahsyat ini menancap diagonal dalam formasi pasukan Elf Jatuh yang berkerumun kacau, membentuk hutan pagar setinggi 3 meter yang saling mengunci seperti gigi anjing.
Ksatria Elf yang mengawasi dari langit merasakan kepanikan saat menyadari pasukan darat mulai mundur.
Penguasa Api akhirnya berhasil mendorong lapisan batuan dengan tubuh raksasanya, menggerakkan kedua pahanya untuk sepenuhnya berdiri di permukaan. Iblis Bato mengayunkan pedang raksasa yang menyemburkan api, melompat gila-gilaan dari rawa, berduyun-duyun menyusuri sisi Penguasa Api, menerjang pasukan Elf Jatuh yang sedang mundur dengan kobaran api iblis dan suhu membara.
Penampilan Penguasa Api sangat mirip dengan katak yang dikuliti, meski berbentuk manusia tetapi lebih menyerupai monster. Otot-otot tendon di keempat anggota tubuhnya berwarna merah menyala seragam seperti bara api yang membara, menonjol keluar dari permukaan kulit bersama dengan otot-otot berlekuk yang kekar. Gelembung-gelembung jelek yang padat terus-menerus muncul dan menghilang di seluruh tubuhnya, persis seperti sifilis stadium akhir, membuat siapapun yang melihat sekali tak ingin melihat lagi. Ditambah dengan tinggi badan raksasa 12 meter dan dua taring sabit sepanjang 3 meter yang menyembul dari bibirnya, sosok Penguasa Api ini semakin mengerikan. Di kepala besar yang cacat itu terdapat sepasang tanduk melengkung raksasa seperti dua jangkar besi raksasa yang melengkung ke atas dengan lingkaran aneh. Magma mendidih seperti lilin cair terus menetes dari tubuh Penguasa Api, saat menghantam tanah menimbulkan surai "zzzzttt" yang aneh. Kata "mengerikan" hanya pantas disematkan padanya secara sempurna.
Penampilan iblis Bator hampir sama mengerikannya dengan bos mereka sendiri. Monster setinggi 5 meter ini dengan ekor berduri tajam, beberapa tanduk kambing bengkok, dan sepasang sayap daging yang cacat, wajahnya dipenuhi kekejaman dan kebuasan; belerang dan asap hitam mengepul keluar dari lubang hidung mereka. Setiap langkah meninggalkan jejak kaki dalam berasap hitam di tanah. Di mana pedang raksasa berapi yang mereka ayunkan menyapu, area tersebut langsung menjadi kosong, sementara langit dipenuhi kavaleri udara baru - yang tersisa hanyalah daging remuk tanpa sayap.
Penguasa Api mulai dengan menginjakkan kaki ke tanah, mengawasi sekeliling dengan mata raksasanya, lalu melantunkan serangkaian skala nada panjang. Diiringi isyarat tangannya yang aneh, dari parit-parit di lahan menyembur tiang lava setinggi 100 meter bagai mata air raksasa, menggulung dan membalikkan lempeng raksasa tanah. Lava yang menyembur ke langit ini pertama-tama menghantam Ksatria Chimera Berkepala Dua dan Ksatria Kelelawar Raksasa, lalu berhamburan menjadi hujan api yang membentang di angkasa, menghantam tubuh prajurit elang-sapi. Bau gosong dan aroma daging matang bercampur gemeretak aneh, jeritan kesakitan dan teriakan putus asa mengubah tempat ini menjadi tungku raksasa pembakar jenazah di neraka. Prajurit elang-sapi yang terkena tetesan hujan api berguguran bagai daun kering diterpa angin musim gugur, langit pun menghujani mayat-mayat yang berjatuhan. Banyak prajurit elang-sapi yang melihat situasi memburuk segera menaikkan ketinggian terbang, melesat serong ke angkasa. Celah antara dua gunung berapi terlalu sempit, dengan tubuh raksasa Penguasa Api yang berdiri di sana, bahkan prajurit elang-sapi paling berani pun tahu harus mundur sejenak.
Ksatria Kelelawar Raksasa yang menerjang ke depan dan pedang kelopak serta anak panah berbulu yang ditembakkan oleh Ksatria Chimera Berkepala Dua semuanya terpental oleh cincin api yang dihasilkan pedang api raksasa Iblis Bato. Saat cakar berselaput Penguasa Api mengayun, "Hujan Komet Api Korosif" menyapu langit dengan aroma belerang pekat. Ksatria Chimera Berkepala Dua dan Ksatria Kelelawar Raksasa yang berada di garis depan seperti rangkaian anggur yang dipukul keras oleh anak nakal, berjatuhan bagai hujan deras.
Mereka yang agak jauh masih bisa menyelamatkan nyawa, sementara yang terlalu dekat hampir tak bersisa. Chimera Berkepala Dua yang berkulit tebal masih memiliki sedikit keuntungan, namun kelelawar raksasa berwajah babi yang lebih kecil tak tahan dengan pembasuhan sihir masif ini. Begitu menyentuh hujan api ini, mereka langsung terjatuh ke tanah. Mayat kelelawar raksasa itu seolah memiliki sifat korosif, mengeluarkan cairan tubuh mendidih yang "berdesis" dan menguapkan gas menyengat di permukaan tanah.
Kemampuan mengeluarkan mantra tingkat tinggi secara instan merupakan ciri utama Monster Tingkat Super.
Sepuluh lebih iblis Barto tidak melanjutkan pengejaran. Di bawah komando pedang api raksasa yang mereka ayunkan, setidaknya dua ribu monster rawa yang terdiri dari makhluk lava Bartiz dan manusia ikan penghuni api menyembul dari rawa gelap, meneriakkan pekik tajam dan jahat, menyerbu para Elf Jatuh yang sedang kocar-kacir mengatur formasi. Di barisan terdepan terdapat setidaknya tiga ratus prajurit Bimon berkepala sapi bawah tanah dari suku Ymir yang mengacungkan kapak raksasa obsidian dan membawa perisai obsidian. Bimon Ymir ini juga merupakan penduduk asli dunia bawah tanah, telah hidup di bawah tanah sejak zaman purba, memiliki hubungan kekerabatan samar-samar dengan Suku Berbual Bimon di permukaan, mirip dengan manusia sapi laut dalam bangsa laut. Prajurit banteng dengan vitalitas luar biasa ini mampu menemukan habitat yang cocok untuk berkembang biak di sudut mana pun di dunia.
Bimon Ymir adalah tukang batu alamiah. Seperti obsidian yang mereka cintai, para banteng bawah tanah ini memiliki kekebalan khusus terhadap api. Mereka tidak memiliki kedekatan dengan suku kijang hutan, justru paling kejam saat membantai kaum kijang hutan.
Prajurit Banteng Ymir sedikit lebih kecil dari prajurit Kijang Hutan, dengan tinggi sekitar 2,5 meter. Namun otot-otot mereka sama ganas dan kokohnya dengan prajurit Kijang Hutan, kulit seluruh tubuh mereka berwarna merah anggur seperti darah, dengan kuku kaki yang besar dan tebal. Satu-satunya perbedaan dengan Banteng Berbual dari ras Bimon adalah kepala Prajurit Banteng Ymir yang sepenuhnya menyerupai kepala banteng. Atau bisa dikatakan, Banteng Ymir dari bawah tanah seperti banteng liar yang membungkuk namun bisa berjalan tegak! Sementara prajurit Banteng Bimon, meski fisiknya sama perkasa dan memiliki sepasang tanduk khas Suku Berbual di kepala, wajah mereka tetap mirip manusia dan ras Bimon lainnya, sama sekali tidak memiliki wajah yang 100% menyerupai hewan.
Di bawah pimpinan Banteng Ymir yang perkasa, pasukan Monster bagaikan angin topan yang menyapu padang gurun, dalam sekejap menciptakan badai darah di antara pasukan Elf Jatuh. Setelah pasukan perisai hidup di garis depan Elf Jatuh kacau balau, kerusakan yang ditimbulkan pasukan Monster ini saat menerobos ke dalam ibarat Tongkat Taring Serigala yang ditusukkan ke dada yang sudah hancur berdarah lalu diaduk-aduk dengan brutal.
Pasukan darat utama Zhuoer adalah prajurit Xian Sungai. Xian Sungai bukanlah pasukan tempur jarak dekat kuat seperti prajurit Kurcaci Abu-abu ras Moore. Begitu perlindungan lingkaran luar mereka terkoyak, nasib Xian Sungai yang dijuluki sendiri sebagai "Bimon cacing tanah" ini akan berakhir. Meskipun seperti cacing tanah yang tetap hidup sementara walaupun terpotong dua, namun jika dihancurkan menjadi bubuk daging atau disobek berkeping-keping, bahkan makhluk abadi pun takkan sanggup bertahan.
Xian Sungai tidak memiliki mata. "Mata" di tengah dahi mereka sebenarnya adalah kristal kaca patri pemusat cahaya. Bola kristal mirip kristal sihir ini dapat memancarkan "Gelombang Sinar Gamma" untuk mendeteksi objek, prinsipnya sangat mirip dengan gelombang ultrasonik kelelawar. Untuk melatih sinar penjelajah ini menjadi sinar mematikan, Xian Sungai membutuhkan latihan intensif dalam waktu lama.
Karena keterbatasan penglihatan, Xian Sungai sulit menyaingi akurasi bidikan tepat di bagian vital seperti penembak panah terlatih. Kekuatan "sinar gamma" juga tidak sebanding dengan panah. Meskipun "sinar gamma" dapat menembus zirah logam dan membakar organ dalam, daya hancur dan interval tembakannya bervariasi tergantung kualitas individu. Tidak hanya terbatas pada jangkauan, tetapi juga kuantitas. Oleh karena itu, mayoritas serangan Xian Sungai mengandalkan tembak berkelompok. Dengan populasi dua juta jiwa, jumlah mereka cukup memadai - menurut statistik efektif Dark Elf, pada jarak 100 yard, rata-rata diperlukan 10 tembakan "sinar gamma" untuk menghasilkan satu kali kerusakan efektif, itu pun dalam kondisi resistensi magis lawan yang tidak tinggi.
Meskipun faktanya setiap pemanah He Xian adalah pemanah magis bawaan, pemanah He Xian biasa hanya bisa menembakkan sekitar 30 kali "sinar gamma" yang mematikan dalam satu jam. Lebih dari itu sudah di luar kemampuan. Pemanah magis ini sebenarnya sangat tidak berkualitas. Pemanah He Xian yang bisa melukai lawan dengan dua tembakan sinar dalam jarak 200 yard sangat langka. Dalam pasukan Zhuoer, pemanah tingkat tinggi seperti ini disebut "Wundon Bremen", yang dalam Bahasa Elf berarti "Pemanah Gamma Ulung". Seperti "Shenjian Zheqin" dari Behemoth dan "Pemanah Pengendali Pisau" dari elf, pemanah ulung seperti ini sangat jarang ditemui dan membutuhkan bakat alami serta pelatihan intensif. Sinar laser setiap "Pemanah Gamma Ulung" yang memenuhi syarat bisa menyapu area dalam waktu lama, berbeda dengan anak panah berbulu yang tidak bisa diarahkan ulang setelah dilepaskan.
Oleh karena itu, selama tidak terkena pembakaran akumulatif "Pemanah Gamma Ulung" atau multiple "sinar gamma" di area kepala dan jantung, kerusakan yang ditimbulkan sinar justru akan membuat monster semakin mengamuk. Ini secara tidak langsung menciptakan efek Transformasi Liar, memperluas jangkauan kerusakan yang bisa ditimbulkan monster.
Yang paling menjengkelkan adalah, "sinar gamma" tidak dapat menembus medium batu dan kayu. Ironisnya, prajurit Bimon berkepala sapi Imir yang memiliki daya rusak terbesar terhadap pasukan Zhuoer justru menggunakan perisai batu sebagai pelindung, dengan resistensi magis yang luar biasa. Prajurit Xian Sungai sama sekali tidak bisa melakukan serangan sniper efektif terhadap prajurit Bimon Imir. Hampir tanpa hambatan, setiap hentakan kaki prajurit Bimon Imir dapat menciptakan efek pingsan melalui "Penghancuran Perang", sementara ayunan kapaknya mampu menerbangkan potongan daging dan anggota tubuh, memberikan pukulan berat pada moral pasukan.
Iblis Batoo tidak hanya memiliki kemampuan tempur jarak dekat yang mengerikan, tetapi juga menguasai sihir dengan baik. Lingkaran api yang terpancar dari pedang api raksasa mereka seolah membawa berbagai fungsi kutukan. Ketika lingkaran api ini menyebar di antara barisan pasukan Elf, efek destruktifnya beriak seperti batu yang dilempar ke kolam, menyebarkan gelombang malapetaka secara berturut-turut.
Raksasa Embun Garam yang seluruh tubuhnya tertutup kulit retak seperti embun putih, terus-menerus mengumpulkan tombak garam berbonggol-bonggol di tangan, melemparkannya dari kejauhan ke pasukan Zhuoer yang sudah hancur berantakan oleh pasukan banteng Yimir dan monster. Pada jarak sekitar 150 langkah, tombak garam yang dilempar raksasa ini masih bisa menembus perisai ksatria, bahkan menembus dua Zhuoer Kalajengking berbaju zirah lengkap. Beberapa tombak garam yang menancap di tanah kadang meledak menjadi serpihan, menciptakan efek percikan. Tombak-tombak ini jelas mengandung racun mematikan - prajurit Zhuoer yang hanya terkena goresan serpihan garam pun langsung tewas dengan muka membiru tanpa sempat mengerang.
"Ini benar-benar seperti salju ditambah embun garam, itupun embun garam yang nyata!" Liu Zhenhan tertawa terkekeh-kekeh tanpa beban sambil tengkurap di lereng bukit.
Pasukan monster dari Rawa Garam Hangus ini memiliki penekan jarak jauh dan prajurit jarak dekat. Sang Penguasa Api benar-benar memiliki kecerdasan luar biasa. Dengan mengarahkan serangan jarak jauh raksasa-raksasa pembawa tombak garam ke pasukan tameng hidup, jelas ia telah membaca kelemahan Xian Sungai lawan. Pasukan Zhuoer yang tiba-tiba kacau formasi dan terburu-buru bertempur, sudah pasti akan mengalami kekalahan telak.
Pasukan udara gabungan Moore dan Zhuoer yang berputar-putar di ketinggian akhirnya tersadar. Jika tidak segera mendapat dukungan tembakan udara, pasukan darat pasti akan binasa hanya mengandalkan bantuan para penyihir.
Hukuman Elf Jatuh bagi pengecut sangat kejam. Terpaksa dengan gemetar, pasukan udara ini mulai melakukan serangan terjun sambil berdoa untuk melindungi penarikan pasukan. Ksatria Kelelawar Raksasa tentu tidak mau mati-matian, tapi para Zhuoer mengerahkan seluruh tenaga menerobos tembakan gabungan Penguasa Api dan iblis Bator, berusaha menekan monster rawa garam yang sedang mengamuk di darat.
Sayangnya, pasukan besar monster terbang terdiri dari ular api berbulu dan kadal terbang bersayap garam yang rapat, tiba-tiba muncul dari kegelapan rawa dengan cakar menganga, tepat bertemu pasukan udara Elf Jatuh di udara dan terjadilah pertarungan sengit.
Di daratan terdengar simfoni sihir dan senjata yang mengiris daging, sementara langit seperti hujan mayat yang berjatuhan.
Rawa Garam yang Terbakar. Pasukan amatir yang terdiri dari monster-monster tidak memiliki formasi serangan yang terstruktur, sementara pasukan besar Zhuoer juga mengalami kekacauan formasi. Di satu sisi, keganasan dan haus darah memberikan keunggulan yang stabil, di sisi lain, keunggulan jumlah digunakan untuk mundur secara membabi buta. Kebutuhan akan taktik sekarang sudah tidak relevan. Kecuali pasukan udara yang masih bertahan dengan baik, pasukan darat Zhuoer sudah benar-benar kalah telak.
Tepat ketika Liu Zhenhan sedang mempertimbangkan apakah akan turun tangan, pasukan Zhuoer mendapat kesempatan untuk bernapas sejenak.
Unit terakhir pasukan Zhuoer akhirnya sadar setelah serangkaian pukulan telak ini. Empat unit Busur Silang Sayap Burung di punggung gunung berapi mati dan tembakan terkonsentrasi dari prajurit Xian Sungai berhasil menghentikan momentum tak terbendung pasukan monster. Kebijaksanaan terbesar Chalim adalah mengikuti saran tuan tanah Bimon dengan menempatkan empat busur silang dan sebagian kecil Xian Sungai di punggung gunung berapi mati di kedua sisi garis depan, alih-alih di lereng belakang garis depan sesuai praktik tradisional.
Pion tak terduga ini memainkan peran penting dalam mengubah jalannya pertempuran. "Sinar gamma" dari Xian Sungai tidak terlalu mengancam bagi makhluk-makhluk kuat ini, namun empat bilah bulan bergerigi yang berputar cepat sungguh ganas. Sifat tersembunyi serangan mendadak dan jarak yang sangat dekat membuat empat Busur Silang Sayap Burung ini tidak meleset satupun, dengan bilah bulan bergerigi yang memiliki daya hancur horizontal luar biasa - dua diantaranya bergemeretak melewati kepala dan tulang rusuk tiga Bato Demon. Satu bilah bulan lainnya tepat menancap di lengan kanan Penguasa Api yang lebih tebal dari pohon berusia ribuan tahun. Senjata kuat yang menggunakan ulir tendon dari kutu purba raksasa ini meski sulit ditembakkan, daya ledaknya sangat dahsyat. Bato Demon yang terkena tembakan langsung kehilangan setengah kepalanya, darah dan tanduk domba yang terpotong beterbangan ke udara. Raksasa Embun Garam dengan bilah bulan menancap di wajahnya pun merangkak jatuh sambil merintih kesakitan. Kepalanya terbelah membentuk huruf "Y".
Hanya lengan Penguasa Api yang tertanam bilah bulan bergerigi itu yang terpental oleh perisai magis. Meskipun tubuh Penguasa Api masih menyisakan luka menganga sedalam tulang, dua Penjaga Hutan Rimbun yang meluncurkan bilah bulan itu mendapat balasan yang lebih keras. Bilah bulan bergerigi sebesar bakul itu berputar kencang dan langsung terpantul kembali ke tempat asalnya, menggoreskan percikan api yang berkilauan dari tubuh tiga meter kedua Penjaga Hutan Rimbun bersama batuan vulkanik keras.
Baju zirah kompresi api!
Kemampuan resistensi magis Penguasa Api ternyata memiliki "Baju Zirah Kompresi Api" yang memantulkan 50% kerusakan jarak dekat, sama seperti "Zirah Duri Suci" dan "Baju Zirah Spons", serta "Spons Ereksi" Penjaga Hutan Rimbun! Kebetulan senjata jarak jauh ini hari ini ditempatkan di garis terdepan medan perang!
Dibandingkan Penguasa Api, kulit "Spons Ereksi" Penjaga Hutan Rimbun meski bisa memantulkan kerusakan, jelas tak memiliki tenaga kinetik sekuat itu untuk memantulkan bilah bulan bergerigi, sehingga terbelah dua hidup-hidup. Mereka mati tanpa penyesalan, siapa suruh mendekat sedemikian rupa ke Penguasa Api. Selain tenaga fisik "Sepuluh Paus" Lao Liu di pulau bangsa laut yang merobohkan perisai magis monster raksasa setinggi 12 meter itu, sungguh sedikit kekuatan fisik yang mampu menembus zirah magis makhluk sebesar itu.
Raksasa Garam-Beku yang mengamuk dengan cepat membersihkan serangga kecil di punggung gunung. Lao Liu tidak sempat mengajari prajurit Zhuoer cara membangun perlindungan sederhana dan benteng pertahanan. Maka mereka bertarung bagai bunuh diri, menjadi sasaran empuk bagi raksasa.
Penguasa Api yang terluka mengeluarkan lolongan menggemparkan, bagai jarum emas menembus gendang telinga. Lolongan menyayat hati ini tidak hanya bergema jauh di tanah tandus, tetapi juga hampir memekakkan telinga para prajurit di medan perang. Penguasa Api menatap lengan tempat mengalir darah merah menyala seperti lava. Darah memberi "harga diri" dengan menyembur deras, memicu kepulan uap putih di tanah.
Menderita luka dari lawan kecil bagai serangga, hal ini benar-benar tak tertahankan bagi Penguasa Api yang angkuh.
Bab 162: Cadangan Emas
"Makhluk permukaan yang hina!" Penguasa Api mengaum dengan kedua tangan menengadah ke langit, segera disusul nyanyian sihir bergemuruh seperti guntur yang beruntun. Mantra-mantra mistis mengumpulkan energi elemen api yang melimpah di sekitarnya, dan di akhir irama naik-turun suara, hujan meteor raksasa menghujani bumi. Pertama-tama menerobos Formasi Padat para Ksatria di udara, kemudian meledak dahsyat di tengah kerumunan di tanah. Dentuman-dentuman palu raksasa yang terus menghantam tanah membuat bumi mengerang dan udara bergetar, hampir membuat orang meragukan apakah mereka berada di dataran tinggi vulkanik zaman purba. Serangan sihir berat ini tidak hanya mencakup prajurit Zhuoer, bahkan beberapa Orang-orang Banteng Iymir dan ikan penghuni api pun terseret. Orang-orang Banteng Iymir yang memiliki kekebalan api pun tak mampu menahan serangan ganda fisik dan api sihir ini, mengeluarkan raungan sapi yang berat dan sedih sebelum ambruk. Api yang bergolak dari hujan meteor masih belum berhenti, lidah-lidah api yang membara terus menjilati mangsa mereka, mengubah lemak menjadi asap hitam, membakar daging menjadi debu halus.
Liu Zhenhan sudah lama bersembunyi di balik lereng bersama pasukan Feilengcui ketika Penguasa Api mulai menyiapkan mantra. Di depan mereka, para penyihir Zhuoer dan Moore sedang mati-matian membangun barrier magis. Para petinggi Elf Jatuh berkumpul di sini, berteriak-teriak mengomandoi prajurit yang kocar-kacir.
Lao Liu yang sedang santai tak henti-hentinya mengagumi sihir elemen api sebagai senjata pemusnah massal nomor satu. Bawah tanah memang tempat berkumpulnya elemen api terbanyak, mantra besar bisa dipanggil dalam sekejap mata.
Sambil menghela nafas, dia menjilat bibirnya untuk mengekspresikan kekaguman. Yitiao sudah dimasukkan ke dalam lencana Medusa milik Guo Guo, sementara Geryon disembunyikan oleh Mo'er entah ke mana. Pasukan Feilengcui kini hanya menunggu kesempatan terakhir untuk memberikan kejutan mematikan - membiarkan tuan tanah terhormat menyerap kekuatan magis menggunakan mantra jatuh terbaru, sekaligus mengganti roh cincin dengan yang lebih kuat.
Setelah melepaskan mantra kuat ini, Penguasa Api jelas kehabisan banyak tenaga magis. Alih-alih melanjutkan serangan sihir api, dia justru mengambil magma kental yang mengalir dari celah tanah yang terbelah, lalu menempelkannya pada luka di lengannya.
Serangan hujan meteor ini mencakup area yang sangat luas. Lautan Api yang terbentuk kemudian secara tidak langsung memutus garis serangan Orang-orang Banteng Ymir dan para monster. Dengan penuh kekecewaan, Orang-orang Banteng Ymir menarik ribuan monster kembali ke sisi Penguasa Api. Saat ini, Penjaga Hutan Rimbun dan Xian Sungai di punggung gunung berapi kedua sisi telah dibersihkan habis oleh Raksasa Es Garam dan Iblis Bato. Menyadari pasukan musuh kembali dan situasi sudah tak menguntungkan, pasukan udara Elf segera mundur dengan bijak.
Kecuali sebagian monster yang terlihat bodoh masih menggerogoti mayat di tepi Lautan Api sambil mengaum parau ke arah musuh di seberang api - yang dengan cepat dibabat habis oleh Penyihir - sebagian besar monster berperilaku seperti kucing jinak. Mereka meringkuk di dekat Penguasa Api, menggeram rendah penuh ancaman, yang terluka menjilati darah sendiri maupun orang lain untuk mengisi energi yang terus terkuras.
Dari kedalaman rawa-rawa, kelompok-kelompok kecil monster terus bermunculan dan bergabung dengan pasukan di sekitar Penguasa Api. Banyak di antara monster ini bahkan tak dikenal oleh Prajurit Kijang. Wajah mereka garang, dan masing-masing sepertinya memiliki kemampuan sihir elemen api yang cukup baik.
Pertempuran sengit tanpa omong kosong membuat pasukan gabungan Elf Jatuh yang awalnya berjumlah 30.000 orang langsung kehilangan modal utama. Hanya pasukan udara saja yang kehilangan lebih dari 4.000 personel, ditambah dua resimen manusia elang-banteng yang melarikan diri dari medan perang, sekitar 800 ksatria elit terbunuh, dan formasi keseluruhan hampir seluruhnya kacau. Serangan di udara sempit hanya bisa mengandalkan taktik menambahkan minyak, menghabiskan satu kelompok lalu mengisi kelompok baru. Meski memiliki keunggulan jumlah, pasukan udara Elf tanpa keunggulan sihir benar-benar kewalahan. Meski berhasil memusnahkan semua Ular Api Berbulu dan Kadal Terbang Sayap Garam, mereka membayar dengan rasio lima banding satu. Karena kurangnya dukungan tembakan udara, kerugian pasukan darat sendiri lebih parah. Terjepit di celah gunung berapi, puluhan ribu orang berdesakan, ditambah lawan adalah kelompok kuat yang mengandalkan sihir elemen api, ditambah kelemahan dalam pertarungan jarak dekat, dari 10.000 Xian Sungai kini hanya tersisa 4.000 lebih. Korban jiwa di antara pasukan yang gugur, setidaknya lebih dari separuhnya tewas terinjak-injak oleh pasukan sendiri saat mundur.
Komandan Garincha hampir menangis. Hanya dalam satu pertemuan, dia sudah kehilangan lebih dari sepertiga pasukannya, moral pun sangat rendah. Sementara musuh yang berada di depan rumah sendiri semakin banyak seperti sarang tawon yang diusik, bagaimana cara melanjutkan pertempuran ini?
"Memaksakan pertempuran bukan tidak mungkin, tapi setiap komandan yang bersikeras bertahan dalam situasi mengerikan ini tanpa mundur harus bertanggung jawab, karena ini sama dengan mengorbankan nyawa manusia! Penguasa Api mungkin masih bisa dihadapi, tapi dia adalah Penguasa Api yang memelihara Monster bayaran, ini jadi lebih rumit."
Komandan Garrincha berada dalam dilema.
"Makhluk-makhluk hina! Bahkan Black Dragon Neraka dan Tiran Mata Jahat mungkin enggan menghadapiku, apa yang memberi kalian keberanian tak pantas untuk tubuh hina kalian? Berani menantang aku, Penguasa Api, nama termasyhur Basturk?" Logat Penguasa Api menggunakan Bahasa Umum daratan dengan aksen Goblin yang kental, hanya saja suaranya terlalu bergema. Monster Tingkat Super yang suka dimangsa ini sama sekali tidak punya bakat bahasa, sama seperti Geryon, selama ada pita suara, mereka bisa mengekstrak pengetahuan bahasa apapun dari kenangan korban hidup yang mereka mangsa.
"Kami tidak bermaksud menghina Anda! Kami hanya ingin memasuki Rawa Garam Terbakar untuk berburu beberapa Inti Kristal Monster!" Sebagai komandan, Pemburu Kegelapan Malam Garrincha harus maju saat ini, dia berbohong tanpa mengubah ekspresi wajah.
"Galincia mengulur waktu sambil melirik Ibu Pemimpin Youyue'er dengan sudut matanya. Pasukan ekspedisi telah mengumpulkan prajurit Zhuoer dari delapan kota utama, masing-masing di bawah yurisdiksi pendeta. Sekarang formasi telah kacau, hanya ibu pemimpin yang berhak memutuskan apakah akan mundur terlebih dahulu lalu mengerahkan pasukan lebih besar untuk berburu, atau memilih mengonsentrasikan sisa pasukan dan melancarkan serangan mendadak lagi."
"Saat ini, jika tuan tanah Bimon itu tidak campur tangan, sama sekali tidak ada harapan. Galincia memberikan isyarat mata kepada ibu pemimpin juga bermaksud demikian."
"Rawa Garam Hangus adalah tanah terlarang dari Kemurkaan Besar Naga! Ucapanmu membuatku mencium bau dusta! Jika berbicara tentang berburu, jika saja kalian tidak tinggal di Benua Hitam, aku sangat ingin mencicipi persembahan hidup daging segar di wilayah Elf kalian!" Penguasa Api terkekar mengulurkan cakar berselaput raksasa, mengangkat mayat berlumuran darah dari punggung gunung berapi, lalu memasukkannya ke mulut dan mengunyah dengan ganas. Suara remukan tulang dan daging bergema dari mulut sebesar gua.
"Ternyata seperti yang kubayangkan, sangat lezat!" Penguasa Api Basturk kembali terkekar, "dor!" meludahkan tumpukan serpihan tulang putih.
"Harus bertarung! Apakah kita harus mengganggu Mata Jahat dan Naga Hitam?!" Pangeran Benitez berkata dengan ganas kepada Ibu Pemimpin Youyue'er.
Ibu Pemimpin Youyue'er menggigit bibirnya, menoleh melihat Liu Zhenhan yang merangkak di balik lereng: "Tuan Richard yang terhormat, dengan pasukan yang kita miliki sekarang, jika terus mengalami kerugian, meski berhasil memburu Penguasa Api, pasti tidak akan bisa menyelesaikan perburuan Flame Demon bersayap enam. Mengumpulkan lebih banyak pasukan membutuhkan waktu hampir sebulan untuk persiapan, ini akan menunda kepulangan Tuan ke permukaan. Bagaimana menurut...?"
"Busur Silang Sayap Burung... Hati Bulu Darah... Pohon Perang... Pondok Tali Rotan..." Liu Zhenhan menghitung dengan jarinya sambil bergumam.
"Saya akan menghadiahkan 10 Hati Bulu Darah kepada Tuan! Empat Busur Silang Sayap Burung di sini juga bisa saya berikan sepenuhnya, jika berhasil direbut kembali. Semua akan menjadi milik Tuan!" suara Ibu Pemimpin Youyue'er berat. "Serangan utama tetap akan dilakukan oleh para Elf kami. Yang saya butuhkan adalah prajurit kuat Tuan untuk mempertahankan garis depan. Penyihir kami belum berkurang, formasi kami masih utuh. Selama formasi tetap terjaga, dua Peliharaan Magis Tuan dari samping..."
"Seharusnya bicara lebih awal." Liu Zhenhan tiba-tiba berdiri, menepuk-nepuk debu di lututnya dengan keras.
Prajurit Feilengcui yang sudah tak sabar pun berdiri. Selain pasukan inti, 200 prajurit kijang terkuat dipimpin Duncan juga bergabung sebagai pengawal empat Pendeta dalam perburuan iblis ini. Armor Berat Mahkota Duri Gaya Kuno buatan Raksasa Typhoon yang baru dibagikan dua hari lalu membangkitkan semangat tempur.
Setelah Sabit Raksasa berbobot berat dan Armor Tempat Duduk Perak mulai menghilang dari medan perang Feilengcui, zirah standar generasi ketiga Feicheng dibuat dari baja campuran dingin inti bumi. Desain armor berat No.3 Goblin dari 10.000 tahun lalu ini hanya diwariskan secara turun-temurun oleh pandai besi Typhoon. Di era itu, hanya Armor Mithril Mitronken dan Armor Adamantium Hagendas yang lebih unggul, dengan bahan baku awalnya berupa perunggu Misoli.
Tingkat kesulitan teknis pembuatan Armor Mahkota Duri membuat hanya pandai besi terbaik yang berani membuatnya. Setelah Pedagang Goblin meninggalkan bawah tanah, armor ini menjadi karya wajib dalam upacara kedewasaan setiap Raksasa Typhoon.
Desain zirah dengan kode kuno ini merupakan tipe komposit bertumpuk. Berbagai ukuran tubuh dapat memakainya dengan pelat zirah yang akan bertumpuk otomatis, atau bisa dibongkar manual untuk dikemas. Dapat mencakup model fisik hingga ukuran Raksasa Typhoon dewasa. Sayangnya Raksasa Typhoon mencegah penurunan kualitas baja melalui quenching, sehingga secara turun-temurun tidak pernah memakainya. Prajurit Kijang mempertahankan tradisi kuno pasukan Bimon yang juga tidak suka bertarung dengan memakai armor. Alhasil zirah berkualitas tinggi ini bagai porselen Timur - meski merupakan alat makan, akhirnya menjadi barang antik yang tersimpan di ruang rahasia. Bukan hanya orang lain yang lupa, bahkan sang pemilik pun sudah melupakan fungsi aslinya.
Setelah jadwal pembuatan senjata dan zirah dari Tuan Tanah diajukan, barulah seorang Raksasa Typhoon teringat secara kebetulan bahwa di gudangnya masih tersimpan sekitar empat ratus buah hadi kedewasaan yang terkumpul sejak zaman dulu. Kabar baik ini hampir membuat Nyonya Bos Ruoerna yang bertanggung jawab atas pengawasan produksi senjata pingsan karena terlalu gembira.
Desain Zirah Duri Mahkota sangat unik. Setiap bagian persendian dan area vitalnya dihiasi lingkaran kerucut tajam setengah inci yang mengelilingi tusuk trisula dua belas inci. Penampilannya mirip landak baja, dimana zirah itu sendiri sudah merupakan senjata. Desain duri pelindung khusus di persendian tidak hanya mengalahkan musuh, tapi juga memperkuat mobilitas dengan cerdik. Senjata pendampingnya adalah perisai lengan berbentuk burung layang-layang dan dua palu perang penembus zirah. Helmnya berupa mahkota Gemini tertutup rapat. Di tempat lain mungkin dianggap tabu, tapi di Feilengcui ini disebut karakter.
Baju zirah tempur berat full-body yang dirancang oleh Bijak bestari goblin Gabilan ini juga mengalami banyak modifikasi oleh para Raksasa Typhoon, terutama di bagian breastplate yang diperkuat berlapis-lapis dan dilengkapi dengan pengasahan magnetik. Saat pertarungan jarak dekat, ini akan menciptakan tarikan magnetik pada senjata lawan, termasuk perisai lengan. Yang paling cerdik, pandai besi Typhoon terinspirasi dari karakteristik "matahari bawah tanah" yang mampu menolak gravitasi bumi. Dengan teknik pengelasan internal, mereka mengisi lapisan dalam zirah dengan bubuk batu dari "matahari bawah tanah" dalam takaran tepat, sehingga tanpa bantuan formasi magis angin, berat baju baja berkurang 70% melalui metode konvensional. Hal ini memungkinkan mereka menambah ketebalan zirah secara maksimal untuk meningkatkan perlindungan.
Menurut Ruoerna, zirah kuno tanpa jejak sihir ini tidak mengandalkan material langka nan mahal, namun hanya dengan keahlian pandai besi dan konsep desain brilian, telah memberi tamparan telak kepada semua zirah bermagis maupun zirah logam langka.
"Dari dulu sudah gerah melihat mereka." Kolina tertawa terbahak-bahak, mengucapkan motto lapangan perang yang disepakati semua prajurit Feilengcui.
“Daisy dan Nana, kalian berdua jangan hanya sibuk merekam situasi. Jangan lupa untuk terus melakukan serangan tiba-tiba ke Penguasa Api ini. Jika dia jatuh, biar aku yang menghadapinya! Ning Yu, siapkan ilusi. Ciptakan kavaleri udara dalam jumlah besar untuk mengganggu. Selebihnya, kalian pasti sudah tahu harus berbuat apa kan?” Liu Zhenhan mengambil pilar totem logam Duncan lalu menimbang-nimbang beratnya di tangan. Dia tidak membutuhkan armor apapun. Dengan Mutiara Penghindar Api, Lao Liu tidak meremehkan tapi juga tidak terlalu menganggap serius monster tingkat super elemen api.
"Siap!" Teriakan serentak bergemuruh.
Guo Guo menyeret kantong besar sambil menatap bodoh ke arah Lao Liu. Liu Zhenhan tersenyum kecut, mengambil beberapa gulungan Pengorbanan dari kantong dan menyelipkannya di ikat pinggang.
"Kami Naga Peri harus membuat lawan mengetahui identitas kami terlebih dahulu. Kami tidak akan menggunakan Jari Pembalik Elemen saat mereka belum paham!" Daisy berkata dengan sikap sombong. Melihat wajah Lao Liu yang berkerut, dia mengarahkan bola kristal ke arahnya.
Begitu melihat bola kristal mengarah padanya, Lao Liu langsung membuat ekspresi heroik ala Wang Chengcai "Tembak aku!" sambil berakting kaku: "Seperti katamu. Pejabat ini juga berpikir demikian."
"Kami rekam, kalian yang bertarung." Nana tertawa manis. "Kami berdua tidak akan ikut campur. Jika tangan kami gemetar, frame rekaman akan buram. Adegan spektakuler seperti ini jarang terlihat, sayang jika tidak direkam."
“Tampil heroik sedikit.” Daisy menepuk bahu Lao Liu dengan penuh makna.
“Nyonya Bos tunggu saja yang baik.” O'Neill mengunyah kuntum cerutu di mulutnya, wajah dingin seperti mayat beku kuno yang digali dari tundra. Belami di sampingnya melepaskan peti besi bermotif binatang yang tertumpuk dari cincin ruang, memanggil si Gendut O tiga kali untuk memakai armor. Si Gendut O masih tetap berpose keren, akhirnya Belami menendangnya.
Vieri, Fatty Luo, dan Nedved memandangi zirah duri mahkota ini dengan mata berbinar. Sepulang mereka, semua sibuk menonton siaran langsung Divi, tak ada yang memberi tahu tentang barang bagus ini.
“Ibu Pemimpin, Yang Mulia Pangeran, rapikan pasukan. Lautan Api hampir padam. Para penyihir siapkan barrier, jangan seperti tadi yang malah mundur alih-alih menghadang.” Liu Zhenhan melepas jubah pendeta, memberi perintah pada petinggi Elf Jatuh layaknya menghardik anak kecil.
Galincha yang sedang ngibul dengan Penguasa Api, melihat petinggi menyetujui, segera mengirim prajurit sinyal untuk mengumpulkan perwira militer dari sisa pasukan. Mereka berbaris rapi di lereng sesuai pangkat. Para pendeta mengendarai harimau putih sambil membagikan mantra penyembuhan ke prajurit terluka.
Ibu Pemimpin Youyue'er melihat Cui dan Guan Haifa di sebelah Ning Yu, membuka mulut seolah ingin mengatakan sesuatu, tapi akhirnya menelan kembali kata-katanya.
"Makhluk rendahan! Tampaknya pelajaran yang kalian terima masih belum cukup untuk membuat kalian tahu arti penyesalan dan kesombongan!" Tertawa Penguasa Api masih menggema dengan sombong. Matanya tidak buta, ia memperhatikan barisan prajurit berbaju baja yang berdiri di belakang lereng. Fegao dan prajurit mammoth dengan postur raksasa itu jelas-jelas terlihat garang, ekspresi mereka semua menunjukkan kesiapan bertempur.
Lingkaran lagu perang bermunculan di tubuh para prajurit ini, membuat ekspresi Penguasa Api semakin serius. Dengan gerakan tangan, ia melemparkan sihir tingkat tinggi, namun beberapa barrier perisai dan sihir penghalang membuatnya menyadari kekuatan magis lawan.
Penguasa Api tidak memanggil sihir besar tingkat lebih tinggi. Seolah merenung, suaranya yang mengguruh bahkan membuat suara tenggorokannya saat menelan ludah terdengar jelas.
"Apa maksud si bodoh ini? Aku seperti mencium bau konspirasi." Lao Liu mengerutkan alisnya sambil memandang lawan berpostur raksasa itu. Jika musuh mulai melantunkan mantra sihir super saat ini, Liu Zhenhan justru tidak akan khawatir. Tapi anehnya Penguasa Api tidak melakukannya.
"Ying Mao~ Ying Mao~" burung beo itu berkicau berisik.
"Ini konspirasi! Bukan bulu elang." Gud mengetuk kepala si kecil ini, Guo Guo terkekek-kekek bodoh, melompat ke punggung burung beo jorok lalu terbang menghilang entah ke mana.
Teriakan perintah para perwira elf terus bergema, tak memberi waktu Lao Liu untuk berpikir lebih lanjut. Dengan menunjuk beberapa pendeta penyihir, dia memerintahkan para milisi untuk mengenakan zirah dan bersiap tempur.
Beberapa pendeta penyihir yang memegang Jantung Bulu Darah mengangguk puas ke arah bos, menunjukkan keyakinan mereka. Landak Batu milik Helen secara refleks menyapukan lapisan kulit batu ke tubuh sang bos.
"Bos..." Prajurit Kijang Duncan menarik lengan Lao Liu diam-diam sambil berjalan, bertanya dengan ragu: "Anda mengambil pilar totem saya, dengan apa saya bertarung nanti?"
"Nah, ambil ini." Lao Liu menjepit pilar totem logam di ketiaknya, mengeluarkan belati dan menepukkannya di otot perut kencang prajurit kijang - area zirah yang tidak memiliki duri pelindung.
Duncan memandang belati yang lebih pendek dari telapak tangannya, lalu menatap punggung sang bos. Dengan lesu dia menarik dua palu perang penembus zirah yang tertanam di zirah kaki zirah duri mahkota.
"Siapa kalian? Aku sudah lama merasakan adanya aura kuat, tapi kenapa malah makhluk rendahan seperti kalian?" Saat Lautan Api tiba-tiba padam, sorot mata Penguasa Api tertuju pada Liu Zhenhan yang berjalan dengan langkah mantap. Makhluk berbatu ini jelas terlihat sebagai pemimpin. Meski dengan kesombongan khas Penguasa Api, ia tak bisa menyangkal bahwa musuh berduri di hadapannya ini luar biasa. Aura mereka begitu perkasa dan mengintimidasi, postur tubuh mereka gesit dan berotot, sementara ketebalan zirah mereka sudah cukup untuk menahan serangan sihir biasa.
"Aku adalah bapakmu!" Liu Zhenhan menatap makhluk raksasa yang tingginya tujuh-delapan kali dirinya sambil tertawa terbahak-bahak. "Anak baik. Orang tua ini juga akan memberi 'salju di atas es', tapi bukan garam yang kuminumkan, melainkan racun arsenik!"
Penguasa Api tidak langsung murka. Ia hanya tersenyum tipis. Wajar saja, raksasa penuh bisul dan lepuhan sebesar buah arbei ini tak mungkin terlihat tampan saat tersenyum.
Penguasa Api Bastulke mungkin sadar akan hal itu. Ia pun menjumput mayat hancur dari punggung gunung berapi dan melemparkannya ke mulutnya yang besar, mengunyah dengan suara "kruuk-kruuk".
Dari dua taring panjangnya yang runcing, jus darah mendidih menetes berderai-derai.
Terkadang, ketenangan dan kemurahan hati di medan perang merepresentasikan suatu sikap yang mencerminkan keyakinan akan kemenangan, bukan sekadar budi pekerti.
Dari balik lereng, sekumpulan meteor merah menyala melesat melintasi cakrawala nan jauh, berubah dari samar menjadi jelas, menuju langsung ke medan perang ini.
Liu Zhenhan seakan merasakan sesuatu, perlahan menoleh ke belakang. Bukan hanya dia, semua orang terkejut merasakan kehadiran kuat dan berbahaya yang mendekat, secara refleks memutar kepala ke arah belakang.
Di langit kelam, sebuah meteor merah menyala dengan ekor komet panjang nan gemilang menyisihkan kelompok meteor di belakangnya. Gerakannya yang semula gesit berangsur melambat, melukis busur angka "8" di langit hitam legam. Setelah berputar-putar layaknya tarian, ia menyambar bagai kilat menukik ke bawah. Bayangan sayap raksasa berwarna merah melesat di atas medan perang, membawa gemuruh api yang menderu. Angin topan dahsyat menyapu permukaan tanah, menyebarkan kesombongan dan kegagahan tak terbendung hingga merasuk ke sanubari setiap makhluk, menggugah naluri bertahan semua yang menyaksikan.
Debu di tanah membentuk kabut seperti tirai yang bergulung. Burung emas di "matahari bawah tanah" berkicau panik dengan suara melengking dan muram, bahkan sinar keemasan pun meredup. Bayangan api raksasa kembali melintas di atas medan perang, angin kencang yang menyapu membalikkan kabut debu ke permukaan. Gelombang demi gelombang kekuatan elemen yang dahsyat berguncang di langit gelap gulita. Baik Elf maupun Bimon, saat menghadapi kekuatan seperti ini, jika ada perasaan yang tersisa di hati, hanyalah kata "kecil" - betapa remehnya diri mereka di hadapan makhluk perkasa yang mengarungi langit ini.
"Waaa~~" Suara riuh rendah merebak.
Bayangan api raksasa kali ini melayang lebih lambat. Di balik selubung elemen api yang bergejolak, samar terlihat enam sayap api dan sosok sebesar gunung!
Flame Demon bersayap enam!
Inilah algojo dari jurang neraka! Makhluk puncak dalam hierarki monster api!
BAB 163: MUSUH ATAU SAHABAT YANG TAK JELAS
Gugusan meteor yang terbang di langit perlahan menunjukkan wujud aslinya. Ini sama sekali bukan meteor! Dari suara "kwaak-kwaak" aneh yang terdengar, jelas ini adalah kawanan 300-400 burung Tokhara pemuntah api - salah satu dari sedikit monster terbang di bawah tanah yang setidaknya masuk kategori monster kelas menengah!
Wujud Flame Demon bersayap enam akhirnya berhenti di langit utara. Siluet mengerikannya bagaikan bayangan neraka yang terproyeksi ke bumi. Dari tubuh raksasanya, selain enam pasang sayap daging dan dua cambang merah yang bergerak seperti ular, tidak ada yang bisa dikenali secara jelas karena seluruh tubuhnya diselimuti api merah bergelora bak teratai berapi. Kawanan burung gagak Tokhara berkumpul di sekitarnya, memperkobar nyala api hingga langit terwarnai merah darah yang membara.
Setiap prajurit pasukan ekspedisi Elf merasakan bulu kuduk mereka berdiri. Siapa sangka pasukan kecil mereka yang hanya 30.000 orang harus berhadapan dengan dua Monster Tingkat Super sekaligus beserta pasukan monster mereka! Itu pun dikepung dari depan dan belakang!
Ksatria Kelelawar Raksasa Moore kini tersisa kurang dari 800 orang. Mereka segera berbalik arah, berputar menuju lereng untuk melindungi Yang Mulia Pangeran yang berada di sudut bawah lereng yang kosong dari pasukan.
"Empat puluh kavaleri Newton berubah menjadi pasukan darat. Burung Raksasa Newton sama sekali tidak bisa terbang untuk bertempur di bawah tekanan aura kuat Flame Demon bersayap enam, membuat Orang Kesturi A Du hampir muntah darah. Pendeta Deshang dan Pendeta Lemayre yang berdiri di lereng segera memanggil peliharaan magis mereka - rubah api berekor sembilan dan Marten kilat sihir. Pengawal kedua pendeta juga cepat membentuk pertahanan di depan mereka, bersama penyihir Feilengcui yang siap siaga mengawasi langit. Landak Batu milik Helen dijadikan tembok batu di depan, sementara Geryon milik Mo'er sama sekali tidak terlihat.
Dua Naga Peri yang gila cowok berteriak "Ganteng banget~" sambil mengarahkan bola kristal Di Wei dari berbagai sudut, menangkap gambar bunga teratai merah yang melayang-layang di sekitar Flame Demon bersayap enam dan gerombolan gagak Tokhara raksasa di udara.
Rambut Liu Zhenhan tertiup angin kencang yang dihasilkan oleh gerakan cepat Flame Demon bersayap enam di langit, berkibar tak beraturan. Lao Liu mengibaskan ujung rambutnya yang berantakan, ekspresi sombongnya semakin menjadi-jadi. Perubahan kekuatan yang tiba-tiba ini membuatnya geram.
"Muncul lah! Makhluk kuat yang bersembunyi dalam bayang-bayang! Tak peduli bagaimana kau menyembunyikan diri, aku sudah merasakan bahayamu!" Penguasa Api Basturk berkata sambil mengejek, mengangkat tangan dan mengaum.
Suara lengkingan menusuk awan menggema dalam kegelapan tak berbatas. Bangau Api Burangsha bermahkota merah darah mengangkut Guo Guo dan burung beo, membubung di atas rawa. Bulu hitam-putihnya memancarkan kilau kristal kemerahan, sayap raksasanya menghembuskan angin topan dahsyat ke arah pasukan monster di belakang Penguasa Api. Tatapan tajam Yitiao membuat semua monster gelisah, raungan rendah mereka tak mampu menyembunyikan ketakutan.
Bahkan Penguasa Api Basturk tercengang. Ia mengira yang datang pasti Naga Hitam Neraka atau Tiran Mata Jahat, bukan seekor burung tampan. Perbedaan ini membuatnya bingung.
Tapi tak perlu dipikirkan lagi. Begitu Basturk melihat Yitiao, ia langsung tahu kemampuan sihir api burung raksasa ini jauh melebihi monster api yang pernah dilihatnya. Di bawah tanah tak ada monster terbang tingkat super seperti ini - dari mana asalnya?
Kebingungan membuat Penguasa Api Basturk lupa mengunyah, lupa untuk menunjukkan sikap pemenang yang seharusnya.
Seperti pasukan gabungan Elf yang disergap dari belakang oleh Flame Demon bersayap enam bersama kawanan burung Tokhara, Liu Zhenhan juga telah menyiapkan Yitiao sejak awal untuk memblokir jalan mundur Penguasa Api. Kedua belah pihak sama-sama tidak berniat memberi jalan hidup, hanya saja tidak menyangka kekuatan lawan ternyata begitu dahsyat!
"Pantasan aku merasakan kehadiran kuat! Memang tidak salah dugaanku!" Penguasa Api Baskurturk menatap Yitiao, lalu kembali berbicara kepada Liu Zhenhan dengan suara bergemuruh. Kali ini nada suaranya tidak lagi berapi-api, melainkan terdapat nuansa kecewa.
"Kau juga tidak kalah. Sudah bersiap sejak lama ya?" Liu Zhenhan menyipitkan mata menatap Penguasa Api, merasa agak tak percaya. Meski Monster Tingkat Super memiliki kecerdasan tinggi bukan hal aneh, tapi kemampuan mengumpulkan pasukan bawahan benar-benar mengejutkan. Selain Monster Tingkat Super bawah tanah, Liu Zhenhan belum pernah mendengar ada monster di permukaan yang memelihara pasukan.
"Makhluk hina!" Tubuh Penguasa Api Baskurturk mendesis dengan gelembung-gelembung air meletup, mengaum marah: "Sejak tuan kalian, Naga Hitam neraka terkutuk dan Tiran Mata Jahat datang ke bawah tanah, mana ada Monster Tingkat Super di dunia bawah tanah yang tidak khawatir akan dibasmi kalian para pendatang! Apakah ahli kuat dari Kemarahan Api harus menunggu dibunuh dan diambil inti magisnya jika tidak bersatu?"
“Seharusnya tahu akan ada hari seperti ini!” Penguasa Api Basturk mengaum gemuruh seperti guntur.
Flame Demon bersayap enam juga mengeluarkan raungan geram aneh di langit, bahasa ini sangat asing, tak ada yang paham di lokasi.
Dari kiri-kanan dua gunung berapi di Rawa Garam Terbakar bergema deretan auman monster liar, yang paling jelas terdengar adalah lolongan kerbau rendah dan suara kodok seperti sendawa kenyang, semakin mengerikan di tengang desiran angin topan.
Pasukan Elf Jatuh kembali dilanda kegaduhan besar, tak disangka bukan cuma satu Flame Demon bersayap enam! Ternyata ada Monster lain, dari rentetan raungan ini jelas mereka bukan makhluk ramah yang kebetulan lewat.
Bibir Liu Zhenhan bergetar hebat, bisu oleh nasib sialnya sendiri. Ini namanya apa?! Penguasa Api lu jaga-jaga belasan Naga Hitam Neraka dan Tiran Mata Jahat si Berbual B, ngapain libatkan gue? Laozi susah payah menghasut tukang pukul gratisan buat nyerang tiba-tiba sekali ini, gampang apa?!
Yitiao di atas rawa mengangkat paruhnya yang panjang, sekali lagi mengeluarkan kicauan jernih. Sebuah bola api perak berkilauan seperti aurora melayang perlahan dari paruhnya ke langit, menyebarkan cahaya keperakan yang memancar ke bumi, menerangi segalanya. Para Elf Jatuh dengan penglihatan tajam tiba-tiba menyadari bahwa di sisi kiri dan kanan yang sebelumnya tenggelam dalam kegelapan, kini telah muncul kawanan Monster masing-masing berjumlah ribuan. Mereka perlahan mendekat dari jarak beberapa li sambil menggeram, riuh rendah raungan mereka memenuhi udara.
Pasukan Degenerasi saat ini telah dipaksa keluar dari celah dua gunung berapi mati, pemandangan terbuka di segala penjuru. Bola perak yang berkilau seperti aurora bagaikan "matahari bawah tanah" yang melayang di udara, menyinari pandangan setiap prajurit dengan cahaya keperakan seperti rembulan. Seolah menunjukkan kekuatan, di bawah sorotan aurora perak, dua kelompok monster dari kiri dan kanan mengaum marah. Pemimpin kelompok monster di sebelah kiri Pasukan Degenerasi adalah siluman banteng hitam setinggi lima-enam meter, hanya memiliki satu kaki seperti batu alas yang melompat-lompat seperti pegas, setiap lompatannya diiringi teriakan panjang yang membuat gendang telinga pendengar seperti dipukul palu, sesak dan mencekam. Di sebelah kanan Pasukan Degenerasi, seekor katak berkutil sebesar badak memimpin, teriakannya tak kalah mengerikan dari siluman banteng berkaki satu itu. Setiap kali ketiga kaki berselaputnya melompat, tanah bergemuruh.
Pasukan Degenerasi melihat sekeliling dengan panik, semangat pasukan langsung kacau balau. Dikepung dari segala arah, setiap prajurit tahu konsekuensi mengerikan yang akan terjadi.
"Itu Kui Niu Air Asin dan Jin Chan Berkaki Tiga!" Duncan menarik napas tajam, berbisik pada Liu Zhenhan.
Para prajurit Feilengcui juga menoleh melihat sekeliling, namun mereka tidak panik, hanya mengamati sejauh mana keempat pasukan monster mendekat.
Liu Zhenhan mengangguk perlahan sambil berpikir, meski wajahnya tetap tenang, hatinya sebenarnya sedang mengobrak-abrik dasar laut. Meski tidak tahu kehebatan katak emas berkaki tiga, namun Bimon tidak asing baginya. Monster ini cukup sering muncul dalam legenda Bimon, hanya saja tak disangka bisa ditemui di bawah tanah.
Konon di zaman kuno, monster amfibi ini sering terlihat di sungai dalam dan rawa-rawa luas, namun prajurit kijang Duncan menyebutnya Bimon air asin, rupanya sedikit berbeda dengan Bimon air tawar di permukaan. Di rawa-rawa garam timur dan barat sejauh lima puluh li, memang ada dua area rawa-rawa besar tempat danau garam bertemu. Tak perlu diragukan, Bimon air asin dan katak emas berkaki tiga ini pasti monster yang merayap dari kedalaman air asin untuk jadi bala bantuan.
Bimon adalah monster yang sangat unik, tak hanya memiliki kekuatan dahsyat dan suara menggelegar, tapi juga kulit alami tahan lasak. Raiungannya bisa memanggil lingkaran Kelambanan, bahkan lagu serangan Lingkaran Jahat yang termasyhur "Jiang's Endurance Kuige" juga terinspirasi dari legenda ini.
Sama seperti Landak Batu, Kui Niu adalah monster tingkat tinggi dengan sihir pendukung yang sangat langka. Konon, jika kulitnya digunakan untuk membuat genderang perang, setiap 99 kali pukulan akan memanggil aura stamina. Kuil Bimon pernah memiliki genderang kulit Kui Niu – dengan kata lain, genderang itu bisa dianggap sebagai artefak legendaris Bimon. Namun saat Pertempuran Hyjal, genderang ini digunakan Pendeta Naga Kochis sebagai instrumen pendukung. Setelah pertempuran itu, sang Pendeta Naga gugur dan genderang Kui Niu menghilang.
Liu Zhenhan benar-benar menyesal! Dalam permainan berburu hari ini, tanpa sengaja mereka justru jadi mangsa monster! Sejak kemunculannya, Penguasa Api ini langsung mengeluarkan pilar magma dan raungan maut – jelas-jelas merasakan kehadiran lawan kuat yang bersembunyi dan mati-matian memanggil bala bantuan! Monster Tingkat Super memang memiliki indera keenam tajam terhadap sesama makhluk kuat. Sungguh kesalahan taktis! Terlalu serakah! Seharusnya dari awal langsung mengeroyoknya bersama Yitiao dan Geryon!
Penguasa Api Basturk membalikkan punggungnya ke Liu Zhenhan, lalu memusatkan perhatian pada Yitiao. Sang Penguasa Api yang cerdik tahu harus memilih lawan yang tepat. Sedangkan untuk para serangga hina itu, kehadiran Iblis Bato, Raksasa Garam-Beku, Orang Banteng Ymir, dan Flame Demon bersayap enam sudah lebih dari cukup.
Yitiao menggetarkan sayapnya, melayang diam-diam di atas rawa. Matanya yang merah seperti sinabar tak menunjukkan emosi, mengunci Penguasa Api dengan tenang. Di punggungnya, Guo Guo mengayunkan Palu Tembaga Bowling sambil bersuara seolah ingin bertempur. Burung beo sudah mulai menyerang, makiannya meski tak nyaring tapi lebih cepat dari mantra sihir.
Flame Demon Bersayap Enam sementara belum menyerang duluan. Bukan karena takut pada kavaleri udara yang berjejal di langit, tapi menunggu monster darat menjepit dari kiri-kanan. Di darat ada penyihir dan beberapa monster yang baru saja menyergapnya, ditambah pemanah ulung yang membuatnya agak waspada.
Pasukan Elf Jatuh kembali diatur ulang. Formasi yang sudah kacau menjadi semakin berantakan. Para pendeta menyampaikan perintah dengan mencambuk, karena mustahil memberi instruksi di tengah keributan. Komandan pemburu gelap Galincha berkeringat dingin karena tegang.
“Liu Zhenhan sebagai pasukan garis depan terdepan, untuk sementara juga belum berniat bertindak. Dikepung dari segala arah oleh dua monster tingkat super plus dua monster tingkat tinggi, meskipun hatinya penuh ambisi, dia tetap harus mempertimbangkan keselamatan Helen dan yang lainnya di barisan belakang. Fegao segera memimpin sekelompok prajurit kijang menerobos kerumunan, kembali ke lereng bukit untuk melindungi para pendeta dan penyihir.
Lao Liu dengan cepat mengamati situasi di sekeliling, sambil melakukan kalkulasi dengan tegang.
"Daripada membicarakan Kui Niu, lebih baik kita perhatikan bahwa prajurit Bimon berkepala sapi suku Yimir ini mirip sekali dengan Kui Niu." Fatty Luo tertawa "hehe" tanpa beban: "Cuma bedanya, Bimon Yimil memiliki sepasang kaki berkuku, sedangkan Kui Niu hanya punya satu kuku banteng seperti batu. Kalau Bimon Yimir ini juga hasil evolusi Kui Niu yang berakal, apakah mereka bisa dianggap bagian dari ras Bemon kita?"
Ujian tak sengaja Fatty Luo justru memberi pencerahan pada Liu Zhenhan. Lao Liu segera memanggil delapan Jiwa Pengembara yang bisa menggunakan aura kebangkitan "Roh Leluhur" untuk mengubah prajurit Bimon yang tewas menjadi prajurit abadi. Kebetulan ada 40-50 mayat Bimon Yimir yang terbunuh di sini. Karena mereka masih memiliki darah keturunan Berbual, di saat kritis seperti ini, bukankah ini kesempatan tepat untuk memanfaatkan sampah?
Delapan Jiwa Pengembara yang telah kehabisan seluruh prajurit banteng abadi sejak pertempuran di Lembah Api, mendengar perkataan tuan tanah, tiba-tiba matanya bersinar. Mereka mulai berpikir bahwa hal ini bukan tidak mungkin.
Sinar merah "Aura Kebangkitan" berkilat. Orang-orang banteng Imeir benar-benar bangkit satu per satu, mengambil perisai batu dan kapak batu dari tanah, lalu berbalik secara mekanis menghadapi mantan rekan mereka.
Apapun rasnya, makhluk abadi selalu menimbulkan rasa ngeri dalam hati. Monster, Raksasa Garam-Beku, dan Iblis Baruto tidak terkecuali. Melihat orang-orang banteng Imeir yang tewas berubah menjadi prajurit abadi, mereka mengaum marah dan menyerbu di bawah pimpinan orang-orang banteng Imeir yang mengamuk.
Tak seorang pun menyangka bahwa kebuntuan pertempuran tiba-tiba berubah karena insiden kecil ini, memicu aksi dini. Flame Demon bersayap enam di udara melihat serangan darat telah dimulai, tak bisa lagi menunggu kedatangan Kui Niu dan Katak Kaki Tiga Emas. Ia segera memimpin kawanan gagak Tokhara menyergap Ksatria Kelelawar Raksasa dan Prajurit Banteng-Elang di udara. Dua cambuk api sepanjang ratusan meter milik Flame Demon menyapu membentuk bayangan api kabur, sekaligus merobek ratusan mayat berhamburan di udara. Di bawah gerakan terbang berkecepatan tinggi Flame Demon, Ksatria Kelelawar Raksasa dan Prajurit Banteng-Elang bahkan belum sempat bereaksi sebelum tubuh mereka tercabik menjadi dua bagian oleh cambukan.
Serangan darat terhadap objek udara yang bergerak cepat secara inheren memiliki kelemahan, ditambah perbedaan level sihir antara peliharaan magis pendeta dan para penyihir, efektivitas serangan mereka terhadap Flame Demon bersayap enam sangat terbatas. Di sini hanya ada dua Magister Senior dari Moore, selain mereka para penyihir lain belum memiliki kemampuan penguncian visual. Ancaman nyata bagi Flame Demon bersayap enam hanya datang dari panah es-api Nedved dan sembilan kilat mematikan Mo'er. Efek ledakan panah api es terlalu dahsyat, mata panah segitiga di bawah kekuatan senar yang mengerikan mampu menembus pertahanan armor magis. Radius serangan sembilan kilat mematikan bahkan mencapai sembilan cabang sekaligus, disusul sembilan cabang panah air yang bercabang lagi.
Mengingat sihir sembilan cincin lawan terlalu merusak bagi burung Tokhara biasa, Flame Demon bersayap enam memerintahkan kawanan burung terpecah menjadi kelompok besar untuk menyerbu para manusia elang-banteng dan Ksatria Kelelawar Raksasa. Sementara itu, dia sendiri memanggil "Elemen Naga Api" yang dengan kecepatan luar biasa menerjang ke kerumunan pasukan udara lawan, membuat sihir para penyihir musuh ragu-ragu untuk melepaskan serangan.
Situasi langit berubah total menjadi satu arah. Selama bertahun-tahun, doktrin pasukan udara yang mengagungkan kekuatan monster terbang sebagai standar emas sama sekali tidak bias. Setiap peningkatan level sama sekali bukan hanya sedikit lebih kuat. Perbedaan antara Flame Demon bersayap enam sebagai Monster Tingkat Super dan Ular Api Berbulu sebagai monster tingkat tinggi, hanya bisa dirasakan jelas oleh pelakunya dalam pertempuran sebenarnya.
Prajurit manusia elang-banteng yang kabur pontang-panting mulai melarikan diri secara berkelompok. Sama seperti prajurit budak Feilengcui, prajurit elang-banteng ini hanya bisa bertarung saat situasi menguntungkan. Keberanian mereka hanya mekar saat menghadapi lawan yang lebih pengecut. Mereka tidak cocok untuk pertempuran berdarah dalam situasi terdesak. Memaksa mereka bertarung tangan kosong melawan monster raksasa setinggi 10 meter di udara jelas melampaui kemampuan dan nyali mereka.
Peliharaan Magis dari dua Imam Tongkat dan beberapa penyihir kelas rendahan tahu mereka tak bisa melawan Flame Demon bersayap enam. Maka mereka serentak mengarahkan serangan ke kawanan gagak Tokhara. Tak peduli salah sasaran atau tidak, ditambah dengan "Nyanyian Pelarangan Langit" Gatanie yang menjadi serangan mendadak, membuat burung-burung api ini berjatuhan berguguran. Tentu saja beberapa sekutu yang malang juga ikut menjadi korban.
Flame Demon bersayap enam benar-benar murka. Kejar-mengejar sembilan kilat mematikan dan panah api es yang bertubi-tubi telah melukainya. Meski luka-luka ini tidak berarti besar bagi Flame Demon bersayap enam yang memiliki "Armor Api Teratai Merah", hal ini benar-benar membuatnya geram. Meninggalkan naga elemen api yang mengubah langit menjadi lautan awan berapi, sang Flame Demon melesat naik dengan kecepatan tinggi, lalu berbalik dan menyambar ke bawah. Cambuk api diayunkan tinggi, siap memberikan pelajaran pada serangga hina ini! Suara nyanyian sihir juga menggema dari mulut sang Flame Demon!
Ibu Pemimpin Youyue'er dan Pangeran Moore Benitez yang berada di posisi yang sama dengan Helen dan Ning Yu sedang berdoa dengan gugup. Mereka sedang memanggil Black Dragon Neraka dan Tiran Mata Jahat untuk membantu melalui telepati. Sihir gelap memang bertipe pemanggil. Asalkan ada Black Dragon Neraka yang mau muncul, ia bisa langsung menerobos melalui barrier kegelapan untuk membantu. Sedangkan Tiran Mata Jahat, pelindung ras Moore, memang memiliki kemampuan merobek ruang. Meski ada unsur keberuntungan dalam memanggil dua dewa pelindung ini, asalkan salah satu dari mereka muncul di sini, nyawa kecil ini mungkin bisa diselamatkan!
Mengenai bagaimana menjelaskan kepada Dewata Pelindung setelahnya, atau apakah rencana melarikan diri dari bawah tanah akan terlihat dan menimbulkan konsekuensi mengerikan, hal-hal ini tidak lagi dipikirkan oleh kedua Elf Jatuh tersebut. Sekarang mereka hanya memikirkan bagaimana bertahan hidup di tengah pasukan Monster yang mengepung dari segala penjuru.
Raungan pertempuran telah menggema di sepanjang Garis Cakrawala!
Penerjunan cepat Flame Demon bersayap enam tiba-tiba terhenti, nyanyian mantra sihir berubah menjadi jeritan menyayat hati. Setelah membuat putaran berbentuk "8" di udara, Flame Demon itu segera naik ke ketinggian yang lebih tinggi dari sebelumnya. Darah hitam tertiup angin secara perlahan, sayap daging yang masih menyala dengan api teratai jatuh "brak" ke tanah dari langit.
Geruin Tuan Tanah Pasang Surut berkilauan dengan cahaya sihir yang mempesona, berubah dari kondisi kabur menjadi normal. Makhluk itu melayang di atas lereng, "Sayap Angin" transparan raksasanya menggelembung tak henti, kait ekor tulang berwarna merah-hitam terjulur panjang dengan sisa darah Flame Demon bersayap enam masih berkilauan. Sejak cakarnya dihancurkan oleh Yitiao, jika diukur berdasarkan standar pertarungan antar Monster Tingkat Super, Geruin sebenarnya sangat dirugikan. Namun ia menutupi kelemahan ini dengan kelicikannya sendiri.
Sengatan ekor beracun yang melukai Flame Demon bersayap enam semakin membangkitkan naluri membunuh monster buas ini. Dua monster raksasa, satu kehilangan cakar dan satu lagi kehilangan sayap, yang satu berpendar cahaya es sementara yang lain diselimuti api kemarahan, bergulat di udara. Pertemuan kristal es yang dingin dengan nyala api dahsyat menciptakan fenomena iklim yang aneh dan ajaib.
Seekor Black Dragon Neraka menggetarkan sayap daging hitamnya bersama bola daging berulat bermata satu raksasa, menerobos keluar dari celah dimensi seperti merobek kertas jendela, diam-diam melayang di sudut langit sambil mengamati pertempuran sengit. Tidak ikut campur namun juga tidak berniat pergi.
Pangeran Moore dan Ibu Pemimpin Youyue'er kini merasa putus asa. Mereka tak menyangka semua ritual pemanggil berhasil, dan pertempuran beberapa monster tingkat super pasti mencurigakan Tiran Mata Jahat dan Black Dragon Neraka. Kedua Elf Jatuh ini terus merencanakan dalam hati bagaimana menjelaskan kehadiran dua monster asing tingkat super serta sekelompok Bimon di benua bawah tanah yang bertarung melawan Penguasa Api dan Flame Demon bersayap enam. Jika sang Tiran dan Naga Hitam mengetahui fakta rencana migrasi Zhuoer-Moore ke permukaan, tamatlah riwayat Moore dan Zhuoer.
Raungan Bahasa Naga sang Black Dragon Neraka tiba-tiba membangunkan semua otak yang seperti sedang berjalan dalam mimpi.
Dua wanita cantik mengenakan jubah muncul di langit, menggunakan Bahasa Naga yang sama berwibawa untuk saling mengaum dengan Naga Hitam Neraka.
Di kejauhan, pertarungan sengit antara Geryon dan Flame Demon bersayap enam sedang berlangsung. Mo'er juga mengembangkan sayapnya terbang ke langit, kilat gemilang dan Panah Air terus menerus menghujani tubuh Flame Demon bersayap enam. Di tubuhnya berputar delapan Perisai Hitam Tuan Tanah Kematian seperti lentera berputar.
Tak ada yang bisa membayangkan konsep munculnya begitu banyak Monster Tingkat Super sekaligus. Namun hampir semua orang tak punya waktu lagi untuk berpikir atau melihat. Pasukan monster di kiri-kanan yang dipimpin Sapi Kui dan Katak Tiga Kaki akhirnya tiba! Para Penyihir Zhuoer dan Moore terbagi dua kelompok, dikelilingi prajurit, berjuang mati-matian menahan serangan monster. Sementara seribu lebih monster di depan bertabrakan dengan Prajurit Duri Mahkota pimpinan Liu Zhenhan yang didampingi Banteng Imir!
Pertarungan Yitiao melawan Penguasa Api juga telah dimulai. Api vs api, sihir vs sihir. Baik Penguasa Api maupun pihak Liu Zhenhan sama-sama penuh kewaspadaan terhadap Naga Hitam Neraka dan Tiran Mata Jahat yang baru datang ini!
Meski tak ingin cepat membuka kartu truf, Liu Zhenhan tetap dengan tegas mengerahkan dua Patung Emas Yunqin-nya, bergerak perlahan seperti mesin perata menghancurkan gerombolan monster yang bergerak bagai air bah. Pasukan kavaleri berat mammoth dan milisi yang diperkuat berbagai lingkaran lagu perang mengikuti jalur yang dibuka patung emas itu, terus menggulung musuh!
Dalam pertempuran kali ini, tak seorang pun tahu akhirnya. Tiran Mata Jahat dan Black Dragon Neraka bagai pemberat timbangan yang menggantung di hati kedua belah pihak, terasa amat berat.
Bab 164: Bangau Api Telah Menghilang Bersama Bayangan Awan
Tak lama kemudian, semua pengawal pribadi Pangeran Moore dan Ibu Pemimpin Youyue'er telah terjun ke medan perang. Ibu Pemimpin Youyue'er yang baru saja memanggil Black Dragon Neraka penjaga dewa telah kehabisan banyak tenaga sihir. Kini dengan susah payah ia memanggil dua "Perobek Asura" bertanduk domba raksasa, tak berani lagi mengirim mereka maju. Dengan gemetar ia menempatkan mereka sebagai pelindung diri. Pangeran Moore Benitez pun menghunus pedangnya untuk membela diri. Situasi menjadi sangat memalukan.
Membagi pasukan ke kiri dan kanan untuk pertahanan membuat pasukan perisai hidup yang sudah tipis dalam pasukan besar Elf Jatuh semakin menipis, juga memperburuk tatanan yang sudah kacau. Kekurangan pasukan penghambat di garis depan secara langsung mengakibatkan prajurit Xian Sungai tidak memiliki ruang persiapan manuver yang memadai. Seberapa besar daya tembak terkonsentrasi "sinar gamma" bisa dimanfaatkan, hanya Tuhan yang tahu.
Bakat sihir Kui Niu Air Asin ternyata adalah "Cahaya Kelambanan". Mengenai efek negatif "Cahaya Kelambanan" ini, dipercaya tak ada satupun pasukan di Benua Aigean yang ingin menghadapinya dalam pertempuran kacau, apalagi harus berhadapan dengan monster haus darah berotot super yang memiliki Aura Stamina bawaan. Pendeta Zhuoer yang mengendarai harimau putih berusaha mati-matian menghilangkan efek negatif ini, namun kecepatannya jauh kalah dengan kecepatan penyebaran Kui Niu Air Asin. Sementara Katak Emas Tiga Kaki bahkan lebih menakjubkan - makhluk ini ternyata monster logam langka. Makhluk berselaput tiga kaki ini memiliki "kulit antibodi logam" bawaan yang efeknya mirip dengan "Kulit Naga Dwikutub" milik Naga Pelangi yang termasyhur di permukaan, bedanya kulit naga Pelangi memiliki efek magnet dwikutub yang bisa menolak dan menarik logam, sedangkan Katak Emas Tiga Kaki hanya bisa menolak logam. Namun kemampuan ini saja sudah sangat menakutkan - semua senjata logam yang mendekat dalam jarak setengah yard akan tertarik oleh daya tolak logam anehnya. Kelenjar mata Katak Emas Tiga Kaki tidak mengeluarkan racun, melainkan peluru emas sebesar telur yang dampak tumbukannya setara dengan pukulan bola meteor.
Di bawah serangan kuat dua Monster ini, pertahanan samping pasukan Elf Jatuh dengan cepat terbuka celah. Meski jumlah Monster yang terus mengalir masuk jauh lebih sedikit dibanding pasukan Elf, mereka berhasil mengubah pertempuran menjadi kekacauan. Jika bukan karena Zhuoer Kalajengking yang menggunakan cakar kalajengking dan Penjaga Hutan Rimbun yang menggunakan tangan kanan berbentuk akar pohon sebagai senjata, hanya mengandalkan prajurit gelap dengan pedang besar, tentara tengkorak, dan Xian Sungai yang membawa senjata rusak, pasukan Elf Jatuh pasti sudah dihancurkan oleh Katak Emas Tiga Kaki dengan "Kulit Antibodi Logam"-nya sendirian sejak lama.
Komandan "Pemburu Malam" Galincha kini juga turun ke garis depan untuk bertempur tangan kosong. Pasukan khusus yang dibina dengan hati-hati oleh Kuil Zhuoer ini benar-benar hebat. Kekuatan gelap jahat membuat otot-otot Galincha membengkak, berubah menjadi prajurit mumi setinggi 5 meter yang seluruh tubuhnya menyala api hitam. Dengan sabit tulang hitam di tangan, ia bertarung sengit dengan kerbau Kui air asin. Dua Penyihir Senior Moore juga mengendarai Bayi Darah dan Katak Tiga Kaki, bertempur habis-habisan. Ibu Pemimpin Youyue'er hampir muntah darah. Pasukan khusus Zhuoer "Penjaga Hutan Rimbun" memiliki potensi tanaman untuk mengubah pohon sementara menjadi prajurit ent, tapi sayangnya lokasi ini justru merupakan lahan garam. Selain rumput lentera Ruosha yang tumbuh berumpun di rawa garam hangus, di sekitar sini bahkan tidak ada jamur payung yang tinggi. Jangankan prajurit ent, memanggil prajurit jerami atau lumut pun bermasalah.
Satu-satunya kabar baik adalah kavaleri udara Elf Jatuh akhirnya perlahan merebut kembali kendali. Area pertempuran udara terlalu padat. Seandainya Flame Demon bersayap enam masih ada, pasti akan menghujani mereka dengan cambuk ganda. Tapi setelah dicekik Geryon, Chimera berkepala dua yang berkulit tebal ini bisa mengandalkan keunggulan jumlah untuk bertarung sengit dengan kawanan gagak Tokhara.
Hanya medan perang frontal Liu Zhenhan yang benar-benar mendominasi. Pasukan monster di arah ini memiliki kekuatan terbesar dan paling padat. Saat celah yang ditinggalkan oleh Patung Emas Yunqin terguling, pasukan kavaleri berat mammoth terbagi menjadi dua jalur. Mereka menerobos melalui celah di kedua sisi kaki gunung berapi, sementara tuan tanah dan milisi menerobos melalui celah di antara dua patung emas. Sebuah celah gunung berapi yang luas akhirnya benar-benar diblokir oleh tiga ratus prajurit Behemoth ini.
Gerakan Patung Emas Yunqin terlalu lambat. Justru Liu Zhenhan yang berada di tengah celah menjadi yang pertama bertubrukan dengan pasukan monster. Banteng Imir yang menghadapinya mengandalkan kekuatan besar, memanfaatkan perisai batu untuk melakukan tumbukan brutal, berusaha menginjak lawan bertubuh pendek ini menjadi bubuk daging.
“Bang!” Dentuman keras menggema, perisai batu di tangan Orang-orang banteng Ymir itu hancur berdebu. Tubuh tinggi besar mereka terbang terlempar ke belakang bersama pilar totem keemasan yang menancap di dada, menghantam gerombolan Monster di belakangnya. Sebelum kejutan sempat terpancar dari mata Orang-orang banteng Ymir lainnya, Liu Zhenhan sudah meniru dengan melancarkan "tumbukan brutal". Sebagai tuan tanah Bimon berkulit sekeras batu, dia punya alasan untuk percaya diri: tidak hanya dilapisi kulit bak batu, tapi juga terlindungi perisai air, ditambah lengan Mithril yang berfungsi sebagai palu penghancur. Layaknya sabit, tubuhnya langsung mencukur celah lebar di barisan Monster. Prajurit Bimon yang seperti landak besi segera merobek celah itu lebih luas. Orang-orang banteng Ymir yang berusaha menutup lubang itu dijebak oleh empat "jaring laba-laba padat" dari Lao Liu, membuat mereka berkerumun tak bergerak. Lao Liu mengambil tongkat dari tanah dan mulai menghujani jaring laba-laba yang bergeliat-geliat itu dengan pukulan gila-gilaan.
Dalam kekacauan pertempuran, siapa yang sempat memperhatikan orang lain? Lagu perang Helen ditambah tarian perang, ditambah dua pendeta Beruang, setara dengan empat pendeta tinggi yang memberikan lingkaran lagu perang untuk pasukan Feilengcui yang hanya berjumlah 300 orang. Kekuatan kutukan negatif iblis Bator dan serangan magis monster sama sekali tidak berdaya menghadapi Milisia Feilengcui yang sesekali disinari empat lapis "Lagu Dispersi Arina". Sebagai roh cincin, Ksatria Kuda Terbang Bersayap terus memberikan bantuan tembakan udara dengan "Keanggunan Kristal", melakukan pembantaian dengan serangan magis jarak dekat.
Raksasa Garam dan iblis Bator yang bertubuh besar sama sekali tidak mendapat keuntungan di hadapan Milisia Feilengcui. Setelah diberkahi "Gulungan Pengorbanan", semua Milisia Feilengcui telah memiliki kemampuan "Kekebalan Api" dan membakar jiwa. Desain khusus Baju Zirah Duri Mahkota ditambah kekuatan mengerikan Milisia Feilengcui membuat prajurit Bimon ini tidak seperti prajurit berat, malah lebih mirip pencuri berat yang lincah. Lembing garam Raksasa Garam dan tombak bermata Prajurit Panda saling beradu tembak. Keahlian khusus Prajurit Panda dalam melempar lembing dengan dua tangan langsung memberikan pelajaran kepada Raksasa Garam tentang apa itu senjata lempar sejati.
Di satu sisi ada tubuh manusia, di sisi lain ada kaleng besi; di satu sisi terlatih dengan baik, di sisi lain kumpulan orang yang tidak terorganisir; di satu sisi cukup kuat, di sisi lain lebih kuat lagi; di satu sisi ganas, di sisi lain lebih garang.
Perbedaan tetaplah perbedaan, ini tak terbantahkan. Di hadapan pasukan yang mewakili kesatria terhebat di seluruh Benua Aigean, para monster tidak punya waktu untuk menyiapkan serangan magis. Yang mereka miliki hanyalah insting menggunakan taring dan cakar untuk bertarung melawan prajurit-prajurit besar seperti landak besi ini.
Kecepatan prajurit Feilengcui jelas lebih gesit dibanding prajurit Kijang. Dengan kerja sama yang kompak, mereka membuka jalan dengan tuan tanah di depan, diikuti tiga pengawal istana: Ksatria Binatang Petir Fatty Luo, Ksatria Laba-laba Pedang , dan Ksatria Berang-berang Raksasa Vieri yang berbaris di belakang untuk membantai. Dengan perisai kura-kura milik Vieri dan Fatty Luo, ditambah perisai besar berbentuk daun yang dibawa para penyair kuda nil di kedua sayap sebagai perlindungan, setelah berhasil menembus pertahanan dalam para monster, mereka langsung menyebar dan membentuk kelompok-kelompok kecil untuk melakukan serangan vertikal. Pertempuran dengan keunggulan jumlah di area lokal ini memungkinkan Milisia Feilengcui menyelesaikan lawan dengan cepat dan tegas - menjaga perlindungan sekaligus efisiensi pembantaian.
Untuk mengejar mobilitas, zirah mammoth raksasa sayap dan kavaleri masih menggunakan versi getah darah berlapis ganda. Kekakuan zirah rotan tidak kalah dengan baja, namun ketahanan apinya sangat mengkhawatirkan. Meski dilapisi bubuk kerang siput di luar, tetap sulit bertahan menghadapi monster api yang menyapu seluruh area ini. Oleh karena itu, seluruh kavaleri berat ini menggunakan teknik berkuda "bersembunyi di pelana" yang luar biasa. Siapa sangka serangan naluriah monster juga terkonsentrasi secara berkelompok, terutama di zona tengah tempat Tuan Tanah bertabrakan. Hal ini membuat pasukan kavaleri berat mammoth yang menyerang kedua sayap di kaki gunung berapi tidak menemui perlawanan berarti. Setelah maju ratusan yard ke medan perang, pasukan mammoth dengan girang melakukan manuver pengepungan. Taktik monster yang tidak memiliki kesadaran perlindungan sayap berakhir tragis di bawah injakan kavaleri profesional. Banyak monster yang asyik menyerbu tiba-tiba tersapu arus baja yang menyerang dari samping.
Tinggi Badan Iblis Bato dan Raksasa Garam bahkan tidak melebihi Mammoth pahlawan kuat. Dari atas gajah perang setinggi 7 meter, pasukan mammoth perkasa memandang rendah lawan mereka, persis seperti kavaleri lapis baja manusia yang melihat ke bawah infanteri rentan dari atas kuda perang.
Mengandalkan kecepatan sprint yang tinggi, pasukan kavaleri mammoth dengan bangga memamerkan kekuatan mereka. Pedang api raksasa Batto Demon masih berayun, namun tertusuk keras di dada oleh tombak naga lapis baja sepanjang tujuh meter. Tombak garam raksasa Saltfrost Giants masih mengkristal di telapak tangan, namun kepala mereka terpenggal oleh pedang besar yang melesat. Kolina mengaum liar dalam pertempuran, menusuk musuh di ujung tombaknya dan melemparkan mereka jauh-jauh.
Dua pasukan kavaleri berat mammoth yang menarik gelondongan kayu bergerak silang di antara kerumunan monster, mengeksekusi manuver taktis dengan presisi bagaikan buku panduan. Saat dua formasi kavaleri berat bergabung membentuk pola sisir, di belakang mereka terbentang ladang berwarna merah darah yang mencolok.
Di bawah komando Kapten Kolina yang terus menyesuaikan strategi, setelah melakukan serangan bolak-balik lagi, pasukan kavaleri badak berbulu, megatherium, dan beruang gua raksasa yang memiliki kemampuan pengereman lebih rendah melakukan gerakan "menikah masuk", bekerja sama dengan pasukan infanteri Feilengcui untuk menjepit pasukan monster dari depan dan belakang. Sementara itu, Kolina bersama 11 pasukan kavaleri berat mammoth raksasa lainnya malah melancarkan serangan mendadak ke belakang Penguasa Api.
Penguasa Api Bastulke saat ini sedang bertarung sengit dengan Yitiao. Meski sebelumnya telah memanggil sihir besar "Hujan Meteor" dalam pertempuran sebelumnya yang seharusnya mengurangi kekuatannya, Yitiao tetap kesulitan mengalahkannya. Benar-benar pantas dengan gelar "Penguasa Api" Bastulke!
Baik itu Tuan Tanah Pasang Surut, Tuan Jurang, Tuan Tanah Pegunungan Salju, maupun Tuan Tanah Liang Tanah - semua Monster Tingkat Super bergelar "tuan tanah" ini mewakili makhluk terkuat di wilayah ini. Namun Bastulke bukanlah Tuan Api, melainkan Penguasa Api. Perbedaan tingkat gelar ini sudah cukup menjelaskan segalanya.
Taktik "melepas baju zirah" Yitiao sempat membuat Penguasa Api kaget. Namun gaya bertarung jarak dekat Yitiao dengan Tongkat Taring Serigala tidak membuahkan hasil maksimal. Berbeda dengan Naga Unsur Angin yang masih muda dan naif, saat Yitiao menerjang secepat kilat dan mengayunkan Formasi Padat bercahaya listrik ke kepala Bastulke, gelembung-gelembung di dada Penguasa Api Bastulke tiba-tiba meledak. Lava merah membara menyembur seperti hujan lava menghujani tubuh Yitiao.
Saat Formasi Padat milik Yitiao menghantam kepala Penguasa Api, tubuhnya sendiri mulai mengeluarkan suara "desis-desis" korosi. Suara jeritan menyayat hati membelah awan. Untuk melindungi Guo Guo di punggungnya, Yitiao menggunakan lehernya untuk menahan aliran magma merah menyala yang tak terhindarkan. Bahkan "Zirah Kristal Api"-nya tak mampu menahan cairan ini. Dari bagian bawah mata, seluruh tubuh Yitiao terbakar oleh magma merah ini hingga kulitnya melepuh dan pecah-pecah. Leher jenjangnya dipenuhi gelembung-gelembung kecil yang mengerikan, entah efek samping suhu ekstrim atau racun dalam magma.
Formasi Padat yang menghantam dahi Penguasa Api terpental kembali dan menghantam tulang rusuk Yitiao. "Zirah Pemeras Api" milik Penguasa Api memantulkan 50% kerusakan. Meski tak bisa memantulkan sepenuhnya terhadap ahli kuat tingkat super seperti Yitiao, pada jarak sedekat ini, pantulan 20% tetap efektif.
"Bola bowling terbang" Guo Guo yang telah lama direncanakan memanfaatkan momentum dorongan Yitiao, mengayun penuh dan menghantam mata Penguasa Api dengan keras. Sayangnya akurasi lemparan ini kurang tepat, meski Guo Guo berniat menghantam mata yang tak terlindungi zirah sihir, malah masuk ke mulut Penguasa Api. Kesalahan ini justru berbuah manis, karena area ini juga tak memiliki perlindungan zirah sihir, seketika merontokkan beberapa gigi seri, "kotoran gigi" seberat beberapa pon, serta membuat amandel langsung membengkak.
Serangan kedua pihak terputus seketika. Yitiao meliuk membentuk busur di udara, melayang di tempat. Mata merahnya memancarkan kilatan kebencian, lepuh berair di lehernya menonjol satu per satu, membuat burung berbulu jarang ini semakin garang. Penguasa Api yang kepalanya terluka dan Yitiao sama-sama bukan tipe yang suka basa-basi. Pertempuran belum usai, mereka langsung masuk ke tahap serangan sihir cepat.
Yitiao mengibaskan kedua sayapnya, pertama-tama melemparkan Guo Guo dan burung beo kecil dari punggungnya. Kekuatannya terkontrol dengan sangat baik, Guo Guo dan burung beo terlempar oleh tenaga lembut. Meski cepat namun halus, burung beo berkotek-kotek aneh, melakukan belokan di udara, menangkap Guo Guo, lalu mengepakkan sayap dan segera kabur.
Yitiao jelas telah siap bertarung habis-habisan!
Serangan magis cepat antara Penguasa Api dan Yitiao tidak berlangsung lama. Lawan yang seimbang kekuatannya tidak punya waktu untuk menyanyikan sihir besar. Bagi Penguasa Api yang memiliki kemampuan "Kekebalan Api", serangan magis Yitiao jelas tidak memberikan keuntungan. Namun Yitiao juga menunjukkan ketahanan luar biasa terhadap api. Sihir tingkat tinggi yang dikeluarkan instan oleh Penguasa Api pun tetap ditahan mentah-mentah oleh Yitiao meski tidak memiliki kekebalan api.
Adu sihir hanyalah pembuka sebelum pertarungan fisik. Bagi monster tingkat super, kemampuan fisik yang perkasa tidak kalah dibanding kekuatan magis. Kombinasi serangan fisik dan magis adalah jalan sebenarnya dalam pertempuran apapun. Yitiao tidak gentar melihat tubuh penuh lepuh lawannya. Burung phoenix ini menerjang sambil memusatkan energi api murni ke Formasi Padat. Dengan gerakan cepat, cakar berkobar menyambar dada Penguasa Api. Paruh tajam yang pernah menembus Naga Emas itu menusuk tajam ke arah mata lawan. Refleks Penguasa Api menangkis menyebabkan bunyi "brutal" saat paruh Yitiao menembus telapak kanannya, menyisakan sebagian besar paruh Bangau Api yang berkilauan.
Penguasa Api menahan kepala yang dipukuli habis-habisan oleh Formasi Padat, mengeluarkan ejekan keras: "Wahai burung raksasa elemen api yang perkasa! Di hadapan puncak sihir api, kau masih terlalu hijau!"
Penguasa Api Bastulker mengencangkan cengkeraman pada paruh Yitiao dengan tangan kanannya yang tertusuk, mengabaikan rasa sakit menusuk di telapak tangan. Tinjunya yang lain menghantam keras dahi burung phoenix itu. Bisul-bisul di tubuhnya terus memercikan nanah panas. Dengan tinggi tubuh 12 meter, sementara burung berkudis tak berbulu ini hanya setinggi 5 meter - hampir separuhnya, Penguasa Api telah menguasai lawan. Dalam pertarungan jarak dekat, siapa yang lebih unggul sudah jelas.
Paruh yang dicengkeram Penguasa Api justru memicu amuk ganas burung raksasa berkudis ini. Yitiao memutar Formasi Padat dengan ujung sayapnya, memukuli kepala Penguasa Api dengan kecepatan gila-gilaan. Ia sama sekali mengabaikan pukulan berat dan daya pantul lawan. Setiap pukulan Baja Bintang pada Formasi Padat nyaris merontokkan serpihan. Taring Serigala habis terkikis dalam sekejap. Seluruh tubuh Yitiao telah dibasahi nanah dari bisul Penguasa Api, dipenuhi lepuhan melepuh yang mengerikan.
Penguasa Api pertama kali tidak tahan lagi, memelintir paruh panjang Yitiao dan melemparkan lawan mengerikan ini dengan seluruh kekuatannya. Penguasa Api Basturk tidak pernah mengalami pertempuran seburuk ini sebelumnya. Dia merasa kepalanya seperti dialiri banyak sungai kecil yang menyemburkan darah deras. Beberapa pukulan tongkat burung raksasa berkudis itu mendarat di sekitar alisnya, membuatnya hampir berhalusinasi seolah bola matanya akan meledak. Bagi Penguasa Api, bertarung dengan lawan seperti ini adalah mimpi terburuk dalam mimpi buruk.
Yitiao tidak terlempar terlalu jauh. Setelah berputar dua kali di udara, Bangau Api Burangsha yang garang itu kembali terbang tinggi dengan sayap penuh lepuhan. Tidak ada sejengkal kulit utuh pun di tubuh Yitiao. Meski telah meminum empedu ular Feiwenli yang memberi kemampuan penyembuhan dahsyat, pertempuran hari ini melampaui total intensitas semua pertarungan sebelumnya. Sifat peliharaan magis berkaitan erat dengan sang pendeta, seperti keputusan yang akan diambil Liu Zhenhan dan Guo Guo dalam situasi serupa. Tekad bertarung pantang menyerah membuat Yitiao kembali mengayunkan Formasi Padat dan menyambar lawan kuat ini dari udara.
“Prucet” suara robekan otot dan urat yang keras bergema, Penguasa Api kembali mengulangi gerakan sebelumnya. Kali ini telapak kirinya tertusuk paruh panjang Yitiao, lalu dicengkeram erat-erat, tinju kanannya yang memercikkan darah menghantam keras perut Yitiao; Formasi Padat Yitiao kali ini gagal menghantam kepala Penguasa Api, sang Penguasa Api yang sudah siaga telah membuka lengannya, sayap Yitiao yang pendek tak mampu menjangkau jarak sejauh itu.
Penguasa Api Basturk kembali mengaum dengan gemuruh menggelegar, dadanya tertusuk cakar baja Yitiao yang tajam. Cakar baja itu membelah delapan alur darah dalam di dada Penguasa Api, kemudian merayap naik ke lengan kiri dan mencengkeram tulang lengannya. Burung raksasa berkudis dan Penguasa Api mulai tarik tambang layaknya dua petarung kasar. Yang satu ingin mencabut paruhnya, sementara yang lain mati-matian mencengkeram paruh itu.
Penguasa Api menggeretakkan gigi sambil menghantam kaki kecil lawannya dengan tinjunya. Ia merasa ngeri sekaligus jengkel pada burung botak ini. Setiap kali burung raksasa berkudis itu menerjang, jantung dan paru-parunya serasa bergetar.
Dua dentuman patah tulang yang jelas dan keras!
Burung Bangau Api di Pasir Gelombang menggepakkan sayap dagingnya beberapa kali, mencengkeram lengan kekar Penguasa Api dengan cakar, melakukan putaran seperti gasing. Telapak tangan Penguasa Api terkoyak lubang darah dalam, sementara kaki ramping Yitiao retak terdengar jelas akibat pukulan tinju sang penguasa.
"Auuu～～" Penguasa Api kembali meraung ke langit, dengan gila melemparkan lawan mengerikan ini.
"Dum!" Suara dahsyat bergema. Kali ini Yitiao tak bisa mendarat anggun di udara. Tubuhnya terhempas ke Rawa Garam Hangus oleh lemparan Naga sang penguasa, tercebur ke dalam magma merah menyala yang mendidih "glo-dok glo-dok", menghancurkan beberapa lempengan es garam dan menyemburkan gelombang besar lava panas membara.
"Kau burung aneh terkutuk yang seharusnya terkunci selamanya di kerak bumi! Kau yang memaksaku!" Penguasa Api Bastulke bergerak seperti orang gila dengan tangan berlumuran darah, menggigit lidahnya hingga terkoyak dan menyemburkan hujan darah. Saat Penguasa Api bergumam melantunkan serangkaian skala nada rumit yang cepat, percikan darah di udara seolah digulung angin yang berkesadaran, membentuk simbol-simbol magis merah satu per satu. Nyanyian skala nadanya seakan melampaui batasan ruang-waktu, seperti ada ribuan suara membantu melantunkan mantra. Aura sihir merah menyala-nyala menggetarkan seluruh ruang.
Seluruh prajurit di atas medan perang tiba-tiba menghentikan pembantaian. Getaran sihir yang maha dahsyat menerpa hati bagai gunung berapi meletus. Mereka yang lemah mental langsung terjatuh pingsan, sementara yang kuat sekalipun merasakan kelemahan total di sekujur tubuh, hampir kehilangan semua tenaga.
"Lingkaran aura sihir yang indah berkilauan melesat keluar dari tangan Penguasa Api. Meski jelas menggunakan elemen api, saat bersentuhan dengan simbol magis merah yang muncul di udara, berubah menjadi kilau putih seperti sihir es. Kekuatan magis yang terkumpul membentuk gelombang kejut bertubi-tubi, menghujani area magma tempat Yitiao terjatuh. Magma mendidih dalam jumlah besar segera mendingin, membeku dengan kilat menjadi batuan vulkanik berbentuk sarang lebah seluas ratusan meter persegi dengan corak hitam.
"Gunung Berapi Sempurna!" Penguasa Api mengangkat kedua tangannya, melemparkan gumpalan darah sambil melolong keras.
"Gedebuk～～" Dentuman gempa bumi berturut-turut. Dari lokasi jatuhnya Yitiao, tiba-tiba menyembur lava yang menjulang setinggi ribuan meter. Bebatuan vulkanik keras yang terbungkus magma panas berubah menjadi hujan meteor bak komet, meledak di udara seperti kembang api, sebelum menghujani medan perang di belakang Penguasa Api.
Saat pasukan kavaleri berat mammoth di bawah pimpinan Kolina dengan berani atau mungkin mati rasa melancarkan serangan kavaleri terhadap Penguasa Api yang perkasa ini, "Gunung Api Sempurna" tepat meletus. Baik Kolina maupun mammoth raksasa sama-sama memiliki ketakutan tak rasional terhadap api. Meskipun mata mammoth selalu ditutup setiap kali masuk medan perang, indra penciuman alami mereka terhadap api membuat makhluk raksasa ini merasakan ketakutan yang luar biasa. Sebelum perintah diberikan, mammoth berbulu panjang yang sedang berlari kencang serentak berbalik arah. Tombak naga lapis baja sepanjang 7 meter Kolina di barisan terdepan hanya tinggal 5 yard dari pinggang Penguasa Api, namun saudara hewan tunggangannya tiba-tiba berputar di tempat. Dengan pantat menghadap ke belakang, mereka melarikan diri lebih cepat daripada saat menyerang formasi musuh.
Kolina menoleh ke belakang dengan tatapan kosong. Di langit, magma dan batuan vulkanik telah meledak seperti kembang api memenuhi angkasa dengan kemilau. Sang Penguasa Api masih membelakangi mereka dengan bodoh, kedua tangan menunjuk ke langit.
Ksatria Kuda Besi Feilengcui Kolina ingin muntah darah! Hanya selangkah lagi! Kolina merasa meski harus gugur dalam pertempuran, menusuk lawan seperti ini sekali saja akan membuat putranya Vincent bisa membanggakan keperkasaan ayahnya selamanya, dan menambahkan lambang pembasmi iblis pada lencana keluarga mereka!
Liu Zhenhan saat ini telah menembus kerumunan monster, berlari sekuat tenaga ke arah sini. Saat berpapasan dengan pasukan kavaleri berat mammoth, dia melihat hujan meteor di langit meledak gemilang dan hampir menghujam ke tanah.
"Sialan!" Liu Zhenhan nyaris terjatuh karena panik. Dia segera menyuruh dua Patung Emas Yunqin bergulat, memerintahkan semua milisi bersembunyi di bawah atap logam yang dibentuk patung. Vieri dan Fatty Luo berteriak memberi aba-aba "siap!", Setelah memenuhi standar tiga tarikan napas tanpa gerakan, mereka segera memasukkan semua orang ke dalam cincin ruang.
Tubuh Patung Emas Yunqin mengeluarkan suara gemerisik, disusul dentuman "xi li kuang lang" yang mengguncang langit. Bebatuan vulkanik raksasa menghantam hingga patung bergoyang. Liu Zhenhan mengambil gulungan Pengorbanan dari ikat pinggangnya, melepaskan lingkaran lagu perang untuk memberi imunisasi api pada milisi yang tersisa, lalu mengayunkan cincin ruang untuk memasukkan mereka satu per satu ke tujuh dimensi ruang.
Seluruh celah gunung berapi dipenuhi kekacauan, lautan api vulkanik yang bergolak.
Batu vulkanik dan magma yang jatuh dari udara bagaikan hujan komet raksasa, menyelimuti medan perang di celah gunung berapi dengan kerapatan yang luar biasa. Kecuali area sekitar 50 yard di dekat lereng, dalam jarak 1000 yard yang membentang ke utara dari rawa garam hangus, batu-batu vulkanik raksasa dan hujan magma tanpa pandang bulu menghancurkan semua musuh di medan perang menjadi bubur, membakar hingga tak bersisa. Magma berubah menjadi air terjun api yang mengalir deras sejauh 3000 chi, terus menerus menyapu bersih segala sesuatu di sini.
Hanya mereka yang dekat dengan lereng dan memiliki kaki gesit yang bisa selamat. Siapapun yang terjebak di medan perang oleh kerumunan orang, tidak ada yang selamat.
Kebetulan waktu tunggu Patung Emas Yunqin telah habis. Liu Zhenhan yang seperti patung batu, berkat Mutiara Naga Penghindar Api, dengan sombong berjalan-jalan di neraka lautan api ini, meliuk-liuk di antara hujan magma bagai titik-titik air terjun. Gelombang darah yang melilit lengan mithrilnya bagaikan naga beracun yang berenang-renang, berputar-putar tak henti. Sejak enam keping ubin mahjong bergambar burung tertanam di lengan mithrilnya, gaya "menggantung bulu mentah untuk menarik darah" yang megah tapi tak berguna ini mulai menemani Liu Zhenhan terus-menerus.
Ekspresi Lao Liu menjadi terdistorsi karena keganasan yang mengerikan. Pertarungan Yitiao melawan Penguasa Api pernah sekilas dilihat Liu Zhenhan, tapi ia tak menyangka Penguasa Api ini ternyata menyembunyikan kekuatan sebenarnya. Kemampuan sihirnya sendiri ternyata mencapai tingkat yang begitu dahsyat.
Hati Liu Zhenhan direnggut erat oleh rasa sakit. Harapan Yitiao untuk selamat dari mantra api yang hampir setara mantra terlarang ini hampir nol. Yitiao tidak memiliki kekebalan terhadap api, membuat Lao Liu sekarang merasakan sakit bagai digerogoti ribuan semut.
Andai saja aku menyuruh Guo Guo terlebih dahulu memberikan Yitiao gulungan Pengorbanan!
Terlalu ceroboh! Terlalu ceroboh!
Penguasa Api perlahan berbalik tubuh, menatap Liu Zhenhan yang sedang mendekat langkah demi langkah.
Bab 165: Pukulan Perak yang Masih Menyala
Gemeretak tulang yang keras dan nyaring terdengar di setiap inci tubuh Penguasa Api Basturk. Bisul-bisul jelek seperti kodok di tubuh Penguasa Api mulai mengempis, mengeluarkan asap hitam "tuk-tuk". Aura sihir berputar-putar menari di permukaan tubuhnya, sementara roh api yang lincah berseru gembira seperti gemerincing lonceng perak dari lautan api.
Seperti pohon kering yang tiba-tiba disirami hujan musim semi yang subur, Penguasa Api yang sedang menerima baptisan di air terjun magma dengan nyaman menutup matanya. Dia mengeluarkan erangan yang mirip suara kenikmatan. Magma yang mengalir perlahan meluncur di atas luka-lukanya, mengisi celah-celah pada luka yang terbelah secara bertahap dengan panas mendidih. Bisul-bisul mengerikan yang sebelumnya menutupi tubuh Penguasa Api pun menghilang setelah dilalui magma, digantikan oleh duri-duri hitam tajam yang perlahan tapi kokoh muncul. Jika sebelumnya Penguasa Api Basturk terlihat seperti kodok berkulit yang terkupas, sekarang penampilannya menyerupai tangkai terong yang belum berkembang sempurna.
Suara geraman rendah yang dalam dan penuh wibawa keluar dari kedalaman tenggorokan Penguasa Api. Api jiwa yang mampu menembus jiwa dan ruang berubah menjadi nyala api yang melahap kedua kakinya. Sekumpulan api yang lebih membara mekar di wajahnya, lidah api yang menyembur dari kelima indera mengubah wajah penguasa perkasa ini menjadi siluet kabur. Tiga tanduk bercabang seperti garpu air mencuat dari kepalanya. Lempeng hitam obsidian setebal zirah menonjol di bahu Penguasa Api. Pada bagian torso tengah yang tidak dikepung api, seluruh kulitnya dengan cepat berasimilasi menjadi kulit baru berpola halo mirip batu vulkanik sarang lebah. Kesan pertama dari kulit ini adalah kekerasan - kekerasan yang tak tertandingi.
"Siapa sebenarnya kau?" Penguasa Api Basturk perlahan membuka matanya. Ekspresi halus pada wajah yang dikelilingi api ini tetap tersampaikan kepada Liu Zhenhan, karena Lao Liu merasakan sorotan tajam yang menusuk bagikan pisau.
Liu Zhenhan tidak banyak bicara, mengulurkan lengan mithril-nya yang dihiasi darah segar yang bergerak-gerak seperti naga laut nakal yang bermain air. Darah-darah ini ada yang berwarna hijau zamrud—milik Raksasa Garam, hitam pekat—milik Iblis Bato, serta merah darah kental dari Orang-orang Banteng Yimir. Semua darah ini bercampur dengan darah monster berwarna-warni lainnya, membentuk "darah koktail" yang memancarkan kilau pelangi dan nuansa magis.
Bawahan Tuan Liu tak pernah menangani arwah tak bernama.
"Apakah ini termasuk pamer?" Ucap Penguasa Api disertai sarkasme yang dalam. Jelas, perubahan bentuk fisik barunya telah memberi lompatan kualitatif pada kepercayaan dirinya.
Sorot mata Penguasa Api kini berubah total menjadi aura kesombongan yang memandang rendah dunia, bukan lagi kewaspadaan penuh kehati-hatian seperti sebelumnya. Perubahan emosinya secepat pelanggan pelacur yang melarat tiba-tiba menemukan dompet yang menggembung.
Liu Zhenhan menyipitkan matanya menatap Penguasa Api, mengulurkan tangan kanannya membentuk kepalan jantung ayam, membuka lima jarinya dengan lembut di atas aliran darah tujuh warna yang melingkari lengan mithril. Sehelai benang merah tipis merayap keluar dari aliran darah, menyusup masuk ke telapak tangan kanannya. Sepuluh bola cahaya keemasan bercampur bunga kaca darah meletus cepat, berbaris rapi di leher Liu Zhenhan, bergerak tak beraturan seperti cincin komet indah yang mengelilingi Planet Pluto.
"Memang benar ini sihir sesat yang paling mudah dipelajari!" Liu Zhenhan menengadah, memandang raksasa Penguasa Api: "Aku tak menyangka hanya dengan membunuh tiga iblis Bato, lima belas orang banteng Yimir, dua raksasa es garam, dan puluhan monster, kemampuanku langsung naik ke tingkat calon penyihir. Penyihir biasa butuh empat lima tahun latihan untuk mencapai level ini, sekalipun jenius."
"Perisai magis level begini, bahkan mantra spontanku pun tak bisa ditahan." Penguasa Api Bastuluk tertawa terbahak-bahak menggema ke segala penjuru.
"Kalau begitu, jika aku membunuhmu lalu menyaring esens darahmu, apakah langsung bisa melompat ke tingkat Magister Sihir? Lalu apakah bola-bola perisai magis ini bisa bertahan dari pembaptisan sihir tingkat tinggi?" Liu Zhenhan menyilangkan tangan, menyeringai dingin pada Penguasa Api.
“Tidak bisa dihalangi.” Penguasa Api Basuturk berkata dengan nada ahli yang dibuat-buat, seolah sedang memberikan pengarahan: "Sihir Jatuh dibandingkan sihir biasa, pada dasarnya masih sedikit kurang dalam esensi magisnya. Lagipula sihir Jatuh bukanlah Jalan Raja, dibandingkan dengan empat elemen utama sihir yang terkuat tetaplah sihir api. Sihir Jatuh benar-benar tidak bisa melawan. Aku yang ahli di sihir api punya hak bicara dalam hal ini."
"Berhasil atau tidak, harus dicoba dulu baru tahu." Liu Zhenhan tertawa pendek, mengangkat tangan memanggil kuda terbang roh cincin: "Kita berdua kebetulan bisa mengujinya."
"Sok suci adalah ciri khas kalian makhluk rendahan ini. Makhluk lemah selalu suka mencari berbagai alasan untuk memberanikan diri, tidak seperti kami bangsa monster yang menghormati yang kuat." Penguasa Api Basuturk tertawa terbahak, "Tahu kenapa aku mau bicara banyak omong kosong dengan makhluk hina sepertimu?"
"Karena kau merasa semuanya sudah dalam genggamanmu." Liu Zhenhan menyeringai, memberikan celetukan konyol ala Hao untuk menjilat Penguasa Api. Tangannya menyambar tombak berkepala T dari Ksatria Roh Penjaga, kakinya menendang sang ksatria kembali ke dalam barrier.
“Ha ha... Aku mulai merasa agak menyukaimu, serangga.” Penguasa Api tertawa lepas, nyala api bergejolak diterpa hembusan nafasnya: “Kebahagiaan harus dibagi, serangga! Kau pantas bangga, karena berhasil menyaksikan evolusi peningkatan level seorang Penguasa Api dengan mata kepala sendiri...”
Penguasa Api berhenti sejenak, berharap menangkap secercil kekaguman di mata lawan atau mendengar teriakan panik. Sayangnya harapannya pupus, ekspresi Liu Zhenhan tetap dingin bagai meteor yang tak terbakar meski mendengar klaim peningkatan level sang Penguasa Api.
“…Mengapa kau tidak terkejut…?” Harga diri Penguasa Api Basturuk tersentuh, nadanya mulai berang. Ia memutuskan akan mengubah makhluk ini menjadi "prasasti batu" selamanya. “Aku menghabiskan lima ribu tahun untuk naik dari Raksasa Api ke Tuan Api, lalu lima ribu tahun lagi dari Tuan Api menjadi Penguasa Api. Kukira tak mungkin mencapai level Kaisar Api, tapi baru seribu tahun setelah menggunakan 'Dafa Pembubaran Tubuh Surgawi', impian itu terwujud tanpa efek berbalik! Malah pemahaman baru tentang esensi pertempuran membuatku naik level ke ranah kekuatan lebih tinggi. Sekarang aku lebih kuat! Bodohnya, serangga tak berakal!”
“Makna sebenarnya pertempuran?” Liu Zhenhan mencemooh, menyeka ingusnya dengan kasar lalu mengusap bulu kuda terbang itu.
“Mulai sekarang, aku benar-benar abadi! Meski tubuhku hancur, aku akan menjadi Raja Penyihir Api yang lebih kuat! Haruskah aku tidak gembira?” Bastuluk yang telah berevolusi dari Penguasa Api menjadi Kaisar Api tertawa mengguncang bumi: “Kau serangga hina ini berani mencoba menyedot esensi darahku? Sungguh menggelikan...”
“Kaisar? Raja Penyihir?” Liu Zhenhan mengangkat alis, melompat ke pelana kuda terbang: “Akan kuperlihatkan bagaimana kumemukulmu menjadi lintah bawah tanah!”
Cincin ungu dari langit mengurung Kaisar Api Bastuluk dari kepala hingga kaki. Asap hitam menyedot keluar dari tubuhnya dan masuk ke dada Liu Zhenhan.
“Sekarang aku merasa lebih kuat.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
“Sialan serangga! Mengapa ‘Penyedot Tenaga’ bisa dimiliki oleh seorang Moore?!” Kaisar Api Bastuluk mengaum penuh kemarahan.
"Bahkan jika Anda telah naik tingkat, setelah pertempuran besar tadi, kekuatan magis Anda pasti masih sangat terbatas pemulihannya?" Liu Zhenhan mengarahkan tombak panjang di tangannya ke dahi Kaisar Api Basuturuk sambil berkata: "Peringatan terakhir, Anda sedang berhadapan dengan seorang Imam Bemon! Wajahku yang jelek ini jelas bukan milik seorang Elf."
"Hama licik yang angkuh! Akan kuperlihatkan padamu arti sesungguhnya dari sihir api!" Kaisar Api menyeringai sambil menggerakkan tangannya membentuk aura sihir menyala-nyala. Batu vulkanik raksasa di tanah bergemuruh membentuk delapan makhluk lava setinggi empat meter, tubuh mereka menyala dengan api menyengat, mengepung Liu Zhenhan dari segala arah.
"Lihat ini." Kaisar Api Basuturuk mengangkat bongkahan obsidian setinggi delapan meter di sampingnya. Dengan menyalurkan kekuatan magis elemen api yang pekat, seluruh batu itu berubah menjadi batu rubi merah muda yang berpendar, diangkat tinggi-tinggi untuk dihantamkan ke kepala Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan tiba-tiba melancarkan serangan, tombak berkepala T di tangannya menggulung membentuk pola bunga tombak. Saat Kaisar Api mengangkat batu raksasa dan membuka celah pertahanan di dadanya, dengan gigitan gigi ia melemparkan tombak tersebut. Pada jarak puluhan yard ini, dengan target sebesar Kaisar Api, mustahil meleset! Kombinasi kekuatan Naga Ba Xia, penyerapan sepertiga kekuatan Kaisar Api, plus Transformasi Liar yang melipatgandakan kekuatan - tak ada baju zirah magis apapun di dunia ini yang bisa menahan ini!
Delapan monster lava setinggi 4 meter gagal mengepung Liu Zhenhan. Ketika mendekat hingga 5 yard, mereka seperti terhalang dinding tak kasat mata, ragu-ragu tak mau maju. Mutiara Naga Penghindar Api telah menciptakan medan gaya tak terlihat sebagai bagian dari sistem imunnya.
Tombak panjang Ksatria yang diselimuti "Api Pengorbanan" menancap di perut monster raksasa itu, membuat Kaisar Api terbelalak tak percaya. Meski sebagian kekuatannya tersedot, sang Kaisar tetap tak menyangka bahwa makhluk mengaku sebagai Bimon ini - yang juga merupakan Penyihir Darah - memiliki kekuatan fisik cukup untuk merobek zirah magisnya yang keras dan menembus perut sekeras batu! Bahkan efek pantulan dari "Zirah Tekanan Api" pun sama sekali tak berfungsi!
“Auu～～” Sebuah teriakan marah penuh kesakitan, batu raksasa terlepas dari tangan Kaisar Api, Liu Zhenhan dengan lincah menarik tali kekang, menggunakan kuda terbang bersayap yang anggun untuk membelok ke samping dan menghindar ke langit, lolos dari batu jatuh tersebut.
Seperti memegang jarum sulam, Kaisar Api menarik tombak panjang dengan jari raksasanya. Tombak baja berkualitas tinggi itu perlahan melunak di antara jarinya, akhirnya meleleh menjadi genangan besi cair. Pandangan Kaisar Api tertuju pada Liu Zhenhan yang berputar di udara dengan gerakan terbang memukau, dipenuhi ketidakpercayaan.
Ekspresi yang sama akan terlihat jika seekor gajah tiba-tiba menyadari kekuatan tikus yang setara dengannya.
"Serangga!" Kaisar Api kembali menggelegar dengan suara menggetarkan, dua gunung berapi gemetar oleh gelombang suaranya: "Kau pikir bisa lolos dari hukuman Kaisar Api hanya karena bisa terbang?"
Dalam tawa mengerik Kaisar Api, tubuhnya memancarkan cahaya menyilaukan bagai pijaran putih. Kilatan putih itu lenyap seketika, di posisi Kaisar Api kini tak ada lagi monster raksasa setinggi 12 meter, melainkan seorang pemuda kekar setinggi 2 meter. Wajahnya tampan dengan mata menyala bagai kobaran api, rambut panjang sebahu merah membara, torso telanjang dipenuhi otot-otot berotot yang menonjol. Lubang darah sebesar mata pena di perutnya merusak proporsi tubuh sempurna itu. Celana panjang dan sepatu bot yang teranyam dari elemen api padat membuatnya mirip Dewa Api Kasus yang turun ke dunia fana.
Ini adalah bentuk manusia Kaisar Api setelah naik tingkat. Dalam wujud manusia ini, kekuatan magis maupun fisiknya sama sekali tidak berkurang, bahkan ditambah dengan kecepatan gerak yang lebih lincah.
Dua pasang sayap api membara terkembang di punggung Kaisar Api Basturk. Bulu-bulu api merah sesekali tercabik angin, sementara sang Kaisar Api mulai melayang naik di atas Rawa Garam Hangus.
Kecuali sihir Unsur Angin, aliran sihir lain di level rendah tidak bisa memberi kemampuan terbang. Tapi setelah berevolusi ke bentuk tertinggi, selama berat badan memadai, mereka pun bisa terbang. Kemampuan melayang tinggi tanpa sihir angin sama sekali merupakan bukti nyata penguasaan magis tingkat tinggi!
Sang Kaisar Api sekarang melayang di hadapan Liu Zhenhan, melantunkan serangkaian mantra sihir elemen api yang rumit dan sukar dipahami.
Liu Zhenhan tidak menghiraukan sang Kaisar Api ini, matanya berkaca-kaca.
Dari ketinggian udara, batu obsidian raksasa yang diangkat Kaisar Api Basuturke untuk menghancurkannya, setelah diisi dengan sihir elemen api, bagian dalam batu yang memerah itu menjadi semi-transparan. Dari atas ke bawah, terlihat jelas sosok burung Bangau Api yang terbekukan di dalamnya. Yitiao yang masih mempertahankan pose mengepakkan sayapnya, bagaikan hewan prasejarah dalam amber, mempertahankan postur sebelum kematiannya dengan tenang. Dalam semburan api, Yitiao terlihat hidup dan detail matanya jelas tergambar.
Seketika, sembilan ular api yang mengamuk menyapu Liu Zhenhan yang sedang menangis tersedu-sedu.
Senyum tipis mengembang di wajah tampan Kaisar Api. Ia memperhatikan bahwa api suci Pengorbanan di tubuh lawannya sudah padam. Kaisar Api merasa sangat puas dengan perhitungan jeda waktu serangan magisnya yang nyaris sempurna.
Senyum Kaisar Api tiba-tiba membeku.
Di hadapannya, dengan dikelilingi kobaran api, muncul sebuah kepalan tangan berkilauan keperakan.
Dentuman keras bergema.
Sang Kaisar Api yang kepalanya terangkat ke belakang dengan darah mengalir deras dari hidung, begitu kuda terbang bersayap itu mendekat, Liu Zhenhan langsung melompat dari punggung kuda dan menghujamkan pukulan listrik ke atas, tangan kanannya mencengkeram sang Kaisar Api dan menjatuhkannya dari ketinggian ke tanah.
Meski kekuatan Kaisar Api seharusnya bisa merasakan gelombang peralatan kekebalan sihir pada lawan, sayap api kembarnya justru padam secara misterius dalam sekejap. Kehilangan kemampuan terbang tiba-tiba tanpa kesalahan penggunaan membuatnya seperti terjun ke jurang yang dalam.
Berbekal pengalaman tempur yang kaya meski baru naik tingkat, Kaisar Api Basturk berubah kembali ke wujud aslinya. Tubuh besarnya menahan benturan keras "Braak!" yang mengguncang bumi. Magma berpancar saat kedua monster jatuh dari ketinggian ratusan meter. Meski jatuh dari ketinggian bukan masalah besar baginya, tinju Mithril dan hentakan lutut Bimon gila berkuasa itu membuat Basturk menjerit kesakitan dengan tubuh terpelanting ke belakang.
Sampai sekarang Kaisar Api masih belum mengerti, mengapa orang ini sebagai seorang Penyihir, dari awal sampai akhir tidak menggunakan setengah mantra pun, semuanya serangan fisik ala pertarungan tangan kosong!
Kaisar Api segera beralih kembali ke wujud manusia, berharap bisa menandingi kelincahan monster untuk mengadu kemampuan dengan orang ini. Keputusan yang sangat bodoh ini membuatnya menerima pemukulan keji. Liu Zhenhan dengan sikap sangat arogan menghajar Kaisar Api ini. Kaisar Api menemukan bahwa mantra spontannya sama sekali tidak mempan pada orang ini, selain beberapa Monster Tingkat Super, hanya segelintir entitas di seluruh tingkat dimensi yang memiliki kekebalan terhadap api. Kaisar Api sampai pusing berpikir, tanpa menggunakan "Api Pengorbanan", bagaimana dia mendapatkan kekebalan api?
Jawaban Liu Zhenhan untuk Kaisar Api ini sangat sederhana: sebuah tendangan cambuk dari bawah yang menghantam selangkangan Kaisar Api.
Kaisar Api yang awalnya mengira dengan kelincahan super bentuk manusia dan kekuatan primitifnya akan mendapat keuntungan besar, kini hanya bisa terengah-engah. Meski kelincahannya cepat, Bimon ini terus mengeluarkan jurus kotor: melompat dengan serangan lutut ke kepala disertai pukulan siku ganda ke tulang ubun-ubun. Kaisar Api bingung cara menahan ini. Kekuatannya memang besar, tapi kekuatan Bimon ini juga tak kalah. Setelah menerima beberapa pukulan, dengan segala kesombongannya Kaisar Api harus mengakui: dibandingkan pria ini, dirinya lambat seperti tikus tanah di hadapan burung hantu. Jarak kemampuan bertarung tangan kosong mereka sejauh perbedaan bentuk primitif dan manusiawinya.
Dalam sekejap mata, Kaisar Api yang pusing melihat Liu Zhenhan membuka jurus dan menghujani serangkaian pukulan kombinasi. Alisnya robek, sudut bibir pecah, telinga terbelah. Hanya jurus andalan Lao Liu "Harimau Hitam Mencabut Jantung" saja hampir mencabut isi perutnya. Bukan karena kekuatan zirah sihir, pukulan brutal ini sudah merenggut nyawanya. Kaisar Api hanya sempat membalas satu pukulan yang meleset, malah diseret dan dilempar seperti karung ke tanah, ditambah injakan muka dengan sepatu yang diputar-putar.
Setelah ditendang hingga terlempar jauh, Kaisar Api bersandar pada batu obsidian hitam di sampingnya dan bangkit dengan cepat. Bibirnya mengerut, dan sesuatu yang merah berlumuran darah jatuh keluar - seperti meludahkan biji kurma. Kaisar Api mengeluarkan sepuluh gigi yang basah oleh darah kental. Yang lebih menyedihkan, rambut merah api panjangnya yang indah mulai rontok dengan suara "sha-la-la", setiap kali dipegang langsung rontok segenggam, entah karena alasan apa.
Liu Zhenhan mondar-mandir dengan langkah lompat tali, memperagakan serangkaian pukulan kombinasi yang terampil disertai gerakan menghindar seperti kucing. Sesekali ia menjentikkan jari ke arah Kaisar Api, menggerakkan jari kelingkingnya ke bawah berulang kali.
"Barikan Mati Leleh!" Kaisar Api tidak sempat marah lagi. Dengan memanfaatkan jeda sebelum lawan mendekat, ia mengerahkan sisa-sisa kekuatan magisnya sambil menggigit lidah dan meludahkan darah. Sebuah sihir api bermutasi bernama "Barikan Mati Leleh" tercipta - "Metode Disintegrasi Iblis" meski mengandung unsur "melukai diri sendiri sebelum musuh", tapi sangat praktis. Sihir tingkat mentor ini menciptakan barrier mirip efek pembakaran api yang menempel setengah inci di permukaan tubuh lawan, membentuk dinding vakum selama setengah jam yang sulit dihancurkan oleh penyebaran sihir biasa.
Kaisar Api sudah mencapai tingkat kesempurnaan, dia tahu sihir mana yang paling efektif digunakan saat ini. Tentu saja, dia juga sedang terdesak. Asalkan bertahan lima menit, makhluk berotot mengerikan ini akan mati lemas oleh barrier vakum. Begitulah pikiran Kaisar Api.
"Barrier mampusin ibumu!" Liu Zhenhan mengambil sebuah batu dari tanah, melompat dengan garang dan menghantam kepala Kaisar Api hingga batu itu pecah berkeping-keping, sebagian besar terpental jauh.
"Dasar mentimun dan bata! Layak dipukul!" Liu Zhenhan kembali mengirimkan tendangan maut.
Kaisar Api terhuyung-huyung mundur beberapa langkah, menyandar pada obsidian di belakangnya sebelum akhirnya bisa berdiri tegak. Dia tak menyangka parasit ini tidak hanya memiliki kekebalan aneh terhadap api, tapi juga begitu mahir dalam pertarungan tangan kosong. Dalam hal penggunaan kekuatan fisik, Kaisar Api benar-benar kagum. Daya tahan dan fisik Kaisar Api juga termasuk kelas atas. Saat bertarung dengan burung tak berbulu, dua kali tangannya tertusuk pun dia masih bisa terus berperang. Tapi jika terus berkelahi dengan parasit ini, Kaisar Api Basthulk merasa bahkan tubuhnya yang terbuat dari meteorit sekalipun mungkin tak akan bertahan.
Meski sangat menyukai penampilan barunya, Kaisar Api terpaksa kembali ke wujud aslinya. Tubuh raksasa memberikan bonus gravitasi dalam pertarungan fisik, kali ini tak boleh lagi kalah karena ukuran yang kurang.
Serangan magis elemen api seperti "Meteor" dan "Duri Batu Api" yang menggabungkan serangan fisik dan magis dikeluarkan Sang Kaisar Api. Ternyata musuh ini tak hanya kebal api, tapi juga memiliki zirah magis yang kuat. Melihat situasi memburuk, ia langsung menunggangi kuda terbang roh cincin dan berputar di udara. "Duri Batu Api" tak bisa mencapainya, hujan meteor hanya sebesar kepalan tangan tanpa efek penguatan api dan gravitasi jatuh bebas. Dengan gerakan menghindar yang lincah, kuda terbang roh cincin menggunakan "Tembok Kristal" untuk menahan serangan. Musuh ini bahkan sesekali melontarkan "Keanggunan Kristal" dari kuda terbang dan arquebus Guli untuk mengganggu saraf Kaisar Api yang hampir putus.
Sihir batu permata hanya dimiliki monster alam. Magis ini sangat murni dan jernih, hampir menekan semua jenis sihir. Akhirnya ia harus mengakui betapa bodohnya bertarung melawan lawan yang kebal api.
Guo Guo juga datang dengan menunggangi burung beo untuk memberi semangat.
Karena membawa anak babi Katyusha bersama-sama menunggangi punggung burung beo, Kakatua Raksasa yang malang sudah tidak kuat menahan beban. Guo Guo memegang sepotong sayap iblis api yang terkoyak menjadi dua, menepuk-nepuk aliran udara untuk membantu terbang. Hydra hantu di bawahnya menyangga mereka, terbang dengan sangat anggun.
Kaisar Api karena terlalu terpana melihat burung kecil ini, mendapat beberapa pukulan berat tambahan.
Bab 166 Aurora Malam Abadi
Kaisar Api sempat ingin menggunakan nyanyian mantra untuk memanggil sihir elemen api mutasi dan membalas dendam pada Bimon terkutuk yang kebal api ini. Sebagai bentuk variasi dari sihir elemen udara dan api, sihir asap adalah kemampuan magis baru yang diperoleh Kaisar Api setelah naik tingkat. Namun setelah beberapa pertempuran sengit, kekuatan magisnya kini hampir habis. Untuk memanggilnya lagi harus menggigit lidah sekali lagi. Tapi jika demikian, meski berhasil menggunakan sihir, organ dalamnya mungkin ikut keluar.
Bimon terkutuk ini yang terus mengganggu dengan sihir kuda terbang bersayapnya semakin menyebalkan. Kondisi fisik Kaisar Api sudah tidak seperti dulu. Jika nyanyian mantranya terputus sekarang, bisa memicu efek magis balik yang parah - pukulan telak sebelumnya telah menyebabkan luka dalam yang serius.
Sebuah kesedihan heroik yang tak terhindarkan menyelimuti Yang Mulia Basturk. Bagaimana pun dipikirnya, nasibnya tampak sial. Dari semua lawan yang pernah dihadapi, kenapa harus dua penjahat yang satu lebih hebat dari yang lain. Makhluk reptil Bimon itu bahkan memiliki kekebalan api. Siapa yang bisa bertahan menghadapi tiga pertempuran beruntun? Mengingat serangan fisik, Sang Kaisar Api kembali menitikkan air mata. Saat berubah wujud manusia, kalah oleh reptil Bimon. Saat kembali ke wujud asli, tak bisa terbang karena masalah berat badan. Sihir tak mempan, bertarung fisik malah dipukuli. Untuk pertama kalinya, sang Kaisar Api yang sombong mulai meragukan kemampuannya sendiri.
Kebuntuan ini terasa sangat panjang. Sang Kaisar Api menghitung "barrier" seharusnya sudah membunuhnya tiga kali, tapi makhluk ini tetap lincah. Tak disadarinya bahwa Liu Zhenhan menggunakan barrier pernapasan kura-kura, yang memungkinkannya menahan napas bukan hanya setengah jam, tapi sepuluh kali lipat lebih lama.
Tiba-tiba beberapa Lingkaran Jahat merekah di tubuh Sang Kaisar Api. Seperti harimau yang tak bisa melawan serigala berkelompok, sang Kaisar Api menyadari ketidakmampuannya melawan Bimon ini sementara dirinya tak punya sekutu. Dengan putus asa, ia bersiap mundur ke kolam lava di Rawa Garam Hangus. Meski cedera tulang dan otot parah, dengan kemampuan ekstraksi apinya, selama bisa kembali ke lava, semuanya akan baik-baik saja.
Selama Lava masih ada, tak perlu takut gunung berapi meletus. Setelah seluruh kekuatannya pulih, baru akan menggunakan ilmu sihir asap yang baru dipelajari untuk melawan Bimon ini. Sang Kaisar Api mencari alasan untuk menghibur harga dirinya yang terluka setelah melarikan diri dengan memalukan.
Jalan mundur ke Rawa Garam Terbakar ditutup rapat oleh reptil yang mengendarai kuda terbang ini. Sang Kaisar Api sangat khawatir dengan sihir kristal dari kuda terbang itu. Kekuatan sekarang tidak seperti dulu, memaksakan diri menerobos mungkin agak sulit. Bimon itu semakin membuat Sang Kaisar Api pusing. Bayangan gerakan tinjannya yang melompat membuat Yang Mulia Basturk menggigil.
Persis ketika sedang kesulitan mencari pembantu, Flame Demon bersayap enam terbang gemetaran mendekati Sang Kaisar Api. Api menyala-nyala di tubuhnya telah meredup, memperlihatkan kulit hitam seperti bola arang. Puluhan anak panah menancap di perutnya. Luka-lukanya tampak menganga dan membusuk, berlumuran darah.
Di sisi Liu Zhenhan, muncul pula Geruin Tuan Tanah Pasang Surut yang berjalan terhuyung-huyung mendekat. Liu Zhenhan memandang Geruin dengan tatapan menyamping. Baik Tuan Tanah Pasang Surut maupun Flame Demon bersayap enam, keduanya terlihat tidak dalam kondisi prima. Meski Geruin unggul, tampaknya ia juga mengalami banyak kerugian. Bagaimanapun, bawah tanah adalah surganya elemen api, sihir elemen air dan sihir es di sini kekuatannya akan berkurang.
Mo'er yang mengepakkan sayap merah mudanya yang anggun, terbang mendekati Liu Zhenhan. Gadis kecil itu masih dikelilingi enam dari delapan perisai hitam Tuan Tanah Kematian, membuktikan pertempuran ini tidak mudah.
Tiran Mata Jahat yang berbentuk bola daging dan Black Dragon Neraka tanpa disadari telah berpindah ke langit tak jauh dari sini, mengamati musuh-musuh yang saling berhadapan dengan tatapan jahat. Ruoerna dan Daisy yang memegang busur tujuh bintang secara diam-diam melakukan teleportasi mendekat, mengawasi gerakan Tiran Mata Jahat dan Black Dragon Neraka.
"Gek gek～～" Guo Guo dan Katyusha yang menunggangi burung beo terbang ke pelukan Lao Liu, tertawa dengan polosnya.
"Roh cincin apa pun, penyerapan apa pun, Laozi tidak mau semuanya!" Liu Zhenhan melihat Guo Guo tertawa tanpa beban, langsung teringat Yitiao yang terperangkap dalam batu. Matanya memerah, memeluk Katyusha erat-erat, memandangi Flame Demon bersayap enam dan Raja Api dengan tatapan penuh kebencian.
Meski anak babi ini tampak tak berguna, serangan Panah Air berantainya telah menelan tak terhitung Mata Air Elemen, ditambah warisan kemampuan sihir elemen air mengerikan dari ayahnya. Untuk menembus pertahanan magis, panah air murni tingkat tinggi ini memiliki efek penghancur tak terbendung. Mengikuti prinsip elemen air vs api, menggunakan ini untuk menghabisi dua monster tua ini sangat tepat. Tapi konsekuensinya, Lao Liu tak bisa mendapat roh cincin atau menyerap kekuatan magis darah.
Raja Api melirik Flame Demon bersayap enam. Kedua ahli kuat tingkat super ini menunjukkan kesepahaman, memutuskan untuk melarikan diri bersamaan. Raja Api menghela napas dalam hati. Hingga detik ini ia masih tak paham: Bagaimana mungkin Flame Demon bersayap enam, Kerbau Air Asin, dan Kodok Emas Tiga Kaki kalah melawan pasukan campuran yang hanya punya satu monster tingkat super?
Dalam hatinya merencanakan, Flame Demon bersayap enam dan Kaisar Api juga bertindak cepat. Melihat Bimon yang mengendarai kuda terbang itu kembali menyerang, kedua ahli kuat tingkat super itu serentak menyemburkan darah dari mulut, membentuk simbol magis darah yang kacau namun rapi di udara. Liu Zhenhan yang mengendarai kuda terbang menyamping lalu menyapu deretan panah air.
Panah air itu ternyata menembus langsung tubuh Flame Demon bersayap enam dan Kaisar Api, seolah menembus dua ilusi belaka.
Liu Zhenhan tertegun sejenak.
Dentuman dahsyat bergema di lembah, batu obsidian raksasa itu pecah menjadi berkeping-keping. Seekor burung raksasa berkudis penuh lepuh membuka sayap dagingnya yang tertutup debu batu, meluncur rendah dan menghadang di atas Rawa Garam. Kilau perak yang bergulir di tubuhnya memancarkan cahaya terang, menerangi seluruh daratan.
Dua bayangan sebesar telur burung unta sedang bergerak diam-diam ke dalam rawa, terpapar jelas oleh kemunculan tiba-tiba Yitiao. Andai bukan sorotan dari kemunculan Yitiao yang tiba-tiba ini, bola cahaya keperakan seperti bintang fajar di langit itu pasti sudah lenyap. Dengan hanya cahaya redup dari lingkungan sekitar, dua bayangan hitam yang bergerak sembunyi-sembunyi ini bahkan takkan terdeteksi oleh "Mata Kebenaran" Mo'er karena kegelapan pandangan.
Serangan kilat berantai Mo'er langsung menghujam. Dua ahli kuat tingkat super yang licik ini terpaksa muncul kembali dengan cara yang sangat memalukan.
"Ternyata ini sihir elemen api tingkat pemandu 'Proyeksi Bayangan Lilin'! Kalian berdua benar-benar lihai melarikan diri!" Liu Zhenhan menatap Yitiao lalu Flame Demon bersayap enam, terkekeh lebar.
"Tidak mungkin!" Mata Kaisar Api melebar maksimal, api di sudut mulutnya berkibar seperti tarian. "Mengapa 'Tanda Lava' dari 'Gunung Api Sempurna'-ku tidak bisa membekukan burung sialan ini??!!"
"Sebenarnya bisa, tapi sama seperti Yang Mulia, aku juga telah naik tingkat." Burung raksasa berkudis penuh lepuh itu berkata dengan suara jernih, "Keterikatan kuat itu justru membangkitkan tekad perangku. Akhirnya aku berhasil menembus batas kemampuanku."
Liu Zhenhan hampir terjungkal dari punggung kuda terbangnya.
"Ucapan salam yang sudah di ujung lidah tertahan oleh dahak tebal dan tercekik kembali ke paru-paru." Ekspresi wajah orang-orang kebanyakan seperti ini. Hanya tawa Guo Guo yang masih begitu merdu dan menyenangkan.
"Kau juga naik tingkat?" Kaisar Api memutar matanya, memiringkan badan sambil mengawasi dengan waspada lawan-lawan di sekelilingnya.
Yitiao berputar ringan di udara, berubah menjadi pria muda yang melayang dengan mahkota tinggi di kepala. Seikat rambut merah menyala di balik rambut hitamnya terlihat sangat mencolok. Jubah sutra tipis yang terbuat dari elemen sihir terkondensasi, postur tubuhnya yang tinggi tegap, benar-benar tampan dan anggun tak terkatakan. Namun bagian bawah matanya yang jernih seperti aliran air dipenuhi lepuhan melepuh, membuat kontur wajahnya yang awalnya tampan terlihat sangat aneh dan mengerikan.
"Setidaknya 'Magma Incinerator'-ku masih berfungsi..." Kaisar Api memandang puas lepuhan di wajah Yitiao, "Lepuh-lepuh ini akan terus menggerogoti nyawamu sampai mati! Burung raksasa sialan!"
"Maaf, mengecewakanmu. Kecepatan fisi lepuh ini sepertinya tidak bisa menyaingi kecepatan regenerasiku..." Yitiao mengulurkan lengan kanannya dan menggulung lengan bajunya, "Lihat, di telapak tanganku awalnya ada lepuh, sekarang hanya tersisa bekas merah samar. Kurasa seluruh lepuh di tubuhku akan pulih dalam dua tiga bulan saja."
“Yitiao……” Air mata Liu Zhenhan meleleh deras.
“Saya punya nama, bos yang paling terhormat dan tercinta.” Yitiao membungkuk dengan sopan, “Nama saya adalah Aurora, Aurora Malam Abadi. Jangan merasa terbebani dengan perubahan bentuk saya. Sama seperti naga di Benua Aigean yang bisa berubah wujud manusia saat mencapai level empat, saya juga bisa mengambil bentuk manusia ketika mencapai tingkat kekuatan tertentu.”
“Aurora? Ah! Siapa yang memberi nama buruk ini padamu?” gumam Liu Zhenhan.
“Lagi pula saya memang seekor burung!” protes Yitiao dengan wajah kesal. Kalimat ini membuat Liu Zhenhan terdiam seketika.
Melihat dua penyihir Moore yang mengendarai bayi darah beserta Ksatria Kelelawar Raksasa dan Ksatria Chimera Berkepala Dua mulai mengepung, Kaisar Api menyadari kabur hari ini bukan perkara mudah.
“Yang Mulia Kaisar Api Basturuk, saya berasal dari Timur jauh, seekor Bangau Api Burangsha. Saya sangat mengagumi kekuatan tempur Anda. Pertarungan kita tadi belum tuntas, bolehkah kita lanjutkan ujian kejantanan antar pria ini?” Sikap anggun Yitiao tetap sama seperti saat masih berbulu lebat.
“Jika kau ingin bertarung, aku pun siap!” Kaisar Api langsung berubah wujud manusia sambil mengembangkan dua sayap api.
Geruin Tuan Tanah Pasang Surut menyebarkan "Bintang Frost", melemparkannya ke rawa garam hangus, mendinginkan aliran magma merah yang bergolak menjadi kerak batu keras.
"Boss Yitiao! Jangan biarkan dia kabur!" Geruin mengangguk-angguk dengan gemulai ke arah Yitiao.
Mulut Kaisar Api terbuka, semburan asap hitam menyebar seperti kabut. Ini adalah sihir elemen api dan asap yang berhasil dia kumpulkan kembali selama waktu percakapan kosong. Meski level sihirnya tidak tinggi, efektif untuk mengacaukan situasi. Jarak ke rawa sudah dekat, kabur dalam kekacauan adalah pilihan terbaik.
Flame Demon bersayap enam tak kalah gesit. Tiga sayap daging di punggungnya putus seakar-akarnya sambil menyemburkan darah, berubah menjadi kelelawar api raksasa yang menerjang Yitiao. Sungguh mengagumkan Flame Demon ini, setelah pertempuran sengit masih memiliki kekuatan sehebat ini, pantas disebut sahabat karib Kaisar Api. Kedua monster tingkat super ini menunjukkan keganasan layaknya pahlawan yang memotong pergelangan tangannya sendiri.
Flame Demon bersayap enam dan Kaisar Api tahu ini kesempatan terakhir. Jika gagal, mustahil lagi membuat sihir penutup yang memadai untuk kabur. Maka kedua ahli kuat tingkat super itu menyelam ke magma rawa dengan segenap tenaga, menguras habis sisa kekuatan hingga sumsum tulang.
Hanya terdengar suara "puff puff" dua kali ledakan keras, dua ekor Monster Tingkat Super langsung membentur magma. Tapi seperti membentur lempengan besi, tulang ubun-ubun mereka bergetar hebat, membuat cekungan batu besar di tanah, kepala mereka hampir masuk ke dalam leher. Hanya selangkah lagi napas terakhir tak akan sampai.
Hamparan magma yang masih merah menyala mengalir, terlihat jelas gelembung api menggembung di permukaan. Tapi di atasnya berenang gelombang elemen berbentuk naga hitam legam. Lava yang mengalir entah sejak kapan telah berubah menjadi lempengan batu berwarna magma.
Kelelawar api raksasa dari sayap daging iblis api itu tak bisa terbang jauh. Liu Zhenhan langsung memeluk Katyusha sebagai sasaran, menghancurkannya menjadi serpihan di udara.
Wajah Yitiao tersenyum lembut, memandangi dua Monster Tingkat Super yang terjerembab di tanah dengan posisi terbalik. "Maaf, skill tingkat lanjutan saya kebetulan punya varian mantra api Timur 'Dingding Wulong'. Air bisa membeku jadi es di suhu rendah, api pun bisa mengkristal di suhu tertentu. Mohon dimaklumi."
Kaisar Api berputar di tanah sambil menggertakkan gigi menyerang Yitiao. Tapi Yitiao yang sudah berubah wujud manusia dengan kelincahan luar biasa, hanya menyentuh titik di antara alisnya lalu mundur. Yang tertinggal hanyalah Kaisar Api Basuturke yang terdiam dengan sinar merah berkedip di dahinya.
“Ini namanya ‘Pembentukan Api Kesan Besar’!” Yitiao tertawa terbahak-bahak sambil melepas jubah di bagian atas tubuhnya, raut santun di alisnya lenyap digantikan keganasan dan kebengisan, “Bego Kaisar Api! Laozi telah menghabiskan hampir seluruh kekuatan sihir, menggunakan Api Samudra Sejati untuk mengunci wujudmu selamanya dalam bentuk manusia. Kali ini kulihat bagaimana kau bisa berubah jadi Undead Witch Emperor setelah mati!”
“Hah～～” Liu Zhenhan sendiri menarik napas dingin, suara terkejut serupa bergema di sekelilingnya.
Dalam dunia sihir Benua Aigean, sihir penguncian wujud ini termasuk dalam sihir ruang, tergolong sihir tingkat tinggi namun kurang berguna. Tingkat kesulitan tinggi dan fungsinya hanya mengunci wujud target pada lapisan ruang tertentu. Satu-satunya kegunaannya adalah untuk membasmi karakter menjengkelkan seperti Liu Zhenhan yang terkena "kutukan Dewata Jatuh". Jika Lao Liu terkunci dalam kondisi sekarang, meski dibunuh, kutukan yang terkunci dalam lapisan ruang spesifik tidak akan memicu efek samping berbalik menyerang ke jantung—— Singkatnya, sihir ini dirancang khusus untuk menghancurkan entitas kuat yang abadi.
Yitiao membuka mulutnya dan mengeluarkan sebilah pedang hijau sepanjang empat kaki dari dalam mulut. Aliran garis pedang ini sama sekali berbeda dengan gaya Aiqin, tidak memiliki tepi tajam atau mata pisau, dengan ujung yang runcing, terlihat seperti versi panjang bayonet tiga sisi milik Lao Liu. Lao Liu merasa bahwa pedang ini kemungkinan besar adalah bentuk mutasi dari paruh Yitiao.
Kaisar Api menggigit gigi, mengunyah lidahnya dengan keras, lalu menyemburkan darah berwarna suram yang berubah menjadi kapak sihir nyata di tangannya. Sebelum sempat bereaksi, Yitiao sudah mendekat sambil memegang belati terbalik di pergelangan tangannya. Kaisar Api Basturk mengaum marah, mengayunkan kapak perangnya ke arah ubun-ubun Yitiao.
"Dulu dalam bentuk bangau, banyak jurus yang dipelajari tidak bisa digunakan. Hari ini, mari mencoba." Yitiao tersenyum, melirik Lao Liu, meluncur setengah yard di udara seperti berjalan santai, menarik perut dan dada, menghindari tebasan kapak dengan lincah, lalu menusukkan pedang mirip bayonet ke rongga mata Kaisar Api. Kaisar Api yang tidak sempat menghentikan ayunannya, justru seperti menyodorkan bola matanya sendiri ke ujung pedang.
Suret "Brak" terdengar, Kaisar Api kembali mengulangi trik lamanya, menggunakan telapak tangan yang sudah hancur berdarah untuk menahan ujung pedang, jarinya mencengkeram kuat dan menarik dengan kasar.
"Bodoh! Paruh kali ini tidak tumbuh di mulut!" Yitiao melepaskan pegangan, membiarkan Pedang Qingfeng terseret ke dada Kaisar Api, lalu melayang sambil menendang dua kali. Satu tendangan mendarat di gagang pedang, kekuatan dahsyat membawa bilah tajam itu menembus telapak tangan Kaisar Api, swisss! langsung menghunjam dada. Tendangan kedua dengan sepatu bot berkait elang menyobek perut Kaisar Api hingga tercabik daging besar.
"Aku cuma bisa dua tendangan, bos bisa tiga." Yitiao mengendus penuh penyesalan.
Kaisar Api yang tertusuk rusuk kanan terjatuh bebas dari langit, membentur tanah lalu terpental keras. Ia tergeletak di atas lava beku sambil kejang-kejang. Gigihnya mencabut gagang pedang berulang kali gagal - setiap tarikan membuat si keras kepala ini meraung kesakitan. Paru-parunya jelas sudah berlubang di kedua sisi, mencabut pedang membuatnya tersiksa sesak napas. Suara napas "si hou si hou" seperti memeluk pompa udara bocor, gelembung darah mengalir dari sudut mulutnya. Efek samping dari serpihan tulang yang menusuk jaringan paru.
Flame Demon bersayap enam dengan setia bergegas ingin membantu, tapi dihalangi oleh Geruin Tuan Tanah Pasang Surut. Pertarungan segera berkobar lagi. Dua penyihir Moore mati-matian membantu di samping, kemungkinan besar juga mengincar kekuatan yang bisa diserap setelah membunuh Flame Demon ini. Demon api yang hanya tersisa dua sayap daging ini benar-benar menjadi "anjing yang jatuh ke air" yang sempurna.
"Kalau bertarung tangan kosong masih kalah, aku takkan bisa tidur seumur hidup! Waktu itu gagal menghancurkan matamu, itu cuma keberuntunganmu!" Yitiao menendang keras, mematahkan pilar obsidian tegak setebal , lalu mengayunkan tongkat batu sepanjang itu seperti kincir angin ke arah Kaisar Api yang terjatuh. Setiap pukulan membuat sang Kaisar Api berguling-guling sambil menutupi kepala.
"Punya tenaga besar buat apa? Harus bisa kena aku dong! Sialan kau! Mengepal mulut orang lain itu jurus apa?!" Yitiao kembali menghantam kepala Kaisar Api dengan tongkat obsidian.
Teriakan menyakitkan menggema. Kaisar Api berguling-guling sambil memegangi mata kirinya. Yitiao heran melihat tongkat obsidian di tangannya. Di ujungnya terdapat tonjolan runcing yang kini tertancap kornea hitam-putih, darah segar menggenangi seluruh permukaannya.
“Sialan! Sialan!” Kaisar Api Basturk menjerit marah dengan suara melengking, berusaha menahan tubuhnya yang terhuyung-huyung sambil berdiri. Darah memancur deras dari mulutnya saat kedua tangannya terus bergerak cepat, melantunkan serangkaian mantra sihir dan mengeraskan darahnya sendiri menjadi berbagai simbol magis. Mata kirinya sudah tertutup genangan darah, celah kelopak yang menyipit mengeluarkan darah segar, dan gumpalan jaringan mata yang hancur menggantung di kelopaknya.
Saat Yitiao yang berwajah sangar mengayunkan tongkat batu untuk menghantam, Liu Zhenhan langsung terjun dari langit, mencengkeram lengan Yitiao. Lututnya menekuk dan mengait leher Kaisar Api yang sedang melafalkan mantra, memutar tubuhnya dengan gaya dorong gravitasi dari ketinggian. Suara retak tulang leher "krak!" langsung terdengar jelas.
Wujud manusia Kaisar Api itu terkulai lemas di tanah. Kepalanya terpelintir 300 derajat seperti orang yang terlalu bersemangat menengok, kulit lehernya berkerut seperti kue gulung, pupil matanya sudah tak bernyawa.
Kerangka besar yang telah kehilangan bentuk aslinya, meski kepadatan tulang masih terjaga namun ukuran tulang menyusut drastis pada Kaisar Api Basturk, dipatahkan Liu Zhenhan menggunakan teknik "Sambo" dengan tenaga tuas lekukan lutut yang langsung meremukkan tulang belakang paling rapuh.
Ibarat pohon raksasa, meski ditebang pria perkasa dengan kapak raksasa, pasti patah tapi tak langsung putus; namun jika diganti batang baja seukuran jari, meski lebih keras tapi tak punya kelenturan, wajar jika langsung terpotong kapak.
Meski bentuk humanoid punya kelincahan lebih dan kekuatan fisik-magis setara; bentuk monster besar nan berat tetap punya kelebihan. Kaisar Api Basturk benar-benar mati penasaran.
Terdengar jerit pilu Geryon di udara disusul bunyi "bluk!" saat jatuh ke tanah. Sementara iblis api bersayap masih terbang, Geryon telah terjatuh. Dua penyihir darah juga berjatuhan, hanya bayi darah yang lolos dengan sayap dagingnya.
Semburan napas naga merah berasap menyengat menghujam ke wajah Liu Zhenhan, lalu terbelah dua seperti minyak di depannya.
“Sial!” Liu Zhenhan mengumpat. Tanpa perlu melihat ke atas, dia tahu bahwa Black Dragon Neraka dan Tiran Mata Jahat di langit akhirnya tak tahan untuk mengambil keuntungan dari situasi.
Bab 167: Debat Sengit Setara 100 Ribu Pasukan
Langit telah diselimuti kabut gelap. Di bawah sinar lingkaran perak Yitiao, satu per satu Black Dragon Neraka muncul dari barrier kekacauan yang gelap gulita. Total dua belas ekor Black Dragon Neraka dengan ukuran bervariasi berkumpul di udara menyorot Liu Zhenhan. Sayap daging hitam mereka menyatu menjadi bayangan hitam yang menutupi langit, percikan api dari hidung naga yang berbau belerang memenuhi seluruh ruang.
Semua orang kini telah berlindung di belakang Liu Zhenhan. Kecuali Tiran Mata Jahat, tak ada yang mampu menjaga ketenangan di hadapan begitu banyak Black Dragon Neraka. Mo'er menjadi pengecualian - gadis ini masih tak henti menyerang Black Dragon Neraka yang menyerang Liu Zhenhan dan Tiran Mata Jahat yang menyergap Geryon dengan kilat sihir dan panah air.
Lao Liu sendiri agak bingung. Meski napas api Black Dragon Neraka tak mempan padanya, bagaimana dengan yang lain? Meski sangat percaya diri, dia tak yakin bisa menyamai kekuatan tempur fisik dua belas Black Dragon Neraka, kecuali mereka semua berubah wujud manusia di level empat.
"Serahkan kedua Naga Peri ini! Aku, Ronaldo de Inferno, kepala suku Black Dragon Neraka, secara resmi memperingatkan kalian! Meski kalian cukup kuat, tapi masih belum bisa menyaingi seluruh kekuatan bangsa Black Dragon Neraka!" Seekor naga hitam berukuran paling besar berbicara dengan suara berat bagai gemuruh menggulung langit, penuh kesombongan namun mengandung kepedihan tak terucapkan: "Dendam yang ditimpakan bangsa naga permukaan pada kami, hanya bisa dibasuh dengan darah mereka!!"
"Pemulihan sihirmu sudah sejauh mana?" Liu Zhenhan menyeringai pelan sambil bertanya pada Yitiao.
"Kau kira Dewa Api benar-benar sayur rebus? Kita berdua harus bertarung sekian lama baru bisa membunuhnya!" Yitiao menghela napas lesu sambil mencabut pedang paruhnya dari mayat Dewa Api, berbisik pelan: "Kecepatan terbangku masih oke. Bagaimana kalau kau masukkan semua orang ke cincin ruang, lalu kita lakukan manuver pengepungan besar untuk kabur ke Lembah Tifon, lalu pulang ke Feilengcui lewat formasi teleportasi sihir?"
"Sialan, lihat ke arah lereng itu. Masih ada kaum kijang hutan serta Helen dan Ning Yu yang menunggu di sana!" Liu Zhenhan mencibir.
"Bos..." Yitiao ragu-ragu, akhirnya melanjutkan: "Bagaimana kalau aku yang menahan gerombolan ini? Kau naik kuda terbang bawa semua orang kabur?"
"Omong kosong!" hardik Liu Zhenhan.
"Bimon pengecut! Kenapa tidak menjawab pertanyaanku! Serahkan Naga Peri atau tidak?" Naga Hitam Neraka Ronaldinho mengaum marah. Seolah merespons, semua Naga Hitam Neraka menggeram bersama-sama. Kelelawar raksasa dan Chimera berkepala dua di langit mulai terjatuh satu per satu. Meski tak memiliki "Aura Naga" yang bisa menundukkan semua seperti Naga Pelangi, aura dua belas Naga Hitam Neraka ini terlalu kuat. Bahkan kendaraan udara terlatih sekalipun tak mampu bertahan.
"Dengan segala hormat, Pemimpin Bangsa Naga yang terhormat, dengan kemampuan teleportasi Naga Peri dan keberadaan Jari Pembalik Elemen mereka, bahkan dua belas Naga Hitam Neraka perkasa pun tak bisa menangkap mereka. Apalagi saya?" Liu Zhenhan pura-pura bodoh menunjuk hidungnya dengan lengan mithril, sementara jari kanannya dengan cepat menyerap esensi darah Kaisar Api untuk mengisi ulang kekuatan magis darah barunya. Bola cahaya perisai di leher Lao Liu yang sebelumnya menghilang bertambah dari sepuluh butir, perlahan menjadi lima belas, lalu dua puluh, akhirnya berhenti di dua puluh lima butir. Bola kristal darah sebesar telur itu kini menyusut menjadi planet merah mini, membentuk lingkaran komet kecil yang mirip Galaksi Hesperus melingkari leher Lao Liu.
“Waah～～”Para Ksatria Kelelawar Raksasa Moore mulai berbisik-bisik. Andai bukan karena musuh di depan mata, pasti mereka akan menuntut penjelasan mengapa tuan tanah Bimon juga menguasai sihir darah, bahkan telah mencapai level Magister Sihir - selevel yang belum pernah dicapai penyihir mana pun di seluruh Moore bawah tanah.
“Aku sudah tahu hubungan persahabatan kalian! Bimon tolol! Jika kau tak membuat dua Naga Peri ini menyerah sukarela, aku bersumpah akan menjadikan semua orang di sini sebagai pengganti mereka dalam kuburan!” Naga Hitam Neraka Ronaldinho juga bukan bodoh, langsung menyerang titik lemah Liu Zhenhan.
“Bisa jelaskan alasannya?” Liu Zhenhan segera mengganti roh cincin-nya. Kuda terbang bersayap dan Ksatria Suci yang malang akhirnya terbebaskan. Tentu dia tak lupa menyimpan mumi kuda terbang dan ksatria itu ke dalam cincin ruang - tanduk tunggal dan kristal sihir kuda itu sangat berharga, perlengkapan ksatria juga tak kalah bagus.
“Jangan kira dengan mengubah Raja Api menjadi makhluk abadi, kau bisa melawan dua belas Naga Hitam Neraka kami! Bimon dungu!” Naga Hitam Ronaldinho mengeluarkan lengkingan naga yang bergema, tanda bangsa naga bersiap untuk pertempuran.
“Seorang Kaisar Api Roh Cincin yang belum memulihkan energi vitalnya di ruang cincin, apalagi dua belas Naga Hitam Neraka sekaligus, dengan kemampuan saat ini mungkin hanya bisa mengalahkan telur naga. Liu Zhenhan masih memiliki kesadaran diri tentang hal ini.”
“Aku tidak bermaksud melanggar martabatmu. Aku sangat memahami kebencianmu terhadap bangsa naga permukaan yang telah mengasingkan Naga Hitam selama sepuluh ribu tahun. Tapi jika aku menawarkan kebebasan sebagai pertukaran setara, maukah Anda berteman denganku dan dua Naga Peri milikku?” Mata Liu Zhenhan berputar-putar, tidak terlalu fokus pada tubuh para Naga Hitam, namun penuh kewaspadaan terhadap Tiran Mata Jahat yang belum berbicara sepatah kata pun. Makhluk ini sangat hebat, hanya dengan kemampuannya melawan seluruh pasukan Naga Hitam sendirian saja sudah membuat Liu Zhenhan terkesan, apalagi tatapan Flame Demon bersayap enam yang kosong seperti makhluk abadi tanpa jiwa, jelas-jelas dikendalikan. Di sini hanya Tiran Mata Jahat yang memiliki kemampuan seperti itu.
“Dengan kemampuan Flame Demon bersayap enam seharusnya tidak mudah dikendalikan, mungkin kelelahan akibat pertempuran sengit yang membuat pertahanan mentalnya melemah, akhirnya memberi kesempatan bagi Tiran Mata Jahat untuk mengambil alih.”
Melihat Liu Zhenhan sedang menatapnya, Tiran Mata Jahat yang berbentuk seperti bola daging membuka mata raksasa tunggal dan mulut penuh taringnya dalam senyuman gembira. Tentakel bermata satu itu juga bergerak-gerak tak karuan.
"Kebebasan?" Black Dragon Neraka serentak mengeluarkan suara aneh yang jelas terdengar sebagai ejekan.
"Bisakah kau meyakinkan Naga Pelangi dan Naga Peri yang menjaga Makam Naga? Aku ingin mendengar saran baikmu!" Black Dragon Neraka Ronaldinho bertanya penuh minat, ekspresi di mata naga raksasanya adalah sindiran seperti kucing bermain dengan tikus.
"Richard! Aku bisa menggunakan 'Mimpi Giok' untuk memanggil monster terkuat di sekitar kita. Kita masih punya peluang!" Ruoerna berkata geram, mengetahui Richard tak mungkin meninggalkan dirinya dan Daisy.
"Dengarkan penjelasanku tentang situasi terkini di Benua Aigean!" Liu Zhenhan memberikan isyarat mata pada Nana, lalu berteriak ke Black Dragon Neraka di langit: "Tuan-tuan terhormat, pasti kalian tahu invasi Bangsa Iblis sepuluh ribu tahun lalu?"
“Setelah mendapatkan jawaban tegas dari Black Dragon Neraka, Liu Zhenhan dengan bangga membersihkan tenggorokannya dan berkata: “Para Black Dragon Neraka yang perkasa, kalian pasti tidak tahu bahwa saat invasi Bangsa Iblis dulu, pernah ada bangsa naga permukaan yang langsung terlibat dalam pertempuran dan kalah telak! Pada puncak kejayaannya, Bangsa Iblis pernah menguasai 80% wilayah Benua Aigean! Hari ini aku membawa kabar baik untuk kalian. Siklus 10.000 tahun sekali invasi Bangsa Iblis juga sudah mendekati waktunya. Jika kalian bergabung dengan Bangsa Iblis yang perkasa, pastinya bisa menghindari pengejaran Naga Pelangi dan Naga Peri! Aku tahu jika kalian benar-benar ingin meninggalkan bawah tanah, sebenarnya itu bukan masalah sulit!”
“Maksudmu kami Black Dragon Neraka yang angkuh harus tunduk pada Bangsa Iblis dan menjadi kendaraan tunggangan mereka?” Ronaldinho langsung menolak tegas: “Tidak mungkin! Idemu sangat bodoh, Bimon. Kurasa kau sedang menghina martabat bangsa naga.”
“Tidak perlu menjadi kendaraan tunggangan Bangsa Iblis, cukup membuat perjanjian aliansi serangan dan pertahanan bersama mereka! Yang terhormat Black Dragon Neraka Ronaldinho!” Liu Zhenhan mengambil jalan tengah.
“Apakah kau yakin ini efektif?” Kepala Suku Naga Hitam tampak mulai tertarik. Dari sini terlihat, tekad Black Dragon Neraka untuk kembali ke permukaan tidak kalah membara dibanding Zhuoer dan Moore.
"Dalam waktu satu bulan, Bangsa Iblis pasti akan menginvasi seluruh Benua Aigean. Saat itu situasi kacau balau, bahkan bangsa naga pun dalam bahaya, siapa yang punya waktu luang mengurus kalian!" Liu Zhenhan mulai mengarang cerita, menipu sehari demi sehari, paling-paling setelah hari ini langsung kabur.
Mata orang-orang di sekitarnya berkedip cepat, alis berkedut. Tak disangka tuan tanah Bimon Feilengcui yang terhormat malah menganjurkan makhluk di benuanya untuk mencari perlindungan ke dunia lain. Bagi bangsa naga, istilah ini jelas-jelas "pengkhianat naga". Bagaimanapun perang saudara di Benua Aigean, ketika Bangsa Iblis asing ini benar-benar ingin menginvasi, semua ras beradab Aigean baik yang jahat maupun baik pasti bersatu melawan musuh bersama.
"Kami menolak! Bagaimanapun Naga Hitam Neraka belum sampai harus mengorbankan harga diri!" Kepala suku Naga Hitam Ronaldinho berdiskusi lama dengan naga-naga hitam sekitar, akhirnya memberikan jawaban tegas.
"Sial! Kalau begitu pergilah bertarung dengan Naga Pelangi dan Naga Peri di permukaan! Siapa yang mengganggu, bunuh saja! Mengganggu dua Naga Peri yang terpisah saja tidak punya nyali!" Yitiao berkata kasar: "Sudah lebih dari sepuluh ribu tahun berlalu, siapa yang masih ingat soal pengurungan kalian? Dasar! Kalau leluhur jahat, apakah keturunannya pasti jahat juga? Jangan menyamaratakan semua naga!"
Melihat ekspresi Black Dragon Neraka tidak menunjukkan tanda-tanda marah, Lao Liu segera menyambung percakapan untuk memperkuat posisi: "Sebenarnya bangsa naga di Benua Aigean sekarang sudah jarang terlihat, kedatangan kalian akan membawa tatanan baru. Invasi bangsa iblis pasti akan mengacaukan situasi seluruh benua, saat itu siapa yang masih sempat memperhatikan kalian... Sulit dipastikan..."
Liu Zhenhan melanjutkan dengan licik: "...Bahkan jika dua keturunan Naga Suci dari Kota Naga datang mencari masalah, lalu apa? Kesalahan di masa lalu hanya dilakukan leluhur, sebagai keturunan, kalian tidak seharusnya menanggung beban seberat ini! Naga Pelangi dan Naga Peri pasti juga makhluk yang rasional. Asal dijelaskan, kita semua satu rumpun. Meski kalian kalah melawan dua keturunan Naga Suci, paling-paling hanya dikirim kembali ke bawah tanah. Masa mereka mau mencabut nyawa dua belas naga? Membunuh naga tanpa alasan, pasti Dewa Naga Hesperus akan murka! Daripada mengubur diri selamanya di tempat gelap ini, lebih baik manfaatkan kesempatan ini untuk jalan-jalan, mencoba peruntungan!"
"Benar... Kesalahan leluhur memang tidak seharusnya ditanggung keturunan!" Daisy dan Ruoerna yang sudah paham pola kerja Liu Zhenhan, berbalas pantun menyambung pembicaraan.
Tidak bisa dipungkiri, perkataan Liu Zhenhan ini benar-benar sangat provokatif.
"Ya, bahkan jika aku kembali ke permukaan, jika Naga Peri dan Naga Pelangi datang membuat masalah, bertarung jika bisa menang, jika tidak bisa paling-paling kembali ke bawah tanah lagi. Membunuh dua belas naga sekaligus, sebagai sesama makhluk, mungkin tidak ada naga sejahat itu."
Kenapa dulu aku tidak pernah memikirkan hal sederhana ini? Para Naga Hitam Neraka yang pola pikirnya terkungkung tiba-tiba tercerahkan, mulai berdiskusi dengan semangat di udara, intinya membahas rencana mereka di permukaan nanti...
"Bimon! Tidak bisa dipungkiri, perkataanmu ada benarnya. Kami telah mendapat konfirmasi langsung dari dua Naga Peri. Sekarang kami memutuskan untuk menjelajahi permukaan dulu, semoga pengalaman kami membuktikan ucapanmu." Kepala suku Naga Hitam Neraka Ronaldo De Niro sepertiya siap ke permukaan, tidak ingin menumpahkan darah Naga Peri dan memperkeruh permusuhan, jadi mengambil kesempatan ini untuk mundur.
"Kebijaksanaanmu setara dengan Galaksi Hesperus." Liu Zhenhan tersenyum. Posisi tawar dalam negosiasi sepenuhnya tergantung pada kekuatan kedua belah pihak. Liu merasa kekuatannya cukup mumpuni, dan para Naga Hitam Neraka ini juga bukan bodoh - mereka takut mati, jadi konflik bisa dihindari selama logika mereka terpenuhi.
"Apakah kau akan tinggal lama di bawah tanah?" Kepala suku Naga Hitam Ronaldo De Niro bertanya pada Liu Zhenhan.
"Jika dunia permukaan tidak cocok untuk Naga Hitam, aku merasa terhormat bisa melayani bangsa Naga Hitam yang agung di bawah tanah." Liu Zhenhan menjawab licik: "Bimon hina seperti aku akan hidup di bawah tanah dalam waktu lama."
“Bagus.” Ketua Suku Naga Hitam merasa Bimon di depannya cukup menyenangkan, semua perkataan sudah diucapkan duluan. Kepala naga besar itu mengangguk-angguk dengan gembira.
Di bawah pandangan penuh kemenangan Liu Zhenhan, sekelompok Black Dragon Neraka terbang menuju ujung Garis Cakrawala. Lao Liu menduga mereka mungkin kembali untuk mengambil harta karun dan telur naga. Sambil memikirkan kemungkinan mencari telur sendiri untuk menetaskan bayi darah, namun saat mengingat telur naga, Lao Liu tak bisa menahan rasa sayang yang mengganjal.
Dengan hembusan napas panjang, Liu Zhenhan menepuk dadanya sendiri. Baru saja benar-benar menegangkan - meski dirinya sudah menjadi Penyihir darah tingkat Magister Sihir, bukan saja sihir serangan area tingkat pemandu, bahkan sihir serangan tunggal pun tak bisa digunakannya. Hanya ada perisai magis darah berbentuk bola yang berputar di lehernya. Perisai ini mungkin bisa menahan serangan tiba-tiba sihir tingkat menengah, cukup lumayan. Dengan cadangan kekuatan magisnya yang melimpah, terus-menerus memperbarui perisai magis ini tentu tak masalah.
Pandangan Lao Liu kembali tertuju pada Tiran Mata Jahat yang masih melayang di udara. Makhluk ini masih mengendalikan Flame Demon bersayap enam, tidak pergi juga tidak mengajukan permintaan, entah rencana apa yang disembunyikan.
Meski tahu makhluk ini tak kalah sulit dari Naga Hitam Neraka, dibandingkan dengan dua belas ekor Naga, Tiran Mata Jahat yang sendirian jelas tidak membuat Liu Zhenhan merasa takut.
Seperti semua preman kelas tiga, Liu Zhenhan juga suka menilai apakah suatu perkelahian mudah atau tidak berdasarkan jumlah lawan.
"Bola daging ini memberiku kesan mirip Master Puskash waktu itu." Yitiao yang berdiri di samping menyela di waktu yang tidak tepat: "Dibandingkan Naga Hitam Neraka, tadi makhluk ini terasa seperti tikus berkantung di tengah gerombolan tikus biasa, oh iya, mestinya disebut kanguru."
"Aku tidak mengganggunya, dia juga jangan menggangguku." Liu Zhenhan menyeringai dingin: "Makhluk ini bentuknya mirip bola sialan, murni — pantas ditampar!"
Bab 168: Ada Tawa dan Air Mata
Geruin Tuan Tanah Pasang Surut yang malang terbaring lemah di tanah dengan deretan lubang bakar yang rapi dan dalam di punggungnya. Di atas lempengan batu magma "Dingdong Wulong" yang membeku, tergenang genangan darah besar. Hydra hantu sedang meratapi tubuhnya sambil menangis tersedu-sedu. Lao Liu merasa tidak enak melihat pemandangan ini. Gadis kecil Mo'er juga terus mengusap sudut matanya. Meskipun kebencian terhadap Geruin Tuan Tanah Pasang Surut yang telah memakan orang kupu-kupu dan kaum jangkrik selama ribuan tahun tak mudah hilang dalam semalam, namun seiring waktu timbul perasaan sayang. Melihat Tuan Tanah Pasang Surut terluka parah, baik Lao Liu maupun Mo'er tak bisa menahan rasa sedih yang menggelora.
Setelah memasukkan Geruin ke dalam cincin ruang, Liu Zhenhan segera menarik semua orang kembali ke lereng bukit. Bagaimanapun, efek "Dingdong Wulong" tidak akan bertahan lama. Terlalu berbahaya untuk terus berdiam di atasnya.
Tiran Mata Jahat masih melayang seperti bola daging, mengikuti Liu Zhenhan seperti bayangan. Ke mana pun Lao Liu pergi, makhluk itu selalu menyertai. Tanpa bicara maupun bertindak, ia mengendalikan Flame Demon bersayap enam yang hanya menyisakan dua sayap daging berapi, sama-sama melayang-layang di langit Liu Zhenhan. Mata raksasanya tak pernah lepas dari sosok Liu Zhenhan, tatapannya bagai tangan yang merobek pakaian. Di bawah pengawasannya, Liu Zhenhan merasa seperti dipaksa telanjang, bulu kuduknya meremang dari ujung kepala sampai kaki.
Lao Liu sudah hampir gila ingin membunuhnya, tapi tak ada cara. Setelah bertarung dengan Kaisar Api yang tangguh, pembunuh bayaran nomor satu Feilengcui Yitiao memang telah naik tingkat. Namun seluruh tenaga magisnya terkuras habis oleh mantra "Pembentukan Api Gambaran Besar" tadi. Ingin membunuh Tiran Mata Jahat yang pernah menghadang seluruh klan Naga Hitam sendiri? Itu mustahil bagai mimpi di siang bolong.
Dua Naga Peri sebenarnya bisa maju bertarung. Tapi Liu Zhenhan ragu karena lawan punya kemampuan khusus memanipulasi pikiran. Sungguh tak ada keberanian untuk bertempur habis-habisan.
Begitu Yitiao yang berwujud Bangau Api mendarat di lereng, kerumunan orang langsung berdatangan menanyakan kabar. Liu Zhenhan mengumpat marah hingga semua suara langsung lenyap. Dua Biksu Green tergopoh-gopoh mendekati Geryon untuk memeriksa lukanya.
“Tiran Mata Jahat” bagaikan hantu yang tak bisa diusir, kembali muncul di atas lereng. Mata raksasa yang mengerikan dan mulut penuh taring membuat semua orang merinding. Pangeran Moore Benitez dan sepasukan Ksatria Blood Elf berlutut satu kaki, memberi hormat dengan patuh pada Tiran Mata Jahat.
“Bagaimana?” Liu Zhenhan memberikan kode mata pada Nedved, mengawasi dua biarawan belalang sembahyi.
Pemanah Centaur Nedved tak tahu bagaimana bisa terjadi, katak emas berkaki tiga sebesar badak itu dengan patuh berbaring di sampingnya, menggelembungkan perut sambil berkokok “kwek-kwek” penuh keakraban. Lao Liu tak punya waktu menanyakan detail, tetap waspada terhadap Tiran Mata Jahat dan bergegas menyelamatkan Geryon.
Melihat kode mata sang bos, Nedved segera paham. Dari sarung panah yang nyaris kosong di punggungnya, dia mengambil lima anak panah berbulu dan menggenggamnya. Cui juga telah memasang tali lengan, mengikuti mentornya ini bersama katak emas berkaki tiga, diam-diam mengincar Tiran Mata Jahat di langit.
Setelah pemeriksaan awal, dua biarawan belalang sembahyi mengangkat bahu penuh penyesalan: “Ular berwajah manusia ini tak akan bertahan beberapa menit lagi. Luka di tujuh inci-nya sangat parah, bertahan sampai sekarang sudah mukjizat.”
"Hantu Hydra" menangis semakin keras. Meski mayat hidup tak memiliki air mata, kesedihannya terlihat jelas. Geryon sudah tidak bisa bergerak, hanya sudut mulutnya yang masih bergerak-gerak, terus menyebut nama Jaina.
"Meskipun mereka adalah monster, cinta mereka adalah yang paling tulus yang pernah kulihat." Mata Yitiao memerah, ia memalingkan kepala seolah terharu oleh perasaan sendiri.
"Tak bisakah kita membantu mereka? Haruskah kita hanya menonton mereka menghilang diterbangkan angin?" Air mata Mo'er juga berderai jatuh.
"Bentuk undead adalah takdir yang tak bisa dipaksakan, nona kecilku." Helen memeluk bahu Mo'er dengan lembut, mendesah: "Hydra bisa berubah menjadi Hantu Laut sudah mukjizat, jangan berharap dua mukjizat terjadi bersamaan."
"Memisahkan kekasih untuk selamanya, itu hukuman paling kejam." Yitiao mendesah pilu.
"Yang tidak dimengerti Benua Aigean bisa ditanyakan pada manusia, yang tidak dimengerti manusia bisa ditanyakan pada Imam Bemon." Liu Zhenhan mengutip pepatah terkenal tentang kebijaksanaan imam Bemon. Ironisnya, kalimat ini keluar dari mulut seorang yang hampir buta huruf.
"Richard pasti sudah menemukan solusi." Ning Yu berkata dengan keyakinan penuh.
“Oh? Ada cara untuk menghidupkan kembali Geryon?” Seketika ratusan pasang mata tertuju serentak pada Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan melengkungkan jarinya memanggil Fegao. Prajurit Paus yang kekar itu menunjuk hidungnya sambil membuka mulut, melihat ke sekeliling untuk memastikan sang bos memang memanggilnya, lalu membungkuk patuh.
Liu Zhenhan langsung mencabut pedang raksasa yang tergantung di pinggang prajurit itu. Mengangkat senjata setinggi badannya, ia melompat dan menghunjamkan seluruh bilah pedang ke tujuh inci Geryon. Suara "plop" bergema membuat semua alis melompat serempak secepat denyut nadi.
Tak ada yang menyangka sang bos "mengobati" Tuan Tanah Pasang Surut dengan cara seperti ini.
Tuan Tanah Pasang Surut yang penuh luka itu tiba-tiba membuka mata lebar-lebar, memandang Liu Zhenhan dengan tak percaya. Kedua cakar depannya yang rusak mencengkeram mata pedang Ren erat-erat, mengeluarkan surau gesekan menusuk. Napasnya yang tersengal tiba-terhenti mendadak saat menelan setengah udara terakhir. Kepala dan cakarnya jatuh lemas bersamaan.
"Guluk~" Semua orang menelan ludah dengan susah payah.
Hydra Hantu menerjang Liu Zhenhan, sembilan kepala kecilnya menyemburkan hawa dingin berbau kematian. Makhluk itu langsung terjungkal setelah ditampar keras oleh Liu Zhenhan.
Guo Guo langsung melompat turun dari bahu Yitiao, bersama anak babi yang berlari kencang, dua lawan satu menghantam Hydra hantu ke tanah. Helm bergaya Fasis diayunkan cepat bagaikan kelinci melompat dan elang menyambar.
"Pakai otak!" bentak Liu Zhenhan. Lengan Mithril-nya dikelilingi aura penarik darah yang sedang menyedot darah Geryon, membentuk pola gelombang biru berputar. Liu Zhenhan menggesekkan Cincin Death Lord ke darah, lalu menyebarkan aura sihir bunga telang hitam yang menyelimuti tubuh Geryon. Tubuh Tuan Tanah Pasang Surut itu mengerut dan mengering menjadi mumi tak berair. Setelah kedutan dua kali, matanya yang kering perlahan terbuka. Makhluk itu bangkit lalu berlutut satu kaki sementara suara seraknya seperti gesekan wajan mengucapkan sumpah kesetiaan.
Hydra hantu tampak kebingungan menyaksikan kebangkitan Tuan Tanah Pasang Surut ini, menatap kosong dengan mulut menganga.
“Hanya setelah menjadi roh cincin, jiwa Geruin tidak akan tercerai-berai. Kemungkinannya terlalu kecil untuk berharap ia bisa berubah sendiri menjadi makhluk undead. Aku tidak bisa gegabah, lagipula setelah menjadi roh cincin, ia masih bisa mempertahankan pikiran masa lalunya. Jaina, nanti kamu bisa tinggal bersamanya di dalam cincin, sekaligus berarti tak terpisahkan.” Liu Zhenhan mengelus kepala kecil Hydra sambil menghela napas pilu.
Kilatan motif hitam terpancar, mayat roh cincin Kaisar Api yang terlantar jatuh ke tanah dengan mata terbuka kosong. Roh cincin ini baru saja "duduk" sudah diusir, sungguh fenomena langka.
Sebenarnya setiap orang merasa menyesal dalam hati. Andai Kaisar Api yang energi vitalnya pulih bisa menjadi prajurit roh cincin tuan tanah, dibandingkan dengan Geruin Tuan Tanah Pasang Surut, perbedaannya jelas. Mereka belum pernah melihat monster yang lebih hebat dari Kaisar Api ini.
“Jika ada saudara yang terluka parah di medan perhat, jangan biarkan dia menderita. Langsung tebas dengan pedang untuk mengakhiri penderitaannya, paham?” Liu Zhenhan berbalik memberi instruksi pada para milisi.
Semua milisi mengangguk diam-diam.
Mo'er saat ini sudah menangis tersedu-sedu seperti bunga pir yang diguyur hujan, beberapa nyonya bos memeluk gadis kecil itu sambil diam-diam mengusap air mata. Kematian peliharaan magis akan langsung mempengaruhi suasana hati Pendeta, jadi semua orang tak bisa banyak menghiburnya. Joan d'Arc juga menangis tak terkendali, biarawati kecil yang sentimental ini yang hanya menyimpan kesan indah tentang dunia, sejak datang ke bawah tanah belum pernah mengalami satu pun peristiwa yang tidak terkait dengan tipu muslihat. Kini menyaksikan rekan gugur di medan perang, hatinya tak lagi bisa menahan kepedihan yang terpendam lama.
Dua Imam Tongkat Suku Bier juga merasakan asam naik ke tenggorokan. Meski tahu Tuan Tanah Pasang Surut ini sudah terluka di bagian vital dan mustahil diselamatkan, kedua Pendeta ini mengakui dalam situasi seperti itu mustahil bersikap dingin dan kejam seperti Richard.
Liu Zhenhan memasukkan mayat Kaisar Api ke dalam cincin tujuh lapis emas, matanya menyapu medan perang yang sudah tenang. Di hatinya terasa sakit seperti ditusuk-tusuk, tapi wajahnya harus tetap mempertahankan ekspresi dingin itu - sungguh tidak mudah.
Diam-diam memunggungi orang lain, Liu Zhenhan mengusap sudut matanya yang lembap dengan punggung tangan. Yitiao mengulurkan tangan, menepuk lembut bahu Liu Zhenhan sambil memberikan senyum dan pandangan penuh pengertian.
Angin yang melolong seperti isakan tangis menerpa celah gunung berapi, menerbangkan kabut dingin yang menyedihkan. Ribuan bulu elang berterbangan berputar ke langit, lalu melayang ke kejauhan.
Hujan meteor dari sihir tingkat tinggi tipe area "Gunung Api Sempurna" yang dilepaskan Kaisar Api, hampir menghancurkan seluruh medan perang di area ini. Kekacauan pertempuran yang sengit menghalangi langkah setiap orang. Di hadapan bencana alam seperti itu, mereka yang tidak sempat mundur ke balik lereng langsung tewas seketika, bahkan jasad mereka meleleh terbungkus aliran magma panas yang mengalir deras; Hanya sedikit yang selamat dari pembersihan magis bak malapetaka ini. Di antara celah dua gunung berapi yang telah dilanda aliran Lava, tersisa magma yang telah membeku seperti beton. Ratusan anggota tubuh dan bulu berwarna hitam legam menonjol di permukaannya. Setiap hembusan angin membawa bau anyir daging hangus yang membuat mual.
Dalam pertempuran ini, dari pasukan besar Elf berjumlah 30.000 orang, sisa pasukan yang tersisa selain sekitar dua resimen manusia elang-banteng yang melarikan diri, kini hanya tersisa lebih dari 3.000 kavaleri udara. Pasukan darat lebih mengenaskan - dari 15.000 orang hanya tersisa kurang dari 500 orang, benar-benar mencerminkan arti "kemenangan pahit". Jika bukan karena keunggulan pasukan udara yang bisa meninggalkan medan perang lebih cepat untuk menghindari sihir yang seperti bencana alam, dan jika bukan karena pengkhianatan katak emas berkaki tiga serta bantuan prajurit Bimon di saat-saat genting, sulit dikatakan apakah Zhuoer bisa memenangkan pertempuran.
Mengingat di bawah lava yang membeku terdapat mayat monster, Liu Zhenhan tentu tak mau menyia-nyiakannya. Ia segera mengeluarkan semua milisi dari cincin ruang, memimpin prajurit Kijang untuk membongkar lava beku dan mengumpulkan kristal sihir. Tidak tahu apa rencana Tiran Mata Jahat di langit ini, Lao Liu yang melihatnya tidak bereaksi akhirnya tak tega memasukkan semua orang ke dalam cincin ruang lalu melakukan manuver pengepungan besar-besaran untuk kabur.
Begitu teringat kristal sihir, langkah Lao Liu langsung terpaku di tempat.
Fatty Luo dan si Gendut O yang suka cari masalah segera menggotong kerbau air asin kembali. Beberapa Zhuoer mengejar mereka dari belakang, diganjar tamparan keras oleh si Gendut O. Sekelompok Mammoth pahlawan kuat dan Fegao dengan dada membusung mengerumuni. Belami bersama prajurit penyiksa ikut mendekat, mendorong-dorong beberapa Elf Malam dan Penjaga Hutan Rimbun hingga terjungkal seperti labu berguling.
Liu Zhenhan memalingkan pantatnya, pura-pura tidak melihat. Ulah RAMAS rampasan perang ini adalah hasil didikannya sendiri. Para anak buah melaksanakannya dengan sempurna, Liu Zhenhan memutuskan akan memberi piagam penghargaan kepada beberapa pemimpin kelompok setelah pulang.
Lao Liu kembali melirik Tiran Mata Jahat di langit. Makhluk ini sekarang tidak lagi menatapnya, sedang berbincang dengan sekelompok Moore yang berlutut di tanah. Liu Zhenhan benar-benar penasaran.
Belum dua detik melirik, belasan tentakel di tubuh bulat Tiran Mata Jahat berputar bersama. Mata tunggal di ujungnya menatap Lao Liu bagai sekumpulan ular lunak bermata satu yang jahat. Liu Zhenhan merinding dibuatnya, buru-buru memalingkan muka.
Bagaimana jika dia terus mengikuti? Liu Zhenhan diam-diam mempertimbangkan strategi di hati. Segala trik licik bermunculan seperti gelembung api di rawa.
Ibu Pemimpin Zhuoer Youyue'er membawa beberapa Ksatria Chimera Berkepala Dua menyeret tandu sederhana dengan wajah penuh kemarahan. Ia menunjuk pemburu gelap Galincha yang terbaring di atas tandu, berusaha menahan amarahnya saat menanyai Liu Zhenhan: "Tuan Tanah yang terhormat, apa maksud prajuritmu ini? Aku akui Prajurit Kijang dan Prajurit Banilumu sangat membantu dalam pertempuran. Tapi kerbau air asin ini jelas kami tangkap dengan nyaris mempertaruhkan nyawa oleh pemburu magi, prajurit hutan, dan kavaleri udara kami. Kami kehilangan hampir satu resimen pasukan pilihan. Mengapa prajuritmu bersikeras ini rampasan perang mereka? Para perusak ini bahkan memukuli anak buahku!"
Liu Zhenhan melirik sang Ibu Pemimpin, lalu memandang sekilas tubuh pemburu gelap yang penuh luka di tandu. Pasukan sisa Zhuoer di lereng bawah ternyata tidak membersihkan medan perang. Mereka telah berbaris tidak rapi dan mulai bergerak cepat seperti dikejar anjing.
Sungguh para Zhuoer telah ketakutan. Tiran Mata Jahat ini mengeluarkan dua belas sinar kuat dari mata tunggal berbentuk tentakelnya, menjatuhkan Geryon dan dua penyihir darah tanpa pandang bulu. Pemandangan ini membuat pasukan Zhuoer yang mengawasi dari kejauhan gemetar ketakutan. Sebagai seorang tiran, tentu tak ada alasan untuk berdiplomasi. Kapan lagi waktu melarikan diri jika bukan sekarang?
"Anda adalah Zhuoer, untuk apa Anda menangkap kerbau air asin ini hidup-hidup?" Liu Zhenhan mengusap kerbau air asin hitam legam yang diangkat oleh Fatty Luo dan si Gendut O. Makhluk ini berbaring seperti bukit daging kecil dengan tinggi minimal 1,5 meter, tubuhnya sangat kekar. Kepala sapi besar itu sudah pecah akibat pukulan benda tumpul, lubang hidung besarnya mengeluarkan erangan sakit terputus-putus. Kaki tunggalnya yang seperti tumpukan batu di bagian betis sudah terluka parah hingga tulang putih terlihat, sementara kulit di bagian lain masih utuh. Kulit kerbau ini sangat tebal dengan lapisan garam setebal lebih dari 3 cm, membuat Lao Liu merasakan tekstur kasar yang menggores jarinya. Seekor kerbau air asin hidup ini membuat Liu Zhenhan penasaran sekaligus memperkuat niatnya untuk merebutnya.
Kui Niu yang masih hidup benar-benar merupakan barang yang sangat berharga. Dengan mengeluarkan jantung Kui Niu hidup ini dan merendamnya dalam arak sebelum jantung tersebut berhenti berdetak, maka jantung Kui Niu ini tidak akan berhenti berdetak. Kemudian kulit Kui Niu direntangkan menjadi genderang perang, memasukkan jantung Kui Niu dan cairan arak ke dalam perut genderang, membuat sepasang pemukul dari tulang kaki sapi, serta menanamkan kristal sihir Kui Niu yang sesuai pada badan genderang. Maka jadilah "Genderang Kesabaran Kui" yang asli. Jantung Kui Niu yang tidak pernah berhenti berdetak akan membantu pemukul tulang Pendeta dalam menabuh genderang perang. Setiap 99 kali ketukan, pemukul tulang akan melepaskan satu "aura stamina" dan satu "lingkaran Kelambanan". Ini bahkan lebih tinggi satu tingkat dibanding genderang Kui Niu milik Pendeta Naga Kochis dari era Pertempuran Hyjal. Genderang Kui Niu milik Pendeta Naga Kochis terbuat dari kulit Kui Niu mati dan kristal sihir yang direntangkan, hanya bisa mengetuk 99 kali untuk mengeluarkan satu "lingkaran Kelambanan".
Apalagi, daya lompat Kui Niu Air Asin ini sangat luar biasa, mampu mengangkat tubuh seberat 3-4 Ton seperti pegas ke angkasa, pastilah tendon kakinya sangat berkembang. Untuk membuat senar busur, tentu tidak kalah dengan tendon "kutu purba raksasa". Lao Liu tentu tak boleh melepaskannya.
“Kami Zhuoer membutuhkan prajurit tangguh. Cenarius dapat memberikan hibrida Penjaga Hutan pada kami, maka Kui Niu seharusnya juga bisa. Apalagi, tidakkah kau sadar? Kemungkinan besar Irmir Tauren adalah ras beradab hasil evolusi Kui Niu!” Ibu Pemimpin Youyue'er berbicara tanpa malu tentang topik sensitif persilangan ini.
“Monster berevolusi menjadi ras beradab? Berevolusi menjadi manusia?” Liu Zhenhan pusing mendengar hipotesis ini.
“Secara teori ini sangat mungkin. Jika hewan bisa berevolusi menjadi ras beradab seperti Bimon kalian, tumbuhan pun bisa berevolusi menjadi manusia seperti Penjaga Pohon, mengapa monster tidak bisa? Dalam evolusi ratusan ribu tahun, monster telah mengembangkan kemampuan sihir dan kecerdasan, seharusnya bisa berevolusi menjadi bentuk manusia!” Ibu Pemimpin Youyue'er berkata datar: “Cenarius awalnya hanyalah monster rusa berkepala manusia ketika Zhuoer pertama masuk ke bawah tanah. Setelah 10.000 tahun lebih, kini Cenarius sudah berevolusi memiliki lengan. Menurutku persilangan dengan monster kuat ini pasti akan membawa kejutan lebih bagi Zhuoer.”
Lao Liu hanya bisa mengacungkan jempol pada pemimpin perempuan ini. Persetubuhan manusia-hewan memang pernah terdengar di kalangan bangsawan Bimon yang bermoral bobrok, tapi Liu Zhenhan tetap mengagumi keberanian mereka yang berani mengatakannya terang-terangan.
“Bukankah kita sebenarnya adalah makhluk humanoid hasil evolusi dari monster seperti Naga?” Daisy memegang bola kristal Di Wei, mengedipkan mata nakal ke arah Lao Liu.
“Saya harus segera meninggalkan tempat ini, tuan tanah. Mohon kembalikan Kui Niu kepada kami. Seekor Kui Niu hidup bukanlah hal yang mudah diperoleh. Jika ia berada di danau air asin, bahkan seratus ribu pasukan takkan sanggup menangkapnya.” Ibu Pemimpin Youyue'er melihat formasi pasukannya mulai menjauh, terus mendesak tuan tanah Bimon dengan gugup.
“Yang Mulia Ibu Pemimpin, Kui Niu ini sangat berguna bagi Bimon. Dengan murah hati saya berikan empat Busur Silang Sayap Burung di punggung gunung berapi untuk saudara-saudara Zhuoer mempertahankan tanah air! Tentu saja, sepuluh 'Hati Bulu Darah' tetap harus diserahkan sebagai simbol kemenangan.” Lao Liu mengayunkan tangan dengan sikap tak tahu malu namun heroik: “Mengenai monster kuat, jangan khawatir. Setelah kembali ke permukaan, saya akan berikan seekor Landak Batu untuk program pembiakan kalian! Itu adalah monster Naga Sekunder dengan darah bangsa naga!”
“Anda...” Ibu Pemimpin Zhuoer tersedak amarah, geram dengan ulah tuan tanah yang seenaknya. Melihat pasukan semakin menjauh dan tatapan Tiran Mata Jahat di langit, Youyue'er mulai panik.
"Liu Zhenhan" makan tahu betul niat "Ibu Pemimpin Youyue'er" yang ingin buru-buru kabur, dalam hati terus tertawa geli. Pokoknya apapun yang dikatakan Ibu Pemimpin Youyue'er, dia selalu mengalihkan topik pembicaraan sejauh delapan "li", berusaha mati-matian mengulur waktu.
"Ibu Pemimpin Zhuoer" sedang menghentakkan kaki, "Liu Zhenhan" asyik mengobrol ngalor-ngidul. Beberapa "milisi" memanfaatkan kesempatan untuk mengikat "Yak hidup" dan menyimpannya ke dalam "cincin ruang". "A Du" yang menunggangi "Burung Raksasa Newton" pergi berputar-putar di sekitar gunung berapi, saat kembali juga menunjukkan wajah penuh kepuasan.
"Tuan Richard..." "Pangeran Moore" diam-diam berdiri di samping "Liu Zhenhan", menyikut pinggangnya.
"Aku pergi, aku pergi!" Begitu melihat "Putri Benitez" dan "Tiran Mata Jahat" menyelesaikan pembicaraan, "Ibu Pemimpin Zhuoer" langsung panik. Dengan tergesa-gesa ia memanjat pelana "Chimera berkepala dua", bersama semua pengawal Zhuoer segera terbang meninggi ke angkasa.
"Berhenti!" "Liu Zhenhan" membuat gerakan yang dalam "bahasa Bimon" disebut "Sidaopu" dengan kedua tangan, menatap mata "Putri Benitez" dan berkata: "Apakah kita ini teman?"
"Ya..." "Putri Benitez" ragu sejenak.
"Kalau kita sudah berteman, apa masalahnya aku mempelajari sihir darah kalian? Masa iya aku akan melawan kalian? Siapa yang suruh memperlihatkan diagram sihirmu padahal kebetulan aku bisa baca aksara elf? Jangan bilang, dengan menyerap esensi darah bisa menguasai sihir, baru kali ini dengar! Sangat mudah dipelajari, tidak perlu meditasi, ini benar-benar menyenangkan!" Liu Zhenhan langsung mengambil inisiatif, seperti busur panah silang tujuh bintang, memotong semua celah argumen kaum Moore.
BAB KE-169 SIKAP BAIK TANPA ALASAN
"Tapi..." Pangeran Moore masih ingin melanjutkan, namun langsung ditekan oleh Liu Zhenhan.
"Aku sudah mempelajarinya, mau apa lagi?" wajah Lao Liu mulai menunjukkan kelicikan: "Lagipula, tidak ada mentor sihir darah yang kompeten mengajarkanku sihir ofensif, tahu dasar-dasar saja tidak ada gunanya! Aku cuma ingin membuat bayi darah untuk main-main, kenapa kau tidak bisa mengerti?"
"Kau... Ya sudahlah..." Pangeran Moore juga tidak bisa berkata-kata lagi, setengah menahan diri, akhirnya menggerutu samar: "...Perisai Komet milik Magister Sihir saja sudah muncul..."
“Ini cuma menyerap kekuatan magis darah dari Kaisar Api saja, kalau saja bisa mengambil seluruh kekuatan Kaisar Api itu pasti lebih baik. Menurutku, Kaisar Api itu setara dengan kemampuan Archmagister tingkat tinggi.” Liu Zhenhan sendiri juga tak bisa menahan kegembiraannya, menarik lengan Pangeran Moore dan berkata: “Bagaimana kalau Lao Bei kamu cari Penyihir Darah untuk mengajariku cara melepaskan sihir serangan? Cukup ajari satu jurus peluru darah saja!”
“Sudah, sudahlah…” Yang Mulia Pangeran segera menarik lengannya, melambaikan tangan tanpa menoleh: “Bicarakan lain kali. Dalam pertempuran ini aku kehilangan dua Penyihir dan satu Bayi Darah, harus segera urus sisa-sisa ini, memberi laporan pada Sang Tiran. Aku juga harus cepat kembali.”
Liu Zhenhan memandang punggung Benitez yang kabur sambil menyeringai dingin. Beberapa nyonya bos di kejauhan menggelengkan kepala dengan wajah getir.
“Kalau sihir lain, aku dan Nana bisa mengajarmu. Sayangnya ini sihir darah.” Daisy menggelengkan kepala penuh penyesalan: “Penyihir level Magister Sihir bukan lawan mudah. Bahkan Naga pun harus bayar harga mahal untuk mengalahkanmu. Sayangnya kemampuanmu setengah-setengah. Tak bisa melepaskan sihir apapun, cuma bisa terima pukulan.”
“Bukan Magister Sihir, seharusnya Archmagister!” Liu Zhenhan seperti orang gila tiba-tiba menepuk kepalanya, memusatkan perhatian untuk menyerap lingkaran buih darah milik Geruin Tuan Tanah Pasang Surut yang melingkari lengan Mithril-nya. Pada "Perisai Komet" yang melingkar di lehernya segera muncul warna biru kehijauan. Dua puluh lima butir darah sebesar biji padi semuanya dilapisi warna biru permata, lingkaran komet yang melayang semakin menyerupai Bima Sakti. Dengan memakai "Perisai Komet" ini, Lao Liu merasa seperti mengenakan perlengkapan perang dari hamparan langit malam yang dalam.
"Tidak mungkin! Ini darah Monster Tingkat Super!" Liu Zhenhan membelalakkan mata sambil terus-menerus mengeluarkan suara decak. Ternyata peningkatan tingkat tinggi penyihir memang sulit seperti mendaki ke langit!
Sejak menyerap kekuatan magis darah Flame Emperor dan banyak iblis Baator serta monster tingkat tinggi lainnya, Liu Zhenhan langsung meloncat lima tingkat dari magang sihir menjadi Magister Sihir - ini bukan sekadar berbual biasa. Banyak penyihir terjebak di batasan Penyihir Senior seumur hidup, tak bisa naik ke tingkat pemandu. Tapi nasib baik Lao Liu jelas sudah habis. Meski sama-sama monster tingkat super, saat menyerap darah Geruin Tuan Tanah Pasang Surut, Lao Liu bahkan tak bisa melangkah dari Magister Sihir ke Archmagister. Hal ini membuat si pesulap darah baru Liu Zhenhan terbelalak - Pada tiga penyerapan darah pertama dalam sihir darah, ada bonus hak malam pertama. Tiga penyerapan awal ini efeknya jauh lebih kuat dibanding penyerapan selanjutnya, seperti tercantum jelas dalam buku sihir kuningan koleksi kerajaan. Tiga fondasi awal adalah pilar pencapaian penyihir darah di masa depan. Dengan segala keuntungan ini masih gagal, Lao Liu tak bisa tidak menggerutu bahwa ambang naik dari Magister Sihir ke Archmagister memang terlalu tinggi.
"Baik sihir jatuh maupun sihir ortodoks, setiap lompatan tingkat jauh lebih rumit dari sekadar naik satu anak tangga. Semakin tinggi levelnya, semakin terasa. Sebenarnya bahkan di antara para Archmagister, kekuatan masing-masing berbeda-beda. Mengukur kekuatan tak boleh hanya berpatokan pada gelar, Richard, kau terlalu rakus." Nana menutupi mulutnya sambil tertawa geli.
Pandangan Liu Zhenhan kembali tertuju pada Tiran Mata Jahat di langit. Pangeran Moore sedang menunggangi seekor kelelawar raksasa berwajah babi, membungkuk-bungkuk dengan sikap merendah sambil berbicara sesuatu kepada sang Tiran. Mungkin mereka sedang mengucapkan selamat tinggal, pikir Lao Liu.
Flame Demon bersayap enam yang dikendalikan Tiran Mata Jahat itu terlihat kosong matanya, secara mekanis mengepakkan sayap api yang tersisa di udara. Liu Zhenhan mengamati makhluk ini sambil menghitung dalam hati: Jika darah Kui Bull air asin itu digabungkan dengan darah ketiga untuk ritual inisiasi, mungkin cukup untuk mencapai level Archmagister. Bagaimana jika menambahkan darah Tiran Mata Jahat itu...
"Pavel!" Liu Zhenhan melambai kepada pemanah Centaur Nedved. Shenjian Zheqin datang menghampiri bosnya sambil membawa katak raksasa.
"Bisakah kau panahkan anak panah berbulu yang sudah diolesi air mandiku dalam botol kaca itu ke bola daging di atas kita?" tanya Liu Zhenhan sambil menunduk, berbisik kepada Nedved.
“Kalau bisa kena panahku dengan mudah, itu bukan Monster Tingkat Super. Makhluk-makhluk ini punya firasat tajam terhadap penguncian visual.” Nedved berbicara jujur: “Jangan menatapnya. Jika kau memandangnya lebih dari satu detik, bahkan mata di sungutnya akan mengawasimu, membuat bulu kuduk merinding.”
“Bangsat...”
“...Hah... Ini... Kodok gembung raksasa berkaki tiga ini apa-apaan?” Liu Zhenhan merinding melihat katak raksasa setinggi manusia di samping pemanah Centaur, kulit punggungnya penuh bintil-bintil gelembung, mata besar menghadap langit, bercak-bercaknya mengingatkannya pada Yitiao yang wajahnya rusak.
“Ini kendaraan tunggangan hasil tangkapanku!” Nedved pamer bangga, katak raksasa itu pun menguak dua kali seolah menyetujui.
“Sialan!” Liu Zhenhan terkejut melihat katak seberat dua tiga ton ini: “Ini monster level tinggi, kau bisa menangkapnya sebagai kendaraan... Ngapain melotot... Bukan meragukan kemampuanmu, kau bisa membunuhnya dengan panah aku percaya. Tapi bagaimana bisa menangkap hidup-hidup? Dan membuatnya patuh? Aku sialan tadi terus ingin bertanya, cepat jelaskan!”
“Aku menggunakan teknik rahasia suku Haus yang tidak diwariskan, ‘Seni Menilai Kuda’.” Pemanah Centaur Nedved mengelus dadanya, “Untung si Gendut O dan bos ikut menyerbu, sehingga kesempatan ini jatuh ke tanganku.”
“Seni Menilai Kuda?” Kepala Liu Zhenhan berdengung, pikirannya kacau balau.
Nama “Seni Menilai Kuda” sudah lama didengar Liu Zhenhan. Ini adalah keterampilan rahasia yang dirangkum oleh orang bijak suku Haus kuno, Bole, menggunakan dialek Haus. Hanya diwariskan internal suku Haus, khusus kepada laki-laki bukan perempuan, kepada anak lelaki bukan menantu perempuan. Setelah mengalami beberapa perang dunia, keterampilan kuno ini semakin merosot di dalam suku Haus. Sebenarnya “Seni Menilai Kuda” tak lebih dari cara membedakan kuda mana yang bagus dan mana yang buruk, lalu menggunakan “mantra pelatihan” untuk berkomunikasi dengan kuda-kuda tersebut guna memperoleh kepercayaan mutual – ini mirip dengan cara pendeta menjinakkan peliharaan magis, bedanya “mantra pelatihan” suku Haus punya tingkat keberhasilan seratus persen, jauh lebih hebat dari “Lagu Spiritual” para pendeta.
Sifat kuda yang jinak membuat mereka menjadi kendaraan tunggangan terbaik. Kebanyakan bangsa manusia berbulu di Kerajaan Bimeng tidak terlalu kuat, banyak yang bertubuh pendek. Seperti suku Wolff yang menjinakkan serigala mount yang ganas sebagai tunggangan, bangsa Bimon yang bertubuh kecil tidak berani melakukannya. Jadi binatang pekerja terbaik tetaplah kuda yang berwatak lembut. Tunggangan babi hutan yang digunakan ksatria Suku Pig, baik kemampuan menyerbu maupun daya tahan, jauh lebih buruk dibanding kuda.
Setiap tahun Kerajaan Bimeng juga mengekspor sejumlah kecil kuda perang dari suku Haus kepada pedagang manusia. Kuda perang produksi suku Haus masih sangat laku di dunia manusia. Kuda pilihan menggunakan "seni memilih kuda" dari suku Haus, jika dirawat dengan baik bisa mencapai berat setengah ton - hampir sama kuatnya dengan bayi gajah. Digunakan sebagai tunggangan kavaleri berat, ini benar-benar pilihan sempurna.
Di seluruh Benua Aigean, selain Bimon Haus yang ahli dalam "seni memilih kuda", tak ada yang mampu membiakkan kuda perang sehebat itu.
"Apa hubungannya seni memilih kuda dengan seekor kodok lepuh?" Tuan tanah menatap pengawal kepercayaannya dengan pandangan seperti melihat orang bodoh, menunjuk ke katak raksasa berkaki tiga di tanah: "Jangan bilang kodok lepuh ini adalah kuda bagus!"
"Perselisihan aneh ini menarik banyak orang dari kelompok sendiri untuk menonton. Semua orang menatap katak emas berkaki tiga ini. Pembersihan medan perang telah selesai, semua orang diam-diam merapikan perlengkapan mereka, siap untuk melarikan diri setiap saat. Begitu melihat ada keramaian, mereka semua berkerumun."
"Ia bukan hanya kuda baik, tapi juga kuda ribuan li terhebat!" Wajah Nedved memerah karena bersemangat, dia menegakkan lehernya sambil berkata pada Liu Zhenhan: "Hari ini aku melanggar aturan, memberitahu bos dan saudara-saudara 'frasa rahasia pelatihan' tingkat tertinggi dari 'seni menilai kuda' suku Haus kami - 'Lóng~ sàng~ fú~ rì~ tì~ rǔ~ lěi~ qià'. Ini adalah frasa emas yang hanya digunakan untuk menjinakkan kuda ribuan li sejati!"
Katak emas berkaki tiga ini terus menguak gembira mendengar kata-kata itu, kedua matanya yang seperti bola lampu berkilauan emas, menunjukkan ekspresi sangat senang.
Semua penyair kuda nil yang tadinya tertawa-tawa tiba-tiba berubah khidmat, masing-masing menunjukkan ekspresi penuh hormat.
"'Lóng sǎng fú rì, tí rú lěi qū?'" Liu Zhenhan mengulangi dialek yang sulit ini dengan terbata-bata, lalu langsung memaki: "Obisilachi! Jangan bicara pakai dialek suku Haus! Aku tidak mengerti artinya!"
（PS："Longsang furi ri, ti ru leiqu" adalah ciri fisik kuda pacu seribu li yang dicatat dalam buku "Xiang Ma Jing" karya Master Bo Le, ahli fisiognomi kuda kuno Tiongkok. Putra bodoh Bo Le menggunakan perkataan ayahnya ini sebagai perintah suci, pergi mencari kuda pacu namun malah pulang membawa kodok, karena ciri fisik kodok sesuai dengan deskripsi kuda pacu ayahnya——inilah asal usul idiom "Mencari kuda dengan mengikuti gambar".）
"Saya akan menerjemahkan maknanya. Kalimat ini adalah dialek khas suku Haus kami. Secara terpisah artinya: Ciri utama kuda pacu seribu li adalah dahi setinggi Pegunungan Salju Himalaya Taymur, mata bulat seperti bulan purnama, dan kuku seperti tumpukan ragi." Penyair kuda nil O'Neill menggerakkan tangannya dengan gaya seorang penyair, ekspresinya khidmat seperti sedang melantunkan puisi pujian untuk Dewa Perang.
"Dahi lebar, mata melotot, kuku seperti ragi?" Liu Zhenhan tertawa sambil memegangi pinggangnya, air mata beterbangan ke segala arah.
"Bentuk kodok dan perkataan tentang kuda ribuan li ini sangatlah cocok. Kodok biasa tentu tak bisa ditunggangi, tapi kodok emas berkaki tiga sebesar badak ini pasti bisa. Tapi tidak mungkin kita menyebutnya kuda ribuan li hanya karena bisa ditunggangi, bukan?" Liu Zhenhan takkan pernah mengakui kodok ini sebagai kuda ribuan li. "Kodok berkaki tiga lari ribuan li? Itu namanya kodok pengembara!"
Sekeliling tak ada tawa, hanya keheningan.
"'Kata-kata Rahasia Penilaian' yang berefek pada kodok emas berkaki tiga ini membuktikan ia benar-benar kuda ribuan li. Hanya darah dan jiwa yang mengalirkan garis keturunan kuda ribuan li yang akan beresonansi dengan kata-kata ini." O'Neill berkata serius pada bosnya: "Walau aku tak pernah belajar 'Seni Penilaian Kuda' dari para tetua, aku memberikan penghormatan tertinggi pada keagungan seni turun-temurun suku Haus selama ribuan tahun ini."
Demi menyangkut kehormatan dan martabat suku Haus, O'Neill terpaksa mempertanyakan otoritas tuan tanah. Yang dikatakannya memang benar - dalam komunitas suku Haus, "Seni Penilaian Kuda" sama sakralnya dengan "Kodeks Pendeta" Kuil.
Dua Imam Tongkat Suku Bier di samping segera batuk-batuk kecil, sementara beberapa nyonya bos mengedipkan mata pada Liu Zhenhan.
“Hmm... Baiklah, aku mengakui status kuda belang ini... eh... kuda berjalan ribuan li. Sekarang secara resmi kutetapkan Pavel·Nedved sebagai 'Ksatria Suoji' dari Pasukan Fei.” Lao Liu yang menyadari ini menyangkut masalah etnis segera menahan diri. Bagaimanapun dia adalah pendeta Kuil, jadi merasa ikut campur. Apa salahnya menunggang katak liar? Sekalipun Nedved menunggang kecebong, tetaplah pengawal pemanahnya.
“Ksatria Suoji dari Pasukan Bajingan?” Wajah kuda Nedved langsung muram seperti pare, dia kebingungan.
“Betul. Pasukan Fei.” Liu Zhenhan tak menyadari penyederhanaan frasenya telah membebani pikiran pemanah Centaur yang polos itu, tetap bersikukuh.
Yitiao di samping hampir tak kuasa menahan tawa.
“Tertawa apaan sih! Coba lihat cermin, wajahmu mirip saudara kandung si 'kuda ribuan li' ini. Sama-sama penuh lepuh.” Lao Liu mencubit pipi bangau tukang usil ini sambil tertawa: “Cepat pergi obati lukaku!”
“Waduh! Berarti bisa menyamar sebagai manusia katak Suku Zuodannu di antara Bimon dong? Hehe, yang terjelek di Bimon.” Yitiao tergelak-gelak sampai gemetar.
Guo Guo melompat keluar dari pelukan Lao Liu, mendekati ‘Kuda Ribuan Li’ dengan gemetar. Melihat katak emas berkaki tiga ini tidak bereaksi, Guo Guo menyentak kaki berselaput tebal seperti batu milik katak itu dengan jarinya. “Kuda Ribuan Li” menguak dua kali, menunduk dan menatap lama namun tak bisa menemukan keberadaan Guo Guo. Saat Guo Guo mengulur cakar kecilnya lagi untuk menyentuh, katak tiga kaki ini akhirnya menangkap gerakan, menjilat wajah makhluk kecil itu dengan lidahnya. Guo Guo langsung bersembunyi di pelukan Liu Zhenhan, menggosok-gosok air liur sambil mengintip dengan mata pencuri ke arah kodok raksasa itu.
"Makhluk kecil yang menggemaskan." Suara bergema di relung hati setiap orang, nada merdu yang loyo seolah membawa kantuk, aroma mimpi ilusif yang menguar dari dalam hati membuat kelopak mata terasa berat.
Liu Zhenhan dan yang lain serentak menengadah, memandang tajam ke Tiran Mata Jahat yang melayang di langit. Mereka saling menyadari keseragaman gerakan ini, hampir tak perlu bertanya lagi – semua sudah paham apa yang terjadi.
Tiran Mata Jahat ini benar-benar hebat! Dingin merayap di hati Liu Zhenhan.
“Berkomunikasi secara mental langsung menggunakan kekuatan spiritual dengan orang lain tanpa suara, justru merupakan tanda kemampuan mengendalikan pikiran orang. Bagaimanapun, termasuk Naga Peri dan Yitiao, semua orang mendengar perkataan Tiran Mata Jahat ini, yang juga membuktikan dengan jelas bahwa tiran ini mampu menggunakan kekuatan spiritualnya untuk mengontrol dan memanipulasi kehendak semua orang di sini. Jika ada perbedaan, itu hanya terletak pada proses dan durasi pengendaliannya.”
“Siapa yang tahu berapa lama makhluk ini bisa mengontrol diriku? Satu menit atau seperempat jam?” Hati Liu Zhenhan sama sekali tidak punya kepastian. Bola daging ini tidak seperti Siren yang mengontrol jiwa, juga tidak seperti Liu Zhenhan yang mengandalkan "Serangan Bayangan" untuk mengendalikan bayangan. Siapa yang tahu apakah tiga kutukan besar—"Kutukan Ritual Darah", "Kutukan Suci", dan "Kutukan Dewata Kemerosotan"—memiliki daya cegah terhadapnya?
“Yang Mulia Sang Tiran, sebenarnya apa yang kau inginkan? Tidak bertarung juga tidak pergi, apakah kau berniat menjadi menantu masuk untukku?” Liu Zhenhan menguap, berpura-pura santai berbicara pada bola bertentakel di udara: “Kebetulan, aku masih butuh Peliharaan Magis. Sebagai Penyanyi Jiwa bawaan, dengan 50% peluang pemanggilan, seharusnya aku layak menjadi majikanmu.”
"Perkataan Lao Liu mengandung makna tersirat. Dengan cerdik, ia menonjolkan identitasnya sebagai Penyanyi Jiwa Bawaan, sekaligus secara halus mengingatkan Tiran Mata Jahat Berbual B ini bahwa mengontrol seorang Penyanyi Jiwa yang memiliki hak menyanyikan jiwa bukanlah hal mudah. Lebih baik tidak melakukan hal yang memalukan." "Penyanyi Jiwa Bawaan" dikabarkan memiliki tingkat keberhasilan 50% dalam memanggil peliharaan magis, yang berarti "Nyanyian Perang Pemanggil" mereka memiliki atribut paksa seperti berkah Dewata. Jika Lao Liu terdesak, sebuah "Nyanyian Perang Spiritual" yang dilontarkan bisa memicu pertempuran sengit jika gagal. Namun jika berhasil, harga diri semua pihak akan terluka - Harus diakui Lao Liu terjebak dalam lingkaran setan: meski memiliki kemampuan memanggil peliharaan magis dengan probabilitas tinggi, hingga kini ia belum memiliki peliharaan khusus. Monster rendahan tidak ia hiraukan, sementara monster-monster yang ia incar semuanya legendaris dan mustahil tunduk pada seorang Imam Bemon.
"Aku sedang menunggu pemulihan total kekuatanku. Tidakkah kau tahu bahwa merobek ruang dari Benua Porsa ke Benua Nuyan sangat menguras energi spiritual?" Tiran Mata Jahat di langit membuka mulut bertaringnya dalam senyum tanpa suara: "Aku sudah tua, tidak cocok jadi peliharaan magis. Energi spiritualku masih lumayan, seharusnya bisa menetralkan 'Panggilan Liar Penyanyi Jiwa' yang termasyhur itu."
Monster ini dari awal hingga akhir tidak mengucapkan sepatah kata pun, hanya berkomunikasi melalui kekuatan pikiran dengan semua orang. Pangeran Moore yang menunggangi kelelawar raksasa berwajah babi berdiri pucat di samping, terus-menerus melirik Liu Zhenhan dengan pandangannya yang licik. Seluruh angkatan udara Moore kini telah mundur, hanya tersisa Yang Mulia Pangeran dan belasan pengawal yang merunduk di tempat.
"Sudah cukup istirahat?" Liu Zhenhan merasa perkataan makhluk itu mencurigakan.
"Sudah cukup." Tiran Mata Jahat mengedipkan mata tunggalnya: "Tahukah kau satu hal, Tuan Bimon yang terhormat? Aku selalu diam-diam membantumu."
"Bisa dijelaskan?" Liu Zhenhan menyeringai dingin: "Serangan tiba-tiba Geryon padaku juga termasuk bantuanmu?"
“Siapa bilang tidak.” Tali-temali di kepala Tiran Mata Jahat yang menempelkan bola mata bergerak-gerak gelisah: "Bukankah dia sekarang tetap menjadi roh cincinmu? Kekuatan tempurmu sama sekali tidak berkurang, malah menyerap lebih banyak elemen magis yang terkandung dalam darah Monster Tingkat Super. Lihat, aku bahkan membantumu mengendalikan Flame Demon bersayap enam ini. Demi kamu, aku sampai tidak sengaja membunuh dua penyihir dan seorang Tuan Tanah Pasang Surut. Segala upayaku ini semata-mata agar Flame Demon bersayap enam ini tidak mati dikeroyok orang-orang bodoh itu. Flame Demon yang tidak mati di tanganmu, tidak akan memberimu kesempatan menyerap kekuatan magis."
"Apa maksudmu?" Liu Zhenhan melirik para milisi di sampingnya lalu menatap tajam Tiran Mata Jahat ini. Para milisi yang terlatih segera membaca sinyal mata sang bos, membentuk formasi rapat dengan cepat. Gud menggeram sambil merapikan barisan Prajurit Kijang dengan tongkat senjata. Beberapa kepala milisi sudah siap kapan saja memuat perlengkapan menggunakan cincin ruang mereka.
Flame Demon bersayap enam mengepakkan sayap dagingnya, terbang dengan kikuk menghampiri Liu Zhenhan lalu mendarat. Api di permukaan tubuhnya hampir seluruhnya padam, memperlihatkan tubuh hitam legam seperti arang bambu. Siluet tubuh setinggi 10 meter ini justru terlihat kurus kering ketimbang gagah, karena kulit di banyak bagian masih melekat di tulang. Flame Demon memiliki enam tangan - empat pendek dan dua panjang yang terlihat cacat. Sepasang tangan terpanjangnya sekitar 3 meter tanpa jari, hanya ada saluran kulit berduri panjang di pergelangan yang sesekali menyemburkan percikan api.
"Ini hadiahku untukmu, serap kekuatan magisnya!"
Tiran Mata Jahat memandang Lao Liu dengan ekspresi mengharap pujian.
"Menerima dengan sukacita." Liu Zhenhan masih penuh kecurigaan, tapi tak mau menyia-nyiakan kesempatan. Sesuai saran Tiran Mata Jahat, Lao Liu mengambil pilar totem dan menghantam Flame Demon itu hingga roboh. Beberapa kali pukulan mendarat di tenggorokannya. Liu Zhenhan melompat, menggunakan kepalan Mithril-nya menghantam leher Flame Demon yang sudah penuh retakan hingga patah. Memutus tulang punggung musuh untuk membunuh memang jadi keahlian andalan Lao Liu.
"Flame Demon bersayap enam yang dikendalikan oleh Tiran Mata Jahat cukup kooperatif dengan gerakan Lao Liu, tidak ada perlawanan sama sekali dari awal hingga akhir. Hanya pada detik terakhir saat nyawanya direnggut, ada perubahan ekspresi di matanya. Namun pukulan keras Lao Liu membuat bola matanya cepat memudar. Setelah menyerap kekuatan magis dari darah Flame Demon, seluruh tubuh Liu Zhenhan dipenuhi vitalitas baru."
Cincin komet berkilauan yang melingkari leher Liu Zhenhan telah menghilang, berubah menjadi bilah sabit berbentuk bulan sabit. Tepian bilah berwarna merah darah berkilauan, dengan pola tanaman rambat merah muda yang melilit di badan bilahnya. Bilah ini berputar-putar mengelilingi tubuh Liu Zhenhan, memancarkan gelombang elemen yang sangat kuat.
"Akhirnya menjadi Archmagister." Dalam sehari menyerap elemen darah tiga Monster Tingkat Super sekaligus, bahkan bagi keserakahan seperti Liu Zhenhan yang tak pernah puas, ini terasa berlebihan. Lao Liu sendiri merasa semakin tak masuk akal ketika menyadari Tiran Mata Jahat-lah yang memberikannya seekor Monster Tingkat Super.
"Sayang! Kamu belum mencapai level Archmagister. Untuk menjadi Archmagister aliran darah, pertama perisai magismu harus memiliki dua bentuk: satu seperti matahari, satu seperti bulan. Kamu baru memenuhi satu kriteria, hanya bisa disebut Magister Sihir aliran darah yang sangat berbakat," jelas Tiran Mata Jahat.
“Berlagak sakti!” Yitiao yang wajahnya penuh lepuh tak bisa menahan diri lagi, berkata dengan wajah garang: "Bola daging, aku tahu kau hebat! Jika benar-benar punya kemampuan, turunlah kita duel satu lawan satu!"
“Peliharaan magis yang sangat temperamental.” Tiran Mata Jahat menyeringai.
“Bos, si brengsek ini meremehkan burungmu.” Yitiao tertawa getir sambil menoleh memandang Lao Liu.
Lao Liu menggigilkan bahu sambil tertawa terbahak-bahak, lengan Mithrilnya tiba-tiba mengulur ke depan memancarkan kilatan merah. Kilatan itu melesat, di bawah tubuh bulat Tiran Mata Jahat di langit, sebuah celah daging berbentuk kuncup anus di sekitar lubang anusnya mengerut, mengeluarkan tetesan cairan abu-abu keputihan yang berhamburan di udara.
Yitiao meluncur ke udara dengan gerakan sangat cepat, meninggalkan bayangan semu di tempatnya, tubuhnya telah menerjang ke arah cairan abu-abu keputihan itu.
Sayangnya Tiran Mata Jahat lebih cepat, sebuah mata di tentakelnya menyemburkan sinar merah menyala yang menjerat tetesan cairan abu-abu keputihan itu. "Desis!" Asap mengepul saat cairan itu menguap seluruhnya. Empat mata di tentakel lainnya serentak menyemburkan empat sinar berbeda warna, menyilang di udara dan menyapu ke arah Yitiao yang sedang menerjang.
Kecepatan Yitiao secepat apa pun tidak bisa melebihi kecepatan cahaya, jadi dia hanya bisa melihat cairan keabu-abuan itu menguap. Tentu saja, empat sinar ini juga hampir mustahil mengenai dirinya yang lincah di udara. Untuk penguncian visual, Yitiao memiliki firasat keenam yang kuat. Selama dia mengubah lintasan terbang, empat sinar aneh berwarna berbeda ini pasti tidak akan mengenai dirinya.
Namun Yitiao tetap terkena satu sinar.
BAB 170 Bukan Kamu Mati, Aku yang Tewas
Bukan karena Yitiao tidak bisa menghindar, tapi dia ingin merasakan bagaimana efek terkena sinar. Meski konsumsi energi magisnya besar, perisai magis berkilau keperakan di tubuhnya masih terus bertahan.
Rasanya benar-benar tidak main-main. Sinar berwarna biru ini membuat Yitiao mengerenyit kesakitan. Tidak hanya organ dalamnya terasa terbakar hebat, sinar ini juga memiliki efek samping "penambahan gravitasi". Yitiao merasa kakinya seolah diisi timah yang berat.
Tiran Mata Jahat memiliki dua belas tentakel terpisah dan satu mata utama yang bisa mengendalikan pikiran orang. Hanya dengan kurang dari sepertiga kekuatan tempurnya, monster ini sudah membuat Yitiao merinding—benar-benar yang paling menakutkan.
“Apakah kau ingin menggunakan ‘kebetulan’ dari Tuo Du Darah Hati untuk mendapatkan darahku, lalu memakai sumpah bibir ‘Sumpah Darah Tuo Du’ untuk menjadikan kita sekutu, menggunakan kutukan untuk mencegah saling melukai?” Suara Tiran Mata Jahat terdengar tenang: “Hehe, mengapa kau sangat waspada padaku?”
“Menurutmu kenapa?” Liu Zhenhan melotok ke arah Pangeran Moore yang menunggangi kelelawar raksasa, terkikik dingin: “Sekarang kau bisa jelaskan, apa sebenarnya maksudmu membantu aku menyerap esensi darah Flame Demon bersayap enam dengan begitu murah hati? Jika ingin berkelahi, katakan saja, aku pasti menemani!”
“Dia itu seperti serigala memberi salam tahun baru pada ayam - sama sekali tak punya niat baik.” Gelembung-gelembung di wajah Yitiao berkerut bersama, terus-menerus menyeringai.
Dalam waktu singkat ini, sejak Liu Zhenhan dan Yitiao mulai bergerak, para milisi dengan cepat saling menaiki. Tiga tarikan napas berlalu, area daratan tiba-tiba kosong, hanya menyisakan kelompok penyihir Feilengcui, Mo'er, Helen, dua Pendeta Beruang, dan dua Naga Peri yang memiliki kemampuan serangan elemen. Gatanie memiliki "Nyanyian Pelarangan Langit", "Pemurnian Suci" biarawati kecil sangat efektif menghilangkan efek negatif. Ning Yu punya ilusi pengganggu, Nedved dan Cui adalah pemanah ulung, plus kuda "ribuan li". Singkatnya, semua yang bisa membantu tetap tinggal.
Suasana seketika menjadi tegang seperti pedang terhunus. Tiran Mata Jahat mungkin tidak menyangka gerakan lawan begitu cepat, tiba-tiba kehilangan segerombolan besar anak buah, jelas terkejut. Mata tunggal raksasanya memancarkan keheranan yang tak tersembunyikan.
"Bolehkah aku menyela?" Pangeran Moore yang sejak tadi diam di langit akhirnya tak tahan menyela.
Sorotan mata Tiran Mata Jahat dan Liu Zhenhan serentak tertuju pada Putri Benitez ini.
"Richard, kau mempelajari sihir darah tanpa bimbingan mentor profesional. Buku sihir hanya mencatat dasar-dasar latihan sihir, kau mengabaikan banyak tabu yang tidak tercatat." Pangeran Moore yang mengendarai kelelawar raksasa menundukkan kelopak mata, wajahnya muram: "Setiap tingkat penyihir darah memiliki perisai di leher yang merepresentasikan kekuatan. Di bawah tingkat tinggi ada 'Bola Cahaya', di tingkat Magister Sihir menjadi 'Cincin Komet', di tingkat Archmagister berubah jadi 'Cakram Bulan Emas', sedangkan di tingkat Penyihir Suci Santo Ajaib menjadi 'Guratan Kekuatan'. Dunia luar bisa langsung mengenali level penyihir dari ciri khas ini..."
"Ini bukan rahasia." Liu Zhenhan juga sering mengkritik perisai bola cahaya sihir di tubuh penyihir darah. Benda ini ibarat label anti-palsu, tak bisa ditiru tapi menghilangkan unsur penyamaran penyihir.
“Dengarkan aku sampai selesai, Richard.” Sorot mata Pangeran Moore dipenuhi penyesalan: “Yang tidak kau ketahui adalah, sesungguhnya begitu tingkat Blood Mage mencapai level Magister Senior, mereka bisa memurnikan perisai tubuh menjadi bola cahaya kamuflase melalui ‘Metabolisme Sihir’. Artinya, Blood Mage berlevel Magister Sihir ke atas sepenuhnya mampu menyamar sebagai magang sihir! Sedangkan yang kau pelajari adalah buku sihir kuno koleksi kerajaan, sementara teknik penyamaran ‘Metabolisme Sihir’ ini merupakan penemuan baru yang dikembangkan belakangan, jadi sama sekali tidak tercatat dalam buku kuno kerajaan! Yang lebih penting, kau langsung melompati level Magister Senior dan langsung mencapai tingkat Magister Sihir. Karena fondasimu sudah terlalu dalam, bahkan jika sekarang kami ajarkan ‘Metabolisme Sihir’, kau tetap tidak mungkin lagi memurnikan perisai tubuhmu untuk penyamaran.”
“Apa hubungannya dengan Yang Mulia Tiran Mata Jahat?” Liu Zhenhan menyipitkan matanya, menangkap sesuatu yang mencurigakan: “Apakah karena aku memperlihatkan level sihirku padanya, maka membawa malapetaka? Ataukah Sang Tiran tidak ingin ada Blood Mage yang melebihi level Magister Senior? Hmm... Ini mungkin saja, kalau sampai muncul Archmagister, bisa jadi saingan baginya.”
"Yang Mulia Tiran Mata Jahat yang agung, mana mungkin bisa disamakan dengan sekadar Archmagister sihir darah! Richard, sekarang akan kujelaskan sedikit prinsip dasar sihir darah yang selalu ingin kau ketahui - sihir darah kami bangsa Moore dalam hal kemudahan pemahaman dasar dan kecepatan peningkatan kekuatan, tak ada jenis sihir lain yang bisa menandinginya, bahkan sihir-sihir kejatuhan lainnya pun tak sebanding..." Pangeran Benitez menatap Lao Liu dengan sorot mata tajam: "...Tapi tak ada makan siang gratis di dunia ini, setiap karma pasti akan dibalas, neraca keseimbangan elemen alam semesta tak akan pernah condong pada sihir apapun! Bukankah bangsa Bimon juga punya pepatah - 'Gundukan Tanah yang digembalai ternak akan menghijau kembali, sementara tulang-belulang hewan itu sebentar lagi akan dibuang di sana'?"
"Dia ngomong panjang lebar, maksudnya apa sih?" Yitiao membelalakkan matanya ke arah bos.
"Aku belum pernah dengar pepatah Bimon yang itu." Liu Zhenhan juga balas menatap Yitiao dengan wajah tak mengerti.
Dua orang buta huruf ini berkumpul jadi satu.
"Pepatah itu maksudnya karma balasan." Ning Yu menjelaskan pada dua bodoh itu dengan peribahasa serupa gaya Timur Jauh: "Sama artinya dengan 'Pencerahan ilahi berputar, karma balasan tak pernah luput'."
“Benar, ini adalah hukuman! Richard, kau belum tahu fakta yang tidak tercatat dalam buku sihir—setiap Penyihir darah, setiap bulan, pasti mengalami satu malam penderitaan dahsyat akibat siklus pergantian darah dingin dan panas. Semakin tinggi levelnya, rasa sakitnya berlipat ganda! Tidak mematikan tapi pasti membuatmu lebih baik mati daripada hidup! Ini salah satu efek samping mempelajari sihir darah!”
“Panas-dingin bergantian, ini bukan malaria? Sihir sialan macam apa ini!” Liu Zhenhan mengamuk. Penyakit menggigil ini pernah dialaminya di masa kecil, di era itu banyak orang menderita malaria—penyakit darah yang benar-benar menyiksa.
Tapi dia lupa satu hal: Belajar sihir darah bukanlah paksaan dari seseorang yang mengarahkan busur tentara ke kepalanya.
"Dengarkan baik-baik kelanjutan penjelasanku!" Pangeran Benitez menggunakan nada berat untuk memotong niat Liu Zhenhan yang hendak menyela: "Semua yang disebutkan tadi belum seberapa. Setelah Penyihir Darah mencapai tingkat Archmagister dan Penyihir Suci Santo Ajaib, penderitaan akibat pergantian darah panas-dingin akan hilang. Tapi justru di sinilah awal sebenarnya - Archmagister adalah puncak hirarki semua penyihir, apalagi Santo Ajaib yang sudah menjadi mitos. Untuk mencapai dua tingkat agung ini, kekuatan magis darah yang diserap selama latihan pasti sebanyak samudera. Kekuatan darah yang terkonsolidasi ini akan membentuk 'tuo du darah' dalam pikiran Archmagister dan Santo Ajaib, secara sederhana disebut krisopras darah. Inilah kristalisasi esensi darah yang diserap seumur hidup oleh penyihir."
"Apakah 'tuo du' yang bukan berasal dari bayi darah ini masih memiliki kemampuan sampingan seperti 'kebetulan'?" Liu Zhenhan yang mulai mencium bahaya bertukar pandangan dengan Yitiao, lalu bertanya pada Pangeran Moore.
"Dengan memakai perhiasan magis atau menelan 'tuo du darah' Archmagister/Santo Ajaib, siapapun bisa memperoleh kekuatan magis setara Penyihir Darah tingkat tersebut. Yang terpenting, kekuatan magis dalam 'tuo du darah' adalah energi murni primordial, artinya bisa digunakan untuk mendukung penyihir aliran apapun." Putri Benitez dari Klan Moore berhenti sejenak.
“Sial!” Mendengar perkataan sang pangeran, suasana di ruangan langsung gempar. "Tuo du" semacam ini jelas bukan enam sampah di lengan mithril sang tuan tanah, melainkan benar-benar alat amplifikasi kekuatan magis yang mengerikan sampai tingkat ekstrim, bahkan bisa dikategorikan sebagai artefak legendaris. Jika Master Puskash memiliki satu "Xuepo Tuodu" seperti ini, bukan hanya menambah gelar Santo Qiao, bahkan sekadar meningkatkan kekuatan magis seorang Archmagister aliran darah saja sudah sulit dibayangkan.
Pangeran Moore memandangi wajah-wajah yang sedang asyik berdiskusi ini, lalu melanjutkan dengan suara berat: "Lihatlah, kalian semua juga terpancing. Baru membahas fungsi 'Xuepo Tuodu' saja sudah begini... Seorang penyihir aliran darah yang mencapai level semi-saint atau saint dan berhasil mengkristalkan 'Xuepo Tuodu', akan terus diincar oleh tatapan serakah dan buruan kalian. Penyihir darah yang menjadi Archmagister atau Santo Qiao akan hidup selamanya dalam kecurigaan - meragukan keluarga, teman, bahkan setiap orang yang dijumpainya, bertanya-tanya apakah mereka mengincar 'Xuepo Tuodu' di kepalanya, menunggu dia tertidur lalu membelah tengkoraknya untuk mengambil Tuodu... Sehebat apapun Archmagister atau Santo Qiao, hidup dalam ketakutan terus-menerus akan serangan diam-diam, apakah mereka mau?"
Ekspresi Liu Zhenhan menjadi agak rumit setelah mendengar ini.
"Inilah kutukan penebusan 'membalas darah dengan darah' yang harus ditanggung dalam mempelajari sihir darah!" Pangeran Moore memandang tuan tanah Bimon yang membeku seperti patung kayu, lalu menghela napas perlahan: "Sihir kegelapan terlihat megah di permukaan, tapi siapa yang tahu kepahitan di baliknya? Bukan hanya kami kaum Moore, ambil contoh Zhuoer, bukankah sihir gelap juga memiliki 'hukuman matahari terbit' yang membakar tubuh? Ini juga kutukan penebusan wajib bagi pengguna sihir gelap. Semua sihir kegelapan memiliki konsekuensinya! Meski Ritual Pencucian Matahari berhasil dan Zhuoer bisa ke permukaan, hidup mereka tetap tidak nyaman."
"Apakah suku Naga laut kalian memiliki kutukan penebusan?" Liu Zhenhan menatap penyihir Naga di bawah komandonya——Naga sendiri adalah cabang dari Elf Jatuh yang dulunya merupakan Elf Bulan mulia.
"Kami harus menahan sakit pergantian kulit tahunan." Wajah penyihir Naga itu pucat kebiruan saat bergumam pelan.
"Kaum ular Medusa dan suku jangkrik Yuanfurui juga berganti kulit, itu bukan masalah besar kan?" Liu Zhenhan melemparkan pandangan menghina ke arah Naga tersebut.
“Proses ganti kulit Medusa dan ritual Lolos dari Kulit Emas Yuanfurui semuanya merupakan pergantian alami, di mana kulit baru sudah terbentuk sempurna. Sedangkan kami harus merobek sisik yang retak sendiri, setiap sobekan mengeluarkan darah. Itu pun harus dilakukan sambil terendam air laut yang asin seperti garam...” Otot wajah Naga berkedut hebat: “Karena itu kami Naga sudah sangat gila ingin menginjakkan kaki di permukaan Benua Aigean. Tapi garis pantai yang memungkinkan pendaratan sudah dikuasai ketat oleh negara-negara permukaan.”
“Kemampuan bertahan di bawah air dan penguasaan sihir air dan angin, ditambah kemampuan ras 'Silent Spell' – apakah pantas mengorbankan semua ini sebagai gantinya?” Liu Zhenhan menggelengkan kepala dengan penuh penyesalan.
“Pantaskah? Tidak pantaskah?” Pangeran Moore tersenyum getir menatap Liu Zhenhan: “Latihan sihir kejatuhan benar-benar sulit, Tuan Richard. Nasibmu sungguh malang. Andai saja pencapaian level Magister Sihirmu tidak langsung melonjak drastis, atau jika kemajuanmu bertahap dengan belajar teknik penyamaran 'Metabolisme' terlebih dahulu. Atau mungkin, seandainya Yang Mulia Tiran Mata Jahat tidak mengetahui kekuatanmu, mungkin engkau tidak akan mengalami musibah tak terduga ini.”
Sampai di sini, semua orang sudah paham. Pangeran Moore telah berputar-putar dalam ucapannya, maksud tersiratnya kini jelas terbuka - rupanya Sang Tiran Mata Jahat ini mengincar "Xuepo Tuodu"! Memang, bagi siapapun, bisa menambah kekuatan magis setara Magister Sihir atau Santo Qiao tanpa latihan puluhan tahun, sudah cukup untuk mempertaruhkan nyawa.
"Sepertinya aku belum jadi Magister Sihir? Santo Qiao mungkin takkan kuraih seumur hidupku. Menyerap dua monster tingkat super pun tak bisa membuatku naik dari Magister ke Archmagister. Lihat ini..." Liu Zhenhan terkekeh kering, mengarahkan pisau elemen berbentuk bulan sabit sepanjang 8 inci yang melayang di tubuhnya, membuat "cakra bulan" itu berputar gemuruh di atas kepala: "Lihat? Ini baru Perisai Cakra Bulan! Aku cuma Magister 'hebat' biasa! Masih ribuan li jaraknya dari Archmagister atau Santo Qiao yang punya 'Xuepo Tuodu' di kepala mereka!"
“Hari ini tidak ada orang asing di sini, saya dengan menyesal memberitahu Anda, Richard.” Sorot mata Pangeran Moore berkedip tidak menentu, terdengar suara "gulp" saat dia menelan ludah besar: "Sebagai sihir darah yang diklaim paling cepat dikuasai, penyihir darah selain mendapatkan kutukan penebusan 'membalas darah dengan darah', kami juga menikmati hak 'Pemilihan Kecantikan Bulan Darah'. Asalkan menginjak permukaan bumi dan menerima mandi sinar bulan merah, setiap penyihir darah bisa meningkatkan kemampuan satu tingkat. Artinya, meskipun Anda hanya pernah menyerap kekuatan magis darah seekor cacing tanah sesuai mantra sihir darah, setelah 'Pujian Bulan Darah', Anda bisa menjadi magang sihir darah yang memenuhi syarat."
Begitu kata-kata itu meluncur, bagai petir menyambar di siang bolong! Semua yang hadir seolah terpetrifikasi seketika.
"Obisilachi!" Liu Zhenhan membuka mulutnya, membeku selama lima menit penuh, baru kemudian menggeretakkan gigi sambil menunjuk tajam ke arah Pangeran Moore di udara, mengucapkan "baik" sebanyak tiga kali.
Lao Liu baru sekarang seperti tersadar dari mimpi, ternyata semangat kaum Moore untuk kembali ke permukaan bumi bukan sekadar kerinduan kampung halaman, tapi menyimpan alasan tersembunyi yang sedalam ini! Persis seperti banyak rencana Lao Liu yang disembunyikan dari mereka, skenario licik yang tidak diberitahukan pihak Moore nyaris sebanding dengan ambisi besar Lao Liu!
"Cahaya Bulan Berdarah" sebenarnya adalah gerhana bulan yang terjadi setiap tanggal 4 Maret di Sampa, disebut oleh Behemoth sebagai "Bulan Dimakan Pencerahan Ilahi". Saat gerhana, Sampa akan membentuk selubung gas merah samar di permukaannya. Ketika selubung merah ini mengental, ia bisa menutupi Kawah Bulan di permukaan Sampa.
Menurut legenda indah Benua Aigean, fenomena ini adalah air mata Sampa yang menyaksikan berbagai perang dunia di Benua Aigean. Tentu menangis hanyalah kiasan, ini hanyalah fenomena astronomi biasa berupa gerhana bulan.
Kemampuan peningkatan satu tingkat melalui "Puji Darah Bulan" meskipun terdengar aneh, sebenarnya cukup masuk akal. Penyihir dan pendeta yang memanfaatkan fenomena alam atau astronomi untuk meningkatkan kekuatan adalah hal yang wajar. Kekuatan elemen selalu memiliki hubungan misterius dengan benda langit - misalnya penyihir air bisa menunjukkan performa luar biasa saat gerhana matahari, penyihir petir mendapat bonus kekuatan saat badai kilat. Pendeta Salaman Suku Bei dari Behemoth bisa memberikan "Transformasi Liar Bulan Purnama" kepada prajurit Wolfgang saat purnama tanggal 15 melalui kekuatan bulan. Helen si rubah perempuan juga bisa mengakumulasi Kekuatan Nyanyian beberapa kali lipat lebih banyak melalui meditasi saat ritual sembahyang bulan setiap tanggal 15 - semua contoh ini menunjukkan fenomena alam/astronomi yang menyediakan kekuatan Aliran Elemen secara langsung maupun tidak langsung.
Jika Pangeran Moore Benitez bukan sekadar omong kosong, para penyihir darah Moore yang menikmati "Pujian Bulan Darah" melalui gerhana Sampa dapat meningkatkan satu tingkat kemampuan berkat Dewata, maka peningkatan sepuluh kali lipat kekuatan total Kerajaan Moore sama sekali bukan masalah! Berkah menakutkan dari Dewata ini cukup untuk membuat semua Moore yang bersedia menerima kutukan penebusan "membalas darah dengan darah" menjadi magang sihir. Dengan total populasi 100.000 Moore, asumsi seluruh rakyat menjadi penyihir benar-benar mungkin 100%!
Satu-satunya penghiburan adalah sihir darah level rendah memiliki daya rusak terbatas. Dalam pertempuran Lembah Api, beberapa penyihir Feilengcui yang levelnya biasa saja berhasil menekan 20 penyihir lawan. Bahkan jika 100.000 Moore naik satu tingkat, paling-paling hanya menjadi 100.000 magang sihir. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan - peluru darah magang sihir mungkin kurang mematikan dibanding batu ketapel Suku Dog.
Sihir darah mudah dipelajari tapi terbatas: hanya darah dari korban yang dibunuh langsung bisa diserap kekuatan magisnya. Dengan batasan ini, meski seluruh populasi jadi penyihir, hanya sedikit yang benar-benar berpotensi. Struktur pekerjaan masyarakat tidak mungkin seluruhnya untuk pertahanan. Jika semua belajar sihir, siapa yang akan memintal? Bertani? Memungut pajak? Menempa? Mengelola rumah bordil? Mengangkut tinja?
Kembali ke permukaan, satu-satunya keuntungan nyata yang bisa diraih Kerajaan Moore adalah——saat ini jumlah penyihir Moore mencapai lebih dari 800 orang, sebagian besar magang sihir dan penyihir magang. Jika naik satu tingkat, mereka akan menjadi penyihir magang atau penyihir menengah. Meski daya penghancurnya kurang, taktik kerumunan manusia tetap pilihan bagus. Yang terpenting, 42 penyihir menengah Moore sekarang akan naik satu tingkat, sehingga menjadi Magister Senior dengan bayi darah! Ditambah kemampuan ganda sihir dan tempur Penyihir Pedang, pasti ikut naik tingkat——ini benar-benar Berbual B!
Liu Zhenhan akhirnya mengerti mengapa dua Magister Senior Moore yang mengendarai bayi darah itu, meski kehilangan banyak Ksatria Kelelawar Raksasa, tetap mati-matian merampas puluhan telur ular api berbulu monster tingkat tinggi dari kedalaman Rawa Garam Terbakar——ternyata mereka mempersiapkan telur inkubasi untuk 42 calon Magister Senior yang akan kembali ke permukaan! Soalnya jenis monster bertelur sendiri sudah sedikit, kebanyakan reptil. Monster bertelur dengan kekuatan besar dan kelincahan sangat langka. Mendapatkan telur monster terbang dengan sihir elemen api kuat di kesempatan langka ini, jelas transaksi menguntungkan.
Untung saja dua penyihir bego ini tewas dalam serangan tiba-tiba Naga Hitam Neraka dan Tiran Mata Jahat. Jika tidak, begitu kembali ke permukaan, mereka langsung bisa berubah menjadi Magister Sihir! Meski demikian, kelompok 800 penyihir dengan 42 Magister Senior sihir darah sebagai intinya, negara mana di Benua Aigean yang berani meremehkan? Negara militer kuat seperti Kekaisaran St. Francis atau Kekaisaran Pompeii, jumlah pakar sihir istana mereka hanya sekitar sepuluh. Bahkan jika ditambah magang sihir dan penyihir pemula, jumlahnya takkan melebihi 30-40. Ditambah kekuatan rakyat, negara militer kuat sekalipun sulit mengumpulkan 70 penyihir berkualitas campuran. Liu Zhenhan meludahkan dahak kental dengan geram.
Logika sederhana ini pasti bisa dipahami semua orang. Maka logika lebih sederhana muncul di hadapan semua - Tuan Tanah Feilengcui yang malang itu juga mempelajari sihir darah. Sayangnya sumber kekuatan magis yang diserapnya bukan darah cacing tanah, melainkan tiga Monster Tingkat Super...
Meski Tuan Tanah yang agung sama sekali tak bisa menggunakan serangan magis, tapi sekarang dia sudah menjadi penyihir setingkat Magister Sihir...
"Sekarang sudah akhir Februari, tinggal sekitar seminggu lagi sebelum gerhana bulan tanggal 4 Maret setiap tahunnya. Artinya, setelah 'Pujian Bulan Darah', Tuan Tanah Feilengcui Richard akan menjadi Magister Sihir darah yang terhormat dengan 'tuo du darah dan jiwa' tumbuh di kepalanya!"
"Hmm... Jadi si bola daging ini mengincar tuo du magister yang belum tumbuh di kepalaku..." Liu Zhenhan sudah gemetar marah, matanya menatap tajam ke Tiran Mata Jahat terkutuk itu, urat di dahinya menonjol satu per satu.
"Bukan magister, tapi tuo du Santo Ajaib." Tiran Mata Jahat membetulkan dengan santai, "Bukankah di sini masih ada dua Naga Peri dan phoenix Timur Jauh? Masih banyak pejuang level tinggi... Kau sudah jadi Magister Sihir, pasti bisa menyerap darah mereka untuk mencapai level Archmagister. Lalu aku akan membawamu diam-diam ke permukaan untuk menerima berkat cahaya bulan darah, bukankah kau akan jadi Penyihir Suci Santo Ajaib?"
Udara bergema dengan tawa terkekang Tiran Mata Jahat yang memperlihatkan taringnya. Kali ini dia tidak menggunakan telepati, tapi memproduksi suara tawa langsung dari mulut bertaringnya yang menyeramkan, seperti dua potong daging gemuk saling beradu.
Liu Zhenhan sendiri juga tertawa. Dia merasa ini benar-benar luar biasa mustahil.
"Jika seorang Archmagister membutuhkan kekuatan magis darah dari empat Monster Tingkat Super untuk mencapainya, maka Master Santo Ajaib setidaknya memerlukan kekuatan magis darah dari sepuluh Monster Tingkat Super, bahkan mungkin lebih. Baik dalam sihir utama, sihir cabang, maupun sihir kejatuhan, semakin tinggi tingkatan yang ingin dicapai, semakin sulit pula mencapainya - ini adalah konsensus seluruh dunia sihir! Terlebih lagi, mencapai tingkat tertinggi dalam sihir kejatuhan adalah kesulitan yang berlipat ganda! Selama sepuluh ribu tahun, dari kalangan Blood Elf, hanya Master Cantona satu-satunya Archmagister yang berhasil menembus jurang tak teratasi yang dipenuhi angin kencang dan keluar dari bawah tanah!"
Jika berada di dunia permukaan, mungkin tidak ada praktisi sihir darah yang sengaja menunda ritual "Pujian Bulan Darah" hingga mencapai tingkat Archmagister. Dengan kata lain, menggunakan metode "Pujian Bulan Darah" yang hampir seperti curang ini untuk melampaui tingkat Santo yang paling sulit, dan memasuki jajaran ahli Jalan Tertinggi sebagai penyihir - meski tidak bisa dibilang tak akan terulang, pastilah ini merupakan pencapaian yang belum pernah ada sebelumnya.
Semakin dipikirkan, senyuman Liu Zhenhan semakin lebar.
"Apakah kau begitu gembira akan menyerap kekuatan magis darah rekanmu, dan akhirnya menjadi Penyihir Suci Santo Ajaib dalam pelukanku?" Tiran Mata Jahat bertanya heran, merasa orang ini benar-benar tidak punya perasaan sama sekali.
“Tentu saja senang.” Liu Zhenhan mengerlingkan alis ke Tiran Mata Jahat: “Lupa memberitahumu satu fakta, aku juga adalah seorang Penjaga Malam – Elven Asing yang dilindungi oleh ‘Kutukan Dewata Kejatuhan’. Siapa pun yang membunuhku, akan mati karena mantra berbalik menusuk jantung.”
“Aku punya cara agar kau tidak benar-benar mati. Bagi Tiran Mata Jahat, ini bukan hal sulit.” Ucapan Tiran Mata Jahat masih terdengar santai: “Ujung langit pun, tuo du-mu akan kuhabiskan.”
“Mengapa kau tidak makan tai!” Liu Zhenhan mengeluarkan arquebus Guli dengan gerakan cepat, berkata dingin.
Sampai di titik ini, semua sudah tahu antara Tiran Mata Jahat dan Feilengcui tak mungkin lagi diselesaikan dengan damai. Sekalipun saling kabur menggunakan cincin ruang, tetap tak berarti. Kembali ke permukaan pun takkan luput dari kejaran Tiran Mata Jahat ini.
Yitiao yang membawa pedang hijau melesat ke langit mengeluarkan teriakan bangau yang nyaring. Di belakangnya, mantra sihir pemanggil “Mimpi Giok” bergema membahana di bumi.
Bab 171 Pertempuran Telanjang
Melihat Tuan Tanah Feileng langsung bertindak, Pangeran Moore Benitez segera kabur dengan panik. Dengan pengawalnya, ia menaiki kelelawar raksasa dan menjauh tanpa menoleh. Yang Mulia Pangeran ini tidak bodoh - pertempuran ini jelas bukan latihan militer yang bisa disaksikan. Sedikit kecerobohan bisa membuatnya menjadi mayat hidup. Apalagi jika ditangkap Putri Tiran sebagai pekerja paksa. Selama Putri Tiran belum bicara, inilah saat tepat untuk pergi.
Meski kekuatan magis Yitiao terkuras habis, keunggulan kelincahan tubuh aslinya tetap ada. Dalam bentuk burung jenjang seberat beberapa ton, kecepatannya masih menjadi andalan. Kini setelah berevolusi ke bentuk manusia, kelincahan ini dimanfaatkannya secara maksimal. Untuk mengimbangi konsumsi magisnya, Yitiao yang melesat ke angkasa mengembangkan sepasang sayap daging dari punggungnya setelah menembus langit, memberikan dorongan tambahan. Paruh mautnya yang menusuk bergerak membentuk pola pedang, sementara tubuhnya yang berputar-putar bagikan bor spiral, dalam sekejap telah mendekati Tiran Mata Jahat dari permukaan tanah.
Dalam satu hari, baru saja bertempur dengan seorang kaisar, kini harus berhadapan dengan seorang tiran. Berturut-turut menghadapi dua Kaisar monster legendaris, Pasukan Jade yang biasanya sombong dan mengandalkan berbagai pusaka tak terduga dari tuan tanah untuk meremehkan dunia, akhirnya mendapat pelajaran bahwa di balik gunung masih ada gunung yang lebih tinggi, di luar langit masih ada langit yang lebih luas. Karena kekuatan mereka sudah jauh berkurang, Pasukan Jade tentu takkan lagi mempertahankan semangat ksatria. Pertarungan satu lawan satu hanya akan dilakukan jika yakin menang. Menghadapi situasi kritis seperti ini, tentu mereka akan dengan muka tebal menyerbu bersama-sama.
Liu Zhenhan masih belum bisa menghilangkan sifat oportunisnya sebagai parvenu. Sebuah "Lagu Spiritual" yang telah lama direncanakannya dilepaskan. Rencananya cukup ambisius, masih berharap bisa mendapatkan peliharaan magis yang kuat. Sayangnya itu hanya angan-angan sepihaknya belaka.
Saat Yitiao melesat ke angkasa, kelompok penyihir yang dipimpin Mo'er bersama dua peliharaan magis Imam Tongkat - rubah api berekor sembilan dan marten kilat sihir, serta katak emas berkaki tiga - melepaskan serangan magis gelombang pertama ke Tiran Mata Jahat. Tiga Lingkaran Gemilang meledak bersamaan di tengah kerumunan di tanah, sementara sebuah Lingkaran Jahat menyelubungi kepala Tiran Mata Jahat.
Karena sebelumnya semua pihak masih menyimpan sebagian kekuatan mereka akibat ketakutan akan Tiran Mata Jahat dan Black Dragon Neraka, ditambah bantuan "Hati Bulu Darah", serangan pertama dari para Penyihir dan Peliharaan Magis terlihat cukup spektakuler. Helen bahkan bertindak lebih nekat, gadis ini membawa kristal sihir kelas atas di seluruh tubuhnya, dan di dalam Kristal Naga tersimpan sebuah "Lagu Nina Bobo Katerina - Lagu Pusing" yang langsung dilemparkannya saat ini.
Menghadapi serangan massal yang datang bertubi-tubi, Tiran Mata Jahat tidak mengandalkan kemampuan pertahanan magis supernya untuk menahan langsung, juga tidak menggunakan kemampuan serangan multi arah dari dua belas tentakel bermata tunggal atau membalas dengan "Sinar Pelangi" sebagai taktik pertempuran standar. Alih-alih, makhluk ini langsung melesat ke arah Yitiao yang sedang terbang mendekat. Kecepatan Tiran Mata Jahat bagaikan bola yang dipukul keras oleh Raksasa Langit, tubuh bulatnya melesat di udara dengan kecepatan yang nyaris menyamai Yitiao.
Meski posturnya tidak sebesar dan segagah Kaisar Api, Tiran Mata Jahat jelas jauh lebih berani. Dalam pertarungan Yitiao melawan Kaisar Api sebelumnya, sejak awal sampai akhir Yitiao berhasil menekan Kaisar Api yang perkasa hingga tidak berani memulai pertarungan tangan kosong. Tiran Mata Jahat yang tidak memiliki tubuh besar berotot, cakar tajam, atau tinju besi - hanya tubuh bulat licin tanpa lengan - justru berpose seolah siap bertarung jarak dekat, membuat para Bimon di darat terkejut bukan main.
Pertempuran antara Yitiao dan Kaisar Api, Tiran Mata Jahat menyaksikan seluruh proses dari samping. Keberaniannya menghadapi pertempuran ini membuktikan bahwa makhluk ini sama sekali tidak sesederhana penampilannya yang seperti bola daging. Tiran Mata Jahat jelas sudah melewati usia dimana dia bisa merasa terlalu percaya diri.
Waktu seolah melesat dengan cepat pada momen ini, namun juga terasa seperti telah membeku.
Tubuh Tiran Mata Jahat yang sedang berputar di udara tiba-tiba mengerut seperti mempraktikkan seni merapatkan tulang, berubah menjadi bola daging berbentuk labu. Dari ukuran semula sebesar keranjang, tubuhnya menyusut drastis. Dua belas tentakel bermata tunggal menggelepar liar di udara, dalam sekejap telah sejajar dengan Yitiao di garis paralel yang sama. Seluruh tubuhnya memancarkan cincin memabukkan berkilau hijau zamrud, persis seperti bola rumput raksasa.
Mayoritas penyihir di darat masih berlevel rendah. Ketika Tiran Mata Jahat tiba-tiba berbalik arah dengan kecepatan kilat menuju garis lurus yang bersilangan dengan Yitiao, sebagian besar serangan magis meleset karena perubahan lintasan serangan. Hanya Katak Tiga Kaki yang levelnya cukup tinggi, ditambah Master Ottega yang setelah melalui banyak pertempuran telah naik pangkat dari Penyihir Menengah ke Magister Senior, akhirnya bisa menggunakan "penguncian visual". Ditambah dengan bonus tambahan sihir api di dunia bawah tanah yang kaya elemen api, membuat serangan kali ini tidak sepenuhnya meleset.
Yitiao membuka jarak sekitar satu badan dari "Gergaji Roda Api" Master Ottega, "Peluru Emas" katak tiga kaki, dan beberapa anak panah berbulu. Menghadapi Tiran Mata Jahat yang menerjang sembarangan, Yitiao dengan tenang mengubah jalur serangan. Tubuhnya yang berputar spiral membelah udara tiba-tiba mengeluarkan suara lengkingan tajam saat kedua pihak hampir bertubrukan. Dengan gerakan memutar tubuh di udara seperti koi emas melompati Gerbang Naga, seluruh tubuhnya berguling membentuk spiral miring yang menikam langit.
Ruang kosong yang sengaja diciptakan Yitiao dengan terbang lebih tinggi mengandung maksud strategis. Saat Tiran Mata Jahat menyamai ketinggian dan posisi paralelnya, Yitiao segera berubah menjadi perisai daging. Serangan gelombang kedua dari darat juga akan terhalang pandangan oleh tubuhnya, menciptakan penghalang visual. Dalam pertarungan sepersekian detik ini, pengalaman bertarung tangan kosong Yitiao membantunya menyadari niat jahat lawan, lalu menyesuaikan taktik tepat waktu.
Saat "Gergaji Roda Api", "Peluru Emas", dan tiga anak panah berbulu menghantam tubuh Tiran Mata Jahat dengan gemerlap, Yitiao tak tinggal diam. Setelah membalikkan posisi di langit, sayapnya yang terkembang berhasil menetralisir semua gaya inersia. Postur terbang aneh ini melawan semua prinsip aerodinamika, sekilas terlihat seperti Yitiao yang terbalik kepala-kaki diam di udara.
Tak bergerak bagai gunung, tenang bagai jurang yang dalam.
Tiba-tiba, Tiran Mata Jahat yang sedang melaju kencang itu matanya berkunang-kunang. Burung api humanoid yang menjengkelkan itu telah hilang, hanya tersisa "Gergaji Api Berputar", dua "Peluru Emas", dan tiga anak panah berbulu es yang menghampirinya. Sebelum Tiran Mata Jahat sempat bereaksi, seorang pria terbalik bagai kilat menderu di malam hujan melesat ke ubun-ubunnya dengan pedang tusuk. Nyala perak menyelimuti Yitiao yang terjun terbalik, mengubahnya menjadi air terjun salju sepanjang tiga ribu ren. Di ujung air terjun, paruh burung berubah menjadi tombak panjang tujuh ren berhiaskan api, mata tombak setajam paruh bangau dengan panji perak berkibar-kibar di ujungnya.
Tusukan ini dahsyat bagai lautan neraka.
Tusukan ini mengguncang langit dan bumi.
Tombak Panji Terbalik.
Ini adalah jurus andalan Yitiao! Saat bertarung melawan Naga Emas Ser Baink dulu, Yitiao juga terjun dari langit dalam posisi terbalik, menembus tubuh naga dengan paruhnya dan menancapkannya di tanah merah membara Feilengcui.
Tiran Mata Jahat saat ini sudah tidak bisa menghindar lagi. "Anak Panah Berbulu Es", "Peluru Emas", dan "Gergaji Roda Api" telah menyemburkan percikan sihir yang gemilang di tubuhnya. Sebuah penghalang gas abu-abu keputihan menembus keluar dari tubuh Tiran Mata Jahat, menetralkan serangan sambil menerima tusukan tombak Yitiao yang mengguncang langit-bumi dari atas.
Seperti kandung kemih Binatang kurban yang dipompa penuh lalu ditusuk jarum, udara bergemuruh dengan suara desis besar "pssst" yang pecah.
Dua sosok sama-sama menggeser cepat menjauh, terus-menerus mundur.
Cara Yitiao mendarat dari udara ke tanah lebih mirip dipantulkan kembali dengan keras. Ia mundur tiga langkah dengan suara berderap, lalu jatuh terjengkang seperti roda kereta yang terguling.
Kali ini Tiran Mata Jahat bagai bola yang ditendang prajurit Elephanten. Ia jatuh melayang, lalu terbang goyah-goyah. Menggantung miring di langit yang jauh, di antara gigi taring ganas mulutnya yang menganga terselip pedang paruh burung. Enam-tujuh tentakel bermata tunggal seperti ular karet melilit erat bilah pedang. Di samping mata raksasanya terdapat alur daging mengerikan yang terkupas, luka sayatan dalam yang menganga seperti bibir mayat gantung pucat, menyemburkan cairan kental abu-abu putih bergumpal-gumpal.
Orang-orang yang hadir terkejut oleh serangkaian perubahan ini hingga hampir lupa apa yang seharusnya mereka lakukan.
Adegan pertarungan kilat tadi memberi mereka ilusi bintang-bintang bertebaran yang memusingkan, bahkan Naga Peri pun gagal menguasai posisi tepat saat mencoba teleportasi. Di hadapan serangan lincah Yitiao, Tiran Mata Jahat menghadapi "Anak Panah Berbulu Es" dan "Gergaji Roda Api" serta "Peluru Emas" di depan, sementara tombak bendera Yitiao menusuk dari atas. Dengan perisai mentalnya, makhluk ini bertahan dari serangan es-api-emas, lalu dengan cepat melepaskan empat sinar pelangi ke arah Yitiao di atasnya.
Yitiao benar-benar prajurit terhebat Feilengcui! Dalam situasi saling melukai seperti ini, pilihan pertamanya tetap maju tak gentar!
Perisai mental Tiran Mata Jahat mungkin tak masalah menahan panah es dan gergaji api, tapi sama sekali tak sanggup menahan tombak Yitiao. Saat empat sinar pelanginya menyambar Yitiao, tombak mempesona Bangau Api Burangsha bagai cahaya kutub abadi menusus perisai mental, berkilau dengan aura haus darah, menerbangkan satu mata tentakel, dan menghujam ke dahi Tiran Mata Jahat.
Pada sekejap itu, tiba-tiba mengalami sedikit disorientasi mental. Meski hanya sesaat yang sangat singkat, hal ini membuat tombak bendera sedikit melenceng dari posisinya. Ujung tombak yang tajam menyayat luka di kepala , menyambar satu tentakel, dan langsung menuju mata raksasa itu. Memanfaatkan momentum ini, tubuh bola daging melengkung ke belakang, menghindari tusukan tombak ke matanya. Tombak bendera yang garang justru terjepit di rahang bergigi tajamnya.
Empat sinar pelangi yang kontinu menghantam hingga terlempar, sementara tombak api murka juga menyambar hingga terpental.
Dalam waktu sekejap ini, baik maupun nyaris melayang ke alam baka. Meski keduanya mengalami kerugian, sebenarnya lebih diuntungkan. Bagaimana tidak, tubuh sudah penuh luka. Logam saja bisa lelah, apalagi daging?
"Luka di mana?!" berteriak dengan liar sambil melangkah maju. Pertama-tama ia membuka , lalu menarik lengan dan menariknya ke pelukannya.
"Bleguk～" Yitiao menyemburkan sepanah darah dari mulutnya yang membasahi tubuh Lao Liu, wajahnya berubah menjadi ungu keemasan. Di dada kanannya terdapat empat lubang luka bakar yang tersusun rapat, persis seperti luka yang dialami Geryon. Melihat empat luka ini, Liu Zhenhan sedikit lega. Meski kekuatan magis Yitiao tidak lengkap, setidaknya perisai magisnya masih bisa bertahan. Kali ini sinar tidak mengenai bagian vital. Dengan gulungan rantai jiwa dan Yitiao yang telah meminum empedu ular Feiwenli, meski lukanya parah, dia tidak akan mati seperti Geryon yang terluka di tujuh inci bagian vital.
"Sialan!" Yitiao lunglai duduk di tanah, bernapas huh-hah sambil menarik ujung celana Liu Zhenhan. Butuh dua tiga kali tarikan baru sobekan kain celana itu bisa digunakan untuk menutupi dadanya. Tenggorokannya terasa manis, dua semburan darah lagi keluar. Tatapan penuh dendamnya tertancap pada Tiran Mata Jahat di langit: "Dia memang tangguh! Berani taruhan nyawa seperti ini, aku belum pernah lihat yang kedua!"
“Target pertama yang ingin kuhancurkan memang adalah kamu.” Tiran Mata Jahat menatap Yitiao dengan mata raksasanya, tatapannya penuh kekaguman yang tak tersembunyi. Mulut bergigi taringnya menganga, mengeluarkan pedang paruh burung itu: "Awalnya kupikir hanya kehilangan satu tentakel untuk mengalahkanmu, tapi ternyata meski baru bertempur dengan Kaisar Api, kekuatanmu masih sehebat ini! Kau membuatku kehilangan tiga tentakel!"
"Tiba-tiba kepalaku pusing tadi, ada apa?" Yitiao menutupi lukanya sambil terengah-engah.
"Meski kontrol mental adalah keahlian andalanku, tak mungkin langsung menguasai ahli kuat sepertimu. Jadi kugunakan serangan mental, cukup membuatmu bengong sesaat saja." Tiran Mata Jahat tertawa terbahak, tubuh bola dagingnya berguncang di udara.
Liu Zhenhan hanya bisa tersenyum pahit. Musuh ini langsung mengambil strategi saling melukai, sengaja merusak lengan kiri kanannya dengan "tinju tujuh luka" yang direncanakan matang - benar-benar gaya preman!
Lawan seperti ini paling sulit dihadapi. Tindakannya membuktikan ia sudah punya rencana matang.
"Berdiam diri apa lagi?!" teriak liar Tuan Tanah kepada para penyihir dan pendeta yang membeku di sampingnya.
Aura pelangi merah-jingga-hijau-biru-ungu segera mekar di langit seperti sulur-sulur cahaya.
Tiran Mata Jahat dengan sembilan tentakel bermata satu kali ini menggunakan metode pertempuran konvensional, melakukan duel magis dengan para pendeta dan penyihir di darat menggunakan mantra instan dari sembilan tentakelnya. Serangan magis Tiran Mata Jahat ini sangat unik, setiap tentakelnya memancarkan "Sinar Pelangi" yang mengandung kekuatan elemen sekaligus aura energi negatif yang berbeda-beda. Empat penyihir dari Kelompok Penyihir Feilengcui, dua peliharaan magis imam tongkat, dan dua pemanah ternyata mampu menyainginya, bahkan terlihat sedikit unggul.
Kelompok penyihir agak terkejut dengan kekuatan Tiran Mata Jahat ini, tapi kemudian menyadari mungkin karena sebelumnya sudah terluka parah oleh Yitiao, ditambah kehadiran Mo'er yang ahli sihir sembilan cincin sebagai penjaga. Semangat mereka pun membara dan serangan semakin cepat - Membantai seorang Kaisar Monster, ini pasti akan menjadi kebanggaan seumur hidup.
Liu Zhenhan panik memanggil roh cincin peliharaannya Geryon untuk membantu, tapi perintahnya seperti tenggelam di laut - Roh cincin yang kelelahan akan otomatis kembali ke "Cincin Tuan Tanah Kematian" untuk tidur panjang, seperti yang terjadi pada Roh Cincin Tuan Tanah Pasang Surut saat ini.
Hydra hantu Jaina akhirnya muncul membantu, meskipun sembilan semburan hawa dinginnya tidak terlalu membantu, setidaknya bisa menambah jumlah pasukan.
Dua Naga Peri berhenti jauh di sebelah kiri Tiran Mata Jahat sejauh 100 yard, tidak berani melangkah lebih dekat. Saat para Penyihir memulai serangan lanjutan, Ning Yu juga memanifestasikan 20 ilusi Naga Peri untuk mengelabui Tiran Mata Jahat ini, memberi kesempatan serangan tiba-tiba bagi Daisy dan Ruoerna. Namun Tiran Mata Jahat ini jelas tidak mudah ditipu. Ketika 22 Naga Peri yang asli dan palsu bersiap muncul dari segala penjuru di sekitar tubuhnya, dua sungut sang tiran tiba-tiba melambung seperti tali rotan sepanjang ratusan meter. Kedua tentakel itu mengibas di udara membentuk lingkaran busur, meraung-raung menyapu area seluas 100 yard di sekitarnya. Ujung tentakel yang memanjang itu menonjolkan gelembung mata besar yang terbuka lebar, bergerak gesit seperti ular derik yang sedang menyapu-nyapu, melepaskan suara cambukan yang keras dan berderak.
Daisy justru tidak percaya takhayul, ingin mencoba menerjang, tapi tubuhnya dihantam cambuk tentakel. Untungnya dia segera melakukan teleportasi, namun bagian dadanya masih terkena gesekan. Sebagai bangsa naga yang paling gemar mengkoleksi harta karun, jubahnya terbuat dari sutra ulat api kuno yang kekuatannya setara baja berkualitas tinggi. Dulu di Gunung Cukur saat diserang tiba-tiba oleh "Elemen Jarum Beracun" Ular Feiwenli, jubah sutra api inilah yang menyelamatkannya dari racun. Tapi hari ini, hanya terkena gesekan ujung cambuk Tiran Mata Jahat, jubah itu langsung terkoyak menjadi serpihan seperti kupu-kupu. Kalau bukan karena masih ada baju kulit lembut di dalamnya, pasti auratnya sudah terbuka lebar.
Dada Daisy terasa sesak akibat hantaman ujung cambuk itu, membuatnya berkeringat dingin dan tak berani melangkah lagi. Di kepala Ruoerna muncul deretan keringat yang rapat, hampir gila karena panik. "Mimpi Giok" sudah dikeluarkan, tapi monster panggilan bantuan dari panggilan jiwa belum juga tiba.
Liu Zhenhan membawa senapan api, semakin melihat situasi ini semakin merasa ada yang tidak beres. Tiran Mata Jahat menggunakan dua tentakel mata menjadi cambuk panjang untuk menghadapi Naga Peri, sementara tujuh tentakel mata lainnya bertarung langsung dengan para penyihir dan peliharaan magis. Serangan tujuh sinarnya selalu mempertahankan frekuensi yang tepat, membuat gelombang serangan para penyihir dan peliharaan magis terus berada dalam keadaan batas kemampuan - selangkah lagi bisa menerobos pertahanan. Sebagai pengamat yang objektif, Lao Liu dengan indra medan perang yang tajam langsung menyadari masalah serius - sejak awal ketika makhluk ini tidak menggunakan dua tentakelnya untuk bertahan dari Naga Peri, frekuensi serangannya tetap sama!
Meskipun dibantu "Hati Bulu Darah", para penyihir dan peliharaan magis sudah melalui pertempuran menguras tenaga sebelumnya, kekuatan magis mereka memang sudah menipis. Jika Tiran Mata Jahat menekan terlalu keras, mereka akan bertahan mati-matian dengan perisai magis berlapis ditambah beberapa naga, waktu bertahan bisa lebih lama. Tapi dengan frekuensi serangan yang diatur seperti ini, wajar jika para penyihir terjebak dalam ilusi pertarungan!
"Tiran Mata Jahat ini jelas-jelas membuat jebakan, memberi mereka ilusi bahwa dengan sedikit usaha ekstra mungkin bisa menembus penghalang magis Tiran Mata Jahat - tindakan ini sangat licik. Begitu kekuatan magis para Penyihir habis dan kewaspadaan mereka menurun, sangat mungkin Tiran Mata Jahat akan mengendalikan pikiran mereka. Jika itu terjadi, situasi akan semakin buruk."
Asumsi ini membuat bulu kuduk Liu Zhenhan meremang.
"Bangsat! Jangan terkecoh! Semua pasang perisai sekarang!" teriak Liu Zhenhan sambil melambaikan tangan ke arah para Penyihir: "Makhluk ini sedang menguras kekuatan magis kalian! Helen, suruh Landak Batu itu maju ke depan! Semua Penyihir aktifkan perisai magis kuat! Gunakan Landak Batu sebagai perisai hidup. Kecuali Peliharaan Magis dan pemanah yang melakukan serangan balasan, yang lain bertahan!"
Seperti penipu yang marah karena kedoknya terbongkar, Tiran Mata Jahat mendengus dingin lalu meningkatkan frekuensi serangan. Para Penyihir yang tersadar setelah mendengar perintah bos segera membentangkan perisai magis. Landak Batu yang dipaksa maju ke garis depan meski memiliki kemampuan kulit sekeras batu, tetap merintih kesakitan akibat serangan bertubi-tubi.
Para penyihir tersadar seperti dari mimpi dan menyalahkan diri sendiri dalam hati. Tiran Mata Jahat jelas-jelas sedang mempermainkan mereka. Menghabiskan kekuatan magis mereka untuk mengakhiri pertempuran lebih cepat. Memikirkan hal ini, para penyihir yang levelnya memang tidak tinggi ini—meski masih memiliki sisa kekuatan "Hati Bulu Darah"—mulai merasa tak percaya diri. Mo'er segera membentangkan "Perisai Tuan Tanah Kematian" untuk melindungi Landak Batu sementara.
Hanya mengandalkan tiga peliharaan magis yang kekurangan kekuatan dan pemanah yang hampir kehabisan anak panah berbulu, kini terlihat jelas kekuatan dan kecepatan "Sinar Pelangi" yang ditembakkan Tiran Mata Jahat. Salah satu sinarnya bahkan mencapai tingkat sihir setara tingkat pemandu. Setiap kali sinar terkonsentrasi, satu perisai Tuan Tanah Kematian langsung hancur.
Peliharaan magis tingkat tinggi yang diharapkan besar oleh Lao Liu, Kodok Emas Tiga Kaki, kini juga sama sekali tidak berguna. "Konstitusi Penolakan Logam"-nya yang sebelumnya begitu perkasa di medan perang itu karena berhadapan dengan pasukan baja. Sekarang, mencoba melukai Tiran Mata Jahat dengan peluru emas ibarat lelucon internasional. Tiran Mata Jahat selain memiliki tujuh "Sinar Pelangi" sebagai pertahanan aktif, juga dikelilingi dua cambuk tentakel dan perisai yang dibentuk dengan kekuatan mental. Di antara semua orang, hanya Nedved yang hampir kehabisan anak panah berbulu yang bisa mengancam sehelai bulu pun dari Yang Mulia Sang Tiran ini.
"Nyanyian Pelarangan Langit" Gatanie sama sekali tidak mengancam Sang Yang Mulia. Awalnya menyisakan dirinya hanyalah untuk mengantisipasi Pangeran Moore dan para Ksatria Kelelawar Raksasa, bukan untuk memanfaatkannya secara maksimal. Uji coba sekarang ini sepenuhnya berasal dari mental siput "memperlakukan Hao yang mati sebagai Hao yang hidup". Kedua Naga Peri juga telah mencoba menggunakan busur panah silang berantai tanpa hasil. Karena anak panah penetrasi zirah adalah produk bekas yang tidak efektif, sama sekali tidak berguna. Sedangkan Panah Air anak babi hanya memiliki jangkauan 30-40 yard. Jika bisa mencapai jarak itu, Naga Peri sebenarnya bisa langsung menggunakan "Jari Pembalik Elemen". Tanpa dukungan Naga Pelangi yang perkasa dalam pertempuran, kemampuan Naga Peri memang sangat terbatas.
Situasi benar-benar mencapai titik terburuk.
Bahkan Yitiao mulai memaksakan diri menahan tubuhnya yang terluka parah, menggeram kesakitan sambil ikut membentuk perisai magis. Jika tidak segera menemukan metode serangan yang efektif, bertahan pasif seperti ini hanya akan bertahan sementara. Dengan mengandalkan sekelompok penyihir setengah cacat dan pemanah ulung yang hampir kehabisan anak panah berbulu, robohnya pertahanan hanyalah masalah waktu.
Liu Zhenhan hanya bisa berdiri bodoh di samping, tak berbuat apa-apa selain melotot. Biarkan harimau bertarung sendiri dan menunggu dalam keadaan segar selalu menjadi taktik andalannya, hari ini dia menuai karma.
"Perempuan cakep tak bisa masak tanpa beras", meski Lao Liu punya Kekuatan Naga sepenuh badan, tak bisa memanggil roh cincin, tak bisa terbang ke langit, hanya bisa melototi Tiran Mata Jahat. Arquebus Guli Lao Liu mungkin efektif melawan kavaleri udara tanpa zirah berat, tapi untuk melawan Tiran Mata Jahat sama sekali tak berguna. Adapun jaring laba-laba dan Serangan Bayangan, saat ini benar-benar tak berguna.
Tiran Mata Jahat ini juga unik, dia tidak menyerang Liu Zhenhan, membiarkan Liu Zhenhan seperti telur bodoh berdiri di situ. Mungkin Tiran Mata Jahat juga merasa membuang-buang kekuatan magisnya untuk menyerang "Perisai Bulan" milik Magister Sihir kelas atas adalah hal yang membosankan, apalagi Magister Sihir ini hanya punya kekuatan magis tapi tak bisa serangan magis.
"Pangsit dalam teko" seperti ini jarang ditemui, Tiran Mata Jahat tak bisa menahan rasa bangganya.
Percikan "Sinar Pelangi" yang memantul di tanah menghilangkan keberanian nekat Liu Zhenhan memanggil pasukan udara. Meski "Mimpi Giok" Nana bisa memanggil monster, Liu Zhenhan juga tahu bahwa ahli kuat seperti Kaisar Api yang tinggal di rawa garam hangus, dalam radius 200 li (100 km) pasti tak ada monster level tinggi lagi. Kalaupun ada, seharusnya sudah datang membantu Kaisar Api.
Pada saat ini, bahkan terlintas di benaknya untuk menggunakan cincin ruang saling memuat, lalu meminta Daisy kabur membawanya—pikiran pengecut yang memalukan ini. Meski tahu hanya bisa kabur dari Pendeta, tak mungkin lolos dari Kuil, kecepatan terbang Tiran Mata Jahat setara Yitiao, sejauh apa mereka bisa melarikan diri masih dipertanyakan. Tapi saat ini Lao Liu benar-benar tak punya cara lain.
Tapi tindakan ini akan mendatangkan malapetaka tak terduga bagi Raksasa Lembah Tifon dan kaum kijang hutan. Terhadap orang-orangnya sendiri, bagaimana mungkin Lao Liu tega menyeret mereka ke dalam masalah?
Jalan buntu dan rasa malu yang memuncak membuat Tuan Tanah menutupi dada sambil limbung, sepercik darah tipis merembes dari sudut bibirnya.
"Dibo Luo nenekmu!" Yitiao tak tahan lagi, seluruh tubuhnya menggigil hebat, mulutnya menyemburkan darah segar. Burung phoenix itu bangkit terhuyung-huyung, kedua cakarnya menghentak tanah dengan dahsyat hingga mengguncang seluruh permukaan tanah.
"Jubah Merah!" Bersamaan dengan percikan darah dari bibir Yitiao yang penuh lepuh, wujudnya berubah kembali menjadi Bangau Api. Dengan kepakan sayap yang megah sambil mengibas-ngibaskan sendi sayap, semua lepuh di tubuhnya pecah beruntun. Kilau perak menyambar, menyisakan kabut merah yang menyambar seperti petir menuju Tiran Mata Jahat di angkasa.
Setelah melepaskan sihir ini, tubuh besar Bangau Api "Dum!" terjatuh seperti tiang kayu. Burung Bangau Api Burangsha yang anggun dengan bulu putih dan ekor merah ini, kini telah berubah menjadi seekor ayam gundul raksasa seolah direndam minyak mendidih.
Liu Zhenhan matanya berkaca-kaca.
Kali ini, Yitiao tak punya bulu lagi untuk dilepaskan. Yang dia lepaskan adalah seluruh kulit tubuhnya yang menghujam Tiran Mata Jahat.
Sebuah bayangan terbungkus jaring laba-laba raksasa merah jatuh bagai meteor, menghantam tanah dengan dentuman keras menyemburkan debu.
Liu Zhenhan mencabut pedang serulingnya, menerjang Tiran Mata Jahat yang jatuh itu dengan angin dingin yang tak kunjung reda.
BAB 172 Darah Pendeta Membara!
Gerakan Liu Zhenhan cepat, tapi bayangan perak itu lebih cepat lagi menyambar Tiran Mata Jahat yang terbelit kulit bangau compang-camping. Kulit bernoda darah dan cahaya sihir keperakan itu tetap membelenggu sang tiran, sekalipun dengan jubah merah besar Yitiao yang robek-robek.
Gatanie berbaju zirah perak menegakkan tombak panjang ksatria, Kuda Besi Salibnya mengibaskan ekor api panjang, melesat melintasi padang luas.
Rambut panjang pirang platinum Ksatria Angsa dalam angin menusuk bagaikan sekumpulan elf sihir yang melompat-lompat.
"Kembali ke sini!" Liu Zhenhan berteriak dengan suara parau hingga serak.
Hampir-hampir kelopak matanya menyemburkan butiran darah karena gelisah.
Kekuatan Tiran Mata Jahat benar-benar di luar bayangan. Setelah melalui berbagai pertempuran, Liu Zhenhan belum pernah merasakan ketakutan sedahsyat hari ini. Andai diberi pilihan lagi, ia pasti takkan mau berurusan dengan lawan sebandel ini.
Selain memiliki kekuatan mental yang dahsyat, Tiran Mata Jahat juga memiliki "Sinar Pelangi" yang dipancarkan dari dua belas mata di tentakelnya. Sihir sinar aneh nan unik ini sama sekali belum pernah didengar atau disaksikan Liu Zhenhan sebelum datang ke bawah tanah.
Kelicikan dan sifat tersembunyi "Sinar Pelangi" sungguh langka. Hanya berupa pancaran cahaya berwarna, mustahil membedakan tingkat sihirnya dari bentuk visual. Hal ini memberi beban mental berat bagi siapapun yang ingin melakukan pertahanan diri.
Dari dua belas lubang bakar di bagian tujuh inci Geryon, Liu Zhenhan menemukan empat di antaranya membutuhkan nilai kerusakan setara sihir tingkat pemandu. Tanpa empat sinar kuat itu, mustahil menembus Zirah es Geruin Tuan Tanah Pasang Surut dan melukai jantung di bagian tujuh inci secara tembus!
Monster jenis ini memang tidak bisa berbicara, sihirnya secara alami juga merupakan tipe pengedapan, tidak memerlukan nyanyian sihir, baik tersembunyi maupun kejam. Bahkan Geruin Tuan Tanah Pasang Surut karena tidak mendengar nyanyian sihir lawan sempat lengah dan terkena bagian vital. Dengan status Gatanie sebagai Ksatria Perak Kuil, nekat menantang ahli kuat seperti ini, mungkin mati pun tidak tahu mengapa! Ini membuat Liu Zhenhan bagaimana tidak panik.
Rasio kerugian hari ini telah jauh melampaui imajinasi Liu Zhenhan! Jika kehilangan Gatanie, Liu Zhenhan sama sekali tidak bisa menerima. Perasaannya terhadap gadis ini bukan baru sehari dua hari.
Ksatria yang sedang menyerang secara alami tidak mungkin mendengar teriakan apapun, sehingga teriakan Richard sang Ksatria Putri Angsa juga tidak sampai ke telinganya. Bahkan jika tahu, Ksatria Smail ini pasti tidak akan mudah melepaskan serangan. Di mata Ksatria Kuil, menyerang musuh adalah tanggung jawab ksatria. Gatanie juga pasti tidak akan melepaskan kewajibannya karena bahaya, membiarkan seorang Pendeta mengambil risiko!
Tombak perak haus akan darah musuh! Seluruh tubuh Ksatria Dewa Perang telah dipenuhi keberanian!
"Kuda Besi Salib memang Monster yang terkenal akan kecepatannya. Saat bola daging dalam kulit bangau masih menggeliat, Gatanie sudah melesat seperti angin ke sisinya. Pancaran Dou Qi Yínxiāo dari Ksatria Putri Angsa memancar kemilau, di balik kilauan energi tempur itu, ujung tombak panjang yang telah berubah mengkilap dan transparan menusuk dengan suara "pluk" ke dalam gumpalan bulat itu. Setelah masuk tiga inci, tombak itu tak bisa menembus lebih dalam.
Tenaga dahsyat Kuda Besi Salib mendorong bola daging terbungkus kulit bangau itu mundur secara dramatis. Gerakannya yang tersendat-sendat membajak tanah meninggalkan parutan dalam dan lebar di permukaan tanah.
Melihat serangan terhambat, Gatanie dengan cepat melepas tombak panjangnya. Ia mengarahkan Kuda Besi Salib menyusur sisi bungkusan kulit bangau raksasa, sambil menghunus pedang salibnya untuk melancarkan "Tebangan Bulan Sabit Perak" yang terkondensasi dari Dou Qi. Gelombang energi tempur yang ganas itu menyapu debu kuning membubung, merobek masuk ke dalam bungkusan kulit bangau yang menggeliat. Saat melintas di samping bungkusan raksasa itu, Kuda Besi Salib tak lupa mengibaskan ekor api panjangnya yang menyemburkan lidah api membelit tubuh lawan yang menggeliat.
"DOR～" Semburan api itu bagai bertemu getah labu minyak, menggulung sisa awan membubung ke langit.
Suara letusan seperti kain sutra terkoyak, dalam kobaran api, kulit bangau berlubang-lubang akhirnya kehilangan kilau sihir keperakan yang sebelumnya bergulir, meledak menjadi serpihan-serpihan compang-camping. Tiran Mata Jahat tergeletak di tanah, semua tentakelnya mencengkeram erat tombak panjang ksatria, ujung runcingnya tertancap di mulut bertaring raksasanya. "Tebangan Bulan Sabit Perak" membuka luka berdarah di bibirnya, gelombang teriakan bisu merekah di hati setiap orang.
Tiran Mata Jahat bergoyang-goyang mulai mengudara lagi, tubuhnya baru terangkat kurang dari tiga ren di atas tanah, darah abu-abu keputihan menetes deras sepanjang tubuhnya. Deretan panah air perak berkilauan kembali merobek Perisai Mental di punggungnya, menyemburkan percikan darah segar.
Suara seperti ayam yang tenggorokannya terpotong terdengar nyata dan jelas dari mulut Tiran Mata Jahat. Yang Mulia Sang Tiran kali ini tidak lagi terbang tinggi, melayang di ketinggian tiga ren sambil menatap dingin dengan mata utamanya yang besar ke arah Liu Zhenhan yang sedang berlari kencang.
Di sorot matanya terpancar kemarahan memalukan yang terdistorsi dan dendam yang tak terukur.
Sebagai seorang Magister Sihir, Liu Zhenhan saat ini telah menguasai kemampuan "penguncian visual". Ketika mata Tiran Mata Jahat menatapnya, Lao Liu tanpa pikir panjang melemparkan pedang serulingnya dengan kekuatan penuh. Pisau terbang yang gesit itu seperti Petir Guntur yang membelah langit.
Sebuah tentakel Tiran Mata Jahat memancarkan sinar hitam yang tepat mengenai pedang seruling tersebut, membuat bilah pedang berdengung dan mengeluarkan suara gemuruh naga saat melesat menjauh, menghancurkan beberapa butir batu di kejauhan.
Gatanie mengubah arah Kuda Besi Salib-nya dengan putaran elegan di tempat, lalu mengangkat pedang panjang salib berkilau perak dari belakang, menerjang punggung Tiran Mata Jahat.
Tiran Mata Jahat tidak terbang ke udara, hanya menatap tajam Liu Zhenhan yang sedang menyerang. Mulut besar dengan taring menyeringai terus mengeluarkan suara "heh heh" seperti ayam yang tenggorokannya terpotong. Sembilan tentakel bermata seperti jengger ayam mengarah ke Liu Zhenhan, memuntahkan barisan sinar padat.
Menghadapi sembilan "sinar pelangi" yang melesat tajam, Liu Zhenhan sama sekali tidak berniat menghindar. Dengan mata merah menyala membelalak, dia mengayunkan lengan mithrilnya langsung menghadang. Seperti nyala api Raksasa Typhoon yang mengelas, tiga sinar pelangi memercikkan bunga api di lengan mithrilnya. "Perisai Bulan" yang melayang di permukaan tubuh sang tuan tanah dan "Zirah Suci" yang diberikan Helen padanya juga hancur menjadi gelombang darah oleh tiga sinar tersebut. Namun tiga sinar sisanya tak tertahankan, menusuk bagian lunak perut sang tuan tanah – rupanya Tiran Mata Jahat masih enggan kehilangan Magister Sihir penyedia darah Tuo Du ini. Dalam hal kerusakan, tak ada satupun sinar yang mengarah ke bagian vital.
Perisai air tempur Liu Zhenhan langsung hancur oleh tiga sinar itu. Siluet putri duyung elemen air yang baru muncul menyelimuti tubuhnya, bahkan belum sempat terbentuk jelas, sudah menguap seketika oleh sinar tersebut. Saak sisa gelombang sinar menghantam Liu Zhenhan, dia melompat bagikan ikan, mengerahkan seluruh tenaga dalam pukulan murka yang menghujam ke wajah Tiran Mata Jahat yang enggan terbang tinggi ini.
Sebilah pedang salib Ksatria berpendar cahaya Dou Qi menusuk dari belakang Tiran Mata Jahat, menghadang langsung kepalan tangan Liu Zhenhan.
“Prakik” suara tumpah darah otot terkoyak, telapak tangan Liu Zhenhan tertusuk tembus oleh pedang ksatria dari punggung tangan. Di momen genting ini, satu-satunya yang bisa dilakukan Lao Liu adalah merentangkan lima jari, menggunakan telapak dagingnya untuk menahan serangan tiba-tiba pedang panjang ini.
Pedang panjang ksatria yang berpendar cahaya Dou Qi baru saja dipatahkan Lao Liu dengan gigitan gigi "krak!", lima tentakel mirip ular piton langsung membelit tubuhnya yang sedang melayang di udara. Tentakel fleksibel Tiran Mata Jahat ini dalam sekejap membelit tubuh Lao Liu berlapis-lapis dari depan-belakang rusuknya, membungkusnya seperti pretzel raksasa. Tentakel yang mampu memutus jubah sutra api ini seperti ular raksasa melilit katak hutan, mengangkat tubuh Liu Zhenhan ke udara.
Separo pedang ksatria yang masih menempel di siluet ksatria wanita anggun, dengan gesit berputar dari belakang Tiran Mata Jahat menuju sisi Liu Zhenhan yang terangkat di udara. Setelah diayunkan tinggi, sebuah tebasan kilat menyambar tendon kaki kanannya, memercikkan bunga darah ke segala penjuru.
"Aaaa~!" raungan menyakitkan bagaikan binatang keluar dari mulut Lao Liu. Otot-ototnya yang mengembang membuat tentakel yang melilit ketat seperti pretzel itu retak "bip-bop" ringan, sebelum kembali mengencang dengan dahsyat.
Dua Naga Peri berlari seperti orang gila mendekat, tetapi dipukul mundur oleh cambai kumis yang bergerak seperti ular di udara. Para Penyihir di kejauhan sama sekali tidak tahu harus berbuat apa. Hanya Helen dan biarawati kecil yang panik memberikan "Zirah Suci" kepada Liu Zhenhan, tanpa menyadari bahwa mazmur suci ini tidak bisa ditumpukkan dua kali.
Gatanie yang jelas-jelas sudah dikendalikan mental oleh Tiran Mata Jahat, setelah menebaskan pedangnya ke Liu Zhenhan, tiba-tiba mengalami disorientasi singkat yang tidak jelas penyebabnya. Saat pedangnya masih terangkat di udara namun tak kunjung diayunkan, bayangan kecil melesat dari langit dan dengan suara "Pong tong!" menghantam Ksatria Putri Angsa hingga terpelanting dari pelana Kuda Besi Salib.
Helm kecil bergaya Fasis milik Guo Guo langsung menghantam wajah Tiran Mata Jahat. Sebelum makhluk itu sempat melihat jelas benda kecil apa ini, Guo Guo yang nekat malah melompat ke wajah Tiran Mata Jahat - yang sebenarnya memang hanya berupa kepala bulat seperti bola daging tanpa tubuh.
Guo Guo menghajar Tiran Mata Jahat dengan dua pukulan dan sebuah tendangan, membuat makhluk itu berguling-guling seperti labu di tanah selama dua putaran. Keberuntungan Guo Guo pun habis. Tiran Mata Jahat yang juga memiliki kekuatan fisik luar biasa segera mengulurkan cambai kumisnya, membelit tubuh musang kecil itu di udara dengan lilitan kiri-kanan, mengikatnya menjadi bakcang mini yang hanya menyisakan kepala berbulu halus.
“Bodoh-bodoh! Kekuatan kalian mana mungkin bisa melawan Tiran Mata Jahat yang agung!” Di depan tubuh bulat seperti daging sang Tiran Mata Jahat, berdiri tegak dua sosok yang sedang menggeliat-geliat dengan ukuran besar dan kecil, teriakan bergemuruh seperti guntur bergema di hati setiap orang. Suara ini penuh kesombongan sekaligus kemarahan: "Makhluk kecil ini, dari mana datangnya kekuatan sebesar ini!"
Guo Guo dan Liu Zhenhan menggeliat-geliat sekuat tenaga, tapi sama sekali tak berdaya.
Tiran Mata Jahat itu seolah menantang, sekaligus mengolok, menyapu sinar pelangi ke arah perisai para Penyihir. Kekuatan negatif yang menyertainya—"Kekuatan Ketakutan"—menyebar seperti wabah.
Kekacauan terjadi. Di tengah kerumunan Penyihir, Naga dan Siren langsung berlari tunggang langgang. Penyihir dan Pendeta yang tersisa membeku bagai patung, kebingungan. Sang tuan tanah yang tak terkalahkan ternyata ditangkap musuh, hal ini tak tertahankan bagi warga Feilengcui. Ditambah efek "Kekuatan Ketakutan", kecemasan bagai air bah yang merobek tanggul menyiksa saraf semua orang.
Yang pertama sadar adalah Ning Yu. Ia menarik belati dari tubuh Nedved yang sudah kehabisan anak panah, lalu berlari seperti orang gila ke arah Tiran Mata Jahat. Mo'er dan Helen masing-masing merampas sebilah pisau melengkung Horst, juga mengejar dari belakang.
Ning Yu berlari terlalu cepat, tersandung sesuatu di tanah dan terjatuh dengan keras. Dengan wajah kesakitan sambil memegangi lutut, dia menggigit gigi dan bangkit melanjutkan lari ke arah sini. Dua cangkang kerang di punggungnya memantulkan wajahnya yang cantik namun lesu, terlihat pucat pasi.
"Jangan mendekat!" Liu Zhenhan merasakan seluruh tulangnya hampir remuk oleh tekanan, sakit sampai kulit kepala terasa kebas. Melihat tiga gadis masih ingin mati sia-sia, dadanya sesak lalu perih. Entah mengapa, teriakan yang keluar terdengar begitu lemah dan pucat.
Terikat erat dan tergantung di udara membuat kekuatan Liu Zhenhan tak bisa dikerahkan. Tapi dia tetap tak bisa menerima, juga agak tak percaya, Tiran Mata Jahat ini bukan hanya mahir sihir, tapi juga memiliki kekuatan fisik sebesar ini!
Makhluk macam apa ini yang bisa menandinginya? Lao Liu merasa pilu. Seandainya pasukan centaur Feilengcui dalam kondisi prima, mungkin tidak akan kalah dari sang tiran. Tapi mengapa justru saat dirinya dalam kesulitan, Sang Yang Mulia ini malah memukul-memukul seperti anjing yang jatuh ke air?
Melihat Tiran Mata Jahat mengarahkan satu tentakelnya ke tiga gadis yang berlari tergopoh-gapah dengan rambut awut-awutan, Liu Zhenhan merasa dingin membeku hingga ke tulang sumsum seperti terjatuh ke dalam gua es.
Mata di tentakel itu berputar memandang Liu Zhenhan, seolah menikmati ekspresi putus asanya.
“Tenang, aku tak akan membunuh mereka. Aku akan melukai mereka, lalu mengendalikanmu, baru menyedot esensi darah mereka.” Suara Tiran Mata Jahat dipenuhi kegembiraan yang sakit.
“Bangsat!” Liu Zhenhan menggigit lidahnya sendiri, menyemburkan panah darah sihir yang tajam. Panah darah ini secara tak sengaja menyatu dengan kekuatan Magister Sihir Liu yang melimpah, langsung memutus tentakel yang berada sedepa darinya, serpihan daging beterbangan mengenai wajah dan kepala Liu.
“Sialan~~” Tiran Mata Jahat menjerit kesakitan yang mengguncang langit: “Bagaimana bisa aku lupa 'Hanxue Tuoduo' terkutuk ini!”
“Dasar brengsek!” Liu Zhenhan kembali menggigit lidahnya, mengutuk dengan bicara tak jelas sambil berusaha melihat tentakel yang melilit tubuhnya. Sebuah tentakel kuat seperti ular raksasa mengencang di lehernya. Tentakel lain melilit rambutnya, memaksa wajahnya yang penuh kesakitan dan penghinaan menghadap ke langit.
Meski bibir Liu Zhenhan kini telah ternoda darah sang Tiran Yang Mulia, tak ada lagi niat membuat perjanjian darah. Makhluk ini bahkan tak takut Kutukan Dewata Kemerosotan, pasti punya cara membuat Liu hidup tak mati-mati. Perjanjian darah kecil seperti ini mana bisa menghentikannya.
"Liu Zhenhan tidak ingin menambah bahan tertawaan atau kesenangan Tiran Mata Jahat dalam mempermainkannya seperti kucing dan tikus."
"Sialan! Roh dan jiwamu ternyata dikelilingi empat kutukan terkutuk! Dasar brengsek!" Suara Tiran Mata Jahat semakin mengguntur. Liu Zhenhan yang kepalanya mulai berkunang-kunang merasakan kekuatan asing menyusup ke dalam pikirannya.
"Jangan ada yang mendekat! Satu langkah lagi akan kubunuh dia!" Ancaman Tiran Mata Jahat bergema dalam benak semua orang seperti riak air akibat gajah yang terjun ke sungai.
Meski kepala Liu Zhenhan diputar ke udara, ia yakin baik Ning Yu maupun dua Naga Peri pasti membeku seperti patung di tempat mereka berdiri.
"Bimon! Dasar Bimon terkutuk!" Tiran Mata Jahat melanjutkan telepatinya: "Sebagai hukuman, akan kusuruh semua wanita yang kau cintai berhubungan seperti anjing dengan semua pria di sini! Aha~~ Inilah ketakutan terdalammu! Jika mereka menolak, akan kupatahkan lenganmu satu-satu~~"
Merasa gurita pengikatnya mulai goyah oleh perlawanan gila-gilaan, Tiran Mata Jahat segera menambahkan dua tentakel lagi.
“Kegelisahanmu membuat hatiku dipenuhi sukacita. Bangsatnya ras Bimon, bagaimana cara aku berterima kasih atas kebahagiaan yang kau bawa? Ahaha~~ Haruskah permainan dimulai sekarang?” Tiran Mata Jahat tertawa terbahak-bahak: “Tak kusangka makhluk berjiwa kotor sepertimu masih punya rasa kasih? Haha, makhluk kecil ini ternyata yang paling kau cintai?”
Wajah Guo Guo yang memerah akibat terlilit tentakel melintas di depan Liu Zhenhan yang mulutnya berlumuran darah. Tawa Tiran Mata Jahat semakin menjadi-jadi.
“Makhluk mungil yang menggemaskan ini benar-benar menggugah selera, darahnya pasti sangat bergizi! Haha~~ Kau mulai meronta lagi~ sialan~ tenagamu benar-benar besar~ Ohho, makhluk kecil ini kuat sekali~ Yang Mulia Tiran Mata Jahat kesakitan dipukulinya.” Tiran Mata Jahat menggantung tubuh Liu Zhenhan secara terbalik di udara, mendekatkannya ke mata utama raksasa: “Haha, sekarang panah darahmu tak bisa menyembur kemana-mana! Akan kupertontonkan sesuatu padamu!”
Wajah kecil Guo Guo telah berubah ungu kemerahan oleh lilitan tentakel. Di bawah tatapan Liu Zhenhan, tubuhnya diayun-ayunkan Tiran Mata Jahat mendekati mulut bergigi runcing raksasa. Mata utama sang Tiran menatap tajam Lao Liu, seolah menantikan ekspresi kesedihan yang menghancurkan dari Liu Zhenhan.
"Minta ampun padaku." Suara Tiran Mata Jahat penuh kekaguman: "Aku tahu kau tak pernah sungguh-sungguh memohon ampun pada siapapun. Jika kau benar-benar menyerah, atau menandatangani 'Kontrak Stigma Mental' paling hina bersamaku, aku akan mengampuni makhluk kecilmu ini."
"Monster... Bagaimana mungkin memaksa seorang Imam Bemon menandatangani kontrak perbudakan yang lebih hina dari kontrak budak biasa?" Liu Zhenhan merasa kepalanya pusing berputar.
"Dunia ini hanya mengenal hierarki berdasarkan kekuatan! Bimon bodoh!" Tiran Mata Jahat tertawa terbahak: "Kau benar-benar Imam Bemon tanpa kelas! Jika kalian imam bisa memperbudak monster, mengapa kami monster tak boleh memperbudak kalian?"
"Asalkan kau tak memakan Guo Guo, aku rela menjadi budak mental dan fisikmu, berjalan di dunia seperti boneka." Liu Zhenhan langsung berkomunikasi secara mental dengan Yang Mulia Tiran ini. Lidahnya sudah terkoyak parah, sekarang tak bisa bicara, bahkan bergerak sedikit pun terasa menyiksa.
Mata raksasa vertikal Tiran Mata Jahat berkedut. Tiba-tiba ia merasa Bimon ini menjadi tenang yang mengkhawatirkan. Saat mencoba menyelami lagi pikiran dalamnya, ia menemukan "Perisai Bulan" Magister Sihir berbakat ini telah aktif kembali.
Tiran Mata Jahat mulai merasa tidak sabar. Di hadapannya hanya ada dua mangsa yang sudah dikendalikan, sementara yang lain juga diawasi terus-menerus oleh mata-tentakel. Semua sudah dalam genggamannya, mengapa harus bersikap ragu-ragu seperti ini?
Dalam hati ia memaki dirinya sendiri yang terlalu paranoid, Tiran Mata Jahat membuka mulut bergigi tajam lebar-lebar, mengucapkan mantra sihir tanpa suara. Sebuah kontrak sihir hitam pekat tersusun di dalam mulutnya melalui simbol-simbol elemen yang teratur. Gelombang sihir membuat simbol-simbol samar itu perlahan menjadi jelas, membentuk pola kontrak magis yang misterius.
Ini adalah jenis kontrak paling tidak setara, hanya sedikit penyihir jahat yang mempelajarinya dari kitab kuno. Dibandingkan dengan "Lagu Spiritual" Bimon yang merupakan kontrak setara dengan cara penggunaan sederhana, "Kontrak Cap Rohani" yang terukir dalam jiwa sepenuhnya mengubah target mantra menjadi boneka tanpa kemauan. Kontrak sihir jahat ini memiliki efek yang sangat kuat, sehingga persyaratan penggunaannya juga sangat tinggi.
Membuat pendeta Bimon yang sombong ini menjadi budak rohani paling hina yang sepenuhnya tunduk pada kehendaknya, membuat Tiran Mata Jahat merasa sangat bangga. Dari lawan-lawannya yang remeh ini, selain Bangau Api, tak ada yang layak diperjuangkan. Andai bukan karena keinginannya menguasai pendeta Bemon penghasil tuo du Santo, sudah lama ia membasmi semua reptil-reptil ini.
Sebelumnya Tiran Mata Jahat juga mengalami kesulitan. Ia tak bisa membunuh pendeta Bemon ini karena melanggar "Kutukan Dewata Kemerosotan", juga tak bisa mengontrol pikiran-nya untuk membunuh rekan dan menyerap kekuatan magis darah - terlalu banyak kutukan yang melekat pada ahli kutukan ini. Baik di jiwa, hati, maupun kedalaman pikiran, jejak kutukan ada di mana-mana.
Jika bisa membuatnya menandatangani "Kontrak Bekas Rohani", semua masalah akan terpecahkan seperti memotong rumput dengan pisau tajam - dengan cara ini bisa menghindari serangan balik kutukan, langsung memerintahkannya membunuh, menyerap kekuatan magis darah, dan menyelesaikan setiap urusan rumit dengan mulus.
Sedangkan untuk cara mengambil tuo du nanti, Tiran Mata Jahat tentu punya banyak metode untuk membuat Bemon ini menjadi manusia sayur standar setelah membedah kepalanya.
Membayangkan kesuksesan di depan mata, dirinya ternyata akan mendapatkan kekuatan Master Santo Qi Ao, Tiran Mata Jahat tak bisa menahan tawa. Tapi Kontrak Magis belum sepenuhnya mengeras, jadi dia memutuskan untuk menunggu sampai kontrak ditandatangani sebelum tertawa sepuasnya.
Tiran Mata Jahat sepertinya lupa satu hal penting: di hadapannya berdiri seorang Bemon yang meskipun merupakan ksatria dengan kekuatan ilahi luar biasa, namun juga seorang Imam Bemon.
〖“Perbedaan yang tampak kecil di antara keduanya ini, sepenuhnya menentukan nasib Tiran Mata Jahat.”
——Bab 173 Satu Butir Tai Tikus Bisa Merusak Sepanci Bubur〗
〖“Peliharaan magis seorang pendeta tidak bisa dinilai semata-mata berdasarkan level. Keunggulan peliharaan magis lebih ditentukan oleh kemampuan komando sang pendeta dan kesepakatan diam-diam antara keduanya.”
——Peringatan Dewa Perang Campas untuk semua Bimon dan umat manusia〗
※※※
Di hadapan dua lawan kecil yang terikat tentakel seperti bakcang, Tiran Mata Jahat kembali berhati-hati menggunakan teknik gantung "Lonceng Adamantium-ungu Terbalik", menghapuskan kemungkinan Bimon nekat ini menggigit lidahnya dan menyerang diam-diam dengan panah darah.
Setelah mengesampingkan risiko besar ini, sepertinya tidak ada lagi yang bisa mengancam Tiran Mata Jahat di sini - Ya, Yang Mulia Tiran juga persis seperti yang dipikirkan.
Tepat ketika kontrak magis yang tidak adil dari Tiran Mata Jahat hendak mengkristal dalam mulut besar bergigi taring, Guo Guo yang terikat oleh tentakel tiba-tiba membuka mulutnya dan menyemburkan "Peluru Es dan Salju" ke simbol magis yang berputar-putar di dalam mulut menganga Tiran Mata Jahat yang hampir menempel itu.
Di dunia sihir Benua Aigean, ada kebenaran umum yang diakui - tidak peduli seberapa kuatnya seorang Penyihir, saat melantunkan mantra bisa saja terganggu, namun sama sekali tidak boleh ada elemen sihir dengan atribut berbeda yang bercampur dengan sihirnya yang belum selesai, bahkan Santo pun tidak bisa. Ini sama bahayanya seperti menaburkan percikan api ke kolam bahan bakar, semakin kuat kekuatannya, efek magis balik akan semakin dahsyat - seperti rumah tua yang terbakar, tak mungkin diselamatkan.
Guo Guo adalah makhluk kecil. Dengan kekuatan fisiknya yang luar biasa, siapapun yang pertama kali melihatnya pasti akan langsung terpikat oleh tenaga besar dan sifat petarung dari Binatang Bulu Es dan Salju ini.
Tiran Mata Jahat pun tidak terkecuali. Serangkaian pukulan kombinasi tadi, ditambah helm dan tendangan terbang, membuat Yang Mulia Tiran selamanya mengingat kekuatan kecil makhluk ini. Dengan pengalaman Yang Mulia Tiran, mana mungkin mengingat ciri-ciri detail seekor Binatang Bulu Es dan Salju? Di mata Sang Tiran, makhluk kecil ini sama seperti semut di mata gajah.
Adakah gajah yang akan mengingat seberapa kuat kekuatan semut? Jika semut ini memiliki bulu indah yang tidak dimiliki semut lain, mungkin gajah akan sedikit terkesan dengan ciri unik ini. Tiran Mata Jahat juga memiliki kesan serupa terhadap Guo Guo, selain Yitiao, tidak ada makhluk lain di sini yang layak diperhatikannya.
Bukan hanya Yang Mulia Tiran Mata Jahat, bahkan para Bimon di Feilengcui mungkin hanya mengingat prestasi gemilang Guo Guo: merobohkan Monster Gigi Ukir Lava di Kuil, memukuli Pendeta Wolff Redknapp, dan mengayunkan rantai tembaga delapan sisi dengan gagah sambil memaksa beruang bumi terpetrifikasi melompat dari arena hingga patah lengan.
Selain Liu Zhenhan, siapa lagi yang ingat bahwa Makhluk Sial ini masih merupakan seekor Monster?
Saat "Peluru Es Salju Beku" Guo Guo bertabrakan dengan kontrak magis yang hampir diselesaikan Tiran Mata Jahat, kekuatan magis luar biasa sang tiran justru membawa bencana balasan - kekuatan magis yang lepas kendali seperti kuda liar yang merusak semua mata di delapan tentakel tajamnya menjadi serpihan daging berhamburan, darah kental keabu-abuan menyembur luas, sementara semua tentakel kuatnya seketika meleleh seperti manusia salju yang terbakar api, melepaskan semua cengkeramannya.
Liu Zhenhan dan Guo Guo terjatuh "byur!" ke tanah.
Tiran Mata Jahat yang tubuhnya seperti bola daging terbang miring ke langit, lalu menabrak tanah. Tentakel tanpa mata itu mengibas liar tak karuan. Mulut bergigi taringnya mengeluarkan lolongan kering yang menyayat hati. Gelombang elemen gila bergerak di mata utamanya yang besar.
Liu Zhenhan yang pincang bangkit lagi. Sebelum Tiran Mata Jahat yang terpental di udara sempat mendarat, dia menggigit lidahnya keras-keras. Menggunakan hak "meludah darah" yang dibawa oleh Hanxue Tuoduo, dia menyemburkan panah darah Magister Sihir ke mata utama Tiran Mata Jahat yang tak bisa ditutupi delapan tentakelnya.
"Pong!" Suara jendela kaca mahal pecah tertendang. Mata utama Tiran Mata Jahat juga hancur berantakan oleh panah darah ini. Luka yang disebabkan panah darah tingkat Magister Sihir, kata "mengerikan" saja masih terlalu biasa untuk menggambarkannya.
Tiran Mata Jahat malang itu ditimpa kemalangan bertubi, tubuhnya jatuh menghujam tanah sampai seluruh dataran bergemuruh.
Semua serangan sang tiran berasal dari mata. Kini tak tersisa separuh mata pun, ditambah harus menderita efek magis balik yang dahsyat. Sebelum dan sesudahnya, pasti Tiran Mata Jahat tak pernah membayangkan akan berakhir seperti ini.
Liu Zhenhan dan Guo Guo bersama-sama menerjang ke depan, mengambil batu dari tanah, berlutut sambil menghujani Tiran Mata Jahat itu dengan lemparan batu. Tanpa belenggu udara di tubuhnya, Liu Zhenhan yang berpijak di tanah dengan Kekuatan Naganya yang cukup untuk menghancurkan seekor Naga, tentu saja dengan mudah mengalahkan Tiran Mata Jahat sebesar keranjang ini.
Semua orang terpaku menyaksikan ini, tak percaya bahwa ini benar-benar terjadi.
Tak percaya Tiran Mata Jahat perkasa itu terpental oleh panah darah sang tuan tanah...
Tak percaya Guo Guo bisa menjatuhkan Monster Tingkat Super dengan "Peluru Es Salju" kecil...
Tak percaya... Terlalu banyak hal yang tak terpercaya...
Saat semua membeku seperti patung tanah liat, seekor kupu-kupu raksasa dengan bentangan sayap sebesar Chimera datang menari-nari. Sesekali hinggap di tanah, melipat sayapnya yang dihiasi pola magis misterius seperti simbol sihir, menghisap embun sebelum terbang tinggi lagi. Dua matanya yang lebih berkilau dari mutiara dan lebih murni dari langit malam, sayap berwarna pelangi itu dihiasi motif mistis bak simbol magis.
"Ini Monster yang dipanggil oleh 'Mimpi Giok' ku?" Nana berkata dengan pandangan kosong kepada Daisy di sampingnya, "Makhluk terkuat di sekitar sini?"
“Kedatangannya terlalu terlambat. Monster terkuat? Kekuatan apa yang bisa kau pinjam darinya?” Tatapan Daisy tetap tertuju pada Liu Zhenhan, baru teringat bertanya pada Nana saat kupu-kupu raksasa ini terbang mendekat.
Nana memerah wajahnya, bibir indahnya yang menggoda terus bergetar, namun tak ada kata yang keluar.
Liu Zhenhan mencengkeram sungut Tiran Mata Jahat, menyeret bola daging ini ke hadapan kerumunan orang. Beberapa siluet anggun dengan mata berkaca-kaca langsung menerjang masuk ke pelukan kuatnya.
Kupu-kupu raksasa berputar-putar di atas mereka, menghembuskan aroma manis yang memabukkan.
"Ini apa?" Liu Zhenhan mengulurkan jari, penasaran menyentuh kupu-kupu luar biasa besar ini. Mo'er dan kupu-kupu raksasa itu seperti sudah saling kenal lama, menari-nari dengan harmonis dalam ukuran yang kontras.
"Mimpi Giok milik Nana yang memanggilnya..." Daisy melirik Ruoerna yang wajahnya memerah, lalu menatap Liu Zhenhan: "...monster terkuat di sekitar sini."
"Kelihatannya cukup hebat." Liu Zhenhan berkomentar begitu melihat ukuran kupu-kupu ini. Tampaknya pria ini masih belum bisa menghilangkan prasangka bahwa ukuran tubuh sama dengan tingkat kekuatan.
“Kakimu bagaimana?” Yitiao berbaring di tanah bertanya lemah. Burung Bangau Api malang itu terbaring telanjang tanpa kulit, tak bisa bergerak. Meski darahnya sudah berhenti karena sifat fisiknya, daging mentah dan darah yang menempel di tanah membuat setiap gerakan terasa menyiksa.
“Sial! Aku jadi orang cacat.” Wajah Lao Liu langsung muram. Otot kaki yang putus membuat siapa pun takkan bahagia. Meski ada Empedu Ular Feiwenli yang bisa diandalkan, tetap saja harus pincang selama setengah bulan. Tumbuhnya otot tak semudah lemak.
Dari kejauhan Kuda Besi Salib terus meraung-raung, berputar-putar di sekitar Gatanie yang pingsan, sesekali menjilati wajah Ksatria Putri Angsa itu.
"Pavi, Cui, bawa Gatanie ke sini. Keluarkan para biarawan. Guo Guo tadi menghantam terlalu keras." Liu Zhenhan melambai lemah, lalu menambahkan: "Jangan beri tahu dia apa-apa! Dia dikendalikan mental. Kakiku yang terluka bukan salahnya!"
"Mengerti." Nedved berkata tanpa menoleh.
“Haha～” Yitiao dengan susah payah mengangkat separuh badannya dari tanah menggunakan siku sayap yang gemetar. Darah kental yang mengering membuat daging mudanya benar-benar bersentuhan jarak nol dengan tanah. Saat Bangau Api bangkit, terdengar suara seperti kulit anjing dikuliti, setelah suara itu, Yitiao kembali "Dum!" terjatuh ke tanah. Rasa sakitnya membuat tawanya terdengar lebih buruk daripada tangisan.
“Dasar Tiran Mata Jahat ini, Dibo Luo ibunya!” Dada Yitiao naik turun keras, dia menarik napas berat "huh-hah" beberapa kali, lalu terus tertawa: "Cukup dengan membayangkan si bodoh ini bisa mengolok-olok kita dari awal sampai akhir, tapi mati tanpa sempat melepaskan satu pun mantra super, aku langsung merasa puas!"
“Bajingan B ini ingin menyimpan tenaga, dia pikir sudah bisa mengalahkanmu.” Liu Zhenhan juga tak kuasa menahan tawa: "Sungguh sial."
“Utamanya kalau dia sampai tak sengaja membunuhmu, itu akan merugikan.” Yitiao mengerang kesakitan sambil menarik napas: "Sial! Pertarungan ini bukan cuma membuatku kehilangan baju zirah, tapi sampai pakaian dalam pun terkelupas, benar-benar sialan..."
"Liu Zhenhan" mengayunkan "cincin ruang", mengeluarkan semua orang yang tidak berkeputusan. Sekumpulan orang semuanya tertegun mengelilingi "Yitiao", bahkan "biarawan" pun tak terkecuali. Luka ini sebenarnya tidak sulit disembuhkan mengingat kemampuan penyembuhan diri setingkat "Fei Wenli" milik "Yitiao", tapi benar-benar langka. Babi kulit terkelupas biasa ditemui, tapi bangau botak yang mengelupas sendiri? Ini baru pertama kali.
"Sialan, langka banget!" "Biarawan" Owen menjilat bibirnya.
"Demi ibuku Dibo Luo!" "Yitiao" mengumpat.
"Jangan banyak cakap! Bacakan mantra buat Laozi sekarang! Buat apa kubayar mahal-mahal 'Falanhai' kalian ini? Percuma!" Liu Zhenhan yang seluruh perut dan kakinya terluka, matanya menyorot marah melihat dua biarawan yang santai itu.
"Pelan-pelan!" Ning Yu berkata pada dua biarawan bermuka masam: "Gerakannya jangan kasar-keras, luka tuan tanah ini parah."
"Di mana 'kristal sihir' Tiran Mata Jahat ini? Aku akan mengambilnya." Fatty Luo menggesekkan lengan bajunya sambil memandangi bangkai Tiran Mata Jahat yang hancur itu.
"Untung besar." Liu Zhenhan menahan sakit sambil tersenyum puas, duduk perlahan sambil memandangi gelombang darah abu-abu yang berputar di lengan Mithril-nya.
Dua biarawan yang sedang memeriksa luka di kakinya mengangkat kepala dan meliriknya, bergumam pelan, “Sudah jadi pincang masih juga berulah?”
“Dihisap sebanyak apa pun tidak akan berguna, kamu tidak bisa menggunakannya.” Yitiao tertawa “hehe”.
“Brengsek!” Liu Zhenhan melotot padanya, “Aku punya peta pedang Penyihir Pedang, Laozi paling-paling bisa jadi Penyihir Pedang Santo!”
“Dengan bakatmu, kalau bisa belajar menguasai pedang di bawah bimbingan mentor, aku berani memenggal kepalaku sendiri untuk dijadikan bola.” Helen mengambil sikap mentor, menjulurkan bibir lalu mencubit hidung Liu Zhenhan.
Wajah Lao Liu langsung memerah. Memang mustahil baginya yang berbakat rendah untuk belajar menguasai pedang tanpa mentor. Bahkan jika Pangeran Benitez mengirim penyihir untuk melatihnya, Lao Liu meragukan kemampuannya belajar serangan magis karena sangat membenci meditasi.
Tapi ini jelas bukan hal yang perlu dipikirkannya. Archmagister, godaan gengsi ini tetap cukup besar.
Kerbau Kui hidup itu pun diseret keluar. Seperti jagal, Lao Liu mengeluarkan jantung kerbau Kui air asin itu dengan pisau, merendamnya dalam anggur. Kemudian darah Kui yang telah dicampur darah Tiran Mata Jahat dihisapnya habis-habisan.
Monster Tingkat Super memang bukan main, apalagi ditambah dengan seekor Kui Niu air asin di dalamnya. Kui Niu ini baru dianggap sebagai monster tingkat tinggi saat di darat. Kalau berada di danau air asin yang dalam, siapa pun yang bertarung dengannya pasti akan mengakuinya sebagai monster tingkat super.
Liu Zhenhan akhirnya mendapatkan satu lagi lingkaran matahari berongga berhias daun ivy. Sebuah lingkaran matahari dan bulan sabit yang berputar-putar di dada dan punggungnya, mengeluarkan dengungan yang membuatnya merasa sangat nyaman.
Hasil Fatty Luo juga lumayan. Dari tubuh Tiran Mata Jahat yang hancur menjadi bubuk daging, ditemukan satu kristal sihir abu-abu berbentuk berlian dan dua belas mutiara bulat telur burung pipit. Setiap mutiara memiliki bintang salib di dalamnya dengan warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu, putih, hitam - semua warna ada. Ini membuat semua orang terkesima. Mereka biasa tahu kura-kura, kerang, naga, dan ular yang menghasilkan mutiara, tapi tak menyangka Tiran Mata Jahat juga bisa menghasilkan begitu banyak mutiara sekaligus.
Ning Yu menatap mutiara-mutiara kuning tanah ini lama sekali. Sebagai bangsa kerang Moshao yang memiliki kemampuan "mengambil mutiara dari naga", pengetahuanny tentang mutiara jauh melebihi 99% orang di dunia. Tindakan nyonya bos ini justru membuat semua orang penasaran.
“Ini adalah mutiara kelabang.” Ning Yu setelah lama mengamati tetap bersikeras: "Ada tanda salib di dalamnya, aku tidak mungkin salah lihat. Selain kura-kura, ular, kerang, dan naga, kelabang dan laba-laba sebenarnya juga bisa menghasilkan mutiara, tapi pasti hanya tokoh besar berusia ribuan tahun yang memilikinya."
“Kelabang? Seratus kaki?” Liu Zhenhan heran memandang Tiran Mata Jahat ini, "Jika makhluk ini benar-benar bentuk evolusi monster kelabang, dengan dua belas tentakel saja sudah sehebat ini, bagaimana jika sampai seratus?"
Ada yang percaya, ada yang tidak, semua ramai berdiskusi.
“Ada banyak efek negatif yang belum teraktivasi dalam mutiara-mutiara ini!” Helen menunjuk deretan mutiara berwarna-warni yang berputar-putar di tangan Fatty Luo.
“Aku juga melihat beberapa jenis: Kelemahan, Kelambanan, Pusing. Pantas saja 'Lagu Pusing'-mu tadi tidak mempan padanya, rupanya dia ahli di bidang ini!” Liu Zhenhan mengangguk pelan.
“Kekuatan Kelemahan, Kelelahan, Penuaan, Kelambanan, Kelelahan Visual, Ilusi Ultrasonik, Amarah, Gravitasi, Ketakutan, Amplifikasi Nyeri, Halusinasi Haus Lapar.” Ruoerna menambahkan dengan pengetahuan elemennya yang mendalam.
“Keren! Hampir mencakup semua Lagu Serangan Lingkaran Jahat kita.” Dua Imam Tongkat menjulurkan lidah.
"Aku lihat dulu, bisa tidaknya diberkati untuk digunakan." Mo'er penasaran mengepakkan sayapnya terbang lebih tinggi, mengambil sebutir mutiara merah mawar dari telapak tangan Fatty Luo, mengayun-ayunkannya lama namun tak berefek. Saat hendak menyerah, tangan kirinya melepaskan panah air yang melesat ke Yitiao yang sedang berbaring tak jauh menerima perawatan, nyaris menyentuh sisi bawah tubuhnya sebelum menghujam tanah.
Jelas ini karya Ai Wei'er.
Yitiao terkejut setengah mati. Setelah kilau perak sihirnya mereda, cahaya merah merambat lagi di sekujur tubuhnya.
"Siapa yang iseng begini! Wah, kenapa sakitku lebih parah dari tadi! Sialan!" Yitiao mengamuk, leher phoenix merah tanpa kulitnya menegak tinggi, matanya menyapu kerumunan: "Pendeta terkutuk mana yang menambah rasa sakit? Siapa! Sungguh keterlaluan! Manusia tak boleh sekeji ini! Untung resistensi magisku tinggi! Siapa pelaku kejinya?"
Mo'er menahan tawa, kembali menyergap Yitiao. Tapi kali ini hanya panah air tanpa aura negatif.
“Hē hē, kelihatannya sama seperti mutiara ular Hydra, memberikan bonus serangan magis. Sayang... Jika tidak ada interval waktu tunggu, setiap kali bisa memberikan dua belas efek negatif, dua belas mutiara mata jahat ini pasti menjadi Artefak legendaris. Tapi... benda ini benar-benar mematikan untuk duel satu lawan satu, memberikan dua belas atribut negatif sekaligus, hanya ahli Jalan Tertinggi yang bisa bertahan.” Daisy tersenyum tipis: "Lagi-lagi 'Dua Belas Skala Nada Malaikat' muncul. Tapi kali ini versi malaikat yang jatuh."
“Kakak Daisy, ucapanmu kurang pantas!” Biarawati kecil agak kesal. Dari dua belas mazmur suci gereja, tak satu pun memiliki efek negatif. Menyebut ini sebagai Skala Nada Malaikat benar-benar keterlaluan.
“Nama ini bukan hak paten gerejamu! Kalian boleh pakai, kami juga berhak!” Liu Zhenhan menggunakan nada otoriter seperti ayah, berkata dengan kasar: “Mutiara ini akan diberikan ke Mo'er untuk dibuat sabuk, namanya Sabuk Dua Belas Skala Nada Malaikat!”
“Bagus! Bagus!” Mo'er yang sedang bermain dengan kupu-kupu raksasa di udara tertawa riang: “Mentor, kupu-kupu ini sangat akrab denganku. Bolehkah kujadikan peliharaan magis?”
“Tidak boleh!” Nana langsung memotong.
“Kenapa?” Liu Zhenhan heran, “Ini monster yang dipanggil melalui 'Mimpi Giok'-mu, dan datang terlambat. Pasti bukan kelas rendahan.”
“Pokoknya tidak boleh!” Nana tetap menolak memberi penjelasan.
“Aku sudah memanggilnya.” Mo'er menjulurkan lidahnya dengan nakal. Setelah mengonsumsi "Kristal Bernyanyi", kemampuannya dalam menggunakan "nyanyian perang terpendam" cukup untuk membuat semua Imam Tongkat mati kesal.
“Kamu...” Nana menggigit bibirnya sampai tidak bisa berkata-kata lagi.
“Ada apa?” Liu Zhenhan mengerutkan alisnya bertanya: “Jangan-jangan Nana juga ikut dijadikan peliharaan magis? Jangan sampai terjadi kejadian memalukan seperti Daisy dulu!”
“Si gadis kecil tidak menjadikanku peliharaan magis. Aku sudah memutuskan hubungan batin dengan kupu-kupu magis ini.” Ruoerna menghela napas pasrah: “Tapi dia justru menyakiti dirinya sendiri. Ini adalah Kupu-kupu Magis Gabriel yang sangat langka, tidak cocok dijadikan peliharaan. Dari situasinya, kupu-kupu ini dan Tiran Mata Jahat seharusnya sama-sama dikategorikan sebagai monster spiritual yang langka.”
“Sama kuatnya dengan Tiran Mata Jahat?” Lao Liu bersemangat, matanya berbinar-binar bertanya.
Daisy memandang kosong ke arah kupu-kupu raksasa - Kupu-kupu Magis Gabriel yang sedang bermain dengan Mo'er di udara, wajahnya dipenuhi ekspresi ingin tertawa terbahak-bahak.
“Dia memang monster tingkat super.” Nana berkata sambil menatap Richard dengan ekspresi mengejek, dan seperti yang diduga, dia menemukan kilauan kegembiraan besar di mata Richard.
"Selain kemampuan pertahanan yang luar biasa, ia hanya menguasai satu sihir halusinasi mental – 'Tianyi Luanwu' sebagai metode serangan, dan hanya bisa digunakan dua kali dalam sehari karena kekuatan magisnya terbatas." Nana tak bisa menahan tawa: "Sihir Kupu-kupu Gabriel ini dipadukan dengan serbuk sari aromatik di tubuhnya. Dengan campuran aroma sayap kupu-kupu yang menyebar melalui udara, sihir halusinasi ini memiliki atribut fisik dan magis ganda, tak ada yang bisa lolos, termasuk kami Naga Peri."
"Berbual B! Monster Tingkat Super yang hanya bisa menggunakan serangan magis dua kali? Dewata Perang di atas! Pasti itu mantra terlarang ya?" Mata Lao Liu berkilauan, penuh getaran antusias. Geryon adalah roh cincinnya, kalau Mo'er bisa mendapatkan peliharaan magis tingkat super seperti ini, bukankah ini seperti menang undian Tianmen?
"Bisa dibilang mantra terlarang." Nana merenung sejenak lalu mengangguk.
Lao Liu dan Guo Guo segera memasang wajah kaku, sambil berlagak gaya mulai menari Guozhuang yang penuh semangat.
“Begitu sihirnya digunakan, semua yang melihat tariannya akan menari gila bersamanya. Yang resistensi magisnya rendah langsung pingsan menari, yang resistensi magisnya tinggi bisa kabur sambil terus menari. Tak peduli sejauh apa kabarnya, selama terkena 'Tarian Kekacauan Surgawi', satu-satunya yang bisa dilakukan adalah menari mati-matian sampai menyelesaikan 100 pose berbeda. Jika kupu-kupu menyukaimu, setelah menari kamu akan bersin terus selama sebulan; jika dibenci, kepala akan bergoyang tak henti sebulan penuh.” Daisy dengan ekspresi takjub menyela: “Demi Dewa Naga Hesperus! Aku benar-benar melihat makhluk ajaib ini! Selama ini kupikir Kupu-kupu Magis Gabriel dan Landak Mac hanyalah monster tingkat super dalam legenda!”
Meski para Bimon tak mengenal Kupu-kupu Magis Gabriel, mereka sangat familiar dengan Landak Mac. Sebab Landak Mac merupakan totem Suku Pig, yang dalam legenda adalah peliharaan magis Dewa Perang Campas - Landak Lide. Jika ditulis lengkap, namanya adalah Landak Mac Lide.
Mikro Landak memiliki tubuh yang dipenuhi duri yang sangat tajam dan menakutkan, namun dalam legenda, sebenarnya ini adalah monster yang sangat jinak. Serangannya tidak bergantung pada duri, melainkan pada sihir nyanyian indahnya "Lagu Babi". Konon setiap yang mendengar nyanyiannya, siapapun akan tertidur lelap. Jika Mikro Landak menyukaimu, saat kamu tertidur ia akan menusuk wajahmu dengan duri hingga berbintik-bintik; jika tidak menyukaimu, ia akan buang kotoran di kepalamu lalu menusuk bokongmu hingga berbintik.
Tak bisa dipungkiri, Lide adalah peliharaan magis kesayangan Dewa Perang. Namun di semua kuil Kerajaan Bimeng, patung Dewa Perang Kampas selalu menggunakan armor penutup wajah tanpa terkecuali - cinta Lide pada Dewa Perang juga tak perlu diragukan.
Tentu saja, saat ini tak ada satupun di Benua Aigean yang pernah melihat Mikro Landak di dunia nyata, termasuk sebagian besar Bimon. Semua orang hanya menganggap kisah unik ini sebagai legenda.
Mendengar penjelasan Daisy, ternyata Kupu-kupu Magis Gabriel adalah monster ajaib yang setara reputasinya dengan Mikro Landak. Hal ini langsung membuat semua orang berteriak histeris.
“Kalau begitu, Mo'er yang mengambil Kupu-kupu Iblis Gabriel sebagai peliharaannya memang pilihan tepat.” Ning Yu mengerutkan alis sambil berpikir, dua lesung pipinya muncul saat tersenyum: “Jiwa Ai Wei'er berada di dalam tubuh Mo'er. Meski saat pertempuran sungguhan Mo'er tidak bisa bertarung dan hanya bisa menari, tapi Ai Wei'er bisa melakukannya!”
“Astaga! Apa itu Tiran Mata Jahat! Apa itu Kaisar Api! Menurutku hanya Kupu-kupu Iblis Gabriel yang benar-benar monster kuat dari bawah tanah!” Yitiao menggaruk-garuk cakarnya sambil memutar mata putihnya: “Memang pantas dipanggil melalui ‘Mimpi Giok’! Siapa pun yang melihatnya pasti akan menari!”
“Menari...” Liu Zhenhan bergumam seperti kehilangan suara: “Sialan... Ini benar-benar luar biasa!”
Seolah menyangkal ucapan Liu Zhenhan, gemuruh guntur terdengar di ujung langit. Semua mata tertuju ke garis cakrawala di kejauhan. Tentu saja di bawah tanah tidak mungkin ada petir atau hujan, suara gemuruh besar itu ternyata hanya auman naga belaka.
“Sudah kuduga, Black Dragon Neraka tidak mudah ditipu.” Liu Zhenhan hanya bisa menggeleng sambil tersenyum getir: “Ini datang lagi sekelompok orang yang ingin mengambil untung.”
Yang agak mengherankan Liu Zhenhan adalah, yang datang bukan hanya Black Dragon Neraka. Sosok merah menyala yang sangat besar justru pertama kali memasuki pandangan.
Gelora elemen api membuat Liu Zhenhan langsung menyadari siapa orang hebat ini—Tuan Mourinho yang menyebalkan namun memiliki putri cantik.
Bab 174 Tarian Kacau Benang Sejati
Black Dragon Neraka yang kembali menyerang tiba-tiba bisa dipahami Lao Liu, namun Tuan Mourinho sudah kembali ke permukaan hampir dua minggu lalu dengan kesepakatan lisan pembagian harta. Tiba-tiba Imam Utama ini kembali ke bawah tanah membuat hati Liu Zhenhan berdebar. Hidup mati ada di tangan langit.
Walaupun perasaan was-was muncul saat mengingat Imam Utama Angsa ini, ketika benar-benar harus berhadapan, Liu Zhenhan justru merasa tenang.
Bagaimanapun sama-sama ras Bimon, sekalipun ada perselisihan dengan Tuan Mourinho, dalam menghadapi ancaman luar pasti tetap satu garis depan. Tentang syarat pembagian keuntungan tambahan, itu urusan lain.
Phoenix kembar! Sial! Liu Zhenhan memikirkan ini, hatinya dipenuhi rasa iri dan lega. Dengan dua phoenix di pihaknya, seberapa pun sombongnya Black Dragon Neraka, pasti akan berpikir dua kali. Ras naga yang sangat cerdas ini sangat menghargai nyawa mereka sendiri. Memang mudah untuk menindas rakyat jelata, tapi menghadapi makhluk sekuat mereka sendiri? Jika mereka benar-benar berniat membasmi habis-habisan, tentu para monster tingkat super di Benua Nuyan tak akan dibiarkan hidup sampai sekarang.
Bahkan tanpa kedatangan Imam Phoenix Api pun, Liu Zhenhan tak merasa khawatir. Kini dia telah menjadi Archmagister yang setara dengan naga. Ini berbeda sama sekali dengan Magister Sihir. Meski semburan darah dari lidahnya hanyalah serangan magis tingkat rendah, toh ini adalah darah Archmagister. Para Black Dragon Neraka ini tidak tahu bahwa dia belum mempelajari ilmu serangan magis. Dengan mengibarkan bendera Harimau palsu, bukan tak mungkin dia bisa menipu mereka.
Tentu saja, kalau benar-benar terdesak masih ada Kupu-kupu Iblis Gabriel. Paling-paling kita menari bersama seratus tarian!
Hari ini, Imam Utama Angsa Tuan Mourinho jelas kehilangan keanggunan dan ketenangannya yang biasa. Begitu melompat dari punggung Phoenix Api, sebelum sempat disapa, dia sudah buru-buru berteriak: "Nico di mana? Di mana Nico kecilku?"
"Cepat katakan! Lemerre! Deschamps! Di mana Nini-ku?" Murinio hampir meraih kerah jubah dua Imam Tongkat Beruang, mengangkat setengah tubuh dua pria beruang bertubuh pendek itu dari tanah. Wajah tampannya dipenuhi kemarahan yang berwibawa.
Perilaku Imam Utama Angsa yang tak terkendali hari ini langsung menghancurkan citra lemah lembut yang selama ini dibangunnya dalam benak semua ras Bimon.
"Di sini!" Para penyair kuda nil menggeser bokong raksasa mereka, membuka celah lebar sambil memanggil Imam Utama Murinio.
Gatanie yang terkena helm buah tangan Guo Guo di dahinya, meski memakai helm perak, tak bisa menahan kekuatan pukulan dahsyat itu. Lukanya sebenarnya tidak parah. Meski Guo Guo kuat, ia masih bisa mengontrol tenaga. Andai tidak, kekuatannya pasti mampu menghancurkan tengkorak indah Ksatria Putri Angsa itu.
Gatanie kini terbaring tak sadar dengan alas jubah. Posisi tidurnya sama sekali berbeda dengan kesan gagah sehari-hari. Dalam tidurnya, ia terlihat suci dan polos seperti permata di dasar air. Rambut pirang platinum selicin mi kuah bening terhampar alami di samping sayap putihnya. Bulu mata lentiknya yang melengkung indah masih menggantungkan tetesan air mata bagai embun.
“Nico~ Nico kecilku!” Imam Utama Angsa segera melepaskan dua pendeta pria beruang, lalu merangkul Gatanie. Dengan lembut ia mengelus pipi Gatanie, rahang tegas Imam Utama itu berkerut menahan sedih, bahkan sayap di punggungnya bergetar gemetar.
Liu Zhenhan merinding mendengar panggilan sayang Imam Utama Angsa pada Gatanie. Nico adalah nama panggilan Mentor Cui Beixi, panggilan Tuan Mourinho ini benar-benar membuatnya tak nyaman.
Phoenix api itu benar-benar memikat perhatian Liu Zhenhan. Burung abadi ini memiliki rentang sayap sepuluh meter, mata merah berapi dihiasi jambul api merah, bulu berkilauan menutupi cakar fenghuang berwarna merah menyala, dengan tiga bulu ekor panjang menjuntai yang memancarkan aura kemilau. Keanggunannya tak tertandingi.
Sekilas, Lao Liu mengira seluruh tubuh burung abadi ini diselimuti api menyala-nyala. Setelah diamati lebih teliti, ternyata itu hanyalah kilau elemen api yang bergulir di bulu emas kemerahan. Lapisan elemen api yang berkilauan ini begitu pekat sehingga menimbulkan ilusi optik.
Merasa diawasi tajam oleh Si Kepala Babi, burung abadi itu menjulurkan leher merahnya. Dari paruh fenghuang merah, terdengar kicauan fenghuang melengking nan lantang. Tiga bulu ekornya berkibas anggun, menyapu langit dengan cahaya senja kemerahan.
"Yitiao?" Yitiao mengibas-ngibaskan sayapnya yang goyah untuk menopang tubuhnya, lalu perlahan bangkit berdiri. Seperti pemabuk, tubuhnya oleng sebentar sebelum berhadapan muka dengan Phoenix api ini.
Postur Yitiao hampir sama dengan burung phoenix abadi ini. Bedanya, tubuh Yitiao yang merah menyala tanpa kulit memperlihatkan daging merah mentah, sedangkan Phoenix api ini diselimuti gelombang elemen api yang bergelora.
Lao Liu menoleh memandang Yitiao, lalu melihat burung phoenix abadi ini.
Yitiao yang berbulu putih salju memang tampan gagah, tak kalah dengan phoenix ini. Tapi setelah mengelupaskan kulitnya, tubuhnya penuh lepuhan dan bercak. Berdiri di depan Phoenix api yang sempurna ini bagaikan membandingkan Wu Dalang pengangkut kue kukus dengan Ximen Qing yang gemulai memegang kipas bersulam emas dalam kontes kecantikan.
"Apa menurutmu aku jelek?" Yitiao menyandarkan sayap telanjangnya di bahu Lao Liu dengan akrab.
"Bagaimana mungkin aku punya hewan peliharaan magis sejelek kau?" Lao Liu menghela napas.
"Perbedaan antara kita berdua seperti perbedaan antara diriku sekarang dengan phoenix ini." Yitiao mendengus merendahkan.
"Richard! Kemarilah!" Tepat saat menyebut Murinio, Imam Utama Angsa berdiri dengan wajah dingin bagai es abadi, melambai pada Liu Zhenhan.
"Imam Utama, ada yang bisa saya bantu untuk Anda?" Liu Zhenhan dan Yitiao bergoyang-goyang bahu, berjalan dengan kaki terbuka mendekati Murinio. Saat melewati Phoenix api, Yitiao sengaja menyenggolnya. Meski terlihat sombong, daging mudanya sendiri diam-diam mengerang kesakitan.
"Luka Gatanie siapa yang membuatnya?" Begitu ucapan Tuan Mourinho selesai, suara lengkingan naga semakin jelas dari kejauhan. Langit gelap meski tak terlihat sosok Black Dragon Neraka, tapi diperkirakan akan segera tiba.
Tuan Mourinho melirik ke cakrawala yang menghitam, lalu memalingkan kepala ke Liu Zhenhan. Matanya seakan dipenuhi sesuatu yang berapi-api seperti Phoenix.
"Untuk melindungi Helen, dia terkena senggolan Monster. Lihatlah penyok di helmnya ini." Liu Zhenhan juga berjongkok dengan wajah penuh kasih sayang, ingin mengelus wajah Gatanie: "Tapi saya sudah membasmi Monster itu sampai ke akar-akarnya."
Tuan Mourinho menepis jarinya yang mengarah ke Gatanie.
"Bagaimana dengan dirimu sendiri? Kenapa terlihat begitu compang-camping?" Murinio memandangi Liu Zhenhan dengan tatapan penuh keheranan.
“Penampilan Lao Liu sekarang memang sangat unik, tubuh bagian atasnya telanjang, satu celana kaki sudah hilang, memperlihatkan kaki besar berbulu lebat. Satu kakinya pincang dengan kerak darah tebal, di perutnya terdapat tiga lubang bekas luka bakar seperti bekas cerutu.”
Sebuah roda matahari berlubang bermotif daun ivy dan roda bulan bermotif sulur berputar terus di dada dan punggungnya.
“Jangan ditanya, kerugianku terlalu besar.” Liu Zhenhan mengalihkan topik sensitif ini dengan santai: “Ngomong-ngomong, bagaimana Tuan tahu kami di sini?”
“Waktu ke Feilengcui dulu, dengar kalian terus berperang, aku khawatir lalu memberi Gatanie sebuah gelang astrolab. Begitu dia dalam bahaya, gelangku ini akan merasakannya.” Tuan Mourinho mengangkat tangan kirinya, di pergelangan tangan putih bagai gioknya terpasang sebuah pelindung pergelangan tangan bercetak tepi perak dengan roda pirang platinum yang terus berputar pada bantalan. Roda ini dihiasi pola bintang dan penanda panah dari batu permata halus, tetap mengarah ke posisi Gatanie meski Tuan Mourinho menggerakkan tangan.
“Pantas saja!” Liu Zhenhan merasa gelang ini mirip jam tangan: “Tapi Tuan, dari Rawa Senja ke sini, bagaimana bisa secepat ini?”
“Saya baru-baru ini berada di tanah apanase Medusa, kebetulan tahu Anda punya formasi teleportasi sihir, dan penyihir saya juga mempelajari sihir Unsur Angin, makanya bisa datang secepat ini.” Tuan Mourinho tersenyum tipis, melirik Naga Hitam Neraka yang sudah mendekat di langit, lalu menatap Liu Zhenhan: "Richard, harus mengucapkan selamat padamu, utusan khusus Dewan Pengawas Bangsawan Kerajaan dan Imam Agung Jubah Merah Yang Mulia Bulat sudah tiba di Feilengcui. Kau akan dapat keuntungan lagi."
"Tak ada urusan tak akan mengunjungi Feilengcui." Liu Zhenhan menggelengkan kepala dengan getir. Kedua kelompok bangsawan ini datang, pastinya bukan membawa kabar baik. Dewan Pengawas Bangsawan pasti datang untuk inspeksi, sedangkan Yang Mulia Bulat tak lain hanya menuntut kesetiaan.
"Apakah Naga Hitam Neraka ini datang mengganggumu?" Imam Utama menyipitkan mata sambil menggoyangkan rambutnya. Angin kencang mulai berhembus di sekeliling, dua belas Naga Hitam Neraka yang terbang di langit bagaikan awan hitam raksasa yang menyapu bumi.
"Melihat ketidakadilan, menghunus pedang untuk membantu! Yang Mulia!" Liu Zhenhan berkata sambil tertawa, "Keluarkanlah peliharaan magis Phoenix Anda yang satunya lagi. Nyawa saya tak berharga, tapi Gatanie juga ada di sini. Jangan sampai kita semua jadi korban, Naga Hitam Neraka ini sangat licik."
"Mata Tuan Mourinho berkilau sejenak, lalu ia menggelengkan kepala pelan-pelan sambil tersenyum getir. Dari dalam jubahnya, ia mengeluarkan lencana Medusa emas lainnya. Seberkas cahaya keemasan memancar, menampilkan seekor phoenix abadi berwarna salju yang persis mirip dengan Phoenix api, hanya perutnya yang lebih besar."
"Bagaimana, Phoenix es ini cantik bukan? Phoenix api tadi adalah yang jantan, sedangkan ini yang betina. Ia sedang mengandung dan akan segera melahirkan." Senyum Tuan Mourinho tiba-tiba berubah: "Ada yang tidak beres! Kupu-kupu raksasa itu apa?!"
Bukan tidak beres, tapi sangat tidak beres.
Sebelum dua belas Naga Hitam Neraka yang menyapu angin di langit sempat berbicara, Kupu-kupu Gabriel dan Mo'er sudah terbang ke udara. Dengan gerakan tarian anggun mereka, gelombang energi spiritual aneh dan aroma manis yang menusuk jiwa tiba-tiba mengguncang hati semua orang.
Baik jiwa Mo'er maupun Ai Wei'er, semuanya berwatak keras seperti api.
"Kapan Phoenix es ini akan melahirkan?" Liu Zhenhan melompat-lompat dalam tarian Guozhuang yang penuh semangat, sambil mengedipkan mata kepada Tuan Mourinho yang juga mulai gelisah menari-nari tanpa kendali.
Tarian Bashan Sang Imam Utama benar-benar... meleleh deras.
"Tarian Kekacauan Surga" Kupu-Kupu Iblis Gabriel ini menari di langit selama empat jam penuh. Liu Zhenhan benar-benar pertama kali melihat sebuah sihir bisa bertahan selama empat jam. Tidak heran Daisy mengatakan bahwa sihir ini hanya bisa dipanggil dua kali sehari. Total durasi kedua sihir ini adalah delapan jam penuh, cukup untuk memutar tulang pinggang seperti kue pretzel.
Meski Liu Zhenhan adalah seorang Archmagister dengan perisai bidang Boundary Cultivation yang memiliki resistensi magis tinggi, dia tetap harus menari sampai hampir mati dengan kaki pincang. Dalam situasi "Tarian Kekacauan Surga", perbedaan antara resistensi magis tinggi dan rendah sangat kecil - bagaimanapun juga semua harus menari! Jika harus disebutkan perbedaannya, mereka dengan resistensi magis tinggi masih bisa menjaga sedikit kesadaran saat menari, sedangkan yang resistensi magis rendah otaknya hampir sepenuhnya kacau.
Dengan pikiran yang sangat jernih, Liu Zhenhan ingin menggunakan kesempatan ini untuk menaklukkan dua belas Naga Hitam. Tapi dia merasa seperti jiwa yang terperangkap dalam tubuh orang lain, hanya bisa menyaksikan dirinya sendiri melakukan berbagai variasi tarian tanpa bisa berbuat apa-apa.
Karena terjadi ketidakselarasan sementara antara tubuh dan jiwa, tak seorang pun bisa menggunakan sihir atau serangan elemen apa pun di hadapan Kupu-kupu Iblis. Bahkan berjalan pun tak memungkinkan. Satu-satunya yang bisa dilakukan adalah mundur mengikuti jejak gerakan saat datang sambil bernyanyi dan menari. Mundur memang memalukan, apalagi bagi Black Dragon Neraka yang sebelumnya begitu penuh keyakinan.
Untuk penampilan kali ini, Ketua Suku Naga Hitam Ronaldinho sebenarnya sudah menyiapkan dialog heroik. Tapi tak disangka-sangka tiba-tiba muncul Kupu-Kupu Gabriel di pihak musuh!
Seperti pepatah "ikan dan naga menari semalaman", setiap Black Dragon Neraka harus berdansa waltz dengan Prajurit Paus Fegao sebelum kabur pontang-panting sambil menari tarian Yangeko, menghilang di garis cakrawala tanpa menoleh.
Yang lain lebih menyedihkan. Karena fakta "menari bersama serigala", setiap orang harus menari dressage bersama Pendeta Salamander Robby.
Jika bukan karena sendi-sendi yang berderak dan pegal linu setelahnya, serta bersin-bersin yang tiba-tiba muncul, mungkin kebanyakan orang akan mengira ini hanya mimpi. Sihir mental yang melampaui pemahaman dan kognisi saat ini membuat semua orang hanya ingat samar-samar pesta dansa gila yang terjadi kemudian.
Master Ottega termasuk beruntung. Penyihir bertubuh lemah ini tidak langsung pingsan karena kelelahan, malah melakukan split besar dan pingsan karena kesakitan—konsekuensi yang bisa dibayangkan bagi penyihir yang tidak pernah melakukan peregangan ligamen saat melakukan gerakan sulit seperti ini.
Selain dia, Bimon lainnya juga cukup mahir bernyanyi dan menari. Alih-alih kelelahan, beberapa bahkan masih ingin terus bersenang-senang. Tuan tanah adalah salah satunya. Bisa kembali dengan selamat ke Lembah Tifon membuat Lao Liu seolah sedang bermimpi.
Sepanjang perjalanan, Liu Zhenhan hampir bertarung dengan semua makhluk terkuat di bawah tanah: Kaisar Api, Tiran Mata Jahat, Flame Demon bersayap enam, hingga Black Dragon Neraka. Bisa kembali dengan semua orang dalam keadaan utuh adalah keajaiban.
Melihat Tuan Mourinho yang kakinya gemetaran terus menggelengkan kepala, hati Liu Zhenhan dipenuhi kepuasan.
Lawan kuat berikutnya adalah dia.
Kali ini, rencana licik Lao Liu tertuju pada burung es yang hampir bertelur. Meskipun pernikahan sedarah, Lao Liu tidak peduli. Bagaimanapun, dia hanya ingin mengambil telur untuk menetaskan bayi darah.
**Bab 175: Santo! Tang Harimau Putih!**
Berani menggerakkan pikiran licik ke Imam Utama Angsa Tuan Mourinho, mungkin seluruh Kerajaan Bimeng selain Liu Zhenhan tidak akan menemukan orang kedua. Pepatah kuno "Lebih baik menyinggung orang bijak daripada menyinggung orang hina" masih ada benarnya. Menjadi target dendam orang hina yang pendendam seperti ini, sungguh merupakan kesedihan dan kemalangan bagi Sang Imam Utama.
Tuan Mourinho juga sedang sial, diterpa "Tarian Gila Dewa Kegelapan" ini, kondisi Fenghuang Es yang sedang hamil jelas mulai tidak stabil. Meskipun Lao Liu pernah mendengar cerita tentang Mu Guiying yang melahirkan di medan perang sambil berperang, dia tidak yakin Fenghuang Es ini memiliki kemampuan serupa.
Kondisi luka Gatanie tentu tidak bisa disembunyikan dari Imam Utama yang berpengalaman. Setelah hati yang cemas itu menjadi tenang, Tuan Mourinho segera membawa Fenghuang Es dan Gatanie kembali ke permukaan. Naga dan Siren sudah kabur entah ke mana, untungnya Liu Zhenhan masih memiliki Geruin Tuan Tanah Pasang Surut yang menguasai unsur angin dan es untuk mengaktifkan formasi teleportasi sihir, sehingga tidak menggagalkan urusan penting Imam Utama Angsa.
Imam Utama sebelum berangkat sebenarnya mendesak Liu Zhenhan untuk kembali ke Feilengcui, lagipula membiarkan pejabat Badan Pengawas Kerajaan dan utusan khusus Imam Agung Jubah Merah Yang Mulia Bulat menunggu adalah tindakan yang sangat tidak sopan. Namun urusan Liu Zhenhan di dunia bawah tanah belum selesai, mana sempat mengobrol dengan para bangsawan itu, langsung ditolaknya mentah-mentah.
Selain Phoenix Es yang hampir bertelur itu, Liu Zhenhan pada dasarnya tidak tertarik dengan urusan luar, termasuk Olimpiade Pendeta yang akan digelar pertengahan Maret.
Dengan adanya dunia bawah tanah sebagai penyangga strategis dan basis belakang, tak ada yang sanggup menggerogoti Feilengcui lagi. Naik pangkat atau tidak sama sekali tidak penting bagi Liu Zhenhan.
Sejak melihat keperkasaan Phoenix Api dan Phoenix Es, niat jahat di hati Liu Zhenhan terus berkecamuk. Memiliki telur Phoenix untuk menetaskan bayi darah yang bisa berbagi separuh kekuatan magisnya, bagi Penyihir Darah mana pun ini adalah godaan mematikan. Apalagi Liu Zhenhan hanyalah sampah kelas kakap yang punya kekuatan magis dahsyat tapi tak bisa satu mantra pun.
Semakin kuat kekuatan asli Monster, semakin besar bahaya saat melahirkan. Wilayah bawah tanah dengan elemen api yang terlalu padat sebenarnya tidak cocok untuk monster es bertelur. Pegunungan Salju Himalaya Taymur yang diselimuti salju adalah pilihan terbaik. Mengetahui lokasi pasti Phoenix Es berada di sebelah sarangnya, Liu Zhenhan merasa gembira. Jika dia tidak bisa mendapatkan telur Phoenix di wilayah kekuasaannya sendiri, bukankah itu berarti dia gagal total?
Rencana jahat ini sementara belum bisa dijalankan, tapi "wajah berkerut seperti adonan minyak" Lao Liu sudah tercatat dalam buku hutang.
Satu-satunya hal yang membingungkan Lao Liu adalah: Tuan Mourinho baru menerima sepasang Phoenix kembar sebagai peliharaan magis selama beberapa dekade. Yang aneh adalah, ritual pengikatan peliharaan kembar oleh Pendeta harus dilakukan saat masih berbentuk telur. Tapi menurut pengetahuan Lao Liu, monster tingkat super seperti Naga membutuhkan ratusan tahun dari fase bayi hingga dewasa. Phoenix yang setara dengan Naga, bagaimana bisa memiliki keturunan hanya dalam beberapa dekade?
Masalah ini tidak bisa dia pahami saat ini, jadi lebih baik fokus pada kesepakatan dengan dua kelompok Elf Jatuh yang ketakutan. Meski kesal karena Pangeran Moore Benitez membongkar semua rahasianya di depan Tiran Mata Jahat, Liu Zhenhan harus menerima kerugian ini karena dia yang meminta mereka meninggalkan wilayah bawah tanah.
Dua sisa pasukan Elf Jatuh yang terbebani oleh pasukan darat dan hampir seluruh tubuhnya terluka, saat mereka sampai di Lembah Tifon dengan susah payah untuk mengisi ulang logistik dan menata para korban, para petinggi kedua kelompok Elf Jatuh ini hampir tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.
Di luar Lembah Tifon yang penuh lava telah dibuka lapangan olahraga besar yang rata. Di bawah kanopi hijau enam Pohon Perang setinggi 20 meter yang sarat buah, sepuluh pria perkasa sedang bergiliran memukul bola kulit dan berusaha keras melemparkannya ke keranjang besi yang terikat di batang pohon. Saat Pangeran Moore dan Ibu Pemimpin Zhuoer tiba, sesosok tubuh pendek tiba-tiba melompat tinggi di atas kepala sekelompok raksasa, mengayunkan kedua tangannya seperti kincir angin sambil mengganti pegangan di selangkangan, lalu menghantamkan bola itu ke keranjang besi.
"Jawaban" yang tingginya 1,2 meter menunjuk jari telunjuknya tinggi-tinggi, memandang sinis beberapa pria besar yang menyilangkan tangan di pinggang dengan wajah lesu. Postur tubuh pria-pria ini seperti raksasa mitologi Samson dan Goliath.
Di sekelilingnya berkerumun banyak orang duduk dan berdiri. Bangau Api yang seluruh tubuhnya dibalut seperti mumi dan tuan tanah Bimon sedang mengunyah bilah bambu sambil meniup peluit preman sekuat tenaga dan bersorak riuh.
Pangeran Moore dan Ibu Pemimpin Zhuoer awalnya memandang tuan tanah Bimon dengan takzim, lalu berubah menjadi ketakutan—bola kulit yang digunakan sekelompok pria besar untuk bermain, ternyata adalah... tubuh bulat Tiran Mata Jahat yang semua tentakelnya telah dicabut.
"Demi Di Boluo!" Pangeran Moore tak bisa menahan tubuhnya yang menggigil.
Kekuatan Kaisar Api dan Flame Demon bersayap enam telah melampaui semua imajinasi ras Moore dan Zhuoer. Jika diberi pilihan lagi, kedua kelompok Elf Jatuh ini pasti tidak akan berani mengganggu lawan sekuat ini. Tuan tanah Bimon ini tidak hanya membunuh Kaisar Api, tapi juga menaklukkan Tiran Mata Jahat. Kekuatan tempur seperti ini benar-benar membuat bulu kuduk merinding.
"Obisilachi! Aku sudah menunggu kalian berdua seharian penuh di sini, kenapa baru kembali sekarang!" Liu Zhenhan juga melihat dua petinggi Elf Jatuh itu, segera mengangkat tangan memberi sambutan hangat sambil berjalan terpincang-pincang mendekat.
"Kamu..." Ibu Pemimpin Zhuoer dan Pangeran Benitez terdiam lama tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun. Meskipun kedua Elf Jatuh ini masih menyimpan sedikit harapan tipis pada tuan tanah Bimon ini, paling-paling mereka hanya mengira dia bisa melarikan diri dari cengkeraman Tiran Mata Jahat. Sama sekali tidak menyangka dia malah menjadikan tubuh Tiran Mata Jahat sebagai bola mainan, dan bermain dengan begitu riang.
"Hehe..." Liu Zhenhan tersenyum jahat kepada dua Elf, lalu memasukkan jarinya ke mulut dan meniup peluit ke arah pria-pria perkasa di belakang: "Hai! O'Neill, lempar bola kulitmu ke sini!"
Penyair kuda nil mengayunkan tangan, melemparkan bola itu dari kejauhan.
Dua Elf Jatuh segera mendekatkan kepala mereka ke tangan tuan tanah Bimon, mengamati bola daging itu dengan cermat. Mulut raksasa Tiran Mata Jahat masih ada, tapi taring dan mata utamanya sudah hilang, diganti dengan kandung kemih binatang tak dikenal yang dipompa penuh udara.
"Haaatchii~!" Liu Zhenhan bersin keras, dua aliran ingus mengalir dari lubang hidungnya. Lao Liu mengusapnya dengan punggung tangan, lalu memantulkan bola ke tanah dan dengan lihai menyangganya di jari tengah yang berputar-putar.
Kedua Elf Jatuh saling memandang, menyadari keringat mereka mengucur deras sementara otot wajah keduanya berkedut tak terkendali.
"Tiga angka~!" Liu Zhenhan melemparkan bola tepat ke keranjang 40 yard di kejauhan. Teknik "penguncian visual" sang Archmagister membuatnya tampil percaya diri dengan akurasi lemparan spektakulernya.
"Cahaya menyinari tubuhmu!" Ibu Pemimpin Youyue'er berkata lemah: "Berikanlah kami Jawaban. Saraf kami sudah tak kuat menahan stimulasi melihat Mainan Tingkat Super diperlakukan seperti ini."
Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, menceritakan proses membunuh Tiran Mata Jahat dengan santai. Tentu saja, tentang perintahnya kepada Guo Guo untuk menyemburkan hawa dingin ke mulut Tiran Mata Jahat yang sedang melantunkan mantra, dalam ucapannya diubah menjadi kebetulan belaka.
Ekspresi Pangeran Moore dan Ibu Pemimpin Zhuoer perlahan berubah menjadi penyesalan dan cibiran seiring deskripsi tuan tanah - cara kematian Tiran Mata Jahat yang begitu memalukan dibanding kekuatannya; namun ini justru menghilangkan kekhawatiran mereka. Berdekatan dengan Imam Bemon yang benar-benar mengalahkan Tiran Mata Jahat, dua klan Elf Jatuh ini pasti tidak akan punya nyali.
Nasib Black Dragon Neraka semakin membuat dua Elf Jatuh ini geli-geli kesal. Kupu-Kupu Iblis Gabriel di bawah tanah memang Monster yang tak bisa diusik, kedua klan Elf Jatuh sudah lama merasakan keganasannya. Tapi Monster kuat ini berwatak sangat kalem, siapa pun yang diganggunya takkan bisa melakukan apapun selain menari.
Liu Zhenhan sangat setuju dengan hal ini. Kupu-kupu Iblis Gabriel sebagai monster memang sangat kuat, bahkan bisa dibilang nomor satu di dunia. Namun cara serangannya yang tak pandang bulu membuat Liu Zhenhan sendiri juga merasa kewalahan. Master Ottega yang pernah pingsan karena serangan menyilangnya, sekarang langsung gemetar setiap melihat kupu-kupu ini. Berharap bisa mengandalkannya untuk membunuh dan membakar jelas mustahil, tapi untuk menciptakan kebuntuan sudah lebih dari cukup. Kecuali ada Penyihir Suci Santo Ajaib yang menggunakan seluruh kekuatan magisnya untuk menciptakan "Wilayah Anti Sihir", takkan ada yang bisa mengalahkan Liu Zhenhan — meski dalam kondisi seperti itu, Lao Liu malah semakin tidak takut.
Setelah semua hambatan tersingkirkan, jadwal kepulangan dua kelompok Elf Jatuh ke permukaan pun berjalan lancar. Formasi teleportasi yang dibuat Ruoerna di tepi jurang tak teratasi yang dipenuhi angin kencang — tanpa perlu diisi unsur angin magis — juga disetujui oleh kedua pemimpin tinggi. Bagaimanapun juga, migrasi dalam skala sebesar ini mustahil hanya mengandalkan satu penyihir untuk terus menyuplai energi magis ke formasi teleportasi.
Begitu rencana disepakati, sisanya menjadi mudah. Dengan adanya Kristal Malon sebagai bahan baku premium, Ruoerna sama sekali tidak kesulitan membuat formasi teleportasi sihir. Ibu Pemimpin Zhuoer pun menyerahkan sepuluh "Hati Bulu Darah" yang sudah dijanjikan dan 427 ekor Chimera berkepala dua yang tersisa kepada Liu Zhenhan. Dua ratus pandai besi Kurcaci Abu-abu dari Moore juga mulai bergabung sebagai asisten para pandai besi Tifon, mengurus kebutuhan sehari-hari.
Awalnya Liu Zhenhan masih sedikit khawatir Black Dragon Neraka akan terus mengganggu, namun setelah lingkaran teleportasi selesai dibuat, Ibu Pemimpin Youyue'er justru secara aktif membawa seorang pria tua berpakaian hitam menemui Liu Zhenhan. Aura Napas Naga yang familiar membuat Liu Zhenhan langsung menyadari bahwa tokoh besar ini adalah kepala suku Black Dragon Neraka, Ronaldinho.
Komunikasi antar ahli kuat tidak memiliki hambatan. Kepala Suku Naga Hitam Ronaldinho tidak menyangkal bahwa sebelumnya dia mendatangi Tuan Tanah Bimon dengan rencana "belalang menangkap jangkrik, burung pipit di belakang". Liu Zhenhan tentu juga tidak akan membuka permusuhan lagi karena fakta ini. Seperti semua penduduk asli permukaan, seluruh klan Naga Hitam juga memiliki tekad kuat untuk kembali ke permukaan. Namun satu-satunya hal yang perlu dipastikan adalah apakah syarat yang sebelumnya diutarakan Tuan Tanah Bimon masih berlaku. Jika seluruh klan Black Dragon Neraka kembali ke bawah tanah, apakah Tuan Tanah Bimon masih bisa memenuhi janji sumber daging dan barang mewah seperti batu permata.
Liu Zhenhan sama sekali tidak menyangkal dominasi Naga Hitam Neraka di dunia bawah tanah, dan dengan senang hati akan menyediakan kebutuhan daging mereka. Sepuluh ribu penggembala Suku Pig akan bergabung dengan Feilengcui. Dengan hewan Luo Sha yang mereka gembalakan, memenuhi kebutuhan dua belas Naga Hitam Neraka tentu tidak menjadi masalah. Mengenai barang mewah, Liu Zhenhan berpikir jika saat itu tiba, dia akan membeli produk kaca patri dari dunia manusia untuk menipu para naga ini. Bagaimanapun, setelah sepuluh ribu tahun, makhluk-makhluk ini pasti tak pernah melihat kilau transparan kaca patri semacam itu.
Liu Zhenhan meragukan apakah Naga Hitam Neraka ini akan kembali ke bawah tanah setelah sampai di permukaan. Saat ini, sebagian besar naga di permukaan menguasai wilayah gunung masing-masing. Selain dua Kota Naga besar, hampir tidak ada kelompok naga hitam yang bersatu seperti ini.
Kepala suku Naga Hitam secara halus mengutarakan keinginan untuk bersekutu dengan tuan tanah Bimon. Namun tuan tanah Bimon yang "bermulut besar Sungai Rhein" langsung mengajukan syarat pertukaran satu telur naga hitam, membuat kata-kata Kepala Suku Ronaldo kembali tertelan ke perut naga.
Liu Zhenhan dalam hati tertawa geli. Cukup dengan menyebarkan kabar kembalinya Naga Hitam Neraka ke permukaan, dua Kota Naga pasti akan sibuk mengurus Naga Peri dan Naga Pelangi mereka. Meski Daisy dan Ruoerna mungkin datang mencarinya, dari sepuluh yang semula bisa dikirim, mungkin hanya satu yang bisa dialokasikan.
Trik "mengalihkan malapetaka ke timur" ini memang keahlian Lao Liu.
Setelah semua kesibukan ini selesai, periode gerhana bulan pun tiba. Pangeran Moore yang tak sabar segera membawa sejumlah besar Penyihir Blood Elf dan Liu Zhenhan kembali ke permukaan. Sebagai Blood Elf pertama di permukaan, mereka juga berencana membuka lahan terbaik di hutan pinus untuk permukiman. Migrasi seluruh Elf Jatuh ke permukaan setidaknya memakan waktu setengah tahun. Kedatangan kelompok pertama ini sebenarnya lebih untuk melaksanakan ritual "Pujian Bulan Darah" selama gerhana tahun ini, mengingat gerhana bulan hanya terjadi satu hari setiap tahun.
Masalah yang menunggu Liu Zhenhan di Feilengcui juga menumpuk. Para anggota Dewan Pengawas Bangsawan dan utusan Yang Mulia Bulat telah lama menantinya. Namun dibandingkan dengan "Pujian Bulan Darah", semua ini dikesampingkan Liu Zhenhan. Untuk menghindari birokrat yang menjengkelkan, Liu Zhenhan memilih kembali ke permukaan melalui formasi sihir di dekat jurang tak teratasi yang dipenuhi angin kencang, menuju hutan pinus yang berjarak ratusan li dari Feilengcui.
Dataran Liar Donau di musim semi memikat hati dengan keindahannya. Angin sepoi-sepoi dan rembulan terang, hamparan rumput hijau yang tak berujung bergelombang bagai permata agate hijau yang tembus pandang.
Di kedalaman hutan pinus di kaki gunung bersalju, Liu Zhenhan menarik napas panjang. "Perisai Cakram Matahari-Bulan" yang berputar di dadanya telah menghilang, digantikan oleh naga merah berdarah yang mengaum-ngaum. Sisik-sisik marah dan kumis bergelombangnya melayang dalam awan di sekujur tubuhnya, perlahan menghilang tanpa jejak.
Inilah simbol Master Santo Ajaib Sihir Darah - "Tato Kekuatan". Perisai magis eksternal dan lencana penyihir darah yang tercipta dari energi sihir darah melalui tato dan motif tubuh sang penyihir.
Semua penyihir Moore terkagum-kagum, sementara Yang Mulia Pangeran merinding bulu kuduknya.
Semua penyihir Moore, apapun levelnya, meski telah mempelajari "Trik Metabolisme", hanya bisa menyamarkan perisai darah tingkat tinggi menjadi bola cahaya. Kemampuan Tuan Tanah Feilengcui yang bisa membuat perisai langsung menghilang setelah muncul adalah hal yang mustahil!
"Li Cha tercintaku! Bagaimana kau melakukan ini?" Pangeran Moore Benitez menatap tajam Liu Zhenhan. Ia tak paham bagaimana seorang Bimon yang bahkan tak pernah belajar sihir darah ini bisa lebih Berbual B daripada Blood Elf Moore yang telah meneliti sihir darah selama 10.000 tahun lebih, sampai-sampai membuat perisai eksternalnya lenyap seketika.
"Sial!" Liu Zhenhan juga bingung: "Aku juga tak tahu!"
“Lalu bagaimana mungkin ‘pola kekuatan’-mu bisa berubah menjadi tak kasat mata?” Pangeran Moore hampir histeris: “Perisai visual yang dihasilkan dari tato dialisis, tidak ada ahli sihir darah yang bisa menghindarinya. Meskipun kau adalah Santo, tapi kau tidak pernah belajar ‘seni metabolisme’, dan sama sekali tidak menguasai mantra darah lainnya. Hanya mengandalkan kekuatan magis kosong, bagaimana mungkin mencapai ini?”
Liu Zhenhan menunduk melihat dadanya. Setelah merobek jubah pendeta, ia langsung menyadari alasannya.
Satu-satunya tato Lao Liu adalah naga merah menyala di dada, lambang dari mantan pasukan pengintai “Naga Merah”. Meskipun pasukan melarang tato, tapi “Pasukan Pahlawan Gunung dan Sungai” adalah unit legendaris dengan sejarah panjang. Prajurit pemberani dari berbagai penjuru berlimpah, terutama tato-tato unik di pasukan pengintai yang semuanya menggunakan tato tak kasat mata, tidak melanggar peraturan militer.
Tato Liu Zhenhan dibuat dengan campuran rahasia darah merpati dan sinabar. Tanpa aliran darah yang memanas, tato ini sama sekali tidak akan terlihat.
Tato-nya masih biasa dibandingkan dengan pasukan pengintai pahlawan lain yang menggunakan tato kunang-kunang khusus. Saat biasa tidak terlihat, tapi saat malam hari ketika membuka baju, terlihat harimau bersinar dalam gelap di punggung mereka.
Mengingat tato miliknya adalah tato transparan, dan "pola kekuatan" adalah perisai magis yang terwujud melalui tato, tidaklah aneh jika ikut menjadi transparan.
Setelah mendengar penjelasan Liu Zhenhan, Pangeran Moore tak henti-hentinya mengagumi. Tato transparan benar-benar hal yang belum pernah didengar oleh Blood Elf. Dalam hati, Yang Mulia Pangeran memutuskan bahwa jika suatu hari nanti ada Penyihir Blood Elf yang mencapai tingkat Archmagister, akan memintanya untuk menemui Tuan Tanah Bimon guna membuat tato transparan agar ketika naik ke tingkat Santo, tidak terdeteksi orang.
Namun sepertinya Pangeran Moore lupa satu hal: hingga saat ini belum pernah ada Santo yang lahir dari ras Moore sepanjang sejarah.
Karena sudah berada di permukaan, Liu Zhenhan pun merasa perlu mengundang para Moore untuk berkunjung ke Feilengcui. Sebelum datang ke ritual pujian Blood Moon, Lao Liu sudah menyuruh beberapa nyonya bos untuk menyiapkan makan malam, sekaligus memperkenalkan keahlian masak Hobbit Setengah Manusia kepada kaum terbuang dari bawah tanah ini.
Feilengcui di bawah sinar bulan terlihat sangat indah. Meskipun Pangeran Moore pernah melihat sekilas sebelumnya, kali ini dengan bisa mengamati pemandangannya dari dekat, ia tak bisa menahan diri untuk memujinya habis-habisan.
Saat ini Feilengcui bersinar terang bagai mutiara di tengah padang rumput Donau yang hijau. Sungai Sanggan yang berkilauan telah mencapai banjir musim semi, airnya yang meluap memenuhi rawa-rawa. Dari rumpun alang-alang sesekali terdengar kepakan burung kuntul putih terbang. Nyanyian nelayan masih bergema, itu adalah para penyair kuda nil yang sedang memancing malam menyanyikan pujian bagi kehidupan.
Di wadah kuncup patung dewa telah menyemburkan mata air setinggi belasan meter. Mutiara Malam dan eceng gondol yang berputar di puncak semburan memancarkan cahaya ke tiang-tiang tanah merah di Lapangan Merah. Tiang-tiang ini telah dipenuhi Wisteria seribu daun dan tali rotan. Seperti seluruh Bukit Merah, Feilengcui kini adalah kota yang diselimuti hijau tumbuhan. Bunga Wisteria Warna Seribu yang bertaburan memperindah pemandangan, sementara hutan bambu yang baru tumbuh menghubungkan padang rumput Donau dengan warna hijau segarnya.
Paviliun-paviliun bambu berdiri kokoh di sekeliling Kota Giok yang hijau. Setiap paviliun dihiasi rangkaian lentera gantung yang memancarkan cahaya samar nan puitis.
“Indahnya!” Pangeran Moore dan sekelompok besar Penyihir Blood Elf berdecak seperti orang desa, mengamati pemandangan indah di depan mereka dengan sikap kagum. Sang pangeran merasa Feilengcui kali ini seratus kali lebih indah daripada yang dilihatnya sebelumnya.
“Lentera ini terbuat dari apa?” Sebelum Tuan Tanah sempat merendah, Pangeran Moore sudah membelai rangkaian lentera yang tergantung di tunas tanah merah yang dililit tali rotan. Baik paviliun maupun tunas tanah merah di sini semuanya dihiasi rangkaian lentera panjang semacam ini, memancarkan cahaya yang menakjubkan.
“Dari telur burung unta.” Liu Zhenhan terkekeh: “Tahun lalu kami mengawetkannya jadi telur asin. Setelah dilubangi dan dimakan isinya, kami masukkan kunang-kunang ke dalam cangkangnya, lalu dirangkai dengan tali - jadilah lentera malam.”
Pangeran Moore pun terdiam. Seluruh kosakatanya sudah habis untuk menggambarkan keindahan tempat ini.
Seluruh penduduk Feilengcui telah menyiapkan pesta di kaki Bukit Merah, menyambut kepulangan Tuan Tanah dengan penuh hormat. Kemegahan ribuan orang yang berdiri tertib ini membuat Pangeran Moore yang biasa menghadiri acara resmi pun takjub.
Kepala suku Andulan dengan senyum lebar menemani Imam Utama Angsa, Tuan Mourinho, dan sekelompok bangsawan Bimon yang berpakaian mewah, menyambut kedatangan Tuan Tanah.
"Kepala pelayan penguin Jabbar menegakkan kepala dengan angkuh, melangkah dengan tapak kaki paling khidmat, mengenakan jubah bintang untuk Yang Mulia Tuan Tanah."
Sekelompok prajurit Tiger yang perkasa menarik perhatian Liu Zhenhan. Keempat prajurit manusia harimau ini memiliki postur kekar setinggi tiga meter dengan aura gagah, mengenakan baju baja emas misoli berhiaskan sulaman emas. Di punggung mereka terselip dua belas tombak bendera emas berhias panji merah bertuliskan "Zuochang" dalam aksara kuno Bimon. Yang paling mencolok adalah sepasang sayap daging bergaris harimau yang terlipat di rusuk belakang dan gigi taring setajam belati di sudut mulut mereka.
"Sialan kau, prajurit Biao." Liu Zhenhan menggumam pelan. Tampaknya utusan Yang Mulia Bulat hari ini juga memiliki status yang luar biasa tinggi.
"Tiga harimau melahirkan satu Biao." Hanya dari tiga kembar ras Tiger-lah seorang prajurit Biao bisa muncul. Ini adalah prajurit terkuat suku Tiger. Mengingat kemampuan reproduksi ras Tiger, kemunculan prajurit Biao bahkan lebih langka daripada prajurit Orang Ao yang hanya muncul satu dari sembilan anak Kobold Doghead.
Ungkapan "harimau bersayap" seolah dibuat khusus untuk mereka. Meski bukan berasal dari ras Bordir, tak bisa dipungkiri bahwa prajurit udara terkuat adalah mereka. Hanya prajurit Biao-lah yang mampu mengenakan baju baja berat sambil terbang di angkasa.
Dari gigi mereka terlihat, keempat prajurit Tigerren ini sepertinya berasal dari klan Taring Pedang yang paling tangguh di suku Tiger. Lao Liu tidak tahu drama apa lagi yang dimainkan hari ini.
"Sudah lama menunggumu, Richard sayangku, Raja Kecil dari para Imam Bemon kita." Seorang imam Tiger tampan berkulit pucat transparan membuka lengan dengan hangat menyambut Liu Zhenhan: "Aku adalah utusan Imam Besar, Imam Perang dari suku Tiger, Dennis Bergkamp."
Berbeda dengan pola gunung karakter '' hitam di dahi prajurit Tigerren, imam perang Tiger berjubah putih dan beraura bangsawan ini memiliki pola gunung karakter '' hitam di dahinya.
"Selamat datang di Feilengcui, pelukis terhebat di antara kami Bemon." Liu Zhenhan juga membuka lengan dengan penuh kehangatan.
Bab 176 Perekrutan Kepentingan
"Jika ada kesempatan, aku pasti akan membentangkan kanvas dan kuas untuk pemandangan indah Feilengcui." Imam Harimau Putih Bergkamp dengan terampil memperpendek jarak dengan Liu Zhenhan, suasana tiba-tiba menjadi akrab.
"Harimau putih tak berbulu～Harimau putih tak berbulu～" Burung beo kotor di bahu Liu Zhenhan menengadahkan kepala sambil berkotek. Guo Guo di bahu kanan Liu Zhenhan memegangi perut sambil tertawa "hehe".
Liu Zhenhan langsung berkeringat deras seperti Air Terjun Huangguoshu.
“Makhluk kecil yang lucu!” Tuan Bergkamp ternyata orang yang humoris, sama sekali tidak tersinggung. Ia tertawa terbahak-bahak untuk membantu Tuan Tanah Feilengcui keluar dari situasi canggung, bahkan menjepit paruh kait burung Kakatua Raksasa sebesar ayam betina itu dengan jarinya.
"Bos~ ada yang ganggu burungmu~" Si burung beo benar-benar menunjukkan sifat kepahlawanannya. Segera melepaskan jari Pendeta Tigerren yang mencoba menyentuhnya, lalu memalingkan kepala ke arah wajah Liu Zhenhan.
Bahkan Tuan Bergkamp yang paling santai pun hampir tersedak oleh tawanya sendiri. Liu Zhenhan tak kuasa menahan tawa, menepuk-nepuk bahu Pendeta Tigerren dengan keras.
"Mereka ini..." Pandangan Tuan Bergkamp beralih ke Pangeran Moore dan sekelompok besar Penyihir Blood Elf dengan bola cahaya di leher mereka, matanya penuh tanda tanya. Elf biasanya memandang rendah ras Bimon, kedatangan ratusan orang sekaligus benar-benar pemandangan yang spektakuler.
"Ini adalah teman-teman elf saya." Liu Zhenhan melirik ke arah Imam Utama Angsa. Ekspresi terkejut Pendeta Tigerren tampak asli. Lao Liu menduga Imam Utama Angsa Tuan Mourinho mungkin tidak ingin mengungkapkan segala hal tentang elf bawah tanah kepada dunia. Bagaimanapun, penempatan Elf Jatuh oleh Mourinho di Dataran Liar Donau hanyalah untuk mencaplok mereka. Bagaimana mungkin kartu truf mangsa diberitahukan kepada orang lain?
“Apakah Kerajaan Bimeng juga memiliki budak elf?” Pandangan Pangeran Moore Benitez jatuh pada dua gadis muda cantik di belakang Borgkamp. Pakaian kedua perempuan ini adalah tipikal riasan pelayan istana, dengan kecantikan yang memikat dan perkembangan tubuh sempurna, termasuk tipe yang membangkitkan rasa iba. Sepasang telinga runcing dengan jelas menunjukkan identitas mereka.
“Tuan salah mengenali. Tuan Elf.” Pendeta Tiger Borgkamp tersenyum dingin. “Kedua pelayan ini adalah perempuan kelinci dari suku Pleberi yang merupakan bawahan suku Tiger kami. Meskipun memiliki telinga runcing, mereka jelas-jelas Bimon kami, bukan elf. Pendeta Tertinggi Bulat, mengetahui kehidupan Tuan Richard sangat sederhana, secara khusus menyuruhku menghadiahkan dua perempuan kelinci terlatih sebagai pelayan istana untuk Tuan Richard.”
Dua perempuan kelinci itu segera menunjukkan gigi seri kecil khas gadis Pleberi yang menggemaskan, sambil mencengkeram ujung rok mereka memberi hormat dengan membungkukkan lutut kepada Tuan Tanah Feilengcui, hampir membuat jiwa Lao Liu terbang separuh.
“Ah, tidak usah repot-repot begitu.” Wajah Lao Liu tersenyum bodoh, tapi dalam hati merasa lucu. Semua pelayan istana Bimon harus perawan. Apakah dengan mengirimkan dua perempuan kelinci paling lembut dan manis di Bimon, Bulat ingin menyindir dirinya sebagai pezina yang hidupnya sembrono?
“Ayahku Rijkard menyampaikan salam untukmu.” Tuan Bergkamp menurunkan suaranya kepada Liu Zhenhan, lalu menunjuk ke empat prajurit Biao di kejauhan: "Keempat Biao dari suku Tiger ini adalah ksatria pengawal yang dihadiahkan Sri Paus Blatter dan ayahku untuk Nona Helen."
"Kedermawananmu sangat mengharukan." Liu Zhenhan mengendus hidungnya lalu bersin keras.
Rijkard adalah kepala suku Tiger saat ini sekaligus pelukis paling terkenal di Kerajaan Bimeng. Popularitasnya hampir menyamai Yang Mulia Grak Sal. Sekalipun Liu Zhenhan kurang informasi, ia tetap tahu tentang tokoh berpengaruh dari klan raja ini. Tuan Bergkamp ini jelas bukan orang sembarangan - bisa menghadiahkan empat prajurit Biao sekaligus. Tentu saja ini relatif bagi yang tidak punya kavaleri udara. Bagi Liu Zhenhan yang memiliki 420 Chimera berkepala dua, empat prajurit Biao belum cukup berarti.
"Jika kami bisa mendapatkan persahabatanmu, itu akan menjadi kejutan terbesar bagi suku Tiger kami." Tuan Bergkamp menundukkan kelopak matanya, berbicara dengan suara tipis seperti benang.
"Aku tidak terlalu suka dibatasi." Liu Zhenhan tersenyum.
"Memiliki persahabatanmu sudah lebih dari cukup bagi kami." Bergkamp mengangkat alunya dengan bijak: "Bagi seorang Pendeta Naga dan ahli boneka magis, kami tidak berani membuat estimasi yang berlebihan."
Setelah mengucapkan kalimat ini dengan perlahan, Pendeta Tigerren dengan anggun mundur ke samping. Langsung tuntas, tanpa sepatah kata Omong kosong.
Liu Zhenhan merasa anak ini seratus kali lebih hebat dibanding si bodoh Pangeran Richard, meskipun dari penampilan sepertinya yang terakhir lebih kuat dalam bertarung.
"Tuan, inilah utusan dari Inspektorat Kerajaan, Count Garnett." Pendeta Penguin Jabbar menarik sapu tangan dari kerah jas ekor burungnya, merapikan rambut Liu Zhenhan yang acak-acakan, lalu memperkenalkan seorang bangsawan Wolff yang berwajah angkuh kepada sang tuan tanah. Sang Count yang berusia sekitar 40 tahun ini berpenampilan janggal, dengan kumis rapi, dan di dadanya terpasang lambang keluarga bergambar serigala salju yang mencengkeram tongkat kerajaan dan kilat. Pada lambang tersebut terdapat konstelasi 14 berlian kecil, menandakan sang Count Wolff berasal dari keluarga bangsawan berusia 1400 tahun.
Melihat wajah penuh kesombongan sang Count, Liu Zhenhan sengaja tidak menyapanya terlebih dahulu. Sebagai Pendeta Jubah Bintang, ia memiliki hak imunitas terhadap gelar bangsawan dan berhak menerima penghormatan membungkuk terlebih dahulu.
Count Garnett jelas tidak menyangka seorang Baron bisa seangkuh ini. Namun melihat jubah bintang lawannya, ia terpaksa menunduk memberi hormat dengan tangan di dada, wajah janggalnya dipenuhi keangkuhan.
Satu-satunya hal yang membuat Liu Zhenhan mengagumi Sang Count adalah pakaian hitam berkancing ganda berkerah tegak yang dikenakannya. Kancing tali emas yang anggun dan garis tubuh yang pas mempertegas otot dan posturnya. Gaya pakaian ini berbeda dari semua aliran di Benua Aigean, sangat cocok untuk menonjolkan ketegaran pria, sayangnya terkesan sia-sia saat dikenakan oleh Count berwajah culun ini.
"Yang Mulia ini berasal dari Suku Wolff Zhongshan." Kepala pelayan penguin berbisik kepada tuan tanah.
Liu Zhenhan sedikit mengangkat alis. Pantas saja jas kerah tegak ini begitu unik, ternyata Count ini adalah serigala Zhongshan dari Suku Wolff. "Zhongshan suit" dari Wolff Zhongshan memang setenar "jas ekor burung" manusia penguin sebagai dua pakaian khas Bimon. Tapi reputasi serigala Zhongshan yang doyan wanita sudah terkenal, apalagi Feilengcui dipenuhi gadis cantik. Mengirim orang ini ke Feilengcui jelas-jelas niat jahat.
"Tuan Richard, sebagai inspektur tahunan yang mewakili sistem pengawasan bangsawan Kerajaan, saya telah menunggu berhari-hari di Feilengcui. Ke mana Tuan pergi selama ini? Apakah ini tidak menunjukkan penghinaan terhadap otoritas Dewan Pengawas?" Suara Tuan Garnett melengking kewanitaan, penuh aroma provokasi yang disengaja.
"Angka dasar populasi di wilayah kekuasaan mencapai seribu orang, aku sudah melebihinya. Apakah masih ada kekurangan yang kulakukan?" Liu Zhenhan mengerutkan alisnya. Dia merasa orang ini benar-benar bodoh, hanya mengandalkan keluarga bangsawan tua yang tak tahu diri. Sekarang bahkan Yang Mulia Bulat mengirim utusan untuk menjilat, kamu ini cuma telur!
"Dewan Pengawas Bangsawan memiliki hak mengawasi perilaku, gaya, dan tindakan tidak pantas para bangsawan. Tuan Richard, harus kukatakan, penampilanmu sangat jauh dari gaya yang pantas dimiliki seorang Baron. Hanya dengan ini saja, aku sudah cukup untuk mengajukan tuduhan terhadapmu ke Dewan Pengawas." Count Garnett berkata dengan wajah penuh kemenangan.
"Baiklah, baiklah, para hadirin. Mari kita menempati tempat duduk. Berdiri di sini lebih mirip pertunjukan opera daripada pesta jamuan." Tuan Mourinho tersenyum memesona bagai Dibo Luo yang bersinar, dengan lembut menghalangi Liu Zhenhan yang hendak meledak, lalu berbicara kepada semua bangsawan.
Imam Utama masih terus-menerus menggelengkan kepala. Sosoknya begitu sempurna, bahkan gerakan menggeleng pun terlihat tampan.
"Jangan terlalu banyak bermusuhan dengan orang Dewan Pengawas. Terkadang orang kecil bisa membuatmu terperosok di selokan." Mentor Cui Beixi yang sudah lama tidak muncul mendekat ke telinga Liu Zhenhan dari belakang, berbisik dengan nafas harum seperti anggrek.
“Liu Zhenhan merasa hatinya hangat, menoleh dan mengangguk ringan pada Mentor Ular Wanita Cantik. Saat ini, tiba-tiba ia merasa apakah kecurigaannya terhadap Mentor Cui Beixi berlebihan?
Tentu saja, dia tidak takut menyinggung orang rendahan. Karena dirinya sendiri adalah orang rendahan, selama ini hanya dia yang mempermainkan orang, mana mungkin ada yang berani mempermainkannya.
Setelah tamu dan tuan rumah duduk, anggur dan hidangan Feilengcui mengurangi banyak percakapan yang seharusnya terjadi. Menunggu kedatangan tuan tanah yang terlambat telah membuat banyak orang kelaparan. Meski ada camilan kecil, mana bisa menandingi kenikmatan daging besar ini.
Tari-tarian seperti biasa tak boleh ketinggalan. Hari ini Pelayan Bimon Kupu-Kupu dan Pelayan Medusa tidak tampil, hanya sibuk mengantar minuman. Di tengah meja prasmanan yang melingkar, belasan gadis Bimon berbaju minim sedang menampilkan tarian sensual. Pinggang putih ramping mereka dihiasi rambut panjang warna-warni, setiap gerakan penuh pesona. Terutama saat membungkuk, memperlihatkan lekuk dada yang dalam.
“Ini dicari dari mana?” Liu Zhenhan berbisik pada Tuan Jabbar, kepala rumah tangga.
“Tanya dua juru keuangan kita.” Wajah Tuan Jabbar penuh kekesalan: “Mereka berdalih menciptakan sumber pendapatan, malah membawa pulang kapal hiburan!”
“Sial!” Liu Zhenhan bersin keras: “Aku sialan, bagaimana bisa rumah bordil dibuka di sini, hei... sudahlah... kalau sudah datang ya sudah, apakah gadis-gadis ini semuanya pelacur dari Suku Kekyin? Memang pantas disebut 'menari saat mendengar ayam berkokok', tarian mereka memang tidak buruk.”
“Mereka adalah perempuan ayam pegar dari Suku Kekyin. Sejak kedatangan Tuan Garnett di Feilengcui, dia selalu meminta saya menyediakan pelayan kupu-kupu atau Medusa untuk menemani tidurnya, tapi saya tetap menolak. Beberapa hari ini dia menginap di kapal pesiar.” Tuan Jabbar berkata dengan geram: “Kemarin dia bahkan mengatakan, semua biaya hiburan dan hadiah ini harus ditanggung oleh Feilengcui kami!”
“Aku akan membuatnya muntah tinja.” Yitiao bersin besar di samping sambil mengusap hidungnya.
“Ada apa? Mau memukul siapa?” Helen mendekat diam-diam bertanya.
“Hehe, Helen, bagaimana kalau kau naik ke atas dan menari tarian rubah yang lebih menggoda?” Liu Zhenhan mengusap hidungnya dengan lengan baju sambil tersenyum licik: “Coba goda Pangeran Garnett itu dengan tatapanmu.”
Helen benar-benar melakukannya di bawah tatapan tak percaya kepala pelayan penguin. Tarian memikat sang perempuan rubah dan sorot matanya yang berkilau membuat Pangeran Garnett yang sedang menuang anggur sama sekali tidak menyadari bahwa teko di tangannya telah membasahi seluruh meja. Tatapannya tiba-tiba menjadi mesum.
Meja itu jelas terangkat sebelah.
“Haha! Si Bodoh ini!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
“Richard!” Mentor Cui Beixi melempar pandangan kesal dari meja sebelah ke arah Liu Zhenhan, lalu bangkit dengan anggun. Beliau mendatangi Liu Zhenhan bersama beberapa pendeta ular dari Bangsa Medusa sambil memperkenalkan: “Izinkan saya memperkenalkan, ini adalah tetangga-tetangga barumu...”
Mentor Ular Wanita Cantik menunjuk ke arah pendeta ular pria paruh baya dan seorang tua: “Ini adalah Tuan Tanah Benitez dari Kota Pemata Medusa dan Kepala Suku Tua Bapak Houllier.”
“Senang bertemu kalian. Tuan Benitez, Bapak Houllier.” Liu Zhenhan mengangguk sopan kepada dua pendeta ular berkacamata itu.
“Kenapa namanya sama denganku?” Pangeran Moore tertawa getir.
“Margaku adalah Trezeguet yang agung, berasal dari kekasih kesayangan Dewa Perang - Medusa Trezeguet, Tuan Elf terhormat.” Pendeta ular paruh baya itu membungkuk dengan sikap hormat bercampur kesombongan: “Mungkin Tuan belum tahu, suku ular kami sebenarnya disebut 'Soubenzu', diubah menjadi 'Bangsa Medusa' berkat jasa besar Keluarga Trezeguet.”
“Sudah lama mendengar nama besar Tuan Trezeguet, oh… maafkan ucapan saya ini. Bagaimanapun, untuk membedakan kalian berdua sekaligus menunjukkan hormat pada kasih sayang Dewa Perang yang terkasih, saya harus menyebut Anda dengan marga mulia Anda.” Liu Zhenhan secara munafik mengangkat gelas, bersulang dengan tuan tanah bangsa ular: “Sudah lama mendengar kabar…”
Liu Zhenhan juga bersulang dengan kepala suku Medusa berambut putih: “…Kepala Suku Houllier dan kekuatan lagu perangmu telah mencapai level Grand Shaman Weian, hatiku selalu penuh kekaguman. Terhadap ‘Burung Merah Liwu’ milik kepala suku dan ‘Singa Raksasa Nemea’ milik tuan tanah, aku juga penuh keinginan untuk menyaksikannya.”
“Anda terlalu sopan, Imam Raja Langit.” Kepala Suku Medusa Houllier dengan sopan membalas sulangan gelas Liu Zhenhan: “Aku juga penuh hormat pada Peliharaan Magis Bangau Timur Jauh yang perkasa dan dua Naga Peri milikmu.”
Liu Zhenhan dalam hati tertawa geli, ia benar-benar belum pernah melihat Bimon yang tidak tahu malu seperti ini, berani menggunakan legenda yang sudah ada, bahkan bermarga sama dengan peliharaan Dewa Perang, kenapa tidak bermarga sama dengan Kawan Jiao Yulu?
Tiga Medusa berbaju putih pendeta menggeliat mendekat dan bersulang dengan Liu Zhenhan. Liu Zhenhan menyapa para pendeta ular ini dengan sikap munafik. Kekuatan para ular ini telah membekas dalam ingatannya: 9 Imam Jiwa, 5 Imam Perang, 3 Imam Tongkat, ditambah seorang kepala suku dan ketua suku yang setara Grand Shaman Weian. Namun Kuil tak mungkin memberi kuota setinggi itu, jadi ketiga ular berbaju putih ini pasti adalah 3 Imam Tongkat Medusa tersebut.
Memikirkan ini, Liu Zhenhan tak bisa menahan gumamannya. Dengan belasan pendeta memimpin 3.000 prajurit, para ular dari Kota Pemungut Giok ini memang ganas. Rasio tinggi ini meningkatkan kekuatan tempur prajurit Medusa minimal dua kali lipat. Menurut standar tentara reguler Bimon, satu resimen hanya punya 1 Imam Perang, tapi rasio mereka mencapai 1 pendeta per 100 prajurit - lebih "Berbual B" dari tentara reguler.
Saat melamun, Liu Zhenhan tiba-tiba merasa bajunya ditarik. Menoleh ke bawah, Guo Guo yang mulutnya mengkilap oleh minyak sedang menunjuk-nunjuk Yitiao yang duduk semeja dengannya.
Mata Yitiao seolah terkunci oleh cahaya, menatap tajam seorang perempuan muda di antara beberapa manusia ular lawan. Ular wanita cantik ini usianya paling sekitar 17-18 tahun, berparas anggun dan cantik, rambut hitam lebat seperti awan, kulitnya putih bersinar seperti kristal, lebih menampilkan kecantikan Timur ala Ning Yu ketimbang standar kecantikan Benua Aigean yang sesuai dengan Mentor Cui Beixi.
Ular wanita cantik ini mengenakan Jubah Imam Perang berwarna putih, menandakan kemampuannya yang luar biasa. Karena seorang pria buruk rupa dengan wajah penuh lepuh sedang menatapnya, pipi cantik Pendeta Ular Wanita Cantik muda ini sudah memerah seperti buah peach.
"Ahem..." Liu Zhenhan menyentakkan kaki di bawah meja untuk mengingatkan Yitiao yang sedang terpana. Pendeta ular wanita muda ini adalah putri kesayangan Kepala Suku Houllier bernama Vivien Leigh. Lao Liu tidak ingin hewan peliharaan kesayangannya jatuh cinta pada calon musuh potensial.
Yitiao baru tersadar setelah ditendang tiga kali oleh Liu Zhenhan. Dengan gerakan kikuk, ia menunduk dan minum anggur dengan cepat, membuat Lao Liu heran. Bukankah karakter Yitiao biasanya tegas dan mudah melepaskan? Kenapa tiba-tiba berperilaku kekanak-kanakan seperti ini?
Aneh! Liu Zhenhan mengerutkan alisnya.
Sedang berpikir mengapa Yitiao bersikap seperti itu, Imam Utama Angsa Tuan Mourinho dan Duta Besar Tiger Tuan Bergkamp juga datang menghampiri Liu Zhenhan sambil membawa gelas anggur, dengan sopan bersulang bersama Tuan Tanah Feilengcui dan para Pendeta Medusa.
"Pertemuan Besar Pendeta Olimpiade Nasional Kerajaan akan segera diadakan di Istana Shabak, kali ini formasi Kuil Timur Laut sangat besar!" Tuan Bergkamp tersenyum: "Untungnya Tuan Richard memiliki peliharaan magis yang bisa terbang, kalau tidak hanya dengan waktu sekitar sepuluh hari, Anda benar-benar tidak akan bisa datang."
"Meskipun Kota Caiyu berada dalam wilayah Provinsi Timur Laut, tapi saat Vivien mendaftar dulu menggunakan kuota Kuil Utama Barat Daya. Dalam Olimpiade kali ini, semoga Tuan Richard berkenan memberikan bimbingan." Kepala Suku Ular Houllier berbasa-basi dengan sikap palsu.
"Ah tidak tidak, saya masih hijau, ini hanya rumor dari luar saja. Gelar Pendeta Muda Raja Surgawi itu semua omong kosong belaka." Liu Zhenhan berkata dengan rendah hati.
Biasanya dia tidak suka mempermasalahkan keuntungan verbal seperti ini, tapi kalau benar-benar sampai berkelahi, dia juga tidak akan segan-segan.
"Oh ya! Tuan Richard, hampir saja saya lupa memberitahu kabar baik penting ini." Bergkamp meletakkan gelasnya, mengedipkan mata penuh arti pada Liu Zhenhan.
"Kabar baik apa?" Liu Zhenhan menyesap anggur sedikit, menatap tajam Pendeta Tiger itu.
Bab 177 Pendeta Besar Cambridge
"Kabar baik apa?" Liu Zhenhan menyesap anggur sejenak, menatap Pendeta Harimau Putih Bergkamp.
Inti cerita mulai muncul. Liu Zhenhan bergumam dalam hati.
"Baru-baru ini Grand Shaman Weian Yang Mulia Qidan telah memberitahu Sang Paus, Yang Mulia Raja, dan Dewan Tetua sebuah fakta yang menggemparkan kota. Mentor Anda, Pendeta Helen..." Pendeta Harimau Putih Bergkamp melirik rubah kecil yang sedang menari dengan semangat: "...Saya pribadi tidak bisa menggambarkan betapa gemparnya ibu kota Shabak oleh seorang pendeta yang 'ahli dalam seni tari dan nyanyi' sekaligus menguasai 'Pujian Kehidupan'!"
"Saat pertama menerima kabar ini, saya sempat tidak bisa tidur semalaman." Imam Utama Angsa Mourinho tersenyum samar, matanya menatap tajam wajah Liu Zhenhan: "Baik itu 'Evolusi Alami' Helen, 'Pujian Kehidupan', 'keahlian ganda seni tari dan nyanyi', maupun 'Gulungan Lagu Perang' Richard, saya bersorak dan bangga untuk kalian. Saya juga memuji Dewa Perang dengan tulus karena aliran kita melahirkan begitu banyak talenta."
Hati Liu Zhenhan terasa hangat. Ekspresi Yang Mulia Mourinho saat ini persis seperti seorang ayah yang tersenyum bahagia melihat anak-anaknya hidup sejahtera. Kebahagiaan tulus ini bisa langsung menyebar ke setiap orang di sekitarnya.
Liu Zhenhan merasa matanya berkaca-kaca saat menerima pandangan seperti itu dari Murinio, segera menundukkan kepala dan memandang ke tanah.
Sejak tiba di Benua Aigean, siapa yang benar-benar memandang Lao Liu dengan hormat? Baik paman Helen yaitu Simak, maupun para pendeta Kuil ini, bahkan hingga hari ini ketika mereka mendekati Lao Liu, jurang antara bangsawan tinggi dan rendah tetap terlihat jelas - suku kelinci bawahan boleh dihadiahkan ke Tuan Tanah Pigge, namun setiap Ksatria Biao dari suku Tiger yang memiliki status bangsawan, hanya boleh diberikan kepada Helen sebagai bangsawan Fox yang turun-temurun.
Batas tetaplah batas, jarak tetaplah jarak. Liu Zhenhan membenci pandangan yang mengklasifikasi tingkat berdasarkan ras ini dari lubuk hatinya. Meski sikapnya yang sinis dan menjalani hidup dengan bebas, sebagai manusia biasa dia tetap membutuhkan pengakuan dan pujian, bukan dianggap sebagai idiot yang kebetulan beruntung.
Sebenarnya permintaannya tidak muluk - sebuah tatapan pujian yang tulus dari hati, cukup satu tatapan tulus yang menghargai.
Seperti dulu kakak lelakinya yang tersenyum sambil mengelus kepalanya, seperti sinar matahari musim gugur yang hangat menyinari bahu, aroma jerami gandum yang semerbak mengelus rambut.
“Terima kasih atas pujian Anda. Anda selamanya akan menjadi monumen yang tak terlampaui di hadapan saya.” Liu Zhenhan menendang tumitnya untuk mengambil sikap sempurna, mengangguk hormat dengan ekspresi serius yang jarang terlihat kepada Imam Utama Angsa.
Ia benar-benar tak punya alasan untuk tidak tersentuh, karena sorot mata Tuan Mourinho sungguh tulus. Jika bahkan ekspresi seperti ini bisa dipalsukan, hanya ada satu kemungkinan - kemunafikan Imam Utama Angsa ini telah mencapai tingkat tertinggi.
Liu Zhenhan dalam hati berharap kemungkinan itu tidak ada.
"Benar seperti ucapan Anda, Yang Mulia Imam Utama." Imam Harimau Putih Tuan Bergkamp menunjukkan kelicikan politisi sejati: "Namun secara pribadi, saya masih memiliki sedikit keberatan."
"Oh?" Imam Utama Angsa mengangkat alis dengan sikap acuh.
"Jika pendeta kuil dari garis keturunan lain bahkan bisa menghasilkan satu bakat jenius pun, saya pasti akan merasa sangat iri dan kagum." Imam Harimau Putih tersenyum memandang Tuan Mourinho: "Tapi jika garis keturunan Anda menghasilkan jenius, menurut saya itu hal yang sangat wajar. Seperti Bimon Harimau Putih yang terlahir sebagai pelukis, atau Bimon Kuda nil yang terlahir sebagai penulis epos."
Celetukan konyol yang halus ini segera memancing senyum penuh pengertian, bahkan Pangeran Moore dan dua pendeta lain ikut angkat gelas bergabung dalam pujian kecil untuk Imam Utama Angsa.
"Aku sudah tua, biarlah Tuan Bergkamp yang melanjutkan mengumumkan keputusan penting Kerajaan." Imam Utama Angsa dengan tenang menghentikan semakin banyak pujian, wajah tampannya menunjukkan sedikit ekspresi merendahkan.
"Hoho..." Tuan Bergkamp yang cerdik segera menangkap ketidaksabaran Imam Utama, dengan cepat mengalihkan topik: "Sebenarnya sampai sekarang aku masih tak percaya, keputusan Kerajaan kali ini benar-benar terobosan era! Mengingat kemunculan kembali 'ahli baik dalam seni tari maupun nyanyi' dan 'Pujian Kehidupan' setelah seribu tahun, di bawah arahan Yang Mulia Blatter, Sang Raja, dan Ketua Dewan Tetua Quentin old Redknapp, telah diputuskan untuk mendirikan sekolah pendeta pertama Kerajaan - 'Akademi Pendeta Bimon Cambridge', serta mengangkat Pendeta Helen sebagai rektor pertama."
"Apa?!" Semua pendeta yang hadir serentak berseru kaget. Yitiao yang sedang menatap ular wanita cantik Fei Wenli terkejut, matanya melotak kebingungan.
"Ini mustahil!" Bahkan Tuan Mourinho yang terkenal sopan santun sempurna seperti buku teks pun kehilangan kendali, cangkir bambu di tangannya retak "krak!" menjadi dua, percikan anggur mengenai wajah Pendeta beruang Kao La Le di hadapannya.
Liu Zhenhan juga terdiam membuka mulut lama tak bisa berkata-kata.
Keputusan ini sungguh gila! Sejak zaman kuno, Pendeta Altar Bimon dalam merekrut murid selalu mematuhi aturan ketat - hanya satu penerus per generasi!
Penyihir manusia bisa menerima beberapa murid sekaligus, namun Imam Bemon sama sekali tidak mampu melakukan hal ini. Karena "Pencerahan Kebijaksanaan" hanya bisa mengajari satu murid dalam satu waktu, bukan sekelompok orang.
Namun dalam praktiknya, setiap Imam Bemon sepanjang hidupnya tidak hanya merekrut satu murid. Bahkan tidak aneh jika ada imam yang merekrut puluhan murid dalam beberapa dekade. Penyebab utama melimpahnya jumlah murid adalah adanya batasan kemampuan yang tak terhindarkan dalam sistem tingkatan Imam Bemon - "Pencerahan Kebijaksanaan" hanya bisa mengubah manusia berbulu biasa menjadi "Imam Angin" level terendah. Sedangkan "Imam Angin" hanya bisa mempelajari separuh "Nyanyian Perang Spiritual" yang fungsi tunggalnya hanyalah menenangkan jiwa-jiwa yang sirup dan mengantarkan mereka ke pelukan hangat Dewa Perang. Menurut pemahaman Liu Zhenhan, "Imam Angin" pada dasarnya hanyalah pemain musik upacara.
Hanya dengan naik tingkat dari "Imam Angin" menjadi "Imam Jiwa", dan mempelajari satu "Lagu Spiritual" yang utuh, seorang Imam Bemon baru dianggap benar-benar memenuhi syarat. Karena pada tahap ini barulah mereka bisa memanggil peliharaan magis pemberian Dewa Perang, serta mulai mempelajari nyanyian perang kategori Lingkaran Gemilang – tidak bisa dipungkiri, meski para imam disebut sebagai perwujudan Dewa Perang Campas di dunia fana, fungsi sebenarnya tetaplah untuk mengoptimalkan kekuatan tempur pasukan, di mana aspek militer jauh lebih dominan daripada agama.
Sepuluh prajurit serigala saja bisa membuat seratus kobold Doghead lari tunggang-langgang, tetapi jika ada seorang Imam Jiwa yang bergabung dalam pertempuran, situasi akan berubah drastis. Dua puluh prajurit Wolfgang takkan mampu mengalahkan seratus kobold Doghead dari Ras Dog yang telah diberkati "Lingkaran Kulit Batu", "Lingkaran Kekuatan", dan "Lingkaran Kelincahan" – belum termasuk bantuan peliharaan magis sang imam!
Jika yang diterjunkan adalah imam level tinggi, misalnya Imam Perang yang bisa menggunakan "Nyanyian Perang Kegilaan" atau Imam Tongkat yang menguasai Lingkaran Jahat, maka duel ini akan berubah menjadi pembantaian.
Pasukan Bimon berjumlah 20.000 personel, dengan dukungan imam yang memadai, bisa menyamai kekuatan tempur pasukan 100.000! Inilah fungsi sesungguhnya dari Pendeta Kuil!
Menjadi Pendeta Kuil haruslah Bimon yang kecerdasannya luar biasa. Syarat ini sudah sangat ketat bagi bangsa manusia berbulu yang umumnya agak sederhana pemikirannya. Namun, menjadi pendeta yang kompeten masih membutuhkan lebih dari itu - jika seorang murid pendeta gagal naik pangkat dari "Imam Angin" ke "Imam Jiwa" dalam waktu setahun setelah "Pencerahan Kebijaksanaan", maka seumur hidupnya ia tak akan bisa naik pangkat lagi. Dengan kata lain, murid tersebut telah gagal, karena ia hanya bisa menenangkan jiwa, sementara pengetahuan budaya yang diwariskan hanya untuk konsumsi pribadi.
Banyak pendeta tinggi menghabiskan hidup mereka mencari murid yang cocok. Setelah mendapat satu dari sepuluh ribu calon, mereka harus mengajarkan paruh kedua "Lagu Spiritual" dalam setahun. Jika murid tetap tak bisa mempelajarinya, sang pendeta harus berkelana lagi mencari murid baru. Bahkan jika seorang murid berhasil naik pangkat, masih harus diajarkan lebih banyak lagu perang untuk naik ke level lebih tinggi!
Dengan umur manusia yang hanya sekitar seratus tahun dan dibatasi berbagai persyaratan, wajar jika garis penerus Imam Bemon hanya satu. Bagaimanapun, bakat seperti Helen hanya ada satu di Suku Rubah Fox yang terkenal produktif melahirkan pendeta.
Reaksi terkejut Tuan Mourinho dan sekelompok besar imam sebenarnya sangat wajar. Bahkan jika Helen sudah berhasil mengajari seorang Pendeta Naga Richard, tidak mungkin dia terus-menerus menggunakan "Lagu Spiritual" untuk merekrut murid baru, bukan? Merekrut murid pendeta pada dasarnya seperti mengandalkan keberuntungan buta, tidak semua Bimon yang cerdas bisa menjadi imam. Saat ini rasio imam dan prajurit di tentara reguler Bimeng hanyalah satu imam per resimen! Lima legiun besar hanya memiliki total seratus Imam Perang! Dengan populasi Kerajaan Bimeng yang mencapai enam juta, coba bayangkan seperti apa proporsinya?
Bayangkan jika Helen benar-benar melakukannya: menguji jutaan orang, berhasil mendapatkan satu murid. Lalu dalam setahun dia harus mengajarkan paruh kedua "Lagu Spiritual"...
Gagal? Ulangi lagi...
Akhirnya berhasil? Selanjutnya dia harus mengajari murid itu lagu perang lainnya untuk naik tingkat...
Dengan akal sehat saja sudah tahu ini mustahil! Jika terus begini, Helen seumur hidup hanya akan sibuk mengajar murid! Jika bisa melatih 3-5 imam kompeten seumur hidupnya, itu sudah merupakan berkah besar bagi suku Fox!
"Keputusan ini benar-benar... benar-benar..." Imam Rakun Deshang terbata-bata lama namun tidak menemukan kata yang tepat.
“Dalam sistem Pendeta, tingkat Mentor terlalu rendah. Meskipun ada contoh murid yang belajar lagu perang dari Pendeta tingkat tinggi dan akhirnya melebihi tingkat Mentor awalnya, saya tidak percaya Nyonya Helen bisa mengajar ratusan Imam Jiwa lagu perang secara langsung.” Tuan Tanah Trezeguet dari Caiyu City mengerutkan alisnya: "Setiap lagu perang kami mengandung banyak skala nada kuno yang rumit. Bahkan dengan pengajaran satu-satu antara Mentor dan Murid melalui ribuan latihan, belum tentu berhasil. Mengajar dalam skala besar? Ini seperti mimpi di siang bolong!"
Mendengar perkataan Tuan Tanah Trezeguet, Liu Zhenhan dan Murinio serentak menunjukkan ekspresi tersadar.
“Seperti yang Bapak-bapak pikirkan,” Pendeta Harimau Putih Baggio tersenyum halus dan melanjutkan: “Saat proposal ini pertama kali diajukan di Dewan Tetua, 108 Tetua dan empat Kun Ding sama-sama mengajukan pertanyaan serupa seperti para Tuan.”
“Saya rasa saya sudah tahu mengapa Kerajaan membuat keputusan yang tampak konyol ini! Skala nada yang rumit membatasi warisan lagu perang, tapi Tarian Perang tidak memiliki batasan ini. Gerakan Tarian Perang sudah tetap, tidak seperti skala nada yang sulit dipahami dan ditiru.” Tuan Mourinho mengambil alih pembicaraan Pendeta Harimau Putih sambil tersenyum tipis: "Kita semua telah terlalu lama terbelenggu oleh pemikiran tradisional. Tarian Perang... hmm... memang sudah terlalu lama menghilang dalam sejarah. Saya usul, mari kita bersulang untuk saran konstruktif yang luar biasa ini. Saya malu, tak pernah berpikir sejauh ini... Dennis, apakah saran ini berasal dari Yang Mulia Blatter?"
Satu kalimat membangunkan orang yang tertidur.
Para pendeta yang hadir telah bertahun-tahun bergelut dengan lagu perang, mengkristalkan metode ritual pada lagu perang. Kini mereka tersentak menyadari bahwa Helen adalah pendeta yang berevolusi alami dengan Tarian Perang.
Apa itu Tarian Perang? Tarian Perang adalah terjemahan. Selama Helen menguasai berbagai lagu perang, tariannya bisa mengubah semua itu melalui gerakan tubuh. Tak ada skala rumit Bahasa Naga, tak ada suku kata rumit Bahasa Elf, semuanya adalah bahasa tubuh paling visual!
“Demi Dewa Perang!” Pendeta Beruang Kao La Lemerre memutar matanya hampir setengah hari sebelum berkata: “Siapa yang punya konsep jenius ini? Kampas! Sumpahku, tak ada pendeta Kuil yang bisa keluar dari lingkaran setan ini!”
"Saran ini diajukan oleh Yang Mulia Grak Sal. Setelah Pendeta Bragi menyampaikan kabar tentang Helen kepada Sang Raja, Yang Mulia kita..." Pendeta Harimau Putih Bergkamp mengangkat alis dan mengangkat tangan.
"Saya ingin bertanya kepada Richard, mentor Anda. Berapa banyak lagu perang yang sudah dikuasai Nyonya Helen saat ini?" Tua-tua Medusa Houllier bertanya pada Liu Zhenhan.
Semua mata tertuju pada Liu Zhenhan.
"Saat saya selesai mengajar Helen beberapa waktu lalu, dia sudah menguasai Lagu Lingkaran Gemilang termasuk 'Kelincahan', 'Kulit Sekeras Batu', 'Daya Tahan', 'Anti Racun', 'Transformasi Liar', 'Berkat', 'Komunikasi Arwah', 'Daya Tahan'..." Mentor Cui Beixi menyebutkan satu per satu.
Waah~! Suara riuh rendah memenuhi ruangan.
"...serta Lagu Lingkaran Jahat seperti 'Kelemahan', 'Kelambanan', 'Memabukkan', 'Penyedot Tenaga', dan Lagu Netral seperti 'Identifikasi Makhluk Tak Dikenal', 'Pembersihan', 'Perisai Kilat'." Mentor Ular Wanita Cantik melanjutkan: "Kecuali beberapa lagu seperti 'Rantai Jiwa' dan 'Pengorbanan', saya sudah tidak punya lagi yang bisa diajarkan. Untuk tanggung jawab pada Helen, saya bahkan berencana meminta Dua Belas Imam Utama Kuil bersama-sama melatihnya agar bakatnya tidak terbuang."
Keriuhan kembali terjadi.
Bab 178: Kereta Kutu Emas dan Senjata Rahasia
“Kebanyakan dari Dua Belas Imam Utama dan Pendeta Besar Weian tingkat tinggi memiliki satu atau dua Lagu Serangan Lingkaran Jahat yang tidak diketahui oleh pendeta aliran lain. Secara umum, tanpa bakat sebaik itu, tak ada pendeta muda yang berani mengajukan permohonan pemandu ke Kuil. Kemampuan Mentor Ular Wanita Cantik sudah dikenal semua. Pernyataan seperti ini dari seorang mentor sungguh membuat orang lain merasakan teror.”
“Ditambah lagi dengan lagu evolusi baru 'Lagu Zirah Duri Feilengcui'.” Liu Zhenhan menambahkan.
“Lagu perang macam apa itu?” Pendeta Harimau Putih Borgkamp bertanya heran: “Kapan ada lagu seperti itu dalam Nyanyian Perang Bangsa Behemu kita?”
“Mengurangi 50% kerusakan, plus efek pantulan serangan jarak dekat.” Liu Zhenhan membuat muka lucu.
“Aduh!” Teriakan lagi bergemuruh: “Bukankah ini 'Zirah Suci' dari pastor manusia?”
“Demi Dewa Perang!” Bahkan Tuan Mourinho tak bisa menahan desisan dingin: “Ini akan menjadi hak paten Helen.”
“Lagi-lagi mengisi kekosongan Kerajaan. Helen akan tercatat dalam sejarah.” Mentor Ular Wanita Cantik juga menghela napas panjang: “Evolusi Alami benar-benar memicu iri hati.”
“Ini benar-benar kemampuan Imam Tongkat sejati! Baru setengah tahun Ibu Helen naik dari Imam Jiwa ke Imam Perang kan?” Kepala Suku Medusa Houllier memukul dahinya sendiri: “Dewa Perang Maha Tahu!”
Ekspresi Pendeta Harimau Putih Bergkamp bahkan lebih berlebihan, mulutnya terbuka lebar dan tidak menutup lama, baru setelah beberapa saat dia bergumam: "Kampas! Yang Mulia Blatter pasti akan terbangun sambil tertawa mendengar kabar ini!"
"Gulit! Gulit! Cepat kemari!" Pendeta Harimau Putih segera memanggil seorang prajurit Biao ke sisinya. Setelah menjelaskan kemampuan Helen kepada prajurit Biao tersebut, dia berkata: "Segera berangkat dan laporkan kabar ini secara lengkap kepada Yang Mulia Blatter!" Prajurit Biao itu mengusap mulutnya dengan punggung tangan, memberi hormat kepada para pendeta di sekitarnya, lalu membentangkan sayap daging bergaris harimau sepanjang tiga meter, menyambar masuk ke dalam kegelapan malam.
Helen yang baru saja selesai menari sedang didekati dengan mesum oleh Count Garnett dari Suku Wolff, memandang heran ke arah prajurit Biao yang menghilang di langit. Dia mendekati para pendeta dan memberikan penghormatan dengan merapikan gaun, lalu memeluk lengan Mentor Ular Wanita Cantiknya. Mentor Cui Beixi dengan penuh kasih sayang merapikan rambut merah api yang basah oleh keringat di dahi murid perempuannya yang cantik itu, sambil memberitahukan bahwa Helen akan menjabat sebagai Dekan Akademi Pendeta Kerajaan.
Count Garnett yang selama ini tidak ikut serta dalam diskusi para pendeta akhirnya dengan muka mesum bergabung. Wajahnya yang menjijikkan berkerut oleh berbagai ekspresi hingga menjadi tidak berbentuk.
"Merupakan kehormatan bagiku menyebarkan kemuliaan Dewa Perang." Helen selalu menempatkan tanggung jawab sebagai pendeta di prioritas utama. Mengingat dialah satu-satunya di kerajaan yang menguasai Tarian Perang, meski agak malu-malu, ia mengangguk mantap.
"Benar-benar..." Pujian licik Count Garnett langsung meluncur: "Kemampuan Nona Helen bukan hanya pantas jadi dekan, bahkan layak menduduki posisi Dua Belas Imam Utama sekalipun!"
Alis semua pendeta di sekeliling langsung mencuat. Melihat raut kasar mulai muncul di wajah Liu Zhenhan, mentor ular wanita cantik segera mendekatkan bibirnya ke telinga Lao Liu: "Garnett ini keponakan Ketua Kuentin Redknapp dari Dewan Tetua Kerajaan. Pendeta Redknapp yang kau lukai saat promosi adalah sepupunya. Saat itu urusan promosi, tapi sekarang situasinya berbeda. Jangan sembarangan bermusuhan dengan Wolfgang."
"Kuentin" dalam bahasa Bimon berarti sesepuh turun-temurun. Dewan Tetua memiliki empat Kuentin yang mewakili Suku Rubah Fox, Klan Angsa Smile, Beruang Berserker, dan Suku Serigala Wolfgang. Tugas utama mereka menyeimbangkan kekuasaan raja dan gereja. Wolfgang sebagai tulang punggung pasukan Bimon, menjadikan kursi Kuentin Utama selalu dipegang sesepuh mereka yang bertugas menyatukan 108 pendapat kepala suku Bimon. Kekuasaannya tak perlu diragukan lagi.
Liu Zhenhan mendengus dingin, wajahnya dipenuhi ekspresi meremehkan.
“Haha～～”Pendeta Harimau Putih Borgkamp tertawa lebar dan berkata: “Yang Mulia Garnett salah tebak! Setelah Bunda Helen menjabat sebagai Dekan Akademi Pendeta Cambridge, Kuil Kerajaan akan menganugerahi gelar baru 'Imam Agung Cambridge' serta jubah pendeta bulu merak. Gelar kehormatan ini diberikan untuk mengapresiasi pentingnya pendidikan. Yang Mulia Bulat memutuskan menetapkan 'Imam Agung Cambridge' setara dengan Imam Agung Jubah Merah sebagai pangkat tertinggi, termasuk guru tarian perang yang akan dilatih nanti juga akan diberi jabatan 'Imam' dan menerima jubah bintang. Setelah akademi dibuka, kita harus memanggil Bunda Helen sebagai Yang Mulia Helen, bukan lagi Imam Utama.”
“Keren!”Liu Zhenhan tersenyum: “Jubah pendeta bulu merak pasti cantik!”
“Yang Mulia Bulat juga sangat memperhatikan kesuksesan Tuan Richard dalam mengembangkan gulungan lagu perang. Dalam surat yang dilaporkan Yang Mulia Qidan disebutkan, Anda memiliki tim produksi gulungan berisi 300 anak laki-laki dan perempuan. Meski jenis gulungan yang dibuat belum banyak, setidaknya sudah mencakup dua yang paling praktis yaitu 'Kelambanan' dan 'Transformasi Liar'. Jadi...” Sang Pendeta Harimau Putih mengintip ekspresi Liu Zhenhan, melihat tidak ada reaksi berarti, melanjutkan: “...Yang Mulia berharap saat Bunda Helen menjabat, bisa membawa tim produksi untuk memperkuat tenaga pengajar akademi.”
“Tentu saya akan mendukung sepenuhnya perkataan Helen. Namun pembuatan gulungan memakan waktu cukup lama, untuk proses produksinya, saya harap kalian nanti harus mendengarkan pendapat Helen.” Liu Zhenhan berpikir sejenak lalu bertanya: “Lalu apakah tahun ini Helen masih akan mewakili Kuil Timur Laut di Olimpiade Pendeta? Selain itu, kapan Akademi Pendeta Cambridge akan dibuka?”
“Setelah Olimpiade Pendeta kali ini, semua imam jiwa dan imam perang yang hadir akan menjadi siswa angkatan pertama Akademi Pendeta. Tentu saja Kali ini Yang Mulia Helen tidak perlu lagi mewakili Kuil Timur Laut dalam Olimpiade Pendeta, nanti cukup menghadiri upacara di tribun penonton utama bersama Yang Mulia Pendeta Agung.” Yang Mulia Bergkamp pertama-tama mengangguk sopan ke arah Helen, lalu menoleh ke Liu Zhenhan: “Kerajaan awalnya ingin mendirikan akademi di ibu kota Shabak, tapi kemudian mempertimbangkan bahwa keramaian kota bisa mengganggu seleksi calon pendeta, sehingga lokasi kampus dipindahkan ke Oasis Cambridge yang berjarak 200 li dari ibu kota. Tempat itu adalah wilayah permukiman burung unta Aosituitei, di sana ada reruntuhan Kuil Mani kuno yang bisa digunakan setelah direnovasi.”
“Oasis Cambridge? Bukankah itu sudah masuk wilayah gurun?” Liu Zhenhan mengangkat alisnya.
"Benar." Pendeta Harimau Putih mengangguk: "Meskipun berada di wilayah gurun, di bawah perlindungan prajurit burung unta Aosituitei, masalah keamanan seharusnya tidak ada masalah. Yang Mulia Bulat juga khusus menempatkan empat prajurit Biao di sisi Nyonya Helen sebagai tindakan pencegahan ekstra, ditambah dengan pengawal angkatan pertama, seharusnya keamanan sudah terjamin."
"Kalian tak perlu khawatir tentang keamanan, kami Feilengcui punya cara sendiri untuk melindungi Helen." Liu Zhenhan mengangguk, bertukar senyum dengan Helen.
Kalimat ini mendapat banyak persetujuan. Kemampuan prajurit Feilengcui tidak perlu diragukan, cukup dilihat dari penampilan saja sudah jelas.
Si penjilat Count Garnett segera mulai memuji-muji Helen. Panggilan "Yang Mulia" sudah melekat di mulutnya, dia bahkan mengeluarkan kotak perhiasan perak berhias indah dan mempersembahkannya kepada Helen sebagai hadiah ucapan selamat.
"Terima kasih banyak." Helen yang telah diajarkan oleh Liu Zhenhan, tersenyum manis kepada Count Wolff. Senyumannya membuat semua yang hadir terpesona, sementara Tuan Garnett sudah lemas seperti kapas, langkahnya pun limbung.
Murinio di samping mencibirkan mulut. Bahkan dirinya yang berpengalaman pun terkesima oleh pesona Helen. Dengan pengalamannya yang luas, Murinio sampai meragukan apakah dirinya terkena "sihir pesona". Pesona alami yang bisa membuatnya terpana seperti ini benar-benar pengalaman pertama dalam hidupnya.
“Kotak ini kubeli dengan harga mahal dari pedagang manusia, coba Buka lihat.” Garnett tersipu malu, seluruh rambutnya terlihat penuh kesombongan.
“Oh?” Helen memandangi kotak perhiasan berbentuk cincin di tangannya dengan heran. Terdapat ornamen bunga broom berlapis dua lingkaran perak dan sebuah batu safir biru jernih. Dari penampilannya saja, nilainya jelas sangat tinggi. Helen membuka tutup kotak, bagian dalam tutupnya ternyata terdiri dari beberapa lensa kristal cembung dan cekung yang dipoles transparan, bingkainya berhiaskan sulur emas. Dasar kotak dilapisi beludru ungu, sekilas terlihat kosong.
“Ini barang berharga!” Ekspresi kesombongan Count Garnett semakin menjadi-jadi. Dengan gerakan jari anggrek yang khas, ia memegang kedua sudut tali beludru dan meletakkannya di atas meja.
Yitiao masih terpana melihat gadis Medusa itu. Guo Guo yang sedang mencengkeram dua paha ayam dan burung beo yang wajahnya penuh minyak, sama-sama mengedipkan mata besar mereka ke arah Count Garnett yang sedang menggelar beludru di meja.
“Lihatlah dengan ini.” Count Garnett mengeluarkan tiga lensa kristal cembung dan cekung yang tertanam di tutup kotak, membagikannya masing-masing ke Helen, Imam Utama, dan Pendeta Harimau Putih Baggio Kamp.
“Wah!” Helen langsung berteriak setelah melihatnya, menarik lengan Liu Zhenhan sambil berkata: “Lihat, lihat!”
Guo Guo melompat merebut lensa kristal dan memasangnya di matanya. Hanya terlihat dua mata besar berkedip-kedip lembab melalui lensa, mulut mungilnya yang mengkilap terkekang-kekang sambil bergumam. Burung beo kecil juga menyembulkan kepalanya mendekat dengan susah payah.
"Pinang Kereta?" Tuan Mourinho melihatnya lalu menghela napas, wajahnya tampak antara ingin tertawa dan menangis sambil memandangi pendeta lain. Ia menyerahkan lensa kristal kepada mereka.
"Kereta emas! Tidakkah Tuan lihat, di atas kereta itu ada hiasan bunga! Bahai urat kayu pada as roda terukir jelas! Ini harta karunku!" Count Garnet bersemangat menunjuk titik hitam kecil di atas bantalan beludru, bicaranya menyemburkan ludah: "Pinang ini harus diberi darah setiap hari. Ia hanya mau menghisap darah gadis. Darah pria amis baunya, tak mau diminum. Susu segar untuk menambah tenaganya. Aku khusus mempekerjakan inang susu sapi perah dari Suku Berbual..."
Liu Zhenhan mengedipkan mata ke burung beo. Si burung segera membuka paruh lebar-lebar berteriak: "~Ayam krim~ Makan setahun bajak sawah~ Makan sekali tumbuh sejengkal~"
“Siapa yang mau krim ayam?” Tuan Jabbar, kepala pelayan penguin langsung muncul entah dari mana, membungkukkan badan, meletakkan semangkuk sup kental wangi di atas bantalan beludru dengan pose paling elegan. Sarung tangan putih di jarinya berkedut saat merapikan wig gulungannya sambil menyapu pandang ke para bangsawan.
Count Garnett yang sedang bersemangat berbicara tiba-tiba terhenti. Matanya menatap bantalan beludru itu, mulutnya menganga ternganga memandang kepala pelayan penguin. Suara serak keluar dari tenggorokannya seolah tenggorokannya ditarik putus.
Guo Guo tersenyum nakal sambil menyeret piring ke depannya. Tersandung, tumpahan krim panas mengucur persis membasahi bantalan beludru itu.
"Dum!" Count Garnett langsung pingsan. Kepala belakangnya menghantam lantai dengan suara keras.
"Dia..." Liu Zhenhan menggelengkan kepala, bertanya pada pendeta harimau putih Borgkamp: "Masih ada hal yang belum kubicarakan, Tuan. Bukankah Kerajaan sedang mempersiapkan serangan musim semi terhadap manusia gurun? Jika akademi pendeta didirikan di Oasis Cambridge, bukankah terlalu berbahaya mengingat kekacauan di garis depan?"
"Gerakan Kerajaan kali ini sangat besar!" Pendeta Harimau Putih Bergkamp mengusap motif gunung bertuliskan karakter 'Tang' berwarna hitam di tengah dahinya, lalu menegakkan jarinya: "Serangan musim semi direncanakan bersamaan dengan penyelenggaraan Olimpiade Nasional Pendeta. Dalam perang tahun lalu, stafDepartemen Militer Kerajaan telah menguasai peta distribusi empat oasis gurun dalam radius ribuan li. Tahun ini, tujuan awal Departemen Militer Kerajaan adalah menguasai keempat oasis gurun ini, bersama dengan Oasis Cambridge membangun penghalang di barat laut kerajaan untuk memutus jalur perampok manusia gurun yang hendak ke selatan. Keempat oasis baru ini ditambah Oasis Cambridge kemungkinan besar akan membentuk provinsi kecil baru setelah pertempuran ini! Tentu saja, tekad Kerajaan dalam pertempuran kali ini adalah menghancurkan ibu kota musuh, sekali dan untuk selamanya!"
"Kita harus ikut dalam perang kali ini!" Helen mengangkat kepala menatap Liu Zhenhan, menggigit bibirnya dengan erat.
"Tentu saja!" Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
“Di gurun pasir juga terdapat ras Bimon ular manusia yang sejak zaman kuno tidak pernah tunduk pada Kerajaan Bimeng kita. Dulu saat kejayaan kerajaan kita di Dataran Carimodo, kita pun tidak pernah menyerbu gurun untuk memerangi kaum kafir ini. Sekarang pasukan kerajaan kita juga tidak lebih unggul, mengapa tiba-tiba ambisi kita jadi sebesar ini?” Tuan Mourinho tiba-tiba menyela: “Gurun Pasir Taklamakan yang tak bertepi ini bukan hanya dihuni manusia, tapi juga Bimon gurun yang tak terhitung jumlahnya - semua ini belum pernah kita kenal. Berapa persen kemenangan kita dalam pertempuran gegabah ini? Sepengetahuanku, dalam serangan tahun lalu, pasukan kita bahkan tidak menemukan letak ibu kota musuh, hanya menghancurkan beberapa suku kecil! Mengingat luasnya Gurun Taklamakan, jika musuh memiliki kerajaan besar di pedalaman gurun, bukankah rencana penyerbuan pasukan kita ke dalam gurun terlalu mengada-ada?”
“Kekhawatiran Tuan memang wajar, tapi kali ini kerajaan kita juga akan mengerahkan senjata rahasia.” Pendeta Harimau Putih Bergkamp berkata dengan bangga.
Mendengar kata "senjata rahasia", kedua telinga Liu Zhenhan langsung berdiri tegak.
BAB 179 SITUASI YANG SEMAKIN RUMIT
“Apakah ‘Ksatria Binatang Peliharaan Raksasa Bimon’ yang akan dikerahkan?” Begitu mendengar tentang senjata rahasia Bimon, Pangeran Moore Benitez matanya berkilauan menatap Pendeta Harimau Putih Bergkamp.
"Melihat alis lawannya berkerut, Pangeran Blood Elf segera menyadari masalah serius—dari semua orang yang hadir, hanya dirinya satu-satunya orang luar, sementara topik yang sedang dibahas justru mengenai masalah militer yang seharusnya dihindari."
Pangeran Moore tertawa kecut untuk menutupi rasa malu, lalu mundur perlahan. Rahasia militer seperti ini memang bukan urusan orang luar seperti dirinya untuk ikut mendengarkan.
"Elf ini sangat menarik!" Pendeta Harimau Putih Boggkamp melirik Pangeran Moore yang sudah mundur jauh, bertanya pada Liu Zhenhan: "Tuan Richard, apakah teman Elf Anda ini keluar dari fosil? Bimon raksasa? Jika makhluk berbulu emas itu masih ada, ksatria naga takkan berani mengklaim sebagai pasukan terkuat di benua. Dari cabang mana Elf ini? Dengan semua orang memakai bola cahaya di leher, mengapa dia malah membahas sejarah kuno?"
Liu Zhenhan ragu-ragu melirik Tuan Mourinho. Ia tidak tahu bagaimana Imam Utama Angsa ini melaporkan identitas dua kelompok Elf Jatuh ke pihak kerajaan. Satu-satunya yang Lao Liu tahu adalah Mourinho pasti tidak jujur. Jika sembarangan bicara sekarang, dikhawatirkan akan menimbulkan masalah. Dalam membawa Elf ke permukaan, dialah aktor utama, sedangkan angsa tua itu adalah konspirator lainnya. Keduanya harus menyelaraskan "kaliber" dalam hal ini.
“Ini adalah suku elf yang baru saja pindah ke Dataran Liar Donau. Yang tadi adalah kepala suku mereka.” Tuan Mourinho tersenyum mengambil alih pembicaraan, sambil menggelengkan kepala berkata: “Mereka adalah elf pegunungan salju yang paling tertutup, pola pikir mereka mungkin masih terjebak di era sepuluh ribu tahun lalu.”
“Elf pegunungan salju? Cabang elf ini benar-benar belum pernah terdengar! Mungkin mereka migrasi dari Pegunungan Salju Himalaya Taymur?” Pendeta Harimau Putih tertawa terbahak: “Kalau begitu tidak aneh lagi, bagi elf dunia ini memang selalu statis.”
Liu Zhenhan juga ikut tertawa kaku. Dia menyadari bahwa Imam Utama Angsa sama sekali tidak menangani dengan baik masalah pemindahan dua kelompok Elf Jatuh ke hutan pinus di kaki Pegunungan Salju Himalaya Taymur. Alasan dia mendorong relokasi elf-elf jatuh ini ke padang gurun Donau kemungkinan hanya keputusan dadakan, bukan hasil pertimbangan matang.
Di Dataran Liar Donau, migrasi satu dua suku Kurcaci perbukitan atau suku elf padang rumput sesekali bukan hal aneh. Kerajaan Bimeng tidak akan dan tidak punya tenaga untuk mengurusnya. Tapi jika tiba-tiba datang jutaan imigran, masalahnya jadi berbeda. Penyebutan sederhana Imam Utama Angsa tentang "elf pegunungan salju" cukup cerdik - Pegunungan Salju Himalaya Taymur yang luasnya hampir menyamai Dataran Liar Donau ini, wajar saja jika ada satu dua ras beradab yang bersembunyi di sudut terpencilnya.
Liu Zhenhan merasa Pendeta Angsa itu cukup pandai menyembunyikan perasaannya, ia pun terkekeh-kekeh kering.
"Sebenarnya pengembangan senjata rahasia ini sudah dilakukan Departemen Militer sejak Yang Mulia Grak Sal naik tahta. Pemanggil hewan dari Kuil semuanya dipindahkan ke ibukota Shabak, sebagian besar juga karena alasan ini." Pendeta Harimau Putih menghela napas, "Setiap kali menyebut binatang peliharaan raksasa berbulu emas itu, saya selalu teringat. Sebenarnya Kerajaan juga sangat ingin menjinakkan seekor Bimon Raksasa untuk menciptakan Ksatria terkuat bangsa kita. Jangan dikira binatang berbulu emas ini langka dan kuat seperti Naga, bahkan jika kita beruntung mendapatkan telur Bimon Raksasa dan berhasil menetaskannya, tetap dibutuhkan waktu 1-2000 tahun sebelum mencapai usia matang untuk keperluan perang."
"Denis sayang, kau salah. Departemen Militer memindahkan para pemanggil hewan ke ibukota lebih banyak bertujuan melemahkan kekuatan Kuil. Selama beberapa tahun ini para pemanggil paling-paling hanya membantu melatih elang pembawa pesan militer, sementara peliharaan magis untuk ritual keagamaan semakin menurun jenis dan kualitasnya." Tuan Mourinho berkata dengan sinis, "Jinakkan Monster Perang Komodo saja mustahil, apalagi melatih Bimon Raksasa? Lebih mudah menjinakkan seekor Naga daripada makhluk itu."
“Senjata rahasia yang kumaksud juga berkaitan dengan Kuil kita.” Pendeta Harimau Putih Borgkamp mengangguk: “Tahun lalu, ekspedisi hukuman terhadap manusia gurun gagal karena kurangnya dukungan pasukan pengintai udara, sehingga rute serangan pasukan besar kehilangan pemandu efektif. Meskipun Departemen Militer melatih beberapa elang melalui pelatih hewan, tahun lalu membuktikan bahwa kondisi geografis gurun jelas tidak cocok untuk penggunaan elang. Jadi kali ini Yang Mulia Brat juga akan turun tangan. Pasukan Pengawal Keluarga kami suku Tiger 'Legiun Pengikut Harimau', termasuk sepuluh kavaleri udara Tigerren, akan dikirim seluruhnya ke garis depan! Takkan sulit menemukan ibu kota musuh!”
Pendeta Tigerren itu kemudian menambahkan sambil tertawa: “Kali ini ada tambahan 20 ksatria Elf penunggang elang tanduk dari dukungan Tuan Mourinho. Pencarian menyeluruh dalam radius ribuan li oleh Pasukan Bimon sudah pasti terjamin. Semua jasa ini harus tercatat dalam buku catatan prestasi Kuil kita.”
Mourinho tersenyum penuh arti pada Liu Zhenhan, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
“Kali ini Kuil akan menunjukkan taring.” Liu Zhenhan juga mengedipkan mata pada Imam Utama Angsa. Seluruh elite kerajaan yang mengetahui kekuatan sejatinya hanyalah angsa tua di hadapannya ini. Namun bahkan Mourinho sekalipun mungkin tidak tahu, bahwa dirinya akhirnya juga merebut 420 Chimera berkepala dua dari tangan bangsa Zhuoer.
“Gerakan Kuil tidak hanya ini saja, kali ini dua Abdi Dewata juga akan dikerahkan! Yang Mulia Bulat ingin menunjukkan kemuliaan Dewa Perang kita di hadapan Bimon kafir!” Tuan Borgkamp dengan anggun membasahi tenggorokannya dengan anggur: "Kehidupan sebelumnya kedua Abdi Dewata adalah prajurit ular tanduk yang perkasa! Di daerah gurun kering, mereka yang tidak perlu minum lebih cocok untuk medan perang!"
Hantu Banteng dan Dewa Ular kali ini mengadakan pertemuan. Liu Zhenhan tertawa. "Cincin Tuan Tanah Kematian"-nya pada dasarnya adalah ruang dimensi mayat hidup. Meski hanya bisa menampung satu roh cincin, mayat hidup berpikiran mandiri juga bisa tinggal di dalamnya. Delapan Penjelajah Jiwa Suku Berbual sekarang berada di dalam. Setelah pertempuran dengan Kaisar Api, delapan kawan ini merekrut delapan puluh prajurit Banteng Ymir. Entah apakah delapan puluh Bimon berkepala sapi berbaju zirah magma ini bisa mengalahkan dua pelayan suci Medusa?
"Lalu komposisi pasukan kali ini didominasi oleh siapa?" Tuan LeMaire sang Pendeta Beruang Kao La menyela. Pendeta pria beruang ini sudah mendapatkan banyak keuntungan dari mengikuti Liu Zhenhan. Bahkan Beruang yang lugu seperti mereka kini paham betapa pentingnya Tuan Tanah Feilengcui Richard. LeMaire dan Deschamps sangat menyukai teman Pigge yang santai ini. Serangan gurun di musim semi takkan bisa dilakukan tanpa Richard, tentu juga tanpa mereka.
“Menurut yang saya ketahui, selain memindahkan sebagian pasukan daerah, Legiun 'Cambuk Dewa Perang' juga akan dikerahkan kali ini. Pasukan khusus yang dilatih secara rahasia oleh Departemen Militer akan ikut serta, komposisi pasukan baru ini yang baru memiliki kekuatan tempur tetap menjadi misteri karena Sang Raja dan Departemen Militer menjaga kerahasiaannya dengan ketat. Tentu... sebagai Pendeta, kami pun tidak akan terlalu menyelidiki hal ini.” Tuan Borgkamp meneguk anggur mulia, menjilat bibirnya: “Proporsi imam pendamping dalam pasukan akan meningkat signifikan. Selain 20 Imam Tongkat yang direkrut dari Pertemuan Besar Pendeta, empat dari Dua Belas Imam Utama akan turut bertugas.”
“Ribuan tahun lamanya, Kerajaan akhirnya melancarkan operasi militer yang layak.” Tuan De Shang terkekeh: “Langkah kali ini sungguh luar biasa, hampir semua pasukan elit yang bisa dimobilisasi dikerahkan. Jika masih kalah, benar-benar tidak ada alasan yang bisa diberikan.”
“Serangan kali ini jika berhasil, di wilayah gurun kita pasti akan mendapatkan sebuah provinsi kecil, mungkin bahkan provinsi besar! Yang terpenting, jika bisa mengajak mualaf Bimon penyembah berhala itu, Kerajaan Bimeng kita mungkin akan bangkit seketika, dan jalan menuju Gunung Hyjal mungkin benar-benar terbuka di masa depan.” Pendeta Harimau Putih berkata dengan penuh keyakinan: “Satu-satunya masalah adalah rencana Departemen Militer yang menumpuk di setiap oasis dengan pos militer, menggunakan pejabat lokal untuk mengajari Bimon gurun. Jadi Pemimpin Brat juga telah menjadwalkan pembangunan Kuil Utama di wilayah gurun. Seharusnya… mengajak mualaf memang tugas kami para pendeta! Tidak seharusnya Departemen Militer mengambil alih tugas orang lain!”
“Yang Mulia Grak Sal benar-benar pemimpin visioner!” Liu Zhenhan mengacungkan jempol, akhirnya dia mulai mengerti. Rupanya partisipasi aktif Kuil dalam perang ini juga untuk memperluas pengaruh mereka. Dengan kata lain, sebenarnya suku Tiger tidak bisa lagi mentolerir ekspansi kekuatan suku Lion yang terus-menerus. Jika ada ras Bimon gurun baru yang bersumpah setia pada suku Lion, keseimbangan struktur kekuasaan akan sepenuhnya runtuh.
Namun satu hal yang Lao Liu ragukan adalah: perang gurun berbeda dengan pertempuran biasa. Sebelum merebut oasis di wilayah gurun, sudah berpikir untuk berebut hasil rampasan, bukankah itu terlalu muluk? Lagipula dalam serangan tahun lalu, Bimon juga tidak mendapatkan keuntungan berarti.
"Jika membangun Kuil di oasis gurun, masalah terbesar adalah dana. Keikutsertaan banyak Pendeta dalam ekspedisi militer kali ini juga bertujuan mengumpulkan dana, karena mustahil mengandalkan dukungan Departemen Keuangan Kerajaan." Pendeta Harimau Putih Borgkamp tersenyum: "Di sini tidak ada orang luar, saya akan berterus terang. Dalam Olimpiade Nasional Pendeta kali ini, siapa yang memenangkan mahkota kemenangan, dialah yang akan menjabat sebagai Shamans Pelindung di Kuil baru ini. Menurut Yang Mulia Bulat, generasi muda memiliki semangat dan wilayah keuskupan baru yang labil membutuhkan seorang Grand Shaman Weian yang tegas..."
Yang Mulia Borgkamp tersenyum memandang Liu Zhenhan yang asyik minum: "...Menurut saya, Grand Shaman Weian baru pasti akan dijabat oleh Tuan Richard sang Pendeta Naga. Dengan promosi Yang Mulia Qidan dari Kuil Utama Timur Laut menjadi Dua Belas Imam Utama, dan Yang Mulia Cui Beixi mengambil alih posisi Shamans Pelindung kepala Provinsi Timur Laut, maka kelompok Yang Mulia Mourinho akan memiliki dua Shamans Pelindung sekaligus ditambah seorang Pemimpin Tertinggi. Masa pensiun Yang Mulia Bulat sudah dekat, sedangkan Yang Mulia Mourinho adalah kandidat terkuat sebagai Paus, benar-benar garis keturunan Pendeta paling berbakat di Kerajaan!"
"Saya?" Liu Zhenhan tertawa terbahak. Dia agak bingung, mungkinkah dirinya bisa langsung naik dua tingkat menjadi Grand Shaman Weian?
“Para penyair pengelana di luar sana sudah menyebarkan citra Anda ke semua Bimon. Dengan gaya berdarah besi Anda, menjadi Shaman di daerah gurun memang pilihan terbaik.” Pendeta Harimau Putih Borgkamp tersenyum: “Bahkan anak laki-laki saya yang berusia tiga tahun terakhir terus terpukau oleh kisah-kisah Anda.”
“Tuan Borgkamp, bagaimana jika Richard gagal meraih mahkota?” tanya Helen penasaran.
“Kemungkinannya kecil bukan?” Pendeta Harimau Putih tertegun sejenak, mengerutkan bibir: “Tapi kalau dipikir-pikir... di antara pendeta muda Suku Rhein, memang ada beberapa talenta berbakat...”
Kalian ini! Lupa dengan Tuan Mourinho! Liu Zhenhan menghela napas panjang dalam hati.
“Jujur saja, sebelum datang ke Feilengcui, meskipun Tuan Richard adalah Pendeta Naga dan ahli boneka magis, aku masih menyimpan sedikit keraguan.” Pendeta Harimau Putih terkekeh: “Tapi setelah bertemu langsung dengan Tuan Richard, semua keraguan itu lenyap.”
Meski tahu ini hanya pujian basa-basi, Liu Zhenhan tetap merasa tersanjung. Ekspresi polosnya yang mudah terbaca membuat beberapa pendeta Medusa di sampingnya tertawa terkekeh.
“Yang Mulia Pendeta Medusa, untuk kalian, Bawah Yang Mulia Brat juga telah menyiapkan pengaturan yang sangat baik.” Pandangan Yang Mulia Borgkamp beralih ke para manusia ular: "Kembalinya kalian bersama dua klan Bimon Serangga juga menimbulkan sensasi di ibu kota. Mengingat klan Medusa sebelumnya merupakan bangsawan turun-temurun, penilaian gelar kebangsawanan kalian masih dalam pembahasan Dewan Tetua. Namun Bawah Yang Mulia Brat akan terlebih dahulu membuat pengaturan yang tepat mengingat kekuatan ritual kalian yang luar biasa. Diprediksikan, Provinsi Timur Laut akan membangun altar besar baru. Kali ini kalian juga mengirimkan anggota baru untuk mendaftar Kompetisi Pendeta, dan Paus akan menerima kalian secara khusus. Kalian akan mendapatkan penugasan baru."
"Apakah Pasukan Ksatria Pelindung Agama telah dibentuk?" Liu Zhenhan menyipitkan matanya sambil menatap Pendeta Harimau Putih dengan senyuman.
Ekspresi terkejut melintas di wajah Tuan Bergkamp, namun segera kembali normal. Beliau tersenyum: "Tuan Richard memang sumber informasinya akurat! Benar! Sang Raja akhirnya menyetujui pembentukan Pasukan Ksatria Pelindung Agama. Usulan Yang Mulia Braut untuk formasi dua resimen setara dengan Ordo Ksatria Suci manusia ditolak oleh Dewan Tetua dan Sang Raja. Namun akhirnya Sang Raja memberi kompromi: Pasukan Ksatria Pelindung Agama kami akan memiliki formasi satu resimen, secara resmi diberi gelar 'Ksatria Kejayaan' oleh Sang Raja sendiri. Kesatria ini berada di bawah naungan Kuil namun bukan bagian dari Ksatria Kuil. Setiap Kuil Utama tetap mempertahankan 40 Ksatria Kuil yang ada."
"Oh~" Liu Zhenhan dalam hati bergumam. Pantas saja Yang Mulia Braut berani mengerahkan Pasukan Harimau Terbang keluarganya dan banyak Pendeta tinggi ke medan perang gurun. Selain untuk merampas sumber daya di daerah gurun, pembentukan Pasukan Ksatria Pelindung Agama juga memaksanya untuk menunjukkan komitmen!
"Lalu siapa yang akan menjadi komandan 'Pasukan Ksatria Kemuliaan' ini? Kami para pendeta bukanlah ahli strategi militer, harus memindahtugaskan perwira berpengalaman untuk posisi ini. Selain itu..." Liu Zhenhan merenung bahwa Pasukan Ksatria Pelindung Agama berjumlah seribu orang ini kurang efektif. Wilayah Kerajaan Bimeng yang begitu luas membuat seribu ksatria ini sulit berperan signifikan dalam perang, juga sulit melakukan manuver di tingkat nasional. Setelah dibentuk, tujuan konkretnya tampak belum jelas.
"Meski skala Pasukan Ksatria Pelindung Agama tidak besar, pengaruhnya sangat mendalam. Pembentukan pasukan ini terutama untuk menunjukkan otoritas Kuil kami. Dari aspek politik, ini adalah kemenangan gemilang." Tuan Mourinho tersenyum menambahkan: "Pasukan ini belum resmi terbentuk, namun jika nanti jadi, saya akan mengajukan diri kepada Yang Mulia Bulat sebagai komandan. Rencana awal saya adalah secara bertahap mengajak elf, raksasa, dan penganut Druid dari Hutan Salib Selatan serta Rawa Senja untuk bergabung. Jika memungkinkan, kita perlu menguasai hutan pisang yang subur di daerah curah hujan tinggi, sehingga prajurit Elephanten tak perlu lagi bergantung pada perdagangan untuk memperoleh pisang."
Pendeta Harimau Putih membuka matanya lebar-lebar menatap Imam Utama Angsa, wajahnya menunjukkan keheranan yang tak terbendung. Liu Zhenhan tersenyum penuh makna melihat Imam Utama.
Mengirim satu resimen pasukan untuk "membudayakan" suku Raksasa di Hutan Salib Selatan dan Rawa Senja, Kerajaan Elf, serta Aliansi Kerajaan Druid adalah omong kosong. Tapi dengan bantuan dua kelompok Elf Jatuh, situasi menjadi berbeda. Bagaimanapun juga Elf Jatuh dan Elf permukaan adalah musuh bebuyutan. Dengan dalih membantu di belakang layar untuk menangkap ikan-ikan kecil, keuntungan besar bisa diraih dengan mudah.
Meskipun yang menjaga Rawa Senja adalah suku Smyer, komandan sebenarnya dari legiun 20.000 orang itu masih ditunjuk oleh Departemen Militer. Walau Tuan Mourinho adalah kepala suku Smyer, dia bukan jenderal atau marsekal militer. Posisinya hanyalah seorang Pendeta tanpa kekuasaan militer.
Meski memiliki Pasukan Pengawal Keluarga dan pengawal pribadi, jumlahnya pasti tidak berlebihan. Membentuk pasukan militer, bahkan sekecil resimen seribu orang, membutuhkan biaya yang fantastis. Tidak semua orang seperti Liu Zhenhan yang bisa mendapatkan persenjataan tanpa mengeluarkan uang. Tuan Mourinho mengandalkan dukungan Kuil, artinya semua pengeluaran kesatria berkuda ini dibiayai oleh kas Kerajaan daripada kantong pribadinya, sekaligus memperluas pengaruhnya. Memanfaatkan kekacauan antara Harimau dan Lion untuk menghasilkan keuntungan diam-diam, strategi ini benar-benar brilian.
"Setiap ksatria resmi dari Pasukan Ksatria Pelindung Agama berhak merekrut pengawal pribadi. Dengan demikian, jumlah pasukan ini sebenarnya jauh melebihi satu resimen, bahkan mungkin mencapai lima atau enam resimen. Sementara Imam Utama sedang merencanakan sesuatu terhadap Elf Jatuh, pasukan ksatria ini justru akan memberikan banyak kemudahan baginya - tanpa mengeluarkan satu koin pun, beliau malah mendapatkan kekuatan militer nyata sekaligus kesempatan untuk mengeruk keuntungan sampingan. Benar-benar licik."
"Mengenai maksud tersirat Pendeta Bulat untuk merekrut Medusa, tampaknya ini tidak akan berhasil di hadapan Imam Utama. Lao Liu tahu, selama Murinio berani memperlihatkan Medusa, berarti dia tidak takut dicuri orang."
"Ini hanya penetrasi budaya, jangan terlalu terkejut, Denice yang terhormat." Imam Utama Angsa tersenyum manis memandang Pendeta Harimau Putih: "Kekuatan fisik semata tidak akan pernah menaklukkan hati para kafir. Pasukan Ksatria Pelindung Agama seharusnya bukan sekadar organisasi yang membantai untuk menyebarkan kemuliaan Dewa Perang."
Kalimat ini langsung disambut anggukan gencar dari Xiao Hulijing dan Mentor Ular Wanita Cantik.
Liu Zhenhan kembali menggelengkan kepala sambil tersenyum getir. Imam Utama Angsa benar-benar memetik semua keuntungan lalu melemparkan kata-kata sinis. Biarkan Elf Jatuh yang maju lebih dulu membakar dan merampas, baru muncul sebagai utusan welas asih. Siapa yang tidak bisa "dibina" seperti ini?
“Richard, pengawalmu begitu luar biasa, sangat cocok untuk bergabung dengan Pasukan Ksatria Pelindung Agama.” Melihat Si Kepala Babi menatapnya dengan mata melotot licik, Tuan Mourinho kembali mengulang nada lama: “Karena sama-sama merupakan kekuatan bersenjata di bawah Kuil, Richard tidak perlu membedakan antara milikmu dan milikku.”
“Tidak bisa! Manusia gurun memiliki permusuhan berdarah dengan Helen, jadi dalam serangan musim semi untuk menghukum manusia gurun kali ini, aku dan Helen pasti ikut. Kami akan mengatur pengawal sendiri untuk menyertai pasukan besar.” Liu Zhenhan mengangkat bahu: “Aku sudah melaporkan hal ini kepada Grand Shaman Qidan, jadi panah sudah di busur, harus dilepaskan. Tapi jika dipikir lagi, dengan kekuatan tiga suku bawahan dari Smyer, apakah mereka membutuhkan pasukan dariku?”
“Kamu kebetulan menyebut soal tiga suku bawahan ini, aku juga ingin membahasnya!” Tuan Mourinho menyentakkan jarinya ke arah bimon berkepala banteng yang sedang asyik makan-minum di kursi jauh, memanggilnya mendekat. Kepada Liu Zhenhan dia berkata: “Ini adalah Kepala Suku Katak Zuodannu di bawah komandanku, Noveski. Beberapa hari lalu, aku memindahkan dia dan sukunya yang berjumlah 2000 lebih dari Rawa Senja ke sini untuk membantu Medusa ular membangun permukiman baru. Karena suku Zuodannu ini bersifat amfibi, aku ingin mereka membangun pelabuhan baru 50 li di hilir Feilengcui. Nantinya, aku juga akan memindahkan suku burung unta Ostrit beranggota 1000 orang dan suku kura-kura Model ke sini untuk membantu pekerjaan pemukiman Kota Feileng.”
“Dia kan orang banteng? Kok jadi manusia katak?” Liu Zhenhan memandangi kepala suku katak bernama Noveski ini dengan heran. Bimon ini memiliki wajah khas orang banteng lengkap dengan tanduk, meski tubuhnya hanya sekitar 1,7 meter—jauh lebih pendek dari orang banteng biasa—tapi berotot dan terlihat gagah.
“Aku manusia banteng-katak.” Noveski tersenyum lebar ke Liu Zhenhan, lalu menunjuk Yitiao: “Ini juga katak dari suku Zuodannu kami ya? Tak sangka di pasukan Tuan juga ada anggota suku kami.”
Yitiao mendengar kalimat ini, mengusap bekas lepuhan di wajahnya, tak bisa menahan tawa terbahak-bahak.
"Yang kau bawa adalah suku Bullfrog, lalu siapa pria itu?" Liu Zhenhan menunjuk seorang Bimon berkulit hijau yang sedang asyik bercengkerama dengan penari Chickin, bertanya pada Novinsky.
Bimon ini bermata menonjol, berkulit hijau dengan pipi besar, mulut yang merekah sampai ke telinga, jari-jarinya berselaput sedikit. Ia ditemani belasan manusia kura-kura Model sedang mengobrol ngalor-ngidul dengan para penari Chickin. Di tempat seperti ini, penari tidak punya kursi khusus, jadi para penari yang sudah selesai tampil itu bersandar di dinding Bukit Merah, duduk di atas tempurung manusia kura-kura Model yang tengkurap, mengunyah roti hitam bawaan mereka.
"Tuan, itu germo dari kapal hias, sedangkan para model itu semuanya germo." Kepala pelayan penguin Jabbar mengganti serbet di leher Guo Guo, tanpa mengangkat kepala: "Germo itu adalah manusia katak dari suku Chickin."
"Kodok sawah?" Mata Liu Zhenhan hampir melotot seperti kodok: "Lalu siapa saja manusia katak dari suku Zuodannu?"
"Katak gua, katak hutan, kodok, katak pohon, bullfrog..." Bimon bullfrog Novinsky membuka mulut lebar-lebar: "Tuan, saudara-saudara cabang kami sangat banyak."
"Apakah ada katak hijau?" Tanya Liu Zhenhan.
“Tidak pernah dengar ada Bimon Zuodanu seperti ini.” Bimon Kodok Menggonggong menggelengkan kepala.
“Sekarang jadi tahu.” Liu Zhenhan terkekeh.
“Richard, jejakmu hampir tidak pernah meninggalkan Provinsi Timur Laut, sedangkan Kerajaan Bimeng sangat luas. Pengembaraan seorang Pendeta sangat penting untuk latihan spiritual.” Tuan Mourinho menepuk bahu Liu Zhenhan dengan lembut: “Kau harus memperdalam kemampuan di bidang ini, jangan sampai orang mengira Imam Raja Langit kita malah seperti manusia biasa yang selalu mengajukan pertanyaan aneh-aneh.”
“Bicara soal latihan spiritual, aku juga punya hal ingin bertanya kepada Tuan.” Liu Zhenhan menarik Mourinho ke samping dan berbisik: “Imam Utama, peliharaan magis fenghuang kembarmu jelas-jelas menetas dari telur saat ikatan dibuat, baru 20-30 tahun ini. Kok bisa hamil?”
“Fenghuang akan bereinkarnasi setiap seribu tahun, kembali ke bentuk telur. Saat mengikat perjanjian, kebetulan telur itu berisi fenghuang kembar.” Tuan Mourinho memutar lehernya sambil berkata pada Liu Zhenhan: “Kupu-kupu magismu itu benar-benar menyiksaku! Kepalaku yang masih pusing sampai sekarang tidak apa, tapi fenghuang esku yang terguncang tarian gila itu malah memicu kontraksi dini! Biksu-biksumu memang ahli pengobatan, tapi tidak bisa membantu persalinan. Kau yang banyak akal ini punya cara untuk membantuku?”
“Ngomong dari tadi! Ini keahlian utamaku!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
Bab 180 Ambisi Mulia
Imam Utama Angsa mungkin hanya berbicara sembarangan. Mendengar Tuan Tanah Feilengcui benar-benar mengaku memiliki pengetahuan tentang persalinan, Tuan Mourinho tertegun. Matanya menatap Liu Zhenhan lama sekali, memandangi wajah babi penuh daging itu bolak-balik namun tak menemukan sedikit pun yang berhubungan dengan kebidanan.
"Jika bukan karena Phoenix Es-ku tidak ingin diketahui orang, aku tidak mau percaya pada omonganmu," bisik Imam Utama Angsa dengan suara rendah.
"Tuan, jangan terlalu meremehkan orang lain." Lao Liu mendengus, "Entah Tuan memiliki Phoenix kembar atau Naga kembar, itu tidak ada hubungannya denganku. Aku pasti tidak akan, dan juga tidak tertarik menyebarkan kabar ini."
"Baik! Phoenix Es-ku sekarang berada di sebuah gua di kaki Pegunungan Salju Himalaya Taymur, mengandalkan hawa dingin untuk melindungi telur-telurnya sementara. Ia tidak bisa bertahan lama lagi. Sebenarnya aku sudah mengirim orang untuk menjemput pendeta Elf Bulan, tapi jika kau benar-benar punya kemampuan, ikutlah sekarang!" Tuan Mourinho melepas Lencana Peliharaan Magis di dadanya, bertanya dengan serius: "Aku bertanya sekali lagi, kau benar-benar yakin atau sedang ngibul?"
"Jujur saja, aku sendiri tidak terlalu yakin," jawab Lao Liu terus terang.
"Kau..." Alis Imam Utama berkerut, kemarahan besar terpancar dari sorot matanya yang berwibawa.
“Jujur saja, aku mendapatkan batu giok sapi dari perut seekor sapi berusia ribuan tahun.” Liu Zhenhan menggerakkan tangannya menirukan bentuk kue serabi: “Tahu tidak apa itu 'Batu Giok An Gong'? Batu giok sapi berusia ribuan tahun ini pasti punya khasiat tertentu.”
“Batu Giok An Gong?” Tuan Mourinho mengulang kata itu sambil menggelengkan kepala, bertanya: “An Gong yang mana?”
“An Gong yang mana lagi? Ya tentu An Gong yang itu!” Liu Zhenhan pura-pura jadi tabib gadungan: “Batu Giok An Gong untuk sapi, Batu Bao An Qi untuk anjing. Masak tidak tahu?”
“Walau tak tahu darimana kau dengar omongan ini, tapi aku mulai percaya padamu.” Tuan Mourinho menatap Liu Zhenhan lama sebelum akhirnya berucap pelan.
“Tentu saja.” Liu Zhenhan menjulurkan lidahnya sambil terkekeh. Tentu harus An Gong, bagaimana kalau telur ini pecah di dalam perut? Ini kan phoenix, bukan kura-kura mitos Ba Xia yang bisa mati saat kesulitan melahirkan. Mau mengambil telur darinya harus ada pengorbanan! Kali ini Liu Zhenhan tidak berbual, di dalam perut Kui Niu Air Asin memang ada batu giok sebesar telapak tangan, kuning berkilau seperti batu akik. Usia Kui Niu Air Asin itu pasti sudah seribu tahun lebih, batu gioknya jelas berkualitas prima.
“Sekarang langsung pergi?” tanya Liu Zhenhan.
“Aku juga sedang panik, tunggu saja... Besok ketika pendeta bulan elfku datang, akan kuminta dia membantuku menilai.” Tuan Mourinho mengusap pelipisnya: “Masa persalinan Fenghuang es masih tersisa tiga empat bulan, aku sadar sedang panik mencari solusi. Dengan energi spiritual pegunungan es, Fenghuang es seharusnya bisa bertahan beberapa hari lagi. Tunggu saja... Jangan terlalu gegabah...”
“Tidak masalah.” Liu Zhenhan dalam hati bergumam, Laozi lebih peduli pada telur Phoenix daripada dirimu. Jika kau kehilangan telur ini, paling hanya kehilangan Ksatria Phoenix api atau Pendeta Burung Abadi. Tapi aku akan kehilangan bayi darah, itu pun level Santo.
“Jika empedu sapi berusia seribu tahun ini benar-benar bermanfaat, apa yang kau butuhkan sebagai penukar?” Tuan Mourinho yang berkarakter langsung menohok titik vital Lao Liu: “Ajukan syarat pertukaranmu!”
“Kau anggap aku seperti apa?” Liu Zhenhan menyeringai dingin, wajahnya penuh kesucian bak santo.
Berpura-pura menjadi orang suci adalah siksaan, terutama bagi Lao Liu. Awalnya ingin mengajak Mourinho membawa Phoenix api, sementara dirinya membawa roh cincin Geryon, bersama-sama menghajar Naga Es Taymur. Sekalian menjinakkan peliharaan magis atau merampas harta karun pembunuhan naga juga tidak buruk. Tapi niat itu ditelannya kembali. Kemungkinan Mourinho menyetujui hal sebesar itu sangat kecil. Lebih baik berlagak pahlawan dan fokus merebut telur Phoenix itu.
“Sebenarnya kita semua adalah jenis orang yang sama, kebenaran ini baru kupahami hari ini.” Tatapan Tuan Mourinho pada Liu Zhenhan jelas berubah: “Harus diakui, iri hati memang dosa utama terbesar.”
Liu Zhenhan menyapu pandangannya ke sekeliling, melihat semua orang berkumpul dalam kelompok-kumpulan sambil minum dan bersenang-senang, sementara hanya dia dan Imam Utama yang berada di dekat sebuah tunas tanah merah. Lao Liu mengeluarkan dua batang cerutu, memberikan satu kepada Tuan Mourinho, lalu menyuruh dua pelayan kelinci cantik mengambilkan dua kursi. Mereka pun duduk berhadapan, Imam Utama Angsa di satu sisi dan Liu Zhenhan di sisi lain.
“Kebenaran ini kupikir mungkin tak akan pernah kau pahami seumur hidupmu.” Liu Zhenhan menahan tawa dalam perut, melempar sepotong bambu ke mulutnya lalu mengunyahnya hingga berbunyi "kreek-kreek" nyaring. Ia mengusir kedua pelayan kelinci itu dengan gerakan tangan, lalu menatap Imam Utama sambil berkata: “Harus diakui, jika aku berada di posisimu, meski memahami kebenaran ini, aku pasti takkan mau mengakuinya!”
“Sungai Sanggan, ombak belakang mendorong ombak depan, ombak depan tewas terdampar di pantai. Walau aku belum tua, tapi setiap melihatmu, aku merasa waktu muda telah berlalu. Harus diakui, generasi muda sungguh mengagumkan, betapa banyaknya pahlawan di dunia ini. Sebenarnya kata-kata ini hampir kuucapkan padamu saat di tepi parit kota Mossprada bawah tanah. Jangan kauanggap aku terlalu mulia, aku juga orang yang punya harga diri, mengaku terus terang seperti ini sungguh memalukan. Bukan karena kau hari ini membantu Fenghuang secara tak biasa, aku pasti takkan mengaku.” Tuan Mourinho mengeluarkan seruling emasnya, meletakkannya di lutut, lalu berbaring nyaman di kursi: “Tapi yang ingin kusampaikan adalah, walau aku sudah paham dan mengakui dulu iri padamu, beberapa hal sengaja kutujukan padamu, itu tak berarti aku akan berubah di masa depan.”
“Terkadang, seorang ahli kuat itu kesepian. Hidup hanya seratus tahun, kalah harus dengan lapang dada, menang pun harus dengan anggun alami. Jika harus menghindari lawan tangguh, itu bukan gayaku.” Imam Utama Angsa memutar seruling di tangannya, memancarkan sinar keemasan yang menyilaukan: “Kau sudah layak menjadi lawanku.”
“Hehe, biasanya jika aku tak bisa mengalahkan seseorang, pasti kupilih bermitra dengannya.” Liu Zhenhan tiba-tiba tersentuh. Perasaan terbuka ini membuat hatinya lega. Hari-hari saling siasat dengan imam angsa ini sungguh membuat Lao Liu merasa jenuh.
Meski sebenarnya perang diam-diam telah lama ada, tapi Lao Liu tetap menyukai perasaan saat membuka kartu secara terang-terangan ini.
"Adakah orang seperti itu? Kecuali aku, mungkinkah ada orang kedua yang bisa membuatmu menaruh perhatian khusus?" Imam Utama tersenyum tipis: "Sebenarnya kau sangat angkuh. Tak peduli seberapa sembrono penampilanmu, tapi kesombongan ahli kuat itu memancar dari tulang-tulangmu. Kesombongan ini telah membekas dalam di hatimu."
"Orang yang paling kubenci seumur hidup adalah pengecut yang menusuk dari belakang sambil berpura-pura manis di depan." Liu Zhenhan mengibaskan abu cerutu dengan kasar: "Cinta ya cinta, benci ya benci. Tapi pria yang sejati dan murni seperti itu sungguh langka. Syukurlah kau salah satunya, kalau tidak, sehebat apapun dirimu, aku akan selamanya menghinamu."
"Aku juga pernah muda, pernah berpikir sepertimu." Tuan Mourinho tertawa dengan nada seorang yang lebih berpengalaman: "Tua, benar-benar tua. Setelah kaukatakan ini, kini kusadari diriku sudah tak murni lagi, semakin jauh dari mimpi pahlawan masa kecil. Meski di mata orang lain aku telah menjadi legenda."
"Pahlawan legenda seperti Pendeta Naga Kochis, atau Pendeta Monster Perang Komodo Tyson, bagaimana kehidupan mereka dulu? Apakah juga memiliki kegelisahan yang sama?" Lao Liu menghela napas panjang, perlahan tenggelam dalam kenangan.
“Realita dan dongeng selalu memiliki kontradiksi yang tak terdamaikan.” Tuan Mourinho tersenyum: “Bangsa laut memiliki pepatah populer—‘Di mana ada ikan, di situ ada dunia’, kalimat ini juga berlaku untuk makhluk permukaan kita, di mana ada manusia pasti ada dunia! Selama ada perbedaan dan kelas di antara manusia, pasti akan ada intrik dan persaingan kekuasaan! Banyak musuh bebuyutan, mungkin di mata orang lain adalah sosok yang sangat luar biasa—mereka rendah hati, sopan, berani, juga baik hati dan gigih, selalu berani menghadapi kejahatan, tak segan mengorbankan nyawa demi keadilan. Pahlawan pemberani dalam novel ksatria hanya bertarung melawan raja iblis jahat, ini tidak akan terwujud secara absolut dalam realita. Demi posisi, banyak orang berbudi luhur terinjak oleh yang lebih unggul dalam mempertahankan keyakinan mereka.”
“Bajingan sejati harusnya seperti orang itu.” Liu Zhenhan menunjuk ke arah Count Wolff Garnett dari Zhongshan di kejauhan. Count Garnett ini sudah sadar, meski kutu peliharaannya mati terbakar Guo Guo, namun kereta emas mini tidak rusak. Tentunya tidak sulit melatih kutu penarik kereta baru, sehingga bangsawan ini kembali berputar-putar seperti kupu-kupu di sekitar beberapa wanita cantik sambil pamer bakat.
“Orang seperti itu benar-benar sampah di antara sampah, meskipun berasal dari keluarga terhormat, dia takkan bisa menjadi bangsawan sejati.” Tuan Mourinho melirik Count Garnett yang sedang berpidato dengan semangat di kejauhan, mencibir: “Jika Yang Mulia Raja mengutus bangsawan seperti ini untuk berkomunikasi denganmu, maka dia sedang mendorongmu ke pelukan suku Tiger.”
“Sebenarnya aku tidak tertarik menjadi Grand Shaman Weian. Paman Mourinho, bagaimana kalau kita bernegosiasi? Jika kau menyerahkan Pohon Perangmu padaku, aku bisa sengaja kalah dalam kompetisi pendeta agar kedua anakmu bisa naik jabatan.” Liu Zhenhan berkata dengan ekspresi licik, tak lepas dari karakter aslinya.
“Kompetisi ini sakral, mana boleh curang!” Wajah Mourinho berkerut marah: “Jika Gorini dan Gormeth kalah secara fair di tanganmu, itu karena kemampuan mereka belum matang. Dengan kemenangan curian, apakah mereka benar-benar layak jadi juara? Lagipula, apakah Kerajaan Gurun benar-benar mudah ditaklukkan? Kau pikir pendirian Kuil Utama baru di daerah gurun sudah pasti?”
“Bukankah Kerajaan sangat yakin? Seharusnya tidak ada masalah kan?” Padahal yang ingin dikatakan Liu Zhenhan adalah: Goblok! Dengan kehadiranku, bukankah itu sudah pasti berhasil!
“Peperangan di gurun bukanlah pertempuran di dataran, konsepnya berbeda.” Murinio menggelengkan kepala sambil tersenyum pahit. “Tahun lalu pasukan Kerajaan hanya membersihkan beberapa suku pengembara, bahkan tidak bisa menemukan letak Ibu Kota musuh. Dengan hanya sedikit pasukan pengintai udara dan pasukan khusus yang bergabung, apakah penilaian optimis Kerajaan ini terlalu tergesa-gesa? Dalam perang tahun lalu, pasukan kita tidak bertemu dengan pasukan utama musuh, malah menderita kerugian besar karena kehausan dan cuaca beku malam hari. Jika masalah ini tidak terpecahkan, untuk meraih kemenangan kecil mungkin masih bisa bertahan, tapi untuk hasil yang menentukan, menurutku agak sulit.”
“Bagaimana dengan Putri? Dengan serangan besar-besaran kita ini, mampukah kita menyelamatkan Putri dalam keadaan hidup?” Liu Zhenhan bertanya.
“Bodoh! Apa arti seorang Putri di mata Sang Raja?” Tuan Mourinho tertawa: “Indera politikmu terlalu dangkal. Apakah Sang Raja hanya mengerahkan pasukan besar-besaran demi Putri? Apakah semua manusia gurun pasti perampok? Di dunia ini ada orang baik dan jahat di mana-mana. Sampah masyarakat yang jadi perampok hanya minoritas. Bukankah Sang Raja mengerahkan pasukan untuk memperluas wilayah? Meningkatkan kekuatan dan wibawa? Meski manusia Benua Aigean saling berperang, mereka tetap bersatu melawan Kerajaan Bimeng. Lawan seperti itu sulit ditaklukkan, jadi sasaran dialihkan ke manusia gurun. Lagipula negara-negara gurun tak mungkin bersatu seperti negara-negara Aigean saat perang melawan Bimon!”
“Lalu bagaimana dengan Putri?” Liu Zhenhan menyeringai dingin: “Apakah dia hanya...”
“Hidup di keluarga kerajaan punya kesulitannya sendiri. Seorang raja yang tak bisa mengesampingkan perasaan pribadi terhadap anak, tak akan pernah jadi penguasa sukses.” Tuan Mourinho terdiam sejenak: “Aku pun punya kelemahan karakter ini, mungkin takkan pernah bisa berubah.”
“Lalu apa cita-cita Tuan? Dan tentang Medusa itu sebenarnya bagaimana?” Liu Zhenhan tersenyum: “Tuan tak perlu menjawab, aku hanya penasaran.”
“Apa salahnya kuberi tahu?” Murinio tertawa terbahak-bahak, matanya memancarkan semangat heroik: “Klan Smail adalah pemimpin turun-temurun ras Bordir dari empat klan besar Bimon. Bahkan Raja Bimon saat ini hanyalah seorang tuan tanah ras binatang. Di seluruh kerajaan, bangsawan mana yang memiliki tiga suku-suku bawahan seperti kami Smail? Menambahkan satu Medusa lagi bukanlah masalah!”
“Apakah Yang Mulia ingin memisahkan diri dan mendirikan kekuasaan sendiri?” Liu Zhenhan tak lagi bertele-tele, langsung menembak pertanyaan.
“Pernah dengar tentang Sidang Bersama?” Murinio balik bertanya pada Liu Zhenhan.
“Ini struktur politik Kerajaan Bimon kuno. Ratu Lebah Bangsa Serangga, Kepala Suku Ras Binatang, Angsa Ras Burung, dan Medusa Suku Air membentuk empat Sidang Bersama untuk berdiskusi dengan Sang Raja tentang urusan negara. Fungsinya mirip dengan Dewan Tetua sekarang.” Liu Zhenhan tentu paham apa itu “Sidang Bersama”.
“Empat ras besar Bimon sebelum Perang Dewa dan Iblis, status semua ras setara. Namun peperangan yang terlalu dahsyat telah menghabiskan sebagian besar ras Bimon. Seperti yang kau tahu, Kerajaan Bimeng saat ini sebenarnya dikuasai oleh ras binatang belaka.” Tuan Mourinho menggigit cerutu sambil melirik Liu Zhenhan: “Kompetisi Mahkota Duri Raja yang diadakan setiap sepuluh tahun, sebenarnya hanya menjadi permainan antara Suku Rhein dan Suku Harimau. Kedua ras ini kekuatannya terlalu seimbang. Inilah yang menciptakan situasi sulit - baik ras Harimau maupun Singa yang berkuasa, pihak lain pasti tidak akan sepenuhnya tunduk! Kuil yang awalnya netral, kini menjadi anak timbangan Dewan Tetua dalam menyeimbangkan kekuasaan. Ini mustahil terjadi di era ketika empat kepala suku berunding bersama. Kuil harus tetap menjadi tempat suci, sama sekali tidak boleh terlibat urusan duniawi. Jangan terkecoh oleh kata-kata indah Borgkamp. Jika lima tahun lagi ras Harimau berhasil merebut Mahkota Duri dan tahta raja, maka posisi Imam Agung Jubah Merah pasti akan dipegang manusia singa Suku Rhein, sama sekali tidak mungkin jatuh ke tanganku.”
“Bahkan dengan status Kepala Suku Bordir pun tidak bisa merampasnya?” Liu Zhenhan mengerutkan bibir: “Di antara para pendeta kerajaan saat ini, sungguh tidak ada yang lebih unggul darimu! Baik Suku Rhein maupun Harimau, pasti tidak ada pendeta yang lebih hebat dari Paduka!”
"Setiap Medali Medusa yang digunakan oleh Pendeta kami, saat dicor telah dicampur dengan bijih emas bintang. Tapi untuk membuka ruang dimensi hibernasi, masih harus menggunakan 'Lagu Barrier Hibernasi Natasha yang Tertidur' sebagai penguatan. Tahukah Anda, siapa satu-satunya Pendeta di Kerajaan saat ini yang bisa menggunakan Lagu Perang tingkat Imam Utama ini?" Tuan Mourinho menunjuk hidungnya sendiri: "Selain saya, hanya Guru Milu dari Dua Belas Imam Utama. Tidak ada satu pun lencana pendeta yang dibuat oleh Yang Mulia Bulat."
"Awalnya tidak tahu, sekarang setelah Anda katakan jadi tahu." Liu Zhenhan tertawa.
"Tanpa dukungan saudara sebangsa, perkataan kita takkan didengar." Imam Utama Angsa menghela napas: "Saat Pertempuran Udara Tennessee, jika ras Bordir kita masih memiliki setidaknya satu pasukan Manusia Elang Gold, mungkin nasib kami takkan sepedih ini. Sebagai penguasa wilayah barat daya, namun suku bawahan Ostrit burung unta malah ditempatkan di perbatasan barat laut! Coba pikir, apa makna dan nilai sebenarnya dari tiga suku bawahan Smail kami?"
"Bagaimana dengan Medusa? Mereka dulunya bangsawan turun-temurun, kepala suku air! Kini kembali, meskipun di bawah komando Anda, jika Raja dan Dewan Tetua mengakui status mereka, apa yang akan Anda lakukan?" Liu Zhenhan meludahkan potongan bambu yang dikunyahnya ke tanah.
“Sebenarnya suku air lebih beruntung daripada kita, setidaknya masih tersisa sekelompok manusia katak Zuodanu dan manusia kura-kura Model, ditambah manusia berang-berang air Mintel dan puluhan manusia buaya Cardiel. Tapi sekarang dua formasi utama sudah bergabung dengan suku Smyer kita. Meskipun Medusa kembali, paling-paling hanya akan dialokasikan beberapa sub-suku Bimon kecil yang tidak signifikan. Baik Dewan Tetua maupun raja, tak ada yang mau mengganggu tatanan yang ada. Jadi Medusa tetap harus bergantung pada bangsawan tinggi." Murinio mengangkat alisnya yang elegan: "Aku tahu kau ingin tahu dari mana asal Medusa ini. Jujur saja, mereka bukan temuan baru. Mereka sudah bergabung denganku sejak lama. Ketika aku menemukan Cui Beixi yang masih berupa telur ular bertahun-tahun lalu, sekaligus menemukan Medusa ini."
"Bukankah seluruh klan Medusa menghilang secara misterius dulu?" Sifat Liu Zhenhan yang suka gossip tiba-tiba muncul: "Kehilangan mereka sangat misterius. Sepertinya mereka tidak gugur semua dalam Perang Darat-Laut, tapi menghilang dalam semalam. Ada rahasia apa di balik ini? Kabar burung sekarang sangat mistis. Ada yang bilang mereka menghilang 1000 tahun lalu, ada yang bilang 2000 tahun. Setelah Pertempuran Hyjal, data sejarah kita banyak yang hilang, sampai aku bingung harus percaya siapa. Menurutmu, apakah Medusa ini..."
“……Apakah mereka juga berkhianat secara massal seperti manusia kelelawar dari klan Wallenpol?” Liu Zhenhan menatap mata Murinio, kepalanya perlahan mengepal: “Medusa dan Naga Laut terlihat hampir identik, dalam Perang Darat-Laut, para Naga Laut ini juga ikut berperang, dan kerajaan laut mereka sangat dekat dengan area pertahanan Medusa.”
Napas Liu Zhenhan mulai terdengar berat, ia mengamati setiap perubahan ekspresi pada wajah Imam Utama Angsa dengan cermat.
“Benar-benar ide yang kau punya!” Murinio tersenyum tipis, "Mengapa Medusa menghilang secara misterius, mana mungkin aku tahu rahasia di baliknya! Dulu ketika menemukan para Medusa ini, mereka berada di Rawa Senja. Rawa Senja bukan hanya wilayah yang sangat luas, tapi juga dipenuhi rawa air dan aspal, rumput raksasa Artemisia tumbuh setinggi pohon, ditambah kabut beracun yang berkeliaran, kondisi hidrologi dan topografi sangat kompleks. Kalau bukan karena aku memiliki phoenix sebagai peliharaan magis terbang yang kuat, mustahil untuk masuk lebih dalam. Saat itu sekelompok Medusa tinggal di tepi teluk dalam di kedalaman rawa-rawa, total sekitar dua puluh ribu orang. Sekelompok penduduk asli rawa bangsa Setes menyerang mereka tiba-tiba dan merampas banyak telur bayi. Aku membantu mereka, dan saat itulah aku menyelamatkan Cui Beixi. Untuk menemukan dan membuka jalan aman, aku menghabiskan hampir sepuluh tahun, menyuruh para penyihir bawahan menggunakan gulungan sihir kembali berukuran besar, sedikit demi sedikit memindahkan mereka dari kedalaman rawa ke danau raksasa dekat wilayah Smail. Sebenarnya aku tidak ingin mengungkapkan urusan mereka, khawatir akan menimbulkan keresahan yang tidak perlu."
“Apa maksud 'keresahan yang tidak perlu'?” Liu Zhenhan terus mendesak.
"Mereka adalah kelompok orang sial yang diasingkan oleh bangsa Medusa bertahun-tahun lalu, berkembang biak perlahan hingga mencapai skala sebesar ini. Pengasingan mereka adalah urusan internal bangsa Medusa, sehingga tidak diketahui dunia luar. Ini tebakanku, karena para Medusa sendiri juga menyembunyikan sejarah ini." Tuan Mourinho menghela napas pelan: "Mengapa ini disebut hasil tebakanku? Aku bisa memberitahumu jawabannya - semua Medusa yang kau lihat sekarang, termasuk Cui Beixi, adalah keturunan Medusa berkepala dua. Di wilayah kekuasaanku, masih banyak keturunan pelukis ular. Bisa dipastikan, saat bangsa Medusa mengasingkan orang-orang sial ini, tepat sebelum mereka menghilang secara misterius."
"Sial!" Liu Zhenhan tertegun.
Mengasingkan orang-orang sial bukan hal baru di kalangan Bimon. Delapan Penjelajah Jiwa Suku Berbual yang tinggal di "Cincin Tuan Tanah Kematian" milik Liu Zhenhan adalah contohnya. Di permukaan, mereka pasti sudah dibakar Api Pengorbanan atau diusir ke hutan terpencil. Kepala suku kijang hutan Tang Jin yang baik hati memperlakukan mereka seperti itu karena selama pertempuran sengit bertahun-tahun, para Penjelajah Jiwa selalu membantu kaum kijang hutan dengan setia. Namun bahkan di bawah tanah, suku banteng tetap menolak hidup bersama mereka.
Karena mereka adalah Orang-orang banteng dalam bentuk non-normal, bentuk keberadaan mereka telah melampaui pemahaman duniawi, sehingga pengembaraan di padang gurun menjadi satu-satunya jalan keluar bagi mereka.
Bangsa Medusa memiliki fenomena reproduksi yang sangat aneh. Setelah telur bayi mereka menetas, terkadang muncul manusia ular dengan satu tubuh dan dua kepala. Fenomena ini juga kadang terjadi pada ras-ras Bimon lainnya, dalam istilah umum disebut janin cacat. Namun pada ras Bimon lain, bayi berkepala dua tidak akan bertahan hidup lebih dari tiga hari. Berbeda dengan Medusa, bayi berkepala dua mereka tidak hanya bisa hidup, tapi juga tumbuh sehat seperti manusia normal.
Manusia ular berkepala dua merupakan fenomena unik yang melampaui batas pemahaman. Semua ras Biman termasuk Medusa sendiri tidak bisa menerima saudara dengan dua kepala. Yang lebih parah, kelainan reproduksi bangsa Medusa tidak hanya terbatas pada ini. Setiap pasangan suami-istri ular yang melahirkan telur bayi pada hari Paskah setiap tahunnya, cangkang telur tersebut akan dipenuhi pola dan motif warna-warni layaknya telur hias.
Telur bayi berwarna-warni seperti ini akan menetas menjadi Medusa tanpa ekor. Mereka memiliki sepasang kaki seperti ras Bimon lainnya. Medusa bentuk non-normal ini juga bisa tumbuh dengan subur.
"Menambahkan kaki pada ular", tepat menggambarkan mereka.
"Keturunan orang-orang sial ini, mereka... maksudku..." Liu Zhenhan tiba-tiba bingung memilih kata-kata yang tepat, tangannya terus-menerus membuat gerakan isyarat.
"Kemungkinan telur bayi pasangan Medusa berkepala dua menetas menjadi Medusa berkepala dua sebenarnya sangat kecil, mayoritas tetap Medusa normal. Tapi keturunan dari pasangan Lukis Ular pasti memiliki kaki. Dari bawahan Medusaku, sekitar tujuh ribu orang adalah Lukis Ular berkaki. Aku sengaja tidak membawa mereka ke sini, takut kalian ketakutan, juga khawatir para bangsawan Kerajaan akan banyak omong kosong." Murinio tahu pertanyaan yang ingin diajukan Liu Zhenhan.
"Aku sebenarnya tidak terlalu takut. Dibandingkan ekor, justru lebih mudah menerima Bimon berkaki." Liu Zhenhan tertawa terkekeh, "Dengan penjelasan ini aku jadi paham. Kalau begitu, seharusnya tidak sulit bagi Anda untuk mendapatkan hak suara di kursi dewan bersama."
"Begitulah." Tuan Mourinho tersenyum, "Tapi sekarang kita harus perluas kekuatan dulu. Bukankah sudah kukatakan? Tanpa pasukan inti, perkataan tidak akan memiliki bobot."
"Anda tenang saja, rahasia ini hanya akan tetap kuketahui. Sebagai rival, kita bersaing untuk menentukan siapa Pendeta andalan nomor satu Kerajaan Bimeng." Dalam hati Liu Zhenhan mengejek, omong kosong dewan bersama, intinya cuma mau merdeka secara terselubung, menjadi Dewata Erlang yang mengikuti perintah tapi tak tunduk pada titah.
Saat Murinio hendak berbicara, suara "Boom~" yang keras menyambar memalingkan perhatian dua Pendeta andalan berbeda generasi itu.
Yitiao sedang berkelahi dengan beberapa prajurit Medusa.
Bab 181: Ular Raksasa Menelan Gajah
Meski tubuhnya penuh luka, Yitiao tak ragu bertindak. Dua prajurit ular raksasa Bangsa Medusa yang bertubuh kekar diayunkan ekornya ke tunas tanah merah. Ranting wisteria bergetar hebat mengeluarkan suara gemuruh. Saat mendarat, ekor dan jari-jari prajurit ular itu menggaruk liar, terlilit ranting dan bunga wisteria sebelum terjatuh.
Orang-orang sekitar tertegun memandang mereka. Beberapa penari ayam Suku Kekyin tertawa terkekeh dengan genit.
Dua prajurit ular raksasa lain yang awalnya hanya berpangku tangan, tersenyum menanti aksi dua rekannya menghajar si buruk rupa berwajah lepuhan itu. Situasi berubah drastis saat dua prajurit setinggi lima meter itu justru diangkat ekornya seperti karung pasir dan dilempar. Melihat ini, dua prajurit segera menghunus pedang panjang di pinggang, bersiap menerjang. Tiba-tiba dua pedang lebih panjang telah ditempatkan di leher mereka.
"Fatty Luo dengan dua pedang hitam mistis di kedua tangannya mengarahkan ujungnya tepat ke tenggorokan tujuh inci dua prajurit ular raksasa. Meskipun pedang generasi ketiga ini belum diasah, ujung tajamnya tetap menembuskan hawa dingin melalui kulit, menciptakan bulu kuduk di leher kedua prajurit ular itu.
Kedua prajurit ular raksasa itu menghentakkan ekor mereka ke belakang. Kemunculan kedua pedang ini terlalu misterius. Mereka hanya melihat bayangan hitam raksasa yang penuh tekanan menghadang di depan. Melaju lebih jauh justru seperti menabrak mata pedang. Untungnya Medusa berjalan dengan ekor, sehingga kekuatan otot perut kaum ular lebih unggul. Dengan pengereman darurat, mereka selamat tanpa cedera.
"Minggir!" Fatty Luo menyimpan satu pedang, menyisakan satu yang lain untuk menunjuk dua prajurit ular bodoh itu. Sorot matanya bagai angin utara yang menggelinding di mata pedang. Tatapannya pada mereka seperti gajah yang menatap pisang.
Sebarisan prajurit Feilengcui berdiri perlahan dari kursi mereka, mata penuh ancaman. Kelompok besar Raksasa Typhoon dan Prajurit Kijang yang baru turun dari Bukit Merah tertegun menyaksikan pemandangan ini.
Duncan memegang pilar totem logam yang tadinya dipanggul di bahunya. Kepala pelayan penguin segera melambaikan tangan pada mereka, menyelinapkan mereka ke kantin besar di bawah Bukit Merah saat tak ada yang memperhatikan.
"Pergi semua dari sini!" Fatty Luo mengeluarkan pedang besar bersarung, menodoskannya ke dada dua prajurit ular raksasa hingga mendesak mereka mundur langkah demi langkah. Kemarahan di wajah prajurit itu belum sempat meledak, sebuah pedang melengkung tiba-tiba menyambar dengan bunyi metalik "zheng-zheng", membuka sarung pedang Fatty Luo dan menancap miring di tanah.
Ini adalah pisau melengkung berbentuk ular dari logam langka. Bilah sepanjang 1,5 meter dihiasi pola karbon yang mengalir lancar. Gagang kuningan dibalut kulit ular dengan teknik lilitan khusus. Di punggung bilah berkilauan tersemat deretan cincin tembaga seperti anting-anting, bergemerincing "cā-cā" saat menghunjam tanah.
Seorang prajurit Medusa dengan janggut kuning di dagunya melangkah keluar dari kerumunan. Tubuhnya yang kekar setinggi lebih dari dua meter dipadati sepasang mata yang luar biasa besar, memancarkan ketenangan dan kewibawaan seorang ahli. Kepala gundulnya yang dicukur bersih dihiasi potongan rambut punk mencuat seperti mata sekop. Di pergelangan tangannya terpasang sepasang pelindung besi bersisik, di pinggang tergantung pedang perang berhulu kuningan dan sarung kosong. Zirah kulit kura-kura rawa hitam yang dikenakannya menampakkan kepala buas yang terbelah rata oleh pedang tajam, membentuk dua bahu baju zirah alami yang menjuntai di kedua pundaknya. Serpihan tulang putih di kepala kura-kura itu berkilauan bak dinginnya mata pedang yang menyapu udara.
Mata Fatty Luo menyempit. Tulang-tulang tangan prajurit ular di hadapannya menonjol, urat punggungnya tampak jelas, pelipisnya menggembung tinggi - tanda jelas seorang ahli pedang.
Ia sudah mengenali siapa Medusa di hadapannya ini.
Meski gelar Jago Pedang di Kerajaan Bimeng secara resmi dipegang oleh mantis dari Klan Hijau, bangsa ular berkulit kuning dari Medusa juga tak kalah mahir dalam seni pedang. Masyarakat menjuluki mereka dengan sebutan yang tepat - "Pedang Penembus Gunung"!
“Ilmu pedang mereka dikabarkan bisa menyembunyikan pedang sambil memenggal lehermu, sehingga pedangmu hanya bisa ditarik sebagian dari sarungnya. Berbeda dengan ilmu pedang Klan Hijau yang menggabungkan serangan dan pertahanan, 'Ilmu Pedang Gunung' murni mengandalkan kecepatan untuk menyerang, bagai Angin Melewati Lancang.”
Andai jumlah Jago Pedang Medusa ini tidak terlalu sedikit, pastilah mereka bisa bersaing dengan Jago Pedang dari Green Party di masa lalu.
Fatty Luo mencabut sebilah pedang perang dengan gerakan terbalik, melemparkannya seperti lembing ke arah Medusa berleher kuning ini. Kekuatan suku Mammoth memang diakui dunia, meski kemampuan Fatty Luo termasuk biasa di antara mereka, tapi tetap jauh melampaui ras lain.
Pedang besar yang dilemparkan ini tampaknya tidak menggunakan tenaga berlebihan, tapi setelah melesat melewati api unggun, suara "swish" terdengar saat api hampir padam tersapu ke tanah, menunjukkan kekuatan pergelangan tangan Fatty Luo.
Dentuman "clang" bergema saat kilatan putih menyambar di depan Medusa berleher kuning. Di antara gemerincing cincin tembaga, pedang yang dilemparkan Fatty Luo terpental membentuk dua setengah lingkaran di udara sebelum menancap di tanah, bilah berkilau berpola awan tenggelam separuh dalam tanah.
Sorot mata dingin memancar dari Medusa berleher kuning. Pedang panjang di pinggangnya masih tersarung rapi, seolah tak pernah terhunus.
"Beberapa Pendeta Medusa dengan wajah marah mengeluarkan lencana peliharaan, memancarkan sinar dan memanggil peliharaan magis mereka. Nedved dan Cui bersama-sama melompat ke atas meja, anak panah panjang terpasang di busur penuh. Sementara itu, Pendeta Harimau Putih dan prajurit Biao hanya berdiri menyaksikan dengan ekspresi acuh tak acuh."
"Bahkan orang bodoh seperti Count Garnett pun menyadari bahwa dua kelompok Bimon ini telah lama menyimpan permusuhan tersembunyi, hanya bersatu secara lahiriah tapi tidak sepenuh hati."
"Jurus pedang yang hebat!" Liu Zhenhan membuka jubahnya dan bersama Tuan Mourinho berdiri di depan lingkaran besar Bimon, saling berhadapan.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Imam Utama Angsa mengerutkan alisnya sambil memandang semua Medusa satu per satu: "Apa yang kalian lakukan? Apakah Olimpiade Pendeta diadakan lebih awal?"
"Dia terus menerus menatap Nona Feiwenli! Matanya tidak berpaling sejak awal sampai sekarang!" seru seorang Prajurit Ular Raksasa dengan amarah. Prajurit Ular Raksasa yang termasuk pejuang terkuat klan Medusa ini baru saja sadar dari tekanan aura Mammoth pahlawan kuat, ketika pihak berwenang tiba-tiba datang menekan. Bagaimana mungkin ini tidak membuat mereka merasa malu dan marah?"
Liu Zhenhan memeluk lengannya, menatap Yitiao. Tatapan Yitiao menghindar darinya, melirik ke arah lain. Gud yang duduk di sampingnya sedang memberi makan Guo Guo. Pantat kecil Guo Guo bergoyang-goyang saat makan. Mata Gud melayang ke arah Vivien Leigh itu. Seorang prajurit Panda menusukkan tombak bermata ke meja di depannya.
"Ada apa dengan kalian semua?" wajah Cui Beixi memerah sambil memandang sekeliling. Ekspresi Gud dan Belami membuatnya merasa asing. Sesekali kilatan menakutkan muncul di mata mereka, membuat Huan Bei Qian gemetar.
"Apakah kalian lupa satu hal? Kalian adalah saudara sebangsa! Kalian tetangga!" Tuan Mourinho memandang dua Jago Pedang yang masih saling berhadapan dengan geram: "Hanya karena hal kecil begini, kalian menghunus pedang pada sesama saudara?"
Mendengar hardikan Imam Utama, Fatty Luo dan Medusa berleher kuning segera membungkuk memberi hormat. Tapi pandangan mereka masih saling menantang.
"Tuan, tidak apa." Liu Zhenhan menghentikan teguran Tuan Mourinho sambil tertawa: "Prajurit Bimon memang harus punya nyali. Menurutku pendekar Medusa ini cukup hebat. Pengawalku ini ahli ilmu pedang, bagaimana kalau mereka adu jurus? Jika kami menang, kami boleh terus menonton. Jika kalah, kami tak akan lagi mengganggu nona cantik ini. Setuju?"
“Trezeguet, berani tidak kau menerima?” Tuan Mourinho menatap tuan tanah Medusa Trezeguet dan bertanya.
“Berkelahi pun tak masalah.” tuan tanah Kota Pemotong Giok tersenyum tipis, melambaikan tangan ke beberapa Pendeta Medusa di sampingnya. Para pendeta muda itu melirik sinis ke Liu Zhenhan sebelum menyimpan Peliharaan Magis mereka.
Mentor Cui Beixi membuka mulut beberapa kali, tapi akhirnya tetap tidak berkata apa-apa.
Dua Jago Pedang itu serentak menunjukkan ekspresi semangat dan keinginan untuk bertarung saat mendengar perkataan pihak atasan.
Fatty Luo melepas sarung tangan Cakar Shaman dan zirah kulit ular Fei Wenli-nya, memperlihatkan jaringan bekas luka dan otot berotot yang menonjol. Sabuk kulit macan tutul perunggu selebar satu jengkal mengikat lima pedang besar berkilauan dan kipas lipat logam. O'Neill menangkap sarung pedang kosong yang dilempar jauh-jauh oleh Fatty Luo.
Medusa berjanggut kuning berjalan perlahan ke pedang besar berhulu kuningan yang tertancap di tanah. Ia mencabut senjata itu lalu menyelipkannya kembali ke sarung di pinggang. Jari-jarinya menggaruk pipi dan mengusap kumis kuningnya sebelum kedua telapak tangannya diremaskan, menghasilkan bunyi "kletek-klotek" seperti kacang meletus dari ruas-ruas tulangnya.
"Dua Jago Pedang Bimon saling berjarak lima yard, berputar membentuk lingkaran, menendang semua benda tidak berguna di sekitar. Mereka melangkah maju dengan kuda-kuda kokoh, berdiri tegak. Napas keduanya panjang dan tenang, hanya sesekali sorot mata mereka memancarkan kilau tajam."
"Melihat ada keramaian, Pangeran Garnett langsung bersorak, bertepuk tangan dengan riuh. Tuan Mourinho melototinya, membuat bangsawan manusia serigala itu menelan tawa yang tersisa, berubah menjadi senyum kecut."
"Yong Beili adalah pendekar pedang nomor satu di antara Medusa. Apa kau perhatikan cincin tembaga di pedang besarnya? Itu dipasang dengan rasio khusus pada bilah untuk penyeimbang berat. Dengan tuas gravitasi dari cincin ini dan gaya pedang, zirah berat bisa ditembus dengan mudah." Mourinho tersenyum tipis, menatap Liu Zhenhan: "Ini pertama kalinya aku melihat prajurit Elephanten menggunakan pedang. Menurut postur, gada kota seharusnya lebih cocok untuk mereka."
"Aku heran, bagaimana manusia ular itu bisa menangkis lemparan pedang tadi dengan kekuatan seperti itu?" Liu Zhenhan mengerutkan alis.
"Setiap benda terbang memiliki titik keseimbangan. Hancurkan itu, maka lintasannya akan berubah." Mourinho menghisap cerutu dengan anggun, "Tidak hanya benda terbang. Segala sesuatu sama - begitu keseimbangan dirusak, bahkan tanpa tenaga tambahan, ia akan runtuh sendiri. Prinsip ini diketahui jelas oleh setiap prajurit elite Kerajaan."
Liu Zhenhan mengangguk penuh pencerahan. Ucapan Imam Utama Angsa mengingatkannya pada pertarungan melawan ksatria naga Lampard dulu. Lampard juga menggunakan teknik berputar di tempat untuk menetralisir kekuatan fisik Lao Liu yang dahsyat. Jika tidak berhasil didekati oleh Lao Liu, akibatnya sulit diprediksi.
Satu merusak keseimbangan, satu lagi menyebarkan tenaga. Keduanya adalah metode brilian menggunakan teknik untuk mengimbangi kekuatan.
Dewa Perang memang adil! Pikir Liu Zhenhan.
Diskusi dua Imam Raja Langit tidak mengganggu latihan dua pendekar pedang. Setelah mengatur posisi awal pedang, kedua Jago Pedang itu dengan hati-hati menunggu serangan lawan sambil mencari kelemahan. Tampaknya keduanya sangat berhati-hati dan berpengalaman, langsung mengenali level lawan sehingga tidak ada yang memulai serangan.
Jago Pedang Berat Feilengcui Fatty Luo telah menghunus pedang besarnya, memegang gagang pedang terbalik dengan bilah dingin menempel di lengan. Posisi salib - ini adalah jurus awal Green Party yang asli. Di pinggangnya masih tersisa enam pedang bersarung, membuat penampilannya mengerikan.
Pendekar pedang Medusa kuning Yong Beili terlihat jauh lebih anggun. Badannya menyamping dan memutar kepala hingga belakang kepala menghadap Fatty Luo. Kedua tangannya erat mencengkeram sarung pedang di dekat mekanisme pegas, dengan pedang masih tersimpan. Gerakan ini saja sudah menunjukkan kepercayaan diri yang luar biasa.
Meski tidak menghadap langsung ke arah Rodman, Medusa Jago Pedang Yong Beili tetap bisa menangkap pergerakan Fatty Luo dengan ketajaman luar biasa, memutar posisinya dengan lincah tanpa celah.
Aura perkasa yang dipancarkan dua ahli pedang bagai dua bilah pedang besar nan tajam, menekan sekeliling hingga sunyi senyap.
Setelah jeda singkat, Fatty Luo akhirnya tak tahan lagi menjadi yang pertama bertindak. Melompat maju, dengan teknik cabut pedang andalan tangan kirinya, ia menyambar cepat seperti kilat dari bawah ke atas ke arah tengkuk Medusa sang ahli pedang. Dentang dua kali nyaring terdengar, sang lawan tetap membelakangi Fatty Luo sambil mencabut sarung pedang, menangkis serangan dengan pangkal pedangnya.
Teknik cabut pedang ini merupakan jurus setengah ciptaan Fatty Luo, tak hanya cepat tapi juga penuh tenaga. Dengan kekuatannya, bahkan baju baja lapis dua bisa terbelah sekaligus. Kecepatannya pun mampu membelah lalat kerbau di udara.
Di bawah benturan kekuatan dahsyat, Medusa ahli pedang Yong Beili tidak terlempar seperti dugaan orang. Ia berputar bagai gasing marah, meninggalkan jejak dalam di tanah. Badannya yang miring akhirnya menghadap Fatty Luo, kilatan pedang murka menyambar seratus kali lebih cepat dari gerak tubuhnya, menyabet tepat ke wajah Fatty Luo.
Seni bela diri pengejar angin dari Green Party menekankan keseimbangan antara serangan dan pertahanan. Jago Pedang dari Green Party menggunakan pisau tulang alami lipatan, sedangkan gaya awal Fatty Luo yang memegang gagang pedang terbalik juga meniru mereka. Pegangan terbalik ini berfungsi ganda sebagai pelindung pergelangan tangan, memungkinkan pertahanan sekaligus serangan. Dengan putaran pergelangan tangan yang tepat, pedang besar yang melesat ini berhasil ditangkis. "Pedang Gunung" benar-benar sesuai namanya. Andai reaksi Fatty Luo sedikit lebih lambat atau dia tidak memegang pedang besar, pastilah dada Fatty Luo sudah terkoyak.
Medusa Yong Beili sebenarnya memiliki dua pedang. Serangan pertama hanyalah umpan, jurus mematikan yang sesungguhnya adalah serangan kedua yang lebih cepat. Kilatan pedang seperti semburan kain sutra menyambar mendahului, menusuk horizontal ke arah pusar Fatty Luo.
Berbeda dengan konsep "serangan pertama mematikan" yang dianut pendekar pedang cepat lainnya, serangan kedua Medusa Yong Beili lebih cepat, licik, dan mematikan.
Hidung panjang Fatty Luo akhirnya bisa digunakan untuk menghunus pedang. Meski kali ini pedang hanya terhunus setengah, cukup untuk membelokkan tusukan maut yang lurus ini.
Kedua pihak langsung mundur setelah gagal menyerang. Hidung dan kedua tangan Fatty Luo telah melancarkan tiga serangan sekaligus, sementara pedang ganda lawan telah kembali ke sarungnya tanpa terasa. Tubuh atletisnya masih membelakangi Fatty Luo, rambut punk emasnya berkibar ditiup angin malam, memancarkan aura keren yang tak tergambarkan.
Penonton di sekitar menyaksikan dengan jantung berdebar-debar. Kilatan pedang yang silih berganti dengan gesit, setiap tebasan nyaris mengenai bagian vital. Para penonton sejenak terpukau oleh pertarungan yang disebut "pergulatan" ini, namun sesungguhnya penuh bahaya mematikan.
Prajurit pedang Medusa Yong Beili tidak lagi bertahan menunggu serangan. Sebelum para penonton sempat menarik napas, tubuhnya melayang mundur dengan langkah-langkah kecil teratur, mendekati Fatty Luo. Dengan postur tubuh yang separuh lebih pendek dari prajurit mammoth, pedang besarnya berdering "cring-cring" seperti gunting bersilangan. Tanpa menoleh, tebasan licin dan presisi itu menyambar kedua kaki Fatty Luo.
Dengan kelincahan yang tak lazim untuk postur tubuhnya, Fatty Luo melakukan salto ke atas. Bayangan raksasanya menutupi langit saat melayang di atas kepala prajurit Medusa. Tiga bilah pedang besar di tangannya terbalik menusuk ke bawah, bagaimana tiga bajak yang menyapu ubun-ubun Yong Beili.
Yong Beili dengan gesit menerjang sambil berguling ke depan, menghindari tiga pedang pemenggal. Dua pedang ganda di tangannya membentuk busur cahaya. Menggunakan momentum inersia, punggung pedangnya menghantam bilah pedang Fatty Luo yang mulai kehilangan tenaga. Dentang "dang!" menggema. Fatty Luo mendarat dengan gemuruh, pedang yang semula melingkar di hidungnya telah lenyap.
Sebilah pedang besar yang jernih seperti air musim gugur tertancap miring di depannya, tidak terlalu jauh.
Tuan Mourinho menunjukkan ekspresi puas diri, menyipitkan mata sambil menatap Liu Zhenhan dengan senyum mengejek.
Pada pertarungan pertama, Fatty Luo mengeluarkan tiga serangan pedang sekaligus, namun lawan hanya menggunakan dua pedang untuk menangkis serangan kilatnya.
Dalam pertarungan kedua, Fatty Luo kehilangan satu pedang besar saat lawannya menggunakan dua punggung pedang untuk menghantam pisau belalai yang sudah kehabisan tenaga. Meskipun terkesan licik, kemampuan menangkap momentum pertempuran ini telah menentukan hasil ujian.
Menurut aturan pertandingan, memang begitu.
"Teruskan melihat, pertunjukan baru saja dimulai." Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
Dua Jago Pedang dengan postur tubuh berbeda jauh kembali bertabrakan. Kali ini keduanya mengeluarkan jurus mematikan - Fatty Luo yang menggunakan "Bayangan" mengeluarkan tiga sosok raksasa yang bersama-sama melancarkan "Angin Puting Beliung Pedang Menari", membentuk tiga gulungan perak raksasa seperti gasing, lalu melompat ke udara untuk menghantam Jago Pedang Medusa Yong Beili.
Yong Beili yang terkepung tiga "Angin Puting Beliung Pedang Menari" langsung memasuki Transformasi Liar. Rambut pirang punknya berdiri seperti sikat sementara delapan kilatan pedang menyambar ke segala arah menuju tiga Fatty Luo dan bayangannya yang terkepung angin pedang.
"Pertarungan Malam di Segala Penjuru!" Teriakan beberapa biksu Green Party bergema, dentingan pedang "ting-ting tang-tang" terus bersahutan. Dua bayangan punah seketika. Yong Beili Jago Pedang Medusa melesat menjauh dengan momentum dahsyat, membungkukkan tubuh di udara. Kedua pedangnya menyentak tanah, menyemburkan debu sementara tubuhnya melayang lebih tinggi menghindari radius sapuan pedang tarian.
"Badai Pedang Menari" Fatty Luo yang menyapu debu nyaris meleset dan membahayakan penonton. Jurus ini mengandalkan kesinambungan momentum. Begitu terhenti, mustahil bagi Jago Pedang pengguna kekuatan pikiran untuk langsung mengulanginya.
Dengan kata lain, jurus andalannya telah dipecahkan.
Yong Beili tak sekadar mematahkan jurus tarian pedang Fatty Luo. Di udara, dia seperti layang-layang kertas yang berputar pada poros tubuhnya. Dua pedang besar berputar bagai kincir angin raksasa, menghujam ke bawah seperti bilah mesin penggiling daging. Kilatan pedang dingin menyambar ubun-ubun Fatty Luo.
Kilauan pedang yang gemilang laksana bunga pir bermekaran, putih bersinar sejenak sebelum layu dalam keindahan puncaknya.
Serangan yang megah ini tidak membuat Fatty Luo gentar. Saat tiga pedang menyambar bersamaan, kedua pedang besar tiba-tiba terjepit kencang. Belalai mammoth yang melilit pedang terasa kosong tanpa tenaga. Dentuman "Ming Zi" seperti sobekan kain pecah, dua pedang berpommel tembaga melayang ke kedua sisi. Sebuah zirah kulit kura-kura hitam yang terbelah dua menghujam ke kepala Fatty Luo.
Semua orang kecuali Fatty Luo menyaksikan Medusa Jago Pedang Yong Beili berputar cepat di udara seperti air terjun pedang. Saat hampir menghujam ubun-ubun Fatty Luo, tubuhnya tiba-tiba mengerut. Dua pedang terlepas, ekor ular raksasa melilit pilar tunas tanah merah. Seperti ular yang berganti kulit, ia melepaskan belenggu zirah kulit. Tubuhnya menyusut drastis, meluncur mengikuti inersia menyentuh tanah. Ekor yang melengkung mendorongnya seperti busur silang kencang yang melesat menyusur tanah menuju Fatty Luo yang melindungi kepala dengan tiga pedang. Bersamaan dengan pedang dan zirah yang dihancurkan Fatty Luo, kedua tangan Yong Beili menegang lurus, bersilang dan bergesekan, menyambar kedua kaki Fatty Luo.
Setelah gesekan silang itu, dari tepi punggung tangan hingga lengan, semua sisik baja terbalik pada pelindung pergelangan tangan berdiri tegak membentuk dua bilah pedang berkilauan. Kilau sisiknya berwarna biru tua yang mematikan!
Tak ada yang menyangka pelindung pergelangan tangan bisa memiliki mekanisme seperti ini!
Fatty Luo sudah mengeluarkan tiga pedangnya. Meski pahanya dilindungi baju zirah lunak dan memiliki kulit sekeras batu alami, semua ini tetap rapuh seperti kertas di bawah pedang prajurit Medusa tingkat tinggi. Suku Medusa ahli dalam racun. Cukup satu pembuluh darah terluka oleh mereka, racun ular rahasia Medusa bisa menjatuhkan prajurit Bimon dengan kekebalan racun super dalam tujuh langkah.
Sebelum teriakan penonton keluar, perut besar Fatty Luo yang masih mengangkat kedua tangannya tiba-tiba mengempis membentuk lingkaran dalam tipis, nyaris menghindari tepian dua bilah pedang tangan yang bersilangan. Bersamaan itu, dagunya menyentak keras. Cambang kepang sepanjang 3 meter di dagunya seperti cambuk besi menghantam "pedang tangan" Jago Pedang Medusa. Dengan suara "prak!", Jago Pedang Medusa Yong Beili terlempar berguling ke samping, menghantam tanah hingga membentuk lubang besar. Dalam debu beterbangan, sang Jago Pedang Medusa sudah bangkit berdiri setelah melakukan gulingan lincah.
Mammoth pahlawan kuat Rodman yang ototnya menggelembang berdiri dengan tiga pedang menyentuh tanah, memandang dingin ke arah Jago Pedang Medusa ini.
Tiga kepang cambang yang menjadi kebanggaan Fatty Luo sebagai ciri khas suku Mastodon kini telah terurai menjadi jenggot berantakan. Ujung jenggotnya terpotong rata, sementara cincin perunggu yang semula mengikatnya tergeletak terbelah dua di tanah.
Bab 182 Tujuh Pedang Berantai
"Medusa Jago Pedang Yong Beili" serangan tangan pisau juga tercabik berterbangan menjadi serpihan sisik, pelindung pergelangan tangan berbahan baja sudah terkoyak meninggalkan bekas putih besar. Bilah-bilah sisik pedang masih tersisa di beberapa bagian, namun terlihat seperti sawah di tengah hujan musim gugur, ambruk dan terpelintir.
Semua mammoth pahlawan kuat dipenuhi bulu panjang. Meski setahun lalu dicukur, pertumbuhan bulu mereka sangat lebat dan cepat. Saat ini Fatty Luo tidak hanya memiliki kuncir jenggot, tetapi juga kepang besar sepanjang pantat di belakang kepala. Tak ada yang menyangka bahkan jenggotnya bisa digunakan sebagai senjata balasan.
"Pertarungan Malam Delapan Penjuru, Gaya Sembunyikan Pedang!" Tawa Fatty Luo menggema di padang rumput, nada suaranya penuh kepuasan: "Benar-benar jurus pedang hebat! Pendekar pedang ulung!"
"Penerus Green Party malah berasal dari ras Elefen, ini semakin membuatku terkejut." Medusa Jago Pedang Yong Beili menyeringai dengan senyum tipis: "Tapi tetap masih kalah sedikit dariku."
Tawa Fatty Luo tiba-tiba terhenti mendadak, digantikan oleh kemarahan.
"Aku sudah menguasai semua taktik jurus pedangmu, kau pasti sudah kehabisan jurus sekarang?" Medusa Jago Pedang Yong Beili mendesis dingin, melepas ikat pinggang di pinggangnya, merentangkan kedua tangan dan mengibaskannya ke arah Fatty Luo.
Sabuk itu ternyata terdiri dari dua ular pipih yang masih hidup!
Dua ular hidup yang pipih seperti bilah pisau memiliki kepala segitiga yang kering dan rata. Tiba-tiba, mata mereka terbuka dengan warna merah yang jahat dan kilauan yang menyilaukan. Lidah ular panjang menjulur keluar-masuk dari mulut bertaring tajam. Sisik-sisiknya yang mengeripik seperti pisau cukur memancarkan kilauan dingin yang lebih redup dari baja, lebih dingin dari senjata. Tubuh ular yang meliuk-liuk bergerak lambat dengan bahaya yang mencekik.
"She Gu!" Seru Pendeta Harimau Putih Bergkamp yang menyaksikan, matanya menatap tajam ke Medusa Jago Pedang Yong Beili. Sorot matanya tak bisa menyembunyikan gairah, keinginan merekrut, dan harapan kuat untuk menjadikannya miliknya.
"She Gu" adalah teknik rahasia Dukun dari klan Medusa. Tingkat keberhasilannya sangat kecil, namun efeknya luar biasa besar.
Kelahiran "Ular She Gu" harus dilakukan oleh Dukun dengan menempatkan ribuan ular bayi yang baru menetas dalam guci berisi ramuan obat, lalu menguburnya selama tiga tahun. Ular-ular ini dipicu sifat buasnya oleh obat, sekaligus saling membunuh dan memakan satu sama lain karena kelaparan. Setelah guci dibuka, ular terakhir yang bertahan menjadi "She Gu" yang telah menyerap udara lembap dan nyali sesamanya, memiliki sifat buas tak tertandingi dan kekuatan tempur mengagumkan. Dukun Medusa kemudian memberinya umpan rahasia selama lima tahun hingga "She Gu" dewasa sepenuhnya - tubuhnya lentur tanpa tulang namun sekeras logam ajaib, plus beracun mematikan.
Di antara semua dukun ras Bimon, hanya Dukun Medusa yang memiliki kemampuan luar biasa ini.
Dua "She Gu" di tangan Medusa Jago Pedang Yong Beili jelas merupakan pedang hidup: tidak hanya lincah bermanuver, sisik di kedua sisinya setajam bilah pedang, bisa menyerang dengan taring beracun, dan kebal terhadap benturan senjata. Inilah senjata rahasia sejati sang Jago Pedang Medusa!
Yong Beili menggulung dua pedang yang menancap di tanah dengan ekornya. Dua "She Gu" langsung melilit bilah tajam tersebut, sisik kasar mereka menggesek mata pedang menghasilkan suraT gesekan menusuk, ditambah desisan lidah merah ular yang menciptakan suara hempasan angin. Pemandangan ini membuat betis dan gigi Count Garnett yang menyaksikan gemetar tak terkendali.
Mata Yitiao menatap dua "ular gu" ini, tanpa sadar menjilat bibirnya.
"Masih mau lanjut? Sekarang Yong Beili punya dua 'pedang ular gu' ditambah dua pedang perang total empat bilah, sementara prajurit mammoth cuma tiga bilah." Tuan Murinio menatap lurus ke depan, bertanya pada Tuan Tanah Feilengcui: "Pertarungan sia-sia tidak diperlukan. Sebenarnya tadi saat Yong Beili melepaskan ular gu dalam pertarungan jarak dekat, prajuritmu ini sudah kalah."
"Ini dianggap menang? Hei, dia tadi juga gagal masuk ke jarak dalam Fatty Luo, terlalu percaya diri dengan asumsi seperti itu? Lagipula, dia bukan pendeta, masa bisa melepaskan 'ular gu' hanya dengan niat?" Liu Zhenhan masih menyilangkan tangan, ekspresi meremehkan di wajahnya semakin jelas: "Lalu bukankah dia jadi tak terkalahkan di dunia ini?"
Rodman si Jago Pedang mammoth memang tak mengecewakan kepercayaan bosnya. Ia mulai mengeluarkan senjata rahasia andalannya. Dengan gerakan terbalik, dia menancapkan dua pedang besar ke tanah, lalu mencabut pedang pendek hitam dari pinggangnya. Kepang panjangnya diikatkan pada cincin emas di ujung rambut, menyambungkan ulir pada gagang pedang pendek dengan cincin tersebut. Kepang sepanjang pantatnya sekarang menggantung pedang pendek setengah panjang, terlihat aneh tapi garang.
Setelah siap, Fatty Luo tidak lagi memilih pedang dua tangan. Tangan kanannya mencabut sebilah pedang perang dari pinggang, setengah menempel di punggung tangan. Bilah pedang dan sorot matanya membentuk garis lurus, membidik Medusa Jago Pedang. Dua pedang yang tertancap di tanah sama sekali tidak ingin diambilnya kembali.
Pedang hidung, pedang kunciran, pedang tunggal di tangan. Fatty Luo tetap pantas menyandang julukan "Tiga Pisau". Yang tak dipahami orang lain: meski menggunakan senjata dua tangan, kini dia sengaja membiarkan tangan kiri kosong dan pedang besar terakhir di pinggangnya.
"Mengapa tidak mencabut pedang itu? Jika kau ingin mengalahkan empat teknik pedangku dengan tiga pisaumu, akan kubuatmu mengingat seumur hidup betapa mahalnya harga meremehkan lawan!" Medusa Jago Pedang menggeram, mata tiba-tiba menyala beringas. Kedua tangan mencengkeram pedang, ekor terangkat, tiba-tiba menerjang.
Menghadapi lawan dengan "Pedang Ular" yang meliuk di bilahnya, Rodman mengayunkan pedang panjang di tangan kanannya ke tanah. Pedang yang tertancap itu terpental membentuk "dayung pedang" berkilauan, melesat ke arah Medusa Jago Pedang.
Yong Beili menyilangkan kedua pedangnya menangkis "dayung pedang" itu. Pedang di tangan Fatty Luo menyentak, pedang perang lain yang tertancap di tanah terlempar ke udara.
Pedang hitam yang terpental dari tangkisan Yong Beili, dihadang oleh Fatty Luo dengan pedang panjang di tangan kanannya yang memutar bilah pedang yang terpental itu seperti gada berantai. Setiap orang yang melihatnya bahkan berhalusinasi seolah ujung pedang Fatty Luo memang memiliki "dayung pedang" secara alami.
Liu Zhenhan merasa ujung pedang Fatty Luo seganas baling-baling helikopter yang terpasang di sana.
Ujung pedang sepanjang dua meter lebih dengan "dayung pedang" yang berputar kencang di puncaknya, memaksa Jago Pedang Medusa Yong Beili yang sedang menyerbu mundur selangkah. Tepat saat itu, pedang yang dilempar Fatty Luo ke udara jatuh menghujam tulang ubun-ubun Jago Pedang Medusa.
"Sial!" Jago Pedang Medusa Yong Beili dengan sigap melakukan gerakan jembatan besi mundur. Pedang yang jatuh dari langit menyambar dadanya sebelum menancap di tanah.
Bersamaan dengan itu, seekor ular kobra melompat dari senjata Jago Pedang Medusa ke udara, menghindari "dayung pedang" dengan tubuh meliuk. Sisik-sisiknya terkembang, membuatnya melayang sebentar sebelum mencoba menerobos lingkaran pedang Fatty Luo dengan terbang pendek aneh, namun dihantam kembali oleh cambuk pedang yang menyambar dari samping.
Fatty Luo terus melemparkan "dayung pedang" yang berputar seperti perak busuk di ujung pedangnya ke arah Medusa Jago Pedang. Dengan langkah maju, pedang besar di tangannya menyapu ke atas, mengangkat pedang yang tertancap di tanah dan memutarnya kembali menjadi "dayung pedang". Kuncir pedang di punggungnya berputar horizontal dengan posisi setengah menyamping, menciptakan angin puyuh raksasa di tanah. Kuncir sepanjang 3 meter ditambah bilah pedang 1,2 meter mencakup seluruh area di depannya.
Dengan memutar spiral satu pedang perang untuk menggerakkan pedang besar lainnya, dadanya lebih menyerupai mesin penggiling daging daripada "dayung pedang". Pedang perang yang tergenggam di hidungnya tertarik ke posisi terdalam, membentuk tiga lapisan pertahanan yang jelas. Saat ini, Fatty Luo bagaikan gunung pedang.
Medusa Jago Pedang dua kali melemparkan "ular kundalini". Yang pertama sia-sia, sementara yang kedua berbelok lincah di udara, menembus putaran dayung pedang, namun gagal menembus pertahanan terakhir Rodman - ular kundalini itu ditangkis keras oleh serangan pedang hidung.
Sungguh luar biasa "ular kundalini" yang lentur tak bertulang namun lebih keras dari logam ajaib! Pedang perang tumpul itu seperti cambuk lalat yang menghantam seekor lalat besar, berhasil menjatuhkan "ular kundalini" namun tak mampu memutusnya. Di tanah, kepala segitiga "ular kundalini" itu memiliki lekukan besar, tapi tetap menunjukkan keganasan dan bergerak gesit.
"Siapa bilang aku cuma punya tiga pedang?" Rodman tertawa terbahak: "Coba hitung baik-baik, berapa banyak pedang yang kumiliki!"
Medusa Jago Pedang mana sempat menghitung, dayung pedang yang dilempar lawan itu berdaya besar dan berat, hanya bisa dipantulkan kembali, bukan dilontarkan jauh.
Meski agak licik, Yong Beili Medusa Jago Pedang terpaksa melemparkan ular kobra lainnya ke tanah. Lawan dari ras Mammoth di depannya bertubuh tinggi dengan pedang panjang, pertahanannya rapat, "ular kobra" pun tak bisa masuk sepenuhnya untuk menggigitnya.
Mengeluarkan "ular kobra" alih-alih menyimpannya di pedang sendiri jelas bukan gaya pendekar sejati, tapi cara ini lebih cocok untuk serangan terselubung dan relatif lebih aman bagi "ular kobra". Yong Beili cukup sadar diri, bahkan "ular kobra" sekalipun takkan tahan menghadapi hantaman dahsyat Fatty Luo untuk kedua kalinya.
Terlalu memaksakan kemenangan. Fatty Luo menyeringai sambil melemparkan "dayung pedang" di ujung pedangnya ke udara. Dengan pedang panjang yang dipantulkan Medusa, ia berputar menciptakan dayung pedang baru lalu menyergap dengan gerakan berputar. Pedang kepangnya menyapu ke arah Yong Beili Medusa Jago Pedang yang membungkuk menghindar. Saat itu, pedang perang yang dilontarkan Rodman berdesing jatuh dari langit, menusuk tepat ke ubun-ubunnya.
Saat Medusa Jago Pedang bersiap menghalau pedang besar yang jatuh dari langit, Fatty Luo mengayunkan pedang besarnya dengan kekuatan puntiran pinggang ke arah dada musuh. Kombinasi dayung pedang yang berputar gila-gilaan dan pedang besar yang jatuh dari langit memaksa Yong Beili melakukan gerakan berguling mundur yang canggung. Sebelum sempat berdiri, dayung pedang dari pedang Fatty Luo telah melesat seperti bilah bulan bergerigi raksasa menghampirinya, memaksa Yong Beili menghadapi secara langsung.
"Pong!" Dentuman keras menggema. Gaya tumbukan yang dihasilkan melemparkannya mundur sambil berguling-guling di tanah "gulung-gulung".
Pedang besar yang tertancap di tanah setelah jatuh dari langit dicabut Fatty Luo dan dijepit di mulutnya. Pedang yang sempat ditangkis Yong Beili itu kembali ditempelkan di ujung pedangnya. Dengan putaran-putaran ajaib, bayangan dayung perak tiba-tiba melesat ke arah Medusa Jago Pedang yang masih berguling di tanah. Tangan kirinya mencabut pedang besi meteor yang tertancap sejak pertarungan pertama.
Saat itu dua "Ular Gaib" akhirnya datang menyelamatkan. Dua ular melesat dari tanah, mengapit kiri-kanan sembari menerjang melalui kilatan pedang. Mulut mengerikan mereka menyemburkan bau pedas yang memualkan.
Pedang kiri adalah spesialisasi cabut pedang Fatty Luo. Dengan sebilah pedang di tangan, seekor "Ular Santet" ditusuknya lewat mulut dengan tusukan lurus. Meski tubuh ular santet keras, rongga mulutnya adalah titik lemah. Seketika tubuhnya mengembang seperti pipih lebar di ujung pedang yang lebar, namun masih belum mati dan terus menggeliat tanpa daya; Nasib lebih buruk menimpa ular santet kedua. Dengan pedang perang terjepit melintang di mulutnya, Fatty Luo mengibaskan kepala sambil menyatukan gerakan pedang hidungnya. Dua bilah pedang menyapu area berbentuk kipas, menghantam ular santet itu hingga terlempar jauh. Saat jatuh ke tanah, tubuh ular itu mengerut keras seperti cacing tanah yang terkena sekop insinyur.
Medusa Jago Pedang di tanah terhuyung-huyung menahan hantaman beruntun dari dayung pedang dan pedang kunciran, berguling-guling seperti labu hingga berdebu dan rambut pirang punknya menjuntai seperti ekor ayam lesu.
Di Lapangan Merah Feilengcui, hanya suara gemeretak api unggun yang terdengar, sementara puluhan bola mata bergulingan di tanah.
Tujuh bilah pedang melesat bersamaan!
Mungkin tak pernah terbayangkan, di dunia ini ada pendekar yang bisa mengeluarkan tujuh pedang sekaligus dengan ganas!
Orang lain tak bisa, tapi kenapa Fatty Luo harus ragu?
Tenaga gulung hidung! Pedang melintang di mulut! Pedang kuncir! Pedang dua tangan! Bilah pedang seperti baling-baling helikopter! Terus-menerus diangkat dari tanah ke udara, jatuh dari langit, menusuk tulang ubun-ubun Medusa Jago Pedang Yong Beili dengan pedang kematian!
Dalam petualangan bawah tanah, teknik "mengendalikan pedang dari jarak jauh" para Blood Elf Sword Singer langsung memikat hati Fatty Luo. Tanpa kekuatan magis dan mentor, belajar mengendalikan pedang adalah omong kosong. Dengan metode tradisional, Fatty Luo mengatasi kekurangan ini: Ia melatih keras teknik "baling-baling pedang" dengan pengasahan magnetik pada setiap ujung pedang, meningkatkan daya tarik magnet untuk keberhasilan. "Teknik angkat pedang" karyanya juga brilian - setelah mempelajari pola penghindaran musuh, mengangkat pedang yang tertancap di tanah untuk menyerang dari udara atau memblokir ruang gerak lawan, sangat efektif.
Dua inovasi teknik pedang ini, meski tak seluwes "pengendalian jarak jauh" Blood Elf Sword Singer, memiliki efek serupa dalam menyerang dari kejauhan.
Pedang kuncir adalah teknik baru yang diciptakan Fatty Luo setelah menguasai pedang hidung. Meski dilatih lama, jarang digunakan. Pertempuran di Feilengcui umumnya keroyokan, cukup dengan mengayun pedang liar. Di medan perang, tak ada waktu untuk mengikat pedang di cincin rambut emas.
"Paddle Pisau Terowongan" dan "Teknik Angkat Pedang" Fatty Luo masih baru berlatih. Tapi bakat alami seorang pendekar pedang tetaplah bakat alami. Bagi pejuang tipe penuh gairah seperti Fatty Luo, pertarungan nyata justru lebih mampu membangkitkan potensi dibanding latihan. Tujuh pedang melesat sekaligus, meski koordinasinya masih kaku, telah berhasil mengacaukan formasi lawan. Ilmu pedang Klan Hijau yang awalnya sudah unggul dalam pertahanan, setelah ditambah kekuatan serangan lima pedang tambahan, semakin tak terbendung.
Medusa Jago Pedang merintih kepayahan. Pedang lawan dua kali lebih panjang darinya, empat pedang yang menyerang sekaligus sudah membuatnya terdesak maksimal. Kini tujuh pedang dikerahkan semua, membentuk medan pedang raksasa. Pisau Ular Gaib-nya pun sudah ditembus. Dengan dua pedangnya yang terus dipaksa bertahan secara frontal, bagaimana mungkin menahan kekuatan barbar lawan?
Pedang besar yang sesekali menghujam dari langit membuat Yong Beili yang sedang kewalahan menghadapi "Paddle Pisau Terowongan" dan "Pisau Kepang" hampir gila. Kedua belah pihak sudah memahami strategi lawan, tapi dirinya justru tertekan mati. Situasi ini membuat Medusa Jago Pedang yang selama ini bangga dengan empat teknik pedangnya, merasa malu, marah, tapi tak berdaya.
Fatty Luo tidak memberikan waktu bagi lawan tangguh ini untuk berpikir. Setelah memaksa Medusa Jago Pedang berguling ke dekat api unggun, pedang kanannya melemparkan dayung pisau sementara pedang kiri mengangkat pedang besar dari tanah. Tanpa ragu, dia melemparkan kedua pedang perangnya. Saat pedang kunciran berayun saat berputar, tangan kirinya menangkap pisau hidung dan menebas ujung kuncir dengan sekali sabet. Pedang kunciran yang memiliki inersia besar tidak berayun membentuk busur seperti biasa, melainkan berubah menjadi lembing yang melesat ke Yong Beili.
Yong Beili sudah menggunakan segala cara untuk menghindar saat mengayunkan pedang ganda menangkis empat pisau terbang. Tubuhnya terdesak ke dalam tumpukan api unggun, ekor ular raksasanya menyebarkan percikan api ke segala arah. Rodman sendiri memotong ujung kuncirnya dan menggunakan inersia pedang kunciran untuk menyerang - taktik yang tak terduga oleh Yong Beili. Setelah dengan susah payah menangkis pisau terbang itu, tubuh besar Fatty Luo telah melompat ke udara. Tangan kanannya mengambil pedang melintang dari mulut, kedua pedang menyilang membentuk Tanda Salib besar yang menghujam ke bawah.
Tirai pedang yang bertumpuk-tumpuk menyapu ujung hidung Medusa Jago Pedang yang sudah putus asa. Sebuah pukulan kosong memadamkan api unggun seketika.
Kedua pedang berputar membentuk beberapa lingkaran cahaya di jari Fatty Luo sebelum dilempar ke udara oleh ibu jarinya. Dia mengeluarkan dua sarung ular sanca dari pinggang, berbalik badan dengan tangan terentang datar. Dua pedang besar jatuh dari langit dan masuk ke sarungnya dengan sempurna, lalu diselipkan kembali ke pinggang.
"Fatty Luo" menarik kipas lipat logam dari punggungnya dengan tangan kanan, membukanya dengan suara "swish" dan menutupi setengah dadanya yang kekar, persis menyelesaikan posisi penutup ilmu pedang Klan Hijau.
Di tanah terpancang lima pedang besar dengan jarak berbeda, kilauan logam dingin berbaur dengan bara api yang belum padam. Seorang Medusa berwajah pucat terlihat lesu di tengahnya.
Suasana sekitar sunyi senyap.
Tuan Mourinho adalah yang pertama bertepuk tangan, diikuti gemuruh aplaus.
Penyembahan Bimon terhadap kesatria benar-benar terlihat jelas di momen seperti ini.
Ruoerna mengangkat Kristal Di Wei, terus memotret pose-pose keren yang sengaja dibuat Fatty Luo.
"Dia! Terlalu doyan pamer!" Tuan tanah menggerutu sambil tertawa pada pengawal pribadinya.
Fatty Luo menutupi separuh wajahnya dengan kipas, mengedipkan mata nakal ke arah tuannya.
"Semua lanjutkan!" Liu Zhenhan bertepuk tangan riang, memberi isyarat pada kerumunan yang masih ramai berbisik-bisik.
Mentor Cui Beixi menarik lengan Liu Zhenhan, baru hendak bicara tapi dihentikan oleh gestur tangan Tuan Liu.
"Mentor Cui Beixi, aku selamanya akan menghormatimu!" Liu Zhenhan langsung berbicara terus terang kepada sang Mentor Ular Wanita Cantik: "Tapi sejak awal, aku dan kalian bangsa Medusa memang tidak sejalan. Ke depannya pun tidak mungkin bisa bersatu, kecuali kalian meninggalkan Provinsi Timur Laut dan kembali ke Provinsi Barat Daya. Selama kalian masih membelenggu dan menekan Feilengcui di Provinsi Timur Laut, meski kita bukan musuh, tapi mustahil menjadi teman. Janganlah kau memikirkan masalah hari ini terlalu dalam. Bagaimanapun juga, hubungan guru-murid kita tetap ada. Aku akan selalu mengingat kebaikanmu seumur hidup!"
Mata Mentor Cui Beixi dipenuhi kristal air mata, bibir dan dadanya yang montok bergetar hebat, tak mampu mengucapkan sepatah kata pun.
Melihat ekspresi pilu sang Mentor Ular Wanita Cantik, hati Liu Zhenhan sempat luluh. Tapi ketika mengingat Murinio mengirim orang-orangnya untuk menghambat perkembangan Feilengcui, serta menggagalkan rencana mengalihkan dua kelompok Elf Jatuh ke Dataran Carimodo di bawah tanah, amarah Lao Liu kembali berkobar.
Karena sudah terang-terangan berkonfrontasi dengan Murinio, tentu tidak perlu lagi bertele-tele.
Sambil menggeram, Liu Zhenhan mengayunkan lengannya besar-besar, meninggalkan sang Mentor Ular Wanita Cantik, lalu mendekati Yitiao. Dengan wajah muram dia bertanya: "Aurora, sebenarnya apa yang terjadi denganmu malam ini?"
Yitiao duduk di sana, tidak menjawab, matanya melirik Liu Zhenhan lalu berpindah. Gud duduk di sebelahnya, mengunyah sepotong bambu. Guo Guo dan burung beo berdiri di bahu Gud sambil menggerogoti kaki ayam berminyak, melirik Liu Zhenhan dengan sudut mata.
"Apa kau menyukai gadis manusia ular itu?" Liu Zhenhan menunjuk ke belakang, seluruh wajahnya tiba-tiba berkerut.
Yitiao masih diam, menundukkan kelopak mata. Guo Guo mengusap mulut berminyaknya, mengangguk-angguk, lalu menggelengkan kepala.
"Ada apa?" Ning Yu juga menghampiri diam-diam. Dia melihat ekspresi Richard yang tidak biasa.
"Bangsat! Kau suka dia? Jika tetap diam, akan kusuruh Gud menutupi kepala gadis itu dengan karung, menyeretnya ke hutan bambu untuk diperkosa bergiliran. Percaya tidak?!" Liu Zhenhan menendang meja hingga terbalik, memelototi Fei Wenli di belakang.
Gud berdiri dengan wajah pucat. "Dor!" Suara lembut saat ia meludahkan potongan bambu. Burung beo tiba-tiba menatap tajam ke Liu Zhenhan.
"Omong kosong!" Yitiao mengangkat kepala, wajah buruknya yang berparut tetap tersenyum.
Senyum itu mengandung sedikit kepahitan nostalgia.
Bab 183: Bencana Bunga Persik
Yitiao memang adalah seekor Bangau Api yang memiliki kisah hidup. Seperti yang diduga Liu Zhenhan, kekacauan emosinya memang terkait dengan masalah percintaan.
"Berikan aku cerutu." Yitiao mengulurkan tangan ke bos.
Sebuah tangan besar berbulu dan cakar kecil sekaligus mengulur ke depan.
Itu adalah Gud dan Guo Guo. Ning Yu memelintir pipi kecil Guo Guo dengan perasaan sayang dan kesal.
Empat batang cerutu berukuran luar biasa besar mulai mengepulkan asap secara bersamaan.
Sorot mata Yitiao terhanyut dalam kedalaman, kenangan lama yang terpendam perlahan terbuka seiring ceritanya...
Di Benua Sutra yang jauh, makhluk terbang dan hewan buas yang memiliki potensi kuat serta kecerdasan luar biasa sejak lahir disebut sebagai "Dewata". Seperti status Naga di Benua Aigean, Bangau Api Burangsha di Benua Sutra juga termasuk kategori "Dewata" tingkat super, berada di puncak piramida.
Bagi Bangau Api Burangsha, bahkan anakan burung yang baru menetas pun kekuatan magisnya tak tertandingi oleh "Dewata" biasa.
Suku Bangau Api Burangsha meyakini bahwa emosi adalah hambatan terbesar dalam latihan spiritual. Karena itu setiap induk Bangau Api akan bertelur di dalam tubuh "Ulat Raksasa Pasir Api" berbadan besar dan bergerak lambat di hutan pegunungan, lalu memilih untuk mengepakkan sayap dan pergi jauh.
Setelah anak burung bangau menetas, daging segar "Ulat Raksasa Pasir Api" justru menjadi makanan mewah terbaik bagi anak burung yang belum bisa membuka mata. Setelah anak burung itu menghabiskan seluruh tubuh "Ulat Raksasa Pasir Api" sebesar bukit kecil, mereka akhirnya bisa membuka mata dan melihat. Umumnya, makhluk pertama yang mereka lihat akan keliru dianggap sebagai induknya. Kesalahan ini akan perlahan terkoreksi seiring pertumbuhan dan kematangan mental mereka.
Bisa dikatakan, setiap Bangau Api Burangsha sejak lahir telah dikutuk oleh dua kontradiksi tak terdamaikan: kekuatan warisan orangtua dan kesepian akibat pengabaian keluarga. Ini menjadikan kesepian dan kesombongan sebagai teman seumur hidup mereka.
Yitiao menghabiskan 3000 tahun di "Gunung Teh" Benua Sutra, tempat kelahirannya, untuk melatih diri menjadi makhluk suci tingkat super yang sangat kuat. Yitiao tidak tahu nama untuk sihirnya, sehingga semua mantra miliknya dinamai sesuai daun teh.
Berbeda dengan Benua Aigean dimana hanya Klan Naga level empat yang bisa berubah wujud manusia - di Benua Sutra Timur Jauh yang misterius, energi langit dan bumi yang melimpah memungkinkan makhluk suci biasa berubah wujud manusia dalam ratusan tahun latihan, meski kekuatannya lemah. Sebaliknya, meski monster Benua Aigean lebih sulit berubah wujud daripada mencapai Sampa, kekuatan magis mereka jauh lebih dahsyat.
Makhluk suci yang bisa berubah wujud menjadi manusia, dalam istilah orang awam di Benua Sutra disebut "hantu gunung dan roh air". Manusia biasa tentu menghindarinya, namun bagi para prajurit dan penyihir, hal ini bukanlah sesuatu yang luar biasa.
Satu-satunya pengecualian adalah makhluk suci tingkat super seperti Bangau Api Burangsha. Di Benua Sutra, semakin kuat kekuatan makhluk suci tingkat super, semakin sulit bagi mereka untuk mencapai tahap transformasi menjadi wujud manusia. Namun jika berhasil melewati proses sulit ini, kekuatan mereka akan berkembang pesat secara signifikan.
Sebenarnya, sejak berada di Benua Sutra, Yitiao sudah mampu menggunakan "Sihir Embun Manis Puncak Mengding" untuk berubah dari bentuk bangau menjadi manusia. Dalam teori umur 9.999 tahun Bangau Api Burangsha, kemampuan menggunakan sihir transformasi ini biasanya baru bisa dicapai setelah 4.000 tahun. Hal ini merupakan tantangan alami bagi makhluk suci tingkat super, berbeda dengan makhluk suci biasa di Benua Sutra yang hanya membutuhkan beberapa ratus tahun untuk proses serupa.
Fakta bahwa Yitiao bisa menyelesaikan proses ini 1.000 tahun lebih cepat, benar-benar membuktikan dirinya sebagai bakat Bangau Api yang luar biasa.
Yitiao selalu menyepi di pegunungan teh yang jauh dari hiruk pikuk dunia. Bagi dirinya, latihan meningkatkan kekuatan hanyalah sebatas hobi dan minat pribadi, sama sekali bukan untuk tujuan bersaing dengan pihak lain.
Berbeda jauh dengan sifat penyendiri bangau api Burangsha biasa, Yitiao sejak kecil sudah berwatak periang. Saat pertama kali membuka cangkang telur dan membuka matanya, yang dilihatnya adalah seekor tupai. Maka tupai itu dianggapnya sebagai ibu saat masih kecil. Yang sangat langka, ibu tupai ini memiliki kecerdasan spiritual, tidak seperti binatang buas biasa yang bodoh. Ibu tupai memperlakukan Yitiao kecil dengan sangat baik, setiap hari membantunya mencari kutu dari Bulu Punggungnya, memetik hazelnut untuknya, bermain bersama di hutan, tak terpisahkan siang dan malam.
Perasaan indah dipelihara oleh kasih sayang keluarga membuat Yitiao setelah dewasa tidak menjadi terpuruk atau penyendiri meski ditinggalkan orang tua kandung. Sebaliknya, kenangan masa kecil indah dari ibu tupai membuat dunia emosinya tanpa jejak kelabu sedikitpun - Perasaan ini terlihat dari chemistry instan Yitiao dengan Guo Guo. Penampilan Guo Guo yang sangat mirip dengan ibu tupai di Benua Sutra, ditambah kebiasaan kecilnya langsung membantu Yitiao menangkap kutu saat pertama bertemu, membuat perasaan lama terpendam Yitiao meluap seperti semburan. Maka tak heran mereka begitu mudah menyepakati "kontrak jiwa".
Setelah Yitiao berhasil melatih "Metode Embun Manis Puncak Mengding" di perkebunan teh, tingkat latihan yang lebih tinggi sudah tidak dapat dicapai dalam lima atau enam ribu tahun. Maka, Yitiao yang gelisah memilih keluar gunung untuk menjelajahi dunia fana. Dengan jiwa kesatria yang teguh, baik dalam wujud manusia maupun bangau, ia meraih ketenaran besar di dunia manusia melalui kekuatan dahsyatnya, memperoleh julukan "Cahaya Aurora Malam Abadi". Kemewahan dunia manusia semakin menumbuhkan rasa kerinduan mendalam dan rasa memiliki dalam diri Yitiao - banyak makhluk ilahi tingkat tinggi yang enggan menginjakkan kaki di dunia manusia seumur hidup, justru karena alasan ini: gemerlap dunia bagai bunga liar yang membutakan mata. Dunia fana inilah bunga liar yang membutakan itu, sama sekali tidak bermanfaat bagi latihan spiritual.
Seperti pandangan para senior, dunia fana memang tidak sesederhana dan seindah hidup di perkebunan teh bersama kabut dan pohon teh. Seperti situasi kacau di Benua Aigean, Benua Sutra Timur Jauh juga dilanda peperangan tak berkesudahan. Negara-negara manusia saling berperang tiada henti, bahkan para makhluk ilhir besar kecil terpecah menjadi berbagai sekte dan faksi. Berbagai pihak dengan mudah bertikai demi kepentingan, perjuangan yang kejam.
Makhluk-makhluk ilahi yang saling berseteru ini kebanyakan adalah makhluk ilahi biasa dan kelas menengah-rendah yang bisa berubah wujud menjadi manusia. Hanya sedikit makhluk ilahi kelas tinggi dan super yang terlibat. Makhluk super seperti Yitiao sendiri sangat langka, apalagi yang terlibat dalam perseteruan duniawi sekte-sekte ilahi. Oleh karena itu, Yitiao secara wajar menjadi target perekrutan berbagai pihak. Sebagai Bangau Api Burangsha yang memiliki sifat bawaan yang angkuh, Yitiao hampir tanpa berpikir panjang menolak bujukan kepentingan berbagai pihak, dan tetap memilih menjadi kavaleri yang menyendiri.
Yitiao meremehkan kekejaman dunia ini. Ahli kuat yang kesepian dan angkuh seperti dirinya, jika tidak terlibat dalam masyarakat mungkin tidak apa-apa. Tapi setelah terjerat dalam konflik namun tetap mempertahankan sikap angkuh, seringkali menjadi target pemberantasan konspirasi berbagai kekuatan. Kekuatan-kekuatan besar secara diam-diam melakukan berbagai hal tidak terpuji. Yitiao yang mengembara selama ribuan tahun di dunia manusia dengan sifat suka menegakkan keadilan, secara alami telah membuat banyak lawan baik terang-terangan maupun terselubung.
Jika diri sendiri tidak bisa direkrut, maka orang lain juga jangan sampai bisa merekrutnya.—Filsafat kejam ini sangat populer di antara semua ras di Benua Sutra Timur Jauh.
Setelah menjadi terkenal, Yitiao mulai mengalami serangan tiba-tiba yang tak jelas asal-usulnya. Sebagai Bangau Api Burangsha terbaik, Yitiao berulang kali mengalahkan lawan-lawannya yang misterius ini, namun benih kebencian pun semakin bertumbuh besar.
Naik gunung berkali-kali akhirnya bertemu harimau. Setelah lebih dari seribu tahun mengembara di dunia manusia, Yitiao tidak jatuh karena serangan terang-terangan, namun akhirnya terjebak dalam perangkap penyergapan licik. Meski sangat kuat, Yitiao tetap memiliki kelemahan - sifat jujur alamiahnya memberi peluang bagi musuh yang hendak mengincarnya. Dengan penyebaran informasi yang disengaja, "Aurora Malam Abadi" bahwa Burung Phoenix dari Burangsha sudah bukan berita baru lagi, sedangkan keserakahan manusia jauh melebihi binatang suci.
Walau akhirnya Yitiao berhasil mengalahkan semua musuh dengan kekuatan tempurnya yang dahsyat, dirinya sendiri mengalami luka parah. Jika bukan karena seorang penyihir tua berhati mulia dengan kesaktian luar biasa yang menyelamatkannya, saat itu Yitiao benar-benar akan mengembara ke barat selamanya.
Penyihir tua yang baik hati ini ahli menanam berbagai tumbuhan obat langka. Berkat jerih payahnya mencari ramuan-ramuan sangat berharga dengan susah payah, nyawa Yitiao yang kritis bisa diselamatkan. Namun luka itu meninggalkan bekas - ketahanan racun Yitiao yang semula kebal kini melemah, menimbulkan masalah besar dalam beberapa petualangannya kemudian.
Sejak itu Yitiao mengasingkan diri di Gunung Nanshan yang curam, hidup bersama penyihir tua itu dengan meminum embun dan menghirup kabut pagi, perlahan memulihkan lukanya sambil menjauhi keramaian dunia.
Di gunung tak ada penanda waktu, tahun demi tahun berlalu tanpa disadari.
Penyihir tua semakin menua dan rapuh, waktu menggerogoti tubuh dan umurnya, namun tak mampu menghapus kebijaksanaannya. Menjelang ajalnya, pria bijak seperti ayah ini masih mengkhawatirkan masa depan Yitiao. Karena ia selalu bergumam, raut wajah Yitiao membawa aura perang, dosa pembunuhan terlalu berat, dikhawatirkan akan mendapat hukuman langit.
Setelah bertahun-tahun bersama, ikatan antara Penyihir tua dan Yitiao sangat dalam. Meski usia Yitiao jauh lebih tua, ia selalu merasa seperti anak kecil di hadapan Penyihir itu.
Akhirnya Penyihir tua ini memaksakan diri dalam kondisi sakit untuk meramal nasib Yitiao. Hasil ramalannya menunjukkan pertanda berbahaya namun selamat: Percintaan berbahaya, kuda pos terdesak elemen api, keberuntungan besar di Barat.
Ini adalah pesan terakhir yang ditinggalkan Penyihir tua dengan kebijaksanaannya untuk Yitiao. Tentang maknanya, Yitiao tidak bertanya, Penyihir pun tidak menjelaskan, karena setelah meramal ia tak bisa lagi berbicara sepatah kata pun.
Kesedihan menemani Yitiao selama lima ratus tahun penuh.
Lima ratus tahun berikutnya, meski kesedihan telah sirna, Yitiao menyadari ia tak lagi bisa merasakan kebahagiaan.
Selama seribu tahun yang dihabiskan dengan biasa-biasa saja di Gunung Selatan, meski tubuh Yitiao telah pulih sepenuhnya, ia tak mau lagi menginjakkan kaki di dunia fana. Pengalaman masa lalunya membuatnya kehilangan semangat dan jenuh.
Perlahan ia mulai menyatu dengan karakter yang seharusnya dimiliki Bangau Api Burangsha - penyendiri, angkuh, dengan kesombongan yang merasuk hingga ke tulang.
Mengenai ramalan Penyihir Tua, dia hanya bisa mengingatnya setiap tahun saat ziarah kubur. Dia tidak menganggapnya sebagai nubuat, melainkan kasih sayang seorang ayah.
Ramalan Penyihir Tua ternyata bukan omong kosong. Akhirnya suatu hari, dia bertemu dengan seorang gadis, gadis cantik.
Nubuat itu melangkahkan kaki pertamanya.
Gadis cantik ini bukanlah manusia dari Benua Sutra, juga bukan "Shu Ru" yang hampir punah.
"Shu Ru" dalam bahasa Benua Sutra, bila diterjemahkan ke Bahasa Umum Aiqin, berarti "Bimon" - Setelah Yitiao kembali menyepi di pegunungan, Kekaisaran Yun Qin menyatukan Benua Sutra. "Shu Ru" atau Bimon Timur yang berjasa besar, pertama karena menghilang saat mencari obat, kedua karena kebijakan "dibuang seperti busur yang sudah tak diperlukan lagi" oleh Kaisar Pertama dan Kedua yang kejam, akhirnya dimusnahkan seluruh sukunya. Selain dikubur massal, sebagian besar "Shu Ru" dibakar atau dikubur hidup-hidup, ada juga yang dilapisi tanah menjadi patung terra cotta. Keturunan kemudian menjuluki patung terra cotta yang ada di mana-mana sebagai "Warisan Kasih Qin yang Kejam".
Yitiao langsung mengetahui identitas asli gadis ini. Dia adalah Dewata berbentuk manusia hasil kultivasi dari "Qingyu Lingmang", makhluk suci unsur angin tingkat tinggi. Meski "Qingyu Lingmang" termasuk makhluk suci level tinggi, masih jauh bukan tandingan Bangau Api Burangsha.
Sama seperti musang elang di Benua Aigean, di Benua Sutra, bangau adalah pemangsa alami semua serangga beracun, terutama untuk ular. Kemampuan prediksi firasat keenam Bangau Api terhadap ular sangat tajam; Dari semua spesies ular di seluruh Benua Sutra, 99 persen akan diam menunggu kematian seperti tikus bertemu kucing ketika melihat Bangau Api.
Meskipun "Ular Giok Biru" tidak akan diam menunggu kematian saat bertemu Bangau Api, bertarung dengan Bangau Api tetap berarti jalan menuju kematian.
Gadis ini memiliki nama yang sangat indah. Jika diterjemahkan ke Bahasa Umum Aiqin, namanya terdengar seperti "Bai Su Qing" atau "Bai Shu Qing", sedangkan dalam Bahasa Bimon, artinya adalah "Qing Ya·Bai Yu".
Bai Su Qing tahu bahwa gunung selatan ini telah dikuasai oleh Bangau Api Burangsha "Aurora Malam Abadi". Selama bertahun-tahun, pencuri obat yang tewas di sini membuat pegunungan terpencil ini termasyhur.
Dia juga datang untuk mencuri tanaman obat.
Semasa hidupnya, Penyihir Tua pernah menanam sejenis tanaman obat ajaib bernama "Rumput Ganoderma Ungu" di pegunungan ini. Satu-satunya khasiat "Rumput Ganoderma Ungu" ini adalah untuk bertapa tanpa makan, memiliki efek memperpanjang usia. Penyihir Tua sendiri hidup sampai lebih dari 90 tahun hanya dengan memakan ini, setiap hari hanya minum air mata air dan bersantai di hutan.
Tidak diketahui sejak tahun berapa, khasiat tanaman obat "Purple Ganoderma" ini mulai dibesar-besarkan di dunia manusia. Kabar burung yang awalnya tentang "puasa" berkembang menjadi legenda ajaib "menghidupkan orang mati dan menyembuhkan tulang yang membusuk". Orang-orang berpengetahuan tentu menertawakan klaim ini, tapi jelas lebih banyak yang mempercayai legenda.
Sebenarnya di lubuk hati mereka mungkin tidak benar-benar yakin ada obat sakti seperti ini di dunia, namun mereka tetap memilih untuk mempercayai kabar burung tersebut.
Dua tahun sebelum Penyihir tua itu Jalan, para pencuri obat sudah berduyun-duyun mendaki gunung ini. Mereka menyamar sebagai penebang kayu, pengemis, atau pendekar, mencoba berbagai cara untuk mencuri "Purple Ganoderma".
Awalnya Yitiao selalu memenuhi permintaan. Mengambil tanaman obat untuk menyelamatkan nyawa adalah niat baik, dan Yitiao tidak ingin menolak kebaikan hati ini. Meski berulang kali ditekankannya bahwa "Purple Ganoderma" tidak memiliki khasiat menghidupkan orang mati.
"Purple Ganoderma" yang diberikan gratis tentu tidak memiliki efek ajaib seperti legenda. Jangankan "menghidupkan orang mati dan menyembuhkan tulang yang membusuk", untuk menumbuhkan sehelai rambut pun tidak bisa!
Orang-orang yang mendapatkan ramuan ajaib ini awalnya penuh sukacita, tapi saat tidak mendapatkan efek yang diharapkan, mereka pun marah dan malu.
Alih-alih merenungi masalah sebenarnya, mereka malah menyalahkan Yitiao yang dianggap menyembunyikan ramuan asli - mengukur orang lain dengan diri sendiri, ini adalah sifat umum makhluk cerdas di dunia.
Maka pencuri ramuan datang kembali, kali ini untuk RAMAS. Yitiao meski dingin, cukup mudah diajak bicara. Dalam wujud manusia, dibandingkan bentuk Bangau Raksasa, ia sama sekali tidak menakutkan bagi pencuri ramuan.
Di Gunung Selatan pun ada makhluk suci. Bahkan jika Yitiao tidak mengusir pencuri-pencuri ini, makhluk suci di Gunung Selatan akan bertindak sendiri. Rupanya makhluk suci pun tahu cara menjilat atasan.
Tapi Yitiao bukanlah pihak yang bisa diremehkan. Penyihir Tua tidak salah membaca - di antara alisnya terpancar aura pembunuh. Dulu Yitiao pernah ingin mempelajari "Ilmu Talisman Terbang" dari Benua Sutra kepada Penyihir Tua yang sakti mandraguna. Sang Penyihir merenung lama, namun tetap tidak mewariskan ilmu langka ini padanya, semata karena kilau dingin mengerikan yang sesekali melintas di matanya - pandangan yang selalu membuat sang Penyihir merinding.
Mayat pencuri ramuan yang tewas semakin membuktikan khasiat "Ganoderma Ungu" - obat kuno selalu dijaga oleh makhluk suci dari padang gurun. Jika bukan karena ramuan dewa, mengapa begitu banyak makhluk suci berjaga di Gunung Selatan?
Pencuri yang datang semakin menjadi-jadi, sementara reputasi Yitiao kian membumbung.
Aneh jika Bai Suqing tidak mengetahui hal ini.
Bai Suqing memiliki kultivasi yang sangat tinggi. Dua makhluk suci tinggi di Gunung Selatan - "Bangkong Raksasa Manggu" berkultivasi 600 tahun dan "Rusa Perunggu Adamantium" berkultivasi 500 tahun - bahkan bekerja sama pun tak mampu menghalangi tangan mungilnya yang hendak memetik Ganoderma Ungu, sampai akhirnya Yitiao muncul di hadapannya.
Bab 184: Yima Po Huoxing
Hari itu, bunga persik memenuhi pegunungan seperti kabut kemerahan, semburat merah muda pucat bagai pipi merah muda seorang gadis.
Rintik hujan berjatuhan seperti bulu sapi, menempel di kelopak bunga persik yang basah hingga berkilauan.
Angin musim semi bagai nafas kekasih, menghembuskan tirai hujan menjadi kelambu sutra tipis.
Siluet lemah Bai Suqing berdiri di bawah pohon persik yang berkabut hujan, mengenakan jubah putih, wajahnya yang cantik bersinar seterang bunga persik yang dibasahi rintikan hujan.
Setiap pemangsa alami memiliki kebencian bawaan dalam darah mereka, tidak ada pilihan selain hidup atau mati. Ular dan bangau adalah contoh pasangan musuh abadi seperti itu.
Namun hari itu, Yitiao sama sekali tidak merasakan kebencian terhadap pemangsa alaminya.
Sebuah batu hijau, seorang pemuda tampan, sehelai jubah dingin.
Yitiao memandang Bai Suqing yang rambutnya basah oleh hujan musim semi, menatap tetesan embun yang menggantung di bulu matanya yang panjang.
Kilau pedang berkilauan dingin, kecantikan yang rapuh, serta rimbunan merah yang dirajut angin musim semi di bulan kedua.
Dari kejauhan, dua ekor walet membawa lumpur musim semi di paruhnya, melayang rendah sambil berkicau di antara pegunungan hijau yang diselimuti kabut.
Di tanah terdapat seekor katak besar yang tengkurap menggapai-gapai seperti sapi dan seekor rusa perunggu tujuh warna yang bertelut di lumpur, di antara remukan kelopak bunga persik yang berceceran.
Bai Suqing dan Yitiao berdiri berdampingan dalam gerimis musim semi yang berkabut, saling mengamati diam-diam.
Kelopak mata gadis itu menunduk, memiliki sepasang mata yang seolah bisa bicara. Kecantikannya yang anggun dibumbui rasa malu dan sedikit kelelahan, membuatnya semakin memikat hati.
Ekspresi beku Yitiao yang terpendam ribuan tahun, dalam sekejap berubah menjadi lapisan es tipis terakhir di musim semi, menghilang tanpa disadari - bahkan oleh Yitiao sendiri. Perasaan manis nan asing mulai menggelora di hatinya, bagai kuncup bunga persik yang mekar tanpa terasa.
Mereka saling memandang seolah telah berlalu ribuan tahun, namun juga seperti hanya sesaat belaka.
Setiap kali pandangan mereka bertautan, pipi gadis sehalus sutra itu langsung dihiasi semburat merah muda, sementara matanya yang berkabut selalu malu-malu berpaling sebentar.
Air mata gadis itu lebih memabukkan daripada kemilau bunga persik. Untuk pertama kalinya, Yitiao merasakan bagaimana manisnya tahun-tahun yang sedikit memabukkan.
Ia tak bisa menahan kegembiraan kecil, karena dari kejauhan bisa merasakan jelas detak jantung "bom-bom" gadis lemah seperti bunga persik ini yang selaras dengan denyut nadinya sendiri.
Sesaat itu, dada Yitiao seolah didesak masuk oleh rusa yang berlari kencang.
Entah sejak kapan, mereka berdua berdampingan di puncak gunung. Di seberang terhampar dua puncak hijau yang bergelombang saling menyatu, bagai sepasang kekasih yang berpelukan dalam kabut laut bergulung dan hujan rintik-rintik.
Jubah hijau Yitiao berkibar diterpa angin, hujan miring membasahi jambul merah menyala di kepalanya. Wajah tampannya yang kurus menampakkan kepuasan samar.
Di atas kepala gadis itu ada daun pisang hijau yang diangkat tinggi oleh tangan kuat dan terpercaya. Hujan halus mengetuk daun pisang, menulis puisi bernama "gesekan". Jari-jari lentiknya menggenggam erat rumput ungu berdaun tujuh. Lesung pipitnya yang memabukkan menghiasi pipi persiknya, laksana bunga mekar.
Seluruh "rumput ungu" di Gunung Selatan adalah milik Yitiao, tapi gadis itu hanya mengambil satu batang.
Suara gadis itu lebih merdu dari burung oriole, lebih lembut dari hujan musim semi, lebih memabukkan dari anggur terbaik.
Ia memetik sebatang "rumput ungu" untuk menyelamatkan seseorang, seseorang yang tinggal bersamanya.
"Seorang manusia biasa, seorang pria." Gadis itu mengucapkan kalimat ini sambil diam-diam mengamati Yitiao, sorot matanya menyiratkan kelicikan.
Hati Yitiao bagai terjun ke jurang terdalam, meski senyuman masih tersungging di wajahnya, namun terlihat kikuk.
Tindakan gadis ini juga demi membalas budi, pria biasa itu pernah secara tak sengaja menyelamatkan nyawanya.
Menerima setetes kebaikan, harus membalas dengan mata air yang mengalir deras. Prinsip sederhana ini tak dipahami - atau pura-pura tak paham - oleh kebanyakan orang di dunia. Yitiao paham.
Sama seperti di Benua Aigean, penduduk biasa Benua Sutra juga akan panik saat melihat dewa hewan raksasa.
Namun pria itu tak tahu bahwa Bai Suqing adalah dewa hewan yang menyamar sebagai manusia, sehingga ia tak merasa takut.
Secara tak terduga, Bai Suqing kembali berubah ke wujud ular aslinya, dan kebetulan pria itu melihatnya. Sang penyelamat langsung pingsan ketakutan, kemudian seperti meminum anggur 'Seribu Hari' - meski masih bernafas, tak kunjung sadar.
Bai Suqing terpaksa mendaki Gunung Selatan untuk mencari "Rumput Ungu Keabadian" yang bisa menghidupkan kembali orang mati, demi menyelamatkan nyawa sang penyelamat.
"Tidakkah kau tahu Rumput Ungu itu bukan obat ajaib seperti dalam legenda?" Yitiao menyadari ada kepuasan tersembunyi dalam hatinya.
"Aku tahu." Saat mengatakannya, wajah gadis itu dipenuhi kesedihan yang mengharukan dan kepedihan.
"Sudah tahu masih nekad?" Alis Yitiao berkedut: "Tidakkah kau tahu cara Bangau Api Burangsha memperlakukan dewa hewan ular?"
"Entah kenapa, alis Yitiao berkedut hebat, seluruh sudut matanya kejang. Di hatinya ada kecemburuan, perasaan ini membuat jantungnya seolah dipotong perlahan oleh pisau tumpul, bagai api liar yang membakar padang rumput."
"Sakit."
"Lalu kenapa kau tidak memakanku?" Mata gadis itu menatap dua gunung yang berpelukan di kejauhan. Dua kupu-kupu giok yang anggun terbang terhuyung-huyung dari gerimis, lalu mengepakkan sayap dan hinggap di lengan gaun sutra putihnya yang semerbak wangi menyegarkan.
Aroma ini membuat Yitiao mabuk layaknya kupu-kupu.
Yitiao merasa hujan musim semi halus seperti bulu sapi di depannya semakin menjengkelkan. Gunung di kejauhan itu semakin tampak memuakkan, hamparan bunga persik di lerengnya pun terlihat sangat norak.
Ia menolak untuk memikirkan pria itu, menolak untuk terus merasa cemburu.
Karena pada akhirnya, dia adalah Bangau Api Burangsha yang berhati mulia dan baik.
"Di tempatku ada puluhan tanaman liar 'Rumput Penyadar', sangat manjur untuk mengobati kejang."
Yitiao menggenggam erat tangan kecil gadis itu.
Ia benar-benar tak ingin melepasnya, karena kehangatan di telapak tangan membuatnya mabuk. Tapi dia tahu, pada akhirnya harus melepas juga. Perasaan ini membuat hidungnya terasa pedih.
"Rumput Jiwa Bangun" adalah sejenis tanaman obat yang ditanam oleh Penyihir tua pada masa lalu. Meski kebun obat itu kini telah terlantar dan sebagian besar tanamannya dimakan burung, hanya "Rumput Jiwa Bangun" yang seperti Rumput Ekor Anjing yang tangguh, terus berkembang biak secara perlahan namun berkesinambungan dari generasi ke generasi. Meski langka, spesiesnya tak pernah punah.
Mungkin karena daun dan biji "Rumput Jiwa Bangun" terlalu pahit. Yitiao mulai merasa iri lagi pada keberuntungan pria itu. Ia bertanya-tanya, mengapa daun dan biji "Rumput Jiwa Bangun" tidak manis?
"Aku dan dia hanya bersaudara secara panggilan." Gadis itu tiba-tiba tertawa cerah seperti gemerincing bel, sorot matanya yang memabukkan seperti riak api musim gugur masih mengamati Yitiao diam-diam, namun kini telah disertai keceriaan.
Yitiao tertegun.
Rangkaian bunga persik di gunung, bukit-bukit yang berpelukan di kejauhan, serta gerimis kabut tiba-tiba terlihat indah lagi.
Gadis itu melompat-lompat turun gunung seperti rusa kecil yang lincah, ditemani dua kupu-kupu besar yang menari-nari, meninggalkan jejak tawa sepanjang jalan.
Batu pualam hijau dan pohon persik di gunung itu kini mengukir dua nama yang menyatu, seperti dua bukit yang berpelukan di seberang.
Yitiao kembali ke dunia fana, menggandeng tangan kecil Bai Suqing, kembali ke kota metropolitan yang penuh kemewahan, gemerlap lampu, dan harum wewangian.
Bertahun-tahun tidak turun gunung, Yitiao memandang dunia ini dengan perasaan haru. Ia merasa manusia sekarang lebih pandai menikmati hidup dibanding masa lalu. Dengan rasa ingin tahu dan iri, ia mengamati segala hal asing di hadapannya. Dunia fana tetap sama, namun kini penuh kemeriahan dan semakin memabukkan.
Awalnya ia mengira ini awal kebahagiaan, namun tak menyadari ini juga merupakan permulaan malapetaka.
Pria yang diselamatkan itu segera melapor ke pemerintah malam itu juga. Wajahnya yang semula tampan berubah menyeringai seperti tikus ketahuan mencuri minyak lampu.
Di wajah cantik Bai Suqing kembali tergambar kesedihan dan kelelahan yang membuat hati Yitiao teriris.
Makhluk ilahi berwujud manusia di mata orang awam bagaikan hantu, setidaknya di metropolitan besar memang demikian.
Di desa terpencil pegunungan, situasinya jauh berbeda. Selama bertahun-tahun tinggal di Gunung Selatan, Yitiao kerima arak ketan dari pemotong kayu, dan sering membantu petani mengusir burung pemakan tunas padi sambil mendengar celoteh anak-anak dari sekolah desa.
Namun tak semua manusia seperti itu. Di Benua Sutra, terdapat prajurit bela diri tangguh dan penyihir sakti. Di mata para ahli kuat ini, makhluk ilahipun tak istimewa. Aksi berburu makhluk ilahi sama lazimnya seperti berburu Monster di Benua Aigean.
Makhluk suci dari Benua Sutra bisa dijual untuk uang, inti energi di dalam otak (PS: Inti energi di Benua Aigean disebut kristal sihir.) bisa diolah menjadi alat ritual, bisa dibuat menjadi zirah atau senjata. Di sini, semua fungsi makhluk suci persis sama dengan monster di Benua Aigean.
Makhluk suci humanoid dari Benua Sutra yang turun ke dunia fana biasanya bergabung dengan perguruan atau sekte tertentu. Sekte makhluk suci juga sangat ketat dalam mengikat murid-muridnya. Yang berani berbuat jahat tentu tidak takut dengan pembalasan petualang manusia atau otoritas. Sedangkan makhluk suci humanoid yang berkelana sendirian, karena kebutuhan hidup terpenuhi namun tetap melakukan kejahatan, tentu tidak akan luput dari hukuman manusia.
Kemunculan makhluk suci humanoid di rumah rakyat jelata langsung memicu kecurigaan manusia akan makhluk suci tunggal yang berkeliaran. Makhluk suci humanoid biasa, sama seperti monster di Benua Aigean, bukanlah tubuh abadi. Meski punya sedikit kekuatan elemen, mana bisa menandingi puluhan busur panah silang yang sederhana namun mematikan. Maka datanglah para petualang, para penyihir, dengan pandangan serakah.
Ular-ular semua menghasilkan mutiara. Mutiara ular disebut Suizhu. Mutiara Suizhu dari makhluk suci ular tingkat tinggi adalah yang terbaik di antara yang terbaik.
Pertempuran mulai berkecamuk sejak saat itu. Kekuatan Yitiao membuat semua yang mengincar si kecil gemetar ketakutan.
Saat rumor sedang ramai, perguruan "Lishan Men" milik Bai Suqing turut campur tangan. Di era ini, hampir semua monster berwujud manusia memiliki perguruan, tak terkecuali Bai Suqing. Sebagai murid termuda kepala perguruan, dialah yang paling cerdik.
Di zaman ini, perkumpulan monster berwujud manusia di dunia semakin berkembang pesat. Tingkat penyusupannya sangat masif, di dalam "Lishan Men" sendiri terdapat banyak ahli yang telah lama berlatih. Banyak yang beralih ke bisnis, bahkan ada yang menduduki jabatan pemerintahan. Uang berlimpah memungkinkan mereka menghambur-hamburkan dan menikmati kehidupan terbaik di dunia ini.
Monster berwujud manusia ini sangat cerdik. Tidak seperti monster Monster Benua Aigean yang buas, bentuk manusiawi mereka benar-benar membedakan kelas mereka dari monster Monster Benua Aigean.
Karena mereka memiliki wujud manusia, mereka telah sepenuhnya terintegrasi ke dalam masyarakat manusia tanpa disadari. Untuk bisa terus menikmati kehidupan ini, mereka harus mempertahankan status quo. Begitu sistem sosial runtuh, mereka yang kembali ke hutan belantara hidup dari embun dan kabut pasti akan merasa tidak nyaman. Mungkin ada alasan lain mengapa mereka patuh: jumlah makhluk suci yang berhasil mengkultivasi wujud manusia masih sangat sedikit dibandingkan populasi total makhluk suci. Penyebab utamanya adalah - ada batasan kecil dalam proses kultivasi wujud manusia: selama ratusan tahun kultivasi, makhluk suci akan mengalami gejala kelemahan fisik berkala. Jika saat itu bertemu dengan pemburu manusia atau sesama makhluk buas yang kejam, masalah besar akan terjadi. Batasan kecil inilah yang membuat banyak makhluk suci memilih mempertahankan bentuk asli dengan taring dan cakar. Hanya mereka yang sangat mengagumi kemewahan dunia manusia yang memiliki tekad dan kegigihan untuk terus berusaha.
Tentu saja, ada alasan utama lain: manusia juga bukan makhluk yang lemah.
Ke mana pun pergi, kemampuan pemahaman dan pembelajaran manusia tetap yang terbaik. Senjata di era ini juga lebih canggih dibanding saat Yitiao (nama panggilan burung phoenix) pertama kali menjelajah dulu. Kini sudah bukan hal aneh lagi jika prajurit tingkat tinggi dan penyihir manusia lebih kuat dari makhluk suci. Padahal saat Yitiao menjelajahi dunia dulu, hanya prajurit literati yang memiliki kemampuan seperti itu.
Para pemberani manusia ini juga telah membentuk berbagai guild dan sekte yang jumlahnya lebih banyak dari sekte makhluk suci, dengan jangkauan personel lebih luas dan pengaruh yang lebih besar.
Yang sangat membingungkan Yitiao adalah, Bai Suqing pernah memberitahunya bahwa ternyata ada banyak dewa berbentuk manusia yang bergabung ke dalam sekte manusia, hal ini benar-benar membuat Yitiao tidak bisa memahami alasannya.
Meskipun Yitiao juga sudah lama tahu bahwa dalam Bangau Api Burangsha, secara historis pernah ada beberapa senior yang menjadi Kendaraan Tunggangan para kesatria manusia berhati mulia, namun itu jumlahnya sangat sedikit dan masih bisa dipahami. Tapi dengan mudah mengorbankan nyawa untuk orang-orang rendahan, Yitiao sama sekali tidak bisa menerima.
Bai Suqing juga berpikir demikian, pemikiran mereka berdua selalu selaras tanpa perlu direncanakan.
"Sekte Li Shan" bisa dianggap sebagai sekte besar juga. Pemimpin sekte Nenek Li Shan adalah Dewata kelas super "Ular Emas Giok Hitam" yang telah bertapa selama lebih dari 5000 tahun. Zaman sekarang sudah berbeda, dulu ketika Yitiao mengembara di dunia manusia, pemimpin sekte-sekte dewa kebanyakan hanya dewa kelas tinggi. Sekarang hampir semuanya sudah menjadi dewa kelas super atau semi-super. Seluruh "Sekte Li Shan" hampir seluruhnya terdiri dari dewa ular, dengan jumlah anggota hampir 500. Seekor "Kura-kura Beracun Api Merah" semi-dewa super yang telah bertapa selama 4000 tahun lebih menjabat sebagai wakil pemimpin.
Untuk kedatangan Bangau Api Burangsha yang merupakan penangkal racun ini, seluruh anggota "Pintu Gunung Li" dari atas ke bawah langsung dipenuhi niat membunuh. Saat Bai Suqing berdiri mesra bersama Yitiao, hampir semua makhluk suci ular di "Pintu Gunung Li" diam-diam merasa ingin muntah darah. Bai Suqing yang cantik dan muda telah menjadi objek simpati diam-diam banyak pemuda. Terutama wakil ketua sekte "Kura-kura Api Merah Beracun" Fa Jiang, dialah yang paling mengincar Bai Suqing. Kini cintanya direbut paksa, tentu saja kemarahannya yang paling memuncak.
Makhluk suci humanoid juga ada yang jelek dan tampan. Dari segi estetika, semua ras memiliki standar yang sama. Tak ada yang menganggap gadis berjerawat dengan gigi kelinci itu cantik. Kecantikan seperti Bai Suqing jelas termasuk kategori langka, cukup memenuhi standar "pisau putih masuk, pisau merah keluar".
Selain itu, ada alasan utama lain: Ular dan bangau adalah pasangan musuh abadi yang penuh dendam turun-temurun!
Antara pemangsa alami, memang tak perlu ada kebencian yang bertele-tele. Bisakah kau bertanya pada kucing mengapa membenci tikus yang tak pernah dikenalnya?
Seekor tikus kecil hanya bisa lari atau menunggu mati saat bertemu kucing. Tapi jika tikus tumbuh sebesar badak, bahkan kucing hutan pun bisa ditelannya. Meski makhluk suci ular "Pintu Gunung Li" yang berkumpul ini bukan tikus sebesar badak, ukuran harimau jelas lebih dari cukup. Dibandingkan mereka, Bangau Api Burangsha paling-paling hanya sebesar kucing hutan macan tutul.
Meski niat membunuh sudah muncul, para binatang suci ular yang telah lama hidup di dunia manusia ini masih bisa menyembunyikan niat mereka dengan baik, bahkan menunjukkan sikap yang sangat ramah.
Mereka tidak bodoh, Bangau Api Burangsha tetaplah Bangau Api Burangsha, sedangkan Yitiao hanyalah bangau api berwujud manusia.
Sambutan hangat ini membuat Bai Suqing dan Yitiao yang awalnya khawatir menjadi tersentuh. Awalnya mereka berdua cukup frustasi dengan perbedaan status.
Kebahagiaan datang agak terlalu cepat. Yitiao merasa para binatang suci ular yang menjengkelkan itu tiba-tiba tidak lagi terlihat begitu menjijikkan.
Penyerangan diam-diam dimulai dari sebuah senyuman.
Sekte binatang suci sangat kaya. Bagi binatang suci berwujud manusia, mencari uang tidak sulit - merampok beberapa makam kuno, menambang jalur bijih, sudah cukup untuk hidup mewah di dunia manusia. Berbeda dengan monster di Benua Aigean, para binatang suci Timur yang sudah kaya ini mulai belajar menggunakan perlengkapan layaknya manusia.
Uang adalah barang berharga. Ke mana pun pergi, selama punya uang, kita bisa membeli nyawa orang.
Dari sudut pandang militer, serangan tiba-tiba Sekte Li Shan terhadap Yitiao sangat sukses, sekaligus sangat gagal.
Dikatakan sukses karena para binatang suci ular dari "Sekte Li Shan" ini berhasil mencampurkan ramuan rahasia istana manusia "Gui Lai Qu Xi Lu" yang dibeli dengan harga selangit ke dalam minuman Yitiao, sehingga menghancurkan teknik "Mengding Ganlu Dafa"-nya.
"Kembalilah Embun Pergi" adalah obat keras rahasia yang digunakan istana manusia untuk menghadapi makhluk berpotensi tinggi atau dewa hewan. Tanpa warna dan aroma, setelah ditelan dapat menghilangkan potensi elemen target secara diam-diam. Perdana Menteri Kekaisaran Tang Zang yang tak berdaya ini pernah menggunakan ramuan rahasia ini untuk membunuh "Raja Naga Jinghe", dewa hewan tingkat super, sehingga menggemparkan dunia dewa hewan.
Bersamaan dengan itu, dewa ular dari "Gerbang Li Shan" juga berhasil menahan Bai Suqing. Setelah beberapa hari bersama, mereka menyadari Bai Suqing sudah jatuh cinta pada Yitiao dan tidak akan memihak mereka. Gadis ini termasuk ahli muda langka di sekte mereka, sehingga mereka harus bertindak cepat.
Meski kemampuan anti racunnya luar biasa, efek "Kembalilah Embun Pergi" terlalu dahsyat. Jika bukan karena tingkat kultivasinya yang tinggi, Yitiao sudah kehilangan seluruh potensinya, bukan hanya turun satu tingkat. Setelah kehilangan "Metode Embun Manis Puncak Meng", tubuh Bangau Api yang terlalu besar langsung muncul di atas kota. Tak lama kemudian, pasukan manusia dari Kekaisaran Tang Zang dengan busur pertahanan kota mereka yang menakutkan bahkan bagi dewa hewan tingkat super pun datang.
Secara keseluruhan, "Gerbang Li Shan" merencanakan dengan teliti, bertindak tegas, dan memanfaatkan semua sumber daya yang ada. Sangat profesional, jelas terlihat mereka sering melakukan hal seperti ini.
Dikatakan mereka gagal karena meskipun mengerahkan kekuatan superior—500 pasukan sekte, dua pemimpin gerbang, beberapa penyihir manusia yang disewa, ditambah pasukan pertahanan kota—Yitiao tetap bisa mengobrak-abrik pasukan mereka, menewaskan dan melukai hampir 100 murid Pergunungan Li. Bangau Api Burangsha sekalipun kembali ke bentuk aslinya, tetaplah Dewata tingkat super yang menguasai Benua Sutra!
Meski kedua pemimpin gerbang adalah Dewata tingkat super atau semi-super, mereka terpaksa membatasi diri karena melibatkan pasukan kota, tak berani berubah ke bentuk asli yang memiliki kekuatan fisik dahsyat, akhirnya mengikat tangan kaki sendiri.
Ini karena mereka tak menyangka Bangau Api ini begitu tangguh. Seperti jari tangan yang berbeda panjang, tingkat kekuatan Dewata super pun bervariasi. Menggunakan diri sendiri sebagai patokan, mana bisa mengukur tepatnya keperkasaan "Aurora Malam Abadi"?
Bab 185. Keuntungan Besar di Barat
Dalam pertempuran ini, Yitiao menderita luka parah. Setelah pasukan kota bergabung, ia terdesak ke ketinggian, hanya bisa menyaksikan Bai Suqing dibawa ke Menara Tujuh Permata di pusat kota.
Ruang bawah tanah Menara Tujuh Permata sebenarnya adalah formasi penahan bertuliskan Talisman kuno era Yunqin. Formasi rahasia Yunqin Fangshi ini telah punah di Benua Sutra akibat perang dan perubahan zaman, sehingga satu-satunya formasi penahan yang tersisa hanya ada di menara ini.
Qibao Pagoda sepenuhnya terbuat dari tembaga. Kaisar Pertama Yun Qin saat mengumpulkan senjata dari seluruh negeri, setelah melebur 12 Patung Emas Yunqin, sisa tembaga cair masih terlalu banyak. Akhirnya dibangun tujuh pagoda tembaga di sembilan provinsi, dengan ruang bawah tanah berisi formasi penguncian untuk menahan energi jahat.
Formasi sihir Ahli Strategi Yun Qin sangat kejam, terutama formasi penguncian. Tanpa petunjuk dari pembangun aslinya, bahkan dewa-dewa tingkat tinggi pun tak bisa berbuat apa-apa.
Tindakan dewa ular "Gerbang Li Shan" jelas-jelas memaksa Yitiao turun dari langit - bertarung langsung jika turun, atau membuang Bai Suqing ke dalam formasi penguncian jika tidak.
Namun para dewa ular lupa memperhitungkan satu hal: Bai Suqing sebagai bintang muda pilihan. Setelah menyadari niat jahat sesama klan, dengan mengorbankan 500 tahun kultivasinya, ia menggunakan "Teknik Kulit Ular" untuk melepaskan ikatan dan terjun sendiri ke ruang bawah formasi - cara sederhana ini dipilihnya agar Yitiao tak lagi terjebak maut karenanya.
Yitiao tak mengecewakan. Dengan berat hati, akhirnya ia memilih mundur secara rasional.
Formasi Ahli Strategi Yun Qin sejak awal dirancang hanya bisa dimasuki, tidak bisa keluar. Formasi penguncian inilah yang memuluskan pembantaian "Cendekiawan Buku" oleh tiran Yun Qin dulu!
Dalam beberapa tahun berikutnya, luka-luka Yitiao perlahan pulih, lalu perlahan bertambah baru. Setelah "Metode Embun Manis Puncak Meng" dipecahkan, kekuatan keseluruhan Yitiao menurun. Saat membalas dendam pada binatang suci ular "Gunung Li" di kota-kota, atau mengunjungi Bai Suqing di Pagoda Tujuh Permata, tubuhnya yang besar selalu menarik perhatian dan membuatnya membayar harga mahal.
Maka Yitiao mulai menjadi licik dan tak tahu malu, hanya demi bisa sekali saja mencapai depan Pagoda Tujuh Permata.
Setelah kehilangan wujud manusia, ia yang tak bisa lagi berbicara tak dapat berkomunikasi dengan Bai Suqing di ruang bawah pagoda. Siapa yang tahu penderitaan Yitiao?
Berdiri di puncak Gunung Selatan, Yitiao menatap dua bukit hijau di seberang. Di atas batu hijau di kakinya, terdapat dua nama yang menyatu, erat seperti bukit-bukit yang berpelukan di kejauhan.
Akhirnya Yitiao teringat ramalan yang ditinggalkan Penyihir tua seperti ayahnya sebelum meninggal.
Bencana bunga persik, Kuda Pos mendesak elemen api, Keberuntungan besar di Barat.
Bencana bunga persik telah terbukti, luka-luka di sekujur tubuh Yitiao menjadi saksi.
"Kuda Pos mendesak elemen api" - sebagai binatang suci api, gerakan Bintang Kuda Pos berarti pengembaraan.
"Keberuntungan besar di Barat", maka Yitiao pun datang ke Barat.
Dalam tradisi Bangau Api Burangsha, "perjalanan ke barat" adalah ungkapan yang sangat menghina, namun dia tetap datang tanpa ragu. Dulu Penyihir tua pernah bercerita bahwa di tanah paling barat, ada makhluk cerdas bertubuh pendek bernama "Goblin" yang sejak sepuluh ribu tahun lalu sudah menyeberangi samudera yang dikuasai Bangsa Laut dengan pesawat udara untuk berdagang di Benua Sutra. Mereka serba bisa dan merupakan makhluk paling bijaksana di dunia ini. Selama kau membayar, tidak ada yang tidak bisa mereka lakukan. Yitiao tidak takut apa pun, tapi dia benar-benar gentar dengan formasi penguncian itu.
Dulu Penyihir tua hanya bercerita sebagai kisah hiburan, bahkan dia sendiri mungkin tidak mempercayainya.
Sebenarnya Yitiao sendiri juga tidak terlalu yakin ada "Goblin" di barat yang bisa menghancurkan formasi penguncian Yunqin Fangshi. Namun seperti Bai Suqing yang dulu mencuri ramuan dewa di Gunung Nan, dia memilih percaya pada rumor meski bertentangan dengan nuraninya.
Karena di dalam hati setiap orang, ada kerinduan akan sandaran jiwa yang sejati.
Yitiao akhirnya mengerti mengapa dulu di Gunung Nan ada begitu banyak pencuri ramuan.
Bai Suqing adalah binatang suci ular tingkat tinggi yang memiliki kemampuan hibernasi jangka panjang. Ketika tinggal sebentar di Gunung Nan dulu, dia pernah mencicipi "Jamur Giok Ungu". Jamur berdaun sembilan ini efek utamanya adalah untuk bertapa tanpa makan, dengan efek samping rasa lapar yang tak pernah hilang.
"Yitiao akhirnya berputar-putar di langit atas menara Qibao, menggunakan lengkingan yang menembus awan untuk memberi tahu Bai Suqing agar menunggunya pulang. Ia yakin wanita itu pasti sudah mengerti."
Malam itu, Bulan Sabit Tipis, sang kekasih terlihat murung sendirian.
……
Ning Yu dan Gud yang mendengar cerita Yitiao sampai separuh jalan sudah berkali-kali membalikkan badan sembari menyeka air mata diam-diam. Guo Guo menangis terisak-isak, bahkan burung beo kecil pun terkesiap entah karena terharu atau tulang paha ayam yang tersangkut di tenggorokan.
Tak diketahui sejak kala, sekelompok anggota inti Feilengcui telah berdiri mengelilingi dengan mata merah. Dua Naga Peri, Mo'er, dan biarawati kecil malah berpelukan sambil menangis. Semua Bimon terbagi jelas menjadi beberapa faksi.
"Tahu tidak, wajah Vivien Leigh agak mirip Bai Suqing." Yitiao menengadahkan wajahnya memandang Sampa di langit, menghisap cerutu dalam-dalam. Cahaya bulan yang lembut menyinari wajahnya yang penuh bekas luka, memantulkan kilau basah.
"Aku akan menulis puisi untukmu." O'Neill si Kuda Nil terus-menerus meraba-raba mencari pena di badannya.
"Yitiao, kau dan Bai Suqing pernah tinggal bersama berhari-hari. Apakah kau pernah tidur dengannya?" Ekspresi Tuan Tanah Feilengcui tetap polos tanpa beban. Detail yang ia perhatikan dan pertanyaannya sangat sesuai dengan citranya yang selama ini.
"Demi Dewa Perang!" Semua orang serentak melotot memandang bos mereka dengan mulut menganga.
“Kamu benar-benar tidak terharu?” Ning Yu melotot ke arahnya.
“Kenapa harus terharu?” Liu Zhenhan benar-benar bingung, kekebalannya terhadap cerita cinta kelas tiga seperti ini sangat tinggi. Dibandingkan kisah Yitiao, Lao Liu lebih menyukai "putri kaya berjalan di taman, pangeran malang meraih juara" yang penuh strategi klise itu.
Meski sudah cukup terbuka dan nakal akibat pengaruh bos ini, Yitiao sekarang benar-benar kehilangan kata-kata. Dia baru sadar bahwa jarak antara dirinya dengan bos ini masih sangat besar.
“Terharu buat apa? Pulang dan menghajar para dewa ular sialan itu baru yang benar!”
Liu Zhenhan menunjuk hidung Yitiao sambil memaki: “Dasar kau tidak punya nyali!”
“Sejak memulihkan 'Metode Embun Manis Puncak Meng', sebenarnya aku sudah ingin mengatakan ini padamu.” Yitiao menunduk diam-diam.
“Kita kan sudah satu? Brengsek! Besok kau langsung kembali dan hancurkan 'Gerbang Li Shan' itu jadi kandang babi!” Mata Liu Zhenhan berbinar-binar.
“Tapi 'Goblin' jenius itu sudah lenyap dalam arus sejarah. Lagipula, aku belum menemukan cara memecahkan formasi kurungan Yun Qin. Meski dulu di pulau melihat Kakek Xu membuka Formasi Delapan Gerbang Emas, itu cuma kebetulan belaka...” Suara Yitiao semakin lirih.
“Aku ikut kembali bersamamu!” Ruoerna menawarkan diri dengan antusias: “Meski formasi penahan yang melarang keluar masuk sangat kuat, tapi tidak akan tahan dengan formasi teleportasi sihir kita yang memberikan solusi tuntas!”
“Ini…” Wajah Yitiao memerah, kedua tangannya bergerak kaku seperti orang gila, tidak berani menatap ke atas.
“Ini ini, dasar kau!” Liu Zhenhan tertawa terbahak: “Kau tua bangka ini, sudah ribuan tahun masih main akal-akalan denganku! Mau membawa Ruoerna kembali, pasti sudah lama kau rencanakan? Saat belum bisa bicara mungkin maklum, sekarang sudah bisa bicara kok masih malu-malu?”
Wajah Yitiao semakin merah.
“Nana dan Daisy, temani Yitiao kembali ke Timur Jauh sekalian agar bangsa naga tidak mencari masalah denganku.” Liu Zhenhan melambaikan jari pada dua Naga Peri: “Formasi teleportasi sihir bisa menembus dimensi. Setiba di sana, cari tempat aman untuk menyiapkan formasi teleportasi. Begitu kedua sisi terhubung, mudah saja. Pasukan kurang? Kirim bala bantuan. Perwira kurang? Kirim jenderal! Feilengcui siap mengirim prajurit Bimon untuk menaklukkan seluruh Benua Sutra!”
“Kenapa kau tidak keberatan sama sekali?” Yitiao terbelalak memandang Lao Liu.
“Keberatan?” Liu Zhenhan heran: “Mengapa harus keberatan? Apa kau pikir burung sepertimu bisa menggoda istriku?”
“Kali ini anggap saja sebagai wisata! Kita ternyata bisa pergi ke Benua Sutra Timur Jauh! Yah～～” Dua Naga Peri bersorak girang, berkicau sambil menghitung jari barang yang harus dibawa. Bola kristal Di Wei tentu wajib, beberapa rekaman perang dan pertunjukan dua Jago Pedang juga harus dibuatkan kartu kristal dengan kristal dan kristal sihir, dibawa kemana-mana.
“Perjalanan pulang-pergi ini minimal memakan waktu empat lima bulan.” Yitiao menunjukkan ekspresi bersalah dan tidak tega: “Di laut ada bahaya angin topan, waktu berangkat kemarin aku hampir meregang nyawa beberapa kali.”
“Apa kata penyihir tua? Keuntungan besar di Barat! Dasar, siapa yang dimaksud? Selain aku siapa lagi?” Liu Zhenhan mengangkangi pinggang sambil tertawa jahat, wajahnya penuh ekspresi kaisar sejati: “Setengah tahun kenapa? Yitiao ah Yitiao, sudah lama kau ikut aku, hubungan kita tidak perlu basa-basi begini! Harusnya kau bilang 'baru setengah tahun saja'!”
“Kita punya cincin ruang, tinggal bawa makanan enak-enak, di dalamnya bisa main Mahjong! Yah～～” Kedua Naga Peri melompat kegirangan: “Lagipula Yitiao yang akan terbang membawa kami, tidak terlalu berhubungan dengan kami!”
“Angin topan apaan sih!” Liu Zhenhan mencabut kalung seberat dua belas liang dari dadanya, menepuknya ke dada Yitiao: “Liat nggak? Ini apa? Anti angin, anti air, plus anti api!”
“Kalau diberikan padaku, kamu pakai apa?” Suara Yitiao tersekat, bibirnya bergetar halus.
"Kau anggap aku bodoh ya! Tanpa kalian, tanpa tiga Mutiara Naga, apa aku tidak bisa? Coba pikir siapa yang bersama Guo Guo mengalahkan Tiran Mata Jahat." Liu Zhenhan tertawa terkekeh.
"Kali ini kita dapat banyak hasil, aku akan segera membuat beberapa peralatan magis. Manfaatkan beberapa hari ini untuk memulihkan kondisi Yitiao, lalu kita berangkat!" Ruoerna mengangkat tangan berkata.
"Richard..." Ning Yu menarik pelan lengan Liu Zhenhan dengan ragu.
"Kau juga merindukan kampung halaman?" Liu Zhenhan membaca ekspresi di mata Ning Yu.
"Sebenarnya aku tidak pantas berkata begitu... toh wanita yang sudah menikah harus mengikuti suami..." Ning Yu agak sulit mengungkapkannya: "...Aku baru dengar dari Yitiao, Tiran Yun Qin sudah membantai semua Bimon Timur kita, yaitu 'Sarjana Buku', bertahun-tahun lalu. Jadi aku ingin menyampaikan kabar ini kepada para kerabat di Benua Chesang yang masih menunggu. Kebetulan rute Yitiao yang terbang kembali juga searah, aku pikir..."
"Mari pulang bersama untuk melihat." Liu Zhenhan berseri-seri hatinya, tapi wajahnya tetap berpura-pura serius: "Bawa pulang anak-anak lelaki dan perempuan itu ke orang tua mereka. Soal gulungan, Laozi yang akan urus sendiri! Prajurit Panda Panta juga harus pulang berkunjung ke keluarga. Kali ini bawa juga anak babi itu."
"Nanti kita pasang formasi teleportasi sihir di Benua Chesang juga! Jadi di perjalanan kita bisa mampir pulang!" Ruoerna berkata dengan santai: "Lagipula Kristal Malon masih banyak, cukup untuk empat lima formasi magis lagi, putri duyung Kou Tao juga tidak akan kabur terbang, kalau perlu kita lakukan pemerasan lagi!"
"Tapi... jumlah Penyihir Unsur Angin tidak cukup!" Ning Yu mengajukan masalah nyata.
"Sial! Naga masih belum ketemu! Goblok! Besok 420 Chimera dan Kavaleri Newton semuanya dikerahkan, gemburkan wilayah sejibu li di daerah itu! Goblok!" Liu Zhenhan berpikir sebentar, lalu melanjutkan: "Jangan khawatir, Geryon di dalam 'Cincin Tuan Tanah Kematian' ini menguasai sihir angin dan air, kalau perlu bisa kuberikan dulu ke kalian, biar aku tenang saat kalian pulang. Ning Yu, - aku juga punya cincin giok Patung Emas Yunqin ini, nanti sekalian kuberikan, lagipula Mesin Gaocen sudah hampir selesai."
"Cincin Tuan Tanah Kematian jangan diberikan ke kami. Kalau tidak, kamu sendiri tidak punya apa-apa lagi. Kita masih harus ikut kompetisi pendeta. Bagaimana kalau kami menunggu sampai Olimpiade Pendeta selesai baru pergi? Suruh Raksasa Tifon membuatkan pedang besar untukku. Gerakan pedang Fatty Luo tadi keren banget!" Yitiao terkekeh: "Dulu saat 'Metode Embun Manis Mengding' ku ditembus, aku sendirian bisa mengacaukan ular-ular dewa itu. Sekarang punya beberapa penolong, ditambah pedang besar dan Patung Emas Yunqin, kebal tiga elemen sihir! Formasi teleportasi sihir untuk memindahkan pasukan! Sialan!"
"Laozi sudah jadi Santo! Kamu ini apa? Santo lebih hebat dari Monster Tingkat Super Berbual B-mu! Sialan, area larangan sihir, sialan kakeknya!" Liu Zhenhan semakin marah saat mengingat dirinya adalah Santo yang tidak bisa menyerang: "Tidak peduli kamu ada atau tidak, kalau hewan Luo Sha mati, daging berbulu tidak dimakan! Sialan, satu Geryon ditambah kamu, masih mau memberi kesempatan hidup untuk pendeta lain?"
"Bukannya masih ada bayi darah? Waktu itu aku dengar kamu bertanya pada Pangeran Moore: Penyihir setingkat menetaskan telur inang butuh setahun, Santo butuh berapa lama? Dengan kekuatan penyihir tingkat suci, pasti seratus kali lebih kuat dari penyihir senior kan?" tanya Yitiao.
“Tidak ada preseden di kalangan Moore, Blood Elf juga belum pernah melahirkan Penyihir Santo! Ada catatan pergantian telur inang oleh Magister Sihir, sepertinya sekitar setengah tahun, mungkin ini benar-benar terkait level kekuatan penyihir.” Liu Zhenhan menghela napas, matanya melirik ke arah Murinio di kejauhan: “Sial! Sekarang tinggal kurang telur Phoenix.”
“Gebuk dia!” Yitiao langsung berdiri sambil berkata dengan garang.
Bab 186 Koordinasi Urusan Internal
Sebuah makan malam yang canggung, akhirnya juga mendekati akhir yang canggung dalam suasana yang canggung.
Liu Zhenhan yang sedang memutar berbagai akal licin di kepalanya, sejak itu tak lagi menghiraukan tamu manapun. Membiarkan Xiao Hulijing berkeliling menyapa, ia sendiri bersama Ruoerna sibuk menyusun jadwal produksi peralatan magis berikutnya dan menyalin memo.
Baru setelah membuat memo sistematis, Liu Zhenhan tersentak menyadari betapa banyak bahan baku magis yang ia kumpulkan dari dunia bawah tanah – ternyata ada segunung material sihir yang menunggu pengolahan!
Selain keuntungan yang didapat dari Elf Jatuh, Liu Zhenhan juga meraup kekayaan besar hanya dari pertempuran Rawa Garam Hangus. Harta dari mayat 30.000 pasukan Elf Jatuh ini mencakup lebih dari 2.000 kristal sihir - baik dari pasukan Monster maupun Chimera berkepala dua. Meski sebagian besar kristal ini tidak terlalu tinggi tingkatannya, jumlahnya yang melimpah sangat cocok untuk membuat kartu film kristal.
Selain itu, masih ada beberapa "menu utama" yang menunggu pemrosesan: Tiran Mata Jahat, Kaisar Api, kuda terbang bersayap, Kui Niu Air Asin, Flame Demon bersayap enam, dan Anjing Neraka berkepala tiga. Dari mayat Monster Tingkat Super ini, hanya beberapa yang telah diambil kristal sihirnya, belum lagi diubah menjadi peralatan magis.
Nana adalah ahli alkimia sihir yang mahir, tetapi pembuatan beberapa peralatan magis membutuhkan keahlian khusus seperti menjahit, mengukir, dll. Jika bahan baku ini hanya digunakan untuk membuat cincin amplifikasi, itu akan menjadi pemborosan. Bulu kristal api Yitiao saja bisa dibuat menjadi zirah formasi perbaikan api, apalagi Monster Tingkat Super ini pasti bisa dimanfaatkan berdasarkan elemennya.
Master Ottega adalah yang paling bersemangat. Setelah sekian lama bersama, dia telah memahami karakter bosnya - Tuan Tanah sangat suka memberikan peralatan legendaris kepada bawahannya yang layak!
Kali ini Master Ottega mengumpulkan darah Kaisar Api, Flame Demon bersayap enam, serta enam Ular Berapi Berbulu. Meski darah-darah ini sudah mengering, elemen api dahsyat dari monster api kelas atas masih tersisa. Pemurnian darah-darah ini menjadi ramuan sihir akan menjadi bahan baku terbaik untuk membuat gulungan sihir. Walau Master Ottega belum bisa membuat gulungan sihir tingkat tinggi, dengan tinta kelas premium ini, ia pasti bisa mempersenjatai dirinya sebagai Penyihir yang mengandalkan gulungan sihir elemen api tingkat menengah-rendah! Apalagi, hasil terbanyak kali ini adalah kristal sihir api, dengan banyak kualitas tinggi. Master Ottega bahkan sudah membayangkan gaya dirinya dengan cincin amplifikasi di jari, anting amplifikasi di telinga, dan kalung amplifikasi di leher.
Sebagai Ahli Sihir Utama Feilengcui, perasaan Master Ottega saat ini hanya bisa digambarkan dengan satu kata: puas.
Liu Zhenhan sekarang justru dilanda kebingungan parah. Dua ribu lebih kristal sihir yang digali dari tumpukan mayat memang mudah diolah. Yang sedikit merepotkan adalah bagaimana menangani monster-monster tingkat super ini. Ambil contoh Kaisar Api si Berbual B besar ini, kristal sihir elemen apinya saja jika dijadikan tongkat amplifikasi magis, setelah dipasang oleh Master Ottega yang mengkhususkan diri pada sihir elemen api, setidaknya bisa meningkatkan levelnya dari Penyihir Senior langsung ke Magister Sihir. Namun sebagai monster tingkat super tipe evolusi, tubuh Kaisar Api tentu menyimpan lebih dari sekadar satu kristal sihir. Begitu pula dengan monster-monster puncak lainnya. Setiap bagian tubuh monster elite ini adalah harta karun dengan potensi eksplorasi dan pengembangan yang sangat besar. Kelangkaan peralatan magis di Benua Aigean selama ini justru disebabkan oleh minimnya bahan baku berkualitas tinggi. Siapa lagi yang seperti Liu Zhenhan, bisa mengumpulkan monster-monster tingkat super sebanyak ini sekaligus?
Ini hampir seperti mendorong beruang cokelat ke ladang jagung lalu membiarkannya memetik sepuasnya.
Semakin dalam pembahasan, semakin ia sadar bahwa urusan yang menunggu keputusan sang tuan tanah ini jauh lebih banyak dari satu dua perkara ini!
Dari lima Busur Silang Sayap Burung yang dibawa dari bawah tanah, selain satu unit yang dihadiahkan Murinio, keempat sisanya mengalami kerusakan dengan tingkat berbeda yang perlu diperbaiki; mutiara hitam kerang hasil pemerasan dari putri duyung Kou Tao baru saja ditemukan bisa digunakan untuk merebus madu beraroma buah, potensi komersialnya masih perlu dikembangkan; penemuan Merkuri Quarkdor serta kemampuan penyatuan sihir yang tetap unggul setelah senjata Emas dilebur kembali, juga menunggu pengembangan lanjutan; pendatang baru ras Bimon perlu didata kependudukannya; pembukaan toko-toko komersial...
Dua manajer keuangan Suku Rubah yang sedang mencatat laporan statistik dan mengarsipkan dokumen cadangan hampir pingsan karena terlalu bersemangat. Tidak ada yang lebih memahami potensi ekonomi pabrik senjata bawah tanah Feilengcui dan dunia bawah tanah selain pasangan rubah licik ini.
Namun beban kerja besar yang menyertainya membuat kedua manajer keuangan Forbes ini kewalahan di tengah euforia, mereka terus mendesak bos untuk merekrut 20 akuntan Forbes lagi guna membantu mengurus penyimpanan dan pengeluaran peralatan militer yang menjadi prioritas utama. Tenaga kasar berlimpah di Feilengcui, tapi tanpa manajemen profesional akan terjadi kekacauan.
Untungnya ada kepala suku Andulan yang bijaksana dan Ning Yu yang membantu Liu Zhenhan menunjuk dan menetapkan daftar manajer tambahan. Tanpa mereka, Liu Zhenhan mungkin sudah menabrak kepala hingga tewas karena sama sekali tidak mengerti urusan ini.
Keterlibatan Tuan Tanah Feilengcui dalam pekerjaan ini malah membuat para tamu kehormatan merasa diabaikan. Klan Medusa yang sudah kehilangan harga diri, dalam suasana tidak menyenangkan seperti ini, tentu tidak mau bertahan lebih lama lagi dan memilih untuk pergi lebih awal. Pendeta Harimau Putih Borgkamp yang berhasil memperoleh banyak keuntungan, mengusulkan kunjungan ke Kota Caiyu pada saat yang tepat.
Permintaan kecil Utusan Paus ini tentu disetujui oleh Tuan Tanah Trezeguet. Makna kunjungan Pendeta Harimau Putih Borgkamp ke Kota Caiyu, bahkan orang bodoh pun bisa menebaknya. Pendeta Harimau Putih yang lihai dalam diplomasi ini pantas disebut sebagai perwakilan terbaik dari keluarga terhormat. Meskipun target utama perekrutan mereka selama ini adalah Tuan Tanah Feilengcui, kekuatan klan Medusa yang baru saja menunjukkan secuil kemampuan spektakuler (hewan peliharaan magis para pendeta muda itu adalah monster-monster berkualitas), tentu tidak akan dilewatkan begitu saja oleh Pendeta Harimau Putih Borgkamp.
Dibandingkan dengan Harimau Putih yang memiliki wawasan tajam, Pangeran Gernet si hidung belang itu benar-benar terlihat sangat bodoh. Meski dungu, serigala Zhongshan ini memang memiliki nyali besar dalam urusan wanita. Dengan dua Imam Tongkat yang selalu mendampingi Liu Zhenhan, serta kedekatannya dengan legenda pendeta Tuan Mourinho, seharusnya ada sedikit kebijaksanaan untuk menyadari bahwa Tuan Tanah Feilengcui, Richard ini bukanlah mentimun muda. Namun Pangeran Gernet tetap nekat mengajukan permintaan agar pelayan Feilengcui menemani tidurnya.
Di kalangan bangsawan Bimon, kebiasaan saling meminjamkan pelayan untuk menemani tidur sebenarnya bukan hal baru. Meski bangsawan berkelas tinggi seperti Imam Harimau Putih Bergkamp takkan pernah mengajukan permintaan memalukan seperti ini. Tapi jelas Pangeran Gernet si hidung belang ini bukan termasuk golongan bangsawan yang tahu diri.
Terlihat jelas bahwa nafsu sang pangeran terhadap Helen bahkan melebihi keinginannya pada pelayan Medusa dan pelayan kupu-kupu. Tapi menghina seorang pendeta wanita pelayan Dewa Perang? Jangankan dia, bahkan Yang Mulia Grak Sal sang raja pun takkan berani sekalipun berniat.
Gernet ini jelas terlalu mengandalkan statusnya. Di bawah pengaruh alkohol, dia bahkan berani menuntut Tuan Tanah Feilengcui yang sedang sibuk mengurus urusan internal untuk memilih 4 hingga 6 pelayan cantik di seluruh wilayah kekuasaan untuk menemaninya semalam.
Mata bernafsu Sang Count Garet ini berputar-putar mengamati dua putri kelinci ras Pulayboai yang dihadiahkan Bangsawan Borgkamp kepada Liu Zhenhan. Para pengawalnya yang sudah terbiasa melakukan perbuatan kotor seperti ini segera menyambut dengan antusias.
Meski ras kelinci di antara Bimon bukan ras yang paling terkenal menghasilkan kecantikan, gadis-gadis kelinci pilihan terbaik tetaplah permata langka yang harganya sangat mahal di pasar gelap.
Kecantikan putri kelinci yang mungil dan imut dengan aura nakal alami, mudah membangkitkan naluri penakluk dan pemuas nafsu kaum lelaki. Yang terpenting, sorot mata merah delima mereka adalah yang paling menggoda di antara semua wanita cantik Bimon.
Ungkapan kuno dalam gaya "Mulan" yang aneh "Mata betina kelinci nan mengabur" secara tidak langsung membuktikan hal ini.
Count Garet sendiri yang mencari maut. Liu Zhenhan yang sedang kesal akhirnya menemukan sasaran amarah. Ia segera memenuhi permintaan Count Garet dengan menghadiahkan dua "gadis cantik". Bukan karena tidak bisa menyediakan 4-6 orang, tapi Lao Liu khawatir Sang Count tidak akan bisa bangun besok pagi.
Dua "gadis cantik" ini dipilih khusus dari budak ogre. Sorot mata mereka juga berkabut, persis seperti kelinci yang sedang mengamati wortel.
Protes Sang Count tidak ada gunanya. Tuan Tanah Feilengcui memang tak pernah menganggap siapapun dari Kerajaan Bimeng layak diperhitungkan. Bahkan jika Dewan Pengawas Bangsawan mencabut gelar kebangsawanannya, gelar Pendeta-nya takkan bisa dihapus. Di wilayah seluas beberapa hektar ini, perintahnya mungkin lebih berwibawa daripada titah Sang Raja sendiri.
Kapten Rossi dari Pasukan Tentara Bayaran Macan sudah tiba di Feilengcui setengah bulan lalu bersama keluarga dan pasukan elitnya. Dalam jamuan resmi sebelumnya, dia belum layak hadir. Menjelang akhir pesta, setelah menunggu lama, dia segera meminta para pelayan untuk menemui Tuan Jabbar, kepala pelayan penguin, memohon audiensi dengan tuan tanah yang sedang sibuk mengurus urusan domestik.
Tanpa laporan dari Pengurus Jabbar, Liu Zhenhan hampir lupa bahwa dia merekrut sekelompok tentara bayaran manusia. Audiensi ini akhirnya membawa kabar baik bagi Liu Zhenhan yang sedang pusing tujuh keliling. Nyonya Mia Hamm, istri kapten pasukan Macan, membawa lebih dari 800 anggota ras Elf Hutan. Dari suku kecil ini, terdapat lebih dari 200 pemanah berpengalaman - meski tak terlalu berguna bagi Liu Zhenhan, suku kecil ini ternyata memiliki dua penyihir Elf dan seorang pendeta Elf! Benar-benar sesuai dengan reputasi ras Elf sebagai yang paling mahir merasakan kekuatan elemen!
Dua anggota Serikat Penyihir Elf ini memiliki tingkat yang tidak terlalu tinggi, satu berstatus magang dan yang lain memiliki jabatan penyihir menengah. Karena berasal dari suku kecil, teknik sihir mereka tidak semenarik Master Ottega yang berasal dari aliran ternama, namun mereka khusus mempelajari sihir angin dan kayu, menjadi bantuan berharga bagi formasi teleportasi sihir Feilengcui. Adapun pandai besi, penjahit, dan tukang kebun dari suku kecil Elf Hutan ini adalah tenaga pembuka lahan yang sangat dibutuhkan Feilengcui.
Elf memiliki kemampuan merasakan elemen yang lebih tajam dibanding ras beradab lainnya. Dengan bahan baku yang tepat, sebagian besar peralatan magis yang beredar di Benua Aigean adalah hasil karya pandai besi Elf. Dengan kehadiran penjahit Elf dibimbing alkemis, peralatan lunak seperti jubah magis dan sarung tangan magis kini bisa diproduksi. Kabar baik ini membuat Liu Zhenhan bersemangat. Dengan bantuan mereka, Ruoerna bisa fokus menyelesaikan peralatan magis berkualitas tinggi sebelum berangkat ke Timur Jauh.
Pasukan Tentara Bayaran Macan juga beruntung mendapatkan waktu yang tepat. Kedatangan mereka bertepatan dengan pengembangan sumber daya besar di bawah tanah oleh tuan tanah. Jadi langkah berikutnya untuk pasukan tentara bayaran sangat jelas: selain terus merekrut pasukan dengan menggunakan nama Imam Raja Langit, kantor pasukan bayaran Feilengcui akan langsung dipindahkan ke bawah tanah. Jika formasi pesan sihir untuk menyampaikan informasi dipasang di sana, mereka bisa langsung berkomunikasi dengan kantor cabang di Doluote, sehingga bisa merespons pasar dengan cepat.
Setelah 200 prajurit budak yang kuat bergabung, ditambah 200 tentara bayaran profesional dan 200 pemanah Elf yang dibawa Pasukan Macan, struktur pasukan bayaran skala dasar sudah sangat lengkap. Liu Zhenhan berencana memperluas pasukan garis kedua Macan ini menjadi 2.000 orang musim panas ini. Mengenai peralatan senjata yang memakan biaya terbesar dalam pembentukan pasukan bayaran, dengan tambahan 200 budak Kurcaci Abu-abu, pabrik senjata di bawah komandonya sekarang sudah mencakup empat kelompok pandai besi: Banteng Cukur, Raksasa Typhoon, Elf Hutan, dan Kurcaci Abu-abu. Tidak perlu mengeluarkan satu koin tembaga pun, satu-satunya biaya hanyalah menyediakan anggur untuk konsumsi para pandai besi. Namun setelah suku Hobbit Setengah Manusia pindah ke sini, biaya ini pun akan menjadi semakin tidak berarti.
Meskipun dunia bawah tanah asing baginya, Kapten Rossi sangat menyadari betapa mahalnya harga seekor kuda nightmare liar dari bawah tanah di negara manusia. Di dunia bawah tanah tanpa persaingan tentara bayaran lain ini, dengan dukungan kekuatan sebesar ini, darah Kapten Rossi mulai mendidih.
Kesepakatan awal antara Pasukan Tentara Bayaran Macan dan Tuan Tanah Feilengcui adalah pembagian keuntungan. Keuntungan besar ini membuat Kapten Rossi yang datang ke Feilengcui dengan angkuh ingin segera terbang ke bawah tanah, bahkan sudah membayangkan membentuk pasukan kavaleri kuda nightmare.
Liu Zhenhan menghitung jari satu per satu, merasa Feilengcui semakin menunjukkan bentuk kota sejati. Dengan pembukaan berbagai toko berikutnya, kemakmuran Feilengcui sudah di depan mata. Pencapaian ini membuat si bajingan yang merintis dari nol ini merasa sangat bangga.
Putri Benitez, Pangeran Moore bersama sekelompok Penyihir Blood Elf menginap di Feilengcui malam ini. Melihat Elf Miya, ekspresi mereka langsung berubah aneh. Elf Miya juga menduga lawannya adalah Elf Jatuh dari bawah tanah, wajahnya jelas-jelas menunjukkan ketidaknyamanan.
Liu Zhenhan melihat mereka saling melototi, dalam hati merasa lucu. Siapa lagi di seluruh Benua Aigean selain dirinya yang punya kemampuan dan nyali membawa dua kelompok Elf Jatuh ke permukaan?
Bagi dua kelompok Elf Jatuh, Lao Liu masih memiliki satu beban di hati. Meski berhasil menaklukkan Tiran Mata Jahat dan Black Dragon Neraka, hal ini justru membuat kedua kelompok Elf Jatuh tersebut semakin berani. Tanpa ancaman potensial dari bawah tanah, para Elf Jatuh pasti akan menempatkan pasukan di dunia bawah tanah. Kebutuhan makan-minum 6 juta orang tentu akan tetap menjadi beban bagi manusia gua yang malang, membuat Liu Zhenhan merasa pusing.
Lao Liu sebenarnya menganggap puluhan juta manusia gua batu rahang di dunia bawah tanah sebagai petani gratis, berencana memungut sedikit biaya perlindungan bahan pangan. Jika dua kelompok Elf Jatuh ini ikut campur, bukankah rencana ini akan gagal?
Tampaknya belum mungkin untuk berkonfrontasi sekarang. Para Elf Jatuh ini setidaknya membutuhkan waktu setengah tahun untuk menyelesaikan relokasi. Karena itu, cara untuk menjebak kedua kelompok Elf Jatuh ini mulai mengobrak-abrik dasar laut di pikiran Lao Liu.
Hingga siang hari berikutnya, ketika Tuan Mourinho datang ke Feilengcui bersama pendeta wanita Elf bulan bawahan untuk menemui tuan tanah, Liu Zhenhan masih belum tidur. Bukan karena tidak sempat, tapi karena terlalu banyak hal yang harus dikerjakan.
Pendeta wanita Elf bulan yang dibawa Imam Utama Angsa ini juga seorang kecantikan. Kesombongan khas ras Elf membuat wajah cantiknya langsung menunjukkan ekspresi jijik ketika melihat Liu Zhenhan turun dari Bukit Merah dengan pakaian tidak rapi.
Para dayang-dayang cantik fenghua juedai bermunculan dari kediaman tuan tanah, membantu Tuan Tanah merapikan pakaian dan menyisir rambut, membuat pendeta wanita Elf ini tercengang. Ketika beberapa nyonya bos muncul, pandangan pendeta Elf ini terhadap Tuan Tanah Feilengcui berubah total.
Ia benar-benar tak mengerti bagaimana seorang Bimon yang buruk rupa bisa begitu perkasa. Banyaknya wanita cantik di sini membuatnya sebagai wanita Elf cantik hampir memabukkan.
Terhadap "Niuhuang Angong" yang diajukan Tuan Feilengcui, pendeta bulan Elf juga belum pernah mendengarnya. Melihat si pembicara berkeringat liur, pendeta bulan Elf mulai meragukan apakah ini sekadar Chui Buer.
Di Benua Aigean, yang paling ahli dalam obat-obatan adalah Tabib Shaman Behemoth dan penyihir wanita manusia. Kelompok lain seperti biarawan, pendeta bulan Elf, atau pastor hanya mahir menggunakan kekuatan elemen. Namun penelitian Tabib dan penyihir kebanyakan untuk racun mematikan, sehingga Tuan Mourinho tak terlalu mempercayai mereka.
Secara pribadi, pendeta bulan Elf enggan mengakui keahlian pengobatannya kalah dari seorang Pigge Bimon buruk rupa. Syarat menjadi pendeta bulan Elf harus perawan Elf suci. Untuk gangguan kehamilan seperti ini, dengan pengetahuan fisiologinya yang terbatas, sihir penyembuhannya hampir tak berpengaruh.
Setelah mendengarkan pernyataan pendeta wanita Elf Bulan, Murinio akhirnya memutuskan untuk membiarkan Tuan Tanah Feilengcui mencoba. Imam Utama Angsa yang sedang panik ini, jika tahu bahwa Liu Zhenhan sebenarnya adalah orang setengah matang, pasti akan menendang Pigge di depannya yang membual habis-habisan, hampir menempelkan stempel "tabib dewa" di wajahnya sendiri.
Fenghuang Betina Es yang terguncang oleh "Tarian Kacau Iblis" hingga kandungannya bermasalah, andai bukan karena energi es abadi dari Pegunungan Salju Himalaya Taymur, mungkin sudah keguguran dan mati. Ketika Liu Zhenhan dan Murinio terengah-engah tiba di gua salju 100 li sebelah selatan Gunung Cukur, suara erangan kesakitan Fenghuang Es sudah terdengar dari kejauhan.
Meski kicauan Fenghuang biasanya terdengar merdu, namun saat ini sama sekali tidak bisa dikaitkan dengan kata "merdu".
Liu Zhenhan menengadah melihat Puncak Tanggula yang menjulang di utara. Ia heran, apakah Naga Es Himalaya Taymur sedang hibernasi? Seharusnya monster tingkat super seperti ini memiliki kesadaran teritorial yang kuat, tapi Fenghuang Es tingkat super ini sudah sampai di depan pintunya, tidak juga datang mencari masalah.
BAB 187: Bayi Darah Kembar
Gua gunung bersalju ini adalah rongga alami yang menempel di tebing curam. Sekelompok prajurit Medusa dan Pendeta menjaga mulut gua. Di kaki gunung terdapat hutan pinus yang lebat, salju putih berkilau kontras dengan hutan hijau, serta air terjun beku yang membentuk pemandangan indah memesona.
Kedatangan Tuan Mourinho sepertinya membuat semua Medusa di sana lega.
Kondisi Burung Es Feniks jauh lebih buruk dari perkiraan Liu Zhenhan. Setelah memasuki gua, Lao Liu bahkan mengira pernah terjadi longsor salju di sini. Seluruh bagian dalam gua tertutup lapisan es tebal seperti cermin, sudut-sudutnya tajam. Partikel es beterbangan seperti badai, menyayat wajah hingga perih.
"Tang Beierjina~~" Wajah Imam Utama Angsa dipenuhi keprihatinan. Ia melangkah cepat merangkul leher Burung Es itu, berbisik seperti menenangkan anak kecil: "Tang Beierjina tercinta, jangan khawatir lagi. Aku sudah menemukan tabib terbaik untukmu."
Anehnya, sebelumnya seluruh gua bergemuruh oleh jeritan pilu yang mengguncang kristal es. Tapi setelah Imam Utama merangkul leher Burung Es itu, jeritan itu berubah menjadi desahan lemah seperti benang tipis.
Lao Liu belum pernah mendengar suara Burung Es sebelumnya. Menurutnya sangat menarik, makhluk ini lebih mirip wanita hendak melahirkan daripada Monster Tingkat Super.
Situasi memang sangat buruk.
Liu Zhenhan memandangi fenghuang es raksasa ini, sebaris darah merah segar merembes dari bagian perut bawahnya yang tertutup bulu putih salju, mengalir ke tanah dan memancarkan hawa dingin yang hebat.
Tubuh fenghuang es gemetar hebat, bukan karena kedinginan tapi murni berusaha menahan rasa sakit. Baru pertama kali Liu Zhenhan melihat monster tingkat super bisa merasakan sakit hingga seperti ini.
Seluruh wajah Tuan Mourinho menempel di kepala fenghuang es, terus-menerus mengusap-usap sambil berbisik sesuatu yang tak terdengar.
Menyelamatkan nyawa burung setara membangun tujuh tingkat pagoda. Liu Zhenhan segera mengeluarkan empedu Kui Niu Air Asin sebesar telapak tangan. Namun tentang cara mengobati fenghuang es ini, apakah empedu ini harus direbus, dikukus, atau diolah bagaimana, Liu Zhenhan sama sekali tidak tahu.
Niatnya menyelamatkan fenghuang es memang ada, hanya saja motivasinya agak tidak murni.
Setelah berpikir sebentar, Liu Zhenhan menggunakan cara paling sederhana: menghancurkan empedu itu menjadi bubuk dengan tangan. Tapi masalah baru muncul: bagaimana memberikannya kepada fenghuang es?
Fenghuang es sudah terlalu lemah untuk menelan sendiri. Lao Liu mengambil cara kasar: membuka paruh fenghuang dan memasukkan bubuk itu seperti mengisi bebek.
Imam Utama Angsa merasa sangat sedih, langsung menghentikan gerakan kasar Liu Zhenhan selanjutnya, merebut kertas kemasan berlapis bubuk bezoar keemasan, mengambil kendi alkohol perak berbentuk tapal kuda dari pinggangnya, meneguk alkohol, mengumpulkan sedikit bubuk bezoar, memeluk kepala Fenghuang es, lalu perlahan-lahan memberikan obat ke paruh burung melalui mulutnya.
Lao Liu tertegun melihatnya.
Dia tidak menyangka Tuan Mourinho ini begitu menyayangi peliharaan magisnya!
Setelah menelan bubuk bezoar, Fenghuang es tampak jauh lebih tenang, seolah bubuk itu benar-benar berkhasiat ajaib.
Tuan Mourinho akhirnya menghela napas lega, memandang Liu Zhenhan dengan penuh rasa terima kasih.
Dalam hati, Lao Liu tertawa geli. Kalau telur Phoenix ini tidak menetas, bagaimana nasib bayi darahku nanti?
Saat Tuan Mourinho berjabat tangan erat dengan Liu Zhenhan dan mengantar dokter palsu yang beruntung ini ke mulut gua sambil mengucapkan terima kasih, tiba-tiba terdengar teriakan mencekam dari pendeta wanita Elf Bulan yang merawat Fenghuang es di dalam gua.
Liu Zhenhan dan Mourinho mengira ada monster kuat yang muncul dari dalam gua, mereka segera berlari kembali ke kedalaman gua.
Pendeta wanita Elf Bulan itu menunjuk Fenghuang es di lantai dengan jari gemetaran.
"Fenghuang Es berukuran raksasa ini sudah pingsan, terbaring tak bergerak di tanah. Darah segar mengucur deras dari bagian bawah perutnya. Ujung telur putih mulai terlihat, seperti tunas bambu setelah hujan, perlahan namun gigih menyembul ke permukaan."
"Apa yang terjadi? Kenapa bisa begini?" Tuan Mourinho seperti singa mengamuk, menarik kerah baju Liu Zhenhan: "Kau terkutuk! Apa yang kau lakukan pada Tang Beierjina-ku? Kenapa 'Niuhuang Angong' buatanmu malah membuatnya keguguran!"
"Obat untuk yang belum mati, dokter untuk yang berjodoh!" Liu Zhenhan membela diri sambil berusaha melepaskan cengkeraman si tokoh besar. Tenaga Angsa Tua ini luar biasa, cengkeramannya seperti besi di leher Lao Liu, membuatnya hampir kehabisan napas.
Sebenarnya dia cuma setengah ahli, mana paham ilmu pengobatan. Hanya asal comot dari buku, dulu pernah dengar istilah "Niuhuang Angong" entah dari mana, langsung ditafsirkan seenaknya menurut huruf. Sekarang terjadi keguguran, mana mungkin dia tahu penyebabnya.
Menurut logika Liu Zhenhan, 80-90% ini kesalahan Fenghuang Es sendiri. "Siapa suruh kawin sedarah!" batinnya.
“Jika sesuatu terjadi pada Tamberkina, aku pasti akan membunuhmu!” Suara Tuan Mourinho tiba-tiba menjadi lebih dingin daripada es di tebing batu. Seluruh tubuhnya tak lagi menggelegak, tenang bagai bongkahan es purba. Perubahan sikap tiba-tiba ini menciptakan aura yang mengerikan.
“Apa maksudmu! Phoenix Phoenix! Bagaimana mungkin dia mati!” Liu Zhenhan menatap langsung Imam Utama Angsa. Saat ini dia tak bisa menunjukkan wajah penipu dunia yang menjual pil ajaib. Jika angsa tua ini mengetahui dia cuma mengandalkan tebakan, pasti si angsa tua akan langsung menyerangnya.
Ekspresi Murinio memberitahu Lao Liu bahwa niat membunuh itu sungguhan. Meski mungkin tak takut pada angsa tua ini, tapi mempertaruhkan nyawa untuk hal seperti ini terasa tidak sepadan.
“Tidakkah kau tahu, Phoenix kehilangan kemampuan reinkarnasi selama masa kehamilan?” Sorot mata Tuan Mourinho mulai menjadi tajam.
“Tenang saja, monster tingkat super mana mungkin mati begitu mudah.” Liu Zhenhan mengendus-endus: “Bencana datang, lihat sisi baiknya. Lahir prematur ya sudah, toh akhirnya harus lahir juga. Apa bedanya beberapa bulan lebih awal!”
“Bodoh! Kau kira dewa-dewa tingkat super itu seperti ras Bimon kita? Bayi yang menetas dari telur prematur bahkan satu jam lebih awal pun tak akan bisa bertahan!” Mourinho memindahkan tubuhnya ke sisi gua yang terkena sinar matahari, berkata dingin: “Nyawamu yang harus mengganti.”
Imam Utama Angsa telah memblokir jalan keluar Liu Zhenhan dari gua, niat tersembunyi semakin jelas terlihat.
Liu Zhenhan melemparkan "Aura Kidung Rantai Jiwa", menghubungkan Fenghuang es di tanah dengan tiga orang dalam gua menggunakan gada berantai. Hati ketiganya tiba-tiba kosong, rasa lelah dan malas merasuk ke seluruh tubuh.
Sorot mata Tuan Mourinho berkedip aneh. Ia sendiri terlalu emosi sampai lupa bahwa mantra andalan Imam Bemon "Kidung Rantai Jiwa" bisa menyelamatkan nyawa selama tidak ada kehilangan nyawa secara berlebihan.
Pendeta Elf Bulan baru sekarang teringat menggunakan "Teknik Pembekuan Darah" untuk menghentikan pendarahan Fenghuang es. Tampaknya dia sama paniknya dengan Tuan Mourinho.
"Teknik Pembekuan Darah" terbukti efektif. Mungkin karena luka Fenghuang bukan seperti kerusakan arteri utama di medan perang, akhirnya darahnya berhenti mengalir. Di bawah pengaruh aura Kidung Rantai Jiwa, Fenghuang akhirnya membuka matanya dengan lelah. Telur putih besar telah muncul sebagian dari pantatnya, dipenuhi lapisan tebal darah beku.
"Yang Mulia Tuan Mourinho! Fenghuang es Anda menyebabkan kelahiran prematur, seharusnya bukan kesalahan bezoar sapi saya!" Liu Zhenhan sebenarnya juga merasa bersalah, tapi saat ini sama sekali tidak boleh menunjukkan kelemahan: "Saya dengan tulus datang membantu Anda, apakah begini cara Anda memperlakukan saya? Membunuh saya? Membunuh seorang Pendeta? Membunuh saudara sebangsa? Demi Dewa Perang yang adil, sungguh mengejutkan seorang Imam Utama bisa mengucapkan kata-kata seperti ini!"
"Kalau begitu berikan penjelasan padaku! Yang Mulia Tuan Richard! Mengapa Fenghuang esku Tang Beierjina tiba-tiba menjadi seperti ini setelah memakan Angong Niuhuang milikmu?" Tuan Mourinho memeluk erat Fenghuang es yang lemah itu sambil bertanya dengan penuh amarah.
"Apakah Fenghuangmu sebelumnya benar-benar sehat walafiat? Jangan jadikan kebodohan sebagai karakter, Imam Utamaku! Siapa yang menetapkan bahwa seorang tabib harus menjamin kesembuhan total saat mengobati? Kalau begitu, mengapa masih ada mayat hidup di dunia ini?" Liu Zhenhan juga meledak marah. Dia memang seorang tuan tanah yang keras kepala, sama sekali tidak punya niatan menunggu pisau penyembelih di lehernya.
"Semua ini terjadi karena kau! Tanpa Kupu-kupu Gabriel-mu, bencana ini tidak akan pernah terjadi!" Mourinho melepas lambang Medusa emas di dadanya, wajah tampannya dipenuhi aura kebengisan.
"Sial! Menghadapi dua belas Naga Hitam Neraka, apa yang bisa kulakukan? Jangan lupa putrimu Gatanie juga ada di sana waktu itu, Bangsat!" Liu Zhenhan merasa orang tua ini mungkin sudah gila, sebelumnya selalu terlihat anggun, hari ini seperti roh perampok masuk ke tubuhnya, sorot matanya tajam seperti pisau, memancarkan aura pembunuhan yang mengerikan.
Begitu Gatanie disebut, sorot mata Murinio sedikit melunak.
"Dasar Murinio sialan! Aku sumpahi kakekmu!" Liu Zhenhan teringat sesuatu: "Fenghuang es sekarang sudah baik-baik saja kan! Masih mau menuntutku kenapa? Bangsat! Telur Phoenix lahir prematur, apa yang bisa kulakukan? Tidak tahukah kau wanita hamil jatuh sekali saja bisa keguguran?"
"Jose..." Fenghuang es di lantai tiba-tiba berbicara dengan suara sangat lemah: "...Bukan kesalahan Pigge ini atau obatnya, ini takdir, hukuman dari Dewata Phoenix Xia Gui untukku."
"Tamberkinna..." Mata Tuan Mourinho dipenuhi air mata, menatap Fenghuang es yang kelelahan.
"Obisilachi!" Liu Zhenhan mengutuk pelan. Dia tak menyangka Fenghuang es ini ternyata juga burung phoenix yang sudah berevolusi ke bentuk manusia - monster tingkat super yang bisa bicara. Selain makhluk bawaan yang punya pita suara, untuk burung seperti Phoenix atau Bangau Api, harus berevolusi ke bentuk manusia dulu baru bisa bicara. Pantasan suara kicauannya di gua terdengar aneh.
"Dewa Fenghuang pasti akan menghukummu! Sialan, kamu bersaudara kandung dengan Fenghuang Api, tapi masih bisa punya keturunan. Aku sumpahin, anak yang lahir pasti cacat!" Liu Zhenhan mengutuk dalam hatinya.
"Hmm..." Desah berat Burung Fenghuang Es menggema di dinding es, sebiji telur Fenghuang putih besar menggelinding ke samping, berputar tiga kali lalu berhenti.
"Tamberlina..." Tuan Mourinho menatap telur Fenghuang itu, air matanya tak tertahan lagi mengalir.
Liu Zhenhan menghela nafas lega. Nyawa Burung Fenghuang Es ini akhirnya terselamatkan. Setelah melahirkan, pasti akan mengalami Nirvana.
"Oh~anakku~" Tamberlina si Burung Fenghuang Es mengangkat leher panjangnya, memandang telur Fenghuang berlumuran darah itu. Bulu putihnya bergetar gemetar.
"Fluktuasi kekuatan elemen terlalu lemah..." Mata pendeta wanita Elf Bulan juga basah oleh air mata: "...Telur Fenghuang ini sama sekali tidak bisa... menetas..."
Burung Fenghuang Es di lantai diselimuti cahaya putih, berubah menjadi wanita berjubah putih dengan rambut hitam seperti salju, cantik namun membekukan.
“Atas namaku, kuberikan kepergianmu yang tenang.” Tang Beierjina Fenghuang Es menutupi dadanya yang indah, perlahan bangkit dengan bantuan Murinio. Jari-jari mungilnya menyemburkan hawa salju yang melingkupi telur Fenghuang di tanah, membentuk kristal es transparan yang memancarkan kilauan magis. Di dalamnya, telur oval Fenghuang bersinar gemilang.
“Anakku, tinggallah selamanya di puncak gunung bersalju ini. Biarkan es yang terkunci selama ribuan tahun menjadi saksi cintaku yang abadi.” Suara Tang Beierjina Fenghuang Es gemetar. Tangannya mengelus kristal es raksasa dari kejauhan, air mata mengalir deras di wajah cantiknya yang pucat bagai salju.
Liu Zhenhan terdiam. Pikirannya sibuk memutar: Apakah Fenghuang memang sudah di ambang keguguran? Ataukah bubuk bezoar-nya yang bermasalah?
"Angong Niuhuang!" Batin Liu Zhenhan. "Bukankah ini obat penstabil rahim? Lalu kenapa dinamakan demikian? Jangan-jangan bezoar di Benua Aigean berbeda dengan di dunia kita?"
"Mari kita pergi." Wajah Murinio tiba-tiba tampak jauh lebih tua. Matanya terus menghindari pandangan ke arah patung es itu.
Liu Zhenhan terus melirik mereka diam-diam. Perasaan bersalah dalam hatinya semakin menjadi-jadi.
"Penderitaan Tang Beierjina hari ini semua karena kau!" Tuan Murinio menatap Liu Zhenhan dengan suara dan ekspresi mengerikan, matanya bagaikan ular berbisa, ular kebencian.
"Ini bukan urusannya." Ice Phoenix Tang Beierjina berkata dengan kepahitan yang tak tertahankan, "Ini adalah kemarahan Xia Gui. Ini takdir."
Liu Zhenhan merasa darahnya mendidih karena dimarahi Murinio, namun tetap menahan diri.
Ice Phoenix wanita itu tertatih-tatih mendekati patung es, merentangkan tangan gemetarnya, memeluk benda dingin itu seolah hendak merangkul dunia, terus-menerus menciumnya sementara air mata jatuh dan membeku menjadi es.
Dari tenggorokan Murinio keluar suara lolotan mirip binatang buas, bagaikan serigala salju kesepian di puncak gunung yang mengaum menantang angin topan.
Kepedihan yang terasa nyata ini menginfeksi Liu Zhenhan. Meski tidak yakin apakah ini benar kesalahannya, Lao Liu kini merasa benar-benar bersalah, dan perasaan menyayat hati ini semakin meluas.
"Ini jelas An Gong Niu Huang... Bagaimana mungkin aku keliru..." Liu Zhenhan bergumam mengulang kata-kata ini.
Bagaimanapun ini adalah keturunan makhluk berbentuk manusia!
Bagaimana jika ini memang kesalahanku?
Hati Liu Zhenhan bergetar, dingin membeku, sesak napas.
Hidup ini penuh dengan humor gelap. Belum lama sebelumnya, ia masih berusaha mati-matian untuk mendapatkan telur Fenghuang ini - seandainya tahu Fenghuang es sudah bisa berubah wujud manusia, Liu Zhenhan pasti tak akan melakukannya. Dalam hatinya, monster yang bisa berubah wujud manusia sama sekali berbeda konsepnya dengan monster berwujud binatang.
Angin sepi bertiup melalui gua, menderu mengangkat sisa-sisa salju beku, menghantam tatapan kosong Liu Zhenhan yang terpaku.
Murinio, Fenghuang es perempuan, dan pendeta bulan elf tak tahu kapan telah pergi, meninggalkan Liu Zhenhan sendirian menatap pilar kristal es. Di lapisan pantul cahaya yang transparan, terpantul sepasang mata yang kehilangan cahaya.
Telur Fenghuang putih dengan garis-garis indah, yang dulu menyimpan nyawa yang hidup.
Suara "Pong" bergema keras, pecahan salju beterbangan di dalam gua.
Liu Zhenhan menghancurkan pilar kristal es dengan lengan Mithril-nya. Telur Fenghuang oval tersenyum lembut padanya, gelombang elemen yang hampir tak terdeteksi bergoyang pelan.
Setetes darah pekat yang membara menyemburkan kabut panas, "Puf" menyemprotkan pola bunga plum merah, menyatu dengan garis-garis darah di permukaan telur Fenghuang.
“Kalian bilang tidak bisa menetas, lalu memang tidak bisa?! Laozi justru mau mencoba! Itu nyawa sialan!” Liu Zhenhan menggeretakkan giginya sambil memeras tetesan darah dari jari tengahnya, melantunkan mantra sihir Bahasa Elf yang rumit dan sukar dipahami.
Darah bagai ular-ular hidup yang merayap, menyatu dengan serat darah di permukaan cangkang telur, membentuk simbol-simbol magis dan pola formasi hexagram bintang majemuk kuno di permukaan telur Fenghuang. Potensi elemen yang dahsyat memancarkan aura merah mempesona dari setiap tetes darah yang terpencar.
Telur Fenghuang ibarat lubang tanpa dasar yang serakah, melahap satu per satu lingkaran sihir yang terbentuk. Nyala api pelangi perlahan mengubah telur itu menjadi warna rubi, serpihan es beterbangan hancur bagai dihantam tangan tak kasat mata. Telur itu melayang halus di udara, detak jantung "dum-dum" yang awalnya samar kian menggelegar.
Dari dalam telur Fenghuang yang hampir transparan, kilauan pelangi sihir bergerak liar bagai ikan-ikan ganas.
Liu Zhenhan tak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan Santo Qi'ao aliran darah dalam sejarah untuk mengerami telur inang. Yang ia rasakan hanyalah pemberian darah ini benar-benar menguras tenaga dan darah – kekuatan magis dan darah dalam tubuhnya terkuras seperti banjir yang meluap.
Cangkang telur tiba-tiba pecah, menyemburkan kabut darah yang mengembang.
Liu Zhenhan terjatuh ke belakang, membentur tebing gunung dengan keras.
Liu Zhenhan melompat bangkit dari tanah seperti ikan mas, jantungnya masih berdebar kencang; Ia tak menyangka bayi darah yang perlu diberi darah setahun oleh Magister Senior, bagi Santo hanya membutuhkan sekejap mata. Telur fenghuang ini menyerap kekuatan magis jauh melampaui pengetahuan sihirnya yang terbatas, proses penghisapan darah yang berlebihan hampir mengeringkan tubuhnya, bahaya sihir darah ini benar-benar membuatnya nyaris masuk gerbang kematian.
Kabut darah mulai menghilang, Liu Zhenhan memegangi tebing gunung sambil limbung hampir pingsan.
Seekor Binatang Bulu Es dan Salju berwarna pirang platinum berdiri di tanah, berwajah tembam namun lucu, tingginya setengah meter, beberapa kali lebih besar dari Guo Guo.
Di tanah juga berdiri seorang anak kecil telanjang, setinggi Binatang Bulu Es dan Salju itu.
Hanya saja wajah anak ini persis seperti Tuan Mourinho yang baru saja pergi, rambut pirang platinum yang langka, meski masih kecil namun ketampanannya sudah tak tertahankan.
Di rusuk kiri Binatang Bulu Es dan Salju itu tumbuh sepasang sayap putih.
Di rusuk kanan anak kecil itu tumbuh sepasang sayap putih.
"Ayah!" Shuangxue Piqiu memanggil dengan suara manja.
"Ayah!" Anak kecil itu ikut memanggil.
Dua pasang lengan kecil kemerah-merahan menggapai Lao Liu, berjalan tertatih-tatih mendekat.
Lao Liu menghela nafas dalam-dalam, membungkuk dan memeluk dua bayi darah. Keduanya tertawa "kekek" sambil menciumi wajahnya.
Seharusnya bayi darah harus tumbuh persis seperti dirinya, tapi sepasang bayi darah kembar ini tidak hanya sama sekali berbeda wajah dengannya, juga jelas-jelas cacat dengan masing-masing hanya punya satu sayap. Yang paling menyebalkan, salah satunya mirip Murinio.
Liu Zhenhan benar-benar tidak tahu keributan seperti apa yang akan terjadi jika membawa Shuangxue Piqiu yang bisa bicara dan "Murinio kecil" kembali ke Feilengcui.
"Paruh pertama hidup kami terlalu malang." Binatang Bulu Es dan Salju itu menempel erat di pipi besar Liu Zhenhan, berkata.
"Murinio! Aku **** seluruh perempuan di keluargamu!" Kilatan pencerahan tiba-tiba muncul di benak Lao Liu, membuatnya langsung paham apa yang terjadi. Ia menengadah dan memaki: "Dasar sialan, terkutuk, brengsek yang berhubungan dengan peliharaan magismu sendiri!"
Bab 188: Kekacauan Etika Nomor Satu di Bawah Langit
Kemarahan Liu Zhenhan bukan tanpa alasan.
Sihir darah sebagai sihir dekaden yang paling cepat dikuasai dan paling cepat naik level di Benua Aigean, di samping mengejar jalan pintas, juga tak terhindarkan memiliki kelemahan daya hancur yang rendah. Dapat dilihat dari beberapa pertempuran Liu Zhenhan melawan Penyihir Darah, kemampuan tekanan jarak jauh Penyihir Darah di level rendah hanya setara dengan pemanah ulung - tentu saja, satu Penyihir Darah pasti jauh lebih kuat daripada satu regu pemanah ulung.
Namun dalam perang modern Benua Aigean, peran Penyihir adalah menggunakan sihir tinggi area luas untuk membombardir unit musuh termahal, menciptakan kerusakan besar di area terbatas sehingga mengubah jalannya pertempuran.
Jika dianalisis dari literatur taktik Liu Zhenhan, tugas tempur yang dibebankan pada Penyihir sepenuhnya analog dengan pasukan artileri di medan perang Nanjiang - level rendah seperti mortir dan granat senapan, Penyihir level menengah seperti meriam 155mm, sedangkan Archmagister dan Penyihir level saint termasuk kategori rudal jelajah.
Rendahnya daya serang Penyihir Darah membuat Dewa Perang yang seharusnya dahsyat ini terdegradasi menjadi senapan mesin. Bahkan Penyihir Darah level tinggi paling banter hanya setara senapan mesin pertahanan udara serbaguna. Meskipun Archmagister Darah dan Penyihir level saint tidak mencoreng gelar agung ini, tetap masih jauh ketinggalan dibanding Archmagister dan Penyihir level saint aliran lain.
Tujuan eksistensi bayi darah adalah untuk memperkecil dan menutupi kesenjangan ini.
Bayi darah adalah spesies baru yang dikembangkan oleh Penyihir darah menggunakan telur monster melalui "Ritual Pemberian Darah". Dalam beberapa aspek, bayi darah memiliki kesamaan dengan "Ular Gaib" yang dikembangkan oleh Dukun Bangsa Medusa dengan metode khusus - keduanya merupakan organisme hasil rekayasa yang melanggar hukum alam.
Embrio monster dalam telur inang akan mengalami transformasi total selama proses Ritual Pemberian Darah. Ciri fisik monster akan tereliminasi sebagian besar. Ketika telur inang berhasil menetas, bayi darah yang lahir akan memiliki kemiripan wajah dengan penyihir itu sendiri. Bayi darah hasil ritual sukses ini mewarisi setengah kekuatan elemen sang Penyihir darah, sementara tetap mempertahankan sebagian naluri monster bawaan yang mencakup kekuatan elemen tertentu, kekuatan fisik, kemampuan khusus, dan sifat buas primitif.
Kekuatan bayi darah berkorelasi dengan level penyihir, meski perbedaannya tidak terlalu signifikan. Ambang batas minimum untuk menetaskan bayi darah adalah level guild Penyihir darah harus mencapai tingkat lanjut. Kemajuan dalam sihir darah semakin sulit di level tinggi. Kasus seperti Liu Zhenhan yang menetaskan bayi darah dengan gelar Penyihir level Saint, bisa dibilang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah.
Bayi darah yang mewarisi setengah potensi Magister Senior, dibandingkan dengan bayi darah yang mewarisi setengah potensi Magister Sihir, memang ada perbedaan tapi tidak terlalu signifikan. Jadi, faktor penentu kekuatan bayi darah sebenarnya tergantung pada tingkat monster asal telur inang. Jika seorang Magister Senior menggunakan telur Burung Raksasa Newton versus telur Naga Emas untuk proses pemberian darah, meski ukuran fisik bayi darah yang menetas mungkin mirip, perbedaan kekuatan tempurnya bahkan bisa dirasakan oleh orang bodoh sekalipun - sebenarnya bisa dikatakan bayi darah adalah sejenis peliharaan magis, bedanya Imam Bemon merekrut sedangkan Blood Mage membuatnya sendiri.
Sama seperti peliharaan pendeta, bayi darah adalah partner dan penolong yang sangat bisa diandalkan. Dalam proses pemberian darah, selain mentransfer setengah kekuatan elemen, penyihir juga akan menanamkan pemikiran mereka ke bayi darah. Bahkan jika Blood Mage tewas dalam pertempuran, bayi darah bisa menggantikannya sebagai bentuk kelanjutan hidup di dunia, seperti anak yang mewarisi wasiat ayahnya, melanjutkan keinginan yang belum tercapai sang penyihir.
Liu Zhenhan tidak sulit memahami mengapa bayi darah yang dibentuknya menyerupai Binatang Bulu Es dan Salju, karena dia dan Guo Guo sama-sama mengalami "Kutukan Ritual Darah" yang mengubah mereka menjadi entitas yang terikat hidup-mati, bagai belalang kembar siam. Bahkan jika bayi darah itu berubah menjadi gadis kecil yang persis seperti Ai Wei'er, Liu Zhenhan bisa memahaminya – hubungan Boundary Cultivation antara mereka berdua telah menjadikan mereka sepasang Mandarin Duck yang ditakdirkan mati bersama. Dalam proses modifikasi telur inang yang kacau, ada tiga bentuk kehidupan yang terhubung untuk dipilih, wajar saja jika memilih penampilan Guo Guo.
Namun baik Guo Guo, Liu Zhenhan, maupun Xiao Ai, sama sekali tidak memiliki kemiripan fisik dengan Murinio.
Kemunculan Murinio kecil dalam bayi darah kembar ini hanya punya satu penjelasan – bayi kembar ini adalah buah cinta antara Murinio dan Fenghuang Es Tang Beierjina!
Secara teori sangat mungkin Tang Beierjina yang seperti Yitiao telah berubah menjadi manusia, menjalin hubungan dengan Murinio dan memiliki keturunan. Tentu saja, jika Tang Beierjina tetap dalam wujud Fenghuang Es, mustahil baginya membangun hubungan emosional melalui komunikasi verbal dengan Murinio. Sekalipun Murinio sangat menyimpang, niat mesumnya tak akan bisa direalisasikan – ukuran Fenghuang Es hampir setara dengan badak.
“Teknik Pemberian Darah” adalah metode untuk mengubah embrio monster berbentuk hewan menjadi bentuk akhir dalam evolusi – wujud manusia. Jika embrio dalam telur inang ini sudah berbentuk manusia sejak awal, tentu “Teknik Pemberian Darah” tidak bisa memodifikasinya!
Jelas terlihat, dalam telur fenghuang prematur ini terdapat embrio bayi yang sudah berbentuk manusia sehingga tidak bisa dimodifikasi oleh “Teknik Pemberian Darah”, sehingga mempertahankan penampilan aslinya – ini adalah Murinio Kecil. Ada satu embrio lain yang belum matang karena kelahiran prematur, mungkin masih dalam bentuk lain, sehingga diubah menjadi wujud Guo Guo oleh “Teknik Pemberian Darah”.
Liu Zhenhan sebenarnya tidak keberatan dengan hubungan antara Murinio dan Fenghuang Es Tang Beierjina yang menghasilkan keturunan – urusan macam apa ini baginya?!
Bukankah bentuk akhir semua makhluk berakal di Benua Aigean adalah wujud manusia? Baik Penjaga Pohon yang berevolusi dari tumbuhan, Bimon dari hewan, maupun Elf, Kurcaci, Raksasa, Goblin – semuanya sama. Monster yang mencapai level kekuatan tertinggi berevolusi menjadi manusia, bukankah ini prinsip yang sama dengan evolusi hewan menjadi Bimon?
Klasifikasi ras itu semu, yang nyata adalah cinta sejati antara dua insan. Liu Zhenhan sendiri menjalani prinsip ini.
Menurut perkataan kasar Liu Zhenhan, Fenghuang es Tangbeierjina yang sudah memiliki kecerdasan luar biasa dan berevolusi menjadi wujud manusia, tidak berbeda dengan peri wanita dalam legenda Tiongkok seperti Gadis Siput atau Rubah Suci. Apa masalahnya jika Tangbeierjina dikawini oleh seorang Bimon? Kemarin mayat terkubur di parit kuning, malam ini sepasang kekasih bercumbu di balik tirai sutra merah. Bukankah semua orang sedang "beraksi" dengan bayangan kerangka berumput di masa depan? Jika tulang saja bisa dikawini, apa masalahnya mengawini manusia yang berasal dari Fenghuang atau Naga?
Yang paling membuat Lao Liu kesal adalah, kenapa Murinio tidak memberitahunya sejak awal tentang hubungannya dengan Fenghuang es Tangbeierjina? Akibatnya, bayi darah yang dierami malah menggunakan buah cinta mereka sebagai telur inang!
Berdasarkan penampilan Murinio kecil, bahkan jika telur Fenghuang ini berhasil menetas, kemungkinan besar akan menjadi Bimon cacat.
Alasan ini saja sudah cukup membuat Liu Zhenhan murka. Karena yang ingin direncanakannya mati-matian adalah mendapatkan telur Monster Tingkat Super!
Bayi Bimon yang lahir dari telur sama sekali tidak memiliki kekuatan elemen bawaan. Penyihir darah mana yang akan begitu iseng menggunakan telur bayi Bimon untuk proses pemberian darah dan penetasan?
Seandainya ini benar-benar sebuah telur bayi Bimon, Liu Zhenhan mungkin tidak akan marah sampai seperti ini. Masih ada situasi terburuk yang menantinya.
Sebagai seorang Penyihir Suci Santo Ajaib, meski Liu Zhenhan tidak bisa menggunakan serangan magis, kemampuan analisis tajam penyihir level santo dan persepsi pendeta senior tetap dimilikinya. Hanya dengan sekali pandang, dia telah memperoleh kabar mengerikan dari kedua bayi darah kembar ini - pada tubuh putra darahnya sama sekali tidak ada gelombang elemen sedikitpun.
Penemuan ini bisa membuat semua penyihir aliran darah muntah darah tiga gantang.
Bagaimanapun juga, bahkan jika darah yang digunakan untuk ritual pemberian darah berasal dari telur bayi Bimon tanpa kekuatan magis alami, seharusnya bayi darah itu memiliki setengah kekuatan elemen Liu Zhenhan sebagai Penyihir Suci. Tapi ritual pemberian darah yang menyiksa Lao Liu sampai setengah nyawa ini, hasilnya justru dua bayi darah yang bahkan tidak memiliki sisa-sisa gelombang elemen sekalipun!
Seluruh tubuh Lao Liu gemetar karena marah, kedua tangan di pinggang, dia mengumpat dari langit sampai bumi, gigi baja-nya hampir hancur karena dikertak!
Dia benar-benar tidak mengerti, bagaimana mungkin telur bayi Murinio dan Tang Beierjina bisa seaneh ini? Apakah mereka bisa menyerap tenaga magis? Apakah ini akibat paksaan inkubasi dengan darah terhadap telur Fenghuang prematur yang seharusnya tidak bisa menetas? Ataukah ini kemarahan ilahi Xia Gui Dewata Phoenix yang selalu diomelkan Tang Beierjina? Atau mungkin penghakiman ilahi atau kutukan dewata?
Tak seorang pun bisa memberikan jawaban kepada Lao Liu.
Maka Liu Zhenhan mengutuk Xia Gui Dewata Phoenix sekaligus. Siapapun penyebabnya, selama itu membuatnya memiliki sepasang bayi darah kembar tanpa tenaga magis - semuanya tak termaafkan!
"Niang mai B de!" Liu Zhenhan akhirnya tak tahan dengan stimulasi ini. Dum! Tubuhnya roboh seperti tiang kayu, pingsan kaku.
Sepasang bayi darah kembar tanpa tenaga magis...
Sepasang bayi darah cacat dengan hanya satu sayap...
Kembar bayi darah ini adalah putra Liu Zhenhan, sekaligus putra Murinio...
Liu Zhenhan dan Murinio tidak ada hubungan...
Liu Zhenhan sedang mengincar putri Murinio, Gatanie...
Jika berhasil di masa depan, Gatanie akan menjadi ibu dari kedua bayi darah ini...
Sementara kedua bayi darah ini sebenarnya adalah saudara kandung Gatanie...
"Lao Liu pusing bukan tanpa alasan. Jika penyihir garis darah lain mengalami nasib seperti ini, sembilan dari sepuluh pasti langsung gila."
Saat Liu Zhenhan siuman perlahan, dua bayi darah itu membelalakkan mata besar mereka, bertelanjang pantat tengkurap di dadanya. Masing-masing memegang cangkang telur fenghuang di punggung yang gemetar.
"Ayah, aku kedinginan." Bayi darah Shuangxue Piqiu langsung menyelusup ke pelukan Lao Liu.
"Ayah, aku juga kedinginan." Murinio kecil juga menerobos masuk ke dekapan Lao Liu.
Tubuh kedua bayi darah itu dingin menusuk. Lao Liu merasa hatinya seperti ditusuk belati. Ia segera memeluk kedua putranya, melepas jubah pendeta untuk menyelimuti punggung mereka.
"Bangsat!" Liu Zhenhan bersumpah dalam hati. Tak peduli asal-usul mereka, ini adalah bayi darah yang lahir dari darah dan kekuatan magisnya! Tanpa dirinya, telur fenghuang ini hanya akan berisi belatung! Mereka adalah anaknya sendiri!
"Ayah, nama apa yang harus kami pakai?" Murinio kecil menempel di dada Liu Zhenhan, mengangkat wajah tampannya yang mungil.
"Hmm..." Liu Zhenhan menggaruk kepalanya: "Kalian berdua siapa kakaknya?"
"Aku kakak, dia adik." Murinio kecil dengan polos mencubit pipi gemuk bayi darah Shuangxue Piqiu di sampingnya, terkikik-kikik.
“Kalian mulai sekarang bernama Er Shao dari Keluarga Tang, dan dia San Shao dari Keluarga Tang.” Liu Zhenhan memeluk erat dua bayi lucu dalam dekapannya, dalam hati menghela napas halus. Fenghuang Es Tang Beierjina benar-benar baik, sifatnya juga manis, harus menyisakan sedikit kerinduan untuknya. Baik Er Shao maupun San Shao, bagaimanapun juga adalah anak-anak Tang Beierjina.
“Kami punya kakak perempuan di atas. Namanya Katyusha.” Er Shao menggerogoti cangkang telur fenghuang, bola matanya yang kecil berputar-putar.
“Benar.” Liu Zhenhan kembali menghela napas. Anak babi Katyusha juga merupakan putra yang lahir dari laki-laki, hampir sama dengan Er Shao dan San Shao.
“Kami punya nama sekarang!” San Shao menggoyangkan kepala gemuknya dengan gembira. Baru saja melambaikan tangan bersama Er Shao, kedua bayi darah itu langsung batuk-batuk hebat.
Wajah Er Shao dan San Shao terlihat pucat, bagian yang bersandar di dada Liu Zhenhan terasa dingin menusuk tulang.
Batuk mereka membuat hati Liu Zhenhan serasa terkuras hampa. Sepasang bayi darah kembar ini lahir prematur, kondisi mereka jelas menunjukkan kelemahan bawaan, tanpa tenaga magis maupun fisik. Jika terus tinggal di gua sedingin lubang es ini, dikhawatirkan akan timbul penyakit.
Mengingat bayi darah penyihir Moore lainnya yang memiliki fisik sekuat monster, Liu Zhenhan tak kuasa lagi menghela napas.
“Kita pulang ke rumah!” Liu Zhenhan menggendong dua bayi darah sambil berdiri terhuyung-huyung, merasa dunia seolah berputar, harus menarik napas panjang sebelum bisa berdiri stabil.
"Pemberian darah" benar-benar terlalu berbahaya. Liu Zhenhan mengingat kembali sensasi seperti ada pompa air yang menyedot tenaga magis dan darah dari tubuhnya, masih merasa ngeri hingga sekarang.
"Ayah, wajahmu pucat sekali." San Shao akhirnya berhenti batuk, wajah kecilnya merah padam karena tertekan.
"Itu... ayah pakai bedak di wajah... ahem..." Liu Zhenhan baru saja mencoba tersenyum pahit langsung tercekik angin dingin yang membuatnya batuk keras.
Er Shao mengelus-elus dada Liu Zhenhan dengan lembut membantu menenangkan napasnya. Perasaan tanggung jawab dan kepuasan muncul di hati Liu Zhenhan yang lalu mencium kening Er Shao yang mirip Murinio ini.
Roh Cincin Geruin Tuan Tanah Pasang Surut muncul tanpa suara di samping Liu Zhenhan, merendahkan tubuhnya untuk ditunggangi. Saat "Sayap Angin" raksasa mulai terkembang dari punggung makhluk itu, Liu Zhenhan tiba-tiba menyuruh Geruin berhenti. Matanya berkeliling licik melihat serpihan es dan cangkang telur fenghuang di tanah, lalu buru-buru turun untuk mengumpulkan semua cangkang telur itu dengan manuver pengepungan besar.
"Pulang!" Liu Zhenhan kembali menunggangi Geruin sambil menepuk-nepuk punggungnya keras.
Melewati pegunungan bersalju dan padang gurun berumput harum, hal pertama yang dilakukan Liu Zhenhan setelah kembali ke Feilengcui adalah mengumumkan status siaga militer penuh di seluruh kota!
Enam Pohon Perang segera ditempati oleh pemanah Elf, kavaleri lapis baja dan milisi berbaju zirah Duri Mahkota dikerahkan seluruhnya. Kavaleri Newton terbang untuk patroli udara. Puluhan anjing penjaga berbulu emas seperti anak singa mengaum gila-gilaan di padang gurun, membuat satwa liar sekitarnya lari terbirit-birit.
Dalam radius 500 meter menuju kediaman Tuan Kota Feilengcui, hutan senjata seketika bermunculan. Pos penjagaan berjejal setiap lima langkah. Count Garnett merengek ingin pulang, tapi mendapat pukulan di hidung dari Gud hingga wajahnya babak belur.
Liu Zhenhan sendiri menyembunyikan dua bayi darah di balik bajunya, menerobos masuk ke kediaman Tuan Kota seperti angin. Setelah mengusir semua orang yang tidak berkepentingan, barulah dia memperlihatkan kedua bayi darah itu.
"Kampas!" Bahkan sebelum Liu Zhenhan sempat memperkenalkan, para petinggi Feilengcui sudah histeris melihat penampilan bayi darah kembar ini. Helen langsung pingsan saat Er Shao dan San Shao memanggilnya "Mama Helen".
Sebelum sempat memanggil Ning Yu, Ning Yu sudah pucat pasi dan limbung duduk di kursi.
"Ayah kecil." Kedua bayi darah kembar itu memanggil Guo Guo dengan manis.
Guo Guo mengenakan topi tinggi kulit beruang, kacamata hitamnya tergelincir dari hidung hingga ke bibir, kedua bola matanya menatap kosong ke Tang Jia Sanshao——makhluk Binatang Bulu Es dan Salju yang mirip dengannya tapi bisa bicara; Burung beo jorok kali ini bahkan tidak bisa mengeluarkan suara sedikitpun, seolah lidahnya dipuntir.
Kepala suku Andulan yang bijaksana dan hati-hati, bibirnya bergetar hebat, jarinya seperti terserang stroke menunjuk ke Binatang Bulu Es dan Salju yang bisa bicara dan Murinio kecil, tenggorokannya mengeluarkan suara "hou hou" seperti ayam disembelih.
Liu Zhenhan sudah berbicara lama, baru sadar tak seorang pun mendengarkannya. Semua terpaku memandangi dua bayi darah, Yitiao yang menggigit cerutu sampai api hampir membakar mulutnya pun tak terasa.
"Sialan!" Liu Zhenhan tak peduli. Dia tak punya waktu, langsung melesat ke dunia bawah tanah menemukan angkatan udara Dark Elf yang berjaga di jurang tak teratasi yang dipenuhi angin kencang. Tanpa basa-basi, cakar Geryon langsung RAMAS telur Chimera berkepala dua dari "Sarang Chimera", nyaris membuat Chimera berkepala dua dan ksatria udara Elf rusuh massal.
Karena kemampuan manuver yang cukup baik, semua Dark Elf yang ditempatkan di platform "Jurang Tak Teratasi yang Dipenuhi Angin Kencang" untuk menjaga formasi teleportasi sihir adalah kavaleri udara. Chimera berkepala dua dewasa semuanya telah dirampas oleh Liu Zhenhan melalui tipu daya, menyisakan sekitar lima puluh Chimera tua dan tujuh puluh telur Chimera di sini. Aset-aset ini sangat dihargai oleh para Dark Elf. Setiap kavaleri udara Dark Elf mempraktikkan teknik memanah kuno yang telah ditinggalkan, dan setelah kehilangan kendaraan tunggangan, status mereka sebagai pengawal kehormatan pun dicabut. Membutuhkan waktu ratusan tahun untuk menetaskan telur Chimera dan melatih kendaraan tunggangan baru, sehingga para kavaleri udara Dark Elf ini telah lama menyimpan dendam terhadap Liu Zhenhan. Kali ini ketika Liu Zhenhan secara paksa datang untuk merebut telur-telur Chimera, konflik ini langsung memanas secara besar-besaran.
"Tiga tarikan napas lagi, minggirlah atau aku akan menghancurkan semua telur Chimera kalian!" Liu Zhenhan yang menunggangi Geryon memandang sinis para kavaleri udara Dark Elf yang menghalanginya. Para kavaleri ini mengendarai Chimera berkepala dua yang sudah tua renta, bersama banyak manusia elang-banteng.
Suasana hati Liu Zhenhan hari ini sudah sangat buruk, dan sekarang dia bahkan memiliki dorongan untuk mencari masalah.
"Tuan Richard, jangan keterlaluan!" Pemimpin kavaleri udara Dark Elf membuka tali lengannya, teknik memanahnya jelas sama dengan Cui - "Panah Bayangan Ular di Cangkir".
"Sialan nenekmu!" Bersamaan dengan teriakan Liu Zhenhan, seekor naga merah darah yang bergerak mengalir tiba-tiba muncul dari dadanya, menggerakkan cakar dan taring dengan angkuhnya berputar-putar: "Hari ini aku pasti akan membawa telur ini pergi, beranilah sentuh aku!"
Semua Ksatria Udara Zhuo'er tertegun memandangnya. Sihir darah jelas tidak bisa disembunyikan dari Zhuo'er yang telah berperang melawan Moore di bawah tanah selama ribuan tahun, tapi bentuk perisai magis seperti ini benar-benar belum pernah mereka dengar. Banyak di antara mereka yang teringat akan "garis kekuatan" dari Santo sihir darah, tapi pikiran ini segera mereka tepis sendiri.
Mustahil seorang Santo sihir darah bisa terwujud dalam diri seorang Pigge.
"Serang mereka!" Melihat lawannya tidak bereaksi, Liu Zhenhan marah. Setelah teriakannya, Geruin Tuan Tanah Pasang Surut segera melepaskan tembakan. Kristal es bersisi enam yang tajam berputar seperti bilah bulan bergerigi, menerjang para Ksatria Chimera di udara.
Para Ksatria Udara Zhuo'er ini tidak menyangka Pigge ini benar-benar nekat melancarkan serangan tiba-tiba. "" (Frostmourne) segera menjatuhkan belasan Chimera dari langit, membuat mereka berhamburan seperti burung dan binatang.
Liu Zhenhan hari ini benar-benar penuh dengan amarah yang tertahan. Dengan menghabisi para bodoh ini untuk meredakan kemarahannya, akhirnya dia merasa lebih lega. Langsung menggunakan formasi teleportasi sihir besar di tepi jurang tak teratasi yang dipenuhi angin kencang, dia kembali ke hutan pinus di kaki gunung bersalju.
Telur Chimera ini memiliki kegunaan penting. Fenghuang Tang Beierjina telah membekukan telur Fenghuang di dalam gua, dan kemungkinan besar di masa depan dia akan kembali untuk mengunjungi dan memperingatinya. Dari karakter Tang Beierjina, kemungkinan ini 100% ada.
Namun telur Fenghuang telah dierami oleh Lao Liu menjadi bayi darah. Jika suatu saat Tang Beierjina menyadari telur Fenghuang hilang, bukan tidak mungkin dia dan Murinio akan menghancurkan Feilengcui.
Untuk mengatasi masalah ini, baik telur asin burung unta Feilengcui maupun telur Burung Raksasa Newton tidak cocok. Hanya telur Chimera berukuran raksasa yang sesuai untuk mengganti pangeran dengan kucing liar. Kavaleri Udara Zhuoer yang tidak awas ini, menghadapi Liu Zhenhan yang sedang penuh amarah, pasti akan dihajar habis-habisan.
Sebenarnya Liu Zhenhan selalu khawatir. Selama dia mencari telur Fenghuang palsu di bawah tanah ini, jika tiba-tiba Tang Beierjina berubah pikiran dan kembali, masalah besar akan menimpanya.
Tapi nasibnya ternyata cukup baik. Situasi ini akhirnya tidak terjadi. Ketika dia membawa telur Chimera dengan panik ke gua gunung salju, gua itu masih sama - dipenuhi es dan salju.
Dengan keberadaan Geryon yang juga merupakan Monster Tingkat Super es, Liu Zhenhan segera menciptakan produk palsu. Namun tiang es benar-benar tidak bisa direkonstruksi. Setelah memeriksa berulang kali, Lao Liu merasa bentuknya kurang sempurna. Setelah berpikir sejenak, dia menarik belati dan mengukir tiang es tersebut menjadi bentuk burung fenghuang yang sedang mengepakkan sayap. Kerajinan sederhana seperti ini sudah menjadi hal yang sangat dikuasai Liu Zhenhan yang terbiasa mengukir ubin mahjong.
Setelah dimodifikasi, bentuknya pun terlihat cukup meyakinkan.
Telur Chimera itu terbungkus dalam tubuh burung fenghuang es. Cahaya dari luar gua yang dipantulkan lapis demi lapis oleh kristal es di dinding gua, menciptakan kilau pelangi magis pada patung es ini. Telur Chimera yang terbungkus di dalamnya bahkan terlihat lebih mirip telur fenghuang daripada telur aslinya.
Setelah menyelesaikan semuanya, Liu Zhenhan akhirnya menghela napas lega.
Sejujurnya, dalam hatinya ia juga merasa sedikit takut. Jika hal ini diketahui oleh Murinio dan Fenghuang es, pasti akan terjadi pertumpahan darah yang tak berkesudahan.
Menurut citra yang selama ini dibangun oleh Imam Utama Angsa, hubungan Murinio dengan peliharaannya magis jelas merupakan skandal. Namun proses penetasan bayi darah oleh Liu Zhenhan juga tidak kalah memalukan, terutama karena menggunakan keturunan Bimon untuk pemberian darah dalam proses penetasan. Meskipun telur fenghuang ini tetap tidak bisa menetas secara normal tanpa pemberian darah, Lao Liu tetap merasa berat di hati.
Setelah termenung beberapa saat di gua, Liu Zhenhan dengan wajah lesu menunggangi roh cincin Geryon kembali terbang ke Feilengcui.
Dari kejauhan sudah terlihat keributan besar di Feilengcui, membuat hati Lao Liu yang baru saja tenang kembali berdebar kencang.
Bab 189: Putra yang Nakal
Jarak dari langit ke Feilengcui terasa sejauh Selat Narun bagi Liu Zhenhan. Di dunia ini, selain Monster Tingkat Super, siapa lagi yang bisa membuat Feilengcui kacau seperti ini?
Jangan-jangan Es Fenghuang Tang Beierjina sudah tahu telur fenghuang-nya berhasil kutetaskan? Hati Liu Zhenhan langsung menciut.
Menurut kekuatannya saat ini, satu dua Monster Tingkat Super mungkin belum dianggapnya sebagai ancaman, bahkan dua belas Naga Hitam Neraka pun masih ada Kupu-kupu Magis Gabriel yang bisa diandalkan. Yang dikhawatirkannya bukan itu. Kebijaksanaan Binghuang Tang Beierjina termasuk langka di antara Monster Tingkat Super yang pernah dijumpainya. Jika hal ini sampai diketahui sang Fenghuang, Liu Zhenhan benar-benar tak tahu ekspresi apa yang harus ditunjukkannya saat berhadapan dengan seorang ibu yang anaknya direnggut selamanya.
Ia tak bisa menahan diri untuk mengingat sang ibu di dunia lain yang terus menunggu dengan penuh kesabaran. Mata berlinang sang ibu adalah pemandangan yang tak pernah berani dihadapinya, bahkan dalam mimpi sekalipun.
Syukurlah kenyataannya tak seburuk dugaan. Ketika Tuan Tanah Pasang Surut melipat sayap angin-esnya dan mendarat di Lapangan Merah, Feilengcui tetap Feilengcui yang sama, hanya dipenuhi gerombolan lalat tak berkepala.
Kepala suku Andulan bertumpu pada tongkatnya bersama beberapa nyonya bos yang berdiri di tangga sambil mengumpat. Sekelompok milisi terlihat lesu bagai tanaman layu diterpa embun beku. Di langit beterbangan kaum jangkrik dan orang kupu-kupu, sementara di tanah para Manusia Landak dan Sigung menggeledah setiap jengkal seperti sedang menyingkirkan ranjau. Bahkan semak selebar telapak tangan pun tak luput, membuat suasana riuh bak kuali mendidih.
Tamu-tamu Blood Elf berdiri di jalur setapak gua tingkat tiga, berbisik-bisik dan menunjuk-nunjuk layak penonton pertunjukan.
“Li Zha-ku...” Kepala suku Andulan melihat sang penyelamat kembali, wajahnya dipenuhi rasa malu sambil air mata mengalir di keriput wajahnya: "...dua anak itu menghilang..."
"Apa?" Liu Zhenhan hampir pingsan mendengar kabar ini, melompat turun dari punggung Geruin Tuan Tanah Pasang Surut dengan salto, lalu menaiki tangga dengan langkah berat. Ia memandang sang kepala suku tak percaya sambil menunjuk telinganya: "Kepala suku, apa aku tidak salah dengar? Bisakah kau ulangi?"
"Anak-anaknya hilang." Kepala suku Andulan bahkan tidak berani menatap wajah Liu Zhenhan, menunduk sambil berkata: "Tiba-tiba saja lenyap."
"Hilang?" Liu Zhenhan tak bisa menahan amarah lagi, meledak: "Dasar kalian babi berkepala manusia! Bangsat! Begitu banyak orang tak bisa menjaga dua anak? Dasar milisi Feilengcui tak sampai seratus, jika lebih tak terkalahkan! Pantaskah kalian disebut pasukan elit? Elit tai kucing! Sampai dua anak saja bisa hilang! Feilengcui seluas apa? Cari! Gali tiga ren juga harus ketemu!"
Pasukan milisi ditertibkan sampai tak berani angkat kepala, hanya Rodman yang bergumam pelan: "...sudah kami cari semua..."
Ini bagai mengusik sarang lebah. Tuan tanah yang sedang kesal langsung menemkan sasaran kemarahan, menghujani Rodman dengan makian dari langit ke bumi, ludahnya muncrat memenuhi wajah Rodman.
“Bagaimana mereka bisa menghilang? Dirampas orang atau dicuri? Apakah bersayap terbang atau berubah jadi trenggiling yang menggali tanah? Harus ada penjelasan!” Liu Zhenhan mengumpat sejenak lalu mulai menanyakan hal penting.
“Kedua putramu mengajak Guo Guo bermain petak umpet. Guo Guo menyetujui, lalu mereka pergi bersembunyi di luar... kemudian...” Ning Yu memegang lengan Liu Zhenhan berbisik: "Sudahlah, selama main petak umpet, pasti bisa ditemukan."
“Petak umpet?” Liu Zhenhan tersenyum getir menatap langit, mengangguk-angguk: "Bagus! Bagus! Aku menitipkan dua anak ini padamu, bukankah maksudku sudah jelas? Kalian malah mengizinkan mereka main petak umpet dengan Guo Guo? Main boleh saja, tapi Bukit Merah punya banyak gua, mengapa harus bersembunyi di luar?"
“Jangan bilang, kalian sebanyak ini tidak bisa menjaga dua bayi!” Liu Zhenhan melototi Yitiao: "Bangsat! Kau ini binatang suci level dewa? Binatang suci level dewa gadungan! Binatang suci yang tak bisa menghentikan dua bayi!?"
“Aku...” Yitiao tercekat, tidak bisa melanjutkan bicara.
“Richard! Bagaimana bisa kau berkata begitu, siapa sangka mereka berdua bisa berubah wujud!” Ning Yu menggigit bibirnya berkata: “Kau sebelumnya tidak memberi tahu kami, sampai kami tidak sempat bereaksi. Siapa sangka dua xiao chusheng ini tiba-tiba berubah jadi burung, masing-masing satu sayap masih bisa terbang gesit!”
“Jadi burung? Sayap satu masih bisa terbang?” Liu Zhenhan tertegun sejenak, lalu menyeringai dingin: “Xiao Yu, kau biasanya bijaksana, hari ini kok bicara ngawur. Kapan pernah kau lihat makhluk dengan satu sayap bisa terbang?”
“Benar-benar berubah jadi dua burung dan terbang pergi.” Yitiao memaksa diri berkata: “Ini benar, waktu itu aku juga terpaku, lama baru sadar.”
Liu Zhenhan hendak mengumpat, tapi melihat semua orang di sekeliling mengangguk, akhirnya menahan diri.
“Benar berubah jadi burung dan terbang?” Liu Zhenhan bertanya lagi dengan setengah percaya: “Tidak ada sedikitpun gelombang elemen pada tubuh mereka, Yitiao seharusnya bisa melihat kan? Tanpa kekuatan elemen, satu sayap bisa terbang? Kalian semua melihat?”
“Benar-benar berubah jadi burung dan terbang!” Kepala suku Andulan mengangkat tangan bersumpah: “Demi kehormatan yang diberikan Dewi Amphitrite dan Neptunus padaku, mereka benar-benar terbang dengan satu sayap yang menyatu! Kalau tidak, kami pasti tidak akan biarkan mereka meninggalkan kediaman walikota! Kalau sampai tidak bisa membedakan ini, kami pasti sudah binasa!”
Semua orang di sekeliling mengangguk membenarkan.
"Kalau begitu, coba jelaskan padaku, bagaimana bayi yang hanya punya satu sayap bisa terbang?" Liu Zhenhan menyipitkan matanya menatap Ning Yu, lalu melirik Kepala suku Andulan.
"Kedua bocah itu berpegangan tangan, lengan kiri mengait lengan kanan, lalu masing-masing mengibaskan satu sisi sayap mereka, kemudian dari dalam..." Yitiao menunjuk aula pertemuan kota, lalu mengarahkan jarinya ke hutan bambu di seberang tunas tanah merah: "...berubah menjadi burung dan terbang ke sana! Aku benar-benar tidak menyangka, awalnya mereka sama sekali tidak punya gelombang elemen, tapi begitu berpegangan tangan - 'syuut' - langsung terbang! Mana aku tahu kedua anak ini punya kemampuan begitu, belum pernah lihat sebelumnya!"
"Gila! Terbang dengan cara begitu?" Liu Zhenhan menggosok-gosok wajahnya gusar, tangan mencengkeram rambutnya sendiri, bertanya dengan wajah mengerenyit: "Cari! Bolak-balik seluruh hutan bambu itu!"
"Bukan cuma dihancur-balikkan!" Yitiao mengeluh keras: "Kami sudah mengobrak-abrik seluruh Feilengcui! Belami membawa puluhan anjing penjaga jenis iron-gold, sudah mengendus setiap jengkal hutan bambu! O'Neill si Kuda Nil memimpin suku Haus menyisir Sungai Sanggan dengan metode jaring! Mo'er yang sedang belajar metalurgi dengan Ruoerna di bawah tanah, Helen baru saja pergi memanggilnya. Tunggu dia kembali, kita pakai 'Mata Kebenaran' untuk melihat!"
"Setelah dua makhluk kecil ini terbang masuk ke hutan bambu, tak ada yang melihat mereka keluar lagi. Tapi hutan bambu benar-benar sudah digeledah habis-habisan, berapa banyak orang yang kami kerahkan untuk mencari, tetap saja bayangan mereka pun tak ditemukan!" Ning Yu menghela nafas tak putus-putusnya.
"Jangan-jangan diseret serigala gua?" Liu Zhenhan ternganga, keringat dingin membasahi dahinya.
"Feilengcui memiliki hampir lima puluh anjing penjaga besi berlapis emas. Dalam radius ratus li ini, jangankan satu dua serigala gua, kawanan serigala pun tak berani mendekat!" Kepala suku Andulan membela diri: "Binatang seperti serigala atau luak semuanya sangat waspada, begitu mencium bau urine anjing penjaga, langsung mengubah rute. Bulan lalu ada babun berkantong nekat memasuki wilayah 20 li Feilengcui, mencari semak stroberi untuk dihuni, langsung dicabik-cabik hidup-hidup oleh anjing penjaga Dangxiang! Saya jamin, tak hanya di sekitar sini, bahkan sampai 50 li ke luar, sehelai bulu serigala pun tak akan ditemukan!"
Liu Zhenhan berpikir memang benar. Empat puluh tujuh anjing penjaga besi berlapis emas di rumahnya memiliki insting penjagaan wilayah yang sangat kuat. Dua diantaranya adalah anjing Dangxiang langka, di pantatnya terdapat cap sabit merah dan landasan besi, beratnya hampir setengah ton. Bulu panjang mereka seputih salju, menggigit rantai besi sebesar jari seperti mengunyah kacang kedelai. Jangankan serigala gua, mereka justru sering pergi ke gunung salju untuk membawa pulang beruang madu.
"Sedang melamun tak karuan, Mo'er, Helen, dan dua Naga Peri turun dari Bukit Merah. Dari jauh sudah terdengar Daisy dan Ruoerna berkicau: 'Mana? Mana? Di mana anak Murinio yang katanya mirip kita?'"
Melihat Richard melotot tajam ke arahnya, kedua Naga Peri baru diam. Untungnya Gatanie dibawa Imam Utama Angsa ke wilayah penambangan giok untuk penyembuhan, kalau tidak ucapan ini bisa menimbulkan masalah besar.
"Cepat! Mo'er bantu cari, di mana dua xiao chusheng ini bersembunyi!" Liu Zhenhan gelisah melambaikan tangan ke arah Mo'er.
"Hah..." Ning Yu menghela napas, menyeka keringat di dahi Liu Zhenhan dengan sapu tangan: "Sebenarnya semua kupu-kupu Bimon Suku Yuanfurui yang telah membangkitkan 'Mata Kebenaran' sudah saya bawa untuk menyelidiki, tapi tidak ada hasil."
"Coba lagi." Liu Zhenhan juga menghela napas panjang.
Sekelompok besar orang mengerumuni Mo'er hingga sampai di depan hutan bambu. Dari langit hingga tanah, kerumunan manusia memenuhi area sekitar hutan bambu. Dibandingkan tahun lalu, hutan bambu ini jauh lebih kecil karena baru tumbuh tahun ini. Setelah berbunga, ratusan hektar hutan bambu menyusut menjadi hanya 4-5 hektar. Mungkin karena Kolina menuangkan terlalu banyak "Mata Air Kehidupan", bambu jenis Buddha Perut di area ini tumbuh sangat besar sejak masih rebung. Daun-daunnya rimbun menghijau, di tengahnya terdapat jalan setapak berkerikil yang berkelok menuju ke dalam. Beberapa ayunan putih buatan sendiri dan patung dewa batu tersembunyi di antara rimbunannya, menciptakan pemandangan yang sangat asri dan damai.
Liu Zhenhan memandang hutan bambu itu dengan putus asa. Dengan penglihatannya yang tajam, ia bisa melihat seluruh area sekilas. Hutan bambu baru ini belum memiliki daun kering, mustahil menyembunyikan dua boneka setinggi setengah meter - bahkan sarang burung di dahan pun bisa dihitung jumlah anaknya. Guo Guo menjulurkan pantatnya sambil berusaha masuk ke lubang marmut, sedangkan anak babi Katyusha menggigit pantat gemuk Guo Guo yang masih mencuat di luar.
"Ada yang terlihat?" tanya Liu Zhenhan pada Mo'er.
“Sekarang perasaannya benar-benar tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, campur aduk antara sukacita dan kekhawatiran, seperti petani yang anaknya akan menikahi Putri, bingung harus berkata apa.” Sukacita karena dua bayi darah mungkin tidak sesederhana yang dia bayangkan, khawatir karena mengapa kedua anak ini sama sekali tidak memiliki fluktuasi elemen namun tetap sangat kuat, jangan-jangan memang anak aneh?
“Tidak ada yang aneh sama sekali!” Mo'er mengerutkan alisnya: “Aku benar-benar tidak mengerti bagaimana ada 'Sihir Siluman' yang tidak terdeteksi 'Mata Kebenaran'! Sungguh tidak masuk akal!”
“Aku juga tidak mengerti!” Liu Zhenhan menggemeratakkan gigi sambil memberi isyarat ke milisi di sekitarnya: “Tebang semua bambu ini, lalu gali tanah sedalam Tiga Ren! Kalau tidak ada di sini, aku akan balikkan seluruh Feilengcui!”
Gud yang sedang mengunyah daun bambu dengan suara “kriuk-kriuk” tiba-tiba wajahnya menjadi merah seperti terong panggang: “Jangan begitu bos! Bambu hijau ini masih segar dan empuk!!!”
“Kalian yakin kedua anak ini benar-benar masuk ke hutan bambu dan tidak keluar?” Liu Zhenhan merebut pedang besar dari Fatty Luo, melirik Gud dengan kesal sambil menatap semua orang.
Semua mengangguk, para Mammoth pahlawan kuat serentak menghunus pedang besar mereka, kilatan pedang langsung memenuhi area luar hutan bambu.
“Potong!” teriak Liu Zhenhan.
“Ayah～～” dua suara anak yang jernih terdengar.
Guo Guo yang sedang bersemangat menggali di lubang marmut tiba-tiba keluar menyembul dari lubang, wajahnya penuh corengan lumpur hitam, cakar kecilnya menggenggam segenggam biji bambu, matanya melirik ke segala arah. Burung beo yang sedang merapikan bulu di ranting bambu terkejut seolah tersiram air mendidih, berkicau aneh "mayat hidup~ mayat hidup~", lalu terbang kabur dengan gemerisik sayap.
Liu Zhenhan dan semua orang terpana.
Begitu dua suara ini terdengar, sebagian besar orang langsung mengetahui arah sumbernya. Milisi dengan ilmu bela diri tinggi bahkan telah langsung menemukan lokasi pasti sumber suara, Liu Zhenhan tentu saja tidak terkecuali.
Tawa ceria anak-anak bergema beruntun di antara rumpun bambu.
"Sial!" Liu Zhenhan menancapkan goloknya ke tanah, berjalan tak percaya mendekati Guo Guo.
Di sebelah lubang marmut yang sedang digali Guo Guo dan Katyusha, terlihat dua batang Bambu Perut Buddha biasa yang saling bersandar menyilang, tumbuh menyatu. Daun-daun bambu yang hijau segar bergoyang ditiup angin sepoi-sepoi, masih terbungkus kelopak tunas hitam yang belum terkelupas. Akar bambu kekuningan menyembul sedikit dari tanah, sementara barisan semut sedang menyeret ulat besar melintasi "pegunungan" akar bambu tersebut.
“Dua batang bambu perut Buddha ini tampak sangat biasa di antara rumpun bambu. Di hutan bambu ini terdapat banyak bambu yang persis sama tumbuh bersilangan, hanya saja kedua batang ini tumbuh sangat berdekatan, pucuknya saling merapat. Suara Er Shao dan San Shao berasal dari dalam dua batang bambu ini.”
Liu Zhenhan mengernyitkan kening hingga hampir pecah, tak bisa memahami bagaimana dua makhluk kecil ini bisa masuk ke dalam bambu. Apa mereka menggunakan "teknik menyusutkan tulang"? Tapi ini keterlaluan! Prajurit gurita bangsa laut bisa menggunakan "teknik menyusutkan tulang" untuk masuk melalui lubang sebesar koin emas, tapi Liu Zhenhan tak percaya dua bayi darahnya yang gemuk itu juga mampu.
“Ayah~~” Dua suara bocah tertawa terkekeh-kekeh, bergema di antara gemerisik bambu yang meliuk-liuk.
Guo Guo melompat ke bahu Liu Zhenhan, saling bertatapan dengan Lao Liu sambil memutar-mutar mata putih selama berjam-jam. Dengan kecerdasan mereka berdua, jelas tak bisa memahami misteri ini. Di sekitar mereka, berkumpul orang-orang yang juga sama-sama memutar bola mata putih, mengagumi dua batang bambu itu sambil berdecak kagum.
“Apa ini seperti kaum jangkrik Suku Sikade, menggunakan kemampuan ras 'Dong Chong Xia Cao' untuk berubah menjadi ulat dan masuk ke dalam bambu?” Mo’er tersadar: “Pantasan 'Mata Kebenaran' tak bisa menemukan, ternyata bersembunyi di perut bambu!”
BAB 190: BURUNG BERSAYAP SEJODOH, RANTING BERTAUT, TERATAI BERBUNGA GANDA
“Tinggi mereka setengah meter, jadi berapa besar jika berubah jadi serangga?” Liu Zhenhan berkata, “Bambu ini mana mungkin bisa menyembunyikan dua anak?”
Guo Guo melompat ke atas bambu, mengangkat pantat besar sambil "kreek-kreek" merambat ke ujung bambu, mencari dua tiga kali tapi tak menemukan lubang serangga, lalu berteriak "Guo Guo" ke arah Liu Zhenhan.
“Hehe~~ bukan bukan~~ cari lagi cari lagi~~” suara Er Shao dan San Shao terdengar semakin sombong.
Ekspresi Liu Zhenhan seperti menangkap sesuatu. Orang-orang di sekitarnya ada yang bingung, ada yang saling bertanya, ada juga yang tampak tersirat pencerahan.
“Biarku membelah bambu ini untuk mencari.” Fatty Luo mengendus-endus, menggenggam gagang golok sambil berteriak: “Ayo, minggir!”
“Minggir!” Yitiao membentak: “Bodoh! Masih belum sadar dua bambu ini adalah jelmaan dua brengsek kecil ini? Bukan ilmu siluman! Bukan juga cacing Dong Chong Xia Cao di lubang!”
“Jelmaan?” Fatty Luo dan para milisi tertegun.
“Gek gek~~” Dua batang Bambu Perut Buddha hijau menyala dengan cahaya putih menyilaukan, membuat semua orang mengerjapkan mata. Dua bambu itu lenyap, tersisa seekor Binatang Bulu Es dan Salju bermuka tembem menggandeng tangan Murinio kecil. Guo Guo menunggangi kepala Murinio, bola mata hitam berlumpurnya berputar-putar.
“Ini... Ini sihir transformasi?” Mo'er geram: “Bagaimana bisa! Ada transformasi yang tak bisa ditembus Mata Kebenaran?”
“Demi Dewa Perang! Apakah ini 'Personifikasi Flora' dalam sihir tanaman?!” Helen berteriak: “Hanya itu yang bisa menjelaskan mengapa 'Mata Kebenaran' tak bisa menembusnya!”
“Nyonya Bos! Meskipun 'Personifikasi Flora' adalah sihir tingkat Archmagister tanaman, tapi saat bicara pasti akan ketahuan! Bagaimana mungkin pohon bisa bicara!” Mage Agung Otga tak setuju.
“Er Shao, San Shao, kenapa kalian tidak memberitahu Ayah sejak awal?” Liu Zhenhan berjongkok mengelus wajah kedua kembar itu. Di belakangnya terdengar bisikan-bisikan, jelas terkesima dengan penampilan luar biasa dua bocah ini.
“Ayah juga tidak bertanya.” Er Shao menggenggam tangan San Shao, mengayun-ayunkannya seperti bermain ayunan, sambil tersenyum menatap Lao Liu.
“Apa lagi kemampuan hebat kalian?” Liu Zhenhan mengelus wajah tampan Er Shao sambil tersenyum, tapi dalam hati menghela nafas. Ia baru menyadari, saat dua bocah ini tidak berpegangan tangan, sama sekali tak ada fluktuasi elemen pada tubuh mereka. Kini saat mereka berpegangan, ia langsung merasakan gelombang kekuatan elemen dahsyat yang mengendap.
Tak disangka seumur hidup bergelut dengan kekuatan elemen, akhirnya malah dikelabui dua bocah, membuatnya mengira mereka hanyalah sepasang anak cacat.
Yitiao jelas juga merasakannya, tangannya terus-menerus mengelus dagu penuh bekas luka lepuhan, mulutnya mengeluarkan suara decakan keras.
"Tidak memberitahu Ayah." Ershao mengerutkan bibir kecilnya: "Karena Ayah dan Ayah kecil tidak berhasil menangkapku dan Tangjia Sanshao."
"Ayah tebak kalian sudah kehabisan akal." Liu Zhenhan berkata licik.
"Siapa bilang!" Wajah Ershao memerah: "Kami masih punya kemampuan berubah wujud di dalam air!"
Sanshao diam-diam melepaskan genggaman tangan Ershao, menyelinap ke belakang Liu Zhenhan dengan hati-hati, dengan kikuk memanjat punggung Liu Zhenhan lalu meluncur turun seperti main seluncuran, tertawa terkikik-kikik bermain dengannya.
Gelombang elemen benar-benar menghilang tanpa bekas setelah Ershao dan Sanshao melepaskan genggaman tangan.
"Kepala suku, mengapa bisa seperti ini?" Master Ottega berbisik pada Yitiao.
"Kalau cat merah dicampur cat hijau, tahu jadi warna apa?" Yitiao memiringkan kepala menatap Ottega.
"Warna hijau." Jawab Master Ottega.
"Elemen sihir adalah cat hijau itu, kita semua hanya bisa merasakan keberadaan cat hijau." Yitiao tersenyum: "Lain kali jangan panggil aku kepala suku, aku belum tua."
Liu Zhenhan menggendong seorang bayi darah di setiap lengannya, berjalan melewati Yitiao. Mendengar perkataan Yitiao, ia menggelengkan kepala dengan wajah getir. Menurutnya, kedua bayi ini lebih mirip tumpukan kapur tohor dan air - selama tidak bersentuhan aman-aman saja, tapi begitu bertemu langsung bereaksi dan mendidih.
Kali ini, bayi darah kembar Ershao dan Sanshao hendak tampil di tepi Sungai Sanggan. Tapi ketika Liu Zhenhan bertanya pada dua "xiao chusheng" ini tentang pertunjukan apa yang akan mereka bawakan, si kembar bayi darah ini bersikap misterius dan enggan memberitahu, sok menjaga citra.
Dermaga Sungai Sanggan dipadati kerumunan orang, bahkan para Blood Elf pun ikut meramaikan. Kebanyakan orang tak tahu apa yang akan ditonton, hanya ikut-ikutan karena melihat orang berkerumun. Meski telah lama mencari bayi darah kembar, mayoritas dari mereka justru semakin bingung ketika akhirnya melihat kedua bocah yang selama ini dicari.
Kapal hias megah tempat para penari Ayam tinggal berlabuh di dekat dermaga. Beberapa penari sedang menyisir rambut pelangi mereka di buritan kapal yang dihiasi hiasan kepala ayam jago. Melihat prajurit Bimon bersenjata lengkap mengepung, wajah polos mereka langsung dipenuhi ketakutan. Beberapa manusia kodok dan manusia kura-kura yang seharusnya menjadi germo dan mucikari justru kabur masuk ke kabin kapal.
Melihat ayah sedang menatap mereka, Er Shao dan San Shao berpegangan tangan, membentangkan sayap mereka, lalu menerjang ke langit membawa pancaran cahaya putih.
Saat mata semua orang mulai bisa membuka setelah silau oleh cahaya, yang terlihat melayang di langit bukan lagi Binatang Bulu Es dan Salju yang bermuka tembem atau Murinio kecil, melainkan sepasang burung iris besar berbulu salju dengan sayap megah. Keduanya menari-nari di udara sambil menyeret ekor panjang berwarna-warni. Tubuh kedua burung iris besar ini sekitar 3 meter, berpostur anggun sederhana, saling merapatkan badan sambil mengepakkan satu sayap secara harmonis bak kesatuan utuh.
Sejak San Shao dan Er Shao terbang ke langit dan berubah menjadi burung iris besar, Liu Zhenhan sama sekali tidak bisa merasakan getaran elemen lagi. Andai ini terjadi di waktu dan tempat berbeda, dia pasti mengira burung-burung ini hanya unggas biasa. Meski begitu, fakta bahwa masing-masing hanya punya satu sayap dan harus terbang bersama pasti akan menarik perhatiannya.
Rupanya kedua Xiao Chusheng ini tetap tidak memiliki kekuatan elemen setelah bertransformasi. Liu Zhenhan menghela napas, menemukan pencerahan baru.
Tertawa bangga Er Shao dan San Shao bergema di sepanjang Sungai Sanggan, mengitari langit sebelum sepasang bayi darah kembar ini berubah menjadi burung besar iris dan "byur!" menyelam ke dalam sungai. Para penyair kuda nil nyaris pingsan ketakutan, langsung melompat ke air dan mengelilingi area 100 ren sekitar untuk mencegah arus deras menghanyutkan kedua bayi ini.
Beberapa nyonya bos tampak khawatir, takut kedua bayi tenggelam. Namun Liu Zhenhan tetap tenang.
Di antara gemerisik alang-alang di rawa-rawa tepian, gelembung kecil bermunculan seperti air mendidih. Dari dasar sungai naik perlahan beberapa daun teratai sebesar meja. Tangkai dan akar putihnya bergoyang lembut di air jernih, butiran air meluncur deras seiring daun yang semakin tinggi. Di antara daun-daun itu muncul sekuntum bunga teratai kembar merah-putih, benang sari kuningnya menyebarkan aroma harum.
Mo'er menghela nafas, jelas "Mata Kebenaran" kali ini masih tak berguna.
Biarawati kecil Jeanne d'Arc membuat tanda salib di dada. Kedua Naga Peri berbisik, "Dewata Naga menyertai."
Sekitar terdengar suara tarikan napas tajam, warga biasa Feilengcui yang tak berpengetahuan mengira ini hanya pertunjukan sulap Penyihir. Sekelompok praktisi sihir berdecak kagum bertanya-tanya bentuk sihir apa yang bisa menyamarkan bahkan fluktuasi elemen.
"Cekikikan～" Tawa Er Shao dan San Shao terdengar jernih dan penuh kemenangan, butiran air di bunga teratai kembar bergetar lalu muncrat ke daun teratai, membentuk gumpalan mutiara yang bulat sempurna.
Seekor kodok bodoh muncul perlahan dari air sambil menggoyang-goyangkan kaki berselaputnya, lalu meloncat ke daun teratai sambil menguak dua kali.
Liu Zhenhan melototi Nedved. Sejak pemanah Centaur ini kembali ke permukaan, ia melepas kuda "ribuan li"-nya di Sungai Sanggan. Dalam sehari, datanglah ribuan kodok berkulit yang ribut menguak sepanjang malam. Untunglah yang melompat ke daun teratai hanya kodok kecil, bayangkan jika Katak Emas Tiga Kaki seberat 2-3 Ton yang melompat - dua bayi darah itu pasti hancur.
Kilatan putih lagi melintas. Er Shao dan San Shao berpegangan tangan muncul dari air dengan telanjang bulat, memanjat tepi sungai lalu menjulurkan pantat kecil sambil mengencingi air. Guo Guo berlari mendekat, memeluk keduanya lalu berlarian gembira seolah menemukan harta karun.
“Ouh~ ouh~ Tidak bisa menangkap kami tidak bisa menangkap kami~” Dua bayi darah tertawa terkikik gembira, tawa mereka tiba-tiba berubah menjadi batuk-batuk.
Guo Guo mendengar suara batuk, segera menggendong dua bayi darah berlari menghampiri Kepala suku Andulan. Pemandangan kacang polong menggendong dua kentang memang lucu, tapi saat ini tak ada seorang pun yang tega tertawa. Kepala suku Andulan dan biarawan Owen buru-buru masing-masing menggendong seorang bayi darah, menempelkan jari mereka di dada kedua bayi itu.
“Bagaimana kondisinya, Kepala Suku?” Liu Zhenhan menatap tegang ke arah Kepala suku Andulan. Ia baru menyadari kelalaiannya, terlalu terpukau oleh kemampuan dua anak bayi darah ini hingga lupa memperhatikan kondisi fisik kembar darah ini.
“Batuk ini bawaan sejak lahir, seolah terkena angin dingin sejak dalam kandungan. Keberadaan mereka yang bertahan hidup memang sebuah keajaiban. Hanya mengandalkan 'doa penyembuhan' tidak cukup, harus mencari Dukun untuk obat penguat energi positif.” Sorot mata Kepala suku Andulan berkilat: “Hal lain sementara tidak kutanyakan, bagaimanapun cara kedua anak ini terlahir sudah bisa kutebak. Konstitusi tubuh mereka sangat aneh, bahkan aneh sampai level yang tidak akan kau pahami meski kujelaskan. Aku akan bawa mereka dulu untuk perawatan awal, nanti temui aku di kamarku, kita perlu bicara panjang.”
"Aku tahu." Liu Zhenhan mengangguk, menghela napas panjang. Bayi darah yang mewarisi gen monster juga bisa sakit dan meninggal? Kalau cerita ini didengar penyihir aliran darah lain, pasti akan ditertawakan.
"Kami juga ikut." Beberapa nyonya bos menggendong Guo Guo dan Katyusha, menyusul Kepala Suku Andulan. Batuk kedua bayi darah sudah mereda, mereka membuat muka lucu pada para ibu mereka.
Para milisi mulai mempersilakan kerumunan orang pulang, keramaian yang kacau balau akhirnya mulai bubar.
"Inikah bayi darahmu?" Pangeran Moore Benitez mengacungkan jempol pada Liu Zhenhan: "Luar biasa! Bayi darah kembar! Kau benar-benar gila, satu bayi darah saja menyedot setengah kekuatan elemenmu, dua berarti habis total! Penyihir darah pasti tewas jika dapat bayi darah kembar, pantaslah Tuan Richard sang ahli Kemampuan Ganda Sihir dan Tempur tetap sehat walafiat!"
"Benarkah?" Liu Zhenhan merinding: "Aduh! Pantas Laozi merasa nyaris kehilangan setengah nyawa! Untung tidak dapat kembar tiga."
"Kembar tiga memang pasti mematikan. Meski bayi darah kembar menyedot habis kekuatan elemen, jika fisik penyihir tidak terlalu lemah - seperti Tuan yang sekuat monster - tidak masalah. Selamat untuk Tuan Richard." Putri Benitez berkata dengan nada palsu.
"Tidak terasa salah satunya mirip Murinio?" Liu Zhenhan tertawa kecil, menyipitkan mata ke arah Pangeran Moore.
"Ya, aku juga heran!" Putri Benitez menggaruk kepala, "Bagaimana mungkin bayi darah bisa mirip Murinio? Seharusnya mirip kamu! Tapi yang lebih membuatku bingung, kenapa yang satu lagi mirip Binatang Bulu Es dan Salju? Ini sama sekali tak kumengerti."
"Pemberian darah tingkat Santo memang bisa membentuk penampilan sesuai keinginan. Menurutku Imam Utama Angsa sangat tampan, jadi..." Liu Zhenhan dengan lancar mengarang kebohongan. Di dunia ini, selain dirinya tak ada penyihir darah yang mencapai tingkat Santo melalui satu aliran sihir. Bagi ras Moore yang tak pernah melahirkan Santo sepanjang sejarah, dia bisa seenaknya berkelakar. Bayi darah kembarnya mustahil disembunyikan. Lebih baik mengungkapkan terang-terangan dengan kebohongan besar, daripada nanti dicurigai orang cerdik seperti Murinio.
Putri Benitez benar-benar terdiam mengangguk. Sepanjang sejarah Moore tak pernah ada Blood Mage tingkat Santo, sehingga tak punya dasar untuk membantah. Apa pun yang dikatakan Tuan Tanah Pigge ini harus diterimanya, mau percaya atau tidak.
"Ershao dan Sanshao, satu seperti Murinio, satu seperti Guo Guo. Penjelasan Tuan Tanah Pigge pertama-tama secara logika tak terbantahkan. Hanya khawatir Liu Zhenhan mengatakan kebenaran, Pangeran Moore ini mungkin tidak bisa menerima etika yang kacau itu."
Setiap penyihir memandang Santo seperti memandang Sampa di langit, merasa misterius sekaligus tak terjangkau. Orang-orang Moore pun tak terkecuali. Beberapa Blood Mage di sekitar yang mengarahkan telinga, mendengar perkataan Liu Zhenhan ini, mengangguk-angguk seolah sudah sewajarnya, seolah mereka sudah tahu Santo memiliki hak istimewa ini.
Liu Zhenhan mencemooh dalam hati.
"Telur inang apa yang kau pilih? Transformasi tri-lingkungan? Bisa jadi burung, bunga, dan pohon?" Pangeran Moore tertawa bertanya: "Dan setelah transformasi sama sekali tak ada fluktuasi elemen?"
Terdengar jelas Pangeran Moore dalam hati sangat gembira. Dengan kemampuan Tuan Tanah Pigge, mencari telur monster Naga Sekunder sebagai "telur inang untuk ritual pemberian darah" bukan masalah. Jika separuh kekuatan magis Santo diwariskan ke telur monster Naga Sekunder lalu menetas menjadi bayi darah, pasti sangat dahsyat. Tak disangka Tuan Tanah Feilengcui malah memilih monster mimikri yang hanya bisa berubah jadi bunga, burung, dan pohon. Itu pun setelah transformasi sama sekali tak ada kekuatan magis, murni penampilan semu. Seorang Santo ternama kehilangan separuh tenaga magis hanya untuk menciptakan monster seperti ini, Pangeran Moore benar-benar senang.
“Lilin Meleleh.” Liu Zhenhan terkekeh, lalu pergi.
Ekspresi Pangeran Moore awalnya menunjukkan pencerahan, kemudian berubah menjadi penyesalan yang dalam.
Bab 191: Rahasia Fenghuang
Meski telah memalsukan asal-usul bayi darah kembar ini kepada orang luar, Liu Zhenhan sendiri merasa bingung.
Kemampuan bawaan bayi darah kembar Ershao dan Sanshao benar-benar aneh. Di Benua Aigean, selain Lilin Meleleh - utusan Dewi Laba-laba Lolth yang disembah Dark Elf, hampir tidak ada makhluk lain yang cocok dengan kemampuan transformasi unik mereka.
Jangan-jangan Murinio adalah Lilin Meleleh? Pikiran aneh muncul di kepala Liu Zhenhan. Sosok Imam Utama Angsa yang tampan itu perlahan berubah menjadi gumpalan lilin lembek dalam imajinasinya.
Memikirkan ini, Liu Zhenhan tak bisa menahan tawa. Terlalu banyak orang yang iri dengan ketampanan dan kharisma Imam Utama Angsa. Tentu saja Tuan Liu juga termasuk dalam golongan ini.
Namun, gagasan bahwa Imam Utama Angsa adalah seekor Lilin Meleleh ini terlalu absurd bahkan untuk dianggap sebagai lamunan mesum seperti mimpi musim semi, segera digulingkan oleh Liu Zhenhan sendiri. Belum lagi ini mustahil secara logika, perubahan wujud Lilin Meleleh meskipun bisa berubah-ubah sesuka hati, durasi transformasinya sangat terbatas. Mana mungkin bisa mempertahankan satu bentuk selama bertahun-tahun.
Ucapan Kepala suku Andulan sebelumnya terdengar cukup misterius, seolah-olah dia telah mengambil keputusan besar.
Liu Zhenhan tahu, kura-kura laut tua ini usianya bahkan lebih tua dari Yitiao, sudah menjadi sosok legendaris. Tentang kemampuan ajaib bayi darah kembar ini, si kura-kura tua pasti tahu beberapa rahasia tersembunyi. Mengenai masa lalu Kepala Suku Daikui, Liu Zhenhan memang memiliki sedikit keinginan untuk mengetahuinya. Dia selalu merasa tokoh besar ini sepertinya menguasai segalanya sedikit-sedikit, apalagi dalam menebak pikiran orang - pengetahuannya terlalu luas hingga tidak masuk akal.
Sementara Liu Zhenhan masih diselimuti kebingungan dan hendak menuju kamar Kepala suku Andulan untuk mencari kejelasan, tepat di kaki Bukit Merah dia bertemu Pong Count Garnet yang sedang terisak-isak duduk limbung di tanah. Setelan Sun Yat-sen Sang Count yang semula rapi sudah tercabik-cabik, hidungnya pecah akibat pukulan Gud tadi. Darah dan debu membentuk topeng opera Beijing yang abstrak di wajahnya, mirip Dou Erdun yang sedang mabuk setelah diciprati air mata.
Yitiao dan sekelompok milisi serta suku-suku bawahan tertawa terbahak-bahak melihat Count yang bodoh ini. Menganiaya bangsawan tinggi memberi kepuasan menyimpang bagi para orang kampung tanpa gelar ini. Seekor Hewan Luo Sha diikat dengan rantai besi diseret ke depan. Hewan jantan ini khusus untuk pembiakan, beratnya mencapai 1.500 pon, bergoyang-goyang seperti gunung daging.
"Pembiakan dimulai~" Burung beo kecil berdiri angkuh di bahu Yitiao sambil berteriak aneh.
Melihat Tuan Tanah Feilengcui menyilangkan tangan dan mendekat, Count Ganet semakin menjerit histeris, berusaha menghindari Hewan Luo Sha jantan yang mengendus-endus. Pendeta Bairen Salamander Robby sedang membujuk saudara sukunya di samping. Count Zhongshan ini tidak berani memaki orang lain, tapi melontarkan sumpah serapah ke Robby: "Kau Wolff cacat! Enyah kau! Hai rakyat jelata! Aku seorang Count! Keluargaku punya sejarah 1.200 tahun! Bairen cacat tanpa tangan! Akan kuadukan pada pamanku, usir kalian para Wolff cacat dari Suku Serigala! Buat kalian mengemis selamanya! Akan kutiduri semua wanita kalian! Tai Hewan Luo Sha! Menjauh dariku! Sialan!"
Robby jelas mendapat balasan buruk atas niat baiknya, hanya bisa pasrah mengangkat tangan pada Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan mendengarkan kata demi kata makian Count kepada Robby sambil terus mengangguk dan menyeringai. Ia menjentikkan jari lalu memberi isyarat pada budak ogre di sampingnya.
Karu yang sudah lama tidak dekat dengan bos segera berlari-lari kecil mendekat. Ia mencium sepatu bot Tuan Tanah terlebih dahulu, lalu berdiri di samping dengan penuh hormat.
Melihat Tuan Tanah Pigge yang sedang berbisik-bisik penuh niat jahat dengan ogre besar perkasa, Count Garnett berhenti menangis dan mengarahkan telinganya. Hanya terdengar "gerakan harus lembut... pekerjaan harus rapi..." dan sebagainya.
Wajah Count Garnett langsung pucat. Tuan Tanah Pigge ini sama sekali tidak menghormati keluarga bangsawan tinggi Kerajaan. Apakah sekarang dia ingin membungkam selamanya?
Sebelum pikiran mengerikan ini sempat berkembang, ogre Karu sudah berlari penuh semangat menyambar rambut Count. Ia menyeret Count Wolff yang menjerit-jerit minta tolong ke dalam lubang budak. Para pengawal Count yang babak belur saling pandang. Baru mau melangkah, deretan mammoth pahlawan kuat sudah berdiri mengahalangi langit. Mereka hanya bisa pasrah melihat Count Garnett menghilang ke dalam lubang budak dengan tatapan penuh kengerian.
Karu kembali muncul dengan senyum licik, menyeret Hewan Luo Sha yang sedang dikawinkan ke dalam gua, sambil membawa karung goni di tangannya.
Sekelompok budak Goblin Beruang bertubuh kekar memegang tongkat getah darah, terus-menerus menepuk-nepuk telapak tangan mereka sendiri, memandangi para pengawal Count dengan tatapan penuh niat jahat.
Terdengar jeritan menyayat, diikuti teriakan memilukan sang Count: "Ya Dewata! Kalian brengsek terkutuk ini! Berani-beraninya menggunakan Hewan Luo Sha... Aduh... Tolooong... Pantatku..."
Karu muncul lagi dengan senyum mesum, mengorek lemak hewan kental dari lampu minyak besar di mulut gua, lalu kembali menyelam ke dalam lubang.
Semua pengikut Count kini paham apa yang sedang dilakukan ogre ini pada tuan mereka. Beberapa prajurit setia berteriak marah, baru saja hendak menerjang gua langsung dihajar tongkat getah darah hingga terjatuh. Senjata dan zirah mereka sudah disita, ditambah luka-luka di tubuh, mustahil melawan banyak pria perkasa Goblin Beruang.
"Setelah ini selesai, suruh semua brengsek pengeruk keuntungan ini minggat dari sini," kata Liu Zhenhan kepada Robby.
"Tuan... Tindakan ini..." Kerut di dahi Robby menunjukkan kekhawatiran yang jelas tergambar di wajahnya.
"Kalau dia tidak malu menceritakan pengalaman ini, aku juga tak peduli dengan tuduhan Dewan Pengawas Bangsawan." Liu Zhenhan tersenyum pada Robby, menunjuk rombongan pengawal Count Garnett: "Katakan pada majikanmu, jika tak ingin aibnya tersebar, lebih baik berhenti berulah. Jika masih ingin bertindak kasar, aku siap menemani baik dengan cara diplomatik maupun kekuatan fisik!"
Para pengawal setia Count Garnett terpaku menatap Liu Zhenhan, mungkin bingung menjawab atau terkejut dengan kelancangan Baron kecil ini.
"Bahkan jika mereka ingin mencabut gelarku, apakah Kuil dan klan Harimau akan setuju? Mencabut gelar Pendeta Jubah Bintang dan prajurit ber-medali tertinggi? Mimpi di siang bolong!" Liu Zhenhan menepuk bahu Robby sambil tertawa: "Siapa pun yang berani menggantikanku, akan kujadikan dia menyesal seumur hidup karena kalah dalam duel di hari pertama!"
Rintihan Count Garnett, suara kawin bahagia hewan Luo Sha, dan decak rasa sakit yang menyertai benturan daging "derek", seolah menjawab deklarasi lancang Tuan Tanah Feilengcui, membuat wajah para pengikut Baron semakin pucat.
Liu Zhenhan sangat menyukai perasaan mendominasi ini dari lubuk hatinya. Dengan dua kali cekikikan kering "hēi hēi", ia menaiki jalur tangga menuju kamar Kepala Suku Andulan. Kamar Kepala Suku Daikui tidak mengalami perubahan meski kondisi ekonomi Feilengcui semakin membaik, tetap mempertahankan gaya sederhana khasnya. Tirai tanaman hias masih memancarkan aroma wangi, sementara barisan helm perunggu dari era Perang Dewa dan Iblis yang diubah menjadi pot bunga di dalam gua terlihat hijau segar.
Guo Guo, bayi darah kembar, dan Katyusha berdiri di atas meja rendah sang kepala suku. Di depan Katyusha terdapat tumpukan kacang-kacangan yang membuat anak babi kecil menggerutu tak puas. Guo Guo dan sepasang bayi darah kembar masing-masing menggenggam segenggam besar kurma gurun kering, duduk dengan riang sambil mengunyah dengan lahap.
"Orang tua ini masih suka memprioritaskan anak laki-laki daripada perempuan," gumam Liu Zhenhan dalam hati, tak menyetujui sikap pilih kasih sang kepala suku.
"Richard. Ambilkan satu mutiara hitam hasil pemerasanmu dari putri duyung Kou Tao untukku." Kepala Suku Andulan tidak mengangkat kepala, masih asyik mengaduk bara api dengan tombak perunggu patah berukir motif kuno. Di atas rak api, sebuah helm perunggu besar berisi akar-akaran, kulit pohon, dan ramuan herbal sedang mendidih "gudug-gudug".
“Buat apa benda itu?” Liu Zhenhan menunjuk ke arah dua Naga Peri dan Mo'er yang berdiri di sampingnya, memberi isyarat agar mereka segera pergi ke bengkel logam bawah tanah. Ia mengeluarkan kantong kulit rusa berisi mutiara hitam dari sakunya, menuangkan satu butir mutiara hitam bulat sempurna, lalu menyerahkannya kepada Kepala suku.
“Kamu tahu apa! Semua ramuan obat rasanya pahit dan sepat. Teratai es yang dibawa Mammoth pahlawan kuatmu dari gunung salju, baunya manis harum, tapi saat dimakan semua berakhir dengan rasa pahit di lidah. Meski ini efektif mengobati batuk, anak-anak harus mau meminumnya dulu. Setelah direbus, mutiara hitam akan mengeluarkan madu murni yang bisa menetralkan rasa pahit ramuan.” Kepala suku Andulan melemparkan mutiara hitam ke dalam panci dengan suara "blup", sambil memutar mata berkali-kali ke arah Liu Zhenhan.
“Sebenarnya apa yang terjadi dengan kondisi Er Shao dan San Shao?” Liu Zhenhan mengeluarkan sebatang cerutu dan menyelipkannya di mulut. Ning Yu mengambilkan kursi untuknya, sementara Helen menggosok batu api hingga menyala dan menyalakan cerutunya. Liu Zhenhan bersandar nyaman di kursi.
“Sulit dijelaskan dalam beberapa kata.” Kepala suku Andulan memandang tuan tanah dengan iri sambil memutar mata, lalu menghela nafas: “Secara logika, dua anak ini seharusnya tidak bisa bertahan hidup. Fungsi vital mereka, termasuk struktur tubuh, baru terbentuk separuh. Dalam terminologi biologis reproduksi bertelur, ini disebut 'telur gagal menetas' ().”
“Tapi mereka tetap bisa bertahan hidup!” kata Helen.
“Itu karena aku hampir kehilangan setengah kekuatan elemen oleh mereka berdua.” Liu Zhenhan mengecupkan bibir, menghisap cerutu dalam-dalam: “Ershao dan Sanshao memang bayi prematur, saat lahir fluktuasi elemen mereka sangat lemah seperti sekarat, lalu dibekukan lagi.”
“Paruh pertama hidup kita terlalu gagal.” Sanshao menggoyangkan kepala gemuknya yang kemerahan, bergaya anak kecil berbual meniru orang dewasa yang membuat semua orang tertawa.
“Kekuatan elemenmu mencakup Kekuatan Naga, kekuatan magis darah, jaring laba-laba, Serangan Bayangan, dan Kekuatan Nyanyian, seharusnya bisa menciptakan bayi darah yang hebat.” Kepala suku Andulan menghela nafas: “Tapi sekarang tampaknya Kekuatan Naga sudah habis digunakan untuk memperbaiki fungsi tubuh mereka, sedangkan kekuatan elemen campuranmu yang berantakan itu tidak membentuk kekuatan magis koktail yang mengerikan, melainkan berubah menjadi fondasi kekuatan magis intrinsik mereka.”
"Sebenarnya sebelum pemberian darah bayi darah, aku selalu sangat percaya diri. Warisan kekuatan elemen setengah dari metode pemberian darah hampir merupakan jalan pintas! Kekuatan elemenku jauh lebih kompleks dibandingkan semua penyihir darah di dunia ini. Jika bayi darah yang ditetaskan dengan campuran semua kekuatan elemenku, bahkan monster tingkat tinggi sekalipun pasti akan sangat kuat. Kekuatan Naga adalah satu-satunya kekuatan elemen yang kudapatkan dari warisan tubuh Ba Xia sang naga kecil. Kedua anak ini seharusnya tidak memiliki fisik yang begitu lemah meski hanya mewarisi setengah kekuatanku. Masalah ini kita kesampingkan dulu, yang paling ingin kuketahui sekarang adalah mengapa gelombang elemen yang mereka pancarkan setelah berpegangan tangan begitu kuat, tapi hanya bisa berubah menjadi burung biyixiao, pohon lianli, dan teratai kembar? Lagipula setelah transformasi, semua gelombang elemen menghilang!" Liu Zhenhan tersenyum pahit: "Mungkin kalian belum tahu, orang tua kandung Er Shao dan San Shao adalah Murinio dan makhluk peliharaan es Fenghuang-nya Tang Beierjina, Fenghuang es yang sudah memiliki wujud manusia!"
Semua mata tertuju pada wajah San Shao dan Er Shao. Sepasang bayi darah kembar ini masih asyik saling menyuapi kurma gurun tanpa beban. Pikiran mereka masih seperti bayi, usia dan pengalaman tidak bisa diwariskan melalui cara apapun. Liu Zhenhan adalah ayah mereka, selain itu bayi darah kembar ini belum bisa memahami betapa rumitnya dunia ini. Bahkan jika suatu hari nanti mereka mengerti, ikatan darah antara ayah dan anak akan membuat mereka tidak pernah berkhianat.
“Tidak di luar perkiraanku.” Kepala suku Andulan tersenyum tipis, sama sekali tidak terkejut. Helen dan Ning Yu terus-menerus menahan tawa. Dua Naga Peri dan Mo'er yang sudah lama mengulur-ulur waktu di dalam ruangan, juga diam-diam tertawa di samping.
"Oh?" Liu Zhenhan heran, bangkit dari kursinya sambil memandang mereka bergantian sambil memutar mata, benar-benar tidak mengerti bagaimana para kepala suku bisa menebaknya. Saat mengantar kedua anak ini kembali, dia sama sekali tidak menyebutkan asal-usul mereka!
"Ini bukan tebakan, tapi hasil deduksi. Aku tahu kamu pergi menyembuhkan Phoenix Es. Di dunia ini, hanya ada satu jenis Phoenix yang memiliki kemampuan transformasi tiga habitat, dan Phoenix jenis ini hanya bisa lahir melalui bentuk tertentu." Kepala suku Andulan mengelus lembut kepala San Shao yang besar. San Shao dengan patuh menyuapkan sepotong kurma gurun kering ke mulut penyu tua yang ompong itu.
"Dulu kupikir di dunia ini hanya ada satu Phoenix Abadi, puncak monster api - Phoenix Api." kata Liu Zhenhan.
"Bukan hanya kamu. Kebanyakan orang berpikir begitu." Kepala suku Andulan mengunyah kurma gurun kering dengan keras, berbicara sambil mengunyah: "Sebenarnya pemikiran kalian sangat salah, bahkan klan Naga pun punya sistem klasifikasi sihir. Phoenix yang setara dengan Naga sebagai monster puncak, mana mungkin hanya ada satu jenis."
“Phoenix Es Tangbeierjina adalah Monster unsur es, pengalaman Kepala suku memang sangat luas.” Liu Zhenhan menggigit kurma gurun yang diambilkan Guo Guo dengan mulutnya, mengunyah beberapa kali lalu mencium hidungnya sambil berkata pada Guo Guo: “Tambah satu lagi.”
“Chongming, Jiaoming, Sushuang, Youchang, Yuanchu, Hongluan…” Kepala suku Andulan mengangkat bahu berkata: “Semua yang kusebutkan tadi adalah Monster Tingkat Super dari klan Phoenix. Cabang-cabang Phoenix ini suka mengembara ke segala penjuru, bisa terbang dan berumur panjang, tidak seperti Phoenix Api dan Phoenix Es yang terpaku di Benua Aigean. Sebagai Monster Tingkat Super, mereka punya harga diri. Dunia ini hampir tak ada yang layak mereka hormati. Berbeda dengan Naga Aigean, klan Phoenix tidak punya misi menjaga Benua Aigean. Konon Dewata Phoenix Xiagui memberi mereka tugas menjaga keseimbangan dunia, jadi klan Phoenix mungkin bahkan meremehkan Naga sekalipun.”
“Sial! Keterlaluan, tapi ini sepertinya tidak ada hubungannya dengan bayi darah kembarku kan?” Liu Zhenhan bersiul "".
“Anak kecil, kamu tahu apa!” Kepala suku Andulan melirik Lao Liu dan berkata: “Apa hubungannya? Kamu tahu apa prototipe busur silang sayap burung yang kamu bawa itu? Kamu tahu tidak burung berkepala rusa itu apa? Itu adalah Fenghuang, burung suci yang pernah disembah ras Elf! Klan Fenghuang juga monster kelas penuh, bahkan klan Naga tidak punya racun, mereka punya, namanya burung Jiu, sangat beracun. Aku tanya dulu, menurutmu, naga yang punya kecerdasan tinggi bisa jadi tunggangan siapa?”
“Tentu saja Bimon.” Liu Zhenhan menimbang sebentar, merasa manusia juga termasuk Bimon, jadi dia bersikukuh.
“Tanya Daisy dan Ruoerna, kenapa ras lain seperti kurcaci, elf, gnome tidak pernah punya ksatria naga.” Kepala suku Andulan tersenyum.
“Kenapa?” Liu Zhenhan merenung, memang sepertinya di Benua belum pernah ada ras selain Bimon yang punya ksatria naga. Paling-paling hanya Sage Goblin Gaburin 10.000 tahun lalu yang punya teman Naga Peri, itu pun sebatas teman.
"Konon kabarnya dulu Klan Naga mendapatkan tubuh perkasa dan kekuatan elemen yang mengerikan dari Dewa Naga Hesperus, dengan imbalan harus menjadi tunggangan para pahlawan Bimon - inilah harga yang harus dibayar untuk kekuatan. Sehebat apapun, bangsa naga harus menundukkan kepala mulia mereka di hadapan Bimon terbaik di dunia ini." Daisy berkata dengan nada sedikit kesal: "Tapi aku ingin tegaskan satu hal, ini hanyalah legenda belaka. Meskipun faktanya selain Bimon, ras lain memang belum pernah melahirkan seorang Ksatria Naga atau Pendeta Naga, aku yakin ini hanyalah kebetulan semata yang mungkin berubah di masa depan."
"Hahaha..." Kepala suku Andulan tertawa terbahak-bahak membuat Daisy dan Ruoerna sedikit malu, baru setelah itu orang tua itu berbicara perlahan: "Kita semua tahu ini hanya legenda, toh Dewa Naga Hesperus dan Dewa Perang Campas tidak pernah benar-benar terlihat. Baiklah, mari tinggalkan topik ini. Richard, tahukah kau selain ras besar Bimon, ras mana lagi di Benua Aigean yang memiliki komposisi sangat kompleks?"
"Elf! Tidak diragukan lagi, dalam sejarah selain kekaisaran besar yang didirikan oleh Bimon, hanya ada satu kekaisaran Elf yang benar-benar berpengaruh. Selain itu, cabang-cabang ras Elf juga terlalu banyak, benar-benar ras terbesar kedua di Benua Aigean. Meskipun suku Goblin dalam sejarah memiliki kebijaksanaan dan kreativitas yang luas seperti samudera, tampaknya mereka lebih antusias berdagang. Sedangkan Kurcaci dan Raksasa yang memiliki darah keturunan Titan, relatif lebih penyendiri. Mereka tidak pernah benar-benar mendominasi seluruh benua." Liu Zhenhan berkata.
"Klan Phoenix memiliki hubungan baik dengan ras Elf. Sama seperti Naga yang hanya bisa menjadi Peliharaan Magis Bimon, Phoenix juga merupakan Peliharaan Magis eksklusif para Elf." Kepala suku Andulan menghentikan gerakan tangan untuk mencegah pertanyaan yang akan diajukan Liu Zhenhan: "Jangan beri contoh Murinio! Pertama kutanya, di seluruh Benua, pernahkah kau lihat manusia memiliki Ksatria Phoenix? Apakah di antara Bimon pernah ada Pendeta Phoenix kedua?"
“Dari yang kamu katakan, memang benar begitu.” Liu Zhenhan mengerutkan alisnya: “Dulu tiga Raja Iblis dari bangsa iblis bekerja sama menggunakan ‘Sihir Penenggelam Daratan’ untuk menenggelamkan kerajaan Bulan Elf ke dasar laut, sepertinya karena dua Pendeta Phoenix dari kerajaan Bulan Elf terlalu menyiksa mereka, merasa terlalu sulit sehingga memutuskan untuk melakukan pembunuhan seperti ini. Selain itu, di era Kekaisaran Elf 8.000 tahun yang lalu pernah muncul seorang Druid Kostar, tapi orang itu hanya bisa berubah menjadi Phoenix dan Naga, hanya memiliki sebagian kemampuan Phoenix dan Naga, sepertinya tidak bisa dihitung. Selain itu, sepertinya hanya Tuan Mourinho yang merupakan Pendeta Phoenix! Tapi...”
“Tidak ada ‘tapi-tapi’ lagi, bodoh! Klan Naga memiliki Naga Suci, begitu juga dengan bangsa Phoenix, tentu ada Phoenix Suci! Pernah dengar tentang Keluarga Emas?” Kepala suku Andulan menyeringai dengan bibir keriputnya, menatap Liu Zhenhan dengan senyum.
"Lagi-lagi barang legenda!" Tuan tanah buta huruf tertawa terbahak-bahak: "Ini aku tahu, si tua Puskash pernah bercerita padaku. Katanya saat invasi Bangsa iblis dulu, meski klan Naga Benua Aigean tidak pernah turut campur perang, tapi puluhan naga secara spontan bersatu dengan Bimon di saat genting, menjadi Peliharaan Magis dan Kendaraan Tunggangan para pahlawan yang bergabung melawan iblis. Setelah perang, katanya ada Pendeta suku Monyet yang mulia berhasil memenangkan hati klan Naga dengan kebaikannya, lalu diangkat sebagai 'Keluarga Emas' oleh Naga Suci melalui metode 'pengakuan darah'. Keturunan Bimon suku Monyet mulia ini, asal memiliki kekuatan cukup, bisa mendapatkan naga sebagai partner. Asal usul istilah 'Darah Naga, Keluarga Emas' ya dari sini."
"Penerus terakhir Keluarga Emas adalah Pendeta Naga Kochis." Kepala suku Andulan menggelengkan kepala dengan getir, mengungkap sejarah yang terkubur lama. Kisah ini membuat Liu Zhenhan dan Helen tercengang. Meski dari Master Puskash mereka tahu Pendeta Naga Kochis adalah sedikit Bimon suku Monyet yang tidak berkhianat, tapi tidak menyangka status Kochis begitu mulia.
"Gila! Aku tahu maksud Kepala suku!" Liu Zhenhan "bangkit" berdiri mendadak.
Bab 192 Naga Es
“Darah phoenix, keluarga berlian.” Kepala suku Andulan tersenyum menyuruh Liu Zhenhan duduk, “Jangan terlalu emosional, anakku, ini wajar. Sebagai anggota Suku Pig yang bisa menjadi Elf Asing, sudah logis jika Tuan Murinio juga berhasil memperoleh status Elf Asing, lalu dengan status itu kebetulan mendapatkan perhatian Phoenix Suci dan memperoleh 'darah phoenix' melalui pengakuan darah. Sebenarnya, dengan status Elf Asing dan kekuatanmu, menjadi Pendeta Phoenix juga bukan hal mustahil.”
“Pantasan Murinio punya begitu banyak pengikut elf! Pantasan dia begitu percaya diri saat anak-anaknya, Gelaney dan Gemes, ikut 'Olimpiade Pendeta Nasional'! Bangsat! Orang tua itu ternyata Elf Asing juga! Bahkan dari keluarga berlian! Bangsat! Habislah! Gelaney dan Gemes pasti akan jadi dua phoenix lagi!” Liu Zhenhan sama sekali tidak bisa tetap duduk, terus mengumpat.
“Tidak mungkin! Meski punya darah phoenix suci, satu generasi maksimal hanya bisa punya satu Pendeta Phoenix atau Ksatria! Kecuali keluarganya terlalu beruntung sampai dapat phoenix kembar atau phoenix kembar tiga! Menurutmu? Phoenix lebih sombong daripada Naga!” Kepala suku Andulan memandang Li Cha dengan perpaduan kesal dan geli.
“Pastinya Murinio pernah mengalami petualangan luar biasa di masa lalu, sampai bisa dikelilingi begitu banyak pengawal Elf! Logikanya, Druid Burung Pemangsa adalah musuh imajiner dari Rawa Senja yang dijaga suku Smyer, mana mungkin bergabung dengan faksinya! Bangsa Elf kan sangat angkuh! Sialan! Ternyata dia juga Elf Asing! Brengsek!” Liu Zhenhan menggerutu keras: “Elf Asing kok semurah ini? Sembarang orang bisa jadi! Kepala suku!”
“Sembarang orang?” Kepala suku Andulan menggerik kukunya dengan penuh makna, mendengus dingin dari hidungnya, mata keriputnya tiba-tiba berkilat tajam: “Cara jadi Elf Asing sederhana... Cukup berhubungan intim dengan perempuan Elf bangsawan berdarah murni dari wangsa kerajaan! Elf biasa memang tak mungkin, tapi siapa tahu Murinio kebetulan bertemu Putri Elf? Hmm... Memang sulit. Elf tinggi semakin angkuh, Dark Elf meski cabul tapi terlalu berbahaya...”
Liu Zhenhan tersipu malu mendengar omongan tua ini, terkekeh-kekeh lama, tak bisa cari alasan pembenaran. Beberapa pasang tangan lembut mencubit telinga Liu Zhenhan, suara dengus penuh kecurigaan terus bergema dari hidung Helen, Ning Yu, dan dua Naga Peri.
“Obisilachi！Bukankah aku sudah lama berhubungan dengan Ratu Elf Gelap? Mengapa pemahaman bahasa Elf menjadi Elf Asing begitu terlambat?” Keraguan Liu Zhenhan ini hanya bisa dipikirkan dalam hati, tentu tidak berani bertanya langsung pada Kepala suku.
Tuan Liu sepertinya lupa satu hal, bahwa pertemuan mereka dengan Ratu Elf Gelap saat itu sebenarnya tidak bisa disebut hubungan intim sungguhan, paling-paling hanya disemprot air liur dalam jumlah besar di wajah. Tentu saja, ada perubahan lokasi, kali itu bukan wajah yang kena air liur.
“Ini logika deduksi sederhana, anakku.” Kepala suku Andulan menuangkan ramuan matang sendok demi sendok ke mangkuk, meniupnya dengan sendok teh di depan mulut sebelum menyuapi Ershao dan Sanshao. Dari kejauhan tercium aroma manis menyengat, bau ini berasal dari sari manis Mutiara Hitam yang direbus suhu tinggi lalu meresap ke air, kental namun tidak menggumpal, manis tak mengganjal tenggorokan, dengan aroma jeruk kumquat samar. Ershao dan Sanshao menghisapnya sambil menggeliat-geliutkan pantat kecil, RAMAS minum.
Ning Yu mengambil mangkuk tembaga untuk menyuapi dua Xiao Chusheng ini. Memberi kesempatan Kepala suku Andulan melanjutkan ceritanya.
“Asal usul Ershao dan Sanshao sudah jelas terungkap, Richardku sayang.” Kepala suku Andulan mengeluarkan sehelai kain untuk membersihkan tangan, melanjutkan penjelasan teka-teki kepada Liu Zhenhan: "Keturunan fenghuang seperti Sanshao dan Ershao yang hanya memiliki satu sayap, adalah kutukan murni dari Dewata Phoenix Xia Gui. Hanya pasangan yang paling tidak cocok, yang akan memiliki keturunan seperti ini."
"Murinio bukan Phoenix." Liu Zhenhan membetulkan pernyataan kepala suku.
"Murinio pertama-tama harus menjadi Elf Asing untuk mendapatkan kepercayaan Phoenix, baru kemudian bisa memenangkan garis keturunan Phoenix. Selama dia memiliki pengakuan darah melalui tetesan darah Phoenix Suci, darahnya akan mengandung unsur Phoenix, genetiknya juga membawa gen Phoenix. Jadi secara teknis dia bisa dianggap sebagai cabang Phoenix." Kepala suku Andulan menghitung jarinya satu per satu: "Tapi kita harus mengakui satu hal, meskipun memiliki darah Phoenix Suci, Murinio tetaplah seorang Bimon, paling-paling hanya dianggap sebagai Elf Asing. Hubungannya dengan Phoenix berwujud manusia jelas melanggar hukum alam, pantas mendapatkan kutukan. Sebenarnya kamu si bodoh ini juga sama! Seluruh tubuhmu dipenuhi Napas Naga asli, tidak jelas apakah naga atau Bimon. Aku khawatir anakmu nanti dengan Daisy dan Ruoerna pasti akan menghadapi kemurkaan Dewa Naga Hesperus! Karena kamu pasti sangat berbeda dengan naga nakal yang masih muda! Kemurkaan Dewa Naga memang pantas!"
"Jangan libatkan aku!" Liu Zhenhan marah: "Cepat ceritakan tentang San Shao dan Er Shao! Dasar tua bangka cerewet!"
"Ershao dan Sanshao adalah 'Jian Die'! Kembar hasil hubungan terlarang mereka berdua, dalam klan Phoenix disebut sebagai 'Jian Die'! Aku beri tahu rahasia kecil, bahasa Elf sebenarnya adalah Bahasa Phoenix, karena Phoenix memiliki ketertarikan khusus pada ras Elf yang tampan dan cantik. Sekarang kau harus tahu kenapa banyak mantra sihir mengandung banyak Bahasa Naga dan skala nada Bahasa Elf Kuno? Bahasa Elf Kuno adalah Bahasa Phoenix yang paling mulia! Sedangkan arti 'Jian Die' adalah Phoenix yang terkutuk 'tak bisa dipisahkan selamanya, harus bersama selamanya'." Kepala suku Andulan tersenyum pahit: "Awalnya saat mereka berubah jadi burung simbang aku belum sadar, tapi kemudian muncul ranting bergabung dan bunga kembar, langsung membuatku paham, karena tiga wujud ini adalah ciri utama Jian Die."
"Jika Daisy dan Ruoerna adalah bangsa Phoenix termulia dengan darah suci Phoenix, bukankah Ershao dan Sanshaoku juga sama seperti mereka, bangsa Phoenix termulia dengan darah suci Phoenix?" Liu Zhenhan tertawa terbahak: "Pantasan Naga Peri dan Naga Pelangi bisa berwujud manusia! Ternyata asal-usulnya sama dengan Ershao dan Sanshao! Juga keturunan hasil hubungan keluarga Emas!"
"Berani-beraninya kau ngomong sembarangan!" Daisy dan Ruoerna memelintir telinga Liu Zhenhan dengan keras dua kali putaran.
"Omong kosong!" Kepala suku Andulan juga membentak: "Kau benar-benar suka mencari-cari masalah! Bagaimana bisa Naga Peri dan Naga Pelangi kauhubungkan dengan hal ini! Apakah bangsa naga sehina itu menurutmu?"
"Hampir sama! Lihatlah Murinio kan punya darah Phoenix Suci!" Liu Zhenhan menutup telinga sambil membela diri: "Kepala suku, kenapa kau panik? Aku hanya bicara sembarangan! Wajahmu sampai memerah, perlu segitunya?"
"Beda jauh!" Kepala suku Andulan menggelengkan kepala putus asa: "Kasus Naga Peri, Naga Pelangi dan ikan kembar sama sekali berbeda! Memang benar naga muda nakal suka berahi, tapi itu hanya fase pemberontakan remaja. Lagipula, mana ada yang seperti garis keturunan pendeta kalian yang suka inses?"
Mendengar ini, wajah Helen ikut memerah. Garis keturunan Murinio memang terkenal, tapi reputasinya tak sepenuhnya karena Kekuatan Nyanyian kuat atau bakat luar biasa - tradisi inses juga jadi ciri khas. Dimana-mana gosip semacam ini selalu cepat menyebar. Helen tak bisa membantah. Dia adalah mentor resmi Richard, sedangkan Mo'er - jiwa Ai Wei'er didalamnya mungkin jadi bumbu yang memperkuat reputasi buruk ini.
“Orang tua tak tahu malu!” Wajah Liu Zhenhan yang tebal pun tak tahan dipermalukan Kepala suku Andulan, seketika memerah karena malu dan marah.
“Dasar bocah! Sudah-sudah!” Kepala suku Andulan berang: “Kuberi tahu, alasan kau bisa menetaskan dua bayi darah kembar ini bukan karena kau si bodoh ini adalah Santo sihir darah, tapi karena status Elf Asingmu si Kepala Babi! Tanpa itu, Ershao dan Sanshao mustahil menetas! Nyawamu benar-benar kuat! Bukan karena status Elf Asingmu, jika hanya Bimon yang belajar sihir darah, bukan cuma gagal menetaskan bayi darah Phoenix, malah kau akan tebus nyawamu! Tahu kenapa Ershao dan Sanshao begitu lemah? Phoenix punya naluri suka pada Elf, saat bahaya akan menolak keterlibatan Elf! Jika bukan karena gen mulia ini bekerja, dua bayi darah Phoenix yang menyedot kekuatan elemenmu sendirian—pasti mereka sehat walafiat sekarang, sementara kau mati! Tapi sebaliknya, tanpa Kekuatan Naga Ba Xiamu, mereka mustahil bertahan sebagai Phoenix prematur! Ini hukum karma!”
"Obisilachi!" Liu Zhenhan berkata dengan putus asa: "Kalau begitu katakanlah, selain bisa berubah menjadi burung sayap sejoli, ranting terikat, dan bunga teratai kembar yang tak berguna, apakah kedua bayi darah kekasihku ini masih bisa berubah lagi? Seperti Druid Burung Pemangsa dari ras Elf, bisakah mereka berubah menjadi binatang buas?"
"Bisa! Tidakkah kau lihat mereka langsung bisa bertransformasi dalam tiga habitat? Siapa lagi di dunia ini yang punya kemampuan ini? Druid paling-paling hanya bisa transformasi udara dan darat! Jauh tertinggal ribuan li!" Kepala suku Andulan menghela napas panjang, menyeka sisa ramuan di sudut mulut Ershao dan Sanshao yang berdiri di meja: "Semua dewa adil, Dewa Phoenix Xia Gui. Meskipun kekasih terkutuk ini dikutuk, selama mereka tak terpisahkan tak ada masalah. Begitu terpisah, mereka akan lebih rapuh dari tikus, tapi bila bersatu, mereka bisa berubah menjadi makhluk apapun di dunia ini - udara, air, atau darat, meski tanpa kekuatan magis! Kemampuan ini cukup untuk bertahan hidup! Misalnya berubah jadi Naga, meski tanpa sihir, bertarung tangan kosong pun sudah hebat. Jika kalah, lari pun bisa!"
"Berubah jadi Yitiao! Yitiao jago berkelahi." Liu Zhenhan berseri-seri: "Dua Yitiao! Sialan! Kelebihan Monster Tingkat Super apa? Cuma fisik kuat dan tenaga besar. Dua anak ini, membuatku bahagia sekali!"
“Bodoh! Bukankah aku mencari kamu untuk hal ini! Burung Biyi, Lianli Zhi, dan Bingdi Lian adalah bentuk awal mereka, transformasi ke bentuk lain harus kamu putuskan! Dalam pengetahuan warisanmu, monster tangan kosong terkuat seperti apa harus mereka ubah, dan setelah ditentukan tak bisa diubah! Kalau mereka berubah jadi burung hantu, kamu bisa gantung diri saja! Lagipula seperti Druid, mereka harus menunggu promosi berikutnya untuk dapat kemampuan transformasi! Druid bisa promosi, kalian? Sampai kamu mati pun tak tahu kapan promosi berikutnya mereka!” Kepala suku Andulan memaki: “Tapi aku ingatkan, bentuk transformasi awal Lianli Zhi darat dan Bingdi Lian air adalah tanaman, jadi dalam bentuk ini mereka hanya bisa berubah menjadi tanaman atau monster sihir tanaman. Baik tanaman maupun monster sihir tanaman, hampir tak ada yang handal dalam pertarungan tangan kosong. Jadi kamu harus sangat hati-hati, jangan terburu-buru.”
“Kalau kamu bilang begitu, aku agak berubah pikiran. Jika bentuk udara menggunakan Yitiao, dua binatang kecil ini belum tentu bisa seganas Yitiao dalam bertarung. Lagipula Yitiao mengandalkan kekuatan magis untuk meningkatkan zirah. Ini perlu ditahan dulu, aku akan pertimbangkan bentuk naga apa yang cocok. Bentuk darat menggunakan Penjaga Pohon Entu adalah pilihan bagus. Tinggi 10 meter, sangat perkasa!” Liu Zhenhan mengeluh: “Untuk bentuk air, ini agak sulit. Aku hampir tidak pernah bertemu monster tumbuhan atau bentuk air tumbuhan, juga tidak mewariskan pengetahuan ini ke Er Shao dan San Shao.”
“Tiga transformasi utama ditambah tiga transformasi awal, total enam bentuk! Cukup, bocah! Meski keberuntunganmu biasanya payah, kali ini kamu dapat harta karun!” Kepala suku Andulan setengah kesal setengah geli: “Kamu harus bersyukur bisa dapat dua naga tangan kosong sekaligus!”
“Sayang sekali semua kekuatan elemensial itu! Sial!” Liu Zhenhan masih serakah: “Berapa banyak jenis kekuatan elemen! Ada Kekuatan Nyanyian, Kekuatan Naga, kekuatan magis, juga ‘Menangkap Angin dan Menangkap Bayangan’! Daripada berkumpul jadi serangan sihir koktail, malah berubah menjadi kemampuan transformasi!”
"Tidak ada cara lain. Sihir transformasi Jian-Die memang memiliki sifat menyeluruh, begitu bertransformasi, semua kekuatan elemen langsung terblokir! Meski kau berikan banyak kekuatan elemen, apa gunanya? Jian-Die hanya punya satu sihir ini! Kalau digunakan, semua kekuatan elemen akan hilang dalam sihir transformasi! Jangan bermimpi tentang sihir koktailmu itu!" Kepala suku Andulan tertawa terbahak-besak: "Mereka bahkan kehilangan kemampuan menyerap kekuatan darah, ini benar-benar..."
"Sangat disayangkan." Beberapa nyonya bos menggelengkan kepala serentak, merasa ini pemborosan besar.
"Kepala Suku. Bagaimana Anda bisa menguasai semua kisah klasik ini dengan detail?" Liu Zhenhan menatap tajam Kepala suku Andulan: "Dalam perjalanan selama lima enam ribu tahun, Anda telah menjelajahi seluruh dunia. Secara logika seharusnya saya tidak perlu bertanya ini. Tapi bangsa Phoenix tidak pernah terlibat perang di Benua Aigean, bagaimana Anda bisa tahu rahasia internal ini?"
"Sebenarnya kau sudah lama ingin bertanya ya?" Kepala suku Andulan tersenyum getir: "Pandangan penuh curigamu tak pernah hilang dari matamu, Richardku."
"Bukan begitu. Terhadap integritasmu, keyakinanku tetap kokoh seperti keyakinanku bahwa Pegunungan Salju Himalaya Taymur akan selamanya berdiri tegak di dataran ini." Liu Zhenhan berkata dengan sangat serius.
Keheningan canggung menyergap.
Liu Zhenhan menyipitkan matanya mengamati perubahan ekspresi Kepala suku Andulan yang tak menentu.
"Saat ini, aku memang seorang biarawan kura-kura tua yang tak mati-mati." Setelah merenung sejenak, sudut bibir Kepala suku Andulan menyunggingkan ekspresi kering, perlahan mulai berbicara: "Dulu aku memang memiliki julukan lain, semua orang memanggilku 'Penari Embun Beku' Aston Villa, sebenarnya nama lengkapku adalah Aston Villa Andulan Parker."
Setelah mengucapkan kalimat ini, tak ada lagi kesan lesu atau kerapuhan pada diri sang kepala suku. Yang tersisa hanyalah kegagahan yang tak terbendung, mata keruhnya memancarkan aura wibawa yang tak tertandingi. Sorot mata penuh keperkasaan ini bagaikan Gunung Salju Himalaya Taymur yang menjulang angkuh.
Sekeliling sunyi mencekam.
Beberapa Xiao Chusheng masih tertawa riang tanpa beban, sama sekali tak menyadari kesunyian abnormal di sekitar mereka.
"Pendeta Naga Kochis dalam Perang Seribu Tahun, mendapatkan Naga Peliharaan terakhir melalui Pujian Kehidupan, lalu gugur di medan perang." Cerutu Liu Zhenhan perlahan meluncur dari bibirnya, sudut mulutnya bergetar halus tak terkendali: "Andakah legenda hidup itu, Naga Es kelas lima Aston Villa yang hilang dalam samudera sejarah?"
“Itu adalah kenangan masa lalu yang menyakitkan untuk diingat.” Kelopak mata Kepala suku Andulan berkaca-kaca: “Anak muda, kau takkan mengerti betapa menyiksanya bagi seekor naga berusia 4.500 tahun yang bermartabat dan bijaksana, tiba-tiba harus bertarung mempertaruhkan nyawa melawan ksatria yang selalu menemaninya, lalu membunuhnya! Bagi naga yang angkuh, ini siksaan tak terperi! Dewa Naga kami mengikat perjanjian hidup-mati dengan Ras Bemon, dan sumpah ini mengalir dalam darah kami para naga. Tapi siapa yang tak punya perasaan? Meski bangsa naga perkasa, kami bukan alat perang! Bukan! Selamanya bukan!”
Suara Kepala suku menjadi serak karena tekanan emosi yang kuat.
Beberapa nyonya bos terdiam sejenak, belum bisa menerima perubahan situasi yang tiba-tiba ini.
“Aku bisa memahami perasaan itu.” Liu Zhenhan mengedipkan mata berkali-kali. Di medan perang Nanjiang dulu, sebagai prajurit, jika komandan kompi memerintahkan untuk menembak, siapapun targetnya, dia akan melakukannya tanpa ragu – itu adalah kewajiban dan naluri seorang tentara!
Tapi bagaimana jika suatu hari komandan kompi memerintahkan untuk menembakkan peluru ke kakak sendiri? Apa yang akan dilakukannya setelah menekan pelatuk?
Komandan kompi tidak akan membiarkan dirinya menembak kakak kandungnya sendiri, tapi Aston Villa "Penari Es" yang menerima kemampuan transfer dari "Pujian Kehidupan" tak bisa lolos dari takdir ini. Para pendeta biasanya mengendalikan peliharaan magis dari barisan belakang, jarang ada yang seperti Liu Zhenhan yang menunggangi peliharaan magis untuk bertempur tangan kosong. Andai Pendeta Naga Kochis adalah tipe pendeta petarung fisik seperti Liu Zhenhan, mungkin efek "Pujian Kehidupan" tidak akan signifikan. Justru karena Kochis adalah pendeta tradisional yang bertahan di barisan belakang, pertarungan satu lawan sepuluh ini berhasil membuat ksatria naga manusia terluka parah oleh "Pujian Kehidupan". Seandainya jumlah ksatria naga tidak cukup banyak, dan mereka harus bertahan lebih lama melawan Kochis beserta pengawalnya, bisa jadi sepuluh ksatria naga itu akan binasa seluruhnya.
Naga Es Aston Villa terpaksa membunuh ksatria naga yang berada di punggungnya sendiri, lalu menyaksikan majikan barunya Pendeta Naga Kochis terbunuh. Perbedaan psikologis drastis dari surga ke neraka ini hampir meruntuhkan kewarasan naga manapun.
"Setelah Pertempuran Hyjal, meskipun aku telah mendapatkan kembali kebebasanku, aku tidak tahu harus pergi ke mana. Makna untuk terus bertahan hidup pun menjadi kabur. Kebingungan ini membuatku memilih tinggal di puncak Pegunungan Salju Taymurla, berharap kemurnian es dan salju akan memberiku pencerahan." Air mata tua mengalir dari mata Kepala Suku Andulan: "Seratus tahun kemudian, aku bertemu mentorku - Master Yapingning, biksu kura-kura laut yang melarikan diri ke Padang Gurun Donau akibat pembersihan besar-besaran agama Saint Paul oleh manusia. Master Yapingning adalah bijak sejati yang selama 8.000 tahun pengalaman hidup dan welas asihnya telah menyadarkan naga penuh dosa sepertiku. Ajaran 'membalas kejahatan dengan kebajikan' dari para biksu bagai membangunkanku dari mimpi. Tak lama setelahnya, mentorku meninggal dunia. Sebelum wafat, ia mewariskan seluruh pengetahuan mendalam dan filsafat hidup melalui metode 'Pencerahan Total'. Sejak itu, aku mewarisi jubah biksu kura-kura laut almarhum mentorku, menjadi Andulan sang Biksu Kura-kura, sementara dunia kehilangan Aston Villa - naga berdarah dingin."
"'Segel Es dan Salju', kan?" Daisy tersedu-sedu, "Kepala Suku, mengapa kau harus menyegel diri menjadi kakek kura-kura laut? Sejak kecil, aku mendengar para tetua bercerita bahwa engkau adalah jenius pertempuran dan kebanggaan klan naga kita! Kau adalah Naga tingkat lima yang bisa berubah menjadi wujud manusia apa pun!"
“Ternyata Anda adalah Naga Es yang menduduki , tidak heran gunung salju ini hampir menjadi tanah pribadi, dan tidak heran Daisy dulu menggunakan 'Mimpi Giok' untuk memanggil si bodoh Yitiao.” Liu Zhenhan juga tersenyum pahit.
“Bocah brengsek! Tahukah kamu, jika dulu aku tidak menyegel diri sendiri, mungkinkah Yitiao memenuhi ramalan bijak Timur Jauh 'keuntungan besar di barat'? Inilah takdir! Kami biarawan percaya ini adalah jodoh.” Kepala suku Andulan mengusap sudut matanya dengan punggung tangan: “Latihan biarawan menekankan ketulusan hati dan pantang membunuh, semua mengikuti takdir. Jika tidak menyegel diri, bagaimana membuktikan ketulusan ini? Siapa sangka malah bertemu denganmu, Richard si brengsek!”
“Hehe, meski pertapaan adalah cara latihan biarawan, tapi bukankah semua agama harus bertujuan menolong manusia? Ada apa dengan bertemu aku? Apakah aku sangat buruk?” Liu Zhenhan menggelengkan kepala berkali-kali.
“Banyak rahasia tidak kuberitahu karena karaktermu yang terlalu gegabah! Lebih baik si bodoh ini tahu sedikit, beberapa hal justru berbahaya jika diketahui. Aku paling takut mulut besarmu ini berteriak ke mana-mana.” Kepala suku Andulan tersenyum getir: “Aku juga pengkhianat bangsa naga. Jika dua Kota Naga tahu aku menganut ajaran biksu pertapa dan menyegel diri permanen, pasti akan mencarimu. Richard, mulai sekarang kendalikan dirimu!”
“Lantas kenapa hari ini kau tiba-tiba sadar?” Liu Zhenhan berkata dengan penuh percaya diri: “Apa karena aku semakin matang?”
“Dasar kedewasaan anjing!” Kepala suku Andulan menggerutu sampai kumisnya bergetar: “Baru kau bisa disebut matang saat berhenti mengaku-aku diri matang! Aku hanya takut kalian tak tahu asal-usul ikan kembar ini, sampai Murinio curiga, Feilengcui pasti hancur! Bukan karena kau tak bisa kalahkan Imam Utama Angsa, tapi konsekuensi perbak tak terduga. Dasar tukang tawar-menawar yang ulung! Dulu tanpa pasukan pun kau nekat. Sekarang punya puluhan Raksasa Typhoon dan dua ribu Prajurit Kijang, mana mungkin bajingan ini bisa menahan diri? Aku benci perang! Sepanjang sejarah, perang mana yang adil? Demi kepentingan sepele, penguasa menginjak-injak nyawa bawahan dan orang lain demi kekuasaan. Satu-satunya yang kusukai darimu: dalam bahaya apapun kau selalu lindungi bawahanmu. Feilengcui sudah beberapa kali perang, selain beberapa peliharaan magis bodoh yang mati konyol, korban jiwa nol.”
“Hanya itu kelebihanku?” Liu Zhenhan tak puas.
“Ada hal paling sederhana, aku menyayangi Guo Guo, juga menyukaimu, sama halnya dengan Helen dan Ning Yu. Bukankah ini tak perlu alasan? Mungkin karena sudah terlalu lama bersama kalian. Bagi latihan para biarawan, ini bukan hal baik. Dalam ajaran biarawan Timur Jauh ada pepatah 'Pertapa tak boleh tiga malam bermalam di bawah pohon mulberry'. Bahkan tiga malam di bawah satu pohon bisa menimbulkan keterikatan, apalagi aku sudah tinggal di Feilengcui begitu lama. Aku juga punya ikatan emosional.” Kepala suku Andulan mengelus wajah Liu Zhenhan seperti memeluk anak sendiri. Tubuh tinggi besar Liu Zhenhan di hadapan kepala suku yang bertubuh pendek, bagaikan anak kecil yang belum dewasa.
Persis seperti pertemuan pertama mereka dulu, dua pasang mata bertaut di udara. Satu memancarkan kebaikan dan kedalaman, satu lagi garang dan liar.
Perlahan, sorot mata yang tajam itu berubah menjadi kelembutan yang tulus.
“Keburukanmu hanya mekar untuk menaklukkan yang lebih jahat.” Kepala suku Andulan menepuk bahu lebar Liu Zhenhan: “Bukan kau tak lembut, hanya dunia ini terlalu banyak yang tak paham kelembutanmu. Tapi aku mengerti.”
Mata Liu Zhenhan bergetar panas, air mata hampir tumpah.
“Bos, ada cewek cari kamu di luar!” Yitiao menyelinap masuk ke dalam gua sambil berteriak: “Ceweknya cantik banget!”
Bab 193: Jurus Andalan Penyihir Pedang
Sinar mata yang ambigu berkerumun di bawah Bukit Merah pada sosok kecantikan es.
Tangan mungil sang kecantikan tersembunyi dalam lengan baju, helaian gaunnya berkibar seperti ingin terbang.
Liu Zhenhan tetap tenang di luar, namun hatinya berdebar. Yang datang tak lain adalah Phoenix Es Tang Beierjina.
Saat Tuan Liu sedang merancang cara untuk mencairkan suasana, Phoenix Es Tang Beierjina menyunggingkan senyuman seperti es musim semi yang mencair padanya.
"Tuan Richard yang terhormat, terima kasih banyak untuk patung es itu." Suara Phoenix Es Tang Beierjina yang manis bagai angin semi menyapu padang gurun pasca salju. Kecantikan dingin seperti ini bisa mengambil separuh nyawa saat tersenyum.
Senyuman tipis yang menghiasi wajah indah nan dingin Phoenix Es itu terlihat sangat ambigu bagi orang lain, namun hanya Liu Zhenhan yang memahami makna sebenarnya.
"Itu kewajibanku." Liu Zhenhan menghela napas dalam hati. Sekali ini saja, takkan berani lagi menggunakan empedu Kui Niu untuk pengobatan, benda itu jelas-jelas obat aborsi kuat.
"Dua ini..." Wajah Phoenix Es Tang Beierjina tiba-tiba pucat bagai lilin, kulit saljunya yang awalnya mulus kini kehilangan semua warna. Matanya terpaku pada Guo Guo yang keluar dari gua, seperti kacang polong memanggul labu - di pundak Guo Guo sedang duduk Er Shao dan San Shao.
"Ikatan hati antara ibu dan anak" memang bukan omong kosong. Meski modifikasi bayi darah telah menghapus semua ciri khas fenghuang dari Er Shao dan San Shao, tatapan Phoenix Es Tang Beierjina pada kedua bayi darah ini masih dipenuhi kelembutan keibuan yang tak terbendung. Kelembutan yang meluap ini seketika mengubahnya dari dewi patung es kembali menjadi manusia biasa di dunia fana.
"Er Shao, San Shao, cepat panggil tante." Liu Zhenhan mengelus dua xiao chusheng yang kikuk mencengkeram jubahnya dan merangkak ke bahunya. Di bawah bimbingan Guo Guo, kedua bocah ini jelas-jelas menganggap Liu Zhenhan sebagai gunung yang bisa dipanjat.
"Ibu yang cantik sekali!" Er Shao dan San Shao duduk dengan pantat mungil mereka di bahu Liu Zhenhan, mengedipkan mata besar yang jernih ke arah Phoenix Es Tang Beierjina. Guo Guo yang menunggangi kepala Liu Zhenhan meniup peluit gaya mata keranjang dengan gencarnya.
Sekalipun Phoenix Es sudah berpengalaman, wajahnya langsung berubah pucat. Mendengar dua anak memanggilnya "ibu cantik", lingkaran mata Phoenix Es Tang Beierjina langsung memerah lagi. Tatapannya mulai lama tertahan pada wajah Er Shao.
Para Elf Moor yang sedang berkeliaran di sekitar Bukit Merah juga ikut mendekat. Kekerabatan alami antara ras Phoenix dan para elf membuat Phoenix Es dan Putri Benitez saling bertukar salam formal. Menggunakan kesempatan ini, beberapa pasang tangan mungil dengan akrab mencubit pinggang Liu Zhenhan dengan keras.
Meski tahu tidak ada hubungan antara Phoenix Es dan Richard, hukuman kecil tetap tak terhindarkan.
Memanfaatkan momen singkat ini, Liu Zhenhan dengan percaya diri turun dari Bukit Merah, mengundang Phoenix Es Tang Beierjina ke kediaman gubernur untuk berbincang sebentar.
Liu Zhenhan tak bisa menahan diri untuk merasa sedikit ngeri. Bagaimana jika aksinya sedikit lebih lambat, dan Phoenix Es yang rindu anaknya pulang ke gua pegunungan malah bertabrakan langsung dengannya? Bagaimana mengatasinya?
Tapi saat ini Phoenix Es jelas sudah linglung. Satu tangan memegang Er Shao, satu lagi San Shao, tak mau melepaskannya sama sekali. Ia memeluk mereka erat seperti daging hati, membuat Liu Zhenhan juga merasa sesak oleh rasa bersalah.
Pangeran Moore Benitez berbincang santai dengan Phoenix Es sambil menjelaskan asal-usul bayi darah kembar ini, dengan nada yang penuh kebanggaan akan sihir darah. Menanggapi penampilan aneh kedua bayi darah, Liu Zhenhan juga terus-menerus memaksakan teori aneh Santo-nya. Bagaimanapun, dialah satu-satunya Santo aliran darah di seluruh Benua Aigean, sehingga orang lain tidak punya pilihan selain mempercayai penjelasannya tentang bayi darah.
Biasanya, siapa pun yang berhadapan dengan Penyihir Santo pasti akan menunjukkan sikap hormat. Namun hari ini, Phoenix Es jelas-jelas kehilangan kesopanan. Ia hanya menjawab seadanya sementara matanya yang indah tak lepas dari Er Shao dan San Shao. Anehnya, kedua anak ini juga tampak sangat tertarik pada ibu cantik ini, menempel seperti permen karet sambil mengoceh kata-kata kekanak-kanakan.
Melihat sang besar yang ramah ini tetap acuh tak acuh meski sudah lama menjelaskan, Pangeran Moore merasa kecewa. Ia mengangkat bahu dan pamit duluan, kembali ke bawah tanah untuk mengurus urusan relokasi.
Liu Zhenhan saat ini juga tidak merasa nyaman, dadanya seperti ada kutu purba raksasa, jantungnya berdebar kencang. Merasa bersalah seperti pencuri. Jika Kepala suku Andulan tahu tentang ikan kembar, Phoenix Es Tang Beierjina tentu juga bisa tahu. Bagaimana jika dari sayap tunggal bayi darah kembar itu terlihat keanehan, lalu mereka kembali ke gua gunung salju untuk menghancurkan telur Phoenix palsu?
Setelah bertukar salam sebentar, Phoenix Es Tang Beierjina pamit undur diri. Sebenarnya kunjungan ini hanya sekadar menyampaikan terima kasih pada Tuan tanah Pigge. Meski tubuhnya kuat, tapi karena baru saja keguguran, dia perlu kembali ke Kota Caiyu untuk beristirahat.
Phoenix Es Tang Beierjina mengajukan permintaan kecil pada Tuan Tanah Feilengcui. Setelah tahu Liu Zhenhan baru akan berangkat ke Ibukota Shabak lima hari lagi untuk menghadiri festival Olimpiade Pendeta nasional, Phoenix Es berharap bisa membawa Ershao dan Sanshao ke Kota Caiyu untuk bermain beberapa hari.
Permintaan ini sungguh membuat Liu Zhenhan yang punya niat tersembunyi merasa sangat sulit.
Tapi melihat tatapan sedih Phoenix Es Tang Beierjina, Liu Zhenhan secara tak terduga mengangguk setuju. Ershao dan Sanshao yang sangat antusias langsung bertepuk tangan gembira.
Liu Zhenhan membawa Er Shao dan San Shao ke gua miliknya, mengeluarkan dua rompi bayi dan memakaikannya pada kedua putranya. Ia juga mengisi kantong mereka dengan camilan, serta berpesan keras: mulai sekarang, tanpa izin darinya, mereka dilarang keras melakukan transformasi tubuh secara sembarangan.
Kedua putra mengangguk patuh. Anak-anak yang penurut adalah hadiah terindah dari langit bagi seorang ayah. Lao Liu yang bahagia memeluk mereka erat, menciumi pipi putih lembut mereka dengan janggut kasar, baru dengan berat hati menyerahkan mereka pada Phoenix Es Tang Beierjina.
"Kau ini!" Anglam langsung marah setelah Phoenix Es pergi: "Bodoh sudah tak terhitung, tahun ini kau yang paling parah! Daripada ikut Olimpiade Pendeta, lebih baik kau ikut Olimpiade Idiot! Juara pasti kau! Tahukah kau seberapa cerdik Phoenix Es? Itu kecerdasan legendaris! Kira-kira mereka tak bisa tebak kalau itu anakmu?"
"Dari awal harusnya sembunyikan kedua bocah ini, sekarang ketahuan kan?" Yitiao ikut memanas-manasi dengan suara serak: "Aku bantu kalau berantem, tapi urusan tikam-menikam jajah. Luka ku belum sembuh, tak kuat lawan dua lawan satu."
“Masalahnya dua bocah ini sama sekali tidak bisa bersembunyi! Sudah terlalu banyak yang tahu!” Liu Zhenhan melirik mereka berdua: “Kalian pikir aku tidak tahu? Phoenix Es Tang Beierjina pasti sudah curiga! Tapi sifat Phoenix Es lemah, jadi aku akan mengambil risiko. Aku bertaruh dia tidak berani pergi ke gua gunung salju dan menghancurkan telur Fenghuang itu. Bagaimanapun, aku sudah memperingatkan kedua bocah ini untuk tidak menggunakan transformasi demi menghilangkan keraguan.”
“Aku tidak mengerti. Mengapa Tang Beierjina tidak berani menghancurkan telur Fenghuang?” Yitiao heran: “Selain itu, yang kau ambil kan telur Chimera, ini pasti berbeda dengan telur Fenghuang! Dengan kekuatan Phoenix Es, mungkin dia bahkan tidak perlu menghancurkan telur untuk memastikan!”
“Mao! Kau pikir apa! Terbungkus dalam kristal es selama ini, apapun jenis telurmu sekarang sudah jadi bongkahan es! Fungsi kehidupan sudah hilang semua, buat apa dibedakan! Kalau kuberi dua bayi baru lahir, mana yang kau bisa kenali sebagai anakmu? Telur phoenix memang tak bisa menetas dengan cara normal, kecuali menggunakan metode pemberian darah! Meski Phoenix Es Tang Beierjina curiga, apa yang bisa dia buktikan? Anaknya tak mungkin benar-benar hidup di tangannya. Untuk membuktikan anaknya sudah jadi bayi darah?” Liu Zhenhan tersenyum pahit: “Dia pasti tak akan menghancurkan ilusi terakhir dalam hatinya. Dari sorot matanya, aku sudah melihat jelas. Bukan tak mau membuktikan, tapi dia takut jika ternyata telur phoenix asli? Er Shao dan San Shao adalah harapan terakhirnya, tumpuan jiwa. Hancurkan harapan ini, semua akan mati! Siapa tahan menerima pukulan kedua?”
“Kau terlalu berkhayal! Jika jadi aku, pasti akan memecahkan telur itu untuk memastikan. Aku tak percaya, meski cangkang tak terlihat beda, embrio pasti berbeda!” Yitiao mendengus keras melalui hidung.
“Kamu belum pernah menjadi orang tua.” Liu Zhenhan menepuk bahu Yitiao dengan penuh makna: “Jika suatu hari nanti kamu juga menjadi ayah, berdiri di posisi Phoenix Es, demi sebuah asumsi yang mungkin ada justru merusak tubuh anakmu sendiri, aku jamin kamu pasti tidak akan melakukannya. Apapun hasil verifikasinya, akan menghancurkan semua mimpimu. Seberani apapun dirimu, pasti tidak akan memiliki keberanian itu.”
Yitiao terdiam seribu bahasa. Liu Zhenhan tersenyum tipis, menepuk bahu Yitiao, lalu pergi berlatih ilmu bela diri.
“Richard ini sekarang semakin mahir membaca psikologi orang.” Kepala suku Andulan menggerakkan bibirnya sambil menggelengkan kepala, lalu berbisik pelan: “Ah... Terlalu rumit untuk dipotong, terlalu kusut untuk diatur...”
Yitiao berdiam di aula pertemuan cukup lama sebelum tersadar. Saat melangkah keluar dari kediaman walikota, matanya langsung menangkap sosok bos yang bertelanjang dada sedang mengangkut keranjang-keranjang besar senjata ke Lapangan Merah. Milisi di sekeliling sedang mengusir orang-orang yang tidak berkepentingan. Yitiao yang menganggap dirinya bukan orang asing pun melenggang mendekat, sambil dalam hati merasa heran: Bos ini, baik musim panas maupun dingin, memang biasa latihan tinja pagi, tapi belum pernah terlihat berlatih senjata. Dengan kekuatan dan kelincahannya, sebenarnya teknik apapun tidak penting - satu pukulan tongkatnya pasti tak bisa ditahan.
Hari ini belajar apa? Serangan Bawah Kurcaci? Yitiao dalam hati menahan tawa.
Dua Naga Peri dan Mo'er pergi ke bawah tanah untuk melanjutkan pekerjaan metalurgi, sementara Ning Yu dan Helen bersama sekumpulan pelayan cantik yang berpakaian indah juga tertawa-tawa menyaksikan tuan tanah berlaku seperti orang gila.
Liu Zhenhan kali ini mengeluarkan senjata berat dari gudang, semuanya adalah kapak perang, palu berduri, martil penembus baju zirah, dan Pedang Berat Viking yang disita dari tentara bayaran manusia selama pertempuran pertahanan Kota Fei sebelumnya.
Pria berotot dengan senjata berat, bagi para wanita juga memiliki daya tarik yang tidak kecil.
Dengan tatapan begitu banyak wanita cantik yang terkumpul, Liu Zhenhan merasa seperti menunggang Harimau sulit turun - awalnya dia tidak bermaksud berlebihan, hanya mempersiapkan untuk Olimpiade Pendeta. Menghadapi keluarga Murinio dari klan Berlian, Lao Liu memang ingin menguji kualitas mereka, tak disangka dalam beberapa gerakan saja sudah banyak penonton.
Belakangan ini lengan patah Lao Liu jelas-jelas tumbuh lebih panjang, membuat satu lengan panjang dan satu pendek terlihat aneh. Lubang hidungnya yang mengerikan juga perlahan mulai menutup. Garis wajahnya yang tegas mulai jelas, dipadu rambut panjang keemasan yang diwarnai dengan sari bunga Wisteria seribu daun - tetap terlihat liar sepenuhnya, tapi juga membawa pesona elegan yang biasanya dimiliki pria Elf. Pesona unik ini sulit disadari tanpa pengamatan seksama, mungkin karena statusnya sebagai Elf Asing yang berpengaruh.
Liu Zhenhan mengeluarkan peta kuno Penyihir Pedang Moore yang menjadi koleksi pribadinya, sambil menggaruk-garuk kepala hingga serpihan ketombe beterbangan.
Rupanya bos bermaksud belajar menjadi Penyihir Pedang. Yitiao hampir pingsan menahan tawa. Para milisi di sekeliling juga paham maksud bos mereka, menyembunyikan tawa dengan memalingkan muka.
Bakat Tuan Tanah Feilengcui, baik dalam lagu perang maupun sihir, benar-benar di bawah standar. Dia sangat membenci meditasi dan rumitnya skala nada mantra. Belajar lagu perang terhambat oleh "Kutukan Pengorbanan Darah", apalagi mempelajari sihir yang lebih kompleks. Sejak Liu Zhenhan menjadi penyihir, dua Naga Peri dan Master Ottega sempat berniat membantu Tuan Tanah mempelajari elemen api yang dahsyat. Namun Tuan Tanah bagai kayu busuk yang tidak bisa diukir - bahkan mengumpulkan kekuatan elemen api melalui meditasi dasar pun tak mampu dilakukannya.
Dalam terminologi dunia sihir, Tuan Tanah Feilengcui sama sekali tidak berbakat menjadi penyihir. Meski magic curang seperti "penyerapan darah" mengantarkannya ke puncak Santo, fakta dasarnya tetap tak terbantahkan.
"Penyihir Pedang Elf Moor adalah profesi tempur dengan Kemampuan Ganda Sihir dan Tempur, mengendalikan pedang menggunakan kekuatan magis darah, mampu mengubah lintasan di udara secara bebas. Siapapun pasti akan pusing menghadapi pedang yang berkelebat ke atas-bawah dan selalu menusuk dari sudut mati seperti bawah ketiak atau belakang punggung. Bisa dikatakan, bakat setiap Penyihir Pedang hampir setara dengan calon penyihir, dan harus memiliki dasar ilmu bela diri yang memadai. Hanya ras Elf Moor yang mampu memproduksi penyihir secara massal inilah yang bisa melakukan kemewahan seperti ini.
Dari segala aspek, Tuan Tanah Feilengcui sangat Bimon-ized, sepertinya sama sekali tidak pantas dengan bahan itu. Bagaimana tidak membuat semua orang tertawa terpingkal-pingkal.
Jika Penyihir Pedang Blood Elf bisa diciptakan semudah ini, namanya bukan lagi Penyihir Pedang tapi tukang bangunan.
Liu Zhenhan menggigit cerutu besar di mulutnya, menyipitkan mata sambil membandingkan diagram Penyihir Pedang, mengeluarkan tawa aneh.
"Sudah menguasai Penyihir Pedang?" Yitiao menepuk bahu bosnya dengan santai, mengambil cerutu dengan kasar, mengelapnya di baju, lalu menggigitnya di mulutnya sendiri.
"Sudah." Liu Zhenhan mengangguk, mengeluarkan selembar bambu muda dan mengunyahnya hingga berbunyi kresek-kresek.
Suara tawa liar memenuhi sekeliling. Yitiao hampir menjatuhkan cerutu dari mulutnya. Burung beo kecil terbang membawa Guo Guo di punggungnya. Guo Guo mengerutkan bibir ke arah Liu Zhenhan, kedua cakar kecilnya terus menggaru pipi sambil membuat gerakan "malu-malu".
"Akan kuperlihatkan padamu!" Liu Zhenhan mengambil palu tanduk kambing dari tanah. Palu ini memiliki kait di ujungnya, cocok untuk merusak baju baja. Seluruhnya terbuat dari besi berkualitas, beratnya pasti lebih dari 30 pon.
Semua milisi tertegun melihat bos mereka yang tidak sedang bercanda. Mata mereka tak berkedip memandang sang bos.
Liu Zhenhan merasakan berat palu di tangannya, lalu melemparkannya. Dia menendang keranjang bambu berisi senjata berat ke sampingnya.
"Lihat target itu?" Liu Zhenhan menunjuk pilar tanah merah di kejauhan pada Yitiao.
"Seratus yard." Yitiao mengangguk ragu. "Jangan bilang jarak tembak pedang gaibmu sejauh itu! Penyihir Pedang biasa hanya bisa 40-50 yard. Kau bisa capai 100 yard?"
"Baru seratus yard." Tuan tanah tertawa hingga bulu dadanya bergetar. "Aku ini Santo!"
"Mulai saja." Yitiao tak mau banyak bicara lagi, langsung memberi isyarat "silakan" dengan tangannya.
Santo tetaplah Santo. Liu Zhenhan sama sekali tidak menggunakan nyanyian mantra, hanya menekuk satu tangannya seperti cakar dan mengangkat dengan keras. Sebuah Pedang Berat Viking dari keranjang bambu langsung terangkat dalam keadaan melayang, seluruh permukaannya dipenuhi elemen darah, seperti selubung merah menyelubungi seluruh pedang.
"Saksikan Penyihir Pedang Bimon pertama menunjukkan kekuatannya!" teriak Liu Zhenhan sambil mengayunkan tangannya. Pedang Berat Viking yang melayang setinggi satu chi dari tanah langsung berubah menjadi kilauan dingin, melesat seperti busur silang kencang menuju tunas tanah merah di kejauhan. Tangan kanan Liu Zhenhan tetap menggantung di atas keranjang bambu di sampingnya. Bersamaan dengan gerakan tangannya, palu penembus zirah, tongkat tanduk domba, pedang raksasa, dan kapak besar berputar-putar liar menghujam tunas tanah merah itu. Banyak yang meleset, tapi ada juga yang mengenai. Bahkan keranjang bambu akhirnya dilempar sang tuan tanah dengan diselimuti aura darah.
Tunas tanah merah itu berdebu dan berdentum-dentum. Hanya beberapa kapak besar yang mengenai sasaran, sisanya meleset jauh.
"Ini yang disebut Penyihir Pedang?" Yitiao memandang sinis sang tuan tanah. "Kau ternyata tidak belajar apa-apa selain gerakan dasar paling awal! Membuang-buang kekuatan magis darah untuk melempar senjata seperti ini lebih baik kau lempar pakai lengan saja, lebih akur dan lebih kuat."
“Ngibul! Ini nggak perlu kutangkap pakai tangan, langsung kibas tangan selesai! Dalam 10 yard, apapun benda bisa kusuntikkan energi magis dan kunci. Proses ribet begini cuma butuh setengah jam buat tuan tanah sehebat aku!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: “Aku sekarang bukan cuma Penyihir Pedang! Aku juga Penyihir Palu! Penyihir Kapak! Penyihir Golok! Penyihir Keranjang!”
“Ngibul! Ngibul!” Yitiao seperti kena anemia, limbung hampir terjatuh: “Nggak pernah liat orang sebejat kamu! Lupa pertempuran Penyihir Pedang Moore vs Lembah Tifon dulu? Penyihir Pedang itu apa? Mereka pendekar ahli main pedang kelopak! Serangan mereka licin kayak ular! Terbang dari langit, jungkir balik langsung tusuk pinggang! Kapan kamu liat Penyihir Pedang cuma lempar pedangnya kayak nggak peduli? Dikirang lempar lembing? Tau nggak sih, pedang kelopak Penyihir Darah itu khusus, proses tempa ketat! Baru bisa presisi! Sihir darah itu apa? Malu-maluin! Nggak pasang sihir di pedang, gimana mau bikin luka orang keluar darah dua kali lipat?”
"Kau cuma pemula yang baru bisa mengangkat pedang dari tanah! Untuk jurus pedang dengan pola serangan aneh itu, kau masih jauh sekali, apalagi menyertakan penarik darah di bilah pedang dan belajar mengontrol tenaga lanjutan di udara! Kau kira bisa jadi Penyihir Pedang hanya karena bisa menarik pedang dari tanah? Ini seperti petani yang memegang tombak panjang, kau tetap pemula total!" Yitiao menggelengkan kepala pada Liu Zhenhan.
Pendekar tak tahu malu seperti ini, baru pertama kali Yitiao temui dalam 5000 tahun hidupnya.
"Sialan!" Liu Zhenhan marah: "Kau pikir gampang?! Mengontrol pedang meliuk-liuk di udara? Aku baru baca buku pedoman Penyihir Pedang ini berapa lama? Mana mungkin cepat bisa? Jelas-jelas aku tidak bisa membuat senjata melayang di udara, cuma bisa melemparkan sekaligus. Soal belok atau tidak, itu bukan urusanku!"
"Benar-benar kekuatan magis Santo Qi'ao, aku salut kau bisa melemparkan kapak tebang seberat itu, bahkan sampai sejauh ini." Ucapan Yitiao penuh sindiran: "Hmm... Penyihir Kapak!"
"100 yard itu bukan apa! Aku tadi bahkan belum pakai semua kekuatan magis, cuma sedikit saja." Liu Zhenhan iseng mengeluarkan kekuatan magis, mengangkat tubuh Yitiao lalu melemparkannya jauh.
“Trik receh.” Kemampuan resistensi magis Yitiao memang bukan main, langsung melayang di udara.
“Sebenarnya cuma lempar lembing.” Liu Zhenhan tertawa terkekeh: “Aku sudah cukup puas, jurus pedang lain pasti tidak bisa kupelajari. Jurus pembuka saja sudah serumit ini, jurus lain juga tidak minat kupelajari. Cukup untuk menghantam musuh.”
“Tidak punya ambisi!” Ekspresi Yitiao penuh kekecewaan seperti besi yang tak bisa ditempa jadi baja.
“Ini bagus, kedepannya aku tak perlu lagi membungkuk mengambil senjata. Dilempar ya dilempar, efeknya kan sama saja?” Liu Zhenhan tertawa: “Kurasa kapak lebih enak digenggam, mungkin karena beratnya. Pasti sakit juga kalau kena hantam Santo kelas berat!”
“Penyihir Kapak Santo!” Liu Zhenhan berkata dengan bangga.
BAB 194: RAPAT PEMBAGIAN HARTA JARAHAN (BAGIAN ATAS)
Meski terlihat memalukan sebagai Blood Mage level Santo yang merendahkan diri menjadi Elf Asing Penyihir Pedang yang hanya menguasai jurus pembuka, Liu Zhenhan dalam beberapa hari berikutnya menunjukkan semangat pantang menyerah, terus-menerus berlatih gerakan monoton ini.
Yang membuat Yitiao - algojo andalan Feilengcui - tercengang adalah, sang tuan tanah yang terlihat konyol sebagai "Elf Asing Penyihir Pedang" ini, melalui ribuan kali latihan harian, perlahan berkembang dari kaku menjadi mahir, menunjukkan kekuatan tempur yang luar biasa.
Praktik adalah satu-satunya cara menguji kebenaran. Kalimat ini diucapkan oleh tokoh besar yang dipuja oleh seorang tuan tanah. Meskipun tokoh ini tak pernah memegang senjata seumur hidupnya, ia menaklukkan seluruh dunia. Ucapannya setara dengan kebenaran.
Karena berbagai senjata tidak bisa menentukan keseimbangan selama penerbangan dan kurang akurasi, Tuan Tanah Feilengcui melalui seleksi dan latihan terus-menerus. Dari puluhan jenis profesi tempur berat yang konyol seperti "Penyanyi Batu Bata", "Penyanyi Tongkat Taring Serigala", "Penyanyi Pedang Berat", "Penyanyi Kapak", dll., akhirnya memilih senjata serangan finalnya - kapak perang tanpa gagang. Benar-benar menjadi "Penyanyi Kapak Tanpa Gagang".
Sebelumnya, banyak orang mengira ini hanya lelucon yang tidak berbahaya. Tuan tanah memang selalu menyukai jenis lelucon seperti ini.
Namun yang mengejutkan semua orang, kali ini tuan tanah benar-benar serius. Penyanyi Kapak, Penyanyi Kapak tanpa gagang.
Kapak perang spesial yang dipotong gagangnya oleh tuan tanah ini memiliki desain bilah yang sangat mirip dengan "pisau" yang digunakan oleh "Pemanah Pengendali Pisau" dari bangsa elf. Lengkungan bilah kapak memiliki sayap kait ganda yang berfungsi seperti penyeimbang, memberikan akurasi sempurna selama serangan udara, sementara daya bunuhnya terjamin sepenuhnya berkat lengkungan kait bilah.
Meskipun sebagai seorang Penyihir Kapak yang hanya menguasai jurus pedang awal dan tidak bisa sefleksibel Penyihir Pedang Moore dalam mengontrol serangan, kapak perang yang dilempar biasanya tidak bisa ditarik kembali, hal ini tidak menghalangi modifikasi ala kadarnya Liu Zhenhan - sang tuan tanah yang memiliki kekuatan fisik luar biasa dan kelicikan ala petani ini meminta Raksasa Typhoon menghabiskan setengah jam untuk mengelas sebuah kotak besi raksasa berpelana yang berisi 200 kapak perang tanpa pegangan. Dengan dukungan tenaga magis level Santo yang mumpuni, sang tuan tanah yang mampu mengeluarkan mantra tanpa mantera vokal ini setelah ribuan kali latihan, kini bisa melakukan tembakan beruntun dua kapak per napas untuk menekan musuh dari jarak 1.000 yard tanpa bergerak sedikit pun. Dalam radius 500 yard, bilah kapak terbangnya mampu membelah lapisan baju baja setebal setengah inci.
Orang awam mungkin hanya melihat keramaian, tapi bagi yang berpengalaman ini adalah hal berbeda. Penyihir Kapak revolusioner ini membuat Pangeran Moore Benitez yang sering berkunjung ke Feilengcui untuk menumpang makan, terkaget-kaget ketakutan.
"Bukankah Penyihir Pedang adalah unit jarak dekat, bukan pemanah? Masih bisakah disebut Penyihir Pedang jika radius serangannya sejauh ini?" Pandangan Pangeran Moore Benitez kepada Tuan Tanah Feilengcui berubah total.
Serangan Penyihir Pedang Moore sama sekali tidak bisa melebihi radius lima puluh yard, karena berat pedang itu sendiri sudah mencapai 7,45 pon. Kekuatan magis bukanlah kekuatan fisik, mustahil untuk dioperasikan melebihi kapasitas. Namun radius serangan Tuan Tanah Feilengcui yang merupakan penyihir kapak amatir ini mencapai radius luar biasa sebesar seribu yard, dengan kekuatan yang begitu dahsyat! Ini sama sekali bukan digerakkan oleh kekuatan magis?
Mempertimbangkan faktor kapak perang tanpa gagang yang hampir 7-8 kali lebih berat daripada pedang kelopak, radius serangan Tuan Tanah Feilengcui membuat Pangeran Moore selain bingung tak terkira juga merasa ngeri yang mendalam.
Tingkat magis yang dibutuhkan setiap Blood Elf Sword Singer hanya memerlukan kontrol pedang kelopak setara penyihir pemula. Kenaikan level magis meski bisa meningkatkan daya angkut tetap sangat terbatas, sebab kekuatan elemen pada dasarnya bukan kekuatan fisik. Dari sudut pandang lain, kebutuhan tenaga magis untuk serangan pedang terbang seorang Sword Singer ibarat secangkir teh - ketika mencapai level penyihir pemula, cangkir itu sudah penuh. Menuang lebih banyak lagi hanya akan sia-sia. Kehebatan seorang Sword Singer tidak terlalu bergantung pada level magis, melainkan pada keahlian bermain pedang yang luar biasa - serangan Sword Singer mengandalkan lintasan serangan yang misterius, bukan sekadar lemparan lurus seperti lembing.
Setiap peningkatan level sihir Blood Elf Sword Singer, keunggulan langsung yang terlihat adalah peningkatan kecepatan pemanggilan mantra dan pemendekan waktu nyanyian mantra. Selain itu, mereka juga bisa menambahkan lebih banyak mantra kerusakan pada pedang serta meningkatkan lapisan perisai magis. Dibandingkan kelebihan yang bisa ditutupi dengan waktu ini, yang lebih perlu dilatih oleh Sword Singer tetap adalah berbagai gaya pedang pengendalian yang rumit - sehebat apapun mantra tambahan, tetap harus ditusukkan ke bagian vital musuh untuk efektif, bukan?
Keterkejutan Pangeran Moore sangat wajar. Bahkan bagi Santo, radius serangan dan beban berat setinggi ini sama sekali tidak seharusnya ada - prinsipnya sama seperti memanggang roti dalam oven. Suhu setinggi apapun hanya akan mematangkan roti, suhu yang lebih tinggi paling-paling mempercepat pemanggangan atau membakarnya, bukan mengubahnya menjadi babi guling.
Jika setiap Blood Mage bisa seperti Tuan Tanah Feilengcui, lalu untuk apa keberadaan penyihir tingkat tinggi di kalangan Elf Moore? Lebih baik mereka semua beralih profesi menjadi Sword Singer.
Ini benar-benar transformasi terbalik yang mengerikan.
Setelah Liu Zhenhan semakin mahir dalam teknik "Penyihir Kapak" ini, semua orang yang punya sedikit pengetahuan militer mulai menyadari betapa mengerikannya Tuan Tanah Feilengcui.
Sebuah penguncian visual dari Santo, ditambah dengan serangan beruntun 200 kapak lempar dengan jangkauan dan kekuatan super tinggi - jika diukur dari level sihir, memang tidak mudah dinilai, tapi setidaknya pasti setara dengan sihir serangan tunggal tingkat Mentor.
Tanpa dukungan sihir darah? Orang lain mungkin tidak tahu, tapi Pangeran Benitez tidak bisa melupakan bahwa Tuan Tanah Feilengcui ini membawa enam tuo du sampah, di mana "Rumao Duo Tu" di dalamnya tidak hanya memiliki fungsi menarik darah, tapi juga mencabut bulu. Kemampuan dukungan tersembunyi ini baru terasa setelah kena serangan. Blood Elf Sword Singer memang mengandalkan serangan menghisap darah untuk unggul.
Membiarkan seorang Tuan Tanah Feilengcui yang belum pernah belajar melepaskan mantra apapun menemukan metode serangan ini, Pangeran Benitez selain bingung, tidak bisa menggambarkan perasaan frustrasinya.
Masalah sebelumnya di bawah tanah karena memperebutkan telur Chimera, beberapa hari kemudian pihak Dark Elf memang mengirim beberapa ibu pemimpin yang penuh amarah hendak memprotes. Tapi setelah melihat Tuan Tanah Feilengcui tiba-tiba berubah menjadi penyihir kapak berantai, para Ibu Pemimpin Dark Elf itu menelan kembali kata-kata mereka.
Perubahan ini membuat Yitiao agak frustasi. Saat pertama kali melihat bos berlatih gaya serangan konyol seperti "nyanyian kapak", "nyanyian tongkat", dan "nyanyian keranjang", dia pernah mengejeknya karena ketidakakuratan dan cara serangan yang membosankan. Bagaimana bisa tiba-tiba bos menemukan cara serangan yang begitu brilian? Dua ratus kapak lempar tanpa pegangan yang menyerang dengan kekuatan super dan jangkauan ekstrem - Yitiao bisa merasakan betapa dahsyatnya serangan ini.
Prinsip mengendalikan benda dengan kekuatan magis sebenarnya bukan hal yang tak bisa dipahami Yitiao. Dalam empat elemen sihir utama di Benua Aigean, sihir elemen udara memang memiliki kemampuan mengangkat benda. Master Puskash pernah mendemonstrasikan teknik ini di Doluote. Namun bahkan Master Puskash sekalipun pasti tidak bisa mencapai kecepatan dan kekuatan sehebat bos. Ini benar-benar meninggalkan sepuluh ribu tanda tanya di kepala Yitiao yang ahli sihir.
"Tak masuk akal!" Yitiao mengumpat beberapa kali, "Sialan!"
Semua orang bingung, tapi bukan berarti tak ada yang paham.
Kepala suku Andulan bisa memahaminya.
Naga Es tingkat lima Aston Villa pernah dijuluki jenius pertempuran terhebat bangsa naga. Sebagai naga biasa yang mampu mengungguli Naga Peri dan Naga Pelangi yang memiliki garis keturunan suci, ini sendiri sudah sebuah keajaiban. Sepanjang karier pertempurannya seribu tahun lalu, Aston Villa tak pernah menggunakan sihir es, melainkan selalu memakai sihir api yang dipelajarinya sendiri. Julukan indah "Penari" memang pujian umum untuk ahli sihir api.
Ini agak mirip dengan Geruin Tuan Tanah Pasang Surut yang tekun belajar dan menguasai kultivasi ganda es-angin. Namun perbedaan bakat antara Tuan Tanah Pasang Surut dengan Penari Embun Beku jelas terlihat - Sihir Es merupakan varian dari sihir air. Karena perubahan bentuk aslinya, secara teori sihir es tidak akan bertentangan dengan elemen api. Namun dalam praktik kultivasi, bagi monster es untuk mempelajari sihir api, kesulitannya jauh lebih besar dibandingkan mempelajari unsur angin!
Aston Villa sering dikira sebagai naga api dalam banyak literatur, kesalahan indah ini telah membuktikan bakatnya yang luar biasa. Meski telah menyegel diri, pengetahuan luas dan pengalaman Kepala suku Andulan tetap ada. Perubahan aneh Tuan Tanah Feilengcui hanya bisa dipahami setelah direnungkan mendalam oleh orang berilmu seperti sang kepala suku.
Penyebabnya terletak pada level agung Penyihir Santo. Di Benua Aigean, tak pernah ada Penyihir Santo yang hanya menguasai satu elemen. Dulunya Kepala suku Andulan mengira Tuan Tanah adalah anomali langka, namun kini ia menyadari dirinya telah keliru besar!
Bukan hanya tenaga magis darah yang dimiliki Tuan Tanah, kekuatan warisan dari Ba Xia sang naga kecil sebenarnya juga termasuk tenaga elemen. Kekuatan Naga harus diaktifkan melalui fisik, secara praktis memiliki atribut ganda fisik-magis. Karena itu identitas sebenarnya selalu terabaikan, termasuk oleh Liu Zhenhan sendiri.
"Mampu melempar kapak sejauh itu dan menembus baju baja, ini adalah ciri khas tenaga magis naga kecil. Sedangkan membungkus kapak dan meluncurkannya secara levitasi, itu adalah efek pedang terkendali dari aliran darah."
"Ini adalah efek campuran ganda standar dari sihir koktail tingkat Santo."
"Tak heran sepanjang sejarah Moore tak pernah lahir seorang Penyihir Santo. Akar masalahnya mungkin di sini - menguasai satu aliran sihir sampai tingkat Santo ternyata mustahil. Tanpa tenaga magis koktail dengan atribut campuran ganda, mustahil mencapai Santo. Rupanya, sihir koktail campuran dua aliran inilah ambang batas kritis menjadi Santo. Penguasaan ekstrim satu aliran magis hanya bisa memberi efek fusi, tapi tak bisa menutupi kekurangan ini." Kepala suku Andulan bukan saja menemukan pencerahan, tapi juga memberikan penjelasan paling gamblang atas teka-teki yang membingungkan bangsa Moore selama berabad-abad.
Liu Zhenhan sendiri juga baru tersadar, para penyihir di Benua Aigean yang telah mencapai batasan kemampuan sebagai Magister Sihir memang memiliki kebiasaan profesional mempelajari dua jenis sihir. Ini murni kebiasaan turun-temurun, tak ada yang mempertimbangkan persyaratan tersembunyi bahwa untuk menjadi Santo Ajaib harus menyintesis sihir dwi-unsur. Sebagian besar penyihir tidak terlalu berfantasi menjadi Santo Ajaib, mungkin juga tak ada yang benar-benar memikirkan alasan ini. Semua hanya tahu bahwa Santo Ajaib minimal menguasai dua aliran sihir hingga tingkat Magister Sihir - ini hanya standar pengukuran kekuatan, sedangkan ambang sebenarnya untuk mencapai tingkat Santo Ajaib, mungkin bahkan para Master Santo Ajaib sendiri tidak begitu jelas.
Berdasarkan atribut Kekuatan Naga Ba Xia milik Liu Zhenhan yang semakin kuat saat menghadapi musuh kuat, serta kemampuannya menembus pertahanan kulit Naga dengan mudah, seharusnya dia sudah memenuhi standar Magister Sihir. Ditambah dengan penguasaan sihir darah, sangat tidak masuk akal jika dia tidak menjadi Santo Ajaib.
Tak pernah terbayang sebelumnya, rahasia istana magis terdalam di dunia sihir Benua Aigean justru ditemukan dari diri seorang amatir seperti dirinya. Liu Zhenhan benar-benar memiliki dorongan untuk menulis buku - Master Sihir memang memiliki kebiasaan mencatat dan menerbitkan buku untuk warisan generasi berikutnya.
Namun pertanyaan lain yang muncul kemudian membuat Liu Zhenhan bingung. Jika kekuatan elemen Ba Xia benar-benar diaktifkan melalui stimulasi fisik, mengapa saat dirinya terkena "Kutukan Pengorbanan Darah" dulu, tiba-tiba memiliki kekuatan elemen ini tapi tubuhnya tidak hancur karena ketidakmampuan menahan?
Justru seharusnya "Kutukan Pengorbanan Darah" bekerja dengan cara menanamkan tenaga magis secara tiba-tiba, membuat elemen dalam tubuh pendeta kacau hingga tewas.
Ini kembali terkait modifikasi telur naga. Kepala suku Andulan harus mengakui, jika Richard dan Guo Guo tidak memakan telur naga tepat sebelum kutukan meledak karena kerakusan mereka, kemungkinan besar mereka sudah tewas. Tanpa napas naga dengan atribut yang sama untuk memandu ledakan campuran kekuatan Ba Xia dan Kekuatan Nyanyian, jangankan Pigge, bahkan Dewa Perang pun mungkin akan gemetar.
Wajah Helen memerah padam. Dalam hati ia masih mengingat bagaimana mahkota bunganya dulu diberikan kepada Richard. Mahkota bunga perempuan rubah memang memiliki efek langsung dalam menghilangkan efek negatif, tapi sekarang tampaknya pemberiannya terasa sia-sia.
Kepala suku Andulan tak bisa menahan decak kagum. Jika standar Santo benar seperti ini, bukankah banyak penyihir dalam sejarah yang menguasai satu jenis sihir ke tingkat ekstrim akan berguling-guling di kuburan mereka?
Harus diakui, prinsip sihir tampak menjadi lebih intuitif setelah campur tangan Liu Zhenhan, membuat semua praktisi sihir mendapat pencerahan tiba-tiba.
Menjelang Olimpiade Nasional, saat perpisahan Liu Zhenhan dengan sanak saudara yang akan kembali ke Timur Jauh tiba, suplai pertama pergantian besar-besaran pun rampung.
Bagi penyihir api senior Ottega, karir tempurnya di Feilengcui membawa keuntungan terbesar. Bimbingan singkat dari dua ahli api Andulan dan Yitiao mengatasi hambatan prinsip magisnya, membawa pencerahan dan terobosan baru setelah promosi ke level senior.
Hasil dari bawah tanah membuat Master Ottega melompati tangga mengerikan dalam peralatan. Kekuatan Kaisar Api memang luar biasa - selain kristal sihir, tercipta "Lambang Api" yang menjadi simbol rantai makanan puncak monster api tingkat super, bahkan Flame Demon bersayap enam tak mampu menciptakannya.
"Lambang Api" ini hanya terbentuk di jantung, berbentuk mirip ubin Mahjong dengan material bukan logam maupun mineral. Pola talisman api alami di permukaannya bisa memanggil empat monster lava, dengan syarat cukup batu di lokasi. Batas waktu panggilan harian: lima ons jam pasir.
Selain "lambang api" sebagai pengawal pribadi, Master Ottega juga mendapatkan dua tongkat sihir kristal yang dibuat dari kristal Kaisar Api dan Flame Demon bersayap enam, karena tidak melarikan diri saat pertempuran melawan Tiran Mata Jahat! Awalnya Liu Zhenhan bahkan ingin memberikan kristal naga hitam neraka ini kepada Master Ottega, namun sang master merasa terlalu diistimewakan dan dengan sopan menolaknya.
Kemurahan hati Tuan Tanah Feilengcui benar-benar mengerikan. Begitu bawahan membuktikan kesetiaannya, kemurahan hatinya dalam memberikan perlengkapan yang sesuai bagaikan kaisar yang berkuasa. Jika nasib Master Ottega ini diketahui oleh mentornya, Master Stefano - Penyihir Istana Utama Kekaisaran St. Francis, pasti akan membuatnya menjadi iri hingga gila!
Selain "lambang api" dan tongkat sihir kristal, Master Ottega juga memiliki dua "Hati Bulu Darah" dan sepuluh "Kalung Pembakar Jiwa" yang terbuat dari kristal sihir berkualitas tinggi. Dengan kemampuan menyimpan dan mengisi ulang sihir secara otomatis, ini benar-benar membuatnya menjadi pesulap terkaya yang mencapai tingkat keserakahan!
Setelah memiliki "Kalung Api Roh", Master Ottega tidak perlu lagi bermeditasi untuk mengumpulkan dan menyimpan kekuatan magis. Bahkan saat berjalan atau berbicara pun bisa dilakukan. Dengan membawa beberapa kristal sihir tingkat tinggi dan dua kristal sihir kualitas terbaik, kapasitas penyimpanan magisnya yang luar biasa telah menjadikannya memiliki gudang tenaga magis berskala besar. Ditambah gulungan sihir buatan sendiri dan dua kristal terbaik yang masing-masing bisa menyimpan satu mantra elemen api yang bisa dikeluarkan secara instan, kini Master Ottega bingung apakah harus menyebut dirinya sebagai monster api tingkat legendaris atau penyihir elemen api senior.
Tapi dia belum menjadi kartu as.
Mo'er yang menguasai sihir air dan listrik sekaligus, serta mampu membagi konsentrasi, merupakan penyihir andalan sejati Feilengcui. Tingkat sihirnya paling tinggi hanya setara Penyihir Listrik Senior dan Penyihir Air Menengah. Namun karena Tiran Mata Jahat mati penuh dendam, di dalam tubuhnya terkondensasi "Jade Blood Dan Qing" - benda ini memiliki kemiripan fungsi dengan "Xuepo Tuodu" di kepala Liu Zhenhan, merupakan obat amplifikasi kekuatan elemen terbaik. Bagi Mo'er yang memiliki status ganda sebagai penyihir dan pendeta, ini adalah ramuan ajaib terbaik di dunia: "Jade Blood Dan Qing" yang ditelannya tidak akan langsung melonjakkan tingkatannya secara instan. Manfaatnya akan dirasakan seumur hidup, memberikan keuntungan besar di setiap tingkatan kultivasi, serta efek pemurnian pada kekuatan elemen - Sebagai analogi sederhana, sebelumnya sihir Mo'er seperti bertarung dengan tongkat kayu, sekarang diganti batang besi, kelak mungkin berubah menjadi golok. Kekuatan tetap sama besar, tetapi coba rasakan pukulannya!
Kemunculan "Jade Blood Dan Qing" yang langka ini memiliki probabilitas sangat kecil. Kondensasinya hanya mungkin terjadi karena alasan ironis: Monster Tingkat Super yang hampir mati secara tidak adil, akibat kemarahan dan kesedihan ekstrem baru bisa membentuk esensi kehidupan ini. Memaksa Monster Tingkat Super ke kondisi tersebut sungguh luar biasa, bahkan Kaisar Api yang dipukuli habis-habisan oleh Yitiao pun tidak menghasilkan ini, membuktikan betapa geramnya kematian Tiran Mata Jahat.
Mengerikannya Mo'er tidak hanya itu. Sebelumnya dia sudah memiliki bantuan empat inti magis tingkat Raja Langit: Black Dragon Neraka, Mutiara Ular Sembilan Rangkaian Hydra, Kristal Sihir Monster Perang Komodo, serta Kristal Sihir Hydra yang diserahkan dengan patuh dari Hydra hantu yang telah lama berlatih di Cincin Kematian. Dalam pertarungan melawan Ksatria Naga Garthia, Mo'er sudah menunjukkan keganasannya. Efek percikan campuran dari Mutiara Ular Sembilan Rangkaian dan Kilat Berjaring yang dikeluarkan secara instan memberinya efek sihir koktail mirip Santo. Kini ditambah gulungan sihir elemen air yang dibuat dari cangkang kerang bawah tanah di sungai bawah tanah, kemenangan terletak pada kecepatan menaklukkan musuh. Siapa berani meremehkannya?
Kristal sihir kuda terbang bersayap diubah Ruoerna menjadi "Cincin Kristal" untuk Mo'er. Jimat dari kristal sistem permata ini merupakan perisai cermin yang luar biasa. Meski ada batasan pemanggilan empat jam sekali, bantuan yang diberikan kepada Mo'er sangatlah besar.
“Kalung Jiwa Api” dan sabuk "Sabuk Skala Nada Dua Belas Malaikat" yang dibuat dari dua belas "Mutiara Bintang Salib" Tiran Mata Jahat, membuat Mo'er menjadi penyihir tingkat tinggi yang ditakuti semua orang meski tidak bisa menggunakan Kupu-kupu Magis Gabriel secara sembarangan. Untuk menebus penyesalan tidak bisa menggunakan Kupu-kupu Magis Gabriel, Liu Zhenhan bahkan menukar kembali Cincin Giok Darah yang diberikan kepada Raksasa Typhoon dengan anggur. Meski isinya hanya Patung Emas Yunqin dan tumpukan besi tua, setidaknya bisa meningkatkan kemampuan Mo'er secara signifikan – Hanya bajingan seperti Liu Zhenhan yang berani meminta kembali hadiah yang sudah diberikan.
Yang agak disayangkan Ruoerna adalah meski "Sabuk Skala Nada Dua Belas Malaikat" memiliki dua belas efek negatif yang bisa dikombinasikan dengan sihir, namun mode tembakan beruntun secara berurutan dan waktu tunggu selama satu hari membuatnya kurang efektif melawan penyihir tingkat tinggi yang bisa menghalangi banyak efek negatif. Untungnya kilat Mo'er bisa ditembakkan beruntun tanpa nyanyian sihir, tetap memberi keuntungan saat menghadapi lawan dengan resistensi magis rendah.
BAB 195: Rapat Pembagian Barang Jarahan (Bagian Bawah)
Kuda terbang bersayap sebagai monster batu permata langka, tentu tidak hanya bisa dimanfaatkan kristal sihirnya saja. Sama seperti unicorn, tentakel spiral di dahi kuda terbang bersayap memiliki kemampuan peringatan dini khas monster batu permata. Begitu mendeteksi gelombang elemen yang tidak normal, tentakel spiral akan segera menyala terang di seluruh tubuhnya. Tentakel spiritual seperti inilah yang selalu digunakan oleh pengrajin Elf sebagai bahan pembuatan belati Elf kualitas tertinggi. Sebenarnya, tanduk berbentuk "T" pada Monster Perang Komodo juga memiliki fungsi serupa, meski sedikit lebih rendah kualitasnya dibandingkan tanduk spiral kuda terbang bersayap. Dulu ketika hanya Ruoerna seorang diri - dia bukanlah Dewata - ketidakmampuan memanfaatkannya memang wajar. Kini dengan bantuan pengrajin Elf, tentakel spiral ini segera diubah menjadi "Terompet Pengintai". Peralatan magis ini bersama "Perisai Tuan Tanah Kematian" membentuk set perlengkapan magis sinergis. Kelemahan "Perisai Tuan Tanah Kematian" terletak pada reaksinya yang agak lamban. Dengan adanya "Terompet Pengintai" yang secara otomatis berbunyi dan berpendar saat mendeteksi bahaya, barulah "Perisai Tuan Tanah Kematian" mencapai kesempurnaan sejati.
Setelah pasukan utama memisahkan pasukan ke Timur Jauh, Biarawati kecil Jeanne d'Arc sebagai anak angkat Liu Zhenhan, dengan penuh tanggung jawab memikul kewajiban Putri Feilengcui yang seharusnya. Selain perisai terompet magis bentuk sempurna, Liu Zhenhan sang ayah tak bertanggung jawab ini menyerahkan delapan Jiwa Pengembara kaum kijang hutan beserta delapan puluh prajurit abadi Bimon Ymir bermagma ke dalam "Perisai Tuan Tanah Kematian" ruang dimensi mayat hidup milik biarawati kecil. Maka "Perisai Tuan Tanah Kematian" seketika berubah menjadi efek peralatan magis yang mirip "Prasasti Batu" untuk memanggil hewan peliharaan tempur.
Seorang Santo Perempuan membawa delapan puluh delapan prajurit abadi...
Kedengarannya agak konyol - walau delapan puluh Bimon Ymir bertubuh magma lebih mirip golem batu daripada prajurit mayat hidup, namun makhluk tak bernyawa tetaplah makhluk tak bernyawa. Biarawati kecil ini justru merupakan calon Santo Perempuan gereja manusia. Hal semacam ini memang hanya bisa dilakukan oleh Liu Zhenhan.
Menghadapi kewibawaan ayah angkat dan Jiwa Pengembara yang baik hati, biarawati kecil yang masih polos ini hanya bisa menangis histeris. Tanpa disadari, dirinya semakin menunjukkan ciri-ciri Penyihir Mayat Hidup. Peralatan standar "Kalung Jiwa Berapi" dan "Rebana Jam Pasir" yang penuh kristal sihir secara bertahap mengarahkannya menjadi Pendeta Kuil alih-alih mengikuti jejak Pastur Teresa. Untuk pertama kalinya, biarawati ini menyadari bahwa instrumen musik bisa digunakan untuk amplifikasi saat melantunkan mazmur suci. Penjelasan ayah angkatnya bahwa mazmur suci dan lagu perang berasal dari sumber yang sama, hanya meninggalkan rasa terkejut dan ngeri dalam dirinya.
Menurut keinginan Liu Zhenhan, rencananya akan membawa Biarawati kecil Jeanne d'Arc ke dunia bawah tanah untuk merekrut Peliharaan Magis tingkat tinggi menggunakan "Kesadaran Suci". Namun karena kerasnya penolakan sang biarawati, rencana ini akhirnya dibatalkan.
Tentu saja biarawati itu menolak. Ketakutan terdalamnya terbukti benar seperti peringatan ayah angkatnya: Kesadaran Suci ternyata adalah Nyanyian Perang Spiritual Bimon - terkadang kebenaran memang menakutkan.
Helen, sang Pendeta Agung Cambridge yang belum resmi menjabat ini telah dilengkapi dengan perlengkapan maksimal. Sebelumnya, dia sudah memiliki kalung penyimpan energi magis yang terbuat dari empat kristal sihir tingkat tinggi hasil buruan Liu Zhenhan di Hutan Salib Selatan: griffin, kelelawar raksasa penghisap darah, kura-kura berekor bintang, dan naga berkaki dua. Kini ditambah dengan "Genderang Kesabaran Kui" yang terbuat dari kulit dan jantung Kui Niu air asin serta kristal sihirnya, dengan ratusan kristal sihir tingkat menengah-tinggi terpilih menghiasi bodi genderang, benar-benar memupuskan impian rubah kecil untuk memiliki kanun.
Belum cukup dengan genderang perang tingkat artefak legendaris, sebuah "Kalung Penyala Roh Super" yang terbuat dari kristal sihir Tiran Mata Jahat, Hati Bulu Darah, dan kristal sihir ular terbang berbulu api membuat kemampuan dual cultivation nyanyian-tarian sang pendeta melesat drastis. Bisa dikatakan tanpa berlebihan, di Kerajaan Bimeng saat ini, dengan kecerdasan bawaan Helen dan kecepatan pelepasan lingkaran lagu perang, dia sudah pasti menjadi pendeta puncak yang menjulang tinggi mengawasi umat. Gelar Pendeta Agung Cambridge ini tak bisa digugat oleh pendeta lain. Siapa yang bisa menyaingi pendeta yang hanya perlu menabuh genderang besar 99 kali untuk melepaskan lingkaran Kelambanan dan aura stamina dalam duel lagu perang?
Yitiao kali ini pergi ke Timur Jauh, menghadapi bahaya dan lawan yang belum pernah ada sebelumnya. Liu Zhenhan bahkan mengirimkan istrinya, menunjukkan investasi sumber daya yang tidak tanggung-tanggung. Dengan keras ia mengubah algojo utama Feilengcui ini menjadi benteng udara, dilengkapi dua pedang besar besi hitam legam.
Selain menyerahkan harta karun andalannya Patung Emas Yunqin dan kalung imun tiga elemen kepada Yitiao, Liu Zhenhan juga memberikan satu kalung "Membakar Jiwa" yang digantungkan di leher Yitiao, tanpa peduli betapa buruk rupa wajah Yitiao yang berjerawat dengan dua kalung.
Dua imam tongkat, Lemeille dan Deschamps, yang setia mengikuti Liu Zhenhan ke bawah tanah, tentu tidak diperlakukan buruk. Mereka masing-masing mendapat satu kalung "Membakar Jiwa". Benua bawah tanah adalah wilayah eksklusif Feilengcui, jika di kemudian hari mereka ingin mengganti peliharaan magis, mereka bisa berburu sendiri. Sedangkan dua penyihir Naga dan Siren yang kabur dari medan perang dan ditemukan oleh angkatan udara, karena perbuatan hina mereka yang melanggar tabu Liu Zhenhan, hanya dihukum dengan dikirim ke Timur Jauh tanpa mendapat bagian.
Kali ini Lao Liu hanya mendapatkan 17 Hati Bulu Darah. Setujuh kalung "Membakar Jiwa" dibagikan, tersisa tiga yang diberikan kepada penyihir Elf baru, masing-masing mendapat satu.
Nedved adalah Pembunuh Penyihir Feilengcui. Ruoerna secara khusus membuatkan untuknya sepasang "Busur Sihir Api Salas" panjang dan pendek yang terbuat dari urat kaki Kui Niu Air Asin, mutiara ular berbulu api, dan air raksa magis Quarkdor. Mutiara ular berbulu api memiliki kekuatan api lemah. Selain membuat empat cincin amplifikasi untuk Tifon si kurcaci, sisanya dipasang pada "Busur Sihir Api Salas". Formasi magis memungkinkan kekuatan api terkonsentrasi. Pemanah Centaur awalnya telah menerima "Sabuk Kekuatan Raksasa Tanpa Wajah" hadiah dari tuan tanah, yang membawa bonus magis sihir es bawaan. Kini, pemanah Centaur Nedved hanya perlu menggunakan anak panah biasa untuk memusatkan kekuatan api dan es pada anak panah yang ditembakkan, menghasilkan efek robekan dan percikan saat mengenai target - untungnya "Sabuk Kekuatan Raksasa Tanpa Wajah" tidak membawa kekuatan magis air, jika tidak, bukan saja gagal ditembakkan, malah meledak di tangan.
Cui juga menggunakan panah, namun kekuatannya jauh di bawah Nedved yang diperkuat kekuatan Raksasa Tanpa Wajah. Senar busur dari urat kaki kutu purba raksasa saja tidak bisa ditariknya, apalagi urat kaki Kui Niu Air Asin. Sebagai penghiburan, Hati Bulu Darah terakhir diberikan padanya. Beberapa urat kaki kutu purba raksasa itu kemudian digunakan dalam proses perbaikan Busur Silang Sayap Burung yang rusak.
Prajurit Panda kali ini akan kembali ke Daratan Timur Jauh, Ruoerna memberikan prioritas perhatian pada mereka. Pedang api raksasa yang pernah digunakan oleh belasan Iblis Baator, materialnya adalah "Besi Liuxiang" yang lahir dari pencucian api di kedalaman rawa bawah tanah. Batang besi Liuxiang yang masih berbentuk embrio ini dibungkus secara merata oleh lapisan obsidian rawa, setelah dilebur kembali dapat dibuat menjadi senjata api berkualitas tinggi. Jumlah Besi Liuxiang cukup banyak, selain memenuhi kebutuhan Prajurit Panda Panta, pisau melengkung hitam Cui juga diganti menjadi pisau melengkung Besi Liuxiang. Pegangan pedang api juga diganti menjadi pegangan pedang api dari Besi Liuxiang, sisa material lainnya seluruhnya dibuat menjadi bilah kapak tanpa pegangan yang dibutuhkan sang tuan tanah untuk ritual kapak.
Fatty Luo sekarang selain memiliki tujuh pedang besar, juga mendapat tujuh butir peluru pisau dari Merkuri Quarkdor. Peluru logam berbentuk bola ini sebenarnya adalah bilah pisau yang digulung, saat tombol pelepas ditekan, pisau lentur sepanjang lebih dari dua meter langsung meluncur keluar. Setelah dicelupkan air, bilah pisau akan menjadi kaku dan lurus, sangat efektif baik untuk menyerang langsung maupun serangan licik.
Olimpiade Nasional Pendeta kali ini sudah di depan mata, namun Ruoerna terburu-buru pergi berwisata ke Timur bersama Yitiao. Proses produksi yang terburu-buru ini, meskipun dibantu oleh pengrajin Elf, akhirnya hanya menghasilkan peralatan magis dengan bahan baku berkualitas tinggi yang tidak memerlukan banyak ukiran formasi magis.
Meskipun kulit anjing neraka berkepala tiga Kerberos dapat diolah menjadi "sepatu angin" yang meningkatkan kecepatan gerak 50%; sisik dan mutiara ular Ular Berapi Berbulu bisa dibuat menjadi "sarung tangan 'Api Membara'"; kulit Kaisar Api dan Flame Demon bersayap enam dapat dijadikan "Jubah Api" yang kebal terhadap sihir api tingkat rendah, tulangnya bisa dibentuk menjadi "tongkat pemantik api" khusus; Kui Niu Air Asin masih bisa digunakan untuk membuat genderang perang super; kulit ular Fei Wenli yang tersisa sebelumnya juga bisa dijahit oleh penjahit elf menjadi baju zirah lentur; kulit dan tulang kuda terbang bersayap yang dekat dengan kekuatan alam masih bisa dibuat menjadi "Segel Liar" yaitu peralatan magis tingkat tinggi; Sementara 2000 kristal sihir, air raksa magis quarkdo yang melimpah di bawah tanah, serta senjata logam ajaib yang dilebur kembali - semua ini bisa dimanfaatkan dengan menggabungkan kesesuaian magis dua logam melalui penyematan inti kristal untuk membuat senjata sihir. Namun semua rencana dan persiapan ini, karena keterbatasan bahan baku, harus dikompensasi dengan formasi magis rumit yang memakan waktu sangat lama, akhirnya Ruoerna terpaksa membatalkannya. Kecuali bahan baku premium yang dibawanya sendiri, sisanya hanya bisa diserahkan pada pengrajin elf untuk terus dikerjakan.
Perjalanan Ruoerna kali ini memakan waktu cukup lama. Kemudahan teleportasi magis membuat Nana terus berpikir. Dia menyuruh para Raksasa Typhoon melebur senjata Emas mereka dan menuangkannya menjadi plat baja raksasa berukuran 50 yard panjang dan lebar. Memanfaatkan kompatibilitas magis logam ajaib yang baik, dia membangun sebuah formasi teleportasi magis di atasnya menggunakan Kristal Malon. Nana menghemat bahan dan hanya membuat satu, lalu menyuruh Helen menyimpannya di Cincin Tujuh Dimensi miliknya. Dengan cara ini, meskipun Helen pergi ke daerah gurun sebagai Imam Agung Cambridge nanti, dia masih bisa kembali ke Feilengcui sesekali melalui formasi sederhana ini. Hanya sedikit lebih merepotkan karena membutuhkan bantuan seorang Penyihir Unsur Angin yang selalu mendampingi.
Yang kembali ke Benua Sutra Timur Jauh bersama Yitiao kali ini, selain dua Naga Peri serta Naga dan Siren yang pengecut, Ning Yu membawa Prajurit Panda dan Katyusha. Tiga ratus anak-anak itu akan diurus setelah formasi teleportasi magis selesai dibangun. Sebagai pasukan pengawal yang dikirim tuan tanah, Vieri memimpin 200 Prajurit Kijang sebagai pengawal, juga ikut dalam perjalanan panjang ke Timur bersama nyonya bos.
Perpisahan kali ini penuh dengan gaya revolusioner Tuan Tanah Feilengcui, terlihat sangat santai sampai ke tingkat ekstrim. Tidak ada tangisan pilu seperti perpisahan orang lain, malah saling adu kegagahan. Kecuali Katyusha, si Xiao Chusheng ini sama sekali tidak mau pergi, mulutnya cemberut tinggi, air mata berputar-putar di matanya.
Liu Zhenhan tidak punya pesan khusus, hanya terus menerus mengingatkan tiga istrinya: Membawa Katyusha kembali ke Kekaisaran Tang Zang bukan untuk dikembalikan ke Pangeran, tapi agar mereka bisa bertemu muka. Nantinya gunakan hubungan Katyusha ini untuk menggerakkan kekuatan tingkat atas, beri Pergunungan Li pukulan telak. Setelah urusan selesai, Katyusha harus dibawa kembali lagi.
Kelicikan tuan tanah benar-benar membuat semua orang merinding.
Ketika dua putra bayi darah dikembalikan oleh Phoenix Es Tang Beierjina dan Murinio, Murinio sama sekali tidak mengerti kenapa suasana ini seperti perpisahan besar. Saat akhirnya mengerti, ia memandang Liu Zhenhan lama-lama. Er Shao dan San Shao yang baru kembali dari bermain beberapa hari di Kota Caiyu terlihat sangat bersih. Gatanie juga kembali bersama bayi darah ini, pandangannya pada Liu Zhenhan semakin kompleks, entah karena apa.
Adegan Liu Zhenhan menggendong bayi darah kembarnya sambil tertawa-tawa membuat mata Imam Utama Angsa dipenuhi kerindian yang tak terbendung.
Pertimbangan selama beberapa hari ini dan pengembalian bayi darah oleh Phoenix Es yang penurut, semakin membuat Liu Zhenhan si bajingan merasa tak punya rasa takut. Phoenix Es Tang Beierjina diam-diam meminta pada Liu Zhenhan, apakah dia bisa mengunjungi sepasang bayi darah ini di masa depan. Liu Zhenhan langsung menyetujui tanpa ragu.
Tampaknya akan ada tukang pukul gratis lagi di masa depan. Liu Zhenhan tak bisa menahan rasa bangga akan perbuatannya sendiri.
Keberangkatan ke Istana Shabak untuk menghadiri Festival Pendeta Olimpiade kali ini, karena Helen sudah mengamankan posisi Imam Agung Cambridge, Liu Zhenhan dan Mo'er justru tampak tidak punya ambisi lagi. Lagipula mereka berdua tidak benar-benar berniat merebut posisi Grand Shaman Weian. Bersaing di tingkat kekuasaan tinggi sama sekali tidak perlu bagi mereka, jadi kali ini mereka berangkat dengan santai, murni untuk tujuan wisata.
Untuk melihat-lihat dunia gemerlap, Liu Zhenhan mengorganisir kafilah dagang dari Feilengcui untuk ikut serta, ingin mempromosikan Feilengcui melalui kegiatan perdagangan sekaligus meletakkan dasar kokoh bagi kemakmuran wilayahnya di masa depan.
Setelah dua kelompok berpisah dengan cara revolusioner, Feilengcui kembali hanya menyisakan Kepala suku Andulan yang menjaga rumah sendirian.
Memandang arah menghilangnya sang tuan tanah di ufuk langit, Kepala suku Andulan berdiri di puncak Bukit Merah, menghela napas panjang.
Orang lain tidak merasakannya, tapi bagaimana mungkin Kepala Suku yang memiliki ketenangan luar biasa tidak merasakan? "Kutukan Suci" akhirnya benar-benar meledak.
Helen dikirim ke Gurun Cambridge, Ning Yu dan dua Naga Peri mengembara ke negeri asing, Ai Wei'er masuk dalam tidur panjang abadi. Semua wanita tercinta dalam hati Richard saat dikutuk, kini telah pergi darinya. Jika masih ada yang tersisa, paling-paling hanya Gatanie.
Bahkan tanpa kutukan, Richard dan Gatanie hanyalah dua garis bersilangan, setelah bertemu akan semakin menjauh selamanya - ini konsekuensi status mereka.
Kepala suku Andulan benar-benar tak mengerti, bagaimana mungkin kutukan sehebat itu pada si brengsek tak berperasaan ini muncul dalam bentuk seperti ini - ini sama sekali tidak menyentuh sedikitpun tubuhnya.
"Hidup... hidup..." Kepala suku Andulan tak kuasa berdecak kagum, pantas saja Master Santo Ajaib Puskás juga rela menitipkan putrinya pada Si Kepala Babi ini, dia murni tukang tawar-menawar yang ulung tak terkalahkan.
Bab 196: Shaman Divine Comedy
Langit biru bersih membentang, padang gurun dengan rumput tinggi dan burung berkicau.
Geruin Tuan Tanah Pasang Surut mengangkut Liu Zhenhan, meliuk-liuk melintasi seluruh Dataran Liar Donau.
Dataran Liar Donau seluas ratusan ribu kilometer persegi hanya dihuni enam juta Bimon, dilihat dari langit, padang gurun hijau ini terlihat semakin kosong dan luas.
Liu Zhenhan tiba-tiba merasa pemandangan di depannya sangat mirip wilayah Jiangnan.
Imam Utama Angsa Tuan Mourinho dan Pendeta Harimau Putih Borgkamp, serta beberapa pendeta Medusa dari Kota Caiyu yang menghadiri Festival Olimpiade Pendeta, berangkat sehari setelah Liu Zhenhan namun berhasil menyusul kecepatan terbang Geruin Tuan Tanah Pasang Surut pada hari kedua. Phoenix api milik Imam Utama dan burung Liverpool milik tetua Medusa Houllier memang terbukti sebagai peliharaan magis terbang yang unggul.
Berbeda dengan cara praktis Liu Zhenhan yang langsung pergi dengan cincin tujuh lapis emas, Imam Utama Angsa Tuan Mourinho pantas menjadi salah satu dari dua pendeta di Kerajaan yang mampu menggunakan "Lagu Barrier Hibernasi - Natasha yang Tertidur". Meski lambang Medusa dari logam langka spasial hanya bisa membawa satu orang, Tuan Imam memiliki banyak lambang Medusa sehingga mengompensasi kualitas dengan kuantitas, tetap melakukan manuver pengepungan besar.
Liu Zhenhan akhirnya mengerti mengapa Murinio bisa menjadi legenda pendeta Kerajaan. Setiap hari saat istirahat penerbangan, Tuan Mourinho selalu memilih lokasi pendaratan di luar tenda pengembara yang memiliki pilar totem Bimon.
Tenda kotor yang dipenuhi tinja kering, pilar totem kuno yang dipenuhi simpul tali telah terkikis oleh cuaca sejarah. Wajah-wajah gembala yang gelap legam dengan tatapan cemas nan bingung.
Dengan penampilan anggun, Imam Utama tak peduli lelahnya perjalanan, selalu menyisihkan waktu terbatas untuk menyebarkan ajaran Shaman dan kemuliaan Dewa Perang kepada para pengembara Bimon ini, memberikan berkat pengurapan kepala yang membuat para pengembara ini menangis terharu.
Jika mengetahui ada binatang buas atau perampok yang mengganggu kehidupan sehari-hari para gembala ini, Tuan Mourinho juga akan menyempatkan diri membasmi malapetaka yang bersembunyi di perbukitan dan liang tanah.
Tindakan-tindakan ini tampak biasa, namun baru bisa merasakan kebesarannya setelah mengalaminya sendiri.
Hanya dengan tindakan sederhana merakyat ini, Tuan Mourinho membuat semua pendeta menyadari perbedaan mereka dengannya.
Perbedaan ini bukan terletak pada seni memimpin pertempuran, tapi murni pada praktik nyata ajaran Shaman.
Tanpa teladan Imam Utama Angsa, Liu Zhenhan takkan menyadari bahwa dirinya selama ini menjadi pendeta yang tidak semestinya. Perlahan-lahan, atmosfer Kuil Bimon telah mempengaruhi pemikirannya. Tanpa disadari, Liu Zhenhan telah menganggap posisi Pendeta Kuil sebagai profesi tempur dalam waktu lama, melupakan bahwa dirinya sebenarnya adalah rohaniwan sejati.
"Di padang gurun banyak pengembara yang mengembara seumur hidup, jumlah berkat dari Pendeta yang bisa mereka terima tidak banyak. Kita tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menyebarkan ajaran. Cahaya Dewa Perang selalu membutuhkan seseorang untuk disebarkan. Seekor Serigala Iblis bermuka biru atau perampok suku liar mungkin tidak berarti di mata kalian, tapi bagi para pengembara ini, itu adalah bencana yang mengerikan seperti mimpi buruk. Membantu setiap saudara adalah tanggung jawab setiap Pendeta." Tuan Mourinho memberikan pelajaran berharga bagi semua Pendeta dengan kebijaksanaannya, Liu Zhenhan mendengarkan dengan sangat serius.
Meski dikagumi, tindakan Imam Utama Angsa tidak bisa ditiru semua orang. Bagaimanapun, tubuh para pengembara memiliki bau anyir yang aneh. Membasmi perampok dan binatang buas mungkin hal sederhana seperti mengangkat tangan. Tapi meminta Pendeta tinggi berstatus penting untuk menjelaskan ajaran Shaman pada Bimon buta huruf benar-benar memaksakan kemampuan.
Menyebarkan ajaran pada pengembara biasa pada dasarnya hanya tugas Imam Angin tingkat paling rendah. Dalam hirarki ketat Bimon, sangat sedikit bangsawan yang mau merendahkan status. Termasuk Imam Utama Angsa, pasti tidak akan menerima undangan masuk tenda seorang pengembara.
Liu Zhenhan sebenarnya hanya memahami setengah-setengah ajaran Shaman, tentu tidak bisa berkhotbah dengan baik. Tapi Liu Zhenhan punya cara Liu Zhenhan sendiri.
Helen, Mo'er, dan biarawati kecil Jeanne d'Arc memang punya semangat religius yang menggebu. Tapi ketiganya masih kalah populer dibanding Liu Zhenhan sendiri. Cara Liu Zhenhan menyebarkan ajaran cukup sederhana - langsung membagikan bahan kebutuhan hidup kepada para penggembala Bimon.
Madu termasuk barang mewah yang mahal. Liu Zhenhan memiliki lebih dari seratus mutiara hitam bawah tanah yang dipersembahkan putri duyung Kou Tao. Dengan merebus mutiara ini dicampur air, akan dihasilkan air madu beraroma jeruk kumquat. Cairan ini disimpan dalam tong besi seukuran drum bensin buatan pandai besi Kurcaci Abu-abu di cincinnya, setiap tong beratnya empat galon. Cukup bagikan satu tong di setiap lokasi.
Senjata para penggembala Bimon masih primitif dan sederhana. Maka Liu Zhenhan membagikan beberapa pedang, perisai, dan belati milik tentara bayaran manusia ke setiap keluarga. Lagipula mereka membawa satu kafilah lengkap. Senjata manusia itu juga sudah tidak terlalu penting sejak pabrik bawah tanah Feilengcui beroperasi.
Melihat ekspresi gembira para penggembala Bimon, Liu Zhenhan tiba tersadar. Selain tidak terbatas pada medan perang, apakah fungsi pendeta seharusnya dipikirkan lebih mendalam terkait penyebaran ajaran?
Membimbing rakyat biasa Bimon menuju kehidupan yang lebih baik, mungkin lebih bermanfaat daripada menjelaskan ajaran Shaman dengan retorika indah. Di antara senyum tulus dan tatapan takzim, apa yang seharusnya menjadi pencapaian tertinggi seorang pendeta?
Tiba-tiba segalanya menjadi jelas.
Liu Zhenhan seolah mendapat pencerahan. Akhirnya dia paham mengapa kemampuannya dalam lagu perang tak kunjung meningkat - pertempuran sengit bukan satu-satunya cara untuk meningkatkan lagu perang, ada bentuk kedua yang sama efektif. Kebakaran di padang gurun bisa menghadirkan kehidupan baru, gerimis yang merembes pelan-pelan juga mampu.
Jika Dewa Perang Kampas benar-benar ada di alam gaib, mungkinkah dia akan melindungiku untuk membawa puluhan juta manusia gua di dunia bawah tanah menuju kehidupan yang damai? Bukankah itu perwujudan langsung dari penyebaran ajaran Shaman? Memandang asap dapur mengepul dan tawa riang anak-anak di padang gurun, Liu Zhenhan terdiam lama. Pandangan dunianya yang selama ini kabur, tiba-tiba seolah tersibak kabut tipis.
Ada keinginan kuat untuk melantunkan nyanyian sihir lagu perang, tapi dia sengaja menahannya.
Sebuah lagu perang bernuansa kuno dengan sentuhan kelembutan, kini hanya bergema dalam diam di relung hatinya.
"Angin sampai sini menjadi lengket~
Merekatkan kerinduan pengelana~
Hujan tiba di sini menjalin benang~
Mengikat kita yang terlena di dunia fana~
Kehadiranmu adalah takdir~
Nasib terukir di pilar totem~
Cinta memiliki seperseribu kemanisan~
Ku rela terkubur di hari ini~"
Elemen Kekuatan Nyanyian yang bergelora seperti pasang surut ombak raksasa, menginfeksi setiap Bimon di sekitarnya, cahaya lima warna yang bergetar menyelimuti Pigge ini, kesucian yang memaksa penghormatan menjelma menjadi notasi tak bersuara yang mengguncang jiwa.
Penyanyi jiwa bawaan, tentu memiliki hak untuk bernyanyi dengan jiwa!
Sinar emas meliuk-liuk yang menjulang ke langit memancar dari jari Liu Zhenhan, melilit pilar totem kuno yang usang, bergetar lama-lama, menjelma menjadi pelangi yang mengental tak bertebaran.
Pengembala Bimon yang mengembara tak tertahan bersujud di hadapan mukjizat ilahi yang megah ini, terus-menerus membungkuk hormat ke arah pilar totem yang diselimuti aura keemasan.
Seluruh Pendeta Kuil benar-benar kehilangan kata.
Ini memang mukjizat ilahi, namun para pendeta yang menyaksikan adegan ini diam-diam dalam hati mencerca apakah Dewa Perang sudah buta.
Bahkan Liu Zhenhan sendiri pasti tak pernah menyangka, suatu hari ia bisa menggunakan kidung perang berbahasa Tionghoa ciptaannya sendiri untuk memahami kategori lagu perang pamungkas "Divine Comedy Cahaya Dewa Perang" dari lingkaran gemilang.
Divine Comedy ini bukan termasuk kidung bertingkat, ia memiliki keunikan tunggal yang tak tergantikan. Di dunia ini, pendeta yang memiliki Divine Comedy ini hanya akan tetap berjumlah satu orang. Hanya Pendeta Shaman yang paling suci lah yang bisa mewariskan lagu pemberian dewa ini.
Pendeta Shaman yang mewarisi "Divine Comedy Cahaya Dewa Perang" tidak terkait dengan jabatan atau pangkat apapun. Dalam sejarah Bimon, "Shaman Divine Comedy" kebanyakan lahir dari golongan Imam Angin tingkat terendah. Bagi para imam Bimon, Shaman Divine Comedy mewakili kehormatan mutlak - bahkan Pendeta Jubah Merah dan Sang Raja sekalipun, ketika menghadap Shaman Divine Comedy, harus menyebut gelar kehormatan "Yang Mulia".
Pembangunan setiap Kuil Utama Bimon memerlukan penguatan lingkaran lagu perang oleh "Shaman Divine Comedy" pada bangunan keagamaan, yang dalam terminologi keimaman disebut "penyucian". Alasan lingkaran lagu perang ini dianggap mewakili mukjizat ilahi adalah karena selain bangunan keagamaan Kuil Bimon, tidak bisa diperkuat pada bangunan biasa manapun - begitu lingkaran "Divine Comedy Cahaya Dewa Perang" terpasang, efeknya akan bertahan seumur hidup pendeta yang memanggilnya. Jika bangunan yang diperkuat lingkaran ini tidak dihancurkan, lingkaran gemilang Divine Comedy ini akan tetap abadi di dunia.
Di dalam radius 50 yard dari aura Divine Comedy ini, siapa pun tidak dapat menggunakan sihir di bawah tingkat menengah. Ini bisa disebut sebagai wilayah anti-sihir skala kecil; Dahulu, ketika Putri Duyung Aivril pertama kali datang ke Kuil Witherspoon di Provinsi Timur Laut, dia sama sekali tidak bisa mengumpulkan kekuatan magis dalam radius aura "Lagu Jejak Dewa Perang" di kuil tersebut, hingga diejek oleh rubah kecil.
Nilai militer lagu perang ini tidak besar, karena penyihir level apa pun tidak akan mendekat hingga 50 yard sebelum menyerang. Karena itu, nilai religius lagu ini jauh lebih besar daripada nilai militernya. Ini adalah bukti terbaik bahwa Dewa Perang Campas tidak pernah meninggalkan ras Bemon. Di masa-masa tersulit, selama "Shaman Divine Comedy" masih menunjukkan mukjizat di antara Bemon, mereka akan tetap yakin sebagai ras yang diberkati dewa.
Karena lagu perang ini sangat menguras Kekuatan Nyanyian, banyak pendeta rendah yang taat mengalami kerusakan kesehatan serius setelah menggunakan lagu ini saat menjadi "Shaman Divine Comedy".
Saat ini, Imam Shaman Divine Comedy dari Kerajaan Bimeng adalah anggota Suku Garfield bernama Rumenigge, seorang manusia kucing. Gelar Yang Mulia Manusia Kucing ini adalah Imam Jiwa. Setelah meninggalnya Imam Shaman Divine Comedy sebelumnya, lingkaran cahaya Divine Comedy di atas Kuil Utama lima provinsi akan menghilang. Imam Shaman Divine Comedy penerus harus memberikan berkah lingkaran cahaya Divine Comedy kembali. Dengan Kekuatan Nyanyian yang terbatas dari Yang Mulia Manusia Kucing yang hanya berstatus Imam Jiwa, akhirnya dia hanya berhasil menyelesaikan lingkaran cahaya Divine Comedy untuk empat bangunan Kuil Utama sebelum akhirnya terkena stroke total.
Kuil Utama Florund di wilayah Wolff, Provinsi Tenggara Kerajaan Bimeng hingga kini belum menerima berkah lingkaran cahaya Divine Comedy. Bukan karena Yang Mulia Imam Shaman Divine Comedy Rumenigge tidak ingin melakukannya, tapi benar-benar tidak mampu. Jika bukan karena legenda Suku Garfield yang mengatakan manusia kucing memiliki sembilan nyawa, mungkin Yang Mulia Rumenigge sudah tewas saat memberkati Kuil Utama ketiga.
Sepanjang sejarah Bimon, sangat sedikit Imam Bimon yang berstatus Imam Perang bisa mendapatkan restu Dewa Perang dan menjadi Imam Shaman Divine Comedy. Tanpa disadari, Liu Zhenhan telah menciptakan sejarah lagi.
Seorang Tuan Tanah Pigge ternyata adalah imam yang paling taat? Semua imam yang menyaksikan mukjizat ilahi ini benar-benar tak bisa berkata-kata.
Bukan hanya para imam ini yang bingung, mungkin semua imam yang menghadiri Festival Imam Olimpiade di Ibu Kota Shabak juga tidak akan bisa memahaminya.
Sebagai ibu kota Kerajaan Bimeng, meskipun populasi ras telah menyusut secara besar-besaran, keagungan sebuah negara besar masih tercermin jelas di Istana Shabak. Dua pintu gerbang setinggi hampir 30 meter dengan relief dua patung Dewa Perang yang memegang pedang, penuh dengan gaya klasik. Seluruh arsitektur di dalam dan luar ibu kota kerajaan hanya bisa digambarkan sebagai megah. Siapapun hanya bisa memandang dengan kagum pada keperkasaan dan kekokohannya.
Di sini, baik arsitektur bergaya Gotik, gaya Shaluoer, bangunan berkubah bundar bernuansa gurun pasir, maupun bangunan terbuka bergaya Renaissance, semuanya dapat ditemukan di mana-mana di Istana Shabak.
Terletak di bagian barat laut Dataran Liar Donau, ibu kota Shabak hanya berjarak kurang dari 500 kilometer dari Gurun Taklamakan. Lingkungan alam di sini telah membentuk topografi karst akibat pelapukan, dengan vegetasi semak di permukaan berpasir yang cenderung berupa semak duri rendah dan semak kurma. Pohon poplar daun merah menyala dan pohon palem berantakan seperti hantu liar berjajar di sepanjang jalan batu datar yang luas. Perasaan kesunyian yang terakumulasi selama berabad-abad ini memberikan nuansa kokoh tambahan pada ibu kota Bimon ini.
Untuk menyambut perayaan Olimpiade Pendeta, semangat seluruh kota Shabak saat ini telah benar-benar terbakar. Di mana-mana terpasang lentera dan hiasan. Berbeda dengan kota-kota lain, rakyat jelata Bimon di ibu kota ini memancarkan kebanggaan yang tak bisa disembunyikan. Sikap superior yang mengakar ini membuat seluruh penduduk Shabak tak pernah terlihat terlalu heboh. Di kota Bimon lain, seorang bangsawan kecil Pigge seperti Liu Zhenhan yang berjalan di jalanan bersama penyihir manusia pasti akan memicu bisikan-bisikan, namun hal seperti ini tak pernah terjadi di Shabak.
Memang tak perlu terlalu heboh. Mayoritas ras di Benua Aigean bisa dengan mudah ditemui di jalan-jalan Istana Shabak. Di sepanjang jalan batu yang bersih dan rapi, bahkan para pedagang dan pembeli yang sedang berbelanja pun terlihat tenang.
Arena gladiator "Bintang Lion" menjadi tempat penyelenggaraan Olimpiade Pendeta kali ini. Acara tahunan perayaan pendeta dan final Gladiator Mahkota Emas di tempat ini telah membuat nama "Bintang Lion" memiliki reputasi tertentu di seluruh Benua Aigean.
Organisasi penyelenggara yang bertanggung jawab menerima pendeta peserta terbagi jelas dalam beberapa faksi besar. Keluarga-keluarga besar Kuil dan Departemen Militer telah mendirikan pos penerimaan masing-masing di Lapangan Dewa Perang sebelah arena gladiator "Bintang Lion". Selain melayani anggota kelompok sendiri, pos-pos ini nyaris terang-terangan menjaring bakat-bakat berbakat. Bagaimanapun, peserta Perayaan Olimpiade Pendeta selain perwakilan resmi, juga terdiri dari pendeta Bemon dari altar kecil daerah dan pendeta muda dari kalangan sipil yang mendaftar. Meski kemungkinan kekuatan sipil merebut mahkota hampir seperti mimpi di siang bolong, prospek pendeta muda tak terbatas - merekrut mereka tetap menguntungkan.
Selain para pendeta peserta, banyak pula pendeta dari daerah yang datang sebagai penonton. Ini membuat Lapangan Dewa Perang dipadati hampir 600 pendeta berbagai tingkatan. Ditambah dengan para pengawal mereka, seluruh lapangan menjadi kacau balau seperti kuali mendidih.
Pendeta seperti Imam Utama Angsa dan Liu Zhenhan yang datang terlambat termasuk minoritas. Mayoritas pendeta telah tiba seminggu sebelumnya, bahkan banyak yang sudah datang sebulan sebelumnya. Imam Utama Angsa, Tuan Mourinho, yang merupakan salah satu juri Olimpiade kali ini, setelah memasuki kota, dengan sopan berpisah dengan para pendeta Medusa dan Tuan Tanah Feilengcui.
Sebagai persiapan yang direncanakan untuk menyambut tamu kehormatan, Pendeta Harimau Putih Bergkamp telah mengatur tempat tinggal yang layak untuk para pendeta dari Fraksi Feilengcui. Sebuah penginapan bergaya tavern di dekat Lapangan Dewa Perang sudah dipesan jauh-jauh hari olehnya. Namun perubahan mendadak status Tuan Tanah Feilengcui menjadi Shaman Divine Comedy membuat Pendeta Harimau Putih Bergkamp agak bingung. Setelah menempatkan beberapa anggota suku Tigerren untuk mengurus rombongan Tuan Tanah Feilengcui, sang pendeta pun segera bergegas ke Kuil Shabak untuk melapor pada Pendeta Tertinggi Bulat.
Pengikut yang menyertai Liu Zhenhan ke Ibu Kota Shabak selain para prajurit, juga terdapat kafilah berjumlah dua ratus orang. Untungnya Pendeta Harimau Putih Bergkamp ini cukup besar tangan, memesan penginapan dengan dua bagian depan-belakang yang cukup luas, sehingga bisa menampung begitu banyak centaur.
Bar-bar di sekitar Lapangan Dewa Perang saat ini sudah ramai oleh hiruk-pikuk, kemeriahan yang dipenuhi kemewahan. Nyanyian penyair pengelana yang diiringi alunan gurdon telah mengalir perlahan bahkan sebelum malam tiba.
Para penyair pengelana ini tidak hanya mencakup penyair kuda nil Bimon, tapi juga banyak penyair pengelana manusia. Setiap tahun di masa seperti ini, para penyair pengelana yang suka berkelana selalu menemukan bahan dan inspirasi kreatif dalam festival ini.
Pada saat yang sama, banyak kelompok dagang manusia juga memasang papan rekrutmen di depan bar-bar untuk mempekerjakan imam Bemon dengan gaji tinggi. Manfaat imam Altar Bimon dalam pertempuran sudah jelas bahkan bagi orang paling bodoh sekalipun, namun upaya manusia untuk merekrut imam Bemon ini tetap menghadapi kesulitan besar.
Daripada menganggur, Liu Zhenhan mengajak anak buahnya berkeliling Lapangan Dewa Perang. Lambang Burung Duri penyanyi jiwa bawaan di dada, patung emas ahli boneka magis, lambang pendeta naga, dan lambang bangau api terlalu mencolok. Sejak masuk kota, Liu Zhenhan dan Helen telah menutupi jubah bintang mereka dengan jubah. Kali ini, perjalanan mereka tidak menimbulkan kekacauan berlebihan. Paling-paling hanya kecantikan Helen, Mo'er, dan biarawati kecil yang memicu teriakan histeris.
Kebanyakan imam Bemon memandang Liu Zhenhan dengan tatapan aneh - sekarang lubang hidungnya sudah tidak terlalu mirip Suku Pig, tapi justru semakin tidak jelas. Banyak imam yang berspekulasi tentang ras asalnya.
Dua anggota suku Harimau Tiger yang mendampingi Liu Zhenhan bergelar Viscount, terus-menerus mengomentari skala Olimpiade Pendeta tahun ini yang jauh melebihi tahun sebelumnya. Menurut perkiraan kedua Viscount Tiger, mungkin serangan musim semi yang akan segera diluncurkan ke Kerajaan Gurunlah yang menarik begitu banyak imam datang.
Liu Zhenhan juga membuka matanya lebar-lebar. Dia bahkan melihat dua imam Bimeng dari suku Panther Biaoma dan pengawal mereka sedang berbisik-bisik di sudut lapangan. Kesendirian suku Panther Biaoma sudah terkenal sejak dulu, mereka dari zaman kuno sampai sekarang selalu acuh tak acuh pada siapa pun dan semua hal. Bisa melihat kemunculan mereka benar-benar bukan hal biasa.
Sebenarnya, cara mengukur kekuatan imam Bimeng tidak harus selalu dari gelar kuil. Di Kerajaan Bimon, ada sebagian imam rakyat yang tidak terdaftar di kuil manapun. Bagi mereka, pengembangan diri yang independen adalah puncak pencapaian sebagai imam. Banyak lencana Medusa yang digunakan imam rakyat ini adalah lencana kuno dengan ukiran tradisional yang diwariskan turun-temurun dari guru. Selain mereka, di Lapangan Dewa Perang juga ada banyak imam rakyat tanpa tingkatan. Karena tidak memakai jubah imam, sulit menilai kekuatan mereka dari warna jubah. Identitas mereka hanya bisa dikenali dari lencana Medusa kuno di dada.
Kekuatan imam rakyat umumnya tidak tinggi, jadi delegasi imam dari lima Kuil Utama di Lapangan Dewa Perang sama sekali tidak menghiraukan mereka. Liu Zhenhan yang berasal dari Bimon desa dan belum berpengalaman, dengan bodohnya terus memandangi mereka berkali-kali.
Yang Mulia Qidan, Grand Shaman Weian yang sedang menyapa pendeta lain di titik resepsi, langsung melihat Liu Zhenhan yang sangat mencolok dari kerumunan orang. Ia segera mendekat sambil berseru penuh semangat "Richard~ Richard~" hingga menggema di seluruh alun-alun.
Liu Zhenhan sendiri cukup senang akhirnya bertemu kenalan. Namun hari ini para Grand Shaman Weian seolah tak bernilai - di alun-alun terlihat 3-4 orang berbaju shaman ungu tua, beberapa jubah imam utama keemasan, dan para Pendeta Tongkat Kuasa berbaju hitam yang jumlahnya membanjir.
Yang Mulia Qidan benar-benar sibuk seperti kerepotan yang tak berujung.
Kuil Witherspoon Timur Laut hanya mengirim delegasi 12 pendeta, dengan hanya 5 pendeta muda yang bertanding, persis memenuhi standar minimal Kuil Utama. Ironisnya, wilayah Feilengcui mengambil 3 dari 5 kuota timur laut, membuat Kuil Utama Witherspoon menjadi kontingen tersedikit di antara semua provinsi, bahkan kalah jumlah dengan kuil-kuil besar lainnya.
Untuk menjaga kualitas Olimpiade Pendeta, setiap kuil boleh mengirim 1 Imam Tongkat sebagai ketua tim. Namun mereka hanya boleh bertanding di siklus ketiga dengan pembatasan ketat saat melawan pendeta muda.
Kuil Timur Laut kali ini cukup menonjol, saat mengirimkan daftar peserta tidak menugaskan satu pun Imam Tongkat. Yang Mulia Qidan mungkin terlalu arogan, ketidakmampuan Helen mengikuti kompetisi telah menggagalkan rencananya. Grand Shaman Weian Yang Mulia Qidan yang akan menjadi salah satu dari Dua Belas Imam Utama ini meski kecewa, terpaksa meminta Pendeta Rakun Lemerre untuk mengisi kekosongan ini.
Yang Mulia Qidan telah menantikan kedatangan Richard sejak dua hari lalu. Awalnya khawatir jika Richard tidak datang, Kuil Timur Laut akan dipermalukan. Kini kekhawatiran itu akhirnya sirna. Kura-kura tua Model juga menggunakan kesempatan ini untuk menjelaskan prosedur Olimpiade kepada Tuan tanah Pigge yang belum pernah mengikuti Kompetisi Pendeta.
Prosedur kompetisi Olimpiade Pendeta terbagi menjadi empat bagian. Pertama pertunjukan demonstrasi oleh pelatih hewan kuil, dilanjutkan pidato Sang Raja dan Yang Mulia Paus, kemudian masuk ke babak penyisihan pertama. Karena perbedaan jumlah peserta, akan dibentuk kelompok berdasarkan wilayah oleh juri. Format penyisihan berupa pertarungan satu lawan satu Pendeta VS Pendeta.
Ini adalah gaya khas Bimon yang langsung menampilkan pertandingan paling seru dan menarik. Karena hanya menggunakan Peliharaan Magis dan kerja sama dengan Pendeta, membuat babak penyisihan ini sangat menarik untuk ditonton.
Babak Eliminasi Siklus Kedua adalah kompetisi kecepatan melantunkan lagu perang. Selain pertarungan antar kelompok, peserta unggulan yang kuat bisa ditetapkan mendapatkan bye dan langsung lolos ke babak berikutnya.
Lagu perang dan peliharaan magis adalah aset dasar Pendeta Kuil. Setelah melewati dua tahap ini, tersisa hanya pasukan elit peserta pendeta yang jumlahnya tak lebih dari 40 orang. Para juri akan mengatur penempatan lawan secara cermat, dan Pengawal mulai turun ke medan pertempuran. Lima belas pasukan akan saling berhadapan dalam pertarungan berpasangan, hingga akhirnya terpilih siapa yang layak menyandang mahkota Pendeta Muda Terbaik Olimpiade yang akan dimahkotai langsung oleh Yang Mulia Pendeta Agung Jubah Merah.
Total waktu ketiga siklus kompetisi ini tidak lebih dari sepuluh hari. Ini menjadi ujian nyata bagi kemampuan pendeta muda dan para Pengawal mereka.
Terakhir, raja dan ratu akan menganugerahkan dua penghargaan penghiburan: Mahkota Lagu Perang Terbaik dan Mahkota Peliharaan Magis Terbaik, sebagai kompensasi atas ketidaksempurnaan sistem kompetisi. Pendeta muda berbakat selalu menjadi rebutan - juara Pendeta Muda Terbaik pasti berasal dari bakat-bakat muda pilihan Kuil Utama. Departemen Militer, keluarga-keluarga besar, kuil, dan altar utama lebih fokus mencari bakat potensial dari pendeta muda dan pendeta rakyat. Tentu saja, pedagang manusia yang memiliki hubungan dagang baik dengan Kerajaan Bimeng juga bisa merekrut pendeta tingkat rendah untuk kafilah mereka.
Bisa dikatakan tanpa berlebihan, dalam sebuah Olimpiade Pendeta yang megah, para pendeta muda di dalam arena sedang bertarung, sementara orang-orang di luar arena juga bertarung.
Melihat Liu Zhenhan selalu ditemani dua Tigerren dari suku Tiger, beberapa bangsawan manusia singa di pos penerimaan Suku Rhein menyipitkan mata, menatap Liu Zhenhan dengan tatapan malas khas Suku Rhein. Tatapan malas ini bagai bibir singa - di balik kulit tebal tersembunyi ketajaman taring.
Liu Zhenhan membalas tatapan para singa ini dengan sorotan mata yang lebih tajam.
Kafilah Feilengcui juga tak sungkan-sungkan, cepat menyusun formasi barisan panjang seperti ular, giat mempromosikan produk mereka: sate kijang gemuk asli, buah Xianren khas tenggara, manisan snakeberry, kue biji bambu, air madu rasa jeruk emas, lukisan erotis edisi cetak koleksi kerajaan Elf Moor, bakcang daging babi segar, rum bunga lili, obat kuat rahasia Zhuoer, kerajinan tangan elf, zirah dan senjata bekas.
Lapangan Dewa Perang yang sebelumnya riuh rendah mendadak hanya menyisakan teriakan pedagang Feilengcui. Ekspresi para pendeta yang membeku seperti patung kayu menjadi latar belakang yang sempurna untuk pemandangan ini.
Kali ini kafilah Feilengcui mengerahkan semua pelayan cantik dari kediaman bupati. Kecantikan kupu-kupu, Medusa, kelinci, dan pelayan elf semuanya hadir. Pria-pria paling lihai dari Feilengcui - Manusia Landak, Setengah Manusia, dan kaum jangkrik - di bawah pimpinan manajer keuangan Fox, juga dengan bangga memamerkan barang dagangan mereka.
Liu Zhenhan tersenyum lebar sambil mengarahkan beberapa kuli untuk memindahkan meja dari penginapan ke dekat mata air di alun-alun. Dengan riang ia menyantap tusukan daging panggang, menyesap rum dan cerutu, menikmati kemewahan sepenuhnya.
Saat para Pendeta di alun-alun masih terpana menyaksikan Liu Zhenhan dan gerombolan pedagang dadakan yang entah dari mana muncul, suara gemerincing zirah dan senjata yang teratur mulai terdengar dari sudut jalan.
Bagaikan musuh sejati yang tak terpisahkan. Dua Richard pun bertemu kembali.
Satu mengunyah sampai minyak menetes, satu lagi ngiler melihat pemandangan.
Liu Zhenhan sedang menyantap tusukan daging.
Yang Mulia Pangeran sedang memandangi Helen.
Bab 197: Undangan Sang Raja
Setelah lama tak berjumpa, Pangeran Richard semakin tampak gagah berwibawa.
Menunggangi pelana punggung dinosaurus baja setinggi empat meter, Pangeran Richard mengenakan zirah mithril yang memancarkan cahaya keemasan. Jubah hijau tua dan rambut panjang keemasannya berkibar-kibar dengan gagah di belakangnya. Pada saat ini, Pangeran Richard bagaikan Pangeran Pembunuh Naga yang keluar dari mimpi para gadis.
Langkah berat dinosaurus baja dan ekor panjangnya yang sekeras pedang membuat Avenue Xiangxiè Lónggēn yang luas di ibu kota tiba-tiba terasa sempit - jalan batu persegi panjang berwarna hijau ini sebenarnya bisa menampung sepuluh kereta yang berjalan berdampingan.
Ekspresi khas bergaya bercanda yang menjadi ciri khasnya tetap terpancar jelas di wajah Yang Mulia Pangeran. Ekspresi inilah yang menjadi tolok ukur pembeda antara seorang raja sejati dengan orang-orang biasa.
Di sudut jalan muncul sebarisan pasukan kavaleri Berbual yang tinggi besar dan gagah, bagai bintang-bintang mengiringi sang bulan, memayungi Yang Mulia Pangeran yang sedang menunggangi monster Naga Sekunder. Kecepatan gerak monster Naga Sekunder agak lambat, para kavaleri Berbual dengan gesit berlalu-lalang di sekitarnya. Kesibukan mereka semakin mengontraskan ketenangan sang Pangeran yang duduk perkasa di atas pelana dinosaurus baja. Di bawah sorotan pasukan pengawal yang berpostur luar biasa besar ini, sosok Yang Mulia Pangeran di punggung naga baja itu tampak semakin visioner dan penuh wibawa.
"Dari mana dia menemukan tukang suruhan? Profesional sekali." Mo'er menyeringai sambil berbisik pada Helen. Si rubah kecil tak kuasa menahan tawa.
“Ksatria Kuil bisa memimpin tentara reguler?” Liu Zhenhan agak terkejut, ia mulai memandang teliti sang Yang Mulia Pangeran.
Lima puluh kavaleri Berbual ini mengenakan zirah setengah badan berbahan baja berkualitas tinggi. Zirah kavaleri berat jenis ini memiliki perlindungan bagian depan seperti kaleng besi, namun punggungnya hanya dilapisi zirah kulit sederhana, tergolong baju zirah kavaleri lapis baja yang praktis. Bagaimanapun juga kavaleri berat biasanya yang menyerang musuh, jarang perlu khawatir serangan dari belakang.
Di Kerajaan Bimeng yang miskin bijih besi, hanya tentara reguler yang bisa memiliki zirah berat semacam ini.
Para kavaleri Berbual ini memiliki tanduk banteng berbentuk bulan purnama berwarna abu-abu kebiruan dan bulu-bulu panjang, kendaraan tunggangan banteng perang mereka di bagian vitalnya dilapisi zirah kulit berpaku keling sederhana dengan bekas goresan pedang samar, jelas terlihat bukan hanya tentara reguler tapi juga prajurit berpengalaman di medan perang.
Pasukan kavaleri Berbual semakin mendekat, masing-masing membawa kapak raksasa bermata dua yang berkilauan. Sorot mata mereka bahkan lebih tajam dari mata kapak tersebut. Lilitan cambuk panjang dan lambang legiun berkepala banteng garang di dada mereka segera mengungkap identitas mereka - ternyata mereka adalah kavaleri berat yak dari Legiun Elite "Cambuk Dewa Perang" Kerajaan Bimeng, pasukan pilihan terbaik.
Mungkin karena telah melewati ujian perang, terjadi serangkaian perubahan pada aura sang Pangeran. Perang dan medan tempur memang merupakan sekolah terbaik bagi prajurit Bimon.
Pangeran Richard sebelumnya paling-paling hanya seperti elang yang melayang tinggi di langit, mengamati makhluk hidup dengan pandangan tajam; sekarang pandangan sang Pangeran telah berubah menjadi naga yang menjelajahi langit, dengan tatapan acuh tak acung yang memandang rendah segala sesuatu di dunia. Kekuatan yang tersembunyi di balik sikap masa bodoh ini mampu menggali kerendahan hati dan kelemahan yang tersembunyi dalam jiwa orang lain.
Jika tidak terlalu dibuat-buat, memang benar.
Begitu rombongan ini muncul di sekitar Lapangan Dewa Perang, semua pandangan para pendeta langsung tertarik. Banyak pendeta yang hanya mendengar tentang kavaleri lapis baja paling elit Bimon dan Pangeran Singa-Harimau, dan sekarang melihat langsung, reputasinya memang tidak berlebihan.
Liu Zhenhan selain mengagumi kesombongan Yang Mulia Pangeran, benar-benar tidak bisa menemukan kata lain untuk menggambarkannya. Melepaskan kendaraan tunggangan naga sekunder di jalan raya kota, bahkan Liu Zhenhan yang sudah sombong sampai tingkat ekstrem pun tidak akan melakukannya.
Yang Mulia Pangeran bersama kavaleri berat yak melintas di Lapangan Dewa Perang yang sunyi senyap, tanpa melirik ke samping, membawa aura tekanan tak terucap, menuju area sekitar mata air - tempat kelompok Feilengcui berkumpul untuk memanggang daging dan mengobrol.
Semua pendeta sedang berbisik-bisik dan berspekulasi——siapa gerangan pendeta yang dicari oleh Yang Mulia Pangeran ini? Beberapa pengawal Varian berbaju jubah shaman ungu tua dan imam utama berjubah emas diam-diam saling menyapa. Yang Mulia Qidan adalah pengecualian, saat ini ia sudah menyelinap di antara kerumunan orang.
Liu Zhenhan menyilangkan kakinya di atas meja, asap rokok mengepul dari mulutnya, matanya menyipit memandang sinis ke arah Yang Mulia Pangeran dengan malas.
Di depannya berserakan tusuk sate berminyak, dua gadis kelinci sedang memijat bahunya. Guo Guo dan anak kembarnya tengkurap di perutnya, "dong-ding-dong" suara gendang perut bergema silih berganti. Kecuali Helen dan Mo'er yang mengerutkan alis melihat kedatangan sang pangeran, orang-orang Feilengcui lainnya masih terus bercanda riuh.
Si Gendut O sedang mencuci rambut di dekat mata air, menoleh sambil tersenyum ke arah pangeran memperlihatkan mulut lebar penuh darah.
"Nona Helen." Sorot mata Pangeran Singa-Harimau menyapu semua ras Bimon, akhirnya berhenti pada Helen. Sang pangeran sedikit membungkuk dari pelana dinosaurus baja-nya, menyapa calon Imam Agung Cambridge dengan sopan: "Setengah tahun berlalu, kecantikanmu tetap memesona."
“Terima kasih atas pujiannya, Yang Mulia Pangeran.” Tanggapan Helen terdatar biasa saja, nadanya tidak dingin namun juga tidak menunjukkan kedekatan.
"Dengan segala hormat, saya telah membantu Putri Helen membuat keputusan. Kakekmu Viscount Worler dan keluarganya telah dipindahkan dari Kuil Utama ke Departemen Militer. Sebagai penghargaan promosi, kakekmu menerima Medali Pengabdian Seumur Hidup dan gelar Count. Kini beliau telah menjadi Kepala Pelatih Hewan." Sang Pangeran menepuk Kavaleri Naga, makhluk naga sekunder itu patuh seperti kucing kecil, mendengkur pelan lalu merendahkan tubuhnya. Dengan lincah sang Pangeran melompat turun dari pelana tinggi.
"Benarkah... Terima kasih banyak." Ekspresi Helen tertekan sejenak, nada suaranya pun sedikit melunak. Kali ini ucapan terima kasihnya tulus, bukan sekadar basa-basi.
Keluarga Helen hanya tersisa seorang paman bernama Simak setelah tragedi Desa Maple Leaf. Kakek dari pihak ibu adalah pelatih hewan turun-temurun Kuil, bertugas melatih peliharaan magis dan tunggangan untuk Pendeta Kuil dan Ksatria Kuil. Meski kualitas peliharaan jinak tak sebanding monster liar, peran pelatih hewan tetap vital bagi Kuil. Sebelum tragedi Desa Maple Leaf, kakek Worler dan keluarganya telah dipindahkan ke Kuil Utama Shabak.
Bukan hanya keluarga Waller, sejak tahun lalu, para pelatih hewan Kuil dari berbagai provinsi telah dialihkan dari Kuil ke Departemen Militer. Kakek Helen, Waller, yang bisa menjadi Kepala Pelatih Hewan dan mendapatkan kenaikan gelar, mustahil terjadi tanpa bantuan orang berpengaruh, mengingat dia hanyalah seorang Viscount Fox.
Konsep ibukota Shabak berbeda dengan kota-kota lain. Sebagai pusat pemerintahan, gelar bangsawan bertebaran seperti daun. Jika bukan posisi dengan kekuasaan nyata, bahkan gelar bangsawan pun mungkin kalah pengaruhnya dibanding kepala rumah tangga seorang bangsawan tinggi. Bagi Helen yang sedikit keluarga dan sangat menghargai ikatan emosional, bantuan Yang Mulia Pangeran ini menghangatkan hatinya. Baru sebentar di Shabak, dia belum sempat mengunjungi kakeknya Waller.
Liu Zhenhan di samping menyeringai dingin dengan suara aneh, membuat Pangeran Lion-Tiger memutar mata tak percaya.
Trik kecil Yang Mulia Pangeran ini mungkin tidak terlalu canggih, tapi cukup terampil. Menggunakan ikatan keluarga sebagai titik masuk, tepat mengincar kelemahan Helen. Liu Zhenhan berpikir reputasi suku Lion terkenal dengan sifat mesra mereka yang berlebihan memang bukan omong kosong. Pangeran Richard ini benar-benar Romeo tua di dunia percintaan.
"Melayani Anda selalu menjadi impianku. Jika bukan karena perang tahun lalu yang tiba-tiba meletus dan keharusanku segera berangkat ke garis depan, kurasa aku sudah lama mengunjungi Feilengcui untuk menemui Anda." Yang Mulia Pangeran dengan sengaja atau tidak sengaja menyentuh Medali Elang Berkepala Dua yang tergantung di dadanya dengan pita biru, berkata dengan penuh semangat.
Medali Elang Berkepala Dua melambangkan keberanian, semangat, kesetiaan, dan ketakutanakan. Singkatnya, daya tarik medali ini untuk memikat perhatian gadis-gadis polos jauh melebihi fungsinya sebagai bukti keperkasaan.
"Jual air di tepi Sungai Sanggan," gumam Mo'er.
"Bego~" Burung beo kotor yang bertengger di bahu Mo'er tak mau melewatkan kesempatan ini.
"Sudah lama mendengar prestasi Anda di garis depan." Sebagai Fox paling cerdas, Helen sama sekali tak bisa membaca maksud tersembunyi sang Pangeran. Bibirnya mengerut menahan senyum kecil.
Senyuman samar ini langsung membuat mata Pangeran Richard terpana. Pesona khas perempuan rubah terpancar sempurna dari senyuman Helen. Seiring dengan statusnya yang semakin mulia dan jumlah rakyat di bawahnya yang semakin besar, pesona Helen kini dihiasi keagungan yang sulit diungkapkan. Bukan hanya sang Pangeran, bahkan Liu Zhenhan di sebelahnya sampai setengah tubuhnya lemas seperti tersengat listrik.
Bayi darah kembar yang duduk di perut ayahnya menatap penasaran ke suatu bagian tertentu, di mana kain pakaiannya terlihat sedikit menonjol tak wajar.
"Pangeran Richard" tiba-tiba menjadi sangat bersemangat, wajahnya memerah. Dia mulai menceritakan pengalamannya di garis depan: bagaimana dia terjebak dalam bahaya, lalu berhasil meloloskan diri, dengan gaya bercerita yang hiperbolis seolah-olah langit runtuh dan matahari-bulan tak bersinar.
"Seratus pon Berbual seribu pon B～" burung beo kecil itu berteriak dengan bijaksana suara "kraaak kraak".
Pangeran Richard melirik tajam ke arah burung beo kecil yang menyebalkan ini, namun tetap tak bisa menghentikan celoteh si binatang kecil. Burung beo Naga Emas saja tidak takut, apalagi seorang pangeran.
"Yang menggembirakan, Nona Helen akan diangkat sebagai Imam Agung Cambridge. Oasis Cambridge tidak terlalu jauh dari Istana Shabak. Saya juga berencana meminta transfer ke Oasis Cambridge melalui Kuil, untuk melindungi keselamatan Nona Helen dengan pedang di tangan saya." Pangeran Richard menarik napas panjang, lalu berbicara kepada Xiao Hulijing dengan sikap anggun yang dipersiapkan.
Liu Zhenhan berpikir akhirnya si orang Lion ini menunjukkan ekor rubahnya.
"Tidak perlu." Helen menunjuk ke tiga prajurit Biao dari suku Tiger di belakangnya, tersenyum: "Ksatria Emas bertugas melindungi Dewa Perang. Dengan beberapa prajurit Tiger ini, keamanan saya sudah terjamin."
"Masalah itu bisa dibahas nanti." Ekspresi wajah Pangeran Richard tetap tenang: "Sebenarnya saya datang untuk mengundang Nona Helen menghadiri jamuan makan malam yang diadakan Ayahanda untukmu."
“Jamuan makan malam yang diadakan khusus untuk Anda seorang.” Sang Pangeran menepuk kedua tangannya perlahan, menekankan nada bicara, lalu melirik dingin ke arah Liu Zhenhan yang berdiri di samping.
Sebuah kereta mewah perlahan muncul dari sudut jalan setelah ucapan Sang Pangeran. Kereta itu ditarik oleh empat kuda tegap berwarna keemasan, badan kereta dicat dengan hiasan emas tanpa ukiran berlebihan. Kusirnya ternyata seorangSuku Rhein bertubuh tinggi gagah dengan mantel wol emas yang elegan.
Melihat empat kuda emas itu menghentikan kereta di depannya, Nedved yang sedang mencabut janggut dengan dua koin emas tiba-tiba matanya berbinar. Ekspresi sang pemanah centaur ini terakhir terlihat saat menemukan "kuda ribuan li" Katak Emas Tiga Kaki.
"Memang pantas disebut kereta kerajaan." Liu Zhenhan bersiul panjang.
Alis ketiga prajurit Biao Suku Tiger berkerut keras. Undangan Sang Raja memang sulit ditolak siapa pun, tapi bagi Suku Tiger, undangan ini belum tentu membawa kabar baik.
"Bolehkah saya menuntun tangan Anda?" Pangeran Richard membungkuk hormat, melepas sarung tangannya, lalu mengulurkan tangan ke arah Helen.
“Kusir dari Suku Rhein yang mengendarai kereta kerajaan turun dari kursi depan, membuka pintu kereta, lalu mengangguk pada Helen dengan tatapan tenang yang tidak merendahkan. Seluruh orang di alun-alun seolah tak ada yang layak di mata kusir ini.”
“Pergilah.” Liu Zhenhan mengangguk pada Helen. Tatapan Xiao Hulijing terus tertuju padanya. “Menolak undangan raja jelas tindakan yang tidak bijaksana.”
“Yang Mulia Helen, menemani dan melindungi Anda adalah kewajiban kami. Izinkan kami memandu jalan untuk Anda.” Seorang prajurit Biao yang bijaksana dan hati-hati melangkah maju, melindungi bagian atas pintu kereta untuk Helen.
“Tuan Effenberg, pasukan pengawal istana tidak membutuhkan prajurit sehebat Anda. Kami Suku Lion di Shabak cukup mampu menjamin keamanan Nona Helen.” Pangeran Richard menyeringai dingin: “Selain itu perlu saya tegaskan, undangan kali ini hanya untuk Pendeta Helen dari Sang Raja, tidak termasuk surat undangan untuk Anda sang Count.”
“Heh!” Liu Zhenhan memperhatikan prajurit Biao itu lebih seksama. Tak disangka si pendiam ini ternyata memiliki gelar bangsawan dua tingkat lebih tinggi darinya.
Prajurit Biao Effenberg tertegun oleh ucapan pangeran, bingung tak tahu harus menjawab apa. Topeng "perintah Sang Raja" yang dilemparkan memang tak bisa ditolak.
“Apa aku boleh ikut juga?” tanya Mo'er dengan polosnya pada Sang Putri.
“Kau?” Alis Pangeran Richard berkerut, membuat pola karakter "" di antara alisnya berubah menjadi "". Mo'er hanyalah Imam Angin jubah biru dengan pangkat terendah. Imam dengan level seperti ini tidak hanya tidak berhak masuk istana, bahkan ke kuil pun tidak layak.
Namun status Mo'er agak istimewa. Begitu melihat sepasang sayap kristalnya, Sang Pangeran langsung tahu dia pasti keturunan kupu-kupu suku Yuanfuri yang kembali ke tanah air. Berita tentang kembalinya tiga suku besar telah tersebar luas di seluruh kerajaan. Dalam upacara pembukaan Olimpiade Pendeta, perwakilan tiga suku akan menerima audiensi dari Sang Raja dan Imam Agung Jubah Merah. Terhadap tiga klan Bimon ini, siapapun di Kerajaan Bimeng harus memberikan pengecualian khusus.
"Ini cucu didikku, Imam Angin Mo'er." Helen mengedipkan mata beningnya yang jernih, menatap tajam ke arah Sang Pangeran.
"Baiklah." Pangeran Richard mengangkat alisnya yang tegas, menyetujui permintaan Helen dan Mo'er. Setelah bolak-balik mempertimbangkan, ia benar-benar tidak menemukan alasan untuk menolak permintaan Helen membawa cucu didiknya. Tradisi Kerajaan Bimeng memang membolehkan mentor membawa murid ke acara penting sebagai bagian dari pelatihan. Tentu saja, dengan sifat romantis Sang Pangeran, mustahil baginya menolak permintaan gadis kupu-kupu manis yang memelas ini.
Melihat kuda-kuda besar di sekelilingnya menghentakkan kaki di jalan raya yang rindang dengan bunyi "dedak-deduk", Liu Zhenhan heran mengapa Pangeran Richard tidak ikut pergi. Ini sama sekali tidak sesuai dengan sifat bandel sang pangeran yang biasanya seperti permen karet lengket.
"Tuan Richard." Yang Mulia Pangeran akhirnya menyapa Tuan Tanah Feilengcui, namun kali ini wajahnya diselimuti hawa dingin, tanpa jejak senyuman yang sebelumnya.
BAB 198 KATAK DALAM TEMPURUNG
"Ada masalah apa, Ksatria Kuil yang terhormat?" Liu Zhenhan bersandar di kursi, dengan licik mengubah gelar sang pangeran. Julukan ini jelas merendahkan statusnya.
"Prestasi Tuan di medan perang sudah kudengar. Aku sangat berharap Tuan bisa meraih hasil dalam Olimpiade Pendeta kali ini. Tapi... kabarnya setelah acara ini Tuan akan bergabung dengan legiun tempur di garis depan. Aku tak ingin Tuan dan kawanan petarung kasar ini malah menjadi beban." Tatapan sombong sang pangeran menyapu wajah prajurit-prajurit Feilengcui. "Pendeta tetaplah pendeta. Kerajaan tak pernah berharap pada imam perang seperti Tuan untuk memimpin perang. Mengenai pembukaan jalan ke Gunung Hyjal, sungguh disayangkan. Andai aku yang ada di sana, mungkin gerbang Doluote sudah kita kuasai."
"Tak disangka tinggal justru untuk menghukumku." Liu Zhenhan tertawa, di lapangan ini ada begitu banyak Pendeta, semua telinga mereka tegak mendengarkan, sangat cocok untuk mempermalukan orang.
"Bicara saja, teruskan bicaramu." Liu Zhenhan memandang Pangeran dengan gembira, menantikan kata-kata sombong lainnya dari Yang Mulia Pangeran untuk menghiburnya.
"Tubuh besar tak berarti ilmu bela diri hebat. Pertempuran tentara reguler sangat berbeda dengan caramu yang amburadul melawan gerombolan perampok. Harap kalian sadar diri. Ucapan 'Milisi Kota Fei tak sampai seratus, jika lebih tak terkalahkan' hanya lelucon belaka. Prajurit Ibu Kota tak ada yang menganggapnya serius, pasukan tak resmi tetap tak resmi." Yang Mulia Pangeran memang tak mengecewakan Liu Zhenhan.
Mendengar kata Pangeran, Liu Zhenhan dan para milisi di sekitarnya tertawa hingga mengusap air mata.
"Aku setuju dengan ini." Fatty Luo dengan wajah serius mendukung pandangan Yang Mulia Pangeran: "Bahkan Raksasa Langit sekalipun, jika ditusuk di tenggorokan juga akan mati."
"Menarik, tapi aku beralih jadi kavaleri sekarang. Agak sulit menusuk tenggorokanku." Prajurit Kijang Duncan tersenyum kecut.
Dia baru saja menggantikan Ksatria Vieri sebagai pengawal istana, sedang mencari cara menjadi kavaleri udara Chimera berkepala dua. Ada yang berani menyebut dirinya sebagai pasukan tidak resmi, Duncan merasa ini cukup unik. Di dunia bawah tanah, Prajurit Cincin Emas yang ahli "teknik gladiator" memiliki aura stamina alami, pilar totem untuk pertarungan jarak dekat, bumerang untuk jarak jauh, selalu termasyhur. Sebagai petarung terhebat di antara prajurit kijang, Duncan telah mengalami ribuan pertempuran, kebanyakan melawan tentara reguler Elf Jatuh, dia tak pernah menganggap dirinya sebagai pasukan tidak resmi.
"Kamu dari cabang Berbual mana? Kavaleri? Kamu prajurit kuil mana?" Pangeran Richard mengerutkan alis menatap Duncan. Prajurit Berbual ini memiliki tanduk banteng spiral di kepala, tubuh luar biasa perkasa, tak kalah dengan tiga pria terkuat bangsa Manusia Berbulu - Hao kuda nil, Berbual badak, Elephanto Rusia. Tiang logam totem di sampingnya dengan diameter itu jelas membutuhkan kekuatan 1-2 ton untuk diayunkan.
Andai hanya ciri-ciri itu, mungkin Pangeran sudah mengenali Duncan sebagai Prajurit Cincin Emas yang telah punah di Kerajaan Bimeng. Tapi bulu emas Duncan yang diwarnai merah darah dengan sari bunga Wisteria seribu daun membuat Pangeran ragu - Banteng Berbual sama sekali tidak memiliki rambut merah, warna ini adalah tabu bagi suku mereka.
Sebenarnya tidak bisa disalahkan Pangeran Richard tidak berpengetahuan, terutama karena rambut merah Duncan terlihat sangat aneh.
Dalam hal kekuatan individu, Prajurit Berbual masuk lima besar di Kerajaan Bimeng. Sayangnya kebanyakan Orang-orang banteng kurang cerdas, sulit mengendalikan temperamen kasar, dan sama sekali tidak disiplin. Jika tidak mampu Amuk Mandiri dan tanpa pendampingan banyak Pendeta Kuil, legiun yang terdiri dari Orang-orang banteng hanyalah pasukan dadakan. Lebih cocok untuk berbuat onar daripada memikul tanggung jawab besar.
Duncan yang mengecat rambutnya merah berkeliaran kemana-mana, membuat orang lain sulit menebak identitas aslinya.
"Yang Mulia Pangeran, prajurit terbaik dari Suku Berbual sudah terkonsentrasi di 'Cambuk Dewa Perang', sedangkan kavaleri lapis baja yak kami adalah satu-satunya kavaleri Berbual." Seorang ksatria yak dengan lencana Komandan Batalyon menyela dengan bangga, "Sepengetahuan saya, tidak ada Ksatria Berbual tingkat tinggi di semua Kuil Kerajaan, karena yang terbaik sudah direkrut oleh militer."
"Kapten Pippen, bukankah membandingkan Anda dengan milisi Berbual merupakan penghinaan terhadap keperkasaan Anda?" Pangeran Richard menyeringai ke arah Liu Zhenhan dengan nada mengejek.
Liu Zhenhan dan semua milisi tertegun mendengar pernyataan itu.
"Hahaha..."
Cerutu Liu Zhenhan nyaris terjatuh karena tertawa, para milisi tertawa terbahak-bahak sambil memegang perut. Master Ottega meremas-remas perutnya dengan meringkas sambil bergumam "Aduh...aduh...", bahkan Cui dan Joan d'Arc yang biasanya lebih pendiam juga tak bisa menahan tawa.
Pandangan semua orang terhadap Pangeran dan Ksatria Yak ini berubah seolah sedang menonton dua badut yang memainkan komedi pantomim.
Membandingkan Kerajaan Bimeng dengan Feilengcui adalah hal yang menggelikan. Feilengcui yang memiliki harta karun dunia bawah tanah, mana mungkin bisa disamakan dengan sebuah Kerajaan Bimeng saja?
Sebagai Legiun Buer yang baru dibentuk di Feilengcui, Suku Kijang Hutan menyumbangkan total 2.248 penjelajah bawah tanah. Tidak termasuk 200 prajurit elit kijang yang mengikuti nyonya bos berwisata ke Benua Sutra Timur Jauh, masih ada 439 prajurit Kijang di Feilengcui yang sedang dalam transisi menjadi kavaleri udara Chimera, menerima pelatihan khusus dari Angkatan Udara Orang Kesturi berpengalaman dan pelatih Moore. Sebanyak 452 saudara hewan kijang dan jumlah prajurit kijang yang sama juga tetap tinggal di Feilengcui di bawah pimpinan Kolina dan pasukan kavaleri mammoth, mempelajari teknik pertarungan kavaleri berat. Ditambah dengan 1.156 prajurit infantri matang, dua resimen Legiun Buer Feilengcui telah memiliki semua formasi militer yang bisa diikuti Banteng Berbual, kecuali pasukan bawah air.
Jika saja "Kuda Raksa Berkaki Banyak" cocok dengan postur berat prajurit Kijang, tentu mereka bisa membentuk resimen kavaleri berat. Kavaleri lapis baja yak yang sangat mahal ini hanya memiliki lima batalyon dalam formasi Legiun "Cambuk Dewa Perang", jumlahnya hanya 50 orang lebih banyak dibanding kavaleri berat Kijang Feilengcui. Dari segi kualitas, perbedaannya jauh lebih besar - alasan utama kavaleri berat menjadi pasukan mahal terletak pada perlengkapan!
Kavaleri lapis baja yak, karena berada di bawah Legiun Elit Pertama Bimon "Cambuk Dewa Perang", meskipun perlengkapannya cukup baik, namun tidak bisa dibandingkan dengan standar Feilengcui. Ambil contoh zirah tunggangan perang - kavaleri berat yak menggunakan zirah kulit berkerucut, sedangkan desain zirah tunggangan untuk kavaleri antelop Feilengcui telah dirancang oleh pandai besi Elf dan Kurcaci, menggunakan "Zirah Rantai Youku'er untuk Tunggangan" yang pernah dipakai kavaleri berat Elf dalam sejarah!
Youku'er adalah sebutan dalam Bahasa Elf untuk Unicorn. Zirah ini memiliki tanduk spiral sepanjang 2,5 meter di bagian kepala, mirip Unicorn, sehingga dinamai demikian. Perbedaan mencolok "Zirah Rantai Youku'er" dengan zirah tunggangan lainnya adalah terdiri dari dua set zirah yang digunakan bersama oleh dua kavaleri Elf. Saat dipasang pada kuda perang, rantai besi pada dua set zirah ini akan menghubungkan dua kuda - seperti diketahui, fisik Elf yang rapuh kesulitan mengenakan zirah berat setengah badan apalagi membawa tombak berat. Pandai besi Elf yang cerdik merancang zirah rantai ini untuk mengandalkan kekuatan tanduk dari kuda yang terhubung, sekaligus membebaskan tangan kavaleri agar bisa menggunakan keahlian memanah khas Elf.
Kemampuan pandai besi Elf dalam menciptakan kavaleri lapis baja yang tangguh meski tubuh Elf lemah fisik, benar-benar menunjukkan kecerdikan dan kebijaksanaan mereka.
Namun baju zirah tunggangan ini memiliki kelemahan fatal. Penggunaannya membutuhkan sinergi dan pemahaman luar biasa antara dua prajurit kavaleri. Tanpa latihan bertahun-tahun dan bakat alami, sulit membentuk kekuatan tempur. Desain baju zirah yang menghubungkan dua kuda ini memiliki pertimbangan keseimbangan khusus. Meski bisa digunakan secara terpisah, tabrakan keras akan membuat tanduk spiral kehilangan keseimbangan. Sistem dua kuda dengan rantai besi yang tegang bisa mengoreksi posisi, sedangkan versi tunggal yang miring setelah tabrakan akan membuat tanduk spiral tak lagi berfungsi sebagai tombak.
Banyak kavaleri Elf pengelana di Benua Aigean menggunakan baju zirah ini, namun lebih untuk memuaskan lamunan mesum mereka tentang unicorn ketimbang pertimbangan praktis. Meski konsep desainnya brilian, persyaratan kualitas pasukan yang terlalu tinggi membuat formasi kavaleri berantai ini tidak relevan bagi ras-ras berfisik kuat. Dalam tren yang memalukan ini, satu-satunya baju zirah tunggangan dengan kemampuan ofensif ini semakin menjauh dari tujuan desain awalnya.
Bagi orang lain mungkin tidak bisa, tapi bukan berarti kaum Kijang Hutan tidak mampu. Bagi para prajurit Kijang yang sudah mahir "Formasi Banteng Besi Berantai" sejak kecil, pelana berantai dengan sistem dua kuda ini ibarat peralatan yang dirancang khusus untuk mereka. Berbeda dengan kavaleri Elf yang fisiknya lemah, dengan postur tubuh prajurit Kijang yang perkasa, mereka masih bisa dengan mudah mengenakan zirah rantai lengkap buatan pandai besi Kurcaci Abu-abu.
Dengan 200 pandai besi Kurcaci, 4 pandai besi Elf, dan 12 pandai besi Banteng dari Gunung Cukur, serta bantuan teknis dari Raksasa Typhoon yang ahli dalam teknik cetakan, diperkirakan dibutuhkan waktu sekitar satu setengah bulan untuk menyelesaikan seluruh set zirah kavaleri berat Feilengcui beserta suku cadang perawatannya.
Dari segi berat, "Zirah Rantai Youku'er" kira-kira 10 kali lebih berat dari zirah kulit berkerut bertatah paku keling milik kavaleri berat Yak. Zirah gaya Kurcaci yang lebih berat lagi diperkirakan dua kali lipat dari zirah rantai kavaleri Yak. Belum lagi ukuran tubuh Saudara Hewan Yak yang lebih besar dari Yak biasa, keunggulan tempur prajurit Kijang dibanding prajurit Yak, atau kemampuan tanduk baja zirah Elf yang sudah sejak lama mengalahkan "Cambuk Dewa Perang" - kavaleri lapis baja Yak.
Maka tentu saja kesombongan ksatria Yak dan Pangeran Richard ini sangat menggelikan.
"Kalian ingin melihat keterampilan kapakku?" Ksatria Yak Pippin mengeluarkan geram marah, mengayunkan kapak raksasa bermata dua di tangannya dengan gerakan penuh kebencian. Tertawaan orang-orang kampung ini sarat dengan ejekan, olok-olokan, dan sindiran yang bahkan orang banteng paling bodoh sekalipun bisa merasakannya.
"Menantang batas kesabaran prajurit Legiun Cambuk Dewa Perang, di Kerajaan Bimeng itu menunjukkan kebodohan dan ketidaktahuan." Pangeran Richard tetap sinis seperti biasa.
"Seperti katamu, Yang Mulia." Liu Zhenhan masih tak bisa menahan tawa: "Hehe, tenangkan sedikit kemarahan ksatria Anda. Menurutku menantang Milisia Feilengcui tidak bisa mewakili apa-apa."
"Benar. Kita sesama suku Berbual, tidak perlu bertengkar sampai muka merah." Duncan yang juga orang banteng polos dan jujur ikut berbicara.
"Jawab dulu pertanyaanku tadi. Kau belum memberitahu dari cabang Berbual mana?" Yang Mulia Pangeran menatap tajam Duncan.
"Yang Mulia. Saya berasal dari ras Minotaur di Benua Pantai Emas." Duncan mengikuti kebohongan besar yang diajarkan bosnya, memutar mata bantengnya sambil berkata pada Pangeran Richard.
"Oh..." Pangeran Richard mengerutkan alis: "...Harus kujelaskan, kau tidak termasuk suku Berbual... Mengerti tidak?"
“Reputasi kaum Minoans memang pernah didengar oleh Pangeran sebelumnya. Ini adalah makhluk setengah manusia setengah banteng dari benua lain yang memiliki kekuatan luar biasa. Dalam sejarah, pernah ada kisah menarik ketika Minoans yang sedang berkelana di Benua Aigean datang ke Kerajaan Bimeng dan mencoba mengaku sebagai kerabat Suku Berbual, namun ditolak. Alasannya tak lain karena kaum Minoans memiliki kepala banteng yang asli, sedangkan ciri kebinatangan Banteng Berbual dari Kerajaan Bimeng memang ada, tapi sama sekali tidak seprimitif itu.
"Aku sedang mempersiapkan aplikasi ke kerajaan untuk mengakui Minoans sebagai cabang dekat Suku Berbual kami." Liu Zhenhan mengedipkan mata ke arah Pangeran: "Yang Mulia Pangeran, menurutmu apakah ini mungkin?"
"Tuan Richard, sekarang masih sore hari." Pangeran Richard menyeringai dingin.
"Menurutku yang penting adalah masuk dalam pelukan Dewa Perang, apakah termasuk ras Bimon atau tidak itu tidak penting." Liu Zhenhan yang kini telah memahami "Divine Comedy Cahaya Dewa Perang", ucapannya mulai bernuansa sakral. Orang-orang yang mengenalnya merasa dia mulai terkesan seperti seorang sakti.
"Mungkin perkataan itu baru pantas disandang Tuan Richard setelah kamu menjadi Paus. Lagipula saat ini statusmu baru selevel Imam Perang." Pangeran Richard yang sudah selesai memberi pelajaran, kini tak berminat lagi berdebat dengan Liu Zhenhan. Meski Minoans terkesan eksotis, tetap tak bisa menyaingi pesona Helen. Yang Mulia Pangeran dengan anggun merapikan jubah hijau tua-nya, lalu berbalik hendak pergi.
“Ini masih belum bisa dipastikan, mungkin saat kita bertemu lagi, sebutan Yang Mulia untuk saya akan berubah.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
“Tuan Richard, sekarang masih sore.” Yang Mulia Pangeran berbalik sambil berkata dengan nada sinis, lalu menunjuk lapak-lapak kafilah Feilengcui sambil berteriak ke pasukan kavaleri berat yak: “Di dalam Ibu Kota dilarang berjualan sembarangan di jalan! Sita semua barang pedagang ini! Denda satu koin perak per orang!”
“Wah, betapa berkuasanya pejabat!” Liu Zhenhan memanjangkan wajahnya sambil menatap Yang Mulia Pangeran kata per kata: “Saya ingin bertanya pada Ksatria Kuil, siapa yang memberi Anda hak ini? Mengatur pedagang harusnya urusan petugas pajak! Apakah ada di antara kalian yang petugas pajak?”
“Sita!” Yang Mulia Pangeran jelas sudah bulat tekadnya, mengabaikan Liu Zhenhan sambil memerintahkan pasukan kavaleri berat yak. Para kavaleri yak itu serentak mengiyakan dan turun dari Kendaraan Tunggangannya.
“Siapa yang berani-beraninya!” Fatty Luo langsung menghunus dua pedang besarnya, melompat ke depan semua pasukan kavaleri yak.
Para kavaleri berat yak yang berasal dari latar belakang militer ini sama sekali tidak menganggap dua pedang besar sebagai ancaman. Dalam sekejap, mereka sudah menggulingkan dua tempat arang pembakar daging panggang. Beberapa Pendeta yang sedang makan daging panggang nyaris terkena percikan api yang beterbangan.
Di kejauhan, beberapa Dawi'an berbaju jubah shaman ungu tua dan para Imam Utama berjubah pendeta emas tidak bisa lagi menahan diri, segera berjalan mendekat ke arah sini.
"Pangeran Richard! Tunggu sebentar!" Teriak seorang Imam Utama kanguru dari Suku Sheng Kailu yang bertubuh gelap dan kurus.
Pada saat ini siapa yang masih mau mendengarnya? Pengawal Orang Ao di bawah pimpinan Belami langsung mengeluarkan batang baja, tanpa bicara lagi menerjang ke depan, menjatuhkan beberapa prajurit kavaleri yak lalu mencolok-colkoli batangnya di pinggang mereka; Para penyair kuda nil dengan tongkat getah darah masing-masing juga bergabung dalam pertarungan, tiga prajurit Biao tak tahan lagi mengambil kursi dan menerjang ke arah kavaleri berat yak.
Duncan dan sempat berdiri, lalu duduk kembali karena sudah tidak perlu turun tangan.
"Menyerang pasukan penjaga kota sama dengan pemberontakan." Pangeran Richard tersenyum sinis memandang Liu Zhenhan, wajah tampannya dipenuhi kepuasan setelah rencana liciknya berhasil.
"Dasar bajingan! Menyerang pendeta juga sama dengan pemberontakan." Liu Zhenhan bangkit dan langsung menendang meja hingga terlempar, merobek jubah yang dikenakannya.
Medali-medali megah dan lambang-lambang keluarga, logo, serta sulaman pada jubah bintangnya membutakan mata para pendeta yang sedang menonton di sekeliling.
"Keterlaluan! Hentikan!" Gatanie yang selama ini diam tak tahan lagi, bangkit dengan cepat dari duduknya.
Terlambat. Liu Zhenhan dan Guo Guo sudah menerjang ke arah sang Pangeran.
Bab 199: Penyihir Lagu Perang! Pendeta Tiga Jurusan!
Perkelahian yang terjadi karena emosi sesaat, terlihat agak konyol.
Seandainya ini terjadi di Kuil Witherspoon Timur Laut, hanya dengan kehadiran Grand Shaman Weian Yang Mulia Qidan yang duduk megah di takhta, sorot mata penuh wibawanya sudah cukup meredam semua rohaniwan. Tapi di Lapangan Dewa Perang hari ini, ada lima Grand Shaman dan tiga Imam Utama. Segala sesuatu yang berlebihan akan kehilangan nilainya - termasuk jabatan. Perkelahian antara Liu Zhenhan dan Yang Mulia Pangeran tak kunjung bisa dihentikan oleh para pemimpin spiritual ini, mereka hanya bisa menyaksikan pertarungan yang semakin kacau.
Sorak-sorai, siulan, dan teriakkan dukungan bergemuruh silih berganti, membuktikan bahwa para pendeta yang ikut Kejuaraan Olimpiade ini pun bukanlah orang-orang yang mudah diatur.
Meski perkelahian massal jelas dilarang dalam hukum Kerajaan, sifat agresif hampir melekat pada semua ras Bimon - tak terkecuali para pendeta. Mereka bersorak memberi semangat, terutama karena yang unggul adalah kubu mereka sendiri.
Sejak ksatria yak mengendarai yak perang mereka untuk mengusir pedagang kaki lima atas perintah Sang Pangeran, kapak besar bermata dua telah digantungkan pada kait pelana. Para kavaleri berat yak ini terkejut ketika sekelompok prajurit sipil tiba-tiba menyerang - tak menyangka orang-orang kampung ini punya nyali untuk menantang tentara reguler.
Meski postur orang kampung ini juga cukup kekar, para kavaleri berat yak tidak terlalu menghiraukan. Bagi pasukan berkuda elite yang menguasai ilmu bela diri ini, berkelahi sama biasa dengan makan minum. Pasukan elit legiun andalan yang mengenakan baju baja berat, mana mungkin kalah dari pasukan non-reguler.
Ksatria lapis baja yang selalu sombong ini, ditambah lagi berkelahi dengan sekelompok milisi, membuat pasukan kavaleri yak membuat keputusan bodoh. Mereka bahkan tidak menghunus pedang, tapi memutuskan menggunakan tinju bersarung tangan besi untuk memberi pelajaran pada prajurit sipil yang tidak tahu diri ini.
Gerakan yang terlihat angkuh namun tolol ini membuat separuh kavaleri lapis baja Berbual langsung tumbang di pertemuan pertama. Prosesnya begitu cepat bahkan tidak menyisakan waktu reaksi bagi para ksatria yak.
Di Kerajaan Bimeng, ras Orang Ao dari Suku Dog tidak memiliki postur yang sangat tinggi, namun mereka adalah pejuang alamiah yang pemberani dan tak kenal takut. Bahkan Manusia Singa Lion yang perkasa pun akan merasa gentar menghadapi pejuang Aul. Jumlah prajurit Werwolf di Feilengcui hampir dua kali lipat pasukan kavaleri yak. Bertarung melawan dua Orang Ao bersenjata batang besi hanya dengan tinjuan kosong, bahkan juara tinju kanguru Suku Sheng Kailu pun tak akan sanggup. Apalagi tiba-tiba muncul 48 Orang Kuda nil raksasa, 3 prajurit Biao, dan seorang Mammoth pahlawan kuat. Dengan rasio kekuatan 3:1 dan tanpa senjata, andai saja zirah kavaleri lapis baja yak ini tidak cukup kokoh, lima puluh pasukan berkuda yak mungkin sudah bergelimpangan sambil merintih.
Meski kaget, kavaleri lapis baja yak yang merupakan pasukan elit segera bereaksi. Prajurit yang masih berdiri dengan cepat membentuk kelompok pertahanan berisi 3-5 orang saling membelakangi, mengeluarkan pedang lapis baja berat mereka membentuk formasi lingkaran pertahanan. Dari sini terlihat pasukan Cambuk Dewa Perang memang layak menyandang reputasi mereka. Seandainya ini prajurit Bimon berkepala sapi biasa, pasti sudah memasuki fase semi-transformasi liar dan menyerang membabi-buta seperti gerombolan tak terkendali.
"Milisi Feilengcui memang brengsek," melihat pasukan kavaleri yak berkerumun, mereka justru tidak panik. Sekelompok milisi mengepung tentara reguler, memandangi pasukan kavaleri yak dengan ekspresi seperti menonton pertunjukan monyet.
Tuan Tanah Feilengcui dan Pangeran Richard benar-benar bertekad bulat untuk bertarung. Perseteruan antara kedua pria ini bisa dibilang merupakan dendam lama, dan kini pertemuan tak terduga ini memecahkan selubung kesopanan, tentu saja dendam lama dan baru berikut bunganya akan dilunasi habis-habisan.
Sebagai pendeta berpengetahuan luas dan anggota keluarga kerajaan yang anggun, Liu Zhenhan dan Pangeran Richard tidak langsung berkelahi seperti milisi dan kavaleri yak yang berantakan. Mereka dengan penuh kesepahaman menyepak barang-barang di tanah, membersihkan area, lalu berdiri berhadapan.
"Dewa Perang Campas mengajarkan para pendeta untuk rendah hati, kau tak seharusnya menganggapnya sebagai kelemahan." Sebelum mulai bertarung, Liu Zhenhan masih sempat berpidato penuh semangat kebenaran ala sakti, karena sudut matanya melihat Joan d'Arc sedang memegang bola kristal Di Wei untuk merekam kejadian.
Guo Guo berdiri di bahu Liu Zhenhan, kepala mungilnya mengenakan helm. Ia mengacungkan tinjinya ke arah Yang Mulia Pangeran, kemudian mengepalkan tinjinya ke belakang untuk mengusir bayi darah kembar yang menggantungkan diri pada jubah Liu Zhenhan di belakangnya.
“Omong kosongmu benar-benar banyak.” Pangeran Richard tersenyum dingin.
“Aku sangat kecewa, sebagai seorang rohaniwan, kau begitu menolak bimbingan seorang Pendeta.” Liu Zhenhan menghela nafas dengan wajah penuh penyesalan: “Aku ingin memberitahumu, jika ada Olimpiade Bego, kau pasti juaranya.”
Mendengar itu, Pangeran Richard murka. Dengan satu langkah melompat ke depan, ia menjawab omong kosong Liu Zhenhan menggunakan kepalan tangan besar dan beratnya. Pukulan ini mengarah langsung ke bibir Liu Zhenhan, jelas bermaksud menghancurkan gigi-gigi besar Lao Liu.
“Bangsat! Menyerang Pendeta! Awas kau!” Teriakan Liu Zhenhan bahkan terdengar sampai luar alun-alun.
Pangeran Richard sama sekali tidak goyah. Baginya, membunuh seorang Imam Perang masih bisa diatasi.
Manusia singa-tiger yang mewarisi gen unggul Lion dan Harimau, bisa dengan mudah memecahkan tengkorak banteng liar seperti memecahkan biji bunga matahari. Sebelum kepalan Pangeran Richard tiba, angin kecil sudah berputar di tanah, menunjukkan betapa dahsyatnya kekuatan pukulan ini.
Liu Zhenhan dengan tenang melangkah geser ke samping menghindari pukulan. Yang Mulia Pangeran yang hampir 30 cm lebih tinggi darinya, mengayunkan tinju dengan lengan panjangnya. Angin pukulan yang menusuk membuat rambut di pelipis Lao Liu berkibar liar.
Pukulan ini sebenarnya hanyalah tipuan. Setiap Bimon yang mempelajari ilmu tinju Santo Kailu tahu, seorang petinju sejati harus pandai memanfaatkan momen lawan menghindari pukulan pertama, lalu menghantam dengan pukulan berat ke arah gerakan menghindar lawan. Begitulah yang dilakukan Yang Mulia Pangeran. Begitu Tuan tanah Pigge mulai mengelak, pukulan maut Sang Pangeran yang telah dipersiapkan lama langsung menyambut.
Begitu serangkaian pukulan kombinasi Santo Kailu dimulai, rentetan pukulan beratnya akan memblokir semua jalur perlawanan lawan. Pangeran Richard yang pernah meraih gelar "Gladiator Mahkota Emas" sudah tak diragukan lagi penguasaannya atas teknik ini. Melihat lawan telah masuk ke dalam irama permainannya, senyum sinis tipis mulai mengembang di wajah Sang Pangeran.
Senyum sinis itu seketika berubah menjadi kesakitan. Karena Liu Zhenhan memiliki satu lengan yang terbuat dari baja berlapis Mithril.
Dentuman "Pong!" bergema. Lengan Mithril Lao Liu bergetar menghasilkan gema nyaring. Alih-alih melukai, pukulan Pangeran Richard ke lengan Mithril itu justru membuat sarung tangan besinya sendiri "Kretak!" pecah berantakan.
Malangnya, ketika Pangeran meninju lengan Mithril, Guo Guo telah melompat dari bahu Liu Zhenhan dan memberikan tendangan telak yang meninggalkan cap empat cakar di wajah tampan sang Pangeran. Pangeran Singa-Harimau tetaplah pangeran sejati. Sebagai Ksatria Penjaga Tertinggi Kuil Suci, dia tidak mudah dikalahkan. Dengan dengusan, Yang Mulia Pangeran justru memanfaatkan daya dorong besar dari tendangan Guo Guo untuk melakukan salto ke belakang yang anggun, melepaskan gaya balik dengan sempurna sebelum bangkit kembali setelah berguling di tanah.
"Pukulan yang hebat!" Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak dengan wajah penuh kemenangan, nada bicaranya sarat ejekan.
Guo Guo berdiri di tanah, menggerakkan pantat kecilnya dengan lincah sambil melangkah seperti sedang lompat tali. Membungkuk dan menghindar dengan gesit, serangkaian pukulan kombinasi ciptaannya sendiri terdengar keras dan penuh semangat.
Orang-orang di sekeliling serentak mengeluarkan teriakan kagum. Saat ini kerumunan penonton sudah memadati area, alun-alun dikepung oleh ribuan kepala manusia yang berdesakan. Beberapa anggota Suku Rhein berkepala singa dari pos penerimaan bersama sekelompok bawahan Suku Garfield, menggenggam bangku dan kaki meja bertarung dengan kavaleri berat yak dan Milisia Feilengcui hingga menimbulkan suara berdentuman. Pasukan Bimon dari Legiun "Cambuk Dewa Perang" bermunculan seperti jamur di musim hujan dari sudut jalan, bukannya melerai kerumunan dan mengatur ketertiban, malah berbondong-bondong menyerbu Milisia Feilengcui.
Prajurit Paus Fegao dan beberapa pengawal istana yang awalnya menjaga gengsi, kini menyadari situasi memburuk segera ikut turun bertempur. Prajurit Werwolf dan penyair kuda nil benar-benar murka. Master Ottega, murid Messie, dan penyihir elf Tangning yang ikut rombongan ingin membantu, namun daya hancur sihir terlalu besar sehingga hanya bisa menonton dengan cemas. Dari pos penerimaan wilayah Harimau, tiba-tiba muncul sekelompok besar Tigerren dan manusia berkepala kelinci mengayunkan meja kursi untuk membantu Milisia Feilengcui. Gatanie berusaha keras menjaga ketertiban, tapi tak ada yang mendengarkannya. Situasi semakin kacau.
"Pertempuran kacau yang sengit membuat beberapa Imam Utama dan Grand Shaman Weian yang ingin menjaga ketertiban menjadi tak berdaya. Mereka ingin melepaskan peliharaan magis mereka, tetapi khawatir serangan magis dari peliharaan tersebut akan melukai banyak orang. Ingin mengerahkan pengawal mereka untuk memisahkan kerumunan yang berkelahi, sayangnya jumlah personel tidak mencukupi."
"Haha, tuduhan Milisia Feilengcui menyerang tentara reguler ternyata benar-benar bisa dilekatkan." Liu Zhenhan mendengus dingin, memandang penuh penghinaan ke arah Yang Mulia Pangeran.
Setidaknya empat batalyon dari pasukan elit "Cambuk Dewa Perang" bergabung dalam perkelahian dengan para milisi. Jika ini bukan provokasi yang direncanakan lama oleh Pangeran Richard, Liu Zhenhan lebih baik mati daripada percaya. Total pasukan penjaga "Cambuk Dewa Perang" yang ditempatkan di Kota Shabak untuk menjaga ketertiban umum hanya dua resimen, sisanya bermarkas di kamp militer 30 li di luar kota. Melihat begitu banyak pasukan muncul tiba-tiba, bahkan Lao Liu yang bodoh sekalipun paham apa yang terjadi.
"Memang dari awal sudah begitu." Pangeran Richard berkata dengan suara berat.
Liu Zhenhan mengacungkan jempol ke arah Yang Mulia Pangeran - tapi mengarahkannya ke tanah.
Di depan Tuan Tanah Feilengcui telah muncul seekor naga merah berdarah dengan sisik mengerikan dan kumis mengembang, berenang bolak-balik di sekitarnya.
Wajah sang Pangeran seketika memerah seperti hati babi akibat kemarahan. Kelancangan lawan benar-benar membangkitkan amarah Pangeran Richard. Dengan gerakan perlahan, beliau melepas sarung tangan besi yang rusak, lalu perlahan menghunus pedang raksasanya.
Jianjialong di kejauhan mengaum keras bagai menunjukkan kekuatan.
Melihat sang Pangeran menghunus senjata, Guo Guo si binatang kecil itu langsung memutar pantat mungilnya dan kabur tanpa menengok.
Transformasi Liar! Tanpa jeda, amuk pertempuran Pangeran Richard yang terbakar api kemarahan langsung memasuki fase Amuk Mandiri. Otot-ototnya yang mengembang menekan baju zirah emas, bola mata hijau tiba-tiba dipenuhi urat darah. Dengan pedang raksasa di tangan, beliau melompat setinggi 3-4 meter sambil menebarkan tekanan dahsyat. Pedang bergetar di udara membentuk bayangan seperti Merak mengembangkan ekor, bagai kipas dari bilah pedang yang menghunjam ke ubun-ubun Liu Zhenhan dengan gemuruh bergulung.
Batu pijakan sudah retak seperti kulit kura-kura di bawah hentakan kaki sang Pangeran. Pedang lebar ini menghembuskan aroma pertumpahan darah. Dengan seni bela diri level ini, untuk apa membutuhkan bantuan Kendaraan Tunggangan?
"Tebasan Guntur Berguling!"
"Senjata berat Suku Rhein memang sangat terkenal di seluruh Kerajaan Bimeng. 'Gunlei Chongzhan' (Hantaman Guntur Bergulir) adalah teknik pedang tingkat tinggi di mana prajurit Rhein yang terbungkus roda pedang bisa berguling empat kali di udara seperti gergaji bundar, terus mengiris lawan sambil menyergap dari udara. Prajurit Rhein yang bertubuh perkasa mampu mengendalikan berbagai jalur serangan, mencakup area luas. Jika terkena hantaman berat ini, bahkan batu pun takkan utuh. Yang Mulia Pangeran jelas sudah berniat membunuh!"
Sampai saat ini, semua Bimon yang terlibat perkelahian masih menahan diri, tak ada yang ingin menumpahkan darah di ibu kota kerajaan. Tak disangka yang pertama menunjukkan niat membunuh justru Yang Mulia Pangeran.
"Auu～～!" Tubuh Yang Mulia Pangeran yang mengembang di udara seperti burung besar itu menghujam ke bawah dengan energi pedang, disertai raungan dahsyat yang mengguncang seluruh alun-alun.
"Raungan Singa!"
Ini adalah kemampuan ras Suku Rhein, menggunakan gelombang suara untuk mengguncang jiwa lawan. Efek terberat bisa membuat lawan mimisan dari hidung dan mulut, efek ringan menyebabkan pusing. Namun dalam pertarungan melawan Pangeran Singa-Harimau, bahkan pusing sesaat pun pasti mematikan!
Gelombang suara bukanlah kekuatan elemen, jadi resistensi magis setinggi apapun tak berguna. Cara terbaik melawan prajurit Rhein adalah dengan menyumbat telinga menggunakan penutup.
Liu Zhenhan meski tidak memasang sumbat telinga, mustahil untuk membuatnya pingsan hanya dengan "Raungan Singa". Karena dia juga telah memasuki Amuk Mandiri.
Tusukan Pangeran Richard bagai membelah gunung, di hadapan kekuatan fisik sehebat ini, bahkan jika Liu Zhenhan memiliki tiga lapis perisai magis, tetap membuatnya gemetar. Yang Mulia Pangeran bertubuh sangat perkasa, melayang di udara dengan jangkauan serangan hampir sepuluh meter. Liu Zhenhan mustahil menghindar sekalipun ingin.
Keanehan peristiwa ini melampaui imajinasi semua Pendeta yang menyaksikan. Seorang Pendeta mampu Transformasi Liar? Benar-benar belum pernah terdengar - dengan tubuh lemah Pendeta, bagaimana mungkin menahan efek samping Transformasi Liar?
Apalagi Yang Mulia Pangeran menggunakan jurus pedang berat Lion "Tebasan Guntur Bergulung" yang mematikan, membuat para Pendeta semakin bingung. Siapapun yang membunuh Pendeta tanpa alasan sah di depan umum adalah kejahatan berat! Terlebih Pangeran sebagai penyerang pertama. Kesombongan dan kelicikan yang ditunjukkan Pangeran ini membuat para Pendeta merinding.
Sebuah meja melayang ke udara, meskipun agak miring, tetapi keunggulannya terletak pada area yang cukup luas. Dengan suara kayu yang merobek yang membuat gigi bergemeretak, tubuh kekar Yang Mulia Pangeran tertabrak. Dalam kilatan cahaya pedang yang menerobos serpihan kayu, jurus "Guntur Berguling" telah meluncur lebih cepat dari seharusnya.
Liu Zhenhan dengan tenang melakukan gerakan berguling di tempat dan menghindar. Jurus pedang Pangeran Richard yang sudah terlihat jelas alur serangannya, menjadi semakin sulit untuk mengenai Liu Zhenhan.
Satu demi satu meja, kursi, bahkan pecahan batu pijakan yang diinjak-injak hingga hancur oleh Liu Zhenhan, terus menerus melayang menghantam tubuh Yang Mulia Pangeran yang sedang terjun dalam lingkaran pedang. Tanpa kotak kapak dari cincinnya, Liu Zhenhan terpaksa improvisasi dengan "nyanyian meja", "nyanyian batu bata", dan "nyanyian kursi". Efeknya ternyata cukup baik, setidaknya berhasil menghancurkan jurus pedang Berbual B milik Pangeran Richard hingga tak tersisa.
Setelah mendarat dari udara, pedang raksasa Yang Mulia Pangeran mengayun membentuk tirai baja, menyapu bersih meja, kursi, dan puing-puing yang beterbangan ke arahnya. Liu Zhenhan bukan hanya mengandalkan sihir, profesi utamanya tetaplah seorang Pendeta. "Lingkaran Kelambanan" yang menunjukkan statusnya melesat diam-diam ke arah Yang Mulia Pangeran, diikuti empat "Jaring Laba-Laba Padat" yang dilemparkan ke arahnya. Meski keterampilan pedang Sang Pangeran luar biasa dan refleksnya cepat, gangguan dari lingkaran kelambanan tak tertahankan. Akhirnya hanya dua jaring laba-laba yang berhasil dipotongnya, sementara dua sisanya membungkusnya seperti pretzel di tempat.
Hanya dua kali duel, Pangeran Singa-Harimau telah tumbang di bawah serangan aneh Liu Zhenhan yang tak ada habisnya.
Tindakan Pendeta Pigge ini kembali memicu decak kagum besar. Semua Pendeta yang menyaksikan belum memiliki imajinasi cukup kaya untuk mengira bahwa Pendeta Jubah Bintang ini adalah jenis Pendeta langka yang menguasai dual cultivation nyanyian dan sihir. Mereka hanya mengira Pendeta Jubah Bintang ini memiliki peralatan magis seperti "penglihatan laba-laba raksasa". Peralatan magis di Kerajaan Bimeng sangat langka, sehingga teriakan ini mewakili rasa iri dan cemburu yang mendalam. Bahkan para Pendeta lupa memperhatikan penemuan penting lain - lingkaran lagu perang Pendeta Jubah Bintang ini dikeluarkan melalui teknik pengedapan.
Di tanah, Pangeran Richard yang terus menggeliat seperti kepompong raksasa. Dua lapis "jaring laba-laba padat" yang menempel berulang kali membuatnya terikat erat. Tanpa bantuan eksternal, mustahil melepaskan diri, apalagi ada Tuan tanah Pigge di samping yang silih berganti menendangnya.
Liu Zhenhan sengaja menendang bagian dahi pangeran dengan ujung sepatu. Tentu saja, area selangkangan juga tak luput dari sasarannya.
Guo Guo memimpin dua bayi darah kembar untuk menghajar Jianjialong milik Pangeran Richard. Meski memiliki keberanian dan tekad melindungi tuannya, naga berlapis baja ini tak berdaya. Saat tiga makhluk kecil itu mendekat, monster Naga Sekunder ini bahkan tak menyadari kehadiran mereka. Dua bayi darah tiba-tiba berubah menjadi Ent Penjaga Pohon kembar siam. Dari jarak dekat, Jianjialong yang sedang bingung langsung dihantam jatuh.
Ent Penjaga Pohon setinggi 10 meter dengan postur gagah yang tak kalah dari naga. Transformasi bayi darah kembar menjadi bentuk siam dua Ent Penjaga Pohon menciptakan sosok raksasa mengerikan. Dengan tali rotan dan akar udara yang menjuntai, Er Shao dan San Shao bisa menjatuhkan Jianjialong dengan satu pukulan. Kaki raksasa mereka sebesar pinus berusia ribuan tahun mengayun dengan dentuman keras.
Bimon-bimon yang sedang bertarung habis-habisan di alun-alun tertegun melihat kemunculan Penjaga Pohon siam ini, mereka bingung menyaksikan Jianjialong dipukuli habis-habisan oleh entitas pohon berkepala dua raksasa. Adegan ini memaksa bayangan tentang perempuan kasar memukuli anjing peliharaannya yang rakus muncul di benak mereka.
Seekor monster Naga Sekunder sampai diperlakukan seperti ini, pasti kebanyakan Pendeta tidak pernah membayangkan atau berani membayangkannya.
Yang lebih membingungkan, dari mana entitas pohon berkepala dua sebesar ini muncul?
Guo Guo mengayunkan sepasang Palu Tembaga bowling, sudah lama memperlakukan kepala Jianjialong yang terjuntai di tanah seperti perut Liu Zhenhan, bunyi gong "Cebai Longdong Xiang" bergema memekakkan telinga.
"Hentikan semua!" terikan menggelegar mengguncang Alun-Alun Dewa Perang. Phoenix api yang menyala-nyala mengepakkan sayap api raksasa di langit, suara berwibawa Tuan Mourinho membuat semua yang sedang bertarung di bawah merasakan getaran di hati.
Orang lain mungkin berhenti saat mendengar "legenda pendeta" bersuara, tapi milisi Feilengcui tidak punya kebiasaan itu. Pengaruh Mourinho bagi Bimon Feilengcui hampir nol. Saat lawan mereka tertekan sejenak, sudah banyak lagi yang tumbang.
“Aku ulangi sekali lagi, semua orang segera hentikan tindakan, atau aku akan menggunakan kemarahan Phoenix api untuk menunjukkan padamu apa itu penyesalan!” Suara Tuan Mourinho telah dipenuhi amarah yang menyala-nyala.
Kali ini beberapa kepala keamanan dan Imam Utama juga maju ke depan, sambil melepaskan peliharaan magis mereka, berteriak keras menyuruh berhenti.
Kharisma sejati memang tak terbantahkan. Begitu Tuan Mourinho tampil dan mengeluarkan ancaman, situasi langsung terkendali. Kedua kubu yang berduel segera mundur, hanya menyisakan senjata tongkat berceceran dan korban yang merintih "Heng You Heng You". Saat keributan sulit terlihat, tapi setelah berhenti jelas terlihat: tak satu pun milisi Feilengcui yang terluka, justru beberapa prajurit Elephanten tertindih yak tunggangan mereka sampai menjerit-jerit kesakitan.
Liu Zhenhan ditahan erat oleh Gatanie yang mencengkeram lengannya. Saat ini dia sedang menunggangi kepompong jaring laba-laba, menggenggam batu biru yang dicongkel dari tanah. Setengah bata sudah patah, sementara Pangeran Richard dalam kepompong masih menggeliat meski gerakannya melemah.
"Richard! Cepat hentikan!" Gatanie hampir menangis: "Kumohon! Jangan begini! Dia tetap Yang Mulia Pangeran!"
"Liu Zhenhan!" Liu Zhenhan berdiri dengan geram, meremukkan batu bata hijau di tangannya. Setelah berpikir sejenak, dia menendang Yang Mulia Pangeran sekali lagi.
Kepompong jaring laba-laba membentuk bentuk udang yang meringkuk setelah terkena tendangan.
Bab 200 Latar Belakang Kuat
Tuan Mourinho turun perlahan dari langit mengendarai Phoenix api, wajah tampannya diselimuti embun beku yang menusuk tulang, dingin yang menyengat.
"Kalian terlalu berani!" Sorot mata Imam Utama Angsa menyapu seluruh alun-alun, setiap Bimon yang terkena pandangannya gemetar tak terkendali.
"Berkumpul! Berkelahi! Apakah kalian masih prajurit? Masih pantaskah disebut pendeta?" Tuan Mourinho marah menunjuk Milisia Feilengcui dan prajurit Cambuk Dewa Perang: "Kalian seperti sekumpulan preman dan bajingan!"
"Dan kalian!" Imam Utama Angsa juga tidak membiarkan para pendeta di alun-alun: "600 lebih pendeta, hampir 8000 pengawal! Kalian malah berdiam melihat kedua kelompok ini berkelahi di Alun-Alun Dewa Perang! Untuk apa kalian ada?"
Senyap yang memalukan menyelimuti.
"Jawab aku!" teriak Tuan Mourinho.
Keheningan yang semakin memalukan.
Dentuman zirah dan senjata sesekali terdengar, lebih banyak ksatria reguler dan infanteri dari Legiun "Cambuk Dewa Perang" bergerak dalam formasi rapi menyusuri jalan lain. Seorang ksatria Lion dengan lambang kapten di dada menunggang singa salju Greenland dengan wajah marah menghentikan kudanya di Lapangan Dewa Perang, matanya menyoroti Milisi Feilengcui seperti pisau.
Kereta mewah merah perlahan melintasi formasi rapi pasukan Bimon dikawal oleh Ksatria Kuil Tigerren berzirah mengkilap, berhenti di samping patung Dewa Perang.
Pengemudi anggota suku Harimau Tiger melompat dari kursi depan, memasang karpet dan pijakan di pintu. Dua prajurit Medusa bertanduk banteng setinggi enam meter meliuk dari belakang kereta ke depan, memandang dengan tatapan kosong ke kekacauan di Lapangan Dewa Perang.
Prajurit Kukri! Dua Utusan Dewa dari Inkuisisi Kuil!
Pintu terbuka. Pendeta Harimau Putih Tuan Bergkamp melompat keluar, membantu sesosok tua Bimon bertubuh pendek turun dari pijakan kereta ke tanah.
“Sesosok tua Bimon ini memeluk sebuah kitab kuno perunggu Kodeks Pendeta di dadanya. Wajahnya dipenuhi kerutan dalam, garis samar karakter "" terlihat di antara alisnya; kulit kendurnya berwarna abu-abu pucat akibat jarang terkena sinar matahari, mahkota menara di kepalanya bertabur batu permata dan mutiara, jubah pendeta merah darah dengan potongan unik dipenuhi talisman-talisman misterius.”
“Ketika kedua mata keruhnya menyapu seluruh Lapangan Dewa Perang, baik pendeta maupun prajurit, semua serempak menempelkan tangan ke dada, memberikan penghormatan tulus kepada sesepuh yang mewakili kekuasaan gereja dan Dewa Perang ini.”
“Yang Mulia Imam Agung Jubah Merah Bulat, izinkan hamba-hamba-Mu menyampaikan salam.” Suara bergemuruh yang menyatu terdengar begitu seragam saat ini.
“Dewata menyertai kita semua. Anak-anak-Ku.” Yang Mulia Bulat melambai lembut, suaranya yang jernih sama sekali bertolak belakang dengan penampilannya - buah dari latihan nyanyian sihir lagu perang bertahun-tahun.
“Yang Mulia Bulat! Kedatangan Paduka sangat tepat waktu!” Ksatria Lion dengan lambang komandan legiun di dada, yang menunggangi singa salju Greenland, menuding milisia Feilengcui dengan cambuknya: “Bagaimanapun juga, serahkan para Pengawal yang mengepung tentara reguler ini ke Departemen Militer! Melakukan hal seperti ini di ibu kota, siapapun bawahannya, tak bisa dimaafkan!”
“Pangeran Kahn.” Imam Agung Jubah Merah Bulat memberi hormat sopan kepada komandan legiun Lion ini: “Izinkan saya menyelidiki situasi terlebih dahulu, bolehkah?”
Liu Zhenhan memutar mata keras-keras ke arah ksatria Lion ini. Rupanya pria ini adalah “Pangeran Hati Singa” Kahn Grayke Sal, salah satu dari dua komandan legiun “Cambuk Dewa Perang” sekaligus adik kandung Sang Raja.
“Apa lagi yang perlu diselidiki, Yang Mulia Bulat yang terhormat!” Pangeran Kahn dengan janggut tebal keemasan menggeram rendah: “Fakta sudah terpampang jelas!”
“Saat dua anak bertengkar, orang tua seharusnya menjadi penengah.” Pendeta Tertinggi Bulat tersenyum cerah: “Pangeran Kahn, Dewa Perang mengajarkan bahwa hati yang pemaaf dan penuh kasih adalah kebajikan terbesar.”
“Yang Mulia Bulat, yang ingin saya katakan adalah Dewa Perang juga mengajarkan bahwa kewibawaan hukum tak boleh dinodai!” ujar Pangeran Kahn dengan suara berat.
“Lalu apakah mengepung seorang pendeta dan pengawalnya termasuk pelanggaran hukum?” teriak Liu Zhenhan.
“Siapa kau?” Pangeran Kahn memutar singa saljunya, menatap tajam Liu Zhenhan.
“Saya adalah Imam Perang Richard yang baru saja dikepung oleh tentara reguler dari legiun ‘Cambuk Dewa Perang’ Anda.” Liu Zhenhan menyilangkan tangan, menatap Pangeran Hati Singa: “Semua pendeta di alun-alun ini bisa menjadi saksi!”
“Lelucon ini tidak lucu sama sekali.” Pangeran Lionheart menyeringai dingin: “Pasukan reguler Bimon mana mungkin mengepung seorang Pendeta tanpa alasan!”
“Lelucon Yang Mulia juga kurang berbobot.” Liu Zhenhan menghembuskan ingus keras-keras dan melemparkannya jauh-jauh, “Lalu Pendeta Jubah Bintang Bimon mana mungkin membawa Pengawal mengepung tentara reguler tanpa sebab?”
“Kau...” Pangeran Kahn murka namun tercekat sejenak. Setelah menoleh ke sekeliling, wajah mahjong-nya berkerut: “Di mana Pangeran Richard sekarang? Di mana lokasinya?”
Liu Zhenhan, Guo Guo, dan dua adik lelaki menunjuk ke arah kokon jaring laba-laba yang masih menggeliat-geliat di tanah.
“Apa kau yang melakukan ini?” Badan Pangeran Lionheart condong sedikit dari punggung singa salju. Gerakan ini bersama sorot matanya yang tajam membuatnya terlihat seperti aliran listrik bertegangan tinggi.
“Ini kekuatan Dewa Perang.” Liu Zhenhan mulai melempar tuduhan sembarangan. Kini ia cukup mahir berlagak sakti.
“Omong kosong!” Pangeran Lionheart mencemooh: “Sekarang, lepaskan Pangeran segera! Dewa Perang kita bukan laba-laba yang suka membungkus mumi. Masalahmu akan kuhitung nanti! Dasar Pendeta Perang Suku Pig rendahan!”
Liu Zhenhan menganggapnya sebagai angin lalu.
“Anakku. Lebih baik lepaskan Yang Mulia Pangeran Richard terlebih dahulu.” Pendeta Tertinggi Bulat tersenyum penuh pengertian kepada Liu Zhenhan: “Sebagai pelayan paling setia Dewa Perang, tak ada yang bisa menyakitimu lagi. Aku bersumpah atas nama Harimau tua ini.”
Liu Zhenhan mengangkat alisnya, berjalan ke tepi kepompong jaring laba-laba. Dengan licik ia mulai menyobek dari bagian bokong Pangeran Richard. Ketika melihat ujung baju zirah, sambil terkekeh-kekeh nakal, ia menoleh ke Pangeran Kahn lalu tiba-tiba memberikan tarikan kuat.
Suara "Wuzzz~!" kain terkoyak menggema. Kepompong jaring besar itu terbuka sebuah celah. Baru terlihat sedikit bagian putih berkilau, tiba-tiba Liu Zhenhan terlempar membentuk garis diagonal tinggi ke udara. Tangannya masih memegang kepingan zirah dan kain sobekan, sambil meneriakkan suara aneh ia jatuh telentang. Bagian belakang kepalanya membentur tanah hingga membentuk lubang, menimbulkan suara "Brukk!" yang menggelegar disertai debu beterbangan.
“Dasar tai B! Anak sundal sialan!” Liu Zhenhan berdiri sambil menggeretakkan gigi. Ia meraba hidungnya—untung tidak berdarah. Namun orang-orang bisa melihat jelas bekas cambukan mengerikan di wajahnya.
Yang Mulia Pangeran berhasil melepaskan diri dari jaring laba-laba yang mulai membuka celah, menggunakan kekuatan fisiknya yang besar untuk melepaskan ikatan. Saat ini, perekat jaring laba-laba padat telah mencapai waktu tunggu, sehingga Pangeran Richard dengan mudah melepaskan sisa jaring yang masih menempel di tubuhnya dan bangkit dari tanah.
Dengan satu tangan memegang pedang raksasa dan tangan lain menutupi bagian bokong, tubuh Yang Mulia Pangeran gemetar hebat. Wajah tampannya penuh memar biru keunguan dan noda darah, dengan benjolan hitam besar di kedua sudut mata yang membuatnya terlihat seperti ikan mas lionhead yang lucu. Rambut emasnya yang panjang terurai berantakan seperti layang-layang putus. Zirah mithril emasnya kini tak berbeda dengan barang rongsokan, permukaannya penuh lubang dan lekukan seperti permukaan Sampa.
Andai kata Liu Zhenhan tidak menahan diri sedikit pun, bahkan sepuluh nyawa pangeran pun sudah habis terkikis.
Namun jika dibandingkan dengan martabat Wangsa Kerajaan, penampilan pangeran saat ini mungkin tak jauh berbeda memalukannya dengan kematian di medan perang.
Kepingan zirah dan kain robek yang dipegang Liu Zhenhan ternyata berasal dari bagian bokong Yang Mulia Pangeran.
Campuran darah Lion dan Harimau memang tangguh! Ekor harimau Pangeran Richard yang terselip di dalam baju zirahnya, saat zirah dan pakaian terkoyak seketika, menyambar wajah Liu Zhenhan seperti cambuk baja. Bimon punya pepatah – "Pantat Harimau tak boleh disentuh". Lao Liu lupa akan hal ini, yang awalnya ingin mengelupas Pangeran hingga bugil, tak disangka malah mendapat kerugian diam-diam.
Meski kerugian diam-diam ini agak tidak adil, Liu Zhenhan juga cukup keji. Meski wajahnya kena sambaran ekor harimau, dia tetap menarik keras kain yang dipegangnya. Kini sebagian besar bokong dan paha putih bersinar Yang Mulia Pangeran telah terekspos di depan publik. Alun-alun penuh sesak orang, termasuk para penonton dari bar. Melihat penampilan Pangeran seperti ini, bahkan Bimon yang paling serius pun tak tahan untuk tidak tertawa terbahak-bahak.
Beberapa yang biasanya menyukai humor gelap, matanya jelalatan menatap bokong gagah berotot Pangeran sambil menelan ludah dengan ganas.
"Benda yang besar!" Liu Zhenhan dengan santai meniup peluit genit, melemparkan potongan zirah dan kain, lalu berkata serius pada Yang Mulia Pangeran yang sedang menutupi bokongnya: "Berdasarkan ukuran 'itu' Anda, jauh lebih hebat daripada ilmu bela diri Anda."
"Maksudku ekor Anda itu." Liu Zhenhan menambahkan penjelasan: "Bukan 'batang' yang lain."
Pasukan centaur Feilengcui tertawa terbahak-bahak, wajah Pangeran Kahn langsung berubah gelap bagai permukaan laut sebelum badai datang.
Yang Mulia Pangeran Richard menutup matanya, berusaha menarik napas dalam-dalam dengan dada yang naik turun tak karuan. Entah mengapa, ujung baju zirahnya yang sudah robek-robek mulai meneteskan darah segar yang berceceran di batu pualam lantai, berdetak-detik seperti jam air.
"Lho~ Singa lagi datang bulan? Jadi 'Binatang Buas Air Merah' dong!" Wajah Liu Zhenhan penuh ekspresi berlebihan, tapi kilatan licik di matanya sama sekali tak bisa disembunyikan.
Tawa terbahak-bahak, sorak-sorai riuh rendah - orang yang suka mengacau di mana-mana selalu ada.
"Pigge terkutuk!" Teriakan marah Pangeran Kahn baru saja meledak ketika singa salju Greenland di bawahnya melangkah. Sebuah anak panah bersiul mendarat di sela-sela cakar singa salju itu, serpihan es dan api yang beterbangan membuat sang singa terpelanting hampir menjatuhkan sang pangeran.
Cepat sekali panahnya! Sebagai prajurit profesional, Pangeran Kahn langsung menyadari tingkat kemampuan pemanah ini - Shenjian Zheqin! Tak diragukan lagi, itu adalah Shenjian Zheqin tingkat tertinggi dengan tenaga lengan luar biasa! Kemampuan pemanah ini bahkan jauh melebihi pelatih panah dari Cambuk Dewa Perang.
Tangan Nedved terlipat di dada, sikapnya tenang dan percaya diri.
Banyak pemanah Centaur yang diam-diam menunjukinya, pandangan mata mereka dipenuhi kekaguman layaknya melihat idola.
"Aku bertanya, jangan-jangan kau ini seorang Putri?" Liu Zhenhan menyeringai lebar sambil bertanya pada Pangeran Richard.
Pangeran Richard mengeluarkan teriakan kemarahan yang sumbang, mengambil sepotong kepompong jaring laba-laba dari tanah dan asal mengikatkannya di pinggang. Dengan pedang raksasa teracung, ia melangkah gila-gilaan ke arah Liu Zhenhan. Sekarang bola mata Yang Mulia Pangeran ini sudah sepenuhnya menonjol, air liur berkilat menetes dari sudut mulut, kepala miring ke samping, sesekali berkedut tak wajar seperti orang gila - benar-benar tanda-tanda akan bertarung habis-habisan.
Melihat gelagat ini, Liu Zhenhan langsung berteriak minta tolong dengan suara memilukan, lalu menyelinap ke belakang Imam Agung Jubah Merah Yang Mulia Bulat.
Yang Mulia Pangeran tertawa terkekeh-kekeh jahat, pedang raksasa di tangannya menyemburkan percikan api saat diseret di tanah. Otot-ototnya yang mengeras telah merobek zirah, urat-urat yang terpelintir menonjol seperti cacing tanah. Setiap langkahnya menghancurkan batu jalanan, karena Transformasi Liar telah mencapai batas maksimal. Rambut emas panjang Sang Pangeran yang semula indah kini menegang lurus, dan yang paling aneh - di bagian tengah kepalanya muncul kebotakan kecil seperti lautan di tengah padang rambut, seolah dicukur ceroboh oleh tukang cukur yang payah.
Mana tersisa sedikitpun kesan pangeran tampan nan agung yang baru saja muncul di Lapangan Dewa Perang tadi? Jika sebelumnya ia bagai Pangeran Pembunuh Naga yang keluar dari mimpi gadis remaja, kini ia tetap pangeran dalam mimpi - tapi pastilah gadis yang bermimpi itu berasal dari ras ogre atau putri duyung Kou Tao.
Zirah yang compang-camping, pakaian yang terkoyak, tatapan mata yang garang, gaya rambut aneh, serta luka-luka jelek di sekujur tubuh - semuanya hanya luka luar yang terlihat mengerikan tapi tidak mematikan, terutama untuk memperburuk penampilan.
Efek inilah yang diinginkan Liu Zhenhan. Jika benar-benar membunuh sang Pangeran, statusnya sebagai Pendeta pasti akan berakhir.
"Cukup! Pangeran Richard, apakah Anda berani menyerang seorang Pendeta secara terbuka di hadapanku!" Yang Mulia Bulat menatap dengan wibawa tak tertandingi pada Pangeran yang terus melangkah mendekat tanpa bisa dihentikan: "Hingga saat ini, Pendeta Richard belum melakukan satu pun tindakan penyerangan terhadapmu! Sedangkan sikapmu sama sekali tidak mencerminkan seorang rohaniwan yang rendah hati! Perselisihan harus diselesaikan melalui pengaduan dan arbitrase! Tidakkah kau lihat aku telah membawa dua Utusan Dewa dari Kantor Urusan Agama?"
"Ingatlah statusmu!" Yang Mulia Bulat mempertegas nada bicaranya: "Anda adalah Ksatria Kuil pelayan Dewa Perang, seorang rohaniwan! Semua perselisihan antar rohaniwan harus diselesaikan internal Kuil!"
Pangeran Richard sama sekali tidak menghentikan langkahnya. Hidungnya mengeluarkan napasnya berat dan kotor, mata merah menyala. Dengan gerakan memutar, pedang raksasanya menyibakkan kilau dingin. Suara seraknya mengeluarkan geraman seperti binatang buas: "Pigge, hari ini kau pasti mati! Siapapun yang melindungimu, aku akan mengubah tengkorakmu menjadi wadah anggur! Aku bersumpah!"
"Aku perintahkan, Ksatria Richard, segera hentikan langkahmu." Yang Mulia Bulat menatap sang Pangeran.
Sang Pangeran tetap nekad melangkah maju.
"Swoosh!" Sebuah suara nyaring terdengar, anak panah berhias bulu elang menancap di jalan batu hijau lima langkah di depan Pangeran, masuk setengah ren ke dalam tanah. Ekor panah masih bergetar "xiu xiu", kilau es dan api bergerak-gerak di batang panah, memercikkan debu api dan es yang berkilauan seperti kembang api.
"Jangan lancang di hadapan Yang Mulia Paus!" teriak Nedved, busur sihir Api Salas di tangannya sudah mengarahkan empat anak panah ke kepala sang Pangeran yang angkuh.
"Pemanah Magis!" Pupil mata Pangeran Lionheart tiba-tiba membesar beberapa kali lipat, suara geramnya keluar dari kerongkongan.
"Beranikah kau menembak seorang Pangeran?" Pangeran Richard jelas sudah kehilangan kendali, menatap Nedved dengan pandangan gila sambil menepuk dadanya keras-keras: "Berani? Hao! Coba tembak aku!"
"Lima langkah lagi mendekati Tuan Tanah Feilengcui dan Yang Mulia Paus, baru kau tahu beraninya aku." Nedved menyeringai dingin.
"Apa yang tidak berani!" Sang Pangeran menyeret pedang raksasanya, melangkah mantap menuju Yang Mulia Bulat.
Para Pendeta Kuil di Lapangan Dewa Perang, banyak yang sudah melepas lencana peliharaan mereka, menyipitkan mata mengawasi Pangeran Richard dengan tatapan tajam seperti obor.
“Yang Mulia Pangeran” dengan tajam menangkap permusuhan di sekelilingnya. Setelah melangkah keempat, dia menghentikan langkahnya, berbalik menyapu pandangan ke sekeliling dengan kegilaan tak berujung di matanya. Dari tenggorokannya keluar geraman rendah yang menggetarkan.
Provokasinya jelas memperburuk kesalahpahaman orang lain. Setidaknya dua puluh prajurit Bimon tingkat tinggi spontan meraih senjata dan berdiri di samping Imam Agung Jubah Merah. Para penyerang jarak jauh membuka busur panah, mengeluarkan lembing dan ketapel, mengarahkan kilauan dingin senjata mereka ke arah Yang Mulia Pangeran.
Dua Utusan Dewa ular berbisa bertubuh raksasa juga berdiri di sayap Paus. Pandangan mata kosong mereka mengawasi Yang Mulia Pangeran bagaikan melihat seekor katak sawah.
Pangeran Richard seperti tersambar petir. Dia terpaku menatap tuan tanah Pigge yang bersembunyi di belakang Imam Agung Jubah Merah. Sekuat apapun kemampuannya, mustahil baginya melangkah lebih jauh. Satu langkah lagi akan membuatnya dicurigai melakukan percobaan pembunuhan terhadap Paus - tuduhan yang cukup untuk menghabisi seorang pangeran di tempat.
"Berhenti! Ksatria Richard!" Tuan Mourinho turun tangan melerai: "Bersenjata di hadapan Imam Agung Jubah Merah, apa kau ingin dibakar di tiang pancang? Tinggalkan kebodohanmu ini! Segera minta maaf kepada Pendeta Tertinggi Bulat!"
“Aku ingin duel dengannya!” Pangeran Richard yang rambutnya acak-acakan mengarahkan pedang raksasanya ke Liu Zhenhan yang sedang berseri-seri, tenggorokannya yang tegang akibat teriakkan berlebihan terdengar seperti menggesek dasar panci usang yang berlubang.
“Berkelahi dengan seorang Pendeta? Apa Yang Mulia yakin bisa menghadapi Pengawal dan Peliharaan Magis Pendeta Richard sendirian?” Murinio setengah kesal setengah geli, dalam hati terus mengutuk anak ini sebagai idiot.
BAB 201: NAGA PERKASA TAK TAKUT MENYEBERANGI SUNGAI
Bukan hanya Imam Utama Angsa, sebagian besar Pendeta yang menyaksikan pertarungan juga telah melihat siapa yang lebih kuat.
Belum lagi soal kemampuan Pangeran ini mengalahkan kelincahan Pendeta Pig, aturan duel dengan Pendeta saja sudah membuat Pangeran Richard tak punya peluang menang. Menantang Pendeta berarti harus sekaligus melawan Pengawal dan Peliharaan Magisnya - ini adalah konvensi duel Kerajaan untuk melindungi Pendeta yang jumlahnya langka.
Tentu saja, di hadapan Dewa Perang segalanya harus adil. Jika duel benar terjadi, jumlah Pengawal yang boleh diikutsertakan Pendeta sama seperti siklus ketiga Olimpiade, maksimal empat belas orang.
Pengawal Pendeta Jubah Bintang Richard telah membuktikan keganasannya di mata Bimon yang masih punya mata. Baru saja 400-500 prajurit profesional "Cambuk Dewa Perang" bersama ratusan anggota Suku Rhein (Manusia Singa) dan bawahan Suku Garfield menghadapi 100 lebih pengawalnya. Dalam situasi kedua belah pihak menahan diri tanpa menggunakan senjata mematikan, milisi ini menunjukkan taktik mundur-maju terkoordinasi. Hanya dalam beberapa menit pertempuran, mereka melancarkan dua kali serbuan. Dengan penyair kuda nil yang mengibaskan perisai membuka jalan, pejuang Aul menghantam hingga membentuk lorong manusia. Beberapa prajurit senior di barisan depan bahkan lebih ganas lagi - prajurit paus yang entah bagaimana sampai ke daratan itu bahkan mengangkat seekor yak tunggangan dan melemparkannya ke kepala prajurit Legiun Cambuk Dewa Perang. Ini sama sekali bukan pasukan kacangan!
Para pendeta yang cerdik juga melihat adegan lain - di bawah komando Pendeta Jubah Bintang Richard terdapat seorang biarawati manusia, dua penyihir manusia, satu penyihir elf, dan seorang pemanah Zhuoer yang sedang memutar-mutar mata dengan kesal.
Tingkat kelahiran penyihir bahkan lebih langka dibandingkan pendeta Bimon. Memiliki pengawal penyihir, tidak hanya di Kerajaan Bimon yang merupakan padang pasir sihir, bahkan di negara manusia pun ini merupakan hal yang sangat Berbual B.
Sepertinya pemanah Zhuoer itu juga membawa seekor black. Pasti ini adalah "Pemburu Hutan" dengan Kemampuan Ganda Sihir dan Tempur.
"Rasio formasi militer seperti ini, jika membiarkan Yang Mulia Pangeran bertarung dengan pendeta ini, sama saja dengan bunuh diri."
"Keterlaluan! Richard! Berhenti sekarang!" Orang dalam situasi sering tak sadar, pengamat justru jernih. Menghadapi situasi ini, bahkan Pangeran Kahn tak tahan menegur Pangeran Richard. Pangeran Hati Singa kemudian berbisik lembut kepada Yang Mulia Paus: "Yang Mulia Bulat, harap maklum, mungkin Pangeran Richard mengalami Transformasi Liar berlebihan sehingga kehilangan kendali. Sebagai pangeran berpendidikan, dia pasti tidak bermaksud menantang kekuasaan gereja."
Seorang manusia singa dari Suku Rhein melepas jubahnya dan segera menyelimuti Pangeran Richard. Wajah pangeran yang terdistorsi hebat itu menatap tajam Liu Zhenhan. Tubuhnya tetap kaku meski ditarik-tarik oleh manusia singa tersebut.
"Aku akan membunuhmu! Ambil sarung tanganku! Dasar Pigge hina, pengecut!" Pangeran Richard melemparkan satu-satunya sarung tangan yang utuh ke tanah.
Keributan besar pun terjadi.
Menurut tradisi Kerajaan Bimeng, lemparan sarung tangan menandakan undangan duel atas nama Dewa Perang telah resmi berlaku. Siapapun yang mengundurkan diri akan dihina selamanya.
Kekakuan Pangeran membuat orang lain tercengang.
Kilatan kemarahan muncul di mata Pangeran Kahn, tapi Pangeran Hati Singa segera memberi kode pada ajudannya.
“Aku sudah bilang sebelumnya, Dewa Perang menganugerahiku kerendahan hati, tapi jangan sekali-kali kau anggap ini sebagai kelemahan.” Liu Zhenhan melangkah maju dari kerumunan, menunjuk Pangeran dengan jari lalu mengangkat ibu jarinya ke ruang kosong.
Lao Liu sudah bulat tekad, hari ini harus menyingkirkan Pangeran Richard yang menyebalkan dan terus-menerus mengganggu ini.
Yang Mulia Pangeran suka pamer, haus pujian, gemar menyalahgunakan kekuasaan, main tipu muslihat licik—semua kebiasaan buruk ini masih bisa ditoleransi Liu Zhenhan. Toh dia saingan cinta! Kalau punya gelar pangeran dan fasilitas tapi tidak dimanfaatkan, malah mau bersaing secara adil, itu baru bego.
Tapi Yang Mulia Pangeran sama sekali tidak punya kesadaran diri, malah terus memojokkan Liu Zhenhan ke jurang maut. Kesatria Bimon sejati harus bisa menerima kekalahan dan kemenangan dengan lapang dada. Liu Zhenhan yakin Pangeran Richard pasti tahu dirinya sudah menahan kekuatan. Bersembunyi di belakang Yang Mulia Paus sebenarnya untuk memberi jalan keluar bagi kedua pihak. Toh suku Tiger sudah jelas-jelas jadi pendukungku, kalau si Pangeran tetap tidak bisa membaca situasi, ya jangan salahkan orang lain.
Surga terbuka lebar kau tak mau masuk, neraka tak berportal malah kau terjang! Kalau lawan sudah ingin mati, Liu Zhenhan tak punya alasan untuk menolak.
Master Ottega mengeluarkan tongkat kristalnya, bersama magang sihir Messie dan penyihir elf Tang Ning, berjalan dengan santai mendekati tuan tanah. Master Ottega terlihat antusias, mengingat "Kalung Arwah Berapi" dan "Lambang Api" belum pernah digunakan sebelumnya.
Meski tingkat penyihir sulit dibedakan dari penampilan, kebanyakan Bimon memandang mereka dengan perasaan kagum sekaligus iri. Dibanding monster, nilai strategis penyihir lebih menakutkan. Seorang pendeta yang memiliki penasihat sihir pribadi di Kerajaan Bimeng berarti dia adalah pendeta andalan kerajaan.
Kehadiran tiga penasihat sihir seketika memantulkan sorotan penuh kekaguman ke arah Liu Zhenhan.
"Sialan!" Kesombongan Liu Zhenhan terpuaskan secara ekstrem. Dia menyesal tidak meminjam seratus penyihir Moore dari Pangeran Moore sebelum datang.
"Yang Mulia Pangeran Richard! Hamba bersedia mengabdi pada Paduka! Mempersembahkan masa muda dan darah panas hamba!" Saat Lao Liu sedang berkhayal mesum, seorang pendeta dari Suku Garfield maju. Pendeta berkepala kucing sekitar 40 tahun ini mengenakan jubah pendeta tongkat kekuasaan hitam, dengan enam kumis khas kucing.
“Saya juga bersedia mengikuti Pangeran Richard ke manapun! Mengorbankan nyawa demi membela kehormatan Yang Mulia!” Seorang pendeta Lion muda maju ke depan, mengenakan jubah putih - tanda status sebagai Pendeta Dewa Perang.
Keriuhan pun kembali terjadi.
Layaknya pernikahan matrilokal, di Kerajaan Bimeng, pendeta boleh memiliki pengikut prajurit, dan sebaliknya prajurit juga boleh memiliki pengikut pendeta. Namun kemungkinan prajurit memiliki pengikut pendeta jauh lebih langka daripada pernikahan menikah masuk.
Dari 6 juta populasi Kerajaan Bimeng, hanya ada 900 pendeta resmi. Jika ditambah pendeta rakyat yang memenuhi syarat, rasio kelahiran pendeta berkisar 1 dari 4-5 ribu Bimon. Dengan proporsi ini, jumlah prajurit yang memiliki pengikut pendeta di seluruh kerajaan bisa dihitung dengan jari.
Apakah mereka hendak mengadu Monster melawan Penyihir lawan? Para pendeta yang menyaksikan berbisik-bisik, hati kecil mereka mulai bersungut-sungut. Tindakan Yang Mulia Pangeran dan Pangeran Lionheart yang menyalahgunakan kekuasaan terkesan terlalu vulgar.
Kejutan yang lebih membuat mata terbelalak pun terjadi.
Dua penyihir Elf Padang Rumput berbaju jubah hijau muncul dari barisan Pangeran Khan, lalu diam-diam berdiri di belakang dua pendeta pengikut Pangeran.
Dari lima pasukan utama ras Bimon, satu-satunya yang memiliki penyihir adalah Legiun Pengawal "Cambuk Dewa Perang" dengan total empat penyihir. Di istana kerajaan juga terdapat empat penyihir, semuanya elf padang rumput - di Dataran Liar Donau seluas ratusan ribu kilometer persegi terdapat tujuh suku elf padang rumput. Setelah penobatan Yang Mulia Grak Sal yang menerapkan kebijakan bertetangga baik, efek luar biasa telah mulai terlihat.
Apakah dua penyihir elf ini merupakan pengawal dari dua pendeta tersebut? Bahkan orang bodoh pun tahu jawabannya.
Dua Imam Tongkat Suku Bier, Tuan LeMaire dan Tuan De Shang, sangat marah namun tak bisa berbuat apa-apa. Meskipun memiliki hubungan pribadi yang erat dengan Pendeta Richard, tidak ada preseden di kerajaan tentang pendeta yang memiliki pendeta pengawal. Mereka hanya bisa menggerutu.
Situasi semakin menarik. Banyak pendeta bertanya-tanya bagaimana Pendeta Pig ini akan menangani situasi seperti ini.
Wajah Pangeran Singa-Harimau akhirnya merekah senyum tipis. Para prajurit gagah satu per satu, dengan arahan pihak tertentu, mulai berdiri di belakang dua pendeta yang mendukung sang pangeran.
Empat Pengawal Istana, Belami, O'Neill, Cui, serta prajurit Banilu Fegao mendekati Tuan Tanah. Keempat pengawal istana mengeluarkan kendaraan tunggangan mereka dari cincin.
"Jancuk～" Seruan takjub bergema serempak.
"Laba-laba pedang, Binatang Petir, Chimera berkepala dua, Katak Emas Tiga Kaki, ditambah seekor macan hitam gagah, ternyata ada lima Ksatria sejati! Terutama katak berkaki tiga itu, meski para Pendeta belum pernah melihat monster jenis ini, tapi mereka yang bertahun-tahun mempelajari hal ini langsung menyadari katak tiga kaki ini setidaknya adalah Monster Tingkat Tinggi!"
"Laba-laba raksasa itu juga memancarkan kekuatan gelap yang aneh, pasti lebih kuat dari laba-laba raksasa biasa! Walau Chimera berkepala dua bukan Chimera berkepala tiga asli, tapi ukurannya mencapai 10 meter, dengan postur seperti ini bisa dianggap sebagai barang langka di antara monster kelas menengah!"
"Ini disebut pasukan campuran? Jangan-jangan terlalu elit!" Para Pendeta mengumpat habis-habisan. Sebagian besar dari mereka bahkan tidak memiliki Peliharaan Magis yang se-Berbual B ini!
Gatanie juga melompat ke pelana Kuda Besi Salib, dengan diam-diam mengangkat tombak berkuda salib peraknya, bergabung dalam barisan Pasukan Feilengcui.
Biarawati kecil Jeanne d'Arc malu-malu menyembulkan kepalanya dari kerumunan, gugup meraba "Perisai Tuan Tanah Kematian" dan "Terompet Pengintai" miliknya. Biksu Owen menggeser tubuhnya ke tengah kerumunan sambil memegang tasbih dari Buddha Langhai di satu tangan dan pedang bergerigi di tangan lainnya.
"Sial~" Teriakan kagum kembali bergemuruh.
Hal paling keterlaluan tahun ini akhirnya terjadi, para milisi ini ternyata mengeluarkan peti-peti besi besar bergaya kuno, lalu dengan gesit mengambil satu per satu set zirah dan mengenakannya di tubuh.
Baju zirah berduri seperti landak ini jelas merupakan "Baju Zirah Duri Mahkota" kuno! Armor yang seharusnya hanya ada dalam syair-syair Penyair Pengelana ini, kini bisa disaksikan langsung. Bukan hanya pandangan prajurit yang membara, para Pendeta pun dipenuhi iri dan cemburu. Bahkan Imam Utama Angsa yang kalem dan Yang Mulia Paus sendiri pun terpana melihatnya.
Angkatan udara, infantri berat, kavaleri berat, kavaleri magis, angkatan laut, Penyihir, Pendeta, biarawati, biarawan, pemanah magis!
Semua elemen ada! Ini disebut pasukan amatir? Pasukan yang memakai Baju Zirah Duri Mahkota kuno disebut amatir? Jika ini pasukan amatir, seantero benua hanya ada satu pasukan seperti ini! Inilah kombinasi Pengawal ideal yang selama ini didambakan! Para Pendeta hampir gila karena iri.
Master Ottega dengan gaya mengayunkan tongkat kristalnya, mengaktifkan perisai magis tingkat tinggi "Wenna Flame Barrier" yang tersimpan dalam dua kristal sihir kualitas terbaik. Cahaya api kemerahan samar menyelubungi seluruh prajurit Feilengcui, perisai api transparan berkedip-kedip seperti kunang-kunang di setiap prajurit.
Master Ottega kembali melemparkan "Lotus Flame Shield Platform", berdiri bersama penyihir elf Tang Ning. Platform perisai magis besar semi-mengapung ini tidak hanya memiliki kemampuan pertahanan, tapi juga mobilitas. Master Ottega yang berasal dari aliran ternama dan berpengalaman ini, bersama murid Messie dan penyihir elf Tang Ning, menggunakan "Lotus Flame Shield Platform" untuk mencapai tiga tujuan sekaligus.
Astaga! Melepaskan dua perisai magis tingkat tinggi sekaligus, bahkan Archmagister pun tak bisa secepat ini! Para pendeta yang paham mata mereka berkedut, berpikir apakah Tuan Tanah Feilengcui ini merekrut Master Santo Qi Ao sebagai pengawal?
Penyihir elf hutan Tang Ning hanyalah penyihir pemula, sedangkan murid Messie agak bodoh - sejak datang ke Feilengcui sebagai magang sihir hingga sekarang tak ada kemajuan. Namun tongkat kristal mereka terlihat seperti dihiasi kristal sihir, hal ini tanpa disadari meningkatkan aura mereka.
Dengan bantuan "Kalung Arwah Membara", penyihir elf Tang Ning dengan mudah memanggil "Sayap Pelindung Angin" yang ditambahkan di bagian luar "Lotus Flame Shield Platform". Api yang dibantu angin membuat perisai api yang sudah murni ini semakin bergelora, memancarkan kilau merah menyala seperti permata.
Dua penyihir elf padang rumput pengikut Yang Mulia Pangeran ini benar-benar tertegun.
“Mereka berdua, satu penyihir menengah. Satu magang sihir, sementara lawan sepertinya seorang Magister Sihir dan satu senior, satu magang – apa mungkin bisa menang?”
Er Shao dan San Shao membatalkan transformasi, kembali menjadi Shuangxue Piqiu dan Xiao Mu. Guo Guo menggendong mereka di pundak kiri-kanan, berlari kembali sambil mengepulkan debu.
Pangeran Richard dan Pangeran Kahn memandang Pendeta Pig dengan raut kaku, diam seribu bahasa – ekspresi mereka penuh makna tersirat.
“Aku tidak akan menindasmu!” Liu Zhenhan mengambil pilar totem logam milik Duncan, berkata pada Pangeran Richard: “Kalian boleh pakai penyihir! Aku sendiri cukup. Biar nanti tidak ada yang ngomong kalau pendeta yang menguasai sihir, lagu perang, dan bela diri ini mengalahkanmu!”
“Kau yang minta!” Pangeran Richard tersenyum sinis sambil mengangkat pedang raksasanya.
Imam Utama Angsa, Tuan Mourinho di samping mendengar ucapan sang Pangeran, terkekik-kekik dingin berulang kali.
“Pong!” Pilar totem logam ditancapkan Liu Zhenhan ke tanah. Cincin emas berasap menyembur dari tangannya, mengelilingi pilar logam itu. Asap keemasan yang membubung tinggi menyebarkan ratusan mata yang melompat-lompat di tanah.
“Kemuliaan Dewa Perang – Divine Comedy!” Lapangan Dewa Perang tiba-tiba berubah menjadi pasar sayur, gelombang suara riuh saling bersahutan.
Liu Zhenhan cepat-cepat membisikkan mantra lagu perang, lalu mengarahkan berkah Divine Comedy lainnya ke patung Dewa Perang di tengah lapangan.
“Wah～” Para pendeta baru pertama kali mendengar tentang pemberkatan Divine Comedy yang bisa dilakukan secepat dan sebanyak ini! "Divine Comedy" yang disebut "Cahaya Dewa Perang" ini membutuhkan Kekuatan Nyanyian yang hampir setara dengan Lagu Serangan Lingkaran Jahat. Mengingat kebiasaan Shaman Divine Comedy biasanya muncul pada pendeta level rendah, menggunakan Divine Comedy sekali saja hampir seperti mempertaruhkan nyawa.
Tuan tanah Pigge itu hanyalah seorang Imam Perang biasa. Baru saja dia menggunakan lingkaran Kelambanan, lalu melanjutkan dengan dua Divine Comedy berturut-turut. Meski dia Penyanyi Jiwa Bawaan, seharusnya tidak memiliki Kekuatan Nyanyian yang begitu melimpah! Ini sudah setara dengan level Imam Tongkat yang mumpuni!
Semua pendeta baru menyadari fakta yang tadi terlewat - orang ini juga menggunakan nyanyian perang terpendam! Itu pun dengan kecepatan yang luar biasa!
Imam Utama Angsa, Tuan Mourinho memandang Tuan Tanah Feilengcui dengan perasaan campur aduk. Pigge ini telah memasuki Transformasi Liar sejak awal dan belum membukanya sampai sekarang. Bagi yang tidak tahu, Imam Utama masih mengingat jelas - Transformasi Liar pendeta berbeda dengan Transformasi Liar prajurit. Transformasi Liar prajurit meningkatkan kekuatan 4-10 kali lipat tergantung tingkatannya, sedangkan Transformasi Liar pendeta mengamplifikasi Kekuatan Nyanyian 4-10 kali lipat. Tentu Transformasi Liar pendeta juga meningkatkan kekuatan fisik, tapi hanya dua kali lipat.
"Penyanyi Jiwa Bawaan setidaknya memiliki kekuatan nyanyian yang tidak kalah dari Pendeta Tongkat biasa. Dengan gaya Pangeran Richard si Tuan Tanah Feilengcui yang menyantap Transformasi Liar seperti makanan sehari-hari, kemungkinan besar dia bisa mengamplifikasi kekuatan nyanyian hingga lima kali lipat atau lebih. Ini sungguh luar biasa!"
Dua penyihir elf yang bersiap membantu Pangeran Richard langsung berubah pucat. Salah satu adalah penyihir menengah, satunya lagi magang sihir. Kini mereka berdiri dalam lingkaran aura Divine Comedy yang diperkuat oleh persilangan pilar totem ini dan patung Dewa Perang, sama sekali tidak bisa mengumpulkan kekuatan magis.
Mundur dengan malu adalah pilihan, tapi posisi duel memiliki batasan jarak. Jarak standar antar pihak adalah lima puluh langkah. Aura Divine Comedy dari pilar totem logam dan patung Dewa Perang yang bersilangan ini mencakup area seluas 450 meter persegi. Kedua penyihir elf ini terjebak - tidak bisa bertahan maupun mundur, benar-benar frustasi.
Elf jelas bukan Bimon. Mereka sama sekali tidak memahami betapa dahsyatnya dampak dua aura Divine Comedy beruntun bagi Bimon! Juga tidak mengerti maksud sebenarnya dari Pendeta Pig ini!
"Shaman Divine Comedy adalah hamba Dewata paling suci. Pangeran Richard, apakah Anda masih akan melanjutkan tantangan ini?" Imam Agung Jubah Merah Bulat Yang Mulia yang selama ini menundukkan kelopak matanya tiba-tiba mengangkat kepala, bertanya dengan suara datar.
"Sha...man...Di...vine...Co...medy..." Mata Pangeran Richard kosong, bibirnya bergetar mengulangi frasa itu.
Pangeran Richard benar-benar tidak tahu harus berbuat apa, perubahan ini datang terlalu tiba-tiba, tiba-tiba sampai bahkan dalam mimpinya pun dia tidak pernah membayangkan kemungkinan seperti ini. Baru pada saat ini, Pangeran Richard teringat bahwa hari ini memang adalah hari pemakaman Yang Mulia Shaman Divine Comedy Rumenigge.
Benar-benar tidak terduga!
Shaman Divine Comedy adalah juru bicara yang ditunjuk langsung oleh Dewa Perang!
Mencoba membunuh Yang Mulia Paus atau Sang Raja, mungkin masih bisa dicari segudang alasan palsu untuk menutupinya. Tapi membunuh juru bicara Dewa Perang yang paling taat, sama sekali tidak ada alasannya. Ini sama seperti memperkosa Santo Perempuan penjaga api altar - sebuah kejahatan berat yang tak terampuni!
Meskipun itu duel yang adil, lalu apa?
Masih adakah yang berani melawan arus dunia, membunuh Shaman Divine Comedy?
Bab 202 Ritual Penobatan yang Inovatif
Opini publik akan menganggap Bimon yang berani menantang juru bicara Dewa Perang untuk duel sebagai iblis jahat tanpa ragu! Karena hanya iblis jahat yang berani menantang Dewa Perang yang mewakili keadilan! Juru bicara mukjizat ilahi setara dengan ayah bagi seluruh Bimon di kerajaan, menikmati penghormatan tertinggi. Ayah ini boleh tidak kamu sukai, boleh dibenci, boleh diabaikan, tapi kamu tidak punya pilihan - kamu harus menghormatinya, karena ayah ini adalah satu-satunya.
Wajah Pangeran Lionheart Kahn juga berkedut sepenuhnya.
"Shaman Divine Comedy" hanyalah gelar kehormatan tanpa kekuasaan nyata, tapi gelar ini setara dengan "tiket bebas hukuman mati", dan pihak resmi harus secara khusus mengakuinya.
"Pergi!" Pangeran Lionheart mengaum kepada seluruh prajurit Legiun "Cambuk Dewa Perang".
Yang Mulia Pangeran menyimpan Stegosaurus yang tengkurap ke dalam Lambang Misha, melirik Liu Zhenhan dengan pandangan penuh kebencian, lalu berjalan tegak mengikuti Pangeran Kahn dan menghilang di kerumunan tentara.
"Bangsat!" Liu Zhenhan terkekeh: "Kurasa aku bisa berjalan melenggang di Kerajaan ini."
"Memang benar demikian." Imam Agung Jubah Merah Bulat Yang Mulia menepuk tangan keriputnya sambil tersenyum memandangi Liu Zhenhan.
Pendeta Harimau Putih Bergkamp membungkuk dan dengan penuh hormat mengangkat sebuah kotak kayu antik di atas kepala. Imam Agung Jubah Merah membuka tutup kotak dengan lembut, memperlihatkan setumpuk jubah pendeta kulit hewan yang tersusun rapi.
Imam Agung Jubah Merah mengeluarkan jubah itu dari kotak dengan penuh hormat, menatapnya lama.
Liu Zhenhan hanya melirik sebentar, tapi matanya langsung terpaku tak bisa berpaling.
Jubah pendeta ini terbuat dari kulit landak ungu tua yang penuh bulu panjang berduri tersusun rapi. Sangat unik namun juga mengerikan, namun dari cara Bulat Yang Mulia memegangnya, duri-duri ini tidak menusuk dan seharusnya sangat lembut.
Jubah pendeta berbulu duri ini memiliki sulaman benang perak mewah di bagian depan yang berlubang, dengan dua baris kancing yang semuanya berupa pengait salib perak bertatahkan berlian kecil. Desain keseluruhan sederhana namun tidak biasa, khidmat dan bersahaja. Sepasang sepatu kulit landak tinggi bertepi perak dan sabuk kulit landak penuh duri tergeletak di atas jubah, kepala sabuk perak yang berkilauan diukir dengan pola rumit nan ajaib dan talisman, terasa samar getaran kekuatan elemen mengalir.
Di samping sabuk selebar satu jengkal terdapat kalung tengkorak raksasa, cincin perak bermutiara besar, dan mahkota kulit landak tinggi. Kalung tengkorak terdiri dari 16 tengkorak, masing-masing sebesar kepalan tangan. Meski terlihat hidup, jelas ini adalah ukiran dari tulang tertentu karena orbit matanya diukir dengan simbol elemen mistis dan pola bintang. Di tengah mahkota terpasang lambang perak berbentuk perisai—berelief potret keluarga Misha, Lide, Medusa, dan Dewa Perang Campas, serta prasasti kuno bermakna khusus.
Kecuali cincin perak bermutiara, baik kalung maupun mahkota semuanya membawa kekuatan elemen yang dahsyat.
Liu Zhenhan berpura-pura melihat ke sekeliling dengan ekspresi dibuat-buat.
Hatinya sudah berbunga-bunga. Ini adalah tiga set perlengkapan Shaman legendaris!
Dan semuanya adalah peralatan shaman yang telah diberkati oleh Dewa Perang Campas dengan "Berkah Dewata", hanya bisa digunakan oleh Shaman Divine Comedy.
Jubah upacara kulit landak yang penuh duri ini jelas merupakan "Jubah Nyanyian" yang diwariskan turun-temurun oleh Shaman Divine Comedy. Seluruh set jubah shaman, mahkota, dan sepatu bot ini konon telah berusia lebih dari 10.000 tahun, tercatat jelas dalam kitab hukum. Dikatakan terbuat dari kulit Landak Lide yang gugur di medan perang sebagai kasih sayang Dewa Perang, benda ini selalu menjadi relik suci Kuil Bimon. Meski terbuat dari kulit, jubah ini memberikan kesejukan di musim panas dan kehangatan di musim dingin. Yang lebih ajaib, "Jubah Nyanyian" ini memiliki dua efek magis: amplifikasi ganda pada Kekuatan Nyanyian shaman dan pengisian sihir otomatis yang cepat. Tanpa "Jubah Nyanyian" ini, 95% Shaman Divine Comedy yang berasal dari pendeta level rendah mustahil bisa memanggil "Divine Comedy Cahaya Dewa Perang".
Kalung tengkorak raksasa itu juga merupakan relik suci kuil. Setiap tengkorak terbuat dari gigi Beruang Misa yang dikasihi Dewa Perang, diukir secara berlubang dan dinamai "Kemarahan Menggelegar". Saat dipakai, bisa memberikan berkah "Kekuatan Bumi" dan sekali sehari kemampuan "Mempersempit Jarak". "Kekuatan Bumi" berarti amplifikasi ganda kekuatan fisik, ditambah dengan mantra pelarian elemen tanah "Mempersempit Jarak", membuat "Kemarahan Menggelegar" sangat cocok untuk Shaman Divine Comedy yang fisik lemah dengan kekuatan tempur nol.
Memakai kalung tengkorak, sangat populer di kalangan Pendeta Shaman Bimon kuno. Lima atau enam ribu tahun yang lalu, pendeta yang mengenakan "Amukan Menggelegar" palsu terlihat sangat modis. Namun, lebih dari tiga ribu tahun yang lalu, kebiasaan shaman kuno ini perlahan ditinggalkan karena dianggap terlalu barbar.
Saat ini di antara Bimon, jika masih ada yang memakai "Paman A Tu" bertengkorak, selain Pendeta Shaman Divine Comedy, pasti tidak ada yang kedua.
Cincin perak mutiara besar yang disebut "Hati Gemilang" ini adalah cincin magis yang terbuat dari mutiara ular Medusa kasih sayang Dewa Perang. Cincin ini memiliki kekuatan hati bercahaya seperti bintang Medusa, mampu menyegel satu monster secara bebas menjadi peliharaan panggilan.
Jika memiliki peliharaan magis tingkat super yang tersegel, bahkan pendeta paling kikuk pun bisa berubah menjadi Imam Raja Langit. Sayangnya, cincin magis paling krusial bagi pendeta ini telah hilang secara misterius entah sejak tahun mana. Terlalu banyak perang membuat banyak sejarah Bimon kini menjadi misteri.
Cincin "Hati Gemilang" yang ada sekarang hanyalah tiruan buatan Kuil. Barang palsu Keluarga Xi Bei ini sama sekali tidak memiliki efek khusus, murni seperti telinga orang tuli - hiasan belaka.
Mengenai apakah "Pakaian Nyanyian" benar-benar menggunakan kulit Landak Lide dalam pembuatannya, kalung tengkorak "Kemarahan Mengaum" menggunakan gigi Beruang Misa, serta keberadaan "Hati Gemilang", tidak ada yang tahu pasti.
Secara realistis, membuat peralatan magis dengan dual properti seperti "Pakaian Nyanyian" dan "Kemarahan Mengaum" memang sangat sulit, sementara peralatan seperti "Hati Gemilang" yang bisa menyegel semua jenis monster secara teoritis tidak praktis.
Tapi ini jelas bukan urusan Liu Zhenhan, yang sekarang sedang meneteskan air liur melihat dua peralatan magis gratis yang baru didapatnya!
"Yang Mulia Lide, perlengkapan Shaman Divine Comedy ini mungkin hanya bisa menunjukkan kegunaan sejatinya di tangan Anda," ujar Imam Agung Jubah Merah Bulat Yang Mulia sambil menatap Liu Zhenhan yang berpura-pura melihat ke sekeliling: "Selama bertahun-tahun, menemukan 'Hati Gemilang' menjadi tugas setiap Shaman Divine Comedy, namun kelemahan umum para shaman membuat harapan ini terkubur lama. Kami berharap Anda bisa mewujudkan cita-cita Kuil!"
"Saya tidak akan mengecewakan harapan Yang Mulia." Liu Zhenhan mengangguk hormat sambil menerima perlengkapan shaman ini.
Dua pelayan kelinci cantik dengan cekatan membantu Liu Zhenhan mengenakan jubah shaman, memasang mahkota, menggantungkan kalung tengkorak, dan mengenakan cincin sihir barang palsu Keluarga Xi Bei.
"Manusia mengandalkan pakaian, kuda mengandalkan pelana."
Liu Zhenhan yang mengenakan jubah Pendeta Divine Comedy, seluruh tubuhnya memancarkan sinar ungu kebiru-biruan yang misterius. Keagungannya begitu menyilaukan hingga tak bisa ditatap langsung. Perhiasan perak mewah mengubah aura dirinya secara instan dari preman menjadi bangsawan, memadukan keanggunan dan kewibawaan dengan harmonis. Kalung tengkorak yang tampak liar di dadanya justru memancarkan kesan sakral yang dingin, dipadukan dengan postur tubuhnya yang kekar. Sebuah aura ketenangan, kelapangan, dan kepercayaan diri yang luar biasa menyapu seluruh Lapangan Dewa Perang dengan tekanan hening yang mencekam.
Gantungan perak di dada, manset, dan lambang topi Pendeta Divine Comedy memantulkan cahaya berkilauan yang memesona. Saat sorot mata tajam bagai bintang dingin sang Pendeta menyapu seluruh penjuru lapangan, semua pendeta gemetar dalam hati. Mereka segera menundukkan dada dengan sikap paling hormat, menyapa pendeta baru yang ditunjuk langsung oleh Dewa Perang: "Yang Mulia Richard, hamba-hamba-Mu menyampaikan salam kepada utusan terpilih Dewa Perang!"
"Anak-anakku," Liu Zhenhan kembali bersikap sakti: "Waktu merekam kemurahan Dewata, tahun-tahun tak mampu menghitung kebajikan-Nya. Kesalehan tak bertepi, Dewa Perang selalu menganugerahkan kasih-Nya bagai sang Ayah..."
Di hadapan ajaran misterius yang hampir seperti wahyu ilahi ini, banyak pendeta muda mendengarkan instruksi Yang Mulia Shaman Divine Comedy dengan penuh kekhidmatan, sementara para pendeta licik hanya menyeringaiikan bibir.
"...Ketidaktahuan akan masa depan adalah motivasi kita untuk maju. Dewata menyertai kalian semua." Liu Zhenhan menggerakkan tangannya ke arah semua pendeta dengan gaya khas Shaman Divine Comedy.
"Ajaran Anda akan menjadi harta seumur hidup kami." Para pendeta merespons dengan kooperatif.
Imam Utama Angsa dan Imam Agung Jubah Merah hanya tersenyum diam di samping.
Liu Zhenhan menatap dirinya sendiri. Jubah shaman ini membuatnya merasa seperti landak, topi tinggi yang aneh itu membuatnya merasa seperti Zuo Shan Diao, sedangkan kalung tengkorak itu membuatnya merasa seperti Sha Heshang yang baru naik dari Sungai Liusha.
Semua idola. Lao Liu tersenyum. Ia memutuskan untuk segera berganti gaya rambut, mencukur punk style seperti Medusa Sang Jago Pedang, lalu membiarkan sehelai rambut panjang di belakang kepala - pasti sangat gagah.
Guo Guo mengenakan topi kulit beruang, berdiri di depan Liu Zhenhan dengan perut besar, kacamata hitam kecil di hidungnya, menatap ke atas.
Er Shao dan San Shao berlarian kencang, mencengkeram bulu landak halus di jubah shaman, memanjat dengan pantat besar sambil tertawa cekikikan.
“Bangsat!” Shaman Divine Comedy yang bermuka dua menunduk memeriksa diri sendiri dengan puas, aksen noraknya akhirnya terbongkar juga: “Ada pepatah: Perempuan baik penuh pesona, lelaki baik penuh bulu. Bagus, bagus.”
Semua tertegun.
BAB 203 HAK MALAM PERTAMA
Ada untung ada ruginya.
Liu Zhenhan kemudian menghitung kerugiannya dan mendapati kerusakan yang cukup besar - separuh stan dan barang kafilah Feilengcui hancur dalam perkelahian ini. Tapi dibandingkan dengan konsekuensi telah menyinggung suku Rhein, kerugian ini masih bisa ditoleransi.
Ada orang yang awalnya masih khawatir merusak guci saat mengusir tikus, bimbang dan ragu-ragu. Tapi begitu situasi mencapai titik terburuk, justru mereka menjadi lega. Liu Zhenhan adalah seseorang yang seperti ini.
Kerajaan Bimeng adalah tanah airnya secara nominal. Sebagai tentara profesional, konsep kesetiaan pada negara dan keluarga tertanam kuat dalam diri Liu Zhenhan. Dalam hal prinsip, ia tahu memprioritaskan kepentingan nasional. Tapi ada batasnya - meski takkan berkhianat meski terus ditekan Pangeran, bila situasi memanas, pria yang awalnya tak ambisi ini akan memilih naik jabatan lebih tinggi untuk mengendalikan situasi dan melakukan serangan balik yang kuat.
Mengenai insiden tidak menyenangkan yang terjadi di Lapangan Dewa Perang, Pendeta Tertinggi Bulat kemudian mengeluarkan perintah penghentian pembicaraan tertinggi. Atas pertimbangan khusus, para diaken Inkuisisi mulai turun tangan menjaga ketertiban. Empat puluh Ksatria Kuil dari Kuil Utama juga mendatangi setiap bar dan penginapan untuk menyampaikan perintah dari Yang Mulia, meminimalisir dampak opini publik dari peristiwa ini.
Liu Zhenhan sudah benar-benar tidak peduli. Bagaimanapun Lion tidak akan memaafkannya, dan dia bukan roti dalam oven. Masih belum jelas siapa yang akan menang. Segala strategi akan menjadi urusan nanti. Malam ini, pastinya menjadi hari gemilang bagi bintang kembar Feilengcui.
Helen diundang khusus oleh Sang Raja ke istana untuk jamuan malam. Liu Zhenhan dengan wajar menjadi tamu kehormatan Imam Agung Jubah Merah Bulat. Sebagai Imam Perang yang menikmati kehormatan seperti ini, sepanjang sejarah Kerajaan Bimeng tak ada pasangan guru-murid yang begitu Berbual B seperti mereka.
Karena Shaman Divine Comedy telah membuka jalan menuju Gunung Suci Hyjal tahun lalu, Kuil sengaja mengadakan jamuan di Kuil Utama Shabak daripada hotel mewah. Meski secara teori baru membuka jalan ke Gunung Suci Hyjal, pihak resmi tetap perlu membesar-besarkan pencapaian ini.
Liu Zhenhan paham, sebenarnya ini semua hanyalah pembentukan citra. Dirinya hanyalah bidak catur di tangan Harimau. Perlakuan istimewa tingkat tinggi ini sebagian besar juga menempatkannya pada posisi jagoan utama. Sebelumnya, dia baru saja menjadi burung yang menonjol.
Yang disebut saling memanfaatkan, Liu Zhenhan juga tak segan memanfaatkan suku Tiger. Mengenai menjadi burung yang menonjol atau tidak, Liu Zhenhan sebenarnya tidak punya pilihan. Bentuk politik Kerajaan yang kompleks memaksa kekuatan baru yang muncul untuk memilih pihak yang akan ditumpangi - ini berlaku di segala zaman, kecuali Feilengcui tetap terpencil jauh dari pusat kekuasaan.
Inilah tragedi zaman. Selama masih ada makhluk berakal, tragedi ini akan terus berlanjut.
Terbukti pahlawan tidak selalu lahir secara alami, situasi zaman juga bisa melahirkan pahlawan.
Dengan membawa Kitab Hukum Pendeta, Liu Zhenhan sendirian mengikuti bayang-bungkuk Yang Mulia Bulat menuju Kuil Utama Shabak.
Kuil Utama Shabak dibangun dari reruntuhan kuno era Perang Dewa dan Iblis. Dibandingkan dengan Kuil Witherspoon yang pernah dilihat Liu Zhenhan, Kuil Utama Shabak tidak menang dalam hal kemegahan dan ketinggian, namun memiliki aura sejarah murni yang penuh liku dan kesan religius yang khidmat, secara alami menciptakan atmosfer agung nan sakral; Setelah Pertempuran Hyjal, semua patung kuno dari Kuil Gunung Suci yang bisa dipindahkan kini terkumpul di Kuil Shabak. Setiap patung kuno di belakangnya menyimpan sejarah rumit, membuat setiap Pendeta dan Bimon yang berdiri di depan mukjizat ilahi kuno ini tak kuasa merasa diri mereka kecil.
Sambil mendengarkan penjelasan Imam Agung Jubah Merah tentang situs kuno, Shaman Divine Comedy yang baru diangkat juga tak lupa memberikan berkah cahaya Divine Comedy pada Kuil Shabak, mengembalikan aura ilahi yang baru menghilang 2-3 hari ini ke pelukan kuil.
Tindakan ini membuat Imam Agung Jubah Merah sendiri tak bisa menahan gumaman. Bagaimanapun, frekuensi dan tingkat penggunaan lagu perang oleh Shaman Divine Comedy hari ini cukup untuk melumpuhkan seorang Imam Tongkat. Namun dia tetap terlihat segar bugar.
Liu Zhenhan semula mengira jamuan dari Imam Agung Jubah Merah di Kuil pasti berkelas tinggi dan megah. Setiap tahun untuk perayaan ritual besar, Kuil selalu mengadakan jamuan istimewa - Di kawasan taman kerajaan Paus yang berjarak lima puluh li dari Kota Shabak, terdapat danau air tawar "Qiudao Tan". Di sana terdapat spesies ikan unik di seluruh Benua Aigean bernama "Ikan Autumn Blade". Sisik ikan ini penuh lemak harum yang meleleh saat dikukus, meresap ke daging ikan dengan cita rasa luar biasa. Musim semi adalah puncak kesuburan telur dan kelembaban sisik "Ikan Autumn Blade". Semua pendeta yang menghadiri Olimpiade bisa menikmati ikan yang dijuluki "memiliki aroma cinta pertama" ini sepuasnya dalam jamuan Olimpiade.
Karena berasal dari danau di taman kerajaan, Ikan Autumn Blade sama sekali tidak tersedia di pasaran. Kalau tidak, Liu Zhenhan pasti sudah membelinya untuk dinikmati bersama Guo Guo - bagaimanapun, rasa Ikan Autumn Blade sangat ingin mereka ketahui berdua.
Setelah melewati kunjungan panjang ke situs bersejarah, Liu Zhenhan bersama Guo Guo dan sepasang anak-anak darah akhirnya sampai pada jamuan mewah. Namun para sampah masyarakat yang sudah siap dengan serbet makan dan ingin melahap semua makanan ini justru kecewa: Jamuan untuk tamu terhormat Kuil Utama Ibu Kota ternyata hanya terdiri dari roti tawar, sebotol mustard, dan sepiring garam!
Baru pada saat inilah Liu Zhenhan teringat bahwa dalam ajaran Kodeks Pendeta, dianjurkan agar para pendeta melatih kemauan mereka melalui cara-cara pertapaan yang sederhana.
Karena sudah menjadi juru bicara Dewata, Liu Zhenhan terpaksa berpura-pura sebagai santo yang taat saat menikmati hidangan mewah ini. Guo Guo dan sepasang bayi darahnya menyeringai kesal - ketiga makhluk kecil ini adalah "Biksu Perut Besar" yang tak bisa hidup tanpa daging, sifat yang diwarisi sepenuhnya secara genetis.
Satu-satunya hal yang agak memuaskan Liu Zhenhan adalah sepuluh Santo Perempuan penjaga api altar yang menemani makan malamnya. Lima dari mereka berasal dari suku Pulaiberai yang mungil, empat dari Suku Garfield berkepala kucing dengan suka manja, dan satu lagi dari suku Haus. Meski berpostur tinggi besar, Santo Perempuan Centaur memiliki lekuk tubuh menggairahkan dengan sepasang kaki jenjang yang sangat disukai Liu Zhenhan. Hal ini membuatnya sengaja menjatuhkan sendok garpu berkali-kali untuk membungkuk mengambilnya.
Acara makan malam kali ini, Pendeta Tertinggi Bulat tidak mengundang tamu pendamping lainnya. Para Imam Utama dan Grand Shaman Weian sudah sangat sibuk dengan persiapan upacara besar. Ditambah lagi hubungan sensitif antara Pendeta Divine Comedy dengan Pangeran, sebagian besar pendeta tahu harus menjaga batas. Seluruh ruang makan Kuil Utama yang luas terasa sangat sepi, hanya dihadiri Yang Mulia Qidan, Tuan Borgkamp, serta dua Pendeta Beruang Deschamps dan Lemelle.
Imam Agung Jubah Merah menunjukkan ketertarikan besar pada bayi darah kembar Er Shao dan San Shao. Ia terus-menerus menanyakan detail tentang mereka kepada Liu Zhenhan. Ketika mengetahui bayi darah ini adalah keturunan hasil mantra darah dan esensi darah Pendeta Divine Comedy sendiri, bahkan Pendeta Tertinggi Bulat yang biasa sangat tenang pun terkejut.
Meskipun Yang Mulia tidak sepenuhnya memahami konsep bayi darah, melalui penjelasan Grand Shaman Weian, ia tahu bayi-bayi ini bisa berubah menjadi entitas pohon raksasa. Hal ini membuat Paus semakin mengagumi kemampuan Pendeta Divine Comedy.
Bahkan seorang magang sihir manusia pun akan dihormati seperti Penyihir Besar di gurun sihir Kerajaan Bimeng, apalagi jika tiba-tiba muncul penyihir asli dari ras Bimon?
Sambil berkeringat dingin, Imam Agung Jubah Merah juga merasa bersyukur atas keberuntungannya.
Saman Divina Commedia memang pamer bahwa dirinya adalah Penyihir Suci Santo Ajaib, meskipun Imam Agung Jubah Merah, Yang Mulia Zidan, dan Tuan Borgkamp mengangguk setuju di permukaan, dalam hati mereka sama sekali tidak menganggap serius hal ini, menganggap omongan Saman Divina Commedia ini sebagai angin lalu.
Jika Penyihir Suci Santo Ajaib bisa muncul dari kalangan Imam Bemon, bukankah itu sama seperti munculnya Paus manusia dari kalangan penyihir mayat hidup? Tiga petinggi Kuil tidak menemukan unsur humor dalam lelucon Saman Divina Commedia ini.
Mengenai pernyataan Saman Divina Commedia bahwa dirinya hanya kebetulan memiliki kekuatan magis namun tidak memiliki kemampuan melepaskan sihir, Imam Agung Jubah Merah justru percaya. Semua pencapaian Saman Divina Commedia memiliki catatan rinci di bawah Yang Mulia Bulat, dan benar-benar tidak ada catatan tentang penggunaan serangan magis oleh Yang Mulia Richard. Terhadap hal ini, Yang Mulia Bulat hanya bisa menghela nafas panjang. Sejak Imam Suku Sikaide kaum jangkrik menghilang dari arus sejarah, menggunakan lagu perang murni untuk melancarkan serangan magis telah menjadi misi mustahil bagi para imam. Tampaknya Saman Divina Commedia Richard juga tidak bisa memecahkan kutukan takdir ini.
Pendeta Shaman Divine Comedy yang merupakan penyihir setengah matang ini, sebenarnya hanyalah seorang pendeta yang memiliki peliharaan magis pohon kembar siam, tidak memiliki signifikansi strategis yang besar. Tentu saja, bagi Kerajaan dan Kuil, penyihir setengah matang seperti ini tetap lebih baik ada daripada tidak. Yang paling disesalkan oleh Yang Mulia Bulat adalah karena bahasa Elf, kemungkinan ajaran mantra darah ini bisa diajarkan secara luas hampir nol. Setelah mengetahui bahwa Pendeta Divine Comedy Yang Mulia Richard berhasil melakukan Pencerahan Kebijaksanaan pada seorang murid, Paus secara tegas meminta Yang Mulia Richard untuk terus mencari lebih banyak murid - Pencerahan Kebijaksanaan merupakan cara terbaik untuk mewariskan pengetahuan!
"Yang Mulia, apakah dalam Olimpiade kali ini saya masih perlu bertanding lagi?" Setelah beberapa omong kosong yang hambar ini, Liu Zhenhan mengunyah roti yang hambar sambil menarik kembali pandangan liciknya dari sepuluh Santo Perempuan cantik, lalu mengalihkannya ke Imam Agung Jubah Merah.
"Tergantung bagaimana Yang Mulia memahaminya. Gelar Shaman Divine Comedy hanyalah penghargaan kehormatan, tidak termasuk dalam struktur resmi maupun jenjang kepangkatan." Yang Mulia Bulat melepas mahkota menaranya dan menyerahkan kepada imam senior pendamping, lalu menggaruk kepala botaknya dengan kelingking secara elegan: "Secara pribadi saya mendukung partisipasi Yang Mulia, mengingat ada hadiah promosi di dalamnya. Dalam sejarah, belum pernah ada Shaman Divine Comedy yang mencapai tingkat Imam Tongkat. Saya berharap Yang Mulia bisa menorehkan catatan paling gemilang dalam arsip sejarah Kuil!"
"Kalau begitu aku lanjutkan saja kompetisinya, rebut juara pertama, main-main dulu jadi Imam Tongkat." Liu Zhenhan mengangkat bahu dengan santai sambil membuka kedua telapak tangannya.
"Yang Mulia Richard." Imam Agung Jubah Merah berkata dengan wajah serius: "Saya perlu menyampaikan sebelumnya, jika Yang Mulia benar-benar memutuskan ikut kompetisi, kemungkinan besar dewan juri akan menyetujui promosi Yang Mulia secara bulat dan menghentikan partisipasi untuk beralih menjadi tamu kehormatan. Mengingat kemampuan Yang Mulia, merebut mahkota Olimpiade Pendeta akan terlalu mudah. Demi keseimbangan, 90% dewan juri akan mengambil keputusan ini. Lagi pula status Yang Mulia memang cukup spesial..."
"Maksud Yang Mulia... cuma menyuruhku tampil sebagai hibiran?" Liu Zhenhan bertanya terbengong-bengong: "Lalu mahkota pendetanya? Aku tidak boleh ikut berebut?"
"Yang Mulia Richard. Rencana awal Yang Mulia Paus adalah seperti ini—setelah Anda meraih mahkota Pendeta Termuda tahun ini, sebagai hadiah, sebuah altar besar atau kuil baru akan dibangun di kota Feilengcui di bawah kendali penuh Anda. Namun tiba-tiba Anda menjadi Shaman Divine Comedy, perubahan ini benar-benar di luar perkiraan kami! Ini... mohon maafkan ketidaksopanan saya. Sungguh sangat mengejutkan! Selama ini Shaman Divine Comedy selalu berasal dari pendeta kelas rendah yang harus dikonsentrasikan di Kuil Shabak untuk perlindungan khusus, namun kekuatan Anda melampaui semua di negeri ini sehingga proteksi semacam itu sama sekali tidak diperlukan. Dengan demikian, muncul persoalan penempatan istana Shaman Divine Comedy." Imam Harimau Putih Tuan Bergkamp menyambung pembicaraan, berkata pada Liu Zhenhan: "Sebagai istana Yang Mulia, statusnya setara dengan Istana Musim Panas Dewa Perang, harus dilengkapi Ksatria Upacara, Santo Perempuan, dan Imam Senior pengawal. Jika Anda sudah memenangkan mahkota pendeta, membangun kuil atau altar baru di Feilengcui akan menjadi tumpang tindih dan tidak bermakna."
"Kalau begitu, untuk apa aku ikut kompetisi?" Liu Zhenhan mengedipkan matanya, memandang tiga petinggi kuil: "Yang Mulia sekalian, maafkan kebodohanku—apakah ada maksud khusus lain di balik desakan Yang Mulia Bulat agar aku bertanding?"
"Yang Mulia Richard, kemampuan Anda sudah saya lihat." Imam Agung Jubah Merah tertawa sambil berkata: "Tidak ada maksud khusus, sebenarnya saya ingin Anda ikut kompetisi hanya dengan satu tujuan sederhana - keikutsertaan Anda akan meningkatkan kualitas dan daya tarik Olimpiade Pendeta secara signifikan. Setiap tahun Kerajaan kami melahirkan sekitar 150 Imam Angin, tapi yang bisa mencapai ambang Imam Jiwa dalam setahun tidak lebih dari 15 orang. Selain Imam Perang yang bertugas di militer, hampir semua pendeta tingkat dua ke atas di Kerajaan sedang berkelana mencari murid. Olimpiade tahunan ini dirancang untuk memotivasi para Imam Angin baru. Menyaksikan langsung pertunjukan dari seorang Pendeta Besar akan memberikan motivasi terbesar bagi para Imam Angin muda ini! Setiap tambahan satu Imam Jiwa, Kuil dan Kerajaan akan sangat berterima kasih pada Anda!"
"Anda bukan sekedar tampil, tapi mewakili Kuil untuk menampilkan mukjizat ilahi." Grand Shaman Weian Yang Mulia Qidan tersenyum manis: "Pada upacara pembukaan besok, banyak bangsawan akan hadir. Ini kesempatan untuk menunjukkan pada para petinggi Departemen Militer yang sombong itu, seperti apa kemampuan pendeta kelas atas sebenarnya! Seorang pendeta level tinggi pun bisa memengaruhi jalannya pertempuran seperti penyihir! Peliharaan Magis dan kemampuan Anda sendiri bisa membuktikan hal ini!"
Liu Zhenhan hanya bisa tersenyum getir. Bagi dirinya sendiri, kemampuan untuk mengubah situasi pertempuran sudah tidak perlu diragukan lagi. Tapi bagi pendeta lain yang ingin mencapai levelnya, itu seperti mimpi di siang bolong! Apa gunanya jika ada satu dua Imam Jiwa tambahan di antara Imam Angin? Bukankah Imam Jiwa sendiri sudah menjadi kelompok terbesar dalam struktur Kuil? Bahkan dua Imam Tongkat senior seperti Lemerre dan Deschamps, hingga kini hanya memiliki Monster kelas menengah sebagai peliharaan magis. Bahkan kuda ribuan li milik Nedved masih lebih unggul. Lantas monster kelas apa yang bisa didapatkan oleh seorang Imam Jiwa? Apa artinya menambah satu dua Imam Jiwa lagi?
Lao Liu benar-benar tidak tahu apakah ini karena pengalamannya yang luas, atau memang kemampuan Kerajaan yang sangat terbatas.
"Menjadi Imam Jiwa berarti bisa meneruskan warisan. Mungkin meski mentornya biasa-biasa saja, muridnya bisa sukses di masa depan." Paus sepertinya membaca pikiran Liu Zhenhan, lalu menghela nafas: "Yang Mulia Richard, garis keturunan berbakat seperti Tuan Mourinho hanya ada satu di Kerajaan. Hanya Yang Mulia Helen satu-satunya yang berhasil mendapatkan Monster Perang Komodo sebagai peliharaan magis dengan status Imam Jiwa. Fondasi Kuil tidak bisa hanya mengandalkan sedikit bakat unggul seperti ini."
“Saya pasti tidak akan mengecewakan ajaran Yang Mulia.” Liu Zhenhan tertawa: “Pertunjukan ya pertunjukan, Paus tidak perlu terlalu khawatir. Kedepannya, kursus Tarian Perang Helen pasti akan membawa lebih banyak kejutan untuk Yang Mulia.”
“Menurut catatan literatur kuno, Tarian Perang Pendeta setidaknya bisa meningkatkan tingkat keberhasilan pelatihan hingga lima kali lipat. Inilah tujuan utama saya, Sang Raja, dan para Kepala Suku Kun Ding mendirikan Akademi Pendeta Cambridge. Dalam jangka panjang, meski batasan Kekuatan Nyanyian masih ada dan proses kenaikan tingkat tetap sulit, dengan lima kali lipat Imam Jiwa yang dihasilkan setiap tahunnya, bantuan untuk prajurit saat perang pecah akan sangat signifikan.” Imam Agung Jubah Merah tertawa renyah: “Yang lebih beruntung, Yang Mulia Li juga menciptakan gulungan lagu perang. Inilah yang paling penting. Gulungan ini pasti akan meningkatkan kemampuan pendeta secara drastis. Awalnya demi prinsip kerahasiaan, semua informasi tentang Yang Mulia masih saya rahasiakan secara ketat hingga sekarang setelah menerima laporan dari Yang Mulia Qidan.”
“Hehe…” Liu Zhenhan tertawa kering, dalam hati menggerutu: Cicak tua ini, alasan kerahasiaanmu itu cuma kedok untuk mencegah Sang Raja merekrutku saja.
“Yang Mulia Richard, saya harus mengingatkan Anda. Imam Agung Cambridge Yang Mulia Helen akan menjalani upacara penobatan besok pada acara pembukaan. Malam ini Sang Raja memanggilnya ke istana, maksudnya kita semua pahami. Suku Fox selalu menjaga persahabatan baik dengan Lion. Saya baru mengetahui kabar ini agak terlambat. Sekarang saya ingin memastikan, seberapa besar kemungkinan keberhasilan Sang Raja dalam merebut hati Helen?” Pendeta Tertinggi Bulat menatap Liu Zhenhan.
“Helen adalah gadis polos tanpa ambisi berlebihan. Ditambah hubungan denganku, upaya perekrutan Sang Raja mustahil berhasil.” Liu Zhenhan menambahkan dengan licik: “Mereka salah menganalisis target yang seharusnya didekati.”
“Haha…” Sang Paus dan Grand Shaman Weian tertawa penuh pengertian bersama.
“Meski gelar Imam Agung Cambridge hanya simbolis, reputasi masa depannya tak terkira. Kelompok Imam Perang yang dikendalikan Departemen Militer mulai menjadi tulang punggung. Mereka bisa mengerahkan pasukan untuk membantu pendeta mendapatkan peliharaan magis lebih baik, sedangkan Kuil tidak mampu. Karena itu kita harus mencegah pengaruh militer merambah Akademi Pendeta Cambridge.” Pendeta Tertinggi Bulat mengangkat gelas air, bersulang dengan Liu Zhenhan.
“Yang Mulia, izinkan saya bertanya. Setelah memiliki istana sendiri, bagaimana penataan Pengawal Ksatria, Santo Perempuan, dan Imam Senior saya? Apakah saya berhak mengatur sendiri?” Liu Zhenhan mengangkat gelas bertanya.
"Kuil adalah tempat pemujaan Dewa Perang, seduali kamar tidur Yang Mulia adalah istana musim panas Dewa Perang. Yang satu tempat kerja Sang Dewa, yang lain rumah Sang Dewa." Imam Agung Jubah Merah tertawa terbahak-bahak: "Kuil Witherspoon di Provinsi Timur Laut akan mengurus semua urusan Yang Mulia, tapi Anda juga bisa mengaturnya sendiri."
"Jadi selama ini saya hanyalah kepala rumah tangga Dewa Perang?" Liu Zhenhan menyemburkan tawa: "Kepala rumah tangga ya kepala rumah tangga. Yang Mulia, saya berencana mengangkat pendeta Salamander rakyat sebagai imam senior pengiring saya, apakah ini diperbolehkan?"
"Ini... sebenarnya bukan tidak boleh..." Sang Paus mengerutkan alisnya: "Tapi Yang Mulia juga tahu, suku Bairen terlahir dengan cacat tangan yang mengkerut. Itu saja sudah parah, namun selama bertahun-tahun, demi melepaskan status sebagai pendeta rakyat, para Salamander Bairen terus berseteru dengan Kuil. Karena keberadaan mereka, Kuil Florunda Agung di Provinsi Tenggara selalu dipandang rendah di wilayah Wolff. Makanya para Imam Agung sebelumnya melarang keras Pendeta Kuil memberikan Pencerahan Kebijaksanaan kepada Bairen. Jika Yang Mulia mengangkat mereka sebagai imam senior, sama saja mengakui mereka bisa menjadi rohaniwan. Bukankah ini... agak kurang tepat?"
“Yang Mulia, jika Anda membuka preseden ini, bagaimana kuil-kuil lain akan menangani status mereka? Mengakui mereka sebagai rohaniwan? Lalu bagaimana dengan pendeta resmi dari Kuil Utama Fuluolunduo di Provinsi Tenggara? Lagu perang ras juga bukan monopoli Bairen Salamander, bagaimana dengan suku Smyer yang memiliki 'Nyanyian Pelarangan Langit'?” Grand Shaman Weian juga menyetujui.
“Tentu tidak realistis mengakui semua identitas mereka, saya hanya akan mengangkat satu saja, seharusnya tidak masalah? Tapi bicara soal itu, bukankah sayang jika Bairen yang begitu cerdas tidak menerima Pencerahan Kebijaksanaan?” Liu Zhenhan bertanya.
“Mengangkat Bairen Salamander sebagai Imam Senior sebenarnya tidak masalah, yang penting adalah preseden ini. Kedepannya pasti banyak Salamander yang akan merepotkan Anda. Jika benar-benar memutuskan, Anda harus tahan tekanan.” Imam Agung Jubah Merah berkata: “Alasan utama tidak melakukan Pencerahan Kebijaksanaan pada Bairen Salamander adalah keberadaan mereka sangat mempengaruhi ketergantungan pasukan Wolf pada pendeta kuil. Ini juga menyebabkan Ketua Dewan Tetua Quentin old Redknapp sama sekali tidak menghargai kuil kami di saat-saat tertentu! Jika Wolf memiliki kekuatan besar di kuil, belum tentu baik.”
“Benar juga, persatuan dan eksklusivitas Suku Wolf memang terkenal.” Liu Zhenhan mengangguk: “Dengan penjelasan Anda, saya sekarang mengerti.”
“Suku Rhein saja sudah cukup membuatku pusing, toh diam-diam banyak pendeta yang bergantung pada Suku Rhein. Ditambah lagi dengan Imam Utama Murinio, sekarang Kuil kita sudah memiliki tiga kekuatan besar. Jika bertambah satu lagi, bukankah dunia akan kacau balau?” Imam Agung Jubah Merah tertawa ringan.
“Kekuatan Imam Utama memang sangat hebat.” Liu Zhenhan menyipitkan mata dengan licik ke arah Yang Mulia Paus: “Yang Mulia Bulat, tidakkah Anda khawatir pengaruh Imam Utama Murinio semakin membesar? Di dekat wilayah kekuasaanku, Kota Caiyu juga memiliki komunitas pendeta yang sangat banyak. Benar-benar pantas disebut komunitas penghasil pendeta, Medusa!”
“Gelar Imam Utama bisa diperoleh melalui kemampuan, tapi gelar Pendeta Jubah Merah tidak bisa.” Pendeta Tertinggi Bulat tersenyum samar, berbicara dengan makna ganda: “Sebagai tuan tanah ras Bordir, wajar jika Tuan Mourinho memiliki sedikit kelebihan kemampuan. Namun bagi suku Tiger dan Lion, ini tidak layak disebut. Dewan Tetua selalu mempertahankan keseimbangan dengan fokus pada dua klan Lion-Tiger, mustahil memihak Bordir. Setelah Pertempuran Hyjal, ras Bordir tinggal nama. Bagi Tuan Mourinho, Kuil mendorong setiap pendeta untuk menghormati dan mengaguminya. Tapi hanya sampai di situ. Dulu dengan kehadiran Yang Mulia Milu, Tuan Mourinho tidak bisa monopoli sorotan. Kini setelah Yang Mulia Milu pensiun karena sakit, Yang Mulia Richard dan Yang Mulia Helen muncul sebagai kekuatan baru yang menjadi anak timbangan baru untuk menyeimbangkan skala ini. Meski cerdik, Tuan Mourinho buta dalam menilai orang. Saya yakin, Anda pasti bisa memainkan peran seperti Yang Mulia Milu dulu, bahkan mungkin lebih baik.”
Kalian bahkan tidak tahu Pendeta Phoenix Api punya peliharaan magis kembar, sombong apa! Liu Zhenhan menyeringai dengan samar.
“Mengenai urusan Yang Mulia Pangeran, Paduka Liu Zhenhan tidak perlu khawatir. Kami akan segera mengajukan proposal ke Dewan Tetua, lagipula opera ini belum akan berakhir dengan mudah; Selain itu, mengingat Pasukan Ksatria Suci akan segera dibentuk, dan wilayah Feilengcui telah menerima bantuan metalurgi dari keluarga Sherpa Kadipaten Dolot, kami ingin langsung mengalokasikan dana untuk 1000 set zirah dan senjata standar ini kepada Paduka untuk menyelesaikan persiapan ini.” Imam Harimau Putih Tuan Bergkamp memberikan penghormatan dengan anggukan kepala kepada Liu Zhenhan.
“Tidak masalah.” Liu Zhenhan langsung menyetujui.
“Dalam ekspedisi ke Gurun Pasir Taklamakan ini, Yang Mulia dan Yang Mulia Helen meminta untuk ikut serta dalam pasukan. Setelah memahami latar belakang Yang Mulia Helen, saya sungguh tidak tega menolak permintaan ini. Secara resmi, rombongan pendeta ikut dalam pasukan, namun sebenarnya kita telah memiliki kekuatan bersenjata tertentu. Berdasarkan prestasi gemilang Yang Mulia, saya akan secara khusus mengangkat Yang Mulia sebagai Kepala Shaman yang berwenang penuh menangani semua operasi militer dalam pertempuran di gurun! Begitu empat oasis besar di Gurun Pasir Taklamakan berhasil direbut, saya harap Yang Mulia Richard dapat segera menguasai situasi, mendahului pihak militer untuk merebut dua 'daging gemuk' yakni logistik dan uang! Mengenai tawanan perang dan rakyat kafir, kita mungkin sulit bersaing dengan militer. Saat itu, kita hanya perlu mengembangkan pengikut agama. Di dalam negeri ada banyak Imam Angin yang bisa dikirim untuk melakukan dakwah secara bertahap!” Pendeta Tertinggi Bulat mengusap mulutnya dengan serbet, berkata pada Liu Zhenhan dengan nada paling khidmat: “Ada satu hal yang perlu Yang Mulia perhatikan khusus, pandai besi manusia di gurun sangat ahli dalam peleburan. Pisau melengkung Dali Shige yang mereka tempa pernah saya lihat, benar-benar mampu membelah besi seperti memotong lumpur! Ini adalah material paling langka di Kerajaan, jadi pandai besi dan area pertambangan adalah prioritas utama!”
“RAMAS adalah keahlian kami.” Liu Zhenhan mengangkat alisnya.
“Uang dan peralatan sangat penting! Jika memiliki dana, kita bisa membentuk legiun Ksatria Suci alih-alih resimen Ksatria Suci dengan berbagai alasan! Rencana tentara bayaran yang disebut Tuan Mourinho adalah konsep bagus, tapi peralatan, gaji prajurit, logistik, santunan... Biaya ini terlalu besar! Pendapatan kuil hanya cukup mempertahankan operasional satu resimen! Oleh karena itu, Yang Mulia sangat berharap pada pertempuran gurun! Harapan yang lebih besar lagi ditumpahkan pada Yang Mulia Richard!” Suara Imam Harimau Putih Tuan Bergkamp bergetar.
“Begitu kuil memiliki pasukan, bukankah kekuasaan militer tidak akan terbagi menjadi dua kutub? Apakah ini tidak akan menimbulkan masalah?” Liu Zhenhan merenung.
“Sejak Yang Mulia Grak Sal naik takhta, Kerajaan telah memulihkan diri selama lebih dari dua puluh tahun. Membersihkan ancaman di wilayah sekitar sudah menjadi keharusan. Kuil tidak bisa selamanya muncul sebagai bawahan perang. Saatnya belajar dari praktik gereja manusia!” Imam Agung Jubah Merah merenung sejenak: “Sang Raja terus berusaha melemahkan pengaruh kuil. Kita harus punya cara menghadapi yang lebih baik. Saat ini semua Imam Perang dengan masa bakti lebih dari dua tahun bertugas di berbagai legiun. Kehilangan kekuatan inti ini membuat kuil harus menutupinya dari aspek lain. Hanya dengan begini kita bisa punya alasan mempertahankan sekelompok Imam Perang untuk kuil!”
“Memang benar.” Liu Zhenhan terkekeh: “Awalnya aku juga akan menerima panggilan dari Departemen Militer setahun lagi, tapi sekarang setelah dipromosikan sebagai Imam Tongkat, masalah itu takkan ada lagi.”
“Setahun, hanya butuh setahun, dunia pendeta di Kerajaan pasti akan berada di bawah sinar bintang kembar Feilengcui! Aku tak punya syarat khusus untuk Yang Mulia Richard, aku berikan kewenangan penuh padamu untuk memilih Santo Perempuan dari berbagai ras. Tapi jangan lupakan Harimau tua yang pernah membelamu ini setelah sukses nanti.” Imam Agung Jubah Merah tersenyum penuh makna.
“Mana mungkin! Sudah berkonflik dengan Lion sampai segini... haha... Mari kita bersulang... Untuk kesehatan Pangeran Richard!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak sambil berdiri mengangkat gelas air, nada bicaranya penuh kelakar.
“Seperti yang Anda harapkan.” Tiga petinggi Kuil juga berdiri dengan penuh wibawa.
Empat gelas air saling bersentuhan ringan, semua tak terucapkan telah tersampaikan.
Kok ada lagi yang menganggap Laozi sebagai pezina? Apa maksud kewenangan memilih Santo Perempuan lintas ras? Apakah tugas Santo Perempuan selain menjaga api altar masih ada misi khusus lainnya? Liu Zhenhan bertanya-tanya dalam hati.
"Yang Mulia Richard, mungkin Anda tidak tahu, meskipun Imam Agung Divine Comedy tidak memiliki kekuasaan nyata, gelar kehormatan ini berasal dari sistem kuno. Oleh karena itu, di istana Anda, semua aturan harus mengikuti tradisi kuno. Sistem hak malam pertama yang sudah lama dihapuskan akan dipulihkan di istana Anda. Setiap Santo Perempuan istana yang menikah di usia 22 tahun harus memberikan persembahan terlebih dahulu kepada utusan yang ditunjuk Dewa Perang." Imam Harimau Putih Tuan Bergkamp tersenyum memandang Liu Zhenhan yang tertegun: "Sayangnya, kebanyakan Imam Divine Comedy jarang bertahan lebih dari 4-5 tahun. Tapi Anda jelas bukan termasuk golongan itu, jadi Anda harus menjalankan hak ini. Ini adalah misi yang harus Anda selesaikan. Kesucian Santo Perempuan yang keluar dari Istana Musim Panas Dewa Perang hanya boleh diserahkan kepada Dewa Perang, ini adalah kehormatan tertinggi mereka."
"Aku... ini... itu..." Liu Zhenhan hampir tidak bisa menyusun kata-kata.
Bab Dua Ratus Empat Kehidupan Malam
Kaisar tidak akan membiarkan prajurit kelaparan, Imam Agung Jubah Merah Yang Mulia Bulat tentu juga demikian.
Makan malam tanpa ikan saury ini meski agak kikuk, tapi Yang Mulia benar-benar tulus. Langsung mengangkat Imam Divine Comedy baru sebagai Kepala Shaman Regu Imam Pendamping yang mengkoordinir semua imam pendamping - Regu Imam Pendamping sendiri sudah menyiapkan formasi mewah dengan tiga Imam Utama yang ditugaskan!
Anugerah ini benar-benar mengangkat Liu Zhenhan dari bawah tanah ke langit dalam sekejap, sesuatu yang sangat langka di dunia.
Kekuasaan, kecantikan, status, kemuliaan - bahkan hak malam pertama yang terus ditanyakan Liu Zhenhan pada mentornya sejak di Provinsi Timur Laut pun sudah dimilikinya. Sungguh cukup untuk menyogok preman mana pun. Permintaan Yang Mulia tampaknya tidak terlalu sulit: hanya meminta Liu Zhenhan ikut dalam serangan musim semi sambil merampas barang rampasan perang untuk persiapan pembangunan Ordo Ksatria Suci, sembari membasmi para kafir.
Sekilas ini terlihat seperti pekerjaan mudah.
Benarkah demikian?
Di dalam hati, Liu Zhenhan sangat paham.
Mana ada hal sebaik ini di dunia!
Untuk serangan musim semi ini, Kerajaan mengerahkan pasukan elit "Cambuk Dewa Perang" dari Garda Kerajaan, ditambah rombongan pendeta yang mencakup tiga Imam Utama. Formasi megah seperti ini untuk melawan perompak manusia gurun ibarat "menggunakan pisau Bule untuk menyembelih ayam"! Bahkan Imam Utama harus turun ke medan perang - ini biasanya hanya terjadi saat Kerajaan Bimeng menghadapi pertempuran penentu hidup-mati! Langkah yang diambil Kerajaan dan Kuil kali ini jelas bertujuan menyelesaikan masalah perompak manusia gurun sekali untuk selamanya.
Di antara dua belas Imam Utama Kerajaan, kemampuan Tuan Mourinho bukan hanya tak tertandingi di seluruh negeri, bahkan dalam sejarah pun ia adalah Pendeta legendaris sejati. Namun kali ini, Imam Utama Angsa hanya mengirimkan satu pasukan kavaleri udara Elang Bertanduk untuk Serangan musim semi ini, sementara dirinya sendiri tetap menjauh. Hal ini tentu membuat Liu Zhenhan merasa cemas.
Pasukan imam pendamping memiliki tiga Imam Utama lengkap, mengapa tidak menunjuk salah satu dari mereka sebagai Shaman Kepala, malah memilih Liu Zhenhan yang jabatan resminya baru Imam Perang?
Dalam hati, Lao Liu sudah memaki delapan keturunan nenek moyang kadal tua ini sampai habis.
Jika benar-benar sampai di garis depan, begitu pertempuran berjalan mulus, dengan banyaknya rampasan perang yang berhasil dijarah, pasti akan terjadi konflik antara Kuil dan pihak militer demi kepentingan, dan konsekuensi konflik ini pasti sangat serius.
Baik pandai besi manusia gurun, tambang, maupun materi lainnya, tak satupun yang melimpah di Kerajaan Bimeng. Semuanya adalah barang langka, dan lebih-lebih materi strategis. Sejujurnya, sejak dulu hingga kini setiap pertempuran bergantung pada tenaga logistik. Jika Kuil ingin membentuk Ordo Ksatria Suci, bukankah Departemen Militer juga ingin memiliki satu lagi Cambuk Dewa Perang?
Dalam situasi seperti ini, pasukan utama yang menyerang adalah pihak militer. Jika Kuil melakukan perampasan besar-besaran terhadap bahan logistik, Pastur Kepala dari kelompok Pendeta pasti akan menghadapi ketidakpuasan keras dari militer. Di tengah kepungan puluhan ribu pasukan, menyelesaikan misi ini tidak semudah sekadar perintah lisan dari Yang Mulia.
Jika tugas ini tidak diselesaikan dengan baik, sudah jelas apakah seluruh suku Tiger dan Kuil akan memperlakukan dirinya dengan baik setelahnya. Namun jika memaksakan diri menyelesaikan tugas ini, khawatir seluruh pihak militer tidak akan memaafkannya, apalagi suku Lion yang sudah sangat dimusuhinya. Liu Zhenhan merasa dirinya seperti menjalankan tugas Bao Heitan dari Kantor Kaifeng - terlihat berwibawa, tapi satu kesalahan kecil bisa menjerumuskannya.
Tuan Mourinho tahu bahwa air keruh seperti ini harus dihindari, Liu Zhenhan tentu juga tahu. Tapi saat ini dia benar-benar tidak punya pilihan. Selama masih hidup di Kerajaan Bimeng, dia harus mematuhi aturan permainan di sini. Di dunia ini terlalu banyak cara untuk menjatuhkan orang diam-diam, bahkan sebagai Shaman Divine Comedy pun, Liu Zhenhan harus tetap waspada.
Berpura-pura menjadi si tolol dari suku Pigge adalah keahliannya. Tapi menjadi alat untuk dimanfaatkan orang lain? Liu Zhenhan tidak berminat. Jadi ketika tiga petinggi Kuil berkolaborasi dalam sandiwara ini, Liu Zhenhan tetap santai, melanjutkan aktingnya dengan senang hati. Feilengcui memang tidak pernah punya tradisi mengikuti jejak orang lain untuk mendapat sisa-sisa keuntungan.
Melihat Shaman Divine Comedy yang baru diangkat ini menyetujui dengan begitu cepat, Imam Agung Jubah Merah tampak juga senang. Setelah urusan resmi selesai, perlahan topik beralih ke cerita-cerita anekdot yang lebih santai tentang berbagai penjuru dunia dan diskusi sejarah kuno.
Pada momen seperti ini, roti dan air putih tentu kurang cocok untuk topik pembicaraan. Yang Mulia Imam Agung sendiri memerintahkan imam pelayan untuk mengambil sebotol anggur Mugge dari ruang bawah tanah. Anggur Mugge berasal dari tradisi kuno Kerajaan Bimeng, dibuat dari agave berkadar tinggi yang dicampur darah rusa perunggu sesuai resep, lalu difermentasi dan diendapkan dalam waktu lama. Di masa lalu, minuman ini diberikan kepada pengintai Bimon atau prajurit garda depan yang menjalankan misi berbahaya untuk membangkitkan semangat juang.
Kini anggur Mugge, seperti kalung tengkorak, telah punah ditelan zaman karena dianggap terlalu biadab. Keberadaannya di Kuil Shabak semata-mata karena bekas kamar tidur Shaman Divine Comedy sebelumnya, Yang Mulia Rumenigge, terletak di dalam Kuil Utama.
Apakah pemberian anggur Mugge ini oleh Yang Mulia merupakan kebetulan atau bentuk ujian, hanya Pendeta Tertinggi Bulat sendiri yang tahu.
Liu Zhenhan tetap saja meminumnya.
Yang menarik perhatiannya, ternyata pembuat anggur khusus untuk Shaman Divine Comedy di Kuil juga termasuk rohaniwan berstatus resmi - Jiangjiu (pembuat minuman ritual).
“Apakah penjaga pintu yang bertugas di gerbang saya juga mendapat gelar rohaniwan?” Liu Zhenhan menghabiskan anggur kemerahan itu dalam sekali teguk. Aroma darah samar di dalamnya memberinya rasa kepuasan - inilah rasa liar sejati yang cocok untuk darah pejuang dalam diri bangsa Bimon.
“Penjaga yang mengawasi kamar tidur Yang Mulia tentu memiliki gelar rohaniwan.” Pendeta Tertinggi Bulat mungkin tahu sang Pendeta ini kurang berpendidikan, sehingga menjelaskan dengan sangat rinci: “Penjaga kamar Yang Mulia Penyair Suci Divine Comedy selalu dijabat oleh Saudara Hewan cicak terganas dari suku Tiger. Seekor Saudara Hewan cicak bahkan tak kalah dengan buaya raksasa Kuimen. Kemampuan memanjatnya bak berjalan di tanah datar. Dengan mereka merayap di dinding-dinding, keamanan terjamin. Inilah mengapa cicak disebut 'penjaga istana'. Termasuk kepala rumah tangga Yang Mulia akan diberi gelar 'Kanselir Istana', bendahara akan mendapat gelar 'Guozijian'. Semua ini adalah jabatan rohaniwan, termasuk dalam hierarki Imam Senior pelayan Yang Mulia.”
“Lalu apakah kepala penjaga toilet saya pantas disebut 'Yushitai'?” Liu Zhenhan mengajukan pertanyaan iseng.
"To... Toilet Suci?" Imam Agung Jubah Merah nyaris melotot matanya, menarik napas dalam-dalam sambil menengadah. Jika bukan karena upaya mengendalikan diri, Yang Mulia Bulat pasti akan kehilangan semua wibawanya karena tertawa terbahak-bahak.
Grand Shaman Weian Zidan dan Pendeta Harimau Putih Tuan Bergkamp segera beranjak dan berlari keluar aula. Dentang langkah kaki yang tergesa masih terdengar ketika gelak tawa tak terbendung sudah bergema di koridor panjang yang sepi.
Imam Agung Jubah Merah benar-benar tak punya kata lagi untuk Pendeta Divine Comedy ini. Seorang imam Bemon yang sebodoh ini, pasti hanya ada satu-satunya seperti Pendeta Divine Comedy.
Karena Helen masih menghadiri jamuan di istana, dan Liu Zhenhan juga menyimpan kegelisahan dalam hati, setelah mengobrol sebentar, Pendeta Divine Comedy pun berpamitan dengan sopan kepada tiga petinggi Kuil. Sejujurnya, ketiga pejabat Kuil itu memang sudah hampir tak tahan dengan kelakuannya. Seorang pendeta yang begitu kasar, bahkan satu detik lebih lama bersama para bangsawan ini terasa menyiksa.
Keserakahan dan nafsu, sebagian orang suka menyimpannya dalam hati, sebagian lagi suka mengumbar di mulut. Yang disembunyikan belum tentu lebih baik daripada yang diumbar, mungkin malah lebih rakus. Namun banyak yang tetap bersikap sok suci seolah lebih tinggi, sambil menghina mereka yang terang-terangan menunjukkan kebiasaan buruknya.
Secara keseluruhan, Imam Agung Jubah Merah cukup puas dengan preman ini. Laporan rahasia yang diajukan Grand Shaman Weian Zidan hampir seluruhnya berisi penilaian negatif tentangnya. Namun justru orang serakah dengan nafsu tak terbatas seperti inilah yang menjadi anjing penyerang terbaik.
Setelah Shaman Divine Comedy ini pergi, tiga petinggi Kuil kembali mengadakan pesta minum sambil membahas Liu Zhenhan. Mereka benar-benar tak mengerti bagaimana orang bodoh seperti ini bisa beruntung menjadi Pendeta Naga, sementara mereka yang berdarah biru dan berbakat justru tak seberuntung itu?
"Sungguh seratus alasan tak bisa kupahami," gumam Pendeta Tertinggi Bulat tentang keanehan takdir manusia.
Mengenai dua Naga Peri peliharaannya dan Bangau Api magis milik Shaman Divine Comedy yang pergi ke Benua Sutra Timur Jauh, Pendeta Tertinggi Bulat merasa sangat disayangkan. Apalagi dalam misi bersama militer ini, kekuatan tempur besar sangat dibutuhkan sebagai simbol wibawa Kuil!
"Memang disayangkan, tapi Richard ini cukup emosional, seharusnya bisa menyelesaikan tugas," kata Grand Shaman Weian Zidan yang cukup yakin dengan Pigge ini. "Yang kita butuhkan justru orang nekat, lagipula dia sudah punya banyak musuh."
Tiga petinggi Kuil tertawa bersama, melanjutkan pesta minum mereka. Kini semuanya sudah menjadi orang dalam, tak perlu lagi makan roti tawar. Sebenarnya selama perjamuan sebelumnya, ketiga petinggi Kuil ini juga belum kenyang.
Rasa ikan saury, mereka sama seperti Garfield suka mempelajarinya.
Liu Zhenhan tidak tahu bagaimana tiga petinggi Kuil menilainya. Baginya, penilaian itu tidak penting. Suasananya yang menekan di Kuil membuatnya jengah, yang terpenting adalah perutnya masih belum kenyang.
Kuil sebenarnya telah menyiapkan kereta kuda untuk mengantar Yang Mulia kembali ke Lapangan Dewa Perang, tapi Liu Zhenhan menolak. Dia dan Guo Guo menggendong dua bayi darah, berjalan dengan lengan bajunya yang lebar berkibar-kibar menuju Lapangan Dewa Perang. Setiap Bimon yang melihatnya tertegun sebentar, lalu menggosok mata dan segera membungkuk memberi hormat.
Liu Zhenhan sangat menikmati tatapan seperti itu.
Lapangan Dewa Perang sekarang sudah dipenuhi lampu hias. Karena jumlah imam dan pengawal yang menghadiri upacara terlalu banyak, para imam Bemon dari daerah terpencil yang tidak mendapat penginapan membangun tenda kulit hewan di lapangan. Api unggun besar-besaran menyala menerangi kegelapan.
Mungkin karena tahu para imam adalah bangsawan kaya dengan wilayah kekuasaan, pedagang keliling Shabak sibuk menjajakan barang. Seniman rakyat juga berkumpul memamerkan keahlian mereka.
Ibu Kota memang Ibu Kota, tingkat keramaiannya benar-benar berbeda. Di antara berbagai pertunjukan ini, ada kucing antropomorfik dari Suku Garfield yang lincah mempertunjukkan akrobatik melewati lingkaran api, juga kelinci dari Suku Pulayboai yang menarikan tap dance - sesuai pepatah "kaki kelinci jantan yang gesit". Meski tap dance para kelinci ini bukanlah seni tinggi, tetap memiliki pesona khas Bimon. Petinju kanguru dari Shengkailu juga menggelar ring tinju dengan tali, setiap pukulan mereka memenangkan gemuruh tepuk tangan.
Liu Zhenhan terkejut melihat di area tengah alun-alun yang jauh, tepat di dekat mata air, kafilah Feilengcui malah membuka kembali stan mereka. Rupanya penghancuran separuh peralatan oleh Yang Mulia Pangeran tak menyurutkan semangat bisnis Bimon Feilengcui, malah membuat mereka semakin bersemangat.
Stan Feilengcui tampaknya yang paling ramai, dikerumuni orang berlapis-lapis. Bakcang daging segar dan telur asin burung unta mendidih menguap dalam panci, aroma "milky ice cream", daging panggang, Ubi Shenshu panggang api, kue biji bambu panggang, serta jus jeruk emas madu menyatu dengan asap dan bau keringat di alun-alun, membentuk lukisan ukiyo-e yang hidup penuh dinamika.
Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak. Suku Kunk yang terdiri dari manusia sigung di bawah pimpinan kepala suku Jiaza sedang menggoreng tahu busuk. Kios mereka sepi sama sekali, bahkan bayangan hantu pun tak ada. Entah karena kulit belang hitam-putih ras Bimon ini terlalu sering kentut, atau tahu busuk yang dibuat dari jus ubi Shenshu dan air kapur bawah tanah ini terlalu bau, yang jelas dalam radius 15 yard di sekitar mereka, bahkan memukul dengan tongkat pun tak akan kena siapa-siapa.
"Tuan Haigouhong, mau beli bunga?" Seorang perempuan elf cantik berdiri di hadapan Liu Zhenhan yang sedang melongok-longok. Di lengannya tergantung keranjang bambu penuh kelopak Wisteria seribu daun yang harum semerbak.
Entah sengaja atau karena efek silau cahaya, elf ini ternyata tak mengenali sang Bimon di depannya sebagai bosnya, malah mengira itu adalah Bimon landak.
Guo Guo bersama dua bayi darah mulai bersiul.
Liu Zhenhan berlagak seperti playboy, memetik sehelai kelopak putih dan menyelipkannya di sanggul sang elf cantik.
Elf muda itu berlari malu-malu.
"Dia sedang merayu Ayah," kata Liu Zhenhan tanpa malu pada dua bayi darahnya.
"Aku akan lapor ke Mama Helen," kata Ershao.
"Dasar Xiao Chusheng durhaka!" Liu Zhenhan kaget setengah mati.
"Satu orang dapat satu ekor ikan saury," kata Sanshao.
Bab 205: Kabar dari Pasukan Pengawal
Meski ikan saury tak bisa memuaskan dua bayi darah, tapi tusukan daging panggang besar-besar tak jadi masalah. Walau makan di Kuil tak sampai kenyang, untungnya keluarga ini punya makanan lezat tak terhitung. Setelah lama dibujuk ayah mereka Liu Zhenhan, Ershao dan Sanshao akhirnya setuju sementara waktu makan ikan bakar, dengan syarat malam nanti Ayah harus ceritakan 100 kisah. Menurut Ershao dan Sanshao, di Kota Caiyu setiap malam Mama Tang Beierjina selalu menceritakan banyak sekali kisah.
Liu Zhenhan benar-benar membenci Tang Beierjina. Perutnya hanya berisi lelucon mesum, mana ada cerita? Tapi terpaksa disetujui dulu.
Saat menyusup ke kerumunan yang berlapis-lapis, Liu Zhenhan gembira menemukan kulit landaknya selalu memberi keuntungan. Melihat kakek berduri tajam mau masuk, para pengunjung yang mengerumuni kafilah Feilengcui langsung membuka jalan, takut tertusuk dan tak tahu harus cari Dukun ke mana.
“Empat ikan trout panggang! Jangan pakai rempah, aku mau tambah banyak cabai! Hah...” Liu Zhenhan berdiri di depan pemanggang, melambai-lambai tangannya untuk mengusap asap arang yang mengiritasi mata. Setelah mengoceh panjang lebar, barulah ia sadar bahwa di gerai daging panggang hanya ada beberapa Medusa dan pelayan kupu-kupu yang sibuk hingga keringat bercucuran. Meski tahu sang bos sedang memberi perintah, para pelayan yang sibuk seperti tupai ini sama sekali tak punya waktu menghiraukannya. Yang lebih mengherankan, pasukan utama pembuat hidangan lezat – para koki Hobbit Setengah Manusia – malah tak terlihat sama sekali.
Lao Liu menyipitkan mata, baru melihat dua Hobbit Setengah Manusia sedang berbaring santai di kursi malas tak jauh. Masing-masing memegang piring berisi leher ayam hutan panggang keemasan, di sampingnya terletak segelas rum yang dihiasi rumbai-rumbai embun dingin – jelas sudah didinginkan dengan bola es. Dua koki Setengah Manusia itu mengunyah dengan mulut berminyak, mengobrol santai sambil menyelonjorkan kaki gendut mereka yang dipenuhi bulu hitam di telapak, terkadang digerak-gerakkan dengan puas.
“Apa yang kalian berdua lakukan?” Liu Zhenhan menelan liur melihat leher ayam itu, lalu membentak: “Tidak lihat ada pelanggan datang? Kalian malah bersantai di sini?”
“Kita tetap harus makan malam keenam!” Melihat bos berkata demikian, dua Hobbit Setengah Manusia bangun perlahan dari kursi malas dengan wajah kesal. Namun begitu melihat sorot mata sang bos, reaksi pertama mereka adalah menutupi piringnya dan menyembunyikan semangkuk leher ayam ke dalam pelukan.
Banyak ras di Benua Aigean merasa takjub dengan kebiasaan Hobbit Setengah Manusia yang makan enam kali sehari. Tapi mereka tak tahu, Hobbit Setengah Manusia juga tak bisa membayangkan ras lain yang hanya makan tiga kali sehari.
Bagi Hobbit Setengah Manusia, adakah hal yang lebih penting daripada menikmati enam kali hidangan lezat dalam sehari?
"Ngomong-ngomong bos, tadi ada yang nyari kamu. Waduh! Pengawal istana, pakai seragam emas, keren banget!" Koki Setengah Manusia mengedipkan mata ke arah bos: "Lihat sikap sok mereka, hampir saja kupukulin! Tapi dicegah Fatty Luo."
"Oh? Pengawal istana? Mau mukuli mereka? Hehe... Sialan kau bisa aja ngibul... Lanjutkan makan. Habis ini panggang empat ikan trout, yang paling besar dan gemuk." Liu Zhenhan mengangkat alis: "Tapi telur ikannya jangan diberikan ke Guo Guo, Ershao dan Sanshao! Anak kecil makan telur ikan jadi bodoh seumur hidup. Semua telur ikan untukku! Kalau berani kasih satu butir pun, nanti kukuliti kalian untuk membuat gendang besar!"
“Feodal dan takhayul.” Dua Setengah Manusia bergumam pelan, menerima tiga pangeran yang dilempar oleh tuan tanah.
Bimon di sekitar akhirnya mengenali siapa Pigge landak ini, menunjuk-nunjuk Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan mengangguk sopan ke segala arah kepada Bimon, menjaga sikap sempurna sambil melintasi alun-alun menuju bar. Jubah Shaman kulit landak sangat panas, membuat Liu Zhenhan berkeringat deras. Ingin meminta bola es dari koki Setengah Manusia untuk meredakan panas, tapi merasa tidak pantas bagi seorang Santo Shaman untuk kembali. Terbakar gengsi, ia hanya mengusap keringat di dahinya dan melanjutkan perjalanan.
Sepanjang jalan, milisi Feilengcui sedang patroli santai. Beberapa bersenda gurau dengan Ksatria Kuil dari Kuil Utama Shabak. Melihat tuan tanah kembali, milisi mengacungkan jempol ke arah penginapan bar, matanya berbinar nakal.
Liu Zhenhan bertanya-tanya dalam hati: Apa maksud pengawal istana raja datang saat ini? Cari masalah? Atau minta maaf?
Sepertinya tidak mungkin. Saat dia bertengkar dengan pangeran, Helen dan Mo'er berada di istana. Namun Liu Zhenhan tidak terlalu khawatir tentang mereka. Dengan kehadiran Mo'er dan Kupu-kupu Magis Gabriel, kemungkinan ada yang bisa menyakiti mereka berdua di Kerajaan Bimeng belum terlahir. Jika mereka benar-benar ingin keluar, hanya dengan kemampuan Mo'er dalam mengeluarkan mantra secara instan saja, bahkan naga pun tidak bisa menghalangi.
Lao Liu sedang melamun dalam hati ketika melihat dari kejauhan Belami dan Nedved sedang bermain-main di depan pintu bar. Belami memeluk banyak boneka tanah liat berkualitas rendah sambil tertawa gembira di tanah. Nedved memegang busur jelek, menjepit sekarung anak panah berbulu campuran dengan kakinya, terus menarik tali busur ke arah selembar kain linen hitam kotor yang berjarak 20 langkah.
Kain linen tambal sulam itu ditopang tinggi oleh dua tongkat kayu. Di atasnya digantungkan deretan kandung kemih semi-transparan anak hewan Luo Sha yang ditiup hingga menggelembung seperti labu dengan tali rami halus. Tanpa perlu membidik dengan teliti, suara letusan "brebet-brebet" kandung kemih hewan Luo Sha yang diregangkan di kain hitam usang itu terus bergema.
Pemilik kios panahan ini adalah seorang Bimon dari Ras Wosou, wajahnya kini kaku seperti ubin Mahjong. Musang Kuning dari Ras Wosou memang terkenal di kalangan Bimon: rakus harta, cabul, licik, suka kentut busuk, dan umumnya dibenci. Lebih parah lagi, karakter mereka sudah busuk sampai ke akar-akarnya. Setiap tanggal 4 Maret saat Hari Kelahiran Dewa Bimon tiba, mereka biasa beramai-ramai mengunjungi pelacur ayam dari Suku Kekyin. Tak hanya tak membayar, mereka juga berdalih ini adalah "salam tahun baru" - dalam tradisi kuno Bimon, semua profesi memang tak memungut biaya pada Hari Kelahiran Dewa sebagai pertanda "Dewa Perang Berulang Tahun · Dunia Bersatu". Namun tradisi ini sudah menyimpang: perayaan tetap berlangsung, tapi mustahil semua profesi tak menerima bayaran.
Prinsip "Jangan tendang mangkuk jomblo, jangan rampok uang pelacur" sudah diketahui umum. Perbuatan Ras Wosou ini membuat reputasi mereka memang sebusuk kentut mereka.
Musang Kuning dari Ras Wosou merupakan bawahan suku serigala Wolfgang. Meski namanya mengandung "Wolfgang", suku serigala dengan tegas menolak mengakui musang berkarakter buruk ini sebagai bagian dari bangsa serigala mulia. Sementara Sigung dari Klan Kunck yang kecil pun bersikukuh menolak mengakui musang kuning berakhlak rendah sebagai bagian dari bangsa musang.
Liu Zhenhan mendekat, Nedved sudah menghabiskan semua kandung kemih tiup yang bertumpuk-tumpuk. Belami menyapu semua patung terra cotta hadiah di tanah ke dalam pelukannya sambil tertawa terbahak-bahak.
"Cepat pasang balon lagi! Cepaaat!" Nedved mengibas-ngibaskan busur ke arah pemilik kios permainan tembak ini sambil terus mendesak.
"Kalian berdua tidak tahu malu!" Liu Zhenhan setengah marah setengah geli: "Orang cari nafkah juga susah, buat apa menghancurkan lapaknya seperti ini?"
Belami melemparkan sebuah patung terra cotta sambil tertawa. Liu Zhenhan memeriksanya bolak-balik, lalu mengangkat kepala dan menggeram ke Nedved: "Bangsat B! Pavel, tembak si brengsek ini sampai tubuhnya harus dijual ke Feilengcui untuk bayar utang!"
Wajar Lao Liu marah. Patung terra cotta ini ternyata menggambarkan adegan mesum posisi wanita di atas pria. Bukan itu saja, pasangan dalam adegan mesum ini ternyata berasal dari Suku Pig. Meski teknik pembakarannya kasar, pahatan tangan ini sangat detail - ekspresi bahagia di wajah pasangan ini terlihat hidup dan nyata. Tuan Tanah Feilengcui sendiri adalah seorang Pigge, Bimon Wosou ini jelas sedang cari masalah!
“Bos, cepat masuk ke bar. O'Neill dan Rodman dua orang gila ini sedang bernegosiasi di dalam. Kayaknya nanti bakal berantem lagi.” Pemanah Centaur itu berbicara pada tuan tanah sambil terus bekerja, dalam sekejap empat anak panah lagi melesat dari tangannya.
“Oh?” Liu Zhenhan berpikir ada urusan apa lagi? Baru saja berkelahi dengan Pangeran, langsung ada pengawal istana yang datang cari masalah. Apa raja ini tidak punya kelas? Dengan pertanyaan ini, Lao Liu menendang keras daun pintu lipat bar tersebut.
“Sialan!” Angin panas dan riuh rendah suara langsung menyambut Liu Zhenhan. Panasnya membuat Liu Zhenhan yang sudah memakai jubah kulit itu langsung berkeringat deras di dahinya. Butiran keringat sebesar kacang kedelai jatuh ke lantai dan pecah berkeping-keping.
Saat itu bar sudah penuh sesak dengan orang-orang yang duduk menghadap empat penjuru mata angin. Dari pakaiannya terlihat banyak yang adalah Pendeta - sebagian besar memakai jubah biru langit Imam Angin, dengan beberapa Imam Jiwa berjubah merah sesekali terlihat di antara mereka.
Prajurit Kijang Duncan memegang pisau melengkung Gurkha, bersandar miring di sandaran kursi dengan kaki menopang tiang kayu, sedang asyik melempar sasaran dart di dinding; si kurcaci duduk di atas tong anggur ek, meminta Cui kecil mencabuti uban rambutnya; Fatty Luo dan si Gendut O duduk di meja bar panjang sisi utara, berdebat sengit dengan empat pengawal istana berbaju seragam emas sambil menyemburkan liur. Di dada Fatty Luo tertancap tiga pena bulu angsa - di Kerajaan Bimeng ini merupakan simbol cendekiawan. Satu pena di dada melambangkan guru sekolah, dua pena berarti sarjana, tiga pena melambangkan bijaksana yang kitabnya setinggi badan, kalau lebih dari itu berarti pedagang pena.
Penyihir Otga bersama murid Messie dan penyihir Elf Tangning duduk di bar jauh, menikmati bir dengan tenang sambil menyaksikan perdebatan sengit kedua pihak.
Dua biarawan belalang sembahyi Murphy dan Owen juga duduk di meja yang sama dengan Fatty Luo dan O'Neill, menunduk sambil berulang kali menusukkan pedang bergerigi mereka ke kaki meja. Kaki meja jati bermutu tinggi itu kini dipenuhi barisan lubang sarang lebah yang menampakkan serat kayu putih di dalamnya.
Melihat bahwa Sang Shaman Divine Comedy telah kembali, semua pendeta langsung diam. Mereka yang masih berbicara ditarik oleh rekan-rekannya, menyadari ketidaksopanan mereka. Begitu menengadah, mereka segera berdiri secara refleks. Seluruh bar seketika senyap, hanya menyisakan suara gesekan kursi dan meja di lantai.
Di seluruh bar, hanya suara keras Fatty Luo dan O'Neill yang masih bergema.
Melihat ekspresi canggung dan gugup para pendeta kelas rendah ini, Liu Zhenhan harus mengakui bahwa dalam komunitas Bimon, pendeta - terutama yang legendaris - sangat diidolakan. Dunia manusia juga memiliki pemujaan membara terhadap ahli kuat yang tak gentar terhadap kesewenang-wenangan, suatu tradisi yang berakar dari kebudayaan kuno Bimon.
Gelar bangsawan hanyalah kartu nama yang menunjukkan status, sedangkan pahlawan adalah monumen sejarah. Ini telah terbukti saat menaklukkan suku mammoth di Pegunungan Salju Himalaya Taymur dulu, dan kini terbukti kembali.
"Selamat malam, anak-anakku." Liu Zhenhan mengangguk ke para pendeta di sekelilingnya, melepas mahkota kulit landaknya dan menyerahkan kepada pelayan yang mendekat. Secara refleks ia meremas tangan mungil yang lembut itu, menyelipkan candaan nakal.
"Yang Mulia, meski terkesan lancang, sungguh kehormatan bisa bertemu Anda lagi." Suara tidak serempak dengan nada gemetar penuh emosi bergema terputus-putus di sekitar Liu Zhenhan.
"Besok adalah upacara besar Pendeta, saya secara pribadi akan mentraktir kalian masing-masing satu gelas Bir. Segera habiskan dan pulang tidur." Wajah Shaman Divine Comedy yang baru dilantik memancarkan welas asih suci layaknya santo: "Anak-anakku, meski Bir enak, jangan berlebihan. Persiapan ujian pertama dalam hidup kalianlah yang utama."
"Kedermawanan Tuan mampu menerangi tengah malam yang tak berujung." Suara mayoritas Pendeta semakin gemetar. Keteguhan Shaman Divine Comedy terhadap ajaran membuat para pemula ini malu tak karuan - Jika saja mereka tahu Pigge ini adalah tong anggur yang tak pernah penuh, entah masihkan berpikir demikian.
O'Neill dan Fatty Luo melihat bos kembali, melambai-lambaikan tangan sekuat tenaga. Empat pengawal istana yang sebelumnya membelakangi Liu Zhenhan pun serentak menoleh, menatap Shaman Divine Comedy yang sedang berlagak misterius ini dengan pandangan dingin nan fokus.
"Selamat malam, Yang Mulia." Liu Zhenhan menaruh tangan kanan di dada, memberi hormat dengan penuh wibawa kepada empat pengawal istana. Menyapa seorang Shaman Divine Comedy yang aktif memberi salam, ekspresi para pengawal istana tetap datar, membalas sapaan dengan sikap sederhana sambil mengucapkan salam.
Liu Zhenhan hanya perlu sekali pandang untuk menangkap sedikit petunjuk.
Keempat pengawal istana ini semuanya adalah Ahli Pedang Belalang Sembah dari Klan Hijau yang seragam, berusia sekitar tiga puluh tahun. Mereka semua mengenakan seragam upacara perwira berbahan wol yang rapi, membawa pedang upacara. Bekas luka pedang yang mengerikan di wajah masing-masing langsung menunjukkan bahwa mereka adalah pejuang yang telah lama berada di medan perang. Bulu ekor burung unta biru yang berkibar-kibar di topi militer mereka semakin membuktikan hal ini, karena ini berarti setiap dari mereka adalah "Pemburu Raksasa".
"Bos, keempat orang ini bersikeras membawa Owen dan Murphy pergi!" Fatty Luo menyeringai penuh kecut melihat beberapa perwira Green Party, ucapan Jago Pedang Mammoth ini langsung membuktikan dugaan awal Liu Zhenhan.
"Yang Mulia Richard, Anda kembali tepat waktu." Seorang Ahli Pedang Belalang Sembah yang matanya tertutup penutup mata kiri maju memperkenalkan diri pada Liu Zhenhan: "Saya adalah Pelatih Utama Seni Pedang Pasukan Pengawal Kerajaan, Schüller. Ketiga perwira Green Party ini sama seperti saya, juga berasal dari istana dalam."
"Tuan Schuler, ada yang bisa saya bantu?" Liu Zhenhan berpura-pura bertanya pada pria bermata satu ini. Schuler, Ahli Pedang Belalang Sembah bermata satu ini adalah satu-satunya dari empat perwira pengawal Hijau yang tidak memiliki bekas tonjolan pedang bergerigi di lengan. Di pinggangnya juga tidak terselip pedang seremonial, melainkan dua bilah pedang kavaleri standar yang tergantung di kedua sisi pinggang —— pelepasan pisau tulang bawaan di lengan menandakan ahli pedang terhebat dari Suku Hijau. Tampaknya klaim Schuler sebagai pelatih utama ilmu pedang Pengawal Kerajaan tidak seperti klaim Liu Zhenhan sebagai Imam Raja Langit yang penuh kebohongan.
BAB 206: Ayah yang Tak Bertanggung Jawab
"Kedatangan saya kali ini pertama-tama untuk menyampaikan pesan dari Nyonya Helen. Malam ini istana akan mengadakan pesta dansa untuknya. Agar Anda tidak khawatir, Nyonya Helen khusus meminta Yang Mulia untuk mengabari Tuan Richard... eh... Yang Mulia Richard." Jago Pedang dari Green Party, Schuler, masih belum sepenuhnya terbiasa dengan fakta bahwa Tuan Tanah Feilengcui kini menjadi Shaman Divine Comedy, hingga terjatuh dalam kesalahan kecil.
"Merupakan kehormatan bagi Helen diundang ke pesta dansa istana oleh Yang Mulia." Liu Zhenhan menyeringai, orang yang cukup cerdas pun bisa melihat kepura-puraannya: "Saya sudah mengetahuinya. Maaf merepotkan para tuan. Waktu sudah larut, kami tidak akan mengantar."
"Tunggu sebentar, Yang Mulia. Klan Hijau kami masih memiliki satu hal yang ingin memohon bantuan Yang Mulia Richard." Perwira militer Klan Hijau, Xiler, memandang tajam ke arah Yang Mulia Shaman Divine Comedy: "Mengenai Owen dan Murphy, tentu saja termasuk Hargreaves dan Barosch yang berada jauh di Feilengcui. Sebenarnya saya sudah lama mendengar kabar bahwa mereka pernah terlihat di garis depan selama pertempuran di gurun tahun lalu, dan melalui berbagai cara mengetahui bahwa sekarang mereka mengabdi pada Yang Mulia Richard. Awalnya saya berniat menyempatkan waktu mengunjungi Feilengcui - karena keempatnya adalah anggota Klan Hijau kami. Saya berharap mereka dapat segera mengakhiri pengembaraan dan kembali ke keluarga besar Klan Hijau kami, memenuhi tanggung jawab ras tertinggi mereka - menikah dan memiliki anak..."
"Perhatikan tutur kata Anda, Tuan Perwira." Liu Zhenhan menyeringai dingin: "Empat biarawan belalang sembahyi itu bukan sedang mengembara. Mereka mengabdi pada pendeta terbaik Kerajaan. Ucapan Anda seolah mengandung makna meremehkan kekuasaan gereja."
“Yang Mulia, populasi Klan Hijau sudah di ambang kepunahan. Kami sangat berharap setiap pria usia subur di klan kami dapat memikul misi penting melanjutkan keturunan. Jika semua orang seperti Owen dan kawan-kawannya memilih hidup membujang, bukankah ras terakhir Bimon Serangga akan punah begitu saja? Tanggung jawab ini, bahkan Dewa Perang yang Maha Pengasih pun pasti tak rela melihatnya?” Meski tuduhan "menghina kekuasaan gereja" ini cukup berat, tapi One-Eyed Xiller yang juga seorang Jago Pedang berpengalaman tak mudah terpancing. Malah dengan penuh semangat berpidato panjang lebar, membuat dua biarawan belalang sembahyi Owen dan Murphy menunduk sampai dagu nyaris menyentuh tanah.
“Qidemaliya~ Tuan Xiller, itu kata Anda. Tapi Yang Mulia Richard adalah Utusan Dewata. Bisa saja Dewa Perang benar-benar menyetujui hal ini.” O’Neill mengangkat dagu dengan keras kepala, terus memaksakan pendapatnya.
“Benarkah?” Xiller menatap dingin ke arah O’Neill. Si Gendut O sama sekali tak gentar, malah mengerlingkan mata sambil memasang wajah acuh tak acuh.
“Maaf Tuan Xiller, beberapa anggota Klan Hijau di bawah komandoku telah menganut ajaran biksu pertapa. Dalam ajaran ini ada klausul 'pantang nafsu'. Jadi urusan menikah dan punya keturunan, aku tak bisa membantu kalian.” Liu Zhenhan mengangkat bahu pasrah.
"Jangan bercanda! Empat biarawan belalang sembahyi Feilengcui telah mengikuti Lao Liu sejak awal berdirinya Feilengcui, mereka bagaikan pasukan inti Huangpu dalam tentara pusat, Gestapo dalam pasukan SS. Mana mungkin bisa dibawa pulang hanya dengan beberapa patah kata? Apalagi klan Hijau punya tradisi terkutuk - di malam pengantin, pengantin wanita akan menggigit kepala pengantin pria untuk melanjutkan keturunan. Lao Liu setuju dengan konsep melanjutkan keturunan inti, tapi membiarkan mereka pulang untuk mati? Biarpun para biarawan mau, Liu Zhenhan sendiri tidak akan rela. Kepala suku Andulan telah membina mereka selama sepuluh tahun, mana mungkin menemukan empat biarawan sehebat ini lagi?"
"Yang Mulia, Anda sendiri juga rohaniwan. Bagaimana bisa Owen dan Murphy berkhianat pada pelukan Dewa Perang? Bukankah Anda keberatan? Pengkhianat seperti ini harus diserahkan pada kami!" Jago Pedang Green Party Hiller tiba-tiba menuding kesalahan Owen dan Murphy, balik memojokkan Lao Liu. Meskipun Kerajaan Bimeng tidak seketat manusia dalam masalah agama, sebagai Bimon yang meninggalkan ajaran Shaman dan beralih ke ajaran biksu pertapa, jika diperkarakan, ini bisa dijadikan alasan untuk melaporkan ke Inkuisisi yang akan menimbulkan masalah beruntun. Tentu saja tidak ada pendeta yang akan mempermasalahkan ini, karena bagi seorang pendeta, memiliki biarawan atau pastor manusia dalam pengawalnya jauh lebih baik daripada dukun biasa.
“Tuan Schuler, celoteh dan retorika Anda membuatku curiga bahwa Anda berasal dari klan Magpie Newcastle yang telah lama menghilang, bukan Green Party. Seperti yang Anda katakan, mengadopsi ajaran biksu pertapa memang bertentangan dengan tradisi kami, tapi...” Liu Zhenhan menunjuk hidungnya sendiri, “...tidakkah Anda melihat siapa aku? Aku adalah Shaman Divine Comedy! Kami bangsa Bimon dan Kuil selalu mengakui bahwa dunia ini tidak hanya memiliki satu Dewata. Kami hanya menganggap Dewa Perang Campas sebagai dewa paling mulia! Sebagai Dewa Tertinggi, tentu harus ada beberapa dewa kecil yang mengikuti-Nya untuk mengurus urusan sepele. Sebagai juru bicara yang ditunjuk langsung oleh Dewa Perang, sekarang aku bisa merekrut biarawan untuk bergabung dalam Kuil Bimon, memberikan posisi 'Dukun Imam Senior' yang sebelumnya bertanggung jawab atas pengobatan di Istana Musim Panas Dewa Perang. Bukankah dengan begitu status mereka sudah sah?”
“Bagaimana jika aku tetap ingin membawa mereka pergi?” Jago Pedang Green Party Schuler yang licik ini akhirnya menggunakan cara keras, matanya memancarkan hawa dingin.
“Sudah lama tidak ada yang berani menggunakan nada seperti itu padaku.” Liu Zhenhan menyilangkan tangan sambil tersenyum pada Jago Pedang Green Party ini, “Silahkan coba, anakku. Kami bangsa Bimon punya pepatah – Anjing yang menggigit tak pernah menggonggong terlebih dahulu.”
Tiga penyihir berdiri dari bar di kejauhan, tongkat kristal di tangan mereka menyibak gelas kayu berbuih bir. Serentak mereka menghadapi empat Jago Pedang dari Green Party. Kecuali si Raksasa kecil dan Cui yang masih mencabuti uban, Fatty Luo, O'Neill, dan Duncan semuanya berdiri dengan wajah tak bersahabat. Entah sejak kapan, belasan milisi bertubuh kekar telah memenuhi bar, senjata-senjata dingin mereka memenuhi ruangan dengan hawa mengerikan. Sekelompok pendeta rendahan Bimon yang sedang minum buru-buru berdiri saat melihat para penyihir bersiap bertindak, berhamburan keluar melalui pintu engsel yang berderit.
Keempat pupil hitam-hijau Ahli Pedang Belalang Sembah itu tertumpu pada Liu Zhenhan seorang diri, sama sekali mengabaikan tatapan penuh ancaman di sekitar.
"Yang Mulia, untuk terakhir kalinya kukatakan: hormatilah tradisi Green Party kami." Wajah instruktur pedang pengawal kerajaan, Hiller, berkerut serius. Kedua tangannya menempel pada gagang pedang kavaleri di pinggangnya.
“Green Party, sebelumnya semua orang bisa tidak menghargai harga diri Shaman Divine Comedy, tapi sekarang pasti tidak bisa. Selama aku menjadi Shaman Divine Comedy, semua aturan harus berubah.” Liu Zhenhan tersenyum tipis: “Manfaatkan kesempatan kalian masih bisa pergi, segera tinggalkan tempat ini. Jika benar-benar bertarung, meski jurus pedang Green Party sangat ahli, tapi terkepung dari semua sisi, jurus sehebat apapun tanpa ruang gerak akan sia-sia.”
“Apakah Anda mengancam kami?” Seorang Jago Pedang Green Party marah, di belakang Sheler dengan suara "swish" mengeluarkan pisau lengan. Sebuah pedang berat besi hitam yang lebih panjang dari tubuhnya menekan gerakannya dari jarak beberapa meter. Sikap awal Fatty Luo membuat beberapa anggota Green Party kaget, pandangan mereka dipenuhi ketidakpercayaan.
“Peringatan terakhir, jangan bergerak lagi!” Master Ottega yang berdiri di belakang bar, nada suaranya sudah menyala seperti api yang membara.
“Bos! Jangan seperti ini! Master. Tolong jangan! Mereka adalah saudara sebangsa kita! Sesuku kita!” Owen dan Murphy dua biarawan belalang sembahyi sangat panik, buru-buru maju untuk mendamaikan.
“Sekadar informasi tambahan, Green Party bukan satu-satunya Bangsa Serangga lagi. Kembalinya kaum kupu-kupu suku Yuanfuri dan kaum jangkrik Sikaide telah menjadikanku secara nominal sebagai tuan tanah Bimon Serangga. Beberapa pelatih pengawal rendahan seperti kalian tidak punya hak untuk menawar syarat. Lebih pantas jika kepala suku kalian yang datang.” Liu Zhenhan menunjuk keempat Ahli Pedang Belalang Sembah dengan ejekan: “Jika Pendeta Kerajaan bisa dengan mudah diancam oleh beberapa orang seperti kalian, buat apa pergi ke medan perang dan mencari jasa? Mending beli pisau dapur untuk menggorok leher sendiri!”
“Peringatan Tuan akan kukenang. Semoga Tuan sadar betapa besar penghinaan terhadap tradisi sebuah ras Bimon.” Jago Pedang Green Party Xiler menghela nafas berat menahan amarah, berbicara kata demi kata dengan tegas.
“Aku akan pertimbangkan jika tradisi memakan kepala pengantin pria di kalangan pengantin Green Party dihapus.” Liu Zhenhan tersenyum dingin tanpa beban.
Melihat keempat Jago Pedang Green Party meninggalkan bar dengan amarah, kedua biarawan itu panik berputar-putar, terus bergumam tentang langkah selanjutnya. Kekakuan aturan suku memang merupakan hal yang paling sakral di Kerajaan, tak ada lembaga otoritas pun yang boleh ikut campur.
“Takut apa.” Liu Zhenhan menghibur dua biarawan: "Datang pasukan hadapi dengan perisai, selama aku di sini, siapa yang bisa membawa kalian pergi? Mau bertarung, aku siap melawan seluruh Klan Hijau! Bodoh! Cuma ras kecil beratus orang, taktik kerumunan manusia-ku pun bisa mengawetkan mereka jadi kepala belalang."
"Bukan itu maksud kami." Owen dan Murphy gelisah melompat-lompat. Sungguh tak ingin mereka melihat Tuan Tanah memukuli semua anggota Klan Hijau sampai cacat.
"Di mana kedua nyonya bos? Apakah tidak apa-apa menghadiri pesta di istana raja?" O'Neill bertanya khawatir: "Empat anggota Klan Hijau itu kan perwira pengawal kerajaan!"
"Masalah? Hehe, dengan sifat Mo'er dan Ai Wei'er yang justru ingin melihat dunia kacau, jika ada masalah, bukankah istana yang akan mereka hancurkan?" Liu Zhenhan tertawa: "Kalau bukan untuk membalas permusuhan berdarah Desa Maple Leaf atas perompak manusia gurun untuk Helen, aku sudah lama balik ke Feilengcui jadi raja liar. Jangan sampai mereka memaksaku melakukan itu."
"Lalu sekarang kita harus bagaimana?" Fatty Luo memasukkan golok ke sarungnya, mengangkat tangan: "Tidak bisakah kita menunggu saja begini?"
“Jangan kalian menganggap raja begitu buruk. Mampu mengusir Kekaisaran Barbar dari Hutan Salib Selatan sepuluh tahun lalu, lalu merebut dukungan Suku Bier dan Rubah, pasti dia bukan orang bodoh berpikiran sempit. Masalah receh yang kalian pikirkan itu hanya pantas dilakukan oleh Pangeran Richard si bodoh. Jika raja melakukan itu, mana mungkin dia bisa dinobatkan kembali sebagai Raja Duri selama 25 tahun tanpa turun tahta, bahkan memulihkan energi vital Kerajaan Bimeng? Bimon yang satu berbeda dengan Bimon lainnya. Ayah yang hebat pun bisa punya anak lemah. Banyak pahlawan punya anak tidak berguna.” Liu Zhenhan menunjuk dirinya tanpa malu: “Contohnya kedua anakku Ershao dan Sanshao. Meski bukan lemah, tapi tidak ada yang berbakti.”
“Ayah mulai menggosip kami lagi.” Ershao menyelinap masuk dari kerumunan di pintu, bibir kecilnya masih belekan telur ikan bulat berminyak.
“Aku akan lapor ke Mama Helen soal komentar Ayah tadi tentang kakak Elf!” Sanshao menyusul sambil menggendong perut gendut, menggeleng-gelengkan kepala.
Guo Guo terbang masuk bar mengendarai burung beo kecil, terkekeh melihat Liu Zhenhan yang terus memutar mata.
"Dua Setengah Manusia bodoh ini, kenapa kalian masih makan telur ikan?" Liu Zhenhan geram: "Aku pasti akan menguliti mereka berdua, buatkan gendang besar."
"Ayah jangan menyela! Cepat ceritakan kisahnya!" Ershao merengut, mulai kesal: "Ayah sudah janji pada kami."
"Bercerita itu mudah." Liu Zhenhan melepas jubah kulit landak yang panas, memeluk dua putranya sambil tertawa, masing-masing duduk di satu lututnya. Ia menoleh ke O'Neill: "Si Gendut, panggilkan kepala suku landak laut Suku Palung Pelangi, Chani. Si tua ini mau bercerita sambil membuat tato."
"Kenapa kau mau tato? Pendeta juga perlu tato?" O'Neill heran: "Jangan-jangan adonan dari pantat kunang-kunang, darah merpati, dan sinabar yang kau buat kemarin itu untuk tato?"
"Tentu! 'Tato Kekuatan' harus menyebar melalui tato. Hanya satu tato kan sayang. Dengan tiga tato di lengan dan punggung, aku punya empat perisai. Kali ini aku buat tato fluoresen transparan. Di punggung ku gambar harimau turun gunung! Kalau bukan karena Suku Palung Pelangi jago tato, aku tidak mau." Liu Zhenhan tertawa terbahak: "Hey Fatty Luo, carikan pisau cukur. Buatkan rambut punk dengan jambul di tengah!"
“Kenapa menato harimau turun gunung di punggung? Kenapa tidak menato babi turun gunung? Dengan tato Harimau, orang pasti bilang kau pengkhianat.” O'Neill terkekeh lebar.
“Bego, mana ada pengkhianatan! Murni buat gaya doang. Khianat ke Harimau? Lebih baik aku khianatin kontolnya!” Liu Zhenhan mencibir dingin: “Mereka yang harusnya tunduk padaku.”
“Kami juga mau!” Ershao dan Sanshao mengacungkan tangan. Guo Guo mendekat, menunjuk perut gendutnya sambil bersikeras.
“Anak kecil tato apa! Cuma preman yang suka tato!” Liu Zhenhan menampar satu per satu.
“Kalau gitu aku mau dengar cerita.” Sanshao mengerutkan hidung kecilnya, menggenggam bulu dada lebat ayahnya.
“Jangan buru-buru. Ayah akan cerita tentang Pangeran Richard.” Liu Zhenhan mengusap hidung, memilah cerita yang masih pantas di benaknya: “Kalian tahu siapa Pangeran Richard?”
Ershao dan Sanshao mengangguk serempak. Guo Guo juga mengedipkan mata besar sambil terus manggut.
“Pangeran Richard suka telanjang berjemur sendirian di hutan. Suatu hari, gadis kecil Fox datang memetik jamur sambil berhitung...1...2...3...4...”
“Kenapa dia menghitung?” Sanshao bertanya polos.
“Karena harus menghitung angka, Fox memiliki sensitivitas alami terhadap angka.” Liu Zhenhan menepuk kepala Sanshao sambil tertawa, “Jadi ketika gadis Fox ini mendekati Pangeran Richard, dia melihat jamur yang sangat besar! Lalu dia mencoba mencabutnya, tapi angka yang diucapkannya terus terkunci di...5...5...5... Akhirnya gadis itu gagal memetik jamur itu. Sedangkan Pangeran Richard merasa hari itu sangat menyenangkan, jadi keesokan harinya dia kembali tidur siang di hutan, kali ini juga telanjang...”
“Pangeran Richard benar-benar bajingan!” Ershao menggaruk pipinya sambil berkata.
Guo Guo menutup telinga, berdiri di atas kepala Liu Zhenhan sambil membuat muka lucu.
“Dia emang bajingan dari sononya.” Liu Zhenhan tertawa semakin jahat, “Kali ini saat tidur siang di hutan, dia bertemu gadis lain yang sedang memetik jamur, bukan gadis Fox kemarin tapi gadis Elefen, sambil memetik sambil menghitung...1...2...3...4...”
“Ketika gadis Elefen ini sampai di dekat Pangeran Richard, dia juga menemukan jamur dan langsung memetiknya sambil melanjutkan hitungan...5...6...7...” Liu Zhenhan tertawa sampai seluruh tubuhnya gemetaran.
“Kenapa sampai tujuh? Bukannya gadis Fox kemarin terus-terusan bilang lima?” Ershao bertanya heran.
Milisi di sekitar semuanya tertawa terkekeh, mereka ingin melihat bagaimana tuan tanah menjawab pertanyaan anaknya.
"Bahkan Ayahmu sendiri, jika bertemu dengan gadis Elefen kecil, angka tujuh ini pasti akan dihitung." Liu Zhenhan tidak bisa menahan tawa lagi.
Bab 207: Tato Kekuatan Empat Lapis
Xiao Hulijing dan kupu-kupu kecil akhirnya tidak pulang semalaman, Liu Zhenhan pun menunggu mereka sampai fajar menyingsing di Timur. Bagi Liu Zhenhan, tidak tidur selama tiga lima hari adalah hal yang sangat biasa, bahkan biasanya dia baru tidur sekali setiap dua tiga hari. Tentang hal ini, Kepala suku Andulan pernah bergurau bahwa tuan tanah hanya akan hidup sampai usia tiga puluh tahun, karena waktu tidurnya yang lebih sedikit daripada orang biasa sama dengan menghabiskan semua hari yang seharusnya dijalaninya dalam hidup.
Para milisi juga agak khawatir dengan keselamatan kedua nyonya bos. Namun menurut hasil pengamatan udara setiap setengah jam oleh tiga prajurit Biao yang terbang ke langit, memang ada pesta dansa megah di dalam istana. Berbeda dengan manusia, semua pesta berpakaian megah di istana Bimon diadakan di taman kerajaan secara terbuka, sehingga mudah terlihat jelas dari udara.
Liu Zhenhan akhirnya berhasil menidurkan beberapa pangeran, lalu ia juga menambahkan beberapa tato. Memang benar keahlian tato Suku Palung Pelangi tidak main-main. Di antara ras Bimon, ada dua ahli tato terkemuka: Suku Palung Pelangi Manusia Landak yang mengutamakan garis tebal berdarah-darah, menghasilkan tato yang jelas dan berdimensi, cocok untuk motif binatang buas; Suku Pig Manusia Landak yang lebih suka membuat pola jarum halus dengan lapisan menyeluruh, terlihat lebih lembut dan mengalir, cocok untuk motif yang anggun. Namun kedua ahli tato ini memiliki kelemahan sama - kurangnya selera seni, sehingga harus mengandalkan sketsa gambar yang sudah jadi. Di antara Bimon, pelukis sketsa terbaik adalah Tang Harimau Putih dari suku Tiger.
Tentu saja Liu Zhenhan tidak perlu meminta bantuan manusia harimau putih. Meski kurang berpendidikan, ia berbakat dalam melukis dan kaligrafi. Karyanya mungkin tidak tergolong masterpiece abadi, tetapi memiliki gaya kaku yang khas. Baik di Tiongkok dulu maupun di Benua Aigean sekarang, banyak orang sepertinya yang mampu mengukir patung batu hidup-hidup, namun seumur hidup hanya diakui sebagai tukang batu. Tapi jika mengukir sesuatu dari giok Hetian, pasti akan disebut Master.
Sketsa tato yang digambar Liu Zhenhan telah disiapkan beberapa hari sebelumnya, menghabiskan waktu hampir dua malam. Di antara Blood Mage, tidak ada penyihir yang mencapai level "Tato Kekuatan". Bahkan jika ada, mungkin tidak ada yang seperti Liu Zhenhan yang memikirkan cara licik untuk memperkuat perisai magisnya. Perisai dasar meski level Santo hanya bisa menahan sihir tinggi, tidak sekuat perisai besar yang dipanggilnya sendiri.
Ini adalah trik darurat orang miskin ala Liu Zhenhan.
Saat tuan tanah menunjukkan dua desain tato kepada kepala suku Manusia Landak Chani, manusia landak pengecut ini sampai terjatuh terduduk.
Astaga, naga mutiara!
Di atas kertas papirus tergambar harimau turun gunung dengan tubuh kekar dan taring mengerikan. Saat gulungan dibuka, bau amis langsung menyergap. Batu hijau, bulan purnama, air terjun, dan pinus kuno yang seharusnya menenangkan justru menambah kesan sangar pada harimau itu.
Harimau turun gunung adalah harimau pemangsa manusia. Chani, kepala suku landak, merasakan kedinginan di sekujur tubuhnya saat melihat mata penuh aura jahat dari harimau dalam lukisan ini. Lukisan ini jelas dimaksudkan untuk tato di punggung. Dengan teknik tusukan berat Suku Palung Pelangi, tato sebesar ini biasanya membutuhkan waktu sekitar sebulan untuk diselesaikan secara bertahap karena rasa sakit dan pendarahan. Namun jelas fisik Tuan Tanah tidak termasuk dalam kategori umum ini.
Desain tato lainnya adalah kaligrafi vertikal yang ditulis Tuan Tanah menggunakan kuas bulu serigala buatannya sendiri. Untuk membuat kuas yang sesuai, ekor Salamander Robby si Bairen harus banyak menderita. Liu Zhenhan lama memikirkan kata-kata apa yang akan ditato. Secara diam-diam dia ingin menato karakter seperti "Kesetiaan" atau "Ketabahan" ala preman, namun sayang jika dua lengan utuh hanya diisi beberapa karakter itu. Ketika mencari ide lain, otaknya hanya memutar beberapa kutipan revolusioner yang sudah hapal di luar kepala. Untungnya dia masih ingat jelas kalimat "Merenung di kehampaan, bertanya pada bumi luas: siapa penguasa nasib?" dan "Masih ingatkah, saat berenang melawan arit, ombak menahan perahu terbang?" – dulu di garis depan dia pernah menang taruhan dengan kakaknya mengenai puisi ini. Akhirnya diputuskanlah dua kalimat ini yang akan ditato.
Dua baris syair megah ini masing-masing ditato di lengan kiri dan kanan. Lengan kiri Liu Zhenhan yang terpotong sampai siku masih memiliki cukup ruang untuk deretan kata-kata ini.
Selesai mengerjakan tato ini, waktu sudah lewat lebih dari lima jam. Chani sampai mematahkan dua belas jarum tato yang digunakan untuk menusuk ulang. Kain linen yang dipakainya menyeka genangan darah sudah berubah menjadi kain merah basah kuyup.
Melihat semua orang di bar dan penginapan sudah pergi istirahat, Tuan Tanah berpikir sejenak, lalu diam-diam mengeluarkan sebuah lukisan dan meminta Chani melanjutkan tato di kedua pahanya.
Chani benar-benar kagum pada bosnya ini. Tato yang begitu banyak dan dikerjakan begitu cepat, tapi sama sekali tidak takut sakit.
Lukisan yang dikeluarkan diam-diam ini memang tidak pantas ditunjukkan di siang bolong. Kepala Suku Landak Chani melirik gambar dua peri setengah telanjang sambil meneteskan air liur, sambil melontarkan celetukan konyol pada Tuan Tanah bahwa lukisan ini bergaya Renaissance. Di mata manusia landak yang semi buta huruf, lukisan era Renaissance hanyalah gambar bajingan telanjang pantat.
Liu Zhenhan sebenarnya tidak lebih pintar dari Chani si manusia landak. Mana mungkin dia paham gaya lukisan Renaissance? Sebenarnya lukisan ini adalah gambar Apsara Terbang dari Dunhuang Mogao Grottoes. Logo minuman keras Yanghe Lao Jiu menggunakan gambar ini. Dulu Lao Liu selalu mengira gambar perempuan berlengan dan berbetis terbuka sebagai gambar erotis. Waktu di garis depan dia juga sering minum anggur impor, jadi ingat betul.
Yang membuat Chani hampir muntah darah adalah, Tuan Tanah tidak menato dua dewi telanjang berpayudara besar di betisnya, melainkan memilih area pangkal paha, masing-masing satu di kedua kaki, dalam pose terbang. Rok mereka berkibar-kibar di udara, dan bagian yang ditopang oleh kedua tangan kedua dewi itu - kebetulan persis di... area sensitif Tuan Tanah.
Tuan Tanah menjelaskan pada Chani bahwa ini memiliki makna khusus, disebut "Dewi Menopang Buah Persik Umur Panjang".
Chani salah paham mengira bosnya ingin dia menato buah persik di area tersebut, dengan sedih menyatakan tidak bisa karena batang buah persik itu terlalu besar. "Mungkin bisa diganti durian," sarannya.
Ucapan jujur ini hampir membuatnya terkena tendangan maut dari Tuan Tanah.
Setelah menyelesaikan tato dua Apsara dari Gua Mogao Dunhuang, fajar pun tiba. Kepala Suku Landak Chani sendiri takjub dengan ketahanan kliennya. Di tengah proses, tangannya gemetar tak tega menusuk lagi. Hanya Tuan Tanah yang bisa diam tak mengeluh meski tato segar ditimpa tato baru. Sisa cat tembus pandang - campuran darah merpati dan kunang-kunang dengan formula khusus - hanya tinggal endapan di dasar wadah.
Kemampuan regenerasi Liu Zhenhan yang minum empedu ular piton Fei Wenli memang luar biasa. Tanpa perlu bubuk batu penyembuh, saat matahari terbit, bekas jarum di punggungnya sudah mengelupas dengan suara "sha-la-la" saat diusap.
Lonceng Panggilan di Lapangan Dewa Perang berbunyi sekitar pukul sepuluh. Saat itu, sebagian besar Milisia Feilengcui masih sedang mengagumi tato transparan sang bos. Sayangnya bukan malam hari, sehingga mereka tidak bisa melihat bagaimana tato fluoresen itu terlihat. Konsep "Bidadari Membawa Persik Umur Panjang" langsung mendapat sorak sorai dari para milisi yang sama bosannya, sekaligus membuat sekelompok pelayan tuan tanah tertahan-tahan menutupi mulut mereka dengan tangan.
Master Ottega hampir pingsan karena tertawa. Dulu saat belajar seni, ia berguru pada master istana Kekaisaran St. Francis, Stefano. Resimen Prajurit Singgasana Perak yang termasyhur dari Kekaisaran St. Francis itu dijuluki "Resimen Gigolo" oleh orang-orang sezamannya, di mana semua prajurit tampan dan cantik di dalamnya memiliki hubungan khusus dengan "Pangeran Suka Wanita" Chamberlain, lengkap dengan berbagai tato di selangkangan.
Sepertinya sang tuan tanah pernah bertemu diam-diam dengan Pangeran Suka Wanita di Doluote. Jangan-jangan dia juga dikebiri oleh sang pangeran? Kalau tidak, mengapa ada tato seperti itu? Master Ottega hanya perlu membayangkan kemungkinan ini saja sudah ingin tertawa terbahak-bahak.
Tentu saja, kemampuan Pangeran Suka Wanita tidak cukup untuk mengebiri sang bos. Master Ottega hanya sedang melakukan lamunan mesum yang wajar.
Bunyi Lonceng Panggilan menandai pembukaan upacara ritual agung. Baru setelah para prajurit Biao mendesak, pasukan Feilengcui akhirnya tersadar tujuan kedatangan mereka. Gulit, prajurit Biao yang sebelumnya kembali ke Kuil untuk melapor ke Imam Agung Jubah Merah, buru-buru menuju penginapan untuk menyampaikan pesan kepada Tuan Tanah Feilengcui sekaligus Shaman Divine Comedy, Yang Mulia Richard. Helen dan Mo'er yang menginap di Guest Palace kemarin malam akan tiba di Arena Bintang Lion bersama iring-iringan kerajaan hari ini, sekaligus menghadiri upacara penobatan Imam Agung Cambridge. Yang Mulia Paus mengundang Yang Mulia Richard untuk naik ke tribun penonton utama menyaksikan upacara.
Perlakuan istimewa Yang Mulia Grak Sal terhadap Helen tampaknya membuat Paus waspada. Pengiriman khusus prajurit Biao untuk memberi tahu Liu Zhenhan ini membuat Lao Liu sendiri paham maksud tersembunyi di baliknya.
Suara terompet tanduk banteng yang berat dan panjang menggema di seluruh Shabak. Begitu Liu Zhenhan keluar dari penginapan, matanya langsung disambut pemandangan Lapangan Dewa Perang yang dipenuhi bendera warna-warni. Panji-panji merah besar berkibar tinggi dengan nama-nama wilayah tercetak jelas. Beberapa Grand Shaman Weian sibuk mengatur dan mengawasi para Pendeta serta pengawal bawahan mereka. Satu batalyon Ksatria Manusia Singa kerajaan dengan seragam rapi dan sarung tangan putih, mengendarai singa tunggangan mereka berbaris rapi di Avenue Xiangxiè Lónggēn. Di belakangnya, sepuluh prajurit Elephanten menghentakkan genderang perang seolah hendak membelah langit, sementara bendera-bendera berkibar terus hingga ujung jalan tempat pohon camphor dan phoenix Prancis menutupi ujung panjinya.
Rakyat biasa yang akan menyaksikan upacara di Shabak hari ini telah berkumpul dan memasuki arena gladiator, menanti penampilan para Pendeta. Suasana hening menyelimuti Avenue Xiangxiè Lónggēn. Puluhan Imam Senior dan Santo Perempuan dari Kuil Utama membawa lentera tembaga berisi api suci yang dinyalakan dari api altar, memimpin delegasi-delegasi kuil masuk melalui berbagai pintu arena.
"Kereta kuda Imam Agung Jubah Merah Bulat sudah tiba di lapangan, sedang berbincang riang dengan sebelas Imam Utama jubah emas. Di tengah keramaian, penampilan Shaman Divine Comedy Tuan Liu dengan jubah shaman landaknya terlihat sangat mencolok – terutama karena dia tidak memakai mahkota, memperlihatkan rambut emasnya yang berkibar-kibar, benar-benar terlihat terlalu modis."
Liu Zhenhan tidak menyangka dirinya bisa terlambat meski sudah berada sangat dekat dengan Lapangan Dewa Perang, membuatnya agak canggung.
"Cepat ke sini, Yang Mulia. Keterlambatan selalu menjadi hak istimewa para ahli kuat," kata Imam Agung Jubah Merah sambil melambaikan tangan dengan nada bercanda.
"Haha..." Liu Zhenhan membuka lengannya lebar-lebar ke arah Paus, berpura-pura santai.
"Para Yang Mulia, inilah Shaman Divine Comedy baru Kuil kita, Yang Mulia Richard, penerus Yang Mulia Rummenigge!" Imam Agung Jubah Merah memperkenalkan Liu Zhenhan dengan penuh hormat kepada dua belas Imam Utama.
“Selamat pagi, Yang Mulia.” Dua belas Imam Utama, termasuk Tuan Mourinho, serentak menyapa Pendeta Divine Comedy ini dengan menempelkan tangan di dada. Sapaan formal seperti ini tentu terkesan hambar, beberapa Imam Utama masih memancarkan pandangan merendahkan. Meskipun kabar Pangeran yang dipukuli pendeta ini telah tersebar kemarin, tampaknya tak membuat para Imam Utama ini merasa perlu menghormati sang Pendeta. Sebab Pigge tetaplah Pigge, bangsawan tinggi tetaplah bangsawan tinggi - konsep kasta seperti ini masih mengakar kuat dalam diri Bimon.
“Selamat pagi, para Yang Mulia.” Wajah Liu Zhenhan yang tebal pun tak kuasa mengulangi kalimat “Selamat pagi, anak-anakku”. Diam-diam ia menghitung jumlah hadirin. Dari dua belas Imam Utama Kerajaan sebelumnya, Yang Mulia Milu dari Suku Fox telah pensiun karena usia lanjut dan sakit-sakitan. Sebelas Imam Utama yang hadir kini selain angsa Mourinho, terdapat juga: seekor burung unta Ostrit, seorang Fox, Beruang berambut putih, kanguru Suku Sheng Kailu yang tangannya bergetar tak henti seperti ayam kesurupan, manusia keledai dari Suku Nadi, Lion, Harimau, Serigala, manusia zebra dari Suku Haus (yang secara alami memiliki pola mirip tato di tubuhnya, terlihat cukup anggun), serta seorang Imam Utama dari Suku Pulebo'ai.
Liu Zhenhan menganalisis jaringan kekuatan secara diam-diam, tak henti-hentinya bergumam. Ternyata Suku Lion tidak hanya kuat di militer, bahkan di internal kuil pun pengaruhnya besar. Ditambah dengan bawahan Bier bernama Hao, jumlah Imam Utama dari Suku Lion di kuil telah mencapai empat orang. Imam Utama Wolff kemungkinan besar bersikap netral. Imam Utama Angsa dan Imam Utama Burung Unta Ostrit yang menjadi bawahannya menyimpan niat tersembunyi. Imam Agung Bulat yang benar-benar terkendali, termasuk Zidan yang menggantikan Yang Mulia Milu sebagai imam utama, kekuatan inti Yang Mulia hanya memiliki tiga imam utama. Bahkan jika ditambah Imam Utama kepala keledai dari Suku Naga yang belum jelas posisinya dan Imam Utama kanguru dari Suku Sheng Kailu, Pendeta Tertinggi Bulat hanya menguasai lima imam utama.
Jika rubah tua Milu dari Suku Fox tidak pensiun karena sakit, kekuatan Lion akan mencapai lima imam utama. Tampaknya tanpa bantuan Murinio si Angsa, Imam Agung Jubah Merah pasti tidak akan semudah ini.
"Luar biasa!" gumam Liu Zhenhan dalam hati.
"Gaya rambut Yang Mulia Richard sangat unik!" Imam Utama Angsa tersenyum melihat sejumput rambut emas yang tegak berdiri di kepala Liu Zhenhan. Gaya punk ini sangat cocok dengan garis wajah tegas Tuan tanah Pigge. Rambut panjang di belakang kepala yang diwarnai perak semakin menonjolkan karakter pendeta ini.
“Benarkah? Lalu bagaimana jika Yang Mulia juga mencukur rambut?” Liu Zhenhan melirik rambut emas Imam Utama Angsa dari sudut mata, menahan tawa.
“Saya sudah melewati usia Yang Mulia.” Imam Utama Angsa dengan angkuh merapikan rambut emasnya, “Lagipula, garis wajah setiap Bimon berbeda, gaya rambut yang liar hanya cocok untuk Yang Mulia.”
“Memang sangat liar.” Imam Utama Lion di samping menyeringai dingin, suara ini membuat Liu Zhenhan langsung menatap tajam ke arahnya, memaksa sang imam menghindari kontak mata.
“Yang Mulia Balderama, jangan tertipu oleh penampilan Yang Mulia Li Cha. Selama seratus tahun terakhir, jika semua Santo Divine Comedy digabungkan, belum tentu Kekuatan Nyanyian mereka bisa menyaingi Yang Mulia Li Cha.” Imam Utama Angsa dengan elegan menendang tanah dengan sepatu bot berkilau, “Seorang pendeta dengan Kekuatan Nyanyian kuat yang menjadi Santo Divine Comedy akan membawa perubahan era, berarti kebahagiaan bagi Kerajaan Bimeng, namun mungkin berarti bencana bagi musuh kita.”
Liu Zhenhan menatap tajam ke arah Murinio, satu-satunya orang di seluruh kerajaan yang membuatnya segan adalah Imam Utama Angsa ini, otak pria ini terlalu cerdik.
Bab 208 Raja, Permaisuri, Putri
Jika Santo Divine Comedy berasal dari pendeta di bawah Imam Tongkat, tentu tidak berguna. Tapi Liu Zhenhan menjadi Santo Divine Comedy adalah dua hal yang berbeda sama sekali, bukan sekadar mendapatkan kamar tidur dan Santo Perempuan yang menguntungkan secara instan.
Liu Zhenhan meskipun tidak mengandalkan lagu perang untuk bertarung, dengan kekuatan nyanyian Penyanyi Jiwa Bawaan-nya ditambah Transformasi Liar Pendeta dan amplifikasi ganda dari "jubah nyanyian", dalam sehari diperkirakan bisa memberikan Lingkaran Gemilang Divine Comedy sebanyak 20 kali berturut-turut! Jika Liu Zhenhan mau meminjam "Rantai Pengisian Roh" dari penyihir bawahannya untuk pengisian sihir otomatis, angka ini bisa dilipatgandakan lagi!
Lingkaran Gemilang Divine Comedy adalah lingkaran gemilang untuk penguatan individual, satu-satunya fungsi adalah menciptakan Wilayah Anti Sihir skala kecil. Di Kerajaan Bimeng, ini biasanya hanya diberikan pada bangunan keagamaan untuk menandai mukjizat ilahi Dewa Perang.
Area seluas 250 meter persegi yang menghalangi sihir di bawah level menengah! Orang lain tidak terpikir, juga tidak berani membayangkan - bagaimana mungkin Liu Zhenhan si pelit yang "mengisap jari setelah mengorek lubang anus" ini tidak punya rencana? Pertempuran kemarin dengan Pangeran sudah membuktikan: pilar totem logam juga termasuk bangunan keagamaan yang bisa diberi Lingkaran Gemilang Divine Comedy!
Konsep final eksperimen ini telah terbentuk di benak Liu Zhenhan. Dia tidak tahu apakah Imam Utama Angsa ini juga menebak idenya - Liu Zhenhan hanya perlu mengumpulkan semua kapten dan wakil kapten batalyon dari 2000 prajurit Kijang, lalu memberikan aura Divine Comedy pada senjata tempur mereka (pilar totem logam). Dengan demikian, kedua kapten dapat menggunakan aura Divine Comedy pada pilar totem logam untuk mencakup 100 prajurit Kijang di bawah komandonya dari ujung ke ujung formasi. Legiun yang terdiri dari 2000 prajurit Kijang ini akan menjadi legiun anti-sihir mini.
Sihir di bawah level menengah sama sekali tidak memiliki serangan dengan atribut fisik-magis ganda. Artinya, setelah mendapat penguatan aura Divine Comedy dari Liu Zhenhan, pasukan utama Feilengcui - "Legiun Penjelajah Bawah Tanah" akan mampu mengurangi kerusakan dari sihir di bawah level menengah. Jika ditambah dengan kemampuan resistensi magis alami prajurit Bimon yang sudah cukup baik dan baju besi berat produksi pabrik senjata bawah tanah, menghadapi legiun seperti ini, sebagian besar musuh - mau tidak mau - hanya bisa memilih pertarungan fisik.
Jika itu manusia, mungkin membuat 2000 set zirah resistensi magis juga bisa mencapai efek serupa. Tapi di bawah komando Liu Zhenhan, hanya ada 40 prajurit kijang yang menjabat sebagai komandan batalyon dan wakilnya. Bahkan jika ditambah 200 komandan regu, total 240 pilar totem logam, dia bisa menyelesaikan pemberkatan semuanya dalam waktu setengah bulan. Yang lebih Berbual B lagi, aura Divine Comedy yang diberkati pada pilar totem logam ini praktis tidak bisa rusak - hanya dengan membunuh Liu Zhenhan atau menghancurkan pilar totem logamlah efeknya bisa dihilangkan. Kedua kemungkinan ini memang ada, tapi sepertinya tidak terlalu besar!
Negara manusia mana yang berani bermegah bisa menyelesaikan 2000 zirah resistensi magis untuk prajurit dalam setengah bulan? Itu pun zirah yang tidak perlu diperbaiki! Seribu set Zirah Pelat Perak dari kekaisaran militer kuat St. Francis di daratan, butuh waktu ratusan tahun untuk dikumpulkan perlahan-lahan!
Dalam sejarah Bimon, belum pernah ada yang melakukan ini karena Pendeta Divine Comedy selalu lahir dari kalangan pendeta rendah. Meskipun pangkat Liu Zhenhan tidak tinggi, dia adalah Penyanyi Jiwa Bawaan!
Sebenarnya bahkan Penyanyi Jiwa pun tidak punya hak istimewa sebanyak ini - harus bisa mengamplifikasi kekuatan nyanyian beberapa kali lipat melalui "Transformasi Liar Pendeta"! Dalam sejarah Bimon, belum pernah ada pendeta yang bisa selamat setelah melakukan transformasi liar.
Apalagi, di seluruh Benua Aigean, hanya ada sedikit prajurit selain Prajurit Cincin Emas yang memiliki kekuatan bawaan dan aura stamina, yang mampu mengayunkan pilar totem logam sepanjang 3 meter dengan berat 400-500 pon dalam waktu lama tanpa kelelahan. Sedangkan untuk prajurit Banteng Berbual biasa, pilar totem kayu mereka juga bisa diberkati aura Divine Comedy. Tapi benda itu terlalu mudah rusak, dan aura Divine Comedy mengikuti kualitas material. Begitu rusak, aura pun hilang. Mana bisa sekuat pilar totem logam!
Dengan semua persyaratan ketat ini, hanya Feilengcui yang bisa memenuhinya. Orang lain yang ingin meniru pun tak mungkin! Teknik bertarung dengan pilar totem logam membutuhkan latihan sejak kecil dan rahasia khusus. Untuk mengayunkan benda berat ini sebagai senjata dengan leluasa, harus memiliki Kekuatan Naga seperti Liu Zhenhan!
Liu Zhenhan tetap menjaga penampilan tenang di luar, tapi diam-diam mengamati Imam Utama Angsa, mencoba menebak apakah pria ini sudah mengetahui rahasia lamanya lagi.
Pandangan Imam Utama Angsa tetap tenang dan penuh harga diri, tak seorang pun bisa membaca pikiran di baliknya.
"Sialan nenekmu!" Liu Zhenhan mengumpat dalam hati.
“Benarkah? Selain menunjukkan mukjizat ilahi di kuil dan altar, aku tidak terlalu paham apa kegunaan lain Shaman Divine Comedy. Hmm, mungkin melalui komunikasi dengan Dewa Perang, kita bisa memahami kembali ‘Lagu Tanduk Singa Badai’ dan ‘Lagu Air Mata Starbuck’ yang telah lama hilang.” Mendengar perkataan Tuan Mourinho, Imam Utama Rhein hanya menganggapnya sebagai basa-basi, lalu tersenyum tipis sebelum berbalik mengajak beberapa imam utama kenalannya menuju arena.
Imam Utama Suku Naga tidak ikut pergi bersama imam utama tersebut, justru Imam Utama Kanguru itu mengikuti Imam Utama Balderama dari Suku Rhein. Liu Zhenhan kembali menggelengkan kepala, kekuatan Suku Rhein memang luar biasa menggila.
“Yang Mulia, mari kita masuk ke arena. Kereta kuda Sang Raja akan segera tiba,” Imam Utama Angsa berkata pada Imam Agung Jubah Merah sambil tertawa. “Datang lebih awal bisa merebut posisi strategis.”
Yang Mulia Bulat tertawa terbahak, satu tangan menyandang Liu Zhenhan dan satu lagi menyandang Mourinho. Dengan gerakan kecil ini ia menunjukkan keakraban, lalu mereka berjalan bersama menuju dalam arena.
Sejak melihat arena pertarungan manusia di Doluote, arena Bimon tidak lagi membuat Liu Zhenhan terlalu heboh. Arena "Bintang Lion" juga ditopang oleh pilar batu bergaya Doric di sekelilingnya, dengan luas total sekitar 8.000 meter persegi. Dinding melingkar setinggi 25 meter ini mampu menampung sekitar 40.000 penonton.
Sebagai acara tahunan para Pendeta, arena kini telah penuh sesak. Tradisi Bimon tetap terjaga baik - meski ada stratifikasi sosial, kesetaraan tetap terpelihara. Di sisi timur-barat arena, tribun belakang disediakan untuk budak, pengemis, dan pelacur yang status sosialnya rendah. Tribun depan untuk rakyat biasa, tribun selatan untuk bangsawan beserta pelayan, sementara tribun utara diperuntukkan bagi tamu kehormatan. Area menonjol seperti balkon di utara hanya bisa diakses raja, Paus, dan tokoh penting lainnya.
Tempat Liu Zhenhan berdiri sekarang adalah tribun utama yang menonjol seperti balkon ini.
Pagar berukiran motif binatang membentuk area seperti kandang hewan. Karpet beludru berlapis di anak tangga terasa seperti menginap awan saat diinjak. Dari ketinggian ini, pandangan ke arena bawah memberi kesan penguasaan dunia, membuat Liu Zhenhan memandang lebih lama sambil menikmati kepuasannya diam-diam.
Pasukan centaur Feilengcui, termasuk Guo Guo, Ershao, dan Sanshao, semuanya diatur oleh protokoler ke dalam bilik di samping tribun penonton utama, tempat semua pendeta berkumpul. Seluruh tribun utama hanya menyisakan kumpulan tokoh-tokoh puncak yang berkelompok. Liu Zhenhan tidak terlalu cocok dengan para Pendeta Utama dan Grand Shaman Weian, ia sendiri memegang bola kristal Di Wei sambil merekam ke segala arah. Grand Shaman Weian Yang Mulia Qidan yang sebentar lagi akan dilantik sebagai Pendeta Utama terus menerus melamun di samping, terlihat agak gugup. Liu Zhenhan khusus mengambil close-up untuknya.
Hari ini semua Pangeran dan Putri singa-harimau hadir lengkap. Konon Yang Mulia Grak Sal memiliki 25 Pangeran dan Putri. Sebagian besar masih sangat muda, mengenakan gaun putih bergaya puff sleeve Grieso, satu per satu tampak manis. Pangeran dan Putri yang sudah dewasa mengenakan pakaian kerajaan dan gaun pesta yang indah - Pangeran tampak gagah, Putri penuh semangat. Liu Zhenhan menghitung berkali-kali hanya menemukan 23 orang. Saat sedang heran, ia tiba-tiba menepuk dahinya sendiri. Ia baru ingat: seorang Putri diculik oleh perompak manusia gurun, sementara Pangeran Richard yang wajahnya sudah tidak berbentuk manusia akibat pukulannya tentu tidak akan muncul.
Lion dan Harimau sama-sama ras Bimon dengan kemampuan reproduksi yang sangat rendah. Kekuatan 'tembakan' Yang Mulia Grak Sal membuat Lao Liu iri. Beberapa pangeran dan putri kecil yang melihat Shaman Divine Comedy mengenakan 'jubah nyanyian' menatap mereka, segera membungkuk hormat. Tapi tetap saja sifat kekanak-kanakan, setelah memberi hormat mereka malah menunjuk gaya rambut punk Liu Zhenhan sambil tertawa tertahan.
Liu Zhenhan meraba kepalanya, baru ingat mahkota kulit landak belum dipakai. Semalam mahkota itu diambil Biksu Kelinci, pagi ini buru-buru pergi sampai lupa memakainya. Sekarang kalau mau ke bilik untuk meminta pada Biksu Kelinci, khawatir mengganggu iring-iringan kerajaan, akhirnya urungkan niat.
Pangeran Lionheart Kahn juga hadir. Hari ini jelas dia tidak mungkin naik singa salju ke tribun penonton. Jadi Yang Mulia Pangeran memegang telur permata dengan salib perak di tangannya, tetap terlihat anggun. Dia sedang mengobrol santai dengan istrinya dan sejumlah duta besar manusia berbusana mewah.
Melihat Shaman Divine Comedy terus-menerus menatapnya, Pangeran Kahn merasa tidak nyaman. Tatapan shaman itu seperti kutu yang membuat seluruh tubuhnya gelisah, atau seperti sedang menertawakan dirinya sebagai bahan lelucon. Pangeran pun menyelidiki pakaiannya diam-diam, memastikan medali tergantung di tempat yang benar, warna selempang tidak melanggar aturan, dan penampilannya sempurna. Pangeran Kahn mengangkat kepala dan melototi Pigge yang menyebalkan itu.
Dentuman meriam penghormatan bergema disusul alunan musik militer yang serempak. Semua Bimon di tribun penonton berdiri tegak dengan tangan terkepal. Arena yang sebelumnya riuh tiba-tiba menjadi sunyi senyap.
Di bawah naungan payung kuning keemasan, sosok itu perlahan muncul dari Jalur Tangga yang semakin meninggi, dikawal empat prajurit upacara perkasa yang membawa tombak panjang. Bunyi terompet tanduk banteng di tribun bergema melengking.
Para pendeta merapikan mahkota dan jubah mereka, sementara bangsawan memeriksa pedang dan lambang keluarga sebelum membusungkan dada, menatap tegak ke arah kemunculan Sang Raja.
Empat prajurit pengawal protokoler memiliki dagu yang runcing dan wajah yang gagah, seolah-olah tanpa kelopak mata. Liu Zhenhan sempat kesulitan mengidentifikasi ras Bimon mana mereka berasal. Namun saat menyaksikan tubuh kekar setinggi empat meter mereka perlahan menapaki jalur tangga menuju koridor paralel di tribun, Liu Zhenhan melihat ekor bergerigi bersisik yang menjuntai dari belakang seragam militer mereka—ternyata mereka adalah prajurit buaya muara Cardiel yang sangat langka.
Langkah demi langkah menaiki tangga, Yang Mulia Grak Sal yang membawa tongkat kerajaan emas dan bermahkota duri emas, bersama Permaisuri Anqi'er serta keempat Permaisuri Harimau, muncul di bawah kanopi. Mereka dikawal ketat oleh sepuluh pejuang amok bermata sipit dari yang mengenakan kulit beruang ganas, serta empat penyihir padang rumput.
Sorak-sorai menggema bagai gemuruh bumi dan gelombang samudera. Para budak di tribun telah bersujud menyentuh tanah dengan lima anggota badan, sementara seluruh bangsawan kerajaan memberi hormat dengan tangan di dada. Hanya dua orang yang berdiri tegak: Paus Bulat Yang Mulia dan Shaman Divine Comedy Liu Zhenhan.
Sang Raja, Permaisuri, dan para Permaisuri melambai ke segala penjuru tribun, tanpa menyaduri sikap kurang ajar Liu Zhenhan—secara "teori", Shaman Divine Comedy dan Pendeta Jubah Bintang memang berhak mendapat salam pertama dari Yang Mulia Raja, namun antara teori dan praktik selalu ada jurang yang lebar.
Liu Zhenhan sebenarnya tidak sengaja demikian. Tangan kanannya sedang memegang bola kristal Di Wei, sementara tangan kiri adalah lengan mithril yang sulit menggenggam benda. Mana mungkin dia bisa mengangkat tangan untuk memberi hormat dengan menepuk dada.
Yang agak mengejutkannya, meski ratu dan permaisuri terlihat cukup menarik, postur dan wajah Sang Raja terlalu biasa. Tidak memiliki kekuatan khas suku Lion biasa, juga tidak memiliki penampilan perkasa manusia singa. Selain hidung seperti bawang putih dan rambut emas yang menipis yang membuktikan identitasnya, bagian lain tubuhnya bahkan tidak secantik jempol kaki orang Ao dari Suku Dog.
Awalnya Liu Zhenhan mengira Sang Raja pasti adalah penguasa yang luar biasa perkasa, setidaknya tidak kalah dari adiknya Pangeran Lionheart Kahn. Tapi ternyata sama sekali tidak seperti yang dibayangkan.
Mantan jawara pertama Bimon? Liu Zhenhan mulai mengerti alasan mengapa dulu suku mammoth meremehkan raja ini. Dengan postur yang begitu kikuk, memang sulit membuat mammoth tunduk. Lao Liu menunduk melihat tubuhnya sendiri, terkekeh. Dia merasa hanya dengan bulu dadanya saja sudah bisa mengalahkan raja ini.
Helen dan Mo'er mengikuti dengan antusias di belakang Yang Mulia Grak Sal sang raja, berbicara halus. Melihat Liu Zhenhan sedang memegang bola kristal Di Wei sambil mengarahkannya ke sana-sini, mereka tertegun sejenak sebelum tertawa tertahan——gaya punk Liu Zhenhan benar-benar seksi dan unik.
Tribun penonton utama berbentuk garis horizontal ganda. Sang Raja membawa pasukan besar termasuk Helen dan Mo'er, berjalan tegap melewati koridor tengah menuju singgasana depan. Yang Mulia Pendeta Tertinggi Bulat telah menanti dengan senyum. Raja dan Paus saling bertukar pandangan mesra sebelum raja mengangkat tongkat emasnya menyapa rakyat di tribun. Seorang penyihir Elf padang rumput menggunakan sihir unsur angin untuk memperkuat efek suara di singgasana.
"Kehormatan besar bagi kami untuk menyaksikan pertumbuhan pendeta terbaik kerajaan dalam momen sakral tahunan ini," suara Sang Raja bergema perkasa. "Mari kita ulang slogan Olimpiade Pendeta——Pendeta jatuh, Bimon jatuh; Pendeta tegak, Bimon takkan pernah runtuh!"
“Pendeta jatuh, Bimon akan jatuh; Pendeta tidak jatuh, Bimon takkan pernah jatuh!” Teriakan menggema yang menerobos langit bergemuruh dari tribun penonton di segala penjuru, setiap pendeta berteriak sekuat tenaga - termasuk Liu Zhenhan. Bimon yang bukan pendeta takkan pernah memahami betapa memotivasinya kalimat ini bagi para pendeta.
"Merupakan kehormatan bagi saya, hari ini menyambut harta karun yang dianugerahkan Dewa Perang Campas kepada Kerajaan Bimeng kita." Yang Mulia Raja Grak Sal pertama-tama menoleh sopan ke Pendeta Tertinggi Bulat, "Ini berkat bimbingan tulus Imam Agung Jubah Merah yang tanpa pamrih."
"Itu jasa Dewa Perang." Baik Sang Raja maupun Yang Mulia Pendeta Tertinggi saling adu kesopanan.
"Para rakyatku, sahabat dari jauh! Di hadapan Dewa Ayahanda Campas, aku - rajamu, Grak Sal - akan mengumumkan kabar gembira!" Suara Yang Mulia Sal semakin berapi-api: "Mengingat munculnya pendeta Tarian Perang tipe evolusi alami di antara pendeta Kerajaan, diputuskan untuk menugaskannya ke Oasis Cambridge guna mendirikan akademi pendeta yang akan melatih calon pendeta Tarian Perang secara sistematis dan bertahap! Kabar baik lainnya: menurut data yang ditemukan Yang Mulia Pendeta Tertinggi dalam literatur kuno, tingkat keberhasilan pendeta Tarian Perang setidaknya 10 kali lebih tinggi daripada pendeta yang hanya mempelajari lagu perang!"
Sorak-sorai langsung memecah langit.
"Kau hanya membual." Liu Zhenhan mencibirkan bibir, "Tingkat keberhasilan Tarian Perang mana mungkin setinggi itu?"
"Apakah kalian ingin tahu nama Pendeta berbakat luar biasa ini?" Sang Raja sedikit bermain teka-teki.
"Ingin!" Seluruh suara bersatu menyuarakan satu kata.
"Mari sambut Pendeta evolusi alami termuda dan terhebat di Kerajaan, dari Kuil Witherspoon timur laut, penerus garis bakat Tuan Mourinho—Helen Lena!" Yang Mulia Grak Sal tersenyum turun dari singgasana, menggandeng tangan kecil Helen dan membawanya ke atas podium kerajaan.
Seruan keheranan memenuhi ruangan—sebagian besar karena kecantikan Helen, sebagian lagi karena usianya yang masih muda.
Dua ksatria pedang Manusia Singa yang gagah segera membawa dua piringan emas, dengan hormat menaiki podium dan berlutut satu kaki mengangkat piringan di atas kepala.
Di satu piringan emas tersimpan jubah pendeta berhiaskan bulu merak warna-warni, benang emas, dan mutiara. Kilau bulu merak memantulkan cahaya magis di bawah matahari. Di atas jubah terletak hiasan kepala dari bulu ek merak yang dikembangkan dan sepatu berhiaskan bulu warna-warni.
Piringan emas lainnya berisi Kitab Hukum Pendeta berbingkai tembaga yang sudah usang dan tongkat kerajaan emas yang dililit duri-duri.
Permaisuri dan para selir secara pribadi membantu Helen mengenakan hiasan kepala dan jubah pendeta. Sang Raja dan Paus Yang Mulia masing-masing menyerahkan tongkat emas dan 《Kodeks Pendeta》 ke tangan Helen, disertai pelukan ringan.
Wajah Helen memerah muda yang memesona karena kegembiraan. Dengan jubah pendeta berbulu merak warna-warni, kecantikannya begitu memukau hingga sulit dipandang langsung, menyilaukan dan bersinar.
Liu Zhenhan yang berdiri di kejauhan merasa senang dalam hati. Kebahagiaan terbesarnya adalah melihat Helen meraih kesuksesan.
"Di hari yang baik ini, saya ingin mengajukan usulan. Seperti diketahui, Putri Feniya diculik oleh perompak manusia gurun, sementara orang tua Yang Mulia Helen tewas di tangan penjahat yang sama. Dewa Peranglah yang mempertemukan saya yang kehilangan putri dengan Yang Mulia Helen yang kehilangan orang tua. Bukankah saya pantas menjadi ibu angkat bagi Yang Mulia Helen yang cantik ini?" Permaisuri Anqi'er bertanya dengan sedih halus kepada rakyatnya.
"Tentu ada!" Ribuan suara menjawab serempak.
"Bagaimana pendapatmu, Helen?" Permaisuri Anqi'er bertanya pada Helen yang terlihat kebingungan.
"Aku..." Helen benar-benar bingung. Dengan gugup ia menoleh mencari bayangan Liu Zhenhan.
“Mari kita persembahkan sorak-sorai kita untuk Dekan pertama Akademi Pendeta Cambridge, Imam Agung Cambridge yang baru, sekaligus putri angkatku Grayke Sal, Putri Suku Rubah yang terhormat Yang Mulia Helen! Dengan semangat Bimon yang membara, nyalakan kembali kegilaan kita yang telah kering selama seribu tahun!” Seruan Sang Raja dengan retorika khasnya langsung membakar semangat semua Bimon, sekaligus menciptakan fakta yang tak terbantahkan.
“Wahai rakyat Dewata, selanjutnya Imam Agung Cambridge kita Yang Mulia Helen akan mendemonstrasikan Tarian Perang sejati! Kuil akan mengirimkan seorang Imam Utama untuk berdemonstrasi bersama Yang Mulia Helen!” Tanpa alasan jelas, Pendeta Tertinggi Bulat tiba-tiba menambahkan pernyataan ini.
Liu Zhenhan merasa cicak tua ini jelas sedang panik buta. Ini langkah bodoh yang nyata-nyata ingin mengalahkan Helen dan mempermalukannya di depan umum! Mempermalukan Helen sama dengan mempermalukan Liu Zhenhan!
Imam Utama pun apa? Bahkan Murinio yang bertarung dengan lagu perang pun belum tentu bisa mengalahkan Helen yang memiliki "Jiang's Endurance Kui Drum"!
Mengenai Sang Raja dan Permaisuri, Liu Zhenhan merasa pasangan ini licik sampai ke tulang sumsum. Mengangkat anak gadis kok langsung memaksakan kehendak, bahkan tidak memberi waktu bagi Helen untuk bereaksi, langsung menjadi orangtua angkat tanpa basa-basi.
Sialan, ini akan seru. Liu Zhenhan berpikir dengan perasaan terpaksa namun penuh selera humor.
Bab 209 Pertunjukan Dimulai
Olimpiade Pendeta memang merupakan kompetisi besar yang lahir dari ujian antar pendeta. Upacara pembukaan setiap tahunnya selalu menjadi pertunjukan para penjinak hewan. Yang Mulia Grak Sal, Raja Bimon, telah membakar semangat semua Bimon dengan kata-kata provokatifnya, sementara Pendeta Tertinggi Bulat Jubah Merah berhasil membawa emosi membara Bimon langsung ke puncak kegembiraan.
Seorang Imam Perang jubah putih yang menantang Imam Utama jubah emas dengan menggunakan Kekuatan Nyanyian secara langsung, ini hampir sama seperti penyihir menengah yang menantang Archmagister - konsep lompatan tiga tingkat raksasa. "Katak" dalam analogi ini bahkan setara dengan kuda ribuan li milik Nedved!
Bimon biasa di tribun penonton yang "ikut tertawa seperti orang buta menonton pertunjukan" mungkin tidak memahami bahayanya, tapi mereka yang berpengetahuan pasti merasakan kengerian dalam hati.
Wilayah Bimon memang sangat luas, para pendeta dari berbagai daerah saling berinteraksi. Namun, pendeta baru yang naik jabatan tentu tidak akan begitu mencolok. Bagi pendeta Tarian Perang yang berevolusi alami ini, banyak pendeta bisa merasakan kehebatannya, tapi seberapa hebat sebenarnya, tidak ada yang tahu pasti. Secara ketat, mentor Helen hanyalah seorang Imam Tongkat yang handal. Meskipun Helen yang ahli dalam seni tari dan nyanyi ini berbakat cerdas, keterbatasan Kekuatan Nyanyian tidak bisa ditutupi dengan bakat alam, itu murni bergantung pada kultivasi tanpa henti. Dalam kompetisi nyata yang bukan pertempuran, tanpa pengaruh kekuatan eksternal, bagaimanapun dilihat, Yang Mulia Helen pasti akan kalah - logika ini memang benar, tapi kesimpulan ini tampaknya melupakan satu hal penting - peralatan. Percayalah, bahkan jika semua Bimon diberi sayap imajinasi, mereka tidak akan bisa menebak betapa ekstremnya peralatan legendaris yang dimiliki gadis rubah manis ini.
Harus diakui, pendeta Tarian Perang tidak terlalu menakutkan. Yang menakutkan adalah ketika mereka dipelihara oleh orang kaya seperti Liu Zhenhan.
Imam Agung Jubah Merah Bulat tetap tenang di permukaan - namun pendeta utama yang dikirimkannya adalah Imam Utama Kanguru Saint Kailu, Muhammad Ali yang tangannya terus bergetar seperti ayam kesurupan!
Di tribun penonton utama kembali ramai diskusi, ternyata jahe tua memang lebih pedas!
Imam Utama Kanguru Ali adalah tokoh dari faksi Lion. Setelah dipanggil oleh Paus, Imam Utama Lion Balderama jelas tertegun. Imam Utama Kanguru Ali dengan wajah bodoh berdiri kaku di tempatnya, baru setelah diingatkan tiga kali berturut-turut oleh imam-imam lain, barulah ia yakin benar bahwa dirilah yang ditunjuk mendadak di lapangan. Ekspresi konyol di wajah Ali bahkan belum sempat menghilang, membeku dalam kebodohan yang kaku tak tertahankan.
Tuan Ali merasa dirinya benar-benar sial!
Bila kalah dalam pertandingan ini, reputasinya akan hancur lebur. Tapi bila menang, seolah-olah dia terang-terangan menentang kehendak Sang Raja. Entah menang atau kalah, keduanya sama-sama sulit dipertanggungjawabkan.
Di hadapan publik luas, mustahil bagi Imam Utama Kanguru ini untuk menolak perintah Paus. Hanya sekejap terhenti, Paus Yang Mulia telah mengangkat tangan dari singgasana, disambut gemuruh tepuk tangan bagai gelombang laut dari tribun penonton yang telah dihasut, tak menyisakan waktu bagi Tuan Ali untuk mencari alasan mengelak.
Darah Bimon memang mengandung unsur suka bertarung. Rakyat jelata mana paham intrik kalangan elite? Pertarungan di arena seperti ini pasti akan memicu respons gegap gempita dari kerumunan.
Kami, Pendeta Divine Comedy Richard Yang Mulia yang bersembunyi di samping nyaris mati ketawa. Sebagai orang luar, melihat persaingan terselubung antara Lion dan Harimau tentu sangat menghibur, mungkin Helen tidak punya peluang dalam duel peliharaan magis, tapi soal lingkaran lagu perang, Liu Zhenhan sama sekali tidak khawatir tentang Helen.
Taktik Pendeta Tertinggi Bulat yang "menggunakan tombak orang lain untuk menusuk kuda mereka" ini membuat Liu Zhenhan merasa harus mempelajarinya.
Penampilan Sang Raja sungguh sempurna, sama sekali tidak menunjukkan kemarahan atau ketidakpuasan terhadap tindakan Paus. Setelah mendengar perkataan Paus, Yang Mulia Grak Sal bahkan saling bertukar pandangan mesra dengan Pendeta Tertinggi, lalu turun dari singgasana, menepuk bahu Imam Utama Ali dan Helen dengan akrab, menggandeng tangan kedua pendeta tersebut, lalu berjalan berdampingan kembali ke singgasana.
Sebagai tradisi, Sang Raja bahkan mengambil alih tugas protokoler, membacakan riwayat hidup Imam Utama Kanguru dengan lantang, memperkenalkan kehidupan Santo Kailu Imam Utama Ali - salah satu dari Dua Belas Imam Utama Kerajaan - kepada semua Bimon. Luar biasa ingatan Sang Raja yang sibuk mengurus negara masih bisa menghafal detail riwayat imam kanguru ini seolah menghitung harta karunnya sendiri.
“Tidak menyangka, benar-benar tidak menyangka.” Liu Zhenhan mendengarkan resume Pendeta Kangguru sambil menggeleng-gelengkan kepala. Tentang pengalaman Dua Belas Imam Utama, dia hanya sedikit mengetahui tentang Murinio. Kini setelah mendengar resume Pendeta Kangguru, kenangan masa lalu pun terbayang.
Menurut penjelasan singkat Sang Raja, pengalaman Pendeta Ali dari suku Kangguru memang penuh warna legendaris. Di masa muda, Imam Utama ini pernah menjadi juara tinju ternama suku Saint Kaulu, menguasai seni bela diri jarak dekat. Pada usia enam belas tahun telah meraih empat mahkota emas juara tinju, kemudian diambil sebagai murid oleh seorang Imam Jiwa. Kini setelah mendaki hingga posisi imam utama, dengan mengandalkan kemampuan bela diri untuk memasuki dunia ritual, Tuan Ali bisa disebut sebagai pendeta andalan dengan Kombinasi Nyanyian dan Pertempuran.
Yang mengusik kenangan Liu Zhenhan adalah pertempuran paling gemilang dalam karier Pendeta Kangguru - beberapa belas tahun yang lalu, Kerajaan Bimeng pernah menyerang negara barbar yang menduduki Hutan Salib Selatan dalam "Pertempuran Bintang Selatan" selama setahun. Setelah pertempuran ini, bangsa barbar diusir dari Hutan Salib Selatan ke seberang Pegunungan Bering.
Saat "Pertempuran Bintang Selatan" berakhir, Pendeta Ali dari Saint Kaulu kala itu menjabat sebagai Wakil Kepala Kuil Piacenza di Provinsi Selatan, dengan peliharaan magis tingkat tinggi "Elang Raksasa Molanto". Meskipun pasukan barbar telah dikalahkan, mereka masih berkeliaran di Hutan Salib Selatan sebelum akhirnya bermigrasi massal ke daerah pegunungan terpencil di seberang.
Bangsa barbar yang bertahan hidup di Hutan Salib Selatan memiliki sandaran karena memiliki "Bo'e" dan "Handugan". "Bo'e" adalah dukun laki-laki bangsa barbar, sedangkan "Handugan" adalah dukun perempuan bangsa barbar. Para dukun barbar ini memiliki kekuatan ruang-waktu alami yang aneh, dan mereka berpasangan suami-istri yang menggunakan kekuatan alam secara bersama-sama, sangat sulit dihadapi. Yang lebih mengerikan, dukun barbar hampir tak bisa mati. Begitu tewas dalam pertempuran, mereka bisa memindahkan kemampuan mereka ke "Anak Roh Reinkarnasi" melalui metode penyambungan energi.
Setiap pasangan bayi laki-laki dan perempuan yang lahir di negara barbar, jika merupakan "Anak Roh Reinkarnasi", akan memiliki pola elemen ajaib di wajah mereka. Sejak lahir, bayi-bayi ini ditempatkan di gua-gua pegunungan dekat "Jurang Ruang-Waktu" untuk dilatih dan beradaptasi dengan kekuatan ruang-waktu alami, guna mempersiapkan penerimaan transfer kekuatan atau melakukan kultivasi mandiri. Setelah "Pertempuran Bintang Selatan" antara negara barbar dan Kerajaan Bimeng, 90% dukun barbar telah tewas. Namun "Anak Roh Reinkarnasi" bisa mewarisi dan menguasai kekuatan elemen yang ditransfer dalam 3 tahun, ditambah dengan kemampuan reproduksi bangsa barbar yang subur. Inilah mengapa mereka tak pernah menyerah menguasai Hutan Salib Selatan, terus melakukan perang gerilya di pegunungan untuk mengulur waktu, berencana kembali berkuasa 18 tahun kemudian.
Terjebak dalam perang dalam jangka panjang bukanlah sesuatu yang bisa ditanggung oleh Kerajaan Bimeng yang miskin sumber daya. Oleh karena itu, menghancurkan "anak roh reinkarnasi" menjadi titik strategis utama. Beberapa Imam Utama, termasuk Murinio, telah lama melakukan patroli di seluruh Hutan Salib Selatan.
Pendeta Kanguru Ari kebetulan menerima laporan dari pengintai suku Haus saat itu. Sebuah patroli Haus menemukan gua rahasia tempat bangsa barbar menyimpan "anak roh reinkarnasi" di Ngarai Besar Kilimanjaro, Hutan Bintang Salib Selatan, yang sangat membutuhkan bantuan.
Karena informasi tersebut diperoleh secara tiba-tiba, Ari khawatir pihak musuh akan segera memindahkan sarang penyihir. Memberi tahu Pendeta tinggi dan Departemen Militer sudah terlambat, sehingga ia memilih terbang sendirian menggunakan burung raksasa 'Molanduo' ke lokasi konflik. Bersama pengintai Haus, mereka berhasil menghancurkan penjaga barbar dan dua pasang suami-istri penyihir barbar yang menjaga sarang tersebut, serta melenyapkan semua "anak roh reinkarnasi" di sarang itu, menggagalkan harapan bangsa barbar secara total.
Dalam pertempuran ini, karena kontak kedua pihak terjadi secara tiba-tiba, Tuan Ali dan para dukun barbar terlibat dalam pertarungan jarak dekat yang langka. Jurus tinju kuno Qi'ao yang sudah lama tidak digunakan Tuan Ali kembali berperan penting. Namun karena menjadi Pendeta dan melakukan meditasi Kekuatan Nyanyian selama bertahun-tahun, meski keberaniannya masih ada, fisiknya tidak lagi sekuat masa muda saat menjadi juara tinju. Setelah beradu pukulan dengan beberapa dukun barbar menggunakan serangkaian kombinasi pukulan yang penuh celah - yang membuat wajah para dukun barbar bertubuh lemah itu hancur - kedua tangannya mengalami keseleo otot dan menderita tremor kronis.
Mengenai sejarah perang "Pertempuran Bintang Selatan", Liu Zhenhan telah lama mendengarnya. Kerajaan barbar pernah menjadi kekuatan penduduk asli yang sangat kuat di Hutan Bintang Salib Selatan. Mereka sangat memusuhi pendatang, gemar merampok dan membantai. Di Hutan Bintang Salib Selatan, selain suku Raksasa Pegunungan dan Kerajaan Elf, mereka adalah tukang tawar-menawar yang ulung tingkat pertama.
Sejak mundur ke Dataran Liar Donau seribu tahun lalu, wilayah Kerajaan Bimeng secara bertahap menyebar ke setiap sudut padang rumput Donau seiring pemulihan energi vital. Awalnya bangsa barbar dan Bimon tidak bertemu, namun begitu terjadi kontak - seperti jarum dengan mata jarum - konflik perbatasan tak terhindarkan. Phoenix yang rontok bulunya tak lebih dari ayam, karena kelangkaan prajurit macan tutul suku Piao Ma dan prajurit harimau suku Tiger, Kerajaan Bimeng sulit melancarkan perang pegunungan dan hutan skala besar. Pertempuran dengan bangsa barbar yang menguasai hutan pegunungan pun terjebak dalam kebuntuan.
Setelah Yang Mulia Grak Sal naik tahta, selama 10 tahun ia mengumpulkan kekuatan. Dengan madu mentah hasil akumulasi dekade Kerajaan Bimeng, ia menyuap suku Jester di Hutan Salib Selatan sebagai tentara bayaran. Melalui strategi ganda, ia berhasil melumpuhkan negara barbar dan memaksa mereka mundur ke seberang gunung - peristiwa ini tercatat dalam sejarah sebagai "Satu Dekade Berkumpul, Satu Dekade Pelajaran".
Taktik yang ditunjukkan Sang Raja dalam "Pertempuran Bintang Selatan" pernah dipelajari Daisy. Secara sederhana taktik itu disebut "Mengusir Harimau untuk Memangsa Serigala" - menyewa perampok lain untuk menyerang Feilengcui.
Liu Zhenhan dan Daisy pernah mempelajari secara detail contoh pertempuran ini. Keberanian Yang Mulia Grak Sal, Raja Bimon yang berani menggunakan persediaan sari madu murni selama sepuluh tahun untuk menyuap bangsa Jester tidak bisa dianggap remeh, apalagi ini hanya uang muka saja. Saat itu Yang Mulia Grak Sal menjanjikan imbalan tambahan berupa sari madu murni persediaan dua puluh tahun Kerajaan Bimeng setelah perang melawan bangsa barbar selesai.
Bangsa Jester yang juga dijuluki "Penyusur Hutan" memiliki postur tubuh mirip beruang dengan bulu hijau lebat. Kecanduan mereka pada madu sama besarnya dengan obsesi Naga terhadap koin emas. Kemampuan tempur mereka di hutan hampir menyamai prajurit macan tutul Suku Biaoma - pembunuh hutan legendaris Bimon. Dalam pertempuran penentu "Pertempuran Nanxing", Sang Raja mengerahkan seluruh tentara bayaran Penyusur Hutan. Dengan korban 2.500 tentara bayaran Penyusur Hutan yang tewas dalam pertempuran, mereka berhasil membersihkan wilayah bangsa barbar.
Madu yang dikumpulkan Kerajaan Bimeng selama sepuluh tahun, setidaknya telah menyelamatkan nyawa 20.000 hingga 30.000 Prajurit Behemoth dari korban perang. Setelah berhasil membersihkan negara bangsa barbar, Sang Raja juga memimpin pasukan besar menyita sebagian madu mentah dari Suku Penjelajah Hutan. Sekitar 4.000 orang tua, wanita, dan anak-anak Suku Penjelajah Hutan dipaksa dimasukkan ke wilayah Bier di Provinsi Selatan. Sedangkan imbalan madu persediaan 20 tahun yang sebelumnya dijanjikan Sang Raja, secara alami tidak terpenuhi. Tampaknya dalam beberapa tahun ke depan, generasi muda pertama Suku Penjelajah Hutan mungkin akan bergabung dengan pasukan Bimon.
Madu Suku Bier selalu menjadi salah satu pilar ekonomi utama Kerajaan Bimeng yang miskin sumber daya. Mustahil ada persediaan selama 30 tahun. Pengulangan sejarah oleh raja ini membangkitkan kembali kenangan Liu Zhenhan yang terpendam. Pertempuran yang tampak sederhana ini pernah dipuji lama oleh Daisy, memaksa Liu Zhenhan menilai ulang raja berpenampilan biasa ini.
"Pertempuran Nanxing" menunjukkan keberanian darah Bimon sekaligus memperoleh reputasi. Semua ras bermusuhan yang sebelumnya berkeliaran di perbatasan, menjadi lebih menahan diri setelah pertempuran ini. Fakta bahwa Kerajaan Bimeng tidak mengalami perang selama bertahun-tahun menjadi bukti nyata.
Setiap Raja Bimon selalu berusaha mati-matian selama masa kekuasaan 10 tahun untuk membuktikan keperkasaan ilahi mereka dengan mengerahkan pasukan dan memperluas wilayah, namun konsekuensinya adalah energi vital Bimon tak kunjung pulih dalam waktu lama, dan pelatihan pendeta juga sulit berkembang. Selama 25 tahun kekuasaan Yang Mulia Grayke Sal, hanya terjadi "Pertempuran Bintang Selatan" dengan kerugian minimal, sementara pelatihan pendeta dan prajurit justru berkembang pesat selama periode ini.
Seharusnya ini bisa menjadi prestasi yang patut dibanggakan. Banyak kaisar tanpa prestasi militer pun memoles citra diri mereka seolah perkasa dan tak tertandingi. Namun sejak awal hingga akhir "Pertempuran Bintang Selatan", pemerintah Bimon tak pernah sengaja mengagung-agungkan kebijaksanaan raja. Jika alasan tidak dipublikasikannya karena raja melanggar janji, itu terlalu mengada-ada. Perlu diketahui, pena para cendekiawan sangat mahir menggunakan retorika halus - alasan kecil seperti ini mudah ditutupi.
Hanya ada satu kemungkinan yang menjelaskan fenomena ini: ambisi Sang Raja jelas jauh melampaui sekadar memenangkan pertempuran kecil ini.
Wawasan strategis dan kebesaran jiwa seperti ini tidak akan terasa jika tidak direnungkan lebih dalam. Setelah sedikit merenung, Liu Zhenhan tak bisa tidak merasa sangat kagum.
“Paparan Sang Raja tentang Helen juga dipersiapkan dengan sangat matang, termasuk nama orang tua Helen, gelar kebangsawanan, kampung halaman, hingga serangan tiba-tiba oleh manusia gurun. Semua diceritakan secara rinci hingga membuat banyak Bimon yang sentimental di sekitarnya menitikkan air mata.
Mo'er menggunakan kesempatan ini untuk kembali ke sisi Liu Zhenhan. Gadis itu memeluk erat Lao Liu sambil tertawa konyol sambil menarik-marik kunciran perak panjang di belakang kepala Liu Zhenhan.
"Kemarin malam ngapain saja di istana? Kok semalaman tidak pulang?" Liu Zhenhan mencubit hidung Mo'er.
"Cuma makan dan menari." Mo'er masih tak bisa menahan tawa melihat gaya rambut punk Lao Liu.
"Makan apa? Ada ikan saury tidak?" Orang biasa tetap orang biasa. Liu Zhenhan justru menanyakan detail ini duluan sambil mengeluarkan air liur.
"Ubi jalar, lobak, dan batang labu." Mo'er memutar-mutar kalung tengkorak raksasa di dada Lao Liu.
"Apa?!" Liu Zhenhan naik pitam. "Raja itu sedang memberi makan babi ya?"
"Bohong, yang dimakan udang besar dan ikan saury." Lesung pipi Mo'er mengembang sambil menunjuk kalung tengkorak. "Satu udang besarnya sampai sebesar tengkorak ini!"
"Terus?" Liu Zhenhan menelan liur dengan suara "guluk", lalu bertanya. "Raja tidak bicara apa-apa dengan Helen?"
“Tidak ada lagi, semua orang hanya bicara basa-basi politik.” Mo'er mengerutkan bibir dan mengangguk: “Harus diakui, Sang Raja benar-benar istimewa. Bersama Beliau, baik saat berbicara maupun menari, terasa seperti dihembus angin musim semi, sangat mudah didekati.”
“Menurut pendapat pribadi saya, penampilan luar dan sisi dalam Raja tidaklah sama.” Mo'er menurunkan volume suaranya.
“Keindahan batin juga kumiliki.” Liu Zhenhan menyeringai tak puas sambil tertawa terbahak.
Saat itu, Pendeta Helen dan Pendeta Kanguru Ali telah selesai diperkenalkan Raja, menikmati tepuk tangan penonton. Tangga menuju Arena telah dibuka pagar besinya oleh pengawal kerajaan. Helen dengan dikawal beberapa pengawal kerajaan, berjalan dari tribun utama menuju tangga.
Liu Zhenhan dan Mo'er segera berlari ke sisi koridor. Saat Helen lewat, mereka saling bertukar pandangan penuh pengertian.
“Kemarin aku memukul Pangeran Richard. Apa kalian di istana sudah dengar kabar ini?” tanya Liu Zhenhan pada Mo'er.
“Kau memukul Pangeran Richard? Bukankah itu berarti kau memukul kakak baru Helen?” Mo'er tertawa getir: “Kami di istana sama sekali tak mendengar kabar ini. Kali ini kau benar-benar mencuri perhatian.”
“Sudah lama ingin menghajarnya.” Kilatan sifat asli seorang jagoan asmara terpancar dari mata Liu Zhenhan.
“Imam Utama Kanguru, Tuan Ali tidak turun ke arena melalui tangga, melainkan langsung memanggil peliharaan magisnya, burung elang raksasa Molan Tuo, lalu menunggang di punggung burung elang tersebut terbang dari tribun penonton utama ke bawah.
Penampilan ini sangat sesuai dengan gaya seorang Imam Utama Kuil, memenangkan sorakan ribuan saputangan yang dikibarkan penonton di tribun.
“Sialan, lebay banget sih?” Liu Zhenhan mengerlingkan matanya berkali-kali ke arah imam kanguru ini. Sang Pigge sama sekali tidak menyadari bahwa dirinya sendiri sebenarnya jauh lebih sombong daripada imam ini.
“Betul betul.” Seorang anak buah juga ikut-ikutan menyetujui perkataan Shaman ini, wajar saja.
Di tengah arena besar terdapat platform batu setinggi 5 meter seluas satu hektar, ini adalah Arena Gladiator Mahkota Emas. Berbeda dengan pertarungan biasa di tanah datar, arena ini khusus dibangun untuk final Gladiator Mahkota Emas tahunan. Hanya saja hari ini jeruji besi di sekelilingnya telah dibongkar sehingga area terlihat lebih luas. Imam Utama Kanguru Ali langsung mendaratkan burung Molan Tuo-nya di arena ini.
Empat Penyihir Elf Kerajaan menggunakan sihir unsur angin yang mereka kuasai untuk melayang di sekitar arena, memberikan mantra pengeras suara ke seluruh area pertarungan.
Dalam hembusan angin sepoi-sepoi, Helen yang mengenakan jubah pendeta bulu merak melangkah perlahan menaiki Arena Mahkota Emas. Kilau pelangi dan bayangan gaunnya yang mempesona, ditambah wajah cantik nan menggoda serta sosok ringkas Xiao Hulijing yang seolah hendak terbang ke kahyangan, langsung membuat tribun penonton di sekelilingnya hening membisu.
"Auuung~" Begitu Landak Batu dilepaskan dari lambang Medusa, ia langsung mengangkat kepala besarnya dan mengeluarkan teriakan liar yang menggema di seluruh arena pertandingan hingga menimbulkan gemuruh.
"Wah~" Suara tarikan napas serentak menggema dari tribun penonton.
Namun para pendeta di dalam ruang VIP serentak mengerutkan alis.
Bimon biasa yang tak berpengalaman hanya melihat ukuran raksasa Landak Batu yang jauh lebih besar dibanding Elang Raksasa Molantuo, ditambah ciri khas Naga Sekunder di kepalanya. Dalam pandangan Bimon awam, monster Naga Sekunder selalu dianggap hebat. Tapi para pendeta yang berpengalaman sangat memahami betapa lemahnya monster elemen tanah endemik Dataran Carimodo ini - monster tanpa mantra sihir ofensif, tak peduli apakah termasuk Naga Sekunder atau bukan, sama sekali tidak layak menjadi pengawal pendeta.
Untung kali ini hanya latihan lagu perang, bukan pertarungan peliharaan magis. Jadi setiap pendeta dengan cepat memusatkan perhatian pada pertarungan lingkaran lagu perang yang akan segera dimulai. Kompetisi murni menguji Kekuatan Nyanyian ini bisa mengukur kultivasi seorang pendeta secara paling langsung. Semua pendeta ingin melihat seberapa dahsyat kekuatan kombinasi nyanyian dan tarian.
Bab 210 Waktu Helen
"Yang Mulia Helen, suatu kehormatan bisa mendapat bimbinganmu." Imam Utama Kanguru, Tuan Ali, memandang lawan muda yang beberapa dekade lebih muda darinya dengan basa-basi palsu.
"Saya masih junior. Bisa bertukar ilmu dengan Imam Utama adalah kehormatan bagiku." Helen tersipu dengan pesona mematikan, membuat mata imam kanguru beruban itu terbelalak.
Landak Batu dengan patuh merebahkan tubuhnya. Ujung kaki Helen menginap hidung Landak Batu, lalu melompat dengan lincah ke punggung lebar monster itu saat kepalanya terangkat.
Swish! Helen membuka penutup kain genderang perang. Sebuah genderang raksasa bergaya Bimon terikat erat di punggung Landak Batu dengan sabuk kulit tebal. Hanya permukaan genderang kulit kerbau hitam berperut besar yang terlihat, dikelilingi lapisan demi lapisan bulu ekor bangau hitam-putih.
Helen mengangkat dua tulang palu Kui Niu yang telah diasah dan diukir berlubang, merapikan lonceng angin yang tergantung pada rantai perak di palu tersebut.
Saat ini, tak terhitung Bimon yang diam-diam menyesalkan betapa tidak pantasnya seorang Pendeta perempuan rubah cantik menggunakan genderang perang tradisional. Meski genderang jenderal besar ini dihiasi bulu merak, aura kekasaran tetap tak tersembunyikan. Genderang seperti ini baru pantas diayunkan oleh Pendeta Orang-orang Banteng Suku Berbual yang bertubuh kekar, sementara perempuan rubah lebih cocok memakai papan cendana gading atau harpa emas.
Sayangnya, jika ada yang mendekati Helen saat ini, pasti akan melihat di balik lapisan bulu ekor bangau pada dinding genderangnya, sesekali terdengar desahan lembut dan getaran bulu.
Alat musik pendamping Imam Utama Kanguru Ali adalah Dembiak Drum. Genderang Dembiak ini tergantung di perburuan burung raksasa Molantuo, berbentuk seperti jamur raksasa yang harus dijepit di ketiak dan dipukul dengan satu tangan - sangat cocok untuk sang Imam Utama yang terkena "ayam kesurupan" ini.
Dembiak Drum sang Imam Utama Kanguru juga dihiasi banyak kristal sihir, tapi bila dibandingkan dengan milik Helen, bagaikan Gnome berdiri di samping Raksasa Langit yang menyedihkan.
Lao Liu menganggap dia pasti seorang koruptor, jika tidak pernah menjabat sebagai Grand Shaman Weian di Hutan Salib Selatan Surga Monster, genderang perang De Bijian miliknya seharusnya tidak mungkin memiliki begitu banyak hiasan.
"Dum! Dum! Dum!～"
"Pong! Pong! Pong!～"
Kedua pendeta bukan tipe yang suka basa-basi. Setelah bertukar pandangan penuh persiapan, dua jenis genderang perang yang berbeda serta dua nyanyian perang bergemuruh langsung bersahutan. Nyanyian perang Imam Utama Kanguru terdengar kuno dan berat, sementara nyanyian perang Helen jernih dan lantang. Tarian Perangnya yang berputar-putar dengan tongkat tulang, dibalut sutra merah yang berkibar-kibar, bagaikan Elf yang menari-nari dalam api.
Kecepatan Imam Utama Kanguru dalam melepas nyanyian perang sudah cukup cepat, namun ketika dua Lingkaran Gemilang dari Tarian Perang dan nyanyian perang Helen menyelimutinya, nyanyian perang kedua Tuan Ali hampir siap dilepaskan.
Liu Zhenhan dan Mo'er saling memandang di tribun penonton, tersenyum kecut.
Irama pertandingan sepenuhnya telah dikendalikan oleh Helen. Dalam pertarungan kecepatan ini, Imam Utama Kanguru secara tak sadar telah mencapai batas maksimal kecepatannya yang setara dengan tempo nyanyian dan tarian perang, sedikit lebih tinggi dari level Mentor Ular Wanita Cantik Cui Beixi. Namun ini sudah batas kemampuan sang Imam Utama, tak mungkin lebih hebat lagi.
Langsung menekan seorang Imam Utama di awal pertarungan, membuat semua Bimon yang menyaksikan diam-diam memberikan sorak-sorai gemuruh untuk pendeta wanita muda ini; ada juga yang mengkhawatirkannya. Menampilkan nyanyian dan tarian sekaligus memang mempercepat pelepasan lingkaran cahaya, namun konsumsi Kekuatan Nyanyian menjadi dua kali lipat. Batas kemampuan ini tak bisa ditutupi hanya dengan bakat.
Lingkaran Gemilang kedua belah pihak saling serang dengan sengit. Saat pertarungan mencapai lingkaran kesepuluh yang bersinar, dua Tulang Palu di tangan Helen tiba-tiba memancarkan dua titik cahaya menyala berwarna hitam dan kuning. Secara tiba-tiba melepaskan satu Lingkaran Jahat dan satu Lingkaran Gemilang yang langsung menyambar Pendeta Kanguru.
Drum Debijian di tangan Pendeta Kanguru Ali nyaris terlepas dan terlempar.
Bimon biasa di tribun penonton masih menonton seperti orang awam yang hanya melihat keriuhan, sementara semua pendeta di bilik-bilik tribun langsung gempar.
Sang Raja di singgasana dan Yang Mulia Paus terbeka membatu, semua bangsawan terdiam seperti patung kayu.
Yang digunakan Imam Agung Cambridge Yang Mulia Helen ternyata adalah "Jiang Zhi Ren Nai Kui Gu" yang legendaris di kalangan Bimon!
Sebenarnya semua orang sudah memiliki pertanyaan dalam hati. Tarian Perang Yang Mulia Helen, Imam Agung Cambridge, memerlukan berbagai gerakan tangan. Meskipun permukaan genderang telah dipukul semaksimal mungkin, Tulang Palu tidak mungkin selalu menghantam permukaan genderang. Namun bahkan ketika Tulang Palu tidak menyentuh permukaan, genderang perang Yang Mulia Helen tetap mengeluarkan suara detak jantung dan tabuhan yang berat.
Sebuah lingkaran Jahat dan sebuah Lingkaran Gemilang ini langsung mengingatkan para pendeta pada instrumen pendukung Pendeta Naga Kochis - Artefak legendaris "Jiang's Kesabaran Kui Drum"!
Tapi secara bersamaan, pertanyaan tak terjawab mengganggu pikiran semua pendeta: Genderang artefak Pendeta Naga hanya melepaskan satu "lingkaran Kelambanan" setiap 99 pukulan. Mengapa genderang perang Yang Mulia Helen bisa melepaskan tambahan "aura stamina"? Apakah genderang ini telah memperoleh jantung Kui Niu?
Bagaimana mungkin ini?
Kui Niu di darat adalah Monster Tingkat Tinggi, tetapi sebagai monster akuatik, di air setara dengan Semi-dewa super. Tanpa keadaan khusus, Kui Niu jarang meninggalkan rawa purba. Menangkapnya hidup-hidup dan mengambil jantungnya? Ini mustahil! Dulu bahkan Pendeta Naga Kochis yang memiliki peliharaan magis naga pun gagal melakukannya. Bagaimana mungkin Imam Agung Helen yang hanya memiliki Landak Batu bisa melakukannya?
"Pendeta-pendeta merasa langit dan bumi berputar, dunia terbalik.
Bertanding lingkaran lagu perang dengan pendeta yang memiliki genderang artefak legendaris adalah bisnis yang merugikan. "Jiang Zhi Ren Nai Kui Gu" yang berisi jantung Kui Niu terendam anggur ini, mampu mempercepat detak jantung seiring ritme pukulan genderang perang pendeta. Begitu kecepatan mencapai batas maksimal, genderang Kui bisa berdetak sendiri 50-80 kali per menit - detak jantung normal Kui Niu. Artinya, bahkan jika pendeta berhenti memukul genderang, dalam dua menit Kui Gu tetap bisa melepaskan lingkaran cahaya secara mandiri.
Dual lingkaran cahaya "Jiang Zhi Ren Nai Kui Gu" juga memiliki batasan. Saat pembuatan genderang perang, harus dipasang kristal sihir Kui Niu di dalamnya. Satu kristal Kui Niu bisa mendukung lima "Lagu Kelambanan" dan lima "Lagu Ketahanan". Waktu pengisian ulang kristal Kui Niu secara alami adalah dua jam. Seandainya hanya ini masalahnya mungkin masih bisa ditolerir - sayangnya, getaran permukaan "Jiang Zhi Ren Nai Kui Gu" milik Helen yang semakin kuat menyebabkan mantel bulu bangau di dinding genderang sering terangkat oleh gelombang suara, memperlihatkan isi mewah di dalamnya.
Semua orang bisa jelas melihat melalui mantel bulu yang bergetar, dinding genderang perang legendaris ini dipenuhi kristal sihir rapat-rapat. Kilauannya muncul dan menghilang dalam sekejap di bawah sinar matahari, menyilaukan namun samar.
Suara kagum kembali terdengar. Cara penyematan kristal sihir ini mengingatkan semua Bimon pada legenda Toko Goblin - bahkan pedagang Goblin sepuluh ribu tahun lalu pun mungkin tidak pernah menggunakan gaya tempel borjuis baru seperti ini. Luas permukaan genderang perang ini cukup besar, diameter bagian tengahnya setara dengan sebuah taman bunga.
Alis para pendeta hampir terpilin seperti tali rami. Benda apakah artefak legendaris Yang Mulia Helen ini? Dari mana datangnya begitu banyak kristal sihir? Itu pun semuanya kristal kelas menengah ke atas! Kristal di satu genderang ini saja sudah setara dengan hasil buruan Kerajaan Bimeng selama satu dua tahun!
Setiap pendeta sejak awal pelatihan telah mengetahui fakta: terlalu banyak kristal sihir pada instrumen amplifikasi justru bisa merugikan. Kristal sihir tanpa kekuatan nyanyian yang diisi hanyalah telinga orang tuli!
Dengan sebanyak ini kristal sihir, jika semua harus diisi kekuatan nyanyian, Pasti Helen sang Pendeta Agung ini tidak akan bisa melakukan apapun selain mengisi kekuatan nyanyian selama setahun penuh! Para pendeta tidak tahu bahwa di dunia ini ada kristal sihir bernama "Hati Bulu Darah". Kristal langka ini hanya perlu diisi kekuatan nyanyian dasar, lalu bisa mengisi ulang sihir secara mandiri dengan penyimpanan terpisah. Memang, sebagian besar kristal dalam genderang Kui milik Helen masih kosong. Tapi dengan kehadiran "Hati Bulu Darah" - kristal pengumpul sihir ini, Helen tidak perlu menggerakkan satu jari pun untuk mengisi penuh kekuatan nyanyian dalam genderangnya. Yang dia butuhkan hanyalah waktu!
"Seperti pria muda tak berpengalaman yang tak tahu kenikmatan urusan ranjang, para pendeta tak akan pernah memahami kebahagiaan pendeta dari garis Feilengcui."
"Debar～ debar～"
Diiringi gemuruh genderang perang yang mengguncang cakrawala, artefak legendaris yang terkubur dalam sejarah menghidupkan kembali kenangan setiap pendeta. Genta angin yang bergemerincing di Tulang Palu membawa semua masuk ke dalam Epos.
Imam Utama kanguru malang, Tuan Ali, telah terpuruk hingga harus menggunakan "lagu dispersi Arina" untuk menghilangkan efek negatif pada dirinya sendiri. Meski aura lagu perang tak bisa diberikan dua kali, tiga kali berturut-turut Yang Mulia Helen menyebarkan "lingkaran Kelambanan" dan "aura stamina" ke dinding batu sekitar - sesuatu yang bisa dilihat jelas oleh setiap Bimon yang bermata! Belum lagi lingkaran lagu perang dari nyanyian dan Tarian Perang Yang Mulia!
Tarian Perang Helen telah melampaui kecepatan nyanyiannya, semakin cepat gerakannya. Di balik gerakan anggun yang memesona, gemerisik keringat dingin mengucur deras dari punggung setiap pendeta.
Penyebaran aura melalui Tarian Perang Yang Mulia Helen ini bagaikan kuda liar yang berlari di padang rumput - begitu kecepatannya terbuka, menjadi mengerikan dan mematikan! Meski tanpa genderang legendaris sekalipun, Imam Utama kanguru sama sekali tak bisa mengikuti ritmenya!
Dari mana dia mendapatkan begitu banyak Kekuatan Nyanyian? Kampas! Jangan-jangan gadis ini benar-benar mengisi penuh kristal sihirnya? Para pendeta menyimpan pertanyaan penuh kekesalan di hati, menantang Dewa Perang yang tak terlihat.
Para jenderal militer saat ini matanya sudah memerah seperti banteng marah. Jika Pendeta Senior Helen yang muda ini bisa menjadi imam pendamping untuk resimen seribu orang, seberapa besar peningkatan kekuatan tempur yang akan didapat resimen ini?
Dia sebelumnya adalah Imam Perang berjubah putih! Meskipun masa dua tahun belum genap, militer sebenarnya bisa memprioritaskan perekrutannya melalui Surat Panggilan Keramat!
Kejadian yang mengejutkan kembali terjadi. Setelah tiga kali memancarkan dua lingkaran, tulang palu Helen kembali mengeluarkan lingkaran cahaya putih berkilauan.
Dalam Nyanyian Perang Bangsa Behemu, tidak ada lingkaran lagu perang berwarna putih!
Imam Utama kanguru Ali bersama peliharaan magisnya, burung raksasa Molanto, di bawah sinar lingkaran lagu perang ini, seluruh tubuhnya mulai diselimuti lapisan zirah kulit indah berpola awan. Ini bukan zirah batu kasar dari "Lingkaran Kulit Batu", melainkan zirah es yang terbentuk dari kristal es berkilauan. Bunga lupin yang terbentuk dari butiran es menjadikan Imam Utama kanguru dan burung raksasa Molanto monster indah berzirah es.
Para Pendeta Wolff dari Provinsi Tenggara dan centaur Feilengcui langsung menyadari, baju zirah ini persis seperti yang dimiliki perampok Salt Goblin di Hutan Garam Florlunduo - "Zirah Salju" standar. Namun zirah kulit Salt Goblin kasar dan tidak rata seperti babi hutan menggosokkan resin, sementara zirah salju Pendeta Kanguru dan burung Molan Tuo jauh lebih indah dan rumit, bagaikan patung es yang dipahat oleh pengrajin Elf nan estetis.
Gemuruh teriakan dan keriuhan massa hampir membalikkan arena.
Bimon paling bodoh pun tahu, mana ada "Lagu Zirah Salju" dalam nyanyian sakral Kuil?
Kemudian "Lingkaran Kelincahan" dan "Lagu Kulit Batu" menyinari tubuh Imam Utama Saint Cailu Ali dan burung Molan Tuo. "Pengampunan Dewi Hutan" - "Lagu Kelincahan" yang dipadukan dengan "Lagu Bisik Pegunungan" - "Lagu Kulit Batu", ditambah lapisan zirah garam baru ini, efeknya terhadap serangan magis pasti membuat setiap pendeta sibuk berhitung dalam pikiran.
Nyanyian perang Bimon tidak bisa ditumpuk, tapi zirah garam dan batu bisa bersinergi. Kekuatan kombinasi ini...
Singkatnya, Yang Mulia Helen sudah sepenuhnya larut dalam pertempuran.
Imam Utama Kanguru Ali dan peliharaan magisnya Elang Raksasa Morando berubah menjadi sepasang kodok berkulit yang biasa digunakan dukun untuk eksperimen, berdiri bodoh tanpa tahu harus berbuat apa. Bingung, benar-benar bingung.
Begitu Tarian Perang Helen terhenti mendadak, aura hijau menyelimuti kedua objek percobaan. Tubuh Ali dan Elang Raksasa Morando kembali diselimuti riak duri yang memantulkan cahaya hijau tembus pandang.
Hampir semua utusan manusia yang menyaksikan upacara melompat dari kursi mereka, jari gemetar menunjuk Helen sambil terus berteriak-teriak: "Ini tidak mungkin! Ini tidak mungkin!"
Ini adalah efek "Cahaya Duri Zirah Suci" yang hanya bisa digunakan Pastor Gereja Saint Paul, memantulkan 50% kerusakan. Dalam pertarungan jarak dekat, pantulan senjata bahkan bisa menyerang balik! Nyanyian Perang Bangsa Behemu sama sekali tidak memiliki nyanyian sakral sekuat ini! Ini adalah ilmu andalan Pastur manusia untuk memberkati Ksatria Suci!
Mengiringi nada terakhir dari lagu perang yang berakhir perlahan, seharusnya lagu perlindungan "Penjaga Lordaeron" untuk penyembahan diri pendeta - "Perisai Kilat" juga diberikan Xiao Hulijing kepada Imam Utama kanguru ini. Karena kehilangan bantuan monster petir Komodo War Beast, kali ini Helen hanya memanggil enam Perisai Kilat - ini adalah kemampuan aslinya. Tingkat kemampuan seperti ini sudah cukup untuk mempromosikannya menjadi Imam Tongkat.
Kalung "Super Burning Soul Chain" di leher Helen memancarkan lingkaran cahaya berputar, terkonsentrasi di jarinya terlebih dahulu lalu menyambar tubuh Burung Raksasa Molandro. Ini adalah lagu perang instan lengkap yang disimpan Helen dalam kristal sihir Tiran Mata Jahat.
Seiring kemilau cahaya, muncul 16 "Perisai Kilat" mengelilingi tubuh Burung Raksasa Molandro! Lagu perlindungan "Penjaga Lordaeron" yang disimpan dalam kristal Mata Jahat Helen ini diisi oleh Mo'er! Setelah meminum "Bixue Danqing" Tiran Mata Jahat, Mo'er yang menguasai mantra kilat instan dapat melepaskan 16 Perisai Kilat - dua kali lipat dari jumlah yang bisa dibuat Mentor Ular Wanita Cantik dengan monster petir dan Grand Shaman Weian Yang Mulia Qidan!
Enam belas Perisai Kilat - ini benar-benar rekor tertinggi Perisai Kilat dalam sejarah Imam Bemon.
Akhirnya selesai.
Pada saat ini, Imam Utama kanguru Ali dan burung raksasa Molanduo telah diberi lapis baju pelindung yang sama sekali berbeda jenis - "kulit garam", "kulit batu", "duri", dan "kilat"!
Kecuali Perisai Kilat yang hanya bisa diaplikasikan ke satu target, ketiga jenis baju pelindung lainnya bersifat area. Meskipun waktu tunggu ketiga baju pelindung ini tidak terlalu lama, itu sudah cukup untuk memastikan pasukan Prajurit Behemoth bisa berteriak-teriak sambil menyerbu di bawah hujaman serangan magis dari empat Penyihir tingkat menengah atau dua Magister Senior, lalu menebas musuh yang terpana.
Ini, menakutkan, Imam Agung Cambridge!
Yang Mulia Paus dan Sang Raja sama-sama menutupi wajah mereka, menggosok-gosok otot muka yang kaku dengan ganas. Di tribun penonton, sepuluh Imam Utama kecuali Tuan Mourinho saling berteriak tanpa sopan santun. Mereka sama sekali tidak tahu apa yang diucapkan, juga tidak mendengar perkataan orang lain. Ini hanyalah cara untuk meluapkan keterkejutan dahsyat dalam hati.
Kecuali pengawal kerajaan berwajah dingin yang masih tegak bagai patung batu di sekitar arena, semua Bimon saling berbisik-bisik dan berdiskusi ramai dengan gaduh.
“Yang Mulia Sang Raja, Yang Mulia Paus, para bangsawan yang hadir, dan tamu-tamu dari jauh.” Suara manis Helen bergema di langit arena dengan amplifikasi sihir pengeras suara unsur angin: "Aura Armor Garam hanyalah efek ketiga yang muncul setelah Genderang Kui-ku pukul 365 kali. Mungkin karena genderang ini terbuat dari Kui Niu Air Asin, sehingga memiliki fungsi tambahan yang sebelumnya tidak kuketahui ini..."
Helen jelas-jelas melebih-lebihkan kemampuan semua pendeta. Bahkan Grand Shaman Weian Yang Mulia Qidan yang pernah mengalami Pertempuran Hyjal secara langsung pun belum pernah melihat bentuk "Genderang Kesabaran Jiang yang direndam cairan alkohol dengan jantung Kui Niu". Genderang perang Pendeta Naga Kochis pada akhirnya hanyalah genderang "non-perawan" yang terbuat dari kulit Kui Niu, kristal sihir, dan tulang kaki.
Siapa yang tahu berapa banyak efek tambahan yang dimiliki "Genderang Kesabaran Jiang" asli selain dua aura ini? Armor Garam Beku adalah pelindung alami Kui Niu Air Asin. Dengan aura stamina bawaan dan lingkaran Kelambanan, genderang yang dibuat dari kulit makhluk ini benar-benar memanfaatkan semua fungsi tanpa menyia-nyiakan sedikit pun, pantas disebut monster legendaris Bimon yang paling cocok untuk membuat alat musik!
"...Lagu Armor Duri yang baru saja kumainkan adalah lagu perang bertipe Evolusi Alami milikku. Dengan lancangnya, telah kunamai lagu ini sebagai 'Lagu Feilengcui'."
Perkataan Helen membuat para utusan manusia di tribun penonton utama tersadar. Ternyata ini juga merupakan lagu perang tipe evolusi alami.
Para utusan manusia benar-benar dilanda iri dan cemburu.
Pendeta muda bersyukur tak perlu lagi bersaing di panggung yang sama dengan Yang Mulia Helen. Makhluk magis payah mereka mungkin bahkan tak bisa menembus 16 lapis Perisai Kilat miliknya! Sementara pendeta senior mempertimbangkan: apakah memalukan jika bergabung dengan Akademi Pendeta Cambridge di usia senja? Mengingat dekan mereka begitu hebat!
Sebagian orang lain merenungi makna tersembunyi di balik nama "Lagu Feilengcui" sebagai lagu perang baru ini.
"Menggunakan 'Drum Kesabaran Jiang' dalam ujian melawan Tuan Ali sendiri sudah tidak adil. 16 Perisai Kilat pun bukan kemampuan asliku. Karena itu..." Helen membungkuk hormat ke segala penjuru tribun: "...pertarungan antara saya dan Tuan Ali kali ini sebaiknya dianggap hasil seri!"
"Aku setuju dengan keputusanmu, Yang Mulia. Silakan naik ke tribun!" Imam Agung Jubah Merah berteriak histeris dengan penuh kekonyolan dari tribun.
Liu Zhenhan merasakan kegelisahan Pendeta Tertinggi Bulat yang salah menaruh harapan.
“Para penjinak hewan akhirnya mendapat kesempatan tampil. Namun para pelatih yang menggiring binatang dalam parade ini tidak lagi mendapat sorakan seperti dulu. Sorak-sorai kini telah dirampas sepenuhnya oleh Imam Agung Cambridge. Tak ada tepuk tangan yang menyambut mereka. Di tribun penonton hanya tersisa debat kusir yang gaduh, riuh rendah suara membuat arena seolah berubah menjadi sarang lebah raksasa.”
Helen yang naik ke tribun langsung dikepung oleh Sang Raja, Paus, serta segerombolan imam utama dan bangsawan. Hanya tersisa Yang Mulia Qidan dan Imam Utama Kanguru Ali yang terkulai lesu di sisi lain. Liu Zhenhan dan Mo'er sama sekali tak bisa menyelak untuk bicara dengan Helen. Bahkan Liu Zhenhan pun tak sanggup menerobos kerumunan yang begitu padat.
Seharusnya hari ini adalah hari baik untuk penobatan Yang Mulia Qidan sebagai imam utama. Upacara seharusnya sudah selesai sebelum pembukaan. Namun kini baik Sang Raja maupun Paus, jelas-jelas telah melupakan hal itu. Wajah Grand Shaman Weian dipenuhi kekecewaan.
"Yang Mulia Helen, setelah menggunakan 'Lagu Kelincahan', seharusnya Anda langsung menggunakan 'Song of Power Drain' untuk mentransfer kekuatan yang diserap ke pihak sasaran. Ini akan mengimbangi beban dan ketidakseimbangan yang disebabkan oleh armor berat." Imam Utama Angsa memberikan bimbingan profesional untuk menutupi kekurangan pengalaman lapangan Helen.
"Terima kasih atas bimbingannya, Mentor." Helen segera memberi hormat dengan anggun.
Banyak bangsawan, terutama beberapa Penatua Fox dari Dewan Tetua, berlomba-lomba memperkenalkan keponakan mereka yang tampan dan berbakat kepada Helen, sama sekali tidak peduli dengan tata krama yang seharusnya dijaga di hadapan Sang Raja dan Yang Mulia Sang Paus.
"Yang Mulia, Yang Mulia, para hadirin." Helen akhirnya berhasil menghentikan basa-basi yang tak ada habisnya, "Saya minta maaf, pertandingan ini telah sangat menguras Kekuatan Nyanyian saya. Saya rasa saya harus pamit sementara."
Ratusan rekomendasi pribadi bermunculan lagi - kendaraannya, tendamu, balkonku.
Dengan senyum sopan penuh permintaan maaf, Helen menerobos kerumunan menuju Lao Liu dan Mo'er. Para bangsawan kehilangan objek sanjungan, berpura-pura bubar sementara semua mata mengintip ke arah Shaman Divine Comedy yang tak bermahkota itu.
Sang Raja melirik Liu Zhenhan sejenak, lalu menyuruh protokoler melanjutkan tahap Olimpiade Pendeta. Semua pendeta peserta diminta segera tampil setelah pertunjukan binatang selesai.
"Kerja bagus!" Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak sambil mengedipkan mata pada Helen: "Haruskah kupanggil Putri Helen atau Yang Mulia Helen?"
"Hamba rendah." Wajah Helen membeku: "Nama seorang bangsawan seperti aku pantaskah disebut langsung oleh babi berwajah Suku Pig rendahan sepertimu?"
BAB 211 GELOMBANG CEMBURU DI LAUTAN
Rubah kecil yang mengenakan gaun bulu berkilau tampak suci dan angkuh. Kecantikan wajahnya tiba-tiba terasa jauh dan asing. Di kejauhan, sekelompok bangsawan Bimon sedang asyik ngibul dengan orang di sekitarnya, namun sesekali melirik ke arah Liu Zhenhan dengan tatapan penuh sindiran.
Senyum Liu Zhenhan sedikit kaku. Tangannya menggaruk-garuk hidung dengan canggung: "Helen, jangan bercanda..."
"Siapa yang bercanda?" Alis Helen berkerut tipis, senyum sinis mengambang di sudut bibirnya: "Aku kemari untuk memutus semua hubungan denganmu. Kita berasal dari dua dunia berbeda. Semuanya adalah kesalahan sejak pulau terpencil itu. Aku menyesal telah hidup dalam mimpi buruk ini begitu lama."
"Sekarang saatnya bangun." Suara Helen dingin membeku seperti es, tegas bagai besi. Matanya dipenuhi sikap merendahkan dan penolakan yang tak tergoyahkan.
"Kau kenapa?" Alis Liu Zhenhan berkerut. Mo'er maju selangkah hendak berbicara, tapi ditarik kasar ke belakang oleh Lao Liu.
"Ini bukan urusanmu!" Liu Zhenhan menuding Mo'er dengan tatapan tajam.
"Katakan, siapa yang mengubahmu seperti ini?" Pandangan Liu Zhenhan beralih ke wajah Helen, lalu melayang jauh ke arah Sang Raja yang berada di kejauhan.
Matanya memancarkan dinginnya padang salju yang membeku, sorotannya bagai kilat di malam hujan gelap yang menyiratkan kekejaman yang membuat jantung berdebar. Beberapa prajurit Bimon yang menyerupai ahli bela diri istana, di bawah tekanan dan keganasan tatapan itu, dengan hati-hati melindungi sisi tubuh Sang Raja.
Pandangan Liu Zhenhan kembali tertuju pada wajah mempesona rubah kecil itu.
"Kau tidak hanya jelek tapi juga kasar. Selain berkelahi setiap hari, apa lagi yang bisa kau lakukan? Bisakah kau memberiku kehidupan stabil? Bisakah kau memberiku pandangan hormat orang lain?" Helen menyilangkan lengan, wajah cantiknya menunjukkan ketidakpedulian total: "Dunia kita sekarang sudah menjadi dua hal yang sama sekali berbeda. Jangan halangi aku lagi. Keberadaanmu hanya membatasi gerakku."
"Helen, kalau begitu ceritakan padaku, seperti apa pria sempurna dalam bayanganmu?" Liu Zhenhan juga menyilangkan lengan, memandangi rubah kecil dari atas ke bawah.
Helen menghindari tatapan tajam Liu Zhenhan dengan perasaan takut.
“Bangsawan memiliki harga diri sebagai bangsawan. Meskipun setiap mata bangsawan Bimon saat ini diam-diam mengawasi Liu Zhenhan dan Helen, di permukaan mereka tetap berpura-pura tidak peduli. Hanya beberapa bangsawan muda yang bodoh diam-diam mempersiapkan diri dalam hati, jika Shaman Suku Pig itu kembali bersikap kasar pada Imam Agung Cambridge yang cantik, mereka pasti akan menegurnya dengan keras.”
“Mengapa tidak bicara, Helen? Kau harus memberiku alasan! Apakah karena Pangeran Richard yang kupukuli itu?” Liu Zhenhan mengangkat kepala sambil menarik nafas dalam-dalam, menggeretakkan gigi dengan ekspresi pura-pura acuh tak acuh yang menatap Helen.
Sebuah naga merah berdarah, harimau yang mengaum, dua wanita telanjang terbang, dan beberapa tulisan misterius muncul samar-samar di sekitar tubuh Shaman Divine Comedy, bergerak-gerak dalam kabut. Tampak sangat mistis.
“Pangeran Richard kau pukuli?” Rubah kecil itu tertegun, matanya yang indah membelalak sambil memandangi Tato Kekuatan itu. “Kau membuat tato lagi?”
“Jangan alihkan topik!” Liu Zhenhan hampir menggeramkan kata-kata ini lewat gigi: “Jika benar karena si pengecut itu, kau sedang menghinaku! Helen, jangan buat aku membencimu!”
Melihat ekspresi tidak bersahabat dari Shaman Divine Comedy yang tak dikenalnya, Sang Raja dari kejauhan memberikan isyarat mata pada Imam Utama Kanguru, Ali yang berada paling dekat dengan Liu Zhenhan.
“Yang Mulia Richard, menurut saya saat menyapa Helen, sebaiknya Anda menambahkan gelar Yang Mulia.” Imam Utama Kanguru Ali dengan enggan berjalan mendekat dari samping, memaksakan diri masuk dalam suasana canggang ini.
“Kamu pikir kamu siapa?”
“Apa hakmu ikut campur di sini?”
“Pergi mati ke pojok sana dan gemetarkan cakarmu!”
“Liat-liat, liat bokong ibumu B! Kalau berani liat lagi, kucongkel kedua matamu dan kubuntalkan di lubang anusmu! Minggir!” Liu Zhenhan menoleh dan memaki Imam Utama Sheng Kailu yang malang ini dengan kasar.
Imam Utama Kanguru Ali benar-benar pusing dibuatnya oleh makian liar ini.
Sama sekali tidak disangkanya, seorang Shaman Divine Comedy, juru bicara Dewata, bisa mengeluarkan kata-kata jahat yang begitu vulgar dan fasih. Tangan Imam Utama Kanguru yang sudah gemetar kini bergetar semakin hebat, bibirnya kejang-kejang, wajahnya pucat membiru tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun.
Dari kejauhan, Imam Utama Angsa mengangkat alis tanpa bermaksud mencampuri. Sejak tiba di ibu kota Bimon, Tuan Mourinho menjadi lebih pendiam. Kesombongannya tetap sama, hanya saja terkesan lebih rendah profil.
“Maaf~ maaf~” Helen buru-buru meminta maaf kepada Imam Utama Kanguru Ali: “Sungguh memalukan, Tuan Ali, bagaimana bisa Anda sampai terseret ke dalam! Kami berdua hanya sedang bercanda!”
“Ah?” Liu Zhenhan tertegun.
Imam Utama Kanguru memutar mata, mundur tiga langkah terhuyung-huyung, nyaris pingsan.
“Ada apa? Aku tahu setelah aku pergi ke istana, berapa banyak dugaan dan kekhawatiran yang mengganjal di hatimu! Pura-pura santai di luar, teruskan saja! Kan tidak salah tebakanku!” Helen menekan kening lebar Liu Zhenhan dengan jari lentiknya sambil tersenyum manis: “Richard oh Richard, rupanya kau juga bisa cemburu! Rupanya kau juga peduli padaku! Hebat kau, sampai berani memukuli sang Pangeran! Keren benar kau!”
“Kapan aku peduli padamu?” Liu Zhenhan yang masih bersikap keras kepala ini malah menegakkan leher: “Banyak cewek antre mau tidur dengan! Udah lama pengen putus sama kamu!”
“Kalau tidak peduli, kenapa panik? Muka pura-pura cuek, tapi perisai magismu sudah mengkhianatimu! Kalau tidak marah, ngapain darahmu mendidih... Hmm... Dari tadi sudah kulihat jubah barumu, sekarang kau sudah jadi Shaman Divine Comedy, hmm... Ini jabatan terhormat yang harus mengikuti semua ritual kuno... Hmm... Hak malam pertama Santo Perempuan...” Bibir Helen menyungging tajam seperti cabai kecil: “Waktu jadi Elf Asing aku belum bisa membekukmu. Sekarang jadi Shaman Divine Comedy, mana mungkin kubiarkan kau berkeliling cari perempuan atas nama Dewa Perang?”
“Ini……” Liu Zhenhan tidak menyangka ternyata masalah muncul karena jubah shaman yang dikenakannya.
“Apa? Hak malam pertama? Mencari bunga atas perintah kerajaan?” Mo'er langsung melompat berdiri: “Berani-beraninya kau!”
“Gadis bodoh, lihatlah ke belakang dulu.” Liu Zhenhan pura-pura batuk sambil menutupi mulutnya, berbisik pada Helen.
Helen hanya melirik ke belakang sejenak, wajahnya langsung memerah seperti bunga. Di tribun penonton utama, hampir semua bangsawan membeku dalam berbagai pose – tanpa terkecuali, mulut mereka semua menganga terbuka menatap tak percaya pada Helen dan Richard.
Karena membelakangi para bangsawan itu, dan mengira obrolan kecil mereka hanyalah basa-basi semata, Helen tidak mengontrol volume suaranya. Ia tak sadar bahwa pertunjukan yang baru dilakukannya bukan hanya mempermainkan Richard, tapi juga mengecoh para bangsawan itu.
Sungguh, naifnya Imam Agung Cambridge ini!
Bagaimanapun juga Helen baru berusia enam belas tahun. Liu Zhenhan menggelengkan kepala pasrah.
“Para hadirin, upacara persembahan akan segera dimulai. Bukankah kita harus mulai menikmati pertandingan?” Suara Imam Utama Angsa menyadarkan kembali para bangsawan dan pendeta yang terpana.
“Gemuruh diskusi kembali terdengar. Para bangsawan yang mengintip kehidupan pribadi orang lain jelas tidak terhormat, apalagi diperdaya oleh gadis 16 tahun. Jadi setiap bangsawan berusaha menutupi kekikukan mereka, saling menyapa dengan topik basa-basi seperti cuaca hari ini.”
“Yang Mulia Li Cha, sangat senang bertemu Anda di sini.” Yang Mulia Grak Sal akhirnya menghampiri Liu Zhenhan, sementara Mo'er masih menarik-narik lengan baju Liu Zhenhan dengan bandel.
“Paduka Yang Mulia, kehormatan besar bagi hamba menerima pertanyaan langsung dari Yang Mulia.” Liu Zhenhan membalas sopan.
“Pendeta garis keturunan jenius memang benar-benar jenius.” Sang Raja hanya berkata demikian, lalu mengangguk pada Helen dengan senyum sebelum kembali ke singgasana.
Sikap ini membuat Liu Zhenhan semakin berkesan. Lao Liu mulai merasa sang raja ini benar-benar berbeda dari yang lain.
“Jenius apanya! Li Cha-ku ini orang paling bodoh!” Helen menatap Liu Zhenhan sambil tertawa tertahan: “Mo'er yang ikut aku saja sudah belajar beberapa Lagu Perang dan Tarian Perang, kamu? Masih enam lagu lama itu, sekarang cuma nambah satu Divine Comedy!”
“Divine Comedy apaan sih.” Liu Zhenhan berbisik: “Mo'er mau belajar? Lima menit langsung bisa, lagu receh biasa!”
“Aku tidak tertarik belajar, tak mau nanti muncul masalah hak malam pertama.” Mo'er di samping menyeringai dingin, ekspresinya persis seperti Ai Wei'er.
“Dasar si gadis kecil! Sengaja menyebut hal yang sensitif ya?” Lao Liu marah: “Bangsat! Kalau kau lanjut bicara, sungguh akan kudatangkan seorang Santo Perempuan dan hukum dia di depanmu!”
“Coba saja.” Mo'er menyipitkan mata ke arah Lao Liu.
“Apakah kamu ingin aku loncat dari tribun penonton?” Wajah Helen dipenuhi cemburu yang menggelegak.
“Jangan begitu dong!” Liu Zhenhan akhirnya menyerah: “Nanti ku carikan sekelompok Santo Perempuan dari Suku Model, cukup? Mereka baru menikah setelah 200 tahun, saat itu aku sudah jadi tulang besar!”
“Nah ini baru benar.” Mo'er dan Helen serentak merengut, memeluk lengan Liu Zhenhan. Helen bahkan mengusap keringat dingin di dahi Lao Liu.
“Yang Mulia Helen, Yang Mulia Richard, izinkan saya menyela.” Pendeta Harimau Putih Tuan Bergkamp mendekat dengan ragu, menunjuk ke arah Yang Mulia Paus: “Kompetisi Pendeta akan segera dibuka, Yang Mulia Richard dan Nona Mo'er perlu bersiap. Setelah promosi hari ini, Paus sangat berharap Yang Mulia bisa kembali menggetarkan semua pendeta.”
“Tidak masalah.” Liu Zhenhan dan Mo'er saling menyipitkan mata, berkata pada Pendeta Harimau Putih: "Beritahu Paus, suruh dia segera menyiapkan jubah nabi untuk 'Nabi Langit Biru'."
“Nabi Langit Biru? Dari mana muncul gelar ini?” Motif tato karakter "Tang" di dahi Pendeta Harimau Putih berkerut membentuk karakter "Jun".
Tak ada yang sempat menghiraukan pertanyaan Pendeta Harimau Putih ini, karena puncak sesungguhnya dari upacara besar ini telah dimulai.
Penjadwalan dan pengaturan turnamen dari tahun-tahun sebelumnya telah dirancang oleh para Imam Utama. Delegasi dari berbagai Kuil dan altar, serta pendeta rakyat dan militer yang mendaftar, telah diatur secara silang berdasarkan wilayah melalui pengundian oleh dewan juri untuk menentukan daftar lawan tanding.
Yang Mulia Qidan dari Provinsi Timur Laut telah ditunjuk sebagai Imam Utama, sehingga penanggung jawab utama seleksi kali ini adalah Yang Mulia Cui Beixi sang Mentor Ular Wanita Cantik. Saat Liu Zhenhan membawa Mo'er dan Helen dari tribun penonton utama ke ruang VIP Provinsi Timur Laut, mereka disambut oleh gemuruh tepuk tangan. Para penyair kuda nil berebutan mempersembahkan puisi murahan mereka pada nyonya bos, dengan pujian-pujian yang menjilat bak air Sungai Sanggan yang tak pernah berhenti.
Guo Guo, Ershao, dan Sanshao juga langsung menerjang ke pelukan Helen, menciumi wajahnya dengan bunyi "bzzzt bzzzt" yang berisik.
“Cepat, cepat, cepat! Kita juga harus segera tampil!” Mentor Ular Wanita Cantik mengibas-ngibaskan buku daftar pertandingan di tangannya, sambil menatap wajah Helen dengan lembut: “Helenku, kali ini kau benar-benar mengharumkan nama sang mentor!”
“Murid yang melebihi mentor adalah tradisi Bimon kami. Bukankah ada pepatah ‘Ketidaktahuan akan jalan di depan adalah pendorong kemajuan kita’?” Liu Zhenhan menerima mahkota nyanyi dari Gadis Kelinci, berkata dengan penuh kesakralan:
“Li Zha, kenapa gaya rambutmu berubah lagi! Tadi di Lapangan Dewa Perang tidak enak mengatakannya, sekarang kau sudah menjadi Yang Mulia Shaman Divine Comedy, harus lebih memperhatikan penampilan.” Mentor Ular Wanita Cantik meliriknya dengan ekspresi setengah marah.
“Shaman apaan sih! Kalau aku mati, Kerajaan pasti akan punya Shaman Divine Comedy baru.” Liu Zhenhan mendengus dengan sinis.
“Benar juga. Para Pendeta Kerajaan memang sering menyebut Shaman Divine Comedy sebagai ‘Kutukan Berumur Pendek’. Dari dulu sampai sekarang, setiap Shaman Divine Comedy tidak pernah menjabat lebih dari lima tahun sebelum gugur dalam tugas.” Mentor Ular Wanita Cantik mengetuk-ngetuk dahi Liu Zhenhan: “Jangan banyak omong kosong! Segera bersiap tampil!”
“Sial! Kutukan lagi!” Liu Zhenhan nyaris putus asa. Tampaknya julukan “Ahli Kutukan” benar-benar akan melekat padanya.
“Cepat-cepat!” Mentor Ular Wanita Cantik mengetuk kepala Lao Liu dengan buku daftar nama: “Bersiap tampil itu yang utama, kalau masih berlama-lama, kubuat kau tak hidup sampai besok!”
BAB 212 MUTIARA DI ATAS KOTA PASIR
Kuil Timur Laut kali ini hanya mengirim lima Pendeta. Liu Zhenhan sudah pasti gagal dalam kompetisi, Imam Tongkat Lemerle sekadar formalitas, jadi peserta sebenarnya hanya tiga orang: Mo'er, Demichelis cucu didik Yang Mulia Qidan - Demichelis masih remaja Model berusia 150 tahun (bagi ras kura-kura usia ini memang masih seharum embun pagi). Pendeta terakhir adalah Elefen muda bertubuh pendek yang masih mengeluarkan ingus, murid Imam Jiwa tak terkenal dari Kuil Timur Laut, namun sudah menyandang gelar setara mentornya - sungguh luar biasa berbakat.
Suku Elephantine tak selalu dihuni pria berotot raksasa. Elefen ini berasal dari sub-ras terkecil - Gajah Kerdil. Dengan tinggi 1,3 meter, ia bagai ilalang di samping Mammoth pahlawan kuat Rodman saudara sukunya, mungkin beratnya belum mencapai separuh lengan Fatty Luo.
Elefen muda ini memiliki nama yang mengagetkan: Marx.
Mendengar nama itu, Liu Zhenhan sampai merinding seluruh punggung.
Menurut protokol tradisional, para pendeta dari semua sistem harus berkumpul untuk berkeliling arena selama seminggu dalam prosesi "" (memamerkan status). Yang disebut "memamerkan status" sebenarnya adalah saat pawai, para pendeta akan dianggap satu tingkat lebih tinggi dalam hierarki. Ini bertujuan menciptakan atmosfer penuh percaya diri bagi para pendeta muda peserta. Melihat raja dan paus melambaikan tangan secara sukarela, bahkan pendeta Bimon yang paling pengecut pun akan tersulut nyalinya.
Ketika kontingen kecil Kuil Timur Laut yang sederhana ini berkeliling arena sambil melambaikan tangan ke penonton di tribun, justru memicu gelak tawa ramah dari penonton. Selain pembawa bendera Liu Zhenhan dan mentor ular wanita cantik, keempat pendeta peserta terdiri dari yang tua renta dan remaja bertubuh pendek. Mo'er yang hanya setinggi 1,6 meter dan mungil, justru lebih tinggi satu kepala dari tiga pendeta lainnya. Apalagi Shaman Divine Comedy Liu Zhenhan yang menggendong dua Shuangxue Piqiu dan seorang bayi di bahunya, lebih mirip ayah yang mengajak anak jalan-jalan beli jajanan daripada pendeta yang akan menghadiri upacara agung.
Pemandangan ini bahkan membuat sekelompok pendeta Timur Laut dan centaur Feilengcui yang menyaksikan dari bangsal Provinsi Timur Laut, merasa semangat juang mereka agak terkikis.
Namun situasi berubah drastis setelah pertandingan dimulai.
Liu Zhenhan langsung "berteleportasi" kembali ke bangsal dua menit setelah genderang pembuka ditabuh. Fungsi "Mempersempit Jarak" dari Kalung "Kemarahan Menggelegar" ini cepat sekali dikuasainya.
Mentor Cui Beixi saat itu baru saja kembali dan minum seteguk air. Melihat Richard kembali begitu cepat, mentor Ular Wanita Cantik hampir menyemburkan air mineral dari mulutnya.
"Begitu cepat mengeliminasi lawanmu? Kau benar-benar tidak tahu memberi sedikit harga diri untuk orang lain ya?" Mentor Ular Wanita Cantik tertawa.
Suara keras protokoler di luar, dengan bantuan formasi amplifikasi unsur angin, mengguncang gendang telinga semua orang di boks: "Imam Perang Richard dari Kuil Witherspoon Provinsi Timur Laut, pertama kali tereliminasi!"
"Tereliminasi?" Semua suara riuh rendah, penuh ketidakpercayaan.
"Tidak mungkin!" Mentor Ular Wanita Cantik mengusap mulutnya dengan punggung tangan, wajah cantiknya dipenuhi keraguan.
"Aku yang mengundurkan diri." Liu Zhenhan meletakkan tiga pangeran yang digendongnya ke kursi, lalu mengangkat bahu.
"Aku yakin lawannya pasti perempuan cantik. Lagipula wajahnya manis, berpakaian seksi, dan menyelipkan kertas note untukmu." O'Neill dengan jahat menebak pikiran sang bos, membuat Nyonya Bos Helen memberinya tamparan.
"Jangan dibahas lagi." Liu Zhenhan sendiri merasa agak konyol. Lawan grupnya adalah seorang pendeta muda dari pihak militer. Kebetulan yang luar biasa, pemuda ini ternyata pernah bertemu dengannya - tahun lalu saat menyelamatkan Pangeran Timur Jauh di Ngarai Obsidian, pemuda bernama Rooney ini masih seorang Murid Bahasa Angin. Tak disangka tahun ini dia sudah menjadi Imam Jiwa.
"Kenapa tidak lanjut bertarung? Ini kan kompetisi peliharaan magis, bos tidak ada alasan takut padanya. Jangan-jangan peliharaannya adalah Tiran Mata Jahat?" Fatty Luo sangat kecewa. Dengan reputasi Guo Guo yang tak terkalahkan di timur laut, ditambah dua pangeran kembar, bahkan jika bertemu naga pun harus dicabut giginya dulu.
"Rooney ini sangat gigih. Meski tahu kekuatanku, dia tetap tidak mau menyerah. Buat apa mematahkan semangat pendeta muda? Memang anak muda perlu mengalami kesulitan untuk tumbuh, tapi pujian tepat juga diperlukan. Jika aku mengeliminasinya, dia harus menunggu setahun lagi." Liu Zhenhan menghela nafas seperti orang tua: "Lagipula aku tidak berharap juara, lebih baik langsung tersingkir saja."
"Menurutku keputusanmu tepat, Richard." Mentor Ular Wanita Cantik tertegun sejenak, lalu tersenyum pada Liu Zhenhan.
"Jangan puji aku, Mentor tersayang." Liu Zhenhan menggaruk ujung bibirnya, terkekeh: "Garis keturunan genius malah menghasilkan sampah masyarakat seperti aku yang tersingkir dalam satu pertandingan. Harusnya Ibu merasa sedih."
"Lebih baik kau pikirkan bagaimana memberi penjelasan pada Paus." Senyum Mentor Ular Wanita Cantik mengandung nuansa kompleks.
"Penjelasan? Perlukah? Tentu tidak perlu?" Liu Zhenhan menyeringai dingin.
"Aduh! Sialan! Cepat lihat Mo'er!" Nedved dan Cui yang duduk di tangga menunjuk ke arena pertandingan di sebelah selatan, menyedot semua pandangan.
"Apa?!" Para Pendeta Kuil Timur Laut serentak berteriak, termasuk Mentor Ular Wanita Cantik yang hampir pingsan saat pertama melihat.
Murid Tuan Richard ini, seorang Imam Angin kecil, sedang menggunakan rantai petir untuk mengejar lawannya. Kilat itu awalnya menyebar seperti jaring, lalu berbelok sembilan kali. Para Pendeta Kuil Timur Laut hampir mengira itu adalah "Elegi Terakhir" - "Kilat Berantai Nebula"!
Jeritan kolektif dari tribun penonton membuktikan kekhawatiran yang sama - Kompetisi Pendeta sampai mempertaruhkan nyawa, benar-benar keterlaluan!
Untungnya gadis kecil Bimon Kupu-Kupu itu masih terbang hidup-hidup di langit. Wajah pucat Mentor Ular Wanita Cantik akhirnya bisa menghela napas lega. Suara helaan nafas serupa juga bergema dari tribun penonton.
Pasukan Centaur Feilengcui tentu tidak terkejut dengan situasi ini. Peliharaan magis Mo'er adalah Kupu-kupu Magis Gabriel, jika dilepaskan pasti akan menyebabkan kekacauan besar, jadi dia hanya akan memilih menggunakan serangan sihir. Setelah mengonsumsi Kristal Bernyanyi, kilat yang dikeluarkan secara instan oleh Mo'er sudah mencapai level Monster Tingkat Tinggi. Ditambah dengan amplifikasi dari sembilan rangkaian mutiara ular, ikat pinggang Skala Nada Dua Belas Malaikat, kristal sihir level Empat Raja Langit, dan bantuan Rantai Jiwa Membara, tidak hanya lolos ke babak penyisihan, bahkan memenangkan juara pun sudah diperhitungkan oleh semua warga Feilengcui.
Alasan Nedved tiba-tiba bertingkah aneh adalah karena lawan Mo'er awalnya mengenakan jubah yang menutupi rambut dan sebagian besar wajahnya. Di bawah tiupan angin kencang dari kilatan cahaya kilat, jubah itu tiba-tiba terlepas, menampakkan seorang pendeta wanita Ayam yang sangat cantik!
Ini adalah seorang wanita klan ayam yang berparas manis, wajahnya sangat segar dan cantik, sedikit pucat karena kekurangan gizi, tubuhnya juga terlihat agak kurus karena malnutrisi. Tampaknya belum berkembang sepenuhnya, namun jelas merupakan calon kecantikan sejati. Dia jelas berasal dari klan burung merak warna-warni, dengan rambut panjang indah berkilauan pelangi. Sekilas terlihat sebagai pendeta rakyat, karena tidak mengenakan jubah pendeta bertingkat, hanya memakai jubah panjang usang namun bersih dan rapi. Jika bukan karena lencana Medusa tembaga kuno di dadanya, kecantikannya yang memesona mungkin akan disangka sebagai selir pilihan bangsawan tinggi oleh kebanyakan Bimon - klan Chickin adalah keluarga pelacur bawaan, statusnya di antara Bimon setara dengan Orang Kesturi yang terlahir sebagai budak, kelompok hina seperti ini, sejak identitas mereka dicabut, mana mungkin melahirkan seorang pendeta? Mimpi seperti itu bahkan tidak berani mereka bayangkan!
Entah bagaimana gadis Chickin ini bisa lolos pendaftaran. Jika panitia seleksi ketat, mungkin begitu mengungkap identitasnya, dia akan langsung diusir dengan pentungan.
Chickin tidak punya harga diri. Asal ada bangsawan tinggi yang berminat, setelah kontes, pendeta cantik Chickin ini akan menjadi boneka permainan para bangsawan - dengan syarat Kuil tidak mengakui status resminya sebagai pendeta.
Tatapan mesum di tribun penonton langsung membara. Tidak sedikit bangsawan yang memiliki pikiran seperti ini.
Namun, monster peliharaan pendeta rakyat cantik ini adalah "Kura-kura Berkepala Buaya Api" yang bisa mengeluarkan tiga anak panah api secara instan. Meski termasuk kategori monster kelas menengah kelas dua, memiliki peliharaan magis sebaik ini sudah sangat luar biasa bagi pendeta rakyat. Hanya karena hal ini, kemungkinan besar Kuil akan menerima Si Cantik Ayam ini sebagai pendeta resmi setelah pertandingan. Jadi lamunan mesum para bangsawan tak bermoral kemungkinan besar akan gagal.
Pendeta wanita Chickin ini masih memiliki keunikan lain yang jauh lebih menakjubkan. "Kura-kura Berkepala Buaya Api" miliknya ternyata memiliki tiga kepala yang bisa melancarkan sembilan "anak panah api" sekaligus ke lawan! "Kura-kura Berkepala Buaya Api" berkepala tiga seperti ini tidak bisa lagi dikategorikan sebagai monster kelas menengah kelas tiga, melainkan termasuk spesimen istimewa kelas menengah, bahkan lebih praktis dibandingkan beberapa monster tingkat tinggi!
Banyak orang berdecak kagum, monster berkepala tiga—kecuali spesies tertentu seperti Chimera—umumnya terbentuk melalui mutasi embrio dengan tingkat variasi kurang dari 0.01%. Sungguh langka seorang pendeta rakyat memiliki kemampuan seperti ini. Hanya dengan Kura-kura Api Berkepala Tiga ini saja, Kuil pasti tidak akan melewatkan pendeta luar biasa ini. Dalam kompetisi pendeta tahun-tahun sebelumnya, pendeta muda dengan peliharaan magis level ini bisa merebut gelar juara muda semudah memetik kacang dengan sepuluh jari.
Tahun ini situasinya berbeda. Meski "Kura-kura Buaya Api Berkepala Tiga" milik pendeta wanita rakyat ini sangat kuat, tetap tidak mampu menahan serangan kilat Mo'er. Setelah mengkonsumsi "Jade Blood Dan Qing", kemurnian tenaga magis Mo'er jauh melampaui monster. Setiap kilatnya memiliki daya rusak luar biasa—untung ini pertandingan. Gelombang serangan berlebih dari kilat Mo'er sengaja diarahkan ke area 10 yard di samping kura-kura itu, membuat granit di tanah pecah berantakan. Jika ini pertempuran sungguhan, Mo'er pasti sudah melukai parah "Kura-kura Berkepala Buaya Api Tiga Kepala" ini.
Bahkan Perisai Kilat yang dilepaskan secara acak oleh Mo'er dari empat kristal sihir tingkat Raja Langit-nya telah melukai parah semua Bimon yang menyaksikan—lagi-lagi 16 lapis Perisai Kilat!
Menurut logika, pada tahap pertarungan ini, siapapun yang menjadi lawan Mo'er, sembilan dari sepuluh pasti akan menyerah karena ketimpangan kekuatan.
Namun pendeta wanita Ayam cantik ini melakukan sebuah tindakan yang tak terduga oleh semua Bimon. Melihat serangan gadis kupu-kupu kecil ini yang begitu ganas, dia justru mengeluarkan dua lencana Medusa tembaga berukiran kasar dari dalam jubahnya, kembali memanggil dua "Kura-Kura Berkepala Buaya Api". Setiap kura-kura api ini berbulu merah tebal, cangkang besar berlapis-lapis, kulit bersisik berkerut, dengan tiga kepala buaya mengerikan yang tersusun rapi.
Tiga "Kura-Kura Berkepala Buaya Api Tiga Kepala" itu berjalan tertatih-tatih dengan langkah berat, membentuk formasi segitiga. Delapan belas bola mata besar tanpa selaput itu menatap tajam ke arah Mo'er yang menari-nari di udara, sementara sembilan mulut buaya bertaring tajam sesekali menyemburkan percikan api bercampur asap hitam dan bau belerang.
Keajaiban terjadi tiap tahun, tapi tahun ini istimewa.
Pertama ada pendeta kupu-kupu yang baru kembali ke tanah air bisa melepaskan serangan kilat, lalu muncul pendeta Ayam yang sangat langka. Bahkan muncul monster mutan berkepala tiga yang sulit bertahan hidup. Dan bukan cuma satu, tapi tiga sekaligus seperti kembar tiga!!
Luar biasa!
"Peliharaan magis tiga nyawa yang jumlahnya setara dengan peliharaan Dewa Perang Campas, ternyata untuk pertama kalinya dalam sejarah Bimon muncul di tangan seorang pendeta rakyat! Ini adalah keberuntungan langka. Hanya monster bertelur kembar tiga yang bisa menjadi peliharaan magis, monster melahirkan tidak memenuhi syarat. Peluang monster bertelur memiliki tiga anak sekaligus benar-benar sangat langka!"
Begitu banyak kebetulan mustahil bisa terjadi bersamaan!
Hisapan udara raksasa menyedot seluruh udara di arena secara tiba-tiba, menciptakan deru angin topan yang menderu.
"Kampas!" Liu Zhenhan menatap tajam pendeta wanita Ayam cantik ini, seolah sedang mengamati peliharaan magis tiga nyawa yang langka, atau mungkin mengagumi pinggang ramping dan kaki panjang si kecantikan unggas ini. Tak ada yang tahu sebenarnya apa yang dia kagumi.
Sembilan kilat mematikan Mo'er akhirnya bertemu lawan tangguh. Tiga ekor kura-kura berkepala buaya api, total 27 anak panah api, terus menerus melesat memanfaatkan celah pergeseran lempeng kilat, akhirnya berhasil menahan serangan Mo'er.
Jika berbicara tentang bertarung cepat melawan cepat, tiga kura-kura berkepala buaya api mungkin tidak bisa bertahan menghadapi kilat instan Mo'er. Bahkan jika bisa bertahan, belum tentu bisa menunda. Ini hanya karena Mo'er ingin menguji kemampuan ketiga kura-kura api ini, sehingga dia terus mengendalikan ritme pertandingan. Sebagai Penyihir Nomor Satu Feilengcui, Mo'er masih memiliki banyak senjata rahasia yang belum dikeluarkan. Sabuk Dua Belas Skala Nada Malaikatnya bisa menambahkan dua belas efek negatif sekaligus pada serangan magis, atau membaginya dalam dua belas gelombang serangan terpisah. Mo'er sangat ingin mencari kesempatan untuk mencobanya.
Hampir semua pendeta di seluruh arena menghentikan pertandingan mereka, melongo melihat Mo'er yang sedang "beradu panah api" dengan tiga kura-kura api.
Saat ini sudah tidak ada yang memikirkan mengapa kupu-kupu cantik muda ini tidak menggunakan peliharaan magis. Semua orang hanya bisa terdiam takjub.
Namun tidak semua pendeta menghentikan ujian mereka. Masih ada dua pendeta di sudut terpencil yang telah menyelesaikan pertarungan mereka. Mungkin karena lokasinya yang tersembunyi, atau mungkin karena perhatian semua orang telah teralihkan, sehingga hampir tidak ada yang memperhatikan tindakan kedua pendeta ini - mereka juga tidak menggunakan peliharaan magis, melainkan memilih serangan sihir langsung. Hanya saja mereka tidak se-mencolok Mo'er, tidak seperti pendeta wanita Ayam cantik yang begitu menarik perhatian.
“Apakah itu adik laki-laki dan perempuanmu?” Liu Zhenhan menunjuk dua sosok ramping di sudut terpencil, bertanya pada Gatanie.
"Benar, Yang Mulia." Ksatria Putri Angsa tersenyum samar: "Mereka berdua adalah harta karunku."
Liu Zhenhan menyunggingkan senyum tipis.
"Lebih baik kau menyerah saja." Suara Mo'er di udara menarik kembali semua pikiran yang melayang ke dalam kepala penonton.
"Tidak mungkin!" Suara Pendeta Wanita Chickin semanis penampilannya, namun mengandung kekerasan dan ketidakrelaan.
"Akan kuperlihatkan keajaiban." Mo'er terkekeh, melantunkan mantra aneh sambil melepaskan pancaran sinar emas.
Cincin Batu Darah memancarkan lingkaran cahaya menyala-nyala, mengeluarkan patung batu raksasa yang perkasa seperti dewa namun compang-camping seperti pengemis, ditumpangi gunungan batu-batuan. Baik patung maupun batuan itu memantulkan kilau logam di bagian tertentu, menciptakan pemandangan ganjil.
"Dewa!" Tribun penonton gempar. Bimon pengecut langsung pingsan. Di tribun utama, baik Sang Raja maupun Yang Mulia Paus serentak berdiri dari singgasana, bola mata mereka nyaris keluar dari soket.
Cincin Batu Darah yang diberikan Liu Zhenhan kepada Mo'er sebelumnya memang berisi Patung Emas Yunqin dan setumpuk besi tua.
Pertempuran di Rawa Garam Hangus, di bawah guyuran mantra terlarang "Air Terjun Meteor" Kaisar Api yang dahsyat, dua Patung Emas Yunqin dalam Cincin Batu Darah yang diberikan kepada Yitiao tercuci oleh air terjun magma obsidian. Magma obsidian ini setelah dingin memiliki daya rekat yang sangat baik dan sangat keras. Meskipun lapisan batu yang mengeras di tubuh patung emas tidak merata dan terlihat tidak menarik, tidak bisa dipungkiri bahwa patung itu kini jauh lebih keras dari sebelumnya. Patung yang telah diperbaiki oleh para Raksasa Typhoon dengan metode pengelasan, kini dilapisi cangkang batu, memberikan kesan kebal senjata. Meski lapisan batu di bagian sendi mudah terkelupas saat bergerak, sebagian besar 'helm batu' yang menutupi tubuh tetap memberikan perlindungan baik bagi patung emas yang penuh luka ini. Maka Liu Zhenhan menyuruh Mo'er pergi sendiri ke Rawa Garam Hangus, melemparkan patung emas dalam cincin ke dalam magma, lalu segera menariknya kembali untuk mendapatkan lapisan batu serupa.
Gadis cantik dari Suku Kekyin ini benar-benar putus asa. Di hadapan boneka batu raksasa setinggi 12 meter, dirinya terlihat terlalu kecil.
Bab 213 Nabi Palsu
Pertandingan antara Mo'er dan pendeta wanita dari rakyat ini segera dihentikan oleh perintah Sang Raja.
Ketegaran gadis Chickin kecil ini membuat semua orang tersentuh. Di hadapan Patung Emas Yunqin, dia bahkan berani melantunkan "Elegi Terakhir" yang hanya boleh digunakan oleh Imam Perang—"Kilat Berantai Nebula". Jika Sang Raja tidak menghentikan nyanyian perangnya dengan kemampuan ras Suku Rhein "Raungan Singa", gadis ini akan menukar nyawanya dengan rantai kilat untuk mencambuk Patung Emas Yunqin sebanyak 99 kali.
Obsesi terhadap kemenangan ini telah mencapai tingkat kegilaan.
Dalam Olimpiade Pendeta, jika kekuatan kedua belah pihak terlalu timpang, paling parah hanya akan menyebabkan korban pada peliharaan magis. Situasi ini tak terhindarkan ketika pihak yang lemah mempertahankan harga diri, namun mempertaruhkan nyawa jelas keterlaluan.
Seperti semua kompetisi resmi Bimon, Olimpiade Pendeta memiliki kuota kematian yang diperbolehkan. Kehilangan satu peliharaan magis tingkat rendah masih bisa ditolerir, namun jika satu-satunya pendeta dengan peliharaan magis kembar tiga dalam sejarah Bimon tewas di depan umum, negara dan Kuil sama sekali tidak akan menerimanya.
Mo'er dan pendeta wanita Chickin ini langsung dibawa oleh petugas ke tribun penonton utama untuk menghadap Sang Raja dan Yang Mulia Paus.
Paus Yang Mulia dan Sang Raja saat ini hampir mencapai puncak kegembiraan luar biasa. Ekspresi wajah mereka sepenuhnya mengungkapkan isi hati. Seorang petani buah pun akan merasakan kegembiraan serupa bila melihat anggur di kebunnya tumbuh sebesar semangka.
Secara historis, status sosial Penyihir Suku Monyet selalu tertindas oleh Pendeta Kuil karena pengaruh Kuil. Penyebab utamanya adalah tingkat kelahiran penyihir yang sangat rendah. Untuk menjadi penyihir yang kompeten, diperlukan kecerdasan dan kemampuan merasakan elemen yang sangat tinggi. Bimon yang cerdas tidak mungkin memiliki koefisien populasi semaju Suku Monyet, sementara Bimon dengan koefisien populasi memadai semuanya bodoh. Berbeda dengan Pendeta yang bisa menggunakan "Pencerahan Kebijaksanaan" untuk mentransfer pengetahuan ke murid, penyihir tidak memiliki metode semacam ini, sehingga semakin menyulitkan penyebaran sihir.
Sejak seribu tahun lalu setelah Pertempuran Hyjal, suku monyet Mangke terakhir dari Kerajaan Bimeng yang tidak memberontak telah lenyap dalam hempasan waktu. Kekuatan sihir telah terbukti nyata, Kerajaan Bimeng setelah menghilangnya "Nabi Langit Biru" dari suku jangkrik Sikaide dalam arus sejarah, pernah berencana mempopulerkan sihir secara besar-besaran. Hasil akhirnya selama ribuan tahun hanya berhasil meningkatkan jumlah penyihir suku Mangke secara signifikan. Dengan dukungan dana dan sumber daya manusia yang besar, para penyihir Mangke mengembangkan lebih banyak aliran sihir di luar empat elemen utama "Udara, Api, Air, Tanah". Saat suku Mangke akhirnya memisahkan diri dari Bimeng, para penyihir yang telah matang ini menaburkan garam terbesar di luka Kerajaan Bimeng.
Dalam jamuan makan malam di Kuil, Shaman Divine Comedy Li Cha sempat membual kepada Pendeta Tertinggi bahwa dirinya adalah Master Santo Qi Ao. Pendeta Tertinggi Bulat, Grand Shaman Weian Yang Mulia Qidan, dan Pendeta Harimau Putih Tuan Bergkamp hanya menanggapi humor ala Pigge ini dengan senyuman - Bahkan jika Liu Zhenhan memenggal ketiga kepala mereka, para petinggi Kuil ini tetap tidak akan percaya pada kemungkinan seperti itu.
Chui Buer adalah satu hal, namun menyaksikan langsung adalah hal yang berbeda sama sekali. Sihir yang dipanggil Mo'er bagai pentungan bahagia yang menghantam semua Bimon hingga pingsan.
Seluruh arena sudah benar-benar kacau balau. Semua Bimon tidak bisa mempercayai bahwa saudara sebangsa mereka juga memiliki seorang Penyihir, keributan dan debat pecah di mana-mana.
Utusan manusia bahkan lebih tidak bisa menerima! Bagi manusia, bahkan seorang magang sihir pun bisa menjadi Master istana di Kerajaan Bimeng. Jika gurun sihir seperti ini bisa melahirkan Penyihir, apalagi Master sihir, ini sungguh terlalu mengejutkan bagi manusia. Keunggulan sihir selama ini menjadi senjata deterren terpenting yang memungkinkan manusia menekan Bimon. Jika Bimon menemukan kunci masuk ke istana sihir dan menyebarkannya secara besar-besaran, konsekuensi konflik antara negara manusia dan Bimon di masa depan akan sulit diprediksi.
Empat Ahli Pedang Belalang Sembah dari Pengawal Dalam segera memimpin regu-regu pengawal istana menuju tribun penonton utama. Dengan sopan mereka mengantar keluar para utusan manusia berambut keriting palsu dan wanita bangsawan dari area istirahat pertunjukan.
Sang Raja dan Yang Mulia Paus saling memandang, raut penyesalan terlihat jelas di wajah mereka. Olimpiade Pendeta selama ini bertujuan memilih pendeta muda berbakat melalui kompetisi, sehingga pengamanan informasi tidak ketat. Kemunculan pendeta kembar tiga dengan peliharaan magis masih bisa dimaklumi, tetapi kemunculan Mo'er yang membawa sihir seharusnya menjadi rahasia tingkat satu. Para utusan manusia ini sejatinya adalah mata-mata dari berbagai kerajaan manusia. Peristiwa besar ini pasti akan dilaporkan ke negara mereka masing-masing. Bagaimana jika kerajaan-kerajaan manusia itu takut Mo'er akan menyebarkan sihir dan membunuhnya?
Kerugian ini, baik bagi Kuil maupun Kerajaan, sama sekali tidak bisa ditanggung!
Dua prajurit Biao di bawah isyarat Yang Mulia Paus mengeluarkan tombak bendera dari punggung mereka, terbang ke langit. Tugas mereka jelas: membunuh semua merpati pos yang terbang di atas Kota Shabak. Menunda sebisa mungkin. Sang Raja juga segera membisikkan sesuatu pada perwira belalang dari pengawal istana. Perwira ini segera memimpin regu pemanah centaur meninggalkan Arena.
Hal ini terjadi terlalu mendadak. Meski sedikit kaget, sebagai elite yang berpengalaman, kedua pemimpin tertinggi tetap menyelesaikan urusan dengan cepat. Satu-satunya teka-teki bagi Yang Mulia Paus, Sang Raja, dan para Bimon adalah: Mengapa seorang Bimon bisa menggunakan sihir? Dari mana dia belajar?
Apakah Lencana Lide yang telah hilang dari sistem Kuil selama seribu tahun akhirnya akan diaktifkan kembali?
Saat Liu Zhenhan dan Helen kembali dipanggil ke tribun penonton utama oleh Yang Mulia Paus, suasana di sana sudah ricuh bagai kuali mendidih. Beberapa jenderal berseragam militer dan para Imam Utama Kuil berdebat hingga muka merah leher tegang, hampir sampai berkelahi. Alasan para petinggi kehilangan muka di depan umum ini sederhana - untuk RAMAS orang!
Magic kilat Mo'er jelas setingkat Magister Sihir. Elemen tanah yang dipanggilnya mungkin hanya bisa disaingi oleh Archmagister! Penyihir level ini bukan hanya diperebutkan Bimon, bahkan di negara manusia bisa memicu perang. Memiliki seorang Archmagister sebagai penjamin bukanlah hal biasa.
Liu Zhenhan dan Helen menahan tawa. Memang benar Mo'er bisa sihir, tapi kilatnya murni dari Kristal Bernyanyi dan mutiara ular Hydra. Elemen tanah? Omong kosong! Patung Emas Yunqin yang memakai vest disebut elemen tanah? Siapa di Benua Aigean bisa memanggil elemen tanah sebesar itu?
Upacara Pendeta masih berlanjut, namun semua penonton sudah kehilangan minat menyaksikan pertandingan. Setiap Bimon ingin segera mengetahui kebenaran, spekulasi dan perbincangan menjadi satu-satunya melodi utama di arena.
"Yang Mulia Richard!" Melihat sang protagonis datang, Paus Bulate segera mengerahkan sekelompok Imam Utama mengepung Liu Zhenhan dan Helen. Ekspresi Paus jelas menunjukkan kekesalan: "Anda sama sekali tidak menjaga kerahasiaan! Mengapa tidak memberitahuku sebelumnya tentang hal sebesar ini? Apakah sihir Murid Mo'er diajarkan oleh Anda? Bagi saya, apakah Anda Santo atau bukan bukanlah urusanku. Yang ingin kutanyakan sekarang: Apakah Anda benar-benar Pendeta yang melakukan dual cultivation penyihir dan penyanyi?"
Pandangan Liu Zhenhan menyapu sekeliling. Mo'er dan Pendeta wanita Ayam cantik itu telah dipanggil ke tribun penonton utama, sedang menerima audiensi langsung Sang Raja. Sekelompok jenderal militer menghalangi kedua gadis itu, ekspresi wajah mereka hampir-hampir ingin RAMAS orang.
"Maaf, Yang Mulia. Bukankah saya sudah meminta Tuan Borgkamp untuk memberitahu Anda? Saya minta Anda menyiapkan jubah 'Nabi Langit Biru' untuk Mo'er." Liu Zhenhan mengangkat tangannya, lalu melambaikan tangan ke arah Mo'er.
"Nabi Langit Biru?" Giliran Yang Mulia dan para Pendeta terkejut: "Apakah Yang Mulia bermaksud mengatakan bahwa rantai kilat dan elemen tanah yang baru saja dipanggil Mo'er bukanlah sihir, melainkan 'Lagu Tanduk Singa Badai' - 'Rantai Kilat Empat Seri' dan 'Lagu Air Mata Starbuck' - 'Pemanggilan Boneka Tanah' yang telah hilang dari Kuil kita sejak lama?"
"Bagaimana mungkin?" Teriak Tuan Borgkamp: "Mo'er jelas anggota Suku Kupu-Kupu Wanfurui, sementara dua lagu perang yang hilang ini adalah keahlian khusus Pendeta Jangkrik Suku Sikaide! Itupun harus Pendeta tingkat tinggi, sedangkan Mo'er hanyalah murid pendeta! 'Lagu Tanduk Singa Badai' seharusnya memanggil empat rantai kilat, tapi Mo'er membuat jaring listrik plus sembilan kilat refraksi. Menurut catatan sejarah, 'Lagu Air Mata Starbuck' memanggil elemen tanah setinggi 5 meter, tapi Mo'er malah memanggil boneka tanah setinggi 12 meter! Bagaimana ini bisa terjadi?"
Helen tidak bisa menahan diri lagi, meledak dalam tawa. Hanya Richard yang bisa menciptakan ide nyeleneh semacam ini untuk menipu dengan semena-mena.
"Tuan, kedua lagu perang ini telah hilang selama hampir sepuluh ribu tahun. Apakah Tuan pernah melihat langsung bagaimana bentuk aslinya dulu?" Liu Zhenhan melirik aneh ke Pendeta Harimau Putih: "Yang pasti Mo'er mengalami Evolusi Alami untuk lagu perang ini. Maukah Kuil memberikan gelar 'Nabi Langit Biru' padanya atau tidak?"
"Dewa Perang di atas!" Para Imam Utama di sekitar hampir pingsan, apakah garis keturunan pendeta ini benar-benar sarang bakat? Helen sudah memiliki "Evolusi Alami" ditambah "Pujian Kehidupan", Shaman Divine Comedy ini juga seorang Penyanyi Jiwa Bawaan, bagaimana sekarang muncul lagi "Evolusi Alami"?
"Yang Mulia Richard, lelucon Anda keterlaluan!" Yang Mulia Paus hampir melompat: "Gelar 'Nabi' sudah dihapuskan Kuil selama hampir sepuluh ribu tahun, tahukah Anda? Sekarang tiba-tiba menambahkan jabatan ini, mulai dari ritual penobatan hingga pengaturan tanggung jawab Kuil, semua ini butuh waktu untuk diatur! Level ini setara dengan Imam Utama! Ini bukan jabatan kehormatan! Ini posisi resmi! Lompatan dari Imam Angin ke level tertinggi belum pernah terjadi dalam sejarah Bimon! Kuil butuh waktu persiapan dan konsultasi! Mengapa tidak memberitahu saya lebih awal? Kekuatan Nyanyian Mo'er bisa kurasakan, Dewa Perang di atas, bagaimana bisa ada mentor tidak bertanggung jawab seperti Anda? Dia sudah lama memenuhi syarat untuk naik jadi Imam Tongkat!"
Liu Zhenhan pura-pura bodoh dan berpura-pura tidak mengerti. Saat memberikan "Pencerahan Kebijaksanaan" kepada Mo'er, dia sudah tahu bahwa garis keturunan pendetanya pasti melahirkan bakat. Tidak seperti murid pendeta lain yang hanya memiliki setengah kekuatan "Nyanyian Perang Spiritual", dasar kekuatan nyanyian Mo'er mengikuti tingkat tertinggi dari enam kidung perang berbahasa Han klasik. Artinya sejak awal pencerahan, dia sudah memiliki kekuatan untuk menggunakan satu "Lagu Perang Pengorbanan". Belakangan ini setelah menelan "Jade Blood Dan Qing", seluruh kekuatan elemennya telah dimurnikan dan terkumpul. Sekarang kekuatan nyanyian Mo'er benar-benar mencapai tingkat Imam Tongkat.
Beberapa jenderal militer juga mengejar Mo'er dan datang berkerumun di sekitar Liu Zhenhan, Helen, dan Paus sambil terus mengoceh. Maksud mereka jelas: ingin merekrut Mo'er ke militer. Liu Zhenhan belum sempat bicara, beberapa Imam Utama langsung maju dan membantah keras. Keributan terjadi karena banyaknya suara yang saling bersahutan, sampai-sampai Liu Zhenhan hampir tidak bisa mendengar apa yang mereka perdebatkan, telinganya berdenging karenanya.
Dua pejabat inspektur yang bertugas menjaga ketertiban di arena buru-buru datang mendekat. Salah satunya membisikkan sesuatu ke telinga Yang Mulia Paus, sementara yang lain berlari menghampiri Sang Raja.
"Pandangan Yang Mulia Paus berkilat sesaat. Sang Raja yang mendengar laporan inspektur melalui bisikan di telinga, seketika wajahnya berubah lagi. Sorot mata kedua pemimpin tertinggi ini tertuju pada Tuan Mourinho yang duduk di samping sambil memperhatikan situasi Arena dengan diam, sambil memegang pena bulu angsa yang terus "gesekan" mencatat perkembangan pertandingan di buku catatannya.
Saat ini, hanya Tuan Mourinho selaku Imam Utama yang masih setia menjalankan tugas sebagai juri. Selebihnya sibuk berdebat dengan para jenderal atau berkumpul di sekitar Sang Raja sambil berisik.
"Para hadirin, mohon berikan saya beberapa menit ketenangan." Suara Sang Raja yang berwibawa bergema.
Para Imam Utama dan jenderal akhirnya menyadari ketidakpantasan sikap mereka. Wajah-wajah tua mereka memerah, lalu mundur tertib sesuai kelompok masing-masing. Beberapa Kun Ding dari Dewan Tetua juga bergegas dari tribun penonton bangsawan. Yang memimpin adalah seorang Wolff tua berambut perak, mengenakan jas bersyal merah dengan beberapa medali berkilauan, berwajah gagah dan berkesan tenang.
“Baru saja menerima kabar baik yang menggemparkan, dua putra muda dari ras Bordir juga menggunakan serangan magis untuk mengalahkan lawan dalam Olimpiade Pendeta, alih-alih memakai peliharaan magis. Kekuatan sihir mereka setidaknya sudah mencapai level penyihir menengah.” Sang Raja turun dari singgasana, berdiri di depan Imam Utama Angsa: “Tuan Mourinho, bisakah Anda menjelaskan asal-usul kejutan ini kepada kita semua?”
Ucapan Sang Raja bagai batu yang mengobarkan ribuan gelombang, riuh rendah suara mulai menyebar lagi. Namun kali ini, Sang Raja menghentikan setiap kata yang hendak meluncur dari tenggorokan dengan tatapan matanya.
Raja yang berwajah biasa ini memancarkan aura kaisar sejati. Hanya dengan satu tatapan, otoritasnya sudah terpancar jelas. Di hadapan tatapan yang menguasai langit dan bumi ini, siapapun akan langsung tunduk sebagai reaksi pertama.
“Yang Mulia, Yang Mulia.” Tuan Mourinho menutup catatannya, menyibak jubahnya, lalu bangkit perlahan. Ia mengangguk pada Paus dan Raja: “Gorini dan Gormeth adalah pendeta resmi Kuil Barat Daya. Sejak kecil, selain menyelesaikan Pencerahan Kebijaksanaan untuk mereka, saya juga mencari mentor sihir. Meski dual cultivation sihir dan nyanyian sangat sulit, faktanya bukanlah hal yang mustahil diselesaikan.”
"Ckckck!" Liu Zhenhan terus menggerutu. Pendeta lain seumur hidup sibuk mencari seorang murid sampai pusing tujuh keliling, tapi Lao Mu langsung membimbing tiga sekaligus, dua di antaranya adalah anaknya sendiri. Mereka tidak hanya mempelajari lagu perang, tapi juga sihir. Rasio seperti ini tidak ada duanya dalam sejarah Kuil. Tak perlu dikatakan, Gatanie tidak bisa menjadi pendeta kemungkinan besar karena tidak berbakat, makanya beralih menjadi Ksatria Kuil.
Liu Zhenhan merencanakan dalam hati, kapan dirinya harus mengadakan sensus di Feilengcui. Tambah satu pendeta berarti tambah satu tenaga bantu. Dunia bawah tanah yang luas pasti memiliki banyak peliharaan magis bagus. Pemuda dari suku kijang hutan yang pernah diserang kutu purba raksasa bernama Robinson, dengan tanduk putih langka bergaya Berbual, seharusnya memiliki peluang besar menjadi pendeta. Mungkin dirinya harus mencoba?
BAB 214: KETURUNAN LAGU PERANG CABUL
"Saya sepenuhnya setuju dengan pendapat Imam Utama." Sang Raja mengangguk setuju: "Setiap kekuatan elemen hanya perlu mengikuti hukum alam bertahap dan tidak bertentangan. Kesulitan kultivasi adalah hal lain, bisa atau tidak mencapainya adalah urusan berbeda."
"Saya juga setuju dengan pendapat Yang Mulia." Yang Mulia Paus mengangkat alisnya tanpa komentar lebih lanjut.
Para jenderal mulai gelisah lagi. Di antara Dua Belas Imam Utama Kerajaan, hanya Imam Utama Angsa, Tuan Mourinho dan Imam Utama Fox, Yang Mulia Milu yang memiliki pengawal penyihir. Para imam utama lainnya sama sekali tidak memiliki kemampuan ini. Artinya, dari segi kualitas pengajar hanya mereka berdua yang memiliki keahlian ini. Meskipun pihak militer dan raja memiliki penyihir Elf yang disewa, para penyihir Elf ini sangat pelit dengan ilmu mereka dan sama sekali tidak mungkin mengajarkan sihir kepada Bimon - tentu saja, bahkan jika para penyihir Elf mau mengajarkan, mungkin tidak ada Bimon yang bisa mempelajarinya.
Liu Zhenhan merasa sang Raja dan Paus telah menyembunyikan hal ini dengan baik. Masalah ini sebenarnya sudah dibicarakan Mourinho secara terbuka saat pertemuan pertama di Feilengcui dengan Liu Zhenhan. Imam Utama Angsa sama sekali tidak berniat menyembunyikan hal ini lagi. Mustahil Sang Raja dan Yang Mulia Paus tidak tahu. Sekarang mereka pura-pura tidak tahu seolah tidak terjadi apa-apa, benar-benar licik.
"Mentor, bagaimana perkembangan penelitian 'Nyanyian Angin Besar' Anda?" tanya Helen dengan nada nakal kepada Imam Utama Angsa.
Pernyataan heroik Tuan Mourinho dulu yang mengaku sedang mempelajari hukum nyanyian perang dan berencana menciptakan lagu perang yang bisa melepaskan sihir Unsur Angin, hal ini tentu tidak mungkin dilupakan oleh Liu Zhenhan dan Helen.
Siapapun yang mendengar omong kosong ini mungkin akan menganggap Murinio sepenuhnya mengarang, tapi Liu Zhenhan dan Helen sama sekali tidak berani berpikir demikian. Menurut dugaan Kepala Suku Andulan, Murinio adalah anggota keluarga berlian yang memiliki darah Phoenix Suci, sekaligus seorang Elf Asing. Maka pasti dia menguasai Bahasa Elf Kuno. Dengan bakat jenius Murinio, mempelajari sihir angin dan kayu yang menjadi keahlian Elf jelas bukan masalah. Jika dikombinasikan dengan Bahasa Elf, menelusuri hukum elemen untuk menciptakan lagu perang baru yang bersifat menyerang, juga bukan hal mustahil.
"Yang Mulia, 'Nyanyian Angin Besar' yang Anda sebutkan itu apa? Lagu perang?" Beberapa Imam Utama bertanya bodoh pada Helen.
"Tentu saja lagu perang! Tuan Mourinho berencana mengembangkan lagu perang baru yang memiliki kemampuan serangan magis, sama seperti 'Lagu Tanduk Singa Badai'!" Liu Zhenhan mengusap kalung tengkorak di dadanya, lalu menambahkan penjelasan: "Yakni lagu perang yang menggunakan senjata angin untuk menyerang."
"Ah..." Banyak orang tertegun.
"Jika benar-benar berhasil dikembangkan oleh Tuan Mourinho, maka beliau bukan hanya pendeta paling brilian saat ini, tapi juga salah satu pendeta terhebat dalam sejarah," ujar Sang Raja dengan senyuman.
“Yang Mulia Sang Raja, Yang Mulia Pendeta Agung, dan Yang Mulia Richard, Yang Mulia Helen.” Imam Utama Angsa juga tersenyum: “Cahaya Dewa Perang ada di mana-mana, kerangka dasar lagu perang ini sudah kuselesaikan, bisa dianggap sukses.”
Tribun penonton utama seakan tercekik, seolah udara berhenti mengalir, para Bimon saling bertatapan dengan mata besar. Bahkan yang keluar dari mulut Imam Utama Angsa, kebanyakan tetap sulit mempercayai - menelusuri hukum elemen dan menciptakan lagu perang ofensif, signifikansinya bersifat revolusioner. Ini akan meninggalkan jejak penting dalam sejarah Kuil, tapi kesulitannya juga sebanding.
“Bisakah kita memohon Tuan Mourinho untuk mendemonstrasikannya?” Sang Raja menatap Imam Utama Angsa dengan sungguh-sungguh. Setelah mendapat jawaban yang diinginkan dari mata Tuan Mourinho, Yang Mulia memberi isyarat pada adiknya Pangeran Carn. Pangeran Lionheart segera paham, menggulung lengan bajunya yang bersulam benang emas, memperlihatkan lengan berotot kekar. Dengan satu tangan, ia mengangkat pot bunga marmer seberat 400 pon beserta bunga broom di dalamnya dari tribun penonton utama.
Liu Zhenhan segera mengeluarkan Kristal Di Wei ungu dari dalam jubahnya, mengarahkannya ke Imam Utama.
Tuan Mourinho mengangguk ke sekeliling, menyuruh semua Bimon mundur sepuluh langkah. Dengan gerakan jari yang anggun, ia menarik seruling emas dari pinggangnya, memutarnya di jari beberapa kali sebelum meniupkan melodi menusuk telinga. Nyanyian perang bergelora segera bergema dari perut Imam Utama Angsa.
"Ventriloquisme!" Liu Zhenhan mengumpat: "Obisilachi!"
Murinio pernah menunjukkan kemampuan nyanyian perang terpendam dan Lingkaran Tunggal di depan Liu Zhenhan. Penggunaan seruling sebagai instrumen amplifikasi membuktikan ia tak perlu mulut untuk menyanyikan mantra. Liu Zhenhan selalu penasaran - selain Penyanyi Jiwa Bawaan yang punya hak nyanyi jiwa, tak mungkin pendeta biasa bisa menguasai semua nyanyian perang secara terpendam. Ternyata Murinio menggunakan "ventriloquisme"! Baru sekarang jelas!
Sementara Liu Zhenhan sibuk berkomentar, Imam Utama Angsa telah menyelesaikan nyanyian sihir. Pangeran Lionheart melihat isyarat mata sang imam, langsung mengayunkan pot bunga marmer dengan angin kencang "hu hu" ke udara.
Seberkas sinar emas menembak ke arah pot marmer di udara, dengan jelas berubah menjadi kumpulan senjata angin yang berputar-putar di langit. Bilah-bilah angin berputar seperti sabit terus-menerus mengiris pot bunga di udara. Dentuman "Pong Pong" terus terdengar sementara serpihan kelopak dan debu batu beterbangan diterbangkan oleh bilah-bilah tajam. Pot marmer yang telah mencapai ketinggian maksimal di udara ini terus dipukul oleh puluhan senjata angin yang membuatnya terpental dan berguling-guling di udara, mempertahankan gerakan mengambang selama beberapa detik sebelum akhirnya jatuh ke tanah.
Seluruh penonton di arena mempertahankan pose menengadah, pandangan mereka mengikuti gerakan jatuhnya pot marmer ini.
Liu Zhenhan melompat ke depan dan menangkap pot marmer yang jatuh tersebut dengan tangannya.
Semua mata dalam keheningan tertuju pada pot marmer ini. Dinding luar pot marmer yang sebelumnya diukir dengan motif sulur-sulur indah kini telah hancur berantakan, dipenuhi jejak torehan silang yang dalamnya sekitar satu inci. Di celah-celah batu tebal terlihat tanah yang tersembul keluar, sementara torehan ramping meninggalkan jejak retakan berbentuk jaring laba-laba. Bunga broom di dalam pot kini hanya menyisakan tunggul hijau yang gundul.
Suara "Bipok Bipok" bergema, pot marmer ini tiba-tiba pecah menjadi berkeping-keping di tangan Liu Zhenhan dan berhamburan ke tanah.
“Legenda pendeta tetaplah legenda pendeta!” Liu Zhenhan melemparkan segumpal tanah ke tanah, memberikan acungan jempol yang penuh makna kepada Imam Utama Angsa.
“Kekuatan lagu perang ini hampir identik dengan sihir unsur angin 'Kesedihan Angin', jelas-jelas merupakan sihir tingkat tinggi.” Seorang penyihir Elf kerajaan yang berusia lanjut bergumam dengan suara gemetar.
“Apakah kita para pendeta kuil... juga bisa menggunakan serangan magis sekarang?” Mata Yang Mulia Paus Bulat mulai berkaca-kaca.
“Mulai saat ini, Anda akan menjadi monumen bagi para pendeta!” Sang Raja menghela napas panjang, meletakkan tangan di dada sambil memberikan penghormatan mendalam kepada Tuan Mourinho, segera diikuti oleh bayang-bayang yang membungkuk hormat di sekelilingnya.
Liu Zhenhan juga merasakan hal yang sama. Ia tak bisa tidak mengakui kehebatan ini. Namun menurutnya optimisme Yang Mulia Paus masih terlalu dini – penemuan lagu perang baru oleh Tuan Mourinho tidak serta-merta membuat para imam Bemon memiliki kemampuan serangan magis.
Orang lain mungkin tidak memahami, tapi Liu Zhenhan mengerti betul maksud tersembunyi di balik semua ini.
Lagu serangan baru ini menggunakan bahasa Bimon kuno sebagai melodi dan ritme inti. Selain memiliki skala nada bahasa Elf yang panjang dan rumit di bagian akhir, bagian awal dan tengah juga memiliki mantra bahasa Elf dengan skala nada yang sangat berbeda. Begitu banyak skala nada bahasa Elf kuno yang membuat tingkat kesulitan penguasaannya hampir tiga kali lebih kompleks dibandingkan lagu Lingkaran Jahat mana pun. Seorang Imam Bemon yang tidak menguasai bahasa Elf kuno akan sangat sulit mempelajari lagu ini tanpa kesalahan satu suku kata pun.
Namun ini tidak mengurangi kegeniusan Imam Utama Angsa. Bagaimanapun, dia benar-benar menggunakan nyanyian lagu perang untuk memicu serangan magis. Jika hanya ingin menipu dengan mantra bahasa Elf biasa, mustahil lolos dari pengawasan para ahli di sini. Lagu perang ini benar-benar melampaui zamannya, meski masih agak mentah. Jika bisa dimodifikasi hingga hanya membutuhkan skala nada bahasa Elf di bagian akhir, baru lagu ini bisa dipopulerkan secara luas.
Selain "luar biasa", benar-benar tidak ada kata lain yang bisa menggambarkan Imam Utama Angsa ini!
Liu Zhenhan hampir tak bisa menahan tawa. Meski Tuan Liu bukanlah seorang bakat, namun secara kebetulan ia telah menjadi Elf Asing yang juga menguasai Bahasa Elf Kuno. Meski lirik "Nyanyian Angin Besar" tak langsung hafal seluruhnya, bola kristal Di Wei di tangannya memiliki fungsi perekam gambar dan suara. Artinya, Tuan Liu tinggal mempelajari lagu perang ini nanti dengan waktu semudah menghafal lagu sederhana - sungguh luar biasa! Akhirnya Lao Liu berhasil memperoleh keuntungan dari si angsa tua.
Saat itu, sepasang anak Tuan Mourinho juga diantar oleh protokoler ke tribun penonton utama. Benar-benar tak berbeda dengan saudari mereka Gatanie, wajah mereka nyaris identik - cantik dan lincah, angkuh namun suci, membuat orang tak berani menatap langsung.
Liu Zhenhan memandangi Gorini sampai hampir tak bisa berkata-kata. Jika gadis ini berdiri bersama Gatanie, sungguh sulit membedakan mereka.
Gorini dan Gormeth secara bergantian memberi salam kepada Sang Raja dan Yang Mulia Paus. Keduanya mengenakan Jubah Imam Perang putih yang dipadukan sayap bersih dan penampilan suci nan sempurna, bagaikan malaikat yang turun ke dunia fana.
“Pengembangan lagu perang baru tidaklah mudah, total saya menghabiskan waktu sekitar sepuluh tahun. Sebenarnya hingga hari ini, lagu perang ini masih belum matang sepenuhnya, tidak hanya skala nadanya terlalu kompleks, tapi juga membutuhkan kekuatan nyanyian yang lebih besar daripada yang diperlukan untuk sebuah Lingkaran Jahat.” Murinio tersenyum kepada para bangsawan dan imam di sekelilingnya: "Pujian Yang Mulia dan Yang Mulia terlalu berlebihan. Memenangkan martabat untuk ras Bimon adalah tanggung jawab setiap pendeta kami. Setelah upacara agung ini, saya berencana segera mengajarkan lagu ini kepada Helen. Dengan bakatnya, mempelajari lagu perang ini hanyalah masalah waktu. Begitu Helen menguasainya, tarian perang pendampingnya akan tercipta. Dengan dukungan tarian perang ini, jika setiap Imam Tongkat mempelajarinya, maknanya akan melampaui zaman."
"Kebijaksanaan Anda mampu menerangi kegelapan paling pekat." Semua orang terkagum-kagum sampai bersujud lima anggota badan. Di tribun penonton utama sekarang sudah tidak ada delegasi manusia, hanya anggota ras Bimon sendiri. Perkataan Imam Utama Angsa ini langsung membangkitkan rasa kehormatan dan visi masa depan seluruh ras Bimon. Belum pernah ada pendeta yang memiliki pandangan sejauh Imam Utama Angsa ini. Benar, masih ada Helen yang ahli baik dalam seni tari maupun nyanyi! Itu adalah mesin penerjemah sejati!
“Yang Mulia Helen membawakan sebuah 'Lagu Feilengcui' yang belum pernah kami lihat sebelumnya, Yang Mulia Richard sebagai Pendeta Naga membawakan kembali 'Divine Comedy Cahaya Dewa Perang' untuk kami, Mo'er membawa 'Lagu Air Mata Starbuck' dan 'Lagu Tanduk Singa Badai'. Yang tak terduga, Tuan Mourinho bahkan menghadiahkan kami lagu perang ofensif baru dan sepasang anak pendeta yang menguasai dual cultivation lagu magis. Sungguh benar bahwa garis keturunan bakat memang melahirkan jenius-jenius langka!” Yang Mulia Paus tersenyum lebar tanpa bisa menutup mulutnya, terus-menerus memuji Mourinho.
Seketika sekumpulan penjilat mengerubungi Imam Utama Angsa, celetukan konyol dari Hao beterbangan di mana-mana. Gorini dan Gormeth di samping hanya mencibir dengan wajah merendahkan.
"Yang Mulia, Yang Mulia..." Suara gemetar penuh rasa takut dan cemas tiba-tiba terdengar.
Yang Mulia Grak Sal dan Yang Mulia Bulat baru menyadari bahwa mereka telah mengabaikan pendeta rakyat Chickin pemilik peliharaan magis kembar tiga ini cukup lama.
"Anakku, kami benar-benar kurang sopan. Bagaimanapun juga kau adalah pendeta rakyat dengan peliharaan magis kembar tiga, fenomena satu-satunya dalam sejarah kepandetaan kami." Wajah Yang Mulia Bulat memerah karena malu.
"Yang Mulia Paus. Kemampuan Nona Xixi telah terbukti dengan baik. Bagaimanapun juga, dengan memiliki tiga kura-kura api, bahkan yang sangat langka berupa kura-kura berkepala tiga, dia telah memenuhi syarat sebagai peserta unggulan. Saya yakin Yang Mulia Paus dan para Imam Utama pasti setuju untuk meloloskan beliau langsung ke babak berikutnya, bukan?" Yang Mulia Grak Sal tersenyum memandang Imam Agung Jubah Merah: "Nona Xixi baru saja memberitahuku bahwa memenangkan mahkota Pendeta Muda Terbaik tahun pertama dalam kompetisi ini sangat penting baginya."
"Anakku, ternyata namamu adalah Xixi. Maaf, kepalaku kacau oleh segudang urusan sehingga belum sempat menyapamu... Anakku, tidak hanya boleh lolos kompetisi, setelah pertandingan kau juga bebas memilih Kuil atau altar mana pun untuk bergabung. Kekuatan peliharaan magismu sudah setara dengan Pendeta Naga Sekunder. Akan sangat disayangkan jika masih berkeliaran di masyarakat dan direkrut manusia-manusia itu." Pendeta Tertinggi Bulat mengangguk sambil tersenyum: "Secara pribadi, aku berharap setelah kompetisi kau bisa bergabung di Akademi Pendeta Cambridge untuk mempelajari Tarian Perang secara sistematis dari Imam Agung Cambridge Yang Mulia Helen. Mengenai mahkota Pendeta Muda Terbaik tahun pertama, lakukan yang terbaik. Fokus utama pendeta adalah kultivasi di masa depan, masa depanmu sangat cerah."
“Yang Mulia, pihak militer kami juga berniat merekrut pendeta ini untuk dinas militer. Bagaimanapun, Mo'er dan Xixi seharusnya menjadi prioritas perekrutan militer kami daripada Kuil.” Pangeran Karn menyela dengan nada tidak puas: “Pasukan kami membutuhkan formasi bertingkat pendeta, bukan sekadar mengandalkan Imam Perang yang dialokasikan Kuil setiap tahun. Setiap resimen seribu orang hanya memiliki satu pendeta, ini terlalu sedikit!”
“Yang Mulia Pangeran, Mo'er adalah murid saya. Pendapat Anda tampaknya belum mendapatkan persetujuan saya. Selain itu, Mo'er adalah 'Nabi Langit Biru', hak apa yang Anda miliki untuk merekrut seorang 'Nabi Langit Biru' ke dalam militer?” Liu Zhenhan bersungut sarkastik: “Sekadar informasi, istana saya juga akan segera membangun di Feilengcui. Begitu Mo'er menjadi 'Nabi Langit Biru', pembangunan altar pasti diperlukan. Saya juga ingin mengajak Nona Xixi bergabung dalam altar Mo'er.”
“Anda...” Mata Pangeran Karn hampir melotot keluar. Mempertimbangkan status lawannya sebagai Shaman Divine Comedy, beberapa kata umpatan benar-benar sulit dilontarkan langsung.
“Anda anda anda, ada apa dengan 'anda'?” Liu Zhenhan terkekeh: “Apa yang aneh dari ini? Memperkuat kemampuan sendiri tidak boleh? Jika gadis ini mau bergabung, peralatan magis saya jamin! Ditambah cincin agate satu! Kalung Mutiara Malam seuntai!”
Semua yang hadir tertegun membatu.
"Tak seorang pun menyangka kakak tingkat ini berbicara begitu langsung. Di Kerajaan Bimeng mana pun, keluarga mana pun, faksi mana pun, ketika mencoba menarik orang untuk setia pada mereka, siapa yang berani terang-terangan seperti ini? Bukankah ini seperti gerombolan perampok merekrut paksa? Bukankah ini seperti membeli budak dengan uang?"
Gorini dan Gormeth memandang Shaman Divine Comedy yang tak biasa ini dengan tatapan penuh keheranan.
Imam Utama Angsa Murinio hampir mati ketawa di samping. Saat di Feilengcui sebelumnya, ia melihat sendiri bajingan kecil ini meletakkan tumpukan agate dan Mutiara Malam di atas kerang, seperti membuang tinja sapi sembarangan. Dari segi biaya, memang tak ada yang bisa menandinginya di Kerajaan Bimeng. Lihat saja pengawalnya - mana ada yang tidak dipenuhi perhiasan, seperti perampok yang baru menjarah sarang naga. Entah darimana ia mendapat uang sebanyak itu.
"Pergi istirahatlah!" Liu Zhenhan mencibir. Semua pendeta terikat dengan berbagai keluarga dan kekuatan yang rumit. Pendeta di Feilengcui sangat sedikit. Lemerre dan Deschamps tetap punya keluarga sendiri, tak mungkin selamanya bersamanya. Sekarang melihat pendeta rakyat begitu hebat, biarkan mereka RAMAS! Kalian pikir orang lain Bego semua!
"Aku..." Pangeran Kahn melihat kakaknya, akhirnya tak berani menawar harga di depan umum.
"Yang Mulia, Anda benar-benar pandai bercanda." Imam Agung Jubah Merah meski sudah menganggap Liu Zhenhan sebagai bagian dari mereka, tetap merasa agak kewalahan dengan keterusterangannya, segera tertawa kecil untuk meredakan suasana canggung.
"Siapa yang bercanda? Aku serius!" Liu Zhenhan menyesuaikan mahkota shamannya, wajahnya penuh kesungguhan.
Imam Agung Jubah Merah terdiam membeku, kehilangan kata-kata.
"Para Yang Mulia, Sang Raja yang terhormat, Yang Mulia Paus dan Yang Mulia Shaman Divine Comedy, Yang Mulia Imam Agung, sesungguhnya keikutsertaan saya dalam kompetisi ini membawa sebuah permohonan. Awalnya saya ingin menggunakan mahkota pendeta termuda pertama untuk menukar permohonan ini kepada Yang Mulia Paus, tapi kini saya rasa mungkin tidak perlu lagi mahkota pendeta itu." Pendeta wanita cantik Ayam bernama Xixi membungkuk hormat pada para bangsawan: "Baru saja saya berkesempatan menyaksikan lagu perang ciptaan Tuan Mourinho, saya harap Kuil dapat merevisi kitab hukum untuk merehabilitasi nama leluhur saya."
"Rehabilitasi? Leluhurmu?" Baik Sang Raja maupun Yang Mulia Paus sama-sama mengerutkan alis, tampak bingung.
“Tiga ratus dua puluh empat tahun lalu, kakekku Michel Platini juga dihukum sebagai bid'ah oleh Kuil karena menciptakan lagu perang orisinal. Jika Kuil sekarang bisa menerima penciptaan lagu perang, bisakah nama leluhurku dihapus dari daftar bid'ah di halaman 184 kitab hukum?” Suara Xixi terdengar gemetar penuh keraguan: "Ini telah menjadi harapan suku kami selama berabad-abad."
"Apa?!" Seluruh Pendeta di tribun penonton utama serentak melompat berdiri.
Liu Zhenhan, Helen, dan Mo'er membeku tak percaya. Tak disangka, benar-benar tak disangka, mereka ternyata berkesempatan bertemu keturunan Pendeta Ayam berbakat yang menciptakan "lagu perang cabul" itu!
BAB 215 DEBAT SENGIT
Setelah keheningan sesaat, tribun penonton utama langsung gempar bak langit runtuh. Perbuatan Pendeta Ayam Platini telah lama ditetapkan Kuil sebagai bid'ah terbesar sepanjang masa. Bahkan ketika Liu Zhenhan masih pemula, Helen sudah menggunakan contoh Platini untuk memperingatkannya tentang keseriusan dan bahaya menciptakan lagu perang sendiri.
Untuk menyembunyikan fakta bahwa dirinya memiliki kidung perang ciptaannya sendiri, Liu Zhenhan selama ini merahasiakan keberadaan kidung perang berbahasa Tionghoa. Alasannya tak lain karena meskipun ajaran Shaman memiliki sisi toleransi, namun sekali tindakan penghinaan dewa dilakukan oleh rohaniwan dan telah diputuskan, konsekuensinya hanya satu: diikat di tiang pembakaran. Para pelaksana Inkuisisi sama sekali bukan orang yang bisa diremehkan!
"Yang Mulia, Yang Mulia, kami menuntut untuk membakar keturunan bid'ah ini, melenyapkan garis darah jahat ini dari ras Bimon kami!" Beberapa Kun Ding dari Dewan Tetua berdiri dengan penuh kemarahan: "Demi Dewa Perang, Pendeta jahat seperti iblis ini merupakan ancaman besar bagi Kerajaan kita!"
"Benar! Bakar dia!" Segera banyak bangsawan yang menyetujui: "Pendeta jahat seperti ini, jika sekali lagi merusak di masyarakat, Kerajaan Bimeng kita akan hancur!"
"Xixi, apakah kamu sekarang telah menguasai kidung perang bid'ah yang diciptakan oleh Pratini?" Wajah Yang Mulia Paus berubah-ubah sambil menatap gadis kecil Ayam itu: "Bersumpahlah pada Dewa Perang tertinggi, Kuil telah menghapus sistem hukuman kolektif puluhan tahun lalu atas usul Sang Raja. Asalkan kamu tidak menguasai kidung perang bid'ah, aku jamin keselamatanmu."
“Demi nama mulia Dewa Perang, aku sudah menguasai 'Lagu Perang Jane Eyre'!” Wajah Xixi tenang: "'Lagu Perang Jane Eyre' yang diciptakan leluhurku Platini, juga merupakan apa yang tercatat dalam kitab hukum sebagai 'lagu perang cabul'."
“Tak ada cara lain...” Yang Mulia Paus menghela napas panjang, lalu berpaling ke Pendeta Harimau Putih: “Daniel, panggil dua Utusan Dewa dari Inkuisisi.”
“Yang Mulia, dia belum resmi menjadi anggota Kuil. Untuk eksekusi bakar tak perlu merepotkan petugas gereja.” Ketua Dewan Tetua Kun Ding, Adipati Agung Wolff Redknapp menendang sepatu botnya yang berkilauan, mengangguk pada Imam Agung Jubah Merah: “Serahkan urusan ini pada kami orang awam yang hidup di dunia fana!”
“Yang Mulia! Yang Mulia! Bisakah kalian mendengar pembelaanku? 'Lagu perang cabul' yang disebut-sebut itu sama sekali tidak ada!” Xixi mengabaikan Kun Ding yang sudah memanggil penjaga, matanya yang indah penuh tekad menatap dua penguasa tertinggi yang mewakili kekuasaan gereja dan sekuler.
"Lagu perang cabul ciptaan Platini sendiri sudah lama dinyatakan sebagai bid'ah, kasus ini telah diputuskan lebih dari 300 tahun yang lalu, masih perlu pembelaan apa lagi." Ekspresi Imam Agung Jubah Merah kaku, suaranya penuh kedinginan dan kekejaman: "Sebagai bid'ah terbesar sepanjang masa, sungguh tidak mengerti bagaimana Inkuisisi saat itu bisa membiarkan sisa keluarga Platini melarikan diri!"
"Yang Mulia! Apakah Yang Bijaksana seperti Anda juga mengira seluruh ras Ayam menjadi keluarga pelacur karena 'Lagu Perang Jane Eyre' ciptaan leluhurku Platini?" Air mata memenuhi mata Xixi yang bergetar: "Sebuah lagu perang bisa mengubah pemikiran suatu ras? Mungkinkah ini? Bahkan sihir mental tertinggi dari penyihir manusia pun tidak mampu melakukan ini! Apakah lagu perang punya kemampuan mengubah gen? Mungkinkah lagu perang menyimpan nafsu cabul dalam darah dan mewariskannya turun-temurun?"
Dua prajurit pengawal istana bertubuh besar tidak memberi Xixi waktu lebih banyak untuk menjelaskan, langsung menggapit lengannya dari kiri dan kanan.
"Bakar dia!" Teriakan para bangsawan yang tak terhitung jumlahnya bergema serempak, suara ini sarat dengan aroma haus darah yang primitif.
"Yang Mulia! Yang Mulia! Mengapa tidak memberi saya kesempatan untuk menjelaskan! Leluhur saya Platini menciptakan lagu perang baru ini sepenuhnya untuk memecahkan masalah reproduksi Bimon! 'Lagu Perang Jane Eyre' tidak mesum seperti yang tercatat dalam kitab hukum, Yang Mulia, Yang Mulia, saya mohon. Beri saya kesempatan menjelaskan!" Suara Xi Xi bergetar karena keputusasaan yang hampir mencapai puncaknya.
"Dua prajurit terhormat, bisakah menunggu sebentar?" Liu Zhenhan maju ke depan, melambaikan jarinya kepada dua prajurit istana yang menggendong si cantik Chickin kecil.
Melihat Shaman Divine Comedy tiba-tiba memberi perintah, dua prajurit pengawal memutar mata mereka namun tetap melanjutkan tindakan menggendong Xi Xi untuk pergi. Sang Raja segera melambaikan tangan, menghentikan gerakan prajurit istana itu dan memberikan harga diri kepada Shaman Divine Comedy.
Di tangan Mo'er telah terkumpul bola cahaya yang disertai kilatan listrik. Melihat dua prajurit istana itu akhirnya berhenti, bola energi itu perlahan menghilang.
"Yang Mulia Shaman Divine Comedy, adakah pendapat yang ingin Anda sampaikan saat ini?" Quentin old Redknapp dari suku Wolff menatap dingin Liu Zhenhan. Meski raut wajahnya tak banyak menampakkan emosi, kilatan kebencian di matanya tak tersembunyi.
“Membakar seorang bid'ah, tidak ada perbedaan besar antara setengah jam lebih cepat atau lebih lambat. Saya sangat tertarik mendengar penjelasan nona ini, terutama tentang masalah reproduksi ras Bimon.” Liu Zhenhan mengangguk kepada Kepala Suku Wolff Kun Ding. Anak Kepala Suku, Redknapp Jr, pernah ditinju Guo Guo, sedangkan keponakannya Garnett dipermalukan habis-habisan oleh Liu Zhenhan. Dua utang ini jelas tercatat di wajah berkerut seperti adonan minyak sang lawan.
“Perkataan bid'ah pun ingin Tuan dengar?” Kepala Suku Wolff Kun Ding berkata dengan nada merendahkan: “Sulit dibayangkan, Tuan disebut sebagai Juru Bicara Dewa Perang?”
“Awalnya saya pun tidak punya simpati kepada bid'ah. Tapi sekarang, tiba-tiba saya merasa penjelasan Nona Xixi sangat masuk akal. Efek nyata Lagu Perang, sebagai seorang Pendeta tentu paling paham, mustahil memiliki efek turun-temurun sampai 10 generasi. Waktu tunggu sepanjang itu tidak mungkin ada.” Liu Zhenhan tersenyum simpul: “Maaf, selama ini saya selalu menganggap beberapa catatan dalam Kitab Hukum sebagai dongeng dan legenda, tidak pernah memikirkan apakah cerita ini harus memiliki logika atau tidak. Setelah dipikir matang, teori mengubah seluruh ras menjadi iblis cabul hanya dengan satu Lagu Perang jelas sangat menggelikan! Jika hanya karena catatan terkait dalam Kitab Hukum ini, lalu membakar saudara sebangsa sendiri di tiang gantungan tanpa klarifikasi, pertimbangannya terlalu gegabah dan sederhana. Dalam ajaran, bahkan bunuh diri dianggap menghina Dewata, apalagi mengakhiri nyawa seorang Bimon dengan sembrono tentu juga demikian.”
"Richard, apakah kau tahu apa yang kau ucapkan?" Yang Mulia Paus mulai gelisah, ekspresinya ketika memandang Liu Zhenhan perlahan berubah menjadi ketakutan.
"Ini fakta, Yang Mulia." Liu Zhenhan mengangkat tangan dengan gerakan aneh, "Aku heran, jika semua orang memikirkannya dengan seksama, pasti tidak akan percaya omong kosong bahwa sebuah lagu perang ciptaan sendiri bisa mengubah karakter suatu ras. Mungkinkah itu?"
"Ini adalah catatan para Imam Agung Jubah Merah dari berbagai generasi dalam kitab hukum!" Yang Mulia Paus mengerutkan alis, "Apakah Yang Mulia berani meragukan sejarah yang sudah ditetapkan? Paduka, gelar Shaman Divine Comedy hanyalah kehormatan, urusan internal Kuil bukan wilayah yang bisa diintervensi."
Pesan tersirat Yang Mulia Paus sangat jelas, sudah mengingatkan Liu Zhenhan untuk tidak ikut campur lagi. Ini di luar jangkauan wewenang Shaman Divine Comedy.
Namun Yang Mulia tidak tahu, meski Liu Zhenhan memiliki banyak kekurangan dalam karakter, semangat ksatria tak pernah hilang. Sejak kecil dia diajarkan untuk bertindak heroik seperti Lei Feng. Bagaimana mungkin dia tega tidak menolong seorang bid'ah? Jika benar bid'ah mungkin lain cerita, tapi ini jelas bid'ah dengan tanda tanya besar secara teori! Sebelum datang ke Benua Aigean, Liu Zhenhan pernah mengalami zaman di mana status sosial ditentukan oleh latar belakang. Dia sangat antipati terhadap hukuman turun-temurun. Yang lebih penting, Liu Zhenhan sendiri adalah pendeta yang merintis karir dari lagu perang ciptaan sendiri! Muridnya Mo'er juga demikian!
“Yang Mulia, bagaimana jika yang dikatakan Nona Xixi ini benar adanya? Bagaimana jika tahun itu terjadi kesalahan penilaian? Bagaimana jika ini kasus keliru dan tidak adil?” Mendengar perkataan Paus, Liu Zhenhan langsung menggelengkan kepala: “Maaf, semakin kupikir semakin tidak masuk akal bahwa sebuah lagu perang bisa mengubah pemikiran suatu ras menjadi cabul selamanya! Ini sama sekali mustahil. Selain Dewa Perang, aku tak percaya ada pendeta mana pun yang bisa melakukan ini hanya dengan lagu perang. Jadi aku minta setidaknya berikan waktu pada Nona Xixi untuk menjelaskan, bukan langsung menyeret dan membakarnya!”
“Terima kasih yang tak terhingga. Shaman Divine Comedy Yang Mulia, mustahil mengubah pemikiran ras dengan lagu perang!” Xixi tersedu-sedu, berusaha melepaskan diri dari dua prajurit namun sia-sia. Kedua pengawal dalam istana memang berhenti sebentar, tapi tetap tak melepasnya.
“Konyol! Sungguh konyol!” Kepala Suku Wolff tertawa terbahak-bahak: “Tak terbayangkan, seorang Shaman Divine Comedy berani mempertanyakan otoritas kuno Kuil! Yang Mulia, tahukah engkau? Hanya dengan kalimat-kalimat tadi, Kuil sudah bisa menghakimimu sebagai bid'ah!”
“Tidak mungkin, aku hanya mengatakan kebataan!” Liu Zhenhan memandang Kepala Suku Serigala dengan ekspresi menggelikan: “Jangan lupa statusku, Yang Terhormat Kepala Suku Serigala. Menghakimi juru bicara Dewata sebagai bid'ah, apakah kau berani meragukan kearifan Dewa Perang secara terang-terangan?”
“Kewajiban Shaman Divine Comedy hanyalah menyebarkan lingkaran cahaya Divine Comedy, hal lain tidak perlu Anda urusi, dan Anda juga tidak punya hak untuk itu!” Kepala Suku Wolff jelas juga bukan orang yang mudah ditakuti, membalas keras perkataan Liu Zhenhan.
“Justru saya akan mengurusinya, apa yang bisa Anda lakukan?” Sebenarnya jika dibicarakan baik-baik tidak masalah, tapi Kepala Suku Wolff ini terus-menerus menyindirnya, membuat amarah Liu Zhenhan langsung meledak.
“Berani sekali!” Imam Utama Suku Serigala tak bisa menahan diri, berteriak pada Liu Zhenhan: “Jangan lupa statusmu hanya gelar kehormatan! Kehormatan ini tidak dibangun di atas kesombongan!”
“Bego! Tutup mulutmu!” Liu Zhenhan langsung menunjuk hidung shaman serigala itu sambil memaki: “Ya saya sombong, mau apa? Tidak suka? Kalau berani adu peliharaan magis dengan saya? Kalau tidak berani, minggir sana dan gulingkan kemaluanmu!”
Begitu kata-kata itu meluncur, seluruh ruangan sontak gempar.
Di depan semua orang yang menyaksikan, sebagian besar bangsawan Bimon dan para pendeta menganggap Shaman Divine Comedy ini sudah gila atau benar-benar preman.
“Imam Utama Suku Serigala yang marah hampir kehilangan akal, merobek lambang Medusa dari dadanya, melepaskan lingkaran cahaya, dan segera memanggil peliharaannya——seekor kelabang raksasa beruas bambu yang menggerakkan cakar, dengan panjang lebih dari empat meter. Seratus kakinya masing-masing sebesar jari manusia, tubuhnya hijau pekat, menegakkan badan, mata merahnya menatap tajam ke arah Liu Zhenhan.”
“Pigge pengecut, keluarkan peliharaan magismu! Aku akan bertarung duel ala pendeta denganmu!” Imam Utama Wolff menunjuk hidung Liu Zhenhan dengan geram.
“Hentikan!” Teriak Tuan Mourinho tiba-tiba. Ia telah melihat perubahan ekspresi Richard, hatinya tenggelam mengetahui situasi memburuk. Richard bagai landak yang hanya bisa dielus searah. Permusuhan dua Wolff tadi telah memancing amarahnya, sedangkan tantangan duel dari imam serigala ini sama saja mendorong peliharaan magisnya ke neraka.
"Kau cari mati!" Liu Zhenhan tertawa jahat, sama sekali tak mempedulikan Murinio. Cincin Tuan Tanah Kematian di jarinya segera memancarkan lingkaran hitam. Sebelum cahaya pudar, Geruin Tuan Tanah Pasang Surut dan Hydra hantu sudah menyembur keluar bersama. Dua sihir es menghantam tubuh raksasa kelabang bambu. Makhluk kelas tinggi rendahan ini tak mampu menahan serangan jarak dekat monster tingkat super. Seketika tubuhnya terbelah dua oleh pisau es tajam. Sihir tanaman "tali rotan penusuk jantung" yang dilancarkannya sebelum mati, sama sekali tak melukai Geruin Tuan Tanah Pasang Surut.
Liu Zhenhan mengeluarkan seruling mithril dari pinggang dengan suara "swish", menarik pedang tersembunyi di dalamnya. Dengan gerakan tangan, kekuatan aliran darahnya yang dahsyat langsung menyambar separuh tubuh kelabang bambu yang masih menggeliat. Separuh tubuh arthropoda yang melayang di udara itu terlihat sangat angker dan jahat, darahnya mengucur deras bagai air terjun berawan.
Seberkas sinar perak melesat, kepala kelabang raksasa berbuku-buku itu terbelah dua oleh pedang Liu Zhenhan. Di bawah tatapan tak terhitung pasang mata, Liu Zhenhan merogoh ke dalam kepala kelabang yang terbelah itu, mengeluarkan kristal sihir segi enam berlumuran cairan otak dan mutiara kelabang hijau mengilap.
Semua terjadi secepat kilat. Seluruh penghuni tribun penonton utama terpaku memandangi Shaman Divine Comedy ini, menyaksikan ular raksasa bermuka manusia setinggi lebih dari 10 meter yang mengepakkan sayap es dan angin di udara. Aura mengerikan Tuan Tanah Pasang Surut bagai jemari yang menggesek senar, mencekam dan melepaskan gugup mereka berulang kali.
Wajah Imam Utama Suku Serigala pucat membiru. Ia sama sekali tak menyangka lawannya bisa sekejam dan sewenang-wenang ini.
Liu Zhenhan sama sekali tak ambil pusing. Lagipula dia sudah lebih dulu menyinggung Count Garnett, keponakan dari Wolong Da Kun Ding itu. Perseteruan ini hanya bisa berakhir dengan satu pihak menyerah, tak ada jalan tengah. Hari ini kedua orang tolol itu benar-benar menghadang pedangnya.
"Yang Mulia Richard, ini keterlaluan!!!" Paus segera maju dan membentak Liu Zhenhan. Hati Imam Agung Jubah Merah sudah membeku hingga ke dasar. Ia tak pernah menyangka bahwa preman yang direkrutnya ternyata sudah memusuhi seluruh bangsawan berpengaruh di Kerajaan.
“Ini adalah kejahatan! Ini provokasi!” Kepala suku Wolf, Ketua Dewan Tetua Quentin tua Redknapp hampir gila karena marah.
“Provokasi? Menurutmu apakah seorang pendeta dengan peliharaan magis tingkat super perlu melakukan provokasi?” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: “Baiklah, anggap saja ini provokasi, apakah kau ingin mengirim orang untuk duel denganku? Tak masalah, aku pasti menemani sampai akhir!”
“Richard, hentikan kesengajaan membuat keributan!” Murinio juga tampak kesal.
“Membuat keributan? Mentor, bagaimana bisa Anda berkata begitu! Merespons ajakan duel adalah kehormatanku!” Liu Zhenhan menyeringai jahat.
Bab Dua Ratus Enam Belas Pemerkosaan Paksa
“Cukup sampai di sini! Ini bukan saatnya untuk adu gengsi, bukankah kita harus kembali ke topik utama?” Pandangan Sang Raja menyapu dingin Liu Zhenhan dan Kepala Wolf Quentin yang sedang suasana tegang seperti pedang terhunus: “Yang Mulia Shaman Divine Comedy, meski kekasaran dan keberanian bukanlah kesalahan, namun sebagai perwakilan Dewata, setiap tindakanmu mewakili cahaya ilahi, terlalu berlebihan tentu tidak baik; Tetua Redknapp, kau juga tidak seharusnya begitu emosional, secara terbuka mempertanyakan Shaman Divine Comedy sungguh tidak pantas; Adapun Imam Utama Sprewell, karena Andalah yang mengusulkan duel pendeta, tentang hasil kekalahan, sebaiknya diterima dengan lapang dada!”
“Hmph!” Liu Zhenhan dan Kepala Wolf Quentin sama-sama mendengus dingin keras.
“Yang Mulia, saya bersikeras menuntut hukuman mati bagi bid'ah ini! Ini cuma seorang pendeta rakyat! Tidak ada hubungannya dengan Kuil!” Wolff besar Kun Ding tua Redknapp menatap Sang Raja dengan sorot mata tajam.
“Siapa bilang tidak ada hubungannya dengan Kuil! Sekarang juga aku rekrut Xixi sebagai Santo Perempuan Istana Musim Panas Dewa Perang! Mulai saat ini Xixi sudah menjadi rohaniwan, urusan apa pun harus melalui Shaman Divine Comedy ini dulu!” Liu Zhenhan menepuk dadanya dengan penuh keyakinan.
“Kau berani merekrut bid'ah menjadi Santo Perempuan? Kau ingin menghina kewibawaan Dewa Perang?” Yang Mulia Paus akhirnya meledak: “Yang Mulia Richard, jangan paksa Inkuisisi mengurungmu seumur hidup!”
“Yang Mulia Paus, perkataan Anda terlalu keras.” Helen segera maju: “Sepanjang sejarah hanya ada Shaman Divine Comedy yang gugur karena kerja berlebihan, tak pernah ada yang dihukum kurungan seumur hidup. Memilih Santo Perempuan adalah hak Richard sebagai Shaman Divine Comedy! Selama masih perawan yang sesuai usia, siapa pun bisa terpilih. Pemilihan Xixi wajar! Bukankah dalam ajaran ada klausul 'dibina'? Membakar bid'ah mana bisa menunjukkan keagungan Dewata sehebat membina bid'ah? Mengapa tidak biarkan juru bicara Dewata mencoba membina?”
“Perawan sesuai usia? Perawan Suku Kekyin mungkin cuma ada di gendongan bayi!” Kun Ding kepala menyeringai sinis.
“Kami perlu memeriksa!” Beberapa suara berniat jahat segera muncul, memicu gelak tawa.
Pandangan Sang Raja kembali menyapu para bangsawan, tak satu pun bangsawan berani tertawa lagi.
“Mengingat Tuan Mourinho memiliki lagu perang ciptaannya sendiri, mengapa tidak memberi kesempatan Ayam yang juga menciptakan lagu perang untuk menjelaskan!” Mo'er juga maju: “Awalnya jika tidak dipikirkan matang-matang memang tak terasa, menggunakan lagu perang untuk mencetak bekas abadi dalam pikiran suatu ras, ini sungguh mustahil! Seberapa luas jangkauan lingkaran lagu perang seorang pendeta? Bagaimana mungkin kebetulan persis mencakup seluruh ras Ayam? Aku juga tak percaya ada kebetulan seperti ini! Tidak menghormati fakta adalah penghinaan terbesar terhadap kekuasaan gereja! Mengancam seorang Shaman Divine Comedy? Apakah kalian bisa mengancamnya? Jangan lupa mentorku adalah Imam Raja Langit yang pernah mengalahkan ksatria naga! Kami berani menerima duel apapun!”
Imam Agung Jubah Merah terdiam. Serangan simultan dari Imam Agung Cambridge dan Shaman Divine Comedy, ditambah seorang Nabi Langit Biru yang belum dinobatkan, meski pertama kali muncul, kombinasi kekuatan ini memaksa hierarki Kuil untuk serius memperhitungkannya.
Pendeta Tertinggi Bulat benar-benar tak menyangka, dirinya justru melahirkan kuda liar yang tak terkendali ini. Seluruh hak bicara mereka, semuanya adalah buah tangan Pendeta Tertinggi Bulat sendiri.
Dalam keadaan tak berdaya, para bangsawan dan beberapa Imam Utama berusaha mati-matian menggunakan catatan bijak dalam kitab hukum yang dianggap sakral dan tak tergoyahkan sebagai senjata untuk melawan Shaman Divine Comedy. Masalah yang awalnya hanya penghakiman bid'ah sederhana, berubah menjadi pertarungan dendam. Suara puluhan orang yang berbicara bersama-sama menciptakan aura yang cukup megah. Liu Zhenhan memutar-mutar kalung tengkorak di tangannya, wajahnya menunjukkan ekspresi preman sejati, sumpah serapahnya beterbangan tak karuan, bertarung sengit dengan para bangsawan dan pendeta yang seimbang kekuatannya. Para bangsawan yang malu menggunakan kata-kata kotor hampir menjadi gila karena ulah shamam bajingan ini, beberapa bangsawan dari dewan pengawas bahkan sampai muntah darah. Pigge ini adalah Shaman Divine Comedy, mengajukan tuduhan pun tak mungkin dilakukan karena Shaman Divine Comedy tidak bisa dicabut gelar kebangsawanannya.
Qianxi yang digiring oleh dua prajurit pengawal istana sudah sepenuhnya putus asa. Perlawanan terhadap tradisi yang membawa tekanan besar jelas bukan hal yang bisa dipahami seorang gadis kecil. Sama-sama menciptakan lagu perang orisinal, lagu ciptaan Murinio malah mendapat tepuk tangan dan sorak-sorai gemuruh, sementara nenek moyangnya justru berakhir di tiang hukuman bakar. Kini giliran dirinya yang akan dibakar hidup-hidup. Gadis malang ini sama sekali tak bisa memahami paradoks ini.
"Para hadirin, bertengkar tidak bisa menyelesaikan masalah. Karena orangnya sudah tinggal, bukankah sebaiknya kita tanyakan keturunan Platini untuk memberikan penjelasan?" Sang Raja akhirnya kehilangan kesabaran: "Perkataan Yang Mulia Richard juga ada benarnya. Narapidana hukuman mati di kerajaan pun masih punya hak pengakuan dosa. Mengapa kita tidak berikan kesempatan penjelasan ini sebagai pengakuan dosa, biarkan Xixi ceritakan asal-usul 'lagu perang cabul' ini!!"
"Tidak boleh! Bid'ah harus dibakar hidup-hidup!" Ketua Ksatria Kun Ding bersikukuh seperti gunung tak tergoyahkan.
"Dasar brengsek! Dia sekarang rohaniwan, berani-beraninya kau sentuh? Coba kau sentuh!" Liu Zhenhan mengerenyitkan otot wajahnya, dengan gagah mengarahkan roh cincin Geryon berputar-putar di langit, tendensi kekerasannya jelas terpancar.
"Cukup!" Sang Raja akhirnya paham betul tabiat sang Shaman ini, mendengus dingin: "Yang Mulia Richard, kuberi Xixi kesempatan ini, tapi harap segera kendalikan sikapmu yang keterlaluan!"
"Atas nama Raja, kuberikan keturunan Platini ini hak membela diri!" Sang Raja mengetukkan tongkat emas ke telapak tangan: "Kutegaskan sekali lagi - perintah ini kuberikan atas nama Sang Raja!"
“Para bangsawan dan pendeta juga frustrasi. Anehnya, hari ini setelah diacak-acak oleh Shaman Divine Comedy ini, hubungan raja dan bawahan jadi kacau. Sebelumnya, situasi seperti ini mustahil terjadi. Ada apa gerangan hari ini?”
Dari segi diplomasi, beberapa pejabat yang biasanya tajam pidatonya tak mampu melawan Pigge kasar ini. Dari segi pertempuran, di seluruh tribun selain Murinio, tak ada yang bisa menandingi pemilik peliharaan magis super level ini.
Yang lebih parah, dia masih menyandang gelar Shaman Divine Comedy. Dengan label ini, banyak trik kotor tak bisa digunakan untuknya.
“Jika ini adalah keinginan Sang Raja, mari kita minta Nona Xixi jelaskan asal-usul lagu perang cabul ini!” Kepala Kunding Wolff juga bukan orang sembarangan, cepat meredakan amarah dan kembali tenang.
“Saya setuju dengan pendapat Yang Mulia. Mohon para tuan menjaga sikap.” Yang Mulia Paus juga bersuara.
“Mulai sekarang saya diam.” Liu Zhenhan turut mengambil kesempatan. Dengan gerakan tangan, Geryon yang berputar di langit dimasukkan kembali ke Cincin Tuan Tanah Kematian.
“Baiklah, keturunan Platini, silakan jelaskan tentang lagu perang cabul ini!” Sorot mata Sang Raja tertuju pada wajah Xixi.
"Yang Mulia, itu bukan 'Lagu Perang Porno'. Itu adalah 'Lagu Perang Jane Eyre'!" Pipi Xixi memerah karena emosi, suaranya bergetar halus: "Yang Mulia, saya ingin bertanya sesuatu yang sederhana terlebih dahulu. Mengapa populasi sebagian besar ras di Kerajaan Bimeng kita tidak berkembang dengan cepat, tahukah Anda alasannya?"
"Pertama karena kemampuan reproduksi yang kurang subur, kedua karena tingginya tingkat kelahiran Saudara Hewan." Yang Mulia Grak Sal langsung menjawab tanpa ragu, jawaban ini hampir merupakan pengetahuan umum.
"Yang Mulia, tahukah Anda ras Bimon mana yang memiliki tingkat kesuburan tertinggi?" Xixi bertanya lagi.
"Yang memiliki tingkat kesuburan tertinggi mungkin Suku Berbual, Wolff, dan Suku Pigge." Sang Raja mungkin merasa agak canggung membahas hal ini di depan umum, wajahnya sedikit memerah: "Mungkin yang tertinggi sebenarnya adalah Suku Monyet. Populasi merekalah juara sejati, tingkat Saudara Hewannya kecil, dan kemampuan reproduksinya juga sangat subur! Saya dengar sebagian besar pasangan manusia bisa hamil dalam satu dua bulan setelah menikah! Dibandingkan dengan Bimon biasa yang sulit hamil, kelahiran Saudara Hewan berukuran besar juga mudah melukai tubuh ibu yang melahirkan."
"Ras dengan tingkat kelahiran tertinggi di Kerajaan Bimeng seharusnya adalah Bangsa Belalang Sembah Suku Hijau, merekalah juara sejati!" Xixi menggelengkan kepala menyangkal pernyataan Yang Mulia: "Setiap pasangan suami istri bangsa mantis hanya menghabiskan waktu bersama selama satu malam. Setelah malam pengantin, sang pengantin wanita akan menggigit habis kepala suaminya! Tapi meski hanya satu malam bersama, setiap pengantin wanita mantis pasti berhasil hamil dan melahirkan keturunan, dengan tingkat kemungkinan kelahiran Saudara Hewan cacat yang hampir nol!"
"Benar! Kalau tidak begitu, Green Party pasti sudah punah sejak lama." Liu Zhenhan menepuk keningnya: "Setelah kau sebutkan ini, baru kusadar memang merekalah yang paling hebat!"
"Kemampuan reproduksi luar biasa Suku Hijau juga bukan bawaan lahir. Fenomena ini terjadi karena klan Hijau memiliki bakat rahasia yang tidak diketahui bangsa Bimon lain - setiap malam pengantin, setiap wanita Hijau tiba-tiba mendapat pencerahan akan 'Lagu Memabukkan'. Lagu ini bisa membuat pasangan suami istri kehilangan kesadaran dan larut dalam asmara. Tapi 'Lagu Memabukkan' ini juga memiliki efek samping mengerikan..." Xixi semakin tidak enak berbicara, suaranya semakin melemah.
"Efek samping ini tidak perlu kau katakan, kami semua sudah tahu, yaitu pengantin perempuan Klan Hijau akan memakan kepala pengantin pria sedikit demi sedikit." Liu Zhenhan yang berwajah tebal sama sekali tidak malu bertanya: "Yang aneh bagiku, 'Nyanyian Memabukkan' yang kau sebutkan, mengapa dunia luar sama sekali tidak mengetahuinya? Smail memiliki 'Nyanyian Pelarangan Langit', Bairen memiliki 'Nyanyian Pembersihan Keruh', ini memang kuketahui!"
"Bodoh, yang pernah mendengar nyanyian kemampuan ras ini hanyalah pengantin pria Klan Hijau, setelah mendengar langsung mati. Kemampuan ras yang tidak pantas ini mana mungkin Klan Hijau sebarkan?" Helen menunjuk dahi Liu Zhenhan sambil tertawa: "Apa kamu tidak bodoh!"
"Ada kemampuan seperti ini?" Banyak orang saling berbisik dan berdiskusi diam-diam.
Sang Raja memandang keempat perwira pengawal Klan Hijau di sampingnya. Para perwira Klan Hijau tampak gelisah, pertanyaan ini terlalu sensitif. Identitas keempat perwira ini sangat khusus - mereka memiliki hak masuk ke harem kerajaan, namun konsekuensinya harus menjadi kasim terlebih dahulu. Meminta mereka menjawab pertanyaan seperti ini benar-benar memaksa.
"Leluhurku Platini juga secara tidak sengaja mengetahui rahasia Klan Hijau ini, karena beberapa alasan khusus." Pipi Xixi semakin memerah.
"Perkataan Xi Xi dengan mudah membuat orang membayangkan Pratini sebagai orang yang suka menguping, seketika memicu gelak tawa. Namun melihat Sang Raja dan Yang Mulia Paus masih tetap berwajah dingin, semua tawa segera terhenti mendadak."
"Sebenarnya 'Lagu Perang Jane Eyre' dikembangkan dari dasar 'Lagu Memabukkan' Klan Hijau. 'Lagu Memabukkan' hanya memiliki nada, tidak ada lirik. Leluhurku Pratini setelah delapan tahun penelitian, akhirnya menemukan pola pengaturan kekuatan elemen melalui monoton dalam 'Lagu Memabukkan', serta menemukan bagian nada mana yang menyebabkan pengantin Klan Hijau menjadi gila. Setelah penelitian panjang, akhirnya terciptalah 'Lagu Perang Jane Eyre' yang utuh! Lagu perang ini memiliki efek seperti 'Lagu Memabukkan', tapi tanpa efek samping, khasiatnya persis seperti 'Lagu Memabukkan'." Xi Xi mengakhiri penjelasannya dengan wajah memerah dan bicara terbata-bata.
"Bisa menjamin hamil dalam satu malam?" Liu Zhenhan bertanya tidak percaya.
Xi Xi mengangguk pasti.
Liu Zhenhan menarik napas dalam-dalam. Ini bukan lagu perang, sialan! Ini seperti Dewi Kesuburan! Di antara istri-istri Lao Liu, naga peri adalah ras naga paling langka dengan kemampuan reproduksi yang rendah; Helen dari suku Fox, Ai Wei'er putri duyung - tak satu pun dari ras yang mudah hamil. Sedangkan Ningyu, sesuai pepatah "kerang tua mengandung mutiara", gadis kerang Suku Moshao tak ada yang bisa hamil saat muda. Lagu perang semacam ini, bagi Liu Zhenhan atau ras-ras berpopulasi kecil, jelas merupakan injil!
"Kalau begitu, bukankah ini tetap 'lagu perang cabul'?" Yang Mulia Paus mencemooh: "Ini standar lagu perang untuk hiburan ranjang! Apa lagi kalau bukan lagu cabul? Lagu perang ciptaan Tuan Mourinho bertipe serangan magis, tapi leluhurmu Platini menciptakan apa? Rehabilitasi? Konyol!"
"Tapi 'Lagu Perang Cinta Sederhana' setidaknya bisa menyelamatkan ras-ras yang hampir punah! Yang Mulia! Leluhurku Platini waktu itu ingin membantu Klan Hijau lepas dari dilema malam pengantin dimana mempelai pria pasti mati! Aku bersumpah, aura lagu ini hanya mencakup 2-3 meter persegi, dan sama sekali tak bisa membuat seluruh Suku Kekyin menjadi bejat!" Pipi XiXi banjir air mata.
“Bagaimana kau bisa membuktikannya? Ada apa cara untuk membuktikan?” Yang Mulia Paus berkata dengan tidak sabar: “Sekarang kuberitahu dengan pasti, putusan 300 tahun lebih yang lalu mustahil diubah! Bahkan jika lagu perang ini seperti katamu, Kuil kami akan pertimbangkan bahwa ini hasil penelitian terus-menerus dari keturunanmu yang berusaha memperbaiki lagu perang cabul ini, ingin membalikkan kasus Puyol! Jangan berkhayal! Jika tak bisa beri bukti langsung, sekarang bahkan nyawamu pun takkan selamat!”
Xixi tertegun. Membuktikan? Bagaimana cara membuktikan? Para bangsawan di sini semua ingin menghabisi dirinya, siapa yang mau maju menerima "Lagu Perang Jane Eyre"?
“Biarkan dia sendiri yang membuktikan. Karena Yang Mulia Shaman Divine Comedy begitu percaya pada gadis kecil ini, tentu tak akan menolak membuktikannya untuk kita semua!” Wolff Grand Kun Ding Redknapp berkata santai: “Soal orang lain, jangan harap! Tak ada yang berani main-main dengan 'lagu perang cabul'!”
“Kau...” Liu Zhenhan hampir tersedak marah. Orang tua serigala ini benar-benar licik, langsung menangkap kelemahannya.
“Ada masalah? Bukankah Yang Mulia sudah merekrutnya sebagai Santo Perempuan? Hak malam pertama toh akan menjadi milik Yang Mulia!” Wolff Kun Ding tertawa terbahak: “Yang Mulia Shaman Divine Comedy, jangan-jangan Yang Mulia takut? Kalau takut, bilang saja!”
“Jika benar seperti yang dikatakan Xixi ini, setelah semalam bersama, hanya perlu menunggu setengah bulan, maka pasti bisa dideteksi kehamilannya!” Imam Utama manusia serigala juga berdiri dengan gigi gemeretak: “Yang Mulia Richard! Membela orang sembarangan harus bayar harganya! Jika Anda tidak berani membuktikan hal ini, maka setelah si bid'ah ini, hanya ada satu jalan yaitu dibakar!”
Para bangsawan segera mulai berisik. Sikap Yang Mulia Paus juga membuat para imam utama mulai menekan Liu Zhenhan untuk mengambil keputusan.
Liu Zhenhan menyadari dirinya terjebak lagi dalam perangkap licik para tua-tua berpengalaman ini, dia pun kebingungan.
Xixi terlihat paling tua 14-15 tahun, belum berkembang sempurna, bahkan Lao Liu yang paling bejat pun tidak mungkin melakukan Perbuatan Keji seperti ini!
Helen dan Mo'er benar-benar terpana, begitu juga Xixi.
“Saya menentang pembakaran gadis kecil ini.” Akhirnya Tuan Mourinho angkat bicara: “Para Yang Mulia, betapapun suci Kuil dan Kitab Hukum, saya harus jujur – jika ‘Lagu Perang Cabul’ benar sejahat yang digambarkan Kitab Hukum, dan keturunan Pulaniti terus ada selama 300 tahun, bukankah Kerajaan Bimeng sudah hancur lebur jika mereka mau balas dendam? Karena keturunan Pulaniti berani muncul, haruskah kita meninjau ulang masalah ini?”
Para bangsawan dan pendeta segera mengarahkan serangan mereka ke Imam Utama Angsa. Banyak yang hanya tahu bahwa Murinio dan Richard adalah pendeta dari aliran yang sama, sekaligus mentor tertinggi. Saat ini tentu tidak bisa dibiarkan.
“Tuan Murinio, Anda sendiri seharusnya paham betul bahwa keseriusan pengadilan bid'ah sama sekali tidak boleh ditoleransi!” Yang Mulia Paus memberikan kesimpulan tegas: “Aku sudah memberi keturunan Platini kesempatan membuktikan diri. Jika dia sendiri gagal, siapa yang bisa disalahkan?”
“Yang Mulia, ini terlalu memaksa. Bagaimana jika kita mencoba menggunakan hewan sebagai pengganti untuk melihat hasil eksperimen?” Tuan Murinio berkata kepada Paus: “Jika lagu perang ini benar-benar ada, pentingnya bagi Kerajaan...”
“Imam Utama! Aku sudah memberikan pilihan, mohon jangan banyak bicara.” Suara Yang Mulia Paus penuh dengan ketegasan.
“Yang Mulia Richard, membuktikan kebenaran membutuhkan keberanian. Jika Anda tidak bisa mengambil keputusan, aku pun tidak ada lagi yang bisa dikatakan.” Sang Raja ikut berbicara.
“Masa harus dipaksa memutuskan secepat ini? Harusnya diberi waktu beberapa hari untuk pertimbangan!” Pikiran Liu Zhenhan kacau balau, raut wajahnya tampak panik.
“Bagaimana dengan setengah hari? Malam ini bisa digunakan untuk pembuktian.” Sang Raja mengusulkan.
“Baik!” Liu Zhenhan terjebak dalam situasi sulit, dalam hati berharap bisa menunda setengah hari pun sudah lumayan.
BAB 217: KEBENARAN BERDARAH
"Maaf, Yang Mulia Paus, saya tidak bermaksud mencampuri urusan internal Kuil. Saya hanya merasa sayang jika pendeta muda berbakat seperti ini dihukum mati dengan mudah. Mari kita kesampingkan apakah keturunan Pratini benar-benar telah memodifikasi 'Lagu Perang Cabul' atau tidak. Tapi jika benar seperti yang dikatakan Xixi, 'Lagu Perang Jane Eyre' ini sangat penting bagi Kerajaan." Sang Raja tersenyum getir, lalu berkata kepada Pendeta Tertinggi Bulat: "Mengabaikan kontroversi sejarah, mari kita lihat realita sekarang. Pratini dulu dijuluki mitos pendeta, selama 300 tahun lebih keturunannya mempertahankan garis suksesi pendeta hanya melalui garis keturunan darah. Bakat seperti apa ini? Bukankah kita harus berusaha mempertahankan garis keturunan jenius pendeta seperti ini?"
"Yang Mulia! Apakah Anda sama sekali tidak peduli dengan bahaya besar yang mungkin ditimbulkan 'Lagu Perang Cabul' bagi Bimon?" Yang Mulia Paus berkata dengan marah: "Bahkan jika keturunan Pratini telah memodifikasi 'Lagu Perang Cabul', Kuil tetap melarang keras penyebaran lagu semacam ini!"
"Tiga ratus dua puluh empat tahun sudah." Sang Raja menghitung dengan jarinya: "Seperti yang dikatakan Tuan Mourinho, jika memang ingin menimbulkan bahaya, keturunan Pratini sudah melakukannya sejak lama."
"Keputusan yang bijaksana." Liu Zhenhan mengagumi sambil mengacungkan jempol. Di sini hanya ada dua pria sejati yang berani menghadapi kebenaran sejarah dan memiliki semangat mempertanyakan. Meski memiliki konflik dengannya, Liu Zhenhan tetap mengapresiasi mereka.
Sebenarnya bukti dari Xixi sudah tidak penting lagi. Liu Zhenhan tahu 'lagu perang cabul' ini pasti tidak sesederhana yang dibayangkan. Grand Shaman Weian Yang Mulia Qidan yang berusia ribuan tahun adalah ensiklopedia hidup. Ia pasti mengetahui kebenaran masa lalu tentang lagu perang cabul dan segala hal terkait Platini. Diamnya selama ini membuktikan ada rahasia tersembunyi.
"Jangan lupa bukti malam ini, Paduka Liu Zhenhan yang terhormat!" Wolff Kun Ding tua Redknapp menatap Liu Zhenhan dengan senyum lebar.
"Yang Mulia Paus, satu-satunya permintaan kami adalah menyelamatkan nyawa Nona Xixi. Mengubah kitab hukum? Semua tahu itu mustahil!" Helen menatap kepala suku Wolff lalu kembali ke Paus, berkata dengan tulus: "Seorang pendeta dengan anak kembar tiga itu sangat langka! Tidakkah Yang Mulia bisa membuat penyesuaian strategis? Nyawa itu sangat berharga!"
"Tidak mungkin! Bid'ah tetaplah bid'ah!" Kun Ding tua Redknapp dari Wolff menyeringai: "Satu-satunya cara menghapus status bid'ah adalah membuktikan kebenaran perkataan mereka!"
“Lepaskan dia, Paduka Liu Zhenhan sudah setuju tadi.” Sang Raja menggerakkan tangan kepada dua prajurit istana.
Dua prajurit istana akhirnya melepaskan pegangan mereka pada Xixi yang sudah dijepit setengah hari.
“Izinkan saya mengundurkan diri dulu.” Liu Zhenhan memberi hormat kepada dua atasan dengan tangan di dada, melirik ke Mo'er dan Helen, lalu segera membawa Xixi kembali ke balkon tribun cadangan.
Mentor Cui Beixi dan beberapa pendeta Kuil Timur Laut sedang berdiskusi hangat. Melihat Liu Zhenhan masuk dengan wajah marah membawa pendeta rakyat yang memiliki peliharaan magis kembar tiga, mereka semua tertegun.
“Li Cha, kenapa kau terlihat kesal? Ngomong-ngomong, kami juga heran, sejak kapan Mo'er memiliki kekuatan sehebat itu?” Mentor Ular Wanita Cantik memegang lengan Liu Zhenhan sambil tersenyum: “Mengapa tak pernah kau sebutkan? Seorang pendeta yang menguasai sihir adalah hal besar! Ini juga rahasia, mengapa kau pamerkan secara terbuka?”
“Rahasia? Hanya di Kerajaan Bimeng ini yang dianggap rahasia.” Liu Zhenhan mengejek: “Mo'er sudah mengalahkan Ksatria Naga Gaxia dari gereja di Doluote sebulan lalu. Jika berita ini belum sampai ke sini, itu membuktikan Shabak memang terpencil.”
“Apa?” Mentor Cui Beixi dan beberapa pendeta Timur Laut hampir pingsan: "Kenapa tidak kamu beri tahu lebih awal! Aku harus melapor ke Grand Shaman Weian Yang Mulia Qidan!"
"Terserah kamu." Liu Zhenhan mengangkat bahu dengan acuh tak acuh.
Cui Beixi melirik Liu Zhenhan dengan heran, tapi tetap bangkit dan membuka pintu bilik. Tiba-tiba bertemu dengan seorang prajurit buaya muara yang hendak masuk. Mentor Ular Wanita Cantik itu membeku, heran mengapa prajurit protokol istana bisa datang ke bilik Provinsi Timur Laut.
"Paduka Liu Zhenhan!" Prajurit buaya muara itu memberi hormat tegap begitu masuk, lalu berkata sopan: "Yang Mulia telah menyiapkan bilik khusus baru untuk Paduka. Maukah Paduka mengikuti hamba?"
Liu Zhenhan dan Helen saling pandang. Ia mengangkat Guo Guo yang sedang berlarian gila dengan Ershao dan Sanshao, lalu memberi isyarat pada para pengawalnya. Mereka mengikuti prajurit buaya muara keluar berurutan, meninggalkan Cui Beixi dan para pendeta yang masih terpaku.
Bilik baru ini lebih tinggi posisinya dibanding bilik Provinsi Timur Laut. Bingkai pintu besar dari kayu nanmu berlapis emas memancarkan kemegahan tak tertandingi. Karpet beludru menghampar di lantai. Melihat lampu hias istana dan lencana Suku Rhein di pintu, Liu Zhenhan menduga bilik ini khusus untuk anggota wangsa kerajaan di bawah tingkat pangeran.
Begitu pintu besar terbuka, dugaan ini menjadi kenyataan. Ruang VIP sepanjang sekitar 100 meter ini terbagi menjadi tiga undakan dengan kemiringan, setiap tingkat memiliki tribun penonton berlapis beludru dan penyekat yang membentuk tiga ruang semi-tertutup. Di bagian paling atas terlihat beberapa pelayan kucing berdiri dengan tangan terlipat, lemari anggur raksasa, serta kursi kulit bergaya salon yang dilapisi kulit hewan mewah. Tata letaknya tertata apik, dengan ruang privat tertutup di ujung untuk beristirahat.
Para milisi berteriak histeris menyerbu lemari anggur. Fatty Luo melompat ke kursi kulit bergaya salon itu. Dentuman keras "Krak!" terdengar saat kursi kayu jujube itu remuk di bawah berat tubuhnya. Fegao yang membungkuk masuk dari pintu melihat kejadian ini, tertawa terbahak hingga kepalanya terbentur kusen pintu kayu nanmu berlapis emas, membuat debu beterbangan.
"Yang Mulia, apakah Anda puas?" Prajurit buaya muara bertanya hormat pada Liu Zhenhan.
"Terima kasih atas keramahan Yang Mulia." Liu Zhenhan menanti kelanjutan perkataan prajurit buaya muara itu.
“Sang Raja akan datang menemui Anda secara langsung dalam setengah jam, dan akan menganugerahkan penghargaan kepada Anda dan Yang Mulia Helen. Permohonan 'Medali Ksatria Dewa Perang' yang diajukan Imam Utama Murinio untuk Anda berdua beberapa waktu lalu telah disetujui Sang Raja. Mohon kedua pihak menunggu sebentar.” Prajurit buaya muara kembali memberi hormat, menoleh ke beberapa pelayan kucing, lalu mengajak mereka keluar dari bilik sambil menutup pintu dengan senyap.
“Jangan berisik!” Liu Zhenhan menepuk tangan, berkata pada milisi yang tertawa-tawa di sekelilingnya: “Kali ini kita dapat masalah besar! Bosku telah membuat kekacauan!”
“Kekacauan apa?” Beberapa kepala milisi langsung melempar gelas kristal di tangan mereka, wajah mereka langsung tegang.
“Aku telah menyinggung suku Wolff, menyinggung Pangeran, sekarang juga menyinggung Paus.” Ekspresi Liu Zhenhan tak lagi bisa tersenyum: “Aku telah menyinggung semua pihak yang mungkin.”
“Ini bukan apa-apa.” Beberapa kepala milisi melirik bos mereka dengan pandangan kesal.
“Aku...” Liu Zhenhan akhirnya tak bisa mengucapkan apapun, hanya menghela napas berat. Para milisi saling memandang dengan heran melihat bos mereka.
“Begini, kalian semua segera pergi ke ruang bilik di lantai bawah yang dipisahkan oleh penyekat layar untuk beristirahat. Di sini aku perlu membicarakan sesuatu dengan Yang Mulia Raja. Yang harus tinggal tetap di sini, sisanya pergi semua.” Liu Zhenhan seperti menggiring hewan Luo Sha, melambaikan tangan pada anak buah Feilengcui sambil berkata: “Cepat! Cepat! Yang mau minum anggur bawa tongnya! Sialan, aku sudah sangat kesal!”
Para milisi belum sempat berdiri, pintu bilik sudah terbuka. Imam Utama Angsa, Tuan Mourinho masuk bersama sepasang anaknya dan Mentor Cui Beixi. Liu Zhenhan memberi isyarat agar para milisi segera turun, sementara dirinya dan Helen menyambut Imam Utama Angsa. Gatanie gembira memeluk adik-adiknya.
“Silakan duduk, dua Mentor.” Liu Zhenhan menendang serpihan kayu yang dihancurkan Fatty Luo, menyuruh Duncan mengambilkan beberapa kursi kulit dan meja kecil. Ia duduk berhadapan dengan dua mentor.
“Kamu juga duduk.” Helen menekan bahu Xixi, mendorongnya yang gelisah ke kursi kulit.
“Kedatanganku kali ini hanya untuk mengingatkanmu agar berhati-hati.” Imam Utama Angsa langsung bicara mengejutkan: “Jika hari ini kamu hanya seorang Shaman Divine Comedy yang naik pangkat dari pendeta rendah, jujur saja nasibmu sulit diprediksi!”
“Aku melakukan sesuatu tanpa memikirkan konsekuensi, selalu menyesal setelah selesai.” Liu Zhenhan tertawa terbahak: “Sebenarnya bagaimana cerita tentang Platini? Bisakah Guruku memberitahuku kebenarannya?”
“Seharusnya Yang Mulia bertanya pada Yang Mulia Qidan.” Imam Utama Angsa melirik ke arah Xixi, menghela nafas: “Ah... Sebenarnya dulunya suku Chickin juga termasuk ras Bordir kami, sungguh...”
“Tidak bisa diceritakan?” Liu Zhenhan berpaling ke Xixi: “Karena kamu menyimpan banyak kekesalan, lebih baik ceritakan padaku tentang intrik masa lalu itu.”
“Jangan tanya dia. Jika dia yang bercerita, kisahnya akan melebar. Sebenarnya ini bukan rahasia besar. Sebagai tuan tanah Bordir, tentu aku tahu semua asal-usulnya.” Imam Utama Angsa menyeringai dingin: “Tidak apa memberitahumu, ini bukan rahasia penting. Platini adalah pendeta jenius pertama Kerajaan Bimeng 300 tahun lalu, dijuluki 'Mitos Pendeta', menjadi salah satu Dua Belas Imam Utama di usia 30 tahun dengan peliharaan magis Phoenix Mata Api.”
“Ini monster tingkat super yang bisa hidup di air dan udara, bahkan lebih hebat dari Burung Merah Liwu milik Kepala Suku Houllier.” Liu Zhenhan menyipitkan mata sambil menggerutu: “Pantas dijuluki Mitos Pendeta.”
“Sialnya ada pada gelar Pendeta Mitos ini. Di era itu, di antara Dua Belas Imam Utama Kuil, bakat Platini terlalu menonjol! Imam Utama lainnya, baik dalam hal Kekuatan Nyanyian maupun Peliharaan Magis, sama sekali tidak sebanding dengannya. Orang ini agak polos, tidak tahu cara menyembunyikan kemampuannya, sehingga reputasinya di kalangan para pendeta sangat besar!” Imam Utama Angsa tersenyum getir: “Untuk memecahkan masalah kesulitan reproduksi ras Bimon, dia khusus mempelajari lagu perang yang ditujukan untuk kamar pengantin, yaitu yang disebut Nyonya Xixi sebagai 'Lagu Perang Jane Eyre'. Malangnya, tahun ketika dia berhasil meneliti 'Lagu Perang Jane Eyre' itu, kebetulan bertepatan dengan pergantian Raja Bimon. Jika Anda membaca sejarah, Anda akan tahu bahwa Yang Mulia Raja Liontin Klose saat itu dikalahkan dalam Ujian Sepuluh Tahun oleh prajurit terkuat Bimon saat itu, pahlawan suku Tiger Howard.”
“Sepertinya aku mulai menebak-nebak sesuatu.” Liu Zhenhan mengerutkan alisnya.
"Pemuda yang sangat cerdas! Setiap kali pergantian raja, itu berarti Imam Agung Jubah Merah di Kuil juga harus diganti. Baik Lion maupun Tiger yang menjadi raja, untuk menyeimbangkan kekuasaan, Dewan Tetua hanya bisa membiarkan satu pihak menguasai kekuasaan gereja sementara lainnya memegang kekuasaan kerajaan." Tuan Mourinho tersenyum tipis: "Sayangnya, tidak tahu apakah Platini dihasut oleh suku Tiger, dia malah secara terbuka mengajukan diri sebagai calon Imam Agung Jubah Merah. Asal usul rasnya tidak cukup mulia, jadi dia tidak tahu beberapa rahasia internal. Karena kekuatan dan levelnya terlalu dominan, jika ada orang bodoh seperti ini masuk, itu akan menjadi variabel besar bagi hierarki kekuasaan Kerajaan Bimeng. Keseimbangan akan benar-benar hancur, jadi..."
"Memfitnah ya?" Liu Zhenhan mengerutkan alisnya, mengepal tinjunya kuat-kuat: "Pasti! Mereka mengubah 'Lagu Cinta Sederhana' ciptaan Platini menjadi 'Lagu Perang Cabul'. Sebenarnya sama sekali tidak seperti itu. Hanya mengandalkan lagu perang bisa mengubah seluruh suku Kekyin menjadi penuh nafsu, mana mungkin ada kemungkinan tidak masuk akal seperti itu!"
“Suku Chickin sejak zaman dahulu telah menjadi ras kembang api yang termasyhur di antara Bimon, hanya saja gelar keluarga pelacur secara resmi disematkan setelah Platini dihukum bakar, sehingga terciptalah julukan 'keluarga pelacur alami' ini! Hingga suku Bordir pun terpaksa mengusir mereka seluruhnya. Beratus tahun kemudian, bahkan suku Chickin sendiri kini percaya bahwa Platini-lah yang menghancurkan mereka! Jangan remehkan kekuatan Dewan Tetua. Begitu Dewan Tetua bersekutu dengan Kuil, memfitnah pendeta mana pun menjadi mungkin selama kau masih setia pada Kerajaan.” Tuan Mourinho tersenyum: “Tidak semua orang sepertimu yang memiliki jimat kebal kematian Shaman Divine Comedy!”
“Bukankah di dunia manusia juga ada Bangsa Gypsi? Platini tidak pernah menggunakan lagu perang cabul pada Gypsi manusia, mengapa wanita Gypsi semua menjadi pelacur? Alasan ini sudah sangat tidak masuk akal.” Cui Beixi menghela napas, berkata pada Liu Zhenhan: “Jika benar-benar ingin menyelidiki kejadian masa lalu, hanya bisa dikatakan bahwa perebutan kekuasaan terlalu kejam. Kuil pasti tidak akan mengubah sejarah resmi ini. Kapal sudah berlayar, mustahil diubah. Sekarang begitu, masa depan pun begitu. Siapa pun yang ingin merehabilitasi Platini akan menyentuh sisik naga penguasa.”
“Apa Platini benar-benar bodoh sampai mau dibakar hidup-hidup? Dia tidak melawan?” Liu Zhenhan geram sekaligus geli.
“Melawan adalah pengkhianatan. Seorang pendeta yang memiliki peliharaan magis super-level, terutama peliharaan magis terbang, jika ingin pergi tak ada yang bisa menghalangi. Jika Pradini memilih pergi, Kuil pun takkan bisa menahannya. Tapi dia memilih tidak melawan, tetap tinggal untuk membuktikan kesuciannya. Pradini juga agak sombong karena bakatnya, tak mau mendengar nasihat orang, hingga saat dibakar hidup-hidup pun masih mengira telah membuktikan kesucian dengan nyawanya.” Imam Utama Angsa menghela napas panjang: “Ini benar-benar penyesalan. Pradini adalah bakat sejati. Dia menciptakan lagu perang sendiri dalam 8 tahun, sedangkan aku butuh 10 tahun penuh.”
“Pradini itu bodoh, dia tak punya nyali.” Liu Zhenhan melirik Imam Utama Angsa: “Mentor, situasi Anda sekarang mirip dengan Pradini dulu! Lihatlah, Anda juga menciptakan lagu perang sendiri, juga Imam Utama, juga diakui sebagai Pendeta Pertama Kerajaan. Bagaimana jika hal semacam ini menimpa Anda? Saya tahu Anda sudah cukup menyembunyikan kemampuan, meski sebenarnya pendeta kembar Phoenix tapi menyembunyikan setengah kekuatan. Tapi meski begitu, kekuatan Anda tetap terhebat di negeri ini! Bisa saja hal seperti ini menimpa Anda!”
"Ingatkah kukatakan padamu sebelumnya? Tak peduli seberapa sering Imam Agung Jubah Merah berganti, posisi itu takkan pernah jatuh ke tanganku! Meski kemampuan ritual Suku Rhein dan suku Tiger begitu buruk, selalu ada seseorang yang menunggu di posisi Imam Utama sebagai cadangan - ini sudah menjadi tradisi." Tuan Mourinho menyeringai: "Latar belakangku berbeda dengan Pratini, aku takkan terjun ke kubangan tak berprospek ini! Suku Tiger, Rhein, dan Wolff takkan rela mencampuri kekuasaan dengan ras lain."
"Akhirnya kumengerti situasinya, mirip dengan dugaanku." Liu Zhenhan menggelengkan kepala sambil tersenyum getir.
"Sejujurnya, pembagian tiga kekuasaan saat ini menjaga keseimbangan rapuh Kerajaan. Merusak keseimbangan ini belum tentu baik. Dari sudut pandang makro, meski pengorbanan Pratini disayangkan, itu jalan terpaksa. Tanpa mempertahankan status quo, jika Rhein atau Tiger menjadi terlalu dominan, Kerajaan bisa kacau." Sorot mata Tuan Mourinho dipenuhi kepasrahan: "Ini situasi tak terhindarkan. Bimon selalu dipimpin ras-ras kuat, pola pikir ini sudah mengakar."
"Ini bukan urusanku. Paling-paling aku kembali ke Feilengcui jadi tuan tanah rumput, tak peduli siapa yang berkuasa." Liu Zhenhan berdecak dingin: "Jangan ada yang mengusikku. Aku bukan Pratini yang hanya menunggu pisau penyembelihan di leher."
“Sekarang kamu sudah menjadi tokoh penting di pihak Harimau, mungkin tidak semudah yang kamu bayangkan untuk melepaskan diri dari urusan ini.” Pandangan Tuan Mourinho singgah sebentar di wajah Helen dan Liu Zhenhan, lalu berbicara perlahan: “Tujuan utama kedatangan kami bersama Mentor Cui Beixi hari ini adalah memberikan peringatan tentang konsekuensi dan kekejaman situasi ini. Bagaimanapun, kita berasal dari garis guru-murid yang sama, jadi beberapa hal bisa dibicarakan langsung. Suku Smyer memiliki pepatah: 'Burung habis, lagu tersembunyi' - jika semua burung lenyap, 'Nyanyian Pelarangan Langit' Smyer akan kehilangan gunanya. Aku tidak ingin kalian menjadi pion orang lain. Feilengcui telah berkembang diam-diam. Para petinggi hanya melihat kekuatan lahiriahmu, padahal bukankah kamu menyimpan lebih dari sekadar itu? Jika kamu memihak salah satu kekuatan, meski setengah hati, akan menyebabkan ketidakseimbangan kekuasaan. Aku juga tidak ingin melihat hal itu. Jika kamu bersikeras, itu membuktikan niat jahatmu, dan aku akan turut campur untuk menyeimbangkan situasi. Jika benar kamu tak ambil pusing dengan reputasi dan kekayaan seperti klaimmu, tetaplah berada di luar tiga struktur kekuasaan, sepertiku, jangan ikut campur urusan dalam negeri Kerajaan. Menjadi Pendeta dan Raja suatu negara adalah dua hal yang berbeda. Seperti yang kamu lihat hari ini, para bangsawan tidak mungkin tunduk padamu - itu adalah warisan Lion dan Harimau.”
“Haha, setelah berbicara panjang lebar, ternyata intinya tidak ingin aku ikut campur dalam persaingan kepentingan para bangsawan tinggi yang bisa menambah kekuatan mereka. Liu Zhenhan akhirnya mengerti maksud kedatangan Imam Utama Angsa. Ternyata Murinio sangat menghargainya, hal ini membuat Liu Zhenhan sedikit merasa bangga.
“Bagaimana denganmu, Mentor? Apa rencanamu ke depan? Pertemuan bersama itu sepertinya sulit terwujud!” Liu Zhenhan dengan nada sinis membongkar rahasia lama Imam Utama Angsa.
“Kesempatan diciptakan langkah demi langkah, menurutmu bagaimana?” Tuan Mourinho dengan santai menghindari pertanyaan ini.
“Mentor, terima kasih banyak atas bimbingannya.” Helen dengan sopan menarik lengan Liu Zhenhan untuk bersama-sama memberi hormat kepada Imam Utama Angsa.
“Jika bisa menjauh dari urusan ini, lebih baik kalian segera mundur. Kekejaman perebutan kekuasaan tidak kalah dengan pertarungan berdarah di medan perang. Satu langkah salah kalian, bisa menimbulkan gejolak besar di strata kekuasaan Kerajaan. Ada terlalu banyak informasi internal yang belum kalian pahami, bahkan jika dijelaskan pun mungkin tidak akan kalian mengerti.” Jari-jari Tuan Mourinho mengetuk perlahan tepian tempat duduk kulit: “Aku sangat mengagumi keberanian Richard yang berani menyelamatkan orang bid'ah seperti Xixi. Hanya kesatria sejati yang punya nyali seperti ini!”
“Apakah Anda sedang memuji diri sendiri? Mentor saya, tadi Anda juga membantu Nyonya Xixi yang malang ini berbicara beberapa patah kata.” Liu Zhenhan menatap Imam Utama Angsa dengan senyum getir. Karena Mourinho telah jujur, Tuan Liu pun membuka kartu: “Tenang saja, aku bisa menyeimbangkan kepentingan dengan baik. Aku juga tak ingin kerajaan kacau. Semua konflik ini adalah perselisihan internal rakyat. Penyelesaian damai adalah yang terbaik. Mengenai hubungan kita, biarlah masing-masing melihat perkembangan sendiri. Sebagai guru dan murid, aku bisa jamin satu hal: aku tak akan sengaja menjatuhkanmu.”
Imam Utama Angsa, Tuan Mourinho tidak berkata apa-apa. Hanya tersenyum lalu berdiri memanggil Mentor Ular Wanita Cantik beserta dua anaknya untuk meninggalkan bilik.
“Tak kusangka urusannya begitu rumit dan berbahaya.” Mo'er menghela napas panjang dengan wajah muram.
“Bukan urusan kita!” Lao Liu membuka kancing kerah bajunya kasar-kasar, melemparkan mahkota kulit landak ke kursi: “Sial! Yang kutahu sekarang cuma satu – aku sudah muak!”
Bab 218: Pandangan Sang Raja
〖Air lemah tiga ribu, orang lain mengambil seteguk, aku selalu menghabiskannya sekaligus.
——Lao Liu berkata〗
※※※
“Benar-benar pahlawan muncul dari kaum muda.”
Ini adalah kalimat pertama yang diucapkan Sang Raja ketika memanggil Liu Zhenhan.
Tanpa diragukan, Yang Mulia Raja Grak Sal adalah seorang penguasa yang sangat disiplin waktu. Saat prajurit buaya muara memberi tahu Liu Zhenhan, mereka menyebutkan bahwa raja akan menerima Shaman Divine Comedy secara pribadi setengah jam kemudian. Tepat ketika bayangan pada jam matahari di tengah arena melewati satu tanda, Sang Raja membuka pintu bilik dengan tepat waktu.
Sang Raja menyuruh keempat prajurit ganas yang mengawalnya keluar dari bilik. Beliau juga memberi isyarat agar beberapa Bimon yang hendak memberi hormat tetap duduk. Dengan mantap, raja duduk berhadapan langsung dengan Liu Zhenhan.
Lao Liu duduk dengan lengan terbuka, jubah shaman kulit landak yang terkuak memperlihatkan otot-otot berotot di separuh badannya. Di tangannya tergenggam piala kristal berwarna merah tua, anggur yang baru saja dihabiskannya masih membasahi janggut tebalnya seperti percikan darah.
Kedatangan Sang Raja yang tiba-tiba tanpa pemberitahuan membuat semua Bimon di bilik itu kaget dan tidak siap. Bahkan Helen yang biasa dengan protokol istana sempat panik. Guo Guo bersama Ershao dan Sanshao yang sedang mengendap-endap di lemari anggur besar, menyelipkan piala-piala kristal ke dalam rompi bayi mereka, menjadi satu-satunya yang tidak terganggu oleh kemunculan raja yang mendadak.
"Burung beo kecil sudah sakit sejak kemarin, malas-malas bersembunyi di pelukan Jeanne d'Arc, dengan susah payah membuka kelopak matanya sebentar untuk melihat raja yang mendorong pintu masuk. Paruhnya yang bengkok baru saja terbuka langsung dicubit oleh Biarawati Kecil Jeanne d'Arc."
"Semua mundur." Liu Zhenhan melambaikan tangan kepada pengawal dan pelayan di sekitarnya.
"Ini adalah 'Medali Ksatria Dewa Perang' yang pantas kau dan Helen dapatkan. Jalan menuju Gunung Suci Hyjal telah kalian buka, prestasi seperti ini layak mendapatkan medali ini." Sang Raja meletakkan kotak brokat di meja teh, membuka tutupnya. Di atas dudukan berlapis bantalan kulit rubah merah, tergeletak dua buah medali emas berbentuk intan dengan rantai perak. Medali ini memiliki ukiran timbul berbentuk Bimon raksasa.
"Yang Mulia, ini kewajiban kami," kata Liu Zhenhan dengan kepalsuan. Medali Ksatria Dewa Perang Bimon hanya diberikan kepada prajurit berjasa besar. Ini janji Imam Utama Angsa sebelumnya kepada Liu Zhenhan, tapi Liu Zhenhan sendiri hampir lupa. Dirinya sudah memiliki "Medali Salib Selatan" dan "Medali Awan Kejayaan", mendapatkan medali lain sudah tidak terlalu berarti. Untuk menipu gadis, dia tak perlu menggantungkan medali seperti Pangeran.
“Tentang pertempuran legendaris Feilengcui melawan invasi asing, pemberitahuan yang Saya terima sudah terlambat. Kuil benar-benar memblokir informasi Anda. Untuk menghindari kecurigaan, Kami tidak menghubungi Paduka Liu Zhenhan secara proaktif, semoga Anda bisa memaklumi.” Sang Raja memberi isyarat pada Helen yang masih berdiri untuk duduk: “Jika bukan karena Fox dan Saya masih memiliki sedikit hubungan, mungkin saat kalian berdua muncul hari ini, Saya sama sekali tidak akan tahu dari mana asal kalian.”
“Yang Mulia sibuk mengurus negara, mengenal atau tidak mengenal kami tidak terlalu penting,” kata Helen dengan bijaksana.
Liu Zhenhan hanya tersenyum tanpa berkata apa-apa. Feilengcui terlalu terpencil, terletak di tepi selatan Sungai Sanggan, dikelilingi oleh tanah apanase bangsawan lain. Jika bukan karena propaganda sengaja pasca pertempuran defensif, mustahil seorang raja mulia mengetahui tanah apanase kecil seorang Baron di daerah terpencil.
“Sistem pertahanan Feilengcui cukup ketat. Saya pernah mengirim ‘Surat Merpati’ rahasia ke mata-mata kerajaan di Provinsi Timur Laut untuk mendekati Feilengcui, tapi mereka diusir puluhan anjing penjaga di luar puluhan li.” Sang Raja tersenyum tipis dengan ekspresi lega.
“Saya pernah mengalami beberapa kali percobaan pembunuhan yang tidak matang di Kadipaten Dolot milik manusia. Pernah ada seorang pembunuh yang masuk ke penginapan tempat saya tinggal dengan menggali terowongan. Koridor penginapan itu terbuat dari kayu, dan si pembunuh bersembunyi di bawah papan kayu itu bersiap menyergap saya.” Liu Zhenhan terkekeh: “Saat itu, saya memiliki sekelompok prajurit Bimon dari Timur. Salah satu dari mereka menusuk kepala si pembunuh dengan tombak panjang melalui papan kayu. Pembunuh itu adalah pencuri tingkat tinggi, tapi dia lupa satu hal – di sela-sela papan gelap itu banyak nyamuk bersembunyi. Desingan kecil merekalah yang menggagalkan rencananya. Benda asing takkan pernah bisa menyatu dengan lingkungan aslinya. Yang Mulia, Feilengcui tidak akan membiarkan orang luar menyentuh rahasia inti kami kapan pun.”
“Artinya, selain kekuatan yang sudah kau tunjukkan, masih ada kekuatan tersembunyi ya?” Sang Raja mengangguk licik: “Dalam hal ini, kau memang mirip dengan mentormu, Tuan Mourinho.”
“Yang Mulia juga tahu kekuatan Tuan Mourinho luar biasa?” Liu Zhenhan terkejut, tapi segera menyadari betapa bodohnya pertanyaannya. Imam Utama Angsa memang terlihat sangat kuat secara kasat mata, tapi kekuatan potensialnya mustahil diketahui orang. Bahkan Liu Zhenhan sendiri hanya mengira dirinya baru menyentuh sedikit selingkup rahasia itu. Ia yakin 90% Sang Raja sedang mencoba mengorek informasi.
"Ini sebenarnya bukan rahasia sama sekali." Yang Mulia Raja tidak berbicara saja tidak apa-apa, tapi begitu membuka mulut langsung menggegerkan: "Sejak Kerajaan Bimeng terpaksa mundur ke Dataran Liar Donau setelah pengkhianatan Suku Monyet dan klan Wallenpol, kata 'kemerdekaan' dalam kerajaan kita bukan lagi hal baru. Ada banyak indikasi bahwa klan Medusa yang menghilang secara misterius, kemungkinan besar telah memisahkan diri dari kerajaan untuk berkembang sendiri. Bimon Serangga yang tersisa sedikit, tentu tidak mungkin punya pemikiran seperti itu. Tapi apakah Bimon Burung punya keinginan itu masih belum jelas, mengingat di era Pertempuran Hyjal, Bimon binatang kita memang mempertahankan kekuatan, sementara kerugian Bordir terlalu besar. Meski aku Bimon binatang, aku harus bersikap adil dengan mengakui fakta ini."
Wajah Gatanie di samping tiba-tiba memucat. Perkataan Sang Raja ini jelas-jelas mengisyaratkan Klan Smail ingin merdeka.
Bukan hanya Gatanie, bahkan Helen dan Liu Zhenhan pun seketika tertegun. Mereka sama sekali tidak menyangka Sang Raja bisa seblak-blakan ini—tapi apa maksudnya Sang Raja memberitahu mereka berdua hal ini?
“Lihat penampilan kalian, bahkan sedikit rahasia kecil saja tidak bisa ditanggung, masih berani menyebut diri sebagai pendeta berbakat!” Sang Raja tiba-tiba membusungkan dadanya yang sebelumnya bungkuk, sorot matanya yang menyipit memancarkan aura maskulin yang mengintimidasi. Pandangan ini bagaikan singa gunung yang membuka mata mengantuknya di bawah tiupan angin sepoi-sepoi, mengamati kijang kuning yang berlarian riang di padang rumput bawah.
"Yang Mulia, kabar yang Baginda berikan benar-benar mengejutkan. Tidak perlu bagi kami untuk mengetahui rahasia internal ini," ujar Lao Liu dengan senyum getir. Di hadapan Sang Raja, Liu Zhenhan merasakan kesan yang mirip saat bersama Kepala suku Andulan - Sang Raja selalu menguasai ritme percakapan, mengarahkan pikiran lawan bicara, sementara dirinya sendiri tetap menjadi teka-teki yang tak terpecahkan.
"Tidak apa. Kalian berdua sudah memiliki kualifikasi untuk mengetahui semua ini. Sebenarnya, hal-hal ini tidak bisa dianggap sebagai rahasia inti. Di mata kalian mungkin rahasia, tapi di tingkat tertinggi enam bangsawan besar kami, ini bukanlah informasi yang terlalu sensitif. Penguasa Bordir selalu lemah, bertahun-tahun lalu klan Smail telah mengusir suku Chickin dan Bimon unggas keluar dari Bordir - ini membuktikannya! Jenius seperti Hosea hanya muncul sekali dalam ribuan bahkan puluhan ribu tahun. Jika setiap penguasa Smail memiliki setengah kemampuannya, sekarang yang paling berkuasa di Kerajaan Bimeng pasti adalah Bimon angsa. Kemampuannya kita semua tahu. Jika dia tidak memiliki ambisi ini, justru aku akan menghinanya."
“Yang Mulia menggunakan tongkat emas di tangannya untuk mengetuk pelan telapak tangan yang lebar, pandangannya beralih ke Gatanie di samping: "Xiao Nini, jangan ada beban mental. Di masa mudaku, satu-satunya Bimon di seluruh Kerajaan Bimeng yang kulihat layak hanyalah ayahmu José Mourinho. Sebelum naik tahta, aku bahkan pernah bertaruh dengan ayahmu - kami berdua, satu dari selatan dan satu dari utara, pergi menjelajahi negara manusia."”
Gatanie terbata-bata, tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
Liu Zhenhan dan Helen juga merasa mereka benar-benar kehabisan kata. Tak disangka petualangan Tuan Mourinho ke dunia manusia di masa muda ternyata karena taruhan dengan Sang Raja. Tampaknya raja ini juga cukup nekat, langsung memanjat Gunung Taimulaya.
"Sekarang yang kulihat layak bertambah satu lagi, yaitu kamu." Mata Sang Raja menatap tajam Liu Zhenhan, mengucapkan kata demi kata.
"Julukanku di Kuil Timur Laut adalah si pemboros, banyak yang menganggapku idiot." Liu Zhenhan merasa agak malu dipuji setinggi itu oleh raja.
"Bahkan jika kamu benar-benar idiot, selama telah menerima Pencerahan Kebijaksanaan dari Pendeta, siapa pun yang masih menganggapmu idiot dialah idiot sejati." Sang Raja mengetuk kepalanya sendiri: "Maklum, di dunia ini selalu lebih banyak orang biasa. Orang pintar sepertiku sangat langka."
"Sungguh sebuah ucapan yang sangat angkuh, tapi ketika diucapkan oleh Sang Raja, terdengar begitu tepat." Liu Zhenhan mulai merasa perkataan Mo'er sangat masuk akal. Setelah percakapan singkat ini, mana mungkin dia masih berani meremehkan Sang Raja hanya karena penampilannya yang biasa saja.
"Terima kasih atas pujiannya." Liu Zhenhan juga merasa sedikit tersanjung dipuji seperti ini.
“Tapi situasimu berbeda dengan Hose, Richard.” Yang Mulia Grak Sal tersenyum tipis: “Meskipun suku Smyer adalah bangsawan turun-temurun, mereka bukan kelompok berpengaruh. Angsa bukanlah ras kuat. Saat ini yang bisa dilakukannya hanyalah menciptakan atmosfer otoriter di tanah apanase-nya, membentuk wilayah otonom. Secara pribadi aku tidak menentang praktik seperti ini. Faktanya banyak bangsawan tinggi melakukan hal serupa, hanya saja tak ada yang seperti Hose yang begitu tidak menyukai kebiasaan buruk dalam masyarakat Bimon dan ingin memproklamasikan kemerdekaan secara terbuka. Hose memiliki pengalaman menyakitkan di masa muda yang tidak kalian ketahui. Tidakkah kalian perhatikan pengawalnya? Tak ada satupun prajurit Bimon di antara mereka! Aku dan Hose sudah saling mengenal cukup lama. Aku tahu dia adalah Bimon yang berprinsip. Meski menyimpan dendam, dia pasti tidak akan memberontak terhadap negara. Saat Bimon berada dalam bahaya, aku yakin dialah yang pertama akan maju! Sedangkan situasimu berbeda. Kabarnya saat bertarung dengan putraku, pengawalmu bahkan mengenakan Baju Zirah Duri Mahkota. Hal ini membuatku harus waspada.”
Liu Zhenhan mengerutkan kening, memutar-mutar cangkir kristal di tangannya tanpa bicara. Dia benar-benar tidak mengerti maksud Sang Raja. Mengapa membahas kasus Murinio? Pengalaman apa yang dialami angsa tua itu di masa muda?
“Richard, sejak zaman dahulu hingga sekarang, sistem pemerintahan Kerajaan kita selalu memiliki kelemahan besar dalam sistem rekrutmen pasukan oleh bangsawan. Jika seorang bangsawan memiliki kekayaan melimpah dan status terhormat, ia bisa merekrut pasukan tanpa batas di wilayahnya. Secara teori, dengan dana yang cukup, membentuk pasukan pribadi yang melebihi jumlah tentara reguler negara adalah hal yang sangat mungkin.” Yang Mulia Raja tersenyum sinis: "Suku Monyet, alias manusia, meski telah memisahkan diri dari ras Bimon selama ribuan tahun, seluruh sistem mereka sebenarnya masih berasal dari kerangka Bimon. Baik persaingan licik antar elite kekuasaan maupun sistem hierarki sosial, semuanya hampir identik. Tak bisa dipungkiri, mereka melakukan beberapa perbaikan - sejak memusatkan kekuasaan kerajaan, manusia bisa menerapkan kebijakan secara efisien. Inilah kelemahan terbesar Bimon. Meski kekuasaan Kaisar Bimon adalah yang tertinggi, kendala dari Dewan Tetua dan Kuil telah melumpuhkan sebagian besar wewenang kerajaan. Adapun Ujian Sepuluh Tahun, itu benar-benar kebijakan tidak berguna. Tampak adil dan demokratis, tapi sebenarnya paling bodoh. Menggunakan kekuatan fisik dan kecerdasan untuk memperebutkan tahta - apa hubungannya dengan kemampuan memerintah negara? Apakah jago ilmu bela diri dan pintar otomatis bisa menjalankan pemerintahan? Kalaupun bisa, apa yang bisa dicapai seorang Kaisar dalam waktu sepuluh tahun saja?"
“Saya setuju dengan pendapatmu.” Liu Zhenhan mengangguk, masa jabatan raja selama sepuluh tahun sebenarnya paling ngibul. Di Kerajaan Bimeng saat ini, alasan keluarga-keluarga besar memiliki kekuasaan begitu besar sebenarnya karena celah yang ditinggalkan pergantian raja yang terlalu cepat. Yang Mulia Grak Sal sudah menjabat sebagai raja selama lebih dari dua puluh tahun, situasi ini masih lebih baik. Jika dibandingkan masa lalu, benar-benar tak terbayangkan.
“Richard, meski manusia sangat cerdas dan memahami sentralisasi kekuasaan, tapi mereka tetap belum bisa sepenuhnya mengatasi kelemahan sistem rekrutmen pasukan oleh bangsawan. Apakah kau pernah membaca buku 《Sejarah Singkat Dinasti Medici》 yang membahas negara manusia? Keluarga Medici dulunya adalah bangsawan Kekaisaran Phoenicia Agung. Setelah berkembang lebih dari seratus tahun, jumlah dan kualitas pasukan pribadi mereka jauh melampaui pasukan yang bisa dikontrol Raja Phoenicia VI. Akhirnya mereka menggulingkan Dinasti Phoenicia dan mendirikan Kekaisaran Medici baru. Hingga dua ratus tahun lalu, kekaisaran ini kembali digulingkan keluarga Francis.” Sorot kebijaksanaan berkilau di mata Yang Mulia Grak Sal: “Mengertikah maksudku, Richard?”
"Semua tambang di Kerajaan Bimeng adalah milik negara, bahkan para bangsawan yang ingin merekrut pasukan besar sekalipun tidak mungkin memiliki peralatan militer yang memadai. Yang Mulia, keraguanmu tidak perlu. Richard dan saya adalah rohaniwan, meskipun kami telah menandatangani perjanjian dengan keluarga Sherpa dari Kadipaten Dolot untuk membuka bengkel senjata, kami sama sekali tidak memiliki niat buruk." Helen segera berdiri, berbicara dengan nada paling serius kepada Sang Raja: "Yang Mulia, mohon nilai kami seperti penilaianmu terhadap Tuan Mourinho, karena kami juga adalah Bimon!"
"Aku percaya padamu, anakku." Sang Raja tertawa terbahak-bahak, melambaikan tangan agar Helen kembali duduk: "Utamanya karena Baju Zirah Duri Mahkota kalian benar-benar terlalu mengerikan. Sebenarnya memberontak bukanlah hal mudah. Jika kehidupan semua orang sudah sejahtera, meski kamu merekrut cukup prajurit, tetap tidak akan ada yang mau mengikutimu. Jika rakyat biasa hidup sengsara, wajar saja jika dinasti busuk seperti itu digulingkan."
“Pemberontakan di Kerajaan Bimeng adalah hal yang mustahil, paling-paling hanya muncul kekuatan bangsawan baru yang ingin menyusup ke lapisan kekuasaan raja. Begitu kekuatan ini cukup besar, mencapai tujuan ini sepenuhnya mungkin.” Sang Raja menatap Liu Zhenhan dengan serius: "Tujuan pertemuan pribadi dengan kalian berdua kali ini, selain penganugerahan penghargaan, juga ingin menyampaikan pesan: Jauhi semua lingkaran konflik! Jangan anggap aku berlebihan. Dalam sejarah, banyak bangsawan baru sepertimu yang—karena keunggulan kemampuan mereka, entah disengaja atau tidak—akhirnya menyentuh tepian kekuasaan tertinggi. Tahukah kalian bagaimana akhir mereka?"
“Misalnya Pratini, benar kan Yang Mulia?” Sorot mata Liu Zhenhan langsung bertemu dengan pandangan raja.
“Kekuatan fisik yang hebat adalah satu hal, bermain dalam pusaran politik adalah hal lain; bangsawan tinggi lama yang berakar kuat dan memiliki jaringan murid serta kenalan di mana-mana bisa dengan mudah menghancurkan reputasi atau melenyapkan bangsawan baru. Perhatikan kata-kataku: menghancurkan reputasi, belum tentu harus mengalahkan!” Yang Mulia Grak Sal mendekatkan tubuhnya, tidak menjawab pertanyaan, hanya menatap Lao Liu: "Ada banyak cara untuk membuat orang keluar dari lingkaran permainan, Richard. Kau adalah pendeta dengan peliharaan magis tingkat super, tapi ini tidak memberimu keuntungan politik apapun. Kau sepertinya ahli menggunakan kekerasan, jika kau ingin membawa kekerasan dan kekasaran ke dunia politik, para orang berpengalaman akan sangat bersyukur menghadapi lawan bodoh sepertimu."
“Aku sama sekali tidak pernah berpikir untuk masuk ke lingkaran kalian.” Liu Zhenhan benar-benar bingung antara ingin tertawa dan menangis. Dia sama sekali tidak tertarik dengan kekuasaan, bahkan wilayah Feilengcui saja dikelola oleh Kepala suku Andulan. Jika diberikan sebuah negara, satu-satunya hal yang mungkin dilakukan Lao Liu menurut perasaannya hanyalah – mengacaukan.
“Di Kerajaan saat ini, setiap bangsawan rendah yang memiliki sedikit reputasi dalam kemampuan pribadi pasti akan bergabung dengan salah satu faksi. Ini adalah pilihan yang tak terhindarkan, aku tahu kau terjebak dalam situasi ini.” Sang Raja tersenyum: “Aku melihatmu bahkan berani melawan pelindungmu sendiri, Yang Mulia Paus, secara langsung. Dari situ aku tahu kau benar-benar pemula. Jika bukan karena kelakuan bodohmu, mungkin hari ini aku takkan memanggilmu secara khusus. Dengan meminta Ratu mengadopsi Helen sebagai putri angkat, sebenarnya sudah cukup untuk menyeimbangkan hubungan.”
“Sepertinya aku sudah menyinggung semua bangsawan yang pantas disinggung. Ketua Kun Ding dari Dewan Tetua, Yang Mulia Paus, ditambah Pangeran Richard.” Ekspresi Liu Zhenhan tetap acuh tak acuh: “Yang Mulia, secara logika, setelah terjadi konflik antara saya dengan putra Anda Pangeran Richard, seharusnya Baginda tidak perlu mengingatkan saya hari ini. Apa alasan sebenarnya yang membuat Baginda...”
“Bagaimana tunas bisa tumbuh menjadi pohon besar tanpa mengalami terpaan angin dan hujan? Bagaimana pemuda bisa menjadi pilar yang berguna tanpa menghadapi sedikit kesulitan?” Sang Raja tersenyum tipis: “Perselisihanmu dengan Richard hanyalah pertengkaran anak kecil. Masak ayahnya harus ikut berkelahi untuk membalas kekalahannya? Tanpa memberinya pelajaran, bagaimana dia bisa memahami bahwa selalu ada yang lebih hebat di dunia ini?”
Liu Zhenhan, Helen, Gatanie, dan Mo'er membeku kaku.
“Kelapangan hati Baginda sungguh mengharukan. Maafkan saya yang telah mengukur hati orang mulia dengan pikiran picik.” Kata Liu Zhenhan dengan ekspresi serius.
“Adalah karena anak-anakku terlalu banyak, sehingga kurang pengawasan. Pernikahan awalnya memang... Ah...” Yang Mulia Grak Sal menghela napas panjang: “Reformasi terhadap keburukan yang ada, bukanlah sesuatu yang bisa kulakukan semauku. Sayangnya, aku baru menyadari ini agak terlambat, dan harga yang harus dibayar pun terlalu mahal.”
“Revolusi belum berhasil, Yang Mulia masih perlu berusaha.” Liu Zhenhan kembali menunjukkan gaya bicaranya yang santai.
“Sungguh menggoda!” Sang Raja tersenyum: “Kekuatan Feilengcui terlalu menggoda. Sebagai Raja Bimon, aku tidak tega melihat pemuda berbakat sepertimu layu sebelum sempat mekar. Sejak Kerajaan terdesak ke Dataran Liar Donau, jika masih mempertahankan tradisi lama, hanya ada dua kemungkinan: pertama punah di tangan manusia, kedua terpecah belah! Tak ada opsi ketiga! Untuk membangkitkan Kerajaan, pemuda berbakat sepertimulah harapan terbesar...”
“…Sejak awal menjadi raja, aku tak pernah berniat hanya memerintah sepuluh tahun.” Yang Mulia Grak Sal berhenti sejenak, matanya tiba-tiba berbinar: “Aku adalah raja yang terlahir untuk ini! Raja-raja sebelumnya hanya fokus memperkuat keluarganya sendiri. Mereka lupa – terpilih sebagai Raja Bimon bukan untuk melayani satu keluarga selama sepuluh tahun! Kesetiaan raja seharusnya pada seluruh bangsa, bukan keluarga! Tugas terbesar seorang raja adalah memimpin semua Bimon menaklukkan wilayah luas yang membanggakan di seluruh Benua Aigean!”
“Yang Mulia, kebijaksanaanmu seterang api suci di altar!” Liu Zhenhan benar-benar tersentuh. Meski dia orang biasa, dia bisa merasakan betapa luasnya hati Yang Mulia Grak Sal saat ini.
“Sebuah bangsa mudah untuk mengalami kemunduran, tapi bangkit kembali sungguh sulit. Bahkan keluarga saya sendiri mungkin tidak mengerti saya. Yang bisa saya lakukan hanyalah menyumbangkan kekuatan saya selama hidup. Saya butuh waktu, tapi waktu yang tersisa semakin sedikit.” Sang Raja tersenyum getir: “Seluruh benua tahu prajurit Bimon kami adalah prajurit terkuat dan paling gagah, tapi benarkah kenyataannya demikian? Jika benar begitu, Bimon tidak akan diusir manusia dari Dataran Carimodo ke Padang Gurun Donau. Ras-ras bawahan kami terlalu pengecut, postur tubuhnya terlalu pendek dan lemah. Ras-ras kuat yang sebenarnya, kebanyakan kemampuan reproduksinya buruk dan populasinya sedikit. Polarisasi seperti ini bahkan tidak menyisakan pasukan cukup untuk membersihkan negara-negara musuh di perbatasan. Ekspedisi ke Negeri Gurun tahun ini hanyalah letusan pertama dari kekuatan yang terkumpul selama bertahun-tahun. Tanpa membersihkan ancaman di perbatasan, Bimon tidak akan pernah bisa berkembang pesat! Saya harus menciptakan lingkungan eksternal yang stabil untuk Kerajaan selama hidup saya!”
"Tubuh kuat atau tidak, dalam pertempuran pasukan besar tidak memberikan keuntungan signifikan. Serangan formasi rapat tidak menyisakan ruang gerak. Sepuluh tombak panjang menghujam sekaligus, prajurit Bimon sekalipun yang paling perkasa takkan sanggup menahan tusukan di jantung." Liu Zhenhan juga menghela nafas: "Kelemahan suku-suku bawahan Bimon membuat pasukan cadangan kita jelas berada di posisi inferior. Begitu ada korban di medan perang, masalah pasukan cadangan akan menjadi momok bagi Kerajaan. Prajurit perlu pelatihan, bukan sekedar memakai zirah dan membawa tombak panjang lalu dianggap layak. Selain itu, setiap perang juga melibatkan masalah staf perencanaan, pengintaian, dan tenaga logistik. Terus terang, sebenarnya kemampuan Kerajaan Bimeng kita tidak terlalu menonjol jika dilihat dari skala Benua Aigean secara keseluruhan."
"Kisah pertempuran Feilengcui dari para Penyair Pengelana juga kudengar. Kulihat kamu memiliki insting tempur yang luar biasa tajam." Sang Raja bersemangat membahas perang dan militer, "Dalam pertempuran Feilengcui melawan perampok manusia, kamu memimpin pasukan milisi melawan pasukan puluhan kali lipat jumlahnya namun tetap mencapai nol korban. Aku ingin tahu, bagaimana caramu melakukannya?"
“Bukan saya yang memimpin.” Liu Zhenhan cepat-cepat menggelengkan tangan, terkikik berkata: “Saya tidak punya kemampuan itu. Saya punya seorang staf ahli, setiap kali setelah pertempuran, laporan evaluasi dan kompilasi kasus pertempuran yang dia buat sampai ratusan halaman, semua perencanaan diselesaikan olehnya. Sebenarnya klaim nol korban itu berlebihan, Monster Perang Komodo Helen dan Geruin Tuan Tanah Pasang Surut Mo'er semuanya gugur, ini semua adalah pengorbanan berdarah.”
“Dengan ratusan milisi menghadapi puluhan ribu perampok manusia, bahkan bertempur dua kali berturut-turut, ini sudah prestasi sangat gemilang, Anda tidak perlu rendah hati.” Sang Raja berkata: “Milisi amatir bisa menunjukkan kegagahan sebesar ini, benar-benar langka, ini pasti puncak seni komando.”
"Tidak ada orang yang terlahir sebagai tentara. Kami juga meraih segalanya melalui pertarungan satu per satu. Beruntung sejak awal ada dua Ksatria Kuil yang memberikan pelatihan paling sistematis, ditambah sekelompok prajurit Bimon Timur dengan ilmu bela diri luar biasa yang memimpin pasukan. Cara belajar terbaik bagi prajurit adalah melalui pertempuran. Pertempuran berdarah adalah satu-satunya cara untuk meningkatkan kemampuan. Semua milisi Feilengcui tidak pernah berhenti membasahi senjata mereka dengan darah. Sebenarnya tidak ada yang istimewa - mulai dari melawan perampok di awal, kemudian berperang dengan manusia, sebenarnya tidak pernah berhadapan dengan tentara reguler. Dan setiap kali kami bertahan dengan strategi defensif, menolak perang gerak, selalu mengandalkan keunggulan geografis. Mustahil tidak menang." Liu Zhenhan berkata dengan rendah hati: "Keunggulan sihir manusia sepenuhnya ditekan di hadapan Feilengcui. Kualitas pasukan mereka juga di bawah kami, perlengkapan lebih buruk, ditambah bantuan para Pendeta. Kemenangan memang sudah diprediksi."
"Haha... Tidak sesederhana yang kau katakan!" Yang Mulia Grayke Sal tertawa terbahak-bahak: "Tapi deskripsi para Penyair Pengelana tentang Pertempuran Feilengcui memberi kami banyak inspirasi. Konsep pasukan zirah rotanmu juga telah kami serahkan ke Departemen Militer. Mereka mulai mempersiapkan pembuatan perisai dari anyaman rotan. Jika di masa depan bisa ditemukan tindakan tahan api sempurna, maka zirah kita bisa terbebas dari kelangkaan baja. Ini akan menjadi berkah besar."
“Penggunaan zirah rotan untuk persenjataan memang pilihan terpaksa. Jika benar-benar bisa mengatasi masalah ketahanan api, ini memang pilihan yang sangat baik. Zirah rotan yang memiliki perlindungan bagus dan ringan telah memberikan kontribusi besar bagi Feilengcui di masa awal pendiriannya.” Liu Zhenhan tidak menyangka ide unik Ai Wei'er dulu justru mendapat pujian dari Sang Raja, membuat hatinya turut bergembira.
“Tahun ini benar-benar penuh dengan kabar gembira. Kembalinya orang kupu-kupu dan kaum jangkrik, serta Medusa itu, sungguh membahagiakan. Bawa perwakilan orang kupu-kupu dan jangkrik-mu, siang nanti kita bersama-sama menghadiri Perjamuan Ikan Saury yang disiapkan Kuil untuk kalian.” Sang Raja menepuk tangan Liu Zhenhan.
“Yang Mulia, bagaimana dengan urusan malam ini?” Liu Zhenhan menanyakan masalah yang mengganggu pikirannya.
"Ini adalah konfrontasi antara dirimu dengan kekuatan tradisional. Imam Utama Wolf kehilangan peliharaannya yang magis, dan kau harus membayar konsekuensinya. Bukankah sudah kuperingatkan berulang kali? Kekuatan fisik tak menjamin keuntungan. Bahkan jika 'Lagu Perang Jane Eyre' seperti yang dikatakan Nona Xixi benar-benar ada, Kuil tak akan merehabilitasi Platini apalagi mempopulerkan lagu ini. Sejak kau mulai menonjol, aku sudah tahu kau tak akan mendapat keuntungan. Tapi menyelamatkan seorang pendeta berbakat, itu memang selayaknya sikap seorang juru bicara Dewata." Sang Raja menggelengkan kepala dengan penyesalan: "Aku minta maaf, Richard, aku tak bisa membantumu. Ini harus kau selesaikan sendiri."
Liu Zhenhan langsung menunjukkan wajah muram penuh kesedihan.
"Mengapa kulihat kilatan kepuasan tersembunyi di matamu?" Mata Sang Raja sangat tajam, tanpa sengaja menyinggung bagian vital Liu Zhenhan: "Richard, apakah penglihatanku sudah kabur? Atau aku sudah tua dan rabun?"
Wajah Liu Zhenhan langsung berwarna sama dengan ekor Helen, merah menyala seperti api.
※※※
"Sekali lagi kutetapkan, dari awal menulis sampai sekarang, aku tak pernah ingin menggambarkan Lao Liu sebagai pahlawan hebat. Tapi dia juga sama sekali tidak bodoh. Sejarah membuktikan, orang seperti dia bisa hidup dengan nyaman."
Buku "Darah Bangsa Binatang" ini, sejak awal hingga sekarang tidak pernah memiliki tokoh antagonis mutlak, yang ada hanyalah perbedaan perspektif. Jika tertarik, Anda bisa melihat kembali dialog Daisy yang mempertanyakan Liu Zhenhan tentang hak hidup Goblin Beruang - itu adalah pesan yang ingin saya sampaikan secara tidak langsung.
Sayangnya, saat itu ada pembaca yang justru terharu oleh perkataan Daisy, menganggap Lao Liu biadab, lalu menurunkan buku ini dari rak. Hehe, entah apakah saya yang menyesatkan mereka atau bagaimana.
Baik Angsa Tua maupun Sang Raja, semuanya bergerak menuju tujuan masing-masing. Sejak lama saya telah menyampaikan melalui mulut Angsa Tua: Dua orang baik dan berbakat belum tentu harus menjadi teman, menjadi lawan pun wajar. Yang paham akan mengerti, yang tidak, biarlah.
Mengenai perpolitikan, saya sengaja tidak melibatkan Liu Zhenhan. Dia adalah tukang tawar-menawar yang ulung, lebih cocok memberontak. Permainan politik ini paling membosankan dan kejam - orang Tiongkok pasti paling paham.
Bab 219: Garis Keturunan Bakat! Garis Keturunan Inses!
Liu Zhenhan akhirnya memahami makna "di atas langit masih ada langit".
Murni dari segi aura, Liu Zhenhan belum pernah menemukan orang kedua yang setara dengan Sang Raja. Bahkan Tuan Mourinho sekalipun. Dulu melihat Imam Utama Angsa, jelas terlihat bakat pemimpin, tapi jika dibandingkan dengan Sang Raja, langsung tampak kurang.
“Jika hanya menilai dari karisma seorang pemimpin, Tuan Mourinho bagaikan Sampa di langit malam, sedangkan Yang Mulia Raja tak diragukan lagi merupakan Dibo Luo. Meski Sampa bisa dibilang elegan dan anggun, namun tak ada bandingannya dengan keagungan sinar Dibo Luo yang menyilaukan.”
Setelah Sang Raja pergi, Liu Zhenhan meminta Helen menilai sang raja dan Murinio. Pendapat Helen sepenuhnya sejalan dengannya. Liu Zhenhan yang bersemangat lalu meminta Helen menilai dirinya sendiri. Menurut perkiraannya, setidaknya dia layak disebut Bintang Fajar. Berdasarkan perkataan Ruoerna, setidaknya dia adalah Bintang Kejelekan Langit. Namun setelah merenung sejenak, Helen berpendapat dia adalah sebuah cermin. Ini membuat Liu Zhenhan kesal bukan main – kenapa bukan bintang, malah jadi cermin?
“Bagaimana orang memandangmu, itu adalah pantulan dari kemampuan dan kelapangan hati mereka sendiri.” Begitu penjelasan Helen.
Lao Liu merasa malu dengan perkataan Helen. Menurutnya, Helen selalu memandangnya dengan bias positif tanpa prinsip, sebuah bentuk memanjakan yang berlebihan.
Saat pesta Ikan Autumn Blade siang itu, Liu Zhenhan bersama Guo Guo, Ershao dan Sanshao melahap habis-habisan dengan rakus. Sebenarnya dia ingin pura-pura gelisah memikirkan "pembuktian" malam nanti, tapi begitu melihat Ikan Autumn Blade, niatnya langsung buyar. Dari cara makannya yang kalap, sama sekali tak terlihat seperti pria berbudi yang sedang dilanda kegalauan.
Sang Raja dan Yang Mulia Paus dengan ramah menerima tiga kelompok Bimon yang kembali dari Feilengcui dan Kota Caiyu. Sang Raja juga secara pribadi memerintahkan alokasi sejumlah persediaan untuk digunakan Bimon-bimon yang kembali ke tanah air ini. Sebagai bangsawan tinggi, Medusa dari Kota Caiyu dikerumuni banyak bangsawan yang menanyakan kabar dan memperhatikan dengan saksama. Dua Bimon Serangga dari Feilengcui hampir tidak ada yang menghiraukan, hanya Kun Ding Besar Suku Bier, Horie Field yang datang menyapa beberapa patah kata. Liu Zhenhan mengira kepala suku beruang cokelat bertubuh besar ini datang untuk menghormati orang berbakat, tapi ternyata setelah dua kalimat pembicaraan sama sekali bukan.
Suku Bier sangat menyukai madu. Di antara Bimon Serangga, suku lebah dan kupu-kupu adalah ahli pembuat madu - satu menghasilkan madu propolis, satunya madu serbuk sari, keduanya merupakan produk unggulan. Karena Bimon Kupu-Kupu telah kembali ke keluarga besar Bimon, kepala suku beruang cokelat juga sekalian datang membicarakan urusan pembelian madu serbuk sari setelah musim panas berakhir. Liu Zhenhan menyetujui sepenuhnya dengan syarat sederhana: transfer semua budak domestik dari Suku Deer sesuai jumlah. "Berat satu orang kesturi akan saya tukar dengan madu seberat itu juga," katanya.
Transaksi ini cukup menguntungkan, tidak semua Suku Bier mau menjual Orang Kesturi ke manusia untuk dibuat parfum. Kemurahan hati Tuan Tanah Feilengcui benar-benar tidak merugi, bahkan jika benar-benar menjual satu Orang Kesturi ke manusia, koin emas dari manusia belum tentu bisa membeli 70-80 pon madu. Kepala suku beruang cokelat langsung menyetujui.
Tak lama kemudian, Kepala Suku Tomassi dari ras Elefen datang. Dia ingin bernegosiasi dengan Tuan Tanah Feilengcui tentang pengakuan kembali suku Mammoth. Jumlah bangsa Mammoth di bawah komando Liu Zhenhan tidak banyak, jadi dia pun dengan mudah menyetujui. Sekalian, Liu Zhenhan juga menyepakati perdagangan pisang kering Suoluo dengan kepala suku ini.
Kepala Suku Klan Hijau, Jia Lan, juga menemui Liu Zhenhan. Kepala suku belalang ini adalah seorang nenek. Bimon Serangga memang selalu seperti ini - sejak zaman kuno, ratu lebah dan ratu semut yang memimpin. Masyarakat matriarkal ini bertahan hingga kini. Itulah sebabnya Bimon Kupu-Kupu dan Bimon Jangkrik tidak punya kepala suku, hanya mempertahankan kursi kepemimpinan.
Permintaan Kepala Suku Jia Lan sederhana: meminta empat biarawan belalang sembahyi pulang untuk menikahi istri.
Bimon Jangkrik Feilengcui dan Klan Hijau meskipun sama-sama termasuk Bimon Serangga, namun sebenarnya kedua ras ini memiliki permusuhan turun-temurun. Kelompok konservatif dari kedua belah pihak masih berpegang teguh pada pandangan ini. Ketika Kepala Suku Jialan melihat biksu Green Party bercanda tawa dengan kaum jangkrik, amarahnya langsung memuncak dan berulang kali mendesak Shaman Divine Comedy untuk segera menetapkan waktu.
Liu Zhenhan tahu perempuan-perempuan Klan Hijau semuanya terlatih dalam bela diri dengan keahlian pedang yang mumpuni. Andai saja kerajaan tidak melarang wajib militer perempuan, mereka pasti sudah mengenakan seragam tentara. Dengan santainya dia mengarang alasan, menyuruh Kepala Suku Jialan mengirim pengantin wanita langsung ke Feilengcui. Alasan Liu Zhenhan cukup masuk akal - toh Feilengcui menganut sistem patriarki, keempat biarawan itu adalah bawahanku. Masak harus menyuruh mereka menikah ke wilayah kalian?
Kepala Suku Jialan paham bahwa begitu keempat pengantin ini dikirim, mereka akan menjadi milik Feilengcui selamanya. Jika tidak dikirim, sang tuan tanah ini jelas bukan tipe yang mudah menyerah. Akhirnya dengan setengah hati dia menyetujui permintaan itu.
Liu Zhenhan dalam hati tertawa geli. Begitu sampai di Feilengcui, berbicara baik-baik seperti ini dengannya tidak akan semudah sekarang.
“Tiga penyihir bawahannya Tuan Mourinho, setelah menyaksikan sihir Mo'er, mencari kesempatan untuk mendekatinya. Gorini dan Gormeth juga ikut mendekat, tampak sangat antusias. Dari ketiga penyihir Mourinho ini, satu adalah penyihir api dengan gelar Magister Sihir, seangkatan dengan Master Ottega; seorang lagi penyihir unsur angin dengan pangkat Penyihir Senior, berdiskusi dengan penyihir elf Tangning; sisanya penyihir Cahaya Suci. Level profesional mereka semua lebih tinggi dari penyihir Feilengcui. Gorini dan Gormeth yang menguasai dual cultivation api dan cahaya, melihat para penyihir Kota Fei yang hanya ahli sihir satu unsur, setelah beberapa kalimat, anak-anak Mourinho dan para penyihir tak bisa menghindari kesombongan.
Mo'er menarik biarawati kecil Jeanne d'Arc yang pemalu ke hadapan para penyihir yang angkuh itu. Hanya dengan satu kalimat, kesombongan para penyihir yang sedang asyik berdebat itu langsung lenyap.
"Ayahnya adalah Puskás." Kalimat Mo'er ini langsung membuat para penyihir yang sedang berpidato itu terdiam.
Murinio kemudian mengetahui berita ini dan sengaja datang untuk memastikan. Dia sepertinya agak sulit mempercayai putri Puskash akan muncul di sini, apalagi menjadi anak angkat Tuan Tanah Feilengcui. Namun setelah melihat sertifikat adopsi dengan segel api sihir, Imam Utama Angsa sama sekali kehilangan kata-kata.
"Dengan sertifikat adopsi ini, Richard, kau benar-benar mendapatkan kartu kebal kematian." Murinio menepuk bahu Liu Zhenhan sambil berkata: "Aku pernah berhutang budak pada Master Puskash. Jika putrinya membutuhkan bantuan di masa depan, jangan ragu untuk mengatakannya."
Liu Zhenhan tidak menyangka orang tua Puskash memiliki harga diri yang begitu besar, malah membuatnya sendiri tertegun.
Festival Pendeta berubah menjadi acara yang benar-benar tidak berguna. Gara-gara ulah Mo'er dan Helen, pertandingan selanjutnya sama sekali tidak bisa memuaskan mata penonton. Babak penyisihan yang berlangsung beberapa hari ini, di hari pertama saja para peserta unggulan menunjukkan reaksi seperti ini, wajar jika penonton tidak lagi berharap banyak pada pertandingan hari-hari berikutnya.
Para bangsawan masih menyimpan harapan. Mereka menunggu bagaimana Shaman Divine Comedy akan menyelesaikan masalah malam ini. Saat menghadiri jamuan siang, sebagian besar bangsawan berkumpul di sekitar tetua Wolff Kun Ding Redknapp, dan sudah merencanakan langkah selanjutnya.
"Acara makan malam ikan saury baru saja berakhir, sejumlah besar bangsawan terhormat segera berkumpul di tribun penonton utama bersama keluarga mereka. Dalam lingkaran bangsawan yang minim hiburan, bahkan gosip cabul yang tidak berdasar pun bisa menjadi bahan perbincangan lama - apalagi kejadian menarik yang akan terjadi di depan mata mereka sendiri."
Hati Liu Zhenhan merasa ada yang tidak beres. Sebelum sempat menyadarinya, Quentin old Redknapp dari suku Wolff sudah lebih dulu melancarkan serangan. Permintaan Kepala Suku Wolff ini keterlaluan namun masuk akal - dia memaksa Liu Zhenhan membuktikan di depan publik bahwa "lagu perang cabul" itu tidak cabul. Alasannya, jika membiarkan Shaman Divine Comedy bersama bid'ah menyepi di ruang tertutup, ini akan meragukan keadilan.
"Demi keadilan, bukankah Yang Mulia harus memberi kami kesempatan menyaksikan bukti langsung?" Sebelum suara Kepala Suku Wolff habis, banyak bangsawan muda yang mulai berteriak-teriak. Menyaksikan adegan menggoda seperti ini akan menjadi pengalaman langka seumur hidup.
"Ini bukan main-main!" Sang Raja menegur sambil tertawa: "Kepala Suku Redknapp, apakah kau ingin Dewan Pengawas Bangsawan mengenai tuduhan padamu?"
“Yang Mulia yang adil!” Redknapp tua jelas sudah mempersiapkan naskahnya, ekor perak di balik jubahnya melambai-lambai dengan sombong: "Shaman Divine Comedy Richard rela mengorbankan tubuhnya sendiri untuk membuktikan kesucian si bid'ah. Menurutku Kerajaan harus memberikan penghargaan pada perintis berani seperti ini, bagaimana mungkin justru dikenai tuduhan?"
"Benar! Jangan sampai dikenai tuduhan!" Beberapa bangsawan dari Biro Pengawas tertawa terbahak-bahak.
Cui Beixi sudah tak tahan menyaksikan ini. Beberapa kali mulutnya terbuka ingin menyela, tapi akhirnya melihat ke Murinio lalu mengurungkan niat. Ia berbalik memanggil Gorini, Gormeth dan Fei Wenli, bersiap meninggalkan tempat konyol ini.
Imam Utama Angsa Murinio menggenggam lengan Ular wanita cantik Cui Beixi, berbisik sambil tertawa: "Jangan buru-buru pergi. Kau pikir Richard ini orang yang mudah diatur?"
Mentor Ular Wanita Cantik itu memerah wajahnya, malu-malu berusaha melepaskan genggaman Murinio. Beberapa kali meronta tak berhasil. Senyum tipis masih mengambang di bibir Murinio, tiba-tiba menyadari putri dan putranya sedang menatapnya. Segera melepas pegangan pada lengan Cui Beixi, pura-pura batuk sambil menutupi mulutnya.
"Kalian mau mengawasi aku?" Liu Zhenhan menyembunyikan kedua tangannya dalam lengan baju, kulit landak yang menutupi tubuhnya membuat penampilannya terlihat semakin kampungan banget.
“Kami ingin menunjukkan keadilan.” Redknapp tua tersenyum dan mengangguk hormat pada Liu Zhenhan: “Meski agak melanggar norma di depan publik, berkorban demi kebenaran seharusnya bisa diterima dalam kondisi apapun. Tentu saja, Yang Mulia jika benar-benar malu, Anda bisa memilih lima orang dari bangsawan kami untuk mendampingi pengawasan di dalam kamar.”
Xixi yang berdiri di samping dengan wajah memerah hampir berdarah, mendengar perkataan kepala suku manusia serigala itu, seketika wajahnya pucat kembali.
"Apakah aku ini Shaman Divine Comedy?" Liu Zhenhan menunjuk hidungnya sendiri dengan satu jari, bertanya pada Redknapp tua.
"Tentu saja, Yang Mulia." Wolff Kun Ding menjawab dengan sopan dan penuh hormat.
"Kalau begitu sekarang aku akan menggunakan hak sebagai Shaman Divine Comedy. Aku akan merekrut Santo Perempuan. Dengan Xixi, masih ada sembilan kuota lagi. Begitu banyak gadis muda di sini membuat mataku hampir silau. Bolehkah aku mulai memilih?" Liu Zhenhan menyeringai dingin, pandangannya yang tajam menyapu para wanita muda dari keluarga bangsawan: "Bukankah hak malam pertama dari Santo Perempuan kamar tidur adalah milikku? Kalau mereka saudaramu, lebih baik serahkan saja para Santo Perempuan ini untuk mengawasiku!"
Para bangsawan gempar, beberapa yang berwatak keras langsung menggulung lengan baju siap menghajar Pigge tak tahu diri ini. Ini lelucon macam apa! Putri rakyat biasa terpilih sebagai Santo Perempuan memang kehormatan, tapi tidak termasuk perempuan bangsawan. Memilih Permaisuri pasti para bangsawan akan berebut, tapi memilih Santo Perempuan siapa yang mau ikut? Perempuan Suku Rhein terkenal garang, beberapa "singa betina" langsung membuka mulut mengecam kekonyolan Shaman Divine Comedy ini—sejak konflik dengan Pangeran Richard, seluruh Ibu Kota sudah tidak ada yang suka pada Pigge ini. Solidaritas langka ini membuat para bangsawan semakin berani.
"Anda benar-benar lucu." Bahkan Yang Mulia Paus yang selama ini pura-pura tuli bisu pun tak tahan, tertawa kretak menghadap Liu Zhenhan.
"Yang Mulia, hak istimewa ini kan yang Anda berikan pada saya? Memilih Santo Perempuan dari berbagai suku, saya ingat jelas. Sekarang apakah Anda harusnya membela keadilan untuk saya?" Liu Zhenhan menyampingkan pandangan ke Yang Mulia Paus, bicara dengan nada sarkastik.
"Saya tidak pernah bilang begitu." Pendeta Tertinggi Bulat langsung berubah cemberut, berkata dengan suara berat.
"Demi nurani, jika saat ini Yang Mulia Bulat bisa menendang mati Pigge ini, dia pasti takkan ragu melenyapkan si bencana ini." Janji yang diberikan diam-diam, apalagi dengan kata-kata ambigu seperti ini, ketika diungkap di depan umum—betapa besar kerusakan pada citra! Yang Mulia Paus kini benar-benar yakin kecerdasan politik Pigge ini nol, tak ada satu pun ucapannya yang terkesan melalui proses berpikir.
"Bagaimanapun juga, aku akan memilih Santa Perempuan sekarang." Liu Zhenhan tersenyum menatap Yang Mulia Paus. Menurutnya, Imam Agung Jubah Merah ini berubah sikap lebih cepat dari balik halaman buku: "Jangan sok sebagai bangsawan dengan ucapan tak sopan! Setiap perawan usia layak wajib mengikuti seleksi calon Santa!"
"Maaf Yang Mulia, keinginanmu mungkin akan pupus." Redknapp si tua yang berpengalaman ini tak mungkin terperangkap trik kacangan Liu Zhenhan. Dengan cibir dingin dia menambahkan: "Ritual pemilihan Santa kamar tidur Shaman Divine Comedy berbeda dengan kuil dan altar kami! Meski kini tak ada gadis Diaochan sebagai kandidat, ritual seleksi tetap tak boleh dihapuskan!"
"Ritual seleksi?" Liu Zhenhan membeku. Ucapan mereka jelas telah memprediksi semua alasan dan dalihnya, terang-terangan memaksanya menjadi 'pasukan lapangan' hari ini.
"Upacara pemilihan Santo Perempuan di istana, itu sebenarnya adalah ritual seleksi yang diadakan saat gadis Diao Chan masih ada. Shaman Divine Comedy akan memercikkan 'Lingkaran cahaya Divine Comedy Cahaya Dewa Perang' kepada calon santo perempuan. Meskipun lingkaran cahaya ini hanya bisa diberikan ke bangunan keagamaan, tapi jika kesucian santo perempuan cukup tulus, mereka juga bisa mendapatkannya."
"Sebenarnya ada kecurangan di sini. Setiap pendeta tahu bahwa lingkaran cahaya Divine Comedy tidak bisa diberikan ke selain bangunan keagamaan. Kemampuan Diao Chan Santo Perempuan muncul karena kemampuan ras mereka 'Pelangi Cahaya-Bayangan' yang menciptakan ilusi. Kemampuan serupa juga dimiliki manusia kelelawar dari klan Wallenpol di Bimon, yaitu kemampuan ras 'Ilusi Ultrasonik' yang bisa menciptakan bayangan cahaya virtual, mirip ilusi Ning Yu tapi tidak sekuat dan serumit miliknya."
"Sekarang mana mungkin kita bisa menemukan Santo Perempuan Diao Chan? Tanpa gadis Diao Chan, untuk apa upacara pemilihan ini!" Lao Liu menggigit giginya marah.
"Kami bisa menyediakan gadis bangsawan untuk Yang Mulia pilih. Tapi jika Yang Mulia tidak bisa menemukan santo perempuan yang cocok, apakah Anda akan menyetujui permintaan kami?" Redknapp bertanya tanpa ekspresi kepada Liu Zhenhan.
"Setuju! Kenapa tidak!" Wajah Liu Zhenhan memancarkan sikap tidak tahu malu. Dia sudah siap membuka topeng, orang pertama yang akan dipukulnya adalah orang tua dari suku serigala ini.
“Bagus sekali.” Wolff Da Kunding menepuk-nepukkan kedua tangannya dengan lembut. Seketika semua bangsawan dengan riang menggeser putri dan adik perempuan mereka ke belakang. Para wanita yang menutupi mulut kecilnya dengan kipas adalah yang paling antusias. Pengalaman malam ini akan menjadi bahan obrolan mereka selama setengah tahun ke depan.
Semua perawan yang memenuhi syarat usia dikumpulkan di area tengah. Tak ada seorang gadis pun yang terlewat kecuali para putri. Bahkan biarawati kecil dan Mo'er ikut didorong ke depan. Gatanie juga tak bisa menghindar, bersama adiknya dipanggil untuk bergabung dalam kerumunan gadis. Fei Wenli dari Kota Caiyu pun tak ketinggalan, Mo'er menggenggam tangan kecil Xixi dan menariknya ikut serta.
Tuan Murinio di samping mengerutkan alis melihat pemandangan ini. Gorini berbisik sesuatu di telinga kakaknya, membuat wajah Gatanie memerah seperti dua awan merah. Kumpulan gadis cantik yang anggun ini menciptakan pesona tak terkatakan. Banyak bangsawan muda terpana, matanya terpaku pada beberapa kecantikan utama di kerumunan.
"Mulailah, Yang Mulia." Redknapp tua semakin merasa puas diri karena berhasil mempermainkan pemuda ini.
Liu Zhenhan mencemooh dingin, melangkah dengan goyah tiga langkah menuju si serigala tua ini.
Imam Redknapp merasakan sesuatu yang tidak beres, segera mundur sambil bertanya, "Paduka Liu Zhenhan,... Apa yang ingin Anda lakukan?"
"Haha! Menurutmu apa yang ingin kulakukan?" Kepalan tangan Liu Zhenhan berderak, tawa penuh kebencian memenuhi ruangan: "Aku jamin, kau akan pergi dengan tenang."
"Hentikan, Li Cha!" Sang Raja dan Yang Mulia Paus yang memahami niat Pigge ini segera berteriak.
Pukulan itu tidak jadi dihantamkan. Liu Zhenhan membeku, bukan karena dua pemimpin besar itu.
Saat tangannya mengayun, tiba-tiba lingkaran cahaya Divine Comedy berwarna keemasan dengan kilau pelangi meledak dari kerumunan gadis-gadis, lalu menghilang seketika.
Gadis-gadis berteriak dan berpencar. Hanya beberapa yang masih berdiri kaku sambil menatap tubuh mereka sendiri.
Liu Zhenhan sama sekali tak mengerti situasi. Ia yakin belum sempat mengaktifkan Lingkaran cahaya Divine Comedy. Rencana awalnya hanya memukul kepala suku Serigala ini lalu kembali ke Feilengcui yang jauh dari kekuasaan raja.
Hampir semua yang hadir mengenal Gatanie. Ilmu bela diri Ksatria Angsa mungkin bukan yang terbaik, tapi kecantikannya tak hanya terpandang di kerajaan, bahkan seantero Benua Aiqin. Gadis berambut pirang platinum dengan baju zirah perak itu kini diselimuti debu keemasan seperti dupa.
Mo'er dan Joan d'Arc, satu sebagai murid Shaman Divine Comedy dan satu sebagai putri ahli waris Shaman Divine Comedy, mereka tidak mendapat pengampunan karena status ini. Demikian pula, pada tubuh keduanya terdapat jejak Lingkaran cahaya Divine Comedy yang berputar-putar.
Xixi juga demikian.
Feilengcui mengirimkan empat calon santo perempuan, ternyata semuanya terpilih tanpa terkecuali. Helen sampai tak bisa menutup mulutnya karena terkejut.
Sang Raja dan Yang Mulia Paus benar-benar bingung, mereka jelas-jelas tidak melihat tanda-tanda Pigge ini menyebarkan Lingkaran cahaya Divine Comedy! Mereka hanya melihatnya dengan wajah garang bersiap memukul orang. Meski tahu Pigge ini adalah Penyanyi jiwa bawaan yang memiliki hak mengeluarkan nyanyian perang terpendam, namun Sang Raja dan Paus tetap merasa makhluk ini menyembunyikan diri dengan baik. Bahkan sampai membuat wajah Kepala suku manusia serigala berubah pucat, orang lain sama sekali tak bisa melihat bagaimana dia mengeluarkan lagu perang.
Para bangsawan merasa ini sangat menarik, ternyata seorang Shaman Divine Comedy memilih putri dan muridnya sendiri menjadi santo perempuan. Hanya dengan satu skandal inses ini saja, sudah cukup untuk menghancurkan reputasi Shaman Divine Comedy tersebut.
Wajah Tuan Mourinho sangat suram, bagaikan permukaan laut sebelum badai yang dipenuhi mendung dan pertanda ledakan.
Para Imam Utama dalam hati sudah tertawa terpingkal-pingkal, garis keturunan bakat memang tetap garis keturunan bakat, tradisi inses memang tak pernah berubah!
Suara diskusi yang saling menyusul, dari kecil hingga besar. Dari awalnya berhati-hati berangsur berubah menjadi komentar sembarangan yang tak terkendali, membuat Liu Zhenhan yang berdiam itu dikritik habis-habisan hingga tidak diterima di mana-mana.
"Cukup!" Raungan Tuan Mourinho membuat semua orang menyembunyikan leher mereka ketakutan: "Aku sama sekali tak akan mengakui ritual seleksi hari ini!"
"Siapa yang tak puas, datanglah padaku!" Pandangan Imam Utama Angsa bagaikan guntur yang menggelegar di langit malam musim panas, setiap kemunculannya mengguncang jiwa, "Mulai saat ini kuberitahu satu hal: ritual seleksi dibatalkan! Bukti yang disebut-sebut ini pun sekaligus dibatalkan!"
“Yang Mulia Jose!” Redknapp si tua mulai kehilangan kesabaran, ia benar-benar tak paham—tanpa kemampuan ras 'Pelangi Cahaya-Bayangan' dari gadis Diaochan, bagaimana lingkaran cahaya Divine Comedy bisa dipertahankan? Yang lebih membuatnya kesal, kenapa putri Murinio sampai terlibat dalam hal ini?
“Jangan beri aku omong kosong ini!” Murinio jelas sudah kehilangan kendali karena kemarahan melihat lingkaran cahaya emas yang mengelilingi Gatanie, dengan jari menuding Kepala Suku Wolff ia bertanya dengan suara mengancam: “Apakah kau punya keberatan?”
Mungkin emosi kemarahan telah tertular ke Peliharaan Magis Phoenix Api dalam lambang Medusa. Seekor burung phoenix abadi raksasa dengan api bergulung-gulung di seluruh tubuhnya, dikelilingi lingkaran cahaya menyilaukan, muncul di langit kelam Arena.
“Aku... tidak ada keberatan tidak ada keberatan...” Redknapp tua merasa Murinio hampir pasti sudah gila, lebih baik tidak melawan saat ini.
Sang Raja dan Yang Mulia Paus mengerutkan alis, bersama-sama menatap tajam ke arah Murinio.
Liu Zhenhan merasa senang sekaligus kecewa, senang karena ada Gatanie tambahan sebagai Santo Perempuan, kecewa karena rencana baik hari ini tampaknya gagal...
Phoenix api di langit tiba-tiba mengeluarkan kicauan menusuk awan, mengepakkan sayap api raksasa sambil menatap tajam ke selatan langit gelap. Murinio yang sedang mengamuk tiba-tenang, pandangannya tertahan di ujung cakrawala yang sama dengan phoenix.
Liu Zhenhan juga merasakannya. Dia merasakan adanya aura kekuatan luar biasa yang mendekat, membuat semua pori-pori kulitnya merinding.
Dua sosok ramping seolah melangkah keluar dari kegelapan malam, melayang diam di udara. Di bawah sorotan obor raksasa, semua orang langsung melihat kedua sosok yang tiba-tiba muncul di atas tribun penonton ini.
Sepasang pria dan wanita tak dikenal yang muncul entah dari mana, mengenakan jubah panjang dengan setengah wajah terlihat sempurna, memancarkan aura mewah.
Pria itu berjubah putih salju dengan postur atletis, wanita berjubah hitam pekat dengan proporsi tubuh sempurna.
Liu Zhenhan melepas mahkota kulit landaknya, menggoyang-goyangkan rambut punknya. Dia tahu, masalah baru telah datang menghampirinya.
Bab 220: Urusan Resmi Bangsa Naga
Saat jubah yang "menutupi sebagian" itu dibuka, seluruh tribun penonton tertegun.
Pria ini memiliki wajah yang penuh kharisma militer, pesonanya begitu kuat hingga mengalahkan ketampanannya; wanita ini memiliki kecantikan yang begitu memesona hingga mampu membekukan mata siapapun.
Tanduk naga yang menjorok di dahi mereka membuat seluruh makhluk di Benua Aigean hanya layak menunduk.
Karena mereka adalah Naga Pelangi dan Naga Peri, dua ras naga yang legendaris.
Pengawal kerajaan dan pasukan istana berkerumun mengelilingi Sang Raja dan Paus, sementara para bangsawan mulai mundur perlahan. Hanya sedikit yang tetap bertahan di tribun penonton utama yang luas ini.
Sebab bangsa naga selalu identik dengan sifat buas dan mood yang tak terduga dalam ingatan semua orang.
"Kau Richard?" Angin malam menerbangkan rambut Naga Pelangi. Matanya tidak tertuju pada Phoenix api di langit, tidak pada Murinio, juga tidak pada para bangsawan, tapi menatap tajam Liu Zhenhan. Aura penguasa yang tak terlihat bagai timah berat menindih dada semua orang.
"Berdasarkan apa?" Liu Zhenhan kesal. Tak ada tato di wajahnya, lagipula di sini bukan cuma satu Pigge, bagaimana bisa Naga Pelangi langsung mengenalinya?
“Aku bukan orang buta.” Wajah tampan Naga Pelangi menampakkan senyum tipis: "Keberadaan yang kuat sama mudahnya dikenali seperti noda di wajah seorang gadis cantik."
“Bukan.” Liu Zhenhan tersenyum licik dengan wajah tak bersalah: "Namaku Murinio."
Dari tribun penonton segera terdengar ledakan tawa, namun langsung mereda. Di hadapan bangsa naga, ekspresi suka-duka bangsawan Bimon sengaja ditekan hingga batas tertentu.
Murinio melirik Liu Zhenhan dengan kesal.
“Konon imam Phoenix Api Bimon pernah disangka malaikat saat mengembara di dunia manusia. Jika malaikat memiliki kekasaran sepertimu, itu pasti menjadi ciri khas yang unik.” Naga Peri tersenyum menatap Liu Zhenhan, di antara alisnya tertempel sisik naga berbentuk belah ketupat berwarna merah menyala.
“Kalian bertemu orang tua itu?” Mata Liu Zhenhan berbinar, adanya kenalan yang membela pasti membuat pertarungan hari ini bisa dihindari.
Sisik naga di dahi Naga Peri membangkitkan kenangan pilu Liu Zhenhan, membuatnya merasakan sakit samar yang muncul dari kedalaman ingatan. Tanpa sadar tangannya meraih bagian tubuh tertentu.
“Bukannya kau mengaku sebagai imam Phoenix Api?” Naga Pelangi menatap Liu Zhenhan dengan senyum mengejek: "Tuan Richard. Apakah kau sengaja berbohong karena takut padaku?"
“Yang ini pastinya Imam Phoenix Api Murinio?” Pandangan Naga Pelangi beralih ke Imam Utama Angsa, Murinio mengangguk sopan.
“Ada keperluan apa denganku?” Liu Zhenhan mengenakan mahkota kulit landaknya, merapikan lencana topi perak, lalu menatap dua anggota bangsa naga yang perkasa.
“Membunuhmu!” Wajah Naga Pelangi mendadak berubah dingin, suaranya tiba-tiba menggetarkan bagai angin musim dingin: “Kudengar Daisy menjadi Peliharaan Magismu, maka dengan membunuhmu, Daisy akan merdeka.”
“Apa aku tidak salah dengar? Kalian datang ke Kerajaan Bimeng ingin membunuh seorang Pendeta kami di depan umum?” Murinio mengerutkan alis, memandangi pasangan Kota Naga itu seperti melihat orang bodoh.
“Haha!” Liu Zhenhan hampir terbahak: “Bagaimana bisa kau yang tadi tersenyum manis tiba-tiba berubah wajah? Kau beruntung, kalau Peliharaan Magis Bangau Api-ku ada di sini, mendengar omonganmu, mungkin langsung mencabut gigi depanmu.”
Kekurangan akal punya keuntungannya sendiri. Seringkali semakin kuat lawan yang dihadapi, Shaman Divine Comedy kita justru semakin tenang di tengah kerumunan. Yang lain mengira itu ketenangan, sebenarnya itu murni sifatnya yang tak punya rasa takut.
“Dari Master Puskash saya pernah mendengar tentang monster kuat dari Timur Jauh ini. Saya tahu dia mengalahkan dua anggota bangsa naga kita. Saya penasaran dengan pujian luar biasa Master, jika ada kesempatan pasti akan mencoba melawan peliharaan magis bangau api Anda.” Wajah Naga Pelangi itu malah terlihat merenung. Yang lebih aneh, dia tidak marah dengan ucapan Liu Zhenhan. Jika naga biasa, pasti sudah menyemburkan napas naga ke Lao Liu.
“Tuan Richard, kami baru saja bercanda denganmu.” Naga Peri itu tersenyum tipis pada Liu Zhenhan: “Sebelum datang ke Kerajaan Bimeng, Master Puskash sudah menemui kami berdua. Awalnya kami masih ragu, tapi setelah merasakan gelombang elemen di tubuhmu dari dekat, bahkan para tetua naga paling ketat pun akan mengakui bahwa Anda layak memiliki Naga Peri sebagai mitra.”
“Oh?” Meski Liu Zhenhan tahu sifat Naga Peri tidak ekstrem seperti naga biasa, dia tetap terkejut dengan keluwesan Naga Peri ini.
“Saya Naga Pelangi Ibrahimovich, panggil saja Ibu. Ini istri saya Naga Peri, Louna.” Ibu si Naga Pelangi menunjuk ke Naga Peri di sampingnya sambil mengangkat alis tajamnya yang tampan ke arah Liu Zhenhan.
"Di tribun penonton segera terdengar suara teriakan rendah. Meski identitas asli sudah diketahui sebelumnya, pengakuan langsung dari mulut bangsa naga tentang nama resmi mereka tetap menimbulkan dampak sensori yang memicu luapan emosi tak terkendali untuk kedua kalinya. Ini adalah bangsa naga! Makhluk tertinggi di seluruh benua! Seumur hidup Bimon pun belum tentu berkesempatan melihat langsung seorang anggota bangsa naga."
"Daisy dan Ruoerna sudah pergi ke Benua Sutra Timur Jauh, kalian datang di waktu yang kurang tepat. Keduanya sedang dinas luar. Tunggu sampai mereka kembali baru bisa bertemu." Liu Zhenhan mengangkat bahu sambil tertawa terkekeh: "Merupakan kehormatan mendapat pengakuan dari bangsa naga."
"Daratan Timur Jauh? Ini benar-benar konyol!" Naga Pelangi Ibu tampak kesal: "Kami bangsa naga adalah penjaga Benua Aigean. Pergi sembarangan ke benua lain, bagaimana jika terjadi bahaya?"
"Tenang saja! Peliharaan Magis Bangau Api saya sudah kenal medan. Mereka cuma pergi jalan-jalan." Liu Zhenhan tersenyum licik.
"Mereka harus segera pulang! Benua asing adalah kubangan berbahaya, tidak bisa sembarangan diinjak!" Wajah Naga Pelangi menjadi muram: "Puskás adalah Master yang dihormati Kota Naga Pelangi kami. Dia memberikan penilaian tinggi padamu. Harap segera panggil mereka kembali, Kota Naga memiliki tanggung jawab yang harus mereka emban!"
Liu Zhenhan tidak mengiyakan juga tidak menolak, mempertahankan sikap diam seribu bahasa.
"Selain urusan pribadi, kami datang ke sini juga membawa urusan resmi." Pandangan Naga Peri Lunna tertuju pada Sang Raja yang mengenakan mahkota duri emas di tengah kerumunan.
"Sejak Keluarga Emas Bimon menghilang ditelan angin, sudah ribuan tahun kami bangsa Bimon tidak berhubungan dengan bangsa naga yang terhormat. Bolehkah kami tahu, pasangan dari Kota Naga ini, apa yang bisa kami bantu?" Sang Raja menempatkan tangan di dada sambil mengetukkan tongkat kerajaan emas ke bahunya - penghormatan tertinggi yang bisa diberikan seorang raja.
"Sebenarnya ini bukan berita luar biasa. Meski Bimon sekarang hanya menetap di wilayah terpencil, kalian berhak mengetahui hal ini." Kata-kata Naga Peri Lunna membuat para Bimon agak tidak nyaman, meski dia sendiri tidak menyadarinya: "Sebagai penjaga benua, kami menjamin dengan reputasi dua Kota Naga kami - 10.000 tahun hampir berakhir. Invasi Bangsa Iblis tidak terhindarkan. Meski manusia kini menduduki Dataran Carimodo, celah dimensi telah muncul di Hutan Salib Selatan dan Pegunungan Bering. Meski bukan jalur utama invasi, Kerajaan Bimeng harus waspada. Legenda Yue Bisu tentu sudah kalian ketahui mengingat sejarah panjang kerajaan ini. Saya tidak perlu menjelaskan lagi."
“Invasi Bangsa Iblis？”Para bangsawan Bimon langsung menunjukkan tanda-tanda kepanikan. Tiga Perang Dunia, bayangan trauma akibat invasi Bangsa Iblis adalah yang terberat. Ras serangga yang memiliki silsilah terbesar di Bimon, habis total dalam pertempuran itu, konsekuensinya langsung menyebabkan hilangnya dua Lagu Perang ofensif.
Liu Zhenhan mencibirkan bibirnya, dia sudah tahu hal ini sejak lama, tidak ada yang istimewa.
Murinio mengangkat alisnya, tidak berkata apa-apa.
“Tenang semua!” teriak Sang Raja.
“Perkembangan manusia selama sepuluh ribu tahun terakhir mencapai tingkat yang tak terbayangkan. Sepuluh ribu tahun lalu, di Benua Aigean kita tidak ada boneka magis, tidak ada sistem klasifikasi sihir serumit ini dan baju zirah secanggih ini. Untuk mencegah Bangsa Iblis juga mengalami kemajuan luar biasa, demi mengambil pelajaran dari masa lalu, Kota Naga Pelangi dan Kota Naga Chenxing kami akan turut campur langsung dalam proses perang kali ini, karena ini menyangkut stabilitas seluruh benua. Terakhir kali ketika sihir 'Penenggelam Daratan' digunakan Bangsa Iblis untuk menenggelamkan habitat Elf Bulan ke jurang, bangsa naga kami harus menanggung celaan panjang.” Naga Peri Lunna juga membuat gerakan tenang: “Kami bahkan telah memutuskan untuk sementara mengalokasikan beberapa naga biasa sebagai kendaraan tunggangan untuk ksatria manusia terpilih selama masa perang, meski jumlahnya tak banyak. Begitu pertempuran melawan Bangsa Iblis pecah, jika situasi perang Kerajaan Bimon memburuk, kami juga akan memberikan bantuan pada Bimon.”
“Produksi massal Pendeta Naga atau ksatria naga?” Semua Imam Bemon memandang dengan sorot mata membara.
“Dua Kota Naga utama tidak akan mengintervensi keinginan naga biasa, jadi jumlah naga biasa yang bisa kami alokasikan tidak banyak. Kerajaan Bimeng juga bukan medan perang utama, sehingga situasi ini mustahil terjadi.” Naga Pelangi Ibu tertawa getir: “Saudara-saudara, proses perang tidak mungkin bisa dipengaruhi hanya oleh naga. Tulang punggung sejati tetaplah prajurit-prajurit pemberani.”
Mendengar pasangan Kota Naga ini merendahkan Bemon, bahkan wajah Yang Mulia Grak Sal sang raja pun sedikit tersipu. Bangsawan Bimon biasa semakin merasa tersinggung - kapan mulanya Bemon yang dulu perkasa di Aiqin bisa terpuruk sampai seperti ini?
"Kabarnya Kerajaan Bimeng akan berperang dengan manusia gurun. Bahkan di Gurun Pasir Taklamakan yang membentang luas, wilayah yang belum pernah dijelajahi bahkan oleh Kota Naga kami - tempat misterius dan lautan kematian ini harus segera diselesaikan perangnya. Saat Yue Bisu tiba di Aiqin, perang melawan bangsa iblis pasti akan pecah. Mengumpulkan kekuatan sekarang adalah hal yang paling penting. Semoga Yang Mulia Raja menyadari ini, waktu persiapan kita tidak lebih dari satu tahun." Naga Peri Lunna melihat kecanggungan para Bimon, "Tenanglah! Bangsa naga tidak akan tinggal diam melihat kekalahan Bimon. Dengan persiapan matang kita, sekuat apapun bangsa iblis, mereka takkan bisa mengulang invasi seperti 10.000 tahun lalu."
"Meski populasi dan wilayah Kerajaan Bimeng sudah menyusut, semangat ksatria Bimon tak pernah padam! Bangsa iblis adalah musuh abadi kita! Dengan atau tanpa bantuan bangsa naga, Bimon takkan mundur dari perang!" Suara Yang Mulia Grak Sal bergemuruh, "Kerajaan Bimeng akan bertahan sampai tetes darah terakhir, takkan pernah menyerahkan Padang Gurun Donau!"
"Bimon tetaplah Bimon! Darah mereka masih membara!" Naga Pelangi Ibu mengangguk kagum, "Dengan tekad seperti ini, Kota Naga tak perlu khawatir lagi!"
“Aku bersumpah.” Yang Mulia Grak Sal berkata satu per satu: “Aku takkan pernah membiarkan satu pun ras Bimon menghilang dari Kerajaan kita! Apa yang pernah hilang, suatu hari nanti akan kuambil kembali bersama semua Bimon!”
“Meski sudah jauh merosot, namun keagungan negara besar ini tetap membuatku terkesan.” Naga Pelangi Yibu tertawa terbahak: “Yang Mulia memang pantas dijuluki Raja Segala Bimon!”
“Jika bertahan, Bangsa Iblis mungkin takkan mudah menang. Sebelas ribu tahun lalu kita masih tinggal di benteng kayu, sekarang sudah ada kastil.” Liu Zhenhan tertawa di samping: “Peluang kita menang besar. Jika mereka masih pakai senjata perunggu, akan menjadi sangat lucu.”
“Sedang bermimpi?” Murinio mengejek sambil tertawa.
“Baik, urusan resmi sudah selesai. Tuan Richard, sekarang berikan jawabanmu. Kapan kita akan menjemput Daisy dan Ruoerna?” Naga Peri Lunna kembali menyentuh masalah yang paling tidak ingin dihadapi Liu Zhenhan.
“Bukankah sudah kukatakan, mereka sudah pergi ke Daratan Timur Jauh.” Liu Zhenhan mengangkat bahu dengan penuh penyesalan.
“Aku juga sudah bilang, panggil mereka kembali. Aku tahu seharusnya ada ikatan batin antara Pendeta dan Peliharaan Magis.” Naga Peri Lunna tersenyum tipis pada Liu Zhenhan.
“Maaf, aku tak berniat melakukannya.” Liu Zhenhan membalas senyum pada naga peri itu.
“Kenapa?” Naga Peri Lunna mengerutkan alisnya.
“Menghindari bencana.” Liu Zhenhan berkata dengan penuh kesedihan: “Klan Naga Hitam Neraka dari bawah tanah telah seluruhnya datang ke dunia permukaan, permusuhan mereka dengan Kota Naga telah berlangsung lebih dari sepuluh ribu tahun. Aku khawatir akan keselamatan Ruoerna dan Daisy, lebih baik mereka pergi mengungsi dulu.”
“Apa?!” Mata Naga Peri dan Naga Pelangi sama-sama membulat.
“Dari mana kau tahu informasi tentang Naga Hitam Neraka ini?” Naga Pelangi Yibu mengusap dagunya sambil memandang Liu Zhenhan dari atas ke bawah.
“Demi nama Master Puskash, beberapa hari yang lalu aku pernah melihat langsung naga-naga hitam neraka ini. Pemimpin klan naga ini bernama Ronaldinho. Sayangnya, Naga Es Aston Villa yang tinggal di Pegunungan Salju Himalaya Taymur telah tewas dikeroyok naga-naga hitam ini.” Kebohongan Liu Zhenhan semakin menjadi-jadi.
Para Bimon di sekitarnya tertegun. Laporan tentang naga-naga ini dari sang Pigge terdengar sangat detail dan meyakinkan.
“Kau yakin itu 'Penari Embun Beku' Aston Villa?” Kelopak mata Naga Pelangi Yibu berkedut, jelas menunjukkan keraguan. Naga Es Aston Villa sudah lama menghilang dari peredaran. Sebagai naga level enam yang menguasai elemen es dan api, sekalipun kalah, seharusnya masih bisa melarikan diri.
“Bagus.” Liu Zhenhan mengangkat jari bersumpah, tak takut Kepala suku Andulan akan memukulnya dengan tongkat.
“Bagaimana kamu bisa melihatnya? Pegunungan Salju Himalaya Taymur adalah pilar penopang langit!” Naga Peri Ruoerna bertanya.
BAB 221 Urusan Pribadi Bangsa Naga
Liu Zhenhan mengulurkan tangan kanannya yang mengenakan tiga cincin, memancarkan lingkaran hitam. Hydra hantu yang menunggangi Geruin Tuan Tanah Pasang Surut yang penuh aura mistis muncul tiba-tiba dari lingkaran itu.
“Dengan menunggangi Geruin, tak ada gunung yang tak bisa kudaki. Meski tanpa Peliharaan Magis Bangau Api, aku tetap salah satu Pendeta Bimon terbaik.” Liu Zhenhan tersenyum: “Jangan cari jejak pertempuran di Taymur lagi. Pegunungan salju luas ribuan li, jurang dalam tak terhitung. Percaya silakan, tak percaya juga tak apa.”
“Terima kasih atas informasinya. Kami akan segera laporkan masalah Naga Hitam Neraka ke walikota Kota Naga. Tapi Daisy dan Ruoerna harus dipanggil pulang, ini mutlak. Cepat tentukan waktu!” Naga Pelangi Ibu tetap ngotot, membuat Liu Zhenhan hampir meledak.
“Konyol! Kalian pikir Daisy peliharaanku? Sudah punya Bangau Api, mana mungkin aku punya peliharaan magis kedua?” Liu Zhenhan mulai ngamuk: “Mereka cuma penasihat militer dan alkimia bagiku!”
"Ini……" Pasangan Ibrahimovic juga tampak bingung, aturan bahwa seorang pendeta hanya boleh memiliki satu peliharaan magis adalah mutlak. Ini berbeda dengan murid, yang bisa mencari seumur hidup dan mungkin menemukan murid pendeta kedua. Tapi untuk peliharaan magis, tidak ada aturan seperti itu.
"Coba jelaskan, bagaimana caranya aku memanggil mereka berdua kembali sekarang?" Liu Zhenhan bersikap sombong.
"Ruoerna adalah jenius alkimia, apakah alat komunikasi magis sederhana tidak dia tinggalkan untukmu?" Naga Peri Lunna mendengus dingin: "Tuan Li Cha, jangan banyak bicara lagi. Aku mencium bau konspirasi dalam ucapanmu. Yang harus kau lakukan sekarang adalah memanggil mereka kembali. Bagaimana caranya, itu urusanmu!"
"Perkataanmu ini keterlaluan." Liu Zhenhan menunjuk ke Phoenix Api dan Geryon di langit: "Meskipun Kerajaan Bimeng sekarang tidak terlalu kuat, tapi kami juga bukan sembarang orang bisa injak-injak!"
"Dua monster tingkat super!" Naga Peri Lunna mengerlingkan mata: "Tapi apa artinya jumlah banyak? Belum tentu cukup."
“Bagi keturunan Naga Suci, tidak ada makhluk di Benua Aigean yang patut ditakuti.” Naga Pelangi Yibu menegaskan dengan nada sombong seolah mengejek, gerakan jarinya yang mengetuk-ngetuk secara sembarangan semakin mempertegas sikap meremehkan: "Ini termasuk kalian para Pendeta Bimon yang memiliki peliharaan magis kelas atas. Meskipun kau adalah talenta muda yang diperhatikan Master Puskash, itu tidak bisa menghapus penilaian sejatiku padamu."
Tribun penonton langsung gempar. Pasangan suami-istri dari Kota Naga ini sebelumnya sudah menunjukkan sikap merendahkan Bimon dalam ucapan mereka. Kini mereka terang-terangan mengucapkan hal seperti ini di Ibu Kota Bimon - sikap yang tak bisa ditoleransi oleh Bimon berdarah panas manapun.
"Pasangan Kota Naga, kami Bimon punya pepatah - 'Semut yang banyak bisa membunuh Elefen'. Jika di era Perang Dewa dan Iblis, sepuluh ribu insinyur semut dari suku Ante kami berdiri, tak ada prajurit manapun yang berani menghadapinya sendirian! Kepercayaan diri berlebihan adalah kesombongan! Seorang prajurit Bimon bisa memotong satu sisik naga, seribu prajurit Bimon bisa mencabik-cabik naga!" Liu Zhenhan licik, dia tahu hari ini akan sulit berakhir baik jika tak mengacaukan situasi.
"Bagi bangsa naga, kekuatanlah yang menentukan hak berbicara!" Naga Pelangi Yibu menyeringai dingin: "Aku akan jujur, selain Bimon raksasa bodoh yang mau menjadi kendaraan tunggangan kalian, pernahkah kau lihat dalam sejarah ada banyak naga yang menjadi tunggangan Bimon?"
"Pasangan Kota Naga, apakah tujuan kalian datang ke Shabak adalah untuk terus-menerus menghina martir ksatria Bimon kami?" Jebakan bahasa Liu Zhenhan berhasil. Mendengar Naga Pelangi terus merendahkan Bimon, bahkan Sang Raja yang sebenarnya pun merasa marah. Suara Yang Mulia Grak Sal terdengar berat penuh wibawa yang tak terbantahkan: "Meski tanpa Ksatria Binatang Peliharaan Raksasa Bimon, Kerajaan Bimon kami tetap bukan ras yang bisa dihinakan! Jika benar begitu, Li Cha! Hose! Kalian berdua ajari dia arti menghormati lawan sama dengan menghormati diri sendiri!"
"Pertarungan adalah kegiatan favorit bangsa naga selain koin emas. Aku juga sudah lama ingin menguji kemampuan dua pendeta Bimon ini." Naga Pelangi Yibu tertawa terbahak-bahak, penuh semangat ingin mencoba.
"Tuan Naga Pelangi, Li Cha sudah memiliki kekuatan setara denganmu. Kuharap kau berhenti selalu mengaitkan seluruh ras Bimon dalam masalah ini." Murinio justru tetap tenang. Ucapannya ini membuat Liu Zhenhan memutar-matanya sinis padanya.
"Benar! Yibu. Kita ke sini mencari Daisy dan Nana, bukan untuk berkelahi." Naga Peri Lunna berusaha menenangkan suaminya.
"Gentleman selalu lebih pandai bertarung daripada bajingan." Liu Zhenhan sudah menguasai strategi dalam memancing emosi orang. Sebelum Naga Pelangi sempat menjawab pertanyaannya tentang istri, ucapannya langsung meluncur seperti rentetan tembakan: "Kekuatan klan naga juga relatif! Jika kalian tidak punya sihir, kekuatan maha besar, dan tubuh raksasa, aku jamin kalian bahkan tidak akan punya nyali untuk duel satu lawan satu dengan goblin! Muxu Dragon adalah miniatur dari kalian! Sedangkan aku tak pernah kekurangan nyali seperti ini! Semua Bimon pun demikian! Dengan apa kalian berani mengancamku? Mengancam seorang Utusan Dewa Perang yang bangga?"
"Diam! Tak kusangka Daisy dan Ruoerna bahkan membocorkan hal seperti ini!" Naga Pelangi itu pun naik pitam. Kalimat ini tepat menghunjam bagian vital bangsa naga - keturunan mereka memang memiliki kemungkinan terlahir cacat, meski persentasenya sangat kecil. Naga cacat ini disebut "Muxu Dragon", bertubuh lemah tanpa kekuatan fisik maupun sihir, benar-benar pengecut seperti tikus. Karena mudah diintimidasi, mereka semua dikumpulkan di Kota Naga Pelangi dan Kota Naga Bintang untuk dibesarkan. Ini adalah aib terbesar bangsa naga yang sama sekali tidak diketahui dunia luar.
"Fakta tidak akan bisa disembunyikan, Yang Mulia Naga Pelangi Ibrahimovich, jangan meremehkan makhluk lemah. Dewa Naga memberi kalian kekuatan, seharusnya kalian lebih memahami kerendahan hati." Liu Zhenhan mendengus: "Dewa Perang menganugerahi para pendeta jalan untuk menjadi kuat, agar kami yang lemah bisa berdiri setara di hadapan kalian, berkomunikasi secara adil. Pertukaran ini seharusnya benar-benar setara."
"Dewa Perang kalian sepertinya jarang menunjukkan mukjizat. Jika dia bisa memberi kalian tubuh perkasa seperti naga, bangsa Bimon tidak akan datang ke Dataran Liar Donau." Naga Pelangi memandang Liu Zhenhan dengan tatapan penuh belas kasihan.
Sejujurnya, pernyataan ini memang benar. Hanya orang luar yang bisa memiliki pandangan sejernih ini. Tapi di dunia ini, orang yang berkata jujur selalu akan dibenci. Naga Pelangi memiliki kekuatan dahsyat, namun tidak memiliki seni berdiplomasi.
Dua kelompok Pengawal mengerumuni para Penyihir di belakang Liu Zhenhan dan Imam Utama Angsa. Menghadapi penghinaan telanjang seperti ini, setiap Bimon pasti tidak akan bisa menoleransi. Hanya dengan ucapan Naga Pelangi tadi, sudah cukup membuat Bimon yang sangat bangga dengan harga diri dan pasangan naga ini saling membuka topeng - Pertempuran Hyjal memang merupakan luka terbesar dalam sejarah Bimon. Luka ini bukan disebabkan oleh penjajah asing, melainkan saudara sebangsa sendiri! Waktu berlalu, tetapi siapapun yang membuka luka ini dengan berdarah-darah, pasti akan menerima kemarahan Bimon.
"Pasangan naga!" Wajah Murinio pucat membiru, ekspresinya dingin seperti es: "Kalian jangan lupa satu fakta. Meskipun Bimon lemah, kami tidak pernah menyerah pada tekanan apapun. Naga yang perkasa malah sampai sekarang masih diperbudak manusia! Tidak ada siapapun yang berhak menghina kami Bimon!"
"Diam! Mitra yang dipilih naga kami adalah manusia-manusia terbaik, kapan pernah sampai ke Bimon!" Retorika tajam Imam Utama Angsa juga membuka luka besar bangsa naga. Memang naga sangat kuat, tapi selalu menjadi kendaraan tunggangan orang lain juga sangat memalukan. Naga Peri Lunna pun marah.
Yang Mulia Grak Sal, Raja Bimon terus-menerus menggelengkan kepala. Dia agak tidak mengerti, yang awalnya pembicaraan berjalan damai, kok tiba-tiba bisa berubah permusuhan begitu cepat.
“Imam Utama juga berkumpul di belakang dua kelompok pengawal ini.” Menghina Bimon dan bertengkar internal adalah dua hal yang berbeda. Dengan kehadiran peliharaan magis tingkat super dari dua Imam Utama setara Raja Langit, jika para imam ini masih tidak memiliki nyali, pantaskah disebut Bimon!
Sang Raja menggerakkan tangannya. Pasukan Pengawal Kerajaan berbaju baja segera maju, membentuk formasi pelindung mengelilingi pengawal dan imam-imam. Prajurit perkasa berbaris di depan dengan perisai, sementara ratusan pemanah Centaur membentang di sayap dengan busur panjang terhunus dan jari siap di tali.
"Lunna sudah bilang, kuantitas belum tentu berarti kualitas." Naga Pelangi Ibu tertawa keras, kedua tangannya menyemburkan dua sinar kebiruan seperti kilat.
Di mana sinar ini menyentuh, armor dan senjata para Pengawal Kerajaan serta pengawal langsung berubah bentuk mengeluarkan surai aneh. Zirah yang semula mengilap kini diselubungi aura hitam pekat, seperti artefak kuno dari Makam Kuno yang teroksidasi cepat. Serpihan karat besar berjatuhan dari senjata dan zirah yang tadinya canggih itu, menimbulkan bunyi renyah seperti biskuit jatuh.
"Karat Logam"! Ini adalah sihir logam Naga Pelangi!
Di hadapan sihir mengerikan ini, Penjaga Kerajaan yang berada di barisan terdepan menjadi yang paling sial. Senjata dan baju zirah mereka berkarat dengan cepat seperti disiram asam sulfat, meninggalkan bekas-bekas besar. Jika beberapa Imam Utama tidak segera menggunakan "lagu dispersi Arina", mereka sudah menjadi gerombolan pria kasar yang hanya tinggal bertelanjang dada dan celana dalam. Para Pengawal di belakang Penjaga Kerajaan sedikit lebih baik meski tetap terkena imbas. Milisi Feilengcui yang kampungan ini menjulurkan lidah ketakutan, bersyukur belum sempat mengenakan Baju Zirah Duri Mahkota - mereka lupa bahwa dengan kepadatan baja meteorit dan teknik quenching Raksasa Typhoon, mustahil baju zirah itu mudah berkarat. Mentalitas petani kecil memang tak bisa diubah.
Pasukan elit Bimon juga bukan pasukan sembarangan. Saat mengira Naga Pelangi melancarkan serangan, semua Penyihir langsung mengaktifkan perisai mereka. Desiran hujan panah dari pemanah Centaur membuktikan keahlian mereka. Sejak terkena sihir, panah pertama di jari mereka meski sudah terkikis mata panahnya, dengan sigap mereka membuangnya dan mengambil anak panah panjang kedua dari sarung panah. Tanpa perlu membidik, mereka mengarahkan tembakan padat ke dua anggota bangsa naga di langit.
Anak panah berbulu yang rapat seperti hujan meluncur licin di depan Naga Pelangi Yibu sejauh lima yard, seolah menyentuh sesuatu yang berminyak. Naga Peri Lunna sudah melakukan teleportasi ke belakang Yibu, matanya dipenuhi kecerdikan dan cibiran.
Ini adalah "Perlindungan Logam"! "Lapisan Kulit Magnetik Dwikutub" milik Naga Pelangi benar-benar luar biasa! Selama dia mau, perubahan medan magnet sesuka hati bisa membuat semua produk logam tidak bisa mendekat dalam radius lima yard dari tubuhnya - termasuk anak panah berbulu dengan mata panah logam!
Keunggulan Naga Pelangi dalam menerobos pasukan musuh adalah kemampuan "Perlindungan Logam" ini, bakat tempur yang sangat mengerikan! Satu-satunya cara melawan Naga Pelangi adalah dengan menggunakan sihir!
Empat penyihir Elf kerajaan yang tidak sabar langsung bertindak. Bilah-bilah angin menyusul hujan anak panah, bersama-sama menghujam Naga Pelangi Yibu. Kelemahan Naga Pelangi hanya terletak pada resistensi magis yang relatif rendah - meski tanpa kekebalan sihir seperti Naga Peri, kemampuan anti-sihir seekor Naga Pelangi tetap jauh melampaui monster tingkat tinggi biasa.
Seperti dua gasing yang saling bertaut, Naga Peri Lunena memeluk pinggang Naga Pelangi Ibu dari belakang, berputar seperti kincir angin. Tidak hanya menyerap semua senjata angin melalui tubuh Lunena, dalam putaran cepat seperti gasing, Naga Pelangi Ibu juga sempat melambaikan tangan. Senjata tombak panjang dan kapak raksasa di tangan pengawal empat penyihir Elf kerajaan tiba-tiba seperti ditarik oleh sesuatu, langsung menuju kepala para penyihir. Dalam kilatan pedang "dang-dang-dang" yang bertubi-tubi, keempat penyihir Elf yang wajahnya pucat itu tetap selamat. Sang Raja menggunakan tongkat emas di tangannya untuk menangkis semua senjata, meninggalkan beberapa bekas tebakan pada tongkat emas yang masih bergetar "ngung-ngung".
"Ilmu bela diri yang sangat hebat!" Suara tawa Naga Pelangi di udara bergema, seolah memuji ketajaman pedang Raja Bimon yang tak pernah pudar. Dengan gerakan tangan santai, tubuh Sang Raja tiba-tiba seperti ditopong sesuatu, perlahan mulai terangkat.
Teriakan histeris para bangsawan memenuhi ruangan bagai debu yang berterbangan.
"Seorang filsuf pernah berkata, dalam tubuh manusia juga terdapat kandungan logam." Suara Naga Pelangi dipenuhi nada mengejek: "Aku bisa membuktikan kebenaran ucapan ini."
“Tubuh Sang Raja tiba-tiba mengembang, punggungnya yang bungkuk sebelumnya kini tegap di udara. Kekuatan tak kasat mata yang menopangnya menghilang seketika. Sang Raja yang jatuh dari ketinggian 5 meter bagai lembing yang dijatuhkan dari langit, menancap tegak ke tanah dan mengguncang tribun penonton dengan dentuman berat. Rambut surai keemasan Sang Raja berdiri tegak, ekspresinya penuh kegeraman.
"Kecil dan rapuhnya kita, bukan alasan untuk diperlakukan semena-mena." Suara Sang Raja bergema di langit bagai genta besar. Tubuhnya yang perkasa akibat Transformasi Liar menghadap layaknya Dewa Perang yang tak tertandingi. Pupil hijau pekatnya sama sekali tidak menunjukkan jejak merah darah seperti Transformasi Liar pada umumnya, justru terlihat jernih sempurna - ini adalah tanda Transformasi Liar terbaik!
BAB 222 TIGA KEKUATAN BESAR
Semua pendeta di tribun telah melepaskan peliharaan magis mereka. Penembak jarak jauh telah menggenggam senjata mereka. Prajurit Bimon yang terkenal di dunia meneriakkan nama Kampas, dengan geram mematahkan mata panah dan lembing mereka. Sudut tajam dari kayu yang patah tetap mematikan bagi kekuatan mereka.
Lagu perang yang bergelora mulai berkumandang, inilah terompet pertempuran! Para penyihir yang tak lagi bisa menahan diri menyatukan kekuatan menjadi badai sihir raksasa yang menyapu langit kota!
“Peliharaan Magis para Pendeta jika dijumlahkan melebihi sepuluh ekor, jumlah Penyihir juga lebih dari sepuluh orang. Baik dari segi kualitas maupun kuantitas, bahkan Naga Peri dan Naga Pelangi pun terpaksa dengan cepat menaikkan ketinggian mereka di udara, menjauh ke kejauhan, dan menggunakan kecepatan putar yang gila-gilaan untuk menghadapi intensitas sihir ini. Menghadapi formasi pasukan terbaik Kerajaan Bimeng, mundur tiga langkah adalah satu-satunya pilihan. Ini bukan pengecut, melainkan bijaksana.”
“Hak memilih selalu ada di tangan kalian, pasangan bangsa naga. Bukankah sekarang kita bisa duduk dengan tenang dan berbicara baik-baik?” Sorot mata Sang Raja menyala-nyala menatap dua anggota bangsa naga di langit.
“Kurasa ini mulai menarik.” Naga Pelangi Ibu mengecupkan bibirnya, menggunakan tindakan sebagai respons terhadap Sang Raja.
Sebaran anak panah berbulu di tanah seolah ditarik oleh semacam gaya magnet, melayang dan menggantung di udara. Di bawah kendali satu tangan Naga Pelangi Ibu, semua anak panah berkumpul membentuk gumpalan padat. Bunyi “kretak-kretek” bergema beruntun saat kekuatan tekanan perlahan mematahkan batang panah kayu keras. Bersamaan dengan berhamburannya serpihan kayu, terbentuklah bola besi yang terdiri dari kumpulan mata panah di udara, berputar mengelilingi pasangan naga yang sedang berpelukan itu bagai satelit kecil yang mengorbit planet Jupiter.
Ini adalah "Perisai Logam"! Naga Pelangi jelas masih memilih untuk terus bertarung.
Dijuluki ahli serangan fisik nomor satu di Benua, Naga Pelangi hingga kini belum menunjukkan keahlian andalannya. Mantra penghancur dahsyatnya belum dilepaskan, benar-benar sudah menahan kekuatan. Namun bagi bangsa naga yang ganas, perubahan sikap mereka lebih cepat dari perubahan cuaca. Siapa tahu saat ini mereka hanya bermain-main, namun gelombang berikutnya bisa menghancurkan semua Bimon di sini?
Murinio dan Liu Zhenhan serentak melangkah maju.
Keduanya belum bertindak hingga saat ini, yang juga menyebabkan dua Monster Tingkat Super tetap diam. Pasangan naga belum mengerahkan seluruh kemampuan, pedang pusat negara Bimon pun belum terhunus!
Liu Zhenhan dan Imam Utama Angsa saling memandang diam-diam, sorot mata penuh kekaguman. Meski telah mendengar betapa hebatnya pasangan suami-istri Naga Peri dan Naga Pelangi ini, tak ada yang bisa merasakan kedahsyatan mereka tanpa melihat langsung.
Naga Peri merangkul Naga Pelangi dari belakang. Secara teori ini akan menghambat mobilitas, namun perpindahan posisi mereka selaras bagai satu tubuh, seperti bayangan dengan badan. Dari cara mereka menghadapi hujan deras mantra sihir tadi, Liu Zhenhan dan Imam Utama Angsa telah menyaksikan tingkat keselarasan mengerikan mereka!
"Keselarasan ini bukan sekadar gerak bibir! Di tengah serangan magis yang silih berganti tanpa henti, mereka berdua dengan tenang memanfaatkan kekebalan sihir Naga Peri sebagai perisai dalam putaran gasing. Naga Pelangi bahkan masih sempat membalas serangan. Gerakan dan detail seperti ini dalam putaran berkecepatan tinggi, seolah sudah dihitung akurat oleh akuntan Fox!"
Satu kebal elemen, satu hampir kebal fisik! Dengan kerja sama sepresisi ini, formasi magis macam apa yang bisa melukai mereka? Siapa lagi yang bisa?
Satu memiliki kemampuan pembalikan elemen, satu memiliki kekuatan serangan tertinggi di Benua Aigean. Pasangan lawan seperti ini, siapa yang bisa menahan?
Kombinasi sempurna yang tak terbantahkan.
Liu Zhenhan pernah memiliki dua Naga Peri, tapi dibandingkan pasangan suami-istri naga ini, tak ada apa-apanya! Pantas saja di seluruh Benua beredar kabar: seekor Naga Pelangi tak menakutkan karena resistensi magisnya rendah, seekor Naga Peri juga tak berbahaya karena pertahanan fisiknya payah. Tapi pasangan suami-istri Naga Pelangi dan Naga Peri? Kombinasi paling mematikan yang tak tertandingi!
"Mentor, keluarkan senjata rahasiamu!" Liu Zhenhan menyeringai ke arah Murinio, bibirnya terus menunjuk-nunjuk Tang Beierjina yang berdiri di antara kerumunan pengawal.
"Omong kosong!" Murinio tiba-tiba mengeluarkan kata-kata kasar untuk menunjukkan kemarahannya: "Tang Beierjina baru saja melahirkan dan belum pulih sepenuhnya, mengapa kamu belum mengeluarkan kedua bayi darahmu itu?"
"Mengeluarkan mereka berdua untuk mati?" Liu Zhenhan mendengus, memanggil Geruin Tuan Tanah Pasang Surut dari langit ke tanah.
"Richard, aku beri kesempatan terakhir untuk menyerahkan Ruoerna dan Daisy!" Suara Naga Pelangi Ibu mulai terdengar tak sabar: "Jangan sampai aku hancurkan peliharaan magismu!"
"Aku tegaskan lagi, Daisy bukan peliharaanku! Pasangan bangsa naga, apa maksud kalian mengejar-ngejar sampai ke sini?" Liu Zhenhan tahu sudah saatnya membuka kartu terakhir: "Mereka berdua adalah istriku! Kalau mau merebut perempuan punyaku, harus punya kemampuan dulu!"
"Apa?" Sekurangnya separuh bangsawan di tribun penonton hampir gila. Meniduri dua Naga Peri? Ini benar-benar keterlaluan! Yang Mulia Paus merasa darahnya membeku, khawatir bangsa naga akan menghancurkan seluruh Kerajaan Bimeng dengan Napas Naga yang dikeluarkan secara instan.
"Bimon jahat!" Naga Peri Lunna menggigil marah: "Sekarang aku yakin, pasti kau menggunakan cara licik untuk menguasai Daisy dan Ruoerna!"
“Benar saja seperti yang dikatakan Naga Peri Lunna.” Liu Zhenhan saat itu memang menggunakan siasat dengan memanfaatkan situasi, sebenarnya dia ingin bertindak seperti pria terhormat, tapi pada akhirnya bukanlah bahan yang cocok.
Naga Pelangi Yibu sudah sampai wajahnya memucat karena marah, jarinya terus menunjuk-nunjuk Liu Zhenhan, bahkan satu kalimat utuh pun tak bisa diucapkan.
Tatapan Murinio ke arah Liu Zhenhan mulai memancarkan rasa saling menghargai antar pahlawan. Pasangan guru-murid ini memang pasangan musuh yang sempurna, meskipun ada permusuhan, tapi dalam beberapa aspek memiliki jejak yang mirip secara mengejutkan, hanya saja Liu Zhenhan bertindak lebih nekat dan lebih radikal.
“Gadis cantik bergiliran tidur, tahun ini giliran rumahku.” Logika bejat Liu Zhenhan terus bermunculan: “Berdasarkan apa kalian bisa menikah sedangkan aku tidak?!”
“Giliran kepalamu!” Naga Pelangi Yibu mengaum keras, tangan sebelahnya mengibas, tiga paku logam besar dan tajam perlahan muncul dari udara sambil melesat menuju Liu Zhenhan. Saat sampai di atas kepala Liu Zhenhan, mereka telah berubah menjadi mata bor berbentuk kerucut yang berputar dengan suara "suo luo suo luo", bagaikan senjata aneh yang ditembakkan dari dimensi ruang alternatif.
"Tato Kekuatan" dalam sekejap melindungi tubuh Liu Zhenhan dengan kilauan indah, ditambah "Perisai Penarikan Kura-kura" dan "putri duyung elemen air", membuatnya terlindungi dengan sangat ketat. Tapi ini belum seberapa, tiga paku logam ini bahkan belum sempat menyentuh dua gadis terbang berpendar di depan, sudah dihancurkan oleh "Bintang Frost" Geryon dan "Gergaji Roda Api" Phoenix Api hingga lenyap tanpa bekas. Serangan balasan sihir yang melesat ke langit begitu dahsyat, membuat pasangan naga kota itu berputar-putar.
"Sebenarnya tidak perlu menghalang." Liu Zhenhan agak kesal, ini seharusnya kesempatannya untuk unjuk gigi, tapi gagal ditunjukkan.
"Benar-benar talenta muda yang dipuji Master Puskash, ada trik-trik licik." Mata Naga Pelangi Ibu yang berkobar-kobar menatap Liu Zhenhan, lalu beralih ke Murinio. Di pelipisnya terdapat luka goresan "Alur darah", jelas bekas anak panah berbulu yang diputus paksa mata panahnya.
"Pasangan Naga Peri dan Naga Pelangi yang paling kompak, tak gentar menghadapi jumlah lawan berapapun." Naga Peri Lunna mengeluarkan tawa dingin seperti gemerincing lonceng perak: "Hati-hati, 'Jari Pembalik Elemen'-ku akan memberi pelajaran pada kalian berdua."
“Pasangan terhormat Kota Naga! Jangan menipu diri sendiri lagi!” Tuan Mourinho tersenyum tipis sambil berkata kepada pasangan bangsa naga ini: "Dengan jumlah penyihir kami ditambah peliharaan magis, jika kita bertarung bersama-sama, saya tidak akan meremehkan kemampuan kalian dengan sengaja. Jika kita benar-benar bertarung mati-matian, kalian tidak punya kesempatan untuk menang! Tentu saja, jika kalian berdua ingin pergi, tidak ada yang bisa menghentikan."
"Pasangan Kota Naga akan membuatmu tahu apa itu pelajaran! Smail!" Naga Pelangi Iblis sepertinya tersinggung karena rahasianya terbongkar. Sejujurnya, pasangan Ibrahimovic memang tidak menyangka bahwa di Kerajaan Bimeng yang dijuluki "gurun sihir" ini bisa berkumpul begitu banyak penyihir, ditambah seorang pemanah yang sangat hebat bersembunyi di tempat tersembunyi. Jika ditambah dua ahli ini dan sekumpulan peliharaan magis, sebaik apa pun kerja sama Pasangan Kota Naga yang bukan satu tubuh, pertarungan ini memang tidak akan ada kejutan. Tapi karena sudah terlanjur bicara, kebanggaan bangsa naga membuatnya sengaja menghindari fakta ini, dan tentu saja merasa malu ketika diungkapkan.
"Katanya kekuatan fisik Naga Pelangi nomor satu di dunia, mari saya buktikan!" Mourinho merapikan jubah imam emasnya, kemudian mengeluarkan seruling dan memutarnya di jarinya.
“Aku juga ingin mencoba, kekuatan fisik nomor satu di dunia, jujur saja, aku agak tidak percaya.” Liu Zhenhan memiringkan kepala, mengayun-ayunkan paha, dengan ekspresi sembrono.
Ucapan ini membuat Naga Pelangi dan Naga Peri saling bertukar senyum.
“Jangan-jangan dia takut pada kita berdua?” Murinio tersenyum sambil menatap Liu Zhenhan.
“Agak mirip.” Liu Zhenhan terkekeh, beraksi kompak dengan Imam Utama Angsa.
“Maksud kalian adalah bertanding denganku tanpa menggunakan kekuatan elemen, murni mengandalkan kekuatan tempur fisik?” Naga Pelangi Yibu tiba-tiba tertawa.
“Bandingkan sihir juga tidak masalah, terserah kau mau tentukan aturan.” Liu Zhenhan berdiri tegak tanpa takut: “Jika kalah, Daisy dan Ruoerna akan ikut kalian! Jika menang, hutang antara kita lunas! Kalian tidak lebih hebat dariku, buat apa Daisy dan Ruoerna kembali menikahi pengecut!”
“Baik! Tanpa sihir, akan kubuat kalian Bimon kampungan ini melihat apa itu kekuatan tempur fisik Naga Pelangi!” Naga Pelangi Yibu tertawa terbahak-bahak ke langit.
“Liu Zhenhan menghela napas lega, akhirnya berhasil memisahkan Naga Pelangi dan Naga Peri. Jika benar-benar harus bertarung sihir dengan Yi Bu ini, Naga Pelangi yang resistensi magisnya tidak tinggi pasti tidak akan setuju. Hanya dengan menggunakan alasan kekuatan fisik saja. Berbeda jika bertarung kekuatan fisik, soal kekuatan, siapa yang pernah ditakuti Liu Zhenhan? Lagipula jika benar-benar tidak bisa, dia bisa memanggil Kupu-kupu Magis Gabriel untuk menari disco bersama. Berbuat curang juga adalah keahlian Liu Zhenhan.
Pandangan Murinio jelas sama dengannya, pepatah mengatakan pahlawan memiliki pemikiran yang selaras. Memisahkan pasangan suami-istri ini adalah pandangan bersama Liu Zhenhan dan Imam Utama Angsa. Pasangan yang saling melengkapi ini sangat menyebalkan! Hari ini formasi magis dan pengawal adalah hasil kolaborasi dua Imam Raja Langit! Bahkan Tiran Mata Jahat dan Kaisar Api pun belum tentu bisa menghadapi dengan mudah.
"Hanya dua orang, apakah tidak terlalu sedikit?" Naga Pelangi Yi Bu dan Naga Peri Lunna turun perlahan dari langit ke tribun penonton. Ekspresi Naga Pelangi terlihat penuh ketertarikan, matanya mengamati kedua pendeta dengan seksama. Jarinya menunjuk ke arah Prajurit Paus Fegao yang mencolok di kerumunan, enam Raksasa Baju Es bawahannya Murinio, dan beberapa prajurit Bimon yang mencolok: "Bagaimana jika ditambah mereka?"
Liu Zhenhan sangat gembira, naga bodoh ini benar-benar jujur.
"Jangan pernah meremehkan Pendeta. Yang Mulia Naga Pelangi Ibrahimovic." Murinio mendengus, menyimpan seruling emas kembali ke pinggangnya, menolak tawaran Naga Pelangi itu. Liu Zhenhan di sampingnya langsung mengernyit —— sekedar pertarungan tangan kosong, menambah Fatty Luo saja sudah bagus. Apalagi Feilengcui punya pembunuh kelas kakap, Napoleon Raksasa Eifferson. Pengalaman Liu Zhenhan melawan lawan bertubuh pendek namun berotot baja ini masih membekas, belum lagi pedang foton berapi milik si raksasa kecil itu yang merupakan senjata magis, sangat cocok untuk menghabisi naga pelangi ini.
"Berani sekali! Sepanjang sejarah bangsa naga, belum pernah ada yang berani menantang Naga Pelangi seperti ini!" Sorot mata Iblis memancarkan kekaguman yang sulit disembunyikan.
Liu Zhenhan dan Murinio masing-masing memasukkan peliharaan magis dan roh cincin mereka ke dalam lencana dan cincin, lalu berdiri bahu-membahu maju selangkah, berhadapan diagonal dengan Naga Pelangi Iblis.
"Kekuatan dia sebesar apa sih?" Liu Zhenhan berbisik pada Imam Utama Angsa.
"Mungkin setara gabungan dua ekor naga. Kudengar Naga Pelangi punya julukan 'Kekuatan Melebihi Puncak Kepala' di kalangan bangsa naga. Maksudnya bisa mengangkat diri sendiri dengan mencengkeram rambutnya sendiri. Murni mengandalkan otot." Suara Murinio terdengar kurang yakin.
"Obisilachi! Mana mungkin?!" Liu Zhenhan memutar matanya hingga hanya putih yang terlihat.
“Takut? Nyali kamu cuma segini doang? Jangan lupa, 'Kemarahan Menggelegar kalung tengkorak'-mu bisa menggandakan kekuatan.” Murinio melirik Liu Zhenhan dengan sinis.
“Takut apa, sih! Maksudku kekuatan segini pantas disebut terhebat di dunia?” Liu Zhenhan tertawa terkekeh.
“Berkata kasar tanpa takut lidah terpeleset.” Pendengaran bangsa naga memang kelas satu, dialog sarkastik Liu Zhenhan dan Murinio memicu kemarahan Naga Pelangi Ibu.
“Yang kuat-kuat maju beberapa.” Imam Utama Angsa berteriak ke kerumunan di belakangnya.
Beberapa Raksasa Baju Es terhalang jalan, sembilan prajurit badak dan dua ksatria Tigerren dari Suku Tiger maju. Seorang prajurit ayam dari Suku Kekyin juga maju. Prajurit berbadan besar dengan terompet di pinggang ini adalah peniup terompet Pasukan Kerajaan, berani maju membuktikan Ksatria Bimon pantang takut.
“Bagus!” Seru Tuan Mourinho sambil mulai melantunkan "Hex Chant" - "Song of Power Drain". Cahaya ungu tua menyelimuti para ksatria, wajah mereka mulai pucat dan lemah.
Penyedot Tenaga tahap dua!
Liu Zhenhan memandang Imam Utama Angsa ini dengan penuh keheranan. Penyedot Tenaga yang diberkati berlebihan mungkin bukan hal baik bagi ras Bimon yang kemampuan fisiknya terbatas, apalagi tidak semua orang memiliki tubuh perkasa yang telah dimodifikasi.
"Sembilan sapi, dua harimau, dan seekor ayam!" Naga Pelangi menepuk tangan sambil tertawa: "Ini kekuatan penakluk banjir! Bagus! Kekuatan macam ini baru mantap!"
Memang ini kebetulan yang tak disengaja. Menurut tradisi Benua Aigean, untuk menaklukkan banjir di daerah rawan selalu digunakan sembilan sapi besi, dua harimau besi, dan seekor ayam jago besi. Dalam pola pikir masyarakat, kekuatan ini melambangkan puncak kesempurnaan.
"Bos! Kekuatan saya juga disedot ya!" Fatty Luo berjungkir balik melintasi kerumunan menuju garis luar, sambil berjalan menepuk-nepuk dada dan berteriak ke Liu Zhenhan. Melihat ini, para milisi berdesakan sambil tertawa-tawa mendekat, maksudnya cuma minta bos menyedot sedikit tenaga mereka.
Guo Guo, Ershao, dan Sanshao yang digendong Helen dan Mo'er di pelukan juga menepuk-nepuk dada kecil mereka sambil memanggil ayah.
"Kalian pulang semua! Cukup Fatty Luo saja yang ikut!" Liu Zhenhan melambaikan tangan ke milisi lainnya. Lagu "Masalah yang Disebabkan Sampa" dibacanya dalam hati, lalu segera menyebarkan Lingkaran Jahat.
Para Bimon yang menonton seakan tersadar dari mimpi, jika berbicara tentang kecepatan menyebarkan lingkaran lagu perang, Shaman Divine Comedy ini benar-benar ahli sejati. Mereka yang awalnya meremehkannya, sekarang terpaksa mengakui bahwa karakter ini memang imam tingkat Raja Langit yang serba bisa - bukan hanya peliharaan magisnya yang kuat, kemampuan lagu perangnya juga luar biasa.
"Naga Pelangi, aku adalah Kekuatan Naga dan Gajah!" Liu Zhenhan melepas mahkotanya, menggigitnya menjadi bentuk perahu dengan gigi, lalu menggesekkan jari dan menaruhnya terbalik di kepala, menyisakan seikat kunciran perak kecil yang terlihat sangat Fasis.
"Kekuatan Naga dan Gajah?" Naga Pelangi mengangkat alis, mungkin tidak begitu memahami dari mana imam Bemon ini mendapatkan kekuatan naga. Tapi Naga Pelangi jelas tidak berniat menyelidiki lebih jauh. Kaki yang dihentakkan dengan keras membuat seluruh tribun penonton bergetar, kedua tangan mengayunkan busur cahaya emas setengah lingkaran. Dalam kilau cahaya yang memukau, kulit putih pucat Naga Pelangi tiba-tiba berubah menjadi kuning tua.
Warna kuning lilin seperti penderita TBC di kulit ini terus menggelap, akhirnya berubah menjadi warna perunggu kuno yang dalam dan terkendali.
Liu Zhenhan hampir mati ketawa. Naga Pelangi yang awalnya tampak gagah perkasa, sekarang tiba-tiba berubah menjadi seonggok jahe tua.
“Itu 'Pembekuan Logam'! Richard, tubuhnya sudah berubah menjadi struktur logam sepenuhnya! Jangan sampai kena pukulannya!” Murinio mengangkat sebuah pot bunga bergaris-garis berpinggang gendut dari lantai, berteriak pada Liu Zhenhan.
“Jangan takut, Nak! Aku akan diam berdiri, biarkan kalian mencoba kekuatan terlebih dahulu.” Suara Naga Pelangi Ib terdengar seperti logam usang yang bergesekan, tawa penuh keyakinannya mengguncang seluruh Shabak.
Bab Dua Ratus Dua Puluh Tiga: Pukulan dan Tendangan
Pot bunga berpinggang gendut yang besar itu setidaknya berbobot empat lima ratus pon. Di tangan Imam Utama Angsa yang telah diberkati kekuatan "Penjinak Air" sembilan sapi dan dua harimau plus seekor ayam, benda berat itu terasa ringan seperti teko teh. Sebelum ucapan Naga Pelangi selesai, Murinio sudah menghunjamkan seluruh pot bunga itu ke ubun-ubun Ib.
Dentuman gemuruh seolah-olah gunung runtuh menggema. Semua yang berdiri di tribun penonton merasakan guncangan di bawah kaki, seolah-olah terjadi gempa.
Untunglah seluruh arena ditopang oleh pilar-pilar batu raksasa bergaya Doric. Setelah gempa kecil sesaat, struktur bangunan kembali stabil.
Lengan Naga Pelangi Ib masih melindungi kepalanya. Pot bunga berat itu kini telah pecah berkeping-keping seperti semangka yang dihantam ke tanah, serpihannya beterbangan ke segala penjuru.
"Naga Pelangi Yibu menyilangkan kedua lengannya, mengeluarkan dentang naga yang tajam dari sarung pedang besar. Debu dan sisa ranting bunga yang menempel di lengannya langsung lenyap tersapu bersih."
Liu Zhenhan masih mencari senjata. Baju kulit "kutub ganda magnetik" bawaan lahir Naga Pelangi membuat senjata logam mustahil mendekatinya. Dua pot bunga besar berukir di tribun penonton yang dihancurkan oleh Nyanyian Angin Besar Murinio hari ini, ditambah dengan pukulan keras tadi, membuat seluruh tribun sekarang hanya tersisa bangku kayu tanpa alat lain yang memadai.
Melihat Imam Utama Angsa melancarkan serangan dahsyat yang dengan mudah ditahan lawan, Liu Zhenhan mulai gelisah. Kemampuan Naga Pelangi ini mengingatkannya pada kisah pendekar dunia dalam dongeng Wang Shaotang yang menguasai Golden Bell Armor dan Iron Shirt - para pendekar yang selalu berada di puncak, memandang rendah rakyat biasa.
"Tribun di sini tidak cukup kuat, mari kita turun bertarung!" Naga Pelangi Yibo tertawa panjang, melompat dan menjejakkan ujung kakinya di jeruji tribun dengan ringan. Seluruh tubuhnya melayang seperti bulu menghilang dari pandangan penonton.
Teriakan panik kembali memenuhi arena - meski tubuhnya sepenuhnya padat dari logam, kelincahan gerakannya membuktikan betapa dahsyat kekuatan Naga Pelangi sebenarnya.
Imam Utama Angsa Murinio langsung melesat keluar, postur tubuhnya hampir menyamai kecepatan cheetah yang gesit, lincah dan fleksibel. Sepasang sayap putih bersih di punggungnya sepenuhnya terkembang di udara, menangkap angin untuk meluncur turun dengan anggun.
Semua penonton di tribun berhamburan ke posisi jeruji, saling dorong dengan tubuh kekar mereka untuk merebut tempat terbaik. Tak perlu dikatakan, orang-orang kampung dari desa Feilengcui menjadi kelompok yang paling mencolok dalam keributan ini.
Liu Zhenhan sudah menunggu kedatangan Naga Pelangi di atas ring Mahkota Emas di tengah arena. Kemampuan Teleportasi "Kalung Tengkorak Kemarahan Menggelegar" dalam Mempersempit Jarak ditampilkannya dengan sempurna, tinjunya yang sudah dipenuhi tenaga menghujam keras ke arah tubuh Naga Pelangi yang sedang terjun.
Tubuh Naga Pelangi Ibu tiba-tiba melayang seperti layang-layang putus tali, terhempas miring sejauh belasan yard di udara. Setelah mendarat, dia mundur tiga langkah lagi, kaki perunggunya membajak dua alur dalam di tanah batu, menyibak bara api ke segala arah. Meski demikian, akhirnya dia berhasil bertahan, hanya menyisakan dua lubang besar di titik pendaratannya.
Dia tidak terkena pukulan Liu Zhenhan. Karena kebiasaan buruk, Liu Zhenhan sudah terbiasa memulai serangan dengan tinju Mithril-nya sebagai pembuka. Padahal dia tahu Naga Pelangi memiliki kekebalan logam, tapi tetap lupa di saat-saat kritis.
"Kekuatan Naga-Gajah" yang diperkuat oleh Transformasi Liar Mandiri, ditambah efek penggandaan dari "Kalung Tengkorak Kemarahan Menggelegar" yang meningkatkan Kekuatan Bumi, membuat kekuatan Liu Zhenhan saat ini setara dengan "Kekuatan Penjinak Air" milik Imam Utama Angsa. Sebelumnya, kekuatan tertinggi yang pernah diserap Lao Liu adalah "Sepuluh Kekuatan Paus" dari penyerapan dua tahap, tapi waktu itu nyaris membuat kakinya hancur. Belajar dari pengalaman, kali ini Liu Zhenhan menggunakan kekuatan fisik ekstrem yang masih dalam batas toleransi tubuhnya.
Karena kekuatan yang terlalu dahsyat ini, efek tolakan kutub magnet membuat Naga Pelangi Ibu yang memiliki berat ribuan pon dengan tubuh logam terkutak-ketik terpental terbang.
Dari sudut pandang orang lain, terlihat seperti Tuan Tanah Feilengcui melukai musuh hanya dengan tekanan udara pukulannya.
Tribun penonton langsung bergemuruh dengan sorak sorai, sementara para milisi Feilengcui bersiul-siul dengan riang.
Imam Utama Angsa membentangkan sayap putihnya dan mendarap lembut di Ring Mahkota Emas, berdiri berdampingan dengan Liu Zhenhan dalam formasi penjepit seperti tanduk kerbau.
“Mantap! Tak pernah kusangka Bimon punya kekuatan sebesar ini, ayo lagi!” Naga Pelangi Ibu tertawa terbahak-bahak: “Kalian harus manfaatkan kesempatan, tak ada tiga kali! Setelah ini aku akan balas menyerang!”
“Siapa yang mau memberi tiga pukulan gratis?” Murinio mengerutkan alis, mengepal tinju hendak maju, tapi ditarik paksa oleh Liu Zhenhan.
“Jangan dicoba, tidak mempan melawan dia.” Liu Zhenhan bergumam kesal: “Pilar totem logam saja tak bisa kau patahkan, apalagi makhluk segede ini. Aku khawatir tulangmu malah retak saat memukulnya. Heboh! Ternyata ada trik menyakiti orang dengan cara diterjang pukulan di dunia ini!”
“Lalu menurutmu gimana? Rupanya ajakanmu berkelahi juga tanpa rencana!” Imam Utama Angsa terkekeh, matanya menyapu setiap inci arena Mahkota Emas mencari senjata, namun kecewa. Hanya ada deretan tiang besi berantai dan empat tungku api di sudut berisi kayu setengah hangus.
“Buru-buru apa? Katanya mau tunggu pukulan kita. Biarkan saja menunggu.” Liu Zhenhan bergumam dalam hati: Andai bukan kau yang bodoh mengacau, setujui saja tawaran naga tolol itu untuk perkelahian massal. Dengan pedang neutron cahaya si kurcaci, tak perlu prosedur ribet begini, pasti sudah bisa mengalahkannya.
“Kenapa tidak naik ke atas?” Naga Pelangi Yibu mengambil sikap siap tempur, memandangi dua Pendeta Bemon yang sedang berdiskusi dengan kepala tertunduk.
“Jangan buru-buru, biarkan kami berunding sebentar.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
“Jika kalian masih belum bertindak, aku tidak akan menunggu lagi. Kalian tidak menyerang, aku yang akan menyerang.” Naga Pelangi Yibu tentu tidak akan diam menunggu, memutar mata putih kekuningan ke arah dua Pendeta Bemon.
“Kalau begitu ayo maju.” Liu Zhenhan mengangguk sembrono ke arah Naga Pelangi ini: “Dipukuli bukanlah hal yang membanggakan.”
Senyum tipis mengembang di bibir Naga Pelangi Yibu. Ia meregangkan tubuh, memutar pergelangan kaki, tiba-tiba melesat dengan langkah kecil pendekatan, melompat ke udara seperti elang yang menyambar ke arah dua Pendeta Bemon. Seruling emas Imam Utama yang terselip di ikat pinggang terbang dengan suara ‘swish’, diikuti teriakan kaget “Hah?” dari Liu Zhenhan. Lengan mithrilnya tiba-tiba seolah ditarik oleh gajah gila, “Syuut!” membawanya terbang mundur. Penampilan Lao Liu sekarang mirip hantu wanita di danau, melayang mundur dengan halus namun aneh dan tidak pantas, “Byur!” jatuh dari panggung Mahkota Emas.
Kini hanya tersisa Imam Utama Angsa Murinio yang berdiri tegak menghadapi Naga Pelangi.
Naga Pelangi Ebu masih di udara, tendangan cambuk baliknya sudah melesat menyamping, langsung menuju tengkorak Imam Utama Angsa. Tubuh Murinio terbuat dari daging, sedangkan kaki Naga Pelangi berstruktur logam penuh. Dibandingkan dengan monster perang berdaya ilahi mengagumkan ini, sang Imam Utama Angsa dengan tenang mengibaskan kedua sayapnya, melompat ke udara, lalu mundur cepat selangkah besar untuk sementara menghindari serangan.
Ebu Naga Pelangi yang telah mendarat langsung menyapu tanah dengan sapuan kaki rendah, disusul tiga tendangan tusuk berturut-turut ke bagian atas, tengah, dan bawah. Gerakannya berubah menjadi gasing berputar gila dengan frekuensi luar biasa, terus-menerus memutar tubuh sambil menendang. Setiap tendangan membawa tekanan udara mencekik yang menyergap tubuh Imam Utama Angsa. Kedua kakinya sudah terlalu cepat untuk dibedakan mana kiri mana kanan. Yang terlihat hanyalah lubang-lubang dalam berbentuk torsi di tanah, hasil injakan kaki berputarnya. Lempengan granit setebal satu jari terkikis seperti mentega yang disendok sendok makan, meninggalkan jejak kaki dalam demi dalam.
Dalam hujan serpihan batu, tubuh Naga Pelangi yang terbuka sepenuhnya oleh gaya sentrifugal mengeluarkan bayangan kaki dan angin topan bagai pusaran, mendesak Murinio langkah demi langkah. Cukup satu tendangan saja, nasib Murinio bisa disamakan dengan granit di tanah.
Imam Utama Angsa Murinio di atas ring Mahkota Emas melakukan gerakan yang membakar darah para Bimon - alih-alih mundur, ia justru melesat maju dengan kedua tinju bergetar, menggunakan lengan dan kepalan tangannya untuk menahan serangan kaki beruntun Naga Pelangi. Tanpa menghindar atau mengelak, sang imam utama berambut panjang itu tegak bagaikan Ksatria Bimon paling pemberani dalam pertempuran: lebih baik tumbang daripada mundur setapak pun!
Tinju yang digunakan Murinio bukan ilmu tinju Santo Kailu warisan leluhur Bimon, melainkan teknik tangan berat yang ganas. Dengan lincah ia berganti-ganti antara kepalan, tepi telapak tangan, hingga cakar, bahkan menggunakan siku dan tulang hasta untuk menyerang. Teknik belitan lengan berat ini bertubrukan dengan tendangan berat Naga Pelangi, menghasilkan gemerincing logam yang memekakkan telinga bagaikan pandai besi Kurcaci yang sedang menghantam bijih besi dengan palu.
Rentetan tendangan dan pukulan kedua pihak membentuk siluet cahaya yang saling menjalin, begitu memukau hingga para prajurit biasa dengan kemampuan ilmu bela diri rendah sama sekali tak bisa membedakan gerakan mereka!
Tribun penonton tercekam dalam kesunyian hebat. Para perwira militer yang lebih senior hampir tak percaya dengan apa yang terpapar di depan mata mereka!
Di Benua terdapat dua jenis teknik pertarungan tangan kosong yang terkenal. Salah satunya adalah "Teknik Tendangan dan Pukulan Angin Puting Beliung" yang berasal dari Kadipaten Lyon manusia. Ahli dalam teknik tendangan memiliki julukan resmi "Manusia Laba-Laba", artinya meski hanya memiliki dua kaki, saat menggunakan teknik tendangan mereka seolah memiliki delapan kaki. Teknik ini memanfaatkan gaya sentrifugal dengan gerakan berputar untuk meningkatkan kekuatan. Ahli tingkat tinggi mampu dengan mudah mematahkan batang besi 10 inci dan pohon kelapa sebesar mangkuk hanya dengan kaki telanjang. Selain teknik tendangan, terdapat seni bela diri tangan kosong lain yaitu "Mijia Dayin" yang merupakan teknik nasional bangsa barbar. Setelah bertahun-tahun kultivasi, prajurit barbar tingkat tinggi bisa menghancurkan batu besar hanya dengan telapak tangan.
Ahli dalam dua ilmu bela diri tangan kosong ini memiliki julukan termasyhur di Benua Aigean - Ahli Bela Diri. Setiap ahli bela diri memandang rendah senjata, meyakini bahwa tubuh merekalah senjata terbaik, tercepat, paling mematikan, dan paling nyaman. Faktanya, baik dalam teknik tendangan-pukulan maupun teknik telapak tangan besar, selama proses pembelajaran setiap ahli bela diri harus merendam diri dalam ramuan rahasia untuk memperkuat tulang. Pada tingkat mahir, ahli bela diri benar-benar bisa menandingi senjata dengan tubuh telanjang - meski terdengar mengagetkan, sejarah memang mencatat keberadaan ahli bela diri semacam itu. Sebagian besar praktisi teknik tendangan dan telapak tangan jelas tidak memiliki kemampuan ini, sehingga membutuhkan bantuan pelindung lengan dan kaki logam.
Rangkaian teknik tendangan mewah Naga Pelangi Yibu ini jelas merupakan "Teknik Tendangan Angin Puting Beliung" yang sudah langka di Benua! Keturunan Naga Suci tetaplah keturunan Naga Suci. Kepintaran Naga Pelangi cukup membuat orang pintar manapun iri - selain bakat sihir yang luar biasa, mereka juga memiliki talenta istimewa dalam ilmu bela diri: tubuh tangguh dan kemampuan memahami yang cemerlang, ditambah umur panjang dan literatur bangsa naga yang memungkinkan mereka mempelajari misteri ilmu bela diri dengan leluasa.
Tubuh logam padat Naga Pelangi memberikan keuntungan alamiah yang mutlak saat menggunakan teknik tendangan ini.
Yang lebih membuat orang tidak percaya adalah Murinio, ilmu bela diri yang digunakannya ternyata adalah "Mijia Da Shouyin" - teknik bela diri nasional bangsa barbar!
Banyak jenderal di tribun penonton yang pernah ikut serta dalam Pertempuran Bintang Selatan dan perang melawan bangsa barbar belasan tahun lalu. Meski sudah bertahun-tahun berlalu, para jenderal masih mengingat jelas: pasukan barbar mungkin satu-satunya pasukan di dunia yang tidak menggunakan senjata. Prajurit barbar yang hanya dilengkapi pelindung perunggu, dalam Pertempuran Bintang Selatan kala itu, telah mematahkan begitu banyak senjata prajurit Bimon!
Benar-benar sulit dipahami. Meskipun Murinio memiliki sepuluh pengawal barbar, tak ada yang menyangka Imam Utama yang berpenampilan sopan ini memiliki teknik bertarung tangan kosong level tinggi, bahkan mampu menahan serangan Naga Pelangi yang seluruh tubuhnya dari logam padat. Seberapa kuat tulang yang dibutuhkan untuk ini?
Apakah dari baja? Atau perunggu? Setiap Bimon bertanya dalam hati.
Dentuman keras bagaikan kacang polong tembaga yang ditaburkan dalam bakul besi. Tujuh puluh enam jurus selesai dalam sekejap. Naga Pelangi Yibu dan Imam Utama Angsa Murinio saling bertarung dengan tinju dan tendangan, lalu terpental mundur. Imam Utama Angsa mundur empat langkah sebelum stabil, sementara Naga Pelangi Yibu mundur enam langkah, menginjak pecahan batu hingga terlempar.
"Permukaan batu di arena telah berubah menjadi permukaan Sampa, terinjak oleh kedua orang hingga membentuk barisan jejak kaki yang dalam."
Bab 224: Jagoan Licik
"Telapak tangan yang luar biasa keras!" Naga Pelangi Yi Bu tertawa terbahak sambil menggerakkan pergelangan kakinya dengan ringan di tanah. Sepatu botnya telah hancur menjadi sobekan kain, kulit perunggu metaliknya dipenuhi lekukan kecil dan bercak ungu.
Lengan Imam Utama Angsa menjuntai lemas. Meski sudah berusaha dikontrol, semua orang bisa melihat tangannya bergetar halus. Lengan bercorak garis emas itu kini penuh sobekan akibat benturan keras, pori-porinya mengeluarkan butiran darah yang menggantung di bulu-bulu halus di atas kulit lebam.
"Dasar tai kakekmu!" Liu Zhenhan melompat ke arena sambil menuding hidung Naga Pelangi: "Ibrahimovic! Beraninya jangan pakai kontrol magnetik dwikutub! Ngusir aku terus maksudmu apa?"
"Bangsa naga memang bangga, tapi bukan berarti kami bodoh." Naga Pelangi Yi Bu tertawa keras. "Lawan satu-satu lebih baik daripada lawan dua sekaligus. Kau pikir gelar bakat bertarung Naga Pelangi cuma karangan Penyair Pengelana?"
“Kau ini memang naga yang pintar.” Liu Zhenhan terkejut sejenak, lalu tersenyum sendiri.
“Sekarang kalian berdua bisa menyerang bersama.” Naga Pelangi Yibu memandang Murinio dengan ekspresi mengejek: “Masih bisa bertarunghormatkah Paduka, Imam Phoenix Api yang terhormat?”
Murinio tidak berkata sepatah kata pun. Ia berjalan diam-diam ke sudut arena, mengambil sebatang kayu setengah hangus dari penyangga bara api.
“Mentor Lao Mu, benda ini takkan bisa membunuh seekor naga.” Liu Zhenhan memandang lengan berdarah Imam Utama Angsa itu dengan perasaan iba.
Murinio tetap membisu. Ia menatap tajam ke arah Naga Pelangi yang sedang jumawa. Sorot matanya yang menggetarkan membuat senyum naga itu membeku seketika. Dengan tangan kiri mengangkat batang kayu hangus, tangan kanannya menyabet seperti pedang. "Kretak!" Sebuah potongan kayu terpotong rapi melayang dua putaran di udara sebelum "Dum!" mendarat di tanah.
Dua kobaran api menyala dari permukaan potongan kayu yang baru saja terbelah. Api murni yang lahir dari gesekan berkecepatan tinggi. Malam telah larut, meskipun obor di arena terang benderang, tak mampu menyaingi dua nyala kecil namun perkasa ini.
"Telapak Tangan Pembakar Kayu!" Naga Pelangi Yibu mengangkat alisnya, tersenyum.
“Kau bilang apakah aku masih punya kekuatan untuk bertarung?” Murinio menyobek lengan bajunya yang compang-camping, menghapus butiran darah yang merembes dari lengannya.
Sebuah tiang besi yang belum dicabut di sekitar arena terhisap ke depan dengan sekali gerakan tangan Naga Pelangi. Ibu melakukan salto ke belakang, kedua kakinya seperti gunting raksasa yang terbuka menyapu lengkungan logam. Tiang besi itu meledakkan percikan bara api sebelum terbelah rata menjadi dua bagian yang jatuh bersamaan dengan Naga Pelangi Ibu, berdenting nyaring.
“Main kera ya? Siapa yang mau berdiri bodoh membiarkanmu menendang?” Liu Zhenhan menyeka ingusnya dengan sikap meremehkan, jari kotor menepuk-nepuk bahu Murinio: “Benar kan, Mentor?”
“Ini namanya 'Gunting Ekor Walet'.” Murinio melirik Liu Zhenhan dengan kesal.
“Tetap akan kulakukan!” Liu Zhenhan menggeram dengan garang.
“Kalau begitu lanjutkan!” Naga Pelangi Ibu menggerakkan jarinya, tersenyum kecut: “Jika bisa mengalahkan dua Imam Raja Langit Bimon, nanti aku bisa menyulam lambang Bimon Raksasa di ujung lengan bajuku. Aku putuskan satu emas satu perak.”
“Sial! Kau sedang bermimpi! Biar aku yang urus.” Liu Zhenhan menghentikan Murinio, menyilangkan lengan menatap Naga Pelangi Ibu: “Jangan main-main dengan gaya tolak magnet itu lagi! Kalau jantan, bertarunglah dengan pukulan dan tendangan sejati!”
“Tidak masalah!” Naga Pelangi Ibu tersenyum licik, kedua lengannya bergetar halus. Seketika daya tarik kuat menyedot lengan mithril Liu Zhenhan, langsung menuju ke depan tubuh Ibu.
"Kulit Naga Dwikutub" selain memiliki daya tolak, juga punya daya tarik!
Bersamaan dengan itu, tendangan cambuk berat Naga Pelangi Ibu mengayun membentuk lingkaran, menyapu ke arah depan tubuhnya dengan kecepatan yang tak terhindarkan. Wajah Murinio berubah pucat, upaya pertolongannya terlambat. Tubuh Tuan Tanah Pigge itu bagai gerobak rusak yang ditarik kuda liar dengan kayu tertancap di lubang anusnya, terhuyung-huyung di tanah oleh daya tarik misterius menuju Naga Pelangi yang sedang membuka kuda-kuda untuk menghantam.
Banyak perempuan Bimon menutup mata tak tega menyaksikan.
Keunggulan alami Naga Pelangi yang begitu banyak membuat para Bimon di tribun penonton merasa terhina dan putus asa. Tapi ini bukan soal ketidakadilan, seperti ada wanita yang dada rata sementara lainnya seperti Gunung, ini bawaan lahir.
Naga Pelangi Ibu tersenyum lebar siap menghantam dengan tendangan beratnya. Tapi kecewa, tendangan itu hanya mengenai lengan mithril yang terlempar, tendangan susulan berikutnya meleset. Tekukan Chuo Jiao yang seharusnya menghajar wajah hanya mengenai udara.
Naga Pelangi seharusnya tidak menganggap Richard ini sebagai orang bodoh yang gegabah.
Seandainya Ibu lebih memperhatikan, dia akan menyadari bahwa lengan Liu Zhenhan yang sebelumnya melingkari dada selalu dalam posisi tertekuk. Sayangnya dia tidak memperhatikan detail kecil ini. Ketika daya tarik magnetis hampir menarik Naga Pelangi mendekat, tiba-tiba lengan kiri Lao Liu terentang lurus. Lengan mithril yang sudah dilepas pengaitnya melesat seperti batu pelantak penumbuk gerbang kota menuju kaki belakang Naga Pelangi. Sementara Liu Zhenhan yang sudah melepas lengan mithril itu berguling menjauh dari tendangan sambungan kedua Ibu yang melesat di udara.
Meski gerakannya terlihat tidak elegan, Liu Zhenhan berhasil meraih selangkangan Naga Pelangi dan mengangkat seluruh tubuh Ibu. Dengan raungan harimau, tubuh Naga Pelangi bagai Meteor yang jatuh dari langit menghantam tanah dengan "Pongtong!" dahsyat, mengguncang seluruh Panggung Mahkota Emas hingga bergemuruh dan berbunyi "creet-creet".
Di antara beterbangan pecahan batu, muncul sebuah lubang berbentuk manusia di permukaan batuan. Lempengan batu pecah dan tanah berserakan seperti penyangga di tepi lubang.
Naga Pelangi benar-benar memiliki fisik yang tangguh. Setelah dihempaskan oleh Liu Zhenhan, bahkan Raksasa Langit pun mungkin akan menggosok pinggangnya sambil berteriak "Sialan, sakitnya minta ampun!", namun Yibu justru bereaksi cepat seolah tak terjadi apa-apa. Saat masih terbaring di tanah, kakinya menyapu serpihan batu pualam yang beterbangan menghujani kepala Liu Zhenhan. Segera setelah itu, Naga Pelangi ini melompat keluar dari lubang berbentuk manusia.
Bukan Tuan Liu jika sampai terkena serpihan batu. Santo sihir darah yang menggunakan tato untuk memperkuat perisainya ini jelas bukan julukan kosong. Berbagai batu dan lumpur berantakan itu ditangkis seluruhnya oleh perisai tato yang berkilauan. Tabrakan dua kekuatan berbeda ini membuat serpihan batu menjadi korban. Sebagian hancur menjadi debu seketika, sebagian terlontar beterbangan hingga tribun penonton setinggi 25 meter tak luput dari hujan puing.
Jaraknya benar-benar terlalu dekat. Yibu sang Naga Pelangi baru saja melompat keluar dari lubang manusia, langsung terjebak dalam kobaran api. Tubuhnya yang melayang tinggi di udara belum sempat memutar badan untuk menendang, ketika sebuah pukulan berat yang penuh tenaga sudah menghantam alis matanya. Yibu berusaha menangkis, namun tangannya sendiri terbawa pukulan itu hingga menempel di matanya. Sekalipun kelopak mata baja takkan sanggup menahan tinju Liu Zhenhan. Yibu sang Naga Pelangi hanya sempat melihat kegelapan sebelum tubuhnya terlempar ke belakang.
Belum selesai, Liu Zhenhan bergerak lebih cepat daripada Ibu. Naga Pelangi memang sudah menunjukkan performa luar biasa, dengan lentur memutar pinggang di udara sambil melakukan salto terbalik. Pose "gunting ekor walet" belum sempat terbentuk, tendangan Pigua Tui dari atas sudah menghantam kakinya seperti pemukul lalat, menjatuhkan Naga Pelangi dengan keras dalam posisi terbalik - kaki Liu Zhenhan juga sangat mematikan!
Tak ada kesempatan lagi. Liu Zhenhan menerjang ke depan, merangkul tubuh Ibu. Setelah dua kali berguling di tanah, seluruh tubuh Naga Pelangi sudah terkunci mati.
Lengan pata Liu Zhenhan putus rata di siku, kini telah tumbuh daging baru sepanjang jengkalan tangan, tepat menembus ketiak kiri Ibu dan membelit lehernya. Tangan kanannya yang kuat menyusup dari ketiak kanan Ibu, mengait leher Naga Pelangi.
Ibu berjuang mati-matian. Meski tubuhnya sekeras logam, kekuatan fisik jelas tidak berkorelasi dengan kekerasan metalik. Kekuatan Naga Pelangi memang luar biasa, tapi "Kekuatan Naga-Gajah" Liu Zhenhan telah melalui dua kali amplifikasi. Empat lapis "Kekuatan Naga-Gajah" ini sudah di luar jangkauan Naga Pelangi.
Liu Zhenhan dulunya adalah Penangkap Tawanan yang menjadi fokus pelatihan saat berada di garis depan. Jika dengan kekuatan fisik sebesar ini ditambah teknik penangkapan sendi terbalik masih tidak bisa mengendalikan Naga Pelangi, mungkin dia sendiri akan membeli keju dan menghantamkan kepala ke tembok – Teknik sendi terbalik memungkinkan seorang wanita lemah menguasai pria besar, bagaimana mungkin tidak bisa menaklukkan Naga Pelangi dalam kondisi menguntungkan?
Liu Zhenhan duduk mengangkang di punggung Naga Pelangi Yibu, dengan kuat memegang leher Yibu dan memiringkannya ke belakang. Bahkan tubuh Naga Pelangi yang seluruhnya terbuat dari logam melengkung seperti jembatan lengkung di bawah kekuatan ini. Kedua lengan Naga Pelangi terkunci di ketiak, hanya bisa menggapai-gapai di depan, sementara kakinya menendang batu paving hingga membentuk parit-parit. Kaki belakangnya terus diayunkan ke punggung, namun sama sekali tidak mengenai sasaran karena lututnya telah menjadi titik tumpuan.
"Jangan bergerak lagi!" Liu Zhenhan memuntir leher Yibu ke satu arah, lengan berototnya mencekik hingga Naga Pelangi terpaksa mengikuti gerakannya. Kekuatan ini benar-benar luar biasa besar.
"Lehermu terlalu kurus! Dengan rendah hati kukatakan, besi seukuran lehermu ini meski tidak bisa kupatahkan, tapi memelintirnya menjadi tali rami masih bisa kulakukan." Suara tawa Liu Zhenhan penuh kesombongan. Naga Pelangi masih terus memberontak dengan gigih, namun semua usaha itu tampak sia-sia.
"Ilmu bela diri macam apa ini!" Naga Pelangi Ibu hampir naik pitam. Tubuhnya yang sekeras logam sama sekali tak berguna karena dua lengan lawan yang menyelinap di ketiaknya telah mengunci gerakannya sepenuhnya.
"Dasar idiot!" Liu Zhenhan berbisik di telinga naga pelangi, "Apa membunuhmu dengan garu tinja tidak bisa disebut Membunuh Naga?"
"Hentikan!" Suara Naga Peri Lenna menggema dingin dari udara, "Kau berani menggunakan perisai magis? Aturan tadi sudah jelas melarang sihir! Hentikan kebodohanmu sebelum kau mati oleh pembalikan elemen!"
"Idiot lagi! Tidak lihat perisai ku berbasis tato ini? Kalian punya kulit naga, kenapa aku tak boleh punya perisai alami?" Liu Zhenhan membentak.
"Kaulah idiot! Bukanlah Bimon itu Monster! Mana mungkin kulitnya punya perisai magis alami?" Lenna tersenyum sinis. Saat hendak membunuh imam Bemon itu, sebuah anak panah berbulu dengan es-api menyambar pipinya yang pucat. Tiupan angin panah yang memekakkan telinga itu membuat keringat dingin mengucur deras.
Naga Peri perlahan memutar kepala. Ia menemukan seorang pemanah Haus dengan postur agak bungkuk dan wajah berkesan tua di tribun penonton, sedang menunggangi kodok berkulit berukuran raksasa setinggi 3 meter, memegang busur dengan satu tangan.
Seekor macan hitam Shuai Mao berdiri di sampingnya, ditunggangi Elf Malam tampan yang disinari cahaya bulan pucat.
Kodok berkulit itu menguak "kwek kwek" beberapa kali, seolah senang diperhatikan Naga Peri. Matanya yang merah membesar seperti hendak melompat.
"Panahku selalu menembus tangan yang hendak menyihir, Yang Mulia Naga Peri. Jangan paksa aku bertindak." Nedved swish membuka kipas dari susunan anak panah, mengipasi diri dengan santai.
Semua Bimon di tribun penonton memalingkan kepala ke arah pemanah Centaur.
"Busur pendek ini memiliki tarikan dua tenaga kuda, jangkauan seribu yard." Nedved mengguncang-guncangkan Busur Api Saras-nya yang terbuat dari Merkuri Quarkdor, kristal sihir Ular Berapi Berbulu, dan tendon Kui Niu.
Hati Lunna serasa beku. Ia tahu persis hanya pemanah ulung macam apa di antara Bimon yang berani melakukan tindakan seperti ini.
Shenjian Zheqin biasa tidak akan seangkuh ini. Mata panah pemanah ulung harus selalu mengarah ke musuh untuk merasa aman. Hanya Shenjian Zheqin Bimon paling percaya diri yang berani memisahkan anak panah dan busur dengan cara hampir menantang.
Karena mereka adalah pemanah cepat dengan busur super tingkat lebih dari 1.000 pon. Dalam 100 yard, mereka suka menguji kecepatan tangan lawan. Inilah kerendahan hati mereka - jika sampai busur mereka mengarah ke kepalamu, tamatlah riwayatmu.
Konon jika bertarung melawan Shenjian Zheqin ahli panah kuat, anak panah mereka sudah menancap di dahimu sementara tanganmu baru saja terangkat.
Bagi pemanah level ini, jarak bukan lagi hambatan. Bahkan jika dijepit prajurit jarak dekat, mereka bukan lagi daging ikan yang lemah, melainkan utusan maut yang bebas bergerak antara cahaya dan bayangan. Para pemanah Bimon ini memiliki julukan yang membuat bangsa naga gemetar - "Pemburu Bayangan".
BAB 225 KO
Bangsa naga memiliki kebanggaan tersendiri. Keangkuhan ini sama kokohnya dengan akar.
Saat Naga Peri Lunna mengeratkan gigi perangnya, bersiap mempertaruhkan nyawa, Liu Zhenhan justru melepaskan Naga Pelangi Yibu yang ditahannya.
Mengingat ini hanya perseteruan emosi, Liu Zhenhan tidak ingin terjadi korban jiwa. Lagipula di Kota Naga Chenxing dan Kota Naga Pelangi, bukan cuma pasangan Naga Pelangi dan Naga Peri ini saja.
"Naga Pelangi Yibu menatap Liu Zhenhan dengan tatapan sinis, dadanya naik turun hebat, jelas menunjukkan ketidakrelaan dan ketidakpuasan yang luar biasa."
"Aku sama sekali tidak menyangka, seorang Bimon bisa secara terang-terangan melanggar aturan!" Ekspresi Yibu yang dipaksakan itu menyiratkan keyakinannya akan serpihan batu hasil sapuan kakinya. "Bukan karena perisaimu menahan serpihan batuku, mana mungkin aku kalah olehmu!"
Kekalahan bagi Naga Pelangi memang terlalu berat untuk diterima, apalagi saat menggunakan jurus andalan. Kekalahan seperti ini tak termaafkan, sehingga Yibu harus meracik alasan untuk menenangkan gejolak perasaannya.
"Jangan terus menyalahkan perisai magisku! Perisaiku menyatu dengan tato transparan, tak perlu diaktifkan. Sebenarnya dari tadi perisai ini sudah ada, hanya kalian yang tak melihatnya!" Liu Zhenhan membuka jubah Shaman kulit landak, memperlihatkan otot dada kekar dan tato naga berdarah yang terlihat semakin menyeramkan di bawah bayang-bayang malam dan bulu dadanya yang lebat. Tato naga berkuku lima itu bagai ular bersisik darah yang bersembunyi di semak.
Naga Pelangi dan Naga Peri melihat siluet naga kelabu yang menggerakkan cakar dan gigi dari dalam perisai magis di tubuhnya.
Liu Zhenhan memutar tubuhnya, memperlihatkan punggungnya yang kekar sepenuhnya.
Mata Naga Pelangi Yibu menyempit. Ia melihat pada otot punggung Bimon yang sekeras baja itu, terdapat tato seekor harimau turun gunung berukuran raksasa yang berpendar. Taringnya terlihat jelas seolah sedang mengaum, sepasang mata harimau merah darah yang jahat seakan siap menerkam.
Setiap gerakan yang dibuat Bimon ini, harimau tato di punggungnya pun seolah ikut bergerak.
Liu Zhenhan berbalik, melirik kedua bangsa naga itu, lalu menunjuk lengannya yang juga bertato. Tato tersebut persis seperti beberapa perisai magis berpendar keperakan.
"Kenapa masih kurang dua?" tiba-tiba Naga Pelangi Yibu bertanya.
"Kau mau lihat? Aku tunjukkan." Liu Zhenhan berpura-pura akan membuka ikat pinggangnya.
"Hentikan!" Pipi Naga Peri Lerna memerah. Firasat keenam perempuan membuatnya langsung menyadari lokasi tato dua dewi terbang telanjang yang sedang menengadah itu dari gerakan Pendeta Pigge.
Perisai magis Tuan tanah Pigge ini, baik bentuk maupun jumlahnya sangat aneh. Pengetahuan sihir Naga Peri manapun tak bisa menjelaskan asal-usul perisai tato semacam ini.
"Karena ini adalah tato transparan, maka perisainya juga transparan. Jika tidak dalam kondisi darah menggelegak, perisai ini sama sekali tak terlihat! Jika tidak percaya kata-kataku, aku bisa membuat tato apa saja langsung di depan kalian." Liu Zhenhan menyeringai: "Master Puskash mengerti apa itu sihir darah, jika tidak percaya, kalian bisa tanya dia kapan-kapan."
Sekalipun seekor naga yang kepalanya terkena petir sampai jadi idiot, pasti bisa melihat dari ekspresi Tuan Tanah Pigge bahwa dia sama sekali tidak berbohong. Tapi... kalah oleh tangan Bimon, bagaimana mungkin Naga Pelangi bisa menerima ini?
"Bahkan jika perisaimu tidak perlu diaktifkan, lalu apa?" Naga Peri Lunna yang memang cerdik segera membantu suaminya berkelit, "Karena sudah disepakati menggunakan kekuatan fisik, maka perisai magis yang membantumu itu sudah melanggar aturan!"
"Omong kosong!" Liu Zhenhan mencemooh: "Lalu kutub ganda magnetik Ibu itu termasuk apa? Itu kekuatan fisik?"
"Itu kulit alaminya! Kekuatan dari kulit jelas termasuk kekuatan fisik!" Naga Peri itu membela diri dengan muka memerah.
"Berisik! Pokoknya semua kartu sudah terbuka, lebih baik kita ulang pertarungan dari awal! Daripada saling tuduh, bagaimana?" Liu Zhenhan melirik Naga Pelangi Ibu: "Setuju?"
"Ini kau yang bilang." Mata Naga Pelangi Ibu langsung berbinar.
"Untuk kekalahan barusan, Naga Pelangi Yibu sama sekali tidak mau mengakui kekalahan. Bahkan jika Pendeta Pig sendiri tidak mengatakan ini, Yibu pasti akan mencari alasan untuk bertarung lagi. Ini sudah pasti."
Naga Peri Lunna membuka mulutnya, ingin bicara tapi mengurungkannya.
"Kali ini kalau kalah jangan ngelak lagi," Liu Zhenhan mengedipkan matanya licik, menggunakan nada mengajari anak nakal sambil melambaikan tangan ke Naga Pelangi Yibu: "Aku putuskan, kau yang tentukan kapan pertarungan dimulai lagi! Menurutku, lebih baik kau istirahat dulu. Yang kalah berhak dapat hak istimewa ini."
"Baik! Baik! Baik!" Naga Pelangi Yibu menggigil marah, menarik napas dalam-dalam beberapa kali untuk menenangkan perasaannya yang bergejolak, menggoyang-goyangkan pergelangan kaki dan tangannya, lalu berjalan menyamping dan berhenti di depan Liu Zhenhan.
Aura perkasa langsung memancar dari tubuh Yibu. Dari sini terlihat bahwa saat bertarung dengan Murinio sebelumnya, Naga Pelangi ini sepertinya belum mengeluarkan semua kemampuannya.
Kini jelas dia berencana menggunakan pertarungan paling spektakuler dan tanpa keraguan untuk memulihkan reputasinya yang ternoda.
"Mulai pertarungan!" teriak Yibu bergemuruh seperti guntur: "Bimon, aku akan tunjukkan apa itu kekuatan sebenarnya Naga Pelangi!"
"Tidak malukah kau?" Liu Zhenhan tertawa sambil mengangkat lengan patahnya: "Aku Bimon cacat, kau punya tangan kaki lengkap. Masih pantaskah kau disebut bangsa naga yang angkuh?"
“Apa yang kau inginkan?” Alis Naga Pelangi Ibu berkerut: “Jika kau merasa dirugikan, aku bisa bertarung tanpamenggunakan kedua tangan!”
“Kau ahli dalam teknik tendangan, memang tidak perlu bertarung dengan tangan. Tapi aku berbeda! Aku bergantung pada tangan untuk bertarung!” Liu Zhenhan menunjuk ke lengan Mithril di tanah.
Lengan Mithril ini baru saja terkena tendangan berat Naga Pelangi Ibu, tertancap miring di tanah berbatu. Sebagian besar sudah terbenam dalam lapisan tanah di bawah batu, hanya sebagian kecil yang terlihat, berada dua yard di sebelah kiri tempat Naga Pelangi Ibu berdiri.
“Cepat ambil dan pasang, kita mulai.” Naga Pelangi Ibu berkata dengan kesal.
“Kali ini kita sudah saling tahu kartu truf masing-masing. Jangan main-main dengan teknik magnetik ganda itu lagi. Dengan kekuatanku, selama aku waspada, kau takkan bisa menarikku melalui lengan Mithril.” Liu Zhenhan mendekati Naga Pelangi Ibu sambil terus berbicara.
“Omong kosong! Cepat ambil lengan palsumu!” Naga Pelangi itu membentak.
“Buru-buru apa? Kau kan tidak sedang mengejar reinkarnasi.” Lao Liu tertawa nakal di depan Ibu: “Meski kau menang kali ini, tetap tak berguna. Kau Naga Pelangi - sekali kalah jadi noda seumur hidup. Tapi kekalahanku takkan ada yang pedulikan! Hah! Denganmu, sudah tiga naga yang kukalahkan. Sungguh kehormatan besar!”
"Jangan buang-buang tenaga. Kau mengusikku, hanya akan membuat kematianmu lebih menyakitkan." Naga Pelangi Ibu menggigit bibirnya sendiri. Setelah menarik napas panjang, ia menoleh dan menunjuk hidung Liu Zhenhan sambil berkata kata demi kata: "Richard yang sombong, kuberitahu kau... ah... au..."
Sebelum Ibu menyelesaikan ucapannya, perubahan drastis terjadi. Liu Zhenhan tiba-tiba bertindak tanpa peringatan.
Tangan kanannya bergerak secepat kilat mencengkeram jari Naga Pelangi Ibu yang menunjuk hidungnya, memutar ke arah berlawanan. Separuh ucapan Ibu langsung berubah menjadi erangan, separuh tubuhnya seperti ikan asin yang dijemur, seluruh tubuhnya terjengkang ke belakang setengah merendah - ini reaksi alami tubuh ketika jari tiba-tiba diputar.
Naga Pelangi yang terkenal pemberani ini tiba-tiba diserang. Pikiran pertama Ibu adalah menahan sakit menusuk, mematahkan jarinya sendiri dengan kekuatan penuh lalu menyerang balik. Tapi sepatu kulit yang berkilauan sudah seperti kilat menghantam tulang hidungnya. Bagian tubuh manapun, tulang paling rapuh pasti tulang hidung. Pukulan keras di hidung - dalam istilah disebut "pukulan penutup mata" - jika terkena solid, seluruh tubuh akan lemas. Ingus dan air mata langsung mengalir deras seperti air terjun, seberani apapun tak berguna. Ini reaksi alami tubuh.
Sekalipun tubuh Ib telah dikeraskan seperti logam, tulang hidungnya tetap patah akibat tendangan itu. Ini masih termasuk Liu Zhenhan mengendalikan kekuatannya. Dalam pelatihan taktik melumpuhkan musuh di militer, standar serangan ini adalah menghancurkan fragmen tulang hidung hingga menembus otak - benar-benar jurus mematikan.
Wajah Ib si Naga Pelangi yang malang dipenuhi ingus, air mata, dan darah kental seperti besi cair. Keberanian dan kekuatan yang baru terkumpul pun lenyap oleh rasa sakit dahsyat dari tendangan itu.
Sebelum Ib sempat mengumpulkan kekuatan lagi, bahkan sebelum dia bereaksi, Liu Zhenhan telah menariknya jatuh ke tanah dengan menggenggam jarinya.
Sepatu kulit berat itu kembali mengayun ke selangkangan Naga Pelangi. Tendangan ini terlalu keras. Sekuat apapun daya tahan Ib, tubuhnya langsung meringkuk seperti udang rebus, menarik napas tersengal-sengal.
Braak! Tendangan lain mendarat di pelipisnya.
Naga Peri Lunna di samping hanya bisa terpana. Dalam sekejap mata, suaminya kembali tersungkur, begitu cepat hingga tak memberi waktu baginya untuk bereaksi.
Para jenderal dan prajurit di tribun penonton semuanya merasakan deretan keringat dingin mengalir di punggung mereka. Shaman Divine Comedy ini benar-benar licik. Setiap pukulan beratnya selalu menemukan bagian tubuh paling rentan, menggunakan reaksi insting alami untuk melumpuhkan perlawanan potensial, bahkan tak memberi waktu untuk bereaksi. Gerakannya begitu lihai dan terampil, persis seperti bandit berpengalaman.
Sekalipun Ibu si Naga Pelangi terbuat dari tembaga dan besi tuang, rasa sakit dan reaksi alami tetap ada. Liu Zhenhan memanfaatkan prinsip ini dengan sempurna. Serangan berturut-turutnya membuat bagian-bagian rentan Ibu tak mampu menahan beban seberat ini, sehingga tak terelakkan dia terus menerus terjepit.
Liu Zhenhan kembali menjatuhkan diri dan merangkul Ibu seperti sebelumnya, mengunci tenggorokannya.
Teknik menangkap tawanan militer hanya berputar pada beberapa jurus kuncian tenggorokan itu saja.
Bahkan orang yang paling awam pun bisa melihat satu hal: Paduka Liu Zhenhan sudah menahan kekuatan. Jika tidak, Ibu si Naga Pelangi bahkan dengan tiga nyawa sekalipun pasti sudah tewas.
"Hina!" Ibu si Naga Pelangi menghela napas huh-hah, menyemburkan dua kata ini dari sela-sela giginya.
"Bodoh! Jangan lupa, kamulah yang bilang mulai tadi. Bukankah kau juga mau tunjukkan kekuatan sejatimu?" Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, menambah kekuatan di lengannya hingga mata Naga Pelangi itu melotot keluar.
“Tak tahu malu!” Naga Peri Lunna suaranya gemetar karena marah: "Kamu sendiri yang bilang mau mengambil lengan baja itu! Penyerang tiba-tiba brengsek!"
“Obisilachi!” Liu Zhenhan menggeram: "Kapan aku bilang mau mengambil lengan Mithril? Naga Pelangi itu sendiri yang bodoh menyuruhku mengambil! Saat Ibragimovic bilang 'mulai bertarung', apa kubilang tidak setuju? Begitu kata 'mulai' keluar, pertarungan kita sudah dimulai!!!"
Naga Peri Lunna tertegun, Naga Pelangi Yibu berhenti menggeliat sia-sia.
“Nona kecil! Ingat baik-baik, serangan gelombang pertamaku adalah ucapan pertama dari lidahku!” Liu Zhenhan menatap tajam ke arah naga peri sambil tertawa dingin: "Ajarilah kalian bahwa serangan fisik tak harus dengan tinju! Lidah pun bisa jadi senjata! Tertipu itu salahmu sendiri karena bego! Ngapain basa-basi dengan lawan? Dasar tolol sok jagoan!"
“Ini pertarungan tidak adil!” Naga Peri Lunna menjerit kesal: "Cara bertarung macam apa ini? Bimon licik terkutuk!"
“Apakah di dunia ini ada yang namanya keadilan? Menurut logikamu, apakah aku harus berdiri dalam posisi siap ditendang, membiarkan suamimu—si gumpalan besi berwujud manusia ini—menendangku sampai merangkak di tanah baru itu adil?” Liu Zhenhan mendengus sinis: “Kau pikir dirimu idiot atau menganggapku idiot?”
“Kau…” Naga Peri terbata-bata, tak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
“Aku yang kalah.” Naga Pelangi Yibu yang dicekik lehernya mengeluarkan desahan panjang.
Liu Zhenhan tertegun sejenak mendengar itu, lalu tersenyum dan melepaskan cekikan dari kepala lawannya.
“Perkataan Tuan memang masuk akal.” Naga Pelangi Yibu bangkit dari tanah, perlahan berdiri sambil membersihkan debu di badannya, lalu menatap Liu Zhenhan: “Aku sendiri yang tertipu, ini bukan kesalahan orang lain. Meski kekalahan ini tak terlalu kurelakan, tapi tetap saja ini kekalahan.”
“Kau terlalu hebat, tanpa trik licik mustahil melawanmu.” Liu Zhenhan berbicara terus terang.
“Mari ulangi, kali ini aku tak akan pakai 'Pengerasan Logam'. Biar kita bertarung dengan adil.” Naga Pelangi menatap tajam Liu Zhenhan. Kilau metalik di tubuhnya berangsur memudar, kulit kekuningannya beregenerasi kembali menjadi seputih giok.
“Bisa bertarung dengan makhluk kuat sepertimu adalah suatu kehormatan.” Liu Zhenhan bicara merendah, tapi dalam hati menggerutu: naga sialan ini benar-benar bandel.
Kali ini Yibu sudah lebih bijak. Dua kali dikuasai lawan dalam jarak dekat, mustahil tak ada trauma psikologis. Ia mundur belasan langkah, menjaga jarak aman dengan Liu Zhenhan, melenturkan kedua kaki dengan melakukan split di tanah, lalu bangkit siap dengan jurus tendangan.
Liu Zhenhan memungut lengan mithrilnya, memasangnya di lengan kiri dengan bunyi "kretak" saat pengait terkunci. Tangannya mencabut tiang besi bertali rantai, ditimbang-timbang lalu dijepit di ketiak. Dengan sekali tekuk, tiang sebesar lengan anak itu melengkung seperti huruf U. Setelah ditekuk tiga kali, tangannya meremas-remas tiang setinggi pinggang itu bagai membentuk pangsit, mengubahnya menjadi bola besi tak beraturan dengan rantai panjang – persis bola meteor.
Naga Pelangi Yibu bingung. Bukankah musuh ini tahu kulit magnetik dwikutubnya? Untuk apa membuat bola meteor? Tapi kewaspadaannya lebih dominan. Lawan di depan sangat licik, kekuatannya dahsyat, serangannya kejam dan brutal – pasti punya maksud tersembunyi.
“Mulai saja.” Liu Zhenhan menyeringai, tahu lawannya tak akan lagi berebut mengucapkan kalimat itu.
Naga Pelangi Ibu pertama-tama menendang ke kiri dan kanan, lalu melenturkan tubuhnya sekali lagi sambil menghembuskan napas panjang. Dengan alis berkerut, ia meneriakkan keras sambil memutar tubuh dan membuka kuda-kuda. Tiga bayangan samar terbentuk di sepanjang lintasannya saat tubuhnya berputar kilat mendekati Liu Zhenhan, langsung disusul tendangan samping yang dahsyat.
Tubuh Ibu yang telah dipadatkan dengan logam kini mencapai kelincahan puncak. Kali ini ia tidak menggunakan kemampuan magnetik, karena pengalaman buruk sebelumnya saat terhisap. Jika digunakan lagi, dikhawatirkan lengan mithril si Pigge akan terlepas kembali dan membuatnya celaka. Penolakan magnetik juga tidak dipakai, karena akan membuat lawan terlempar dan pertarungan berakhir.
Liu Zhenhan mengayunkan tangan kanannya, rantai besi membalut lengan kanannya dari telapak hingga lengan, membentuk kepalan besi raksasa seukuran kepala sapi yang dipasangkan di pergelangan tangan. Kecepatan Ibu memang tinggi, tapi Lao Liu tak kalah gesit. Setelah menangkis tendangan pertama dengan lengan mithril, kepalan berantai besinya menghantam keras tendangan kedua Ibu. Tak hanya kepalan yang menahan tendangan, kepala besi di pergelangan tangannya memberikan pukulan kedua.
Lao Liu menggunakan seni bela diri Saint Kairos standar: pertahanan dengan tinju mithril, serangan utama dengan tinju rantai besi.
Pertarungan lengan besi vs kaki berat tidak bertahan lama. Keduanya saling bertukar pukulan dan tendangan, lalu mundur akibat gaya tolak. Kaki Ibu sedikit gemetar, jelas menunjukkan kerugian kecil. Setelah menghilangkan solidifikasi logam, daya tahan Ibu tak bisa dibandingkan saat seluruh tubuhnya berupa logam padat. Sementara kedua kepalan Liu Zhenhan telah dibalut kulit besi dengan kekuatan dahsyat, jelas di luar kemampuan Ibu. Sekeras apapun kulit naga, tak mungkin melebihi struktur logam penuh sebelumnya.
Melihat Naga Pelangi ragu maju, Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak lalu menyerbu. Tuan Tanah Feilengcui yang mengenakan kulit landak itu bagai landak raksasa yang berlari kencang. Kepalan besi beratnya mengaum di udara, mengayunkan pukulan kanan ke pipi Ibu.
Ibu kembali mengeluarkan jurus andalannya. Dengan lincah ia melompat mundur sambil melakukan guntingan "ekor walet". Tendangan gunting tajamnya menyambar lengan mithril pertahanan Liu Zhenhan, memercikkan bara api yang berpendar seperti air terjun.
Dengan tenaga dari tendangan tersebut, Yibu melayang di udara sambil berputar dua kali. Sebelum menyentuh tanah, dia menggunakan kemampuan adhesi magnetik dengan lihai untuk melayang miring ke arah Pendeta Pigge. Di udara, dia menendang puluhan kali ke arah kening Pendeta Pigge, membuat Liu Zhenhan kewalahan menangkis. Andai bukan karena jumlah perisai magis yang banyak, pastilah dia terkena beberapa tendangan maut. Meski begitu, serangan tornado tendangan ini hanya menyisakan dua perisai pada Lao Liu.
Begitu kaki menyentuh tanah, Yibu merasa kemampuan lawan biasa saja. Saat pikirannya lengah, kemampuan repulsif magnetik langsung aktif, mendorong tubuh besar Pendeta Pigge beberapa langkah ke belakang. Gaya tolak logam hanya bertahan sejenak sebelum berubah menjadi daya tarik magnetik yang kuat. Tubuh kekar Liu Zhenhan terhuyung-huyung seperti boneka tidak jatuh di hadapan Naga Pelangi Yibu, lengan yang terbungkus logamnya tertarik dan terdorong oleh dua kekuatan yang berlawanan.
Semua gaya magnetik tiba-tiba menghilang. Tubuh Liu Zhenhan yang kehilangan keseimbangan terhuyung-huyung seperti pria mabuk, berteriak-teriak sambil terjengkang-jengkang menuju Yibu.
"Naga Pelangi Ibu memang mengincar ketidakseimbangan lawan. Bagi dia, inilah momen terbaik untuk mengakhiri pertarungan. Serangan uji coba selama ini akhirnya meyakinkannya bahwa Pigge di hadapannya hanya mengandalkan pelindung lengan logam dari rantai besi itu."
"Menghadapi lawan yang kehilangan keseimbangan dan membuka celah lebar, Ibu yakin bisa menghancurkan seluruh kekuatan tempur musuh dengan tendangan memutar. Nyatanya itulah yang dilakukannya."
"Tinggal selangkah lagi."
"Tinggal selangkah lagi, Naga Pelangi akan memperkuat tulang Liu Zhenhan."
"Empat lapis jaring laba-laba menyelimuti kepala dan tubuh Ibu, menyisakan pandangannya putih membara. Dari jarak sedekat ini, Ibu bahkan tak sempat bereaksi sebelum tubuhnya terhempas ke tanah oleh kekuatan tabrakan dahsyat."
"Secara teori, merobek empat lapis jaring ini butuh kekuatan 8.000 pon. Tapi mematahkan satu batang bambu dengan seikat bambu jelas berbeda. Terbungkus seluruhnya, cara mengerahkan tenaga pun berbeda. Berapa kekuatan yang dibutuhkan untuk melepaskan diri? Tak ada yang tahu pasti."
"Dari awal kuingatkan, ini bukan kekuatan elemen! Pernahkah kau lihat penyihir mana pun di dunia ini yang bisa menembakkan jaring laba-laba? Ini kemampuan ras!" Liu Zhenhan berdiri gagah dengan tangan di pinggang, tertawa terkekeh melihat ekspresi Naga Peri Lena yang tercengang. "Lupa kukasih tahu, tuan tanah ini juga seorang Elf Asing!"
“Saudara Ibu, gimana, mau menyerah atau tidak?” Liu Zhenhan melepaskan rantai besi dan lengan mithril di tangannya, melemparkannya jauh-jauh, lalu berjongkok mengamati kepompong putih raksasa yang masih terus menggeliat. Dari kepompong itu sesekali terdengar creet-creet serat yang pecah.
“Tak kusangka aku mengalahkan Naga Pelangi.” Liu Zhenhan tak kuasa mengelus kontur wajah yang menonjol itu, terkekeh bodoh.
“Auuuung～～！” Auman naga bagai halilintar tiba-tiba menggema, gaungnya menghancurkan semua awan di langit. Seluruh arena bergetar seperti gunung sebelum longsor. Semua penonton di tribun, termasuk Murinio di atas ring, serentak menutup telinga sambil meringis kesakitan.
Tubuh Naga Pelangi yang terbungkus jaring laba-laba itu, bagian wajah dan lehernya tercabik oleh gelombang udara dahsyat menjadi serpihan beterbangan.
“Kau bilang menyerah atau tidak?” Naga Pelangi Ibu meraung: “Kau punya kemampuan ras, apa aku tidak? Apakah 'Aura Naga'-ku ini makhluk yang lemah?!”
Ternyata Aura Naga! Lao Liu sampai memaksa Naga Pelangi Ibu menggunakan kemampuan ras yang hanya bisa dipakai sekali seumur hidup!
Ini adalah kemampuan ras yang mirip dengan "Raungan Singa", jika terkena aura naga ini secara langsung, bahkan monster tingkat super dengan resistensi magis tinggi akan pingsan selama waktu satu jam pasir (sekitar 28 gram). Bagi Naga Pelangi, satu menit waktu pingsan sudah cukup untuk mengalahkan lawan apapun.
Bagi orang biasa, jika terkena aura naga secara langsung, bisa dipastikan akan menjadi pemenang mahkota emas di Olimpiade idiot.
Liu Zhenhan bergoyang seperti tiang kayu busuk, kemudian jatuh ke tanah dengan suara "Dum!", debu beterbangan ke mana-mana.
BAB 226 KEBOHONGAN BESAR
Di hadapan semua orang, Naga Pelangi Yibu berhasil merobek empat lapis jaring laba-laba. Orang yang jeli bisa melihat kecurigaan kecurangan - tepian jaring yang robek terlihat halus seperti dipotong pisau, mirip bekas potongan "Pisau Emas Sihir" yang biasa digunakan Naga Pelangi.
Meski Yibu sudah bisa bergerak lagi, jaring laba-laba yang sangat lengket masih menempel di dada dan punggungnya, membuat naga gagah perkasa ini terlihat seperti mumi.
"Naga Pelangi mengatupkan gigi, wajahnya pucat sambil merobek jaring laba-laba yang menempel di tubuhnya. Matanya menatap tajam ke arah Pendeta Pigge yang tergeletak di atas arena, kelopak matanya sama sekali tidak berkedip. Buku-buku jari yang menonjol bergerak-gerak seperti orang gila, menghasilkan rentetan bunyi 'kreek-kreek'."
"Yang Mulia Naga Pelangi Ibrahimovic, jangan lupa masih ada saya yang berdiri di sini. Saya dan Richard bersama-sama menantangmu." Imam Utama Angsa Murinio melangkah mantap ke depan berdiri berhadapan dengan Naga Pelangi, di antara mereka tergeletak seorang Pendeta Pigge.
Naga Pelangi tidak berkata-kata, kelopak matanya terkulai sambil melirik tajam ke arah Imam Utama Angsa.
Darah di lengan Murinio sudah mengering, membentuk lapisan kulit tipis berwarna merah.
"Saya meragukan satu hal. Masih sanggupkah Anda bertarung sekarang? Cukup satu tendangan keras lagi, tulang lenganmu pasti patah." Meski nada bicaranya masih penuh provokasi seperti sebelumnya, sorot mata Naga Pelangi Ibra mulai menunjukkan keraguan, kontras dengan tatapan angkuhnya yang penuh kepercayaan diri di awal.
"Seberapa kuat tendanganmu sekarang? Setengah? Atau cuma sepertiga?" Imam Utama Angsa terkekeh.
"Aku adalah bangsa naga!" Wajah Naga Pelangi Ibu memerah, suaranya yang terdengar percaya diri namun tetap menyimpan kelemahan: "Aku bisa pastikan, meski kedua lenganmu lumpuh, kakiku masih bisa menyerangmu lagi!"
"Di tanah apanaseku Rawa Senja, terdapat lebih dari seratus danau aspal berukuran bervariasi, yang terbesar mencapai ratusan li, terkecil puluhan li. Ada yang membeku permanen, ada pula yang semi-cair." Murinio tersenyum tipis, mengabaikan provokasi sang naga pelangi: "Meski danau aspal beku tak menyimpan kehidupan, danau aspal emulsifikasi justru menghasilkan makhluk unik - Tiram Cangkang Besi. Setiap tanggal 23 Juni 'Xiazhi', lapisan keras danau emulsifikasi akan meleleh karena suhu tinggi. Tiram-tiram itu pun akan mengapung dari dasar danau, membuka cangkangnya, memamerkan mutiara sambil memancarkan cahaya ke Dibo Luo untuk menyerap energi spiritualnya."
“Kerang berlapis besi ini mengandung mutiara bernama ‘Mutiara Api Danau’ yang akan menyala saat terkena api, bisa bertahan seratus tahun tanpa padam. Apinya putih menyala seperti sinar matahari, dan mengeluarkan aroma alami seperti Artemisia dan Peppermint. Ini adalah lilin paling sempurna untuk membuat lentera istana di Benua Aigean, nilainya setara dengan seribu keping emas,” Murinio bercerita layaknya mendongeng tentang adat istiadat: “Danau Aspal Cair bagaikan rawa paling berbahaya, siapa pun yang nekat masuk pasti tidak akan kembali. Lagipula kerang besi ini sangat waspada, sedikit saja gangguan akan langsung menyelam ke dasar danau aspal. Jadi berburu ‘Mutiara Api Danau’ ini sungguh sangat sulit.”
Naga Pelangi mengedipkan matanya, pandangannya tertuju ke tribun penonton utama Arena. Di balok gantung atap sana tergantung dua lentera istana merah raksasa yang memancarkan kilauan luar biasa, menyebarkan aroma segar nan lembut, cahaya terangnya menerangi seluruh area sekitar hingga terkecil sekalipun terlihat jelas.
“Di Rawa Senja terdapat angsa hitam yang setiap tahun pada titik balik matahari musim panas akan memburu tiram berkerang besi. Mutiara yang dihasilkan dari air mata mereka tersimpan di tembolok. Satu-satunya cara mendapatkan 'Mutiara Huopu' ini adalah dengan berburu angsa hitam, namun ini lebih berbahaya daripada menyusuri Danau Aspal. Meski bertubuh kecil, angsa hitam memiliki keberanian luar biasa. Sayap mereka sekuat besi murni, mampu menghancurkan cangkang tiram sekeras batu. Bahkan elang pun menjauhi mereka sejauh tiga li.” Murinio melirik dingin ke Naga Pelangi Ibu, sepasang sayap putihnya terkembang dengan suara "swish" yang menusuk: "Yang Mulia Naga Pelangi, lenganku memang terluka dan tulangnya retak, tapi lihatlah - sayapku masih utuh!"
"Sayapku juga direndam ramuan rahasia, tak kalah dari kepalanku!" Murinio menggeretak dari sela gigi: "Kurasa, dengan mengorbankan sepasang kepalan dan sayap, setidaknya aku bisa menghancurkan kedua kakimu!"
Naga Pelangi Ibu terpaku tak percaya. Ia tak menyangka pria Bimon yang berperangai halus ini bisa seganas itu.
"Ucapan yang mantap!" Liu Zhenhan melakukan gerakan ikan mas melompat, bangkit berdiri dengan lincah dari tanah.
Ibrahimovic memandang Pigge ini dengan rasa tidak percaya. Tak diragukan lagi, ketika Pigge ini membelai wajah Ibu tadi, pasti berada di samping Ibu. Bahkan jika "Aura Naga" yang dikeluarkan Ibu tidak langsung mengenai dirinya, gelombang suara yang harus ditahan Pigge ini sudah cukup dahsyat.
Dari tadi sampai sekarang hanya beberapa kalimat saja!
Tanpa fisik dan daya tahan Monster Tingkat Super, siapa yang bisa bangun secepat ini?
Apakah... apakah dia masih termasuk ras Bimon? Otak Ibu menjadi kacau balau.
"Jangan cuma melototi aku, ayo! Aku tahu kau tidak puas, mari kita bertarung lagi! Aku tidak bohong, aku hanya pingsan sekitar sepuluh napas. Awalnya aku ingin mengelabui Anda, tapi melihat Anda tidak menyerang, malah membuatku sedikit mengagumi karakter Anda." Senyum tipis muncul di sudut bibir Liu Zhenhan: "Kali ini jika bertarung lagi, aku tidak akan menggunakan trik licik."
"Apa? Aura Nagaku hanya memingsankanmu sepuluh napas?" Naga Pelangi hampir menjatuhkan rahangnya.
"Sepuluh napas?" Suara Naga Peri Lunena melengking seperti kucing betina yang terinjak ekor: "Mustahil! Ini adalah daya tahan yang hanya dimiliki Penyihir Santo dengan kekuatan domain terhadap 'Aura Naga'!"
"Sekali lagi saya tegaskan! Saya adalah Santo!" Lao Liu mengangkat lengannya untuk memperkenalkan diri, namun perkataan ini bahkan ketika keluar dari mulutnya sendiri, terdengar kurang meyakinkan. Siapa yang mau percaya? Santo berusia 20 tahun? Mungkin Dewa Perang Campas di usia segini masih sibuk merayu cewek, memencet jerawat, dan mencuci noda di celana dalam.
Mengenai kekuatan wilayah, Liu Zhenhan merasa banyaknya Tato Kekuatan perisai yang dimilikinya seharusnya bisa dianggap sebagai wilayah. Hanya saja dia tidak bisa menggunakan mantra Wilayah Anti Sihir ala Santo, sehingga tidak bisa menggali potensi besar dari kekuatan wilayah tersebut.
Andai saja bisa bangun lebih awal. Liu Zhenhan menyesal, dia kehilangan lagi kesempatan untuk pamer.
"Master Puskash memang pernah bilang begitu. Dia meramalkanmu akan menjadi Santo. Tapi tidak menyebut waktu pastinya, jadi menurutku ini cuma Chui Buer." Naga Peri Lunna menyeringai: "Gelombang sihirmu sangat kacau, kalau disebut Magister Sihir mungkin saya percaya. Magister Sihir semuda ini memang langka di daratan."
"Puskás? Bagaimana mungkin dia tahu?" Liu Zhenhan membuka mulutnya lebar-lebar sambil terus memutar mata. Dirinya menjadi Santo adalah setelah kejadian di dunia bawah tanah. Dari mana orang tua itu bisa punya firasat? Dia kan bukan Dewata.
“Tidakkah kau tahu Master Puskash sudah meneliti Ramalan sejak lama?” Naga Peri Lunna memandang aneh ke Lao Liu: “Bahkan ini pun tak kau ketahui?”
“Mana mungkin!” Liu Zhenhan melirik menghina ke Naga Peri: “Kau kira aku tak tahu? Orang tua ini menguasai tiga aliran sihir: api, listrik, dan udara. Batas maksimal sihir yang bisa dikuasai Saint adalah tiga aliran! Sihir koktail dari campuran aliran berbeda tak bisa dihitung! Tambah lagi aliran Ramalan, ya ampun, lima aliran, kau kira Puskash ini Dewata?”
“Bodoh! Sihir Ramalan tidak memiliki kekuatan serang. Ini adalah kekuatan elemen untuk menelusuri masa depan yang dikembangkan penyihir wanita manusia, separuh operasinya bergantung pada bola kristal. Menyebutnya sebagai standar sihir hanya ikut-ikutan. Mantra tanpa kekuatan serang ini sama seperti lagu perang kalian, sepenuhnya bentuk lain kekuatan elemen. Sihir itu kaku, mantra tanpa serangan ini lentur. Ini sama sekali tak terkait tiga aliran Saint, mana mungkin bertabrakan?” Lunna mengejek keras kebodohan Liu Zhenhan yang berani pamer pengetahuan elemen di depan Naga Peri.
Malangnya Lao Liu yang bergelar Saint tapi buta sihir, hanya bisa terdiam dicemooh tanpa bisa membalas.
"Apakah Puskás menitipkan Biarawati kecil Jeanne d'Arc secara misterius kepadaku karena meramalkan sesuatu lagi?" Santo Buta Hukum ini kembali dirundung kegelisahan oleh perkataan Naga Peri Lenna.
"Lenna..." Ibu Naga Pelangi di sampingnya menggerakkan jakunnya, menelan ludah dengan susah payah, "Jangan dengarkan omong kosong bocah ini! Dia mustahil Santo! Kemampuannya bangkit cepat dari efek 'Aura Naga' pasti karena konstitusi tubuhnya yang khusus!"
"Pintar! Sudah kubilang, aku punya Kekuatan Naga-Gajah." Liu Zhenhan mengusap dadanya sambil mengeluh, "Kau selalu anggap itu bohong ya?"
"Kau punya Kekuatan Naga? Jangan-jangan kau Naga berbentuk manusia level empat yang disegel jadi Bimon?" Mulut Ibu Naga Pelanga terbentuk seperti huruf "" yang ambigu, seolah ditusuk pisang tak kasat mata.
"Demi Dewa Naga!" Naga Peri Lenna berbisik penuh hormat.
Liu Zhenhan dan Murinio saling memutar mata. Menurut mereka, pasangan Kota Naga ini benar-benar menyia-nyiakan imajinasi fantastisnya dengan tidak menulis novel ksatria.
"Atau mungkin kau keturunan Keluarga Emas?" Ibu Naga Pelangi kembali menebak tanpa dasar: "Tapi menurut kabar, Pendeta Naga Kochis berambut hitam dengan mata gelap, sedangkan kau berambut emas..."
“Ibu, apakah kau tidak menyadari, hidungnya sama sekali tidak mirip Pigge! Malah seperti manusia! Bisa jadi dia memang keturunan Keluarga Emas!” Naga Peri Lunna berseru seolah menemukan benua baru.
Jika memiliki garis keturunan bangsa naga, kekebalan terhadap "Aura Naga" bisa bertahan sekitar satu menit. Keluarga Emas pernah menjalani pengakuan darah oleh Naga Suci, sehingga dianggap memiliki darah naga. Pigge ini tampaknya sama sekali tidak mengalami efek pusing pasca terpapar, membuat spekulasi Naga Pelangi Ibu memiliki dasar teori yang kuat.
“Ha?” Liu Zhenhan dan Murinio terpana mendengarnya. Lao Liu terus mengusap-usap hidungnya yang tumbuh subur.
“Kau ini siapa sebenarnya?” Naga Pelangi Ibu mengerutkan alisnya, menatap tajam Liu Zhenhan dengan sorotan mata yang membara.
Di benak kecil Liu Zhenhan berputar cepat: Jika Bangsa Iblis menyerbu, dua Kota Naga akan mengirimkan sejumlah naga biasa untuk ikut perang sebagai Kendaraan Tunggangan para ksatria... Naga sungguhan, jauh lebih praktis daripada dua istri Naga Peri-nya...
“Ternyata kau bisa menebaknya.” Senyum getir mengambang di sudut mulut Liu Zhenhan. Wajah Pigge yang menunduk itu diselimuti kepahitan samar.
“Apakah kau benar-benar keturunan Tuan Kochis?” Murinio hampir melompat, sekelompok Bimon di tribun penonton menahan napas, bagaikan patung tanah menunggu hasil.
“Ayahku adalah...” Liu Zhenhan menarik napas dalam, menengadah dengan sudut mata berkilau air mata.
Udara sekitar tiba-tiba mencekam, ribuan telinga berdiri tegak seperti kincir angin.
“Siapa? Cepat katakan!” Naga Pelangi Ibu mendesak.
“Aston Villa.” Ekspresi Liu Zhenhan semakin melankolis.
Seketika Naga Pelangi terjatuh duduk di tanah, sementara Murinio masih bingung sebelum akhirnya tersedak hampir pingsan.
“Tidak mungkin!” Naga Peri Lunna menjerit: “Bagaimana mungkin keturunan Penari Embun Beku bukan seekor Naga?”
“Kenapa tidak mungkin?” Liu Zhenhan memutar matanya, menceritakan kembali kisah lama yang didengarnya dari Kepala Suku Andulan tentang skandal di Kota Naga, terutama kisah Naga Peri yang mengejar-ngejar Aston Villa, ditambah lamunan mesumnya sendiri hingga ludahnya berterbangan.
Pasangan naga dari Kota Naga itu terdiam membeku.
Naga biasa yang mencapai level empat dalam transformasi menjadi wujud manusia sudah dianggap luar biasa. Bagi naga yang sulit naik level, kekaguman terhadap naga level enam setara dengan status Imam Raja Langit di kalangan Bimon. Meski Naga Pelangi dan Naga Peri—dua bangsawan tertinggi bangsa naga—sangat angkuh, mereka tetap harus menghormati Aston Villa. Ini mirip dengan posisi Liu Zhenhan sebagai Tuan Tanah Pigge di kalangan Bimon: meski latar belakangnya tidak mulia, segalanya sudah sempurna. Dahulu, Aston Villa memang pernah dikagumi diam-diam oleh seorang Naga Peri muda—keturunan Naga Suci jarang menikah dengan naga berbentuk manusia biasa. "Jarang" di sini berarti Naga Pelangi dan Naga Peri masih mau menikah dengan naga epos level lima atau enam.
Mendengar Pendeta Pig ini menjelaskan detail Aston Villa seolah menghitung harta karun, pasangan suami-istri dari Kota Naga ini bingung mengekspresikan perasaan. Meski Daisy dan Ruoerna tahu, penjelasan mereka takkan sedetail ini!
"Aneh. Tadi kau bilang 'Penari Embun Beku' sudah tewas dikeroyok belasan Black Dragon Neraka. Jika kau anaknya, kenapa tidak menyelamatkannya?" Naga Peri Ruoerna mengerutkan alis, mengamati setiap perubahan ekspresi di wajah Richard.
"Aku punya banyak alasan yang tak bisa kusampaikan." Liu Zhenhan yang sudah kehabisan akal, langsung bermain misteri: "Percaya atau tidak, terserah kalian. Bagaimanapun, statusku sekarang adalah seorang Bimon."
Naga Pelangi dan Naga Peri tak bisa berkata-kata lagi.
BAB 227: BIG GOSSIP BANGSA NAGA
"Bisakah kita bicara empat mata?" Naga Pelangi Yi Bu mengerutkan alisnya sejenak, lalu berbisik pelan pada Liu Zhenhan.
"Baiklah." Liu Zhenhan memutar-matanya, menunjuk sudut di sebelah kanan ring Mahkota Emas: "Bagaimana kalau di sana?"
"Setuju." Naga Pelangi Yi Bu langsung melayang ke udara menggunakan "Teknik Terbang Naga Bawaan", menganggukkan kepala: "Ikut aku."
"Hehe..." Liu Zhenhan menyeringai, mengibaskan energi darahnya untuk mengangkat tubuhnya ke sudut itu.
Kemampuan Liu Zhenhan dalam aliran darah ini setara dengan manusia pemula yang baru bisa mencabut pedang. Menurut standar Penyihir Pedang, levelnya bahkan belum layak disebut pemula — baru bisa disebut Penyihir Pedang tingkat bayi.
Namun dalam pandangan pasangan Kota Naga ini, performa sang Pendeta Pigge adalah urusan lain sama sekali. Mereka menyaksikan pendeta Pigge yang mengaku sebagai keturunan bangsa naga ini tiba-tiba melesat vertikal ke atas, seolah memiliki teknik terbang naga, lalu diam di udara. Padahal sebelumnya mereka bertiga terbang berdampingan menuju dinding batu itu. Tak disangka, dia "whoosh!" melesat seperti kilat ke arah dinding batu itu dengan kecepatan yang jauh melampaui pasangan Kota Naga.
Saat kedua kakinya hampir menyentuh dinding batu, tiba-tiba dia menendang balik. Dentuman keras menggema dari tendangan ke dinding batu itu. Di udara, dia melakukan tiga salto sempurna sebelum mendarat mantap. Gerakannya begitu anggun dan gesit, memicu sorak-sorai gemuruh dari penonton. Hanya dengan atraksi ini saja, dia terlihat lebih naga daripada bangsa naga sendiri.
"Dasar tukang pamer," batin Naga Pelangi dan Naga Peri sambil menggerutu pelan.
Liu Zhenhan sendiri sampai berkeringat dingin dibuatnya oleh aksinya sendiri.
"Aku juga tiba-tiba dapat ide ini," sejak menggunakan kekuatan kontrol aliran darah untuk mengangkat Yitiao dalam bentuk manusia ke udara, Liu Zhenhan terus merencanakan apakah kekuatan ini juga bisa mengangkat dirinya sendiri. Hari ini dicoba, ternyata berhasil. Sayangnya kemampuan kontrol aliran darahnya masih sangat pemula, bisa melepaskan tapi tidak bisa menarik kembali, hanya bisa melempar tapi tidak bisa mengendalikan jalur gerakan di udara. Kekuatan aliran darah ini juga jauh melampaui perkiraan Lao Liu. Andai tidak cepat bereaksi, hampir saja kepalanya menabrak tembok batu seperti Wan Xiliang.
"Gerakan melayangmu sangat anggun, Richard." Naga Peri Lunna turun perlahan dari udara, memuji Liu Zhenhan sampai membuat wajah Lao Liu memerah.
"Terima kasih atas pujianmu." Mata Liu Zhenhan melirik ke arah para Bimon di tribun penonton dan Imam Utama Angsa di atas podium yang sedang menatap ke sini, lalu beralih ke pasangan naga itu: "Mengapa kalian berdua membawaku ke sini dengan sembunyi-sembunyi seperti ini?"
"Begini..." Naga Pelangi Yi Bu menggesekkan tangannya, gugup dan terbata-bata lama tanpa bisa mengeluarkan kalimat utuh, terlihat sangat sulit baginya.
“Biarkan aku yang menjelaskan.” Naga Peri Lunna melototi suaminya, RAMAS mengambil alih pembicaraan: "Richard, kisah tentang Aston Villa yang kau ceritakan sangat mengejutkan kami, bahkan beberapa anekdotnya belum pernah kami dengar. Selain itu, keakuratanmu dalam menyebut nama-nama anggota bangsa naga memberi kami alasan kuat untuk percaya bahwa kau pasti memiliki hubungan erat dengan Naga Es Aston Villa. Tapi... statusmu sebagai putranya masih perlu diperdebatkan."
"Apakah kalian butuh bukti fisik baru percaya?" Mata Liu Zhenhan berkedip licik. Ia mempertimbangkan untuk menyuruh Helen menggunakan formasi teleportasi plat baja dalam cincin kembali ke Feilengcui meminta barang peninggalan dulu dari Kepala suku Andulan.
"Maaf, bahkan dengan bukti fisik pun tak bisa membuktikan kau adalah putra Aston Villa." Perkataan Naga Peri Lunna membuat Liu Zhenhan terkulai lesu.
"Jangan putus asa. Setidaknya kami sudah mempercayai sebagian besar ceritamu. Awalnya aku meragukan klaimmu tentang kedatangan Black Dragon Neraka ke permukaan, tapi kini kami mulai yakin. Jika keberadaan Black Dragon Neraka di permukaan terbukti, kami tak akan lagi meragukan sepatah katamu pun." Naga Peri Lunna menatap Liu Zhenhan dengan saksama.
“Memang benar, tentang hal ini, aku tidak perlu berbohong pada kalian.” Hati Liu Zhenhan dipenuhi sukacita, mulai merencanakan cara mengajukan permintaan agar naga biasa menjadi kendaraan tunggangannya.
“Richard, berdasarkan fisik, kekuatan, dan gelombang elemen sihir dalam tubuhmu, sejujurnya kami berdua sudah mempercayai perkataanmu.” Ibu, Naga Pelangi yang selama ini diam akhirnya berbicara dengan nada berat: “Jika kamu bukan keturunan 'Penari Embun Beku', jika bukan karena didikan Aston Villa yang dijuluki jenius pertempuran nomor satu bangsa naga, aku takkan percaya kamu bisa mencapai level setinggi ini dalam hal kekuatan, fisik, dan gelombang elemen sihir.”
Dasar kau cuma mencari-cari alasan untuk kegagalanmu. Liu Zhenhan dalam hati menertawakan.
“Tapi sekalipun hal ini benar, Kota Naga kami tidak akan pernah mengakuinya, tidak akan mengakui identitasmu.” Lena, Naga Peri menambahkan.
“Apa maksudnya?” Mata Liu Zhenhan melotot, wajahnya memancarkan aura mengerikan. Jika setelah berakting panjang lebar tidak mendapat keuntungan, ngomong nggak jelas buat apa!
“Dengar aku! Mengingat hubungan intimmu dengan Aston Villa sudah pasti, ditambah hubunganmu dengan Daisy dan Ruoerna...” Naga Peri Lunna melirik sekeliling, melanjutkan: “...Meskipun Aston Villa adalah kebanggaan seluruh bangsa naga kami, tindakannya yang seperti ini tetap tidak bisa diterima secara terbuka oleh Kota Naga, sekalipun kami sangat toleran. Mungkin kau tidak tahu... Di Kota Naga Chenxing dan Kota Naga Pelangi, ada banyak keturunan bangsa naga sepertimu - hasil pernikahan naga humanoid dengan ras beradab, yang kami sebut manusia naga. Ini adalah rahasia terbesar Kota Naga.”
“Apa?!” Liu Zhenhan berteriak histeris, gemanya menggema di seluruh arena.
Dia benar-benar tidak pernah bermimpi akan mendengar kabar mengejutkan ini - manusia naga? Keturunan naga humanoid dengan ras beradab? Ini jenis masalah apa sebenarnya?
“Pelankan suaramu!” Naga Pelangi Ibu berkata dengan malu-marah pada Liu Zhenhan: “Kau ingin seluruh dunia tahu tentang ini?”
“Maaf! Maaf!” Liu Zhenhan buru-buru meminta maaf, mengusap keringat di dahinya dengan punggung tangan.
“Kau adalah pemuda yang paling dihargai oleh Master Puskash, dan memiliki hubungan rumit dengan idola bangsa naga kami, Aston Villa. Aku akan bicara terus terang.” Naga Pelangi Yibo membersihkan tenggorokannya dua kali, menjilat bibir: "Di seluruh benua ada pepatah 'naga pada dasarnya bejat'. Ini bukan sepenuhnya omong kosong. Banyak monster Naga Sekunder di Benua Aigean menjadi buktinya. Dalam sejarah benua, banyak kisah naga besar yang merampas putri manusia cantik dan menyembunyikannya di sarang naga - ini bukan hanya karangan penulis bosan. Setidaknya hingga 3000 tahun lalu, kondisi seperti ini memang ada..."
Liu Zhenhan berusaha mati-matian menahan tawa, dadanya sakit menahan tekanan. Sejak dulu dia heran: para naga ini mesum sampai tak berprinsip. Mereka bahkan berhubungan dengan monster, tapi kenapa tidak dengan Bimon? Manusia? Elf? Dulu dia pernah bertanya pada Daisy dan Ruoerna, tapi dua Naga Peri ini selalu menghindari topik "sifat asli naga yang bejat". Sekarang baru tahu ternyata ada rahasia besar tersembunyi.
Ya Kampas! Biarkan gosip datang lebih dahsyat lagi! Liu Zhenhan ingin menjerit ke langit.
“Ini adalah skandal terbesar dalam sejarah bangsa naga kami.” Ekspresi Naga Peri Lunna terlihat sangat canggung: “Jika naga muda yang belum berpengalaman masih bisa dimaklumi, tapi naga berbentuk manusia level empat ke atas juga tidak luput dari kebiasaan ini. Naga-naga berbentuk manusia ini sangat tertarik pada gadis cantik dan pemuda tampan. Meski memiliki wujud manusia yang tetap, mereka bisa berubah menjadi lebih rupawan. Jadi jika mereka bermain-main di dunia manusia, pasti akan meninggalkan keturunan haram.”
Liu Zhenhan terdiam. Meski menguras seluruh isi kepalanya, dia benar-benar tidak bisa menemukan kata-kata yang pantas untuk merespons. Naga biasa tentu hanya bisa melampiaskan nafsu pada monster besar, ukuran tubuh mereka yang raksasa bahkan terlalu berat untuk raksasa awan sekalipun. Tapi naga berbentuk manusia berbeda, ukuran mereka persis seperti manusia biasa, jadi bisa berbuat semaunya. Bagaimana Liu harus memberikan tanggapan? Apalagi identitas palsunya saat ini juga adalah produk sampingan dari perbuatan brengsek semacam ini.
“Dua Kota Naga sebenarnya hanya membersihkan kotoran para naga brengsek ini!” Naga Pelangi Yibu mengatupkan giginya: “Para naga brengsek ini setelah membuat keturunan haram, bahkan tanpa malu memberitahu kami. Kami harus bersusah payah membawa anak-anak itu kembali ke Kota Naga dan membesarkan mereka. Para naga brengsek ini benar-benar tidak punya hati, sama sekali tidak mengerti kesulitan Kota Naga! Sungguh mereka telah menghancurkan kami!”
“Kenapa?” Liu Zhenhan memilih kata-kata dengan hati-hati, yakin tidak ada yang terluapkan: “Contohnya... seperti aku ini, bukankah hidupku baik-baik saja? Ayahku juga tidak meninggalkanku!”
“Integritas Aston Villa tidak perlu diragukan.” Naga Peri Lunna mengangguk serius: “Secara pribadi aku masih percaya cinta sejati antar ras berbeda. Dulu, pertama kali mendengar legenda Galaksi Hesperus, aku sampai menangis terharu.”
Wanita, sentimentalisme adalah ciri khasmu. Liu Zhenhan mengeluarkan tawa teredam seperti suara mesin traktor yang overheating.
Legenda Galaksi Hesperus sudah lama didengar Liu Zhenhan. Seorang Bimon berkepala banteng dan Naga Peri menjalin cinta, membuat Dewa Naga Hesperus murka. Mereka dipisahkan paksa, bahkan digariskan galaksi di langit sebagai penghalang.
Dongeng tak masuk akal semacam ini laku di mana-mana. Liu Zhenhan merenung, legenda ini mirip cerita rakyat Tionghoa tentang penggembala sapi dan gadis penenun yang bertemu di jembatan burung. Ternyata pola Lamunan mesum meski pindah tingkat dimensi, tetap itu-itu saja gayanya.
“Apa yang lucu! Aku serius.” Naga Peri Lunna memandang tak senang ke Liu Zhenhan.
“Maaf maaf!” Liu Zhenhan menahan tawa sekuat tenaga, buru-buru mengalihkan topik: “Bukankah tugas Kota Naga menjaga Makam Naga? Kenapa ikut campur urusan kotor? Biarkan saja ras naga ini punah sendiri di daratan!”
"Bagus?" Nada suara Naga Peri Lunna naik satu oktaf: "Bagus di mana? Lihat dirimu! Tahukah kamu betapa kuatnya dirimu? Tahukah kamu bahwa tinggal di antara bangsa Bimon biasa, kamu menjadi ancaman besar bagi masyarakat? Meski aku percaya darah mulia Aston Villa takkan melahirkan keturunan jahat, tapi bagaimana dengan naga lain? Bagaimana jika keturunan manusia naga mereka berbuat kejahatan? Jangan lupa, keturunan naga biasa dengan monster - yaitu monster Naga Sekunder - saja sudah sangat mengerikan di seluruh Benua Aigean! Manusia naga adalah kristal kehidupan dari naga berwujud manusia dengan makhluk cerdas, memiliki fisik yang mengerikan dan bakat sihir yang luar biasa, yang paling berbahaya adalah kecerdasan manusia naga yang 100 kali lebih pintar dari monster Naga Sekunder! Secara penampilan, manusia naga takkan bisa dibedakan di kerumunan. Jika mereka berbuat jahat, makhluk cerdas biasa mana yang bisa menahan?"
"Jangan lupa, keturunan Naga Suci memikul tanggung jawab besar menjaga keseimbangan Benua Aigean. Jika bencana manusia di benua ini disebabkan oleh bangsa naga, ini adalah hal yang takkan pernah kami maafkan pada diri sendiri," Naga Pelangi Ibu menambahkan: "Sebenarnya aku pribadi sangat curiga, para penjahat besar dalam epos benua atau pahlawan terkenal itu, sangat mungkin adalah manusia naga - keturunan naga yang terlewat oleh Kota Naga dan tertinggal di dunia manusia."
"Obisilachi! Dia benar-benar narsis." Lao Liu mencebikkan bibir, menunjukkan sikap merendahkan terhadap omong kosong Naga Pelangi itu. Meskipun naga itu kuat, tapi seorang ahli sihir manusia sebenarnya sudah cukup untuk menghadapinya. Apalagi jika itu Master Puskash yang berlevel Santo, sama sekali tidak ada keraguan. Setiap ras memiliki kelebihan masing-masing. Pernyataan Ibu yang terus-menerus memuja-muji bangsa naga ini adalah bentuk chauvinisme naga murni. Ditambah lagi dengan sikap dogmatis dan kaku dari Ibrahimovic ini, Liu Zhenhan secara diam-diam telah mencap pria tampan bangsa naga ini sebagai "kaum kiri".
"Jangan bersikap meremehkan seperti itu, kamu sendiri adalah contoh terbaik. Lihatlah betapa suksesnya kamu di antara para Bimon." Ibu sang Naga Pelangi memandang Liu Zhenhan dengan sikap jumawa, membuat Lao Liu tertegun. Lao Liu sama sekali tidak menyangka bahwa di waktu dan tempat yang salah, dirinya justru menjadi bukti kuat yang digunakan pria tampan bangsa naga ini untuk membenarkan pandangan kelirunya.
"Zaman berkembang, pemikiran juga maju. Hal konyol seperti ini hanya populer tiga ribu tahun lalu. Sekarang konsep para naga di Benua Aigean sudah semakin rasional. Setidaknya kamu pasti belum pernah dengar ada monster Naga Sekunder jenis baru yang lahir, bukan?" Naga Peri Lunna menatap Liu Zhenhan: "Tapi, dengan terang-terangan kamu mengklaim ayahmu adalah Aston Villa di depan umum, meskipun itu benar adanya, Kota Naga kami tetap tidak akan mengakuinya."
“Aku tidak meminta pengakuan kalian. Aku hanya berpikir, setidaknya kita punya sedikit ikatan. Jika invasi Bangsa Iblis dimulai, bisakah kita bersatu demi kepentingan bersama?” Liu Zhenhan dengan muka tebal mengajukan permintaan besar: "Bukankah kalian akan meminjamkan sementara 20 naga biasa untuk ksatria manusia sebagai tunggangan? Daripada membantu pihak lain, lebih baik berikan setengahnya padaku! Aku pun banyak prajurit gagah, ini kesempatan bagus untuk memenuhi Sepuluh Ksatria Naga di bawah komandanku."
BAB DUA RATUS DUA PULUH DELAPAN: Pasukan Penyihir Masa Depan Feilengcui
“Impinmu tinggi sekali!” Pasangan dari Kota Naga itu setengah marah setengah geli: “Di Pertempuran Hyjal, bahkan di puncak kejayaannya manusia hanya punya Sepuluh Ksatria Naga. Sekarang kau sendirian ingin mengumpulkan sebanyak itu? Bukankah ini keserakahan yang keterlaluan? Lagipula, celah dimensi di Dataran Carimodo paling kompleks. Jika Bangsa Iblis menyerang, sanalah medan perang utama. Celah ruang-waktu di Hutan Salib Selatan dan Pegunungan Bering jumlahnya terbatas.”
“Tapi medan perang utama di era Perang Dewa dan Iblis adalah Dataran Liar Donau!” Liu Zhenhan membantah dengan licik.
“Itu terjadi karena kebetulan berbagai kondisi yang memaksa kedua pihak bertempur terakhir di sini! Bukan karena Bangsa Iblis langsung lari ke Dataran Liar Donau sejak awal.” Naga Pelangi Ibu menghela napas: “Karena rahasia terpenting sudah kuungkapkan, ada satu skandal besar yang akan kusampaikan padamu. Tahukah kamu mengapa dua Kota Naga kami, Chenxing dan Pelangi, kali ini ikut serta dalam perang?”
“Untuk menjaga stabilitas dan kemakmuran seluruh benua.” Liu Zhenhan berkata dengan penuh semangat kebenaran.
“Ada faktor itu juga.” Naga Pelangi Ibu mengangguk dengan serius.
“Kau benar-benar tidak tahu malu.” Liu Zhenhan menggaruk lengannya, merasa bulu kuduknya merinding.
Naga Peri Lerna tertawa terbahak-bahak hingga tubuhnya bergoyang-goyang.
“Sepuluh ribu tahun lalu, ada empat Makam Naga. Semua naga tua akan memilih salah satu dari empat makam ini untuk mengakhiri hidupnya. Dua makam terbesar berada di Kota Naga Chenxing dan Kota Naga Pelangi, sementara dua lainnya yang lebih kecil terletak di ujung utara Benua Aigean. Saat menjarah Benua Aigean, Bangsa Iblis menggali dua makam naga yang tidak dijaga oleh kota naga itu, menyapu bersih lebih dari dua ratus kerangka naga di dalamnya. Ini aib memalukan bagi seluruh bangsa naga! Tapi sebelum dua kota naga kami membalas, mereka sudah kabur.” Naga Pelangi Ibu berkata dengan geram: “Kali ini kami datang untuk membalas dendam!”
“Hah!” Liu Zhenhan benar-benar terkejut. Di Makam Naga, selalu ada hantu naga raksasa yang semasa hidupnya bertekad bulat berubah menjadi penjaga makam, melindungi keamanan Makam Naga. Bahkan ada naga zombie dan Lich Naga yang lebih kuat yang menjaga seluruh kompleks makam. Semua naga undead ini bukan lawan yang bisa diremehkan. Untuk apa Bangsa Iblis mengeluarkan biaya besar secara tak masuk akal hanya untuk merampas semua kerangka ini?
Masak sup untuk nenek? Minum semangkuk kampung halaman?
“Keraguanmu juga keraguan kami. Meskipun kami belum pernah melihat ilmu gelap dan ilmu mayat hidup Bangsa Iblis, untungnya penyihir manusia yang cerdas justru berhasil mengembangkan ilmu sihir mayat hidup berdasarkan dua ilmu rahasia Bangsa Iblis ini. Selama bertahun-tahun, internal Kota Naga sepakat bahwa Bangsa Iblis kemungkinan besar menggunakan dua ilmu andalan mereka untuk menyusun senjata perang dari tulang-belulang naga, persis seperti cara mereka menciptakan prajurit jarak dekat kuat bernama Prajurit Kebencian dari mayat.” Naga Peri Lennia melihat jelas isi hati Richard ini.
Prajurit Kebencian pernah menjadi pasukan Bangsa Iblis yang paling merusak di seluruh Benua Aigean. Makhluk raksasa ini murni terbuat dari potongan mayat yang dimutilasi dan ilmu hitam bangsa iblis, tubuhnya yang mengalirkan nanah dan darah berbau wabah menjijikkan namun memiliki kekuatan luar biasa. Tanpa kesadaran atau pikiran, mereka hanya tahu membantai, menggunakan sabit dan kait besi untuk menyobek lawan lalu memangsanya. Setiap mayat yang dimangsa bisa menyembuhkan luka mereka, menjadikannya mesin perang sempurna. Hanya raksasa dan prajurit Elephanten yang berpostur sama besar yang mampu menghadapinya.
"Semoga perkiraan kita salah. Jika benar, konsekuensinya tak terbayangkan." Naga Pelangi Yibu memutar matanya, "Saat ini total naga di Benua Aigean mungkin tak sampai 200 ekor. Beberapa masih bersembunyi di kastil naga Pegunungan 100.000 Li, mengasingkan diri dari dunia. Hanya 17 naga yang masih berhubungan dengan dua Kota Naga besar. Naga biasa lainnya belum tentu mau mendengarkan kita."
"Haha!" Liu Zhenhan bersiul, "Ini bakal heboh! 200 kerangka naga diubah jadi 200 Naga Tulang tak berakal yang hidup untuk perang dan pembantaian. Dewa Perang sebagai saksi!"
"Jangan terlalu pesimis. Jika benar terjadi, kupikir naga-naga bijak tak akan tinggal diam." Naga Peri Lenna berkata lemah, entah untuk menghibur orang lain atau dirinya sendiri.
"Liu Zhenhan hanya bisa tersenyum getir. Makhluk abadi murni tanpa kesadaran memang sangat merepotkan. Mereka kebal terhadap sihir mental, bahkan 'Tarian Kekacauan Surgawi' dari Kupu-kupu Gabriel pun tak mempan. Ini berbeda dengan roh cincin dalam 'Cincin Tuan Tanah Kematian' - meskipun roh cincin juga makhluk abadi, mereka masih menyimpan kesadaran dan pikiran. Makhluk abadi di Benua Aigean adalah produk alami yang masih menyisakan sedikit memori kehidupan sebelumnya, tidak seperti bangsa iblis yang menciptakannya langsung dari tulang belulang."
"Benua Aigean sangat luas. Saya yakin makhluk tingkat super berintelegensi tinggi lainnya seperti Phoenix dan Unicorn juga tak akan tinggal diam." Naga Pelangi Ibu tampak cukup optimis.
"Awalnya kukira situasinya baik-baik saja, tapi setelah dengar penjelasan kalian, hatiku jadi was-was." Liu Zhenhan bergumam, "Meski naga tengkorak buatan bangsa iblis ini tak segesit naga sejati, tapi dua lawan satu tetap bisa, kan? Tak perlu banyak-banyak, jika Dataran Liar Donau kedatangan 20-30 ekor naga tengkorak, Kerajaan Bimeng pasti hancur. Kalian tak boleh pilih kasih - dari 17 ekor naga, setidaknya berikan aku 3-5 ekor sebagai kendaraan tunggangan!"
“Tidak bisa, ini adalah keputusan kolektif Kota Naga. Bagaimana mungkin kami berdua menyetujuimu.” Naga Pelangi Ibu tersenyum: “Aku bisa kasih bocoran dulu. Awalnya, Kota Naga berencana jika situasi perang di Dataran Liar Donau memburuk, akan mengerahkan kaum drakonid untuk berperang. Tapi ada syarat: harus melihat perkembangan perang dulu. Kota Naga tidak ingin membeberkan rahasia drakonid kecuali terpaksa. Bagaimanapun, kemunculan para praktisi Kemampuan Ganda Sihir dan Tempur yang bisa mengeluarkan sihir tingkat tinggi secara instan sekaligus ahli ilmu bela diri, akan mencurigakan siapapun jenderal Bimon yang memimpin mereka. Sekali ada kebocoran, aib ini akan terbongkar.”
“Apa aibnya? Memalukan bagaimana?” Liu Zhenhan mendengus dingin.
Ucapan ini cocok dengan identitas palsu Lao Liu saat ini. Pasangan naga itu saling bertukar senyum, mengangkat alis.
“Dengan kehadiranmu, segalanya lebih mudah. Selama kau tidak bocorkan rahasia drakonid ini akan tetap aman.” Naga Peri Lena berhenti tertawa, menatap serius Liu Zhenhan: “Katakan Richard, sebagai keturunan darah naga, bisakah kau berdiri di pihak seluruh bangsa naga dan memberikan jawaban pasti?”
"Tentu saja, saya benar-benar bisa menjamin tidak akan membocorkan rahasia ini." Liu Zhenhan berusaha menahan detak jantungnya yang berdegup "beng beng", langsung menyetujui. Ras manusia naga merupakan bentuk lain dari Naga Sekunder, juga mampu mengeluarkan mantra senior secara instan. Dengan kecerdasan tinggi yang mereka miliki, seharusnya mereka bisa mempelajari sihir. Meski harus mengikuti hukum alam bertahap, bagaimanapun juga mereka seharusnya tidak kalah dari seorang Magister Senior! Apalagi mereka juga punya ilmu bela diri mumpuni! Hebat!
"Jangan senang dulu." Naga Peri Luna memandangi Liu Zhenhan dengan mata indahnya yang berkilauan seperti bintang, membuat Lao Liu merinding.
"Manusia naga berbeda dengan monster Naga Sekunder. Orang tua manusia naga salah satunya berasal dari ras beradab dengan fisik relatif lemah, bukan monster. Karena itu, jangan berharap resistensi magis dan fisik manusia naga sekuat monster Naga Sekunder, jumlah mantra senior yang bisa dikeluarkan instan juga tidak sebanyak mereka. Kekuatan manusia naga relatif terhadap Bimon atau manusia. Sebenarnya di mata bangsa naga, manusia naga ini masih cukup rapuh." Ibu Naga Pelangi berkata serius: "Sepertimu, saya perkirakan sebagian besar adalah pertolongan takdir di kemudian hari. Tadi saya dengar kau juga Elf Asing, tapi jangan berharap manusia naga lain sepertimu. Serahkan mereka padamu, saya harap kau memperlakukan mereka sebagai Penyihir, bukan prajurit."
“Aku akan menjaganya seperti mutiara di mulut yang takut meleleh, ditimang di tangan khawatir terjatuh.” Liu Zhenhan langsung memberi hormat ala Jenderal Patton dengan menempelkan tangan di dahi: “Bagaimana menurut kalian?”
“Wah, ayah kandung pun belum tentu segitu perhatiannya.” Naga Pelangi Ibu tertawa.
“Tidak perlu berlebihan seperti itu.” Naga Peri Lunna juga tersenyum.
“Kalau begitu setelah pulang segera suruh mereka melapor ke Feilengcui! Total berapa ribu orang? Akan kusiapkan akomodasi dan pengenalan geografi.” Liu Zhenhan menjilat bibirnya, jakunnya bergerak naik-turun cepat sambil menelan ludah.
“Apa? Apa?” Naga Peri Lunna terbelalak memandang Liu Zhenhan: “Richard, aku tidak salah dengar? Ribuan manusia naga? Kau kira kemampuan reproduksi bangsa naga seperti hewan Luo Sha?”
“Lalu berapa jumlah manusia naga kalian?” Liu Zhenhan memutar matanya sambil mengacungkan satu jari: “Bisa memenuhi satu resimen?”
Naga Pelangi dan Naga Peri menggelengkan kepala keras-keras.
“Bagaimana dengan lima batalyon?” Harapan tipis masih tersisa di wajah Liu Zhenhan.
Kedua naga itu tetap menggeleng.
“Setidaknya tiga ratus orang ada kan?” Liu Zhenhan tertawa getir, menghibur diri sendiri, tiga ratus penyihir juga sudah lumayan.
“Dua Kota Naga besar jika digabungkan total populasi manusia naga kurang lebih sekitar enam ratus orang.” Naga Pelangi Yibu berkata: “Sekarang bangsa naga kami sudah bertobat, perbuatan mesum seperti dulu sudah sangat jarang. Manusia naga saat ini hampir seluruhnya merupakan keturunan dari manusia naga yang diadopsi Kota Naga antara sepuluh ribu hingga tiga ribu tahun silam. Dari jumlah tersebut, manusia naga dewasa kira-kira ada empat ratus orang.”
“Anak-anak juga bisa mengeluarkan mantra instan! Orang tua pun bisa! Yang penting bisa dipakai sebagai penyihir!” Liu Zhenhan ngotot: “Serahkan semuanya padaku! Aku jamin hidup mereka bakal mewah!”
“Ngibul! Manusia naga juga punya umur panjang. Yang kumaksud dengan manusia naga dewasa sudah termasuk para lansia yang kamu sebut. Masa pertumbuhan anak manusia naga sangat lama, butuh lebih dari seratus tahun. Mantra instan itu omong kosong, mantra manusia naga fase anak-anak paling cuma bisa buat menggelitik musuh, jangan dipermalukan.” Naga Pelangi Yibu menggelengkan kepala: “Kami juga tidak mungkin menyerahkan semua manusia naga padamu, harus menyisakan separuh untuk merawat orang tua, wanita, dan anak-anak, plus sebagian lagi untuk urusan harian Kota Naga Pelangi dan Kota Naga Chenxing. Jadi dari empat ratus manusia naga dewasa, maksimal hanya bisa dialokasikan seratus lima puluh orang untukmu...”
“……Jangan kau bicara!” Ibu menunjuk Liu Zhenhan yang hendak membantah: “Ini sudah kuberi keringanan melihat kemenanganmu atasku, mempertimbangkan hubungan Puskás dan ayahmu, serta Daisy. Secara sepihak kutambah 50 orang untukmu, padahal kuota resmi Kota Naga hanya 100 orang.”
“Ini terlalu sedikit, sial...” Liu Zhenhan mengeluh: “150 manusia naga ini buat apa! Minimal 300 orang! Atau 250 juga boleh!”
“Dasar dua lima? Kau ini benar-benar, apa kau anggap kami bodoh?” Naga Peri Lunna tertawa: “Sebuah kekuatan militer manusia, bahkan jika mengerahkan semua magang sihir di seluruh negeri, takkan mencapai 100 penyihir. Kau dapat 150 manusia naga sekaligus, masih kurang? Tahukah kau, kualitas mereka jauh melebihi penyihir manusia? Meski jumlah mantra spontan manusia naga tak sebanding monster Naga Sekunder, mereka masih bisa mengeluarkan 2-3 mantra tinggi sekaligus. Bukankah ini lebih hebat dari Magister Senior biasa?”
“Payah! Dulu aku punya Monster Perang Komodo yang bisa melontarkan 50-60 mantra spontan sekaligus!” Liu Zhenhan menggelengkan kepala keras-keras.
“Jangan bandingkan Monster Perang Komodo dwi-unsur dengan manusia naga!” Naga Pelangi Ibu kesal setengah mati: “Jika manusia naga bisa mengeluarkan lima puluh hingga enam puluh mantra tinggi secara instan, mereka seharusnya keturunan naga sejati dengan naga, bukan hasil perkawinan naga dengan makhluk cerdas berfisik lemah!”
“Semua manusia naga kami telah mempelajari sihir. Meski jumlah mantra spontannya sedikit, kebanyakan mencapai level penyihir menengah, bahkan ada yang mencapai level magister senior. Secara keseluruhan, kualitas mereka jauh lebih unggul daripada penyihir manusia.” Naga Peri Lunna tersenyum manis memandang Liu Zhenhan.
“Kukira mereka semua Magister Sihir.” Liu Zhenhan menyindir dengan nada sarkastik.
“Promosi sihir manusia naga sangat cepat, tapi hambatannya besar. Setelah mencapai level penyihir menengah, sulit naik lagi. Yang bisa jadi magister senior sangat langka.” Naga Pelangi Ibu menghela nafas: “Magister Sihir? Kalau sudah jadi Magister Sihir, bukankah mereka bisa bertahan melawan naga? Lalu apa bedanya dengan naga sejati?”
BAB 229: TIDAK ADA CINTA YANG TANPA ALASAN DI DUNIA INI
"Apalagi, kelompok manusia naga kami didominasi oleh keturunan naga dan elf sebesar 50%, 30% keturunan naga dan raksasa, serta 20% keturunan naga dengan Bimon dan manusia. Kami akan berusaha mengalokasikan manusia naga berdarah elf untukmu. Mereka adalah pemanah magis yang ulung, meski tak sebanding dengan 'Pemburu Bayangan'-mu yang naik kodok, tapi tetap lebih baik dari pemanah ulung biasa." Naga Peri Lunna menyambung pembicaraan.
"Hehe..." Liu Zhenhan tertawa mesum dengan ekspresi jorok. Kecantikan elf memang diakui secara universal. Selera estetika manusia naga dalam memilih pasangan patut diacungi jempol. Tapi hubungan antara Titan dan raksasa yang melahirkan manusia naga berdarah raksasa membuat Liu Zhenhan berpikir nakal — raksasa dewasa paling pendek pun tingginya tidak kurang dari 3 meter. Ini jelas tidak cocok dengan tinggi manusia naga yang sekitar 1,8-1,9 meter. Hanya gadis underage dari ras raksasa yang memiliki tinggi sekitar 1,8-1,9 meter, satu-satunya pilihan yang memungkinkan.
Gadis underage. Semakin Liu Zhenhan memikirkannya, semakin ingin ia tertawa. Ternyata manusia naga juga punya selera seperti ini. Sepertinya makhluk kuat cenderung memiliki preferensi yang sama.
Liu Zhenhan sebenarnya juga punya kecenderungan buruk seperti ini, tapi sengaja ditekan olehnya.
"Apa yang membuatmu begitu senang?" Naga Pelangi Yibu memutar matanya bertanya.
"Tidak apa-apa." Lao Liu mengusap air liur yang menetes deras: "Suruh mereka segera datang. Aku akan segera ke medan perang dan sangat membutuhkan tenaga."
"Jangan bermimpi!" Naga Peri Lunna berkata dengan sangat kesal: "Bangsa naga tidak pernah mencampuri urusan perang duniawi. Kami mengirim pasukan naga untuk melawan invasi dari dunia lain, bukan untuk memperluas wilayah Kerajaan Bimeng!"
"Bahas setelah kita kembali. Tunggu sekitar dua-tiga bulan dulu. Nanti akan kusuruh mereka berkumpul di tanah apanase Feilengcui-mu. Perjalanan dari Kota Naga ke sana melalui medan berat, perkiraanku butuh dua-tiga bulan dengan kecepatan santai. Saat itu kurasa perang kalian juga sudah selesai. Hehe..." Naga Pelangi Yibu tersenyum licik.
"Jangan! Suruh para manusia naga keturunan Elf ini segera datang, biar aku persiapkan perlengkapan untuk mereka. Wong mereka kan keturunan naga, pasti punya kekuatan lengan satu dua ribu pon. Aku mau siapkan panah kuat dari urat kutu purba raksasa untuk mereka!" Liu Zhenhan dengan wajah resmi: "Ini menyangkut pertahanan melawan bangsa iblis nanti. Harap kalian pertimbangkan matang-matang. Di wilayah kekuasaanku, semua senjata harus disesuaikan dengan postur tubuh, mencapai kesempurnaan ergonomis dan kesatuan manusia-senjata. Senjata adalah nyawa prajurit. Suruh mereka segera ke Feilengcui. Aku akan kirim surat merpati untuk mengatur semuanya."
"Pendapatmu masuk akal. Kami akan usahakan." Naga Pelangi dan Naga Peri juga mengangguk dengan wajah serius.
Kalau kalian tahu aku punya Kristal Malon berlimpah dan formasi teleportasi magis dalam jumlah besar, apa kalian akan menyebutku tidak bermoral? Liu Zhenhan tertawa dalam hati.
“Tidak ada hal lain lagi, kamu hanya perlu ingat untuk menjaga rahasia ini.” Naga Peri Lunna membalikkan kerah jubah Liu Zhenhan, menata mahkota kulit landak yang tergigit berbentuk perahu menjadi menara, lalu mengenakannya kembali dengan gerakan lembut dan mesra: "Aston Villa beruntung memiliki anak sepertimu. Sebenarnya kamu tampan, setelah hidungmu sembuh jangan lagi menyebut diri sebagai Pigge di depan orang. Aku malu mendengarnya."
"Uh-huh." Liu Zhenhan mengangguk sembari bingung, apa maksud naga peri ini? Mengapa berbicara seperti ini padaku?
Jangan-jangan karena aku tampan dan ingin merayuku? Begitu pikiran ini muncul, Liu Zhenhan langsung mengambil pose dingin alasan santo cinta, dalam hati girang bukan main. Matanya yang nakal terus melirik ke arah Naga Pelangi Yibu di sampingnya, khawatir tiba-tiba mendapat pukulan cemburu.
Tatapan Naga Pelangi Yibu juga terasa aneh, sama sekali tidak menunjukkan kecemburuan, malah terlihat sangat menikmati situasi ini. Lao Liu benar-benar bingung.
"Kenapa kalian memandangiku seperti ini?" Liu Zhenhan akhirnya tidak tahan bertanya.
"Haha..." Pasangan dari Kota Naga itu tertawa bersama.
"Dasar bocah, tahukah kamu siapa aku?" Naga Pelangi Yibu menunjuk hidungnya sendiri.
"Pecundang." Jawaban Lao Liu yang seperti petasan membuat Naga Pelangi itu hampir tersedak.
“Richard, tahukah kamu marga Daisy?” Naga Peri Ruoerna tertawa sambil memeluk lengannya.
“Zelatan.” Liu Zhenhan mengendus-endus: “Pertanyaan berlebihan, mana mungkin aku tak tahu nama istriku?”
“Aku juga bermarga Zelatan.” Ibu Naga Pelangi menunjuk hidungnya, menggeretakkan gigi ke arah Liu Zhenhan.
Lao Liu nyaris melompat, sikap santainya langsung lenyap. Keringat mengalir deras seperti Air Terjun Huangguoshu membasahi matanya yang kosong. Nyawa bangsa naga terlalu panjang, secara fisik pasangan naga ini terlihat baru 27-28 tahun, tapi...
“Master Puskash sudah memberitahu kami tentang hubunganmu dengan Daisy dan Ruoerna. Sejujurnya, kedatangan kami juga untuk mengujimu. Syukurlah kau tak mengecewakan, tapi dasar kau keterlaluan!” Ibu Naga Pelangi kesal mencolek perut Liu Zhenhan, membuat Lao Liu mengerang kesakitan.
“Bukan maksudku mengkritik, Richard.” Naga Peri Ruoerna juga menasehati: “Tanganmu terlalu kejam! Beberapa kali hampir saja kugunakan 'Jari Pembalik Elemen'! Kata-katamu menyebalkan bukan main! Perbuatanmu itu pantaskah disebut kesatria?”
“Iya iya iya.” Liu Zhenhan mengusap keringat deras di dahinya, terus mengiyakan. Dia tahu ibu mertuanya baru saja ketakutan setengah mati oleh Nedved dan Cui, bahkan terus-menerus dihina dengan sebutan idiot bego olehnya. Sekarang sudah waktunya karma datang.
“Tidak usah diingatkan! Lihat bagianku ini.” Sorot mata Naga Pelangi menatap ke bawah, di jubah selangkangannya masih tercetak bekas sepatu besar: “Sakit sekali! Brengsek kau ini! Tidak sadarkah aku sengaja menahan kekuatan selama ini? Kau malah tega menghajar sekeras ini! Angsa itu juga licik, berani mengadu tinju sampai sama-sama hancur, lalu menyerangku dengan sayap. Kalian semua kejam sekali, apa kalian tukang pukul bayaran dari geng bawah tanah?”
“Ibrahim!” Naga Peri melototi suaminya.
“Aku...” Liu Zhenhan gelisah menatap mertuanya, terus menggosok-gosokkan tangan. Tak disangkanya pertarungan tadi hampir melumpuhkan mertuanya sendiri. Bagaimana nanti jika Daisy tahu...
“Sudahlah. Di masa depan yang penuh kekacauan, setidaknya aku merasa tenang kalau Daisy mengikutimu. Sejujurnya, invasi Bangsa Iblis kali ini sama sekali tidak membuat Kota Naga percaya diri. Lebih dari separuh naga tetap tinggal di Kota Naga sebagai antisipasi. Untuk mempertahankan garis keturunan dan kekuatan pertahanan kota.” Naga Pelangi Yibu menghela napas pasrah, melepas benda mirip jam tangan bertatahkan permata dari pergelangan tangannya dan melemparkannya ke Liu Zhenhan: “Kami harus pergi. Segera kembalikan Daisy, buat apa pergi ke Daratan Timur? Kau pikir wilayah orang lain mudah dimasuki? Sungguh konyol!”
Liu Zhenhan membolak-balikkan benda mirip jam tangan itu sambil bergumam "hmm-hmm" asal-asalan.
Benda ini sangat mirip dengan gelang penunjuk astrolab yang dipakai Gatanie di pergelangan tangan. Rantai dari logam hitam berbintang, bagian tengahnya memiliki penutup kristal segi delapan. Di bawah penutup, dasar logam hitam berbintang itu dihiasi dua belas berlian api kecil seperti dua belas kobaran api. Sebuah mutiara darah berbentuk tetesan berputar mengelilingi seberkas api kecil. Dari segi nilai, pantas disebut sebagai karya bangsa naga.
“‘Gelang Waktu Dua Belas Jam’ ini sebenarnya bukan barang baru. Anggap saja sebagai hadiah pertemuan pertama, untukmu melihat waktu, sehingga tak perlu selalu membawa jam pasir.” Mertua Naga Peri memperlihatkan gelang serupa di lengannya yang putih mulus, hanya desainnya lebih ramping: “Setiap tengah hari tepat, arahkan gelang ini ke matahari, fokuskan cahaya ke kertas bertulisan, bakar kertas itu. Kami akan menerima pesanmu. Ingat, kabari kami segera setelah Daisy kembali.”
“Mengerti.” Liu Zhenhan merogoh dua mutiara hitam dari sakunya dan menyerahkannya ke Naga Peri Lun Na: “Bibi Lun Na, dua mutiara kerang ini jika direbus akan menghasilkan madu rasa jeruk emas, bagus untuk kecantikan. Ini hadiah pertemuanku untukmu.”
“Si binatang kecil ini ternyata masih punya hati.” Naga Peri tersenyum puas sambil memutar-mutar dua mutiara hitam bawah tanah di tangannya.
“Kami pergi. Setiap jam dua belas siang, kirimkan pesan api ke kami kalau ada keperluan.” Naga Pelangi Yi Fu menepuk bahu Liu Zhenhan.
“Tunggu... mungkin aku tidak seharusnya bertanya, tapi aku tetap ingin tahu, bagaimana kalian akan memberi penjelasan ke Kota Naga tentang Daisy dan Ruoerna nanti? Dan... kenapa kalian bisa begitu terbuka?” Liu Zhenhan hampir secara reflek menggenggam lengan mertuanya, sambil diam-diam mengamati ekspresi kedua orang tua istrinya.
“Masalah Kota Naga tidak terlalu serius, kalau ada Naga Pelangi yang datang, kamu tinggal pukul dia saja!” Naga Peri Lunna tak jelas apakah sedang memuji atau menyindir, berkata sambil tersenyum: “Kamu saja bisa mengalahkan ayah Daisy, apalagi para pemuda cupu itu. Kalau mereka kalah, pasti malu mengomel lagi. Nanti mereka bisa saja menikahi naga level empat, toh keturunan mereka tetap akan memiliki darah Naga Suci, entah jadi Naga Peri atau Naga Pelangi.”
“Mengapa kami bisa begitu terbuka...” Wajah Naga Pelangi Yibu sempat menampakkan kilasan lega sekaligus kepedihan: “...Kelak jika putrimu juga ternyata hanya menyukai sesama wanita, bahkan mengancam bunuh diri untuk membuktikan cintanya, barulah kau akan mengerti kenapa kami berdua bisa sebegitu terbuka hari ini.”
“Cih! Cih! Omong kosong apa itu!” Naga Peri Lunna terus menggerutu menyebut ucapan suaminya tolol, sambil berpegangan tangan menghilang di udara.
“Liu Zhenhan memegang sebuah ‘Gelang Jam Dua Belas Penanda Waktu’ di tangannya, berdiri di tempat dengan mulut ternganga. Mendengar asumsi ayah mertua, bayangan jika putrinya sendiri menjadi lesbian membuat deretan bulu kuduk berdiri rapat di punggungnya.
“Omong kosong!” Lao Liu meludah keras ke tanah: “Jika ini benar terjadi! Laozi lebih baik menikahkannya dengan babi daripada memenuhi keinginannya!”
BAB 230: MISTERI IDENTITAS
Saat Murinio dan Liu Zhenhan kembali ke tribun penonton utama, semua tatapan Bimon kepada Lao Liu menjadi penuh keanehan.
Kecuali kekaguman, segala jenis emosi tercampur dalam sorotan mata itu, menyapu tubuh Liu Zhenhan bergantian.
Pendeta wanita Elf Bulan segera membantu Imam Utama Angsa merawat luka, keakraban sikapnya membuat Liu Zhenhan mengerutkan bibir. Namun yang lebih kesal adalah mentor ular wanita cantik Cui Beixi yang tak menyembunyikan kecemburuan, dua bibir merahnya yang anggun melengkung seperti menara meriam tentara penjajah.
“Jangan melototi saya satu per satu, kalian bisa bicara langsung. Terus terang adalah sifat asli Bimon.” Liu Zhenhan merasakan keanehan dalam tatapan itu, matanya yang penuh sifat agresif menyapu wajah-wajah asing secara bergantian.
“Paduka Liu Zhenhan, saya merasa berkewajiban untuk bertanya... Apakah Anda... sebenarnya adalah anggota Suku Pig?” Tetua Wolff Kun Ding tua Redknapp yang pertama kali melontarkan pertanyaan, tak bisa menahan diri untuk menginterogasi Liu Zhenhan.
“Omong kosong.” Liu Zhenhan mengertakkan giginya mengeluarkan dua kata seperti petasan, melemparkannya dengan keras ke arah sesepuh Suku Serigala.
“Paduka Liu Zhenhan, Pertanyaan Yang Mulia Kun Ding sama sekali tidak bermaksud buruk, hanya sekedar konfirmasi.” Imam Agung Jubah Merah Bulat menyapu ekor berduri yang terseret di lantai, berbicara dengan tenang: “Mengenai masa lalu Anda, arsip resmi Kuil hampir kosong, riwayat hidup sepertinya sengaja mengaburkan asal-usul Anda. Dulu bisa diabaikan, tapi berdasarkan pernyataan Anda barusan bahwa Anda adalah Aston Villa...”
“Hahaha...” Imam Utama Angsa yang sedang menjalani perawatan di samping tiba-tiba tertawa terbahak dengan makna tersirat.
“Yang Mulia Jose tidak perlu merasa ini lucu, saya juga tahu itu mustahil.” Tetua Wolff Redknapp sendiri juga tersenyum: “Tapi Paduka juga perlu mengungkapkan identitas asli Anda. Sebenarnya kami secara pribadi selalu meragukan hidung Anda. Di antara bangsa Bimon, sangat jarang ada yang memiliki hidung berbentuk seperti ini. Secara teori, jika Anda benar anggota Suku Pig, ciri fisiologis hidung seharusnya mudah dikenali. Penampilan Anda sekarang cukup berbeda jauh dengan ras Pigge.”
“Keraguan ini sebenarnya juga telah lama menggelayut di hati saya.” Sang Raja juga mengangguk: "Meskipun penampilan fisik berbagai ras Bimon hampir sama, namun masing-masing memiliki ciri khas ras. Bahkan Suku Monyet, yaitu manusia, juga memiliki tulang ekor yang terdegradasi di bagian pantat mereka."
“Saya tidak mengerti mengapa Monyet dengan sukarela menghilangkan ekor mereka.” Tuan Mourinho tertawa sambil menjalani perawatan.
Kalimat ini memantik gelak tawa penuh kebanggaan yang saling memahami.
“Ekor cambuk kami bangsa Harimau bagaikan senjata baja, sungguh disayangkan jika tidak memiliki ekor.” Seorang jenderal Harimau dengan lambang legiun tertawa paling bangga.
“Dulu tidak terlalu memperhatikan, namun setelah direnungkan, hidung Paduka Liu Zhenhan memang menimbulkan kebingungan besar bagi saya, ciri rasnya terlalu samar.” Yang Mulia Paus mengerutkan alis Mao: “Saya rasa sudah saatnya Paduka Liu Zhenhan memberikan penjelasan.”
“Hidung Liu Zhenhan pernah terluka sebelumnya, alasan pastinya tidak diketahui. Sejak beberapa bulan terakhir, hidungnya perlahan menunjukkan tanda-tanda membaik, semakin tegas bentuknya!” Helen tanpa ragu maju ke depan: “Saya jamin dengan integritas pribadi, Liu Zhenhan pasti termasuk ras Bemon kita! Kemampuannya menjadi Pendeta, menjadi juru bicara mukjizat ilahi yang agung seperti Shaman Divine Comedy, sudah membuktikan segalanya! Grand Shaman Weian Yang Mulia Qidan dan mentorku Cui Beixi bisa menjadi saksi. Beliau adalah salah satu petinggi Kuil pertama yang mengenal Liu Zhenhan!”
“Jangan gugup, nona kecilku.” Sang Raja berbicara serius kepada Helen: “Kami sama sekali tidak beranggapan Liu Zhenhan adalah keturunan naga, pemikiran seperti itu sungguh menggelikan. Sudah pasti tak perlu diragukan lagi bahwa Shaman Divine Comedy adalah imam Bemon paling taat. Kami hanya penasaran ingin tahu, Paduka Liu Zhenhan berasal dari suku Bemon mana.”
“Ini…” Liu Zhenhan mengerutkan bibir, matanya berkedip-kedip cepat: “Yang Mulia, pasti semua sudah berdiskusi cukup lama, bagaimana pendapat kalian?”
“Tak perlu diragukan, Anda adalah seorang Bemon.” Suara Sang Raja tegas dan penuh wibawa.
“Tapi jangan sampai ternyata dari suku Monyet Bemon.” Imam Besar Wolff Quentin old Redknapp menyeringai dingin, menambahkan komentar kejam.
“Kepala suku terlalu banyak berpikir.” Liu Zhenhan mencibir sinis, menatap kepala suku manusia serigala sambil menunjuk hidungnya sendiri kata per kata: "Hidungku sebelumnya mengalami luka parah. Namun setelahnya, karena kebetulan nasib, aku menjadi seorang Elf Asing. Mungkin karena inilah terjadi sedikit perubahan pada ciri fisikku, tapi perubahan ini sepenuhnya masuk akal."
"Maksudmu, tuan akan tumbuh sepasang telinga runcing seperti Elf?" Redknapp tua bertanya dengan wajah datar.
"Mungkin iya, mungkin tidak. Suatu hari nanti mungkin aku juga akan menjadi kurus kering." Liu Zhenhan tersenyum tipis, lalu melantunkan sebuah puisi pendek dengan nada sangat khidmat:
"Wajah boleh berubah rupa~
Jantungku tetaplah hati Bimon~
Leluhur telah mengukir segalanya tentangku~
Dengan cap Bimon~
Darah yang mengalir di jantungku~
Bergemuruh suara Gunung Suci~
Meski terlahir di negeri asing takkan pernah berubah~
Jantung Bimon-ku~"
Kekuatan puisi ini setara dengan sihir level saint, yang langsung membuat semua Bimon terpaku. Kenyataan bahwa Shaman Divine Comedy yang terlihat kasar bisa langsung melantunkan puisi kecil penuh perasaan tulus tanpa berpikir panjang, benar-benar di luar dugaan semua orang. Mengingat kebanyakan orang pernah melihat shaman ini bertelanjang lengan dengan bulu dada tebal ala algojo yang selalu mencari masalah, menghubungkan frasa negatif seperti perampokan dengan citranya memang tak ada yang keberatan. Tapi tiba-tiba orang kasar ini mengeluarkan puisi sentimental, sungguh terlalu mengagetkan.
Gaya puisi ini juga sama sekali tidak seperti dibuatkan orang lain, karena dalam struktur puisinya tidak ada pujian berlebihan, hanya menggunakan perasaan yang dalam dan sederhana sebagai dasar, namun tetap mampu menyentuh hati. Teknik naratif baru seperti ini bahkan tak bisa ditiru oleh penyair kuda nil sekalipun.
"Jika puisi ini diaransemen menjadi partitur musik, pasti akan sama mengharukannya dengan 《Lagu Ion》 dari dua kelompok Bimon Serangga yang kembali," ujar Sang Raja setelah terdiam sangat lama.
Liu Zhenhan menahan tawa jahat dalam hatinya. Rupanya dia memang punya bakat untuk mengelabui orang. Sebenarnya dia ingin mengadaptasi lagu "Aku Menyamakan Partai sebagai Ibu", tapi merasa terlalu norak di akhir. Lagu Zhang Mingmin yang telah menyentuh beberapa generasi memang pilihan terbaik untuk manipulasi emosi.
"Paduka Liu Zhenhan, dengan segala hormat saya bertanya, apa yang akhirnya Anda diskusikan dengan pasangan bangsa naga tadi? Mengapa mereka begitu mudah pergi?" Tetua Besar Wolff Quentin old Redknapp masih menyasar Liu Zhenhan, dengan licik mengalihkan topik ke masalah lain.
"Perdamaian adalah harta terbesar! Invasi Bangsa iblis sudah di ambang pintu. Sebagai sesama saudara sebangsa di Benua Aigean, berkelahi sampai mati tidak ada artinya. Di bawah pencerahan saya, mereka menangis tersedu-sedu, menyadari kesalahan, dan bertekad bertobat, memperbaharui diri sebagai naga." Perkataan Liu Zhenhan ini, sembilan dari sepuluh pendengar tahu itu cuma ngibul.
"Menurut saya mereka telah menghina Dewa Perang Bimon kita. Seharusnya Paduka memberi pelajaran. Tampaknya terakhir Paduka menerima..." Tetua Suku Serigala Quentin melirik gelang hitam bertabur bintang di pergelangan Liu Zhenhan, "...Yang Mulia, meski saya percaya integritas Paduka, tindakan ini beraroma suap. Menurut saya Paduka harus menyerahkan ini ke Dewan Pengawas Bangsawan untuk membuktikan kredibilitas, sebagaimana keluhuran seorang bangsawan tinggi."
"Tentu! Pasti akan kuserahkan!" Liu Zhenhan berkata dengan tegas.
Beberapa pejabat bangsawan dari Dewan Pengawas Bangsawan matanya berbinar-binar. Mereka menatap tajam "Gelang Jam Dua Belas Waktu" milik Liu Zhenhan. Kristal api dan emas hitam di gelang itu membuat mereka enggan mengalihkan pandangan.
"Tapi...biarkan aku mainkan dulu baru-baru ini. Aku bisa membuat surat utang ke Dewan Pengawas Bangsawan, tunggu satu dua tahun lagi, dewan cukup kirim seseorang ke Feilengcui untuk mengambil barang." Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
"Hanya Yang Mulia yang bisa melakukan hal tak bermoral seperti ini!" Redknapp tua hampir naik pitam: "Setelah semua urusan selesai, bukankah ini saatnya Yang Mulia menepati janji? Keturunan Platini mengklaim 'Lagu Perang Cabul' mereka justru bisa meningkatkan populasi. Jika Yang Mulia percaya pada bid'ah ini, tunjukkanlah efeknya! Jika klaim Xixi benar, dia harus hamil dalam 10 hari!"
"Apakah para Santo Perempuan juga harus ikut menyaksikan?" Liu Zhenhan bertanya licik.
Wajah Imam Utama Angsa langsung berubah pucat. Matanya yang penuh amarah menatap tajam Kepala Suku Serigala.
“Paduka Liu Zhenhan, apakah maksud saya tidak Anda pahami atau bagaimana?” Redknapp tua jelas sudah mempersiapkan diri, tersenyum kecut: “Karena Nona Xixi menyatakan bahwa 'Lagu Perang Jane Eyre' ini memiliki kemampuan luar biasa klan Hijau untuk hamil dalam semalam, upacara besar Pendeta baru berlalu satu hari saja. Selain tim unggulan, masih banyak tim formasi kedua dan ketiga yang ikut kompetisi, ditambah dua siklus pertandingan berikutnya. Perkiraan paling cepat baru akan berakhir dalam 12-13 hari lagi. Anda punya cukup waktu untuk membuktikan kebenaran ucapan Nona Xixi. Saya sangat percaya integritas Paduka, tidak perlu pengawasan dari Santo Perempuan atau siapa pun, karena dalam 10 hari ke depan, kita cukup memverifikasi apakah Nona Xixi benar hamil atau tidak.”
Mendengar ini, ekspresi dingin Imam Utama Angsa pelan-pelan melunak, sementara Kepala Suku Werewolf tak menyembunyikan rasa puas di wajahnya.
“Obisilachi!” Liu Zhenhan menghela napas melihat Xixi yang sedang merunduk di antara kerumunan orang.
“Jika tidak bisa memberikan bukti langsung, Paduka Liu Zhenhan, harap jangan mencari alasan lagi untuk menghalangi keputusan Dewan Tetua tentang bid'ah ini.” Imam Besar Bulat yang berambut merah menatap tajam ke arah Tuan Tanah Pigge.
Apa lagi yang bisa Liu Zhenhan katakan? Dia hanya bisa mengangguk.
“Richard, ada sebuah kalimat yang ingin kuberikan padamu, dunia tetaplah dunia ini, tetapi pada akhirnya kamu tetaplah dirimu sendiri...” Sang Raja tersenyum penuh arti pada Liu Zhenhan, lalu berpaling ke para bangsawan di sekelilingnya dan berkata: “Tuan-tuan, kurasa kita harus kembali, bagaimanapun waktu sekarang sudah cukup larut.”
Para bangsawan segera membungkuk hormat kepada Sang Raja, meletakkan tangan di dada sebagai penghormatan, empat prajurit buaya muara mendampingi rombongan protokoler mundur secara tertib dari tribun penonton.
“Ketika upacara berakhir, semoga aku bisa mendengar kabar kelahiran putramu.” Redknapp tua menundukkan kepala dengan hormat ke arah Liu Zhenhan sambil menunjukkan senyum cemerlang.
“Kepala suku, sampaikan salamku pada keponakanmu Count Garnett. Saat menginspeksi wilayahku, wasirnya sangat parah. Kuharap keadaannya sudah membaik.” Liu Zhenhan membalas dengan nada sarkastik pada tetua manusia serigala itu.
“Dia akan selalu ingat bagaimana Anda memperlakukannya. Budi besar seperti ini, kami bangsa Wolff akan membalasnya perlahan-lahan di kemudian hari.” Redknapp tua menahan emosinya sekuat tenaga sambil memberi hormat dengan tangan di dada kepada Yang Mulia Shaman Divine Comedy.
Liu Zhenhan dengan sopan melepas topi untuk menghormatinya. Permusuhan di antara kedua pihak diselesaikan dengan cara yang paling bangsawan.
Para bangsawan sambil meninggalkan tribun penonton terus berbisik-bisik, diselingi tawa nakal, tak henti-hentinya melirik Liu Zhenhan dan Xixi dengan tatapan penuh arti.
Yang Mulia Paus melirik Liu Zhenhan, bibirnya bergerak-gerak seakan hendak berkata-kata, namun akhirnya diam dan berbalik hendak pergi.
"Semoga Yang Mulia pulang dengan selamat." Liu Zhenhan pura-pura menyangga lengan Paus, namun kakinya menginjak keras ekor berduri Imam Agung Jubah Merah yang terseret di lantai. *Pletak!* Ekor cicak Yang Mulia yang rapuh itu terbelah dua akibat tarikan berlawanan, menggeliat-geliat di lantai bagaikan belut kekeringan.
"Kau..." Yang Mulia menggigil marah, jarinya gemetar menunjuk Liu Zhenhan. Melihat wajah bodoh sang ksatria, akhirnya ia mengibaskan jubahnya dan pergi tanpa sepatah kata.
"Kita juga harus pergi." Liu Zhenhan tersenyum puas, melambaikan tangan pada para Pengawal di belakangnya.
"Gatanie, kembalilah." Hanya dengan satu kalimat dari Murinio, Ksatria Angsa itu menatap Liu Zhenhan penuh kerinduan sebelum akhirnya menurut dan kembali ke sisi ayahnya.
"Ini demi kebaikan Gatanie." Helen menarik lengan Liu Zhenhan yang hendak meluapkan amarah. Kalimat singkat itu membuat Lao Liu mengurut dada dan menahan diri.
"Obisilachi!" Liu Zhenhan menghempaskan ekor cicak di lantai dengan tendangan keras.
Musibang tak pernah datang sendirian, apalagi bagi orang sial seperti Liu Zhenhan.
Bar penginapan belum sampai, dari jauh sudah melihat pintu depan berantakan, hati semua orang langsung berdebar-debar.
BAB 231 Kisah Bahaya Santo
Rak daging panggang terlempar, berantakan di tanah, di mana-mana terlihat jejak kaki yang menginjak arang bambu, suara rintihan masih terdengar samar dari dalam penginapan.
Kafilah Feilengcui semua tinggal di penginapan, meskipun Liu Zhenhan meninggalkan separuh penyair kuda nil untuk berjaga-jaga, tetap tidak menyangka ada yang berani mengganggu mereka.
Semua milisi langsung menghunus senjata, dengan gesit menutup pintu keluar penginapan, Belami membawa tongkat besi memimpin segerombolan prajurit Werwolf berlari ke pintu belakang.
Wajah Liu Zhenhan langsung berubah sangat pucat.
Setelah menerobos masuk ke penginapan, barulah hati Lao Liu tenang. Beberapa koki Setengah Manusia dan dua puluh lebih penyair kuda nil sedang menahan sekelompok pemuda Bimon. Ada sekitar dua puluh pemuda Bimon ini, berpakaian seperti pemain opera dengan gaya super modis, terdiri dari beberapa ras seperti Garfield, Wolff, Anjing, dll. Beberapa wajan penggorengan di tangan Hobbit Setengah Manusia sudah penyok, suara jeritan memenuhi ruangan.
Seorang pria tua yang jorok duduk di atas meja bar sambil tertawa senang melihat aksi kekerasan Hobbit Setengah Manusia. Rambut putihnya diselipi beberapa helai rambut emas, dengan gaya rambut seperti sarang ayam yang dimasuki musang, atau seperti sarang yang diledakkan petasan, mengembang dan acak-acakan. Ia mengenakan jubah usang berminyak, cap sihir di bagian bahu sudah pudar, sambil memegang segelas Dr. Thunder beraroma kuat yang diminumnya perlahan, membuat wajah keriputnya merekah seperti bunga krisan.
"Rupanya seorang Master." Liu Zhenhan tertegun sejenak, lalu berjalan mendekat dengan wajah berseri-seri. Ia memberikan pelukan beruang ala Berserker kepada Master Puskash, membuat tulang-tulang rapuh penyihir itu berderak seperti gubuk sebelum gempa bumi.
"Brengsek!" Santo sejati itu mengetuk tengkorak Santo buta sihir dengan buku jarinya keras-keras: "Kalau bukan karena pasangan Ibrahimovic tidak membalasmu, kau pasti tidak akan sehormat ini padaku!"
"Mana mungkin." Liu Zhenhan terkekeh: "Terima kasih atas harga diri yang Master berikan. Baru sekarang aku menyadari betapa beratnya pengaruhmu."
“Nama Anda juga cukup terkenal, saya cuma bertanya sebentar langsung menemukan tempat tinggalmu.” Master Puskash tersenyum ramah, “Untungnya beberapa penyair kuda nil muda di bawahmu masih mengenali orang tua sepertiku ini, menyediakan makanan dan minuman enak. Tapi bukan maksudku makan gratis lalu banyak bicara, ini pertama kalinya ada orang yang berani membalik mejaku di depan mataku sendiri, menyiramkan kuah berminyak ke seluruh tubuhku.”
“Marion!” Liu Zhenhan berbalik menatap kepala kelompok penyair kuda nil yang ditinggalkannya di penginapan, menunjuk sekelompok Bimon yang sedang jongkok memeluk kepala setelah dipukuli: “Brengsek, ini bagaimana bisa terjadi? Kalian sampai membiarkan meja Master Puskash dibalik? Mau mempermalukanku sengaja ya?”
“Obisilachi! Xiao Ma, malu suku Haus sudah kau habiskan semua!” O'Neill di samping marah sampai memutar-mutar matanya. Bagi seorang Milisia Feilengcui, ini sungguh memalukan – tamu Santo Qiao malah diusik saat sedang makan.
“Kami juga tidak menyangka ada preman yang datang mengganggu, kupikir mereka cuma mau makan.” Wajah Marion memerah sambil membela diri gugup. Marion adalah satu-satunya penyair kuda nil yang memiliki leher, sementara yang lain hanya menyangga kepala raksasa di bahu, membuatnya terlihat lebih tinggi dari rekan-rekannya.
“Bajingan?” Liu Zhenhan terdiam, tak menyangka meja Santo bisa dijungkirbalikkan oleh sekumpulan preman kecil.
“Ada yang membayar mereka, tapi mereka sendiri tak tahu siapa dalangnya.” Marion membungkuk sambil menggaruk paha kekarnya yang dihiasi tato tiga karakter Han “Mo Niao Zhang” – hadiah permintaan sang tuan tanah. Marion yakin tato aksara asing ini membuatnya terlihat lebih berbudaya, tradisi umum prajurit Feilengcui. Si kurcaci bahkan menato karakter “Zhong” (loyal) besar-besaran di lengannya.
“Ketahuan siapa dalangnya?” Liu Zhenhan benar-benar tak tahu. Baru dua hari di Kota Pasir, dia sudah bermusuhan dengan hampir semua pihak. Tapi palingan hanya beberapa kelompok itu, tak perlu ditebak.
Tapi Liu Zhenhan bingung, menyuruh preman untuk provokasi – bukankah ini terlalu katrok?
“Gerombolan ini cuma kumpulan liar. Mereka bahkan tak kenal si pembayar, tak ada info.” Marion mengeluarkan belati dari sepatu botnya, menyerahkan ke sang tuan tanah: “Bos, lihat sendiri kejahatan senjata mereka!”
Liu Zhenhan menerima belati itu. “Hsss…” desisnya. Senjata buatan sendiri ini berbentuk prisma segitiga dengan ujung runcing. Gagang kayunya dibalut kain linen kotor, penuh noda keringat dan darah.
“Sialan!” Liu Zhenhan mengamati belati itu dari atas ke bawah, terkekeh dingin: “Memang gaya khas bajingan, barang ini kalau ditusuk ke perut langsung tamat, tidak boleh dicabut. Begitu ditarik keluar kena angin, pasti tewas.”
Sekelompok preman kecil Bimon yang dikepung memandang bingung ke arah Shaman Divine Comedy ini, jelas-jelas tidak paham bagaimana seorang pendeta mulia seperti ini bisa begitu familiar dengan fungsi senjata jalanan.
Meski Liu Zhenhan terlihat serius sekarang, sebenarnya hatinya sedikit teringat masa lalu. Dulu dia juga pernah membuat pisau segitiga seperti ini, bahkan pernah membuat pipa taji dari rangka payung Dongfeng, tombak dari besi beton yang diruncingkan, parang dari baja chassis mobil, dan sarung tangan baja cetakan. Sebelum masuk militer, dia dan kakaknya adalah remaja ugal-ugalan yang jago berkelahi. Kakaknya bahkan lebih nekat, suka menyelipkan dua kapak pemadam yang dipendekkan di pinggang, dengan rokok tak menyala selalu terjepit di mulut.
“Beberapa pendekar terkenal di negara manusia tewas karena dikapur matanya oleh bajingan kecil lalu ditusuk belati. Richard, jangan remehkan siapapun. Asal serangannya cukup kejam, siapapun bisa terjebak.” Perkataan Master Puskash ini jelas menunjukkan dia adalah orang berpengalaman di dunia.
“Jancuk! Lalu ada yang terluka di pihak kita tidak?” Liu Zhenhan juga teringat hal ini, buru-buru bertanya.
"Aku!" Master Puskash menunjuk ke perutnya: "Orang tua seperti aku hampir kena pukul di perut! Anak-anak kecil itu langsung menyerang setelah membalik meja, membuat orang tua seperti aku hampir mati ketakutan! Aku belum pernah menghadapi situasi seperti ini! Untung aku belum terlalu tua, kecepatan melepaskan sihir masih cukup cepat, kalau tidak benar-benar tamat."
Keringat Liu Zhenhan dan Helen mengucur deras. Jika benar Master Puskash tewas di tangan bajingan kecil Bimon, selain potensi konflik antarnegara yang mungkin meluas, reputasi Feilengcui yang selama ini terjaga akan langsung hancur lebur.
"Aku yang membalaskan dendam Master!" kata Marion dengan sombong: "Aku dan anak buah menangkap hidup-hidup para bocah itu, sedang bersiap-siap untuk mematahkan jari mereka satu per satu. Biar mereka ingat pelajaran ini."
"Serahkan padaku!" O'Neill berdiri dengan gagah, "Aku akan cari palu, hancurkan tempurung lutut mereka semua! Biar sisa hidup mereka dihabiskan dengan merangkak di tanah!"
"Tusuk belati ke perut mereka, putar usus tiga kali. Lihat masih mau tidak mengaku siapa dalangnya." Seorang penyair kuda nil ikut nimbrung.
"Tempelkan mereka ke tembok, dari tulang punggung sampai pantat, belah jadi empat bagian dengan sekali tebas. Biar mereka pulang sambil memegangi pantat." Penyair kuda nil lainnya menambahkan.
Seketika dua dari para bajingan kecil itu pingsan, mata Master Puskash melotot ke samping menyaksikan sekelompok cendekiawan berhati licik menyeret para bajingan itu keluar.
"Joan d'Arc..." Liu Zhenhan segera memanggil biarawati kecil: "...Mari temui ayahmu."
Biarawati kecil itu enggan melangkah beberapa langkah ke depan, matanya terus menghindari tatapan Master Santo Ajaib, membuat pria tua Puskash merasa agak canggung.
Malah berbagai orang tak terkait dari Feilengcui sangat antusias, mengerumuni Master Puskash sambil membungkuk-bungkuk hormat, terutama Master Ottega dan penyihir elf Tangning yang sudah bersikap hampir menjilat.
Empat pengawal prajurit Biao Helen tampak bingung, Xixi juga tak tahu latar belakang pria tua ini sampai bisa membuat para penyihir yang biasanya sombong ini tiba-tiba mulai mengeluarkan celetukan konyol ala Hao.
Jangan-jangan dia master sihir? Xixi memperhatikan tajam penampilan lusuh pria tua ini, semakin dilihat semakin terasa ada yang istimewa, meski tak bisa dijelaskan di mana letak keistimewaannya.
"Master, kedatangan Anda kali ini untuk..." Liu Zhenhan bertanya dengan hati-hati.
“Aku datang bersama pasangan Ibu, tapi secara terpisah, mereka tidak tahu aku mengikuti; kali ini juga ada urusan yang mengharuskan datang ke Kerajaan Bimeng. Selain itu, sekalian mengunjungi Joan d'Arc. Sudah beberapa bulan tidak bertemu, sangat merindukannya.” Master Puskash membelai rambut keriting bergelombang berwarna chestnut Joan d'Arc dengan penuh kasih, matanya melirik "Terompet Pengintai" dan "Perisai Tuan Tanah Kematian" yang tergantung di pinggang sang gadis, senyum tipis mengembang di sudut bibirnya: “Tak kusangka Richard, kau menepati janji.”
“Bajingan tua! Keluargaku selalu menepati janji!” Liu Zhenhan mengamuk. Sejujurnya, Lao Liu memang tak pernah mengeruk keuntungan untuk diri sendiri, dia tak pernah pelit pada anak buahnya.
“Cukup, cukup.” Master Puskash memutar matanya ke arahnya: “Bukan karena reputasi Olimpiade Pendeta Bimeng yang termasyhur, aku dan pasangan Ibu pasti kesulitan menemukanmu. Kau dapat banyak keuntungan di bawah tanah kali ini ya? Jangan berlagak bodoh, sejak masuk aku langsung melihat tongkat kristal sihir Otga itu. Kalau bukan karena kau, sudah kupastikan merampasnya.”
Otga meremas-remas tongkat kristalnya, menatap kristal sihir Flame Demon bersayap enam dan Kaisar Api yang terpasang di ujung tongkat dengan perasaan campur aduk.
“Otga, aku dan mentormu Stefano juga bisa dibilang kenalan lama. Kami sama-sama meneliti elemen api, jadi aku harus menasihatimu: sihir api mengandalkan kekuatan kasar, daya hancurnya besar namun konsumsi kekuatan magisnya juga besar. Dengan dua kristal sihir api kelas atas, memang kekuatanmu bisa naik satu tingkat. Tapi pertumbuhan kekuatan magis saja tidak cukup. Bahkan jika kau diberi lima galon 'Mata Air Elemen', kalau tidak bisa melepaskan sihir level lebih tinggi, percuma. Semakin tinggi level penyihir, perbedaannya semakin besar. Jangan sampai kau tersesat dalam kesalahan mengandalkan peralatan. Lihatlah gadis kecil itu...” Master Puskash menunjuk Mo'er: “Baru beberapa waktu tidak bertemu, gelombang elemen di tubuhnya semakin murni. Hanya melalui kultivasi mandiri yang tekun, peningkatan berkelanjutanlah jalan yang benar.”
“Master...” Liu Zhenhan tertawa terbahak: “Peningkatan kekuatan Mo'er bukan dari kultivasi. Dia memakan 'Jade Blood Dan Qing' untuk meningkatkannya. 'Jade Blood Dan Qing' dari Tiran Mata Jahat.”
Master Puskash seolah dicekik oleh bandit, matanya melotot. Mungkin tidak bisa memahami bagaimana seseorang bisa membuat Tiran Mata Jahat legendaris mati penuh dendam sampai melahirkan 'Jade Blood Dan Qing'.
“Ini belum seberapa.” Liu Zhenhan terus memprovokasi Master Puskash: "Aku juga sudah jadi Santo, levelnya sama denganmu, orang tua. Aku belum pernah melakukan meditasi sedetik pun. Jadi, berlatih keras belum tentu jalan terbaik."
Setelah mendengar ini, bentuk mata Master Puskash mengingatkan pada ikan mas kepala singa.
"Si brengsek tua, lebih baik kau jangan kembali ke gereja. Tinggal saja denganku, setuju?" Liu Zhenhan memeluk bahu orang tua itu dengan akrab, berkata penuh kesombongan.
Master Puskash menggambar lingkaran dengan dua jarinya, mengkristalkan balon udara di atmosfer. Ia menunjuk balon itu ke Liu Zhenhan, "Coba kau isi dengan kekuatan magis. Tidak perlu banyak, sedikit saja. Aku ingin lihat apakah kau benar-benar Santo atau Cuma Chui Buer."
"Maaf, aku benar-benar tidak tahu cara melepaskan kekuatan magis." Ucapan Liu Zhenhan hampir membuat Master Puskash pingsan.
“Masih ada Santo yang tidak bisa melepaskan tenaga magis?” Master Puskash menatap Pigge yang terus tersenyum kecut ini dengan perasaan setengah tertawa setengah menangis, menggelengkan kepala, lalu meraih pergelangan tangan Liu Zhenhan. Dari dalam jubahnya dia mengeluarkan kotak segel kuno berwarna merah tembikar, mencelupkan jari kelingking ke dalam kotak berisi wewangian oranye, lalu menggambar diagram hexagram di pergelangan tangan Liu Zhenhan menggunakan simbol-simbol magis yang rumit. Seiring penyelesaian setiap talisman magis, setiap simbol pada formasi hexagram mulai memancarkan cahaya kemerahan. Setelah beberapa kali kilatan darah menyala-nyala, seluruh formasi hexagram hancur berantakan seolah tak pernah ada.
"Aliran darah!" Wajah Master Puskash langsung berubah total.
"Karena kebetulan tertentu, aku mempelajari mantra darah!" Liu Zhenhan membuat gerakan cakar elang: "Mantra darah mengandalkan penyerapan darah untuk mendapat kekuatan magis. Dengan cara licik, pada tiga penyerapan pertama yang paling menjanjikan, aku menyerap kekuatan magis dari lima Monster Tingkat Super dan banyak Monster Tingkat Tinggi. Dua dari monster super itu bahkan tipe yang bisa naik tingkat. Ditambah ritual aneh yang membuatku melompat satu tingkat, akhirnya aku mencapai level Santo. Jangan tertawa, kalau Bapak mau bukti, aku cuma bisa menggigit lidah dan menyemburkan panah darah."
BAB 232: Bayi Darah Masa Lalu, Kini Jadi Ancaman Besar
“Setiap elemen sihir memiliki pola pengaturan yang berbeda, cara memanggilnya juga tidak sama. Bagaimana aku bisa mengajarimu?” Master Puskash memutar mata: “Lagipula, kalaupun aku bisa dan mau mengajar, apakah kau sanggup mempelajarinya? Sihir panggilan adalah tentang menyusun tatanan magis. Semakin tinggi level sihirnya, semakin dibutuhkan bakat alami penyihir. Dari ujung rambut sampai kuku, bodoh sepertimu jelas tak punya kemampuan itu.”
“Tong tua bangka! Apa tujuanmu datang hari ini cuma untuk menghinaku?” Liu Zhenhan merasa malu dibuatnya, perkataan sang tua melukai harga dirinya. Bukan hanya satu orang ahli sihir yang meremehkan pemahaman tuan tanah tentang ilmu magis. Bagi Liu yang ambisius, ejekan bertubi ini membuatnya merasa terhina hingga nyaris mengeluarkan "Jade Blood Dan Qing".
“Mencacimu memang wajib! Tahukah kau berapa penderitaan kubayar untuk mencapai level Santo di usiaku ini? Lihat dirimu! Benar-benar bikin darah tinggi!” Master Puskash menggerutu: “Dan dengarlah, dasar si brengsek kecil! Aku datang membawa kabar baik. Dulu aku baru bisa naik ke level Saint setelah bertarung sengit melawan seorang penyihir garis darah!”
“Apakah penyihir garis darah itu bernama Cantona?” Liu Zhenhan tertawa kecil. Sejak lama dia mendengar dari Pangeran Moore Benitez, bahwa sepanjang sejarah penyihir Moore di dunia bawah tanah, hanya ada satu Cantona yang pernah pergi. Dia juga satu-satunya master sihir darah yang mencapai tingkat Archmagister. Menurut pengalaman Liu Zhenhan, penyihir yang meneliti sihir monoelemental maksimal hanya bisa naik ke tingkat Archmagister. Karena itu, level Cantona benar-benar mengejutkan.
“Bagaimana kamu tahu? Orang itu memang bernama Cantona. Dia menyimpan kebencian mendalam terhadap elf. Dulu aku tidak tahan melihatnya menyedot kekuatan magis dari darah setelah membunuh orang, sangat jahat. Karena itu aku menantangnya.” Otot wajah Master Puskash berkedut, “Dia sangat kuat! Meski kultivasi-ku lebih tinggi, bayi darahnya sangat mengerikan. Untungnya seratus tahun lalu aku masih punya kebiasaan membawa pengawal. Dengan jumlah yang lebih banyak, akhirnya kami berhasil membunuhnya, tapi mayatnya direbut bayi darah yang terbang lebih cepat dari burung.”
“Kapan tahun kejadiannya?” tanya Liu Zhenhan.
“Musim dingin,” Master Puskash mengedipkan mata, “Aku ingat jelas, pertarungan melawan penyihir garis darah Cantona itu terjadi di tengah malam bersalju di atas sungai beku.”
"Master, harus diakui Anda benar-benar beruntung. Setiap tahun saat gerhana bulan, seorang Blood Mage yang belum pernah mengalami 'Pencucian Gerhana Bulan' bisa langsung naik satu level. Cantona terlalu sial, kalau dia bertahan sampai tahun berikutnya sebelum bentrok denganmu, dunia ini akan mendapat satu Master Santo Ajaib tambahan dan kehilangan satu Puskash." Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: "Membiarkan bayidarahnya kabur adalah tindakan paling bodoh! Tahukah Anda? Setiap bayi darah memiliki 'tuo du' khusus di otaknya. Blood Mage yang mencapai level Saint atau Semi-Saint juga akan memiliki 'Xuepo Tuodu' di kepalanya. Ini luar biasa! Jika mendapatkan 'Xuepo Tuodu' ini, langsung menelannya atau menggunakannya akan memberi Anda seluruh kekuatan magis seorang Master Saint atau Semi-Saint!"
"Tak menyangka serumit ini, kan?" Liu Zhenhan menatap orang tua itu sambil tertawa menggila: "Sebenarnya Anda bisa melebihi Santo Ajaib sekalipun!"
Enam buah tuo du di lengan Mithril memancarkan warna merah mawar memikat, satu per satu memperlihatkan diri di hadapan Puskash. Master Santo Ajaib Puskash yang pengetahuannya sangat luas ini terpana mendengar penjelasan si buta magic tentang sihir darah, kontras sekali dengan kejadian sebelumnya. Sebelum ke bawah tanah, Master Puskash justru pernah menjelaskan panjang lebar tentang teknik "thrombosis" dalam sihir darah kepada si bodoh ini. Ekspresi Liu Zhenhan waktu itu persis seperti ekspresi Master Puskash hari ini.
“Jangan kau lanjutkan!” Master Puskash menghentikan celoteh Liu Zhenhan dengan gerakan tangan, berkata perlahan: “Awalnya aku tidak tahu, sekarang baru mengerti, ternyata ada ‘Xuepo Tuodu’ ini yang menjadi penyebab. Karena kau begitu memahami sihir darah, aku akan memberitahumu bahwa pembatasan sihir di Jurang Ruang-Waktu Dataran Carimodo dihancurkan oleh bayi darah Cantona itu.”
“Oh?” Liu Zhenhan terkejut: “Dua bulan lalu saat kita bertemu di Kadipaten Dolot, Anda pernah bilang pembatasan Jurang Ruang-Waktu sudah mengendur, ternyata gara-gara bayi darah Cantona ini? Apakah Bangsa Iblis akan menyerang lebih awal?”
“Serangan apaan! Kendur kecil seperti itu cuma bisa dilalui sampah-sampah kecil. Dua Ksatria Naga gereja bukanlah hiasan. Ngomong-ngomong, Naga Emas tunggangan Ksatria Lampard, Hasseibaink, sudah tumbuh kepala kedua. Ksatria Lampard itu selalu sangat mengagumimu.” Master Puskash tersenyum.
“Anak itu terlalu bodoh, aku khawatir nanti dijadikan tumbal.” Liu Zhenhan menggelengkan kepala: “Menurutku kita harus segera membasmi bayi darah itu, kalau tidak dia akan membuat masalah cepat atau lambat.”
“Aku heran kenapa dalam waktu baru seratus tahun lebih, kekuatan bayi darah ini bisa meningkat secepat itu. Ternyata karena ada 'Xuepo Tuodu' milik seorang Archmagister. Begitu kabar ini menyebar, semua Penyihir dan prajurit pasti akan mencarinya, tidak hanya gereja dan aku. Sepertinya aku bisa lega.” Master Puskash tertawa riang, “Tapi kemampuan dasarnya tetap lemah. Meski gerakannya misterius, akhirnya masih kena serangan sihirku yang pasti menyabet separuh nyawanya.”
“Salah lagi, Master.” Liu Zhenhan menyeringai sinis pada Master Santo Ajaib Puskash: “Bayi darah diinkubasi dari telur Monster melalui ritual pemberian darah. Meski berwujud manusia, genetiknya tetap Monster. Kemampuan regenerasinya jauh melebihi Bimon, manusia, Elf, atau Kurcaci. Bayi darah Cantona berasal dari telur orong-orong raksasa, vitalitasnya hampir menyamai kecoa.”
Master Puskash membeku, jelas terkejut dengan metode sihir jahat semacam itu.
“Bayi darah adalah perwujudan tiap penyihir garis darah. Bahkan jika penyihirnya mati, bayi darah bisa terus hidup dengan separuh tenaga magis, umur, dan seluruh pengetahuan sang penyihir. Bayi darah ini sudah berusia 100 tahun, secara teori masih bisa hidup 900 tahun lagi. Master, lain kali serang lebih keras!” Liu Zhenhan menepuk bahu orang tua itu.
“Apa yang kau sombongkan? Bayi darah ini sudah tiba di Dataran Liar Donau. Meskipun saya adalah penyihir elemen udara, tapi saya tidak mengkhususkan diri pada cabang sihir unsur angin. Jadi, kecepatan saya tak mungkin menyamai bayi darah kecil ini. Tapi dia pasti sudah saya usir ke Padang Rumput Donau. Masalahnya, kita tak tahu di mana tepatnya.” Master Puskash berkata dengan tenang: “Saya harap dia perbuat onar di wilayahmu Feilengcui.”
Giliran Liu Zhenhan terdiam membeku.
Bukan karena ucapan sang Master, dirinya mungkin tak akan menyadari masalah serius ini—kisah Archmagister Darah Cantona sudah menjadi legenda di bawah tanah. Bayi darah sang jenius utama Moore ini ditetaskan dari telur monster tingkat tinggi "Golandeng Gaodi Lougu", bukan hanya bisa terbang tapi juga menyelam ke tanah. Selain kuat, juga ahli melarikan diri. Bayi darah Lougu ini telah memperoleh "Xuepo Tuodu" sang Archmagister. Secara teori, pasti mampu menembus "Jurang Angin Kencang" untuk kembali ke bawah tanah. Artinya, sangat mungkin Pangeran Moore selama ini menyembunyikan senjata rahasianya ini, berpura-pura bodoh bagai harimau yang menyamar jadi babi.
"Jika asumsi ini benar-benar valid, sebagai tetangga dekat Elf Jatuh ini, baik Feilengcui maupun Kota Caiyu akan menghadapi ancaman besar di masa depan. Elf Jatuh bukan makhluk baik, hal ini telah ditetapkan sejak sepuluh ribu tahun lalu, kalau tidak ras Elf tidak akan mengirim mereka ke bawah tanah."
"Sialan." Liu Zhenhan menyadari di mana bayi darah ini mungkin bersembunyi. Tidak perlu diragukan, sembilan dari sepuluh kemungkinan berada di kota baru yang dibangun Elf Jatuh di hutan pinus kaki gunung bersalju.
"Apa takut?" Master Puskash menatap dengan sinis ke arah Liu Zhenhan.
"Takut Mao! Yang kutakutkan justru dia tidak datang. Kalau datang, pasti tidak akan bisa kabur." Liu Zhenhan terus-menerus tersenyum sinis.
Bayi darah karena kekuatan magis koktail bawaan, meski memiliki kecerdasan tinggi tapi memiliki batasan kemampuan besar dalam sihir, mirip dengan manusia naga. Jadi meski bayi darah jangkrik ini memiliki kekuatan magis melimpah, tetap tidak bisa mengeluarkan mantra terlarang tingkat Archmagister. Dalam pertarungan langsung, dia pasti bukan tandingan para prajurit Feilengcui yang tinggal di markas. Tentu saja, proses migrasi dua kelompok Elf Jatuh baru saja dimulai, mustahil mereka akan berperang sekarang. Jadi Liu Zhenhan sebenarnya tidak terlalu khawatir.
“Memang anak muda penuh semangat!” Master Puskash mengacungkan jempol: “Aku memang tidak salah menilaimu! Tingkat keberhasilan ramalan hanya lima puluh persen, tapi kudapati semua ramalan tentangmu selalu terbukti, seberapa pun absurdnya.”
“Jika Anda tidak sibuk, saya dengan tulus mengundang Anda jalan-jalan ke Gurun Pasir Taklamakan. Dari penampilanmu juga kelihatan tidak ada kerjaan, kebetulan saya bisa mengajakmu wisata.” Liu Zhenhan berbisik pelan pada si tua: “Tahukah kau, penari wanita manusia gurun di sana sangat seksi, cubit sedikit bisa keluar susu.”
“Hanya satu hal yang kuketahui.” Mata Master Puskash menatap tajam kepala Liu Zhenhan: “Di kepalamu tersimpan 'Xuepo Tuodu' yang bisa melipatgandakan kekuatanku. Berikan padaku, dan aku akan ikut denganmu.”
“Obisilachi!” Liu Zhenhan membentak: “Lebih baik kau makan tai!”
BAB 233: Berkata Ya tapi Hati Tidak
Meski tidak mendapatkan Tuodu di kepala Tuan Tanah Feilengcui, Master Puskash tetap merasa puas.
Meja-meja besar kembali dibentang. Segelas-gelas Bir Dokter Lei yang didinginkan bola es, bakcang daging segar, telur burung unta asin, dan ikan panggang berjejer diangkut pelayan-pelayan cantik ke atas meja.
Bahkan Kepala suku Andulan juga dipanggil oleh Mo'er melalui formasi teleportasi sihir Adamantium untuk menemani Master Santo Ajaib bersulang bersama.
"Sialan." Master Puskash terdiam setelah Liu Zhenhan memperkenalkan identitas Kepala suku Andulan, baru tersadar ketika cerutu buatannya yang terjepit di jari mulai membakar kulitnya. Dengan meringis ia mengibaskan tangan, lalu buru-buru berdiri dan menarik tangan keriput Kepala suku Andulan, memaksanya duduk di kursi utama menghadap selatan sementara dirinya sendiri duduk di samping.
"Anda terlalu sopan, Master." Kepala suku Andulan terus berusaha merendahkan diri.
"Jangan begitu, Anda juga ahli ilmu sihir api. Julukan 'Penari' saja sudah membuatku memuja Anda sejak remaja." Master Puskash berkata dengan nada menghormati, "Nanti tolong beri saya tanda tangan."
Liu Zhenhan tertawa.
Sebelum dekat dengan para tokoh besar, Liu Zhenhan pernah mengira mereka tak terjangkau. Namun setelah berinteraksi, ia sadar karakter mereka tak beda dengan orang biasa - Puskash seperti itu, Sang Raja pun demikian, begitu juga Naga Pelangi Yibu.
Sihir di Feilengcui, objek pelayanan utamanya adalah kenikmatan, baru kemudian perang. Di bawah panduan filosofi ini, kenikmatan materi Feilengcui telah melampaui zamannya selangkah. Master Puskash yang sering berkunjung ke istana bangsawan seumur hidupnya pun tetap tercengang oleh Feilengcui yang terpencil ini.
Apa yang lebih menarik bagi seorang penyihir selain rekaman pertempuran sengit melawan Kaisar Api dan Tiran Mata Jahat? Namun yang membuat Master Santo Ajaib takjub adalah bola kristal Di Wei berwarna ungu kecokelatan. Kristal Di Wei memang bisa ditambang di permukaan, namun seperti kebanyakan batu mulia langka, ukurannya hanya sebesar berlian - lima karat saja sudah dianggap sangat besar. Kristal semacam itu biasanya digunakan bangsawan untuk liontin kalung berbentuk hati, menyimpan rekaman wajah orang tercinta. Untuk membuat bola kristal sebesar ini, di permukaan hanya bisa menggunakan "Kristal Ingatan" yang cadangannya melimpah.
Bahkan seorang Santo yang telah meninggalkan nafsu duniawi pun tak bisa menghindari rasa iri saat memandang Tuan Tanah Feilengcui.
Setelah mengungsikan semua orang tak berkepentingan untuk berpesta di luar dan menempatkan penjaga, Liu Zhenhan menceritakan secara singkat hasil dan masalah yang dihadapinya kepada dua orang bijak ini, berharap mendapat pencerahan.
Setelah kata-kata Liu Zhenhan selesai, ekspresi Master Santo Ajaib Puskash semakin menjadi serius. Liu Zhenhan mengira pengalamannya membuat sang master ini berdecak kagum, sehingga semakin sombong memamerkan diri. Namun malah mendapat tendangan dari Kepala suku Andulan di bawah meja dan bentakan bertubi-tubi dari Master Puskash.
"Apa kau sudah gila?" Wajah Master Puskash tiba-tiba berubah pucat pasi, hampir saja mengambil meja untuk menghantam kepala Lao Liu: "Dasar babi bodoh! Kukira kau pintar! Rupanya kau hanya bajingan picik sejengkal pandangan!"
"Ada apa? Ada apa?" Liu Zhenhan terlihat kebingungan.
“Lihatlah bola kristal Di Wei-mu.” Master Puskash berkata dengan marah: “Bahkan jika bertanya ke kurcaci idiot sekalipun, dia akan memberitahumu bahwa tempat terkaya sumber mineral ada di kedalaman bumi yang tak terukur. Berapa lama kau pergi ke dunia bawah tanah? Lihatlah dirimu sekarang, bahkan kristal Di Wei sebesar ini bisa kau dapatkan! Dua kelompok Elf Jatuh beserta suku-suku bawahan mereka telah hidup di bawah tanah selama berapa tahun? Lebih dari sepuluh ribu tahun! Apakah mereka tidak lebih pintar darimu? Tidak lebih ahli dalam penelitian mineral darimu? Dengan ras Elf dan Kurcaci yang sangat ahli dalam peleburan di bawah tanah, ditambah waktu puluhan ribu tahun, para makhluk ini sudah mempersenjatai diri sampai ke gigi! Ditambah penyihir garis darah yang menggunakan bayi darah untuk menyerang dua lawan satu! Dan para manusia berbulu yang bisa terbang! Dengan membiarkan makhluk buangan berhati gelap ini naik ke permukaan, bukankah kau sedang mencari masalah untuk Kerajaan Bimeng-mu? Bukankah ini mengancam semua makhluk cerdas di Benua Aigean?”
“Masalah apa yang bisa mereka buat? Mungkinkah mereka membuat zirah dari Mithril dan Adamantium? Paling-paling senjata dan zirah mereka sedikit lebih canggih. Aku akui itu! Tapi dengan populasi 3 juta ingin menguasai benua, itu mimpi di siang bolong!” Liu Zhenhan menyindir: “Guru, jangan kauanggap mereka terlalu hebat. Archmagister Darah seperti Cantona itu hanya muncul satu dalam sepuluh ribu tahun. Sisanya mudah dihancurkan!”
“Richard, kau mungkin terlalu meremehkan lawan.” Kepala suku Andulan juga menghela napas pelan, “Orang cerdik yang licik ada di setiap ras. Kau sudah merencanakan jalan untuk lawanmu, bisa jadi mereka diam-diam menertawakan kebaikanmu. Kau memanfaatkan orang, orang pun bisa memanfaatkanmu.”
“Semangat muda itu baik, tapi jika kepercayaan diri berubah jadi kesombongan, itu malah buruk!” Suara Master Puskash berat seperti timbal: “Richard, kau belum banyak mengalami kegagalan. Kau tak tahu bahayanya. Ada kesalahan yang sekali dibuat, takkan bisa diperbaiki selamanya.”
“Mengerti.” Liu Zhenhan mengangguk pelan. Meski tak yakin bisa dikalahkan Elf Jatuh, dia harus mengakui nasihat kedua orang bijak ini benar.
“Tapi dari sisi lain, kedatangan Elf Jatuh yang telah beristirahat 10.000 tahun mungkin berguna melawan Bangsa Iblis.” Master Puskás membuka daun bakcang, memperlihatkan biji bambu kuning keemasan dan daging Hewan Luo Sha yang berminyak.
“Ini adalah urusan yang harus dipikirkan Tuan Mourinho.” Liu Zhenhan tersenyum getir dan berkata: “Dengan Feilengcui dan Kota Caiyu yang menjepit para Elf Jatuh ini, apa yang bisa dilakukan oleh dua kelompok Elf Jatuh ini? Aku perhatikan Murinio selalu memanfaatkanku tanpa sengaja.”
“Bukankah kamu juga memanfaatkan orang lain?” Master Puskash menghentikan aktivitas mengupas bakcangnya, sengaja mengejek Lao Liu.
“Kalau begitu aku ingin bertanya, mengapa Master selalu begitu baik padaku?” Liu Zhenhan "brak" berdiri dengan gerakan kasar, berkata marah: “Apakah ini berarti memanfaatkanku?”
“Aku memang dari awal memanfaatkanmu!” Melihat Tuan tanah Pigge berubah sikap, Master Puskash malah "ha ha" tertawa: “Baru sekarang kamu sadar?”
“Aku tidak melihat alasan seorang Santo perlu memanfaatkanku.” Liu Zhenhan berkata dengan wajah kaku.
“Justru karena aku adalah Santo, pemikiranku jauh lebih kompleks darimu!” Master Puskash menghabiskan anggur di depannya dengan getir: “Perbedaan pandangan dunia dan hidup antara ahli kuat Jalan Tertinggi dengan orang awam seperti kalian sama sekali berbeda. Bisa kukatakan, para ahli kuat di Benua sudah mulai mengkhawatirkan nasib Benua Aigean di masa depan, sementara kalian masih sibuk berebut kekuasaan! Mengingat penjelasanmu tentang hubunganku, tak kusangka Bimon yang dikenal lugu ternyata memiliki jaringan hubungan serumit ini, persaingan kekuasaan bahkan sudah mencapai tingkat yang begitu sengit.”
“Apa hubungannya omongan muluk-mulukmu dengan memanfaatkanku?” Liu Zhenhan kembali duduk dengan kasar di kursi.
“Kau masih mengira dirimu orang awam?” Master Puskash melototi Lao Liu: “Apa kau pikir dirimu Bimon biasa? Di tengah invasi besar-besaran Bangsa Iblis yang akan datang, bukankah lebih baik menjadikanmu sekutu manusia daripada musuh seluruh umat manusia? Apa kau sangka setiap Santo bisa langsung menggulung lengan baju dan menghajar lawan seenaknya?”
“Jangan meremehkanku, Tua-tua! Ingat, aku adalah juru bicara resmi Dewa Perang Campas, Shaman Divine Comedy! Kesadaranku tak kalah darimu!” Liu Zhenhan menyeringai sinis: “Jangan terlalu meninggikanku, aku belum sampai level musuh bersama seluruh umat manusia. Terus terang saja, populasi manusia di benua ini sudah mencapai ratusan juta, sementara kami Bimon hanya enam juta. Jurang ini hanya bisa diisi oleh waktu, bukan oleh pahlawan Biman manapun.”
“Aku sangat terkejut mengetahui Richard tiba-tiba menjadi Shaman Divine Comedy.” Kepala suku Andulan mengangkat alis: “Katanya hanya pendeta shaman paling taat yang bisa menjadi juru bicara Dewa Perang. Tapi kesetiaan Richard pada Dewa Perang, seperti pantulan Sampa di air yang ilusif.”
"Soal kesalehan itu omong kosong belaka." Master Puskash menyeringai dingin, sikap merendahkan terhadap pernyataan ini terlihat jelas: "Kami para penyihir selalu ateis. Dari sekian banyak dewa di seluruh benua, berapa banyak yang benar-benar menampakkan diri di hadapan manusia? Semua kekuatan elemen, baik yang diketahui maupun belum, hanyalah bentuk kombinasi berbeda dari molekul elemen. Apa hubungannya dengan dewa?"
"Aku juga berpikir begitu." Liu Zhenhan tersenyum tipis.
Seluruh orang di meja terdiam membeku, tak menyangka bahwa juru bicara yang ditunjuk langsung oleh Dewa Perang ternyata ateis tulen. Helen yang selama ini merupakan pengikut Dewa Perang yang taat, hampir pingsan mendengar perkataan Richard ini.
"Jangan terkejut, Helen." Liu Zhenhan berkata: "Pendapatku bahwa kekuatan elemen bukan berasal dari kekuatan dewa, bukan berarti aku tidak memuja Dewa Perang."
"Esensi agama dan dewa sebenarnya adalah memberikan sandaran rohani bagi manusia. Lalu, apa itu sandaran rohani?" Liu Zhenhan menggoyang-goyangkan gelas anggur di depannya, mata berkilauannya menyapu setiap orang yang menatapnya: "Sandaran rohani adalah tujuan yang tak pernah bisa dicapai seseorang! Apapun bentuk sandaran rohaninya, sekaligus merepresentasikan hasrat. Dari sini terlihat, yang paling dicintai manusia sebenarnya bukan dewa, setiap orang sesungguhnya paling mencintai diri sendiri. Alasan mereka berdoa kepada dewa hanyalah untuk memuaskan hasrat yang ingin dicapai tapi tak mampu diraih. Meski aku tidak berdoa, tidak menari tarian shaman, tapi kurasa aku jauh lebih tulus dibanding kebanyakan penganut Shamanisme, setidaknya aku tak pernah berharap Dewa Perang membantuku. Dalam hal ini, aku lebih murni daripada umat manapun yang paling taat."
Suasana hening dan bisu menyergap.
"Richard, akhirnya aku mengerti mengapa kau bisa menjadi juru bicara mukjizat ilahi yang ditunjuk Dewa Perang Kampas." Kepala suku Andulan menghela nafas, "Selainmu, benar-benar tak ada pendeta lain yang semurni ini, aku menarik kembali penilaianku sebelumnya padamu."
"Pandangan yang tajam." Master Puskash menggigit besar bakcang, menatap ke atas sambil terkekeh: "Tapi entah apakah kau bisa tetap mempertahankan keluguan hati ini di tengah jaring kekuasaan rumit ras Bimon."
“Ini adalah hal yang ingin saya tanyakan pada Master.” Liu Zhenhan menundukkan kepala dengan sopan sambil mengangkat tong bir, menuangkan bir berbusa putih untuk Master Santo Ajaib.
“Minumlah bir sesuai kemampuanmu. Karena kau sudah menyadari ini, kurasa kau tahu harus berbuat apa.” Master Puskash mengusap sudut mulutnya, membersihkan butiran meter yang menempel: “Selalu antisipasi kemungkinan terburuk, tapi ketika sudah mencapai titik terburuk, lihatlah sisi baiknya. Semakin banyak musuh di lingkaran kekuasaan, semakin kecil peluangmu naik - ini belum tentu buruk.”
“Semakin besar pikulan, semakin berat beban di pundak.” Kepala suku Andulan menambahkan dengan nada bijak.
“Benar juga.” Liu Zhenhan sendiri merasa hambar, terus-menerus menjilat bibirnya.
Seolah terkenang kenangan lama, Kepala suku Andulan dan Puskás sama-sama terdiam. Suasana menjadi mencekam sekaligus.
“Master, bisakah kau menggunakan sihir elemen udara andalanmu untuk membuat perut Xixi tampak hamil dengan ‘Ying Jie Er Fa Le’?” Helen yang mungkin sudah menahan pertanyaan ini lama akhirnya berkata, “Kalau tidak, kita sulit menipu mereka!”
Liu Zhenhan masih menangkap aroma kecemburuan yang tersembunyi dalam ucapan ini. Menurutnya, Helen sedang bertindak gegabah.
“Sama sekali tidak ada masalah.” Master Puskash menepuk dadanya dengan keras, mengambil alih semua tanggung jawab. Gerakan ini membuat Xixi yang duduk diam di samping langsung memerah wajahnya dan buru-buru menyembunyikan wajah di balik punggung Mo'er.
Sorot mata Liu Zhenhan seolah memiliki keinginan untuk menguliti Master Puskash hidup-hidup.
"Menarik sekali." Kepala suku Andulan tertawa sampai tulang-tulang tuanya berbunyi "kruk krak".
"Pemilihan santo perempuan hari ini dari awal memang tidak formal. Sekarang aku baru sadar, pasti ulah penyihir Cahaya Suci di bawah komando Murinio. Selain dia, tak ada yang bisa menciptakan ilusi cahaya." Helen mengeluh: "Tapi aku tetap tak mengerti, kenapa dia bahkan tak melepaskan Gatanie?"
"Inilah kekuatan Dewata." Liu Zhenhan memutar matanya, berkata dengan kesan sakti.
Bab 234: Komedi Kendaraan Tunggangan
Mungkin satu-satunya orang di seluruh kota Shabak yang tak ingin kedatangan Master Puskash adalah Tuan tanah Pigge Liu Zhenhan.
Tapi Master Puskash tersenyum misterius dan hanya berkata: "Maukah kau aku bantu lagi?" Ketidakpuasan Liu Zhenhan langsung lenyap. Ia teringat bagaimana dua naga peri sebelumnya dijebak oleh orang tua ini, lalu ia balik memanfaatkan situasi...
Mata Liu Zhenhan mulai berkaca-kaca...
Seorang Master Santo Ajaib yang sejati, bahkan jika itu adalah manusia, sudah cukup untuk mendapatkan penghormatan yang layak di Kerajaan Bimeng. Penghormatan ini melampaui ras, mewakili kekaguman bersama semua makhluk cerdas terhadap kekuatan yang luar biasa. Menurut konsep pemahaman umum di dunia sihir, bahkan jika seorang penyihir tingkat Santo mengunjungi wilayah Bangsa Iblis, Raja Lich dari bangsa tersebut mungkin akan menjamu mereka dengan penuh hormat.
Kehadiran langsung seorang penyihir tingkat suci untuk memberikan ucapan selamat pada upacara besar Pendeta, dalam hampir 2000 tahun terakhir, Olimpiade Pendeta Bimon belum pernah menerima kehormatan sebesar ini. Bagi para Imam Bemon yang juga menggunakan kekuatan elemen, ini benar-benar suatu kejutan yang membuat mereka grogi. Bukan hanya mereka, bahkan jika Imam Utama Angsa Murinio tidak memberikan bukti langsung, para petinggi Kerajaan Bimon mungkin tidak akan percaya bahwa orang tua lusuh ini adalah seorang Master Santo Ajaib.
Baik Raja Bimon, Imam Agung Jubah Merah, maupun para bangsawan tinggi Bimon yang sombong itu, semua hampir menuliskan kata "menghormati orang bijak" di dahi mereka. Ketika Kepala Suku Wolff Kun Ding, Redknapp, melihat Master Santo Ajaib menggandeng tangan Biarawati kecil Jeanne d'Arc dan dengan mesra memperkenalkannya sebagai putrinya kepada semua Bimon, keringat seketika mengucur deras di dahi tetua Suku Serigala itu.
Mengenai masalah Pendeta Divine Comedy Richard Yang Mulia mengangkat anak angkat manusia Joan d'Arc sebagai Santo Perempuan Istana Musim Panasnya, kabar ini menyebar dengan cepat seperti angin di kalangan bangsawan hanya dalam semalam. Awalnya para Bimon menganggap hal ini sebagai bahan tertawaan, namun sekarang ejekan itu berubah menjadi iri hati yang tak terjangkau - menjalin hubungan dengan Master Santo Qi Ao, bagaimanapun juga merupakan keuntungan besar.
Kepala Suku Redknapp yang awalnya agak bangga dengan perbuatannya, kini hanya menyisakan penyesalan. Terhadap jaringan pergaulan luas Pendeta Divine Comedy Richard, anggota dewan Suku Serigala pertama kali terkejut, kemudian diikuti oleh rasa takut.
Dia menolak untuk memikirkan lebih lanjut, khawatir pikiran ketiganya adalah keputusasaan.
Bukan hanya dia, baik Sang Raja maupun Yang Mulia Paus, tidak ada yang menyangka bahwa seorang Penyihir Besar Santo Qi Ao manusia akan menyerahkan putri kandungnya untuk diadopsi oleh Imam Bemon. Ini agak absurd, bahkan jika Santo Qi Ao ini menyerahkan putrinya kepada raja manusia, diperkirakan puluhan penguasa di dunia manusia akan berebut kepala untuk mendapatkannya.
Berbual B seperti ini, benar-benar tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Jika sebelumnya pertarungan dengan Naga Pelangi Yibu membuat Liu Zhenhan sedikit meredam sikap merendahkan para bangsawan Bimon, maka hubungan kompleks sekaligus intim antara Master Santo Qi Ao Puskash dan Shaman Divine Comedy bagaikan menenggelamkan kepala semua bangsawan Bimon ke dalam salju abadi Pegunungan Himalaya Taymur hingga tersadar keras.
Meski gelar Shaman Divine Comedy hanyalah jabatan simbolis, Richard si Shaman Divine Comedy kini tak hanya memiliki peliharaan magis tingkat super, tapi juga menguasai tiga bidang: nyanyian, bela diri, dan sihir. Pergaulannya pun dengan penyihir tingkat suci. Jika masih ada yang meremehkannya, tak ada kata lain selain buta mata atau dungu otak.
Siapa pun yang masih punya niat buruk terhadap Shaman Divine Comedy ini, kini akhirnya paham: meski terlihat santai-santai, pria di depan mata ini sama sekali bukan tandingan mereka.
Saat Master Puskash sengaja atau tidak menyebutkan bagaimana Shaman Divine Comedy Richard bersama Mo'er dan Pengawalnya berulang kali mengalahkan dua ksatria naga serta sejumlah Ksatria Suci Palem Emas Gereja di Kadipaten Dolot milik manusia, para bangsawan hanya manggut-manggut. Setelah menyaksikan langsung Shaman Divine Comedy menaklukkan Naga Pelangi, kekebalan mental mereka sudah terbentuk.
Sialan, Laozi belum cari masalah sama kalian aja udah bagus. Liu Zhenhan sendiri juga merasa agak bangga, apalagi melihat para bangsawan yang berdatangan dengan sikap merendah, Lao Liu semakin merasa senang.
Upacara besar Pendeta yang malang sekali lagi diganggu, membuat para peserta pendeta kompetisi kehilangan motivasi karena mereka bukan lagi pusat perhatian. Ini adalah upacara agung yang sekaligus memalukan, karena kemunculan terus-menerus orang-orang luar biasa membuat Olimpiade Pendeta ini terlihat berlebihan.
Atas undangan hangat Sang Raja, Master Santo Qi Ao Puskás juga memberikan pelajaran sihir selama seminggu di Ibukota Shabak untuk semua penyihir. Meski tidak banyak penyihir se-aliran dengannya, misteri sihir tak mengenal batas. Master Santo menggunakan pengalamannya untuk mengajarkan cara mempersingkat nyanyian sihir dengan cerdik dan tepat, membuat semua penyihir bersorak gembira. Liu Zhenhan juga ingin berbicara, tapi gelar Santo-nya terlalu banyak "airnya", sulit mencari kesempatan untuk unjuk gigi.
Namun Liu Zhenhan tetap merasa harga dirinya terangkat, rasa sombongnya terpuaskan dalam kadar yang besar. Kebahagiaannya justru menjadi sakit kepala bagi Pendeta Tertinggi Bulat. Awalnya mengira Shaman Divine Comedy ini biasa saja, siapa sangka potensinya terus berkembang. Kini dengan melihat kekuatannya, mengendalikannya bukan lagi sekadar omongan kosong. Kekuasaan Tuan Tanah Feilengcui ini secara diam-diam telah membentuk lingkaran pengaruh yang cukup besar, bagaikan cikal bakal keluarga terhormat.
Baik kekalahan Naga Pelangi maupun kunjungan Santo Ajaib, semua momentum ini - meskipun Shabak penuh dengan orang bisu dan tuli - pasti telah diketahui rakyat biasa Bimon melalui berbagai saluran tentang lahirnya Saman tingkat Raja Langit yang agung di Kerajaan. Hal ini menjadi masalah besar bagi "seni memimpin" Yang Mulia Paus.
Membaca sejarah Bimon dengan air mata, siapakah manusia berbulu yang bukan binatang? Penderitaan sejarah dan diskriminasi selama ribuan tahun telah membuat darah harga diri rakyat biasa Bimon mendidih. Mereka seketika menganggap Richard si Shaman Divine Comedy yang mengalahkan kekuatan tertinggi Benua Aigean sebagai idola spiritual - Menurut tradisi Bimon, setiap pejuang yang selamat dari pertempuran melawan naga berhak mencantumkan ukiran kepala naga pada lengan baju dan lambang keluarganya. Apalagi mengalahkan naga, tentu merupakan kehormatan yang luar biasa.
Masalah besar yang membuat Yang Mulia Paus pusing datang bertubi-tubi. Awalnya upacara promosi Grand Shaman Weian Zidan dari Kuil Timur Laut menjadi Imam Utama direncanakan pada hari kedua upacara besar Pendeta, bersamaan dengan upacara promosi ular wanita cantik Cui Beixi sebagai Dawi'an Kuil Witherspoon. Namun kedatangan mendadak Master Santo Ajaib ini membuat petinggi Kuil kalang kabut. Untuk menyelesaikan serangkaian urusan terkait, upacara ini tertunda berulang kali hingga mundur seminggu penuh.
Penyebab utama masalah besar bagi Yang Mulia Paus adalah bagaimana menangani upacara promosi seorang Pendeta, yaitu Pendeta Angin Mo'er.
Promosi ini sama sekali tidak aneh. Lompatan dari Pendeta Angin langsung ke level tertinggi sangat wajar. Bagaimana tidak, Mo'er adalah satu-satunya pemilik dua lagu perang serangan yang telah hilang selama 10.000 tahun di Kerajaan Bimeng. Kemampuan menguasai "Lagu Air Mata Starbuck" dan "Lagu Tanduk Singa Badai" berarti telah memenuhi syarat sertifikasi sebagai "Nabi Langit Biru". Hal ini di kerajaan yang dijuluki "padang pasir sihir" seperti Bimeng adalah kepastian mutlak - bahkan tidak perlu uji coba, setengah orang penentang pun tidak ada. Kerajaan Bimeng sangat membutuhkan kekuatan magis.
Yang paling rumit bagi Yang Mulia Bulat bukan hanya meningkatkan gelar "Nabi Langit Biru" Mo'er. Dari sejarah Behemoth, posisi ini setara dengan Dua Belas Imam Utama, secara hierarki mencapai konsep "satu orang di bawah, sepuluh ribu orang di atas". Tugas utama "Nabi Langit Biru" adalah ikut dalam operasi militer. Tentu saja, karena para "Nabi Langit Biru" berasal dari Suku Zhiliao Sikaide, mereka juga bertugas meramal dan memprediksi hal-hal penting, namun tugas ini telah diambil alih oleh Tabib Shaman Behemoth seiring perjalanan waktu.
Masalah utamanya terletak pada kewajiban ikut berperang. "Nabi Langit Biru" mampu memanggil kemampuan serangan magis melalui lagu perang. Pendeta dengan kemampuan seperti ini menjadi idola suku. Tentara Behemoth mana pun pasti akan terbangun sambil tertawa dalam mimpi jika memiliki "Nabi Langit Biru" serba bisa sebagai pelindung. Pendeta dengan kemampuan serangan ganda inilah kebanggaan sejati Kuil Bimon. Namun kebanggaan tunggal ini kini justru menjadi Santo Perempuan Istana Musim Panas. Untuk mengatur Mo'er yang memegang dua gelar keagamaan sekaligus yaitu "Santo Perempuan Istana" dan "Nabi Langit Biru", Yang Mulia Paus hampir dibuat pusing oleh para Kapten dari Lima Legiun.
Santo Perempuan di istana harus menjaga api suci yang terus menyala di Istana Musim Panas Dewa Perang, sementara "Nabi Langit Biru" wajib menjadi imam pendamping pasukan - dua hal yang kontradiktif dan tak terdamaikan. Para kapten legiun sepertinya sengaja memanfaatkan situasi ini, terus menerus mempersoalkan standar "Nabi Langit Biru" dan menyulitkan Paus. Yang Mulia Bulat sama sekali tidak berani membiarkan kekuatan di bawah Shaman Divine Comedy ini berkembang ke kalangan militer, sehingga terus-menerus berkelit.
Masalah tidak hanya sampai di situ. "Nabi Langit Biru" mampu terbang, memiliki kemampuan serangan magis, dan dapat memanggil peliharaan magis - benar-benar pendeta kuil Bimon paling elit. Sejak sistem ini ada di zaman kuno, status "Nabi Langit Biru" selalu berbeda dengan imam biasa. Pertama dalam penilaian duniawi, lalu terlihat dari pakaian dan peralatan: "Nabi Langit Biru" memiliki kendaraan tunggangan, suatu pengecualian yang tidak dimiliki pendeta Bimon manapun.
Tidak semua hewan tunggangan bisa menjadi kendaraan "Nabi Langit Biru". Ini memiliki aturan khusus. Di era Kekaisaran Bimon kuno, "Nabi Langit Biru" mengendarai Serigala Raksasa hantu melintasi padang rumput di malam tanpa bulan, dengan cahaya dari batu permata di tongkat sihirnya yang mampu mengusir segala kegelapan.
Yang disebut Serigala Raksasa Hantu, sebenarnya adalah kendaraan tunggangan utama Shaman Nabi, bukan peliharaan magis. Makhluk abadi dari dimensi lain ini dipanggil melalui "Batu Rune Sungai Dunia Baka" di tongkat shaman. Sebagai makhluk panggilan, kesetiaannya tak diragukan dan memiliki kekuatan tempur tertentu, meski fungsi utamanya tetap sebagai kendaraan. Namun jika kultivasi "Nabi Langit Biru" cukup tinggi, mungkin bisa memanggil Serigala Iblis Ketakutan tingkat lebih tinggi atau makhluk abadi kelas atas lain sebagai tunggangan.
Yang paling merepotkan ada di sini.
Kerajaan Bimeng saat ini tak lagi seluas 10.000 tahun silam saat Kekaisaran Bimeng Agung menguasai Aiqin. Batu Rune Sungai Dunia Baka seperti ini sangat langka, bahkan dengan 6 juta populasi Bimeng yang ditugaskan menambang, belum tentu bisa ditemukan. Adapun tongkat shaman khusus nabi dalam sejarah, sudah lama hilang entah tahun berapa. Sekarang bagaimana mungkin membuat tongkat serupa untuk "Nabi Langit Biru" yang baru dilantik?
"Yang Mulia Paus" terpaksa menggunakan ide kompromi dengan memalsukan tongkat sihir nabi. Meski tanpa "Batu Rune Sungai Neraka", mereka menyematkan "Batu Permata Api" sebagai pengabdian simbolis untuk "Nabi Langit Biru" yang konon harus menerangi kegelapan bumi dan langit. Mo'er selaku "Nabi Langit Biru" yang masih muda mudah ditipu, namun Helen langsung memprotes Kuil. Ia menentang pencabutan hak istimewa nabi - Kendaraan Tunggangan! Dalang di balik ini adalah seorang Pigge yang tertawa terbahak-bahak.
Kepemilikan Kendaraan Tunggangan oleh "Nabi Langit Biru" lebih bersifat protokoler ketimbang kebutuhan nyata. Liu Zhenhan kini mulai memahami seluk-beluk birokrasi - jangan pernah menunjukkan kelemahan. Kewibawaan pejabat tercermin dari kemegahan penampilan, karena pengurangan kesan megah bisa ditafsirkan sebagai kelemahan yang layak dieksploitasi lawan politik.
“Kuil juga tidak punya persediaan berlebih! Untuk mempertahankan pengeluaran perang yang besar berikutnya, Kuil sudah berada di ujung kekuatan! Membantu Mo'er mencari kendaraan tunggangan dengan mengerahkan pasukan? Ataukah membuka gunung dan menambang untuk mencari ‘Batu Permata Rune Sungai Underworld’?” Yang Mulia Paus mana mungkin bisa mencari "Batu Permata Rune Sungai Underworld" untuk Mo'er, langsung menggelengkan kepala seperti gasing: "Kuil tidak punya kemampuan itu. Saya pikir Paduka Liu Zhenhan dan Nyonya Mo'er yang bahkan bisa mengalahkan Ksatria Naga, pasti bisa menangani sendiri kendaraan tunggangan nabi ini."
Taktik Yang Mulia Paus yang memuji sebelum menekan sungguh licik, tidak mengecewakan gelar Imam Agung Jubah Merah Bulat sebagai ahli diplomasi paling lihai se-Bimon. Namun dalam hal kelicikan, Pendeta Tertinggi Bulat masih kurang tuntas. Ucapan seperti ini mungkin bisa diterima Imam Utama Angsa Murinio dengan lapang dada, tapi sama sekali tak mempan menghadapi Liu Zhenhan yang jiwanya sudah tercemari karakter preman.
“Tuan tanah Pigge yang tak tahu malu ini langsung berulah dalam upacara kenaikan pangkat yang khidmat, meminta Master Santo Ajaib Puskash apakah mungkin meminjam seekor naga dari gereja manusia sebagai kendaraan Mo'er, dengan janji akan mengembalikannya menggunakan Bimon raksasa di kemudian hari. Master pun tak bisa menolak. Liu Zhenhan langsung menarik kerah jubah Master Santo Ajaib, membuat Master Puskash sangat malu, sekaligus membuat Sang Raja juga merasa kehilangan muka.”
Bab 235: Bintang-bintang Bersinar di Kota Pasir
Sang Raja benar-benar kagum dengan kelakuan bajingan Shaman Divine Comedy ini. Mau mengembalikan dengan Bimon raksasa? Binatang peliharaan raksasa berbulu emas itu mau dicari di mana?
“Richard, jangan macam-macam lagi!” Sang Raja hampir-hampir ingin mengetuk kepala pemuda ini dengan tongkat kerajaannya: “Batu permata Rune Sungai Lethe memang terlalu merepotkan Kuil. Begini saja... Pelatih hewan kita telah melatih sekelompok binatang tugas militer, aku beri hak pada Mo'er untuk memilih sesukanya! Jika tidak bisa, akan kusuruh ahli pemilih kuda dari suku Haus untuk menyaring kuda ribuan li terbaik bagi Mo'er!”
Harapan Liu Zhenhan seketika pupus. Awalnya dia berencana memeras setidaknya satu monster Naga Sekunder, sekarang impian itu sirna. Kelicikan Paus bisa dia hadapi, tapi kemurahan hati Sang Raja tidak bisa dia lawan dengan ulah kasar. Di tengah kekecewaannya, Lao Liu juga melihat perbedaan karakter antara dua pemimpin tertinggi Bimon. Menurut penilaiannya, Paus dan Raja benar-benar tidak sebanding - satu berpikiran sempit, satu lagi visioner, perbedaan yang baru terlihat jelas ketika keduanya dibandingkan.
Setelah ritual promosi selesai, upacara besar Pendeta memasuki puncaknya - pertarungan 12 orang. Putra-putri Imam Utama Angsa, Tuan Mourinho, Gorini dan Gormeth, menunjukkan performa luar biasa. Pasangan kakak-beradik yang menguasai ganda nyanyian magis ini bahkan tidak perlu memanggil peliharaan magis mereka sama sekali selama pertarungan, dengan mudah mengalahkan lawan dan lolos ke babak semifinal.
Awalnya Liu Zhenhan mengira Imam Utama Angsa Mourinho akan membagi tim pengawal mewahnya untuk kedua anak ini. Tapi dia segera menyadari kesalahannya - dia meremehkan kecerdasan Imam Utama Angsa. Di antara pengawal Gorini dan Gormeth, tidak ada Raksasa Baju Es, pasukan Teutonik, prajurit barbar, prajurit kurcaci berjanggut kepang, atau pejuang amok bermata satu yang biasa dikenalnya.
Pengawal Gorini semuanya perempuan. Di antara pasukan spesial terdapat Penyusur Hutan, bangsa Setes, dan juga "Satyrs" dari ras setengah manusia - makhluk berbadan kuda berkepala manusia yang juga mahir memanah. Mereka memiliki kemiripan fisik dengan Penjaga Hutan berbadan rusa dan Dryad Hutan Rimbun yang pernah dilihat Liu Zhenhan di dunia bawah tanah. Termasuk dalam kategori setengah manusia, meskipun suku Haus Bimeng sering dijuluki setengah manusia-kuda karena konstelasi Aeolus di langit, sebenarnya penampilan suku Haus sama normalnya dengan semua Bimon lainnya.
Penyusur Hutan telah bergabung dengan wilayah Bier di Kerajaan Bimeng setelah "Perang Bintang Selatan". Tidak diketahui dari mana Gorini merekrut prajurit wanita berpostur kekar dan kekuatan mengerikan ini. Para wanita Penyusur Hutan ini, demi kenyamanan bertarung, telah memotong kedua payudara mereka - suatu keharusan, karena membawa dua "pepaya raksasa" di dada hanya cocok untuk menyusui bukan bertarung.
Dengan mengayunkan kapak raksasa berat, para wanita Penyusur Hutan ini tak terbendung. Ditambah bantuan dua penyihir wanita Setes yang terus melontarkan mantra kutukan serangan, musuh terus terdesak. Kegagahan mereka memicu bisikan-bisikan di tribun penonton di antara beberapa jenderal suku Bier.
Tradisi Bimon adalah wanita tidak pergi ke medan perang atau masuk militer. Meskipun Suku Rhein dan suku Tiger adalah wangsa kerajaan terhormat, dan wanita mereka terkenal dengan julukan "Singa Sungai Timur" dan "Harimau Betina" yang jauh lebih tangguh dari prajurit Bimon biasa, tradisi ini tetap tak terpatahkan. Pasukan wanita pimpinan Gorini ini bisa dibilang fenomena langka dalam sejarah Bimon.
Gormeth jelas mewarisi tradisi ayahnya. Pasukannya terdiri dari prajurit Elf qingyise - mulai dari Druid yang bertransformasi menjadi beruang raksasa, pendeta wanita yang mengendarai harimau putih, prajurit Elf dengan gergaji bundar, pemanah, penyihir, bahkan seorang peri bunga yang sangat langka. Peri seukuran kupu-kupu ini memiliki kemampuan menghilang di bulan purnama dan kemampuan Berbual B yang bisa memurnikan dan menghalau kekuatan elemen dengan kecepatan luar biasa. Kombinasi lengkap ini membuat kemenangan mereka tak diragukan.
Yang mencolok lainnya adalah Fei Wenli dari Kota Caiyu. Kota Caiyu membuktikan diri sebagai keturunan terakhir Medusa dengan pasukan pilihan. Prajurit ular raksasa dan prajurit ular piton mereka jauh melampaui prajurit Bimon biasa. Meski tak punya serangan jarak jauh, kombinasi perisai daging tangguh dengan pendeta mengikuti taktik tradisional Bimon - mengandalkan kekuatan fisik untuk mengalahkan musuh, berhasil melaju ke babak berikutnya.
Master Puskash melihat dengan penuh minat, bahkan dirinya pun belum pernah merasakan secara dekat seperti apa tingkat kekuatan tempur prajurit Bimon, terutama dalam kompetisi yang mewakili level tertinggi ini.
"Pasukan prajurit Medusa ini jika berada di dalam air, kekuatan tempurnya akan lebih mengejutkan." Sang Raja sebagai tuan rumah dengan sungguh-sungguh menjelaskan karakteristik prajurit Bimon kepada Master. Mata sang Raja menangkap ekspresi meremehkan di wajah Prajurit Paus Fegao yang berdiri di belakang Mo'er dengan tangan terlipat, kemudian menambahkan: "Master, lihatlah prajurit Banilu milik Mo'er ini. Menurut perkenalan Richard, prajurit ini menyandang gelar Komandan Pasukan Pengawal Dalam Bangsa Laut yang mampu mengendalikan prajurit istana dalam Bangsa Laut Xiya. Kekuatan tempurnya benar-benar tak terbayangkan."
Master Puskash menoleh memandang Fegao dan tersenyum.
"Apa gunanya? Jika mantra dahsyat dihujankan, sekelompok prajurit terkuat pun akan tumbang." Liu Zhenhan menyeringai dingin: "Cara terbaik menggunakan prajurit semacam ini adalah dengan menyebar mereka dalam kelompok kecil untuk misi penyusupan tingkat tinggi seperti serangan di belakang garis musuh."
"Richard, para pendeta kami juga bukan orang sembarangan." Pendeta Merah Tertinggi Bulat menyela dengan nada tenang.
Liu Zhenhan merasakan permusuhan dan kewaspadaan tersembunyi dari Imam Agung Jubah Merah ini, "Kretak!" dia tiba-tiba tertawa, membuat Pendeta Tertinggi Bulat kebingungan dan mengusap-usap wajahnya berkali-kali.
"Lumayan." Master Puskash tersenyum sambil mengangguk di samping: "Yang paling tak kusangka adalah di Olimpiade Pendeta pun mereka menggunakan senjata sungguhan, apakah Yang Mulia dan Yang Mulia tidak takut terjadi cedera?"
"Hahaha..." Yang Mulia Grak Sal tertawa keras: "Jika sebagai pengawal pendeta, mereka tak bisa mengendalikan kekuatan dalam pertandingan kecil seperti ini sampai menyebabkan cedera, pantaskah mereka disebut pengawal?"
"Setiap generasi punya pahlawannya, Bimon yang dijuluki prajurit terkuat di benua ini memang bukan omong kosong." Master Puskash mengangkat jarinya penuh kekaguman: "Di dunia manusia, setiap pertandingan pasti membungkus mata pisau dengan kain."
Liu Zhenhan di samping memerah mukanya sampai ke telinga. Jika pengawalnya yang ikut bertanding, sembilan dari sepuluh kasus pasti tak bisa mengendalikan kekuatan. Terlalu banyak aksi mematikan yang mereka lakukan, sudah menjadi kebiasaan.
"Master, jangan puji kami lagi." Yang Mulia Helen yang polos itu jadi malu-malu dengan pujian Master Santo Ajaib, tak menyadari itu hanya basa-basi belaka.
"Hehe..." Mendengar perkataan Helen, beberapa orang tua berpengalaman itu saling bertukar senyum penuh makna.
“Hmm... Sepasang Medusa ini yang mengandalkan jarak dekat, terus melakukan serbuan frontal namun minim persenjataan jarak jauh, ini bukan hal baik.” Liu Zhenhan menggerutu, berlagak seperti veteran perang yang berpengalaman, berpura-pura memberikan analisis militer. Namun kelemahan ini sepertinya sudah diketahui semua orang, bahkan yang awam pun bisa melihat. Sikap Lao Liu yang sok tahu ini hanya mendapat tatapan mata sinis dari beberapa orang.
“Master, menurut Anda tiga pendeta muda mana yang akan meraih mahkota dalam upacara besar Pendeta kali ini?” Sang Raja memberikan kode mata kepada Lao Liu, lalu bertanya dengan ramah kepada Master Santo Ajaib Puskash.
“Selisihnya terlalu besar, Yang Mulia pasti sudah melihatnya.” Master Puskash tersenyum: “Pemimpin harus fokus pada kekuatan dasar, bukan sekadar memilih beberapa yang unggul. Untuk penyihir mungkin bisa, tapi sistem Pendeta jelas tidak, kecuali ada lebih banyak murid seperti Xiao Mu dan Richard.”
“Master terlalu memuji.” Murinio berdiri dengan penuh hormat dan memberi penghormatan kepada Master.
Liu Zhenhan terus memainkan kalung tengkoraknya. Menurutnya ucapan Puskash memang sesuai fakta, jadi dia tidak merasa perlu bersikap formal.
“Yang paling kusukai darimu adalah sikapmu yang bebas, santai, dan tak terikat. Seorang pria sejati yang mengarungi langit dan bumi, memang seharusnya tak punya banyak belenggu.” Master Santo Ajaib menatap Liu Zhenhan dengan tatapan seperti ibu mertua memandangi menantu, semakin lama semakin senang. Tatapan ini membuat Tuan Mourinho langsung menunjukkan kecemburuan yang tak tersembunyikan.
Si tua ini memuji dirinya sendiri, dia suka mengunjungi pelacur. Sambil bersiul genit, Liu Zhenhan berpikir dalam hati. Kata "mengunjungi pelacur" membawanya kembali ke era gelap masa lalu Tiongkok tahun 80-an, di mana hal ini adalah kejahatan besar yang bisa membuat seseorang ditembak mati oleh polisi setelah enam kali pelanggaran.
Liu Zhenhan berpikir sejenak, tiba-tiba merasa kesal. Ia merasa dirinya sendiri layak dihukum tembak empat lima kali.
"Master sangat menyukai Richard, ini jarang terjadi." Yang Mulia Grak Sal tersenyum samar, lalu mengangguk dengan senyum sinis: "Bukankah kami Bimon selalu dianggap sinonim untuk biadab dan primitif di mata manusia? Mengapa Master tidak berpikir demikian?"
Omong kosong. Liu Zhenhan melemparkan potongan bambu ke mulutnya, mengunyah dengan suara krek-krek.
"Jika ingin mengangkat anak, jadilah seperti Richard Zhenhan Liu." Master Puskash menunjuk ke arah Lao Liu yang sedang asyik mengunyah bambu.
Jubah bulam bangau putih bersih, tongkat sihir batu permata merah menyala - inilah "Nabi Langit Biru" Mo'er.
〖Gaun mutiara dengan bulu merak, kitab hukum perunggu dari era Hammurabi dan tongkat emas - inilah Helen "Imam Agung Cambridge".
Di antara dua wanita cantik yang luar biasa, berdiri Liu Zhenhan "Shaman Divine Comedy" dengan jubah kulit landak berhias rantai dan ornamen perak, tiga medali berkilauan di dada, serta kalung tengkorak raksasa di tangan.
Liu Zhenhan tersenyum tipis. Sejujurnya, dia tidak memahami omong kosong yang berbelit-belit dari orang tua itu, sehingga ekspresinya terlihat sangat alami.
Karena kealamiannya, seluruh aura karismanya memancar sempurna. Didampingi kecantikan dan rekomendasi sang Master, sorot matanya kini penuh kewibawaan yang tak tertandingi.
Senyuman tipis ini telah mencakup segalanya.
BAB 236: ASAL MULA BURUNG
〖Sarang semut yang meruntuhkan tanggul, orang kecil yang memicu malapetaka besar.
——Peribahasa Bimon〗
※※※
Ungkapan "sukacita berlebihan mendatangkan kesedihan" mungkin masih kurang kuat menggambarkan nasib Liu Zhenhan, tapi sulit mencari kata yang lebih tepat.
Pujian Master Santo Ajaib dan aura Dewa Perang membuat Liu Zhenhan benar-benar mabuk kepayang. Selepas itu, pintu bar penginapan yang sepi tiba-tiba dipadati kereta mewah bermerek lambang keluarga kuno.
Undangan pesta makan malam yang terlalu sering membuat Liu Zhenhan, Helen, dan Mo'er kewalahan. Namun masalah lain yang datang bersamaan justru menghancurkan suasana hati Liu Zhenhan yang awalnya bahagia - kondisi burung beo kotor semakin parah.
Sejak Yitiao dan Ning Yu pergi, burung beo kecil itu sebenarnya sudah mulai sakit. Selama ini dia terlihat lesu, cara makannya jadi lebih kalem, tidak seperti sikap garangnya dulu, meski masih bisa memaki-maki.
Dukun Nostradamus satu-satunya di Feilengcui tidak bisa menentukan penyebab penyakit burung beo kotor. Menurutnya, mungkin burung itu tak sengaja memakan sesuatu yang tidak seharusnya hingga mabuk.
"Kucing mabuk karena peppermint, merpati mabuk buah murbei, ular mabuk biji zanthoxylum. Mungkin burung beo ini akan sadar sendiri setelah beberapa waktu." Begitu penjelasan dukun itu kepada tuan tanah.
Tapi setelah tiba di Istana Shabak, burung beo kotor itu tidak kunjung sadar. Seluruh tubuhnya semakin kendur, bulu-bulu indahnya kehilangan kilau, layu tak bertenaga. Sekejap mata pun terasa berat untuk dibuka. Tak terlihat lagi sosoknya terbang ke sana-sini sambil mengumpat ke segala penjuru.
Dalam beberapa hari terakhir menjelang berakhirnya upacara besar Pendeta, kondisi burung beo kecil semakin memburuk. Setiap hari ia mengalami kejang hebat 1-2 kali. Saat kejang, jengger merah di kepalanya berubah menjadi ungu, bulu sayapnya semua meremang, kejang seperti tersetrum listrik, sementara paruhnya yang bengkok terus mengeluarkan liur berbau amis.
Dukun Nostradamus hampir saja dibawa oleh bos ke batu prasasti dan dilempar ke Danau Qiu Dao untuk dijadikan pupuk teratai.
Tapi kita tidak bisa terlalu menyalahkan kemampuan sang dukun. Bahkan para biarawan pun tetap tidak bisa mendiagnosis penyakit aneh burung beo ini. Kepala suku Andulan setuju dengan kesimpulan sang dukun. Ia juga berpendapat burung ini memakan sesuatu yang tidak seharusnya, namun kemungkinan besar bukan alkohol, melainkan zat yang bereaksi dengan komponen tertentu dalam tubuhnya sehingga menghasilkan racun netral. Terhadap hal ini, Kepala suku Andulan tidak bisa berbuat apa-apa karena biarawan memang tidak memiliki kemampuan menetralkan racun.
Kepala Suku Daikui tidak bisa menahan desahannya. Tak disangka setelah puluhan tahun menjadi biarawan yang telah menyelamatkan banyak orang hidup, akhirnya ia tak berdaya menghadapi seekor burung beo yang sekarat.
Di antara ras Bimon, yang paling ahli dalam memainkan racun adalah Dukun Medusa. Liu Zhenhan bahkan tidak sempat menghadiri Kompetisi Pendeta. Dengan membawa hadiah mahal, ia mengundang Dukun Kaum Ular dari Kota Caiyu, berharap bisa menetralkan racun pada burung beo kecilnya. Namun para dukun dari Kota Caiyu bersikeras menolak permintaannya, mungkin masih menyimpan dendam atas konflik berkala antara Feilengcui dan Kota Caiyu. Akhirnya Liu Zhenhan terpaksa menggunakan sedikit siasat untuk membawa dukun ular ini ke bar penginapannya.
Yang mengecewakannya, setelah melakukan pemeriksaan dengan setengah hati pada burung beo itu, Dukun Medusa ini dengan tegas menyimpulkan - racun telah mencapai sumsum, sudah tidak ada harapan lagi.
Guo Guo memandangi Liu Zhenhan dengan mata berlinang-linang. Liu Zhenhan pun hanya bisa balas memandanginya dengan mata sama basahnya.
Semua cara sudah dicoba, mulai dari biarawan hingga dukun. Kini hanya tinggal menyaksikan nyawa burung beo kotor itu semakin redup, tanpa pilihan lain bagi Liu Zhenhan.
Sekuat apapun Kekuatan Nyanyian Liu Zhenhan, sehebat apapun gada berantai kehidupan dan lagu anti racun yang digunakannya, lagu perang tetaplah solusi darurat. Bukan rantai penyeimbang nyawa abadi, apalagi metode detoksifikasi yang menyembuhkan akar masalah.
Tidak bisa sepenuhnya menetralkan racun, burung beo kecil ini tetap akan mati, hanya masalah lebih cepat atau lebih lambat.
Menurut saran dukun Medusa yang ditawan ini, lebih baik mengakhiri hidup burung beo itu dengan cepat, agar tidak semakin menderita jika ditunda.
Saat mengucapkan kata-kata ini, wajah dukun Medusa itu memancarkan keceriaan jahat, karena saat ini raut wajah Tuan Tanah Feilengcui dipenuhi kesedihan.
Meski perkataan mereka benar, Liu Zhenhan tetap menghajar habis-habisan dukun ini. Menurut tradisi Benua Aigean, perlakuan terhadap dukun Medusa ini sama dengan nasib semua pembawa kebenaran di dunia.
Ketidakhadiran Shaman Divine Comedy dan Master Santo Ajaib di Arena membuat Sang Raja dan Yang Mulia Paus terkejut. Utusan-utusan berdatangan ke penginapan, menyaksikan dukun Medusa yang babak belur di depan pintu dan Yang Mulia Shaman Divine Comedy yang sedang menggeretakkan gigi.
Kertas tidak bisa menyembunyikan api, tak lama kemudian Murinio pun datang bersama kepala suku dan tetua Kota Caiyu untuk menuntut pertanggungjawaban. Tindakan Pendeta Divine Comedy Richard Yang Mulia yang terang-terangan menculik dukun suku bawahan dari wilayahnya di Kota Shabak dan memukulinya hingga babak belur, bagi Murinio yang sangat menjaga harga diri, ini adalah penghinaan publik. Satu-satunya penyelesaian untuk masalah seperti ini hanyalah melalui kekerasan. Namun berkat upaya keras Gatanie yang membujuk ayahnya, serta peran Puskás sebagai penengah, pertempuran terbuka antara Dua Permata Kerajaan - Imam Utama Angsa dan Pendeta Divine Comedy - akhirnya bisa dihindari.
Liu Zhenhan sekarang benar-benar mengabaikan semua orang.
Meski sudah lama mengumpulkan keberanian, ia tetap tidak tega menyembelih burung beo kotor ini untuk mengakhiri penderitaannya. Makhluk kecil yang menggemaskan ini sudah lama menemaninya. Seberapa pun menyebalkan dan nakalnya, tetaplah miliknya sendiri. Jika harus melihatnya mati seperti ini, Liu Zhenhan pasti akan mati hancur hati - karena Elf bisa mati akibat kesedihan yang berlebihan.
Keadaan ini membuat Master Santo Qi Ao Puskás terkejut. Sang Penyihir Besar tak menyangka tuan tanah Pigge yang pernah membantai puluhan ribu tentara bayaran Doluote dengan tanpa ampun ini, ternyata begitu lembut hatinya sampai tak sanggup mengakhiri nyawa seekor burung beo yang sekarat.
Kontras karakter yang besar seperti setengah lautan dan setengah api ini membuat Master Puskash berpikir lama, namun tetap tak menemukan jawaban.
Joan d'Arc melihat kebingungan ayah kandungnya. Dia menjelaskan fakta paling sederhana kepada ayahnya - selama di Feilengcui, setiap kali koki Setengah Manusia menyembelih hewan Luo Sha atau kijang gemuk, ayah angkat Richard selalu menjauh. Katanya, teriakan menyedihkan hewan peliharaan saat disembelih membuatnya sangat tersiksa, tak sanggup mendengarnya.
Meski Master Puskash tak bisa menyatukan gambaran bajingan nekat "pedang putih masuk, pedang merah keluar" dengan tuan tanah yang lembut dan tak tega mendengar penyembelihan hewan peliharaannya sendiri, sang Master mulai sedikit memahami.
Sebenarnya bukan hanya Master Puskash yang sudah sepuh ini tak sepenuhnya memahami dualitas karakter Liu Zhenhan. Banyak orang lain juga bingung. Bagi seorang yang mengaku jagoan, karakter sentimental dan ragu-ragu ini jelas memalukan. Karakter seperti ini seharusnya dimiliki orang yang melengking kewanitaan, bukan prajurit berdarah besi yang berpengalaman perang.
Kebanyakan Bimon mungkin menganggap Shaman Divine Comedy ini tidak seperti pejuang sejati. Tapi ada juga yang berpendapat dialah pahlawan sesungguhnya.
Helen dan Gatanie secara spontan memberi pujian melalui tatapan kepada Liu Zhenhan.
Keduanya tanpa sadar teringat pada relief terkenal "Selathir" yang terukir di ambang koridor Kuil Witherspoon - latar belakang relief ini adalah medan perang yang asap mesiu belum hilang, mayat-mayat pahlawan tertancap anak panah berbulu dan senjata tajam, di bawah bendera compang-camping, seorang prajurit Orang-orang Banteng penuh luka, bersandar pada kapak raksasa sambil berjongkok, dengan postur paling lembut mendekatkan hidungnya ke sekuntum bunga liar untuk mencium aroma bumi.
Sebenarnya di dunia ini, masih banyak prajurit Bimon seperti Liu Zhenhan, mereka bisa menghadapi musuh paling ganas dengan dingin, mengambil nyawa lawan tanpa ragu menggunakan mata pedang yang membeku. Tapi anehnya mereka yang sama justru tidak tega menyakiti makhluk paling hina, karakter ini persis seperti prajurit Orang-orang Banteng dalam lukisan cetak "Selathir" yang berani menghadapi hidup dan mati - pahlawan sejati dan penjahat haus darah adalah dua hal yang berbeda.
Sayangnya, tidak banyak orang di dunia ini yang benar-benar memahami tingkat kedalaman makna kepahlawanan seperti ini.
Tidak sepenuhnya tidak ada ruang untuk berkompromi. Kedatangan Fenghuang Es Tang Beierjina memberikan secercah harapan terakhir bagi Liu Zhenhan. Sebagai burung phoenix, darah setiap fenghuang mengandung efek penyembuhan dan resistensi yang kuat. Meskipun fenghuang sangat membenci mengeluarkan darah, Tang Beierjina tanpa ragu mengusulkan untuk memberikan sedikit darah fenghuangnya kepada burung beo kecil ini.
Hal ini membuat Liu Zhenhan sangat gembira.
Lao Liu tahu ini bukan karena pengaruhnya yang besar, melainkan karena Guo Guo bersama Ershao dan Sanshao sedang memegang tangan burung beo sambil meneteskan air mata diam-diam. Mata indah Fenghuang Es Tang Beierjina tak pernah lepas dari dua bayi darah bermuka tembem itu kapan pun ia muncul.
Imam Utama Angsa jelas tidak bisa menerima hal absurd seperti fenghuang es yang hendak memberikan transfusi darah kepada burung beo biasa. Ia tidak percaya sedikit darah fenghuang bisa menetralkan racun tak dikenal, ditambah beberapa alasan yang tidak perlu dijelaskan detail. Mourinho segera menghentikan fenghuang es ini - bawahan sendiri yang terluka malah membutuhkan transfusi darah dari peliharaan magis sekaligus kekasihnya, jika menyetujui hal seperti ini maka ia bukanlah Mourinho lagi.
Helen merasa sangat canggung. Perkembangan situasi ini begitu absurd. Belum lama berselang mereka masih bisa bersatu melawan musuh, sekejap mata sudah berhadapan seperti air dengan minyak. Dua orang yang sama-sama brilian selalu ingin menemukan cara untuk mengalahkan pihak lain. Richard dan Murinio, tak satu pun dari mereka bisa mentolerir kerugian sekecil apapun di tangan lawannya. Kesadaran kompetitif yang jelas ini juga merembes dari perseteruan pribadi mereka ke hubungan strategis dua wilayah besar Feilengcui dan Kota Caiyu, menciptakan atmosfer yang sangat rumit. Bisa dikatakan mereka masih bisa dianggap teman, tapi secara lebih tepat hubungan ini layak disebut sebagai rivalitas sengit.
Dari sudut pandang manapun, Feilengcui belum memiliki harga diri yang cukup besar untuk membuat Tang Beierjina Fenghuang Es melakukan teknik "mendorong darah melewati rahim" bagi burung beo kotor itu. Bukan karena Feilengcui tidak cukup Berbual B, tapi di seluruh Benua Aigean tak ada burung yang layak mendapat transfusi darah dari Phoenix. Jika Murinio menyetujui hal ini, sama saja dengan mengakui di depan umum bahwa dia sedang menyanjung celetukan konyol dari Shaman Divine Comedy. Ini jelas tidak bisa diterima oleh Murinio yang sangat bangga akan dirinya.
Karena alasan inilah bahkan Master Santo Ajaib Puskás pun tak bisa membuka mulut untuk mendamaikan. Seperti telapak tangan dan punggung tangan yang sama-sama daging, Master Santo Ajaib ini memiliki hubungan baik dengan kedua belah pihak. Di momen sensitif ini, Puskás sangat paham apa yang harus dilakukannya. Maka dia memilih untuk pergi jalan-jalan, menghindar dari situasi tersebut.
Sebenarnya Liu Zhenhan bukan tidak mengerti prinsip ini. Namun hanya dengan cara inilah dia bisa menyelamatkan burung beo kecil itu. Dia harus mencoba sekuat tenaga, bahkan berkonfrontasi dengan Imam Utama Angsa pun bukan masalah besar baginya. Konflik di antara mereka memang tak terhindarkan karena perbedaan karakter. Liu Zhenhan merasa lebih baik maju lebih cepat. Kesadaran ini sama sekali bukan berasal dari analisis logis matang atau perbandingan kekuatan kedua belah pihak, melainkan murni sifatnya yang selalu "naik dulu baru beli tiket".
Namun sebelum sempat menunjukkan sikap kasar, Guo Guo dengan cerdik telah membawa dua bayi darah menghadap Fenghuang Es. Mereka menatap gadis es Tang Beierjina dengan pandangan polos.
Tang Beierjina Fenghuang Es tak kuasa bertahan di bawah tatapan penuh harap dua bayi darah itu. Melihat air mata mereka, sang Fenghuang memeluk keduanya erat. Cinta keibuan mengalahkan ketaatan pada Imam Utama Angsa. Dengan bantuan para biarawan, dia menyuntikkan sedikit darah Phoenix ke tubuh burung beo kecil itu.
Murinio Imam Utama Angsa tidak meledak marah. Diam-diam dia berpaling dan pergi. Kesunyiannya bagai tekanan memadat yang mencekik, membebani dirinya sendiri dan setiap orang yang memandangnya.
Gatanie melangkah sambil terus menoleh ke arah Liu Zhenhan, mengikuti ayahnya pergi. Bahkan Tang Beierjina Fenghuang Es, setelah selesai transfusi darah, memeluk erat kedua bayi darah sekali lagi, mencium pipi mereka, lalu segera pergi.
Hubungan kali ini jelas-jelas sudah memburuk total, semua yang punya mata bisa melihatnya.
Begitu mengetahui kabar ini, Yang Mulia Paus segera berangkat ke penginapan Liu Zhenhan di Bar Penginapan. Tanpa basa-basi, Paus langsung menghujani makian. Yang Mulia Bulat yang sebelumnya masih menyimpan sedikit harapan untuk mengandalkan Pigge ini dalam ekspedisi ke Gurun Pasir Taklamakan, kini tercengang melihat perbuatan Shaman Divine Comedy ini yang terus menyinggung kekuatan-kekuatan besar. Meski berasal dari suku Tiger yang berpengaruh, Paus pun dibuat kalang kabut oleh ulahnya.
Menyinggung berbagai faksi berpotensi merusak jaringan hubungan yang susah payah dibangun suku Tiger. Semua tahu Shaman Divine Comedy adalah bangsawan baru di bawah naungan suku Tiger. Setiap gerakan sang Shaman bisa memicu kesalahpahaman ras Bimon lain terhadap suku Tiger.
Yang Mulia Bulat kini merasa merekrut Pigge ini adalah kesalahan besar. Entah mengapa dulu hatinya seperti tertutup kabut. Tapi sekarang yang penting mencari cara menambal kerugian.
“Lihat apa yang telah kau lakukan!” Teriakan keras Pendeta Tertinggi Bulat membuat kecoak di sudut dan celah dinding panik: “Ini cuma seekor burung? Apa yang istimewa? Kau berani menyinggung Hose hanya karena seekor burung beo? Jangan bilang kau tidak tahu seberapa besar pengaruh Hose! Aku tahu kau orang yang paham! Aku tidak percaya, kebodohan seperti ini bisa kau lakukan di siang bolong! Dasar babi! Siapa lagi yang mau kau musuhi? Jika terus begini, aku bersumpah, kau akan diusir dari Shabak!”
“Siapa yang berani mengusirku dari Shabak? Siapa?” Liu Zhenhan menatap tanpa takut ke Yang Mulia Paus. Sejak tiba di Shabak, setiap hari dia berpura-pura menjadi sakti, dan kebosanan berpura-pura ini ditambah kegelisahan selama beberapa hari serta kesedihan karena burung beo kecilnya sakit, membuatnya hampir meledak.
“Kau pikir kau siapa?” Yang Mulia Paus murka: “Jangan bicara tentang keluarga bangsawan mana pun di sini yang sejarah keluarganya lebih panjang dari milikmu, setiap keluarga memiliki biaya 100 kali lipat lebih besar dari milikmu! Kau pikir dengan satu peliharaan magis super kelas bisa seenaknya di Shabak? Kau mimpi? Jika tidak ada yang peduli, kau cuma kepala babi bodoh yang menyedihkan dan idiot!”
“Kalau tidak ada yang peduli, aku juga tidak mau peduli!” Liu Zhenhan meludahkan dahak ke tanah dengan kasar: “Akan kulihat siapa yang berani macam-macam denganku! Apakah kalian mengira aku ini Pratini dari 300 tahun lalu?”
“Obisilachi!” Kutukan Liu Zhenhan menggema penuh kebencian.
“Dasar babi tolol! Belatung yang merayap dari septic tank!” Pendeta Tertinggi Bulat sudah kehilangan kendali, suara makiannya bergetar karena emosi. Bagi bangsawan, makian seperti ini termasuk sangat keji dan jarang terdengar. Untungnya tidak ada orang asing di penginapan ini, sehingga kelakuan tidak sopan Sang Paus ini tidak tersebar luas.
“Kutukanmu kudengar sekali, tapi jangan sampai ada yang kedua.” Liu Zhenhan menatap tajam ke bawah ke arah Yang Mulia Paus, tangan kanannya meremas kalung tengkorak hingga berbunyi "kreek-kreek".
Hari ini, setelah segalanya terbuka, Liu Zhenhan pun siap mengguncang dunia.
Dasar babi sok jago! Batin Yang Mulia Paus meski mulutnya terkunci rapat. Beberapa raksasa Bimon berotot telah muncul diam-diam di belakang Shaman Divine Comedy ini, wajah mereka bengis dengan sorot mata penuh kekerasan.
“Sudah kubilang, jangan samakan aku dengan Pratini!” Liu Zhenhan menggenggam keras kalung tengkorak di tangannya dengan wajah garang.
Bab 237: Meniup Peluit
Menghadapi sikap kasar terbuka dari Shaman Divine Comedy Richard ini, Imam Agung Jubah Merah Bulat pergi dengan kesal. Tatapan terakhir Sang Paus sebelum pergi jelas menggambarkan isi hatinya saat ini—andai kebencian dan kedengkian dalam sorot matanya bisa dikonversi menjadi koin emas, pasti Tuan Tanah Feilengcui bisa langsung pulang ke Feilengcui dan menjadi orang super kaya.
Liu Zhenhan sama sekali tidak peduli. Dia ibarat pemuda bodoh yang tidur di lubang dingin, mengandalkan semangat membara. Jika kau punya kemampuan, gigitlah dia. Jika tidak, kau hanya bisa menelan ludahnya.
Kaki Helen masih gemetaran. Dia benar-benar ketakutan. Sebenarnya bukan hanya dia, dalam situasi tegang seperti pedang terhunus tadi, separuh lebih Bimon di bar penginapan itu kehilangan kesadaran. Perubahan sikap Tuan Tanah yang tiba-tiba seperti cuaca membuat kebanyakan Bimon tak sempat bereaksi. Bagaimanapun, otoritas bangsawan Bimon kelas atas di Kerajaan Bimeng tak bisa diragukan. Hak istimewa ini masih mengakar kuat di benak mayoritas Bimon.
"Imam Agung Jubah Merah termasuk rohaniwan tertinggi, dalam beberapa hal posisinya bahkan lebih tinggi dari Sang Raja. Berani menentang Paus secara langsung adalah tindakan bodoh yang tidak akan dilakukan Bimon mana pun yang masih waras."
Orang lain mungkin tidak berani, tapi belum tentu Liu Zhenhan. Sebagai juru bicara Dewa Perang, bahkan Paus sekalipun tidak bisa berbuat apa-apa terhadapnya untuk sementara waktu - ini adalah hak istimewa dan fakta yang tak terbantahkan.
"Richard!" Helen terjatuh di kursi dengan lemah, "Dalam situasi seperti tadi, jika Yang Mulia Paus benar-benar mengulangi kata-kata menghinamu, apakah kau benar-benar akan main kasar?"
"Mengapa tidak?" Liu Zhenhan balas bertanya dengan heran.
"Menyerang Paus adalah kejahatan berat! Oh~ Dewata Perang di atas~!" Helen mengerang putus asa.
"Menyerang Shaman Divine Comedy juga kejahatan berat." Liu Zhenhan memutar kalung tengkoraknya seperti biksu tua yang sedang berdoa dengan tasbih, matanya menunduk penuh welas asih: "Amitabha, pejabat rendahan ini menyapu lantai pun khawatir melukai nyawa semut, menutupi lampu demi melindungi ngengat. Jika ada yang berani membunuhku, bukankah itu kejahatan tak berperikemanusiaan?"
Helen tak bisa berkata-kata, Mo'er terkikik geli.
"Membunuh? Apakah kami Empat Pengawal ini hanya makan sayur?" si kurcaci meletakkan jari tengah di bibirnya, membuat gerakan menghina yang khas, entah ditujukan pada siapa.
“Jika Paus benar-benar mengulangi, apakah kau benar-benar akan bertindak?” Helen masih agak tidak percaya, bergumam menanyakan untuk kedua kalinya.
“Masalahnya, beranikah dia mengulanginya?” Liu Zhenhan terkekeh: “Jika dia benar memiliki keberanian seperti itu, setidaknya ada satu hal yang bisa kuhargai darinya.”
“Tidak ada pengecut dalam suku Tiger! Aku menantangmu untuk duel!” Empat prajurit Biao bergegas muncul dari belakang Helen, memandang Liu Zhenhan dengan amarah. Api dalam mata mereka mencerminkan kemarahan di dada yang bahkan cukup untuk menempa senjata Raksasa Typhoon.
Lucunya, saat konflik antara Liu Zhenhan dan Paus terjadi, keempat prajurit Biao ini – seperti kebanyakan Bimon di sini – sempat membeku kaget. Baru sekarang mereka sadar dan ingin balas dendam, agak terlambat tentunya.
“Diam!” Helen segera menegur dengan suara manis: “Ketika aku berbicara dengan Yang Mulia, apa hak kalian berempat menyela? Duel? Kalian datang sebagai pengawalku atau preman yang suka cari masalah?”
"Yang Mulia Helen, mohon maafkan kami..." Empat prajurit Biao yang wajahnya memerah menahan amarah dan menundukkan kepala patuh. Setiap ksatria sejati harus mematuhi perintah atasan dengan ketat - ini adalah tuntutan paling mendasar tentang "kesetiaan" dalam kodeks ksatria. Sebagai pengawal pribadi Pendeta Agung Helen dari Cambridge, keempat prajurit Biao ini memang harus tunduk mutlak pada kehendak sang pendeta. Bagaimanapun, tak semua Bimon memiliki keberanian bajingan dan nyali maling sebesar Tuan Tanah Feilengcui.
"Memang pantas disebut prajurit Biao, benar-benar bertindak nekat!" Liu Zhenhan memutar matanya pada keempat prajurit Harimau Terbang yang pemberani ini: "Perkataan kalian terlalu idealistis! Adakah ras yang hanya melahirkan pahlawan tanpa pengecut? Coba sebutkan satu contoh! Tak bisa kan? Jancuk! Aku hanya menyampaikan fakta. Apakah mengungkap fakta bisa disebut memalukan?"
Keempat prajurit Biao itu serentak menatap Liu Zhenhan dengan mata berapi-api, napas mereka berat dan bergemuruh.
"Semua pergi patroli langit! Tak perlu menemani di sini." Helen melambai tangan tak sabar pada keempat prajurit Biao, mengusir mereka yang masih mendongkol itu ke luar penginapan.
"Empat Bego~" burung beo kotor yang terbaring di meja mengumpat lemah, paruhnya yang bengkok menggaruk-garuk bulu di perutnya.
Liu Zhenhan memandang penuh sukacita ke arah burung beo kotor yang bisa mengumpat ini. Guo Guo tertegun sejenak, lalu segera melompat-lompat di atas meja. Ershao dan Sanshao yang masih belum setinggi kaki meja berusaha menjulurkan leher untuk melihat burung beo itu. Sanshao mengangkat pantat gemuknya, menggendong kakaknya di punggung sehingga mereka bertumpuk seperti patung arhat. Dengan goyah, mereka mencapai ketinggian meja. Ershao membuat meringis ke arah burung beo yang sedang tengkurap di atas meja.
"Darah Phoenix ternyata efektif." Helen dan Mo'er saling bertukar senyum.
"Jangan sebut-sebut darah Phoenix lagi, aku jadi kesal mendengarnya!" Liu Zhenhan menggerutu marah: "Murinio si bodoh itu, cepat atau lambat Laozi akan memberi dia pelajaran! Beberapa hari lalu masih akur berperang bersama, baru berapa hari? Bangsat, tiba-tiba langsung berbalik memusuhi!"
"Sebenarnya ini bukan sepenuhnya kesalahan Murinio. Jika ada orang yang memukuli dukun Feilengcui sampai babak belur, reaksimu mungkin akan lebih keras dari Imam Utama Angsa." Mo'er berkata dengan suara gemetar.
"Apakah Ai Wei'er yang mengajarimu?" Liu Zhenhan melirik Mo'er. Melihat Mo'er mengangguk, Lao Liu tak bisa menahan desahannya: "Aneh, kenapa Xiao Ai malah membantu orang lain berbicara?"
"Fakta tetaplah fakta, Richard." Kepala suku Andulan menyela, "Jangan bilang Murinio itu picik, sebenarnya kau sendiri juga sama. Kalau ada yang memukul Noxadnarmas, reaksimu pasti lebih keras darinya. Bimon punya pepatah: 'Memukul Anjing pun harus lihat tuannya!' Renungkan baik-baik, sejak awal kau tak pernah menunjukkan rasa hormat yang tulus pada Murinio. Di permukaan kau terlihat sopan, tapi sikapmu yang acuh tak acuh justru terasa merendahkan. Di lubuk hati, bukankah kau selalu ingin membuktikan diri lebih hebat dari Murinio?"
"Omong kosong!" Liu Zhenhan menggelengkan kepala seperti gasing berputar, menyangkal dengan tegas.
"Ini bukan soal kelapangan dada atau kedengkian. Semua orang punya naluri bersaing, seperti dua bintang opera yang saling menghargai tapi diam-diam bersaing." Kepala suku Andulan berhenti sejenak, lalu menambahkan, "Jangan coba bilang kau tak peduli popularitas. Lihat saja cara kau memamerkan jubah kulit landak Shaman Divine Comedy di cuaca panas ini! Sudah jelas kau haus pengakuan dan ingin dikagumi. Sentuhlah dadamu dan katakan jujur: bukankah sejak lama kau ingin mengalahkan Murinio?"
“Aku cuma mau buktiin, aku nggak kalah sama dia.” Liu Zhenhan memonyongkan bibir sambil bergumam pelan, nada bicaranya mulai melunak.
“Satu terlalu percaya diri, satu lagi terlalu rendah diri. Kalian berdua ini...” Kepala suku Andulan tersenyum bijak, keriput di wajahnya meregang seperti bunga krisan tua: “...Meski kelihatan santai, sebenarnya perasaanmu sensitif. Terus-terusan terpicu oleh kehebatan Murinio, bawaannya mau ngalahin si anak angsa itu dalam segala hal, mati-matian mau buktiin diri sendiri hebat. Si anak angsa ini gimana? Dia juga keseringan terpicu sama kelebihanmu, segala hal juga mau ngalahin kamu. Habis kalah beberapa kali, cuma bisa mikir kapan bisa balas dendam. Kalian berdua bertemu, mustahil nggak ribut kayak mayat hidup ini.”
“Tapi masa gara-gara mukulin satu dukun dia langsung marah segitu?” Liu Zhenhan kesal: “Sejak datang ke Shabak, aku terus-terusan diprovokasi. Manusia maupun mayat hidup pada berani ngejek Laozi! Kalo nggak dikasih pelajaran, pada nganggap aku apa? Aku ini bukan Shaman Divine Comedy bodoh yang naik jabatan dari pendeta angin! Mana mungkin orang sembarangan nggak anggap aku berarti!”
“Sumber perselisihan, akar pertikaian.” Kepala suku Andulan tersenyum tipis, mengutip pepatah terkenal dari Benua Aigean sebagai penilaian paling tepat. Asal-usul pepatah ini sangat legendaris, konon para dewa di kahyangan berkelahi memperebutkan apel emas bertuliskan "Milik yang tercantik", hingga Sang Dewa Tertinggi akhirnya mengeluarkan pepatah ini sebagai penilaian.——Di Benua Aigean, versi Dewa Tertinggi paling banyak ragamnya. Di Kerajaan Bimeng, tak perlu diragukan lagi, Dewa Tertinggi kahyangan adalah Kampas.
"Orang besar pasti melakukan kesalahan besar." Liu Zhenhan juga membalas dengan nada pasrah, mengutip pepatah Aigean yang bernada mengalah kepada sang kepala suku.
Guo Guo tiba-tiba mengacungkan tinju ke arah Liu Zhenhan, berseru "Guo Guo" dua kali, jari kelingkingnya menunjuk-nunjuk ke arah Helen.
"Ada apa, sayang?" Helen memandang Guo Guo dengan heran.
Guo Guo mengangkat pantatnya melompat dari meja, terjun ke pelukan Helen. Seperti koala, ia memanjat lengan Helen yang seputih batang teratai menuju pergelangan tangan, mencabut cincin ruang di jari Helen, lalu melompat ke lantai dan berlari ke sudut sepi. Dengan tendangan dan pukulan, meja kursi beterbangan di udara. Tak lama kemudian, area kosong telah berhasil dibersihkan.
Semua orang memandang Guo Guo dengan bingung, mengira musang itu mengalami gangguan jiwa. Guo Guo mengejan seperti orang sembelit, mengempiskan pantat kecilnya sambil menahan napas sejenak, lalu mengibaskan tangan dan mengeluarkan semua barang dari cincin ruang. Yang paling mencolok adalah plat baja adamantium seluas lima puluh meter persegi, di atasnya terukir rapi simbol-simbol magis dari kristal jernih.
"Xiao Chusheng, kau mau mati ya!" teriak Helen sambil melompat seperti ekornya terbakar, wajah cantiknya langsung memerah membara.
Di lantai selain formasi magis plat baja, terdapat beberapa peti besar. Salah satu peti terbuka memperlihatkan tumpukan rompi bayi dan kutang warna-warni yang mencolok mata.
Guo Guo menganga lebar, menyaksikan Helen yang sedang panik menutup peti itu, lalu terkekeh-kekeh bodoh.
Ershao dan Sanshao yang sedang bertumpuk seperti patung arhat, bergoyang-goyang mendekati Helen.
"Mama Helen, kenapa bajumu tidak ada kantongnya?" tanya Ershao sambil mengeluarkan kenari dari kantong besar rompinya, berusaha membukanya dengan gigi.
"Aku dan Ershao juga mau baju tanpa kantong. Baju berkantong ini membuat kami terlihat seperti kanguru Saint Kaulu," gumam Sanshao sambil menggelengkan kepala besar.
Wajah Helen semakin merah padam.
“Ayah akan membuatkan kalian berdua pakaian nanti, Ershao Sanshao, jangan rewel.” Liu Zhenhan menggendong kedua bayi darahnya sambil tertawa.
“Aku mau~ Aku mau~” Ershao dan Sanshao serentak menjulurkan bibir kecil dan menengadahkan kepala: “Tidak boleh, kami mau sekarang!”
Formasi magis plat baja di tanah menyemburkan pilar cahaya hijau menyilaukan. Sebelum cahaya itu hilang, suara lantang Yitiao sudah bergema: “Haha~ Aurora Malam Abadiku kembali~”
Pilar cahaya lenyap. Ning Yu, Ruoerna, dan Daisy di depan diikuti Yitiao bermuka bopeng di belakang, keempatnya berdiri di tengah formasi magis.
“Bos, Guo Guo buru-buru memanggilku lewat telepati untuk apa?” Yitiao melangkah maju, menatap Liu Zhenhan dengan santai: “Untung aku menemukan pulau kosong, kalau tidak mau istirahat di mana?”
“Bukan masalah besar, Guo Guo terlalu heboh.” Liu Zhenhan menjawab. Dua bayi darah di gendongannya tertawa cekikikan memanggil “Paman Bopeng”, mengulurkan tangan penuh kehangatan. Yitiao berteriak aneh “Sayangkuuu” sambil menciumi wajah mereka berulang kali dengan suara *bzzzt bzzzt*.
“Benar-benar tidak apa?” Ning Yu mengerutkan alis memandang suaminya: “Richard, dari mana kau dapat bulu landak ini? Panas begini tidak gerah? Nanti biang keringat, ayo lepaskan.”
“Benar-benar tidak ada masalah! Yu, lihat ini.” Liu Zhenhan membalik kerah bajunya, memperlihatkan sebuah bola es yang mengeluarkan hawa dingin tertanam di lapisan dalam.
“Richard! Aneh, baru beberapa hari tidak bertemu, kenapa kau terlihat lebih tampan dari sebelumnya?” Daisy dan Ruoerna memandangi Lao Liu dari atas ke bawah, sorot mata mereka tak bisa menyembunyikan kekaguman: “Hidungmu semakin mancung!”
“Benarkah?” Liu Zhenhan mengusap wajahnya sendiri, berkedip-kedip sambil menggerakkan bola matanya.
“Saudari ini siapa lagi?” Wajah Daisy langsung muram, matanya yang indah menatap tajam Xixi dengan nada sinis:
BAB 238 Mao Sui-nya Xixi
Xixi tersipu malu mendengar perkataan itu, menundukkan kepala.
“Kenapa kau bawa gadis kapal hiburan juga?” Ning Yu menggamit pinggang Liu Zhenhan diam-diam, kulit landak langsung mengeluarkan suara gesekan serak. Suara seperti itu dari kulit monster tingkat super tentu bukan hal biasa.
“Sepertinya bukan gadis kapal hiburan. Gadis-gadis sana lebih seksi dari adik kecil ini, tapi tidak punya aura polos dan wajah secantik dia.” Ruoerna yang bermata elang tetap bersikukuh pada kesalahpahamannya: “Pasti ini lagi utang cinta Richard di mana-mana ya?”
"Hmm..." Daisy juga menyeringai dingin: "Lumayan, katanya wanita suku Chickin adalah kecantikan Bimon yang setara dengan putri merak, selera Richard memang unik."
Suara tawa terkekeh terdengar di sekeliling, tak ada yang membantu tuan tanah keluar dari situasi canggung, malah banyak tatapan penuh niat menunggu kelucuan.
Xixi hampir menangis, Liu Zhenhan mati rasa karena malu.
"Kakak, apakah Richard sudah diangkat sebagai satu-satunya Shaman Divine Comedy Kerajaan?" Daisy dan Ruoerna tertegun, ekspresi gembira yang muncul sebentar langsung berganti dengan senyuman sinis: "Hmph, kami tetap benar, ternyata Santo Perempuan kamar tidur Istana Musim Panas Dewa Perang..."
"Apa itu Shaman Divine Comedy?" Yitiao di samping bingung setengah mati: "Apakah bos naik jabatan lagi? Haha, sialan! Berarti aku jadi lebih Berbual B dong? Bisa jalan menyamping kayak kepiting?"
"Naik jabatan apaan? Jalan menyamping? Kau bukan kepiting." Liu Zhenhan menjawab lesu: "Aku sudah sampai puncak karier, enggak ada lagi yang bisa dikejar. Mulai sekarang jadi petani beneran."
"Beneran cuma naik jabatan ala kadarnya. Lihat bulu landak di badanmu, keren banget! Apalagi kalung tengkorak ini..." Yitiao menjilat bibirnya: "...seksi banget. Petani seksi juga nggak buruk kok."
"Liu Zhenhan" menghela nafas lagi, menceritakan secara detail semua kejadian sejak kedatangannya di Shabak kepada "Yitiao" dan tiga istrinya. Wajah "Daisy" dan "Ruoerna" langsung pucat pasi mendengar kabar kedatangan pasangan Ibu yang mencari mereka, bahkan setelah cerita selesai, jantung kedua "Naga Peri" ini masih berdebar kencang.
Mata "Daisy" berkaca-kaca, ia memukul "Liu Zhenhan" dua kali dengan tinjinya yang mungil, perasaan campur aduk antara marah karena "Richard" memukuli ayahnya dan sukacita yang tak terbendung.
"Pertama kau mempermalukan Count Garnett, berarti sudah menghina pamannya Wolff Grand Kun Ding Redknapp. Lalu memukuli Yang Mulia Pangeran, sekarang bermusuhan dengan Imam Agung Jubah Merah, bahkan Imam Utama Angsa Tuan Mourinho juga memutus hubungan. Richard, aku merasa kau sudah menghabisi semua penguasa yang bisa dihina?" kata "Ning Yu" dengan senyum getir: "Kau terlalu hebat ya?"
"Faktanya memang begitu," ujar "Helen" dengan senyum masam.
"Wah! Aku baru sadar~ Helen mengganti jubah pendeta dari bulu merak, masih dihiasi mutiara sebanyak ini! Ini pasti jubah Pendeta Cambridge ya?" teriak "Ruoerna" histeris: "Wah! Mo'er juga pakai jubah putih berbulu. Ini dibuat dari bulu Mandarin Duck? Cantik sekali~ Aku juga mau~"
“Ini baju apa sih, satu seperti landak, satu seperti merak, satu seperti mandarin duck. Jangan bilang ini benar-benar sudah Bimon-ized.” Yitiao mengunyah kenari untuk Ershao sambil bicara tak jelas.
“Kakak Nana. Mo'er sekarang sudah jadi 'Nabi Langit Biru' lho.” Gadis kupu-kupu manis mengerutkan hidung sambil tertawa manis, lalu menyeringai ke Yitiao: "D*mn* lu!"
“Berani sekali kalian menipu. Para petinggi Kuil Bimon tidak berpikir, mana mungkin kupu-kupu dari Suku Yuanfurui bisa memahami 'Lagu Air Mata Starbuck' dan 'Lagu Tanduk Singa Badai' kaum Jangkrik Sikaide?” Ruoerna tertawa kecut.
“Hubungan sudah rusak, apa salahnya menipu mereka lagi?” Liu Zhenhan tersenyum licik: “Sekarang dipikir-pikir, tipuan kita masih kurang keras.”
“Jangan bahas omong kosong! Siapa yang meracuni burung beo ini?” Ning Yu mengangkat burung beo kotor yang tergeletak di meja, membelai bulunya: “Pertahanan Feilengcui sangat ketat. Kota Caiyu saja masih ada perampok, tapi Feilengcui sudah bebas perampok sejak tiga pertempuran terakhir. Siapa yang mampu melakukan ini? Kalau ingin menyakiti kita, kenapa harus melampiaskan ke burung beo?”
“Jancuk！Siapa yang berani ganggu orang kita? Gebukin dia!” Yitiao mengunyah kenari dengan suara keras, berteriak histeris.
“Sulit ditebak, aku tidak melihat ada yang punya kemampuan ini.” Liu Zhenhan mengerutkan alisnya: “Dulu aku pernah latihan identifikasi racun, tapi pasti masih kurang untuk situasi sekarang. Tapi... di Feilengcui seharusnya tidak ada yang bisa menyusup dan meracuni.”
“Bukannya Yitiao punya penelitian tentang racun? Ada pendapat yang mau disampaikan?” Ning Yu menatap Yitiao, burung beo kecil itu juga menegakkan kepala sambil menggoyangkan bulu panjang di dahulu.
“Aku?” Yitiao tertawa terbahak-bahak: “Aku punya resistensi kuat terhadap racun, bukan ahli penelitian! Karena sudah pulang, minta biarawan Owen juga mentransfer sedikit darahku ke burung beo. Pasti darahku lebih anti racun daripada darah Phoenix.”
“Jancuk! Aku benar-benar panik sampai lupa. Kamu kan ahli kebal racun.” Liu Zhenhan menepuk dahinya menyesal: “Obisilachi! Seharusnya dari tadi memanggilmu kembali, mungkin tidak sampai berurusan dengan Murinio.”
“Sebenarnya kamu sendiri yang bodoh, menurutku darahmu belum tentu lebih buruk dari punyaku.” Yitiao mengizinkan Owen memegang tubuhnya sambil mencibir keras: "Satu gunung takkan muat dua Harimau, kamu dan si Angsa Tua jelas bukan sejalan. Murinio mungkin ayah yang baik, tapi kurasa dia takkan jadi mertua yang baik... Dasar Owen sialan, lu meraba bagian mana ini?"
“Pohon besar~ woo~ pohon besar~” Burung beo kecil mengulur lehernya di telapak tangan Yitiao sambil berkotek aneh. Owen yang sedang mengelus perut Yitiao langsung mengernyit antara ingin tertawa dan marah.
“Sepertinya racun si binatang kecil ini sudah netral.” Liu Zhenhan memelintir paruh bengkok makhluk itu. Burung beo itu membalas mematuk jari majikannya meski masih lemah, sudah kembali nakal dengan meniru gaya bicara Yang Mulia Paus: “Grak~ Dasar babi bodoh~ cacing yang merayap dari septic tank~”
Liu Zhenhan tertawa geli. Rupanya meski sekarat, si binatang kecil ini tetap sempat menghafal dua makian Yang Mulia itu.
“Mulut kecil ini tetap tajam seperti dulu! Tak tega membiarkannya, tapi setelah ditolong malah bikin kesal!” Helen berkata dengan geram: “Beri dia nama! Panggil saja Materazzi!”
Semua orang tertawa terbahak-bahak, membuat para pria perkasa dari suku Haus agak malu. Meski mungkin hanya sedikit Bimon yang bisa menyebutkan semua raja dalam sejarah Kerajaan Bimeng, namun nama Matraki "Shenjian Zheqin" dari suku Haus dua abad silam sudah sangat melegenda di telinga setiap Bimon. Pemanah ulung ini tidak hanya mahir memanah, tapi juga terkenal akan kata-kata kasar yang pedas di seluruh kerajaan. Konon, setiap ucapan pria ini selalu mengandung makian kapanpun dan dimanapun. Bahkan Shenjian Zheqin Matraki yang berwatak keras ini tidak bisa mengubah kebiasaan buruknya saat bertemu siapa pun, termasuk dalam acara resmi. Imam Utama baru Qidan pernah dibuat hilang akal oleh makian Matraki. Akhir hidup pemanah ini cukup tragis - lidahnya dipotong karena terlalu banyak musuh berkuasa.
Memaki tidaklah sulit, yang sulit adalah memaki tanpa henti seumur hidup. Sepanjang sejarah benua, hanya Matraki yang mampu melakukan hal ini - tampaknya - kini si burung beo kecil juga bisa dihitung sebagai satu.
"Benar! Panggil saja si brengsek ini Matraki!" Liu Zhenhan memberikan jempol berkali-kali ke Helen.
"Ou~bi~si~la~qi~" Burung beo kecil itu jelas tidak puas dengan nama ini, menarik nada panjang sambil melontarkan umpatan kotor lagi.
Semua orang tertawa. Si penggemar keriangan ini membawa kebahagiaan bagi semua orang. Setelah kehadirannya, setidaknya hidup tak lagi monoton dan membosankan. Waktu di Benua Aigean memang begitu ajaib - banyak perselisihan sebenarnya sia-sia. Contohnya ketika burung beo kecil mengumpat, semua hanya merasa ia lucu sekaligus menyebalkan. Karena tubuh gempalnya seperti ayam betina gemuk, tak ada yang mau mempermasalahkannya. Tapi jika Murinio dan Liu Zhenhan yang bicara seperti itu, pasti pertarungan dahsyat telah terjadi. Seperti kata pepatah filosofis: "Sikap menentukan segalanya".
"Mungkinkah Medusa dari Kota Caiyu yang meracuni?" Ning Yu yang telah termenung lama tiba-tiba mengeluarkan pernyataan mengejutkan: "Di antara ras Behemoth, yang paling ahli meracun adalah dukun Medusa dan dukun katak Suku Zuodannu! Yang berhubungan dengan Feilengcui hanya beberapa kelompok Behemoth dan dua kelompok Elf Jatuh ini. Selain Medusa, sulit kubayangkan siapa lagi yang punya kesempatan meracuni burung beo kecil."
"Medusa tidak hanya ahli racun, tapi juga ilmu gu. Racun gu tak berwarna dan tak berbau, memiliki banyak efek khusus." Helen membuat gerakan dramatis: "Konon jika gadis Medusa jatuh cinta pada pria dan menanam gu cinta, pria itu akan mati jika berkhianat!"
"Omong kosong." Liu Zhenhan tertawa. Dongeng absurd seperti ini, Helen masih bisa menceritakannya dengan begitu meyakinkan.
“Benarkah? Aku malah sangat ingin belajar.” Mata Daisy berbinar.
“Ini cuma legenda.” Helen berkata dengan sedih: “Sejujurnya, aku cuma dengar cerita ibu waktu kecil, Daisy, jangan dianggap serius.”
“Legenda ini juga kami dengar, lebih baik percaya daripada tidak.” Sekumpulan ras Bimon berisik bersahutan.
“Harusnya gebukin Medusa bangsat itu!” Fatty Luo mencaci sambil menegangkan tenggorokan, sama sekali tak menyadari tatapan geram prajurit Werwolf Belami di sampingnya.
“Jancuk! Luo si Gendut, Medusa ini jelas-jelas mirip yang dikentut!” Belami marah.
“Guaaak~ mirip kentut~ mirip kentut~” Burung beo kecil jadi semangat.
“Diam! Kesimpulan dini seperti ini terlalu terburu-buru!” Ning Yu membentak: “Ini cuma dugaan saja.”
Melihat nyonya bos Feilengcui Nomor Satu angkat bicara, semua keributan langsung lenyap. Yitiao yang hendak bicara buru-buru menelan kata-katanya, lehernya naik turun gelisah. Kepala suku Andulan di samping hanya menggeleng sambil tersenyum getir.
“Paduka Liu Zhenhan... Bolehkah aku mencoba?” Xixi yang selama ini diabaikan semua orang berkata gemetar, suaranya seperti dengus hewan Luo Sha tanpa pita suara. Kalau bukan karena pendengaran tajam Lao Liu, pasti tak terdengar.
“Kamu?” Liu Zhenhan menggaruk-garuk rambutnya, memandangi dengan curiga pendeta rakyat pemilik tiga hewan peliharaan ini. Ia sama sekali tidak melihat hubungan antara gadis ini dengan pengetahuan rumit tentang prinsip racun. Ayam bukanlah ras yang ahli menggunakan racun, satu-satunya yang mereka hasilkan hanyalah pencuri dan pelacur.
“Aku bisa mencoba menggunakan lagu perang untuk mengidentifikasinya.” Xixi menundukkan kepala, gugup memainkan ujung bajunya.
“Lagu perang? Kami para Pendeta Kuil hanya memiliki ‘Simfoni Genta Tulang Bencana’——‘Lagu Anti Racun’, kapan pernah ada ‘Lagu Identifikasi Racun’?”
Xixi tampak semakin gelisah.
“Lanjutkan.” Kepala suku Andulan tiba-tiba menyela.
“Leluhurku Pratini adalah seorang pendeta agung.” Xixi sebenarnya mengangkat kepala dengan bangga saat mengucapkan ini, mata berkaca-kacanya tak lagi bisa menahan beban berat, dua untaian mutiara air mata jatuh diam-diam: “Seumur hidupnya ia meneliti lagu perang, tak ada yang lebih memahami lagu perang dan ‘partitur lima garis’ darinya.”
Bab 239: Benwu Tianxia Bachang
Suku Kekyin telah lama menguasai seni bernyanyi, terutama kaum pria ayam yang memiliki suara alami yang luar biasa. Hingga kini, peniup terompet di tentara reguler Bimon umumnya berasal dari Kekyin. Adapun "partitur lima garis" merupakan teknik rahasia yang diperoleh sebuah keluarga Kekyin melalui cara misterius lebih dari seribu tahun silam. Keluarga ini dahulu berhasil meraih gelar megah "Keluarga Penguasa Nyanyian Dunia" berkat partitur ini. Setelah Perang Hyjal, keluarga misterius Kekyin ini menghilang dari arsip sejarah Bimon, bagai bunga sepatu yang mekar singkat lalu layu menjadi debu.
Banyak keluarga Bimon yang pernah jaya menghilang di era itu, seperti Keluarga Emas yang mewarisi garis keturunan darah Naga Suci. Kini, selain pendeta kuil yang berilmu luas dan penyair pengelana yang menguasai sejarah, hampir tak ada Bimon modern yang mengingat keluarga megah "Penguasa Nyanyian Dunia" ini yang pernah setara kemasyhurannya dengan Keluarga Emas.
Alasan mengapa para Pendeta dan Penyair Pengelana harus mengingat keluarga Chickin dan teknik rahasia mereka adalah karena setiap Bimon dari keluarga Chickin yang ahli dalam "Partitur Lima Garis" dapat mengubah suara yang mereka dengar menjadi makna spesifik di atas kertas menggunakan lima jenis coretan: "horizontal, miring, vertikal, tekan, dan lipat" - kelima coretan inilah yang disebut "Partitur Lima Garis". Asalkan diberikan waktu yang cukup bagi para ahli "Partitur Lima Garis" Chickin untuk mencatat setiap nada yang didengar dan menyusunnya menjadi "Partitur Lima Garis" yang utuh, maka setelah periode penelitian dan latihan, mereka dapat mereproduksinya dengan sempurna melalui suara mereka sendiri - bisa dikatakan, setiap Chickin yang menguasai "Partitur Lima Garis" bahkan tidak memerlukan "Pencerahan Kebijaksanaan" untuk menjadi Pendeta yang kompeten, karena mereka mampu menuliskan notasi Lagu Perang menjadi "Partitur Lima Garis". Meskipun penguasaan Lagu Perang yang sangat rumit tetap menjadi tantangan berat bagi mereka, setidaknya proses ini jauh lebih mudah dibandingkan dengan Pendeta biasa.
Karena alasan inilah, Keluarga Tianxia Bachang memiliki julukan puisi terkenal seribu tahun lalu: "Seribu keluarga mengajari putri mereka musik terlebih dahulu, melatih pendeta seperti bertani". Puisi nyeleneh ini mungkin agak Berbual B, bagaimanapun hanya Ayam berkualitas unggul yang bisa mempelajari "partitur lima garis", setidaknya satu dari seratus pilihan. Namun fakta bahwa keluarga ini melahirkan banyak pendeta tak terbantahkan. Dengan rasio satu pendeta terpilih dari sepuluh ribu Bimon, keluarga ini layak dijuluki "Keluarga Tianxia Bachang".
Sekalipun imajinasi mereka seliar apapun, tak ada satu pun Bimon di sini yang menyangka Pratini ternyata keturunan "Keluarga Tianxia Bachang". Deskripsi tentang asal-usul bid'ah terbesar sepanjang sejarah dalam Kitab Hukum Pendeta ini samar-samar, mungkin karena dua alasan: Pertama, kekhawatiran akan incaran orang jahat membuat Pratini menyembunyikan keahliannya. Kedua, Kuil sengaja menanganinya dengan rendah profil.
"Kau mungkin satu-satunya Ayam di Kerajaan Bimeng yang masih menguasai 'partitur lima garis'." Helen menghela napas berat dengan nada penuh kagum. Akhirnya dia paham mengapa keturunan Pratini yang hanya mewarisi satu garis keturunan bisa mempertahankan darah pendeta selama 300 tahun lebih. Rupanya "partitur lima garis" yang membantu. Bagi garis keturunan pendeta kuil manapun, pewarisan satu garis keturunan seperti ini mustahil dilakukan.
“Yang Mulia, saya bukan satu-satunya pemilik Ayam yang masih bisa menggunakan 'partitur lima garis'. Saya masih memiliki seorang paman, bibi, dan sepupu laki-laki.” Xixi mengusap air mata di sudut matanya: “Tiga ratus tahun yang lalu, untuk menghindari kejaran pejabat agama Kuil, seluruh 57 keluarga saya pindah ke Oasis Oxford di Gurun Pasir Taklamakan. Hingga kini, anggota sesuku saya telah berkembang menjadi lebih dari 400 orang. Namun hanya saya dan keluarga paman (tiga orang) yang menjadi Pendeta dengan Peliharaan Magis. Tiga bulan lalu, ketika paman sedang membimbing latihan saya di luar, sepulang kami, semua sesuku saya telah dibantai dengan kejam oleh perampok gurun. Hanya bibi dan kakak laki-laki yang selamat. Mereka berdua juga Pendeta dengan Peliharaan Magis, namun dalam kepungan gerombolan perampok gurun itu, mereka mengalami luka parah. Entah beruntung atau tidak, kedatangan kami bersama paman tepat pada waktunya...”
“Saya sangat menyesal, ini benar-benar kisah menyedihkan...” Liu Zhenhan berkata dengan wajah penuh penyesalan.
“Tidak! Yang Mulia!” Xixi menyangkal tegas pernyataan itu: “Komunitas kami karena minimnya populasi, setiap pria usia subur harus mencari pasangan di luar. Banyak yang pergi tak pernah kembali. Tanpa tragedi ini, mungkin kami masih seperti burung unta menghadapi badai pasir, menyembunyikan kepala dalam pasir, tak berani membersihkan nama leluhur. Kini hanya tersisa aku dan keluarga paman. Jika tak berani angkat bicara sekarang, mungkin kesempatan terakhir akan hilang.”
“Menurutku pamanku-lah yang seharusnya maju, bukan mengirim gadis kecil ke dunia berbahaya ini.” Helen memeluk bahu Xixi, matanya berkaca-kaca. Jelas kisah Xixi menyentuh hati Helen yang punya pengalaman serupa.
“Pamanku harus merawat bibi yang sedang sembuh dan sepupu laki-laki. Bahaya padang pasir vs tanah air, kurasa paman benar-benar percaya padaku.” Xixi tersenyum haru, wajahnya dipenuhi ketegaran.
Liu Zhenhan dan Mo'er saling bertukar senyum getir. Kemampuan reproduksi keluarga kecil ini sungguh luar biasa. Dari 400an orang lahir 4 pendeta – probabilitas ini benar-benar Berbual B tingkat dewa.
“Hanya keberpihakan Dewa Perang yang bisa menciptakan warisan seperti ini.” Liu Zhenhan berkata dengan nada cemburu.
Meskipun keluarga Tianxia Bachang tidak pernah menerima murid pendeta dari luar, namun karena hampir punah, tentu harus mempertimbangkan kelonggaran. Jika seorang Bimon dari ras lain diberi "Pencerahan Kebijaksanaan" oleh Xixi, berarti murid pendeta tersebut akan memiliki pengetahuan "partitur lima garis" di masa depan - ini mengindikasikan kidung perang berbahasa Han Liu Zhenhan juga berpotensi dibajak. Tak diragukan lagi, ini adalah garis keturunan pendeta penghasil bakat 100%, meski berbeda dengan garis keturunan pendeta kidung perang Han milik Liu Zhenhan, tetap sama-sama jenius super dengan cara berbeda.
Kini sang jenius ini berada di genggaman Liu Zhenhan. Hehe~ Lao Liu hampir tak bisa menutup mulutnya yang terus mengembang karena senang.
"Yang Mulia, terima kasih atas pujianmu!" Xixi buru-buru memberi hormat dengan anggun kepada Shaman Divine Comedy ini: "Tapi seberapa pun aku merendah, harus kukatakan bahwa leluhurku Pratini benar-benar pendeta jenius. Aku beruntung menyaksikan pertunjukan legenda pendeta, Tuan Mourinho. Tuan Mourinho pantas dijuluki pendeta jenius termasyhur, lagu perang ciptaannya bahkan bisa memanggil senjata angin. Sungguh tak ada kata yang bisa mengungkap kekagumanku padanya..."
Saat mendengar Xixi berkata "Tuan Mourinho pantas dijuluki pendeta jenius termasyhur", Liu Zhenhan spontan mencibirkan bibirnya dengan ekspresi meremehkan.
“……Sedangkan nenek moyangku Michel Platini menempuh jalan lain dalam menciptakan lagu perang. Berbeda dengan lagu perang ofensif magis yang diciptakan Tuan Mourinho, leluhurku Pratini terus fokus meneliti nyanyian kemampuan ras dari berbagai ras Bimon. Berdasarkan ini, melalui penelitian tak kenal lelah, akhirnya ia berhasil menciptakan berbagai jenis lagu perang baru.” Xixi tak menyadari ucapannya telah melukai hati yang rapuh, tetap bersemangat melanjutkan: "Baik itu 'Lagu Pembersihan' suku Salamander Bairen, 'Nyanyian Pelarangan Langit' suku Smyer, 'Lagu Memabukkan' Klan Hijau, maupun 'Raungan Singa' Suku Rhein - selama kemampuan itu diaktifkan melalui suara, leluhurku Pratini setelah penelitian panjang semuanya meraih kesuksesan besar. Lagu perang baru hasil modifikasi ini memiliki efek yang setara dengan kemampuan ras asli, namun murni menggunakan Kekuatan Nyanyian sebagai dasar dan lagu perang sebagai melodi, sehingga bisa digunakan para Pendeta! Sebenarnya leluhurku Pratini sudah mulai meneliti sihir manusia. Andai nyawanya diperpanjang 10 tahun lagi, mungkin dia sudah mengubah nyanyian sihir Penyihir manusia menjadi metode serangan magis yang bisa diaktifkan Pendeta Bimon menggunakan Kekuatan Nyanyian, persis seperti keahlian yang ditunjukkan Tuan Mourinho hari ini! Sayangnya..."
“He！” Sekitarnya kembali terdengar suara hisapan napas keras, bahkan seorang pendeta jenius seperti Helen yang memiliki "Evolusi Alami" dan "Pujian Kehidupan" serta ahli dalam seni tari maupun nyanyi pun tak bisa menahan ekspresi terkejutnya!
Semua kemampuan ras Bimon yang diaktifkan melalui suara, Pratini mencatatnya menggunakan "Partitur Lima Garis", lalu mempelajari dan mengadaptasinya sendiri, sehingga kemampuan ras tersebut menjadi lagu perang yang bisa digunakan bersama. Bukankah pendeta seperti ini tak bisa sekadar digambarkan dengan istilah "bakat luar biasa"?
"Itu belum semuanya. Leluhurku Pratini mempelajari secara mendalam kemampuan ras Bimon buaya teluk klan Kadiyle - 'Harmoni Dinding Air Mata', melalui partitur lima garis mencatat seluruh suara senar yang terbentuk dari tabrakan tetesan air mata. Setelah penelitian, suara khusus yang mustahil ditiru oleh pita suara ini diwujudkan dengan dasar kekuatan nyanyian, menggunakan kecapi tujuh senar mutiara khusus untuk memainkan harmoni mutiara yang sama, lalu meluncurkan 'Panah Air Tetesan Air Mata yang Menyedihkan' melalui instrumen amplifikasi yang sama persis dengan 'Harmoni Dinding Air Mata'." Perkataan Xixi sekali lagi seperti batu yang menghantam kepala semua orang hingga pusing.
Prajurit buaya muara klan Kadiyle dijuluki pasukan laut paling elit, bahkan para prajurit Bangsa laut pun harus memberikan penghormatan yang layak. Kemampuan ras mereka adalah air mata mereka sendiri, yang saat terlempar akan membentuk Panah Air berbentuk tetesan tajam. Dalam kepadatan tinggi, panah-panah air ini bahkan bisa dikendalikan prajurit tingkat tinggi untuk menyusun pola binatang buas, daya gentarnya tak kalah dengan "pusaran naga air" prajurit Hiu Sihir Bangsa laut.
Meski disebut kemampuan ras, ini sebenarnya juga merupakan serangan magis yang mematikan. Kecerdasan Pratinini telah melampaui Murinio yang terkenal sebagai bakat legendaris. Jika Master ini diberi waktu cukup, pencapaiannya akan mencapai level yang tak terbayangkan oleh para Pendeta.
Ironisnya, bakat secemerlang ini justru dipaksa hingga tewas, membuat semua orang menghela napas sedih serentak di seluruh penginapan.
"Sayangnya, leluhurku Pratini hanya sempat mempublikasikan satu lagu perang ciptaannya sebelum..." Xixi matanya kembali memerah.
“Kecapi tujuh senar mutiaramu mana?” Mo'er penasaran bertanya pada Xixi. Saat mereka bertanding ritual, Xixi terlihat terdesak hampir menggunakan jurus maut, tapi bahkan dalam situasi itu pun tak terlihat instrumen amplifikasinya. Jika dia menggunakan "Panah Air Mata Sedih" dari kecapi mutiara, pasti Mo'er juga akan terpaksa mengeluarkan sihir elemen air.
“Aku...” Wajah Xixi memerah. Setelah lama terdiam tanpa kata, dia hanya menghela napas pasrah.
“Xixi tinggal di gurun, mana mungkin dia bisa cari mutiara untuk bikin kecapi? Kayaknya alat itu juga nggak bisa dibuat asal-asalan, pasti perlu teknik khusus.” Liu Zhenhan menahan tawa sambil membantu Xixi keluar dari kesulitan.
“Oh!~ Begitu ya!” Mo'er menepuk dada dengan semangat berapi-api: “Bahan baku apa yang kau butuhkan, aku yang urus! Feilengcui kami memang miskin segalanya, kecuali mutiara selimpah tanah dan emas sebanyak besi!”
“Pantasan dijuluki Penguasa Semesta, benar-benar tiada tanding!” Master Puskash tiba-tiba muncul dari balik pintu sambil membimbing biarawati kecil yang menggenggam tangkai kembang gula, melangkah mantap sambil terus memuji.
“Senang bertemu lagi, Master terhormat.” Ning Yu bersama dua Naga Peri dan Yitiao segera membungkuk memberi hormat pada Master Santo Qi Ao ini.
“Anak-anak, saya juga senang bertemu kalian.” Master Puskash tersenyum pada Ning Yu dan rombongannya, lalu menoleh ke Liu Zhenhan: “Richard, tak kusangka sejarah Bimon begitu menarik! Aku hampir terhipnotis saat mendengarnya di luar. Sayang, seandainya aku lahir beberapa puluh tahun lebih awal, pasti bisa berdiskui panjang dengan Master Pratini ini. Itu baru kebahagiaan sejati!”
“Kalau lahir lebih awal beberapa puluh tahun, mungkin sekarang Bapak sudah membunuh dengan satu tembakan. Soalnya usia Bapak sudah hampir tiga ratus tahun.” Liu Zhenhan berkata dengan jahat.
Master Puskash hampir tersedak hingga mati mendengar perkataan ini.
“Angsa kecil itu? Pergi?” Mata tua Saint Berkilat licik: “Kalian berdua kok tidak bertarung?”
“Aku selalu menghormati orang tua.” Liu Zhenhan mulai membual: “Kalau benar-benar bertarung, menghadapi orang tua seperti Murinio, bagiku semudah memegang siput dengan sepuluh jari, melihat garis telapak tangan terbalik, atau memungut rumput sambil membungkuk!”
BAB 240 SIAPAKAH DALANG DI BALIK LAYAR
“Memang ambisi pemuda, setara matahari dan bulan!” Tua Saint mengejek dengan sindiran pedas sambil mengacungkan jempol. Sayangnya Pigge ini benar-benar berkepala batu, mengira sang tua sedang memujinya. Tertawa terbahak-bahak tanpa malu, membuat Master Puskash semakin tidak nyaman.
“Benar, Xixi, orang tua ini adalah seorang Santo, cepat minta dia membacakan mantra sihir terlarang untukmu. Catat mantra-mantra ini, haha, nanti saat digunakan, Jancuk!” Liu Zhenhan tiba-tiba mendapat inspirasi, melambaikan tangan gencar ke arah Xixi.
"Mana mungkin semudah itu? Mengubah kekuatan elemen satu sama lain adalah hal yang rumit, dan harus mengubah mantra menjadi lirik dan melodi yang sesuai dengan aturan lagu perang. Ini butuh penelitian bertahun-tahun dan memahami pola penataan elemen. Sekadar menghafal mantra sihir bukan hal sembarangan, selain rumit dan sulit dipelajari, bahkan jika sudah kuasai, melantunkan mantra tanpa kekuatan magis yang sesuai akan menyebabkan efek berbalik menyerang." Xixi mencibir.
Keringat dingin langsung mengucur di dahi Liu Zhenhan. Dua naga peri itu segera melontarkan tatapan hina. Masak dia seorang Santo tapi lupa bahwa kekuatan magis butuh kultivasi bertahap, tidak seperti Kekuatan Nyanyian yang bisa naik level hanya dengan mempelajari lagu perang tingkat berbeda.
"Bego!" Burung beo kecil itu mengejek bangga. Jelas-jelas si xiao chusheng ini sudah menunggu lama, akhirnya mendapat kesempatan menyelipkan ejekan.
"Racun makhluk kecil ini sudah dihilangkan?" Master Puskash mengangkat alis, menunjuk burung beo yang sedang bersikap sombong itu.
“Kura-kura tua～penghasil mutiara tua～pencuri abu tua～penghabisan keturunan tua～” Burung beo itu berkotek-kotek dengan suara aneh, sama sekali tidak memberi harga diri pada tokoh besar ini. Biarawati kecil Jeanne d'Arc memerah malu, buru-buru menggigit tanghulu lalu menyumpal mulut burung beo itu, baru bisa meredakan makian berapi si Xiao Chusheng yang tak kenal takut ini.
Wajah Master Puskash telah berkerut seperti pare pahit, antara ingin tertawa dan menangis memandangi burung beo ini. Si burung beo "kriuk-kriuk" mengunyah buah hawthorn, tanpa gentar melototi Santo yang dipuja seluruh dunia ini. Sorot matanya bagaikan Naga di puncak gunung memandang rendah dunia fana yang penuh liku.
"Aku mau～aku masih mau dong～" Burung beo itu menjilati bulunya, meniru nada suara yang sangat ambigu sambil berkotek-kotek pada biarawati kecil, membuat semua wajah perempuan di sini memerah bak apel ranum.
Jeanne merasakan telapak tangannya dingin. Mengangkat kepala, ternyata Guo Guo tiba-tiba melompat setinggi tiga ren, telah merampas seuntai tanghulu dari tangannya. Biarawati kecil itu mengembungkan mulut marah, terus-menerus mengentakkan kaki.
Guo Guo dan dua bayi darah kembar tak peduli kotoran lantai, duduk dengan malas di tanah saling menjilat-jilati dengan riang. Guo Guo menyeringai kesakitan saat Ning Yu menarik telinganya, membersihkan debu lalu hendak menampar pantat masing-masing. Ershao mengulurkan tangkai kembang gula ke mulutnya. Wajah dingin Ning Yu tak bisa menahan senyum manis saat menggigit hadiah dari anaknya. Tamparan itu akhirnya hanya diterima Guo Guo.
Burung beo kecil panik, mengepakkan sayap tapi tak bisa terbang, berbaring di meja terus mengumpat habis-habisan. Berganti-ganti tata bahasa Bahasa Umum Aiqin, Bahasa Umum Bimon, dan logat timur laut, benar-benar Berbual B. Akhirnya mengoceh bahasa tak dikenal.
"Yang Mulia, izinkan saya memeriksa burung beo ini. Saya tidak yakin bisa mendeteksi racun apa, tapi ingin mencoba." Xixi mengamati burung beo dengan heran, penasaran bagaimana makhluk kecil ini bisa banyak bahasa.
"Bolehkah saya bertanya jenis lagu perang mana dari Master Pratini yang Anda gunakan?" tanya Helen dengan nada sangat sopan.
"Saya kali ini tidak menggunakan lagu perang ciptaan leluhur kami Pratini, namun justru karena catatan yang ditinggalkannya, kami mendapatkan pencerahan. Sayangnya, kami tidak memiliki bakat luar biasa seperti leluhur kami. Setelah lebih dari 300 tahun penelitian oleh seluruh keluarga, bergotong royong dari generasi ke generasi, akhirnya berhasil menciptakan lagu perang baru ini - 'Lagu Irama Air Jalan Sutra'." Xixi menjelaskan tanpa ditanya: "Ini bukan lagu kemampuan ras Kerajaan Bimeng, melainkan lagu kemampuan ras Scolid Scorpion dari Gurun Taklamakan. Di dekat Oasis Oxford tempat keluarga kami tinggal, terdapat sebuah suku kecil Scolid Scorpion. Setelah penelitian panjang, kami akhirnya berhasil memodifikasi dan menguasai lagu perang orisinal ini. Scolid Scorpion adalah ras paling ahli racun di seluruh Gurun Taklamakan, sama seperti ular Sedam yang juga ahli racun. Ngomong-ngomong, ras ular Sedam jika diterjemahkan ke bahasa Bimon seharusnya disebut Medusa Berbuntut Genta."
"Tetangga kalian adalah ahli racun, tidakkah kalian dan keluarga takut?" tanya Daisy dan Ruoerna penasaran.
“Sepertinya kaum kalajengking dari klan Scorpidae lebih takut kepada kami Chickin.” Xixi mungkin juga merasa bingung, mengatupkan bibirnya dengan ekspresi penuh tekaan: “Tapi secara teori, kami ayam Bimon bukanlah ksatria Bimon yang tangguh, ini sungguh aneh!”
“Apakah kaum kalajengking dan ular itu juga dianggap Bimon?” Liu Zhenhan bertanya penuh minat: “Kurasa mereka termasuk? Dalam sejarah Bimon pun pernah ada kaum ular dan kalajengking.”
“Tidak.” Xixi menjawab dengan tegas: “Bimon gurun ini tidak menyembah Dewa Perang Kampas. Mereka terbagi berdasarkan ras, menyembah dewa-dewa sesat masing-masing, dan tak pernah menyebut diri sebagai Bimon. Namun saat ini yang paling berkuasa di Gurun Pasir Taklamakan adalah manusia. Mereka menunggang unta tinggi, mengayunkan pisau melengkung bertulisan indah, menjadikan semua ras gurun sebagai warga kelas dua.”
“Tahun lalu saat bertempur di gurun, seringkali senjata prajurit Bimon kami patah terkena tebasan perompak manusia gurun. Pisau melengkung mereka sangat tajam!” Kepala suku Andulan memuji: “Benar-benar pisau pusaka!”
“Itu apa? Kapak kami dulu bisa membelah sekaligus kapak dan tubuh pejuang amok!” Ujar kepala suku langsung membangkitkan semangat milisi. Suara si Gendut O terdengar paling keras.
"Kalau manusia gurun bisa mematahkan pedangku, aku akan berlutut dan memanggilnya kakek!" Fatty Luo tertawa terbahak-bahak dengan angkuh. Semua orang memandangnya dengan hina. Pedang hitam mistis miliknya yang terpanjang berbobot lebih dari 400 pon, yang terpendek pun 200 pon. Bilahnya tumpul dengan lengkungan aneh. Pedang sebesar ini cukup dijadikan papan peti mati untuk manusia, mana mungkin dipatahkan?
"Termasuk jangkar besi raksasaku." Fegao menghirup ingusnya, mengucapkan kalimat yang lebih menghina.
"Betul! Ditambah pedang gandaku!" Yitiao ikut nimbrung: "Ha! Dua bilah pedang panjang berbentuk bulu angsa!"
"Jangan remehkan, di mana-mana manusia selalu jadi penguasa." Liu Zhenhan tersenyum getir: "Di Benua Aigean begini, di Benua Sutra juga begitu. Tak kusangka bahkan di Gurun Pasir Taklamakan masih seperti ini. Aku tak paham, kenapa ada monyet di gurun?"
"Manusia punya daya adaptasi terbaik dan otak paling lincah. Di wilayah manapun mereka bisa bertahan hidup dan jadi yang terhebat." Master Puskash tertawa besar: "Tak pernah dengar syair ini? 'Dulu menempuh 10.000 li mencari monyet terhormat'!"
"Coba kalau bisa hidup di dasar laut." Mo'er menirukan nada bicara Ai Wei'er, membuat si orang tua hampir tersedak.
"Haha, akhirnya kau mengakui kalau manusia berevolusi dari Suku Monyet." Liu Zhenhan akhirnya menemukan kelemahan si tua: "'Dulu menempuh 10.000 li mencari monyet gila'? Hei orang tua, kau memang lucu. Lalu apa arti 'tinja para monyet bangsawan zaman dulu' menurutmu?"
Puskás mati-matian mengusap-usap dadanya, menutup telinga. Dia tahu tidak ada gunanya melanjutkan perdebatan ini.
"Walau aku tak tahu apakah manusia gurun berevolusi dari Suku Monyet, tapi kekejaman mereka bagai sengat kalajengking beracun, taring ular derik!" Wajah Xixi pucat pasi, seluruh tubuhnya gemetar hebat: "Perompak manusia gurun inilah yang merenggut lebih dari 400 nyawa anggota sukuku! Hati mereka 100 kali 1000 kali lebih ganas dari racun campuran Scaudy dan Sydalum."
"Balas dendam ini akan bisa kau tunaikan nanti." Liu Zhenhan tersenyum: "Xixi, maaf terus memotong pembicaraanmu. Tolong lanjutkan penjelasan tentang fungsi 'Lagu Aliran Sutera Air'. Atau mungkin kau bisa segera periksa racun dalam tubuh burung beo kecil ini. Apakah karena salah makan sesuatu yang bereaksi kimia dengan komponen tubuhnya, atau ada yang menyusupkan racun secara diam-diam."
“Yang Mulia, ‘Lagu Hidup Air Jalan Sutra’ diadaptasi dari lagu kemampuan ras Kalvin Insight Rhythm suku Kalvin Scorpion dari ras Scorpi. Meski ahli menggunakan racun, mereka tidak memiliki ketahanan racun setinggi Medusa Berbisa Gemerincing, sehingga bisa mati keracunan sendiri. Kemampuan ras mereka ‘Kalvin Insight Rhythm’ dapat mendeteksi racun melalui gelombang suara, menganalisis komposisi racun, dan memberikan nama obat alami penangkal racun.” Xixi menambahkan: “Hmm... Lagu perang ini mirip dengan ‘Lagu Identifikasi Makhluk Tak Dikenal’ para pendeta Bemon. Secara teori bisa menyebutkan nama, tapi jika tidak ada pendeta resmi yang pernah melihat ciri khas makhluk tersebut, dan log lagu perang tidak diperbarui, fitur utamanya tetap tak bisa diketahui. Begitu juga dengan ‘Kalvin Insight Rhythm’...”
“Bisakah Anda memperagakannya untukku?” Liu Zhenhan terkekeh ramah sambil bertanya.
Xixi mengangguk, menenangkan perasaannya yang bergejolak, lalu mulai melantunkan nada-nada seperti mimpi dengan suara rendah. Seperti rintik hujan mengetuk daun pisang, atau ulat sutra mengunyah daun murbei. Helen di sampingnya menyimak dengan seksama untuk mempelajarinya. Nyanyian pendek itu segera berakhir. Sinar merah darah dari jari Xixi menyinari area satu yard di sekitar burung beo, membuat orang-orang yang tidak berkepentingan segera menjauh.
Burung beo kecil itu panik menyadari dirinya terisolasi dalam penghalang udara merah, lalu seketika itu juga memaki-maki habis-habisan.
Tirai cahaya merah yang jernih bagai langit malam berkeliling di atas kepala burung beo, membentuk layar berbentuk corong. Perlahan-lahan, muncul kerangka transparan burung beo pada tirai cahaya tersebut, dengan pembuluh darah yang mengalirkan darah segar dan jantung mungil yang berdenyut jelas. Di sebelah kanan gambar burung beo itu, muncul aksara universal benua yang rapi disertai diagram struktur molekul misterius. Penghalang udara berwarna darah dipadukan dengan pola hitam bertulisan, merah dan hitam yang berpadu sempurna menciptakan kombinasi warna yang brilian.
“Bloody Mary？”Xixi mengerutkan alisnya "Hei" seraya berkata: "Ini varietas baru yang tak bisa diurai 'Lagu Irama Air Jalan Sutra'? Masih ada racun jenis baru yang tak bisa diurai kaum kalajengking dari klan Scorpidae?"
Bab Ke-241 Jebakan Berantai Racun
Semua pandangan serentak tertuju pada Master Puskash, hanya saat menghadapi kasus sebesar inilah akhirnya orang ingat bahwa pria tua ini adalah Master Santo Qi Ao yang berpengetahuan luas.
"Bloody Mary?" Liu Zhenhan menjilat bibirnya dan menghirup udara lewat hidung. Nama ini langsung mengingatkannya pada koktail yang dibuat oleh Tuan Jabbar, kepala pelayan penguin - minuman bernama "Bloody Mary" yang terbuat dari vodka keras, jus tomat, dan butiran garam. Cairan merah menyala dengan rasa asin dan amis yang mirip darah ini umum disukai kalangan sukses, termasuk Liu Zhenhan.
Semua pandangan tertuju pada tirai darah berbentuk corong di atas tubuh burung beo kecil itu. Pada tirai darah yang bergerak tak menentu tersebut, terpampang diagram transparan kerangka burung beo yang sangat detail. Area yang seharusnya menampilkan diagram penawar racun justru kosong, jelas log lagu perang belum memperbarui data untuk jenis racun baru ini - artinya "Lagu Aliran Air Sutra" hanya berhasil mengidentifikasi nama racun, belum menemukan formula penawarnya.
Ruoerna dan Daisy saling memandang sejenak dengan ekspresi terkejut, lalu bertukar senyum getir.
"Ini agak rumit!" Master Santo Ajaib itu memijit pelipisnya, melepas topi runcing kumal milik Penyihir dari kepalanya, lalu mengucek-uceknya sambil terus mengeluarkan suara "ck ck" dari mulutnya.
“Masalah tidak apa, asalkan ada cara penyelesaiannya. Feilengcui punya kemampuan dan cara sendiri untuk menemukan solusi.” Yitiao menggendong dua bayi darah gemuk, memandang bangga ke dua Naga Peri dan Master Santo Ajaib: “Master, apakah Anda terlalu berhati-hati?”
“Semakin tua di dunia, semakin kecil nyalinya.” Master Puskash tertawa terkekeh.
“Haruskah kita memanggil Gud dan Vieri kembali melalui formasi magis plat baja?” Ning Yu berbisik kepada Liu Zhenhan.
“Ini bukan perkelahian hidup-mati, buat apa memanggil mereka?” Liu Zhenhan menggelengkan kepala tanpa pikir panjang menolak usulan itu.
“Yitiao, jangan bicara terlalu cepat.” Kepala suku Andulan yang berdiri di samping segera berwajah serius: “Kamu tidak mengerti apa itu 'Bloody Mary', jangan sembarangan ikut campur.”
“Kalau dia tahu apa itu 'Bloody Mary', saya jamin dia tidak akan sesombong ini.” Daisy tersenyum tipis.
“Tidak tentu kan?” Yitiao merasa harga dirinya terluka, berteriak keras sambil menegangkan leher: “Aku ini ahli anti racun, racun macam apa yang bisa membuatku takut?”
"Sudahlah, jangan buat penasaran. Cepat katakan, di mana letak kesalahannya? Apa sebenarnya racun 'Bloody Mary' ini? Mengapa kalian semua terlihat begitu pusing?" Liu Zhenhan merasa sangat heran. Racun apa di dunia ini yang bisa membuat seorang Master Santo Qi Ao merasa kewalahan? Bahkan tiga anggota bangsa naga pun menganggapnya merepotkan? Menurut logika Liu Zhenhan, racun mematikan sejati harusnya seperti pestisida Didiwei dan Lego—minum satu botol langsung tewas. Kalau ini racun kronis, berarti bukan termasuk racun mematikan, apalagi sampai dianggap masalah besar.
"Tidak perlu buru-buru. Periksa semua orang dulu, baru kita bicara." Master Puskash melirik Liu Zhenhan, lalu menatap Xixi sambil mengangguk.
Xixi dari keluarga Tianxia Bachang memahami keseriusan situasi dari raut wajah Santo Qi Ao. Dia tak berani menunda. Jumlah orang di penginapan dan bar itu terlalu banyak. Hanya mengandalkan "Lagu Nuansa Air Jalur Sutra" yang diaransemen ulang tidak cukup menjangkau area luas. Lagu perang yang dimodifikasi ini menghabiskan Kekuatan Nyanyian yang sangat besar. Mo'er dan Helen segera memakaikan "Kalung Api Roh" dan "kalung penyimpan energi magis" milik mereka ke tubuh Xixi, menyediakan cadangan Kekuatan Nyanyian yang besar sebagai dukungan.
Hasilnya cukup mengejutkan, semua orang selamat tanpa cedera, tapi Yitiao yang seharusnya memiliki ketahanan racun terkuat justru sudah terinfeksi "Bloody Mary". Dengan hasil tes di depan mata, mustahil untuk tidak percaya.
"Hehe..." Liu Zhenhan menyemburkan tawa sinis yang mengerikan.
"Sungguh menarik!" Yitiao juga tertawa. Dia sama sekali tidak takut, meski terdeteksi keracunan "Bloody Mary" yang aneh, namun bagi Bangau Api Burangsha dengan kemampuan anti racun luar biasa, racun sama dengan makanan lezat.
Master Santo Ajaib Puskash ikut tertawa. Menurutnya dua brengsek ini benar-benar memiliki saraf sebesar tiang.
"Sekarang saatnya untuk membuka misteri ini, bukan Master?" Ning Yu memandang tajam ke arah Master Puskash dengan wajah cantiknya.
"Yitiao sudah menjadi budak orang lain." Master Santo Ajaib mengeluarkan pernyataan mengejutkan.
"Budak?" Liu Zhenhan memutar-matanya hingga putih terlihat.
"Ya, budak." Suara Penyihir Suci Campas Puskash terdengar sekeras mengunyah kacang broadbean: "Budak yang patuh tanpa syarat!"
"Selain aku, siapa yang berani mengumbar Berbual B sebesar ini?" Liu Zhenhan mencemooh.
"Dewa Perang Campas juga punya Berbual B itu, karena Dia adalah bosnya bos." Yitiao tersenyum licik.
“Selain yang kalian sebutkan, ‘Bloody Mary’ juga memiliki Berbual B ini.” Master Puskash tersenyum menampakkan gigi pada Liu Zhenhan dan Yitiao: “Dengan menyesal saya memberitahu kalian berdua, begitu ‘Bloody Mary’ diserap tubuh, akan menimbulkan kecanduan besar. Begitu kambuh, penderitaannya lebih buruk dari mati. Hanya dengan menanamkan ‘Bloody Mary’ kembali ke tubuh, rasa sakit dahsyat itu bisa diredam.”
“Jancuk! Ternyata ini!” Liu Zhenhan tiba-tiba tidak bisa tertawa lagi, bahkan gemetar tak terkendali. Efek “Bloody Mary” ini terlalu familiar bagi orang Tionghoa – candu yang pernah menghancurkan Tiongkok selama seabad itu juga punya kemampuan serupa.
Yitiao memandangi bosnya dari atas ke bawah. Burung phoenix ini kebingungan, tidak mengerti benda apa yang bisa membuat bos sejagoan ini tiba-tiba terlihat begitu pengecut.
“Oh? Apakah Anda sudah mengetahui karakteristik racun ‘Bloody Mary’ dari sumber lain?” Master Puskash agak terkejut, heran Tuan Tanah Pigge ini bisa menerima penjelasan ini begitu cepat: “Mengingat yang mengetahui ‘Bloody Mary’ saat ini bisa dihitung jari, saya akan jelaskan singkat. Untuk mengendalikan bawahan yang bandel, ‘Bloody Mary’ adalah pilihan terbaik – lebih sederhana, langsung, dan efektif dibanding sihir kontrol mental mana pun.”
“Master... Apakah 'Bloody Mary' jenis ini diekstrak dari buah poppy? Hmm... Bunga poppy adalah bunga yang sangat indah, kuncupnya seperti kertas berwarna ungu tua, buahnya seperti gumpalan zaitun. Jika buah setengah matang diiris, akan keluar getah putih kental di dalamnya. Getah inilah racun kuat itu.” Liu Zhenhan berusaha mengingat bentuk bunga poppy. Tanaman ini juga efektif mengobati diare anak-anak. Dulu di desa, hampir setiap pagar rumah menanam beberapa pohon.
“Richard sayang, ekstraksi 'Bloody Mary' bisa menggunakan buah yang kamu sebut 'papaver' ini. Tapi di Benua Aigean, kami biasa menyebutnya 'Mawar Pandora' alih-alih 'papaver'.” Master Puskash tersenyum tipis: “Tapi 'Bloody Mary' tidak hanya dimurnikan dari 'Mawar Pandora'. Kita bisa menggunakan daun koka, kaktus bulu hitam, dan banyak tanaman lain. Yang benar-benar layak disebut 'Bloody Mary' adalah jamur 'Mary's Illusion Mushroom'. Jamur raksasa ini bisa menyemburkan spora merah halusinogen kuat. Seratus pon 'Mary's Illusion Mushroom' bisa menghasilkan sekitar sepuluh ons 'Bloody Mary'. Inilah Bloody Mary sejati.”
“Haha, benda ini ditemukan oleh binatang macam apa?” Liu Zhenhan tersenyum getir sambil menggelengkan kepala. Dari jamur seberat 100 pon, hanya bisa diekstrak sekitar 10 ons Bloody Mary. Benar-benar buang-buang waktu yang keterlaluan.
“Elf.” Kepala suku Andulan menyela.
“Elf?” Liu Zhenhan tertegun.
“Ras Elf selalu mengejar kehidupan yang elegan dan kenikmatan estetika yang luhur. 'Bloody Mary' bisa memberikan sensasi melayang tak tertandingi, bahkan melebihi semua rangsangan indrawi.” Kepala suku Andulan menggelengkan kepala dengan senyum getir, “Ras Elf tidak sengaja menciptakan 'Bloody Mary' untuk merugikan orang. Ini hanyalah konsekuensi buruk dari ekses dalam mengejar kenikmatan diri sendiri.”
“Secara harfiah, ‘Bloody Mary’ yang dimurnikan dari ‘Mary Fantasy Mushroom’ sebenarnya tidak bisa dianggap sebagai racun. Hanya setelah bereaksi dengan darah, ia akan memicu serangkaian reaksi biokimia yang menghasilkan efek halusinogen sangat kuat. Racun ini tidak memiliki karakteristik mematikan instan, melainkan racun adiktif berkekuatan tinggi. Namun melihat sifat jahatnya yang seperti belatung menempel di tulang, menyebutnya sebagai racun nomor satu di Aiqin pun tidak berlebihan.” Master Puskash menambahkan penjelasan dengan gerakan tangan dramatis: “Yang paling mengerikan, karena racun halusinogen ini bersifat netralisasi, diagnosis awal sama sekali tidak mungkin. Bahkan jika terdeteksi di tahap awal pun percuma, racun ini sangat sulit dihilangkan setelah menempel di tubuh, atau bisa dikatakan mustahil dihilangkan sama sekali...”
“Ini mungkin terjadi sepuluh ribu tahun yang lalu?” Liu Zhenhan tersadar, dia sudah menebak siapa yang mengutak-atik burung beo dan Yitiao.
“Blood Elf Moore adalah dalang di balik 'Bloody Mary', alasan mereka diasingkan ke bawah tanah juga karena ini.” Kepala suku Andulan mengangkat bahu dan membentangkan tangannya: “Sepuluh ribu tahun lalu, tahanan yang diasingkan ke dunia bawah tanah semuanya terdiri dari bajingan terburuk dari berbagai ras di Benua Aigean. Dibandingkan Dark Elf yang suka berbuat mesum, meskipun Blood Elf suka menyerap kekuatan magis dari darah, tapi jika dibandingkan dengan manusia kelelawar klan Wallenpol dari Bimon yang menggunakan darah sebagai makanan, kita tidak bisa asal menyimpulkan mereka sebagai bajingan hanya dari aspek ini. Kuncinya adalah 'Bloody Mary' yang mereka ciptakan benar-benar jahat. Daya adiktif luar biasa dari benda ini bisa dengan mudah mengubah pahlawan epos menjadi bajingan tulen. Siapapun yang terjangkit 'Bloody Mary' akan kehilangan martabatnya, yang tersisa hanyalah keegoisan. Untuk mendapatkan kembali racun yang memberikan kebahagiaan semu ini, bahkan seorang dewa pun akan menjual semua yang bisa dijual tanpa ragu.”
“‘Bloody Mary’ berasal dari dasar jurang, racun yang menguasai nafsu, secara hakikat pasti berasal dari godaan iblis.” Master Puskash yang ateis ini mengeluarkan pernyataan bernuansa religius, karena sang Master merasa hanya dengan deskripsi seperti inilah rasanya pas.
“Untung ada beberapa bangsa naga dan seorang Santo yang menyertaiku, kalau tidak aku benar-benar tidak akan mengerti inti permasalahan ini.” Liu Zhenhan menggaruk belakang kepalanya, menggesekkan cincin di tangan kanannya ke telinga: “Tapi yang masih belum kupahami adalah, bagaimanapun juga, 'Bloody Mary' tidak mungkin masuk ke dalam tubuh tanpa alasan. Sekarang aku heran, bagaimana 'Bloody Mary' ini bisa masuk ke tubuh burung beo kecil? Dan bagaimana masuk ke tubuh Yitiao?”
“Mungkinkah ada racun dalam makanan?” Fatty Luo di samping mengerutkan alisnya, bertanya dengan suara berat.
“Omong kosong!” Begitu ucapan Rodman selesai, dua koki Hobbit Setengah Manusia melompat setinggi tiga zhàng, masing-masing mencengkeram dua pisau dapur besar mengkilap mengejar Jago Pedang mammoth yang bicara sembarangan itu, membuatnya kabur tanpa menjaga citra.
“Rodman, hidung besar Rusia ini berani menuduh kami koki Setengah Manusia! Mulai sekarang kamu makan kentang mentah dengan air dingin saja, jangan harap sentuh masakan kami!” Dua koki Hobbit Setengah Manusia itu dengan gagah menunjuk punggung Fatty Luo sambil memaki.
“Seharusnya tidak mungkin ada racun dalam makanan. Kita semua makan dari hidangan yang dimasak dalam panci sama. Kalau benar ada racun dalam makanan, tidak mungkin hanya Yitiao yang keracunan.” Helen menggelengkan kepala, tidak menyetujui dugaan Fatty Luo.
“Mendorong darah melewati rahim.” Cui yang berdiri di samping bergumam pelan, suaranya tak keras tapi terdengar semua orang.
“Obisilachi!” Liu Zhenhan memukul meja di sampingnya dengan keras, membuat cangkir bir di atas meja melompat tinggi disertai bunyi "blup-blup" saat busa meluap.
“Apa? Apa hubungannya teknik mendorong darah melewati rahim dengan keracunan Yitiao?” Si Gendut O mengedipkan mata ikan besar yang bengkak, berusaha berpikir keras. Saat bertanya ke milisi lain, mereka hanya memutar mata ke arah O'Neill dengan wajah bingung.
“Burung beo kecil ini suka terbang ke sana-sini dan rakus. Apa saja yang diberikan orang langsung dimakannya. Dengan niat jahat, meracuninya semudah membalik telapak tangan.” Liu Zhenhan tertawa sinis.
“Binatang kecil itu mungkin satu-satunya target yang bisa diracun di Feilengcui.” Ning Yu menyambung ucapan Liu Zhenhan sambil menghela nafas.
“Oh—” O'Neill akhir mengerti.
Begitu tanda-tanda keracunan muncul pada burung beo kecil ini - kejang-kejang dan mulut berbusa, tim medis Feilengcui akan mati-matian merawatnya. Meski bisa bicara, makhluk ini bukan organisme cerdas maupun peliharaan magis sang pendeta, sehingga tak bisa memberitahu bagian tubuh mana yang sakit.
Bloody Mary adalah racun tipe netralisasi yang awalnya tidak dapat didiagnosis. Satu-satunya metode yang bisa digunakan para biarawan akhirnya adalah "mendorong darah melewati rahim", menggunakan Mantra Darah Suci untuk mentransfusikan darah Monster Tingkat Super yang memiliki resistensi tinggi ke tubuh burung beo kecil ini. Darah super monster dengan resistensi alami yang tinggi ini digunakan untuk melawan serangan racun - ini merupakan pilihan satu-satunya.
"Mantra Darah Suci" para biarawan adalah kekuatan elemen ajaib yang terkenal di seluruh dunia. Melalui teknik mendorong darah melewati rahim sebagai sarang kehidupan, berbagai jenis darah yang berbeda disinkronkan menjadi golongan darah universal untuk tujuan penyembuhan; Dalam kondisi dimana salah satu pihak kekurangan darah, "Mantra Darah Suci" dapat digunakan untuk transfusi. Jika kedua pihak tidak kekurangan darah, efek yang dihasilkan mantra ini adalah pertukaran darah dua arah yang seimbang.
Burung beo kecil ini tidak mengalami kekurangan darah. Yang dibutuhkan hanyalah darah Monster Tingkat Super dengan resistensi tinggi untuk meningkatkan kemampuan bertahan. Faktanya, para biarawan melakukan persis itu - mentransfusikan dua jenis darah dengan resistensi tinggi dari Phoenix Es dan Bangau Api ke tubuhnya. Secara alami, Tang Beierjina Fenghuang Es dan Yitiao juga menerima darah berlebih dari tubuh burung beo kecil tersebut.
"Darah burung beo kecil telah menjalani proses mendorong darah melewati rahim, golongan darahnya sekarang sepenuhnya cocok untuk fisik Phoenix Es atau Yitiao. Namun racun 'Bloody Mary' yang terkandung dalam darah tidak bisa dihilangkan melalui teknik ini. Jadi sangat disayangkan, siapa pun yang mentransfusikan darah untuk burung beo ini akan tertular 'hadiah setan' yang bahkan membuat Master Santo Ajaib gemetar ini."
Pelaku racun telah memanfaatkan sumber daya alam Feilengcui sampai ke batas maksimal. Jika bukan karena munculnya Xixi yang bisa menggunakan 'Lagu Deteksi Racun', mungkin sampai sekarang seluruh penduduk Feilengcui masih belum memahami hakikat racun ini. Cukup satu korban lagi yang muncul dan proses mendorong darah melewati rahim berputar beberapa kali, seluruh Feilengcui akan binasa tanpa terkecuali. Saat semua sudah tertular 'Bloody Mary' ini, bahkan jika kemudian bisa menganalisis racun mengerikan ini dari deskripsi pasien, semuanya sudah terlambat.
"Sialan!" Para milisi yang polos ini baru benar-benar memahami liku-liku licik dalam masalah ini setelah penjelasan si Gendut O. Mereka langsung berkobar amarahnya: "Ayo kita gunakan formasi teleportasi plat baja untuk kembali ke Feilengcui! Segera gempur sarang Elf Moor di bawah tanah!"
"Gebukin nenek moyang Elf Moor!" Burung beo kecil yang terbaring di meja juga ikut memekik dengan suara kekanak-kanakan.
"Omong kosong!" Liu Zhenhan melambaikan tangan menyuruh para milisi yang sedang gempar itu semua duduk kembali.
“Kau sebelumnya masih menganggap Elf Jatuh ini sebagai orang bodoh, seenaknya memainkan mereka. Sekarang malah begini, diam-diam mereka merencanakan kejahatan dari belakang.” Ning Yu duduk anggun di kursi, memandang Liu Zhenhan dengan tenang.
“Memang para bajingan ini pandai berpura-pura lemah.” Liu Zhenhan meremas pelan kepalanya sendiri, ruas-ruas tulang berbunyi renyah saat bergesekan.
“Sekarang kau harus paham, di dunia ini tak ada yang benar-benar bodoh.” Master Santo Qi Ao memandang Liu Zhenhan dengan santai, senyum mengejek samar tergantung di sudut bibirnya.
Sialan, tak terlihat sama sekali! Beberapa pengawal istana terus bergumam kalimat ini di samping.
“Sudah diduga.” Kepala suku Andulan tetap tenang: “Menganggap ras beradab lain sebagai boneka yang bisa dimainkan seenaknya, itu sendiri adalah tindakan gila. Ini pelajaran.”
“Dewa ingin menghancurkan seseorang, pertama-tama membuatnya gila.” Biarawan Owen menyambung ucapan gurunya dengan nada mistis.
“Aku meremehkan mereka.” Liu Zhenhan mengerutkan wajah gelap, mengeluarkan cerutu besar dan menjepitnya di mulut. Giginya menggigit kuntum cerutu dengan keras, memindahkannya dari sudut kiri ke kanan: “Masalah ini kita selesaikan nanti. Takkan lolos. Aku heran, buat apa Moore ngotak-ngatik akal licik begini? Kukira hubungan kita baik-baik saja, brengsek!”
“Apa maksudnya? Tujuan Moore sangat jelas. Mereka punya ambisi! Jika bisa menggunakan obat keras untuk menjatuhkan seluruh penduduk Feilengcui sekaligus, aku yakin Moore pasti mau melakukannya. Tapi menjatuhkan kalian semua terlalu tidak realistis, jadi mereka cari cara lain.” Master Puskash menggelengkan kepala, tersenyum getir: “Sudah kubilang, membawa Elf Jatuh ini ke permukaan akan bawa masalah. Mereka bukan tipe yang mudah diatur, siapa yang mau tetangganya adalah sosok kuat dan suka perang sepertimu...”
“...Sekarang masalah semakin rumit. 'Mary Berdarah' adalah pilihan terbaik untuk mengendalikan anak buah yang sulit diatur. Aku tak bisa bayangkan jika pasukan Feilengcui dikendalikan oleh Elf Jatuh ini!” Master Santo Ajaib menambahkan.
“Berlebihan sekali kau!” Liu Zhenhan berkata setengah percaya: “Jujur saja, bahkan jika kami semua kena 'Mary Berdarah', aku tak yakin mereka bisa mengendalikan kami hanya dengan itu.”
“Sepuluh ribu tahun lalu, banyak pahlawan berpikir sama sepertimu, merasa tekad mereka kuat mana mungkin dikendalikan oleh obat. Tapi hasilnya...” Kepala suku Andulan menghela napas: “...Kalau ada waktu, minta mertuamu kirimkan arsip sejarah dari dua Kota Naga. Setelah membacanya, kau tak akan sesombong ini lagi.”
“‘Bloody Mary’ yang mengerikan, bahkan Moore sendiri merasa gentar.” Xiao Cui memeluk dua pisau melengkung besi Liuxiang, menyembulkan kepala dari kerumunan: "Di antara dua ras Elf Jatuh di bawah tanah, para Dark Elf yang mahir sihir paling ahli dalam ‘mayat terikat roh’. Ini adalah sihir jahat yang menggunakan kekuatan mistik Ratu Laba-laba Lolth untuk mengurung dan mengontrol jiwa makhluk lain secara permanen dengan kehendak penyihir. Kemampuan ini hampir menyamai ‘Cincin Tuan Tanah Kematian’; Meski Elf Moor tidak memiliki sihir rahasia ini, makhluk yang dikontrol ‘Bloody Mary’ sama persis dengan ‘mayat terikat roh’."
“Apakah benar tidak ada cara menghilangkan racun ini?” Liu Zhenhan bertanya dengan suara berat.
“Bukan tidak ada, tapi aku tidak tahu.” Xiao Cui mengangkat bahu: “‘Bloody Mary’ adalah racun unik yang membuat korban tak bisa hidup tenang maupun mati dengan damai. Jika racun ini aktif, korban akan mati perlahan dalam siksaan, atau terus mengonsumsi ‘Bloody Mary’ untuk meredakan penderitaan sementara. Namun ini hanya akan memperdalam jerat. Intinya, jangan sampai terkena racun ini. Jika sudah terlanjur, satu-satunya jalan keluar adalah menuruti permintaan Elf Moor dan terus menerima pasokan Bloody Mary dari mereka.”
“Sialan!” Ekspresi garang tiba-tiba muncul di wajah berlubang Yitiao: “Aku akan memanaskan belati sampai membara, menusuknya satu per satu ke perut Blood Elf ini, mengaduk-aduk usus mereka, lihat apakah mereka mau memberikan penawar!”
“Yitiao, jangan naif.” Daisy menyeringai dingin: “Mengingat Blood Elf sudah merencanakan niat busuk ini, sekarang pasti mereka sudah mempersiapkan pertahanan. Dengan kekuatan militer Feilengcui kita, bertahan mungkin masih bisa. Tapi ingin mengalahkan Elf Jatuh berpopulasi 3 juta? Mustahil! Cukup dengan mengulur waktu sampai ‘Bloody Mary’-mu kambuh beberapa kali.”
“Membunuh mereka juga percuma, karena ‘Bloody Mary’ memang tidak ada penawarnya.” Kata Cui jujur. Ucapan blak-blakan ini membuat Yitiao terpaku.
“Jancuk! Ini nggak bisa itu nggak bisa, berarti Yitiao harus jadi pecandu opium selamanya?” Gerutu Liu Zhenhan kesal.
“Bukan berarti tidak ada cara.” Master Puskash merenung sejenak: “Bimon Medusa kalian ahli racun. Konon Dukun Medusa level tinggi bisa mengembangkan ‘Gu Pemakan Racun’ yang menyerap toksin sebagai inang. Entah efektif atau tidak, tapi tidak ada salahnya dicoba.”
“Tapi... Racun Gu yang dijuluki sebagai ‘nyawa terakhir’ dukun Medusa, konon katanya racun ini hanya bisa digunakan sekali saja, merupakan senjata pamungkas penawar racun. Sekarang hubungan kita dengan dukun Medusa di Kota Caiyu sangat tegang, memaksa mereka membayar harga sebesar itu, apakah Medusa mau?” Helen berkata dengan ragu: “Selain itu, Phoenix Es Tang Beierjina juga telah mentransfusi darah ke burung beo, pasti juga tertular ‘Bloody Mary’. Jika hal ini diketahui oleh Mentor Murinio, dia pasti akan semakin marah dan membenci kita...”
“Cari Moore, Moore tidak punya penawar! Cari Medusa, Medusa dan Murinio sudah bermusuhan dengan kita!” Liu Zhenhan mengatupkan giginya, matanya menyipit penuh amarah: “Sekarang hanya tersisa cara kasar, Jancuk! Penculikan! Hanya ini caranya, culik seorang dukun Medusa dulu!”
“Ini akan memicu konflik, Mentor Murinio tidak akan mengizinkan kejadian penculikan kedua.” Helen semakin gugup: “Jika kita bertikai besar-besaran dengan Mentor Murinio sekarang, baik Kuil maupun Sang Raja, kita akan sulit menghadapi mereka. Ada masalah lain lagi, dukun Medusa yang memiliki Racun Gu pasti ahli tingkat tinggi, tapi wajah mereka tidak ada tanda khusus. Bagaimana kita tahu dukun mana yang punya Racun Gu? Jika salah culik gimana? Ini tidak ada kesempatan ketiga lagi!”
“Kalimat Helen ini membuat Liu Zhenhan terpaksa merenung. Berkelahi sebenarnya bukan masalah, tetapi menggunakan kekerasan harus mencapai efek yang seharusnya. Liu Zhenhan tidak sudi dan tidak mau melakukan hal yang sia-sia.”
“Ada solusi lain.” Daisy diam sejenak, lalu mengangkat kepala dan menatap Liu Zhenhan.
Ruoerna juga memandang Liu Zhenhan dengan diam-diam, di dalam mata indahnya tersirat perasaan yang tak terucapkan.
“Apa solusinya?” Liu Zhenhan segera bertanya.
“Ning Yu pernah mengatakan, Mutiara Naga juga disebut Li Zhu, yaitu Mutiara Penangkal Racun.” Daisy mengucapkan setiap kata dengan jelas.
Bab 242 Kolektor Mutiara
“Li Zhu?” Perkataan Daisy membuat Liu Zhenhan tertegun: “Empat Mutiara Naga yang diambil dari cangkang rusuk Ba Xia sang naga kecil adalah Mutiara Penghindar Air, Mutiara Penghindar Api, Mutiara Penghindar Tanah, Mutiara Antiangin, ditambah satu Mutiara Malam. Tapi Mutiara Naga asli di rahang naga itu hanya berfungsi mendinginkan dan menghindari panas, sama sekali tidak ada efek menetralkan racun!”
“Siapa bilang itu Mutiara Naga yang itu?” Daisy menggelengkan kepala.
Liu Zhenhan mengedipkan matanya dengan bingung, semakin tidak mengerti. Meski dia kolektor mutiara sejati, saat ini yang tersisa hanya bola es, mutiara ular berapi berbulu, dan mutiara malam penyejuk. Empat Mutiara Naga diberikan ke Yitiao, Mutiara Sembilan Lengkung dari Hydra dan Mutiara Dua Belas Nada Malaikat dari Tiran Mata Jahat diberikan ke Mo'er. Masih ada Mutiara Pengawet Wajah dari Ular Feiwenli yang kini berada di mulut Ai Wei'er. Sekarang Liu hanya punya Mutiara Kelabang Bambu hasil rampasan setelah membunuh Imam Utama Wolff, yang kegunaannya belum diketahui.
Mengenai mutiara naga, meski pernah membunuh naga sekali di Ngarai Obsidian dulu saat masih pemula, dia hanya bisa melihat Naga Hitam Neraka itu membakar diri sendiri. Saat membersihkan medan perang, hanya menemukan Kristal Naga tanpa mutiara. Kini Daisy tiba-tiba menyebutkan Mutiara Li penangkal racun, Liu sama sekali tidak ingat kapan pernah mendapatkan mutiara naga lagi.
"Aku masih punya mutiara naga lain? Tidak ada!" Liu Zhenhan termenung lama, bahkan menghitung semua Enam Tuo Du miliknya, tetap tidak menemukan mutiara naga lainnya.
“Ini tidak sulit, cari saja naga lain dan bunuh, pasti dapat.” Yitiao dengan mesra menyikut Kepala suku Andulan di sampingnya, mengedipkan mata berlebihan hingga membuat sang kepala suku antara ingin tertawa dan menangis.
"Ide bagus." Mata Liu Zhenhan berbinar: "Yitiao, bagaimana kalau kita berangkat sekarang juga, keliling ke pegunungan terkenal?"
"Membunuh naga ada batasannya. Jika kalian yang selevel ini menganggapnya seperti mengundang makan, dua Kota Naga pasti akan menghajar kalian sampai jadi Si Kepala Babi. Aku bersumpah!" Master Puskash tersenyum sinis melihat dua orang tak berguna ini.
"Mutiara Naga yang kumaksud bukan dengan membunuh naga. Berbicara tentang membunuh naga di hadapan bangsa naga, apa kau ingin menantang amarahku?" Daisy melototi Liu Zhenhan dengan tajam.
"Tidak boleh bunuh naga, lalu Nona bisa kasih tahu aku harus cari Mutiara Naga di mana?" Liu Zhenhan kebingungan.
"Richard, jangan lupa..." Nana menunjuk hidung mancungnya menyela, "...aku dan Daisy ini termasuk bangsa naga. Di rahang bawah kami, seharusnya masing-masing ada satu Mutiara Naga."
"Omong kosong!" Liu Zhenhan tertegun sejenak, wajahnya langsung berubah masam: "Nana ngapain bicara sembarangan! Aku belum sampai jatuh ke tingkat memanfaatkan wanita sendiri!"
"Kami tidak bercanda." Nana menegaskan dengan wajah serius, Daisy di sampingnya juga mengangguk dengan khidmat.
Liu Zhenhan melototi mereka berdua, menoleh melihat Ning Yu. Ning Yu sedang tersenyum menahan tawa. Lao Liu lalu melihat ke Yitiao, sudut mulut Yitiao berkedut sejenak sebelum akhirnya mengangkat bahu dengan ekspresi tak bersalah.
"Apa maksud kalian dengan teka-teki ini?" Liu Zhenhan berbalik menghadap Daisy sambil bertanya.
"Begini, Richard." Ruoerna mulai menjelaskan dengan tenang: "Seperti yang kau tahu, di Benua Aigean, semua monster—baik yang bisa berubah wujud manusia maupun tidak—tidak akan menggunakan peralatan apapun dalam pertempuran. Koleksi bangsa naga memang terkenal di seluruh dunia. Tapi pernahkah kau melihat anggota bangsa naga menggunakan peralatan magis dalam pertempuran? Sepertinya tidak, kan?"
"Aku tahu, ini berasal dari tradisi kuno yang sudah ada sejak lama." Liu Zhenhan mengangguk. Ini memang fakta tak terbantahkan, belum pernah terlihat bangsa naga menggunakan peralatan magis untuk membantu pertempuran.
Tapi harus diakui, hanya monster tingkat super yang memiliki wujud manusia yang memenuhi syarat dasar menggunakan peralatan magis. Di antara monster Benua Aigean yang bisa berubah wujud manusia, semuanya adalah yang terhebat di antara monster tingkat super. Bagi ahli tingkat tinggi seperti mereka, penggunaan peralatan magis biasa tidak terlalu berpengaruh.
“Tapi menurut Yitiao, di Benua Sutra Timur Jauh, baik Penyihir maupun makhluk ilahi, terlepas dari tingkat kekuatan mereka, mereka semua ahli dalam menciptakan berbagai artifak magis. Artifak-artifak ini dibuat dari bahan lokal dengan segala cara, dalam pertempuran, Penyihir Timur atau makhluk ilahi ini bisa mengandalkan artifak mereka untuk bertarung bersama, tidak seperti monster di Benua Aigean kita yang hanya mengandalkan insting bertarung alami dan kekuatan magis!” Daisy berkata sambil tersenyum.
“Ini perbedaan regional, tidak ada yang aneh! Lingkungan geografis Benua Sutra dan Benua Aigean benar-benar berbeda, atmosfer budayanya juga tidak sama, tidak perlu terlalu heboh.” Liu Zhenhan mengerutkan alisnya, tersenyum tipis: “Kalian juga pernah dengar penjelasan Yitiao tentang adat istiadat Benua Sutra. Di Benua Sutra, bahkan makhluk ilahi tingkat rendah bisa dengan mudah berubah wujud manusia, sementara di Benua Aigean kita, monster yang bisa berubah wujud manusia semuanya memiliki level yang luar biasa. Perbedaan geografis dan budaya antara dua benua ini sangat wajar; Tapi jika kalian teliti lebih dalam, sebenarnya perbedaan ini tidak berarti besar. Monster Benua Aigean mengandalkan kekuatan hasil kultivasi keras mereka sendiri, sedangkan makhluk ilahi Benua Sutra lebih bergantung pada bantuan peralatan. Intinya, masing-masing memiliki fokus berbeda dalam mengejar kekuatan yang lebih tinggi, tidak ada yang aneh.”
Sebuah batu melemparkan riak ribuan gelombang, percakapan Daisy dan Tuan Tanah Pigge tiba-tiba membangkitkan minat Master Puskash. Terhadap Daratan Timur Jauh yang jauh, Master Puskash memiliki ketertarikan mendalam untuk memahami lebih jauh. Hasrat belajar yang tak kenal lelah Master Santo Ajaib tidak berkurang sedikitpun karena status mulianya - ini juga merupakan ciri khas para tokoh terkemuka yang berprestasi di bidang tertentu.
Mengenai detail Benua Sutra, Liu Zhenhan telah memperoleh sedikit pemahaman melalui obrolan santai sehari-hari dengan Yitiao. Konsep "fǎbǎo" (artefak magis) juga bukan hal yang mengejutkan. Praktik makhluk ilahi Benua Sutra dalam menyuling artefak pribadi mereka sebenarnya sejalan dengan metode alkemis magis Benua Aigean. Namun menurut deskripsi sebelumnya Yitiao, proses penyulingan artefak ini jauh lebih kompleks dibandingkan pembuatan peralatan magis oleh alkemis. Sebagian besar perangkat magis yang dibuat alkemis Benua Aigean bersifat pendukung, dengan kemampuan ofensif yang sangat langka. Satu-satunya yang memiliki kemampuan menyerang dan cukup dikenal adalah golem dan boneka magis. Berbeda dengan Benua Sutra, makhluk ilahi Timur atau penyihir di sana menyuling artefak murni untuk pertempuran. Tentu saja, jika memungkinkan, mereka juga akan membuat peralatan defensif. Di Benua Sutra Timur Jauh, begitu menyangkut pertempuran, variasi dan kekuatan artefak sangat menentukan arah kemenangan. Penekanan kuat Benua Sutra pada latar belakang sekte juga disebabkan alasan ini - semakin besar sekte dan semakin panjang sejarahnya, semakin banyak artefak kuat yang dimiliki. Dengan mudah mereka memperkuat kemampuan anggota sekte melalui artefak, sistem yang jauh lebih terstruktur dibandingkan Benua Aigean. Namun semata mengandalkan artefak juga tak berguna, kekuatan diri sendiri jauh lebih nyata daripada warisan artefak leluhur.
Dari sisi ini saja, Liu Zhenhan merasa bahwa alkemis dari Timur jauh lebih maju dibanding Benua Aigean. Namun peralatan magis Timur ini juga memiliki kelemahan yang sama dengan alkemis Aigean - keterbatasan material sangat besar, dan siklus produksi benda pusaka sepertinya lebih lama dibanding alkemis Aigean.
Mendengar penjelasan Tuan tanah Pigge, Master Puskash merasa terkesima. Fakta bahwa makhluk ilahi Timur bisa dengan mudah berubah wujud manusia dan menggunakan peralatan magis adalah hal baru bagi Master Santo Ajaib sekalipun. Baginya di Benua Aigean, menggantikan serangan magis dengan peralatan adalah hal yang mustahil.
"Apakah penyihir dan makhluk ilahi Timur semuanya berasal dari kalangan alkemis? Semuanya bisa membuat benda pusaka? Probabilitas ini terlalu mengada-ada!" Master Puskash masih ragu. Kompleksitas ilmu alkemis bahkan membuat Master Santo seperti dirinya tak berani sembarang berkomentar. Setelah menyampaikan rasa hormat pada Timur Jauh yang misterius, sang Master tak bisa menghilangkan kegelisahan: Apakah di Daratan Timur Jauh itu, pengetahuan alkemis kompleks sudah menjadi pengetahuan umum? - Jika benar demikian, maka penyihir dan monster Aigean terlihat sangat bodoh.
“Master, yang dimaksud dengan membuat artefak magis, setiap jenis makhluk ilahi atau sekte penyihir pasti tidak bisa se-serbabisa alkemis Benua Aigean. Ambil contoh saya sendiri, pedang paruh Bangau Api saya adalah artefak yang telah ditempa, tak tertandingi ketajamannya.” Yitiao menjulurkan lidahnya: “Saya hanya punya satu artefak ini, tak ada yang kedua. Pertama, karena saya hanya bisa membuat satu artefak ini. Kedua, karena kemampuan saya sendiri sudah cukup tinggi sehingga tidak perlu terlalu bergantung pada artefak. Jika ingin punya artefak kedua atau ketiga, hanya ada dua pilihan: merampas artefak milik orang lain atau mencuri kitab rahasia pembuatan artefak, tapi sepertinya tidak perlu.”
“Oh——” Master Puskash mengusap keringat di keningnya, hatinya berdesir: “Ternyata jumlah dan jenis artefak yang kalian buat terbatas, jadi tidak terlalu berlebihan.”
“Master.” Liu Zhenhan memandang Master Puskash dengan geli: "Biarawan asing lebih mudah berkhotbah, jangan terlalu meninggikan rekan-rekan aliran absurdisme. Kami akui orang besar bisa mengubah jalannya sejarah, tapi kami juga harus akui bahwa di dunia ini, selalu lebih banyak orang kecil."
“Hahaha——” Master Santo Ajaib tertawa terbahak-bahak.
“Daisy, lanjutkan! Apa hubungan antara senjata andalan Penyihir Timur dan makhluk ilahi dengan rencana kalian yang seperti orang gila ingin menyumbangkan Mutiara Naga?” Tatapan Liu Zhenhan masih tertancap pada dua Naga Peri.
“Karena kekebalan elemen, kami Naga Peri tidak bisa mempelajari sihir elemen apapun, juga tidak bisa mengumpulkan sedikitpun kekuatan magis melalui meditasi...” Ruoerna kembali menyela: “Bagi Naga Peri dengan pemahaman tinggi, ini sungguh penderitaan besar!”
“Menurutku ini adil.” Liu Zhenhan terkekeh: “Gila! Kalian Naga Peri bisa belajar sihir, dengan kecerdasan kalian pasti jadi hebat. Ditambah kekebalan elemen dan kemampuan membalikkan serangan elemen, mana mungkin Penyihir lain bisa hidup?”
“Itu pemikiranmu. Sebenarnya, kami Naga Peri selalu kesal punya bakat luar biasa tapi tak bisa digunakan.” Daisy berkata dengan nada getir: “Aku ahli formasi perang tapi tak bisa membuat papan pasir magis sederhana. Nana belajar alkimia puluhan tahun, peralatan magis yang butuh kekuatan awal tetap harus dibantu orang lain – ini membuatnya gila!”
Ruoerna mengangguk-angguk di samping, berulang kali menyetujui perkataan Daisy.
"Jangan sedih, Ershao dan Sanshao adalah bayi darahku. Secara teori, masing-masing mewarisi separuh kekuatan jahatku. Jancuk! Betapa banyak campuran kekuatan elemen yang seharusnya mereka miliki! Tapi mereka justru kembar Jian Die, terkutuk oleh Xia Gui, tak bisa mendapatkan sedikitpun kekuatan magis. Lalu aku harus mengadu ke siapa?" Liu Zhenhan juga teringat kembali kenangan pahitnya, terus-menerus memaki.
"Selama perjalanan kembali ke Timur, kami dan kakak Ning Yu juga berdiskusi tentang hal ini!" Daisy berkata dengan bersemangat: "Sekarang ada satu cara untuk mewujudkan impianku dan Nana. Kami sudah merencanakan lama, tadinya ingin memberitahumu kapan-kapan. Kebetulan sekarang Yitiao butuh detoksifikasi, sekalian saja menyelesaikan dua masalah sekaligus!"
"Cara itu dengan mengeluarkan Mutiara Naga dari rahang kalian?" Liu Zhenhan tidak bodoh.
"Benar." Daisy dan Ruoerna serentak mengangguk tegas.
Suasana hening seketika. Mata Master Puskash sampai terbelalak. Orang tua ini tak menyangka dua anggota bangsa naga berani mengatakan omongan ngawur di siang bolong - mengeluarkan Mutiara Naga? Menurut metode Benua Aigean, ini hanya butuh pria perkasa dan kapak tajam yang diayunkan kuat-kuat. Masalahnya, pria perkasa mana yang berani melakukannya?
“Kalian berdua ingin Laozi menjadi duda?” Liu Zhenhan langsung memaki dengan kasar: “Mengambil mutiara naga kalian? Ide bodoh macam ini bisa kalian pikirkan! Obisilachi!!!”
“Richard, tidak seekstrim yang kau bayangkan. Kau lupa, aku ini gadis kerang Suku Moshao.” Ningyu membujuk dengan lembut: “Dasar bodoh, bagaimana bisa kau lupa kemampuan ras kami 'mengambil mutiara dari naga'? Bukankah berkat keahlian ini, kau bisa mengambil empat mutiara naga dari tempurung kura-kura Ba Xia yang lebih keras dari Adamantium?”
“Ningyu, kenapa kau juga jadi tidak tahu diri begini?” Liu Zhenhan mengerutkan alis dan menghardik: “Ide yang sangat konyol! Kura-kura naga Ba Xia sudah mati, jadi mutiara di rusuknya bisa kau ambil. Tapi Nana dan Daisy masih hidup berdiri di sini! Bagaimana jika mereka mati setelah kau ambil mutiaranya? Bisakah kau pastikan ini tidak membahayakan mereka?”
"Yang disebut 'mengambil mutiara dari naga', dalam Bahasa Umum daratan Benua Sutra artinya adalah naga yang bersembunyi di jurang dasar laut yang gelap, untuk mendapatkan mutiara harus menyelami laut." Mendengar hardikan Richard yang tak kenal ampun, Ningyu memerah matanya karena sedih: "Mutiara Naga berada di rahang, kalau kami bangsa kerang Moshao benar-benar bisa masuk ke jurang dan mengambil mutiara dari rahang naga untuk membunuhnya, bukankah sejak zaman kuno sudah ada banyak pahlawan pembunuh naga dari suku kami? Keberadaan Mutiara Naga sama sekali tidak berhubungan dengan kesehatan naga itu sendiri... Dari empat penghasil mutiara - naga, ular, kura-kura, dan kerang, tidak satupun yang mati karena kehilangan mutiaranya. Mengapa kau meragukan keahlian profesionalku?"
"Tidak peduli seberapa ahli suku Moshao tentang mutiara, aku tetap tidak mengizinkan Nana dan Daisy mengambil Mutiara Naga mereka sembarangan!" Liu Zhenhan melihat wajah Ningyu yang basah oleh air mata, hatinya agak menyesal, namun karena ini menyangkut hal penting, dia sama sekali tidak menunjukkan sikap mengalah.
"Richard..." Daisy dan Ruoerna melihat Lao Liu yang cemberut marah, segera merangkul lengannya dari kiri dan kanan sambil merajuk.
"Diam!" Liu Zhenhan sama sekali tidak terpengaruh, melototi kedua Naga Peri itu dengan tajam hingga kedua gadis itu gemetar dan mengalah berdiri di samping.
Melihat sang bos marah, para milisi yang berdiri di samping tak ada yang berani bernapas keras. Semua menahan senyum, menegakkan dada tanpa bicara. Sedangkan suku-suku bawahan semakin gemetar ketakutan, berdiri kaku dengan tangan terkulai. Master Puskash mengamati wajah marah Tuan tanah Pigge, dalam hati memuji. Biasanya Shaman Divine Comedy ini selalu tersenyum ramah tanpa kesan angkuh. Tapi saat kemarahannya meledak, kekuasaan berdarah dan wibawa sebagai penguasa tertinggi menekan hati semua orang bagai batu raksasa, membuat tak seorang pun berani menegakkan kepala.
Saat seperti ini, hanya Guo Guo yang bisa meredakan ketegangan. Melihat Lao Liu bermuka dingin, Guo Guo mengangkat pantat kecilnya dan langsung melompat ke pangkuan Liu Zhenhan. Wajah merah mudanya menggesek-gesek dada Lao Liu dengan mesra, sementara mulut mungilnya bergumam tak jelas. Akhirnya wajah beku Liu Zhenhan sedikit mencair.
Kepala suku Andulan menepuk pelan pinggang Liu Zhenhan. Di bawah tatapan penuh kasih sang kepala suku, otot-otot kaku di dada Liu Zhenhan akhirnya mengendur.
Ning Yu menangis tersedu-sedu, air matanya bergulir seperti mutiara yang terlepas dari untaian. Bahu mungilnya bergetar pelan tanpa suara.
"Dalam sejarah, tidak pernah ada seekor Naga hidup yang diambil Mutiara Naganya, dan dalam sejarah juga tidak pernah ada Naga Peri yang mengajukan permintaan seperti ini." Kepala suku Andulan tersenyum getir: "Daisy, Ruoerna, tujuan kalian sebenarnya bukan menyembuhkan Yitiao, tapi menggunakan alasan ini untuk mewujudkan keinginan pribadi. Pantas saja Richard marah. Ning Yu, sebagai sesama bangsa kerang Moshao, kamu seharusnya memahami Richard. Permintaan yang kalian ajukan benar-benar mengejutkan."
Ning Yu menggigit bibirnya dan berhenti terisak, mengangguk pelan.
"Richard, kamu terlalu berlebihan. Ning Yu berasal dari bangsa kerang Moshao di Timur. Jumlah mutiara yang pernah dilihat suku Moshao mungkin melebihi garam yang pernah kamu makan. Melindungi orang terdekat boleh dimulai dari kehati-hatian, tapi jangan meragukan pendapat ahli." Kepala suku Andulan memalingkan wajah ke Liu Zhenhan, nada bicaranya mulai mengandung teguran: "Mengapa Nana dan Daisy ingin berlatih sihir? Bukankah agar tidak menjadi beban lagi? Agar bisa membantumu dalam pertempuran? Tanpa Naga Pelangi, peran Naga Peri dalam pertempuran sangat terbatas. Ini pasti sudah kamu rasakan saat melawan Tiran Mata Jahat. Kamu harus berpikir jangka panjang. Ning Yu yang bijaksana, mana mungkin dia sengaja merepotkanmu? Bahaya yang kamu khawatirkan, apakah dia tidak memikirkannya?"
"Benar, benar, Kepala suku memang benar." Liu Zhenhan segera membungkuk hormat, lalu menarik Ning Yu ke dalam pelukannya, membelai rambut hitamnya dengan penuh kasih sayang.
Di momen yang agak canggung ini, tiba-tiba terdengar suara aneh dari dalam jubah Master Puskash, suara yang mengingatkan pada katak yang sedang dihukum gantung.
Setelah rentetan suara itu berakhir, sebuah bola logam bulat melesat keluar dari jubah Master Santo Ajaib dengan suara "swiiing". Bola seukuran telur merpati ini berkilauan seperti emas, memantulkan cahaya norak khas logam mulia. Di bawah kilauannya, terlihat ribuan simbol magis kecil yang tersusun rapi. Sepasang sayap emas tipis menjulur dari kedua sisi bola, mengepak cepat sambil membuat bola ini melayang-layang lincah di udara seperti burung kolibri yang sedang mencari makan, disertai dengungan terus-menerus.
Semua mata tertuju pada Master Santo Ajaib. Di hadapan master sihir legendaris seperti ini, selalu terlahir keajaiban demi keajaiban.
Master Puskash mengulurkan tangannya. Bola logam bersayap yang dimilikinya bagaikan kupu-kupu jinak, mendarap diam-diam di tengah telapak sang Master. Sayap logam setipis sayap capung itu dengan cepat menyusut kembali ke dalam tubuh bola. Seluruh bola mengeluarkan suara "krak", terbelah rapi menjadi dua bagian. Di dasar cangkang telur berongga itu tersusun deretan berlian kecil yang teratur rapi. Sebuah gulungan kulit birch berdiri tegak terpasang di posisi tengah, tingginya kira-kira setengah jari.
Master Puskash mengeluarkan gulungan kulit birch yang bahkan terlalu kecil untuk dipakai membersihkan pantat itu dari cangkang telur. Gulungan kulit ini terpasang pada batang logam seukuran tusuk gigi, terlihat rumit namun menggemaskan.
Begitu gulungan kulit ini dibentangkan, barulah orang menyadari betapa besarnya. Master Puskash menariknya hingga mencapai rentang sekitar setengah meter, membuat orang tak kuasa meragukan bagaimana gulungan kulit ini disamak.
Yang lebih ajaib datang kemudian. Seiring Master Puskash membuka gulungan itu, di atas kertas birch yang nyaris transparan perlahan muncul deretan aksara Fenisia berwarna biru, bagaikan ombak bergulung yang menerpa pantai berpasir putih.
"Kebetulan sekali." Master Puskash hanya membutuhkan beberapa detik untuk membaca gulungan kulit birch, lalu mengembalikannya ke bola logam. Tanpa mengangkat kepala, ia tersenyum pada Liu Zhenhan: "Aku punya cara untuk menyelesaikan masalahmu. Ksatria Naga Gaxia dan Lampard dari gereja sudah tiba di lokasi 50 li di luar Shabak. Mereka datang mencariku. Begini saja, aku akan memanggil mereka. Kau bisa mencoba mengambil Mutiara Naga dari naga mereka, sekaligus melihat apakah ini membahayakan naganya. Bonusnya, kau bisa dapat dua mutiara naga."
"Ide bagus." Liu Zhenhan tertegun sejenak lalu terkikik: "Tapi apa mungkin? Menurutmu para ksatria naga itu bodoh atau apa?"
Bab 243: Kekacauan Mulai Tampak
"Ha ha..." Master Puskash mendongakkan kepala dan tertawa terbahak-bahak: "...Richard, tentu saja ksatria naga bukan orang bodoh. Aku hanya bercanda. Wajahmu yang tegang itu sepertinya menganggapku serius."
“Orang tua, lebih baik kita berdua berunding.” Liu Zhenhan membelai Ning Yu di pangkuannya, terkekeh licik, lalu menggunakan Joan d'Arc sebagai tameng: “Kita sama-sama tahu, Mutiara Naga pasti bukan barang biasa. Bagaimana kalau kita bekerja sama menjebak para ksatria naga untuk mengambil mutiara mereka? Aku tidak mau satu pun, semuanya untuk Joan d'Arc. Joan d'Arc juga putriku, sebagai ayah, tidak ada salahnya memberi peralatan untuk anak sendiri bukan? Pikirkan, orang tua! Dengan kemampuan 'Mengambil Mutiara dari Naga' Ning Yu yang bisa mengambil mutiara tanpa menyentuh tubuh, kendaraan tunggangan para ksatria naga sama sekali tidak akan terancam nyawa! Mutiara itu sia-sia saja di kepala mereka, lebih baik digunakan untuk Joan d'Arc.”
“Dasar kau, berani sekali mengatur urusan orang lain.” Master Puskash memutar matanya, mengulum bibir penuh arti: “Tapi sebenarnya aku juga penasaran—jika kita mengambil Mutiara Naga langsung dari kepala bangsa naga, perubahan seperti apa yang akan terjadi pada kekuatan magis mereka? Perubahan kualitatif? Kuantitatif? Atau tetap sama?”
“Tetap sama itu mustahil kan?” Liu Zhenhan tertawa. Ia bisa merasakan hasrat keilmuan yang membara di hati orang tua ini.
"Menurut logika, di dalam kepala bangsa naga pasti terdapat dua benda yaitu Mutiara Naga dan Kristal Naga. Kristal Naga sama seperti inti kristal monster biasa, pasti merupakan sumber kekuatan magis. Tapi kekuatan elemen apa yang terkandung dalam Mutiara Naga? Pengetahuanku tentang empat makhluk penghasil mutiara - naga, ular, kura-kura, dan kerang - masih sangat terbatas. Yang membuatku heran, mengapa Ruoerna dan Daisy begitu yakin bahwa begitu Mutiara Naga di rahang bawah diambil, kalian berdua bisa mempelajari sihir?" Master Puskash memandang kedua Naga Peri itu, lalu tersenyum getir. "Sayangnya, dalam sejarah belum pernah ada contoh serupa, jadi kebenarannya tetap misteri. Aku tahu Richard pasti tidak akan melakukan eksperimen seperti ini. Sungguh disayangkan... Bagi penyihir yang meneliti sihir, ketidaktahuan yang tak bisa dijelajahi benar-benar siksaan bagi rasa ingin tahu kita."
Beberapa penyihir Feilengcui tertawa bersama, jelas perkataan sang Master menyentuh hati semua orang.
"Aku tidak akan melakukan eksperimen. Tapi kita bisa berkonsultasi dulu dengan ahli." Liu Zhenhan tersenyum memandang Ning Yu yang sedang dipeluknya, lalu berkata kepada Master Santo Ajaib: "Maksudku apapun yang terjadi, panggil dulu kedua ksatria naga itu. Setelah itu kita lihat langkah selanjutnya. Lampard itu orang baik, aku akan bersikap sopan padanya. Adapun Garthia, hah... Naga Giok level empat, sialan, tidak mengambil Mutiara Naganya itu dosa besar..."
“Jangan begitu.” Master Puskash mengangkat alisnya, tersenyum ramah memandang Ning Yu: “Non kecil, cepat ceritakan padaku, apa bedanya mutiara dan kristal sihir? Terutama untuk monster jenis kura-kura dan ular yang memiliki kristal sihir sekaligus mutiara, perbedaan apa yang ada?”
"Master, keajaiban di dalamnya tidak bisa dijelaskan dalam waktu singkat. Biar saya ambil contoh Naga Peri. Dalam legenda Timur, Mutiara Hitam yang diambil dari rahang Naga Hitam di jurang memiliki efek menangkal racun. Jadi jika Mutiara Naga diambil dari Naga Peri di Benua Aigean, pasti juga memiliki fungsi khusus. Alasan saya tidak berani menyimpulkan, karena naga di Timur dan Benua Aigean sepertinya berbeda garis keturunan. Di Timur, bangsa naga hanya ada dalam legenda, tidak pernah terlihat manusia. Tapi di Benua Aigean berbeda, jenis naga begitu banyak dengan silsilah yang kompleks. Suku Moshao belum pernah mendapatkan Mutiara Naga di sini. Jadi saya tidak bisa 100% memastikan apakah Mutiara Hitam dari Naga Peri bisa menangkal racun." Ning Yu menengadah, bulu matanya yang berkilauan berkedip-kedip: "Tapi berdasarkan pengalaman penelitian mutiara Suku Moshao selama bertahun-tahun, serta koleksi berbagai jenis Mutiara Ular Richard, saya berani menarik kesimpulan umum. Di antara monster Benua Aigean, baik Mutiara Kura-kura maupun Mutiara Ular yang diambil, fungsinya selalu sesuai dengan kemampuan khusus atau kemampuan dasar monster tersebut. Sedangkan kristal sihir, seperti kata Master, jelas merupakan sumber penyimpanan dan pelepasan kekuatan magis. Jadi untuk efek Mutiara Naga Aigean, saya 90% yakin bisa menentukan kesimpulan yang benar."
“Gadis kecilku, izinkan aku bertanya dengan lancang terlebih dahulu... Apakah kalian bangsawan Suku Moshao yang mulia itu dulu di Timur sering mengambil mutiara Li dari rahang bawah Naga Hitam di jurang yang dalam?” Master Puskash bertanya dengan penuh rasa ingin tahu.
“Itu tidak mungkin, Yang Mulia Master.” Ning Yu tersenyum manis seperti bunga: “Bukankah sudah kukatakan? Di Benua Sutra, bangsa naga hanyalah legenda. Orang yang benar-benar pernah melihat wujud asli bangsa naga sangatlah langka. Di Timur Jauh tidak seperti di Aiqin, meskipun naga jarang ditemui, banyak orang yang pernah menyaksikannya. Istilah 'mengambil mutiara dari naga' sebenarnya bermakna kami Suku Moshao menyelam ke jurang tak berdasar untuk mengambil mutiara dari rahang bawah Jiao. Dalam terminologi industri mutiara, ini disebut 'Suizhu'. Jiao sebenarnya bukan naga sejati, penampilannya mirip ular raksasa dan termasuk golongan naga. Selain naga, ular, kura-kura, dan kerang, makhluk penghasil mutiara lainnya termasuk kelabang, laba-laba, kodok, belut, sidat, dll. Namun untuk mendapatkan mutiara jenis ini dibutuhkan keberuntungan dan sangat langka. Tuan Mourinho pernah bercerita, di wilayah kekuasaannya ada angsa bersayap besi yang temboloknya menyimpan mutiara api. Meskipun itu hanya hasil angsa yang memakan tiram dan menyimpan mutiaranya di tembolok, tapi tetap membuka wawasanku.”
"Jiao Long, dalam istilah Benua Aigean, seharusnya dikategorikan sebagai monster Naga Sekunder." Yitiao mengangguk di samping: "Konon Jiao Long adalah keturunan persilangan naga dan ayam hutan. Telur Jiao yang masuk ke tanah akan tenggelam satu ren setiap tahun, menetas setelah empat puluh tahun. Di Benua Sutra, makhluk ini termasuk makhluk ilahi kelas super elemen air. Aku juga pernah melihatnya, bentuknya seperti ular besar yang aneh, sama sekali tak terlihat seperti keturunan ayam hutan. Kekuatannya memang luar biasa. Dulu di dekat ibukota Kekaisaran Tang Zang ada Sungai Jing yang dihuni seekor Jiao Long. Kami beberapa kali bertarung, hasilnya seri. Akhirnya Jiao Long itu diracuni dengan obat 'Kembali dan Pergilah' oleh Perdana Menteri Wei dari Tang Zang, lalu dipenggal kepalanya karena sering menimbulkan bencana. Sialan, kematiannya benar-benar tidak adil."
"Hehe, ini bukan hal aneh..." Master Puskash juga terkekeh licik, mendekatkan telinganya ke Liu Zhenhan: "Jika tebakanku benar, kau Xiao Chusheng pasti sudah membujuk mertuamu untuk menyerahkan para manusia naga itu padamu? Di antara mereka ada keturunan naga besar dan wanita suku Kekyin dari ras Bimon. Hehe..."
“Jancuk, manusia Jiao, sialan.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, hatinya dipenuhi kepuasan diam-diam. Tentang manusia Jiao tak perlu ditanya, pasti mirip Medusa. Lao Liu memang sudah lama mengincar prajurit Medusa seperti pejuang ular piton, prajurit kukri, dan prajurit ular raksasa yang gagah perkasa. Manusia Jiao ini pasti lebih hebat dari prajurit Medusa.
“Mutiara-mutiara ini, asalkan berasal dari monster, memang memiliki kegunaan tak terduga yang luar biasa, menjadi koleksi terbaik.” Ning Yu juga tersenyum: “Tapi Richard sepertinya tak pernah mengizinkanku menggunakan teknik 'mengambil mutiara dari naga', malah lebih suka membelah tengkorak dengan kapak besar, sama sekali tidak ada seninya.”
“Karena kurcaci penambang terbaik di Benua Aigean paling membenci perhiasan mutiara, pengetahuan kami tentang mutiara juga terbatas. Secara pribadi, aku hanya tahu biarawan asketik suka menyebut kutu di tubuh mereka sebagai 'Mutiara Tuhan'.” Orang tua Santo bermakna memandang Kepala suku Andulan di sampingnya, membuat wajah Kepala Suku Daikui memerah. Meski biarawan mengutamakan latihan rohani, para biarawan Feilengcui justru hidup lebih nyaman daripada tuan tanah. Begitu disinggung soal ini, Kepala suku Andulan pun merasa malu.
“Guru yang terhormat, manfaat luar biasa dari Mutiara Monster mana mungkin bisa dijelaskan hanya dalam satu dua kalimat.” kata Mo'er dengan bangga. Gadis kecil ini adalah penerima manfaat langsung, terhadap Mutiara Monster, dia dan mentornya memiliki obsesi khusus yang sama.
“Dulu aku pernah berburu seekor kura-kura berekor bintang, monster udara yang ahli dalam 'Awan Pemabuk' ini paling suka memakan Bunga Lili Anggur. Mutiara kura-kura yang diambil dari tengkoraknya, setelah direndam dalam air, bisa mengubah air bening menjadi anggur harum beraroma lili. Jelas sekali, mutiara itu mengandung alkohol pekat dalam jumlah besar. Aku juga pernah mendapatkan mutiara kerang dari Danau Air Manis bawah tanah di Tian Shui Jin. Mutiara kerang ini jika direbus dengan air akan mengeluarkan banyak madu beraroma jeruk yang bisa dibuat gula atau diolah sederhana menjadi minuman lezat.” Liu Zhenhan mengangguk: “Dari sini terlihat, Mutiara Monster pasti mewarisi ciri khas tertentu dari tubuh monster aslinya.”
"Mutiara Hydra berkepala sembilan memiliki kemampuan penguatan sembilan rangkaian, yang berhubungan langsung dengan kemampuan serangan tubuh belahan Hydra. Sedangkan Mutiara Kura-kura Ba Xia sang naga kecil memiliki tiga fungsi utama: pendinginan, penghindaran hawa dingin, dan penerangan malam. Ini terkait erat dengan kemampuan regulasi tubuh sang naga kecil. Dari perspektif fisik, Ba Xia yang hampir abadi dalam legenda Timur seharusnya memiliki kekuatan primordial seperti ini." Ning Yu juga mengangguk ringan: "Keraguan yang mengganjal di hati Master sebenarnya telah kami diskusikan sebelumnya antara aku, Nana, dan Daisy. Dari sudut pandang profesional bangsa kerang Moshao, kini aku dapat memastikan bahwa begitu Mutiara Naga Daisy dan Ruoerna dikeluarkan, kemungkinan besar akan menghilangkan kekebalan elemen dan kemampuan pembalikan elemen mereka, namun tidak merusak kesehatan mereka. Dengan demikian, karena Nana dan Daisy kehilangan kekebalan elemen, mereka dapat mengumpulkan kekuatan magis melalui meditasi, lalu bebas mempelajari sihir apapun yang mereka inginkan. Adapun Mutiara Naga Peri, jika tebakanku benar, hanya memiliki satu kemampuan - 'Kilau Sihir'."
"Benar, benar, benar!" Master Santo Qi Ao terus memuji: "Ning Yu memang pantas menjadi keturunan Pengelana Yun Qin! Meski tak menguasai sihir, pemahamanmu tentang esensi kekuatan elemen sungguh visioner! Luar biasa!"
Liu Zhenhan awalnya agak bingung, tapi setelah berpikir sejenak, akhirnya mengerti. Kemampuan dasar Naga Peri adalah kekebalan elemen dan pembalikan elemen. Begitu mutiara naga dikeluarkan, kedua kekuatan dasar yang mengerikan ini pasti akan berkurang drastis. Di antara kekuatan elemen alam, yang paling mirip dengan kedua kemampuan mengerikan ini hanyalah 'Kilau Sihir'. 'Kilau Sihir' adalah jurus pamungkas dengan waktu tunggu yang panjang. Saat digunakan, pengguna bisa berada dalam status kekebalan sihir sementara, dan jika terkena serangan magis, bisa memantulkan kerusakan sihir untuk membalas lawan. Menurut Lao Liu, ini seperti "menggunakan tombak orang lain untuk menusuk kuda mereka", atau dengan bahasa lebih sopan - "membalas dengan cara yang sama".
"Kilau Sihir" juga memiliki level dan tingkatan. Baju zirah spons dan baju zirah duri termasuk bentuk "Kilau Sihir". Tapi jika menggunakan mutiara Naga Peri, status kekebalan elemen pasti 100%, kemampuan memantulkan kerusakan elemen juga 100%, benar-benar jurus penyelamat di saat genting.
"Andai kemampuan 'Mimpi Giok' bisa dipinjam lagi, pasti sempurna!" Semakin Liu Zhenhan berimajinasi, semakin hanyut dalam lamunan. Saat ini, dia sudah lupa reaksi kerasnya sebelumnya tentang pengambilan mutiara dua Naga Peri.
“Richard, menurutku kau tak perlu berpikir lagi, langsung saja minta Ning Yu membantu Ruoerna dan Daisy mengeluarkan Mutiara Naga untuk dilihat?” Master Santo Ajaib tertawa terbahak-bahak sambil kedua tangannya dengan lihai menggambar beberapa gerakan mistis di udara. Mengikuti gerakan-gerakan ajaib tersebut, sebuah balon berbentuk bulat muncul secara misterius di dada sang Master, seolah ditarik oleh kekuatan tak dikenal. Balon itu berubah-ubah bentuknya, kadang bulat kadang persegi. Master Puskash terus mengubah teknik jentikan jarinya sambil bibirnya bergetar cepat menghadapi balon tersebut, entah apakah dia sedang melakukan nyanyian sihir. Setelah kilatan cahaya sihir yang menyilaukan, seluruh balon berubah menjadi cahaya pelangi yang berkilauan, lalu dalam sekejap berubah menjadi gelembung sabun yang menghilang, seperti busa sabun yang ditiup anak nakal.
Pada saat itu, langit di atas Kota Shabak tiba-tiba bergemuruh seperti halilintar. Suara dengungan rendah yang menekan awan itu perlahan menjauh hingga menghilang di kejauhan. Dentuman aneh ini membuat seluruh Kota Shabak gempar, memicu gonggongan anjing gila yang bertalu-talu.
"Desah bergemuruh seperti guntur ini di telinga orang awam, tak ubahnya Dewata di awan tiba-tiba menurunkan amanat lisan. Namun di telinga Pendeta yang memahami sihir secara mendalam, ini adalah urusan lain."
Ini hanya sihir tingkat Mentor dari sihir elemen udara "Penyampaian Suara Ribuan Li"!
"Terlalu menyakiti harga diriku untuk tetap bersamamu. Bagaimanapun aku adalah seorang Santo." Liu Zhenhan berkata pada orang tua Puskás dengan campuran iri dan cemburu.
"Jangan banyak omong, cepat ikut aku ke gerbang kota menyambut dua ksatria naga. Aku tak ingin kedatangan mereka menimbulkan konflik internasional." Meski Master Puskash berkata demikian, dia terlihat sangat tersanjung oleh celetukan konyol dari Hao sang Tuan Tanah Pigge ini, hingga keriput wajahnya merekah seperti bunga krisan kering.
"Master! Jika Tuan dan bos harus menyambut tamu jauh sendiri, ke mana harga diri Feilengcui akan pergi? Biar kami yang urus..." Sekelompok milisi langsung melompat, mendorong Liu Zhenhan dan Master Puskash kembali ke kursi, lalu berlari keluar penginapan seperti angin.
“Master, mengapa gereja tiba-tiba mengirim dua ksatria naga untuk menjemputmu? Apa yang sebenarnya terjadi?” Liu Zhenhan berpikir sejenak lalu bertanya dengan kekhawatiran: “Apakah bayi darah penyihir besar Blood Elf Cantona itu sudah Berbual B sampai-sampai kau perlu dikawal prajurit? Tapi ini terlalu berlebihan! Dua ksatria naga ditambah dirimu... Sialan... Adakah lawan sekuat itu di Benua Aigean yang membuatmu harus berhati-hati begini? Jancuk! Jika bayi darah ini benar sekuat itu, aku harus segera kembali ke Feilengcui!”
“Meski bayi darah Cantona kuat, tapi tak sampai segitunya. Makhluk itu berasal dari keluarga orong-orong, selain bisa menyusup ke tanah, tak ada hal lain yang istimewa.” Master Puskash menggelengkan kepala sambil tersenyum getir: “Ada banyak alasan dua ksatria naga ini menjemputku, tapi yang utama pasti satu – Benua Aigean akan kembali kacau.”
“Kacau?” Liu Zhenhan terkekeh “Kretak”: “Kapan Benua Aigean tidak pernah kacau?”
“Apa kau mengerti!” Master Puskash menjawab dengan nada kesal: “Sebenarnya, akar masalah ini justru berasal darimu!”
“Jangan asal tuduh. Cara seperti ini tak akan mempan padaku.” Liu Zhenhan membuat wajah berkerut seperti adonan minyak.
“Kedatangan dua Ksatria Naga sekaligus hanya membuktikan satu hal…” Ekspresi Master Puskash sangat serius saat menatap Liu Zhenhan: “Kekaisaran Pompeii dan Kekaisaran St. Francis telah merobek topeng diplomasi, bersiap berperang.”
“Pompeii? St. Francis?” Liu Zhenhan menjulurkan lidah, melirik ke sekeliling dengan ekspresi kikuk.
“Makanya kukatakan kau adalah pemicunya!” Master Puskash menghela nafas: “Sebenarnya kami tak seharusnya bersikap baik padamu, Xiao Chusheng! Kau benar-benar tongkat pengaduk tai! Coba pikir, siapa yang menghancurkan kekuatan Kekaisaran St. Francis dan Pompeii di Doluote? Siapa yang mengacaukan keseimbangan neraca kekuatan yang sebelumnya setara?”
“Di saat kita mengakui keagungan bisa mengubah jalannya sejarah, kita juga harus mengakui orang kecil pun bisa mengubah sejarah.” Yitiao tertawa terbahak-bahak di samping.
“Hē hē, orang tua, kau memang pandai mengarang teori sesat. Jelas-jelas mereka yang mulai menggangguku, mengapa malah kau yang menyalahkanku? Apakah Feilengcui-ku harus dihancurkan orang, biar dua negara ini tidak berperan itu baru dianggap logis? Brengsek, logika macam apa ini? Menurutku, Pompeii dan St. Francis itu bagai anjing menggigit anjing, sama-sama berbulu. Biarkan mereka bertarung sesuka hati, apa urusan kita?” Liu Zhenhan menyeringai dingin: “Dua negara brengsek ini, matinya yang mana pun akan kusyukuri. Bukankah mereka suka menindas? Biarkan mereka bertarung habis-habisan, lebih baik saling melumpuhkan. Nanti saat waktunya tiba, Laozi akan bertindak, langsung menerobos Doluote, dan melangkah gagah menuju Gunung Hyjal untuk berziarah.”
"Sebenarnya, ini memang bukan urusanku. Tapi bagaimana kondisi benua kita sekarang? Paling lambat tahun depan, Yue Bisu akan kembali ke Aigean. Saat itu, celah dimensi yang melebar akan memuntahkan pasukan besar Bangsa Iblis! Begitu kita gagal menghadapi pasukan besar Bangsa Iblis yang telah mengumpulkan kekuatan selama sepuluh ribu tahun ini, Benua Aigean kita akan hancur! Kehancuran negara dan pemusnahan ras nyaris terjadi saat Perang Dewa dan Iblis dulu, apakah kali ini akan berbeda?" Master Puskash menyeringai dengan ekspresi merendahkan: "Jangan kira aku sedang menakut-nakuti. Semua yang kukatakan adalah fakta. Orang lain mungkin menganggapnya omong kosong, tapi kau tentu tidak sebodoh itu kan?"
"Setiap kali kita bertemu, kau selalu mengomel tentang hal ini. Apa kau dapat firasat dari Ramalan? Selain itu, aku heran. Jika Bangsa Iblis memang akan datang, seharusnya semua kerajaan manusia fokus mempersiapkan pasukan. Kenapa masih terjadi konflik internal? Apakah kerajaan-kerajaan belum menerima pemberitahuan dari Kota Naga?" Liu Zhenhan bertanya dengan heran.
“Kota Naga hanya memberi tahu gereja. Terlalu banyak kerajaan manusia, Kota Naga tidak punya waktu untuk memberitahu satu per satu. Tapi saat gereja meneruskan ke berbagai kerajaan manusia, kebanyakan kerajaan manusia bertingkah sok gagah (Berbual B). Seolah-olah bangsa iblis kalau tidak datang ya sudah, kalau datang pasti langsung dikuliti sampai mati tanpa kuburan.” Master Puskash menggelengkan kepala sambil tersenyum getir: “Kadang kerendahan hati manusia terasa menggemaskan, tapi begitu mulai sombong, keterlaluan sekali.”
“Manusia punya modal untuk sombong. Kami bangsa Bimon tidak berani segitu. Jancuk! Populasi Bimon enam juta cuma sepertiga dari Pompeii.” Liu Zhenhan menggelengkan kepala sambil tersenyum pahit: “Pasukan reguler Bimon cuma 100 ribu, itu pun tidak full. Jancuk! Rasio perekrutan 60:1! Saat perang, kalau digandakan lagi, produksi harian langsung lumpuh. Belum lagi, kalau Bimon memanggil pasukan cadangan tahap dua, selain suku Wolff yang bisa jamin kualitas dan kuantitas, wilayah bangsawan lain hancur. Pasukan Bimon bisa punya pasukan dengan tinggi 1,5 meter dan 3 meter sekaligus. Makanya kalian manusia yang sok gagah (Berbual B).”
“Bangsa iblis juga bukan makan bubur. Kecuali mereka masih di Zaman Perunggu, kalau begitu sih sempurna.” Master Puskash ternyata punya bakat lamunan mesum, bicara sendiri mulai ngawur.
“Hai— Bisa jadi Bangsa Iblis sudah merosot ke Zaman Batu.” Liu Zhenhan juga mengangguk dengan serius.
“Bisa saja kau.” Master seketika tertawa, diikuti oleh sekelompok orang pengangguran di sekitarnya.
BAB 244: Seolah Orang Lama Datang
“Sejujurnya, dulu aku sempat merasa Mastermu agak melebih-lebihkan keunggulan Bangsa Iblis sembari meremehkan kewibawaan Aigean. Tapi setelah berbincang dengan mertuaku Ibu, aku mengetahui sebuah rahasia: saat Bangsa Iblis meninggalkan Benua Aigean dulu, mereka membawa serta lebih dari 200 kerangka naga. Jadi, sekarang aku mulai percaya perkataanmu. Ya ampun! 200 naga tulang belulang! Itu konsep sialan apa?” Liu Zhenhan juga berkata dengan wajah serius: “Sebenarnya bahkan tanpa naga tulang belulang pun Bangsa Iblis sudah cukup menakutkan. Selain pasukan elit mereka, seingatku, penguasa sebenarnya Benua Aigean dulu yaitu Goblin yang serba bisa, musnah karena wabah ‘Bencana Mayat Hidup’ yang disebarkan Bangsa Iblis. Populasi mereka hampir punah, mengakhiri peradaban Goblin yang gemilang. Dari sini terlihat Bangsa Iblis punya terlalu banyak trik. Kalau berperang, pasti akan jadi lawan yang sangat sulit.”
“Kau benar! Sebenarnya yang paling kukhawatirkan adalah hal ini. Invasi Bangsa Iblis kali ini, entah wabah apa lagi yang akan mereka ciptakan?” Master Santo Ajaib menghela nafas: "Bangsa iblis terlalu licik. Wabah genetik yang mereka ciptakan memiliki daya bunuh yang kuat dan efektif terhadap ras tertentu. Tidak diragukan lagi, target pertama mereka pasti ras Aigean dengan peradaban teknologi paling maju. Meskipun Goblin zaman dulu memiliki bakat luar biasa, populasi mereka terbatas. Dalam perang, taktik kerumunan manusia-lah yang menentukan. Jadi kepunahan massal Goblin dulu tidak membuat Benua Aigean cedera tulang dan otot. Tapi Benua Aigean sekarang berbeda! Saat ini, ras dengan koefisien populasi dan peradaban teknologi tertinggi adalah manusia. Jika separuh musnah oleh 'Bencana Mayat Hidup' Bangsa Iblis, seluruh benua akan hancur! Yang menyebalkan, justru di saat genting ini manusia malah terpecah-belah, meruntuhkan setengah tembok pertahanan sendiri sebelum bertempur. Dan jangan lupa, Elf Jatuh yang kau lepaskan ke permukaan sedang mengintai, siap membuat kekacauan! Ya ampun, masa depan akan penuh kejutan!"
“Ini juga tidak bisa dihindari. Master, lihatlah, Kerajaan Bimeng kami juga sedang bersiap untuk berperang melawan negara manusia gurun, bukan? Jika memang harus bertindak, ya harus tetap dilakukan! Terkadang, perang sama sekali tidak bisa dihindari.” Liu Zhenhan mengangkat bahu dengan pasrah: “Anda juga tidak perlu terlalu khawatir, lagipula ras manusia tidak hanya memiliki negara Pompeii dan Santo Fransiskus. Kedua negara ini sudah lama bermusuhan, ini fakta yang diketahui seluruh benua. Biarkan mereka berperang, masih ada puluhan negara manusia lainnya yang kekuatan gabungannya jauh lebih dahsyat daripada kedua negara ini.”
“Tapi Pompeii dan Santo Fransiskus adalah kekuatan militer terkuat di Benua Aigean! Satu sisi ada negara alkimia kuat dengan Master Alkemi Emmal, sisi lain ada negara sihir kuat dengan Master Stefano. Begitu kedua negara ini berperang, negara-negara kecil yang bergantung pada mereka, mau tidak mau pasti akan terseret masuk!” Saat Master Puskash mengatakan ini, sorot matanya menjadi suram.
“Jangan-jangan ini berkembang menjadi perang dunia?” Helen bergumam pelan dari samping.
"Sulit dikatakan, nona kecil. Juga karena saran yang dulu kuberikan pada Richard terlalu buruk. Justru karena kalian menyerahkan puing-puing golem 'Edward Scissorhands' ke Pangeran Chamberlain dari Kekaisaran St. Francis, kabar ini entah bagaimana bocor dan sampai ke Kekaisaran Pompeii! Sial! Entah bagaimana bisa bocor! Yang lebih tak terduga, reaksi Kekaisaran Pompeii ternyata sangat keras." Master Puskash menghela napas lagi: "Awalnya gereja berencana menjelajah jauh ke Dataran Liar Donau untuk merebut lokasi pendaratan Yue Bisu. Karena konflik dua negara ini, semua persiapan awal gereja terhenti. Dua ksatria naga, Garthia dan Lampard, akhirnya ditempatkan di ibu kota Pompeii dan St. Francis untuk bernegosiasi dengan keluarga kerajaan, berharap bisa menjadi penengah atas nama gereja. Tapi hari ini mereka berdua datang ke Shabak mencariku, jelas perundingan sudah gagal."
"Lebih baik mereka perang!" Liu Zhenhan tertawa tanpa beban: "Kalau tidak perang, gereja pasti akan menyusahkanku. Bukankah Yue Bisu mendarat di Sungai Sanggan? Sekarang urusanku jadi lebih mudah, tak ada yang merebut. Obisilachi! Peradaban kuno di Yue Bisu ini, haha, jangan-jangan ada diagram pembuatan senjata kuno di sana?"
“Omong kosong! Teknologi terus berkembang, sihir pun semakin maju! Mana mungkin senjata zaman dulu justru lebih baik dari sekarang? Tentu saja peradaban Goblin adalah pengecualian... Gereja juga bodoh seperti kalian, sibuk ingin merebut Yue Bisu, mengincar kemungkinan adanya peninggalan peradaban kuno di sana. Tapi aku bisa pastikan, kemungkinan Yue Bisu menyimpan peradaban kuno itu nol besar, kalaupun ada pasti sudah hancur saat Perang Dewa dan Iblis! Sehebat apa pun perang dunia itu, mana mungkin membiarkan Yue Bisu yang menyimpan peta senjata purba tetap melayang di langit? Tapi tenang saja, aku akan membujuk Paus untuk tidak gegabah. Dengan pengaruh Kota Naga dan harga diriku, seharusnya tidak ada masalah, lagipula Paus tahu batasan. Ah... Di zaman seperti ini, jika masih berperang dengan Kerajaan Bimeng, Benua Aigean bahkan tidak perlu diserang Bangsa Iblis, kita sendiri sudah hancur berperang.” Master Santo Ajaib tersenyum getir: “Seandainya Ramalanku bisa mengungkap semua sebab-akibat dengan jelas, jancuk... Yang paling membuatku pusing sekarang adalah bagaimana cara menghentikan perang antara Pompeii dan St. Francis yang sudah di ambang pintu. Apa... Harus menggunakan mantra level saint dan mengancam dua ksatria naga untuk menunjukkan kekuasaan gereja?”
“Ini tidak sulit.” Liu Zhenhan memutar kalung tengkorak di jarinya, berkata santai: “Orang tua lupa? Kota Naga Pelangi dan Kota Naga Chenxing berencana mengalokasikan 20 ekor naga biasa selama invasi bangsa iblis sebagai kendaraan tunggangan sementara untuk ksatria manusia. Sejujurnya, dengan harga diri anda, penunjukan 20 naga biasa ke ksatria mana pun hanyalah sepatah kata dari anda.”
“19 ekor naga biasa, bukan 20.” Master Puskash mengoreksi.
“Pokoknya angkanya sekitar itu. Bayangkan, jancuk! 19 ekor naga! 19 ksatria naga! Sialan, negara mana pun yang bisa menghasilkan 5 ksatria naga sekaligus sudah cukup tercatat dalam sejarah! Anda bisa berterus terang pada dua keluarga kerajaan Pompeii dan St. Francis: selama kalian tidak berperang dalam setahun, masing-masing akan mendapat 5 ksatria naga baru!” Liu Zhenhan tertawa: “Saya berani bersumpah, tak ada raja yang bisa menolak tawaran ini. Saya juga yakin, orang lain yang mengatakannya pasti akan ditampar dua kali dan diusir sambil diteriaki 'gila'. Tapi jika Master yang menyampaikan, haha, dengan status anda, kedua raja pasti tidak akan meragukannya.”
“Kalau begitu, aku harus segera berdiskusi dengan dua Kota Naga untuk mempercepat pengiriman naga. Bagaimanapun, bahkan untuk melawan Bangsa Iblis, naga dan ksatria membutuhkan waktu untuk beradaptasi dan berlatih.” Mata Master Santo berkilat, tapi segera redup: “Tapi... Richard, aku hanya membuat St. Francis dan Pompeii gencatan senjata selama setahun. Bagaimana jika tahun depan mereka berperang lagi? Apakah kehadiran banyak ksatria naga ini justru akan memperbesar kerusakan perang?”
“Bodoh!” Liu Zhenhan menggesek-gesek kalung tengkoraknya hingga berbunyi "kletek-kletek": “Ini semua cuma perselisihan internal rakyat Benua Aigean, Jancuk! Kalau Bangsa Iblis benar-benar menyerang, bukankah senjata harusnya diarahkan ke musuh bersama? Ngapain sesama orang sendiri saling serang?! Pasti mereka masih punya kesadaran itu. Kalau nggak punya, berarti mereka 'pengkhianat Aigean'! Lagipula, naga-naga ini kan cuma pinjaman sementara. Kalau perlu, Kota Naga bisa bubarkan mereka! Yang penting tahan dua kerajaan sampai invasi Bangsa Iblis tahun depan! Aku yakin mereka nggak akan bego banget sampai nggak lawan penjajah malah saling serang!”
“Kenapa aku nggak kepikiran cara ini?” Master Puskash tertegun sejenak sebelum tersenyum lebar menerima teori Lao Liu ini: “Jancuk! Aku malah mau ancam dua negara bodoh itu dengan sihir level santo dan ksatria naga dari gereja!”
“Karena kamu bego——” burung beo berbaring di meja dengan perutnya menghadap ke atas, berkata malas-malasan.
Dua ksatria naga gereja yang baru saja masuk ke pintu bar penginapan, kebetulan mendengar dialog sok gagah antara Master Santo Ajaib dan burung beo itu. Mereka langsung membeku di tempat dengan mulut menganga, bingung antara maju atau mundur. Beberapa milisi yang menyambut mereka menutupi mulut sambil tertawa terbahak-bahak.
Master Puskash dan Liu Zhenhan - dua bajingan dari generasi berbeda ini sudah tertawa terpingkal-pingkal. Melihat ekspresi ksatria naga itu, dua penjahat ini semakin tertawa lepas tak terkendali.
Ksatria Naga Giok Gaxia mengenakan baju zirah emas bergaya naga, dengan simbol pedang dan daun ek menonjol di bagian dada berbentuk tanda salib. Di punggungnya terpasang jubah biru permata yang sedang tren, memancarkan aroma parfum samar. Penampilan ksatria naga perempuan ini sangat berbeda dari sebelumnya - rambut ikal panjang bergelombang dipotong menjadi potongan pendek berlapis, dengan dua helai rambut panjang di pelipis yang memberi kesan playful namun elegan. Wajah anggunnya memancarkan yang membuat pria ingin menaklukkan. Naga Hijau Batu Giok kembali berubah wujud menjadi pemuda yang pernah muncul di , dengan wajah pucat tanpa ekspresi dan tubuh ramping yang tegak, setia mendampingi Gaxia tanpa .
mengamati dengan seenaknya ksatria naga gereja yang cantik ini, sementara pikirannya membayangkan hubungan antara sang ksatria perempuan dengan naga tunggangannya. ! Pandangan tajam dan isengnya langsung membuat alis berkerut.
Ksatria naga Lampard masih tampil dengan sikap sopan layaknya seorang junzi. Zirah naga yang dikenakannya dihiasi relief daun palem emas, sementara seruling naga emas yang tergantung di lehernya semakin menegaskan identitasnya sebagai ksatria naga. Jubah perang bergaya rok perang Sulannia klasik secara halus menyoroti statusnya sebagai "ksatria jubah pedang". Mungkin karena mengira akan menghadiri acara resmi dan khidmat, ksatria yang jujur ini memilih menyelipkan helm naganya di ketiak serta mengenakan rambut palsu perak di kepala. Meski menambah kesan elegan, rambut palsu ini justru kontras dengan penampilan prajurit berzirahnya, terlihat tidak selaras bagaimanapun dilihat; Di sebelah kiri Lampard berdiri seorang pria besar berpenampilan kasar. Lelaki bertubuh kekar ini mengenakan zirah kulit ketat, di lehernya yang berotot terdapat dua benjolan daging jelek berukuran tidak seimbang yang memancarkan aura angker, dada terbukanya memperlihatkan otot-otot baja, sorot matanya dingin dan tegas menyiratkan sifat agresif yang sepadan dengan postur tubuhnya.
Ksatria Naga Gaxia dan Lampard hampir tidak mengenali Tuan Tanah Pigge saat pertama kali melihatnya - sang penguasa ini telah naik jabatan sebagai Shaman Divine Comedy. Jubah kulit landak membuat penampilannya sekilas menyerupai kaktus berduri, ditambah gaya rambut punk yang baru dicukur, membuatnya terlihat seperti landak berwujud manusia. Setelah berbulan-bulan sejak pertemuan terakhir di Doluote, hidung Tuan Tanah Pigge terus dalam proses penyembuhan. Kini penampilannya jauh berbeda dari citra "kepala babi" sebelumnya. Lubang hidung yang dulu menakutkan dan jelek kini telah banyak diperbaiki, mencapai evolusi awal dari Wu Dalang menuju Ximen Qing. Dibandingkan dulu, Lao Liu kini tampan berlipat ganda. Dengan bahasa modern, Lao Liu sekarang telah "menjadi ayam jago yang berkokok menyambut fajar".
Meski perubahan terjadi sedrastis langit dan bumi, dua ksatria naga itu tetap langsung mengenali siapa orang ini.
“Demi keadilan Dewi Neraca, sejujurnya Liu Zhenhan sebenarnya cukup tampan. Garis wajahnya sangat tegas dengan sudut yang jelas, sangat sesuai dengan citra pria tangguh ala Ken Takakura yang populer di tahun 80-an. Namun perubahan drastis pada penampilan fisiknya tidak banyak mengubah keseluruhan image-nya. Kini, tanpa lubang hidung konyol yang dulu sering jadi bahan lelucon, kejahatan di matanya tak lagi punya kamuflase. Aura garang yang mengintimidasi terus 'huh-hah' menyembur keluar. Siapapun yang pernah berinteraksi dengannya, akan langsung mengenali jiwa jahat mana yang menghuni cangkang jahat ini dari sorot mata jahatnya - beberapa hal ibarat merek dagang.
"Selamat datang di Kerajaan Bimeng, para Ksatria Naga Gereja yang terhormat." Liu Zhenhan membuka kancing bajunya setengah, memperlihatkan bulu dada hitam yang lebat. Kalung tengkorak di tangannya justru menambah kesan sangar, bukan elegan. Deretan prajurit Bimon berotot berjejer di belakangnya membuatnya mirip suku liar yang keluar dari lukisan kuno - gambaran yang pasti takkan disangkal kedua ksatria naga itu.
BAB 245: Empat Set Milik Tuan Tanah Kematian
Melihat tuan tanah Bimon yang sudah sangat dikenalnya ini menyapa dengan sopan, kedua ksatria naga pun tak bisa tidak membalas. Mereka serentak mengangguk ringan dan menepuk dada sebagai salam.
Setelah upacara selesai, Ksatria Naga Gaxia perlahan menggelengkan kepala. Setiap kali melihat tuan tanah Bimon ini, pikirannya selalu teringat pepatah kuno: "Memimpin binatang untuk memangsa manusia".
"Mari-mari, perkenalkan dulu. Ini adalah pendeta andalan Kerajaan Bimeng... eh salah... maksudku Pendeta Andalan... Sang Shaman Divine Comedy baru, Richard. Haha, kalian sudah saling kenal. Richard, tak perlu kuperkenalkan kedua ksatria ini. Nah, ini partner Ksatria Naga Gaxia, Naga Hijau Batu Giok level empat yang mulia, Giggs." Master Puskash tertawa sambil memperkenalkan: "Sekarang lihat pria perkasa ini..."
Tangan Master Santo Ajaib menunjuk ke pria berleher dua benjolan daging di samping Ksatria Naga Lampard: "...Haha, Richard, coba tebak siapa dia? Tak bisa? Aha... Dialah Naga Emas Hasselbaink! Lihat, Hasselbaink sudah berevolusi ke level empat! Lihat benjolan di lehernya, dia akan menjadi Naga Emas Berkepala Tiga!"
"Jancuk!" Liu Zhenhan mengamati lelaki botak berleher besar dengan dua benjolan jelek di lehernya, lalu tertawa terkekeh. Dari leher tebal dan dua benjolan itu, benak Liu tiba-tiba tertarik pada asosiasi vulgar.
"Promosinya cepat sekali!" Liu Zhenhan menggemertakkan gigi sambil mengacungkan jempol, "Benar-benar hebat! Naga Emas saja sudah luar biasa, apalagi Naga Emas berkepala tiga! Tiga kepala bisa melepaskan sihir bersamaan. Waktu itu kulihat Hasselbaink baru bisa berevolusi dua kepala, sekarang sudah tiga? Ini bagai Sungai Sanggan yang meluap tak terbendung... Luar biasa!"
"Pertarungan sengit adalah satu-satunya jalan promosi. Sebenarnya kami harus berterima kasih pada Anda. Setelah bertarung dengan Anda, Hasselbaink berhasil naik level. Waktu itu, aku dan Hasselbaink terus bertempur melawan Akanathed dan Anda, pengalaman yang sangat berharga." Ksatria Naga Lampard memberi hormat pada Liu, "Master Puskash sudah memberitahuku, dulu empedu Ular Feiwenli milikmu pernah mengkontaminasinya. Ini memberinya kemampuan penyembuhan diri yang luar biasa dalam pertempuran. Meski keberuntungan ini anugerah Dewata, aku tetap ingin berterima kasih pada Tuan Tanah Richard yang dermawan."
“Jangan sampai air liur Hasselbaink masuk ke mangkuk nasimu, kalau tidak kau pasti mati.” berkata kepada .
“Hehe...” tertawa. Arahan ini sekedar pamer ilmu, hal dasar seperti ini mana perlu diajari orang lain bagi seorang .
Giggs dan juga menyapa dua dengan sopan. Terlihat jelas, dan bersikap acuh tak acuh terhadap ini, hanya memberikan respon samar-samar.
Yitiao malas-malas memandangi dua ekor naga level empat, tak mengucapkan sepatah kata pun. Wajahnya yang berbopeng-bopeng membuatnya tak terlalu mencolok di tengah kerumunan. Sebaliknya, Helen dan Mo'er yang mengenakan jubah bulur bangau dan bulu merak justru terlihat sangat mencolok. Setelah diperkenalkan oleh Master Puskash, kedua ksatria naga itu pun tak berani menyepelekan mereka. Baik dalam pertempuran mempertahankan wilayah Feilengcui maupun pertarungan sebelumnya di Arena Doluote, dua wanita cantik ras Bimon ini telah memberikan kesan tak terlupakan bagi para ksatria naga. Ksatria naga Lampard benar-benar layak disebut teladan ksatria. Ia bahkan menyempatkan menyapa pemanah ulung Nedved dari suku Hao yang terlihat agak tua ini. Keterampilan memanah luar biasa sang pemanah tua itu meninggalkan kenangan mendalam bagi Lampard.
Nedved kali ini juga mengalami perubahan besar dibanding sebelumnya. Sejak mengikuti bos baru Liu Zhenhan, pemanah Centaur ini mulai menumbuhkan janggut panjang dan model rambut kuno berupa potongan surai kuda seperti sikat, dengan bagian belakang kepala yang dicukur licin memperlihatkan satu mata raksasa mencolok. Dari belakang, penampilannya agak mirip anak haram Tiran Mata Jahat. Zirah kulit usang yang dulu sudah masuk tempat sampah, kini berganti dengan "Zirah Kulit Ular Fei Wenli" yang layak menyandang status "Pemburu Bayangan". Dua busur pendek dan panjang di pinggangnya jelas bukan produk lokal biasa lagi, melainkan busur perak berkepala kuda berkilauan yang dihiasi mutiara Ular Berapi Berbulu dan kristal sihir. Dua kantong kulit di punggungnya berisi anak panah panjang berbulu ukiran, dengan mata panah seberat lima ons khusus penetrasi zirah, memancarkan kegagahan tak terbantahkan.
Adapun "Sabuk Kekuatan Raksasa" yang melingkar di pinggang pemanah Centaur ini, tak henti-hentinya mengeluarkan aura kekuatan es yang kuat secara konstan, menunjukkan kelas sejati yang pantas dimiliki seorang pemanah magis sejati.
Liu Zhenhan secara sengaja atau tidak sengaja mengungkapkan fakta bahwa pemanah ulung Hao ini kini telah memiliki seekor monster tingkat tinggi Katak Emas Tiga Kaki sebagai tunggangan. Ksatria naga Lampard langsung menunjukkan rasa hormat yang mendalam. Ketika mengetahui bahwa tunggangan monster pemanah Hao ini ternyata memiliki "Pelindung Kulit Penolak Logam" yang langka, sebagai seorang ksatria naga, Lampard bahkan merasa sedikit iri - dengan mesin perang yang kebal senjata seperti ini, selain penyihir, siapa yang bisa mengancam pemanah ulung ini? Dengan tingkat kemampuan seperti ini, pemanah magis dengan peralatan sehebat ini, dan tunggangan monster seperti ini, berapa banyak penyihir yang berani menghadapinya?
"Sialan." Ksatria naga Lampard yang biasanya tidak pernah mengumpat kali ini melontarkan kata kasar untuk mengekspresikan kegembiraannya.
Ksatria Naga Gaxia sedikit lebih menahan diri, namun kekaguman di wajahnya tetap tak tersembunyikan. Kemampuan pemanah Hao ini telah ia saksikan sendiri. Sejujurnya, konsep pemanah seperti ini sangat kabur jika dibandingkan dengan ksatria pengelana. Pemanah ulung seperti ini sama berbahaya dan mematikannya baik dalam pertarungan jarak dekat maupun jauh. Hanya dengan kemampuan ini saja, ia sudah layak mendapatkan penghormatan dari semua prajurit.
Ksatria Naga Giok yang berpengetahuan luas juga mengetahui satu fakta: pemanah Centaur tingkat ini yang duduk di pelana sebenarnya lebih berbahaya, karena mereka mahir menggunakan kedua kaki dan tangan secara bersamaan, menembakkan dua busur sekaligus dari kedua sisi. Jika pemanah seperti ini ditambahkan tunggangan monster tingkat tinggi, tingkat bahayanya hampir tak tertandingi, benar-benar menjadi pemangsa alami para ksatria naga.
Melihat ekspresi terperangah kedua ksatria naga, Liu Zhenhan merasa sangat puas dengan egonya. Bahkan dia mulai merencanakan: haruskah dia merekrut semua pemanah ulung suku Haus yang menguasai "Kata-kata Rahasia Penilaian" ke dalam pasukannya, lalu menyapu bersih daerah bawah tanah untuk mengumpulkan semua Katak Emas Tiga Kaki yang hidup di danau-danau bawah tanah dan mengubahnya menjadi kuda ribuan li?
"Master, haruskah kita segera menuju Pompeii? Di St. Francis setidaknya ada Kardinal Uskup Agung yang berkuasa. Kekaisaran Pompeii belum bergabung dengan gereja, kita harus mencegah konflik sebelum terlambat. Jika prajurit Pompeii yang terkenal itu melintasi Gunung Guntur..." Ksatria Naga Gaxia menatap para prajurit Bimon di seberang sampai matanya berkunang-kunang, lalu cepat-cepat mengalihkan pembicaraan ke urusan resmi. Dalam hati, ksatria naga ini tidak ingin tinggal lebih lama di ibu kota Bimon ini. Entah mengapa, semakin lama dia tinggal, semakin merasa tidak nyaman dan bersalah.
"Sebelum bergabung dengan Nyonya Garthia di Gunung Guntur dari Kekaisaran Pompeii, saya menerima kabar buruk. Master Emmar, Penyihir Besar Istana Utama Kekaisaran Pompeii, telah berangkat ke kamp pos depan bersama tiga penyihir alkemi bawahannya. Kali ini Kekaisaran Pompeii benar-benar serius, tidak hanya semua 'Edward Scissorhands' dikerahkan, bahkan 'Jack si Penyembelih' pun dimobilisasi." Ksatria naga Lampard juga tidak berani menunda, segera melaporkan situasi yang diketahuinya kepada Master Santo Ajaib.
"Apa itu 'Jack si Penyembelih'?" Liu Zhenhan bertanya dengan bingung.
"Ini adalah pasukan boneka magis kebanggaan Kekaisaran Pompeii. 'Edward Scissorhands' adalah generasi pertama boneka magis, sedangkan 'Black Jack Sang Penyembelih' merupakan model penyempurnaan generasi kedua. Sejujurnya, setelah kehilangan empat boneka magis dalam pertempuran sengit melawan Feilengcui, mereka mengembangkan model baru dengan mengganti gunting raksasa yang kurang mematikan dengan gergaji rantai tipe raja, berat total lima belas ton! Lebih berat dari generasi pertama 'Edward Scissorhands' dengan daya serang lebih dahsyat! Ada empat unit, ini senjata rahasia Pompeii yang berhasil kami selidiki dengan susah payah melalui mata-mata gereja. Tampaknya kali ini Pompeii ingin menyelesaikan semuanya dalam satu pertempuran!" Ksatria Naga Lampard menjelaskan kepada Tuan Tanah Pigge atas nama sang Master.
"Pompeii punya enam belas boneka magis, sudah kuhancurkan empat 'Edward Scissorhands', seharusnya tersisa dua belas. Jancuk! Sekarang muncul lagi empat 'Black Jack Sang Penyembelih', berarti total mereka masih enam belas? Baru beberapa bulan sejak Pertahanan Feilengcui!" Liu Zhenhan tertegun, terus-menerus bergumam sambil mengumpat, "Dasar nenek moyang mereka!"
Kekaisaran manusia memang pantas disebut kekaisaran manusia. Fondasi industri dan magis yang kuat jelas bukan sesuatu yang bisa ditandingi oleh Feilengcui maupun Kerajaan Bimeng. Para alkemis biasa paling-paling hanya bisa membuat boneka tanah, batu, atau yang lebih jahat—boneka tulang. Boneka magis baja sangat sulit dibuat karena kompatibilitas antara baja dan sihir sangat buruk. Selain Kekaisaran Pompeii—si kaum nouveau riche yang menemukan jalur bijih adamantium—yang bisa melapisi permukaan boneka baja dengan adamantium untuk membuat satu demi satu golem baja, negara mana lagi yang memiliki kekuatan industri dan magis sehebat ini? Dalam perang, kemampuan regenerasi mengerikan seperti ini hampir menentukan daya tahan tempur suatu negara dan arah peperangan. Bagaimana mungkin Liu Zhenhan tidak merasa ngeri? Pabrik senjata bawah tanah Feilengcui yang mengerahkan semua pandai besi Typhoon dari empat lembah, sampai saat ini baru bisa memproduksi dua unit Mesin Gaocen. Dari kecepatan mekanisme perang Pompeii, produksi boneka magis mereka sudah menyamai kecepatan pabrik Feilengcui membuat Gaocen! Gaocen adalah prajurit baja yang digerakkan tenaga mekanis, tidak memerlukan ukiran pola formasi magis. Dari segi efisiensi waktu dan tenaga, jauh lebih simpel dibandingkan pembuatan boneka magis!
“Liu Zhenhan terpaksa mengakui, dalam hal kemampuan persenjataan, Feilengcui sebagai bangsawan baru memang sulit menyaingi warisan kerajaan-kerajaan tua. Entah dari mana orang-orang Pompeii ini mendapatkan begitu banyak Adamantium!”
“Emmanuel juga muncul?” Master Santo Qi Ao terus mengusap dahinya, sakit kepala luar biasa, “Dia bukan tipe yang suka berperang! Kenapa kali ini ikut turun langsung?”
“Orang itu pernah kudengar, cuma seorang Archmagister alkimia, masih jauh di bawah levelmu.” Liu Zhenhan menghasut si orang tua dengan jahat: “Hancurkan huruf Y itu, rampas peralatan magisnya yang berisi golem!”
“Berikan padaku... maksudku... untuk Joan d'Arc berjaga-jaga!” Meski seorang Pigge, Liu Zhenhan hampir menunjukkan ekor rubahnya kali ini.
“Omong kosong!” Master Puskash melototi Liu Zhenhan: “Emmanuel dan aku juga sahabat lintas generasi. Mau membunuh teman sendiri? Selain itu, perlu kau pahami bahwa pertarungan antar penyihir tidak selalu ditentukan level! Hentikan kesombonganmu sebagai Santo yang overconfident itu!”
“Lupakanlah, orang tua.” Liu Zhenhan tak terpengaruh. Bagi si kasar ini, kepalan tinju adalah kebenaran, kekuasaan lahir dari laras senjata.
“Emmar memiliki peninggalan Tuan Tanah Kematian - 'Anting Tuan Tanah Kematian', anting ini benar-benar Berbual B! Merupakan perlengkapan magis tipe serang langka. Selain bisa menembakkan 'Paku Penembus Jantung Nail Ao Zu', anting ini juga menghemat 60% kekuatan magis! Melepaskan satu sihir hanya butuh 40% kekuatan magis, cukup Berbual B atau tidak? Masih berani meremehkan Archmagister seperti ini? Dasar bocah tak tahu diri!” Master Puskash memarahi dengan nada orang tua menasehati anak muda.
“Peralatan penghemat sihir? Gila! Baru pertama kali dengar dalam hidup!” Mata Liu Zhenhan langsung berbinar seperti banteng birahi, nyaris menampakkan kata "keserakahan" di pupilnya: “Total berapa perlengkapan Tuan Tanah Kematian? Katanya peralatan magis set lengkap punya efek khusus misterius! Sial, tiga set perlengkapan Shaman Divine Comedy-ku masih kurang satu 'Cincin Hati Gemilang'! Perlengkapan Tuan Tanah Kematianku baru dua, dasar, harus kukumpulin...”
Lao Liu tiba-tiba tercekat. Ia teringat bahwa 'Perisai Tuan Tanah Kematian' yang diberikan ke Biarawati Kecil Jeanne d'Arc itu sebenarnya Master Puskash tipu dari Ksatria Naga Gaxia. Kalau sekarang dia bicara begitu, bukankah sama saja membongkar tipu muslihat babi di depan umum?
“Lihatlah sedikit akalmu itu!” Master Puskash memandangi Pigge ini dengan ekspresi setengah tertawa setengah menangis, wajahnya seperti orang tua yang melihat anak nakal: “Peninggalan Tuan Tanah Kematian gereja hanya ada dua, itu pun cuma dua peralatan magis! Mana ada prajurit atau penyihir hebat dalam Epos yang dikenang sejarah karena peralatannya? Perisai Tuan Tanah Kematian itu kuberikan ke Joan d'Arc, apa yang memalukan? Paus pun harus menghormati harga diriku! Ini bukan Chui Buer, kalau aku mau mengambil kembali peninggalan Tuan Tanah Kematian dari Joan d'Arc, hanya perlu hitungan menit. Dasar anak kurang ajar, kau pikir bisa menghalangiku?”
Bab 246: Kalajengking Naga dan Cincin
“Tentu saja, hehe.” Liu Zhenhan tertawa kering, sudut matanya menyipit memperhatikan Ksatria Naga Gaxia. Sudut mulut Gaxia melengkung tinggi, menggantungkan senyuman mengejek tipis, jelas menanti-nanti kelucuan Tuan Tanah Pigge.
“Peninggalan Tuan Tanah Kematian total ada empat item: perisai berbentuk lencana, cincin mahkota, anting berlian magis, dan gelang pelindung pergelangan tangan. Hanya tiga yang diketahui, sedangkan gelang terakhir hilang tak tentu rimbanya. Ini adalah set perlengkapan ksatria lengkap yang dihadiahkan Raja Lich Skolaren kepada 'pengkhianat Aigean' - seorang ksatria magis yang menguasai ilmu bela diri dan sihir, lalu membelot ke bangsa iblis selama Perang Dewa dan Iblis di Benua Aigean. Jika keempat item terkumpul, bisa disusun menjadi zirah tubuh penuh yang dikenal sebagai Zirah Tahta Es - armor nomor satu di dunia iblis. Terbuat dari logam magis hitam, kualitasnya kalah sedikit dibanding Armor Adamantium Mitrhondyne bernomor NO1 di Toko Goblin Aigean dulu, kelebihannya hanya statusnya sebagai zirah bermagis dengan trik khusus. Tapi tetap kuingatkan: armor terbaik pun tak bisa menjamin kemenangan. Pertarungan tetap bergantung pada kemampuan. Zirah sekuat apapun, jika dihantam tiga kali gada Raksasa Langit, getarannya saja bisa membunuhmu. Atapi jika dihujam sihir tingkat mentor dari Archmagister, tetap saja kau takkan selamat.” Master Puskash menghela nafas: “Xiao Chusheng, jangan terobsesi dengan peralatan semacam ini. Fokuslah meningkatkan kemampuanmu. Pernahkah kau dengar Santo menggunakan zirah di medan perang? Logam punya resistensi tinggi terhadap sihir. Memakai zirah logam itu akan menyulitkanmu memanipulasi kekuatan elemen. Dasar pengetahuan ini harusnya kau tahu! Aku sungguh khawatir kau akan mempermalukan profesi penyihir kita nanti.”
"Hehe, Master, jangan ngomong yang nggak penting, Sialan! Rampas anting-anting Emel itu dan berikan padaku! Aku mau koleksi empat set ini! Goblok! Aku juga bisa menukarnya dengan barang, 'Rantai Pengisian Roh' gimana? Pengisian sihir otomatis, penyimpanan sihir mandiri, dibanding perangkat penghemat sihir, nggak terlalu buruk kan!" Liu Zhenhan merengek-rengek pada Puskás. Dia tidak khawatir soal logam yang menghalangi kekuatan elemen, dulu pernah menyerang Gunung Cukur dengan tiga lapis zirah tapi tetap bisa memanggil lagu perang. Dengan kemampuan mengeluarkan mantra tanpa suara dan bakat luar biasa sebagai Penyanyi Jiwa, buat apa takut hal seperti ini.
"Bangsat!" Yitiao melompat berdiri, mengacungkan tinju dengan garang: "Kasih juga! Nggak kasih juga harus kasih! Kalau berani menolak sedikit, langsung kita habisi dia!"
"Betul! Kita ikut Master! Gasak! Berani-beraninya pakai perlengkapan Tuan Tanah Kematian? Sialan!" Beberapa milisi berbadan tegap langsung maju, menepuk-nepuk dada keras-keras. Wajah-wajang bengis mereka penuh aura jahat. Sebelum Master Santo Ajaib sempat menjawab, mereka sudah berkoar tentang metode "pukul diam-diam", "menanam bunga teratai", dan istilah-istilah perampok profesional lainnya.
“Master. Anda baru saja bilang... dia juga penyihir?” Ksatria Naga Gaxia menyipitkan mata, melirik ke arah milisi yang sedang bergemuruh, lalu menatap Tuan Tanah Pigge, nada suaranya penuh ketidakpercayaan.
“Gaxia yang cantik, aku tahu Pigge Bimon menjadi penyihir memang agak mengejutkan, tapi ini memang kenyataan.” Master Puskash mengangkat bahu dan mengangkat kedua tangan dengan pasrah.
Mata kedua ksatria naga langsung melotot seperti kerbau rabun, tak berkedip memandang Tuan Tanah Pigge. Liu Zhenhan segera dengan licik menyempurnakan pose tubuhnya yang sangat keren, merasa penampilannya sempurna.
“Masalah 'Anting Tuan Tanah Kematian' itu, maaf aku benar-benar tak bisa membantumu. Richard sayang, keserakahan adalah dosa terbesar.” Master Puskash juga mengangkat bahu ke arah Liu Zhenhan, membuat ekspresi permintaan maaf.
“Kalau urusan ini kau tak mau bantu, jangan menyesal!” Liu Zhenhan langsung berubah dari Shaman Divine Comedy yang sakral menjadi preman kampung, perubahan peran dan ekspresinya secepat sulap.
“Kau!” Melihat tatapan jahatnya yang terus mengarah ke Joan d'Arc, Master Puskash hampir pingsan karena marah.
“Sudah kubilang barter! ‘Rantai Pengisian Roh’ tidak cukup, aku bisa tambah syarat lain. Bahan baku paling disukai alkemis, akan kutambahkan mayat anjing berkepala tiga Neraka! Jancuk! Ini Monster Tingkat Super!” Mata Liu Zhenhan memerah darah, ekspresinya seolah mengira Master Puskash sebagai alkemis Emmal.
“Hek!” Dua ksatria naga dan Master Puskash serentak menarik nafas legam. Pertama menyebut Rantai Pengisian Roh, lalu Monster Tingkat Super. Mayat monster tingkat super ini tak berguna bagi orang biasa, tapi bagi alkemis merupakan bahan prima untuk membuat peralatan magis. Tapi... itu kan Monster Tingkat Super...
“Masih kurang?” Liu Zhenhan memutar bola matanya, mempertimbangkan apakah perlu menyumbangkan mayat Kui Niu juga.
“Cukup! Jancuk, kau benar-benar orang baru kaya! Dengan dua barang ini, kurasa Emmal mau menukar istrinya sekalipun.” Master Puskash bersiul tak pantas untuk orang sepantarannya: “Seekor anjing berkepala tiga Neraka saja di Kekaisaran Pompeii - negara alkemis besar - bisa dibuatkan 10 peralatan magis! Apalagi bahan mentah kelas premium ini bagi alkemis ibarat hidangan memikat mata keranjang, pasti diterima!”
“Anjing Neraka berkepala tiga itu tidak ada artinya. Aku benar-benar tidak punya waktu untuk mengurusnya. Jika aku punya cukup ahli alkemis, hal pertama yang akan kulakukan adalah menggali bangkai Monster Perang Komodo yang terkubur di Feilengcui. Bangkai Monster Perang Komodo itu disimpan dalam peti mati, dikubur di bawah tanah dengan bola es pengawet yang membuatnya tetap utuh selama ribuan tahun. Suatu saat nanti pasti akan kugali dan kubuatkan genderang perang untuk Helen, agar dia bisa membawa mantan hewan peliharaannya sendiri ke medan perang!” Liu Zhenhan menggebrak tinju dengan geram, lalu melambai ke Ruoerna dengan kelingking: "Nana, berikan Anjing Neraka berkepala tiga yang ada di cincinmu kepada Master."
"Gunakan Rantai Pengisian Roh milikku saja." Cui yang pengertian maju selangkah.
"Pakai punyaku." Master Ottega juga maju, berebutan mengajukan diri. Keduanya yang sudah maju ini membuat penyihir elf Tangning terpaksa ikut maju, meski sebenarnya sangat berat hati melepas peralatan bagus ini - bibirnya sampai membiru karena menahan sakit, tak sanggup mengucapkan kata-kata kemurahan hati itu. Andai dia tahu standar kemurahan hati dan kriteria penilaian sang bos, pasti dia akan berebutan dengan antusias.
Helen menatap Super Burning Soul Chain bertatahkan kristal sihir Tiran Mata Jahat di lehernya, akhirnya memutuskan untuk mengurungkan niat.
"Jangan pada berebut, pakai punyaku." Yitiao tanpa basa-basi mencabut Rantai Pengisian Roh dari lehernya dan melemparkannya ke Master Puska: "Begitu aku berubah jadi bentuk bangau, benda ini harus dilepas dulu biar nggak pecah. Bikin kesel aja!"
"Untung dulu minta cincin ruang ke elu, kalau nggak bingung nyimpennya. Xiao Chusheng emang punya banyak barang bagus." Master Puska mengelus-elus Rantai Pengisian Roh di tangannya dengan ekspresi serakah, berkata dengan girang.
"Master, keserakahan adalah dosa terbesar." Liu Zhenhan menghirup ingusnya, berkata dengan nada sarkastik: "Baru dikasih satu cincin ruang tujuh lapis emas, segitu aja udah heboh? Jancuk, gue punya 37 cincin ruang! Pejabat tinggi Feilengcui aja hampir semua punya satu masih sisa banyak!"
"Hehe... Kedermawananmu bisa menerangi malam yang gulita." Master Puskash menggerakkan bola matanya licik ke kiri-kanan, entah sedang merencanakan apa.
"Tuan Richard, maaf... Seharusnya aku memanggilmu Shaman Richard..." Ksatria naga Lampard menggaruk-garuk kepalanya malu-malu, terbata-bata seperti ingin mengatakan sesuatu.
"Ksatria naga Lampard, panggil saja Paduka Liu Zhenhan." Liu Zhenhan justru menjawab dengan enteng tanpa sungkan.
"Ya, Paduka Liu Zhenhan, memang seharusnya begitu panggilannya..." Ksatria naga Lampard gelisah memegangi tangannya, seolah sedang mengambil keputusan berat tapi sulit diungkapkan.
“Ada apa, sayang?” Liu Zhenhan sudah sangat gelisah, berbicara dengan manusia melengking kewanitaan ini lebih menyiksa daripada sembelit.
“Begini... Cincin ruang Anda sangat banyak, sementara ‘Ordo Ksatria Suci Palem Emas’ kami selalu kekurangan peralatan ruang besar untuk dukungan tenaga logistik. Konon cincin tujuh lapis emas memiliki tujuh lapis ruang alami, setiap lapisnya memiliki kapasitas muatan hingga 500 ton, jadi saya ingin...” Begitu kata ksatria naga Lampard keluar, ksatria naga Gaxia di sampingnya langsung melotot matanya.
“Apa kamu juga mau satu? Gampang!” Liu Zhenhan bertanya sambil tersenyum lebar, tapi hatinya merinding. Harta jangan dipamerkan, akhirnya Chui Buer-nya yang berlebihan menarik perhatian hantu. Kalau menurut sifat Lao Liu, untuk teman pasti akan tetap pamer meski harus menahan malu, bagaimanapun juga tak boleh kehilangan muka.
Sakit hati! Lao Liu menggerutu dalam hati.
“Tidak-tidak!” Ksatria naga Lampard melambaikan tangan, buru-buru menjelaskan: “Sebagai ksatria jubah pedang terhormat, tentu saya tak bisa menerima hadirmu secara cuma-cuma. Tapi saya juga tak punya barang yang setara dengan cincin tujuh lapis emas ini, kecuali... Sudahlah, lebih baik saya tunjukkan dulu...”
Ksatria naga dengan tiga bagian ketegangan dan tujuh bagian antisipasi mengulurkan tangan kanannya, memperlihatkan sebuah pelindung pergelangan tangan dengan tiga lingkaran. Pelindung perunggu yang diukir halus ini memiliki pola kuno yang sederhana, jelas telah berusia sangat tua. Batu permata dan talisman sihir yang saling bersilangan membuat pelindung ini senantiasa dikelilingi asap tipis.
Semua orang tahu sang ksatria naga akan mengeluarkan barang pertukaran, segera menggeser tempat untuk memberi ruang. Ksatria naga Lampard dengan sopan mengangguk tanda terima kasih kepada para Bimon yang mengosongkan area, lalu memutar tiga lingkaran pada pelindung pergelangan tangan kirinya. Dengan gerakan tangan "swish", asap ungu tipis menyebar di penginapan. Setelah asap menghilang, lima bangkai monster raksasa - dua besar dan tiga kecil - bertumpuk seperti mainan balok di area kosong, membentuk gunung daging yang muncul tiba-tiba.
"Jancuk!" Liu Zhenhan terkejut bukan main. Ia tak menyangka Lampard malah menukar cincin ruangnya dengan tumpukan bangkai monster. Melihat lima bangkai monster yang tampak istimewa ini, ia mengamati lama namun tetap tak bisa mengenali jenisnya - jelas jenis yang belum pernah dilihatnya sama sekali.
Lima monster ini bentuknya mirip kalajengking raksasa. Yang besar panjangnya sekitar lima meter dengan berat sekitar tiga ton, yang kecil panjangnya dua meter dengan berat minimal 800-900 pon. Semuanya memiliki sepasang capit pipih seperti gunting bergerigi, ekor dengan kait tulang berongga yang menyimpan jarum trisula berwarna biru kelabu jelas beracun. Cangkang transparan mereka memantulkan cahaya ungu kehijauan, menyerupai api fosfor raksasa di sekitar kuburan yang sangat mistis.
Monster-monster ini berpenampilan aneh: tubuh seperti kalajengking namun berkepala singa besar dengan taring menjulur, tanduk tulang bersilang di kepala, delapan kaki tulang berkuku tajam, serta sepasang sayap segitiga transparan bersisik tulang yang terlihat sangat ganas.
Kerumunan warga Feilengcui yang menganggur berkumpul di sekitar bangkai monster ini, berkomentar macam-macam seperti ahli monster sejati, tak mampu menahan keinginan pamer sambil muncratkan ludah.
“Ini adalah keluarga Kalajengking Naga Akanathed dari dunia bawah tanah yang berhasil kami musnahkan di padang gurun Karimdo waktu itu. Secara teori, Akanathed seharusnya diklasifikasikan sebagai monster semi-dewa super.” Ksatria naga Lampard agak malu, karena semua tengkorak kalajengking naga ini telah dibelah dan kristal sihir di dalamnya dikuras. Menilai dari nilai konvensional, sebagian besar nilai monster ini telah diekstraksi. "Maaf, Yang Mulia Richard. Karena semua kristal sihir ini telah dibagikan kepada Ksatria Suci yang ikut dalam pertempuran waktu itu, sebagai pemimpin Ksatria Suci, saya hanya mendapatkan satu kristal sihir Akanathed jantan. Jadi saya hanya bisa memberikan satu kristal untuk lima ekor Akanathed. Saya tahu Cincin Tujuh Dimensi ini sangat berharga..."
Sambil berbicara, Ksatria naga Lampard kembali mengeluarkan sebuah kotak dari dalam jubahnya. Kotak indah itu dilapisi beludru, namun kehalusan beludru tersebut kalah oleh kilauan kristal sihir piramida ungu di tengah kotak. Di bawah pantulan cahaya yang memikat, kristal tersebut memancarkan pesona magis yang memabukkan.
“Akanathed Kalajengking Naga, makhluk ini juga disebut Scorpion-Tailed Lion, sangat terkenal di gurun pasir bawah tanah.” Liu Zhenhan menatap mayat Akanathed di tanah, menggeleng-gelengkan kepala: “Jancuk! Ekor kalajengking jantan ini punya tiga kait! Makhluk ini menyerang dengan menyemburkan jarum racun, tiga kait berarti bisa tembakan beruntun tiga kali? Luar biasa, hebat sekali! Kalajengking Naga berekor tiga, ini pasti punya sebutan khusus... apa namanya ya...?”
“Kalajengking Naga berekor tiga di dunia bawah tanah disebut 'Akanathed Tuan Tanah', sedangkan yang betina jelas merupakan 'Akanathed Penggali' dengan dua kait ekor. Tiga anak kalajengking itu adalah 'Akanathed Kristal' yang masih remaja.” Ning Yu berbisik mengingatkan Liu Zhenhan.
“Apakah layak untuk ditukar?” Bibir Liu Zhenhan bergetar halus, suara selembut nyamuk menyelinap ke telinga Ruoerna.
BAB 247: MEMASUKKAN JUN KE DALAM TEMPAYAN
“Aku dengar dari Yankele, cangkang Akanathed mengandung 'kristal biru bayangan' yang sangat keras. Bisa dimurnikan melalui proses quenching oleh pandai besi Typhoon di pabrik senjata tanpa perlu bantuan alkemis. Kenapa tidak ditukar?! Ksatria naga ini benar-benar bodoh! Cepat tukar kembali dan lapisi dua Mesin Gaocen kita dengan kulit kristal ini.” Ruoerna tetap datar, sudut bibirnya bergetar halus: “Dalam perjalanan kembali ke Timur Jauh, mungkin aku sempat membuatkanmu tabung busur silang beruntun dengan kait ekor Kalajengking Naga. Racun mereka sangat mematikan. Jangan ragu, satu ditukar lima, mana ada tawaran bagus begini.”
“Jancuk!” Yitiao menyela: “Mending kali ini aku mampir ke pulau Dewa Laut Xiya, sekalian bawa bangkai ular berkepala sembilan itu. Waktu itu tidak bawa cincin ruang, sampai tidak bisa dibawa. Sialan!”
“Ide bagus!” Liu Zhenhan tertawa terbahak.
“Anda setuju menukar?” Mata ksatria naga Lampard berbinar.
“Kita teman. Bahkan tanpa Kalajengking Naga, aku tetap mau menukar.” Liu Zhenhan mengeluarkan suara decak: “Akanathed ini diawetkan dengan baik, sama sekali tidak ada tanda pembusukan.”
“Pelindung Pergelangan Tangan Bintang Terangku ini mengandung lima ons tembaga mistis bintang, sehingga memiliki ruang vakum yang bisa mengawetkan mayat monster selamanya. Tapi kapasitas muatan pelindung pergelangan tangan ruangku ini hanya sepuluh ton, cukup untuk penggunaan pribadi, tapi agak kurang untuk mendukung logistik satu resimen. Cincin tujuh lapis emasmu memiliki kapasitas ratusan kali lebih besar daripadaku, itu pun ruang alami...” Mata ksatria naga Lampard terpaku pada cincin ruang di tangan Liu Zhenhan. Peralatan seperti ini mungkin satu-satunya di seluruh Benua Aigean, layak disebut artefak legendaris. Tuan tanah Pigge ini malah punya lebih dari tiga puluh buah, siapa pun pasti iri.
Bukan hanya Lampard, pipi ksatria naga Gaxia juga memerah seperti apel Fuji besar, kedua matanya yang biru indah tak berkedip menatap Liu Zhenhan.
Dalam hati Liu Zhenhan menikmati kepuasan diam-diam, muncul pikiran mesum: "Nona cantik, asal mau tidur dengan Laozi sekali, aku juga akan memberimu cincin ruang sebagai hadiah."
"Diam saja ngapain? Cepat berikan cincinnya ke Ksatria Lampard!" Helen berbisik di telinga Lao Liu, napasnya harum seperti anggrek, tangan mungilnya mencubit pinggangnya hingga berbunyi "kreek——" seperti pintu yang dibuka.
"Liu Zhenhan" dengan cepat mengusap air liur di sudut mulutnya, mengeraskan wajah lalu meneriakkan "teriakan liar" pada Helen: "Mau apa 'pelindung pergelangan tangan Bintang Senja'? Apa kita orang seperti itu? Bukan maksudku menyalahkanmu, Helen! Aku dan Ksatria Lampard ini punya persahabatan yang tulus! Rugi sedikit ya sudah rugi! Ngapain minta 'pelindung pergelangan tangan Bintang Senja'! Apa kita kekurangan barang begitu?"
Helen terpaku tak bergerak oleh teriakan tak jelas "Liu Zhenhan", wajah cantiknya dipenuhi kebingungan dan kekecewaan. Air mata yang tak tertahankan cepat terkumpul di sudut matanya.
"Seharusnya! Seharusnya!" Ksatria Naga Lampard semakin canggung, buru-buru melerai sambil menggosok "pelindung pergelangan tangan tembaga" miliknya: "Dengan cincin ruang tujuh lapis emas ini, aku tak butuh 'pelindung pergelangan tangan Bintang Senja' lagi. Jika Nona Helen suka, bisa kuberikan! Cincin tujuh lapis emas sangat berharga, Kalajengking Naga yang kupertukarkan sudah dikosongkan kristal sihirnya, memang seharusnya ditambah peralatan magis sebagai kompensasi! Ini kelalaianku! Kalau mayat Kalajengking Naga ini ditukar ke alkemis lain, mustahil dapat peralatan legendaris seperti cincin tujuh lapis emas!"
“Bagaimana bisa! Tidak boleh! Mutlak tidak boleh!” Liu Zhenhan dengan wajah serius menggelengkan tangan, lalu menoleh dan memarahi Helen dengan keras sambil menyipitkan mata nakal. Helen tak bisa melanjutkan tangisnya lagi, menggigit bibir hingga perak berderik.
“Simpan baik cincin ini, Ksatria Naga yang terhormat.” si Gendut O melepas cincin tujuh lapis emas bertatahkan giok dari jari tengahnya, menyodokkannya ke telapak tangan ksatria naga Lampard. Dengan tangkas ia meraih kotak berisi kristal sihir kalajengking naga, sementara pelindung pergelangan tangan tembaga bintang terang itu secara "tak sengaja" ikut diambilnya, lalu membolak-balikkan barang itu di tangannya.
“Tidak bisa! Mana boleh kami menerima pelindung dimensi Tuan!” Liu Zhenhan masih terus mengoceh ribut. Master Puskash menggelengkan kepala sambil tertawa geram melihat bajingan kecil ini.
Si Gendut O sudah mencoba memakai pelindung pergelangan tangan itu cukup lama tapi gagal, akhirnya melemparkannya ke Cui. Cui memberikan isyarat mata ke Tuan Tanah sambil memutar tiga lingkaran energi, menyimpan semua bangkai Kalajengking Naga ke dalam "Pelindung Pergelangan Tangan Langsing". Di sampingnya, ksatria naga Lampard tak henti-hentinya mengamati cincin tujuh lapis emas yang desainnya sangat rumit. Setelah kekaguman awal, sang ksatria naga segera dihadapkan pada masalah besar: cincin ini awalnya dipakai oleh penyair kuda nil - bagaimana mungkin jari manusia bisa sebesar itu? Diameter lingkaran cincin ini hampir sebesar kalung untuk naga, bahkan mirip kalung anjing. Lampard awalnya memutar-mutar matanya melihat cincin ini, lalu memeriksa jarinya sendiri dengan cermat. Setelah mencoba memasukkan cincin itu tiga kali, dia menyimpulkan: "Ini pasti cincin yang dirancang untuk wortel raksasa."
"Jari kamu kan nggak bisa 'bangun', ngapain juga terus-terusan ngeliatin cincin? Mending bikin kalung terus digantungin di leher," kata Yitiao dengan nada datar menatap ksatria naga yang terlihat bodoh itu.
Ksatria naga Lampard menatap Yitiao cukup lama, menggigit bibirnya namun tidak berkata apa-apa, hanya mengangguk diam-diam. Naga Emas Hasselbaink yang berdiri di sampingnya menatap tajam wajah berbintik-bintik Yitiao dengan kedua mata besarnya, seolah-olah telah menebak identitas asli Yitiao.
Naga Emas Hasselbaink perlahan membuka baju zirahnya sambil terus memandang Yitiao. Di dada berotot yang kekar, terlihat bekas luka bundar seukuran koin tembaga dengan tunas daging yang menonjol, bekas tusukan senjata tajam yang masih belum sembuh sempurna.
Yitiao menggelengkan kepala, lalu dengan tegas memperlihatkan belakang kepalanya kepada naga emas tersebut.
Saat tuan rumah dan tamu sedang menikmati suasana harmonis, dua prajurit Biao tiba-tiba terbang miring memasuki penginapan dari luar. Mereka mendarat tergesa-gesa, dengan cepat melipat sayap daging bergaris-garis mereka, lalu berjalan tegap mendekati Helen yang masih diam-diam menyeka air mata. Dengan menepuk breastplate mereka keras-keras menggunakan satu tangan, mereka berseru dengan postur paling angkuh dan nada paling khidmat: "Yang Mulia Helen, kabar kedatangan dua ksatria naga ke Shabak telah disampaikan kepada iring-iringan kerajaan Sang Raja dan Yang Mulia Paus yang sedang menyaksikan upacara di arena. Tuan Mourinho sebagai utusan berkuasa penuh akan segera tiba di penginapan. Mohon Yang Mulia memberitahu beberapa utusan gereja manusia, nanti akan ada upacara penyambutan megah untuk kedatangan mereka. Selanjutnya, Sang Raja telah menyiapkan jamuan makan, harap para duta besar gereja manusia bersiap-siap."
"Tidak perlu! Tidak perlu!" Master Puskash langsung melambaikan tangan: "Dua prajurit Tiger yang gagah berani, kami ke sini hanya untuk menemui kenalan lama, bukan sebagai utusan resmi gereja yang melakukan misi diplomatik ke Kerajaan Bimeng. Hai—mengapa kalian buat begitu megah? Kami tidak membawa tongkat jade maupun kapak upacara, bagaimana bisa ikut prosesi? Ini akan mempermalukan kami! Tolong sampaikan ke Murinio si Angsa Kecil, jelaskan situasinya, terima kasih banyak!"
Dua prajurit Biao dari suku Tiger dibuat mabuk kepayang oleh dua kalimat basa-basi Master Santo Qi Ao. Langkah mereka terhuyung-huyung, dada dibusungkan, mata tak mau melirik. Liu Zhenhan yang melihat dari samping hampir tak tahan menahan tawa. Mengapa pujian "ksatria" dari seorang manusia Santo bisa membuat dua Biao ini begitu sombong? Padahal Tuan Liu juga seorang Santo, tapi pujiannya tak pernah seampuh ini?
Apa ini efek ketenaran? Lao Liu benar-benar tak rela.
Helen mengusap air mata di pipi, menggigit bibir merahnya yang indah, lalu mengangguk pada dua prajurit Biao. Keduanya segera paham, memberi hormat militer sekali lagi sebelum membungkuk dan meninggalkan penginapan.
"Harimau melahirkan tiga anak, pasti ada satu Biao." ksatria naga Lampard memandang punggung prajurit Biao dengan kagum: "Di langit, mungkin hanya ksatria Griffin yang bisa jadi lawan ksatria udara ini. Pasukan udara lain mungkin bukan tandingan mereka. Tubuh mereka begitu perkasa! Lihat cara mendarat mereka tadi, begitu lincah dan mantap! Kaki mereka kokoh bagaikan dijejakkan ke bumi! Benarlah Ksatria Bimon itu Ksatria Bimon!"
“Belum tentu, kekuatan angkatan udara diukur dari keberanian dalam pertempuran jarak jauh maupun dekat. Prajurit Biao sebenarnya hanya bertarung sendirian, berbeda dengan kavaleri udara yang memiliki bantuan tambahan.” Liu Zhenhan mendengus dan tertawa sinis——Membuat musuh hipotesis hanyalah permainan logika militer sederhana. Pasukan Kavaleri Udara Newton Feilengcui mungkin tidak bisa mengalahkan prajurit Biao berbaju baja dalam pertarungan satu lawan satu, tapi kavaleri berat udara Feilengcui yang mengendarai Chimera berkepala dua bersama prajurit Kijang pasti tidak bermasalah. Prajurit Banteng terbaik Bimeng dengan pilar totem untuk pertempuran jarak dekat dan pisau terbang Gurkha untuk jarak jauh, stamina tak terbatas – sungguh pasukan sempurna dan kandidat utama untuk lelaki pelacur tipe pejantan.
“Oh? Apakah Kerajaan Bimeng sekarang punya rencana membentuk angkatan udara?” Ksatria Naga Lampard langsung bersemangat, terlihat dia juga seorang penggemar militer.
“Bimeng belum memiliki angkatan udara yang profesional dan terstandarisasi.” Liu Zhenhan menghela napas, menggelengkan kepala, lalu balik bertanya: “Gereja seharusnya memiliki angkatan udara skala kecil kan? Aku tahu, sebagian kecil Ksatria Suci kalian menggunakan monster terbang sebagai tunggangan, itu tradisi kalian.”
“Maaf, itu rahasia militer. Tidak bisa dijawab.” Ksatria Naga Gaxia menyela dengan nada dingin.
"Hehe..." Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, memandangi ksatria naga perempuan ini dengan geli: "Menarik, rahasia militer! Lumayan! Begini saja, kalau kau bocorkan rahasia militer itu, akan kuberikan sebuah cincin ruang sebagai gantinya, setuju?"
"Apa?" Ksatria Naga Gaxia tertegun, tapi segera menyadari ketidakprofesionalannya. Wajah cantiknya membeku bagai es: "Paduka Liu Zhenhan, sebagai Shaman Divine Comedy paling dihormati di Kerajaan Bimeng, saya harap Yang Mulia tidak menggunakan kata-kata sembrono untuk menguji batas kesabaran saya!"
"Gaxia yang cantik, ini hanya gurauan kecil." Liu Zhenhan menjentikkan jari dengan anggun: "Sebagai permintaan maaf, kuberikan padamu sebuah cincin ruang."
"Jancuk! Benarkah?" Master Puskash terpana, Ksatria Naga Lampard juga membeku.
"Tapi... aku... tidak punya... barang setara... untuk ditukar..." Ksatria Naga Gaxia jelas tidak menyangka akan kejadian mendadak ini, gagap menjawab.
"Ini hanya hadiah permintaan maaf. Sebagai tamu Kerajaan Bimeng, tentu kami harus memberikan kesan keramahan pada nona cantik." Liu Zhenhan tersenyum ala gentleman.
"Itu... itu... terima kasih banyak." Reaksi pertama Ksatria Naga Gaxia setelah sadar adalah menolak hadiah tersebut karena sopan santun ksatria. Namun nilai cincin tujuh lapis emas dan giok hijau yang diukir indah di atasnya, baik dari sudut pandang ksatria maupun sebagai perempuan, benar-benar meluluhkan sikap sungkan Gaxia.
Liu Zhenhan sedikit memiringkan kepalanya. Mo'er segera meletakkan cincin di tangannya, lalu terbang gesit mendekati Ksatria Naga Gaxia dan menaruh cincin berharga itu di telapak tangannya. Tampaknya Gaxia masih tak percaya ini nyata, memandang kosong cincin tujuh lapis emas yang cantik dan elegan di telapak tangannya. Naga Hijau Batu Giok Giggs di sampingnya tak kalah bingung, juga menatap cincin itu dengan pandangan kosong.
"Bukannya bangsa naga suka mengoleksi harta karun? Kenapa Naga Giok ini berlagak bodoh seperti ayam kampung tua?" Liu Zhenhan berbisik pada Kepala Suku Andulan.
“Bangsa naga paling suka mengoleksi batu permata berkilau dan koin emas, soal peralatan magis, seberapa banyak yang ada di seluruh Benua Aigean? Apalagi peralatan magis dengan struktur rumit dan kekuatan dahsyat, jangan harap! Kau kira semua bangsa naga sepertimu yang dulunya perampok?” Kepala suku Andulan menyeringai licik dengan bibir kempotnya: “Lagipula, prinsip 'Pigge tak bersalah, harta pusaka yang membuatnya berdosa' siapa yang tak paham? Mengoleksi terlalu banyak peralatan magis, apa kita harus menunggu pahlawan pembasmi naga datang menggedor?”
“Lalu koin emas yang dulu kau kumpulkan? Dilempar ke mana semuanya?” Liu Zhenhan langsung menanyai inti persoalan.
“Lupa di gua mana tersimpan, pokoknya ada di Pegunungan Salju Himalaya Taymur. Pergilah cari sendiri, mungkin dalam tiga lima ratus tahun baru ketemu.” Kepala suku Andulan melototi Liu Zhenhan dengan tajam.
“Akan kucari.” Liu Zhenhan mengangguk serius: “Nanti kalau ada waktu.”
BAB 248: MENGORBANKAN ANAK UNTUK MENANGKAP SERIGALA
“Yang Mulia Shaman Divine Comedy, izinkan saya sekali lagi menyampaikan rasa terima kasih atas kemurahan hati Anda.” Ksatria Naga Gaxia akhirnya yakin cincin ruang ini memang miliknya, meski raut wajahnya tetap datar, nada bicaranya telah melunak sambil mengangguk anggun penuh kendali ke arah Liu Zhenhan.
“Tidak perlu berterima kasih.” Liu Zhenhan tertawa terkekeh, menyipitkan mata licik ke arah Ksatria Naga Gaxia, “Sebenarnya kita adalah orang yang sejalan. Mungkin Anda belum tahu, saya juga seorang Pendeta Naga. Mendapatkan perhatian dari bangsa naga, kita seharusnya merasa sama-sama terhormat.”
“Saya tahu, Anda memiliki dua Naga Peri sebagai peliharaan magis.” Ksatria Naga Gaxia mengungkapkan kekagumannya dengan tulus.
“Sebenarnya saya juga memiliki peliharaan magis naga tanaman. Dia sudah mencapai tingkat lima, merupakan naga peliharaan istriku, yang juga bisa dianggap milikku.” Liu Zhenhan berkata dengan serius dan khidmat: “Sebenarnya di hati saya selalu tersimpan pertanyaan besar dan kejutan, karena naga peliharaan David milik istriku Ning Yu, dengan naga peliharaan Anda Ksatria Garthia yaitu Gigs, memiliki kemiripan bentuk yang menakjubkan.”
“Benarkah? Bagaimana mungkin ada kebetulan seperti ini?” Dua ksatria naga bersama Naga Giok Gigs serentak bertanya terkejut: “Naga tingkat lima? Dewata di atasku!!! Itu adalah Naga Giok tingkat tinggi yang bahkan bisa menyimpan napas naganya dalam-dalam!”
"Rusak." Master Puskash di samping bergumam dalam hati merasakan sesuatu yang tidak beres. Liu Zhenhan melirik si orang tua dengan samar namun tegas, pandangannya terus mengarah ke Joan d'Arc, ancaman dalam sorot matanya jelas terbaca. Lao Liu mengangkat tangan kanannya yang mengenakan cincin dengan gerakan jari anggrek yang menggoda, maksudnya sudah jelas: "Aku sudah memberikan satu cincin ruang, jangan harap aku mau rugi!"
"Tentu saja. Ning Yu, panggil Naga Giok David kita juga, biar mereka semua tercengang." Liu Zhenhan mengusik-usik Guo Guo di bahunya, berbicara tanpa menoleh.
Kedua ksatria naga itu benar-benar tercengang.
Ilusi Timur yang serba bisa berubah-ubah memang terlalu misterius bagi kebanyakan penduduk Benua Aigean. Terutama "Fatamorgana" yang merupakan ilusi nyata dengan kemampuan menipu penglihatan bahkan dari jarak dekat sekalipun. Yang lebih Berbual B-nya, ilusi Ning Yu bahkan mampu meniru suara. Hanya dengan kemampuan ini saja, tingkat penipuannya sudah mencapai tingkat yang hampir sempurna.
Kedua ksatria naga dan dua naga level empat tidak memiliki "Mata Kebenaran" suku kupu-kupu Yuanfurui, sehingga mereka semua membuka mulut lebar-lebar sebesar kepalan tangan, menatap bodoh ke arah Giggs yang sedang terus-menerus memberi hormat ke segala arah ini.
Naga Hijau Batu Giok Giggs terus-menerus melihat tubuhnya sendiri, lalu tertegun menatap "dirinya" di seberang yang sedang sibuk melambaikan tangan ke segala penjuru.
“Dewata!” Ksatria Naga Gaxia wajahnya pucat ketakutan, suaranya gemetar: “Bagaimana... Benar-benar naga hijau batu giok yang mirip sekali dengan Giggs? Oh——Bahkan suaranya persis! Dewa di atas bersaksi!”
Di ujung hidung Ning Yu muncul butiran keringat harum, dia gugup. Saat ini dialah orang paling tegang di seluruh penginapan, berbuat jahat, Ning Yu sama sekali tidak berpengalaman, tentu tidak bisa sefasih Tuan Liu yang sudah mahir, hal seperti ini lebih cocok dikerjakan Ai Wei'er.
“Benar-benar mirip!” Ksatria Naga Lampard juga tak henti-hentinya mengeluarkan kekaguman.
“Aku hampir pingsan.” Naga Hijau Batu Giok Giggs menggeleng-gelengkan otaknya.
“Kedekatan yang tak terbayangkan, ini pasti anugerah Dewa Naga.” Naga Emas Hasselbaink berbisik pelan.
“Aku benar-benar tidak bisa merasakan napas naganya! Dewata! Naga Giok! Luar biasa!” Ksatria Naga Gaxia tak bisa menahan getar kegembiraan di seluruh tubuhnya, sorot matanya menyiratkan secercah kecemburuan, terus memandang Ning Yu.
"Garthia yang cantik, sebenarnya istriku sebelumnya ingin mengajukan permintaan kecil padamu - bisakah dia menyentuh wajah Jiggs? Oh—maafkan kelancanganku, istriku berasal dari Timur, di Timur yang jauh ada konsep jodoh, pertemuan adalah takdir. Melihat luasnya lautan manusia, menemukan dua kenalan dengan penampilan identik, betapa langkanya takdir semacam ini!" Liu Zhenhan berbalik, menatap serius Naga Giok Jiggs: "Naga yang terhormat, istriku hanya ingin meraba kontur wajahmu. Ini hanya untuk membuktikan langsung apakah semua ini nyata! Selain itu, aku ingin bertanya—di masa kecilmu, maksudku... di masa telur naga, apakah ada saudara yang terpisah darimu?"
"Tidak." Naga Hijau Batu Giok itu ragu sejenak, lalu berkata dengan pasti: "Sama sekali tidak! Bangsa naga sudah bisa mengingat sejak masa bertelur, tapi dalam ingatanku tak ada kenangan seperti itu!"
"Oh—" Liu Zhenhan mengangguk-angguk dengan ekspresi serius.
"Setelah penjelasanmu, aku bahkan juga ingin membuktikannya sendiri. Tapi dengan kehadiran istri mulia dan cantikmu yang mewakili, ini merupakan kehormatan bagi seorang ksatria." Ksatria Naga Gaxia langsung menyetujui permintaan Tuan Tanah Pigge tanpa pikir panjang. Tak ada sedikitpun kewaspadaan dalam benaknya—apa bahayanya jika naga disentuh wajahnya oleh seorang wanita cantik yang lembut?
Tangan Ning Yu gemetar menyentuh dagu Naga Giok Gigs, naga giok sedikit menghindar, namun akhirnya membiarkan tangan putih nan lembut itu menempel pada rahangnya. Konsep estetika semua ras di Benua hampir seragam, terutama terhadap hal-hal indah yang memiliki kemiripan menakjubkan. Pesona eksotis Ning Yu yang membawa kecantikan klasik khas Daratan Timur ini memiliki daya rusak yang luar biasa. Gen mesum yang mengalir dalam darah bangsa naga membuat Naga Hijau Batu Giok tak tega dan tak ingin menolak kesempatan mendekati keharuman ini. Menghirup aroma samar yang menguar dari hidungnya, Naga Hijau Batu Giok perlahan menutup mata, bagai agak mabuk, merasa seolah tengah berada di taman wangi yang memabukkan.
Naga level empat yang berubah menjadi wujud manusia memiliki mutiara naga di dagu yang diameternya menyusut. Seberapa besar mutiara yang bisa disembunyikan sebuah dagu? Paling-paling hanya seukuran gigi belaka.
Setelah mengelus-elus dagu Naga Giok sebentar, Ning Yu mundur tersandung dengan wajah pucat. Liu Zhenhan yang sudah bersiap segera melangkah maju, memeluk Ning Yu, lalu memutarnya dan mendudukkannya di kursi belakang. Awalnya Lao Liu berencana memindahkan Mutiara Naga yang berhasil diambil dengan membuka telapak tangan Ning Yu saat berputar, namun telapak tangan Ning Yu tergenggam erat bagai menggenggam cintanya sendiri. Liu Zhenhan merasa seperti mencoba membuka besi mentah - selain menghancurkannya, tak ada cara lain untuk membukanya.
"Terlalu banyak kemiripan di dunia ini, Ning Yu. Jangan terlalu terpukau oleh keagungan takdir dan kebetulan semata, ini adalah kekuatan Dewata." Liu Zhenhan berpura-pura menjadi sakti dengan gerutuan tak jelas, menutupi kekikukan Ning Yu.
Naga Hijau Batu Giok Giggins sepertinya merasakan sesuatu, terus-menerus mengecap-ngecap bibir sambil mengusap-usap dagunya bolak-balik, matanya terlihat termenung.
Liu Zhenhan mencubit Ning Yu pelan, mengedipkan mata kuat-kuat. Ning Yu segera tersadar. Dengan perlindungan Liu Zhenhan, Guo Guo melepas lambang Medusa dari rompi bayi dan menyelipkannya ke tangan Ning Yu yang lain. Dengan gugup Ning Yu mengibas-ngibaskan lambang Medusa, sambil membubarkan ilusi dan berpura-pura memasukkan Naga Giok palsu dari keluarga Xi Bei ke dalam lencana.
"Liu Zhenhan merasa Ning Yu menyembunyikan sesuatu dengan baik." Begitu memikirkannya, Lao Liu pun tersenyum. Dia merasa si gadis kecil ini benar-benar punya bakat dan modal menjadi penipu—paling tidak, kesombongan dan kejernihannya membuat orang sulit membayangkan kecantikan ini akan melakukan tindakan penipuan. Sebenarnya di dunia ini, identitas yang paling tidak mungkin melekat pada penipu adalah predikat penipu itu sendiri. Ini kebenaran yang tak terbantahkan.
"Giggs? Ada apa denganmu?" Ksatria Naga Gaxia memandang heran naga peliharaannya. Sang Ksatria merasakan ada sesuatu yang mengganggu pikiran rekannya.
"Tidak apa. Aku hanya tiba-tiba merasa tubuhku lebih ringan, seolah-olah sebagian beban telah terlepas." Naga Hijau Batu Giok menggelengkan kepala sambil tertawa getir. "Apakah aku terlalu sentimental?"
Liu Zhenhan di samping hampir mati ketawa. Dia segera bertukar pandang dengan Kepala Suku Andulan. Keduanya merasa lega—ternyata pengambilan Mutiara Naga benar-benar tidak berpengaruh pada tubuh aslinya. Adapun kehilangan sebagian kekuatan dasar, mungkin baru akan terasa saat pertempuran nanti.
Begitu memikirkan ini, Liu Zhenhan tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Dia merasa sangat puas, Kepala suku Andulan juga memiliki sebuah Mutiara Naga—bagi naga yang telah mengunci kekuatan selamanya seperti dirinya, kehilangan mutiara itu tidak berarti apa-apa. Lebih baik menyumbangkannya! Ini berarti Lao Liu akan segera memiliki Mutiara Naga kedua! Bagaimana mungkin Lao Liu tidak girang? Bagaimana mungkin tidak bersemangat?
Seandainya Vieri ada di sini, pasti harus membantu bos melakukan pengeluaran darah lagi, karena kejutan sebesar ini mudah membuat orang mati akibat serangan jantung.
Liu Zhenhan memang tidak ditakdirkan mati karena pendarahan otak. Senyumnya tiba-tiba membeku seketika. Perubahan ekspresi dramatis ini membuat semua orang mengikuti pandangan Tuan Tanah Feilengcui, ingin melihat apa yang membuat kebahagiaan Shaman Divine Comedy ini membeku seketika.
Seolah membawa hawa dingin abadi dari Gunung , Imam Utama Angsa Murinio memasuki ruangan dengan langkah gagah. Di balik kibasan jubah putihnya, terlihat ujung helai rambut Pirang Platinum berdesir. Sorot mata dingin Murinio membuat udara di bar penginapan ini turun ke titik beku.
Ketika tatapan mata semua orang yang mengikuti jejak ini bertemu dengannya, bagai ribuan serpihan salju yang dipotong tengah oleh angin utara yang menderu, semua pandangan terbelah dua di bawah sorot mata tajam bagai pisau Imam Utama Angsa.
Pandangan Murinio bagaikan gunting berkilau, merobek perhatian seluruh dunia seperti mengoyak kain bekas.
Kedua ksatria naga gereja serentak mengerutkan alis, hati mereka berdebar: Sorot mata yang begitu angkuh!
Liu Zhenhan menginjakkan satu kaki di kursi, menggigit cerutu besar di mulutnya, matanya menyala menatap Imam Utama Angsa yang semakin mendekat. Yitiao di sampingnya mengetukkan jari "kletak", menyulut kobaran api besar dari ujung jarinya yang nyaris membakar alis Lao Liu.
"Obisilachi!" Liu Zhenhan menghisap cerutu dalam-dalam, menahan asap di perutnya. Siapa yang dimaki, tak dijelaskannya.
Hati kedua ksatria naga kembali bergetar. Shaman Divine Comedy di hadapan mereka tiba-tiba menghilangkan semua kelakuan bajingan dan kejahatan, berganti menjadi sosok dengan aura tantangan dan kepercayaan diri tak tertandingi. Kaki yang menginjak kursi itu terasa seperti menggilas Gunung , sementara sorot matanya bagai pedang baja berkilau yang direndam dalam mata air es - tajam menyayat!
Dua pasang mata penuh tekad baja, sama-sama memandang rendah dunia fana, bertemu di udara dan membeku.
Bab 249 Sang Penengah
Perselisihan dan permusuhan antara dua pendeta terkemuka Kerajaan Bimeng begitu jelas terasa, bahkan oleh dua ksatria naga yang merupakan pihak luar. Konflik terbuka yang tidak ditutup-tutupi kedua belah pihak ini benar-benar terlalu terekspos.
Imam Utama Angsa Murinio dan Shaman Divine Comedy Liu Zhenhan bagaikan dua gladiator di arena, saling menatap lama sekali. Suasana mencekam yang tercipta membuat para penonton sekitar hampir sesak napas. Barulah Imam Utama Angsa tersenyum tipis, lalu membalikkan badan memberi hormat kepada Master Puskash dan dua ksatria naga.
Ketampanan luar biasa Murinio yang dipadukan dengan aura bangsawan elegan dan ketenangan memikat khas pria dewasa seketika mengubah sorot mata Garthia dari ksatria naga perkasa menjadi gadis kecil penuh kelembutan.
"Bukankah ini Cerberus penjaga gerbang neraka?" Imam Utama Angsa menatap bangkai anjing berkepala tiga beku di tanah, sudut bibirnya mengangkat dengan tujuh bagian candaan dan tiga bagian meremehkan. Dengan sikap dingin ia berkata pada Liu Zhenhan yang sedang menghisap cerutu, "Paduka Liu Zhenhan, sejak kapan Yang Mulia suka mengais sampah seperti ini?"
“Terima kasih atas pujian Tuan, tapi untuk sampah kelas atas seperti ini, keluarga saya selalu mengambil sebanyak mungkin!” Liu Zhenhan mengerenyitkan hidung, wajahnya tetap tak bergeming: “Jika Tuan berburu barang bagus seperti ini lagi, jangan lupa beri tahu, saya akan ikut mengais remah-remahnya.”
“Apakah Kerberos ini aslinya hasil buruan Hosea?” Master Puskash tertawa getir. Yah——dengan orang yang sarat cincin ruang mengikuti dari belakang, wajar kalau hanya mendapat sisa-sisa.
Mendengar pertanyaan sang Master, Imam Utama Angsa hanya tersenyum tipis, mengakui secara diam-diam.
“Tuan Lampard, Nyonya Garthia, hampir saja lupa memperkenalkan kalian! Anak muda tampan yang luar biasa ini adalah Pendeta Phoenix paling termasyhur di Kerajaan Bimeng saat ini - José Mourinho. Anak muda Hosea ini juga teman baikku lintas generasi, beberapa tahun lalu kami pernah berpetualang bersama. Jangan lihat usianya yang muda, dia adalah ahli Jalan Tertinggi sejati!” Master Puskash mengangkat alisnya, memperkenalkan pria tampan dari suku Smyer ini kepada dua ksatria naga dengan penuh kesungguhan. Kebanggaan dalam nadanya seolah sedang memperkenalkan anak sendiri - orang tua ini memiliki kebiasaan buruk yang sama dengan Kepala Suku Andulan: patriarki; setiap bertemu pemuda berbakat yang cocok, kasih sayangnya selalu tak terbendung. Mourinho begitu, Liu Zhenhan pun demikian.
“Sudah lama mendengar nama besar Anda!” Kedua ksatria naga segera melangkah maju, menyapa Tuan Mourinho dengan penuh hormat. Suara dua ksatria naga yang biasanya angkuh ini terdengar sangat tulus, ekspresi wajahnya penuh kekaguman seperti melihat idola. Imam Utama Angsa ini memang sangat termasyhur di dunia manusia. Saat berusia 21 tahun, selama petualangannya di dunia manusia, dia berhasil membunuh Monster Tingkat Super Mobasha Burung Berkepala Sembilan yang meneror wilayah. Petualangan setara membunuh naga seperti ini mustahil dicapai tanpa kemampuan sejati, sama sekali bukan kebetulan.
"Pergaulan Master sungguh luas, ke mana pun ada ahli kuat tingkat langit paling terkemuka yang menjadi teman Anda." Garthia juga tidak lupa memberikan pujian kepada Master Santo Qi Ao.
"Haha... Garthia, kamu memiliki satu kelemahan, yaitu terlalu suka mengatakan kebenaran." Master Santo Qi Ao mengeluarkan tawa panjang yang riang, dengan sedikit rasa bangga, menyetujui perkataan ksatria naga.
"Master, dua Ksatria Naga yang terhormat, hari ini saya mewakili Kuil Dewa Perang Bimon dan raja untuk mengajak kalian dengan undangan paling tulus. Seluruh kerajaan berharap tamu terhormat bertiga dapat tinggal beberapa hari lagi di Shabak, agar Bimon yang paling ramah di Benua Aigean bisa menunjukkan keramahtamahan." Imam Utama Angsa mengeluarkan undangan dengan sopan. Siapapun yang hatinya belum terpetrifikasi, pasti tak bisa menolak ajakan tulusnya.
"Imam Utama, Master Puskash dan dua Ksatria Naga harus segera ke Kekaisaran Pompeii untuk menengahi perang. Waktu mereka sangat terbatas, diperkirakan tak ada waktu untuk berlama-lama." Liu Zhenhan menyela sambil tertawa kecut.
Imam Utama Angsa mengangkat alis pedangnya yang elegan, melirik Liu Zhenhan dengan ragu, lalu memandang Master Puskash dengan ekspresi bertanya.
"Hosea, situasi memang seperti yang dikatakan Richard. Nanti kalau ada kesempatan aku akan berkunjung ke tanah apanase-mu lagi, kali ini waktunya jelas kurang mencukupi." Master Santo Ajaib mengembangkan kerutan melintang di wajah tuanya, dengan akrab menyandarkan lengan Murinio sambil berlagak tua menepuk bahu Imam Utama Angsa.
"Kalau begitu sungguh disayangkan, perang memang hal yang membosankan." Murinio tersenyum lapang: "Izinkan aku mengundang Master serta dua ksatria naga terhormat untuk berkunjung ke tanah apanase-ku setelah urusan kalian selesai, sebagai ganti keramahan yang terlewat kali ini."
"Tentu saja! Kabarnya sayuran rawa dari Rawa Senja rasanya istimewa, aku harus mencobanya nanti." Master Santo Ajaib tertawa terbahak sambil berulang kali menepuk bahu Murinio.
"Kalau sudah begitu, aku tidak akan menahan kalian lagi. Atas nama Kerajaan Bimeng, izinkan aku menyampaikan permintaan maaf karena tamu-tamu terhormat tidak mendapatkan sambutan yang layak di ibukota kami. Ini sungguh kelalaian ras Bimon." Imam Utama Angsa menjawab dengan lugas tanpa basa-basi.
"Ksatria naga kapan pun mengunjungi negara mana pun, pasti akan menarik perhatian seperti lalat yang tak henti-hentinya mengejar dan memohon untuk tetap tinggal. Orang-orang awam tak pernah mempertimbangkan misi mulia yang diemban ksatria naga, hanya sibuk mencari berbagai alasan untuk menahan mereka, demi meningkatkan harga diri dan bahan pamer di kemudian hari. Kombinasi emas dua ksatria naga plus seorang Santo seperti ini, efek gemparnya jauh lebih menghebohkan daripada sekadar Ksatria Suci naga biasa. Jika menerima undangan, jadwal mereka pasti akan penuh sampai akhir tahun.
Dua ksatria naga dan Master Puskash yang selalu bersama, paling takut menghadapi undangan sosial tak berujung ini alih-alih pertempuran. Sikap tegas Imam Utama Angsa yang seperti lobak manis ini langsung memenangkan simpati ketiga manusia, sehingga mereka terus-menerus mengucapkan terima kasih.
"Sialan!" Semakin populer Murinio, semakin tak enak dilihat oleh Liu Zhenhan. Untuk menyatakan kemarahannya, dia "ptui!" meludahkan tembakau kunyah yang sudah hancur lebur di mulutnya.
"Yang Mulia, sebagai seorang bangsawan, melontarkan umpatan setiap saat tidak membuktikan gaya apa pun dari Anda. Menganggap diri tak terkalahkan sebagai kepribadian dan kemesraan yang memalukan sebagai hiburan, era Renaissance pun sudah lama berlalu." Menghadapi provokasi Tuan Tanah Pigge, Murinio tersenyum dengan anggun, kata-katanya tanpa sepatah kata kasar namun penuh sarkasme pedas: "Omong-omong, era dalam sejarah Aiqin yang terkenal karena membanggakan kekasaran dan ketidakterpelajaran, telah terbukti oleh generasi berikutnya sebagai zaman yang sangat konyol. Saya bisa memahami nostalgia Anda, tapi menurut saya Yang Mulia tak perlu terus-menerus meniru kekasaran tak berdasar ini."
"Bahasa kasar takkan pernah lebih kotor daripada hati yang kasar. Hatiku murni, itu sudah cukup." Liu Zhenhan mencemooh dingin, dasar sialan! Masih berani ngomong soal gaya padahal dia sendiri menghamili peliharaannya!
Lao Liu sepertinya lupa, dia sendiri pernah melakukan hal serupa, bahkan cukup sukses dengan satu tembakan dua sasaran. Ini membuktikan kebenaran pepatah Aiqin: "Mata adalah pembiaran terbesar, karena hanya bisa melihat kekurangan orang lain."
"Apakah maksudmu hatiku tidak mulia dan murni?" Imam Utama Angsa mengangkat alisnya tajam, nada bicaranya mulai terdengar seperti bubuk mesiu yang siap meledak.
"Manalah berani." Liu Zhenhan terkekeh, "Bangsat."
“Bisa nggak kalian berdua kasih gw muka? Gw masih berdiri di sini loh!” Wajah Master Puskash memerah marah: "Hosea, kamu lupa janjimu ke gw?"
"Master..." Dua Pendeta Kerajaan Bimeng yang tadi hampir berkelahi langsung melunak mendengar perkataan Master Santo Ajaib, berebut minta maaf ke Master Puskash. Murinio malah agak canggung.
"Jancuk! Nggak bisa nggak debat sama Hosea?" Master Puskash menggenggam pergelangan Liu Zhenhan sambil berbisik di telinga Tuan Liu. Tangannya menyentuh benda keras di pergelangan - sebuah "Jam Tangan 12 Waktu" desain mewah.
"Dia yang mulai." Lao Liu mengadu dengan wajah memelas.
"Udah, jangan ngomong kosong. Gw catat koordinat magis jam ini. Kalo ada apa-apa, gw bakal 'Pesan Suara Ribuan Li'. Soal anting 'Tuan Tanah Kematian' itu, gw usahakan cepat." Master Puskash menepuk-nepuk pergelangan Liu Zhenhan.
"Jancuk! Nggak ada duanya! Gw nggak tau harus berterima kasih gimana!" Mata Lao Liu berbinar.
"Pengen balas budi? Gampang, nikahin anak gw aja! Jadi menantu!" Mata Master Santo Ajaib yang tua itu juga berkilau.
"Sialan! Tua-tua kok nggak sopan sih?" Liu Zhenhan langsung merah padam.
"Heihei, Xiao Chusheng memerah wajahnya, cukup bercanda..." Master Puskás mengibaskan tangannya, lalu menoleh ke ksatria naga Lampard sambil tersenyum: "Frank, haruskah kita segera berangkat ke Pompeii?"
"Master..." Ksatria naga Lampard menghentakkan tumitnya, suara Kuda Besi berdenting bersahutan, "Kecepatan adalah esensi perang. Yang Mulia Paus pasti sangat khawatir dengan situasi antara Kekaisaran Pompeii dan Kekaisaran St. Francis. Lebih baik kita segera berangkat, semakin cepat konflik kedua negara diselesaikan, semakin sedikit pengikut Dewata yang kehilangan rumah akibat perang."
"Begini saja..." Master Santo Ajaib merenung sejenak, mengerutkan bibirnya yang keriput: "...Garthia, Lampard, kalian berdua berangkat lebih dulu. Aku akan menyelesaikan urusan pribadi sebentar, nanti akan menyusul..."
"...Tapi saat kalian melewati, sempatkan mengamati sebuah kota baru di kaki gunung. Konon banyak Elf Jatuh bermukim di sana secara misterius dengan angkatan udara yang sangat besar. Setelah menyelesaikan tugas ini, tunggu aku di persimpangan Sungai Mississippi di Gunung Guntur." Master Puskás dengan wajah serius membagikan serangkaian tugas: "Ingat! Jika para Elf Jatuh melakukan gerakan mencurigakan - baik mengirim angkatan udara untuk provokasi maupun kontak - kalian dilarang keras berinteraksi dengan mereka dalam bentuk apapun!"
“Elf Jatuh?” Mendengar perkataan Master, wajah kedua ksatria naga langsung berubah pucat. Namun mereka sama sekali tidak mengeluarkan omong kosong, serempak mengibarkan jubah dan memberi hormat kepada Master Santo Ajaib sebagai bentuk kepatuhan tanpa syarat. Naga Emas Hasselbaink dan Naga Giok Giggs juga mengangguk khidmat kepada Master.
Ksatria Naga Lampard akhirnya melepas wig perak konyol di kepalanya, mengenakan helm emas ksatria naga yang gagah. Bersama Ksatria Naga Gaxia, mereka berpamitan secara sopan kepada Shaman Divine Comedy dan para bangsawan Bimon. Liu Zhenhan dan Guo Guo mengantarkan kepergian mereka dengan salam ala Jenderal Patton, menyaksikan sosok kedua ksatria naga dan naga level empat itu menghilang di balik pintu penginapan.
Lao Liu nyaris tak bisa menutup mulutnya karena tertawa. Lima ekor Akanathed yang bisa menyuling kristal biru Luliuli, plus satu Mutiara Naga Giok! Hahaha, panen berlimpah! Benarlah pepatah "Membangun jembatan tak dikenang, membunuh orang malah berharta".
"Hadirin, saya perlu bicara dengan bos kalian dan Tuan Mourinho. Mohon semua memberi kami ruang privasi sebentar..." Master Puskás bertepuk tangan memandangi kerumunan. Meski kata-katanya sopan, sorot matanya jelas: Segera minggir dari penginapan ini!
“Orang buta pun bisa melihat, Master sedang berusaha mendamaikan konflik antara dua Imam Raja Langit. Kedua belah pihak memiliki hubungan dekat dengannya. Sebagai pihak yang terjepit, pasti Master juga tidak terlalu nyaman. Dengan harga dirinya, sebenarnya tidak ada permusuhan mendalam antara kedua pihak. Sebagai pelumas, dia pasti lebih dari cukup.”
Beberapa nyonya bos saling bertukar senyum lega. Berdamai dengan Imam Utama Angsa adalah hal yang terbaik. Sebenarnya semua orang sangat merindukan Gatanie. Jika semuanya bisa dijelaskan, Gatanie pasti bisa kembali. Benar-benar reuni besar.
Suku-suku bawahan dan milisi semua menatap bos mereka. Pergi atau tidak, mereka hanya melihat satu orang - keinginan sang bos.
Liu Zhenhan tidak mengangkat kepala, mengacungkan satu jarinya dan menggambar garis lengkung di udara dengan anggun, menunjuk ke pintu engsel.
BAB 250 PENJAGA POHON DAN MATA AIR ELEMEN
Semua Bimon dengan patuh mengosongkan penginapan sesuai urutan. Tak lama kemudian, aula bar yang luas menjadi sepi. Selain Guo Guo, hanya Yitiao yang masih berdiri diam di belakang Liu Zhenhan.
"Kenapa? Masih menyisakan seorang preman?" Murinio tersenyum melihat Yitiao: "Takut aku mengancam bosmu?"
Begitu kata-kata ini keluar, Liu Zhenhan langsung mengerutkan kening. Jika orang lain yang mengatakannya, Lao Liu tidak akan marah. Tapi ketika keluar dari mulut Murinio, sifat dan rasanya sudah berbeda.
Liu Zhenhan merasa orang ini sedang memprovokasi lagi.
“Dasar idiot! Harus aku sendiri yang menghajar kau? Sebatang jari bos saja bisa menjatuhkanmu!” Yitiao juga bukan tipe yang mudah diintimidasi, langsung melontarkan kalimat yang bisa membuat naga tanah tersedak.
“Mulut tajam!” Ekspresi Murinio langsung berubah dingin. Dengan beberapa kali cekikan tawa, ia memutar jari hingga berbunyi, bibir tak bergerak namun dari perutnya terdengar rangkaian nyanyian sihir mantra yang cepat.
Di belakang Yitiao terdapat meja kayu nanmu. Bersamaan dengan rangkaian nyanyian sihir pendek Imam Utama Angsa, permukaan meja itu seperti pohon tua berbunga—tiba-tiba menyemburkan dua tali rotan berdaun hijau segar. Tumbuhan merambat hijau yang melesat cepat ini merobek dua lubang besar di meja, serpihan kayu beterbangan. Dua tali rotan itu seperti sepasang ular sakti yang berpilin, lalu berpisah dengan suara "swish", menggambar bayangan hijau di udara dengan lintasan melengkung yang angker, mengarah langsung ke bibir Yitiao. Tujuannya jelas: merobek mulut itu atau mengikatnya seperti bakcang.
“Jancuk！” Meski membelakangi meja, getaran elemen sihir sama sekali tak bisa disembunyikan dari Yitiao. Tanpa pikir panjang, burung phoenix ini langsung berputar setengah badan. Tanpa menengok, sebilah pedang paruh Bangau Api di pinggangnya menyemburkan auman naga yang panjang saat terhunus, "swish" melukiskan kilauan dingin yang menusuk, memotong dua tali rotan yang meliuk di udara menjadi dua bagian.
Dua helai tali rotan hijau segar itu seperti tali rami yang putus, melonjak-lonjak dan berguling di udara. Kilauan dingin berkedip sesaat, Yitiao sudah memasukkan kembali pedangnya ke sarung. Seluruh rangkaian gerakan ini dilakukan dengan halus dan lancar bak awan berarak.
Persis di detik itu, semua daun hijau di kedua tali rotan tiba-tiba berubah menjadi senjata tajam secepat kilat. Desingan udara tak henti terdengar saat mereka menyambar punggung Yitiao. Menghadapi perubahan drastis ini, burung phoenix itu tak sempat bereaksi lain. Jarak terlalu dekat, perubahan terlalu mendadak! Satu-satunya yang bisa dilakukan Yitiao adalah menjerit nyaring, semburat dinding Api raksasa tiba-tiba muncul dari punggungnya, membakar semua daun yang melesat itu menjadi debu.
Kekuatan yang terlampau hebat tak selalu membawa berkah. Dinding Api yang tiba-tiba menyembur ini menjulur lebih dari satu meter, mengubah beberapa meja menjadi arang hitam yang masih mengepulkan asap.
“Daun ini sebenarnya tidak memiliki daya penghancur, hanya sedikit aplikasi sihir tanaman untuk tujuan intimidasi belaka.” duduk dengan anggur di sebuah kursi, memandangi yang wajahnya memerah dengan ekspresi mengejek. Bahkan bagi pendeta selevel , bisa mengolok-olok lawan sekuat ini membuatnya tak bisa menyembunyikan kesombongan.
“Dalam hal tipu muslihat, aku memang bukan tandinganmu.” tersenyum lapang.
berdiri di bahu , menunjukkan solidaritas dengan mengacungkan tinjinya ke arah , lalu menirukan gerakan gorila yang terus-menerus memukul otot dadanya sendiri dengan wajah penuh amarah.
“Kemampuan sihir angin dan kayu! Jancuk, kau benar-benar layak disebut !” menarik ke pangkuannya, mengacungkan jempol ke : “B banget! Sudah punya sertifikasi level tinggi?”
“Terlalu memuji.” Ekspresi tetap tenang bagai danau tak beriak.
“Kau memang ahli menyembunyikan kemampuan.” membuat gerakan menarik kepala ke cangkang, tertawa terbahak-bahak.
“Kalian berdua sudah cukup belum?” yang telah lama menyaksikan pertunjukan ini akhirnya meledak: “Rupanya begini cara kalian berkomunikasi? Lalu untuk apa aku ikut campur? Jancuk! Mulai sekarang kita putus hubungan! Jalani hidup masing-masing!”
“Master, jangan seperti ini.” Kedua pendeta merasa agak canggung. Baik Tuan Liu maupun Murinio sebenarnya tahu niat baik Master Santo ini untuk mendamaikan konflik. Namun begitu duduk bersama, kedua pihak tetap seperti jarum bertemu ujung gandum. Entah mengapa, yang satu tak tahan melihat yang lain, dan sebaliknya.
Murinio merasa sangat tidak nyaman. Belum lama berselang mereka hampir berkelahi karena masalah penculikan dukun. Kini tiba-tiba harus berdamai, perbedaan psikologis ini terlalu besar. Sebenarnya Imam Utama Angsa bukan tak pernah berpikir untuk berdamai dengan Pigge ini. Di luar kota Menzoberranzan, dalam jamuan malam Feilengcui, termasuk berbagi "Nyanyian Angin Besar" secara sukarela, semua itu secara implisit menyiratkan pemikiran dalam hati Imam Utama Angsa. Logikanya mengatakan, menjadi teman Shaman Divine Comedy ini jauh lebih menguntungkan daripada menjadi musuh.
Tuan tanah Pigge yang juga Elf Asing ini, Murinio yakin "Nyanyian Angin Besar" - lagu perang ciptaan sendiri yang menggabungkan Bahasa Bimon dan Bahasa Elf - mungkin tak bisa dipelajari orang lain, tapi bagi Pigge ini pasti tidak masalah. Sejujurnya, penggunaan "Nyanyian Angin Besar" di depan umum secara spontan itu sebenarnya ada harapan tersembunyi dalam alam bawah sadar agar ada pendeta yang bisa mempelajarinya.
"Namun keinginan Murinio untuk hidup damai dengan Tuan Tanah Pigge ini, seringkali baru bertunas sudah lenyap. Di balik ini, ada penyebab dari diri Murinio sendiri, juga ada faktor Richard sang Tuan Tanah Feilengcui. Pokoknya takdir mereka berdua memang tidak cocok, bagai air dengan api. Masalah kecil pun bisa berkembang menjadi konflik besar, benar-benar sial tingkat tertinggi."
"Pikiran serupa juga muncul pada Liu Zhenhan. Terhadap mentor idola tingkat ini, Liu Zhenhan sendiri tak bisa jelaskan mengapa rasa permusuhannya begitu besar. Mungkin dendam ini sudah tertanam sejak dulu, ketika Mentor Cui Beixi yang paling menyayanginya ternyata adalah mata-mata Imam Utama Angsa ini di belakang layar."
"Hosea, kita sudah kenal sepuluh tahun ya?" Master Puskash menggeleng-gelengkan kepala melihat dua imam Bemon yang jelas-jelas tidak akur ini. "Aku ingat kamu bukan Bemon yang picik! Hati suku Smail seluas langit biru!"
"Master, aku..." Murinio sampai merah wajahnya karena panik, baru mau membela diri langsung dihentikan oleh lambaian tangan Santo Penyihir.
"Aku tahu, aku mengerti." Master Puskash tersenyum getir. "Dua harimau sulit berbagi gunung, kecuali jantan dan betina. Bahkan aku sendiri sampai sekarang tidak punya hubungan dengan Master Fan Basten, Santo Penyihir lain di Benua Aigean. Harus diakui, dalam alam bawah sadarku juga ada pemikiran serupa sepertimu."
Liu Zhenhan dan Yitiao tertawa lepas tanpa beban. Guo Guo membuat wajah konyol ke arah sang Master sambil menjulurkan lidah merah kecilnya dengan ekspresi menyeringai khas.
"Tertawa terus! Ada apa yang lucu?!" Master Puskash mengumpat melihat ekspresi keras kepala Liu Zhenhan, "Li Cha si Xiao Chusheng! Kau tahu berapa banyak aku khawatir untukmu? Brengsek, tadi saat kalian bertengkar, kira-ku kau pikir Laozi mengajak Joan d'Arc jalan-jalan? Jancuk! Aku pergi ke penginapan tempat Hosea menginap, sengaja menunggu pulang untuk membujuknya demi kebaikanmu! Bajingan kecil, sudah menculik dukun orang lain masih merasa benar? Mau berkelahi lagi? Kok jadi biadab begini?"
"Oh? Anda... pergi... menjadi penengah untukku?" Liu Zhenhan tertegun, hatinya terasa manis.
"Kalian semua adalah Bimon, satu keluarga, kenapa bertengkar internal? Sekarang sudah waktu seperti apa? Invasi Bangsa Iblis sudah masuk hitungan mundur! Aku sudah ingatkan kalian ribuan kali, ribuan kali... Ini bukan menakut-nakuti... Benua Aigean akan menghadapi pertempuran besar yang sulit... Jancuk, tapi kalian tetap saja bertengkar! Richard, bukankah kau pernah mengejek kerajaan manusia yang saling berperang dihadapanku? Aha, kau menyebutnya Anjing menggigit Anjing, bulu di mulut! Kenapa giliran dirimu sendiri, malah melakukan kesalahan bodoh seperti ini?" Master Puskash berkata dengan nada merendahkan: "Biji yang menertawakan biji lain! Jangan sok suci dan bijaksana lagi di depanku, lu cuma preman kecil! Cuma preman kecil!"
"Iya iya." Liu Zhenhan berkeringat deras seperti Air Terjun Huangguoshu di punggungnya setelah dimarahi.
“Di Hutan Salib Selatan, ada seorang Penjaga Pohon dari ras Entu yang terbangun dari tidur panjang tahun lalu. Dulunya dia pernah bertempur bersama leluhur Bimon melawan invasi Bangsa Iblis. Para Penjaga Pohon Entu adalah ahli sihir tanaman. Penjaga Pohon bernama Cruyff ini baru-baru ini menjalin kontak dengan dua Kota Naga. Jika dihitung, dia adalah Kepala suku tertua di seluruh benua. Karena kekhawatiran akan invasi Bangsa Iblis, Penjaga Pohon Entu ini ingin bergabung dengan pasukan Prajurit Behemoth seperti 10.000 tahun silam untuk bersama melawan Bangsa Iblis. Kunjunganku ke Dataran Liar Donau ini punya dua tujuan: pertama mengejar bayi darah yang merusak celah dimensi, kedua menghubungi Penjaga Pohon ini. Di Hutan Salib Selatan, aku beruntung bisa berbincang dengan Penjaga Pohon yang menyimpan sejarah panjang benua ini. Penjaga Pohon Entu ini setuju untuk kuatur menuju markas bangsawan Bimon mana pun.” Master Puskash melirik Liu Zhenhan melanjutkan: “Aku sudah berkoordinasi dengan Hosea. Penjaga Pohon perkasa ini akan bermarkas di wilayahnya untuk bersama menjaga Padang Liar Kuno Donau. Hosea juga setuju untuk berdamai dan tidak mempermasalahkan masa lalu denganmu. Sekarang aku ingin tahu pendapatmu.”
“Apa?!” Liu Zhenhan terdiam lama, jarinya gemetar membuat cerutu terjatuh dengan suara "plok": “Orang tua... Aku bilang, aku sama sekali tidak setuju dengan pengaturan ini! Tidak bisa! Sama sekali tidak boleh!”
Obisilachi! Seberapa hebatnya Penjaga Pohon Entu di Hutan Bintang Salib Selatan itu, orang lain mungkin tidak tahu, tapi bagaimana mungkin Liu Zhenhan tidak tahu? Mereka kan kenalan lama!
Penjaga Pohon Entu ini tingginya lebih dari 7-8 meter, bertubuh kekar. Sekilas saja sudah terlihat ini pria perkasa dengan kekuatan dahsyat yang hidup nyaman di Surga Monster. Masih perlu dijelaskan lagi kemampuannya?
Dia bisa menggembalakan hutan! Prestasi sihir tanamannya yang merupakan bakat alami, bahkan Si Kepala Babi pun bisa menebaknya 80-90% benar. Apalagi sang Penjaga Pohon ini punya keahlian khusus - dia adalah konglomerat yang menyimpan "Mata Air Elemen"! Terkumpul selama sepuluh ribu tahun penuh "Mata Air Elemen"!
Tahun lalu dalam perjalanan ke Bintang Salib Selatan, Liu Zhenhan bahkan harus merayu dan mencuri, hanya mendapatkan sekitar dua galon "Mata Air Elemen" dari kendi kayu raksasa Penjaga Pohon ini. Saat itu, kendi kayu raksasa Penjaga Pohon itu masih menyisakan lima enam galon "Mata Air Elemen", setidaknya sekitar dua tiga puluh pon. "Mata Air Elemen" adalah senjata andalan Liu Zhenhan saat merintis usaha. Dia benar-benar memahami betapa dahsyatnya benda ini. Dulu, Ai Wei'er yang hanya berlevel penyihir menengah, berhasil membuat dua penyihir level lebih tinggi dan tiga magang sihir kewalahan dalam duel sihir jarak dekat, semata-mata mengandalkan "Mata Air Elemen" ini. Jika mundur setahun lalu, mungkin Liu Zhenhan belum terlalu tertarik pada "Mata Air Elemen", tapi sekarang, mana mungkin dia masih sebodoh dulu!
Penempatan Penjaga Pohon ini diatur oleh Puskás. Liu Zhenhan benar-benar tak menyangka, dengan hubungan dekatnya sang orang tua, akhirnya Penjaga Pohon ini malah ditempatkan di bawah komando Murinio - fakta yang sama sekali tidak bisa diterimanya!
Jika untuk mendamaikan hubungan dengan Murinio harus membayar harga setinggi ini, Liu Zhenhan benar-benar merasa tidak terima.
"Aku tahu apa yang kau rencanakan dalam hati, aku juga tahu kau pernah bertemu dengan Penjaga Pohon Kepala Suku Kruyff, dan aku tahu Kepala Suku Kruyff memiliki 'Mata Air Elemen' dalam jumlah besar." Master Puskash membersihkan giginya dengan tenang, memandang Liu Zhenhan dengan senyum dingin.
Murinio yang berpengalaman akhirnya bisa menahan diri. Mendengar frasa "Mata Air Elemen dalam jumlah besar" yang mengguncang langit-bumi itu, wajahnya hanya berubah sedikit sebelum kembali normal.
Jelas terlihat, Master Santo Ajaib sebelumnya diam-diam mengunjungi penginapan Imam Utama Angsa untuk mediasi Liu Zhenhan, namun tidak menjelaskan kekayaan mengerikan Penjaga Pohon tersebut kepada Murinio.
Seberapa pun Murinio berusaha tampak tenang, kegembiraannya terlihat jelas. Dari cara tangannya mencengkeram sandaran kursi kayu sampai berbunyi "kreek-kreek", jelas hatinya sudah melayang ke Samudera Xiya - memiliki sekutu kuat dengan Kemampuan Ganda Sihir dan Tempur sekaligus mendapat bonus "Mata Air Elemen" dalam jumlah besar, keberuntungan ini tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
"Beginilah rencanaku..." Liu Zhenhan yang melihat Master sudah tahu segalanya, hendak mengajukan syarat. Namun sebelum sempat bicara, Master sudah menghentikannya dengan gerakan tangan.
Bab 251: Mutiara Api Danau, Peralatan Tempur Individu Kota Fei
"Kamu tidak perlu lagi mengucapkan omong kosong, anak muda. Kepala Suku Penjaga Pohon Kruyff dan saya telah menyatakan dengan jelas bahwa 'Mata Air Elemen' sejumlah sekitar 30 pon ini akan didistribusikan secara merata ke semua penyihir di Benua Aigean. Tentu saja, maksud saya hanya untuk para pahlawan yang ikut berpartisipasi dalam mempertahankan invasi Bangsa Iblis." Master Santo Ajaib itu mengangkat bahu dengan penuh penyesalan kepada Liu Zhenhan: "Ada 23 kerajaan manusia di Benua Aigean kita. Mulai dari penyihir istana yang dihormati keluarga kerajaan, penasihat sihir pribadi yang dipekerjakan bangsawan tinggi, hingga semua penyihir independen - totalnya mungkin lebih dari seribu orang. Ditambah dengan penyihir Elf dan penyihir dari ras beradab lainnya, jumlahnya mungkin mencapai lebih dari dua ribu, atau mungkin sedikit kurang. Tapi berapa pun jumlahnya, jika dibagi per kepala, kamu bisa bayangkan sendiri berapa jatah masing-masing..."
"Kemurahan hati dan sifat tanpa pamrih Kepala Suku Penjaga Pohon sungguh mengharukan." Murinio berkata dengan sedikit penyesalan namun penuh pengertian.
"Mata Air Elemen seharusnya bukan milik satu orang saja, tapi milik semua ras beradab di Benua Aigean." Mata Liu Zhenhan berkedip-kedip tiba-tiba menunjukkan sikap lapang dada - apakah ini ketulusan sejati atau tidak, hanya hantu yang tahu.
“Kalian semua bisa berpikir seperti ini, aku sangat lega.” Master Puskash menghela napas: “Tentang apakah Richard berpikir demikian, aku tidak perlu menebak untuk tahu hasilnya. Adapun kamu, Hosea, aku sangat percaya pada integritasmu, tapi aku juga punya keberatan – kenapa saat kamu pergi ke bawah tanah, tidak menghentikan Richard dan membiarkannya melepaskan Elf Jatuh ke permukaan? Saat aku tahu kabar ini, hatiku langsung dingin membeku! Enam ratus ribu manusia elang-banteng! Ya Tuhan, setidaknya bisa menyaring seratus ribu angkatan udara, kalian pasti tahu betapa berbahayanya angkatan udara yang terorganisir kan? Bagi kalian mungkin tidak berarti, tapi bagi rakyat biasa yang tak bersenjata, aku tidak berani membayangkan kerusakan yang bisa mereka timbulkan!”
“Aku sudah secara sistematis mengalokasikan seluruh anggota Smyer yang telah Bangkit kemampuan ras di wilayah kekuasaan ke Kota Caiyu, sekitar seribu orang, cukup untuk menahan angkatan udara manusia elang-banteng ini. Dengan 'Nyanyian Pelarangan Langit' dari suku kami Smyer, tidak akan ada angkatan udara yang bisa berkuasa. Satu 'Nyanyian Pelarangan Langit' bisa mencakup 150 hingga 200 meter persegi. Seribu Smyer, ditambah seribu pemanah Elf yang akan kualokasikan ke Kota Caiyu, sudah cukup untuk efek blokade.” Murinio berkata dengan penuh keyakinan: “Apalagi, Feilengcui yang berbatasan dengan Kota Caiyu memiliki sosok kuat seperti Yang Mulia Richard. Mungkinkah Yang Mulia Richard membiarkan keunggulan besar seperti ini ada? Jadi, aku tidak terlalu khawatir.”
“Kau menghitungku lagi! Aku ingin menambahkan satu kalimat, lain kali tolong saat menghitung, jangan selalu memanfaatkanku! Aku perhatikan ini bukan pertama kalinya! Aku tak mau jadi not menyeramkan di bawah tongkat komandermu.” Liu Zhenhan berkata dengan kesal.
Imam Utama Angsa segera menyunggingkan cibir dingin, ejekan yang biasanya hanya dilemparkan pada orang idiot.
“Jancuk!” Liu Zhenhan langsung melompat berdiri.
“Cukup! Kalian berdua mulai lagi!” Master Santo Ajaib mengangkat tangan menghentikan konfrontasi, berkata dengan penuh perhatian: “Menghentikan para Elf Jatuh ini adalah yang terbaik. Yang kukhawatirkan, jika bayi darah itu sudah berusaha merusak celah dimensi, besar kemungkinan para Elf Jatuh ini akan membelot ke bangsa iblis di masa depan. Kita harus waspada!”
“Masalah ini aku ambil bagian sendiri, Elf Jatuh pasti tidak akan kubiar lepas! Saat ini kekuatan Feilengcui sudah cukup untuk mempertahankan diri. Untuk masalah blokade, dengan Geryon saja sudah cukup untuk membuat kekacauan besar. Rencanaku ke depan adalah meminta Helen fokus mengajarkan Tarian Perang Pelarangan Langit dalam kursus tarian perang berikutnya.” Liu Zhenhan mengangguk: "Xixi adalah keturunan Pendeta jenius Pratini. Dulunya Pratini mulai karirnya dengan meneliti dan menyempurnakan lagu kemampuan ras berbagai suku Bimon. 'Nyanyian Pelarangan Langit' sepengetahuanku sudah disempurnakan. Dengan kecerdasan Helen dan Xixi yang mempelajari lagu perang baru ini, hanya masalah waktu saja. Dengan tarian perang sinkronisasinya, asalkan akademi lebih giat mengajar, pasti bisa mencetak lebih banyak pendeta yang mampu melarang ruang udara."
"Bangsat B! Yang paling kubenci adalah Blood Elf diam-diam mempermainkan Laozi! Masalah ini akan kucatat dulu di buku hutang, nanti setelah ada waktu, akan kubuat mereka menyesal!" Liu Zhenhan menggigit-gigit gigi lagi karena marah.
Murinio dan Master Puskash secara bersamaan mengangkat alis, satu menunjukkan kekaguman kecil, satunya lagi menunjukkan sikap meremehkan.
“Omong-omong, Yang Mulia Imam Utama, ada satu hal lagi yang ingin saya sampaikan.” Liu Zhenhan tiba-tiba menyeringai, berbicara dengan sangat sopan kepada Murinio: “Saat berkelahi dengan Naga Pelangi, saya pernah mendengar Anda menyebutkan bahwa di wilayah rawa Anda terdapat banyak danau aspal dalam keadaan padat dan semi-padat, yang menghasilkan sejenis tiram cangkang besi. Mutiara yang dihasilkan tiram ini disebut 'Mutiara Api Danau', bukan?”
“Benar!” Murinio melirik Shaman Divine Comedy: “Itu 'Mutiara Api Danau', tidak padam oleh angin, cahayanya setara dengan rembulan, bisa terus menyala selama seratus tahun, dan saat terbakar mengeluarkan aroma harum seperti daun salam. Ini adalah produk khas Provinsi Barat Daya kami, hanya bisa diperoleh dengan menggunakan angsa terlatih untuk menangkapnya.”
“Bisakah kita melakukan transaksi?” Liu Zhenhan tersenyum manis: “Yang Mulia Imam Utama, di hadapan orang buta jangan menyalakan lilin putih, di depan orang bijak jangan bicara berbelit. Anda juga tahu saya telah menguasai sebagian tanah di bawah tanah, tapi sayangnya pencahayaan di sana kurang memadai, menyulitkan pengembangan sumber daya. 'Mutiara Api Danau' ini bisa dijadikan lampu jalan terbaik. Saya ingin membeli dalam jumlah besar dari Anda.”
“Kau memang pandai berbisnis.” Imam Utama Angsa berkata datar, tanpa memberi jawaban pasti.
"Faktanya sekarang saya sudah menugaskan Kepala suku Andulan untuk mulai memproduksi lampu jalan dari Mutiara Malam di bawah tanah, ratusan pon Mutiara Malam! Haha... Cukup mewah bukan? Tapi hanya mengandalkan mutiara-mutiara ini masih jauh dari cukup, karena peralatan militer saya juga membutuhkan konsumsi Mutiara Malam dalam jumlah besar. Saya sudah memerintahkan pembuatan 'lampu sorot panjang' dengan kepala lampu dari Mutiara Malam untuk penerangan malam. Jika Anda bisa menyediakan banyak 'Mutiara Api Danau', saya berencana mengalokasikan sebagian untuk membuat korek api tahan angin militer. Dari segala sisi, kebutuhan Feilengcui sekarang sangat besar." Liu Zhenhan berkata langsung: "Sebut saja harganya. Rawa Senja yang membentang ribuan li memiliki puluhan danau aspal besar kecil, hasil panen tahunan suku Smyer pasti melimpah."
"Memproduksi peralatan militer? Hehe, bisakah saya bertahu dulu apa saja perlengkapan tempur per pasukanmu?" Murinio bertanya penuh semangat.
“Ha ha, semua pasukan di bawah komandoku adalah milisi dengan perlengkapan kelas rendah yang hanya mementingkan kenyamanan. Dalam konsep desainku, perlengkapan perorangan harus mencakup senjata utama dan cadangan, zirah, minyak perawatan senjata, minyak kulit, kantong harum, ditambah lampu sorot panjang, Pisau Serbaguna Goblin, korekan angin tahan angin, botol air, jubah anti hujan, sekop insinyur lipat, paket henti pendarahan, paket jahit, satu basis kertas papirus dan ransum tujuh hari; untuk pertempuran di gurun ini aku akan tambahkan masker anti pasir dari kain linen untuk setiap personil, penyesuaian ini akan dilakukan sesuai kondisi lokal; semua perlengkapan ini harus disimpan dalam tas kulit besar bertali yang diatur dengan tata letak ergonomis. Sayangnya, ini masih sebatas konsep belum terlaksana sepenuhnya.” Liu Zhenhan memperhatikan kebingungan di wajah Murinio dan Master Puskash, ia tersenyum: “Senjata adalah nyawa kedua prajurit, jadi minyak perawatannya wajib. Meski senjata Feilengcui melalui proses polesan sehingga tak mudah berkarat, aku ingin membiasakan prajurit merawat senjatanya. Lagipula, luka yang dihasilkan senjata berminyak lebih sulit sembuh – ini tips kecil dariku; minyak kulit terbuat dari sari bunga Wisteria seribu daun yang dicampur lemak hewan, fungsinya mencegah luka bakar matahari sekaligus kamuflase. Kantong harum dibuat dari buah Wisteria yang kusebut 'kacang merah penyerap aroma', bisa menetralisir bau badan – bau keringat memang tak sedap! 'Kacang merah' ini juga ampuh mengusir nyamuk dan lalat!”
“Perbekalan logistik Feilengcui sebenarnya jauh lebih banyak dari ini, misalnya film rekaman Di Wei untuk menghibur diri, jus jeruk, cerutu buatan sendiri, minuman keras, lemari pendingin yang terbuat dari bola es dan kotak baja, dan lain-lain. Semua ini termasuk persediaan standar, hanya saja Liu Zhenhan tidak berminat melanjutkan penjelasannya.”
“Oh—Apakah semua senjata Feilengcui sudah dipoles? Hehe, itu adalah keahlian eksklusif pandai besi Elf. Senjata yang telah mereka poles akan berkilau seperti cermin.” Master Puskash tersenyum tipis: “Tapi kelebihan pandai besi Elf hanya sampai di situ. Meskipun zirah yang mereka tempa berkualitas tinggi, mereka suka mengukir pola-pola indah berongga di permukaannya. Yang tidak kumengerti, bagaimana prajurit Elf berani memakai zirah berongga itu ke medan perang!”
“Elf memang memiliki kecenderungan estetika berlebihan, tapi pabrik senjata saya memiliki tim pengawas ketat. Situasi seperti itu tidak diperbolehkan. Pandai besi Elf terutama bertanggung jawab pada desain awal dan proses polishing akhir. Kecuali untuk hiasan tempel, biasanya aku mempertimbangkan sentimen etnis mereka dengan tidak melibatkan mereka dalam seluruh proses pengecoran.” Liu Zhenhan merasa perasaannya campur aduk—Siapa yang tahu aku memiliki pandai besi ahli seperti Raksasa Typhoon dan Kurcaci Abu-abu? Kapan akhir dari hari-hari di mana aku tidak bisa pamer ini?!
“Apakah lampu sorot panjang di belakang itu digunakan untuk penerangan saat patroli malam? Pisau Serbaguna Goblin saya tahu, benda itu bisa dibentangkan untuk membangun kerangka tenda, juga bisa memancing, punya belasan kegunaan. Itu barang bagus, tapi di mana mencari desain struktur kompleksnya? Barang-barang lain juga mudah dipahami, bahkan kotak jahit pun dibawa, menunjukkan pertimbanganmu sangat manusiawi. Tapi satu hal yang masih belum saya mengerti—apa maksudnya satu basis kertas papirus? Untuk apa ini?” Murinio mengerutkan kening, masih belum paham.
Liu Zhenhan memutar matanya, menatap Murinio lama sebelum akhirnya berkata terbata-bata: “Satu basis kertas papirus artinya 200 lembar kertas, ini untuk membersihkan pantat prajurit setelah buang air besar.”
Yitiao dan Guo Guo meledakkan tawa yang sudah ditahan lama. Murinio dan Puskás serentak mengacungkan jempol, benar-benar harus mengakui kegeniusan Shaman Divine Comedy ini. Pertimbangan seperti ini sangat manusiawi. Staf Departemen Militer Bimon mana mungkin memikirkan hal-hal seperti ini. Tahun lalu dalam operasi gurun, karena tak bisa menemukan daun atau tanah keras, sedangkan pasir gurun yang panas menyengat membuat banyak prajurit menganggap buang air sebagai siksaan berat.
"Berdasarkan peralatan militer yang begitu manusiawi dan membuka wawasan ini, transaksi 'Mutiara Api Danau' antara kita resmi disepakati. Tapi sebelumnya kumohon klarifikasi, aku tidak mau dibayar dengan giok berharga yang terbentuk selama 4,5 miliar tahun, juga tidak mau koin emas. Kita akan barter - aku sangat membutuhkan senjata dan zirah, satu set lengkap senjata dan armor setengah badan untuk menukar lima Mutiara Api Danau. Jika setuju, akan kutulis surat perintah agar rombonganmu bisa langsung ke Provinsi Barat Daya untuk serah terima." Murinio menggelengkan kepala, seolah bertanya pada diri sendiri maupun orang lain: "Benar-benar tak mengerti, meski bengkel pandai besi Doluote sudah beroperasi di Kota Caiyu beberapa waktu, mengapa kemajuan produksi mereka terasa lambat?"
"Mungkin mereka malas? Harusnya Tuan kembali dan mencambuk telapak kaki para pandai besi itu dengan tongkat kecil, agar mereka segera memenuhi gudang senjatamu." Liu Zhenhan memutar mata: "Imam Utama, kali ini aku tidak akan tawar-menawar lagi, hanya menyampaikan permintaan kecil tambahan - aku berharap anak buahku bisa mengambil aspal dari danau aspal yang sudah mengeras di wilayah kediaman Tuan di Provinsi Barat Daya, apakah Tuan setuju?"
“Aspal di Rawa Senja Provinsi Barat Daya jumlahnya melimpah, silakan gali sebanyak yang kau mau... Tapi apa fungsi khusus aspal yang kau gali ini?” Murinio tersenyum tipis: “Untuk pertahanan kota? Saranku, ambil aspal cair yang belum mengeras. Cukup direbus dan dipanaskan sederhana untuk langsung digunakan. Aspal yang sudah mengeras membutuhkan waktu terlalu lama saat dipanaskan kembali, dan mudah mengeras lagi.”
“Saran Anda akan saya pertimbangkan, tolong tuliskan surat rekomendasi dulu.” Liu Zhenhan bergumam pelan, dalam hati menggerutu: Si angsa tua ini benar-benar militeristis, semua hal selalu dikaitkan dengan perang. Aspal ini mau dipakai untuk mengaspal jalan, masa buat pertahanan kota? Jancuk! Bukannya malah bikin keracunan asap.
BAB 252 SATU KALIMAT, MEMANTIK PERMUSUHAN ABADI
Saat Murinio membungkuk di meja menulis surat dengan pena bulu angsa di atas perkamen kulit domba, Master Puskash tersenyum ramah pada Liu Zhenhan sambil mengangguk puas. Sang Master jelas senang melihat Liu Zhenhan dan Murinio setidaknya bisa berdamai dan meminimalisir perselisihan.
Melihat Murinio telah menyelesaikan surat rekomendasi dan sedang mengeringkan tinta, Master Puskash teringat sesuatu yang menurutnya tepat untuk disampaikan sekarang.
“Hosea, lupa memberitahumu, burung beo kecil Richard telah diracuni oleh Blood Elf secara diam-diam. Begitu kusebutkan 'Bloody Mary', pasti kamu langsung paham...” Master berhenti sejenak, mencoba mengamati ekspresi Murinio. Imam Utama Angsa saat itu menunduk sambil memegang perkamen.
“Tang Beierjina juga pernah melakukan teknik mendorong darah melewati rahim untuk burung beo itu, pasti ikut keracunan. Termasuk Yitiao yang kemudian membantu transfusi darah kedua untuk burung beo itu, sudah terbukti keracunan. Aku tahu kalian Medusa punya metode unik untuk menyerap racun. Hosea, bisakah kamu sekalian membantu Richard saat menyembuhkan Phoenix Es-mu...” Ucapan Master Santo Ajaib terpotong oleh bunyi "krak" pena bulu angsa di tangan Murinio yang patah menjadi dua bagian.
“Hosea... ada apa denganmu...” Master Puskash bingung, merasa tak ada yang salah dari ucapannya!
Liu Zhenhan bergumam dalam hati bahwa ada yang tidak beres, meski tak tahu persis apa. Pasti ada hubungannya dengan Tang Beierjina.
“Kenapa lagi masalah yang kamu picu? Bloody Mary? Aku... sekarang kamu puas?” Murinio mengangkat kepala perlahan, tatapannya membakar Liu Zhenhan. Wajah tampannya berubah menyeramkan, nada bicaranya yang dingin membuat bulu kuduk merinding.
“Apa maksudmu aku puas?” Liu Zhenhan meski agak bingung, tapi melihat ekspresi Murinio, hatinya tiba-tiba merasa ciut. Yitiao yang melihat raut wajah Imam Utama Angsa tidak bersahabat, segera berpindah dari belakang bos ke sisi kanan, siaga penuh.
“Tang Beierjina terus mengalami kemalangan. Ini pasti hasil yang kau inginkan? Selama ini kau selalu melakukan ini. Bukan? Kau seolah sangat menikmati menyakiti Phoenix Es-ku, sejak dulu selalu begitu, kali ini malah lebih parah sampai melibatkan Bloody Mary!” Mata Murinio bagai danau aspal menyala, dipenuhi kobaran api yang sanggup melelehkan logam dan tekad apapun.
“Hosea... Ini kecelakaan. Lihat, bukankah Yitiao juga kena Bloody Mary?” Master Santo Ajaib segera mencoba meredakan situasi.
“Ini～bukan～urusan～Anda～” Murinio setengah menoleh memandang sang Master, mengulangi kalimat ini dua kali dengan suara rendah tertekan, ada sesuatu dalam nadanya yang membuat bulu kuduk Master merinding.
“Kalau begitu maksudmu ini urusanku?” Mata Liu Zhenhan berubah menjadi kolam hitam pekat yang tak beriak.
Lao Liu juga mulai merasa marah. Dia tidak menyangka Imam Utama Angsa ini bisa berbalik sikap begitu mudah dan tiba-tiba. Meski tidak tahu seberapa dalam cintanya dengan Fenghuang Es Tang Beierjina, Liu Zhenhan tidak bisa menerima ketika tangan kanannya Yitiao yang sedang keracunan parah sekaligus dituduh sengaja melakukan ini - meski Bloody Mary memang kejam, tapi racun ini bukanlah ulah Lao Liu.
"Siapa lagi kalau bukan kau!" Tubuh Murinio bergetar hebat, seluruh posturnya melengkung seperti ingin menyerang. Nada bicaranya hanya dipenuhi kemarahan: "Terakhir kali, yang membuat gerakan kontraksi dini Kupu-kupu Magis Gabriel adalah kau! Yang memberi Angong Niuhuang juga kau! Kali ini, keracunan 'Bloody Mary' ini, tetap karena kau! Kau tahu apa arti 'Bloody Mary'? Kau babi yang selalu menyakiti Tang Beierjina ini, berkali-kali, setiap bertemu kau selalu membawa bencana besar untuknya, ingin sekali aku membunuhmu sekarang! Agar semuanya berakhir!"
“Goblok!” Liu Zhenhan menendang meja dan kursi di depannya, menunjuk Imam Utama Angsa sambil memaki: “Kupu-kupu Magis Gabriel? Kamu tidak punya muka! Dua belas ekor Naga Hitam Neraka mengincarku, apa yang bisa kulakukan? Apa salahnya Angong Niuhuang? Ngapain aku membantu Phoenix Es menggugurkan telurnya? Apa aku sebego itu? Kali ini, apa aku yang memaksa Tang Beierjina untuk mentransfusikan darah ke burung beo? Kamu boleh merendahkanku, tapi jangan menghinaku! Bunuh aku? Hmph... Coba saja...”
“Apa yang kalian lakukan ini!” Master Puskash marah, apakah jerih payahnya selama ini justru mempertemukan dua brengsek ini? Baru saja akur tiba-tiba sudah mau berkelahi, dari obrolan santai tiba-tiba siap bertarung mati-matian.
“Diam! Nanti kamu juga kukebuki!” Liu Zhenhan mengangkat alisnya sambil berteriak menggelegar.
Yitiao segera memeluk Master Santo Ajaib yang sedang murka itu sambil terus meminta maaf. Guo Guo sudah memakai helm di kepalanya, terus menggosok-gosokkan tinjunya hingga buku-buku jari berbunyi krek-krek.
Keributan besar ini menarik perhatian banyak orang di luar pintu. Beberapa pasang telapak tangan raksasa telah menempel di pintu engsel, sepertinya siap untuk mendorong masuk.
“Apa gue yang minta-minta Phoenix Es buat nransfer darah ke burung beo? Lu lupa tadi kayaknya gue mau berantem sama lu? Goblok! Gue ga ngemis-ngemis ke Tang Beierjina, dia yang nawarin sendiri buat transfer darah!”
“Keracunan dikit langsung nuduh gue, sekalian ngungkit-ungkit masa lalu, dasar licik lu! Murinio, lu cuma munafik bego level dewa yang suka nimpalin kesalahan ke orang lain!”
Liu Zhenhan ngoceh kayak senapan mesin: "Bangsat! Baru kali ini gue nemu orang seenaknya nuduh! Kalo lu bisa kasih bukti konkret, gue Liu Zhenhan sumpah sebagai Shaman Divine Comedy bakal tanggung jawab! Kalo cuma ngomong doang, siap-siap aja mayat lu digotong keluar penginapan ini!"
"Dasar orang sok jago." Murinio tersenyum sinis sambil gemetar: "Gue mau liat gimana caranya lu mau bikin gue digotong keluar."
Pintu engsel bar penginapan hancur berkeping-keping seketika. Belasan pria kekar berwajah merah padam langsung menerobos masuk. Senjata tajam berkilauan di tangan mereka membuat suhu ruangan bar langsung turun drastis. Empat anak panah panjang di tangan Nedved dan mata panah biru baja di tali lengan Cui langsung mengarah ke bagian vital Imam Utama Angsa. Di belakang mereka, Fatty Luo, si Gendut O, Belami, Duncan, serta si kurcaci Napoleon, masing-masing memanggul tembakan busur silang bersayap burung yang sangat berat. Bilah bulan bergerigi berkilauan dari mulut rusa dengan jelas mengunci seluruh tubuh Imam Utama Angsa. Mo'er bersama beberapa penyihir Feilengcui diam-diam menggenggam gulungan sihir kulit kerang dan perkamen, matanya tak berkedip menatap Murinio.
“Sial!” Yitiao dan Master Puskash nyaris basah kuyup oleh keringat dingin. Tembakan busur silang Burung Bersayap Feilian yang telah diberkati "Permanen Vortex" oleh penyihir elf ini merupakan senjata busur silang terkuat di Aiqin. Setiap bilah bulan bergerigi seberat 65 pon pada mesin ini diluncurkan oleh ulir tendon dari puluhan kaki kutu purba raksasa. Bilah ini akan memotong area 180 derajat secara horizontal tanpa sudut aman teoritis. Dengan jangkauan 150 yard, radius mematikan tertingginya berada dalam 50 yard. Dirancang khusus untuk menghancurkan cangkang keras "tuan tanah bawah tanah" Bangsa Iblis, kekuatan penghancurnya sungguh mengerikan. Di ruang sempit, ini adalah senjata epos standar yang mampu membunuh dewa dan memotong hantu. Jika lima tembakan ini dilepaskan di penginapan sempit ini, bahkan Master Puskash pun takkan selamat tanpa evakuasi cepat. Tak ada perisai magis yang sanggup menahan serangan sekuat ini.
Ekspresi Murinio masih dipenuhi cemoalan, sama sekali mengabaikan senjata-senjata dan ancaman yang berjejal di sekelilingnya. Kesombongan Berbual B tingkat ekstrem ini semakin mengusik saraf Tuan Tanah Pigge. Pupil hitam Liu Zhenhan yang bagai kolam mulai mendidih, gelombang niat membunuh yang tak terbendung terus menyembur keluar.
"Jangan terus-terusan bertingkah konyol!" Master Puskash menggetarkan kedua lengannya, aliran udara alamiah yang kuat namun lembut seketika melepaskan lilitan lengan Yitiao. Sang Master tiba-tiba melangkah maju, menghalangi di antara dua pendeta sambil menepuk dadanya berteriak: "Kalau kalian ingin berkelahi, bunuh dulu tulang-tulang tua ini! Jika tidak, hmm..."
Sebelum sang Master selesai bicara, Liu Zhenhan menyambar seruling Mithril yang terselip di ikat pinggangnya. Dengan cepat dia memutar ulir dan menarik pedang mengkilap dari dalam seruling. Ujung kakinya menyenderkan kursi, tangannya mengayunkan pedang trisula hingga terdengar sura "dok!" menusuk kayu tebal sandaran kursi yang terus bergoyang.
"Apa yang harus terjadi, tetap akan terjadi!" Liu Zhenhan menggeram bengis: "Aku sudah bersumpah serapah, sejak menjadi tuan tanah, tak ada satu pun di Benua Aigean yang boleh menghinaku! Tak ada!"
“Bukan urusan kalian, semua keluar! Tanpa perintahku, tidak ada yang boleh masuk!” Liu Zhenhan menunjuk ke belakang, semua milisi tertegun sejenak lalu mundur seperti air surut dengan wajah penuh kemarahan dan ketidakrelaan.
“Hosea! Sialan, aku juga akan marah! Apa yang terjadi denganmu hari ini? Aku tegaskan sekali lagi, Richard benar-benar tidak sengaja membuat Tang Beierjina-mu terkena 'Bloody Mary'!” Bibir Master Puskash gemetar karena marah: “Aku tidak peduli permusuhan apa yang pernah ada antara kalian, tapi hari ini aku melihat dengan mataku sendiri, kau benar-benar menuduh seorang pemuda berbakat tanpa alasan! Ingatlah saat kau masih pemula dulu, bagaimana para senior memperlakukanmu? Dengan memanjakan! Memihak! Mendukung! Mengapa sekarang giliranmu, malah menindas generasi muda? Dulu aku tidak percaya ketika Richard mengeluh, tapi hari ini aku mulai percaya!”
“Bahkan Master juga menuduhiku seperti ini?” Wajah Murinio berubah pucat, tertawa getir: “Master, tidakkah kau merasa ucapanmu sudah keterlaluan? Sampai-sampai tidak bisa membedakan benar salah!”
“Hmph... Aku juga tahu si brengsek kecil Richard ini suka berbuat jahat, tapi aku jamin dengan integritasku, dia tidak sejahat yang kau bayangkan! Hosea! Jangan terlalu ekstrem! Masalah Tang Beierjina benar-benar hanya kecelakaan!” Master Santo Ajaib menyadari ucapannya terlalu keras, nada suaranya melunak.
"Benar juga." Liu Zhenhan tersenyum sinis: "Pandangan Master memang lebih tinggi, fitnahan seperti ini sama sekali tidak punya nilai teknik. Orang yang berpikiran jernih pasti tahu, sialan! Jika aku benar-benar sejahat itu, hari ini pasti akan kuberikan pertunjukan spektakuler. Murinio, jika kau menuduhku palsu, silakan buktikan dengan caramu sendiri. Kalau tidak, hari ini kau pasti tidak akan bisa keluar dari pintu ini. Jika kau tidak tega, tidak masalah, aku bisa membantumu."
"Mari kita saling mengalah. Jangan langsung main tusuk-tusukan. Kita adalah praktisi kekuatan elemen, harusnya ada perbedaan dengan preman jalanan bukan?" Master Puskash menggeleng kesal: "Hosea, karena ini salahmu, lebih baik minta maaf pada Richard. Tidak perlu sampai seperti ini. Kalian berdua masih guru dan murid seperguruan! Jangan sampai jadi bahan tertawaan karena pertikaian internal! Hanya yang berani mengakui kesalahan bisa menjadi ahli sejati. Apa kau tidak punya keberanian dan keluasan hati sekecil itu?"
"Minta maaf apaan? Pertikaian guru-murid apaan? Mana ada aku bersalah! Master sama sekali tidak tahu situasi sebenarnya, kenapa terus menerus menghinaku!" Mata Murinio berubah warna karena amarah, tiba-tiba memancarkan kilau merah darah seperti Lautan Api. Rambut pirang platinumnya berkibar tanpa angin, memancarkan kemarahan sang Imam Utama Angsa dengan jelas dan penuh intensitas.
"Hosea, tapi aku benar-benar menyaksikan, mengalami, seluruh proses ini." Master Puskash mengambil napas dalam-dalam, berbicara dengan kalimat terpotong-potong untuk menahan emosinya. Ia mulai merasa kesal dengan kekerasan kepala ras Smail ini. Dalam 300 tahun terakhir, Master Santo Ajaib baru menemui satu makhluk seperti ini yang begitu cepat berubah sikap namun tetap ngotot pada keyakinannya.
"Bagus! Bagus! Bagus!" Murinio menghela napas panjang melepaskan amarah yang tertahan, jari gemetarnya menuding penuh kepahitan ke arah Tuan Tanah Pigge yang sedang jumawa. Matanya yang berbinar menyiratkan kilau air, menatap tajam Master Santo Qi Ao yang terhormat sambil berkata perlahan: "Tanyakanlah pada Richard kesayanganmu ini! Tanyakan padanya, telur apa yang pernah dia gunakan untuk menukar telur phoenix prematur Tang Beierjina! Tanyakan lagi pada Richard kesayanganmu ini, mengapa bayi darahnya mirip sekali dengan diriku! Apakah kau pikir aku Murinio ini bodoh bisa dibodohi begitu saja? Richard, sentuhlah dadamu dan katakan - bukankah kau telah berencana matang? Bukankah niatmu penuh kelicikan? Lihat mataku dan katakan!" Kalimat terakhir itu nyaris diteriakkan Murinio dalam kemarahan, amukan emosi membuat matanya hampir terbelalak.
Pada detik itu, Liu Zhenhan merasa seperti jatuh ke ruang es.
Bab 253: Mulai Sekarang, Murinio Hanyalah Orang Asing
〖Mengapa ada Hosea, masih ada Richard?
——Peribahasa terkenal Aiqin dari generasi penerus〗
※※※
Liu Zhenhan tidak menyangka, jebakan yang dianggapnya sempurna justru mudah terbongkar oleh pihak terkait. Merampas anak orang lain untuk dijadikan anak sendiri, baik dari segi pemikiran maupun etika, benar-benar tindakan terkutuk dan hina. Ketika tiba-tiba terbongkar, batas moral Liu Zhenhan hampir runtuh. Meski sebelumnya ia terus membujuk diri dengan berbagai alasan masuk akal, saat menghadapi kenyataan, ia merasa tak bisa memandang wajah siapa pun. Bukan karena ucapan Murinio, tapi karena tak mampu melampaui suara hatinya sendiri.
“Bukan aku tidak cukup pengertian! Aku juga tahu, tanpa mantra darahmu, anak-anakku tidak mungkin terlahir hidup-humum, karena saat itu nyaris tak ada sisa napas kehidupan dalam diri mereka yang lahir prematur itu. Aku juga tahu, kau nyaris meregang nyawa saat mengerami mereka. Tentang penetasan bayi darah, aku telah berkonsultasi dengan Pangeran Moore. Betapa berbahayanya proses penetasan bayi darah kembar, aku sangat memahaminya! Semua ini, meski Tang Beierjina dan aku agak terlambat mengetahuinya, bukan berarti kami bodoh! Apakah kau kira kami tak bisa membedakan antara sebutir telur Chimera dengan sebutir telur Phoenix?” Murinio menahan gejolak air mata di sudut matanya, menggigit gigi sambil menatap Liu Zhenhan: “Aku dan Tang Beierjina wajib berterima kasih padamu, karena kau telah menyelamatkan dua nyawa kecil rentan milik kami yang seharusnya telah sirna, bahkan hampir mengorbankan nyawamu sendiri! Tapi ketahuilah! Jika bukan karena alasan itu, kau sudah kubunuh sejak lama! Tahukah kau mengapa Tang Beierjina terus-menerus membantumu tanpa kenal takut, bahkan dalam situasi paling berbahaya sekalipun? Bukankah semua itu hanya agar ia punya alasan untuk membawa anak-anaknya kembali ke sisinya sesaat? Bukankah demi menebus dosa sebagai ibu yang tak layak? Dosa besar! Dengan menghapus semua ingatan kedua anak itu dan memenuhi kepala mereka dengan pengetahuan baru, apakah kira-kira kau bisa memutus ikatan darah antara seorang ibu dengan anak kandungnya? Tahukah kau berapa malam Tang Beierjina terbangun sambil menangis histeris, diliputi kecemasan akan keselamatan kedua buah hatinya?”
“Kau adalah seorang jagal! Meskipun kau menyelamatkan kedua anakku, mencegah mereka menghilang dalam angin, tapi kebencianku padamu justru semakin membara! Aku membencimu! Karena yang kau lakukan bukanlah perbuatan baik, kau hanya ingin mendapatkan dua senjata perang yang kuat! Aku benci kau, kau yang merampas anakku!” Murinio semakin emosional, “Hari ini aku sudah pasrah! Karena sudah mengungkap semua ini, maka hari ini salah satu dari kita harus mati! Mari kita selesaikan ini sekali untuk selamanya!”
Begitu ucapan itu meluncur, kedua sayap Imam Utama Angsa mengatup rapat. Dengan langkah berputar, dia menerjang Liu Zhenhan yang membeku seperti patung kayu, membawa hempasan angin kencang. Bulu sayapnya ternyata juga telah ditempa dengan ramuan rahasia "Mijia Dayin", kultivasi ilmu bela dirinya tidak kalah dengan kedua lengannya yang terluka. Saat menyapu lantai marmer, goresan dalam berbentuk ranting bulu langsung terukir, bongkahan batu yang terlepas beterbangan seperti batu peluru yang ditembakkan busur silang kencang, bergemuruh "hu-hu" di udara.
Yitiao dalam momen genting ini, tanpa sempat berpikir panjang, langsung menghunus pedang paruh Bangau Api dengan suara "Syuut", menggoreskan hawa dingin menuju ubun-ubun Imam Utama Angsa. Menyerang titik yang harus diselamatkan musuh, berharap meringankan tekanan pada sang bos yang sedang terpaku. Tapi siapa sangka Murinio benar-benar gila dalam pertarungan, sama sekali mengabaikan serangan mematikan pedang ini. Sepasang sayapnya mengibas seperti gunting membelah angin musim semi, "swish" menghembuskan angin kencang yang menyambar kepala Liu Zhenhan. Dengan teknik rahasia "Mijia Dayin" yang melatih sayapnya, bahkan leher baja pun akan terpotong bersih jika terkena.
Saat itu, Liu Zhenhan masih terpaku dengan pandangan kosong.
Pedang paruh Bangau Api Yitiao akhirnya tidak jadi ditusukkan. Keraguan sesaat ini membuatnya menyesal, karena serangan ulangan pun mungkin sudah terlambat. Perisai magis sang bos jelas tak bisa menahan serangan fisik sekuat ini dalam jarak dekat.
"Sebuah helm bergaya Fasiś tercetak sempurna di dada Imam Utama Angsa, kekuatan dahsyat membuat tubuh Murinio terlempar ke belakang. Sayap tajamnya hanya selisih setengah inci dari leher Liu Zhenhan. Kilau pedang Yitiao berputar dan membuka setengah bayangan pisau, memotong segumpal bulu halus yang beterbangan."
"Guo Guo masih mempertahankan pose melempar, wajah kecilnya memerah sesaat."
"Imam Utama Angsa yang mengamuk melakukan dorongan sayap saat mendarat, bangkit dengan kedua lengan bersilang. Suara 'dikebiri' terdengar saat lengan bajanya terkoyak, mengeluarkan gemeretak logam seperti pedang ganda bersilang. Pinggangnya berputar, bersiap menyerang lagi."
"Gelembung raksasa segera menelannya, menyusut cepat dan membungkus seluruh amarahnya dalam diam."
"Tak kusangka... tak kusangka..." Master Puskás menggelengkan otaknya dengan kejang, bergumam pilu: "...Bagaimana bisa? Bagaimana mungkin?"
"Jancuk!" Liu Zhenhan mengangkat kepala, mata yang bergejolak kompleks dipenuhi kebimbangan, tapi tanpa jejak mundur atau menghindar.
“Mengenai bayi darah ini, aku hanya bisa bilang, dari awal sampai akhir, aku tidak sengaja melakukannya. Dua belas ekor Naga Hitam Neraka datang bersama untuk mencari keuntungan, kau datang dari permukaan ke bawah tanah untuk membantu, mana mungkin aku merencanakan tarian Kupu-kupu Magis Gabriel yang menggerakkan kontraksi dini Phoenix Es? Aku juga tidak mungkin merancangnya sebelumnya, dan tidak bisa merancangnya! Soal Angong Niuhuang, aku bersumpah dengan nyawa Guo Guo, aku benar-benar ingin menstabilkan kandungan bukan menggugurkannya! Awalnya aku hanya ingin membantumu, lalu membuatmu berterima kasih dan berburu telur naga bersamaku! Mengenai rencana merebut telur Phoenix ini kemudian, sebelumnya aku tidak punya persiapan pasti, sampai akhirnya hanya bisa pakai telur Chimera sebagai pengganti. Semua ini, ketika kurenungkan sekarang, terasa sangat kebetulan dan penuh celah!” Liu Zhenhan menghela napas dalam: “Tapi cintaku pada Ershao dan Sanshao tidak kalah dari kalian berdua! Ini bisa kusumpahkan dengan nyawa istriku! Memang aku punya rencana menggunakan bayi darah sebagai pasukan tempur, tapi tidak sekeji yang kau tuduhkan! Jelas kukatakan, secara garis keturunan, darahku dalam diri mereka berdua pasti lebih dominan daripada kalian! Setidaknya sekarang begitu! Tapi aku tidak menyangkal hubungan etika faktual antara mereka berdua dengan kalian!”
Murinio dalam gelembung perlahan tenang dari kegelisahannya, sorot matanya tajam bagai elang menatap Liu Zhenhan seolah sedang menyimak.
Master Puskash menatap Liu Zhenhan dengan wajah kebingungan, bibirnya bergetar seolah ingin berkata sesuatu tapi tak tahu harus mulai dari mana.
“Aku sudah membujuk diriku sendiri ribuan kali! Kau tahu tidak! Aku ingin mengembalikan Ershao dan Sanshao pada kalian. Mengapa aku mengizinkan Phoenix Es membawa kedua putra itu pulang untuk tinggal beberapa waktu? Tahukah kau alasannya? Itu karena aku tak tahan melihat sorotan mata penuh kasih seorang ibu yang baik saat memandangi mereka! Tapi aku tidak bisa! Karena bayi darah adalah anakku! Aku juga manusia, punya perasaan, bukan binatang buas! Kalian tak rela melepas anak sendiri, apalagi aku!” Raungan kemarahan Liu Zhenhan mengguncang seluruh penginapan: “Tadi aku terus berpikir, merenung. Sekarang kuberi tahu, aku sudah menemukan jawaban, hati nuraniku bersih! Biarlah kebetulan datang bertubi, biar niat burukku sebelumnya menggunung, tapi saat ini, aku punya keberanian untuk mengakui dan menghadapinya! Aku tak akan lagi seperti dulu, setiap bertemu Tang Beierjina, hatiku langsung bergetar! Jelas kukatakan, aku bersedia berbagi kedua putra ini dengan kalian. Tapi aku takkan izinkan kau merampas mereka dariku! Sialan, mustahil! Bunuh aku pun takkan bisa!”
Semua mata tertuju pada pria bermata hitam bak kolam gelap ini. Konflik dan pertentangan batin yang terpendam dalam-dalam telah membebaninya hingga ke titik puncak—hal ini bisa dirasakan oleh siapa pun yang masih punya mata.
“Pembicaraan sudah jelas, aku memang bersalah. Sesederhana itu.” Liu Zhenhan memalingkan wajahnya sedikit, mulai berpikir.
Setelah keheningan sesaat.
Liu Zhenhan mencabut tusuk trisula yang tertancap di kursi, merobek jubah kulit landak yang dikenakannya, memperlihatkan otot berotot sekeras batu. Dengan ujung trisula, ia menunjuk ke arah Murinio dalam gelembung: "Faktanya, meski yang kuselamatkan adalah dua anak yang seharusnya mati, darah dagingmu tetaplah milikmu. Amarahmu hari ini beralasan. Aku maafkan penghinaanmu sebelumnya, sekarang kukembalikan hutang ini!"
"Kretak kretak". Kilatan darah seketika menyembur. Tuan tanah Pigge menggigit gigi, menusukkan trisula ke perutnya dua kali berturut-turut. Luka berbentuk X terbuka menyemburkan dua aliran darah seperti panah jauh ke depan. Bunyi gesekan logam dan otot lebih mirip menusuk baja daripada daging.
"Sial!" Mata Yitiao langsung memerah, menghunus pedang hendak menyerang Murinio, namun langsung ditarik Liu Zhenhan.
“Kita sudah lunas! Mulai sekarang, aku hanya mengakui hubungan darah antara Tang Beierjina dan dua anak ini! Tapi kamu tidak termasuk! Jika ingin bermain, aku akan temani sampai akhir!” Tubuh Liu Zhenhan tegap bagai lembing, matanya menatap tajam ke Imam Utama Angsa. Genangan darah merah menyala mengalir di depannya, dua lubang besar di otot perutnya yang kokoh terus mengeluarkan gelembung ungu kehitaman yang mencolok. Bau amis darah menusuk memenuhi ruangan. Guo Guo merobek rompi bayinya sambil merangkak ke lokasi luka dengan wajah basah air mata, tangannya yang pendek tak mampu menutupi kedua luka sekaligus.
Sekelompok milisi Bimon di pintu menggenggam senjata erat-erat, wajah mereka berkerut marah menatap Murinio yang terperangkap dalam gelembung. Beberapa gadis yang terhalang di koridor terus bertanya situasi, namun tak satu pun milisi berani membuka jalan atau menjawab pertanyaan.
"Kisah Aneh Sepanjang Masa! Kisah Aneh Sepanjang Masa!" Ekspresi Master Puskash tiba-tiba berubah lesu dan tua. Gelengan kepala, senyum getir, dan ucapannya membuat Murinio dalam gelembung malu bukan main. Namun Imam Utama Angsa tidak tahu bahwa maksud sang Master bukanlah hubungan ambigu antara pendeta dengan hewan peliharaannya yang menghasilkan keturunan, melainkan pertikaian sengit antara Liu Zhenhan dan muridnya Richard, ditambah kekacauan hubungan etika yang terjadi.
Hosea adalah mentor Richard - Putra Richard adalah putra Hosea - Richard dan Tang Beierjina tidak memiliki hubungan apa pun - Namun Tang Beierjina dan Richard memiliki sepasang anak kembar... Master Puskash merasa pikirannya kacau balau, bahkan mantra larangan pun tidak serumit ini.
Satu-satunya hal yang pasti bagi sang Master adalah hubungan antara Richard dan Hosea. Sekalipun memanggil tukang reparasi Goblin dari debu sejarah, mustahil hubungan ini bisa diperbaiki.
Master Puskash kini sangat menyesal telah menyebut-nyebut soal keracunan Phoenix Es... Tanpa sengaja membongkar berbagai masalah rumit, mengungkap dendam lama dan kebencian yang terpendam selama bertahun-tahun...
Tapi bisakah diam saja? Bagaimana jika suatu hari Bloody Mary (Phoenix Es) menunjukkan gejala keracunan? Sekalipun Master Santo Ajaib memiliki kebijaksanaan luar biasa, tetap tak bisa menemukan solusi sempurna.
"Jika diulang sekali lagi, dia tetap tidak memiliki pilihan kedua."
Master Puskash yang tak pernah percaya dewa mulai benar-benar merasakan adanya kekuatan yang mengatur alam semesta. Dua Imam Raja Langit yang seharusnya menciptakan legenda di era yang sama ini, malah menjadi musuh bebuyutan. Meski sudah dibujuk dengan harga diri sebesar ini, hubungan mereka semakin buruk. Selain interpretasi campur tangan dewata, tak ada alasan logis lain. Mungkin kedua imam ini memang tak ditakdirkan berada dalam ruang yang sama.
Seperti Sampa dan Dibo Luo yang takkan pernah muncul bersamaan.
"Situasi hari ini seharusnya tidak terjadi!!!! Ah~~ Jika sudah ada Hosea, mengapa pula ada Richard~" Sang Master hanya bisa menghela napas.
"Hosea, aku minta maaf telah salah paham tadi. Urusan kalian seharusnya tidak kusela." Puskás menarik kembali "sangkar penghalang"-nya, melambai lemas pada Murinio: "Pergilah, lebih baik kita lupakan semua yang terjadi. Itu solusi terbaik."
Murinio memandang genangan darah dan sosok Tuan Tanah Pigge yang tegak berdiri, dua luka menganga di perutnya. Kelopak matanya bergetar sebentar sebelum berbalik dan pergi dengan kepala tegak menuju pintu penginapan.
Milisi awalnya tidak berniat membuka jalan, namun bos memberikan isyarat yang jelas melalui pandangan mata kepada semua orang, sehingga akhirnya mereka minggir. Langkah Murinio terhenti sejenak di depan dua bayi darah kembar yang digendong Kepala suku Andulan, tanpa menaikkan kepala, matanya tetap tertunduk ke tanah.
"Penjahat!" Ershao dan Sanshao mengayunkan tangan kecil mereka ke arahnya dengan suara kekanak-kanakan.
Bahu Imam Utama Angsa bergetar hebat, langkahnya sedikit terhuyung-huyung sebelum akhirnya stabil, kemudian melanjutkan langkah hingga menghilang di balik kerumunan punggung-punggung tinggi.
Melihat genangan darah di sepanjang lorong, para nyonya bos langsung limbung dan hampir pingsan.
Aksi Richard terakhir kali mengayunkan pedang untuk cinta benar-benar meninggalkan kesan mendalam pada mereka.
"Aku belum mati! Ngapain wajahmu muram seperti orang berkabung?" Liu Zhenhan menepak pedang trisula ke dada Yitiao hingga membuatnya terhuyung-huyung.
Para nyonya bos menangis tersedu-sedu, dikerumuni milisi dan suku-suku bawahan. Dua Naga Peri itu sibuk mendesak Kepala suku Andulan agar bergegas sambil mencari biarawan belalang sembahyi, panik tak karuan.
"Panaskan pedang di api, aku perlu membakar luka." Liu Zhenhan menggigit gigi sanya memberi perintah pada Yitiao.
"Ning Yu, Daisy, Nana, Mo'er, dan Helen tidak bisa menahan diri lagi, berhamburan masuk ke pelukan Liu Zhenhan sambil menangis histeris. Tabrakan keras akibat terlalu banyak orang membuat Lao Liu kembali meringis kesakitan."
Para milisi pun panik, berlarian mencari biarawan dan dukun, tanpa menyadari beberapa rohaniawan justru ada di sekitar mereka.
"Sial, ususku hampir keluar karena kalian berdesakan." Liu Zhenhan mengerang lemah penuh penderitaan.
"Di mana?" Beberapa nyonya bos langsung melompat gugup.
"Bodoh~ Dia jelas-jelas menipu kalian~" Burung beo kecil berbaring di pelukan Biarawan Owen, berkotek-kotor dengan nada sok pintar.
BAB 254: MUTIARA NAGA GIOK
Situasi kembali kacau. Tak ada yang sempat tertawa mendengar lelucon burung beo, semua sibuk berlarian seperti pantat terbakar.
Biarawan Owen dari Green Party yang biasanya tenang justru terburu-buru. Semakin panik semakin banyak kesalahan - mantra "Penyembuh Luka" sederhana sering salah diucapkan, kadang tersendat atau lirik, gagal tiga kali berturut-turut sampai para nyonya bos gemetaran gelisah.
“Aduh sakit! Kau ini mau memberontak? Sengaja ingin mempercepat kematianku?” Liu Zhenhan yang sudah bertahan lama akhirnya tak sanggup lagi, jatuh terduduk di kursi. Rasa sakit dan amarah membuatnya menampar bagian belakang kepala Biarawan Owen dengan keras.
“Sebentar lagi!” Owen mengusap keringat di dahinya, meremas tasbih amplifikasi dari Falanhai (cangkang kepiting relik suci), berusaha menenangkan diri untuk kembali melantunkan mantra yang benar.
“Serahkan pada Kepala Suku, Owen minggirlah.” Ning Yu tak sabar, berjinjit mencari bayangan Kepala suku Andulan. Kerumunan terlalu padat, sang kepala suku berbeban tempurung kura-kura besar dengan seorang bayi darah di pundak, sedang berjuang menerobos kerumunan.
“Waspada! Jangan lupa siagakan penjagaan!” Liu Zhenhan yang setengah berbaring di kursi tetap memberi perintah. Helen segera mengusir empat prajurit Biao yang penasaran mendekat.
“Beberapa orang ikut aku jaga luar.” Yitiao bertepuk tangan memanggil milisi. Belami melambaikan tangan, segerombolan Prajurit Werwolf mengikutinya keluar dari pintu penginapan.
“Mutiara Nagaku mana?” Liu Zhenhan membuka kelopak mata lemah, melirik Ning Yu yang sedang mengusap keringat di dahinya.
“Mutiara Naga ada di sini! Di... Eh——Hilang ke mana?” Ning Yu awalnya menjawab santai, lalu tertegun karena saat itu kedua tangannya sedang menyeka keringat deras di dahi Richard. Selain telapak tangan basah, mana ada Mutiara Naga.
“Jancuk!” Begitu dengar Mutiara Naga hilang, Liu Zhenhan langsung lupa semua rasa sakit. Pantatnya seperti dipasang pegas dari urat kutu prasejarah, melompat dari kursi. Bertubi-tubi bertanya pada Ning Yu: “Bukannya tadi mutiara itu ada di genggamanmu? Hilang? Di mana hilangnya? Jancuk! Itu kan Mutiara Naga! Kok kamu... Kamu... Aduh...”
“Cari cepat! Ngapain masih bengong?” Liu Zhenhan menatap para Bimon yang tolol di sekelilingnya: “Gali tanah tiga ren juga harus ketemu mutiara itu! Cepetan!”
“Richard! Jangan panik——Tenang——Ada di sini!” Kepala suku Andulan terengah-engah sambil menggoyangkan pantat bergegas mendekat, berteriak keras.
“Huu...” Liu Zhenhan akhirnya menghela napas lega. “Dum!” tubuhnya jatuh terduduk kembali di kursi.
“Bajingan kecil! Luka separah ini masih mikirin Mutiara Naga nggak jelas!” Master Puskash di samping geleng-geleng kepala marah, wajahnya penuh kekecewaan.
"Ini kan Mutiara Naga! Sedikit serpihan pun berharga!" Liu Zhenhan langsung merasa darahnya mengalir deras ke kepala saat melihat Kepala suku Andulan mendekat, tangannya terus menggosok-gosok tanpa merasakan luka atau sakit, hanya penuh antisipasi.
"Baru saja Ning Yu melihat genangan darah di lantai, langsung melepaskan genggaman sampai hampir terjatuh. Mana sempat ingat Mutiara Naga? Dia berlari seperti orang gila. Hanya si tua seperti aku yang masih ingat mengutip sisa-sisa." Kepala suku Andulan menyerahkan dua bayi darah ke pelayan di sampingnya, menepuk-nepuk pinggangnya dengan tinju: "Kasihan cangkang kerasku ini, coba membungkuk saja susahnya minta ampun! Apalagi sambil menggendong dua bayi!"
"Kepala suku, cepat keluarkan Mutiara Naganya. Cepat, biar aku senang dulu." Liu Zhenhan paling tidak tahan dengan orang tua yang suka bertele-tele.
Semakin panik sang tuan tanah, semakin tenang Kepala suku Andulan. Dia meniup alis putih panjangnya yang menjuntai ke pipi, lalu dengan santai menepuk tangan, membersihkan tenggorokan sambil melantunkan serangkaian mantra doa. Lingkaran cahaya penghenti darah dipasang di perut Liu Zhenhan yang berlumuran darah, sebelum tangan lihainya membuka gulungan kain linen putih untuk membalut luka. Liu Zhenhan sampai memutar-mutar matanya tak habis sabar.
“Baju jelekmu ini kenapa?” Kepala suku Andulan menarik kembali tangan kanannya, menghisap jari tengahnya lalu meludahkan air liur kemerahan.
Setelah kepala suku mengatakan ini, semua orang memperhatikan bahwa "Jubah Nyanyian" milik tuan tanah yang terbuat dari kulit landak Lide, meskipun sebagian besar duri landaknya masih terkulai lembut, namun beberapa duri yang tegak karena bentuk tubuh kini berdiri kaku dan sangat kokoh.
“Lihat bola es yang dipasang di ujung jubah ini? Beku! Aku ingin membekukan semua duri landak ini sampai keras. Kalau para bangsawan masih mau mengomel, aku akan 'bermesraan' baik-baik dengan mereka.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak sampai lukanya tersentak, membuatnya meringis kesakitan.
“Rupanya begitu! Kukira kau ingin mendinginkan suhu!” Kepala suku Andulan mengejek, “Bangsat! Apa kau tidak bisa memikirkan hal lain selain ide licik untuk menjebak orang?”
“Soal pendinginan itu cuma ngibulku. Sejak pertama kali menyerahkan ini, Yang Mulia Paus sudah bilang kalau ‘Jubah Nyanyian’ punya kemampuan mengatur suhu, hangat di musim dingin dan sejuk di musim panas. Kalau tidak, Shaman Divine Comedy zaman dulu pakai ini di musim panas pasti jadi gila karena kepanasan!” Liu Zhenhan melambaikan tangan dengan kesal: “Kepala suku, jangan ngomong yang nggak penting. Mutiara Nagaku mana? Cepat tunjukkan! Kalau nggak dikasih lihat, aku bisa gila nanti!”
“Kepala suku, cepat keluarkan. Aku juga penasaran,” Master Santo Ajaib ikut mendesak.
“Iya nih...” suara-suara penasaran lain segera bergema.
“Oh kalian semua tertarik sama barang bangsa naga ya? Kuberi tahu, mutiara naga itu sudah kubuang! Mau apa?” Kepala suku Andulan marah memandangi tuan tanah, lalu melirik tajam ke sekeliling. Setelah puas memamerkan kewibawaan pejabat, barulah ia mengeluarkan mutiara hijau sebesar gigi geraham dari sakunya.
Benda yang diidamkan Liu Zhenhan ini, dalam istilah Timur disebut "Lizhu", akhirnya muncul di hadapannya. Di inti mutiara hijau transparan itu terdapat bintang perak. Tertembus cahaya, bintang perak itu seolah berputar-putar di dalamnya.
"Cantik sekali! Hehe... Bulat-bulat, cuma agak kecil." Liu Zhenhan mengulurkan tangan ingin mengambil, namun Kepala suku Andulan tiba-tiba mengepalkan telapak tangan membuatnya gagal menyentuh.
"Yang terkonsentrasi biasanya adalah esensi." Sang kepala suku berkata serius. Begitu kata-kata ini keluar, si kurcaci dan beberapa setengah manusia seketika berdiri tegak bak patung.
"Benar-benar, Kepala suku, cepat katakan, apakah mutiara naga ini bisa menawar racun? Racun Yitiao dan burung beo masih seperti batu yang menindih hatiku." Liu Zhenhan menarik napas dalam, setelah berpikir panjang akhirnya tak berani bersikap kasar pada sang kepala suku.
"Pertama jawab, jika mutiara ini bisa menetralkan racun, maukah kau membantu Tang Beierjina juga?" Kepala suku Andulan mengepal lebih kencang sambil menatap mata Richard.
"Tang Beierjina adalah Tang Beierjina, Murinio adalah Murinio. Kepala suku, pertanyaanmu ini seolah merendahkan diriku." Liu Zhenhan menggelengkan kepala dengan senyum getir: "Mencampuradukkan dendam pribadi dengan keluarga lawan, sungguh tidak etis."
"Dengan jawabanmu ini aku lega." Kepala suku Andulan menjejalkan Mutiara Naga Giok ke tangan Liu Zhenhan, menepuk-nepuk punggung tangannya: "Richard, sebenarnya tetap kalimat usang yang sudah kukatakan sepuluh ribu kali, lebih baik selesaikan permusuhan daripada terus berkonflik... Oh ya... Sekadar informasi, apakah mutiara ini benar-benar bisa menawar semua racun, aku pun tak tahu."
"Master, bagaimana denganmu? Ada pendapat yang ingin disampaikan?" Liu Zhenhan memutar-mutar Mutiara Naga itu, memiringkan kepala sambil menatap Master Puskash.
Sang Master tidak berkata-kata. Ia menerima mutiara itu dan memeriksanya berulang kali, lalu menutup mata untuk berkonsentrasi. Setelah membuka mata, ia menggelengkan kepala dengan senyum getir dan menunjuk Ning Yu: "Aku tak berani sembarangan berkomentar. Mari kita dengar pendapat ahlinya."
"Master, Anda sudah merasakan kekuatan elemen murni dalam Mutiara Naga ini. Langsung saja utarakan temuan Anda. Suku Moshao dalam sejarah belum pernah memperoleh Li Zhu, kalau aku yang bicara mungkin hanya bisa menebak-nebak." Ning Yu tersenyum sambil mengibaskan tangan.
"Kalau begitu aku akan berpura-pura menjadi ahli sebentar." Master Puskash menjilat bibirnya, memandangi sekeliling mata yang penuh kehausan akan pengetahuan, lalu mulai berbicara sambil memutar Mutiara Giok Naga: "Mutiara ini bukan Kristal Naga. Secara visual, sama sekali tidak ada gelombang elemen magis. Tapi dari eksplorasiku, di dalamnya tersimpan kekuatan elemen yang sangat kuat - bukan kekuatan magis, melainkan energi kehidupan murni..."
"Kekuatan elemen Naga Giok? Apakah itu mantra tanaman 'Green Wonderland' sihir tingkat tinggi yang bisa dikeluarkan instan?" Helen membuka mulut lebar.
"Menurutku... mungkin lebih tepatnya 'Baju Duri Berduri' miliknya?" Mo'er memiringkan kepala sambil berpikir, mengajukan pendapat berbeda.
“Kemampuan anti racun monster tumbuhan adalah yang paling luar biasa, seharusnya bisa menangkal racun!” Kedua naga peri matanya berbinar.
“Bukan itu.” Master Puskash menggelengkan kepala, tersenyum tipis: “Apakah kalian lupa, angin musim semi bertiup dan tumbuh kembali, pohon tua bertunas baru, inilah karakteristik tumbuhan. Sumber kekuatan monster tumbuhan juga demikian.”
“Kemampuan regenerasi alami!” Liu Zhenhan tersadar, monster tumbuhan memang terkenal dengan pertahanan. Kemampuan penyembuhan diri justru menjadi tolok ukur tingkat monster kayu.
“Jancuk! Bukankah ini efek serupa 'empedu ular Feiwenli'? Yang bisa ditelan tanpa detoksifikasi! Bos pasti butuh, berikan ke bos!” Fatty Luo terkekeh riang.
“Tidak masuk akal! Ular Feiwenli kan monster racun? Bukan monster tumbuhan, kenapa punya kemampuan regenerasi? Ini melanggar hukum alam!” Liu Zhenhan merasa bingung.
"Bodoh! Kekuatan elemen dan kekuatan alam pada dasarnya sama, berasal dari sumber yang sama! Apakah kau tidak mengerti prinsip kesatuan segala hukum? Lebih baik kau tanya dulu pada dukunmu sebelum bicara padaku! Tahukah kau apa itu racun sebenarnya?" Master Puskash tersenyum sinis: "Obat pun mengandung tiga bagian racun! Bukankah sejak kecil Tabib Shaman Behemoth kalian belajar kalimat ini saat mempelajari pengobatan? Apa itu racun? Apa itu obat? Adakah batasan yang jelas? Richard, tahukah kau, terkadang racun bisa menyelamatkan nyawa, sementara obat baik pun bisa membunuh! Penyembuhan diri bisa mengandalkan kekuatan nyawa, tentu juga bisa menggunakan obat!"
"Hēhē, sama seperti orang baik dan jahat ya? Tidak ada batasan pasti, tergantung sudut pandang." Liu Zhenhan terkekeh, perkataan sang Master cukup masuk akal. Dulu di medan perang, dolantin digunakan untuk menyelamatkan nyawa, tak ada yang menyebutnya sebagai narkotika.
“Kemampuan penyembuhan diri dan regenerasi naga tanaman biasa dengan Ular Feiwenli pasti memiliki jarak tertentu. Jika membandingkan kemampuan regenerasi Naga Hijau Batu Giok dengan Ular Feiwenli, pasti yang pertama lebih unggul; Namun satu bergantung pada kekuatan sumber alami, sedangkan yang lain mengandalkan kekuatan obat, secara esensial berbeda; Aku tidak bisa memastikan apakah mutiara naga memiliki efek ajaib itu. Setelah kehilangan tubuh naga sebagai media dan wadah, kekuatan sumber alami dalam mutiara ini pasti tidak bisa lagi berfungsi 'regenerasi' yang sangat luar biasa, tapi kemampuan penyembuhan kuat masih bisa bekerja. Berdasarkan analisisku terhadap perilaku Naga Giok yang terluka dalam ingatanku, kamu harus banyak minum air ke depannya, minum sebanyak-banyaknya! Semakin banyak air yang diminum, kecepatan penyembuhan dari mutiara naga tanaman ini akan semakin luar biasa. Kamu pasti mengerti arti 'angin musim semi yang menghujani hujan' kan? Naga Giok yang terluka bisa minum air dalam jumlah yang mengerikan!” Master Puskash tersenyum mengembalikan mutiara naga ke tangan Liu Zhenhan: “Mutiara naga ini harus disentuh langsung untuk mengaktifkan kekuatan sumber alami, jadi simpanlah di tempat yang mudah dijangkau. Air dan Mutiara Naga Giok, itulah yang paling kamu butuhkan sekarang.”
“Mutiara Naga macam apa ini? Tak ada yang bisa menandingi 'Empedu ular Feiwenli'! Setidaknya empedu ular masih punya fungsi regenerasi.” Liu Zhenhan menggerutu. Meski benda ini agak mistis, yang paling dia butuhkan sekarang adalah mutiara penangkal racun. Lagipula dia sudah minum "Empedu ular Feiwenli", bukankah ini hanya memperindah yang sudah indah?
“Kenapa bicara seperti itu! Kau lupa dulu setelah minum empedu ular, kau keliling mencari obat! 'Empedu ular Feiwenli' tidak mengandalkan air untuk mempercepat penyembuhan. Lihat lenganmu, sudah berbulan-bulan baru tumbuh beberapa inci?” Kepala suku Andulan berkata dengan tidak senang.
“Aku tahu, aku akan segera mulai minum air. Haha, ini benar-benar membuktikan pepatah lama, 'Minum sekali, tumbuh seinci, minum setahun, siap membajak sawah'... Aku... Jancuk...” Liu Zhenhan menggunakan peribahasa semi-vulgar bernuansa ambigu untuk mengekspresikan perasaannya. Bahunya langsung dicubit keras oleh Ning Yu, membuatnya merintih kesakitan.
“Nilai terbesar Mutiara Naga Giok terletak pada kemampuannya untuk digunakan berulang kali, tidak seperti 'Empedu Ular Feiwenli' yang hanya bisa dipakai sekali. Selama bagian vital tidak terluka dan tidak mati seketika, meski mutiara ini tidak bisa menyembuhkan cacat, ia mampu menyelamatkan banyak nyawa. Dalam perang melawan Bangsa Iblis nanti, kuharap kau bisa memanfaatkan mutiara ini dengan baik.” Master Puskash mengangkat bahu: “Tentu saja, jika kau bersikeras tidak membutuhkannya Richard, mutiara giok ini bisa kau hadiahkan padaku. Seorang Santo tidak pernah pilih-pilih.”
“Siapa bilang aku tidak butuh? Untuk apa Master Santo Qi Ao sepertimu membutuhkan benda ini? Siapa yang berani melukaimu?” Liu Zhenhan segera menggenggam erat mutiara naga di telapak tangannya, memutar-mutar matanya ke arah sang Master.
“Jangan banyak bicara, lukamu masih parah.” Ning Yu berkata dengan sedih: “Jangan terus bergerak, aku akan ambilkan air. Bukankah Master sudah bilang, semakin banyak minum air, efek mutiara ini akan semakin kuat. Mulai sekarang, minumlah sebanyak yang kau bisa.”
“Aku tiba-tiba punya ide bagus! Bagaimana kalau kita buat 'ramuan penyembuh' pakai Mutiara Naga ini? Haha, sialan! Saat berperang, kita minum ramuan ini 'gulp-gulp' sebanyak-banyaknya, pasti mirip 'ramuan merah besar' di novel ksatria itu! Kira-kira berapa harga per botolnya? Jangan sampai terlalu murah!” Liu Zhenhan menopang dagunya dengan semangat, sifat pedagang liciknya muncul lagi.
“Bukankah sudah kubilang? Mutiara Naga harus bersentuhan langsung dengan tubuh untuk memancarkan kekuatan kehidupan, dan perlu air. Cara lain tidak ada gunanya. Richard, kapan lamunan mesummu ini bisa sadar?” Master Puskash memandangi Tuan Tanah Pigge seperti melihat orang bodoh, menghela napas perlahan sambil terus menggelengkan kepala——Sang Master merasa anak ini benar-benar keterlaluan, luka parah begini masih memikirkan nilai komersial Mutiara Naga. Ide produksi ramuan merah ala novel ksatria? Omongan begini cuma pantas didengar orang dalam saja, kalau sampai terdengar orang luar, pasti jadi bahan tertawaan.
Kepala Suku Andulan di samping juga menggelengkan kepala kuat-kuat, wajahnya masam, bahkan rambutnya pun terlihat penuh kepasrahan.
"Jadi otak kalian memang kurang cerdas!" Liu Zhenhan berbaring miring di kursi, menggeliat untuk mencari posisi lebih nyaman, menerima segelas besar air dari Ning Yu lalu menenggaknya habis-habisan sebelum mengeluarkan sendawa keras: "Mengingat Mutiara Naga Giok harus bersentuhan dengan makhluk hidup untuk melepaskan kekuatan kehidupan aslinya, dan semakin banyak air semakin efektif, kenapa tidak aku coba masukkan ikan mas, sayat ekornya, ikat mutiara ini, lalu taruh di akuarium? Bukankah air di situ pasti akan terpengaruh khasiat obat? Apakah kekuatan asli yang dilepaskan ke dalam air tidak akan hilang?"
"Oh." Master Puskash terdiam membeku.
BAB 255: NAGA KEHILANGAN MUTIARA, BUKAN BERARTI NASIB BURUK
"Hehe, mungkin saja meski terdengar konyol. Secara teori masih ada kemungkinan sukses. Tapi ikan masnya yang sengsara, harus ada orang khusus yang terus-menerus melukai ekornya agar lukanya tak cepat sembuh. Tapi air di akuarium pasti akan merah oleh darah ikan, haha, benar-benar 'merah besar'." Kepala suku Andulan menjilat bibir sambil mengangguk, berkata dengan nada ahli: "Terlepas apakah hipotesis ini berhasil, yang pasti Li Zhenhan berani berpikir out-of-box. Orang lain mungkin tak terpikir ide ini."
“Terima kasih Kepala suku! Aku kebetulan ada hal yang ingin kutanyakan, aku juga penasaran... hmm... apa sebenarnya kekuatan inti dari Naga Es?” Liu Zhenhan dengan muka tebal, matanya melirik sembunyi-sembunyi ke arah Kepala suku Andulan.
Begitu kalimat ini terucap, wajah sang kepala suku langsung pucat swish.
“Richard! Nak brengsek, apa maksudmu ini?” Kepala suku Andulan menggeletak jenggotnya marah, jarinya hampir menusuk hidung Liu Zhenhan hingga cacat lagi: “Xiao Chusheng! Kau berani-beraninya mengincar Mutiara Naga milikku? Kurang ajar kau! Dengar baik-baik, itu mustahil! Kubilang, aku bukan tipe modern yang suka mengeluarkan isi tubuhnya untuk main-main! Apa kau mau mencabut jantungmu sendiri untuk dijadikan bola? Tidak kan? Kalau kau berani berniat jahat padaku, hapus segera niatmu itu! Kalau kau mau Mutiara Naga, tunggu sampai aku mati! Selagi hidup, jangan harap! Jika kau memaksa, tak usah kau sentuh, aku sendiri akan cari pisau untuk menggorok leher!”
“Aku cuma bertanya saja, Kepala suku. Jangan tersinggung.” Melihat sang kepala suku benar-benar murka, Liu Zhenhan ketakutan langsung mohon maaf sambil berusaha menenangkannya.
Awalnya dia berencana dengan baik, toh Kepala Suku telah diubah bentuk secara permanen, kekuatan dahsyatnya sudah lama disegel, tidak mungkin digunakan lagi. Sekarang dia hanyalah orang Penyu Sisik tulen. Alhasil, Mutiara Naga di rahangnya sama seperti telinga orang tuli yang tak berguna - Naga Level Enam! Mutiara macam apa ini sampai bisa jelek?
Tapi Liu Zhenhan sepertinya lupa akan hambatan besar yang tersembunyi: tradisi.
Tidak semua Naga seperti Daisy dan Ruoerna yang begitu ingin mengambil Mutiara Naga untuk belajar sihir. Begitu pula, tidak semua Naga bisa menerima bagian tubuhnya dikeluarkan menjadi koleksi orang lain.
Melihat keteguhan Kepala Suku, Liu Zhenhan merasa kecewa. Awalnya dia yakin rencana ini pasti berhasil. Sekarang harapannya pupus, sulit diterima. Dalam hati, dia menggerutu: Mengambil Mutiara Naga jelas tak ada hubungannya dengan kesehatan. Kepala Suku Andulan terlalu pelit! Suku Penyu Sisik dan Suku Model kan masih saudara, teori umur mereka bisa sampai 10.000 tahun. Saat orang tua ini mati, kuburanku sudah dipenuhi rumput liar. Daripada memikirkan Mutiara Naga, lebih baik minta Kepala Suku Andulan untuk membakar dua liang kertas kemasan dan menuangkan segelas arak di nisanku tiap tahun.
"Begitu kalian bilang, aku jadi teringat satu hal. Katanya, jika Mutiara Naga Giok diambil, Naga Giok akan kehilangan kemampuan penyembuhan dirinya. Lalu bagaimana dia nanti..." Master Puskash mengangkat kedua tangannya, melirik Kepala Suku lalu menatap dua Naga Peri itu: "Bagi Naga Giok, kemampuan regenerasi itu adalah senjata andalannya!"
"Aku agak bingung menjelaskannya..." Daisy merenung sejenak, mengedipkan matanya yang indah: "Menurutku, jika kami Naga Peri mengambil Mutiara Naga, kami bisa mempelajari sihir. Meski kehilangan kekebalan elemen, kami bisa melindungi diri dengan magi. Menikmati misteri sihir justru memberi kebahagiaan, bukan kerugian! Perbedaan ini tergantung sudut pandang sang Naga. Untukku sendiri, aku lebih mendambakan kebebasan menguasai kekuatan magis daripada memiliki Mutiara Naga. Sejak menggunakan 'Mimpi Giok' untuk menyerap kekuatan magis dari Yitiao, dan mencoba 'Pelukan Api Pelangi'... Kepuasan menggunakan sihir secara bebas itu terus menghantuiku setiap saat!"
“Saat terakhir kali aku menggunakan 'Mimpi Giok', malah bertemu dengan Kupu-kupu Magis Gabriel, sama sekali tidak sempat mencoba sihir apa pun, sungguh rugi besar!” Ruoerna mengeluh dengan nada kesal: “Tidak boleh! Aku harus merasakan bagaimana rasanya menggunakan sihir!”
“Daisy, maksudmu apakah dengan kehilangan Mutiara Naga dan kemampuan penyembuhan diri, Naga Giok justru bisa lebih memahami misteri sihir tanaman hingga melampaui batas kemampuan dan naik level?” Sorot mata Master Puskash berkilat: “Sejujurnya, naga level 1-3 hanya setara dengan Magister Sihir dalam hal sihir. Tapi naga level 4 pasti kalah melawan Archmagister. Apakah perbedaan mencolok ini disebabkan kurangnya pemahaman naga terhadap sihir elemen mereka sendiri, sehingga semakin tinggi level semakin terlihat jurang perbedaannya?”
"Benar!" Kepala suku Andulan berkata dengan tegas: "Masalah ini pernah mengganggu pikiranku selama waktu yang lama! Karena keberadaan kekuatan sumber, bangsa naga sering mengabaikan sihir dasar yang seharusnya dipelajari dengan baik. Jadi seiring peningkatan level, kesenjangan yang sudah ada sejak awal akan semakin melebar antara kekuatan tempur magis naga dan penyihir ketika level semakin tinggi! Alasan aku mulai mempelajari elemen api di kemudian hari, bukannya mengkultivasi Sihir Es bawaan, justru karena akar yang tidak kokoh - bagaimanapun kultivasinya akan sia-sia!"
"Aku, Master, dan kepala suku memiliki pemikiran yang sama." Daisy mengangguk: "Mutiara Naga yang mengandung kekuatan sumber bisa disebut sebagai berkah Dewa Naga, tapi juga belenggu dari Dewa Naga. Untuk melepaskan belenggu ini, satu-satunya cara adalah mengeluarkan Mutiara Naga..."
"...Makanya kami berdua bersikeras untuk mengeluarkan Mutiara Naga, menggunakan kemampuan sendiri untuk mempelajari sihir guna melindungi diri dan orang tercinta, bukan sekadar bergantung pada kemampuan bawaan yang diberikan Dewa Naga Hesperus untuk melawan takdir!" Ekspresi Nana saat ini mirip seperti anggota radikal faksi separatis bangsa naga.
"Ini..." Master Puskash tersenyum kecut. Dia tahu topik ini tidak tepat untuknya ikut berkomentar, apalagi baru saja mengalami masalah karena terlalu banyak bicara.
“Jangan pada melotot padaku satu per satu. Daisy, Nana, urusan kalian mengambil Mutiara Naga untuk kultivasi kemampuan sihir, suamimu ini setujui.” Liu Zhenhan tersenyum memandang dua Naga Peri.
"Kenapa?" Kedua Naga Peri itu terdiam, kebahagiaan ini datang terlalu mendadak. Tadinya mereka mengira Richard takkan pernah menyetujui, tak disangka malah diizinkan dengan mudah.
"Asalkan pengambilan kekuatan inti ini tidak membahayakan kesehatan kalian, hal lain tidak kupedulikan. Membiarkan kalian berdua melakukan hal yang diinginkan dan hidup bahagia, selalu menjadi keinginan terbesarku." Liu Zhenhan tersenyum lapang.
Kedua Naga Peri langsung merangkul kepala Liu Zhenhan dari dua sisi, "bzzzt bzzzt" menciumnya penuh semangat. Guo Guo mengernyitkan bibir kecilnya, mengacungkan tinju sambil menunjuk pipi tembemnya ke arah Daisy dan Ruoerna, lalu langsung mendapat ciuman basah juga.
"Kakak Ning Yu!" Ruoerna berdiri tegak, bintik-bintik lentik di wajah kemerahannya memerah karena girang. Dia tampak sudah tak sabar.
"Jancuk! Langsung bertindak begitu dengar kabar?" Liu Zhenhan mengejek: "Kau ini nekad banget, Nona! Sudah ku janji, mana mungkin ku ingkari? Ngomong-ngomong Nana, kata Ning Yu, Mutiara Naga kalian punya kemampuan 'Perisai Kilau Magis'. Kedua Mutiara Naga ini tak boleh diberikan ke siapapun, khusus untuk kalian berdua! Oh ya, di otakku ada Mutiara Darah yang disebut bangsa Moore sebagai 'tuo du'! Tuo du-ku ini luar biasa! Sekarang sudah menyimpan tenaga magis setara Santo! Buat apa ku simpan, mending ku berikan ke kalian!"
"Pernah lihat bangsa naga pakai peralatan magis?" Ruoerna melototi Liu Zhenhan dengan kesombongan: "Mutiara Naga sendiri masih bisa ditolerir. Kalau sudah pakai tuo du dari otakmu sebagai alat amplifikasi, buat apa kami keluarkan Mutiara Naga sendiri?"
"Siapa bilang bangsa naga tak pakai peralatan? Lihat Kepala Suku! Dia pakai tasbih amplifikasi dari 'Falanhai' pemberianku. Liat Yitiao, dari ujung kepala sampai ekor penuh peralatan magis! Kenapa kalian tak mencontohnya? Dengan peralatan bagus, kekuatan bisa lebih maksimal!" Liu Zhenhan hampir tersedak oleh ucapan Nana tadi. Niat baiknya malah dianggap angin lalu.
"Kepala suku telah dibentuk permanen, sekarang dia adalah Orang Penyu Sisik murni, tidak ada hubungannya dengan bangsa naga! Adapun Yitiao, dia adalah bantuan luar, tidak bisa dijadikan perbandingan! Aku juga dengar di Timur sana, pria yang menyentuh tangan wanita harus menikahinya, haruskah kita meniru?" Daisy menggelengkan kepala dengan tegas: "Kami berdua telah memutuskan, melalui kultivasi keras kami akan menjadi pasangan Naga Peri tempur pertama dalam sejarah! Bangsa naga mutlak tidak akan menggunakan alat apapun yang berhubungan dengan peralatan magis! Kami pun tak terkecuali! Richard, jangan buang-buang tenaga!"
"Lho? Baru saja memohon, kok sekarang berani membantah?" Liu Zhenhan terkekeh: "Berbual B banget kalian berdua!"
"Ini tradisi etnis, Richard. Tak ada Bimon yang makan batu sebagai makanan pokok saat makan kan? Memaksa bangsa naga menggunakan peralatan magis sama bodohnya dengan memaksa Bimon makan batu!" Ruoerna menjulurkan lidah.
"Aku dan Nana pasti akan menjadi pasangan Santo bangsa naga pertama! Tanpa bantuan alat atau properti apapun." Daisy melayang perlahan di udara, gaun berkibar-kibar dengan aura bangsawan, ekspresi wajahnya menunjukkan kesan "puncak tertinggi" layaknya ahli bela diri sejati, dari segi penampilan sudah sangat mendekati semua atribut kemegahan yang harus dimiliki seorang Santo bangsa naga.
Kalimat sombong ini membuat Master Puskash tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis. Belakangan ini, gelar Santo sepertinya tiba-tiba tidak berharga lagi, bermunculan seperti jamur setelah hujan, satu demi satu.
"Daisy, izinkan saya menambahkan, memiliki ambisi dan cita-cita itu baik. Tapi dari sudut pandang kultivasi sihir, terlalu muluk dan percaya diri adalah larangan besar. Biar saya tanya, tahukah kamu siapa penyihir terhebat di Benua Aigean saat ini?" Master Puskash menggelengkan kepala, mata keruhnya berkerut membentuk segitiga yang licik.
"Tentu saja Anda." Daisy tersenyum.
"Daisy, Benua Aigean memiliki dua Santo sekaligus. Meskipun Master Puskash memang luar biasa, jangan lupa ada Master Van Basten yang juga Santo. Antara penyihir tingkat suci, tidak ada istilah siapa yang lebih unggul. Jika harus memperdebatkan siapa terhebat, itu tidak realistis. Dari mana kita bisa mendapatkan standar penilaian yang adil? Kriteria untuk menilai terlalu kabur." Ruoerna menggelengkan kepala, menyatakan pendapat berbeda.
“Tunggu! Saat kalian membahas kabar dari dunia sihir ini, jangan lupakan fakta mutlak—Benua Aigean tidak hanya memiliki dua Santo!” Liu Zhenhan berteriak sambil menunjuk hidungnya sendiri, rambutnya seperti tersengat listrik: “Apa kalian menganggapku sudah mati? Aku juga seorang Santo! Aku adalah penerus puncak satu-satunya dari dua aliran sihir minor: darah dan kekuatan! Meski tak sebanding dengan Master Puskash yang ahli tri-sihir koktail, setidaknya aku tetap Santo! Lihatlah 'Tato Kekuatan'-ku!”
“Untuk seorang penyihir Santo yang bahkan pengetahuan sihir dasarnya masih tingkat pemula, aku benar-benar tak bisa terus mengingatnya.” Master Puskash tertawa terbahak: “Sungguh memalukan, Richard, aku harus meminta maaf! Melupakan statusmu sebagai penyihir tingkat suci memang tak termaafkan.”
“Tidak masalah, kapan-kapan biar kuperlihatkan keahlian kapakku!” Liu Zhenhan tersenyum kecut: “Tapi aku agak heran, selama ini dengar-dengar Stefano, Penyihir Besar Istana Kekaisaran Saint Francis, juga seorang Santo. Kebetulan Master Ottega di bawahku adalah murid terakhir Master Stefano itu. Kok di mulutmu malah Master Van Basten yang tak terkenal jadi Santo? Apa sekarang ada empat Santo di Benua Aigean?”
“Kabar burung! Siapa bilang Stefano adalah Santo?” Master Puskash memutar mata ke arah Liu Zhenhan: “Tapi penyihir terhebat di Benua Aigean yang kumaksud memang Stefano, kebetulan tebakanmu benar!”
“Apa?” Master Ottega di samping menjulurkan lidah kaget. Meski sangat menghormati mentornya, bahkan Master Ottega pun tidak berani sembarangan mengklaim gurunya pantas menyandang gelar nomor satu di Aigean.
“Mari kita klarifikasi dulu.” Master Puskash menunjuk Ottega yang bingung dan para Bimon di sekelilingnya: “Yang kumaksud sebagai 'terhebat' bukan berdasarkan level tertinggi, tapi kedalaman riset sihirnya. Jika hanya mengukur kehebatan penyihir dari kekuatan tempur dan level, maka makna keberadaan penyihir jadi terlalu sempit.”
“Masih belum paham. Kalau bukan Santo, kenapa disebut terhebat?” Liu Zhenhan bergumam pelan, matanya menyipit mencoba membaca ekspresi dua Naga Peri di sampingnya. Saat ini, Nana dan Daisy sama-sama terlihat tersadar dan tenggelam dalam perenungan.
Bab 256: Transformasi Ajaib Patung Koral
“Aku tahu kau tak mengerti, tapi pasti ada yang paham.” Master Puskash tersenyum: “Bagaimana Feilengcui bisa berubah dari Bukit Merah menjadi Kota Keramik? Kau belum lupa kan?”
“Ini ulah Master Ottega kita yang menggunakan ‘Bumi Api Membakar Kota’.” Tuan tanah mengernyitkan sudut bibirnya, menyunggingkan senyum ke Master Ottega di belakangnya, membuat sang master berkeringat deras di kening karena malu.
“Kau harus tahu, ‘Bumi Api Membakar Kota’ sudah termasuk mantra larangan. Menggunakan mantra seperti itu, bahkan Archmagister pun tak bisa sembarangan. Level Ottega hanya Magister Senior, dari mana dia bisa tampil sehebat ini?” Master Puskash berhenti sejenak, “Alasan aku menyebut Stefano sebagai penyihir terbaik di Benua Aigean adalah pemahamannya yang mendalam tentang elemen api. Levelnya masih Archmagister, tapi dia punya julukan keren di dunia sihir——‘Penyihir Paling Dekat dengan Dewa’!”
“Ini terlalu berlebihan!” Liu Zhenhan bergumam masam, menurutnya gelar sok gagah Berbual B seperti itu lebih pantas untuk dirinya sendiri.
“Bual? Hehe, pernahkah kau lihat berapa penyihir yang bisa menyegel mantra terlarang ke dalam gulungan perkamen kulit domba? Di dunia sihir kami, seorang Magister Senior membuat gulungan sihir hanya bisa menghasilkan gulungan mantra tingkat menengah—inilah 'prinsip penurunan level' yang ada secara mistis. Seorang penyihir hanya bisa membuat gulungan sihir yang levelnya lebih rendah dari kemampuan aslinya karena keterpisahan elemen saat memindahkan kekuatan dari tubuh ke kertas. Stefano yang jabatan serikatnya cuma Archmagister, tapi mampu membuat gulungan mantra terlarang yang bahkan merepotkan para Santo, wajar saja di luar disebut sebagai penyihir tingkat suci.” Master Puskash tertawa terbahak: “Tanya saja Otga, dari tiga murid yang dilatih Stefano, adakah yang lulus tanpa membawa setidaknya satu gulungan mantra terlarang?”
“Dilihat dari kekuatannya, 'Bumi Api Membakar Kota' cuma mantra terlarang skala kecil.” Daisy berbisik pelan.
“Tapi tetap masuk kategori mantra terlarang.” Liu Zhenhan mengangguk: “Pantasan Otga hanya berkonsentrasi pada elemen api dan tidak menyentuh aliran lain. Ini pasti efek samping dari metode pelatihan Stefano—lebih baik menguasai satu bidang secara mendalam daripada sekadar menyentuh banyak cabang sihir. Fokuskan seluruh energi untuk mendalami satu disiplin hingga mencapai puncak!”
"Teori Stefano masih menjadi kontroversi besar, namun tak dapat dipungkiri bahwa gelar 'Penyihir Paling Dekat dengan Dewa' ini sendiri telah mewakili pencapaian tertinggi dan pujian teragung! Dari sini terlihat jelas bahwa hierarki objektif yang ada sama sekali tidak seharusnya menjadi neraca untuk menilai kemampuan seorang penyihir. Ucapan 'Lautan ilmu tak bertepi' bahkan sudah akrab di telinga anak-anak, mengapa dua Naga Peri justru melupakannya? Cukup dengan meraih prestasi tak tertandingi dalam satu bidang sihir, seseorang layak disebut sebagai penyihir agung sejati! Jika saat mempelajari sihir hanya berkhayal tentang cara promosi level, secara mental sudah membatasi diri sendiri - ke depannya prestasi apa lagi yang bisa dicapai?" Nasihat Master Puskash ini langsung membuat dua Naga Peri itu tersipu malu.
“Saya juga bisa mengambil contoh imam Bemon. Ambil contoh Xixi, meskipun tingkatmu Richard lebih tinggi darinya, mengalahkannya adalah hal yang sangat mudah, tapi bisakah kau menyangkal keahlian luar biasanya dalam lagu perang? Bisakah kau menyangkal bakat luar biasa dari Keluarga Penguasa Nyanyian Dunia yang mewarisi lagu perang hasil modifikasi ciptaan sendiri? Atau kita juga bisa mengambil contoh Murinio, Angsa Kecil yang menguasai sihir ganda angin dan kayu, tapi berhasil mengadaptasikan lagu perang gaya baru yang cocok untuk dinyanyikan pendeta dengan Kekuatan Nyanyian sebagai penggerak. Meskipun Richard mengalahkannya, bisakah kau menyangkal kreativitas yang luar biasa ini?” Master Puskash memberikan wejangan penuh makna: “Ingat! Level tidak mewakili bakat, kekuatan tidak sama dengan pemahaman mendalam tentang kekuatan elemen! Jika kita merosot sampai mengukur kelas penyihir atau pendeta berdasarkan teknik membunuh dan peringkat vulgar, ini berarti penghinaan dan kesedihan terbesar terhadap kekuatan elemen! Mengapa Shaman Divine Comedy kalian Bemon hanya lahir dari pendeta rendah? Hmm... Menurutku, yang benar-benar memahami ajaran Shaman bukanlah para shaman tinggi yang memiliki peliharaan magis dan menguasai elemen, melainkan para Imam Angin itu!”
“Benar, ini sama seperti prajurit sejati yang tak perlu medali untuk membuktikan keberaniannya.” Daisy berkata dengan penuh hormat.
“Kami akan mengingat kata-kata Master.” Nana memberikan penghormatan kepada Master dengan merapikan gaunnya, mengekspresikan kekaguman dan rasa hormatnya yang tulus dari lubuk hati.
“Hmm... Kalian berdua masih memiliki Teknik Terbang Naga Bawaan dan teleportasi instan, namun secara ketat ini lebih tepat disebut sebagai kemampuan ras. Artinya kalian berdua bahkan tidak memiliki kekuatan magis dasar. Faktanya, kalian benar-benar tidak memiliki sedikitpun kekuatan magis. Jadi, saya ingin mengingatkan lagi: Ketika mengandalkan kekuatan magis kuat yang diambil dari monster melalui 'Mimpi Giok', memang sangat menyenangkan. Tapi jika berharap kekuatan magis kalian sendiri bisa mencapai level itu dengan cepat, itu hanyalah mimpi indah yang ilusif. Meditasi adalah hal yang sangat membosankan, latihan sihir juga tidak ada hubungannya dengan romansa atau kesenangan. Kalian bukan Ai Wei'er, putri duyung yang memiliki kemampuan merasakan elemen air secara alami. Baik dalam latihan sihir elemen air maupun pembuatan gulungan sihir, kemajuannya tidak bisa dibayangkan oleh ras-ras di Aiqin. Sihir Bahasa Naga bangsa naga membutuhkan dasar kekuatan magis yang kuat. Kalian berdua saat ini bahkan tidak memiliki setitik kekuatan magis, dibandingkan Guo Guo pun masih jauh tertinggal.” Master Puskash berkata dengan penuh kesabaran: “Karena itu, saya pribadi tidak mendukung latihan sihir. Saya tidak meragukan kecerdasan dan kebijaksanaan luar biasa kalian, tapi yang disebut bakat jarang bisa mengandalkan kelicikan dalam proses latihan sihir. Belajar buku sihir dengan tekun dan meditasi membosankan yang dilakukan hari demi hari, itulah inti dari mempelajari sihir. Meskipun kalian telah membaca banyak catatan kuno bangsa naga di Kota Naga, dan saya yakin kalian telah memahami sebagian besar isinya, tanpa cadangan kekuatan magis yang cukup, semua ini hanyalah omong kosong belaka...”
Melihat ekspresi arogan, percaya diri khas anak muda, serta sikap keras kepala yang pantang menyerah di wajah dua Naga Peri, Santo segera menghentikan ucapannya. Ia menyadari pidato panjangnya itu sama sekali tidak diperlukan. Bagi anak muda yang ingin mencoba hal baru sepenuh hati, cara pendidikan terbaik adalah membiarkan mereka terjatuh beberapa kali.
"Bagaimana pendapat kalian berdua? Pertimbangkan baik-baik saran Master ini, baru putuskan apakah akan mengeluarkan Mutiara Naga atau tidak, bagaimana?" Liu Zhenhan meneguk segelas besar air, mengerutkan kening sambil menghela napas panjang, menatap kedua Naga Peri.
"Tidak perlu! Sudah diputuskan! Kami mempelajari Magik Bahasa Naga! Bagaimana mungkin kalah dari putri duyung Bangsa Laut! Aku sudah memutuskan, pilihan pertamaku adalah sihir logam! Dengan begitu, dalam semua proses alkimia nanti, aku bisa membentuk benda sesuka hati! Pilihan kedua adalah sihir pemanggilan besar yang unik dalam Magik Bahasa Naga! Siapa tahu aku bisa memanggil elemental sekalipun!" Kerendahan hati dan kehati-hatian Ruoerna tadi telah lenyap ke negeri es di seberang .
"Aku juga! Aku juga sudah memutuskan! Aku ingin mempelajari sihir tanaman dan tanah dalam Magik Bahasa Naga, dua jenis sihir yang saling melengkapi inilah jalan terbaik!" Daisy bersemangat menyambung.
Dua Naga Peri segera berisik berdiskusi tentang bagaimana mereka akan menggunakan sihir jika menguasainya, semakin dibahas semakin tidak karuan, bahkan membahas kemungkinan mengajukan permohonan kepada dua Kota Naga besar untuk dialokasikan dua Naga Peri lain membentuk kombinasi tempur bersama mereka, membuat Master Puskash tertegun.
"Aku pergi dulu!" Master Santo Ajaib merasa dirinya benar-benar sudah tua, menggelengkan kepala, lalu melambaikan tangan pada Tuan tanah Pigge: "Richard, dalam pertempuranmu di Gurun Pasir Taklamakan ini, hal lain tidak akan kuperingatkan lagi. Kalau sempat, bawakan aku kurma gurun, katanya buah itu dijuluki 'meski tak ada lebah yang hinggap, tetap mengalirkan madu'. Aku pergi dulu, masih banyak urusan menungguku."
"Tenang saja. Nanti kubawakan 1.000 pon untuk Bapak, bisa dimakan sekaligus dilempar-lempar." Liu Zhenhan yang dicubit hidungnya oleh Ning Yu kembali meneguk air bening dengan suara "gloops-gloops".
"Jaga baik-baik Joan d'Arc untukku." Pandangan penuh kasih Master tertuju pada wajah putrinya.
"Tunggu sebentar!" Liu Zhenhan teringat sesuatu, menahan Master, lalu mengobrak-abrik kantongnya lama-kelamaan tapi tak menemukan apapun.
"Masih ada urusan lain?" Master heran melihat Tuan tanah Pigge ini yang terus menggaruk-garuk tubuhnya seperti mencari kutu.
Liu Zhenhan membuat isyarat tangan, meminta sang Master untuk menunggu sebentar. Ia memusatkan pikiran, matanya berputar-putar lama, tiba-tiba menunduk dan memandang cincin ruang di tangan kanannya dengan penuh perenungan. Dengan tepukan keras ke kepalanya, ia mengibaskan tangan mengeluarkan lingkaran cahaya berkilauan yang memuntahkan semua barang-barangnya yang beraneka rupa.
Di dalam cincin ruang Liu Zhenhan tidak banyak persediaan. Hanya beberapa peti besi persegi bergambar binatang buas bertumpuk, sebuah peti mati besar berisi Ai Wei'er dan kotak kayu cendana, ditambah patung koral yang berparakan luar biasa cantik - kali ini patung koral itu sudah mengenakan gaun panjang sutra ungu baru, tidak lagi telanjang.
Liu Zhenhan bangkit dari kursinya, memeluk erat kotak kayu cendana itu. Saat tutup kotak dibuka, ruangan langsung dipenuhi aura pelangi dan kemilau permata yang memancar ribuan jalur.
Master Santo Qi Ao segera menutupi mata dengan punggung tangan. Kilauan cahaya menyilaukan tadi telah membuat matanya berkunang-kunang.
Di dalam kotak kayu cendana ini ternyata berisi mutiara dan kristal sihir dengan berbagai bentuk. Mutiara terbesar di antaranya seukuran kepala anak kecil. Kehadirannya langsung menghilangkan hawa panas dalam ruangan. Kristal sihir di lapisan paling atas adalah bongkahan raksasa berbentuk menara dengan tujuh warna, memancarkan gelombang elemen yang sangat kuat.
"Jancuk!" Meski Master Puskash telah banyak melihat dunia, ia tetap tertegun tak percaya.
"Jangan mengumpat! Mutiara-mutiara ini apa? Di dalam otakku, Ershao, dan Sanshao masih ada tiga Mutiara Darah yang belum dikeluarkan! Itulah mutiara sejati yang terbaik! Nah, coba lihat ini." Liu Zhenhan mengeluarkan mutiara hijau tua dari kotak kayu cendana dan menyerahkannya ke hadapan sang Master. Mutiara ini memiliki tanda salib hitam di tengahnya, sebesar telur merpati, permukaannya berkilauan dengan cahaya hijau yang bergerak-gerak.
"Duduklah dulu! Aduh, lukamu..." Master Puskash hampir tak bisa menahan tawa. Ternyata dia tidak hanya mengincar mutiara di kepala orang lain, tapi juga sangat menginginkan tuo du di kepalanya sendiri. Namun melihat luka di tubuh pemuda ini, sang Master tak tega bersikap terlalu kasar. Melihat Richard berdiri kaku sambil memeluk kotak besar, Master Puskash merasa iba dan segera melangkah untuk membantu menyangga si terluka ini.
"Luka itu seperti dipenuhi belatung, bergerak-gerak terus. Jelas Mutiara Naga Giok punya keunikan tersendiri. Tenang saja, luka kecil ini bukan masalah! Dulu di medan perang tubuhku ditembus sampai seperti saringan, tetap bisa selamat." Liu Zhenhan menolak tangan Master yang hendak memeriksanya, menyodorkan mutiara hijau tua di tangannya: "Tolong periksa dulu ini. Beberapa hari lalu kubunuh seekor Kelabang Bambu Raksasa, peliharaan magis Imam Utama Wolff. Ini mutiara dari otaknya. Kulit kelabang itu sudah menghitam, mungkin sudah tua. Bisakah Anda periksa apakah ada rahasia tersembunyi dalam mutiara ini?"
"Tidak gratis kan? Hari ini sudah kuperiksa satu Mutiara Naga untukmu! Begini, berikan mutiara terbesar itu padaku! Benda ini ajaib, saat dikeluarkan udara di penginapan langsung segar..." Master Santo Ajaib itu memandangi Liu Zhenhan dengan raut wajah tak tahu malu. Saat ini dia benar-benar seperti seorang bajingan tua.
"Boleh! Aku berikan pada Joan d'Arc! Untuk menyejukkan udara di kamarnya." Liu Zhenhan tersenyum licik, mengalihkan pembicaraan.
"Kelabang bambu raksasa sebagai monster, keistimewaan terbesarnya adalah penampilan yang mencolok. Sihirnya tidak terlalu mematikan, namun sihir tanamannya mengandung banyak tipuan visual. Pada pandangan pertama, serangan tanaman seperti daun, bunga, dan sulur yang ditembakkannya berjumlah beberapa kali lipat, namun sebenarnya hanya separuhnya yang memiliki daya rusak. Tingkat kekuatan dasar seperti ini bahkan tidak perlu diteliti lebih lanjut untuk dirasakan. Tidak diragukan lagi, ini adalah mutiara amplifikasi sihir, namun hanya berfungsi sebagai ilusi 'pengalih perhatian' seperti pepatah 'di balik kesulitan ada kemudahan'. Ketika berhadapan dengan master, mungkin tidak akan berguna." Master Puskash tersenyum sambil mengamati mutiara kelabang di tangannya, melirik Tuan tanah Pigge.
"Aku tidak memperhatikan itu sebelumnya. Saat membunuh kelabang ini, jaraknya cukup dekat. Geryon-ku melakukan serangan tiba-tiba dan langsung menghabisi-nya." Liu Zhenhan menghitung dengan jarinya: "Jika Mo'er menggunakan 'Panah Air', dengan efek ilusi tanaman berlipat ganda dari mutiara ini, dari 72 panah air asli, bukankah akan muncul ratusan daun palsu sebagai kamuflase?"
“Begini keadaannya, tapi aku juga sudah bilang, ini tidak terlalu berguna bagi ahli sihir sejati. Tidak ada penyihir yang akan bertarung jarak dekat denganmu. Begitu jarak terbuka, trik pengalih perhatian seperti ini kurang bernilai.” Master Puskash tersenyum lebar, terus mengangguk-angguk: “Mutiara Kelabang Bambu ini sementara akan kubenamakan ‘Mutiara Liu An Hua Ming’. Jangan salah, kalau dipikir-pikir lagi, ini memang cocok untuk Saint-Odio sepertimu yang kemampuan magisnya terbatas. Bayangkan, mutiara ini bisa memproduksi dedaunan dan bunga-bunga untuk menutupi serangan magismu. Seperti kencing babi yang dilempar ke orang, meski tidak sakit, tapi cukup menjijikkan.”
“Jancuk!” Liu Zhenhan merebut mutiara kelabang itu, mengacungkan tinjunya sebesar panci ke arah Puskash: “Jangan ikut campur! Saint-Odio selevel aku perlu alat bantu ini? Hmph! Mutiara-mutiara ini kusiapkan untuk Xixi. Gadis itu bisa memainkan 'Chord Dering Air Mata' dengan kecapi mutiara tujuh senar, Jancuk! Itu adalah kemampuan ras prajurit buaya muara klan Kadiyle, panah air air mata buaya! Dengan tambahan mutiara ini untuk mengelabui, dari balik tumpukan daun tiba-tiba meluncur panah-panah air, yang menghalangi pasti mati!”
"Tidak buruk! Benar-benar tidak buruk. Kedepannya saat perang dengan Bangsa Iblis dimulai, aku tidak akan lupa membawa sedikit 'Mata Air Elemen' koleksi Penjaga Pohon untuk Xixi dan Mo'er. Asalkan bisa terlibat dalam serangan langsung, baik Penyihir maupun Pendeta, semua akan kebagian!" Master Santo Ajaib merasa lega.
"Murinio juga menciptakan lagu perang jenis serangan sendiri, Jangan lupakan dia." Liu Zhenhan tersenyum sinis.
"Kamu juga jangan terus berkonflik dengannya! Tidak ada gunanya." Begitu mendengar Richard menyebut nama Murinio, Master Puskash langsung merasa kepalanya terasa seperti dua ekor besar.
"Apa yang disebut bermakna? Apa yang disebut tak bermakna? Sekarang aku belum mendapatkan mutiara Li penangkal racun legendaris, bagaimana dengan 'Bloody Mary' di tubuh Yitiao? Bukankah harus mencari dukun Medusa yang punya racun ulat pemakan racun?" Liu Zhenhan mendengus dingin: "Aku dan Murinio tetap harus bertarung, sepertinya ini tidak bisa dihindari."
"Terserah kalian berdua!" Wajah Master Santo Ajaib menjadi muram: "Aku juga tidak tertarik lagi mengurus urusan kacau kalian! Bertarunglah! Kalian berdua sama-sama pahlawan! Kalian berdua sama-salah Berbual B! Obisilachi!"
Sifat keras kepala orang tua Santo Ajaib itu muncul. Setelah bicara, tanpa pamit sama sekali, dia langsung pergi mengibaskan lengan bajunya. Meski Liu Zhenhan berteriak minta maaf, dia sama sekali tidak menghiraukan.
"Bangsat!" Liu Zhenhan sangat marah.
Suasana sekitar seketika menjadi sangat mencekam, para Bimon saling melirik dengan mata membelalak, takut membangkitkan kemarahan tuan tanah yang sedang emosi.
"O'Neill! Dalam waktu satu hari besok, tangkap kembali satu Dukun Medusa untukku!" Liu Zhenhan menggeretakkan gigi kepada penyair kuda nil itu.
"Tidak masalah!" Si Gendut O mengangguk seperti ayam mematuk beras, tapi kemudian wajahnya berkerut bertanya: "Tapi bagaimana jika kami tidak berhasil menangkap dukun yang memiliki racun parasit? Kali ini banyak pendeta dari Kota Caiyu datang, masing-masing membawa dua dukun, ada yang tiga. Karena kita sudah pernah mencoba sekali, mereka sudah waspada. Jika gagal lagi kali ini, benar-benar tidak ada kesempatan lagi!"
"Menyebalkan..." Liu Zhenhan menggesek-gesekkan giginya, juga pusing: "Sudah, untuk sementara tunda dulu. Kita bicarakan lagi nanti."
Saat itu Ning Yu diam-diam menarik lengan baju Liu Zhenhan. Liu Zhenhan menoleh dan berkedip-kedip bertanya: "Yu, apakah kamu punya ide bagus?"
"Ada masalah besar." Helen di samping kesulitan menelan ludah.
"Masalah besar? Masalah apa?" Liu Zhenhan melirik ke sekeliling, mendapati para istrinya memandangnya dengan ekspresi aneh. Wajah Joan d'Arc dan Xixi memerah padam, sementara alis Kepala suku Andulan sudah miring seperti padi yang diinjak-injak kerbau gila.
“Berkutat dengan mayat hidup.” Liu Zhenhan benar-benar merasa seperti tidak mengerti sama sekali, dia memandangi dirinya dari atas ke bawah. Jubahnya memang terbuka, tapi dalamannya kan masih pakai celana dalam, tidak mungkin ada yang terlihat!
“Simpan baik-baik surat perintah ini, dasar! Tawuran tetap jalan, produksi terus berjalan!” Liu Zhenhan sudah malas menyelidiki mengapa semua orang melototi dirinya. Lagipula ada saja orang yang suka terlalu heboh memperhatikannya, Lao Liu sudah kebal. Dia mengambil surat pengantar dari Imam Utama Angsa di meja, menyodokkannya ke tangan Kepala suku Andulan sambil tertawa terbahak-bahak.
“Ngapain ketawa!?” Kepala suku Andulan bermuka masam.
“Ada apa sih?” Liu Zhenhan kesal setengah mati, kenapa hari ini terus-menerus dimarahi?
Guo Guo di lantai mengangkat pantat sambil melompat-lompat. Di otak kecilnya yang diikat bandana merah ala bajak laut itu, sepasang telinga besar tegak berdiri. Dia menunjuk-nunjuk sesuatu sambil berteriak-teriak pada Liu Zhenhan.
Benda yang ditunjuk Guo Guo itu tak lain adalah patung koral.
Liu Zhenhan baru melirik sebentar, langsung terjengkang di lantai.
BAB 257 MISTERI PATUNG KORAL
Lekuk tubuh patung koral itu masih terlihat begitu anggun.
Wajah cantik bak bunga pun tetap memesona.
Sepasang mata biru yang memancarkan kilauan memesona, masih bergelombang seperti riak air musim semi. Dari sudut manapun Anda berdiri, selama Anda menatapnya, Anda dapat merasakan dengan jelas bahwa pandangannya terus-menerus menyampaikan getaran perasaan tak terucapkan ke arah Anda.
Ini adalah mahakarya yang luar biasa indahnya. Keaslian dan kecantikannya mampu memenuhi siapa pun dengan kekaguman saat pertama kali melihatnya. Setelah menggosok mata, kekaguman itu berubah menjadi kekecewaan mendalam dan penyesalan tak terkira, lalu menghela nafas dalam hati: Andai saja dia nyata!
Karena ekspresi emosional yang terlalu nyata dan kecantikan yang terlalu memukau dari patung koral ini, hampir tidak ada yang mau percaya ini hanyalah hasil formasi alami gading koral. Sebaliknya, mereka yang pernah menyaksikan sorot matanya yang memikat lebih memilih mempercayainya sebagai kecantikan purba yang terlupakan oleh waktu daripada benda mati - pemahaman yang lebih seperti dongeng ini justru lebih mudah diterima.
Tapi hari ini, patung koral ini tiba-tiba muncul dari selubung waktu. Melalui gaun panjang tipis berbahan sifon, terlihat tonjolan lembut di perutnya yang ramping, membentuk lengkungan indah yang kontras mencolok dengan siluet tubuhnya yang anggun.
Liu Zhenhan yang biasanya selalu kasar dan ceroboh, di bawah tatapan begitu banyak orang, jika tidak bisa menangkap keanehan ini, dia bukan lagi Liu Zhenhan.
Jika orang lain masih punya sedikit keraguan, Liu Zhenhan yang pernah memiliki hubungan sepintas dengan patung koral ini justru dipenuhi kebingungan, kekacauan, dan keterkejutan.
Meski belum pernah makan daging babi, setidaknya pernah melihat hewan Luo Sha berlari. Tonjolan aneh ini berarti dan membuktikan sesuatu, membuat Liu Zhenhan langsung melompat ke kesimpulan yang paling mungkin namun juga mustahil, hingga membuatnya sendiri merinding.
Patung koral hamil? Liu Zhenhan sama sekali tidak mau percaya ini nyata. Kejadian ini terlalu mendadak, dia sama sekali tidak punya persiapan mental — sebenarnya mustahil baginya untuk mempersiapkan diri.
Yang membuat tulang punggungnya terasa dingin adalah kedua tangan patung koral itu kini berada di atas perut dengan gerakan mengelus yang lembut dan penuh keibuan — sebelumnya Liu Zhenhan ingat jelas menyilangkan tangannya di dada setelah memakaikan baju. Setelah peristiwa samar-samar di Kuil Ross yang belum jelas nyata atau tidak, dia tak pernah menyentuhnya lagi. Lalu dari mana perubahan pose ini berasal?
“Jangan terus berkhayal!” Kepala suku Andulan menatap kosong ke arah patung koral ini, tiba-tiba menggelengkan kepala dengan senyum getir: "Kita pasti salah menafsirkan! Pasti ada alasan tertentu mengapa bentuk patung koral ini berubah! Aku larang kalian terus berprasangka buruk!"
Liu Zhenhan masih duduk di tanah, tak bergerak, matanya kosong. Suasana sekitar senyap mencekam.
Perkataan Kepala suku Andulan kurang meyakinkan. Dalam tradisi Benua Aigean, koral, amber, dan mutiara adalah tiga permata organik utama yang bentuknya tetap abadi tanpa kerusakan eksternal.
"Lebih baik kita minta Noxadnarmas memverifikasi!" Ning Yu mencoba tetap tenang, meski ketenangannya terasa dipaksakan.
Seperti dugaan yang lain, Ning Yu juga sempat berpikir patung koral ini hamil karena tonjolan aneh itu. Tapi segera dia membatalkan pikiran itu - ini kan patung koral! Jika patung bisa hamil, bukankah semua patung dewa batu di Dataran Liar Donau juga bisa hamil? Untung ini masih sebatas dugaan, belum terbukti.
Satu-satunya yang tak dipahami gadis bijak ini adalah: Mengapa Richard panik sampai seperti itu...
Jangan-jangan...
Apakah dia benar-benar bersama sebuah patung koral...
Ning Yu segera menolak pikirannya untuk melanjutkan.
Meski pertanyaan serupa juga muncul di benak Helen, Mo'er, dan dua naga peri, beberapa pasang mata indah itu menatap tajam ke arah Richard yang sedang bangkit perlahan dari tanah, sorotan mata penuh tanya.
Pikiran Liu Zhenhan saat ini sudah kacau seperti bubur Laba, pusing tujuh keliling. Dengan sedikit panik, dia menghindari tatapan penuh pertanyaan itu.
Dukun Nostradamus yang mendengar panggilan nyonya bos langsung berlari kecil mendekati Ning Yu, membungkuk hormat. Sang nyonya bos berbisik pelan di telinga dukun itu. Mulut dukun terbuka lebar, sesekali mengangkat kepala melihat nyonya bos. Setelah terdiam beberapa saat, dia mengangguk bingung lalu mulai mengitari patung koral.
Tapi pengamatannya sia-sia. Di Benua Aigean, semua profesi medis baik pastor, dukun maupun biarawan belum memiliki spesialisasi ginekologi. Semua persalinan dilakukan di rumah dengan bantuan nenek-nenek berpengalaman. Meski para dukun punya sedikit pengetahuan dari kabar angin, itu hanya untuk perempuan Behemoth, bukan untuk patung koral hamil.
“Dukun Nostradamus melihat lama-lama, mengukur denyut nadi Patung Koral, lalu membuka kelopak matanya. Dia mengkerutkan otak dan mundur sambil terus mengorek lubang hidung besarnya, tak bisa mengucapkan sepatah kata pun.”
“Pengosongan!” Nyonya bos Ning Yu mengerutkan alisnya yang seperti daun willow: “Semua yang tidak berkepentingan, keluarlah dari penginapan!”
Setelah Ibu Suri bicara, para Bimon yang diam-diam menduga apakah bos benar-benar seekor mesum dan hidung belang terpaksa menahan keinginan mereka untuk menyebarkan gosip. Dengan enggan mereka mengerutkan mulut dan mundur dari lobi penginapan – Bimon-bimon ini bukan bodoh, pengosongan oleh nyonya bos justru membuktikan kebenaran dugaan mereka dari sudut lain.
Beberapa kepala milisi yang berhak tinggal memandang nyonya bos dengan sikap mencurigakan, dalam hati berdoa jangan sampai diusir. Tapi kekecewaan mereka datang ketika Nyonya bos Ning Yu tanpa ampun menunjuk mereka lalu menunjuk pintu.
“Bicaralah!” Daisy yang melihat semua orang sudah pergi, menyeringai ke arah Dukun Nostradamus: “Apa sebenarnya yang kau temukan?”
“Denyut nadinya tidak terdeteksi!” Dukun Nostradamus berkata dengan wajah putus asa: “Lengan Patung Koral ini hampir sama seperti manusia biasa, kulitnya elastis dan hangat saat dipegang, tapi... tapi sama sekali tidak ada denyut nadi!”
“Omong kosong！”Ruoerna berseru, “Ini masih perlu kau katakan? Aku sudah tahu sebelumnya, patung koral ini memiliki kulit lebih halus dari sutra asli, aku bahkan pernah merabanya!”
“Tanpa denyut nadi seharusnya sudah mati! Nyonya bos! Patung koral ini sama sekali tidak memenuhi syarat dasar yang harus dimiliki makhluk hidup!” Dukun Nostradamus merasa sangat tersakiti, “Dia jelas-jelas benda mati!!”
Kepala suku Andulan tidak menyela, maju dan menempelkan dua jarinya di pergelangan tangan patung koral – gerakan ini membuat Dukun Nostradamus semakin tersinggung, dia merasa sang kepala suku sengaja merendahkan kemampuan medisnya.
“Dulu pernah kudengar kalau patung koral ini dipersembahkan putri duyung Kou Tao untuk Richard ya?” Kepala suku Andulan mengerutkan alis. Dia juga tidak mendeteksi denyut nadi, secara medis, tanpa denyut nadi berarti tanpa nyawa.
“Saat persembahan, putri duyung Kou Tao menjelaskan patung koral ini berasal dari ‘Sumur Suci Danau Bawah Tanah’ mereka, baru muncul satu setiap seribu tahun. Aku ingat mereka juga bilang patung ini terbuat dari karang koloid mutan yang mengkristal, tubuhnya lentur. Jika pria bercinta dengannya, bakal terasa seperti di atas kapas, apalagi di dalam air akan ada gerakan menggeliat halus…” Liu Zhenhan berkata dengan muka memerah, “…Jujur saja, waktu itu putri duyung Kou Tao memberikannya sebagai alat pemuas nafsu untukku.”
Beberapa nyonya bos seketika mengeluarkan dengusan dingin. Saat putri duyung Kou Tao dari dunia bawah tanah mempersembahkan patung koral dulu, semua nyonya bos merasa malu melihat patung wanita telanjang itu dan meninggalkan pondok raksasa, sehingga melewatkan detail ini. Seandainya tahu sejak awal bahwa patung koral persembahan putri duyung Kou Tao digunakan untuk keperluan seperti ini, bisa dipastikan para putri duyung itu takkan bisa keluar hidup-hidup dari pondok raksasa.
"Putri duyung Kou Tao memang pandai memenuhi selera orang, selera mereka bagus!" Kepala suku Andulan menyindir Liu Zhenhan, jarinya masih menekan pergelangan tangan patung koral.
"Richard... Kamu tidak benar-benar..." Daisy tersedak amarah, menghentakkan kakinya kesal. Daisy merasa kecantikannya tidak kalah dari patung koral ini, kenapa Richard...
"Tahu atau tidak sudah tidak penting lagi! Noxadnarmas, abaikan dulu masalah apakah ini makhluk hidup atau bukan, cepat katakan padaku, apakah patung koral... benar... hamil?" Ning Yu bertanya dengan wajah dingin pada dukun.
"Ada urat darah kuning telur di mata patung koral, sesuai dengan gejala kehamilan, tapi aku tidak berani meraba perutnya untuk memastikan..." Suara dukun Pigge semakin melemah, matanya terus melirik ke arah tuan tanah.
"Sialan! Jangan bicara setengah-setengah!" Liu Zhenhan mengumpat gelisah.
“Secara logika, benda tak bernyawa tidak mungkin hamil, tapi saat melihat patung koral itu, aku tidak berani mengatakan hal tersebut karena ia terlalu mirip manusia.” Dukun Nostradamus berbicara cepat lalu segera menyusut ke samping.
“Sudah berapa lama kau bersamanya?” Ning Yu menatap Liu Zhenhan, tiba-tiba bertanya tanpa konteks.
“Hmm... Itu... Itu saat di kota Menzoberranzan... waktu perundingan...” Liu Zhenhan menelan ludah “gulp-gulp”, benar-benar malu tak karuan. Awalnya ingin berbohong, tapi akhirnya jujur juga.
“Artinya sudah lebih dari dua bulan.” Ning Yu menghitung hari dengan jari.
“Jika mengukur melalui denyut nadi, kehamilan 10 hari sudah bisa dipastikan.” Dukun Nostradamus bergumam pelan: “Tapi ini kan tidak punya denyut nadi...”
“Ke depannya harus ada yang menemani Li Chen di sampingnya! Ingat waktu dia ke Menzoberranzan dulu, tidak ada yang ikut!” Helen berkata dengan kesal.
“Helen... Ah...” Ning Yu membuka bibirnya yang semerbak, menggelengkan kepala sambil menghela napas, seolah ingin mengatakan sesuatu tapi mengurungkannya.
“Jangan-jangan patung koral ini benar-benar memiliki nyawa?” Liu Zhenhan memukul kepalanya dengan kesakitan: “Aku ingat waktu putri duyung Kou Tao memberikan upeti, Imam Tongkat De Shang pernah bercerita padaku kisah serupa tentang ‘wanita batu’.”
“Oh? Wanita batu? Apa itu wanita batu? Coba ceritakan.” Kepala suku Andulan terus memeriksa denyut nadi cukup lama, namun tak menemukan tanda-tanda denyut yang samar. Ia kemudian mengganti tangan dan melanjutkan pemeriksaan, sambil tak lupa menanyakan gosip.
“Kisah wanita batu ini berasal dari catatan penyair pengelana yang diperoleh Tuan De Shang secara tak sengaja di masa mudanya. Tentang kebenarannya, aku belum berani menjamin.” Liu Zhenhan menggaruk kepala, lalu melanjutkan: “Dalam kisah ini, wanita batu adalah sosok cantik yang terbentuk dari stalaktit, bersembunyi di gunung berapi pegunungan sejauh 100.000 li. Matanya memikat, tubuhnya anggun. Sekelompok kurcaci gunung menemukannya saat menambang. Karena keindahannya yang seperti diukir dewa, mereka menganggapnya sebagai benda suci pemberian Dewata Moradin, lalu memujanya. Namun seorang kurcaci bernafsu, diam-diam menjalin hubungan ambigu dengan wanita batu ini. Ingin memonopoli si cantik batu, si kurcasi pun kabur membawanya...”
“Bagaimana kemudian?” Beberapa suara bertanya serempak.
"Suku kurcaci gunung menghabiskan waktu lama untuk mengejar kembali benda suci yang diberikan dewa sejati, akhirnya menemukan pengkhianat ini. Tapi sayangnya, perut patung koral wanita itu sudah membesar. Maka wanita batu ini langsung dibelah kapak oleh kepala suku kurcaci gunung. Setelah dibelah, ditemukan bayi gemuk di dalam rongga perutnya." Mata Liu Zhenhan melirik nakali ke sekeliling.
"Demi Dewa Naga!" Dua naga peri menarik napas tajam.
"Aku tidak percaya cerita ini." Helen menggelengkan kepala.
"Aku juga tidak percaya, tapi sekarang terpaksa percaya." Ning Yu tersenyum getir: "Terlalu banyak rahasia di Benua Aigean, sedangkan yang kita pahami masih sangat sedikit."
"Cui Bixi saat itu mengajukan kesimpulan mengejutkan. Dia bilang kalau Bimon bisa berevolusi jadi bangsa manusia berbulu, tumbuhan bisa jadi Penjaga Pohon, mengapa batu tidak bisa berevolusi jadi makhluk cerdas? Begitu pula dengan terumbu karang!" Liu Zhenhan mengangkat tangan.
"Apakah dugaanmu berarti patung koral ini, serta wanita batu yang disebut Tuan De Shang saat berbual denganmu, termasuk makhluk cerdas?" Kepala suku Andulan tersenyum sinis: "Lalu jelaskan, apa penyebab patung koral ini tidak bisa bergerak? Penjaga Pohon hasil evolusi tumbuhan bisa berjalan, mana ada tumbuhan yang bisa jalan?"
"Tentang mengapa dia tidak bisa bergerak, aku sudah tidak tahu bagaimana menjelaskannya pada kalian. Aku ingat saat pertama kali menyimpan patung koral ini di cincin ruang, posisi lengannya jelas diatur menyerupai sosok Dewi Salju - kedua tangan bersilang di dada, memegang bahu. Tapi kenapa kali ini lengannya sudah terbuka?" Ingatan Liu Zhenhan selalu tajam. Orang-orang sepertinya umumnya memiliki memori yang luar biasa.
Namun perkataannya kali ini efeknya tidak kalah dengan melemparkan batu seberat lima puluh pon ke lubang tinja, langsung memicu gelombang perdebatan yang hiruk-pikuk.
"Jangan ribut!" Kepala suku Andulan membersihkan tenggorokannya dengan "ahem": "Berdebat terus seperti ini tidak ada gunanya. Kita semua tidak bisa memastikan apakah patung koral ini benar-benar hamil. Tentu saja, sepertinya tidak ada yang berani membedah perutnya untuk memastikan..."
"Menurutku dia memang hamil." Ruoerna berkata dengan yakin.
"Mengapa?" Kepala suku Andulan bertanya heran.
"Intuisi." Nana menjawab dengan serius.
"Bagaimana dengan kalian? Apakah semua berpikir sama?" Mata kepala suku beralih ke beberapa nyonya bos lainnya. Para nyonya bos itu, ada yang ragu-ragu, ada yang tegas, semuanya mengangguk. Lengkungan perut patung koral itu, bagi perempuan normal mana pun, tidak akan meragukan kemampuan logika mereka sendiri. Berdebat tentang kemungkinan adalah satu hal, tapi penilaian dari lubuk hati adalah urusan lain.
"Seorang wanita, mungkin tidak memiliki penampilan yang seksi, tetapi hati yang peka adalah sesuatu yang tidak boleh kurang bagi siapa pun."
"Bagaimana denganmu, Richard?" Kepala Suku Andulan menatap tuan tanah.
"Jangan tanya aku! Kejadian aneh belakangan ini bertubi-tubi, otakku hampir meledak!" Liu Zhenhan memegangi kepalanya, mengerang kesakitan: "Oh—mulai dari Kepala Suku Wolff yang menyusahkan aku, lalu muncul pendeta dengan tiga hewan peliharaan, aku terus terlibat dalam masalah ini, harus membantu membuktikan bahwa 'Lagu Perang Jane Eyre' Xixi bukanlah lagu perang cabul, kemudian muncul pemilihan Santa kamar tidur... Sial! Sekarang malah lebih parah, Yitiao dan burung beo semuanya keracunan berat, angsa tua berpisah denganku, lalu patung koral hamil... Oh... Aku sudah mau gila..."
"Kalau mau gila nanti saja." Kepala Suku Andulan tertawa kecil, "Jangan terburu-buru seperti itu. Sekarang aku punya cara sederhana untuk menguji apakah patung koral benar-benar hamil."
Banyak pasang mata langsung tertuju pada kepala suku. Janin dua bulan seharusnya belum memiliki detak jantung, sementara patung koral memang tidak memiliki nadi. Dengan keyakinan penuh seperti ini, Kepala Suku Andulan mengandalkan apa sebenarnya?
Bab 258 Mengambil Mutiara Menyambut Tamu
Kepala suku Andulan menyempitkan mulut kura-kura tuanya, tersenyum puas. Ia mengambil pedang seruling di tanah. Darah di ujung segitiga pedang telah mengering, berubah menjadi ungu tua. Sang kepala suku menggenggam lengan patung koral, menyingsingkan lengan bajunya. Dengan memutar gagang pedang, ia menggoreskan ujung tajam di kulit gading sehalus sutera. Di mana bilah tajam itu melintas, kulit lembut itu segera terbelah membentuk celah tipis seperti karakter "". Jaringan merah di lapisan dalam luka terlihat jelas, tapi tak setetes darah keluar dari sana.
Seluruh tatapan terpaku tanpa berkedip pada wajah patung koral. Mata patung koral masih menyimpan misteri seperti biasa, penuh makna yang tak tertebak. Kecantikan wajahnya tetap tak berubah, tak secuil pun ekspresi kesakitan terlihat.
Penemuan ini membuat semua orang merasa kecewa. Meski sudah menduga hasilnya akan demikian, tetap saja ada perasaan kekosongan tak jelas yang memenuhi relung hati - terutama Tuan Liu. Seolah-olah ruang hampa yang tiba-tiba muncul itu telah mengisi seluruh rongga dada mereka.
Eksperimen Kepala suku Andulan tidak berakhir di situ. Dengan membuang pedang segitiga di tangannya, sang kepala suku terus memutar tasbih Falanhai (cangkang kepiting relik suci) sambil mengucapkan mantra. Tak lama kemudian, gelombang cahaya emas "doa penyembuhan" menyebar cepat di luka patung koral. Di bawah tatapan puluhan pasang mata, luka tipis di lengan patung koral yang seputih salju itu mulai menutup, menyembuh, dan bekas lukanya menghilang. Kulitnya kembali mulus seperti semula, seolah luka itu tak pernah ada.
"Jancuk!" Liu Zhenhan jatuh terduduk kembali di kursinya.
Guo Guo yang berdiri di lantai sedang mengeluarkan biji kemiri dari rompi bayi untuk dimakan. Melihat kejadian ini, mulut kecilnya terbuka lebar hingga hampir menelan biji kemiri beserta cangkangnya.
Beberapa nyonya bos sama sekali membeku.
Ternyata cara Kepala suku Andulan membuktikan kehamilan patung koral ini adalah melalui metode pembuktian tidak langsung!
Luka kecil yang dibuat di lengan patung koral tadi, bagi "doa penyembuhan" biarawan asketik, ibarat "menggunakan ballista untuk membunuh nyamuk - terlalu berlebihan!" Apalagi yang menggunakan "doa penyembuhan" ini adalah seorang veteran yang telah mendalami ajaran biarawan selama ribuan tahun, lengkap dengan alat amplifikasi magis khusus "Falanhai"!
Di Benua Aigean, meskipun gelombang penyembuhan biarawan sangat termasyhur, belum pernah terdengar ada biarawan yang Berbual B sampai bisa memberikan perawatan pada batu yang pecah, mutiara yang sudutnya patah, atau karang yang hancur oleh badai - faktanya, tidak ada biarawan yang akan sebosan itu.
Mampu menerima sihir penyembuhan biarawan berarti patung koral tersebut pasti adalah makhluk hidup, bukan kristal alam yang dibentuk secara alami seperti yang semua orang bayangkan sebelumnya. Dia sama sekali bukan karang!
Sebagai makhluk hidup dengan penampakan perempuan dan segala karakteristik fisiologisnya, ditambah pengakuan tuan tanah tentang hubungan ambigu yang pernah terjalin dengannya, apakah masih perlu dipertanyakan lagi tentang tonjolan kecil di perutnya ini - apakah itu kehamilan?
Yang mengejutkan Liu Zhenhan adalah, sementara dia bersama Kepala suku Andulan dan Guo Guo masih memutar mata sambil berpikir dari mana asal fenomena makhluk hidup misterius yang tak terpecahkan ini di Benua Aigean, Ning Yu, Helen, Mo'er dan dua Naga Peri telah cepat pulih dari keterkejatan mereka. Mereka bahkan langsung berisik membahas nama apa yang akan diberikan pada bayi Richard ini, seolah menerima fakta dongeng bahwa patung koral itu adalah manusia hidup dan bukan patung karang tidaklah terlalu sulit bagi otak mereka.
"Terkadang perempuan memang lebih bijaksana daripada pria," hanya satu pikiran yang tersisa di otak Liu Zhenhan yang kekurangan oksigen, karena saat ini dia masih belum sepenuhnya percaya bahwa patung koral itu adalah sebuah nyawa.
"Pusing! Fenomena kehidupan seperti apa ini? Di mana komunitas makhluk hidup seperti ini tinggal? Bagaimana cara kita berkomunikasi dengan mereka? Dalam dua bulan lebih, lengannya hanya bergerak dari bahu ke dada. Kecepatan gerakan seperti ini, bahkan jika kita mengawasinya tanpa henti pun takkan terlihat!" Keluh Kepala suku Andulan sambil menghela napas. Kehadiran patung koral ini telah meruntuhkan semua pengetahuan sebelumnya yang dia pelajari sebagai biarawan yang meneliti fenomena kehidupan.
Mata Guo Guo sudah melebar sampai batas maksimal, wajah bulatnya hampir seluruhnya tertutupi oleh sepasang mata besar yang berkilau ini. Jelas musang kecil ini juga ingin tahu apa penyebabnya.
"Jika bicara soal cara berkomunikasi dengannya, sebenarnya ada satu metode." Liu Zhenhan menjawab dengan sedikit ragu.
"Metode apa? Cepat katakan!" Beberapa nyonya bos langsung mengerumuninya.
"Oh? Jangan-jangan kau punya kemampuan telepati seperti Tiran Mata Jahat? Atau jangan-jangan diam-diam belajar sihir aliran mayat hidup?" Kepala suku Andulan heran.
“Hmph! Aku juga ingin mempelajarinya! Jika kau tidak menyebutnya mungkin tidak apa-apa, tapi begitu kau mengingatkanku, hatiku langsung sakit! Jiwa Ai Wei'er masih terkurung dalam tubuh Mo'er. Sudah lama Master Puskash berkata, dua jiwa yang terkurung bersama dalam waktu lama bukanlah hal baik, tapi aku tak bisa berbuat apa-apa! Sekarang yang bisa menyelamatkan Ai Wei'er hanyalah uskup tinggi Gereja Saint Paul yang menggunakan Pemulihan Suci, atau mayat hidup tingkat tinggi. Ilmu gelap dan ilmu mayat hidup Bangsa Iblis juga mampu, tapi risiko transfer jiwa terlalu besar. Sekalipun gereja manusia mau membantu, aku tak berani mencoba sembarangan.” Ekspresi Liu Zhenhan muram, mendengar ini wajah beberapa nyonya bos langsung diliputi kesedihan.
“Jangan khawatir!” Kepala suku Andulan menepuk bahu Liu Zhenhan: “Begitu perang dengan Bangsa Iblis pecah, demi tujuan bersama, mungkin Paus manusia akan datang membantumu sendiri. Mengenai penyihir mayat hidup... para penyihir aliran ini dinyatakan bid'ah dan jumlahnya selalu sedikit. Jika bertemu satu, jangan angkuh, belajarlah dengan rendah hati.”
“Hm.” Liu Zhenhan mengangguk kuat-kuat.
“Masalah harus diselesaikan satu per satu, nasi juga dimakan sesuap demi sesuap.” Kepala suku Andulan tersenyum: “Sekarang kau bisa memberitahuku, dengan apa kau akan berkomunikasi dengan patung koral ini? Aku sangat penasaran! Setiap biarawan pasti tak bisa menahan rasa ingin tahu terhadap fenomena kehidupan unik seperti ini.”
“Aku juga penasaran.” Helen mengerutkan alisnya: “Richard, apa kau ingin menggunakan ‘Lagu Spiritual’ untuk merekrutnya sebagai murid? Selain masalah probabilitas, bahkan jika berhasil, itu hanya ‘Pencerahan Kebijaksanaan’ bukan hubungan batin seperti peliharaan magis. Patung koral tidak bisa bicara, kau tetap tidak bisa berkomunikasi dengannya!”
“Bodoh kecil!” Liu Zhenhan tertawa: “Dengan menjadikannya muridku, setidaknya dia bisa merekrut peliharaan magis. Jika kita merekrut naga level enam sebagai peliharaannya, bukankah kita bisa berkomunikasi?”
“Omong kosong!” Kepala suku Andulan marah. Hari ini Richard sudah dua kali mengincarnya: “Kuingatkan lagi, aku adalah Orang Penyu Sisik sejati! Naga level enam Aston Villa hanyalah identitas lamaku, sekarang sudah tidak berlaku!”
“Ini hanya analogi, bukan benar-benar akan kulakukan. Monster yang bisa bicara bukan cuma naga.” Liu Zhenhan mengangkat bahu, menjulurkan jari tengahnya menunjuk dahi patung koral.
"Langsung eksekusi!" Liu Zhenhan membacakan dalam hati "Berdiri di Atas Bukit", "Nyanyian Perang Spiritual" yang diekspresikan dalam bahasa Han. Dengan peralatan amplifikasi kekuatan nyanyian legendaris seperti "Jubah Nyanyian", Lao Liu merasa menggunakan "Nyanyian Perang Spiritual" sekarang semudah memutus paksa kecambah kacang.
"Berhasil!" teriak Mo'er girang melihat rangkaian gelombang emas menyusup ke dahi patung koral, seperti riak di permukaan air: "Benar-benar berhasil! Murid kedua! Masih ada pendeta yang benar-benar menemukan murid kedua dalam hidupnya!"
"Peluang ini terlalu kecil, tak kau sangka benar-benar kau Pong dapat." Suara Helen terdengar campur iri dan kecewa. Sejujurnya, meski selama dua tahun ini wawasannya telah meluas - mengetahui keberadaan dan penggunaan kekuatan elemen tidak terbatas pada bentuk kehidupan tertentu - sebagai rohaniwan, ia masih sulit menerima fakta non-Bimon bisa menjadi pendeta.
"Apa maksudmu, Helen!" Liu Zhenhan terkekeh: "Aku kan Shaman Divine Comedy, sudah seharusnya punya keunikan tersendiri bukan?"
"Meskipun berhasil merekrut patung koral sebagai muridmu, tapi bagaimana caranya membuatnya memperoleh peliharaan magis? Dia tidak bisa bicara, juga tidak bisa menyanyikan lagu perang. Jangan bilang tentang nyanyian perang terpendam, aku tahu dasar Kekuatan Nyanyian muridmu mengikuti standar Imam Perang, tapi nyanyian perang terpendam tidak terkait dengan tingkat Kekuatan Nyanyian! Saat ini jumlah pendeta di seluruh Kerajaan yang bisa melakukan nyanyian perang terpendam bisa dihitung jari!" Helen menggelengkan kepala: "Lagipula patung koral tidak bisa belajar tarian perang dariku, gerakannya sangat lambat. Dua bulan belum bisa menyentuh perut, kalau harus menunggu dia menyelesaikan satu tarian perang, mungkin butuh seribu tahun lagi."
Liu Zhenhan terdiam, masalah ini memang belum terpikir. Tidak bisa menyanyi maupun menari, bagaimana cara mendapatkan peliharaan magis? Berharap patung koral bisa mencapai tingkat nyanyian perang terpendam lebih tidak masuk akal daripada merekrut murid pendeta. Tidak pernah ada cerita murid biasa selain Penyanyi Jiwa Bawaan yang tiba-tiba memiliki kemampuan nyanyian perang terpendam.
"Bagaimana dengan gulungan lagu perang?" Ning Yu menatap patung koral, bertanya pada Liu Zhenhan: "Mengingat patung koral sudah melalui Pencerahan Kebijaksanaan, pasti sekarang sudah mengerti ucapan kita. Saat membuat gulungan lagu perangmu, hanya perlu pendeta menanamkan Kekuatan Nyanyian. Ini harusnya jadi pilihan, kan?"
"Tapi bagaimana cara mematahkannya saat digunakan? Masih tidak bisa." Helen menggelengkan kepala lagi.
"Andai saja Murinio bisa mengajarinya 'Ventriloquisme'." Ruoerna menghela napas.
“Murinio? Hehe, Nana, ide yang kau pikirkan ini! Menurut kalian, jika aku menggunakan tanganku untuk memegang tangannya dan membantu mematahkan 'gulungan lagu perang', apakah efek yang diharapkan tetap bisa tercapai?” Liu Zhenhan tiba-tiba mendapat ide gila, namun akhirnya sendiri yang menggelengkan kepala menyangkal pemikirannya: “Sepertinya tidak mungkin. Pada jarak sedekat ini, gejolak elemen pasti akan menyebabkan mutasi aneh. Jika sampai meledak, itu akan sangat mengerikan.”
“Berbicara tentang Murinio, bagaimana dengan burung beo kecil kita? Bagaimana dengan Yitiao? Jika masalah ini tidak diselesaikan, apakah kita harus membiarkan Yitiao menyelamatkan kekasihnya sambil membawa racun mematikan 'Bloody Mary' ini?” Daisy terus-menerus menghela nafas: “Mengapa ilmu gu beracun hanya dikuasai keluarga Medusa?”
“Aku sudah punya cara untuk mendapatkan gu beracun.” Liu Zhenhan terdiam sejenak: “Hanya agak berisiko.”
“Kamu memang selalu mengutamakan petualangan dalam memecahkan masalah. Coba jelaskan, apa rencanamu?” Kepala suku Andulan melirik sinis ke arah Liu Zhenhan.
“Sederhana.” Liu Zhenhan memandang sekelilingnya yang penuh harapan, lalu tiba-tiba mengangkat Guo Guo yang sedang mengunyah kacang hazel dari lantai: “Aku akan mengambil 'tuo du' dari otak Ershao dan Sanshao.”
“Apa?!” Kepala suku Andulan dan beberapa nyonya bos tertegun.
“Ssst! Pelan-pelan.” Liu Zhenhan berbisik: “Semakin sedikit orang yang tahu hal ini, semakin baik.”
“Bagaimana rencanamu?” Kepala suku Andulan bertanya buru-buru: “Apakah kamu sudah gila? Ershao dan Sanshao adalah bayi darahmu! 'Tuo du' adalah krisopras darah di otak kalian, begitu dikeluarkan, bagaimana mereka bisa bertransformasi bebas ke mode tiga habitat kedepannya? Dari si Gendut O kudengar, beberapa hari lalu mereka berubah jadi Penjaga Pohon berkepala dua, itupun ukuran tubuhnya membesar dua kali lipat! Dalam pertarungan jarak dekat, monster Naga Sekunder itu sampai tak sempat melepas sihir langsung dihajar sampai pingsan!”
“Kepala suku, penilaianmu itu karena belum memahami apa itu 'tuo du' dan fungsinya.” Liu Zhenhan tersenyum tipis: “Anda juga tahu, saya ini Santo yang pernah mempelajari mantra darah kuno, pernah bergaul lama dengan para Blood Elf. Mengenai 'tuo du' ini, sekarang saya sudah memiliki sedikit pemahaman; Dibandingkan mutiara monster, fungsi 'tuo du' agak berbeda. Mutiara monster lebih dekat ke kekuatan primordial, sedangkan 'tuo du' bayi darah mengandung kekuatan magis darah dan mantra darah murni, hanya punya kemampuan pemberkatan tanpa efek amplifikasi. Kalaupun ada, itu hanya amplifikasi khusus sihir darah.”
“Sebenarnya aku sudah sedikit menangkap maksudmu, enam tuo du milikmu itu fungsinya sudah kuketahui, tapi sepertinya tak ada yang benar-benar berguna.” Kepala suku Andulan terkekeh: “Kalau menurut inferensimu, mantra darah apa yang seharusnya terkandung dalam 'tuo du' Ershao dan Sanshao?”
“Dua bayi darahku untuk sementara tidak kita bahas, mari ambil contoh 'Dudu Sumpah Darah'-ku sebagai ilustrasi.” Liu Zhenhan berbicara dengan gaya khas Santo sihir darah, “Dudu Sumpah Darah ini berasal dari bayi darah seorang Magister Sihir. Setelah dipakai, cukup oleskan darah lawan ke bibir, maka kita bisa mengikat sumpah tidak saling menyerang. Dalam situasi tertentu, ini cukup berguna.”
“Sebenarnya tidak terlalu istimewa, intinya cuma untuk perlindungan diri,” kata Kepala suku Andulan.
“Sebenarnya tidak tepat berpendapat begitu!” Liu Zhenhan mengangguk, “Bayi darah Magister Sihir ini agak disayangkan memunculkan Dudu Sumpah Darah. Seharusnya bisa menghasilkan mantra serangan kuat, karena mantra darah dalam 'Dudu' mengikuti level bayi darah. Namun karena sifat acaknya, akhirnya malah mendapat mantra yang tidak berguna ini – kesimpulan ini saya dapat dari buku sihir kuno dan obrolan dengan penyihir Moore.”
“Artinya saat kau mengambil 'Dudu' dari otak bayi darah, harus beruntung karena mantra yang terkandung bisa berubah secara acak, mungkin saja menghasilkan mantra sampah,” Kepala suku Andulan mulai memahami maksud Richard.
“Bagus!” Liu Zhenhan mengangguk sambil tersenyum: “Meskipun dari dulu sampai sekarang kaum Moore tidak pernah mengkoleksi bayi darah tuo du di atas tingkat Magister Sihir, tapi aturan dan logika adalah hal yang universal. Ini bisa disimpulkan dengan sedikit penalaran.”
“Apa hubungannya mengambil 'tuo du' Ershao dan Sanshao dengan permintaanmu pada dukun Medusa untuk mendapatkan racun gu?” Kepala suku Andulan masih bingung.
“Nanti kamu akan tahu.” Liu Zhenhan bersikap misterius, menyeringai lebar.
“Jancuk!” sang kepala suku tak tahan mengumpat: “Paling sebel lihat orang yang bicara setengah-setengah seperti kamu!”
“Fungsi penguatan apa yang dimiliki 'tuo du' Ershao dan Sanshao?” Ruoerna menyipitkan mata ke arah Richard, mengerutkan bibir mungilnya: “Ershao dan Sanshao kita hanya punya satu sihir transformasi tri-lingkungan, itu pun harus bergandengan tangan untuk melakukannya. Artinya 'tuo du' mereka tidak mungkin memiliki sifat acak. Maksudku, bagaimanapun juga hanya ada satu pilihan - 'transformasi tri-lingkungan'! Rencana apa sebenarnya yang kamu simpan dengan mengambil dua 'tuo du' ini?”
“Katakan, apakah mengambil 'tuo du' ini akan membahayakan Ershao dan Sanshao?” Kepala suku Andulan menyela dengan wajah khawatir.
“Tidak akan,” Liu Zhenhan menekan Guo Guo di bahunya, berkata dengan tegas: “Tuodu ini adalah sesuatu yang muncul tiba-tiba di dalam otak, sungguh sangat menjengkelkan! Aku, Ershao dan Sanshao sering mengalami migrain sebelah. Meski tidak parah, ini pasti efek samping dari 'kutukan penebusan' yang harus ditanggung dalam kultivasi sihir darah! Jancuk! Dulu dengar dari Pangeran Moore bahwa Archmagister Darah dan Santo bisa lolos dari 'kutukan penebusan', ternyata tidak benar! Mereka lolos dari kutukan tapi tidak dari migrain intermiten karena mutiara di kepala! Kali ini sekalian keluarkan juga 'Xuepo Tuodu'-ku ini! Meski migrain bagi fisikku hanya seperti digatal-gatal, tapi benar-benar memuakkan!”
“Memuakkanmu?” Kepala suku Andulan heran bertanya: “Cuma tambah satu mutiara di otak, perlu sampai segitu mengganggumu?”
“Jancuk! Jangan terlalu menjijikkan! Siapa yang mau ada mutiara aneh-aneh di otaknya? Aku bukan kerang! Lagian 'Xuepo Tuodu' Santo di kepalaku juga cuma nyediain kekuatan magis, bikin perhiasan dipakai di badan juga tetap nyediain magis. Nanti kalo bosan jadi Penyanyi Kapak, bisa pinjamin 'Xuepo Tuodu' ke Mo'er buat main, haha. Nyediain gudang kekuatan magis level saint buat Mo'er!” Liu Zhenhan setengah menggoda Kepala Suku, setengah serius berkata.
“Gudang magis buat apa? Yang penting tetap level diri sendiri. Kalo level nggak naik, kasih 'Xuepo Tuodu' ini ke Mo'er paling cuma bisa pake 'kilat berkelok-kelok' terus-terusan, nggak bisa keluarin mantra terlarang.” Kepala suku Andulan tahu maksud tuan tanah itu sindiran buat dirinya yang pelit simpan Mutiara Naga, lalu melototi Lao Liu kesal.
“Aku masih ada pertanyaan, Richard! Kalo 'tuo du'-mu dikeluarin, apa berarti semua kekuatan magismu juga ikut habis?” Daisy dengan cermat bertanya pada Liu Zhenhan.
“Apa yang ingin kamu tanya?” Liu Zhenhan memandang Daisy dengan heran, matanya berkedip-kedip lalu tersadar: “Hehe... Aku tahu pertanyaanmu! Meski tak ada penyihir garis darah yang berhasil mengambil ‘Xuepo Tuodu’ dari otaknya sendiri, aku bisa pastikan bahwa begitu ‘Xuepo Tuodu’ diambil, kekuatan magis darahku akan terkuras habis. ‘Tuo du’ ini mirip inti kristal monster – mustahil diisi ulang melalui penyerapan darah atau cara lain. Tubuhku akan seperti wadah yang sumbatnya dicabut, tak bisa lagi menyimpan kekuatan magis darah – ‘Xuepo Tuodu’ inilah sumbat itu! Tapi selama memakai ‘Xuepo Tuodu’ ini, aku tetap diri sendiri! Level sihirku tetap, selama ada cukup kekuatan magis dan tuo du, tak ada masalah.”
“Wawasanmu berkembang, Richard sekarang mulai punya aura penyihir tingkat suci. Dulu pemahamanmu tentang sihir masih seperti manusia purba.” Ruoerna mengacungkan jempol: “Berpisah sebentar, pandangan harus diubah.”
“Berpisah sebintang, rasanya seperti pengantin baru...” Aroma mesum Liu Zhenhan muncul lagi. Burung beo kecil yang tengkurap di meja sudah mengarahkan telinganya lama, mendengar ini cakarnya langsung menggaruk-garuk sambil bersuara “Braak!”.
“Kalau begitu, masalah mengeluarkan ‘tuo du’ sebaiknya dipikirkan matang-matang, soalnya sekali dikeluarkan tidak bisa dimasukkan kembali!” Daisy berkata dengan tenang: “Tapi aku juga harus mengakui rasa iri terhadap ‘tuo du’ para penyihir garis darah. Tak kusangka mulai dari Richard hingga Ershao dan Sanshao ternyata bisa mengeluarkan ‘tuo du’ mereka sendiri dan memakainya tanpa efek samping. Ini jauh lebih baik dibanding Mutiara Naga kami. Andai Mutiara Naga-ku dan Nana tidak kehilangan kekuatannya saat dikeluarkan, pasti sempurna!”
“Tak perlu iri.” Liu Zhenhan menggelengkan kepala, tersenyum sinis: “Ershao dan Sanshao membawa kutukan Dewa Phoenix Xia Gui, terlahir dengan tubuh Jian Die. Tubuh mereka baik terpisah maupun menyatu bisa menyerap semua kekuatan elemen. Selain transformasi tri-lingkungan, mereka sama sekali tidak bisa menggunakan sihir lain! ‘Tuo du’ adalah mesin fotokopi kemampuan sihir bayi darah. Jika mereka bisa menggunakan sihir kedua, perbedaan antara membawa atau tidak membawa ‘tuo du’ akan sangat besar! Ini semua kebetulan. Di Benua Aigean mana ada bayi darah Santo yang menetas hanya bisa pakai satu sihir? Siapa yang kebetulan merekrut bangsa kerang Moshao dari Timur Jauh yang bisa mengambil mutiara dari jarak jauh? Hanya bisa kukatakan, semua ini serangkaian kebetulan.”
“Sepertinya bahkan jika ada Santo Sihir Darah kedua di benua ini, pasti tidak akan terpikir untuk mengambil ‘Tuo Du’ dari dalam otaknya. Tentu saja, juga tidak berani membayangkan.” Helen tertawa ringan, membuat gerakan menebas ke kepala sendiri dengan telapak tangan: “Siapa yang tega membelah tengkoraknya sendiri hanya untuk mengambil ‘Tuo Du’ berharga ini!”
“Kesempatan ditambah kebetulan, memang harus diakui begitu.” Liu Zhenhan menyunggingkan senyum nakal sambil mengacungkan jempol ke Ning Yu, tanpa Ning Yu, semuanya hanya omong kosong.
“Jangan lupa, dulu Ba Xia sang naga kecil menggunakan ‘Kutukan Pengorbanan Darah’ untuk mewariskan kekuatan magis aliran fisik padamu. Penyihir tingkat suci sepertinya memiliki kekuatan magis koktail, sedangkan ‘Xuepo Tuodu’ adalah sumber magis. Begitu dikeluarkan, kau kehilangan kekuatan fisik bawaan. Bagaimana jika ‘Xuepo Tuodu’ ini hilang atau dicuri?” Kepala suku Andulan yang bijaksana melirik Liu Zhenhan yang sedang jumawa, memberikan tamparan keras pada sang tuan tanah.
Liu Zhenhan membeku lama tanpa bisa berkata-kata.
Diingatkan oleh kepala suku, akhirnya ia tersadar: “Sialan! Benar juga, tidak boleh dikeluarkan. Hanya kaum Elf Jatuh saja sudah jutaan yang mengincar Tuo Du dalam tengkorakku ini. Jika sampai dicuri, celaka! Sudahlah... lebih baik tetap menjijikkan di dalam tengkorakku sendiri, lebih aman!”
“Richard, sebenarnya mengambilnya tidak masalah, pencuri yang bisa mencuri sesuatu darimu mungkin belum lahir.” Helen berkata dengan nada cemburu di samping: “Sebaliknya, lihatlah dirimu, kau sudah belajar ‘mencuri orang’ di belakang kami, tugas pencurian serumit itu bisa kau lakukan, masih takut dicuri orang lain?”
“Bukan hanya itu!” Ruoerna menarik suara panjang untuk menekankan nada bicaranya: “Richard sudah lama bisa ‘mencuri mulut’, apa artinya ‘mencuri orang’ kali ini! Benar kan Richard? Mahkota tujuh lapis emasmu yang dulu itu dari mana asalnya belum lupa kan?”
“Aku ada urusan, harus pergi dulu.” Kepala suku Andulan merasa atmosfer mulai tidak nyaman, buru-buru kabur seperti minyak di telapak kaki.
“Beberapa hal seharusnya tidak kau sembunyikan dari kami, Richard, kita keluarga.” Ning Yu berbicara perlahan: “Sebenarnya aku bisa memahami tindakanmu, karena sebagai istri, kami tidak mampu memberimu keturunan – ini memang kesalahan tak termaafkan! Tapi yang ingin kukatakan, Richard, urusan seperti ini akan kuatur untukmu, kau tidak perlu buru-buru! Entah kau Shaman Divine Comedy atau bukan, perlu atau tidak menambah Santa kamar tidur, semua sudah kupersiapkan!”
“Sialan.” Wajah Liu Zhenhan memerah membara. Dia sudah tahu akan menghadapi momen ini, hanya tidak menyangka datang secepat ini.
“Istri tak sebaik selir——selir tak sebaik curi——curi tak sebaik gagal curi——” Burung beo kecil mengangkat perut ke langit, mengibas-ngibaskan cakar kecilnya sambil menghela nafas.
Kalimat-kalimat ini membuat Liu Zhenhan tertegun, bukan karena ia terjebak dalam lautan perang rakyat, melainkan karena ia penasaran: siapa yang mengajari burung beo kecil ini bicara seperti itu?
Bab 259: Usaha Tidak Mengkhianati Hasil
Sementara Liu Zhenhan menghabiskan banyak tenaga untuk menenangkan para istri yang cemburu, Olimpiade Pendeta pun akhirnya berakhir secara resmi.
Dalam ajang bergengsi ini, tidak hanya pendeta dari Feilengcui yang bersinar di babak awal, sepasang anak Imam Utama Angsa yakni Gorini dan Gormeth juga menjadi sorotan di babak akhir. Meskipun mereka hanya meraih peringkat kedua dan ketiga, prestasi ini cukup menggegerkan elite Kuil Ibukota. Pasalnya, dari awal hingga akhir kompetisi, Gorini dan Gormeth sama sekali tidak memanggil peliharaan magis mereka, hanya mengandalkan sihir bawaan untuk melaju tanpa hambatan hingga akhirnya merebut mahkota duri sebagai Pendeta Muda kedua dan ketiga. Kejadian seperti ini pertama kali terjadi dalam sejarah Olimpiade Pendeta Bemon.
Segera bermunculan berbagai spekulasi mengapa pasangan kembar ini tidak menggunakan peliharaan magis dan hanya mengandalkan sihir. Pandangan umum menyatakan mereka sengaja mengalah dengan sengaja melakukannya. Tentang alasan sebenarnya, hanya Dewata yang tahu.
Sebenarnya yang paling mencuri perhatian adalah Murinio. Garis keturunan pendeta Imam Utama Angsa ini, yang sebelumnya hanya dikenal sebagai "garis keturunan jenius" di kalangan internal, akhirnya diakui secara mutlak dan dipuja oleh seluruh ras Bimon. Jika sebelumnya mungkin masih ada Bimon yang jujur merasa meremehkan sebutan "garis keturunan jenius", kini penghinaan itu berubah menjadi kekaguman - dalam empat generasi garis keturunan ini, telah lahir dua imam utama, seorang Grand Shaman Weian, dua Imam Tongkat, seorang Shaman Divine Comedy, dan seorang Imam Agung Cambridge, dengan usia rata-rata di bawah 30 tahun. Selain kata "jenius", sulit menemukan istilah lain yang lebih tepat.
Kota Caiyu juga menunjukkan performa gemilang. Putri Wali Kota Trezeguet, Fei Wenli, akhirnya merebut mahkota pendeta muda terbaik. Sungguh mengejutkan, peliharaan magis Medusa cantik ini ternyata seekor tikus raksasa petir sebesar babi betina. Hewan raksasa dari Rawa Senja ini berpenampilan kasar dan ganas, sama sekali tidak cocok sebagai peliharaan penyihir wanita cantik. Selama kompetisi, tikus tak menarik ini justru menjadi bintang utama. Meski termasuk monster kelas menengah biasa, ia berhasil mengalahkan peliharaan magis tingkat tinggi milik seorang Imam Tongkat dengan mudah, benar-benar memukau semua orang.
Alasan kemenangan ini bukan karena kekuatan Peliharaan Magis Tikus Guntur milik Fei Wenli, melainkan karakteristik eksternal yang meningkatkan drastis kekuatan tempurnya - Tikus Guntur yang sehari-hari berkeliaran di danau aspal Rawa Senja, secara bertahun-tahun telah membentuk lapisan zirah campuran aspal dan kerikil di seluruh tubuhnya. Imam Tongkat yang bertarung melawan Fei Wenli memiliki Peliharaan Magis tingkat tinggi berupa Serigala Iblis Punggung Biru Badai. Meski serangan "Triple Bilah Angin"-nya sangat kuat, namun saat menghantam tubuh Tikus Guntur ini, hanya mampu mengelupas beberapa lapisan cangkang aspal-kerikil yang mengeras, sama sekali tidak efektif. Kekalahan sudah pasti.
Liu Zhenhan sama sekali tidak menghadiri upacara besar Pendeta di tahap akhir, sehingga tidak tahu apa-apa tentang hal ini. Baru saat menghadiri jamuan makan malam Qiudao yang diadakan malam itu, dia mendengar kejadian aneh ini; Dua Pendeta Tongkat Beruang, Deschamps dan Lemelle yang memberitahunya contoh pertempuran ini hanya mengagumi keberuntungan Fei Wenli si gadis kecil, lalu mengeluh tanpa arti kenapa seorang gadis cantik malah ditemani tikus sebagai peliharaan magis, dan itu saja; Tapi Liu Zhenhan semakin mendengar semakin terinspirasi, bahkan orang licik sepertinya pun belum pernah terpikir untuk meningkatkan kekuatan tempur peliharaan magis dengan cara seperti ini - metode ini sebenarnya sangat sederhana: bisa menggunakan resin, damar, atau aspal, biarkan peliharaan magis berguling di dalamnya, lalu gulingkan pasir, lakukan sekali sehari, setelah setengah bulan, peliharaan magis akan mengenakan lapisan zirah! Zirah ini bahkan lebih efektif daripada perisai magis!
Kenapa aku tidak terpikir sebelumnya! Liu Zhenhan menampar dahinya keras-keras, semakin dipikir semakin merasa dirinya bodoh. Sebenarnya zirah DIY seperti ini sudah lama dilakukan hewan, contohnya babi hutan di hutan yang memiliki lapisan zirah damar dan kerikil di tubuhnya, mungkin arquebus Guli pun tidak bisa menembusnya.
Feilengcui terus berupaya meneliti dan memodifikasi zirah kendaraan tunggangan, namun tak kunjung ada kemajuan. Pada Chimera berkepala dua dan Burung Raksasa Newton - kedua tunggangan terbang ini, pemasangan zirah rotan saja tidak bisa menyelesaikan masalah perlindungan sayap daging secara fundamental. Dalam pertempuran udara, jika sayap daging mereka rusak, kedua tunggangan terbang ini tidak mungkin bisa pulang dengan sayap yang bolong-bolong seperti Griffin atau Naga. Sementara Mammoth berbulu panjang menjadi masalah yang lebih pelik lagi. Tubuh mammoth terlalu besar, pembuatan zirah logam akan terkendala kapasitas industri militer Feilengcui. Selain itu, pemakaian armor logam justru membatasi kemampuan charge mammoth yang sudah biasa-biasa saja. Masalah krusial lainnya - meski seluruh kulit batu mammoth tidak memiliki rasa sakit, belalainya justru bagian paling sensitif. Pukulan keras pada belalai akan membuat mammoth mengamuk, dan semua tahu bagaimana mengerikannya mammoth yang mengamuk!
Masalah ini sangat sulit dipecahkan. Belalai mammoth yang lentur seperti tangan terampil selalu bisa melepas dan membuang armor hidung rotan maupun logam khusus yang dipasangkan, seolah sedang bermain-main.
Peliharaan Magis tikus milik Fei Wenli ini memberi Lao Liu ide baru yang segar. Ide ini tidak hanya bisa diterapkan pada kendaraan tunggangan, tapi juga pada peliharaan magis level rendah seperti kura-kura berkepala tiga milik Xixi, atau peliharaan sampah super milik Helen... Armor semacam ini tidak memakan waktu maupun biaya, selain tampak jelek dan mungkin agak pengap, tidak ada kekurangan lain. Ini adalah zirah yang paling sempurna...
Sementara Liu Zhenhan sedang melamun di sana, di pesta perayaan Perjamuan Ikan Saury, gelas-gelas terus bersulang. Baik Sang Raja maupun Yang Mulia Paus, wajah mereka memancarkan kepuasan. Melihat begitu banyak bakat muda yang bermunculan bagai bambu setelah hujan, kedua pemimpin besar ini merasa hari kebangkitan kejayaan Bimon mungkin tidak terlalu jauh lagi.
Setelah sadar, Liu Zhenhan menyadari dirinya telah dijebak oleh Bengate.
Dalam Perjamuan Ikan Saury, setiap bangsawan Bimon dan pendeta sengaja menjaga jarak dengan penduduk Feilengcui. Kecuali dua Pendeta Beruang, semua Bimon menjauhi centaur Feilengcui seolah-olah mendekat akan tertular wabah. Tak ada lagi bangsawan yang menuntut Shaman Divine Comedy membuktikan bahwa "Lagu Perang Jane Eyre" Xixi bukanlah "lagu perang cabul", juga tak terlihat keluarga bangsawan yang mendekati Helen dan Mo'er untuk merekrut kesetiaan mereka.
Liu Zhenhan bahkan jika sangat bodoh pun tahu, dirinya telah dengan mudah disingkirkan dari lingkaran kelas atas dan politik melalui cara yang paling sederhana ini.
Dunia ini kejam! Sialan! Liu Zhenhan seperti semua pahlawan senja, mengeluarkan keluh kesah tentang kehidupan.
Namun dia jelas lupa berapa banyak petinggi Bimon yang pernah dia sakiti. Bagi Liu Zhenhan, akhir seperti ini sebenarnya sangat wajar. Bahkan sebagai Pendeta Naga sekalipun, jika tidak diajak bermain dalam permainan ini, kau hanya bisa menunduk dan tetap menjadi Pendeta Naga. Apa pun yang negara tugaskan, kau harus lakukan. Pendeta Naga tanpa hak suara tak berbeda dengan pendeta biasa.
Kuil Ibu Kota dan Yang Mulia Paus seolah mendengar jeritan hati Shaman Divine Comedy. Menjelang akhir Perjamuan Ikan Saury, Yang Mulia Paus dengan khidmat mengumumkan: Posisi Shaman Kepala untuk Kontingen Ekspedisi Pendeta akan dipegang oleh Shaman Divine Comedy Richard!
Tak lama kemudian, Yang Mulia Paus juga mengadakan ritual pemberian wewenang kecil yang cukup meriah, menghadiahkan bendera regu pendeta baru kepada Tuan Liu. Bendera perang ini berlatar Gunung Suci Hyjal yang diselimuti kabut laut, berpinggirkan sulaman benang emas, dengan hiasan tengah berupa Dewa Perang dan tiga hewan kesayangannya. Di sudut kiri atas tertulis sepuluh aksara kuno Bimon yang merupakan moto abadi Pendeta Kuil - Perang adalah akademi terbaik bagi pendeta.
Liu Zhenhan awalnya mengira posisi ini pasti gagal karena konflik dengan Imam Agung Jubah Merah. Tapi ternyata Pendeta Tertinggi Bulat melakukan langkah ini, tetap menekan "ubi panas" masalah besar ini ke tangan Liu Zhenhan, membuatnya bingung antara ingin tertawa dan menangis - Dia tahu Sang Paus sengaja melakukan ini untuk mengalihkan semua tuduhan ke dirinya selaku Shaman Kepala kelompok pendeta saat berebut rampasan perang dengan Departemen Militer nanti. Liu Zhenhan tidak merasa tindakan Paus ini salah, hanya merasa ironis - Apakah setelah melalui begitu banyak peristiwa, Yang Mulia Bulat masih naif mengira dirinya adalah buah persik lunak yang bisa diremas seenaknya?
Kali ini, gerakan Kerajaan memang sangat besar. Regu pendeta yang melakukan ekspedisi ke Gurun Pasir Taklamakan telah menjadi sistem terpisah sejak awal pembentukannya. Karena mayoritas Pendeta Kuil yang ada saat ini memiliki level tidak tinggi dan peliharaan magis tidak kuat, komposisi regu pendeta pendamping ini dibagi menjadi dua bagian utama dengan total formasi 100 orang. Separuhnya dipilih dari pendeta muda yang mengikuti Festival Pendeta Olimpiade, bertujuan memberi pengalaman perang kepada pendeta muda. Setelah perang berakhir, mereka akan menjadi tulang punggung untuk membentuk angkatan pertama Akademi Pendeta Cambridge. Separuh lainnya direkrut dari Kuil-Kuil Utama, didominasi oleh para Imam Tongkat yang pernah mengalami Perang Bintang Selatan. Kuil Utama mengirimkan tiga Imam Utama jubah emas sekaligus plus Shaman Divine Comedy Richard sebagai pemimpin. Jika ditambah dengan imam perang yang bertugas di militer, Kuil Bimon benar-benar mengerahkan semua pasukan elitnya kali ini.
Menurut mulut burung gagak Liu Zhenhan—Jika semua pendeta ini gugur, para petinggi Kerajaan dan Kuil pasti akan loncat dari balkon! Kenyataannya memang demikian. Jika semua Imam Tongkat, separuh imam perang, dan bakat-bakat muda benar-benar gugur semua, Kerajaan Bimeng sungguh tidak akan sanggup menanggung pukulan seberat ini.
Mengenai komposisi pasukan ekspedisi, staf Departemen Militer telah menyusun daftar yang disahkan sebelum upacara besar Pendeta digelar, dan telah dilaporkan kepada Sang Raja dan Dewan Tetua. Semua pasukan yang terlibat kini telah bergerak ke garis perbatasan, dengan persediaan militer besar-besaran telah dialokasikan dari kas negara ke kota perbatasan Oasis Cambridge. Tinggal menunggu kedatangan rombongan Pendeta ekspedisi, maka pasukan akan segera bergerak masuk ke gurun.
Pasukan Kerajaan Bimeng untuk menyerang manusia gurun kali ini tidak terlalu mengandalkan pasukan penjaga perbatasan dari provinsi lain, namun mengutamakan Pasukan Pengawal. Legiun "Cambuk Dewa Perang" dari ibu kota mengerahkan sepuluh resimen, bersama lima resimen kavaleri Wolff dari Provinsi Tenggara, membentuk pasukan serangan utama. Bagi legiun Pasukan Pengawal yang berjumlah 20.000 personel dengan formasi resmi yang sebenarnya belum lengkap ini, skala pengerahan kali ini sudah merupakan yang terbesar yang bisa dilakukan.
Provinsi Timur Laut dengan "Korps Tulun" tahun lalu kehilangan dua resimen di gurun, dan dua resimen lagi dalam formasi mereka hancur. Pasti Tuan Rosenborg sang Gubernur Timur Laut terdesak, kali ini bahkan mengerahkan dua resimen elit untuk bertempur – "Korps Tulun" juga dijuluki "Legiun Trisula", julukan ini berasal dari tiga resimen elit utama dalam legiun tersebut. Ketiga resimen ini seluruhnya terdiri dari prajurit Suku Pigge: Resimen Infanteri Babi Hutan, Resimen Pelempar Tombak Landak, dan Resimen Kavaleri Babi Liar, dengan perwira-perwira yang banyak ditempati prajurit Elephanten. Kali ini, kecuali Resimen Kavaleri Babi Liar yang mobilitasnya kurang unggul tidak ikut bertempur, Resimen Infanteri Babi Hutan dan Resimen Pelempar Tombak Landak semua terjun ke medan perang. Tampaknya Gubernur Rosenborg bertekad membalas kekalahan memalukan sebelumnya.
"Pasukan ‘Bergulat dengan Naga’" dari Provinsi Selatan kali ini juga mengerahkan dua resimen. Sebagai provinsi dengan karakteristik geografis yang unik, "Pasukan ‘Bergulat dengan Naga’" awalnya memiliki formasi resimen campuran, yaitu terdiri dari pemanah suku Haus dan prajurit Berbual yang membentuk batalyon untuk beroperasi bersama di hutan pegunungan. Namun untuk menyatukan komando, kali ini "Pasukan ‘Bergulat dengan Naga’" melakukan restrukturisasi formasi dengan membentuk satu resimen pemanah Centaur dan satu resimen prajurit Bimon berkepala sapi. Mulai dari perwira tingkat rendah seperti komandan regu yang mengawasi sepuluh orang, semua posisi diisi oleh Prajurit Beruang Buas Suku Bier.
Karena seluruh Provinsi Barat Daya terdiri dari angkatan laut, daftar pasukan Bimon yang dikirim ke gurun kali ini masih sama seperti tahun lalu, tanpa merekrut satu prajurit pun dari "Legiun Badai Gelombang". Namun, kepala suku Smyer Murinio secara sukarela mengirimkan pasukan pengawal pribadinya, yaitu 40 penembak jitu Elf yang mengendarai Elang Bertanduk sebagai kavaleri udara. Anak-anaknya, Gormeth dan Gorini juga bergabung dengan korps pendeta.
Dalam perang gurun tahun lalu, pasukan pengintai Bimon mengalami banyak kesulitan. Selain bahaya ular dan kalajengking yang terkubur di pasir, gundukan pasir yang luas juga menghalangi pandangan. Jika radius pencarian pengintai diperluas terlalu jauh, sangat mudah tersesat - tersesat di gurun berarti kematian.
Kedatangan kavaleri udara Elang Bertanduk dan prajurit Biao jelas merupakan kabar gembira. Di gurun luas tanpa tanaman atau pegunungan, kavaleri udara adalah pengintai terbaik tanpa diragukan lagi.
Selain itu, satu resimen prajurit burung unta Aosituitei dan satu resimen llama manusia Haus yang sebelumnya ditempatkan di Oasis Cambridge perbatasan gurun, akan menarik separuh pasukan masing-masing. Mereka akan bertugas bersama pekerja sipil untuk logistik, perbekalan, dan yang terpenting sebagai pemandu pasukan utama. Jika diperlukan, separuh pasukan yang tersisa juga akan dikerahkan ke medan perang.
Akhirnya, jumlah pasukan Bimon yang ikut dalam pertempuran ini tepat memenuhi formasi sebuah legiun, total dua puluh ribu personil. Para bangsawan di Ibu Kota Shabak juga telah mengumpulkan pasukan pribadi berjumlah sekitar seribu orang, bersiap mengikuti tentara reguler menuju wilayah gurun.
Sesuai rencana yang ditetapkan Departemen Militer, pasukan dari empat provinsi dibagi dalam formasi pergerakan berbentuk karakter "". Pasukan pelopor terdiri dari dua resimen infanteri Pigge, pasukan inti dibentuk oleh Pasukan Pengawal, kedua sayap dilindungi oleh penunggang serigala yang terkenal di dunia, sementara di belakang terdapat pasukan Beruang dan pasukan pribadi bangsawan. Jarak antara pasukan bergerak/berhenti, pelopor, inti, dan belakang dipertahankan sekitar 20 li (10 km), saling berkoordinasi dan maju bertahap. Jarak ini dianggap aman mutlak. Jika terjadi bahaya, penunggang serigala di sayap bisa memanfaatkan mobilitas tinggi untuk memberi bantuan. Begitu musuh terjebak, Pasukan Pengawal yang datang kemudian akan menghancurkan lawan bagai pisau panas memotong mentega.
Pembagian kelompok pendeta mengikuti pasukan militer, sehingga seluruh kelompok pendeta juga dibubarkan oleh Yang Mulia Paus menjadi empat divisi. Tiga Imam Utama dan Shaman Divine Comedy masing-masing memimpin satu formasi pendeta, dialokasikan ke pasukan empat provinsi sesuai kebutuhan. Di bawah pengaturan Yang Mulia Paus, Liu Zhenhan merasa sangat terhormat ditempatkan bersama sesama sukunya - dua resimen perintis Suku Pig. Pasukan pendeta yang dipimpinnya merupakan yang terkecil, hanya lima orang, dan semuanya pendeta muda. Para Pengawal yang tidak melebihi lima orang ini, jika dibandingkan dengan pendeta besar seperti Liu Zhenhan, bagaikan perbedaan antara kecambah dan wortel.
Alokasi yang dibuat Yang Mulia Paus ini bahkan tak bisa disanggah sekalipun Dewa Perang sendiri datang. Siapa yang menyangka "Shaman Divine Comedy", "Imam Agung Cambridge", plus "Nabi Langit Biru" bisa berkumpul jadi satu?
Untuk alokasi seperti ini, Liu Zhenhan tidak merasa ada yang tidak tepat. Baginya, ada atau tidaknya beberapa Imam Tongkat yang dialokasikan untuk dirinya sama sekali tidak menjadi masalah, karena kekuatan Feilengcui sendiri sudah cukup untuk mendukung dua resimen. Tiga Imam Utama yang menyertai pasukan, satu adalah Yang Mulia Qidan, satu lagi Imam Utama Suku Naga Toni, dan satu lagi Imam Utama Harimau Wu Zi, semuanya anggota inti Yang Mulia Paus. Lao Liu tahu posisi sebenarnya dirinya berada di mana; Mengenai ditempatkan di batalion depan, Liu Zhenhan juga tidak keberatan. Meski batalion depan adalah pasukan pertama yang memasuki medan perang dan dilengkapi dengan batalion penyerbu yang terdiri dari narapidana kuat – agak terkesan seperti tumbal – Liu Zhenhan yakin betul bisa dengan cepat melacak pergerakan musuh di gurun luas. Lagipula, dalam pasukan ekspedisi, bukan hanya Markas Komando Pasukan Inti yang memiliki pasukan pengintai udara.
Maka Liu Zhenhan menerima penugasan ini dengan lapang dada.
Setelah pembagian tugas ditetapkan, keluarga-keluarga yang dilayani oleh para pendeta mengadakan berbagai salon dan pesta dansa untuk melepas anggota inti mereka yang akan berangkat. Kerajaan, Dewan Tetua, dan Kuil juga mengadakan acara perpisahan terpisah dalam beberapa hari berikutnya, membuat Shabak dipenuhi nyanyian merdu, lampu gemerlap, dan pesta pora.
Liu Zhenhan menolak beberapa undangan makan, memanfaatkan waktu luangnya beberapa hari ini untuk merapikan hasil jarahan dan perlengkapan. Dengan adanya formasi teleportasi Adamantium, tidak mengirimkan barang-barang ini ke Feilengcui untuk diproses lebih lanjut akan menjadi pemborosan yang besar.
Cangkang lima ekor Akanathed Scorpion-Lion mengandung krisstal kaca biru yang sangat kokoh. Bahan ini merupakan impian para pandai besi Raksasa Typhoon. Saat ini sudah dua unit Mesin Gaocen yang selesai ditempa. Jika struktur penggerak roda gigi presisi juga selesai dibuat dan dilapisi cangkang krisstal kaca biru, Mesin Gaocen bisa segera digunakan dalam pertempuran.
Apakah harus diubah menjadi "Mesin Gaocen Krisstal Kaca Biru"? Liu Zhenhan berpikir sejenak, nama ini benar-benar terdengar sialan bertele-tele.
Meski bertengkar, bisnis tetap harus dijalankan. Liu Zhenhan melemparkan surat rekomendasi yang ditulis Murinio kepada dua bendahara, menyuruh mereka mengirim orang ke perbatasan barat daya untuk membeli Mutiara Api Danau dan mengumpulkan aspal padat. Mengenai zirah untuk tunggangan, Liu Zhenhan juga menanyakan pendapat beberapa kapten kavaleri secara detail. Selain merasa desainnya mungkin agak jelek secara visual, para kapten tidak memiliki keberatan lain. Resimen Kavaleri Berat Kijang Hutan sudah memproduksi "Zirah Rantai Youku'er untuk Tunggangan", sehingga mereka dibebaskan dari pemasangan zirah kali ini. Liu Zhenhan juga tidak lupa memasang zirah untuk peliharaan magis, sekaligus memerintahkan orang untuk melapisi kura-kura berkepala tiga milik Xixi dan Landak Batu milik Helen dengan lapisan pelindung terbuat dari damar dan kerikil. Adapun Guo Guo, tentu saja dia meremehkan hal seperti ini.
Liu Zhenhan menyisihkan setengah hari untuk bersama Mo'er melapisi pilar totem logam para perwira dasar prajurit Kijang Hutan dengan "Divine Comedy Cahaya Dewa Perang". Untuk pilar totem logam kavaleri udara Kijang Hutan, Liu Zhenhan berpendapat lebih baik juga ditambahkan barrier anti-sihir ini. Setelah sihir tingkat menengah dilarang, Chimera berkepala dua dan Burung Raksasa Newton menjadi tidak berguna karena tidak bisa lagi melepaskan sihir sampah, meski ini juga berarti penyihir tingkat menengah tak bisa lagi mengatasi mereka - sebuah pertukaran yang cukup menguntungkan.
Urusan Lao Liu bertumpuk satu demi satu. Tugas memberikan berkah pada 439 pilar totem kavaleri udara Banteng Tanduk ini diserahkan kepada Mo'er. Dengan waktu yang cukup longgar, Mo'er bisa melakukan prosesi berkah secara bertahap. Karena "Divine Comedy Cahaya Dewa Perang" adalah kidung perang berbahasa Tionghoa, Mo'er hanya perlu belajar lima menit sudah bisa menyanyikannya dengan merdu, bahkan lebih indah dari Liu Zhenhan, membuat Liu Zhenhan hampir mati kesal.
Instrumen amplifikasi Xixi, "kecapi tujuh senar mutiara", juga sedang dibuat oleh pengrajin Elf. Kecapi tujuh senar ini digunakan untuk meniru suara harmonis tetesan air mata prajurit buaya muara klan Kadiyle. Pada tujuh senar kecapi tersebut dipasang mutiara-mutiara dengan jarak ketat sesuai spesifikasi. Keahlian para pengrajin Elf dalam membuat instrumen mewah bernilai estetika tinggi benar-benar cocok untuk tugas ini.
Sebagai tuan tanah kaya baru yang berhasil merekrut tiga Pendeta-Santo Perempuan sekaligus, Liu Zhenhan menunjukkan kedermawanannya. Selain menyediakan banyak Mutiara Malam untuk pembuatan kecapi tujuh senar, dia juga memasang Mutiara Kelabang yang diambil dari otak Kelabang Bambu Raksasa pada senar kecapi. Kemampuan Xixi meniru kemampuan ras "Harmoni Dinding Air Mata" klan Kadiyle untuk memanggil panah air dalam jumlah besar, ditambah efek amplifikasi ilusi dari Mutiara Kelabang yang bisa menciptakan ilusi dedaunan untuk mengelabui musuh, benar-benar merupakan kombinasi yang sempurna.
Untuk meningkatkan kekuatan tempur Xixi, Liu Zhenhan menyumbangkan tabungan terakhirnya untuk memasang kristal sihir Akanathed sebagai material amplifikasi premium pada badan "kecapi tujuh senar mutiara". Tak lupa "kalung api roh" yang terbuat dari Hati Bulu Darah dan kristal sihir juga menjadi perlengkapan wajib. Total empat unit kecapi tujuh senar mutiara dibuat, selain yang digunakan Xixi, tiga lainnya dipasangi kristal sihir kelabang bambu, kristal sihir ular Feiwenli berbisa, dan kristal sihir Iblis Baator - persiapan Liu Zhenhan untuk merangkul keluarga paman Xixi yang beranggotakan tiga orang.
Kini persediaan Liu Zhenhan hampir habis total, hanya tersisa ribuan kristal sihir kelas rendah dari pertempuran bawah tanah dan sembilan butir Hati Bulu Darah hasil pemerasan di tahap akhir.
Baik untuk merangkul para pendeta maupun memelihara seorang penyihir khusus, memang membutuhkan biaya sebesar membakar uang. Cukup membayangkan harga satu kecapi tujuh senar mutiara saja, bahkan Liu Zhenhan pun tak bisa menahan diri untuk tidak bergumam.
Ruoerna juga tidak diam-diam saja. Memanfaatkan waktu pulang, dia menggunakan Mutiara Naga Giok itu untuk membuatkan Liu Zhenhan sebuah kalung Mutiara Naga berbentuk salib yang sesuai dengan gaya rambut punk-nya saat ini. Rantai perak tebal yang dibuat dengan gaya heavy metal paling autentik, sangat cocok dengan penampilan Liu Zhenhan. Mengenai pembuatan ramuan merah besar dari Mutiara Naga Giok, Liu Zhenhan memutuskan untuk menundanya sampai mereka masuk ke gurun pasir, ketika kebosanan sudah mencapai puncaknya, baru perlahan-lahan memikirkannya.
Setelah mengambil mutiara naga, Ruoerna dan Daisy masing-masing membuat cincin mutiara naga untuk dipakai di jari mereka, lalu mulai mempelajari sihir yang mereka sukai. Namun baru setengah hari, kedua Naga Peri itu sudah mulai mengeluh kesakitan! Rupanya meditasi adalah kegiatan yang begitu membosankan!
Liu Zhenhan benar-benar tercengang. Mimpi bahwa kedua Naga Peri itu akan menjadi Santo Qi'ao suatu saat nanti, sama sekali tidak berani dia bayangkan lagi.
Ning Yu semakin gelisah. Selama racun Yitiao belum dinetralisir, mereka tidak bisa menggunakan formasi teleportasi Adamantium untuk kembali ke pulau yang terletak ribuan li jauhnya. Tapi bagaimana cara menyembuhkan racun ini? Ning Yu sama sekali tidak tahu rencana Li Cha. Dia hanya tahu Li Cha sekarang sangat tenang. Berapapun kali ditanya, dia tetap tutup mulut. Tuo du Ershao dan Sanshao sudah dikeluarkannya, setiap hari berbisik-bisik penuh misteri dengan para milisi, entah sedang merencanakan apa.
Liu Zhenhan sendiri juga sangat gelisah, hanya saja dia sedang menunggu sebuah kesempatan. Kesempatan ini terlalu kecil, jadi dia tidak berani memberitahu siapa pun. Saat diperlukan, dia lebih suka menggunakan cara kekerasan yang cepat dan tegas untuk menyelesaikan masalah. Urusan yang membutuhkan pemikiran seperti ini benar-benar merepotkan.
Pada pesta terakhir sebelum keberangkatan, Liu Zhenhan terkejut sekaligus senang menemukan bahwa sosok Imam Utama Angsa tidak muncul di antara kerumunan pendeta Kota Caiyu. Penemuan ini membuatnya bersukacita – sebagian besar dari Dua Belas Imam Utama adalah orang-orang sibuk yang mengurus segudang urusan. Selain tiga imam utama yang akan ikut berperang, imam-imam lainnya sudah mulai meninggalkan Ibu Kota secara bertahap dalam dua hari terakhir. Jika Murinio masih berada di Shabak, dia tidak akan absen dari jamuan malam yang diadakan Dewan Tetua ini. Bagaimanapun ini adalah jamuan terakhir, bahkan Liu Zhenhan sendiri hadir, mana mungkin seorang gentleman seperti Murinio tidak hadir?
Setelah menyuruh Helen memberikan secangkir anggur kepada mentor ular wanita cantik Cui Beixi, Liu Zhenhan mendapatkan jawaban yang paling diinginkannya – Imam Utama Angsa sudah kembali ke Provinsi Barat Daya sejak sehari sebelumnya untuk mengkoordinasi migrasi beberapa suku bawahan dan keluarga Smail ke Kota Caiyu.
"Langit sedang membantuku!" Liu Zhenhan menghela napas panjang. Dia tahu kesempatannya akhirnya tiba. Dia tidak meminta apa-apa, hanya berharap Murinio bisa cepat-cepat minggat. Jika tidak, benar-benar hanya tersisa satu jalan yaitu memaksakan kehendak.
Bab 260: Perampas Wajah yang Hebat
Sikap plin-plan sejak awal bukanlah karakter Liu Zhenhan. Memanfaatkan kesempatan yang ada, Liu Zhenhan dengan santai mengajukan permohonan pamit kepada Sang Raja dan Yang Mulia Paus, berdalih kondisi fisiknya kurang sehat dan ingin pulang terlebih dahulu.
Baik Yang Mulia Paus maupun Sang Raja tersenyum pengertian. Keduanya salah mengira bahwa Shaman Divine Comedy Richard merasa tersinggung karena diabaikan semua orang, sehingga memilih untuk meninggalkan acara lebih awal.
"Ini adalah jamuan perpisahan malam ini. Setelah malam ini, aku baru bisa bertemu Anda lagi beberapa waktu kemudian." Yang Mulia Grak Sal mengangguk lembut kepada Shaman Divine Comedy, "Ekspedisi ke Gurun Pasir Taklamakan untuk membebaskan Putri dari para perampok manusia gurun, mustahil terlaksana tanpa bantuan Paduka Liu Zhenhan! Sepulang nanti, masih ada empat Kuil Utama yang membutuhkan kekuatan Lingkaran Cahaya Divine Comedy-mu! Pulanglah dan beristirahatlah, aku tahu akhir-akhir ini Anda sangat kelelahan baik fisik maupun mental."
"Sebenarnya baik Kuil maupun Yang Mulia, kami semua menaruh harapan besar pada Paduka Liu Zhenhan." Yang Mulia Paus mengangkat gelasnya ke arah Liu Zhenhan dengan senyuman yang berkilau.
"Terima kasih atas kepercayaan Yang Mulia. Saya akan mengerahkan segala kemampuan untuk menyelesaikan tugas dari Kerajaan dan Kuil, serta menjalankan tanggung jawab suci sebagai Shaman Kepala." Liu Zhenhan menatap sang Paus yang munafik itu, menyunggingkan senyum sambil melontarkan serangkaian ucapan protokoler yang hambar.
“Richard, sebelum berpisah, aku punya beberapa nasihat setia untukmu! Aku tidak mengizinkanmu terjun langsung ke medan bahaya, tidak mengizinkan pasukan terisolasi masuk terlalu jauh, tidak mengizinkanmu terlalu terobsesi dengan pertempuran.” Sang Raja menyampaikan tiga larangan berturut-turut kepada Liu Zhenhan, “Kerajaan tidak membutuhkan, dan tidak pernah bergantung pada seorang pendeta yang merangsek maju di medan perang! Tugas pendeta hanyalah memberkati prajurit Behemoth dengan lagu perang, itu saja! Setelah mempelajari semua pertempuranmu, yang ingin kukatakan adalah: jangan sampai aku mendengar kabar bahwa kau menunggangi peliharaan magis untuk bertarung tangan kosong dengan prajurit musuh. Seorang pendeta harus berada dalam jarak aman, sementara tugas bertempur adalah tanggung jawab peliharaan magis dan pengawal – Aku tidak bisa membayangkan betapa besar kerugian bagi seluruh Kerajaan jika terjadi sesuatu padamu!”
“Nasihat Yang Mulia akan kusimpan baik dalam hati.” Liu Zhenhan mengangguk. Setidaknya ada secercah ketulusan yang terlihat dalam perkataan Sang Raja, hal ini cukup menyentuh hati Lao Liu.
“Meski korban jiwa tak terhindarkan dalam perang, kuharap semua anggota regu pendeta yang hadir dalam pesta hari ini masih bisa berdiri lengkap di sini saat menghadiri perjamuan kemenangan nanti.” Sang Raja berdiri dan menepuk bahu Liu Zhenhan dengan keras: “Selesaikan tugas ini untukku!”
“Musuh kali ini tidak terlalu kuat, tugas yang diberikan Yang Mulia kepada Paduka Richard seharusnya mudah dicapai.” Pendeta Tertinggi Bulat terkekeh.
"Ini tidak bisa saya jamin! Lagipula saya hanya mengurus lima Pendeta saja." Liu Zhenhan sudah melewati usia dimana darah mudah mendidih dan meneriakkan slogan, tidak terpancing oleh pujian Paus: "Tapi saya bisa menjamin satu hal pada Yang Mulia dan Yang Mulia - semua Pendeta yang mengikuti saya, tidak akan kehilangan sehelai rambut pun!"
Cukup angkuh. Yang Mulia Paus mendengus pelan, mengangguk dengan senyum tipis tanpa arti sebagai bentuk apresiasi.
"Dengan janjimu ini, hati saya jadi tenang!" Sang Raja melambaikan tangan, memanggil pelayan untuk membawa dua gelas anggur, menyerahkan piala kristal berisi anggur merah pada Liu Zhenhan. "Ding!" Gelas mereka bersentuhan: "Richard, mari kita habiskan anggur ini sebagai perpisahan!"
Liu Zhenhan menenggak habis anggurnya, mengusap sisa tetesan di sudut bibir, memberi hormat pada Sang Raja dan Yang Mulia Paus sebelum mundur perlahan.
Para Pendeta dan bangsawan yang berbisik-bisik saling melirik Shaman Divine Comedy yang buru-buru pergi ini, berdiskusi dengan suara rendah.
"Yang Mulia, bagaimana penilaianmu tentang Shaman Divine Comedy ini? Maksudku penilaian sejati." Yang Mulia Grak Sal menatap punggung tegap Shaman Divine Comedy yang menjauh, memiringkan badan dan mendekatkan otak-nya ke telinga Yang Mulia, tiba-tiba mengajukan pertanyaan tanpa konteks.
“Dia bagaikan senjata berbahaya, tajamnya memang sangat tajam, namun sedikit kecerobohan bisa melukai diri sendiri maupun orang lain...” Yang Mulia Paus merenung sejenak, lalu menurunkan suhunya: “…Yang paling kukhawatirkan adalah karakternya yang keras kepala. Kita semua tahu, dia sama sekali bukan dari Suku Pig, tapi sekarang kita malah tak berani menyangkalnya! Dengan gelar Shaman Divine Comedy-nya, jika ternyata dia benar-benar mata-mata manusia, konsekuensinya…”
“Hahaha…” Raja Bimon melepaskan tertawa lepas, sorak riang yang tak terbendung itu membuat para bangsawan yang sedang bersulang di kejauhan tertegun.
Imam Agung Jubah Merah Bulat semakin tak paham, tak mengerti bagian mana dari ucapannya yang dianggap lucu.
“Yang Mulia terlalu berprasangka…” Yang Mulia Grak Sal mengetukkan tongkat Emas Berduri ke telapak tangan dengan lembut, menatap sang Imam Agung: “…Pandangan hamba sedikit berbeda. Hamba akui penilaian Yang Mulia tentang Shaman Divine Comedy ini sangat tepat, tapi tak sependapat dengan bagian yang belum sempat Yang Mulia ucapkan.”
Imam Agung Jubah Merah Bulat mengangkat alis, tak membantah maupun menyetujui.
“Ketidaktahuan akan masa depan adalah motivator utama kemajuan kita.” Sang Raja mengacungkan jari tengahnya, lalu menggelengkan kepala perlahan: "Yang Mulia Paus, ada perbedaan mencolok antara saya dan Yang Mulia. Yang Mulia cenderung melihat hal dari sudut terburuk, sementara saya memilih melihatnya dari sisi terbaik. Sebenarnya kita tak perlu menganggap berlebihan Shaman Divine Comedy ini. Dengan kecerdasan politik seperti ini, mana mungkin dia jadi mata-mata? Negara manusia mana yang akan melatih mata-mata kikuk seperti ini? Bahkan seandainya prediksi Yang Mulia benar terbukti di masa depan, apa gunanya khawatir sekarang? Jika kekhawatiran bisa mengubah takdir, ras Bimon takkan terusir dari Karimdo ke Dataran Liar Donau."
Yang Mulia Paus terdiam sejenak, lalu menggelengkan kepala sambil tersenyum getir: "Terlepas dari ada tidaknya masalah ini, sebagai tindakan pencegahan kita harus mengambil langkah-langkah perlu untuk membunuh kemungkinan berbahaya ini sejak dalam buaian..."
“Tapi masalahnya adalah, sanggupkah kita bertaruh?” Sang Raja tersenyum getir memotong ucapan Paus: “Lebih baik membunuh seribu orang tak bersalah daripada melewatkan satu musuh, tindakan barbar seperti ini sama rendahnva dengan kecerdasan politik Richard! Setiap kali saya membaca arsip sejarah, selalu merasa menyesal mendengar kisah Pendeta Mitos Pratini tiga ratus tahun yang lalu. Bimon sudah kehilangan satu Pendeta Mitos Pratini tanpa alasan, saya tidak ingin kehilangan mitos pendeta lain di tangan saya! Sebenarnya tindakan kita berdua mengisolasinya secara politik sudah merupakan langkah pencegahan terkuat; Meski kehidupan rakyat biasa Bimon tidak terlalu sejahtera, bukankah belum sampai tahap memberontak? Dalam kondisi kurangnya prasyarat politik dan faktor eksternal, apa lagi yang perlu Anda khawatirkan?”
“Jangan terlalu banyak berpikir, Yang Mulia.” Yang Mulia Grak Sal tersenyum santai: “Lautan tak pernah takut tenggelam oleh anak sungai kecil.”
Wajah Yang Mulia Paus berkedut mendengar kalimat itu, memaksakan senyuman kaku: “Mungkin. Saya mungkin memang terlalu paranoid.”
Sang Raja tersenyum dan bersulang dengan Imam Agung Jubah Merah.
Liu Zhenhan yang sedang dalam perjalanan bersin tujuh kali berturut-turut, percikan ludahnya mengenai wajah beberapa gadis cantik di hadapannya.
“Jancuk! Pasti masuk angin, semalam terlalu lama bersenang-senang, selimut pun lupa dipakai.” Liu Zhenhan tersenyum ambigu, mengusap hidungnya, lalu menarik tirai kereta kuda dengan suara berdesir.
Kereta mewah yang ditarik dua kuda raksasa berkaki delapan ini adalah kendaraan khusus Tuan Tanah Feilengcui. Mengikuti gaya raksasa khas Bimon, terbuat dari kayu jati terbaik dengan ornamen cat emas seberat dua pon. Dibuat atas desakan Tuan Jabbar, kepala rumah tangga, total ada tiga unit yang sangat cocok untuk pamer status sang tuan tanah - terbukti ketika tiga kereta emas ini berbaris melintasi Kota Shabak, membuat semua orang menoleh.
“Cih!” Beberapa nyonya bos langsung memerah wajahnya mendengar ucapan ini.
“Memang beneran kok!” Liu Zhenhan semakin bersemangat: “Semalam benar-benar...”
“Sudah, Richard!” Ning Yu memotong dengan ekspresi setengah marah setengah senang, meraih pegangan kereta dan berpindah ke sisi Liu Zhenhan. Mengeluarkan saputangan, ia membersihkan ingus di hidung Liu Zhenhan dengan hati-hati. “Kutanya, apa kau benar-benar yakin dengan rencana ini?”
Sepanjang perjalanan Richard telah menjelaskan rencana rahasianya dengan gerakan tangan yang berlebihan. Andai bukan karena serangkaian bersin, mungkin masih akan terus membual. Ning Yu akhirnya mengerti alasan kerahasiaannya selama beberapa hari terakhir.
"Rencana Liu Zhenhan ini terdengar agak absurd. Dia bahkan berniat menggunakan dua 'tuo du transformasi' yang diambil dari otak Ershao dan Sanshao, berubah menjadi wujud Murinio, lalu menipu dukun Medusa untuk membantu menyembuhkan burung beo kecil dan Yitiao dari racun — rencana ini tidak hanya sangat nekat, tapi juga memerlukan syarat mutlak: Murinio harus tidak ada di tempat.
Perilaku absurd Tuan Tanah Feilengcui bukanlah kali pertama. Dulu demi menghabisi semua pasukan bayaran Angin Puting Beliung, dia pernah membatu sepenuhnya dan menyamar sebagai Patung Dewa Batu di Padang Liar Kuno sebelum tiba-tiba menyerang, jadi semua orang sudah tak heran lagi dengan kelakuannya kali ini.
Terhadap rencana ini, beberapa nyonya bos lainnya tidak memberikan pendapat, tetap diam untuk sementara. Entah karena terkejut dengan ucapan suami mereka atau sedang mempertimbangkan kemungkinan keberhasilan rencana ini.
"Menurutku peluang suksesnya besar!" Liu Zhenhan menghirup hidungnya keras-keras, bersemangat berkata: "Awalnya aku ingin menculik secara terang-terangan, tapi sekarang Murinio sudah pergi. Lebih baik tidak perlu menculik kalau bisa, karena jika terjadi keributan saat penculikan, pasti akan terjadi pertempuran. Nanti Helen akan terjepit di tengah-tengah dan sulit mengambil sikap."
“Kenapa aku harus malu? Mentor Cui Beixi tahu membantu Mentor Murinio, aku juga tentu tahu harus membantu siapa.” Helen mengedipkan matanya yang indah, memberikan "bayam musim gugur" yang mempesona kepada Liu Zhenhan: “Tak perlu lagi bimbang di tengah. Kau sudah membayar hutang daging-darah untuk Ershao dan Sanshao dengan dua tusukan pedang itu. Tusukan itu menusuk hatiku, kalau aku masih ragu-ragu itu keterlaluan!”
“Perkataan ini aku suka dengar!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
“Aku masih merasa ini agak berisiko. Kau tahu, dua 'Tuo Du transformasi' ini begitu ditempelkan di badan, akan langsung memblokir semua kekuatan elemen. Bagaimana kalau kau menghadapi bahaya?” Ning Yu bertanya: “Saat itu kau cuma Smail biasa!”
“Di Kota Shabak, siapa berani menyerang Murinio? Bahaya apa? Kalaupun ada bahaya, paling-paling aku copot dua Tuo Du ini dan tunjukkan wajah garang!” Liu Zhenhan mencubit dagunya sambil mengerutkan alis: “Tapi konsekuensinya...”
“Kalau begitu, gelar bangsawanmu pasti dicabut semua, dihukum seumur hidup karena status Shaman Divine Comedy, bukan hukuman gantung.” Kata Helen.
“Tapi kalau tidak begini, kalau kita rampas orang terang-terangan, bisa-bisa ada korban jiwa!” Liu Zhenhan menggelengkan kepala: “Kita sama-sama Bimon, berkelahi biasa saja, saling bunuh itu tidak lucu.”
"Sebenarnya melakukan ini bukan tidak mungkin." Daisy yang selama ini diam tersenyum tipis: "Dulu aku juga pernah berdandan seperti pria, menimba ilmu di berbagai akademi besar di dunia manusia, tak pernah ada masalah sedikitpun."
"Oh? Daisy kamu juga bisa berubah wujud? Kenapa sebelumnya tak pernah kau ceritakan?" Liu Zhenhan mengangkat alisnya heran.
"Omong kosong! Saat pertama kali bertemu di Gunung Cukur kan sudah kuberitahu!" Daisy melototi Lao Liu: "Kamu lupa? Pernah kukatakan, aku belajar teologi di seminari St. Francis, filsafat di Kekaisaran Vant, dan ilmu komando tempur di Akademi Ksatria Kadipaten Neuweiler! Saat itu aku menyamar dengan wajah berbeda. Kalau masuk dengan wujud Naga Peri, mana mungkin bisa keluar? Trik penyamaran kecil ini bukan hal istimewa. Aku bukan transformasi, sihir transformasi selain Druid tak ada yang bisa. Aku hanya memakai 'Masker Artis'."
"Apa itu 'Masker Artis'?" Wajah Liu Zhenhan penuh kebodohan.
"Naga Peri dan Naga Pelangi dari Kota Naga yang berjalan di dunia manusia, agar tidak mengejutkan orang, harus membuat diri terlihat biasa. 'Masker Artis' adalah alat sihir khas bangsa Elf, hampir semua penghuni Kota Naga memilikinya. Setelah ditempelkan di wajah, bisa mengubah penampilan menjadi rupa lain. Tentu bentuk tubuh tak berubah." Daisy membentangkan tangannya, membuat ekspresi dramatis "Astaga, masa kamu tidak tahu".
Liu Zhenhan menyeringai, dalam hati berpikir ternyata ini peralatan magis, Jancuk! Kalau dulu di pasukan punya barang begini, mata pelajaran penyamaran dan infiltrasi pasti lebih mudah.
"Tidak mungkin! Bukannya bangsa naga tidak pernah menggunakan peralatan dan perlengkapan magis?" Helen menutup mulutnya, memandang Daisy sambil tertahan tawa.
"Aku hanya membawa dua alat dari Kota Naga, satu rompi sutra ulat sutera langit, satu masker penghibur. Bukan peralatan amplifikasi atau penyerang, kenapa tidak boleh dipakai? Lagipula, tanpa bantuan Naga Pelangi dan kedua alat ini, berjalan sendirian di dunia manusia bisa-bisa aku malah jadi bahan cerita pahlawan pemburu naga! Lihat, sekarang kan sudah tidak kupakai lagi!" Daisy menyeringai dengan ekspresi meremehkan.
"Waduh... baru tahu kalau dua Kota Naga besar punya koleksi barang-barang. Pantas saja, namanya juga bangsa naga!" Liu Zhenhan melihat jam di Gelang Jam Dua Belas Waktu-nya, "Besok siang ingatkan aku untuk kirim pesan api ke mertua, minta dia lengkapi manusia naga itu dengan peralatan magis sebelum ke Feilengcui!"
"Kau berani minta bangsa naga mengeluarkan harta?" Ruoerna tertawa terpingkal-pingkal: "Demi Dewa Naga! Richard, ini seperti merampok harimau! Mungkinkah? Bangsa naga bahkan tidak mau membocorkan harta ke orang terdekat, apalagi memberikannya padamu! Kalaupun Kota Naga punya peralatan magis bagus, mustahil diberikan!"
"Memang benar juga." Liu Zhenhan mengangguk, merasa kecewa. Beberapa waktu lalu dia meminta koleksi kepada Kepala suku Andulan, tapi si orang tua itu pura-pura tidak tahu. Jelas-jelas sifat pelit bangsa naga yang dulu masih melekat.
"Richard, kembali ke topik utama. Aku masih punya satu keraguan besar." Ning Yu mengerutkan alisnya: "Menurut Kepala suku Andulan, kemampuan transformasi tri-lingkungan dari tubuh Jian Die milik Ershao dan Sanshao terbatas pada tiga bentuk. Begitu ditetapkan, tidak bisa diubah. Bentuk darat sudah menjadi Penjaga Pohon, masih tersisa bentuk udara dan air. Dengan apa kau akan bertransformasi menjadi Murinio?"
"Bodoh! Murinio kan termasuk ras Bordir dari Bimon?" Liu Zhenhan terkekeh: "Bimon Burung itu termasuk kategori udara atau darat?"
"Tapi suku Smyer sama sekali tidak bisa terbang! Masih disebut kategori udara?" Ning Yu mengedipkan matanya yang besar.
"Sudah kucoba, transformasi menjadi Murinio sama sekali tidak masalah." Liu Zhenhan tertawa: "Beberapa hari ini bahkan sudah kusiapkan pakaian! Yang paling lucu, toko penjahit sama sekali tidak heran dengan pesanan jubah pendeta. Mereka bahkan punya stok jadi, sepertinya yang mau main transformasi bukan cuma aku... Benar-benar tidak mengerti, siapa yang memesan jubah-jubah pendeta itu ya?"
“Apa yang aneh dari ini! Anak bangsawan boros manusia juga sangat suka memesan armor Ksatria Suci, lalu pamer di jalanan.” Daisy tertawa: “Rakyat biasa mana sanggup beli? Anak-anak bangsawan ini, meski pakai jubah pendeta keluyuran, berani ada yang menegur? Jubah pendeta kalian kan bukan jubah upacara kaisar!”
“Jancuk!” Liu Zhenhan menggelengkan kepala: “Anak-anak kecil ini benar-benar tidak ada kerjaan!”
“Tunggu, aku masih bingung. Bagaimana suku Smyer dikatakan berhabitat udara? Mungkin di zaman kuno, sebelum dianugerahi 'Nyanyian Pelarangan Langit' oleh Dewa Perang Campas, mereka pernah punya kemampuan terbang?” Ning Yu menggeleng, tersenyum getir: “Menurutku bangsawan angsa Smyer seharusnya termasuk habitat darat.”
“Siapa yang tahu.” Liu Zhenhan menyeringai: “Mungkin nasib Smyer memang jadi 'manusia burung'!”
“Ngomong panjang pendek percuma! Kalau Richard sudah siapkan semuanya, tunggu apa lagi?” Daisy mengepal tangan mungilnya sampai berbunyi krek: “Langsung eksekusi!”
Liu Zhengan menyalakan cerutu, menghisap dalam-dalam, lalu memandang sinis para nyonya bos lainnya dengan kepala miring.
Ning Yu menggigit bibir beberapa saat, lalu mengangguk.
“Tapi... bagaimana nanti kalau Mentor Murinio tahu? Aib akan terbongkar, cepat atau lambat pasti ketahuan!” Helen bertanya dengan suara gemetar.
“Begitu kejadian berlalu tanpa bukti, apa yang bisa dia lakukan?” Ruoerna tersenyum sinis, mengibaskan asap cerutu di depannya, lalu berkata dengan manja: “Richard jangan khawatir, aku mendukungmu! Kita harus mempermalukannya!”
“Begitu saja kesepakatannya!” Liu Zhenhan menghembuskan asap cerutu tebal, jarinya mengeratkan hingga bara api dan serpihan tembakau berhamburan dari sela-selanya: “Aku akan pergi mengorek informasi lagi! Lihat apakah dia benar-benar bersekongkol dengan Bangsa laut, dalang di balik layar pengkhianatan Ai Wei'er!”
Bab 261: Sang Ayah dari Keluarga Xi Bei yang Menderita
Bulan dingin tanpa suara. Dahan-dahan pohon bergoyang lembut dalam angin, seakan menyanyikan lagu lembut.
Senja telah lama berlalu, namun seorang wanita yang penuh cinta tetap tegak berdiri di persimpangan jalan sepi, seolah menanti bayangan kekasihnya.
Berbeda dengan Tuan Tanah Feilengcui yang santai dan mudah menyesuaikan diri, keluarga bangsawan sejati memiliki paviliun dan markas di berbagai provinsi. Suku Smyer sebagai salah satu keturunan kerajaan tentu tak terkecuali. Paviliun barat daya terletak di sudut timur laut Kota Shabak, wilayah yang berbatasan dengan taman kerajaan. Lingkungannya tenang dan elegan - mustahil memiliki properti di sini tanpa pengaruh kuat.
Berbeda dengan beberapa bangunan bergaya kasar di sekitarnya, Balai Barat Daya merupakan menara bergaya Gotik yang cukup modern. Luas lahan mencapai 10 hektar dengan tiga lantai utuh, dikelilingi pohon kamper dan taman mawar yang rimbun. Sebuah sungai kecil berkelok-kelok mengalir di antara hamparan bunga. Bangunan elegan nan anggun ini sudah cukup menggambarkan karakter pemiliknya hanya dari penampilannya saja.
Derap kaki kuda bergema di sepanjang jalan berpohon. Kereta-kereta bermotif angsa mengepak sayap dengan hiasan rumbai dan lambang perak keluarga berhenti di depan Balai Barat Daya. Para Pendeta dari Kota Caiyu dan London di Provinsi Barat Daya meregangkan badan dengan santai sebelum turun dari kereta.
Jamuan malam yang digagas Dewan Tetua kali ini benar-benar spektakuler. Sebagai Ketua Kun Ding kepala Redknapp - bangsawan tua Suku Wolff yang silsilah keluarganya bisa ditelusuri hingga 1300 tahun silam - segala detail perhelatan ini disiapkan dengan sangat teliti untuk menampilkan kemewahan ningrat darah murni. Sang kepala juru masak khusus didatangkan dari kaum Setengah Manusia, menu hidangan menggunakan bahan langka seperti Lumut Tersembunyi dan buah peri dari tenggara, bahkan ada snakeberry dan ikan kakap Pelangi yang dimasak dengan air garam!
Buah snakeberry yang merupakan produk khas Provinsi Tenggara memang manis dan berair, namun sangat mudah busuk. Mengangkutnya ribuan li jauhnya ke ibu kota membutuhkan pemikiran matang dari Wolff Kun Ding tua Redknapp. Untuk menjaga kesegaran snakeberry, saat memetik dilarang menggunakan tangan - harus diambil dengan mulut gadis perawan, ini untuk menghindari kontaminasi energi kotor. Kemudian dipilih tong kayu oak terbaik yang diisi penuh minyak zaitun mahal, direndamkan snakeberry di dalamnya untuk mengisolasi dari udara guna mencapai tujuan 'pengawetan'. Terakhir dibutuhkan ksatria serigala terbaik yang memilih belasan serigala mount tercepat, dikirim non-stop ke ibu kota.
"Ikan Pelangi Air Asin bahkan lebih luar biasa. Ini adalah ikan khas yang tumbuh di danau air asin, bentuknya mirip paus mini, satu ekor beratnya sekitar lima enam pon. Alasan ketenarannya adalah karena setiap orang yang pernah mencicipi Ikan Pelangi Pelangi memuji rasanya yang persis sama dengan paus sejati - Kekuatan Bangsa laut membuat sebagian besar kapal berlayar di pedalaman, selain paus yang terdampar sesekali yang bisa dinikmati oleh orang-orang beruntung, berapa banyak orang di seluruh benua yang pernah merasakannya? Karena alasan inilah keunikan Ikan Pelangi Air Asin terungkap. Kepala suku Redknapp menggunakan gerobak kayu khusus sebulan yang lalu untuk mengangkut ikan-ikan ini dengan air asin, mengawalnya sampai ke ibu kota. Dari sepuluh gerobak, kurang dari lima puluh ekor yang masih hidup."
Provinsi Tenggara terkenal sebagai provinsi miskin, tapi tindakan Kepala suku Redknapp membuat semua orang memahami makna sebenarnya dari kata "bangsawan".
Pendeta Kuil London dan warga Kota Caiyu sekarang bahkan ketika bersendawa, napas mereka masih harum aroma snakeberry dan Ikan Pelangi.
"Pesta kali ini benar-benar terlalu mewah! Seharusnya kita ajak kakak perempuan datang. Sejak pulang, dia kurus banyak dan jarang terlihat makan." Gormeth turun dari kereta kuda, menghentakkan kakinya yang sedikit kesemutan, berbicara kepada kakak kedua Gorini tanpa mengangkat kepala.
“Kakak sekarang masih berani menemui Pigge itu?” Gorini menggigit jepit rambut kura-kura sambil mengikat rambut panjangnya, menjawab dengan tak jelas pertanyaan adiknya: “Perkataan Ayah mungkin sudah kau lupakan, tidak boleh siapa pun menyebut nama Richard di depan kakak sulung!”
“Kakak kedua, menurutmu siapa yang ditunggu gadis itu? Sekarang sudah sangat malam!” Gormeth penasaran menunjuk gadis yang berdiri di bawah pohon kamper, lalu bertanya pada kakak keduanya Gorini.
“Gadis bodoh seperti ini, entah ditipu bajingan mana! Kau jangan sampai seperti ini di kemudian hari.” Gorini menasehati adiknya dengan gaya sok dewasa.
“Aku? Belum tentu!” Wajah tampan Gormeth tersungging senyum nakal, lalu jarinya seperti sulap mengeluarkan tiga buah snakeberry merah: “Aku menyelundupkan tiga buah snakeberry ke dalam saku, khusus untuk kakak sulung.”
“Xiao Chusheng, sekarang kamu jago membahagiakan perempuan ya?” Gorini tersenyum sinis: "Buah snakeberry ini untuk kakak kedua saja! Kakak pertama tidak tertarik, dia bilang waktu di Feilengcui, makanannya lebih mewah dari pesta istana. Tahu berapa koki Hobbit Setengah Manusia di Feilengcui? Empat! Mereka merendam snakeberry dalam anggur khusus bernama 'Snakeberry Shao', enak sekali! Oh ya, katanya ada suku Setengah Manusia yang mau pindah ke Feilengcui."
“Gormeth, kamu mulai belajar nakal sekarang!” Cui Beixi berenang mendekat, tersenyum manis: "Mengambil buah diam-diam di pesta itu tidak sopan. Pelayannya cerdas semua, matanya tajam. Kalau sampai tersebar, ayahmu pasti marah lagi! Ayo kita pulang. Dekat sini ada kediaman Pangeran Tito, jangan sampai ribut membangunkan putri-putri kecil."
“Bibi Cui, benarkah yang dikatakan kakak kedua?” Gormeth bertanya sambil berjalan: "Aku pernah mencicipi oleh-oleh Feilengcui dari kakak pertama. Enak sih, tapi sedikit. Sayangnya tidak ada anggurnya!"
“Jangan berlagak, meski ada anggur kau tak boleh minum! Kalau berani minum akan kukabari Ayah!” Gorini mencubit pipi adiknya sambil tertawa gemulai.
“Feilengcui memang punya banyak makanan enak, aku pernah tinggal beberapa bulan di sana sampai gemuk.” Senyum tipis yang baru muncul di wajah Cui Beixi langsung mengeras, akhirnya ia menghela napas dan berbalik menuju para pendeta yang masih terus bercanda "hehe haha", bertepuk tangan berkata: “Cepatlah, pulang cepat agar bisa mandi dan istirahat, jangan lupa besok kalian akan berangkat ke Gurun Pasir Taklamakan!”
“Ah—andai kakak masih di Feilengcui.” Gormeth menjilat bulu halus di bibirnya, berkata dengan penuh penyesalan: “Kalau begitu, mungkin aku bisa mencuri-curi minum anggur enak!”
“Benar!” Suara Gorini juga penuh kecemburuan: “Lihatlah pelayan-pelayan Feilengcui itu, rambut mereka diwarnai dengan cantiknya, kakak juga tidak membawa helai kelopak Wisteria seribu daun, sekarang sudah tidak mungkin.”
“Menurutku Bimon-Bimon Feilengcui itu sangat galak!” Fei Wenli berkata dengan gemetar: “Aku agak takut pada mereka.”
"Orang-orang Bimon dari Feilengcui memang sangat hebat, ukuran tubuh mereka... Wuih... Andai saja aku punya pengawal sehebat itu! Tapi mereka selalu menindas Medusa di Kota Caiyu, benar-benar brengsek!" Gormeth menepuk dadanya penuh keyakinan: "Lili, aku pasti akan membantu Kota Caiyu mendapatkan keadilan! Dalam hal garis keturunan, mereka dua tingkat di bawahku!"
"Kamu hanya bisa membual!" Gorini melompat-lompat naik ke tangga pintu, menoleh sambil tersenyum: "Kamu bahkan mungkin tidak bisa mengalahkan Nabi Langit Biru - gadis kupu-kupu manis itu. Menurut garis keturunan, dia tiga tingkat di bawahmu, tapi levelnya sudah setara dengan Ayah!"
"Kita belum pernah bertarung, mana bisa kamu tahu!" Gormeth menyeringai kesal pada kakak perempuannya.
"Peliharaan magisnya adalah Kupu-kupu Magis Gabriel! Kecuali kamu mencapai level Santo dan bisa menggunakan Wilayah Anti Sihir, dengan apa kamu akan melawan Gabriel..." Gorini memasuki pintu gedung pertemuan, baru saja ingin mengejek adiknya, tiba-tiba membeku.
"Kakak bodohku, jika Santo menggunakan Wilayah Anti Sihir, dirinya sendiri juga akan ambruk. Bagaimana mungkin bertarung tangan kosong dengan Monster Tingkat Super? Mau bunuh diri..." Gormeth tertawa terbahak-bahak, baru saja melangkah ke aula yang terang benderang, suaranya tiba-tiba bergetar: "...Ayah, kenapa Ayah pulang?"
Di gedung besar barat daya yang sunyi sepi, Murinio berbaju emas duduk di kursi utama sebelah utara. Cahaya lembut lampu kristal di atas kepala menyinari wajahnya yang pucat. Aroma khas daun salam dari Mutiara Api Danau yang terbakar memenuhi setiap sudut ruangan sejauh 1 inci. Para pengawal yang tinggal berdiri tegak dengan tangan di samping.
Melihat ayahnya menatapnya, Gormeth gemetar di betisnya. Gatanie yang berdiri di belakang ayahnya mengeluarkan dengus dingin: "Adik, cepat berdiri di sini!"
"Tak heran tak ada suara di pintu, ternyata Ayah pulang." Gorini sama sekali tidak canggung, berlari cepat dan melompat duduk di lutut ayahnya, memeluk leher Murinio: "Ayah, bukankah sudah ada perpisahan? Mengapa masih kembali mengunjungi kami di tengah persiapan migrasi yang sibuk?"
"Tidak senang?" Murinio mengerutkan alis, bertanya dengan serius.
"Senang! Jujur! Ayah pasti khawatir kami pertama kali ke medan perang, ya?" Gorini menjulurkan bibir kecilnya, mencolek hidung tegas ayahnya: "Benar kan? Benar kan?"
Mengetahui Tuan Mourinho telah kembali, para pendeta yang sebelumnya malas-malasan di belakang segera mempercepat langkah, berderap menaiki tangga dan memasuki gerbang, berbaris rapi, buru-buru membungkuk memberi salam: "Junshang——"
Murinio tersenyum sambil mengangguk-angguk, menggunakan ekspresi khasnya sebagai sapaan kepada para pendeta.
"Lili!" Cui Beixi dengan nada sedikit manja dan sayang, berdiri di depan gerbang, berkata pada Gorini: "Lihatlah kamu, sudah besar begini masih seperti anak kecil, cepat turun! Ini semua karena papamu yang terlalu memanjakkanmu!"
"Aku tidak mau turun! Syukurlah, tidak ada bau perempuan liar." Gorini mendekatkan hidungnya ke leher, kerah dan lengan baju Murinio, terus-menerus mengendus, akhirnya hanya mencium aroma lavender. Setelah itu, Gorini dengan bangga mengangkat kedua kakinya yang mengenakan sepatu kulit kijang, menendang-nendang sembarangan, wajah imutnya menempel erat di pipi ayahnya, keras kepala tapi menggemaskan, membuat Cui Beixi Kretak tertawa.
"Kreek——" Sandaran kursi yang dipegang tangan kiri Murinio tiba-tiba mengeluarkan erangan menyedihkan.
Sialan! Liu Zhenhan saat ini benar-benar merasa canggung - "Murinio" ini tentu saja adalah barang palsu Keluarga Xi Bei hasil transformasi setelah Lao Liu mengenakan dua butir "tuo du transformasi" di tubuhnya. Lao Liu tidak menyangka begitu baru tiba, semua pendeta dari Kota Caiyu dan Kota London sudah kembali, membuatnya tak sempat menipu dua dukun pergi.
Yang lebih tak terduga bagi Lao Liu adalah, Murinio yang biasanya sangat tegas ternyata sangat memanjakan putri keduanya - Dari sikap mesra Gorini yang alami terlihat, kebiasaan duduk di pangkuan ayahnya sudah terbentuk bukan satu dua hari. Namun Liu Zhenhan hanya melihat Murinio memperlakukan Gatanie dengan sikap serius, disiplin ketat, sehingga mengira keluarga angsa punya aturan ketat. Mana sangka langsung mendapat masalah seperti ini.
Gadis cantik nan manis tiba-tiba masuk ke pelukannya, bahkan merangkul lehernya, pipi bertemu pipi...
Payudara yang montok sudah berkembang sempurna, gesekannya membuat hati Lao Liu gelisah, untung masih bisa menahan kendali...
Pantat mungilnya yang lembut bagai tak bertulang terus menggesek-gesek paha bagian dalam...
Aroma harum lembut dari napasnya...
Gadis ini juga memiliki wajah persis seperti Gatanie...
Terlalu menggoda - Betapa sulitnya menolak budi wanita cantik -
Bukan karena menggigit ujung lidahnya dengan keras di kegelapan, Liu Zhenhan hampir saja ketahuan. Perlu diketahui, bagian tertentu pada tubuh manusia adalah yang paling mudah lepas kendali dan "meledak".
"Ayah, baru pulang kemarin dan hari ini sudah kembali ke Shabak, pasti lelah ya? Biar Lili pijat tulang-tulang Ayah ya?" Sebelum Liu Zhenhan sempat menjawab, Gorini sudah melompat berdiri di belakangnya, mulai memijat tulang belikatnya dengan penuh semangat.
"Jancuk!" Liu Zhenhan akhirnya bisa menghela napas lega. Seandainya gadis ini masih duduk di pangkuannya lebih lama, dia khawatir akan "mengangkat"nya terbang.
"Dasar penjilat kecil! Siluman kecil!" Liu Zhenhan menggerutu dalam hati sambil tersenyum dan menepuk punggung tangan Gorini, persis seperti ayah penyayang: "Lili, Ayah kembali untuk menjenguk kalian, senang tidak?"
"Tentu saja senang!" Gorini menjulurkan bibir kecilnya lalu mencium pipi Liu Zhenhan dengan keras: "Ayah, andai Ayah pulang lebih awal hari ini! Dewan Tetua itu sangat kaya, di pesta mereka bahkan menyajikan snakeberry lho!"
"Oh iya! Aku membawa beberapa snakeberry untuk Ayah, disimpan di adik..." Gorini merapikan postur tubuhnya lalu tersenyum manis ke Gormeth: "Adik! Cepat ambilkan snakeberry itu!"
Gormeth dengan malu-malu menundukkan kepala, mendekati Liu Zhenhan dan mengeluarkan tiga buah snakeberry. Matanya melirik sekilas ke arah kakak kedua, bibirnya bergerak-gerak membentuk ucapan "celetukan konyol dari Hao".
Liu Zhenhan menerima ketiga snakeberry itu sambil menahan tawa. Ia sudah menyadari bahwa Gormeth dan Gatanie tampak sangat takut pada Murinio. Sedangkan Gorini yang lebih lincah mungkin menjadi kesayangan Imam Utama Angsa.
"Nini, akhir-akhir ini kau kurus sekali. Lebih baik snakeberry ini untukmu." Liu Zhenhan menarik tangan Gatanie dengan penuh kasihan, menaruh buah itu di telapak Ksatria Putri Angsa. Setelah lama tak bertemu, tubuh Gatanie tampak menyusut sepanjang satu li, kecantikannya tetap mempesona namun kini dihiasi kelemahan yang menyentuh hati.
BAB 262: SEBUAH KEIRI HATI YANG BERASAL DARI KASIH SEORANG AYAH
"Terima kasih, Ayah." Gatanie menggelengkan kepala sambil tersenyum, "Berikan saja pada adik, dia yang paling kecil masih dalam masa pertumbuhan."
"Kak, kau benar-benar kurus akhir-akhir ini ih—lebih baik untukmu!" Gormeth mengangkat kepala dan melirik kakak perempuannya, bergumam pelan: "Kita ini saudara kembar. Kalau aku masih tumbuh, masa kau tidak?"
"Aduh—sungguh merepotkan! Kakak, kamu makan satu, Adik, kamu makan satu!" Gorini tak sabar merebut dua buah snakeberry RAMAS, satu diselipkan ke tangan Gormeth, satu lagi digigitnya sendiri lalu disodorkan ke mulut Liu Zhenhan: "Yang ini setengah untukku dan Ayah!"
Liu Zhenhan mengunyah setengah snakeberry itu secara mekanis, aroma bedak wanita mengalir di sela giginya. Dia hampir tak tahu apakah masih bisa mempertahankan ekspresi penuh kasih.
Cui Beixi berdiri di samping, menatap Liu Zhenhan dengan senyum menggoda yang membuat Lao Liu merinding sekujur tubuh.
Dalam hati Liu Zhenhan gemetar ketakutan, khawatir ada yang salah hingga ketahuan. Intuisi wanita yang tajam sudah sering dia alami. Sejak masuk, dia berpose dingin dan bicara seperlunya. Tapi apakah ini cukup? Pengetahuannya tentang Murinio terlalu dangkal.
"Ayah, waktu masuk tadi wajahmu tampak marah. Ada yang mengganggumu?" Gorini meludahkan biji snakeberry sambil terus memijat otot Liu Zhenhan.
“Ayah tidak marah kepada siapa pun.” Liu Zhenhan berusaha meniru senyuman elegan khas Imam Utama Angsa, gerakan otak alis yang terangkat tinggi itu benar-benar sulit bagi Gubernur Perampok yang lebih terbiasa mengerutkan alis lalu menghunus pedang.
"Sudah kukatakan sebelumnya, jangan berisik di tengah malam. Sekitar sini penuh dengan kediaman para Pangeran, nanti kita orang-orang Bimon dari provinsi terpencil ini dianggap tidak beradab. Apakah Yang Mulia Hosea marah?" tawa Cui Beixi terdengar, membuat para pendeta di sekelilingnya segera menundukkan kepala.
"Mari kita semua duduk bersama, jangan terus berdiri." Liu Zhenhan tetap menjaga senyumannya sambil mengangguk kepada para Medusa dan pendeta Kota London di sekitarnya.
"Junshang, dua hari terakhir kelopak mataku terus berkedut. Setelah meminta dukun meramal, kesimpulannya juga tidak optimis dengan serangan gurun kita Bimon kali ini. Bagaimana jika prediksi ramalan itu benar terbukti saat kita ke gurun? Bisakah kita mundur sendiri?" Kepala suku Kota Caiyu, Houllier, berbicara sambil berenang mendekat dan duduk di kursi sebelah kiri Liu Zhenhan. Di bawah kepemimpinannya, sebagian pendeta senior pun duduk, meski kebanyakan tetap bijak berdiri di samping menyisakan banyak kursi kosong.
“Situasi di medan perang bisa berubah sekejap mata, aku tidak berani menetapkan aturan ketat untuk kalian. Kepala Suku, nanti silakan bertindak sesuai situasi. Aku yakin Anda tahu cara menangani masalah ini.” Liu Zhenhan paling khawatir menghadapi pertanyaan semacam ini. Ia sama sekali tidak tahu tugas apa yang diberikan Murinio kepada para Medusa ini, sangat takut mengatakan hal yang salah. Meski suara dan wajahnya sudah persis seperti Murinio, jika ada detail kecil yang salah, identitasnya mungkin terbongkar. Karena itu, ia berusaha menghindari topik sensitif.
“Penempatan kita di bawah Yang Mulia Qidan ini memang bersama pasukan inti, tapi dibandingkan… hehe…” Kepala Suku Houllier terkekeh: “Junshang, izinkan hamba bicara jujur, hamba lebih rela ditempatkan di bawah Tuan Tanah Feilengcui Richard. Itu akan membuat hati hamba lebih tenang.”
Liu Zhenhan benar-benar ingin memeluk si tua ini. Soulmate! Namun sebagai Murinio, cara merespons kalimat ini membuat Lao Liu bingung. MelakukanJunshang-nya diam sejenak, Kepala Suku Houllier merasa canggung: “Junshang, hamba tidak bermaksud…”
“Hah! Ayah sudah melarang siapa pun menyebut nama Richard! Kakek Kepala Suku, Anda melanggar aturan!” Gorini segera menyela, tepat waktu menyelamatkan Liu Zhenhan.
“Benar! Benar! Aku ini pikun!” Kepala Suku Houllier mengangguk, menatap Gorini sambil tertawa terbahak-bahak.
“Hosea, kali ini Tang Beierjina tetap di Kota London untuk memulihkan kesehatannya, ya?” Cui Beixi yang melihat suasana mulai canggung, dengan lihai mengalihkan topik: “Urusanmu itu...sudah selesai?”
“Kondisi Tang Beierjina belakangan ini benar-benar membuatku khawatir.” Liu Zhenhan menggelengkan kepala keras-keras, lalu menepuk lembut tangan Gorini, “Lili, besok kita masih harus melakukan perjalanan jauh, bukankah sebaiknya kamu istirahat?”
Menggelengkan kepala juga merupakan gerakan khas Imam Utama Angsa. Mengalihkan pembicaraan dari topik yang tidak diketahui, hampir menjadi ciri khas Lao Liu.
“Benar! Yang akan berangkat besok juga sebaiknya ikut istirahat, besok harus bangun pagi!” Cui Beixi juga menyambung.
“Tidak! Aku mau menemani ayah sebentar lagi!” Gorini menjulurkan bibir menolak.
“Adik kecil harus patuh.” Gatanie berkata dingin: “Ayah pasti juga sangat lelah, kemarin kembali ke Kota London, hari ini sudah datang lagi, bolak-balik ini hampir tidak ada waktu beristirahat. Kamu harus lebih perhatian.”
“Oh.” Gorini tampak agak takut pada kakaknya ini. Ia menyembunyikan bibirnya dan mengucapkan “Selamat malam ayah” pada Liu Zhenhan, lalu menarik kasar Gormeth. Gormeth yang kikuk limbung sejenak, buru-buru mengucapkan “Selamat malam ayah” sebelum mengekor kakaknya mengikuti arus para Pendeta naik ke lantai atas.
"Gorini sengaja menginjak tangga hingga berbunyi keras."
Fei Wenli juga memberikan hormat dengan anggun kepada Liu Zhenhan, mengucapkan "Selamat malam, Ayah Angkat" sebelum mundur perlahan. Baru saat itu Liu Zhenhan menyadari gadis cantik ini ternyata adalah anak angkat Murinio, dalam hati ia bergumam "Untung tadi tidak sembarangan menyapa".
"Junshang, apakah ada hal khusus yang perlu Anda sampaikan kepada kami dengan pulang secara mendadak kali ini?" Wali Kota Caiyu Trezeguet dan Kepala Suku Houllier tidak ikut pergi, mata mereka tertuju pada Liu Zhenhan. Tampaknya ada sesuatu yang membuat mereka yakin Murinio tidak mungkin pulang ke Shabak hanya untuk mengantar anaknya.
"Tidak ada yang perlu penanganan khusus. Sebenarnya ada, tapi... sekarang kupikir lebih baik tidak usah." Liu Zhenhan terpaksa bermain kata-kata ambigu agar ada ruang negosiasi.
"Apakah masih terkait masalah Richard itu?" Kepala Suku Houllier mengerutkan alisnya, "Junshang, izinkan hamba berkata yang tak pantas - menurut hamba Anda terlalu lemah. Untuk menghadapi bajingan Bimon seperti Tuan Tanah Feilengcui itu, kita harus memberikan pelajaran agar dia tahu arti sopan santun!"
Perkataan kepala suku ini membuat Gatanie yang hendak pergi menjadi terpaku di tempat.
"Jun Shang! Sebenarnya ada permintaan yang selalu diulang setiap kali membahas Richard, sungguh tidak menarik! Kami di Kota Caiyu telah mengikuti instruksi Jun, sebisa mungkin menghindari konflik dengan mereka, sudah cukup menahan diri bukan? Tapi dia? Hutang dia yang menyewa prajurit Medusa kami waktu itu, sampai sekarang masih membuatku geram! Apakah zirah-zirah itu bisa mengembalikan nyawa prajurit Medusa kami?" Wali Kota Trezeguet berkata dengan marah: "Menurutku kita harus memberi pelajaran pada bajingan ini!"
Hehe, menarik. Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak dalam hati, tak menyangka omong kosongnya bisa memicu begitu banyak keluhan. Mendengar langsung penilaian orang tentang dirinya memang cukup menarik, sekarang dia penasaran bagaimana komentar Cui Beixi.
"Paman, sepupu, buat apa mengungkit-ungkit hutang lama ini? Master Puskash sudah menemui Hosea dua kali, kita harus memberi sedikit harga diri!" Cui Beixi langsung menyambar: "Secara pribadi, menurutku jika kita menyediakan Racun Gu untuk Richard seperti saran Master Puskash, meredakan ketegangan hubungan antar semua pihak adalah pilihan terbaik. Mungkin Richard akan mengembalikan kedua anak itu, aku tahu karakternya yang lebih lunak daripada keras, sebenarnya dia..."
"Adikku sayang! Harapanmu pada bajingan kecil itu terlalu muluk!" Wali Kota Caiyu terus-menerus menggelengkan kepala sambil tersenyum sinis.
Di punggung Lao Liu, keringat mengucur deras. Tak disangka, ini rahasia lagi——Cui Beixi ternyata memiliki status yang begitu mulia di klan Medusa——dua kepala suku sebelumnya memiliki hubungan darah dengannya!
Rupanya Master Puskash tidak buru-buru meninggalkan Shabak setelah tiga tusukan di tubuhnya, melainkan mencoba melakukan mediasi sia-sia dengan Murinio.
Liu Zhenhan terus-menerus memijit pelipisnya dengan keras.
"Masalah anak ini, cepat atau lambat harus kita selesaikan dengan tuan tanah bajingan itu! Kalau terus begini, bagaimana nasib Tang Beierjina?" Suara Kepala Suku Houllier penuh kemarahan dan rendah: "Aku tak tega melihat Tang Beierjina terus bersedih! Lagipula di antara kita Bimon, bukan tak ada contoh perseteruan berdarah antar bangsawan! Menurutku, langsung saja kita RAMAS!"
Mendengar ini, Liu Zhenhan merasa sangat dilema dan bersalah. Phoenix Es telah meninggalkan kesan yang sangat baik padanya. Dia benar-benar tak tega jika perseteruan emosinya dengan Imam Utama Angsa justru merugikan pihak tak bersalah——mencabut hak asuh seorang ibu, ini terlalu kejam. Dari segi kekuatan, Phoenix Es sebenarnya bisa melawan Liu Zhenhan secara frontal.
"Benar!" Wali Kota Caiyu juga langsung berseru: "Gentleman pasti lebih ahli bertarung daripada bajingan! Masa kota kami kalah dengan gerombolan preman Feilengcui?"
"Kakak sepupu! Kamu bisa berkata begitu karena belum pernah melihat bagaimana prajurit Feilengcui bertempur." Cui Beixi segera membalas, "Preman? Bajingan? Coba kamu lihat catatan pertempuran Richard. Dia memimpin pengawalnya melalui beberapa pertempuran sengit, setiap kali berdarah-darah, tapi pengawalnya selalu nol kematian! Siapa di Kerajaan Bimeng yang punya kemampuan seperti ini?"
"Adik! Tentang hal ini, Junshang sudah menganalisis berkali-kali dengan kita, tidak perlu kamu mengingatkan lagi! Nol kematian Richard hanya berdasarkan pertahanan, menunggu dalam keadaan segar, memanfaatkan medan dan peralatan! Pasukannya, baik pasukan kavaleri mammoth maupun infantri berat, terbatas ukuran tubuhnya, daya serang jarak jauh tidak bagus! Asal punya perlindungan cukup, atau buat mereka tak punya pertahanan, mengurung mereka tidak sulit!" Wali kota Trezeguet tersenyum sinis, "Mereka juga sangat kekurangan pemanah! Jika dengan pasukan lemah kita pancing mereka ke padang terbuka, lalu kita sembunyikan 3000 pemanah elf, masih bisa nol kematian?"
"Apa nol kematian! Itu cuma hasil beberapa pertempuran melawan tentara bayaran dan perampok kacangan, pasukan reguler elit manusia belum pernah bertempur dengannya!" Kepala Suku Houllier juga tersenyum sinis: "Nico, jangan lupa satu hal. Kemenangan Feilengcui sebagian besar didasarkan pada keunggulan mutlak kekuatan penyihir dan pendeta. Inilah senjata andalannya untuk menindas pemula. Jika menghadapi lawan seimbang, tak akan mudah meraih keuntungan! Contohnya kita. Kekuatan penyihir dan pendeta kita jauh lebih banyak daripada Feilengcui. Benda pusaka Jun juga tak kalah dari Richard kan? Kalau benar-benar berperang, aku akui kerugian kita pasti besar, tapi yakin kita bisa menang akhir. Ini pasti!"
Percakapan ini didengar Liu Zhenhan tanpa terlewat satu kata, hatinya mengobrak-abrik dasar laut. Lawan adalah guru terbaik, pepatah ini benar. Mendengar kekurangan prajurit Feilengcui dari mulut orang lain bagai tamparan keras bagi Liu Zhenhan. Apalagi, isu nol kematian hanyalah rumor luar. Liu sendiri menganggapnya aib memalukan. Bagaimanapun, Monster Perang Komodo dan Geruin Tuan Tanah Pasang Surut gugur di hadapannya, kerugian sebenarnya sangat besar.
"Aku tetap merasa kalian meremehkan Feilengcui. Aku pertahankan pendapatku." Cui Beixi tak bisa mengalahkan dua kerabatnya, mengernyit marah lalu diam.
“Semuanya jangan ribut lagi, beri aku waktu untuk mempertimbangkan masalah ini.” Liu Zhenhan menghela napas. Saat ini dia mulai sedikit menyatu dengan peran Murinio, bukan sekadar berakting tapi benar-benar menyatu.
Berdiri di posisi Murinio dan mencoba berpikir dari sudut pandangnya, Liu Zhenhan mulai memahami kesulitan Murinio. Sebenarnya Murinio cukup menahan diri - ada provokasi internal dan alasan untuk bertindak, namun dari awal sampai akhir dia tidak gegabah mengambil tindakan. Dulu Lao Liu merasa diri teraniaya, tapi sekarang setelah menganalisis situasi Murinio, sang angsa tua ini juga jelas tertekan - melihat pasangannya menangis tiap hari merindukan anak, sementara dirinya memiliki kekuatan besar tapi tak bisa bertindak.
Memikirkan ini, Liu Zhenhan justru merasa dirinya seolah-olah sedang mengambil keuntungan dari angsa tua. Penemuan ini membuatnya tertawa terbahak-bahak dalam hati.
"Hari ini, semua masalah sebenarnya kesalahanku..." Cui Beixi menghela napas dengan sendu, berkata penuh kesedihan pada Liu Zhenhan: "Andai... ah... kenapa dulu aku memberitahumu bahwa Richard pernah mencabut bulu Nini! Ditambah lagi si gadis bodoh itu malah mengaku suka pada Richard! Kalau bukan karena ini, kamu tak akan sengaja menjegal Richard. Andai tak ada pengucilan dan tekanan di awal, kalian berdua pasti menjadi guru-murid yang paling kompak. Sekarang semuanya berubah..."
“Nico, bagaimana bisa hal ini menjadi kesalahanmu!” Kepala Suku Houllier berkata dengan kesal: “Cinta lintas ras itu sungguh konyol! Kamu adalah korban, menyembunyikan hal ini dari Jun adalah kesalahan terbesar! Apakah kamu ingin Gatanie mengalami penderitaanmu lagi? Bajingan kecil ini juga sangat tak tahu malu! Apakah dia tidak tahu bahwa mencabut bulu adalah bentuk melamar wanita angsa?!”
“Nini, kamu selalu menolak bicara, malam ini bisakah kamu beri tahu paman, bagaimana kamu bisa menyukai Richard itu? Kelebihan apa yang dia miliki sampai menarik perhatianmu?” Wali kota Trezeguet menghela nafas penuh kebingungan: “Melihatmu terus sedih karena bajingan kecil dan monster jelek ini, aku takut ibumu tidak akan sanggup menerima jika mengetahui!”
Gatanie tidak berkata apa-apa, hanya suara gemerisik sayap bulu yang terdengar.
“Mungkin karena aksi Richard mengayunkan pedang memotong lengannya, aku ingat hari itu Nini pingsan tiga kali menangis, saat itu aku sudah tahu ini akan buruk.” Cui Beixi menghela nafas panjang.
Liu Zhenhan benar-benar membeku.
Sama sekali tidak dia sangka, perlakuan kasar Murinio terhadapnya dulu, segala upaya untuk menjatuhkannya, ternyata bukan hanya karena kecemburuan dan ketidakpuasan seperti yang pernah diakuinya!
Mengingat kembali, Liu Zhenhan memang pernah mencabut bulu Gatanie secara tidak sengaja untuk membuat gulungan lagu perang. Bagaimana Cui Beixi mengetahui hal ini, Liu Zhenhan tidak bisa melacaknya. Namun saat itu dia benar-benar tidak tahu bahwa mencabut bulu mengandung makna lamaran, hingga sekarang pun masih belum tahu!
Sebenarnya pada periode itu, Liu Zhenhan dan Gatanie masih menjaga jarak yang canggung karena mengalami "insiden yang memalukan". Meski kemudian muncul sedikit rasa suka, hubungan mereka masih belum jelas. Bahkan hingga kini, Liu Zhenhan tak bisa memastikan apakah gadis angsa yang pemalu ini menyukainya atau tidak. Namun jawabannya jelas terungkap malam ini - Gatanie telah mengakui di depan ayahnya Murinio saat kunjungan pertama ke Feilengcui bahwa dia menyukai Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan jelas-jelas ingat, saat Imam Utama Angsa pertama kali melakukan inspeksi ke Feilengcui, kebetulan adalah saat dia pulang dengan lengan patah dan kondisi memprihatinkan membawa Bimon Serangga dari dasar laut. Jika Mentor Ular Wanita Cantik yang memberitahu Imam Utama Angsa tentang pencabutan bulu, ditambah Gatanie yang mengakui secara langsung memiliki perasaan padanya, maka sikap sinis Imam Utama Angsa terhadapnya kemudian menjadi mudah dipahami——Murinio sudah merasakan pahitnya cinta lintas ras, mana mungkin dia rela melihat putri kesayangannya mengalami kesakitan yang sama lagi? Jika bukan karena alasan putrinya sendiri, sebagai mentor seperguruan, bagaimana mungkin Murinio yang merupakan legenda pendeta pintar dan brilian seperti itu bisa mengucilkannya sedemikian rupa?
Bab 263 Pertukaran Perspektif
Faktanya, tindakan Murinio terbukti efektif. Sejak dia menunjukkan sikap tidak ramah, terus-menerus menyasar dan meminggirkan Liu Zhenhan, secara tak terlihat memang terbentuk tembok pemisah antara Liu Zhenhan dengan Gatanie, bahkan sekadar menyapa sehari-hari pun terasa canggung.
Bagaimana awal mulanya hal ini bisa semakin memburuk hingga mencapai tahap saling bertolak belakang seperti sekarang? Liu Zhenhan bertanya dalam hati dengan pilu.
Pada detik ini, Liu Zhenhan teringat banyak hal. Dia teringat ajakan Murinio padanya, janji Murinio untuk memberikannya seorang gadis angsa sebagai selir asal tidak menyebut nama Gatanie! Dia juga teringat kemarahan Imam Utama Angsa saat pertama kali bertemu, ketika dia bercanda mengajak menikahi Gatanie dalam pesta - ini benar-benar seperti membuka panci yang tidak seharusnya dibuka!
Liu Zhenhan samar-samar ingat, dulu permintaan konyol ini bahkan diajukannya dua kali, bahkan pernah mempertaruhkan posisi Imam Agung Jubah Merah! Sejak saat itukah Murinio mulai menganggapnya sebagai orang sembrono dan semakin menghinanya? Berkonflik dari permukaan sampai bawah tanah, dari Feilengcui sampai ibu kota, akhirnya berpisah jalan. Kini saat menengok kembali, semuanya terasa sia-sia.
Emosinya terlalu bergolak. Untuk menyembunyikan kegelisahan yang mungkin terlihat, Liu Zhenhan menekuk lengan dan menyangga dahinya, berpura-pura merenung dalam-dalam.
Suara tangisan tersedu-sedu tak terbendung bergema di telinga Liu Zhenhan. Itu suara Gatanie. Ksatria Angsa yang biasanya dingin seperti es kini menangis penuh kebingungan dan ketidakberdayaan. Liu Zhenhan sangat ingin memeluknya erat dan melindunginya! Tapi sekarang dia bahkan tak berani menoleh, karena sedang memerankan peran ayah yang tegas.
Sebenarnya kita semua sedang memainkan peran berbeda, Liu Zhenhan tersenyum getir dalam hati.
Karena keadaan sudah berkembang sampai ke titik tak terkendali seperti hari ini, Liu Zhenhan terpaksa terus melanjutkan sandiwara ini. Situasi sekarang sudah seperti catur mati. Tak ada pihak yang bersalah dari sudut pandang masing-masing, tapi dunia kadang memang rumit seperti ini.
Cui Bei dengan lembut menghibur Gatanie. Namun tangisan Ksatria Putri Angsa itu perlahan menjauh. Dengan derap langkah di tangga, Liu Zhenhan akhirnya mengangkat kepala - andai Gatanie masih di sini, dia benar-benar tak punya keberanian menghadapi gadis yang telah menderita begitu banyak demi dirinya ini.
Cui Bei diam membisu.
Trezeguet juga diam.
Kepala Suku Houllier membisu bagai batu karang.
Suasana tiba-tiba membeku. Bahkan dalam perannya sebagai seorang ayah, Liu Zhenhan merasa tercekik oleh tanggung jawab dan beban berat yang harus dipikul Murinio.
“Aku sudah memutuskan.” Setelah berpikir lama, Liu Zhenhan mengangkat kepala dengan suara serak namun penuh keyakinan: “Kami akan mengalokasikan dua dukun untuk menggunakan Racun Gu guna menetralkan racun mereka!”
“Junxia!” Kepala Suku Houllier terkesiap, suaranya gemetar: “Mengapa Junxia melakukan ini? Kami hanya memiliki empat dukun pembawa Racun Gu! Nyawa Terakhir ini tidak bisa dibudidayakan lagi! Bagaimana jika di masa depan...”
“Junxia!” Penguasa Kota Caiyu Trezeguet menyela dengan penuh emosi: “Harga diri kita tak boleh ternodai! Biarkan hamba yang menyelesaikan ini! Cukup 2000 pemanah elf! Tidak, 1000 saja! Hamba jamin bajingan sialan ini akan lenyap!”
“CUKUP!” Liu Zhenhan menggeram, bangkit berdiri dengan tatapan dingin menyapu wajah dua Medusa: “Jangan banyak tanya! Lakukan perintahku! Ma... Maksudku, segera laksanakan! Besok kalian akan tahu alasannya!”
“Baiklah.” Dua Medusa itu tak sanggup menahan tatapan penuh agresi yang memancarkan kekerasan, memaksa mereka menelan semua protes. Yang bisa dilakukan hanyalah menunduk patuh sebelum membungkuk dan mundur.
Liu Zhenhan terduduk lunglai di kursi, rencana awalnya yang murni ingin mengelabui orang kini benar-benar ditolaknya sendiri. Ia memutuskan untuk mengembalikan Ershao dan Sanshao kepada Tang Beierjina, meski nanti setiap bulan ia akan menjemput mereka berdua untuk tinggal sebentar.
Di alam bawah sadarnya, Liu Zhenhan masih menyangkal bahwa ia mengembalikan Ershao dan Sanshao kepada Phoenix Es bukan Murinio. Tapi ia juga harus mengakui, tindakannya ini sebenarnya membantu Murinio menyelesaikan salah satu masalah paling rumit. Mengapa ia melakukan ini? Liu Zhenhan sama sekali tak paham, apakah karena hatinya melunak?
Liu Zhenhan tiba-tiba merasa bingung——apakah dirinya adalah Liu Zhenhan yang sedang memerankan Murinio? Atau Murinio yang sedang memerankan Liu Zhenhan?
Cui Beixi menatap Liu Zhenhan dengan pandangan yang dalam dan luas seperti lautan, berlama-lama.
"Hosea, sebenarnya kau dan Richard adalah tipe orang yang sama. Sudah lama aku tidak melihat sorot matamu seperti tadi. Belakangan ini, kau terlalu banyak memikul beban." Mentor Ular Wanita Cantik mengeluarkan derai air mata: "Aku sangat senang kau bisa menerima kenyataan, sungguh..."
Suara Mentor Ular Wanita Cantik perlahan tercekat oleh tangis.
Liu Zhenhan tahu bahwa sebagai Murinio, saat ini seharusnya dia membantu Mentor Ular Wanita Cantik mengusap air mata, tapi dia benar-benar tidak bisa melakukannya. Entah mengapa, alam bawah sadarnya sangat menolak untuk melakukan hal ini.
"Nico, semuanya sudah berlalu, bukan?" Liu Zhenhan hanya bisa mencoba menghibur Mentor Ular Wanita Cantik dengan beberapa kalimat.
"Hosea, ikutlah aku. Ada satu hal lagi yang ingin kutanyakan." Mentor Ular Wanita Cantik segera tersenyum cerah sambil berenang menuju tangga, melambaikan tangan dengan anggun.
Liu Zhenhan ragu sejenak, tidak tahu apakah dia harus mengikuti atau tidak.
Setelah perlahan pulih dari dorongan emosi tadi, akal sehatnya mengatakan bahwa sekarang dia harus mencari alasan untuk segera pergi. Malam yang panjang hanya akan membawa masalah. Namun melihat mata Cui Beixi yang berkedip-kedip menatapnya, Liu Zhenhan benar-benar tidak bisa menemukan alasan untuk menolak, akhirnya terpaksa mengikutinya dengan gigih.
Tangga spiral memiliki tiga tingkat, hati Liu Zhenhan juga berputar tiga lapisan. Jantungnya berdebar kencang - jika Mentor Ular Wanita Cantik menanyakan sesuatu yang sama sekali tidak diketahuinya, atau jika kebetulan dia menyadari kejanggalan, cukup dengan satu teriakan, seluruh gedung akan bergolak. Liu Zhenhan tahu sebagian besar orang pasti masih belum tidur. Jika itu terjadi, bukan hanya Racun Gu yang gagal, tapi kekacauan ini akan semakin tak terkendali.
Untungnya Mentor Ular Wanita Cantik tidak menanyakan pertanyaan lebih lanjut, hanya mengayunkan pinggang rampingnya dengan anggun, meliuk-liuk di lantai. Dia di depan, Liu Zhenhan di belakang.
Wanita Medusa memiliki pesona unik saat berjalan. Baik di dunia manusia maupun ras Bimon, semua wanita selalu bangga mempelajari gaya berjalan "angin mengusap dedaunan" ini. Cui Beixi jelas merupakan perwakilan terbaik yang mampu memaksimalkan gaya berjalan menggoda nan lembut ini. Keanggunan arsitektur masih ada, kecantikan semakin memesona. Waktu yang kejam tidak meninggalkan jejak kesedihan pada Cui Beixi, hanya menorehkan pesona yang menggoda. Sayangnya, Liu Zhenhan tidak bisa menikmati pesona ini. Saat ini, Lao Liu hanya fikirannya penuh keinginan untuk kabur.
Di ujung koridor lantai tiga, Cui Beixi membuka gagang tembaga pintu dengan lembut, lalu menoleh memandang Liu Zhenhan.
"Ayah!" Suara perempuan jernih terdengar dari ujung lain koridor.
Liu Zhenhan berbalik mendadak. Gorini dan Gatanie, sepasang saudari kembar identik, berdiri di pintu mengenakan piyama sutra. Salah satunya memeluk bantal besar. Liu Zhenhan memandangi mereka yang serupa ini, sama sekali tak bisa membedakan mana yang mana.
“Kamar adik dan kamu ada di sini, kalau malam nanti kamu tidak pulang aku akan datang mencarimu!” Gorini memperlihatkan wajah lucu, mengulurkan jarinya dan menunjuk ke arah sebuah pintu di sebelah kanan.
“Sayang, cepatlah tidur, ayah sudah tahu.” Liu Zhenhan tersenyum, wajah lucu itu membuatnya paham bahwa yang memeluk bantal ini adalah Gorini.
“Ayah, pasti Ibu merindukanmu, besok ingat pulang lebih awal.” Gatanie dengan wajah yang masih terlihat bekas air mata, memaksakan senyuman.
“Cepat tidur!” Liu Zhenhan juga memaksakan senyuman seorang ayah, melambaikan tangan pada kedua putrinya. Dia berpikir, ini seperti apa? Apakah kedua gadis kecil ini juga mengawasi suami untuk ibu mereka Milané?
“Lily dan Nini cepat tidur! Aku perlu bicara dengan ayah kalian sebentar! Sebentar lagi dia akan kembali tidur.” Suara Mentor Ular Wanita Cantik juga terdengar.
Sepasang saudari angsa itu tersenyum pada ayah dari Keluarga Xi Bei ini, lalu berbalik masuk ke kamar. Dengan suara "brak", pintu kamar tertutup.
“Hosea, masuklah!” Mentor Ular Wanita Cantik berdiri di depan pintu kamar, melambaikan tangannya pada Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan sudah tidak punya pilihan lain, hanya bisa memasuki ruangan dengan enggan. Hatinya berdebar kencang, alis kanannya terus berkedut. Mentor Ular Wanita Cantik tadi mengatakan ada sesuatu yang ingin ditanyakan padanya. Liu Zhenhan tidak yakin pertanyaan apa itu. Lao Liu dengan pesimis menduga, kemungkinan besar ini adalah hal lain yang tidak diketahuinya.
Begitu masuk, Liu Zhenhan terpaku di tempatnya.
Ruangan ini terasa sangat familiar. Tata letak seluruh ruangan persis seperti kamar tidur Cui Beixi di Kuil, bahkan hampir semua perabotan disusun sama persis. Di kubah yang dihiasi cangkang kerang mutiara transparan yang ditipiskan, Sampa menebarkan cahaya bulan lembut melalui cangkang kerang ke kanopi ranjang putri yang besar, menyinari ruangan dengan cahaya keperakan yang magis. Kelambu tipis bergerak sendiri tanpa angin, menggulung ribuan helai cahaya bulan bagai asap ilusi; Rak buku dan gantungan baju yang tertata rapi, kepala rusa tembaga sebagai keran air di dinding, bahkan cangkir tanduk banteng yang sudah halus mengilap di atas meja - semuanya memiliki desain yang sama dengan yang ada di Kuil.
Jika harus mencari perbedaan, hanya karpet beludru tebal dan lembut seperti rumput yang menghampar di lantai. Ruangan di Kuil sepertinya tidak memiliki karpet sebaik ini.
Mencium aroma samar wanita yang terhirup dari lubang hidung, Liu Zhenhan hampir merasakan sensasi waktu berbalik arah. Dahulu kala, dengan sikap kikuk dan kecerobohan pemuda, ia berdiri di ruangan serupa. Kini, ia menjelma sebagai sosok Pendeta Pertama Kerajaan, muncul kembali di ruangan dengan tata letak identik. Pertemuan garis takdir yang kontras ini membuatnya menghela napas pilu, membangkitkan perasaan takdir yang tak terelakkan.
"Hosea, masihkah kau ingat? Di masa lalu, di ruangan dengan tata letak serupa, di bawah rembulan yang sama, kau pernah menuliskan puisi bergaya Phoenicopterus untukku." Cui Beixi duduk di tepi tempat tidur, mengusap-usap ekor ularnya dengan lembut. Sikap malasnya memancarkan keindahan yang dibalut dekaden, sorot mata berbintangnya yang samar-samar tersenyum menancap pada Liu Zhenhan, memancarkan kelembutan bak aliran sungai dalam pesona yang memabukkan.
Jiwa Liu Zhenhan terguncang. Keindahan yang dipancarkan sang Mentor Ular Wanita Cantik di detik ini benar-benar melumpuhkan seluruh inderanya.
"Hosea..." Suara Mentor Ular Wanita Cantik yang berbaur antara sindiran dan sukacita membangunkan Liu Zhenhan yang nyaris terbang ke alam khayal.
"Apa? Oh... iya... puisi... itu puisi fei..." Liu Zhenhan semakin panik semakin kacau, mana mungkin dia tahu puisi apa yang pernah ditulis Murinio untuk Mentor Ular Wanita Cantik. Takut-takut datang, langsung dihantam pertanyaan mematikan ini. Keringat Liu Zhenhan gemerisik mengucur, refleks mengusapnya dengan lengan baju. Hatinya langsung deg-degan, dalam hati berteriak "celaka!", gerakan kasar seperti ini mana mungkin dilakukan Murinio!
Kena kejutan ini, keringat di dahinya semakin deras mengalir.
Diam-diam melirik Mentor Ular Wanita Cantik, Liu Zhenhan mendapatinya sedang tersenyum manis menatap dirinya. Dadanya semakin berdebar. Seorang Murinio yang berwibawa mustahil terlihat gugup seperti remaja. Dengan kedekatan mereka, kalau Mentor tidak menyadari keanehan ini, Liu Zhenhan sendiri tidak percaya.
Liu Zhenhan hampir saja merogoh "Bianshen Tuodu" di dada untuk kabur, ketika sebuah puisi pendek menghentikan niat gegabahnya.
"Ada sejenis cinta～
Terjebak antara kesucian dan dosa～
Di muara tempat bintang-bintang bergeser ke barat～
Saat semua masih terlelap～
Kudukiril duduk sendiri～
Menunggu penyeberangan～"
Seorang perempuan cantik bak mimpi, disinari cahaya bulan, melantunkan puisi fei yang penuh nuansa mistis.
Liu Zhenhan agak bingung. Awalnya dia mengira akan menghadapi interogasi, karena tindakannya tadi sulit dijelaskan. Tapi kenapa Mentor Ular Wanita Cantik malah melantunkan sebuah puisi pendek?
Liu Zhenhan segera menyadari. Jancuk! Ini bukan puisi gaya fei! Ini jelas-jelas puisi terkenal "Menunggu Cinta" yang sering dinyanyikan penyair kuda nil di malam-malam berbulan purnama dengan iringan petikan kecapi.
"Hosea, puisi yang kau tulis untukku tahun lalu ini," Mentor Ular Wanita Cantik menekan dada kirinya, pipinya memerah, "sampai sekarang setiap kubaca, perasaanku tetap sama seperti pertama kali. Tujuh belas tahun... Tak pernah kami sangka puisi ini akan dijadikan partitur musik dan dinyanyikan di seluruh Kerajaan!"
"Aku juga begitu." Liu Zhenhan menahan gejolak emosi, menelan ludah, dan menjawab sekenanya.
Bangsat! Benar-benar tak terduga! Liu Zhenhan sampai bersujud kagum. Siapa sangka lagu terkenal "Menunggu Cinta" ini ternyata karya orisinal Murinio!
“Lao Liu awalnya mengira puisi burung semacam ini hanya bisa menipu gadis sastra kekanak-kanakan, tapi setelah direnungkan baik-baik, dia merasa puisi ini benar-benar luar biasa. Baris seperti 'Ada cinta yang berada di antara kesucian dan dosa' jelas-jelas membela percintaan lintas ras. Sungguh menakjubkan angsa tua dulu punya bakat sastra sehebat ini.”
“Berbual B! Terlalu Berbual B!” Liu Zhenhan terus-menerus mengeluarkan suara kagum.
Bab 264: Bunga Cinta yang Membuta
“Melihatmu gelisah tadi sungguh menggemaskan, seperti kembali ke masa lalu. Kau harus sering begitu, jangan terus cemberut. Kapan terakhir kali kau tersenyum manis seperti itu? Aku hampir lupa kapan.” Cui Beixi terkikik kretak.
Liu Zhenhan kembali bingung.
Apa maksudnya? Mirip Murinio di masa lalu? Jangan-jangan sikap kacauku tadi disalahartikan Mentor Ular Wanita Cantik sebagai luapan perasaan remaja Murinio? Liu Zhenhan diam-diam senang.
“Aku tahu tak seharusnya memaksamu.” Mentor Ular Wanita Cantik tiba-tiba menghela nafas lesu, tangannya meremas-renda renda di tepi ranjang.
Gerakan ini terkesan sedikit seperti orang gila. Liu Zhenhan menduga Cui Bei mungkin punya sesuatu yang sulit diungkapkan.
“Penyakit batuk berdarah Milané sudah bertahun-tahun seperti ini, ini bukan kesalahanmu atau aku. Dulu kau bisa terus menundaiku dengan alasan khawatir tentang penyakitnya, tapi hari ini hubunganmu dengan Phoenix Es sudah terbuka. Ershao dan Sanshao telah tiada, kau tak bisa membiarkan Phoenix Es kehilangan status resmi lagi. Tapi... tapi pernahkah kau berpikir? Bagaimana denganku? Apa yang harus kulakukan? Kau tak bisa berat sebelah... Aku... aku tak punya tujuh belas tahun lagi untuk menunggu...” Mentor Ular Wanita Cantik itu menundukkan kepala sambil melontarkan semua kalimatnya sekaligus, wajahnya dipenuhi rasa malu, renda di tangannya sudah terpelintir menjadi gulungan kusut.
“……”
“Mengapa diam saja?” Cui Bei menunggu lama tak mendapat jawaban, mengangkat kepala dan menatap Liu Zhenhan dengan sorot mata penuh dendam layaknya hantu wanita dari danau.
Keringat Air Terjun Huangguoshu~
Apa yang bisa Liu Zhenhan katakan sekarang?
Otaknya yang masih belum pulih sepenuhnya, setelah melakukan seleksi singkat, menyimpulkan beberapa poin sederhana dari perkataan sang mentor:
Pertama: Istri utama Murinio, yang tak lain adalah Milané sang wanita tercantik di Klan Angsa zaman dulu, ternyata telah lama menderita batuk berdarah. Menurut analisis Lao Liu, kemungkinan besar ini adalah penyakit sejenis tuberkulosis.
2: Milané sepertinya sangat memperhatikan suaminya dan tidak terlalu ingin berbagi dengan orang lain. Hal ini bisa terlihat sedikit dari sikap Gatanie dan Gorini tadi. Selain itu, dari perkataan Mentor Ular Wanita Cantik juga bisa didengar, karena Milané sedang sakit parah, Murinio mungkin tidak berani menstimulasinya, sehingga selama ini urusan cinta-cintanya selalu dilakukan diam-diam.
3: Hubungan gelap antara Phoenix Es dan Murinio sebelumnya mungkin dilakukan secara rahasia, namun sekarang sepertinya sudah terbuka. Setidaknya Liu Zhenhan pernah mendengar dua Medusa dari Kota Caiyu menyebutkannya. Ini mungkin akibat ulah Master Puskash saat itu. Setelah Liu Zhenhan dan Murinio benar-benar berpisah, dia tidak buru-buru meninggalkan Kerajaan Bimeng, melainkan kembali menemui Murinio untuk mediasi. Imam Utama Angsa yang sedang marah mungkin kehilangan kewaspadaan dan tidak melakukan pengosongan area, sehingga peristiwa ini terungkap.
4: Lao Liu yang memonopoli anak kembar Phoenix Es membuat sang Phoenix merindukan anaknya hingga setiap hari menangis. Murinio yang tak berdaya terpaksa membuat kompromi dengan menjanjikan status resmi sebagai hadiah hiburan - ini mungkin perlu persetujuan Milané yang diperkirakan cukup sulit didapatkan.
"Lima: Melihat Phoenix Es telah mendapatkan status resmi, Mentor Ular Wanita Cantik mengalami ketidakseimbangan psikologis. Dari segi waktu, seharusnya Cui Beixi yang pertama kali membangun hubungan dengan Imam Utama Angsa. Jika Phoenix Es bisa mendapat pengakuan, tidak adil jika kekasih lama yang setia selama bertahun-tahun seperti Cui Beixi justru tidak. Karena itu, Cui Beixi mulai menuntut perlakuan setara dengan mengejar Murinio."
"Aku..." Liu Zhenhan seperti senapan mesin yang macet, mengulang-ulang kata "aku" tanpa bisa melanjutkan.
Perkara lain bisa dia obral dengan sembarangan, tapi urusan seperti ini terlalu pribadi. Sekerasa apapun Liu Zhenhan, dia tak berani menggunakan identitas Murinio untuk berbicara sembarangan! Ini menyangkut kebahagiaan seumur hidup seseorang!
"Aku tahu kemarin kau buru-buru meninggalkan Shabak karena takut kutuntut jawaban..." Mentor Ular Wanita Cantik menghela nafas, bangkit perlahan dan menatap tajam kegelisahan di mata Liu Zhenhan: "...Hosea, jika kau bertekad memperjuangkan status untuk Phoenix Es, mengapa tak sekalian membawaku? Mengapa? Mengapa setiap kutanyakan ini, kau menghindar dan menjadi gugup? Apakah memberikan kepastian padaku benar-benar sesulit itu? Mengapa tak kau biarkan aku putus asa saja?"
Liu Zhenhan benar-benar collapse!
Ternyata kemarin Murinio meninggalkan Shabak bukan karena urusan pekerjaan yang sibuk, melainkan karena dikejar-kejar Mentor Ular Wanita Cantik untuk meminta status resmi! Liu Zhenhan sama sekali tidak menyangka! Tak disangka dirinya justru mendapat kesempatan memerankan Murinio yang disediakan oleh Murinio sendiri.
"Nico, kamu jangan buru-buru..." Liu Zhenhan terus menggaruk-garuk kepalanya. Kebohongan yang terlanjur diucapkan setengah jalan tak bisa dilanjutkan. Dalam situasi genting seperti ini, Liu Zhenhan benar-benar bingung harus melanjutkan aktingnya. Biasanya cara dia menghadapi cewek cuma dua: sok cool atau merayu lembut, mana pernah mengalami situasi besar seperti ini!
"Jangan buru-buru?" Cui Beixi tersenyum getir, kekecewaan yang menyayat hati terpancar dari sorot matanya. Dua aliran air mata mengalir diam-diam di pipi Mentor Ular Wanita Cantik, "Hosea, berapa tahun lagi kau akan mengulang kalimat ini padaku? Apakah yang kuminta banyak? Yang kuinginkan cuma pengakuan status dari semua orang! Tahukah kau betapa irinya hatiku melihat tatapan bahagia Helen yang bersandar di samping Richard? Jika kau tak sanggup, setidaknya biarkan aku putus asa, boleh?"
"Tahukah kau..." Suara Cui Beixi lemah bak benang ulat yang hampir putus, kesedihan di wajahnya membuat Liu Zhenhan tak tega memandang.
"Liu Zhenhan" bimbang terus, tak bisa mengambil keputusan. Di satu sisi ingin membuka identitasnya, tapi di sisi lain khawatir apakah "Mentor Ular Wanita Cantik" dalam kemarahan besar akan membunuhnya (PS: Ini jelas agak tidak mungkin); Kemungkinan besar lainnya adalah mentor tersebut karena rahasia hatinya diketahui orang asing, merasa malu dan marah lalu bunuh diri.
Dari tiga skenario ini, tak satu pun yang ingin "Liu Zhenhan" lihat.
"Ada cinta yang ~ berada di antara kesucian dan dosa~" "Cui Beixi" seolah menemukan jawaban dari sorot mata yang berkedip-kedip lawannya. Ia terjatuh lesu di tempat tidur, mengulang-ulang puisi itu dengan suara parau. Cahaya bulan memantulkan kesedihan di wajahnya yang bersinar seperti kristal.
"Liu Zhenhan" hampir mati gelisah. Ia tak ingin "Mentor Ular Wanita Cantik" mengalami breakdown mental karena sikapnya yang ambigu. Sejujurnya, "Cui Beixi" adalah salah satu dari sedikit orang di "Kerajaan Bimeng" yang selalu baik padanya. "Lao Liu" masih bersyukur padanya, tapi memberikan janji kosong ibarat minum racun untuk menghilangkan dahaga, ia tak berani.
“Aku tidur dulu! Masalah ini, aku akan segera beri jawaban. Kasih waktu lagi, percayalah padaku. Jancuk, aku bohong padamu...” Liu Zhenhan mengoceh panjang lebar, sumpah serapah tak tertahan lagi. Sejujurnya, saat ini pun dia sendiri tak paham apa yang diucapkannya. Satu hal yang paling melekat di benaknya adalah—begitu selesai bicara langsung kabur. Jika Mentor Ular Wanita Cantik menghalangi, dia akan mendorongnya.
Tinggal lebih lama di sini, Liu Zhenhan yakin dirinya pasti akan menjadi gila—memerankan Murinio benar-benar pekerjaan sial. Kehidupan pribadi pria ini berantakan sekali. Dulu Liu Zhenhan melihatnya begitu sukses, siapa sangka ternyata hidupnya mengenaskan, jauh di bawah levelnya.
“Hosea...”
Liu Zhenhan baru saja selesai berbalik badan, terkejut oleh panggilan itu.
“Mendekatlah. Lihat aku sekali lagi, sekali saja, kumohon.” Ular wanita cantik Cui Beixi tidak seperti dugaan Lao Liu yang menyangka dia akan mencengkeram kerah bajunya seperti perempuan gila. Dia justru memeluk punggung Liu Zhenhan dari belakang dengan lembut. Meski nada bicaranya penuh kepedihan dan duka, sama sekali tidak ada tanda-tanda kemarahan, malah terasa begitu mengharukan.
Liu Zhenhan dalam hati berteriak sial, ini kedengarannya seperti pesan terakhir sebelum bunuh diri!
Setelah berpikir sejenak, Liu Zhenhan membuat keputusan paling sempurna: setelah melihatnya sekali ini, tenangkan dia dulu, lalu segera keluar untuk membangunkan Gatanie dan Gorini, meminta mereka berdua menjaga Cui Beixi agar tidak melakukan hal bodoh seperti mencoba bunuh diri dengan pisau dapur atau gantung diri.
Kemudian dirinya bisa kabur di tengah kekacauan. Liu Zhenhan menghela nafas panjang.
Cui Beixi dengan lembut menggenggam tangan Liu Zhenhan, duduk miring di tepi ranjangnya yang dipenuhi bulu dan kelambu putri. Sebuah jari ramping mengait dagu Liu Zhenhan, menariknya mendekat hingga bertemu pandangan mata Cui Beixi yang berkilau seperti bintang dingin.
Jarak antara mereka hampir mencapai jarak nol. Napas lembut dan harum Mentor Ular Wanita Cantik itu menerpa wajah Liu Zhenhan, membuat Lao Liu tersipu malu - pada dasarnya Liu Zhenhan tetap seorang yang tradisional.
Cahaya bulan menembus cangkang mutiara, mengumpulkan seberkas sinar keperakan yang diam-diam menyinari wajah cantik bagai bunga. Jejak air mata menghilang secara ajaib, seolah tak pernah ada. Pada detik itu, Liu Zhenhan merasakan kebahagiaan besar dari sorot mata Cui Beixi. Rasa canggung, gelisah dan malu yang menyelimutinya perlahan larut dalam kebahagiaan ini, saraf yang tegang lama akhirnya mengendur.
Kebahagiaan yang dia butuhkan begitu murah, mengapa dia tak pernah bisa memilikinya sepenuhnya? Liu Zhenhan mendengar desahan dari kedalaman hatinya.
Tiba-tiba, angin sepoi-sepoi yang tak diketahui asalnya menerpa kamar sempit berjendela tertutup. Angin menyapu tirai, aroma harum memenuhi ruangan.
Dalam momen gauze tipis menari dan cahaya bulan mengalir seperti air ini, Cui Beixi yang duduk miring di tepi tempat tidur terlihat seolah melayang keluar dari dunia, bagai hendak terbang bersama angin. Liu Zhenhan nyaris berhalusinasi: wanita ini seakan telah menantinya sejak zaman purba di padang belantara waktu yang tak bertepi, seperti janji yang terpatri.
Andai Mourinho yang berdiri di sini saat ini, Liu Zhenhan yakin: sekalipun angsa tua itu adalah pria yang paling pengecut dan tidak punya nyali, pasti akan tersentuh oleh ketulusan Mentor Ular Wanita Cantik ini dan rela mengorbankan segalanya. Hanya untuk setitik kerinduan tak tergores selama bertahun-tahun ini. Sayang, yang hadir justru Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan hanya bisa menghela napas panjang.
Melihat kilau haru di mata sang kekasih sirna seketika, sorot mata Mentor Ular Wanita Cantik pertama-tama redup oleh kekecewaan, lalu tenggelam dalam keputusasaan.
Kilau hijau langsung menyembur dari pupil Mentor Ular Wanita Cantik. Liu Zhenhan yang hanya berjarak sejengkal ini, selain tak punya secuil kekuatan elemen, bahkan andai punya, tetap takkan mampu menghindar.
Jantung Liu Zhenhan membeku. Dia tahu: ini buruk.
Orang lain mungkin tidak tahu, tapi Liu Zhenhan sangat paham - ini adalah kemampuan ras klan Medusa, "Gaze Petrifikasi"! Saat di Feilengcui, Liu Zhenhan pernah merasakan kekuatannya. Kemampuan tak berguna dengan jangkauan hanya 1 yard ini, yang harus ditransfer melalui tatapan mata lawan, justru memiliki keganasan tak tertandingi - sekali kena, kecuali sang korban adalah perawan, entah itu Santo atau Monster Tingkat Super, akan terpetrifikasi selama 3 jam penuh.
Liu Zhenhan yang telah berubah menjadi batu benar-benar putus asa. Sekarang dia tak berbeda dengan ikan di talenan. Karena terpetrifikasi, kesempatan untuk melepas "Transformasi Tuo Du" hilang. Tak hanya itu, haknya untuk berbicara pun hilang karena lidah yang membatu. Kemampuan ras Elf Asing-nya "Serangan Bayangan" yang seharusnya bisa mengontrol tubuh lawan melalui bayangan, dengan jarak yang sekarang tepat, sayangnya terhalang oleh "Jian Die Tuo Du" yang memblokir semua kekuatan elemen - memblokir semua kekuatan elemen! Ini konsep seperti apa!
Memotong-motong tubuh, membakar mayat, menenggelamkan di kolam. Liu Zhenhan tak bisa menahan diri membayangkan semua hal bodoh yang 99% akan dilakukan wanita naif yang dikhianati kekasih tak setia dalam amarah membara.
Tapi sekarang, selain mempertahankan posisi condong ke depan, satu-satunya yang bisa dilakukannya hanyalah menatap.
Cui Beixi langsung mencabut lambang Medusa yang terpasang di dada Liu Zhenhan, menggoyangkannya di depan wajah Lao Liu sambil tersenyum licik. Lambang Medusa ini terbuat dari emas, awalnya diberikan Kuil untuk digunakan Mo'er, hari ini dipinjam Lao Liu sebagai pengganti sementara.
Tindakan Mentor Ular Wanita Cantik ini ada alasannya. Jika benar-benar seorang Pendeta, selama lambang masih melekat, mereka bisa memanggil peliharaan magis melalui panggilan batin untuk meminta bantuan. Gerakan Cui Beixi ini jelas bertujuan memutus kemungkinan tersebut.
Dia terlalu menganggap tinggi barang palsu Xi Bei di depannya. Liu Zhenhan sama sekali belum pernah merekrut peliharaan magis resmi melalui "Lagu Spiritual". Meski lambang Medusa tidak dicabut pun, dia tetap tak punya cara.
Habislah! Liu Zhenhan tak menyangka setelah seumur hidupnya merajalela di Benua Aigean, akhirnya tumbang karena barang bajakan. Yang lebih tak terduga, hidupnya yang cemerlang justru hancur oleh sepasang "Jian Die tuo du" kecil.
Saat Liu Zhenhan sudah sepenuhnya putus asa, mulai merindukan kemewahan duniawi dan diliputi kesedihan, di hadapannya sehelai demi sehelai jubah shaman ungu tua bermutu tinggi dan pakaian dalam putih salju, mulai melunak dari tubuh mempesona yang indah.
Cui Beixi berdiri termangu di bawah cahaya bulan seperak, bagai dewi telanjang yang keluar dari dongeng atau mimpi, terbuka tanpa sehelai benang pun.
Liu Zhenhan seperti diperkosa bergiliran oleh sekelompok Raksasa Langit, nyaris ambruk di tempat!
Tak pernah terbayang akan menghadapi pemandangan seperti ini, sarafnya yang kacau bagai mesin traktor yang dipasang di tank, benar-benar macet total.
Dibandingkan kecantikan perempuan ras Bimon lain, ekor ular di tubuh bawah Medusa justru lebih membangkitkan nafsu primal pria. Pepatah "tombak emas tak sanggup lawan pinggang ular air" dalam bahasa gaul juga berasal dari sini. Tubuh binatang ini dengan lekuk yang sempurna, memancarkan pesona erotis yang mematikan. Cui Beixi, mutiara di antara perempuan suku ular, membuktikan kebenaran teori mesum ini. Perempuan tertentu cukup dengan tatapan mata bisa membuat pria gila. Saat mereka menyerahkan tubuh, seluruh dunia ikut menggila. Cui Beixi jelas termasuk makhluk ilahi bawaan lahir. Lekuk sempurna dan kurva indah yang terbebas dari balutan jubah Shamans Pelindung yang tebal, memamerkan tubuhnya yang mempesona secara jarak nol ke sepasang bola mata yang membeku.
Liu Zhenhan belum pernah melihat tubuh telanjang perempuan Medusa dari jarak sedekat ini. (PS: Kalimat ini sepertinya mengandung makna tersirat~ hehe~)
Ia tak tahu harus menghadapi ini bagaimana, tak berani berpikir lebih jauh.
Ingin memalingkan muka, tapi bahkan kelopak matapun tak bisa ditutup.
Ingin menjelaskan, tapi lidah terkunci.
Ia berteriak lewat tatapan, namun sepertinya lawan bicaranya tak pernah mempelajari bahasa filosofis ini.
“Hosea...” Mata Cui Beixi tak menyisakan kegilaan sama sekali, jernih bagai kristal termurni dan cahaya bulan, suaranya selain malu-malu juga membawa seberkas kerinduan yang terdengar jelas.
Mengatakan tak ada perasaan, itu dusta. Menghadapi kecantikan seperti ini, tak ada yang bisa menolak, Liu Zhenhan tentu tak terkecuali.
Tapi dengan status palsu yang dipaksakan, untuk... entah akan diperkosa lalu dibunuh atau tidak, Liu Zhenhan agak sulit menerimanya. Dia sudah terlalu banyak menanggung tuduhan inses, tak ingin menambah lagi.
"Aku tahu, antara kita sudah tak mungkin lagi. Sorot matamu sudah jelas mengatakan itu. Menggelikan diriku sendiri yang baru mau mengakui sekarang... Maafkan, perempuan selalu suka berkhayal... Khayalan yang tak masuk akal..." Mentor Ular Wanita Cantik tiba-tiba tertawa gemeretak, kedua tangan menadah rembulan yang mengalir dari kubah mutiara.
Liu Zhenhan merasakan tawa itu menyulam kepedihan dan kerinduan tak terucapkan dengan cara yang angker, membuat bulu kuduknya merinding.
"Aku sudah paham. Cukup tahu kau mencintaiku." Mata indah berlinang airmata itu mendekat, menatap panik di sorot Liu Zhenhan: "Hosea, jangan salahkan aku. Aku tahu bila hari ini tak menyerahkan diri padamu, selamanya tak akan ada kesempatan lagi."
“Tujuh belas tahun lalu, kau pernah bilang akan menjaga keperawananku sampai hari resmi mempersuntingku. Pasti saat itu kau sudah punya firasat ya?” Jari-jari Cui Beixi membelai lembut pipi Liu Zhenhan: “Aku tahu... aku mengerti... Kau khawatir jika hari itu tak datang, sebagai perawan utuh, aku masih bisa mencari pelabuhan hati baru... Aku paham, sungguh... Kau benar-benar mencintaiku... Sebenarnya tujuh belas tahun silam, hatiku dan ragaku sudah sepenuhnya kuserahkan padamu... Hanya milikmu...”
Jantung Liu Zhenhan seperti tertimpa gada. Cui Beixi... Ternyata masih perawan...
Kampas, selamatkan aku! Liu Zhenhan memohon pada Dewa Perang, berulang kali mencoba memanggil kekuatan elemen, namun sia-sia belaka.
“Tak akan ada kelanjutannya lagi... Tenanglah... Aku takkan membuatmu terjepit lagi... Mulai sekarang aku takkan mencarimu lagi... Saat senyum cerah merekah di wajahmu... Barulah kebahagiaanku sempurna...” Bibir Cui Beixi terkunci rapat oleh gigi-giginya yang gemetar hebat, setitik darah menggenang di sudut mulutnya: “...Andai setelah kali ini ada bayi yang tercipta... Apapun wujudnya... Akan kubesarkan dia dengan penuh kasih...”
Cahaya keibuan memancar dari wajah Cui Beixi, mengisi lesung pipinya yang dalam hingga tampak semakin anggun.
“……Aku terlalu naif……Ini mustahil……” Cui Beixi mengejek dirinya sendiri dengan penuh kekecewaan, menatap wajah tampan Murinio dari keluarga Xi Bei dengan penuh perasaan. Perlahan-lahan, dia mendekatkan bibir merahnya yang dingin ke mulut Liu Zhenhan untuk sebuah sentuhan ringan. Terlihat jelas bahwa sang mentor yang tak berpengalaman ini masih membawa nuansa kikuk dan tegang.
Liu Zhenhan merasakan sensasi dingin yang meresap di sudut mulutnya bercampur kehangatan lembut. Sebagai makhluk berdarah dingin, Medusa memang memiliki darah dingin di bibir Cui Beixi. Tapi mengapa bibirnya terasa begitu membara? Liu Zhenhan bingung menghadapi fenomena fisiologis unik ini – antara ingin meneliti dengan tenang atau hanya bisa menghela napas.
Patung Liu Zhenhan perlahan direbahkan di ranjang berkelambu putri. Terbaring di atas selimut bulu yang lembut, dia merasa seperti mengambang di awan. Diiringi desahan-desahan yang menggugah, tubuh mulus bak giok melilitnya erat. Gulungan ekor ular itu ibarat tanaman rambat yang rakus, melilit dengan kekuatan seolah ingin menyatukan kedua tubuh ini menjadi satu.
Cahaya bulan yang tumpah dari kubah perlahan menghilang. Di hadapan pemandangan menggairahkan ini, seolah Sampa pun malu, diam-diam memanggil segumpal awan untuk menutupi matanya.
"Hosea, seandainya waktu bisa mengalir mundur sekali lagi, aku tetap tak akan menyesali pilihanku dulu." Bagaimanapun Cui Beixi mencoba tersenyum paksa atau mengusap air mata, derai tangis yang deras tetap meluap tak terbendung, menetes ke dada Liu Zhenhan yang sudah telanjang.
"Menjadi wanita sejatimu, sekali saja sudah cukup." Cui Beixi merebahkan diri dengan manja di dada Liu Zhenhan, mencium berulang-ulang. Akhirnya, jari-jari mungilnya yang gemetar hebat mulai menarik perlahan celana dalam terakhir.
Senjata mengerikan yang terpetrifikasi itu tersingkap di udara. Cui Beixi hanya melirik sekilas, lalu langsung menyembur ke ketiak Liu Zhenhan bagai binatang kecil terluka. Sisik-sisik halus di ekor ularnya berdiri tegak, bergetar gemetar.
Cangkang mutiara di kubah mulai memantulkan cahaya bulan baru. Sampa akhirnya tidak tahan terhadap godaan.
Di dunia ini, yang bisa bertahan dari godaan memang tak banyak jumlahnya.
Tirai sutra yang diselimuti kilau perak digerakkan angin sepoi-sepoi tak berasa, menari-nari gemulai.
Mata Liu Zhenhan menatap bagian jernih kubah.
Di balik ilusi itu, terdapat berlapis-lapis pemandangan yang memancarkan gambaran-gambaran dunia fana. Liu Zhenhan seolah melihat, di tempat di mana bintang-bintang berjatuhan seperti dedaunan, sosok cantik yang kesepian dan gigih berdiri di padang waktu yang sunyi tak bertepi, menunggu kehadirannya dengan diam. Pertemuan tanpa kata, hanya senyuman yang berbicara saat tangan mereka bersatu.
Pada momen ini, Liu Zhenhan sepenuhnya menyatu dengan peran Murinio.
Bukan untuk penyelamatan mulia, bukan pula untuk kepemilikan yang hina.
Bayangan bulan condong ke barat, dua siluet memanjang terproyeksi di dinding kamar, menyatu bagai satu tubuh.
Senandung samar-samar yang melayang ditiup angin melalui pucuk pohon, menyusup masuk ke ruangan ini.
Malam kian larut, entah gadis penuh cinta siapa yang masih tegak di persimpangan jalan sepi, mendendangkan lagu kuno penantian sang kekasih.
"Ada sejenis cinta～
Berada di antara kesucian dan dosa～
Di muara tempat bintang-bintang bergerak ke barat～
Orang-orang masih terlelap～
Aku duduk sendiri～
Menunggu penyeberangan～"
Kelopak mata Liu Zhenhan mulai basah.
※※※
『Sejujurnya, pengaturan alur seperti ini bertujuan untuk membersihkan 'lubang' sebelumnya dan memenuhi harapan pembaca. Namun demi menjaga pembaca perempuan seperti Kak Yumao, maafkan aku yang telah merancang plot ini dengan susah payah. Setidaknya, dengan begini kalian tak bisa menyalahkan Lao Liu. Tak ada celah untuk menuduhnya—dialah korban.
Mungkin penulis yang menghitung-nitung karakter wanita utama dan pendamping seperti aku cukup langka. Tapi sejujurnya, novel ini tidak menjual tema harem. Dulu tidak, sekarang tidak, dan akan tetap begitu.
Awalnya ingin mengabaikan Cui Beixi seperti karakter Karu, tapi setelah dipikir lebih baik dikembangkan. Semakin menulis, aku malah mulai menyukai perempuan ini.
Sebenarnya Murinio yang mana yang dia sukai?
Mungkin Murinio muda yang polos dan berani seperti Lao Liu dulu, bukan si orang berpengalaman seperti sekarang.
Pemuda dunia yang bersemangat dengan baju tipis di musim semi—tetap lebih menyukai yang seperti ini...
Selanjutnya akan memasuki babak perang. Hehe, silakan subscribe.』
BAB 265: Mundur Selangkah, Langit-Laut Terhampar Luas
Bulan sabit menggantung miring di ujung pohon wutong, fajar mulai merekah di Timur.
Di jalanan batu paving yang luas, siluet para pedagang pagi mulai terlihat menjajakan dagangan.
Hari baru telah tiba.
Liu Zhenhan membalikkan badan menghindari angin untuk menyalakan cerutu, mengibas-ngibaskan lengan baju yang kosong, lalu bergegas ke warung sederhana. Dia memanggil bos untuk memesan sandwich daging keledai dan seikat anggur besar.
Daging keledai juga bisa dianggap sebagai makanan khas Ibu Kota Shabak. Setelah Perang Hyjal, Dewan Tetua Kerajaan Bimeng saat itu berencana mencabut kebijakan kuno "pernikahan campur ras dilarang" untuk meningkatkan populasi dengan cepat. Namun karena pertimbangan konservatif dan kehati-hatian, dewan memilih dua ras yang relatif dekat kekerabatannya - Centaur Haus dan manusia keledai dari Suku Nadi - sebagai proyek percontohan pernikahan campur ras di ibu kota. Hasil akhirnya pahit: Kerajaan Bimeng kini memiliki ras baru yaitu manusia bagal dari Suku Muller yang mandul.
Selain menunjukkan konsekuensi mengerikan dari pernikahan campur ras, insiden memalukan ini juga memberikan sumber daging baru bagi Shabak - bagal hasil persilangan kuda buruk dan keledai. Binatang ini tidak hanya memiliki siklus pertumbuhan pendek dan cepat gemuk, tapi juga persyaratan pakan serta lingkungan yang jauh lebih rendah dibanding kuda/keledai, menjadikannya ternak potong yang sangat unggul.
Anggur besar merupakan produk khas lain dari Ibu Kota Shabak. Lingkungan alami ibu kota yang berpasir cukup parah ternyata sangat cocok untuk menanam anggur. Varietas anggur besar adalah jenis yang paling mudah dikembangkan di antara semua jenis anggur, bisa tumbuh subur tanpa perawatan intensif. Buah anggurnya berbentuk ulir, satu buahnya seukuran kenari. Sari buah anggur ini berwarna putih susu yang langka, menyerupai susu sapi. Nama vulgar "Danaizi" (payudara besar) berasal dari ciri khas ini. Meski banyak mengandung air, sayangnya rasa anggur ini tidak terlalu manis.
Struktur geologis Ibu Kota Shabak sangat unik. Meski memiliki banyak sumber air, sebagian besar adalah air pahit. Konon hal ini karena Kota Shabak dibangun di atas samsara bawah tanah, sehingga menyebabkan kondisi seperti ini; Air tawar yang dikonsumsi Istana Bimon semuanya diambil dari Danau Qiu Dao di taman kerajaan. Ratusan sumur air tawar di dalam kota kebanyakan dimiliki para bangsawan, sehingga anggur besar yang kaya sari buah menjadi pilihan utama rakyat biasa Bimon untuk menghilangkan dahaga. Inilah sebabnya mengapa di dalam Kota Shabak, pohon tua yang menjalar berusia lebih dari lima ratus tahun dapat ditemukan di mana-mana.
Berjongkok di pinggir jalan, Liu Zhenhan menyantap sarapan rakyat biasa ini dengan lahap. Anggur besar yang berair meledak di mulutnya, mengalirkan sari manis putih susu yang meleleh di sudut bibir. Rasa manis dengan aroma buah yang segar cocok dengan selera Liu Zhenhan. Daging keledai yang berminyak dicampur kuah gurih, dipadukan batang seledai dalam roti lapis jagung, semakin dikunyah semakin harum. Liu Zhenhan menikmatinya dengan sangat bersemangat.
Dia belum membayar. Pasangan pedagang kaki lima Suku Garfield terus mengawasi gerak-gerik pria berbaju jubah pendeta emas ini, sengaja menghentakkan pisau daging berminyak mereka hingga berbunyi "Pong Pong".
Pasangan pedagang tetap waspada meski Liu Zhenhan mengenakan jubah imam emas. Mereka belum pernah menonton Olimpiade di Arena, jadi tidak tahu identitas asli Bimon ini. Sebenarnya kebanyakan rakyat biasa Shabak seumur hidup tak pernah menginjakkan kaki di Arena. Di bawah tekanan hidup, Bimon biasa tidak memiliki banyak waktu luang.
Para Pendeta yang mulia mustahil datang untuk menyantap sarapan rakyat biasa ini, apalagi berjongkok di pinggir jalan untuk makan. Perbuatan kasar seperti ini hanya pantas bagi bajingan, bukan seorang Pendeta. Yang lebih penting, ini adalah seorang Bimon cacat yang kehilangan satu lengan—di Kerajaan Bimeng, hukuman langsung bagi pencuri adalah memotong lengan yang digunakan mencuri, sehingga pasangan pedagang ini yakin Bimon cacat ini adalah penjahat kawakan yang mengenakan jubah pendeta untuk menipu orang.
Namun pasangan pedagang merasa peralatan penipu ini cukup mewah, karena di dadanya bahkan terpasang sebuah lambang Medusa. Entah di mana dia membeli barang palsu Keluarga Xi Bei ini...
Liu Zhenhan merasakan tatapan aneh pasangan manusia kucing yang sesekali meliriknya. Ia memalingkan wajah untuk menatap mereka, membuat pasangan pedagang itu segera sibuk dengan pekerjaannya sendiri.
Liu Zhenhan tersenyum, menunduk melanjutkan perang dengan makanan di tangannya sambil merancang alasan di pikiran. Penginapannya hanya tinggal dua blok lagi, alasan untuk ketidakhadiran semalam sebenarnya mudah dibuat. Ning Yu dan yang lain pasti bisa memahaminya, tapi Liu Zhenhan tetap merasa tidak tenang.
Liu Zhenhan sekarang mencoba mengingat-ingat, bahkan tak bisa mengingat kapan dia keluar dari pintu Cui Beixi tadi malam. Semuanya terasa seperti mimpi di siang bolong. Satu-satunya kesan yang tersisa di benaknya adalah bantal yang basah oleh air mata dan tatapan yang sengaja dikerutkan sembari menahan tangis.
Setelah keluar dari tempat Cui Beixi, dia langsung menuju kamar Gormeth. Seperti layaknya seorang ayah sejati, Liu Zhenhan tidur bersama putra kesayangannya. Saat itu dia ingat dirinya setengah bersandar di tiang tempat tidur, pikirannya kacau balau, tak tahu kapan akhirnya tertidur lemas.
Menjelang subuh, Liu Zhenhan tiba-tiba terbangun kaget.
Selain menemukan kaki Gormeth yang tergeletak di pahanya, Liu Zhenhan menyadari ada sosok lembut nan harum dalam pelukannya. Tanpa perlu ditebak, pastilah "si gadis kecil" itu Gorini. Tentang kapan gadis ini menyelinap dan tidur dalam dekapan semalaman, Liu Zhenhan sama sekali tak punya ingatan.
Dengan perlahan menarik tangannya yang tanpa sadar mengelus paha mulus yang menyembul dari piyama, sensasi lembut dan halus di ujung jarinya membuatnya tak kuasa menggesekkan jemari. Sangat licin, seolah jari-jarinya dilumuri bedak bayi. Sensasi yang sungguh tak terlupakan.
Gadis angsa kecil yang sedang tidur dengan manis menggelengkan kepala, bergumam tak jelas sambil menggeliat, lalu menempel lebih erat di dada Tuan Xi Bei, bagai memeluk bantal besar yang hangat; gesekan antara payudara Gorini yang sudah sempurna di balik piyama tipis dan dada Liu Zhenhan membuatnya menarik napas tersengal-sengal "tersengal-sengal".
Menghirup aroma harum perawan yang memenuhi hidungnya, Liu Zhenhan menarik napas dalam-dalam, perlahan bangkit dari sandaran ranjang sambil menggendong Gorini dengan hati-hati, lalu membalikkan badan untuk menidurkan si cantik angsa di kasur.
Melompat lembut ke karpet, memandangi sepasang anak Keluarga Xi Bei yang terlelap di ranjang, tiba-tiba Liu Zhenhan tersadar: demi melindungi sayapnya, klan Angsa selalu tidur tertelungkup.
Bahaya sekali! Liu Zhenhan mengusap keringat di dahinya. Untung kemarin tertidur bersandar di tepi ranjang. Seandainya tidur terlentang, pasti Gorini yang datang berkunjung akan langsung tahu rahasianya.
Membuka pintu perlahan, mengendap-endap keluar kamar, Liu Zhenhan tahu inilah saatnya ia harus kabur.
Pada saat ini kebanyakan orang belum bangun, namun sudah ada suara berisik dari dapur. Liu Zhenhan berjalan mendekat dan menyapa beberapa koki yang sedang mencuci muka, meminta mereka menyampaikan pesan kepada para pendeta lain bahwa dirinya harus segera kembali ke Provinsi Barat Daya.
Sebelum keluar dari Balai Pertemuan Barat Daya, Liu Zhenhan sekali lagi menoleh memandang kamar di lantai tiga - ruangan yang meninggalkan kenangan tak terlupakan seumur hidupnya.
Entah mengapa, tiba-tiba Liu Zhenhan sangat berharap Cui Beixi bisa keluar dan bertemu dengannya sekali lagi.
Namun harapan ini jelas mustahil terwujud.
Setelah keluar dari gerbang Balai Pertemuan Barat Daya, Liu Zhenhan menyelinap masuk ke semak mawar sepi. Dengan gerakan kasar ia menyentakkan kalung berleher berhias dua "Jian Die Tuo Du" dari lehernya, mengakhiri transformasi. Cahaya hijau menyebar dari seluruh tubuhnya sebelum terserap kembali ke dalam "Jian Die Tuo Du". Kini ia kembali menjadi diri sejati - seorang Bimon cacat bertangan satu dengan rambut punk.
Saat kekuatan yang lama hilang itu kembali menyelimutinya, Liu Zhenhan justru terjatuh duduk di semak mawar penuh duri, seolah seluruh tenaganya terkuras habis.
Semalam, ketika Cui Beixi merebahkan diri di ranjang dan membuka jubah pendetanya, Liu Zhenhan sempat merasa takut. Dia khawatir jika Cui Beixi penasaran melepas kalung pengikat ini, begitu dirinya terpisah dari "Jian Die Tuo Du" dan transformasi berakhir, bagaimana harus menghadapinya?
Untungnya Cui Beixi tidak melakukan itu. Setelah badai berlalu, Cui Beixi hanya berbaring diam dalam pelukannya, memandangi cahaya bulan di kubah kamar. Dari awal hingga akhir, tak sepatah kata pun terucap, sunyi seperti anak domba.
Memandangi saputangan bernoda darah di tangannya, Liu Zhenhan termangu. Saat meninggalkan kamar Cui Beixi, seluruh kesadarannya seperti terombang-ambing dalam kekacauan. Mengapa dia ingat membawa saputangan ini keluar?
Seluruh misi semalam menyimpang dari rencana awalnya. Tentang apakah Murinio dan para Medusa ini memiliki hubungan dengan Bangsa laut, Liu Zhenhan sama sekali tak sempat menanyakan alasan yang jelas. Memberi perintah tegas pada dua pemimpin tinggi Kota Caiyu juga bukan niat awalnya. Adapun semua yang terjadi dengan Cui Beixi, sama sekali lepas dari kendalinya.
Semakin Liu Zhenhan memikirkannya, semakin pusing kepalanya. Dia melarang dirinya untuk terus merenung. Setelah menghabiskan suapan terakhir sandwich, Liu Zhenhan menepuk-nepuk tangannya di jubahnya, berdiri, lalu mengeluarkan kantong uang dari saku dan menuangkan tumpukan koin. Dengan santai dia melemparkan satu koin perak kepada pasangan pemilik warung.
Pasangan manusia kucing itu menyembunyikan tangan di belakang sambil memeriksa "penipu" ini dengan saksama. Dari tumpukan koin yang tumpah itu, banyak koin emas mengilat yang membuat mata mereka silau.
Pasangan suami istri itu membolak-balik koin perak tersebut lama sekali, menggigitnya kuat-kuat dengan gigi, meniupnya, lalu mendekatkan ke telinga untuk mendengar desisan perak yang nyaring. Pemeriksaan ini dilakukan berulang kali.
Kewaspadaan pemilik warung manusia kucing ini wajar. Koin ini bukan koin perak Kerajaan Bimeng, melainkan Louis perak dari Kekaisaran St. Francis. Koin dengan mahkota timbul di sisi depan dan tulip dengan rumbai di belakang ini, meski beratnya sama 10 ons seperti koin perak Bimeng, nilainya dua kali lipat lebih tinggi. Kerajinan elegan dan hasil panen melimpah Kekaisaran Saint Francis membuat mata uang St. Francis menjadi mata uang keras di seluruh benua. Jika sampai menerima uang palsu, pedagang kecil bisa bangkrut.
“Sepertinya hasil panen si penipu ini cukup baik.” Setelah memastikan bahwa ini adalah koin Louis perak asli, pasangan pedagang kaki lima itu bergumam pelan, mengusap tangan mereka yang berminyak. Baru saja hendak memberikan uang kembalian, mereka malah dikejutkan karena si penipu sudah mengambil sendiri belasan bungkusan sarapan yang dibungkus daun teratai, lalu pergi menjauh.
Langit mulai terang perlahan. Saat Liu Zhenhan berjalan sempoyongan seperti bebek menuju pintu penginapan, Prajurit Feilengcui sudah memulai latihan pagi rutin mereka. Gemuruh tabrakan antara tinju kokoh dan target latihan dari tong besi bergema, batu penggilingan raksasa diangkat berulang kali. Melihat bos mereka kembali, semua prajurit berhenti dan berkerumun mendekat.
"Tadi malam datang dua Dukun Medusa, sampai sekarang belum pergi. Mereka sedang membantu Yitiao dan burung beo netralkan racun di lantai atas." Fatty Luo bertelanjang dada membawa dua pedang besar berkilauan, berkata dengan riang.
"Bos, apa yang kau bawa di dada?" Belami yang memiliki hidung tajam langsung mencium aroma daging, matanya menatap tajam bungkusan sarapan daun teratai yang disimpan tuan tanah di pelukannya.
"Kalau mau makan, nanti datanglah." Langkah tuan tanah tak berhenti, terus masuk ke pintu penginapan. Kalimat itu terlempar dari kejauhan.
"Suara riuh pengunjung memenuhi penginapan. Penyihir elf Tangning sedang menyalurkan kekuatan angin, sebuah dinding cahaya melesat ke atas. Para Bimon dari suku bawahan Kafilah Feilengcui di bawah komando Kepala Suku Andulan sedang memasuki formasi teleportasi logam ajaib secara teratur untuk mundur kembali ke Feilengcui. Sang kepala suku tidak membuang waktu berdebat dengan Liu Zhenhan, hanya tersenyum tanda setuju lalu menunjuk ke lantai atas. Liu Zhenhan mengangguk.
Dari balik konter bar, Liu Zhenhan mengeluarkan lengan mithrilnya dan memasang pegas pengait dengan cermat. Ia kemudian membuka kotak perhiasan kerang, mengeluarkan Cincin Tuan Tanah Kematian, cincin pertunangan kristal, cincin ruang tujuh lapis emas, dan Cincin Hati Gemilang untuk dipasang di jarinya satu per satu. Kalung rantai bertatahkan tuo du itu diletakkannya kembali dalam kotak kerang. Dua pelayan kupu-kupu terbang mendekat, satu membantu membuka kancing baju dan melepaskan jubah imam, satunya lagi memakaikannya jubah upacara shaman dari kulit landak.
"Sebentar lagi bawa anggur dan roti lapis ini, taruh di piring untuk dibagi-bagi dan dimakan bersama," kata Liu Zhenhan sambil mengikat sabuknya sendiri, lalu menunjuk ke makanan yang dibawanya pada dua pelayan kupu-kupu.
Kedua pelayan itu mengangguk patuh.
Liu Zhenhan yang telah bersenjata lengkap belum sampai di lantai dua ketika sorak-sorai ramai terdengar. Naik ke atas, dilihatnya sekumpulan orang berkerumun di dekat jendela lantai dua, menahan napas dengan ekspresi yang menunjukkan ketegangan luar biasa.
Liu Zhenhan berjalan diam-diam mendekat, lalu memeluk Helen yang sedang tegang setengah mati dari belakang. Helen terkejut, tapi setelah melihat siapa yang memeluknya, dia menghela napas lega.
"Gimana kabarnya?" bisik Liu Zhenhan di telinga Helen.
"Burung beo kecil sudah selesai detoksifikasi tadi, Yitiao masih perlu waktu sebentar," jawab Helen sambil tersenyum manis dan bersandar di pelukan Liu Zhenhan. Ekor berbulunya melilit pergelangan kaki Lao Liu dengan gerakan naik-turun.
Ning Yu, Mo'er, dan dua Naga Peri berdiri di seberang. Melihat kedatangan Liu Zhenhan, mereka tersenyum lembut dengan sorot mata penuh kehangatan. Burung beo kecil sedang menyisir rambut Mo'er dengan paruh bengkoknya. Begitu melihat sang bos, dia langsung mengepakkan sayap dan hinggap di bahu Liu Zhenhan. Dengan patuh, si binatang kecil ini mulai merapikan rambut punk panjang sang bos menggunakan paruhnya - ini adalah daya tarik utama si Xiao Chusheng.
Ekspresi dan postur Yitiao saat ini sangat aneh, berbaring telentang di atas meja dengan hidung menghadap langit-langit, tidak berani bergerak sedikitpun. Guo Guo dan dua bayi darah duduk di perutnya, memainkan "Cebai Longdong Xiang" tabuhan drum perut yang bergantian. Dua Dukun Medusa yang sudah berusia lanjut berdiri di samping dengan wajah tegang dan serius, mata merah penuh darah beku, pandangan tak pernah lepas dari Yitiao, sesekali bertanya: "Sudah sampai di mana rasanya?"
Liu Zhenhan yang berdiri di samping juga tampak tegang. Sama sekali tidak tahu apa itu Racun Gu, apalagi khasiatnya. Melihat Yitiao yang tampak kesakitan, hati Liu Zhenhan sangat tertekan.
Ketika Yitiao akhirnya menjawab dua Dukun Medusa bahwa racun sudah sampai di tenggorokan, seorang Dukun Medusa segera menyalakan batang cattail dan mengayun-ayunkannya perlahan di bawah hidung Yitiao. Tak lama kemudian, lubang hidung Yitiao membesar, perlahan mengeluarkan beberapa kaki emas berkilau. Dukun lainnya segera mengeluarkan botol kaca dan meletakkannya di bawah hidung Yitiao.
Dengan aroma obat dari pembakaran batang cattail yang menyebar, seekor makhluk kekuningan mirip kelabang memaksa keluar dari lubang hidung Yitiao yang melebar, terjatuh "Braak" tepat ke dalam botol kaca transparan. Dukun Medusa segera menutup sumbat botol.
Liu Zhenhan merinding melihat isi botol kaca itu. Makhluk mirip kelabang itu seperti laba-laba air, tapi juga menyerupai serangga tongkat. Tubuhnya berkilau keemasan dengan belasan kaki ruas panjang, memiliki kepala segitiga seperti belalang bermata merah menyala bagai besi panas.
"Jancuk!" Yitiao bangkit duduk, menggaruk-garuk tenggorokannya sambil muntah-muntah kering, mengeluarkan genangan air bening.
"Apa ini artinya racun sudah dinetralisir?" Liu Zhenhan masih bingung: "Serangga dalam botol ini adalah Racun Gu yang disebut-sebut?"
"Betul! Inilah makhluk yang menggangguku semalaman, mondar-mandir di perutku!" Yitiao mengangguk pada bosnya, menunjuk dua Dukun Medusa.
"Tanpa menjelajahi seluruh tubuhmu, mana mungkin Racun Gu membersihkan semua racun dalam darahmu?" Suara Dukun Medusa terdengar ketus.
“Yitiao, jangan bilang kau menelan makhluk mirip kelabang ini ke dalam perut.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: "Makhluk ini sangat menjijikkan, sulit dipercaya kau bisa melakukannya."
“Tidak!” Yitiao menggelengkan kepalanya: "Saat kutelan, bentuknya gelap seperti telur ulat sutera. Mana kusangka setelah keluar jadi sebesar ini."
“Yitiao~” Ning Yu melirik penuh cela kepada bangau api yang sengaja bertingkah ini, lalu tersenyum malu pada dua dukun Medusa: "Mohon dimaafkan, Yang Mulia. Feilengcui sangat berterima kasih atas bantuan tulus dari Kota Caiyu."
“Tak perlu basa-basi. Kami hanya menjalankan perintah.” Seorang dukun Medusa tersenyum sinis: "Racun Gu kami sekarang rusak. Entah ini keberuntunganmu atau kemalangan kami."
Mendengar ini, Ning Yu agak canggung: "Sebagai ganti rugi, Feilengcui bersedia memberikan kompensasi... Bagaimana..."
“Hematlah!” Dukun Medusa lainnya menatap langit sambil tertawa getir: "Kompensasi? Dengan apa? Racun Gu kami adalah Nyawa Terakhir! Satu nyawa hanya bisa membiakkan satu! Kau sanggup menggantinya?"
“Hahaha……Tidak mengganti rugi pun kalian bisa apa?” Yitiao tersenyum sinis tiga kali, memandang sinis dua Dukun Medusa: “Sudah diobati, masih banyak bicara? Aku peringatkan kalian berdua, jangan cari-cari masalah!”
“Kamu……” Kedua Dukun Medusa itu hampir pingsan karena marah, baru sekarang mereka mengerti arti sebenarnya dari "membuang jembatan setelah menyeberangi sungai".
“Dua Master, jangan marah. Dia memang bicaranya seperti itu, jangan terlalu dipikirkan.” Liu Zhenhan menahan dua Dukun Kaum Ular yang hendak pergi dengan marah: “Ning Yu sudah bilang akan mengganti rugi, aku pasti akan menepati janji.”
“Paduka Liu Zhenhan, kami bukan orang serakah!” Lengan dukun yang ditahan itu memerah karena berusaha melepaskan diri, menatap marah ke Liu Zhenhan: “Apakah Yang Mulia pikir racun Gu bisa dibeli dengan uang? Apakah...”
“Sudah! Memberi uang memang terlalu vulgar.” Liu Zhenhan langsung memotong omelan sok suci sang Dukun Medusa: “Aku punya ide. Aku ingin menitipkan Ershao dan Sanshao kepada Tang Beierjina selama beberapa bulan. Bagaimana?”
Mendengar ini, dua Dukun Medusa tertegun, Yitiao juga terdiam, para nyonya bos menunjukkan ekspresi terkejut dan tidak percaya.
Ershao dan Sanshao masih dengan polosnya tengkurap di perut Yitiao, mengetuk-ngetuk kulit perutnya seperti genderang. Guo Guo yang mengenakan ikat kepala membelalakkan matanya, mulutnya menganga menatap Liu Zhenhan.
"Bagaimana?" Liu Zhenhan tak sabar bertanya pada dua Dukun Medusa: "Beres atau tidak, langsung jawab!"
Kedua Dukun Medusa itu mengangguk-anggukkan kepala seperti ayam mematuk beras.
Guo Guo mengangkat Ershao dan Sanshao, "Syuut!" melompat dari meja lalu lari menghilang.
"Ini..." Kedua Dukun Medusa terpana menatap punggung Guo Guo yang menjauh, lalu menoleh ke arah Liu Zhenhan.
"Ini tak perlu kalian khawatirkan." Liu Zhenhan meniupkan peluit di antara jarinya, kepala kecil Guo Guo muncul sedikit dari sudut tangga. Melihat Liu Zhenhan menggerakkan jari memanggilnya, Guo Guo menghela napas dengan wajah kesal sambil memanggul kembali dua bayi darah dari sudut itu.
"Kalian juga tahu, saya sebentar lagi akan ke medan perang. Menitipkan Ershao dan Sanshao kepada ibu baptis mereka Tang Beierjina membuat hati saya lebih tenang. Tolong sampaikan pesan saya padanya: Setelah pulang dari medan perang, saya akan mengambil kembali anak-anak itu. Tapi jika di kemudian hari ia rindu, silakan datang menjemput mereka untuk tinggal bersama beberapa waktu. Saya berjanji, setiap tahun ke depan, Ershao dan Sanshao minimal bisa berada di sisinya selama setengah tahun." Liu Zhenhan membelai lembut burung beo kecil yang bertengger di bahunya, lalu berkata kepada dua Dukun Medusa: "Selain itu, tolong sampaikan permintaan maaf tulus saya kepada Tang Beierjina. Jika bukan karena membantuku melakukan teknik 'mendorong darah melewati rahim', dia tidak akan terkena racun 'Bloody Mary'."
"Kami akan menyampaikan pesan Anda." Dukun Medusa yang sudah berumur ini segera kembali tenang, mengangguk mantap kepada Shaman Divine Comedy sambil memancarkan rasa hormat dalam pandangannya.
Suasana hening sejenak menyelimuti ruangan, lalu tepuk tangan mulai bergema. Pertama dari Ning Yu, diikuti nyonya-nyonya bos lainnya, dan akhirnya kedua Dukun Medusa.
"Mampu melepaskan dengan ikhlas, itulah Richard-ku yang sejati." Ning Yu memandang Liu Zhenhan dengan penuh kebahagiaan, persis seperti ekspresi Cui Beixi semalam ketika Lao Liu memerintahkan dua dukun untuk mendetoksifikasi Yitiao dan burung beo.
“Liu Zhenhan” mendengar ini, pipi setebal tembok pun memerah.
“Apa maksudmu bisa melepaskan? Jancuk! Ini ngapain sih?” Yitiao melihat ke dua orang, lalu menatap Ershao dan Sanshao, kemudian memandang bosnya: “Kau mau berbagi anak dengan mereka?”
“Kau tahu apa! Anak yang makan dari seratus keluarga lebih mudah dibesarkan.” Liu Zhenhan tertawa: “Di kampung halamanku, jika takut anak sulung tak bisa besar, biasa mengajak mereka menyembah batu sebagai ayah baptis. Begitu nasib anak akan kuat. Bagaimana kalau dua anak ini juga mengangkatmu sebagai ayah baptis? Katanya kau bisa hidup 9999 tahun.”
“Baguslah itu.” Yitiao terkekeh: “Tang Beierjina jadi ibu baptis mereka, aku jadi ayah baptis...”
Ning Yu pura-pura batuk. Yitiao tertawa kikuk, kata-kata iseng yang ingin diucapkannya pun ditelan kembali.
“Helen, panggilkan dua prajurit Biao untuk menemani Ershao dan Sanshao sebagai pengawal pribadi.” Liu Zhenhan berkata pada rubah kecil di sampingnya.
Helen mengangguk, langsung turun tangga.
“Racun Gu kami tak sia-sia.” Seorang Dukun Medusa mengusap mata, suaranya tersedu.
“Kalau mau berterima kasih, kembalilah dan ucapkan terima kasih pada Tang Beierjina!” Liu Zhenhan menegaskan kembali: “Apakah kalian berdua sudah menghafal perkataanku? Kedepannya Ershao dan Sanshao boleh main ke tempat kalian sesekali, tapi bukan berarti boleh tinggal di sana terus-menerus! Ini batas toleransiku!”
“Sudah hafal... Sudah hafal...” Dua Dukun Medusa itu mengangguk-angguk gugup.
“Ayo, aku antar kalian turun.” Liu Zhenhan mengangkat Ershao ke bahunya, memeluk Sanshao di pangkuannya, lalu berkata pada kedua dukun itu.
Begitu mengantar kedua dukun keluar pintu penginapan, Liu Zhenhan langsung melihat Helen sedang memberi pengarahan pada empat prajurit Biao di depan. Keempat prajurit Biao itu menggeleng-gelengkan kepala seperti gasing, wajah mereka dipenuhi keraguan.
“Bangsat! Kalian berempat tidak mau jadi pengawal kedua tuan muda ini?” Liu Zhenhan mengangkat dagunya, bertanya dengan wajah masam pada keempat prajurit Biao itu.
“Yang Mulia, Anda tentu tahu tugas kami adalah melindungi keselamatan Yang Mulia Helen...” Prajurit Biao Gulit bergumam ragu.
“Ershao dan Sanshao juga anakku! Apa bedanya melindungi mereka dengan melindungiku?” Wajah Helen memerah karena marah: “Kalau kalian berempat memang tidak mau dan suka membantah, mulai besok kembalilah ke 'Legiun Pengikut Harimau'! Untuk apa aku memelihara pengawal seperti kalian?”
"Yang Mulia, bagaimana kami berani melanggar keinginanmu!" Empat prajurit Biao segera berlutut satu kaki, berkata dengan gemetar: "Sejak hari pertama kami mengikuti Anda, kehormatan dan aib Anda telah terikat langsung dengan nyawa kami. Mohon tarik kembali perintah untuk meninggalkan Anda, dan maafkan kelancangan kami tadi yang berasal dari kesetiaan sejati."
Helen menghela napas, menggelengkan kepala sambil memandangi keempat prajurit Biao.
"Ershao, Sanshao, Ayah akan mengirim kalian ke tempat Mama Cantik untuk tinggal sementara, bagaimana?" Liu Zhenhan memeluk dua bayi darah itu, mencium wajah mereka dengan penuh kasih.
"Nanti Mama Cantik bisa mengajak kalian main ke rumah kami beberapa hari." Ning Yu juga buru-buru menambahkan.
"Ayah, benarkah Ayah akan pergi berperang?" Ershao menarik janggut Lao Liu, meluncur dari bahunya seperti main seluncuran, bergantung di udara seperti beruang Kao La di pohon eukaliptus.
"Tentu saja." Liu Zhenhan mengangkat Sanshao ke udara. Sanshao menarik kumisnya yang sebelah, tertawa terkekeh sambil berayun-ayun seperti ayunan janggut.
"Aku mau Ayah membawakanku banyak makanan enak dan mainan saat pulang nanti." Ershao menggelengkan kepala kecilnya.
"Tidak masalah!" Liu Zhenhan tertawa terbahak: "Ayah akan menangkap satu jangkrik untuk kalian berdua, memeliharanya di labu musim gugur. Saat musim dingin tiba, kita bertiga bisa mendengar suara jangkrik bersama."
“Setuju.” Sanshao menarik janggut ayahnya, mendekatkan wajah ke dagu Lao Liu dan menciumnya dengan keras "cuppp".
※※※
『Sekadar ingin menyebutkan, bentuk ekonomi Benua Aigean saat ini masih sangat primitif, tidak mungkin menggunakan emas sebagai mata uang keras dan cadangan keuangan seperti masyarakat modern. Saat itu seharusnya bahan pangan.
Bahkan pada era Republik Tiongkok di masa modern, satu gantang bahan pangan masih bisa digunakan sebagai alat pembayaran. Jadi Kekaisaran St. Francis yang menguasai daerah penghasil pangan di Dataran Carimodo, nilai mata uangnya seharusnya lebih tinggi daripada Kerajaan Bimeng, sama seperti RMB sekarang yang lebih berharga daripada Yen... Hehe...
Saya suka menekankan deskripsi adat istiadat dalam tulisan, tidak tahu apakah pembaca akan merasa bosan...』
Bab 266: Kesan Cambridge
Setelah menyelesaikan serangkaian masalah yang menyebalkan, Liu Zhenhan bersama para pengawal bawahannya bergabung dengan kelompok ekspedisi pendeta. Setelah melakukan persembahyangan kepada Dewa Perang Campas di Kuil Utama, mereka resmi memulai perjalanan menuju gurun.
Ibu Kota Bimon terletak di sudut barat laut Dataran Liar Donau. Dilihat dari udara, padang rumput liar Donau yang subur berakhir di Shabak. Jika terus berkelok ke utara, wilayah ini menyerupai kepala botak berkerak. Karena tanahnya gersang, tidak hanya peternakan yang mustahil dilakukan, bahkan permukiman dasar pun sulit dibangun. Semakin jauh kelompok pendeta bergerak ke utara, semakin jarang jejak kehidupan terlihat. Selain permukaan tanah berpasir kecoklatan, semak-semak pendek dan semak kurma pasir, kayu mati yang memutih terjemur matahari, serta tulang belulang hewan menjadi penguasa tunggal di padang luas ini.
Setelah perjalanan panjang yang melelahkan sekitar lima belas hari, para pendeta yang sudah lama tak melihat warna hijau akhirnya berseri-seri melihat Oasis Besar Cambridge di depan mata. Mereka yang sudah muak badai pasir sepanjang perjalanan akhirnya bisa bernapas lega. Selama di jalan, Shaman Kepala hampir saja mencambuk mereka dengan cambuk untuk mempercepat langkah. Pendeta yang lebih muda masih bisa bertahan, sedangkan yang lebih tua nyaris remuk tulang renta mereka akibat guncangan kereta yang dikirim Departemen Militer.
Melihat sebarisan kereta yang bergerak dalam rombongan besar muncul di bidang pandang, terompet kerang yang melankolis mulai bergema dari menara-menara Oasis Cambridge. Sekitar seratus kavaleri Bimon menerobos keluar gerbang kota, memukul kendaraan tunggangan mereka, mengangkat debu pasir yang menutupi langit, bergegas menuju formasi kereta para pendeta.
“Shaman Kepala Liu Zhenhan melepas kain penutup wajah ala perampok dari wajahnya, melompat turun dari kereta kuda sambil membersihkan debu pasir dari kain tersebut, lalu memanggil semua pendeta dan pengawal untuk berkumpul.
“Bangsat! Jangan berlambat-lambat!” Liu Zhenhan menunjuk formasi para pendeta yang berantakan sambil memaki habis-habisan, menunjukkan wibawa penuh sebagai Shaman Kepala.
“Berdiri rapi! Jancuk!” Milisi Feilengcui semakin menjadi-jadi dengan arogan, meneriaki 200 pengawal para pendeta dengan keras.
Liu Zhenhan membantu Helen, Mo'er, Joan d'Arc, dan Xixi turun dari kereta kuda. Ia mengeluarkan botol minuman berbentuk tapal kuda, membuka tutupnya dan meneguk rum dalam-dalam, lalu menyuapkan sedikit ke Guo Guo yang bertengger di bahunya. Setelah berkumur, ia meludahkan cairan alkohol itu ke tanah pasir retak-retak di hadapannya. Aroma alkohol yang kuat langsung menarik tatapan penuh keinginan dari sekitar.
“Oasis yang indah! Gurun ini sungguh mempesona!” Helen menunjuk oasis yang tersembunyi di balik hamparan pasir tak berujung sambil membuka lebar lengannya. Tempat ini akan menjadi lokasi ia menyebarkan ajaran, lingkungan alam yang sangat berbeda dengan Feilengcui membuat Helen dipenuhi rasa penasaran dan kesegaran baru.
“Jika tinggal lama di sini, pasti akan merasa biasa saja.” Xixi tertawa. Sejak mendapatkan kecapi tujuh senar mutiara sebagai instrumen amplifikasi, gadis ini semakin tidak kaku seperti dulu, namun diikuti dengan ketergantungan pada Liu Zhenhan. Sama seperti biarawati kecil, dia menjadi bayangan sang tuan tanah.
"Benar-benar indah, aku harus merekamnya." Begitu kata Mo'er, mata biarawati Jeanne d'Arc langsung berbinar. Keduanya mengeluarkan bola kristal Di Wei, mulai merekam dari berbagai sudut.
Liu Zhenhan merapikan mahkota kulit landaknya, lalu bersama yang lain tenggelam dalam pemandangan yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.
Bayang raksasa Gurun Pasir Taklamakan bagai monster purba yang membungkuk diam di permukaan yang menyatukan peradaban dan kebiadaban, kematian dan kehidupan. Batas langit dan bumi di sini terasa lebih misterius dan abadi. Dataran Liar Donau berakhir di sini, dari barat ke timur, kaktus pendek, semak Artemisia dan tumbuhan Euphorbia membentangkan garis pemisah jelas antara gurun dan tanah subur.
Berbeda dengan yang lain yang hanya menikmati pemandangan, Liu Zhenhan dengan naluri prajuritnya tidak lupa mengeluarkan peta kulit domba dari Departemen Militer, mencocokkan topografi daerah ini.
Dari peta topografi yang ditandai oleh Departemen Militer, karena wilayah barat dan utara Kerajaan Bimeng berbatasan dengan laut, sementara bagian hulu Gurun Pasir Taklamakan tepat terjepit di antara dua garis pantai barat dan utara yang membentang ratusan li ini. Dari tren topografi, gurun ini menyerupai pir raksasa dengan bagian tersempit di tangkai pir yang terletak di sisi Oasis Cambridge.
Alasan mengapa pos perbatasan terakhir Kerajaan Bimeng didirikan di sini dan tidak diperpanjang lebih jauh ke dalam gurun dapat dilihat jelas dari peta. Jika diperpanjang ke utara lagi, setelah melewati dua kelokan gurun, akan terbuka luas area gurun yang 10 kali lebih besar dari yang terlihat - mempertahankan pos militer di gurun seluas itu tidak hanya tak memiliki pertahanan alami, tetapi juga pasokan logistik dan pasukan yang dibutuhkan melampaui kemampuan Kerajaan Bimeng yang lemah secara ekonomi.
Menurut Liu Zhenhan, Gurun Pasir Taklamakan ini tidak hanya bisa disebut sebagai perbatasan Bimeng, tapi juga garis perbatasan barat laut Benua Aigean - sudut barat laut Benua Aigean sendiri memang mencakup wilayah yang dikontrol oleh Oasis Cambridge ini.
Meskipun secara teori Gurun Pasir Taklamakan tidak terputus dari benua utuh, namun makhluk cerdas gurun selalu memiliki interaksi yang sangat minim dengan Bimon dan manusia di seluruh benua. Selain sedikit hubungan dagang, dunia luar hampir tidak tahu sama sekali tentang makhluk cerdas, struktur negara, dan lain-lain yang hidup di Gurun Pasir Taklamakan. Menganggap gurun luas ini sebagai benua baru yang belum dikenal juga bukan hal yang tidak masuk akal.
Liu Zhenhan tak bisa menahan helaan napas. Meskipun peta militer di tangannya disebut sebagai arsip rahasia tingkat tertinggi, sebenarnya tidak ada yang terlalu layak dirahasiakan. Seluruh peta hanya menandai empat oasis baru yang ditemukan dalam pertempuran tahun lalu, sisanya kosong belaka. Meskipun lokasi ujian untuk tingkat Imam Utama berada di Gurun Pasir Taklamakan, tampaknya peta ini tidak memiliki perluasan yang berlebihan - tentu saja, Liu Zhenhan yang sudah bukan pemula lagi tentu tidak akan percaya lagi pada omong kosong bahwa Imam Utama jubah emas masih perlu menjalani ujian.
"Mohon maaf, apakah Paduka adalah Pendeta Divine Comedy Richard Yang Mulia?" Suara sambutan yang lantang menghentikan lamunan Liu Zhenhan.
Seberkas debu kuning beterbangan, satu batalyon prajurit burung unta Aosituitei menarik tali kekang, berhenti serempak di hadapan Liu Zhenhan. Kendaraan tunggangan mereka - burung unta berleher biru setinggi tiga meter - mencakar tanah dengan cakar raksasanya, meninggalkan jejak alur dalam akibat pengereman mendadak. Seorang perwira ksatria yang membawa tombak panjang, merapikan bulu hiasan di helmnya, memberi Liu Zhenhan salam anggukan formal.
"Akulah Shaman Divine Comedy Richard, nak." Liu Zhenhan berkesan baik pada ksatria Aosituitei ini. Dari teknik berkuda, burung-burung unta ini tampak elit, pantas menjadi pasukan penjaga perbatasan. Sayang penampilan mereka agak buruk. Setiap prajurit burung unta memiliki tinggi lebih dari dua meter, bertubuh kekar namun botak di kepala dan sayap belakang yang gundul, jauh lebih jelek dibanding ras Bordir lainnya.
Setelah mendapat konfirmasi, seluruh kavaleri burung unta serentak menepuk leher burung unta biru mereka sambil berseru "Zhuo zhuo". Burung-burung itu langsung merunduk patuh. Dengan tombak di tangan, para prajurit melompat gesit dari pelana, membentuk barisan rapi lalu memberi hormat militer kepada Liu Zhenhan dan semua pendeta.
“Yang Mulia, saya adalah Komandan Batalyon Keempat dari Resimen Campuran Cambridge, Pierre. Atas nama Komandan Resimen Bapak Boban, saya menyambut kedatangan Yang Mulia beserta para Imam Ekspedisi!” Komandan Batalyon Pierre langsung melontarkan ucapan sambutan yang sudah dilatihnya.
“Kau terlalu sopan, anakku. Saya dan Tim Pendeta Ekspedisi juga merasa sangat terhormat bisa bertemu para ksatria penjaga tanah air ini.” Jawaban Liu Zhenhan persis seperti Shaman tua licik yang penuh kepura-puraan.
“Terima kasih atas pujian Yang Mulia.” Wajah Komandan Batalyon Pierre terlihat tersentuh: “Yang Mulia, Bapak Borg telah mempersiapkan lokasi berkemah untuk Tim Pendeta Ekspedisi di Kuil Mani oasis ini. Setelah semua tuan-tuan ditempatkan, Yang Mulia Kahn selaku komandan legiun ekspedisi akan mengadakan rapat Pong dengan Yang Mulia. Seluruh Imam Utama dan Yang Mulia Helen harus hadir.”
“Anakku, bisakah kau menunjukkan jalan ke lokasi perkemahan?” Liu Zhenhan tersenyum. Tak disangka seluruh pasukan ekspedisi dipimpin oleh Pangeran Lionheart Kahn, rival lamanya. Entah apakah Pangeran Richard ada di sini? Meski bulan lalu dia dipukuli cukup parah, seharusnya lukanya sudah sembuh setelah sebulan.
Kapten Batalyon Pierrot memberikan hormat militer kepada Liu Zhenhan, tidak langsung melanjutkan perjalanan. Ia justru mendatangi kereta kuda pendeta Provinsi Barat Laut dan Kota Caiyu, lalu berlutut satu kaki di depan tiga bersaudara Gatanie sambil berbicara panjang lebar.
Jika bukan karena kejadian ini, Liu Zhenhan hampir lupa bahwa Burung unta Aosituitei juga termasuk keturunan Bordir, pengikut turun-temurun suku Smyer.
Sepanjang perjalanan, Liu Zhenhan sengaja tidak berusaha akrab dengan pendeta inti Murinio. Sebagai Ksatria Perak Kuil, Gatanie ikut serta dalam pertempuran gurun bersama adik-adiknya. Dulu, Liu Zhenhan pasti akan menariknya untuk makan-minum bersama. Namun karena urusan Cui Beixi, sekarang ia benar-benar tidak punya keberanian untuk mendekati Gatanie. Ning Yu dan dua Naga Peri berpisah dengannya di Shabak, memulai perjalanan kembali ke Timur Jauh tanpa menanyakan alasan Liu Zhenhan menginap semalaman di Balai Barat Daya. Helen dan Mo'er juga seolah melupakan hal ini, membuat berbagai alasan yang telah disiapkan Liu Zhenhan menjadi sia-sia, justru membuat hatinya merasa gelisah.
Murinio pergi ke Provinsi Barat Laut untuk mempersiapkan migrasi suku Smyer ke tepi selatan Sungai Sanggan, pasti akan sangat sibuk dalam waktu dekat; Jika Cui Beixi sekarang dipromosikan menjadi Grand Shaman Weian di Kuil Witherspoon, pasti juga akan sibuk sepanjang hari; Jika Cui Beixi benar-benar tidak pernah mencari Murinio lagi, skandal inses itu mungkin akan terkubur selamanya. Liu Zhenhan yang memang tidak punya perasaan, setelah mencerna selama lebih dari sepuluh hari ini, simpul di hatinya sudah terurai.
Namun setiap kali berhadapan dengan tiga bersaudara Gatanie, meski bersikap lapang dada, tetap ada rasa canggung.
Melihat tatapan Gatanie mengarah padanya, Liu Zhenhan segera memalingkan kepala berpura-pura acuh tak acuh.
Ritual menghadap kepala keluarga segera selesai. Di bawah pimpinan satu batalyon kavaleri Ostrit, seluruh anggota ekspedisi pendeta dan pengawal mereka bergerak perlahan menuju Oasis Cambridge. Sama seperti Helen, sebagian besar pendeta ekspedisi pertama kali mengunjungi perbatasan barat laut yang terpencil. Pemandangan gurun yang belum pernah mereka lihat membuat mereka melongo dan berkomentar tanpa disiplin militer sama sekali. Terutama Gorini, seperti burung pipit kecil yang gembira, terus berisik penuh rasa ingin tahu. Tiga Imam Utama jubah emas yang menghormati status Gorini, tidak ada yang berani menegur. Liu Zhenhan pura-pura tidak melihat.
“Mengapa tembok pertahanan di sini begitu rendah? Kenapa tidak terbuat dari batu?” Gorini menunjuk ke tembok pertahanan rendah di pinggiran oasis dengan jarinya.
“Putri Terbang, Oasis Cambridge kami memiliki luas sekitar 10 hektar. Mustahil membangun tembok batu di gurun karena tidak ada material batu! Karena itu kami menggunakan tanah mentah yang dicampur air dan biji Artemisia, lalu dipadatkan untuk membangun tembok pertahanan rendah. Setelah dijemur terik matahari, tanah ini akan mengeras!” Kapten Pierrot menjawab dengan sigap pertanyaan kepala suku: “Tapi ketinggian tembok tanah ini terbatas, maksimal 4 meter. Lebih tinggi dari itu berisiko runtuh.”
Xixi bingung dengan sebutan "Putri Terbang", diam-diam bertanya pada Liu Zhenhan. Liu Zhenhan menjelaskan dalam bahasa Bimon, putri raja disebut "Putri Raja". Di antara empat klan besar Bimon, putri bungsu klan Bordir dalam bahasa Bimon seharusnya disebut "Putri Terbang". Penyebutan ini menjaga martabat Putri Bordir tanpa melanggar hierarki.
Xixi akhirnya mengerti. Ia tak menyangka sebutan sederhana bisa serumit ini.
“Inilah yang disebut 'mengelola Putri Terbang'.” Liu Zhenhan terkekeh.
“Pohon apa saja itu?” Belasan pendeta wanita muda juga tertular semangat Gorini, menunjuk pepohonan tinggi di pinggir jalan dan bertanya riuh kepada Komandan Batalyon Pierrot: “Bukankah dikatakan di gurun tidak ada pohon? Bagaimana Oasis Cambridge punya beberapa jenis pohon?”
“Itu Populus euphratica, yang lebih tinggi itu pohon kurma gurun. Saat ini kurma belum matang, tapi kami punya yang sudah dikeringkan, nanti bisa dicicipi oleh para bangsawan. Penghijauan di Cambridge selalu terpelihara dengan baik, di sini kami juga menanam banyak anggur dan asam kawak.” Suara Komandan Batalyon Pierrot penuh kebanggaan.
Liu Zhenhan juga mengamati lingkungan sekitar, mendengar hal ini ia mengangguk-angguk. Seperti dikatakan manusia unta ini, lingkungan hijau Cambridge memang luar biasa, sungguh tidak mudah mencapai ini di wilayah gurun.
“Helen akan segera membuka akademi pendeta di sini. Jika lingkungannya terlalu buruk, Liu Zhenhan juga tidak akan merasa tenang. Sekarang melihat-lihat, ternyata tidak kalah dengan Feilengcui.” Setelah memasuki gerbang kota, di kedua sisi jalan tanah yang dipadatkan selebar 40 yard, dihiasi oleh pohon palem dan kurma gurun yang tersusun tidak beraturan. Meskipun bangunan di sekitarnya kebanyakan adalah rumah lumpur kasar, namun tersembunyi di balik rindangnya pepohonan, terlihat cukup menarik. Banyak taman bunga menghiasi antara pepohonan, kaktus dan bunga kana yang ditanam di sana sedang dalam musim berbunga, aroma harumnya bisa tercium dari kejauhan, dan benang sari bunga terlihat sibuk dikerumuni lebah yang beterbangan.
Setidaknya ini setengah tanah apanase Klan Angsa. Dari desain lingkungannya, benar-benar terlihat selera estetika elegan khas Klan Angsa yang tercampur di dalamnya. Ketika melewati danau seluas lima hektar, Liu Zhenhan bahkan melihat jembatan kayu melengkung yang dibangun di atas danau tersebut. Di permukaan air yang jernih, terpantul bayangan langit biru, tiang jembatan, dan bunga-bunga. Beberapa itik berekor pendek berenang dengan tenang di atas riak air, membuat pemandangan danau yang seperti cermin ini terlihat seperti seorang wanita cantik yang anggun dan penuh kedamaian.
"Para Tuan, silakan ikuti saya." Komandan Batalyon Pierrot mengurung kendaraan tunggangannya, burung unta leher biru, ke dalam kandang di pinggir jalan, lalu memerintahkan pasukan kavaleri lainnya untuk memarkirkan kereta kuda para pendeta satu per satu di pos perhentian tepi jalan.
“Mau menyeberangi jembatan?” Liu Zhenhan awalnya mengira mereka akan beristirahat di pos perhentian, tapi ternyata Komandan Batalyon Pierre sudah melangkah ke jembatan beratap.
“Setelah melewati Jembatan Kang, baru terdapat Kuil Mani. Para Yang Mulia Pendeta akan menginap di sana, markas staf legiun juga ada di sana. Legiun Kahn sedang menanti kedatangan kalian di sana.” Komandan Batalyon Pierre mengangguk, menunjuk ke bangunan berkubah tinggi yang tersembunyi di balik rumpun kurma gurun di seberang jembatan: “Kuil Mani adalah satu-satunya bangunan batu di Oasis Cambridge kami. Untuk menjaga peninggalan bersejarah ini, Jun kami bersikeras tidak membongkarnya!”
“Air danau ini begitu jernih! Seperti batu zamrud. Sudah beberapa hari aku tidak mandi. Pierre, jangan lupa siapkan air hangat untuk kami nanti.” Mata Gorini menatap takjul ke permukaan air yang bening, seolah hendak melompat jika tidak ada orang di sekitarnya.
“Perintahmu adalah titah, Feiji.” Pierre tersenyum: “Datang ke Oasis Cambridge yang luas ini seperti pulang ke rumah. Melayani Tiga Yang Mulia adalah kehormatan bagi seluruh Ostrit.”
“Ksatria, bolehkah saya bertanya apa kegunaan kayu yang direndam di air itu?” Liu Zhenhan bersandar di jeruji, menunjuk ke deretan kayu yang terendam di tepi danau. Kayu-kayu itu telah dikuliti, berdiameter sekitar sepelukan, dipotong lurus. Di bawah permukaan air, batang kayu putih bersih itu dipenuhi siput, ganggang, dan lumut, sesekali diterobos ikan kecil yang meninggalkan riak. Meski jaraknya cukup jauh, aroma segar yang memikat tercium dari kayu tersebut.
“Apakah ini untuk balok rumah? Tapi sepertinya agak mubazir. Kayu jenis ini adalah yang paling harum yang pernah kucium.” Liu Zhenhan tak menunggu jawaban Komandan Batalyon Piarot, mengangkat kepala bertanya lagi.
“Yang Mulia, ini adalah produk khas Oasis Cambridge kami – kayu cendana air Danau Kang. Aroma yang Anda cium itu adalah wangi cendana. Meski tumbuh di dasar danau dan sulit ditambang, kayu ini merupakan material terkeras. Tombak panjang dan perisai prajurit Burung Unta semuanya dibuat dari kayu ini. Bahkan pisau baja Uzi perampok gurun pun tak bisa memotongnya sekali tebas – akan memercikkan bara api.” Komandan Batalyon Piarot membuat gerakan dramatis, wajahnya dipenuhi kebanggaan yang tak terbendung.
"Dalam perang tahun lalu melawan perampok manusia gurun, banyak prajurit Behemoth yang senjatanya patah hanya dengan sekali tebasan musuh, membuat Kerajaan kehilangan muka. Senjata pesanan dari manusia bermasalah besar. Beberapa prajurit Behemoth bercanda bahwa setelah menebas satu musuh, pedang mereka harus diinjak-injak dulu sampai lurus baru bisa dipakai lagi."
"Wah! Tanaman bawah air?" Seruan takjub dan desas-desus memenuhi sekeliling.
"Jancuk! Ini mah biasa. Laozi pernah liat hutan di dasar laut!" Liu Zhenhan menatap para pendeta yang mengaku berilmu tapi terkesan terlalu heboh itu dengan senyum sinis.
"Sayang sekali, kayu cendana air seharusnya bisa jadi wewangian bagus." Sebagai anggota Suku Rubah, Helen langsung memikirkan nilai ekonomi kayu cendana Danau Kang: "Sebagai wewangian, cendana biasa saja sudah sangat berharga. Aroma cendana air ini bahkan lebih memikat. Ksatria Pierrot, kenapa tidak dijual sebagai wewangian untuk meningkatkan pendapatan Kerajaan?"
"Yang Mulia Helen..." Pierrot segera membungkuk hormat pada kecantikan rubah berbaju jubah pendeta bulu merak yang memegang kitab hukum itu, "...Yang Mulia mungkin belum tahu, kayu cendana air ini sangat sulit terbakar. Berapapun lama dijemur tetap tidak menyala. Dilempar ke api unggun pun seperti batu. Memang akhirnya bisa hangus, tapi butuh waktu lama. Kalau dijadikan serbuk wewangian, masalah utama adalah cara menyalakannya."
“Sayang sekali.” Helen tidak menyangka meski terbuat dari kayu, benda ini tidak bisa dipakai untuk menyalakan api. Ia terdiam sejenak lalu menghela napas.
"Ksatria, aroma kayu ini sungguh harum. Berapa banyak persediaan yang kau punya? Aku beli semuanya!" Liu Zhenhan mengendus-aroma cendana yang melekat di hidungnya. Mendengar kayu ini tahan api, hatinya dipenuhi sukacita. Kayu ini sempurna untuk dibuat furnitur di Feilengcui-yang punya beberapa tukang kayu Elf. Kerasnya kayu bukan masalah, bisa dipahat pelan-pelan. Pasti sangat membanggakan!
Para Pendeta tertegun. Kapten Piyero mungkin tak menyangka Sang Shaman Kepala ini di tengah persiapan perang masih sempat berbisnis. Untuk sesaat ia tak tahu harus menjawab apa.
"Yang Mulia, jika Anda ingin membeli, silakan berikan harganya." Gorini justru bersikap santai dan langsung membuka pembicaraan.
"Kira-kira ada berapa batang di sungai ini?" Liu Zhenhan mengerutkan alisnya, bertanya pada Piyero.
"Sekitar dua ratus batang di sungai," jawab Kapten Piyero dengan gagap. "Di gudang masih ada lebih dari dua ratus batang bahan mentah. Empat ratus batang lainnya sudah diolah menjadi tongkat tombak dan perisai."
"Aku ambil semuanya." Mata Liu Zhenhan berkedip-kedip. "Dengan harga lima belas bongkah agate sebesar kepalan tangan, bagaimana?"
"Wah~" Para Pendeta yang tak tahu kekayaan sang Shaman terkejut oleh harga fantastis itu, serempak mengeluarkan teriakan takjub.
“Lima belas butir agate sebesar kepalan tangan? Harga ini cukup baik, Paduka Liu Zhenhan sangat dermawan, kesepakatan kita bisa dikatakan tercapai.” Gorini tersenyum manis: "Agate sebesar ini cukup untukku dan kakakku membuat beberapa perhiasan. Pilaro, subsidi ini akan kubayarkan terpisah untuk kalian."
“Sesuai perintah Paduka, Feiji.” Kapten Pilaro tersenyum: “Kayu cendana air memang sedikit merepotkan saat penambangan, tapi Jun sudah mengirim 100 insinyur kura-kura mulut buaya. Saya yakin Bapak Borg tidak akan menerima subsidi Paduka jika tahu hal ini.”
Haha! Mulai sekarang tempat tidur Laozi tidak akan berderit "kreek-kreek" lagi! Liu Zhenhan tersenyum-senyum dalam hati.
“Yang Mulia, Ksatria Pilaro, mengingat Legiun Kahn sedang menanti kita dan bisnis kalian sudah final, bukankah kita harus segera melanjutkan perjalanan?” Yang Mulia Qidan yang baru diangkat sebagai Imam Utama mulai tidak sabar.
“Hmph～” Kapten Pilaro mendengus dingin, melirik tajam ke arah Yang Mulia Qidan sebelum berbalik memimpin jalan.
Wajah Yang Mulia Qidan memerah dan pucat bergantian karena aksi ksatria burung unta ini, Lao Liu di sampingnya tertawa terbahak-bala. Suku Model juga merupakan bawahan Murinio, namun Yang Mulia Qidan malah tidak mengikuti Imam Utama Angsa dan justru bergabung dengan suku Tiger, pantas saja dihina oleh pengikut setia burung unta ini.
Bab 267 Elegi Putri Duyung
Kuil Mani di Oasis Cambridge adalah bangunan kuno yang telah berdiri sejak zaman dahulu.
Tiga ribu tahun lalu, agama Mani pernah menjadi agama yang sangat populer di Benua Aigean. Tidak ada yang tahu bagaimana agama ini berkembang di benua itu. Saat itu beredar kabar bahwa Dewi Mani beberapa kali menurunkan eksistensi keilahian-nya, menampakkan mukjizat ilahi melalui utusan berwujud manusia. Kabar angin tak berdasar ini sempat membuat agama Mani memiliki banyak pengikut fanatik yang radikal, bahkan banyak Bimon meninggalkan ajaran Shaman untuk mengikuti agama Mani. Namun agama ini ibarat bunga sepatu yang hanya mekar semalam, asap perang Perang Darat-Laut membuatnya yang semula gemilang langsung redup kembali.
Di Benua Aigean sekarang masih banyak reruntuhan kuil kuno serupa Kuil Mani, menjadi saksi bisu kejayaan masa lalu dan kehancuran masa kini.
Melihat kuil raksasa yang menempati puluhan hektar ini, Liu Zhenhan benar-benar tak mengerti. Ini kan gurun! Dari mana pembangun zaman dulu mendapatkan begitu banyak batu persegi panjang berwarna hijau untuk membangun kuil ini?
"Meskipun terlihat agak rusak, struktur keseluruhan Kuil Mani ini masih sangat kokoh." Ksatria Pierre yang memandu jalan, melihat tatapan Shaman Divine Comedy terus tertuju pada ambang pintu batu bertuliskan "Kuil Dewata Odi" dalam aksara universal benua - di atasnya kini tumbuh seikat rumput hijau dan sarang burung yang terlantar. Sang ksatria segera menjelaskan.
"Pilar pintu sebesar ini, bahkan gempa bumi pun mungkin takkan meruntuhkannya." Liu Zhenhan mengangguk. Di teras kuil terdapat puluhan pilar batu raksasa yang masing-masing dipahat menjadi sosok pria perkasa berjanggut setengah telanjang, dengan bagian kemaluan yang samar-samar terlihat dan berdiameter mengejutkan - yang dimaksud di sini adalah pilar batunya.
"Retakan di dinding ini bahkan tak bisa dimasuki belati. Pembangun zaman dulu benar-benar bekerja keras." Ksatria Pierre tersenyum menunjuk tangga yang dipenuhi lumut. Ratusan anak tangga ini memiliki celah batu yang tipis seperti sehelai garis, hampir tak terlihat oleh mata telanjang.
"Semua pengawal berhenti sementara!" Liu Zhenhan melompat ke atas tangga, melambaikan tangan pada kerumunan besar pendeta dan pengawal yang ribut: "Para pendeta dan pengawal, ikutlah aku masuk ke kuil."
Para Pendeta menggosok bahu dan punggung mereka yang pegal, menghela napas panjang, akhirnya bisa beristirahat.
Di sisi tangga kuil kuno ini, berdiri patung-patung monster raksasa yang terbuat dari batu giok langkan. Teknik pahatannya sangat mengagumkan, para Pendeta muda yang melintas selalu tak bisa menahan diri untuk menoleh, merasa seolah monster-monster ini siap menerkam kapan saja. Meski tahu pikiran ini tak masuk akal, perasaan itu terus menghantui; Pendeta senior yang berpengalaman diam-diam menertawakan tingkah pemula, berjalan tegap ke depan.
Saat melangkah masuk ke kuil megah, Liu Zhenhan merasakan hawa dingin menyapu wajahnya, angin menusuk berhembus di sekelilingnya, beberapa sosok lembut langsung menempel di punggungnya.
Lentera minyak perunggu kuno di koridor telah diisi penuh lemak hewan, membakar dengan suara "kreek-kreek", membuat kelelawar di langit-langit koridor terkadang berteriak "creet-creet". Setelah melewati koridor berlumut panjang ini menuju ruang Dewa di atas, yang menyambut Liu Zhenhan dan para Pendeta adalah patung Dewi Moini setinggi 10 meter. Dewi ini memiliki wajah cantik dan tubuh singa, memadukan kelembutan dan kekuatan dengan harmonis.
Patung Dewi Mani ini berjongkok di atas altar, kedua tangan menengadah ke langit dengan kobaran api biru kehijauan menjulang tinggi di telapak tangan. Dua berkas api semi-transparan membentuk sudut silang saling menopang, cahaya redup yang angker menerangi wajah cantik nan sensual sang dewi, menyelubunginya dalam selubung cahaya kebiruan yang memancarkan pesona magis tak tergambarkan. Aria samar-samar menggema seiring kibasan api biru, memenuhi kuil dengan keajaiban.
Area di bawah altar kini dipadati perwira militer Bimon. Para prajurit baja ini tampaknya hanya menyembah Dewa Perang Campas, sama sekali tak menghiraukan dewa lainnya - bahkan tak ada yang melirik patung Dewi Mani. Kelompok staf dan perwira seragam rapi berkerumun di sekitar peta medan perang mini, sibuk menganalisis dengan peta dan penggaris. Para kurir di samping mereka mencatat sesuatu dengan gemerisik pena bulu angsa.
Sekelompok pendeta baru memasuki kuil. Beberapa perwira Bimon mengangkat kepala sebentar, melirik para pendeta dengan kesombongan khas militer sebelum kembali bekerja. Gerakan merendahkan ini memicu dengusan kolektif dari rombongan pendeta.
“Yang Mulia, Para Tuan, mohon tunggu sebentar. Saya akan segera mencari Tuan Bolban dan Kapten Kahn.” Pierrot yang melihat ketidaksenangan para pendeta segera berkata.
“Silakan pergi. Kuil ini pastinya memiliki cukup ruangan. Uruslah akomodasi kami terlebih dahulu. Pendeta bukan prajurit kasar, kami butuh istirahat.” Liu Zhenhan terkekeh, ucapannya langsung memantik lebih banyak tatapan menantang dari para perwira Bimon yang keras kepala.
“Aneh sekali! Dua kobaran api biru di patung dewa jelas bukan dinyalakan oleh para perwira Bimon yang masuk lebih dulu. Apakah api ini takkan pernah padam? Kuil Mani ini sepertitu sudah berdiri lama?” Biarawati kecil Jeanne d'Arc bertanya heran: “Apakah kalian dengar? Setiap api bergelombang, aku mendengar suara merintih, seperti desahan maupun curahan hati.”
“Aku juga mendengar suara itu.” Xixi mengangguk.
“Desahan? Curhatan? Kok bagi kupingku lebih mirip rintihan wanita nakal...” Liu Zhenhan menyeringai, namun segera menyadari adanya banyak pendeta di belakangnya. Wajahnya langsung berubah kaku, “...hm... seperti jiwa yang ‘terpaksa’, terkurung dalam sangkar gelap yang mengeluarkan erangan kesakitan.”
Sebagai orang yang paling memahami sang bos, keempat pengawal istana dan beberapa pemimpin milisi hampir tidak bisa menahan tawa mereka. Fatty Luo dan O'Neill sengaja tertawa keras, membuat nyonya bos Helen dengan marah menginjak kaki masing-masing. Banyak pendeta yang juga memahami makna tersembunyi dalam ucapan itu, dengan susah payah menahan tawa mereka. Gormeth yang lebih pemalu akhirnya tidak bisa menahan diri dan menyemburkan tawa "Kretak".
Mo'er memandang patung Dewi Mani dengan tatapan kosong, menatap api biru-hijau di kedua tangan patung itu. Wajahnya tiba-tiba berubah merah dan pucat bergantian. Liu Zhenhan yang ditarik lengan oleh Guo Guo di bahunya, baru menyadari keanehan pada Mo'er.
"Aku juga agak heran, kuil ini dibangun setidaknya 3000 tahun yang lalu." Gorini yang memerah wajahnya menyela, "Secara logika, mana mungkin api suci bisa menyala selama ribuan tahun? Bahkan jika menggunakan Mutiara Api Danau sebagai bahan bakar, pasti tidak akan bertahan selama ini! Kuil ini telah ditinggalkan setidaknya 1-2000 tahun kan? Tanpa ada yang menambahkan bahan bakar, bagaimana mungkin api suci tetap menyala selama ini... Sangat aneh..."
“Tidak ada yang aneh!” Wajah Mo'er pucat pasi: "Api biru ini saat terbakar mengeluarkan aroma wintergreen, dan saat berkobar mengeluarkan suara aneh. Jelas ini minyak yang diekstrak dari lemak putri duyung. Lemak yang dimurnikan dari satu putri duyung bisa menjamin api menyala selama lima ratus tahun tanpa padam. Jika bisa mengekstrak lemak dari dua puluh putri duyung, api suci bisa menyala selama sepuluh ribu tahun tanpa masalah."
“Putri duyung?” Mata Gorini yang cantik langsung membelalak, dia jelas tidak begitu memahami maksud Mo'er.
Para pendeta juga terlihat bingung. Putri duyung adalah raja dari Bangsa Laut Xiya. Kekuatan bangsa laut tidak perlu diragukan lagi. Siapa yang bisa pergi ke laut membunuh putri duyung, lalu mengekstrak lemaknya dan membawanya kembali untuk dijadikan minyak lampu? Tingkat kesulitannya terlalu tinggi! Dua puluh putri duyung lebih tidak masuk akal lagi. Jika bangsa laut begitu lemah, tidak mungkin dalam satu Perang Darat-Laut saja, Bimon bisa menghapus satu suku air.
“Bukan maksudku keluarga kerajaan Xiya, yang kumaksud adalah ‘Putri Duyung Air Tawar’. Putri Duyung Xiya adalah ‘Putri Duyung Laut’, ada perbedaan di antara keduanya.” Mo'er berkata dengan gaya khas Ai Wei'er sambil menggeretakkan gigi: “Bertahun-tahun lalu, di sungai dan danau Benua Aigean hidup banyak ‘Putri Duyung Air Tawar’ yang memiliki hubungan darah langsung dengan putri duyung dari Kerajaan Laut Xiya, sama-sama termasuk dalam keluarga besar putri duyung berdarah mulia.”
“Yang Mulia Mo'er, nada bicaramu benar-benar membuatku takut.” Imam Utama Qidan si Kura-kura Model menggerakkan matanya yang tak berkelopak, wajahnya penuh keheranan. Rupanya dia tak menyangka gadis kupu-kupu manis yang baru kembali dari seberang laut kurang dari setahun ini bisa mengetahui rahasia kuno seperti ini, apalagi cara bicara Mo'er terdengar persis seperti putri duyung ketimbang suku Yuanfurui.
“‘Putri Duyung Air Tawar’?” Liu Zhenhan berpura-pura merenung: “Kalau begitu ‘putri duyung Kou Tao’ juga termasuk salah satu cabangnya ya?”
“Mampus saja! Putri duyung Kou Tao paling banter hanya bisa dianggap Jiao Ren, termasuk golongan putri duyung tapi bukan bagian dari keluarga putri duyung sejati.” Mo'er tersenyum seperti es musim semi yang mencair, sambil mencubit hidung mentornya.
“Para pendeta memandang dengan mata terbelalak. Meski nada dan gerakan mesra yang berlebihan ini merupakan kebiasaan Helen, di mata orang luar yang tidak tahu situasi, hal ini semakin menguatkan desas-desus – konon, hubungan asmara yang amburadul dan gaya inses Pendeta Divine Comedy Richard Yang Mulia, reputasinya di Kerajaan jauh lebih terkenal daripada gelar Imam Raja Langit.
“Wah… dengan muridnya sendiri… terlalu panas…”
“Membabat dua generasi… pantas disebut pendeta aliran inses… tidak hanya melahap mentornya… sekalian juga menghabisi murid lolita…”
“Kalian tidak tahu apa-apa… aku dengar Yang Mulia… bahkan dengan dua peliharaan magis naga perinya… terlalu keren… kisah penggembala dan peri versi modern…”
Dari dua ratus pendeta, ternyata tidak sedikit yang penggemar gosip. Bisik-bisik ringan ini, meski pelan, terdengar jelas di telinga para pihak terkait.
“Ahem…” Helen melihat para pendeta di sekeliling mulai melirik, buru-buru batuk-batuk palsu untuk mengingatkan Richard dan para pendeta agar menjaga image.
Mo'er dan Liu Zhenhan serempak memutar mata ke arah para pendeta yang terlalu heboh ini.
“Yang tidak paham bisa bertanya pada Pendeta, yang tidak dipahami Pendeta bisa bertanya pada Nabi……Yang Mulia Nabi Langit Biru Mo'er, pengetahuan luas Anda benar-benar membuat saya merasa malu, bisakah saya meminta penjelasan lebih rinci tentang apa yang Anda sebut 'putri duyung air tawar'? Mengapa di Benua Aigean saat ini tidak ada keberadaan 'putri duyung air tawar'?” Sebagai putri Murinio, Gorini secara alami juga tidak terlalu senang mendengar istilah "garis keturunan inses", mengerutkan keningnya, lalu cepat-cepat mengalihkan topik ke hal yang diminatinya: "Adapun yang Anda katakan tentang penggunaan lemak 'putri duyung air tawar' untuk menyuling minyak lampu yang tidak padam selama seratus tahun, betapa kejamnya hal ini! Benarkah Benua Aigean pernah mengalami tragedi mengerikan seperti itu?"
Topik ini sangat segar, segera menarik perhatian banyak perwira militer Bimon yang sedang bertugas. Diskusi sebelumnya telah membuat para staf dan perwira militer di sekitarnya berbisik-bisik diam-diam, diselingi beberapa kali ledakan tawa ambigu.
"Yang Mulia Gorini, penampakan terakhir putri duyung air tawar bisa ditelusuri hingga 3000 tahun lalu! Penyebab kepunahan putri duyung air tawar adalah para fanatik Sekte Mani yang menemukan lemak putri duyung bisa digunakan sebagai bahan bakar. Bukan hanya bisa menyala ratusan tahun tanpa padam, tapi juga mengeluarkan nyanyian api ajaib saat dibakar - Sekte Mani juga dijuluki 'Sekte Api Suci'. Mereka percaya dengan menemukan api abadi, mereka akan mendapatkan keabadian di bawah lindungan Dewi Mani." Mo'er menggigit bibirnya kuat-kuat, wajahnya dipenuhi kemarahan yang tertahan.
"Apakah maksud Paduka bahwa 'kepunahan putri duyung air tawar' di Benua Aigean disebabkan oleh Sekte Mani..." Gorini menggigil dua kali, tak sanggup melanjutkan kalimatnya.
"Pada masa itu, Agama Mani merupakan aliran yang sangat populer. Berbagai kuil pemujaan Dewi Mani dibangun di seluruh benua. Meski tidak berani mengganggu putri duyung dari Xiya, mereka berani menindas 'putri duyung air tawar' yang bersembunyi di danau-danau. Untuk mewariskan api suci yang abadi selama sepuluh ribu tahun, seluruh benua pernah dilanda demam perburuan 'putri duyung air tawar'." Mo'er menghela napas: "Karena suku air di Benua Aigean berada di bawah Kerajaan Bimeng, 'putri duyung air tawar' sama sekali tidak memiliki prajurit kuat yang melindungi mereka. Meski menguasai sihir air yang luar biasa, jumlah mereka yang sangat sedikit dan kegilaan gerakan massal membuat 'putri duyung air tawar' akhirnya cepat mencapai akhir hayatnya."
"Tapi... mengapa 'putri duyung air tawar' ini tidak melarikan diri ke laut melalui sungai-sungai pedalaman? Bukankah banyak sungai di Benua Aigean yang bermuara ke laut! Begitu sampai di laut, bukankah mereka bisa mencari kerabat sebangsa dan menjamin keselamatan diri?" Seorang pendeta wanita bertanya dengan heran.
"Anakku, air laut memiliki kadar garam yang sangat tinggi sedangkan air tawar tidak mengandung garam sama sekali. Baik bangsa laut maupun suku air, memasuki wilayah perairan asing dalam waktu singkat tidak masalah. Tapi jika terlalu lama, pasti tidak akan tahan. Ini seperti suku mammoth yang bisa hidup telanjang di tengah salju dan es, sedangkan kita yang memakai mantel bulu pun tidak bisa bertahan lama di Pegunungan Salju Himalaya Taymur." Pengetahuan luas Liu Zhenhan membuat sang pendeta wanita mengangguk paham.
Bab 268 Pendeta adalah Makanan Lezat
"Dulu Bangsa laut menyerbu benua, bukan untuk membalas dendam bagi sesama ras mereka, kan?" kata Helen sambil mengedipkan matanya.
"Mana mungkin." Liu Zhenhan tertawa. Menurutnya Putri Duyung Xiya belum sebegitu mulianya.
"Meski ini bukan alasan utama invasi Bangsa laut ke Benua Aigean, tapi penemu 'Kungkungan Air' sebenarnya adalah para 'putri duyung air tawar' yang melarikan diri ke laut. Sebenarnya suku 'putri duyung air tawar' telah meneliti 'Kungkungan Air' selama ribuan tahun dan mengumpulkan catatan eksperimen, mereka bermimpi bisa hidup bebas di bawah sinar matahari dan berbaur dengan ras permukaan Aigean. Namun penemuan dan akumulasi pengetahuan ini justru memicu perang dunia yang mengakhiri nyawa seluruh suku mereka." Mo'er terdiam sejenak, lalu melanjutkan: "Catatan sejarah Aigean samar-samar menyebutkan bahwa Master dari 'putri duyung air tawar' yang berhasil membuat terobosan dalam penelitian 'Kungkungan Air', sebenarnya tidak tewas dalam perang. Ia meninggal karena keracunan garam akibat kadar garam laut yang berlebihan, bersama seluruh 'putri duyung air tawar' yang ikut ke laut. Setelah kematian mereka, 'Kungkungan Air' tiba-tiba kehilangan fungsinya. Ini membuktikan bahwa Master dan para 'putri duyung air tawar' masih menyimpan rahasia terakhir dalam mengajarkan sihir barrier kepada Ahli Sihir Pencabik Badai."
“Ini mirip dengan koki Setengah Manusia di bawah kita. Saat memasak, mereka selalu diam-diam menaburkan bubuk wewangian ke dalam panci ketika orang tidak memperhatikan, takut resepnya dicuri.” Liu Zhenhan menepuk bahu Mo'er dan mencubitnya kuat-kuat.
“Sifat manusia yang kompleks. Mungkin niat awal 'Putri Duyung air tawar' ini bukan untuk menghancurkan Benua Aigean. Dengan populasi Bangsa laut yang mengerikan, bahaya mereka mungkin lebih menakutkan dan mematikan dibanding Bangsa iblis.” Biarawati kecil Jeanne d'Arc mulai menunjukkan welas asih suci lagi.
“‘Putri Duyung air tawar’ sebenarnya adalah ras yang sangat mencintai perdamaian, mereka baik hati dan estetis seperti Elf.” Yang Mulia Qidan yang selama ini diam akhirnya menghela nafas: “Master Hiddink yang disebut Nyonya Mo'er sebenarnya juga kukenal. Karena sama-sama dari suku air, hubunganku dengan master ini cukup baik. Dia adalah penyihir elemen air paling berbakat yang pernah kulihat.”
“Tanpa dia, Bangsa laut tidak mungkin menyerbu benua; tanpa dia, mungkin sekarang Aiqin sudah dikuasai Bangsa laut.” Mo'er tersenyum getir: “Sebenarnya apakah dia meninggal karena keracunan garam sudah tidak penting lagi. Yang penting adalah setelah Perang Darat-Laut, agama Mani hampir seluruhnya dihancurkan. Saat itu Bangsa laut menaklukkan sebagian besar Benua Aigean, pertama-tama mereka menghancurkan Kuil Mani yang konon bisa menampilkan mukjizat ilahi.”
“Mo'er Daren benar-benar menguasai banyak pengetahuan.” Gorini mengungkapkan perasaan semua pendeta. Ini sama sekali bukan upaya untuk mengeluarkan celetukan konyol dari Hao, para pendeta akhirnya sedikit memahami mengapa dia adalah Nabi Langit Biru, sementara mereka hanya pendeta biasa. Ini tidak ada hubungannya dengan tradisi inses yang dilarang.
Beberapa tepuk tangan keras menarik perhatian semua pendeta ke gerbang lengkung di sisi altar. Dari balik pintu sayap istana, beberapa perwira militer Bimon yang gagah berani melangkah keluar. Pemimpinnya tak lain adalah Yang Mulia Pangeran Lionheart Kahn.
“Mo'er Daren, kebijaksanaanmu bisa menjadi mercu suar dalam malam abadi, menerangi jalan kami ke depan.” Pangeran Kahn mendekati Mo'er sambil menempatkan tangan di dada dan membungkuk hormat.
Terhadap pendeta kupu-kupu yang menguasai dual cultivation nyanyian dan sihir ini, Departemen Militer Bimon sudah mengincarnya selama Tiga Ren. Pangeran Lionheart pun tak terkecuali. Tentu, Yang Mulia Pangeran juga tahu selama Shaman Divine Comedy masih ada, nabi perkasa ini tak mungkin melayani pihak lain.
“Yang Mulia Pangeran tidak perlu terlalu sopan. Sebagai Nabi Langit Biru...” Mo'er mengayunkan tongkat Batu Permata Apinya, kilau api dari permata merah menyala itu meninggalkan jejak cahaya di udara: “...tugasku adalah menjadi mercu suar yang membimbing Bimon melangkah dalam kegelapan dan ketidaktahuan.”
"Gadis ini benar-benar tidak tahu malu." Sudut mulut Pangeran Lionheart berkedut, kemudian dia kembali membungkuk dengan penuh hormat kepada Shaman Divine Comedy. Dari segi kesopanan, bangsawan Lion ini benar-benar contoh sempurna layaknya buku panduan, sama sekali tidak terlihat ada permusuhan antara dirinya dengan Liu Zhenhan.
"Yang Mulia Pangeran, tidak perlu terlalu formal. Segera atur akomodasi untuk kami. Masih ada dua ribu pengawal yang menunggu di luar kuil." Liu Zhenhan memutar-mutar kalung tengkorak di lehernya, tersenyum tipis pada Pangeran Kahn.
"Sudah kami persiapkan untuk Yang Mulia." Pangeran Kahn melambaikan jari tengahnya yang mengenakan sarung tangan putih, seketika empat ksatria Lion tinggi besar muncul dari belakangnya dan memberi isyarat 'silakan' kepada para pendeta. Ksatria burung unta Pierrot segera bergegas ke luar aula untuk memanggil para pengawal.
"Yang Mulia, Tiga Imam Utama, Yang Mulia Helen, Nyonya Mo'er, silakan ikuti saya." Dengan gerakan anggun, Pangeran Kahn menoleh ke samping. Para perwira dan staf di bawah altar segera membersihkan sebuah meja panjang dan menempatkan belasan bangku kayu di sekitarnya.
Liu Zhenhan tahu ini adalah rapat pra-perang. Ini pertama kalinya dia menghadiri rapat operasi tingkat tinggi, membuatnya tak bisa menahan kegembiraan. Dia segera mengajak beberapa imam utama bersama Helen dan Mo'er duduk mengelilingi meja.
"Yang Mulia, Yang Mulia, Yang Mulia Nabi, di bawah pengawalan prajurit kami, apakah Tiga Yang Mulia masih perlu menyimpan pengawal pribadi?" Perwira centaur Haus yang duduk berseberangan dengan Liu Zhenhan berkata dengan nada tak senang. Perwira Haus ini mengenakan seragam polisi militer kuning tanah, dihiasi syal merah bangsawan dan medali.
Begitu Shaman Divine Comedy, Nabi Langit Biru, dan Imam Agung Cambridge duduk, sekumpulan pengawal berotot langsung berjejer di belakang mereka. Di antara mereka, Prajurit Banilu Fegao terlihat paling mencolok dengan membawa jangkar besi raksasa yang langsung menggelapkan area sekitarnya.
Liu Zhenhan memandang garis-garis hitam-putih di wajah perwira polisi militer ini, berpikir bagaimana mungkin zebra manusia ini begitu sombong dan tak tahu diri.
"Ah~ Yang Mulia Zanetti, Paduka Liu Zhenhan memang terkenal dengan banyaknya pengawal di seluruh negeri. Untuk alasan keamanan, membawa beberapa pengawal kemanapun adalah hal yang wajar." Pangeran Kahn tersenyum pada perwira zebra Haus ini, lalu menoleh ke Liu Zhenhan: "Paduka, jangan hiraukan ucapan Yang Mulia Zanetti. Beliau adalah Komandan Korps Polisi Militer Kerajaan yang bertugas menyerahkan tahanan sebagai pasukan garis depan, sekaligus pengawas pertempuran. Karena kebiasaan profesinya, gaya bicaranya memang selalu seperti ini."
"Oh ternyata dari tim pengawas pertempuran, pantas saja bicaranya begitu." Liu Zhenhan tersenyum pengertian.
"Ini adalah Komandan Resimen Campuran Oasis Cambridge, Tuan Beban..." Pangeran Kahn memperkenalkan seorang perwira burung unta di sebelah kirinya kepada para pendeta. Perwira Ostrit ini mengenakan syal merah-kuning ganda di dada, dengan wajah penuh ketegasan. Sebagai komandan militer tertinggi satu-satunya resimen penguat di Kerajaan, pengalaman bertahun-tahun melawan perampok gurun membuat sang komandan resimen ini memancarkan ketegasan khas militer.
"Ini adalah Kepala Stafku, Jenderal Ruojan Pinto..." Pangeran Kahn juga memperkenalkan seorang perwira Fox di sebelah kanannya kepada Liu Zhenhan, serta para jenderal dari tiga legiun tempur lainnya - Jenderal Wolff, Jenderal Beruang, dan Jenderal Fox - satu per satu kepada para pendeta.
Liu Zhenhan pun memperkenalkan para pendeta senior dari Tim Ekspedisi Pendeta kepada para jenderal.
"Yang Mulia, saya tidak tahu bagaimana Kerajaan mengatur Tim Ekspedisi Pendeta? Bisakah Anda menjelaskannya? Karena urusan militer garis depan, saya meninggalkan Shabak beberapa hari lebih awal." Pangeran Kahn menatap Liu Zhenhan dengan sorot mata tajam.
“Rencana konkret yang diserahkan Kuil kepada saya adalah sebagai berikut: Imam Utama Zidan akan memimpin detasemen terdiri dari 45 pendeta untuk bergabung dengan 'Cambuk Dewa Perang', sedangkan Tuan Paoleita dan Tuan Lucio...” menunjuk secara bergantian kepada Imam Utama Suku Naga dan Imam Utama Harimau melanjutkan, “...dua Imam Utama berjubah emas ini akan masing-masing memimpin detasemen terdiri dari 75 pendeta untuk bergabung dengan 'Pasukan ‘Bergulat dengan Naga’' dan 'Legiun Mig'. Empat legiun yang terlibat perang masing-masing akan mendapat satu detasemen pendeta.”
“Yang Mulia, mengapa 'Cambuk Dewa Perang' kami hanya mendapatkan satu Imam Utama dan 45 pendeta? Sementara Legiun Wolff dan Bear justru mendapat detasemen dengan satu Imam Utama plus 75 pendeta? Ada selisih 20 pendeta? Harus diingat, 'Cambuk Dewa Perang'-lah pasukan utama penyerang dalam kampanye ini. Apakah Kuil melakukan kesalahan?” Kepala Staf Pinto segera menyesuaikan kacamatanya, bertanya dengan tenang.
“Yang Mulia Kepala Staf, pasukan Wolff kami juga menyumbangkan lima resimen penunggang serigala. Di kesatuan kavaleri yang membutuhkan mobilitas, tentu semakin banyak pendeta yang mendampingi semakin baik.” Jenderal Wolff Guti tak senang dengan diksi lawan bicaranya, menggoyangkan rambut emasnya sambil tersenyum sinis.
Sekalipun pasukan kavaleri Wolff yang sudah didampingi Pendeta Salamander, takkan menolak kedatangan banyak pendeta jelang perang. Bangsa Wolff yang cerdik tentu tak mau jadi pahlawan altruistik di saat seperti ini.
"Perang juga bukan bisa diselesaikan hanya dengan mengandalkan satu pasukan, menurutku pembagian oleh Kuil sudah tepat." Jenderal Beruang Kaiman segera bangkit membela. Hanya Jenderal Fox Reyes dari Korps Timur Laut yang wajahnya masam, karena pasukannya hanya mendapat beberapa pendeta. Watak pengecut Suku Rubah membuatnya tak punya nyali untuk banyak bicara di hadapan Pangeran Lion.
"Pernyataan itu tidak tepat. Sebagai Pasukan Pengawal yang paling elit di kerajaan, wajar kami mendapat beberapa hak istimewa." Kepala Staf Pinto tersenyum sinis: "Baiklah, dua Jenderal, mari kita berkompromi. Kami bisa mengurangi 20 pendeta, tapi kami harus punya hak prioritas memilih."
"Itu mustahil!" Jenderal Beruang dan Jenderal Wolff serentak melompat dari kursi: "Semua tahu, sebagian besar pendeta batch ini adalah Imam Jiwa dan pendeta muda. Jika kalian ambil duluan, untuk apa legiun kami menerima pendeta rendah itu? Lagipula, kuota imam pendamping 'Legiun Cambuk Dewa Perang' sudah dua kali lipat pasukan perbatasan kami. Tuan Kepala Staf, apa Anda ingin menampung semua talenta kerajaan di bawah komando Anda?"
"Kenapa tidak? Sebagai pasukan utama, segala sesuatu harus dapat prioritas!" Melihat Yang Mulia Pangeran tidak bersuara, Kepala Staf Pinto langsung membantah keras.
“Kubilang tidak boleh ya tidak boleh!” Sifat pemarah Jenderal pria beruang langsung meledak, kepalan sebesar panci tanah "Braak" menghantam meja, menggema bak gemuruh gunung. Jenderal Wolff tetap diam, namun sorot mata serigala yang khas telah menyampaikan maksudnya dengan jelas.
"Cukup! Para Jenderal, tidakkah kalian sadar Yang Mulia Pendeta sedang menertawakan kecerobohan kalian?" Pangeran Lionheart menggeram rendah dari tenggorokannya, melontarkan tatapan tajam ke arah para jenderal.
Mendengar ini, beberapa jenderal Bimon yang mengernyitkan kumis dan melotot pun duduk kembali dengan malu-malu.
"Yang Mulia, beginilah sifat kami para tentara. Bertengkar langsung tak masalah, tak ada yang menyimpan dendam. Mohon dimaklumi." Pangeran Kahn tersenyum minta maaf pada Liu Zhenhan.
"Tidak apa, aku mengerti." Liu Zhenhan menyipitkan mata, menyalakan cerutu lalu menyemburkan cincin asap dengan puas: "Tapi ingatlah, Korps Tulun di Provinsi Timur Laut hanya ditemani lima pendeta muda termasuk diriku."
Wajah para jenderal yang baru saja bertengkar itu langsung memerah mendengar sindiran pedas ini.
"Jika pertukaran mungkin dilakukan, Yang Mulia, saya justru berharap Anda dapat bergabung dengan dua resimen di bawah komando saya." Jenderal Beruang Kaiman tiba-tiba mengucapkan kalimat yang cukup mengejutkan. Setelah berhenti sejenak, dia menambahkan: "Saya telah menerima laporan mendesak kuda cepat dari Ibu Kota. Kekuatan magis Anda adalah yang paling kami butuhkan di Legiun Bear saat ini..."
“Keputusan yang telah ditetapkan Kuil adalah tidak boleh diubah sembarangan. Mohon maaf, Yang Mulia Kairiman.” Liu Zhenhan tersenyum. Dia merasa perwira militer Beruang ganas ini juga memiliki ketajaman mata yang cukup.
Kepala Staf Jenderal Pinto mendengar Yang Mulia Shaman Divine Comedy mengucapkan kalimat "Keputusan yang telah ditetapkan Kuil adalah tidak boleh diubah sembarangan". Dengan kemampuan analisis khas perwira staf, dia segera menangkap makna tersembunyi dalam kalimat tersebut. Dengan keras dia membantah: "Yang Mulia, Legiun 'Cambuk Dewa Perang' kami sebagai pasukan tempur utama memiliki 10.000 prajurit, bagaimana mungkin jumlah Pendeta kami justru lebih sedikit daripada dua resimen Legiun Bear? Maafkan saya, saya tidak bisa menerima keputusan Kuil ini!"
"Cukup!" Helen mengerutkan alis membentak: "Jenderal Pinto, sebagai seorang Fox, mengapa Anda tidak membantu pasukan dari kampung halaman yang sama memperjuangkan perlakuan adil?"
“Yang Mulia...” Sebagai kepala staf, Jenderal Jean Pinto tidak menyangka akan ditegur oleh rubah muda, namun begitu melihat statusnya yang setara dengan Paus, perwira staf yang cerdik ini terbata-bata lama tanpa bisa mengucapkan kalimat utuh.
BAB 269 Strategi Perjalanan Militer
“Yang Mulia Pangeran Lionheart, bergabungnya legiun Anda dipimpin oleh Pendeta Naga Sekunder tertua Kerajaan, Yang Mulia Qidan, termasuk para pendeta dari Kuil London di Provinsi Barat Daya dan Kota Caiyu. Apakah kalian sadar bahwa itu adalah aset legenda pendeta Tuan Mourinho? Kota Caiyu saja mengerahkan empat Imam Jiwa, dua Imam Perang, dan dua Imam Tongkat. Tuan Tanah Trezeguet dari Caiyu juga ikut serta, dengan peliharaan magisnya 'Singa Raksasa Nemea'. Putrinya Fei Wenli adalah juara Kompetisi Pendeta tahun ini!” Liu Zhenhan berkata dengan kesal: “Jika 'Cambuk Dewa Perang' masih keberatan, Jenderal Kaiman, kuizinkanmu bertukar formasi pendeta dengan Yang Mulia Pangeran.”
“Tidak ada keberatan! Sama sekali tidak!” Pangeran Kahn terkejut, lalu cepat-cepat melambaikan tangan: “Yang Mulia, kami 'Cambuk Dewa Perang' akan patuh tanpa syarat pada pengaturan Kuil.”
Para jenderal lain saling pandang, tak menyangka Kota Caiyu memiliki kekuatan sehebat itu.
“Bukankah Kota Caiyu hanya memiliki populasi tiga ribu? Dari mana mereka mendapatkan begitu banyak pendeta?” Wajah tampan Jenderal Wolff Guti dipenuhi keraguan dan kebingungan.
“Jumlah aktual pendeta di Kota Caiyu adalah sembilan Imam Jiwa, empat Imam Perang, tiga Imam Tongkat, ditambah Juara Olimpiade baru yang membuat jumlah Imam Tongkat mencapai empat. Di antaranya, peliharaan magis Kepala Suku Houllier adalah 'Burung Liverpool', sementara peliharaan magis Tuan Tanah Trezeguet adalah 'Singa Raksasa Nemea' yang setara dengan level Grand Shaman Weian. Kali ini hanya separuh pasukan centaur yang datang.” Liu Zhenhan mengerlingkan mata: “Tingkat produksi pendeta seperti ini hampir melampaui Keluarga Penguasa Nyanyian Dunia yang memiliki 'Partitur Lima Garis'.”
“Konon saat para Medusa ini kembali jumlahnya puluhan ribu, banyak yang tebus di rawa hingga tersisa tiga ribuan. Jika demikian, rasio pendeta ini masih wajar, mengingat Medusa memang ras dengan produktivitas pendeta tinggi.” Pangeran Kahn mengerutkan alisnya sambil bergumam.
“Siapa tahu, mungkin memang muncul beberapa bakat luar biasa.” Liu Zhenhan tertawa ringan.
Sorot mata Pangeran Kahn berkedip sesaat sebelum menundukkan kelopak matanya.
Liu Zhenhan diam-diam menyeringai. Masalah ini telah lama mengendap di hatinya tanpa jawaban. Dengan mengungkapkannya hari ini, dia berharap kekuatan lain bisa membantu menyelidiki kebenarannya.
Tingkat produktivitas pendeta Medusa yang begitu tinggi benar-benar mengejutkan. Bahkan seperti yang dikatakan Murinio beberapa waktu lalu, di Rawa Senja barat daya, dia masih memiliki lebih dari 3.000 anggota kaum Lukis Ular dan kaum ular berkepala dua di bawah komandonya. Jika mengikuti rasio 1 pendeta per 1.000 anggota suku Fox, bagaimana mungkin 6.000 Medusa memiliki 17 pendeta? Rasio pendeta yang begitu tinggi ini benar-benar mengerikan. Liu Zhenhan sekarang benar-benar sulit mempercayai perkataan Murinio.
"Maka aku patut berterima kasih atas pembagian yang adil dari Kuil." Pangeran Kahn tertawa kecut. Dengan perang besar di ambang pintu, kehadiran banyak pendeta tinggi ini tidak hanya berarti dukungan kuat dalam lagu perang, tetapi juga peliharaan magis yang unggul yang setara dengan penyihir - sesuatu yang tak mungkin disamai oleh pendeta muda pemula.
"Kuil juga tidak sepenuhnya adil. Lihatlah, 'Korps Tulun' hanya mendapat lima pendeta muda yang kubawa." Liu Zhenhan mengedipkan mata ke arah Yang Mulia Pangeran.
"Yang Mulia terlalu merendah. Kekuatan Yang Mulia bersama Yang Mulia Helen dan Tuan Mo'er sudah kami saksikan bersama. Adapun Nyonya Xixi, meski belum diakui resmi oleh Kuil, kemampuannya pernah kulihat langsung. Sebagai pasukan pelopor, tugas 'Korps Tulun' memang berisiko, tetapi misi seperti ini jelas terlalu kecil untuk Yang Mulia." Pangeran Kahn tertawa lebar, menyelipkan celetukan konyol dari Hao untuk Liu Zhenhan.
"Bagaimana dengan tugas Departemen Militer? Bukankah sudah saatnya dijelaskan?" Liu Zhenhan mengibaskan abu cerutunya, menunjuk ke Kepala Staf Pinto.
"Tugas dari Departemen Militer sebenarnya sangat sederhana." Kepala Staf Pinto dengan gesit membentangkan peta kulit kambing militer besar di atas meja: "Silakan Yang Mulia lihat..."
Kepala staf Pinto menunjuk Oasis Cambridge yang tertera di peta, lalu menggerakkan jarinya ke utara: "...40 pasukan kavaleri Elang Bertanduk yang dikirim Tuan Mourinho untuk mendukung kita, telah tiba di garis depan enam hari lalu. Setelah pemetaan selama beberapa hari ini, kami telah mengkonfirmasi pola topografi sekitar. Di utara Oasis Cambridge dalam radius lebih dari dua ribu li, terdapat Oasis Harvard, Oxford, dan Yale yang ditemukan selama kampanye tahun lalu. Kawasan ini sudah praktis bebas dari perampok gurun sejak serangan tahun lalu, dan seperti terlihat di peta, tiga oasis ini membentuk rantai titik yang terhubung dengan Oasis Cambridge. Meskipun kita tidak meninggalkan garnisun di tiga oasis tersebut setelah kampanye tahun lalu, keberadaan oasis berarti sumber air - solusi untuk masalah pasokan air kita. Departemen Militer telah memutuskan untuk membangun basis logistik di Oasis Yale yang paling depan. Dengan ini, pasukan logistik kita bisa memangkas perjalanan sejauh dua ribu li, radius serangan berkelanjutan tidak akan terbebani masalah suplai. Jika ditemukan oasis berikutnya, basis logistik bisa digeser maju lagi hingga operasi pembersihan selesai."
Liu Zhenhan mengamati topografi dengan cermat, gurun berbentuk buah pir, Oasis Yale tepat berada di bagian pantat pir. Di sana, mengikuti garis pantai sempit yang berbelok, akan menghadapi pedalaman luas Gurun Pasir Taklamakan. Mendirikan basis logistik di Oasis Yale memang konsep yang brilian.
"Urusan terpenting dalam militer adalah jalur logistik. Logistik dan pasokan perang adalah nyawa kita, terutama di lingkungan khusus seperti gurun. Begitu persediaan habis, bahkan tanpa serangan musuh, kita sudah tamat." Liu Zhenhan kembali berpura-pura ahli, meski kali ini ucapannya cukup masuk akal: "Yang Mulia Kepala Staf, lindungilah basis logistik kita!"
"Tenanglah Yang Mulia, logistik akan sepenuhnya ditangani Tuan Boban. Resimen campuran prajurit Ostrit dan pemanah Llama telah berpengalaman di medan tempur, apalagi posisi mereka di belakang, seharusnya aman." Kepala Staf Pinto menunjuk peta berbentuk pir: "Fokus kita adalah setelah melewati Oasis Yale, kita akan masuk jauh ke pedalaman Gurun Pasir Taklamakan yang wilayahnya membesar puluhan kali. Mencari Ibu Kota musuh jadi prioritas. Untungnya dengan kavaleri udara dan prajurit Biao, tahun ini pasti lebih mudah daripada tahun lalu."
“Korps Tulun dari timur laut kami tahun lalu kehilangan dua resimen secara misterius. Di lokasi mana mereka menghilang?” Liu Zhenhan merangkak di atas peta, sambil menghisap cerutu berdecap-decap, menggunakan penggaris untuk mengukur jarak antar oasis.
“Mereka melintasi Oasis Yelu dan bergerak ke jantung gurun sebelum menghilang. Tahun lalu para staf Departemen Militer salah menyusun formasi pasukan. Tiga garis depan maju bersamaan untuk memperluas radius pencarian, tapi satu garis tiba-tiba lenyap. Dua garis lain diserang mendadak dengan kerugian besar dan logistik kurang, akhirnya terpaksa mundur.” Kepala Staf Pinto menghela nafas.
“Xixi!” Liu Zhenhan memanggil gadis Ayam cantik di belakangnya: “Katakan, di mana rumahmu?”
“Rumahku seharusnya di sini.” Xixi memeluk kecapi tujuh senar, menunjuk area sebelah kanan Oasis Yelu di peta militer: “Sebenarnya di wilayah ini seharusnya ada dua oasis kecil lain, tapi aku tidak yakin. Kadang bukit pasir berpindah akibat badai pasir yang bisa mengubur segalanya. Oasis kecil tempat tinggalku diapit dua reruntuhan kota kuno dengan sumber air bawah tanah, dihuni banyak penduduk asli.”
“Rumahmu?” Kepala Staf dan beberapa jenderal terheran: “Keluargamu tinggal di gurun terus menerus?”
“Ya.” Xixi mengangguk pelan dengan wajah malu-malu.
“Bagaimana kamu bisa sampai di ibu kota Kerajaan? Apakah berjalan kaki?” Pangeran Kahn mengusap dagunya sambil bersandar di sandaran kursi.
“Ya.”
“Lalu bagaimana dengan kebutuhan makanan? Seorang gadis kecil menempuh perjalanan lebih dari dua ribu li hanya mengandalkan dua kaki ke ibu kota?” Pangeran Kahn tampak tidak percaya.
“Saya membawa banyak labu hasil tanam sendiri. Labu tidak kehilangan kandungan air, bisa menghidrasi sekaligus mengganjal perut.” Jawaban Xixi membuat para prajurit Bimon berdecak kagum. Bayangan seorang gadis kesepian yang menyeret tumpukan labu di gurun tak berujung dengan bahu rentannya muncul di benak mereka.
“Kalau begitu, tentunya Anda sangat familiar dengan area sekitar Oasis Yale?” Kepala staf tak lupa menanyakan hal-hal militer.
“Ya.” Jawaban Xixi tegas: “Telur peliharaan magis Kura-kura Berkepala Buaya Api saya, memang didapatkan di dekat Oasis Yale.”
Pangeran Kahn segera menoleh ke Komandan Militer Tertinggi Oasis Cambridge, Bona.
“Maaf, Yang Mulia Pangeran.” Bona terbata-bata beberapa saat sebelum menjawab malu: “Resimen campuran kami fokus pada pertahanan wilayah. Pengetahuan kami tentang gurun terbatas pada radius tiga ratus li sekitar Oasis Cambridge. Di luar itu, kami kurang memahami.”
"Tindakanmu sangat tepat." Pangeran Kahn tidak menegur komandan resimen burung unta itu, lalu menoleh ke Xixi bertanya: "Yang terhormat Nyonya Xixi, bisakah Anda menjelaskan lebih detail tentang penduduk di oasis-oasis kecil dan reruntuhan kota kuno dengan sumber air bawah tanah yang Anda sebutkan?"
"Karena Oasis Yelü, sekitar sini dihuni sedikit manusia gurun. Dua oasis kecil lainnya ditempati kaum kalajengking dari klan Scorpidae dan kaum ular Sedam. Kadang juga ada beberapa manusia burung nasar dari klan Isgau, tapi jumlahnya tidak banyak." Jari Xixi menggaris melingkar di sekitar area Oasis Yelü.
Para perwira militer berpengalaman diam-diam mengeluh. Lingkaran halus dari jari mungil ini mencakup setidaknya 300-400 li. Berperang di gurun sangat berbeda dengan di dataran - ini akan jadi tantangan serius.
"Oasis Yelü sudah direbut pasukan kita tahun lalu. Kebanyakan manusia gurun di sana telah melarikan diri. Tapi terima kasih, Xixi. Tanpamu, aku takkan tahu ada penduduk asli Bimon gurun yang cukup besar bersembunyi di sekitar basis logistik kita." Wajah Pangeran Kahn berkerut: "Mengabaikan musuh seperti ini sangat berbahaya. Bagaimana jika mereka menghancurkan basis logistik kita di Oasis Yelü saat kita lengah? Bukankah itu akan menghancurkan kita seketika?"
“Suku Bangsa Burung Nasar Iskandar? Apakah ini berarti manusia gurun juga memiliki formasi angkatan udara?” Kepala Staf Pinto mengerutkan bibir sambil tersenyum getir dan menggelengkan kepala: “Sepertinya perkiraan kita terlalu sederhana. Tampaknya perampok manusia gurun juga memiliki negara yang sangat besar. Pertempuran ini tampaknya melebihi ekspektasi kita.”
“Tidak tahu apakah negeri gurun ini dikuasai oleh manusia gurun atau Bimon gurun?” Helen mengerutkan bibirnya.
“Siapapun yang berkuasa, kita tetap harus serang!” Liu Zhenhan melemparkan kuntum cerutu jauh-jauh: “Aku yakin yang berkuasa adalah manusia.”
“Entah itu Bimon gurun atau manusia yang jumlahnya banyak, semuanya adalah musuh kita! Setelah semua pasukan tiba di Oasis Yelu, pertama-tama bersihkan para penduduk asli ini!” Pangeran Kahn mengepalkan tinju ke area yang ditunjuk Xixi di peta sambil menggeretakkan gigi: “Sungguh tidak tahu pasukan pengintai udara ngapain saja! Celah sejelas ini tidak terdeteksi! Meski urusan besar, kita harus prioritaskan mencabut paku-paku kecil ini dulu!”
“Putri tidak perlu khawatir, sebagai pasukan tamu, Yang Mulia juga sebaiknya jangan dulu menyalahkan kemampuan pasukan pengintai udara. Menurutku apakah kita terlalu bergantung pada pengintaian udara? Kemarin komandan kavaleri udara Elang Bertanduk melaporkan bahwa area pengintaian terlalu luas dan sulit menentukan arah di gurun, tampaknya laporannya benar. Dari ketinggian, kavaleri udara memang sulit membedakan situs kuno yang warnanya sama dengan pasir kuning, yang terlihat jelas hanya oasis saja. Untuk 40 pengintai udara dan 6 prajurit Biao, wilayah pengintaian seluas lebih dari 2000 li ini pasti ada yang terlewat.” Kepala staf Pinto berkata dengan suara lembut: "Nyonya Xixi, yang ingin saya ketahui sekarang adalah apakah di Oasis Oxford dan Oasis Harvard juga ada penduduk asli gurun ini? Atau apakah di sekitar kedua oasis tersebut ada situs kuno dengan sumber air bawah tanah?"
"Dua oasis ini tidak terpencil, terletak di tengah gurun. Karena badai pasir, kemungkinan tidak ada oasis kecil atau reruntuhan yang layak huni di sekitarnya. Jika pun ada, pasti telah terkubur pasir. Lokasi Oasis Yale agak condong ke garis bujur timur, di mana badai pasir jarang mencapai, sehingga reruntuhan kuno dan oasis kecil bisa bertahan." Xixi menjawab penuh keyakinan: "Sebenarnya di gurun, bukan hanya musuh yang harus diwaspadai. Badai pasir, laut pasir hisap, serta monster dan serangga beracun dalam jumlah besar adalah ancaman utama. Masalah-masalah kecil ini bisa menyebabkan kerugian besar secara tak terduga."
Bab Dua Ratus Tujuh Puluh: Menyindir Dewi dengan Sajak Mesum
"Tidak hanya itu, belajar dari kesalahan tahun lalu, tahun ini kami melengkapi pasukan dengan mantel kulit dalam jumlah besar karena malam di gurun sangat dingin. Kami juga membagikan obat pengusir serangga yang dibuat oleh dukun katak Suku Zuodannu. Kali ini kami berkumpul lebih awal dan telah melakukan latihan tempur di gurun selama hampir sebulan, termasuk menyiapkan detail seperti air bersih yang disimpan dalam kantong kulit sapi besar buatan baru Kerajaan." Pangeran Kahn tertawa terbahak-bahak.
"Dengan persiapan sebegitu matang, saya yakin kemenangan sudah di tangan." Liu Zhenhan melemparkan penggaris di tangannya: "Lalu apa lagi yang kita tunggu? Kapan kita berangkat? Yang Mulia Pangeran!"
“Yang Mulia sebaiknya beristirahat dahulu semalaman. Besok, Yang Mulia dan pasukan pelopor harus segera berangkat. Seperti kata pepatah, kecepatan adalah kunci dalam perang. Tahun lalu kita sudah memulai perang melawan manusia gurun. Saya yakin tahun ini kedatangan kita takkan luput dari kewaspadaan mereka.” Pangeran Kahn menekan meja lalu berdiri perlahan: “Yang Mulia, legiun di bawah komando Anda adalah ujung tombak pasukan besar. Semoga pedang tajam ksatria Feilengcui yang berpengalaman bisa membawa kabar gembira terbesar bagi Kerajaan!”
“Tidak masalah.” Liu Zhenhan melambaikan tangan dengan santai, melirik Pangeran Lionheart: “Yang Mulia Pangeran Kahn, bolehkah saya bertanya – apakah Pangeran Richard ikut serta kali ini?”
“Pangeran juga seorang Ksatria Kuil, tentu harus ikut berperang. Kali ini ada sepuluh pangeran yang datang, bukan hanya Pangeran Richard seorang.” Pangeran Kahn tersenyum memberi hormat militer, lalu berpaling mengundurkan diri. Bersama beberapa jenderal, ia menghampiri para perwira staf yang sedang berdiskusi sengit di dekatnya, menyimak berbagai laporan.
Liu Zhenhan terduduk diam sejenak, tampak termenung. Tiga Imam Utama jubah emas tahu ia sedang menyiapkan perlawanan terhadap para pangeran, dalam hati mereka menahan tawa. Dengan kehadiran Pangeran Lionheart yang mengendalikan rencana operasi legiun, plus sepuluh Pangeran Singa-Harimau, pertunjukan menarik segera dimulai.
Setelah basa-basi, ketiga Imam Utama itu pun berpamitan dari Shaman Divine Comedy dan pergi ke kamar yang sudah disiapkan di sayap istana untuk beristirahat, meninggalkan Liu Zhenhan yang masih terpaku di tempat.
"Takut?" Helen berbisik pada Liu Zhenhan.
"Takut?" Liu Zhenhan tertawa getir: "Persediaan logistik kita sepenuhnya diatur Feilengcui. Air bersihku dikemas dalam tong besi, 500 galon per tong. Kepala suku Andulan menyiapkan 100 tong untukku, total 200.000 pon air bersih, cukup untuk mandi sampai menanam bunga. Makanan? Jangan ditanya! Tumpukan biji bambu dan dendeng daging, freezer penuh ikan trout dan udang beku di cincin ruang ini sampai bikin merinding; Pangeran dan Pangeran muda yang sok gagah itu mana bisa menyumpal tenggorokanku?"
"Bukan soal logistik yang dipersulit. Aku khawatir mereka akan menjadikanmu tumbal perang." Mo'er menggelengkan kepala, melirik ke arah Pangeran Kahn yang sedang berdiskusi dengan staf, lalu menurunkan volume suaranya.
"Tak ada yang bisa menjadikan pendeta pemilik monster tingkat super sebagai tumbal. Kalau kalah, kita masih bisa kabur." Liu Zhenhan terkekeh.
“Harus merekrut Paman, Paman, dan sepupu Xixi. Waktu Yitiao dan yang lain juga terbatas, lebih baik jangan memanggil mereka kembali jika tidak perlu. Pasukan Pelopor hanya punya dua resimen, saya sendiri cukup untuk memberikan lagu perang pada mereka.” Helen tersenyum tipis: “Yang kita butuhkan sekarang adalah kekuatan serangan Penyihir. Bagaimanapun juga, jika kalah, kabur masih mungkin dilakukan.”
“Andai Master Puskash ikut mencari keuntungan bersamaku.” Liu Zhenhan menghela napas: “Tidak bisa! Aku harus segera kirim pesan api, desak Kota Naga agar segera dialokasikan 150 manusia naga untukku!”
“Ayo, lebih penting pilih lima pendeta muda yang agak pintar dulu.” Helen bangkit dari balok kayu, meregangkan badan: “Latih mereka baik-baik, nanti kirim ke dunia bawah tanah untuk memanggil Peliharaan Magis tingkat tinggi. Ini namanya lebih baik mengandalkan diri sendiri.”
Liu Zhenhan dan Mo'er mengangguk, lalu berdiri bersama. Tahun depan seperti apa, tak ada yang tahu. Setidaknya dengan mengumpulkan pasukan sekarang, saat Bangsa iblis datang, kita lebih percaya diri.
“Mata patung dewa itu tibaiba berkedip.” Biarawati kecil Jeanne d'Arc menarik lengan Liu Zhenhan gugup, menunjuk patung Dewi Moni.
“Di mana?” Liu Zhenhan terkejut setengah mati, segera menyembunyikan biarawati kecil di belakangnya, menatap patung Dewi Moni dengan konsentrasi. Pada wajah cantik yang diselimuti cahaya api kehijauan, pantulan pupil memang terlihat agak menyeramkan, tapi sepertinya tidak ada gerakan berkedip.
“Aku sangat jijik dengan dua nyala api yang terbuat dari lemak putri duyung ini.” Mo'er semakin marah semakin lama melihat: “Kurasi minyak ini pasti diekstrak dari tubuh dua puluh ekor putri duyung air tawar. Kuil Dewa Odi yang sebesar ini pasti menggunakan Api Suci berumur sepuluh ribu tahun!”
“Jancuk, kalau jijik tinggal hancurkan saja!” Liu Zhenhan menyeringai kejam, melengkungkan satu tangan. Kekuatan aliran darah menggerakkan balok kayu berat, “Braak!” menghantam lengan Patung Dewi Moni. Satu balok meluncur, disusul balok lainnya.
Dentuman dahsyat bagai langit runtuh membuat semua perwira militer Bimon di kuil terkejut. Debu berjatuhan dari balok atap mengotori kepala dan wajah mereka. Ribuan kelelawar “brrr...” beterbangan melintasi aula, tinja kelelawar berbau busuk menyebar di peta militer dan maket perang.
Dalam hujan batu dan kayu beterbangan, kedua lengan Dewi Mani yang terbuat dari giok langka hancur menjadi tunggul. Tiba-tiba kehilangan cahaya api, wajah sang dewi yang terpapar bayangan gelap tampak mengerikan dengan aura seram.
Para perwira Bimon memandang sang Shaman Divine Comedy dengan bingung, tak memahami maksudnya. Benua Aigean yang kaya akan dewa-dewi biasanya cukup mengekspresikan penghinaan secara lisan. Menghancurkan kuil terkesan terlalu radikal, terbukti dari banyaknya reruntuhan kuil kuno yang masih utuh karena mayoritas enggan menghina dewa secara terang-terangan.
Lengan Dewi Mani ternyata berongga. Lemak ikan duyung air tawar yang beterbangan seperti bulu pohon willow berubah menjadi percikan api biru kehijauan. Cahaya misterius ini menerangi dinding di sekitar patung, memperlihatkan puisi-puisi dalam Bahasa Umum daratan yang samar-samar.
Karena jarak yang dekat dan lemak ikan duyung yang mengambang ringan di udara, sekelompok perwira staf Bimon penasaran mengerumuni sambil memiringkan kepala mengapresiasi puisi. Sebagian besar bangsawan Bimon yang hadir memiliki latar belakang sastra, setidaknya memiliki kemampuan dasar dalam menilai karya puisi.
"Puisi-puisi ini tanpa terkecuali, pada dasarnya semuanya berisi pujian menjilat yang memuji cahaya dan keagungan Dewi Mani. Penyair kuda nil melihatnya sambil menyeringai, menurut O'Neill puisi seremonial seperti ini bisa ditulisnya dalam lima belas detik, sama sekali tak bernilai."
"Sebuah puisi bertanda 'Mendengar Puji Pembangunan Kuil Eudi' dengan huruf besar dan tebal seolah ditulis darah, tinta yang telah menghitam seperti kecap dengan semburat merah tua. Karena keanggunan maknanya yang menonjol di antara puisi-puisi lain, para bangsawan dan perwira militer pun mulai melantunkannya, bahkan O'Neill tak kuasa menahan tepuk tangan:"
"Kolam di bawah rindang elm itu, bukan mata air jernih~"
"Adalah awan langit yang remuk di antara ganggang, mengendapkan mimpi bak pelangi~"
"Memuati perahu dengan putri duyung, bernyanyi di bawah gemerlap bintang~"
"Mencari? Menjejakkan galah, menyusuri alang-alang yang semakin hijau~"
"Serangga musim panas pun diam untukku, karena panen telah tiba~"
"Malam ini kidung api suci Kuil Eudi yang gemilang~"
"Pasti akan menggema untuk Dewi Mani~"
"Wajah Mo'er hampir mencapai titik meledak," kilatan listrik "pekik-puk" sesekali menyambar dari sela jarinya seperti ular listrik. Puisi ini bahkan bisa dilihat oleh orang bodoh sebagai karya seorang jagal yang jumawa karena berhasil menangkap banyak "Putri Duyung air tawar". Dari judulnya, puisi ini sengaja dibuat untuk merayakan pembangunan "Kuil Agung E Di". Meski diksi dan imajinasinya luar biasa indah, memikirkan api suci abadi ini dinyalakan dengan minyak lampu yang diekstrak dari tubuh putri duyung hidup-hidup, membuat bulu kuduk merinding.
"Ini aliran sesat!" Helen terus-menggelengkan kepala: "Pasti ini aliran sesat! Tak ada agama di Benua Aigean yang tidak mengajak berbuat baik. Ini yang pertama kulihat, semoga juga yang terakhir!"
"Akan kuhancurkan!" dengus Mo'er. Tangannya baru hendak bergerak, tapi Liu Zhenhan menarik lengannya.
"Kalau kau hancurkan, kubah kuil ini mungkin runtuh." Liu Zhenhan menunjuk ke atas patung Dewi Mo Ni yang bertumpu pada balok penyangga kubah.
"Kalau begitu akan kuhancurkan sajak-sajak berdarah ini!" geram Mo'er.
"Janganlah!" Liu Zhenhan tertawa terbahak: "Dia bisa menulis, kenapa kau tidak? Lihat, aku juga akan membuat puisi untuk memeriahkan perayaan Dewi Mo Ni!"
〖Contoh Teks A-1～
Di hadapan semua orang, Liu Zhenhan mengambil pena bulu angsa dari tangan kurir, menghancurkan botol tinta karbon di meja, mencelupkan bulu angsa ke dalam tinta, lalu melompat ringan ke altar Dewi Mo Ni. Dengan sapuan cepat di dada patung singa, marmer putih seketika ternoda coretan tinta yang liar.
Tulisan yang indah!
Semua bimon ternganga seperti ikan sekarat. Delapan karakter "Persembahan Pujian untuk Dewi Mo Ni" yang ditulis oleh Paduka Shaman Divine Comedy Liu Zhenhan mengalir bak awan menyembul dari gunung, air terjun mengalir deras - sungguh luar biasa gemilang!
Bagaimana mungkin seorang penjahat keliling bisa menulis kaligrafi secantik ini? Banyak bimon menggaruk-garuk kepala tak mengerti.
Jika kaligrafi Shaman Divine Comedy memukau semua yang hadir, maka syair berikutnya seperti pukulan godam yang menghantam jantung semua bimon hingga ke usus buntu.
Puisi "Persembahan Pujian untuk Dewi Mo Ni" karya Shaman Divine Comedy berbunyi:
〖Kupotong kontolku untukmu～
Bulunya bisa kaujadikan pena～
Setidaknya bau anyirnya～
Lebih nyata dari mukjizatmu～
"Potong kelaminmu dan berikan padaku~"
Karena ada jejak menstruasi di dalamnya~
Ini adalah air mata yang meluap setiap bulan dari rahim~
Membuatku mengerti, masih ada secercah belas kasihan yang tersisa dalam dirimu~〗
"Dewata Perang di atas!" Pangeran Kahn "gulp" menelan ludah, seluruh tubuhnya menggigil, dia sudah tak tahu harus menggunakan kata sifat apa untuk menggambarkan perasaannya saat ini.
"Tulisan yang penuh amarah!" O'Neill membuka mulut raksasanya yang melebar hampir sampai telinga, baru setelah lama bergumam: "Kalau aku bisa menulis seperti ini beberapa tahun lalu, pasti bisa menggaet beberapa gadis sastra ke ranjang."
※※※
『Hehe, puisi mesum ini karanganku sendiri, sedangkan puisi cinta sebelumnya hasil contek dari penyair muda, lupa namanya siapa.
Aku tahu mungkin banyak pembaca sopan tidak terbiasa, tapi menurutku untuk mengkritik kejahatan dalam sifat manusia, terutama yang tersembunyi di balik kecantikan dan kemewahan, harus menggunakan cara yang paling telanjang. Hanya begitu kebencian bisa terlampiaskan.
Siapa yang pernah bilang aku adalah penulis bajingan nomor satu di Qidian? Obisilachi! Sebenarnya hatiku lebih murni daripada penulis sok suci!
Hanya mereka yang paham akan melihat ketulusan ini.』
Bab 271 Kegagalan Awal
Matahari terik, pasir kuning, udara yang bergetar.
"Panas sekali!" Kata Jenderal Reyes.
Sebagai komandan tertinggi pasukan garda depan, Jenderal Reyes telah menyiapkan lima saputangan indah untuk dirinya sendiri sebelum memasuki gurun. Kini, saputangan-saputangan canggih ini tak berbeda dengan lap pel, setelah dikeringkan sekeras tongkat yang bisa digunakan untuk memukul orang; Tidak hanya itu, sang jenderal tampan bahkan menemukan ekor rubah merahnya yang berharga seperti nyawa telah tertutup lapisan garam tebal, seberat Tongkat Taring Serigala.
"Asyik sekali!" kata Liu Zhenhan.
Sebagai Shaman Kepala rombongan pendeta ekspedisi, kini ia sedang bersantai di dalam kereta kuda luas sambil mendengarkan Helen dan beberapa pemuda menjelaskan lagu perang, menikmati "milkshake dingin es" bersama burung beo kecil. Guo Guo dengan perut buncit sedang mencuci rompi bayi di sampingnya, menghasilkan gelembung-gelembung busa.
Seorang pelayan kelinci cantik sedang memijat Liu Zhenhan, sementara yang lain mengupas anggur dingin berlapis es untuk menyuapkan buah anggur besar ke mulutnya dan dua xiao chusheng. Dua calon santo perempuan kelinci ini selain melayani Dewa Perang, juga mahir melayani sang juru bicara dewa. Liu Zhenhan sangat menyukai satu detail - setiap kali pelayan kelinci itu menggesekkan ujung helai rambut atau kukunya di telapak tangannya, reaksi listrik statis sesaat selalu membuat Shaman Divine Comedy ini melayang tak tertandingi.
Mutiara Malam yang diambil dari rahang naga kecil yang diletakkan di dalam gerbong, efek pendingin dan penghindar panasnya berfungsi maksimal di ruang tertutup ini. Beberapa penyihir lain yang fisiknya lemah tidak mendapat perawatan sebaik ini. Meski ada kereta kuda, mutiara es yang dipasang di empat sudut gerbong akan membuat para penyihir memakai mantel kulit setelah beberapa waktu.
Hari kedua puluh tiga!
Sepanjang perjalanan, Pasukan Pelopor benar-benar tak terbendung. Mereka berhasil melewati Oasis Oxford dan Oasis Harvard tanpa menemui perlawanan sama sekali.
Perompak manusia gurun sempat dihadapi, tapi hanya pasukan pengintai dalam kelompok kecil. Meski seluruh pasukan pelopor berbentuk infanteri, untungnya Kontingen Ekspedisi Pendeta memiliki dua prajurit Biao dan seorang Ksatria Chimera. Perompak manusia gurun yang menunggang unta itu hanya menyumbangkan pisau melengkung Uzi buatan canggih untuk Jenderal Reyes.
Selain kehilangan empat prajurit Babi karena terseret pasir hisap dalam perjalanan ini, Pasukan Pelopor tidak mengalami kerugian lain. Sepatu kulit tebal yang dikeluarkan Departemen Militer tahun ini, meski agak pengap, sama sekali tidak bisa ditembus oleh kalajengking beracun atau ular berekor berderak di gurun - dikabarkan tahun lalu, serangga kecil inilah yang menyebabkan banyak korban non-tempur.
Dari laporan pengintaian harian pasukan pengintai Elang Bertanduk, meskipun dua oasis yang dilewati merupakan wilayah tak berpenghuni, di pinggiran Oasis Yale telah mulai dibangun tembok tanah liat setelah hari ketujuh belas Legiun Depan memasuki gurun. Kabar ini membuat seluruh pasukan perintai bersemangat. Kelancaran selama periode ini membuat Jenderal Reyes dan prajurit Resimen Toulon mulai membayangkan skenario penaklukan kota dan meraih jasa kepahlawanan.
Mimpi indah Jenderal Reyes hancur berantakan di malam hari oleh sepatah kata dari perwira logistik.
"Persediaan air bersih kita mungkin tidak cukup, Jenderal." Laporan perwira logistik Suku Pig ini hampir membuat Jenderal Reyes pingsan.
"Bagaimana bisa tidak cukup? Baru delapan hari sejak meninggalkan Oasis Oxford! Baru delapan hari!" Jenderal Reyes meraung sambil mencengkeram kerah baju perwira logistik, hampir mencekik perwira militer Pigge itu sampai mati.
"Ini... harus... tanya... Paduka..." jawab perwira logistik Pigge dengan gemetar.
Jenderal Reyes membeku.
Selama lima belas hari perjalanan di gurun ini, Jenderal Reyes dan stafnya sebenarnya sudah lama menyadari potensi masalah ini - konsumsi air pasukan depan jelas melebihi standar yang ditetapkan Departemen Militer.
Mengukur pasukan Bimon dengan standar sebenarnya sama sekali tidak pantas. Prajurit Behemoth memiliki perbedaan besar dalam postur tubuh karena perbedaan ras, sehingga kebutuhan akan makanan dan armor seringkali sulit diseragamkan. Mengingat kondisi ini, Lima Legiun Bimon memiliki departemen logistik masing-masing yang mengurus wilayah mereka sendiri. Namun kali ini situasinya berbeda - logistik untuk pertempuran ini ditangani oleh birokrat dari Departemen Logistik Pusat Militer yang semuanya pernah dikirim ke akademi militer negara manusia selama lebih dari 20 tahun pemerintahan Yang Mulia Grak Sal. Mereka meniru cara manusia dengan membagi resimen tempur menjadi Tipe A dan Tipe B. Resimen Toulon dan Cambridge termasuk dalam korps Tipe B dengan standar perbekalan hanya setengah dari korps Tipe A. Birokrat departemen logistik memiliki alasan sendiri mengapa menyamakan Resimen Toulon dengan unit logistik - postur prajurit Babi tidak seperkasa prajurit Bimon dari tiga resimen lainnya.
Meski berasal dari kalangan bangsawan, sebagai penguasa wilayah Suku Pig, Jenderal Reyes sangat menyadari kapasitas makan besar ras Pig. Standar distribusi logistik militer yang meragukan ini memaksanya mengajukan laporan keberatan, namun tanggapan tak kunjung datang. Kedatangan Shaman Kepala kemudian memaksa Jenderal Reyes segera memimpin pasukan berangkat.
Pasukan perintis kali ini menuju ke tujuan Oasis Yale, di sepanjang perjalanan terdapat dua oasis untuk mengisi ulang persediaan air bersih. Jarak Oasis Harvard dari titik keberangkatan Oasis Cambridge adalah 600 li (≈300 km), pasukan perintis menghabiskan 10 hari untuk mencapainya. Jenderal Reyes menemukan bahwa seluruh persediaan air di kincir air pasukan depan telah habis terkuras tepat dalam 10 hari - sesuai standar Departemen Militer, persediaan air tersebut seharusnya cukup untuk konsumsi Resimen Toulon selama 15 hari.
Pemberhentian kedua Oasis Oxford hanya berjarak 300 li (≈150 km) dari Oasis Harvard, pasukan perintis hanya membutuhkan 5 hari perjalanan dengan persediaan air yang berlimpah.
Jarak dari Oasis Oxford ke Oasis Yale di pemberhentian ketiga mencapai lebih dari 1.100 li (≈550 km), tanpa persediaan air sama sekali di sepanjang jalan. Dengan kecepatan maksimal 60 li (≈30 km) per hari dalam perjalanan darurat, secara teori legiun perintis membutuhkan 18 hari untuk menempuh rute ini. Menyadari tingginya konsumsi air pasukan depan, Jenderal Reyes khusus memerintahkan pengrajin militer untuk membuat dua unit kincir air tambahan menggunakan bahan lokal di Oasis Oxford sebelum berangkat, sekaligus menerapkan peraturan ketat penghematan air bagi seluruh prajurit.
Jika rencana penghematan air Jenderal Reyes dijalankan dengan sedikit penghematan ekstra, seluruh pasukan perintis pasti bisa tiba tepat waktu di Oasis Yale sesuai jadwal dan langsung terjun ke medan perang.
Namun Jenderal Reyes masih meremehkan "" (nafsu makan) para prajurit Babi.
Dibandingkan dengan semua penderitaan, sensasi kehausan tanpa diragukan lagi adalah yang paling tak tertahankan. Perjalanan cepat di gurun sama sekali berbeda dengan perjalanan cepat di Dataran Liar Donau. Sejak memasuki gurun, semua prajurit Babi dari Resimen Tulun telah mengurangi porsi makan mereka, namun di sisi lain kebutuhan akan air bersih meningkat berlipat ganda.
Sepanjang perjalanan, setelah melewati dua oasis berturut-turut, prajurit Babi Resimen Tulun menunjukkan semangat juang yang tinggi yang pantas menyandang predikat "pasukan elit". Namun setelah terbiasa dengan pasokan air yang melimpah, tiba-tiba membatasi konsumsi air mereka dengan pengaturan ketat sama sekali tidak realistis - keserakahan prajurit Babi dan ketabahan prajurit Wolff benar-benar menunjukkan dua tipe pejuang yang berbeda.
Di bawah terik matahari yang menyengat, prajurit Babi yang basah oleh keringat sudah tidak lagi mengingat perintah pengaturan air. Setelah menghabiskan sepuluh pon air yang mereka bawa, sorot mata mereka mulai berkilat - sungguh kejam harus menahan sakit di tenggorokan sementara menyaksikan kincir air berjalan di samping mereka. Andai bukan karena disiplin militer yang keras dan pelatihan intensif, seandainya ini adalah resimen kacangan lain dari Korps Tulun, mungkin mereka sudah lama merampasnya.
Bukan hanya prajurit, perwira militer pun tidak terkecuali. Dua puluh Komandan Batalyon dari Resimen Toulon semuanya adalah Elephanto Rusia qingyise dari sub-ras Elefen dengan berat badan melebihi 500 pon. Membuat para gajah raksasa ini berjalan di gurun yang seperti pemandian uap membutuhkan pasokan air bersih yang luar biasa besar - sosok perkasa Elefen yang selama ini dibanggakan, baru terasa menjadi beban berat saat berada di gurun pasir.
Jika bahkan perwira menengah memandangi Anda dan kincir air dengan tatapan hampir memberontak, tidak ada komandan tertinggi yang bisa tetap tenang.
Tidak tahan dikelilingi tatapan seperti itu, Jenderal Reyes terpaksa mengeluarkan perintah penambahan pasokan air. Panglima pemula yang baru pertama kali ke medan perang ini sepenuhnya mengabaikan kesakralan hukum militer. Setelah ada pengecualian pertama, pasti akan muncul yang kedua, dan ada yang menganggap bulu ayam sebagai panji perintah.
Ketika perwira logistik menyadari masalahnya, situasi sudah kritis. Untuk mempertahankan persediaan air sampai Oasis Besar Yale, harus ada syarat mengerikan - Resimen Toulon harus melakukan perjalanan 10 hari di gurun dengan kecepatan 60 li per hari dalam kondisi pasokan air dipangkas dua pertiga, lalu langsung terjun ke pertempuran.
Jenderal Reyes yang sudah tidak punya pilihan terpaksa kembali mengeluarkan perintah pengendalian pasokan air.
Perintah yang berubah-ubah seperti "pagi tiga malam empat" hanya Tuhan yang tahu efeknya. Keesokan harinya situasi kembali terulang. Para prajurit Babi pertama-tama menghabiskan habis air yang mereka bawa, lalu mata mereka kembali mengincar kincir air. Namun kali ini Jenderal Reyes dan para Komandan Batalyon sudah menyadari konsekuensi seriusnya, bertekad bulat untuk tidak membuka larangan lagi.
Satu hari masih bisa ditahan, dua hari masih bisa ditolerir. Sampai hari ketiga, para prajurit Babi dengan bibir pecah-pecah sudah mulai tidak tahan. Tidak ada air memang menyiksa, namun ketika suara gemericik air dari kincir air terus bergema di telinga, saraf setiap prajurit Babi sudah mencapai batas kegilaan!
Masalah besar bagi Jenderal Reyes datang dari batalyon penyerbu yang terdiri dari narapidana. Setelah pengaturan ketat air bersih, reaksi para narapidana ini sangat keras. Bahaya sebenarnya bukan pada narapidana itu sendiri, melainkan kemampuan memantik provokasi yang mereka tunjukkan. Sepuluh prajurit zebra dari tim pengawas dalam sehari telah memenggal ratusan kepala prajurit narapidana yang berusaha merampas air, sampai tangan mereka gemetaran. Tindakan ini tidak hanya gagal meredam gelombang tuntutan air bersih dari narapidana, malah membuat para prajurit Babi semakin tidak bisa menahan diri.
Saat para narapidana membuka keran kincir air dan meneguk dengan liar, setiap prajurit Babi menelan liur dengan penuh hasrat.
Pasukan Pelopor bagaikan kelabang yang dipotong sungut dan kakinya, berkelok-kelok di gurun pasir lalu berhenti bergerak—sekalipun prajurit Behemoth paling pemberani dan disiplin sekalipun memiliki batas psikologis. Mencabut hak "makan dan minum" bagi prajurit Babi justru melampaui ambang batas toleransi psikologis terendah mereka. Sebagai pasukan profesional terbaik di Provinsi Timur Laut, infanteri Kutil Babi dan pelempar lembing Landak tidak melakukan pemberontakan untuk merampas air. Sejak sore, mereka memilih bentuk protes damai dengan menolak bergerak maju untuk meluapkan kemarahan pada atasan.
Jenderal Reyes hampir menghancurkan giginya sendiri. Ia benar-benar membenci tradisi buruk Kerajaan yang mewajibkan Pasukan Pelopor memiliki regu penyerbu dari narapidana! Tanpa hasutan para narapidana ini, mungkin Pasukan Pelopor masih bisa bertahan hingga Oasis Yale.
Tugas yang diberikan legiun kepada Pasukan Pelopor adalah melakukan perjalanan 60 li per hari, dan harus merebut Oasis Yale dalam 34 hari. Pelanggar akan dihukum militer! Hukum tak kenal ampun. Jika gagal memenuhi tugas yang ditetapkan, peraturan militer Behemoth memiliki penjelasan eksplisit—komandan militer tertinggi harus bunuh diri, regu penyerbu narapidana dihukum gantung seluruhnya sebagai peringatan.
Karena seluruh pasukan elit dikerahkan, opini publik dalam negeri secara umum menganggap bahwa operasi penumpasan perampok gurun ini akan ditangkap dengan mudah. Jenderal Reyes berasal dari keluarga Fox terkemuka di Provinsi Timur Laut. Maksud keluarga adalah memanfaatkan kesempatan ini untuk mengumpulkan jasa militer guna persiapan promosi di masa depan.
Perjalanan berburu prestis berubah menjadi perjalanan neraka, sesuatu yang sama sekali tidak terduga oleh Jenderal Reyes. Kontras yang begitu besar ini langsung membuat jenderal bangsawan muda itu kolaps. Tidak ada jalan maju, mundur berarti kematian. Ketika dua pilihan dengan konsekuensi sama mengerikan itu dihadapkan padanya, sang bangsawan nyaris menangis tanpa air mata.
Atas pengingat stafnya, Jenderal Reyes segera menyadari sesuatu yang sangat aneh - para pendeta ekspedisi yang berjalan di barisan terdepan pasukan pelopor, berkemah jauh dari kesatuan utama, namun tak pernah terlihat meminta setetes air atau sepotong provision dari pasukan logistik.
Para pendeta ini tidak membawa logistik sama sekali, namun para pengawal yang mengikuti kereta kuda mereka minum air seperti kerbau raksasa, bahkan menyiram kepala untuk mendinginkan diri.
Kantung air kulit sapi besar dari Departemen Militer berkapasitas 10 pon. Air ini bahkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan minum seekor Prajurit Banilu perkasa selama setengah hari.
Ada apa ini? Dari mana para pendeta mendapatkan air? Keraguan langsung memenuhi pikiran Jenderal Reyes.
Satu-satunya cara untuk mengungkap misteri ini adalah mencari Sang Jawaban.
Kontingen Pendeta Ekspedisi merupakan sistem independen. Dari segi tingkat, hanya Kapten Kahn yang setara dengan Shaman Kepala Paduka Liu Zhenhan. Jenderal Reyes belum pantas secara langsung mempertanyakan Shaman Kepala, namun kecerdasan Fox berhasil mengatasi kesulitan ini. Meski merusak martabat bangsawan tinggi, Jenderal Reyes mengirimkan prajurit pengawal dengan keterampilan menyusup yang luar biasa untuk menyelinap ke area tenda Kontingen Pendeta Ekspedisi di malam hari.
Pengawal ini dilempar ke pasir dengan babak belur keesokan harinya. Ini pertama kalinya Jenderal Reyes melihat prajurit bawahannya dalam keadaan memalukan seperti ini.
"Aku tidak menemukan apa-apa." Pengawal itu menutupi luka di wajahnya sambil bangkit dari pasir: "Begitu masuk, aku langsung ditumbang empat ekor anjing penjaga. Sepertinya saat memukuliku, mereka bilang aku berani mengintip siapa yang mandi."
"Ma...mandi?" Suara Jenderal Reyes terdengar sumbang.
Bab 272 Senjata Tingkat Matahari
Shaman Kepala sepenuhnya mengambil alih kendali Resimen Toulon pada siang hari berikutnya.
Dua puluh Komandan Batalyon Elefen bersama Paduka Liu Zhenhan tiba di tenda perkemahan para pendeta. Shaman Divine Comedy seperti sulap membuka sebuah tenda, memperlihatkan sebarisan tong besi raksasa yang tersusun rapi. Guci-guci raksasa ini begitu beratnya hingga para prajurit gajah raksasa yang terkenal dengan kekuatan fisiknya pun agak kerepotan saat mengangkutnya.
Semua prajurit Babi dari Resimen Toulun membuka mulut lebar-lebar, tak percaya memandangi tong-tong besi ini. Lidah mereka yang kering seperti pasir kuning tak kuasa menjilati bibir yang dipenuhi lepuhan dan pecah-pecah – di atas tong besi raksasa itu terdapat keran berbentuk kepala rusa, jenis keran yang biasanya hanya terlihat pada tong bir.
Saat air bersih putih berkilauan menyembur dari keran bagai mata air, semua prajurit Babi tertegun sejenak sebelum kemudian berlarian liar menyerbu tong-tong besi. Mereka berebutan menyorongkan kepala di depan keran, bahkan ada yang dengan tak rela mengumpulkan tetesan air yang menggenang di pasir kuning, mengusap-usapkannya di wajah sambil menikmati kesegarannya.
“Anak-anakku, dikasih makan!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
Ember raksasa berkapasitas 500 galon per tong adalah produk militer yang dikembangkan pabrik senjata Feilengcui untuk menghadapi pertempuran gurun. Pada permukaan tong terdapat plakat perunggu dengan ukiran timbul cangkir bir berbuih, membuktikan ini adalah mahakarya pandai besi Kurcaci Abu-abu. Seratus tong air dengan total 100 ton kapasitas penyimpanan, sudah cukup untuk membangun kolam dan membuka pemandian umum.
Jenderal Reyes dan stafnya benar-benar kagum pada Shaman Kepala ini. Meski sudah lama mendengar Tuan Tanah Feilengcui adalah bintang kejora Provinsi Timur Laut, kesombongan alami Fox membuat Jenderal Reyes hanya menjaga rasa hormat secara lahiriah. Peristiwa kali ini membuatnya benar-benar mengakui kebanggaan kampung halamannya - ditambah fakta Liu Zhenhan telah menyelamatkan nyawanya juga menjadi nilai plus.
Liu Zhenhan tanpa basa-basi langsung mengambil alih posisi jenderal dan mulai memberikan perintah.
Menjadi komandan pasukan selalu menjadi impian Liu Zhenhan. Meski tanpa pengalaman, ia tak sabar untuk mencoba. Kebetulan, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui juga perlu dilatih.
Prajurit Babi dari Resimen Tulun tentu tak keberatan. Sesama anggota suku ini adalah permata dan kebanggaan Suku Pig. Ras yang selalu direndahkan di Kerajaan Bimeng ini sangat menghargai kehadiran figur idola yang langka.
Meski Jenderal Reyes dan stafnya sedikit bergumam dalam hati, perasaan ini tetap ditekan secara rasional. Sejak Shaman Divine Comedy duduk di kursi komando di dalam tenda, sekelompok besar pengawal bertubuh kekar seperti mengusir bebek, mengusir semua pengawal pribadi ke samping. Meski menempatkan seorang pendeta di kursi komando untuk memberi perintah agak melanggar aturan, namun tingkat pendeta ini jauh lebih tinggi daripada semua yang hadir. Yang lebih penting, dia juga sesama orang daerah.
Faktor pengecut dalam karakter Fox membuat Jenderal Reyes tetap diam di hadapan Tuan Tanah Feilengcui yang telah membunuh begitu banyak orang dan memiliki prestasi gemilang ini.
Setelah memeriksa daftar perwira militer dan menghitung persediaan logistik, Shaman Kepala akhirnya mengangkat kepala. Sorot mata menggetarkan yang sulit ditebak serta tiga medali di dadanya yang membuktikan keberanian, membuat para perwira yang duduk tenang di sekitarnya segera menegakkan dada.
"Yang Mulia Jenderal, sebenarnya ada kalimat yang ingin kutanyakan sejak lama..." Jari Liu Zhenhan menunjuk ke atap tenda, dengan nada tujuh bagian bercanda dan tiga bagian serius, bertanya sambil tersenyum pada Jenderal Reyes yang duduk di bawah: "...Apakah ada instruksi dari atas yang menyuruh Anda sengaja menjaga jarak denganku? Maafkan pertanyaanku ini, karena setelah bersama-sama di gurun selama berhari-hari, kita hampir tidak pernah berbicara."
Jenderal Reyes tidak menyangka Shaman Kepala ini begitu langsung, wajahnya memerah, terbata-bata lama tak tahu harus berkata apa.
"Yang Mulia Jenderal, hanya canda kecil..." Liu Zhenhan sudah membaca jawaban dari raut wajah lawannya. Ia tersenyum tak melanjutkan, hanya memutar peta militer di meja dan mendorongnya ke hadapan Jenderal Reyes.
"...Mari kita bahas dulu rencana pergerakan pasukan yang ditetapkan Departemen Militer. Saya punya pertanyaan untuk semua." Liu Zhenhan menatap setiap perwira militer sambil mengetuk-ngetuk meja.
"Silahkan, Yang Mulia." Jenderal Reyes bertanya dengan penuh hormat.
“Rencana awal staf legiun adalah menjaga jarak 30 li antara pasukan depan, tengah, dan belakang. Ini adalah pernyataan langsung Kepala Staf Jenderal Piento kepada saya, saya yakin tidak salah ingat; Namun Jenderal Reyes, apakah Anda menyadari bahwa di belakang pasukan depan kita sejauh 30 li, sama sekali tidak ada penunggang serigala - baik ketika melihat dari puncak bukit pasir tinggi maupun dari pandangan udara kavaleri udara, tidak ada tanda-tanda pasukan tengah yang mengikuti kita.” Liu Zhenhan mengetuk-ngetuk peta dengan ritme lambat: “Yang Mulia Jenderal, mungkin saya tidak seharusnya berasumsi sembarangan, namun faktanya seluruh pasukan ekspedisi telah tertinggal jauh dari kita. Mungkin ada alasan tak terduga seperti beban logistik, operasi pembersihan perampok, atau penundaan waktu pemberangkatan. Harus diakui, kecepatan pergerakan pasukan depan selama beberapa hari ini sangat memuaskan, berjalan 60 li per hari di gurun patut dianggap luar biasa cepat.”
“Yang Mulia, apakah maksud Anda... kita sekarang seperti pasukan terisolasi? Atau terputus dari pasukan utama?” Ekor rubah merah menyala Jenderal Reyes bergoyang-goyang gelisah: “Apakah mungkin markas besar legiun menyesuaikan ritme pergerakan setelah menerima laporan jejak musuh di Oasis Yale? Tapi kalau begitu, mengapa Departemen Militer tidak mengirim perintah agar kita beristirahat beberapa hari di Oasis Harvard sambil menunggu pasukan tengah menyusul?”
“Dengan adanya pasukan pengintai udara, komunikasi masih saja tidak lancar. Tindakan legiun ini memang terasa agak aneh. Tapi kita tidak perlu pusing-pusing, karena sekarang kita sudah tidak mungkin mundur lagi. Rebut oasis Yale dulu!” Liu Zhenhan mencibir, matanya menyapu para perwira militer di sekelilingnya: “Maafkan tindakan kudeta saya ini. Resimen Toulun dan saya berasal dari Provinsi Timur Laut. Sebagai orang sebangsa, kami punya kewajiban untuk memberikan kontribusi saat situasi tidak jelas. Dan saya punya kepercayaan diri ini. Tapi tenang saja para bangsawan, saya tidak akan membawa kalian ke jalan buntu. Saya dari Kontingen Pendeta Ekspedisi, tidak akan merebut jasa militer kalian! Jika Resimen Toulun masih ada kesulitan, bisa langsung beri tahu saya.”
"Perkataan Yang Mulia terlalu berlebihan." Jenderal Reyes mendengar Liu Zhenhan menyebutkan pasukan tengah dan belakang belum menyusul, hatinya mulai gelisah setelah menghitung-hitung. Jika gerombolan besar perampok manusia menyerbu dari pedalaman gurun dan Oasis Yale, pasukan depan yang hanya terdiri dari infanteri harus menghadapi kavaleri unta di gurun tanpa pertahanan, dua ribu prajurit benar-benar tak tahu bagaimana cara mati. "Yang Mulia, sebenarnya penggunaan imam pendamping sebagai staf perang sudah menjadi tradisi Bimon. Prestasi gemilang Yang Mulia sudah lama kudengar, merupakan kehormatan bagi Reyes bisa belajar ritme perang di bawah bimbingan Yang Mulia. Mengenai masalah pasukan tengah, pasukan pengintai udara Ksatria Elang Bertanduk akan datang setiap dua hari, nanti kita tanya saja mereka."
"Ngapain dipikirin? Tiga hari lagi, kavaleri udara kita sendiri akan mulai melakukan pengintaian menyeluruh." Liu Zhenhan tertawa geli: "Lebih baik survei dulu situasi Oasis Yale secara keseluruhan. Tentang legiun, biarkan saja, tunggu mereka yang menghubungi kita."
"Yang Mulia, sebenarnya ide ini sudah lama kumiliki. Tapi semua kavaleri udara di bawah komando berada di bawahan Yang Mulia, tanpa instruksi, hamba tak berani mengambil alih wewenang alokasi." Jenderal Reyes juga tersenyum.
“Sebenarnya asalkan persediaan air bersih cukup, Resimen Tulun kami tidak akan kalah dari Cambuk Dewa Perang! Merebut Oasis Yale bukan hal sulit!” Para Komandan Batalyon Elefen tidak punya banyak akal. Mereka justru merasa terhormat bisa dipimpin oleh seorang Pendeta level pahlawan: “Yang Mulia, kami sangat menantikan komando Anda untuk membuktikan siapa yang lebih hebat antara kami dan perampok gurun di Oasis Yale!”
“Mengingat kita semua berasal dari provinsi yang sama, saya tidak perlu basa-basi. Mulai sekarang, semua persediaan air bersih menjadi tanggung jawab saya, tapi kalian harus patuh sepenuhnya pada perintah saya!” Liu Zhenhan melepas mahkota kulit landaknya, merapikan rambut punknya yang acak-acakan: “Setelah kita rebut Oasis Yale dan bergabung dengan pasukan utama, komando akan dikembalikan ke Jenderal Reyes. Siapa yang keberatan, bisa protes sekarang.”
Tak ada yang protes. Sekalipun ada yang tidak setuju, takut tidak kebagian air. Tak ada yang mau mengalami lagi hari-hari kekurangan air di gurun.
“Sampaikan kepada setiap prajurit, setiap malam saat berkemah, buatlah gundukan pasir terlebih dahulu. Letakkan kaki di atas gundukan pasir saat tidur, ini bisa memastikan energi lebih prima keesokan harinya.” Liu Zhenhan membagikan keterampilan lamanya sebagai mantan prajurit pengintai. Dulu saat pasukan melakukan latihan intensif di alam terbuka, para pengintai yang kekurangan waktu tidur biasa mencari gundukan makam, meletakkan kaki di atasnya dan tidur dengan posisi kepala di bawah untuk mengurangi beban jantung serta memulihkan tenaga secara efektif.
Dua puluh Komandan Batalyon Elefen menatap bodoh ke arah Shaman Divine Comedy, tampak kebingungan.
“Dengar tidak?” Liu Zhenhan langsung naik darah melihat kelakuan konyol mereka, berteriak marah.
“Siap!” Sekelompok perwira langsung berdiri serentak, memberikan hormat militer dengan gemuruh. Sorot mata ganas yang tiba-tiba dipancarkan Paduka Liu Zhenhan bahkan membuat para prajurit profesional ini merinding.
※※※
Perjalanan berat akhirnya mencapai ujungnya.
Hanya 10 li tersisa menuju Oasis Yeruel. Bukit pasir tempat Resimen Tulun berada ini memberikan posisi strategis untuk mengawasi wilayah sekeliling secara jelas.
Para prajurit berjongkok di bawah bukit pasir atas perintah kapten. Prajurit Babi Hutan berada di garis depan, menggunakan perisai kayu, pedang perang, dan tombak untuk melindungi pelembing Landak di sayap kiri-kanan. Meski dalam posisi merangkak dan belum bertempur, kedisiplinan militer yang baik memungkinkan pasukan elit Pigge menyelesaikan manuver taktis dasar dengan cepat.
"Jancuk nenekmu!" Liu Zhenhan berdiri di puncak bukit pasir, matanya yang berkacamata hitam menempel pada Sarung Lensa Mata Elang, mulutnya terus-menerus memaki.
Dua puluh Komandan Batalyon, dua komandan resimen, serta Jenderal Reyes selaku komandan militer tertinggi pasukan pelopor, seluruh pasukan Feilengcui berkumpul di sekitarnya, menanti perintah dari Shaman Kepala ini.
Angin bertiup kencang dengan suara seperti nafas tersengal, menerbangkan butiran pasir sebesar biji salju yang menghantam wajah, perisai prajurit, dan paku keling baju zirah, menimbulkan bunyi seperti kacang kedelai digoreng.
Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui mulai dari Penyihir, Pendeta, hingga Pengawal, sebagian besar telah mengenakan penutup kepala hitam yang hanya menyisakan bola mata. Seandainya ada tiang gantungan di dekatnya, penampilan mereka hampir tak bisa dibedakan dari algojo.
Para perwira militer resimen Tulun berdiri tegak bagaikan patung, membiarkan badai pasir menerpa wajah mereka tanpa bergerak sedikit pun, menunjukkan kualitas kemiliteran yang prima.
Situasi agak buruk. Perampok gurun jelas telah menemukan pasukan Kerajaan Bimeng memasuki Taklimakan. Di sekitar Oasis Yale seluas sekitar 2 hektar, mereka telah membangun tembok tanah berbentuk setengah lingkaran di sisi depan. Karena waktu yang terbatas, tembok pertahanan rendah ini hanya setinggi 3 meter lebih. Rumput liar dan batang mugwort yang menyembul dari tembok tanah membuktikan konstruksinya yang kasar. Bentuk meriam bergerigi yang tidak rata terlihat samar-samar dengan siluet manusia bergerak di tengah badai pasir.
Bukit pasir tempat pasukan depan berada merupakan titik tertinggi di sekitar. Area sekitar Oasis Yale adalah lereng bawah yang relatif datar. Kaktus raksasa sebesar meja tumbuh berantakan namun lebat mengelilingi oasis dalam radius 50-60 yard. Tumbuhan ini tumbuh di lapisan tanah tipis yang mengalami desertifikasi, dengan bunga-bunga merah menyala bermekaran di antara duri-durinya, membuat oasis terlihat seperti landak raksasa. Pusaran angin membawa debu pasir berputar-putar di antara kaktus, membentuk tornado kecil yang menyulitkan visibilitas.
“Kaktus-kaktus ini akan merusak formasi serangan kita, lima puluh yard! Jarak terkutuk, mengapa tanaman kaktus ini tidak tumbuh lebih jauh dari oasis!” Jenderal Reyes mengembalikan Sarung Lensa Mata Elang kepada Paduka Liu Zhenhan sambil bergumam: "Laporan pertempuran tahun lalu menyebutkan hambatan ini sudah dibersihkan? Bagaimana bisa muncul lagi dalam setengah tahun, sialan!"
"Bagaimana kalau kita menyerang secara flanking? Menyerang dari belakang setelah memutar tembok tanah ini!" Liu Zhenhan tiba-tiba merasakan sesuatu mengganjal di bawah kakinya. Setelah menggeser kakinya, ternyata terdapat kerang besar yang rusak terpendam di pasir. Waktu telah mengikis warna cerah kerang ini, tapi tidak merusak ulir indahnya: "Hehe... Laut menjadi ladang, ladang menjadi laut, pepatah ini benar-benar bukan bohong. Ternyata gurun ini dulu adalah laut!"
"Mungkin benar. Nyawa kita Bimon memang terlalu singkat." Jenderal Reyes yang memiliki perasaan seorang penyair, langsung terinspirasi oleh kerang yang terkubur di pasir ini: "Dunia selalu berubah, apakah Kerajaan Bimeng kita akan berubah menjadi laut? Atau gunung? Atau rawa dalam puluhan ribu tahun?"
"Kembali ke usulanku tadi, bagaimana dengan serangan flanking?" Liu Zhenhan menganggap ini hanya kerang rusak biasa, buat apa dipikirkan panjang lebar. Langsung diinjaknya hingga hancur.
“Jangan lakukan ini, Yang Mulia! Dari memo Departemen Militer, perompak gurun ini seperti Wolff kita, setiap orang punya minimal dua unta, kavaleri alami! Meski tidak suka baju baja berat, kemampuan tempur individu mereka kuat... hmm... mungkin berkat pedang Uzi mereka... Tapi yang paling kukhawatirkan adalah jumlah musuh di Oasis Yale tidak jelas. Jika kita mengepung, mereka bisa serang formasi kita dengan kavaleri unta, memecah pasukan kita, akibatnya tidak terbayangkan.” Jenderal Reyes menahan angin pasir, melihat kerang kuno yang hancur, menggeleng sambil tersenyum getir: “Sebenarnya perampok manusia gurun mirip kavaleri Bimon, tidak ahli panah atau tombak panjang, lebih suka pedang perang dan lempar lembing jarak dekat, sangat efektif lawan infanteri.”
“Lalu bukankah mereka pasti mati kena kavaleri berat? Hehe, kuketahui kavaleri perampok ini tidak biasa bertempur langsung, langsung kabur jika situasi buruk, licik sekali.” Liu Zhenhan menarik saputangan ke hidungnya, menutupi sebagian besar wajahnya.
“Jika bertempur frontal melawan kavaleri lapis baja, kavaleri ringan seperti mereka pasti binasa.” Jenderal Reyes mengangguk: “Seperti yang Anda katakan, para bajingan ini sangat licik. Jika melarikan diri, kavaleri berat tak bisa berbuat apa-apa. Menurutku, pertempuran di gurun sangat berbeda dengan di Dataran Liar Donau.”
“Memang berbeda, wajar mengalami ketidakcocokan lingkungan. Ini wilayah kekuasaan mereka! Naga perkasa takkan lawan ular lokal! Menarik! Perampok gurun yang biasanya mengutamakan mobilitas kini malah bertahan di Oasis Yale! Apa mereka ingin memblokir akses kita ke sumber air? Atau menunggu bala bantuan karena tak tahu kekuatan kita? Jancuk! Jangan-jangan ada pasukan perampok besar sedang menuju kesini?” Liu Zhenhan mengutuk setelah spekulasi: “Gurun sialan ini sedang main apa? Sudah tiga hari angin badai, membuat pengintaian udara tak mungkin! Bangsat!”
“Yang Mulia, apa rencana selanjutnya? Serang? Pasukan kita sudah lama bersiap di bawah bukit pasir!” Para Komandan Batalyon ribut.
“Tunggu sampai angin reda.” Jenderal Reyes menyipitkan mata, silau matahari yang menembus badai pasir membuatnya pusing.
“Bangsat! Angin ini kalau tidak berhenti, Laozi benar-benar akan marah!” Liu Zhenhan kesal menggoyangkan Sarung Lensa Mata Elang-nya, debu pasir yang berputar-putar membuat bayangan orang di atas tembok tanah itu tak terlihat jelas.
Entah apakah kutukannya benar-benar manjur, angin utara dan pusaran yang sebelumnya mengamuk tiba-tiba menghilang seolah tak pernah ada angin sama sekali. Tanpa debu yang menutupi matahari, sinar mentari pun terasa menyengat. Pasir kuning yang sempat terangkat ke udara berhamburan jatuh bagai hujan musim semi.
“Jancuk!” Para perwira militer terpana menatap Shaman Divine Comedy, dalam hati mereka berpikir ini terlalu ajaib?
“Kebetulan sekali?” Liu Zhenhan sendiri terkekeh, menoleh dan menjentikkan jari sambil melambai ke arah Prajurit Kijang Duncan dan dua prajurit Biao: “Kalian bertiga bersiap terbang, berputar-putarlah di atas Oasis Yelu untuk pengintaian! Jangan terbang terlalu rendah. Perampok-perampok ini memang tidak ahli menggunakan busur panjang, tapi bukan berarti mereka tidak punya. Mufti mereka katanya juga jagoan elemen api. Laozi tidak mau kalian pulang terbang jadi daging panggang!”
“Yang Mulia, apakah kita akan mulai berperang?” Jenderal Reyes bertanya dengan bersemangat. Para prajurit di bawah bukit pasir mengibaskan lapisan pasir kuning dari tubuh mereka lalu berdiri tegak.
“Tentu harus perang! Oasis sialan ini paling-paling menyembunyikan tiga empat ribu orang, prajurit Behemoth kita satu bisa lawan tiga, masa kalah sama mereka?” Liu Zhenhan mengedipkan mata ke Helen: “Yang Mulia, tolong cepat dirikan tenda dan tiup peluit, kumpulkan semua pemula Feilengcui kita!”
“Tenang～Kepala suku Andulan sudah melakukan mobilisasi semalam, aku segera berangkat.” Helen tersenyum, memanggil pengawal di sekitarnya untuk bersama mendirikan tenda dan menyiapkan formasi teleportasi logam ajaib.
“Tunggu! Yang Mulia, tiga kavaleri udara pemberani, tunggu dulu! Pengintai kita datang! Dengarkan laporan mereka dulu!” Seorang perwira militer staf menahan Duncan yang sedang bersiap terbang, menunjuk langit dan berteriak ke Liu Zhenhan.
Di langit terdapat empat kavaleri udara yang melintas di atas bukit pasir itu, empat ekor Elang Bertanduk berbulu abu-abu kehitaman dengan kepala rusa perunggu. Di pelana mereka duduk penembak panah elf yang memegang busur pendek bertanduk.
"Jancuk, akhirnya muncul juga! Laozi pikir kalian semua sudah gantung diri, sudah beberapa hari tidak kelihatan!" Liu Zhenhan membenci sambil memperlihatkan jari tengah ke arah punggung empat pasukan kavaleri Elang Bertanduk. Memang benar para Elf yang memiliki kemampuan indra luar biasa terhadap sihir angin dan kayu. Angin kencang tadi meski bukan badai pasir yang mengerikan, namun ksatria udara biasa tidak akan mampu seperti Ksatria Elang Bertanduk ini yang masih bisa melayang dengan santai di langit.
Keempat pengintai Elang Bertanduk ini tidak berputar-putar lalu mendarat untuk melapor ke pasukan depan, melainkan mengeluarkan lolongan rusa panjang, menaikkan ketinggian, dan langsung menuju Oasis YeLu.
"Jancuk, sok gaya!" Beberapa Komandan Batalyon Elefen langsung memaki.
Setelah tiba di atas Oasis YeLu, keempat Ksatria Elang Bertanduk berputar dua-tiga lingkaran. Mungkin mengira lawan tidak mahir panahan, atau karena belum pernah mendapat serangan balik akhir-akhir ini, mereka mulai ceroboh. Satu per satu menyelam merendahkan ketinggian untuk melakukan pengintaian jarak dekat.
Liu Zhenhan tahu ini bisa berakibat buruk. Lawan yang sudah bersiap pasti akan dilengkapi beberapa ahli sihir, mana mungkin membiarkan kavaleri udara bertindak semena-mena seperti ini! Sejujurnya, sekarang Liu Zhenhan sama sekali tidak menganggap mereka sebagai gerombolan perampok yang tidak terorganisir.
Seperti yang dikhawatirkan Lao Liu, pucuk-ppucuk pohon kurma gurun tiba-tiba menembakkan belasan sinar perak menyilaukan. Dua lolongan rusa menyayat hati bergema, empat Ksatria Elang Bertanduk langsung terjatuh dua ekor dari udara, tubuh mereka hangus terbakar menjadi arang. Dua ksatria Elf itu bereaksi cukup cepat, melihat situasi berbahaya langsung melompat ke samping sambil meluncur di udara. Tapi teknik "Pengendalian Angin" mereka jelas payah, setelah meluncur beberapa jarak akhirnya turun melayang-layang ke area oasis. Liu Zhenhan melihat banyak pria gurun bersenjatakan pisau melengkung berlarian mengejar mereka, cepat-cepat menggeser lensa. Dua ksatria Elf lainnya sudah menanjak ketinggian, melepaskan beberapa anak panah balas dendam sebelum menarik tali kekang elang mereka untuk kembali.
"Sialan!" Liu Zhenhan menurunkan Sarung Lensa Mata Elang, menjilat bibirnya.
Angin sekarang sudah berhenti, pandangan sangat jelas. Ia baru saja melihat dengan jelas, selama empat Ksatria Elang Bertanduk melakukan serangan menyelam, di Oasis Yelu tiba-tiba muncul tiang-tiang logam berkilauan setinggi tujuh delapan meter, ketebalannya seukuran dua kali pelukan, bagian atasnya dihiasi menara mahkota prismatik dari cermin berkilauan yang menyerupai lampu jalan dengan desain aneh.
“Pilar-pilar logam ini awalnya tersembunyi di balik tembok tanah, di antara pohon palem dan kurma gurun yang dipenuhi jaring kamuflase beranting dan dedaunan. Begitu empat Ksatria Elang Bertanduk mendekat, semua penyamaran dibuka. Kilauan perak itu berasal dari menara prismatik di puncak pilar-pilar tersebut. Liu Zhenhan melihat seseorang berdiri di menara itu, memutar-mutar lensa prisma seperti mengoperasikan senapan mesin berat, menyapu area dengan jaring tembakan silang.”
Pilar logam ini sungguh aneh, seolah mampu mengkonsentrasikan sinar matahari dari udara lalu meluncurkan berkas cahaya sebagai serangan. Berdasarkan perkiraan Liu Zhenhan, jangkauannya tidak kurang dari 500 yard.
“Barang sialan apa ini?” Liu Zhenhan menutup teropong elangnya dengan keras, lalu menoleh ke Jenderal Reyes di sampingnya: “Lupakan! Dalam satu jam, dua resimen harus bergerak formasi kolom, mendekati oasis hingga 600 yard, siaga penuh untuk serangan!”
Bunyi terompet tanduk banteng yang keras dan berirama segera menggema di seluruh bukit pasir.
BAB 273 MUSUH KUAT MULAN
Pisau Emas Capricornus · Ali · Daiyi memiliki sepasang mata cokelat sedalam Sungai Efrat. Saat ini, tatapannya tertuju pada dua tawanan elf di hadapannya – sorot mata bangga dan keras kepala dari elf pria dan wanita ini membuat sang prajurit pemberani merasa sedikit tertantang.
"Makara" dalam bahasa Mulan berarti "prajurit". "Makara Pedang Emas" merujuk pada prajurit yang menerima pedang pusaka langsung dari Sultan Mulan. Di seluruh Kekaisaran Mulan, kurang dari seratus prajurit yang menyandang gelar ini.
Kekaisaran Mulan adalah negara terkuat di antara tiga puluh enam kerajaan gurun. Wilayahnya begitu luas sampai burung migran musim dingin pun tak sanggup terbang melintasinya, dengan aroma ara dan kurma gurun mengalir di mana-mana. Setiap tahun, tiga negara gurun kecil wajib mempersembahkan wanita tercantik dan anggur terbaik kepada Yang Mulia Sultan Mulan - unta Mulan adalah yang tercepat di antara semua unta, dan Makara Mulan adalah prajurit gurun paling tangguh. Negara kecil yang menolak upeti akan bernasib seperti Malkhan saat ini, merintih di bawah kuku besi pasukan berkuda Mulan.
Ali Dai, prajurit senior bergelar "Makara Pedang Emas" Kekaisaran Mulan, hanya menerima misi paling berbahaya. Saat mendampingi Panglima Rommel menyerbu negara Salier sebelumnya, dialah ksatria pertama yang memanjat tembok dan merobohkan bendera musuh. Delapan jasad Makara terampil dari tenda kerajaan Salier berserakan di depan pedang emasnya yang berlumuran darah. Kini, memimpin 3.000 prajurit mempertahankan Oasis Sumiter bagi Dai yang berpengalaman tempur, hanyalah ujian biasa belaka.
Ali Dayi sebenarnya bukan orang Mouran asli. Orang Mouran asli memiliki lapisan darah beku tebal di mata mereka, seperti pisau melengkung yang belum dibersihkan setelah pertempuran berdarah. Dia adalah orang Moya. Kekaisaran Moya pernah menjadi negara besar di Gurun Pasir Taklamakan, tempat kelahiran teknologi pembuatan kaca. Namun tiga ratus tahun lalu, Kekaisaran Moya ditelan oleh Kekaisaran Mouran, sehingga kini semua orang Moya telah menjadi orang Mouran.
Baik di masa lalu, sekarang, maupun masa depan, di Gurun Pasir Taklamakan, siklus penaklukan, perang, pembantaian, dan perpecahan tak akan pernah berhenti - ini adalah tema abadi.
Tentang benua luas di sebelah barat gurun, semua penghuni gurun sedikit banyak mengetahuinya. Mereka tahu benua itu disebut Aigean, dihuni oleh Elf, Bimon, Kurcaci, serta negara manusia yang perkasa. Semua pengetahuan ini berkat jasa para pedagang.
Bertahun-tahun yang lalu, para pedagang Goblin dari Benua Aigean memberitahu penghuni gurun tentang dunia luar. Bertahun-tahun kemudian, pedagang gurun mulai menyebarkan jejak mereka ke seluruh dunia, membawa kabar dari luar kembali ke tanah air - menyusuri jalur pasir kuno ke utara, melewati ribuan rintangan, mencapai Benua Sutra Timur Jauh dengan sutra halus, kain linen, dan keramiknya; ke selatan gurun, sampai ke Benua Aigean, kampung halaman para pedagang Goblin.
Berbeda dengan penduduk gurun yang memandang dunia dengan dingin, dunia luar mungkin tidak akan pernah tahu seperti apa kehidupan di gurun. Orang-orang luar selalu beranggapan seenaknya bahwa gurun pasti penuh pasir berterbangan, dan makhluk berakal yang tinggal di sana pasti miskin dan terbelakang. Mereka tidak tahu bahwa di gurun juga terdapat lahan basah dan sungai yang luas, tanah di sini subur sampai bisa mengalirkan madu. Mereka juga tidak tahu bahwa di sini berdiri kerajaan-kerajaan kuat – semua ini karena pedagang gurun yang merantau tidak pernah memberitahu orang luar tentang kampung halaman mereka. Keinginan pamer pedagang Aiqin yang tak terbendung, berbeda dengan sikap sok superior pedagang sutra yang menganggap diri mereka paling hebat.
Dari penampilan lugu mereka, orang luar sama sekali tidak tahu bahwa pedagang gurun sebenarnya memiliki identitas lain – perampok. Pria gurun mulai belajar berkuda dan ilmu pedang sejak belajar bicara, sehingga setiap pria gurun adalah pejuang yang terkenal di dunia. Para pedagang perantau ini akan memilih momen paling tepat untuk menghunus pisau Uzi melengkung yang selalu mereka bawa, merampas harta benda yang menggiurkan. Perilaku seperti ini sangat lumrah di dunia gurun yang sering terjadi perpecahan dan penggabungan wilayah. Gurun adalah dunia para ahli kuat, pisau Anda harus cukup tajam untuk mendapat hormat semua orang.
Negara Benua Aigean yang paling dekat dengan Kekaisaran Mulan adalah Kerajaan Bimeng. Dari kota "Kalimantan" di provinsi barat Mulan, menuju ke barat melalui gurun sejauh 3.000 li, seseorang bisa mencapai Kerajaan Bimeng. Hanya orang Mulan sendiri yang tahu bahwa selama 400 tahun terakhir, para pedagang Mulan telah terus-menerus menculik gadis-gadis cantik dari wilayah Kerajaan Bimeng dan menjualnya ke pasar budak di "Kalimantan". Setiap gadis cantik Bimeng berarti kekayaan yang besar! Khalifah dan bangsawan di "Kalimantan" sangat menyukai gadis-gadis Bimeng, terutama Fox. Mereka senang melatih gadis-gadis Suku Rubah menjadi "rubah cantik" yang hanya bisa merangkak di tanah, siap untuk dihibur kapan saja.
Tahun lalu, sebuah kafilah Mulan bahkan berhasil menculik seorang Putri Bimeng. Putri Bimeng ini terlalu ceroboh - saat piknik ia hanya membawa beberapa pelayan. Di Negeri Gurun, ini jelas mengundang perampokan! Meskipun kafilah Mulan ini akhirnya kehilangan banyak orang dan barang, mereka berhasil membawa Putri Bimeng kembali ke "Kalimantan" dan mempersembahkannya kepada Khalifah Abdullah.
Setelah peristiwa penculikan Putri, Kerajaan Bimeng pernah menyerang gurun pasir. Ketatnya kerahasiaan para pedagang gurun memainkan peran penting. Tanpa peta dan pemandu, pasukan mereka sama sekali tidak mengetahui arah yang tepat ke Kekaisaran Mugalan. Setelah berbulan-bulan mencari tanpa arah di gurun, selain membersihkan beberapa suku kecil yang tunduk pada Mugalan, mereka masih terpisah ribuan li dari "Kota Gallimard". Pasukan Mugalan hanya mengirim sebagian kecil tentara perbatasan untuk mengganggu mereka, membuat pasukan Bimon ini menderita kerugian besar, akhirnya terpaksa mundur dengan frustrasi.
Hal ini membuat seluruh tentara Mugalan di "Kota Gallimard" sangat kecewa. Jika bukan karena Sultan Mugalan Hagan Agung mengirim pasukan untuk menyerang Kerajaan Markham, menarik mundur pasukan paling elit dan panglima bijak bestari Rundstedt dari Gallimard, tentu para pejuang Mugalan yang pemberani sudah lama menunggang unta untuk menyerang daripada bertahan di kota. Para penyerbu ini bahkan tidak akan bisa melarikan sehelai rambut pun dari Gurun Pasir Taklamakan.
Kehati-hatian adalah sifat alami penduduk gurun, terutama dalam kondisi kekurangan pasukan.
Untuk mencegah suku barbar binatang dari barat kembali memasuki gurun, pasukan pengintai yang telah berpatroli di gurun sejak musim dingin tahun lalu akhirnya mengkonfirmasi ketidakpuasan pihak lawan di musim semi ini - situasinya genting. Kali ini suku barbar binatang dari barat telah mengumpulkan pasukan besar lagi, jumlahnya sebanyak koloni semut migran, bahkan memiliki banyak ksatria udara. Hanya sepersepuluh pasukan pengintai yang berhasil melarikan diri.
Saat ini pasukan "Kota Galimantan" hanya tersisa 10.000 orang, sementara 30.000 Kavaleri Onta Terbang dan pasukan khusus di bawah komando Panglima Rommel masih terlibat dalam pertempuran pengepungan ibu kota Kerajaan Malhan.
Khalifah Abdullah panik. Di satu sisi dia mengirim surat kepada Sultan Mulan memohon Kaisar Hakan untuk menarik pasukan ini kembali ke "Kota Galimantan", di sisi lain segera mengirim ksatria pertama Pengawal Istana, Ali Daei ke "Oasis Suamit" - "Suamit" dalam bahasa Mulan berarti "area kecil". Oasis ini hanya bisa menampung suku kecil dan tempat istirahat kafilah. Kekaisaran Mulan meremehkan oasis ini karena terlalu kecil dan tidak bernilai strategis.
Tugas yang diberikan Khalifah Abdullah kepada "Pisau Emas Capricorn" Ali Daei adalah memimpin 3.000 ksatria untuk mempertahankan oasis kecil di sebelah barat gurun sebelum Panglima Rommel kembali ke "Kota Kalimantan", berusaha menghalangi serangan orang-orang barbar barat, demi membuka waktu persiapan bagi panglima Rommel. Mungkin karena mempertimbangkan beratnya tugas, Khalifah bahkan menyerahkan semua "Menara Permohonan Cahaya" dari istana dan pasukan pengawal kerajaan kepada Ali Daei, serta merekrut 3.000 prajurit budak di kota untuk ikut dalam ekspedisi ini.
Di gurun sebelah barat "Kota Kalimantan", terdapat tiga oasis. Jarak ke oasis kecil terdekat mencapai lebih dari 1.000 li. Karena "Menara Permohonan Cahaya" terlalu berat, "Pisau Emas Capricorn" Ali Daei membutuhkan waktu delapan belas hari untuk membawa pasukannya mencapai Oasis Sumit terdekat ini. Kenyataannya tidak seburuk yang dibayangkan Khalifah. Setelah tiba dengan selamat di oasis kecil, pasukan pengintai yang dikirim Ali Daei melaporkan bahwa kecepatan gerak pasukan pelopor orang-orang barbar barat ini tidak terlalu cepat, diperkirakan baru akan mencapai Oasis Sumit setelah lebih dari dua puluh hari.
Jika terus menuju oasis berikutnya, jaraknya terlalu jauh. Ali Daei memanfaatkan kesempatan ini untuk membangun tembok tanah berbentuk setengah lingkaran di sisi depan oasis kecil ini. Dia memiliki rencana bagus yang dipelajarinya saat menjadi pengawal pribadi Panglima Rommel. Asalkan bisa menghancurkan pasukan pendahulu 2.000 orang ini dan bertahan beberapa saat, Panglima Rommel pasti akan datang dengan "Pasukan Unta Terbang"-nya yang tak terkalahkan, menginjak-injak semua orang Barat biadab ini menjadi bubur daging.
Keluar dari lamunannya, "Kambing Emas Bersabit" Ali Daei menghela napas panjang. Dengan gerakan tangan ke para Kambing di sekitarnya, para pria gurun kekar ini segera bersorak gembira. Mereka melepas mantel kulit unta, memperlihatkan otot-otot kekar, lalu menyeret perempuan elf berwajah cantik dari dua tawanan elf ke samping. Seperti singa mencabik kijang kuning, mereka merobek baju zirah dan roknya.
Elf perempuan itu memberontak dengan menendang dan menggigit, namun tak mampu melawan kekuatan pria-pria gurun. Kakinya yang putih dipaksa terbuka, ratusan tangan kasar meremas-remas dada mungilnya.
Ini tradisi di gurun. Perempuan tawanan selalu mendapat perlakuan seperti ini. Ali Daei dulu sangat menikmatinya, tapi entah mengapa hari ini dia sama sekali tidak berminat.
Seorang tawanan laki-laki Elf lainnya menatap Dai Yi dengan pandangan penuh amarah yang nyaris ingin memakan hidup, sementara beberapa pria perkasa mencengkeram rambut panjang hijau dan telinga runcingnya, memaksa kepalanya menghadap ke arah perempuan Elf yang sedang diperkosa bergiliran oleh beberapa lelaki. Sikap kerasnya menyebabkan salah satu telinga runcingnya terkoyak hidup-hidup, seperti mawar layu yang menggantung di leher, darah mengucur deras dengan suara "creet-creet".
Jeritan menyayat hati perempuan Elf dan sorak gembira para lelaki bergema di atas permukaan air oasis, mengusik kawanan bebek liar berleher pendek.
"Mau bicara atau tidak?" Ali Dai Yi menggunakan Bahasa Umum daratan yang fasih, mendekati tawanan laki-laki Elf itu sambil berjongkok. "Sampai kapan kamu mau bertahan? Beritahu aku kekuatan pasukanmu, rencana pergerakan pasukanmu! Asal kau mau bicara, aku akan menyuruh mereka..."
Jari Ali Dai Yi menunjuk ke belakangnya, di sana terlihat pantat yang terus-menerus bergoyang dengan bulu-bulu hitam panjang, disertai jeritan nyaring dan suara cipratan air.
“……Aku akan menyuruh mereka mengampuni wanita itu. Jika kamu masih bersikeras tidak bicara, kamu akan menyaksikannya diperkosa bergiliran. Di sini masih ada ribuan pria.” Suara Ali Daei tak mengandung secuil belas kasihan. Sejak pedagang Goblin menciptakan Bahasa Umum daratan yang mudah diucapkan dan dikuasai, menyebarkan bahasa ini ke seluruh dunia mengikuti jejak mereka, untuk pertama kalinya bahasa ini terdengar begitu kejam.
“Cih!” Sebuah ludahan berdarah mendarat di wajah Ali Daei. Elf tidak boleh dihinakan.
Teriakan menyayat hati sang Elf perempuan terhenti mendadak. Kehidupan lenyap secara tiba-tiba dari tubuh indah ini, bagaikan setetes air yang tumpah di gurun pasir.
“Yabushan! Wanita ini mati!” Pria gurun yang tadi bersemangat bangkit dengan malas dari tubuh telanjangnya, kesal meludah.
Seperti halnya Elf takkan mengerti bahwa "Yabushan" adalah sebutan terhormat untuk jenderal dalam bahasa gurun, para pria gurun pun tak paham bahwa Elf bisa mati karena hancur hati.
“Shalhebh, bukannya kau dulu membual pernah berhubungan dengan mayat? Apakah nyalimu hari ini ditukar dengan domba?” Ali Daei mengusap cairan darah di wajahnya, menoleh sambil tersenyum ke salah satu pria bertubuh telanjang. Tangan kanannya mengeluarkan lengkungan emas dengan suara "Canglang!".
"Kretak!" Suara berat terdengar, pancaran darah seperti panah air menyembur ke langit. Satu semburan, dua semburan, semakin pendek akhirnya. Tubuh tanpa kepala jatuh "Dum!" ke tanah. Dua orang gurun ternganga menyadari tiba-tiba tangan mereka ringan - kepala yang semula mereka pegang.
"Yabushan! Jurus pedangmu semakin mematikan!" Pria gurun itu memandang penuh hormat pada Yabushan Sang Pisau Emas Capricorn yang sedang membersihkan darah di sol sepatunya. Tadi kedua pria itu menekan perut mereka ke punggung tawanan, mencengkeram rambut dan telinga runcingnya ke kiri. Andai pedang itu meleset sedikit, pasti perut mereka sudah terbelah.
Bab 274 Senjata Rahasia
"Yabushan! Yabushan!" Teriak seorang pria gurun yang berlari dari kejauhan, "Musuh datang! Musuh kita!"
"Sudah seharusnya." Ali Daiy mengusap janggut lebatnya yang menutupi separuh wajah, menyarungkan pisau emasnya. Dengan langkah berat "Deng-deng-deng" ia menaiki tangga kayu di tepi tembok tanah. Tiba-tiba ia berbalik meneriaki para pria gagah, "Cepat! Tebang pohon-pohon kurma gurun itu!"
Para pria gurun besar segera membungkuk mengiyakan, yang tidak memakai celana buru-buru mengenakan celana mereka, menyeret dua mayat ke samping, lalu menghunus pisau melengkung berkilau mereka. Dengan pisau tajam itu, mereka menebang deretan pohon kurma gurun lebat yang berjarak 30 yard di balik tembok tanah. Pisau-pisau melengkung yang tajam menghantam kayu keras, mengeluarkan gemeretak "zheng-zheng" bertalu-talu. Batang pohon kurma yang sudah terpotong lebih dari setengah itu akhirnya tumbang berderai-derai dengan suara "gala-gala" di bawah tebasan pisau tajam.
Menara Permohonan Cahaya satu per satu menampakkan sosok ramping dan penampilan perak mengilap dari antara rumpun kurma gurun. Puluhan pria sedang membereskan pakaian kamuflase dari kulit unta yang ditutupi daun dan rumput liar di tanah.
Delapan belas Menara Permohonan Cahaya berdiri megah - jumlah total yang dimiliki Istana Khalifah Kalimantan. Ali·Daiyi tak bisa menahan kegembiraannya, memicingkan mata mengagumi senjata tajam pertahanan ini, seperti sedang mengamati paha putih perawan kecil suku Dile.
Negeri Gurun memiliki sejarah peradaban yang agung. Sungai Eufrat telah melahirkan budaya gurun yang gemilang. Dibandingkan dengan teknologi pembuatan kaca patri yang kaku di Benua Aigean, sebagian besar kerajaan di gurun telah lama mampu memproduksi kaca bening murni. Antara "kaca patri" dan "kaca bening", perbedaannya sudah terlihat jelas dari sebutannya saja.
Sejak Kekaisaran Mourlan mencaplok Kerajaan Moya tiga ratus tahun silam dan menawan para pengrajin kaca berbakat tinggi, teknologi pembuatan kaca mereka menjadi yang terunggul di seluruh gurun - atau bisa dikatakan, di seluruh dunia.
Kaca Mourlan masa kini yang dilapisi air raksa telah menjadi cermin paling jernih di dunia.
"Menara Permohonan Cahaya" adalah senjata yang tercipta secara tak sengaja. Pengasah cermin terbaik Mourlan menemukan bahwa lensa cembung berbentuk aneh dapat memfokuskan sinar matahari menjadi berkas panas yang mampu membakar semut hingga gosong.
Para pengrajin Mourlan yang cerdik memanfaatkan prinsip ini dengan memasang empat prisma cembung terbaik pada pilar baja Uzi berbentuk menara meriam. Pilar tersebut kemudian ditorehkan Talisman Cahaya oleh Master Maga untuk menyerap dan menyimpan energi cahaya di "Batu Permata Bintang Fajar" di bagian belakang meriam, menciptakan "Menara Permohonan Cahaya" yang dahsyat.
Kekuatan magis Talisman melalui lensa cembung. Jika sinar matahari dan bulan yang dikumpulkan dalam "Batu Permata Bintang Pagi" dipancarkan, dalam jarak 500 yard, cahaya terkonsentrasi ini dapat membakar besi mentah seluas 10 meter persegi menjadi besi panas berasap dalam sekejap. Senjata ini juga memiliki sedikit kelemahan: satu "Batu Permata Bintang Pagi" membutuhkan empat jam pengisian cahaya di siang hari dan delapan jam di malam hari, namun hanya cukup untuk satu tembak sinar prisma.
Memikirkan ini, Ali Daei kembali tidak bisa menahan rasa bangganya.
Jika bukan karena Kaisar Hakan, Sultan Mulana saat ini yang merupakan putra kandung Khalifah Akadullah dari Provinsi Barat yang diadopsi oleh Sultan sebelumnya, sebagai penguasa provinsi (Khalifah), "Kota Garimandan" paling banyak hanya akan memiliki empat "Menara Permohonan Cahaya". Meskipun senjata pertahanan ini merupakan senjata tajam pasukan Mulana dalam bertahan, kelangkaan "Batu Permata Bintang Pagi" dan kesulitan pembuatan lensa cembung membuat seluruh Kekaisaran Mulana hanya memiliki 40 "Menara Permohonan Cahaya". Dua belas "Menara Permohonan Cahaya" di "Kota Garimandan" ini memiliki standar yang sama dengan delapan belas menara di ibukota Mulana "Kota Damascus", masing-masing dihiasi lebih dari 20 "Batu Permata Bintang Pagi", sementara tiga kota provinsi lainnya di Kekaisaran Mulana hanya memiliki 10 batu per menara.
“Yabushan! Musuh diperkirakan sekitar dua ribu empat ratus orang.” Seorang komandan seribu prajurit yang telah lama menempelkan telinga ke tanah, berdiri dan menunjuk ke arah Prajurit Behemoth yang sedang berjalan di padang rumput depan oasis.
Orang-orang gurun pada dasarnya tidak terbiasa mengidentifikasi jumlah musuh dengan mata. Mereka lebih suka menempelkan telinga ke tanah untuk mendengar. Dalam radius tiga puluh li, kesalahan perhitungan jumlah musuh tak akan melampaui seratus.
“Duuu~ Duuu~ Duuu~”
Bunyi terompet tanduk banteng yang nyaring dan berat terus menerus masuk ke telinga Ali Daiyi dari kejauhan. Di balik udara bergetar garis cakrawala, wajah-wajah musuh mulai terlihat samar. Dentuman zirah dan teriakan perwira musuh semakin jelas terdengar seiring langkah teratur mereka.
Seorang tukang yang telah menyetel sudut "teropong pengintai" bergegas melapor ke Ali Daiyi. Di platform pertempuran kayu belakang tembok tanah, suara "Braak-braak" para prajurit yang berlarian bolak-balik membuat si tukang kerap terhuyung ke lubang benteng.
"Teropong pengintai" ini menggunakan dua lensa cembung yang dipasang berurutan dengan rangka perunggu. Dibandingkan tabung mata elang Liu Zhenhan, alat sebesar peti ini ibarat meriam raksasa yang memungkinkan pengamat melihat kondisi dalam lima puluh li dengan menempelkan separuh wajahnya.
Ali Dai menyusuri tali rami yang diayunkan di tepi gerigi pagar, memanjat menara pengawal di balik tembok tanah. Melalui "teropong pengintai" yang dipasang tinggi, ia jelas melihat jenis prajurit Behemoth yang mendekat di tanah lapang depan - para prajurit berhidung lucu, bertubuh pendek gemuk, tanpa pasukan berkuda.
Melihat ini, Ali Dai berdiri tegak sambil tersenyum. Sebenarnya melalui pengintaian kavaleri telah diketahui lawan tak memiliki pasukan berkuda, tapi pisau emas Capricorn masih ingin memastikan lagi. Kini dengan hasil akurat, Ali Dai yakin akan menang - jika lawan memilih serbu frontal, 2000 pasukan unta di oasis akan menginjak-injak mereka menjadi bubur daging, persis seperti kemenangan Yang Mulia Lommel dulu. Ali Dai tak percaya lawan akan memutar jalan, tak ada komandan sebodoh itu yang membiarkan sayap lemah infanteri terbuka, bagi kavaleri itu bagai daging panggang di tungku.
Ali Dai menggenggam tali rami dan berayun kembali ke panggung kayu di balik tembok. Ia membunyikan peluit keras ke arah oasis. Para pria gurun yang sedang membisikkan unta serentak menoleh. Tiga komandan seribu pasukan segera mendorong kasar prajurit di sampingnya dan melangkah maju.
“Bis! Meshar! Bawa pasukan kalian, semua naik unta, bersiap menerjang keluar dari kedua sisi tembok tanah kapanpun aku perintahkan!” Ali Daei dengan cepat memberi perintah kepada dua komandan seribu pasukan.
“Siap!” Dua pria perkasa berjanggut tebal menjawab serentak.
“Basha!” Ali Daei berbicara kepada komandan seribu pasukan lainnya: “Kerahkan separuh pasukanmu untuk naik ke platform kayu di belakang tembok tanah. Perbudak Sile itu harus menghujani orang-orang barbar barat dengan teknik memanah terbaik mereka! Budak mana pun yang mundur selangkah atau mengurangi satu panahan, tebas kepala mereka untuk membersihkan pedang perangmu! Separuh pasukan lainnya, bersama seribu budak Wolou, asah pisau melengkung kalian dan berjaga di bawah platform kayu! Bahkan buang air kecil pun tidak boleh pergi! Jika ada bagian tembok yang jebol, serbu dengan mereka!”
“Tenang saja, Yabushan!” Prajurit berparut pedang mengerikan di wajahnya meraung: “Budak Sile mana pun yang gagal tiga kali panahan, anak buahku akan memenggal kepalanya! Di mana ada celah yang dimasuki musuh, pisau melengkungku akan mengubahnya menjadi lautan darah di Jalan Poyi!”
Kerajaan Saklar, sebelum dihancurkan oleh Kekaisaran Mulan, merupakan salah satu dari sedikit negara gurun yang mahir dalam penggunaan panah. Tradisi ini berasal dari festival tahunan "Hari Panah Emas" yang diadakan di ibu kota setiap ekuinoks musim semi. Orang Saklar menggantung koin emas berlubang persegi di pucuk pohon, dan setiap warga yang bisa menggunakan busur boleh berpartisipasi. Penembak dengan koin terbanyak akan merasakan menjadi raja selama satu hari, mirip dengan juara Festival Pendeta Olimpiade Bimon yang mendapat hak "" (prosesi penghormatan selama tiga hari).
Kali ini, Khalifah Kalimantan menyerahkan 300 budak Saklar kepada Ali Dai, tepatnya untuk memanfaatkan keahlian memanah mereka. Pasukan Mulan dulu sering menderita kerugian akibat pemanah Saklar saat menaklukkan negara kecil ini. Dari 3.000 budak tersebut, 1.500 orang adalah suku Yasha dan 500 orang Wolou - sisa-sisa negara kecil yang ditaklukkan Mulan belakangan ini. Suku Yasha ahli tombak, sedangkan Wolou mahir gada pendek. Mereka memaksa tawanan berlutut menghadap selatan, lalu menghancurkan otak tawanan dengan gada. Orang Wolou berkulit putih dan berambut emas, sama sekali tidak mirip ras gurun. Wanita cantik berambut emas dan kekuatan militer lemah membuat mereka menjadi sasaran pembantaian Mulan.
“Bagaimana dengan kami?” Para Ahli Agama Istana bertanya kepada Jenderal Yabushan Ali Dai. Pengawal Istana Khalifah terdiri dari Prajurit Makara, Penyihir Ahli Agama, Pelatih Singa, dan Budak Ular Gudang Bawah Tanah. Di antara mereka, kemampuan Ahli Agama paling strategis. Di gurun, jumlah Ahli Agama sebuah negara juga menjadi tolok ukur kekuatan negara tersebut. Salah satu kebanggaan orang Mulan terletak pada hal ini.
Akhund adalah rohaniwan agama negara Mulan "Pemuja Api" yang sangat sulit dikembangkan. Ali Daie memiliki total tiga belas akhund, yang merupakan seluruh akhund di "Kota Kalimantan". Jika dibagi berdasarkan tujuh tingkatan profesi akhund yaitu "Akhund Loulan, Akhund Jingjue, Akhund Guidong, Akhund Fulin, Akhund Mengxi, Akhund Mage, Akhund Muzhe", maka akhund milik Ali Daie jelas merupakan kekuatan yang sangat tangguh. Separuh dari ketiga belas akhund ini tingkatannya melebihi Akhund Jingjue, sedangkan yang paling hebat, Master Montashari, bahkan telah mencapai tingkat Akhund Fulin - selain ilmu sihir api, ia juga mampu menggunakan sihir cahaya api. Tingkatan ini setara dengan Magister Sihir kuat di antara penyihir manusia Aigean. Alasan utama Kekaisaran Mulan yang perkasa tidak berani menyerang Benua Aigean adalah karena pedagang telah melaporkan kekuatan dan kengerian penyihir Aigean kepada keluarga kerajaan. Namun beruntungnya, Kerajaan Bimeng tidak memiliki kekuatan semacam ini. Di mata orang Mulan, kekuatan Kerajaan Bimeng bahkan tidak layak disebut perkasa.
“Master Montashari, kalian sekarang bisa membawa para Master Ahong naik ke menara kayu, ambil posisi tinggi, nanti berikan pelajaran keras kepada orang-orang barbar Barat itu!” Terhadap para master istana ini, Ali Daei tidak berani menunjukkan sikap sombong sedikit pun, dengan sangat rendah hati ia menunjuk menara kayu yang dipasang di belakang tembok tanah. Ia sangat menantikan ketiga belas Ahong yang ahli sihir api ini akan membakar lautan api besar di tubuh orang-orang barbar Barat nanti.
“Dengan senang hati, Yabsan saya! Tolong gunakan pisau emas Anda untuk memberikan pelajaran kepada para penjajah barbar Barat ini.” Master Montashari yang berjanggut panjang dengan tulang pipi menonjol dan mata berkilau penuh kebijaksanaan itu menjawab.
“Tidak masalah!” Ali Daei terkekeh, memberi hormat kepada para Master Ahong, lalu berkata kepada tujuh belas pawang singa dan budak ular Yindu: “Para Master, siapkan semua singa dan ular berbisa kalian! Begitu orang-orang barbar Barat terkutuk ini masuk ke semak kaktus, aku akan menyajikan hidangan mewah untuk anak-anak kalian!”
“Kami pasti bisa!” Sepuluh pawang singa perempuan serentak membungkuk. Perempuan-perempuan gurun berbalut cadar hitam ini bertubuh molek dan bermata genit, namun tak satu pun lelaki kasar gurun berani mendekati mereka. Sebab di samping mereka terdapat sangkar kayu raksasa berisi singa-singa gendut sebesar adonan roti. Bulu-bulu singa ini keriting alami membentuk gumpalan bulat, setiap ekor berbobot minimal satu Ton. Mata merah darah mereka menyala-nyala, cakar dan taring tajamnya memantulkan kilauan yang lebih menyeramkan daripada Pisau melengkung terampuh.
Keahlian pawang singa merupakan warisan eksklusif keluarga-keluarga besar di Kekaisaran Mulan. Di tepi Sungai Efrat yang berumput, terdapat koloni Suanni bermata api sebanyak bintang di langit. Para pawang mencuri anak Suanni yang masih buta saat induknya pergi dari sarang, lalu membesarkannya dengan air susu. Suanni dewasa ini akan patuh mutlak pada pawangnya.
Karena dibesarkan hanya dengan air susu, tubuh Suanni bermata api berkembang seperti adonan ragi - bulat berotot dengan kekuatan luar biasa. Mata mereka mampu menyemburkan asap pekat. Dipasangi baju zirah kulit unta, makhluk ini menjadi pembantai haus darah yang ahli menciptakan kekacauan.
Karena alasan-alasan khusus, tak ada lelaki gurun yang mau - atau berani - menikahi para pawang singa perempuan.
“Anak-anak kami tidak pernah makan makanan kasar seperti ini.” Tujuh budak ular Yindu yang mengenakan sorban tebal di kepala juga tersenyum mengangguk pada Ali Dayi, pisau emas Mojie pun membalas salam dengan sopan.
Budak ular adalah ilmu kuno dari negeri Yindu. Setelah mahir, sebagian besar budak ular Yindu ini akan direkrut oleh keluarga kerajaan Mulan. Mereka bisa mengendalikan ular kobra peliharaan untuk menari atau membunuh melalui suara seruling.
Suara "kretak-kretuk" beruntun terdengar. Gembok-gembok tembaga pada kandang kayu dibuka satu per satu. Lubang binatang di bawah tembok tanah yang dipenuhi rumput kering juga telah dibersihkan. Wanita pelatih singa memeluk Suanni bermata api yang keluar perlahan dari kandang, mendekatkan telinganya ke mulut singa sambil membelai bulu keriting dan bergumam dengan bahasa aneh. Suanni bermata api menggelengkan daging gemuknya, sesekali menggeram rendah seolah merespons.
Setelah beberapa saat melatih, para wanita pelatih singa ini berdiri dan melepas semua pakaian mereka, memperlihatkan tubuh seksi yang montok. Namun cadar hitam penutup wajah tetap tidak dilepas.
Para penjinak singa dengan genit memasuki kotak kayu setinggi setengah ren di samping mereka sambil membawa botol emas berisi minyak unta. Setelah mengolesi bagian selangkangan dengan minyak menggunakan jari, mereka merintih kesakitan sambil terus memoles—minyak ini dicampur dengan minyak cabai kari kelas premium dari negara Yindu.
Para Suanni Bermata Api gelisah berputar-putar, sesekali mengendus pantat putih para penjinak yang terangkat. Dengan kepala menempel tanah, para wanita itu membuka lebar bokong gemuk mereka sambil berbisik "Nani Nani～Nani Nani～". Mendengar ini, para Suanni segera menaiki kotak kayu. Dengan bantuan tangan para penjinak, tubuh-tubuh itu segera bergerak naik-turun cepat. Gemuruh tabrakan daging dan erangan para wanita membuat suasana menjadi sangat mesum.
Karena penjinak singa betina berada di bawah Komando Pengawal Kerajaan, banyak prajurit gurun hanya mendengar tetapi belum pernah menyaksikan langsung pemandangan ini. Mereka terpana menyaksikan dari samping. Konon, minyak kari unta yang dioleskan penjinak singa di bagian paha akan membuat Suanni bermata api menjadi sangat ganas setelah selesai berhubungan karena sensasi panas yang menyengat. Sebagai pasukan cadangan, seribu prajurit segera diusir mundur oleh para perwira militer. Hanya dua ratus Macan Perak dari Pengawal Kerajaan yang dengan santai membersihkan pisau melengkung perak mereka yang dihiasi mutiara dan giok. Mereka adalah pendekar pedang terbaik dari Kemah Kerajaan Barat, tentu tidak takut pada beberapa bangsat. Di hati Ali·Daiyi, dua ratus Macan ini akan menghujamkan pisau mereka ke tenggorokan musuh di saat paling kritis.
Bersamaan dengan itu, tujuh budak ular Yin Du membentangkan karpet wol unta yang dibuat secara mewah. Mereka duduk bersila di atas karpet dengan sepanci-panci wewangian khusus yang menyala di depan. Dalam asap rokok yang mengepul, barisan pelayan kuat mengangkut keranjang anyaman bambu raksasa ke hadapan mereka. Para budak ular saling bertukar senyum, lalu bersama-sama mengeluarkan seruling labu dari pinggang dan meniupkan melodi aneh "Lagu Pengusir Ular Yin Du" di bibir mereka.
"Tersengal-sengal..."
"Tersengal-sengal..."
Di bawah pengaruh suara aneh ini, deretan kepala ular segitiga raksasa muncul dari keranjang anyaman bambu besar. Tubuh hitam-kuning perlahan meregang, desisan lidah ular semakin keras. Kobra raja saling memamerkan rahang lebar, memperlihatkan taring berbisa dan tenggorokan dalam. Saat leher setiap kobra raja mulai mengipas seperti sekop raksasa mengikuti suling, keranjang anyaman bambu tak lagi kuat menahan bobot mereka dan ambruk. Tujuh ekor kobra raja raksasa sepanjang 8 meter merayap di tanah, menggilas semak gurun dan meninggalkan jejak dalam di pasir saat bergerak menuju lubang binatang di dasar tembok tanah.
Proses perkawinan Suanni Bermata Api juga cepat selesai - singa umumnya cepat.
Akar minyak unta kari, sepuluh Suanni Bermata Api yang biasanya jinak menjadi gelisah. Mereka meloncat-loncat sambil menjulurkan lidah menjilati selangkangan, namun tubuh gemuk mereka hanya bisa berputar sia-sia sambil mengaum buas.
Penjinak singa wanita menepuk pantat mereka dan berbisik di telinga. Sepuluh Suanni Bermata Api segera saling menggigit sambil merangkak menuju lubang binatang di dasar tembok.
Penjinak singa wanita segera berlari sambil membentangkan tangan dan berteriak: "Air～～Air～～"
Ali Dai mengangguk puas, memerintahkan pengawalnya untuk menempatkan ratusan ekor unta di belakang tembok tanah guna meningkatkan ketebalan dinding.
Pasukan barbar barat telah berada kurang dari tiga li dari oasis. Panji pasukan Bimon sudah terlihat jelas - bendera aneh yang dihiasi gambar dewa, babi, beruang, dan ular wanita cantik. Ali Dai memegang gerigi pagar sambil memandang bendera itu, lalu menatap para raksasa berhidung panjang yang mencolok di barisan musuh, tersenyum tipis.
Meski prajurit berhidung panjang yang membawa palu bertangkai panjang dengan kepala taring serigala ini terlihat sangat besar dan kuat secara tidak wajar, Ali Dai tidak yakin efektivitas mereka. Dalam serangan bergelombang, prajurit yang terlalu mencolok justru akan cepat tewas, sekuat apapun mereka.
Jumlah prajurit sebesar raksasa ini memang terlalu sedikit.
Hanya tersisa dua li!
Ali Dai menyuruh pengawalnya meniup terompet kerang. Kerang yang terkubur pasir selama ribuan tahun ini masih mengeluarkan suara gemuruh yang perkasa. Semua prajurit gurun menghunus pisau melengkung mereka, sementara prajurit budak menggenggam senjata erat. Suara roda meriam mencicit terdengar dari Menara Permohonan Cahaya.
Tujuh ratus yard!
Para imam mulai melantunkan nyanyian sihir dengan suara rendah.
Angin menerbangkan panji-panji panjang berkibar-kibar, pasukan Barbar Barat berhenti bergerak.
"Ayo!" geram Ali Dai bagaikan singa, "swish" dia menghunus pisau emas hadiah kekaisaran yang dihiasi batu pirus.
BAB 275 Serangan Penuh
Suasana di medan perang seolah membeku, prajurit berpengalaman tahu bahwa di balik keheningan mencekam ini biasanya akan terjadi pertempuran berdarah.
Saat "Pisau Emas Capricorn" Ali Dai mengamati formasi perang Behemoth, Liu Zhenhan juga berdiri di belakang formasi resimen di atas panggung darurat dari gerobak, mengamati tembok tanah buatan manusia gurun melalui Sarung Lensa Mata Elang, sementara burung beo kecil di bahunya mengantuk sambil mengangguk-angguk.
Tembok tanah setengah lingkaran terkutuk ini membentuk pola seperti cangkang telur, dengan bagian tengah yang sedikit menonjol dan dinding sisanya melengkung ke dalam dengan sudut yang sangat licik - ini memberikan masalah kecil bagi Komandan Liu Zhenhan sebagai pihak penyerang: tonjolan dan lengkungan tembok ini akan secara alami membagi pasukan Behemoth menjadi dua titik serangan yang terpisah.
Mengenai deretan pilar perak yang bisa memancarkan sinar prismatik di balik tembok tanah itu, Liu Zhenhan juga merasa pusing. Senjata ini kekuatannya sangat dahsyat, merupakan senjata bombardir area standar. Dua belas pilar prisma perak membentuk segitiga sama sisi, satu kali tembak gabungan bisa mencakup area 200 meter persegi. Meski kecepatan tembaknya agak lambat, namun saat Resimen Tulun menyerbu bersama-sama dan para prajurit berkerumun, mustahil untuk menghindar.
"Obisilachi! Ini benda apa lagi?" Liu Zhenhan tertegun melihat asap hitam pekat mengepul dari dasar tembok tanah lawan, bahkan lupa mengunyah potongan bambu di mulutnya. Ia segera memasang teropong Eagle Eye Old Sleeve untuk mengamati lebih detail. Benar! Itu asap pekat! Asap hitam itu aneh sekali, melayang setinggi Tiga Ren dari tanah, tak kunjung menyebar. Gulungan asap menyebar di antara kaktus bola, seolah ada binatang buas berlarian di dalamnya.
Pada saat itu, lima Ksatria Chimera melesat di atas Resimen Tulun. Kepakan sayap daging raksasa mereka menghembuskan aliran udara kencang, langsung menerjang ke jantung Oasis Yale.
“Yang Mulia... Saya... Saya rasa perampok gurun ini seperti tentara reguler.” Jenderal Reyes berdiri di samping Liu Zhenhan, menengadah mengamati lima Ksatria Chimera di langit. Hatinya penuh tanya, dari mana Yang Mulia ini terus menerus mengeluarkan begitu banyak Pengawal? Dalam ingatannya, sepertinya dia tidak membawa sebanyak ini orang?
“Perampok mana punya perlengkapan seperti ini, peralatan ini jelas buatan militer standar.” Liu Zhenhan tersenyum kepada sang Jenderal, menunjak menara prisma perak musuh dengan senapan tua "Eagle Eye"-nya.
“Yang Mulia, bagaimana jika kita menyusun setiap batalyon dalam formasi gelombang untuk mencoba serangan...” Jenderal Reyes berhenti sejenak, kemudian mengusulkan lagi: “...atau lebih baik kita pertimbangkan lagi? Bagaimanapun jumlah musuh lebih banyak dari kita!”
“Apa kalian yakin perampok ini berjumlah empat ribu orang?” Liu Zhenhan mengunyah potongan bambu di mulutnya, merendahkan postur tubuhnya dan bertanya diam-diam kepada dua ksatria udara Elf yang berdiri di samping kereta.
“Benar! Awalnya mereka bersembunyi di hutan sehingga tidak terlihat, tapi saat partner kami turun tiba-tiba banyak prajurit bermunculan dari segala penjuru. Perkiraan kami minimal empat ribu orang. Mohon segera berikan perintah serangan! Kami tidak tahu kabar dua rekan kami sekarang! Paduka Liu Zhenhan, kami mohon... Selamatkan mereka segera...” Dua Ksatria Elang Bertanduk ini adalah elf perempuan cantik yang sudah bercucuran air mata, hampir saja bersujud di hadapan Liu Zhenhan.
“Jangan bicara begitu! Aku juga sangat khawatir dengan dua ksatria Elf yang terperangkap di oasis!” Liu Zhenhan meludahkan potongan bambu yang sudah dikunyahnya sambil mengerutkan alis ke arah dua Elf: “Tapi kita sedang perang! Cuma mati dua orang saja sudah merengek-rengek, buat apa lanjutin perang?! Meski kita serang sekarang, apa bisa menyelamatkan teman kalian?”
“Baik! Kalau kau tidak mau menyelamatkan, kami yang akan pergi sendiri!” Sifat keras kepala ras Elf langsung muncul. Dua Elf yang sebelumnya masih bermata sembap itu tiba-tiba mengesap air mata dan bersiap naik ke pelana Elang Bertanduk.
“Jancuk! Ikat mereka semua!” Wajah Liu Zhenhan berubah masam. Dengan anggukan kepala, beberapa prajurit berotot langsung menyambar rambut dua Elf itu, menekuk lengan dan menendang lutut mereka hingga terjengkang di pasir panas.
“Obisilachi! Dua si gadis kecil berani memberontak!” Liu Zhenhan pura-pura ingin menendang. Melihat kedua Elf menutup mata ketakutan, Lao Liu akhirnya tertawa terkekeh dan menarik kembali kakinya.
“Richard, jangan nakuti kedua gadis ini lagi. Ayo kita mulai!” Helen yang menggendong Guo Guo yang sedang tertidur menarik lengan Liu Zhenhan dengan nada sedikit kesal.
"Liu Zhenhan menoleh ke belakang melihat tenda besar kulit sapi yang didirikan di barisan belakang Resimen Turen, menunjuk ke lima Ksatria Chimera yang sedang melayang di atas Oasis Yerusalem di kejauhan, dengan ekspresi bertanya memandang Helen."
Helen mengangkat cincin tujuh lapis emas di tangannya, mengangguk.
"Yang Mulia? Pasukan mana yang harus maju lebih dulu?" Sekelompok Komandan Batalyon Elefen bergegas mendekat sambil berteriak, "Bukankah Yang Mulia memerintahkan kami bersiap menyerang? Jika ditunda lagi, semangat prajurit akan menurun..."
Suara para Komandan Batalyon Elefen semakin melemah. Dengan ekspresi bingung dan heran, mereka menatap kosong ke dua puluh Mammoth pahlawan kuat yang tiba-tiba muncul di samping Yang Mulia Shaman Divine Comedy. Para Mammoth ini bahkan lebih tinggi dari mereka, berbaring berantakan di pasir kuning sambil Chui Buer.
Bukan hanya para Mammoth, sekelompok prajurit kuda nil asing dan Pengawal Orang Ao sedang bermain kelereng dengan cangkang kerang di tanah. Puluhan anjing penjaga besi berlapis emas seperti anak singa malas-malasan berbaring di samping mereka dengan lidah terjulur.
Dari mana para pengawal Yang Mulia ini muncul? Dua puluh Komandan Batalyon Elefen dari Resimen Turen bingung memandang tenda besar di belakang kereta kuda. Mereka tak mengerti bagaimana tenda itu bisa menampung begitu banyak orang.
Liu Zhenhan tertawa kecil, dia tahu siapapun dari Resimen Toulun saat ini pasti menyimpan pertanyaan yang sama dalam hati.
"Yang Mulia, jumlah musuh dua kali lipat dari kita! Terburu-buru menyerang pasti berbahaya, mereka masih memiliki senjata kuat. Menurutku kita harus mempertimbangkan matang-matang lapisan serangan!" Jenderal Reyes tidak tahan melihat sikap sembrono Shaman Kepala, meninggikan nada suaranya dengan gusar.
"Jelaskan rencanamu!" Liu Zhenhan memindahkan teropong mata elang dari mata kiri ke kanan, mengarahkannya ke 13 menara kayu setinggi 5 meter. Di bawah atap daun palem setiap menara, berdiri tiga orang: dua prajurit berbaju zirah, dan satu lagi yang dari gayanya langsung terlihat sebagai Akhund termasyhur - tak ada yang lain memiliki kesombongan Berbual B seperti ini.
"Saya usul untuk menyerang frontal!" tegas Jenderal Reyes. "Kerahkan lima batalyon plus tawanan dari resimen penyerang untuk melakukan enam gelombang serangan ke tembok tanah depan. Tanpa jeda, tanpa henti! Gelombang ketujuh terdiri dari prajurit terkuat yang diseleksi sebelumnya, bersama 20 Komandan Batalyon Elefen. Gempur dengan palu besar, bahkan jika harus menghancurkan tembok dengan tubuh sendiri! Tembok itu tingginya hanya sekitar 3 meter. Prajurit Babi kita pendek, tidak efektif untuk membuat piramida manusia. Hanya dengan membobol celah, kita bisa menyerbu masuk dan menang!"
"Ini ide bagus, meski korban mungkin banyak. Tapi bukankah pasukan kita lebih sedikit dari mereka? Hehe..." Liu Zhenhan mengalihkan pandangan dari teropong elang, melirik Jenderal Reyes: "Sebenarnya kemampuan komandomu bagus, cukup terstruktur dan punya ide. Kenapa biasanya begitu pemalu?"
"Yang Mulia... Saya..." Jenderal Reyes tidak menyangka Sang Pemegang Tahta ini mengucapkan kata-kata yang tidak relevan, sejenak bingung menjawab.
"Bukan sengaja, maaf! Jenderal Reyes, aku ingin tahu, bagaimana rencanamu menghadapi Ahong Mage dan prisma kristal lawan?" Liu Zhenhan tertawa terbahak, menepuk bahu jenderal suku rubah ini.
"Jujur saja, jika saya sendiri yang memimpin Resimen Toulon, menurutku pertempuran ini tidak perlu dilanjutkan." Jenderal Reyes mengangkat bahu: "Tapi sekarang dengan kehadiran Yang Mulia, kurasa para Ahong dan prisma itu tak perlu kukhawatirkan? Pendeta dan peliharaan magis kita, ditambah Yang Mulia, sudah cukup menekan lawan. Begitu berhasil panjat tembok dan masuk perkelahian jarak dekat, pasti prisma mereka tak berani menembak."
"Kedengarannya masuk akal!" Liu Zhenhan mengangguk.
"Kalau begitu mohon Yang Mulia dan para pendeta mulai berikan lingkaran lagu perang!" Jenderal Reyes menunduk, melirik Paduka Liu Zhenhan dengan tatapan miring.
“Tidak masalah!” Liu Zhenhan memasukkan jarinya ke mulut dan meniup peluit keras. Pintu beberapa gereta kuda terbuka berturut-turut. Para pendeta Feilengcui dan penyihir, serta lima pendeta muda dari kelompok pendeta ekspedisi keluar dari gerbong.
Helen menyerahkan Guo Guo yang tertidur pulas dengan gelembung ingus di hidungnya kepada seorang pelayan kupu-kupu. Burung beo kecil yang mengantuk di bahu Lao Liu dimasukkan ke gerbong. Ia melepas lambang Medusa dari dadanya.
“Dengarkan baik-baik!” Liu Zhenhan menggeram kepada semua pendeta dan penyihir: “Aku tak peduli caramu menyerang! Tapi ingat! Jangan sampai merusak menara perak prisma itu! Barang itu berguna! Kecuali Nedved dan Geryon, siapa pun dilarang menyerang operator di menara perak prisma! Paham?!”
“Paham!” Para penyihir mengangguk kuat. Beberapa pendeta melepas lambang Medusa mereka, memancarkan lingkaran cahaya yang menyilaukan.
“Baik!” Liu Zhenhan berbalik ke Komandan Batalyon Elefen dan Jenderal Reyes sambil tertawa terbahak, tiba-tiba wajahnya berubah masam: “Perintah serangan sebagai berikut!”
“Krak!” Bunyi logam Kuda Besi berdentum serempak. Semua perwira secara refleks berdiri tegak.
“Jangan sisakan satu pun pasukan cadangan, kerahkan semua! Gunakan formasi infanteri tersebar, serang tembok tanah secara bebas!” Liu Zhenhan berteriak dengan liar: “Gunakan taktik kerumunan manusia, tutupi seluruh pandangan mereka!”
Para perwira militer semuanya tertegun, saling memandang dengan mata terbelalak.
“Garis pertahanan tersebar... serangan bebas?” Jenderal Reyes bertanya terbata-bata: “Yang Mulia, musuh telah mempertahankan tembok sepanjang 2000 yard lebih. Jika kita fokus menyerang satu titik, setidaknya bisa mengurangi korban. Tapi jika menyebar semua... ini... ini... bukankah ini sama saja mengirim pasukan ke mata pedang musuh?"
“Siapa yang melanggar perintah, pancung!” Liu Zhenhan membuka bungkusan seng berisi potongan bambu hijau, memetik separuh dan melemparkannya ke mulutnya, lalu menyumbat separuh lainnya ke mulut Jenderal Reyes, sekaligus menghentikan pertanyaannya.
Saat Prajurit Behemoth yang bergelombang seperti air bah menerjang sambil berteriak liar, reaksi pertama Ali Daiy adalah mengira matanya salah lihat. Pasukan infanteri barbar barat ini benar-benar nekat, menggunakan formasi garis tersebar yang kacau balau untuk menyerang bunker tembok? Menyerang satu titik fokus lalu memperluas hasil, itu baru metode serangan yang masuk akal!
Yang lebih gila terjadi kemudian. Ali Daiy melihat bahkan pasukan di barisan belakang musuh membelah huruf "Y", matanya hampir tak percaya. Masih ada komandan yang tidak menyisakan pasukan cadangan sama sekali?
"Apakah aku terlalu berhati-hati?" Ali tertawa dalam hati. Seandainya tahu begini, mungkin lebih baik langsung menyerang mereka dengan 3.000 ekor kavaleri unta, buang-buang waktu saja mengurus ini itu!
"Semua imam dan penembak Menara Permohonan Cahaya, perhatikan! Saat musuh masuk 300 yard, tembak titik keramaian mereka! Enam Menara Permohonan Cahaya di barisan belakang, awasi langit kalian! Masih ada lima kavaleri udara di atas, waspadai anak panah berbulu mereka! Sudah satu orang tewas, jangan sampai kalian jadi korban berikutnya!" Ali berteriak ke arah menara, lalu melambaikan tangan ke 2.000 kavaleri di oasis: "Serang sayap! Cepat-cepat! Ingat, jangan dulu memisahkan formasi infanteri mereka, hancurkan dulu semua pendeta sampai remuk!"
Seluruh kavaleri unta telah duduk di punuk mereka. Mendengar perintah Jin Dao Mojie, dua komandan seribu pasukan segera membalikkan arah. Dengan teriakan "Ook~ Ook~", mereka mencambit punggung pedang ke tubuh unta. Dua pasukan kavaleri unta membelah diri menjadi dua aliran kuning tanah, menyusur dinding oasis kiri-kanan, melesat keluar dengan cepat.
Derap kaki seperti guntur, bumi bergetar hebat.
“Lagu perang yang nyaring dan lingkaran cahaya yang menyilaukan bersinar, Prajurit Behemoth yang terkenal di dunia mengeluarkan teriakan perang liar.”
“Bahkan jika kalian punya Pendeta, aku pasti menang!” Ali Dai memandang situasi di medan perang dengan mata jahat. Beberapa kereta kuda lawan berhenti 600 yard di kejauhan. Meskipun sekelompok Pendeta masih dikelilingi 200-300 pengawal, itu tidak akan berarti banyak. Di hadapan aliran deras 2.000 pasukan kavaleri unta, segalanya akan diinjak-injak menjadi debu.
Bab 276 Latihan Tempur Feilengcui
Kepercayaan diri Jin Dao Mojie tidak bertahan lama. Dengan heran ia melihat para pengawal Pendeta yang mengelilingi kereta kuda itu menggambar garis-garis cahaya putih menyilaukan dengan tangan mereka. Saat cahaya putih menghilang, sekelompok pasukan kavaleri berbaju besi tiba-tiba muncul tanpa tanda-tanda di gurun yang tandus.
Mata Ali Dai hampir melotot keluar dari soketnya.
Ini baru permulaan...
Di belakang kereta kuda, dari dalam tenda besar yang terus-menerus keluar masuk, muncul sosok-sosok Raksasa dengan tinggi tubuh mengerikan. Tubuh raksasa mereka bahkan sampai menerbangkan tenda besar itu.
"Dengan seorang pendeta wanita yang kecantikannya memabukkan, dinaungi seekor monster Naga Sekunder, memukul genderang perang berat memasuki medan perang, di bukit pasir 10 li (≈5 km) kejauhan, muncul sekawanan binatang peliharaan raksasa bersayap daging yang terbang. Makhluk-makhluk terbang ini bagaikan kawanan lebah hitam pekat, terbagi menjadi tiga formasi kiri-tengah-kanan, terbang menuju Oasis Sumit secara keseluruhan.
Sebelum Ali Daei sempat menyadari situasi, di sekitar kereta musuh telah muncul belasan gajah perang seolah keluar dari mitos kuno. Di Negeri Gurun, terdapat negara bernama Kittagha yang juga ahli menggunakan gajah perang untuk menerobos formasi musuh, namun bahkan jika dua ekor gajah Kittagha diikat jadi satu, mungkin masih tidak sebesar dan semenyeramkan gajah-gajah di jarak 600 yard (≈548.6 meter) ini.
"Akhund, fokuskan tembakan ke gajah-gajah itu dulu!" Teriak Ali Daei sekuat tenaga dengan suara parau, mempertaruhkan nyawa untuk memberi perintah pada para Akhund di menara belakangnya.
Para Akhund sedang kebingungan. Ilmu sihir api mereka belum sempat dilepaskan, hujan meteor mengerikan telah menghujami tembok tanah liat. Pecahan api menyala-nyala meledak di platform kayu sempit, memercikkan tetesan api di mana-mana, diiringi rentetan jerit kesakitan.
Empat puluh delapan pandai besi Typhoon ditarik bos dari bengkel produksi pabrik senjata ke garis depan. Dengan keahlian andalan mereka "Meteor Api Terkonsentrasi", mereka memberikan pelajaran berharga pertama kepada semua manusia gurun.
"Ilmu gaib para Ahong sebenarnya sudah mencapai jangkauan saat pasukan Barbar Barat membentuk formasi, namun demi penyamaran, mereka sengaja tidak bertindak untuk memancing musuh keluar; Pemikiran yang sama juga dimiliki para Penyihir Feilengcui, semua pihak sebenarnya sama-sama licik dalam perhitungan kecil mereka."
"Bagaimana mungkin ada Penyihir di Kerajaan Bimeng? Itu juga Penyihir Raksasa?" Semua Ahong tertegun sejenak, pikiran kosong. Bukan mereka tidak ingin mencegah hujan meteor lawan, namun ketika 48 meteor dari berbagai arah muncul di hadapan 13 Ahong, yang bisa dilakukan hanyalah pasrah.
Saat kebingungan ini belum pulih sepenuhnya, teror baru kembali terjadi. Kilat, Gergaji Roda Api, bilah angin, dan panah air, ditambah berbagai mantra instan monster, menghujam ke arah Ahong. Bersamaan itu, seekor ular raksasa berwajah manusia dengan lingkaran cahaya menyilaukan muncul di angkasa. Getaran elemen dahsyat yang memancar dari tubuhnya membunyikan alarm dalam hati setiap Ahong - ini mungkin Monster Tingkat Super.
Kabar mengerikan ini masih diproses dalam pikiran mereka ketika ular raksasa itu sudah terbang menuju Oasis Sumit, tubuhnya tiba-tiba menghilang di tengah penerbangan.
Pasukan kavaleri unta yang baru saja keluar dari tembok tanah liat, belum sempat mengambil posisi atau mengutarakan perasaan, tiba-tiba disambut formasi hitam kavaleri udara yang melintas di atas kepala mereka. Pisau-pisau melengkung Gurkha berkilauan dilemparkan dari tangan para kavaleri udara, dengan gaya inersia besar langsung menyobek barisan pasukan unta, menciptakan hujan darah yang berhamburan.
Para kavaleri udara Chimera yang anggun ini, setelah melakukan putaran rendah, mengulurkan tangan untuk menangkap kembali pisau melengkung mereka yang sudah ternoda darah.
Arus baja bergerak tak terbendung. 22 orang pasukan kavaleri berat mammoth dengan tombak naga lapis baja sepanjang 7 meter, bersama 452 kavaleri antelop berantai yang dilengkapi "Zirah Rantai Youku'er untuk Tunggangan", menyerbu ke kiri dan kanan menyambut pasukan unta yang keluar dari celah-celah. Seluruh gurun bergetar hebat.
Langit dikuasai kavaleri udara, tanah dikuasai pasukan baja. Pasukan unta yang mengayunkan pisau melengkung belum sempat bereaksi, sudah bertubrukan frontal dengan pasukan baja Feilengcui dalam kecepatan tinggi. 22 ekor mammoth berat membuka jalan seperti mesin perata jalan, sementara kavaleri antelop berantai dengan tanduk spiral di kepala tunggangan dan kekuatan hancur pilar totem logam, tak menyisakan kesempatan sedikitpun bagi lawan.
Kavaleri Chimera dan Kavaleri Newton di udara, satu bergantung pada cairan asam Chimera dan pisau melengkung Gurkha di tangan, satu lagi mengandalkan "Kemarahan Moradin", mempraktikkan taktik kombinasi udara-darat yang terus ditekankan bos.
"Hancur." Ali Dayi merasa dingin di hati melihat begitu banyak pasukan cadangan musuh yang tiba-tiba muncul entah dari mana. Di bawah tekanan pasukan superior dan sihir intensif seperti ini, pertahanan Oasis Sumit hanyalah masalah waktu.
"Tahan! Tahan!" Teriakan para perwira Mulan di platform kayu terdengar melengking dan histeris. Segala yang terlihat di depan mata mereka seperti mimpi indah yang tiba-tubah menjadi mimpi buruk.
Infanteri Bimon telah menerobos masuk ke rumpun kaktus yang diselimuti kabut hitam. Platform pertempuran di balik tembok tanah kembali dihujani hujan meteor, bayang-bayang tubuh yang terlontar oleh ledakan meteor beterbangan dari tembok tanah setinggi 3 meter ke gurun di luar.
Penembak cermin di "Menara Permohonan Cahaya" segera menembak untuk menekan, namun formasi garis skirmisher musuh yang hanya memiliki 2-3 prajurit per 10 meter persegi membuat setiap serangan mereka tidak efektif seperti yang dibayangkan.
Sepuluh Suanni Bermata Api terus melompat dari rumpun kaktus, menjatuhkan satu demi satu nyawa dengan cakar dan taring tajam. Kobra raja juga mulai melancarkan serangan dari sudut-sudut gelap dengan bisa mematikannya.
Tiba-tiba munculnya binatang peliharaan raksasa membuat prajurit Babi yang sedang berlari kocar-kacir panik sejenak, titik serangan depan tiba-tiba terhalang, kerumunan massa yang berdesakan langsung tumbang oleh serangan prisma cahaya.
Empat puluh ekor anjing penjaga berbulu emas seperti anak singa bergemuruh rendah, menerobos kabut hitam pekat dari belakang barisan prajurit Behemoth. Tak lama kemudian, kelompok 2-3 anjing penjaga mulai menyeret keluar Suanni bermata api dan kobra raja dari dalam kabut. Tubuh gemuk Suanni bermata api sama sekali bukan tandingan anjing penjaga lincah ini. Seringkali mereka terseret jatuh, baru saja bangun ingin menerkam seekor anjing, pantatnya sudah terkoyak daging besar oleh anjing lain dari belakang. Saat menoleh, kulit lehernya pun tercabik.
Nasib kobra raja pun serupa. Yang terjepit serangan dari depan-belakang langsung tercabik menjadi berkeping-keping oleh anjing penjaga dalam beberapa gerakan. Hanya beberapa ekor kobra raja yang melilitkan tubuhnya bisa bertahan dengan dikepung ketat oleh anjing-anjing penjaga yang mengawasi penuh kewaspadaan, mempertahankan keadaan deadlock.
Ada dua ekor anjing penjaga salju putih yang sangat ganas dengan simbol sabit dan landasan besi di lehernya. Ukuran kedua anjing penjaga ini ternyata lebih besar dari Suanni Bermata Api, dengan satu gigitan saja bisa membuat tenggorokan Suanni Bermata Api mengeluarkan suara "ge beng" seperti tulang pecah. Suanni Bermata Api yang memiliki kekuatan luar biasa ini malah langsung lari tunggang-langgang saat melihat kedua anjing penjaga tersebut.
Mimpi buruk orang-orang Mulan masih jauh dari selesai. Di tengah Oasis Sumit, tanpa diketahui kapan, tiba-tiba muncul sekelompok Prajurit Behemoth. Mereka mengitari tepi danau oasis, menerjang dari timur ke selatan dengan target tembok tanah liat. Prajurit Orang-orang Banteng yang mengayun-ayunkan pilar totem logam ini membuat zodiak Mulan kewalahan. Terjepit antara musuh di depan dan pengejaran di belakang, medan pertempuran segera jatuh dalam kekacauan. Meski prajurit Orang-orang Banteng dari belakang belum sampai, semua budak Mulan sudah kehilangan kendali dan mulai melarikan diri. Para algojo pengawas Mulan tak bisa menghentikan gelombang panik ini meski terus menebas. Seribu pasukan cadangan yang berusaha menghadang justru dihancurkan seketika. Bahkan lima ratus algojo Mulan yang menunggang unta pun tak mampu melawan. Orang-orang Banteng perkasa ini lebih tinggi satu ekor daripada algojo Mulan yang di atas unta. Satu pukulan tongkat mereka bisa menghancurkan unta beserta penunggangnya menjadi daging remuk.
Di hadapan prajurit Orang-orang Banteng yang memiliki kekuatan ilahi dan tak kenal lelah ini, lima ratus budak Wolu lari sebelum bertempur. Mereka mengacaukan formasi algojo Mulan dan membuat pembantaian oleh prajurit Orang-orang Banteng semakin mudah.
"Menara Doa Cahaya kami mana! Imam kami mana!" Ali Dayi panik melihat senjata rahasianya, berharap mendapat bantuan maksimal, namun hanya melihat sebelas Menara Doa Cahaya yang mengalirkan darah segar, penembak cermin yang tergeletak di platform menara - ada yang tertancap anak panah berbulu di rusuknya, ada yang sedang dihisap otaknya oleh ular raksasa berwajah manusia yang mengerikan.
Mungkin merasa ada yang mengamatinya, Geryon terkekeh-kekeh jahat. Sebuah Bintang Beku Baru menyapu platform kayu di balik tembok tanah, menjatuhkan sejumlah prajurit sekaligus memadamkan api. Pelempar tombak landak telah mencapai jarak tembak. Di bawah lemparan lembing berat, prajurit-prajurit babi hutan yang menggigit pedang perang merayap naik ke tembok tanah, berhasil mempertahankan posisi.
Ali Daei beruntung menyaksikan nasib akhir "Penembak Cermin" di menara "Pagoda Permohonan Cahaya" terakhir. Ini adalah pertunjukan keahlian memanah yang tak terlupakan bagi Jin Dao Mojie seumur hidupnya—pertama, sebuah anak panah berbulu meluncur cepat, diikuti anak panah kedua yang menabrak panah pertama dengan kecepatan lebih tinggi. "Kretak!" Anak panah kedua yang berubah arah akibat tabrakan itu membentuk lintasan melengkung dan menghujam keras ke rusuk seorang Penembak Cermin. Kesakitan, sang Penembak Cermin mengangkat tangan dan menyemburkan sinar prismatik ke pohon kurma gurun di dekatnya, memicu ledakan keras.
Saat panah menancap, Ali Daei jelas mendengar suara "Dug!" dari dalam tubuh sang Penembak Cermin. Jin Dao Mojie menggigil. Hampir saja ia berkhayal—seolah Organ Dalam sang Penembak Cermin meledak setelah tertembus anak panah.
Nasib para Ahmad tak kalah buruk. Kapak-kapak yang melesat dari langit dengan kekuatan dahsyat telah meluluhlantakkan beberapa menara dan prajurit penjaga. Munsy Ahmad tingkat tinggi sudah mengungsi dari menara. Ia tak sanggup menahan serangan beruntun lawan. Menurut analisisnya, setidaknya ada tiga Magister Sihir Aiqin yang mengendalikan serangan ini. Apa artinya ini?
Sebagai rohaniwan Zoroastrianisme, seorang Ahong dapat memilih untuk menyerah ketika tidak mampu melawan, sehingga Monsinyur Ahong Montashari dengan bijak memilih mundur.
Lima Ahong dengan tingkat kemampuan yang cukup masih bertahan dengan susah payah. Bukan mereka tidak ingin mundur, tetapi terlalu tertekan sehingga tidak bisa mundur. Kapak lempar lawan dan sihir cepat mereka membuat para Ahong hampir muntah darah bertahan. Jika bukan karena perlindungan dua prajurit perisai, kelima Ahong ini sudah tewas. Musuh terlalu kuat, tidak hanya bertarung dengan mudah melawan mereka, tapi juga sempat membersihkan prajurit Mulan di tembok tanah!
Kebingungan para Ahong segera berakhir. Pasukan udara Feilengcui yang melintas di atas kepala mereka melemparkan pisau melengkung Gurkha secara inersia di udara, membentuk hujan pisau yang padat. Menara kayu kurma gurun mengerang berat sebelum terpotong menjadi serpihan kayu dan hujan darah oleh ribuan pisau.
Seorang Ahong yang sekarat melepaskan "pisau terbang api" dengan mengorbankan nyawanya, namun pisau itu menghilang sebelum sempat mendekati tubuh seorang prajurit kavaleri udara!
Kekebalan sihir!?
“Sangat mengerikan! Tidak ada yang bisa menghentikan kavaleri udara seperti ini!” Imam Monsyi yang lolos secara kebetulan bergumam sambil menatap langit. Dia agak tak mengerti, mengapa bahkan prajurit biasa lawan bisa begitu mengabaikan sihir Imam? Madawikya kan Imam Gua Hantu! Secara level, seharusnya tidak kalah dengan Penyihir tingkat menengah Aiqin?
Pasukan Mullah yang terjepit dari depan-belakang akhirnya mulai bertempur terorganisir, meski pertempuran ini dilakukan dalam keadaan terpaksa. Kali ini, posisi bertahan dari platform di balik tembok tanah, merosot menjadi pertempuran jarak dekat di tanah datar.
Lima ratus Prajurit Kijang yang mengayunkan pilar totem logam, menggunakan senjata mengerikan mereka untuk menciptakan hujan darah di antara pasukan Mullah. Di hadapan pilar totem logam 3 meter ini, tak ada pisau Uzi yang bisa memotong baja bekerja efektif. Senjata ini, baik terhadap manusia maupun baja, hanya membawa satu akibat - remuk!
Melihat darah, semua Prajurit Kijang telah memasuki Transformasi Liar. Kondisi mengamuk ini membuat mereka mengeluarkan "teknik gladiator" tradisional. Prajurit Kijang yang menyerbu dengan pilar totem logam, menusuk ke kerumunan yang hampir runtuh, bagaikan bajak tajam berkilat yang membalikkan tanah beku di tanah subur.
Dinding tanah telah dipenuhi prajurit Bimon. Di bagian-bagian yang retak, para prajurit Elephanten bertubuh raksasa mengayunkan palu perang Taring Serigala. Satu pukulan saja telah menghantam unta yang merintih di balik dinding tanah hingga hancur menjadi debu. Siapa pun yang terkena palu besi mereka akan berubah menjadi burung kecil - burung yang bisa terbang.
Saat itu, Ali Daei sama sekali tidak punya waktu untuk memberi perintah secara terstruktur. Ia bersama 200 pendekar pedang terbaik dari tenda kerajaan menyumbat lubang pertahanan. Di mana-mana terdengar gemuruh pertempuran, desingan pedang memecah udara, dan daging serta darah beterbangan. Raja Pedang Capricorn kini telah menjadi prajurit biasa, mengandalkan jurus pedang tajamnya untuk memperpanjang napas terakhir. Benar-benar pendekar Musim terbaik, hanya posisi yang mereka jaga di platform belakang dinding tanah yang belum berhasil ditembus.
Sekelompok siluet penuh hawa maut menerobos dinding tanah di hadapan para Capricorn tenda kerajaan. Tanpa teriakan kemarahan atau ayunan senjata yang liar, para prajurit tinggi berbaju baja Landak dengan lincah melompati punggung unta menuju platform di balik debu yang beterbangan.
Rintihan unta yang tulang punggungnya remuk masih menggema di udara, disusul empat dentuman keras dan suara "dikebiri" dari bilah tajam yang membelah daging dan tulang!
Dalam sekejap, hanya dalam sekejap, empat Prajurit Perak Muge terbaik dari tenda kerajaan tumbang ditumbangkan oleh pria perkasa berhidung panjang setinggi 5 meter dengan pedang! Mata Ali Daei berkedut, hampir tidak percaya masih ada orang di dunia ini yang lebih cepat dan lebih mahir menggunakan pedang daripada Prajurit Muge Mulan!
Pedang perang pria perkasa ini begitu mengerikan, tidak hanya panjangnya luar biasa, lengkungannya pun sangat garang! Pedang ganda di tangannya lebih cepat dari kilat, lebih dahsyat dari halilintar! Sharhshub yang hanya ditusuk sekali di perutnya - ahli pedang Mulan terbaik ini - ketika terlempar di depan Ali Daei, memiliki luka pedang yang hampir membelah perutnya, organ dalam dari setengah rongga tubuhnya tumpah keluar dengan deras!
Seorang Prajurit Muge Mulan yang berlari maju dengan mata merah ingin membalas dendam, ditembus tengkorak kerasnya oleh dua anak panah berbulu yang datang entah dari mana. Dua bola matanya melesat keluar akibat tekanan internal kuat dalam rongga tengkorak, terdengar "brak!" seperti sumbat dua botol anggur yang terlepas.
Para Prajurit Muge tenda kerajaan mulai putus asa.
Di celah tembok tanah tak jauh, lima ahli pedang Mulan yang awalnya masih gigih menghabisi prajurit Babi tiba-tiba berbalik ketakutan, melompat ke platform seolah melihat monster mengerikan akan muncul.
Hampir bersamaan, dua kuda besi antelop bertubuh besar melompat dengan anggun melalui celah tembok tanah. Antelop-antelop berzirah besi ini memiliki tanduk spiral di dahinya. Dengan momentum dahsyat, dua prajurit Mulan tertusuk dari punggung hingga tembus dada oleh tanduk tajam di udara, tergantung seperti ikan lele pada tombak ikan. Dua prajurit Mulan lain yang hampir mendarat dihancurkan menjadi dua bagian oleh pilar totem logam berat, seperti jerami patah saat nenek menyalakan tungku.
Setelah mendarat, dua kuda besi antelop ini berbalik perlahan. Semua mage Mulan menyadari bahwa kedua kavaleri antelop ini terikat dengan rantai besi berkilau. Di antara rantai itu tergantung seorang pendekar Mulan yang mencengkeram dadanya. Mage malang ini tercekik hingga wajahnya membiru, udara di paru-paru hampir habis. Bagian bawah tubuhnya tak terkendali, air seni pekat menetes deras dari celana panjangnya.
"Cheng!" Dentuman keras logam baja terdengar. Dua prajurit kavaleri antelop mengendalikan kendaraan tunggangan mereka, berpisah ke arah berlawanan. Dengan gaya tarik-menarik, mereka mengencangkan rantai besi di antara kedua tunggangan, sekaligus mengoreksi sudut tanduk spiral yang miring karena tergantung mayat di ujungnya.
Prajurit pedang Mulan yang terjerat rantai besi mengeluarkan suara retakan tulang keras saat dua antelop menariknya. Dari mulut, mata, hidung, dan telinganya menyembur darah ungu pekat secara serempak. Seketika tubuhnya berubah seperti belalang yang diikat erat di dada dengan benang.
"Bunuh!" Serentak para Mulan Mojie bagai lelaki gurun berdarah panas, mengayunkan pisau melengkung di bawah pimpinan Ali Daei si Pisau Emas Mojie, menerjang lawan yang tak terkalahkan.
Bab 277: Syarat Menyerah
Jika ada lalat terbang di depan, Mojie Khemah Kerajaan Mulan akan memotong sayap kirinya tepat seperti perintah - tak mungkin meleset ke sayap kanan.
Tapi hari ini, para Mojie Mulan yang terkenal di dunia tak berdaya sama sekali.
Di atas platform kayu selebar 15 ren, hanya pemimpin Bimon berhidung panjang itu sendiri - pedang sepanjang 2,5 meter ditambah lengan 2,5 meter - sudah menguasai ruang yang luas. Lawan seperti ini, bahkan andai punya teknik pedang yang mampu menyulam di karpet Xundu, tetap sia-sia. Dengan panjang pisau melengkung Mulan, mustahil mendekatinya. Tombak panjang mungkin lebih cocok.
Dalam kerumunan perang yang sesak, pasukan Mulan-Makara tak punya ruang gerak. Setiap serangan harus ditangkis langsung. Tubuh 1,8 meter mencoba mengadu kekuatan dengan raksasa setinggi 5 meter, sungguh penderitaan yang terlalu berat.
Kilatan pedang menari-nari, darah tercurah bagai hujan, jiwa-jiwa menjerit penuh ketidakrelaan di neraka!
Para pendekar pedang dari tenda kerajaan Mulan bahkan menggunakan pedang Damaskus buatan Master pengecoran dari ibu kota. Pedang sakti ini mampu membelah prajurit Kangju beserta zirahnya menjadi dua bagian!
Dalam pertempuran tahun lalu, senjata prajurit Bimon yang patah oleh serangan kavaleri Mulan telah menjadi bahan perbincangan di "Kota Kalimantan". Namun hari ini, pedang sakti Mulan yang tak terkalahkan justru berhamburan menjadi serpihan baja saat bertabrakan dengan senjata prajurit Bimon.
Teknik kalah, senjata kalah, tenaga pun kalah!
Demi kehormatan prajurit dan nyali, Mulan Makara hanya bisa membuktikannya dengan darahnya sendiri sebagai pengorbanan paling heroik!
"Hentikan!" Liu Zhenhan berdiri di celah tembok tanah, mengambil segumpal tanah dan melemparkannya ke kepala Rodman si Jago Pedang mammoth.
Pedang Fatty Luo hampir menyentuh ujung hidung Ali Dai, namun saat mendengar perintah bos, ia segera menghentikan gerakan pedangnya. Ia menunjukkan kontrol sempurna yang selayaknya dimiliki seorang Jago Pedang, presisi hingga tingkat tertinggi. Angin kencang yang dihasilkan dari pedang yang kokoh itu menerpa janggut lebat Ali Dai si Pisau Emas Makara yang menutupi separuh wajahnya, membuat janggut keritingnya bergegas tertiup ke bawah seperti ilalang bergoyang ditiup angin utara.
Hanya selisih setengah jengkal, pedang itu bisa membelah wajah Pisau Emas Makara menjadi dua. Jarak antara hidup dan mati hanyalah setengah jengkal.
Pisau melengkung emas pemberian Sultan Mulan itu berputar dua kali di udara sebelum menancap dalam di papan kayu, gagangnya masih bergetar tak henti.
Ali Dai berlutut setengah, menengadah tak bergerak. Posisi awalnya adalah mengangkat pedang dengan kedua tangan untuk menangkis serangan garang itu, namun kini pedangnya sudah terlempar. Pedang lawan masih mengarah ke hidungnya, nyaris membelahnya menjadi dua.
Sang Pisau Emas Capricorn yang malang menyadari, hingga saat ini ia masih berjarak dua meter dari lawan mengerikan ini. Jarak ini terlalu jauh untuk pertarungan hidup dan mati.
Begitu sang bos memberi perintah, semua prajurit Behemoth berbaju Mahkota Duri pun menyimpan senjata mereka. Hanya Fatty Luo yang masih menempelkan pedang perangnya di batang hidung lawan. Keahlian pergelangan tangan Sang Jago Pedang Mammoth dalam menarik kembali pedang dalam sekejap, bahkan membuat para Capricorn Mulan paling terampil sekalipun diam-diam kagum.
Dari 200 Pisau Perak Capricorn, kini hanya tersisa separuh. Hanya dalam sekejap, para prajurit Behemoth yang seperti landak logam ini telah melumpuhkan separuh pasukan pedang Khemah Kerajaan. Sekalipun pasukan pedang Khemah Kerajaan mencoba bertaruh nyawa dengan menerjang saat celah terbuka saat musuh mengayunkan senjata, mereka hanya meninggalkan goresan putih di perisai lengan. Sementara tubuh mereka langsung tertembus paku trisula di armor lutut yang menusak kulit unta dan tubuh segar para prajurit Mulan seperti menusak kantong kulit.
Karena sang Pisau Emas Capricorn telah dikendalikan, semua pasukan pedang Khemah Kerajaan memilih untuk berhenti sementara. Bukan karena tak ingin bertarung, tapi kehilangan keberanian dan tenaga untuk mengayunkan pedang. Keyakinan untuk gugur dalam pertempuran memang patut dipuji, tapi terus menerjang padahal tahu akan mati? Itu hanya layak disebut orang gila.
Pasukan Mulan yang terjepit di depan dan belakang berubah menjadi sandwich standar, platform kayu sepanjang lebih dari dua ribu yard dipenuhi oleh prajurit Behemoth. Di bawah platform, tentara Mulan tidak hanya harus menghadapi prajurit Babi, tetapi juga 500 prajurit Kijang yang perlahan mendekat dari belakang - inilah ancaman sesungguhnya.
Bakat tempur 500 prajurit Kijang ini hanya bisa digambarkan sebagai mengerikan. Ketika 500 prajurit Kijang yang menggunakan "teknik gladiator" ini menerjang lautan manusia, derap kaki mereka bagai kawanan banteng liar yang sedang bermigrasi, menginjak-injak segalanya dalam gemuruh.
Tentara Mulan sangat takut melihat sorot mata prajurit Bimon berkepala sapi ini. Mata yang dipenuhi darah beku itu memancarkan kegilaan, sama seperti kilau kehijauan pada tanduk banteng yang berputar di kepala mereka - kilauan yang sanggup membelah segalanya.
Suasana medan perang kembali membeku. Setidaknya dua ribu lebih tentara Mulan berkerumun bagi gumpalan besar, mata mereka liar melihat ke sekeliling ke arah prajurit Behemoth yang mengurung mereka. Kavaleri udara yang bolak-balik di langit telah mulai memburu para pelarian yang tercerai-berai di kejauhan.
Master Montasarim, Mufti Agung yang dikelilingi oleh para Magester Kerajaan, sorot matanya sama tidak menentunya seperti pisau perak yang dipegang para Magester.
Liu Zhenhan mondar-mandir di atas panggung kayu dengan langkah bebek, kedua tangan terlipat di belakang punggung. Dengan senyum manis ia memandangi para prajurit Mulan. Fatty Luo menyimpan pedang hitam mistisnya. Ali Dai terjatuh terduduk di papan kayu, terengah-engah mencoba meraih pedang emasnya. Tiba-tiba ujung pedang tajam mengangkat dagunya. Fatty Luo menggeleng sementara Ali Dai perlahan bangkit ditopang ujung pedang.
Sebagian besar tembok tanah kembali roboh. Seorang prajurit perkasa bagai dewa mengangkat unta yang berjongkok di belakang tembok, melemparkannya seperti bola lumpur. Getaran dan ringkikan terdengar seolah seribu tahun kemudian.
Setiap prajurit Mulan yang menyaksikan ini menelan ludah gugup. Bagi mereka, prajurit berjanggut tiga helai ini telah mengumpulkan semua kata "kuat" di dunia dalam tubuhnya.
"Mengapa tak ada yang mau bicara? Apa aku macan penghalang jalan?" Liu Zhenhan berhenti mondar-mandir, duduk di peti kapak antik bermotif binatang. Peti indah ini ternyata nyaman juga digunakan sebagai bangku.
Pasukan Mulan tetap bungkam. Laki-laki gurun memang berkarakter seperti ini. Sekalipun pedagang Bosi yang paling pandai bicara hadir di sini, mungkin juga tak akan menemukan kata-kata.
“Kau hebat sekali. Dari jauh aku sudah melihat, pisau melengkungmu telah menewaskan tujuh orang prajurit Babi kami.” Liu Zhenhan menepuk pahanya, bangkit dari peti kapak yang dijadikan kursi. Dengan kakinya ia menyentakkan pisau emas hadiah kaisar yang tertancap di papan, lalu tangan kanannya menyambar gagangnya. Bilah emas yang berkilauan bagai matahari itu sama sekali tidak ternoda setetes darah pun.
“Delapan.” Kata Ali Daiyi dengan suara kaku.
“Bahasa Umum daratanmu cukup lancar!” Liu Zhenhan mengangkat alis, meludahi pisau emas di tangannya. Ludah itu meluncur cepat sepanjang alur darah dan berkumpul di ujung bilah. Setelah beberapa saat, akhirnya jatuh menetes dengan suara "ding", diikuti gemerisik halus seperti auman naga dari ujung pisau.
Ali Daiyi menatap Liu Zhenhan dengan pandangan tajam bagai elang, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
“Berurusan dengan kalian orang gurun memang tidak mudah, karena kalian hampir tidak pernah bicara.” Liu Zhenhan mulai kehilangan minat: “Apa kau benar-benar tidak mau bicara lagi?”
“Orang barbar barat, apa yang ingin kau tanyakan?” Ali Daiye bertanya dengan kaku, mata lawan tiba-tiba menunjukkan sedikit keanehan. Dari sorot mata ini, Ali Daiei merasakan getaran kekerasan berdarah yang bahkan membuatnya gentar. Meski sengaja disembunyikan, ksatria sejati yang telah melalui ratusan pertempuran tetap bisa membaca aura ini.
“Syukurlah kau masih punya akal. Jika tetap bungkam, kau takkan bisa bicara selamanya.” Liu Zhenhan tersenyum sinis.
“Yang Mulia, seharusnya ada banyak budak di sini. Lihatlah, banyak yang berpakaian compang-camping dengan tato karakter di wajah. Meski aku tak paham tulisannya, hanya budak yang diberi cap seperti ini.” Jenderal Reyes mendekat, menunjuk sekelompok prajurit Mulan di bawah panggung kayu. Kemenangan yang hampir pasti membuat wajah jenderal rubah muda ini dipancari kegembiraan yang nyaris tak terbendung, meski ia berusaha menekannya – bagaimanapun juga, seorang bangsawan sejati harus bisa menyembunyikan emosi.
Para pendeta dan penyihir memanjat melalui celah tembok tanah menuju panggung. Lima pendeta muda menunjukkan ekspresi serupa dengan Jenderal Reyes. Mereka berbisik-bisik, hasrat berkomunikasi mereka nyaris tak terbendung.
“Reyes, menurutmu kita sedang berperang dengan siapa?” Liu Zhenhan menggelengkan kepala sambil tersenyum getir: “Aku benar-benar bingung. Bertempur saja sudah selesai, tapi bertanya pun susah. Menurutmu harus bagaimana?”
“Yang Mulia, polisi militer kita memiliki cara untuk menangani mereka. Orang yang mengayunkan pedang emas ini seharusnya adalah pemimpin.” Jenderal Reyes menepuk tangan dengan sarung tangan putih saljunya, sepuluh prajurit zebra bersenjata pedang maju serentak, mengawasi ketat Ali Daiyi.
Emas Pisces menyeringai sinis, senyuman ini membuat janggut lebatnya bergerak-gerak. Keberanian pria gurun mana mungkin bisa dibayangkan oleh orang-orang barbar barat ini.
Dua ksatria Elf juga menemukan mayat rekan mereka - satu tanpa kepala, satu telanjang. Pemandian menyedihkan ini membuat kedua elf itu limbung, meratap sambil melepaskan jubah mereka untuk menutupi jenazah, memeluk rekan yang telah tiada saku air mata mereka menghujani gurun bagai hujan deras.
Liu Zhenhan menatap lama bagian paha putih yang tersembul dari balik jubah, sudut matanya berkedut halus.
Karena Yang Mulia belum memberi perintah, sepuluh polisi militer zebra tetap diam. Semua Mulan Yin Dao Mojiemen menggenggam erat pedang perak mereka, tatapan menjadi tajam dan tegas. Mereka telah merasakan suasana aneh dan siap secara mental untuk pertarungan terakhir dengan penuh kesadaran.
“Semua yang berstatus budak, maju ke depan.” Liu Zhenhan menarik napas dalam-dalam, mendongak dan menghela nafas panjang, lalu melambaikan tangan ke arah lebih dari dua ribu prajurit Mulan yang berdesakan di bawah panggung kayu.
Kerumunan prajurit Mulan mulai gempar hebat. Pelempar tombak landak segera mengacungkan lembing di atas panggung. Prajurit Paus Fegao kembali mengangkat seekor unta yang meraung-raung, siap melemparkannya kapan saja. Jangkar besi raksasanya berdiri kaku di samping, ketinggiannya bahkan melebihi pelempar tombak landak yang berdiri di atas panggung.
“Aku menghormati keberanian kalian! Seorang prajurit harus memiliki integritas. Aku tidak berniat jahat. Menurut tradisi Aiqin, tawanan perang berhak menebus diri dengan uang.” Liu Zhenhan tersenyum sambil melakukan gerakan menekan kedua tangan ke arah prajurit Mulan yang sedang gempar itu: “Tebusan untuk budak, rakyat biasa, dan bangsawan berbeda nilainya. Jangan berpikir terlalu rumit.”
Budak-budak dari Dile, Wolou, dan Yasha maju dengan gemetar ketakutan. Beberapa prajurit Mulan yang hendak menghalangi dengan pedang, terpaksa menurunkan pisau melengkung mereka setelah mendapat tatapan mengancam dari Prajurit Kijang.
"Meski banyak budak yang sudah keluar, tak sedikit pula yang menengok ke belakang dengan langkah ragu-ragu. Aturan tak tertulis di medan perang Benua Aigean ini memang sering terdengar di telinga orang gurun, namun bagi budak-budak tak bernegara ini, ada atau tidaknya aturan sama saja. Pembantaian budak untuk melampiaskan amarah bukanlah hal langka dalam perang di gurun."
Para prajurit Kijang dengan kasar mendorong-dorongan lebih dari seribu budak ini ke area lapang, mengumpulkan senjata mereka menjadi satu tumpukan. Kepergian budak-budak itu membuat formasi pasukan Mulan langsung menyusut satu lapis, tersisa paling banyak lima enam ratus orang. Tapi kumpulan pria gurun ini justru semakin rapat, kilauan pedang besar berayun-ayun memantulkan cahaya menyilaukan di sekeliling mereka.
"Mengapa kalian belum juga meletakkan senjata?" Liu Zhenhan memandangi para prajurit gurun ini dengan ekspresi penasaran.
"Orang Barbar Barat! Para Moghul Mulan kami belum menyerah! Setiap bilah pedang Moghul masih cukup tajam untuk memenggal seratus kepala orang barbar barat!" Ali·Daei mengacung-acungkan tinju dengan geram ke arah Liu Zhenhan, tak peduli dengan pedang besar yang menempel di tenggorokannya.
"Mulan?" Mata Liu Zhenhan berkilat: "Kutebak ini nama negaramu?"
“Sebutkan syaratmu, kondisi seperti apa yang bisa membuatmu menyerahkan senjata dan menyerah?” Jenderal Reyes melihat masih ada sekitar lima enam ratus prajurit lawan, benar-benar merasa situasi ini agak rumit. Sebagai lulusan terbaik Akademi Militer Kerajaan yang menganut prinsip "menaklukkan musuh tanpa pertempuran", dia tidak ingin memaksa para prajurit gurun yang garang ini melakukan perlawanan terakhir yang justru akan menimbulkan korban di pihaknya.
Seandainya ini terjadi di Benua Aigean, dalam kondisi terkepung seperti ini tentara pasti sudah melemparkan senjata mereka. Namun sorot mata para pria gurun ini masih tetap penuh kesombongan dan kekerasan, membuat Reyes benar-benar tidak mengerti.
“Orang barbar barat, lepaskan seratus orang kami dari sini! Tebusan akan kami kirimkan kemudian!” Ali Dai berseri-seri hatinya mendengar ini. Menurutnya orang-orang barat ini benar-benar konyol, musuh absurd seperti ini baru pertama kali dijumpainya. Bertanya syarat penyerahan dalam situasi seperti ini, sungguh tolol.
BAB 278: TARING MALAM
“Untuk syarat yang Anda ajukan, beri kami waktu untuk berdiskusi.” Liu Zhenhan mengangguk dengan serius kepada Megat Pisau Emas ini.
“Bagaimana, Yang Mulia?” Jenderal Reyes mengerutkan alisnya. Meski berlatar belakang akademis, dia tidak yakin jika dua ratus tawanan gurun dilepas mereka akan benar-benar kembali membawa tebusan. Tapi pertumpahan darah juga ingin dihindarinya – menyelesaikan secara damai dan menyelamatkan nyawa prajurit tentu lebih baik.
“Lakukan apa yang harus dilakukan.” Liu Zhenhan memberi kode pada sekumpulan Pengawal di belakangnya.
Belami segera memimpin 108 Prajurit Werwolf langsung menuju Tenda yang dibangun di antara pepohonan di oasis untuk menyita harta benda, sementara 12 Prajurit Werwolf memanjat tangga tiang menuju "Menara Permohonan Cahaya" yang tinggi.
“Yang Mulia!” Jenderal Reyes berbisik: “Menurutku pandangan mata orang-orang gurun ini terlalu liar, lebih baik mereka meletakkan senjata dulu sebelum bernegosiasi.”
Suara retakan besar bergema dari pucuk-pucuk pohon di sekeliling, mata para prajurit tertuju pada kelompok Prajurit Werwolf di 'Menara Permohonan Cahaya'. Setelah sedikit mengutak-atik, kedua belas Prajurit Werwolf ini benar-benar menemukan cara menembakkan cermin meriam, dan setelah berkomunikasi, mereka sembarangan menembakkan satu tembakan yang menghancurkan pepohonan.
“Wahai ksatria Resimen Tulun, lepaskanlah kantong air kalian dan beri minum lawan terhormat kita ini, cuaca benar-benar terik.” Liu Zhenhan pertama-tama berteriak keras pada semua prajurit Babi, lalu menoleh ke Reyes: “Reyes, jujur saja, tatapan mata para bajingan ini bahkan membuatku merasa sedikit Mao, terlalu arogan.”
Para prajurit Babi agak bingung dengan maksud komandan mereka, terdiam sejenak sebelum melemparkan kantong air ke kerumunan prajurit Muglan yang terkepung. Para Muge dari Kekaisaran Muglan juga tak memahami niat lawan. Namun bagaimanapun juga bahaya tetap mengancam, setelah ragu sebentar, mereka pun mengambil kantong air dan meminumnya dengan lahap.
Apakah ini perbedaan budaya? Para pria gurun semakin memandang rendah orang barbar barat ini. Meski menang melawan mereka, sikap lemah lembut terhadap musuh dianggap tidak pantas di gurun pasir.
"Saudara-saudara, setelah kenyang sekarang saatnya berangkat!" Liu Zhenhan tersenyum tipis, menganggukkan kepala perlahan sambil mundur selangkah. Lima prajurit Kijang berbadan besar muncul membawa tembakan busur silang bersayap burung raksasa, mulut rusa perunggu dihiasi gerigi setengah bilah bulan.
Suasana mendadak membeku. Waktu seolah terhenti seperti pegas jam tua yang berkarat.
“Bzzz bzzz bzzz” deru gemuruh roda gigi mesin bergema. Lima bilah gergaji dengan rotasi horizontal raksasa menerjang kerumunan prajurit Malan yang berhimpitan. Bilah bulan bergerigi yang berputar kencang bagai tetesan air menghunjam gurun, mengeluarkan suara temaram 'krrr-krrr' sebelum lenyap dalam lautan manusia.
Banyak prajurit Malan yang sedang menenggak air dengan leher terangkat, kini menatap ngeri dingin menusuk di perut mereka. Tubuh mereka terbelah dua bagai kayu lapuk sebelum ambruk ke tanah.
Pada detik itu, tujuh ratus lebih Prajurit Kijang yang bersembunyi di balik tembok tanah melesat "Syuut!" dengan lompatan tinggi. Tubuh setinggi empat meter plus lompatan ini membuat mereka bagai kawanan burung raksasa yang tiba-tiba melayang di udara. Ketinggian ini memungkinkan mereka memandang seluruh oasis dari atas, termasuk kerumunan prajurit Malan - sebagai infanteri terakhir yang tiba, tapi pasukan Resimen Toulun sama sekali tak menyadari kehadiran pasukan manusia-banteng sebanyak ini di sekitar mereka sebelumnya.
Lebih dari 700 pisau lengkung tanduk banteng Gurkha yang tajam tak tertandingi meluncurkan jejak garis miring samar, seperti badai bilah yang padat. Dengan presisi luar biasa, mereka menyasar kerumunan prajurit Malan. Pada jarak sedekat ini dengan target sebanyak itu, para Prajurit Kijang yang telah lama menggunakan pisau melengkung Gurkha sama sekali tidak membutuhkan waktu membidik.
Debu beterbangan saat tembok tanah runtuh beramai-ramai. Setelah diinjak-injak oleh Prajurit Kijang dan dihantam tubuh mereka yang jatuh, tembok tanah kokoh dengan rangka batang pahit di dalamnya sudah tak mampu menahan beban lagi.
Bersamaan runtuh, segumpal besar prajurit Malan yang berdesakan ikut tumbang. Desain Busur Silang Sayap Burung sebenarnya ditujukan untuk melawan tuan tanah bangsa iblis dengan cangkang super keras. Bilah bulan bergerigi seharusnya membentuk kipas miring saat berputar kencang karena hambatan, menciptakan serangan horizontal mematikan. Senjata mengerikan ini sama sekali tidak menemui hambatan hari ini. Di bawah dorongan dahsyat 16 urat kutu purba raksasa, bilah-bilah ini seperti ikan todak di lautan, merobek tubuh-tubuh rapuh dengan leluasa.
Lebih dari 700 pisau terbang Gurkha yang menyusul kemudian banyak yang meleset ke target kosong. Banyak prajurit Malan sudah terpotong separuh tubuhnya oleh bilah bulan bergerigi yang mengerikan. Tubuh-tubuh terpotong itu terjepit dalam kerumunan dan tak bisa jatuh karena kecepatan tembak yang terlalu tinggi.
Setiap orang diliputi kepanikan, bukan hanya prajurit Mulan yang masih beruntung bisa bertahan hidup, bahkan prajurit Babi dari Resimen Toulun pun demikian. Mereka benar-benar diliputi kegentaran oleh kekuatan serangan Busur Silang Sayap Burung yang terlalu dahsyat dan genangan darah yang diakibatkannya.
Dua belas meriam cahaya dengan daya ledak yang membuat merinding juga mulai menyerang. Senjata tajam yang paling cocok untuk serangan jangkauan luas ini, baru pada saat inilah benar-benar menunjukkan efek mematikan. Dalam pertempuran sengit sebelumnya, karena penembak cermin gugur terlalu dini, meriam-meriam ini sama sekali belum sempat menghabiskan sinar matahari yang tersimpan di dalam 'Batu Permata Bintang Fajar'. Pasukan Mulan yang berdesakan dalam formasi padat menjadi lahan uji coba sempurna untuk karakteristik senjata jenis ini.
Suara "desis-desis" daging terbakar menjadi satu-satunya melodi yang bergema di telinga para prajurit Mulan. Dalam kilauan lingkaran cahaya yang menyilaukan, Patung Emas Yunqin yang dipenuhi magma obsidian, dengan tubuh besarnya yang masif, kembali menerobos kerumunan pasukan Mulan yang tergeletak bagai ladang gandum musim gugur. Dengan bobot 240.000 pon yang menghancurkan, sisa-sisa pasukan Mulan digilas satu per satu menjadi bubur daging.
“Masih tertegun untuk apa?” Liu Zhenhan berbalik dan menatap sekelompok Penyihir dan Pendeta yang mengikutinya. Para ahli kuat yang mahir menggunakan kekuatan elemen ini, ekspresi mereka berubah-ubah antara pucat dan kemerahan, tubuh mereka gemetar seperti orang pusing, berusaha menahan dorongan muntah di tenggorokan.
"Bahkan Mo'er yang biasanya penurut, setelah melepaskan Patung emas, langsung berpelukan dengan Helen, Xixi, dan biarawati kecil, sama sekali tidak berani melihat para prajurit Mulan."
"Semua pelempar tombak landak, bunuh semua musuh di depan mata! Habisi semuanya!" Liu Zhenhan merebut Busur Silang Sayap Burung yang sedang dipasang tali busurnya, mengangkatnya ke bahu dan membidik lama-lama. Melihat target sudah jarang, khawatir mengenai kawan sendiri, akhirnya dengan geram dia mengurungkan niatnya.
Prajurit profesional tetaplah prajurit profesional. Setelah tertekan sebentar, semua pelempar tombak landak di atas panggung kayu segera menjalankan perintah komandan dengan loyal. Prajurit Mulan yang tersisa setelah serangan bertubi-tubi ini hanya tinggal segelintir, berdiri terpaku dengan mata membelalak sebelum akhirnya tumbang ditembus lembing yang melesat deras.
Sungai kecil darah yang semakin melebar bagai mata air yang tiba-tiba menyembur, mengapungkan dedaunan dan mengalir ke segala arah. Potongan organ dalam yang terapung di genangan darah mengeluarkan bau amis menyengat. Banyak prajurit Babi yang wajahnya pucat pasi. Saat pertempuran sengit, bau darah tak terasa, tapi kini setelah tenang, menyaksikan pemandangan pembantaian mengerikan ini, hati mereka serasa dihantui bayangan menyeramkan.
"Uwaak!" Jenderal Reyes menyangga perutnya sambil bersandar pada seorang pengawal, muntah-muntah tak henti. Empedu kuning menyembur hingga membasahi seluruh tubuh sang pengawal.
"Otga, bawa Messie-mu dan bakar mayat-mayat itu!" Liu Zhenhan menunjuk penyihir elemen api yang wajahnya pucat: "Bakar! Bakar sampai habis! Aku akan perintahkan satu batalyon membantumu mengumpulkan kayu bakar!"
Seratus lebih Yin Dao Mo Jie yang tersisa menggigil hebat, menatap penuh kebencian pada pemimpin musuh yang kejam ini. Mereka berharap bisa gugur bersama para ksatria pemberani, daripada menyaksikan kekejian ini terjadi di depan mata.
"Tak tega? Sakit hati? Kenapa dulu tak menahan kekuatan terhadap dua elf itu?" Liu Zhenhan tersenyum tipis melihat para Yin Dao Mo Jie, lalu menunjuk kelompok pengawal bertubuh kekar dan mengalihkan jarinya ke arah para tawanan: "Ingat, kali ini aku mau mereka hidup-hidup."
Para penyair kuda nil berbaju zirah Duri Mahkota mengangguk tegas. Mereka melemparkan kapak raksasa, mengambil palu perang penembus zirah dari legging baja, lalu menerjang sisa-sama ksatria Mulan yang bertahan.
Dentuman palu perang menghantam daging dan gemerincing bilah baja bertabrakan dengan baju zirah, menyatu menjadi melodi elegis terakhir. Ali Daei si Prajurit Pisau Emas baru hendak bergerak, punggung pedang berat menghantamnya hingga rubuh, menghancurkan seluruh impiannya.
"Aku menyerah! Aku menyerah!" Teriak Master Montashari sang Imam dengan suara keras. Melihat para prajurit pilihan Wangsa Raja yang sombong itu remuk di bawah palu perang bagai patung tanah liat, sang Imam akhirnya mendapat kesempatan mengangkat tangan menyatakan pendapat. Sebelumnya di tengah kepungan para ahli pedang, ia takut suaranya akan langsung dibelah dua.
"Akhirnya ada yang sadar diri." Liu Zhenhan terkekeh.
Semua Prajurit Pedang Perak yang berdiri di panggung kayu telah tumbang. Meski para penyair kuda nil berusaha mengendalikan kekuatan serangan, Baju Zirah Duri Mahkota yang penuh duri tetap menyebabkan korban tak terhindarkan saat mereka menerjang kerumunan. Banyak prajurit pedang Wangsa Mulan yang tulang rusuknya patah oleh palu penghancur zirah, ujung tulang tajam menusuk paru-paru. Mulut mereka menggelembungkan busa darah seperti kepiting sambil berbunyi 'huh-hah', kaki kejang-kejang—jelas tak mungkin selamat.
"Aku mau yang hidup!" Liu Zhenhan hampir mati marah oleh para penyair kuda nil ini. Setelah berputar-putar di sekitar para ahli pedang pilihan ini, Lao Liu memastikan sebagian besar korban telah mengalami tusukan tulang rusuk yang menusuk organ dalam, menyebabkan paru-paru tertusuk – sudah pasti tidak bisa diselamatkan.
"Maaf bos, andai saja tadi aku pakai punggung kapak." O'Neill mengangkat bahu pasrah.
Seorang prajurit pisau perak bertanda zodiak Capricorn yang kepalanya terkoyak, melalui mata yang tertutup darah segar melihat komandan musuh berdiri di sampingnya. Dengan tangan gemetar, ia meraba-raba pisau melengkung di atas papan. Komandan musuh ini tidak memakai baju baja. Sang prajurit Capricorn pisau perak berharap Dewi Mo Ni melindunginya, membunuh musuh terkutuk ini untuk membalas dendam kawan-kawannya.
Bahkan andai hanya bisa memotong satu kakinya. Prajurit Capricorn pisau perak ini menyadari tubuhnya yang terluka parah tak mungkin lagi menampilkan jurus pedang anggun, lalu mengurangi target serangannya sendiri.
Sepatu kulit berat menginjak tangan yang sedang merayap itu. Setelah serangkaian bunyi "Bipok-bipok" bergema, tulang jari prajurit Capricorn pisau perak ini remuk berkeping-keping. Tapi pria gurun memang keras kepala – ia menahan sakit tanpa mengeluarkan erangan sekalipun.
"Sial! Sungguh tidak sengaja!" Liu Zhenhan sopan meminta maaf pada prajurit Capricorn pisau perak ini: "Aku tidak bermaksud."
"Memang sengaja." O'Neill mengangguk menambahkan di samping.
"Dasar mulut usil!" Tuan Tanah mengangkat kakinya hendak menendang, tapi melihat O'Neill yang penuh duri, akhirnya menurunkan kakinya dengan geram: "Si Gendut O! Mereka ini keras kepala sekali, tiba-tiba aku kehilangan minat. Tentang bagaimana menghadapi mereka, kau pasti tahu. Bawa pemimpin mereka dan Imam ke kemah besar. Sedangkan kalian..."
Jari Shaman Divine Comedy menunjuk para prajurit Behemoth yang masih bengong, "...segera bersihkan medan perang! Semua komandan resimen dan kapten hitung jumlah korban, periksa rampasan perang, laporkan padaku di kemah besar nanti! Regu pengatur segera selesaikan semuanya, lalu istirahatkan pasukan! Pasang kuali! Masak nasi!"
"Perintah dilaksanakan, Yang Mulia!" Serentak para prajurit Babi memberi hormat militer.
"Reyes, ikut aku." Liu Zhenhan berkata pada jenderal Fox yang sudah mulai tenang. Melihat Helen dan Xixi masih berpelukan, amarahnya meledak lagi: "Sampai kapan kalian mau berpelukan? Semua ikut aku ke kemah besar!"
"Kemah besar" yang dimaksud Tuan Tanah Feilengcui bukanlah tendanya sendiri, melainkan bekas perkemahan pasukan Mulan di hutan barat oasis. Lokasi ini cukup bagus dengan hamparan rumput hijau dan naungan pohon poplar, cahaya matahari menyemburat melalui dahan-dahan membentuk kilau emas. 500 yard ke arah sana terdapat danau biru jernih.
Semua tenda Mulan ini dijahit dari kulit unta, bentuknya agak mirip dengan kandang Bimon, persegi empat, di luar berdiri bendera tongkat jade. Tenda komandan Ali Dai Yi bisa langsung dikenali, barang-barang yang digunakan penguasa selalu punya perbedaan mencolok dengan rakyat biasa.
Begitu Liu Zhenhan membawa anak buahnya masuk ke tenda komandan, mereka melihat Belami sedang asyik mengunyah blewah sambil memiringkan kepala mengamati peta militer yang tergantung di belakang kursi utama, lengannya penuh menggenggam cangkir emas dan mangkuk perak berkilauan.
Ruang dalam tenda komandan sangat luas, lantai dilapisi karpet wol tebal. Beberapa meja kayu penuh dengan kendi emas dan piala perak bertatahkan batu permata. Di sekeliling dinding tenda bergantungan pisau melengkung dan perisai berhias emas-jade, dipisahkan oleh tirai mutiara di satu area khusus.
Liu Zhenhan mengangkat tirai mutiara dan mengintip ke dalam. Ternyata di dalam terdapat ranjang yang dipenuhi kulit hewan, dengan jubah dan barang sehari-hari berserakan. Dua perempuan berbaju hitam bercadar berjongkok ketakutan di sudut.
"Bos sudah datang?" Belami menoleh sambil tersenyum girang, menunjuk peta besar di dinding depan: "Aku menemukan Feilengcui kita di peta ini!"
"Benarkah?" Liu Zhenhan melangkahi kursi utama, secara spontan mengambil delima besar dari piring buah kaca. Sambil memetik buah, ia menoleh melihat ke samping. Belami tersenyum sambil memeluk cangkir emas-perak, memberi jalan lalu menunjuk peta dengan jarinya.
Liu Zhenhan langsung membeku seketika. Delima terjatuh dari jemarinya, "Braak!" menghantam permadani kulit kambing.
Peta militer ini dimulai dari Oasis Yelu di selatan. Bentuk gurun seperti buah pir dan garis pantai jelas terlihat. Setiap oasis dan reruntuhan kota kuno di gurun tercatat rinci. Bahkan seluruh Benua Aigean tercakup dalam peta ini, kecuali pegunungan sejauh 100.000 li di selatan Pegunungan Bering dan Rawa Senja. Topografi benua tergambar jelas, terutama Kerajaan Bimeng yang ditandai detail: dataran, perbukitan, sungai, kota-kota, hingga Gunung Cukur di kaki Pegunungan Salju Himalaya Taymur dan Dataran Tinggi Tanah Merah. Semua tertulis rapi dengan kaligrafi kecil.
Liu Zhenhan hampir tidak percaya dengan matanya sendiri!
Bab 279: Jembatan Dihancurkan Setelah Menyeberangi Sungai
Untuk memastikan dirinya tidak salah melihat, Liu Zhenhan mengucek matanya dua kali berturut-turut. Pertama-tama dia mencari Pegunungan Salju Himalaya Taymur dan Sungai Sanggan (anak sungai salju) di peta, lalu menggeser jarinya ke tepi selatan. Benar! Dua bukit tak bernama yang ditandai simbol gunung itu pasti Bukit Merah dan Gunung Cukur! Seluruh Dataran Liar Donau hanya memiliki dua "gunung" berupa gundukan tanah ini yang layak disebut demikian.
Liu Zhenhan melihat sebuah kepingan kaca bundar yang digantung dengan tali di dinding tenda peta. Dengan refleks dia mengambilnya dan mengarahkannya ke Gunung Cukur dan Bukit Merah. Lensa kaca itu memperbesar sekumpulan tulisan berbentuk paku yang sama sekali tidak bisa dipahaminya; peta ini juga dipenuhi aksara kecil seperti lalat yang ketika diperbesar semuanya berubah menjadi huruf-huruf paku tak terbaca.
Yang paling membuat Liu Zhenhan merinding adalah, melalui kaca pembesar itu dia bahkan bisa melihat dengan jelas jalan setapak dari Gunung Cukur menuju Taymur yang tercantum di peta!
Terlalu detail! Peta militer yang mengerikan ini! Titik merah menandai kota dan permukiman, titik hitam area tak berpenghuni, titik biru wilayah pertahanan militer. Seluruh tata letak pasukan perbatasan Bimon terpampang jelas di peta ini.
Sungguh membuat tulang punggung terasa dingin membayangkan negara musuh bisa melakukan survei dan membuat peta militer dengan presisi setinggi ini untuk Bimon!
“Dewa Perang di atas! Feilengcui bahkan tidak bisa ditemukan di peta standar kami Bimon sendiri!” Jenderal Reyes di samping Liu Zhenhan membuka mulut lebar, matanya terbelalak melihat peta militer sebesar dinding tenda ini.
“Tak heran begitu banyak perampok gurun yang selalu bisa kabur setelah menjarah Kerajaan Bimon, ternyata ada peta yang mengarahkan mereka lewat jalan kecil tersembunyi!” Liu Zhenhan memungut buah delima di tanah, mengupas satu biji dan melemparkannya ke mulut sambil tertawa sinis.
“Apa sebenarnya tujuan negara ini?” Jenderal Reyes berseru spontan. Sebagai tentara profesional, dia tentu tahu betapa pentingnya peta semacam ini dalam operasi militer.
“Itulah pertanyaan yang sama di benakku.” Liu Zhenhan duduk dengan santai di kursi utama, melambaikan tangan untuk menyuruh Reyes duduk bersila.
O'Neill mencengkeram rambut Ali·Daiyi, memaksa kepala Jin Dao Mojie menghadap ke arah tuan tanah di kursi utama. Karena perlawanan kuat sang ksatria gurun yang terus berusaha bangkit, Fatty Luo dari belakang menendang kaki kanannya hingga tulang kering berbunyi "dikebiri" dan tubuhnya jatuh "Pong!" ke lantai, membuat Master Montassari sang imam yang berdiri di samping gemetar ketakutan.
“Siapa namamu, ksatria?” Liu Zhenhan menganggukkan dagu ke arah Jin Dao Mojie.
“Asyik! Nama ksatria gurun mana mungkin diberitahu pada orang Barat brengsek seperti kalian!” Ali Dayi berlutut setengah di tanah, menggelengkan leher dengan keras sambil menegakkan otak, helai-helai rambut yang tercabut bertebaran.
“Seumur hidup yang paling kubenci adalah batu di jamban macam ini.” Liu Zhenhan menunjuk ksatria gurun itu, berkata pada Jenderal Reyes.
Jenderal Fox juga merasa situasinya agak rumit, tulang keras seperti ini memang dibenci semua orang. Tapi masih banyak intelijen yang perlu digali dari mulutnya, melihat keberanian yang ditunjukkan sekarang, sepertinya sulit untuk mendapatkan informasi.
“O'Neill, orang ini kuserahkan padamu. Oh ya, sebelum dia mati, pastikan dia melihat anak buahnya para prajurit 'duduk di lobak' dulu.”
Liu Zhenhan mulai tak sabar, melambaikan tangan pada penyair kuda nil sambil menunjuk Monsinyur Ahong: “Orang tua, kemarilah.”
“Yang Mulia... Bolehkah hamba bertanya, apa itu 'duduk di lobak'?” Reyes tak tahan bertanya.
“Gali lubang di pasir, masukkan para ksatria gurun ini, pakai pisau... hehe...” Liu Zhenhan tersenyum sinis: “...Belah garis di kening, tuangkan air raksa. Lalu suara syuut, lobak pun tumbuh.”
“Juga harus siapkan baskom air garam, siramkan agar lobaknya tumbuh lebih subur.” O'Neill tertawa terbahak-bahak.
"Jenderal Reyes, meski sangat bodoh, tahu bahwa 'duduk di lobak' ini berarti menguliti orang hidup-hidup. Dia tidak berani bicara lagi, karena takut jika membuka mulut akan muntahkan isi perutnya juga."
"Giliranmu, orang tua, beri tahu aku, apa arti peta ini? Apa maksud tulisan kaligrafi kecil di atasnya?" Sorot mata dingin Liu Zhenhan menembus Mufti Agung, membuat seluruh tenda menjadi sedingin arus dingin: "Jangan buat aku marah! Jika kudengar satu kesalahan logika, akan kuperintahkan gerombolan anjing penjaga mencabut ususmu!"
"Itu peta... peta militer..." Mufti Agung berkeringat deras hingga janggutnya basah, menatap peta gugup sambil mengamati dengan kaca pembesar: "Tulisan berbentuk baji itu menandai posisi strategis."
"Siapa yang menggambar peta ini?"
"Pedagang, ini dibuat oleh pedagang Kekaisaran Mulan, sudah dimulai ratusan tahun lalu."
"Jancuk!" Liu Zhenhan menghantam meja dengan telapak tangan.
"Apakah mereka ingin mengincar Kerajaan Bimeng kita?" Jenderal Reyes juga tiba-tiba berdiri tegak.
“Dalam tiga ratus tahun, Kekaisaran Molan telah mencaplok tujuh belas negara kecil. Meski memiliki ambisi terhadap Benua Aigean, situasi di Gurun Pasir Taklamakan masih belum stabil sepenuhnya. Sepuluh negara kecil telah membentuk aliansi untuk melawan Molan. Mengenai rencana invasi, para Penyihir di Benua Aigean sungguh terlalu hebat. Jika Molan menyerang Aigean, sulit menjamin para penyihir kuat ini tidak akan campur tangan.” Ulama Monsi menundukkan kepala, bola matanya yang berputar-putar memancarkan kilat kelicikan. Kebijaksanaannya memberitahukan bahwa kelompok Bimon ini untuk sementara tidak akan membunuhnya.
“Omong kosong! Begitu Kerajaan Bimeng kalian duduki, Kekaisaran St. Francis pasti akan mengarahkan tombaknya dan menerjang masuk ke Dataran Liar Donau!” Liu Zhenhan tersenyum sinis: “Kau ini ulama kan? Jelaskan padaku tentang struktur ulama kalian, jumlah, komposisi, serta segala hal tentang Kekaisaran Molan.”
"Yang Terhormat Yabushan, kami Ahong adalah rohaniwan Agama Api Suci." Master Montashali menegakkan postur tubuhnya dengan penuh kebanggaan: "Agama Api Suci merupakan agama resmi 80% kerajaan di Gurun Pasir Taklamakan! Kami adalah utusan elemen alamiah, kekuatan alami yang dianugerahkan Dewi Api Suci Mani kepada kami! Jumlah Ahong seharusnya tidak jauh berbeda dengan Imam Bemon, mulai dari Ahong tingkat terendah seperti Loulan Ahong, Jingjue Ahong, Guidong Ahong, hingga Fulin Ahong - semuanya adalah penyihir api yang ulung. Jika mencapai Monsignor Ahong, seseorang akan mampu menggunakan sihir api. Tingkat lebih tinggi yaitu Magi Ahong dapat menembus rahasia cahaya ilusi, sedangkan tingkat tertinggi Mu Zhe Da Ahong mampu menguasai magnet dan mantra kilat."
"Apa? Dewi Mani?" Liu Zhenhan mengerutkan kening: "Apakah Anda baru saja mengatakan dewi yang kalian sembah adalah Mani? Lalu apa hubungan antara Agama Dewi Mani dengan Agama Api Suci kalian?"
"Benar, Dewi Mani. Yang Terhormat Yabushan." Monsignor Ahong berkedip-kedip: "Agama Dewi Mani adalah sebutan kuno. Sekarang Agama Api Suci kami, bersama Agama Api Aoxie, Agama Api Tuoluo, dan semua agama gurun lainnya merupakan cabang dari Agama Mani. Tentu saja, hanya Agama Api Suci kami yang merupakan pengikut asli Dewi Mani."
“Bukankah Agama Mani awalnya menyebar dari gurun ke Benua Aigean?” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, hatinya tiba-tiba menjadi terang. Ternyata Negeri Gurun sudah mengincar Benua Aigean bukan cuma sehari dua hari, tapi sudah tiga ribu tahun lamanya, bahkan sampai memicu Perang Darat-Laut sebagai pemicunya.
“Saya tahu hal ini, kitab suci kami juga mencatat bahwa tiga ribu tahun lalu, Agama Mani sangat populer di Benua Aigean.” Imam Agung juga tersenyum polos.
“Mungkin semangat persatuan ras-ras Benua Aigean melawan agresi di tiga ribu tahun lalu yang membuat kalian gentar ya?” Liu Zhenhan mencibir, bertanya pada Master Ottega yang baru masuk tenda komando: “Lao Ao, tadi kau baru saja bertarung dengan para imam ini, bagaimana menurutmu? Bagaimana sihir elemen api mereka?”
“Kecepatan pemanggilan mantra para imam sangat cepat, tapi daya rusaknya terbatas. Mayoritas mantra mereka bertipe serangan tunggal, cocok untuk pertempuran skala kecil. Tapi dalam pertempuran besar, jangkauan serangan mereka terlalu sempit. Saya perkirakan waktu persiapan mantra besar mereka jauh lebih lama dibanding penyihir api Benua Aigean.” Master Ottega membungkuk menjawab.
“Menurutku ini benar-benar buruk.” Kata-kata Mo'er lebih langsung: "Sihir cahaya atau ilusi apa pun, di Benua Aigean juga ada sihir cahaya suci. Belum lagi sihir magnetik yang baru bisa dikultivasi di tingkat tertinggi, bukankah sihir semacam itu sama dengan sihir Naga Pelangi dan Katak Emas Tiga Kaki? Apa gunanya sihir semacam itu bagi penyihir dengan fisik lemah? Jangan-jangan semua Ahong Muzhe mereka bisa bertarung sehebat Naga Pelangi?"
Monsinyur Ahong tidak membantah, hanya tersenyum.
"Orang tua, siapa yang menyuruhmu berhenti? Lanjutkan! Kapan Kekaisaran Mulan mulai mengincar kami? Kenapa selalu merampok Kerajaan Bimeng kami? Bangsat! Siapa yang menculik Putri kami?" Liu Zhenhan menggenggam kerah baju Monsinyur Ahong ini: "Jangan coba-coba bilang tidak tahu atau omong kosong lainnya. Kalau mau mencoba konsekuensinya, silakan saja bicara."
“Yang Terhormat Yabushan, Kekaisaran Mulan sementara masih sibuk menaklukkan negara-negara gurun di sekitarnya. Sebenarnya yang selama ini melakukan penculikan di wilayah Kerajaan Bimeng adalah pedagang keliling dari kota provinsi barat 'Kota Galimandan' di Kekaisaran Mulan. Provinsi barat Mulan terletak di daerah terpencil tanpa negara gurun di sekitarnya, sehingga pemerintah dengan mudah mengorganisir staf. Kecantikan gadis Bimeng sangat laris di 'Gajiamandan'.” Ustadz ini cukup kooperatif: "Tapi begitu Kekaisaran Mulan membersihkan negara-negara tetangga, 500.000 tentara tidak akan menganggur! Kemungkinan besar akan dikirim ke Benua Aigean mencari keuntungan. Sepanjang sejarah, negara-negara gurun kuat selalu punya impian ini. Wilayah Mulan saat ini adalah yang paling dekat dengan Benua Aigean, kondisi ini sangat menguntungkan."
"Kalau begitu, musuh Helen adalah para pedagang keliling yang bermalas-malasan di 'Kota Galimandan' ini. Akhirnya ketemu juga biang keroknya." Liu Zhenhan bersiul panjang.
"Aku sudah menunggu hari ini terlalu lama." Helen menggigit gigi sambil berkata.
"Guru besar, apakah ada Bimon di gurun?" Jenderal Reyes menyela bertanya.
"Yang Mulia Yabushan, di gurun kami, Bimon memiliki sebutan lain——Boni." Imam Monsi berkata dengan sedikit merendahkan: "Kaum Boni tidak pernah membentuk negara, selalu muncul sebagai klan. Seiring waktu, mereka hampir punah. Sepengetahuanku, ada empat cabang Boni di bawah kekuasaan Kota Kalimantan Kekaisaran Mulan: Orang Burung Nasar, Kadal, Ular, dan Kalajengking. Mereka semua tentara bayaran profesional."
"Di Timur disebut Shu Ru, di gurun disebut Boni." Liu Zhenhan merasa dirinya sangat berilmu, bisa memahami banyak istilah tentang Bimon.
"Apakah 'Kota Kalimantan' milik Mulan sangat besar?" Jenderal Reyes bertanya dengan strategi: "Berapa populasi kota ini?"
"Kota Kalimantan kami memiliki 1,2 juta penduduk, Yang Mulia Yabushan."
"Sebanyak itu? Jancuk! Lalu kekuatan pasukan regulernya?" Liu Zhenhan membuka mulut lebar, berpikir pasukan ekspedisi mereka hanya 20.000 personel, mungkin terlalu ambisius untuk menaklukkan kota ini.
"Total pasukan reguler 40.000." Imam Monsi mengacungkan empat jari, berkata perlahan: "Sebenarnya Kota Kalimantan bisa memelihara lebih banyak tentara, tapi karena tidak ada negara tetangga, hanya disiagakan 40.000 personel."
“Yang Mulia, kabar ini harus kami laporkan kepada Putri Kapten Kahn dari legiun.” Jenderal Reyes mengingatkan Shaman Kepala dengan baik: “Selagi dua ksatria Elf masih di sini, kita harus segera mengirim mereka kembali.”
“Tidak perlu buru-buru, Reyes. Apapun situasinya, karena sudah datang, pasti harus dicoba. Bagaimanapun juga tidak boleh pulang begitu saja.” Liu Zhenhan memberi isyarat pada Jenderal Fox untuk tenang, mengerutkan alis dan menatap sang Ahong: “Pria gurun terlihat punya tulang punggung, tapi kenapa kamu malah memberitahuku banyak rahasia internal?”
“Saya harap Yang Mulia bisa melepas saya. Saya bisa membayar tebusan.” Ahong Monsinyur tersenyum manis.
“Jika kami sudah merebut Kalimantan, siapa yang akan membayar tebusan untukmu?” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
“Dewa Perang Kalimantan sudah kembali. Wahai Yabushan yang pemberani, sehebat apapun kalian, Panglima Rommel tidak akan pernah bisa kalian lawan. Mungkin dia sudah dalam perjalanan ke sini.” Ahong Monsinyur tersenyum tipis: “Inilah alasan saya memberi tahu banyak rahasia. Semoga Yang Mulia melihat ketulusanku, mengizinkanku menjadi utusan antara kedua pasukan, dan sekaligus menyelamatkan nyawaku. Lagipula saya hanya orang gurun biasa, bukan ksatria terkenal dunia Capricorn.”
Liu Zhenhan mengangguk-angguk sambil tersenyum. Dia sangat puas dengan keterusterangan Ahong ini.
“Belami, bawa imam ini ke bawah untuk istirahat. Ingat, potong tendon tangan dan kakinya terlebih dahulu, patahkan tulang punggungnya. Siapa sangka imam juga seorang Penyihir.” Liu Zhenhan mengangguk sopan kepada Imam Monsinyur ini: “Yang Mulia Imam, untuk menunjukkan rasa terima kasihku dan menghormati keinginanmu, aku mengampuni nyawamu.”
Master Montasari menatap Liu Zhenhan dengan pandangan tak percaya, pupil matanya membesar hingga maksimal, seluruh tubuhnya gemetar lama. Baru hendak melawan, para prajurit yang berjaga di sekitarnya langsung bertindak. Fatty Luo mengayunkan sarung pedang dan menghantam pinggangnya hingga patah, satu kaki menginjak kepalanya. Kilatan pedang besar yang terhunus telah membuat luka sedalam setengah inci pada tendon kedua kaki imam. Sepatu kulit si kurcaci langsung menginjak salah satu tangan imam. Suara "kreek" terdengar, sang imam yang tertelungkup di tanah menjerit kesakitan dengan lima jarinya terkembang lebar.
menggerus telapak tangan yang diinjaknya, memutarnya dengan kuat lalu perlahan mengangkat kaki sebelum menghentakkan kaki ke tangan imam yang satunya. Imam itu langsung terjatuh tak sadarkan diri.
Semua gadis di dalam tenda, termasuk Jenderal Reyes, memalingkan kepala mereka, tak tega menyaksikan adegan berdarah ini.
“Yang Mulia, bisakah sedikit lebih toleran? Bagaimanapun, dia baru saja menyerah dan sudah memberitahu kami banyak informasi tentang musuh.” Jenderal Reyes melihat imam itu diseret pergi, lalu menoleh ke Liu Zhenhan: “Sebenarnya termasuk eksekusi tawanan hari ini, saya juga merasa agak berlebihan.”
BAB 280 Sebuah Kemenangan yang Tidak Pantas Dibanggakan
“Para prajurit Mulan hari ini tidak menyerah, Jenderal Reyes! Mereka masih memegang pedang!” Liu Zhenhan mengambil sebuah jeruk bali dari piring buah dan melemparkannya ke Jenderal Fox yang lemah hati ini: “Pikirkan lebih banyak tentang kejahatan yang dilakukan perampok Mulan ini di negara Bimon kita, kau akan sekejam aku. Musuh takkan mengampuni saudara sebangsa kita karena belas kasihanmu. Ini pertama kalinya kau di medan perang?”
“Ya.” Wajah Jenderal Fox seketika menjadi satu warna dengan ekornya. Kali ini dia dikirim keluarga untuk sekadar mencatatkan pengalaman militer.
“Apa itu medan perang？Apa itu prajurit？”Liu Zhenhan menatap mahasiswa berprestasi dari Akademi Militer Kerajaan di hadapannya, tersenyum sinis di sudut bibirnya: "Medan perang adalah tempat yang mengubah prajurit menjadi binatang buas! Jika kau tidak bisa, cepat atau lambat kau akan gugur di medan tempur. Reyes, nasihat jujur untukmu: kurangi baca novel ksatria, pasukan 'tidak menyentuh sehelai rumput pun' dalam novel-novel itu semua adalah omong kosong! Jika kau menginjakkan kaki di wilayah suku asing, dan anak-anak, perempuan, orang tua mereka semua mengambil senjata untuk menyerangmu, apa yang akan kamu lakukan？Kau pikir dengan disiplin militer yang ketat dan hati yang lapang, suku-suku itu akan menerimamu？Omong kosong! Karena kita hanya pendatang, lebih baik kita menempatkan diri dengan benar sejak awal！"
Jenderal Reyes dengan canggung meluruskan tulang punggungnya, mendengarkan dengan gelisah wejangan dari Shaman Kepala.
“Yang Mulia Jenderal, masih ingatkah tujuan kita datang ke sini？”Liu Zhenhan melanjutkan doktrinnya yang kejam: “Benar, menyelamatkan Putri！Tentu saja, mungkin Kerajaan punya agenda lain. Tapi bagaimana dengan kita？”
“Kita adalah prajurit, prajurit harus memiliki kehormatannya sendiri.” Jenderal Reyes membantah dengan enggan, “Korban dalam perang memang tak terhindarkan, tapi terus membawa hati yang haus darah bertentangan dengan semangat ksatria.”
“Apa arti perang？Tidak ada satu pun perang yang bermakna！Tugas kita hanya dua: membunuh atau dibunuh.” Liu Zhenhan sadar tak mungkin berdebat dengan si bocah ini. Ia menggelengkan kepala: “Kita tidak punya pilihan lain.”
“Saya rasa cara Anda seperti ini akan mudah menimbulkan kecenderungan di masa depan, mungkin bahkan saat tidur pun membawa belati. Jika keluarga Anda tidak sengaja mendekati Anda, mungkin Anda akan menganggap mereka musuh dan membunuh mereka.” Jenderal Reyes memandang Liu Zhenhan dengan ketakutan, terus-menerus menggelengkan otak: “Sangat menakutkan...sangat menakutkan...”
“Sudah kukatakan jangan terlalu banyak baca novel ksatria yang tidak berguna.” Liu Zhenhan tertawa getir: “Omong kosong belaka! Apakah hal seperti itu mungkin? Sungguh konyol! Di medan perang, bukan kamu yang mati ya aku yang binasa. Ini hal yang paling sederhana, mana ada teori-teori ngawur seperti itu?”
“Lalu bagaimana Yang Mulia melatih Pengawal Anda? Hanya bergantung pada membantai saja?” Jenderal Reyes memutar matanya.
“Jangan lupa keyakinan pada keadilan. Pengawal saya membawa ranting zaitun dan pisau baja pejuang kebebasan. Siapapun jangan sampai membuat ranting zaitun terjatuh dari tangan kami.” Liu Zhenhan menambahkan.
“Bolehkah saya bertanya, dari mana Yang Mulia mengerahkan begitu banyak prajurit hari ini?” Keraguan Jenderal Reyes ini sudah lama tersimpan: “Yang Mulia, apakah Orang-orang banteng yang gagah berani di bawah komando Anda itu adalah Prajurit Cincin Emas?”
“Mereka bukan Prajurit Kijang, melainkan Minotaur dari benua lain.” Liu Zhenhan tertawa pendek: "Level penyihirku cukup baik, bisa memindahkan sekelompok prajurit langsung dari Feilengcui. Tapi persiapan sihir teleportasi ini memakan waktu sangat lama, sangat merepotkan."
“Begitu rupanya.” Jenderal Reyes mengangguk: "Pasukan udara Yang Mulia benar-benar luar biasa kuat."
“Biasa saja.” Liu Zhenhan hampir tertawa terbahak. Kalau bukan karena lima kavaleri udara yang membawa 500 Prajurit Kijang dengan cincin ruang dari belakang pasukan Mullah hari ini, Resimen Tulun mana mungkin bisa merobohkan tembok tanah musuh dengan mudah.
Dua puluh komandan resimen Elefen dan dua komandan resimen Fox memasuki tenda komando. Mereka memberi hormat militer kepada Shaman Kepala terlebih dahulu, lalu kepada Jenderal Reyes.
“Bagaimana korban jiwa?” tanya Liu Zhenhan penuh perhatian.
“Prajurit yang gugur 124 orang, yang terluka 352 orang. Biarawan dan pendeta Elf Yang Mulia sedang merawat korban kami.” Dua komandan resimen Fox menjawab dengan wajah berseri: "Kekuatan tempur Resimen Tulun masih sangat utuh."
“Prestasi tempur yang benar-benar gemilang!” Jenderal Reyes tersenyum mengangguk: "Musuh tidak hanya 4.000 seperti dilaporkan ksatria udara Elf, tapi mencapai 6.000 orang! Kita mengalahkan musuh tiga kali lipat lebih kuat!”
"Adalah musuh yang panik saat diserang dari dua sisi, formasi tentara reguler tercerai-berai oleh serbuan budak. Pertempuran seperti ini hampir sepihak, jika hanya 3.000 tentara reguler yang bertahan di tembok tanah, korban kita akan melonjak tajam. Jurus pedang mereka sangat hebat, senjata juga unggul. Dalam hal kemampuan tempur perorangan, dua prajurit babi hutan kita pun tak bisa mengalahkan satu prajurit gurun." Seorang Komandan Batalyon Elefen tak terlalu optimis.
"Hari ini terutama karena lingkaran lagu perang yang diberkati para pendeta cukup banyak, kavaleri lawan juga gagal memisahkan infanteri kita. Prajurit infanteri kita hanya perlu menghadapi 2.000 lebih musuh di balik tembok tanah, ditambah hujan meteor dahsyat dari pihak kami!" Komandan Batalyon Elefen lain membuat gerakan dramatis, bersemangat menyambung ucapan, "Paduka Liu Zhenhan! Anda benar-benar luar biasa! Tanpa penyihir dan kavaleri Anda, prajurit kita pasti akan binasa seluruhnya oleh sapuan kavaleri unta musuh plus serangan sihir!"
"Benar! Bukan Paduka, kita pasti hancur kali ini! Untung Paduka menyusun kita dalam formasi garis tembak berpencar empat arah. Jika kita berkerumun seperti tawanan perang itu dan menyerbu satu titik, 'Menara Permohonan Cahaya' pasti akan membuat korban kita berjatuhan, bahkan mungkin menghabiskan satu resimen!" Seorang Komandan Batalyon Gajah Raksasa lain menyela, membuat wajah Jenderal Reyes memerah karena malu.
“Menara Permohonan Cahaya?” Liu Zhenhan memutar matanya: “Apa itu 'Menara Permohonan Cahaya'? Prisma jenis itu?”
“Saya tahu dari tawanan budak, kedua belas prisma itu adalah senjata pertahanan kuat Kekaisaran Mulan yang menyerap cahaya langit untuk membakar semua yang di depannya! Namanya 'Menara Permohonan Cahaya'! Katanya seluruh Mulan hanya punya 40 buah!” Komandan Batalyon Gajah Raksasa belalainya melengkung ke atas karena bersemangat: “Satu buah pasti beratnya beberapa ton, sebesar dan setinggi itu...”
“Itu adalah rampasan perang milikku.” Liu Zhenhan tersenyum memotong antusiasme sang pendekar gajah: “Kalian terlalu cepat senang. Mau tahu berapa pasukan Penjaga Istana Musim Panas yang kukerahkan dalam pertempuran ini?”
“Berapa?” Serentak semua perwira militer bertanya.
“Pasukan kavaleri berat mammoth 22 orang, pasukan berkuda Minotaurus 452 orang, pasukan udara Newton 40 orang, pasukan udara Chimera 440 ekor. Pasukan darat Kuda Nil 48 orang, Prajurit Werwolf 108 orang, prajurit Minotaurus 1.156 orang, anjing penjaga besi berlapis emas 44 ekor, anjing raksasa Dangxiang 2 ekor, aku bahkan mengerahkan seorang pengawal pribadi untuk bertempur! Totalnya 2.265 orang! Anjing perang 46 ekor! Resimen Toulon ditambah pasukan charge totalnya 2.342 orang. Lebih banyak berapa daripada pasukanku?” Liu Zhenhan memandang dingin para perwira militer Bimon yang bingung: “Tahu berapa jumlah total penyihir dan pendetaku? Rombongan Pendeta ekspedisi 5 imam jiwa, 2 imam perang yang menyertai pasukan. Yang Mulia Helen, biarawati Jeanne, totalnya 9 orang; tahu berapa jumlah penyihir? Nyonya Mo'er dan Nyonya Xixi terus memberikan dukungan kilat dan hujan panah air selama pertempuran, apakah kalian tahu? Ada juga dua penyihir elf Tangning dan Wasir yang kukirim dari Feilengcui. Penyihir api kuat Otga dan muridnya Messie, serta pengawal pribadiku Raksasa Napoleon Eifferson yang memimpin 48 Raksasa Api Neraka, ditambah pemanah ulung Nedved, Cui Bixi dan kelompok penembak jitu berisi katak emas tiga kaki yang bisa menembakkan peluru emas, serta 7 peliharaan magis dan Geruin Tuan Tanah Pasang Surut serta diriku. Kekuatan magis kami lima kali lipat lawan! Lima kali lipat!”
Sekeliling hanya menyisakan desahan terkejut.
"Mengerti? Kita dengan kekuatan sihir lima kali lipat lawan, sembilan pendeta, menggunakan empat resimen pasukan mengalahkan tiga resimen tentara reguler dan beberapa budak tak resmi mereka, apa yang bisa dibanggakan? Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Laozi terdiri dari prajurit Bimon terkuat yang satu bisa lawan sepuluh!" Liu Zhenhan memukul meja dengan keras: "Pasukan elit! Jancuk! Kalian pantas disebut pasukan paling elit di timur laut? Belum pernah ke medan perang berani klaim elit? Menang satu pertempuran langsung lupa diri! Jancuk!"
Sekumpulan perwira militer gemetar ketakutan, menunduk tak berani bersuara.
"Jika saat itu kalian masih tidak bisa membuka celah, Laozi sudah siap kirim Fegao - prajurit paus pengawal pribadi Nyonya Mo'er!" Liu Zhenhan semakin marah: "Pasukan penyergap? Jancuk! Apa para komandan regu cuma makan tai? Apa pasukan penyergap cuma perlu berbondong-bondong? Serangan harus bertingkat! Pelempar tombak landak tidak tahu harus menekan musuh dari jarak 40 yard? Ikut berlari buat apa? Mulai hari ini, pelempar tombak landak dan prajurit kutilang harus dicampur jadi resimen gabungan! Jika staf kalian tidak tahu caranya, aku akan pinjamkan kepala stafku Robert Baggio!"
"Perintah Yang Mulia!" Setiap perwira Turen menegakkan dada.
"Laporkan hasil jarahan. Latihan militer tidak bisa dipaksakan, setelah dua pertempuran lagi pasti akan mahir. Pasukan Pengawal Istana Musim Panasku juga pertama kali turun ke medan perang kali ini, performanya buruk. Kavaleri Chimera malah lupa memanfaatkan cengkeraman binatang peliharaan raksasa untuk melakukan 'Lemparan Tinggi Aiqin'! Sudah kujelaskan sepuluh ribu kali, tak ada yang sepintar Yitiao! Kavaleri Bison malah mengejar kavaleri unta, dasar sialan, mana mungkin bisa menyusul? Semua bangsat tolol!" Liu Zhenhan melotot ke arah Komandan Kavaleri Chimera Saudara Wallace dan Kapten Kavaleri Berat Bison Ewin yang baru saja masuk diam-diam.
"Rampasan perang kali ini terutama unta dan pedang perang. Total kami menyita lebih dari 4.000 ekor unta... Selain itu banyak logistik, termasuk banyak keju yang pasti disukai prajurit. Ada juga 1.542 budak dengan latar belakang beragam, banyak lansia dan anak-anak, sebagian besar pengrajin. Sudah kuperiksa, tidak ada pandai besi." Komandan Resimen Landak Wencarter, seorang Fox yang cerdik, melihat Yang Mulia sudah mengklaim "Menara Permohonan Cahaya" itu, dengan licin tidak menyebutkan hasil tersebut: "Yang Mulia, kami juga menangkap 10 pelatih singa betina dan 7 penjinak ular, semuanya pengecut. Akan kuhadiahkan 10 pelatih singa itu untuk Yang Mulia merawat singa-singa buas!"
Kalimat menyebalkan ini langsung membuat Helen dan Mo'er memutar mata ke arahnya.
"Oh?" Liu Zhenhan mulai tertarik: "Apakah ada singa berkepala bulat yang tersisa? Bagaimana dengan ular kobra itu, masih ada?"
"Tidak, semuanya telah dirobek-robek oleh anjing penjaga Yang Mulia." Sebelum Komandan Resimen Wensencarter sempat menjawab, Komandan Resimen Babi Hutan menggelengkan kepala: "Awalnya memang ada beberapa ular kobra melingkar di sana, anjing penjaga juga tidak bisa berbuat banyak, tapi kemudian semua ditembak mati oleh pemanah ulung bawahan Anda."
"Biarkan saja budak ular dan pelatih singa itu. Nanti kita tunjukkan hasil buruan kepada Putri Kahn, aku tidak butuh mereka." Liu Zhenhan berpikir sejenak lalu bertanya kepada dua kapten antelop: "Bagaimana dengan kalian? Banyak kavaleri unta yang melarikan diri, apa kalian dapat hasil?"
"Aku tidak bisa mengejar." Wajah Kapten Kavaleri Berat Antelop Ewin memerah: "Mengejar setengah li, antelop sudah tidak kuat lari lagi, akhirnya aku kembali."
"Antelop dan mammoth bukan hewan tunggangan untuk pengejaran jarak jauh, percuma saja kamu mengejar, kenapa tidak kamu paham?" Liu Zhenhan menghela napas.
“Pasukan udara Chimera kami bersama pasukan udara Newton mengejar sekitar 30 li. Karena cuaca terlalu panas dan tubuh Chimera berkepala dua terlalu besar, saya memutuskan mundur terlebih dahulu. Daya tahan Burung Raksasa Newton lebih baik daripada Chimera kami, jadi Kapten A Du terus memimpin pasukan udara Newton dalam pengejaran. Pasukan kavaleri unta ini seharusnya tidak banyak yang bisa melarikan diri.” Saudara Wallace, kapten pasukan udara Chimera, mengusap keringat di dahinya.
"Yang Mulia, apakah sekarang sudah bisa mengirim surat ke komandan legiun?" Tanya Jenderal Reyes dengan hati-hati.
"Kirim! Suruh mereka segera mendekat. Dari ucapan ulama tadi, musuh ternyata memiliki jenderal yang sangat hebat." Liu Zhenhan berpikir sejenak, lalu berkata kepada Reyes: "Tinggalkan satu kavaleri Elang Bertanduk. Besok suruh dia terbang ke gurun utara untuk melakukan pencarian. Jika dalam radius 300 li tidak ada pasukan musuh, kita akan membersihkan kaum ular dan kalajengking di sekitarnya. Jika ada, kita harus membuat rencana. Baik, semua perwira kembali ke tugas masing-masing! Rapat ditutup!"
"Kekuatan kita hampir sepenuhnya terekspos." Helen menghela nafas setelah semua perwira pergi.
"Kuota Pengawal Istana Musim Panas setara dengan Pengawal Istana Kekaisaran. Aku punya uang untuk membiayai 20 resimen pun tak ada yang berani protes!" Liu Zhenhan awalnya bersikap sombong, tapi semakin bicara semakin lembut: "Obisilachi! Tetap saja tak sanggup! Apa itu Pengawal Istana Musim Panas? 1.156 prajurit infanteri kijang tanduk dan 439 kavaleri kijang tanduk masih pakai zirah rotan! Kapan baru bisa kuperlengkapi mereka dengan baju baja penuh?"
"Pabrik senjata harus membuat Mesin Gaocen, juga membuat 'Zirah Rantai Youku'er untuk Tunggangan' kavaleri, plus lebih dari 1.000 set baju baja penuh. Beban tugas terlalu berat, permintaanmu juga terlalu tinggi. Mengapa harus Baju Zirah Duri Mahkota yang qingyise?" Helen tak tahan menegur, "Meski hanya model tiruan Baju Zirah Duri Mahkota, tetap saja boros waktu pengerjaan."
"Tidak boleh! Harus seragam zirahnya. Aku tidak mau jadi pasukan tak resmi." Liu Zhenhan menggelengkan kepala.
"150 manusia naga itu? Kapan datang? Kita sangat kekurangan pemanah sekarang!" Mo'er mengerutkan alisnya, "Seandainya hari ini ada 100 pemanah ulung tambahan, mungkin korban bisa nol."
“Sebentar lagi, saat menuju Oasis Cambridge, aku mengirim pesan api ke Ibu. Dia bilang sudah berangkat. Kita sudah masuk gurun lebih dari sebulan kan?” Liu Zhenhan menghela nafas panjang, “Mo’er, jangan ukur penembak naga itu dengan standar Nedved. Sebenarnya aku salah langkah kali ini. Harusnya kita bawa Pasukan Tentara Bayaran Macan juga. Meski itu pasukan cadangan kita, tapi mereka punya dua ratus elf hutan pemanah.”
“Setelah pulang kali ini, apapun yang terjadi harus merekrut Shenjian Zheqin! Tanpa mereka, formasi kita tetap punya kekurangan besar!” Mo’er mengangguk keras.
“Sekarang kan ada dua belas ‘Menara Permohonan Cahaya’? Kapan kita pilih dua belas pemuda kupu-kupu yang berani, jadi penembak cermin!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
“Bicara cermin, cermin pun datang!” Belami tertawa terpingkal-pingkal sambil membuka tirai mutiara di pintu tenda. Guo Guo mengikuti dari belakang, di atas kepalanya ada mahkota menara kaca raksasa. Di atas mahkota kaca itu berdiri burung beo kecil, pantatnya goyang-goyang masuk.
“Bangsat! Pemboros! Baru saja dapat, belum sempat duduk nyaman, kok sudah dilepas? Rusak gimana?!” Liu Zhenhan panik, mengambil buah delima hendak melempar Belami.
"Tidak apa, meriam cermin memang dipasang di alur geser dan bisa dilepas, kalau tidak bagaimana orang Mulan mengangkutnya? Alasan dipasang di pilar menara, pertama untuk menyimpan sinar, kedua merebut titik tertinggi untuk meningkatkan jangkauan. Sebenarnya bisa ditembakkan meski dilepas, tapi hanya mencapai 300 yard dengan daya rusak maksimal 10 yard. Ini sudah saya konsultasikan dengan budak yang ahli." Belami mencebik, "Bros sudah siap membongkar, nanti dibawa ke Feilengcui untuk dijadikan harta kota bersama Pohon Perang."
"Oh? Bisa dilepas dan ditembakkan?" Liu Zhenhan mengambil mahkota kaca ini dari kepala Guo Guo, mengamatinya dengan seksama. Bentuknya mirip kotak persegi panjang, agak menyerupai peti mati. Bagian depan, belakang, kiri dan kanan masing-masing dilapisi kaca cermin bening. Atap dan dasarnya terbuat dari baja Wootz berukir Talisman misterius. Di dalam meriam cermin terdapat batu permata transparan melayang di tengah, untaian cahaya seperti air raksa mengalir terus menetes dari atap baja ke dalam batu permata itu.
Liu Zhenhan memperhatikan lebih dekat. Ternyata di atap baja bagian atas tertanam deretan batu permata yang berkilauan seperti bintang. Cahaya keperakan yang mengalir itu memang berasal dari batu-batu permata ini ke batu permata yang melayang tadi.
"Ini adalah 'Batu Permata Bintang Pagi', menurut para budak, meriam cermin mengandalkan tiang yang dipenuhi Talisman untuk mengumpulkan sinar matahari dan bulan, kemudian memusatkannya ke dalam 'Batu Permata Bintang Pagi'. Siang hari empat jam atau malam hari delapan jam bisa mengisi penuh satu 'Batu Permata Bintang Pagi', satu batu bisa menembakkan meriam cermin sekali." Melihat kerumunan penonton penasaran di sekitar meriam, Belami tidak bisa menahan diri untuk pamer: "Teknologi pengecoran ini hanya dimiliki Kekaisaran Muram, keren kan?"
"Terlalu sedikit ya?" Nedved menghitung batu permata di atasnya, hanya dua puluh empat butir: "Ini cukup untuk beberapa tembakan?"
"Bagus, bagus." Liu Zhenhan mengelus dua pegangan baja berkualitas tinggi yang menjorok miring di dasar meriam, menemukan pola anti-slip pada pegangan itu, semakin puas. Dua pegangan ini masing-masing memiliki tombol batu pirus, tentu saja ini adalah pelatuk saat menembak. Liu Zhenhan merasa desain ini sangat ergonomis, khususnya mempertimbangkan penyandang disabilitas satu tangan seperti dirinya.
"Tak heran untuk menjatuhkan Ksatria Elang Bertanduk perlu tembakan bersama. Akurasi alat ini benar-benar tidak bisa dikendalikan." Helen mengedipkan mata indahnya di balik lensa depan, menatap Liu Zhenhan yang wajahnya menempel di lensa belakang. Mereka saling merasa lucu melihat wajah masing-masing yang tiba-tiba membesar tak wajar. Guo Guo menyelipkan otaknya di samping wajah Helen. Liu Zhenhan kaget ketika tiba-tiba melihat sepasang bola mata raksasa berputar-putar.
"Aku punya ide. Cari pena dan ren, bagi tengahnya jadi dua bagian sama rata dan gambar garis hitam. Di persilangan garis hitam, gambar lingkaran koin emas. Kedepannya, cukup bidik sasaran dengan lingkaran hitam ini." Liu Zhenhan terkekeh. Menurutnya tambahan garis bidik ini membuat alat terlihat konyol.
"Senjata ini memang dirancang untuk tembakan area luas, akurasi bukan prioritas." Mo'er mengetuk-ngetuk lensa kaca dengan jarinya, merasakan kekokohannya.
Liu Zhenhan memandang alat ini sambil teringat masa lalu. Para operator meriam lensa hari ini tewas ditembak Nedved di posisi menara. Dulu di Nanjiang, kru tank Tipe 59 yang mengoperasikan senapan mesin juga sering jadi sasaran penembak jitu musuh. Akhirnya tentara memasang plat baja pelindung berbentuk bulan sabit pada senapan mesin tank Tipe 59, membuat pengoperasian senjata jadi lebih aman. Satu set pelindung bulan sabit harganya cuma dua ribu koin emas.
Jika para penembak prisma hari ini juga memiliki pelat baja pelindung berbentuk bulan sabit, apakah panah suci Nedved masih bisa menyelesaikan misi sniping dengan cepat tanpa merusak prisma? Liu Zhenhan tidak bisa menahan tawa memikirkannya. Terserah orang lain, toh memasang pelat baja bulan sabit tidak sulit, lebih baik dikerjakan sendiri.
Biarkan orang Mulan mencicipi rasa benda ini. Liu Zhenhan diam-diam meneguhkan tekadnya.
BAB 281 KEAJAIBAN YANG MEMUKAU
Gurun pasir tak berbatas membentang sunyi seperti binatang raksasa yang tertidur lelap.
Matahari terik menggantung di langit bagai api, menyebarkan gelombang panas dan terik ke segala penjuru. Sorot sinarnya yang menyilaukan bagai tatapan istri cemburu mengawasi suami hidung belang, menghadapinya berarti menerima sengatan ganas nan kejam.
Begitulah Gurun Pasir Taklamakan. Saat angin berhembus, gemuruh padang pasir memenuhi langit dan bumi. Saat tak berangin, keheningannya bagai zaman purba saat alam semesta baru tercipta. Kelembutan dan kekejaman hidup berdampingan harmonis di dunia kuno ini, laksana watak manusia yang kompleks.
Di hamparan laut pasir tak bertepi ini, tenda-tenda kulit unta membentang sepanjang belasan li bagai bintang-bintang jatuh yang bertaburan. Rombongan unta dengan patuh berbaring mengelilingi perkemahan.
Asap dapur di perkemahan menjulang bagai pilar langit yang menembus sembilan lapis langit, tegak berdiri dalam barisan lurus.
Langit yang terdistorsi oleh suhu tinggi menjadi kabur seperti kain tipis di udara, tampak titik-titik hitam berkerumun dari kejauhan mendekat, perlahan terbang mendekati perkemahan tenda-tenda ini.
Menembus aliran udara yang terik membara, sosok-sosok hitam itu semakin jelas. Mereka adalah pria-pria botak bersayap dengan anting emas besar di telinga, sayap abu-abu lebarnya membentangkan bayangan raksasa di tanah. Tubuh perkasa sepanjang dua meter dibalut zirah kulit unta berlapis lempengan besi. Hidung mereka yang bengkok seperti kait besi berkilauan, sama tajamnya dengan sorot mata mereka yang memandang angkuh dari ketinggian.
Setelah berputar dua kali di atas perkemahan, para pria botak bersayap ini mulai menukik ke bawah. Mereka melipat sayap dan mendarat di depan tenda megah. Inersia pendaratan membuat mereka harus berlari kecil beberapa langkah sebelum berhenti, debu pasir beterbangan mengganggu beberapa ekor unta yang sedang berbaring hingga bersin-bersin protes.
Hampir bersamaan dengan pendaratan para pria botak bersayap itu, tirai tenda berhiaskan mutiara dan batu permata mata kucing pun dibuka oleh dua penjaga. Sosok tinggi ramping membungkuk keluar dari tenda dengan langkah tegap.
"Ini adalah pria yang sangat tampan, dengan alis pedang melengkung tinggi menuju pelipis, kumis yang melambung tinggi di wajah pucatnya, namun mata yang penuh darah beku memancarkan cahaya hangat yang hanya muncul ketika seorang raja bijaksana memandang rakyatnya yang rajin."
"Kepalanya dibalut ikat kepala tebal dari sutra halus yang dihiasi garis emas tipis, di sudut kanan terselip bulu burung seperti rubi yang memancarkan kemewahan dan keanggunan. Pada sabuk giok pinggangnya, tergantung rantai perak dengan hiasan piramida kristal bening. Di tengah batu permata kristal itu, terdapat figur miniatur persis seperti dirinya yang bergerak selaras, mirip serangga purba yang terperangkap dalam amber, namun mampu bergerak mengikuti sang pria tampan ini dengan harmonis, sungguh ajaib."
"Mei Shuai!" Seorang pria botak berhidung kait yang paling kekar menggendong mayat, melangkah maju dan berlutut satu kaki di hadapan pria tampan ini. Dengan lembut ia meletakkan mayat di pasir, menundukkan kepala dalam-dalam. Para pria botak berhidung kait di belakangnya berbaris rapi, sama-sama berlutut satu kaki sambil menundukkan kelopak mata seperti menghadap raja.
“Bawakan susu untaku, berikan dulu pada ksatria burung nasar yang gagah untuk menghilangkan dahaga.” Pria tampan yang dijuluki "Si Tampan" menyapu pandangannya secara datar ke mayat di tanah, lalu melambaikan tangan pada pengawal di belakangnya.
Mendengar kalimat ini, semua pria burung nasar yang setengah berlutut di tanah telah menunjukkan secara haru di wajah batu mereka yang dingin. Tanpa sepatah kata terima kasih, mereka mengungkapkan perasaan dengan menyentakkan kepala ke tanah berkali-kali.
Susu unta yang dituang dari teko mulut emas tipis, memancarkan aroma lebih manis dari madu, membasahi tenggorokan para pria burung nasar, juga menyirami hati mereka.
"Hashimian, bangunlah dulu bicara." Si Tampan mengulurkan tangannya yang mengenakan cincin giok besar, membantu pemimpin pria burung nasar yang masih berlutut.
"Tuan Tampan. Saat aku terbang dengan 20 orang anak muda menuju pos pertama 'Oasis', sepanjang jalan menemukan banyak mayat..." Hashimian si pria burung nasar perlahan bangkit, menjilat susu yang mengering di sudut bibirnya yang pecah dengan jari, terus memutar-mutar anting emas di telinganya, berkata dengan sedikit gugup: "...Tak satu pun mayat musuh ditemukan, semuanya prajurit dari 'Kota'. Kelihatannya...Ali Dayi telah kehilangan 'Oasis'."
Si Tampan tidak berkata-kata, membungkuk untuk membalikkan mayat di tanah.
"Jasad ini dulunya adalah pria Mulan yang kuat, bertulang besar dan berotot. Dari kapalan di jari telunjuk dan pangkal jempolnya, terlihat dia pernah menjadi ksatria mahir dalam ilmu pedang."
Kini dia hanya mayat dengan baju zirah unta yang sobek lebar. Luka yang membuat Meishuai langsung menyempitkan pupil matanya ini disebabkan oleh bilah pedang selebar lebih dari satu meter, menembus dari bahu belakang hingga dada depan sehingga membentuk luka terbuka. Organ dalam yang keluar dari sobekan baju zirah itu kini telah dipenuhi debu dan semut merayap, sedangkan noda darah hitam yang membeku membuat baju zirah unta itu mengeras seperti papan.
"Dia adalah Sadeqi." Meishuai menatap mayat di tanah itu sambil menghela napas pelan, "Di rumahnya masih ada istri secantik Sungai Eufrat dan dua anak seindah pohon palem emas."
Pemimpin Orang Burung Nasar Hashimian menatap tajam mayat itu. Wajah ksatria Mulan ini telah berubah karena kesakitan, di bawah janggut keritingnya mulut yang menganga seolah masih meneriakkan protes bisu. Karena terlalu lama meninggal, matanya telah mengering oleh terik matahari seperti dua gumpal kapas busuk di soket mata.
“Dia pernah mengikuti ekspedisi saya ke negara Sakra, saat itu dia membunuh tiga orang Sakra dan bahu kanannya terkena panah orang Sakra.” Meishuai membuka baju zirah unta mayat ini, di bahu kanan yang kaku memang terdapat bekas luka bundar ungu yang menonjol.
“Di dunia ini, mungkin hanya Meishuai yang bisa mengingat setiap ksatria di bawah komandonya.” Pemimpin burung nasar Hashimian bersujud lagi dengan penuh kekaguman.
“Musuh kita sangat kejam.” Sorot mata Meishuai berkedip, luka pada mayat ini lebar seperti bekas tebasan kapak besar oleh pria perkasa, kekuatan musuh ini pasti luar biasa.
“Juga dari angkatan udara, Meishuai.” Burung nasar perkasa Hashimian mengangguk yakin: “Luka ini berasal dari tusukan miring atas ke bawah, kami memeriksa sebagian besar mayat, di area yang lebih jauh sepanjang jalan, mayat prajurit Mulan penuh lubang ledakan berisi lempengan tembaga, sedangkan dalam radius 30 li, semuanya luka terbuka besar seperti ini.”
Meishuai menerima lempengan tembaga sebesar serpihan daun chaisu yang diberikan pemimpin burung nasar Hashimian, menyipitkan mata mengamatinya di bawah sinar matahari.
“Formasi pasukan udara Kerajaan Bimeng sudah lama tidak ada, dari mana pasukan udara ini berasal?” Pemimpin burung nasar Hashimian bertanya heran: “Dilihat dari lukanya, kekuatan pasukan udara musuh ini bahkan melebihi singa.”
“Segala sesuatu ada pengecualian.” Meishuai membuang lempengan tembaga yang terjepit di antara jarinya, menepuk tangan lalu berdiri sambil memandang awan di ufuk langit, berkata perlahan: "Hashimian, sepertinya kau punya saingan."
"Jika bukan karena buru-buru kembali melapor ke Meishuai, aku sangat ingin pergi ke Oasis Sumait untuk menghadapi angkatan udara barat ini." Pria burung nasar tertawa terbahak-bahak sambil mengepal tangan besarnya: "Ksatria Burung Nasar Lentera Ilahi' Panglima Rommel kami mana bisa disamakan dengan angkatan udara barat ini."
Di tangan pria burung nasar terpasang sarung tangan kulit beranyam perak penuh sulaman talisman mistis. Di pinggangnya tergantung lentera minyak hitam polos berbentuk teratai delapan kelopak. Sorot mata bangganya menyapu dua perlengkapan misterius ini, bagai suami di malam pengantin yang memandang lembut tubuh sang istri tercinta.
“Jangan terlalu sombong, Hashmian-ku. Dayi pernah mengabdi padaku bertahun-tahun, meski berwatak keras tapi sangat hati-hati dalam strategi perang. Dengan 6.000 pasukan dari Yang Mulia Khalifah, ditambah 12 'Menara Permohonan Cahaya' dan pasukan pengawal istana, bertahan sambil menunggu bala bantuan – mengalahkannya dalam kondisi seperti itu sudah membuktikan kekuatan musuh kita.” Mei Shuai melambaikan tangan dengan santai: “Prajurit Behemoth pernah menjadi tentara terbaik di dunia, kekuatan mereka membuat negara-negara gurun takut menginjakkan kaki di Benua Aigean. Meski Kerajaan Bimeng kini jauh merosot, jangan pernah meremehkan mereka. Ingat, merendahkan lawan sama dengan merendahkan dirimu sendiri.”
“Baik, Mei Shuai.” Pria berpostur besar seperti burung nasar yang tadinya angkuh, langsung menjadi patuh setelah mendengar perkataan sang jendral.
“Setelah Kekaisaran Mulan menaklukkan Kerajaan Marhan, stabilitas wilayah sekitar telah tercapai. Kaisar Hagan sejak lama berniat menguasai Dataran Liar Donau, wilayah yang lebih luas dari negeri kita menanti penaklukan.” Sorot mata Mei Shuai berkilat penuh ambisi: “Minum unta di Sungai Sanggan, aku telah menanti hari ini selama sepuluh tahun.”
“Hamba setiamu Hashmian akan selalu mengikuti langkah Mei Shuai.” Pria burung nasar itu kembali berlutut satu sambil berseru penuh semangat: “Membelah langit biru dengan bebas, itu juga impian suku Isgao kami.”
Sekeliling terdengar derap kaki yang halus, puluhan perwira militer berbaju zirah mulai berkerumun secara diam-diam, mengelilingi Mei Shuai dan pemimpin suku Burung Nasar.
"Sudah sepuluh tahun... Sepuluh tahun di medan perang, inilah hari yang kunanti-nantikan. Entah kali ini bisa tercapai keinginanku atau tidak." Ekspresi Mei Shuai memancarkan kerinduan yang samar, bergumam pelan: "Semoga jangan mengecewakanku."
"Mei Shuai, di bawah komando Anda, tak ada yang bisa menghalangi langkah kami!" Si raksasa Burung Nasar Hashimian mengangkat kepala berkata: "Aku harap Mei Shuai bisa menugaskan 'Ksatria Burung Nasar Shen Deng' kami untuk menghadang pengintai udara Ximanzi! Membalas dendam para ksatria Mullah!"
"Jangan buru-buru, Hashimian-ku. Masih banyak waktu untukmu nanti!" Mei Shuai tersenyum misterius: "Mengingat pasukan Bimon sudah datang ke gurun tahun lalu, pasti mereka belajar banyak kali ini... Jika tebakanku benar, begitu Oasis Sumit direbut, demi menjamin pasokan logistik, mereka pasti akan menjadikan Oasis Sumit sebagai basis logistik. Baru bisa mengikuti transit."
"Ayo kita serang sekarang! Manfaatkan saat pasukan Barat belum siap, habisi mereka sampai tak bersisa! Bangsat, orang Barat ini tidak tahu trik beristirahat di siang hari dan berbaris di malam hari, pasti kecepatan pergerakan harian mereka terbatas! Jendral Mei! Kita hanya tinggal 7 hari perjalanan ke Oasis Sumit, lebih baik kita hancurkan mereka bersama logistik di sana!" Beberapa perwira militer yang radikal berbicara dengan keras. Di antara mereka ada raksasa bertubuh besar, elf bertelinga runcing, dan beberapa ras minoritas lainnya.
"Benar! Pasukan berkuda iblis kita akan menghancurkan orang Barat ini dengan pisau pusaka sampai berkeping-keping!"
"Jendral Mei tak terkalahkan!"
"Setelah itu kita serbu kampung halaman mereka!"
"Kita adalah pasukan Negeri Gurun, kalau hanya mengandalkan kekuatan kasar bukankah itu pemborosan?" Jendral Mei menjilat sudut bibirnya, melirik para perwira yang ribut: "Beri tahu pasukan kalian, mulai malam ini kita berangkat, dalam 7 hari harus sampai di lokasi 30 li dari 'Kota Kuno Huye'..."
"Ke Kota Iblis?" Para perwira di sekeliling terkejut.
"Talbru!" Jendral Mei mengabaikan kebingungan mereka dan mengeluarkan perintah kedua dengan tegas.
"Siap!" Seorang pria berjanggut tebal berkulit hitam langsung maju, dia tipikal orang Mulan dengan pupil mata penuh darah beku seperti pisau melengkung berdarah yang belum dibersihkan setelah pertempuran, sorot matanya penuh keganasan mengintimidasi.
“Kau pimpin 3.000 kavaleri dan 500 Ksatria Unta Terbang, ditambah separuh Ksatria Burung Nasar dari suku Yisigao serta 1.000 pemanah Sale. Bawa unta dua kali lipat dan persediaan provision serta air yang cukup. Segera berangkat ke lokasi 50 li dari Oasis Sumit! Ingat, tugasku hanya untuk mengganggu, bukan menyerang! Tugas utamamu adalah menjaga gerbang ini, habisi pengintai angkatan udara mereka. Jika musuh datang sedikit, lahap mereka. Jika mereka kirim pasukan besar, setelah sedikit perlawanan, segera mundur ke dekat ‘Kota Kuno Huye’!” Meishuai memberi instruksi cepat kepada pria berjanggut keriting berkulit gelap.
“Tak masalah.” Pria berjanggut keriting Taleblu menepuk dada kokohnya: “Aku akan pastikan bahkan lalat unta pun tak bisa terbang masuk ke gurun di belakang.”
“Kartibi!”
“Hadir!” Seorang kurcaci segera maju. Kurcaci ini memiliki kulit berwarna seperti pasir kuning dan tubuh kekar, dengan kumis kepang khas kurcaci serta kulit kepala licin yang dicukur sampai kebiruan.
“Kau juga berangkat bersama Taleblu. Tapi ingat, kau bertindak secara diam-diam dan mandiri. Setelah Taleblu mundur, aku mau kau hancurkan logistik musuh. Kau tahu caranya.” Meishuai tersenyum puas: “Kuserahkan Penyihir Besar Zandi dan 19 ahli sihir kepadamu. Harapanku kau bisa memberi kejutan. Ingin kulihat ekspresi Pasukan Bimon ini setelah kehilangan logistik.”
"Kurcaci Gurun akan membuat mereka selamanya mengingat nama Panglima Rommel!" Kurcaci Kartibi yang bersandar pada palu perang yang tertancap di tanah, tertawa terbahak-basah: "Tentu saja, juga harus membuat mereka ingat julukan gemuruh 'Badai Mulan' dari Legiun Unta Terbang kami!"
"Namaku pasti akan dikumandangkan oleh Bimon. Aku telah bersumpah tentang ini sejak sepuluh tahun lalu! Lambat laun aku akan menginjakkan kaki di tanah itu." Panglima Mulan yang dijuluki "Si Tampan" Rommel berbalik badan, memandang jauh ke cakrawala dengan diam-diam, senyum kepuasan mengembang di sudut bibirnya - senyum impian yang akan segera terwujud, milik pemenang yang sudah memegang kemenangan.
Di balik jubah sutra yang berkibar-kibar di punggung Si Tampan yang berbalik itu, terlihat sehelai ekor rubah merah berbulu lebat bergemetar perlahan.
……
Oasis Yale, tenda komandan.
"Pasukan utama bertemu badai pasir?" Liu Zhenhan memutar matanya putih-putih, melototi Ksatria Elang Bertanduk di hadapannya yang merinding dibuatnya: "Putri Kahn? Mati atau tidak?"
“Tidak... tidak mati...” Ksatria Elf dengan canggung mengusap keringat di dahinya: "Setelah pasukan pelopor berangkat, muncul kawanan liar keledai yang bermigrasi dalam jumlah besar di sekitar Cambridge. Legiun khusus mengadakan perburuan besar yang sedikit menunda jadwal. Setelah berangkat, badai pasir yang dihadapi tidak terlalu besar. Dengan panduan Burung Unta yang ahli lingkungan gurun, legiun segera mendirikan kemah. Hanya sebagian hewan pengangkut yang hilang, sehingga kami harus menambah persediaan lagi dari Oasis Cambridge. Total keterlambatan beberapa hari, diperkirakan pasukan utama akan tiba dalam dua hari, sedangkan penunggang serigala pelopor mungkin tadi malam! Putri Kahn berkata, dengan kehadiran Yang Mulia, pasukan pelopor pasti bisa merebut Oasis Yale."
“Hmph...” Liu Zhenhan tersenyum sinis: "...Sungguh santai masih sempat berburu..."
“Yang Mulia, laporan situasi telah selesai. Saya harus kembali melapor.” Ksatria Elf membungkukkan badan, mundur dua langkah lalu menoleh lagi: “Saya juga mewakili ras Elf Bulan untuk berterima kasih kepada Yang Mulia yang telah membalaskan dendam sesuku kami.”
“Sama-sama.” Liu Zhenhan mengibaskan tangan dengan tak sabar. Ksatria Elf kembali membungkuk sebelum meninggalkan tenda besar.
“Pasukan utama tertunda selama enam hari perjalanan, sedangkan pasukan depan kami nyaris celaka!” Jenderal Reyes meneliti peta sambil menggelengkan kepala kuat-kuat: “Jika bukan karena Yang Mulia berada di pasukan depan, mungkin kami sudah menjadi mayat di Gurun Besar sekarang.”
“Mengangkat Resimen Tulun sebagai pasukan depan memang keputusan ngawur. Penunggang serigala dengan mobilitas tinggi seharusnya jadi pilihan terbaik.” Liu Zhenhan menepuk meja dan berdiri: “Ayo! Kita periksa tawanan Desert Boni itu.”
Pasukan depan telah beristirahat selama empat hari di oasis. Setiap hari, Ksatria Elang Bertanduk melakukan pengintaian dalam radius tiga ratus li, namun tidak menemukan jejak musuh. Sejak hari kedua, pasukan depan mengirim resimen gabungan untuk membersihkan dua suku besar Bimon gurun - kaum kalajengking dari klan Scorpidae dan kaum kobra dari klan Sydalum. Dengan bantuan penyihir dan pendeta, serta mengingat sebagian besar pria dewasa Desert Boni ini telah bergabung dengan pasukan bayaran Kekaisaran Mulan, operasi pembersihan berjalan lancar. Setelah utusan elf dari pasukan utama tiba, prajurit sinyal telah memberitahu kedua komandan bahwa resimen gabungan tersebut kembali dengan membawa tawanan.
Liu Zhenhan dalam alam bawah sadarnya agak menolak untuk bertarung dengan rakyat biasa, sehingga kali ini Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Dewa Perang Feilengcui semuanya beristirahat di tempat, dianggap sebagai wisata gurun. Dia bahkan menarik pandai besi dari pabrik senjata bawah tanah dan tentara bayaran Harimau dari kesatuan cadangan ke gurun untuk piknik, serta menayangkan dua sesi Rekaman Di Wei di malam hari.
Pandai besi Kurcaci Abu-abu berstatus budak. Kedermawanan bos membuat mereka agak tersanjung. Rekaman Di Wei yang memfilmkan langsung Resimen Toulun dan pasukan Mulan bahkan memancing sorak-sorai gemuruh dan mata terbelalak mereka. Selama hari-hari penempaan persenjataan di bawah tanah, Rekaman Di Wei selalu menjadi hadiah paling menyenangkan bagi para pandai besi. Setiap hari itu, bahkan pemuda-pemudi Medusa dari Kota Caiyu sejauh ratus li datang berpegangan tangan sambil membawa bangku. Tentu saja, para Elf Jatuh yang sedang bermigrasi juga hadir. Para pandai besi Kurcaci Abu-abu sudah beberapa kali berkelahi dengan Medusa dan Elf Jatuh bersama para bajingan Feilengcui.
Prajurit Behemoth dari Resimen Toulun pertama kali menonton Rekaman Di Wei. Bagi mereka, kegembiraan dan rasa penasaran ini dibahas semalaman masih terasa kurang. Gerakan klasik Jenderal Pan yang mengunyah potongan bambu dengan ekspresi dingin dalam Rekaman Di Wei, telah menjadi objek tiruan semua orang.
"Liu Zhenhan merasa ini adalah metode mobilisasi pra-pertempuran yang cukup baik, karena kepingan kristal Rekaman Di Wei yang sudah disalin oleh Feilengcui semuanya adalah film laga, bisa memantik faktor kekerasan yang cukup."
"Berdiri rapi! Semua berbaris rapi!" Melihat dua pejabat tinggi datang inspeksi, komandan resimen Fox Winsonkarter yang berdiri di bawah pohon palem segera melompat ke atas gerbong logistik, berteriak dari ketinggian kepada para tawanan kaum ular dan kalajengking ini.
Para tawanan ular dan kalajengking yang tangannya diikat dengan tali rami berdiri perlahan dari tanah dengan ekspresi mati rasa, memandang takut kepada dua tuan Bimon yang datang inspeksi. Tawanan dari suku ular gurun dan kalajengking gurun ini terdiri dari anak-anak dan perempuan, total tujuh ratus orang. Di tengah kepungan prajurit Babi, mereka tampak bingung dan penuh ketakutan.
"Bagaimana korban jiwa?" Tanya Jenderal Reyes.
"Tidak ada yang tewas. Saya minta Master Ottega yang dikirim Yang Mulia untuk melepaskan beberapa sihir. Pelempar tombak landak dan infanteri kutil babi melakukan charge bersama, mudah saja menyelesaikan mereka. Laki-laki dewasa mereka terlalu sedikit, tidak cukup untuk dihabisi para pelempar tombak landak." Komandan resimen Winsonkarter tersenyum lebar.
"Kalau tahu cuma orang tua dan anak-anak, buat apa menyerang mereka!" Liu Zhenhan memandangi kaum ular gurun dan kalajengking gurun ini dengan pusing. Para wanita, anak-anak, dan orang tua lemah ini sama sekali tidak mengancam basis logistik.
“Yang Mulia, tak kusangka gadis-gadis kaum ular gurun dan kaum kalajengking gurun ini cukup cantik. Aku sudah menyiapkan beberapa yang lebih muda untuk menjadi pelayanmu.” Komandan Resimen Vinson Carter tersenyum lebar sambil membungkuk hormat pada Liu Zhenhan, lalu menyeringai ke arah prajurit Babi di sampingnya. Seketika beberapa prajurit Babi bertubuh kekar menerobos kerumunan tawanan, menyeret beberapa gadis ular dan kalajengking berusia 13-14 tahun yang memikat hati. Tangisan dan permohonan ampun bergema di antara para tawanan.
Gadis-gadis ular gurun ini, sama seperti gadis Medusa Bimon, memiliki pinggang yang menggoda dan wajah cantik. Mereka semua mengenakan kacamata kaca yang membuatnya terlihat anggun. Sedangkan gadis kalajengking memiliki pesona yang tak tergambarkan – selain kecantikan murni yang memikat, mereka memiliki ekor kait di punggung yang dihiasi bunga kaktus berwarna-warni dengan pita, menyerupai kuciran rambut yang lincah dan manis.
Melihat gadis-gadis ular gurun ini, Liu Zhenhan teringat malam mesra bersama Cui Beixi. Matanya terpana dalam lamunan.
"Yang Mulia... Yang Mulia..."
“Ah?” Liu Zhenhan tersentak dari lamunannya, menengok ke sekeliling. Melihat ekspresi aneh Jenderal Reyes dan Komandan Resimen Vincen Carter yang menatapnya, wajahnya memerah karena malu lalu merendah: “Sudahlah! Kita bukan pasukan binatang Mulan yang suka menahan tawanan. Mengingat mereka semua orang tua, wanita, dan anak-anak, lebih baik kita bebaskan saja.”
“Yang Mulia, ini tidak pantas. Tidak ada alasan untuk melepas tawanan ini. Jika Paduka tidak mau, Departemen Militer tetap akan membagikan mereka sebagai hadiah untuk prajurit berjasa.” Jenderal Reyes melirik gadis-gadis suku ular gurun dan kalajengking itu, matanya berbinar-binar: “Selalu dengar pepatah ‘kecantikan ular dan kalajengking’, sayang ras Bimon tidak punya suku kalajengking. Tak disangka mereka begitu cantik.”
“Kalau begitu semuanya untukku!” Liu Zhenhan tertawa terkekeh: “Kalau memang harus menerima, lebih baik aku habiskan sekalian.”
Dua Fox di sampingnya menyeringai, dalam hati menggerutu betapa munafiknya Yang Mulia ini. Tadi pura-pura merendah, sekarang malah melakukan manuver pengepungan besar.
“Kalian berdua ada keberatan?” Liu Zhenhan melirik sinis, menatap dua jenderal Fox.
“Tidak! Sama sekali tidak.” Kedua jenderal Fox itu cepat-cepat menggeleng.
“Hehe, bukan aku yang mau, kalian yang memaksakan.” Liu Zhenhan meniup peluit kemenangannya.
Dasar kami terlalu iseng. Batin dua Fox itu.
BAB 282 RAMALAN INSES YANG MENGGELIKAN
Utusan Elf dari Korps Tulun memang tidak salah memperkirakan, malam itu juga 500 pasukan kavaleri ringan garda depan telah tiba di Oasis Yale.
Melihat 500 kavaleri Wolff ini yang meski bibirnya sudah pecah-pecah kering dengan darah beku masih terlihat semangat dan disiplin militer, beberapa jenderal resimen Tulun pun merasa malu – ketergantungan Provinsi Timur Laut pada suku Fox dalam tugas penjagaan perbatasan terhadap bantuan dari Provinsi Tenggara oleh suku Wolff memang memiliki alasan fundamental yang jelas.
Setelah mengatur tugas penerimaan, Liu Zhenhan berdiri di tanah gurun utara Oasis Yale memandang hingga lehernya panjang, tapi Xixi dan rombongan tetap belum kembali, hatinya mulai resah.
Xixi berangkat dua hari lalu bersama resimen gabungan yang ditugaskan menaklukkan penduduk asli gurun, untuk menjemput keluarga pamannya di oasis kecil tak bernama. Meski secara teknis ini adalah bentuk penyerahan diri pihak lain, Liu Zhenhan tetap mengirim rombongan penyambut terdiri dari Helen dan Mo'er untuk menunjukkan kesungguhan. Dia sendiri harus menjaga pertahanan Oasis Yale sehingga tak bisa pergi. Kini resimen gabungan sudah kembali dengan tawanan, tapi rombongan penyambut bahkan belum terlihat bayangannya.
Liu Zhenhan semakin memikirkannya, semakin merasa gelisah. Dengan kekuatan kelompok terdekat mereka, binatang buas atau perampok di gurun seharusnya tidak bisa mengancam mereka. Tapi Liu Zhenhan khawatir jika mereka tersesat, atau menghadapi bencana alam seperti pasir hisap atau badai debu, itu akan menjadi masalah besar.
Tentang bahaya gurun, Liu Zhenhan sudah mendengar ribuan kali dari pemandu burung unta Suku Ostrit yang dikirim Resimen Cambridge. Di Gurun Pasir Taklamakan, ada "Fatamorgana Pasir" yang diciptakan oleh "Kerang Raksasa Pasir" yang bersembunyi di bawah hamparan pasir luas. Ilusi ini bisa dengan mudah membuat orang kehilangan arah, semakin tersesat di gurun tak bertepi sampai persediaan air habis dan terkubur tulang di pasir.
Sebagai perbandingan, Fatamorgana Laut dan Fatamorgana Gunung yang juga diciptakan oleh Kerang Raksasa, jauh tidak seberbahaya Fatamorgana Pasir. Liu Zhenhan semakin memikirkannya semakin takut. (PS: Kerang Raksasa merujuk pada moluska besar.)
Malam semakin larut, di tengah Oasis Yale telah dibersihkan area yang sangat luas. Ratusan penonton yang bersemangat sedang menyaksikan tayangan kedua Rekaman Di Wei yang diputar ulang. Rekaman ini menampilkan pertempuran hidup mati antara Shaman Divine Comedy bersama Pasukan Penjaga Istana Musim Panas Dewa Perang Feilengcui melawan Kaisar Api. Di layar sihir besar, adegan yang muncul saat ini memperlihatkan Ksatria Kuda Besi Kolina yang menegakkan tombak naga lapis baja sepanjang 7 meter, melakukan charge berani ke arah Kaisar Api. Karena direkam secara panorama yang jernih sempurna, sosok gagah Ksatria mammoth berbaju zirah emas yang berlari kencang dan ketegangan atmosfer, seperti tangan raksasa yang mencengkeram hati semua penonton. Suara helaan nafas keras bergema di oasis. Beberapa Prajurit Landak yang menonton dari puncak pohon kurma gurun terlalu gugup hingga terjatuh dari atas pohon.
Liu Zhenhan menggantungkan Mutiara Malam di pohon palem dekatnya, berharap ini bisa menjadi mercu suar penanda bagi rombongan pengantin saat kembali. Melihat skala waktu di "Gelang Jam Dua Belas Waktu", dia berpikir dalam hati: Jika rombongan belum kembali dalam satu jam lagi, lebih baik dia sendiri yang mencarinya daripada terus khawatir dan gelisah di sini.
Guo Guo mengenakan topi koboi dengan syal merah di leher, sedang asyik memantulkan bola tanpa beban. Burung beo kecil bertengger di pohon palem, menyaksikan kegilaan Guo Guo bermain.
Bola yang terbuat dari tubuh daging Tiran Mata Jahat ini kualitasnya sangat bagus, meski sudah diinjak-injak oleh sekelompok pria perkasa kekerasan selama ini, sama sekali tidak rusak—pantas saja dibuat dari tubuh Monster Tingkat Super, benar-benar tahan lama.
Liu Zhenhan melihat ekspresi polos Guo Guo, teringat dua bayi darah yang dikirim ke sisi Phoenix Es. Sudah sebulan berpisah, ingin sekali segera kembali menjenguk mereka.
Sebuah jubah kulit cerpelai salju dengan lembut disampirkan di bahu Lao Liu. Liu Zhenhan menoleh kaget—ternyata Biarawati kecil Jeanne d'Arc.
Di bawah cahaya lembut namun terang Mutiara Naga, Jeanne dengan jubah biarawati hitamnya bersandar di pohon palem, tersenyum anggun ke arah Liu Zhenhan.
Karena baru saja keramas, Jeanne belum sempat mengenakan kerudung biarawatiny. Rambut cokelatnya yang masih basah terjuntai seperti air terjun hingga di bawah pinggul, berkilau seperti cermin, memamerkan wajah cantik bak lukisan yang sangat memesona.
Liu Zhenhan terpana. Ia tak menyangka rambut Jeanne sudah sepanjang ini, apalagi memiliki pesona memabukkan seperti ini. Andai tahu, buat apa beli cermin? Cukup lepaskan kerudung biarawati—rambut indah ini sendiri sudah jadi cermin!
Liu Zhenhan akhirnya mengerti mengapa Master Puskash sampai mati pun tak mau mempercayakan Joan d'Arc ke Gereja Saint Paul sebagai Santo Perempuan. Santo Perempuan berambut panjang secantik ini, pastilah para Pastor yang terbiasa bermain-main di ruang pengakuan dosa dan para penguasa itu, meski dipenggal kepalanya pun akan berusaha mencicipi rasa baru.
"Ayah, kenapa Ayah terus-terusan memandangiku." Joan d'Arc menundukkan kepala dengan wajah memerah, jari-jari panjang nan rampingnya gelisah menggaruk-garuk pohon palem di sampingnya.
Liu Zhenhan benar-benar membeku. Guo Guo yang sedang asyik memantulkan bola di sampingnya juga menganga lebar, menatap bodoh ke arah Joan d'Arc, membiarkan bola kulit bermerek Mata Jahat itu menggelinding "hu-hu-hu" menjauh.
Ini pertama kalinya Joan d'Arc memanggilnya Ayah dengan mulutnya sendiri! Liu Zhenhan hampir tak percaya ini nyata!
Perlu diketahui, Joan d'Arc bahkan tak pernah memanggil ayah kandungnya sendiri, Master Puskash!
Dulu saat Liu Zhenhan pertama kali bertemu dengan ayah-anak ini di ibu kota Kadipaten Dolot, kota Valencia, hubungan antara ayah dan anak ini sangat kaku, hampir tidak pernah berbicara. Sekarang tampaknya ada perbaikan, kali ini di Shabak, Joan d'Arc menemani Master Puskash jalan-jalan ke pasar.
"Ayah..." Joan d'Arc melihat Liu Zhenhan masih menatapnya dengan tatapan bodoh, wajahnya merah membara seperti besi solder, mendengus manja sambil mengerutkan bibirnya.
“Kenapa tiba-tiba memanggilku Ayah?” Liu Zhenhan bertanya heran.
Sejujurnya, sebutan "Ayah" yang seharusnya suci ini, ketika diucapkan manis oleh biarawati kecil, justru terasa berbeda di telinga Liu Zhenhan. Ia tak bisa menahan bayangan jika Joan d'Arc yang cantik jelita memanggilnya Ayah sambil...
Bangsat! Joan d'Arc adalah anak baptismu! Lao Liu mengutuk diri sendiri dalam hati, tapi gagal menekan pikiran berdosa yang menyambar bagai petir ini.
"Memanggilmu Ayah karena aku anak baptismu! Tidak pantaskah?" Joan d'Arc mengedipkan mata dengan lincah dan cerdik, penjelasan yang sangat khas gaya Liu Zhenhan.
"Aku agak kurang terbiasa." Gerakan manja Joan d'Arc membuat dada Liu Zhenhan berdebar, hatinya gatal seperti dicakar kucing, api nafsu berkobar. Ia buru-buru mengalihkan topik: "Sayang. Kenapa tidak menonton Rekaman Di Wei?"
“Aku tidak terlalu suka menonton rekaman Di Wei yang penuh kekerasan ini, tadi sendirian di tenda hanya menonton rekaman pemandangan.” Joan d'Arc tersenyum: “Ayah, sebenarnya tidak perlu terlalu khawatir. Dengan Xixi si penduduk asli gurun di sini, Kakak Helen dan Adik Mo'er pasti baik-baik saja, mungkin hanya tertunda sesuatu.”
“Lagipula menganggur juga tidak ada gunanya, lebih baik menunggu mereka di sini. Aku tidak khawatir.” Liu Zhenhan membantu memakaikan kerudung biarawati pada Joan d'Arc, membalutkan jubah musang di bahu biarawati kecil itu: “Gurun pasir menjadi sangat dingin di malam hari. Jagalah kesehatanmu, Mutiara Naga-ku dan Jubah Nyanyian ini memiliki efek meredakan hawa dingin...”
Karena gerakan mesra ini, "ayah dan anak" itu berdiri agak berdekatan, dalam jarak ambigu yang masih sesuai norma. Mata mereka saling terkunci. Liu Zhenhan memandangi bola mata Joan d'Arc yang indah bak permata, hanyut dalam kekaguman, suaranya pelan-pelan meredup.
Setelah sesaat tertegun, Liu Zhenhan dan Joan d'Arc menyadari kecanggungan mereka, saling memalingkan wajah yang memerah membara.
Guo Guo berdiri berkacak pinggang di tanah, matanya yang licik berputar-putar tak henti mengawasi Joan d'Arc dan Liu Zhenhan.
“Burung beo kecil yang bertengger di pohon palem membelalakkan matanya lebih terang dari burung hantu, memiringkan kepalanya dengan sikap seperti sedang menguping.”
Joan d'Arc melihat tingkah dua bangsat kecil ini, malu dan marah campur aduk, "Hmp!" decitan lembutnya, menundukkan kepala sampai tak berani mengangkatnya.
“Cium~ cium~ Aduh~ Bikin gregetan~ Ga profesional sama sekali~” burung beo itu ribut protes tak puas.
“Bangsat kecil! Sejak darah Phoenix Es dan Bangau Api dimasukin ke tubuhnya, kayaknya makin jail aja!” Liu Zhenhan yang ketahuan kepalsuan babinya menggeretakkan gigi marah ke burung beo: “Kalo ga mau memperbaiki diri, siap-siap gua robek mulut lo!”
Burung beo langsung melontarkan “Bego~” lalu terbang pergi mengedipkan sayapnya. Guo Guo tiduran sambil memegangi perut, meninju-ninju pasir sambil tertawa terkikik-kikik.
“Biarawati adalah yang menikah dengan Dewata Paulus, aku menutupi rambut dengan kerudung sebagai simbol kekuatan dan tekad yang tak tergoyahkan...” Suara Joan d'Arc gemetar seperti kena malaria. Setelah mengucapkan kalimat tanpa konteks ini, ia sendiri merasa malu, menutupi wajah dan jongkok seperti burung puyuh sebelum badai, seluruh tubuhnya menggigil.
"Wajah Liu Zhenhan yang lebih tebal dari tembok kota Wisesepang yang berkelok-kelok" saat ini juga memerah padam.
Perkataan Joan d'Arc yang terkesan menutup-nutupi ini terlalu jelas, mustahil bagi IQ Liu Zhenhan untuk tidak menangkap makna tersiratnya.
Namun selain rasa canggung, di hati Liu Zhenhan juga muncul kegembiraan diam-diam bagaikan gelandangan yang menemukan dompet kosong, lalu menyadari dompet itu lebih berharga dari berlian.
Bersamaan dengan kegembiraan ini datang pula penyesalan mendalam. Tiga emosi tak seimbang ini seperti tali rotan yang melilit pohon tua, terus membelit hati Liu Zhenhan, sulit diputus dan diuraikan.
Sejak menggoda Joan d'Arc di jalan Doluote, lalu Master Puskash menitipkan Joan padanya, hingga sekarang—posisi biarawati kecil ini dalam hatinya sendiri pun Liu Zhenhan bingung. Yang pasti, dia sama sekali tak menganggap Joan sebagai anak, meski niat lain mungkin ada tapi belum sampai tahap terang-terangan.
"Joan... Aku..." Liu Zhenhan menarik napas dalam-dalam, sambil berpikir keras mencari kata-kata untuk menghancurkan suasana canggung ini.
“Ayah! Tahukah kau? Ayahku sebentar lagi akan meninggal……” Joan d'Arc tiba-tiba mengangkat kepala memotong omong kosong Liu Zhenhan, meski seluruh tubuhnya masih gemetar hebat, dia tetap menggigit gigi dan mengerahkan seluruh keberanian untuk mengucapkan kalimat ini.
“Master Puskash? Dia memang selalu suka berbual……” Mendengar perkataan Joan d'Arc, wajah Liu Zhenhan memerah seperti bisa menggoreng telur ceplok.
Ia merasa malu dengan lamunan mesumnya tadi, benar-benar ingin mencari celah tanah untuk menyelam. Sungguh keterlaluan lamunannya... Hari...
“Benar... Elemen magis dalam tubuhnya mulai menipis... Ini dia sendiri yang bilang padaku... Bukan bercanda...” Joan d'Arc sangat emosional, gigi-giginya berderet seperti bunyi busur panah silang tujuh bintang "kok-kok" terus menerus.
Dewata Perang di atas. Liu Zhenhan merasa dadanya seperti dihantam batu besar, seluruh tubuhnya membeku.
Meski Master Puskash selalu mengaku akan segera meninggal, Liu Zhenhan hanya menganggapnya candaan. Tapi hari ini kabar itu dikonfirmasi dari mulut Joan d'Arc, hatinya seperti ditusuk pisau. Puskás adalah salah satu yang paling baik padanya, Liu Zhenhan sangat menghargai ikatan ini.
Di Benua, semua yang memiliki sedikit pengetahuan dasar tentang elemen tahu bahwa penurunan kekuatan magis merupakan pertanda seorang Penyihir akan meninggal. Hal yang sama berlaku untuk Imam Bemon - ketika Kekuatan Nyanyian mulai memudar dari tubuh seorang Imam Bemon, itu berarti kesehatan dan nyawa mereka mendekati akhir. Alasan Yang Mulia Milu sang Imam Utama jubah emas mengundurkan diri juga karena ini.
"Dia..." dada Joan d'Arc naik turun dengan hebat, mulutnya terbuka-tutup lama namun tetap tak mampu mengumpulkan keberanian untuk mengucapkan kata-kata selanjutnya.
"Jangan khawatir Joan, aku akan berusaha sekuat tenaga mencari ramuan panjang umur untuk ayahmu," Liu Zhenhan mengangguk dengan penuh kesungguhan. "Meski belum tahu apakah daging naga Timur benar-benar memiliki khasiat awet muda, tapi baik aku maupun Guo Guo pernah memakan telur naga Ba Xia. Nanti darahku akan kucoba berikan dulu pada ayahmu."
"Dia...dia...memberitahuku...melalui ramalannya...bahwa...aku dan kamu...akan memiliki anak..." Joan d'Arc akhirnya memberanikan diri, gemetar seperti daun yang tertiup angin: "...tepat enam hari kemudian...Ayah ingin melihat cucunya sendiri...sebelum meninggal..."
Liu Zhenhan hampir terjatuh tersungkur ke tanah.
“Ayah……Aku adalah anak baptismu……Aku benar-benar takut……Aku tidak ingin ini……Inses adalah dosa terbesar……Aku sudah bertahan selama beberapa hari……Hari ini aku tidak bisa lagi menyimpannya……Aku takut……” Air mata Joan d'Arc meleleh deras, bibirnya yang semerah kelopak mawar kehilangan warna. Setelah mengucapkan kata-kata itu, tubuhnya yang lemah gemulai langsung terjatuh ke pelukan Liu Zhenhan. Tangisannya yang penuh kebingungan itu akan membuat siapapun yang berhati nurani ikut hancur.
“Inilah alasanmu memanggilku 'Ayah' hari ini?” Liu Zhenhan tersenyum getir sambil membelai rambut indah Joan d'Arc yang seperti awan: “Masalah ini sudah lama mengganggumu? Baru malam ini, saat semua orang tidak ada, akhirnya kau memberanikan diri untuk mengatakannya padaku?”
Joan d'Arc mengangguk kuat-kuat di dalam pelukannya.
“Joan, jangan kau tiru Gatanie yang selalu menyimpan segalanya dalam hati.” Liu Zhenhan menghela nafas panjang melepaskan kepenatan di dadanya, lalu berbicara dengan suara paling serius kata demi kata: “Aku akui Master Puskash adalah penyihir hebat, tapi ramalan juga memiliki kemungkinan! Ramalan bahwa kau akan mengandung anakku enam hari lagi itu sungguh tidak masuk akal! Selama kau sendiri tidak mau, tidak ada yang berani memaksamu! Tidak ada yang bisa!”
“Aku takut……Sungguh takut……” Joan d'Arc mengangkat wajah cantiknya yang masih basah oleh bekas air mata.
"Takut apa? Si kecil bodoh, apa aku terlihat seperti pemerkosa?" Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, mengusap ujung hidung biarawati kecil: "Tak ada yang berani memaksamu! Sekarang aku bersumpah dengan nyawa Guo Guo, aku tak akan melanggarmu! Aku sama sekali tak pernah berpikir begitu! Mana mungkin aku sehina itu?"
"Aku percaya padamu!" Joan d'Arc tersenyum di antara air mata: "Sebenarnya dalam hatimu, kau sudah menjadi orang baik!"
"Dulu pun aku orang baik." Liu Zhenhan tersenyum getir.
"Dulu aku tak tahu bagaimana sifat aslimu! Sebenarnya aku juga percaya kau takkan melakukan itu. Tapi tetap saja aku takut, sekarang sudah tidak!" Joan d'Arc bersemangat berjinjit, mencium pipi kanan Liu Zhenhan dengan "basyah": "Kalau kau bukan ayah baptisku, mungkin aku sudah jatuh cinta padamu! Dewata... Aku malah mencintai ayahku sendiri... Hehehe..."
"Dasar gadis bodoh! Bicara ngawur terus!" Liu Zhenhan tak sadar mengusap wajahnya, perasaan campur aduk. Bibir biarawati kecil lembut seperti kelopak mawar, setelah dicium begitu, hatinya malah terasa semriwing.
"Rasanya lega sekali tanpa beban!" Joan d'Arc menghela napas lega, membentangkan tangan sambil menatap Sampa di langit.
"Kau ini~ sengaja cari masalah sendiri!" Liu Zhenhan terkekeh.
"Ayah, aku akan kembali tidur! Aku ingin memanfaatkan suasana hati yang baik ini untuk merajut mimpi indah!" Joan d'Arc mengerutkan hidungnya menghirup udara sejuk, sambil berlari menjauh ia melambaikan tangan dengan kuat ke Liu Zhenhan, helai rambut panjangnya yang indah menghembuskan aroma anggrek samar di udara malam.
"Sialan!" Liu Zhenhan menatap punggung ramping Joan d'Arc, lalu melihat Guo Guo di tanah: "Ini namanya apa sih?"
Bab 283 Pengawal Cacat
Meskipun ramalan ini terdengar cukup konyol, tapi di dalam hati Liu Zhenhan tetap muncul kegelisahan.
Penyihir Santo adalah eksistensi tertinggi di Benua Aigean, mewakili puncak misteri elemen. Jarak antara perkataan penyihir tingkat suci dengan kebenaran, bagaikan pengantin pria dan wanita di malam pernikahan.
Liu Zhenhan teringat bagaimana Master Puskash dulu secara tak terduga menitipkan Joan d'Arc kepada dirinya yang asing, diam-diam bertanya-tanya: Mungkinkah sang Master telah meramalkan bahwa enam hari kemudian aku dan Joan d'Arc akan memiliki anak? Jadi sejak awal langsung mengambil kesempatan ini?
"Liu Zhenhan kembali teringat pertemuan di Shabak, saat Master Puskash setengah hati mengusulkan agar Liu menikahi putrinya. Dalam retrospeksi, pandangan penuh kehangatan sang Master selama ini lebih menyerupai kasih keluarga daripada sekedar bimbingan kepada junior.
"Hanya karena ramalan, langsung menikahkan anaknya?" Liu Zhenhan menganggap ini terlalu idealistis. Dengan pasukan yang akan berdatangan ke Oasis Yelu, mustahil baginya melakukan hal nekat meski punya niat sekalipun.
"Mungkinkah Joan d'Arc yang mendekati aku?" Liu segera menepis ilusi ini. Dengan keyakinan kuat dan sifat konservatifnya, mustahil mantan anak baptisnya melakukan inses kecuali Ferguson Xu yang sudah mati terbang dari laut ke gurun untuk memaksakan pil Hongqian.
Setelah menyusun semua spekulasi, Liu Zhenhan menyimpulkan: "Omong kosong. Omong kosong tingkat dewa."
Sejujurnya, di kedalaman hati Liu ada harapan terselubung meski merasa berdosa. Dorongan terlarang ini terus menggodanya.
Tentu saja, ini hanya sebatas angan-angan belaka.
Daisy pernah berkata setengah bercanda, setengah serius kepada Liu Zhenhan: "Richard, gadis cantik tak boleh terlalu baik padamu. Begitu mereka terlalu baik atau jatuh cinta, kau tak akan pernah menolak. Karena hatimu terlalu lembut. Kau bagai tumpukan jerami gandum, siap terbakar oleh api cinta siapapun yang membawanya."
Ucapan ini benar-benar menyentuh titik vital Liu Zhenhan. Setiap melihat wanita cantik, Lao Liu seperti semua pezina pada umumnya, diam-diam akan muncul gejolak pikiran nakal di hatinya.
Jika gadis cantik ini benar-benar mencintainya, Liu Zhenhan si "penyedot air lemah tiga ribu dalam sekali cedok" tentu takkan melepaskannya - rejeki nomplok seperti Lin Meimei jatuh dari langit ini, hanya si bodoh yang akan ragu.
Tapi jika sang gadis tak berminat sama sekali, menggunakan paksaan kekerasan untuk mengejar kecantikan? Liu Zhenhan akan menolak mentah-mentah - hal hina seperti ini takkan dilakukan lelaki sejati.
Sifat plin-plan ini tentu bukan kelebihan, Liu Zhenhan sendiri mengakuinya. Kebiasaan buruk ini sudah mendarah daging.
Ini terutama karena dimanjakan oleh beberapa istrinya.
Ning Yu pernah berkata: "Meski Richard mudah jatuh cinta, dia adalah pria paling setia. Sejak kembali ke Benua Aigean bersama Helen melalui perjuangan berat dari seberang lautan, setiap tindakannya - mulai dari naik pangkat sebagai Pendeta, berperang melawan pasukan perburuan budak manusia, memotong lengannya sendiri, hingga membalas dendam untuk Desa Maple Leaf di gurun - semuanya dilakukan untuk wanita yang dicintainya."
Xiao Hulijing Helen lebih langsung: "Di seluruh Benua Aigean, berapa tuan tanah yang tidak pernah menyentuh pelayan cantik di kediamannya?"
Apalagi Ai Wei'er. Dulu ketika Liu Zhenhan menggoda biarawati kecil Jeanne d'Arc di jalanan Valencia ibukota Doluote, dia malah menyalahkan si biarawati.
Harus diakui, sikap memanjakan yang tidak bisa membedakan benar-salah ini sangat memanjakan kelancangan Liu Zhenhan, meski perkataan Ning Yu dan Helen memang sesuai fakta.
Selain karena ketulusan Liu Zhenhan, alasan lain pemujaan ini adalah semua lima istri Liu Zhenhan - mulai dari Naga Peri, Xiao Hulijing, Putri Duyung, hingga Ning Yu si Gadis Kerang - berasal dari ras yang sulit bereproduksi. Fakta bahwa Liu Zhenhan belum memiliki keturunan dengan mereka tentu ada hubungannya dengan hal ini.
Ini adalah hal yang tidak bisa diterima oleh Ning Yu yang sejak kecil menerima pendidikan moral tradisional Timur. Sebenarnya, tidak hanya di Benua Sutra, bahkan di Benua Aigean, memutuskan garis keturunan leluhur juga merupakan kejahatan yang tak bisa ditoleransi. Sebagai istri pertama, Ning Yu harus memikul tanggung jawab ini. Berdasarkan hal ini, saat Ning Yu kembali ke Shabak sebelumnya, dia telah membahas serius dengan Helen dan lainnya tentang masalah mengambil selir untuk Richard - meskipun patung koral sudah hamil, Ning Yu tetap bersikap bahwa pengambilan selir harus segera diatur. Dia selalu berpikir bahwa menambahkan beberapa kehidupan kecil yang segar untuk kediaman tuan tanah Feilengcui dan Istana Musim Panas Dewa Perang adalah tanggung jawab sejati seorang istri! Setiap kali bayi darah kembar Ershao dan Sanshao memanggilnya "Ibu", Ning Yu selalu merasa sangat bersalah. Bagaimana mungkin anak harus dilahirkan sendiri oleh suami, ini sungguh membuat seorang istri merasa malu tak terkira.
Liu Zhenhan awalnya mengira mereka hanya bercanda, tapi kemudian menyadari mereka serius. Hal ini tidak hanya memberinya kebahagiaan yang tak terbalaskan, tapi juga menimbulkan rasa bersalah yang mendalam. Awalnya dia ingin Xixi menggunakan "Lagu Jane Eyre" untuk membantu beberapa istri tercintanya, memenuhi keinginan mereka. Namun Ning Yu dan yang lainnya semuanya sangat pemalu, urusan ranjang seperti ini mana mungkin mau dibantu oleh seorang gadis kecil.
Sekarang perkataan Joan d'Arc tanpa sengaja kembali membangkitkan kebahagiaan sekaligus kegelisahan yang membingungkan ini dalam diri Liu Zhenhan.
“Contemplating gurun yang diterpa angin dingin yang menusuk, Liu Zhenhan bagaimana menghilangkan kekhawatiran? Hanya bisa menghela nafas.
Mengeluarkan patung koral dari cincin ruang dan meletakkannya di atas pasir, Liu Zhenhan mengambil sapu tangan, membersihkan wajah patung koral dengan teliti.
Sejak mengetahui patung koral ini mengandung, Liu Zhenhan setiap hari menyisihkan waktu untuk menemaninya, berbicara lembut dan menceritakan adat istiadat benua ini. Dia memberi nama indah untuk patung koral ini – Tan Ya.
Entah mengapa, setiap kali Liu Zhenhan melihat sorot mata Tan Ya, hatinya tiba-tiba menjadi tenang. Dia merasa mungkin telah jatuh cinta pada wanita ini, meskipun ia hanyalah nyawa misterius yang sama sekali bisu.
Guo Guo juga sangat menyukai Tan Ya. Musang ini suka bergelantungan seperti seekor kungkang di perut kecil Tan Ya yang mulai membuncit, menempelkan telinganya untuk mendengarkan detak jantung bayi. Bayi berusia empat bulan sudah memiliki detak halus yang bisa didengar, Liu Zhenhan pun diam-diam pernah mendengar suara surgawi ini.
Saat senyum penuh kasih seorang ayah merekah di wajahnya, semak-semak di belakang Liu Zhenhan tiba-tiba mengeluarkan derap kaki mencurigakan.
"Siapapun kamu, lebih baik diam di tempat." Liu Zhenhan berbicara tanpa menoleh, tangan masih terus mengelap pergelangan tangan Tan Ya dengan sapu tangan.
Langkah kaki segera terhenti.
Guo Guo mengambil bola kulit merek Mata Jahat, menaruhnya di dahinya, lalu menarik ujung baju Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan menyalakan cerutu, menggigitnya di mulut, menyeka tangannya dengan sapu tangan sambil berbalik badan dan menghembuskan asap tebal.
Dua raksasa yang seolah terbentuk dari tumpukan batu sedang berlutut di semak kaktus tak jauh di belakang Liu Zhenhan. Mereka tampak tak merasakan sakit duri yang menusuk daging, tetap menundukkan kepala dalam-dalam tanpa bergerak.
"Bateer, Bakeli, kenapa kalian tidak menonton Rekaman Di Wei malah menyelinap mencari saya?" Liu Zhenhan menarik kotak kapak yang dikeluarkan bersama Tanya dari cincin ruang, lalu duduk di atasnya.
Kedua raksasa bernama Bateer dan Bakeli sebenarnya adalah Kurcaci Abu-abu. Tinggi badan mereka mencapai 5 meter yang mengejutkan karena mereka termasuk "Raja Bukit" langka di antara kurcaci - varian yang hanya muncul dengan probabilitas sangat kecil dalam ras mereka.
Raksasa dan kurcaci sama-sama mewarisi garis keturunan Titan. Meski fenomena percabangan darah ini langka, tetap masuk akal. Pengawal pribadi Liu Zhenhan, Eifferson, adalah Raksasa Napoleon dengan tinggi hanya 1,2 meter.
Kurcaci adalah ras yang memiliki kekuatan luar biasa, setara dengan Banteng Berbual dari ras Bimon. Raja Bukit dari bangsa kurcaci memiliki tenaga yang lebih dahsyat lagi. Namun kekuatan fisik semata tak berarti banyak. Dalam pertempuran di Lembah Api bawah tanah Feilengcui kala itu, pengawal istana Rodman dari Feilengcui menerobos barisan musuh dengan tujuh pedang. Di bawah perlindungan Lingkaran Gemilang dan sihir, ia sendirian berhasil mengalahkan dua Raja Bukit di hadapan pasukan Moor.
Bateer yang kini berlutut di hadapan Liu Zhenhan adalah Raja Bukit yang dahulu dirobek perutnya oleh "Tanda Salib" Fatty Luo, lalu dihajar "Lompatan Tebas" di belakang kepala. Ia sempat memasukkan kembali ususnya yang keluar, menunjukkan keberanian luar biasa. Namun akhirnya bertemu dengan Yitiao sang pembawa malapetaka, terkena busur panah tentara yang menembus paru-parunya. Raja Bukit lainnya bernama Barkley, kala itu terkena tembakan arquebus Guli bermuatan tenaga angin dari Liu Zhenhan tepat di mata kanan. Saat mengejar Fatty Luo, "Palu Badai" yang dilemparkannya memantul dari Lingkaran Baju Zirah Duri milik Fatty Luo, kembali menghantam mata kanannya yang sudah hancur hingga membuatnya pingsan dan kehilangan satu mata.
Liu Zhenhan di Menzoberranzan, pernah mengajukan syarat kepada Pangeran Moore Benitez bahwa harus menyediakan 200 pandai besi Kurcaci Abu-abu sebagai syarat untuk kembali ke permukaan. Saat Pangeran Blood Elf yang licik menepati janji, kedua orang cacat setengah mati ini juga dimasukkan.
Saat itu kedua raksasa bukit ini luka-lukanya sangat parah. Ketika diserahkan ke Feilengcui, mereka sudah nyaris meninggal, bahkan luka-lukanya sudah mengeluarkan belatung, sepenuhnya bergantung pada daya tahan nyawa mereka sendiri untuk bertahan.
Ini bukan karena Blood Elf tidak memiliki pendeta untuk mengobati mereka. Masalah utamanya adalah karena kerugian Elf Moor dalam pertempuran Lembah Api waktu itu terlalu besar. Belum lagi korban prajurit yang banyak, bahkan setengah dari penyihir mereka tewas. Dua Raja Bukit yang dijadikan pasukan kejut adalah yang pertama tumbang, dan karena mereka berdua menyebabkan jatuhnya moral pasukan. Bagaimana mungkin Pangeran Moore tidak menyimpan dendam? Ditambah lagi, meski sembuh, keduanya tetap cacat. Akhirnya mereka dimasukkan ke daftar budak.
Biarawan Feilengcui jauh lebih manusiawi dibanding pendeta Blood Elf. Setelah upaya keras, Sesepih Anglam akhirnya menyelamatkan nyawa kedua Raja Bukit yang kehilangan banyak darah dan nyaris meninggal ini. Setelah berbulan-bulan pemulihan, mereka baru sembuh total belakangan ini.
Sebenarnya, jika bukan karena Fatty Luo yang terluka lebih dulu sehingga kekuatan pergelangan tangannya berkurang saat menghunus pedang, Batere pasti tidak akan berdiri di sini hari ini.
“Tuan, kami ingin mengikuti Anda.” Dua Raja Bukit bersuara serempak.
“Tugas pabrik senjata bawah tanah juga sangat berat.” Liu Zhenhan mengangkat alis pedangnya, menghisap cerutu: “Situasi Feilengcui sudah kalian lihat, istilah budak sebenarnya tidak ada. Kalian beralih profesi sebagai pandai besi, itu juga membantu saya.”
“Kami berdua memiliki kekuatan elemen yang sulit dipahami kurcaci biasa. Kami prajurit Kurcaci yang lahir untuk bertarung, tidak ingin terkubur dalam penempaan!”
“Tubuh kami masih bisa terus berperang!”
Dua Raja Bukit mengangkat kepala bersama, sorot mata membara. Sayangnya satu bermata satu, sementara napas yang lain berbunyi seperti pompa bellow, agak merusak penampilan.
“Bukan karena saya, kalian tidak akan cacat.” Liu Zhenhan mencibirkan bibir dengan senyum sinis: “Mengapa tidak membenci saya? Malah ingin ikut berperang? Aneh...”
“Nyawa kami adalah pemberian Tuan. Tubuh kami juga sudah ditetapkan sebagai budak Anda, tidak punya hak memilih lagi.” Dua Raja Bukit langsung tegang, mereka mencium bau darah dari ucapan tuan tanah ini.
Tuan tanah lama tak bersuara, hanya memandangi dua Raja Bukit dengan tatapan elang. Keringat dingin membasahi punggung dua Kurcaci Abu-abu malang ini.
“Tuan tanah cacat dengan dua prajurit cacat? Menarik!” Liu Zhenhan mengangguk.
“Baiklah! Aku setuju! Mulai sekarang kalian berdua akan bergabung dengan empat pengawal pribadiku membentuk tim tempur, bersama-sama menjadi pengawal pribadiku! Tekad yang tak tergoyahkan adalah standar ksatria sejati, aku menyukai keberanian kalian berdua.”
“Kami bersumpah, takkan mengecewakan martabat prajurit yang Tuan anugerahkan!” Dua Raja Bukit itu dengan sujud syafak, bersumpah penuh semangat kepada Liu Zhenhan.
“Jika suatu hari...” Liu Zhenhan menyangga siku di lutut, menyondongkan separuh badannya, mengajukan pertanyaan kejam: “...Aku bertikai dengan kaum kalian, dan memerintahkan kalian untuk membantai sesuku sendiri dengan tangan kalian, apa yang akan kalian lakukan?”
Dua Raja Bukit itu membeku. Saling pandang lama tanpa bicara.
“Aku suka jawaban berupa diam ini.” Liu Zhenhan tertawa ngakak, tiba-tiba berdiri: “Raksasa Tifon menghabiskan lima generasi selama sepuluh ribu tahun, menempa total 489 set Baju Zirah Duri Mahkota. Prajurit yang layak menerima armor ritual kedewasaan ini sangat langka. Sekarang kuberikan masing-masing satu set untuk kalian! Untuk gendang dan kapak raksasa sebesar pintu, kalian bisa menggunakan sisa tulang dan kulit Kui Niu. Beberapa hari lagi kita ke medan perang, semoga kalian masih sempat menyelesaikannya!”
“Raja Bukit tidak memakai zirah, Tuan! Kulit kami secara alami terpetrifikasi, memakai armor justru membuat gerakan kami melambat. Hanya prajurit kurcaci biasa yang membutuhkan zirah!” Raja Bukit Barkley mengajukan keberatan.
"Oh?" Liu Zhenhan tersenyum sambil tangannya gemetar, cerutu mengeluarkan percikan api besar: "Aku penasaran dengan daya tahammu. Begini, beranikah kau menerima pukulannya? Biar kulihat kekuatan sejati Raja Bukit, bagaimana?"
Cerutu Liu Zhenhan menunjuk Guo Guo yang sedang menggendong bola di kepalanya, mata kecil Guo Guo berputar-putar lincah.
"Tidak masalah!" Raja Bukit Barkley menyetujui dengan antusias.
Kurcaci Abu-abu yang naif ini meski pernah mendengar putra sulung Feilengcui memiliki kekuatan fisik, tak benar-benar memahami seberapa kuat Guo Guo. Dalam pemahamannya, sebagai Raja Bukit, bahkan pukulan raksasa pun tak berarti, apalagi dari Shuangxue Piqiu yang memiliki kekuatan fisik bawaan!
Guo Guo tertawa "hehe" bodoh sambil mengangguk-anggukkan bola besar, menggoyangkan pantat kecilnya mendekati Arnold. Tatapan Raja Bukit dan Guo Guo saling menyapa, tiba-tiba Barkley merasa firasat buruk. Matanya yang menatap Shuangxue Piqiu ini terasa seperti anjing kelaparan mengincar tinja, atau kura-kura melihat kacang hijau.
Kebijaksanaan Raja Bukit Barkley segera terbukti. Guo Guo melompat dan menghujamkan pukulan "Harimau Hitam Mencabut Jantung", jurus rahasia Liu Zhenhan. Tapi kali ini sasarannya bukan jantung. Postur Raja Bukit yang berlutut tetap menjulang, membuat pukulan Guo Guo mendarat di selangkangan Barkley.
Hanya terdengar suara "Braak" yang keras, Raja Bukit Barkley meremas bagian vitalnya dengan tangan lebar seperti kipas, matanya melotot keluar, lehernya miring ke satu sisi dan terus berkedut-kedut; mulutnya sudah terbuka lebar sampai batas maksimal, hampir mengkhawatirkan apakah pipinya akan ikut terkoyak.
Guo Guo dengan gesit menghindar ke samping, melepas bola dari kepalanya, menekan tepi topi koboi, menggoyangkan pantatnya sambil menggiring bola di selangkangan dua kali, lalu melakukan tembakan melompat ke belakang. Dengan suara "Ponghu", bola merek Mata Jahat melambung di hidung Raja Bukit, jatuh di janggut kurcaci yang lebat, lalu menggelinding masuk ke mulut besarnya yang terbuka lebar.
Liu Zhenhan tertawa sampai cerutnya terbang, karena penampilan Barkley ini mirip ikan mas besar di lukisan tahun baru yang menggigit mutiara.
Setelah menembak, Guo Guo langsung berpose setengah menyamping seperti koboi klasik sedang mencabut pistol, mengarahkan gerakan "memutar palu pemantik" ke arah Barkley yang masih tersengal-sengal, meniup ujung jari yang tidak berasap, lalu memutar pistol imajinernya sebelum "menyimpan" ke sarung yang tak ada.
Tubuh sekuat gunung Barkley jatuh seperti tiang kayu dengan suara "Gedebuk", kepalanya menghantam pasir di tanah. Debu yang beterbangan dan bola yang melambung dari mulutnya membentuk adegan penuh dinamika.
“Guo Guo dengan tenang memungut cerutu yang terlempar akibat tertawa Liu Zhenhan dari tanah, lalu menjepitnya di bibir kecilnya. Dari dalam rompi bayi, dia mengeluarkan batang fosfor dan menggesekkannya di pipi Raja Bukit hingga meninggalkan bekas merah samar.”
“Batang fosfor merah menyala dengan suara ‘sreeet’, mengeluarkan semburan api. Guo Guo mendekatkan cerutu ke api fosfor, menghisap dengan keras hingga pipi mungilnya mengembang, lalu menyemburkan asap tebal tepat ke wajah Barkley.”
“Batur, Raja Bukit yang menyaksikan pertarungan, memutar matanya dengan susah payah hingga menjadi juling.”
“Masih mau pakai... zirah?” tanya Liu Zhenhan dengan nada mencoba, hati-hati kepada dua Raja Bukit.
“Pakai! Pakai! Pakai!” Napas Batur seperti bellow menjadi semakin cepat. Dia menarik Arnold yang masih memegangi selangkangan, diseret-seret sambil buru-buru kabur.
“Wah, santai sekali! Tuan Tanah!” Dari kejauhan di gurun yang gelap, terdengar suara Helen sejernih lonceng perak: “Lihat pendeta seperti apa yang kubawa untukmu!”
“Sekawanan Chimera berkepala dua mengibaskan sayap berdaging dengan letih, muncul dari kegelapan gurun masuk ke area penerangan Mutiara Naga. Para kavaleri udara serempak menarik tali kekang, menghentikan tunggangan lalu mendarat perlahan.”
"Liu Zhenhan menaruh tangan di kening, menutupi debu yang dikipaskan Chimera berkepala dua, hatinya bertanya-tanya: Apakah keluarga paman Xixi memiliki Pendeta Naga?"
BAB 284 Pendeta Bimon Raksasa
Semua binatang peliharaan raksasa rombongan pengantin telah melipat sayap daging mereka, berjongkok dengan tenang di hamparan pasir yang luas. Formasi puluhan Chimera berkepala dua berukuran raksasa menciptakan pemandangan yang sangat menakutkan.
Helen melompat turun dari pelana Chimera berkepala dua dengan bantuan Duncan. Liu Zhenhan memandangnya dengan bodoh, lalu menoleh ke Mo'er yang masih menunggangi Kupu-kupu Magis Gabriel, wajahnya penuh kebingungan.
Dari nada bicara Helen, sepertinya Keluarga Penguasa Semesta memiliki pendeta hebat. Pendeta seperti apa ini? Apakah lebih mengejutkan daripada Xixi si Pendeta Tiga Hewan Peliharaan? Liu Zhenhan semakin penasaran: Mungkinkah ada anggota keluarga paman Xixi yang memiliki Monster Tingkat Super khas gurun?
"Richard, izinkan saya memperkenalkan keluarga paman Xixi, Santo Perempuan Istana Musim Panas. Sama seperti Tuan Mourinho, mereka memiliki tiga pendeta dalam satu keluarga." Helen menyerahkan tongkat emas dan kitab kuno perunggu Kodeks Pendeta kepada Duncan di sampingnya. Setelah menarik napas dalam, dia justru melepas mahkota bulu merak di kepalanya dan membungkuk memberi isyarat mempersilakan.
"Hormat kepada Pendeta Bolanatu!" Dalam teriakan keras Prajurit Kijang Duncan, semua kavaleri Chimera serentak mengangkat pilar totem logam di tangan mereka. Tiga sosok berbusana sederhana muncul malu-malu dari balik tubuh tinggi para prajurit kijang.
"Jancuk!" Liu Zhenhan langsung menebak jenis pendeta seperti apa yang dimiliki paman Xixi.
Pendeta Bimon Raksasa!
"Bolanatu" dalam bahasa Bimon berarti "binatang peliharaan raksasa kita". Di seluruh Benua Aigean, hanya Bimon Raksasa yang pantas menyandang julukan ini.
Awalnya Bimon Raksasa disebut Binatang Bulu Emas. Pada akhir Perang Dewa dan Iblis, "Pasukan Ksatria Dewa Perang" Bimeng berhasil menghabisi "Pasukan Ksatria Maut" bangsa iblis berkat dua penunggang Binatang Bulu Emas yang memimpin serangan depan. Atas jasa heroik ini, Binatang Bulu Emas kemudian dianugerahi gelar kehormatan "Bolanatu" - "binatang peliharaan raksasa kita" oleh seluruh Kerajaan Bimeng.
Anehnya, meski jumlahnya sangat langka, Bimon raksasa sebenarnya bukan monster tingkat tinggi - sebagai monster logam, mereka hanya menguasai satu jurus "Pengerasan Logam" dan tak bisa terbang. "Pengerasan Logam" termasuk sihir pendukung, sama seperti "mantra kulit batu kuat" Landak Batu. Sihir ini hanya berguna untuk pertahanan diri tanpa kemampuan menyerang. Dari sudut ini, Bimon pantas dikategorikan monster kelas rendah - bahkan Landak Batu yang setara naga sekunder, karena sihirnya payah, hanya dijadikan kuli penarik gerobak logistik di pasukan manusia.
Tapi Bimon berbeda. Kekuatan mereka tak terkira, karakter ganas, dan bisa berjalan tegak seperti beruang. Tubuh raksasa setinggi 10 meter dengan cakar sepanjang 100 inci membuatnya - setelah diperkuat "Pengerasan Logam" - mampu mengusir bahkan naga sekalipun.
Di Benua Aigean, pertempuran penentu selalu terjadi di darat bukan udara - toh kebanyakan ras beradab tak bisa terbang. Dalam konteks ini, tak aneh bila binatang peliharaan raksasa berbulu emas mendapat gelar kehormatan "Bolanatu" alih-alih naga, phoenix, atau unicorn - monster kelas rendah mana pun takkan sanggup menandingi kekuatan hantam Bimon raksasa di medan darat.
“Siapa yang merupakan Pendeta Bimon Raksasa?” Liu Zhenhan menatap tiga orang Chickin yang memeluk kecapi tujuh senar mutiara, sama sekali tidak menunjukkan sikap pantas seorang Shaman Divine Comedy, suaranya gemetar penuh kecemasan: "Siapa? Siapa? SIAPA? Cepat katakan!"
“Saya. Yang Mulia Liu Zhenhan.” Di antara ketiganya, seorang pria tua berusia sekitar lima puluhan maju selangkah dan membungkuk dalam-dalam kepada Liu Zhenhan.
“Paduka, ini adalah paman saya, Rehagel.” Xixi maju memperkenalkan satu per satu: “Ini bibi saya Williams, dan ini sepupu laki-laki saya Drogba.”
Mengikuti perkenalan Xixi, seorang wanita tua dan pria berusia dua puluhan juga ikut membungkuk dengan tangan di dada kepada Liu Zhenhan.
Ketiga Chickin ini memiliki rambut panjang tujuh warna, sayap berbulu indah, dan penampilan mencolok. Meski pakaian mereka sederhana dari anyaman serat tanaman, aura elegan tanpa rendah diri terpancar kuat. Lambang Medusa perunggu kuno di dada mereka menjadi sumber kepercayaan diri.
“Senang bertemu kalian, aku adalah Shaman Divine Comedy Richard. Tuan tanah Feilengcui, Bangsawan Kerajaan.” Liu Zhenhan menepuk mahkota kulit landaknya, mengangguk pada tiga ekor Ayam. Bekas luka pisau di dekat telinga sepupu Xixi, Deroba, membuat pandangan Liu Zhenhan tertahan sejenak. Jelas ini kenang-kenangan saat keturunan Keluarga Penguasa Nyanyian Dunia ini diserang perampok gurun tahun lalu.
“Bertemu dengan Pejalan Dunia yang diakui Dewata Perang adalah kehormatan terbesar bagi semua Bimon yang memegang ajaran Shaman.” Paman Xixi, Lehagel, sambil bicara langsung bersiap melakukan sujud penghormatan pada Shaman Divine Comedy bersama istri dan anaknya. Liu Zhenhan buru-buru menarik mereka.
“Richard, Keluarga Penguasa Semesta ini sungguh luar biasa! Dua tetua Lehagel dan Williams jelas memiliki level lagu perang setara Grand Shaman Weian! Level lagu perang Deroba juga sudah mencapai tingkat Imam Tongkat! Aku sampai terhanyut saat berdiskusi tentang lagu perang dengan mereka! Tahukah kamu betapa menakjubkannya lagu perang baru mereka?” Helen menarik lengan Liu Zhenhan dengan bersemangat: “Dewata Perang di atas! ‘Partitur lima garis’ ini benar-benar anugerah terbesar dari Kampas!”
“Yang Mulia Helen, Tarian Perang Anda juga merupakan anugerah terbesar Dewata Perang...” Lehagel merendahkan hati.
“Hehe...” Liu Zhenhan terkekeh.
“……Tentu saja, gulungan lagu perang yang Yang Mulia ciptakan dan penguasaan ganda nyanyian magis Nabi Massa, itu adalah puncak yang sulit kami jangkau.” Rehagel juga tak lupa memuji Liu Zhenhan dan Mo'er, “Yang membuatku tak percaya adalah tingkat Kekuatan Nyanyian Yang Mulia, tak kusangka pilar totem logam prajurit Kijang juga bisa diberkati 'Divine Comedy Cahaya Dewa Perang', ini sungguh luar biasa.”
“Ini bukan apa-apa, semua Shaman Divine Comedy sebelumnya berasal dari pendeta rendah, tentu tak selevel denganku.” Liu Zhenhan sama sekali tidak rendah hati.
Ini fakta, Shaman Divine Comedy yang lahir dari Imam Angin dan Imam Jiwa memang berbeda kelas dengan Penyanyi Jiwa Bawaan sepertinya. Efek amplifikasi ganda dari "Jubah Nyanyian" juga jelas berbeda, sepuluh dikali dua hanya dua puluh, tapi seratus dikali dua menjadi dua ratus. Jaraknya terlalu jauh.
Adapun memberi Lingkaran cahaya Divine Comedy pada pilar totem logam, menciptakan Wilayah Anti Sihir kecil buatan yang bisa Mengurangi sihir di bawah level menengah dalam pertempuran, ini adalah karya Liu Zhenhan yang paling membanggakan!
Lingkaran cahaya Divine Comedy hanya bisa diberikan ke bangunan keagamaan, selain senjata seperti pilar totem, tak ada senjata lain yang bisa diberkati. Bagi Bimon biasa, ini di luar akal – apalagi kemampuan. Shaman Divine Comedy sebelumnya bahkan kewalahan memberi berkah ke lima Kuil Utama, apalagi yang lain.
"Kelakar kecil dari Hao ini membuat Liu Zhenhan merasa sangat tersanjung."
"Anda terlalu sopan, Tetua Lehargel. Anggota Keluarga Penguasa Nyanyian Dunia yang memiliki kecapi tujuh senar mutiara juga akan memiliki kemampuan serangan magis, tak perlu iri pada saya." Mo'er tertawa manis sambil turun dari punggung Kupu-kupu Magis Gabriel.
"Mengenai hal yang disebut Tuan Mo'er, saya teringat sesuatu." Bibi Xixi, Williams, mengangkat kecapi tujuh senar di atas kepala dengan penuh hormat: "Kami sangat berterima kasih atas pemberian Yang Mulia, namun kecapi tujuh senar yang begitu berharga dan indah ini sungguh tidak layak kami terima. Mohon Yang Mulia berkenan mengambilnya kembali."
"Apakah kalian sengaja mempermalukan saya?" Senyum Liu Zhenhan langsung menghilang. Matanya yang dingin bagai batu bara dari gunung es memancarkan hawa mengerikan.
"Bukan itu maksud kami, Yang Mulia!" Tiga Ayam itu gemetar ketakutan: "Ketiga kecapi mutiara ini bertatahkan kristal sihir kualitas tinggi dan menggunakan begitu banyak mutiara dalam pembuatannya. Sungguh kami tidak pantas menerimanya."
"Instrumen amplifikasi adalah pedang bagi Pendeta. Saya masih perlu mengandalkan kalian bertiga untuk meningkatkan kekuatan Istana Musim Panas Dewa Perang. Peralatan standar seperti ini tidak berarti apa-apa bagi saya." Liu Zhenhan menggelengkan kepala sambil tersenyum: "Kalian miskin, tapi jangan samakan saya dengan kalian."
"Kami tidak berani!" Ketiga Ayam itu semakin gemetar ketakutan.
“Helen dan Mo'er tidak tahu apakah harus menangis atau tertawa melihat Liu Zhenhan, ucapan pria ini benar-benar keterlaluan.”
“Xixi memeluk kecapi tujuh senar mutiara di dadanya, terus tersenyum manis ke arah Liu Zhenhan.”
“Baiklah, Kepala Suku Lehagel, perlihatkan juga Bimon raksasamu padaku!” Liu Zhenhan menggosokkan tangannya penuh semangat: “Xixi, kenapa kamu tidak pernah memberitahuku sebelumnya!”
“Paman Lehagel, cepatlah tunjukkan pada Yang Mulia, aku takut Yang Mulia akan merampasnya jika menunggu lebih lama.” Helen menutup mulutnya sambil tertawa kecil di samping.
Lehagel membungkuk hormat pada Helen, melepas lencana Medusa kuno di dadanya, dan memancarkan lingkaran cahaya hibernasi yang menyilaukan.
Liu Zhenhan membelalakkan matanya, penuh antisipasi.
Saat lingkaran cahaya hibernasi menghilang perlahan, seekor monster berbentuk mirip anjing sosis ukuran besar terbaring di pasir, perlahan membuka mata mengantuknya, lalu berguling malas sebelum berdiri tegak. Tinggi monster ini paling-paling dua meter, bulu putih saljunya begitu panjang sampai hampir menutupi mata, dengan dua kaki depan terkulai seperti sedang memberi hormat.
“Ini Bimon raksasa macam apa? Di mana cakar baja seratus inci? Kenapa bulunya masih putih salju?” Liu Zhenhan memutar-matanya tak percaya. “Kalau ini disebut Bimon raksasa, maka anjing perang Dangxiangku pasti bisa disebut Naga Suci!”
“Yang Mulia, peliharaan magisku ini belum dewasa, ia hanya seekor Bimon raksasa fase bayi.” Rehagel seolah memahami kebingungan dan pertanyaan Yang Mulia Shaman Divine Comedy.
Guo Guo membawa bola kulitnya dengan congkak mendekati Bimon raksasa ini, menengadah memandanginya. Bimon raksasa itu mengendus-endus hidungnya lalu menunduk memandangi Guo Guo.
“Hanya Bimon raksasa fase bayi?” Hati Liu Zhenhan langsung setengah dingin: “Ini... kenapa bulunya putih? Bimon raksasa seharusnya berbulu emas!”
Ia tak menyangka bisa mendapatkan seorang Pendeta Bolanatu. Kegembiraannya belum sempat mereda, ternyata makhluk Bolanatu ini masih bayi. Persis seperti Ximen Qing yang akhirnya berhasil membujuk Pan Jinlian ke ranjang, tapi saat mau beraksi baru tahu Jinlian adalah wanita batu - kontrasnya terlalu mengejutkan!
Bimon raksasa dikenal sebagai monster pemburu Naga. Tapi tanpa tubuh besar dan kekuatan, Bimon bayi paling-paling bisa membunuh telur naga. Menunggu Bimon raksasa sebesar anjing dachshund ini dewasa, butuh minimal dua ratus tahun. Saat itu nanti, semua orang di sini mungkin sudah masuk peti mati.
“Benar Yang Mulia, entah bagaimana bulunya berwarna putih salju! Tapi kurasa mungkin karena inilah ia terlantar, awalnya aku menemukannya di gurun besar.” Lei Hagel terkekeh, “Bimon raksasa hidup berkeluarga, kami pendeta merekrut peliharaan magis. Kecuali kebetulan, tak ada yang berani ganggu Bimon raksasa, termasuk aku.”
“Terlantar? Cuma karena bulu putih? Lalu kau temukan?” Liu Zhenhan terdiam, dalam hati menggerutu nasib orang tua ini terlalu mujur. Aku cuma dapat Guo Guo, dia malah dapat Bimon raksasa belang.
“Yang Mulia, meski masih bayi, Bimon raksasaku setelah ‘Pengerasan Logam’ bisa jadi mesin perang tempur tangan kosong yang dahsyat!” Lei Hagel sepertinya menangkap kekecewaan Shaman Divine Comedy, buru-buru membela nama baik peliharaannya.
“Aku pernah lihat kehebatan ‘Pengerasan Logam’, memang pantas disebut mesin perang tempur. Tapi akan lebih baik jika ukurannya lebih besar.” Liu Zhenhan tak ingin menyakiti hati orang tua itu, tersenyum ramah.
Tanpa tubuh raksasa, apa istimewanya ‘Pengerasan Logam’? Naga Pelangi sekalipun tak akan tahan dipukul palu perang Mammoth pahlawan kuat tiga kali di dahi.
Tanpa postur raksasa, mustahil Bimon raksasa bisa jadi penentu kemenangan saat menyerbu ke medan perang!
“Liu Zhenhan menghela nafas sedih. Jika bukan karena makhluk kecil ini, mungkin dia masih bisa merasa senang karena berhasil mendapatkan tiga Pendeta tinggi bergabung. Tapi sekarang setelah diacak-acak begini, harapan untuk mendapat lebih banyak justru jauh berkurang, malah terasa sangat kecewa.”
“Richard. Menurutmu apakah ada harapan agar Kuil mengakui kualifikasi Kepala suku Rehagel sebagai Pendeta?” tanya Helen penuh perhatian.
“Kalau itu adalah Bolanatu yang sudah matang, pasti tidak masalah,” Liu Zhenhan mengangkat bahu dengan penuh penyesalan.
Mendengar perkataan Yang Mulia, wajah ketiga Ayam itu tertutup kabut kekecewaan.
“Jangan terlalu dipikirkan. Aku akan menempatkan kalian di pasukan Penyihir Pasukan Penjaga Istana Musim Panas. Sesuai struktur, Penyihir Istana Musim Panas yang mengenakan Lencana Lide juga dianggap rohaniwan. Lagipula setelah kalian mendapatkan kecapi tujuh senar mutiara, kalian sudah memiliki kemampuan serangan magis.” Liu Zhenhan tersenyum menghibur ketiga Ayam itu: “Dengar dari Xixi, peliharaan magis kalian berdua Williams dan Drobah sudah gugur dalam serangan tiba-tiba perampok gurun tahun lalu. Apakah luka yang dulu kalian derita sekarang sudah sembuh? Tubuh Pendeta adalah modal terbesar. Peliharaan magis hilang bisa dipanggil lagi, kekuatan nyanyian habis bisa diisi lewat meditasi! Selama kalian masih ada, mimpi pasti bisa terwujud.”
“Terima kasih atas perhatian Yang Mulia, luka saya dan ibu sudah hampir sembuh.” Sepupu Xixi, Deloba, buru-buru menyela: “Kami pasti mengingat ajaran Yang Mulia, tapi... bisakah Yang Mulia membantu kami... mengajukan permohonan ke Kuil... untuk mengakui status kami sebagai Pendeta...”
“Kami bahkan bersedia membagikan partitur lima garis secara terbuka sebagai pertukaran!” Lehargel juga tak sabar menambahkan.
“Lagu perang baru kami juga! Lagu Pembersihan dan Nyanyian Pelarangan Langit, kami sudah mengadaptasinya menjadi lagu perang untuk Pendeta!” Bibi Xixi, Williams, suaranya gemetar.
“Jika begitu, saya bisa mewakili kalian mengajukan permohonan.” Liu Zhenhan tiba-tiba merasa tersentuh sekaligus getir: “Tapi jangan terlalu berharap, hukuman yang diputuskan 300 tahun lalu tak mudah digulingkan! Sebenarnya setelah kalian mendapatkan peliharaan magis lagi, kalian akan memiliki serangan magis ganda. Menurutku kalian tak perlu terpaku pada gelar Pendeta, membuktikan diri tak harus melalui gelar Pendeta. Masalah Pratini akan saya usahakan perlahan.”
“Yang Mulia, kebaikan Anda tak terbalaskan.” Tiga ekor Ayam menghela napas, kembali berterima kasih pada Liu Zhenhan. Mereka juga tahu betapa beratnya tuduhan pada leluhur mereka Pratini. Mendapatkan kembali jabatan keagamaan sudah merupakan hasil terbaik.
“Jangan bicarakan hal-hal menyedihkan ini! Menurutku hari ini benar-benar hari yang baik, akhirnya Feilengcui memiliki tujuh Pendeta, kita bisa menggunakan 'Paduan Suara Tujuh Bintang Biduk' nanti.” Mo'er mengalihkan topik yang menyedihkan ini.
“Hmm!” Liu Zhenhan juga mengangguk, terlihat bangga: “Sayangnya persediaan gulungan lagu perang sudah hampir habis, kita perlu memberi tahu Pasukan Tentara Bayaran Macan untuk mempercepat perburuan monster dan mendapatkan darah, karena pertempuran yang kita hadapi masih sangat berat.”
“Richard, jangan-jangan kau menunggu kami di sini terus?” Helen menatap Mutiara Naga yang tergantung di dahan pohon, lalu memandang patung koral Tanya, mata indahnya memancarkan kerinduan pada Lao Liu.
“Kalau kalian dan Mo'er tidak segera kembali, aku pikir kalian kabur dengan biksu.” Wajah Liu Zhenhan dingin sambil mendengus.
Tiga Ayam dan seekor Bimon raksasa menatap bos mereka dengan bingung, sang Juru Bicara Dewata yang agung ternyata secara terang-terangan menggoda dua Pendeta wanita senior – hal yang tak pernah terbayangkan oleh mereka yang bermoral baik.
Melihat adegan ini, Duncan dan semua pengawal kijang antelop memalingkan kepala ke samping sambil menahan tawa dengan susah payah, bahu mereka berguncang.
BAB 285: AWAL BADAI
Dua hari kemudian, pasukan utama legiun ekspedisi akhirnya tiba di Oasis Yelu.
Seketika membanjiri lebih dari 20.000 orang dan sejumlah besar perbekalan militer, membuat oasis kecil seluas dua hektar ini langsung penuh sesak.
Menghadapi Pengawal Istana Musim Panas Dewa Perang yang ditempatkan di Oasis Yale, seluruh pasukan ekspedisi terkejut. Baik Yang Mulia Pangeran Lionheart Kahn maupun Imam Utama Lucio yang mengelola pasukan pribadi keluarga Harimau "Legiun Pengikut Harimau", semuanya tercengang oleh formasi megah Pengawal Istana Musim Panas. Tak ada yang menyangka Shaman Divine Comedy sebagai tuan tanah kecil ternyata telah mengumpulkan kekuatan militer sebesar ini.
Liu Zhenhan sebenarnya sedang dalam kesulitan. Ia pun tak ingin pamer, namun untuk membalaskan dendam Helen, pasukan Pengawal Istana Musim Panas yang terdiri dari pengikut setia ini harus diungkap. Sekalipun dikembalikan ke Feilengcui, prajurit Resimen Toulon telah melihatnya dengan mata kepala sendiri. Kabar akan menyebar cepat, lebih baik ditampilkan secara terbuka.
Kemenangan besar di pertempuran pertama dengan pasukan garda depan yang kalah jumlah berhasil menghabisi semua 6.000 centaur musuh, seharusnya menjadi pertempuran membanggakan. Namun justru memicu ketidak-harmonisan internal di tubuh pasukan ekspedisi.
Asal mula masalah ini berasal dari senjata dan logistik yang dirampas oleh Pasukan Depan saat merebut oasis. Kualitas pisau melengkung orang Mulan yang sangat baik membuat seluruh pasukan Bimon dari atas ke bawah mengincar. Ribuan unta juga bisa dijadikan alat transportasi terbaik di gurun pasir, belum lagi logistik dan persediaan makanan. Singkatnya, semuanya adalah uang.
Tugas terpenting rombongan Pendeta ekspedisi kali ini adalah membantu Kuil memperoleh cukup persediaan dan peralatan untuk mempersenjatai Pasukan Ksatria Pelindung Agama yang akan dibentuk di masa depan. Sebagai Shaman Kepala rombongan Pendeta ekspedisi, Liu Zhenhan justru mempersenjatai ulang semua prajurit Resimen Toulun dengan leluasa alih-alih membantu Kuil setelah kemenangan pertama. Hal ini tentu membuat tiga Imam Utama jubah emas gelisah.
Gelisah pun percuma. Jika Liu Zhenhan mau menurut pada mereka, dia bukan lagi Liu Zhenhan.
Tiga Imam Utama jubah emas awalnya ingin membuat Shaman Kepala keluar sebagai pihak yang menonjol untuk bernegosiasi dengan legiun tentang redistribusi rampasan perang. Namun Liu Zhenhan sama sekali tidak berniat melakukannya. Bagaimanapun, "Menara Permohonan Cahaya" yang diinginkannya sudah didapat. Urusan orang lain sama sekali tidak dia pedulikan.
Dalam keadaan terpaksa, ketiga Imam Utama jubah emas terpaksa menghadap langsung ke Kapten Legiun Pangeran Kahn untuk berdebat. Bagaimanapun juga, kemenangan dalam pertempuran ini berkat Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Dewa Perang. Bahkan prajurit Babi dari dua resimen Toulon mengakui hal ini, sehingga rampasan perang dan peralatan tidak mungkin tidak disisihkan untuk Kuil. Selain barang-barang tersebut, Kuil juga ingin mendapat bagian dari budak-budak yang ditangkap, kebanyakan adalah pengrajin terampil. Pembuat anggur di antara mereka saja sudah merupakan kekayaan yang sangat berharga.
Putri Pangeran Lionheart Kahn sama sekali bukan tipe yang mudah diatur. Pisau melengkung Mulan bisa dengan mudah membelah zirah prajurit Behemoth, mana mungkin harta semacam itu yang sudah diraih harus diserahkan kembali? Sebagai bangsawan tinggi, mana mungkin dia tidak memahami nilai pengrajin berpengalaman. Intinya hanya dua kata: TIDAK MUNGKIN!
Penduduk asli gurun di daerah sekitar sudah dibersihkan. Para petinggi kedua pihak yang tidak lagi punya urusan genting malah bisa berdebat dengan lebih leluasa.
Menghadapi sikap keras Pangeran Lionheart yang tak mau mengalah, ketiga Imam Utama jubah emas pun panik. Mereka bahkan mengancam akan menarik kembali rombongan Pendeta ekspedisi dan "Legiun Pengikut Harimau" pasukan pribadi Harimau ke Shabak sebagai tekanan terhadap Putri Kahn.
Seandainya perang tidak meletus, drama konyol ini mungkin benar-benar akan menjadi kenyataan.
Legiun Ekspedisi yang sedang beristirahat di Oasis Yale sampai hari kedua tiba-tiba mendapat laporan darurat dari pengintai: Jejak musuh mulai muncul 150 li (sekitar 75 km) di sebelah sana!
Pertikaian tajam antara Kuil dan Departemen Militer lenyap sama sekali menyongsong pertempuran yang akan datang. Baik para Pendeta Kuil maupun Perwira militer Bimon, kesadaran dasar ini masih mereka miliki.
Kapten Legiun Pangeran Kahn meninjau data intelijen musuh yang dikumpulkan staf, lalu bersama para penasihat militer membenamkan diri di peta untuk menandai pergerakan dan posisi kasar musuh. Untuk konfirmasi lebih lanjut, sejumlah besar pengintai udara dan pengintai Wolff dikerahkan untuk melakukan pengamatan detail terhadap pergerakan dan kekuatan pasukan musuh.
Dari empat gelombang pengintai - total 20 Ksatria Elang Bertanduk, 4 prajurit Biao, dan 100 penunggang serigala - hanya 2 prajurit Biao yang kembali, itupun penuh luka. Hal ini membuat Putri Kahn langsung menyadari keseriusan situasi. Suasana seluruh Legiun Ekspedisi berubah drastis dari rileks ke kondisi siaga perang.
"Para hadirin! Kebuasan pasukan musuh jauh melampaui perkiraan kita!" Ucapan pertama Putri Kahn dalam rapat pra-pertempuran yang dipimpinnya langsung membuat semua perwira militer dan para pendeta merasakan tekanan berat situasi perang.
Para penasihat militer membagikan setumpuk dokumen intelijen musuh yang telah dirapikan kepada masing-masing jenderal dan pendeta. Data ini diperoleh dari interogasi budak tawanan, ulama, pawang singa, dan budak penjinak ular. Termasuk Legiun Kahn, hari ini adalah pertama kalinya mereka melihat informasi ini.
Di seluruh ruang rapat, hanya terdengar suara gesekan kertas yang dibalik. Hanya Liu Zhenhan yang tetap tenang tanpa ekspresi.
Setelah membaca laporan intelijen, semua perwira dan pendeta senior mengerutkan kening dengan ekspresi serius.
Menurut informasi interogasi tawanan, pasukan reguler di provinsi perbatasan barat Kekaisaran Mulan "Kota Gallimard" berjumlah 40.000 orang. Dengan mobilisasi cadangan, angka ini bisa dilipatgandakan dua kali tanpa masalah.
Yang paling dikhawatirkan para jenderal Bimon bukanlah jumlah pasukan musuh. Perbedaan besar ada antara milisi tak terlatih dan tentara profesional. Jika dibandingkan dengan tentara profesional Bimon, perbedaan ini akan semakin lebar.
Kekhawatiran bersama para jenderal adalah kota penjahat yang memperdagangkan dan menculik Bimon ini dipimpin oleh seorang panglima dengan kemampuan taktis luar biasa. Di seluruh Kekaisaran Mulan, hanya sekitar "Kota Gallimard" yang tidak memiliki kekuatan saingan - tak ada negara gurun kecil kedua, bahkan gerombolan pencuri pun telah dibersihkan habis oleh panglima ini.
Sile, Yasha, Wolou, Marhan...
Negara-negara kecil gurun ini semuanya adalah prestasi gemilang yang dicapai oleh panglima bernama Rommel dalam ekspedisi militernya selama beberapa tahun terakhir. Di bawah kepimpinannya, pasukan reguler "Kota Kalimantan" yang juga dikenal sebagai "Legiun Unta Terbang" ini telah menaklukkan wilayah timur dan barat tanpa terkalahkan! Sultan Kekaisaran Mulan menganggapnya sebagai jenderal terhebat Mulan, sementara seluruh negeri gurun menyebut pasukan ini sebagai "Badai Mulan", metafora atas keganasan yang tak terbendung.
Dalam serangan musim panas yang diluncurkan Kerajaan Bimeng tahun lalu, jenderal legendaris yang dijuluki "Jenderal Tampan" di kalangan rakyat Mulan ini tidak sempat bertempur melawan pasukan Bimon karena sedang terlibat dalam perang penaklukan Negeri Gurun Markhan oleh Kekaisaran Mulan. Kalangan militer Bimon pun belum bisa memberikan penilaian pasti tentangnya. Kini sang jenderal Mulan telah kembali dari Markhan. Dia dan legiun tak terkalahkan bernama "Badai Mulan" jelas akan menjadi lawan utama pasukan ekspedisi Bimon kali ini, fakta yang telah dikonfirmasi melalui kesaksian semua tawanan.
"Bagaimana pendapat kalian?" Suara Pangeran Lionheart terdengar serak, tenggorokannya kelelahan setelah dua hari penuh perdebatan sengit.
“Putri! Mengapa laporan intelijen musuh ini tidak mencantumkan data detail pasukan rahasia Legiun ‘Badai Mulan’?” Jenderal Wolff Gudi mengacungkan laporan intelijen di tangannya, bertanya dengan bingung: “Pasukan musuh bernama ‘Badai Mulan’ ini memiliki unit rahasia yang terdiri dari burung nasar, elf gurun, kaum kadal gurun, kurcaci gurun, Raksasa Baju Es, kaum ular, dan kalajengking. Lalu tugas apa yang diemban pasukan rahasia ini? Bagaimana taktik tempur mereka? Mengapa intelijen sama sekali tidak mengetahuinya?”
“Benar!” Beberapa jenderal lain juga mengangguk serempak.
“Para Jenderal, jika kita tidak bisa mengetahui detail musuh, maka musuh juga tidak bisa mengetahui detail kita. Ini hal yang wajar.” Kepala Staf Jenderal Pinto mengetuk meja rendah di depannya, memberi isyarat agar semua tenang.
“Para hadirin, sebenarnya ada satu hal yang ingin kubicarakan!” Begitu topik pasukan rahasia disebut, Liu Zhenhan yang selama ini diam tiba-tiba bersemangat: “Mengapa ada kurcaci dan elf di gurun? Apa maksud Raksasa Baju Es ini? Bagaimana mungkin raksasa es bisa bertahan hidup di gurun? Ini tidak masuk akal!”
“Ada jalur bijih di gurun, tidak aneh jika muncul cabang ras kurcaci!” Pangeran Kahn menggosok-gosok pelipisnya dengan kuat, sambil membuka dokumen dengan ekspresi pusing: “Elf gurun ini bernama 'Mainz', kalau bukan karena para budak yang menunjukkan bahwa Mainz ini memiliki telinga runcing yang sama dengan pengintai Elang Bertanduk kita, aku benar-benar tidak percaya ada elf di gurun! Di gurun tidak ada hutan! Lalu dari mana munculnya elf gurun ini? Sangat membingungkan!”
“Mungkin hutan kaktus?” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, para perwira militer pun ikut tertawa.
“Terlalu banyak misteri di gurun! Aku benar-benar tidak mau percaya Raksasa Baju Es bisa hidup di gurun yang begitu panas! Pasukan rahasia musuh benar-benar menjaga kerahasiaan dengan baik! Polisi militer kita sudah berusaha keras menginterogasi tawanan, tapi informasi yang didapat masih terbatas. Jenis pasukan rahasia musuh ini benar-benar sedikit diketahui.” Pangeran Kahn menjentikkan lidahnya, lalu menoleh ke Liu Zhenhan: “Paduka Liu Zhenhan, Anda sudah bertempur dengan mereka, adakah pendapat khusus tentang pasukan rahasia musuh ini?”
“Ini... Saya juga tidak punya komentar lain, pasukan rahasia Mulan yang menghadapi korps depan kami adalah singa dan ular berbisa.” Liu Zhenhan tentu tidak akan bodoh menyebutkan "Menara Permohonan Cahaya" saat ini: “Yang Mulia Kahn, jika singa dan ular berbisa dianggap sebagai senjata rahasia musuh, maka pasukan rahasia mereka terlalu murahan. Di medan sempit, saya akui kejutan kawanan singa dan ular mungkin efektif. Tapi di gurun terbuka, dengan pasukan pemanah, satu hujan panah sudah cukup membabat habis mereka!”
“Memang tidak istimewa! Pasukan rahasia seperti ini juga kita punya! Dalam hal kemampuan melatih hewan perang, siapa yang bisa menyaingi pelatih hewan Bimon kita!” Seorang jenderal Lion dari “Cambuk Dewa Perang” tak tahan menyela.
“Yang Mulia, izinkan bertanya, pasukan rahasia berisi pelatih hewan dalam ekspedisi kali ini, apa komposisi dan taktik tempurnya?” Liu Zhenhan penasaran.
Ia sudah lama mendengar tentang pasukan misterius pelatih hewan ini. Sebelumnya, demi kerahasiaan, ia tidak berani banyak bertanya. Tapi kini jelang pertempuran, rasa ingin tahunya tak terbendung.
“Tidak ada yang istimewa, hanya setiap orang melatih seekor beruang ganas dan landak perang.” Putri Kahn menjawab santai sambil mengangkat bahu.
"Liu Zhenhan tahu Pangeran Lionheart tidak membocorkan semua rahasia. Karena dia tidak mau bicara, Liu Zhenhan hanya tertawa kecut dan tidak bertanya lebih lanjut."
"Yang Mulia Kepala Staf, apakah Anda memiliki pandangan?" Pangeran Kahn melihat semua orang juga tidak bisa menyusun kejelasan, matanya tertuju pada penasihat utamanya Jenderal Pinto.
"Putri, Yang Mulia, para bangsawan." Kepala Staf Jenderal Pinto, seperti semua staf Fox yang cerdas dan bijaksana, menampilkan sikap elegan penuh kepercayaan diri "seolah memiliki 100.000 prajurit dalam dada": "Mengenai pasukan rahasia musuh, kita bisa analisis dari karakteristiknya! Raksasa Baju Es dan Kurcaci gurun memiliki kekuatan besar, mungkin sebagai pasukan cadangan serangan mematikan; sedangkan Mainz, yaitu Elf gurun, tidak lebih dari ahli panah; adapun Bimon gurun lainnya, meski saya belum bisa mengambil kesimpulan pasti, pastilah cara bertempurnya tidak lepas dari keahlian spesifik ras mereka!"
"Masuk akal! Setiap prajurit dari berbagai ras memiliki keahlian khusus. Sebagai panglima, harus memprioritaskan pemanfaatan potensi maksimal! Tidak ada yang akan menggunakan Elf sebagai pasukan tangan kosong, sama seperti Kurcaci yang tidak mungkin menjadi penyerang jarak jauh!" Liu Zhenhan sangat setuju dengan pandangan ini.
“Ya, prinsip pemanfaatan maksimal harus diikuti, Paduka Liu Zhenhan yang terhormat!” Kepala Staf Pinto mengangguk, lalu tersenyum melanjutkan: “Hari ini kami telah mengirim empat kelompok pasukan pengintai udara, hampir seluruhnya musnah! Pasukan udara burung nasar musuh benar-benar ganas! Tak kalah dibandingkan Suku Manusia Elang Gord di masa lalu. Menurut laporan prajurit Biao yang berhasil kembali, senjata burung nasar ini adalah lentera minyak hitam yang dapat melepaskan kilat tujuh warna, jangkauannya mencapai 150 yard! Daya penghancurnya sangat besar! Ini menunjukkan bahwa pasukan rahasia musuh mungkin memiliki perbedaan dalam persenjataan dibanding kita!”
“Senjata sihir? Tidak mungkin? Apakah Kekaisaran Mullen sudah maju sampai sejauh ini?” Liu Zhenhan mengerutkan alisnya, tampak hampir tidak percaya.
“Tidak begitu jelas.” Kepala Staf Pinto menggelengkan kepala ragu-ragu, “Menurut laporan prajurit Biao, jumlah pasukan udara burung nasar musuh mencapai 200 orang. Jika semua dilengkapi senjata sihir pelepas kilat, bahkan Kekaisaran Saint Francis pun takkan mampu! Saat ini pasukan pendahulu yang mendekati Oasis Yale memiliki kekuatan tiga sampai empat resimen. Jika mereka tetap pada rute yang direncanakan, diperkirakan lusa akan bertemu dengan kita!”
“Kota Garrymandan total masih memiliki 37.000 tentara reguler. Secara logis tak mungkin semua dikerahkan. Dengan demikian, kekuatan utama musuh minimal 30.000 orang! Lebih banyak sepuluh resimen dari kita!” Putri Kahn mengangguk.
“Cuma lebih sepuluh ribu orang!” Jenderal Beruang Kaiman tertawa terbahak-bahak, “Prajurit Bimon dari Legiun Ekspedisi kita setidaknya bisa melawan sepuluh kali lipat musuh!”
“Kau meremehkan musuh terlalu, Jenderal Kaiman!” Kepala Staf Pinto tidak senang berkata: “Jangan lupa mereka masih punya seorang panglima yang termasyhur! Bagaimana mungkin meremehkan panglima yang telah menghancurkan banyak negara? Meski tak perlu membayangkan musuh terlalu kuat, tapi penghormatan dasar tetap diperlukan!”
“Yang Mulia terlalu berhati-hati, Kepala Stafku!” Pangeran Kahn tersenyum, mengibaskan tangannya: “Dalam pertempuran gurun yang terbuka, panglima sehebat apapun tak bisa menyiapkan jebakan! Berhadapan langsung di medan terbuka, prajurit Behemoth kita yang paling ahli! Sebenarnya... di zaman ini mana ada panglima termasyhur? Asal pengintaian pra-perang bagus, kualitas pasukan kuat, tak ada siasat licik yang bisa berhasil!”
“Musuh punya pasukan rahasia...” Kepala Staf Pinto masih ragu.
“Apa pun pasukan khususnya! Dua kali pertempuran akan membuktikan! Sekalipun angkatan udara mereka punya senjata sihir, bagaimana? Kelompok pendeta kita punya tujuh pendeta Smail! ‘Nyanyian Pelarangan Langit’ bukan hiasan belaka! Tak ada angkatan udara yang bisa terbang di langit Smail!” Jenderal Wolff Guti menyeringai, memotong omong kosong penasihat militer ini.
“Jenderal Gutti, ucapan Anda sangat cocok dengan selera saya!” Yang Mulia Kahn tertawa: “Perintahkan semua pengintai segera berhenti terbang! Angkatan udara kita tidak secepat dan sebanyak mereka, jangan jadi korban sia-sia! Tapi jika mereka berani datang, aku jamin mereka takkan bisa pulang!”
“Apakah Yang Mulia Pangeran sudah siap bertindak?” Jenderal Gutti tersenyum.
“Mengingat pasukan depan musuh hanya berjarak 150 li dari kita, kita juga harus menunjukkan sikap! Apakah pengintai kita mati sia-sia?” Yang Mulia Kahn mengeluarkan perintah dengan senyum sinis: “Besok pagi, Resimen Campuran Prajurit Singa-Harimau dari Legiun Cambuk Dewa Perang, Resimen Pemanah Centaur 'Angin Bijia', Resimen Berat Suku Berbual 'Kuku Darah' akan ikut bersamaku menemui para perampok Mulan ini!”
“Hanya bawa 3.000 orang? Itu pun tanpa kavaleri?” Liu Zhenhan heran.
“Jika terlalu banyak, aku khawatir musuh langsung ciut nyalinya!” Yang Mulia Kahn tertawa terbahak: “Tanpa kavaleri, semoga mereka tidak terlalu takut pada kita?”
“Bagaimana jika musuh memilih kabur saat kalah?” Jenderal Kairiman bertanya heran.
"Justru itu yang kuharapkan! Begitu mereka kabur, pasti akan bergabung dengan pasukan utama! Legiun ekspedisi bisa langsung mengejar dan bertempur habis-habisan! Inilah jenis pertempuran frontal yang paling didambakan prajurit Behemoth kita!" Yang Mulia Pangeran Kahn mengeluarkan perintah dengan bangga: "Semua pasukan bersiap berangkat besok! Pertahankan jarak 30 li dari pasukan depan. Begitu musuh kocar-kacir, kavaleri serigala langsung mengebur sepanjang rute mereka, jaga jarak yang cukup, lalu serang habis-habisan begitu menemukan pasukan utama mereka. Dengan cara ini, Putri Nancy dari Kota Gallimard pasti bisa diselamatkan!"
"Siap!" Semua jenderal serentak berdiri dengan gagah, memberi hormat militer dengan cepat.
"Para Pendeta rombongan ekspedisi, silakan ikut bergabung dengan pasukan depan besok untuk menyaksikan kinerja Pasukan Pengawal kami!" Yang Mulia Pangeran Kahn mengangguk sopan ke arah Liu Zhenhan: "Yang Mulia Liu Zhenhan, kavaleri udara Anda yang berjumlah lebih dari 400 orang, bisakah dikirim sebagian untuk mendukung operasi udara kita?"
"Tidak masalah! Baru dengar soal pasukan burung nasar penggemar lampu minyak itu, jari-jariku sudah gatal untuk bertempur!" Liu Zhenhan terkekeh.
"Yang Mulia, ada satu hal kecil lagi yang ingin kusampaikan!" Pangeran Kahn menatap serius ke arah Shaman Divine Comedy: "Setengah dari logistik pasukan ekspedisi kami masih dalam perjalanan. Pasukan pengawal dari Resimen Cambridge tertinggal jauh dari pasukan utama, diperkirakan baru akan tiba di oasis besok lusa. Jika pertempuran besok berjalan lancar, seluruh legiun akan bergerak maju. Namun logistik yang ada di Oasis Yale perlu dijaga sampai kedatangan Resimen Cambridge, baru pertahanan oasis bisa dianggap lengkap. Aku ingin... meminta Yang Mulia untuk sementara memikul tanggung jawab ini..."
"Oh? Yang Mulia ingin menugaskanku sebagai penjaga logistik?" Liu Zhenhan tertawa getir. Oasis Yale terletak 100 li (50 km) di utara Pegunungan Hengduan yang membelah Gurun Pasir Taklamakan. Meski ada celah pelapukan sepanjang puluhan li di bagian tengah pegunungan itu, satu-satunya jalur masuk Pasukan Bimon ke jantung gurun adalah melalui celah tersebut. Setelah dilewati pasukan besar, masih adakah sisa-sisa musuh yang bisa menyusup ke Oasis Yale?
"Beberapa waktu lalu masih menjadikanku tumbal di garis depan, kenapa kali ini justru menempatkanku di belakang?" Liu Zhenhan merasa tak memahami maksud sang Pangeran.
“Pertahanan basis logistik berarti nyawa seluruh pasukan ekspedisi! Yang paling berbahaya dalam strategi perang adalah memutus pasokan makanan! Lebih baik waspada meski kemungkinan infiltrasi musuh kecil. Saya harus tetap berjaga-jaga mengingat banyak tawanan dan ketidaktahuan kita akan jumlah angkatan udara musuh. Saya mengusulkan agar ketiga anak Tuan Mourinho tinggal untuk membantu Yang Mulia!” Putri Kahn seolah membaca kebingungan Shaman Divine Comedy, berkata dengan tulus: “Begitu Resimen Cambridge tiba di Oasis Yale, setelah Yang Mulia serahkan pertahanan, dengan mobilitas Yang Mulia, mudah menyusul pasukan utama untuk pertempuran selanjutnya. Jadi tak ada yang lebih cocok dari Yang Mulia untuk tugas penting ini.”
Benar seorang komandan berpengalaman di medan tempur, di balik penampilan kasar Putri Kahn, semua detail telah dipikirkan matang. Semua perwira diam-diam mengagumi kebijaksanaannya.
“Ini kehormatan bagi saya.” Liu Zhenhan mengangguk kuat.
Menjaga logistik memang prioritas utama. Saat kecil Liu Zhenhan dengar cerita Tiga Kerajaan, pengawal logistik selalu jenderal terhebat. Putri Kahn sungguh menghargainya dengan penugasan ini! Apalagi bisa bersama Gatanie dengan alasan dinas, Liu Zhenhan tentu tak akan menolak.
Namun hatinya langsung cemas lagi—Pasukan logistik Cambridge United tiba lusa? Bukankah itu bertepatan dengan batas waktu enam hari untuk ramalan kehamilan yang disebutkan biarawati kecil Jeanne d'Arc?
Pada hari itu, pasukan utama oasis sudah berangkat. Jika benar-benar menggunakan kekerasan, bukan tidak mungkin memenuhi janji. Liu Zhenhan tersenyum seperti serigala.
Seluruh orang di tenda merinding mendengar tawanya yang mengerikan.
BAB 286 PERMAINAN PARA PEMBERANI
Seperti yang dianalisis Pangeran Lionheart, ketika 3.000 prajurit Bimon bergerak hingga 10 li dari posisi mereka, pasukan Mullah sama sekali tidak mundur—tradisi prajurit pemberani takkan mundur dari musuh yang lebih lemah, baik tentara Bimon maupun Mullah.
Medan perang utama ini adalah Pegunungan Hengduan yang membelah Gurun Pasir Taklamakan hampir menjadi dua bagian.
Pegunungan Hengduan awalnya membentang lurus dari garis pantai timur-barat gurun. Jika bukan karena erosi parah di garis lintang timur yang menciptakan celah besar, peradaban gurun dan Aiqin mungkin takkan pernah bertabrakan—tebing setinggi 100 ren telah berdiri selama ratusan juta tahun, pasti ambang batas yang sengaja dibuat Dewa Pencipta.
“Zaman adalah senjata tajam yang membagi segala sesuatu, pegunungan melintang seperti ambang pintu ini, akhirnya terkikis oleh waktu dan badai pasir hingga membentuk celah kecil, bagaikan gadis cantik yang membuka sedikit jendela, menatap lanskap di luar dengan penuh perhatian.”
“Dua pasukan yang sama-sama tertib berbaris saling berhadapan di dalam ‘wadah’ yang terbuka diam-diam ini, angin utara yang menerobos lembah setinggi ratusan ren, berdesir mengibarkan bendera perang kedua belah pihak.”
“Di darat berjejal prajurit-prajurit, di langit mengangkasa pasukan angkatan udara yang mengepakkan sayap, keheningan menyelimuti antara langit dan bumi.”
“Ujung utara celah lembah.”
“Yabushan～Yabushan～” Pemimpin burung nasar Hashimian mendarat tergesa-gesa dari udara, bahkan tak sempat menutup sayapnya, bergegas menghampiri jenderal depan pasukan Mulan Talerbulu: “Selain 3.000 pasukan di seberang, pasukan utama bangsa barat sedang bergerak ke sini dari puluhan li jaraknya! Sekitar 20.000 personel!”
“Penglihatan burung nasar sangat luar biasa, mereka bisa mengawasi segala sesuatu dalam radius ratusan li dari ketinggian. Laporan pemimpin burung nasar Hashimian membuat jenderal Mulan Talerbulu sedikit mengerutkan kening.”
“Sudahkah memberi tahu kurcaci Katibi?” Talerbulu meski seorang pria gurun yang kasar, tahu betul siapa bidak catur paling krusial dalam strategi Jenderal Mei.
“Sudah diberitahu sejak lama! Kurcaci Gurun sekarang sudah siap semua! Tinggal menunggu pertunjukan kita!” Pemimpin Burung Nasar Hashimian menyeringai.
Komandan Tarbul memalingkan wajahnya, jarinya mengelus-elus rahang bawah. Janggutnya yang lebat seolah memancarkan cahaya kebijaksanaan.
Pemimpin Burung Nasar itu memandang penuh harap ke panglima sementara di depannya. Mengingat ini adalah orang yang ditunjuk langsung oleh Meishuai, burung nasar yang sombong ini pun hanya bisa menerima takdir. Meskipun Hashimian tak merasa lawannya jauh lebih unggul.
Apa yang sedang dipikirkan sang panglima? Ataukah sedang bertekad bulat dalam hati? Pemimpin Burung Nasar mulai sedikit tak sabar.
"Berapa lama lagi pasukan inti Orang Barat Biadab itu bisa sampai?" Panglima sementara itu mengangkat teropong perunggu di dadanya sambil mengamati formasi musuh, bertanya kepada kaum Burung Nasar.
"Tarbul Yabshan~ Mobilitas musuh payah! Jarak ini bisa membuat mereka berlari setengah hari! Yang kita hadapi cuma 3.000 Orang Barat Biadab di depan ini! Hancurkan mereka semua, dengan kecepatan unta yang dinaiki anak-anak buahku, pasukan inti Orang Barat Biadab yang datang belakangan ini cuma bisa menghirup debu!" Pemimpin Burung Nasar Hashimian menjilat hidung bengkok seperti paruh elangnya, nada suaranya penuh antisipasi.
“Hashimian! Jangan kau lupa lawan punya pasukan penunggang serigala!” Talbru meletakkan teropong perunggu, melotot keras ke arah pemimpin burung nasar, mata darah khas orang Muran itu memancarkan kilau dingin: “Pertempuran pasti harus terjadi! Tugas yang diberikan Panglima Měi padaku adalah memancing musuh masuk, bagaimana bisa memancing tanpa bertempur? Lagi pula, pasukan kita lebih banyak dari barbar barat, kalau sekarang langsung kabur, bukankah malah membuat lawan curiga?”
“Lalu tunggu apa lagi?” Pemimpin burung nasar Hashimian menyipitkan mata, hidung bengkoknya mendengus hina: “Ayo kerahkan ‘Ksatria Burung Nasar Lentera Ilahi’ kita sekarang! Angkatan udara sampah barbar barat ini, selain beberapa harimau terbang yang lumayan, sisanya mudah dihancurkan! Biar kuhancurkan dulu pasukan pengintai udara mereka, butakan mata anjing mereka!”
“Jangan terburu-buru! Hashimian Yabushan~” Talbru menepuk-nepuk teropong tembaga di dadanya, menggelengkan kepala pelan: “Aku benar-benar heran, pasukanku hampir 5.000 orang, sebagian besar kavaleri! Mustahil barbar barat tidak tahu ini, tapi kenapa mereka hanya mengirim 3.000 infanteri sebagai garda depan? Apa mereka benar-benar mengira infanteri Bimon bisa menahan serbuan kavaleri?”
"Tanduk kijang emas setajam apapun, takkan pernah mengalahkan serigala; semut secepat apapun berlari, takkan pernah keluar dari jejak unta! Talbru-ku, kepercayaan dirimu seolah terbang tertiup angin." Pemimpin burung nasar Hashimian menyipitkan matanya, memandang tajam panglima di hadapannya.
"Makanya Komandan Mei menunjukku sebagai panglima, bukan kau, Hashimian-ku." Talbru membelai pisau melengkung berhias emas dan giok di pinggangnya, lalu tersenyum tipis pada pemimpin suku burung nasar: "Dalam memimpin, harus terus berpikir - itu kata-kata Komandan Mei; maka...biarkan orang-orang barbar barat ini melampiaskan...amarah yang ingin kau tumpahkan padaku! Tapi kita harus berjalan perlahan, tunggu sampai matahari lebih miring...Aku akan membuat orang barbar barat merasakan taktik pantulan kavaleri Komandan Mei..."
Bagian selatan celah gunung.
"Hoho...musuh akhirnya mulai bergerak! Perintah, seluruh pasukan maju!" Pangeran Lion dengan tenang memberi perintah pada peniup terompet kalkun dari Suku Kekyin di sampingnya.
Sepuluh peniup terompet kalkun bertubuh tambun segera meraih terompet tanduk banteng di pinggang, meniupkan tiga nada panjang dan dua pendek yang mendesak namun nyaring. Di bawah komando terompet, tiga resimen elit 'Cambuk Dewa Perang' membentuk formasi persegi besar mulai bergerak maju. Pemukul genderang perang di setiap resimen mengayunkan lengan kekar mereka, menghentakkan Tulang Palu raksasa di tangan.
"Braak～Braak～Braak～"
"Awan dan angin berganti warna, bumi berguncang gemetar, udara mulai terasa mencekik leher."
"Dug～Dug～Dug" Dentuman genderang perang yang teratur dan dahsyat menyatu sempurna dengan langkah kaki setiap Prajurit Behemoth. Tiga ribu pasukan hibrida ini seolah berubah menjadi palu raksasa yang sedang memukul genderang, dengan permukaan genderangnya adalah hamparan bumi tak bertepi.
Lembah pegunungan, gema, panji-panji berkibar.
Dalam debu kuning yang beterbangan, setelah sepuluh kali pukulan ke membran genderang, para penabuh menghentakkan Tulang Palu mereka di pinggiran genderang menghasilkan suara "tek-tek" tajam, memimpin seluruh Prajurit Behemoth meneriakkan pekik perang yang membara: "Hai～Hai～Hai～"
"Huu～" Bunyi terompet yang dibunyikan selang beberapa Napas, memperkuat kebanggaan dari pekikan tiga ribu Prajurit Behemoth yang serempak itu.
"Indahnya!" Liu Zhenhan tak kuasa menahan sorak-sorai gemuruh.
Alangkah rapatnya barisan! Alangkah padatnya Tabuhan gendang! Alangkah perkasanya teriakan! Inilah pasukan yang tak terkalahkan!
Formasi Bimon yang memancarkan kegagahan perkasa serta menciptakan atmosfer mencekam ini, membuat darah Liu Zhenhan mendidih dalam nadi. Darahnya haus untuk menebas - atau bahkan ditebas!
Hasrat ini benar-benar haus darah!
Tidak perlu mobilisasi perang apapun! Bahkan prajurit Bimon yang paling pengecut sekalipun, begitu bergabung dalam formasi seperti ini, akan segera berubah menjadi prajurit baja berani tanpa takut!
"Inilah prajurit terbaik Bimon! Juga prajurit terbaik seluruh Aiqin!" Pangeran Lionheart menunjuk dengan satu tangan, dengan semangat berapi-api tersenyum pada Liu Zhenhan dan semua pendeta, nada suaranya dipenuhi kebanggaan yang tak tersembunyikan.
Ya, komandan manapun pasti akan merasa bangga memiliki pasukan seperti ini!
Tiga ribu prajurit Bimon ini berasal dari Legiun Pengawal "Cambuk Dewa Perang", terdiri dari prajurit profesional Bimon paling elit. Resimen Lapis Baja "Kuku Darah" di barisan depan dibentuk oleh pria perkasa Suku Berbual yang diseleksi ketat dari Orang-orang banteng qingyise. Setiap perwira junior adalah prajurit badak perkasa dengan kekuatan ilahi. Senjata mereka adalah pilar totem seberat 180 pon per batang. Kayu untuk pilar totem dipilih dari pohon besi selatan yang ditanam di lembah pegunungan terlindung angin. Pilar totem yang terbuat dari bahan ini lurus, besar, dan sangat keras, dengan ujungnya dipasang cincin besi - senjata favorit Orang-orang banteng.
Resimen campuran di barisan tengah terdiri dari prajurit Rhein yang membawa pedang raksasa dua tangan dan prajurit Tiger bersenjata kapak-tombak. Baik manusia singa Suku Rhein maupun anggota suku Harimau Tiger sama-sama termasuk ras dengan kemampuan reproduksi rendah, sehingga resimen campuran ini tidak pernah mencapai kuota penuh, hanya berjumlah 852 orang, dengan jumlah prajurit Tiger sedikit lebih banyak mencapai 517 orang. Setiap pria singa dan harimau merupakan keluarga militer Bimon yang turun-temurun. Resimen yang sepenuhnya terdiri dari bangsawan ini adalah jiwa Legiun "Cambuk Dewa Perang", mewakili kekuatan tertinggi Bimon. Setelah dialokasikan 148 prajurit Harimau dari Legiun Pengikut Harimau milik keluarga Tiger, resimen ini akhirnya mencapai status kuota penuh hari ini.
Sayap formasi persegi diisi oleh Resimen Penembak jitu Centaurus "Angin Bijia". Resimen terhormat ini pernah bersinar dalam Perang Bintang Selatan, di mana semua 10 komandan batalyonnya adalah "Shenjian Zheqin" dengan sulaman harpa emas vertikal di dada. Wakil komandan resimen, Saudara Ronaldo, merupakan penembak jitu legendaris Bimon yang terkenal. Keduanya adalah kuda nil kembar berbadan sangat perkasa yang berjalan di barisan terdepan masing-masing pasukan. Sepuluh pengikut setia mengiringi langkah mereka, menyiramkan sekarung air setiap sepuluh menit.
Suku kuda nil adalah cabang populasi paling langka dari suku Haus. Terlalu lama di darat akan menyebabkan kulit mereka pecah-pecah, menjadi jurang tak teratasi yang membatasi mereka menjadi prajurit handal. Namun sebagai salah satu ras pemanah ulung, keturunan langsung Haus yang mengalirkan darah totem centaur Aiolis, asal menerima pelatihan dari mentor berkualitas sejak kecil, kuda nil tetaplah pemanah Haus terhebat!
Saudara Ronaldo adalah pemanah ulung alamiah. Mereka memiliki gerakan tarian olahraga yang anggun, teknik memanah presisi. Busur kuat yang mereka gunakan terbuat dari cula badak raksasa dan urat sapi berkumpul, jangkauan tembak mencapai seribu yard, menjadikan mereka pemanah busur kuat termasyhur di Kerajaan Bimeng - pemanah terbaik seharusnya Nedved yang mengenakan "Sabuk Kekuatan Raksasa". Kini Haus berkulit emas penuh keringat darah ini sedang mendampingi sang bos.
Para pendeta dan jenderal terkemuka yang menghadiri kunjungan lapangan kali ini, demi kerahasiaan, meski tidak membawa pengawal dan penjaga, namun serempak membawa pemanah ulung bawahannya. Adegan hari ini mempertemukan sebagian besar pemanah legendaris Kerajaan Bimeng.
Betapa indahnya panorama negeri ini, di suatu masa lahir begitu banyak pahlawan.
Rombongan pengunjung yang terdiri dari perwira militer dan para pendeta, di barisan belakang formasi Bimon. Atas permintaan Yang Mulia Pangeran, para jenderal Bimon yang bangga telah mengganti zirah mereka dengan armor biasa, sementara para pendeta bahkan mengenakan armor kertas untuk menyamar sebagai prajurit rendahan. Sepuluh Ksatria Emas yang membawa pedang raksasa berjaga di sekitar mereka.
Dua ratus kavaleri udara Antelop menyimpan kendaraan tunggangan mereka dalam cincin ruang, berperan sebagai pengawal sementara.
Di atas formasi Bimon, melayang enam belas kavaleri Elang Bertanduk dan enam prajurit tombak bendera Biao. Ini merupakan sisa terakhir pasukan udara Yang Mulia Pangeran Kahn, termasuk dua prajurit Biao yang disumbangkan secara cuma-cuma oleh Helen. Dibandingkan dengan lawan, kekuatan udara ini tampak sangat minim dan menyedihkan.
Bahkan Bimon yang mengalami Kelambanan sekalipun, pasti tak ada yang akan lagi menyebut pasukan Mulan di depan mata sebagai perampok!
Pasukan ini tersusun rapi seperti formasi Bimon, sama kuat dan menekan. Formasi 3.000 kavaleri unta maju perlahan dengan formasi sempurna bagaikan pengawal kehormatan raja. Para penunggang kuda menunjukkan kebanggaan tak terbantahkan, tak gentar menghadapi prajurit Behemoth perkasa di seberang. Unta perang di selangkangan mereka seragam putih jade tanpa sehelai bulu kusut, membentang di hamparan pasir kuning bagai salju putih di musim dingin.
Di sayap kiri-kanan kavaleri unta membentang 1.000 pemanah Salleh berkendara unta. Celana lonceng mereka bergetar seperti gempa bumi, performa yang tak pantas untuk pasukan elit semacam ini. Di barisan belakang, 500 pasukan unta terbang secara serempak menghunus pisau melengkung berkilauan sesuai tiupan terompet kerang komandan.
Lima ratus pisau melengkung menyatu dalam deru yang harmonis, bersama aliran udara dari kepakan sayap unta terbang, membuat seluruh medan perang berhawa dingin menusuk. Di bawah seruan mereka, seluruh kavaleri unta pun serentak menghunus pedang dan menebaskan ke udara.
Pedang Uzzi berkualitas tinggi bergetar di udara dengan dengungan khas koin perak. Suara ini bagaikan teriakan yang merembes dari tulang ubun-ubun, senyuman iblis yang mengerikan.
“Gemertak tiga ribu bilah pedang kavaleri yang serempak keluar sarung dan sabetan tajam di udara, seolah mengembalikan kepercayaan diri para pemanah sakral ini. Celana lantern masih bergetar, tapi jelas sudah jauh lebih stabil.”
Jarak masih tiga ribu meter...
“Para hadirin, jika bukan saat genting, mohon bertindaklah sebagai penonton sejati. Prajurit 'Cambuk Dewa Perang' kami menolak bantuan tambahan.” Pangeran Lionheart menaiki singa salju Greenland raksasanya, dengan sikap paling bangga dan penuh keyakinan memberi hormat militer kepada semua pendeta dan perwira: “Aku minta maaf mengatakannya, tapi inilah kehormatan seorang ksatria.”
Dari sudut pandang panglima, keputusan Yang Mulia Pangeran Lionheart ini jelas bodoh.
Memusatkan keunggulan sihir adalah pilihan bijak setiap komandan berpengalaman, namun aura kepercayaan diri baja yang dipancarkan sang pangeran hari ini justru memantik kekaguman dan penghormatan tulus dari semua pendeta.
“Kebodohan seperti ini mungkin hanya ada di militer Bimon.” Liu Zhenhan mengagumi sekaligus menggerutu dalam hati, perasaan kontradiktif.
BAB 287: SIMFONI HUTANG DAGING-DARAH
Jarak tersisa seribu dua ratus meter...
“Resimen Berbual maju! Lagu Kulit Batu Gatt! Resimen Liontiger, renggangkan formasi!” Yang Mulia Pangeran memberi perintah tenang kepada peniup terompet dan dua belas imam pendamping Cambuk Dewa Perang, cambuknya menunjuk ke depan: "Penyihir bersiap!"
Berbeda dengan legiun Bimon lainnya, panglima Pasukan Pengawal tidak hanya merencanakan serangan tapi juga memimpin lagu perang, sementara imam hanya bertanggung jawab atas pertempuran peliharaan magis.
Dua belas imam telah menyiapkan instrumen amplifikasi mereka. Mendengar perintah, mereka segera memancarkan lingkaran hibernasi - ternyata ketiga resimen elit Pengawal ini masing-masing didampingi empat Imam Perang! Total empat kali lipat dibanding Resimen Toulun! Dua penyihir Elf juga mengeluarkan tongkat sihir dan gulungan sihir yang tersembunyi dalam lengan jubah.
Dua pelayan manusia kucing Suku Garfield membentangkan karpet bulu singa bertuliskan ukuran astronomi dan talisman, lalu menyapunya dengan bulu burung unta untuk membersihkan debu yang sebenarnya tidak ada.
Karpet bulu singa ini tertutupi noda darah usang dan bercak warna membentuk jejak kaki. Bulu mewahnya sudah rontok, menunjukkan usia yang sangat tua.
Karpet tua ini adalah peralatan paduan suara legendaris Bimon yang terkenal — "Karpet Paduan Tujuh Bintang Biduk". Dengan menginjak jejak kaki astronomi pada karpet, tujuh pendeta berbeda tingkat dapat menyanyikan lagu perang bersama, memperkuat efek lagu tersebut secara signifikan.
Lima Ksatria Emas Kuil segera mengelilingi para pendeta yang berdiri di "Karpet Paduan Tujuh Bintang Biduk", mengangkat perisai raksasa berbentuk burung hantu. Meskipun "Paduan Tujuh Bintang" sangat kuat, jika para pendeta diserang selama nyanyian, ketujuh pendeta akan mengalami pembalikan elemen bersama – risiko yang tidak ada saat pendeta bernyanyi solo. Karena itu harus dijaga ketat!
Dua formasi terpisah 1.500 meter...
Nada akhir lagu perang yang bergema sepenuhnya menenggelamkan derap unta, desing pedang, dan teriakan!
Irama dan ritme medan perang selalu menjadi hak eksklusif para Pendeta Bimon!
Kavaleri unta Mulan mulai mengendurkan tali kekang, mempercepat langkah unta mereka dengan diam bagaikan batu karang.
Unta putih salju menyatu menjadi Aliran Deras putih bersih. Irama derap kaki yang awalnya lambat semakin cepat, berubah menjadi gemuruh genderang perang, bergemuruh bagai hujan badai, akhirnya membentuk gelombang suara dahsyat yang sanggup menghancurkan langit dan bumi!
Seluruh lembah bergema dengan erangan menyakitkan dalam gemuruh. Di lembah yang telah mengalami pelapukan parah, suara gemerisik seperti hujan turun berjatuhan, kerikil tak terhitung melompat di langit sebelum mendarat di tanah.
"Hei! Hei! Hei!" Prajurit Behemoth mengaum lebih liar sebagai balasan!
Angin barat membawa berkat dari kejauhan, lingkaran lagu perang yang gemilang memberi mereka seratus kali nyali dan keberanian.
Kavaleri Muran yang telah bersiap, membungkuk dari punuk unta lalu setengah berdiri. Keterampilan berkuda yang mumpuni memungkinkan mereka tak perlu memegang tali kekang. Perisai bundar dari tempurung kura-kura di tangan kiri sudah menempel pada leher unta, pisau melengkung tajam telah kembali ke sarungnya. Kini yang mereka genggam adalah tombak pendek berduri, di balik cadar putih, pupil-pupil bermotif darah memancarkan kilau dingin yang serupa dengan mata tombak!
Lima ratus unta terdepan memperagakan arti "terlatih" dengan momentum charge yang serempak. Tak seekor pun yang keluar formasi, hanya lahar yang menyembur atau tsunami raksasa yang bisa menyaingi formasi seperti ini!
"Kavaleri Muran yang luar biasa!" Pupil Liu Zhenhan bergetar, namun itu karena jejak kaki unta yang mengguncang bumi.
Dalam gemuruh dahsyat bak bencana langit, bahkan Liu Zhenhan yang berpengalaman pun jantungnya berdebar kencang!
“Seluruh pasukan berhenti maju!” Mata Pangeran Lionheart memancarkan ketenangan bak danau tak bergelombang, dengan cepat membagikan instruksi.
“Resimen Berbual! Cahaya Kesadaran!”
“Resimen Berbual! Amplifikasi kekuatan!”
800 meter...
Jika teriakan perang prajurit Bimon sebelumnya mampu membangkitkan darah panas di dada setiap pengecut, maka kavaleri Mulan yang mengendarai unta putih kini bagai longsoran salju gunung, menghunjamkan kematian dan dinginnya maut ke dalam retina mata semua orang, kemudian meresap ke sumsum tulang, mengubur keberanian dan nyawa bersama-sama!
“Sayap kiri-kanan, lagu perang kelincahan! Cahaya Kesadaran!” Pangeran Lionheart mengaum bak guntur, mencabut pedang raksasanya dengan swish: “Bersiap!”
“Tahan! Tahan!” Semua perwira badak mengayunkan lengan kekar mereka, menghantamkan pilar totem raksasa ke arah prajurit Bimon berkepala sapi yang sesekali melangkah keluar formasi. Dorong-dorongan penuh tenaga membuat para perwira badak ini mirip perusuh ganas, bahkan beberapa kepala prajurit Berbual pecah pelipisnya oleh senjata mereka sendiri.
"Prajurit Berbual saat ini sudah bernapas kasar dengan wajah penuh amarah. Tanpa efek 'Cahaya Kesadaran', pasti mereka sudah memasuki fase Semi-Transformasi Liar! Saraf mereka seperti pegas yang sudah mencapai batas, hanya pukulan keras dari para perwira militer yang bisa mengembalikan sedikit kewarasan!"
Menghadapi musuh yang semakin mendekat hingga napas unta terlihat jelas, bahkan pupil para prajurit Cincin Perak kini dipenuhi darah beku tebal. Mereka terus menggelengkan kepala menahan hasrat bertarung, dua tanduk badai panjang-pendek di kepala mereka memantulkan cahaya kehijauan di udara berkat mantra kulit sekeras batu.
Formasi teratur Orang-orang banteng kini berubah seperti ular raksasa yang dipukuli, mulai meliuk-liuk tak karuan.
600 meter...
"Syu syu syu!"
Di antara desisan panah dan gemeretak tali busur yang tak putus-putus, awan hitam anak panah berbulu melesat dari formasi Pemanah Centaur. Membentuk jembatan pelangi indah di langit sebelum menghujam tanah pasir kosong.
Pasukan Pemanah Centaur telah berhenti maju. Kini mereka menjaga jarak aman 80 yard dari Resimen Berbual. Selain dua komandan resimen, jangkauan tembak Pemanah Hao sebenarnya belum mencapai jarak efektif.
Apa artinya pasukan elit? Apa makna 'Angin Bija'? Gelar mulia ini kini diwujudkan dengan sempurna oleh Pemanah Hao!
Sebelum hujan anak panah berbulu ini jatuh, hamparan pasir yang tadinya kosong tiba-tiba dipenuhi oleh gelombang salju yang menerjang! Unta yang berlari kencang, kecepatannya sama sekali tak kalah dengan kuda perang! Jika ini pemanah biasa, pasti baru sekarang mereka melepaskan panah pertama!
Daging dan kulit terkoyak!
Unta merintih kesakitan!
Pasukan kavaleri Mulan yang tertembak panah diinjak-injak menjadi bubur daging oleh aliran deras berikutnya. Tak ada yang berbelas kasih!
Unta yang kena panah di bagian vital terhuyung-huyung dan jatuh. Inersia dari kecepatan tinggi mematahkan kaki kokohnya, melemparkan penunggangnya ke udara membentuk lingkaran kosong demi lingkaran, menebarkan debu dan darah ke seluruh langit.
Derap kaki yang mengguntur terus bergema. Berbagai nada bersatu menjadi gelombang suara raksasa yang kompleks. Setelah hujan panah, formasi charge pasukan kavaleri unta Mulan terpotong jelas. Meski serangan ini tak terduga, pasukan terlatih Mulan cepat-cepat menaungi kepala dengan perisai tempurung kura-kura. Tak ada kepanikan, tak ada teriakan.
Ini adalah pasukan kavaleri yang sunyi dan kejam!
400 meter!
“Prajurit Berbual! Serbu!” Saat anak panah berbulu menghujani pasukan kavaleri lawan, Pangeran Lionheart akhirnya meneriakkan perintah yang telah lama dinantikan para Prajurit Behemoth.
Formasi Resimen Bloodhoof yang semula goyah seketika bergemuruh dengan teriakan "mooooo" yang keras. Semua Prajurit Berbual mengayun-ayunkan pilar totem mereka, kaki berat mereka menginjak pasir gurun, menyongsong pasukan unta yang mendekat dengan kencang.
Pasukan kavaleri Mulan yang bagaikan aliran baja bangkit dari leher unta mereka. Formasi pasukan yang tidak rata akibat hujan panah sama sekali tidak membingungkan prajurit berpengalaman ini. Mereka menutupi wajah dengan perisai bundar tempurung kura-kura yang semula melindungi kepala, hanya menyisakan mata penuh amarah dan tombak pendek yang siap dilepas.
Sinar terik matahari gurun memantul dari perisai baja yang licin bagai cermin, menciptakan kilau menyilaukan. Satu perisai tempurung kura-kura mungkin tak berarti, tapi pantulan dari ratusan perisai berbeda cerita - mereka membentuk dinding perak bercahaya yang memancarkan sinar menyakitkan mata bagai air mata!
Para prajurit Bimon berkepala sapi yang sedang berlari kencang langsung terpapar oleh tembok cahaya menyengat ini. Prajurit Berbual di barisan terdepan secara refleks menutupi mata dengan pilar totem besar di tangan mereka akibat silau cahaya yang dipantulkan perisai baja. Meski tidak menyebabkan luka, momentum charge mereka jelas melambat karena gerakan ini. Seandainya pengawal kerajaan Bimon tidak menerapkan jarak ketat lima yard antara formasi gelombang depan dan belakang, pasti para prajurit Bimon yang sedang berlari kencang ini akan saling bertabrakan!
Inilah taktik kavaleri pantulan cahaya yang disebut Temülen Tua Sementara Tale Tului sebagai "konsep Jenderal Tampan"! Momen stagnasi singkat pasukan Bimon inilah yang ditunggu kavaleri Temülen!
"Syuut-syuut-syuut!"
Memanfaatkan inersia unta yang sedang charge, kavaleri Temülen melemparkan tombak pendek berujung runcing dengan lingkaran duri sepanjang satu li. Tombak sepanjang satu meter ini melesat seperti busur silang kencang yang terbebas, meninggalkan bayangan-bayangan padat di udara sebelum "kretak-kretak" menancap di otot kokoh bagai gunung para prajurit Berbual.
"Syuut-syuut-syuut-syuut!"
Pasukan pemanah Sai Le yang mengikuti kavaleri ini pun mulai bertindak!
Dengan memanfaatkan dorongan kuat unta dari selangkangan, pasukan Mulan baik tombak pendek maupun anak panah berbulu kini mencapai jangkauan dan daya mematikan yang luar biasa. Di bawah serangan kekuatan ini, 200 prajurit Berbual di barisan depan berubah menjadi prajurit Landak, formasi charge yang padat tiba-tiba menjadi kosong seperti kulit kepala yang dicukur pisau cukur. Banyak prajurit Berbual bahkan tertembus tubuh perkasa mereka oleh tombak baja sepanjang 1 meter, tertancap di pasir.
"Di~ gek gek gek~"
Teriakan aneh dan gelak tawa menggelegar akhirnya meledak dari tenggorokan kavaleri Mulan yang lama tertekan. Emosi yang terpendam lama kini meluap, mereka menghunus pisau melengkung berkilau sambil menerjang musuh di depan mata, tak lupa mengejek infanteri orang-orang barbar barat dengan cara khas kavaleri Mulan.
Orang Moran terlalu meremehkan kekuatan, keberanian darah, dan kekerasan kepala prajurit Bimon! Pilar totem raksasa di tangan dan teknik menghadang yang terampil membuat tubuh prajurit Berbual terhindar dari sebagian serangan jarak jauh. Meskipun tubuh sebagian besar prajurit Berbual yang berada di barisan terdepan telah mengalami kekalahan besar, "Lagu Kulit Batu" yang menganugerahkan kekuatan dan otot kuat yang menjadi kebanggaan orang-orang banteng bukanlah gelar kosong! Di bawah stimulasi Semi-Transformasi Liar, bahkan prajurit Bimon berkepala sapi yang tertancap di tanah perlahan menarik tombak baja dari tubuh mereka sendiri, "Prak! Krek!" mematahkannya menjadi dua bagian, lalu kembali mengangkat pilar totem.
"Di~ tertawa gemulai~" gelak ejekan bergema nyaring. Pasukan Kavaleri Mulan yang mengira Prajurit Berbual pasti ambruk, justru bangkit dengan darah menyembur dan tombak pendek serta anak panah berbulu tertancap di tubuhnya. Dengan pilar totem diayunkan, menghantam Kavaleri Unta yang mendekat! Pilar totem yang melesat itu bagai Guntur Murka yang maha dahsyat!
Panah Pemanah Centaur hanya melesat tiga kali. Di garis bentrokan antara Kavaleri Mulan dan Prajurit Berbual, tiba-tiba "gemuruh!" menggelegar disusul gelombang darah yang menjulang bak samudera!
Bunga sihir segera mekar di tengah formasi musuh yang terkepung! Jumlah pasukan saat ini paling padat, setiap penyihir dan peliharaan magis yang dikendalikan pendeta, telah menunggu momen ini sangat lama! Demikian pula, tujuh Ahong dari bangsa Mulan juga telah menanti momen ini sejak lama!
Para penyihir pengendali kekuatan elemen dan Ahong ini tidak banyak mendapat kesempatan untuk menunjukkan kemampuan, karena pertarungan selanjutnya adalah kompetisi di antara mereka - siapa yang menguasai keunggulan magis akan menentukan kemiringan timbangan strategi!
Setelah dihujani hujan api dan senjata angin, gelombang pertama prajurit dari kedua pihak telah tumbang seluruhnya. Gelombang kedua yang maju bertempur kembali memercikkan pancaran darah ke langit!
Anak panah berbulu melesat! Kilau pedang perang yang dingin menusuk! Pilar totem raksasa menghancurkan tengkorak paling keras!
Liu Zhenhan menahan kuat keinginannya untuk turun tangan, kepalan tangannya berderik. Setiap Bimon saat ini mengeluarkan geraman rendah, persis seperti binatang buas yang benar-benar haus darah! Bahkan Guo Guo yang berdiri di bahu Liu Zhenhan, kini seperti kera kecil yang mengertakkan gigi dan memukul-mukul dada mungilnya yang kemerahan.
"Dua ratus pasukan udara burung nasar dari tentara Mulan, juga menyambar dari kejauhan menyerang kavaleri udara tak resmi Bimon yang menyedihkan! Serangan mereka secepat kilat, sorot mata mereka bagai menatap bangkai busuk!"
Sebelum pasukan unggulan Mulan tiba, kavaleri udara Bimon sudah menyadari situasi dan segera merendahkan ketinggian ke formasi induk. Ini bukan tindakan pengecut, bahkan prajurit tombak bendera Biao dari suku Tiger yang garang sekalipun tak akan nekat bertarung saat ini!
Dua ratus prajurit burung nasar harus dihadapi oleh jumlah setara kavaleri udara Bimon!
Satu per satu Chimera berkepala dua raksasa, burung raksasa Newton dengan sayap daging yang bertambal seperti pengemis, mulai berlari ancang-ancang di pasir membara di bawah kendali tuannya. Saat sayap terkembang, aliran udara panas tersapu, membawa mereka terbang miring ke angkasa.
"Aku tak ingin seluruh Aiqin mencicipi daging burung nasar, cukup kita Bimon saja!" Liu Zhenhan mengaum ke langit!
Gurun dan Aiqin, dua peradaban hari ini bertubrukan dengan cara paling purba dan biadab!
BAB 288: GAGAHNYA! PRAJURIT BIMON BERKEPALA SAPI!
Saat gelombang pertama sihir menyapu pusat pertempuran, waktu tiba-tiba seperti membeku.
Setiap penonton perang tiba-tiba merasa semua yang terlihat di mata mereka bergerak dalam slow motion.
Cincin logam yang terpasang di lubang hidung prajurit Bimon berkepala sapi bergoyang naik turun perlahan, embusan napas putih seperti peluit kuno Goblin keluar perlahan; pedang melengkung kavaleri Mulan membelah setengah lingkaran di udara, butiran pasir yang terlempar dari kuku unta tertahan di udara sebelum jatuh lembut seperti bulu.
Udara pun seakan ikut tercekik.
Tiba-tiba, dentuman dahsyat bergema - pekik perang yang menggetarkan langit, patah tulang, curahan darah segar, segala suara meledak dalam kesunyian bagai gunung berapi yang bergolak. Hidup atau mati? Ini telah menjadi pertanyaan.
"Tarian Bilangin Angin Luojia" menyapu garis merah di batuan cembung yang terkelupas, "Roda Api" memotong tubuh-tubuh perkasa satu per satu. Prajurit yang bertaut erat roboh bersama, darah menyala-nyala seperti sinabar yang dilingkari kuas merah, mencatat kekejaman perang.
Sihir yang telah lama dipersiapkan para penyihir dari kedua pihak benar-benar luar biasa, mengalahkan hukum alam dengan kekuatan tak tertandingi.
Melupakan keberadaan Imam Bemon berarti bersiap menerima pelajaran!
"Lagu Dispersi Arina" yang dinyanyikan oleh tujuh pendeta dalam bentuk paduan suara, setelah serangan magis elemen api dari Mullah Mulan, langsung menyebar. Meskipun lagu perang yang menggunakan strategi counterattack ini memiliki kelemahan dalam kecepatan awal, fungsi dispersi kuat yang dikerahkan bersama oleh tujuh pendeta membawa injil bagi sebagian prajurit Bimon berkepala sapi yang terkena serangan magis. Hujan api dan pisau api yang berputar-putar tiba-tiba menghilang.
Pasukan Pengawal Kerajaan tetap Pasukan Pengawal Kerajaan! Tak satu pun imam pendamping dari legiun Bimon mana pun bisa melakukan penekanan dispersi secepat dan seakurat ini!
Kavaleri unta salju yang melaju liar tidak mengurangi kecepatan karena perubahan kecil ini. Dengan jumlah yang banyak, mereka seperti kapak raksasa yang membelah pohon purba, langsung merobek formasi tidak rapi prajurit Bimon. Prajurit Bimon yang menerjang sambil mengaum dari barisan belakang justru menghancurkan kuda-kuda ini menjadi serpihan!
Kekacauan dengan kuda terjungkal dan prajurit terluka ini jelas sangat merugikan Bimon. Meski banyak kavaleri unta salju yang tumbang, formasi pasukan yang menyusul di belakang tetap menjaga kecepatan tinggi. Bentrokan seperti ini lambat laun akan mengubur semua Prajurit Berbual!
Pangeran Lionheart yang memimpin pertempuran tak menunjukkan sedikitpun emosi. Sarafnya sekeras besi tuang, hatinya sedingin es!
Teknik bertarung dan strategi mengagumkan kini tak lagi penting. Di jalan sempit, hanya tubuh dan keberanian darah prajuritlah yang menjadi anak timbangan terbesar penentu kemenangan!
Orang-orang Bimon maju tanpa ragu!
Mereka bagai batu karang yang terus-menerus bertubrukan keras dengan godam Kavaleri Mulan! Tak ada percikan api, hanya percikan darah!
Kavaleri Mulan yang mengendarai unta putih menyerang dengan formasi berkesinambungan, prajurit haus darah namun tetap tenang layaknya Tombak Overlord yang tak tertandingi; namun Infanteri Berbual bukanlah mentega lembut yang mudah diiris, tubuh perkasa prajurit Bimon setegar pilar totem raksasa di tangan mereka; bahkan tombak paling tajam pun akan tersangkut saat menusuk tubuh mereka.
Kerja sama Pendeta dan infanteri di bawah komando santai Yang Mulia Pangeran laksana simfoni indah yang mengalir sempurna!
Dalam pertarungan penekanan magis saat merapat cepat, dua belas imam pendamping memobilisasi sepuluh ekor peliharaan magis, bekerja sama dengan dua penyihir Elf, bertahan mati-matian melawan tujuh Ahong bangsa Mulan; Dua ekor peliharaan magis yang sedikit lebih tinggi levelnya - seekor macan tutul asap dan serigala angin berbulu biru - di bawah komando pendeta, menghujani formasi kavaleri yang padat dengan mantra spontan mereka. Asap hitam, bara api, dan bilah angin, dipadukan dengan charge prajurit Berbual, menyebar seperti wabah yang ganas.
Tuan dari dua peliharaan magis itu jelas telah memberikan perintah bunuh diri! Macan tutul asap-api dan serigala angin biru ini menyerang dengan keganasan yang melampaui frekuensi magis normal!
Pada situasi seperti ini, mantra sekuat apapun takkan bisa menciptakan kekacauan secepat dua mantra dasar spontan ini. Asap dan angin yang menyebar memang mengganggu kavaleri Mulan, tapi justru menjadi penyamaran terbaik bagi prajurit Berbual!
Prajurit Bimon berkepala sapi dari Resimen Kuku Darah tak mengecewakan. Menghadapi formasi kavaleri yang jumlahnya dua kali lipat, mereka bergerak lebih cepat, lebih nekat, lebih ganas. Bagai ombak yang tak putus, mereka menerjang musuh berulang kali, menyemburkan gelombang darah yang berhamburan seperti kelopak bunga dan pecahan giok!
Para pendeta dan perwira militer yang mengikuti kunjungan lapangan pertempuran ini kini dibuat tak berkedip, dada berdebar tak karuan oleh pertunjukan epik nan menggetarkan.
“Menggunakan satu peliharaan magis unsur api dan satu peliharaan magis unsur angin, melancarkan serangan pengalih perhatian alih-alih serangan mematikan, jelas merupakan strategi yang diatur sebelumnya oleh Yang Mulia Pangeran. Strategi ini tak diragukan lagi cukup sukses! Asap dan angin yang menyebar menciptakan kekacauan besar, sekaligus mengukir bahaya laten dalam benak lawan, memberikan bayangan gelap dan berbahaya yang jauh lebih menakutkan daripada membunuh mereka secara terang-terangan.”
Situasi kacau ini membuat para prajurit Bimon berkepala sapi mengerahkan kekuatan barbar mereka hingga batas maksimal dalam sekejap!
Sebenarnya, sepuluh peliharaan magis Imam Bemon memiliki jarak tembak sihir yang jauh lebih pendek dibanding tujuh ulama Malan lawan, dengan daya rusak yang juga jauh lebih lemah. Meski ditambah dua penyihir elf, kualitas mereka tetap kalah dari tujuh ulama lawan.
Dengan jarak tembak yang tidak memadai, peliharaan magis hanya bisa bertahan pasif saat berhadapan dengan ulama Malan dari jarak jauh. Namun, tujuh ulama lawan juga mustahil bisa mengalahkan dua penyihir elf dan sepuluh peliharaan magis dalam waktu singkat.
Baik Pangeran Lionheart maupun Talerbru sama-sama merintih dalam hati. Keyakinan awal mereka akan keunggulan magis pasukan sendiri mulai goyah, diikuti kebingungan: mengapa formasi penyihir mereka yang dibentuk dengan biaya tinggi tetap tak bisa meraih keunggulan cepat?
"Ini sama seperti pertempuran artileri!" Liu Zhenhan berkomentar penuh kekaguman.
Dalam pertarungan sihir yang megah, pertempuran antara kavaleri Mulan yang bergerak seperti gelombang pasang dan prajurit Berbual telah mencapai tahap memanas. Kavaleri Mulan berjumlah lebih dari tiga ribu, sementara infanteri Bimeng-Berbual hanya seribu orang. Dengan perbedaan kuantitas dan kualitas yang begitu besar, Resimen Berat Bloodhoof benar-benar seperti karang yang kokoh, bertahan menghadapi longsoran kavaleri Mulan!
Ini bukan keajaiban, bagi Bimon ini sama sekali hal yang normal!
Kerajaan Bimeng selain Wolff, ras-ras tempur utama lainnya sulit membentuk kavaleri yang terorganisir karena tubuh mereka terlalu besar dan berat. Justru karena alasan ini, infanteri selalu menjadi pasukan kartu as yang diprioritaskan dalam Kerajaan Bimeng.
Gelar mulia "Pasukan Infanteri Bimeng adalah Perisai Aigean" pertama kali diteriakkan oleh para penjajah asing yang kalah dan hancur di Benua Aigean. Semua penjajah ini tanpa terkecuali pernah jatuh telak di tangan infanteri Bimeng, dan hari ini orang Mulan pasti juga akan merasakan bagaimana rasanya.
Bagi ras beradab mana pun, mengerahkan infanteri untuk melawan kavaleri sama absurdnya seperti keju yang berusaha melawan pisau dan garpu. Bahkan pasukan infantri berat manusia yang terkuat di Benua Aigean saat ini pun membutuhkan perlindungan perisai berat dan tombak naga 7 meter untuk memiliki keberadaan menghadapi kavaleri frontal - kavaleri yang paling kikuk sekalipun, begitu melancarkan serangan padat, tekanan yang dihasilkannya setara dengan benana alam yang tak tertahankan oleh manusia. Begitu formasi kavaleri bagaikan tsunami mulai melaju dengan kecepatan penuh, kekuatan dahsyatnya akan menghancurkan langit dan bumi, memecahkan mata, menghancurkan setiap jantung yang lemah, dengan bahasa paling lugas memberitahu setiap penghalang: inilah malapetaka maut yang akan datang!
Menghadapi tekanan seperti ini, bahkan infanteri berpengalaman sekalipun akan merasakan setitik ketakutan. Ini sama sekali bukan pertarungan setara! Banyak legiun terkenal di Benua Aigean yang ketika menghadapi kavaleri dengan infanteri, pernah mengalami kasus di mana sebagian prajurit panik di medan perang, memungkinkan kavaleri musuh seperti pisau tajam menyusup ke titik lemah, lalu menginjak-injak seluruh formasi perang menjadi lumpur.
Bagi pasukan infanteri mana pun, mampu menghentikan serangan kavaleri dalam situasi bertahan pasif saja sudah merupakan kemenangan besar!
Situasi ini terbalik sepenuhnya di Kerajaan Bimeng.
Pasukan Bimon tidak pernah bertahan secara kura-kura, menyerang adalah keahlian terbaik prajurit Behemoth. Meskipun kelemahan hanya menyerang tanpa bertahan ini membuat pasukan Bimon semakin merosot dalam perang modern, namun saat infanteri melawan kavaleri, serangan nekat saling berhadapan ini justru memiliki efek luar biasa yang sulit diungkapkan!
Dalam tradisi panjang Bimon, sudah tak terhitung contoh pertempuran infanteri mengalahkan kavaleri. Endapan sejarah yang gemilang memberi prajurit Bimon kepercayaan diri dan keberanian tiada tara. Mereka akan melancarkan serangan paling dahsyat pada jarak tepat, menghadapi lawan secara frontal dengan kekuatan, lalu menginjak mereka menjadi tumpukan daging hancur!
Keberanian prajurit Bimon yang sanggup mengubah gunung dan sungai ini mustahil ditiru ras lain. Ras mana yang bisa sempurna seperti Bimon? Bimon pernah memiliki tiga angkatan darat, laut, dan udara lengkap! Bimon memiliki prajurit perkasa yang tak tertandingi di benua! Bimon memiliki catatan pertempuran gemilang nan megah!
Yang terpenting, Bimon pernah tak terkalahkan di dunia! Hanya dengan keyakinan ini, para ksatria Bimon akan silih berganti maju meneruskan kejayaan sejarah!
Prajurit Berbual dari Resimen Kaki Darah adalah prajurit Bimon berkepala sapi paling elit. Dengan tinggi tubuh perkasa hampir 3 meter dan daya ledak mengerikan setelah sprint jarak pendek, mereka mencapai level luar biasa dengan dukungan "Kebangkitan Tinekos" - "Lagu Perang Amplifikasi Kekuatan". Baju zirah kokoh dan kulit terpetrifikasi memungkinkan para prajurit Berbual ini benar-benar menghadapi kekuatan dan nyali serbuan pasukan unta secara frontal!
Kepercayaan diri, kekuatan, keberanian, dan lagu perang selamanya menjadi pondasi kokoh yang tak terkalahkan bagi Ksatria Bimon!
Pasir kuning kering di bawah kuku besi menelan deras darah panas yang mengalir. Setelah hampir tiga batalyon Berbual berguguran, serangan pasukan kavaleri Mulan akhirnya berhasil dihentikan oleh tubuh daging-darah orang-orang Bimon. Pisau melengkung gurun yang tajam ini untuk pertama kalinya terhentak pada batuan basalt.
Panglima Talbru menggosok matanya tiga kali berturut-turut sebelum menerima fakta mengerikan ini.
Kesalahan kecil yang dibuatnya dalam proses komando tiba-tiba membesar tak terkendali - dalam serbuan kali ini, Talbru mengerahkan seluruh pasukan kavaleri unta salju sekaligus, total tiga ribu orang!
Medan perang yang datar di depan ini adalah posisi paling ideal untuk kavaleri berlari kencang. Menurut rencana awal sang Panglima Molan, dengan mengerahkan enam kolom berisi 3.000 kavaleri unta untuk menyerang bergiliran, sekuat apa pun prajurit Bimon berkepala sapi itu, pasukan kavaleri Molan yang perkasa pasti bisa menghancurkan orang-orang barbar barat ini menjadi bubur daging, bagaikan kapak raksasa menebang pohon besar!
Formasi perang yang disusun Bimon di mata sang Panglima Molan terlihat sangat amatir. Selain prajurit Bimon yang menyerbu, para pemanah dan 1.000 infanteri barbar barat lainnya masih berdiri 100 langkah jauhnya. Tak ada perisai berat maupun kubu pertahanan kayu dan tombak panjang. Begitu 3.000 kavaleri unta salju menginjak-injak orang-orang barbar berkepala sapi ini, dalam lima napas mereka bisa menggilas para pemanah dan infanteri sekaligus. Bahkan komandan utama barbar barat yang berada 200 yard jauhnya tak akan luput!
Talebru bukan tidak membuat persiapan terburuk. Menurutnya, pasukan kavaleri unta saljunya yang paling payah sekalipun setidaknya bisa membelah formasi tumbal musuh. Saat itu, 3.000 kavaleri dan 1.000 pemanah Diler bisa melahap lawan satu per satu. Pasukan cadangan 500 ksatria unta terbang pilihan bisa menghunjamkan pukulan mematikan ke jantung musuh, bahkan langsung memutus kesempatan orang-orang barbar barat terkutuk ini untuk melarikan diri!
Taletulu benar-benar meremehkan kekuatan Nyanyian Perang Bangsa Behemu dan Prajurit Kerajaan Berbual!
Dalam tabrakan pertama, sebagian besar prajurit Orang-orang Banteng dan unta salju sudah mengalami pendarahan dari tujuh lubang tubuh saat bertubrukan, berhamburan jatuh tak beraturan! Namun pilar totem yang mereka hantamkan, tubuh perkasa, dan kekuatan dahsyat mereka membuat musuh-musuh merana dan terempas ke tanah sambil merintih!
Kabut angin yang dilepaskan Macan Tutul Awan Berasap dan Serigala Angin Punggung Biru menghalangi kavaleri Mulan yang sangat bergantung pada penglihatan. Seperti refleks prajurit Orang-orang Banteng yang melindungi mata saat menghadapi pantulan cahaya, kavaleri Mulan bisa menghadapi hujan panah dengan berani, tapi tak kuasa menahan refleks menghindar dari serangan magis!
Unta salju yang cerdas di selangkangan mereka, mengikuti insting perlindungan diri alami hewan, juga memperlambat ritme gerakannya bersama para penunggangnya saat menghadapi gelombang kabut yang bergulung-gulung.
Orang Mulan boleh memperlambat ritme, tapi Banteng Berbual sama sekali tidak akan!
Gelombang kedua Orang-orang Banteng yang menyerbu mengulangi tabrakan serupa, diikuti gelombang ketiga prajurit Banteng yang melakukan hal persis sama!
Pada benturan gelombang pertama, momentum kavaleri Mulan masih tersisa tenaga. Di gelombang kedua, mereka hanya bisa bertahan seimbang. Ketika gelombang ketiga saling berbenturan, Banteng Berbual tiba-tiba menerobos formasi kavaleri unta yang momentumnya sudah melemah, seperti tang baja yang langsung memutus jalur tombak utama kavaleri. Berdiri kokoh seperti gerbang seberat sepuluh ribu pon - inilah keunggulan dan teknik khusus infanteri Bimon! Tanpa keberanian luar biasa dan tekad mematikan yang tak tergoyahkan, tanpa warisan sejarah yang terkumpul selama ribuan tahun dan semangat heroik, bahkan tubuh sekuat banteng pun belum tentu efektif!
Begitu serangan terhambat, formasi serangan 3.000 kavaleri unta salju langsung kacau. Sebagian besar kavaleri unta di posisi serang utama terpaksa menarik tali kekang dengan susah payah untuk menghentikan laju tunggangan mereka karena jalur depan terhalangi. Karena tarikan terlalu kuat, kebanyakan unta tidak bisa mengoordinasikan gerakan dan tiba-tiba menabrak rekan di depan - dalam gerakan cepat seperti ini, sedikit saja kesalahan dalam teknik menunggang akan membuat tarikan mendadak ini memuntir kaki unta.
Karena formasi kavaleri Mulan lebih lebar daripada formasi serang Orang-orang Banteng, kavaleri unta salju yang tidak berada di posisi serang utama beruntung bisa meluncur keluar melalui sisi kiri-kanan. Namun yang menanti dan menyambut mereka adalah hujan lebat anak panah berbulu!
Sebagai pemanah kerajaan elit, pasukan pemanah Haus "Angin Biga" melepaskan panah dengan tenang namun ganas, membersihkan pasukan kavaleri unta salju yang terus menerus mengalir dari kedua sisi formasi perang Bimon berkepala sapi. Kemampuan mematikan mereka dalam memanah termanifestasi sempurna, menuai "bunga kehidupan" dari pasukan berkuda unta yang tidak melakukan gerakan mengelak.
Pada saat ini, unta pasukan pemanah Sile dari tentara Mulan masih bergerak lamban di jarak 500 yard. Para budak penembak ini bersama pasukan kavaleri Mulan yang tidak bisa menerobos, membentuk kelompok tak beraturan yang kacau. Perbedaan kualitas antara pemanah profesional dan amatir terlihat sangat jelas dalam sekejap.
Bukan karena pemanah Sile tidak ingin melakukan tekanan tembakan, melainkan jangkauan mereka belum mencukupi untuk menyerang pasukan pemanah lawan.
Prajurit Bimon berkepala sapi yang telah menderita kerugian besar mulai meraung "Moooo!" dengan ganas, akhirnya membuat lawan membayar harga yang setimpal!
Begitu pertarungan jarak dekat dimulai, prajurit Bimon berkepala sapi dalam keadaan mengamuk akan berubah menjadi Mesin Pembunuh berdaya maksimal. Mereka akan menjadi mimpi buruk yang tidak ingin dihadapi kembali oleh semua lawan!
Perbedaan kekuatan antar ras terlihat sangat mencolok saat ini. Meski para pria perkasa gurun memiliki tinggi lebih dari 1.8 meter, postur gagah Prajurit Berbual tidak kalah dengan Kavaleri Mulan yang menunggang unta. Kekuatan besar unta bisa digunakan untuk charge, namun tak bisa dimanfaatkan dalam pertarungan tubuh. Perlawanan lemah seperti melengking kewanitaan dari Kavaleri Mulan membuat Prajurit Berbual bisa mengerahkan kekuatan dahsyat mereka sepenuhnya.
Mereka bagaikan preman berbadan besar yang merobek pakaian gadis remaja, menginjak-injak tubuh putih susu tanpa ampun! Serangan balik lemah yang ditunjukkan Kavaleri Mulan dalam kekacauan ini tak jauh berbeda dari jerit kesakitan gadis yang diperkosa!
Pilar totem berat menghantam Kavaleri Mulan hingga menjadi bubur daging!
Unta salju tinggi dipatahkan tulang punggungnya!
Kaki berkuku raksasa menginjak-injak tubuh yang masih mengerang di bawahnya!
Darah mengucur deras membasahi tubuh-tubuh kekar!
Para Prajurit Berbual mengangkat potongan anggota tubuh, mengayunkan di udara sambil meneriakkan amarah haus darah!
Bunyi genderang perang yang dipukul gila-gilaan oleh para penabuh, menyalakan jiwa demi jiwa yang semakin mengamuk!
Perwira badak dari Resimen Kuku Darah menunjukkan daya penghancur yang paling mengerikan. Pasukan berkuda Mugalan bahkan belum pernah melihat prajurit seganas ini!
Mereka meneriakkan nama Dewa Perang Campas, darah segar menjadi tinta yang mencatat keberanian mereka, tubuh yang remuk menjadi neraca untuk mengukur kekuatan mereka. Setiap ayunan pilar totem berikat besi mereka menyapu radius pertempuran menjadi zona mati – baik manusia maupun unta yang terkena pilar totem itu akan terlempar ke langit bersama percikan darah, lalu jatuh menghujam bumi.
Debu sudah lenyap. Darah yang menggenangi tanah telah membasahi bumi hingga jenuh!
Tak ada yang terluka! Tertimpa senjata berat seperti pilar totem hanya berarti kematian!
Kekuatan prajurit Berbual, bahkan di antara ras Bimon sekalipun, hanya beberapa ras kuat yang sanggup menahan!
Menurut Tuan Tanah Feilengcui, pertempuran ini bagaikan Prajurit Rendahan Zhang Ga bertarung dengan Mu Tiezhu. (PS: Mu adalah center tim basket Tiongkok tahun 80-an, dijuluki raksasa Asia.)
Dalam pertarungan jarak dekat, kelemahan fatal lain Mugalan terungkap – pasukan berkuda Mugalan yang terkenal di dunia hanya mengenakan zirah lunak berpelindung kulit unta dengan paku keling!
Sebenarnya bukan hanya Kekaisaran Mugalan, sebagian besar negeri gurun memang tidak memiliki tradisi memakaikan zirah baja pada prajurit. Ada dua alasan utama:
Pertama: Orang-orang gurun umumnya sangat tidak suka mengenakan zirah baja, karena dengan memakai baju perang yang berat, mereka akan kesulitan mempertunjukkan jurus pedang yang cepat dan variatif.
Kedua: Pisau melengkung militer yang ditempa dari baja Uzi adalah senjata tajam yang mampu memotong besi seperti memotong lumpur. Zirah rantai ringan sama sekali tidak memiliki daya tahan. Bahkan jika menunggang unta dan melakukan charge, dengan kekuatan inersia yang besar, zirah baja berat pun tidak akan bertahan - lagipula bahkan Kekaisaran Mugalan pun tidak mungkin menggunakan seluruh baja Uzi berkualitas tinggi untuk menempa zirah. Baja Uzi di gurun belum sebanyak itu.
Sebenarnya, bahkan jika kavaleri Mugalan hari ini seluruhnya dilengkapi dengan zirah baja Uzi, itu akan sia-sia. Di hadapan pilar totem Orang-orang Banteng, kekuatan benturan mengerikan yang harus ditanggung oleh prajurit berbaju zirah berat sekalipun, cukup untuk membuat prajurit zirah muntah darah lima gantang!
Prajurit Berbual dari Resimen Kuku Darah dalam formasi pengawal adalah infantri berat. Meskipun zirah berat mereka terlihat seprimitif pengemis dibandingkan zirah berat negara-negara manusia Aiqin, tapi ketika berhadapan dengan kavaleri Mugalan yang hanya memakai zirah kulit, justru terlihat sangat mewah. Dalam pertempuran jarak dekat, zirah adalah nyawa prajurit! Kehilangan momentum charge, bahkan jika kavaleri Mugalan berusaha melempar tombak pendek, sama sekali tidak bisa menembus zirah dan kulit sekeras batu prajurit Orang-orang Banteng. Lukaan seperti ini justru akan membuat Prajurit Berbual semakin haus darah dan mengamuk!
Nasib malang terus berlanjut, kemudian meluas, dan akhirnya menyebar ke seluruh medan perang seperti semangkuk bubur gandum yang mendidih diaduk dengan gada besar.
Pertempuran kacau dan ruang sempit membatasi jurus pedang rumit kavaleri Mouran, namun memberikan panggung bagi Orang-orang Banteng.
Dalam kekacauan dan kepadatan seperti ini, jurus pedang mewah sama sekali tidak berguna. Hanya tebasan langsung dan sederhana yang menjadi serangan paling efektif. Prajurit Bimon berkepala sapi justru paling menyukai pertempuran kacau seperti ini - musuh ada di mana-mana, cukup ayunkan pilar totem sepuasnya!
Pisau melengkung Mouran memiliki panjang 1 meter.
Pilar totem besi mencapai panjang 2 meter 20 sentimeter.
Dengan tinggi badan dan rentang lengan, Prajurit Berbual menghancurkan kepala musuh satu per satu. Berkat baju baja dan mantra kulit sekeras batu, mereka tak perlu bertahan! Otak yang terbakar Transformasi Liar membuat mereka hanya haus akan darah musuh!
Kavaleri Mouran putus asa menyadari: meski 3-5 orang bersama-sama menebas pilar totem kayu berkali-kali dengan pisau tajam, senjata berat primitif ini tetap tak terbendung. Mereka hanya bisa menyaksikan pilar totem menghantam manusia dan unta salju menjadi bubuk daging dengan suara "praak"!
“Kita pasti menang!” Raungan penuh keyakinan Pangeran Lionheart mengguncang bumi.
Situasi orang-orang Mouran memang tidak membawa harapan baik.
Kurang dari tujuh ratus prajurit Bimon berkepala sapi yang mengamuk, bagaikan serigala lapar yang menerobos kandang domba. Radius serakan yang besar dan mengerikan mereka di tengah formasi kaku kavaleri Mouran, benar-benar seperti menggelar pesta pembantaian. Dentuman tulang patah dan suara tubuh terjatuh yang meredam menjadi suara yang paling ditakuti oleh kavaleri Mouran.
Tanpa serangan balasan yang efektif, tiga ribu kavaleri Mouran sama sekali bukan tandingan Bimon. Senjata komandan kompi pun tidak dilengkapi. Melawan prajurit berat yang mengerikan ini dengan Pisau melengkung, kehancuran hanyalah masalah waktu belaka!
Sebagian Prajurit Berbual yang terlalu bersemangat dalam membunuh bahkan melemparkan pilar totem mereka, lalu berkumpul tiga lima orang, menundukkan kepala untuk melancarkan serangan balik skala kecil berulang kali ke kavaleri Mulan. Tanduk banteng melengkung mereka yang tajam dan keras di kepala bagikan belati raksasa, membajak seperti buldoser menusuk unta putih dan penunggangnya hingga roboh. Di mana tanduk itu berayun, darah dan organ dalam beterbangan. Bahkan jika kavaleri Mulan mengayunkan pisau melengkung membelah tengkorak mereka, mereka tak gentar – inilah teknik rahasia Suku Berbual "teknik gladiator"! Seni bela diri tertinggi yang mengubah tanduk Bimon menjadi senjata mematikan! Prajurit Bimon berkepala sapi dari Resimen Bloodhoof baru menguasai kulit luarnya saja, yang benar-benar ahli dalam teknik kuno ini adalah Prajurit Cincin Emas.
Hari ini, Prajurit Cincin Emas yang telah lama hilang dari sejarah, kembali muncul dalam barisan tempur Bimon. Mata mereka berkilauan, melesat di langit biru.
Bab 289 Pertarungan Udara
"Obisilachi!" Prajurit Kijang Duncan mengumpat kesal. Hari-hari yang dihabiskan terbiasa di sekitar bos membuat Bimon yang jujur ini cepat menguasai sumpah serapah kuning ini untuk meluapkan kekesalan.
Berbeda dengan saudara-saudara Berbual di darat yang sedang berjuang mati-matian, lawan Duncan dari Suku Bangsa Burung Nasar Iskandar bagaikan kawanan kelelawar licik, membuat formasi pasukan udara Istana Musim Panas Dewa Perang yang garang tiba-tiba kehilangan sasaran.
Dua ratus prajurit burung nasar Mulan yang awalnya menyerbu ini, tiba-tiba menghentikan laju charge mereka setelah Ksatria Elang Bertanduk dan prajurit Biao menyambar ke ketinggian rendah, serta Pasukan Kavaleri Udara Newton dan Chimera membentuk formasi besar lepas landas. Dengan santai mereka mengepakkan sayap, melayang di kejauhan.
Setelah memberikan komentar-komentar tentang pasukan udara Feilengcui, para ksatria burung nasar tiba-tiba membalikkan arah ke langit biru, membentuk busur-busur lingkaran di udara sambil mundur ribuan yard, seolah memberi jalan bagi pasukan udara Feilengcui yang baru saja terbentuk.
Jurang gunung raksasa selebar puluhan li ini membuat medan perang udara terasa terlalu luas. Dua ratus burung nasar yang beterbangan di cakrawala bagaikan kawanan ikan berenang di lautan; sikap udara mereka yang tenang dan mahir dalam manuver terbang tingkat tinggi mungkin takkan pernah bisa ditiru oleh pasukan udara Newton maupun Chimera seumur hidup mereka.
"Semula Duncan ingin memimpin seluruh kavaleri udara untuk menerjang habis-habisan dan bertarung jarak dekat dengan para manusia burung nasar yang terbang mendekat ini. Namun tiba-tiba pihak lawan mengubah posisi dari mode menyerang menjadi bertahan, membuka jalur dan mundur, membuat Duncan kebingungan.
Otak cerdas Prajurit Cincin Emas memberitahu Duncan bahwa tindakan lawan ini pasti bukan karena pengecut. Hanya dua prajurit Biao dari empat tim pengintai yang berhasil kembali, membuktikan kekejaman mereka. Melihat lawan melayang di kejauhan sambil berbisik-bisik, Prajurit Kijang langsung tahu pasti ada rencana jahat.
Sebelum Duncan memutuskan apakah akan memimpin serangan total bersama rekan kavaleri, para manusia burung nasar sudah bereaksi cepat. Kerumunan mereka tiba-tiba berpencar seperti kembang api di udara. Satu kelompok melesat 500 yard di atas formasi pasukan udara Feilengcui, sementara dua kelompok lain menyebar ke kedua sisi.
Ditambah kelompok besar yang tetap melayang di posisi semula, dalam sekejap mata pasukan manusia burung nasar telah mengurung pasukan Feilengcui dari empat penjuru.
"Dasar manusia burung yang kurang ajar!" Duncan menarik kendali tunggangannya sampai hampir meledak amarah. Lawan dengan gesit malah balik mengurung mereka, seolah takut mereka akan kabur.
Melihat diri mereka dikepung dari semua sisi, semua kavaleri udara secara spontan menarik tali kekang kulit dan melayang di udara. Beberapa pemimpin kavaleri yang berada lebih dekat memberikan isyarat tempur kepada Duncan dan Orang Kesturi A Du untuk menanyakan langkah selanjutnya.
Hari ini Duncan dan mentor penerbangannya A Du membentuk formasi pemimpin dan pendamping kavaleri. Sistem pemimpin dan pendamping kavaleri ini merupakan formasi khusus Skadron Udara Istana Musim Panas Dewa Perang. Sang tuan tanah tampaknya sangat menyukai pembentukan unit tempur kombinasi saat memimpin pasukan. Seluruh skadron udara Feilengcui menggunakan formasi berpasangan dua kavaleri: pemimpin bertugas menyerang utama sementara pendamping bertugas melindungi dan mendukung. Untuk tujuan khusus, A Du hari ini menjadi pendamping Duncan, namun koordinasi keseluruhan tetap dilakukan bersama oleh mereka berdua.
Duncan segera berkomunikasi dengan A Du yang tidak jauh darinya menggunakan isyarat tempur, kemudian memberitahu beberapa pemimpin kavaleri bahwa kelompok operasi khusus yang telah direncanakan sekarang dibubarkan. Empat kelompok centaur masing-masing menjaga satu arah, sementara yang lain tetap dalam posisi melayang siap tempur.
Para pemimpin kavaleri segera menyebarkan perintah ini ke formasi yang lebih jauh. Perubahan formasi pasukan dengan menurunkan dan menaikkan ketinggian dilakukan melalui reorganisasi cepat.
Prajurit Kijang Duncan yang memiliki kemampuan Amuk Mandiri bukanlah saudara sebangsa Suku Berbual yang berpikiran sederhana di darat. Meski sangat ingin membuktikan keberaniannya melalui pertempuran, dia paham ini bukan saatnya bertindak gegabah – baik dalam hal memanjat, kecepatan terbang, maupun keterampilan aerobatik, Suku Bangsa Burung Nasar Iskandar jauh melampaui kemampuan pasukan udara Feilengcui yang mengendarai binatang peliharaan raksasa terbang.
"Kalau musuh ingin mengepung seperti tembok besi, mari kita 'mekarkan bunga di tengah'!" Duncan dan A Du saling bertukar senyum dengan kesepahaman sempurna. Bertahan sambil menyerang balik dengan strategi tetap, baik itu Prajurit Kijang yang terlatih di dunia bawah tanah maupun anggota inti Feilengcui, semuanya adalah keahlian utama mereka.
Setelah menyesuaikan posisi terbang, Suku Bangsa Burung Nasar Iskandar tidak mengecewakan pasukan udara Feilengcui. Dengan cepat mereka melancarkan serangan. Para ksatria yang dibesarkan di langit biru ini melesat naik ke ketinggian ekstrem, kemudian menyambar formasi kavaleri udara Feilengcui dari empat penjuru bagai hujan es yang menghujam dari langit – Ketinggian! Siapa yang menguasai ketinggian, dialah yang memegang inisiatif dalam pertempuran udara!
"Perhatikan ketinggian pertempuran udara!" Ini adalah pepatah terkenal di kalangan ras Bordir dari era ketika angkatan udara Bimon masih eksis! Hanya dengan memanjat ke titik tertinggi lebih cepat dari lawan, lemparan lembing saat menukik tak akan terkendala jarak tembak, sementara serangan balik lawan akan masuk ke blind spot sudut elevasi!
Pengalaman yang dirangkum Bimon Bordir melalui pengalaman nyata ini, kini tampaknya juga telah dipahami dengan baik oleh Bordir Gurun.
Di hadapan orang burung nasar yang kecepatan terbangnya secepat kilat, pasukan udara Feilengcui semakin terlihat kikuk. Mereka masih bertahan di udara seperti burung kolibri yang menghisap nektar - dalam hal kecepatan, pasukan udara Feilengcui benar-benar tak ada artinya.
"Bersiap semuanya!" Duncan meneriakkan dengan teriakan liar.
Sebenarnya dalam hembusan angin kencang di ketinggian yang menggigit ini, rekan-rekan di sekitarnya pasti tak bisa mendengar teriakan ini. Tapi Duncan tetap tak bisa menahan diri untuk tidak berteriak. Mengingat lawan memiliki peralatan magis, ini akan menjadi pertempuran berdarah!
Di saat yang sama, pemimpin burung nasar Hashimian sedang terkekar lebar.
Sebagai komandan, Hashimian tidak ikut serta dalam serangan dan menyisakan 40 orang burung nasar sebagai pasukan cadangan yang bersama-sama melayang di udara.
"Seratus enam puluh ksatria burung nasar, empat puluh lebih di setiap arah. Orang-orang barbar barat hanya punya dua ratus kavaleri udara. Apakah aku terlalu hati-hati?" Hashimian menggerutu. Ksatria burung nasar bawahannya adalah penguasa langit tak terkalahkan di seluruh Taklimakan! Mereka adalah ksatria yang setara seribu orang. Mengapa hari ini dia memberi begitu banyak harga diri pada orang-orang barbar barat ini?
Hashimian sebenarnya sangat ingin mencoba merasakan sensasi indah saat tangannya sendiri memercikkan darah orang-orang barbar barat ke udara.
"Itu akan menjadi pelangi yang kami ciptakan sendiri." Hashimian mengusik lingkaran emas di telinganya, menjulurkan lidah menjilat hidung berkait elangnya. Dengan puitis dia membuat perumpamaan - setelah bertahun-tahun terpengaruh oleh jenderal tampan yang berpengetahuan luas, pria kasar ini pun belajar merangkai kata-kata indah.
Ini sudah kali kedua bertempur dengan kavaleri udara orang barbar barat. Panah elf dan tombak bendera harimau terbang, kaliber kedua senjata ini tidak cocok dengan luka terbuka di tubuh kavaleri Mulan...
Luka mengerikan itu, besar dan terbuka!
Hashimian gemetar tak terkendali. Meski sudah beberapa hari berlalu, setiap kali dia mengingatnya, jantungnya masih terasa seperti diremas.
“Prajurit kavaleri udara yang mengendarai binatang peliharaan raksasa terbang setinggi 10 meter ini bertubuh sangat perkasa, luka mengerikan di tubuh prajurit kavaleri Mulan yang dibantai kavaleri udara hari itu pasti berasal dari senjata yang dilemparkan prajurit udara super kuat ini!”
“Ini adalah sisa terakhir kavaleri udara orang-orang barbar barat!”
“Apakah senjata yang mereka gunakan adalah kapak raksasa? Atama sabit terbang berat?”
Hashimian merasa itu tidak penting lagi, yang penting pasukan Ksatria Burung Nasar di bawah komandonya telah mencapai posisi tertinggi. Begitu mulai menukik untuk menyerang, bagaimana senjata udara lawan di posisi sudut elevasi bisa mempertahankan akurasi dan jangkauan?
Ksatria Harimau Terbang orang barbar barat mungkin bisa selamat dalam situasi seperti ini, tapi jumlah Ksatria Harimau Terbang mereka terlalu sedikit!
“Prajurit berkuda yang mengendarai binatang peliharaan raksasa terbang ini berani melawan kami Isgao?”
“Senjata yang digunakan 'Ksatria Burung Nasar Lentera Ilahi' kami adalah 'Lentera Dewata Penembus Awan' dengan jangkauan 150 yard dan 'Sarung Tangan Wenna'! Pantaskah mereka?”
Pemimpin Burung Nasar Hashimian menyeringai. Tinggal satu napas lagi, para Ksatria Burung Nasar yang sedang menukik akan memasuki jarak tembak optimal. Dengan harapan membara, dia menanti momen ketika pelangi darah akan mewarnai cakrawala.
Dua belas pilar cahaya perak melesat ke angkasa!
Senyum Pemimpin Burung Nasar Hashimian membeku seketika.
Burung nasar yang menyambar menukik terbalik di udara bertabrakan dengan pilar cahaya yang membara ini, seperti kotak kayu berisi batang fosfor yang dilempar ke tungku perapian. Tubuh kekar burung nasar tiba-tiba memancarkan nyala api perak!
Korsleting sementara di otak hampir membuat pemimpin burung nasar Hashimian berhenti mengepakkan sayap dan terjun bebas ke tanah. Ini adalah sinar kuat yang dipancarkan meriam cermin dari "Menara Permohonan Cahaya"!
Ini adalah sinar melingkar dengan diameter sepuluh langkah!
Ini adalah senjata berat kerajaan dengan daya hantam area luas!
Ini adalah cahaya kematian yang ditembakkan meriam cermin dengan jangkauan 500 yard, bahkan 300 yard saat dilepas dari dasar menara!
Pemimpin burung nasar Hashimian menjerit histeris sambil mencengkeram erat cincin telinganya.
Di depannya, burung-burung nasar berjatuhan seperti hujan. Para pria pemberani ini adalah kawan seperjuangannya yang belum pernah kehilangan satu pun nyawa hingga kini. Mereka dulu adalah kavaleri langit biru Legiun Unta Terbang yang terkenal di dunia!
Kini para kesatria pemberani ini telah menjadi arang hitam yang mengepulkan asap! Kini para kekasih terbaik ini telah menjadi mayat-mayat yang mengeluarkan aroma daging matang!
Hashimian tidak pernah menyangka musuh akan menggunakan senjata pertahanan ini langsung sebagai senjata pertempuran udara!
Sampai mati pun dia tidak mengerti mengapa musuh melakukan ini!
“Kenapa? Ini kenapa? Kok meriam cermin bisa dibawa ke langit juga?” Pemimpin burung nasar Hashimian seperti orang gila, menarik-narik anting emas kesayangannya dengan kasar hingga tercabut, darah dan daging beterbangan.
"Menara Permohonan Cahaya" Kekaisaran Mugalan selalu ditempatkan di alas menara. Begitu dilepas dari alasnya, meriam cermin tidak bisa lagi mengisi cahaya. Untuk senjata pertahanan kuat yang butuh 4 hari siang dan 8 hari malam untuk mengisi cahaya ini, sepanjang sejarah Mugalan belum pernah ada contoh meriam cermin dilepas untuk senjata serangan! Fungsi bisa dilepas hanya untuk memudahkan transportasi dan penyimpanan!
Ini kan senjata pertahanan kelas atas penjaga istana!
Tak ada komandan pasukan Mugalan yang berani "mengutak-atik Menara Permohonan Cahaya"!
Panglima mana yang bego sampai berharap bisa bawa-bawa senjata berat dengan alas menara 70-80 ton ke medan perang? Hashimian hampir gila!
Tuan Tanah Feilengcui berdiri di tanah, mengintip lewat teleskop tua sambil tertawa. Guo Guo mati-matian merebut teleskop itu, menunggu giliran main.
"Pikiran terlalu kaku ya? Siapa bilang senjata pertahanan harus terpaku pada pola yang ada?" Liu Zhenhan melihat ekspresi bego pemimpin burung nasar itu, semakin senang tertawa.
Kekakuan tak pernah menjadi bagian dari tentara Tiongkok. Saat di Nanjiang, Lao Liu sendiri pernah membuat ranjau darurat menggunakan granat "Glory" tanpa sumbu, menyaksikan langsung senapan mesin anti-pesawat digunakan sebagai meriam bidikan datar, serta menara tank yang dibongkar baut penutup belakangnya dijadikan baterai meriam lereng rendah.
Dalam Perang Korea, prajurit sukarelawan mengambil senapan mesin berpendingin air yang dibuang musuh karena kehabisan air bersih, lalu tiga orang berkumpul dan kencing bersama untuk membuat senapan mesin berat berpendingin air Maxim menyemburkan lidah api lagi. Contoh seperti ini tak pernah langka, mana mungkin Lao Liu melupakannya?
Dibandingkan dengan itu, melepas meriam cermin ini untuk dijadikan senjata pertempuran udara itu tak ada artinya! Urusan suplai sumber cahaya sekecil biji wijen ini, Lao Liu bahkan tak sudi memikirkannya!
(PS: Insiden menara tank yang dibongkar bautnya menjadi baterai lereng rendah muncul dalam Pertempuran Songmao Peak saat Perang Vietnam, jika ingatanku tak salah.)
Meriam cermin pembawa maut tentu tak hanya menembak sekali. Setiap meriam cermin dihiasi lebih dari 20 buah "Batu Permata Bintang Fajar"! Senjata kuat yang pernah digunakan orang Mouran untuk memamerkan keahlian menggosok cermin dan teknik kaca ini, kini pertama kali membuat mereka sendiri merasakan kepahitan.
Duncan bersandar di tulang punggung lebar Chimera berkepala dua, mengangkat meriam cermin berbentuk peti mati ini. Meriam cermin seberat ratusan pon di tangannya tak beda dengan sebatang kecambah tauge.
Di permukaan cermin, salib hitam yang digambar langsung oleh bos menjerat gerombolan manusia burung nasar yang menyambar dari langit. Jempol tebal Prajurit Kijang terus menekan tombol pirus hingga berbunyi "klik-klik". Batu permata berbentuk prisma yang melayang di pusat meriam cermin berputar gila-gilaan, menyedot rantai cahaya dari "Batu Permata Bintang Pagi" di atas, berulang kali membentuk bola cahaya yang disemburkan melalui lensa cembung di ujung meriam.
"Luar biasa!" Tawa Duncan lebih cepat dari jarinya yang menekan tombol pirus. Senjata pemusnah area ini bisa memanggang sekelompok manusia burung nasar yang menyambar dalam sekali tembak, benar-benar memuaskan.
Dua belas meriam cermin dipasang pada dua belas kavaleri udara Prajurit Kijang. Tim khusus ini sekarang beroperasi dalam tiga grup, menyebar ke empat penjuru mata angin sambil terus menembak dengan semangat sama seperti Duncan.
Ksatria sejati takkan pernah terjebak di tempat yang sama dua kali.
Kelincahan terbang manusia burung nasar justru menjadi penolong di momen kritis ini. Meski sebagian besar yang dalam posisi menyambar berubah jadi arang, beberapa masih sempat mengembangkan sayap dan meluncur menghindar. Sinar meriam cermin tak sanggup mengikuti kecepatan dan sudut terbang gesit mereka. Selalu ada sudut paralel yang luput, membuat dua belas meriam cermin ini - meski punya pasokan cahaya tak terbatas - tak bisa menyentuh sehelai bulu pun.
Orang Burung Nasar benar-benar lincah! Fakta bahwa hanya dua prajurit Biao yang berhasil kabur membuktikan kecepatan terbang mereka yang luar biasa!
Meriam cermin mungkin tidak bisa menjangkau, tapi bukan berarti Orang Kesturi tak mampu. Komandan tim khusus hari ini dan asistennya seluruhnya terdiri dari Kavaleri Newton dan Kavaleri Chimera. Saat gerakan menyelam dan meluncur dari burung nasar yang terlepas dari jaring ini dilakukan, arah kendali mereka tepat menuju pusat formasi penerbangan Feilengcui yang padat. Pemanah ulung Orang Kesturi yang memiliki karakter 'panah' dalam namanya sejak lahir telah siap siaga, menarik tali kulit dan melepaskan tembakan!
Ketapel besar dari tanduk rusa perunggu Orang Kesturi memiliki jangkauan 150 yard. Setelah hak menggunakan panah dicabut, para pemburu yang telah menggunakan ketapel sejak kecil ini memindahkan bakat memanah dalam garis darah mereka ke mainan konyol ini. Dengan menggunakan "Kemarahan Moradin" sebagai peluru, ketapel Orang Kesturi - mainan konyol ini - benar-benar menjadi kenangan masa kecil Dewa Kematian yang dikeluarkan dari dasar peti.
Hujan peluru tiga buah sekaligus tiba-tiba membawa kemarahan Dewa Kurcaci Moradin ke langit biru. Empat puluh Orang Kesturi dengan indra penembak tajam mereka sepenuhnya mengunci semua sudut. Mereka bukan lagi budak yang diperas kesturi dari kantong ginjal mereka. Pertempuran berdarah telah mengubah mereka menjadi prajurit bermartabat dengan nyali!
Keturunan ras pemanah yang dulu paling subur menghasilkan "Shenjian Zheqin" ini, setelah mengubah latar waktu dan ruang, membuktikan diri mereka dengan cara lain bahwa mereka masih tetap raja penyergap yang menakutkan seperti nenek moyang mereka.
Sebagai Prajurit Cincin Emas Bimon, kaum kijang hutan juga memiliki daya tilik yang sama tajam. Para burung nasar yang terbang meluncur ini tiba-tiba berubah dari sudut tembak lurus ke miring, membuat prajurit kijang yang telah lama bersiap akhirnya terbebas dari rasa sakit dan ketidakberdayaan saat menengadahkan perut. Pisau melengkung Gurkha yang mengerikan seperti bulan purnama membentuk jaring bilah silang, bersama pemanah kesturi di depan dan belakang, menghabisi lawan-lawannya yang kejam ini!
Meski dalam sekejap seluruh pasukan musnah, para pria burung nasar tetap menunjukkan keberanian dan kualitas tempur mereka dengan sempurna di detik terakhir nyawa. Setelah menyelesaikan manuver luncuran berkecepatan tinggi, meski tubuh mereka meledak menjadi gumpalan darah di udara, mereka tetap nekad menggesekkan sarung tangan kulit perak dan lentera delapan kelopak hitam mereka, menghasilkan sinar listrik pelangi yang terjalin. Sinar pelangi yang berkelok seperti ular sakti ini mengeluarkan desisan aneh "ziiiraaakk-ziiiraaakk", bergerak lamban dengan pembiasan di udara, menyapu formasi Kavaleri Feilengcui yang padat.
Para burung nasar ini adalah lawan yang patut dihormati!
Harus diakui, bahkan di era kejayaan ras Bimon Bordir sekalipun, burung nasar ini hanya bisa disaingi oleh Manusia Elang Gold yang paling elit! Dari segi teknik terbang dan kecepatan, pasukan udara Feilengcui sama sekali bukan tandingan burung nasar ini jika tidak mengandalkan keunggulan senjata dan formasi!
Dengan kecepatan terbang burung nasar ini, begitu jarak terbuka, selain Orang Kesturi, sulit bagi Prajurit Kijang mempertahankan akurasi pisau melengkung Gurkha mereka - lawan terbang terlalu cepat!
Di tanah, Liu Zhenhan yang tadinya tertawa terbahak-bahak tiba-tiba berhenti. Ekspresinya berubah dari terkejut menjadi mengamuk.
Liu Zhenhan yang terus memantau situasi juga melihat semburan cahaya pelangi dari belasan burung nasar yang lolos dan sedang sekarat.
Setiap kavaleri udara Chimera membawa pilar totem yang diberkati Lingkaran cahaya Divine Comedy. Karena itu Liu Zhenhan tidak terlalu khawatir dengan serangan sihir ini - sihir petir serangan tunggal takkan melebihi sihir tingkat menengah, sementara Wilayah Anti Sihir dari Lingkaran cahaya Divine Comedy pasti mampu menangkal serangan level ini.
Kepercayaan dirinya dihancurkan dengan kejam oleh kenyataan!
Kilatan listrik pelangi yang dihasilkan dari gesekan sarung tangan dan lampu teratai hitam delapan kelopak oleh Orang burung nasar yang sekarat ini, setelah memasuki area Lingkaran cahaya Divine Comedy sama sekali tidak menghilang. Kilatan itu meliuk-liuk dan melepaskan busur listrik gemilang, lalu menembus langsung ke dalam tubuh binatang peliharaan raksasa yang sedang terbang!
Liu Zhenhan selalu memiliki kepercayaan dan kebanggaan yang tak terucapkan terhadap prajurit-prajurit bawahannya.
Pasukan udara Feilengcui tidak memiliki kebiasaan mengandalkan Lingkaran cahaya Divine Comedy secara serampangan. Latihan terbang harian mereka menekankan gerakan taktis "gulingan sayap" sebagai manuver menghindar utama.
Saat kilatan pelangi menyapu datang, para kavaleri udara dengan cepat melakukan manuver menghindar. Jarak taktis antar setiap kuda terbang adalah lima belas yard, ruang yang cukup untuk melakukan gerakan menghindar dengan mudah. Meski gerakan tempur aktual agak tidak sempurna, mereka masih bisa menghindari kilatan pelangi yang meliuk-liuk dengan mudah — Liu Zhenhan jelas melihat betapa lambatnya kilatan-kilatan itu bergerak!
Dengan tujuh bagian kebingungan dan tiga bagian keterkejutan, Liu Zhenhan menatap kosong ke arah selusin Chimera berkepala dua yang tubuhnya diselimuti kilatan pelangi berliuk-liuk, jatuh "berdebum" dari langit! Ditambah Prajurit Kijang yang berjatuhan seperti kacang goreng!
Para pendeta yang bersama-sama menyaksikan pertempuran udara dengan intens itu serentak menjerit kaget.
Belasan kilatan listrik pelangi yang bergerak lamban seperti air suam, setelah kavaleri udara membuka jarak, tiba-tiba berubah menjadi ular berekor berderak yang cerdas, meliuk dengan sudut angker di udara, lalu menyambar kendaraan tunggangan pasukan udara Feilengcui dengan kecepatan yang tak terduga!
Raksasa Chimera berkepala dua tiba-tiba seperti mayat yang darahnya tersedot, seekor demi seekor terjatuh ke tanah. Pertolongan sudah terlambat, pertempuran udara terjadi beberapa li jauhnya, bahkan jika Liu Zhenhan memanggil Geryon pun sudah tak sempat.
"Dasar tai B!" Wajah Liu Zhenhan yang mengerang dan memutar itu melempar senapan tua "Eagle Eye"-nya ke tanah dengan keras, lalu mencekik leher Imam Utama Zidan di sebelahnya. Model tua itu hampir mati lemas.
"Mengapa? Mengapa?" Liu Zhenhan melemparkan Imam Utama Zidan, lalu menghajar Ksatria Emas yang hendak menolong hingga terpelanting. Teriakan marahnya yang terdistorsi: "Mereka punya pilar totem dengan Lingkaran cahaya Divine Comedy! Kenapa bahkan sihir listrik pun tak bisa ditahan? Ini bagaimana? Ini bagaimana? Ini bagaimana?!"
"Hancur... hancur..." Para pendeta yang mengelilingi Shaman Divine Comedy ini menyebar seperti air laut surut, takut Shaman Kepala yang tak waras ini menjadikan mereka sasaran amarah berikutnya.
"Yang punya mata semua melihat, Ksatria Emas yang tadi menerjang untuk menyelamatkan Imam Utama itu mendapat pukulan Shaman Kepala di dada sampai membentuk cekungan bulat, sampai sekarang masih tergeletak tak bisa bangun—padahal Ksatria Emas itu adalah Pangeran Singa-Harimau! Baju zirah mereka khusus dipesan dari manusia dengan lapisan emas Mithril!"
"Sudahlah, yang penting Prajurit Kijang tidak apa-apa." Helen menenangkan Liu Zhenhan yang hampir meledak amarahnya.
Di udara mekar jamur-jamur logam, di bawahnya tergantung Orang-orang banteng bertubuh kekar.
Bola-bola mata yang hampir copot terus mengikuti gerakan Orang-orang banteng ini. Saat ketinggian turun ke jarak pandang, semua Pendeta tertegun melihat mereka memegang payung besar dari lempengan logam. Permukaan payung yang berputar kencang seperti gasing itu seolah menetralkan gravitasi bumi dengan aliran udara yang dihasilkan. Setiap Pendeta menyaksikan rambut Orang-orang banteng yang tertiup angin saat turun.
"Payung Giro Goblin?" teriak seorang Pendeta yang paham.
Benar! Inilah perlengkapan standar pasukan udara Feilengcui—"Payung Giro Goblin".
“10.000 tahun yang lalu，Bijak bestari goblin Gabilan menciptakan peralatan ajaib ini! Dengan bilah payung berputar seperti gasing yang menghasilkan aliran udara，memungkinkan pendaratan perlahan di ketinggian. Kapasitas standarnya 600 pon，awalnya ini adalah alat penyelamat bagi pilot goblin yang menggunakan 'Balon Udara Goblin' saat terjadi bahaya!”
Liu Zhenhan dulu mengeruk keuntungan besar dari suku goblin Razor Hill，satu-satunya desain papan perunggu yang tersisa adalah 'Payung Giro Goblin' ini! Akhirnya parasut ini bisa digunakan hari ini，untunglah kavaleri udara adalah prajurit Kijang hutan bukan Mammoth pahlawan kuat，kalau tidak beban parasut gasing ini pasti terlampaui，entah masih bisa dipakai atau tidak.
“Pong! Pong! Pong!”
Para pendeta belum sempat memahami mengapa pasukan udara Feilengcui memiliki 'Payung Giro Goblin' yang telah lama hilang，serentetan dentuman keras benda jatuh membuat mereka kaget setengah mati.
Chimera berkepala dua yang jatuh dari langit sama sekali tidak memiliki 'Payung Giro Goblin'，dengan tubuh berkilauan listrik pelangi，menghantam pasir beberapa li jauhnya hingga membuat seluruh tanah di mulut jurang berguncang. Ledakan dahsyat remuk tulang dan partikel batuan lapuk yang berhamburan dari puncak gunung menyiksa setiap gendang telinga yang rapuh.
Ada beberapa Chimera yang bahkan sempat mengangkat otak mereka dengan susah payah sambil meraung kesakitan, sebelum akhirnya ambruk kembali.
"Apa-apaan ini? Kenapa... tidak menghantarkan listrik? Kendaraan Tunggangan kesetrum, tapi kenapa prajurit Kijang tidak apa-apa?" Liu Zhenhan membuka mulutnya, tersenyum bodoh menatap para Prajurit Kijang yang sedang mengendalikan 'Payung Giro Goblin' untuk mendarat di langit.
"Amitabha! Dewata Perang di atas!" Liu Zhenhan tiba-tiba tersadar, berseru girang: "Bahaya sekali! Untung belum sempat mengganti baju zirah damar kerikil, masih pakai zirah rotan, isolator! Tidak menghantarkan listrik!"
"Aneh! Tadi tidak seperti sihir petir! Dalam ilmu sihir petir sama sekali tidak ada kilat berwarna pelangi!" Gorini di samping memiringkan kepalanya, bergumam pasti: "Serangan sihir petir juga tidak sepelan itu kan?"
"Bukan petir?" Liu Zhenhan mengingat kilat pelangi yang awalnya bergerak lambat itu, tiba-tiba berbelok di udara seperti punya nyawa untuk mengejar. Setelah direnungkan, memang tidak mirip ciri utama sihir petir. "Kalau bukan kilat, lalu sihir apa? Lingkaran cahaya Divine Comedy ku juga tidak bisa menahan? Sihir apa gerangan ini?"
"Itu saya tidak terlalu paham." Gorini menjulurkan lidahnya dengan nakal ke arah Shaman Kepala.
“Gatanie, bantu aku tembak burung nasar itu!” Liu Zhenhan menunjuk ke langit sambil menggeretakkan gigi kepada ketiga saudari Gatanie.
“Jangkauan tidak cukup, semuanya berada beberapa li di luar.” Gatanie menjawab dengan malu-malu, pipinya memerah seperti mabuk. Ini pertama kalinya dalam beberapa bulan terakhir si angsa kecil ini berbicara dengan sang pujaan hatinya.
Tapi dia tidak tahu, sebenarnya dirinya sudah lama melakukan 'percakapan panas' dengan sang pujaan. Hanya saja saat itu Liu Zhenhan muncul dengan status sebagai Ayah.
Di langit, pasukan udara Feilengcui telah menyerbu ganas ke pemimpin burung nasar Hashimian dan 40 pasukan cadangan burung nasarnya. Di garis depan, prajurit Kijang melemparkan pisau melengkung Gurkha dengan jangkauan 150 yard, ditambah bantuan Orang Kesturi, apalagi masih ada 12 meriam cermin yang belum habis ditembakkan!
Pasukan udara Feilengcui adalah kavaleri berat langit! Meski tidak secepat lawan, Duncan akan mengerahkan pasukan besar untuk menggilas 41 burung nasar itu! Prajurit Kijang Duncan yang kini telah memasuki Transformasi Liar merasakan malu dan sakit hati yang tak terkatakan. Tak disangka korban pertama dalam pertempuran Feilengcui justru terjadi di tangannya sendiri!
“Bangsat！” Liu Zhenhan dengan wajah mengerikan bersiap melepaskan Tuan Tanah Pasang Surut dari "Cincin Tuan Tanah Kematian", pria yang tak pernah menderita kekalahan ini kini murkanya berkobar seperti api liar!
Namun sebelum dia sempat bertindak, sisa-sisa ksatria burung nasar melotot tajam ke arah pasukan udara Feilengcui yang menyerbu, lalu segera kabur ke kejauhan.
Kecepatan penerbangan mereka bagai meteor melintasi langit, dalam sekejap telah berubah menjadi titik hitam nun jauh, kecepatan seperti ini sama sekali tak bisa dikejar oleh kavaleri udara Feilengcui.
Tatapan perpisahan terakhir ini, para manusia burung nasar menggunakan sorot mata penuh dendam untuk menyampaikan pada seluruh pasukan udara Feilengcui: Permusuhan berdarah ini akan terbalaskan kelak!
"Dasar pelacur!" Liu Zhenhan meludah sambil bergumam kesal. Dia bersumpah, dalam pertempuran berikutnya akan menunggangi Geryon untuk mengiris-iris sampah-sampah ini menjadi irisan daging ikan pedas.
BAB 290: PASUKAN CADANGAN WANGSA KERAJAAN
Pertempuran antara kavaleri Mulan dan prajurit Bimon berkepala sapi di darat kini juga telah mencapai momen penentuan kemenangan yang kritis!
Menghadapi prajurit Bimon berkepala sapi dengan daya rusak mengerikan, kavaleri Mulan masih melakukan perlawanan gigih dan pantang menyerah.
Meski sia-sia, mereka tetap mengayunkan pisau melengkung dengan sekuat tenaga. Sebelum tengkorak mereka remuk, mereka berusaha merobek sepotong kayu dari pilar totem. Walau tak bisa menembus baju baja, mereka mencari sudut serangan dengan nekad, lalu melemparkan tombak pendek sekuat tenaga, meninggalkan luka-luka di tubuh orang-orang banteng, membiarkan darah yang mengalir terus menggerakkan tenaga liar para prajurit Berbual yang seolah tak pernah habis.
Pangeran Lionheart Kahn menyaksikan pedang pusaka orang Mouran berkelebat naik turun, rasa getir yang campur aduk menggenang di hatinya.
Bahkan saat terjebak dalam pertarungan jarak dekat dan kekacauan parah, orang-orang Mouran ini tetap tak tercerai-berai. Sungguh lawan yang patut dihormati dan tangguh!
Memandang kayu, paku keling, dan lingkaran besi yang beterbangan di udara, ekspresi Yang Mulia tetap dingin, tapi dalam hati terdengar erangan pedih: Pedang macam apa yang digunakan orang Mouran? Bagaimana bisa setajam ini? Lalu bagaimana dengan kita?
Yang Mulia Kahn bahkan melihat seorang pria banteng perkaya yang hanya tersisa sebatang kayu setengah meter bertarung gagah berani. Di kayu yang hampir mencapai posisi lingkar tangan itu, masih terlihat jejak-jejak goresan pedang yang bertumpuk-tumpuk.
Mata Yang Mulia berkaca-kaca.
Meski komandan Mouran Talerbru bukanlah jenius strategi, setidaknya ia bisa bertindak sesuai prosedur standar. Menghadapi situasi buruk, ia cepat melakukan penyesuaian.
Sangkakala berat membawa perintah panglima bergema bertubi-tubi, kavaleri Mulan yang panik tiba-tiba menemukan tulang punggung. Kavaleri unta salju yang tak bisa maju segera membalikkan arah, tak lagi mencari celah pertempuran, malah berkumpul di bawah panji pasukan belakang.
Kavaleri unta yang terjegal mati-matian oleh prajurit Bimon berkepala sapi terus melakukan perlawanan heroik. Setelah rekan-rekan mereka mundur massal, para pejuang ini mendapatkan ruang manuver, mulai mengendalikan kendaraan tunggangan, menghindar gesit dari pilar totem raksasa, memamerkan keterampilan pedang Mulan yang luar biasa. Meski kematian di medan perang sudah tak terhindarkan, kavaleri Mulan ini tetap mempertahankan semangat juang dan kesadaran tinggi seperti biasa.
Perlawanan segera membuahkan hasil besar. Meski di garis serang hanya tersisa sekitar 200 kavaleri unta salju yang tersebar jarang, pikiran Bimon yang sudah Semi-Transformasi Liar sama sekali tak tahu cara mengepung pasukan kecil dengan pasukan kecil, sementara pasukan utama mengejar kekuatan inti kavaleri musuh yang mundur.
Penyakit kronis dalam sejarah Perwira militer Bimon sekali lagi terpampang utuh dalam sekejap!
Begitu memasuki Transformasi Liar, prajurit Behemoth sama sekali tidak bisa lagi memperhatikan strategi dan taktik! Keyakinan tunggal mereka hanyalah menginjak-injak musuh di depan ke tanah berdarah! Meski Pasukan Berkuku Darah adalah Pengawal Kerajaan, para Orang-orang Banteng ini tetap tidak bisa terhindar. Sebenarnya hingga kini mereka belum diberkati "Nyanyian Perang Kegilaan", tetapi separuh Transformasi Liar khas Suku Berbual saat melihat darah telah membuat mereka kehilangan akal - para Prajurit Berbual ini toh tidak seluruhnya terdiri dari prajurit Cincin Perak dan Cincin Emas.
Kavaleri penyergap yang nekat bertahan, dikepung oleh sekelompok prajurit Bimon berkepala sapi yang hampir gila, sambil dihancurkan bertubi-tubi menjadi remukan daging, berhasil memperoleh waktu singkat nan berharga. Pasukan kavaleri Mulan yang berhasil kabur kembali ke bendera markas akhirnya mendapatkan waktu untuk bernapas dan melakukan penyesuaian.
Kemampuan militer yang luar biasa dari kavaleri Mulan terlihat jelas pada momen ini. Para perwira militer mengaum dengan kemarahan, mengarahkan dan memerintahkan pasukan berkuda ini untuk segera membentuk formasi charge baru. Pemanah Dulle yang kurang awas berusaha mengacaukan formasi, langsung dipenggal kepalanya tanpa ragu oleh para perwira ini. Darah mengajarkan pilihan yang harus dibuat oleh pemanah Dulle yang lamban, mereka yang gemetar ketakutan mengikuti kavaleri unta salju yang lebih lamban, menggiring unta di bawah pinggang mereka menyelinap ke barisan belakang dari kedua sisi, tidak berani lagi mengganggu formasi kavaleri terdepan yang sudah tertata rapi.
Dalam pertempuran singkat sebelumnya, dihadapi daya penghancur mengerikan dari Prajurit Berbual, kavaleri unta salju Mulan telah kehilangan sekitar separuh pasukan. Tapi mereka masih memiliki keunggulan tiga kali lipat dibandingkan prajurit Bimon berkepala sapi, tetap tiga kali lipat seperti awal!
Gelombang pertama 500 kavaleri unta salju yang berkumpul, di bawah komando langsung Taleturuh, dengan formasi 250 pasukan per barisan, menarik tali kekang sekuat tenaga dan kembali menerjang lawan lama mereka. Kali ini mereka memiliki jarak charge sekitar 300 yard, cukup untuk memaksimalkan daya hantam unta salju!
Gelombang kedua yang terdiri dari 500 pasukan kavaleri unta salju, bersama dengan pemanah Saile yang tidak terorganisir, di bawah dorongan perwira militer, membelah menjadi dua kelompok. Setelah membuat lingkaran kecil, mereka berlari kencang ke arah pemanah centaur yang berada 100 yard di belakang pasukan Berbual. Kali ini orang-orang Mouran menunjukkan seluruh keahlian berkuda mereka. Dengan kaki mengait sanggurdi dan tubuh bersembunyi di bawah perut unta, pisau melengkung berkilau di tangan siap menghalau anak panah.
Menghadapi musuh tak lebih dari tiga kali tembakan! Dengan jarak ratusan yard dan kecepatan tinggi unta perang yang bergerak zig-zag, mustahil untuk menghabisi semua pasukan kavaleri ini kecuali seluruh Resimen "Angin Biga" adalah "Shenjian Zheqin"!
Pasukan kavaleri unta salju terakhir yang berkumpul, setelah dua kelompok sebelumnya menerjang, bahkan tak sempat membentuk formasi tetap. Di bawah komando panglima Talerbulu, mereka kembali berbalik arah - saat itu kaki unta belum sepenuhnya berhenti di pasir, napas berat masih keluar dari moncong unta. Tapi Mouran Mojie tak punya waktu lagi. Dengan teriakan perwira militer, mereka menggigit gigi dan mencambak punggung tunggangan kesayangan dengan gagang pedang hingga meninggalkan luka berdarah, sementara kedua kaki menjepit kuat. Di atas punuk unta yang berguncang, mereka melolong keras dengan suara mengerikan, lalu menerjang prajurit Bimon berkepala sapi dengan kecepatan dahsyat.
"Serbu! Serbu! Serbu! Biarkan bibir mereka menjilat kotoran unta!" Talebru yang pembuluh darahnya menegang meneriaki anak buahnya sambil mengacungkan tinju. Kerugian besar dan menyakitkan membuat panglima Mulan ini hampir kehilangan akal sehat.
Seperti Sampa mencium Dibo Luo!
Orang-orang Banteng dan kavaleri Mulan kembali bertabrakan dengan dahsyat, kali ini tabrakan jauh lebih mengerikan daripada sebelumnya!
Meskipun formasi kavaleri unta kacau balau, setidaknya masih mempertahankan bentuk dasar. Sedangkan prajurit Bimon berkepala sapi sama sekali tidak memiliki formasi!
Serangan kedua kavaleri Mulan akhirnya membuahkan hasil!
Prajurit Bimon Orang-orang Banteng yang kekuatannya mulai melemah, meski mendapat dukungan lingkaran lagu perang, formasi yang renggang memungkinkan kavaleri Mulan membagi mereka, dengan cepat membentuk lingkaran pengepungan di berbagai titik.
Tiga jalur serangan kavaleri Mulan dan taktik menekan pemanah lawan dengan pasukan berkuda juga berhasil gemilang! Tanpa perlindungan panah dari sayap, sekalipun Orang-orang Banteng sangat tangguh, pisau melengkung tajam yang menyambar rusuk mulai menjatuhkan mereka satu per satu!
"Bunuh! Bunuh! Habisi orang-orang barbar barat ini!" Talebru mencabut pisau emas hadiah kekaisaran sambil berteriak histeris.
Akhirnya berhasil!
"Komandan Mulan Talerbulu tidak bisa menahan kegembiraannya. Meskipun kelemahan fatal prajurit Bimon ini diketahui agak terlambat, dia masih memiliki keunggulan jumlah kavaleri yang besar. Dengan memisahkan semua infanteri ini, menghancurkan mereka bukan lagi hal mustahil."
Sekuat apapun orang-orang banteng, mereka mungkin bisa bertahan dari satu tebasan tapi tidak sepuluh. Kavaleri unta salju akan mengiris mereka potong demi potong dengan pisau melengkung berkilau di tangan!
Bahkan komandan paling lambat pun tahu, begitu infanteri terpisah oleh kavaleri, mereka ibarat keju di piring. Tentunya panglima Bimon juga menyadari ini!
"Resimen Singa-Harimau siap!" Pangeran Kahn menggerakkan singa salju Greenland di bawah selangkangannya, berputar-putar gelisah. Meski wajahnya tetap dingin bagai gunung, semua bisa melihat Yang Mulia Pangeran mulai tegang.
Orang-orang banteng bukan keju berlapis krim! Sekalipun situasi memburuk, mereka tetap kacang buncis keras yang sulit dikunyah. Siapa yang berani menggigit pasti kehilangan gigi!
Yang Mulia Pangeran sedang menunggu kesempatan! Dia memiliki keyakinan penuh pada prajurit Bimon berkepala sapi di bawah komandonya!
Dua kelompok kavaleri Mouran yang menyerbu pemanah Hao dari kiri dan kanan, setelah mengaitkan kaki di sadel dan melompat dari perut unta kembali ke pelana, akhirnya berada dalam jarak sangat dekat. Tak tahan menahan kegembiraan, mereka menerjang hujan panah sambil melengking liar, mengayunkan pisau melengkung berkilat mereka yang haus darah.
Meski separuh kavaleri telah tewas tertembak dalam jarak pendek ini, sisa kavaleri unta yang bertahan semua masih mampu bertempur. Tubuh unta perang yang perkasa diselimuti bulu putih tebal - selama lukanya tidak fatal, unta-unta terluka ini justru akan semakin cepat larinya!
Formasi penyerangan telah terbentuk. Dengan kecepatan unta yang menyambar ini, pemanah orang-orang barbar barat pasti akan terhapus dari peta dalam sekejap! Selanjutnya bendera komando mereka!
Dengan satu tangan memegang perisai dan tangan lain memutar pedang, kavaleri Mouran telah tak sabar menanti badai pertumpahan darah. Setelah menahan amarah sepanjang hari, nafsu membunuh di dada mereka tak terbendung lagi. Kapan terakhir kali orang-orang Mouran yang terkenal di dunia ini menelan kehinaan seperti hari ini?!
Penghalang di depan kavaleri Mouran adalah kekuatan terakhir pasukan cadangan Yang Mulia Kahn - pasukan elit Wangsa kerajaan, Resimen Campuran Singa-Harimau!
Pasukan Kavaleri Mulan yang mengamuk melihat prajurit-prajurit Rhein dan Harimau berpostur tinggi di depan mata, mereka serentak menarik tali kekang, berusaha menggempur sisa kekuatan bersenjata terakhir orang-orang barbar barat ini dengan unta salju yang melompat ke udara!
Alasan "Legiun Unta Terbang" termasyhur di seluruh Taklimakan dan dijuluki "Badai Mulan" tak lepas dari keahlian berkuda yang diasah sejak kecil. Unta-unta salju mereka adalah unta perang yang terlatih ketat. Di bawah pelatihan khusus Marsekal Rundstedt, unta-unta ini mampu melompati rintangan rusa setinggi tiga ren dengan memanfaatkan momentum lari.
Pasukan Kavaleri Mulan kini memperlakukan prajurit-prajurit barbar barat ini sebagai rintangan rusa!
"Gempur mereka! Pisau melengkung tajam menyambar tenggorokan para pemanah!" Teriak perwira pemimpin dengan lolongan liar yang menyaingi Bimon.
Secara fisik, postur prajurit Rhein dan Harimau memang tidak seberotot Orang-orang Banteng yang garang dan menakutkan. Tapi jika mengukur kekuatan dari ukuran badan, Pasukan Kavaleri Mulan telah meremehkan lawan. Mereka sama sekali tidak tahu keperkasaan para prajurit harimau dan singa ini.
Dua Wangsa Bimon kerajaan ini adalah kekuatan militer terkuat di seluruh Kerajaan Manusia Berbulu!
Postur tubuh mereka tegap, memiliki daya ledak yang luar biasa, sejak kecil telah menerima warisan ilmu bela diri tingkat tinggi dari keluarga! Bahkan prajurit gajah raksasa dengan kekuatan bawaan dan prajurit beruang buas pun belum tentu menjadi lawan sepadan!
Berbeda dengan Orang-orang banteng yang hanya mengandalkan kekuatan fisik, Tiger prajurit dan Lion prajurit tidak hanya memiliki kekuatan dahsyat, tetapi juga kultivasi ilmu bela diri yang lebih unggul. Teknik bertarung mereka matang dan ganas, tidak pernah menunjukkan kelemahan dengan mudah. Tiger ahli dalam senjata tombak, Lion spesialis pedang raksasa - di seluruh Benua Aigean, reputasi mereka sangat termasyhur! Inilah kartu as terkuat Putri Kahn!
Tidak penting lagi apakah kavaleri Mulan mengetahui fakta ini atau tidak. Pilihan mereka untuk melakukan serangan udara telah menjadi satu-satunya keputusan, karena bagaimanapun kuat atau lemahnya lawan, pertempuran harus terus berlanjut.
Kavaleri unta salju yang menyerang di sayap kiri, setelah menarik tali kekang dan melayang di udara untuk menghantam lawan, hanya merasakan tubuh mereka terhembas ke bawah, kemudian terpental kembali, akhirnya terjatuh keras di pasir yang membara.
Pemandangan ini benar-benar mengerikan!
Wajah para Tiger prajurit menunjukkan sedikit cemoohan sambil menyaksikan unta salju yang menubruk kosong. Tubuh mereka bahkan tak bergerak, hanya mengangkat tombak kapak di tangan dengan lihai. Pasukan kavaleri unta salju yang sedang jatuh langsung tertusuk di perut unta. Tombak kapak di tangan Tiger prajurit kemudian diayunkan ke belakang, membuat unta salju beserta penunggangnya tercampak ke pasir di belakang sambil menyemburkan darah.
Meski mendapat bantuan dari gaya inersia, kekuatan eksplosif Tiger prajurit tetap terlihat sangat mengesankan.
Seratus lebih pasukan kavaleri unta salju bagikan kawanan ikan saat banjir tahunan, terus mengulangi adegan ini. Dua barisan yang terdiri dari 665 Tiger prajurit seperti estafet, melemparkan pasukan berkuda penuh gaya inersia ini ke tanah pasir di belakang, membubungkan debu.
Di sisi kanan, seratus lebih pasukan kavaleri unta salju yang melompat dengan kendali tali kekang menghadapi Prajurit Rhein yang lebih perkasa. Karena perseteruan antar ras singa-harimau, 335 prajurit singa yang memegang pedang raksasa secara alami memisahkan diri dari kelompok Tiger. Tigerren di kiri, sementara Manusia Singa menduduki sayap kanan.
Menghadapi pasukan kavaleri unta salju yang melayang di udara, para pahlawan keluarga kerajaan yang perkasa ini hanya mengerahkan 20 prajurit di barisan depan untuk melompat, sudah cukup menghabisi lebih dari seratus pasukan kavaleri Mulan!
Para prajurit Rhein yang menghadapi pertempuran ini hanya menggunakan pedang raksasa Viking mereka untuk melakukan serangan lompatan tebas paling sederhana.
Lompat, tebas! Lompat lagi, tebas lagi! Terus melompat, terus menebas!
Sesederhana itu, bahkan tanpa menggunakan teknik pedang tingkat tinggi seperti "Guntur Berguling", pasukan kavaleri unta salju yang sombong itu beserta untanya terbelah dua oleh pedang raksasa para pendekar pedang Rhein.
Prajurit Mulan yang terkenal mahir dalam ilmu pedang bahkan tidak bisa melakukan blokade efektif. Menghadapi pedang raksasa yang dahsyat, mereka dan unta tunggangan mereka sama-sama tak bisa menghindar, hanya bisa menyaksikan diri mereka terbelah dua.
Seperti tebu yang dibelah kapak, mayat yang terbelah dua ini bukannya maju, malah terlempar ke arah berlawanan seperti serpihan kayu karena tenaga pengungkit yang teraplikasi pada mata pedang.
Satu kuda, satu pedang - tak ada yang berlebihan. Lebih dari seratus kavaleri Mulan tewas seketika - teknik pedang Suku Rhein memang terkenal dengan kelancaran dan kesederhanaannya di dunia Aiqin.
Potongan-potongan tubuh yang terbelah vertikal jatuh di depan formasi perang Rhein sejauh dua yard, organ dalam dan darah hangat mengepulkan uap panas. Langkah ringan para pendekar pedang Rhein mendarat di pasir membara, aliran darah mengalir seperti sungai kecil melalui alur pedang yang mengarah miring.
Dua puluh Prajurit Rhein dengan pedang berat membalikkan punggung pedang, meniup lembut rangkaian mutiara darah dari ujung mata pedang. Zirah rantai mereka tidak ada setitik noda darah. Saat melakukan tebasan kiri-kanan tadi, kekuatan yang terukur memungkinkan mereka menghindari cipratan darah dengan mudah.
Tiger prajurit adalah barisan mayat yang bertumpuk di belakang mereka.
Prajurit Rhein adalah tumpukan potongan tubuh yang terbelah di depan mereka.
Sorot mata kedua pasukan wangsa kerajaan bagai dewa yang berdiri di puncak semesta memandang rendah makhluk fana. Setelah mereka bertindak, tak satu pun pemanah Haus berani melepaskan panah ke arah kavaleri Mulan yang bodoh itu – karena sama sekali tidak diperlukan!
Sayangnya, dua kelompok prajurit Bimon yang sama-sama hebat ini saling melirik sinis. Tiger prajurit menyunggingkan senyum ejekan samar, sesekali melirik ke bawah kaki.
Dari awal hingga akhir, mereka tak bergeser setapak pun. Sementara Prajurit Rhein mengerahkan dua puluh pasukan.
Ejekan terselubung dalam tulang ini hanya bisa dipahami oleh prajurit sehebat mereka.
Prajurit Rhein menarik pedang raksasa sambil membalas ejekan. Dengan tatapan, mereka menyuruh para harimau ini melihat ke belakang.
Sekitar selusin kavaleri Mulan bertumpu pada pisau melengkung, terhuyung-huyung bangkit dari lautan darah dan mayat.
Prajurit Tiger memanfaatkan gaya inersia untuk melemparkan unta salju ke belakang, memadukan teknik rumit dan kekuatan terukur. Semua unta salju yang jatuh dari udara terkumpul menjadi tumpukan, menimpa pasukan kavaleri di bawah yang telah berubah menjadi bubur daging akibat tertimpa unta yang dipadatkan.
Sepuluh lebih prajurit kavaleri Mulan ini adalah yang terakhir jatuh di atas tumpukan mayat. Meski tulang mereka patah dan mengalami pusing tujuh keliling, untungnya tidak ada lagi unta yang menghantam dahi mereka. Setelah beberapa saat bernapas, mereka akhirnya berdiri terhuyung-huyung.
Para prajurit Tiger menoleh dan segera berubah pucat. Karakter ‘’ hitam di pelipis mereka pertama mengerut membentuk karakter ‘’, lalu melebar kembali dengan penuh kemarahan.
Dua puluh prajurit Tiger paling garang menancapkan kapak tombak berlumuran darah ke pasir, lalu melangkah maju dengan mantap mendekati belasan Makara Mulan yang terguling dari tumpukan mayat.
Pertarungan yang tidak setara tingkatnya menjadi sia-sia. Meski tanpa kapak tombak, para prajurit Tiger tetap menjadi mesin pembunuh paling ganas.
Ekor harimau sekuat cambuk besi melilit pergelangan kaki Makara Mulan. Dua prajurit Tiger bekerja sama seperti tarik tambang, meregangkan tubuh Makara Mulan hingga tegang.
Bab 291 Modal Taruhan Terakhir
“Bluk” suara sobekan bergema, kain berkualitas tinggi yang ditarik tukang jahit terbelah dua, begitulah orang-orang Mouran Makara ini terkoyak menjadi dua bagian. Tiger prajurit memandang dingin potongan mayat yang terseret di ekor harimaunya, dengan gerakan santai ia menggerak-gerakkan ekor, gumpalan daging besar bermandikan darah kembali terlempar ke gunungan mayat.
Tujuh orang Mouran Makara beruntung, karena hanya dua puluh Tiger prajurit yang maju. Berpasangan dua orang, cukup untuk membelah tubuh sepuluh Mouran. Tujuh kavaleri ini mendapat kesempatan hidup beberapa detik lebih lama.
Menyaksikan pembelahan tubuh dengan dua ekor, para Mouran Makara ini seperti kehilangan arah. Pupil mata yang dipenuhi darah beku mulai memancarkan keputusasaan, janggut lebat mereka bergetar mengikuti guncangan tubuh.
Semua Tiger prajurit memandang dingin ketujuh Mouran Makara terakhir ini.
Sebelum dua puluh Tiger prajurit sempat melangkah lagi, tujuh kavaleri Mouran dengan sekuat tenaga membalikkan pisau melengkung mereka, menyayat leher sendiri dengan keras. Begitu kuatnya hingga tenggorokan hampir terputus seluruhnya oleh pisau itu.
Orang-orang Sailer yang berpatroli di pinggiran duduk kaku di atas unta, memandang kosong kejadian ini. Busur dan celana panjang di tangan mereka bergetar tak terkendali seperti terkena angin ribut.
"Ada beberapa yang berani akhirnya melepaskan anak panah berbulu, namun langsung diremas dengan mudah di antara jari-jari para Prajurit Behemoth yang tak tertandingi di hadapan mereka."
"Seribu pemanah Sile ini adalah bagian dari 4.000 tawanan pemanah yang ditampung saat Kekaisaran Mugalan menduduki negara Sile. Panglima Resimen Unta Terbang memberikan kesempatan meraih martabat bagi orang-orang Sile ini dengan menjadikan mereka tentara bayaran asing di seluruh legiun."
"Para penduduk Sile yang berasal dari Gurun Taklimakan yang termasyhur dengan 'Festival Memanah Emas' ini, hari ini menunjukkan performa yang sangat buruk."
"Penghancur Pedang Berat Lion! Segera beri bantuan ke Resimen Kuku Darah!" Legiun Kahn menggeram mengerahkan pasukan cadangan pertama. Setelah mengatasi ancaman pengepungan terhadap pemanah, dukungan untuk Orang-orang banteng harus segera diberikan.
Tiga ratus lebih Penghancur Pedang Berat Lion menerobos area tengah dengan sikap masa bodoh, bahkan tak sekilas memandangi pemanah Sile di kedua sisi, langsung menerjang ke medan pertempuran sengit antara Orang-orang banteng dan kavaleri unta salju.
Kedatangan pasukan segar ini langsung menciptakan kekacauan. Kavaleri Mulan yang berusaha menghalangi mereka semuanya terbelah menjadi dua bagian. Belasan prajurit Rhein tingkat tinggi begitu memasuki area kavaleri Mulan langsung menggunakan jurus "Guntur Berguling" yang mematikan. Roda pedang yang berputar gila-gilaan tidak hanya membelah tubuh musuh, tapi juga membawa gemuruh angin di ufuk langit.
Barisan demi barisan Tiger prajurit melewati formasi pemanah Centaur, lalu berdiri di belakang pemanah Hao.
Komandan Resimen "Angin Biga" Donaldo menancapkan bendera resimen berwarna darah di depannya, lalu memberi isyarat "silakan" ke arah pemanah Sakral di kejauhan.
Pada detik ini, semua pemanah Hao memutar busur panjang yew di tangan kiri hingga berbunyi "huu", lalu menggenggam erat. Saat senar bergetar "ngung", ekspresi pemanah Hao seolah memusatkan seluruh kebanggaan di dunia!
Pemanah Sakral saling memandang dengan gugup, benar-benar kebingungan.
Baru ketika hujan panah deras menghujam, orang-orang Sakral yang belum pernah melihat situasi besar ini tersadar: Rupanya pemanah lawan sedang menantang kita!
Seperti sabit memotong gandum! Laksana banjir bandang menerjang parit!
“Angin Bija” sekali tembak berhasil menjatuhkan sejumlah pemanah Shal, unta yang merintih dan orang Shal yang mengerang kesakitan membentuk pemandangan paling lucu di medan perang!
Inilah keberanian dan kepercayaan diri! Jiwa militer Bimon!
Banyak musuh yang pernah hancur keyakinannya oleh keberanian dan kepercayaan diri Prajurit Behemoth ini! Orang Shal bukan yang pertama, juga bukan yang terakhir!
Tidak ada gaya bertarung yang lebih menyakiti saraf seorang prajurit selain tantangan bodoh ala Bimon ini!
Tantangan terbuka yang keterlaluan ini, selain Bimon, pasukan mana berani melakukannya? Negara mana yang masih mempertahankan sikap tenang negara besar meski kemampuan ekonominya merosot tajam?
Pertempuran panah yang sudah bisa ditebak akhirnya dimulai.
Orang Shal tak punya pilihan mundur. Di belakang ada 500 Ksatria Unta Terbang sebagai pasukan cadangan - pedang melengkung Ksatria Mulan yang ahli ini paling suka menyayat tenggorokan pengecut!
Hanya ada satu jalan: bertempur!
Semua pemanang Hao terus melakukan gerakan jungkir balik, berjongkok dan meluncur di bawah komando pemimpin regu, seperti latihan - ya, ini memang latihan.
Setiap kali suara "xian weng xian weng" tali busur berbunyi, sebarisan pemanah Shal di seberang pasti tumbang.
Karena gerakan yang terus-menerus, area sekitar Resimen "Angin Bijia" dipenuhi anak panah bulu elang yang berserakan, sementara di pihak musuh Salleh, terlihat unta-unta dan pemanah yang roboh di tanah dengan darah mengalir dan erangan kesakitan.
Perbedaan antara amatir dan profesional benar-benar terlihat jelas pada momen seperti ini.
Kemampuan memanah target statis dalam latihan sama sekali berbeda dengan kenyataan di medan perang. Di bawah tekanan atmosfer pertempuran yang mencekam, pemanah sama sekali tidak punya waktu untuk membidik dengan tepat - insting menjadi satu-satunya penjamin. Dalam kondisi seperti ini, bahkan pemanah berpengalaman pun performanya akan menurun drastis.
Gerakan konstan mekanis dari Resimen Hao yang tampak kaku telah menciptakan kebingungan besar di antara mayoritas pemanah Salleh. Dalam keadaan panik, mereka bahkan kesulitan mengenai target diam, apalagi target bergerak?
Seandainya orang Salleh mempelajari catatan gemilang Resimen "Angin Bijia", mereka akan menyadari bahwa tindakan mereka saat ini sama saja dengan bunuh diri.
Meski ada pemanah kelas tinggi di antara orang Salleh, namun baik kualitas maupun kuantitas pemanah ulung Salleh ini tidak ada bandingannya dengan pemanah Resimen "Angin Bijia". Dua komandan resimen bersaudara Ronaldo dan sepuluh Komandan Batalyon Shenjian Zheqin telah memberantas pemanah-pemanah andalan Salleh tersebut dalam waktu singkat.
Ketika orang-orang Salleh mulai menyadari kebodohan mereka, jumlah mereka sudah tersisa kurang dari dua ratus orang.
“Ketika melarikan diri menjadi satu-satunya pilihan, orang-orang Sai Le tidak lagi ragu-ragu.”
Keterampilan berkuda yang lihai dan keinginan untuk bertahan hidup membuat para pemanah Sai Le yang selamat ini seperti sedang melakukan pertunjukan tungg unta. Mereka sekarang tidak memikirkan konsekuensi dari tim pengawas pertempuran, satu-satunya keyakinan adalah melarikan diri!
Sebuah panah bersiul yang memancarkan cahaya es-api menembus paha belakang seekor unta, langsung mengenai seorang Sai Le yang bersembunyi di pelana. Unta yang kesakitan itu melompat dahsyat, melemparkan si malang yang masih memegang tali kekang ke udara.
Sebuah panah ular menyusul menembus mulut lebar si malang yang masih menjerit.
Semua pendeta, para jenderal, dan Putri Kahn memandang tajam ke arah Nedved dan Cui.
"Maaf, aku tak bisa menahan diri." Nedved mengangkat bahu sambil terus menarik busurnya tanpa henti. Mayat orang Sai Le yang terlempar itu ditembus berkali-kali oleh anak panah beratnya, kekuatan dahsyat membuat daging yang sudah hancur itu melayang tinggi di udara tanpa pernah menyentuh tanah.
“Para pemanah pengikut ratusan Pendeta, penjaga pribadi jenderal, serentak bersorak gembira. Dengan gerakan tangan gemulai, mereka menarik busur dan melepaskan anak panah berapi-api, memperlakukan mayat berlubang itu dengan semena-mena.
Saat mayat itu jatuh ke tanah, ia telah berubah sepenuhnya menjadi Bimon - Suku Palung Pelangi Manusia Landak memang sangat mirip dengannya!
"Jangan terulang lagi!" Legiun Kahn melototi para pemanah ulung yang melanggar perintah ini, mengeluarkan kata-kata melalui gigi yang terkunci.
Pertempuran udara telah usai. Liu Zhenhan dikelilingi kavaleri udara, baik dari Feilengcui maupun Elang Bertanduk dan manusia harimau.
Liu Zhenhan menatap Legiun Kahn, matanya penuh pertanyaan.
Pangeran Lionheart tidak berniat mengerahkan angkatan udara ini. Hingga kini, masih ada 665 prajurit Tiger yang tetap di tempat.
Situasi perlahan mulai berbalik.
Pasukan berkuda Mulan yang semula memisahkan prajurit Bimon berkepala sapi, baru saja meraih sedikit keunggulan namun belum sempat menyelesaikan mereka, tiba-tiba diserang dari belakang oleh 300-an prajurit Lion. Pertempuran terpisah berubah menjadi huru-hara!
Setelah resimen "Angin Bija" bebas tangan, pasukan berkuda Mulan di garis depan yang sudah kacau balau semakin terpuruk!
Mengendalikan busur dalam pertempuran kacau yang sengit membutuhkan keberanian tak kenal takut dan keterampilan luar biasa. Sedikit kecerobohan dapat menyebabkan korban jiwa tidak disengaja di pihak sendiri, karenanya sebagian besar pemanah Haus dari "Angin Bijia" memilih bijak untuk tetap mengamati.
Sebagai pasukan elit kerajaan, Resimen "Angin Bijia" memiliki 46 Pemanah Bintang Emas dan 12 Shenjian Zheqin. Merekapah yang menjadi pilihan utama untuk memperparah luka orang Mouran.
Yang disebut Pemanah Bintang Emas adalah penembak Bimon dengan sulaman bintang emas di dada - tanda telah membunuh 50 musuh. Jika jumlah pembunuhan melebihi 100, mereka akan mendapat gelar "Shenjian Zheqin" dengan sulaman harpa emas.
“Angin Bijia” memiliki dua komandan resimen yaitu bersaudara Ronaldo yang merupakan pemanah panah kuat berat dengan gaya memanah yang kejam. Di bawah serangan anak panah berat 5 ons mereka, satu kali tembakan mampu merambah beberapa Kavaleri Mulan. Mereka terutama menyukai menembak tengkorak musuh. Kegemaran nakal semacam ini bagi Kavaleri Mulan jelas bukan kabar baik. Di bawah hantaman mata panah segitiga tajam dan kekuatan keras kepala, otak mereka bagaikan anggur kristal matang yang dikunyah rakus oleh mulut raksasa, meledak berair.
Dengan regu pemanah elit berintikan pasukan tulang punggung ini, dalam sekejap mereka mencabut pasukan Kavaleri Mulan seperti memotong rumput, setiap panah pasti membunuh!
Taletulu hampir muntah darah!
"Sejak bergabung dalam ekspedisi hingga kini, Yabushan Mulan ini belum pernah mengalami situasi memalukan seperti hari ini, juga belum pernah menghadapi lawan yang lebih garang daripada orang-orang barbar barat!"
Sisa nalarnya mengingatkan, sekarang adalah waktu terbaik untuk mundur.
"Pasukan Ksatria Unta Terbang! Separuh pasukan bawa ahli sihir mundur dulu! Separuh lagi ikut aku menerobos kepungan, selamatkan sebanyak mungkin!" Tallebroux berusaha keras tetap tenang, tenang, dan terus tenang, tapi ia tak bisa membujuk diri meninggalkan hampir seribu rekan yang masih bertarung sengit, lalu lari - atau 'mundur'?
Pertempuran hari ini, orang-orang barbar barat ini telah mengalahkan Yabushan Mulan yang sombong itu dengan cara yang paling gentleman.
Kavaleri udara lawan kavaleri udara! Pemanah lawan pemanah!
Dan juga - seribu infanteri melawan tiga ribu kavaleri! Setiap kali Tallebroux teringat catatan pertempuran memalukan ini, hatinya seperti tercabik!
Harga diri Mojie Mulan mana pun takkan sanggup menanggung kekalahan seperti ini!
Jika mundur sekarang, Tallebroux sangat meragukan apakah dirinya masih punya nyali mengangkat pisau melengkung lagi di kemudian hari.
Pasukan 4.500 orang, jika setelah mundur hanya membawa pulang beberapa ratus, masih berani menghadap Komandan Mei?
“Tujuh ahli sihir saat ini dan Peliharaan Magis serta Penyihir lawan sudah kehabisan tenaga magis, namun prestasi para ahli sihir sangat gemilang, dua Peliharaan Magis Imam Bemon telah mereka lukai, satu berhasil dibunuh, jika bertahan sedikit lagi, pasti akan meraih hasil lebih besar!”
Ksatria Unta Terbang tiba-tiba menyandera diri di punggung unta, wajah setiap ahli sihir dipenuhi kekecewaan.
Pertempuran hari ini benar-benar kalah telak dan terlalu cepat! Begitu cepat sampai mereka baru bisa melepaskan tangan, pihak kami sudah hancur.
“Bersiap charge!” Dalam teriakan liar Thalbru, 250 Ksatria Unta Terbang dan 100 Ksatria pengawal bersiap bergerak mengikuti komandan Mulan ini!
Tujuan mereka adalah menyelamatkan kavaleri Mulan yang terjepit antara Orang-orang banteng dan prajurit Singa, terlibat dalam pertempuran kacau.
Seperti Orang-orang banteng yang tak mudah dihancurkan kavaleri, kavaleri Mulan juga memiliki ketangguhan besar. Mereka membentuk lingkaran saling membelakangi, mati-matian melawan serangan prajurit Bimon.
“Harus menyelamatkan mereka!” Thalbru berteriak dalam hatinya, dia punya keyakinan ini!
250 Ksatria Unta Terbang ini adalah pasukan elit hasil latihan langsung Panglima Mulan, mencakup semua bangsawan Ksatria Kota Gallimard, keyakinan teguh, kekuatan tempur setara seratus lawan satu!
Ini telah menjadi satu-satunya keyakinan yang tersisa di hati panglima saat ini! Jika keyakinan ini dihancurkan, dia akan sepenuhnya merampas jiwa ksatria!
Ksatria Unta Terbang mengendarai unta hitam pekat bersayap ganda. Meskipun unta-unta ini memiliki sayap daging, mereka tidak bisa terbang ke langit, hanya mampu melayang setinggi 1 meter untuk meluncur. Daya serangnya jauh lebih dahsyat dibanding kavaleri unta!
Yang membuat Talerblu semakin yakin, 250 ksatria Unta Terbang ini setelah dimodifikasi oleh Meishuai, semuanya dilengkapi zirah rantai dan tombak baja sepanjang 4 meter - ini adalah satu-satunya kavaleri lapis baja di Kekaisaran Mugalan!
Dengan jumlah personil tak lebih dari 2000 orang, Ksatria Unta Terbang telah mengalahkan hampir 30 legiun kavaleri tangguh dari Negeri-negeri Gurun, menjadi kartu as di antara kartu as! Nama Legiun Unta Terbang sendiri diambil dari mereka!
BAB 292 KEPUTUSAN BIJAK
Gerakan Ksatria Unta Terbang jauh lebih gesit daripada Pengawal Unta Salju. Yang semula beristirahat dengan angkuh di atas pasir, setelah menerima perintah, segera mundur secara tertib sambil membawa serta ahli sihir.
Ksatria yang bertugas menutup serangan segera menepuk pantat unta mereka, membuat kawanan unta berlari kecil "tek-tek". Sambil memegang ekor unta, dengan lincah mereka melompat dan telah duduk di atas pelana.
Ksatria Unta Terbang yang awalnya santai dan tidak teratur, hanya membutuhkan sekejap mata untuk merapikan formasi mereka. Ini adalah kavaleri yang tidak mengikuti formasi organisasi, mereka bebas memilih posisi serangan sendiri - ciri khas pasukan terlatih yang berpengalaman!
665 Tiger prajurit memancarkan lingkaran lagu perang yang gemilang, mengangkat tombak kapak raksasa, menancapkan bendera-bendera dengan garang di jalur yang harus dilalui Ksatria Unta Terbang, diiringi genderang perang.
Pangeran Kahn telah mengeluarkan perintah untuk menghadapi pasukan cadangan lawan, bahkan sebelum Ksatria Unta Terbang ini mulai bergerak.
Saatnya menguji kandungan emas sesungguhnya dari pasukan cadangan!
Sepasukan pasukan udara Feilengcui yang melesat dengan rapi menuju langit biru, mereka sedang mengejar ahli sihir yang melarikan diri, ini perintah dari bos!
Pasukan kavaleri Wolff pertama akhirnya tiba, mengendarai serigala mount mengintai tanah yang dipenuhi darah di hadapan mereka.
"Habisi unta bersayap itu untukku." Jari Liu Zhenhan menunjuk ke depan, memandang Duncan dan lima prajurit antelop bersenjata meriam cahaya di sampingnya, enam anggota pasukan udara antelop lain yang mengangkat meriam cahaya telah pergi memburu ahli sihir musuh.
"Yang Mulia..." Mendengar perintah Shaman Kepala, Pangeran Lionheart di samping mengerutkan alisnya.
“Semua Pendeta, luncurkan serangan peliharaan magis! Target, unta bersayap itu! Bebaskan kendali lagu perang!” Liu Zhenhan seolah tak mendengar ucapan Yang Mulia Pangeran.
Para pendeta rombongan ekspedisi membeku. Pendeta senior mengamati raut tiga Imam Utama dengan diam-diam, sementara pendeta muda berdarah panas telah mencengkeram lambang Medusa di tangan.
“Yang Mulia!” Pangeran Kahn meninggikan nada, suara penuh kemarahan: “Semua perintah di sini harus berasal dariku, karena akulah panglima!”
“Yang Mulia Pangeran.” Liu Zhenhan melirik dengan merendahkan Pangeran Lionheart: “‘Keperkasaan Cambuk Dewa Perang’ telah kusaksikan...”
“...Kejayaan tak harus dibuktikan dengan cara bego seperti ini. Kini aku tak ingin lagi melihat darah prajurit Behemoth tumpah!” Liu Zhenhan menunduk menyalakan rokok, menghembuskan asap tebal: “Yang Mulia Pangeran. Ada keberatan?”
“Tentu ada!” Pangeran Kahn mengernyitkan alis, matanya menyipit tajam.
Enam meriam cahaya di tangan Prajurit Kijang tiba-tiba terangkat sedikit, kebetulan mengarah tepat ke Pangeran Kahn yang sedang menunggang singa salju Greenland.
Postur tubuh perkasa prajurit-prajurit kijang ini memancarkan kedinginan nan tak kenal takut. Sorot mata mereka bagai melanggar segala aturan.
Para pendeta dan perwira militer di sekeliling terkejut, para Pangeran Singa-Harimau mengeluarkan bunyi "Canglang" sambil bergegas menghunus pedang raksasa berat mereka. Pengawal Yang Mulia Pangeran hendak maju, namun dihentikan oleh lambaian tangan Pangeran Kahn.
Liu Zhenhan tersenyum sinis sambil menghembuskan asap cerutu, menjentikkan jari sebagai isyarat agar prajurit Kijang segera terbang ke angkasa.
Melihat para prajurit Kijang bertubuh besar yang membawa meriam cahaya itu melesat ke langit, para Bimon yang hadir akhirnya bisa bernapas lega.
"Apakah Yang Mulia ingin mengingatkan bahwa semua pendeta dan perwira di sini hanyalah penonton! Pertempuran Legiun Cambuk Dewa Perang harus diselesaikan oleh prajurit Legiun Cambuk Dewa Perang sendiri! Menolak bantuan dari siapapun?" Tatapan Liu Zhenhan menancap pada Pangeran Lionheart, asap cerutu yang mengepul membuatnya menyipitkan mata yang memancarkan kilau dingin nan tajam.
"Paduka Liu Zhenhan, izinkan saya mengingatkan kembali..." Pangeran Lionheart membelai lembut surai panjang singa salju Greenland-nya, sorot mata garangnya bertabrakan dengan pandangan Liu Zhenhan yang tajam bagai pisau: "...Segala perintah di sini harus berasal dari saya!"
Liu Zhenhan membuka lebar jubah kulit landaknya dengan kasar, "swish" mengeluarkan arquebus Guli yang terselip di kantong dalam lapisan, mengguncang larasnya dan menjepitnya di ketiak. Tangan kanannya merogoh kantong dan memasukkan butir peluru tembaga berbentuk murbei ke dalam laras, "pak!" menutupnya kembali.
"Richard! Apa yang kau lakukan!" Gatanie berdiri terhuyung-huyung dengan panik.
Pangeran Kahn kembali mengangkat tangan menghentikan pengawal-pengawal yang tegang di sampingnya, Gatanie juga dihalangi oleh Nedved.
"Ini peringatan terakhir, aku tak ingin melihat prajurit Behemoth terluka lagi." Liu Zhenhan mengangkat arquebus Guli ke bahunya.
"Berdiam!" teriak Mo'er di samping Liu Zhenhan, jari mungilnya yang berkilauan petir menuding sekelompok pengawal dan Pangeran Singa-Harimau yang hendak bergerak. Sepuluh Ksatria Emas terpaku, baru menyadari status mereka sebagai petinggi kuil.
"Kau berani mengancamku?" Pangeran Lionheart melotot ke Shaman Divine Comedy, matanya menyemburkan api.
"Jika kau tak peduli pada pasukan ini, aku yang peduli." Sorot mata Liu Zhenhan dingin bagai hawa musim dingin.
“Yang Mulia, perkataan Paduka Liu Zhenhan memang masuk akal. Lihatlah, jika kita mengerahkan semua peliharaan magis pendeta untuk menyerang, pasti bisa mengurangi korban prajurit.” Imam Utama Kura-kura Model, Yang Mulia Qidan segera maju melerai.
Saat itu, di hamparan pasir kuning yang dipenuhi bendera berkilauan di kejauhan, para Tiger prajurit mulai menyanyikan hymne perang yang lantang. Sorot mata semua Bimon tertuju ke sana.
Pasukan kavaleri Mulan sudah mulai bergerak! Di bawah pimpinan Talebulu, formasi unta terbang yang rapi dan megah membentuk formasi serbu berbentuk anak panah yang sempurna. Pasukan penutup yang mengendarai unta salju mengibarkan bendera militer Mulan tinggi-tinggi, diiringi suara terompet kerang yang melankolis menggema di padang pasir.
“Paduka, Yang Mulia, harap pertimbangkan matang-matang! Jangan terburu nafsu!” Yang Mulia Qidan menelan ludah, menatap tegang dua bangsawan Bimon yang saling berhadapan bagai pedang terhunus.
“Imam Utama, tak pernah kubayangkan akan ada hari dimana aku menerima ancaman.” Suara tawa Yang Mulia Pangeran bergema jelas.
“Jancuk! Gue ga ada waktu buat bacot sama lo!” Liu Zhenhan meludahkan cerutu, mengutuk sambil mengacungkan arquebus Guli ke bagian lunak baju zirah di pinggang Yang Mulia Pangeran. "Kretak!" suara palu pemantik berbunyi.
Tak ada yang menyangka Shaman Divine Comedy benar-benar berani melawan seorang pangeran. Wajah semua orang berubah pucat, tapi sudah terlambat. Suara benturan pemicu terdengar jelas.
"Beberapa pendeta wanita muda menutup mata mereka ketakutan," Pendeta Utama Zidan terjatuh duduk di pasir dengan wajah pucat.
Tidak ada ledakan, hanya suara "ding" yang nyaring.
Liu Zhenhan dengan bingung menarik kembali arquebus Guli-nya, sebutir tembaga berbentuk telur tergelincir dari sambungan laras ke baju zirah.
Pangeran Kahn tertegun bagai patung.
Liu Zhenhan memungut butir tembaga itu dengan penasaran, setelah memutar-mutarnya ditemukan retakan kecil pada cangkang logam "Kemarahan Moradin" - inilah penyebab serangan sihir unsur angin gagal.
"Bangsat! Ternyata peluru busuk!" kutuk Liu Zhenhan kesal: "Buah cacat yang hanya muncul 10 butir per pohon Emas, kenapa aku yang kena?!"
"Pakai pisau saja." Cui mengeluarkan pisau melengkung besi Liuxiang-nya, bilah berkilauan dengan polesan memantulkan pelangi di bawah sinar matahari.
"Sial, aku tak percaya ini tidak bisa ditembakkan." Liu Zhenhan mengeluarkan dua butir peluru buah murbei, satu dikulum di mulut, satu dimasukkan ke kamar senapan. Dengan gerakan cepat, ia menutup kamar senapan dan menembak ke arah kavaleri Mulan yang sedang bertempur sengit dengan prajurit Berbual dan Lion.
Semua mata mengikuti arah tembakan. Kepala prajurit Mulan itu meledak membentuk pola darah berwarna-warni di udara.
"Pada saat ini, semua Ksatria Mulan telah bersiap siaga. Unta terbang dengan sayap daging raksasa yang terkembang penuh mengepakkan udara dengan cepat. Dalam lari ancang-ancang yang gesit, mereka perlahan terangkat dari tanah dan melayang setinggi satu meter; Para ksatria menurunkan penutup wajah besi, mengambil tombak kait dan perisai kura-kura dari kait pelana. Saat ujung tombak diangkat, kilauannya bagai hutan bambu yang menusuk langit."
Hanya dengan 250 pasukan kavaleri unta terbang, keseragaman formasi mereka telah menunjukkan aura yang lebih megah daripada 3.000 pasukan kavaleri unta salju! Tanpa suara tapak unta menghentak bumi, yang ada hanyalah kesunyian yang mencekam dan menyesakkan!
Pertempuran berdarah segera dimulai!
"Ini lebih baik." Liu Zhenhan dengan cepat memasukkan peluru tembaga lainnya ke dalam laras senapan. "Klik!" suara mekanisme terkunci, sekali lagi menekan pinggang kuat Yang Mulia Pangeran.
Guo Guo yang berdiri di bahunya menggerutu protes. Liu Zhenhan heran memandangnya. Guo Guo segera mengibarkan taplak putih dan mengikatkannya di leher, seolah bersiap menahan percikan darah, lalu menutupi telinga kecilnya dengan cakar.
"Sudah?" tanya Liu Zhenhan. Guo Guo menyeringai dengan pipi kemerahan sambil mengangguk kuat.
Para pendeta wanita muda menjerit lagi sambil menutup mata dan memalingkan muka tak berani melihat.
“Yang Mulia salah paham……” Pangeran Kahn memandang Liu Zhenhan dengan tenang, melambaikan tangan menghentikan pengawal yang hendak menerjang: “……Sebenarnya yang ingin kusampaikan adalah, bukankah aku yang menjadi panglima di sini? Perintah serangan total pendeta, bukankah seharusnya datang dari sang panglima?”
Liu Zhenhan memutar matanya, menatap bingung ke arah pangeran ini. Setelah direnungkan, sepertinya sang pangeran memang tak pernah menentang perintahnya, hanya terus mengingatkan bahwa dialah panglima.
“Dewa Perang memberi keberanian pada Bimon, tapi bukan berarti kita gila!” Pangeran Lionheart terkekeh: “Kalau bukan untuk menghabisi pasukan cadangan terkuat musuh sekaligus, untuk apa kubawa seluruh kelompok pendeta? Tapi ternyata Yang Mulia sudah lebih dulu memberi perintah.”
“Kalian masih bengong apa? Ayo bertindak! Tak dengar perintah Pangeran?” tatapan Liu Zhenhan menyapu para pendeta yang masih terpaku.
Seketika, lingkaran cahaya hibernasi bermunculan bagai kembang api.
“Bangsat, Richard, sekarang aku mulai benar-benar salut padamu!” Pangeran Kahn melompat dari singa salju, mendekat dan menepuk bahu Liu Zhenhan keras-keras.
Pandangan penuh hormat kembali terpancar dari para pengawal Bimon, prajurit pelindung, dan Pangeran Singa-Harimau ke arah Shaman Kepala.
“Kenapa kalian tadi tidak keluar menghentikannya! Bagaimana jika Pangeran Kahn benar-benar terluka?” Gatanie berjalan marah, menarik Helen dan Mo'er ke samping dengan satu tangan sambil bertanya.
“Saku kirinya penuh peluru palsu, saku kanan baru berisi 'Kemarahan Moradin' asli.” Helen mengerutkan hidungnya, berbisik pada Gatanie.
Angsa kecil itu tampak bingung.
“Aku sudah tahu pasti tembakan pertama adalah peluru palsu!” Helen sambil melakukan Tarian Perang, heran mengapa Gatanie yang cerdik hari ini terlihat begitu bodoh.
“Kepala batu, Richard suatu hari nanti akan membohongi perutmu juga sampai membesar.” Mo'er mengayunkan tongkat sihir melepaskan rantai kilat, menoleh dan memarahi dengan keras.
“Ai Wei'er!” Wajah cantik Gatanie langsung memerah.
Bab 293 Liburan Santai
Pertempuran Pegunungan Hengduan akhirnya berakhir dengan kemenangan gemilang Bimon.
Semuanya persis seperti yang direncanakan Pangeran Kahn sebelum pertempuran.
Prajurit Behemoth yang termasyhur di Benua Aigean tetap tak terkalahkan dalam keganasan meski di gurun. Meskipun 250 Ksatria Unta Terbang terbaik bangsa Mouran akhirnya dihancurkan oleh lagu perang dan peliharaan magis rombongan Pendeta ekspedisi, kemampuan yang ditunjukkan Pasukan Pengawal Kerajaan sudah cukup memuaskan para panglima Behemoth yang paling selektif - tiga resimen infanteri berhasil menghabisi lebih dari 4.000 pasukan kavaleri pilihan Mouran dengan korban sendiri hanya 600 orang, performa seperti ini hanya bisa digambarkan sebagai sempurna.
Yang lebih penting, kesadaran strategis Legiun Kahn juga membuka awal yang sempurna setelah Pertempuran Pegunungan Hengduan.
Pelarian 250 Ksatria Unta Terbang bisa dikatakan merupakan hasil yang paling diharapkan Pangeran Lionheart. Dengan hidung serigala mount yang tajam, kavaleri Wolff bisa menyusup diam-diam mengikuti para desertir Mouran ini tanpa disadari, melacak aroma yang mereka tinggalkan sampai menemukan pasukan utama musuh.
Jalur logistik Pasukan Ekspedisi Behemoth terlalu panjang. Menemukan pasukan utama musuh secepat mungkin dan memulai pertempuran menentukan merupakan pilihan terbaik saat ini bagi Legiun Ekspedisi - dengan kemampuan ekonomi Behemoth yang tidak mampu mendanai perang gerilya jangka panjang melawan bangsa Mouran di Gurun Pasir Taklamakan, pertempuran ini harus diselesaikan cepat, idealnya menentukan segalanya dalam satu pertempuran!
Dua pertempuran berakhir dengan kemenangan besar, membuat seluruh Pasukan Ekspedisi Bimon dipenuhi semangat tempur yang membara. Momentum ini dimanfaatkan untuk menghancurkan kekuatan tempur musuh sekaligus, yang segera menjadi konsensus semua perwira di komando tertinggi.
Sebagai Shaman Kepala Rombongan Pendeta Ekspedisi, Liu Zhenhan segera menarik diri ke Oasis Yale setelah pasukan utama masuk jauh ke Gurun Pasir Taklamakan, untuk mempersiapkan penyambutan konvoi logistik besar terakhir dan menyerahkan pertahanan basis logistik Oasis Yale.
Liu Zhenhan merasa sebelumnya ia agak meremehkan Yang Mulia Pangeran Lionheart Kahn.
Pangeran Lion yang berpenampilan kasar ini memiliki ketelitian pikiran yang membuat orang curiga apakah ia seorang Fox yang menyamar dengan kulit singa. Si Y ini terlihat mulia di permukaan, namun mengganti 200 pendeta dengan zirah kertas hanya untuk memperdaya lawan. Jika para pendeta tidak bertindak di saat genting dengan menggunakan Lagu Serangan Lingkaran Jahat untuk "memperkosa" Pasukan Ksatria Unta Terbang, lalu menghancurkan mereka dengan Peliharaan Magis, mustahil Pasukan Harimau yang gagah itu tidak kehilangan beberapa nyawa.
Kehalusan pikiran Pangeran Lionheart tidak hanya tercermin dari hal ini saja.
Seluruh legiun telah meraih dua kemenangan besar dalam pertempuran. Di tengah mentalitas angkuh dan meremehkan musuh yang mulai muncul di seluruh pasukan, dia tetap ingat mengirim pasukan pengintai udara sebelum pasukan bergerak menuju jantung Gurun Pasir Taklimakan, membagi mereka menjadi beberapa gelombang untuk melakukan pengintaian di area seluas 500 li sekitar Pegunungan Hengduan.
Setelah memastikan tidak ada pasukan musuh yang berkeliaran, Pangeran Lionheart masih berulang kali mengingatkan Liu Zhenhan untuk berhati-hati dalam mengawal Resimen Cambridge yang mengawal logistik, mencegah serangan mendadak kavaleri udara burung nasar lawan!
Liu Zhenhan sendiri mana berani lengah!
Dalam Pertempuran Pegunungan Hengduan, kualitas keseluruhan pasukan Mouran yang ditunjukkan benar-benar mengejutkan Liu Zhenhan. Jika setiap orang Mouran memiliki disiplin ketat dan keberanian seperti ini, masa depan Ekspedisi Bimon benar-benar mengkhawatirkan - lagipula Legiun "Cambuk Dewa Perang" kali ini hanya membawa sepuluh resimen. Prajurit Bimon dari pasukan keluarga kerajaan yang terkenal di dunia jumlahnya terlalu sedikit, tidak bisa berharap prajurit Bimon dari tiga legiun provinsi lainnya memiliki kualitas sehebat ini.
Belum lagi senjata orang-orang Mouran yang luar biasa hebat!
Begitu hebatnya sampai Liu Zhenhan pun harus mengakui keunggulannya!
Sebagai pedang Uzi yang dimiliki setiap prajurit kavaleri Mulan, kualitas dan ketajamannya telah sepenuhnya melampaui persenjataan standar semua negara di Benua Aigean saat ini. Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa dalam Legiun Ekspedisi Behemoth, kecuali senjata berat yang digunakan oleh beberapa ras-ras kuat, senjata prajurit Behemoth lainnya akan terpotong menjadi dua dengan sekali tebasan saat bertarung melawan mereka!
Untungnya dalam dua pertempuran ini, kita akhirnya berhasil merebut sejumlah besar pedang Mulan untuk pengisian ulang. Jika tidak, saat Legiun Ekspedisi menghadapi pasukan utama Mulan, sungguh tidak terbayangkan betapa mengenaskannya nasib prajurit Behemoth.
Kehadiran "Menara Permohonan Cahaya" membuat Lao Liu semakin mengagumi peradaban Negeri Gurun yang ada. Senjata yang mengubah sinar matahari dan bulan ini benar-benar penemuan jenius. Memang agak berat - setiap pilar dasar menara beratnya mencapai delapan puluh ton lebih. Tapi bagi Liu Zhenhan yang memiliki cincin ruang dan sejumlah pria perkasa, senjata ini seolah dirancang khusus untuknya. Hanya di tangannya, senjata dahsyat ini bisa menyatukan fungsi pertahanan dan penyerangan.
Yang lebih mengejutkan Liu Zhenhan adalah 160 orang Suku Bangsa Burung Nasar Iskandar yang ditembak jatuh dari langit oleh sinar meriam cahaya. Sarung tangan beranyam benang perak dan lentera minyak teratai delapan kelopak hitam yang mereka gunakan mungkin sama sekali bukan senjata sihir!
Meskipun para manusia burung nasar yang terbakar menjadi arang oleh sinar ini jatuh dari ketinggian, kekerasan material dan kelembutan pasir tidak merusak kedua senjata ini; Beberapa hari sebelumnya, setelah Liu Zhenhan merebut Oasis Yale, dia pernah memeriksa mayat prajurit Pigge yang tewas oleh meriam cahaya, dan menemukan bahwa zirah dan senjata prajurit Behemoth yang gugur sama sekali tidak rusak, hanya menjadi sangat panas saat disentuh.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa sinar meriam cahaya "Menara Permohonan Cahaya" meskipun mematikan dengan mudah membakar tubuh menjadi arang, sama sekali tidak mampu merusak logam. Sinar meriam cahaya ini sepertinya memiliki karakteristik yang sama dengan sinar gamma yang dipancarkan oleh Xian Sungai dari suku-suku bawahan Dark Elf - penetrasi logam.
Hal yang membingungkan Liu Zhenhan adalah: Jika sarung tangan anyaman perak dan lentera minyak teratai delapan kelopak hitam tidak rusak, mengapa tidak bisa mendeteksi kekuatan elemen sihir? Secara teori, semua peralatan magis pasti memiliki gelombang elemen!
Jika bukan peralatan magis, bagaimana kedua peralatan ini bisa memancarkan kilatan listrik pelangi?
Mungkinkah peradaban gurun telah menciptakan teknologi yang setara dengan sihir?
Liu Zhenhan langsung merasa gemetar begitu memikirkan hal ini. Perang baru saja dimulai, namun satu negeri gurun sudah memberinya begitu banyak varian persenjataan baru. Jika terus berlanjut, kejutan apa lagi yang akan diberikan para perampok Mulan? Seberapa besar harapan Kerajaan untuk merebut kembali sang Putri, merampas sumber mineral dan perajin dari sini?
Tuan Liu mengingat semua lawan yang pernah bertarung sengit dengannya—manusia Aiqin menciptakan Legiun Golem, para Ahli Strategi dari Benua Sutra membuat Manusia Emas Zhaidai, bahkan Dark Elf menggunakan metode hibrida genetik untuk menciptakan ras-ras kuat. Peradaban Goblin yang agung bahkan telah menemukan airship, Mesin Gaocen, dan senjata lainnya sejak 10.000 tahun silam.
Sekarang muncul lagi "Menara Permohonan Cahaya" dari negeri gurun, sarung tangan misterius yang memancarkan kilatan pelangi, dan lampu minyak!
Bagaimana dengan Bimon?
10.000 tahun lalu mengandalkan tubuh perkasa, 10.000 tahun kemudian masih bergantung pada fisik kuat. Satu-satunya perubahan hanyalah senjata perunggu di tangan yang diganti dengan senjata baja.
Sepuluh ribu tahun yang lalu, ras Bemon berkembang pesat dengan empat klan besar yang subur populasinya, sehingga mendominasi Benua Aigean; Kerajaan Bimeng sekarang yang mengalami kemerosotan drastis pada ras-ras kuat, seketika memperlihatkan konsekuensi buruk dari sekadar bergantung pada fisik——Pemanah suku Haus bersinar dalam Pertempuran Pegunungan Hengduan, tapi coba bandingkan dengan manusia Aigean, satu kali tembakan terkonsentrasi ballista mereka bisa melenyapkan seratus Shenjian Zheqin sekaligus!
Setelah kembali ke Oasis Yale, Liu Zhenhan terus merenung: Faktor apa yang menyebabkan kesenjangan begitu besar antara Bimon dengan ras-ras beradab lainnya?
Jawaban yang ia dapatkan akhirnya adalah pendidikan——Di kalangan Bimon, hanya anak bangsawan yang bisa mengenyam pendidikan, sementara rakyat biasa hampir seluruhnya buta huruf. Ambil contoh pengrajin berkepala sapi di bawah komandonya, bahkan skala jam matahari dan mikrometer luar saja tidak sepenuhnya mereka pahami, apalagi membuat zirah canggih atau peralatan magis yang lebih rumit?
Masalah literasi memang di luar jangkauan kemampuan Liu Zhenhan. Dengan usahanya sendiri, mengubah fondasi pendidikan yang ada di seluruh kerajaan hampir seperti mimpi di siang bolong. Setelah menyadari hal ini, ia hanya bisa menghela napas panjang.
Setelah merenungkan masalah rumit ini, Liu Zhenhan terkejut menyadari: Sejak menjadi Pendeta dan mewarisi pengetahuan budaya yang luas, dirinya semakin sering berkhayal, bahkan mulai menunjukkan kekhawatiran akan nasib bangsa, sampai-sampai mulai berhalusinasi.
“Haha... Jancuk!” Liu Zhenhan merebahkan diri dengan nyaman di genangan air jernih, memaki dirinya sendiri karena terlalu paranoid.
Setelah pasukan utama berangkat, kini seluruh Oasis Yale hanya menyisakan tumpukan material setinggi gunung. Resimen Toulun meninggalkan dua batalyon pasukan untuk bertugas menjaga. Para prajurit Babi ini terutama bertugas mengawasi budak Sile dan Bimon gurun yang ditawan, serta merawat lebih dari dua ratus Orang-orang banteng yang terluka.
Ancaman pertahanan sebenarnya tidak terlalu besar. Setelah Pangeran Kahn melakukan patroli pengintaian ke segala penjuru, tidak ada lagi pasukan Mulan di sekitarnya. Satu-satunya yang perlu dikhawatirkan hanyalah angkatan udara burung nasar musuh.
Terhadap angkatan udara burung nasar ini, Liu Zhenhan sama sekali tidak berani lengah. Jika bukan karena ide dadakannya memindahkan meriam cahaya ke langit sebagai senjata, Angkatan Udara Feilengcui tidak hanya akan kehilangan tiga belas Chimera berkepala dua. Dengan kecepatan terbang secepat siput yang dimiliki penerbang Feilengcui, mana mungkin bisa menyaingi kavaleri udara burung nasar musuh yang secepat angin?
Sesama ras Bordir, Manusia Elang-Banteng di tangan Elf Jatuh jika dibandingkan dengan kavaleri udara burung nasar ini, benar-benar sampah! Orang burung nasar pasti merupakan angkatan udara terkuat sebanding Manusia Elang Gord dan prajurit Biao, ditambah serangan sinar pelangi yang sangat Berbual B, mungkin hanya kavaleri udara Griffin dan ksatria naga yang pernah membasmi bangsa Manusia Elang dulu yang bisa mengalahkan mereka.
Sorotan mata penuh dendam orang burung nasar saat berpamitan memberi Liu Zhenhan alasan cukup untuk percaya: kawanan ini benar-benar bukan orang baik! Hanya bajingan nekat paling jahat dan pendendam yang memiliki tatapan seperti itu, orang jenis ini juga biasanya paling tidak bisa menerima kegagalan dan hambatan!
Jika diberi kesempatan tepat, para bajingan nekat ini pasti tidak akan melewatkan peluang balas dendam.
Dalam hal kehati-hatian, Liu Zhenhan juga tidak kalah dari Pangeran Kahn!
Ia mengalokasikan 200 pemanah Elf dari Pasukan Tentara Bayaran Macan di Feilengcui untuk membantu pertahanan oasis, memindahkan enam Pohon Perang ke Oasis Yale. Dengan platform pengintaian setinggi 20 meter dari Pohon Perang dan mesin pengintai perunggu hasil rampasan, Liu Zhenhan benar-benar memberi harga diri yang cukup pada orang burung nasar ini.
Sinar matahari yang membakar menembus pucuk palem dan pohon kurma gurun, memantulkan kilau bergerigi di permukaan danau. Sebatang cerutu dan segelas anggur es yang menggigit, hari-hari Liu Zhenhan berjalan dengan santai.
Pasukan utama telah berangkat kemarin, hari ini tepat hari keenam yang dikhawatirkan Biarawati kecil Jeanne d'Arc - menurut ramalan Master Puskash, hari inilah saat Jeanne mengandung anak Liu Zhenhan.
Helen yang menyimpan permusuhan berdarah, ingin segera membalas dendam. Dia telah pergi bersama legiun utama kemarin. Yang tinggal bersama Liu Zhenhan di Oasis Yale hanyalah pasukan udara, enam pengawal pribadi, empat Imam Senior Chickin, dan penyihir elf Tangning. Sejujurnya, Liu Zhenhan semula berencana mengirim Jeanne bersama Helen ke pedalaman gurun - jika itu terjadi, ramalan Master Puskash akan runtuh dengan sendirinya! Bagaimana mungkin hamil jika mereka terpisah di dua lokasi? Itu baru namanya bertemu mayat hidup!
Namun karena dia sudah menjadikan ramalan kehamilan konyol ini sebagai bahan lelucon bagi Helen dan Mo'er, keputusannya untuk membawa Joan d'Arc dalam ekspedisi militer justru ditertawakan oleh mereka. Helen mengatakan dia merasa bersalah seperti pencuri, Mo'er menyebut dia sudah lama punya niat jahat. Dua gadis kecil ini saling menyambut dengan kalimat sindiran, membuat Lao Liu semakin nekad dan memaksa membawa Joan d'Arc bersamanya - biar dia lihat sendiri bagaimana dia bisa "berubah jadi binatang" dan membuat perut anak baptisnya buncit!
Semalam tidak terjadi apa-apa selain seekor Suanni Bermata Api yang kabur saat penaklukan Oasis Yale, kembali ke oasis dengan wajah berdebu dari gurun pasir luas karena kehausan. Selain itu, semuanya berjalan lancar dan damai.
Menurut jadwal perjalanan, pasukan logistik Resimen Cambridge akan tiba di oasis sore hari ini. Artinya, Liu Zhenhan hanya perlu bermalam sekali lagi di Oasis Yale sebelum bisa menyusul pasukan utama dengan nyaman. Hal ini membuatnya benar-benar lega. Semua kekhawatiran tentang burung nasar atau ramalan kehamilan ternyata hanya kecemasan yang sia-sia.
Justru karena alasan inilah dia bisa dengan tenang berendam di danau oasis.
Gatanie dan saudarinya berbaring di bawah payung pantai di tepi danau, memandang penuh kagum ke arah Shaman Divine Comedy yang sedang berbaring di bawah bayangan pohon di tengah danau. Yang Mulia berjanggut tebal ini sedang berbaring di atas kasur udara kulit ikan berwarna emas.
Di atas kasur udara kulit ikan yang bergoyang lembut oleh riak air, terdapat sebuah piring buah kaca besar dan kendi anggur berbentuk tapal kuda. Yang Mulia menjepit cerutu yang mengepul asapnya, tangan lainnya menggoyang-goyangkan segelas rum yang dingin, tetesan embun mengalir di dinding gelas.
Lao Liu hari ini hanya mengenakan celana pendek kulit ikan, memperlihatkan otot berotot seperti batu. Hidungnya yang hampir pulih total, dipadukan dengan rambut punk panjangnya, memancarkan aura jagoan jahat dan sikap urakan.
Sekelompok pelayan Feilengcui yang cantik bermain-main di danau tak jauh darinya. Lengan putih seperti akar teratai dan pinggang ramping nan molek terpapar sinar matahari keemasan, memancarkan pesona memikat bagai permukaan air yang berkilauan.
Liu Zhenhan memang licik. Selain enam pelayan elf yang pemalu, semua Pelayan Kupu-Kupu, Pelayan Medusa, dan dua kali lipat Biksu Kelinci berhasil dibujuknya turun ke air. Bahkan Biarawati kecil Jeanne d'Arc dan Xixi pun tak luput.
Gorini bersikeras bahwa situasi ini pasti akibat penindasan penguasa.
BAB 294: Naga Besar Berlarian di Lumpur
Para penjahit elf Feilengcui memiliki tangan terampil yang istimewa, teknologi menjahit yang luar biasa menghilangkan kekhawatiran gadis-gadis pemalu saat berenang - dengan menggunakan kulit ikan salmon dari Sungai Sanggan yang disamak, mereka membuat pakaian renang Jancuk kulit ikan yang diwarnai bunga Wisteria seribu daun. Pakaian ini tidak berbau dan memiliki aroma bunga halus dengan kualitas kedap air yang luar biasa.
Pelayan Feilengcui yang cantik mengenakan Jancuk kulit ikan yang elastis ini, memperlihatkan lekuk tubuh yang menggoda. Para Pelayan Medusa terkadang mengangkat ekor ular mereka di air, memancarkan pesan mistis yang memabukkan.
Tubuh seksi Joan d'Arc yang proporsional membuat semua orang terkejut. Tak ada yang menyangka di balik jubah biarawati longgar yang biasa dikenakannya, tersembunyi tubuh iblis sempurna hasil karya alam.
Gadis kecil Gorini terpana melihat lekuk pinggul sempurna Joan d'Arc, terus-menerus berkata pada Gatanie: "Kakak! Lihat! Tubuh si cantik ini bisa menyaingi kaki panjangmu! Lihat rambut super panjangnya! Indah sekali! Seperti cermin, dari sini aku bisa melihat wajahku sendiri!"
“Lihat-lihat... Lihat gadis kapal hiburan itu tidak?” Gorini bersemangat menunjuk Xixi yang mengibarkan rambut panjang warna-warni di air: “Kakak! Lihatlah, si cantik ini tubuhnya masih agak datar sekarang, tapi pasti akan jadi wanita cantik nanti! Lihat sayap berwarnanya! Wah, pinggang kecilnya itu…”
“Lili!” Gatanie menegur: “Kok kau lebih lebay dari Gormeth si bodoh ini? Kalau kau lihat tubuh Helen, bisa-bisa kau bunuh diri karena cemburu!”
Pemandangan indah di danau ini memang bukan untuk sembarang orang. Orang-orang tak penting sudah minggir jauh-jauh. Gormeth awalnya lelaki kedua di sini, tapi bocah ini terus menelan ludah "gloops-gloops" saat mengagumi kecantikan di tepi danau, sampai akhirnya dicubit telinganya dan diusir oleh kedua kakaknya.
“Gatanie, ayo berenang biar sejuk!” Liu Zhenhan mengayuh air dingin dengan satu tangan, sementara tangan lainnya melambai-lambaikan ke si cantik angsa. Di wajahnya tergantung kacamata hitam kristal hitam yang punya kelebihan: bisa mengintip keindahan sepuasnya tanpa ketahuan tatapan mesumnya.
Gatanie belakangan terlihat lebih kurus, namun justru memiliki pesakit yang memikat, membuat Lao Liu gelisah. Sejak Gatanie pergi, Lao Liu selalu merasa hatinya hampa. Kini setelah dia kembali, Liu Zhenhan malah merasa semakin kosong.
"Jangan... malu sekali..." Gatanie berkata lemah dengan suara tidak tulus.
Sebenarnya Klan Angsa sangat menyukai permainan air, tapi Gatanie merasa bingung melihat para pelayan yang mengenakan pakaian renang kulit ikan ini memiliki postur tubuh yang begitu menggoda.
Bukan karena si cantik angsa ini takut kalah saing dengan kecantikan para pelayan, tapi dia khawatir postur tubuhnya yang terlalu sempurna. Jika masuk ke air, pasti mata Richard akan menyala seperti ingin memakannya - tentang sifat Richard, Gatanie tahu betul.
Tapi jika tidak masuk air, hanya melihat para pelayan menemani Richard bermain di air, Gatanie merasa hatinya perih tersiksa.
"Aku masih punya beberapa pakaian renang kulit ikan milik Helen dan Mo'er, tidak apa! Di sini tidak ada orang luar." Liu Zhenhan terus mendesak, "Di sebelah ada tenda, ganti baju lalu langsung bisa masuk air."
“Paman Richard, jangan terus-terusan mengincar kakakku dong! Kalau kau memberiku satu pon bunga Wisteria seribu daun untuk mewarnai rambut, aku bisa bantu membujuk kakak.” Gorini menatap Lao Liu dengan senyuman manis, tangannya memegang cangkir bambu yang elegan, menyendok "milky ice cream" dingin dan manis dengan sendok perak. "Milky ice cream" itu ditambahi sedikit arak ketan biji bambu dan kismis, rasanya luar biasa. Gorini makan dengan riang gembira.
“Lili! Apa yang kau bicarakan!” Gatanie mengerutkan alisnya yang lentik, berpura-pura hendak bangun dari kursi anyaman bambu, tapi ditarik paksa oleh adiknya yang nakal, lalu duduk kembali sambil pura-pura kesal.
“Dasar bocah nakal!” Liu Zhenhan mengusap tetesan air di wajahnya, hampir terjungkir dari kasur udara ke dalam air. Guo Guo memeluk bola bertuliskan "Mata Jahat" sebagai pelampung, bersama burung beo kecil, dengan pantat mengangkut-angkut mencipratkan buih di air danau sejernih zamrud, membuat Lao Liu kebasahan dari kepala hingga wajah.
“Lili, kenapa kau panggilku paman? Apakah aku sudah sep tua itu?” Liu Zhenhan merasa harga dirinya tercabik-cabik oleh kalimat ini.
"Berikan aku satu pon bunga Wisteria seribu daun, maka aku akan memanggilmu Kak Richard." Gorini berpikir sejenak, lalu berkata dengan manja: "Jika kau mengizinkanku setiap hari makan 'milky ice cream' dan mandi di tempat Yang Mulia Helen serta Tuan Mo'er, mungkin aku akan memanggilmu dengan panggilan lain!"
"Benar, Richard. Aku benar-benar tak tahan tidak mandi dua hari, terlalu kotor! Kita juga tak bisa terus menggunakan air bersih untuk mandi, ini akan memberi kesan buruk pada perwira logistik, mengingat para prajurit sedang menahan haus! Lain kali biarkan aku mandi bersama Helen dan Mo'er!" Gatanie tak bisa menahan diri menyambung ucapan adiknya.
"Nini, jangan begitu sok asing. Gerbang Feilengcui selalu terbuka untukmu. Apapun yang kau inginkan, bahkan bintang di langit akan kurebutkan untukmu." Liu Zhenhan memeluk Guo Yao yang sedang merangkak ke kasur udara sambil minum anggur.
"Aku..." Pipi Gatanie tiba-tiba memerah, ia segera memalingkan wajahnya.
"Norak!" Gorini menggigil berpura-pura kedinginan, menertawakan pengakuan cinta Liu Zhenhan yang sangat buruk.
"Hehe... Lili kecil, bunga Wisteria seribu daun yang kau minta akan kubawa sekarang! Jangan lupa janjimu tadi." Liu Zhenhan menjentikkan jari ke arah pelayan Elf di tepian. Sang pelayan memberi hormat lalu pergi dengan anggun.
"Aku tidak berjanji, Kak Richard." Gorini menyembul bibir kecilnya, melempar pandangan genit ke arah Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan terpana oleh pandangan genit itu. Gadis-gadis Klan Angsa biasanya sangat suci, tiba-tiba dapat pandangan seperti ini, siapa yang tahan? Gelas di tangan Lao Liu langsung terjatuh ke danau dengan suara "Byur".
Gorini menutup mulutnya, tertawa bergelak-gelak.
"Richard~" Gatanie berkata dengan nada setengah kesal setengah jengkel.
"Aku terlalu terpana." Akhirnya Liu Zhenhan sadar, terkekik-kekik.
"Sebenarnya perempuan angsa waktu kecil tidak cantik. Kalau lihat penampilan Lily kecil, pasti kau tidak akan begini." Gatanie langka mengolok-olok adiknya dan Lao Liu.
"Aku tahu, perempuan angsa kecil seperti anak bebek jelek, makin besar makin cantik, wanita berubah banyak saat dewasa!" Liu Zhenhan juga tertawa.
"Terima kasih sudah mengembalikan Ershao dan Sanshao ke Tante Tang Beierjina dan Ayah. Mereka laki-laki, jangan sampai berubah." Gatanie menunduk, bergumam pelan.
"Apa kau...sudah tahu...Ayahmu dan Tang...Tang..." Liu Zhenhan langsung duduk dengan gagah, benar-benar terpana. Tak disangka Gatanie tahu urusan kotor Murinio itu!
Cerutu besar yang semula terjepit di mulutnya jatuh ke celana pendek kulit ikan karena mulutnya terbuka lebar secara tiba-tiba, "Kretak!" Suara terbakar muncul disertai bau gosong. Baru setelah Lao Liu menggerutu kesakitan, terlihat lubang seukuran koin di celana kulit ikannya.
Gorini yang sedang berbaring di kursi bambu tak sengaja menyaksikan adegan ini. Sendok perak di tangannya "Denting!" jatuh ke kursi, memercikkan "milky ice cream" putih bersih. Gadis polos yang belum berpengalaman ini langsung memerah padam melihat "senjata pemusnah massal" mini itu, lalu menunduk kikuk seperti burung puyuh sambil memetik-netik anyaman bambu kursinya.
Lao Liu panik melirik ke sekeliling. Syukurlah! Para pelayan dan Xixi, Joan d'Arc di kejauhan sedang asyik bermain air, tak memperhatikan situasi di sini.
Dengan kecerdikan darurat, ia memutar badan dan menyambar burung beo yang berdiri di atas kasur udara ke depan perutnya, persis menutupi lubang di celana kulit salmonnya.
"Bos, ada yang mau gangguin burungmu ya~" Burung beo itu berkicau protes "Kreek-kreek!", langsung dicekik mulutnya oleh Lao Liu.
"Aku sudah lama tahu." Gatanie mengangkat kepala. Si cantik yang tak menyaksikan momen "naga berkabut melesat membawa lumpur" Lao Liu tadi tetap tenang: "Ayah tak pernah menyembunyikan apapun dari kami."
“Heihei, kalau ayahmu dan Tang Beierjin... berarti keluarga kalian adalah Keluarga Berlian ya?” Liu Zhenhan kembali tertawa kering.
“Benar.” Gatanie tersenyum memandang Liu Zhenhan: “Tidak heran sebagai Imam Raja Langit, langsung bisa menebak! Jujur saja, ayahku adalah menantu suku Elf Bulan yang tinggal di Hutan Artemisia Rawa Senja, aku juga punya kakak tiri setengah elf yang merupakan pewaris Keluarga Berlian.”
“Ayahmu adalah Elf Asing, hal itu sudah lama kuketahui.” Liu Zhenhan tertawa.
Hasil ini sudah diperkirakannya sejak lama. Ia tahu pasti Tuan Mourinho pasti punya hubungan ambigu dengan Elf Bulan bawahannya. Sekarang teka-teki terpecahkan - rupanya dia menantu Elf Bulan! Bahkan punya anak! Benar-benar jagoan. 'Senjatanya' mantap! Mengingat kemampuan reproduksi elf yang biasa saja!
Pada Perang Dewa dan Iblis 10.000 tahun lalu, wilayah asli Elf Bulan telah tenggelam ke jurang tak berdasar oleh "Sihir Penenggelam Daratan" tiga Pangeran Teror Bangsa Iblis. Elf Bulan termulia ini berubah menjadi Naga laut Elf Jatuh. Saat ini keturunan Elf Bulan murni di Benua Aigean sangat langka. Mourinho benar-benar bukan Berbual B biasa!
Liu Zhenhan menghela napas. Murinio dan elf yang sopan baru saja melepas celana dan naik ke ranjang, langsung mendapat pengikut elf. Aku ini juga elf asing, tapi elf-elf jatuh itu malah diam-diam memberiku "Bloody Mary". Sialan!
"Dulu ayahku menyelamatkan Putri Elf Bulan di Hutan Artemisia bersama tujuh kurcaci, sehingga mendapat simpati elf bulan yang mulia. Kisah tujuh kurcaci dan Putri Salju yang dinyanyikan penyair pengelana itu sebenarnya cerita ayahku," kata Gatanie dengan nada agak sombong. Kecerewetan elf memang termasyhur. Mendapat simpati mereka bukan hal mudah. Begitu pula cinta yang dinyanyikan penyair pengelana biasanya kisah klasik yang indah sempurna.
Mendengar perkataan Gatanie, Lao Liu semakin merasa tak berguna. Lihatlah Murinio, bandingkan dengan dirinya yang menusuk tenggorokan orang! Memperkosa dengan tipu daya! Menjarah saat orang susah! Inses! Bahkan sampai main dengan patung koral dan Dewi Ross yang mesum! Kalau sampai diketahui penyair pengelana, pasti akan dikenakan cap iblis cabul dan dinyanyikan ke seluruh benua.
Tiba-tiba, burung beo kecil itu mengepakkan sayap dan terbang pergi.
Wajah mungil Gorini memerah membara, ia langsung meringkuk ke pelukan kakaknya. Gatanie sendiri hampir ingin menggali gua untuk bersembunyi karena malu——kali ini dia akhirnya melihat, jantungnya hampir melompat keluar dari rongga dada.
"Ayahmu... benar-benar... hebat..." Liu Zhenhan bergumam tak karuan, meski terkenal tebal muka, kali ini dia juga agak canggung. Dengan cepat ia menarik Guo Guo untuk menutupi lubang yang terpapar di siang bolong itu.
Celana pendek kulit ikan yang compang-camping ini memiliki perluasan yang terlalu baik, bahkan lubang yang hangus terbakar pun memamerkan elastisitas luar biasa, melebar dengan sangat lebar.
Xixi dan Joan d'Arc tengkurap di atas pelampung kulit ikan, berenang gaya anjing sambil tertawa riang dari kejauhan menuju kasur udara. Mereka setengah memanjat kasur udara kulit ikan, mengibas-ngibaskan rambut panjang yang masih basah, lalu meminum anggur kuda dari botol Liu Zhenhan masing-masing satu tegukan besar.
"Ayah, ikut berenang sebentar?" Joan d'Arc tersenyum melihat wali baptisnya.
"Tidak, tidak. Aku takut kedinginan." Liu Zhenhan menggelengkan tangan cepat-cepat, sekarang dia tidak berani bergerak sembarangan.
"Guo Guo, mau temani kami berenang?" Joan d'Arc menepuk-nepuk tangan sambil menatap Guo Guo dengan senyum.
Guo Guo menyeringai menunjukkan giginya, mengangguk dengan antusias, tapi tiba-tiba menggelengkan ekornya seperti mainan drum berputar.
“Ayo pergi! Melihat wajah kecilmu yang menggemaskan ini, aku langsung suka.” Joan d'Arc memeluk Guo Guo erat, menariknya sekuat tenaga tapi tak berhasil.
Guo Guo menggelengkan kepalanya keras-keras, cakar kecilnya terkait erat pada lubang di celana pendek Liu Zhenhan. Kulit ikan elastis itu tertarik membentuk lengkungan seperti ketapel yang hendak melontarkan batu.
"Sayangku! Jangan!" teriak Liu Zhenhan panik.
Terlambat.
Joan d'Arc yang terlalu keras menarik akhirnya kehilangan keseimbangan, tergelincir dari kasur udara kulit ikan sambil membawa Guo Guo. "Byur!" Percikan air membentuk buih putih.
"Kretak~" Begitu cakar Guo Guo menghilang dalam air, suara sobekan kain pun bergema. Sepotong kulit ikan hitam samar-samar terlihat ikut tenggelam.
Liu Zhenhan bagaikan kelinci yang tertembak panah, membungkuk dengan kecepatan kilat dan menyelam ke dalam air danau yang dingin.
Gerakannya lincah dan terampil, sungguh pantas disebut Imam Raja Langit yang menguasai Kombinasi Nyanyian dan Pertempuran.
Xixi yang sedang berbaring di kasur udara ikut kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke dalam air.
Dua gadis kecil angsa di tepi danau yang menutupi wajah dengan tangan tiba-tiba menutup jari-jari mereka, kepala mereka semakin menunduk dalam.
“Jancuk!” Liu Zhenhan muncul ke permukaan air, mengusap butiran air di wajahnya, lalu melambai ke para pelayan Elf di tepian yang sedang malu-malu. Dengan kepura-puraan ia berkata: "Gadis-gadis manis, cepat ambilkan celana pendek kulit ikan untukku! Airnya terlalu dingin! Aku kedinginan."
Guo Guo ikut menyembul dari air, menyemburkan panah air yang membasahi kepala dan wajah Liu Zhenhan. Mata besarnya berbinar dengan senyum licik.
Joan d'Arc dan Xixi juga muncul dari air. Gaya renang anjing mereka yang kehilangan pelampung menjadi kacau, membuat mereka limbung. Liu Zhenhan terpaksa memeluk keduanya dengan satu tangan sambil mengapung di air.
"Aduh~ Ada tongkat kayu di dasar yang menusukku!" Xixi mengerutkan alis.
"Tongkat kayu?" Joan d'Arc heran. "Tongkat kayu mana yang bisa tenggelam di air? Harusnya mengapung di permukaan!"
"Tanganku tak bisa mencapainya, tolong singkirkan." Xixi berusaha menggeser posisinya dalam pelukan Liu Zhenhan.
"Sudah cukup! Kalian berdua cepat naik ke kasur udara! Duh, berat sekali!" Wajah Liu Zhenhan memerah hampir meneteskan darah, mendorong kedua gadis cantik itu ke kasur kulit ikan yang terombang-ambing di air.
Bab 295 Serangan Mendadak di Bawah Tanah
"Kokoh juga nih tongkat kayu." Xixi menarik kakinya, tiba-tiba berdiri dari permukaan air.
Lao Liu tiba-tiba terbenam ke dalam air.
“Ayo, tolong tarik aku.” Joan d'Arc mengulurkan tangan ke Xixi yang sedang naik ke kasur udara.
Melihat kedua pasangan kecil itu sudah naik ke kasur udara kulit ikan, Lao Liu menghela napas lega. Untungnya kacamata hitam menutupi setengah wajahnya, kalau tidak ekspresinya tadi pasti terlalu memalukan.
“Ayah, naiklah ke sini juga!”
Joan d'Arc duduk di kasur udara dan mengulurkan tangan ke Liu Zhenhan.
“Iya Ayah, naiklah ke sini juga.” Xixi ikut memanggil ayah bersama Joan d'Arc. Sekarang dia juga sudah menganggap Liu Zhenhan sebagai tempat bergantungnya.
“Jangan jangan! Airnya sejuk enak.” Liu Zhenhan cepat-cepat menggelengkan tangan dan mengalihkan topik: “Xixi, katamu pamanmu sekeluarga sudah pergi ke bawah tanah semalam, kira-kira istri paman dan sepupumu bisa memanggil peliharaan magis apa ya?”
“Aku juga tidak tahu, nanti malam tunggu mereka pulang saja, lihat langsung!” Xixi menggelengkan kepala: “Menurutku waktunya terlalu mepet, mungkin tidak akan dapat peliharaan magis yang bagus.”
“Semoga saja mereka menemukan naga peliharaan.” Liu Zhenhan kehabisan bahan obrolan, terus-terusan menjulurkan leher melihat ke tepian ingin memastikan apakah pelayan elf sudah datang.
Di tepian, kedua saudari Gatanie sekarang bahkan tidak berani mengangkat kepala. Gorini sepertiman sedang tertawa kecil dengan wajah terkubur di dada kakaknya, bahu mungilnya berguncang-guncang.
“Sepuluh lebih pelayan cantik juga berenang sambil tertawa riang. Medusa memang berasal dari suku air, kemampuan berenangnya sungguh luar biasa. Sesekali mereka menyelam ke dasar air. Lao Liu berdoa dalam hati, jangan sampai kalian gadis-gadis ini membuka mata saat menyelam di dalam air.”
“Xixi dan Joan d’Arc melihat gaya berenang ular wanita cantik itu terlalu indah, tak tahan lalu melompat ke air. Mereka memeluk leher Liu Zhenhan, terus memohon agar Liu mengajari mereka berenang.”
“Gatanie menarik tangan Gorini, buru-buru bangkit dan pergi tanpa menoleh – benar-benar tak bisa terus menyaksikan.”
“Gorini berkata tanpa menoleh: Kakak Richard, kami berdua akan ke tendamu melihat Rekaman Di Wei. Masih banyak yang belum ditonton semalam. Oh ya, aku ingin menyalin semua rekaman itu. Selain itu, jangan marah jika ada barang berhargamu yang kuambil!”
“Jancuk! Jangan asal membongkar barang-barangku!” Liu Zhenhan menghela napas, akhirnya dua pengganggu itu pergi. Tapi dua gadis yang masih menempel di tubuhnya benar-benar menyusahkan.
“Ayah, cepatlah ajari kami berenang!” Joan d’Arc mencubit pipi Liu Zhenhan, menggoyang-goyangkan pinggang rampingnya sambil merajuk.
“Sebentar, sebentar.” Liu Zhenhan menjulurkan lehernya, matanya terus menatap ke tepian. Ia sudah melihat pelayan elf yang membawa celana pendek kulit ikan berpapasan dengan Gatanie dan adiknya.
Liu Zhenhan tiba-tiba membelalakkan matanya. Ia melihat Gorini, si gadis bandel ini, tiba-tiba mengulurkan tangan tanpa peringatan dan merebut celana pendek kulit ikan dari tangan pelayan elf.
Ia juga mendengar suara tawa Fatty Luo yang tak terkendali dari kejauhan. Liu Zhenhan terlalu mengenal pengawal pribadinya ini. Rodman si otak mesum itu pasti sedang tertawa terbahak-bahak sambil menatap teropong perunggu.
"Dasar pengintip cabul～" Liu Zhenhan memutar mata putihnya ke arah Pohon Perang itu. Di platform berbentuk umbi rotan yang lebar dan besar, beberapa sosok tinggi besar samar terlihat di balik dedaunan hijau segar.
"Apa?" Dua gadis kecil yang bergelantungan di lehernya bertanya heran, "Ayah, bilang apa?"
"Bukan apa-apa." Liu Zhenhan menarik napas lega. Gatanie memang lebih baik, berhasil merebut kembali celana pendek itu dari tangan adiknya dan mengembalikannya ke pelayan elf.
Gorini si gadis kecil malah mencibir, wajahnya penuh kekecewaan.
"Brengsek!" Lao Liu benar-benar membenci gadis brengsek ini.
"Dia cantik sekali!" Xixi dan Joan d'Arc yang menyadari ayah baptis mereka sedang menatap tak berkedip pun berkata dengan nada kecut.
“Memang cantik, tapi tidak secantik kalian berdua.” Liu Zhenhan terkekeh, meraih celana pendek kulit ikan yang dilempar pelayan elf: “Gadis-gadis kecilku, kalian pegang pelampung dulu, berenanglah sebentar sendiri!”
“Ayah, kamu terlalu pandai membohongi!” Joan d'Arc meski seorang biarawati, tapi tetap gadis biasa. Mendengar pujian kecantikan, pipinya memerah seperti anak kecil yang gembira.
Xixi diam saja, hanya menunduk melihat dada yang agak rata, lalu menghela nafas setelah membandingkan dengan Joan d'Arc.
Guo Guo terbaring di permukaan air sambil melirik Lao Liu. Otak kecilnya bersandar pada bola kulit, perut gendutnya bergoyang mengikuti riak air, terkekeh-kekeh bodoh.
“Sudah!” Liu Zhenhan berputar di air, cepat-cepat mengenakan celana pendek sambil tertawa terbahak: “Ayo! Dua putri manis, Ayah akan ajari kalian berenang!”
Mengajari gadis cantik berenang – setiap pria pasti merasakan kenikmatan seperti Lao Liu. Belum lama Xixi dan Joan d'Arc diajari, para pelayan lain pun berkerumun meminta tuan tanah mengajari mereka.
Liu Zhenhan bagai terbang ke awang-awang! Ini memang spesialisasinya!
Tak lama, Gatanie dan Gorini kembali menerjang ke tepi danau dengan wajah penuh amarah.
“Kau brengsek Si Kepala Babi!” Gorini berdiri di tepi sungai, matanya berkaca-kaca, jarinya gemetar menuding Liu Zhenhan di dalam air sambil memaki: “Kau sama sekali bukan Bimon! Kau benar-benar bangsat!”
“Apa yang kulakukan?” Liu Zhenhan kebingungan, terdiam di dalam air.
“Richard, kau terlalu tak tahu malu!” Gatanie juga memerah sampai ke telinga, nada suaranya penuh kecewa.
“Hah~ Ada apa ini?” Liu Zhenhan benar-benar tak mengerti, para pelayan yang tadinya bermain air pun diam seribu bahasa.
“Masih pantaskah kau disebut Shaman Divine Comedy? Kau...kau...” Gorini mengentakkan kakinya kuat-kuat, air mata mengalir deras: “Bagaimana bisa kau merekam Divi semacam itu?”
“Jancuk! Berani-beraninya kau mengobrak-abrik barangku!” Liu Zhenhan juga naik pitam: “Sudah kukatakan jangan sembarangan membongkar! Tak tahukah kau menghargai privasi orang?”
Memang ada beberapa rekaman Divi internalnya, tapi sama sekali bukan untuk konsumsi publik. Biasanya dia menyimpannya dengan sangat rahasia, entah bagaimana bisa ditemukan Gorini. Siapa di Feilengcui yang berani mengacak-acak barangnya!
"Isi beberapa kartu kristal Divi ini memang sangat tidak pantas ditonton oleh dua perawan kecil ini——Rekaman Divi yang diambil oleh Helen, si peri cantik nan mempesona ini bersama Liu Zhenhan yang penuh trik licik, mungkin bahkan pasangan tua seperti Murinio dan Tang Beierjina pun takkan sanggup menontonnya."
"Kamu benar-benar keterlaluan! Kamu... Bagaimana bisa..." Gatanie menggigit gigi, menarik lengan adiknya: "Sudahlah Lili! Kita pergi!"
Dua gadis cantik angsa itu menggigil-gigilkan sayapnya sambil berbalik badan dan pergi dengan langkah tegas.
Liu Zhenhan mengulurkan tangan kebingungan, ingin memanggil Gatanie tapi tak tahu harus berkata apa, akhirnya menurunkan lengannya lesu.
Dia tahu semuanya berakhir. Didikan keluarga Gatanie yang sangat ketat membuatnya yakin, setelah melihat ini, si gadis pasti takkan mau berurusan lagi dengannya.
Liu Zhenhan merasa benar-benar sial! Kenapa bisa ketemu masalah begini! Gorini si anak perempuan mati ini kok bisa sembarangan membongkar-bongkar! Sungguh tak ada tata krama! Dasar anak sundal!
"Ayah, tadi mereka nonton Divi apa?" Joan d'Arc mengerutkan alis, menatap Liu Zhenhan dengan wajah penuh tanda tanya.
"Biasa saja, film Divi yang sangat brutal. Mungkin mereka berdua tidak tahan." Liu Zhenhan bahkan tak berani menatap langsung mata Joan d'Arc.
“Malam ini aku akan datang ke tendamu, kamu putarkan rekaman Divi yang paling brutal itu untukku.” Joan d'Arc adalah gadis yang cerdas, perkataannya ini jelas menunjukkan sedikit keraguan terhadap ucapan Lao Liu.
“Kamu lupa hari ini hari apa? Hari keenam! Hati-hati, masih ada belasan jam lagi sampai besok. Jangan sembarangan datang ke tendaku malam nanti.” Liu Zhenhan mulai mengalihkan topik pembicaraan.
“Sekarang aku sama sekali tidak khawatir!” Joan d'Arc mendengus dari hidungnya: “Sekarang aku sudah benar-benar menyadari, hal itu sungguh terlalu konyol.”
“Malam ini aku ikut juga. Aku paling suka menonton Rekaman Di Wei, aku akan ajak kakak dan paman serta bibiku.” Xixi ikut nimbrung.
“Uh...” Liu Zhenhan terdiam, dalam hati berpikir ini masalah apa sih.
“Sudah diputuskan begitu.” Sorot mata Joan d'Arc jelas-jelas memancarkan kecurigaan, rasa ingin tahu khas perempuan terpancar nyata di bola matanya: “Malam nanti jangan coba-coba menipuku dengan Rekaman Di Wei yang sudah pernah kulihat!”
Lao Liu seketika terbungkam.
Sekilas, dia seolah kembali melihat biarawati kecil yang cerewet dan suka mengatur di kota Valencia dulu.
Air danau tiba-tiba bergelombang hebat membentuk riak-riak besar, suara gemuruh menggema di oasis seolah ada pasukan kavaleri yang sedang melintasi gurun dengan riang gembira. Tapi suara getarannya tidak mirip jejak unta.
Kejadian aneh ini tepat waktu menyelamatkan Liu Zhenhan dari situasi sulit.
Semua orang yang berada di dalam air mengangkat kepala, mencoba melihat ke luar oasis. Namun karena persediaan logistik dan pepohonan di oasis menghalangi pandangan, situasi di luar tidak terlalu terlihat jelas.
Kulit Liu Zhenhan merasakan getaran aneh di dalam air.
Banyak prajurit Babi telah berlari keluar dari tenda-tenda di oasis, jelas mereka juga merasakan suara tidak biasa ini. Prajurit Kijang dan Orang Kesturi dengan bingung menatap sekeliling dan langit, sedang memakaikan baju zirah amber ke hewan tunggangannya. Kepala suku Andulan memang memiliki sifat cerewet khas bangsa naga, menyiapkan resin berkualitas semi-cair yang membeku menjadi amber. Pasir berwarna yang dipilih untuk baju zirah eksternal ini juga khusus dikumpulkan dari gurun, keras dan indah. Para pemanah Elf di Pohon Perang bergerak-gerak di platform tumor anggur, mengamati kejauhan. Beberapa pengawal istana segera meluncur turun dari pohon anggur.
"Bos, tidak ditemukan keanehan apapun!" teriak penyihir elf Tangning dari Pohon Perang, suaranya diperkuat oleh sihir Unsur Angin hingga bergema di seluruh oasis.
"Tidak ada pasukan kavaleri di sekitar!" suara penyihir elf itu terdengar meyakinkan.
“Entah kenapa, Liu Zhenhan merasa ada yang tidak beres. Dia sangat sensitif terhadap aura pembunuhan. Saat ini udara terasa berbahaya, bahkan ucapan penyihir Elf pun tidak bisa menenangkannya.”
Getaran di air semakin kuat. Tadinya hanya riak, sekarang sudah menjadi ombak yang menyembur. Suara aneh seperti gergaji mesin menebang pohon bergema di oasis, seolah berasal dari dalam tanah. Kini suara itu sudah tidak lagi mirip dengungan kaki unta yang menggetarkan tanah.
“Jancuk, jangan-jangan gempa?” Liu Zhenhan tiba-tiba teringat gempa Tangshan tahun 1976. Pikiran ini membuatnya gemetar tak terkendali!
“Bahaya! Titik hitam muncul di langit timur laut! Itu manusia burung nasar!” Teriakan liar penyihir elf Tangning mengguncang: “Mereka datang dengan cepat!”
“Jancuk!” Liu Zhenhan mengusap wajahnya, tersenyum sinis: “Akhirnya datang juga! Dengan gebrakannya, Sang Dewa Maut? Obisilachi! Laozi sudah bermain dengan ini sejak tahun tidak tahu kapan! Bunuh mereka, jangan sisakan satu pun!”
“Ayah, ayo naik untuk ganti baju!” Xixi dan Joan d'Arc buru-buru berkata.
“Berlebihan sekali?” Liu Zhenhan memanjat kasur udara kulit ikan, menarik kedua gadis kecil itu: “Karakter kelas rendah seperti ini tidak perlu kalian turun tangan!”
Pasukan Udara Feilengcui mulai berlari “syuut-syuut” untuk lepas landas. Pohon Perang mengeluarkan suara kreek-kreek saat berputar.
“Duncan! A Du! Jangan hadapi mereka! Turunkan ketinggian! Pancing mereka masuk!” Liu Zhenhan meneriakkan perintah ke langit dengan suara garang.
“Tebakan Pangeran Kahn ternyata benar, orang Mouran benar-benar berniat menyerang basis logistik kita.” Joan d'Arc berbaring nyaman di pelukan Liu Zhenhan sambil bermain-main mencabut bulu dada-nya.
"Lencana Medusaku masih di tepi pantai." Xixi mengangkat kepala dengan cemas, tapi akhirnya meringkuk seperti anak kucing di pelukan lebar Liu Zhenhan.
Berat tiga orang membuat separuh bagian kasur udara kulit ikan tenggelam ke dalam air. Setelah tubuh gemuk Guo Guo merangkak naik ke perut Lao Liu dari air, kasur itu semakin terbenam.
"Ini namanya apa?" Liu Zhenhan menatap langit biru sambil tertawa terbahak-bahak: "Apa ini disebut 'Menertawakan Awan dan Angin'?"
Tawa-nya terhenti mendadak.
Di hamparan pasir sebelah barat danau sejauh lima puluh yard, semak berduri tiba-tiba bergerak hebat. Dengan suara gemuruh seperti guntur, sebuah objek raksasa menyembul dari tanah. Benda aneh yang muncul dari pasir ini berbentuk seperti keong sawah raksasa setinggi dua meter, luasnya seukuran kamar. Ujungnya runcing sedangkan bagian bawahnya bulat besar, cangkang hitam berkilauan dengan uliran spiral. Ekor spiral yang lancip berputar kencang, melemparkan pasir kuning, tanah basah, dan akar-akar rumput ke segala penjuru.
“Boom！Boom！Boom！” Seluruh Oasis Yale bergemuruh, siput-siput raksasa menyembur dari bawah tanah ke permukaan, berjatuhan memenuhi pusat oasis dalam formasi radial.
Semua Bimon terpaku, tak memahami situasi yang terjadi.
Di bagian kepala setiap siput raksasa, penutup sebesar Pintu Kayu terbuka lebar. Dari dalamnya bermunculan prajurit kurcaci bertubuh pendek gemuk dengan janggut dikepang, mata cokelat tanah mereka memancarkan kilau penuh RAMAS.
"Tu Xingsun?" Liu Zhenhan membuka mulutnya lebar-lebar, terpana melihat para kurcaci ini.
Dari siput raksasa di tepi danau muncul 20 kurcaci. Masing-masing membawa palu perang besar dan bungkus kertas besar. Melihat Liu Zhenhan di air, mereka jelas terkejut.
Terakhir muncul penyihir bertubuh kurus mengenakan jubah sihir bergaya Aiqin. Pemegang tongkat sihir tulang belulang ini langsung melihat: seorang pria perkasa sedang memeluk dua gadis jelita di tengah riak air, wajah polos mereka yang belum 16 tahun memancarkan pesona murni nan ranum.
“Sial.” Penyihir kurus ini begitu marah, langsung bergumam dalam bahasa manusia Aiqin yang fasih: “Lu terlalu enak ya?”
Bab 296: Pasukan Kapal Pasir! Serangan Mendadak Sukses!
Menghadapi kedatangan tiba-tiba siput raksasa dan kurcaci, para Prajurit Behemoth di Oasis Yale sempat kebingungan sejenak.
Tugas Prajurit Behemoth adalah menjaga logistik. Jika angkatan udara Mouran dan kavaleri unta menyerang tiba-tiba, mereka tidak akan terkejut. Tapi munculnya sekelompok orang dari bawah tanah benar-benar di luar perkiraan semua orang.
Hanya sebentar mereka tertegun.
“Lindungi logistik!” Dua Kapten Elefen yang berpengalaman langsung meneriakkan teriakan liar sambil mengangkat tangan——Saat ini yang datang ke Oasis Yale pasti musuh, mustahil sekutu!
Dua batalyon prajurit Babi segera membentuk tembok pertahanan di depan tumpukan logistik setinggi gunung. Meski agak kacau, formasi akhirnya terbentuk. Kilatan pedang berkilauan seketika memenuhi oasis. Para pelayan Feilengcui yang sedang mandi di danau menjerit-jerit, berenang cepat ke darat dan berlari bertelanjang kaki bersembunyi di belakang prajurit Babi.
“Siput raksasa ini tidak benar-benar menembus jauh ke dalam Oasis Yale, mereka sudah muncul dari tanah yang sangat tererosi di sisi barat danau oasis, lalu berlabuh dalam formasi radial.”
Seluruh logistik Bimon terkumpul di sisi timur Oasis Yale, terpisah sekitar 700 yard danau oasis jernih bagai cermin dari lokasi siput-siput raksasa ini. Dua Komandan Batalyon Elefen merasa lega, seandainya musuh muncul dari sisi timur oasis, pasti akan menyerang mereka secara mendadak. Jika logistik dibakar, sambil memadamkan api dan menghadapi musuh, itu akan sangat merepotkan.
Pasukan Penerbang Feilengcui yang belum lepas landas semuanya menarik tali kekang, mengawasi dengan tenang siput raksasa dan kurcaci yang tiba-tiba muncul dari bawah tanah ini.
“Brengsek perampok Mulan! Pasukan apa sebenarnya kalian ini?” Liu Zhenhan bangkit dari tempat tidur udara kulit ikan, menatap dengan mata penuh kebencian ke arah penyihir yang membawa tongkat sihir tulang dan para kurcaci di kejauhan.
Total 20 siput raksasa, setiap siput mengeluarkan setidaknya 20 kurcaci. Banyak ahli sihir Mulan berdiri di belakang kurcaci yang bertubuh pendek ini, terlihat sangat mencolok. Liu Zhenhan benar-benar geram, sudah berjaga-jaga dari segala penjuru, segala rencana disiapkan dengan matang dan modal besar dikeluarkan, tapi ternyata kekuatan serbuan musuh muncul dari bawah tanah!
“Kami adalah Pasukan Perahu Pasir yang terdiri dari Kurcaci Gurun perkasa dalam ‘Badai Mulan’.” Penyihir yang membawa tongkat sihir tulang itu tersenyum dengan gentleman, menjelaskan maksud kedatangannya: “Ingatlah nama kami, karena kamilah yang akan menghancurkan hak bertahan hidup kalian di gurun!”
Ucapannya belum selesai, ratusan bungkusan kertas besar telah dilemparkan oleh empat ratus Kurcaci Gurun ke arah danau oasis. Bungkusan-bungkusan itu mencipratkan "Byur-Byur" saat menghantam air, menyemburkan buih ke segala penjuru. Kertas khusus ini langsung hancur ketika basah, menyebarkan serbuk putih seperti kapur yang perlahan menyebar dari remah kertas. Air danau mendidih "Gloops-gloops" mengeluarkan gelembung putih pekat.
“Anjing! Arsenik!” Liu Zhenhan langsung mencium aroma pahit almond pekat dari tengah danau. Hatinya gemetar – rupanya target pertama mereka adalah air bersih, bukan logistik sebanyak gunung!
Bagi pasukan yang bertempur di gurun, kehilangan air bersih berarti kematian!
Tanpa peduli penampilan lagi, Liu Zhenhan langsung mengaktifkan kekuatan aliran darah. Kasur udara kulit ikan terangkat ke langit seperti ditarik busur silang kencang, menyeret cipratan air sambil melemparkan Liu Zhenhan beserta dua gadisnya ke tepi danau dalam keadaan compang-camping.
"Tempat ini persis berada di jalan setapak tepi danau yang dijaga radial oleh kapal pasir siput raksasa mereka. Liu Zhenhan belum sempat berdiri, di depan dan kedua sisinya yang berjarak 50 yard sudah muncul barisan kurcaci berderet rapi, masing-masing bermata garang."
Menghadapi perubahan drastis, semua prajurit Babi dari Resimen Toulun dan perwira Elefen terpaku. Mereka sama sekali tak tahu harus bereaksi bagaimana - melindungi logistik atau menyelamatkan Shaman Divine Comedy?
Xixi dan Joan d'Arc bangkit tanpa mengeluh. Meski jatuh di atas bantalan udara kulit ikan, benturan tetap keras. Liu Zhenhan langsung menyelipkan mereka di belakangnya.
"Maaf tak bisa menemani lagi, mundur!" Penyihir itu terkekeh kering, mengetuk keningnya dengan tongkat sihir sebagai salam perpisahan. Dingin ia perintahkan kurcaci-kurcaci, lalu melemparkan tengkorak putih pucat ke Liu Zhenhan. Rahang tengkorak itu menggemeretak "krak krak", seolah ingin menggigit.
"Mau kabur setelah datang?" Wajah Liu Zhenhan tetap tenang meski hati mendidih. Menghadapi serangan tengkorak, ia tak bergerah. "Tato Kekuatan"-nya bertabrakan dengan sihir lawan, memercikkan debu tulang dan gelombang ritme elemen.
Pasukan perahu pasir Mulan ini benar-benar sial, tidak mudah bagi mereka untuk pergi ke mana pun mereka mau!
Liu Zhenhan telah melakukan persiapan lengkap untuk menghadapi kemungkinan serangan. Setelah kesegaran dan keterkejutan yang dibawa pasukan perahu pasir ke para prajurit di oasis menghilang, hari-hari sulit kurcaci gurun tiba.
Di sisi kanan belakang kurcaci gurun, sekitar enam hingga tujuh ratus yard, terdapat enam Pohon Perang yang ditanam berjajar. Benda pusaka andalan dari Feilengcui tentu bukan sekadar hiasan, apalagi ini adalah enam Pohon Perang berusia lebih dari sepuluh ribu tahun!
Di bawah komando milisi kaum jangkrik yang bertugas di inti pohon, enam Pohon Perang itu menggunakan lilitan akar hitam pekat sebagai lengan untuk meraih buah-buah raksasa sebesar durian sepanjang satu meter dari kanopi daun yang seperti payung. Dengan deretan suara gesekan kayu "kreek-kreek", enam buah raksasa seperti durian itu dilemparkan oleh Pohon Perang ke arah kurcaci gurun.
Gempuran enam buah durian raksasa yang dilontarkan terlihat sangat mengerikan. Di udara, mereka membentuk parabola berputar-putar yang terlihat agak lambat, namun sebenarnya sangat cepat. Dari kejauhan, benda-benda itu lebih mirip batu penggiling yang dilontarkan ketapel, memberikan tekanan yang sangat kuat.
Enam buah raksasa seperti durian ini juga memiliki titik jatuh yang sangat akurat, langsung menuju area terpadat di kerumunan kurcaci gurun tersebut.
“Para kurcaci gurun ini sepertinya sangat berbakat dalam operasi khusus, sekali menyerang langsung mundur, belum lagi perintah penyihir selesai dikeluarkan, banyak kurcaci yang sudah masuk ke Kapal Pasir Siput Raksasa dengan menggoyangkan pantat. Namun waktu terlalu mepet, sebagian besar masih belum sempat masuk.
Para kurcaci gurun yang gagal masuk ke Kapal Pasir Siput Raksasa ini juga bukan orang sembarangan. Dengan lincah mereka berguling menghindari titik jatuh buah durian raksasa. Sembilan belas Ahong Mulan berdiri di samping pintu cangkang siput, melihat buah durian terbang mendekat, tanpa pikir panjang langsung melepaskan panah api untuk menghadangnya.
Mulai dari manuver taktis kurcaci gurun hingga perlindungan para Ahong, rangkaian strategi Legiun Kapal Pasir Mulan ini sungguh memukau, menunjukkan performa yang luar biasa sebagai pasukan elit kecil.
"Jangan!" Teriak penyihir yang membawa tongkat sihir tulang dengan suara parau berusaha menghentikan, namun sudah terlambat.
“Pong Pong Pong” serentetan ledakan keras, enam buah durian raksasa meledak di udara akibat panah api, menyemburkan ribuan buah duri kecil yang beterbangan seperti jaring raksasa mengerubungi kerumunan Kurcaci Gurun. Plat baja berkualitas tinggi di tubuh kurcaci bergesekan dengan duri-duri ini memercikkan bara api raksasa, deru "Syuut Syuut" dan jeritan kurcaci gurun bergema bersahutan.
Mungkin khawatir terjadi salah sasaran, enam kapal pasir siput raksasa terdekat dengan Liu Zhenhan tidak terkena serangan Pohon Perang. Baik kurcaci maupun ahli sihir terpana melihat duri-duri sebesar jari kaki sepanjang 3 inci yang menghujam wajah tak terlindungi para korban, membuat mereka menggeliat kesakitan di tanah.
Dua ratus lebih prajurit Kijang segera menyerbu. Mereka meninggalkan kendaraan tunggangan udara, bergabung dengan enam pengawal istana menerjang Kurcaci Gurun yang berusaha mundur. Panah api dari belasan ahli sihir lenyap sebelum mencapai mereka. Formasi Kurcaci Gurun yang semula rapi pun kacau balau. Mereka yang sudah masuk kapal pasir siput kembali keluar menghadapi prajurit Bimon ini.
"Masih bisa kabur?" Liu Zhenhan tersenyum sinis menatap Penyihir yang berada puluhan yard di kejauhan.
"Kekebalan sihir dan reaksi cepat prajurit Feilengcui membuat prajurit kurcaci gurun ini terpaksa memilih bertempur. Pemimpin kurcaci Khabib gemetar antara kaget dan marah. Dalam sekejap mata, empat ahli sihir dari pihak mereka telah tewas - di hadapan kombinasi penembak jitu Nedved dan Cui, postur tubuh kurcaci yang pendek benar-benar tak mampu melindungi ahli sihir setinggi 1,8 meter lebih itu."
"Manusia burung nasar yang ikut dalam serangan udara tadi hanya pura-pura menyerang. Mereka hanya untuk mengalihkan perhatian. Kini, sebelum Kavaleri Udara Chimera dan Pasukan Kavaleri Udara Newton sempat bentrok dengan mereka, para manusia burung nasar itu sudah berputar-putar menjauh dengan cepat."
"Penyerangan tiba-tiba orang Mouran yang awalnya sempurna itu, dalam sekejap berubah menjadi dikepung. Kecepatan reaksi lawan membuat semua kurcaci gurun tak bisa menyaingi."
""Aku tak bisa kabur, kamu juga sama!" teriak penyihir yang menggenggam tongkat sihir tulang itu dengan panik. Dengan cepat ia melantunkan mantra sebelum mengayunkan tongkatnya, melepaskan tiga 'kuncup api fosfor' biru kehijauan. Sayangnya, sihir ini tetap tak mampu melukai Liu Zhenhan yang terbungkus perisai magis."
Pertempuran jarak dekat telah dimulai, prajurit Feilengcui yang memiliki kecepatan charge super cepat sama sekali tidak memberikan waktu bagi para Kurcaci untuk berpikir atau ragu-ragu. Pada jarak sedekat ini, ahli sihir lawan pun panik, mana sempat menyiapkan sihir tingkat tinggi? Panah api, bola api, dan pisau api yang mereka lepaskan secara refleks langsung menghilang begitu saja.
Berbeda dengan ahli sihir Mulan, lagu perang yang dinyanyikan Xixi dan mazmur suci Joan d'Arc sama sekali tidak terhalang, dengan leluasa memperkuat tubuh berotot para Prajurit Kijang.
Penyihir yang membawa tongkat sihir tulang putih itu benar-benar terpana.
Dua kali serangan magis, dua kali gagal. Pria perkasa berotot ini memiliki perisai magis berwarna merah darah yang menyelimuti seluruh tubuhnya - kadang seperti harimau buas yang turun gunung, kadang seperti wanita telanjang terbang yang memperlihatkan lengan dan paha, dicampur dengan perisai magis lain yang berkabut seperti percikan air.
Sepuluh lebih kurcaci gurun yang membawa palu perang tampaknya tidak percaya, meneriakkan pekikan liar dan menyerbu. Liu Zhenhan melepaskan kekuatan aliran darah, langsung melontarkan satu kurcaci yang bertubrukan dengan kawan di belakangnya hingga berguling-guling seperti labu. Seorang yang larinya cepat melompat mengayunkan palu, tapi malah dicengkeram gagang palunya oleh Liu Zhenhan. Seperti merampas tanghulu dari anak kecil, palu itu direbut dan menghantam kepala kurcaci hingga remuk.
Hanya sekejap mata, sepuluh lebih kurcaci gurun yang menyerbu itu sudah ditaklukkan Liu Zhenhan sendirian dengan palunya. Ada yang terpental oleh kekuatan aliran darah, ada yang tertanam dalam debu.
Penyihir yang memegang tongkat sihir tulang putih menganga lebar, menatap kosong ke arah prajurit Bimon berpostur tinggi di depannya, entah sedang memikirkan apa.
Liu Zhenhan menginjak kurcaci terakhir yang masih menggeliat. Setelah menimbang-nimbang palu besar di tangannya, dia menghantamkan ke punggung kurcaci itu hingga meninggalkan lekukan dalam. Palu berikutnya menyasar helm di belakang kepala, "blak!" Helm dan gagang palu patah bersamaan, otak putih bercampur darah menyembur ke segala arah.
Sisa kurcaci gurun tidak berani menyerang lagi. Mereka saling pandang, bingung tak tahu harus berbuat apa.
Jika para kurcaci gurun ini bertindak tegas, mengabaikan korban dan segera mundur, mungkin masih bisa menyisakan sedikit keturunan; namun pada akhirnya para kurcaci terlalu percaya diri, mereka sama sekali tidak menyadari berapa waktu yang tersisa untuk melarikan diri dari lawan mengerikan yang akan mereka hadapi!
Dari dua puluh kapal pasir siput raksasa, masing-masing mengangkut dua puluh prajurit kurcaci dan seorang ahli sihir. Setelah diserang Pohon Perang, setidaknya lima puluh prajurit kurcaci kehilangan kekuatan tempur. Namun masih tersisa 350 kurcaci gurun dan banyak ahli sihir. Di bawah pimpinan kepala suku kurcaci Khar-Ti-Bi, para kurcaci gurun ini dengan gegabah mempercayai keunggulan jumlah lokal mereka, berusaha mengatasi serangan enam pohon tua mengerikan itu dengan pertempuran kacau, cepat menghancurkan lawan, dan segera mundur.
Prajurit kurcaci memiliki kekuatan fisik bawaan. Dengan mengandalkan postur pendek mereka, mereka hampir tidak takut pada lawan mana pun - ras berukuran besar dengan kekuatan berlebihan tidak selincah mereka, sementara ras bertubuh mungil tidak sekuat mereka. Dari sudut pandang ini, ras yang berevolusi paling sempurna di Benua Aigean seharusnya adalah kurcaci.
Namun kali ini, para kurcaci gurun akan menghadapi lawan yang sedikit berbeda.
Para Prajurit Kijang memiliki kekuatan raksasa yang luar biasa, dengan ukuran tubuh dan tinggi tiga kali lipat kurcaci. Namun mereka sama sekali tidak kesulitan menghadapi kurcaci - di dunia bawah tanah, para Prajurit Kijang telah lama berhadapan dengan prajurit Kurcaci abu-abu, sehingga sangat memahami strategi tipikal para kurcaci.
Hanya dalam satu pertemuan, separuh dari Kurcaci Gurun ini telah tumbang -- siapa yang menyuruh mereka bertemu dengan pasukan terbaik Kerajaan Bimeng, Prajurit Cincin Emas?
BAB 297 BUKAN MUSUH TIDAK AKAN BERTEMU
Cara bertarung Prajurit Kijang sangat sederhana. Menghadapi Kurcaci Gurun yang berguling dari bawah, mereka menurunkan pilar totem logam mereka di depan kaki. Saat Kurcaci Gurun mendekati kaki dan akan mengayunkan palu perang, dengan gerakan membalik mereka menyentak ke atas, membuat dua senjata berat sama-sama tak terhindarkan bertabrakan dengan dentuman dan percikan api besar -- gerakan ini membutuhkan latihan bertahun-tahun dan keberanian luar biasa. Sedikit saja terlambat bereaksi, yang bertabrakan dengan palu perang kurcaci akan menjadi tulang kaki.
Gerakan yang terlihat berisiko ini sebenarnya biasa bagi Prajurit Kijang, karena setiap prajurit mereka sama seperti Prajurit Terkuat Timur Panda, termasuk dalam kategori pasukan tempur paling sempurna.
Kekuatan kurcaci meski sangat tangguh, namun dibandingkan dengan Prajurit Cincin Emas masih jauh tertinggal. Saat pilar totem logam yang diayunkan ke atas menghantam hingga tubuh mereka terlempar ke belakang, jurus maut prajurit Kijang pun tiba—dengan memutar pinggang, mereka melakukan salto ringan di udara. Tubuh besar mereka tergantung terbalik di langit, tanduk banteng berputar yang tajam di kepala tepat menancap keras ke wajah prajurit kurcaci. Saat mendarat, ujung tanduk berbentuk kait telah membelah wajah prajurit kurcaci mengikuti lengkungan khas.
Inilah jurus andalan prajurit Kijang—"teknik gladiator"! Tingkat "teknik gladiator" seperti ini sama sekali berbeda kelasnya dibandingkan "tumbukan brutal" ala prajurit Bimon berkepala sapi dari Suku Berbual yang hanya mengandalkan tanduk banteng.
Prajurit yang harus dihadapi kurcaci gurun jauh lebih banyak dari para pembawa sial ini. Jika prajurit Kijang bagai pisau baja tajam yang menikam dada mereka, maka dua puluh putri duyung Kavaleri udara Chimera yang meluncur dari langit telah menaburkan garam ke luka kurcaci gurun dengan asam yang disemburkan Chimera berkepala dua.
Teknik "Lemparan Tinggi Aiqin" akhirnya bisa dilakukan beberapa pasukan kavaleri udara antelop yang lebih pintar, namun bukan menggunakan kaki singa Chimera berkepala dua melainkan mulut singa dan kambing mereka. Dengan setengah menggigit dan menarik Kurcaci Gurun, Chimera berkepala dua berputar-putar di atas permukaan danau oasis——Byur!——Kurcaci Gurun langsung ditelan gelombang hijau. Ras kurcaci memang paling takut air, kurcaci berbaju zirah logam yang tidak takut air mungkin tidak ada di seluruh dunia.
Pengawal istana Feilengcui tidak berlama-lama bertarung dengan Kurcaci Gurun ini. Mereka membuka jalan berdarah dengan geblakan kilat, langsung menerjang ke arah sang tuan tanah.
Nedved dan Cui, satu mengendarai Katak Emas Tiga Kaki dan satu lagi black Guan Haifa, justru memimpin barisan terdepan sebagai pemanah. Berkat "Pelindung Kulit Penolak Logam" Katak Emas Tiga Kaki, Kurcaci Gurun sama sekali tak bisa melukai dua ksatria pemanah ini. Mereka hanya bisa memandangi gabungan Panah Api Ular dan Panah Sihir Es-Api yang sudah mencapai tingkat kesempurnaan, sambil terus melihat ahli sihir mereka ditembak jatuh satu per satu, sesekali mendapat hujaman dua buah peluru emas sihir dari Katak Emas Tiga Kaki.
Pedang ganda Fatty Luo bagaikan sayap elang, tanduk naga beracun. Sebuah "Badai Pedang Tari" membuka jalan sempit di kerumunan padat kurcaci. Rekannya - dua Raja Bukit Bartel dan Barkley - adalah kurcaci paling otentik. Jurus "Serangan Bawah" mereka jauh melebihi level kurcaci gurun ini. Dengan gulingan di tanah yang mahir, dua kapak sebesar pintu kayu menyapu. Separuh korban terinjak-injak, separuh lainnya terbelah dua - pedang pembantai selalu paling berdarah saat diarahkan ke sesama ras.
Pemimpin kurcaci gurun Khabib tewas di tangan si kurcaci Iverson. Berkat amplifikasi Cincin Api dan kekuatan elemen senjata Besi Liuxiang, prajurit elit istana Feilengcui yang mirip kurcaci ini memuntahkan bilah pedang api keperakan dari pistol-pedangnya. Pedang pertama meremukkan palu perang Khabib, pedang kedua menggorok lehernya. Plat bajanya rapuh seperti kue keju di hadapan pedang apinya. Laba-laba pedangnya memanggil lima versi mini seukuran kura-kura yang mengolok-olok mayat.
Liu Zhenhan menyelesaikan belasan Kurcaci Gurun di hadapannya dalam sekejap mata. Prajurit Feilengcui telah berhasil memisahkan lawan mereka. Kurcaci Gurun tak pernah membayangkan gaya bertarung yang sangat menekan seperti ini. Dalam kebingungan, mereka kehilangan kesempatan menyesuaikan diri karena tak ada pemimpin. Dengan mata kepala sendiri, mereka dipisahkan, dikepung, dikeroyok.
Sekitar lima puluh Kurcaci Gurun yang tersisa secara bertahap dipaksa mundur oleh beberapa pengawal istana, terkepung rapat di sekitar Penyihir yang memegang tongkat sihir tulang. Mata mereka dipenuhi keputusasaan.
Kekalahan ini terlalu cepat, terlalu mengenaskan. Padahal tadinya merekalah yang unggul.
Panah Api Ular Cui yang awalnya sudah membidik Penyihir pemegang tongkat sihir tulang itu, segera dihentikan oleh Nedved.
"Dia adalah Penyihir Mayat Hidup! Nyonya bos Ning Yu membutuhkan penyihir ini!" kata Nedved.
Liu Zhenhan mengeluarkan peti kapak dari cincin ruangnya. Kapak lempar Liuxiang berpendar api menyala-nyala, menebas satu per satu Kurcaci Gurun. Kebanyakan menerima kematian dengan kebingungan, beberapa bajingan nekat melakukan serangan balik gila-gilaan, tapi segera ditumbangkan oleh panah sihir yang mematikan.
Memandangi genangan darah dari mayat-mayat yang berserakan, mata penyihir arwah yang ikut dalam serangan tiba-tiba bersama kurcaci gurun itu membeku sepenuhnya – Tak diragukan lagi, dengan melepaskan dua ilmu sihir mayat hidup secara berturut-turut, penyihir yang membawa tongkat tulang ini pastilah seorang penyihir arwah terkenal kejam di Benua Aigean.
"Aku sengaja membiarkanmu hidup, lebih baik cepat-cepat menyerah. Kesabaranku sangat terbatas." Liu Zhenhan mengangkat Guo Guo ke bahunya, lalu menghadap penyihir bertongkat tulang itu. Matanya menatap tajam ke arah penyihir arwah ini.
Sorot matanya seperti serigala lapar yang mengincar hewan Luo Sha gemuk, penuh dengan hasrat untuk mencabik dan melahap, membuat sang penyihir arwah merinding.
Saat itu, pasukan udara Feilengcui yang membawa angin kencang melesat rendah melintasi oasis. Pisau terbang berkilauan dan Kemarahan Moradin ikut bergabung dalam pertempuran melawan kurcaci gurun. Kedatangan mereka menandakan Orang Burung Nasar yang sebelumnya berputar-putar di langit telah mundur tanpa perlawanan, membuat kekalahan kurcaci gurin mustahil untuk dibalikkan.
“Pasukan Shazhou? Jancuk!” Liu Zhenhan mengutuk geram ke arah para kurcaci gurun yang masih melawan: “Semua prajurit Feilengcui dengarkan! Sisa-sisa kurcaci gurun ini harus ditangkap hidup-hidup, nanti mereka akan dipaku di salib satu per satu, biarkan mereka menderita selama tiga hari tiga malam sebelum mati!”
“Siap!” Dua Raja Bukit Bateel dan Barkley meneriakkan teriakan liar sambil mengacung-acungkan kapak raksasa dan palu drum, lalu menerjang para kurcaci gurun yang masih melakukan perlawanan terdesak melawan prajurit Kijang.
Sebagai anggota baru Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Dewa Perang, kedua Raja Bukit ini sangat bersemangat untuk menemukan posisi mereka dalam kelompok. Serangan mereka sangat kejam dan brutal. Ternyata para kurcaci gurun ini bukan berasal dari suku besar – di tengah suara patahan tulang lutut, beberapa kurcaci bahkan berteriak heran: Bagaimana mungkin raksasa bisa melakukan Serangan Bawah? Hal ini membuat para prajurit Kijang yang ikut mengepung hampir tertawa terbahak-bahak.
“Kau... kau adalah Tuan Tanah Feilengcui Kerajaan Bimeng, Richard!” Penyihir Mayat Hidup itu menjerit kaget, matanya menatap tajam ke arah Liu Zhenhan.
“Sudah kutebak dari tadi, sepertinya kau juga manusia dari Benua Aigean kan?” Liu Zhenhan melirik jubah dan wajah penyihir mayat hidup itu. Mendengar bahasa manusia Aigean yang fasih darinya, Liu Zhenhan yakin tebakannya tidak salah.
“Benar... Saya juga orang Aiqin... Saya menyerah... Saya menyerah...” Penyihir arwah itu dengan cepat melemparkan tongkat sihir tulang putih di tangannya dan mengangkat kedua tangan.
Jelas, penyihir mayat hidup ini masih cukup mencintai nyawanya sendiri, meskipun yang dipelajarinya adalah ilmu yang berhubungan dengan arwah.
“Siapa namamu? Bagaimana bisa sampai ke Kekaisaran Mugalan di gurun?” Liu Zhenhan menyipitkan matanya menatap si penyihir, dia sudah merasakan gelombang elemen yang angker dan kuat dari tubuh lawan, tepatnya di pergelangan tangan.
“Nama saya Zandi...” Penyihir arwah itu mengangkat lengannya, gemetar memandangi Liu Zhenhan. Kekuatan sang lawan tampak sangat menakutkan bagi penyihir ini.
“Nama yang bodoh.” Mata Liu Zhenhan terus menatap pergelangan tangan penyihir mayat hidup itu. Para penyihir selalu berbahaya, apalagi dia memiliki peralatan magis yang kuat. Meskipun lawan mengaku menyerah, Liu Zhenhan tetap tidak bisa lengah.
“Tuan Tanah Bimon yang terhormat dan perkasa, kuhadiahkan ‘Gelang Tuan Tanah Kematian’ ini sebagai hadiah untukmu, sebagai ungkapan terima kasih atas belas kasihanmu yang tidak membunuhku. Nama besarmu telah lama kudengar.” Penyihir Mayat Hidup Zandi dengan suara gemetar melepaskan pelindung pergelangan tangan bermotif bunga telang hitam dari tangannya. Gelang yang dihiasi lingkaran berputar ini terus berotasi pelan dalam kesunyian, memancarkan gejolak elemen yang dahsyat.
“Apa?” Mata Liu Zhenhan terbelalak, hampir pingsan kegirangan. Ia merebut gelang itu dan memeriksanya bolak-balik, hampir tak percaya dengan keberuntungannya.
Penyihir Mayat Hidup Zandi dengan tunduk menyembah, merangkak patuh di kaki Liu Zhenhan sebagai bukti kesetiaan.
Beberapa pengawal istana pun tertegun. Master Puskash telah membawa Anjing Neraka berkepala tiga "Cerberus" untuk menukarkan "Anting Tuan Tanah Kematian" untuk tuan tanah. Jika ditambah dengan perlengkapan Tuan Tanah Kematian ini...
Demi Dewata Perang! Itu akan menjadi set sihir yang sangat kuat!
“Aku lihat... Aku lihat...” Joan d'Arc melompat-lompat sambil menarik lengan Liu Zhenhan, tak bisa menahan kegembiraannya.
Liu Zhenhan pun benar-benar kehilangan kendali diri!
"Benar! Ini pola bunga telang hitam khas perlengkapan Tuan Tanah Kematian! Kekuatan elemen yang angker dan mistis ini! Benar-benar perlengkapan Tuan Tanah Kematian! Benar-benar 'Gelang Tuan Tanah Kematian'! Perlengkapan legendaris yang bisa memanggil penyihir api neraka kerangka dari mayat!"
Penyihir arwah ini ternyata memiliki perlengkapan Tuan Tanah Kematian! Liu Zhenhan benar-benar tidak menyangka! Masih bisa menyerahkannya dengan begitu jujur!
Yang lebih tidak disangkannya adalah, dirinya benar-benar berharap bisa mengumpulkan seluruh set perlengkapan Tuan Tanah Kematian! Awalnya dia hanya bercanda!
"Richard!" Terdengar suara panik Gatanie dari kejauhan: "Ada apa? Ini kenapa?"
Ksatria Angsa yang baru saja pergi dengan adiknya dalam kemarahan, tiba-tiba mendengar teriakan perang di luar. Saat keluar dari tenda, logistik masih utuh, tapi di seberang danau oasis pertempuran sedang berkecamuk. Penyerangnya ternyata bukan orang Mouran, melainkan sekelompok kurcaci dengan banyak keong raksasa di tempat itu.
"Nini! Aku berhasil..." Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak sambil mengacungkan Gelang Tuan Tanah Kematian ke arah Gatanie.
Sebelum kalimat Liu Zhenhan selesai, emosi gembiranya masih membara, tiba-tiba suara "Syuut-syuut-syuut" yang tajam bergema tanpa peringatan.
"Ekspresinya tiba-tiba mengendur. Dia baru sadar telah tertipu! Bahkan tertipu besar! Penyihir Mayat Hidup terkutuk itu benar-benar mengerahkan segala cara, sampai-sampai Liu Zhenhan pun sesaat goyah hatinya!
Di belakangnya berdiri Biarawati Kecil dan Xixi. Saat ini Liu Zhenhan sama sekali tidak berani melakukan manuver menghindar taktis, hanya bisa berusaha membentangkan lengan Mithril-nya membentuk perisai manusia.
Liu Zhenhan sebenarnya tidak terlalu khawatir tentang keselamatannya. Bagaimanapun dia memiliki lima lapis "Perisai Tato Kekuatan", "Perisai Elemen Air Putri Duyung", dan "Penghalang Air Tempel". Mustahil bisa diserang tiba-tiba dan dilukai dalam sekejap!
Kenyataan membuktikan, kepercayaan diri yang berlebihan akan berujung pada pelajaran. Bahkan Liu Zhenhan yang tak pernah dirugikan pun tak bisa terkecuali!
Hanya terdengar suara "Kretak-kretak" bertubi-tubi. Liu Zhenhan langsung merasakan nyeri tajam di selangkangan, perut bagian bawah, dan lekuk bahu. Angin tajam menyambar telinga kirinya, sementara lengan Mithril-nya bergemerincing keras.
Erangan "Hmm~" yang nyaring terdengar bersamaan dengan tiga panah yang menancap di tubuh Liu Zhenhan.
"Brengsek B!" Ketika Liu Zhenhan menoleh, sosok Penyihir Mayat Hidup itu sudah menghilang. Hanya tersisa busur panah silang berbentuk tujuh bintang berkilauan di tanah. Guo Guo melompat dari bahu Liu Zhenhan, melemparkan panah yang dicengkeram cakarnya dengan kasar.
Langit tiba-tiba dihujani dua belas sosok yang terbang ke berbagai arah, setiap sosok adalah Penyihir Mayat Hidup yang sama tadi, gerakan mereka gesit dan lincah. Para pengawal istana tak menyangka situasi ini, tertegun sejenak. Saat Nedved dan Cui mulai memanah dan menjatuhkan sembilan, tiga sisanya sudah lolos dari jangkauan panah.
Setiap Penyihir Mayat Hidup tidak terbang menggunakan sihir, dari tulang rusuk belakang mereka terkembang sepasang sayap daging hitam legam yang dihiasi bintik-bintik emas berkilauan. Dari bawah, mereka tampak seperti kelelawar raksasa.
Bab 298 Belahan Utara yang Sunyi
"Jancuk! Manusia kelelawar Warronbal!" Liu Zhenhan menggemetar karena marah. Ternyata Penyihir Mayat Hidup tadi adalah pengkhianat Bimon, bajingan manusia kelelawar!
Seperti semua ras Bordir, manusia kelelawar unggul dalam kecepatan. Baik kavaleri udara Feilengcui maupun Geryon dengan sayap es-angin, tak ada yang bisa mengejar mereka! Seandainya Yitiao ada, pasti takkan kabur, sayangnya Yitiao sedang tak di sini!
Liu Zhenhan hampir hilang akal, tak menyangka dirinya bisa terkecoh seperti ini!
"Warronbal sekarang semua adalah keturunan campuran hasil persilangan dengan manusia, sayap daging di punggung mereka terlipat rapat, secara fisik hampir tak bisa dibedakan. Dua belas manusia kelelawar yang tadi terbang ke berbagai arah itu adalah kemampuan ras Warronbal - 'Ultrasonic Mirage'! Mampu menghasilkan dua belas ilusi membuktikan makhluk ini sudah mencapai level 28 bintang!"
Tangisan Xixi menyadarkan Liu Zhenhan dari amarah dan dendam membara yang menyelimutinya.
Biarawati kecil Jeanne d'Arc tertembak panah di perut, tubuhnya lunglai terjatuh. Wajah cantiknya pucat pasi, rambut indahnya terhampar seperti karpet hijau. Karena hari ini berenang, "Terompet Pengintai" dan "Perisai Tuan Tanah Kematian" sama sekali tidak dibawanya. Panah silang yang menembus selangkangan Liu Zhenhan tadi masih memiliki momentum tersisa hingga menembusnya.
"Biarawan! Biarawan!" Teriakan Fatty Luo yang penuh tangis menggema di seluruh oasis.
"Richard! Tidak... oh... tidak..." Gatanie berlari terhuyung-huyung, terjatuh di depan Liu Zhenhan. Air mata membuat matanya yang indah langsung berkaca-kaca.
"Dasar tai B!" Liu Zhenhan menggigit gigi, dengan geram mencabut anak panah dari bahu dan otot perutnya. Darah creet-creet menyembur seperti mata air.
Otot-otot kuatnya yang perkasa tidak membiarkan panah silang sepanjang tujuh inci sepenuhnya menembus, namun rasa sakit hebat saat mencabutnya tetap membuatnya menderita—ini jauh lebih sakit dibandingkan saat sengaja menusuk diri sendiri beberapa kali untuk pamer di depan Murinio.
Panah silang tujuh inci seluruhnya terbuat dari baja berkualitas tinggi, dengan mata panah segitiga yang tajam dan tulang panah bertuliskan mantra sihir misterius.
Panah armor-piercing!
Ternyata ini adalah panah armor-piercing yang khusus dirancang untuk menembus perisai magis!
Liu Zhenhan menatap mantra sihir yang familiar pada tulang panah, akhirnya memahami mengapa dirinya tetap tertembus meski memiliki banyak perisai magis! Ini adalah busur silang armor-piercing yang pernah membuat Yitiao kewalahan! Namun pada dua panah ini tidak terlihat kilatan racun, sepertinya tidak dilumuri racun pusing dari laba-laba wajah manusia.
Setelah melewati begitu banyak badai dan maut, Liu Zhenhan tak menyangka nyaris tewas oleh benda usang dengan jangkauan hanya lima puluh yard ini! Andai saja tidak menangkis tepat waktu, andai panah yang menancap di bahu ini melesat sedikit lebih ke atas, bisa saja menjadi pukulan mematikan yang menembus tenggorokan!
Seluruh pengawal istana gemetar memandang bos mereka, rasa malu dan penyesalan mencekam hati mereka.
Mengapa mereka teralihkan oleh perlengkapan Tuan Tanah Kematian, hingga lalai memantau penyihir arwah yang harus selalu diawasi?
"Penyihir juga bisa menggunakan senjata! Mengapa tidak memperhatikan gerakan liciknya yang merayap di tanah?"
"Mengapa tidak langsung menyerbu lebih awal, malah membiarkan pengkhianat Bimon ini lolos?"
Sebagai prajurit pengawal, para pengawal Bimon yang pemberani hampir bunuh diri karena malu. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, mereka merasakan arti ketidakberdayaan dan penyesalan. Rasa bersalah yang tak terbendung membanjiri dada mereka, meremas-remas jantung mereka, hampir meledak!
Darah menetes berceceran, Gatanie yang terjatuh di tanah sudah lupa menangis. Ekspresi sedih di wajahnya berubah menjadi panik dan putus asa - dari sudut pandangnya, dia bisa melihat jelas selangkangan Liu Zhenhan yang hancur berdarah-darah. Busur panah silang itu menembus di tempat yang terlalu sempit dan keji!
Liu Zhenhan mendorong biarawan belalang sembahyi yang bergegas datang, menunjuk ke Biarawati kecil Jeanne d'Arc di tanah: "Obati dia dulu! Aku tidak apa-apa!"
"Richard... Aku yang membunuhmu... Seharusnya aku tidak memanggilmu... Aku mengganggu konsentrasimu..." Gatanie seperti orang gila menerjang, tangannya yang mungil menutupi selangkangan Liu Zhenhan sambil menangis tersedu-sedu. Si cantik angsa ini sudah tidak peduli malu lagi - dari sela-sela jarinya mengalir darah bercampur tetesan susu putih. Hatinya seolah hancur berkeping-keping.
“Bagaimana bisa menyalahkanmu?” Liu Zhenhan memaksakan senyum tipis, dengan penuh kasih mengelus rambut pirang platinum si cantik angsa: “Bahkan jika aku mati, ini bukan salahmu. Segera lepaskan tanganmu, gerakan ini sangat tidak pantas.”
“Tidak mau!” Tangan Gatanie gemetar, menekan lebih erat, suara gemetar hebat namun mengandung tekad yang sulit diungkapkan, bagaikan anak kecil melindungi mainan kesayangannya.
Mata Fatty Luo membelalak, seluruh tubuhnya menggigil tak terkendali. Bagian bawah celana renang kulit ikan di selangkangan bos telah tertembus, genangan darah di tanah masih berceceran sisa daging. Dari sudut pandangnya, jelas tertebak luka apa yang diterima bos - Panah silang sialan ini! Kenapa harus mengenai bagian itu!
“Lepaskan, aku baik-baik saja.” Liu Zhenhan jatuh terduduk, merengkuh Gatanie dalam pelukan erat.
Pasukan Bimon yang berdatangan terpaku mengelilingi. Gorini dan Gormeth menganga, tak percaya dengan pemandangan di depan mereka. Bagian yang ditutupi kakak mereka untuk Yang Mulia Shaman Divine Comedy masih mengucurkan darah "creet-creet", mengingatkan tragedi yang baru terjadi.
“Menikahlah denganku, Nini kecil.” Liu Zhenhan mengangkat wajah cantik Gatanie, menyeka air mata beningnya.
Gatanie merangkul erat leher Liu Zhenhan, mengangguk tak henti sementara tangisnya semakin menjadi.
Tangisan suci dan indahnya itu, bahkan sang Dewa Perang pun takkan sanggup menahan haru.
"Kakak..." Gorini mengulurkan jarinya, seolah ingin mengatakan sesuatu, namun akhirnya tak bisa membuka mulut.
"Bagaimana Joan d'Arc? Tidak apa-apa?" Liu Zhenhan memeluk si cantik angsa dalam dekapan, menoleh ke Biarawan Owen. Beberapa Biksu Green sedang sibuk membantu biarawati kecil itu dengan mantra penghenti darah dan Mantra Darah Suci.
"Tidak masalah! Busur panah silang ini tidak mengenai bagian vital, hanya menembus indung telur. Masalahnya tidak serius." Owen berkata tanpa mengangkat kepala: "Dengan perawatan intensif, seharusnya tidak ada gangguan berarti di kemudian hari."
"Baguslah." Liu Zhenhan bangkit. Tubuhnya yang ditempa Empedu ular Feiwenli memang tangguh—luka di tubuhnya sudah berhenti berdarah. Jika Mutiara Naga Giok dipasang kembali, penyembuhannya akan lebih cepat.
"Bangsat! Aku akan habisi semua orang Mouran ini!" Fatty Luo mencabut pedang besarnya, membuka kerumunan orang untuk menghabisi para kurcasi gurun yang tulangnya patah namun masih hidup. Sang bos bilang akan memaku di salib mereka, tapi Fatty Luo jelas tak sabar menunggu.
“Berhenti! Rodman, biarkan para Kurcaci ini untuk diinterogasi tentang informasi militer musuh!” Liu Zhenhan segera menghalangi pengawalnya yang setia ini.
“Tapi...” Rodman menghentakkan kaki kesal, menancapkan pedangnya ke tanah, lalu berjongkok sambil menggenggam rambutnya sendiri dan menangis keras seperti anak kecil.
“Lihat sikapmu! Malam ini tuan tanah menikah! Siapa pun dilarang menangis!” Liu Zhenhan menendang Fatty Luo: “Bangun! Kali ini kita terjatuh, lain kali kita balas dendam saja!”
“Hari ini?” Gatanie mengangkat wajah basah air mata, berkata lembut dengan malu-malu: “Richard... Aku... aku belum siap...”
“Dasar si bodoh kecil, hanya secara nominal saja.” Liu Zhenhan menatap penuh kasih bunga pemaham dalam dekapannya, mencubit ujung hidungnya: “Setujui aku. Aku memohon padamu.”
Gatanie menundukkan kepala dengan dalam ke dada Liu Zhenhan, terlalu malu untuk melihat orang-orang di sekitarnya - ini sudah merupakan ekspresi maksimal yang bisa diberikan gadis pemalu ini.
“Yang Mulia... Ini... ini tidak sesuai prosedur... Aku harus... harus meminta petunjuk Ayah...” Gormeth didorong keluar oleh kakak kedua, gagap-gagap masih ingin berbicara ketika langsung digotong pergi oleh beberapa Prajurit Kijang bertubuh kekar.
“Bocah kecil! Kalau masih melawan, kutampar kau sampai mati!” Pria perkasa antelop Duncan melototkan mata bantengnya ke arah pemuda angsa. Beberapa pengawal yang hendak melindungi majikan mereka langsung dihalau kasar oleh para pria antelop. Orang-orang banteng bermata merah darah ini memancarkan aura pembunuhan dan hasrat bertarung, tak ada yang berani memancing kesabaran mereka saat ini.
“Lili, cepat bawa kakakmu berdandan!” Liu Zhenhan mengangkat Gatanie erat-erat di pinggang dan menyerahkannya ke Gorini. Gatanie yang pipinya memerah itu langsung melompat turun, memeluk adiknya, lalu lari malu-malu.
“Bos...” Cui dengan penuh perhatian menyangga tubuh Liu Zhenhan.
“Liat kan? Ini namanya teknik. Manfaatkan momen saat perempuan sedang terpesona, langsung hadapi! Kalau lewat, habis sudah. Nanti kau harus belajar.” Liu Zhenhan membual sambil meraba selangkangannya.
Bukannya sembuh, malah Lao Liu mendesis-desis kesakitan. Yang lebih mengerikan, ia merasa dua setengah lingkaran di bawahnya sudah kehilangan bagian kiri. Meski terkenal kejam, kali ini ia tak tega—atau lebih tepatnya tak berani—melihat kondisi lukanya.
Saat mengangkat tangan, terlihat noda darah mengerikan berceceran.
“Bos～” Cui berkata dengan nada merajuk, melepaskan jubahnya sendiri dan membantu Liu Zhenhan membalut bagian bawah tubuhnya.
“Menikah hari ini? Bagaimana kalau Murinio berubah pikiran nanti?” Nedved melirik bos dengan pandangan penuh keraguan.
“Bangsat! Langsung tebas saja!” si Raksasa kecil berseru.
“Bos, izinkan saya bicara yang tak pantas. Sekalipun Tuan menikahi Nona Gatanie sekarang, menurut watak Murinio...” Nedved mengangkat bahu sambil memutar mata ke arah, lalu menatap bos: “...tidak akan tercipta fakta yang sudah terjadi...”
“Siapa bilang?” Liu Zhenhan marah, menahan sensasi kabar mengerikan sambil membuka jubahnya. Matanya memeriksa selangkangannya berulang-ulang untuk memastikan kebenaran – sejujurnya, dia juga agak takut.
Beberapa otak segera mendekat, mengeluarkan decak kagum. Lebih banyak lagi otak yang ingin mendekat, membuat Liu Zhenhan dengan cepat membalut kembali jubahnya sambil melotot ke sekeliling.
Postur tubuh yang terlalu pendek baru saja menyelundup di bawah jubah untuk melihat, langsung ditendang oleh Liu Zhenhan hingga berguling-guling seperti labu.
“Burung beo kecil tak tahu kapan terbang mendekat, menarik suara serak-serak sambil terbang dan menyanyi: "Tanpa lenganku sebagai bantal～apakah kau terbiasa～teropongmu tak bisa melihat～kesepianku di belahan utara～"”
Guo Guo memegangi perutnya, berdiri di tanah sambil tertawa terkekeh-kekeh tanpa beban.
“Belahan selatan sudah hilang, masih oke?” Nedved mencondongkan wajahnya bertanya.
“Kenapa tidak?” Liu Zhenhan dengan semangat bak raja mengayunkan tangannya: "Bawang putih satu siung lebih pedas!"
※※※
『OK, satu kalimat lagi, tentang bagaimana Joan d'Arc hamil sepertinya kalian sudah tahu, kemarin ada teman yang tebakan sebagian benar, tapi bukan peluru melainkan busur panah silang. Kasus serupa yang kuketahui di Tiongkok ada satu pasangan, pemuda Hunan pemberani, ditembak bandit. Peluru menembus testis pria lalu masuk ke ovarium gadis, akhirnya gadis itu hamil sebelum nikah. Menurut laporan, di perang Irak, seorang tentara AS juga mengalami nasib serupa, sungguh konyol.
Menurutku penembak-penembak ini harusnya beralih profesi jadi Dewi Kesuburan atau Cupid.』
Bab 299 Interogasi Paksa
Saat senja merah darah menyapu langit, resimen campuran Cambridge yang mengawal logistik terakhir akhirnya tiba di Oasis Yale.
"Resimen campuran ini terdiri dari penembak Llama suku Haus dan kavaleri ringan burung unta Aosituitei, dengan total 1.200 personel. Perwira yang memimpin adalah komandan resimen Bolban."
Setelah memasuki Oasis Yale, hal pertama yang dilihat jenderal burung unta ini adalah puluhan siput raksasa di sisi barat dan sarang berbentuk terowongan di tanah pasir retak-retak. Sekitar dua puluh kurcaci dengan pupil kuning pasir yang setengah mati digantung di pohon kurma gurun sambil disiksa.
Di sisi timur oasis, para Bimon sibuk berlalu-lalang dengan gembira memasang hiasan dan lentera.
"Salutations, Paduka Liu Zhenhan." Komandan resimen burung unta Jenderal Bolban menyuruh tunggangannya berjongkok sambil memberi hormat militer kepada Liu Zhenhan yang berada di bawah naungan pohon: "Maaf Yang Mulia, karena memakai baju zirah, saya tidak bisa memberi salam lengkap."
"Jangan sungkan, kita semua keluarga." Liu Zhenhan berbaring di kursi bambu dengan senyum nakal - manusia unta memang sudah menjadi pengikut turun-temurun Smail. Jika hubungannya dengan Gatanie sudah resmi, mereka pasti akan menjadi saudara sepenuhnya.
"Yang Mulia, apakah ini pasukan musuh yang menyerang basis logistik kita?" Jenderal Bolban melirik kurcaci gurun yang digantung di pohon, tidak menyadari makna tersirat dalam ucapan Yang Mulia Shaman Divine Comedy.
“Benar! Dari 400 kurcaci gurun yang datang, 27 prajuritku langsung terjun ke medan perang tanpa sempat mengenakan armor! Akhirnya cuma 20 lebih yang berhasil ditangkap hidup-hidup. Benar-benar keras kepala sampai titik darah penghabisan!” Liu Zhenhan menggerutu dengan geram.
Di tengah percakapan, O'Neill yang sedang menjalankan eksekusi dengan torso telanjang menampilkan otot-otot kekar dan bulu dada hitam lebat, mengambil sebatang besi panas dari perapian. Dengan suara desis-desis, besi membara itu ditempelkan ke selangkangan seorang kurcaci gurun. Jeritan memilukan membahana disertai bau anyir daging yang terbakar. Jenderal Bolban di sampingnya langsung mengerutkan kening dan menutup hidung dengan sarung tangan.
“Mau ngomong atau tidak?” Si Gendut O mengangkat dagu kurcaci itu dengan besi panas yang masih membara, wajahnya berkerut menyeramkan.
“Cih!” Kurcaci gurun yang disiksa itu melemparkan ludah lemah.
“Bangsat!” Si Gendut O naik pitam. Dari perapian diambilnya sebatang tongkat besi berpijar, lalu dengan subrak “braaak” menusukkannya ke perut kurcaci ini. Besi berasap itu diputar tiga kali sebelum ditarik keras-keras, menyembul usus kehijauan yang masih mengepul asap membelit di ujungnya.
"Kurcaci gurun ini seperti udang besar yang dilemparkan ke air mendidih, menjerit sambil menggeliat-geliatkan tubuhnya dengan putus asa, getarannya mengguncang pohon kurma gurun di belakangnya dengan hebat."
Jenderal Bolban hampir muntah di tempat, buru-buru memberi salam kepada Yang Mulia Shaman Divine Comedy, lalu membawa logistik dan pasukannya kabur lewat jalan memutar tanpa menengok ke belakang.
"Jenderal Bolban, jangan lupa ganti baju resmi malam ini! Aku mau nikah malam ini!" Liu Zhenhan menengadahkan kepala, berteriak ke arah punggung komandan resimen burung unta. Gerakannya terlalu kasar, hampir membuat lukanya yang baru sembuh robek lagi, sampai mulutnya mencong kesakitan.
"Jancuk! Gak bisa dikeluarin informasi sama sekali!" Si Gendut O melempar batang pembersih di tangannya dengan frustasi, lalu mengangkat bahu pasrah ke Liu Zhenhan: "Bos, sudah tiga yang tewas. Jangan salahin aku, mulut bajingan-bajingan ini benar-benar terkunci rapat!"
"Waduh, pahlawan berhati baja tiap tahun ada, tapi tahun ini benar-benar istimewa!" Liu Zhenhan menghela napas.
"Menurutku, tebas saja langsung pakai pedang," Rodman sambil merapikan janggut panjangnya dengan pedang besar yang tajam, bergumam: "Ngapain disimpan? Intel militer? Jancuk, tempur dua kali langsung ketahuan semua rahasia militer mereka."
“Mereka pasti berharap kita membunuh mereka sekarang juga!” Liu Zhenhan memandangi kurcaci gurun ini dengan geram. Gerombolan kerdil ini memang sangat efektif, dalam sekejap merusak semua sumber air oasis. Liu Zhenhan sudah berulang kali memeriksa - konsentrasi arsenik di danau terlalu tinggi, bau menyengat seperti almond pahit masih tercium dari jarak jauh. Seluruh permukaan danau kini dipenuhi lapisan ikan mati yang rapat.
Untungnya Liu Zhenhan membawa formasi teleportasi sihir logam ajaib. Meski pasokan air terputus, bukan masalah besar. Sungai Sanggan punya banyak mata air pegunungan yang tidak membeku.
“Bos, sifat keras kepala adalah ciri khas kurcaci. Bertanya seperti ini pasti tidak akan berhasil.” Raja Bukit Barkley yang selama ini tak berani menyela akhirnya memberanikan diri maju. Ia merendahkan postur dan berbisik pada Liu Zhenhan: “Menurutku Tuan harus menyerang kelemahan kurcaci.”
“Oh?” Liu Zhenhan langsung tegak, mengedipkan mata beberapa kali lalu terkekeh: “Aku sampai lupa kau dan Bater! Kalian berdua kan kurcaci tulen! Kalau begitu, apa kelemahan kurcaci?”
Raja Bukit itu menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan napasnya yang berbunyi seperti bellow. Ia mendekatkan mulutnya ke telinga sang bos dan berbisik lama. Perlahan ekspresi pencerahan mulai terpancar di wajah Liu Zhenhan.
“Kalian semua datang ke sini!” Setelah mendengar penuturan Raja Bukit, Liu Zhenhan segera melambaikan tangan ke sekelompok prajurit Feilengcui di sampingnya, memanggil semua orang untuk berkumpul di sekitarnya.
Para kurcaci gurun yang diikat di pohon kurma gurun menatap dengan perasaan gelisah ke arah orang-orang barbar barat yang berkerumun tak jauh dari mereka. Jelas bahwa pembicaraan para barbar ini pasti membahas hal buruk—tiga rekan mereka telah disiksa hingga mati dengan berbagai metode mengerikan. Malapetaka tragis ini lambat laun akan menimpa mereka juga. Memikirkan hal ini, para kurcaci gurun tak bisa menghindari kesedihan. Meski keberanian menghadapi maut adalah karakter mereka, saat kematian benar-benar menghampiri, kerinduan mendalam akan kehidupan tak bisa disembunyikan oleh makhluk berperasaan mana pun.
Musyawarah cepat berakhir. Seorang prajurit Feilengcui melepaskan kurcaci gurun dari pohon kurma, menopang dan menyeretnya ke tepi danau oasis. Setelah beberapa pertanyaan, kurcaci itu menggelengkan kepala. Beberapa prajurit Kijang berotot langsung mengangkatnya dan melemparkannya "byur" ke tengah danau, menyemburkan cipratan air besar.
Kurcaci gurun yang telah dilepas baju zirahnya itu berjuang mati-matian di air. Bagi ras kurcaci yang takut air sejak lahir, ketakutan mati tenggelam jauh lebih mengerikan daripada cara kematian lainnya.
“Para kurcaci gurun yang diikat di pohon kurma gurun semua menundukkan kepala, sama sekali tidak berani lagi melihat rekan seperjuangan mereka yang sedang berjuang lemah di permukaan danau.”
Fatty Luo menggunakan pedang besar bersarungnya untuk membenarkan posisi kepala seorang kurcaci gurun, memaksanya terus menonton——Fatty Luo jelas meniru gaya Jenderal Pan.
“Berikutnya.” Melihat riak air dengan cepat menelan kurcaci itu, Liu Zhenhan tetap tenang.
Kali ini seorang kurcaci gurun lagi digiring ke tepi danau, para prajurit Kijang bertanya sesuatu, lalu kurcaci gurun itu menggelengkan kepala dan segera dilempar ke dalam air.
Para kurcaci gurun yang masih terikat di pohon kurma gurun mengutuk musuh kejam di depan mata dengan gila, berharap bisa memancing amukannya untuk segera mengakhiri nyawa mereka. Luka dalam membuat teriakan mereka lemah, senyum meremehkan para prajurit Bimon di sekitar menjadi jawaban atas khayalan para kurcaci gurun ini.
“Seret keluar kurcaci yang teriakannya paling pelan.” Liu Zhenhan mengambil kantong air raksasa, mendongakkan lehernya sambil minum “gloops-gloops” setengah galon air, mengusap sudut mulut, lalu melambaikan tangan lagi ke para prajurit Kijang.
Seorang kurcaci gurun lagi-lagi digiring ke tepi danau. Kali ini interogasi oleh prajurit Kijang membuahkan hasil - kurcaci gurun ini mengangguk! Prajurit Kijang merendahkan postur dan mulai berbincang dengannya. Sesekali kurcaci itu mengangguk, seolah-olah sedang mengatakan sesuatu.
Para kurcaci gurun yang masih terikat di pohon menjulurkan leher mereka. Jarak yang terlalu jauh membuat mereka tak tahu apa yang dibicarakan kurcaci di tepi danau dengan para prajurit Kijang.
Melihat rekan mereka yang dibawa pergi tak kunjung dilempar ke danau, kurcaci-kurcaci yang masih terikat di pohon kurma gurun mulai gugup.
Seolah membenarkan kekhawatiran terburuk mereka, kurcaci di tepi danau itu langsung mendapat perlakuan istimewa usai berbincang dengan prajurit Kijang. Tempayan-tempayan besar anggur disuguhkan, disertai seekor hewan Luo Sha panggang berwarna oranye sebagai hidangan pendamping. Angin malam menyebarkan aroma harum anggur dan manisnya madu dari hewan Luo Sha panggang ke setiap sudut oasis.
Setelah ditawan, tangan dan kaki setiap Kurcaci Gurun dipatahkan, tetapi tubuh lemah kurcaci ini tiba-tiba mengeluarkan kekuatan tak terduga. Ia menerkam kaki seekor antelop dan menggigitnya dengan ganas. Kedua tangannya yang gemetar memegang kendi arak dan menuangkannya ke mulut. Karena minum terlalu cepat dan tergesa-gesa, ia tersedak hingga hampir memuntahkan isi perutnya.
Seorang prajurit Kijang dengan rambut membelai punggungnya, ekspresinya ambigu.
Setiap Kurcaci Gurun yang diikat di pohon kurma gurun serentak menelan ludah, melontarkan umpatan seperti "pengkhianat~", "kurcaci pengkhianat~", "tulang lunak". Jarak yang terlalu jauh membuat teriakan lemah mereka takkan sampai ke telinga kurcaci di tepi danau. Dari cahaya senja, kurcaci di tepi danau paling hanya melihat bibir temannya bergerak-gerak - tapi jelas sekarang ia tak punya waktu untuk itu karena sedang sibuk melahap makanan.
Setelah beberapa saat mengumpat, Kurcaci-Kurcaci Gurun yang terikat di pohon kurma kehabisan tenaga. Pandangan mata mereka mulai berubah kompleks.
Arak! Ya Tuhan! Ini adalah godaan yang tak bisa ditolak oleh kurcaci manapun!
“Para Kurcaci pemberani, jika kalian ingin minum anggur, aku bisa memberikannya.” Liu Zhenhan menunjuk ke arah tong anggur yang baru saja dibawa oleh Prajurit Behemoth, tersenyum sinis memandangi para Kurcaci Gurun yang terikat di pohon.
Meski godaan tak tertahankan ada di depan mata, para Kurcaci Gurun akhirnya memilih menjaga harga diri, meski raut ragu-ragu terlihat jelas.
"Sudahlah, aku akan memberi kalian masing-masing satu sendok anggur spesial. Aku kan orang baik hati." Liu Zhenhan terkekeh licik.
Maka setiap Kurcaci Gurun berkesempatan merasakan satu sendok anggur fermentasi khusus Hobbit Setengah Manusia. Mereka berusaha menolak, namun aroma harum yang menyengat di hidung membuat mulut mereka bergerak sendiri seperti kesurupan.
Sendoknya terlalu kecil. Seteguk anggur ini justru membuat ekspresi menyiksa di wajah para Kurcaci Gurun semakin menjadi-jadi.
"Di sini masih ada sepuluh galon! Tepat empat puluh pon!" Liu Zhenhan menggunakan nada bujukan layaknya iblis, mencabut sumbat tong kayu ek di sampingnya, menghirup dalam-dalam aroma anggur pekat yang menyebar di udara, lalu memandangi para kurcaci gurun yang terikat di pohon kurma gurun dengan santai: "Wahai para kurcaci pemberani, teman kalian yang cerdik sudah bersiap mengaku! Dia tak sebodoh kalian! Nah... begini saja... Aku beri kalian cara mati yang terhormat. Siapa saja di antara kalian yang mau bicara seperti dia, akan kuizinkan minum anggur tua terbaik Benua Aigean ini sampai puas sebelum dieksekusi! Bukankah aku sangat murah hati?"
Aroma anggur yang menyebar di udara benar-benar memabukkan. Kurcaci bukanlah ras yang ahli membuat minuman, namun nafsu mereka untuk memiliki anggur berkualitas justru melebihi gabungan semua ras lain.
Hidung para kurcaci gurun yang terikat di pohon kurma gurun itu bergetar hebat, jakun bergerak naik turun dalam gerakan menelan sia-sia, mata mereka terpaku seperti terpaku pada tong kayu ek itu. Sorot mata mereka bisa membuat hyena paling kelaparan merasa malu. Andai pandangan bisa melahap, tong kayu ek ini bahkan sepotong serpihan kayu pun tak akan tersisa.
Mendengar perkataan Bimon ini, sebagian besar kurcaci gurun mulai menunjukkan keraguan dalam pandangan mata mereka.
“Dengar, ini bukan menjual rahasia militer, melainkan rahasia itu sudah terbongkar! Yang kalian butuhkan sekarang adalah menukar kematian terhormat, layaknya pejuang sejati! Jika aku jadi kalian, pasti akan mati dalam keadaan kenyang.” Liu Zhenhan melanjutkan pemantikan.
Pandangan kurcaci gurun mulai memperlihatkan pertarungan batin yang sengit.
“Hampir lupa memberitahu, tong anggur ini bukan untuk kalian semua...” Liu Zhenhan tersenyum licik seperti iblis: “...Hanya empat dari kalian yang akan kuberi. Sisanya? Hehe... Tak perlu kujelaskan lagi? Hitungan dimulai sekarang! Empat pertama yang merebut, berhak mati kenyang. Yang lain akan haus menatap tong ini sampai mati!”
Fakta membuktikan, hukum pilihan dua-arah sangat efektif meluluhlantakkan batas kemanusiaan. Saingan yang muncul tiba-tiba di lingkup terbatas, tak ada yang bisa bertahan dari ujian ini.
“Aku mau bicara!” Setidaknya belasan kurcaci gurun meneriakkan teriakan liar: “Cepat beri anggur! Aku mau bicara!”
“Wah! Banyak sekali yang mau?” Liu Zhenhan berpura-pura terkejut bak aktor amatir, lalu pura-pura merenung: “Kalau begitu, untuk setiap pertanyaan yang kujawab, yang bisa menjawab akan dapat segelas anggur. Ingat, ini sistem rebutan!”
“Sudah siap belum?” Liu Zhenhan mengendus-endus hidungnya, tersenyum memandangi para kurcaci gurun itu: “Pertanyaan pertama saya adalah, katanya kalian pasukan kapal pasir, apa sebenarnya pasukan kapal pasir itu? Berapa besar skala pasukan kalian? Bagaimana tugas diatur? Dan apa itu siput raksasa?”
“Aku yang jawab~ Aku yang jawab~” Seorang kurcaci gurun berparut di wajahnya berteriak secepat serigala menggigit pantat: “Pasukan Kapal Pasir Legiun Unta Terbang kami adalah unit khusus yang menyusup bawah tanah untuk menghancurkan logistik musuh! Jumlah kami hanya empat ratus orang! Serangan tiba-tiba ini dilakukan bersama Yabushan Talerbulu yang dikalahkan kalian di Pegunungan Hengduan. Dia bertugas mengalihkan perhatian dan menarik pasukan utama kalian, kami bertugas menyerang basis logistik! Siput raksasa adalah kerang kuno yang kami temukan saat menggali jalur bijih. Menurut Meishuai kami, gurun dulunya adalah lautan, siput ini mungkin monster laut purba yang kuat!”
“Hadiahkan anggur!” Liu Zhenhan bertepuk tangan gembira: “Baru ini namanya pria sejati!”
Kurcaci gurun itu setelah menghabiskan segelas anggur yang diambilkan untuknya, terus menjilat-jilat bibir seperti orang gila, berulang kali bergumam: “Enak sekali... Enak sekali... Tolong beri lagi... Aku akan bicara semuanya...”
“Pertanyaan kedua, bagaimana siput raksasa diubah menjadi perahu pasir? Mengapa bisa menyelam di bawah tanah? Siapa yang menciptakannya? Bagaimana cara mengoperasikannya?” Liu Zhenhan melanjutkan pertanyaannya: “Dan juga, bagaimana kalian mengontrol arah dengan tepat di bawah tanah?”
Semua hal sulit di awal, setelah pembicaraan mulai terbuka, tak bisa dihentikan lagi. Kurcaci gurun dengan bekas luka di wajah kembali berebut menjawab: “Aku yang jelaskan~ Aku yang jelaskan~ Perahu pasir diciptakan oleh Meishuai kami! Cangkang siput raksasa ini setelah terkikis waktu, daging siputnya sudah lama lenyap, hanya menyisakan cangkang kosong. 'Kristal hatinya' tertanam di ujung spiral, cukup dengan menyuntikkan sedikit tenaga magis oleh ahli sihir, maka ia bisa dioperasikan. Ujung spiral berputar untuk bergerak maju, mengarahkannya cukup dengan ahli sihir menggeser jari di atas 'kristal hati' itu! Kami kurcaci gurun adalah peta hidup bawah tanah, selama lokasi target sudah direkognisi sebelumnya, penyimpangan perahu pasir tak akan melebihi lima puluh yard. Jika benar-benar tersesat, bisa muncul ke permukaan untuk koreksi; tapi perahu pasir sangat sulit bergerak di tanah liat, hanya di pasir kuning bisa mempertahankan kecepatan 50-60 li per hari.”
“Kristal hati? Istilah ini seharusnya merujuk pada kristal sihir kan? Meishuai? Nama ini benar-benar menjijikkan.” Liu Zhenhan berkata dengan sinis: “Meishuai kalian memang cukup pintar, tapi mungkin dia laki-laki tak punya telur ya? Bagaimana bisa punya nama sejijik ini?”
Tampaknya seseorang lupa tentang satu hal - istilah kasar "tak punya telur" mungkin lebih cocok disematkan pada dirinya sendiri.
“Nanti kalau kau bertemu Meishuai kami, baru kau tahu hebatnya.” Wajah kurcaci gurun yang habis minum anggur kembali menampilkan sikap meremehkan khas ras kurcaci.
“Manusia kerdil, apa yang bisa kau banggakan?” Liu Zhenhan tersenyum sinis: “Sehebat apapun Meishuai kalian, tak bisa menyelamatkanmu. Menghancurkan air bersih di sini percuma, dua tiga ratus li dari sini masih ada oasis kecil, di sana juga ada air.”
“Sebelum kami bertindak, Hashimian Yabushan sudah menyuruh para penunggang burung nasar meracuni semua sumber air di oasis kecil sekitarnya.” Kurcaci gurun ini seperti memamerkan prestasinya: “Aku ingin lihat bagaimana pasukan puluhan ribu kalian mencari minum!”
“Itu bukan urusanmu, yang penting kami tak mati kehausan!” Liu Zhenhan memicingkan mata, menahan amarah melanjutkan pertanyaan: “Ceritakan tentang penyihir mayat hidup yang ikut kalian hari ini. Kapan dia bergabung dengan legiun kalian? Dia juga Bimon kami, kau tahu atau tidak?”
“Asal-usul Penyihir Besar Zandi tidak begitu kuketahui, aku hanya tahu dia baru bergabung dengan legiun pada musim semi tahun lalu. Konon katanya dia dianiaya oleh gereja di Benua Aigean kalian sampai tidak punya pilihan, akhirnya melarikan diri ke sini. Dia datang sendiri secara sukarela. Dengan adanya penyihir Aigean yang kuat bergabung, mana ada pasukan Mulan yang bodoh sampai menolaknya! Di sini kami tidak peduli mayat hidup atau bukan. Kekaisaran Mugalan juga punya 'Manusia Najis', sama seperti Penyihir Besar Zandi yang bertarung dengan mengendalikan mayat. Tapi kami orang Mulan tidak segudang peraturan seperti Benua Aigean kalian, 'Manusia Najis' di sini punya status terhormat.” Kurcaci gurun itu melirik tong anggur dengan tak sabar, terus mendesak Fatty Luo yang sedang menciduk minuman: “Cepatlah!”
“Jangan sok-sokan menyebut Mulan terus, kau bukan orang Mouran!” Liu Zhenhan naik pitam: “Lu cuma seorang kurcaci! Kok rasanya lu sudah lupa sama Dewa Kurcaci Moradin?”
“Kerukunan antar ras di Pasukan Unta Terbang bukanlah hal yang bisa dibayangkan orang barbar barat sepertimu. Jika kubilang Panglima Rundstedt kami bisa dianggap pria Suku Rubah versi kalian, percaya tidak?” Kurcaci gurun itu mengangkat bahu: “Dewa Kurcaci Moradin? Maaf, kepercayaan gurun kami berbeda dengan Aigean kalian, jangan disamakan.”
“Bangsat! Fox mau jadi panglima kalian? Memang khas kurcaci, selera humornya kaku kayak kontol!” Liu Zhenhan mengacungkan lentera delapan kepang hitam dan sarung tangan berjalin perak yang disita dari Orang Burung Nasar: “Ini apa? Kok bisa mengeluarkan kilat pelangi? Dan——kenapa kilat pelangi ini geraknya lambat tapi bisa belok-belok ngejar, sampai nggak bisa dihindari?”
Kurcaci bermuka bekas luka tampak enggan melanjutkan, tapi rekannya dari gurun yang sudah dihantui aroma anggur sampai hampir breakdown segera RAMAS bicara: "Aku tahu... ini 'Lampu Awan Suci' dan 'Sarung Tangan Wenna'!"
“Diam! Peigen! Kau mau membocorkan rahasia legiun?!” bentak kurcaci bermuka bekas luka.
“Lenabu, jangan sok suci. Bukannya kau juga sudah bocorin? Ah... habis minum anggur enak malah sok jago ngajari aku?” Kurcaci bernama Peigen membalas tak kalah garang: “Lagian orang-orang barbar barat sudah lihat Ksatria Burung Nasar. Wong Hashimian aja kalah, ngapain sembunyi-sembunyi?”
Kurcaci bermuka bekas luka tercekat, mulutnya terkunci rapat tak bisa membalas.
“Lanjutkan bicara, jangan pedulikan dia.” Liu Zhenhan melirik pria berparut itu: “Katakan padaku, apa sebenarnya lampu minyak dan sarung tangan ini? Semakin detail penjelasanmu, semakin banyak anggur kau dapat!”
“‘Lampu Awan Menyembah’ dan ‘Sarung Tangan Wenna’ ini diciptakan oleh Meishuai kami. Bahannya terbuat dari ‘Magnet Awan Menyembah’ langka dan ‘Perak Magnet Wenna’ dari Gurun Pasir Taklamakan. Karena gesekan antara dua logam magnet dengan muatan berlawanan akan menghasilkan rantai serangan badai magnet ion negatif yang kacau!” Kurcaci gurun Peigen berkata dengan bangga: “Jadi cukup gosok ‘Lampu Awan Menyembah’ dan ‘Sarung Tangan Wenna’ tiga kali, lampu akan memancarkan ‘Badai Magnet Pelangi’, bukan kilatan listrik warna-warni sepertimu bilang! ‘Badai Magnet Pelangi’ akan mengunci target yang ditunjuk lampu. Selama target memiliki medan magnet kehidupan, badai ini bisa melacak dan mengikuti. Kecepatannya menyesuaikan dengan gerakan medan magnet target. Begitu terkunci mustahil lolos, terkena badai magnet akan kacaukan medan magnet tubuh, menyebabkan kelumpuhan total.”
“Meishuai ini benar-benar luar biasa?” Liu Zhenhan tercengang: “Bagaimana dia bisa menciptakan semua ini? Jancuk! Pantas saja Lingkaran cahaya Divine Comedy tidak mempan! Ternyata ini bukan peralatan magis, serangannya bukan elemen sihir! Bukan kilat juga, ternyata badai magnet!”
“Senjata seperti ini pantas digunakan dalam pertempuran udara! Jika tubuhmu lumpuh total di langit, jatuh saja bisa membuatmu remuk!” Nedved duduk sambil menggelengkan kepala dengan senyum getir: "Ini mirip dengan busur panah penetrasi armor Kekaisaran Pompeii yang dipadukan racun pusing laba-laba wajah manusia. Panglima pasukan musuh ini benar-benar jenius!"
"Sialan, Pavel, jangan buru-buru! Nanti akan kubuatkan sesuatu untukmu!" Liu Zhenhan memutar matanya dengan sikap tak mau kalah.
"Apakah kita akan mengadopsi senjata ini?" Duncan dan A Du mendekati bos mereka dengan murah senyum. Hanya tersedia 160 set lentera dewa dan sarung tangan, sementara pasukan udara Feilengcui berjumlah 479 personel. Setelah dikurangi 27 prajurit kijang udara yang terluka dalam pertempuran melawan kurcaci gurun hari ini, plus 13 prajurit kijang yang jatuh dari tunggangan, jumlah pasukan udara tetap mencapai 465 - benar-benar situasi 'seperti serigala kelaparan'. Senjata udara sehebat ini pasti diminati semua orang!
"Kalian berdua tidak kebagian." Liu Zhenhan membuat muka lucu pada dua komandan pasukan udara itu: "Malam nanti setelah Kepala Suku Andulan datang, akan kusuruh pilih 160 pria perkasa dari kaum kupu-kupu dan jangkrik untuk menggunakan peralatan dua-set ini!"
“Pria perkasa?” Kedua kapten pasukan udara tertawa bersama: "Yuanfurui dan Skydancer bahkan tidak bisa memilih pria perkasa dengan tinggi lebih dari 1,6 meter. Meski punya sayap, terbang tinggi bukanlah keahlian mereka. Bos, apa Anda ingin mengirim mereka ke kematian?"
“Bego ya?” Liu Zhenhan mendengus: "Untuk apa mereka terbang tinggi? Aku ingin mereka semua naik ke punggung Chimera dan bertempur bersama kavaleri udara antelop kalian! Dengan dua lapis penghalang senjata ini, siapa yang bisa melawan kalian di langit!"
“Kavaleri udara magis berpasangan?” Mata Duncan berbinar: "Luar biasa! Aku selalu khawatir Chimera hanya punya tubuh besar tapi kekuatan magis lemah!"
“Sudah diputuskan begitu.” Liu Zhenhan memalingkan pandangannya ke wajah Pegun si kurcaci gurun: "Jangan berhenti, lanjutkan. Berapa total pasukan Legiun Unta Terbang? Ada berapa jenis pasukan? Jika tebakanku benar, pasukan perahu pasir kalian pasti termasuk unit khusus Legiun Unta Terbang. Jelaskan struktur unit khusus lainnya."
Mungkin pertanyaan ini terlalu vulgar, atau terlalu rahasia militer. Sebagai prajurit yang memiliki integritas tinggi, Pegun si kurcaci gurun menolak untuk menjawab lebih lanjut.
“Kurcaci gurun lainnya juga tetap diam, para kurcaci berkarakter keras ini jelas hanya ingin membocorkan rahasia pasukan yang pernah melakukan kontak dengan Bimon, sedangkan bagian lainnya, mereka secara serentak memilih untuk diam.”
“Braak!” Liu Zhenhan menendang tong anggur kayu oak hingga jatuh, minuman harum itu tumpah seperti air cucian tak berharga, membuat para kurcaci yang terikat di pohon kurma gurun meradang dan memaki-maki.
“Mau minum? Sakit hati? Kalau begitu bicaralah! Kalian pikir menyembunyikan dan menyelipkan informasi bisa berguna?” Liu Zhenhan berkata dengan nada mengancam: “Jangan lupa di antara kalian ada pengkhianat! Jika kalian diam, dia di sana sudah mengatakannya semua!”
Para kurcaci gurun bagai menjadi bisu dan buta, serentak menutup mulut dan memejamkan mata, bahkan enggan mengarahkan otak mereka ke tong anggur di tanah.
“Bukan aku yang bilang kalian Bodoh! Tidak bisakah kalian berbohong untuk menipuku? Tidak bisa menipu secangkir anggur?” Liu Zhenhan tertawa terkekeh: “Bangsat! Untungnya, aku berhasil mengorek sedikit informasi berguna. Sejujurnya, kurcaci yang tadi dibawa ke tepi danau itu bukan pengkhianat. Aku hanya memberinya dua pilihan: dilempar ke danau sampai tenggelam, atau makan enak lalu dipenggal kepalanya. Hasilnya dia memilih opsi kedua.”
Para kurcaci gurun tiba-tiba membuka mata mereka, terutama dua kurcaci yang telah diberitahu rahasia, wajah mereka langsung pucat seperti abu.
"Buang semua ke danau! Setidaknya mereka adalah pria tangguh, tidak ada gunanya mempermalukan mereka lagi." Liu Zhenhan menghela napas pelan.
Saat itu, matahari akhirnya terbenam. Sisa-sisa cahaya senja yang terpantul di garis cakrawala bagikan bercak darah perawan yang pertama.
"Haha, aku akan menikah lagi!" Liu Zhenhan kembali meneguk besar air dengan suara "gloops-gloops", disertai tawa licik.
※※※
『Ada yang bertanya: Mengapa dua angsa hadir, tapi manusia kelelawar masih bisa kabur?
Anda sepertinya lupa bahwa Nyanyian Pelarangan Langit tidak bisa dikeluarkan secara instan, tapi membutuhkan nyanyian sihir.
Ada juga yang bertanya: Bisakah sembuh? Obisilachi! Tentu saja bisa!』
BAB 300: Kerabat Feicheng
Pernikahan kali ini pasti akan sulit. Begitu Liu Zhenhan selesai menangani urusan kurcaci gurun dan baru kembali ke tenda untuk menyambut Kepala Suku Andulan dari Feilengcui, Jenderal Bolban dari Resimen Gabungan Cambridge langsung datang dengan wajah merah marah untuk meminta pertanggungjawaban.
Jenderal Bolban yang sedang sibuk mengatur logistik dan mencocokkan catatan, penasaran bertanya kepada Komandan Batalyon Elefen dari Resimen Toulun di sampingnya: Mengapa ada begitu banyak dekorasi di oasis?
Setelah mengetahui alasan sebenarnya dari mulut Komandan Batalyon Elefen, Komandan Resimen Burung Unta Jenderal Bolban hampir pingsan di tempat!
Sebagai pengikut turun-temurun Klan Angsa, jika membiarkan seorang Pigge menikahi Putri Terbang Smail di depan matanya sendiri, Komandan Resimen Bolban benar-benar tidak tahu harus menunjukkan muka seperti apa lagi di hadapan kepala keluarga Tuan Mourinho. Maka tanpa sempat meneguk air pun, ia segera menghentikan semua urusannya dan bergegas ke tenda komando untuk menuntut penjelasan tegas dari Shaman Divine Comedy yang keterlaluan dan tak tahu malu ini.
Jenderal Bolban sangat murka. Keluarga besar angsa dari Bordir tuan tanah ini memiliki aturan ketat tentang pernikahan campur ras, bahkan Tuan Mourinho sendiri pernah mengalami kerugian karenanya. Bagaimana mungkin seorang Pigge bisa begitu tak tahu malu!
Tapi tenda Shaman Divine Comedy bukanlah tempat yang bisa dimasuki sembarang orang. Baru sampai di pintu tenda, komandan resimen burung unta ini sudah dihadang oleh sekelompok pria perkasa antelop dengan wajah dingin.
"Minggir!" amarah Jenderal Bolban sudah mencapai titik didih. Ia mendorong kasar lengan berotot yang menghalanginya.
"Ini adalah istana sementara dari Istana Musim Panas Dewa Perang, Yang Mulia. Harap menjaga sikap." Prajurit Kijang Marion mendengus dingin, membuat cincin emas di hidungnya bergemerincing "braak-braak".
Prajurit Berbual yang memiliki tato karakter Han "Mo Niao Zhang" di betisnya ini adalah pasukan infanteri Feilengcui terbaik. Bicaranya penuh kesombongan, postur tubuhnya yang tinggi besar membuat sorot matanya terlihat merendahkan.
Empat pengawal Ostrit di belakang Jenderal Bolban yang biasa bertindak semena-mena langsung maju membuka jalan untuk atasan mereka. Namun para prajurit Kijang mengunci leher mereka dengan lengan dan memuntirnya ke atas. Empat wajah yang kesakitan segera berubah merah gelap, dipaksa berpose seperti astronom yang sedang memandang langit.
"Hamba rendah Minotaurus dari benua asing! Beraninya kalian menyentuhku, seorang bangsawan Bordir?" Jenderal Bolban murka. Ia mendorong prajurit Kijang yang menghalangi, lalu menunjuk para prajurit yang masih mengunci leher pengawalnya: "Kukatakan sekali saja! Lepaskan pengawalku!"
Prajurit Kijang Marion maju hendak bicara, tapi didorong hingga limbung oleh Jenderal Bolban.
Sebagai perwira perbatasan, seni bela diri Ostrit ini memang luar biasa. Tubuh Marion yang sekuat gunung terpental mundur dua langkah sebelum bisa stabil.
“Prajurit Kijang Marion dengan sedikit kejutan dan kemarahan, melanjutkan langkah besar ke depan, menghalangi posisi yang sebelumnya dia munduri, dada kekarnya hampir menyentuh hidung komandan resimen burung unta.”
Jenderal Bolban yang sedang murka mendorong sekali lagi dengan sekuat tenaga, tapi kali ini lawannya bahkan tidak goyah sedikit pun.
“Minotaur Bodoh!” Sebagai perwira penjaga perbatasan, temperamen Jenderal Bolban yang meledak-ledak jauh melebihi jenderal Bimon biasa. Melihat kekuatannya tak mampu menggeser prajurit sekuat ini, dia “swish” mengeluarkan pedang perang, ujung logam berkilauannya mengarah ke hidung Prajurit Kijang Marion sambil mengaum: “Aku beri waktu tiga detik untuk minggirmu!”
“Hahaha...” Sekelompok prajurit kijang yang berdiri di luar tenda tertawa terbahak-bahak tanpa tedeng aling-aling, Prajurit Kijang Marion adalah yang tertawa paling keras, hampir tak sengaja menggesekkan hidungnya ke mata pedang.
“Satu!”
“Dua!”
“Tiga!”
Jenderal Bolban dengan wajah dingin seperti air menyebut angka terakhir, kilatan kejam melintas di matanya. Saat ujung pedangnya bergetar hendak bergerak, teriakan keras terdengar dari dalam tenda: “Berhenti!”
"Ada apa?" Tirai mutiara di mulut tenda terangkat separuh, wajah besar muncul. Di wajah itu terdapat hidung besar yang mencolok, mengeluarkan aura jahat yang samar, namun berhasil diredam oleh senyum palsu yang sempurna.
"Dia terlalu lancang, seharusnya kalau mau bertemu bos, harus lapor dulu." Prajurit Kijang Marion menyilangkan tangan sambil tersenyum sinis: "Dia malah mau nekat masuk paksa!"
"Oh begitu..." Pengawal istana Rodman tersadar, malas-malasan melambaikan tangan ke prajurit kijang di sekelilingnya: "Kalian benar-benar tidak tahu diri, dia adalah Mayor Jenderal Anniko bintang tiga, komandan resimen terhormat! Minggir semua, buka jalan untuk Jenderal kita!"
"Untung kau cepat mengerti!" Jenderal Bolban dengan gaya menyarungkan pedangnya, melototi prajurit kijang di sekelilingnya. Beberapa pria perkasa Berbual yang sedang menjepit pengawal burung unta dengan lekukan tangan mereka melepaskan pegangan dengan enggan, meski terlihat bingung tetap membuka jalan.
Rodman memegang tirai mutiara sambil memberi isyarat "Silakan masuk" kepada Jenderal Bolban. Komandan resimen burung unta itu mendengus keras, membersihkan ujung lengan bajunya dengan gerakan dramatis, lalu masuk dengan kepala tegak.
Hanya dalam waktu sekejap, di dalam tenda terdengar suara "byur-byur" benturan tubuh. Empat pengawal pribadi beserta sang jenderal sendiri, total lima Ostrit menutupi wajah mereka dan berlari terhuyung-huyung keluar dari tenda, terlihat kacau seperti sedang dikejar gajah yang ingin menginjak mereka sampai mati.
"Jancuk! Mengira dirinya penting hanya karena mengikuti Murinio!" Fatty Luo dan O'Neill keluar dari tenda, menggemeretakkan ruas jari besar mereka hingga berbunyi "bipok-bipok", melemparkan tawa ejekan ke arah punggung lima Bordir yang sedang kabur.
Di dalam tenda.
"Richard, bukan maksudku sebagai orang tua ini ikut campur, tapi kau seharusnya tidak selalu mencari masalah tanpa alasan!" Kepala suku Andulan membuka celana dalam tuan tanah sambil memeriksa lukanya dari atas.
Guo Guo dan burung beo kecil berdiri di bahu Liu Zhenhan, menjulurkan leher mereka untuk melihat bersama.
Tirai mutiara di bagian dalam berdesir "kresek-kresek". Kapten Rossi dari Pasukan Tentara Bayaran Macan keluar bersama istri elf-nya Miya dan wakil kapten Tigerren Dikanio dari ruangan kecil yang dipisahkan oleh tirai. Ruangan terpisah itu adalah tempat formasi teleportasi sihir logam ajaib berada.
Elf Miya langsung menyusup ke belakang suaminya begitu melihat kondisi memalukan tuan tanah saat keluar dari pintu.
“Kau pikir aku mau begini? Tadi aku sudah beri perintah kan? Sekarang anak-anak ini semua bertindak sendiri!” Liu Zhenhan menyeringai ke Kepala suku Andulan, sudut matanya menangkap tiga pimpinan pasukan tentara bayaran. Ia mengangguk memberi salam lalu menunjuk kursi samping sebagai isyarat agar mereka duduk.
“Aku benar-benar tak mengerti!” Kepala suku Andulan menarik celananya ke atas, dengan hati-hati memutar benda di tangannya sambil melirik Liu Zhenhan. “Kenapa pemuda antelop yang baik hati itu, baru beberapa hari bersamamu, jadi berubah semua jadi bajingan sepertimu? Padahal tak ada yang mengajari!”
“Inilah jiwa pasukan, Yang Terhormat Kepala suku Andulan.” Kapten Rossi dari Pasukan Tentara Bayaran Macan duduk di bangku pendek sambil tersenyum. “Dalam satuan militer atau kelompok mana pun, karakter komandan akan menular ke prajuritnya. Semakin kuat kharisma seorang panglima, semakin jelas efeknya.”
“Rossi, kau kok jadi sok sastra mirip si Gendut O.” Liu Zhenhan tertawa terbahak. “Aku tak sepintar kau. Aku cuma tahu istilah 'Prajurit pengecut cuma satu, komandan pengecut bawa seluruh regu'.”
“Bahasa kasaran tapi maknanya tepat.” Kapten Rossi juga tertawa.
“Richard, duduk yang baik!” Kepala suku Andulan mungkin merasa ini terlalu tidak sopan, dengan cepat membantu Liu Zhenhan menyelipkan celananya, lalu berdiri tegak sambil berkata: “Lukamu tidak serius, ingat untuk banyak minum air. Kecepatan penyembuhan Mutiara Naga Giok tergantung pada kadar air dalam tubuhmu.”
“Bos... Apakah luka Anda tidak apa-apa?” Tigerren Dikanio bertanya dengan penuh perhatian.
“Tidak akan mati.” Liu Zhenhan menggelengkan kepala dengan canggung: “Memalukan kalian melihat kejadian ini, kapal terbalik di selokan! Ini pertama kalinya dalam hidupku mengalami kerugian sebesar ini! Tak kusangka akan dikhianati oleh seorang penyihir dengan busur panah silang tujuh bintang!”
“Bukankah di bawah komando Anda ada dua Shenjian Zheqin?” Tigerren Dikanio heran: “Secara logika seharusnya tidak mungkin! Mereka seharusnya bisa bereaksi cepat!”
“Lihat ini.” Liu Zhenhan mengangkat lengan kanannya, sebuah gelang berukiran hitam berputar perlahan dan sunyi di lengannya: “Inilah 'Gelang Tuan Tanah Kematian' yang dia persembahkan saat itu! Melihat benda ini, semua orang terpaku. Tak ada yang menyangka dia akan melakukan serangan tiba-tiba! Apalagi ternyata dia adalah manusia kelelawar dari klan Wallenpol yang memiliki dua belas bayangan! Seketika harus menghadapi dua belas target udara yang bergerak cepat di langit, Pavel dan Cui yang baru sadar dari keterkejutan masih bisa menjatuhkan sembilan dari mereka, itu sudah termasuk mukjizat.”
"Aneh! Mengapa manusia kelelawar muncul di pasukan Mulan Negeri Gurun? Apa hubungannya dengan keluarga Sherpa di Doluote?" Kepala suku Andulan merenung sejenak: "Aku agak bingung, alasan apa yang membuatnya tiba-tiba nekat menyerangmu? Bahkan mengeluarkan modal besar seperti ini? Ini adalah 'Gelang Tuan Tanah Kematian'! Selain keluarga Sherpa, sepertinya tidak ada manusia kelelawar lain yang bermusuhan denganmu, kan?"
"Tidak ada yang tahu." Liu Zhenhan tersenyum sinis: "Bagaimanapun keluarga Sherpa juga bukan pihak yang baik! Kira-kira 90% pasti ada hubungannya dengan mereka! Manusia kelelawar yang menyusup di dunia manusia pasti punya cara komunikasi khusus sesama mereka, aku tidak percaya keluarga Sherpa tidak mengenal manusia kelelawar yang menyerangku ini!"
"Kalau begitu lebih baik kita lepaskan semua tawanan perang manusia di Gunung Cukur! Biarkan mereka kembali ke negara manusia dan menyebarkan rahasia keluarga Sherpa, bereskan para vampir ini!" Kepala suku Andulan menggigit-gigit kumisnya karena marah: "Sungguh keterlaluan! Berani-beraninya melukaimu sampai seperti ini!"
“Hehe...” menggelengkan kepala sambil tertawa: “, lupakan saja. Lagipula aku sudah terkontaminasi , dan memiliki . Luka kecil seperti ini takkan sulit pulih. belum terang-terangan bermusuhan dengan kita. Jika budak-budak itu dilepas sekarang dan terjadi keributan, di tengah gurun ini aku tak bisa leluasa menghadapi mereka! Bersabarlah, kebenaran pasti terungkap pada waktunya.”
“Ngomong-ngomong, kenapa hanya kalian yang datang? Di mana lainnya? Malam ini aku menikah, harus mengundang semua minum anggur!” memandang aneh ke tiga pimpinan .
“Aduh! tidak ingatkan aku malah lupa!” menepuk pahanya keras-keras, “Mereka masih ada di ku! Aku segera keluar untuk mengeluarkan mereka!”
“Cepat! Cepat!” tertawa terbahak-bahak: “ itu berwatak keras. Jika dibuat menunggu, nanti dia keluar dan langsung memukuli orang!”
Beberapa buru-buru mengangkat beberapa bantal brokat, mempersiapkan tempat duduk yang mampu menahan berat badan luar biasa para .
Di luar tenda segera terdengar suara tawa berat yang penuh kekuatan, tirai tergulung dan masuklah para tetua Feilengcui secara berurutan — Tuan Jabar sang kepala pelayan penguin, tetua berwajah bayi dari Hobbit Setengah Manusia, tetua kaum jangkrik Bailey, tetua orang kupu-kupu Campos, tetua suku Mammoth Pogi, tetua kuda nil Pepino, serta tujuh tetua suku antelop. Yang terakhir masuk adalah ogre Karu dan keluarga tiga orang paman Xixi, Rehagel, membuat tenda yang luas ini tiba-tiba terasa agak sempit.
Penampilan Karu masih sama klasiknya, sangat mirip dengan Pangeran Richard yang dulu penuh semangat, tangannya masih memegang Telur Berhias Permata Kaisar Beast itu.
Liu Zhenhan melontarkan pandangan bertanya ke arah keluarga Rehagel, tiga Imam Senior Chickin itu tersenyum getir dengan sikap agak angkuh, tak mengucapkan sepatah kata pun.
Hal ini membuat hati tuan tanah langsung setengah dingin, ketiga Imam Senior Chickin itu jelas-jelas tidak berhasil merekrut peliharaan magis yang berkualitas.
Para tetua saling menyapa tuan tanah dengan cara yang berantakan, tetua kaum jangkrik dan orang kupu-kupu masih belum bisa meninggalkan kebiasaan kuno, selalu tak kuasa untuk langsung bersujud lima anggota badan ke tanah begitu bertemu tuan tanah.
"Sudah sudah! Semuanya tidak usah sungkan!" Liu Zhenhan segera berdiri menyambut dengan hangat: "Duduklah semua! Keluarga sendiri kalau terlalu sungkan jadi seperti orang luar!"
Belum selesai bicara, "Braak! Braak! Braak!" Dentuman keras berturut-turut, tujuh kepala suku antelop dan kepala suku Mammoth serta kepala suku kuda nil semua menghancurkan bantal brokat di bawah pantat mereka, terjatuh terlentang. Guo Guo dan burung beo langsung tertawa terpingkal-pingkal, jatuh dari bahu Liu Zhenhan ke meja rendah.
Karu yang baru saja mau duduk, langsung meluruskan pinggangnya, dengan cepat mengerti dan berdiri di belakang bos.
"Apa ini bantalannya?" Kepala suku kijang hutan Tang Jin langsung duduk bersila di lantai, wajahnya kesal.
Melihat bos melototi mereka, beberapa pengawal buru-buru melarikan diri. Mereka juga tidak menyangka bantal brokat ini cantik tapi rapuh.
"Bos! Saya dan tiga Kepala Suku Typhoon lainnya akan tetap berdiri di luar. Tenda ini terlalu pendek!" Suara besar Raksasa Typhoon Yankele terdengar dari luar tenda.
"Suruh Fatty Luo yang menjamu kalian!" Liu Zhenhan menggulung tangan membentuk bunga terompet, berteriak ke luar.
"Richard, ini pertama kalinya aku masuk ke cincin ruangmu, rasanya nyaman." Lao Boji tertawa terbahak-bahak, meniru para kepala suku berbadan besar lainnya dengan duduk bersila di lantai.
"Oh? Kepala suku Boji, bagaimana rasanya? Sampai sekarang, aku sendiri belum pernah masuk ke cincin ruang tujuh lapis emas!" Liu Zhenhan melambaikan tangan ke dua gurun Xixi yang berdiri di samping, memberi isyarat untuk menyajikan teh.
"Tak disangka! Di dalamnya ternyata ada hamparan rumput luas, langit biru, udara, juga Sampa yang baru terbit dan bintang-bintang. Hanya saja sekelilingnya dikelilingi kabut tebal yang samar. Kusentuh, kabut ini seperti tembok besi, sama sekali tak bisa ditembus. Sungguh ajaib!" Lao Boji menggeleng-gelengkan kepala penuh kekaguman.
BAB 301 KILATAN PEDANG PEMBUKA PERNIKAHAN
"Menurut Ruoerna, tujuh lapis emas menciptakan ruang alam. Ruang alam ini mungkin berupa Benua Aigean, atau lokasi tersembunyi di benua lain yang terkunci oleh cincin. Setelah terkunci, orang lain tak bisa masuk, dan kita yang masuk ke cincin ruang juga tak bisa menembus perisai ini kecuali cincinnya hancur." Liu Zhenhan tersenyum: "Dibandingkan ruang hibernasi biasa, keistimewaan tujuh lapis emas terletak di sini. Ia memanfaatkan produk alami dunia materi utama dengan cerdik, menciptakan ruang independen yang tertutup sendiri. Harus diakui, sihir memang sungguh menakjubkan!"
"Richard, pengetahunmu sepertinya semakin bertambah..." Kepala suku Andulan mengangkat alis dengan sedikit keheranan, menunjukkan ekspresi kagum pada Lao Liu.
"Prinsip ini sudah lama kupahami." Liu Zhenhan menjawab tanpa rendah hati: "Aku kan Pendeta Pencerahan Kebijaksanaan! Sayangku Kepala Suku Andulan, jangan selalu menganggapku sebagai preman kelas tiga dong?"
“Yang Mulia yang terhormat.” Tuan Jabbar, kepala pelayan penguin, menekankan gelar kehormatan sang tuan tanah dengan nada khusus, melirik para kepala suku Bimon yang sebelumnya menyebut nama asli sang tuan tanah, kemudian berkata: “Izinkan saya untuk sementara pamit, karena harus melakukan inspeksi persiapan pernikahan.”
“Maaf merepotkan kalian, jangan sungkan. Kepala rumah tanggaku memang terlalu kaku, sebenarnya dia orang yang jujur dan baik hati.” Liu Zhenhan tersenyum pada para kepala suku melihat suasana yang tiba-tiba canggung: “Jangan ragu, panggil saja aku Richard, aku suka kalian memanggilku begitu, lebih akrab! Sudah beberapa bulan kita tidak bertemu, bagaimana kabar di kampung?”
“Ah... tidak begitu baik!” Kepala suku kijang hutan Tang Jin menyesap secangkir teh susu mentega yang dituangkan oleh gadis Mulan, menghela napas: “Belakangan terlalu banyak masalah! Sekarang separuh Elf Jatuh sudah mengungsi ke permukaan, dalam dua tiga bulan lagi mungkin semua sudah keluar! Tapi siapa sangka, mereka malah mulai merampas sisa persediaan makanan dari manusia gua berbentuk rahang batu di bawah tanah lagi, hampir seperti penjarahan, tak menyisakan sebutir pun! Pasukan utama kita sudah dikerahkan semua ke gurun, Richard... Yang Mulia, menurutmu harus bagaimana?”
“Para Elf Jatuh ini datang ke permukaan tanpa baju, tidak punya ladang atau kandang, mereka sedang merencanakan masa depan! Dari pemahamanku, selama formasi teleportasi sihir Unsur Angin masih ada, mereka takkan pernah meninggalkan dunia bawah tanah, karena sana adalah lumbung pangan gratis mereka.” Liu Zhenhan mengusap pelipisnya dengan kesal: “Aku tidak sedang perang di gurun, dari dulu ingin membereskan mereka! Bangsat! Berani mencoba mengontrolku dengan 'Bloody Mary', mereka benar-benar mencari mati!”
“Lalu sekarang harus bagaimana? Apa kita hanya melihat manusia gua batu rahang ini ditindas?” Kepala suku Andulan mengedipkan mata hijau kacangnya, mendesah: “Andai saja aku tidak menyegel kekuatanku, yah... Sekarang setiap ada masalah di Feilengcui, aku merasa tak berdaya.”
“Saat ini berapa jumlah pasukan cadangan Pasukan Tentara Bayaran Macan di Kota Fei kita?” Liu Zhenhan menatap Kapten Rossi.
“Sudah mencapai empat ribu orang. Bos!” Kapten Rossi mengangguk hormat.
“Dari mana datangnya sebanyak ini?” Liu Zhenhan terkejut: “Aku ingat kalian hanya membawa empat ratus orang, ditambah dua ratus prajurit budak yang kuberikan, bagaimana bisa berkembang secepat ini? Dari mana sumber pasukanmu?”
“Keluarga penggembala Pigge sebanyak 1.500 yang dijanjikan oleh Tuan Rosenborg sang Gubernur Timur Laut tahun lalu untuk bermigrasi ke Feilengcui telah tiba bertahap, total mencapai puluhan ribu orang. Selain itu, suku Hobbit Setengah Manusia dari Pegunungan Bering juga baru saja bermigrasi ke sini, sekitar lima ratus orang. Saya juga menampung beberapa penggembala Bimon dan prajurit pengembara yang datang karena reputasi kita. Sekarang populasi gabungan Feilengcui dan Kota Xueli telah melebihi 25.000 orang.” Kepala suku Andulan menambahkan penjelasan: “Angka ini hanya menghitung tujuh suku antelop dan empat suku Raksasa Typhoon dari dunia bawah tanah, belum termasuk manusia gua dari Suku Stonejaw.”
“Begitu rupanya... Tak kusangka dalam beberapa bulan kepergianku, Feilengcui mengalami perubahan sebesar ini. Sungguh kerja keras para kepala suku.” Liu Zhenhan tersadar, tapi masih bertanya dengan bingung: “Bagaimana cara mengatur akomodasi untuk sebanyak ini orang?”
“Penggembala Pigge saya tempatkan di wilayah kekuasaan Gud di Kota Xueli yang berbatasan dengan pegunungan salju, padang rumputnya subur cocok untuk menggembala; Hobbit Setengah Manusia ditempatkan di dekat kota utama Feilengcui. Saat ini kami sedang membuka tungku pembakaran, belajar membuat bata tungku hijau seperti yang dulu Richard buat di Gunung Cukur, untuk membangun rumah di sekitar Feilengcui nantinya.” Kepala suku Andulan tersenyum menunjuk beberapa kepala suku antelop: “Beruntung ada tenaga kerja kasar kuat ini yang ditemani wanita-wanita Suku Berbual membantu, kalau tidak pembukaan tungku ini akan sangat merepotkan.”
“Membuat batu bata hijau？Haha, aku memang sudah lama ingin melakukannya tapi tak sempat. Benar, kalian bisa membuka tungku di Gunung Cukur, di sana mudah menebang kayu. Ada banyak tahanan perang manusia di sana, biarkan mereka melakukan pekerjaan kasar, jangan hanya menebang kayu setiap hari.” Liu Zhenhan mengangguk: “Tapi urusan ini harus dijaga kerahasiaannya, jangan sampai ditiru orang lain, terutama Elf Jatuh! Saat membangun dengan batu bata hijau, kalian bisa menggunakan sari biji bambu. Mintalah gambar arsitektur Menara Bela Diri dari Elf Moor, struktur benteng seperti itu sangat cocok untuk Feilengcui!”
“Para Dark Elf mengirimkan benih Pondok Tali Rotan, Yang Mulia. Bisakah kami menghemat sedikit Mata Air Kehidupan untuk nanti ketika Menara Bela Diri selesai dibangun, lalu membangun jembatan langit yang saling terhubung dengan pondok tali rotan di puncak menara? Bisakah kami menghias menara dengan Wisteria seribu daun sebagai dekorasi?” Kepala suku orang kupu-kupu Campos berdiri, membungkuk hormat kepada Liu Zhenhan sampaikan pertanyaan.
“Kepala suku, selera estetika orang kupu-kupu jauh lebih tinggi dariku, jadi silahkan Anda yang memutuskan! Hanya saja aku punya saran kecil, mengingat kalian orang kupu-kupu termasuk juga kaum jangkrik bisa terbang, jadi saat membangun menara benteng batu, sama sekali tidak perlu membuat pintu utama. Baru di ketinggian 10 meter ke atas dibuat jendela atau pintu pendek. Kalian cukup pastikan kekokohan menara! Menurutku ketebalan dinding minimal 1.5 meter baru cukup. Untuk menghadapi perang yang mungkin datang, kita harus menjadikan semua bangunan bersifat strategis!” Liu Zhenhan tiba-tiba terkekeh Kretak karena teringat menara meriam tentara penjajah.
“Kami akan melipatgandakan ketebalannya seperti saran Anda, tenang saja.” Kepala suku kaum jangkrik Bailey juga berdiri.
“Banyak orang mempermudah pekerjaan, terima kasih atas kerja keras dua kepala suku.” Liu Zhenhan tersenyum lebar, baru saja ingin berterima kasih tiba-tiba wajahnya berubah gelap. Ia menoleh ke Kapten Pasukan Tentara Bayaran Macan dengan tatapan curiga: “Tidak masuk akal, Rossi! Meski populasi Feilengcui sekarang bertambah beberapa kali lipat, sebagian besar ras di sini bukan ras-ras kuat yang terkenal di dunia. Prajurit-prajurit tangguh juga sudah kukerahkan semua. Dari mana kau merekrut begitu banyak anggota baru untuk pasukan bayaran ini?”
“Sebagian besar adalah penggembala Pigge, beberapa pasukan suku goblin tanah, dan pejuang pengembara Bimon yang tertarik bergabung. Selain itu...” Rossi melirik wajah bosnya, ragu-ragu melanjutkan.
“Masih ada siapa? Katakan!” Liu Zhenhan memicingkan matanya, nada suaranya menjadi dingin.
“Masih...” Kapten Rossi ragu-ragu.
“Apakah termasuk perempuan, orang tua, dan anak-anak dari ras Mammoth, Kuda Nil, serta Suku Kijang Hutan?” Liu Zhenhan bertanya sambil tersenyum sinis.
“Ada... tapi mereka yang minta bergabung sendiri. Saya pilih yang agak muda dan kuat, jumlahnya tak banyak!” Rossi buru-buru membela diri, “Bos! Ras-ras ini adalah pejuang terkuat di antara Bimon! Bahkan perempuan dan prajurit di bawah umur pasti 10 kali lebih gagah daripada penggembala Pigge terkuat! Sayang kalau tidak dimasukkan ke pasukan tentara bayaran...”
“Omong kosong!” Liu Zhenhan menghantam meja pendek di depannya dengan satu tamparan, membuat piring buah kaca langsung pecah berantakan.
“Bawa perempuan, orang tua, dan anak-anak ke pasukan tentara bayaran? Bego apa kau? Tugas perempuan seharusnya mengurus suami dan anak! Orang tua pantas menikmati masa tua! Anak-anak harus bermain dan belajar!” Liu Zhenhan marah sambil menunjuk hidung Rossi, “Ingat! Di wilayahku, tanggung jawab perang hanya untuk pria dewasa! Di masa sulit pun tak pernah kurekrut orang tua dan anak, kau malah melanggarnya! Siapa yang beri kau hak ini?”
Kapten Rossi berkeringat dingin, wajahnya memerah karena malu.
“Penatua kuda nil Pepino, tetua suku Mammoth Pogi, dan tujuh penatua antelop bersama-sama mencari jalan tengah, terus-menerus mengatakan ini adalah ide mereka sendiri. Tatapan tajam Liu Zhenhan membuat mereka diam secara sukarela.”
“Perjalanan panjang pembantaian dan status transendental Shaman Divine Comedy telah menjadikan tuan tanah saat ini, begitu bermuka masam, dipenuhi aura penguasa yang berwenang menentukan hidup mati. Sikap ini muncul secara alami di hati setiap warga Feilengcui, bukan berarti Liu Zhenhan telah berubah, namun lebih karena persepsi warga Feilengcui mengikuti perubahan duniawi.”
“Richard, jangan salahkan Rossi, dia juga bermaksud baik. Gudang persenjataan kita sudah cukup untuk mempersenjatai puluhan ribu prajurit. Kuda Raksa Berkaki Banyak itu juga kuda perang yang sudah matang, membiarkannya menganggur sungguh disayangkan.” Kepala suku Andulan batuk kecil, maju melerai: “Saat ini adalah masa genting, meski secara lahiriah tak ada yang terjadi, sebenarnya awan gelap telah menyelimuti sekitar Feilengcui. Kapan saja pertempuran bisa pecah. Jadi, mempopulerkan pengetahuan tempur lebih awal juga baik. Saya sudah memerintahkan Rossi untuk memisahkan prajurit Behemoth khusus ini sebagai unit tersendiri, hanya menjalankan tugas tanpa risiko. Jangan terlalu khawatir.”
“Kepala suku, aku tahu kau bicara jujur.” Status Kepala suku Andulan yang spesial membuat Liu Zhenhan menghela napas melihatnya turun tangan mendamaikan, kerutan di dahinya menyiratkan kepasrahan dan kesepian: “Tapi, kecuali sudah benar-benar darurat, jangan libatkan anak-anak, perempuan, lansia, dan ras Bimon yang lemah! Suruh dua bendahara Fox mempekerjakan lebih banyak guru untuk membuka sekolah desa, kita bisa bayar mahal! Pengetahuan literasi Bimon harus segera dipopulerkan, anak-anak tidak boleh hanya berlatih ilmu bela diri saja! Sama sekali tidak boleh!”
“Aku tahu, ini selalu kau tekankan.” Kepala suku Andulan mengangguk: “Dua bendahara Fox, satu sudah pergi ke Weisisipang menjual blewah dan bunga Wisteria, satunya lagi pergi ke Provinsi Barat Daya membeli Mutiara Api Danau dan aspal, tunggu mereka kembali, aku akan segera urus ini.”
“Baik!” Liu Zhenhan mengangguk, sorot matanya tiba-tiba memancarkan keganasan: “Tidak realistis bagi Elf Jatuh merampas persediaan lumut manusia gua, tapi sekarang kita harus membiarkan mereka! Untuk saat ini, Pasukan Tentara Bayaran Macan jangan buru-buru mencari harta karun di bawah tanah, kuda nightmare berkaki api itu tidak akan terbang menggunakan sayap. Rossi, jangan panik dulu. Kawanan rusa kutub dan banteng liar di padang gurun sudah mulai bermunculan. Kalian semua – termasuk seribu Goblin Darat dari Gunung Cukur – segera berburu! Feilengcui harus memberikan bantuan maksimal kepada manusia gua di bawah tanah. Seumur hidupku, aku tidak tahan melihat orang lain menganiaya bawahanku! Mengenai perhitungan dengan Elf Jatuh ini, biarkan dulu. Urusan ini akan kuselesaikan sepulangku dari gurun! Untuk sekarang, tugas kalian adalah bersatu dengan Kota Caiyu, mengepung gerombolan Elf Jatuh ini dari dua sisi membentuk formasi tanduk!”
“Tidak masalah, bos!” Kapten Rossi segera berdiri: “Saya jamin tidak akan mengecewakan Anda lagi!”
“Tuan Richard, kami Setengah Manusia memiliki bakat luar biasa dalam mengenali berbagai sayuran liar yang bisa dimakan. Biarkan saya mengirim sekelompok pemuda ke dunia bawah tanah untuk mencari sayuran! Sekarang musim migrasi ikan di Sungai Sanggan juga tiba, Yang Mulia bisa memerintahkan para lansia dan wanita dari suku kuda nil untuk menangkap ikan salmon dalam jumlah besar. Lagipula kita punya cincin ruang, sedangkan orang kupu-kupu dan kaum jangkrik bisa terbang untuk distribusi cepat. Mari kita semua bersatu membantu manusia gua melewati bencana kelaparan ini.” Tetua Hobbit Setengah Manusia berwajah bayi itu menyela sambil tersenyum: “Untung sekarang musim semi-panas, kalau musim dingin tanpa migrasi ikan dan kawanan hewan, saya benar-benar tak bisa membantu.”
“Benar! Bagaimana bisa saya lupa keahlian Hobbit Setengah Manusia ini!” Liu Zhenhan menepuk dahinya gembira: “Terima kasih banyak, Kepala Suku, Anda benar-benar sangat membantu!”
“Yang Mulia, saya akan mengirim para wanita dan lansia kuat yang dipersenjatai lengkap ke Sungai Gibraltar bawah tanah untuk memeras putri duyung Kou Tao! Biarkan makhluk jelek itu membantu menangkap ikan di sungai bawah tanah. Seperti kata O'Neill, ‘kutu ikan sungai bawah tanah’ rasanya cukup enak.” Tetua Kuda Nil Pepino berdiri sambil melambaikan tangan penuh semangat: “Jika Elf Jatuh membersihkan manusia gua, maka kami penyair kuda nil akan membersihkan putri duyung! Siapa suruh suku air Bimon kita tak tertandingi di dunia ini!”
"Benar-benar memiliki orang tua di rumah bagai memiliki harta!" Liu Zhenhan berkata dengan penuh perasaan: "Aku sungguh beruntung!"
"Dua kesatuan suku air di bawah Murinio juga telah bermigrasi dari Provinsi Barat Daya menyusuri Sungai Sanggan, sekarang berada 300 li di hilir kita. Ayo sewa tenaga kerja dari mereka! Mereka adalah manusia katak lembu dan manusia kura-kura berparuh buaya, termasuk Bimon Suku Air yang tangguh!" Kepala suku Andulan juga menyeringai nakal di samping: "Serahkan pada Tuan Jabar si manajer penguin untuk urusan ini. Gaya beliau cukup meyakinkan, selama dia yang turun tangan, pasti ada tenaga yang bisa disewa."
“Benar! Lakukan saja begitu! Lagipula sebelumnya kan pernah mempekerjakan Medusa! Oh iya, hampir lupa, sekarang aku adalah Shaman Divine Comedy dari Istana Musim Panas Dewa Perang yang punya wewenang mengangkat Ksatria Istana Musim Panas! Mulai hari ini, O'Neill diangkat sebagai Ksatria Sanggan! Kepala suku Pepino, segera keluarkan maklumat atas nama si Gendut O untuk merekrut semua suku kuda nil pengembara di sekitar Sungai Sanggan. Di wilayah Sungai Sanggan, jumlah penyair kuda nil pengembara setidaknya mencapai dua hingga tiga ribu orang! Meski hanya merekrut seperempatnya, itu sudah merupakan hasil besar! Dengan begitu, pasukan nelayan sudah cukup!” Liu Zhenhan bersiul puas: “Kenapa aku baru ingat sekarang! Kepala suku Andulan, Anda juga bisa memanfaatkan status Nedved sebagai 'Pemburu Bayangan' untuk merekrut pemanah ulung dari suku Haus! Pemanah kita masih terlalu sedikit! Tapi Feilengcui bukan penginapan umum! Aku hanya mau pemanah ulung! Minimal harus Pemanah Bintang Emas! Dengan busur paduan dari merkuri Quarkdor dunia bawah tanah, pasti mereka tergoda! Oh ya, Kepala suku Pepino, suruh putri duyung Kou Tao mencari lokasi lain di sungai bawah tanah yang ada 'Katak Emas Tiga Kaki', begitu aku kembali dari gurun, segera perintahkan Nedved menggunakan 'Seni Penilaian Kuda' untuk menjinakkan semuanya! Haha, kuda ribuan li kodok!”
"Penembak jitu Hao yang handal semua sedang bertugas di militer, mana mungkin mudah direkrut." Kepala suku Andulan melirik Liu Zhenhan, "'Katak Emas Tiga Kaki' toh juga termasuk Monster Tingkat Tinggi, mungkin jumlahnya tidak banyak. Nedved itu Hao kuda berdarah, bukan Hao penghuni sungai, dia sama sekali tidak bisa menyelam. Meski kita temukan 'Katak Emas Tiga Kaki', belum tentu mudah ditaklukkan kan?"
Liu Zhenhan baru hendak bicara, tiba-tiba keriuhan terdengar dari luar tenda. Seolah-olah sekelompok orang hendak berkelahi, suara gaduh dan derap langkah membuat karpet dalam tenda bergetar hebat.
Rodman buru-buru menerobos masuk dari luar tenda, tirai mutiara di belakangnya bergemerincing keras. Begitu masuk langsung berteriak dengan suara parau: "Bos! Jenderal Bolban dari Resimen Cambridge bawa pasukan ke sini dengan pedang terhunus dan panah terpasang! Kita serang atau tidak?"
"Siapa? Bangsat! Biar aku tebas kepalanya!" Karu yang berdiri di belakang tuan tanah langsung geram, menggulung lengan bajunya sambil mengumpat dan mencari senjata.
“Lihat perbuatan kalian tadi! Sekarang mereka balas dendam, kan?” Liu Zhenhan menghantam meja pendek di depannya dengan amarah, membuat Guo Guo dan burung beo yang sedang bermain di atasnya terpental ke udara: “Pergi! Panggil Jenderal Bolban ke sini! Berani minta maaf tidak? Kalau masih punya muka, minta maaflah! Lagian kamu baru saja memukuli mereka!”
Karu langsung diam membeku bagai gunung bersalju.
“Aku tidak bisa! Biar si Gendut O yang minta maaf!” Fatty Luo menggeliatkan pantatnya lalu kabur keluar tenda.
Tak lama kemudian, Jenderal Bolban dengan muka babak belur dan wajah geram memasuki tenda bersama dua putri muda Gorini dan Gormeth, menatap penuh kebencian ke arah Shaman Divine Comedy.
Bab 302: Titik Balik
“Apa maksud kalian? Ingin kirim pasukan untuk membunuhku?” Liu Zhenhan memandang dingin ketiga Bimon dari ras Bordir itu, lalu menghantam meja hingga berkeping-keping dengan suara “Pong”!
Wajah Shaman Divine Comedy memerah oleh amarah yang meluap. Sorot matanya bagai serigala di padang gurun malam, memancarkan kilau mengerikan yang menusuk tulang.
“Gormeth tidak bisa menahan diri mundur ketakutan, Gorini menyeringai dingin——Setelah melepaskan senyum ceria, dia dan kakaknya Gatanie benar-benar identik, tak bisa dibedakan secara fisik.”
Komandan resimen Bolban sama sekali tidak terpengaruh oleh sikap Liu Zhenhan, mendengus keras melalui hidungnya.
“Paduka Richard, tahukah betapa bodohnya Anda ini?” Jenderal Bolban menatap Liu Zhenhan dengan pandangan merendahkan yang tak terbantahkan, menggeretakkan giginya: “Anda berani berniat meminang Putri Terbang angsa paling suci dari ras Bordir kami? Siapa Anda ini? Atau mungkin Anda mengira gelar Shaman Divine Comedy Anda begitu mulia?”
“Kurang ajar!” Beberapa kepala suku Feilengcui yang tempramental hampir saja melakukan Amuk Mandiri karena amarah, melompat bagai pegas dari tanah dengan telapak tangan lebar terkembang, siap mencekik mati si Bimon Burung yang sombong ini——Para kepala suku Bimon dari ras-ras kuat, semuanya adalah ahli bela diri legendaris yang dengan mudah bisa menghancurkan makhluk ini. Lao Boji dari suku Mammoth bahkan pernah mengalahkan Yang Mulia Grak Sal, raja Bimon yang sedang berkuasa.
“Berhenti!” Teriakan Liu Zhenhan menghentikan tindakan impulsif para kepala suku Feilengcui. Jenderal Bolban sudah menghunus pedang militernya, Liu Zhenhan tak ingin menyaksikan aksi merebut pedang dengan tangan kosang saat ini.
“Jenderal Bolban! Meskipun Shaman Divine Comedy secara tradisional dijabat oleh pendeta rendah, setidaknya Anda harus menjaga sedikit rasa hormat kepada sang Dewa Perang, bukan?” Kepala suku Andulan mengamati ketiga anggota Bordir yang sedang menggerutu, lalu memandang ke arah komandan resimen burung unta.
“Rasa hormat harus diraih dengan membuat orang sungguh-sungguh kagum! Bukan dengan memaksakan otoritas!” Gorini menyeringai dingin.
“Apakah kamu Gatanie? Atau...” Kepala suku Andulan tampak ragu, menatap Liu Zhenhan dengan curiga.
Ekspresi dingin Gorini yang seperti es tak mau mencair benar-benar mirip dengan kakaknya, sulit dibedakan.
“Saya Gorini! Tuan tanah Klan Angsa, putri Imam Utama jubah emas Kerajaan Hosea Murinio!” Mendengar pertanyaan Kepala suku Andulan, si cantik angsa sama sekali tidak membutuhkan perkenalan dari Liu Zhenhan.
“Gorini, jangan buru-buru melempar tuduhan. Coba jelaskan, di mana tindakan otoriter saya?” Liu Zhenhan tertawa getir.
"Ada apa dengan cara memaksa pernikahan seenaknya seperti ini? Hari ini kau sengaja memanfaatkan kondisi kakak yang tidak stabil untuk memaksakan pernikahan! Memanfaatkan rasa iba kakak karena lukamu untuk memeras! Jangan pikir aku tidak tahu! Kukatakan padamu! Jika kau benar-benar menikahi kakak, hidupnya akan hancur! Suku Smyer kami juga akan mendapat malu! Pernikahan campur ras mustahil bagi kami bangsa Angsa! Kau pasti tahu ini!" Gagasan Gatanie tersendat, air mata mengalir deras di wajah sucinya yang cantik: "Kau sedang menghancurkan kakak! Bajingan! Dulu aku bahkan membantumu menyamar dengan lingkaran cahaya Divine Comedy menggunakan sihir cahaya suci untuk pemilihan Santo Perempuan! Ternyata kau sama sekali tidak tulus mencintai kakak, hanya ingin menguasainya!"
"Jangan menangis." Ekspresi Liu Zhenhan mengeras seperti granit, tidak tergoyahkan oleh tangisan si cantik angsa: "Gatanie, aku sangat berterima kasih atas bantuanmu dulu. Tapi jujur kukatakan, jika hari ini tidak kurebut kesempatan ini, mungkin tak akan ada lagi kesempatan kedua seumur hidup! Aku tidak mau melihat Gatanie dan aku terus menderita! Aku tidak sebaik filsuf cinta platonik Bolanatu itu! Aku juga beritahu - bagiku, setelah mendapatkan hati sang kekasih, tubuhnya pun harus kudapatkan!"
"Bajingan!" Gatanie menggigil marah: "Aku... aku... dulu mengira kau Bimon yang baik... sekarang baru tahu betapa mesumnya dirimu..."
“Putri Terbang! Tak perlu banyak bicara dengan Pigge hina seperti ini! Di luar ada 1.200 prajuritku, aku ingin lihat apa yang bisa dilakukannya! Menyangkut reputasi seluruh Suku Bordir, bahkan dengan mempertaruhkan nyawa, aku akan hentikan kelakuan tak tahu malu bajingan ini!” Komandan Resimen Bolban mengayunkan pedang perangnya dengan amarah, membuat keributan.
“Aku benar-benar tak mengerti.” Liu Zhenhan menggelengkan kepala sambil tertawa: “Urusanku dengan Gatanie adalah masalah kami berdua, kenapa ada orang tak tahu malu seperti kalian yang ikut campur? Masih satu per satu pura-pura merasa tersinggung! Kalian pikir kalian siapa? Reputasi Suku Bordir? Aku reputasi tai B ibumu! Pergi!”
“Aku bunuh kau!” Jenderal Bolban mata memerah, menghunus pedang hendak menerjang Liu Zhenhan. Tapi dihadang pedang yang lebih panjang, sementara dua kapak perang dan dua anak panah berbulu sudah mengarah padanya.
“Idiot! Pantas Suku Bordir hanya menyisakan dua keturunan.” Liu Zhenhan duduk santai di bangku, berkata dengan nada mengejek pada sang Jenderal Burung Unta: “Yang Mulia Jenderal, masih mau bawa pedang besar sendiri? Dewata Perang di atas! Ini benar-benar lucu! Si miskin papa sepertimu mau lawan aku? Berapa nyawa yang kau punya? Kau pikir diri sendiri Suku Garfield punya sembilan nyawa? Jancuk!”
“Paduka Liu Zhenhan! Aku ingin duel yang adil denganmu!” Gormeth berdiri dengan penuh kesombongan, melindungi kakak perempuannya yang gemetar marah di belakangnya.
“Bocah kecil! Apa kau ingin dijitak?” O'Neill menggeram rendah.
“Aku tahu tak bisa mengalahkanmu, tapi aku takkan mundur! Aku akan membela kehormatan mulia Klan Smail!” Gormeth mengepal tangan, menatap tajam Liu Zhenhan seperti pria sejati tanpa rasa takut.
“Kemuliaan? Kehormatan? Banyak kejahatan bersembunyi di balik nama itu.” Liu Zhenhan mulai kesal: “Gormeth, kesabaranku terbatas! Jangan terus memprovokasiku! Kukatakan terakhir kali, hubunganku dengan kakakmu atas dasar saling suka, tak ada hubungannya dengan kalian, termasuk ayahmu Murinio!”
“Jangan senang dulu, ayah akan segera tiba!” Gorini melototi Liu Zhenhan.
“Jangan mengancamku dengannya! Sudah kuketahui gelang komunikasi kalian bisa menghubunginya langsung!” Liu Zhenhan tersenyum sinis: “Tapi Gorini, kau lupa satu hal. Dari perbatasan barat daya ke Gurun Pasir Taklamakan, delapan ribu li jaraknya. Phoenix api ayahmu secepat apapun takkan sampai besok! Sedangkan aku... cuma butuh satu malam ini saja.”
“Apakah kamu tidak punya rasa malu sama sekali? Tidak kah kamu merasa menikahi kakak perempuan adalah sebuah penghinaan? Bagaimana mungkin seorang Pigge menikahi Smail? Kamu harus tahu pandangan keras Bimon terhadap pernikahan campur ras! Sebagai orang yang paling mencintainya, tidak bisakah kamu berkorban demi kebahagiaan seumur hidup kakakku?” Golanii menatap Liu Zhenhan dengan mata berkaca-kaca, hampir merintih dalam kesedihan: “Yang Mulia yang baik, Anda tidak bisa langsung seperti ini. Anda akan seperti api unggun yang membakar kakakku dan diri Anda sendiri menjadi abu! Anda sama sekali tidak seharusnya membeberkan hal ini di depan umum... Oh... Jika Anda benar-benar utusan Dewa Perang, kumohon, tinggalkanlah...”
Liu Zhenhan menyeringai sinis, bahkan malas menanggapi Golanii.
Penghinaan, rasa malu, dan pandangan duniawi baginya adalah omong kosong belaka. Terbiasa berkuasa di Feilengcui, dia tidak merasa ada yang salah – apalagi hubungannya dengan Gatanie sekarang adalah cinta bebas. Karena alasannya sah, jika tidak memperjuangkannya, dalam hati dia akan menganggap dirinya takut pada Murinio. Ini sama sekali tidak bisa ditoleransi. Kebanggaan diri tidak mengizinkan adanya rasa pengecut, siapapun lawannya.
"Faktanya, ketidaksadaran Lao Liu tidak berarti tidak memiliki rasa takut yang tersembunyi dalam, hanya saja dia sendiri tidak mau mengakuinya. Begitu juga dengan Murinio, di tengah saling mengagumi sebagai pahlawan, mereka juga saling merasa takut."
"Richard! Kamu harus mempertimbangkan matang-matang konsekuensi yang akan kamu hadapi setelah kedatangan Murinio," Kepala suku Andulan mengingatkan Liu Zhenhan dengan tenang: "Konsekuensi ini wajib dipertimbangkan!"
"Asal sudah menikah, apa lagi yang bisa dia lakukan?" Liu Zhenhan justru optimis: "Bahkan jika dia membunuhku dan Gatanie, apakah reputasi Klan Angsa bisa dipulihkan? Haha... Banyak mata yang melihat ini, desas-desus publik tak terbendung!"
"Itu pun kalau kamu bisa melakukannya!" Komandan Resimen Bolban berteriak dengan suara parau. Impulsifnya disalahpahami Rodman yang langsung membalikkan pisau dan menghantam bagian belakang kepalanya hingga terjatuh lemas.
"Kalian berdua lebih baik jangan memaksaku melakukan hal ekstrem! Begitu pemberontakan meletus di luar, aku jamin akan membunuh tanpa ragu!" Sorot mata Liu Zhenhan menggetarkan saat menatap dua angsa kecil itu: "Jangan coba-coba menantang seorang Pendeta yang memiliki Monster Tingkat Super! Aku tidak ingin memasukkan arquebus Guli ke dahimu dan menarik pelatuknya!"
Dua angsa kecil itu diam seribu bahasa, pandangan mereka keras kepala.
“Biarkan Jenderal Bolban di sini, jika putra Tuan Mourinho berani bertindak sembarangan, Fatty Luo, kamu harus membunuh sandera ini!” Liu Zhenhan menunjuk licik ke arah komandan resimen burung unta yang tergeletak di tanah, lalu mengedipkan mata pada kedua angsa kecil: “Sebenarnya kalian tidak seharusnya masuk untuk bernegosiasi, jika aku jadi kalian, sudah lama langsung bertindak.”
Gorini dan Gormeth memandang Liu Zhenhan dengan tatapan kompleks, lalu berbalik pergi tanpa sepatah kata.
“Richard, kamu tidak perhatikan? Gatanie ternyata tidak muncul.” Kepala suku Andulan bertanya heran: “Menurut sifat Gatanie, seharusnya dia muncul untuk meredakan ketegangan ini!”
“Sebenarnya lebih baik dia tidak muncul, kalau muncul malah canggung.” Liu Zhenhan menyunggingkan senyum kaku pada Kepala Suku Daikui: “Kepala suku, kamu juga tahu karakter Gatanie, selama dia sudah berjanji padaku, pasti tidak akan mengingkari, bangsat...”
“...Aku merasa seperti sedang bermain api dan menunggang harimau yang sulit dituruni.” Kalimat kedua Liu Zhenhan langsung mengungkapkan kegelisahannya saat ini.
“Takut pada Murinio ya? Aku tahu, kamu selalu takut padanya!” Kepala suku menggunakan metode provokasi.
“Jancuk!” Wajah Liu Zhenhan langsung berubah gelap: “Hati-hati itu benar, tapi kalau takut? Hmph...”
“Sekarang aku berdoa agar Murinio menjadi ayah yang baik, mungkin itu bisa memberi sedikit kesempatan bagimu untuk bertahan hidup.” Kepala suku Andulan terus memprovokasi tuan tanah.
“Kalau benar-benar berkelahi mati-matian, aku sama sekali tidak akan menahan diri.” Liu Zhenhan tiba-tiba menghela nafas: “Orang seperti Murinio, harus dituntaskan sekali pukul. Jika tidak, akan jadi masalah tak berujung. Tapi kalau begitu, berarti karirku di Kerajaan Bimeng sudah tamat. Jika dia yang membunuhku, nasibnya juga sama.”
“Ngibul.” Kepala suku Andulan bergumam pelan.
“Sekarang akan kuutarakan wasiatku.” Liu Zhenhan tersenyum cerah, matinya menyapu para kepala suku Bimon yang terpaku: “Jika aku benar-benar tiada, Feilengcui tidak boleh kacau. Semua harus tetap mengikuti kepemimpinan Kepala suku Andulan. Setelah beberapa nyonya bos kembali, kalian bisa berdiskusi dengan Ning Yu untuk urusan pemerintahan.”
Kepala suku Andulan membeku, para kepala suku Bimon saling pandang, para pengawal istana tertegun, Guo Guo mengusap perutnya sementara burung beo kecil tertawa tanpa beban.
“Ingat! Feilengcui menerapkan strategi pasukan elit, mengirim prajurit yang belum matang ke medan perang sama saja bunuh diri! Kami menolak prajurit non-profesional!” Liu Zhenhan berkata dengan sedih: “Dalam pertempuran hari ini, 27 prajurit Kijang terluka lagi, aduh... Mereka tidak boleh terus menggunakan zirah rotan! Mulai besok, tugas pembuatan Gao Cen di pabrik senjata diserahkan ke pandai besi Typhoon, para tukang besi kurcaci harus segera kerja lembur untuk memproduksi baju zirah kavaleri udara dan zirah berat! Setelah dipikir, zirah ini harus diberi lubang dan diisi bubuk magnetik suspensi! Tanpa kemampuan pengurangan berat melalui sihir, kita harus menggunakan pengurangan berat secara fisik. Zirah yang terlalu berat sangat merepotkan!”
“Tanpa bergantung pada formasi magis, hanya mengandalkan lubang dan bubuk magnetik suspensi, tugas ini terlalu sulit! Siapa yang bisa menanganinya? Selain pandai besi Typhoon, siapa lagi yang punya kemampuan membuat lubang dengan api terkonsentrasi pada zirah baja? Siapa yang punya kemampuan pengelasan penutupan?” Kepala suku Andulan terdiam lama, baru kemudian membuat gerakan tangan putus asa dan perlahan berkata: “Beban tugas pabrik senjata sudah begitu berat, bagaimana tega membuat permintaan yang terlalu teliti seperti ini?”
“Sebenarnya awalnya aku tidak punya cara, tapi tiba-tiba sekarang muncul ide bagus!” Liu Zhenhan terkekeh: “Hari ini kan aku baru dapat 20 kapal pasir siput raksasa? Itu semua adalah siput ajaib prasejarah! Bawa semuanya kembali, suruh pandai besi membungkus bagian runcing siput dengan jarum bor. Bukankah di Feilengcui masih ada penyihir Elf? Suruh dia memasukkan kekuatan magis ke dalam kristal sihir di dalam siput, nanti bagian runcing akan memutar jarum bor dengan kencang. Tinggal arahkan ke lapisan dalam zirah lalu lubangi. Untuk penutupnya, ngapain harus las? Tempel pakai amber damar kan sudah selesai? Hasilnya tidak kalah rapat dari las!”
“Ide bagus! Di pabrik senjata masih tersisa sedikit Adamantium sisa pemotongan dari boneka magis Pompeii 'Edward Scissorhands', juga banyak Mithril dari zirah Pelat Perak yang sudah rusak. Meski jumlahnya tidak banyak, tapi cukup untuk membuat beberapa jarum bor super tajam! Dengan dua bahan ini plus siput raksasa, kita tidak perlu repot melubangi! Sangat praktis!” Kepala suku Andulan menepuk pahanya: “Richard, kau memang jenius! Bayangan saja bisa memikirkan trik ini! Dengan mesin bor siput raksasa ini, bahkan Raksasa Typhoon pun tidak bisa menyaingi kecepatannya!”
"Jangan buru-buru memujiku, Kepala Suku." Liu Zhenhan melambaikan tangan: "Menghancurkan 'matahari bawah tanah' menjadi bubuk magnetik yang melayang itu lebih sulit! Benda itu melayang di udara, bahan bakunya susah diambil. Lagipula 'matahari bawah tanah' adalah satu-satunya sumber pencahayaan di dunia bawah tanah, sebisa mungkin jangan digunakan. Tolong perintahkan untuk memilih batu magnet yang melayang lebih rendah dan tidak ada burung emas yang bertengger, lalu gunakan mesin bor untuk membuat lubang di bagian belakang baju zirah untuk pengisian. Asal baju baja berat jadi ringan, siapa pun yang melawan kita pasti akan menderita kerugian besar!"
"Aku akan tambahkan struktur cadangan di pabrik senjata, tidak masalah!" Kepala suku Andulan menepuk dadanya hingga berbunyi "pong pong".
Tiga penanggung jawab Pasukan Tentara Bayaran Macan di samping itu memandangi Liu Zhenhan dengan tatapan penuh harap, ingin mengajukan permintaan tapi takut berbicara.
"Aku tahu kalian ingin berkata apa." Liu Zhenhan melihat tiga petanggung jawab cadangan Feilengcui ini: "Pergilah sendiri menemui Elf Moor yang sudah menetap di hutan pinus, atas namaku, ambil daging binatang buruan yang diawetkan untuk memesan baju zirah. Setelah baju zirah dibeli, akan kuminta Kepala Suku mengatur pengurangan berat secara fisik untuk kalian."
"Terima kasih bos."
“Jangan sungkan! Sekarang belum saatnya cari uang. Setelah urusan kita selesai, bahkan jika aku mati, Kepala suku Andulan dan nyonya bos pasti akan menjadikan kalian pasukan tentara bayaran paling terkenal di benua ini!” Liu Zhenhan berkata dengan sedikit kesal: “Tapi yang ingin kukatakan, lihatlah kualitas pasukan kalian! Minimal harus kuat baru layak. Apa pasukan terbaik di benua masih campur perempuan dan orang tua?”
“Bos benar.” Kapten Rossi tersenyum kecut: “Kami akan lebih perhatikan ke depannya.”
“Di padang gurun banyak perampok. Mereka juga malang. Orang yang terjepit pasti nekat, terpaksa hidup itu menyedihkan. Kita tak boleh merampas hak hidup mereka. Contohnya dulu Goblin tanah Gunung Cukur! Kalian bisa sebanyak mungkin rekrut mereka! Tentu dengan disiplin ketat. Yang bandel tetap harus dihukum mati!” Liu Zhenhan terkekeh sendiri: “Jancuk! Kalian juga bisa menyuap perampok untuk ganggu Elf Jatuh!”
“Agak sulit. Perampok padang gurun sudah liar sejak lama.” Kapten Rossi mengernyit: “Tapi menyuap mereka untuk serang Elf Jatuh, itu mungkin.”
“Cuma saran. Silakan pertimbangkan sendiri.” Liu Zhenhan tersenyum ramah: “Pasukan tetap di bawah kendalimu. Ini tak akan berubah, bahkan jika aku mati.”
"Kapten Rossi tidak berbicara lagi, terlihat jelas bahwa dia agak tersentuh oleh tuan tanah. Sejumlah besar kepala suku Bimon ingin berbicara, mulut mereka terbuka lama namun tak satu pun kata yang keluar."
"Ngomong-ngomong, apakah Gubernur Timur Laut Rosenberg sudah menyerahkan seluruh wanita dan anak-anak dari Suku Deer Musk A Du ke Feilengcui kita?" Liu Zhenhan tiba-tiba teringat hal ini dan segera bertanya pada Kepala suku Andulan.
"Belum. Saat ini Feilengcui hanya memiliki sekitar seribu budak domestik dari Suku Deer Musk yang ditebus dari Suku Bier. Selain itu, melalui hubungan Bairen Robby, kami juga menebus sekitar seratus perempuan Orang Ao." Kepala suku Andulan menggelengkan kepala.
"Bangsat! Gubernur itu mungkin sudah bosan hidup!" Liu Zhenhan menggeretakkan gigi: "Kepala suku, suratilah Dawi'an Cui Beixi dari Kuil Timur Laut. Minta dia mewakili kita dengan kata-kata keras! Katakan jika tidak, kita akan mengirim pasukan untuk RAMAS! Ini bukan main-main! Sekalipun aku mati, kau harus laksanakan ini!"
"Jangan lagi bicara tentang hidup-mati! Apakah Murinio benar sehebat itu? Kenapa aku tidak melihatnya?" Kepala suku Andulan marah. Dia sudah menyadari bahwa pemuda ini benar-benar sedang menyusun surat wasiat.
"Ini antisipasi! Kali ini antara aku dan Murinio, pasti ada yang tumbang!" Liu Zhenhan tetap santai: "Di perut Tanya sudah ada anakku. Jika aku benar-benar sial, tolong besarkan dia sampai besar!"
“Omong kosong! Aku mati pun kau tetap hidup!” Kepala suku Andulan naik pitam, mengayunkan tongkatnya dan menghantam dahi Liu Zhenhan dengan pukulan keras.
“Baiklah baiklah, tidak akan mati tidak akan mati!” Liu Zhenhan menghindari tongkat sang kepala suku sambil tertawa terbahak: “Malam ini nasib dan takdirku yang menentukan! Jika Gorini dan Gormeth tidak menyerangku malam ini, pasti aman!”
Mungkinkah? Tiba-tiba perasaan pilu muncul di hati Kepala suku Andulan – Bimon, tetap terlalu banyak prinsip yang tak dipahami bangsa lain!
Bab 303 Pengantin yang Tertunda
Dalam senja yang samar, pesta megah akhirnya dimulai.
Api unggun yang membara memantulkan bayangan orang-orang yang melompat, bekas tebangan pohon kurma gurun dan palem memantulkan cahaya putih menyakitkan.
Meski sumber air di danau oasis terkontaminasi total, kemampuan logistik Feilengcui yang luar biasa tetap menjamin pasokan air bersih. Pelayan-pelayan cantik berlalu-lalang di bawah pohon kurma yang dihiasi lentera bunga, menyajikan hidangan ke meja pesta. Koki Hobbit Setengah Manusia dari negeri kuliner sedang bersemangat memasak keledai liar.
Seluruh pasukan ekspedisi tertunda sehari di perjalanan hanya karena berburu keledai liar.
Di gurun pun muncul kawanan besar keledai liar. Tak ada yang tahu bagaimana bangsat-bangsat ini bertahan di padang gurun yang gersang. Mereka bagai padang rumput hijau di Dataran Liar Donau yang tumbuh kembali setelah dilalap api liar, atau serangga beku yang bersembunyi di bawah salju tebal - lingkungan sekeras apapun tak mampu memusnahkan mereka.
Keledai-keledai ini sangat waspada dan lincah. Pasukan ekspedisi harus bersusah payah mengepung mereka, bahkan belasan prajurit terluka - pejantan liar berwatak ganas, tendangan kukunya mampu mematahkan tulang rusuk Prajurit Berbual.
Sebagian besar keledai hasil buruan diolah menjadi dendeng sebagai logistik militer. Keuntungan gurun adalah kekeringannya - daging keledai ini cepat kehilangan kadar air oleh terik matahari, bisa disimpan lama tanpa perlu pengasinan atau pengawetan.
Sejak Pertempuran Pegunungan Hengduan, hubungan Pangeran Kahn dengan Putri Shaman Divine Comedy berkembang pesat, akrab seperti saudara yang terpisah lama. Sebelum kembali berjaga di oasis, Pangeran Lionheart secara khusus menyuruh Yang Mulia membawa pulang dua ekor keledai liar hidup. Saat perburuan kelompok keledai liar dulu, hanya tersisa 20 ekor keledai liar hidup. Keledai-keledai ini memiliki sifat liar, terhadap segala makhluk yang tidak mirip keledai, mereka biasanya akan menendang dengan kaki belakang. Gigi mereka lebih mirip tikus tanah daripada keledai, bisa menggigit tali kekang dan kabur jika lengah. Membawa mereka dalam perjalanan adalah hal yang sangat merepotkan.
Alasan menyimpan beberapa keledai liar hidup adalah karena di kalangan bangsawan Bimon ada metode memasak yang populer - merebus kuah kental lezat dari cincin bawang bombay, kepala seledri, dan lobak cengkeh. Dengan pisau kecil paling tajam, daging kaki keledai hidup langsung diiris dan dilempar ke kuah untuk dimasak, lalu dicelupkan saus. Itu akan menjadi kenikmatan tiada tara di dunia.
Karena dipotong langsung, daging keledai ini seringkali masih mengandung darah beku tebal, memberikan rasa amis liar saat dimakan.
"Orang sukses umumnya menyukai rasa ini." Begitu kata Putri Kahn saat menyerahkan keledai kepada Liu Zhenhan dua hari lalu, sambil memperkenalkan metode memasak ala bangsawan ini kepada Shaman Kepala tersebut.
"Aku juga suka." Di akhir penjelasannya, Putri Kahn menambahkan kalimat itu.
“Saya mengerti maksudmu.” Liu Zhenhan waktu itu menjawab seperti ini: “Daging keledai berkhasiat menguatkan vitalitas pria, memang berguna untuk Bimon yang impoten.”
“Kamu ini!” Pangeran Kahn tertawa terbahak-bahak, meninju dada Lao Liu dengan satu pukulan.
Liu Zhenhan sekarang duduk di kursi utama sisi utara, bulan sabit menggantung di langit, di depannya api unggun menyala riang, dua ekor keledai liar yang siap disembelih terikat di kejauhan.
Kedua keledai liar ini berwatak sangat buas, sore tadi saat seorang prajurit Behemoth melewati mereka dari jarak lima yard, kedua bangsat ini menendang batu secepat meteor. Meski tidak mengenai siapa-siapa, batu itu meninggalkan bekas sedalam setengah inci di batang palem yang berdiameter "".
Melihat beberapa koki Setengah Manusia Hobbit mengangkat pisau penyembelih mendekati keledai, prajurit Feilengcui juga datang membawa pentungan hendak membantu. Para koki Setengah Manusia itu menggelengkan jari, memberi isyarat agar semua minggir.
Banyak Bimon menanti kejadian lucu, di imajinasi mereka sudah terbayang sosok-sosok bertubuh pendek terlempar ke udara, lalu jatuh berdebum.
Anehnya, sejak melihat para koki Setengah Manusia mendekat, kedua keledai liar ini tidak melawan, malah menekuk lutut depan sambil mengeluarkan tetesan air mata besar dari mata lebarnya, sepenuhnya pasrah menanti pisau penyembelih.
“Pemandangan ini membuat para prajurit Bimon yang membawa pentungan merasa sangat terkejut.”
Fatty Luo bercanda: “Para koki Setengah Manusia ini memiliki aura pembunuh, makanya keledai liar menurut.”
Si Gendut O menganggap perkataan Fatty Luo ini cuma ngibul.
“Apa aku tidak punya aura pembunuh?” Si Gendut O yang berpengalaman perang tentu menolak pernyataan ini, didukung oleh banyak Prajurit Feilengcui yang sependapat dengannya.
Hal ini sulit dijelaskan dengan logika biasa, seperti burung beo kecil yang takut pada elang tapi sama sekali tidak gentar menghadapi Tiran Mata Jahat - tak ada yang bisa memastikan alasannya.
Saat ini total sekitar dua ribu Bimon tinggal di Oasis Yale. Setelah membabat sebagian hutan, area pesta malam ini sudah cukup luas meski agak sepi. Setiap prajurit Bimon duduk melingkar membentuk kelompok-kelompok kecil, sebagian besar tetap diam.
Daun palem berfungsi sebagai piring saji. Barisan kaki unta panggang keemasan, roti gandum, arak keju, dan teh mentega tersusun rapi di depan para prajurit. Delima dan blewah menumpuk seperti gunung - semua ini diambil dari logistik Mulan yang direbut. Apa pun yang diminta oleh Shaman Divine Comedy, perwira logistik langsung menyediakannya tanpa protes.
Sejak memasuki gurun, banyak prajurit Behemoth yang mulai mengalami sembelit, kotoran mereka jatuh bersuara nyaring. Buah-buahan kini menjadi sangat menarik bagi para prajurit, namun yang bisa mereka lakukan hanyalah menelan air liur.
Prajurit Behemoth dari Resimen Campuran Cambridge kehilangan tulang punggung mereka, wajah mereka terlihat kaku dan tanpa ekspresi.
Prajurit Behemoth Resimen Toulun sama sekali tidak tahu harus bagaimana menghadapi hal ini, wajah mereka dipenuhi kebingungan - menghadiri pesta pernikahan campur ras di medan perang? Bukankah ini terlalu tidak masuk akal?
Tentara terluka "Cambuk Dewa Perang" dan dukun yang tinggal pun menunjukkan ekspresi serupa dengan prajurit Behemoth Resimen Toulun.
Keluarga Feilengcui juga tidak ada yang bisa tertawa riang, karena Gatanie, Gorini, dan Gormeth masih belum muncul hingga sekarang. Tenda mereka diterangi lampu terang, namun sunyi senyap.
Suasana pesta perlahan-lahan menjadi mencekam seiring semakin pekatnya embun malam yang dingin.
Dua ekor keledai liar telah dibedah oleh koki Setengah Manusia, digantung di batang pohon untuk dibersihkan. Dari tulang rusuk yang terbuka di rak kayu, terlihat benda hitam sepanjang empat kaki di selangkangan setiap keledai yang hampir menyentuh tanah, sangat mencolok.
Seorang koki Setengah Manusia maju, dengan gesit mengayunkan pisau. Dua kilatan cahaya dingin menyambar, penis keledai terpotong. Sang koki dengan puas menimbang-nimbang hasil potongannya.
“Haruskah aku mengajak orang untuk mempercepatnya?” Nedved berbisik kepada bos.
Liu Zhenhan menundukkan pandangan ke tanah. Mendengar pertanyaan pengawal, dia jelas ragu sejenak, tapi tetap menggelengkan kepala.
Nedved menghela napas, mengambil sebatang ranting kering dan melemparkannya ke api unggun di kejauhan.
Suanni Bermata Api yang kembali dari gurun itu menundukkan kepala di dekat api. Guo Guo dan burung beo kecil berbaring di lehernya sambil menatap langit malam. Di sana terdapat gumpalan bulu tengkuk yang melingkar seperti bola, sangat lembut. Guo Guo mencabut sehelai kumis singa yang keras untuk membersihkan giginya, tanpa beban.
Para kepala suku Feilengcui saling pandang bingung — meski merasa gamang dengan pernikahan campur ras, mereka akan lebih gelisah lagi jika pernikahan tuan tanah berlangsung tanpa pengantin.
Di tengah bunyi "kretak-kretak" pisau koki Setengah Manusia yang sedang memotong daging, seorang perwira Ostrit membawa keranjang raksasa mendekat dari arah kandang. Keranjangnya penuh sesak dengan telur burung unta raksasa, masing-masing berukuran luar biasa besar.
“Yang Mulia.” Perwira Ostrit memberi hormat di hadapan Liu Zhenhan, lalu berkata dengan penuh khidmat: “Ini telur dari Kendaraan Tunggangan kami, Burung Unta Leher Biru. Sangat lezat. Hamba menemukan beberapa butir dan khusus mempersembahkannya untuk Paduka.”
"Beberapa pengawal istana memperhatikan perwira militer burung unta ini, merasa wajahnya agak familiar. Setelah mengingat-ingat, ternyata dialah Kapten Batalyon Pierrot yang pernah menyambut kedatangan kelompok pendeta di luar Oasis Cambridge sebelumnya. Seolah menangkap pandangan yang mengawasinya, sang kapten burung unta itu mengangguk kepada para pengawal istana sebagai bentuk salam."
"Liu Zhenhan masih menundukkan kepala, pura-pura tak mendengar. Cerutu yang terjepit di antara jarinya telah membakar kulitnya, tapi dia sama sekali tak bereaksi."
"'Telur burung unta yang dimakan mentah sangat baik untuk kesehatan, Yang Mulia. Izinkan hamba mengambil satu untuk Paduka...' Kapten Pierrot membungkuk memandang Paduka Liu Zhenhan, dengan senyum manis memutar keranjang anyaman ke depan. Saat tangannya hendak menyentuh telur, pergelangannya tiba-tiba dicengkeram erat oleh tangan besar yang kuat."
"'Kalau mau membunuh diam-diam, trik 'telur habis, belati muncul'mu ini terlalu kuno.' Fatty Luo menggerakkan jari kanannya di depan wajah Kapten Pierrot, lalu menancapkannya ke tumpukan telur dalam keranjang. Saat ditarik keluar, sebuah belati tajam berkilat di bawah sinar bulan."
"Wajah penuh sanjung Kapten Batalyon Pierrot tiba-tiba diselimuti hawa dingin. Senyumnya masih tersungging, tapi kini telah membeku."
Rodman mendengus hina, jarinya perlahan mengencang, belati berangsur melengkung hingga akhirnya "krak!" patah menjadi dua bagian. Belati patah itu dilempar Fatty Luo ke dalam api unggun, menyemburkan bara api yang berhamburan.
Di kejauhan tempat Resimen Gabungan Cambridge berkumpul, prajurit-prajurit burung unta - entah dipimpin siapa - saling pandang satu sama lain, dengan ragu-ragu atau bimbang, perlahan mulai berdiri. Kerumunan yang berbisik-bisik itu mulai menunjukkan gelagat gelisah dan ingin bertindak.
Fatty Luo mencengkeram Kapten Batalyon Pierrot dengan satu tangan, sementara tangan lainnya menuding para prajurit burung unta itu. Sorot matanya menggetarkan, membuat para prajurit burung unta mengalihkan pandangan dari tatapan menantangnya.
Lima perwira Ostrit segera maju dari kerumunan. Di belakang mereka berjejer prajurit-prajurit burung unta yang telah berdiri. Jari-jari kelima perwira itu mencengkeram gagang pedang perang, buku-buku jari menonjol dengan wajah pucat.
Lima prajurit antelop berdiri perlahan sambil menyilangkan lengan. Ujung kaki mereka menyentakkan pentungan yang semula disiapkan untuk memukuli keledai liar, lalu menggenggamnya erat.
Ekspresi panik mulai terlihat di wajah prajurit Bimon yang tidak terkait. Dua Komandan Batalyon Elefen dari Resimen Toulun tak berkedip memandang Rodman si Jago Pedang Mammoth. Dalam situasi seperti ini, sebagian besar Bimon akhirnya memilih membantu saudara seiras mereka.
Liu Zhenhan tetap terlihat acuh tak acuh. Pandangannya seolah menempel pada pasir di tanah, di mana ada telur burung unta yang jatuh dari keranjang. Telur itu sudah retak, putih telurnya yang mengalir di atas pasir panas mulai membentuk bentuk awal telur ceplok.
"Yang tidak takut mati silakan maju." Menghadapi prajurit burung unta yang bergerak gelap-gulita ke arah mereka, Fatty Luo mendorong Kapten Batalyon Pierrot ke samping sambil tersenyum sinis, lalu menggerakkan jarinya menantang para prajurit itu.
Di bawah pimpinan perwira, para prajurit burung unta segera menyerbu. Namun langkah kebanyakan dari mereka agak tertahan - reputasi prajurit Feilengcui sudah didengungkan oleh pasukan Toulun sejak mereka tiba di Oasis Yale.
Beberapa suara pentungan menghantam tubuh terdengar. Lima perwira Ostrit yang paling depan terlempar, "brak!" jatuh ke tanah sambil menggeliat kesakitan dan mengerang.
Prajurit burung unta di belakangnya membeku. Setelah ragu sebentar, sekitar dua tiga puluh orang memberanikan diri menyerbu. Tapi sebagian besar memilih diam, mereka mengamati arah angin - jika prajurit Feilengcui ternyata tidak sehebat kabar angin, gelombang serangan berikutnya akan datang bagai air bah.
Sosok demi sosok terlempar beruntun. Salah satunya hampir jatuh ke dalam api unggun, sayap abu-abunya hangus terbakar sebagian besar.
"Prajurit burung unta semuanya berdiri di tempat, yang di depan mengangkat pantat berusaha mundur."
Prajurit Kijang tersenyum sinis sambil menepuk tangan, lalu membuang Pentungan yang dipegangnya dan kembali duduk.
Seluruh area pesta sunyi senyap, hanya api unggun yang berderak membara. Prajurit burung unta bagaikan awan hitam berdiri kaku di tanah lapang, saling pandang tak tahu harus berbuat apa.
"Ayo serang! Kalian masih keturunan Bordir atau bukan?" Komandan Batalyon Pierrot yang terbaring berusaha mengangkat setengah badannya, berteriak hingga suaranya parau.
Prajurit burung unta melirik ke kiri-kanan mengamati rekan seperjuangan mereka.
Komandan Pierrot bagai balon kempes, "Pong!" setengah badannya kembali terjatuh ke tanah, jarinya menggaruk permukaan tanah hingga meninggalkan bekas cakaran dalam.
Dua perwira militer burung unta bangkit berdiri terhuyung-huyung seperti orang mabuk, namun akhirnya mampu berdiri tegak.
Kedua perwira itu menggelengkan kepala, menatap pasukan di belakang mereka, merebut tombak kayu cendana air lalu berteriak liar sambil mengangkat senjata: "Kalian masih laki-laki atau bukan? Ikuti kami!"
Kali ini provokasi mereka cukup efektif. Alih-alih menyerang sendirian, kedua perwira ini memimpin sekelompok besar prajurit burung unta maju perlahan.
Tak ada lagi yang sengaja tertinggal di belakang.
Beberapa hal memang seperti ini, begitu dipaksakan bertahan, hanya bisa dilanjutkan sampai akhir.
Tapi kali ini para prajurit burung unta masih gagal, dan kekalahan ini sangat memalukan.
Tepat ketika dua perwira militer burung unta merasa sudah mencapai jarak pertempuran, Shaman Divine Comedy tiba-tiba mengangkat kepala - sebelumnya dia terus menunduk.
Dari matanya memancar dua sinar ganas, pandangan ini seperti kilat berkelok yang tiba-tiba membelah langit di malam hujan yang gelap gulita, menyapu tanah dengan aura yang membuat bulu kuduk merinding. Dua perwira burung unta yang berada di barisan depan, entah karena luka parah atau alasan lain, tiba-tiba limbung dan terjerembap ke tubuh prajurit di belakang.
Rombongan prajurit burung unta yang hitam legam itu berjatuhan seperti domino, bertumpuk menjadi satu.
Sebagian besar prajurit burung unta masih berdiri, entah ini ilusi atau bukan, setiap orang merasakan telapak tangan mereka kesemutan, bulu sayap abu-abu di punggung mereka pun berdiri semua karena persepsi ini.
"Duduk rapi!" Liu Zhenhan berkata tenang, jarinya menunjuk ke posisi semula prajurit burung unta.
Maka semuanya kembali normal, hanya menyisakan beberapa perwira burung unta yang terpaku berdiri dengan wajah kehilangan nyawa.
Api unggun terus melonjak, bayangan anggun seorang perempuan muncul diam-diam dari balik pohon palem.
Bab 304: Rencana Manusia Tak Sesuai Takdir
Gatanie dalam zirah perak mithril berdiam di bawah pohon palem, cahaya bulan pucat menyinari rambut pirang platinumnya yang bergelombang lembut.
Kesedihan memancar dari sorot matanya, ketidakberdayaan terpancar pada raut wajahnya.
Daun palem yang mekar seperti cakar setan berambut kusut siap menerkam, menyembunyikan bayangannya di belakang.
Para Kepala suku Bimon Feilengcui menghela napas lega – pemeran utama akhirnya tiba juga.
Seluruh prajurit Behemoth menahan napas, mata mereka melotot penuh teka-teki: apakah pertumpahan darah akan berlanjut atau transisi damai terjadi?
Beragam prediksi ini membuat mereka tegang, namun juga diselingi kegembiraan dan antisipasi.
"Yang Mulia, apakah jamuan bisa dimulai?" Tuan Jabbar kepala pelayan penguin mendekat dengan tangan terkunci di belakang, menatap sang tuan tanah dengan elegan.
Liu Zhenhan mengangguk, bangkit dari tanah dan menggenggam kasar tangan si cantik angsa. "Makan dan minumlah sepuasnya! Aku dan Gatanie akan ke kamar pengantin dulu," serunya pada para kepala suku.
"Langsung pulang?" Kepala suku Andulan tertegun.
Begitu kata-katanya terucap, ia sadar pertanyaan itu seharusnya tak dia lontarkan.
“Apakah terus berdiri di sini mengeringkan lobak?” Liu Zhenhan menyeringai, menarik Gatanie pergi.
Kepala suku Andulan membuka mulutnya, menatap dua sosok yang menjauh dengan langkah tertatih, menghela napas panjang berulang kali.
Kepala suku merasa semua keluhan seumur hidupnya hampir habis terkuras malam ini.
Angin malam berhembus tak beraturan, rambut panjang menari sendirian dalam kesunyian.
Sepanjang perjalanan, Liu Zhenhan dan Gatanie sama-sama bungkam, seolah penghalang dari ujung langit mengunci diamnya, hanya menyisakan keheningan yang memalukan.
Rangkaian karangan bunga wangi menghiasi seluruh kemah besar kulit unta, mutiara-mutiara malam berkilauan memancarkan cahaya, semakin dekat langkah mereka, tangan kecil Gatanie yang dingin semakin gemetar.
Liu Zhenhan membawanya melewati kamar pengantin yang berkilauan dan penuh sukacita, menuju tenda lain di kejauhan.
Tenda ini dipenuhi aroma obat kuat, tungku tanah memanggul kuali gerabah yang menggelembungkan "gloops-gloops" uap dan wangi ramuan. Joan d'Arc terbaring manis di dipan rendah beralaskan kasur kulit hewan, lengan putih seperti batang teratai tergeletak di atas selimut, kesuciannya tak mampu menyembunyikan pesona yang siap memancar.
Mendengar suara gorden bergerak, biarawan belalang sembahyi dan Xixi yang tinggal merawat Joan d'Arc sama-sama mengangkat kepala.
"Bagaimana keadaannya?" Liu Zhenhan mendekat, mengetuk dahi biarawati kecil dengan jarinya.
"Mata panah sudah dicabut oleh Mentor, lukanya tidak terpapar angin, tidak apa-apa." Biarawan Murphy melirik Gatanie di belakang bos, melanjutkan: "Kami memberinya sedikit obat tidur, tidur lebih banyak akan mempercepat pemulihannya."
"Jaga baik-baik dia untukku." Liu Zhenhan melepas kalung Mutiara Naga Giok dan mengikatkannya di leher Joan d'Arc.
"Bos, kalau Anda memberikan mutiara naga ke Joan d'Arc, bagaimana dengan pemulihan Anda sendiri?" Murphy membuka mulut lebar-lebar.
"Ngapain banyak omong kosong?" Liu Zhenhan menyeringai tidak senang ke arah biarawan itu.
"Besok Mentor akan membawa Joan d'Arc kembali ke Feilengcui, Bos tidak perlu khawatir." Biarawan Owen yang lain tersenyum.
"'Terompet Pengintai' dan 'Perisai Tuan Tanah Kematian' Joan d'Arc sementara kamu simpan dulu." Liu Zhenhan menyelipkan lengan Joan d'Arc ke dalam selimut, lalu menoleh ke gadis Ayam kecil.
Xixi mengangguk.
"Ini anak baptisku, mulai malam ini juga anak baptismu." Liu Zhenhan menyeringai ke arah Joan d'Arc yang tertidur lelap, berkata pada Gatanie.
Gatanie mengangguk bingung.
"Ayah... Aku mengandung anakmu..." Joan d'Arc yang sedang tertidur tiba-tiba berbicara terputus-putus.
Semua pandangan tertuju padanya.
"Joan d'Arc sedang bicara dalam mimpi." Xixi tersenyum.
"Lain kali ketemu Puskás, aku akan mencabik mulut tua itu." Liu Zhenhan mengumpat geram: "Si tua bangka ini, membuatku khawatir lama!"
Semua memaksakan senyum tipis, entah mengapa saat ini setiap orang merasa tak bisa tersenyum.
"Ayo pergi." Liu Zhenhan membuka tirai pintu.
Gatanie mengikutinya keluar dengan gerakan mekanis.
Xixi dan para biarawan saling pandang, lalu mengangkat bahu pasrah.
Kembali menyelimuti keheningan yang tertatih-tatih.
Di luar tenda komando kini telah dikepung kerumunan gelap, satu kelompok prajurit Feilengcui dan kelompok lain prajurit Ostrit yang dipimpin para perwira. Pedang besar berkilat Fatty Luo menempel di tenggorokan Jenderal Bolban, kedua pihak berhadap-hadapan dalam diam.
Liu Zhenhan menggandeng tangan Gatanie, berjalan lurus ke dalam tenda tanpa melirik. Kerumunan membuka jalan dengan tersendat-sendat.
Ratusan pasang mata mengikuti dua sosok yang menghilang di balik tirai mutiara.
Ruangan yang dibakar aroma cendana masih menyisakan desakan tekanan samar.
Lilin merah pun tak mengeluarkan air mata.
Di atas meja altar tergeletak nampan berwarna merah, berisi sebuah labu musim gugur besar dan kendi anggur leher merah.
Liu Zhenhan mengeluarkan belati berkilau, memotong labu musim gugur menjadi dua bagian. Dengan gerakan mantap, dia menuangkan anggur kental ke dalam kedua belahan labu hingga penuh, aroma susu pekat langsung menyebar ke segala penjuru.
"Setelah minum anggur pernikahan, kita sudah jadi suami istri." Liu Zhenhan menyodorkan mangkuk labu ke hadapan Gatanie: "Pegang."
Gatanie menerima mangkuk labu itu dengan ekspresi kosong.
Anggur susu unta putih bergoyang membentuk lingkaran-lingkaran riak, berbenturan dengan dinding mangkuk membentuk buih, persis permukaan sungai yang diterpa angin kencang.
"Apa lagi yang kau ragukan?" Liu Zhenhan mengerutkan alis menatap Gatanie: "Hari ini kita sudah tak punya jalan mundur! Mundur sekarang, habislah kita! Aku takkan lari lagi, bagaimana denganmu?"
"Adik-adikku bilang... jika aku menikah denganmu... mereka akan bunuh diri..." Bibir Gatanie bergetar seperti mawar diterpa hujan, membuat hati tersentak.
"Kau percaya omong kosong itu?" Liu Zhenhan tertawa getir.
"Tentu saja aku percaya!"
"Lalu kenapa kau masih datang kemari?"
"Aku pukul pingsan mereka baru bisa keluar." Gatanie berbicara tergesa: "Richard, mari kita bicara lagi nanti, jangan desak aku! Aku tak bisa kehilangan adik-adikku!"
"Masih pantas disebut prajurit!" Liu Zhenhan menghela napas: "Kau tahu mengapa kau dikendalikan Siren? Kau tahu mengapa dimanipulasi Tiran Mata Jahat? Karena kau terlalu lemah! Segala hal jadi beban pikiranmu!!"
"Tapi……"
"Tidak ada 'tapi'!" Liu Zhenhan dengan kasar memotong ucapan Gatanie: "Kau pikirkan keluarga, mengapa mereka tak pikirkanmu? Aku bisa terima kepergianmu, tapi tak akan terima setiap pertemuan di mana kau pura-pura tak mengenaliku!"
"Benar tidak bisa?" Gatanie bertanya dengan wajah muram.
"Biarkan aku yang urus semuanya." Liu Zhenhan mengetuk cawan labunya dengan milik Gatanie: "Sekarang tugasmu hanya bersamaku."
"Haruskah dilakukan sampai ke ujung?" Gatanie menunduk, bergumam pelan.
"Kali ini kita bakar semua jembatan!" Liu Zhenhan menghabiskan anggur pernikahan, memutar cawan labu kosongnya. Tetesan terakhir Susu bergantung di pinggir cawan, nyaris jatuh.
Sorot mata Liu Zhenhan membara menatap Gatanie.
Si cantik angsa itu ragu sejenak, dengan ekspresi kompleks mengangkat cawan labu, perlahan mendekatkannya ke bibir, lalu meneguknya habis.
“Aku takkan membiarkanmu menjadi Cui Beixi kedua. Tak ada yang bisa memisahkan kita.” Liu Zhenhan melemparkan mangkuk labu, memeluk si cantik angsa erat-erat dalam dekapan.
Wajah cantik Gatanie memerah karena malu, ia meringkuk dalam pelukan Liu Zhenhan dengan sayap gemetaran.
“Apa yang harus kita lakukan selanjutnya?” Wajah kaku Liu Zhenhan akhirnya merekah, dipenuhi senyum ambigu.
Gatanie menutup mata, mengulurkan jari-jari lentiknya yang gemetar, perlahan mengangkat wajah Liu Zhenhan dan berjinjit.
Liu Zhenhan menyeringai, mengambil posisi seperti beruang menggigit tongkol jagung. Saat hendak menyambar, tiba-tiba pelindung pergelangan tangan logam Gatanie menyemburkan kabut berbentuk pisau tajam yang langsung mengenai wajahnya.
Karena tangan Gatanie sedang memegang dagu Liu Zhenhan, semburan kabut dari pelindung pergelangan tangan itu seperti gunting raksasa yang tepat menyilang masuk ke lubang hidungnya.
Bagai pohon raksasa yang ditumbangkan, Lao Liu terjatuh "brak!" ke karpet.
Aroma anggrek yang memabukkan memenuhi udara, nyala lilin bergoyang-goyang tak karuan.
“Benar-benar 'Mabuk Tujuh Hari'.” Gatanie menghela napas lega, tubuhnya lunglai dan ikut terempas di karpet tebal yang seperti rumput hijau.
Suara keributan semakin keras terdengar di luar tenda, diselingi gemeretak pedang besar yang terus-menerus ditarik dari sarungnya. Suara Fatty Luo bergemuruh: "Siapa yang berani maju selangkah lagi, akan kuhabisi!"
Gatanie merapikan rambut di pelipisnya, berdiri goyah dari karpet, lalu limbung bersandar di pintu. Ia mengangkat tirai mutiara dan berkata lemah pada kerumunan di luar: "Berhenti berisik!"
Para Prajurit Feilengcui menoleh ke belakang dengan heran, memandangi Gatanie.
"Kakak! Kau baik-baik saja?" Gormeth menerobos kerumunan prajurit burung unta sambil berteriak.
Bocah kecil ini mengenakan zirah usang, wajah dan sayapnya belepotan abu. Penampilannya aneh - tidak seperti angsa maupun Ostrit, malah mirip burung gagak.
"Tidakkah kau dengar ucapanku tadi?" Fatty Luo mencengkeram Jenderal Bolban dengan satu tangan, sementara pedangnya mengarah ke Gormeth yang hendak maju. Garis cabang pohon terukir di tanah pasir retak-retak lima yard di depannya, tepat di tempat Gormeth menginjak.
"Selangkah lagi kupenggal dia!" Raungan Fatty Luo mengguncang bumi: "Elefen tak punya kesabaran, kecuali untuk pisang!"
“Cukup! Jangan berisik lagi!” Gatanie mengerutkan kening, menggerakkan tangan tak sabar pada prajurit Feilengcui: “Apa gunanya kalian berkumpul di sini? Pergi semua!”
“Nyonya bos! Keamanan perimeter adalah tanggung jawab pengawal pribadi. Jika Anda memaksa kami pergi, mohon perintahkan dulu ras Bordir ini untuk meninggalkan tempat.” Nedved menyilangkan tangan maju ke depan: “Kalau tidak, kami pengawal tidak mungkin meninggalkan pos.”
“Semua Ostrit dengarkan! Segera kembali ke pesta minum! Jangan merusak suasana hati saya lagi!” Gatanie secara terselubung memberi isyarat pada Gormeth.
“Pergi semua!” Gormeth langsung bersemangat, berbalik lalu meneriaki semua prajurit burung unta seperti menggiring bebek.
“Mundur! Mundur!” Para perwira militer burung unta tiba-tiba menjadi lebih kooperatif, padahal sebelumnya sangat agresif.
“Siap, Putri Terbang.” Prajurit burung unta yang masih bingung mengikuti para perwira memberi hormat secara kacau, lalu pergi dengan enggan sambil terus menoleh-noleh.
“Kalian juga bisa mundur. Sebaiknya perluas radius pengamanan perimeter, jangan terlalu dekat!” Nyonya bos yang baru langsung memberi perintah pada semua prajurit Feilengcui.
Melihat para prajurit burung unta telah bubar, sekelompok pengawal istana mengangkat bahu, menurut perintah nyonya bos yang baru, mundur patuh ke kejauhan.
"Bangsat! Ada apa dengan mayat hidup ini?" Fatty Luo mengeluarkan potongan bambu dan melemparkannya ke mulutnya, sambil berjalan bertanya pada Nedved di sampingnya: "Pavel, menurutmu opera apa yang sebenarnya dimainkan malam ini? Apakah Ostrit-Ostrit ini sudah gila? Datang pergi seenaknya!"
"Siapa yang tahu! Yang pasti mereka pasti punya akal licik!" Nedved menjawab kesal: "Lupakan mereka! Yang penting dari malam ini sampai besok pagi, Gatanie tidak keluar dari tenda ini!"
"Obisilachi! Kok rasanya kita seperti membantu bos memperkosa perempuan dengan paksa?" O'Neill bergumam pelan.
"Pendapat yang menarik, besok akan kusampaikan ke bos." Fatty Luo tertawa terbahak-bahak.
"Sialan! Pantas saja kau dijuluki brengsek yang punya kemaluan di wajah!" Si Gendut O naik pitam.
"Sudah, berhenti bertengkar. Sebarkan posisi." Nedved berkata: "Jangan hanya bisa adu mulut, kita pengawal, bukan perempuan kasar."
"Mentor, menurutmu... apakah bos akan..." Cui kecil membuat gerakan menebas dengan telapak tangan, memandang mentor panahnya dengan khawatir: "...Gatanie kan tetap Ksatria Kuil!"
“Seratus Ksatria Kuil tambahan pun tak mungkin.” Nedved berkata dengan sinis: "Mau pingsankan bos? Tunggu Murinio besok? Mimpi! Panah armor-piercing bukan kayu bakar, tak sembarang orang punya."
“Aku setuju.” Raksasa kecil mendukung pendapat ini: "Kalau Ksatria Kuil bisa sukses serang tiba-tiba bos, kupenggal kepalaku jadi bola sepak buat kalian tendang."
“Jangan terlalu yakin! Begini saja, nanti kita menguping! Kalau ada suara khusus, pasti bos aman.” Rodman tersenyum licik: "Kalau sunyi senyap, kita serbu untuk selamatkan bos!"
Beberapa pengawal istana menatap tajam Fatty Luo, membuat Jago Pedang mammoth merinding, buru-buru berdalih: "Aku bukan pecandu voyeur!"
“Entah bos masih sanggup atau tidak, hari ini baru kena panah. Kalau kita nekat masuk, bukan mati pasti?” Nedved bergumam.
“Besok akan kusampaikan ucapan kalian ke bos.” O'Neill berkata.
“Jancuk! Dasar idiot tak berleher! Kau percaya omong kosong ini? Kami cuma bercanda!”
Pengawal istana terlalu percaya pada bos mereka. Banyak hal di dunia ini bisa menaklukkan Liu Zhenhan, panah armor-piercing hanya salah satunya. "Qi Ri Zui" yang dihirupkan Gatanie ke Liu Zhenhan lebih layak disebut senjata pamungkas.
Berbeda dengan panah armor-piercing yang bertujuan membunuh, "Qi Ri Zui" justru dirancang untuk menyelamatkan nyawa.
Ramuan ajaib seribu keping emas yang diekstrak dari "Rosemary Tujuh Daun" oleh pendeta bulan elf ini, ketika dihirup oleh pasien kritis, akan membuatnya langsung masuk ke dalam tidur panjang sempurna - yang dimaksud tidur sempurna adalah seluruh fungsi tubuh berhenti bekerja, baru pulih seperti semula setelah tujuh hari tujuh malam efek obat menghilang.
Bayangkan jika seseorang yang keracunan mematikan hanya punya beberapa menit sebelum ajal, lalu menghirup "Tujuh Hari Mabuk", waktu kematiannya akan tertunda sampai tujuh hari kemudian. Betapa berharganya waktu tambahan ini untuk pengobatan!
Nilai "Tujuh Hari Mabuk" justru terletak di sini. Faktanya, jika bukan bangsawan sejati elf bulan murni, mustahil memiliki ramuan berharga ini.
Ramuan ini memiliki volatilitas sangat tinggi. Selama tidak terpapar langsung, tidak akan masuk ke kondisi tidur sempurna, namun efek lemah mental ringan tetap tak terhindarkan.
Kondisi lemah lunglai si cantik angsa saat ini juga merupakan efek samping dari menghirup sedikit "Tujuh Hari Mabuk" yang telah menguap.
Cara ini sebenarnya solusi paling sempurna. Dengan waktu tujuh hari, tak akan ada pertumpahan darah, tak akan ada perpecahan, juga tak akan ada pembantaian berdarah lagi.
Si cantik angsa menghela napas pelan, memandang Shaman Divine Comedy yang berbaring seperti huruf "Y" di karpet. Siluetnya menyatu sempurna dengan Yang Mulia ini, bagai satu kesatuan.
Hidung Richard telah sembuh sepenuhnya. Dengan kontur yang utuh, wajah ini menampilkan sudut-sudut kokoh yang tak bercacat. Dua alis pedang melengkung miring, sisi kiri menggambarkan kebuasan, sisi kanan menyiratkan agresi. Janggut tiga helai yang terurai semakin memperkuat kesan liarnya yang tak terbendung.
Sebenarnya sejak Festival Pendeta Olimpiade, bahkan Bimon paling bodoh di Ibu Kota Shabak telah paham: Yang Mulia Shaman Divine Comedy sama sekali bukan manusia babi dari suku Pigge.
Mengenai asal ras Bimon-nya, kini tak ada lagi yang berusaha menelusuri.
Ini pertama kalinya si cantik angsa mengamati seorang pria secara detail dari jarak sedekat ini.
Setelah bertahun-tahun hidup bersama ayahnya yang tampan dan keren bak naga tanah, pria tampan bergaya dingin baginya hanyalah klise dan dibuat-buat.
Tapi Richard berbeda. Ia bagai angin topan yang membawa hawa dingin Pegunungan Salju Himalaya Taymur, menaklukkan segalanya dengan angkuh.
Dia telah menyinggung hampir semua penguasa di Kerajaan, terang-terangan pula.
Dialah yang berjaga di pos perbatasan terdepan, membuka jalan menuju Gunung Suci Hyjal sendirian, memulangkan Bimon Serangga yang terpisah dari tanah leluhur selama ribuan tahun.
Kemarin lusa, dia hampir membunuh Pangeran Lionheart yang termasyhur gagah berani, namun malah membuat Yang Mulia Pangeran itu merendahkan diri untuk bersahabat.
“Malam ini, dia bahkan tidak menggerakkan satu jari pun, hanya dengan tatapan matanya yang melesat sesaat, ratusan prajurit burung unta langsung mengalami breakdown total.”
“Sejak kemunculannya yang bak meteor di Kerajaan Bimeng, mitos tentang ketidakterkalahkan terus mengikuti jejaknya. Epos para Pendeta Pahlawan dengan lingkaran cahaya menyilaukan di kepala mereka, satu per satu terlampaui olehnya – dan ini masih berlanjut.”
“Sambil berpikir, wajah si cantik angsa tiba-tiba dihiasi dua awan merah penuh rasa malu, terasa panas membara.”
“Apa aku tampan?” Liu Zhenhan tiba-tiba membuka mata, tersenyum lebar ke arah si cantik.
“Si cantik angsa membeku. Di wajah sucinya yang elok perlahan muncul ekspresi tak percaya – bahkan Naga sekalipun mustahil bisa melawan ‘’!”
“Kau terlalu lama meninggalkanku! Sekarang, napasku melalui hidung bisa dihitung dengan jari.” Liu Zhenhan seolah membaca pertanyaan Gatanie, berkata sambil tersenyum: “Karena aku punya barrier pernapasan kura-kura.”
“Wajah si cantik angsa berubah drastis. Baru ingin bergerak, sudah terlambat.”
“Dia menyadari seluruh tubuhnya seolah diikat tali tak terlihat. Tidak hanya gerakan terhalang, teriakan pun tak bisa dikeluarkan.”
"Agar kau tidak berteriak memanggil orang lain yang bisa mengganggu, maafkan aku telah menggunakan kemampuan Penjaga 'Serangan Bayangan'." Senyum Liu Zhenhan semakin mesum: "Gatanie, lupa memberitahumu, aku juga seorang 'Penjaga Malam'. Tadi kau terlalu dekat denganku, kemampuan tak berguna ini terpaksa kugunakan!"
Si cantik angsa benar-benar putus asa. Tiba-tiba ia melihat bayangannya di karpet sedang membuka pakaian, sementara tangannya sendiri perlahan melepaskan baju zirah perak meterannya.
Liu Zhenhan mengeluarkan bola kristal Di Wei, meludahinya lalu menggosoknya keras-keras.
※※※
『Tak bisa dipungkiri, sebenarnya aku juga sedang membentuk seorang pahlawan. Hanya saja, aku sengaja menonjolkan semua kekurangannya, membongkar lingkaran cahaya kesucian.
Jangan bilang Lao Liu adalah bajingan, pahlawan epos juga manusia. Selama masih manusia, pasti punya kekurangan.』
Bab 305: Hati Pria
Liu Zhenhan menyalakan cerutu, mengarahkan bola kristal Di Wei ke wajah Gatanie yang dipenuhi keputusasaan dan panik.
"Nona Gatanie, sudah terlambat untuk menyesal sekarang." Liu Zhenhan memandangi kecantikan yang selalu menghantuinya sambil bersiul nakal: "Dulu kukira kau kurusan, tapi sekarang tampaknya tubuhmu masih proporsional dan molek seperti dulu!"
"Si cantik angsa" mati-matian menggunakan tatapan penuh kepedihan dan permohonan kepada Liu Zhenhan, air mata jernih mengalir deras di pipinya yang cantik bak bunga.
"Tenang, aku tidak sekejam itu. Cukup dengan merekam tatapan putus asamu menggunakan bola kristal Di Wei." Tiba-tiba suara Liu Zhenhan berubah dingin, seketika membuat kemah besar itu dipenuhi hawa menusuk tulang.
Breastplate perak bertatahkan lencana Dewa Perang menghantam karpet dengan dentuman berat.
"Ayahmu adalah José Mourinho! Ayahmu adalah legenda pendeta selama ribuan tahun! Ayahmu adalah tuan tanah Bordir! Kau adalah keturunan murni Smail dari lima bangsawan inti Bimon! Kau berasal dari keluarga bangsawan dengan sejarah sepuluh ribu tahun!" Kata-kata Liu Zhenhan keras bagai logam, meski tak setajam adamantium, minimal setara mithril: "Aku? Aku hanya baron kecil, gelar yang bahkan setara kepala rumah tangga di keluargamu! Aku hanya Shaman Divine Comedy tanpa wibawa! Berapa lama... juru bicara Dewa Perang dijabat pendeta rendah, berapa bangsawan Bimon yang menghargai gelar mulia ini? Aku seorang Pigge, apa arti Pigge? Di Kerajaan Bimon, Pigge adalah sinonim kebodohan dan rendahan! Hah, lihatlah, betapa besarnya jurang pemisah!"
Rok perang berbentuk bilah pedang jatuh berdebum, memantulkan kilauan berkilauan.
“Jika aku sembarangan menjalin hubungan denganmu…” Wajah Liu Zhenhan muncul dari belakang bola kristal Di Wei, matanya yang bagai bintang dingin berkilauan: “Berdasarkan pemahamanku tentang Murinio, antara dia dan aku pasti akan ada yang tumbang… Lebih gamblangnya, ini akan menjadi pertarungan sampai mati!”
Pelindung kaki bermotif lambang keluarga jatuh dengan gemerincing, lekuk indah betis si cantik angsa langsung terpapar. Nafas sang angsa kecil mulai tersengal-sengal cepat.
“Bukan tidak ada orang bijak yang menasihatiku! Bukan tidak ada yang mengingatkan konsekuensi tindakanku!” Liu Zhenhan tertawa: “Aku sendiri juga tahu, ini seperti menggali kuburan sendiri, bermain api dan membakar diri…”
Si cantik angsa yang sudah melepaskan pakaiannya hingga hanya tersisa pakaian dalam putih salju itu akhirnya berhenti bergerak.
Melihat Yang Mulia akhirnya menunjukkan belas kasihan, sorot mata indah yang penuh harap si cantik angsa tak berkedip memandang Liu Zhenhan. Kini dia berharap Yang Mulia bisa menghormati posisi ayahnya dan tidak bertindak semena-mena.
“Ingin tahu alasannya? Jika aku sudah tahu watak ayahmu, mengapa masih nekad melakukannya?” Liu Zhenhan menyiratkan nada menggoda saat menatap Gatanie.
Meski situasinya genting, si cantik angsa tetap penasaran ingin mengetahui alasan sebenarnya mengapa Paduka Liu Zhenhan yang sudah memahami rantai sebab-akibat ini masih bersikeras bertindak semaunya – sebelumnya dia mengira ini hanya impuls sesaat si tukang pamer kekuatan yang semena-mena berbuat jahat.
"Sekarang tampaknya pihak lawan sudah punya rencana sejak awal, aku sendiri juga agak meremehkan Shaman Divine Comedy yang terkenal dengan kekerasan dan impulsifnya di seluruh negeri ini."
"Mengapa aku harus menggelar pesta pernikahan untuk menyambutmu di hadapan publik? Mengapa aku harus menyebarkan kabar ini ke telinga setiap Prajurit Behemoth di Oasis Yale?" Liu Zhenhan membaca pandangan merendahkan dari Gatanie, melemparkan bola kristal Di Wei di tangannya, urat di dahinya menonjol satu per satu: "Gatanie, kuberi tahumu! Bahkan Helen dan Ning Yu yang sudah lama mengikutiku, aku tak pernah mengadakan pesta pernikahan untuk mereka! Mengapa kau tak berpikir, kenapa meski tahu ini akan membuatku menghadapi situasi hidup-mati, aku tetap menggebu-gebu melanjutkannya? Mengapa hanya untukmu aku membuat pengecualian? Apa otakku sudah ditendang keledai liar? Apa aku sebodoh itu?"
Matanya yang indah si cantik angsa berkelip-kelip, memancarkan kebingungan dan ketidakpahaman.
"Jangan pura-pura bodoh! Ini kesempatan yang kuberikan untukmu memilih!" Liu Zhenhan menggenggam leher Gatanie sambil berteriak, cerutu di mulutnya menyemburkan percikan api beruntun: "Pilih aku! Atau pilih keluargamu!"
“……”
“Aku tahu, menghadapi pilihan yang begitu menyakitkan ini memang kejam bagimu!” Liu Zhenhan melepaskan cengkeraman tangan besarnya dengan geram, menatap langsung mata Gatanie: “Tapi lebih baik sakit sebentar daripada berkepanjangan! Agar kedua pihak tak terus menderita dan canggung, pilihan ini wajib dilakukan! Jika ditunda-tunda hari demi hari, hanya akan mengulangi penderitaan yang pernah dialami ayahmu dan Mentor Ular Wanita Cantik dulu. Aku sama sekali tak tertarik mempelajari perjalanan hidup semacam ini!”
Wajah si cantik angsa berubah perlahan-lahan. Tiba-tiba ia menyadari telah melakukan kesalahan fatal!
“Aku sudah bersumpah pada diri sendiri! Jika kau tak muncul di pesta pernikahan, maka hubungan kita putus seketika. Kau jalani hidupmu, aku jalani hidupku, tak ada kompromi!” Liu Zhenhan menghembuskan asap tebal, tersenyum sinis berkali-kali: “Aku juga bersumpah hal serupa - jika kau muncul tanpa ragu di resepsi pernikahan yang ramai itu, bahkan nyawaku sekalipun akan kukorbankan untuk membuatmu tetap di sisiku! Pengalaman ayahmu dan Cui Beixi bertahun lalu telah mengajariku, cinta beda ras antara bimon kelas atas dan bawah selain jadi simpanan gelap, sama sekali tak ada jalan ketiga! Jika ingin diakui orang, harus bayar dengan tumpahan darah!”
Wajah si cantik angsa memucat bagai mawar salju yang terombang-ambing badai.
“Aku tidak pernah tidak ragu! Aku juga pernah goyah! Ayahmu Murinio begitu perkasa! Bahkan aku tak bisa tidak terkesima! Aku merasa malu karena berpikir demikian! Mengapa Tuan Tanah Feilengcui harus takut? Mengapa Imam Raja Langit Richard harus gentar? Aku selalu maju pantang mundur! Menembus badai dan hujan, aku sudah terbiasa menatap darah lurus-lurus! Lelaki Feilengcui adalah pria seperkasa Pegunungan Salju Himalaya Taymur, harus tanpa rasa takut!”
“Tapi aku benar-benar bimbang! Aku sungguh takut! Satu detik...” Liu Zhenhan mengacungkan jarinya, menggelengkannya di pelipisnya: “...Hanya satu detik kubutuhkan untuk menemukan cara memantapkan hatiku! Akan kusebarkan kabar ini sampai gempar seluruh kota! Akan kututup semua jalan mundur! Akan kuhancurkan perahu-perahu setelah menyeberang!”
“Pertama kali ini kumerasa hidup seperti pria sejati!” Liu Zhenhan mengepal tangannya. Sendi tulangnya berbunyi "kretak-kretak", mengaum seperti binatang buas: “Aku takkan mengecewakan wanita yang tulus padaku! Meski harus membayar dengan darah! Tapi bagaimana kau memperlakukanku?”
Air mata si cantik angsa mengalir deras bagai mata air.
“Sebenarnya aku bisa pura-pura terkena 'Seven-Day Drunk'-mu.” Liu Zhenhan menyipitkan mata, menatap melalui asap cerutu yang mengepul, mengangkat dagu putih bagai giok Gatanie dengan jarinya: “Tapi bagaimana setelah tujuh hari? Pernahkah kau pikirkan akan jadi apa aku? Aku akan jadi bahan tertawaan seluruh Kerajaan! Orang-orang akan mengejek: 'Pigge bego itu mau makan daging angsa, tapi malah dikalahkan perempuan!'”
“Ternyata aku terlalu menganggap tinggi posisiku di hatimu.” Liu Zhenhan tersenyum getir: “Cara menolakmu sebenarnya sederhana, kenapa harus berlebihan? Mengapa kau yang cerdik ini bisa membuat kesalahan kekanak-kanakan? Aku akui tipu daya kecantikanmu berhasil. Richard zaman dulu pasti sudah terjebak! Tapi kau meremehkan kemampuan Pendeta yang terus berkembang!”
Si cantik angsa itu semakin deras mengucurkan air mata.
“Jangan menangis dulu, dengarkan ceritaku.” Liu Zhenhan menghapus air mata yang mengalir di pipi Gatanie. Cerutu di jarinya tiba-tiba mengeluarkan suara "Kretak" lalu padam.
“Tokoh utama cerita ini adalah seorang prajurit yang sangat termasyhur. Kemampuan bertarungnya nomor satu di dunia, memegang jabatan kepala pelatih Pasukan Pengawal Kerajaan, memiliki istri berparas cantik sempurna, hidup bahagia sejahtera. Setiap orang menganggapnya sebagai pahlawan besar. Setiap kali ia melintas menunggang kuda gagah, selalu ada puluhan pemuda yang memandangnya dengan penuh kekaguman dari kejauhan...”
“Kecantikan pembawa malapetaka! Suatu hari istri pahlawan besar ini pergi ke pasar. Karena kecantikannya yang memukau, ia dihina dan digoda seenaknya oleh seorang buaya darat yang lewat. Keadaan seperti ini biasanya tidak mungkin terjadi, karena tak ada yang berani mengusik pahlawan besar seperti dia! Hanya menyebut nama pahlawan ini saja sudah cukup membuat para langsung ...”
“Orang-orang segera menyampaikan kabar ini kepada sang pahlawan besar. Mendengar berita itu, amarahnya meledak bagai halilintar. Ia bergegas ke tempat kejadian dan langsung menghadiahkan satu pukulan kepada si buaya darat yang nekat itu! Sorak-sorai bergemuruh dari kerumunan penonton! Namun setelah pukulan itu, sang pahlawan justru membeku, karena tiba-tiba ia menyadari bahwa buaya darat ini adalah sosok besar yang sama sekali tak bisa ia lawan! Berurusan dengan orang besar seperti ini biasanya berarti kematian!”
mengedipkan bulu mata basah oleh air mata, memandangi dengan tatapan berkelip-kelip.
"Di hadapan ribuan tatapan di jalanan, pukulan pertama telah diayunkan. Lalu apa yang harus dilakukan selanjutnya? Terus melawan atau berkompromi? Pahlawan besar ini akhirnya memilih mundur. Padahal dia bisa membunuh si tokoh besar yang menggoda istrinya semudah membunuh semut! Pilihannya tak bisa dikatakan salah. Sebagai pahlawan dan pejabat istana, jika benar-benar membunuh tokoh itu, nasibnya hanyalah kematian atau menjadi buronan, keluarga hancur berantakan!"
"Apa hasilnya? Sang pahlawan difitnah oleh si tokoh besar, menjadi tahanan hina. Sementara istrinya yang cantik diperkosa hingga tewas!" Liu Zhenhan menengadah dengan tawa getir: "Dia lupa satu hal! Dia melancarkan aksinya di jalan raya! Tak ada tokoh besar yang bisa menerima penghinaan publik! Menyerah hanya akan memberi mereka keberanian untuk menginjak-injakmu lebih dalam!"
"Laki-laki macam apa ini? Meski memiliki ilmu bela diri nomor satu di dunia, dia tak lebih dari barang palsu yang dikebiri!"
"Apa pondasi bertahan di dunia ini? Harga diri! Begitu pukulan pertama terayun, pukullah sampai mati! Pukullah dengan gegap gempita! Sekali mundur, selamanya jadi pengecut!"
"Mempertimbangkan konsekuensi sebelum bertindak hanya untuk mengukur untung-rugi akhir! Bukan jadi patokan perilaku!" Sorot mata Liu Zhenhan mengerucut tajam seperti elang: "Aku punya batas toleransi. Tak ada konsekuensi mengerikan yang bisa melampaui batas itu!"
"Si cantik angsa" membelalakkan matanya yang indah, jelas ini pertama kalinya dia mendengar logika bajingan nekat yang begitu vulgar.
"Gatanie, sekarang aku hanya bertanya satu hal: apakah kau bersedia menjadi wanitaku?" Mata Liu Zhenhan menatap si cantik angsa, sorot matanya bagai pedang raksasa di tangan patung Dewa Perang di Gunung Suci Hyjal yang terbungkus es abadi.
"Tentu tidak mau, itu sudah pasti." Si cantik angsa mengedip-ngedipkan matanya dengan gugup.
"Jika diam saja, kuanggap kau setuju." Liu Zhenhan tersenyum licik.
Si cantik angsa hampir pingsan, pikirannya kacau balau. Baru ketika diangkat dengan erat di pinggang menuju ruangan kecil di balik tirai, dia menyadari apa yang akan terjadi. Pupil matanya melebar maksimal, pikirannya membeku total.
Sebagai Putri Terbang Klan Angsa, tak terbayangkan kehilangan keperawanannya secara paksa dalam situasi seperti ini. Dalam mimpinya yang indah, seharusnya ada pemuda tampan yang datang menunggang kuda putih, melintasi rintik hujan dengan rambut panjang terurai.
Ranjang rendah yang dipenuhi kulit hewan terasa lembut bagai hamparan rumput wangi, si cantik bak giok murni.
Aroma harum khas perawan menguar dari hidung Liu Zhenhan, membuatnya mabuk kepayang.
Pakaian dalam putih pucat seperti bulan pun terbuka.
Gadis angsa itu memiliki payudara yang menggoda dan tegap, mampu membuat semua pria kehilangan akal seketika. Wajah si cantik angsa sudah sedemikian merahnya hingga bisa merebus secangkir kopi. Ia melihat jelas bagaimana pria dihadapannya mulai mengeluarkan napas berat seperti banteng, dengan tangan kokohnya yang perlahan mengusap-usap dada.
Air mata mengalir diam-diam dari sudut mata, membawa serta rasa penghinaan.
Di hadapan ketiadaan pilihan, penghinaan semacam ini tak diragukan lagi merupakan siksaan terberat.
Rok dalam putih salju pun direnggut dengan kasar. Hati si cantik angsa hancur berkeping-keping, putus asa sepenuhnya.
Tak ada pria yang mampu menatap langsung kedua kaki panjangnya yang proporsional dan memesona. Setiap kali bercermin, bahkan dirinya sendiri pun akan tersipu dan jantung berdebar melihat lekuk tubuh yang menggoda dan kulit sehalus sutera ini.
Si cantik angsa punya segudang kata ingin diucapkan. Ia yakin betul bahwa begitu membuka mulut, Shaman Divine Comedy ini akan segera melepaskannya. Namun ironisnya, permintaan kecil ini justru tak bisa ia penuhi sama sekali.
Yang paling memalukan, matanya tak bisa menghindari pemandangan mengganggu - Paduka Liu Zhenhan dengan gesit membuka jubah shaman, memperlihatkan tato dan bekas luka yang mencolok di sekujur tubuhnya. Angsa kecil tak pernah melihat tubuh pria dengan otot sempurna nan kekar, bulu dada sepadat itu, tato sebanyak itu, dan jaringan parut serumit itu.
Dan juga senjata mematikan di dunia manusia yang begitu mengerikan, berdiri tegak dengan pandangan penuh amarah.
Bab 306: Hati Perempuan
Si cantik angsa juga menyadari bahwa di bawah usikan tangan nakal itu, tubuhnya semakin memanas dengan cairan aneh yang cepat mengalir di antara pahanya.
Di bawah stimulasi ekstrem ini, si cantik angsa yang malu dan marah mengalami breakdown total, langsung pingsan.
Saat dia sadar kembali, sensasi pertama adalah benda keras yang menekan area sensitifnya dengan sedikit penetrasi, sensasi kedua adalah sepasang mata yang mengintip dari atas.
Melihat kaki indahnya terangkat di bahu Shaman Divine Comedy, si cantik angsa yang mencapai puncak rasa malunya pingsan lagi.
Saat bangun ketiga kalinya, tatapan Shaman Divine Comedy masih di posisi sama, tapi kini si cantik angsa baru sadar bahwa matanya menatap lengan putih seperti teratainya.
Akhirnya, Paduka Liu Zhenhan dengan tatapan garang itu berdiri, jatuh lesu di tepi dipan, meraba-raba lalu menyalakan cerutu sambil menghembuskan asap.
Si cantik angsa yang masih trauma memandang tato harimau turun gunung yang berpendar di punggung Shaman Divine Comedy - tak disangka dia dilepaskan di momen kritis ini!
“Tiba-tiba dia menyadari apa penyebabnya!”
Adalah "Zhu Yan Xue" di lengannya sendiri!
Setiap gadis Klan Angsa memiliki tahi lalat merah di lengan! Bintik alami ini hanya akan memudar setelah keperawanan hilang, berubah menjadi bulu darah di sayap putih - inilah alasan mengapa bulu angsa hanya diberikan kepada kekasih hati.
Setelah menghabiskan tiga batang cerutu, ruang sempit dipenuhi asap rokok, Shaman Divine Comedy tetap tidak bergerak atau berbalik.
Si cantik angsa merasakannya - Richard sedang ragu-ragu! Dia benar-benar ragu!
Si cantik angsa paham alasan keraguan Liu Zhenhan, dari sorot matanya tadi telah terbaca kasih sayang mendalam dan amarah akibat pengkhianatan.
Perempuan Klan Angsa paling menekankan kesucian, hanya menikah sekali seumur hidup. "Zhu Yan Xue" adalah bukti terbaik yang tak bisa dipalsukan!
Jika dia benar-benar memaksakan kehendak, si cantik angsa hanya punya dua pilihan: bunuh diri atau menyerah padanya.
Kemungkinan kedua terlalu kecil.
"Zhu Yan Xue" ini mengingatkan Shaman Divine Comedy akan konsekuensi lain.
"Pergilah." Liu Zhenhan menghela napas.
Si cantik angsa tiba-tiba merasa kebebasannya kembali. Gerakan pertamanya adalah menyelimuti dada dengan kasur kulit hewan dan meringkuk di sudut.
“Laozi ren zai le.” Liu Zhenhan menghirup udara dalam-dalam, sesak di dada membuatnya ingin meminum darah segar untuk meredakannya.
Si cantik angsa tetap tak bergerak, berusaha menahan isak tangis.
“Pergi.” Liu Zhenhan menunjuk tirai gulung, menggeram rendah.
“Kau berani tidak mengakui...” si cantik angsa berbisik tersedu, berkata dengan marah: “...Aku...aku...tubuhku sudah...”
“‘Zhu Yan Xue’-mu masih di lengan. Tenang, kau bisa menikah! Malam ini aku tidak bicara, kau tidak bicara, tak ada yang tahu.” Liu Zhenhan menghisap cerutu dengan rakus, tembakau terbakar cepat dengan suara “zizi”: “Cuma kaupegang beberapa kali, perlu segini? Kalau tidak terima, ambil pisau tusuk aku! Dulu aku pernah menembak di mulutmu, hari ini cuma masalah kecil, apa artinya? Kasih aku kenang-kenangan, biar pertemuan kita yang pernah saling mencintai ini berarti.”
“Apa? Di mulut kakak...” si cantik angsa berteriak.
“Kau bilang apa?” Liu Zhenhan seperti kucing terinjak ekor, melompat tinggi dari dipan, memandang tajam si cantik angsa di sudut yang memeluk kasur kulit hewan: “Ulangi! Barusan kau bilang apa? Kakak? Dewata Perang di atas! Jangan-jangan kau Gorini?”
Tiba-tiba melihat patung telanjang Paduka Liu Zhenhan, si cantik angsa dengan malu memalingkan ekor sambil mengangguk kuat sambil menggigit bibir.
"Dasar ibu pedas, kali ini masalah besar..." Liu Zhenhan seperti mayat tanpa tulang, membuka mulut lebar, "Dum!" terduduk di ranjang pendek.
"Kenapa kamu? Kakakmu mana?" Liu Zhenhan teringat tujuan utama, buru-buru meraih kulit hewan untuk menutupi pinggang, bertubi-tubi bertanya: "Apa yang kau lakukan dengan mayat hidup ini? Kenapa Gatanie tidak datang? Malah kamu anak kecil ini yang ikut campur?"
"Aku lihat...kakak...terus bersikeras mau menikah denganmu...Dia terlalu nekat...Ayah pasti marah kalau tahu...Jadi...aku buat kakak pingsan pakai 'Mabuk Tujuh Hari'..." Gorini menangis seperti hujan bunga pir: "Aku cuma mau membuatmu pingsan tujuh hari...sampai Ayah datang...Aku tak tahu pernikahanmu sebenarnya memaksa kakak memutuskan...Aku...waktu itu takut kau RAMAS kakak...terpaksa melakukan ini..."
"Akhirnya Gatanie mengambil keputusan?" Liu Zhenhan menunjukkan senyum yang lebih buruk dari tangisan. Sebenarnya, saat ini dia benar-benar sulit tersenyum.
"Kalau aku? Aku bagaimana?" Gorini mengangkat wajah basah air mata, menatap tajam Liu Zhenhan, sayap di bahunya bergetar gemetar.
“Lupakan hal ini!” Liu Zhenhan langsung menggunakan nada bajingan: “Malam ini tidak terjadi apa-apa! Soal reaksi fisiologis itu, kau tidak perlu merasa malu atau canggung, sama seperti saat hidung dipukul pasti ingus dan air mata akan keluar, itu murni reaksi fungsi tubuh alami. Aku akan tutup mulut rapat-rapat!”
“Omong kosong!” Gorini menggigil sambil tersedu-sedu: “Kau baru saja sudah... Mungkin lupakah itu?”
“Aku tidak masuk, jangan menuduh sembarangan.” Liu Zhenhan membela diri dengan wajah polos.
“Aku tidak mau dengar, tidak mau...” Gatanie menutupi kepalanya dengan kasur kulit hewan, kedua kaki putihnya menendang-nendang tak karuan.
“Anggap saja aku ayahmu yang sedang memandikanmu, bagaimana?” Liu Zhenhan bertanya heran: “Dari nada bicaramu, sepertinya mau mengajukan syarat? Ingat, urusan Gatanie bukan urusan orang lain! Percuma kau ajukan syarat! Aku tidak akan menyerah!”
“Kau harus bertanggung jawab padaku! Kaulah lelaki pertama yang melihat tubuhku!” Gorini memerah wajahnya sambil membuka kasur kulit heban, nyaris berteriak. Ketegaran yang terekam di wajah cantiknya itu langsung meluluhkan Liu Zhenhan.
Sungguh persis seperti Ai Wei'er!
Sifat yang sama!
Ekspresi yang sama!
Keteguhan hati yang sama tanpa ragu-ragu!
“Omong kosong! Berikan alasan yang masuk akal.” Liu Zhenhan tidak begitu naif sampai berpikir setiap wanita akan langsung jatuh cinta padanya. Status bangsawannya hanya menarik wanita-wanita biasa yang ingin menaiki tangga sosial. Bagi putri bangsawan seperti Gorini, hal itu mustahil.
Ekspresi Gorini yang tiba-tiba mirip Ai Wei'er membuat Liu Zhenhan panik sekaligus bingung. Menghadapi perpaduan Ai Wei'er dan Gatanie, mustahil bila dikatakan Liu Zhenhan tidak tergoda.
Tapi bagaimana menghadapi konsekuensinya? Untuk pertama kalinya Liu Zhenhan merasakan nasib misterius yang mengintai.
“Andai kau benar-benar berani menyentuhku tadi, pasti kubunuh kau!” Gorini membawa angin kencang terjatuh ke pelukan Lao Liu: “Tapi kau memperlihatkan kualitas pria sejati dengan integritas sejati. Tak kusangka dalam situasi seperti itu kau masih bisa menjaga kesadaran dan tanggung jawab! Kau membuatku jatuh cinta, langsung jatuh cinta!”
Liu Zhenhan berpose gagah bak Binatang Perang Raksasa, wajahnya penuh kesungguhan.
Gorini menempel di dada Lao Liu, terlalu malu untuk mengangkat kepala. Sayap putih bersihnya menutupi wajahnya.
“Aku... Bangsat...” Liu Zhenhan menghela nafas. Dia benar-benar bingung. Gatanie saja sudah merepotkan, ditambah adiknya lagi, Murinio pasti akan mengambil pedang dan mencabut nyawaku.
“Jangan kau pikir bisa meninggalkanku!” Gorini mengangkat kepala dengan penuh kebencian: “Kau telah merusak keperawananku, kau harus membayar harganya!”
“Hanya menyentuh dua kali disebut merusak keperawananmu?” Liu Zhenhan terkejut.
“Sekilas pandang saja tak boleh!” Gorini langsung bangkit "Syuut", tangannya mencengkeram hidung Liu Zhenhan.
“Matilah! Membunuh satu orang dihukum tembak di kepala, membunuh seribu juga tembak di kepala!” Mata Liu Zhenhan terbelalak. Saat Gorini bangkit, kasur kulit hewan telah meluncur dari kulitnya yang sehalus sutra, kilau putih bersih itu membuat nafsunya bergejolak. Tangannya langsung mencubit, membuat si angsa kecil menjerit-jerit.
“Apa yang ingin kau lakukan?” Gorini mati-matian menutupi dada, wajah cantiknya yang masih basah air mata dipenuhi kepanikan.
“Melawanlah, semakin sengit semakin baik.” Liu Zhenhan sambil memetik lengan yang seperti tunas teratai, berkata dengan tak tahu malu.
“Jangan! Biarkan aku bicara dulu dengan Ayah, Ayah paling menyayangiku...” Gorini berjuang mati-matian. Sebagai seorang perawan, dia tak tahu bahwa dalam situasi telanjang seperti ini, tindakan yang dilakukan pria dan wanita memiliki perbedaan mendasar.
"Aduh, si gadis kecil ternyata punya tenaga lumayan. Kau bisa menggunakan unsur angin? Kalau bisa, tolong angkat kita berdua ke udara! Punya kemampuan itu tidak?" Liu Zhenhan menyemburkan cerutu dari mulutnya, menginjaknya dengan kaki telanjang hingga padam, lalu membalikkan badan menindih Gorini di bawahnya.
"Hari ini kau masih terluka! Kau kena panah! Seharusnya kau beristirahat!" Gorini mencengkeram erat tangan besar Liu Zhenhan yang sedang merayap ke mana-mana, tiba-tiba teringat hal ini dan buru-buru menggunakannya sebagai alasan. Sebenarnya dia sendiri bingung, kenapa pria ini masih sekuat naga dan harimau meski sudah terkena panah.
"Betul!" Liu Zhenhan sendiri tertegun sejenak: "Kalau tidak kau ingatkan, aku hampir lupa! Karena aku harus istirahat, sekarang giliranmu yang melayaniku!"
"Aku bisa memijat paha, juga memijat bahu. Tapi... bisakah kita pakai baju dulu?" Gorini yang terus diremas-remas Liu Zhenhan sudah lemas tak bertenaga, terengah-engah halus dengan wajah memerah. Penampilan sucinya yang dipadu ekspresi ini benar-benar memikat sampai titik tertinggi.
Mata Liu Zhenhan berputar-putar beberapa kali. Dalam hati ia berpikir tak perlu menggunakan teknik rumit. Sejak Ai Wei'er memasuki tidur abadi, sudah lama ia tidak mengalami gaya favoritnya itu.
“Setelah niat bulat, Lao Liu mendekati telinga Gorini dan berbisik beberapa kata, lalu menatap si cantik angsa dengan penuh harapan.
“Kamu... kamu berani memintaku menggunakan mulut... tidak bisa... aku bukan kakakku... mati pun tidak mau...” Si cantik angsa menutupi wajahnya, enggan mengangkat kepala.
Melihat botol leher ramping berlapis emas tersembunyi di tumpukan kulit hewan, Liu Zhenhan mengambilnya, membuka sumbat dan mencium aroma kari dan minyak unta.
Ia teringat, ini sepertinya rampasan perang dari para pawang singa Mulan.
“Lili, ada cara lain agar ‘Darah Merah Zhuyan’-mu tidak rusak.” Mata Liu Zhenhan berkeliling licik, namun nada bicaranya serius: “Balikkan badanmu.”
※※※
『Dulu ada teman berkata, anak Lao Liu mirip Murinio, kenapa anak Murinio tidak bisa mirip Lao Liu?
Hehe, siapa bilang tidak bisa... kisah wanita Lao Liu berakhir di sini, awalnya aku rencanakan ada gadis Elf, sekarang pikir-pikir tidak perlu... terlalu banyak yang bilang penulis suka cerita harem...』
Bab 307: Kebakaran di Belakang?
Keesokan paginya, saat Paduka Liu Zhenhan dan Gorini muncul bersama, para burung unta Suku Ostrit dari Cambridge United hampir melotot keluar matanya.
Saat semua orang sedang sarapan, Gormeth memegang kue qingke sebesar kue tinja sapi. Melihat kakak kedua dan shaman bajingan itu berjalan bergandengan tangan menghampirinya, mulut bocah itu terbuka lebar hingga bisa menelan seluruh kue qingke ke tenggorokan.
"Cepat panggil kakak ipar!" Liu Zhenhan menghembuskan asap dari hidungnya dengan garang.
"Kakak kedua..." Gormeth terpana, matanya tak lepas memandangi Gorini dengan pandangan breakdown dan putus asa, seolah baru diperkosa delapan belas pria perkasa.
Yang putus asa bukan cuma si anak angsa!
Kata "kakak ipar" dan "kakak kedua" bagai Angin Puting Beliung penghancur dunia, langsung menyulut gejolak besar di Oasis Yale. Makanan berjatuhan dari tangan prajurit Behemoth, mulut mereka menganga lebar.
Ternyata bukan Gatanie tapi Gorini!
Enam komandan batalyon Cambridge United yang merancang skema ini bersama saudara Hosea semula khawatir Shaman Divine Comedy terlalu tangguh, sehingga Putri Terbang Gorini tak mendapat kesempatan.
Semalam para perwira nekat mengerahkan pasukan mengepung kemah besar Paduka Liu Zhenhan, takut terjadi hal tak terduga.
"Tapi Gorini Putri Terbang, saat memanfaatkan keributan dua kelompok prajurit, sudah jelas memberikan isyarat 'menghadapi'. Karena aksi ini sudah berhasil, seharusnya Shaman Divine Comedy sekarang tidur seperti babi mati, kenapa bisa melompat-lompat lagi di sini?"
Hati enam komandan batalyon langsung terasa seperti jatuh ke lubang es - Putri Terbang ternyata semalaman bersama bajingan tua yang bangga dengan inses!
Sekarang para perwira ingin bunuh diri. Mereka sudah melihat cara berjalan Putri Terbang agak aneh. Keenam komandan batalyon burung unta yang sudah menikah ini mana mungkin tidak tahu maksudnya!
Prajurit burung unta biasa juga benar-benar membeku. Putri Terbang yang menikah tergesa-gesa dengan Yang Mulia tadi malam ternyata Gorini, bukan Gatanie!
Saudari kembar! Pantas saja!
Tapi apa motivasi Gorini menggantikan identitas kakaknya?
Setelah tersadar, ribuan pertanyaan mulai mengganggu pikiran setiap Bimon yang tidak tahu rahasia dalam.
Bimon dari Feilengcui satu per satu gugup sampai panik. Mereka benar-benar tidak tahu bagaimana menggambarkan perasaan saat ini - hal ini terlalu mengerikan, benar-benar omong kosong!
"Wah asyik~ semalaman dengan adik ipar~" si Gendut O terkekeh di samping.
"Adik ipar juga setengah istri lho!" Fatty Luo meniup peluit keras-keras.
"Bodoh! Ngomong apa sih!" Kepala suku Andulan berjalan tertatih-tatih dengan tongkat, wajahnya merah padam menatap dua idiot ini.
Kepala Suku Daikui sekarang gelisah hampir seperti orang gila.
Awalnya pernikahan model "memaksakan kehendak" yang diadakan tadi malam, meski nanti Murinio datang hendak membunuh atau menyiksa, bagaimanapun Richard dan Gatanie saling mencinta. Selama Gatanie bertahan, Murinio belum tentu tega memaksa putrinya ke jalan buntu. Meski harapan ini tipis, masih ada secercah kesempatan.
Tapi Gorini mana boleh sembarangan disentuh?
Belum lagi apakah dia Putri Terbang Klan Angsa, gelar turun-temurun Marquis, perlu diketahui dia adalah seorang pendeta wanita pelayan Dewa Perang!
Tuduhan memperkosanya begitu terbukti, bahkan Raja Bimon yang sekarang pun pasti mati tanpa ampun!
Kepala suku Andulan merasa dunianya berputar kencang, hitam putih terbalik total - perempuan Klan Angsa menggunakan keperawanannya untuk menjerat orang, ini terlalu mengada-ada!
Tuan Jabbar si penguin yang anggun berdiri pucat pasi di samping, sang kepala rumah tangga murka luar biasa melihat Yang Mulia-nya terjebak skandal asmara, sekaligus cemas tak karuan memikirkan konsekuensi yang akan datang.
"Liu Zhenhan melihat ekspresi cemas para kepala suku Feilengcui yang bijaksana di sekelilingnya, merasa sangat lucu. Jelas tak satu pun kepala suku itu percaya bahwa Gorini ternyata menyukai dirinya."
Di sisi lain, Liu Zhenhan sendiri juga merasa agak ajaib ketika memikirkannya, dengan rasa pencapaian yang besar.
Hanya saja bagian selangkangan masih terasa perih. Semalam mereka tidak bermain lama, malah saling meniup sepanjang malam.
"Adik kecil bodohku, Paduka Liu Zhenhan hanya bercanda. Mana mungkin Yang Mulia bertindak sembarangan." Gorini mencubit pipi adiknya, lalu tertawa gemulai melihat ekspresi kaget para Bimon yang berbeda-beda di sekelilingnya.
Begitu Putri Terbang angsa mengeluarkan pernyataan, enam Komandan Batalyon Ostrit dan para kepala suku Bimon langsung curiga. Namun para Bimon di sekitarnya justru lega — ternyata Paduka Liu Zhenhan sudah tahu masalah ini. Dengan kebijaksanaan Yang Mulia, mustahil terjadi insiden menghancurkan bunga dengan tangan kasar seperti itu. Melakukan hal itu sama saja bunuh diri.
Sebenarnya, siapapun dan dari pihak manapun, tak ada yang ingin melihat insiden Pendeta Divine Comedy Richard Yang Mulia memperkosa Putri Terbang angsa terjadi.
"Berani sekali kalian bercanda sejauh ini denganku!" Liu Zhenhan pura-pura marah menatap Gormeth, membuat pemuda angsa itu hampir terjatuh ketakutan.
Melihat Jun muda mungkin akan diganggu, para prajurit Ostrit segera mengerumuni.
"Begitu mereka datang, segerombolan besar Prajurit Feilengcui langsung berkerumun mengelilingi."
"Apa maksud kalian? Mau berkelahi lagi? Pergilah masing-masing melakukan tugasmu!" Gorini pertama-tama memarahi Prajurit Burung Unta, lalu berbalik menghardik Prajurit Feilengcui dengan keras.
Para prajurit burung unta mundur dengan wajah kesal ke tempat yang jauh, terlihat sangat tidak nyaman.
Prajurit Feilengcui patuh mundur tanpa protes, seolah menuruti perintah nyonya bos sampai tidak berani bersuara sedikit pun.
"Rodman, lepaskan Jenderal Bolban," Liu Zhenhan berkata kepada Fatty Luo.
Fatty Luo mengangguk.
"Richard, bukankah hari ini kamu harus berangkat ke garis depan?" Kepala Suku Andulan segera memberi isyarat kepada Liu Zhenhan bahwa saatnya untuk pergi diam-diam.
Tiga angsa kecil memiliki cara berkomunikasi jarak jauh dengan ayah mereka. Murinio yang memiliki peliharaan magis terbang tingkat super bisa mencapai Gurun Pasir Taklamakan dari Provinsi Barat Daya dalam dua tiga hari. Jika tidak segera pergi, dia pasti akan membuat masalah saat tiba di sini.
"Aku juga pikir kamu harus segera pergi," kata Gorini dengan manis memandangi Liu Zhenhan, kedua tangannya erat menggenggam lengan Lao Liu.
"Tidak perlu terburu-buru." Liu Zhenhan tersenyum tipis pada Gorini.
“Mengapa?” Gorini terkejut sejenak, lalu menyunggingkan bibir kecilnya yang menggoda sambil menggoyang-goyangkan lengan Lao Liu dengan manja, bergumam pelan, “Apakah ini lagi-lagi karena kakak?”
“Takut apa? Asalkan kamu tunjukkan 'Zhu Yan Xue' di lenganmu kepada ayahmu, dia pasti tidak akan nekat bertarung habis-habisan denganku.” Lao Liu berkata dengan sedikit kesombongan. Sebenarnya dia juga tidak berniat menghindari Murinio. Masalah ini sudah terbuka, saatnya berdiskusi baik-baik dengan Murinio. Seperti kata pepatah, "Biararawan bisa kabur, tapi Kuil tetap di tempat". Berlari terus bukanlah solusi. Lagipula, kondisi sekarang masih dalam batas toleransi Murinio, ngapain kabur!
Mendengar "Zhu Yan Xue", pipi Gorini memerah padam. Ia menggerutu pelan sambil mencubit lengan Lao Liu dengan lembut.
Semua mata di sekitar langsung terbelalak.
Menyadari sorotan ratusan pasang mata yang penuh kebingungan dan ambiguitas tertuju pada dirinya dan Richard, Gorini baru tersadar bahwa tangannya masih bergandengan dengan Richard. Si cantik angsa ini segera melepaskan genggaman dengan malu-malu.
Meskipun kebanyakan Orang-orang Beastman Bimon memiliki otak yang lamban, mereka bukan orang buta. Tatapan Putri Terbang angsa Gorini kepada Shaman Divine Comedy terlihat manis dan lengket seperti madu, ditambah dengan keakraban gerak-gerik mereka...
Para Prajurit Behemoth akhirnya tersadar - apakah mereka benar-benar melakukan sesuatu semalam, hanya mayat hidup yang tahu...
Liu Zhenhan tidak peduli apa yang dipikirkan para Bimon ini. Tentu saja Gorini tidak akan memperlihatkan "Zhu Yan Xue" di depan umum kepada para Bimon, hal itu justru akan terkesan menutupi sesuatu. Mengenai rumor yang mungkin beredar di masyarakat, Liu Zhenhan sama sekali tidak ambil pusing. Jika tidak ada rumor, tidak masalah. Jika rumor berkeliaran, itu justru sesuai dengan keinginannya.
Dua bunga saudari keluarga Hosea semuanya terlibat dengan Shaman Divine Comedy, maka harga dirinya... haha... Liu Zhenhan tertawa puas dalam hatinya.
Setelah menentukan rencana, Liu Zhenhan memanfaatkan waktu luang yang tersisa ini untuk melakukan penyesuaian besar-besaran pada semua urusannya.
Setelah sumber air Oasis Yale tercemar arsenik dalam jumlah besar oleh kurcaci gurun, dua batalyon Toulun dari Prajurit Behemoth sempat pucat ketakutan. Jika ditelusuri tanggung jawabnya, ini adalah kejahatan berat yang pantas dihukum pancung.
Tapi selama Paduka Liu Zhenhan hadir, masalah ini sebenarnya tidak terlalu besar. Air salju Sungai Sanggan tidak perlu dibeli, Feilengcui hanya perlu mengirim beberapa orang untuk membuat tong kayu penampung air. Liu Zhenhan awalnya ingin meninggalkan "formasi teleportasi sihir logam ajaib" di Oasis Yale, tapi Kepala Suku Andulan bersikeras menolak. Menurutnya perjalanan ke depan penuh bahaya, orang-orang Mouran ini jelas bukan lawan sembarangan - mulai dari senjata magnetik, Menara Permohonan Cahaya, sampai pasukan kapal pasir. Karena itu sang tuan tanah harus membawa "formasi teleportasi logam ajaib" sebagai persiapan.
Untuk formasi teleportasi sihir yang harus dipasang di Oasis Yale, Kepala Suku Andulan mengirim orang ke Lembah Batu Guling bawah tanah. Dengan pahat dan linggis, mereka mengeruk formasi teleportasi yang tertanam di lantai batu berikut sebagian besar permukaan tanahnya - pekerjaan yang memakan waktu cukup lama.
Liu Zhenhan juga meninggalkan dua Pohon Perang untuk melindungi Oasis Yale. Menara panah kelas premium ini akan bekerja sama dengan 600 pemanah unta dari Resimen Gabungan Cambridge. Tentara tawanan yang terluka tentu tidak perlu lagi menderita di oasis gurun, semuanya dipindahkan ke Feilengcui.
Setelah tiga kali bertempur melawan pasukan Mulan, Liu Zhenhan sama sekali tidak meremehkan kemampuan militer Mouran.
Syukurlah! Dulu di Ibu Kota Shabak, para petinggi Bimon masih mengira menggunakan Pasukan Pengawal untuk memberantas perampok gurun adalah "menyembelih ayam pakai pisau Bule"!
Tapi sekarang? Orang Mouran hanya perlu satu kali serangan tiba-tiba dengan kapal pasir, langsung mengubah Danau Air Manis di Oasis Yale menjadi Danau Arsenik! Meski seluruh pasukan kapal pasir penyerbu ini gugur, tujuan strategis mereka sudah tercapai. Jika bukan karena Liu Zhenhan memiliki formasi teleportasi logam ajaib dan cincin ruang, Legiun Ekspedisi Bimon sekarang sudah bisa dinyatakan hancur total!
Perkembangan pertempuran selanjutnya sama sekali tidak bisa diprediksi Liu Zhenhan. Tipu muslihat orang Mouran terlalu banyak. Kualitas pasukan yang tangguh dan taktik licik panglima misterius mereka Rundstedt, seperti batu berat yang menindih hati Liu Zhenhan.
Entah mengapa, Liu Zhenhan merasakan firasat buruk yang sangat kuat.
Mengingat situasi ini, Liu Zhenhan tanpa ragu-ragu kembali menambah pasukannya. Selain mengubah 160 prajurit udara Chimera menjadi kavaleri udara kembar magnetik, tiga unit "Mesin Gaocen" yang telah selesai juga dikerahkan ke garis depan. Dua unit Mesin Gaocen berlapis kristal kaca biru ikut dalam ekspedisi sang tuan tanah, sementara satu unit tanpa lapisan kristal bertugas menjaga Feilengcui dan Oasis Yale. Dari 48 raksasa Typhoon dewasa yang sedang bekerja lembur di pabrik senjata, 20 orang diambil untuk bergabung dalam pasukan. Gurun tanpa hujan merupakan lingkungan tempur paling ideal bagi Raksasa Typhoon.
Sejak tahun lalu, senjata pamungkas Feilengcui "labu minyak ganda" telah mencapai stok 500 buah melalui budidaya terencana, semuanya disimpan di gudang senjata dengan bola es. Dengan jumlah "Mata Air Kehidupan" yang ada, memproduksi 500 labu minyak tambahan sebenarnya tidak masalah. Namun untuk penghematan, orang kupu-kupu yang ahli bercocok tanam menanam batch baru labu minyak di tanah subur yang telah disiram "Mata Air Kehidupan". Meski panen harus menunggu musim gugur, ini lebih baik daripada menghabiskan stok.
"Bangsat, tidak ada lagi!" Setelah lama berpikir, Liu Zhenhan mengerahkan semua cadangan labu minyak ganda untuk menghadapi orang Mouran dan Kota Gallimard.
Kekuatan labu minyak ini bukan tidak dia ketahui. Setiap labu minyak setara dengan bom napalm, radius efektif minimal 10 meter persegi. Dengan perkiraan satu labu minyak bisa melumpuhkan dua puluh musuh, total labu ini minimal mampu menghabisi 5000 musuh - tentu ini perhitungan teori. Di medan perang sebenarnya mungkin ada selisih, tapi daya hancurnya yang masif sudah pasti.
Liu Zhenhan awalnya ingin menyimpan labu minyak ini untuk menghadapi Elf Jatuh atau Bangsa iblis. Tapi sekarang terpaksa dipakai dulu, mengingat kekuatan orang Mouran yang begitu dahsyat.
446 pasukan penerbangan Feilengcui menggunakan waktu ini untuk memasang zirah amber berpasir warna-warni pada semua kendaraan tunggangan. Beberapa peliharaan magis para Pendeta juga dipasangi zirah amber, kecuali binatang peliharaan raksasa Bimon milik Imam Senior Chickin Rehagel yang tidak perlu. Liu Zhenhan juga menyempatkan membuat zirah buatan sendiri dari amber dan pasir tujuh warna untuk peliharaan magis Gormeth, membuat adik ipar ini terus mengikuti sang kakak ipar sambil menikmati berbagai hidangan gratis.
Alasan mengapa peliharaan magis Gorini dan Gormeth tidak pernah ditampilkan di Olimpiade Pendeta Nasional maupun pertempuran Pegunungan Hengduan memang ada latar belakangnya.
Tapi sekarang setelah hubungan ambigu antara Gorini dan Liu Zhenhan, tentu saja dia tidak akan menyembunyikan hal ini dari Lao Liu lagi—semua orang tahu, bahwa periode awal setelah hubungan pria-wanita terjalin adalah masa yang paling mesra dan bergairah. Saat ini Gorini juga hampir seperti itu, hanya tinggal menyerahkan seluruh hatinya kepada Liu Zhenhan si bajingan tua ini.
Tidak heran kedua kakak-beradik ini menyembunyikan hal ini. Hewan peliharaan magis Gormeth adalah seekor Gryphon Hellant, monster tumbuhan setingkat dengan Griffin. Namun Gryphon telah punah di Benua Aigean, jelas jauh lebih langka daripada Griffin. Jika sampai mati dalam pertempuran, pasti akan membuat sang Pendeta majikannya marah hingga ingin melompat dari balkon.
Hewan peliharaan Gorini tidak perlu memakai baju zirah. Monsternya adalah seekor siput raksasa dari spesies air raksa yang paling unik dalam kategori monster logam. Di seluruh Benua Aigean hanya ditemukan dua jenis monster air raksa, keduanya sangat langka dan bertubuh mungil. Siput raksasa ini adalah spesies rahasia yang belum pernah ditemukan.
Siput raksasa milik Lily ini besarnya seukuran seekor Losa Beast. Jika dilihat dari kekuatan magisnya, mungkin termasuk dalam kategori tiga buah formasi tingkat tinggi monster tingkat tinggi.
Namun yang mengejutkan Liu Zhenhan, Lily ternyata menemukan cara penggunaan peliharaan magis yang unik - ukuran siput raksasa cukup besar dan bisa berubah bentuk seperti air raksa. Gorini bisa membuat siput raksasa berubah menjadi zirah yang menempel di tubuhnya sebagai armor sihir, atau menyuruh siput raksasa menempel di tubuh pengawal sebagai senjata tajam penipu - menghadapi prajurit yang tiba-tiba menyemburkan tiga bilah air raksa dari zirahnya, bahkan ahli bela diri terkuat pun mungkin akan kena.
"Bangsat, ini semua monster edisi terbatas koleksi! Sayang kalau dipakai di medan perang ya?" Liu Zhenhan terus mengomel saat membantu kakak-beradik Hosea memakai baju zirah amber pasir tujuh warna. Matanya hampir melotot karena iri.
"Apa kita perlu membedakan milik siapa?" Gorini melirik si bajingan tua itu dengan kesal.
"Iya iya, kakak ipar, kita kan satu keluarga!" Gormeth ikut berteriak. Panggilan "kakak ipar" ini murni karena cemilan Feilengcui, bukan dari hati nurani - dasar anak bodoh!
Liu Zhenhan langsung lega, lagipula semuanya milik keluarganya sendiri, ngapain iri Mao!
Imam Chickin bisa dibilang merupakan tim inti tingkat tinggi Liu Zhenhan. Agak lucu jika dipikir, seorang Imam Raja Langit seperti Lao Liu, ternyata memiliki lebih banyak penyihir daripada pendeta di bawah komandonya. Ini benar-benar "Fenomena Feilengcui" yang unik di Kerajaan Bimeng! Dua imam Chickin yang kembali ke dunia bawah tanah untuk memanggil peliharaan magis baru - bibi Xixi, Sofia dan sepupu Moji, adalah bimon yang rendah hati. Mereka terus-menerus mengatakan bahwa peliharaan magis baru mereka dari dunia bawah tanah kurang bagus. Baru setelah mengenakan baju zirah amber, Liu Zhenhan menyadari hasil mereka sebenarnya cukup baik. Peliharaan magis Sofia adalah Harimau Gigi Jamur yang direkrut dari hutan jamur bawah tanah. Monster kelas tinggi rendah dari tipe tanaman ini mungkin berevolusi dari jamur, dengan penampilan yang kurang pantas dan mudah memicu asosiasi tertentu. Sedangkan peliharaan magis Moji adalah Kadal Api Bawah Tanah kelas menengah yang dipanggil dari celah magma, berukuran sebesar Kuda Raksa Berkaki Banyak dengan kulit tebal dan kasar.
Mengingat level lagu perang Sofia yang setara dengan Grand Shaman Weian, meski peliharaan magis kelas tinggi rendah agak kurang sepadan dengan bakatnya, masih bisa diterima.
Tiga hari berlalu dalam sekejap mata. Liu Zhenhan sibuk ke sana kemari, dan ketika dipikir-pikir dia merasa agak ketakutan. Dirinya sendiri hanya mengatur pasukan Feilengcui saja sudah segila ini, apalagi jika seluruh pasukan ekspedisi diserahkan padanya, pasti dia akan remuk redam karena kesibukan.
Tapi yang aneh, meski Liu Zhenhan telah tinggal selama tiga hari penuh di Oasis Yale, Murinio tetap tidak kunjung datang. Situasi ini benar-benar di luar perkiraan semua orang. Mengingat karakter Imam Utama Angsa, seharusnya hal seperti ini mustahil terjadi.
Jangan-jangan Kerajaan sedang dilanda masalah besar? Hati Liu Zhenhan berdebar-debar - seharusnya negara manusia tidak mungkin bertindak, karena St. Francis dan Pompeii sedang bersiap untuk berperang mati-matian. Kalau begitu pasti Elf Jatuh yang bertanggung jawab.
Ketika api menjalar dari halaman belakang, pertama kali yang terbakar pasti Feilengcui. Si bajingan tua segera mengatur pasukan udara ke Kota Caiyu untuk mencari informasi. Akibatnya, dia harus menunda satu hari lagi di Oasis Yale, menemani Joan d'Arc yang sudah sadar mengobrol sampai sore. Pasukan pengintai Orang Kesturi kavaleri udara pun kembali, melaporkan bahwa Elf Jatuh sama sekali tidak menunjukkan aktivitas mencurigakan, dan Kota Caiyu tetap tenang seperti biasa.
Ini membuat Liu Zhenhan semakin heran. Hari keempat, dengan kecepatan terbang Phoenix api, bahkan merangkak pun seharusnya sudah sampai di sini. Mengapa Murinio masih belum muncul?
Situasi militer genting, Liu Zhenhan tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Setelah memberi instruksi terakhir pada Kepala suku Andulan, dia membawa amber dan kerikil berwarna-warni untuk pelindung mammoth, lalu bergegas menyusul pasukan utama.
Bab 308 Pangeran Elf Kecil
Melalui pos pengawal bergerak antara pasukan utama dan Oasis Yale, Liu Zhenhan berhasil melacak arah gerak pasukan utama. Hanya dalam waktu kurang dari sehari, dia berhasil menyusul pasukan ekspedisi.
Perkembangan terakhir Legiun Ekspedisi Bimon berjalan sangat lancar.
Ksatria Unta Terbang Mouran yang melarikan diri ternyata adalah penduduk asli Gurun Pasir Taklamakan. Sepanjang jalan, penunggang serigala mengikuti jejak tinja unta yang ditinggalkan, tanpa menemui pasir hisap atau jebakan pasir, akhirnya berhasil melacak jejak pasukan utama musuh.
Pasukan Mouran bermukim di area gurun berbatu yang sangat luas.
Delapan puluh persen wilayah Taklamakan adalah gurun pasir, namun sebagian terdiri dari gurun berbatu dan kerikil. Di area gurun berbatu tempat pasukan Mouran berada, terdapat banyak batupasir, batu kapur, kapur putih, dan basal. Lahan kerikil yang tandus dihiasi semak belukar Haloxylon dan tumbuhan duri unta yang berserakan.
Sebuah formasi batuan hujan merah yang bertumpuk-tumpuk membentang di garis cakrawala, memancarkan kilau yang menyilaukan. Kaktus-kaktus raksasa setinggi pohon purba menjulang di padang gurun.
Saat Paduka Liu Zhenhan tiba di markas lapangan, Pangeran Lionheart sedang menggelar rapat pra-pertempuran yang tegang.
Jejak terakhir Ksatria Unta Terbang Mouran menghilang di lembah sempit antara dua gunung batuan hujan sejauh 30 li. Menurut laporan pasukan pengintai Wuer, melewati lembah ini terdapat reruntuhan kota kuno yang hampir terkubur badai pasir di gurun tak berujung. Sekitar 40.000 pasukan utama Mouran kini berkemah gelap-gulita 50 li di utara reruntuhan tersebut.
Dengan kecepatan pergerakan Legiun Ekspedisi Bimon, dalam satu setengah hari lagi pasukan utama Bimon dan Mouran akan bertubrukan bagai Sampa bertabrakan dengan Dibo Luo, dalam pertarungan hidup-mati yang frontal.
Sejauh ini, pengintai Bimon dan Mouran telah beberapa kali bentrok dalam pertempuran skala kecil, namun kedua belah pihak belum mengerahkan kavaleri udara. Mouran mungkin menahan diri karena kekhawatiran, sementara pihak Bimon menunggu kedatangan Paduka Liu Zhenhan dengan kekuatan udara - si bajingan tua ini terlambat 4 hari di Oasis Yale dan menghabiskan setengah hari perjalanan, membuat pasukan Elang Bertanduk cemas bukan main.
Liu Zhenhan mengatur rombongan Gorini dan pasukan udara dengan baik, baru kemudian bergegas menuju kemah komandan untuk melapor.
Melihat Paduka Liu Zhenhan yang dinanti-nantikan akhirnya kembali, semua perwira militer Bimon dan para pendeta segera berdiri menyambut. Helen hendak ikut bangun, namun langsung ditarik oleh Mo'er.
"Paduka Liu Zhenhan..." Putri Kahn tertawa terbahak sambil berdiri, menggenggam tangan Liu Zhenhan dengan nada mengejek: "...Izinkan saya mengucapkan selamat atas pernikahan Anda."
Legiun setiap hari mengirim kavaleri Elang Bertanduk sebagai utusan yang bolak-balik antara markas legiun dan Oasis Yale. Segala kejadian di Oasis Yale beberapa hari terakhir telah sampai ke telinga Kapten Kahn.
"Putri, Anda benar-benar tak ada kerjaan..." Liu Zhenhan menepuk bahu pangeran itu sambil tertawa, lalu mengangkat Helen dan duduk di kursi dengan menaruh sang istri di pangkuannya.
"Li Zha... lepaskan aku..." Helen tersipu malu, meronta-ronta sia-sia di pelukan Liu Zhenhan yang justru memancing gelak tawa hadirin.
Dulu, setiap Bimon yang membicarakan sejarah inses Paduka Liu Zhenhan pasti bersemangat, namun setelah lama bergaul dengannya, mereka pun terbiasa.
Mo'er di samping terus mencibir, wajahnya penuh kecemburuan dan iri hati, bibirnya yang melengkung tanpa tedeng aling-aling semakin terangkat. Guo Guo melompat dari bahu Liu Zhenhan dan mendarat di pelukan Mo'er—dengan menggesek-gesekkan tubuhnya, akhirnya berhasil membuat gadis kecil ini tersenyum lagi.
"Putri, mengapa tidak mengikatku terlebih dahulu untuk dihukum? Sumber air bersih kita telah dihancurkan sepenuhnya oleh orang Mouran!" Liu Zhenhan menggenggam tangan kecil Mo'er, menarik gadis kupu-kupu manis itu untuk duduk di pangkuannya sendiri, sambil melirik Pangeran Lion dengan tatapan sinis. Hatinya penuh keheranan: Mengapa sang Putri terlihat sama sekali tidak panik?
Begitu kata-kata Shaman Divine Comedy meluncur, semua jenderal di kemah langsung melompat dari kursi mereka. Wajah tiga Imam Utama jubah emas seketika pucat bagai mayat, bahkan Helen dan Mo'er pun membeku—legiun kapal pasir bawah tanah yang menyerang Oasis Yale dan mengubah danau menjadi kolam arsenik, karena komunikasi antara oasis dan legiun dijaga ketat oleh kavaleri udara Elang Bertanduk yang berada di bawah komando langsung kemah, Legiun Kahn berhasil menyembunyikan fakta ini dari semua orang tanpa pernah membocorkannya.
“Selama Yang Mulia ada di sini, apa masalah sedikit air bersih? Lagipula, saat ini seluruh legiun masih memiliki persediaan air selama lima hari. Kita belum sampai di ambang krisis.” Legiun Kahn tersenyum tipis pada Liu Zhenhan, matanya menyapu para Jenderal Bimon dan Imam Utama di sekelilingnya: “Ini urusan besar, mohon para Tuan menjaga mulut masing-masing dengan ketat.”
Beberapa jenderal dan Imam Utama segera mengangguk cepat.
Mereka semua veteran perang. Jika kabar hancurnya sumber air bersih ini bocor, betapa besar pukulan moral bagi seluruh pasukan Bimon dan konsekuensi buruk bagi operasi militer, semua bisa membayangkannya.
“Dia benar-benar Berbual B level tinggi!” gumam si bajingan tua dalam hati. Kini dia benar-benar sujud syafak pada kedalaman strategi Putri Kahn.
Perlu diketahui, alokasi air dari Feilengcui ke garis depan melalui formasi teleportasi sihir oleh Liu Zhenhan hanya diketahui oleh Kepala suku Feilengcui. Meski tak mengetahui latar belakang ini, Putri Kahn tetap bisa menjaga ketenangan. Entah untuk stabilitas pasukan atau tidak, kedewasaan dan ketenangan selevel ini butuh pengalaman bertahun-tahun!
“Para Tuan, tak perlu khawatir tentang air bersih. Selama saya di sini, tak satu pun Prajurit Behemoth akan kehausan.” Liu Zhenhan melambaikan tangan santai ke para jenderal dan imam yang masih berdiri, menyarankan mereka duduk: “Percayalah, jika berani bicara besar, pasti bisa tepati.”
"Konsekuensi mengerikan dari kehilangan pasokan air bersih, tentu tidak bisa sepenuhnya meyakinkan Jenderal Bimon dan Imam Utama hanya dengan perkataan Shaman Divine Comedy. Namun sang Shaman Divine Comedy yang penuh misteri ini, baik para jenderal maupun imam memiliki harapan besar padanya, meski belum tentu semua orang menyukainya."
Ekspresi pencerahan muncul di wajah Helen dan Mo'er. Mereka berdua teringat pada kemampuan transportasi dan transit yang luar biasa dari Feilengcui.
"Sejak Yang Mulia berbicara, saya pasti mendukung tanpa syarat! Ngomong-ngomong, mari kita lihat situasi yang akan kita hadapi." Pangeran Kahn tersenyum getir sambil menunjuk maket perang di kemah komando: "Yang Mulia, paling cepat besok, paling lambat lusa, kita pasti akan bertemu dengan pasukan utama musuh. Situasinya sepertinya di luar perkiraan saya."
Liu Zhenhan melirik sekilas ke maket perang. Rute pergerakan Ksatria Unta Terbang membentuk garis miring lurus di maket hingga lokasi saat ini.
"Jenderal, jika ingatan saya tidak salah, Provinsi perbatasan barat Mulan 'Kota Gallimard' seharusnya berada di bagian barat Gurun Pasir Taklamakan?" Liu Zhenhan bertanya kepada Kepala Staf Jenderal Pinto.
"Benar. Ingatan Yang Mulia sangat luar biasa," Jenderal Pinto mengangguk: "Menurut pengakuan tawanan, Kota Gallimard memang terletak di garis lintang barat Gurun Pasir Taklamakan."
"Jika orang Mouran perlu menghadapi Pasukan Bimon kita, seharusnya mereka bergerak ke Pegunungan Hengduan baru bertemu dengan kita. Tapi... mengapa pasukan utama Mouran sekarang malah berada di garis lintang timur? Ini penyimpangan yang cukup besar!" Liu Zhenhan terus menggaruk kepalanya, sangat bingung: "Saudara-saudara. Saya bukan berasal dari kalangan militer, pengetahuan tentang strategi perang sangat terbatas. Adakah yang bisa menjelaskan kepada saya?"
"Richard, setelah berdiskusi lama dengan staf, kami hanya mendapat satu kesimpulan - tampaknya Ksatria Unta Terbang yang kabur ini adalah pasukan umpannya!" Pangeran Lion mengangkat tangan.
"Memancing musuh masuk lalu menghancurkannya?" Liu Zhenhan meniup peluit: "Bukankah kita juga punya rencana serupa? Obisilachi! Ini... ini... seperti pelanggan rumah bordil kebetulan bertemu pelacur?"
"Benar demikian." Yang Mulia Pangeran tertawa getir, ia mulai terbiasa dengan kekasaran sang Shaman ini: "Menurut rencana awal saya, kita harus segera mencari pasukan utama musuh untuk menyelesaikan segalanya, lalu bergerak ke 'Kalimantan' untuk menyelamatkan Putri Nancy. Tapi yang paling membuat frustrasi adalah, kemah orang Mouran di lokasi tak lazim ini membuktikan bahwa musuh juga punya strategi serupa! Mereka ingin melahap kita sekaligus!"
"Apakah orang Mouran memiliki konspirasi? Misalnya menyiapkan jebakan di lembah ini?" Liu Zhenhan menatap garis bendera di maket perang yang menandai rute Ksatria Unta Terbang. Di sini terdapat Ngarai Batu Merah yang terbentuk dari dua gunung batu hujan yang berjajar.
"Yang Mulia, vegetasi di sini sangat terbatas. Lagipula kita juga memiliki pasukan pengintai udara yang memantau dari atas. Sepertinya bukan itu rencana mereka." Kepala Staf Pinto menggelengkan kepala, tersenyum getir. "Area sekitar reruntuhan kota kuno sangat terbuka, semakin sulit untuk menyiapkan jebakan. Menurutku, mungkin panglima mereka bersiap untuk pertempuran frontal. Dia tampak sangat yakin bisa menghancurkan kita."
"Apakah ada konspirasi atau tidak, kamu tetap harus mengirim lebih banyak pengintai untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin." Putri Kahn berkata kepada Kepala Staf Jenderal Pinto.
"Pasukan Mouran berjumlah hampir 40.000 personel!" Helen mengernyitkan dahi. "Kita hanya punya 20.000. Bahkan jika pasukan ekspedisi kita bisa mengalahkan mereka, apakah masih cukup pasukan untuk merebut Kalimantan?"
"Omong kosong tak ada gunanya! Jika mereka ingin berperang, kita tak perlu sungkan!" Putri Kahn mengepal tinju, matanya berkilat penuh semangat. "Aku ingin lihat apakah orang Mouran benar-benar punya kemampuan sehebat itu!"
"Pertarungan pasukan udara serahkan padaku." Liu Zhenhan menggoyang-goyangkan "Gelang Kematian Tuan Tanah" yang baru didapatnya dengan bangga.
Helen dan Mo'er langsung bersinar matanya.
"Belum sempat Yang Mulia Pangeran mengucapkan terima kasih, prajurit sinyal dari luar melangkah gagah masuk ke tenda komando, berlutut satu kaki dan melapor kepada legiun: "Yang Mulia! Ada orang di luar mencari Pendeta Divine Comedy Richard Yang Mulia!"
"Apakah Murinio?" Liu Zhenhan bangkit berdiri dengan gagah.
"Yang Mulia! Orang yang datang bukan Imam Utama, menurut pengakuannya, dia adalah putra Imam Utama." Prajurit sinyal berkata dengan hormat kepada Liu Zhenhan.
"Gormeth?" Liu Zhenhan agak heran, kenapa anak ini tidak tahu situasi genting, ini kan rapat militer!
"Bukan putra angsa, melainkan seorang anak kecil." Ekspresi prajurit sinyal terlihat aneh, seolah ragu-ragu: "Anak berusia lima enam tahun."
"Ayo, kita lihat, kalau dia mengganggu rapat militer tanpa alasan, tunggu cambukanku menghajarnya!" Liu Zhenhan semakin penasaran, bagaimana bisa putra Murinio tiba-tiba muncul lagi seorang anak kecil?
Melihat si bajingan tua itu melangkah keluar, Helen dan Mo'er pun mengikuti. Legiun Kahn, Jenderal Bimon dan para Imam Utama saling pandang beberapa saat, lalu juga berhamburan keluar bersama.
Di luar tenda komando markas panglima terdapat hamparan kerikil kosong yang telah dibersihkan, berdiri tiang pengintai raksasa dan bendera pasukan Bimon. Sekelompok pengawal Lion bersandar pada pedang raksasa mereka, sedang berbaring malas sikut-menyikut dengan beberapa pengawal istana Feilengcui yang sedang chui buer, sesekali menunjuk-nunjuk seekor unicorn bertanduk spiral di kejauhan.
Unicorn ini memiliki surai putih keperakan yang luar biasa gagah, kaki kokohnya ditutupi sisik perak. Di punggung unicorn duduk seorang anak setinggi kurang dari 1.3 meter dengan wajah sehalus porselen dan rambut pirang platinum panjang. Telinga runcingnya menembus rambut samping. Di punggungnya tergantung tas besar beraura kekuatan elemen sihir dan sarung panah kulit kura-kura hitam berhias emas. Pelana unicorn terbuat dari benang emas dengan ukiran motif indah, kekangnya dihiasi batu permata raksasa, bahkan cambuk kendalinya bertabur mutiara - kemewahan yang tak tertandingi.
"Di Boluo!" Liu Zhenhan langsung mengenali garis wajah anak yang mirip Murinio ini. Si bajingan tua ini pernah mendengar dari Gatanie di Oasis Yale bahwa dia memiliki kakak laki-laki setengah elf - hasil hubungan Murinio saat menjadi menantu Elf Bulan.
“Orc-Elf.” Mo'er tersenyum, dia juga sudah menebak siapa anak ini. Meski memiliki telinga runcing khas elf, rambut Pirang Platinum keluarga Hosea yang khas merupakan ciri yang sangat mencolok.
“Bolehkah saya bertanya, apakah Paduka Liu Zhenhan?” Bocah setengah elf yang menunggangi pelana Unicorn itu tersenyum ramah pada Liu Zhenhan, tampak sangat menggemaskan.
“Anak tampan, aku adalah Liu Zhenhan.” Liu Zhenhan melangkah mendekat, mengelus otak Unicorn sambil bertanya dengan riang: “Kalau kamu? Siapa namamu?”
“Namaku Hosea Mali, putra sulung tuan tanah suku Smyer dari Kerajaan Bimeng, sekaligus pangeran mahkota suku Elf Bulan di Rawa Senja.” Mali menganggukkan rahangnya dengan sopan ke arah Liu Zhenhan dan para bangsawan Bimon di belakangnya.
“Senang berkenalan denganmu, Pangeran Mali.” Sekelompok besar bangsawan Bimon diam-diam menjulurkan lidah, buru-buru menyapa pangeran setengah elf berstatus istimewa ini.
Tentu saja, lebih banyak orang yang merasa iri dan cemburu akan kemampuan perburuan Tuan Mourinho yang luar biasa. Selama bertahun-tahun legenda pendeta Mourinio tetap menjadi misteri bahkan bagi para imam senior Kuil lainnya.
“Putra sulung? Pangeran Mali, berapa usia Yang Mulia tahun ini?” Liu Zhenhan benar-benar bingung, bagaimana mungkin anak yang paling-paling berusia enam atau tujuh tahun ini justru menjadi kakak dari tiga bersaudari Gatanie?
“Aku berusia 20 tahun. Di antara Elf Bulan, usia 20 tahun masih seperti bayi berumur satu tahun, tapi aku setengah elf, jadi lebih matang daripada Elf Bulan murni!” Mali mengedipkan mata dengan licik dan nakal, menjelaskan keraguan yang terpendam di dada kepada pria perkasa di hadapannya.
“Pangeran kecil, untuk urusan apa Yang Mulia datang mencariku?” Liu Zhenhan pura-pura bodoh. Dari sudut matanya ia melihat Gorini dan Gormeth datang berlarian bersama pasukan kavaleri Elang Bertanduk.
“Paduka Liu Zhenhan yang terhormat, Ayah menerima gelang alarm adik perempuan saya. Sebelumnya, bolehkah saya bertanya apa yang sebenarnya terjadi pada seluruh pasukan ekspedisi kalian? Sampai-sampai adik perempuan saya tidak mampu menanganinya?” Pangeran kecil Elf Mali juga melihat adik-adiknya, membuka lengan dengan senyum manis.
“Kakak...” Gorini gembira memeluk Pangeran kecil Mali. Mali melambaikan tangan ke kavaleri udara Elf, lalu mencubit pipi Gorini dan Gormeth sambil bertanya: “Ke mana adik Nini? Kenapa tidak kulihat dia datang?”
“Eh... Kakak Mali...” Wajah si cantik angsa memerah, bahkan tidak berani menatap langsung Liu Zhenhan di sampingnya, mengalihkan topik dengan gagap: “...Kenapa justru Kakak yang datang? Di mana Ayah?”
“Ayah akhir-akhir ini mabuk setiap hari, keadaannya sangat buruk. Aku belum pernah melihatnya begitu terpuruk.” Pangeran Muda Mali meski masih muda, bicaranya memancarkan wibawa layaknya seorang raja: “Aku tidak sengaja menemukan kalian mengirim sinyal darurat ke dia menggunakan 'gelang astrolab', jadi buru-buru datang ke sini. Tidak tahu sudah berapa hari terlambat?”
“Ayah minum alkohol? Bahkan sampai mabuk?” Gorini dan Gormeth membelalakkan mata, sungguh tidak bisa dipercaya!
Perlu diketahui, dalam ajaran Shaman Bimon ada larangan terhadap kenikmatan yang korup dan merusak. Beberapa pendeta senior yang ekstrim bahkan hanya makan roti tawar tanpa ragi dan air bersih seumur hidup. Meski para pendeta senior pasti punya urusan sosial di istana, mereka seharusnya memiliki pengendalian diri yang baik. Apalagi Murinio adalah legenda di antara para pendeta, bagaimana bisa tiba-tiba kecanduan minuman keras?
Liu Zhenhan, Helen, dan Mo'er saling memutar mata. Pangeran Kahn juga berbisik-bisik dengan Jenderal Bimon dan para Imam Utama.
“Menurut ibu, sepertinya karena Bibi Cui Beixi hamil.” Pangeran Muda Mali tersenyum manis. Ucapannya ini benar-benar menunjukkan sifat kekanak-kanakan - usia 20 tahun bagi Bimon sudah bisa berkeluarga, tapi bagi setengah elf ini setara dengan anak Bimon berusia 7-8 tahun.
"Nuansa dan urgensi kalimat ini, Gorini dan Gormeth tentu memahaminya, tetapi mereka berdua benar-benar terdiam tak bergerak."
Panglima Kahn, Jenderal Bimon, dan para Imam Utama membuka mulut mereka lebar-lebar seperti kuda nil yang sedang menguap, dagu mereka hampir menyentuh permukaan tanah.
Helen dan Mo'er tertegun.
"Jancuk... Satu tembakan langsung meledak, kebetulan yang keterlaluan ini?" Liu Zhenhan berpikir dalam hati sambil keringat dingin bercucuran.
Bab 309: Bala Bantuan Panah Ajaib
Kisah cinta tragis antara Pendeta Medusa Cui Beixi dan Imam Utama Angsa Murinio di masa lalu, pernah menggemparkan seluruh Kerajaan Bimeng hingga seluruh negeri manakah yang tidak mengetahuinya?
Sekarang dia hamil, siapa ayah anak itu?
Setiap Bimon yang masih waras pasti akan menyebut satu nama yang sama tanpa ragu.
Selain Tuan Mourinho, siapa lagi yang memiliki kemampuan seperti itu?
Selain Tuan Mourinho, siapa lagi yang berani melakukan hal seperti itu?
Namun kabar ini sungguh terlalu menggegerkan dan terlalu pribadi!
Legiun Kahn dengan wajah memerah batuk-batuk beberapa kali, menggunakan alasan membahas situasi militer untuk segera menarik semua jenderal dan imam utama pergi - beberapa rahasia lebih baik dianggap tidak diketahui, bukan untuk melindungi orang lain tapi melindungi diri sendiri, karena sekali terjerat dalam pusaran tertentu, mudah menarik kebencian pihak terkait.
Liu Zhenhan juga segera tersadar dari kepanikan sesaatnya, buru-buru membawa Pangeran Elf kecil ke tendanya. Meski Putri Mari sudah berusia dua puluh tahun, usia mental sebenarnya paling-paling sekitar enam atau tujuh tahun. Jika terus membiarkannya berbicara seenaknya di depan umum, hal ini tidak akan menguntungkan siapa pun.
Gorini dan Gormeth gelisah bagai semut di atas wajan panas, terus-menerus menggosokkan tangan sambil berkata, "Bagaimana ini... Bagaimana ini..."
Helen dan Mo'er tidak bisa berkata-kata, atau mungkin tidak tahu harus mengatakan apa dalam situasi ini. Liu Zhenhan bahkan diam membatu, hatinya seperti kotak bumbu koki Setengah Manusia yang terbalik - segala macam rasa kacau balau bermunculan.
"Pergi, pergilah semua jaga di luar!" Si bajingan tua langsung naik darah melihat ekspresi penasaran beberapa pengawal yang ingin tahu gosip, memberikan tendangan ke masing-masing dan mengusir mereka semua.
Mata Pangeran Elf kecil terus menatap Cui dengan pandangan yang samar-samar bermusuhan. Dua busur ajaib Nedved yang satu panjang satu pendek juga sangat menarik perhatiannya.
"Kak Mari, akhir-akhir ini Ayah tinggal di mana? Apakah memimpin urusan relokasi di Kota London atau terus tinggal di rawa?" Gormeth yang memang anak laki-laki akhirnya lebih cepat stabilkan emosi dibanding Gorini, mulai menanyakan detail situasi pada kakaknya.
“Setelah ayah mengetahui hal ini, beliau terus tinggal di rawa dan tidak kembali ke Kota London.” Melihat para pengawal sudah keluar semua, mata indah Pangeran kecil Elf itu kembali menatap Kakatua Raksasa di pundak Liu Zhenhan, sorot matanya dipenuhi kekaguman yang tak terbendung, bahkan jawabannya atas pertanyaan adiknya terkesan asal-asalan.
Burung beo kecil itu meliriknya dengan kesombongan, melemparkan komentar sakti: "Bego～"
Mata Pangeran kecil Elf Mali berbinar-binar, bertanya dengan polosnya: "Wah～Burung beo ini bisa bicara! Apa arti 'Bego' yang barusan dia ucapkan?"
Liu Zhenhan merasa sangat malu, tapi dia lebih merasa ras Elf ini aneh. Semuanya terlihat begitu anggun, bahkan tak mengucapkan sumpah serapah. Sekarang malah muncul telur kecil yang bertanya arti "Bego"...
"Syukurlah syukurlah." Mendengar kabar ayah mereka belum kembali ke Kota London, kedua angsa kecil itu mengusap-usap dada mereka seraya bersyukur.
"Mengapa Mentor Murinio bisa aman-aman saja saat tinggal di rawa? Justru di Kota London malah bermasalah? Mengapa?" Helen bertanya penasaran pada Gorini.
"Yang Mulia..." Gorini dan Gormeth terlihat bingung, seolah tak tahu bagaimana menjelaskan hal ini.
"Ini karena Lili dan ibu Gandum, Milané, tinggal di Kota London. Jika ayah mereka mabuk di Kota London, kehamilan Cui Beixi tidak bisa disembunyikan dari ibu Lili dan Gandum. Helen, kesehatan ibu Lili dan Gandum selalu lemah, sedikit stimulasi saja bisa membuatnya batuk berdarah." Liu Zhenhan menjawab tanpa pikir panjang.
Semua mata tertuju pada Shaman Divine Comedy, ketiga saudara Hosea terkejut bukan main.
"Kakak ipar... Bagaimana kamu tahu hal ini?" Gormeth menatap Liu Zhenhan dengan bengong, bertanya terbata-bata.
"Oh... Aku tidak sengaja mendengar Mentor Cui Beixi menyebutkan..." Bajingan tua itu merinding, Jancuk! Kalau bukan karena mentalnya kuat, pasti kebohongannya langsung terbongkar - informasi ini didapat dari penyamaran "Jian Die Tuo Du" sebagai Imam Utama Angsa di Gedung Barat Daya, kok bisa sampai keceplosan!
Keringat dingin kembali mengucur deras di punggung si bajingan tua.
Dia paham, kasus kemabukan Murinio akan ditafsirkan berbeda oleh pihak yang berbeda.
Di mata saudara-saudara Hosea, ayah mereka mabuk pasti karena khawatir ibu Milané akan batuk berdarah lagi jika mengetahui kehamilan Cui Beixi.
Di benak Bimon lain yang tidak tahu situasi sebenarnya, alasan Imam Utama Angsa kecanduan minuman keras pastilah karena skandal asmaranya terbongkar, khawatir akan tekanan kuat dari para kepala suku dan aturan suku keluarga Smail.
Hanya Liu Zhenhan yang mengerti mengapa Murinio bersikap begitu tidak karuan - sebenarnya tidak ada hubungan terlarang sama sekali antara Imam Utama Angsa dan Mentor Ular Wanita Cantik! Selama bertahun-tahun, perasaan mereka bahkan bisa digambarkan sebagai "cinta sekuat emas". Tiba-tiba Cui Beixi hamil, bagaimana Murinio yang tak pernah bersentuhan kulit dengannya bisa tidak menderita? Bagaimana tidak minum untuk melupakan?
Murinio selalu mempertahankan status perawan utuh Cui Beixi, berdalih agar suatu hari dia bisa menikah dengan megah. Tapi ketika tiba-tiba Cui Beixi menunjukkan "kepakan jangkrik ke dahan lain", Murinio tetap tidak bisa menerima! Ini seperti bajingan tua yang menghentikan kudanya di tepi jurang untuk melepas Gorini - semata karena cinta yang terlalu dalam, tak tega menyakiti. Tapi ini tidak berarti menyetujui sang kekasih beralih ke pelukan orang lain. Jika Gatanie tiba-tiba hamil, Liu Zhenhan pasti akan merasakan kepedihan sama seperti Murinio.
Cinta itu sangat egois - ungkapan ini adalah kebenaran sejati!
Di dalam hati si bajingan tua, muncul rasa bersalah yang besar. Ikatan dosa semalam antara dirinya dan Cui Beixi meski berasal dari kebetulan yang canggung, dan tanggung jawab utama bukan pada dirinya, tapi bagaimanapun dia tetap punya andil! Begitu teringat kata-kata Cui Beixi yang berkaca-kata: "Andai setelah malam ini ada anak, aku pasti tak akan mengganggu Murinio lagi", dada si bajingan tua terasa semakin sesak.
Cui Beixi jelas wanita baik yang menepati janji. Kini dia benar-benar hamil, mustahil akan mengganggu Murinio lagi. Sang Imam Utama Angsa yang terpukul berat ini, seumur hidup mungkin tak akan mencari Cui Beixi lagi. Kesalahpahaman ini menjadi penyesalan abadi.
Sebenarnya Murinio-lah yang memikul fitnah besar ini! Semakin dipikirkan, Liu Zhenhan semakin merasa sesak, otot di sudut bibirnya berkedut.
Senyap. Kembali senyap.
Setiap orang tenggelam dalam pikiran masing-masing, menghela napas.
“Benar-benar tak terduga...” Setelah lama terdiam, Helen akhirnya menghela nafas. Hamil di luar nikah di Kerajaan Bimeng memang tidak akan mendapat hukuman, tapi bagi pendeta Kuil ini jelas merupakan skandal memalukan. Posisi Grand Shaman Weian yang baru saja dijabat Mentor Cui Beixi mungkin belum sempat hangat sudah akan dicopot. Yang lebih menakutkan, para Kepala suku Klan Smail kemungkinan besar akan memberi tekanan pada Kuil. Jika demikian, konsekuensinya benar-benar sulit diprediksi.
"Masalah ayah kali ini benar-benar serius..." Gorini kembali mengeluh sambil menghela nafas.
"Adik, jangan khawatir. Menurut ibu, Bibi Cui Beixi sekarang sudah menikah dengan suami Medusa bulan lalu." Pangeran kecil elf Murinio terkekeh "Glek glek".
Pupil mata Liu Zhenhan melebar sampai maksimal, bulu kuduknya berdiri semua - Jancuk! Jancuk sekali! Tak disangka Mentor Ular Wanita Cantik bertindak sekejam ini!
"Suami? Tidak mungkin!" Helen, Mo'er dan dua angsa kecil serentak berteriak, suara mereka yang melengking nyaris menerbangkan tenda.
Pangeran kecil elf mengangguk keras.
"Bagaimana mungkin? Apakah anak Mentor Cui Beixi berasal dari suaminya?" Helen tak percaya membuka lebar mata indahnya, bergumam pelan.
"Dia benar-benar tidak mengerti, selain Mentor Murinio yang berbakat luar biasa dan tampan, adakah pria lain di seluruh Kerajaan Bimeng yang bisa menarik perhatian Mentor Cui Beixi-nya? Pernikahan bukanlah mainan bagi mentor ular wanita cantik yang berkarakter tenang ini, sebelumnya sama sekali tidak ada kabar yang beredar!"
"Jangan lanjutkan. Menurut sifat Mentor Cui Beixi, suami ini pasti hanya kedok, artinya mentor sekarang telah memutus hubungan dengan Mentor Murinio." Perkataan Mo'er menyentuh hati semua orang.
"Apa gunanya... Kalau kita bisa melihat melalui hubungan ini, seluruh kerajaan pasti juga bisa melihat..." Gorini menghela napas lesu: "...Ibu pasti juga bisa melihat... Tapi... Anggap saja ini penipuan diri sendiri..."
Liu Zhenhan sampai telinganya merah membara. Masalah ini benar-benar mengandung kesalahan yang sangat besar, terlalu kacau!
"Nini mana? Kenapa aku tidak melihatnya?" Pangeran Muda Elf, Putri Mari adalah yang paling polos. Hanya dia yang tidak menyembunyikan kecemasan, berjinjit di dalam tenda Liu Zhenhan sambil wajah tampannya dipenuhi ketegangan: "Aku sangat khawatir sejak menerima sinyal bahaya kalian! Jangan-jangan Nini kenapa-napa?"
“Kakak tidak apa-apa, hanya kena ‘Tujuh Hari Mabuk’ yang kutuangkan, sekarang masih tertidur pulas, besok malam akan bangun.” Gorini tersenyum canggung pada kakak laki-laki: “Aku terlalu panik waktu itu, kami diserang tiba-tiba oleh kurcaci gurun, pertarungan agak sengit, jadi tidak sengaja mengirim sinyal alarm.”
Gormeth melirik diam-diam Liu Zhenhan, lalu menundukkan kepala, tidak berani berkata apa-apa.
“Bagus kalau begitu! Hehe...” Pangeran kecil menunjukkan senyum licik seperti anak yang memamerkan mainan kesayangan, menepuk-nepuk bungkusan di belakang bahunya yang memancarkan gelombang elemen kuat: “Kali ini ibuku khawatir terjadi masalah, sampai menyuruhku membawa harta karun ras Elf Bulan ‘Ciuman Elunie’! Aku bahkan sudah siap unjuk kebolehan! Ah...”
Anak-anak tetaplah anak-anak. Begitu Pangeran Mali selesai bicara, dua bola matanya yang lincah berputar-putar diam-diam mengamati sekeliling, berusaha menangkap kekaguman dan pemujaan dari mata orang lain.
Liu Zhenhan, Helen, dan Mo'er tertawa geli. Tentang nama besar "Ciuman Ailunni", siapa pun yang punya telinga pasti pernah mendengarnya. Benda ini adalah salah satu dari tiga busur sihir legendaris bangsa Elf. Mustahil tidak mendengarnya. Tapi bagaimanapun ini hanyalah busur tanduk ajaib. Sehebat apa pun, tetap hanya sebuah busur magis. Dalam pertempuran skala besar, senjata sihir seperti ini masih kalah menakutkan dibandingkan mantra besar seorang Magister Sihir. Apalagi bagi orang Feilengcui yang terbiasa dengan skenario besar, seajaib apa pun busur ini, apa lagi yang bisa dilakukan?
Pangeran kecil Elf itu melihat tidak ada yang bersuara atau menunjukkan kekaguman. Rasa kecewa dengan jelas terpancar di wajahnya.
"Ibu Liv terlalu baik pada kami, terima kasih Kakak." Gorini dan Gormeth tersenyum lebar, memeluk erat kakak laki-laki mereka - Tak perlu diragukan lagi, "Liv" yang mereka sebutkan pasti istri Elf Bulan Murinio.
"Sebelum datang ke sini, ibu pernah berpesan padaku, jika ada masalah, langsung minta bantuan Paduka Liu Zhenhan. Karena aku dan ibu selalu mendengar ayah menyebut bahwa Anda adalah murid terbaiknya, juga ahli kuat Jalan Tertinggi terhebat di seluruh Benua Aigean. Tak ada yang bisa menghentikanmu." Pangeran kecil Marley memeluk adik-adiknya, mengedipkan mata pada Liu Zhenhan: "Maafkan, Paduka Liu Zhenhan. Karena ayah terlalu sering mabuk, pikirannya tak pernah jernih. Sebagai sesama pendeta se-aliran, pasti Anda akan menjaga Nini, Lili, dan Xiao Mai, bukan?"
"Jancuk. Tentu saja..." Liu Zhenhan tersentuh sampai merinding. Tak disangka penilaian Murinio padanya setinggi itu. Pujian yang tiba-tiba ini membuat si bajingan tua sampai bingung harus bersikap bagaimana.
"Apa itu 'Jancuk'? Yang Mulia~" Pangeran kecil elf menatap penasaran ke arah si bajingan tua.
"Ini... ini salam persahabatan..." Liu Zhenhan tersenyum kecut. Di sampingnya, Helen dan Mo'er menahan malu, sementara Gorini dan Gormeth mengunci bahu berusaha menahan tawa.
"Paduka Liu Zhenhan, Jancuk!" Pangeran elf tersenyum lebar menyapa.
Wajah Liu Zhenhan memerah seperti terong pahit. Ini pertama kalinya dia dihina langsung di depan hidung tapi tak bisa membalas.
"Omong-omong, Yang Mulia, karena saya sudah datang, bisakah Anda memperbolehkan saya melihat situasi perang?" Pangeran Elf muda memandang Liu Zhenhan dengan penuh harap: "Yang Mulia, saya sangat jarang keluar, tidak ingin langsung pulang..."
"Kakak~" Gorini bersungut sambil menunjukkan ekspresi tidak setuju.
"Adik baik, kakak jarang-jarang main keluar, tidak mau pulang untuk terus diceramahi ibu..." Pangeran Elf muda mencibir sambil menggoyang-goyangkan tangan Gorini dan merengek.
"Tidak masalah!" Liu Zhenhan justru senang, kendaraan tunggangan si bocah ini adalah Monster Tingkat Super Unicorn. Meski monster batu permata terkenal dengan pertahanannya, setidaknya anak ini membawa busur sihir elf. Bahkan seandainya perlu meminjam busurnya nanti, itu pilihan yang bagus.
"Tapi..." Gorini tiba-tiba berhenti bicara, jelas terlihat agak khawatir.
"Tenang, saya akan menempatkan kalian berempat di samping saya. Untuk menghadapi kavaleri udara orang Mouran, saya memang butuh bantuan Suku Smail. Saya jamin Pangeran Mali tidak akan kehilangan sehelai rambut pun." Meski ucapan Liu Zhenhan terdengar mulia, sebenarnya penuh dengan niat terselubung.
“Yang Mulia, aku adalah pemanah ulung keturunan wangsa kerajaan! Mana mungkin aku butuh perlindunganmu!” Wajah Pangeran Elf cilik itu kembali dipenuhi ekspresi pamer dan kesombongan. Ia memutar sarung panah kulit kura-kura rawa hitam yang dihiasi batu permata ke depan: "Lihat? Tidak ada satu pun anak panah berbulu di sarung panahku, tahukah kau mengapa?"
"Apakah busur magis ini memiliki serangan magis bawaan? Setiap kali tali busur ditarik langsung mengeluarkan anak panah elemen sihir?" Liu Zhenhan menjilat bibirnya, matanya berkedip-kedip. Ya ampun! Ini rezeki nomplok! Bocah kecil ini memang luar biasa, pantas sebagai keturunan wangsa kerajaan Elf tinggi!
"Yang Mulia, aku adalah Elf Bulan. Busur magis yang Anda maksud mungkin adalah 'Kemurkaan Langit' milik ras Elf Hutan?" Pangeran Mari tertawa terbahak, dengan kesombongan khas Elf tinggi berkata: "Dari tiga busur magis legendaris, hanya Busur Dewi Bulan 'Ciuman Elune' milik kami Elf Bulan yang diberkati langsung oleh Dewi Bulan dengan kekuatan angin permanen! Meskipun 'Kemurkaan Langit' bagus, tapi waktu tunggunya terlalu lama, mana bisa menyaingi Busur Dewi Bulanku!"
Pangeran Mari membuka bungkusan di punggungnya, mengeluarkan busur tanduk Elf dengan desain yang elegan nan anggun.
Busur tanduk ini memiliki panjang sekitar 1 meter, merupakan busur tanduk standar gaya Elf. Simbol magis yang misterius dan kekuatan elemen yang lembut membuat busur sihir ini memancarkan aura kewibawaan yang tak tertahankan; Tali busur keperakan seperti sinar air raksa Sampa (bulan), terbuat dari material yang tak diketahui; Gagang hitam pekat seperti langit malam berkilauan bintik-bintik perak menyerupai bintang, pada lengan busur terdapat alur vertikal yang sengaja dibuat berlubang; Logam langka hijau membentuk sulur-sulur wisteria yang realistis di lengan busur, dengan mutiara-mutiara kecil tersusun asimetris di daun dan bunga bak embun pagi, membuat desain Busur Dewata Bulan ini mencapai tingkat keindahan yang luar biasa!
"Busur ini bukan lagi senjata! Ini adalah karya seni!" Liu Zhenhan memandang busur sihir ini dengan perasaan kagum, memang hasil karya puncak pengrajin Elf, sungguh memesona!
“Semua barang yang digunakan High Elf pasti harus merupakan karya seni.” Pangeran Elf muda semakin sombong, menarik ujung sarung panah kulit kura-kura hitam dan mengguncangnya keras. Sarung panah itu terbuka seperti ikat pinggang panjang, deretan paku keling perak terpahat jelas di sabuk kulit hitam. Terdapat dua lapisan pengikat yang diisi rapi oleh bilah-bilah berbentuk semanggi tiga daun. Setiap bilah berukiran motif bunga yang sangat indah, desain bilah tajam yang unik dan aerodinamis penuh ritme dan dinamika.
“Obisilachi! Kau ternyata Penembak Pisau Kerajaan?” Liu Zhenhan mengeluarkan suara decak, berkali-kali mengaku tak menyangka. Ia benar-benar tak menduga, bocah kecil ini ternyata juga termasuk ahli kuat di antara pemanah Elf.
“Paduka Liu Zhenhan, jangan meremehkanku!” Pangeran Elf muda membantah dengan kesal: “Aku adalah High Elf keturunan Keluarga Berlian dan Wangsa Kerajaan Elf! Panah sudah menjadi bagian dari tubuhku! Seni memanah mengalir dalam darahku! Pemanah pisau tingkat tanpa busur sihir tak bisa disebut Penembak Pisau Kerajaan. Sekarang dengan ‘Ciuman Elune’ ini, tentu saja aku adalah Penembak Pisau Kerajaan!”
"Benar ada pepatah pahlawan sejati lahir dari kaum muda!" Liu Zhenhan merasa dirinya semakin tua, memegang bilah daun tiga yang sehalus dan secemerlang cermin sambil memandanginya lama. Pada sisi tajam bilah ini terukir motif sulur dengan detail, lingkaran tengahnya terpahat lambang Sampa, mahkota, dan panah. Bahkan poros yang menonjol memiliki tiga garis gelombang berulang, membuat si bajingan tua ini bergumam takjub. Berapa banyak proses yang diperlukan untuk membuat satu bilah semacam ini!
Liu Zhenhan agak bingung, bagaimana cara meluncurkannya? Setelah mengamati sebentar, akhirnya ia paham bahwa bagian lingkaran tengah memiliki poros yang menonjol, rupanya ini bagian untuk mengaitkan tali busur. Pantas saja lengan busur dilubangi dengan alur vertikal, ternyata untuk melontarkan bilah pisau.
Mendengar Richard berbicara sok tua tentang pahlawan muda, Helen, Mo'er, dan dua angsa kecil tertawa terbahak. Pangeran Muda Mali sudah berusia dua puluh tahun, mana mungkin disebut remaja pahlawan.
"Baik! Sudah lama dengar panah bengkok pemburu Elf tak tertandingi, kali ini tunjukkanlah pada kami!" Liu Zhenhan memasukkan kembali bilah tiga daun ke sabuk kulit hitam, tersenyum pada Gorini: "Lili, cepatlah laporkan pada Yang Mulia Qidan, katakan kau akan pindah ke sini?"
"Aku tak perlu minta izinnya! Dia cuma suku bawahan kami Bangsa Smail!" Gorini mendengus angkuh: "Mau ke mana pun tak perlu beri tahu dia!"
“Dia kan seorang Imam Utama jubah emas, kamu harus beri sedikit harga diri.” Liu Zhenhan membujuk dan mengelabui si cantik angsa kecil ini beserta kakak dan adiknya untuk keluar dari pintu: “Cepat pergi! Bilang itu perintahku!”
Setelah Liu Zhenhan mengantar mereka pergi dan kembali ke tenda, Helen dan Mo'er menatapnya dengan tatapan tidak ramah sambil tersenyum kecut.
“Ada apa?” Liu Zhenhan pura-pura tidak tahu.
“Sejak kapan kamu dekat dengan gadis ini? Terlalu cepat kan?” Mo'er duduk sambil cemberut, mencubit pantat Guo Guo di pangkuannya dengan keras sampai matanya terbalik dan langsung pingsan.
“Apa maksudmu?” Liu Zhenhan awalnya berpose dingin, lalu buru-buru tersenyum manis: “Apa yang kalian omongkan? Bisa jelaskan lebih jelas?”
“Baru dengar dari Putri Kahn bahwa kamu menikah di Oasis Yale? Apa dengan gadis kecil ini?” Helen berkata dengan sedih: “Richard, kenapa sembrono sekali? Kamu baru kenal berapa lama? Gatanie saja sudah keterlaluan, apalagi dengan dia...”
"Lihatlah si gadis kecil itu, matanya seperti dilumuri lem, hampir menempel padamu! Jangan pikir aku tidak tahu! Semua orang yang punya mata bisa melihatnya!" Mo'er semakin kesal, mencubit pantat Guo Guo dengan keras. Guo Guo langsung membuka mata, berguling melepaskan pelukan Mo'er dan melompat ke pangkuan Liu Zhenhan, menggosok-gosok pantat kecilnya sambil membuat muka lucu pada Mo'er.
Liu Zhenhan yang tidak bisa mengelak lagi hanya bisa memasang wajah memelas dan menceritakan seluruh kejadian.
Mendengar bahwa Richard berusaha menangkap hidup-hidup seorang Penyihir Mayat Hidup untuk menanyakan ilmu pemindahan jiwa terkait Ai Wei'er, malah dipanah di selangkangan oleh penyihir itu, Helen dan Mo'er hampir pingsan.
Akhirnya si bajingan tua itu dengan penuh kesungguhan menepuk dadanya membuktikan kesuciannya, "Jika kalian tidak percaya, kalian bisa periksa 'Zhu Yan Xue' di lengan Gorini saat mandi malam nanti."
"Kami percaya padamu." Helen dan Mo'er berkaca-kaca, "Cepat tunjukkan lukamu! Dewata Perang di atas, apakah panah itu dikutuk oleh dewi kutukan Benshabalar?"
"Mo'er tidak perlu melihat..." Liu Zhenhan berkata dengan agak malu.
“Jangan lupa sekarang masih siang hari!” Mo'er menyeringai sinis: "Tapi Ai Wei'er berdiri di hadapanmu, si gadis Mo'er sedang tidur!"
“Tidak baik kan? Bagaimanapun Mo'er adalah muridku...” Liu Zhenhan gelagapan seperti pemuda polos.
“Apa kau lupa siapa dirimu? Pewaris garis darah Pendeta inses...” Helen mengelus wajah Liu Zhenhan dengan tatapan menggoda.
Mendengar ini, sang ahli inses pun terdiam membisu.
Bab 310 Buah Xianren
Saat si bajingan tua diperiksa dengan teliti, markas besar Bimon juga menyelesaikan rapat militer akhir.
Setelah mempelajari peta medan dari laporan pengintai, markas besar Bimon memutuskan untuk tetap menjalankan rencana awal: bertempur frontal besok guna menghancurkan pasukan Mouran sekaligus!
Meski jumlah pasukan Mulan dua kali lipat pasukan ekspedisi Bimon, tentara reguler Bimon belum pernah kalah melawan lawan berjumlah ganda di medan perang terbuka. Markas besar bahkan memperkirakan korban jiwa akan berkisar di bawah 10.000 jiwa – selama itu, merebut Kota Gallimard bukanlah mimpi di siang bolong!
Setelah beristirahat semalam, pasukan ekspedisi Bimon menyanyikan lagu perang heroik sambil menyeberangi Ngarai Batu Merah, lalu memasuki wilayah gurun berbatu di depan reruntuhan kota kuno.
Di bawah hempasan angin utara yang menderu, bendera-bendera berkibar di langit membentang luas. Pasukan Behemoth di darat menyatu menjadi aliran deras raksasa, bergerak maju dalam formasi berlapis dengan tertib; Pasukan Kavaleri Udara Elang Bertanduk, prajurit Biao, dan Pasukan Penerbang Newton sesekali melesat melintasi ngarai, meninggalkan jejak angin kencang bagai sisir yang menyisir wilayah sekitar berulang-ulang. Setiap lokasi mencurigakan segera mereka dekati dengan menurunkan ketinggian - meski pemberani, pasukan Behemoth bukanlah kaum bodoh. Meski Pangeran Kahn telah berulang kali mengirim pengintai, demi kehati-hatian Pangeran Lionheart tetap memerintahkan pencarian menyeluruh oleh kavaleri udara.
Sebagai komandan tingkat legiun, Putri Kahn sangat memahami tanggung jawab di pundaknya. Seni memimpin pasukan terletak pada kewaspadaan dan kehati-hatian. Bahkan dalam situasi yang tampak jelas sekalipun, ketenangan harus tetap terjaga. Dinamika pertempuran bagai permainan catur, dalam sekejap kemenangan bisa berpindah tangan - hal yang lumrah terjadi.
Setelah Perang Bintang Selatan tahun itu berakhir, hampir semua akademi militer manusia di Benua menjadikan pertempuran terakhir yang dipimpin Pangeran Kahn dan taktik meminjam tangan orang lain oleh Yang Mulia Sal, Raja Bimon sebagai bahan ajar klasik. Suku Rhein manusia singa yang terkenal gagah berani di Benua Aigean ternyata mampu melahirkan dua saudara jenderal legendaris yang mengutamakan strategi stabil. Meskipun sangat langka, hal ini menunjukkan sebuah keniscayaan - ternyata Bimon juga bisa belajar dan berkembang!
Kini dalam ekspedisi ke Mulan, Pangeran Lionheart ingin sekali membuktikan kembali seni komandonya. Darah ksatria Rhein mengalirkan unsur perang, dan medali keberanian sejati hanya pantas dimiliki oleh keturunan Dewa Perang.
Penunggang serigala yang seperti air pasang membanjiri permukaan gersang di wilayah gurun berbatu. Di sini terdapat halaman kaktus raksasa yang tak masuk akal. Setiap 200-300 meter terdapat satu pohon kaktus, membentang sekitar puluhan li dari selatan ke utara. Di utara pintu keluar Ngarai Batu Merah sejauh 10 li, permukaan tanah yang berpasir memutus paksa kemungkinan penyebaran lebih lanjut tanaman-tanaman penuh vitalitas ini.
Para penunggang serigala bagaikan air raksa yang tumpah, menyebarkan ribuan siluet tegap dan lincah di hamparan gurun berbatu yang luas.
Gurun berbatu ditutupi lapisan kerikil tebal yang menyilaukan saat terkena sinar matahari, seperti kristal garam yang mengkristal. Penunggang serigala berasal dari hutan tanah asin di Provinsi Tenggara, lingkungan yang sangat mirip dengan wilayah asal suku Wolff. Setelah pencarian cepat, pasukan berkuda serigala yang awalnya tidak teratur segera menyusun formasi rapi. Pencarian ini sia-sia karena area ini telah diperiksa hampir sepuluh kali oleh kavaleri udara. Mustahil menyembunyikan pasukan di tempat seluas ini.
Prajurit Behemoth yang keluar dari Ngarai Batu Merah semakin terpesona oleh hutan kaktus raksasa di sini. Kaktus memang ada di Wilayah Wolff, Provinsi Tenggara Kerajaan Bimeng, namun Kaktus Kulit Besi dari Hutan Garam Florundo tak ada artinya dibanding kaktus gurun berbatu ini. Setiap kaktus raksasa di sini setinggi 15 meter, dipenuhi duri panjang yang membuat bulu kuduk merinding. Dari kejauhan, kaktus-kaktus itu seperti telapak tangan dengan jari-jari terbuka, sangat pantas menyandang nama "kaktus". Bentuk aneh seperti ini tak ditemukan di Kerajaan Bimeng, kaktus Hutan Garam Florundo biasanya tumbuh secara abstrak.
Liu Zhenhan bersama rombongannya berdiri tertawa-tawa di depan sebuah kaktus raksasa. Penyair kuda nil O'Neill berkomentar bahwa bentuk kaktus ini mirip wanita telanjang, sehingga menarik kerumunan orang yang menengadah ke atas.
Benar-benar mirip! Kaktus ini tidak tumbuh membentuk jari-jari yang terbuka, melainkan menyerupai sosok manusia dengan lekuk tubuh yang indah. Meski dipenuhi duri kaktus keras, terlihat jelas anggota badan dan fitur wajah (mata, hidung, mulut), bahkan sepasang payudara yang menggembung. Duri di area sensitif berwarna hitam pekat. Semakin dekat dilihat, semakin nyata kemiripannya, memicu diskusi panjang dari para pengangguran. Pangeran Muda Elf, Putri Mari, ikut melompat-lompat kegirangan di tengah kerumunan.
"Andai bunga kaktus merah menyala di kepala wanita kaktus ini berbentuk pita sutra! Baru bisa dibilang sempurna! Sekarang cuma rambut yang kurang!" gumam O'Neill sambil menggeleng-gelengkan kepala, menunjukkan obsesi kesempurnaan seorang penyair pengelana.
"Luar biasa! Belum pernah lihat tanaman seerotis ini!" teriak Belami sambil membunyikan peluit dengan kencang. Tangannya menyentuh duri kaktus yang sekeras akar pohon berusia ribuan tahun.
“Tebang itu! Bawa pulang untuk dipamer-pamerkan! Mungkin nanti bisa ditukar dengan 'Mata Air Elemen' dari Penjaga Pohon Cruyff!” Liu Zhenhan semakin melihat semakin menyukainya. Dulu saat masih belum berpengalaman, dia bisa menukar blewah gurun dengan Penjaga Pohon untuk mendapatkan banyak harta, pasti kali ini juga akan ada hasilnya.
Para penyair kuda nil mengangguk, meludah di telapak tangan, lalu mengayunkan kapak raksasa dengan garang. Mammoth pahlawan kuat dan Raksasa Typhoon membawa tali rotan anggur liar sebesar ular sanca, mengikat erat kaktus raksasa ini. Awalnya mengira perlu usaha ekstra, ternyata bagian dalam kaktus yang berair dan lunak membuatnya roboh dengan "kretak!" setelah beberapa kali dihujam kapak. Prajurit mammoth dan Api Neraka berteriak kencang, bersama-sama menarik tali raksasa untuk menurunkan "patung telanjang" kaktus ini perlahan.
Pasukan Bimon yang sedang berbaris sama sekali tidak melirik para penjaga Istana Musim Panas Dewa Perang yang tak punya kerjaan ini. Selain bunyi zirah dan derap kaki berat, tidak terdengar suara batuk pun dari barisan tentara reguler Bimon yang megah. Perbedaan kualitas antara amatir dan profesional terlihat sangat jelas.
“Bagus!” Liu Zhenhan memetik sebuah buah Xianren sebesar kepalan tangan dari puncak kaktus ini, merobek kulit hitam-merah yang berbintil-bintil, lalu menggigit keras daging buah putih di dalamnya. Manisnya hampir membuat lidahnya meleleh, aroma buah yang unik terus terasa di mulut. Guo Guo dan burung beo kecilnya sibuk mengunyah daging buah dengan suara "klik-klak".
“Coba!” Liu Zhenhan melemparkan satu buah masing-masing ke Lily, Helen, dan Mo'er: “Ini jauh lebih besar dari buah Xianren di Provinsi Tenggara kita, dan sama sekali tidak pahit!”
“Enak sekali!” Pangeran Elf muda tanpa sungkan menyantap buah Xianren dengan lahap.
“Kolina! O'Neill! Terus tebang! Yang bentuknya bagus dibawa untuk hiasan, yang jelek langsung ambil buahnya!” Liu Zhenhan berteriak ke prajurit Kijang lainnya: “Jangan bengong! Cepat kerja!”
“Richard! Sekarang kita sedang dalam perjalanan, apakah ini tidak terlalu sembrono?” Helen menarik lengan Liu Zhenhan perlahan.
“Jancuk!” Liu Zhenhan menunjuk ke arah perkemahan Mulan di garis cakrawala 50-60 li sambil mencibir: “Lihatlah musuh kita! Selain mengirim beberapa pengintai yang berpatroli dari jauh, ada gerakan apa lagi? Perjalanan ini masih panjang!”
Pasukan Mulan memang keren setara naga tanah. Pasukan Bimon telah membentang hitam di garis cakrawala, namun di kemah mereka masih terlihat asap dapur mengepul santai, sama sekali tidak ada tanda-tanda konsentrasi besar-besaran. Dari sisi Bimon, hanya terlihat samar-samar barisan bayangan patroli yang bergerak tanpa panik.
Masih ada lawan sesombong ini yang berani mengabaikan Pasukan Bimon yang keluar dari Red Stone Canyon. Gigi Putri Kahn sampai gatal menahan amarah.
Putri Kahn telah menghitung waktu: Jika Pasukan Ekspedisi Bimon menyelesaikan penyeberangan Red Stone Canyon menuju area gurun berbatu yang luas ini, sementara Pasukan Mulan juga mulai bergerak bersamaan, maka kedua pasukan akan bertemu tepat di tengah gurun berbatu, siap berperang.
Nyatanya orang Mouran bahkan tidak bergerak. Bahkan ketika pasukan depan Bimon telah melewati separuh hutan kaktus di gurun berbatu, lawan tetap tidak bereaksi sama sekali. Dengan teropong pengintai berkekuatan tinggi yang dirampas, Kepala Staf Jenderal Pinto berulang kali memeriksa dan harus mengakui: Orang Mouran benar-benar arogan, hingga kini belum ada tanda-tanda mobilisasi pasukan.
Kemah-kemah orang Mouran yang membentang seolah mencapai ujung langit, berbaris rapi di ujung utara yang gelap. Sementara Pasukan Bimon masih bergerak di ujung selatan daerah gurun berbatu. Dalam radius ratusan li di sekitarnya, selain situs reruntuhan kota kuno berjarak 20 li di posisi garis lintang timur laut dan dua gunung batu hujan merah yang membentang ratusan li di barat, sama sekali tidak ada penghalang besar lainnya. Medan ini termasuk wilayah terbuka yang paling cocok untuk serbuan pasukan besar.
"Para pengecut Mouran ini! Berani-beraninya membentuk formasi!" Putri Kahn tersenyum sinis dan segera memberi perintah: "Seluruh pasukan maju 20 li lagi! Jika musuh belum bereaksi selama ini, waktu mereka untuk menyusun pasukan akan sangat terbatas. Nanti, lima resimen kavaleri Wolff Mig ditambah tiga resimen penunggang serigala Cambuk Dewa Perang harus menyerbu dengan kecepatan maksimal! Pisahkan semua perampok Mulan yang sombong ini! Infanteri harus mengikuti penunggang serigala secepat mungkin dan langsung terjun ke pertempuran!"
Darah bergejolak, pertempuran sudah di ambang pintu. Setiap prajurit Behemoth mengikuti panji resimen mereka dengan erat, mempercepat gerakan ke arah musuh di utara. Kaktus raksasa merusak formasi dengan parah, tapi untungnya hutan kaktus ini menghilang di gurun setelah 10 li. Seandainya bergerak ke arah sebaliknya, hutan kaktus selatan yang membentang ratusan li pasti akan sangat menyebalkan.
Orang Mouran ternyata tidak benar-benar sedang berpose. Saat Pasukan Ekspedisi Bimon menembus hutan kaktus dan bergerak maju sekitar 15 li, gerbang kamp utama Mouran mengeluarkan barisan kavaleri unta. Kuku besi mengangkat debu yang membubung tinggi, berkumpul di garis cakrawala jauh membentuk naga kuning bergulung-gulung. Meski terpisah hampir 20 li lebih, teriakan kavaleri dan cambukan keras pada kendaraan tunggangan bahkan masih terdengar jelas, bumi pun berguncang.
Putri Kahn mengayunkan cambuk perangnya, menahan seluruh Pasukan Ekspedisi Bimon pada jarak 20 li dari musuh. Pangeran Lionheart merasa sedikit menyesal - andai musuh membiarkan pasukan Bimon bergerak 5 li lebih, dengan kecepatan gerak penunggang serigala, mereka pasti sudah hancur. Namun Putri Kahn juga mengagumi kedisiplinan pasukan Mouran. Kavaleri Mulan ini terlalu berpengalaman, ribuan pasukan di depan mata tapi tak terlihat panik sedikit pun.
Kini yang dibutuhkan Bimon adalah menunggu. Para perwira di setiap resimen segera memerintahkan prajurit untuk mengisi kembali air dan makanan. Pengintai, kurir komunikasi, dan perwira staf sekarang paling sibuk. Meski pertama kali menggunakan teropong pengintai untuk survei jarak jauh, para perwira staf cepat menguasai peralatan militer ajaib ini. Data pergerakan musuh dan laporan dari kavaleri udara dengan cepat diolah menjadi intelijen yang diserahkan ke panglima legiun, Putri Kahn.
"Saat ini pasukan kavaleri udara Mouran sangat menahan diri, meskipun sudah mengudara, mereka tetap berputar-putar di atas formasi kami. Kavaleri udara Bimon di pihak kami juga menahan diri karena khawatir dengan senjata magnetik mereka."
"Yang Mulia Pangeran, bagaimana situasinya sekarang? Kapan perang akan dimulai?" Liu Zhenhan tiba di barisan depan formasi perang Bimon yang sangat besar, menggigit Buah Xianren raksasa yang membuat airnya muncrat-muncrat, sambil memandang Pangeran Kahn yang sedang cemberut.
"Yang Mulia, meskipun jabatan kita setara, jika aku melihat Anda dan pasukan Anda masih seenaknya seperti ini, aku tidak akan ragu memerintahkan polisi militer untuk memenggal kepala Anda dan memajangnya!" Pangeran Kahn memandangi Liu Zhenhan dengan tidak puas lama sekali, sebelum mengeluarkan ancaman ini melalui sela-sela giginya.
Di dalam hati sang Pangeran juga bertanya-tanya. Tadi dia melihat Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Dewa Perang dan Shaman Kepala yang menjengkelkan ini sedang menebang kaktus di sana. Setelah berjalan 10 li, mereka bisa menyusul lagi tanpa terengah-engah. Benar-benar aneh.
"Yang Mulia, apakah Anda ingin memberontak?" Liu Zhenhan menyeka sari buah manis di sudut mulutnya sambil tertawa terbahak-bahak: "Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Dewa Perang kami baru saja diubah dari Pengawal dan milisi, termasuk dalam struktur Pengawal. Anda mau memaksa milisi rakyat seperti kami untuk membentuk formasi perang layaknya tentara reguler? Ini namanya memaksa orang baik jadi pelacur!"
“Jancuk!” Pangeran Lionheart mengetuk kepalanya sendiri dengan keras, dalam hati mengutuk dirinya sendiri sebagai bodoh.
Yang Mulia Pangeran sebelumnya hanya melihat ribuan prajurit berkeliaran dengan tidak disiplin, lupa bahwa kawanan ini bukan tentara reguler melainkan pengawal pribadi, sehingga secara sia-sia terjebak dalam kebiasaan profesionalnya.
Bab 311 Jenderal Terhebat di Gurun
Kepala Staf Jenderal Pinto di sampingnya menggelengkan kepala kuat-kuat, tak bisa berkata-kata.
Sebenarnya bukan hanya sang Pangeran yang terjebak dalam masalah ini, para jenderal Bimon dari berbagai legiun juga menunjukkan ekspresi kecewa. Hasilnya semua lupa satu fakta - dua resimen ini sebenarnya terdiri dari pengawal pribadi yang bukan resimen reguler!
Melihat seluruh Pendeta Kerajaan Bimeng, pengawal Imam Utama Angsa Murinio yang paling berhak untuk arogan saja hanya berjumlah sekitar seratus orang. Grand Shaman Weian dan Imam Tongkat biasa bahkan hanya mempertahankan beberapa pengawal. Sebagian besar pendeta memiliki maksimal 10-20 pengawal, dengan satu atau dua ras perang kuat saja sudah membuat mereka senang. Tapi Shaman Divine Comedy ini? Sekali muncul langsung membawa lebih dari dua resimen, lengkap dengan tiga angkatan darat, laut, dan udara, semuanya qingyise ras perang utama. Para jenderal "Cambuk Dewa Perang" matanya sampai merah melihatnya. Entah bagaimana dia memberi makan begitu banyak mulut di padang gurun itu, atau dari mana baja untuk memenuhi kebutuhan persenjataan sebanyak itu.
"Sayang sekali prajurit sehebat ini! Jika diberikan padaku untuk memimpin, pasti akan menjadi pasukan tak terkalahkan!" Putri Kahn memalingkan kepala, benar-benar tak ingin melihat lagi. Setiap kali menyaksikan prajurit Bimon yang gagah berani ini hanya sekumpulan orang yang tidak terorganisir, amarahnya langsung memuncak.
"Siapa bilang jika aku yang memimpin bukan pasukan tak terkalahkan?" Liu Zhenhan menghabiskan gigitan terakhir Buah Xianren, lalu melemparkannya jauh-jauh: "Ini hanya soal formasi! Prajuritku hanya perlu bisa membentuk formasi kura-kura sempurna. Prajurit Bimon tidak harus belajar formasi sepanjang pasukan tombak manusia yang serba sempurna itu."
"Yang Mulia dan pengawal bergerak sangat cepat. Baru beberapa waktu lalu masih memotong kaktus di belakang, 'syuut' sudah sampai di sini." Seorang staf Fox tersenyum pada Liu Zhenhan, mencoba meredakan ketegangan.
"Lari berat bersenjata 5 kilometer, sejak era Milisia Feilengcui sudah menjadi mata pelajaran dasar." Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak dengan nada sedikit mengejek: "Dengar baik-baik! Mata pelajaran dasar! Milisi ku setiap hari berlari dengan kantong pasir di tubuh dan membawa kayu gelondongan!"
“Aku tahu pepatah 'Pemimpin hebat tak punya prajurit lemah', aku minta maaf, Yang Mulia!” Ekspresi Putri Kahn sedikit membaik, ia mengangguk pada si bajingan tua: “Tapi... aku benar-benar tak ingin pasukanku bergabung dengan prajurit Yang Mulia. Gaya ceroboh kalian akan merusak disiplin prajurit Bimon lain! Lagipula pasukan ekspedisi Bimon mungkin tak sehebat Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui. Begini, aku beri tugas pada Anda, tolong periksa situs kota kuno itu.”
“Apa musuh menyiapkan pasukan penyergap di sana?” Liu Zhenhan meludahkan biji buah, menatap situs kota kuno gelap yang setengah tertimbun pasir di sebelah kanan.
“Menurut perkiraan pasukan pengintai udara, pasukan Mulan sekitar 40.000 personel. Jika mereka menarik satu dua resimen, pengintai kita pasti tak menyadari. Jika ada pasukan penyergap yang muncul dari sana, mereka pasti menyerang sayap kanan kita yang lemah. Jika itu terjadi, akibatnya akan sangat buruk!” Ekspresi Pangeran Kahn serius.
“Yang Mulia Pangeran, bukankah ini sederhana...” Liu Zhenhan heran: “Cukup kirim kavaleri udara ke sana, mendarat dan periksa dengan seksama!”
“Aku sudah mengirim prajurit Biao untuk memeriksa, di sekitar reruntuhan kota kuno tidak ada pasukan penyergap. Tapi reruntuhan ini sangat aneh, seolah mengandung daya tarik yang sangat kuat. Setelah mendarat dengan susah payah, prajurit Biao kami melakukan pemeriksaan menyeluruh namun menemui tempat kosong tanpa keanehan apa pun!” Pangeran Lionheart tersenyum: “Tapi aku selalu merasa ada yang tidak beres dengan reruntuhan ini! Yang Mulia, jangan tertawa, di medan perang aku selalu bergantung pada insting. Jadi mohon Yang Mulia berkenan memeriksanya sendiri!”
“Ada daya tarik? Aneh! Baiklah, dengan senang hati melayani!” Liu Zhenhan memberikan hormat militer ke arah sang Putri sambil menepuk dahinya.
Melihat Shaman Divine Comedy mengajak semua bawahannya berbondong-bondong menuju reruntuhan kota, Kepala Staf Jenderal Pinto memandang komandannya dengan tatapan penuh tanya.
“Apa kau ingin bertanya mengapa aku mengirim pasukan kuat ini pergi?” Pangeran Kahn tetap mengamati pasukan Mulan melalui teropong perunggu, tanpa mengangkat kepala saat berbicara dengan kepala stafnya.
"Sayang sekali, lihatlah! Pasukan udara Newton di langit sekarang mulai mengikuti Paduka Richard pergi juga! Hei! Mereka yang setia ini! Jika kekuatan Yang Mulia Shaman Divine Comedy begitu kuat, mengapa Putri tidak memanfaatkannya dengan baik?" Kepala Staf Jenderal Pinto meneduhkan tangan di dahinya menghalangi terik matahari, sambil menatap ke langit.
"Jangan anggap Yang Mulia itu bodoh! Dia bukan Orang-orang Banteng, memaksanya jadi tumbal, mati pun dia tak mau!" Senyum Pangeran Kahn tertutupi sebagian oleh mesin perunggu: "Dia baru saja mengingatkanku, dia seorang Shaman, pasukannya adalah pengawal Istana Musim Panas Dewa Perang. Apa hak kita mengatur dia ke medan perang? Aku benar-benar tak tahan melihat kelonggarannya! Prajurit-prajurit di bawahnya sudah terbiasa dengan suasana santai ini, tapi Prajurit Bimon lainnya tidak! Ini akan merusak semangat pasukan! Aku harus memindahkannya dulu!"
"Sebenarnya kita sama sekali tidak memasukkan pasukannya dalam perhitungan. Ini pasukan tambahan yang muncul tiba-tiba! Hehe... Harus diakui, Yang Mulia ini ternyata bisa menghidupi begitu banyak prajurit! Memang ada kemampuannya!" Jenderal Pinto juga tersenyum.
"Bukan cuma sedikit kemampuan! Begitu dia bicara, aku langsung tersadar. Yang Mulia kita baru muncul setahun lalu, tapi sudah melalui beberapa pertempuran besar, setiap kali tanpa korban jiwa! Dewata Perang yang pilih kasih di atas! Ini prestasi yang sangat mengerikan dan membanggakan!" Pangeran Kahn mendengus, memutar teropong perunggu ke arah lain: "Aku menugaskannya ke sana dengan alasan. Apapun keanehan di reruntuhan kota yang punya daya tarik aneh itu, saat pertempuran pecah, prajurit Bimon Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Dewa Perang akan jadi pasukan cadangan kedua kita, menerjang dari sayap ke barisan musuh! Sempurna!"
"Begitu pertempuran kacau dimulai, prajurit Bimon kuat yang tak bisa menyusun formasi ini akan unjuk gigi." Kepala Staf Jenderal Pinto tersenyum paham.
"Jancuk!" Mata Pangeran Kahn tiba-tiba mengangkat dari teropong perunggu, alis keemasannya berkerut: "Kenapa orang Mouran ini cuma berkumpul, sampai sekarang belum bergerak maju?"
"Pasukan tak beradab. Kureka mereka ingin menguras tenaga prajurit kita. Kita harus maju 15 li dulu, baru mereka akan mendorong!"
"Bangsat! Seluruh pasukan maju!" Pangeran Kahn menggemeretakkan tinju: "Mau menunggu dalam keadaan segar? Aku akan buat para sundal Mouran ini mengerahkan segala tenaga untuk bertarung habis-habisan!"
Dua li di depan gerbang kemah pasukan Mouran, terdapat celah tanah yang membentang dari timur ke barat. Celah ini memiliki lebar sepuluh yard dan dalamnya tak terukur, dengan pasir hisap yang terus-menerus "berdesir" mengalir ke dalamnya. Karena gundukan pasir berbentuk sarang lebah di garis cakrawala yang tidak rata, pasukan Bimon di selatan sama sekali tidak dapat melihat celah ini. Bahkan dari pandangan udara pasukan pengintai di ketinggian, celah ini hanya terlihat seperti garis tipis. Apalagi orang Mouran telah memasang tiang-tiang yang menopang kulit unta untuk menutupi sebagian besar celah di depan gerbang kemah.
"Pasukan Bimon benar-benar hebat!" Seekor gajah perak perlahan melangkah keluar dari gerbang kemah. Di atas gajah perang berbentuk teratai itu duduk Meishuai yang legendaris, sang panglima tak terkalahkan dari Gurun Pasir Taklamakan.
Tubuh gajah perak ini relatif kecil, dengan tinggi sekitar dua meter, memiliki enam gading, mahkota bunga di kepala, dan dihiasi untaian permata.
"Pantas menyandang gelar 'Ksatria Bimon Perisai Aiqin'!" Panglima Mulan Rundstedt tak henti memuji, melepas pandangannya yang dipenuhi darah beku dari lensa teropong: "Dengan pasukan seperti ini, tak heran jika mereka bisa mengalahkan Taletulu, Ali Daei, Kartibi, dan unit pasukan perahu pasir!"
“Meishuai! Di mana kehebatan mereka?” Seorang raksasa bertubuh penuh bercak putih beku, mengeluarkan aroma almond pahit yang pekat, bersuara berat: "Pasukan kavaleri barbar barat sudah terpisah dari formasi utama, terlalu tercerai-berai. Lawan amatiran seperti ini bisa kami raksasa arsenik hancurkan tanpa kesulitan!"
Tinggi raksasa ini sungguh mengerikan. Berdiri tegak, ia bahkan lebih tinggi dari Meishuai yang duduk di atas gajah perak.
"Kau salah, yang terkasih Lauderbarian! Lihat..." Jari Panglima Molan menunjuk ke arah pasukan Bimon yang tersusun rapi di garis cakrawala: "Panglima legiun Bimon ini sangat luar biasa! Lihat betap indahnya formasi utama pasukan tengah mereka! Sementara penunggang serigala berpatroli di kedua sisi, meski jaraknya agak tertinggal dan terlihat tidak selaras, ini pasti disengaja! Menggunakan infanteri pasukan tengah untuk mengunci lawan, lalu menyerang sisi kiri-kanan dengan kavaleri - ini taktik paling praktis dan populer di Benua Aigean saat ini!"
"Pengetahuan Meishuai memang luas." Penyihir mayat hidup yang pernah memanah Liu Zhenhan hingga berambut kuncir tunggal, menjilat dengan nada merendah: "Pujian untuk kebijaksanaan Panglima Molan yang agung ini!"
"Master Zandi, Anda terlalu sopan! Mana mungkin saya disebut berpengetahuan luas, hanya saja di 'Kota Gallimard' kami terdapat banyak buku dari Benua Aigean, dan saya bisa membacanya sesekali. Konon pasukan Kerajaan Bimeng di masa lalu sama sekali tidak memiliki formasi, kini mereka pun mulai berubah." Ekor merah berbulu Meishuai bergerak-gerak dengan riang: "Lihatlah, prajurit-prajurit Behemoth perkasa ini! Bahkan dari jarak sejauh ini, postur tubuh mereka tetap mengerikan! Jika harus berhadapan langsung dengan lawan seperti ini, Badai Mulan sekalipun bisa menang, mungkin hanya tersisa 10% formasi!"
"Meishuai! Jumlah pasukan kita dua kali lipat lebih banyak, meski bertarung langsung, seharusnya tidak separah yang Anda katakan?" Seorang elf gurun berparas tampan berbisik pelan.
"Sujayi, sebagai Mainz gurun, bagaimana bisa kau meremehkan musuh? Kemarin saya sudah menerima surat dari Yang Mulia Khalifah, Pasukan Pengawal Sultan segera datang membantu kita!" Panglima Molan tertawa renyah.
"Kerajaan Markham tidak diperangi lagi? Tinggal satu kota terakhir lho!" Elf gurun Sujayi menghela napas penuh penyesalan.
“Bagaimanapun juga Yang Mulia Khalifah adalah ayah kandung Kaisar Hakan, bagaimana jika 'Kota Gallimard' direbut? Kaisar Hakan pasti tidak akan tinggal diam!” Meishuai menatap jauh ke arah reruntuhan kota kuno sambil mengelus dagunya: “Lihatlah Kota Kuno Huye! Tadi sudah ada Bimon Kavaleri Udara yang berpatroli, namun mereka masih mengirim pasukan kecil untuk pengintaian lapangan. Hah, panglima Bimon ini benar-benar sangat teliti!”
“Bukankah semua ini sudah dalam perhitungan Meishuai?” Elf gurun bernama Sojai tersenyum tipis, pandangannya penuh kekaguman pada panglimanya.
“Hashimian!” Mata Panglima Rundstedt menatap tajam pemimpin Orang Burung Nasar yang selama ini diam, gajah peraknya mendengus gelisah.
Mendengar panggilan panglima, Orang Burung Nasar yang sedang melamun itu langsung berdiri tegap.
“Hashimian! Hanya unta pengecut yang berlutut di hadapan badai! Aku sakit hati melihatmu seperti ini. Ingat! Apapun cobaan yang kau alami, aku selalu menjadi pelindungmu!” Sorot mata Panglima Rundstedt keras namun penuh kasih: “Kesempatan membalaskan dendam dengan tanganmu ada di depan! Bantu aku mengalihkan perhatian kavaleri udara orang-orang barbar barat! Sudah kuperkirakan jumlah mereka sekitar dua kali lipat pasukanmu! Beranikah kau?”
“Aku punya!” Pemimpin Orang Burung Nasar terus-menerus mengusik cincin emas di telinganya, menggeretakkan gigi sambil berkata.
“Aku tidak membutuhkanmu bertaruh nyawa! Musuh bahkan membawa meriam cahaya ke langit, ini bahkan tidak pernah terbayangkan dalam mimpiku.” Meishuai berkata dengan ketenangan luar biasa: “Ingat, aku tidak membutuhkan kalian menghancurkan musuh, hanya perlu mengalihkan kavaleri udara mereka! Jangkauan meriam cahaya sangat jauh, mereka tidak akan takut padamu. Asal bisa menahan kavaleri udara Bimon ini, bagi Mulan itu berarti kemenangan!”
Pemimpin Orang Burung Nasar bersujud mengetukkan kepala ke tanah berkali-kali, lalu segera membentangkan sayapnya terbang ke langit, memimpin sekelompok Orang Burung Nasar menerjang kavaleri udara Bimon yang tersebar di kejauhan.
“Madawikxia! Kau adalah penunggang kadal terbang terkuat Mulan. Aku membutuhkanmu untuk siap mendukung Hashimian kapan pun diperlukan, tapi tugas utamamu tetap melindungi airship!” Meishuai berbisik pada seorang mage Mulan yang diam membatu di belakangnya.
Mage Mulan berbaju zirah bertatahkan emas dan batu permata itu mengangguk pelan.
“Baik! Katapel uap mulai tembak! Ahli Sihir Agung Nuosiladi! Mohon para Ahong naik ke airship dan bersiap lepas landas!” Panglima Rommel mengusap kumis keriting di bibirnya, memberi isyarat pada sesepuh berjanggut panjang botak di belakang gajah perak.
Master Ahong Muzhe berjubah ungu itu segera mengangguk patuh.
“Ibuku tercinta! Akhirnya aku mulai mewujudkan sumpahku!”
Pada hiasan rantai logam di pinggang Panglima Mulan Rommel, batu permata jernih itu masih memuat patung Meishuai versi mini yang diperkecil ribuan kali. Namun saat ini, wajah kecil Meishuai mini itu menampakkan senyum penuh kelicikan.
Bab 312: Kota Magnetik Misterius
“Hiiihhh~”
Derap kuda dan cambukan keras tiba-tiba terhenti di depan reruntuhan kota kuno.
"Kota seperti ini bisa ditemukan di dunia permukaan? Hmm... Benar-benar di luar bayangan!" Liu Zhenhan mengikatkan sapu merah di wajah Guo Guo sambil memandang reruntuhan kota kuno sejauh 200-300 yard dari kereta mewah sang tuan tanah.
Reruntuhan kota kuno ini tampaknya dipahat di lereng gunung hitam besar. Meski skalanya terbatas, pengerjaannya jelas bukan hal sepele. Liu Zhenhan hanya pernah melihat kota berbentuk seperti ini di Kerajaan Laut Xiya dan dunia bawah tanah, ini pertama kalinya di dunia permukaan.
Tembok setengah lingkaran reruntuhan ini disusun dari batu hitam berlekuk-lekuk, rapat seperti masker besar yang membungkus setengah mil lereng gunung. Badai pasir telah mengubur dasar dinding kota ini, menyisakan ketinggian maksimal sekitar 8 meter.
Karena erosi lingkungan alami gurun, tembok kota hitam dipenuhi bekas pengelupasan akibat zaman. Sebagian besar anak panah, parapet, dan gerigi pagar telah runtuh atau rusak; menara pengawas dan gerbang kota dari kayu hanya menyisakan kerangka yang tegak menyedihkan di atas kota seperti hantu liar berambut kusut; gerbang kota yang terkubur pasir setengah masih berdiri kokoh dalam keadaan setengah runtuh, kayunya telah memutih pucat seperti abu mayat; beberapa pohon Populus euphratica tumbang dan sumur kering di depan gerbang, tali busuk pada roda kereta bergoyang kesepian diterpa angin; pemandangan kehancuran dan kesuraman yang menyayat hati.
Prajurit Feilengcui segera tiba menyusul. Mereka berlari "terengah-engah" di belakang kereta mewah tuan tanah, menempuh jarak hampir 10 kilometer. Para prajurit perkasa ini tetap terlihat santai tanpa menunjukkan kelelahan sedikit pun.
"Haha, sungguh peradaban gurun yang agung!" Penyair kuda nil O'Neill meludah, menatap gunung hitam dan kota kuno ini. Tiba-tiba ia merasakan gelora inspirasi – dengan tergesa-gesa mengeluarkan kertas papirus putih salju dari dalam jubahnya.
Matanya yang kecil seperti kacang hijau berkeliling mencari sudut tersembunyi yang sepi untuk buang air besar.
Seluruh area gurun berbatu di sekitar pegunungan ini terbentuk dari akumulasi batuan hujan merah, namun gunung di depan ini seluruhnya hitam legam seperti arang, dengan ketinggian mencapai 200 meter, bagaikan kerucut besar yang mengecil di bagian atas dan membesar di bawah, menusuk langit dengan gagah. Sinar matahari yang menyengat memantul di batu hitam tanpa menghasilkan kilau sama sekali, memancarkan aura kematian yang suram. Pemandangan ini mudah memicu perasaan nostalgia akan zaman purba bagi mereka yang sentimental.
Lebih dari empat puluh ekor anjing penjaga besi berlapis emas tiba-tiba menggeram rendah menuju gundukan penutup pasir berbentuk sarang lebah sejauh lima yard, tanda bahwa mereka mendeteksi ancaman. Area gurun berbatu ini dipenuhi gundukan penutup pasir berongga aneh, seolah terbuat dari pasir dan lem, berlubang-lubang seperti sarang. Setiap gundukan menyerupai kuburan menjijikkan yang meski tidak menghalangi pergerakan pasukan, sangat mengganggu moral. Gundukan saat ini cukup besar untuk menyembunyikan satu dua musuh. Beberapa mata panah berkilat dingin langsung mengarah ke posisi yang ditunjukkan anjing-anjing itu.
"Santo Fransiskus! Pompeii!" Belami memasukkan jari ke mulut dan membunyikan peluit keras ke arah kawanan anjing penjaga: "Cepat periksa!"
Dua ekor anjing perang Dangxiangku dengan surai putih salju berjalan perlahan dengan penuh wibawa dari kawanannya. Karena sudah dipilih oleh majikan, dua raja anjing ini pun tak bisa tidak menunjukkan kekuatan mereka.
Bantalan daging yang lembut di kaki memungkinkan anjing perang Dangxiangku berlari ancang-ancang tanpa suara. Dua raja anjing putih salju itu menerjang dari kiri dan kanan secepat kilat ke balik gundukan pasir, lalu menyembulkan seekor monster sebesar Hewan Luo Sha. Monster ini seluruh tubuhnya tertutup cangkang keras bersegmen-segmen, lidah merah panjangnya menjulur-julur panik, mirip tikus mondok berzirah raksasa atau armadillo. Ini pasti seekor Monster, karena lubang hidungnya yang sempit terus mengeluarkan asap hitam dan bau belerang dengan gelisah.
Guo Guo dan burung beo kecil berdiri di atas kepala Suanni Bermata Api, menggeram dan menampakkan gigi sambil menonton dengan semangat berapi-api.
Suara "kreek-kreek" beruntun terdengar. Dua ekor anjing perang Dangxiangku yang lebih gagah dari singa hanya menggelengkan kepala sedikit saja sudah menjatuhkan Monster gurun ini. Sebelum armadillo berzirah ini sempat membalikkan badan, dua bayangan raksasa yang disertai angin kencang sudah menerjang tubuhnya. Gigi taring tajam mereka dengan mudah memutus tenggorokan, mengunyah cangkang keras, dan merobek-robek daging merah muda segar beserta darah hingga berceceran di mana-mana.
“Bangsat！”Fatty Luo mengeluarkan suara "swish" saat memasukkan kembali pedang besar ke sarungnya: “Kaget sekali, kukira ada pasukan penyergap!”
Pangeran Muda Elf, Putri Mali, dengan wajah panik menarik lengan adiknya Gormeth. Mata indahnya tak berkedip memandangi dua ekor anjing perang Dangxiangku yang sedang mengunyah dengan lahap. Entah mengapa, meski tak takut pada monster, Putri Mali justru merinding saat pertama kali melihat anjing penjaga, terutama dua ekor raksasa bermarkah sabit merah dan landasan besi di leher ini.
“Ini pantas disebut monster?” Belami tersenyum sinis, lalu menendang tumpukan pasir berbentuk sarang lebah hingga runtuh.
Sekumpulan semut merah bermata majemuk hijau berhamburan keluar dari reruntuhan. Setiap semut sebesar jari dengan kaki runcing dan rahang tajam. Pria tampan Orang Ao mengerutkan alis, lalu menginjak-injak semut itu dengan sepatu kulitnya hingga terdengar suara "kreek-kreek" keras.
Dua ekor anjing perang Dangxiangku tiba-tiba berguling-guling di tanah, sesekali melompat-lompat, sesekali menggesekkan wajah mereka ke pasir dengan keras. Belami dan para prajurit Werwolf yang panik segera berlari menghampiri, menahan erat anjing-anjing besar itu. Ternyata beberapa semut merah merayap di wajah kedua anjing perang itu saat mereka menggigit makhluk baja. Semut-semut ganas ini menggunakan rahang tajam mereka menggerogoti bercak darah berbentuk bunga plum di wajah anjing. Belami mengayunkan telapak tangannya dengan garang, "kreek-kreek" membunuh semua semut itu.
Beberapa semut besar muncul lagi dari potongan tubuh makhluk baja yang tercabik-cabik, menggerakkan dua tentakelnya dengan sombong sambil mengunyah sisa daging.
"Semut apa ini?" tanya Helen, Mo'er, Gorini, dan Xixi sambil merasakan bulu kuduk merinding. Semut raksasa merah darah ini benar-benar mengerikan. Kepala kecil mereka mirip kuda laut, mata majemuk hijau besar memancarkan kilau jahat.
“Jancuk! Jijik banget!” Liu Zhenhan melihat semut-semut berwujud aneh sambil menggerutu, mengangkat pergelangan tangan untuk melihat nyala api kecil yang berputar cepat di "Gelang Jam Dua Belas Waktu", lalu menunjuk ke arah reruntuhan kota kuno, "Ayo mulai! Semoga tempat menjijikkan ini ada musuhnya, biar pedang perang Prajurit Feilengcui kami yang pertama kali ternodai darah!"
Cincin ruang mengeluarkan peti-peti berisi Baju Zirah Duri Mahkota dan zirah rotan. Prajurit Feilengcui mulai bersiap mengenakan zirah berat. Dari total 221 set Baju Zirah Duri Mahkota yang dibawa ke Timur, sisanya dibagikan semua. Sayangnya, sebagian besar Prajurit Kijang masih menggunakan zirah rotan sementara, karena pabrik senjata baru bisa memprioritaskan perlengkapan kavaleri berat dan angkatan udara.
Pangeran Elf kecil itu tak bisa mengalihkan pandangan. Berbeda dengan plat baja berat biasa yang membutuhkan paku keling dan obeng untuk dipakai, Baju Zirah Duri Mahkota dengan sistem roda gigi ganda presisinya membuat proses mengenakannya semudah memakai baju biasa.
Bak gelombang pasang, raungan Prajurit Feilengcui menggema bagikan kawanan banteng liar yang bermigrasi di padang gurun. Dengan suara "Braak!", mereka menerjang seperti banjir menuju reruntuhan kota kuno sejauh seratus yard.
Pertama, pasukan udara Newton melintasi langit pegunungan hitam, berpatroli untuk memeriksa posisi di belakang gunung. Kemudian, gerbang kota kuno yang sudah rusak parah dihancurkan menjadi pecahan oleh mammoth pahlawan kuat bertubuh besar langsung dengan badan mereka. Suara gemerisik pedang besar yang dikeluarkan dari sarungnya bergema di mana-mana, di bawah pantulan cahaya yang menyilaukan, prajurit antelop terus mengalir mengikuti belakang, menerobos masuk ke kota dalam melalui gerbang yang tiba-tiba terbuka lebar. Belami dan O'Neill yang berada di barisan belakang dengan cepat membuka pertahanan di luar kota bersama prajurit bawahan mereka, sementara anjing-anjing raksasa ganas berbaring di kaki para Prajurit Werwolf, jinak seperti kucing liar.
Pangeran muda Elf, Putri Mari yang duduk di kereta sama sekali terpana. Prajurit Bimon yang tadi masih terlihat lemah, tiba-tiba berubah seperti pria hidung belang yang memakan obat perangsang, memperagakan persiapan serangan klasik bak buku panduan di hadapannya. Tidak hanya koordinasi udara-darat yang sempurna, tapi juga gerakan maju-mundur yang terukur. Sang Pangeran bahkan tidak mendengar perintah jelas apapun dari Paduka Liu Zhenhan, namun para prajurit ini sudah berada di posisi masing-masing.
"Keren banget!" Pangeran muda Elf itu bersemangat sampai mati.
"Perhatikan tetap menjaga kewaspadaan!" Liu Zhenhan mengangguk ke Belami dan O'Neill di luar kota, lalu membawa para Penyihir dan pengawal sambil mengendarai lima kereta mewah. Suara derap tali kekang terus terdengar saat mereka memasuki situs kota kuno ini.
Gunung hitam yang dikelilingi tembok kota menyerupai mulut keriput nenek tua, di kaki gunung secara alami membentuk cekungan besar. Pembangun kota kuno pada masa itu memanfaatkan dasar cekungan ini untuk menggali dan memperluas area hampir satu hektar, sekaligus membuat gua raksasa yang dalam di lereng gunung. Batu hitam hasil penggalian kemudian digunakan untuk membangun tembok pertahanan, benar-benar memanfaatkan sumber daya secara maksimal.
Begitu kereta mewah memasuki gerbang kota kuno, langsung terhampar area pasir kosong seluas lima belas hektar. Di tengahnya tumbuh pohon jeruk bali raksasa dengan kanopi seperti payung, sarat buah-buahan. Di sekelilingnya berserakan puluhan mumi manusia dan hewan yang mengering, sebagian sudah tertimbun pasir, sebagian lagi masih tergeletak di permukaan. Lingkungan kering membuat mumi-mumi ini tidak membusuk.
"Periksa bagian dalam gua!" Liu Zhenhan melompat gesit dari kereta, mendarap sempurna di pasir dengan gaya yang anggun. Namun langkahnya diiringi suara "basyah" memalukan, bagaikan kentut keras saat berdansa dengan gadis cantik.
Si bajingan tua menunduk. Tangan mumi yang menjulur dari pasir tepat terinjak di bawah sepatunya, kini sudah remuk.
"Cih!" Liu Zhenhan meludah keras, merasa hari sial sedang menimpanya.
"Reruntuhan kota kuno ini sepertinya adalah gua pertahanan pasukan! Orang Mouran yang sudah bertekad mengadakan pertempuran pamungkas di sini, pasti akan menempatkan pasukan di sini! Mereka pasti paham prinsip pertahanan saling mendukung!" Kepala Staf Robby berdiri di atas kereta kuda berkata kepada semua Prajurit Feilengcui: "Meski prajurit Biao sudah memeriksa, jangan lewatkan titik mencurigakan apa pun, periksa lagi!"
Gorini menggigil, langsung melompat turun dari kereta, diam-diam menempelkan tubuhnya ke bajingan tua itu. Mayat-mayat kering bertebaran dan gua hitam besar di seberang seolah terus menghembuskan hawa dingin "whoosh", membuatnya merinding.
"Hehe... Apa ini?" Setelah Liu Zhenhan menggeser kakinya, tiba-tiba menemukan cincin kuning keemasan di tangan kering yang terinjak. Sebutir mata kucing hijau jernih menghiasnya, badai pasir menggosok perhiasan mewah ini hingga berkilauan. Si bajingan tua memungutnya, mengamati di bawah sinar matahari lama-lama, akhirnya memastikan ini emas murni.
Matanya langsung berkaca-kaca. Sejak kecil, ini benda termewah yang pernah ditemukannya. Guo Guo di bahunya memainkan cincin emas itu, menggigitnya dengan bibir kecil, lalu menyimpannya dengan puas ke dalam rompi bayi.
Mammoth pahlawan kuat membawa pedang besar dan tabung berpendar, berlari keluar dari dalam gua yang angker.
“Kolina, apakah di dalam gua ada barang antik berharga atau relik?” Liu Zhenhan bertanya keras.
“Di dalam gelap gulita! Lantainya penuh tinja kelelawar, tebal sekali!” Kolina mengibaskan sepatu kulitnya yang penuh noda hitam legam.
“Tinja kelelawar?” Liu Zhenhan mengayun-ayunkan lengan Mithril-nya dengan ekspresi termenung.
Kepala Staf Istana Musim Panas Robert Baggio si manusia luak langsung melompat turun dari kereta, menyembunyikan tangan di lengan baju, menyepak mayat kering dengan kakinya, lalu mengeluarkan kaca pembesar peta militer orang Mouran dan mulai memeriksa jasad itu dengan cermat.
“Aku sudah pakai senter bercahaya malam. Guanya sangat besar, luasnya setidaknya separuh dari luar. Tapi dalamnya kosong kecuali tinja kelelawar. Di ujung ada patung manusia berkepala semut setinggi 10 meter dari kayu kamper! Mau kubawa?” Kolina mengangkat tangan ke bos: “Satu-satunya benda di sana adalah patung dewa ini.”
“Tentu bawa pergi! Kayu kamper lho!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: “Ambil semua yang bisa diambil! Bahkan serpihan terkecil pun!”
“Bos! Aku punya penemuan!” Mammoth pahlawan kuat Mutombo mengangkat tangan ke bosnya.
“Penemuan apa?” tanya Liu Zhenhan.
"Gunung ini punya daya tarik!" Mammoth pahlawan kuat itu tersenyum polos, melangkah besar menuju dinding gua sambil menempelkan pedang hitam mistis di tangannya ke permukaan batu. "Deng!" suara nyaring terdengar, pedang perang hitam yang berat langsung menempel di dinding gua, berputar-putar sambil "ziiiit-ziiiit" meluncur ke bawah.
"Ternyata gunung magnet! Pantas lengan mithril-ku terus terasa ada tarikan samar." Liu Zhenhan mengangkat alisnya, menggerak-gerakkan lengan kirinya lagi. Dia tak menyangka akan menemukan hal aneh seperti ini. Dulu di medan perang Nanjiang, pernah dengar pasukan lain saat misi penyusupan mengalami hal serupa - kompas dan radio mati total, hampir gagal kembali.
"Luar biasa! Magnet alami yang sepenuhnya terbuka!" Helen dan Mo'er mengerlingkan mata takjub memandang gunung hitam legam ini.
"Sangat langka! Di dunia bawah tanah pun aku belum pernah melihat tambang magnet terbuka sebesar ini." Kepala Suku Tifeng Yankele juga menghela napas kagum.
5 "Lepaskan semua Baju Zirah Duri Mahkota! Jangan sampai menempel di dinding saat pencarian, sekeliling sini semuanya magnet!" Liu Zhenhan berteriak pada para prajurit berbaju baja tebal itu.
Bab 313: Bencana Semut Gila
"Yang Mulia, kemarilah lihat." Bairen Robby yang sedang memeriksa mumi di tanah berdiri dan melambaikan tangan pada Liu Zhenhan: "Ada yang aneh! Sudah kuperiksa tiga mumi, di setiap permukaan tubuhnya terdapat banyak lubang lebih besar dari pori-pori, meski sudah mengerut tapi masih terlihat jelas dengan kaca pembesar!"
Mata Liu Zhenhan menyipit tajam, menatap jenazah kering di tanah dengan intens.
"Bos! Tak ada jejak musuh di belakang bukit!" A Du yang mengendarai Burung Raksasa Newton meluncur rendah, belum sempat burungnya mendarat di pasir sudah melompat dari pelana: "Angkatan udara Mouran mulai berkumpul!"
"Terbang menghadang! Jangan biarkan satu pun lolos!" Liu Zhenhan segera berteriak ke Prajurit Kijang Duncan: "Jangan khawatirkan batasan penggunaan meriam cahaya! Kita punya senjata EMP dan Kemarahan Moradin, tenggelamkan mereka dengan jumlah pasukan!"
"Siap!"
Skuadron-skuadron pasukan udara Chimera berbaju zirah amber pelangi berputar naik, bersimpangan dengan pasukan udara Newton di angkasa. Setelah dua putaran, mereka membentuk formasi udara rapi. Sinar mentari menyilaukan memantul dari zirah rotan emas dan baju amber pasukan Feilengcui, memancarkan cahaya prismatis bak pelangi.
“Derap-derap！”Liu Zhenhan bersama pengawal, Pendeta, dan Penyihir menerobos tangga batu menuju menara kota, bubuk batu berkarat berhamburan di bawah langkah berat, memperlihatkan bagian dalam yang keras dan baru.
Tirai perang akhirnya terbuka!
Saat ini sudah menjelang tengah hari, terik matahari mulai menunjukkan kelemahan. Di langit biru tanpa awan sejauh 10.000 li, segerombolan besar Ksatria burung nasar Mulan menyergap kavaleri Elang Bertanduk dan prajurit Biao. Melihat formasi kavaleri udara bermunculan di atas reruntuhan kota kuno, Orang Burung Nasar segera mengubah jalur penerbangan, mendekat seperti serigala haus darah.
Liu Zhenhan dengan cepat mengeluarkan Eagle Eye Old Sleeve dan menutupkannya di mata kiri, menahan napas berat sambil memindai medan perang dari selatan ke utara, dari darat hingga langit. Jumlah kavaleri udara Mulan tak lebih dari 250 orang, sementara pasukan udara Feilengcui hampir setengah resimen. Liu Zhenhan yakin para Orang Burung Nasar ini tak punya jalan selain kabur – Pasukan udara Feilengcui memiliki 12 meriam cahaya bertatahkan 20 lebih Batu Permata Bintang Fajar, satu tembakan satu burung nasar sudah cukup.
Selama prajurit Bimon dari Feilengcui memeriksa reruntuhan kota kuno, Pasukan Bimon telah maju sekitar 15 li ke depan dan sekarang telah mengokohkan formasi mereka. Sementara itu, pasukan Mulan yang telah selesai berkumpul tetap diam bagaikan patung tanah liat, masih berdiri di tempat tanpa diketahui rencana apa yang mereka sembunyikan.
Jarak antara pasukan Mulan dan Bimon sekitar 5-6 li, saling menguasai wilayah selatan dan utara. Genderang perang dan suara meriam dari kedua belah pihak telah bergema tak henti-hentinya, deretan senjata tajam yang berkilauan di bawah matahari membentuk dinding cahaya yang berkedip-kedip.
"Posisi kita bagus!" Liu Zhenhan meletakkan teleskop Eagle Eye Old Sleeve sambil tertawa puas - Seiring dengan terus majunya Pasukan Ekspedisi Behemoth, reruntuhan kota kuno yang awalnya berada di garis bujur timur sekarang telah menjadi posisi samping kanan 1.500 yard di depan formasi pasukan Bimon, dengan pandangan langsung menghadap medan perang yang terbuka lebar. Jika kedua pihak terlibat dalam pertempuran kacau, kavaleri berat Feilengcui bisa melakukan charge paling dahsyat di saat yang tepat untuk membuka luka panjang di sisi pasukan Mulan.
Orang-orang Mouran masih belum menunjukkan tanda-tanda akan menyerang, tetap diam membisu seperti gunung. Kesombongan mereka mulai membangkitkan kemarahan Ksatria Bimon!
Bunyi panjang dan suram dari terompet tanduk banteng bergema di garis cakrawala. Nyanyian perang yang heroik menggema dari formasi pasukan Bimon. Serigala tunggangan yang gelisah menggaruk-garuk kerikil di tanah dengan cakar. Perwira Wolff yang gagah berani mencabut pedang perang mereka, mengendalikan serigala raksasa di bawah selangkangan mereka melesat melewati barisan depan. Pisau belakang pedang mereka menampar bilah pedang para penunggang serigala yang terentang rapi, memercikkan bara api yang bergema.
Ini adalah pertanda serangan pasukan penunggang serigala. Tak ada yang boleh meremehkan keperkasaan Wolff. Ketika 8.000 penunggang serigala menerjang melintasi daratan, bahkan baja pun akan remuk menjadi serpihan!
"Wah!" Liu Zhenhan melihat titik-titik hitam yang padat tiba-tiba beterbangan dari formasi perang Mulan. Seperti gerombolan gagak, mereka melesat melintasi langit lalu membentuk busur jatuh yang dahsyat, menghujam formasi pasukan Bimon dengan kekuatan luar biasa. Sebagian besar tidak mencapai jarak yang cukup, hanya sedikit yang menembus barisan manusia yang padat. Percikan merah besar seperti ombak menyembur ke segala penjuru.
"Apa itu?" Mata Liu Zhenhan terbelalak: "Bagaimana bisa menembus sejauh ini?"
"Bagaimana mungkin? Lima li! Ada katapel yang bisa melempar sejauh ini? Menurut teknologi manusia Aiqin, batu peluru 90 pon hanya bisa mencapai sekitar 600 yard, sementara batu 47 pon maksimal 1.500 yard!" Kepala Staf Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Robert Baggio gugup mengatur fokus teropong perunggu.
"Ya Tuhan!" Suara Robby gemetar.
"Ada apa?" Liu Zhenhan menyelipkan teleskop Eagle Eye Old Sleeve kembali ke pinggangnya, membungkuk melihat melalui teropong perunggu yang telah dikosongkan Robby: "Heh!"
Di luar gerbang perkemahan Mouran, terpapar lebih dari seratus ketapel dan dua kendaraan lapis baja mengeluarkan asap putih dari cerobong. Insinyur berotot bertelanjang dada dengan terampil mengoperasikan senjata jarak jauh ini. Setiap kali tuas pengungkit bergerak, benda-benda besar terlontar ke udara - tampaknya bukan batu peluru, melainkan kantong kulit raksasa.
"Jancuk! Ini kereta perang pengepungan ciptaan perajin Gnome!" Liu Zhenhan memandangi kendaraan lapis baja bertenaga uap yang terlihat jelas di lensa, mulutnya hampir tak bisa menutup karena terkejut.
"Mustahil! Biar aku lihat!" Mo'er mendekat penuh ketidakpercayaan, lalu berbisik kaget: "Dewata Perang di atas!"
Para penyihir dan pendeta juga bergantian melihat, saling pandang dengan wajah penuh keheranan, mulut terkaga.
Di era Perang Dewa dan Iblis, ras Gnome dan Goblin sama-sama dikenal sebagai ras beradab di Benua Aigean yang mengkhususkan diri dalam penelitian dan pembuatan peralatan mekanik. Gnome ahli dalam penggerak tenaga uap, sedangkan Goblin menguasai penggerak roda gigi. Mereka mengimbangi kelemahan dalam penggunaan elemen dengan kemampuan teknologi yang kuat.
Dibandingkan dengan Goblin yang menciptakan peradaban gemilang, sebagian besar karya Gnome hanya teori di atas kertas. Hanya sedikit yang benar-benar bisa dibanggakan, inilah penyebab mereka tidak bisa disetarakan dengan Goblin. Saat Perang Dewa dan Iblis meletus, Gnome yang pengecut tidak berani menghadapi bangsa iblis yang kuat. Mereka melarikan diri ke benua lain menggunakan "Kendaraan Terbang Qibulin" buatan sendiri. Keturunan Gnome yang tersisa di Benua Aigean saat ini adalah keturunan Gnome biasa yang tidak mampu melarikan diri, yang telah kehilangan warisan pengetahuan pembuatan karya mekanik.
"Kantung-kantung kulit yang dilempar ini berisi darah!" Liu Zhenhan mengikuti lintasan jatuh di udara melalui Eagle Eye Old Sleeve. Ombak merah yang menyembur di pasir membuatnya sadar - ini bukan darah prajurit Behemoth, melainkan cairan yang terciprat saat kantung kulit pecah.
“Jarak tembak yang sangat jauh!” Robby menggenggam pegangan teropong perunggu, menarik napas dalam dengan wajah pucat: “Kereta pengepungan bertenaga uap ini bisa melontarkan proyektil sejauh 2.500 yard! Itupun dengan sistem peluncur ganda, sekali tembak dua proyektil sekaligus! Demi Kampas-ku!”
“Mengapa ketapel dan kereta pengepungan uap digunakan untuk melontarkan kantung kulit berisi darah?” Liu Zhenhan menatap para penyihir dan pendeta di sekitarnya, mencari jawaban pasti. Namun wajah mereka semua juga dipenuhi kebingungan yang sama.
“Apakah ini semacam ritual agama?” Helen tertawa dan menangis karena kebingungan. Bahkan dia sendiri merasa ini konyol - mana ada pasukan yang menyiapkan genangan darah besar sebelum pertempuran sebagai ritual? Darah akan membeku. Dari mana mereka mendapatkan begitu banyak darah segar di medan perang? Berapa banyak sumber daya yang harus disiapkan sebelumnya?
“Mungkin untuk memperlambat pasukan penunggang serigala? Ingin membuat mereka terpeleset darah?” Master Ottega memutar matanya: “Sial! Area gurun berbatu ini berpasir semua. Pasir akan menyerap darah lebih cepat dari spons! Sepertinya tidak mungkin!”
Bukan hanya para Bimon Feilengcui di menara kota kuno yang bingung, seluruh legiun ekspedisi prajurit Behemoth juga sama-sama tak mengerti. Saat ini jaraknya masih di luar jangkauan ketapel, apakah orang Mouran sudah gila? Mana ada musuh sebodoh ini?
Angin barat membawa bau darah yang pekat. Ketapel dan kereta perang gnome orang Mouran terus-menerus melontarkan setidaknya 2.000 kantong darah. Dengan perhitungan 100 pon per kantong, lebih dari 150 Ton darah terus-menerus menghujam barisan depan formasi Bimon, sebagian kecil juga masuk ke formasi infanteri Bimon.
Prajurit Behemoth yang garang tidak lagi menghiraukan tindakan bodoh musuh. 8.000 penunggang serigala bagai banjir bandang - akselerasi, akselerasi, dan akselerasi lagi! Formasi pasukan Mouran sudah di depan mata. Pisau melengkung berkelebat, serigala raksasa meraung, "Lagu Perang Xihun" dari Pendeta Salamander bergema di medan perang yang penuh bau darah!
Formasi infanteri Pasukan Bimon juga mulai maju cepat. Prajurit Bimon sama sekali tidak takut - di dataran terbuka, mencoba menghalangi serangan dengan ketapel adalah tindakan bunuh diri. Saat penunggang serigala mendekat, ketapel-ketapel ini akan menjadi batu sandungan bagi Mouran sendiri. Panglima Kahn yang cerdik mana mungkin melewatkan kesempatan emas ini!
Liu Zhenhan yang berdiri di menara kota kuno merasakan firasat buruk. Apakah mungkin pasukan Mulan melakukan tindakan bodoh? Kualitas militer mereka telah terbukti dengan gemilang dalam Pertempuran Pegunungan Hengduan!
Apa maksud sebenarnya? Jancuk!
"Kan... Pa... Si..." Teleskop tua "Mata Elang" Liu Zhenhan terjatuh tanpa suara dari telapak tangannya. Peralatan magis yang diukir dengan "formasi magis Mata Elang" itu pecah berantakan di lantai batu keras menara kota dengan suara "pak!"
Dari tumpukan-tumpukan pasir di garis cakrawala, muncul gelombang pasukan merah yang bergerak-gerak, dengan cepat menyatu menjadi lautan darah. Tak seorang pun bisa membayangkan seberapa cepat gerakan merah ini mendekat! Tak seorang pun bisa membayangkan betapa mengerikannya pemandangan ini!
Segala suara di antara langit dan bumi seolah lenyap, hanya tersisa derik "cā-cā" gigitan dan gemeretak menakutkan dari kerikil yang bergetar.
Semut!
Semut merah berukuran sebesar ibu jari dengan kepala seperti kuda laut dan mata majemuk raksasa!
Semut ganas yang bahkan anjing raksasa pun tak mampu menahan gigitannya!
Ya Tuhan! Tumpukan pasir yang berserakan di padang luas ini - ternyata semuanya adalah sarang semut!
Liu Zhenhan hampir kehabisan napas dan mati lemas. Guo Guo dan burung beo bersembunyi di balik kerah bajunya, tak berani lagi melihat.
Formasi infanteri Pasukan Bimon yang rapi langsung kacau balau menghadapi serangan mengerikan ini. Tak ada yang bisa tetap tenang dan rasional saat menghadapi gelombang semut yang membanjir dari bawah tanah bagai air bah.
Berdiri di atas menara kota reruntuhan kota kuno, Liu Zhenhan dan semua pengawal, penyihir, serta para pendeta seketika seperti jatuh ke dalam lubang es.
Hamparan pasir kuning kehijauan yang memenuhi pandangan telah lenyap, digantikan oleh lautan merah raksasa. Pasukan semut yang terus mengalir keluar dari sarang mereka tak hanya ratusan juta, sedang mencelupkan warna merah menyala di tanah ini menjadi semakin terang, semakin kecoklatan, dan semakin berdarah.
Formasi infanteri Pasukan Bimon terperangkap di tanah berlumuran darah hasil tembakan orang Mouran. Pasukan semut tak terhitung jumlahnya yang datang dari segala penjuru juga mengarahkan sasaran mereka ke genangan darah ini.
Para Bimon di atas menara kota limbung, hampir tak sanggup lagi menahan diri untuk terus menyaksikan. Rintik-rintik air mata besar jatuh diam-diam dari mata setiap Bimon, membasahi tanah.
Pelemparan 100 ton darah oleh orang Mouran bukanlah ritual keagamaan! Bukan pula untuk tujuan lain! Ternyata hanya umpan untuk menggiring semua semut haus darah keluar dari sarang bawah tanah mereka. Para Ksatria Unta Terbang yang membawa pasukan utama Bimon ke padang gurun berbatu ini jelas-jelas bagian dari rencana yang sudah direncanakan sebelumnya! Semua ini dari awal sampai akhir adalah jebakan dan tipuan! Orang Mouran langkah demi langkah menggiring Pasukan Bimon ke tanah kematian!
“Pasukan Ekspedisi Behemoth sekarang sudah tidak mungkin mundur lagi. Ingin menerobos lautan semut sepanjang puluhan li jelas mustahil. Menyerang pasukan Mouran yang berjarak 5 li di depan menjadi satu-satunya pilihan – meski pilihan ini pun harus dibayar mahal dengan melewati jalan semut sepanjang 5 li!”
Banyak penunggang serigala yang melaju kencang mulai terjatuh. Jerit kesakitan kawan dan lolongan serigala raksasa membuat Wolff paling berani sekalipun gemetar. Kawanan semut merah bagaikan hiu haus darah yang terus mengalir menuju daging hidup.
Mengerikan! Setiap Wolff yang terjatuh langsung dihabisi gerombolan semut gila menjadi kerangka berdarah dan putih mengerikan dalam sekejap!
“Mengapa? Mengapa?” Liu Zhenhan mengalami breakdown, seperti orang patah hati yang terus mengulang kalimat ini dengan bengong.
Dia tak mengerti, mengapa 20.000 pasukan elit Behemoth harus menghadapi pertempuran seperti ini. Lebih membingungkan lagi, formasi pasukan Mouran tetap kokoh seperti batu karang tanpa tanda panik sedikitpun – apakah mereka membuat Perjanjian Jiwa dengan pasukan semut?
“Richard!” Helen menjerit sambil menarik lengan Liu Zhenhan, mengguncangnya keras: “Cepat selamatkan mereka! Selamatkan prajurit kita! Cepatlah...”
"Selamatkan?" Liu Zhenhan tersenyum getir, bagaimana menyelamatkan? Bahkan jika itu monster tingkat super, menghadapi semut yang jumlahnya ratusan juta, apa yang bisa dilakukan? Makhluk kecil ini begitu berkumpul dalam jumlah besar, cukup untuk memangsa segalanya.
Prajurit Werwolf dan penyair kuda nil berdiri kaku seperti patung tanah di luar tembok kota.
Mereka sekarang bukan sedang berjaga, tapi gemetar ketakutan. Di depan situs kota kuno sejauh 100 yard terdapat gundukan pasir tertutup, semut merah mengalir keluar dari sarang seperti gelombang raksasa, telah mencapai jarak kurang dari 50 yard di depan penyair kuda nil dan prajurit Werwolf, membentuk lingkaran pengepungan mengerikan. Entah mengapa, mereka terus mengatupkan rahang tajam tapi tak berani maju.
Bab 314: Larangan Sihir! Larangan Bela Diri!
"Apa yang kalian tunggu? Bangsat, masuk semua ke dalam kota!" Liu Zhenhan bersandar di tembok kota, berteriak liar ke O'Neill dan Belami di luar. Baru setelah dimarahi bos tiga kali, penyair kuda nil dan prajurit Werwolf tersadar, buru-buru mundur ke dalam kota. Kawanan semut yang menutupi area 50 yard di luar gelisah merayap, tapi tetap tak berani maju.
"Robby!" Liu Zhenhan menarik napas dalam-dalam, menoleh ke Kepala Staf Bairen: "Keluarkan labu minyak ganda dari cincin ruang! Aku tak tahu kenapa semut ini tak berani mendekati kota kuno, tapi begitu mereka mendekat, segera bertindak!"
“Robert si manusia luak Baggio” memberi hormat militer dengan penuh semangat, kemudian meniup peluit ke arah dalam kota untuk memanggil para penyair kuda nil naik ke menara kota.
"Bzzzzz... bzzzzz..."
Dentuman mesin raksasa kembali bergema di cakrawala. Di atas formasi pasukan Mulan, sebuah pesawat berbentuk kapal perlahan naik dengan dua pasang baling-batalik berputar cepat di kedua sisinya. Kemudi berbentuk tiga sirip mengikuti dua cerobong besar di belakang pesawat, semburan uap pekat keluar dari cerobong disertai suara peluit panjang. Saat kecepatan meningkat, jejak putih panjang tertinggal di udara.
"Pesawat Qibulin!" Serentak semua ras Bimon di tembok kota kuno menyebut namanya. Pesawat rancangan Gnome ini lebih cepat dan memiliki kapasitas lebih besar daripada airship Goblin, bisa membawa hingga 50 orang - salah satu karya mekanik Gnome yang melampaui teknologi Goblin.
"Pantas saja ada tank uap pengepungan!" Liu Zhenhan menutup matanya lesu: "Rupanya 10.000 tahun lalu ada Gnome Benua Aigean yang kabur ke gurun! Para pelacur Mulan sialan yang beruntung ini!"
"'Pesawat Qibulin'? Masih diperlukan untuk mengacau sekarang?" Gorini tersenyum getir: "Pasukan kita sudah hancur."
Perkataan Lily justru menyadarkan Liu Zhenhan.
"Tanpa disadari, formasi penerbangan Feilengcui telah dijerat oleh ksatria burung nasar Kekaisaran Mugalan ke langit paling barat. Orang-orang Burung Nasar ini jelas tidak terburu-buru memasuki pertempuran, hanya mengandalkan kecepatan terbang superior mereka. Mereka tidak langsung mendekati formasi Feilengcui untuk melakukan serangan penuh, namun berputar dan menjauh, menarik pasukan udara Feilengcui semakin jauh."
"Menggoda musuh selalu berakibat. Orang Burung Nasar yang terus dijantuhkan oleh sinar meriam cahaya menjadi bukti terbaik."
"Ada yang tidak beres! Lintasan terbang 'Kendaraan Terbang Ziblin' jelas menuju ke reruntuhan kota tua tempat kita berada!" teriak Mo'er sambil menunjuk ke kendaraan terbang di langit: "Cepat lihat!"
"Kendaraan Terbang Ziblin" yang melesat dari sisi barat formasi Mugalan meninggalkan jejak asap uap di udara seperti anak panah lurus. Arah pergerakan kendaraan ini sebagai mata panah tepat menuju reruntuhan kota tua!
"Apakah orang-orang Burung Nasar ini sengaja menarik pasukan udara kita menjauh dari medan perang hanya untuk membuka jalur bagi 'Kendaraan Terbang Ziblin' ini?!" Liu Zhenhan bangkit perlahan dari tanah: "Mereka pasti menargetkan reruntuhan kota tua yang tidak berani dimasuki pasukan semut ini! Pasti! Ini adalah harapan terakhir kita!"
“Aku yang akan pergi!” Pangeran Muda Elf Marry menepuk dadanya yang masih kekanak-kanakan dengan keras: “Unicornku juga bisa terbang! Ayo jatuhkan 'Kendaraan Terbang Zibulin' itu!”
Delapan belas kavaleri Elang Bertanduk dan prajurit Biao membentuk formasi tidak teratur yang menerjang ke udara, bergemuruh menuju 'Kendaraan Terbang Zibulin' di reruntuhan kota kuno. Formasi infanteri Bimon sudah sepenuhnya dikepung pasukan semut. Pasukan udara yang sudah memerah mata mulai bertarung mati-matian, namun tak disangka dari formasi pasukan Mulan muncul seekor naga besar!
Kadal berwarna kuning tanah dengan sepasang sayap daging besar ini, bukankah itu naga yang ditakuti di seluruh Benua Aigean?
Ksatria Naga!
Benar-benar di luar mimpi, kekuatan Legiun Unta Terbang Mulan ternyata mencapai tingkat sehebat ini. Mereka bahkan memiliki seorang Ksatria Naga!
Formasi udara yang terdiri dari kavaleri Elang Bertanduk dan prajurit Biao sedang menanjak cepat untuk mencapai ketinggian, memaksa 'Kendaraan Terbang Zibulin' dengan kecepatan maksimal. Jarak antara Ksatria Naga dan 'Kendaraan Terbang Zibulin' cukup jauh, waktu ini cukup bagi pasukan udara Bimon untuk menjatuhkan 'Kendaraan Terbang Zibulin' ini! Baling-baling kendaraan terbang ini pasti akan hancur berkeping-keping begitu ditembak jatuh!
Puluhan meteor api yang menyilaukan dan membara melesat di langit dengan lintasan peluru yang cepat, menghujani tanpa ampun pasukan udara Bimon yang berusaha melakukan serangan bunuh diri! Jarak tembak magis yang mencapai ribuan yard sama sekali tidak memberi kesempatan bagi pasukan udara Bimon untuk membalas!
"Ahong Mage! 'Mesin Terbang Qibulin' ini ternyata dipenuhi oleh Ahong!" teriak Liu Zhenhan histeris, matanya tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Orang Mouran berani begitu lancang! Memuat puluhan Ahong dalam satu "Mesin Terbang Qibulin" - jika pesawat ini ditembak jatuh, berapa sisa kekuatan magis yang tersisa bagi legiun Mouran? Sungguh nekat!
Memandangi kavaleri Elang Bertanduk dan prajurit Biao yang berhamburan jatuh oleh hujan sihir api di langit, menyaksikan prajurit-prajurit Behemoth di darat yang bergulat dengan semut merah dalam pertempuran sengit, Liu Zhenhan mengeluarkan lolongan dari kedalaman jiwanya. Ia berusaha mati-matian menahan dorongan untuk turun tangan, memaksa diri tetap tenang!
Dentuman mesin uap "Mesin Terbang Qibulin" semakin kencang. Dengan sudut miring yang lurus, pesawat ini masih berjarak sekitar 10 li (≈5 km) dari situs kota kuno. Ksatria naga Mouran mengikuti dengan santai sekitar setengah li di belakang, layaknya pengawal pribadi.
"Apapun tujuan kendaraan terbang ini datang ke situs kota kuno, Liu Zhenhan takkan melewatkan kesempatan ini. Sekalipun Bimon kalah, kita harus tinggalkan kenangan paling pahit bagi musuh!"
"Mo'er! Kau bisa terbang, segeralah temui Putri Kahn! Beritahu dia bahwa semut tak berani masuk ke situs kota kuno." Liu Zhenhan menggigil hebat: "Hindari 'Kendaraan Terbang Qibulin'! Jangan terlibat dengan mereka! Prioritas utama adalah kabarkan Putri Kahn untuk bertahan di sini!"
Mo'er mengangguk, membentangkan sayap kupu-kupunya dan melesat ke langit yang dipenuhi warna merah.
"Saudara-saudara..." Liu Zhenhan menoleh ke arah Penyihir, Pendeta, dan pengawal di menara: "Nyawa kita tergantung momen ini! Aku dan pangeran kecil akan menyerang dari udara. Siapkan penekanan tembakan! Pasukan utama hanya dua li lagi! Dengan formasi teleportasi sihir logam ajaib dan labu minyak, kita masih punya harapan! Robby, pindahkan peti berisi labu minyak ke bawah untuk hindari ledakan!"
"Siap!"
"Kendaraan terbang musuh punya banyak ahli sihir! Bahkan ksatria naga! Bahaya sekali! Bagaimana kalau kita tarik 'Kendaraan Terbang Qibulin' ke jangkauan Nyanyian Pelarangan Langit?" Gorini gugup menggenggam lengan Liu Zhenhan.
“Tidak boleh! Menurut intelijen dari interogasi tawanan oleh Pangeran Kahn, ada seorang Akhund Muzhe dalam legiun Mouran ini! Tingkat jabatan serikatnya sudah setara dengan Master Santo Ajaib di Aiqin!” Liu Zhenhan menggelengkan kepala, menolak tegas usulan ini: "Mereka sudah memperhitungkan kedatangan kita di kota kuno ini! Jadi aku harus memanfaatkan keterlambatan ksatria naga ini untuk menghabisi mereka sekaligus! Beri pelajaran pada orang Mouran yang sombong ini!"
“Santo Ajaib? Dewata Perang di atas!” Wajah Gorini langsung pucat pasi.
“Kekaisaran Mugalan punya lima Akhund Muzhe! Maksudku tingkat serikatnya setara dengan Santo Ajaib, bukan kekuatannya! Bangsat! Bagaimana mungkin sebuah negara punya lima Santo Ajaib? Mimpi kali!” Liu Zhenhan mengawasi pesawat terbang di udara dengan gesit, bicaranya ceplas-ceplos.
“Syukurlah...” Gorini menghela napas lega, menempelkan pipinya yang ayu di lengan Liu Zhenhan.
Suara mesin uap "Pesawat Terbang Zipulin" sudah terdengar jelas di atas gerbang kota kuno. Angin membawa nyanyian sihir para Ahong yang serempak dan nyaring, jaraknya hanya enam li! Jarak ini menurut tingkat keahlian Akhund Muzhe, sudah cukup masuk jangkauan tembak! Termasuk dua puluh ekor Raksasa Typhoon, semua penyihir Feilengcui dan pendeta Istana Musim Panas sudah sepenuhnya fokus, siap siaga menghadang sihir lawan.
"Yang Mulia Mari. Jangan gugup! Sekarang saya mulai hitung mundur!" Liu Zhenhan mengusap keringat dingin di dahinya, menepuk pundak Pangeran Elf kecil yang gemetar karena emosi, lalu mengangkat tangan kanannya yang mengenakan "Cincin Tuan Tanah Kematian", "Tiga!"
Yang Mulia Pangeran kecil menahan napas.
"Dua!"
Yang Mulia Pangeran kecil menggigit peluit perak Elf di mulutnya.
Sebelum Liu Zhenhan sempat menyebut angka terakhir, "Pesawat Terbang Zipulin" tiba-tiba memancarkan tirai cahaya hitam raksasa, seperti jaring laba-laba raksasa menyelubungi seluruh gunung magnet hitam. Sihir penghadang yang dilepaskan seketika oleh penyihir Feilengcui, peliharaan magis pendeta, dan Raksasa Typhoon semuanya meleset. Gelombang serangan magis yang dahsyat menembus tirai besi ini, jatuh tak tentu arah ke hamparan pasir di bawah, berpencar membentuk percikan elemen indah yang menghancurkan ribuan semut menjadi lumpur berterbangan.
“Jancuk!” Hati Liu Zhenhan langsung membeku saat itu juga. Sihir macam apa ini, sampai tidak bisa dicegat? Apakah ini mantra terlarang?
Seluruh gunung hitam di bawah selubung cahaya tiba-tiba mengalami perubahan dahsyat! Elemen sihir yang kuat dan bergelora bergetar, berdistorsi, dan berubah bentuk di seluruh ruang, melepaskan kekuatan mengerikan yang meledak seketika!
“Dug dug dug!” Rentetan suara benturan keras menggema di atas situs kota kuno.
Tiba-tiba tubuh Liu Zhenhan terasa sangat berat. Dengan suara "Braak!", dia terjatuh sambil membungkuk. Tinju mithrilnya menghantam tembok kota yang tebal hingga meninggalkan cekungan besar, bebatuan beterbangan. Seruling mithril di ikat pinggangnya juga terjatuh dengan suara "Kreng!".
Pada saat yang sama, semua senjata para pengawal istana tertarik oleh kekuatan misterius yang dahsyat, menancap ke lantai magnetik menara kota dengan dentuman keras bergema.
Di dalam situs kota kuno juga terdengar suara benturan mengerikan yang terus-menerus bergema!
“Jangan panik!” teriak Liu Zhenhan sambil menekan pegas pada lengan mithrilnya dengan keras. Lengan kirinya menyentak dan dia bangkit berdiri lagi.
"Apa yang terjadi? Bangsat!" Prajurit Paus Fegao menatap kosong ke tanah di bawah kakinya, pedang dan jangkar besi raksasa bersama sarungnya telah menghantam menara kota. Meski ditarik hingga bilah pedang melengkung seperti bulan sabit, senjata itu tetap menempel di menara bagai menyatu.
Para pengawal istana terpaku. Senapan pedangdi pinggang menempel di tanah, tujuh pedang besar Fatty Luo membuat ikat pinggangnya terbang. Anak panah berbulu Nedved dan Cui menembus sarung panah dan menancap di tanah, ditambah dua pisau melengkung besi Liuxiang bersarung. Kapak besar seukuran pintu kayu kedua Raja Bukit terkubur dalam di tanah!
Pengawal Gorini dan Gormeth juga mengalami hal serupa. Semua senjata yang semula di tangan mereka tertarik oleh kekuatan misterius ke lantai batu menara kota.
Sekarang mereka benar-benar tidak bersenjata sama sekali!
Di dalam situs kota kuno, dinding-dinding gunung di sekeliling dipenuhi pilar totem logam, pedang besar, batang baja, kapak raksasa, dan perisai besar berbentuk elang!
Lima kereta mewah bergerak dengan cara yang licin dan angker, as roda dari baja membuat kereta-kereta indah namun berat ini bergerak di bawah tarikan dahsyat. Kayu dan besi mengeluarkan suara retakan bipok-bipok, sementara jeritan pelayan terdengar dari dalam kereta. Kuda Raksa Berkaki Banyak yang menarik kereta tersiksa oleh kekang dan tali kendali besi, satu per satu tersandung dan jatuh. Kekang besi yang ditarik oleh daya hisap kuat itu menarik otot wajah Kuda Raksa hingga berubah bentuk. Seekor demi seekor Kuda Raksa seberat setengah Ton itu merentangkan lehernya, perlahan membentuk alur-alur dalam di pasir, sedikit demi sedikit terseret ke dinding bukit, seolah ada ular raksasa transparan yang menarik mereka menuju sarang gelap.
Prajurit Kijang, Mammoth pahlawan kuat, Prajurit Werwolf, dan penyair kuda nil tertegun memandangi tangan mereka sendiri, senjata di dinding bukit, serta kereta yang bergerak licin perlahan.
Kejadian ini sepenuhnya melampaui imajinasi mereka.
"Tenang! Gatanie dan para pelayan masih di dalam kereta! Selamatkan dia!" teriak Liu Zhenhan dari atas menara kota kepada Kolina. Ksatria Kuda Besi tertegun sejenak, lalu mengangguk cepat dan berlari ke arah kereta.
"Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana?" Helen berucap gemetar: "Kekuatan Nyanyianku! Ya Tuhan!"
"Masalah ini benar-benar serius!" Setelah gelombang kejut dari tirai hitam di Gunung Magnet meledak, setiap penyihir Feilengcui dan pendeta merasakan kekuatan elemen mereka disegel oleh kekuatan tak kasatmata.
"Wilayah Anti Sihir!" Liu Zhenhan mengecup bibir sambil menggelengkan kepala keras-keras: "Ini ternyata Wilayah Anti Sihir!"
"Tidak mungkin! Bukankah Wilayah Anti Sihir hanya bisa dilakukan oleh Santo?" Fatty Luo menatap bosnya dengan mulut menganga: "Aku ingat Bos pernah bilang, kemampuan ulama Malan tidak sebanding dengan penyihir Aiqin!"
"Gunung magnet ini, ditambah Akhund Muzhe dari Kekaisaran Mugalan yang ahli sihir gaya magnet tingkat dewa! Gabungan antara sihir tadi dan kekuatan gunung magnet ini!" Liu Zhenhan memandang "Kendaraan Terbang Zibulin" yang sedang menjauh di langit, giginya berderik "ge beng": "Orang Mouran tahu semut tak berani masuk ke reruntuhan kota kuno ini - satu-satunya jalan mundur Pasukan Bimon! Mereka sengaja menggunakan gaya magnet untuk menempelkan senjata dan zirah kita ke gunung, mengubah kita menjadi Hewan Luo Sha yang bisa mereka bantai seenaknya!"
"Ya Tuhan!" Beberapa pengawal istana tertegun. Saat ini semua senjata di Benua Aigean terbuat dari baja. Bahkan jika pasukan utama berhasil menerobos masuk ke kota termagnetisasi ini, pasti akan terjebak lengket.
Nedved dan Cui menatap bodoh busur Merkuri Quarkdor di tangan mereka. Untungnya benda ini bukan dari baja, akhirnya tidak tersedot.
"Pavel! Dulu di Oasis Cambridge, apakah kayu cendana air Danau Kang yang kubeli ada di cincinmu?" Liu Zhenhan menoleh bertanya pada pemanah ulung centaurus.
"Ya!" Mata Nedved tiba-tiba berbinar: "Aku mengerti!"
Pemanah ulung Hao yang cerdik ini langsung memahami maksud bosnya. Ia segera melompat turun dari tangga spiral yang berputar-putar. Begitu mendarat, tanpa sempat menarik napas lega, langsung mengayunkan cincin ruangnya memancarkan lingkaran cahaya tujuh dimensi ruang yang gemilang.
Empat ratus batang kayu cendana air Danau Kang sepanjang 10 meter dan sebesar pelukan, ditumpuk rapi di pasir bersama ratusan bahan setengah jadi laras senjata dan permukaan perisai bundar yang telah digergaji.
"Kekuasaan muncul dari laras senjata!" Tuan tanah di atas benteng menggebrak tinju sambil berteriak liar: "Orang Mouran takkan mudah melepaskan kita! Mulai sekarang, semua peralatan baja dilarang dikeluarkan sembarangan dari cincin ruang! Ambil kayu cendana ini - inilah senjatamu sekarang!"
"Tiba-tiba terdengar lolongan gila anjing penjaga di dalam kota, 40-an ekor anjing penjaga dipimpin oleh dua raja anjing, menggeram marah ke arah kaki tembok di empat sisi. Bulu tengkuk di leher setiap anjing berdiri tegak, air liur bau menyengat menetes membentuk garis kristal di antara taring tajam mereka."
Pasir di dasar tembok empat sisi tiba-tiba bergerak-gerak dalam gumpalan besar, seolah ada larva kepompong yang hendak menetas dari dalamnya.
Prajurit Feilengcui dari Pasukan Pengawal Istana Musim Panas menatap pasir yang bergolak ini, perlahan membentuk lingkaran di tengah kota. Sebagian besar mengenakan zirah rotan, memegang tongkat tombak kayu cendana yang sangat keras dan balok kayu besar. Di bawah postur tubuh raksasa mereka, tongkat-tongkat itu terlihat sekecil kecambah tauge.
"Haha, trik lama lagi! Pasukan Bawah Tanah!" Fatty Luo tertawa terbahak, langsung melompat dari menara kota. Setelah berguling di tanah, dia menekan tombol pelepas peluru pisau di tangannya. "Syuut!" Suara pecahan udara terdengar saat peluru pisau itu berubah menjadi pedang tipis bagai sayap capung yang bergetar "pekik-puk" di udara. Fatty Luo membuka kantong airnya, menggigit sumbatnya, dan menuangkan air bersih ke atas pisau lentur itu. Dikibaskan ke angin, pisau Merkuri Quarkdor itu kini sekeras baja berkualitas tinggi.
22 Mammoth pahlawan kuat juga mengeluarkan peluru pisau mereka, merendamnya dalam air. Gajah raksasa berbulu panjang dengan zirah kerikil amber berwarna-warni dan zirah rotan emas, Megatherium, badak berbulu, dan beruang gua raksasa dikeluarkan dari cincin ruang. Tombak naga lapis baja sepanjang 7 meter melesat dari tandu gajah raksasa ke empat dinding gunung, menggoreskan bara api dan serpihan magnet yang berhamburan.
Di pasir sekitar dinding oasis di dalam kota, ribuan prajurit Mulan berwajah aneh muncul dari bawah pasir, mengguncangkan pasir kuning dan debu dari tubuh mereka. Di antara mereka ada Medusa gurun bertubuh ular, Kalajengking gurun berekor cambuk, dan lebih banyak lagi Bimon gurun dengan jengger berduri di kepala.
Bimon gurun yang mengenakan baju zirah kulit unta sambil memegang pedang perunggu dan perisai, tercengang menghadapi hampir 2000 Bimon Aiqin berwajah sangar dengan tongkat setengah jadi dan balok kayu raksasa, serta puluhan binatang peliharaan raksasa bermata merah darah.
Bab 315 Spesialis Pembunuh Naga
Pasukan Mulan yang menyusup di reruntuhan kota kuno terdiri dari tiga klan Desert Boni: kaum ular derik Sydalum, kalajengking Scaudy, dan kadal gurun Mikwana, total dua formasi Honglu. Honglu adalah struktur pengorganisasian pasukan Mulan, berarti "kemah seribu prajurit", sehingga dua Honglu setara dengan 2.000 prajurit.
Sama seperti prajurit kurcaci Perahu Pasir, prajurit Boni juga tergabung dalam "Batalyon Penyelam Pasir" yang merupakan satu dari lima korps rahasia Legiun Unta Terbang Mulan.
Tugas pasukan kurcaci Perahu Pasir adalah menyelam di lautan pasir untuk menyerang basis logistik musuh di belakang garis. Desert Boni hanya memiliki kemampuan menyelam jarak pendek, biasanya mereka bersembunyi dalam pasir kuning untuk melakukan misi penyusupan jangka panjang - kemampuan ini di Gurun Pasir Taklamakan hanya dimiliki oleh tiga klan Boni: ular derik Sydalum dengan insang penyaring pasir di telinga, kalajengking Scaudy, dan kadal gurun Mikwana. Hanya merekalah yang bisa bernapas bebas di bawah pasir.
Selama ribuan tahun, kaum ular derik Sydalum, kaum kalajengking dari klan Scorpidae, dan manusia-kadal gurun Mikevana telah bergantung pada bakat alami ini untuk berburu di Gurun Pasir Taklamakan. Setelah direkrut oleh Meishuai, kemampuan menyusup di pasir ini menghadirkan banyak kehormatan ksatria. Setiap kali mereka menyembunyikan diri di bawah hamparan pasir tak mencolok dan melancarkan serangan tiba-tiba di momen tepat, musuh akan mengalami breakdown dalam sekejap.
Tugas yang diberikan Meishuai pada "pasukan penyusup pasir" kali ini sangat sederhana. Pasukan barbar barat telah terjebak masuk ke tanah kematian di lokasi "Kota Kuno Huye" - sarang utama bencana alam gurun "Semut Pemakan Emas". Dalam Bahasa Umum gurun, "Huye" sendiri berarti iblis.
Dua ribu tahun silam, Kerajaan Kuno Yahuan yang mendiami kawasan gurun berbatu ini menyembah dewa semut jahat Rama. Mereka membudidayakan koloni besar "Semut Pemakan Emas" di wilayah ini sebagai lokasi pengorbanan darah - rahang semut ini mengandung asam kuat yang bisa melumerkan logam. Selain pasir kuning dan batu, hampir semua hal bisa mereka makan. Darah segar adalah pemicu utama keganasan mereka.
2000 tahun yang lalu, orang Yahuan setelah meninggal akan dilumuri darah oleh kerabat dan dibuang ke Tanah Pemakaman Berdarah ini untuk dimakan oleh "Semut Pemakan Logam". Dalam kepercayaan tradisional Yahuan, hanya dengan tubuh kotor yang dimakan semut, jiwa dapat memasuki pelukan Dewata Semut Rama.
Setelah Kerajaan Kuno Yahuan menghilang dari sejarah, "Semut Pemakan Logam" yang mereka pelihara di daerah gurun berbatu ini terus berkembang biak turun-temurun dengan bergantung pada jalur bijih logam melimpah di bawah tanah. Seperti semut lainnya, koloni ini memiliki struktur sosial yang sangat ketat - bahkan pasukan terlatih pun tak bisa menandinginya. Ketika populasi koloni mencapai jumlah tertentu, ratu semut baru akan memimpin pasukan semut puluhan ribu ekor bermigrasi ke kedalaman gurun, menyapu bersih semua tumbuhan, hewan ternak, dan logam di sepanjang jalur mereka.
Untungnya gurun di wilayah ini tidak memiliki jalur bijih yang berkesinambungan. Pasukan semut yang bermigrasi akhirnya mati kelaparan. Jika tidak, semua nyawa di Gurun Pasir Taklamakan pasti akan menjadi santapan "Semut Pemakan Logam" yang rakus.
Sejak awal merencanakan untuk memancing pasukan Bimon masuk ke gurun berbatu ini, Meishuai sudah memperhitungkan bahwa musuh tidak akan melepaskan Kota Kuno Huye yang terletak di sayap benteng ini. Dia juga memprediksi bahwa ketika sisa-sisa pasukan yang beruntung lolos dari dimangsa kawanan semut seluas lautan pasir, mereka pasti akan berlindung ke reruntuhan kota kuno ini.
Sayangnya, satu-satunya tempat yang tidak berani dimasuki "Semut Pemakan Logam" justru reruntuhan kota kuno ini - di sinilah dulu bangsa Yahuan membangun kota persembahan untuk Dewa Semut Rama.
Tugas 2000 prajurit Boni sebagai "pasukan penyergap" yang ditugaskan Meishuai adalah bersembunyi di bawah pasir di Kota Kuno Huye. Begitu suara gemuruh besar terdengar, mereka akan keluar dari pasir dan menghadapi prajurit-prajurit Bimon yang lolos ke kota ini, lalu memutus tenggorokan mereka dengan mata pedang tajam!
Tugas ini sama sekali tidak berbahaya karena "Akhund Muzhe" yang perkasa, Master Nosrati, akan datang dengan airship ke dekat kota kuno. Dengan kekuatan tertinggi Dewi Mani, dia akan mengubah kota ini menjadi kota magnetik. Prajurit Bimon yang memakai baju besi besi, sekalipun berhasil lolos dari Semut Pemakan Logam, akan terpaku di dinding kota seperti unta sekarat yang hanya bisa menunggu pisau penyembelih.
Untuk melaksanakan misi kali ini, setiap prajurit Boni dari "Pasukan Penyusup Bawah Tanah" telah mengoleskan "obat pembunuh air" pada tubuh mereka. Cairan khusus ini dapat menyamarkan bau badan, membuat tubuh mereka menyatu dengan aroma pasir kuning. Bahkan anjing pelacak dengan penciuman paling tajam pun takkan bisa mendeteksi jejak mereka; Untuk menghindari tertarik oleh gaya magnet kota magnet, para prajurit Boni menggunakan peralatan perunggu yang dibuat secara darurat oleh perajin pengikut pasukan dalam beberapa hari terakhir; Agar tidak terinjak-injak oleh prajurit Bimon yang bertubuh raksasa, semua prajurit Boni bersembunyi di kaki tembok gunung dan tembok kota - Semua persiapan ini telah direncanakan dengan sempurna oleh Meishuai!
Dentuman keras benda berat yang menabrak tembok gunung telah bergema!
Langkah kaki kacau dan teriakan para Bimon bergema di seluruh kota kuno!
Kegelisahan dan kepanikan mereka bahkan bisa dirasakan oleh para prajurit Desert Boni yang terkubur di bawah pasir!
Ketika prajurit Desert Boni yang mengenakan zirah perunggu dan membawa pedang perunggu muncul dari bawah pasir, baru menyadari bahwa mereka berhadapan dengan prajurit Bimon yang sebesar Dewata. Setiap prajurit Bimon ini memiliki otot sekeras batu! Tubuh sebesar gunung!
Mereka mengenakan zirah emas, tak satupun yang tertarik menempel ke tembok gunung!
Mereka masih memegang senjata! Senjata-senjata ini beragam, mulai dari pisau baja berkilau, tongkat, hingga kayu gelondongan raksasa sepanjang 10 meter!
Puluhan ekor binatang peliharaan raksasa haus darah sedang menjilati taring di samping mereka!
Adegan yang seharusnya tidak mungkin terjadi ini langsung membuat semua prajurit Boni yang muncul dari dasar pasir mengalami breakdown!
Tak satu pun Desert Boni bisa menggunakan balok kayu raksasa sebagai senjata, bahkan prajurit unta Rinama dari Pasukan Pengawal Sultan Mulan yang terkenal super kuat sekalipun!
Langkah berat yang menggemuruh di pasir meninggalkan bayangan gelap besar bagi para prajurit Boni, bagai kawanan domba yang diusir anjing pemburu. Seluruh pasukan "Pasukan Penyusup Pasir" terdesak ke dinding oasis oleh prajurit Bimon yang garang, punggung mereka sudah menempel di dinding magnet yang dingin.
Pantulan cahaya dari zirah emas menusuk mata prajurit Boni bagai jarum, sementara hutan balok kayu berdiri bergegas di langit atas kepala mereka.
Pedang perunggu dan perisai jatuh dari tangan-tangan yang dulu perkasa, menumbuk pasir kuning dengan dentuman berat.
Tak satu pun prajurit Boni masih punya nyali melawan musuh yang kuat dan mengerikan ini! Meishuai si jenius taktik sama sekali tidak memberi tahu mereka tentang skenario ini!
Sorot mata Prajurit Bimon memancarkan hawa dingin yang menyayat hati, pandangan mereka mengingatkan Prajurit Boni Gurun yang gemetar akan sekawanan hyena kelaparan yang mengais-ngais bangkai busuk di hamparan Gurun Besar nan luas!
Rintihan putus asa seolah bukan berasal dari tenggorokan prajurit Boni, melainkan menyembur dari tulang ubun-ubun, jeritan jiwa yang keluar dari kedalaman sukma.
Saat Rodman si Jago Pedang Mammoth pertama kali mengayunkan pedang ganda menerjang prajurit Boni Gurun, menyapu hamparan darah dan potongan mayat, Liu Zhenhan pun telah melesat menuju "Kendaraan Terbang Qibulin"!
Setelah mengaktifkan "Wilayah Anti Sihir Magnetik", "Kendaraan Terbang Qibulin" yang membawa semua ulama Malan segera mundur – mendekati Kota Kuno Huye saat ini bukan hanya tak berarti, tapi juga bunuh diri bagi struktur logam kendaraan tersebut.
Liu Zhenhan kelelahan mengejar para ulama Malan ini.
Dalam "Wilayah Anti Sihir Magnetik", Geryon sama sekali tak bisa menggunakan sihir Unsur Angin untuk terbang, namun kekuatan wilayah ini terbatas jangkauannya. Meski hanya Santo tanpa kemampuan melepaskan sihir, bajingan tua ini masih mengerti konsep dasar itu.
Sejak dia melompat dari menara kota dengan menunggangi Geryon, menghantam tanah hingga mengguncang bumi, Tuan Tanah Pasang Surut tak henti merayap maju. Hingga mencapai area di luar 500 yard dari gerombolan semut di luar kota, akhirnya Tuan Tanah Pasang Surut membentangkan sayap es dan anginnya, melesat ke angkasa.
Ksatria Naga orang Mouran menghalangi jalan Liu Zhenhan yang sedang mengejar "Kendaraan Terbang Qibulin"!
"Ksatria Kadal Terbang Mouran, Madawikya ada di sini!"
"Mampus kau dasar Mouran!"
Saat ini Liu Zhenhan sudah bermata merah, tak peduli dengan salam basa-basi. Geryon yang terhubung pikirannya langsung menubruk naga penghalang ini. "Bintang Beku Baru" meledak pertama kali, diikuti cakar-cakar yang cacat!
Ksatria Kadal Terbang Mouran Madawikya tanpa ragu menyemangati tunggangannya, melepaskan "Palu Gurun" untuk menghadang serangan magis lawan. Cakar besar dan rahang bertaring kadal terbang itu juga menyambut musuh nekat ini.
BRAK! Dentuman keras menggema saat dua sihir bertabrakan di udara!
Dalam pertarungan tangan kosong yang terjadi kemudian, Geruin Tuan Tanah Pasang Surut yang telah menjadi roh cincin menunjukkan kelambanan yang jelas, wajah raksasanya yang memiliki fitur jelas kehilangan sepotong besar daging kering akibat cakaran naga milik orang Mouran, sisik merah kusam beterbangan. Sementara naga lawan dengan mudah melepaskan diri dari cengkeraman marah Geruin, dan tombak trisula sepanjang tujuh meter milik Ksatria Naga Mouran menyayat dada Geruin meninggalkan luka lebar.
Dua ekor binatang peliharaan raksasa terbang itu terhuyung-huyung di udara sebelum akhirnya menemukan keseimbangan kembali. Geruin yang jelas lebih lemah dari lawannya terpental sejauh ratusan ren sebelum stabil, sementara naga lawan hanya perlu berputar sebentar untuk menstabilkan posisi.
Liu Zhenhan hampir gila karena marah!
Pelananya telah disedot oleh kota magnetik sebelum memanggil Geruin, andai saja tangannya tidak erat mencengkeram tanduk di punggung Geruin, tabrakan tadi pasti telah melemparkannya terbang! Yang lebih membuatnya geram adalah pertarungan udara yang tak pernah terkalahkan ini justru kalah di pertemuan pertama! Seandainya Yitiao ada di sini, naga lawan takkan bisa mendapatkan keuntungan sedikitpun dalam tabrakan ini!
“Laporkan namamu!” Ksatria Kadal Terbang Mulan Madawikia dengan anggun mengarahkan trisula bermata dua di tangannya.
“Laporkan ibumu B!” Liu Zhenhan memutar pergelangan tangan sambil melompat ke depan, lalu duduk kembali di punggung Geryon.
Dalam sekejap mata, naga di seberang telah menyelesaikan sihirnya. Kawanan semut merah seperti lautan api di tanah terbawa angin puting beliung raksasa ke langit dan hancur berkeping. Pancaran pasir kuning seperti air mancur berputar cepat dalam angin topan membentuk sosok naga bersisik mengerikan yang melayang di udara. Dua naga berdiri berdampingan, memandang marah ke Liu Zhenhan dan Geryon.
“Elemental Sand Dragon! Aku sumpahi nenekmu!” Liu Zhenhan tersenyum getir. Pantas Geryon kalah, ternyata lawannya adalah naga elemen tanah! Di medan pertempuran milik musuh ini, bagaimana monster laut berkultivasi ganda es-angin ini bisa menang?
"Elemental Sand Dragon" adalah sihir tingkat tinggi dalam sihir elemen tanah. Tingkat kekuatan magis menentukan perbedaan besar dalam bentuk sihir yang dipanggil. Fakta bahwa naga elemen tanah ini bisa memanggil "Elemental Sand Dragon" sebesar ini dalam waktu singkat, membuat pertempuran cepat menjadi rumit!
Melihat "Kendaraan Terbang Qibulin" yang semakin menjauh, Liu Zhenhan akhirnya menyerah. Ia mengayunkan pergelangan tangan, memanggil Penyihir Jiwa Api dari Gelang Tuan Tanah Kematian. Awalnya ia berencana menggunakan Penyihir Tengkorak Api Abadi untuk melakukan serangan tiba-tiba, namun tak menyangka naga musuh begitu perkasa. Tanpa mengeluarkan senjata rahasia, mustahil bertahan.
Madawikya, penunggas Mulan, terpaku. Ia tak pernah menyangka tengkorak raksasa bisa melayang di udara. Yang lebih mengejutkan, tengkorak ini terus berpindah posisi sambil menyemburkan dua belas "Kuncup Api Abadi" berturut-turut. Kuncup api hijau kebiruan itu seperti kelopak mawar merah yang mekar, meninggalkan jejak cahaya berkilauan di udara saat meluncur ke arahnya.
Dalam ketidaksiapan, serangan balik sihir naga terbang hanya berhasil mencegat separuh "Kuncup Api Abadi". Untuk melindungi penunggangnya, naga terpaksa menahan serangan separuh sisanya dengan tubuhnya sendiri.
"Auuuungg~~~"
Dentang naga bergema di seluruh medan perang!
Api Abadi memiliki kekuatan membakar jiwa. Meski tak bisa melukai naga terbang dengan resistensi magis luar biasa, rasa sakit dari enam serangan berturut-turut ini benar-benar tak tertahankan!
Melihat kekuatan serangan "Kuncup Api Neraka", Liu Zhenhan hampir meledak marah!
Dia tak menyangka, dengan resiko membuat Guo Guo menangis dan merengek, mayat Tiran Mata Jahat yang dipanggilnya untuk memunculkan Penyihir Tengkorak Api Neraka ternyata hanya berguna seonggok omong kosong! Apa bedanya dengan mantra "Pengorbanan"?
Sejauh ini, monster terkuat yang pernah dibunuhnya adalah Tiran Mata Jahat dan Kaisar Api. Syarat mutlak untuk memanggil Penyihir Tengkorak Api Neraka menggunakan "Gelang Tuan Tanah Kematian" pun haruslah makhluk yang benar-benar dibunuh sendiri oleh inang!
Saat diam-diam memanggil Penyihir Tengkorak Api Neraka di Oasis Yale, Liu Zhenhan sempat berpikir panjang sebelum akhirnya memilih Tiran Mata Jahat, karena makhluk ini punya kemampuan tembakan beruntun 12 kali. Siapa sangka penyihir tengkorak 12 tembakan ini ternyata payah! Seandainya dulu memilih Kaisar Api yang merupakan monster puncak elemen api, mungkin kekuatan api nerakanya akan lebih dahsyat!
Penyesalan tak ada gunanya. Untuk mencoba membunuh Kaisar Api lagi, harus pulang dulu dengan selamat. Kini Liu Zhenhan harus berhadapan dengan Naga Sihir Tanah dan Naga Pasir yang garang!
Jika kabur adalah pilihan utama, Liu Zhenhan pasti langsung lari! Apalagi performa penyihir tengkorak tadi tiba-tiba memberinya inspirasi untuk menyelamatkan Prajurit Behemoth!
Geryon yang tertawa jahat "hehe" kembali menerjang naga lawan. Roh cincin tidak merasakan sakit maupun takut, selama tidak mengalami kerusakan parah, ia tak akan mundur ke dalam cincin. Perbedaan kekuatan sama sekali tidak menjadi tekanan mental baginya!
Kali ini Tuan Tanah Pasang Surut terlempar jauh. Naga pasir raksasa mengabaikan serangan tengkorak api neraka, menubruk tubuh Geryon yang kehilangan keseimbangan. Dentuman dahsyat bergema, pasir kuning beterbangan, naga pasir lenyap. Geryon jatuh bagai kayu lapuk ke tanah yang dipenuhi semut merah!
Tubuh Liu Zhenhan terlempar tinggi oleh gaya inersia dahsyat. Kekuatan aliran darah yang diaktifkan seketika membuat duri landak di tubuhnya berdiri tegak seperti busur silang kencang, melesat kilat menuju ksatria Mulan di punggung naga!
Meski sangat berisiko, penguncian visual tingkat Santo memastikan ketepatan mutlak! Biasanya Guo Guo yang bertugas ini, kini Liu Zhenhan terpaksa mempertaruhkan nyawanya sendiri!
Nasib Geryon bukan urusan Liu Zhenhan. Targetnya adalah nyawa ksatria naga Mulan!
Masih banyak yang harus dilakukan. Setiap detik yang terbuang berarti lebih banyak prajurit Behemoth yang tumbang!
Ksatria naga terbang Madawikya saat itu merasa pandangannya berkunang-kunang akibat tumbukan keras antara naga terbang dan ular raksasa berwajah manusia. Sebelum sempat menenangkan rasa sesak di dadanya, sebuah benda hitam pekat telah menghantam seperti kilat dari arah kanan udara. Dalam kesibukan yang luar biasa, ksatria naga yang mahir ilmu bela diri ini tetap menunjukkan refleks seorang pendekar sejati - mengangkat pergelangan dan menegakkan tongkat pedang, ujung trisula tajam dari senjata tiga mata dan dua bilahnya telah menghadang lurus benda asing tersebut.
Apapun yang datang, sekalipun sepotong baja, ujung senjata yang tajam ini pasti akan merobeknya menjadi serpihan!
Dalam pertarungan udara jarak dekat jenis tusukan ini, Liu Zhenhan yang berpengalaman kembali unggul. Sejak kekuatan aliran darah melemparkannya, ia telah mengeluarkan bakat rahasia sebagai Penjaga Malam - "Jaring Laba-Laba Padat". Liu Zhenhan sama sekali tidak meremehkan Ksatria Naga Mulan - kekuatan aliran darahnya langsung menyasar sang ksatria, sementara jaring laba-laba padat yang memiliki jangkauan luas dimanfaatkannya semaksimal mungkin! Meski perisai magisnya sangat hebat, ia tak yakin bisa sepenuhnya aman dalam pertarungan jarak dekat seperti ini!
Pada sekejap yang penuh kilat silang-menyilang ini, Liu Zhenhan hanya melepaskan dua jaring laba-laba. Tapi justru dua jaring inilah yang berhasil membelokkan trisula "Sanjian Liangren Dao" milik Ksatria Terbang Lizard Mulan, Madawikya, membuat tubuhnya yang seperti pelontar daging ini menabrak keras tubuh sang ksatria!
"Bang!" Suara dentuman keras bergema!
Bagaimana palu besar menghantam gong besi, Ksatria Terbang Lizard yang duduk di pelana itu langsung merasakan rasa manis di tenggorokan. Semburan darah "pfft!" keluar dari lehernya! Madawikya si Ksatria Terbang Lizard Mulan merasa seperti dadanya dihantam martil baja dari kereta perang uap!
Liu Zhenhan sendiri juga muntah darah segar. Tapi ini bukan karena benturan, melainkan karena lidahnya sengaja digigit untuk menyemburkan panah darah ke sang Ksatria Naga. Guncangan keras dari tabrakan ini membuatnya tak tahan menyemburkan darah ke wajah dan kepala sang Ksatria Naga. Si bajingan tua baru ingat, lengan Mithril yang tertanam "Hanxue Tuoduo" masih menempel di menara gerbang reruntuhan kota kuno.
"Darah yang menyembur dari kedua pihak masih saling menjalin di udara, membentuk pelangi ilusif yang berhamburan. Madawikya, Ksatria Terbang Lizard Mulan, dengan gerakan terbalik menarik gagang pedang. Pedang berkilau itu melesat keluar dari sarungnya, membentuk lengkungan lebar di bawah terik matahari yang menyilaukan, berkilauan gemilang!"
Dalam tubrukan kekuatan sehebat ini, meski darah mengucur dari mulut karena armor integral dengan lizard terbangnya, Madawikya tetap teguh duduk di pelana. Dengan refleks yang telah mencapai tingkat kesempurnaan, dia langsung melakukan gerakan balasan - benar-benar layak disebut sebagai Mage Mulan elite papan atas!
Hitam!
Hitam seperti neraka!
Pemandangan terakhir yang dilihat Madawikya adalah kegelapan total di depan matanya!
Setelah suara "Kretak" redup terdengar, Liu Zhenhan menunduk memandangi jarinya.
"Cincin Tuan Tanah Kematian" masih mempertahankan bentuk kedua: lapisan logam ajaib berpola bunga telang hitam berkilauan membungkus rapat jari tengah kanannya. Di ujung logam tajam itu, tergantung massa berdarah campuran baja, tulang, urat, dan daging. Sebatang trakea panjang masih menyambungkan antara tangannya dengan leher Ksatria Naga Mulan.
Tubuh Ksatria Naga Mulan yang terbungkus baju zirah lengkap masih mempertahankan posisi duduk, hanya saja bagian wajahnya yang tertutup topeng baja telah terkoyak membentuk lubang besar. Sebuah tulang belakang putih berlumuran darah menopang tengkorak yang separuh hancur, bagian bawah alis sudah hilang sama sekali, hanya menyisakan belakang kepala yang kosong.
Liu Zhenhan tersenyum. Tiba-tiba ia teringat topi tentara model "tirai pantat" ala tentara Jepang kecil dalam film-film klasik.
Melihat pedang melengkung lawan yang hampir terhunus, Liu Zhenhan semakin berseri-seri. Gerakan mencabut pedang dengan punggung tangan lawan ternyata tak secepat jari-jemarinya. Dengan tendangan kaki, ia menyambar pisau tiga ujung dua mata yang terpasang pada katrol – benar-benar senjata andalan!
Gagang baja berkilau itu penuh dengan motif lipatan indah, mata pisau tajamnya sanggup membelah apapun!
Baru saat ini kadal terbang itu menolehkan kepala untuk melihat situasi di punggungnya. Sebilah pisau tiga ujung dua mata yang tajam menyambar dengan kekuatan angin kencang, menghunjam tulang dahi di antara kedua mata binatang raksasa itu!
"Kadal terbang konyol! Naga konyol!" teriak Liu Zhenhan sambil tertawa histeris, berdiri di atas punggung naga yang jatuh bagai layang-layang putus tali.
※※※
『Menemukan dua BUG miliknya sendiri.
Gurun terletak di sisi barat laut Kerajaan Bimeng, maka seharusnya orang Mouran menyebut Bimon sebagai "orang barbar timur" atau "orang barbar selatan", bukan "orang barbar barat".
Paman Xixi, saya telah mengganti namanya dari Yasin menjadi Hairegeer, tapi saya sendiri lupa mengubah bagian sebelumnya. Semua tiga anggota keluarganya sudah saya ubah, nanti akan saya perbaiki.』
Bab 316: Jalan Kematian
Tengkorak api neraka hasil transformasi Tiran Mata Jahat dengan setia mengambil alih tugas Geruin Tuan Tanah Pasang Surut, menangkap tuannya yang jatuh dari langit, sambil terhuyung-huyung menggendong Liu Zhenhan berpatroli di darat. Sebagai Monster Tingkat Super, akhirnya tidak memalukan seperti Pintu Langit, masih mampu menahan berat tubuh Liu Zhenhan.
Geruin Tuan Tanah Pasang Surut kembali terhuyung terbang ke angkasa, tubuh raksasanya dipenuhi lapisan tebal semut merah, terlihat seperti monster merah dengan kulit yang terus bergerak. Meski tahu roh cincin tak merasakan sakit, Liu Zhenhan tak tega melihatnya lagi. Dengan gerakan tangan, dia memanggilnya kembali ke "Cincin Tuan Tanah Kematian". Seiring lingkaran cahaya bunga telang hitam yang bergetar dan menghilang di udara, bayangan-bayangan merah kecil berhamburan seperti air terjun ke tanah, bagai hujan musim semi yang membuat bulu kuduk merinding.
"Boom!"
Naga milik orang Mouran, bersama ksatria naga di punggungnya, menghantam gurun berbatu hingga seolah bergetar hebat dalam gemetaran pertempuran! Kawanan besar semut merah telah menenggelamkan binatang peliharaan raksasa ini, seketika Liu Zhenhan bahkan melihat tombak tiga mata tujuh meter yang tertancap di ukiran kepala naga pun tertutupi warna merah darah!
Bunyi "cā-cā" menggerogoti menjadi melodi tunggal! Di medan perang ini, baik orang Mouran maupun Bimon terlihat begitu kecil dan tak berdaya!
Pesawat terbang Qibulin kini telah mendekati formasi utama Mouran, Liu Zhenhan bahkan jika bergegas pun takkan sanggup mengejar, hanya bisa menyaksikan bola api yang mereka lemparkan sepanjang jalan merobohkan penunggang serigala yang kembali.
Melihat formasi musuh dari ketinggian, Liu Zhenhan dengan pedih menemukan fakta mengejutkan - kavaleri serigala yang gagah berani telah menerobos keluar dari kawanan semut, tinggal selangkah lagi untuk menyerang formasi utama musuh, namun satu per satu terjatuh seperti pangsit ke dalam jebakan lubang hitam yang tersembunyi. Di tempat pasir kuning dan kulit unta beterbangan, penglihatan tajam Liu Zhenhan menangkap kebenaran yang membuatnya tercengang - di depan formasi Mouran terdapat parit panjang Ubin Mahjong bergambar burung!
Parit-parit ini ditutupi dengan sangat cerdik oleh kulit unta dan pasir kuning. Dari permukaan tanah, timbunan pasir menghalangi pandangan ke depan. Dari ketinggian, kamuflase orang Mouran, siluet pegunungan, dan angkatan udara badai magnetik mereka yang kuat membuat pengintai Bimon sama sekali tidak bisa melakukan pengamatan detail dari udara!
Jurang panjang yang membentang di garis cakrawala ini juga membuat semut merah tak terhitung seperti air sungai yang mengalir ke laut, terus-menerus terjatuh ke dalamnya.
Ternyata itu jurang tanah!
Liu Zhenhan hampir tak bisa menahan amarahnya! Tak heran orang Mouran begitu berani! Rupanya mereka berada di sisi utara celah besar di tanah. Musuh licik ini membuat kamuflase terbaik di atas celah dengan kulit unta dan pasir kuning, tidak hanya menipu pasukan penunggang serigala Wolff, tapi juga mengelabui koloni semut!
Pasukan penunggang serigala Bimon sudah tamat!
8.000 pasukan penunggang serigala Wolff yang terkenal di dunia, dengan mengandalkan kecepatan gerak secepat kilat, mempertaruhkan nyawa menerobos jalur semut sepanjang 5 li - tapi yang menanti mereka justru jurang tak teratasi! Mereka ingin mati dengan gagah berani, tapi itu pun menjadi harapan kosong!
Kehormatan terakhir sebagai ksatria Bimon ternyata hanya punya dua pilihan: dimangsa semut atau dikuburkan di jurang!
Air mata sudah kering. Sudut mata Liu Zhenhan pecah, mengucurkan darah!
"Sejak datang ke dunia ini, dia perlahan mulai memandang dirinya sebagai Bimon sejati. Ras yang penuh penderitaan ini memiliki kejayaan maupun kemundurannya sendiri. Meski memiliki banyak kebiasaan buruk, setiap Bimon adalah saudara sebangsa Liu Zhenhan. Menyaksikan saudara-saudara ini dimangsa oleh pasukan semut yang bergelombang bagaikan siksaan paling menyakitkan di dunia!"
Langit biru yang tak berawan tiba-tiba dipenuhi gumpalan awan hitam, dengan kilatan-kilatan petir ular meliuk dari langit!
Ini adalah Kilat Berantai Nebula! Nyanyian maut Imam Bemon!
Sekali lagi, imam Bemon yang penuh semangat mengulangi adegan heroik dari Pertempuran Hyjal!
"Cepat! Cepat!" Liu Zhenhan hampir ingin menendang tengkorak api neraka yang dikendarainya sampai hancur, kecepatan terbangnya benar-benar terlalu lambat!
Hydra hantu yang terbang lambat dari udara menempatkan tubuhnya yang seperti agar-agar di depan tengkorak api neraka, sembari sembilan kepalanya bergerak-gerak tak jelas sambil berkotek-kotek berbicara.
Melihat sang bos masih bingung, Hydra hantu itu mendekati tangan Liu Zhenhan dan menusuk-nusuk "Cincin Tuan Tanah Kematian" dengan ganas.
Liu Zhenhan menepuk otaknya sendiri sambil memaki kebodohannya. Dia benar-benar linglung! Ternyata dia lupa bahwa Geryon bisa dipanggil kedua kalinya, sehingga segera melepaskan Tuan Tanah Pasang Surut dari cincin itu lagi!
Kesedihan besar membanjiri hati Liu Zhenhan. Sebenarnya dia tahu pikiran sendiri sudah kacau seperti benang kusut, berpura-pura tenang pun tak ada gunanya! Mungkin masih ada cara lain untuk menyelamatkan pasukan infanteri Bimon yang terjebak dalam lautan semut bak bencana alam, tapi dia benar-benar tak bisa memikirkannya - Untuk pertama kalinya, Liu Zhenhan membenci rasa tak berdaya dan kebiasaannya yang biasa-biasa saja! Perasaan buruk ini seperti sepuluh ribu semut menggerogoti hatinya, menyusup ke sumsum tulangnya, menghisap jiwanya!
Tuan Tanah Pasang Surut yang tubuhnya rusak parah oleh gigitan semut, kembali mengembangkan sayap es dan angin. Makhluk itu membawa Liu Zhenhan terbang menuju formasi infanteri Bimon yang dikepung lautan merah. Meskipun Geruin Tuan Tanah Pasang Surut terlihat terluka parah, sebenarnya itu bukan masalah besar bagi makhluk abadi. Bagi mereka, penampilan fisik selalu nomor dua. Bahkan jika Geruin hanya tinggal kerangka, selama energi vitalnya dipulihkan di dalam "Cincin Tuan Tanah Kematian", dia akan tetap lincah seperti biasa.
Formasi infanteri Bimon saat ini berada dalam kondisi yang sudah tidak bisa lebih buruk lagi. Pasukan semut bagai banjir yang meluapi sungai kecil, menumbangkan tubuh kuat para Prajurit Behemoth secara massal. Formasi persegi empat raksasa yang awalnya solid, kini terpecah menjadi belasan formasi bola infanteri. Empat diantaranya relatif besar, namun sekalipun yang terbesar, tetap terlihat kerdil dan menyedihkan di tengah lautan semut sepanjang puluhan li di wilayah gurun berbatu ini!
Setiap formasi infanteri terus menyusut dengan cepat setiap detiknya. Prajurit Behemoth yang gagah berani pun tidak bisa menghentikan gigitan gila semut-semut mengerikan ini, sekalipun dengan menggilas menggunakan tubuh mereka sendiri!
Setiap saat terdengar mantra sihir nyawa dari para Pendeta yang mengalirkan rantai petir ke arah gelombang semut tak berujung ini. Mereka mengorbankan nyawa berharganya untuk menyisakan secercah harapan terakhir bagi prajurit di sekitarnya!
Teriakan putus asa, pekik amarah, dan raungan kemarahan yang terus bergema setiap detiknya, meninggalkan kesuraman di garis cakrawala. Siluet tubuh yang tumbang bercerita tentang kepahlawanan pada dunia ini!
Genangan darah segar memberi kilau jahat pada tubuh semut merah. Setelah dilanda gelombang semut, bahkan baju besi pun lenyap, hanya menyisakan kerangka putih mengerikan yang masih mempertahankan pose putus asa sebelum kematian!
Setiap Bimon yang masih punya hati nurani, pasti akan mendengar suara hancurnya hati mereka sendiri saat menyaksikan pemandangan ini.
Liu Zhenhan mendengar, jantungnya seolah dipukul gila-gilaan oleh palu perang berat. Perasaan ini membuatnya semakin keras kepala! Liu Zhenhan tak pernah mau menunggu kehancuran!
Gemuruh lagu perang bergema!
Di langit penuh keputusasaan ini, Liu Zhenhan menyanyikan "Masalah yang Disebabkan Sampa", lingkaran cahaya pengorbanan dengan sinar menyilaukan menyelimuti prajurit Behemoth yang paling dekat dengan gerombolan semut dan hampir binasa; api altar kehijauan meski hanya mencakup 400 meter persegi, sejenak membuat gerombolan semut gila haus darah sedikit ciut!
Api yang menyiksa jiwa hingga Naga pun merasakan sakit, bagaimana semut tidak takut?!
Ada suka ada duka. Karena kepadatan berlebihan, banyak prajurit Behemoth yang tidak terkena lingkaran cahaya pengorbanan terpanggang jiwa oleh api altar yang menjilat-jilat dari tubuh rekan mereka, melengking kesakitan dengan histeris!
"Jancuk! Maju, charge ke kota kuno!" Teriakan Liu Zhenhan yang serak sama sekali tenggelam dalam riuh rendah medan perang, bahkan dirinya sendiri hampir tak mendengarnya!
"Pada saat seperti ini yang dibutuhkan adalah seseorang yang memimpin para prajurit Behemoth yang sudah mendekati breakdown mental untuk maju, yang dibutuhkan adalah seorang pemimpin yang berani tampil! Menunggu kematian dengan pasrah selalu berarti kematian pasti. Menggunakan daging manusia untuk membuka jalan lebar, itulah harapan terakhir!"
Setelah mengambil napas dalam-dalam, Liu Zhenhan mengendarai Geryon, mengibaskan sayap es-angin dan menyelam ke formasi infanteri terbesar di darat.
Formasi infanteri yang telah diberi lingkaran cahaya pengorbanan oleh Liu Zhenhan ini, mendapatkan jeda sejenak yang singkat. Di hadapan api altar yang membakar jiwa, kecuali semut yang juga diberi lingkaran cahaya pengorbanan, gerombolan semut yang bergelombang mulai mundur perlahan. Karena kepadatan berlebihan, tumpukan semut-semut dengan cepat membentuk bukit merah yang terus menggeliat dan bertambah tinggi, menjijikkan sampai membuat bulu kuduk merinding!
"Sialan! Semua berhenti!" Sebelum Geryon mendarat, Liu Zhenhan sudah melompat dari punggungnya, menerobos kerumunan prajurit Behemoth yang sudah gila total, menampar setiap orang yang ditemui sambil berteriak sekuat tenaga.
Api altar membakar perisai magisnya dengan suara "ziiiit-ziiiit", tapi tak ada yang mendengarkannya. Kekuatan individu terlalu kecil dalam situasi ini. Begitu prajurit Bimon terperangkap dalam situasi genting ini, upaya Liu Zhenhan bagai menjatuhkan sebutir pasir di tengah gurun nan luas.
Jika terus begini, semuanya akan hancur! Api Pengorbanan hanya punya waktu tunggu lima menit!
Liu Zhenhan menggeret gigi dengan mata berkaca-kaca, menerobos barisan manusia. Kini dia tak peduli lagi kekuatan pukulan – siapapun prajurit Bimon yang terkena serangannya akan terlempar.
Penyerang jarak jauh dan kavaleri berat yak di sayap luar hampir habis dilalap semut. Dia segera menerobos ke dalam. Hati Liu Zhenhan seperti dicabik-cabik tangan tak kasat mata, berdarah dalam rintihan pedih.
Untuk pertempuran ini, Pasukan Pengawal Kerajaan mengerahkan tiga resimen pemanah. Pasukan ‘Bergulat dengan Naga’ mengirim satu resimen Hao, ditambah 1.000 pelembing landak dan 1.000 kavaleri berat yak cadangan. Total 3.000 pasukan di setiap sayap! Tapi setelah terpecah, semut-semut ini melahap mereka hingga tinggal lapisan tipis dalam sekejap!
"Cepat serang! Ke arah reruntuhan kota kuno!" Liu Zhenhan melompat sambil mencengkeram leher seorang kavaleri berat yak dan berteriak liar. Prajurit Berbual yang perkasa ini mengeluarkan uap putih dari hidungnya yang berbunyi huh-hah, otot-ototnya mengeras seperti pandangan matanya, kedua tangan yang memegang kapak perang bergetar hebat - gejala khas Semi-Transformasi Liar.
"Dengar apa kubilang? Dengar tidak?" Liu Zhenhan menampar kavaleri yak ini empat kali dari kedua sisi dengan keras, membuat mulut prajurit Berbual itu berdarah. Sang kavaleri menatap kosong wajah Shaman Divine Comedy yang sudah terdistorsi.
"Richard! Sini! Sini!" Mo'er muncul di udara kurang dari 20 yard dari Liu Zhenhan, melambai-lambaikan tangan dengan gugup ke arah bajingan tua itu.
Liu Zhenhan sebenarnya tak bisa mendengar Mo'er, namun begitu melihat lambaian tangan, ia langsung paham bahwa Mo'er pasti menemukan Pangeran Kahn. Menghadapi kerumunan manusia yang berdesakan, akhirnya sang bajingan tua ingat kemampuan teleportasi "Mempersempit Jarak" pada Kalung Tengkorak Kemarahan Menggelegar miliknya. Bayangan manusia berkedip sesaat, lalu muncul di posisi Mo'er.
Pangeran Kahn benar-benar ada di sini, Yang Mulia yang telah melalui ratusan pertempuran ini sudah mengalami breakdown karena kekalahan telak ini. Dengan gelisah ia mengendalikan singa salju Greenland-nya bolak-balik, berbicara seperti orang gila dengan kata-kata yang tak dimengerti siapa pun. Di sekelilingnya terdapat sekelompok pendeta dan staf yang semuanya menggigil ketakutan. Ketakutan yang tak terbendung terpampang jelas di wajah-wajah mereka yang berkerut atau masih polos, bahkan prajurit Rhein dan Tiger prajurit paling pemberani pun sudah mulai melaksanakan doa penebusan dosa.
"Bisakah Pengorbanan dilakukan?" Liu Zhenhan mendekatkan hidungnya ke wajah Imam Utama Zidan, bertanya dengan geram.
Imam Utama Kura-kura Model mengangguk seperti ayam mematuk beras.
"Kalau bisa cepat lakukan! Bodoh! Tidak heran kamu sudah lima ratus tahun masih hanya jadi imam utama!" Liu Zhenhan menampar keras wajah Zidan ini dua kali.
"Richard! Mengapa aku tidak bisa menggunakan cincin ruang untuk menyimpan mereka semua?" Mo'er berbisik keras di telinga Liu Zhenhan.
"Tidak ada cara! Mereka sudah tidak bisa tenang! Cincin ruang hanya bisa menyimpan benda yang relatif statis! Mereka terlalu panik!" Liu Zhenhan menarik napas panjang, lalu meraih bahu Pangeran Kahn dan mengguncang-guncangnya keras-keras sampai mata Pangeran Lionheart yang awalnya kosong mulai menunjukkan secercah kesadaran.
“Sekarang kau dengarkan aku!” Liu Zhenhan hampir menggeretakkan gigi menatap Yang Mulia Pangeran, tangannya menarik pedang raksasa emas tajam Pangeran Lionheart, menggenggamkan hulu pedang itu ke telapak tangan Putri Kahn dengan paksa.
“Di depan adalah musuhmu! Serang mereka! Serang! Serang! Serang menuju reruntuhan kota kuno!” Jari Liu Zhenhan menunjuk punggung prajurit Behemoth, seolah-olah menyemburkan darah dari mulutnya.
“Auuu~” Pangeran Kahn mengarahkan wajah ke langit mengeluarkan Raungan Singa, air mata berderai di sudut mata, mengayunkan pedang raksasa ke arah prajurit Behemoth di depannya. Pedang Viking yang tajam bagai sabit menyapu tumpukan gandum, menyibak tirai darah. Singa salju Greenland mengeluarkan dengusan rendah dari tenggorokan, menerjang ke luar bagai peluru meriam.
Mo'er tak perlu menunggu perintah Liu Zhenhan, sudah secara bersamaan memberikan 'lingkaran cahaya Pengorbanan' kepada sang Pangeran dan prajurit Behemoth di sekitarnya.
“Serbu! Serbu!” Liu Zhenhan tak tahu apa yang diayunkan di tangannya, mungkin seutas ekor harimau yang putus, setiap melihat bayangan manusia langsung dicambuk, menyemburkan percikan darah bagai bunga lentera.
Formasi Bimon mulai diguncang keributan dahsyat. Pangeran Kahn yang berhasil membuka jalan berdarah di tengah pasukannya sendiri mulai menerjang lautan semut merah. Di belakangnya, mulai muncul kavaleri dan infanteri yang tipis. Perlahan, kerumunan yang menyerbu ini melebar. Satu per satu Prajurit Behemoth mulai mengikuti formasi kavaleri yang melarikan diri ke reruntuhan kota kuno.
Seorang Pendeta Medusa menjerit-jerit, berusaha mengikuti langkah para prajurit, tapi malah masuk ke jalur yang salah. Tubuhnya segera tercincang oleh kuku besi tanpa ampun, bahkan tak sempat mengeluarkan teriakan.
Di langit, bayangan Kepala Suku Houllier yang mengendarai Burung Merah Liwu mulai muncul. Dia juga sedang menyebarkan lingkaran cahaya Pengorbanan!
"Bagus!" kata Liu Zhenhan dengan lega. Meski tak tahu apakah ini bisa membuka jalan keluar, setidaknya sudah ada yang mulai tenang dan sadar!
Cincin Tuan Tanah Kematian memancarkan kilau dingin yang menusuk. Liu Zhenhan bahkan tak perlu melihat untuk tahu bahwa roh cincin Geryon-nya tak mungkin dipanggil lagi sebelum besok. Roh cincin super level tinggi ini ternyata habis kekuatan elemen-nya digerogoti semut dalam sekejap!
“Apa yang harus kita lakukan……Apa yang harus kita lakukan……” Imam Utama Zidan menatap prajurit Behemoth yang berlarian liar di sekitarnya. Lagu perang persembahan telah dinyanyikan tiga kali, terus mengulangi satu-satunya skala nada. Kini dia berhenti menyanyikan mantra, hanya menggigil tak henti, suaranya goyah seperti lilin di tengah angin.
“Aku akan menemanimu, kita akan menyanyikan lagu perang persembahan bersama! Jika kematian tak terhindarkan, aku akan menemani kalian!” Liu Zhenhan berbalik menatap Imam Utama Zidan, mengamati satu per satu para pendeta: "Siapa yang tahu dimana 'Karpet Paduan Suara Bintang Biduk'?"
Tak ada yang tahu.
“Takdir! Ini benar-benar takdir!” Liu Zhenhan menggeleng, meninju satu per satu hingga semua pendeta pingsan. Setelah menahan napas sejenak, dia mengayunkan cincin ruang untuk menyimpan mereka semua. Pendeta yang kehilangan semangat tempur bukanlah pendeta sejati!
Empat siluet manusia gemilang muncul di udara - Xixi bersama pamannya Rehagel, bibinya Sophia, dan sepupunya Moji beserta keluarga. Sayap pelangi mereka berkilauan indah di bawah sinar merah tanah dan mentari langit.
Hanya ras ayam betina dalam suku Chickin yang bisa terbang, meski jarak pendek. Keempat keturunan Keluarga Penguasa Nyanyian Dunia yang telah dibuang kerajaan selama tiga ratus tahun ini, menunjukkan nyali dan keberanian sejati seorang Behemoth di saat genting!
Xixi dan Moji sebenarnya tidak memiliki kemampuan untuk melantunkan "lagu perang persembahan". Mereka hanya bisa memberikan Lingkaran Kulit Batu kepada prajurit Behemoth. Di tengah gelombang semut yang tak berujung, kontribusi mereka hampir tak berarti, namun mereka tetap pantang menyerah.
Pasukan udara Feilengcui yang gelap-gulita juga tiba. Liu Zhenhan segera memanggil tengkorak api neraka ke sisinya, melompat ke atasnya dan terbang ke udara sambil memberikan isyarat tangan gila-gilaan ke pasukan udara Feilengcui. Skydancer dan Yuanfurui di sadel depan Chimera berkepala dua segera mengepakkan sayap mereka mendekati bos untuk menerima perintah.
"Berapa banyak yang kembali?" raung Liu Zhenhan dengan tenggorokan terkoyak. Dia melihat pasukan udaranya hanya kembali sebagian, dan semuanya adalah Pasukan udara Chimera berkepala dua.
"Dua ratus! Sisanya masih bertempur sengit dengan orang Mouran!" teriak seorang anggota kaum jangkrik yang paling dekat dengan bos sambil mengacungkan dua jari. Di tengah deru pertempuran di darat, jawaban ini terdengar lemah seperti dengung nyamuk.
"Ingat perintahku! Selamatkan Pendeta dulu! Lalu prajurit terbaik! Bawa sebanyak mungkin!" Liu Zhenhan merasa pita suaranya sudah robek dan berdarah. Setelah meneriakkan kalimat ini, tenggorokannya terasa seperti disetrika besi panas.
Ras ulat di sekelilingnya sepertinya mengerti, mengangguk-angguk dengan kuat.
Liu Zhenhan sudah tidak bisa bicara karena tenggorokannya sakit luar biasa, lidahnya yang tergigit juga terasa perih menusuk-nusuk. Ia hanya bisa terus memberi isyarat kepada pasukan udara, menunjuk Xixi dan keluarga pamannya — keempat orang ayam hutan ini mulai turun ketinggian, sayap berwarnanya sudah tidak sekuat sebelumnya. Jika terus begini, cepat atau lambat mereka akan jatuh ke lautan semut dan dimangsa habis-habis.
Ksatria udara antelop melempar pilar totem logam mereka, melepas zirah rotan dari tunggangan dan tubuh sendiri, berharap bisa mengurangi berat. Kaum jangkrik dan orang kupu-kupu tidak ada yang menempati pelana depan lagi, semua dengan sadar menjaga formasi terbang. Empat Chimera menyambut Xixi dan keluarganya, membangun platform di langit untuk keempat pendeta pemberani ini.
Sebagai Penyanyi Jiwa bawaan, ditambah amplifikasi ganda dari Jubah Nyanyian, Liu Zhenhan paling banyak hanya bisa menggunakan "Lagu Perang Persembahan" enam kali — ini sudah angka yang luar biasa! Lagu perang tingkat Grand Shaman Weian ini, bahkan jenius seperti Helen pun sampai sekarang belum bisa menguasainya. Saat ini hanya ada tiga imam utama, Kepala Suku Houllier dari Kota Caiyu, paman dan bibi Xixi, plus Mo'er yang bisa menggunakan lagu ini. Dari mereka, Mo'er hanya mampu sekali pakai, sementara imam utama lainnya tiga kali pakai sudah batas maksimal, dipaksakan sampai titik darah penghabisan.
Jika semua prajurit Behemoth sekarang berkerumun menjadi satu, mengkonsentrasikan kekuatan delapan pendeta yang mampu melantunkan "lagu perang persembahan" dengan lingkaran gemilang, mungkin tidak ada masalah besar untuk mencakup sekaligus. Tapi situasi saat ini benar-benar buruk. Formasi infanteri Bimon yang semula kacau menghindari gerombolan semut liar sudah terpecah menjadi belasan kelompok besar-kecil; apalagi, dari tiga Imam Utama saat ini, Imam Utama Zidan sudah mengalami gangguan mental total, Imam Utama suku Naga Paulenta menghilang tanpa jejak, hanya Imam Utama suku Tiger Lushio yang masih bertahan di bawah perlindungan 500 prajurit Harimau Legiun Zuochang dan pemanah Hao, terus menyebarkan lingkaran lagu perang sebagai perlawanan terakhir.
Menyaksikan formasi lingkaran prajurit Behemoth yang semakin mengecil, setiap pendeta yang mampu menggunakan lingkaran pengorbanan menahan kesedihan dan ketidakberdayaan yang besar, berusaha memberikan lingkaran lagu perang pada formasi Bimon yang jumlah personelnya relatif lebih banyak.
Harus menempuh jalan sepanjang lebih dari dua li untuk mencapai reruntuhan kota kuno! Bergantung pada lingkaran pengorbanan untuk menembus lautan semut adalah hal yang tidak diketahui siapa pun!
Dikepung oleh api altar berwarna hijau kebiruan, para prajurit Behemoth mulai berlari kencang menuju reruntuhan kota kuno. Mereka saling menulari semangat, bahkan yang tidak mendapat lingkaran lagu perang pun tanpa ragu melangkah di jalan harapan menuju kelahiran baru. Siapa pun yang terjatuh tak akan bangun lagi, tapi ini satu-satunya cahaya fajar. Tak ada seorang ksatria pun yang ingin mati dengan hina!
Liu Zhenhan tak peduli lagi. Dengan segenap tenaga, ia memanggil lingkaran pengorbanan. Di mana pun area yang tak terjangkau lingkaran ini, di situlah ia menghujamkannya!
Lautan semut di permukaan tanah kembali bergolak. Lumpur dan semut merah beterbangan ke angkasa ditumbuk oleh tonjolan raksasa yang bermunculan, lalu berhamburan jatuh tepat di atas otak semut raksasa yang baru saja muncul dari bawah tanah!
Ini bukan semut! Ini jelas-jelas seekor kuda berwarna darah!
Kalau bukan karena empat ruas kaki khas semut raksasa, kalau bukan karena cangkang tulang dan mata majemuknya yang besar, Liu Zhenhan pasti mengira ini adalah kuda-kuda tangguh dari padang rumput. Mereka berkepala seperti kuda laut, tapi dengan pisau tulang tajam di rahang bawah yang membuatnya terlihat lebih ganas dan haus darah!
Pada momen singkat ini, di seluruh dataran gurun berbatu, setidaknya muncul ribuan semut raksasa semacam ini! Semut-semut merah tak terhitung jumlahnya secara otomatis membentuk tumpukan tinggi, membuka jalan bagi semut raksasa yang sangat ganas ini.
Semut raksasa yang berlari kencang tak berbeda dengan kuda yang tangguh. Meski tak ada surai yang berkibar, namun kaki mereka juga seolah tak menyentuh tanah. Rahang besar yang selaras dengan langkah kaki seperti tabuhan gendang, menghasilkan suara gemerincing logam. Target mereka adalah para prajurit Behemoth yang diselimuti Api Pengorbanan! Mereka lebih teratur daripada kavaleri terlatih manapun, menyatu dalam formasi serangan berbentuk anak panah yang selaras sempurna, menghadang langsung jalan menuju kota kuno!
Pangeran Kahn yang telah melepas helm emasnya, dengan rambut emas berkibar tertiup angin, mengayunkan pedang raksasa di tangannya seperti angin yang menyapu semut raksasa yang menghalangi jalannya. Yang berani melangkah di hadapannya, hancur lebur!
Kavaleri berat yak yang mengikutinya bagai geledek menggulung langit, roda kapak raksasa berputar ke atas dan bawah, menebas kiri-kanan. Meski terkadang terjatuh oleh serangan samping semut raksasa, mereka tetap tak lupa menghunjamkan kapak raksasa ke otak semut itu, membelah kepala semut dan rahang besar yang hampir menjepit tubuh mereka menjadi dua bagian!
“Semut raksasa ini mampu menyemburkan asam semut yang sangat kuat, seperti cairan hijau-coklat yang bergulung-gulung! Meski jangkauannya hanya sepuluh langkah, saat mengenai tubuh Prajurit Behemoth, bahkan baja pun menggelembung dan mengeluarkan asap pekat, bau menyengat yang mengubah wilayah kematian ini menjadi neraka!”
Tanah kembali bergerak-gerak!
“Krak...”
Dentuman menggelegar sambung-menyambung, bagaikan gunung runtuh dan sungai mengalir terbalik!
Kawanan semut terbang seukuran Hewan Luo Sha dengan sayap mengibas-ngibas, membawa pasir kuning yang beterbangan, terus-menerus membubung ke langit! Meski jumlahnya tak banyak, aura mengerikan mereka sungguh membuat bulu kuduk meremang!
Tubuh mereka dipenuhi bercak-bercak menjijikkan, dengan moncong raksasa tajam seperti tombak panjang. Karena bentuknya mirip kuda, sekilas hampir dikira sebagai variasi Kuda Terbang Bersayap!
“Pasukan udara Feilengcui, segera mengundurkan diri! Cepat!” Teriakan Liu Zhenhan seperti menyembur bersama darah! Firasat keenamnya yang terlatih di medan tempur jelas merasakan: yang berikutnya muncul pasti Ratu Semut dari koloni ini!
Sejarah Bimon mencatat, pada suku semut Ant, pasukan pengawal pribadi Ratu Semut memang selalu diisi Prajurit Semut Terbang!
Bab 317: Empat Laras Harpa Iblis!
Bajingan tua itu ternyata benar!
"Baru beberapa ratus semut terbang melesat ke langit sesaat, seluruh area gurun berbatu mengeluarkan suara gemuruh 'krak-krak'!"
Getaran bumi yang mengguncang membuat semua mata hampir copot. Saat ini, seolah ada Raksasa Titan pembelah langit tersenyum sinis membalikkan bumi, semua pemandangan dalam pandangan bergetar menjadi kabur!
Setelah keributan mengerikan, tiba-tiba muncul keheningan mencekik!
Waktu seolah jam pasir yang diputus paksa, mandek selamanya.
"Pong!"
Dengan dentuman sebesar gunung meletus, semburan pasir raksasa seperti air mancur menyembur dari tanah ke langit selama sepuluh detik, mencapai ketinggian 20 meter sebelum berubah menjadi debu raksasa yang menghujam dari langit.
Debu menyengat bagai tembok raksasa kuning tanah, bergulung-gulung menyebar ke segala penjuru.
Angin gurun segera menghalau debu yang beterbangan. Dalam kabut debu yang menyilaukan, empat semut sebesar badak mengangkat ulat raksasa sepanjang 6 meter yang putih bersih, melompat gesit dari lubang pasir raksasa.
"Sialan!" Liu Zhenhan merinding melihat empat semut sebesar badak ini.
Semut semut……
Liu Zhenhan menganggap dirinya cukup berpengalaman, namun belum pernah mendengar semut yang berpostur seperti kuda perkasa. Dua jenis semut raksasa yang baru muncul dari bawah tanah sudah cukup mirip, namun empat ekor semut raksasa ini benar-benar tak berbeda dengan kuda ribuan li unggulan peliharaan suku Haus!
Empat ekor semut raksasa sebesar badak ini memiliki garis tubuh menonjol bak otot yang mengalir, kaki sebesar tong anggur kecil, kuku kuda raksasa, tubuh berwarna merah menyala seperti api dengan lipatan-lipatan yang menyerupai zirah. Lehernya dihiasi surai merah rapi yang berkibar ditiup angin, selangkangan bergantung "senjata" tegak lurus yang terlihat sangat perkasa!
Kalau bukan karena kurangnya ekor kuda di pantat, siapa sangka makhluk yang sesekali menghembuskan napas keras ini adalah semut?
Ini pasti semut jantan pengembangbiak! Sedangkan ulat besar putih itu tak lain adalah ratu semut - penguasa sebenarnya di gurun batu ini, ibu dari semua koloni!
Sebelum sang bajingan tua sempat menyadari situasi, empat semut jantan dan ratu semut yang baru muncul langsung memberikan pelajaran pertama yang mengejutkan.
Posisi semut jantan raksasa dan ratu semut yang muncul dari bawah tanah masih berjarak tiga li dari lokasi infanteri Bimon berkumpul, namun sangat dekat dengan penunggang serigala yang sedang kembali - Delapan ribu penunggang serigala menerjang formasi pasukan Mouran, mengandalkan kecepatan kuda dan nyawa manusia, baru berhasil membuka jalan darah melalui lautan semut sepanjang lima li. Namun kelicikan dan keburukan orang Mouran membuat banyak kavaleri Wolff yang berhasil keluar dari lautan semut tetap tidak bisa lolos dari takdir kematian, terjatuh ke dalam jebakan jurang tak berdasar!
Namun pasukan penunggang serigala ini tetap merupakan pasukan elit seluruh Kerajaan Bimeng, dengan jumlah mencapai delapan resimen. Penunggang serigala di barisan belakang yang menyusul keluar dari lautan semut tidak mengulangi kesalahan. Melihat rekan di depan terjatuh ke jebakan, dengan keterampilan berkuda yang luar biasa, mereka berhasil menghentikan langkah serigala mount mereka di detik-detik terakhir, menghindari malapetaka jatuh ke jurang.
Tapi orang Mouran dan semut sama-sama licin dan haus darah. Hanya untuk melakukan manuver berbelok dan berbalik arah, para penunggang serigala sudah mendapat serangan ganda: gigitan gila dari gerombolan semut dan lemparan lembing Mouran, membayar harga dengan korban yang sangat besar!
8.000 kavaleri, akhirnya hanya tersisa kurang dari 3.000 penunggang serigala yang berhasil menyesuaikan arah kembali, menerjang lima li lautan semut untuk kedua kalinya! Saat mencapai ratu semut, masih tersisa 2.000 penunggang serigala yang terkenal di dunia ini. Dengan kecepatan yang melambat, hampir setiap langkah mengorbankan satu penunggang serigala - pengorbanan yang sangat mengerikan!
Saat itu infanteri Bimon sudah bergerak menuju kota kuno di bawah pimpinan Sang Pangeran. Dengan kemampuan manuver tinggi penunggang serigala, setidaknya 300-500 orang bisa selamat mencapai reruntuhan kota. Namun sayang, gerombolan semut terbang yang padat justru menyerang mereka terlebih dahulu, bukan Chimera di udara.
Seolah menerima perintah rahasia, semut-semut terbang raksasa bertotol menyeramkan ini langsung menuju posisi ratu semut meski sang ratu belum muncul. Penunggang serigala yang sedang melaju kencang menjadi target pertama mereka. Belalai runcing mereka yang tegang seperti pompa menyemprotkan cairan abu-abu kebiruan dari udara. Meski jarak semprot terbatas, dengan memanfaatkan gravitasi bumi dan posisi strategis, cairan asam yang menyengat ini berhamburan seperti hujan bintang ke tubuh ksatria Wolff, menjatuhkan mereka secara massal.
Cairan asam korosif ini, sama ganas dan berbahayanya dengan cairan yang disemburkan oleh semut raksasa sebesar |kuda perang di atas tanah! Tidak ada getaran |elemen sihir dalam asam ini, murni menggunakan metode |serangan fisik! Namun jika dibandingkan dengan asam sihir dari |Chimera berkepala dua dan |Burung Raksasa Newton, asam bentuk fisik ini bahkan tidak layak untuk mengikat tali sepatunya!
|Wolff yang terjatuh dan |serigala mount raksasa itu disiram tetesan air yang membuat tubuh mereka mengeluarkan asap kebiruan, bagai besi membara yang disiram air mendidih, mendesis-desis mengeluarkan uap. Rintangan serigala yang menyayat hati menghiasi matahari terbenam berdarah di langit dengan kesuraman heroik, teriakan penuh luka ini memadatkan seluruh kepedihan hidup mereka menjadi satu hari, menjelma menjadi teriakan penuh ketidakrelaan!
Sisa |Wolff tidak lagi melarikan diri. Mereka secara serempak menarik kekang dan berbalik, mengayunkan |pisau melengkung berkilauan menyerbu semut terbang yang melintas di atas kepala mereka. Keperkasaan dan keberanian manusia serigala mekar sepenuhnya di detik ini, para |Wolff ini melantunkan nama pahlawan legendaris Swo dan |Dewa Perang, dengan heroik melancarkan |charge bunuh diri terhadap kawanan semut terbang yang lebih menjijikkan daripada lalat di jamban!
Jaring berburu yang keras membentang menutupi langit! Kilau dingin |pisau melengkung yang menyapu bagai bulan sabit yang suram di angkasa!
Setidaknya dua ratus lebih semut terbang pada saat ini terjaring dalam jaring berdukung, dipenggal dengan pisau melengkung tajam. Darah keruh bagai mawar mekar, di gurun kematian ini membuktikan pemahaman Wolff tentang keberanian, penafsiran paling sempurna semangat ksatria - konsekuensi yang setara adalah nyawa segar para ksatria Wolff ini.
Asap mengepul menghilang, para penunggang serigala bertubuh compang-camping masih belum dilepaskan oleh semut. Dua tiga ratus semut terbang menyelam tajam, menusuk tengkorak dan tulang ksatria Wolff dengan belalai runcing. Setelah menghisap, mereka kembali ke ratu semut, berbaris rapi mengantri menuangkan otak putih dan sumsum tulang abu-abu ke mulut raksasa sang ratu - terlihat jelas dalam masyarakat semut teratur ini, hanya ratu yang berhak menikmati otak dan sumsum tulang.
Kawanan semut raksasa sebesar kuda perang bergerak mengerumun dari kejauhan, mengunyah tulang-tulang di sepanjang jalan dengan rahang gunting mereka. Bunyi "kretak-kretak" remukan sumsum tulang terus bergema di atas gurun batu!
Dua ratus pasukan udara Chimera tanpa ragu menerjang semut terbang dan ratu semut ini!
“Ini memang tidak bisa dihindari! Bahkan Prajurit Cincin Emas terhebat dari Suku Berbual sekalipun, di saat ini sudah tidak bisa lagi menahan saraf gila yang menggelegak dan keinginan membalas dendam!”
Dua puluh pisau terbang Gurkha yang berkilau seperti perak karatan terbuka seperti kipas di kedua tangan setiap prajurit Kijang. Dalam deru raungan banteng yang menggema, Prajurit Cincin Emas melemparkan seluruh tenaga pergelangan tangan mereka. Empat ribu bilah pisau yang berputar liar di udara seperti hujan meteor menghujam sang ratu semut sepanjang enam meter yang mirip belatung gemuk!
“Hujan Bunga Tersebar di Langit!”
Ini adalah teknik pamungkas lempar pisau prajurit Kijang! Benar-benar menunjukkan kebencian yang memuncak dari para prajurit Kijang!
Latihan ilmu bela diri yang keras dan lingkungan bawah tanah yang kejam telah melahirkan prajurit kijang gunung yang lebih hebat dari para pendekar Cincin Emas dalam sejarah. Bagi mereka, perang adalah profesi bawaan lahir. Di dunia bawah tanah, musuh bebuyutan kaum kijang hutan - manusia elang-banteng berjumlah ratusan ribu, mana bisa dibandingkan dengan ratusan semut terbang ini? Di hadapan angkatan udara Elf Jatuh yang sebanyak belalang, jika pisau terbang Gurkha dilempar satu per satu, seakurat apapun bidikan, pasti takkan bisa menghentikan serangan udara manusia elang-banteng yang padat. Satu-satunya cara adalah melemparkan sekaligus dua puluh pisau melengkung Gurkha yang dibawa, menggunakan hujan pisau yang padat untuk membantai pasukan udara yang rapat!
Inilah yang disebut "hujan bunga beterbangan di langit!" Inilah serangan pisau terbang terpadat dengan kekuatan terbesar di tangan Prajurit Kijang! Serangan pisau terbang ini juga memiliki kelemahan fatal. Pisau terbang Gurkha tunggal masih bisa dikumpulkan kembali oleh Prajurit Kijang. Alasan mengapa pisau terbang ini disebut bumerang juga merujuk pada karakteristik ini. Namun dengan melontarkan 20 pisau terbang sekaligus, sama sekali tidak mungkin untuk dikumpulkan kembali!
Senjata dan zirah rotan Pasukan Udara Kijang telah semuanya dibuang ke tanah. Setelah menembakkan 20 pisau terbang ini, mereka benar-benar menjadi angkatan udara tanpa senjata!
Solidaritas para semut sungguh mengagumkan. Di hadapan hujan pisau terbang padat yang berdenting-denting di udara, semut terbang dan empat semut jantan raksasa sebesar badak - ada yang menghadang ke udara, ada yang menubrukkan diri ke tubuh ratu semut yang besar. Jarak semburan asam mereka hanya sepuluh yard, sama sekali tidak bisa menyaingi pisau terbang Gurkha yang memiliki jangkauan lebih dari seratus yard! Namun tanpa ragu mereka menggunakan tubuh untuk melindungi ratu semut dengan kesetiaan penuh.
Di bawah desisan pisau yang membelah udara, ribuan bilah tajam menari-nari ganas di atas neraka, meremukkan daging hidup menjadi debu. Semut-semut haus darah yang baru saja melahap makanan lezat, kini tubuh mereka sendiri terbelah menjadi serpihan-serpihan berantakan bersama sisa mangsa mereka!
Tubuh semut jantan raksasa begitu keras hingga sulit dibayangkan. Pisau terbang Gurkha yang tajam dan lemparan Prajurit Kijang dalam amarah, sebagian besar hanya memantul menghasilkan bara api dari dinding tubuh merah menyala mereka, hanya sedikit pisau yang berhasil menancap dangkal di permukaan tubuh mereka!
Suara "ding dong" kecapi mulai berbunyi, bagai aliran jernih sungai gunung melompati batu berlumut, bagai hujan air mata dewa yang deras menghujani bumi. Melodi yang bergelora terus berubah, perlahan berubah menjadi gemerisik mutiara berguling di piring giok, aura perang yang gagah berani menembus sembilan lapis langit!
Empat Imam Senior Chickin berdiri tegak di punggung Chimera, rambut pelangi berkibar angin. Setiap petikan kecapi tujuh senar mutiara di tangan mereka memancarkan kilatan cahaya samar yang memantul-mantul!
Dentaman pisau yang sepadat hujan akhirnya berhenti!
Ratusan semut terbang yang bagai ngengang terbang ke api terkoyak menjadi remahan daging. Hutan pisau berkilauan terbentuk dari ribuan bilah sabit perak di tanah!
Empat ekor semut jantan raksasa meskipun punggungnya dipenuhi pisau terbang, tapi mereka jelas tidak mengalami luka serius. Setelah mengeluarkan derik seperti kuda perang dari rahang lebar mereka, enam sayap tulang merah mengembang dari punggung mereka. Dengan gemeretak pisau terbang yang digerak-gerakkan, tubuh sebesar badak itu perlahan terangkat ke angkasa!
Cairan asam yang disemburkan Chimera berkepala dua seperti hujan deras menghujani empat semut jantan. Namun tingkat keasaman ini sama sekali tidak berbahaya bagi semut raksasa itu. Mata majemuk merah mereka menatap tajam ke arah Kavaleri Bison terdekat. Begitu mencapai ketinggian cukup, bisa dibayangkan Angkatan Udara Bison akan bernasib sama seperti Suku Wolff - tubuh mereka akan bolong-bolong seperti saringan akibat hujan asam!
Saat empat Imam Senior Chickin membentangkan sayap warna-warni dan membubung ke langit, kecapi tujuh senar mutiara di tangan mereka menyelesaikan petikan terakhir. Dengan tarikan senar terakhir, empat kelompok panah air yang padat melesat dari empat kecapi mutiara itu, menghujam keempat semut raksasa yang sedang melambung tinggi!
Keempat panah air yang padat ini di langit bebas membentuk pola indah, satu panah air membentuk harimau gunung yang mengaum turun, ini adalah Rehagel yang bijaksana dan hati-hati! Satu panah air membentuk burung merak yang melebarkan sayap berwarna-warni, ini adalah Sophia yang dingin dan percaya diri! Satu panah air membentuk elang pemburu dengan cakar yang mengerikan, ini adalah Mogi yang sopan dan santun!
Panah air terakhir yang menyebar seperti dedaunan hijau, tiba-tiba dari dedaunan itu muncul seekor ular raksasa dengan taring menganga. Gigi ular kristal yang transparan, saat mendekati tubuh besar semut pejantan raksasa, berubah menjadi panah air tajam yang menusuk seperti menusuk kulit, berbunyi "puci puci" beruntun!
Inilah Xixi dengan badan kecapi yang dihiasi kelabang bambu laba-laba, diperkuat oleh mantra pengalih perhatian "Di Balik Kesulitan Ada Kemudahan"!
Empat semut pejantan raksasa yang bahkan bisa menahan pisau terbang, tak lagi sanggup melawan sihir! Empat semburan panah air langsung menjatuhkan keempat semut raksasa itu. Panah air yang terus menerus mengejar di udara membuat keempat semut raksasa itu terpelanting berulang kali. Setelah jatuh bergemuruh, bahkan tanah di sekitar mereka tersapu bersih membentuk zona sarang padat berdiameter lima yard!
Dalam Pertempuran Oasis Yale, karena serangan magis terlalu merajalela, bahkan Liu Zhenhan pun tak sempat mengamati secara detail lagu perang instrumen yang diadaptasi dari kemampuan ras "Harmoni Dinding Air Mata" prajurit buaya muara klan Kadiyle ini, ternyata memiliki serangan yang begitu megah dan kekuatan yang memukau!
"Bilah suara! Benar-benar keren!" Liu Zhenhan menggoyangkan pantatnya, sambil mengecupkan bibir, mengendarai tengkorak api neraka di selangkangannya, berpatroli di langit dan sesekali melemparkan lagu perang persembahan.
Liu Zhenhan merasa sangat puas! Meski masih ada ribuan ekor semut raksasa yang sedang menggerogoti tulang-tulang di area gurun berbatu ini, tapi apa artinya? Jaraknya begitu jauh dari ratu semut ini, sekalipun mereka bisa terbang, takkan bisa mencapai sisi ratu ini!
Ratu semut terkutuk ini pasti tidak bisa diselamatkan!
Tawa manis Guo Guo dan tabuhan mulut burung beo melintas di belakang Liu Zhenhan, membuat bulu kuduknya berdiri. Kenapa si kecil bajingan ini juga masuk ke area berbahaya ini?
Bab 318 Meloloskan Diri dari Bahaya Maut
Melihat bola mata besar bajingan tua itu yang melebar seperti mata sapi, Guo Guo yang duduk di punggung burung beo membuat muka konyol tanpa beban. Sebuah gulungan lagu perang dipatahkannya menjadi dua bagian, dilempar ke tanah, lalu mengejar ke depan sambil memperlihatkan belakang kepala ke Lao Liu.
Di dalam rompi kulit macan Guo Guo sudah tidak ada camilan lagi, hanya tersisipkan tumpukan gulungan kayu ceri yang rapi, di telinganya masih terjepit dua gulungan, mulut kecilnya menggigit satu gulungan. Sekejap mata, sepanjang jalan sudah tercecer belasan gulungan, cahaya ungu lingkaran Pengorbanan berkilatan di mana-mana, disertai suara tawaran gelaknya yang terus terdengar.
Liu Zhenhan menampar pipinya sendiri dengan keras, merasa dirinya benar-benar linglung karena lupa pada senjata andalannya yaitu gulungan lagu perang. Hari ini benar-benar kehilangan kendali!
Untungnya Guo Guo masih ingat!
Meskipun banyak terkonsumsi dalam pertempuran-pertempuran sebelumnya, dan akhir-akhir ini terhenti produksinya karena kurangnya pasokan darah bangsa binatang segar, tapi di dalam karungnya masih tersisa sekitar dua puluh gulungan Pengorbanan!
Dua puluh lebih gulungan lagu perang ini, meski kekuatannya tidak bisa menyaingi lagu perang yang dinyanyikan langsung, tapi pada saat-saat seperti ini jelas menjadi tali penyelamat!
Pangeran Kahn telah memimpin pasukan kavaleri pelopor mendekati situs kota kuno. Meski semut-semut itu ganas, namun di hadapan Api Pengorbanan, selain yang terdesak harus menginjak area sekitar mereka, semut-semut lain memilih menghindar dengan bijak, membentuk tumpukan semut yang menjijikkan!
Di reruntuhan kota kuno juga ada orang yang bergegas mendekat! Yang memimpin tak lain adalah Nedved yang mengendarai kuda ribuan li, katak ini larinya gesit sekali, pasukan kavaleri mammoth di belakang bahkan tak bisa mengejarnya!
"Jancuk!" Liu Zhenhan mengusap wajahnya, terdiam. Memang begitulah Ksatria Bimon, tak bisa disalahkan.
Tapi yang mengejutkannya bukan hanya itu. Dia malah melihat seorang pasukan udara antelop bawahannya menggunakan cakar singa Chimera untuk mencengkeram ratu semut sebesar ulat gemuk di tanah. Namun alih-alih melakukan gerakan khas "Lemparan Tinggi Aiqin", mereka justru terbang ke reruntuhan kota kuno sambil terengah-engah.
Chimera berkepala dua memang tak punya kemampuan khusus, setidaknya masih punya tenaga!
"Bangsat! Mau apaan ini?" Liu Zhenhan sampai pusing berpikir, tak mengerti mengapa pasukan udaranya menangkap ulat besar ini. Kenapa tidak langsung membunuh sang ratu semut?
Sepanjang jalan, semut raksasa sebesar kuda perang itu membentangkan sayap tulang di punggung mereka, berkerumun mengejar formasi udara Chimera. Sayangnya ketinggian terbang semut-semut ini sangat mengecewakan, hanya mencapai puluhan meter sebelum dihujani lentera ilahi magnetik oleh kaum jangkrik dan orang kupu-kupu yang mengawal formasi udara dari ketinggian.
Lebih banyak semut terbang terus muncul dari pasir. Mereka menyelipkan sayap seperti kepompong, sulit keluar dari tanah, tapi karena sayapnya belum berkembang sempurna, mereka tak bisa terbang dan hanya melompat-lompat di tanah seperti belalang di akhir musim gugur.
Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak. Keputusan strategis Feilengcui untuk mengembangkan angkatan udara akhirnya membuahkan hasil hari ini!
Lautan semut merah sepenuhnya terpikat oleh ratu semut yang menggeliat liar di bawah cakar Chimera berkepala dua. Kerumunan mulai bergolak, mulai bergerak maju mengikuti!
Liu Zhenhan akhirnya mengerti tujuan pasukan udara ini!
Sekaranglah saatnya! Kesempatan terbesar untuk melarikan diri telah tiba!
"Cepat! Lari!" Liu Zhenhan memukul-mukul tengkorak di selangkangannya dengan marah, berteriak liar pada para prajurit Behemoth yang berbaris di tanah.
Kekuatan Nyanyiannya sudah habis. Tanpa senjata maupun kekuatan, bahkan dia sendiri tak tahu harus berbuat apa.
Tak ada yang lebih tragis dari pahlawan yang terjepit!
Guo Guo telah menghabiskan semua gulungannya. Mengendarai burung beo kecilnya dengan bangga, dia mendekati Liu Zhenhan dan menyodok selangkangannya sambil membuat gerakan tinju marah.
"Jancuk!" Liu Zhenhan kembali menampar pipinya sendiri.
"Amuk Mandiri! Bego! Transformasi Liar prajurit bisa menguatkan kekuatan dan keberanian 1-10 kali lipat, sedangkan Transformasi Liar pendeta bisa menguatkan Kekuatan Nyanyian 1-10 kali lipat!"
Liu Zhenhan menyadari dengan sedih bahwa dirinya, juga semua ras Bimon, mungkin tak lebih waras dari seekor Guo Guo si XIAO CHUSHENG.
"Bego~" Burung beo kecil melirik tajam si BAJINGAN TUA, lalu terbang pergi sambil menggoyangkan pantat.
"Richard! Kita menang!" Mo'er melambai pada Liu Zhenhan dengan wajah lega. Gadis kecil itu yang telah banyak menguras Kekuatan Nyanyian-nya, wajah imutnya bersimbah keringat. Kini dia terengah-engah di punggung HYDRAM HANTU sambil terus melancarkan serangan air dan kilat. Meski tak terlalu efektif melawan pasukan semut raksasa, dia tetap tak kenal lelah berusaha meringankan sedikit tekanan bagi PRAJURIT BEHEMOTH di sepanjang jalur.
"Benar! Kita menang!" Liu Zhenhan melemparkan lingkaran cahaya PENGORBANAN, lalu saling bertukar senyum dengan Mo'er.
Di bawah Hydra Hantu dan penyihir tengkorak api neraka, mengerumun lapisan semut raksasa yang rapat seperti kawanan ikan rakus di sekitar umpan.
Untungnya semua semut terbang yang melindungi ratu semut telah mati. Semut raksasa seukuran KUDA PERANG ini tak bisa terbang tinggi, kalau tidak pasti merepotkan.
Melihat dua belas tembakan beruntun arogan dari tengkorak api neraka, menyaksikan sembilan hawa dingin maut dari Hydra hantu, memandangi semut raksasa yang terbang terhuyung-huyung terbungkus api neraka dan hawa dingin di udara sebelum akhirnya jatuh ke tanah, Liu Zhenhan diam-diam mengusap keringat dingin.
Inikah yang disebut kemenangan? Dua puluh ribu pasukan! Berapa yang tersisa sekarang? Dua ribu? Atau tiga ribu?
Setelah kegembiraan awal, Liu Zhenhan merasakan sedih yang sulit ditahan menyelinap di hatinya.
Pasukan udara Chimera yang berhasil menangkap Ratu Semut, setelah memastikan tidak ada ancaman lagi, dengan cerdik membawa sang ratu menjauh dari area depan situs kota kuno dan berputar-putar di atas daerah gurun berbatu. Sementara itu, pasukan Chimera lainnya membawa para pendeta dan prajurit yang telah dipasangi pelana dengan tali pengikat, terbang kembali ke situs kota kuno.
Langit berangsur gelap, sapuan akhir sinar matahari terakhir menghiasi cakrawala dengan warna-warna dramatis.
Liu Zhenhan mengikuti barisan terakhir prajurit Behemoth yang terhuyung-huyung, memasuki koridor yang dibentuk oleh dua barisan Raksasa Typhoon yang berpegangan tangan. Dua puluh satu Raksasa Typhoon, tubuh masing-masing menyala dengan api berkobar-kobar, memaksa gerombolan semut mundur jauh. Di luar zona aman, mereka memperpanjang Wilayah Terlarang berapi sejauh 50 yard. Banyak prajurit Behemoth yang langsung terjatuh tak berdaya saat memasuki daerah perlindungan ini. Prajurit Feilengcui bolak-balik menarik para pejuang yang kelelahan fisik dan mental ini kembali ke reruntuhan kota kuno.
Pasukan semut masih bergerombol tak mau pergi, rahang tajam mereka mengertak-kertak seolah mengancam prajurit Behemoth di daerah aman.
Setiap prajurit Behemoth yang memasuki zona aman 500 yard sekitar kota kuno, baru saja hendak menarik napas lega, tiba-tiba terseret oleh daya tarik dahsyat. Mereka terpelanting dan terguling, meninggalkan bekas cekungan dalam di pasir yang semakin dalam. Kecepatan seretan bertambah cepat, hingga dengan teriakan menyayat mereka "Pongtong!" menempel di tembok kota. Prajurit Feilengcui segera menyambar membantu melepas baju zirah, menuntun prajurit Behemoth yang pusing tujuh keliling masuk ke dalam kota.
Penyihir Tengkorak Api Arwah milik Liu Zhenhan mendarat goyah di hamparan pasir, matanya memandang pilu pada pemandangan menyedihkan di hadapannya.
"Pangeran Lionheart berdiri di mulut angin di luar kota kuno, kedua tangannya menopang pedang raksasa yang tertancap di tanah, pandangannya kosong menatap medan perang di kejauhan."
Ekspresi Yang Mulia Pangeran sungguh mengharukan. Lion yang gagah perkasa ini sepertinya benar-benar hancur semangatnya oleh kekalahan telak, baju zirah dan kendaraan tunggangannya sudah hilang, seluruh tubuhnya hanya mengenakan jubah panah tipis berwarna emas yang dipenuhi noda darah di mana-mana.
Angin dingin menerbangkan rambut emas singa ini dalam kepang yang berantakan.
"Mengapa begini? Richard? Mengapa begini?" Yang Mulia Pangeran berbalik tubuh, memandang Liu Zhenhan dengan tatapan sayu, air mata terus mengalir deras dari mata hijau pucatnya.
"Kemenangan dan kekalahan adalah hal biasa dalam perang..." Liu Zhenhan juga bingung bagaimana menghibur pangeran ini, sejujurnya dia sendiri masih perlu dihibur orang lain.
"Tak kusangka... tak kusangka..." Pangeran Kahn tersedu-sedu memandangi kedua tangannya yang kekar, kembali mendongak ke langit sambil mengeluh: "Aku tak pernah bermimpi bahwa dalam perang ini, darah yang mengotori tanganku ternyata seluruhnya berasal dari prajurit bawahan sendiri! Dewa Perangku! Mengapa Engkau tidak membuka mata-Mu?!"
"Dewa Perang mengampunimu, anakku!" Hati Liu Zhenhan tiba-tiba terasa penuh oleh sesuatu. Dengan tenang ia menghampiri Pangeran Kahn, membelai lengan sang pangeran yang penuh bekas gigitan: "Kau bertindak sesuai kebutuhan darurat. Berkatmu, banyak Prajurit Behemoth tak berselaamatkan! Sedikit lagi terlambat, kita semua benar-benar binasa."
"Yang Mulia, tolong aku... tolong..." Tubuh Pangeran bergemetar hebat. "Byur!" Ia terjatuh berlutut, memeluk Liu Zhenhan seperti anak kecil sambil menangis tersedu-sedu.
"Atas nama Dewa Perang, kuampuni segala dosamu!" Liu Zhenhan menengadah ke langit, air mata sebesar kacang jatuh dari pelupuk matanya. Sebuah kesucian, sebuah misi suci, meledak dari tenggorokannya yang hampir tercekik.
Itupun di hadapan khalayak ramai. Meski "Lagu Spiritual" hanya bisa dinyanyikannya dalam bahasa Han, Liu Zhenhan sudah tak peduli lagi.
Kekuatan Nyanyian yang dahsyat bergema di atas reruntuhan kota kuno. Lagu perang pengantar jiwa ini menarik keluar desahan samar-samar demi desahan dari medan perang, melayang di atas hamparan gurun batu yang luas.
Dalam gemuruh doa-doa berkat yang tak kasatmata, bayangan-bayangan kabur bagai kabut mengepul, tersenyum tenang sebelum menghilang di angkasa.
Di bawah cahaya senja, tubuh Shaman Divine Comedy dilapisi lingkaran cahaya emas yang suci hingga tak tertahankan untuk dipandang.
Tak terhitung prajurit Behemoth bersujud di tanah, memberikan penghormatan tertinggi dengan sujud syafak kepada Shaman Divine Comedy yang menampakkan mukjizat ilahi.
"Keberanian kalian adalah kebanggaan seumur hidupku! Kekalahan kita hanya sementara, kita masih berdiri di tanah penuh dosa ini! Misi kita, kemuliaan Dewa Perang, masih menanti untuk kita sebarkan!" Liu Zhenhan berbalik perlahan, memandangi para Bimon yang bersujud di menara dan tanah, berkata kata demi kata: "Di depan tulang dan darah ksatria, aku bersumpah padamu, apa yang kita hilang akan kuambil kembali dari orang Mouran dengan tanganku sendiri!"
Bahasa Bimon untuk pertama kalinya terdengar sekeras baja!
Liu Zhenhan menggoreskan kuku dari dahi ke rahang, meninggalkan bekas luka berdarah yang dalam!
Tetesan darah jatuh bagai amarah yang meluap!
Sumpah racun tato wajah! Ini adalah sumpah balas dendam paling keji Bimon! Melambangkan permusuhan berdarah yang takkan pernah terlupakan!
Suara gemuruh mengguncang reruntuhan kota kuno! Prajurit Bimon membuktikan keyakinan mereka pada Yang Mulia Shaman Divine Comedy dengan teriakan liar! Mereka juga menggores wajah sendiri dengan kuku hingga hampir membelah muka menjadi dua bagian!
“Segera hitung data korban!” Liu Zhenhan berkata kepada Pangeran Kahn.
Yang Mulia Pangeran bangkit perlahan dari tanah, memberikan hormat militer dengan khidmat kepada Shaman Divine Comedy.
Keteguhan dan keberanian kembali menghiasi wajah bangsawan ini. Setelah mengangguk tegas, Lion yang perkasa ini melangkah mantap menuju pasukan bawahannya, teriakan dan laporan para perwira militer bergema bersamaan.
Saat semua orang telah mundur ke zona aman dalam kota kuno, Kavaleri Chimera yang menangkap ratu semut berputar-putar lalu mendarat perlahan di pasir. Melihat sang ratu semut menggeliatkan tubuh gemuknya mencoba kabur ke koloni, belasan kaum kijang hutan mengibaskan tali laso, menjungkirbalikkan ulat besar sepanjang 6 meter ini di pasir yang meninggalkan jejak basah berkilau, lalu menyeret ratu semut yang menjerit kesakitan ini paksa ke dalam kota kuno.
Ratusan semut raksasa seukuran kuda dengan sayap membran tulang yang kaku, nekat menerobos zona aman depan kota kuno. Pemandangan ini membuat Liu Zhenhan yang sedang berpose sakti hampir terlonjak ketakutan.
Belum sempat para prajurit berlari menyelesaikan tamu tak diundang ini, semut raksasa yang masuk ke dalam 500 yard di luar kota sudah binasa. Mereka seolah dipukul palu tak kasat mata di pinggang, terlempar beberapa kali berputar di udara, lalu "Dum!" jatuh ke tanah dengan keras. Bagian pantat mereka mengeluarkan suara "Blak!" retak. Dari daging yang hancur, benda hitam sebesar kepalan tangan melesat ke tembok magnet, menimbulkan rentetan dentuman keras.
Kerumunan semut yang gaduh terpaku di luar 500 yard kota tua, tak ada satu pun yang berani memasuki Wilayah Terlarang ini. Bukit-bukit semut merah dan semut-semut raksasa berkeliaran sambil mengawasi penuh kewaspadaan di luar garis perimeter, mata majemuk mereka dipenuhi kecemasan.
Liu Zhenhan berjalan ke tepian tembok, mengulurkan tangan menyentuh benda hitam sebesar kepalan tangan yang menyembur dari tubuh semut raksasa.
"Tak diragukan lagi, ini adalah baja." Si kurcaci berdiri di samping bosnya, menyunggingkan senyum tipis: "Magnet hanya menarik logam mengandung proto-magnet seperti besi, kobalt, nikel."
"Mengapa ada kandungan status sosial dalam tubuh semut?" Liu Zhenhan bertanya dengan sedikit heran. Meski tak sepenuhnya paham, ia yakin si Raksasa kecil Tifon yang ahli metalurgi pasti punya jawaban.
“Apa itu Pohon Emas Feilengcui kita? Toh hanya tanaman biasa!” memang tak mengecewakan bos, dengan lancar menjelaskan intinya: “Pohon Emas menyerap unsur logam dari tanah merah melalui sistem perakarannya. Setelah berbuah, ia menghasilkan baja sihir terbaik - logam ajaib! Sudah pasti semut ini juga memakan logam. Dari potongan baja ini, sepertinya mereka mengonsumsi jalur bijih baja di bawah tanah!”
“Baja ini luar biasa! Tak kalah dengan logam ajaib. Aku bisa merasakan keselarasan elemen sihir yang sempurna pada baja ini!” Dua Raja Bukit berdiri mengapit sang bos. Bakeli tak kuasa mengelus-elus baja semut itu, sambil menggeleng-gelengkan kepala penuh kekaguman.
“Pantas semut-semut ini tak berani mendekati reruntuhan kota kuno! Ternyata takut logam dalam tubuh mereka tersedot keluar!” Helen diam-diam menyandarkan lengan di bahu bagaikan gunung , menempelkan wajahnya yang terlukis garis darah ritual ke pundak sang kekasih.
Liu Zhenhan sekali lagi mengagumi keberuntungannya sendiri. Meskipun arquebus Guli-nya terbuat dari logam ajaib, peti kapaknya dari besi Liuxiang, serta sarung tangan dan seruling mithril yang seluruhnya dilapisi baja terseret oleh kota magnet, setidaknya para Prajurit Feilengcui telah melepas Baju Zirah Duri Mahkota dari besi hitam sebelumnya. Selain itu, sebagian besar prajurit hanya menggunakan zirah rotan. Jika tidak, bahkan jika para Prajurit Behemoth berhasil mundur aman ke kota kuno, bukankah prajurit Mulan yang muncul dari bawah tanah dengan pedang perunggu akan membunuh prajurit-prajurit kuat ini dengan cara yang memalukan seperti menyembelih ayam?
"Ngomong-ngomong! Siapa yang menyuruh kalian nekat menerobos keluar tadi?" Liu Zhenhan memandang Helen dengan wajah kesal: "Raksasa Typhoon yang pergi membantu masih bisa dimaklumi karena punya sihir api bawaan! Tapi bagaimana bisa pasukan kavaleri mammoth dan Nedved juga tidak bisa menahan diri?"
“Begini, bos! Kendaraan tunggangan kami semua dilapisi baju zirah amber kerikil. Menurutku semut seharusnya tidak berminat menggerogoti kerikil, jadi aku berani keluar mendekati pasukan kita! Fakta membuktikan dugaan ku benar, semut memang tidak tertarik pada binatang peliharaan raksasa yang memakai baju zirah kerikil.” Nedved tersenyum getir menjelaskan: “Aku baru heran tadi, kenapa setiap Katak Emas Tiga Kaki mendekat, semut-semut ini terpental. Ternyata tubuh semut mengandung logam, jadi ditolak oleh Pelindung Kulit Penolak Logam.”
“Sebenarnya aku tidak berhak menyalahkan kalian. Hari ini aku juga membuat banyak kesalahan dasar. Banyak perlengkapan yang seharusnya digunakan, terlupa semua di saat genting itu.” Liu Zhenhan menghela napas panjang: “Seharusnya saat menerobos formasi infanteri, aku langsung mengeluarkan formasi magis Adamantium dan meminta Geryon menyalurkan kekuatan angin. Kalau begitu, mungkin lebih banyak prajurit kita yang bisa selamat.”
“Dalam situasi seperti tadi, Yang Mulia sudah bertindak sempurna. Sampai sekarang aku masih belum bisa menyadari sepenuhnya.” Pangeran kecil Elf yang pipinya merah berdiri di samping: “Maaf, Yang Mulia. Pertarunganmu dengan Pasukan kavaleri Mulan membuatku terpana. Sampai detik ini aku masih linglung.”
“Sebenarnya kamu tidak seharusnya dibawa ke medan perang.” Liu Zhenhan mengelus kepala Pangeran kecil dengan penuh kelembutan.
Gorini matanya memerah, lalu menceburkan diri ke dada kokoh sang bajingan tua.
"Kekalahan kita kali ini benar-benar parah!" Liu Zhenhan membelai lembut garis darah tato di wajah cantik sempurna Gorini sambil menghela napas panjang: "Tak heran tawanan-tawanan itu begitu sombong! Panglima Molan ini memang luar biasa!"
"Aku masih agak bingung..." Pangeran Elf kecil mengerutkan kening: "...Aku jelas melihat Yang Mulia berhasil menyanyikan Nyanyian Perang Spiritual untuk menenangkan jiwa yang sirup, tapi menurut Ayah, di Wilayah Anti Sihir seharusnya tidak bisa memanggil kekuatan elemen apapun!"
"Sebenarnya Wilayah Anti Sihir Magnetik yang dikeluarkan ulama Malan ini, sama sekali berbeda dengan Wilayah Anti Sihir yang dikeluarkan Penyihir Suci dari Benua Aigean! Semakin tinggi level, semakin besar perbedaan kekuatan antara ulama dengan penyihir Aigean!" Liu Zhenhan mencibir sinis: "Dari awal sudah kurasakan, kemampuan elemenku tidak bisa ditekan oleh wilayah magnet ini! Ini hanya wilayah yang memanfaatkan kekuatan Gunung Magnet, fungsinya hanya mengganggu gelombang elemen, bukan segel suci sejati! Lihat cincin ruang kita, lihat Cincin Tuan Tanah Kematianku, wilayah ini tidak bisa menghalangi pemanggilan barang! Tentu saja, menyimpan kembali barang ke dalam cincin mungkin tidak bisa, seperti air yang tumpah - mudah dituang tapi sulit dikembalikan, gangguan magnet di sini memang cukup dahsyat."
"Jancuk! Ingin sehebat apa lagi wilayah rusak ini? Selain anti sihir, baju zirah dan senjata prajurit kita semua disedot, benar-benar wilayah ganda anti-sihir dan anti-senjata! Wilayah Anti Sihir Santo mana ada sehebat ini!" O'Neill kesal melihat tongkat kayu di tangannya, batang kayu coklat kemerahan itu penuh noda darah kental yang licin.
"Efek wilayah tidak akan bertahan sepuluh ribu tahun! Begitu hilang, kita bisa kabur kapan saja melalui Formasi Teleportasi Logam Ajaib!" Liu Zhenhan menggeretakkan gigi: "Labu minyak butuh waktu lama terbakar, hari ini tak bisa dipakai buka jalan. Tapi aku ingin orang Mouran merasakan labu minyak jatuh di dahi mereka!"
"Harus balas dendam!" Beberapa pengawal istana mengangguk penuh amarah.
Pandangan Liu Zhenhan tertuju pada pegunungan di kejauhan. Pasukan udara Chimera terakhir dan Pasukan Udara Newton akhirnya kembali.
"Beritahu Duncan dan A Du! Terbanglah jauh mencari tempat mendarat! Simpan semua peralatan berbahan baja ke dalam cincin sebelum kembali!" Liu Zhenhan cepat-cepat melambaikan tangan ke angkatan udara antelop: "Cepat pergi!"
"Jancuk!" Fatty Luo melompat sambil menunjuk pasukan semut di luar zona aman: "Bos! Lihat, lihat!"
Semua orang berbalik serentak. Mereka terkejut melihat pasukan semut di luar Wilayah Terlarang tiba-tiba berpisah rapi seperti ombak yang ditundukkan Mutiara Naga Air. Serangga sebesar anak sapi berjalan terengah-engah menuju zona aman 500 yard di luar reruntuhan kota kuno.
Tubuh serangga ini semi-transparan, seperti lemak marmut berkualitas tinggi, memancarkan warna krem pucat. Seluruh tubuhnya gemuk, bentuknya mirip sapi perah, dengan delapan kaki beruas panjang. Di bawah perut datarnya bergantung sederet ambing besar. Aroma manis yang kuat menyebar dari tubuh mereka, harumnya menusuk otak.
"Bangsat! Tamu yang tak diundang ini berani datang mencari masalah!" Liu Zhenhan meniup peluit: "Semua orang ambil tongkat, bersiap menghajarnya!"
※※※
『Beberapa teman bertanya, mengapa tidak menggunakan Kupu-kupu Magis Gabriel? Sihir kupu-kupu ini bergantung pada serbuk sayap yang termasuk atribut fisik dan elemen ganda. Melintasi gurun batu ratusan li hanya dengan satu kupu-kupu magis tidak realistis, bukan?
Lagipula, apa gunanya menari? Hanya monster tingkat super dengan resistensi magis yang bisa kabur sambil menari. Setelah tarian, semut tetap mengerumuni semua Bimon... Mengenai labu minyak yang tidak digunakan, sudah dijelaskan jelas... Setelah bom napalm dilemparkan, siapa yang bisa menerobos Lautan Api itu?』
BAB 319 Semut Sapi
"Moooo~ Moooo~ Moooo~"
Ulat raksasa datar yang mirip sapi perah ini bahkan suara teriakan teredam dari tenggorokannya persis seperti lolongan sapi.
Mereka tampaknya sama sekali tidak takut dengan daya magnet kuat dari reruntuhan kota kuno, bergoyang-goyang dengan badan gemuk transparan, masuk perlahan-lahan ke zona aman sejauh lima ratus yard di luar kota, meninggalkan aroma manis memabukkan sepanjang jalan.
Fatty Luo membawa dua pisau lentur air raksa baru hendak menyambut, Liu Zhenhan merentangkan kedua lengannya menghadang, lalu menunjuk ke arah benteng di belakang mereka.
Di atas menara gerbang kota, Ksatria Mala Kolina dan Prajurit Paus Fegao berdiri sejajar. Bahu masing-masing mereka mengangkat kayu gelondongan. Tubuh besar dan lantang yang dipadukan balok kayu cendana air kasar nan raksasa, memancarkan aura biadab khas makhluk purba. Satu per satu Mammoth pahlawan kuat mulai muncul dari belakang mereka. Tanpa terkecuali, setiap bahu menggendong balok kayu cendana air yang luar biasa besar.
"Kita mundur dulu ke gerbang kota!" Liu Zhenhan melambaikan jari ke arah pengawal istana yang hendak bertindak di belakangnya. Semua orang mengikutinya perlahan mundur ke dalam kota.
Feilengcui tak pernah bertempur tanpa kepastian. Asam korosif yang disemburkan semut raksasa telah menanam bayangan trauma dalam hati Pasukan Istana Musim Panas. Menghadapi ulat raksasa seperti sapi perah ini, tak ada yang yakin kemampuan khusus apa yang mereka miliki. Menggunakan batang gelinding untuk melawan mereka adalah cara paling aman yang ada.
"Sesungguhnya, kerugian terbesar yang dialami prajurit Behemoth hari ini bukanlah semut raksasa, melainkan ribuan semut kecil yang lebih banyak dari pasir di tanah - merekalah pembunuh sejati yang menakutkan."
Hasilnya cukup mengecewakan. Ketika ulat-ulat raksasa berbentuk sapi perah ini merayap pelan hingga 50 yard di luar kota kuno, atas perintah Kepala Staf Robby, hujan batang gelinding berjatuhan dari menara pertahanan. Dentuman "Braak!" bergema saat puluhan ulat pertama langsung hancur lebur. Prajurit Paus Fegao bahkan melempar balok kayu air seperti lembing, menancapkan seekor ulat raksasa dengan keras ke dalam pasir.
Alih-alih melihat asam korosif, batang gelinding justru menyemburkan cairan madu kekuningan dari tubuh ulat-ulat itu. Aroma manis yang lebih lembut dari madu biasa menyelimuti seluruh area dalam dan luar kota kuno.
Sekitar seratus ekor ulat sisanya mengeluarkan lolongan ketakutan seperti sapi, lalu berbalik arah dengan lamban dan merayap kembali ke arah pasukan semut.
Liu Zhenhan bersama para pengawalnya hanya bisa terpaku di gerbang kota, mulut menganga.
"Dunia semakin tua, nyali semakin ciut!" keluh Liu Zhenhan. Sekalipun orang paling awam pun bisa melihat bahwa ulat-ulat ini sama sekali omong kosong - tanpa kecepatan, tubuh rentan, refleks lambat, persis seperti hewan Luo Sha yang diumbar penggembala Behemoth.
“Serangga apa ini? Kok ada madunya?” Fatty Luo menjilat bibirnya dengan rakus. Beberapa percikan madu tadi masuk ke mulutnya, manis yang menggoda di sela gigi membuat Jago Pedang mammoth ini terus menelan liur.
“Jangan-jangan madu ini beracun?” O'Neill menyeringai sambil melirik Rodman. Wajah Fatty Luo langsung pucat "swish" seperti kipas yang dibuka.
Sambil berbicara, ulat-ulat raksasa yang merayap kembali itu dipaksa mundur lagi oleh semut-semut. Seekor semut raksasa membuka sayapnya, menari-nari di udara membentuk huruf "Q" terus-menerus. Semut-semut di tanah juga mengancam dengan gerakan menggunting rahang, memaksa sekawanan sapi perah raksasa itu berbalik pantat dan melanjutkan perjalanan ke kota kuno.
“Makhluk apa sih ini? Sudahlah, bunuh saja semuanya, lebih baik cari aman...” Liu Zhenhan terus menggaruk-garuk kepalanya, benar-benar bingung. Untuk apa semut-semut mengusir ulat sapi perah ini? Serangan? Ulat lemah tak berbahaya begini, Prajurit Feilengcui mana saja bisa menggilas mereka sesuka hati.
“Bos, tunggu dulu!” Seorang anggota kaum jangkrik angkatan udara dari dalam kota terbang mendekati kepala Liu Zhenhan, melambaikan tangan sekuat tenaga.
“Xiao Bailey, ada apa?” Liu Zhenhan melirik ulat raksasa sapi perah yang semakin mendekat, telinganya mendengar teriakan dari atas tembok yang meminta Mammoth pahlawan kuat dan prajurit paus untuk sementara berhenti.
“Bos, ulat besar seperti sapi ini adalah ternak yang digembalakan semut! Untuk produksi madu. Tidak agresif!” Kavaleri udara kaum jangkrik berbicara cepat: “Ini adalah kutu daun, disebut juga sapi semut!”
“Semut menggembalakan sapi? Kutu daun? Apa ada kutu daun sebesar ini? Hehe... Xiao Bailey, kamu yakin tidak sedang ngawur?” Liu Zhenhan menatap putra Kepala Suku Sikaide Bailey ini.
“Pasti! Saya juga Bimon Serangga! Kami sudah lama berinteraksi dengan suku semut Ant! Tentu paham kebiasaan mereka!” Xiao Bailey Sikaide tersenyum memperlihatkan gigi putih: “Kutu daun di Benua Aigean memang kecil, tapi siapa tahu semut gurun ini sudah mengembangkan varietas baru setelah lama diternak? Seperti yang Tuan lihat tadi, ada hutan kaktus besar di sana. Saya yakin itu tempat penggembalaan sapi semut!”
"Baiklah, mari kita masukkan sapi semut ini ke dalam kota!" Liu Zhenhan mengerutkan alisnya, ragu sejenak, lalu memerintahkan para pengawal: "Ingat semua, jangan langsung bertindak gegabah, perhatikan dulu ulah para ulat ini!"
Melalui jalan yang dibuka oleh Prajurit Behemoth, ulat-ulat raksasa berpinggul besar ini merayap masuk ke kota dalam satu per satu. Setelah bimbang sejenak, melihat ratu semut yang terikat di bawah pohon jeruk purut, semua ulat raksasa perlahan merayap mendekat, mengelilingi tubuh gemuk putih si ratu semut dalam formasi melingkar.
Prajurit Behemoth yang sedang beristirahat di dalam kota, bahkan yang terluka pun lupa mengeluh kesakitan, hanya terpaku menatap ulat-ulat raksasa ini.
Ratu semut terikat dengan tiga tali di tubuh putihnya yang montok, diikat pada pohon jeruk purut selempung tiga orang. Perutnya menghadap langit, terlihat beberapa cemetian di tentakelnya yang membuat kulit terkoyak dan mengeluarkan cairan kekuningan. Saat melihat sapi perah raksasa mendekat, ratu semut menggeliat canggung sambil membuka mulut berdagingnya yang besar.
Seekor ulat raksasa sapi perah yang sangat gemuk memutar tubuhnya, mengarahkan payudara kering di bawah perutnya ke mulut besar sang ratu semut. Seperti ditiup, payudara yang tadinya kering tiba-tiba mengembang bulat sempurna. "Dum!" terdengar suara berat, mengeluarkan gumpalan madu berwarna kuning kecoklatan seukuran labu yang langsung "Dum!" jatuh ke dalam mulut ratu semut.
Para prajurit Bimon di sekelilingnya mengagumi pemandangan aneh ini sambil berbisik-bisik. Bailey si manusia jangkrik tak bisa menyembunyikan keinginannya untuk pamer, dengan semangat menjelaskan rahasia penggembalaan sapi oleh semut.
Baik suku semut Bimon masa lalu maupun semut di alam liar, semuanya memiliki kebiasaan membudidayakan jamur dan memelihara kutu daun. Saat menggembala dan beternak kutu daun ini, semut lebih telaten daripada pengasuh paling profesional. Karena itulah kutu daun dijuluki "sapi semut".
Ada alasan dibalik perilaku semut ini. Setelah kutu daun menghisap sari batang tanaman, mereka bisa mengubahnya menjadi madu manis di dalam tubuh. Kebetulan madu lezat ini adalah makanan favorit semut.
Di alam, hanya lebah dan kutu daun yang bisa menghasilkan madu. Namun dibanding lebah, produksi madu kutu daun sangat mengejutkan. Setiap kutu daun, tak peduli menghisap sari batang tanaman apa, bisa membuat gumpalan madu sebesar tubuhnya. Sedangkan lebah harus mengumpulkan bunga – satu koloni lebah perlu mengunjungi sepuluh juta bunga semanggi untuk menghasilkan dua pon madu.
“Jancuk!” Liu Zhenhan terkejut berat oleh perkataan Bailey kecil.
Sejak Bimeng kehilangan suku lebah Panibi sepuluh ribu tahun lalu, madu selalu menjadi barang mewah di seluruh Benua Aigean. Saat ini, sebagian besar madu Kerajaan Bimeng digunakan untuk ekspor – itu pun hasil dari upaya keras para Beruang di Hutan Salib Selatan yang mengambil sarang lebah liar di hutan Lao Shan, dengan produksi tahunan tak sampai dua ribu pon.
Menurut Bailey kecil, setiap ekor "sapi semut" bisa menghasilkan madu setara berat tubuhnya. Kutu daun raksasa sebesar anak sapi ini, setiap ekor minimal bisa menyumbangkan dua ratus pon madu per hari – dan ini mungkin masih perkiraan rendah!
“Kita jadi kaya! Di sini setidaknya masih ada seratus lima puluh ekor kutu daun raksasa! Berapa ton madu bisa dihasilkan sehari!” Fatty Luo menggosok perutnya sambil tertawa terbahak-bahak: “Dengan tong madu kutu daun ini, saat Vieri kembali, pasti akan tertawa sampai gila! Para Anggota suku Beruang Bier prajurit mungkin sampai kepala pecah juga mau bergabung dengan Feilengcui kita!”
“Benar! Mari ikuti contoh Yang Mulia Sal, habiskan beberapa ribu pon madu untuk menyewa sekelompok pengembara hutan membantu kita berperang!” O'Neill juga ikut-ikutan bersorak.
Sekelompok Prajurit Kijang malah lebih langsung, mengambil tali pengikat, dengan cekatan melubangi hidung sapi kutu daun raksasa ini, lalu mengikatnya bersama di pohon jeruk bali.
“Apa maksud semut mengirim sapi semut ini ke tempat kita?” Tuan tanah masih agak bingung memahami situasi. Hal ini terlalu aneh, dia benar-benar tidak bisa menyusun rantai sebab-akibatnya.
“Mungkin semut-semut takut ratu mereka kelaparan. Ratu Semut hanya makan makanan terbaik, tidak mati tersedot Magnet City membuktikan dia tak pernah makan bijih besi! Atau mungkin mereka ingin menukar ratu ini dengan persembahan, sebenarnya semut cukup cerdas sebagai serangga!” Kaum Jangkrik kecil Bailey mengangkat bahu: “Aku baru lihat di luar ada semut raksasa menari tarian ‘Q’ di udara, ini pasti cara semut menyampaikan pesan pada kita, sayangnya tak ada yang paham artinya!”
“Jancuk! Tak kusangka kecerdasan semut setara putri duyung Kou Tao!” Liu Zhenhan menendang ratu semut gemuk itu: “Bawa ini! Ayo berunding dengan semut!”
“Bisa apa? Semut tak bisa bicara!” Fatty Luo mendapat ide: “Bos kan belum punya peliharaan magis? Tangkap saja ratu ini, suruh semut-serangga menyerang orang Mouran!”
“Lupakan.” Wajah Liu Zhenhan berubah muram mendengar Mouran: “Jika ratu ini dibawa ke Dataran Liar Donau, dengan produksi telur hariannya, dalam setahun koloni baru akan melahap kita semua. Serang Mouran? Ngayal!”
Sekelompok pengawal istana tidak bersuara lagi, hanya memandang dengan penuh kebencian ke arah mayat-mayat yang hancur berdarah di sekeliling sudut tembok.
"Nanti buang semua mayat itu ke kumpulan semut! Jancuk! Ikut aku berunding dengan semut!" Liu Zhenhan dengan cepat melepaskan tali dari pohon jeruk, menyeret ratu semut raksasa itu ke luar kota. Ratu semut putih besar itu menjerit-jerit aneh, meninggalkan jejak basah berkilau di tanah berkerikil.
Guo Guo menunggangi punggung burung beo kecil, mengendus-endus dengan hidung mungilnya. Dua matanya yang kecil "berkedip-kedip" memandangi puting susu semut sapi raksasa, lidah merah mudanya menjilat-jilat sebelum terbang mendekati semut sapi raksasa itu.
Di luar kota, pasukan semut yang menutupi langit mulai bergerak tak karuan saat melihat ratu mereka muncul kembali. Formasi yang terlalu padat membuat mereka terlihat sangat menjijikkan.
"Bawa semua tulang prajurit Behemoth ke sini! Bawa juga mayat naga itu!" Liu Zhenhan berteriak kepada kumpulan semut. Ribuan mata majemuk merah semut raksasa itu menatapnya, tentakel di kepala mereka terus berbentukan.
Setelah berkata, Liu Zhenhan menatap tajam semut-semut raksasa itu, berharap ada reaksi. Namun tampaknya semut-semut itu sama sekali tidak bergeming, atau mungkin memang tidak mengerti apa-apa.
Ada seekor semut raksasa terbang ke langit, di udara ia menari seperti coretan hantu membentuk tarian 'Q', membuat Liu Zhenhan melotot matanya.
"Bawa semua tulang prajurit Behemoth kita! Bawa juga tulang Naga itu!" Liu Zhenhan berusaha berbicara lambat pada semut raksasa ini sambil membuat berbagai gerakan tangan.
Semut raksasa itu masih terus menari tarian "Q".
"Sialan kau!" Liu Zhenhan tak mau lagi berurusan. Bodoh! Benar-benar tidak bisa komunikasi!
Pasukan udara Feilengcui terakhir akhirnya kembali juga, masing-masing melintas di langit sambil heran melihat ke bawah, mungkin bingung dengan siapa bos mereka sedang berbicara.
Liu Zhenhan menelan air liur, merasa sangat konyol.
"Apa aku terlalu tolol? Berbicara dengan semut?" Bajingan tua itu tersenyum menanyai beberapa pengawal setianya.
"Sedikit." Dua Raja Bukit mengangguk polos.
"Pavel!" Liu Zhenhan tersenyum, lalu menoleh ke Penembak jitu centaurus-nya: "Semut raksasa yang bentuknya seperti kuda perang ini, bisakah kau gunakan 'mantra penjinakan' dari 《Ilmen Pelatihan Kuda》 untuk menjadikan mereka semua Kendaraan Tunggangan?"
“Mantra penjinakan kuda rahasia suku Haus kami sejak zaman kuno hanya untuk menjinakkan kuda ribuan li!” Nedved memandangi semut raksasa itu dengan pandangan merendahkan sambil mendengus: “Meski penampilan semut-semut raksasa ini menarik, mereka jelas bukan kuda andal yang bisa menempuh ribuan li sehari. Menurut pengalamanku, meski bersayap dan bisa terbang di ketinggian puluhan meter, lengkungan kaki mereka tidak ideal. Kecepatan maksimalnya mungkin hanya 30 li. Dari kurva otok pantat, mereka juga jelas tidak punya stamina untuk lari jarak jauh. Buat apa menjinakkan barang murahan begini?”
“Kau memang tolol! Aku tidak peduli mereka bisa lari cepat atau jauh. Asal bisa terbang dan menyemprotkan asam, itu sudah lebih dari cukup!” Liu Zhenhan tertawa: “Sekarang katakan saja padaku, bisa atau tidak dijinakkan?”
“Bisa!” Nedved mengangguk pasti: “Selama memenuhi kriteria dasar kuda perang, mantra penjinakan kami pasti berhasil!”
“Kalau begitu pelan-pelan saja jinakkan mereka! Lagipula selain ratu semut, semut prajurit penjaga ini tidak bisa beranak pinak. Tidak masalah dibawa ke Feilengcui!” Liu Zhenhan menyerahkan tali ke O'Neill: “Ikat ratu semut ini di batang Populus euphratica di luar kota, lalu tambahkan ikatan di platform sumur yang ditinggalkan. Biarkan semut-semut ini merasa tenang dulu!”
“Tapi kalau menampung semut-semut raksasa ini, mau ditaruh di mana? Tempat ini sangat luas dan semuanya adalah semut! Mereka tidak bisa masuk ke dalam kota kita, kita juga tidak bisa memindahkan mereka!” Nedved melihat lautan semut di depannya dengan bingung.
“Jangan pikirkan itu dulu!” Liu Zhenhan menjentikkan lidahnya: “Sekarang kita hanya bisa menunggu! Aku tidak percaya semut-semut ini bisa mengelilingi kota kuno selamanya. Begitu semut-semut mundur, kita akan mengeluarkan Formasi Teleportasi Sihir Logam Ajaib dan mengirim semua kuda perang ini pergi!”
“Baik.” Hati Nedved agak ciut, meski mantra penjinakan tidak banyak suku katanya, tapi ada ribuan semut raksasa di sini. Sang bos tidak memberi tahu basisnya, sampai kapan ini akan selesai!
Pangeran Kahn membawa sekelompok besar perwira militer Bimon dan Pendeta yang terlihat lesu, berjalan langkah besar dari dalam kota menuju Liu Zhenhan, lalu bersama-sama memberikan hormat militer.
"Yang Mulia, angka korban sudah keluar. Dari 20 resimen yang berangkat, kini tersisa... 3.134 orang. Hampir semua terluka... Semua formasi telah hancur. Perwira militer tingkat jenderal dan kolonel hampir semuanya gugur. Pencabutan permanen nomor resimen dan bendera perang akan mencapai lebih dari separuh... Imam Utama rombongan Pendeta ekspedisi, Tuan Boletta dari naga, dan 67 pendeta lainnya hilang kontak. Dari 50 imam perang yang menyertai tiga korps, kini hanya tersisa 24 orang..." Pangeran Kahn terhenti di tengah kalimat, suaranya kembali tersekat.
Liu Zhenhan menutup mata dengan perih. Wajah para prajurit di sekelilingnya pucat pasi. Helen dan Gorini tidak bisa menahan tangis. Meski semua sudah menduga korban akan sangat besar, kenyataan yang didengar telinga tetap sulit diterima.
Pendeta adalah sosok penting yang dilindungi ketat oleh prajurit! Bahkan rasio korban pendeta mencapai sepertiga! Ini menunjukkan betapa dahsyatnya kerugian kali ini!
Dalam perang di Benua Aigean, mustahil untuk menghabisi semua musuh sepenuhnya. Dalam kebanyakan kasus, target yang dikejar komandan hanyalah mengalahkan lawan. Menurut peraturan penghargaan militer Bimon, menghancurkan 40% pasukan musuh dalam satu pertempuran sudah dianggap sebagai kemenangan besar. Namun dengan memasuki Gurun Pasir Taklamakan, pasukan Bimon justru kehilangan 80% kekuatan mereka hanya dalam satu pertempuran ini. Kata-kata "mengerikan hingga tak tertahankan untuk dilihat" pun masih terasa kurang menggambarkan situasi sebenarnya.
Jika bukan karena prajurit Feilengcui yang menghabisi pasukan Bimon gurun yang menyusup di reruntuhan kota kuno itu, tidak diragukan lagi ini akan menjadi pertempuran penghabisan total yang langka dalam sejarah!
"Yang Mulia! Sekarang kita tidak punya logistik, persediaan, senjata maupun zirah. Pasukan semut di luar telah mengepung ketat. Apa yang harus kita lakukan selanjutnya?" Pangeran Kahn bersama para perwira militer dan pendeta yang tersisa menatap tajam Liu Zhenhan.
"Aku hanya akan memberi kalian empat kata..." Liu Zhenhan menggenggam erat tinjunya, matanya menyala-nyala menatap bendera militer Mulan yang berkibar liar di tengah angin utara: "Serahkan padaku!"
Bab 320: Bencana Berlipat
Shaman Divine Comedy sama sekali tidak membual.
Wilayah Feilengcui kali ini mengerahkan dua resimen Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Dewa Perang untuk membantu tentara reguler dalam perang penumpasan perampok gurun. Sesuai konvensi pengiriman pasukan bangsawan Kerajaan, logistik untuk lebih dari dua ribu orang ini ditanggung sendiri oleh bangsawan. Oleh karena itu, sejak awal persiapan membalas dendam berdarah untuk Helen dan Desa Maple Leaf, Liu Zhenhan telah melakukan persiapan awal.
Staf Departemen Militer memperkirakan pertempuran di gurun ini setidaknya memakan waktu tiga bulan. Saat merencanakan anggaran militer, Liu Zhenhan mengikuti arus utama dengan menyiapkan pasokan untuk empat bulan.
Pasukan besar Feilengcui baru benar-benar bergerak saat Pertempuran Oasis Yale, hal ini secara tidak langsung menghemat waktu satu bulan. Saat ini, hampir semua pasokan Feilengcui masih tersimpan rapi di Mo'er.
Karena minimnya tumbuhan pembakar di gurun, Kepala Suku Andulan menyiapkan kapur putih bawah tanah dalam bungkusan daun besar dan tempayan besar berlapis ganda untuk memasak dengan prinsip reaksi kapur terhadap air. Makanan utama di medan perang adalah biji bambu sangrai, daging asap kijang gemuk, dendeng ikan asin, dan sayuran kering yang mudah dimasak dengan ditambah air. Pakan untuk kendaraan tunggangan juga disiapkan lengkap, ditambah pisang suoluo, bata teh, anggur singkong, dan susu kijang gemuk sebagai camilan yang disimpan dalam peti-peti berisi bola es.
Sejak Danau Air Bersih di Oasis Yale terkontaminasi arsenik, selama tiga hari persiapan di oasis, Liu Zhenhan mengerahkan semua penduduk wilayahnya untuk mengisi puluhan ribu botol air tentara bayaran yang disita Feilengcui selama bertahun-tahun dengan air Sungai Sanggan, lalu memasukkannya semua ke dalam cincin ruang. Ditambah 200 tong raksasa besi yang sudah ada, persediaan ini cukup untuk mencapai Kalimantan bahkan sambil mandi; Ditambah buah-buatan hasil rampasan perang yang diambil secara paksa, persediaan logistik benar-benar lebih dari cukup.
Inilah yang disebut keunggulan sihir! Orang lain hanya bisa iri, mana mungkin Dark Elf yang sejak zaman kuno hanya memiliki satu mahkota tujuh lapis emas, malah jatuh ke tangan Liu Zhenhan.
Meski Bimon terlihat terjepit sekarang, tapi suplai makanan untuk 5.000 orang selama dua bulan sama sekali bukan masalah bagi Liu Zhenhan!
Saat ini Liu Zhenhan justru tidak terburu-buru pergi, dia ingin membuat orang-orang Mouran ini benar-benar merasakan akibatnya!
Sekarang dia sangat menyesal mengapa hanya membawa lima ratus buah labu minyak, seharusnya dia menggunakan sisa Mata Air Kehidupan habis-habisan untuk membuat lima ratus labu minyak lagi!
Malam itu, semua prajurit Behemoth yang selamat dari lautan semut, setelah diobati oleh biarawan belalang sembahyi dan pendeta Elf padang rumput, serta menikmati makanan mewah yang melimpah, akhirnya berhasil menenangkan emosi mereka.
Menang perang pun banyak urusan, kalah juga sama. Liu Zhenhan masih memikirkan kerangka Naga Tanah itu. Meski semut-semut tidak tahu diri, Liu Zhenhan menyuruh Duncan mengangkut si kurcaci dan Master Ottega, membawa beberapa pasukan udara untuk pergi ke lokasi. Beberapa "meteor" dijatuhkan sembarangan, lalu beberapa anggota kaum jangkrik terbang ke bawah mengikat dengan tali, akhirnya kerangka naga itu berhasil diseret dan ditarik kembali.
Selain mengincar Mutiara Naga dan Kristal Naga, Liu Zhenhan juga ingin menyerap sedikit kekuatan magis darah dari darah naga. Untuk sihir darah yang ajaib ini, asalkan objek yang dibunuh dengan tangan sendiri, cukup mencelupkan sedikit darahnya juga bisa diserap. Seekor naga! Kesempatan emas seperti ini tentu tidak akan dilewatkan oleh orang bego sekalipun kecuali kesamber petir.
Sayangnya, Mutiara Naga yang diambil dari rahang naga ini mengandung kekuatan sumber alami apa dan memiliki efek magis seperti apa, pengetahuan Liu Zhenhan masih belum cukup untuk memahaminya. Ini harus menunggu pertemuan dengan Master Puskash atau Kepala suku Andulan baru bisa dapat jawaban.
Pangeran Kahn juga tidak diam. Beliau bersama staf-nya membuat statistik korban jiwa dan luka-luka yang paling detail.
Pertempuran ini bisa dibilang merupakan kekalahan terburuk Kerajaan Bimeng sejak Pertempuran Hyjal. Korban terparah dialami oleh "Resimen Mig" dari Provinsi Tenggara, lima resimen penunggang serigala musnah sepenuhnya, mulai dari Jenderal Serigala Emas Gutti hingga prajurit rendahan Laizi, bahkan jenazah pun tidak tersisa.
"Resimen Tulun" dari Provinsi Timur Laut menempati posisi kedua terparah, kini tersisa 267 orang. Posisi Resimen Tulun tidak menguntungkan: Resimen Pelempar Tombak Landak di sayap kanan terluar musnah total; Pasukan Charge Tahanan di barisan depan hancur lebur, 10 polisi militer zebra pengawas tewas semua; Resimen Infanteri Kutil Babi di barisan tengah masih bisa menyelamatkan sebagian kecil, termasuk 1 imam pendamping, 3 perwira Elefen, dan Jenderal Reyes yang selamat, dengan 1 panji resimen berhasil diselamatkan.
Pasukan "Bergulat dengan Naga" dari Provinsi Selatan juga mengalami nasib tragis. Resimen Berbual dan Resimen Pemanah Hao kini total tersisa 423 orang: 121 orang banteng, 287 pemanah Haus, 13 perwira Beruang, 2 imam pendamping. Jenderal Kaiman yang wajahnya hancur digigit semut gila harus dipapah oleh pengawal pribadi kembali ke reruntuhan kota kuno, hingga kini masih tak sadarkan diri. Dua panji resimen hilang seluruhnya.
"Cambuk Dewa Perang" memiliki situasi yang sedikit lebih baik. Sebagian besar prajurit Pasukan Pengawal berada di posisi pasukan tengah, sehingga mendapat keuntungan kecil. Pasukan elit tetap pasukan elit - meski korban jiwa besar, sebagian besar panji-panji Pasukan Pengawal masih utuh. Pendeta Kuil yang paling berharga, Penyihir Elf Padang Rumput, dan pendeta Elf tidak ada yang hilang; Namun tiga resimen kavaleri ringan Wolff secara permanen dihapus dari daftar Pasukan Pengawal. Salah satunya bahkan adalah resimen terhormat yang telah menerima panji "Cahaya Gunung Suci" sejak era Pertempuran Hyjal! Kini gelar kehormatan agung ini telah dicabut selamanya oleh semut terkutuk!
Sebagai sesama kavaleri, Resimen Kavaleri Berat Yak juga mengalami masa sulit. Satu-satunya resimen kavaleri lapis baja di seluruh negeri Bimon ini, yang awalnya ditempatkan sebagai pasukan cadangan kuat di sayap kanan yang lemah oleh Yang Mulia Pangeran, akhirnya hanya menyisakan 175 orang yang kembali ke Kota Kuno. Justru kavaleri berat yang tercabik-cabik inilah yang menggunakan kuku besi mereka membuka jalan berdarah menuju reruntuhan kota kuno bagi para prajurit Bimon yang menyusul!
Tiga resimen pemanah Hao dan kavaleri berat yak saling berimbang. Karena ditempatkan di sayap dengan formasi horizontal yang cocok untuk serangan pemanah, korban mereka sangat memilukan. Dari 3.000 pemanah elit, hanya 332 yang kembali. Dari tiga komandan resimen, hanya Ronaldo dari "Angin Bijia" yang membawa bendera perang masuk ke reruntuhan kota kuno.
Dua resimen infanteri berat Berbual di barisan depan hanya kembali 137 orang, termasuk 8 perwira badak. Resimen campuran Singa-Harimau di jantung pasukan tengah memiliki korban terkecil - 674 dari 852 personel selamat. Legiun Pengikut Harimau milik keluarga Harimau yang berada di posisi sama kehilangan 290 dari 500 prajurit Harimau.
Tim serbu langsung di bawah markas besar yang terdiri dari 500 prajurit palu berat Elefen dan pejuang kapak raksasa Beruang masih relatif utuh formasi, dengan 332 selamat. 40 Pelatih hewan yang mereka lindungi tak terluka. Seluruh pasukan pengintai udara langsung markas besar gugur.
500 pemanah Llama di pasukan belakang yang mengawasi logistik musnah total. 1.000+ pasukan pribadi bangsawan Shabak beserta pelayan dan pengawal benar-benar kumpulan orang yang tidak terorganisir - hanya 33 yang kembali ke kota kuno.
"Rombongan Pendeta ekspedisi, selain lima pendeta di reruntuhan kota kuno, sekarang tersisa dua Imam Utama dan 126 Pendeta. Pengawal yang kembali hanya 217 orang—hampir setiap pendeta hanya menyisakan satu pengawal. Dari sepuluh Pangeran Singa-Harimau, empat gugur termasuk Pangeran Richard, musuh bebuyutan Liu Zhenhan."
Melihat selembar kertas tipis di hadapannya, Liu Zhenhan tak bisa menahan diri dari perasaan terharu.
Perselisihan dengan Yang Mulia Pangeran seolah baru terjadi semalam, namun hari ini dia benar-benar gugur di depan matanya sendiri.
Dulu Liu Zhenhan merasa sangat membenci pangeran ini. Kini ketika mengingat berbagai kejadian masa lalu, entah mengapa hatinya dipenuhi kebingungan.
"Yang Mulia, bahkan jika semut mundur, kita tetap tidak bisa keluar dari gurun ini. Menurut intelijen tawanan, setiap kavaleri Pasukan Unta Terbang Mulan memiliki tiga unta. Tidak termasuk pengawal Yang Mulia, kavaleri kita kini hanya tersisa 175 orang—sisanya infanteri. Kali ini..." Pangeran Kahn melemparkan sebatang kayu Populus euphratica ke api unggun sambil menghela napas panjang.
Para jenderal dan komandan resimen yang tersisa pun terdiam membisu.
Liu Zhenhan meletakkan lembar statistik yang dipegangnya, waspada memandang sekeliling.
“Prajurit Behemoth sepertinya sudah tertidur semua, suara dengkuran bersahutan. Di dalam kota tua terdapat area berpasir seluas sekitar satu hektar, selain sebatang pohon jeruk sukade tidak ada apa-apa, ditambah banyak orang yang tidur di gua, membuat tempat ini terlihat sangat luas dan sepi.”
Kabut seputih embun es semakin tebal, dari atas tembok kota terdengar samar suara batuk penjaga. Liu Zhenhan tidak memiliki cukup mantel kulit dan selimut, sehingga kebanyakan prajurit Behemoth harus mengubur tubuh mereka dalam pasir untuk menghangatkan diri. Polisi militer yang berjaga malam berkumpul di sekitar api unggun kayu Populus euphratica, berbisik-bisik sambil meniupkan napas hangat. Terdengar suara erangan menyayat hati - ratu semut yang menyusut dalam tumpukan daging kutu daun raksasa.
“Sebenarnya, bahkan jika semut sudah mundur, aku masih ingin bertempur lagi dengan orang Mouran. Sayang mereka mungkin tidak mau datang.” Liu Zhenhan mengambil sebuah jeruk sukade lalu memetiknya menjadi dua bagian, memeras sarinya ke dalam dua cangkir air bersih yang diberikan kepada Helen dan Gorini. Guo Guo marah-marah memutar matanya ke arahnya.
“Apakah maksud Yang Mulia adalah bertahan mati-matian di dalam kota? Berperang sampai prajurit terakhir?” Pangeran Kahn yang memang veteran perang langsung menangkap maksud Liu Zhenhan.
“Apapun jenis pertahanan, selama menguasai posisi geografis yang menguntungkan, pasti ada keuntungan yang bisa diambil! Keahlian utama Prajurit Feilengcui bukanlah pengejaran, melainkan pertahanan!” Liu Zhenhan mengawasi satu per satu para perwira militer.
Semua orang mengangguk-angguk, beberapa pertempuran Feilengcui lebih atau kurang pernah mereka dengar.
"Pasukan Mouran hampir tidak mengalami kerugian apa pun. Angkatan udara mereka hanya bermain petak umpet dengan angkatan udara kita, hanya sekitar tiga puluh korban. Meskipun akhirnya berhasil membunuh satu ksatria naga mereka, tetap saja belum sebanding!" Liu Zhenhan menggeretakkan gigi: "Kerugian yang diderita Bimon, harus dibayar setimpal oleh Mouran!"
"Itu ide bagus!" Pangeran Kahn memerah wajahnya, menepuk pahanya dengan keras: "Jika pulang dalam keadaan seperti ini, aib besar akan menghantui seumur hidupku! Lebih baik bertempur sampai mati di sini!"
Para perwira juga semua menyetujui. Jika Pasukan Ekspedisi yang menderita korban besar ini pulang ke Kerajaan dengan malu, siapapun tidak akan bisa mengangkat kepala seumur hidup! Bagi Ksatria Bimon, aib kekalahan bukan hanya sulit ditanggung diri sendiri, bahkan akan menimpa keluarga dan keturunan! Apalagi, pulang bukan sekadar urusan bicara. Empat puluh ribu Kavaleri Mulan tidak mungkin membiarkan sisa pasukan infanteri lolos! Daripada mati sia-sia, lebih baik kuasai kota kuno ini dan bertempur sampai titik darah penghabisan.
"Liu Zhenhan tidak berbicara. Dia masih memiliki labu minyak dan Gao Cen bayangan biru. Tapi semua ini tidak perlu diungkapkan. Pokoknya, jika tidak membunuh 18.000 orang Mouran kali ini, dia tidak akan mundur meski mati."
"Saya juga mendukung keputusan ini! Orang Mouran tidak tahu Yang Mulia memiliki cincin ruang, juga tidak tahu persediaan logistik kita menipis. Jadi, kita bisa bertarung habis-habisan!" Kepala Staf Jenderal Pinto, setelah menimbang-nimbang dengan kehati-hatian perwira staf, akhirnya menyetujui usulan tersebut.
Liu Zhenhan terkekeh, menoleh melihat 200 tong besi besar yang menempel di dinding.
"40.000 Kavaleri Mulan yang menyerbu di padang terbuka, jika menyerang dari empat penjuru sekaligus, 5.000 pasukan kita pasti sulit bertahan! Bertahan di kota adalah solusi!" Komandan Resimen "Angin Bijia" Ronaldo bersemangat. Adiknya tewas dalam pertempuran ini, keinginannya untuk balas dendam lebih membara dari siapa pun.
"Benar! Berapa lama kekuatan wilayah ulama Malan bisa bertahan? Nanti kita ambil senjata dan zirah, 5.000 Prajurit Behemoth pasti membuat orang Mouran babak belur! Mungkin semut yang mencium bau darah juga akan datang melahap mereka habis-habisan! Bahkan mungkin kita bisa merebut 'Kalimantan'!" Jenderal Reyes yang jelas sangat terpancing, semakin berbicara semakin hiperbolis, membuat beberapa perwira staf di sampingnya mengerutkan alis.
“Jenderal, jika orang Mouran berani menyerang kita, pasti mereka punya persiapan! Ingat obat anti ular yang dikirim Departemen Militer? Orang Mouran adalah penduduk asli gurun, tidak mustahil mereka menciptakan obat pengusir semut! Saat itu, mereka punya katapel dan kereta perang bertenaga uap. Tembok kita hanya 10 meter, bahkan tidak ada gerbang kota! Jadi, saya sarankan Yang Mulia jangan terlalu optimis!” Kepala Staf Jenderal Pinto menghela nafas: “Kita hanya perlu memberikan semua kemampuan untuk Kerajaan! Sejujurnya, kekalahan kali ini bukan kesalahan strategi perang!”
“Ahli sihir terhebat di Aiqin konon bisa membuat Wilayah Anti Sihir mereka bertahan selamanya!” Liu Zhenhan mengingatkan para perwira Bimon dengan tenang.
Wajah semua perwira Bimon langsung pucat seolah disapukan lapisan kapur tulis.
Pangeran Kahn tidak berani membayangkan lagi. Jika benar seperti kata Paduka Liu Zhenhan, bagaimana prajurit Behemoth akan melawan jika orang Mouran tiba-tiba menyerang kota kuno setelah semut mundur? Dengan gigi atau tinju? Atau mengandalkan 2.000 pedang perunggu hasil rampasan dari Bimon gurun? Senjata perunggu karena keterbatasan logam, panjangnya tidak bisa melebihi 1,2 meter. Bagaimana mungkin menyaingi pedang pusaka mereka yang bisa membelah besi?
“Tenang saja! Ulama Malan pasti tidak punya kemampuan ini! Aku bisa merasakan gunung magnet ini terus-menerus menyediakan kekuatan elemen untuk mempertahankan wilayah ini. Tapi sudah menunjukkan tren penurunan yang lambat.” Liu Zhenhan terkekeh: “Lihat kalian panik! Bahkan Master Puskash pun pasti tidak punya kemampuan mempertahankan Wilayah Anti Sihir secara permanen!”
“Yang Mulia terlalu pandai bercanda!” Pangeran Kahn menghela napas lega.
“Yang Mulia Pangeran, sekarang Anda seharusnya bisa memberitahuku, jenis pasukan rahasia apa sebenarnya Pelatih Hewan kita ini?” Liu Zhenhan mengambil sebatang kayu bakar dari tumpukan api unggun, mendekatkan wajahnya untuk menyalakan cerutu, lalu menghembuskan asap tebal perlahan.
“Sebenarnya bukan senjata rahasia, hanya lencana ganda saja.” Yang Mulia Pangeran tersenyum getir: “Target strategis ini terutama ditujukan untuk teknologi ballista dan katapel manusia. Pelatih Hewan kami setelah bertahun-tahun penelitian, sekarang telah menjinakkan Landak Perang, ditambah dengan beruang cokelat yang sudah dijinakkan sebelumnya, sekarang terkumpul dua lencana.”
“Dua Lencana Hibernasi? Bukannya itu lebih hebat dari Pendeta kita?!” Liu Zhenhan terkejut sambil mengangkat alisnya.
“Kali ini para Pelatih hewan tidak membawa beruang cokelat, mereka membawa semua Landak Perang dewasa! Meski memiliki dua lencana, tidak sehebat peliharaan magis Pendeta! Ini sebenarnya pilihan terpaksa, Departemen Militer dan Sang Raja sudah lama berharap meningkatkan dukungan tembak jarak jauh Bimon, terutama dukungan tembak berat! Sistem militer manusia sulit ditiru, pengoperasian ketapel membutuhkan ahli geometri untuk bidikan presisi, sementara ballista sama sekali tidak akan dijual ke kita. Sekalipun ada yang berhasil diselundupkan, teknologi manufaktur kasar Bimon tidak bisa menyaingi kualitas manusia! Konon manusia kini sudah mengembangkan ballista sepuluh tembakan beruntun... sepuluh anak panah raksasa ditembakkan bersamaan... jangkauan hingga 900 yard... sungguh luar biasa...” Yang Mulia Pangeran tersenyum getir, menundukkan kepala: "Penelitian dan pelatihan bertahun-tahun Pelatih hewan kita tidak sia-sia, Landak Perang yang baru dikembangkan sudah mencapai berat 1 Ton, bisa melontarkan duri sejauh 500 yard dengan kecepatan satu kali tiap 10 napas, setara lembing berat jarak jauh standar! Sayangnya jumlahnya masih terlalu sedikit dan interval tembak terlalu lama, jauh dari kecepatan pelepasan instan peliharaan magis!"
“Landak Perang sebenarnya adalah monster elemen udara yang sangat buruk.” Liu Zhenhan tersenyum getir: “Untuk mengubahnya, hanya bisa diselesaikan dari akar masalah. Tapi proses produksi yang rumit, tanpa pendidikan dan pelatihan jangka panjang, tidak mungkin dilakukan. Setelah kembali nanti, harus menasihati Yang Mulia untuk mempercepat pendidikan rakyat biasa.”
“Ah～～”
Sebelum Yang Mulia Pangeran sempat membuka mulut menjawab, teriakan menyayat tiba-tiba memotong pembicaraan. Semua prajurit Behemoth refleks melompat dari tanah, menoleh ke segala arah. Dalam cahaya mutiara malam dan api unggun, terdengar riuh rendah tangisan kesakitan yang bergema dari dalam gua besar di kota.
“Tenang!” Liu Zhenhan tiba-tiba berdiri, berteriak keras menyuruh prajurit Behemoth agar tidak panik.
Gua luas ini dipenuhi timbunan tinja kelelawar setebal lutut, baunya sangat menyengat. Hanya prajurit babi hutan dan prajurit Bimon berkepala sapi yang mau tidur di dalam. Total ada lebih dari lima ratus ekor.
Para prajurit Feilengcui bangun satu per satu dari sleeping bag, menggenggam pedang perunggu dan perisai, menatap bos mereka dengan tegang.
“Jangan khawatir! Orang Mouran tidak mungkin muncul dari batu!” Liu Zhenhan mendengus keras, meludahkan cerutu dari mulutnya.
Tak lama kemudian, sekelompok besar prajurit Babi dan prajurit Bimon berlarian keluar dari gua sambil berteriak: “Kelelawar～kelelawar～”
“Apa sebenarnya ini?” Seorang perwira militer Elefen marah-marah mengguncang prajurit babi hutan yang berlari keluar dari gua, mengangkatnya dari tanah.
“Kelelawar penghisap darah! Hanya sebesar kepalan tangan, datang berbondong-bondong dari langit-langit gua yang gelap, langsung menyedot Apia sampai jadi mumi! Dewa Perang!” Prajurit babi hutan itu melambai-lambaikan tangan dan kaki dengan panik di genggaman kuat atasan.
Semakin banyak prajurit Babi tak bersepatu dan Prajurit Berbual berhamburan keluar gua. Kepanikan mereka bagai wabah, membuat semua prajurit Behemoth tak bersenjata gemetar ketakutan. Siang semut, malam kelelawar vampir – benar-benar ujian berat.
Gumpalan kelelawar hitam bagai awan badai menyembur dari gua. Ukuran mereka kecil, terbang rapat-rapat. Begitu menyerbu seorang prajurit Behemoth, dalam sekejap mereka berhamburan ke target berikutnya. Setiap korban langsung menyusut seukuran, kulit wajah keriput seperti lobak kering.
Dua baris mutiara malam penerang di dalam gua memproyeksikan bayangan kelelawar hitam pekat yang siap menerjang keluar!
Liu Zhenhan benar-benar murka!
“Auuu!” Sebuah teriakan liar bergema, Liu Zhenhan menyilangkan kedua tangannya, tiba-tiba memanggil hamparan pasir kuning raksasa yang bergemuruh menutupi mulut gua, bertabrakan langsung dengan gerombolan kelelawar hitam legam. Bunyi "kreek-kreek" dari tubuh-tubuh yang jatuh seketika memenuhi ruangan.
Liu Zhenhan menggunakan kekuatan aliran darahnya untuk menggerakkan pasir sebanyak tujuh kali ke arah lubang gua. Tak ada lagi kelelawar yang terbang keluar. Kawanan pertama sudah dijatuhkan ke tanah oleh prajurit Behemoth yang mencambuknya dengan pakaian mereka.
Pangeran Kahn dan semua perwira berdiri terpana dengan mulut menganga seperti bakul, menatap lubang gua. Di area seluas 60 yard di depan mulut gua, bertumpuk mayat kelelawar setebal satu meter. Tubuh-tubuh buruk rupa itu masih menggeliat dengan pasir yang menyumbat otak, sayap, dan badan mereka.
Prajurit Behemoth di sekeliling langsung menghujani tumpukan itu dengan tendangan keras. Beberapa lainnya menghantam dengan pentungan sampai percikan darah dan daging hancur bertebaran.
Liu Zhenhan menatap kedua tangannya dengan tatapan penuh arti. Ia merasa heran, kekuatan aliran darahnya semakin kuat seiring peningkatan frekuensi penggunaan dan perluasan area kontrol.
Bagi kekuatan magis yang luar biasa berlimpah di tubuhnya, penggunaan kekuatan aliran darah saat ini hanyalah setetes air di lautan. Fakta bahwa sepasir besar pasir tidak bisa menembus tubuh kelelawar adalah bukti yang baik.
Tapi bagaimana jika dia menggunakan seluruh kekuatan magisnya?
Liu Zhenhan yakin, dengan kekuatan darah yang diserapnya dalam jumlah begitu besar, sebagai seorang Santo sejati, jika benar-benar bisa memanfaatkan 100% kekuatan magis dalam kekuatan aliran darah, bukan hanya menembus kelelawar dengan pasir, bahkan menembus infantri berat pun pasti mudah!
Wah! Kalau begitu, aku bisa menggunakan batu jika menemukan batu, gumpalan tanah jika menemukan tanah, daun jika menemukan daun. Bukankah sihir darahku akan menjadi sihir serba guna? Dengan metode aktivasi kekuatan aliran darah, bahkan tidak perlu nyanyian sihir - langsung dikeluarkan secara instan!
"Jancuk!" Liu Zhenhan semakin antusias, tiba-tiba mengeluarkan tawa aneh seperti burung hantu malam.
"Ada apa, Richard?" Helen bertanya dengan gugup.
"Tidak apa! Aku akan latihan mantra darahku! Malam ini juga, semut akan jadi target latihan!" Liu Zhenhan berjalan keluar kota tanpa menoleh.
BAB 321: Jalan Berliku di Lembah
Bintang gemerlap, bulan dingin, di ufuk awan hitam bergerak lambat.
Gurun berbatu tak berujung, kabut putih mengambang setengah, pasir kuning berterbangan.
Semut-semut yang masih berkeliaran di sekitar reruntuhan kota kuno akhirnya celaka. Di siang hari mereka masih tampak perkasa bagai pasukan yang menyapu bersih segalanya, tapi saat malam tiba, mereka berubah menjadi ladang percobaan yang tak berdaya.
Dentuman rendah Liu Zhenhan yang terus bergema disertai kekuatan aliran darah yang dahsyat bagai badai pasir yang melanda, menerbangkan debu kuning dan kabut putih bak selendang, melesat tak terkendali ke arah semut di luar zona aman. Suara mendesing "whoosh" dan gemeretak "krak-krik" bersatu menjadi simfoni kacau-balau.
Seandainya ada penyihir yang tak tahu konteks menyaksikan pemandangan megah ini, pasti akan mengira ini adalah magang sihir yang sedang berlatih mantra "Angin Topan".
Sebelum datang ke Gurun Pasir Taklamakan, Liu Zhenhan pernah merasa bangga sebagai Penyanyi Kapak level saint. Tapi setelah memasuki dunia asing ini dan menyaksikan kekalahan telak pasukan Bimon, barulah ia sadar betapa piciknya dirinya dahulu—Penyanyi Kapak Santo macam apa dirinya ini?
Di Benua Aigean saat ini, sistem klasifikasi sihir telah mencapai era kejayaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah. Hanya dengan melihat para penyihir manusia saja, selain empat aliran utama sihir kuno "Udara, Api, Air, Tanah", telah berkembang sihir Unsur Angin, sihir es, sihir aliran mayat hidup, sihir logam, sihir tanaman, sihir petir, sihir ruang, sihir racun, sihir panggilan, sihir mental, sihir cahaya suci, dan sihir ramalan. Jika ditambah dengan sihir waktu yang diciptakan Master Einstein, total mencapai 18 aliran sihir!
Dari 18 aliran sihir ini, banyak kategori kecil telah muncul. Contohnya sihir racun bisa dibagi menjadi aliran korosi cair, aliran penyebaran gas, aliran penguatan difusi, dan sebagainya. Sihir logam pun bisa diklasifikasikan menjadi alkimia, aliran air raksa, aliran penolakan logam, dan berbagai jenis lainnya. Semua ini merupakan hasil kecerdasan para penyihir manusia yang meniru dan mempelajari mantra musuh serta monster, melalui penelitian gigih dari generasi ke generasi.
Jika ditambah lagi dengan sihir gelap dan sihir darah dari Elf Jatuh, sihir transformasi Druid, sihir magnetik ulama Malan, sihir ilusi cahaya yang hanya terdengar namanya, sihir mantra rahasia bangsa naga, barrier alami Putri Duyung Xiya...
Manakah dari sihir-sihir ini yang tidak menjadi kebanggaan di zamannya?
Menurut penjelasan Murinio, Imam Bemon sama seperti Siren Alistair dan Pastor Santo Paulus, termasuk dalam kategori sihir berbasis nyanyian. Tapi mengapa dalam pertempuran melawan lautan semut hari ini, Nyanyian Perang Bangsa Behemu sama sekali tidak bisa memainkan peran seperti yang seharusnya dilakukan oleh penyihir?
Jika di medan perang hari ini berdiri 250 penyihir alih-alih 250 pendeta, setidaknya barrier perlindungan besar seharusnya bisa dibangun, bukan?
Liu Zhenhan semakin dipikir semakin frustasi!
Sebagai Santo, tak bisa melepaskan sihir apa pun untuk melindungi saudara sebangsanya, ini membuatnya hampir muntah darah hanya dengan memikirkannya!
Tapi siapa yang bisa disalahkan?
Menjadi Pendeta Kuil saja sudah sangat sulit, apalagi menjadi ahli dual cultivation nyanyian magis! Sepanjang sejarah Kerajaan Bimeng, hanya Murinio, Gorini, dan Gormeth—tiga anggota keluarga—yang mencapai level ini!
Mo'er memang menguasai dual cultivation, tapi sama seperti Liu Zhenhan, apakah mereka mengandalkan bakat alami?
Setiap skala nada mantra sihir mengandung berbagai rahasia bahasa kuno yang rumit. Sebagai Elf Asing, meski Liu Zhenhan telah menguasai Bahasa Elf Kuno, apa gunanya? Skala nada sihir tidak hanya mengandung Bahasa Elf Kuno—kabarnya, sihir tingkat tertinggi bahkan mengandung Bahasa Dewata!
Karena skala nada mantra yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata ini, para penyihir hanya bisa menggunakan homofon dalam catatan pribadi mereka untuk menyatakan nada-nada khusus. Tapi bahkan jika mendapatkan catatan magis penyihir epik, tanpa bimbingan langsung mentor, buat apa coba coba-coba belajar sendiri?
Setiap sihir memiliki kesakralan yang tak bisa diubah-ubah. Sedikit perbedaan satu nada saja akan membuat pelepasan magis melenceng ribuan li. Dengan bakat seperti Liu Zhenhan, belajar ilmu bela diri masih ada prospeknya. Kalau belajar sihir, mending beli keju lalu tabrak kepala sampai mati lebih cepat!
Menghela napas, Liu Zhenhan menyerah dan berhenti berlatih!
Setelah berlatih sepanjang malam, hasilnya tetap sama: menggulung pasir kuning. Bagaimanapun dia memeras aliran darahnya, kekuatannya tetap lemas seperti mayat hidup. Padahal jelas-jelas merasakan kekuatan magis melimpah di tubuhnya, tapi tak bisa memenuhi syarat serangan berat yang diharapkan. Benar-benar membuatnya frustrasi.
Ini seperti pria perkasa bertubuh besar, tapi saat bertinju kekuatannya lemah seperti kapas. Sungguh merusak harga diri!
Setelah lena tiba-tiba itu, Liu Zhenhan harus mengakui: merintis cara serangan magis baru sendirian ternyata jauh lebih sulit dan panjang dari yang dibayangkan.
Lautan semut di Garis Cakrawala tenggelam dalam kabut tebal, suara "cā-cā" dari kaki semut menggesek kerikil masih samar-samar terdengar. Liu Zhenhan membuka jubahnya, mengusap keringat di dahinya, lalu duduk terjatuh di pasir.
Semut terdekat hanya berjarak satu langkah darinya. Semut-semut raksasa telah masuk ke bawah tanah untuk menghindari hawa dingin, sementara ribuan semut kecil tetap bertahan di sini dengan gigih, mata majemuk kemerahan mereka berkilauan dengan cahaya janggal.
Lebih dari seratus ekor semut raksasa yang telah dijinakkan oleh Nedved menggunakan "Bahasa Penjinakan Bayangan", berdiri kaku di sisi selatan reruntuhan kota kuno untuk menghindari angin barat yang menusuk, sesekali mengeluarkan dengusan keras "Hiiiiiii".
Liu Zhenhan mengulurkan tangan kirinya, meletakkannya di atas kepala semut-semut yang berada di luar zona aman.
Sudah genap setengah tahun, tangan kiri yang terputus sampai siku ini akhirnya tumbuh separuh telapak. Meski baru satu tonjolan ibu jari yang terlihat dari lima jari yang seharusnya, Liu Zhenhan sudah cukup puas.
Jika bukan karena Mutiara Naga Giok, mungkin tangan ini membutuhkan setengah tahun lagi untuk tumbuh.
Setengah tahun! Berapa banyak setengah tahun yang dimiliki dalam hidup manusia?
Semut merah kecil ini terlalu ganas. Melihat sebuah lengan di atas kepala, mereka dengan cepat membentuk menara semut yang terus bertambah tinggi dalam gerakan menggeliat. Menara ini hampir mencapai ketinggian tangan Liu Zhenhan yang terulur. Liu Zhenhan sedikit mengangkat tangannya, namun semut-semut itu terus menumpuk diri hingga menara goyah dan runtuh dengan gemuruh. Separuh semut terjatuh ke zona aman, lalu terhisap pantatnya oleh medan magnet kota dengan suara syuut-syuut. Butiran besi sebesar kotoran mata tertarik magnet melayang cepat di udara.
Derap langkah jelas terdengar dari belakang. Liu Zhenhan memutar kepala sambil memandang tajam.
Dalam kabut tipis dan sinar bulan samar, tampak si cantik angsa berzirah perak dengan pedang salib perak di pinggang berjalan gemerincing. Rambut pirang platinumnya yang familiar berkibar liar ditiup angin.
Gatanie akhirnya sadar dari "".
"Kenapa zirah dan pedangmu tidak terpengaruh medan magnet..." Liu Zhenhan tersenyum aneh pada Gatanie, jantung si bajingan tua ini berdebar kencang. Ia bingung bagaimana menjelaskan masalah Lily pada Gatanie. Untuk sementara, ia hanya bisa mengalihkan pembicaraan dengan candaan.
“Pedang dan zirahku seluruhnya terbuat dari perak Yunsen Platinum, bukan armor perak berlapis Mithril yang dikeluarkan seragam oleh Kuil.” Gatanie menggelar selembar kain sutra bersih di tanah, lalu duduk dengan anggun di sebelah kiri Liu Zhenhan.
Matanya masih terlihat sedikit bengkak akibat menangis, namun tetap berkilauan bagai bintang. Sebuah goresan darah yang jelas membentang dari pipi cantiknya hingga ke tahi lalat di sudut bibir. Bukannya merusak kecantikannya, garis ini justru menambahkan nuansa kejatuhan dan penghinaan pada wajah sucinya, sangat menggoda naluri binatang - pria selalu memiliki hasrat yang mendarah daging untuk menodai kesucian. Ini tak ada hubungannya dengan moral atau nilai diri, melainkan insting dan kodrat alami.
“Yunsen Platinum? Coba perlihatkan.” Liu Zhenhan mengulurkan tangan, dalam hati mengumpat: Sialan! Kenapa semua wanita milikku harus dicap dengan tato wajah?
Gatanie perlahan menarik pedang peraknya. Sebuah auman naga menggema, sinar dingin berkilauan di bawah cahaya bulan, garis-garis perak cair bergulir indah di permukaan pedang.
“Pedang bagus!” Liu Zhenhan menempelkan kulitnya pada pola mata pisau pedang. Hawa dingin langsung menembus sumsum tulang. Pola bergelung naga itu seolah merayap hidup-hidup di bawah sinar bulan, hampir melesak keluar dari bilah. Permukaan pedang yang dipoles berkilau seperti cermin, licin dan transparan - jelas ini adalah senjata sakti buatan pengrajin Elf yang luar biasa.
“Pengawal Kurcaci ayah menemukan tambang kecil perak platina Yunsen di Rawa Senja. Senjata yang digunakan kakakku dan aku semuanya terbuat dari perak platina Yunsen……”
“Pernah dengar dari pandai besi Typhoon! Perak platina Yunsen adalah material terbaik untuk menempa persenjataan, ringan namun ulet, jauh lebih berharga dibanding Baja Bintang. Sayangnya mengandung hambatan magis intrinsik sehingga tidak bisa digunakan untuk membuat senjata sihir.” Liu Zhenhan mengangguk: “Pantasan bilah pedang kakakmu Mali tidak tersedot oleh kota kuno, ternyata terbuat dari perak platina Yunsen.”
“Sudah sekian lama bersamamu, baru sekarang kau menyadari pedang dan zirahku terbuat dari platina perak, bukan hasil distribusi Kuil?” Gatanie menatap Liu Zhenhan dengan senyum samar.
Wajah bajingan tua itu seketika memerah.
“Aku…” Liu Zhenhan terbata-bata lama, akhirnya menghela napas panjang: “Nini… Aku memang selalu ceroboh… Setengah tahun terakhir ini, berbagai urusan yang menyulitkan membuatku hampir tak punya waktu memperhatikan orang di sekeliling… Sebenarnya di dalam hatiku aku tahu… Tapi tak bisa, perang tiada henti, konflik berkepanjangan, ancaman internal, faktor ketidakstabilan eksternal—semua ini hampir membuatku tak lagi seperti manusia! Tapi ada hal-hal yang harus kulakukan terlebih dahulu…”
Gatanie tetap menatap bajingan tua itu, sorot matanya yang dalam menyimpan kekuatan magis yang menusuk jiwa.
"Hari-hari paling menyenangkan dalam ingatanku sebenarnya adalah saat aku berdiri di Bukit Merah meneriakkan dada ke arah angin utara. Saat itu ada kamu yang meremehkanku, Helen dan Ai Wei'er yang cemburu dan bertengkar sepanjang hari, Ning Yu yang mengejar Guo Guo untuk dimandikan, serta Mentor Ular Wanita Cantik yang tenang bagai gunung salju." Liu Zhenhan menatap langsung ke mata Gatanie, kolam hitam itu memantulkan kejernihan murni: "Waktu itu memang miskin, tapi sangat damai."
"Waktu itu tidak terasa istimewa, tapi sekarang ketika kuingat kembali, di Padang Liar Kuno dimana langit, bumi, gunung dan sungai sama-sama indah dan sepi, hanya berdiri diam diterpa angin, benar-benar membuat jiwa menjadi tenang." Gatanie menghela napas panjang, bulu matanya yang lentik berkedip perlahan, jatuh menyentuh tangan kiri bajingan tua yang belum sembuh total.
"Ikan di tengah sungai, tak bisa menguasai arus!" Liu Zhenhan refleks menarik tangannya, tersenyum getir mengutip pepatah bangsa laut, menggigit gigi lalu terus terang: "Nini, sebenarnya kepadamu, Helen, Ning Yu, Ai Wei'er, Daisy, Ruoerna, termasuk Tanya yang bisu... Tentu juga Gorini... Aku benar-benar ingin meluangkan waktu untuk memperlakukan kalian baik, tapi..."
“Kau jujur juga. Aku belum sempat bertanya, kau malah sudah cerita soal Lily duluan.” Gatanie melirik Liu Zhenhan dengan ekspresi setengah marah setengah senang. Gerakan ini biasanya adalah keahlian memikat Hélène. Ketika Gatanie melakukannya, si bajingan tua ini hampir tersedak napasnya—tak tahan! Terlalu memabukkan! Perempuan angsa suci nan cantik dengan lirikan menggoda seperti benang sutra...
Jika harus mengungkapkan perasaan Tuan Liu saat ini dengan satu kalimat jujur, pasti itu: “Andai bisa semalam dengan Gatanie, mati pun rela!”
“Richard, kau... lihat apa?” Gatanie heran menatap sorot mata tajam Liu Zhenhan.
“Nggak lihat apa-apa.” Liu Zhenhan mengusap wajahnya.
“Ceritakan soal hubunganmu dengan Lily. Aku ingin dengar versimu.” Ekspresi Gatanie membeku, nada suaranya pun sama.
“Dewata Perang di atas! Aku tak bersalah! Sungguh tak tahu itu Lily! Kalian berdua mirip sekali, bahkan tahi lalat di tempat yang sama...” Liu Zhenhan merintih: “Andai tahu lebih awal, mana berani aku menelanjangi celananya...”
“Richard～Jangan bicara kasar seperti itu, boleh tidak?” Gatanie menegur dengan geram, tiba-tiba melakukan gerakan lembut yang tak terduga oleh Liu Zhenhan——si cantik angsa dengan manis menyembunyikan wajahnya di dada Liu Zhenhan, berbisik manis: "Adik sudah memberitahuku...dalam situasi seperti itu...kau masih bisa memaafkan versi khayalanku...bahkan rela menahan cemoohan orang...Aku tahu, kau tulus padaku..."
"Aku memang selalu tulus padamu." Liu Zhenhan membelai rambut sutra Gatanie, menghirup dalam-dalam aroma harum yang memabukkan, berkata dengan nada paling menjijikkan.
"Aku sudah memeriksa 'Zhu Yan Xue' Lily. Kau tidak mengecewakanku, aku selalu yakin hatimu lebih jernih dari batu permata!" Gatanie mengangkat kepala, menggoda dengan memelintir janggut kasar si bajingan tua: "Kalau kau mengecewakanku, pasti sudah kubunuh diri dengan pedang."
"Gluk." Si bajingan tua menelan ludah dengan canggung, jakunnya bergerak liar. Gerakan menelan yang kasar hampir membuat perutnya keluar melalui lubang anus.
Gorini menyimpan 'Zhu Yan Xue'...Integritasku lebih jernih dari batu permata...
Seketika badai debu keringat mengganas di punggung Liu Zhenhan...dalam hati mengutuk betapa berbahayanya situasi tadi...
“Richard…” Gatanie membelai wajah bajingan tua itu dengan penuh perasaan: “Ibuku dulu adalah wanita tercantik di Smail sekaligus ratu kecantikan kerajaan. Ayahku adalah pria tertampan di Benua Aigean. Tahukah kau, bahkan ras Elf Bulan pun tak bisa menemukan wanita secantik aku dan Lili…”
Liu Zhenhan mengangguk mengakui.
Jika menyangkut kecantikan, dua saudari dari keluarga Hosea memang tak tertandingi sepanjang masa, terutama kesan suci yang terpancar dari sepasang sayap putih mereka yang tak bisa disaingi kecantikan ras lain. Dalam upacara besar Pendeta di Shabak, bangsawan Bimon muda yang melihat mereka berdua bahkan tak berani menatap langsung, hanya melirik diam-diam saking merasa tak pantas.
“Lili jatuh cinta padamu bukan tanpa alasan. Aku juga merasa kini semakin mencintaimu.” Gatanie meringkuk di pelukan Liu Zhenhan seperti burung yang pulang ke sarang: “Tak ada pria yang bisa tetap waras melihat tubuh telanjang Lili sepertimu… Sungguh tak ada… Cintamu ini adalah untukku…”
“Di mana-mana…” Liu Zhenhan gembira bukan main, tapi tetap memaksakan wajah pria terhormat palsu dengan susah payah!
Dia awalnya pusing memikirkan cara menghadapi Gatanie yang baru bangun dari "", sekarang baru sadar benar-benar beruntung. Lily ternyata tidak menceritakan semua fakta ke kakaknya, kelicikan dan kecerdikan kecilnya lagi-lagi membantu Liu Zhenhan. Awalnya dia berencana menggunakan "Zhu Yan Xue" yang masih ada ini untuk mengelabui Murinio, sekarang jadi sekaligus dua sasaran tertembak.
"Ngomong-ngomong, lukamu bagaimana?" Gatanie tiba-tiba teringat busur panah silang yang sangat jahat itu.
"Hehe... coba saja sendiri tahu." Liu Zhenhan terkekeh mesum seperti serigala, begitu beban pikiran hilang, sifat aslinya langsung keluar.
"Kau mulai lagi..." Wajah cantik Gatanie mendung, mencubit dada Liu Zhenhan keras-keras: "...Gara-gara kau merendahkanku! Aku tahu kau punya 'Empedu ular Feiwenli' yang melindungi tubuh, luka kecil begini apa artinya bagimu!"
"Jangan diingatkan! Setiap dengar 'Empedu ular Feiwenli' aku langsung kesal!" Liu Zhenhan menghela napas penuh kepahitan hidup.
"Kenapa? Apa khasiatnya hilang?" Gatanie langsung tegang.
"Daisy juga pernah minum 'Empedu ular Feiwenli', kau tahu kan?" Wajah Liu Zhenhan berubah seperti orang mau dihukum mati.
"Tahu." Gadis manis yang polos itu mengangguk, mulai terjebak: "Terus kenapa? Apa Daisy terluka dalam perjalanan ke Timur?"
"Aku tunjukkan sesuatu." Liu Zhenhan mengorek-ngorek sakunya lama sekali, akhirnya mengeluarkan kepingan sisik berbentuk belah ketupat berwarna merah dan menyerahkannya ke tangan Nini.
Kepingan sisik belah ketupat ini seluruhnya berwarna kemerahan dan halus, tepinya tajam, ukurannya kira-kira sebesar biji bunga matahari, terlihat imut dan menggemaskan.
Gatanie membolak-balik sisik itu, mengerutkan alisnya yang cantik, merasa seperti pernah melihatnya tapi tak bisa mengingat di mana.
"Di dunia ini, ada beberapa hal yang bisa membuat darah bangsa binatang dalam tubuhku langsung mendidih hanya dengan sekali pandang!" Liu Zhenhan menahan tawa, berbicara dengan suara dibuat-buat di dekat telinga angsa kecil itu: "Rompi bayi Ning Yu... aroma tubuh Helen... bibir merah Ai Wei'er... kaki indahmu dan Lily... bersama Tanya di dalam air... sisik naga Daisy dan Ruoerna..."
"Jangan lanjutkan! Aku tak mau dengar!" Gatanie menutup telinganya, wajahnya memerah karena malu. Ia langsung teringat ini adalah jenis sisik naga berbentuk belah ketupat yang tertanam di dahi Naga Peri.
"Kasihan! Baru berpisah berapa lama dengan Daisy? Sudah tumbuh lagi selembar sisik naga!" Si bajingan tua itu tersenyum licik.
Gatanie meliriknya dingin, lalu memalingkan kepala dengan kesal.
Liu Zhenhan tahu dirinya sudah terlalu jauh, segera memeluk Gatanie dan membisikkan kata-kata manis. Setelah menceritakan beberapa lelucon usang, akhirnya berhasil membuat Gatanie tersenyum lagi. Bukan karena leluconnya lucu, tapi karena lelucon itu benar-benar kuno. Gatanie tidak bisa menahan tawa melihat ekspresi serius si bajingan tua yang bercerita.
Gemericik tawa seperti gemerincing bel terdengar dari kejauhan. Helen, Mo'er dan Gorini membawa Mutiara Naga Malam, membuka tirai kabut dan berjalan mendekat dengan anggun. Pandangan mereka penuh ambiguitas menatap si bajingan tua dan Gatanie. Gatanie bagai kucing terinjak ekor, langsung melepaskan diri dari pelukan Liu Zhenhan. Wajahnya memerah karena malu.
"Helen, mau sembahyang bulan lagi?" Liu Zhenhan meniup peluit. Ia melihat Helen menjepit alas kulit di ketiak, memegang kandil dan dupa cendana - ciri khas tradisi Suku Fox, ritual sembahyang bulan perempuan rubah.
"Tidak mengganggumu kan?" Helen menyeringai nakal.
Liu Zhenhan tertawa.
Si rubah kecil ini memang selalu sarkastik. Tapi sejak menjadi Imam Agung Cambridge, sikapnya semakin khidmat dan suci. Jarang terlihatnya tertawa seperti ini. Tuan Liu tetap lebih suka melihat Helen yang seperti dulu.
"Manfaatkan bulan purnama malam ini, aku bisa berdoa untuk prajurit yang gugur." Melihat lautan semut merah di kejauhan, Helen menghela nafas berat.
"Perang tanpa korban jiwa itu tidak realistis, jangan terus-terusan membicarakan hal ini! Bahkan hanya memikirkannya, hatiku sudah sangat sakit." Liu Zhenhan membersihkan debu di bajunya, berdiri lalu membantu Helen menggulung kulit domba.
"Orang Mouran benar-benar hebat." Mo'er mencibirkan bibirnya.
"Harusnya dikatakan panglima mereka yang hebat." Gorini tersenyum getir.
"Ahli sihir Mu Zhe itu juga jago!" Helen mengibaskan seikat batang cattail beraroma cendana yang terbakar di tangannya.
"Ahli sihir tingkat ini, pernah kudengar Richard ceritakan, katanya sudah level tertinggi dan menguasai tiga aliran sihir sekaligus, benar?" Gatanie bertanya.
"Benar! Aliran api, ilusi cahaya dan magnet! Tiga aliran dikuasai!" Liu Zhenhan mengingat dengan jelas.
"Aku penyihir Cahaya Suci, tidak tahu bagaimana dibandingkan dengan aliran ilusi cahaya?" Gorini bertanya sambil tersenyum.
"Seharusnya mirip!" Liu Zhenhan menatap Mutiara Naga di tangannya: "Sebenarnya aku punya ide! Tentang 'Menara Permohonan Cahaya'! Tapi belum menemukan ahli terkait untuk konsultasi."
"Kau bisa tanya padaku, karena aku sudah jadi Penyihir tingkat menengah!" Gorini menggenggam tangan Liu Zhenhan, menatap wajahnya tanpa peduli tatapan tajam di sekitar. Si bajingan tua melihat sudut bibir Gatanie melengkung, jelas menunjukkan kecemburuan, membuat hatinya berbunga-bunga.
“Begini pemikiranku: Daya penghancur 'Menara Permohonan Cahaya' berasal dari sinar meriam cahaya, sedangkan sinar meriam cahaya itu sendiri berasal dari penyerapan dan penyimpanan sinar matahari serta bulan oleh 'Batu Permata Bintang Fajar'. Tapi soal menyimpan cahaya, siapa yang bisa menandingi Mutiara Naga milikku ini?” Liu Zhenhan menggaruk pinggang ramping Lily dengan ibu jari palsunya secara diam-diam: “Gadis kecilku, menurutmu apa efeknya jika kugunakan Mutiara Naga ini sebagai hiasan meriam cahaya?”
“Tangan Kiri Gelap.” Lily mencubit lembut tangan nakal yang menyentuh pinggangnya, terkekeh: “Sinar meriam cahaya sebenarnya sangat mirip dengan 'pulsa leleh' dalam sihir cahaya suci kami. Ide Anda sepenuhnya logis, tapi saya belum bisa menjamin keberhasilan modifikasi ini karena kita tidak benar-benar memahami konstruksi meriam cahaya.”
“Ini baru sebatas konsep.” Liu Zhenhan mengangkat alisnya: “Sebenarnya 'Batu Permata Bintang Fajar' itu tak lain adalah 'Batu Bulan' di Benua Aigean kita. Bukankah para Elf selalu menggunakan 'Batu Bulan' untuk penerangan malam hari? Memang, kemampuan menyerap dan menyimpan cahaya pada 'Batu Bulan' di meriam ini sangat langka, tapi Mutiara Malam berkualitas tinggi belum tentu kalah! Dari hasil pemerasanku di dasar laut, ada ratusan Mutiara Malam berkualitas tinggi. Apalagi Mutiara Naga ini, sudah pasti tak perlu diragukan lagi!”
“Jika bisa menangkap perajin Molan dan menginterogasi mereka dengan detail, pasti kita akan tahu apakah bisa mengganti atau memperbaikinya!” Mata Gorini berkedip beberapa kali, lalu tersenyum: “Richard, kamu benar-benar punya ide.”
“Aku hanya punya kecerdikan kecil, tetap tidak bisa menandingi Meishuai Molan ini!” Liu Zhenhan menghela napas, menatap ke arah kamp militer Molan di utara melalui kabut yang samar-samar.
Bab 322: Panglima Molan Suku Fox
Meishuai Molan dengan cepat membuat semua Bimon kembali menyaksikan kehebatannya.
Semut-semut itu mengepung reruntuhan kota kuno selama tiga hari penuh. Banyak semut kecil yang tidak tahan dengan kabut dingin pekat di malam gurun, mati beku. Bagaimanapun juga mereka hanya organisme bersel satu, semut-semut ini hanya punya kesetiaan tanpa kebijaksanaan, apalagi pemanas dari gentong keramik berlapis kapur.
Tiga hari tiga malam ini, Liu Zhenhan mengalami duka dan sukacita.
Duka: Serangan kelelawar penghisap darah menewaskan 179 prajurit, termasuk 117 prajurit Babi dan 62 prajurit Berbual. Resimen Toulun yang sudah compang-camping semakin terpuruk. Jenderal Reyes hanya menyisakan 150 prajurit babi hutan di sisinya, bahkan sulit membentuk pasukan pengawal. Selain itu, setelah tiga hari berlalu, Wilayah Anti Sihir di Kota Magnet masih belum hilang.
Yang menggembirakan adalah: Helen mengeluarkan rekaman Di Wei yang merekam Murinio menyanyikan "Nyanyian Angin Besar" dan menghancurkan pot bunga dalam upacara besar Pendeta, lalu mempelajarinya bersama semua pendeta.
Suku kata lagu perang ciptaan ini terdiri dari Bahasa Elf Kuno dan bahasa Bimon, tanpa sistem bahasa rumit lainnya. Dengan kehadiran Liu Zhenhan sebagai Elf Asing dan bimbingan audio dari rekaman langsung, proses belajar para pendeta jauh lebih cepat dibandingkan metode tradisional.
Kecuali Liu Zhenhan, mustahil bagi pendeta lain saat ini untuk sepenuhnya menguasai lagu sihir perang ini. Namun dengan cukup waktu penelitian dan mentor, penyebaran lagu ini di kalangan Pendeta tinggi hanyalah masalah waktu!
Untunglah Helen ingat masalah besar ini, sedangkan Liu Zhenhan sudah benar-benar melupakannya.
Kabar baik lainnya: Selain Nedved yang menguasai "Seni Penilaian Kuda", dua dari tiga ratus lebih pemanah centaur yang tersisa juga ahli. Dengan bantuan mereka, dalam tiga hari Nedved hampir kehabisan air liur berhasil menjinakkan lebih dari seribu Semut Raksasa Kuda. Anehnya, semut-semut ini setelah dijinakkan dengan "mantra penjinakan rahasia", langsung seperti Katak Emas Tiga Kaki - hanya mau makan pakan campuran kacang merah dan Bir. Liu Zhenhan benar-benar kesal, rupanya semut bodoh ini menganggap diri mereka kuda ribuan li yang layak makan pakan mewah.
Di reruntuhan kota kuno, karena pengaruh Gunung Magnet dan Wilayah Anti Sihir, mustahil mengaktifkan formasi teleportasi logam ajaib. Alhasil tidak ada pasokan pakan kuda perang berkualitas untuk Semut Kuda Raksasa. Liu Zhenhan khawatir semut-semut langka ini akan mati kedinginan atau kelaparan. Pada malam ketiga, ia memerintahkan Nedved menunggang Katak Emas Tiga Kaki. Mengandalkan "kulit penolak logam" katak tersebut, dengan perlindungan 200 pasukan udara Feilengcui, Pangeran Elf muda, dan penyihir elf Tangning, mereka memanfaatkan kabut malam yang pekat untuk menyelundupkan kawanan semut terbuka mirip kuda keluar dari lautan semut. Baru setelah mencapai zona bebas semut sejauh 70-80 li, formasi teleportasi logam ajaib dikeluarkan. Dengan cara seperti pencuri, semut-semut raksasa ini dikirim kembali ke Feilengcui.
Hari keempat, Wilayah Anti Sihir masih bertahan.
Angkatan udara burung nasar Mouran yang telah menyelesaikan misi umpan, selama beberapa hari ini bahkan tidak melakukan tugas pengintaian dasar maupun gangguan. Mereka langsung mengabaikan keberadaan Bimon. Saat tengah hari tiba, dari arah kamp militer Mouran muncul pasukan baru dengan bendera megah dan formasi rapi. Jumlahnya minimal 20 resimen, membawa kayu gelondongan dalam jumlah besar - tumpukan kayu di gerobak hampir setinggi gunung!
Total pasukan Mouran kini mencapai 60.000 orang!
Menjelang malam, Mouran mulai bergerak.
Meski banyak semut mati karena embun beku dan kabut dingin, jumlah sisanya masih sangat mengejutkan. Namun orang Mouran memiliki trik jitu.
Seolah dalam sekejap mata, gurun berbatu yang luas tiba-tiba diserbu oleh ribuan trenggiling raksasa. Dengan lidah panjang yang menjulur-julur, mereka menyerbu langit di atas kepala semut bagai gelombang pasang, lalu menghilang tanpa bekas.
Kehadiran pemangsa alami dalam jumlah sedemikian besar membuat makhluk bersel satu sederhana ini panik. Mereka lupa menyelamatkan ratu semut. Dua semut terbang buru-buru kawin di udara. Ratu baru yang baru melepaskan sayapnya langsung dibawa pulang ke sarang oleh gerombolan semut. Koloni semut yang sebelumnya menguasai gurun batu tiba-tiba menghilang tanpa jejak, lebih cepat dari air laut surut. Tak tersisa bangkai atau sisa-sisa, hanya pasir yang bergerak menutupi bekas kehadiran mereka.
Liu Zhenhan tahu, pasukan trenggiling yang melintasi gurun tadi hanyalah ilusi optik buatan ulama Malan, sama seperti teknik Fatamorgana Ning Yu - pada dasarnya urusan yang sama.
"Zibulin Flyer" milik orang Mouran juga mulai dikerahkan, air keruh kekuningan dalam jumlah besar disiramkan dari pesawat ke permukaan pasir, bau anyir yang menyengat menyebar di seluruh area gurun berbatu.
Para Prajurit Behemoth mengamati orang-orang Mouran dengan diam, tidak memahami maksud lawan.
Liu Zhenhan bisa melihat melalui teropong perunggu: Pasukan insinyur Mouran mulai memasang jembatan gantung di celah-celah tanah. Rangkaian celah tanah sepanjang belasan titik sempit telah dipasangi jembatan gantung selebar ratusan yard oleh mereka. Kayu yang digunakan untuk jembatan ini luar biasa besarnya!
"Obisilachi!" Liu Zhenhan menggeretak gigi.
"Yang Mulia, bagaimana tindakan kita?" Pangeran Kahn gugup: "Dari sihir yang baru saja mereka gunakan untuk menopang ilusi dalam skala sebesar ini, pasti jumlah Ahong Mage mereka sangat banyak. Menurut intel tawanan, hanya Monsinyur Ahong ke atas yang bisa menguasai rahasia cahaya api. Dalam level guild, ini setara dengan Magister Sihir!"
"Tak perlu takut! Barrier anti-sihir masih aktif! Kita juga masih punya lebih dari 150 Pendeta!" Liu Zhenhan menoleh melihat prajurit Bimon di dalam kota yang menggenggam tongkat kayu, tersenyum lebar. Senjata setengah jadi dan perisai kayu yang ada sekarang adalah jatah 2000 prajurit Resimen Gabungan Cambridge, ditambah 400 batang kayu gelondongan 10 meter dan pedang perunggu hasil rampasan, baru bisa mempersenjatai 5000 lebih pasukan. Kayu cendana ini tahan air dan api, sangat kokoh, pedang Mulan pun tak bisa memotongnya sekali tebas, tak beda dengan batang besi. Dibandingkan tongkat ash Cina yang dulu dipakai Liu Zhenhan untuk berkelahi, ini jauh lebih Berbual B. Menghirup aroma cendana kental yang menyebar di mana-mana, hati Liu Zhenhan hampir mabuk kepayang.
Nedved bahkan lebih ekstrim. Ia menyuruh O'Neill mengeluarkan puluhan kaktus raksasa dari cincin ruang, lalu memimpin 300 lebih pemanajah Haus mengayunkan pisau lentur air raksa di atasnya, memotong duri kaktus sepanjang satu meter. Di bawah kaki mereka bertumpuk bulu burung, jelas sisa anak panah berbulu yang dibongkar. Tidak perlu ditanya, ini persiapan membuat anak panah sendiri.
"Kavaleri udara musuh sudah bergerak. Perlukah pasukan udara kita segera mundur ke luar untuk persiapan tempur?" Bairen Robby menyandarkan separuh wajahnya di teropong perunggu sambil memindai medan perang bertanya.
“Lentera Ilahi Badai Magnet bukan termasuk kekuatan elemen, murni gesekan fisik. Wilayah Anti Sihir ini tak bisa mengatasi mereka! Cepat bawa angkatan udara kita keluar dari pemasangan di Kota Magnet!” Liu Zhenhan menepuk bahu Duncan: “Setelah menghancurkan angkatan udara musuh, segera kembali untuk mengganti labu minyak!”
Prajurit Kijang mengangguk, meniup peluit, memimpin rekan-rekannya memanggil binatang peliharaan raksasa yang bertengger di Gunung Magnet untuk mendarat. Dengan cepat dan teratur mereka lepas landas, dibawa ke sisi lain gunung untuk dilengkapi senjata.
Pangeran Elf muda mengendarai Unicorn, terbang ke langit bersama Mo'er untuk berjaga-jaga. Cara terbang Unicorn sangat unik - ia berlarian di udara seolah-olah udara yang tak kasat mata adalah padang rumput luas yang rata, membiarkannya melesat sepuasnya. Lao Liu sampai iri melihatnya - kendaraan tunggangan dan peliharaan magis saudara-saudara keluarga Hosea memang sangat spektakuler, nilai koleksinya lebih tinggi daripada nilai tempurnya.
Angkatan udara burung nasar Mulan akhirnya hanya berpatroli dari kejauhan. Seiring pasukan besar menyeberangi jembatan gantung dan terus mengalir masuk ke wilayah gurun berbatu, mereka tetap mengikuti dari belakang. Mungkin mereka sadar jumlah mereka hanya cukup untuk masing-masing meriam cahaya kavaleri udara Bimon menembak sekali, akhirnya pasrah.
Liu Zhenhan sangat berharap orang-orang Mouran ini bisa segera membentuk formasi. Dia sudah menahan diri cukup lama. Labu minyak ganda sulit disembunyikan jika digunakan untuk serangan jarak jauh, tetapi efeknya akan sangat bagus jika dijatuhkan di tengah formasi padat orang-orang Mouran dari jarak dekat.
Menunggu hingga gelap, akhirnya orang-orang Mouran terus mengalir maju hingga 5 li di luar reruntuhan kota kuno, mendirikan kemah tanpa batas yang menghadap ke depan.
Dari atas menara kota kuno, terlihat 60.000 pasukan Mouran yang datang berbaris panjang. Bunyi zirah berdentang, raungan unta, dan suara terompet bergemuruh membentuk aura yang sangat menakutkan. Ribuan bendera perang indah berkibar angkuh diterpa angin kencang gurun. Kavaleri unta berpakaian ringan dengan arogan melintas 200-300 yard di depan kota kuno. Ksatria-ksatria garang tanpa senjata itu hanya mengacungkan tinju kuat mereka sambil meneriakkan ejekan "Di~ Luoluo", tawa liar mereka terbawa angin barat.
Saat ini gerbang kota kuno tertutup oleh patung dewa raksasa berkepala manusia berbadan semut. Orang-orang Mouran punya alasan cukup untuk bersikap begitu congkak.
Pangeran Kahn dan Liu Zhenhan saling bertukar senyum. Ternyata prediksi Kepala Staf Jenderal Pinto tepat, orang-orang Mouran memang tidak takut pada semut. Dengan jumlah musuh 10 kali lipat pasukan Bimon, permainan ini akan semakin seru.
"Kemudian, pasukan Mulan dengan hidup mempertunjukkan cara membangun perkemahan tingkat tinggi di hadapan dua bangsawan Bimon. Tiang pengawas tinggi berdiri tegak, tenda-tenda besar seperti jamur setelah hujan memenuhi padang gurun yang luas ini. Kecepatan dan ketangkasan mereka membuat kedua bangsawan Bimon terus memuji-muji."
Binatang peliharaan raksasa skadron udara Feilengcui tidak bisa bertahan melayang di udara terlalu lama, akhirnya terbang kembali ke situs kota kuno untuk beristirahat.
Sampa bersembunyi diam-diam di balik awan gelap, mengamati medan perang berdarah ini. Ratusan api unggun bagai bintang jatuh ke bumi, membentuk pita cahaya berkilauan yang membentang ketika dilihat dari dalam kota kuno.
"Bos! Perlu ganti labu minyak sekarang?" Duncan naik ke menara kota, menatap tuan tanah.
"Tidak! Aku butuh formasi musuh yang padat! Formasi di mana orang berjejalan! Sekarang terlalu menyebar!" Liu Zhenhan menggelengkan kepala menolak usulan itu: "Ngomong-ngomong Duncan, karena sudah begitu dekat dengan musuh, jangan terbang lagi. Saat aku beri perintah nanti, langsung bawa labu minyak dari dalam kota dan hantam mereka!"
"Yang Mulia, apa itu labu minyak?" Pangeran Kahn bertanya penasaran.
"Yaitu labu yang mengandung minyak." Jawaban Liu Zhenhan membuat Sang Putri tercengang.
Sebuah regu kavaleri unta yang mengibarkan bendera putih melesat keluar dari kamp militer orang Mouran, membawa obor yang terang, berlari kencang menuju arah kota kuno dan berhenti tepat di luar 300 yard.
"Yang Mulia, mau kutebas mereka?" Pangeran Elf kecil menyelinap di samping Liu Zhenhan: "Busur ajaibku 'Ciuman Elune' memiliki jangkauan tembak hingga 1.500 yard!"
"Mereka tidak membawa senjata, tak perlu melakukan itu." Liu Zhenhan menggelengkan tangan: "Paduka Muda, ada pepatah kuno Bimon: 'Dua pasukan bertempur, utusan tak boleh dibunuh'. Ksatria Bimon sejati yang memiliki keyakinan kemenangan, takkan pernah mau membunuh beberapa utusan yang tidak bersenjata."
Pangeran Lionheart di samping tersenyum anggun mengangguk, menyetujui perkataan tersebut.
"Jiwa Sungai Eufrat yang agung, tak terkalahkan, tak pernah kalah perang, telah melahirkan Dewa Perang Mouran! Sang Panglima Terbijak Taklimakan, Yang Mulia Rundstedt, menyuruh kami menyampaikan pesan kepada kalian para Bimon dari jauh!" Seorang pria perkasa Mouran berjanggut keras mengibarkan bendera putih, meneriaki sekelompok Bimon di atas menara kota: "Kami orang Mouran ingin tahu, apakah kalian barbar dari selatan ini sudah menyerah?!"
Sepuluh lebih kavaleri unta lainnya tertawa terbahak-bahak, dengan berlebihan menepuk pantat unta mereka hingga hewan tunggangan itu menggerutu tidak puas.
“Utusan Mouran, apa maksud panglima kalian?” Suara keras Liu Zhenhan menggema di atas gerbang kota: “Orang-orang Mouran pengecut, sampai detik ini tidak satu pun perwira militer Bimon yang gagah berani tumbang di tangan kalian! Apa yang bisa kalian banggakan? Justru ksatria naga kalian yang tewas di tanganku!”
“Jiwa Sungai Eufrat yang agung, tak terkalahkan, dan penuh kemenangan telah melahirkan dewa perang Mouran, Panglima Rundstedt yang paling bijaksana di Taklimakan. Belas kasihnya menyamai sesepuh berjanggut terpanjang di seluruh gurun. Dia meminta kalian binatang-binatang tak bersenjata dan tanpa logistik ini menyerah segera!” Prajurit Mouran berjanggut itu terus mengoceh seperti burung gagak: “Jika kalian binatang liar ini masih menolak mengakui kekalahan, pasukan Mulan yang gagah akan memenggal kepala kalian dengan pisau melengkung! Semoga tangisan sanak saudara di kejauhan masih bisa sampai di telinga kalian!”
“Rupanya mereka mau menyuruh kita menyerah.” Pangeran Kahn tersenyum sinis: “Jika terus berdialog dengan musuh sesombong ini, harga diri ksatria saya akan habis tak bersisa! Yang Mulia, lebih baik kita tinggalkan saja lawan tak tahu malu ini dan turun untuk makan malam!”
“Utusan Mouran! Kau belum pantas berdialog denganku! Panggil panglima kalian!” Liu Zhenhan berteriak sekeras mungkin, lalu berkata pada Pangeran Kahn: “Putri, jangan buru-buru! Kita punya banyak waktu untuk bermain dengan orang-orang Mouran ini!”
Kavaleri unta Mouran yang mengibarkan bendera putih berbisik-bisik. Tak lama kemudian, mereka memutar kepala unta dan berlari menuju kamp militer, tanpa meninggalkan sepatah kata pun untuk Liu Zhenhan.
“Mungkinkah panglima musuh datang?” Pangeran Kahn tersenyum hingga mulutnya miring.
“Ayo turun makan malam!” Liu Zhenhan menguap lebar dan tertawa: “Aku cuma iseng mengganggu orang Mouran saja.”
Baru saja Pangeran Kahn dan Liu Zhenhan menyelesaikan makan malam, masing-masing menghisap cerutu yang baru dinyalakan, penjaga di menara kota tiba-tiba berteriak: Utusan Mouran datang lagi.
Liu Zhenhan dan Pangeran Lionheart kembali "deng deng deng" naik ke menara kota. Saat melongok ke luar, mereka langsung mengerlingkan mata takjub.
Kali ini Mouran menggelar pameran kekuatan yang luar biasa!
Dua ratus raksasa setinggi 5 meter dengan kulit berkilau putih menyala membawa obor raksasa, bersama setidaknya satu resimen Elf, mengawal seorang pria tampan yang menunggang gajah perak. Mereka berhenti tepat 300 yard di depan reruntuhan kota kuno.
Patung perak yang bertatahkan emas dan permata, dihiasi ornamen indah di seluruh tubuhnya hanya setinggi dua meter. Hal ini membuat Liu Zhenhan yang terbiasa melihat mammoth raksasa setinggi lima meter merasa ukurannya cukup mini. Dua ratus raksasa itu datang dengan tangan kosong, mengeluarkan aroma kacang almond pahit yang menyengat. Hanya dari faktor ini saja, Liu Zhenhan sudah mengagumi pria penunggang gajah itu. Biasanya raksasa hidup dalam kelompok keluarga, jarang ada suku yang melebihi lima puluh orang. Untuk mengumpulkan dua ratus raksasa, setidaknya perlu merekrut sepuluh suku lebih. Para elf itu juga menarik perhatian Lao Liu. Elf-elf berambut pirang dan berwajah tampak jelita ini pastilah Elf gurun. Para elf gurun campuran pria-wanita ini mengenakan jubah kulit mewah dengan ujung panjang, terlihat elegan. Masing-masing memegang sarung kain berbentuk biola, tanpa busur atau sarung panah di punggung. Hal ini agak mengejutkan Liu Zhenhan. Menurutnya, jika elf tidak menjadi pemanah, lebih pantas jadi pelacur.
Adapun pria penunggang gajah itu, kesan pertama Liu Zhenhan adalah: Tampan. Yang dimaksud adalah jubah mewah yang dikenakannya.
"Beri tahu identitasmu! Bimon." Pria Mulan yang bersandar di tandu gajah perak itu dengan santai membalik-balik buku, tanpa mengangkat kepala ia berbicara dengan nada paling tenang: "Akulah Panglima Mulan Rommel, orang yang ingin kau temui."
“Saya adalah Shaman Divine Comedy Richard dari Kerajaan Bimeng, juru bicara ajaran Shaman.” Liu Zhenhan merasa si bocah ini benar-benar pandai berakting B, tapi juga tak terduga bahwa pria melengking kewanitaan yang paling berusia 30 tahun ini, ternyata adalah tokoh kejam yang memaksa seluruh Pasukan Ekspedisi Behemoth ke jurang keputusasaan.
“Aha~ Juru bicara kekuasaan gereja! Sudahkah kau putuskan? Menyerah atau binasa? Hehe, mungkin kau tak tahu, budak Bimon sangat laris di Kota Gallimard!” Buku di tangan Panglima Mulan Rommel terlempar ke samping, tubuhnya tiba-tiba tegak berdiri di atas punggung gajah perak, memandang dingin ke arah Liu Zhenhan di menara kota, hampir menggigit gigi mengucapkan kata demi kata.
Dari rantai perak yang menjuntai di ikat pinggangnya, siluet kecil Meishuai berdiri angkuh di tengah batu permata jernih. Wajah tampannya dipenuhi keganasan, ekor rubah merah menyala di belakangnya bergoyang gelisah.
“Fox!” Pangeran Kahn tertegun sejenak melihat ekor rubah Meishuai Molan itu, meneriakkan amarah dahsyat yang mengguncang seluruh kota kuno hingga nyaris roboh.
Tak disangka! Yang memaksa Pasukan Ekspedisi Behemoth ke jurang malapetaka, ternyata seorang rubah dari Suku Fox! Ternyata seorang Bimon!
Seluruh Bimon di menara kota, pada detik itu terpana bagai patung.
“Permata Kajaride! Jancuk!” Liu Zhenhan menatap tajam ke pinggang Panglima Mulan Meishuai Rundstedt. Dari permata gantungan yang tergantung di sana, terlihat versi miniatur sang panglima di dalamnya.
Ini adalah harta langka yang bisa menahan satu kali serangan mematikan! Liu Zhenhan mengeluarkan suara decak kagum, diam-diam mengakui rubah ini punya trik menarik.
BAB 323 PENEMBAK PIPA
Suasana di menara kota kuno terasa seperti dilumuri aspal, membeku dan sulit bernapas.
Tak disangka!
Sungguh tak terpikirkan sama sekali, ternyata Panglima Molan adalah seorang Bimon!
Pada detik itu, Helen dan Jenderal Reyes hampir berpikir untuk bunuh diri sebagai penebus dosa!
Dalam Pertempuran Hyjal, banyak pendeta rubah mengorbankan nyawa mereka untuk memanggil "Kilat Berantai Nebula" menghalangi pasukan manusia yang mengejar Bimon. Malam ini, jasa heroik itu ternoda oleh pengkhianat rubah yang mengkhianati tanah air dan saudara sebangsanya.
"Siapa bilang aku termasuk suku rubah kalian?" Panglima Molan Rundstedt tertawa terbahak-bahak dengan nada mengejek, menggoda saraf setiap Bimon di menara kota: "Apakah punya sebuah ekor rubah lantas membuatku menjadi rubah?"
“Diam!” Helen mengarahkan tongkat emas di tangannya ke Panglima Mulan Rommel dengan geram, Kitab Hukum Pendeta dari perunggu yang digenggam di dadanya bergetar hebat: "Pengkhianat! Jika status Fox benar-benar membuatmu malu, kau bisa memotong tanda rubah itu! Memiliki sesama suku sepertimu adalah kemalangan terbesar bagi Suku Rubah kami!"
“Wanita rubah yang berpakaian seperti merak, siapa kau?” Panglima Mulan Rommel mendengus sambil mengusap kumisnya, memandang tajam ke arah Helen yang memesona hingga membuat orang sulit bernapas.
“Dia adalah istriku!” Liu Zhenhan menarik lengan Helen yang hendak berbicara, memandang ke bawah dengan tenang ke arah Panglima Mulan.
“Kecantikan Suku Rubah ini selanjutnya akan muncul di rumah pelacuran paling hina di 'Kota Gallimard' milik kami! Aku jamin!” Rommel menyipitkan matanya mengeluarkan kilatan tajam, mengunci pandangannya ke Helen dengan nada sumpah paling keji.
Helen gemetar hebat wajahnya pucat oleh kutukan keji itu. Tapi tatapan jahat pria itu lebih membuatnya merinding. Lelaki dengan tatapan seperti itu selalu menepati kata-kata. Helen sering melihat tatapan serupa di mata Richard, sangat familiar dengan makna di baliknya.
“Bagaimana dengan aku? Apakah kamu juga akan menjualku ke 'Kota Gallimard' menjadi laki-laki penghibur? Untuk memuaskan hati kering kalian para wanita, menggantikan para pria impoten Kekaisaran Mugalan?” Pangeran Kahn menekuk lengan berototnya, berpose memperlihatkan otot seperti model binaraga.
“Lupa memberitahumu, kami Suku Rhein bisa bercinta delapan puluh enam kali sehari! Pasti kalian para impoten Mouran sangat iri!” Yang Mulia Pangeran menyipitkan mata ke arah Panglima Molan, tertawa terbahak-bahak ke langit.
Sebagai orang-orang licik yang lama berkecimpung di dunia politik, sang Pangeran juga mahir melontarkan kata-kata pedas secara sistematis.
Dari atas tembok kota juga terdengar gelak tawa keras para Bimon. Beberapa pendeta wanita muda yang mendengar kata-kata kasar memalukan dari Yang Mulia Pangeran merasa canggung, tapi diam-diam juga merasa puas.
“Orang yang akan mati selalu punya kesempatan mengucapkan beberapa kata kasar. Dengan kemurahan hati, kuberi kalian ruang untuk meluapkan emosi ini.” Panglima Mulan Rundstedt tidak tersulut amarah oleh ucapan sang Pangeran, dengan senyum sinis samar ia melambaikan tangan, menyuruh budak gajah kulit hitam yang menggiring gajah perak untuk pergi.
“Rundstedt, kau ini campuran Fox dan orang Mouran kan?” Kalimat Liu Zhenhan ini kembali membuat langkah sang Meishuai tertahan.
“Juru bicara kekuasaan gereja, akhirnya kau menyadarinya?” Rundstedt menoleh, dengan senyum samar menatap pendeta Bimon yang berpakaian seperti landak, dengan untaian kalung tengkorak di lehernya. Ia agak jengkel pada pria ini, sorot matanya selalu membuatnya merinding, bagai duri yang tertancap di punggung.
“Mata orang Mouran dipenuhi darah beku tebal, bagai pisau melengkung yang belum dibersihkan setelah pertempuran berdarah, kau juga sama.” Liu Zhenhan mencebik, memandang Panglima Mulan Rommel dengan tatapan iba: “Meski suku Rubah sulit berketurunan, tetap mungkin memiliki anak campuran dengan ras lain. Kalian orang Mouran sudah lama melakukan perburuan budak diam-diam di Kerajaan Bimeng; Kutebak, ibumu pasti seorang wanita Fox yang diburu ke Kekaisaran Mulan!”
“Perburuan budak?” Rundstedt tertawa getir, memutar kembali gajah peraknya, mata berkaca-kaca menatap tajam Liu Zhenhan: “Juru bicara kekuasaan gereja yang agung! Atas dasar apa kau bersikukuh ibuku pasti diburu orang Mouran? Dari mana kesimpulanmu itu?”
“Apa maksud omonganmu ini?” Liu Zhenhan mengerutkan alis: “Masa iya wanita Fox kami mau lari sendiri ke Kekaisaran Mulan kalian?”
“Ibuku datang ke Kota Gallimard Molan saat baru berumur tiga belas tahun, baru tiga belas tahun!” Panglima Molan bagaikan gunung berapi yang terbangun dari tidur panjang, tiba-tiba meletus. Saat ini, kesantunan tak lagi melekat padanya, yang tersisa hanyalah ekspresi ganas seperti binatang buas: “Dia dijual ke pedagang Molan oleh kalian bangsawan Bimon ini! Diperjualbelikan layaknya komoditas, untuk ditukar dengan penari Molan yang cantik! Kalian binatang Bimon terkutuk ini, sudah 27 tahun aku mengutuk kalian! Tepat 27 tahun! Kau masih berani menanyakan hal kekanak-kanakan ini padaku!”
“Suku Fox adalah bangsawan! Siapa berani menjual gadis Fox sebagai komoditas!” Kulit kepala Liu Zhenhan langsung menegang, pandangan matanya mulai berubah.
“Untuk apa aku bicara ini denganmu...” Panglima Molan Rundstedt menutup mata, berusaha menghela napas panjang. Saat membuka mata, jarinya menuding Liu Zhenhan: “Juru bicara kekuasaan gereja Bimon! Hari ini aku datang untuk melihat kalian para Bimon dengan mata kepala sendiri, demi menyampaikan – memakan 10.000 lebih pasukan kalian dengan ‘Semut Rakus Emas’ baru permulaan! Tahun depan akan kubawa pasukan Molan menyerbu ke selatan, memberi minum unta di Sungai Sanggan, menancapkan bendera perang Molan di sepanjang Padang Gurun Donau! Menghancurkan semua lelaki Bimon sampai jadi debu, menjual perempuan-perempuan kalian ke rumah pelacuran! Hmph, kalian suka memperdagangkan manusia, akan kubiarkan kalian mencicipi sampai puas!”
“Katakan padaku, bagaimana ibumu bisa sampai ke Kekaisaran Mugalan! Jika kau masih menghormati ibumu, beri tahu aku kebenarannya!” Liu Zhenhan mengibaskan jubah kulit landaknya, menunjuk pelipis Meishuai Mouran: “Aku adalah utusan Dewa Perang! Jika kau masih percaya ada keadilan di dunia ini, ceritakan hal ini padaku!”
Hati Rundstedt berdesir halus. Sorot mata bangsawan Bimon ini tajam bagai anak panah panjang yang melesat di udara. Saat ditunjuk jarinya, pelipisnya terasa gatal secara ilusi – ini adalah firasat keenam yang menandakan bahaya ekstrem. Setidaknya sudah lima tahun Rundstedt tidak merasakan sensasi seperti ini.
“Tidak ada salahnya memberitahumu.” Rundstedt mengerlingkan sudut bibirnya, wajah tampannya menampakkan senyum tipis: “Kau pikir kami orang Mouran bisa mudah berdagang budak di negara orang? Ya! Sang Mulia Juru Bicara Dewa Perang! Di Kerajaan Bimeng, Fox adalah bangsawan turun-temurun! Tapi pernahkah kau berpikir – apakah tidak ada keluarga bangsawan yang jatuh miskin? Jenis bangsawan bangkrut yang mati sekeluarga pun tak ada yang peduli! Renungkanlah, Juru Bicara Gereja Bimeng! Jika tidak ada bangsawan Bimon yang bersekongkol dengan orang Mouran dalam perdagangan budak, mustahil kami bisa menyusup ke kerajaanmu tanpa ketahuan pasukan perbatasan! Di tanah bangsa asing, siapa yang bisa melakukan ini?”
“Siapa sebenarnya? Bangsawan Bimon mana yang bekerja sama dengan orang Mouran dalam transaksi ini?” Liu Zhenhan mengatupkan gigi bertanya, bulu kuduk di punggung tangannya berdiri merayap satu per satu.
Dia teringat peta Mouran yang disita, dengan topografi sempurna yang tertera di atasnya! Dia teringat tragedi Desa Maple Leaf tempat keluarga Helen berada! Mengapa saat melakukan perdagangan budak, Mouran memiliki informasi begitu akurat? Mengapa selalu menyerang titik lemah pertahanan Bimon? Mengapa setelah setiap keberhasilan bisa melarikan diri dengan tenang? Selama ini Liu Zhenhan merasa bingung akan pertanyaan-pertanyaan ini. Tapi sekarang semuanya menjadi jelas!
“Ibu pernah memberitahuku sebuah nama yang akan kuingat bahkan sampai kehidupan selanjutnya! Ro——sen——bo——ge!” Rundstedt tersenyum menatap Liu Zhenhan: “Benar! Dia adalah Gubernur Provinsi Timur Laut dari Kerajaan Bimeng kalian! Aku takkan melupakan nama penuh dosa ini! Ribuan malam, aku terjaga, hanya untuk suatu hari bisa memenggal kepalanya dengan tanganku sendiri! Bangsawan hina ini, Gubernur Timur Laut ini, selama 30 tahun! Berapa banyak gadis Fox yang diperdagangkan ke Molan karena dia? Kalian para bangsawan Bimon mungkin juga terlibat dalam perdagangan kotor ini? Jangan berpura-pura terkejut! Rasanya enak ya menikmati penari Molan? Haha... Ibuku malang. Sejak usia 13 tiba di Molan sampai meninggal di usia 20, hidupnya penuh pelecehan siang-malam... Sepuluh tahun lalu aku sudah bersumpah paling kutuk, suatu hari aku akan menginjak tanah kalian, membasuh jiwa ibu di surga dengan darah! Saat itu tiba, akan kupotong sendiri ekor rubahku! Potong simbol aib ini!”
Panglima Molan ini jelas sudah kehilangan kendali. Meski tak menceritakan bagaimana masa kecilnya yang menyedihkan dijalani, di hadapan api kebenciannya yang membara, penjelasan tambahan sudah tak diperlukan lagi.
Liu Zhenhan menarik napas dalam, diam seribu bahasa.
Jika yang dikatakan Rundstedt benar, maka balas dendamnya hari ini sepenuhnya tindakan yang pantas dilakukan seorang pria sejati!
Namun dari perspektif Liu Zhenhan, anak berbakti ini tetaplah musuh abadi ras Bimon!
Seluruh Bimon di menara kota membeku tak percaya.
Pertama-tama Panglima Mulan Rommel ternyata seorang Fox, lalu terungkap darah campurannya, kemudian terkuak ibunya - seorang wanita suku Rubah malang yang dijual ke negeri asing! Yang paling mengerikan, dari mulut panglima Molan ini terdengar skandal besar kalangan elite Bimon!
Rangkaian peristiwa kompleks ini melampaui imajinasi semua pihak. Alur kisah berliku ini bagaikan dongeng Seribu Satu Malam. Intuisi mengatakan bahwa panglima ini tidak sedang ngibul - emosinya adalah ekspresi tulus, bukan kepura-puraan.
Para penari gurun sensual di kediaman Gubernur Weisisipang Rosenberg telah disaksikan para bangsawan Bimon. Di seluruh kerajaan, hanya adipati Fox selaku kepala suku ini - gubernur pemegang kekuasaan militer provinsi - yang memiliki penari gurun.
“Aku bersumpah pada roh ibumu, seorang wanita Fox yang malang di surga! Jika suatu hari aku bisa kembali ke Kerajaan Bimeng, aku akan membunuh sampah masyarakat yang telah menghina martabat tertinggi Bimon dengan cara paling kejam!” Liu Zhenhan menghela napas pelan, terdiam. Tadinya dia masih merencanakan diam-diam cara untuk membunuh Panglima Molan ini secara tak terduga, tapi sekarang rencana itu sudah sepenuhnya dia tinggalkan.
“Tidak perlu! Kalian tidak punya pilihan lain! Bersiaplah menerima takdir kalian! Tak kusangka setelah dikepung begitu lama, para penguasa masih terlihat segar bugar, persis seperti yang kubayangkan! Aku benar-benar kasihan pada prajurit pemberani kalian. Kukira selama empat hari ini, merekalah yang mengorbankan jatah makanan sendiri untuk mengenyangkan para bangsawan seperti kalian?”
Di atas tembok kota saat ini selain satu regu penjaga, ada sekelompok bangsawan Bimon yang berlarian keluar dari lautan semut dengan tergopoh-gopoh. Penampilan prajurit Behemoth sekarang terlihat kusut dan berdebu, sedangkan para bangsawan—Liu Zhenhan tentu tak mau mereka terlihat memalukan. Jadi perbedaan antara bangsawan dan prajurit di atas tembok memang sangat mencolok.
Panglima Molan ini menyaksikan sendiri para Bimon memasuki kota kuno tanpa logistik dan perbekalan. Ucapannya ini sepenuhnya berdasarkan asumsi logis—tentu saja Liu Zhenhan juga tidak bodoh sampai mau menjelaskan hal ini kepada panglima Musuh tersebut.
"Baiklah, Rundstedt. Kamu tidak perlu berbicara sekeras itu, mengacaukan semangat pasukan tidak berguna bagi kami!" Liu Zhenhan tertawa: "Aku ingin bertanya lagi, apakah bisa diartikan bahwa selain menyerah dengan melepaskan kebanggaan dan martabat serta menahan penghinaan yang kamu paksakan, satu-satunya jalan bagi sisa pasukan Bimon kami adalah kehancuran total?"
"Besok Kota Kuno Fuye akan kembali normal! Kalian tidak punya kesempatan! Hari ini 20.000 pasukan pengawal Sultan Mulan juga datang memperkuatku! Para perwira pengawal sangat ingin bertempur melawan kalian, mengalahkan pasukan terkuat Benua Aigean dengan tangan sendiri adalah kebanggaan terbesar mage Mulan yang gagah!" Panglima Mulan Rundstedt mengerutkan bibir, sedikit menggelengkan kepala: "Juru bicara kekuasaan gereja, kau sangat pemberani. Kami hanya punya dua ksatria kadal terbang Mulan. Aku tidak menyangka ksatria Madawikya yang tak terkalahkan akan mati di tanganmu, tapi Peliharaan Magismu juga sudah ditelan lautan semut, hehe... Keberanian individu tetap tak berarti di hadapan puluhan ribu pasukan. Sekarang kutanya terakhir kali, mau menyerah atau tidak?"
"Secara pribadi aku mau menyerah, karena aku Shaman Divine Comedy, juru bicara Dewa Perang tidak boleh mati! Tapi hanya aku sendiri! Prajurit Behemoth di reruntuhan kota kuno, tidak satu pun akan menyerah! Jika benar ingin membuktikan keberanian prajurit Mulan, silakan coba!" Liu Zhenhan tertawa terbahak: "Tanpa menunjukkan kekuatanmu, aku sama sekali tidak mungkin menyerah!"
“Yang Mulia……Anda……” Pangeran Kahn terkejut bukan main, ucapan Shaman Divine Comedy sebelum pertempuran benar-benar merusak semangat prajurit.
Liu Zhenhan melambaikan tangan, menghentikan Pangeran Lionheart untuk melanjutkan pembicaraan.
“Jika membawa juru bicara kekuasaan gereja Bimon masuk ke Kerajaan Bimeng, tidak tahu ekspresi seperti apa yang akan ditunjukkan para Bimon biasa? Putus asa? Atau kehilangan harapan sama sekali? Saat ibuku malang menderita, mengapa Dewa Perang kalian tidak datang menyelamatkannya? Hm! Ide yang bagus!” Panglima Molan mendongak sejenak, lalu tersenyum kejam kepada Liu Zhenhan: “Utusan Dewa Perang Bimon! Aku terima penyerahanmu! Sekarang kau bisa berdoa – saat pasukan mage Mulan-ku menyerbu kota kuno, kau bahkan tak sempat mengantar roh para Bimon ini! Akan kujadikan semua wanita Bimon di sini merasakan penderitaan yang dialami ibuku dulu! Kau akan beruntung menyaksikan semua ini! Coba halangi aku! Semoga kalian bisa bertahan! Aku ingin Utusan Dewa Perang ini menyaksikan tragedi ini terjadi di depan matamu! Akan kulenyapkan nilai dewa khayalan kalian sampai tak berharga sama sekali!”
“Ini tergantung kemampuanmu! Menikmati tatapan putus asa musuh, itu juga hal yang kusukai!” Liu Zhenhan melipat tangan, tertawa terbahak-bahak: “Ayo! Meishuai yang tak terkalahkan di gurun! Ayo! Biarkan tulang-belulang ksatria Mulan memenuhi reruntuhan kota kuno! Aku juga sudah lama menunggu momen ini! Jangan beri aku kesempatan untuk menyerah!”
“Binatang buas yang sangat angkuh!” Sebelum Meishuai sempat bicara, seorang Meienci melangkah maju sambil membentak marah.
Elf gurun ini berusia sekitar tiga puluh tahun, tampan dan matang, mengenakan jubah merah tua, memeluk sarung berbentuk alat musik.
Meienci ini membuka sarungnya dengan satu tangan, sarung itu melayang jauh, menampakkan instrumen logam berkarakter – leher melengkung dengan empat senar dan dua belas frets, persis seperti pipa. Pose elf gurun ini seperti "menutupi sebagian dengan pipa", keren bagai mammoth raksasa.
Liu Zhenhan memutar matanya, berpikir: "Elf ini kan laki-laki, kok membawa pipa kemana-mana? Mengira dirinya Raja Langit atau Wang Zhaojun?"
"Sudah lama mendengar panah sakti Bimon tak tertandingi di dunia, adakah pemanah ulung Bimon yang berminat bertanding denganku? Aku adalah Meienzi dari gurun, teknik memanah dengan pipa merupakan keahlian turun-temurun kami. Di Gurun Taklamakan, belum ada yang bisa mengalahkan kami Meienzi! Lihat kalian juga membawa beberapa busur, beranikah?" Elf gurun ini menyapu pandangannya ke para pemanah di atas benteng, jubah merahnya berkibar tertiup angin. Terlihat dua barung kantong di bagian dalam jubahnya yang penuh dengan anak panah pendek sembilan inci berwarna kuning-hitam, tak heran ia tak membawa sarung panah.
"Aku yang akan!" Seorang Shenjian Zheqin dari Resimen "Angin Bijia" melangkah marah ke depan, mengibas-ngibaskan busur panjang cendana berpenguat tembaganya sambil berteriak liar ke elf gurun di bawah: "Tak perlu kau provokasi untuk melemahkan semangat kami! Pemanah ulung Hao dari Bimon tak pernah takut pada tantangan! Kau sedang mencari kematian!"
"Sudah siapkah kau mati?" Meienzi gurun ini tersenyum kecut, mengusap ringan lima senar vertikal pada pipanya yang memancarkan dentuman besi dan derap kuda perang. Lima anak panah pendek kuning-hitam tiba-tiba melesat dari jubah merahnya dan menempel pada senar, sungguh ajaib.
Meishuai Mulan tersenyum dan melambaikan tangannya. Seketika, seorang raksasa arsenik mengayunkan lengan kekarnya, melemparkan obor ke reruntuhan kota kuno. Kilauan api yang berkobar-kobar bagai meteor, menorehkan jejak merah menyala di langit yang berputar membentuk lingkaran cahaya gemilang.
Hampir bersamaan dengan lemparan obor raksasa arsenik, lima bayangan panah kuning-hitam seperti kilat menyambar dari senar gitar elf gurun, menghujam langsung ke Shenjian Zheqin suku Haus di menara kota. Baru kemudian terdengar dentuman kuat petikan senar.
Bab 324: Rencana Kejahatan
Shenjian Zheqin dari "Angin Bijia" sudah siaga. Dengan gesit ia memutar busur dan mencabut lima duri kaktus, menembakkan tembakan beruntun syuut-syuut yang tepat menghadang panah lawan! Pemanah Haus dengan lambang harpa emas di dada ini sama sekali tak gentar beradu panah. Meski lawan menembak cepat, keahlian utama Shenjian Zheqin adalah menghancurkan panah musuh lalu mengalahkannya dengan kecepatan tembak!
Setiap Shenjian Zheqin memiliki keyakinan diri kuat. Mereka berlatih sejak kecil, panah adalah nyawa mereka! Setelah orang rusa kesturi Suku Deer mundur, langit tembak jarak jauh Bimon ditopang oleh bahu pemanah Haus!
Ujian ini membuat semua pemanah berpengalaman terperangah ketakutan!
Panah pendek aneh dari Elf gurun yang ditembakkan ke udara tiba-tiba membentuk lintasan terbang angker berbentuk angka "8", menghindari tusukan lurus kaktus dengan lincah dan mengarah ke wajah Shenjian Zheqin. Pemanah legendaris dari "Angin Bijia" ini, meskipun terkejut, tetap tenang dan melepaskan lima anak panah beruntun yang segera menjatuhkan panah-panah pendek Elf tersebut.
Sayangnya, gelombang kedua panah pendek dari pemanah Elf gurun telah sampai di hadapannya!
Satu gesekan senar langsung menghasilkan lima anak panah otomatis! Kecepatan tembakan seperti ini bahkan melebihi pemanah legendaris Haus yang terlahir dengan enam jari! Apalagi dengan lintasan panah yang begitu aneh!
Sungguh luar biasa! Teknik memanah yang sangat licik ini!
"Ah……"
Teriakan panjang yang memilukan tiba-tiba merobek kedamaian langit reruntuhan kota kuno. Lima anak panah pendek merah-hitam dengan lintasan terbang mengerikan menembus tenggorokan dan leher pemanah legendaris Haus ini dari segala arah.
Pemanah Centaur yang terjatuh itu merintih sambil memegangi tenggorokannya, tubuhnya kejang-kejang. Dalam waktu kurang dari tiga tarikan napas, badannya meringkuk seperti bola landak dan tak bergerak lagi.
"Obisilachi!" Liu Zhenhan menggeram melihat mayat pemanah Haus itu.
“Centaur pemanah ulung ini jelas bukan tewas karena panahan, melainkan akibat racun pada anak panah!”
Kepala dan kaki melengkung menyatu seperti alat tenun, racun apa selain "Qianji"—racun mematikan yang hanya bisa diekstraksi oleh Dukun Lebah suku Panibi yang telah punah dalam sejarah—yang memiliki karakteristik seperti ini?
“Ini bukan panah!” Komandan resimen "Angin Bijia", Ronaldo, mencabut anak panah pendek dari tenggorokan bawahannya sambil mengaum marah!
Ini benar-benar bukan panah! Tubuh kuning dan hitam bergantian, jika diperhatikan seksama, ini sebenarnya adalah lebah raksasa sepanjang sembilan inci. Lebah berbentuk panah ini sangat berbeda dari spesies Benua Aigean, bertubuh ramping lurus, sayap menempel rapat di punggung-perut, tubuh keras seperti besi, duri ekor sepanjang tiga inci berkilauan warna hitam pekat yang jelas mengandung racun mematikan!
Setelah menusuk pemanah ulung Hao hingga tewas, lebah raksasa ini pun mati. Lebah tanpa duri ekor pasti akan menemui ajalnya!
Pantas saja bisa berbelok di udara! Ternyata "panah" yang ditembakkan Elf gurun dengan pipa bukanlah panah! Tak heran saat senar dipetik, lima anak panah pendek langsung menempel—ternyata itu adalah lebah raksasa yang terbang.
Meishuai tertawa terbahak-bahak, teriakan provokatif Raksasa gurun dan tawa liar Elf gurun bergema bersama mengguncang langit.
“Inilah teknik 'Tembakan Lebah Berubah' yang membuat Meinz Gurun kami termasyhur! Jika sebelumnya kalian tak tahu, sekarang kuberitahu.” Elf Gurun yang baru saja menunjukkan lima panahnya tertawa terbahak: "Sayangnya kalian mungkin tak mampu memelihara lebah madu Meinz ini, karena mereka butuh madu mahal dalam jumlah besar! Mereka tak menghasilkan madu, hanya memakannya!"
“Tembakan yang luar biasa! Siapa dari kalian yang mau bermain dengannya?” Liu Zhenhan menahan amarah sambil memandang para pemanah di belakangnya satu per satu.
“Aku yang maju!” Pangeran Kecil Elf Mari menyelip dari antara kaki para prajurit, melangkah ke barisan terdepan para pemanah.
“Lebih baik aku saja! Untuk menghadapi pemanah seperti ini, perlu kecepatan tangan!” Nedved menahan sang pangeran kecil.
Putri Mari seperti anak kecil yang dirampas mainannya, membenturkan kepalanya ke paha Nedved sambil berusaha keras merebut posisi.
“Mending kalian berdua maju bersama!” teriak Elf Gurun di bawah tembok kota dengan arogan: “Tak kusangka bahkan anak kecil pun ikut ke medan perang! Memang pantas Bimon disebut binatang!”
“Pantaskah kau menyebut diri Elf? Tak punya sifat rendah hati, aku malu padamu!” Pangeran Kecil Elf melompat ke parapet panah, tubuhnya menghalangi pandangan Nedved sekaligus berhadapan langsung dengan Elf Gurun itu.
“Diam-diam lindungi Pangeran kecil Mari.” Liu Zhenhan menarik Nedved yang masih ingin merebut posisi, berbisik pelan. Nedved mengangguk dan mundur.
“Tidak membalas budi bukanlah kesopanan!” Liu Zhenhan mengangguk ke Raja Bukit di sampingnya. Bateer merebut obor kayu Populus euphratica dari tangan penjaga, meneriakkan pekikan ganas, lalu mengayunkan obor itu membentuk garis api merah menyala di udara.
Inilah sinyal dimulainya ujian.
Bakat memanah Elf tinggi memang luar biasa, terutama Yang Mulia Pangeran Mari yang berdarah wangsa kerajaan. Begitu senar perak "Ciuman Ailunni" pada busur sihirnya bergetar, pisau platinum berputar cepat telah melesat membelah udara seperti cahaya putih menyambar Elf gurun.
Sang Pangeran tidak suka adu panah. Sasaran bidikannya langsung menuju tenggorokan sang pemanah Elf! Gen Bimon dalam tubuhnya mengurangi kelembutan khas Elf, menggantinya dengan keganasan ikatan darah. Bilah segitiganya ditujukan untuk memenggal kepala musuh!
Kecepatan pemanah Lute Elf dalam memasang anak panah memang otomatis dan cepat. Namun dibandingkan dengan Pangeran Mari yang ahli dalam teknik memanah tingkat tinggi, jelas tidak sebanding.
Dalam kepanikan, lima anak panah ditembakkan berturut-turut. Elf gurun sama sekali tidak bisa menghentikan pisau perak Pangeran Muda. Tubuh keras lebah kerajaan malah terbelah dua dengan mudah oleh pisau platinum Vinson terbaik!
Inilah kecepatan serangan! Baru saja penembak elf ini sempat mendahului setengah ketukan, membuat penembak landak menggunakan panah untuk menangkis panah. Tapi sekarang, dia hanya bisa bertahan pasif menghadapi pisau Pangeran Muda!
Tapi master tetaplah master. Elf gurun ini cepat-cepat meraih tangan, mengeluarkan panah lagi dari jubah merah darahnya, akhirnya berhasil menangkis bilah pisau ini - panang lebah kerajaan terlalu mahal, tidak bisa dihabiskan begitu saja! Di kantong kiri jubah merah darah elf gurun ini, tersimpan panah besi berbulu sembilan inci yang sesungguhnya!
Setelah menembakkan pisau platinum pertama, Pangeran Muda memeluk busur sambil memandang elf gurun yang kerepotan ini, seperti sedang menonton lawakan.
Ketika elf gurun ini akhirnya mengambil panah dan mengencangkan tali busur, menggunakan panah berdaun besi sungguhan untuk membelah bilah pisaunya, baru kemudian Pangeran Muda Mali mengangkat tangannya lagi. Orang-orang bahkan tidak sempat melihat gerakannya, di udara sudah terdengar "cring!" disertai kilatan cahaya putih.
Pisau yang melesat tadi bertabrakan dengan pisau yang sudah ditangkis panah berbulu elf gurun. Dua bilah pisau membentuk lengkungan silang seperti gunting, menyambar leher penembak harpa ini. Begitu cepat hingga membutakan mata! Begitu gesit hingga tak bisa diikuti!
Semburan darah segar melesat ke langit dari tubuh tanpa kepala. Obor yang dilemparkan Raja Bukit baru mendarat di pasir saat ini, memantul sekali, memercikkan bara api tak terhitung.
"Pembiasan Lintasan" yang dihasilkan dari tabrakan pisau depan-belakang!
Ini adalah teknik memanah puncak yang dikuasai pemanah elf tingkat Pemanah Pengendali Pisau!
Sama seperti "Panah Berputar Marse" milik Nedved, teknik ini tidak hanya membutuhkan latihan keras, tapi juga bakat luar biasa yang satu dari sepuluh ribu li! Manusia Aiqin bisa mencapai efek serupa dengan peralatan magis "Panah Penuntun Hati", tapi elf dan pemanah Centaur selalu meremehkan penggunaan panah sihir semacam itu!
Pemanah ulung harus mengoptimalkan tekniknya sendiri, bukan bergantung pada peralatan! Inilah ahli panah aliran seni klasik sejati!
Dua bilah pisau platinum-perak tidak jatuh, masih berputar-putar di langit sambil "menderu", bagai dua burung kolibri nakal, melemparkan tetesan mutiara darah.
Dua menit penuh! Dua menit senyap bagai kuburan!
Tiga busur magis legendaris elf "Ciuman Ailunni" benar-benar sesuai reputasinya! Kekuatan putar unsur angin yang ditambahkan di sini sudah mencapai tingkat yang mencengangkan! Jika Yang Mulia Pangeran terus menembak, dia bisa membentuk tembok pisau berputar di hadapan musuh dengan cara menabrakkan bilah-bilah pisau.
"Di atas gerbang kota, sorakan liar Bimon menggema! Teknik dalam pertarungan individu selalu mengalahkan cara licik! Inilah teriakan paling membanggakan!"
"Jangan bilang aku tidak memberi kesempatan pada Elf gurun kalian, siapa lagi yang berani bertanding denganku?" Nedved yang ambisi pemanahnya tersulut, melangkah maju mendorong Pangeran kecil Elf ke belakang, sambil meraba gerigi pagar dengan angkuh menantang semua Elf gurun di bawah tembok.
Kesombongan pemanah Haus telah membangkitkan kemarahan Mainz gurun. Dua busurnya bahkan masih tersimpan dalam sarung di pinggangnya! Dia berani menantang pemanah terhebat Mainz di gurun tanpa senjata.
Seorang Elf gurun berusia 40-an segera maju. Pinggangnya diikat sabuk merah, satu tangan menempel pada anak panah berbulu di kantong kiri jubahnya. Tampaknya dia telah menyadari bahwa mencoba menggunakan "Panah Lebah Kerajaan" untuk bersaing dengan pemanah Bimon ini adalah keputusan yang sangat tidak bijak.
Kegilaan seorang pemanah gila selalu memiliki kelebihan tersendiri. Kali ini, pemanah Elf Harpa yang berusia ini jelas lebih mempercayai tekniknya sendiri daripada Lebah Kerajaan.
"Aku adalah Bakhtiyar Sadeh, pemanah sabuk merah Mainz! Seluruh Taklimakan mengenal namaku! Seratus pemanah termahsyur telah tumbang di tanganku!" Elf gurun itu memberi hormat dengan elegan sambil mengangkat harpa.
“Aku adalah Pavel Nedved, Wakil Menteri Kiri Istana Musim Panas Dewa Perang, pengawal pribadi Yang Mulia Shaman Divine Comedy Richard. Semakin penembak panah yang melawanku tidak tahu diri, semakin aku biarkan dia hidup.” Haus penuh keringat darah membentangkan tangannya, kelingkingnya mengetuk-ngetuk sarung busur di kedua pinggulnya. Lengan busur perak bertabur kristal sihir berkilauan menyilaukan.
Sebuah obor melesat melintasi langit, entah siapa yang melemparnya.
Suara "dug" yang berat disusul jeritan kesakitan.
Sebatang duri kaktus panjang menusuk punggung tangan kanan Elf gurun yang sedang memetik senar alat musik gesek, menembus sepenuhnya alat musik dan tangan tersebut. Bulu ekor panah bergetar halus seperti senar. Empat anak panah pendek sepanjang sembilan inci yang semula dijepit jari kanannya berhamburan di tanah. Fenomena luka bakar hitam dan kristal es menyebar di kulitnya - bayangan samar elemen api-es yang sedang berpatroli! Di Wilayah Anti Sihir yang tidak sempurna ini, semua peralatan magis hanya bekerja sesaat. Teknik Nedved jelas telah melampaui kecepatan penghilangan elemen sihir!
Tendon kaki Kui Niu dengan elastisitas tinggi menjadi jaminan utama kecepatan luar biasa ini!
"Nedved menghirup ingusnya, memegang busur di tangan kiri, sambil tangan kanan mencengkeram duri kaktus, mengincar kiri-kanan lama sekali, mengejek-ngejak pemanah elf gurun yang putus asa ini. Seperti menembak burung kecil, 'kretak!' Anak panahnya menembus selangkangan si elf, mengubur keputusasaan—seperti katanya, semakin sombong musuhnya, semakin ia biarkan mereka hidup, hanya menyisakan aib seumur hidup."
"Pemanah elf memegang anak panah di tangan, sementara Nedved kosong. Baru saja elf gurun itu menarik tali busur, panahnya sudah menembus tangan kanan si elf yang memegang anak panah, lalu bermain-main dengan sarafnya!"
"Secepat apa tangan ini harus bergerak?!"
"Kedinginan sang pemanah Haus membuat semua pasukan Mỹ Tư gurun yang menyaksikan seketika merasa seperti jatuh ke lubang es. Tanpa tangan kanan, ditambah tembusan di selangkangan—semua tahu artinya bagi seorang pemanah."
"'Ada yang berani tantang aku?' Nedved mengeluarkan duri kaktus dari kantong punggungnya, memasangnya di busur, matanya menyapu dingin ke semua elf gurun."
"Tak ada satu pun elf gurun yang berani menghadapi sang penembak jitu Haus ini. Tak ada lagi."
"'Kalau bertempur di dataran! Enam puluh ribu pasukanmu sudah kuhancurkan seperti tahi anjing!' Liu Zhenhan menertawakan kejam Meishuai yang duduk di gajah perak: 'Ingat! Dendam milikmu, tapi keperkasaan selamanya milik Bimon!'"
“Tunggu lihat bagaimana mayat prajurit Mulan kalian akan menumpuk setinggi tembok kota! Perampok gurun yang sesombong!” Pangeran Kahn juga tersenyum sinis.
“Aku akan melakukannya!” Sudut bibir Meishuai Mulan melengkung halus, menampakkan garis kejam. Dia bahkan masih tersenyum.
Memandang panglima Molan yang menjauh bersama pasukan pengawalnya, Pangeran Kahn menatap Yang Mulia Shaman Divine Comedy.
“Putri, menurutmu apakah ucapan Meishuai Mulan ini benar atau palsu? Maksudku tentang Gubernur Timur Laut Rosenberg...” Liu Zhenhan juga melirik Pangeran Lionheart.
“Aku tak tahu! Yang kuketahui dia telah membunuh lebih dari sepuluh ribu prajurit kita!” Pangeran Kahn menggelengkan kepala ragu-ragu.
“Jika hal ini benar-benar terjadi, apa yang harus kita lakukan?” tanya Liu Zhenhan.
“Jika benar, Rosenberg pasti akan mati!” Pangeran Kahn tersenyum getir: “Tapi gelarnya adalah adipati! Tanpa bukti, bukan hanya kita, bahkan Yang Mulia Raja pun tak bisa bertindak sembarangan!”
“Mencari bukti itu mudah! Pergi ke Kota Gallimard saja! Di sana ada semua saudara sebangsa kita yang ditawan! Tentu saja, juga Putri Nancy!” Liu Zhenhan mendengus: “Jika bukti sudah jelas, kuharap kau tak menghalangiku nanti!”
“Yang Mulia, saya juga ingin pergi ke Kota Gallimard, tapi...” Pangeran Kahn menepuk bahu Liu Zhenhan, menghela napas panjang: “Saya akan mengatur pasukan terlebih dahulu, struktur juga perlu diatur ulang. Begitu Wilayah Anti Sihir menghilang besok, pengepungan brutal akan dimulai. Tembok kota ini panjangnya 1.800 yard, bahkan jika semua prajurit kita dikerahkan, baru cukup pas-pasan! Semoga Dewa Perang melindungi kita!”
“Serang saja! Kalau sampai akhir, saya sendiri yang menyerah!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
“Yang Mulia, apakah Anda gila?” Pangeran Kahn juga tersenyum.
“Saya serius! Saya pasti akan menyerah! Hanya saya sendiri! Saya harus ke Kota Gallimard! Saya akan membuat orang-orang Mouran merasakan seratus kali lipat nyawa yang dikorbankan prajurit Behemoth!” Liu Zhenhan menatap mata sang pangeran dengan sungguh-sungguh: “Saya pasti akan menyerah, tapi sebelum itu, kita harus membuat pasukan Mulan ini cukup menderita!”
“Apa tujuan sebenarnya Yang Mulia?” Ekspresi Pangeran Kahn menjadi khidmat, memandang tenang ke arah Yang Mulia Shaman Divine Comedy. Ia tahu, sang pemimpin spiritual ini sama sekali tidak berniat menyerah sungguhan.
“Nanti Anda akan tahu! Saat waktunya tiba, cukup patuhi perintah Helen! Tentu saja, pertempuran saat ini harus bisa bertahan dulu. Jika saya benar-benar menyerah, kalian harus mundur ke Oasis Yale untuk reorganisasi! Tunggu perintah saya!” Liu Zhenhan mengerutkan bibir sambil tersenyum, menoleh ke arah Helen: “gadis kecil, kamu seharusnya mengerti maksudku ya?”
“Mengerti.” Helen mengangguk anggun.
“Yang Mulia, Anda seharusnya tidak menyembunyikan ini dariku! Setidaknya beri saya sedikit petunjuk!” Pangeran Kahn gelisah seperti kucing dicakar: “Anda tidak bisa hanya memberikan pernyataan tanpa konteks seperti ini!”
“Aku akan mengubah Kota Gallimard menjadi lautan api yang membara! Aku akan mengubahnya menjadi neraka! Dendam Rundstedt sebesar langit, tapi bagaimana mungkin 10.000 lebih prajurit kita mati sia-sia!” Liu Zhenhan menyipitkan mata, menggeretakkan gigi: “Tidak ada yang bisa menghalangiku! Tapi kalian harus membantu menghajar orang Mouran sampai mereka tak mampu berperang lagi!”
“Jika pergi ke Kalimantan, apakah pasukan kita cukup?” Helen mengerutkan alisnya: “Sepertinya terlalu sedikit!”
“Serangan pusat!” Liu Zhenhan tertawa: “Seratus penjahat di dalam kota sudah cukup untuk menghancurkannya, apalagi ribuan orang!”
“Tidak pakai labu minyak?” Prajurit Kijang Duncan matanya berbinar.
“Sementara disegel! Akan dipakai di Kalimantan! Labu minyak, Gao Cen, patung emas! Nanti setiap prajurit harus ikat pita merah di dahi.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
Pangeran Kahn bingung. Pita merah memang dia tahu - dalam tradisi perang kuno Bimon, anggur Mugge untuk prajurit berarti serangan mati-matian, sedangkan pita merah di dahi artinya persiapan pembantaian kota.
Pembantaian kota? Kata kuno ini mengingatkan Yang Mulia Pangeran pada masyarakat lama yang penuh kejahatan.
BAB 325 Metode Pertahanan Kota yang Aneh
Tujuh hari!
Lagi-lagi tujuh hari penuh!
Panglima Mulan Rommel benar-benar komandan licik. Selama tujuh hari berikutnya, selain insinyur yang bekerja keras membangun alat pengepungan, pasukan Mulan sama sekali tidak bergerak. Mereka hanya mempertahankan formasi pengepungan tanpa satu kali pun serangan percobaan - jelas-jelas hanya mengulur waktu!
Barrier anti-sihir tidak menghilang karena ahli sihir Mulan yang kuat terus memperkuat mantra magnetik di reruntuhan kota kuno ini, menjaga agar senjata dan zirah Prajurit Behemoth tetap tertarik.
Sesuai perintah panglima, insinyur Mulan telah menyelesaikan pembangunan rintangan rusa dan kubu pertahanan kayu berjajar di depan kota kuno.
Setiap prajurit Mulan yang memiliki pengetahuan militer dasar sudah paham: Pasukan Bimon ini telah tamat riwayatnya.
Tanpa persenjataan dan logistik, mustahil bagi mereka menerobos kepungan 60.000 pasukan Mulan beserta rintangan-rintangan kayu! Jika bertahan di dalam kota, nasib mereka hanyalah mati perlahan karena kelaparan dan kehausan.
Panglima Mulan Rommel tidak terburu-buru, Legiun Unta Terbang juga tidak. Namun 20.000 Pasukan Pengawal Sultan Mulan justru gelisah. Pasukan elit ini ditarik khusus oleh Sultan Agung dari pertempuran penyerangan ibukota Markhan di Kota Samara'ya untuk kembali mempertahankan Kota Gallimard. Sebagai pasukan paling elit Mulan, para Ksatria Pengawal Sultan berharap bisa menghancurkan Orang-orang Beastman Bimon yang setengah mati ini dengan mudah, namun tak menyangka akan menghabiskan waktu berharga untuk menunggu sia-sia seperti ini.
Kemenangan seolah sudah di depan mata, namun setelah menunggu tujuh hari penuh tak ada gerakan. Musuh tak menyerah maupun menyerang, sementara Panglima Legiun Unta Terbang Rommel tetap santai, setiap hari hanya membaca buku dan minum anggur. Panglima Rommel dijuluki "Panglima Nomor Satu Mulan" di kalangan rakyat, gelar-gelar kehormatan ini lama membuat Pasukan Pengawal Sultan yang paling elit merasa tidak puas. Dalam operasi gabungan kali ini, Panglima Pengawal Goremuhammadi tak merasakan keistimewaan apa pun dari Panglima Rundstedt ini - taktik memancing musuh untuk menggiring Beastman Bimon yang bodoh ke wilayah Kota Iblis, lalu menggunakan darah 50.000 unta untuk memancing "Semut Pemakan Logam" keluar dari sarangnya, strategi seperti ini selain bisa menipu pendatang asing, siapa lagi di Gurun Taklamakan ini yang akan tertipu?
Dengan menghitung empat hari dikepung "Semut Rakus Emas", total waktu pengepungan Bimon telah mencapai sebelas hari. Dari penjaga yang berpatroli di atas tembok kota, terlihat jelas prajurit Bimon yang terkepung di kota kuno ini semakin hari semakin dekil dan langkah mereka semakin terhuyung-huyung.
Tanpa persediaan air bersih, makanan, senjata, maupun zirah, Panglima Sultan Pengawal benar-benar tak mengerti bagaimana binatang-binatang ini bisa bertahan! Air adalah kebutuhan paling vital di gurun. Meski bisa minum darah hewan tunggangan, darah itu justru akan membuat semakin haus. Panglima ini merenung: dalam kondisi serupa, Pasukan Pengawal-nya paling hanya bertahan tujuh hari, itupun dalam keadaan sekarat.
Justru karena itulah, Panglima masih punya 10.000 pertanyaan - apa lagi yang direncanakan Rundstedt dari Pasukan Unta Terbang? Musuh pasti sudah terkapar sambil merintih "air...air...". Para mage Mulan hanya perlu sekali tebas pedang untuk mengirim mereka ke neraka. Tapi Rundstedt masih menunda! Menunggu! Sampai kapan? Ibu kota Markhan belum direbut. Jika terus ditunda, Ya Tuhan, siapa yang akan dapat pahala merebut Markhan nanti!
"Panglima Rundstedt! Apa yang membuat Anda takut dari Bimon? Pasukan pengawal sudah sangat bosan menunggu, andai tahu begini lebih baik kami tinggal di Markhan, mungkin sekarang sudah tidur sambil memeluk wanita Markhan berbokong besar!" Di dalam kemah Meishuai, komandan pasukan pengawal Sultan Gulermuhammadi berteriak sambil menenggak anggur susu unta: "Jika terus begini, apa artinya menang perang ini? Dari awal sampai akhir, mage Mulan bahkan tak sempat mengotori pisau melengkung mereka dengan darah!"
Perkataan ini langsung menuai sorakan di kemah besar berisi seratus perwira. Para perwira pengawal yang terkenal di dunia ini telah mengetahui kekalahan telak Talbru dan Ali Daei, serta kematian ksatria penunggang kadal terbang Madawikya. Ketiga mage Mulan ini adalah ksatria legendaris di seluruh Mulan yang pernah mendapat Pisau Emas pemberian Sultan. Kematian mereka membangkitkan amarah seluruh mage Mulan—tentu saja, ada makna tersirat lain di balik ini: jika bisa membunuh musuh yang mengalahkan tiga mage terbaik Mulan dengan pedang pusaka sendiri, bukankah itu akan membuktikan keberanian kelas satu? Memenangkan lebih banyak tatapan kagum dari gadis-gadis naif?
“Master Goremuhammadi, kekuatan tempur prajurit Behemoth memang tidak bisa disaingi oleh mage Mulan kami! Jadi pilihan terbaik saat ini adalah mengurung mereka hingga mati kehausan!” Panglima Rundstedt menggelengkan kepala: “Bahkan jika menyerang, lebih baik tunggu lima hari lagi sampai mereka benar-benar kehilangan kekuatan tempur!”
“Maha Besar Moni! Anda sudah mengepung mereka selama sebelas hari! Biarpun tubuh baja, Behemoth pasti sudah tak bertahan!” Panglima Garda Goremuhammadi melirik sekeliling, terkekeh: “Tuan Rundstedt, bahkan Pasukan Unta Terbang Anda yang tak terkalahkan pun pasti sudah lemah setelah sebelas hari tanpa persediaan? Garda kami datang ke Kalimantan atas perintah Sultan, bukan untuk mengubur mayat Behemoth, tapi untuk membunuh musuh!”
“Kemenangan tanpa kehilangan satu prajurit pun adalah kemenangan terbaik!” Rundstedt mengangkat gelasnya, aroma anggur memabukkan menari dalam riak susu: “Panglima Go! Yang perlu kita lakukan sekarang adalah menunggu.”
"Tunggu, tunggu, tunggu! Panglima Rundstedt, selama tujuh hari ini Anda selalu mengucapkan kata yang sama kepada saya, saya sudah muak mendengarnya!" Panglima Pasukan Pengawal Goremohamadi menggerakkan otot wajahnya yang tebal: "Tieletai (PS: Tieletai adalah lembaga militer tertinggi Kekaisaran Mugalan, setara dengan Departemen Militer Bimon.) selalu ingin mengevaluasi secara akurat kekuatan tempur pasukan Bimon. Mengenai ekspansi militer ke selatan untuk merebut Benua Aigean, di dalam Kekaisaran Mugalan kita sendiri masih banyak perbedaan pendapat! Anda setiap tahun mengajukan permohonan, mengapa sekarang saat ada kesempatan emas untuk meyakinkan Tieletai, malah tidak mau mencoba?"
"Mengenai invasi ke Benua Aigean, saya akan kembali menyampaikan pendapat kepada Khalifah Abdullah dan Yang Mulia Sultan. Pertempuran ini sudah kita menangkan. Membuang-buang nyawa prajurit Mulan hanya untuk membuktikan keberanian, sama sekali tidak bermakna." Rundstedt membalas sindiran sang panglima pasukan pengawal dengan senyuman dingin.
"Panglima Rundstedt! Apakah kematian Talbru, Ali Daei, dan Madawikya telah mematahkan semangat ekspansi Anda?" Panglima Pasukan Pengawal Sultan Goremohamadi membanting gelas di tangannya dengan keras, memandang Meishuai dengan sikap sinis yang tak disembunyikan: "Jika memang begitu, meski kami pasukan tamu, Pasukan Pengawal tidak keberatan mengambil alih tugas ini!"
“Kurang ajar!” Seorang Raksasa arsenik yang luar biasa kuat segera memarahi panglima Pasukan Pengawal Sultan: "Kau tahu sedang berbicara dengan siapa? Saat Meishuai menyapu bersih Taklimakan, kau masih minum susu unta di pangkuan ibumu!"
"Hmph--" Panglima Pasukan Pengawal Sultan Golemuhammad memandang Raksasa arsenik itu dengan senyuman dingin, kaki kiri kekarnya menginjak sarung pedang yang tergeletak di meja rendah. Dengan "Clang" bergema auman naga, panglima ini menarik pedang pusatanya secara terbalik, mengayunkan tirai kilatan pisau ke arah paha unta panggang besar dihadapannya.
"Cā-cā-cā!"
Setelah suara irisan tajam yang ringan, paha unta berminyak keemasan itu memperlihatkan sepotong daging ikat yang rata. Tujuh lembar irisan setipis sayap capung berterbangan berlapis, melambung ke udara dengan interval teratur. Golemuhammad membalikkan mata pedang dan menusukkannya, tujuh lembar daging unta tertusuk rapi di bilah berkilauan. Tumpukan tujuh lembar daging berminyak ini tetap tipis hingga memungkinkan corak awan di mata pedang menyusup tembus.
“Si besar, otakmu dibandingkan kaki unta ini bagaimana?” Panglima Pengawal Sultan Golamohammadi mengusap pisau sambil menyobek serpihan daging unta dari mata pedang, mengunyahnya dengan liar. Lidah merahnya menjilat mata pedang pusaka, matanya menyipit menatap raksasa arsenik ini.
Raksasa Arsenik yang murka hendak bergerak, tiba-tiba empat perwira militer berpostur gagal berdiri di belakang panglima. Dada mereka menghadang jalan sang raksasa, pandangan mata penuh provokasi.
Keempat perwira setinggi 3 meter itu memiliki hidung aneh. Tubuh mereka kekar namun bongkok. Mereka adalah pendekar terkenal Legiun Pengawal Mulan - orang unta suku Rinamah, yang terkuat di antara Desert Boni.
"Master Golamohammadi, seperti dugaanmu, nyali saya benar-benar ciut. Pasukan Pengawal Sultan memang legenda di Mulan. 'Legiun Unta Terbang' belum sebandung. Silakan maju dan buktikan sendiri!" Panglima Rundstedt mengangkat tangan mengusir raksasa arsenik bawahannya, lalu menyodorkan tangan ke arah Panglima Golamohammadi.
“Tenang! Rampasan perang yang kami Garda Imperial sita, akan kami sisakan sedikit untuk Anda!” Panglima Garda Imperial Golemuhamedi menatap Meishuai dengan kaku selama beberapa saat, baru kemudian tertawa terbahak-bahak. Ia berdiri tegak lalu pergi dengan sekelompok perwira militer.
“Meishuai, ini keterlaluan! Di Markhan, orang-orang ini terus merampas jasa kita, kali ini——” Belasan perwira "Legiun Unta Terbang" panik, bergegas berdiri serentak untuk membujuk Meishuai mencabut perintah dan menyerahkan serangan kepada "Legiun Unta Terbang".
“Tak perlu bicara lagi! Biarkan Garda Imperial yang maju!” Panglima Rommel tersenyum sinis: "Bimon akan mengajari para pemberontak sombong ini! Biar mereka sadar siapa Legiun Pertama Mulan sebenarnya!"
“Tapi——” Para perwira masih ragu.
“Pepatahku tetap: Legiun Unta Terbang harus meminimalkan korban! Sialan Tielletai, meski ku taklukkan sepuluh negara gurun kecil lagi, mereka tetap tak mau menyerbu Benua Aigean! Kali ini akan kupaksa mereka setuju!” Meishuai melecutkan tangannya, meninggalkan jejak hitam di udara. "Dor!" terdengar suara tumpul saat sebatang Xianrenci (duri peri) berbulu terbaru menancap di kaki unta panggang yang sebelumnya diperagakan jurus pedang oleh Panglima Garda Imperial Golemuhamedi.
Di luar kamp militer Mulan, dentuman meriam dan bunyi tanduk perang bergema bersahutan.
Rintangan rusa dan kubu pertahanan kayu di depan perkemahan telah membuka celah raksasa. Celah ini bagai mulut binatang buas yang siap melahap segalanya. Rombongan ksatria Mulan dengan pisau melengkung berkilat berbaris keluar dengan rapi, teriakan perintah para perwira militer terdengar riuh.
Panglima Pengawal Sultan Gole Muhammadi dengan otot-otot kekarnya terbuka, dikelilingi para perwira Mulan yang tak kalah garang, melangkah gagah keluar dari gerbang perkemahan.
Kota kuno sudah di depan mata! Kemenangan sudah di depan mata!
Panglima Pengawal Gole Muhammadi melirik tajam ke arah prajurit Mulan dari "Legiun Unta Terbang" yang sedang berpatroli, lalu dengan gerakan paling menghina, meludahkan dahak kental ke kejauhan.
Prajurit-prajurit ini tidak layak disebut mage Mulan! Keberanian mereka hanya pantas bertempur melawan domba. Sudah dua belas hari mengepung, tapi tak berani menyerbu untuk menyerang kota!
Bayangan gadis-gadis Bimon cantik di kota kuno, perhiasan mewah para penguasa, dan budak-budak perkasa membuat Gole Muhammadi bersemangat. Jika bahkan Bimon yang sudah sebelas hari tanpa makan dan minum ini tak bisa dikalahkan, maka Pasukan Pengawal tidak layak disebut demikian.
“Panglima! Bagaimana cara menyerang kota kuno ini?” Seorang perwira bawahan bertanya kepada panglimanya: "Legiun Unta Terbang setiap lima hari sekali mengirim Da Muchu untuk mengisi daya magnet kota. Jika kita menyerbu, hanya bisa naik dengan tangan kosong!"
“Tangan kosong pun tidak apa!” Panglima Pengawal Gorem Muhammad tersenyum sinis: “Tei Mulian! Bawa dua ribu Renama bawahannmu, ambil tongkat paling tebal, angkat tangga awan buatan Pasukan Unta Terbang, serbu menara kota ini sekaligus!”
“Yakse!”
“Madanqi! Bawa lima ratus kavaleri unta, gunakan balok dan tali untuk menghancurkan gerbang kota itu! Lihat gerbang compang-camping itu, masih ada patung dewa berkepala manusia berbadan semut!”
“Yakse!”
“Ennayati! Begitu gerbang terbuka, bawa semua Pisau Emas Mojie dan Macan Perak untuk menerobos masuk. Barisan belakang bawa seribu kavaleri dengan pentung. Aku ingin kalian tidak menyisakan debu pun untuk Legiun Unta Terbang!”
“Yakse!”
“Sultan bersama kita!”
“Hidup Sultan!” Semua pasukan pengawal Sultan bersorak gemuruh. Selain hadiah kain putih dengan bulu burung di kepala, setiap ksatria Mulan melepas baju baja unta berpelat baja yang menempel di tubuh, memperlihatkan otot-otot kekar. Para perwira mengeluarkan tong-tong anggur susu unta untuk menghadiahi prajurit yang bersiap melakukan charge. Tangga-tangga penyerbu ditarik keluar dari batalyon insinyur "Legiun Unta Terbang". Beberapa perwira yang berusaha menghalangi dihantam tinju oleh ksatria pengawal Sultan yang arogan hingga terjatuh.
Setelah merapikan formasi, 500 kavaleri unta dengan cepat mencambuk kendaraan tunggangan mereka, membawa debu menerjang ke kota kuno. Di belakang mereka, barisan orang unta Rinamah yang perkasa berderap. Setiap kelompok Desert Boni yang terdiri dari sepuluh orang ini menggotong tangga penyerbu sepanjang 15 meter, menyebar dan mendekati kota. Pasukan cadangan yang menyeramkan menarik tali kekang unta, melangkah santai dengan pola kuku bunga, mengikuti barisan belakang formasi charge ini.
Kota kuno terasa sunyi sepi.
500 kavaleri unta melesat ke depan gerbang kota. Tanpa sempat menarik tali kekang, mereka dengan lincah melompat turun dari punggung unta. Sebagian membawa tali penarik sebesar lengan anak, melilitkannya berulang kali di tonjolan persendian dan kaki patung dewa berkepala manusia berbadan semut. Awalnya mereka berencana menarik patung ini, namun setelah mendekat baru menyadari mustahil. Tinggi patung ini telah melebihi gerbang kota. Kecuali bisa mematahkannya, mustahil untuk menariknya keluar dari dalam kota.
Terpaksa, para pengawal Mulan ini hanya bisa menggigit gigi, mati-matian mengungkit patung dewa dengan batang pengungkit. Tidak perlu banyak, asal bisa membuka celah selebar seorang penunggang kuda untuk menerobos masuk.
Patung dewa itu menyandar horizontal di tengah gerbang. Tingginya melebihi gerbang kota, namun lebarnya kurang mencukupi. Gerbang selebar 20 yard (≈18.288 meter) itu menyisakan celah selebar setengah badan manusia di kiri-kanannya. Tiba-tiba, duri-duri kaktus runcing melesat kilat dari dua celah sempit itu, dalam sekejap merobohkan satu barisan prajurit Mulan yang sedang asyik mengungkit patung. Duri-duri itu ada yang menembus leher rentan para prajurit, ada yang menusuk jantung di sela-sela tulang rusuk. Di hadapan daging tak terlindungi, ujung duri keras ini menunjukkan daya bunuh yang mengerikan.
"Tutup, tutup!" Perwira pengawal yang memimpin pasukan meringkuk di bagian tengah patung, melambaikan tangan panik ke arah pasukan kavaleri di kejauhan.
Menembus hujan panah yang tak henti-hentinya, beberapa prajurit kavaleri mengusir unta mereka untuk menutupi celah gerbang. Dentuman tumpul senjata tajam menusuk kulit unta bergema seperti hujan memukul genderang perang, menciptakan suara "puf-puf" yang beruntun. Beberapa ekor unta yang menutup celah mengeluarkan raungan kesakitan. Prajurit Mulan yang berusaha membongkar gerbang kota memanfaatkan kesempatan ini, mengerahkan seluruh tenaga untuk mengangkat batang pengungkit sementara butiran keringat besar bergulir di tulang punggung mereka yang licin.
Berat patung dewa melebihi perkiraan mereka. Lorong gerbang selebar 20 yard dipadati manusia dan unta hingga terasa sangat sempit. Meski ada pasukan cadangan di belakang, sulit untuk segera bergerak maju, membuat perwira militer yang memimpin hampir meledak marah. Tak disangka bangsa Bimon masih memiliki kemampuan melawan sekuat ini! Sungguh tak terbayang bagaimana mereka berhasil membawa patung dewa seberat dan sebesar ini ke depan gerbang kota!
Saat itu, prajurit unta Rui Nama telah menyiapkan tangga awan. Dua prajurit terkuat memegangi kaki tangga, sementara prajurit unta lainnya seperti semut pindah sarang, merayap berjejalan naik ke tangga awan.
Sebanyak seratus tangga awan memenuhi sepanjang tembok kota kuno, seiring prajurit unta yang perlahan menaiki tangga, tak terlihat satu pun bayangan manusia di menara pengawas kota. Bahkan penjaga yang sebelumnya mondar-mandir lesu pun menghilang, membuat prajurit unta semakin lantang. Mereka mempercepat langkah, mengayunkan pentungan besar di tangan, dan saling berebut melompat ke atas menara pengawas.
Menyambut mereka adalah barisan duri kaktus yang beterbangan. Beberapa prajurit Ruinama baru saja mengangkat kepala, mata mereka sudah tertembus ekor anak panah berbulu yang bergetar liar, lalu terjatuh terbalik dari tangga awan yang tinggi. Beberapa prajurit unta yang berhasil melompat ke menara gerbang dengan nekat, terkejut menemukan bahwa kota kuno ini masih memiliki pasukan terorganisir yang siaga. Di lahan pasir seluas 15 hektar di dalam kota, yang paling mencolok adalah dua barisan pemanah Hao yang membentang, mereka dengan tenang menarik tali busur, membantai prajurit Ruinama yang menginjak menara gerbang seperti sabit melibas tumpukan gandum. Pemanah-pemanah elit yang selamat dari ratusan pertempuran ini memiliki keahlian memanah terbaik, membuat duri kaktus yang mereka tembakkan sangat sulit dihindari, sebagian besar mengenai pupil mata yang lemah lalu menembus jauh ke dalam otak. Di menara gerbang tanpa perlindungan, setiap prajurit Ruinama mengayunkan pentungan yang tidak mereka kuasai, satu per satu menjerit kesakitan, lalu terjatuh kejang-kejang di tanah - duri kaktus ini jelas juga dilumuri racun mematikan.
Sepuluh jalur tangga yang menghubungkan menara gerbang ke bawah kota, dikelilingi oleh formasi prajurit Bimon yang tersusun rapi. Barisan terdepan terdiri dari Raksasa Typhoon, prajurit Kijang, prajurit Beruang buas, prajurit Badak, dan Elefen kuat yang membentuk tembok manusia elite dengan membawa balok kayu. Di belakangnya berjejer pasukan Tiger prajurit – di depan masing-masing prajurit di tanah pasir tertancap lemparan tombak buatan tangan yang dibuat dengan mengasah batang kayu cendana di batu, senjata kasar namun mematikan di bawah kekuatan Tiger prajurit! Tiga puluh Penjinak hewan berdiri di belakang pasukan Tiger, meski lencana sihir mereka masih tergenggam di tangan.
Prajurit Bimon lainnya sedang sibuk mengasah tombak batu di bebatuan dengan suara "braak...braak". Hari ini mereka bertugas sebagai insinyur, tidak perlu bertempur.
"Bidik dengan tepat! Jarak lima puluh yard, bahkan perempuan suku Haus pun bisa memanah!" Liu Zhenhan berdiri di atas gerbong tua, berteriak kepada enam ratus lebih pemanah Haus: "Jangan pedulikan musuh yang lolos dari tembok! Target kalian adalah orang Mouran yang muncul di tangga-tangga pengepungan!"
Pasukan ‘Bergulat dengan Naga’ dan sisa pemanah Haus dari Cambuk Dewa Perang, ditambah pemanah ulung yang direkrut dari pengawal pendeta, hari ini menjadi kartu as terbesar Liu Zhenhan! Puluhan duri kaktus gurun raksasa yang menutupi puluhan kaktus menjadi sandaran keyakinannya!
Tak satu pun prajurit Renamah bisa turun ke dalam kota melalui tangga. Ksatria Mulan ini benar-benar menderita! Mereka tak menyangka, bahkan panah yang tak bisa digunakan oleh pihak mereka sendiri, para Bimon masih memiliki persediaan melimpah. Pertempuran di menara kota yang seharusnya terjadi malah tak terjadi sama sekali. Musuh justru meninggalkan menara kota dan menyiapkan formasi di dalam kota!
Bagaimana bisa ada komandan seperti ini!?
Prajurit unta hampir menjadi gila! Meski jumlah mereka dua ribu orang, tapi dengan terus menerus memanjat 100 tangga darurat, hanya 100 orang bisa muncul sekaligus. Di posisi lokal, setidaknya enam pemanah Bimon menghadapi satu prajurit unta! Sekadar lecet kulit pun, prajurit yang terkena panah akan menjerit kesakitan!
Tanpa perisai, tanpa zirah, bahkan senjata pun dibagikan dadakan. Di menara kota lapang yang menyebalkan ini, selain menggunakan otot untuk menahan anak panah yang akurat dan keji ini, prajurit unta tak punya pilihan lain kecuali mundur.
"Strategi Yang Mulia tidak buruk!" Pangeran Kahn bersandar pada pedang raksasa emasnya, tertawa lebar hingga mulutnya hampir tidak bisa menutup: "Tak disangka menyerahkan menara gerbang memberi efek sebaik ini! Orang Mouran pasti heran, mengapa kita meninggalkan menara gerbang! Mengapa panah kita masih bisa digunakan di kota magnet ini!"
"Ini taktik mengulur-ulur! Hehe, biarkan mereka terus mengisi! Prajurit sekuat apapun tak mungkin bisa melawan panah beracun tanpa zirah, hanya mengandalkan mata telanjang!" Liu Zhenhan melirik gerbang kota, patung dewa berkepala manusia dan badan semut sedang berderit-derit, sepuluh tiang kayu di belakang pantat patung mencegahnya bergeser mundur.
Di Istana Musim Panas Dewa Perang, Nedved dan Cui yang bertugas menembak samping berkerumun di lubang kosong, dengan gesit menarik busur dan terus menerus melepaskan anak panah beruntun ke terowongan gerbang. Beberapa penyair kuda nil menusuk-nusuk dengan pedang perunggu panjang yang diikat pada tongkat tombak melalui celah, memancing lolongan penuh darah.
Liu Zhenhan penasaran ingin melihat bagaimana orang Mouran bisa memindahkan patung dewa ini.
"Yang Mulia! Orang Mouran mundur!" Pangeran kecil Elf yang menunggang unicorn di udara melepaskan panah ke arah prajurit unta, lalu berteriak ke bawah kepada Liu Zhenhan.
"Membersihkan medan perang, kumpulkan peralatan! Lanjutkan menyambut gelombang serangan kedua lawan!" Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, berteriak ke prajurit Behemoth yang sedang mengasah lembing: "Hentikan semua! Minum madu semut sapi dulu!"
Pohon jeruk purba raksasa di dalam kota yang telah melewati ribuan tahun hujan dan angin ini, dalam periode waktu singkat ini telah benar-benar kering disedot oleh semut-semut sapi, dedaunannya berubah kuning kecoklatan, batangnya layu.
Sebagai gantinya, madu yang disumbangkan semut sapi semua dituangkan ke dalam perut prajurit Behemoth.
Berperang sambil minum air madu, benar-benar membuat prajurit Behemoth merasa lucu.
Panglima Pengawal Kerajaan Goremuhammad marah!
Tak disangka pasukan Behemoth yang telah dikepung begitu lama ini masih bisa menunjukkan kekuatan tempur sehebat ini! Yang lebih membuatnya geram, lawan tiba-tiba mengubah taktik pertahanan konvensional, langsung meninggalkan menara kota. Dalam situasi gerbang yang tak bisa ditembus, pemanah Mulan di pihaknya yang menggunakan mata panah baja sama sekali tak bisa memberikan tembakan jarak jauh!
"Bawa katapel ke depan!" Panglima Pengawal Kerajaan Goremuhammad menendang keras seorang prajurit unta yang mundur ke dekatnya.
"Hancurkan! Serangan menyeluruh! Hantam semuanya sampai tak tersisa!" Panglima Pasukan Pengawal Gole Mohammedi menggeram sambil menghunus pisau melengkungnya: "Ambil semua tangga awan Legiun Unta Terbang! Semua kavaleri turun dari unta, bagi lima kelompok, serbu! Serbu! Serbu!"
BAB 326: BATU BERJATUHAN MEMBENTUK FORMASI
Terjadi perselisihan kecil antara Pasukan Pengawal Sultan dan Pasukan Unta Terbang terkait peralatan pengepungan kota.
Pemicunya adalah setelah merebut katapel dan tangga awan, Pasukan Pengawal mulai mengincar kereta pengepungan uap milik Pasukan Unta Terbang.
Pasukan Pengawal Mulan selalu bertindak semaunya. Tanpa mempertimbangkan apakah dua kendaraan lapis baja ini bisa memasuki wilayah Kota Magnet, mereka langsung merampas paksa.
Kereta uap adalah nyawa Pasukan Unta Terbang. Perampokan ini langsung memicu perlawanan sengit. Sekelompok prajurit pedang Unta Terbang mengepung Pasukan Pengawal yang arogan ini. Pertarungan berdarah terjadi dengan pedang terhunus, kedua pihak kehilangan beberapa anggota. Jika bukan karena patroli Lesiakuashu (Pasukan Pengawal Disiplin yang bertugas mengawasi kedisiplinan di kemah militer Mulan) segera meredakan, nyaris terjadi pertumpahan darah besar.
“Episode kecil ini tidak menghentikan langkah Pasukan Pengawal Sultan. Panglima Golamohamadi terus memaki keras, berencana menyelesaikan pertempuran ini dulu sebelum mencari masalah Pasukan Unta Terbang, sambil matanya terus melotot penuh keinginan pada dua kereta uap itu.
Kekuatan dua kereta uap ini dalam menghancurkan gerbang kota telah terbukti selama penaklukan seluruh wilayah Markhan. Siapa di seluruh pasukan Mugalan yang tidak mengincar tiga ren? Meski Pasukan Pengawal memiliki struktur kavaleri qingyise dan alokasi sumber daya terbaik di seluruh Kekaisaran Mugalan, mereka tetap iri – konon Panglima Pasukan Unta Terbang Rundstedt mulai dari profesi penjarah makam, soal kekuatan persenjataan, memang tak ada yang bisa menandinginya di seluruh Mugalan! Inilah sumber kekesalan semua tentara reguler Mugalan – bajingan ini hanya anak haram, tapi sekarang bisa menduduki posisi tinggi dan menguasai komando militer satu provinsi!
“Begitu kembali ke sisi Kaisar, apapun yang terjadi aku harus mengusulkan untuk merebut dua kereta uap ini! Barang bagus seperti ini hanya pantas dimiliki Pasukan Pengawal Keluarga Kerajaan!” Panglima Golamohamadi menggeretakkan giginya dalam hati, suara makiannya semakin keras terdengar.
Seratus unit katapel raksasa didorong ke medan terbuka oleh insinyur Mouran dengan sorakan teratur. Beberapa batu penggiling dimasukkan ke keranjang pemberat sebagai anak timbangan untuk mengatur jarak tembak. Batang pelontar yang tinggi dibengkokkan, sementara cendekiawan dari Yasha dengan cermat menggambar bentuk geometris di maket perang, menggunakan jangka untuk menghitung titik jatuh dan jangkauan peluru dengan presisi.
Karena bobut batu peluru yang memberatkan logistik, jumlah amunisi batu yang dibawa sangat terbatas. Meski terdapat batuan hujan merah di sekitar, semuanya telah lapuk parah sehingga tidak layak digunakan. Sebagian besar katapel kini menggunakan peluru kayu sebesar bakul yang telah direndam dalam urina unta, memberikan bobut memadai untuk senjata jarak jauh ini.
Panglima Legiun Unta Terbang Rundstedt mengamati dari kejauhan gerakan Pasukan Pengawal. Setiap permintaan Katakum Muhammadi akan katapel dipenuhi Rundstedt. Begitu pula ketika diminta mengerahkan Orang Burung Nasar untuk mengamati konsentrasi Pasukan Bimon di Kota Kuno Huye, Rundstedt patuh bekerja sama.
Kilau teropong perunggu terpantul dari menara benteng reruntuhan kuno. Pasukan Bimon pun tak kalah waspada mengamati setiap gerak orang Mouran selanjutnya.
"Baru saja satu gelombang charge singkat, dua ribu prajurit Rynama sudah kehilangan lebih dari 400 orang. Kekacauan saat mundur bahkan membuat puluhan prajurit unta terjatuh dari menara kota. Adegan ini membuat Rundstedt gemetar dalam hati. Awalnya Pasukan Unta Terbang berencana melancarkan serangan total lima hari lagi, tapi sekarang tampaknya mereka masih meremehkan Behemoth ini."
"Lawan langsung meninggalkan menara kota dan bertahan di dalam kota. Langkah ini bahkan membuat Rundstedt merasa tak masuk akal! Cara mempertahankan kota seperti ini benar-benar aneh! Dan sama sekali menyimpang dari tradisi!"
"Tapi setelah dipikir matang, Rundstedt menyadari langkah lawan ini tepat. Dengan begitu mereka menghindari pertempuran kacau dan perkelahian jarak dekat, sementara Behemoth bisa memaksimalkan keahlian memanah pasukan elit mereka - pasukan Mulan sama sekali tidak bisa menggunakan korps pemanah. Prajurit penyerang Mulan juga tidak bisa memakai zirah, sementara panah beracun musuh membuat maju ke depan sama dengan bunuh diri!"
"Panglima Behemoth yang licik!" Rundstedt memuji dalam hati. Dalam situasi terjepit seperti ini masih bisa menyatukan semangat pasukan dan bertempur dengan tenang teratur, daya panggil pemimpin ini benar-benar luar biasa.
“Apa sebenarnya yang diandalkan Bimon untuk bertahan hidup?” Panglima Rundstedt terus memutar otak, menduga bahwa makhluk-makhluk ini mungkin mengonsumsi madu dari kutu daun raksasa. Madu mengandung cairan dan nutrisi, asalkan Bimon-Bimon ini juga menyantap darah Kendaraan Tunggangan mereka, mereka masih bisa bertahan.
Namun, kutu daun raksasa juga membutuhkan makanan. Untuk sementara mereka bisa mengisap cairan dari pohon jeruk purba dan kaktus raksasa di kota kuno. Tapi jika berlangsung lama, akhirnya mereka akan mati kelaparan.
Yang paling membingungkan Rundstedt adalah dari mana asal kaktus raksasa tersebut? Di Kota Kuno Huye tidak ada kaktus. Jika Bimon-Bimon ini diam-diam membawa kaktus masuk ke Huye, mengapa sebelum perang mereka memikirkan untuk membawa kaktus ke dalam kota? Apa tujuan Bimon memiliki kaktus raksasa?
Terlalu banyak pertanyaan berputar di kepalanya! Rundstedt menggosok-gosok pelipisnya dengan kesal, menyadari semakin dipikirkan malah masuk ke labirin tanpa Jawaban, akhirnya memutuskan berhenti memikirkannya.
Bukan hanya Rundstedt yang pusing, Pangeran Kahn juga sedang kebingungan. Setelah menghitung jumlah katapel lawan, Sang Putri menahan diri lama sebelum akhirnya menggeramkan sumpah serapah yang tak jelas.
“Kekuatan katapel, semua orang tahu betapa dahsyatnya! Jika terkena batu peluru yang dilontarkan dari udara, bahkan Bimon Elefen dengan kulit sekeras batu pun pasti akan remuk otaknya. Di tembok situs kota kuno ini bahkan tidak ada tembok pertahanan rendah, sementara area dalam kota hanyalah hamparan pasir kosong. Benar-benar berbahaya. Jika bertempur secara terbuka, bukankah ini terlalu sembrono?”
“Kali ini benar-benar pertarungan nyata!” Liu Zhenhan sambil mengamati katapel lawan, menoleh untuk mempelajari lingkungan geografis dalam situs kota kuno. Akhirnya hatinya merasa tenang — katapel pada dasarnya adalah tembakan lengkung, prinsip serangannya sama dengan mortir (urusan lain). Situs kota kuno ini dibuat dengan menggali gunung magnet yang dilubangi, terutama di dekat area gua terdapat lereng miring raksasa. Tembakan lengkung sama sekali tidak bisa menjadi ancaman.
Artileri selamanya bukanlah kekuatan utama dalam penyerbuan. Orang Mouran pada akhirnya harus mengirim prajurit ke dalam kota. Yang dipersiapkan Liu Zhenhan adalah pertarungan tangan kosong dengan mereka di area terbuka.
“Benarkah?” Pangeran Kahn mengangkat alisnya.
“Tentu!” Liu Zhenhan tersenyum menatap Yang Mulia Pangeran: “Kota kuno ini ibarat penggilingan! Orang Mouran harus mengisi pasukan sedikit demi sedikit. Dari menara kota ke dalam kota hanya ada sepuluh tangga. Dibandingkan dengan kita, Mouran tidak akan pernah memiliki keunggulan jumlah pasukan di titik mana pun!”
“Baik! Bertarung dengan senjata sungguhan juga tidak apa-apa!” Pangeran Kahn sebenarnya juga menyadari situasi ini tak terhindarkan, namun tetap tidak bisa sesantai Yang Mulia. Terdorong ucapan ini, nyalinya pun bangkit – Apakah Bimon berbaju zirah rotan masih kalah dari orang Mouran tak berzirah? Ayo bertanding kekuatan! Kombinasi ras kuat Bimon dengan Raksasa Typhoon, adakah lawan yang sanggup menandingi di dunia ini?
Di bawah komando para perwira militer, prajurit Behemoth mundur satu per satu ke area lima puluh yard di depan gua membentuk formasi bulan sabit. Selain pasukan elit yang bersiap untuk pertempuran tangan kosong, semua pemanah, pendeta, dan personel non-tempur lainnya masuk ke dalam gua. Di posisi ini, jarak ke tembok kota telah melampaui jangkauan panah. Tumbuhan kaktus peri bukanlah anak panah berbulu standar, amunisi darurat ini hanya bisa menjaga akurasi dalam 100 yard. Kini dengan jarak lebih dari tiga ratus yard, sama sekali tak bisa mengancam pasukan Mulan yang menyerbu menara kota. Para pemanah baru bisa digunakan saat dua pasukan saling berhadapan.
“Gua besar di belakang ini memberikan manfaat luar biasa bagi Bimon. Pertama-tama, semua persediaan dan kendaraan tunggangan disimpan terkonsentrasi di dalamnya, membuat orang Mouran sama sekali tidak bisa mengetahui detail kekuatan Bimon melalui pengintaian udara. Setelah membasmi kelelawar penghisap darah, prajurit Behemoth yang tidak tahan dengan hawa dingin malam bisa berlindung di gua ini. Bau tinja kelelawar yang awalnya mengganggu lambat laun menjadi terbiasa. Di saat-saat genting antara hidup dan mati, tidak ada yang peduli lagi soal bau tidak enak.”
“Prajurit Behemoth saat ini, mulai dari perwira hingga prajurit biasa, dari pendeta hingga pengawal, semuanya berpenampilan kusut dan kotor. Ini memang tidak bisa dihindari. Alasannya bukan hanya untuk mengelabui orang Mouran, tapi terutama karena tidak ada yang mau menyia-nyiakan air bersih berharga untuk mencuci.”
“Mari! Bagaimana kabarnya?” Liu Zhenhan menggulung rokok daun sambil berteriak ke arah Pangeran kecil Elf yang sedang berpatroli di udara mengawasi orang Mouran. Para prajurit Behemoth juga menengadah penuh harap ke langit.
“Sebentar lagi naik! Aku sudah melihat mereka menyusun formasi! Kali ini jumlahnya banyak!” Pangeran kecil Mari menarik tali kekang, unicorn yang ditungganginya naik seperti menaiki tangga, menambah ketinggian sedikit.
“Bersiap semuanya!” Pangeran Kahn mengayunkan pedang raksasa emasnya, gelombang suara besarnya bergema di dalam gua.
Memimpin di medan perang adalah tanggung jawab Yang Mulia Pangeran. Sebelumnya, Yang Mulia telah menyampaikan pidato yang panjang penuh semangat yang membuat semua prajurit Behemoth bergelora. Kini pasukan terbaik Behemoth telah siap - di padang terbuka ini, tak ada yang bisa menandingi mereka!
Hari ini pasukan garda depan adalah Tim Serbu Berat Markas Besar. Tiga ratus tiga puluh dua prajurit palu berat Elefen dan Beruang kapak raksasa telah menanti lama. Mereka akan menjadi notasi terkuat dan terberat di bawah komando Pangeran. Tim serbu berat ini kehilangan armor mereka, namun ajaibnya masih menyimpan senjata - palu perunggu berat dan kapak perunggu raksasa! Kedua senjata berat ini dirancang untuk serbuan, mengutamakan bobot daripada kualitas material. Oleh karena itu dibuat dari perunggu bukan baja. Fenomena ini tidak hanya mencerminkan industri persenjataan Kerajaan Bimeng yang sangat memprihatinkan, tapi juga membuat tim serbu ini dipenuhi keberanian tak kenal takut dan tatapan penuh iri dari rekan seperjuangan!
Selain mereka, hanya pejuang seperti Pangeran Lionheart dan Gatanie yang menggunakan senjata dari logam langka yang masih bisa mempertahankan "nyawa kedua" mereka.
Lebih dari dua resimen Prajurit Kijang Istana Musim Panas Dewa Perang merupakan tulang punggung kelompok ini. Mengenai status asli mereka, Yang Mulia Pangeran sebenarnya telah melihat kejanggalan sejak mereka berlatih "teknik gladiator". Mereka sama sekali bukan Minotaur dari Benua Asing, melainkan Bimon dengan garis keturunan murni! Prajurit jenis ini adalah petarung serba bisa yang tak kenal lelah, siapa pun yang menjadi lawan mereka pasti akan menjadi gila! Sebagai asisten mereka, lebih dari 200 prajurit Bimon berkepala sapi dan 150 prajurit babi hutan semuanya dipenuhi keberanian!
175 ekor kavaleri berat yak yang tersisa dan 22 ekor pasukan kavaleri berat mammoth berbaris sunyi di sisi kiri-kanan. Mereka akan menjadi kandidat terbaik untuk menginjak-injak sayap formasi musuh dalam pertempuran kacau. Area seluas 15 hektar yang luas sudah cukup untuk mereka berkuda. Sebenarnya masih ada lebih dari 400 ekor kavaleri berat antelop yang bisa digunakan, tapi sayangnya area di sini sudah terlalu sempit untuk digunakan.
Melihat pasukan cadangan wangsa kerajaan yang berjumlah besar masih tersisa di tangannya, ditambah pasukan pengawal Shaman Divine Comedy, serta lebih dari 200 orang pengawal pendeta yang mahir ilmu bela diri di dalam gua, Yang Mulia Pangeran dipenuhi keyakinan akan kemenangan pasti.
“Kelelawar panggang sudah selesai belum？”Shaman Divine Comedy berdiri dengan tangan di pinggang sambil mengaum ke arah gua：“Kenapa setengah hari masih belum selesai juga！”
"Wajah Guo Guo menghitam seperti tumpukan arang, dengan bangga membawa seikat besar tusukan daging panggang keluar dari gua. Bunyi 'kreek-kreek' terus terdengar dari tulang rawan kelelawar yang dikunyahnya di mulut mungil. Sejak mencoba kelezatan tulang rawan kelelawar di bawah tanah, Guo Guo sekarang semakin menyukai makanan ini."
"Burung beo kecil mengejar pantatnya sambil mengumpat dengan tidak puas."
"Jangan tegang, silakan ambil masing-masing satu tusuk! Habiskan dulu baru bertarung. Pasukan udang rebus seperti ini, ras Bimon sudah lama tidak menganggap mereka ancaman!" Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, memanggil-manggil para prajurit.
"Prajurit Behemoth tentu tidak berani sembarangan meninggalkan formasi. Merusak formasi sekarang bukan saja dilarang oleh Yang Mulia Pangeran, bahkan para perwira pasti akan marah. Namun kata-kata Shaman Divine Comedy membuat suasana menjadi lebih santai, ketegangan yang semula ada langsung mencair."
"Prajurit Istana Musim Panas Dewa Perang tidak sungkan-sungkan. Satu per satu mereka menggedor-gedor pantat besar memasuki gua, mengeluarkan tusukan daging panggang berminyak sambil mengunyah dan memuji kelezatannya."
Tak lama kemudian, hujan batu peluru yang gelap seperti gerombolan gagak memenuhi pandangan para Prajurit Behemoth. Batu-batu yang menghujam pasir itu menyemburkan debu kuning, meninggalkan kawah-kawah dalam. Pasir tebal menghentikan gerakan batu-batu itu, sementara langit terus dihujani gelombang demi gelombang serangan. Pangeran kecil Elf di ketinggian terus mengerlingkan mata, menunjukkan rasa superior yang jelas.
Di luar tembok kota bergema teriakan perang yang mengguncang langit, bahkan derap langkah kaki berat yang tak terhitung jumlahnya mulai menggoyang bumi.
Gunung Magnet mulai dihujani batu dan kayu peluru. Puing-puing beterbangan seperti air terjun yang "xili huala" menghujani kepala para Prajurit Behemoth. Bunyi "dug-dug-dug" dari tabrakan keras nyaris tak henti.
"Presisi tembakan yang luar biasa! Bahkan tanpa tembakan uji coba!" Pangeran Kahn memandang iri ke arah batu dan kayu yang jatuh dari langit. Pasukan Bimon hingga kini belum memiliki Ketapel, terutama karena kompleksitas operasional. Pembuatan senjata ini sebenarnya tidak sulit, namun membutuhkan operator yang sangat terampil. Sedikit saja kesalahan, bahkan sehelai Mao musuh pun tak akan kena, hanya buang-buang pasukan.
“Jancuk!” Liu Zhenhan terkejut melihat pohon jeruk purba di tengah kota tua. Pohon kering itu tertimpa batu peluru, mengeluarkan suara menggemeretak yang membuat gigi bergemeretak. Cabang tegar patah menjadi dua bagian dengan penuh keputusan, daun-daun kuning berjatuhan "gemerisik", disusul hujan pentungan kayu yang menghujani pohon jeruk itu, pemandangan yang sungguh megah.
Di atas gerbang kota mulai bermunculan pasukan Mulan dengan tatapan tajam. Ada mage Mulan dengan mata berdarah, tentara bayaran gurun berwajah sangar, juga prajurit Ruenama bungkuk berotot. Tak terkecuali, prajurit Mulan garang ini semua memegang pentungan kayu.
Saat pasukan Mulan ini membanjiri tangga undakan kota tua, hujan batu peluru dan pentungan kayu tak berhenti malah semakin rapat. Seperti longsoran gunung, gemuruh demi gemuruh menyapu setiap jengkal pasir di dalam kota. Yang mengarah ke Prajurit Behemoth, mental tertahan lapisan batu tebal.
Teknik ketapel yang luar biasa! Dalam jarak 300 yard ke musuh, tak takut salah sasaran! Liu Zhenhan benar-benar kagum.
BAB 327: Belajar Teladan Sang Bos
Seperti sinar matahari yang muncul setelah hujan, hujan batu peluru dan peluru kayu yang beterbangan tiba-tiba menghilang, digantikan oleh barisan ksatria Mulan yang menyerbu keluar dari kota kuno. Menara kota dan tangga-tangga telah dipadati oleh orang-orang Mouran yang berdesakan, sementara kepala-kepala yang terus bermunculan masih terlihat seperti jamur di hutan dari tangga awan di belakang tembok kota.
Mungkin penampilan kotor prajurit Behemoth yang berambut acak-acakan semakin memicu keinginan pasukan Mouran untuk menang. Dalam jumlah besar, orang-orang Mouran menerjang sambil berteriak liar bahkan tanpa formasi dasar.
Jarak lima puluh yard telah tercapai!
"Para ksatria gagah berani! Untuk kemenangan! Untuk Kampas!" Pangeran Kahn mengayunkan pedang raksasa emasnya, berteriak liar sambil menjadi yang pertama menyerbu pasukan Mulan.
Prajurit-prajurit Behemoth yang sudah tak sabar mengikuti langkah Yang Mulia Pangeran, bersama-sama menerjang musuh di bawah. Seperti dua gelombang keruh yang bertabrakan, benturan pertama langsung memercikkan air mancur darah!
Pasukan serbu berat di kedua sayap menunjukkan kemampuan menyerang yang mengerikan. Di hadapan palu perunggu berbenjol dan kapak raksasa tak bermata, di bawah kekuatan fisik bawaan prajurit Elefen dan prajurit beruang buas, anggota tubuh prajurit Mouran yang tak kenal takut beterbangan seperti layang-layang kertas. Jejak pasukan serbu berat ini meninggalkan pemandangan seperti eceng gondol yang diinjak kapal raksasa. Pedang emas raksasa yang digunakan Pangeran Kahn berulang kali menghantam "Guntur Berguling" - jurus paling mengerikan Suku Lion - ke tubuh prajurit Mouran yang tak bersenjata!
Di belakang anak panah yang tajam, sekelompok prajurit kijang dengan tatapan dingin mengayunkan tongkat cendana putih mereka hingga mengeluarkan desisan kuat. Tanpa perlu ritual pendeta, semi-transformasi liar yang bisa dilakukan semua orang Berbual kini melipatgandakan kekuatan tempur mereka, disertai hasrat untuk menumpahkan darah manusia.
Desiran tongkat di udara disertai teriakan menyayat hati! Jerit kesakitan dan bunyi patah tulang seketika bergabung menjadi gelombang suara dahsyat!
Pasukan Mouran terpukul telak pada kontak pertama!
Mereka tidak menyangka pasukan Bimon masih tetap gesit seperti ini. Setiap pukulan Bimon sekuat petir, teknik bertarung mereka sangat matang. Tongkat-tongkat Mouran sama sekali tidak mampu menghalangi serbuan prajurit-prajurit kuat ini - seringkali manusia beserta tongkatnya terbelah menjadi dua bagian!
Manusia kalah dari Bimon saja sudah keterlaluan! Tak disangka kualitas tongkat pun kalah dari Bimon!
Prajurit Kijang terlahir sebagai ahli permainan tongkat. Selama beberapa hari ini, mereka telah semakin familiar dengan tongkat di tangan. Kekerasan kayu cendana air memungkinkan mereka menghantam sekehendak tanpa takut senjata patah. Setiap orang Mouran yang terkena sabetan mereka, akan seperti keju yang dihantam cambuk - tubuhnya terkoyak lubang mengerikan.
Pemanah centaur mulai keluar dari gua. Di bawah organisasi perwira militer, mereka membentuk formasi acak mengikuti pasukan elit Wangsa kerajaan yang terus maju. Panah terbang dan lembing yang lama membisu mulai mengamuk. Kerumunan prajurit Mouran yang berjejal di tangga dan menara pertahanan bahkan tidak memerlukan bidikan teliti dari mereka.
Kavaleri berat Bimon di kedua sayap bagaikan dua pintu neraka yang sedang menutup, melesat di sepanjang dinding oasis dengan kecepatan yang meningkat, lalu menyapu masuk ke kerumunan prajurit Mouran dari kiri dan kanan. Yak yang garang menundukkan kepala, mengoyak daging dengan tanduk tajam. Mammoth raksasa bermata merah dan badak berbulu menginjak-injak tubuh musuh dengan kaki sebesar kuali perang, menghantam lawan dengan baju zirah amber mereka. Tersenggol lengan binatang buas ini? Separuh tubuh langsung tercabik! Cakar dua belas inci Megatherium dan beruang gua raksasa seolah sedang berjalan-jalan di padang gurun tanpa pemangsa alami!
Langkah kavaleri mengguncang bumi hingga retak. Raungan "si ang si ang" mammoth raksasa di telinga orang Mouran bagaikan lonceng kematian terakhir!
Yang lebih mengerikan adalah kilau pedang besar melengkung seperti gading - pusat gravitasi sempurna untuk tebasan. Pedang standar Ksatria Mammoth Feilengcui ini pernah dipuji Yang Mulia Grak Sal, Raja Bimon, sebagai "pedang perang paling agresif dan mematikan". Di Feilengcui, setiap pendekar mammoth membawa tujuh pedang hitam mistis dan tujuh peluru pisau!
Sekarang semua pasukan kavaleri mammoth berbalik badan, setengah bergantung di gajah perang, mengayunkan pedang besar sepanjang 3,76 meter - yang terpanjang dalam standar ini - menghujani orang-orang Mouran yang melintas di samping mereka dengan tebasan gila tanpa kendali. Di bawah rendaman darah, Merkuri Quarkdor meregang hingga batas maksimal. Prajurit Mouran yang tersapu pedang ini tanpa terkecuali terbelah dua, mayatnya terlontar delapan zhang ke samping.
Sebuah jalur darah kosong selebar sekitar 20 yard terlihat jelas di lautan manusia prajurit Mouran. Ini adalah jalan raya daging-darah yang dibuka oleh dua divisi kavaleri berat Bimon. Tuhan saja yang tahu berapa ratus prajurit Mouran pemberani yang tewas di hamparan pasir basah ini, terinjak-injak menjadi bubur daging. Mengandalkan tongkat kayu untuk menghentikan serbuan kavaleri berat seganas ini sama konyolnya dengan belalang mencoba menghadang kereta api uap berlapis baja!
"Fatty Luo, si Gendut O!" Liu Zhenhan menunjuk ke patung dewa berkepala manusia berbadan semut di gerbang kota.
Dua anggota inti Feilengcui mengangkat pandangan, di depan gerbang kota tepat ada tangga terjal, pasukan Mulan yang mengalir dari atas terlihat sangat ganas. Setiap orang membawa pisau melengkung berwarna emas dan perak berkilauan. Mereka bagai batu karang di tengah arus, mempertahankan posisi dengan kokoh untuk menghalangi patung dewa berkepala manusia dan berbadan semut. Prajurit babi hutan yang bertugas menyerang sisi ini dengan pedang perunggu di tangan sama sekali tak sanggup menahan satu tebasan lawan, puluhan orang sudah tumbang seketika. Di belakang mage Mulan ini, lebih dari seratus prajurit unta bertubuh kekar telah mencabut kayu pancang yang tertancap di tanah - mereka pasti ingin membuka gerbang kota.
"Yankele! Bawa semua Raksasa Typhoon untuk charge! Semua prajurit Istana Musim Panas Dewa Perang, habisi sampai tak tersisa para pembawa pisau melengkung dari logam langka ini! Aku suka mengoleksi senjata untuk menghias kamar tidur, harap kalian bisa memenuhi keinginanku!" Liu Zhenhan duduk di tanah, melambaikan tangan pada para prajuritnya.
Gatanie yang duduk di pelana Kuda Besi Salib menurunkan visor helmnya, baru saja bersiap untuk ikut menyerbu ketika si bajingan tua berteriak dengan wajah masam: "Ksatria Perak, tugasmu adalah melindungi Pendeta!"
Guo Guo di samping tertawa terbahak-bahak tanpa beban.
Semua prajurit Mulan di menara kota kuno menyaksikan pembantaian yang menjadi contoh klasik. Dua puluh raksasa berbaris, masing-masing membawa kayu gelondongan sepanjang 10 meter. Saat menyerbu ke gerbang kota, mereka melemparkan kayu-kayu tersebut secara serempak. Kayu besar yang mendesing di udara itu menghantam patung dewa berkepala manusia dan berbadan semut dengan suara "Pongtong". Banyak prajurit Mulan yang terjepit di antaranya langsung lenyap, hanya menyisakan serpihan daging beterbangan dan genangan darah kental yang menyembur ke segala penjuru.
Dipimpin empat prajurit Behemoth berpostur mengerikan, sekitar dua ratus sosok gesit dan perkasa melompati kepala para prajurit Babi. Mereka mengayunkan kayu gelondongan besar dari atas kepala, menumbangkan musuh. Pimpinan mereka yang bersenjatakan kilatan pedang besar, menyapu hujan darah bagai pelangi. Udara seketika dipenuhi aroma amis darah yang menusuk hidung.
Ya Tuhan! Sembilan pendekar pedang terbaik dari Khemah Kerajaan Mulan, tumbang oleh prajurit pedang Behemoth ini hanya dengan satu kali tebasan pedang ganda! Seberapa panjang pedangnya? Seberapa cepat tebasannya?!
"Siapa yang berani merebut dariku, aku yang berurusan dengannya!" Fatty Luo mengibaskan dua pedang besar air raksanya, tetesan darah mengalir dari ujung pedang dan meresap ke pasir.
Dia maju selangkah, hampir dua puluh mage Mulan mundur ketakutan. Dua pedang perang yang panjangnya sudah tidak wajar itu, memantulkan sinar menyilaukan yang bahkan genangan darah tebal sekalipun tak bisa menyembunyikan nuansa mengerikannya!
Patung dewa berkepala manusia dan badan semut yang sudah bergeser sedikit, baru saja mengeluarkan kepala unta, langsung dibelah Fatty Luo bersama untanya menjadi dua bagian.
Para pengawal Khemah Kerajaan Mouran mengerahkan sisa keberanian, menyerbu seperti orang gila. Mereka sudah tak bisa mundur lagi, batang kayu cendana air yang menderu dari belakang langsung menghancurkan beberapa tubuh yang sebelumnya masih segar bugar!
Kilatan pedang yang mencekam kembali berkedip!
Prajurit Paus Fegao tidak ikut dalam pertempuran yang tak membutuhkannya. Dengan tubuh perkasa setinggi 6 meter lebih, sasarannya tentu para prajurit Mulan di atas menara kota ini!
Balok raksasa sepanjang 10 meter di tangannya bagai kecambah tauge ringan. Di setiap area yang dihantamnya, tubuh-tubuh berjatuhan seperti hujan dari menara. Beberapa prajurit Mulan melemparkan tongkat ke raksasa berjanggut tiga helai ini, malah memicu keganasannya yang lebih besar. Tangga menara berubah menjadi gunung mayat dan lautan darah olehnya. Ksatria utama dari Kerajaan Laut Xiya ini seolah berubah menjadi perempuan kasar yang mengejar tikus dengan sapu!
Patung dewa berkepala manusia dan badan semut telah dipindahkan, tapi bukan oleh orang Mulan, melainkan prajurit Feilengcui!
Di dalam gerbang kota yang awalnya dipenuhi kavaleri Mouran ini, para prajurit Bimon yang tiba-tiba muncul mengayunkan tongkat mereka. Sebuah serbuan kilat membuat arah kavaleri kacau balau. Unta-unta bagai rumput liar di angin musim gugur tertumbang. Para penunggang di pelana terlempar seperti pemberat timbangan, menghantam dinding batu dengan keras. Otak, darah, dan anggota tubuh yang tercerai-berai mengubah jarak 20 yard di gerbang kota menjadi rumah jagal yang mengerikan. Sekarang yang diadu bukan jurus pedang! Tapi pukulan tongkat paling primitif! Dibandingkan para prajurit Feilengcui yang berpengalaman ini, Pengawal Berkuda Mouran jelas kekurangan pengalaman - mereka tak ubahnya anak kecil yang memegang lolipop!
Setelah garis pertahanan ditembus oleh para prajurit Bimon ini, lukisan mengerikan ini terpampang jelas di hadapan semua orang Mouran yang berdiri di medan terbuka!
Panglima Pengawal Lei Muhammadi membelalakkan matanya yang seperti sapi, hampir tak percaya dengan pemandangan di depannya.
Mardanqi! Itu Mardanqi sang ksatria unta termashyur! Matanya meledak oleh pukulan seorang prajurit Bimon berambut emas! Ya Tuhan! Serpihan hitam yang beterbangan itu pasti pecahan tengkoraknya!
"Tei Mulian! Itu Tei Mulian yang jatuh dari menara gerbang! Apa yang terjadi dengan manusia unta terkuat ini? Mengapa punuknya hilang? Mengapa tubuhnya seperti daun kering? Ke mana wajahnya?"
"Siapa dua raksasa yang berguling-guling di tanah itu? Mengapa kavaleri unta berubah menjadi udang lumpuh di depan mereka? Demi Mani – mereka bahkan mengangkat unta!"
"Dan para raksasa yang lebih tinggi dari pasukan unta! Siapa Bimon terkutuk ini!" Panglima Garda Depan Mulan, Gole Muhammadi, mengerang putus asa, "Raksasa ini setinggi 5-6 meter! Kavaleri unta perkasa di depan mereka seperti badut naik domba. Gada mereka sebesar pohon utuh! Batu pun takkan tahan pukulan ini! Senjata seperti ini seharusnya jadi batu pelantak penumbuk gerbang kota!"
"Cukup! Mundur!" O'Neill mengayunkan perisai tempurung kura-kura berekor bintang, menghantam seorang prajurit berkuda Mulan beserta untanya, menghancurkan tulang punggungnya dengan satu pukulan, lalu meneriakkan perintah pada prajurit Feilengcui di sekitarnya dengan suara menggelegar.
"Aku mau main lagi!" si kurcaci mengayunkan balok kayu cendana air yang tak proporsional dengan tubuhnya: "Kalian mundur dulu!"
“Jancuk! Tunggu gue!” Belami yang paling jago main tongkat melompat berdiri, menghajar wajah seorang kavaleri Mulan sampai hancur, menendang unta di sampingnya sambil membunyikan peluit ke si Raksasa kecil.
“Ikuti rencana yang udah disepakatin!” Iverson tertawa terkekeh.
Hanya dalam sekejap, semua kavaleri unta di luar gerbang kota entah kabur atau bergelimpangan. Genangan darah segar mengubah gerbang kota menjadi pemandangan mengerikan. Prajurit Bimon ini bertindak begitu kejam, tak ada satu pun yang dibiarkan hidup. Saat prajurit Mulan terakhir dihajar enam Orang Ao sekaligus sampai tubuhnya remuk seperti kue, tak ada lagi prajurit Mulan yang berani mendekat. Tangga kayu di situ dipukul sampai hancur berkeping-keping.
Puluhan yard jauhnya, sekelompok besar kavaleri Mulan terpana menyaksikan ini. Mereka lupa diri. Taktik tempur yang brutal, pembantaian tanpa ampun, dan kekuatan mengerikan para musuk membuat urat saraf di punggung mereka berdenyut-denyut. Seluruh tubuh hingga jiwa mereka gemetar tak terkendali.
Jeritan dari dalam kota bagai bencana sebelum kiamat, membuat wajah setiap orang Mouran yang mendengarnya pucat pasi.
Prajurit Feilengcui berbondong-bondong kembali ke dalam gerbang kota, hanya menyisakan si Raksasa kecil Iverson yang masih berdiri di luar.
Matahari hampir terbenam, gelombang suara keras yang menyakitkan memantulkan cahaya senja menjadi nuansa kelabu.
Sosok pendek di bawah 1,2 meter ini, membelakangi garis cakrawala, bersandar pada balok kayu raksasa yang delapan kali lebih tinggi dari tubuhnya, dengan mahir melepas sepatu bot dan mengeluarkan kerikil dari dalamnya.
Ratusan Kavaleri Mulan yang berada puluhan yard jauhnya akhirnya sadar. Mereka murka - masih ada 400 lebih kavaleri unta disini, si kurcaci ini berani begitu lancang!
Dia sendirian! Rekannya sudah mundur ke dalam kota! Masih berani begitu arogan!
Sepuluh lebih kavaleri unta melengkingkan teriakan "Di... Luoluo", mengacungkan tombak panjang, bagai angin topan gurun yang menggulung pasir kuning menyerbu si kurcaci nekat ini!
Gerakan dan formasi mereka seragam bagai diukur dengan pisau!
Meski ujung tombak telah dilepas, dengan dorongan kecepatan unta, batang tombak sebesar telur bebek bisa menusuk tubuh terkuat sampai tembus!
Kalau Pasukan Pengawal kavaleri berat tak mampu melakukan ini, bagaimana mungkin membela Yang Mulia Sultan!
Sebatang kayu gelondongan yang diayunkan di udara, membentuk sektor raksasa yang memotong horizontal, merobohkan belasan kavaleri unta dalam sekali sapuan 10 yard. Setiap kepala unta hancur lebur, sedangkan prajurit Mulan di pelana terlempar seperti layang-layang kertas putus tali, menjerit-jerit dan menabrak tembok kota. Gemuruh tulang patah dan teriakan putus asa bergema.
Bagaimana manusia kerdil ini bisa mengayunkan kayu seberat itu? Pertanyaan besar ini menggelegar di kepala prajurit Mulan seperti ledakan.
Panglima Pengawal Gormukhammedi menelan ludah dengan gugup, jakunnya bergerak-gerak seperti ayam hutan yang tenggorokannya terpotong.
Sekali!
Sekali lagi!
Dia mengayunkan kayu itu lagi! Demi Mani!
Satu ayunan, satu kelompok!
Di hadapan mata Panglima Pengawal Gormukhammedi, si kerdil ini telah mengayunkan kayu gelondongan empat kali berturut-turut. Kekuatan dan kecepatannya yang luar biasa telah melumpuhkan hampir 60 kavaleri elit yang terkenal di dunia! Semuanya pasukan yang sedang menyerbu! Tak satu pun lolos!
Bahkan dia tak pernah berbalik, terus membiarkan bayangannya menyatu dengan senja dan garis cakrawala!
Kayu gelondongan sepanjang 10 meter! Prajurit Mulan mana yang bisa mendekat? Persis seperti petani yang mengayunkan sabit memanen gandum!
Melihat pasukan kavaleri yang ragu-ragu dan sepertinya sudah kehilangan nyali, Panglima Pengawal Golemuhammad menjerit seperti wanita melihat kecoak: "Bunuh dia! Bunuh dia! Kalian para pengecut! Masih ada ratusan orang! Serbu sekarang..."
Mungkin umpatan dari komandan yang jauh itu berpengaruh, mungkin karena sudah terjebak situasi, sekitar sepuluh prajurit kavaleri Mulan yang gemetaran mulai menggerakkan tali kekang sambil memandangi unta yang berguling di tanah - gerbang kota terlalu sempit untuk pasukan besar, tapi apakah jumlah kecil ini akan bernasib sama seperti rekan sebelumnya, tercabik-cabik oleh si kurcaci kuat ini?
Keraguan dan ketakutan pasukan kavaleri bahkan menular ke hewan tunggangan. Unta-unta itu bahkan tidak bisa mengangkat debu saat menyerbu. Hewan cerdas tapi bangsat ini mengeluarkan air mata besar-besaran, naluri menghindari bahaya membuat mereka merasakan keputusasaan - ini bunuh diri!
Dentuman "gemuruh" kaki besi semakin cepat mendekat. Tepat saat akan menyentuh Iverson, si raksasa kecil Napoleon ini tiba-tiba menoleh - ini pertama kalinya dia membalikkan badan sejak memberi punggungnya pada orang Mulan!
"Kali ini dia tidak mengayunkan gada kayu tak terkalahkan itu, namun sorot matanya berubah menjadi api yang membara, nyala kemarahan yang memicu kabar mengerikan!"
"Erha——Erha!"
Awalnya terdengar teriakan aneh unta, kemudian belasan unta tiba-tiba limbung dan terjatuh dengan lutut depan terkulai. Para prajurit kavaleri terjungkal seperti anjing merangkak, mulut penuh pasir kuning.
Hanya tiga kavaleri yang akhirnya bangkit goyah. Bibir mereka robek seperti pakaian gadis yang dilecehkan perampok, darah keruh memancar seperti mata air dari gigi seri yang pecah. Sisanya, kavaleri Mulan yang terjungkal mengalami tengkorak retak akibat gaya inersia dahsyat, atau langsung pingsan.
Tiga kavaleri Mulan ini berdiri di hadapan si manusia kerdil, tak sampai tiga langkah jaraknya. Darah menggenang di wajah mereka, wajah putus asa larut dalam senja yang muram. Tanpa senjata, tanpa kekuatan, apa lagi yang bisa digunakan untuk bertarung?
Di hadapan semua yang menyaksikan, tiga kavaleri Mulan itu limbung lalu bersujud. Termasuk panglima pasukan pengawal Golemohammad, semua orang Mouran mengira si manusia kerdil ini akan menghancurkan kepala mereka satu per satu dengan kayu gelondongan seperti suku Wolou, tapi tidak melakukannya.
"Dia hanya mengusap wajah tiga prajurit Kavaleri Mulan ini, lalu tersenyum ramah kepada semua orang Mouran sebelum pergi sambil memanggul balok kayu besar."
"Pong!" Patung berkepala manusia dan badan semut itu menutup kembali.
Mendengar dentuman keras itu, Panglima Pengawal Kerajaan Golem Muhammad gemetar hebat, tak kuasa menahan diri.
BAB 328: SETIAP KELUARGA MEMILIKI MASALAHNYA SENDIRI
Pertempuran pengepungan kota ini berlangsung dari senja hingga malam ketika bintang-bintang mulai bermunculan.
Pasukan Pengawal Kerajaan Kekaisaran Mugalan dari tingkat tertinggi hingga terendah sudah sama-sama terbakar amarah.
Gelombang pertama Mage Mulan yang membawa pisau melengkung emas-perak, semuanya perwira menengah terbaik di pasukan pengawal, masing-masing memiliki jasa perang gemilang. Pisau mereka telah menebas ribuan Mage Gurun, keperkasaan mereka menjadi teladan banyak prajurit. Tapi hari ini tak satu pun dari mereka yang kembali hidup!
Korban para perwira ini saja sudah seperti tali yang mencekik leher Panglima Pengawal Sultan Golem Muhammad. Andai tak dicegah pengawalnya, sang panglima pasti sudah nekat menyerbu tembok Kota Kuno Huye dengan bertelanjang dada.
Yang keempat kalinya!
Serangan keempat yang terus-menerus tanpa jeda ke Kota Kuno Huye!
Prajurit Mulan di luar kota tidak tahu situasi pertempuran di dalam kota kuno. Satu-satunya yang mereka ketahui adalah tiga serangan sebelumnya sama sekali tidak efektif - seluruh 16.000 prajurit Mulan telah dikorbankan ke dalam lubang tak berdasar ini!
Di hadapan pisau melengkung pasukan Le Xiao, tak satu pun pasukan pengawal Sultan berani mundur atau bisa mundur. Lebih dari 300 tentara pelarian telah dieksekusi! Kecuali yang terluka, pasukan Le Xiao menolak mengizinkan prajurit utuh mundur, karena ini adalah perintah panglima!
Kehormatan Pasukan Pengawal Mojie, sorotan ribuan mata - para prajurit pengawal hanya bisa mengeratkan gigi dan bertempur!
Patung dewa berkepala manusia dan berbadan semut yang menyumbat gerbang Kota Kuno Huye telah retak besar akibat empat gelombang serangan. Dari gerbang inilah para ksatria Mulan kembali dibantai oleh prajurit Bimon yang melakukan serangan balik. Tumpukan anggota tubuh yang terpotong setinggi hampir 1 meter, mengecat seluruh terowongan gerbang dengan warna ungu pekat - campuran darah beku dan plasma segar yang memualkan. Seperti sebelumnya, si kurcaci itu tetap beraksi, satu pukulan satu korban. Para ksatria Mulan benar-benar membenci ukuran gerbang yang terlalu kecil ini!
Seluruh Kota Kuno Huye dipenuhi serpihan mayat dan percikan darah yang terus beterbangan di udara berkabut, hingga kabut yang mengepul dari kerikil pun akhirnya berubah menjadi merah lembayung. Angin yang menerpa zirah prajurit Mulan meninggalkan jejak air kemerahan saat diusap dengan tangan.
Di bawah sorotan api unggun yang melompat-lompat seperti iblis, pasukan pengawal keluarga kerajaan Mulan bagai putri malu yang dilanda embun musim gugur - semangat jatuh ke titik terendah yang tak terbayangkan!
Tinggal tersisa 4.000 prajurit pengawal terakhir!
Ketidakmampuan mengamati situasi pertempuran dalam waktu lama menggerus semangat tempur prajurit Mulan secara bertahap. Awalnya masih ada prajurit terluka yang terus mengalir kembali dari Kota Kuno Huye ke kamp Mulan, namun setelah kelompok demi kelompok mage Mulan yang terkenal di dunia itu diterjunkan ke tembok benteng, tak satu pun kembali.
Teriakan perang di dalam kota kuno masih mengguncang langit-bumi, sorakan "Kampas" yang bergemuruh seperti genderang mengguncang gendang telinga, disertai gemeretak tulang remuk dan jeritan yang tak pernah berhenti.
Ksatria burung nasar yang melayang-layang di udara nyaris tak mampu mendeskripsikan kekejaman pertempuran ini secara sistematis setelah mendarat. Mereka terus mengulangi gambaran keberanian dan kekuatan fisik bawaan Bimon bagai orang gila, baru tersadar setelah dihentikan prajurit penjaga betapa ujaran mereka bisa memicu kepanikan.
Hari ini kavaleri berat pengawal Mulan yang pemberani beralih ke penyerbuan benteng, namun seperti biasa, membuktikan arti "tak tertandingi". Hanya saja kali ini, yang dihancurkan adalah diri mereka sendiri, sementara "tak tertandingi" beralih ke pihak lain.
Panglima Pengawal Sultan, Gole Muhammadi, tangannya gemetar menyaksikan prajurit terluka yang berhasil diselamatkan satu per satu. Jumlah korban ini bagai setetes air di lautan dibandingkan pasukan yang menyerbu kota kuno, menunjukkan betapa dahsyatnya pertempuran!
Luka para mage Mulan yang terkenal ini mengerikan: garis cambuk merah darah menonjol di dada depan, namun di punggung terbuka retakan seperti pecah tersembunyi, organ dalam terjepit di antara ruas tulang belakang yang masih bergerak-gerak lemah.
Prajurit Mulan yang berpengalaman tahu persis jenis luka seperti ini. Suku Wolou dari gurun ahli menggunakan gada pendek, mereka gemar menghamburkan otak musuh yang keputihan seperti memecahkan kenari dari tengkorak. Pasukan Mulan pernah berhadapan dengan Wolou dan merasakan keganasannya. Terkadang baju baja yang tak tertembus senjata tajam pun tak sanggup menahan pukulan gada. Senjata primitif ini di tangan prajurit berotot besar menghasilkan efek yang mengerikan.
Musuh hari ini jauh melebihi pasukan gada Wolou. Mereka menggunakan balok kayu sebesar pintu gerbang yang di Mulan disebut "palu meriam". Sulit dibayangkan kekuatan yang dihasilkan saat benda ini diayunkan ke tubuh manusia.
“Beberapa prajurit terluka ada yang bagian bawah tubuhnya hancur oleh benda berat, digotong kembali dengan sisa-sisa daging menggantung. Ada yang luka tusukan di dada, namun punggungnya terkoyak lubang mengerikan seperti hasil pengadukan Tongkat Taring Serigala. Luka setiap orang begitu parah, kuil Mulan yang bertugas mengobati sama sekali tak berdaya!”
“Para mage Mulan ini sudah tamat!”
“Tubuh mereka mustahil pulih kecuali dijahit dengan benang. Hanya Tuhan yang tahu bagaimana mereka masih hidup! Mungkin tulang belakang yang remuk menghilangkan rasa sakit, sehingga terhindar dari malapetaka mati kesakitan.”
“Nyawa yang tersisa ini seolah hanya berguna untuk mempertontonkan kekejaman musuh secara jarak nol kepada panglima dan rekan sejawat.”
“E... e...”
Panglima Pengawal Sultan Golemuhammad hampir tak percaya dengan pemandangan yang dilihat matanya. Seorang prajurit unta yang bertubuh besar itu berusaha ditahan oleh empat prajurit pengawal. Rasa sakit membuat prajurit Raemar ini melengkungkan punuk untanya seperti udang yang hendak direbus, melompat-lompat berulang kali. Rahangnya sudah hancur total, bagian di bawah hidungnya lenyap seperti tempayan malam yang pecah. Suaranya terdengar seperti teriakan aneh dari pita suara yang bergetar sendiri. Yang paling mengerikan adalah matanya - satu bola mata menggantung di area hidung dengan daging yang terkulai, sementara mata lainnya penuh darah hingga membentuk gelembung yang menggembung keluar dari separuh rongga mata, berisi darah keruh yang berputar cepat.
Pendeta Kuil Mulan yang bertugas mengobati terus mengucapkan mantra ajaib untuk berkomunikasi dengan Dewi Mani, namun sama sekali tidak bisa menghentikan pembengkakan mata tersebut. Tekanan intrakranial yang kuat membuat mata prajurit unta itu semakin membengkak dengan cepat akibat penumpukan darah.
"Ah!" Panglima Pengawal Sultan Gole Muhammadi berteriak liar sambil mencabit pedangnya. Saat berlutut, bilah pedangnya menembus tulang rusuk prajurit unta itu. Saat ujung pedang yang tajam membelah jantung, bola mata yang penuh darah itu meledak tepat bersamaan. Genangan darah dan kristal hitam seperti serat menyembur ke seluruh kepala dan wajah Gole Muhammadi.
Gole Muhammadi bernapas huh-hah seolah ada balon kuno yang menyumbat dadanya. Wajahnya yang berlumuran darah membuatnya terlihat seperti binatang buas dari zaman purba.
"Senjata lawan terdiri dari empat jenis: kavaleri berat, gada, bilah tajam, dan kayu gelondongan." Rundstedt berjalan keluar dari gerbang kemah dengan sekelompok pengawal tanpa jejak kepanasan, lalu membungkuk untuk menjelaskan satu per satu kepada panglima Garda Sultan Golemuhammad: "Kavaleri berat menghancurkan segalanya, sedangkan gada dengan elastisitas tinggi, bergantung pada energi kinetik yang kuat, bekerja sepenuhnya pada organ dalam melalui kulit. Jadi luka meledak membuka celah di punggung, tulang belakang remuk; Luka potongan bilah tajam memiliki tepi yang rapi, sedangkan luka berbentuk bilah di dada ini jelas disebabkan oleh senjata bermata banyak. Senjata bermata sudut ini menyebabkan kerusakan berputar di dalam rongga dada... Tapi... menurutku, ini mungkin luka yang disebabkan senjata tajam yang telah menembus beberapa orang sebelumnya, mungkin karya pemanah cilik dari pihak musuh."
Panglima Garda Sultan Golemuhammad mengangkat kepala dengan tajam menatap Meishuai, tenggorokannya mengeluarkan geraman seperti binatang terpojok, mata penuh darah beku, tangan kasar berkapalan seperti cakar elang mencengkram, seolah ingin menerkam.
“Tiuplah terompet untuk menarik pasukan. 20.000 personel Anda masih bisa menyisakan sedikit keturunan, jangan karena rasa malu dan harga diri, juga tak perlu merasa kehilangan muka di hadapan Pasukan Unta Terbang kami! Sebenarnya Anda seharusnya menghentikan serangan saat serangan kedua gagal! Jangan kehilangan akal sehat terakhirmu, Panglima Go! Tanpa pisau melengkung, Pasukan Pengawal Mulan kita seperti anak kecil yang tak berdaya menghadapi pukulan Prajurit Behemoth ini.” Rundstedt menatap sang panglima Pasukan Pengawal dengan sorot mata berapi-api.
“Tidak!” Panglima Garda Sultan Golemohammad berteriak histeris: "Berapa banyak jumlah mereka?! Kita lebih banyak beberapa kali lipat! Sudah hampir empat jam pertempuran! Aku telah mengerahkan empat gelombang pasukan! Sekalipun mereka manusia besi, tenaga mereka pasti sudah habis!"
“Semoga Anda berhasil! Maaf, area kota kuno ini sangat terbatas untuk mengerahkan pasukan. Rundstedt mohon maaf tak bisa memberikan bantuan lebih.” Meishuai dari Legiun Unta Terbang tersenyum tipis, menggelengkan kepala hendak berbalik pergi, lalu berpaling lagi ke panglima Pasukan Pengawal ini: "Jika benar ingin menang, perintahkan katapel terus menyerang! Serangan tanpa pandang bulu! Ini mungkin satu-satunya kesempatanmu untuk menimbulkan korban di pihak lawan!"
"Panglima Pasukan Pengawal Sultan Golemuhammad seluruh tubuhnya tegang seperti busur yang ditarik, sudut mulutnya mencong ke samping, menjuntai air liur berkilauan, bagaikan anjing gila yang mengamuk, menatap tajam ke arah Meishuai Pasukan Unta Terbang yang menjauh dengan jubah berkibar-kibar."
"Aku takkan memberimu bajingan ini tontonan yang memalukan!"
Mendengar kata-kata yang bergema dari belakang itu, langkah Meishuai terhenti sejenak sebelum kembali normal, sorot mata menggetarkan menghilang sekejap dari wajah tampannya.
"Meishuai. Akhirnya kita beri pelajaran pada Pasukan Pengawal yang sok tinggi ini!" Penyihir arwah Master Zandi menyambut panglimanya dengan wajah berseri-seri: "Pendeta Naga Bimon Richard di Benua Aigean kita telah beberapa kali menghadapi pertempuran sengit, termasuk melawan Pasukan Singgasana Perak Pengawal Kerajaan Santo Fransiskus, tak pernah kalah sekalipun dengan rasio 10:1! Dulu memimpin pasukan tak resmi, sekarang memimpin tentara reguler, mana mungkin bisa kalah!"
"Kau terlalu banyak bicara! Ikut aku masuk tenda!" Meishuai tanpa menoleh membawa sekelompok pengawalnya masuk ke tenda besar, melemparkan kalimat dingin pada penyihir arwah yang terus mengoceh.
Angin gurun yang menusuk menerpa otot wajah Penyihir Arwah yang terlihat agak canggung.
"Meishuai, apa yang harus dilakukan Pasukan Unta Terbang kita selanjutnya?" Kembali ke kemah besar berisi ratusan orang, seorang Elf Gurun Xixi belum sempat duduk di bantal brokat sudah buru-buru bertanya: "Besok sudah habis masa larangan magnetik, apakah Pasukan Unta Terbang kita akan melakukan Serangan Penuh?"
"Serangan Penuh? Sekali lempar 5000 atau 4000 prajurit? Apa kita akan sama seperti komandan pasukan pengawal yang mulutnya besar tapi akhirnya tak bisa menepati janji?" Rundstedt mengipas-ngipaskan kompor wewangian berlubang di meja pendek, berkata dengan sedikit geram: "Sialan Gole Muhammad! Pasukan Pengawal Sultan yang arogan! Para sombong ini benar-benar mengacaukan rencanaku!"
"Bimon juga bisa lelah! Mereka memang kuat, mungkin pentungan tak bisa melukai mereka, tapi kalau prajurit kita membawa pisau melengkung, ceritanya akan berbeda!" Elf Gurun memeluk erat lute di dadanya: "Dan Ahong! Begitu larangan magnetik hilang, Pasukan Unta Terbang kita akan memberikan pukulan paling telak pada mereka!"
"Benar! Benar!" Seruan setuju bergema riuh.
"Baik! Aku akan minta Master Zandi jelaskan siapa saja prajurit Bimon ini!" Meishuai terkekeh, memberi isyarat pada Penyihir Besar mayat hidup: "Master, prajurit Bimon yang kita lihat tadi di 'Mesin Terbang Qibulin', bisakah Anda ceritakan pada semua? Di sini semuanya anggota intiku, tak perlu khawatir merusak semangat pasukan."
“Bimon-bimon ini terutama terdiri dari Mammoth Pahlawan Kuat Suku Elephantine, prajurit yang terlahir dengan kulit sekeras batu dan tidak memiliki saraf rasa sakit, benar-benar lawan yang paling sulit dihadapi! Mereka juga memiliki pasukan kavaleri gajah raksasa yang kekuatannya mengerikan. Dalam hal kekuatan tempur, selain Raksasa Arsenik, hampir tak ada yang bisa menandingi mereka.” Master Zandi sambil berpura-pura batuk dua kali, matanya mengamati ekspresi para perwira unta di dalam kemah besar.
“Prajurit Unta juga tidak bisa?” tanya seseorang.
“Bahkan jika aku dinaikkan di bahu prajurit Rinoceros, baru setinggi bahu Elephantine. Menurutmu bisa tidak?” Penyihir Besar Zandi mengeluarkan suara tawa seperti burung hantu dari mulutnya yang keriput.
“Lanjutkan!” Meishuai tertawa renyah.
“Mereka juga memiliki Prajurit Beruang Buas Suku Bier. Meski terlihat gemuk, jangan tertipu penampilan polos mereka - mereka adalah ahli bela diri tangan kosong sejati di antara pasukan Bimon, dengan teknik telapak tangan yang tak tertandingi. Memecahkan tengkorak bagi mereka semudah menghancurkan keju! Selain kepala, titik lemak mematikan mereka hanya ada di bagian dada yang ditumbuhi bulu putih. Luka biasa takkan mengganggu mereka! Yang bisa menjadi lawan sepadan di sini, selain Raksasa Arsenik...”
"Master Zandi, selain Raksasa Arsenik, apakah tidak ada yang bisa menyaingi mereka di Taklimakan?" seorang perwira militer Mulan bertanya tak sabar.
"Ada!" Master Zandi mengangguk, "Raksasa Berkaki Lumpur dan Raksasa Buddha mungkin juga bisa!"
"Jancuk!"
“Mereka juga punya Orang-orang banteng dengan cincin emas di hidung! Tahukah kalian prajurit macam apa itu? Itu adalah ksatria antelop dengan aura stamina bawaan yang tak kenal lelah, seribu tahun lalu, prajurit Berbual jenis ini adalah kartu as utama Bimon! Bahkan dengan tangan kosong, Orang-orang antelop ini tetap menjadi prajurit terhebat, mereka memainkan tanduk di kepala mereka lebih baik daripada cara Mojie kita bermain pedang! Di antara prajurit Bimon ini juga ada Orang-orang banteng dengan cincin perak dan tembaga di hidung! Itu adalah Manusia Badak dan Yak! Di antara ras-ras kuat Bimon, satu-satunya yang memiliki kemampuan reproduksi paling subur adalah Suku Berbual mereka! Ya Tuhan, bagaimana bisa suku antelop yang sudah punah ini muncul kembali! Ternyata Kerajaan Bimeng tidak sesederhana yang kita orang luar pikir!” Master Zandi tidak menghiraukan pandangan tidak percaya di sekelilingnya, tersenyum sinis melanjutkan: “Di dalam kota kuno juga ada prajurit kuat dari suku singa dan harimau, ini adalah keturunan wangsa kerajaan, mereka memiliki otak dingin dan ilmu bela diri yang tinggi! Untungnya kemampuan reproduksi mereka terbatas, kalau tidak Benua Aigean pasti sudah dikuasai mereka! Pasukan Bimon ini juga memiliki semacam Raksasa Aigean! Aku bersumpah, mereka adalah raksasa tertinggi yang pernah kulihat, mungkin hanya Raksasa Langit yang bisa lebih tinggi dari mereka!”
“Kalau musuh begitu hebat, bagaimana bisa mereka terdesak sampai ke titik ini oleh kita?” Seorang mungkin merasa Penyihir mayat hidup ini sedang membesar-besarkan, mendengus dengan nada meremehkan.
"Kebetulan!" Panglima Rundstedt berkata dengan serius: "Kemenangan kali ini sepenuhnya kebetulan! Sebelumnya saya pernah mengatakan, dalam pertempuran langsung dengan pasukan Bimon ini, Pasukan Unta Terbang bisa mempertahankan 10% struktur. Tapi setelah menyaksikan cara bertempur mereka hari ini, saya menarik kembali perkataan saya! Pasukan Unta Terbang sama sekali bukan tandingan mereka! Keperkasaan prajurit-prajurit ini sudah bisa mengabaikan penyusunan taktik, dengan kekuatan yang setara, saya tidak memiliki jaminan kemenangan. Jika ingin menghabisi semua mereka, bahkan dengan kerja sama multikorps, Pasukan Unta Terbang kita harus menanggung korban setidaknya sama besarnya!"
"Mereka juga memiliki pemanah Hao! Tapi patut disyukuri, Suku Deer Musk Bimon telah jatuh menjadi budak domestik sejak Perang Hyjal seribu tahun lalu, dan Kerajaan Bimeng telah mencabut hak mereka menggunakan panah! Kami pernah menyaksikan keterampilan memanah pemanah Haus lawan, tapi saya tetap berpendapat bahwa pemanah Musk adalah ras pemanah ulung terhebat di Aigean! Menurut catatan literatur, semua teknik panah hiasan di Benua Aigean saat ini adalah penemuan pemanah ulung Musk! Mereka dulu adalah pemanah mengerikan satu-satunya yang bisa menembakkan panah melengkung dengan sudut tali busur. Tidak ada yang tahu target berikutnya mereka! Di masa lalu, jika mencium aroma wangi pada bulu panah di mayat di medan perang, mengubah rute adalah pilihan terbaik!" Penyihir Besar Zandi mengatupkan giginya: "Kali ini saya juga melihat bayangan orang Musk, untungnya mereka adalah angkatan udara. Tradisi Bimon sangat ketat, mereka sudah tidak mungkin menggunakan panah lagi, dan tidak lagi menakutkan!"
"Belum tentu! Kavaleri udara Orang Kesturi yang membawa ketapel ini memiliki insting alami dalam mengontrol sudut tembakan. Kami Orang Burung Nasar sekarang sama sekali tidak bisa memanfaatkan lengkungan tembok untuk melakukan serangan tiba-tiba ke kavaleri udara Bimon. Setelah sebelumnya mengalami kerugian sekali, mereka sekarang sudah tahu berjaga-jaga! Ini membuktikan betapa tajamnya insting pertempuran mereka! Mereka benar-benar penembak jenius!" Gumam Hashimian, pemimpin Orang Burung Nasar. "Aku juga tidak tahu senjata apa yang mereka gunakan, jangkauannya jauh dan daya ledaknya besar."
"Hashimian, kau bicara begitu karena tidak memahami sejarah umum Benua Aigean. Jika Orang Kesturi ini adalah pemanah seperti zaman dulu, aku jamin tidak akan ada satupun kavaleri udara burung nasar yang masih berdiri di sini," Penyihir Mayat Hidup mengangkat bahu. "Aku hanya mengatakan fakta."
Bab 329: Tongkat Komando Meishuai
"Prajurit hebat juga membutuhkan panglima yang handal..." Seorang prajurit Meinhar dari gurun berkata dengan tidak puas. "Meski prajurit kami tak sehebat Bimon... Tapi kami punya Meishuai!"
"Mereka juga punya panglima brilian, Pendeta Naga Richard!" Penyihir Besar Zandi mengepal tangan, seluruh tubuhnya bergetar. "Setiap kali menyebut nama ini, aku langsung mengamuk! Anakku tersayang..."
"Penyihir Besar Zandi! Tentang kisah Pendeta Naga Bimon ini, aku sudah memahami garis besarnya dari ceritamu. Sekarang masih ada satu hal yang perlu dikonfirmasi—apakah Pendeta Naga ini pernah memiliki peralatan magis khusus dari Benua Aigean? Misalnya peralatan dimensi atau semacamnya?"
Panglima Rundstedt berdiri, menggunakan jepit rambut perak untuk menaikkan nyala lampu. Mendengar suara pertempuran dari kejauhan, ia mengangkat alisnya. Seorang Raksasa Arsenik segera memahami isyaratnya dan menurunkan tirai kemah besar Dafulu, membuat tenda berkapasitas seratus orang itu langsung hening.
"Meishuai! Asal-usul Pendeta Naga Bimon ini masih misterius. Seperti yang kau tahu, kelahiran seorang Pendeta Bimon membutuhkan kesempatan, bukan waktu bertahun-tahun seperti pelatihan Penyihir." Penyihir Mayat Hidup mengayunkan Tongkat Sihir Tulang di tangannya, lalu berkata: "Kami pernah mencoba menyusupkan mata-mata ke wilayah kekuasaannya, tetapi kediaman walikotanya terletak di Bukit Merah Tinggi yang dipenuhi anjing-anjing galak, bahkan serigala pun mengalah. Jadi saya benar-benar tidak tahu banyak tentang latar belakangnya! Tentang perlengkapan magisnya, sulit untuk memastikan - peralatan magis yang bisa menampung muatan besar lebih langka daripada Adamantium."
"Kalau begitu, Pendeta Naga ini memang anomali di Kerajaan Bimon. Kerahasiaannya ini apakah karena kesadaran akan keamanan? Atau sikap eksklusif?" Panglima Rundstedt bersandar di kursi komandannya, meregangkan tubuh dengan nyaman sambil mengambil gulungan buku kuno berwarna kuning. Ia mengerutkan alis: "Saat itu saya melihat penampilannya. Sejujurnya, ada kemiripan dengan tuanmu Master Zandi, malah tidak seperti ras Bimon."
"Seperti yang Anda katakan, hanya saja matanya yang hitam tidak memancarkan kilau perak! Jika bukan karena bantuan kekuatan Anda, tuanku juga sudah bersiap untuk menghadapi Pendeta Naga Bimon ini." Penyihir Besar Zandi membungkuk sambil berkata.
"Hehe... Tapi penilaianmu terlalu berlebihan! Alasan prajurit Behemoth ini begitu tangguh jelas karena Kerajaan Bimeng yang sangat marah atas penculikan putri, mereka mengerahkan seluruh pasukan elit untuk menyerbu Mulan! Prajurit-prajurit kuat ini berasal dari ras-ras yang populasinya langka di Kerajaan Bimeng, saat ini sebagian besar ras di kerajaan itu lemah; selain itu mereka juga tidak memiliki komandan yang kompeten, Pendeta Naga yang Anda sebutkan masih sangat hijau, sama sekali tidak menerapkan taktik dalam pertahanan kota, jangan terlalu mengagung-agungkannya hanya karena beberapa kemenangan. Jaraknya masih sangat jauh untuk disebut jenderal ulung." Panglima Rundstedt tersenyum tipis, mengacungkan satu jari ke arah penyihir mayat hidup sambil menggelengkan kepala perlahan.
"Tapi keberaniannya memang tersebar luas di Benua Aigean kita. Mungkin beberapa hal terlalu dibesar-besarkan, membuatku sulit membedakan mana yang nyata. Hmm... Banyak yang menyebut dia sebagai Pendeta Naga Ganda, tapi aku tak pernah mendengar dia menggunakan dua peliharaan magis naga peri dalam pertempuran. Justru burung api peliharaannya yang sering mencatat prestasi. Kali ini bahkan satu centaur pun tak terlihat, mungkin tidak ikut ke gurun! Di Benua Aigean, dua ksatria naga pernah dikalahkannya dengan telak. Kematian Madawikya sungguh disayangkan." Penyihir Mayat Hidup Zandi menghela nafas, bayangan lilin menyembunyikan wajahnya yang muram dalam kegelapan: "Anak malangku juga..."
"Orang sehebat ini pasti bisa kabur kapan saja. Tapi kenapa dia mengajukan menyerah?" Meishuai tertawa sambil membalik-balik halaman buku dengan suara 'swish' di jempolnya: "Apakah Pendeta Naga ini menganggap kita bodoh?"
"Mungkin malu. Kerugian Bimon kali ini terlalu besar." Penyihir Mayat Hidup menunduk: "Statusnya sangat mulia. Seperti Anda tahu, Bimon sangat menjunjung tinggi kehormatan."
“Salah!” Meishuai menggelengkan kepala, sudut bibirnya membentuk lengkungan seperti kait: "Masalah reputasi adalah salah satu alasan! Yang terpenting adalah dia masih belum menyerah! Dia masih belum siap melepaskan! Karena keberaniannya, dia masih ingin menyelamatkan Putri Bimon yang ditawan di Kota Galiman! Sudah kukatakan sebelumnya, para pedagang berpandangan sempit itu lambat laun akan mendapat masalah karena kegiatan perdagangan budak mereka!"
“Tipu saja dia untuk menyerah, lalu bunuh saja dia langsung!” Seorang Raksasa Arsenik berkata dengan tegas seperti baja.
“Membunuhnya tentu mudah, keberanian individu takkan pernah bisa mencapai hasil besar! Tapi yang kubicarakan adalah invasi ke Kerajaan Bimeng!” Meishuai kembali menggelengkan kepala, lama sekali baru menghela nafas: “Kalian juga tahu, Tieletai selalu puas dengan status quo Mulan, sementara Khalifah Abdullah dan Yang Mulia Sultan masih sangat curiga padaku. Saat ini terlalu banyak hambatan untuk invasi ke Aiqin. Mungkin Yang Mulia akan menyetujui, tapi aku tak bisa menggantungkan taruhan pada kebijaksanaan Yang Mulia! Hari ini Pasukan Pengawal pasti kalah, si bodoh Gole Muhammad demi cuci tangan, setelah perang belum tahu akan memuji musuh sampai ke langit ketujuh! Sekarang situasi di sekitar Mulan sudah stabil, jika terintimidasi oleh Gole Muhammad dan merasa tidak perlu, Kekaisaran pasti takkan mau menginvasi Aiqin!”
“Aku tahu ini adalah target strategi Meishuai, ini juga situasi yang paling diharapkan oleh tuanku.” Penyihir Mayat Hidup Master Zandi tersenyum: "Kami selalu memiliki keyakinan besar pada keberhasilan Anda."
“Kinerja kalian akhir-akhir ini juga cukup baik, dikabarkan dua kekuatan militer di Benua Aigean telah dihasut oleh kalian untuk memulai perang.” Mata Meishuai terangkat dari halaman buku, melirik sekilas ke arah penyihir mayat hidup: "Aku juga punya alasan untuk percaya, selain aku, kalian pasti masih memiliki kandidat cadangan."
“Mengapa Anda berkata begitu?” Penyihir mayat hidup itu mengangkat kepalanya dengan terkejut.
“Firasat.” Meishuai tersenyum, menunjuk kepalanya yang dibalut kain sutra.
“Di hadapan Kebijaksanaan Anda, saya benar-benar tidak punya alasan untuk menyembunyikan apapun.” Penyihir Mayat Hidup Master Zandi menghela nafas: "Memang masih ada satu lagi, tapi potensi mereka sangat terbatas, yang lainnya sedang dalam proses negosiasi."
“Aku butuh bahan peledak! Bimon ini kemungkinan besar adalah pilihan yang baik.” Meishuai terus mengangguk, tampak berpikir dalam-dalam.
“Maksud Meishuai...” Beberapa perwira Pasukan Unta Terbang saling pandang.
“Kita sudah tak tertandingi di Taklimakan, apakah kalian ingin melihat dunia luar? Ingin punya alasan sah untuk memperluas pasukan?” Meishuai tertawa besar sambil menatap bawahannya: "Kota Galiman kita memiliki 1,2 juta rakyat, hanya dengan satu provinsi ini saja kita bisa berprestasi besar!"
“Ingin!” Setiap prajurit sejati yang berdarah baja pasti akan memberikan jawaban tegas pada pertanyaan penuh tantangan ini.
"Orang lemah hanya menunggu kesempatan, ahli kuat aktif menciptakan peluang! Pendeta Naga ini adalah kesempatan kita! Aku butuh dia membantuku meyakinkan orang Mouran yang pengecut dan konservatif!" Ekor rubah merah menyala Rundstedt berkibar tinggi, gemetar tak tertahan: "Untuk diriku sendiri, untuk ibuku, juga untuk kalian! Aku harus kibarkan panji Pasukan Unta Terbang Mouran di tanah penuh dosa itu!"
"Apa mungkin ada masalah?" Seseorang bertanya pelan.
"Cuma seorang Pendeta Naga! Seberapa besar trik yang bisa dia mainkan? Ini satu-satunya langkahku. Jika aku orang Mouran murni, tak perlu repot-repot seperti ini!" Meishuai teringat sesuatu, memandang tajam Penyihir Mayat Hidup: "Omong-omong, Yang Terhormat Master Zandi, kenapa dulu kalian tidak mencoba merekrut Pendeta Naga Bimon ini? Bantuan dia pasti sangat berarti untuk strategi kalian!"
"Awalnya meremehkannya. Saat dia mulai menunjukkan taring, sudah ada permusuhan berdarah antara kami." Pipi Penyihir Mayat Hidup mengeras, suara giginya menggesek seperti tikus menggerogoti meja.
"Ayo kita yang menghubunginya dulu! Aku tidak suka bertele-tele!" Mata Meishuai menatap pemimpin Orang Burung Nasar, sambil mengangkat dagunya berkata: "Hashimian! Saat malam nanti kau menyelinap pergi, cari Pendeta Naga Bimon itu! Katakan aku ingin bicara soal penyerahan diri!"
Pemimpin Orang Burung Nasar mengusik-usik cincin telinga emasnya, mengangguk pelan.
"Sebenarnya setelah medan magnet ini hilang, dengan banyaknya ahli sihir kita, harusnya kita bisa menghabisi mereka semua!" Seorang prajurit Meissenz gurun berkata dengan nada tidak rela.
"Jangan sampai!" Penyihir Besar Zandi mengayunkan Tongkat Sihir Tulangnya gugup: "Mereka masih punya banyak pendeta, dan levelnya pasti tinggi. Lihatlah 'Kilat Berantai Nebula' tadi? Kalau kita desak sampai mereka nekat, bisa-bisa kita semua binasa!"
"Ini tidak perlu terburu-buru. Aku akan buat mereka membayar mahal besok. Saat medan magnet hilang, akan kusuruh Legiun Unta Terbang mencoba lagi! Jujur saja, aku juga tidak rela!" Sorot mata aneh mengkilat di pelupuk Meishuai: "Benar-benar pertama kali melihat... ada yang bertarung menggunakan batang pohon penumbuk pintu... Tapi ini tidak akan menggentarku..."
"Kalau bukan karena Pasukan Pengawal Sultan yang suka pamer, kerugian ini akan ditanggung Pasukan Unta Terbang kita." Penyihir Mayat Hidup Zandi menghela nafas: "Musuh seperti ini juga baru kulihat. Sepertinya Pendeta Naga Bimon ini benar-benar punya peralatan magis. Kalau tidak, logistik dan perbekalan mereka..."
"Desahan ini memicu banyak helaan napas panjang, termasuk dari Panglima Rundstedt yang biasanya tak menunjukkan emosi."
Awan tipis bintang jarang, jangkrik bersahut-sahutan, angin sejuk membawa kabar, bulan indah tak bertepi.
"Meishuai ingin membicarakan urusan penyerahan diri denganku?" Liu Zhenhan menatap tajam pria perkasa burung nasar di hadapannya.
Pertempuran sengit merebut kota telah berakhir. Orang Mouran cukup menderita kerugian. Sekarang kota kuno dipenuhi tumpukan mayat. Kekuatan pentungan air yang setara batang besi memberi pelajaran berdarah bagi Mouran, sementara pentungan kayu mereka nyaris tak melukai prajurit Behemoth berkulit tebal - satu-satunya korban adalah prajurit babi hutan. Kini sisa pasukan Babi tinggal 37 ekor, membuat Jenderal Reyes ingin menangis tanpa air mata.
"Benar." Sorot mata Pemimpin Burung Nasar Hashimian berapi-api, tak gentar menghadapi pandangan bermusuhan di sekelilingnya.
"Baik! Aku pasti akan datang!" Liu Zhenhan mengangguk.
“Kami akan mengganti penjaga ronda malam ini dengan orang kita sendiri, tapi kedatangan Anda sebaiknya tetap dirahasiakan.” Pemimpin Burung Nasar Hashimian mengangguk, melirik Pangeran kecil Elf dengan sudut matanya. Andai saja Pendeta Naga Bimon ini tidak berteriak cepat tadi, dirinya sudah tertembus oleh bilah runcing tiga sisi. Keahlian memanah lawan cukup membuat Hashimian kagum, setidaknya pemanah sabuk hitam dari Meinz di gurun pun tak bisa membatalkan serangan sendiri dengan metode tabrak berantai.
“Aku akan melakukannya!” Liu Zhenhan mengusap kumisnya sambil tertawa: “Semoga kalian menyiapkan anggur dan hidangan enak. Jika ada penari berpayudara besar, jangan ragu ajak beberapa untuk hiburan.”
Mata Pemimpin Burung Nasar Hashimian langsung memutih, hampir pingsan dibuat ulah Pendeta Naga Bimon ini. Buru-buru ia mengembangkan sayap dan pergi. Jika tetap di sini, tak tahu apa lagi kata-kata mesum yang akan keluar dari mulut ini.
“Yang Mulia! Jangan pergi, pasti mereka menyiapkan jebakan!” Pangeran Kahn berkata cemas. Rambut emas di pelipis Sang Putri mencuat seperti bulu leher ayam jago, seluruh tubuhnya penuh bau amis darah.
“Mustahil mereka tidak main akal!” Liu Zhenhan menyentil pantat Guo Guo yang sedang asyik mengendap-endap di sudut. Pantat kecil Guo Guo mencuat tinggi, entah sedang mencari harta karun apa.
“Kalau sudah tahu lawan mau main akal-akalan, kenapa Anda nekat mengambil risiko?” Yang Mulia Pangeran belum sempat bicara, Gorini sudah buru-buru bertanya.
“Karena peta yang kita sita tidak menunjukkan lokasi pasti Kekaisaran Mugalan! Sial! Peta itu hanya memuat topografi sebelah selatan Pegunungan Hengduan dan Benua Aigean! Orang-orang Mouran ini terlalu ketat menjaga kerahasiaan! Yang kupikirkan sekarang adalah bagaimana mencapai Kekaisaran Mugalan!” Liu Zhenhan mengerutkan kening sambil menjilat bibir: “Tapi di sisi lain, berperang di depan rumah sendiri memang tidak perlu membawa peta, kalau kalah konsekuensinya akan fatal.”（PS：Dalam Perang Tiongkok-India, India pernah melakukan kesalahan ini. Belakangan militer Tiongkok mulai memperhatikan hal ini, misalnya menggunakan dua maket perang, satu asli satu palsu, untuk mencegah kebocoran.）
“Apakah Anda... benar-benar ingin menyelamatkan Putri Nancy?” Pangeran Kahn bertanya dengan hati-hati.
“Itu hanya salah satu alasan. Kali ini kita kalah, kalau pulang dengan tangan hampa pasti jadi bahan ejekan!” Liu Zhenhan mendengus: “Anda dan saya, satu sebagai panglima ekspedisi, satu sebagai Shaman Kepala kelompok pendeta. Bagaimana kita mempertanggungjawabkan ini? Cukup dengan satu pasal kejahatan kehilangan 80% prajurit, kita sudah pantas dihukum pancung seratus kali! Aku tidak rela!”
“Aku juga tidak mau pulang, lebih baik mati di sini.” Pangeran Kahn bergumam pelan.
“Orang Mouran telah mengepung kita selama berhari-hari, setelah pertempuran ini, mereka seharusnya bisa melihat bahwa logistik kita tidak kekurangan! Tapi yang aneh, mengapa mereka tidak menunggu medan magnetis menghilang lalu mencoba menyerang sekali lagi? Malah cepat-cepat mengajak negosiasi penyerahan diri! Apakah penampilan kita hari ini membuat mereka ketakutan?” Liu Zhenhan juga bingung bukan main: “Aku sudah menyiapkan alasan muluk-muluk, ingin berpura-pura menyerahkan diri dengan dalih mengorbankan diri untuk kebebasan kalian. Sekarang rencananya gagal total? Bangsat! Kok rasanya aneh begini? Seperti dijebak!”
“Yang Mulia, hamba tidak setuju dengan rencana penyerahan palsu ini! Sumpah itu mengatasnamakan Dewa Perang!” Pangeran Kahn menundukkan kepala, sepatu botnya menyentuh lembut pedang raksasa emas yang tertancap di tanah. Bilah pedang itu penuh noda darah kering yang tebal, mencerminkan hati sang pangeran yang dipenuhi dendam berdarah.
“Putri, hubunganku dengan Dewa Perang sangat baik. Apa satu dua sumpah palsu akan dipermasalahkan?” Liu Zhenhan melirik sang pangeran dengan senyum nakal.
Beberapa pengawal pribadi menyembunyikan tawa mereka, menyisakan seorang pangeran yang bingung tak mengerti dengan wajah penuh keheranan.
“Tenang saja! Aku punya kemampuan 'Mempersempit Jarak'.” Si bajingan tua mengusap-usap kalung tengkorak "Kemarahan Menggelegar" di lehernya, sementara tangan cacatnya yang mengenakan sarung tangan hitam menepuk bahu Putri dengan keras: "Jika orang Mouran menyiapkan jebakan dan kita kalah, setidaknya aku bisa kabur. Sekarang kita harus periksa kemungkinan penyerahan diri palsu mereka!"
"Panglima musuh ini sangat licik..." Gatanie berkata dengan sedikit khawatir: "Bagaimana kalau aku ikut bersamamu! Aku Ksatria Kuil Perak, berhak melindungi keselamatanmu!"
"Jika kau ikut, justru aku benar-benar tidak bisa kabur." Liu Zhenhan mencubit pipi mungil Gatanie yang seputih salju, gerakan mesra ini membuat kecantikan angsa itu gelisah.
"Meishuai Mouran ini benar-benar membingungkan." Pangeran Kahn menghela napas panjang: "Entah apakah aku sudah kehilangan nyali, tapi menurutku dia selalu mengendalikan kita! Bahkan urusan menyerah ini, tak kusangka dia yang mengajukan duluan!"
“Aku juga cukup penasaran, hehe…” Liu Zhenhan mencibir, kata-kata pedasnya terus bermunculan: “Secara logika, ibu Rundstedt adalah seorang wanita Fox cantik yang ditangkap ke Mugalan, sudah pasti dia mengalami pelecehan! Bagaimana mungkin Rundstedt yang bahkan tak punya ayah ini bisa mencapai posisi sekarang di Kekaisaran Mugalan? Apa bajingan begitu dihargai di Mouran?”
“Kita memang sial, bertemu orang gila seperti ini. Dia melampiaskan semua amarahnya pada kita.” Pangeran Kahn berkata dengan putus asa.
“Tidak sepenuhnya begitu. Setidaknya aku melihat esensi dari dirinya.” Liu Zhenhan menarik napas lalu tertawa terbahak: “Pernikahan campur ras seharusnya bisa dilakukan!”
“Ini…” Yang Mulia Pangeran terdiam bingung, di saat seperti ini mengapa Yang Mulia masih memikirkan hal ini.
“Jangan berpikir terlalu banyak! Hari ini seru membunuh?” Liu Zhenhan menendang pedang raksasa emas milik Pangeran hingga terpegang, gagang pedang yang lengket menempel di telapak tangannya.
“Sangat seru! Tongkat mereka sama sekali tidak mengancam, ini pertama kalinya aku membantai lawan seperti ini. Setidaknya tiga ratus orang kubunuh!” Pangeran Kahn tersenyum malu: “Tulang orang Mouran sangat keras, tanganku sampai lemas setelah terus-menerus menebas.”
“Belajar lebih banyak dari prajurit Kijang, mereka telah lama menghadapi lawan seratus kali lipat dan sudah terbiasa dengan situasi seperti ini. Hari ini berkat mereka yang tak beristirahat dari awal sampai akhir, sekarang masih harus membersihkan medan perang.” Liu Zhenhan melepas kantong air dan menyiramkannya ke bilah pedang, kilau dingin tiba-tiba memancar terang.
“Wah! Pedang bagus!” Liu Zhenhan mengerlingkan mata, menggoyang-goyangkan bilah pedang. Pada gagang pedang tampak terukir sebaris aksara kecil. Si bajingan tua itu menyempurnakan pandangannya.
“Hati prajurit, bertujuan menghentikan kekerasan.” Pangeran Lionheart berkata: “Ini adalah senjata sakti nomor satu Suku Rhein - 'Pedang Penebas Matahari'! Prasasti di atasnya adalah pepatah Suku Rhein. Yang Mulia bisa membawanya untuk perlindungan malam ini.”
Saat itu, Guo Guo akhirnya menangkap seekor jangkrik gemuk di sudut tembok, lalu berlari gembira menghadap Liu Zhenhan sambil memamerkan barang buruannya.
“Hati prajurit, bertujuan menghentikan kekerasan? Omong kosong!” Liu Zhenhan dengan hati-hati menjepit sayap jangkrik, wajahnya berdekatan dengan senyuman Guo Guo.
Ekspresi bajingan tua itu sekarang sepenuhnya menunjukkan kasih sayang alami. Dia selalu menyayangi binatang kecil seperti ini karena tidak merasa terancam.
Ketika dia merasa terancam, bilah pedang yang memantulkan sinar bulan pucat menjadi cerminan dirinya.
Makhluk ini tak bisa diremehkan, tapi juga tak bisa dipandang sebelah mata.
Bab Tiga Ratus Tiga Puluh Tiga Syarat
Pertemuan pertama antara Meishuai Mulan dan Shaman Divine Comedy dari jarak dekat, memiliki pembukaan yang sangat teatrikal.
Saat itu panglima Legiun Unta Terbang Mouran, Rundstedt, sedang menyaksikan gulat.
Orang Mouran tidak mengagungkan telanjang, tapi gulat merupakan pengecualian. Perubahan ini berasal dari negara gurun kecil Xixi yang ditaklukkan dan dicaplok Kekaisaran Mugalan. Orang Xixi percaya gulat telanjang dapat menunjukkan keindahan kekuatan pria. Olahraga ini cepat diterima orang Mouran yang militeristik.
Dua budak telanjang dengan sanggul tinggi yang diolesi minyak zaitun seperti banteng birahi, saling menekan kepala, empat lengan kekar erat berpelintir. Berputar seperti gasing di atas karpet mewah, otot-otot berotot dan kuat memancarkan kilau perunggu kuno. Dalam geraman, tubuh yang terayun sesekali melemparkan butiran keringat bulat, menyebarkan aroma maskulin ke segala penjuru.
Dalam gemuruh sorak-sorai, Liu Zhenhan memasuki tenda besar ini. Saat tirai tergulung, yang menyambutnya adalah kemaluan raksasa yang terbang menghampiri, bau anyir menusuk hidung. Secara refleks, si bajingan tua langsung mengayunkan tinju.
Dum! Suara berat disusul jeritan menyayat seperti babi disembelih nyaris menerbangkan tenda. Seorang pria perkasa telanjang terlempar 4-5 meter, mengguling-gulingkan diri sambil memegang selangkangan.
Liu Zhenhan menatap pria perkasa telanjang lainnya sambil tersenyum sinis, berlari ancang-ancang, melompat, lalu menendang dengan gaya menyamping hingga tubuh besar itu terlempar seperti karung goni, terguling-guling menabrak meja pendek dan menumpahkan kuah ke wajah prajurit berjanggut.
"Tidak pantas sama sekali!" Liu Zhenhan mengawasi sekeliling dengan nada menggurui, persis seperti pembela moral yang asketis.
Tapi kalimat keduanya segera mengungkap sifat aslinya: "Kalau mau main, carilah dua gadis cantik! Ngapain main dengan dua lelaki?!"
Pemimpin Isgao Hashimian yang memandu mereka terpana memegang tirai mutiara Fulu, butiran mutiara berderai dari sela jarinya. Seluruh kemah besar untuk seratus orang itu sunyi senyap. Semua mata tertuju pada Bimon yang berpakaian seperti landak ini, lencana perak di mahkotanya dan rantai hiasan perak pada jubahnya memantulkan kilau di bawah cahaya gemerlap. Di pundaknya bertengger makhluk ajaib kecil bermuka tembem dan seekor burung beo gendut.
Beberapa pelayan yang sedang menuang anggur lupa mengangkat kendi tembaga berleher ramping, sampai cairan merah meluber dari cawan emas dan menggenangi meja kenari berukir indah.
“Panglima Rundstedt mengenakan pakaian ketat putih dengan dua lengan hitam bergaris panah terlipat setengah di lengan, di depannya terhampar tumpukan kartu terang dan gelap di meja rendah, sambil menggenggam kartu tarot emas yang tak kunjung diturunkan, matanya menyipit memandang sang Shaman Bimon yang penuh semangat ini.
Insiden kecil tadi bukanlah rekayasa, namun reaksi dan karakter Shaman Divine Comedy ini benar-benar membuat orang tercengang dalam sekejap.
Prajurit berjanggut yang terkena cipratan kuah itu melonjak sambil mengaum, baru hendak menghunus pedang langsung dicegah oleh pandangan tajam Meishuai.
Singa garang itu seketika berubah menjadi domba jinak, prajurit berjanggut itu membungkuk hormat sambil mundur, menerima saputangan dari pelayan dan membersihkan bajunya dengan kasar, matanya melototi Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan menyeringai sinis. Dengan sekali pandang, ia telah mengamati semua orang di tenda ini – di antara bayang-bayang kepala yang berkerumun, tak terlihat satupun orang Mouran asli dengan mata penuh darah beku, sebuah penemuan yang sangat menarik.
“Penyihir Mayat Hidup yang melukaiku itu mana?” kata Liu Zhenhan: “Keluar! Aku mau bersalaman.”
Master Zandi yang duduk di sebelah Meishuai terus-menerus memutar matanya. Meishuai menyangga dagu yang tajam dengan tangan di meja rendah, lalu mengedikkan bibirnya.
“Penyihir Besar Mayat Hidup itu ragu-ragu berdiri, banyak orang melihat ujung jubahnya bergetar saat mendekati Shaman Bimon.”
Master Zandi juga tidak ingin demikian, tapi saat menatap langsung pandangan Bimon ini, emosinya benar-benar tak terkendali. Perasaan campur aduk itu didominasi ketakutan, ketakutan yang mendalam.
“Kau cukup hebat, bisa melukaiku. Kaulah yang pertama.” Liu Zhenhan tersenyum memelintir pipi kurus penyihir itu yang tinggal kulit pembalut tulang, lalu menepuk-nepuk kepalanya.
Master Zandi malu sekaligus murka, tongkat sihir tulang di tangannya berderit-dentum, namun tak kuasa menahan rasa takutnya. Ia menunduk menghindari pandangan lawan. Tatapan penuh kebencian dan keganasan itu hampir membuatnya pingsan.
“Tak perlu mempermasalahkan Zandi, Pendeta Naga Bimon yang terhormat, Richard.” Meishuai merapikan kartu tarot di tangannya, lalu bangun malas dari bantal sutra.
“Ha ha…” Liu Zhenhan terkekeh sinis: “Walau cacat, bukankah aku tuli? Kok bisa dapat julukan ‘Pendeta Tuli’?”
“Duduk!” Meishuai tersenyum ambigu, menunjuk meja pendek kenari kosong di sebelah kanannya yang telah penuh daging panggang, anggur dan kacang, dengan perangkat perak berkilauan.
Liu Zhenhan sama sekali tidak sungkan, langsung duduk. Guo Guo dan burung beo kecil di bahunya mengendus hidung dengan berlebihan. Aroma rempah-rempah yang kuat pada daging panggang terasa sangat menggoda. Anehnya, kedua binatang kecil itu hari ini tidak rakus sama sekali, bersikap sangat sopan.
"Untuk menyambut kedatangan Yang Mulia, saya sengaja membuka tong anggur koleksi kerajaan pemberian Sultan. Pelayan! Ganti gelas kaca bersinar dalam gelap untuk Shaman Divine Comedy Yang Mulia!" Panglima Rundstedt melambaikan tangan ke dua pelayan berkerudung hitam di belakangnya.
"Menurut tradisi kerajaan kami, hanya Paus yang boleh disebut Yang Mulia. Anda bisa memanggilku Paduka Liu Zhenhan." Liu Zhenhan melirik pelayan yang sedang mengeluarkan gelas kaca dari kotak brokat. Tubuh gadis itu berkembang sempurna seperti buah anggur matang yang hampir meletus. Lengkungan pinggulnya yang montok jelas terlihat saat dia membungkuk.
"Ini kelalaianku, Paduka Liu Zhenhan yang terhormat." Meishuai tersenyum: "Anggur pemberian Sultan ini dicampuri darah perawan dari seratus gadis, sehingga warnanya merah menyala seperti darah. Pasti Yang Mulia belum pernah mencobanya."
“Maaf! Dalam tradisi Bimon, tidak boleh menyentuh makanan apapun saat bertamu ke rumah musuh!” Liu Zhenhan dengan santai mencubit pantat pelayan yang sedang menuangkan anggur, Guo Guo meraih dadanya, burung beo kecil mematuk pipinya – seluruh anggota keluarga telah mengambil keuntungan.
Pelayan ini jelas telah menjalani pelatihan ketat. Meski matanya yang cantik dipenuhi rasa sakit, dia tetap tidak mengeluarkan erangan, hanya tubuhnya sedikit bergetar.
"Kulihat payudaramu kecil." Liu Zhenhan mendekat dan berkata dengan muka tebal kepada pelayan itu. Tangan pelayan gemetar membuat anggur merah bergoyang di tepi cangkir, Guo Guo mengulurkan tangan lagi untuk meraba, lalu bersembunyi di belakang kepala si bajingan tua sambil menahan tawa.
Seluruh tenda menatap tajam ke Liu Zhenhan. Dengan sikap tak tahu malu, dia menatap balik sambil menunjukkan amarah yang terpendam. Tatapannya sampai ke Rundstedt, di mana dia melihat mata penuh darah beku itu dipenuhi cibiran dan penghinaan.
"Aku pernah melihat tari-tarian gadis gurun. Aku takkan menolak beberapa tarian erotis." Liu Zhenhan berkata tanpa malu kepada Rundstedt: "Meishuai, bisakah kau penuhi permintaanku? Lebih baik yang memamerkan lengan dan kaki."
“Permintaan Yang Mulia tentu akan saya penuhi, penari gurun yang paling unggul adalah wanita Hélán, kulitnya halus dan putih bersih. Kebetulan, inilah mereka. Jika Yang Mulia menyukainya, silakan bawa dua orang saat pulang nanti...” Rundstedt mengecup bibirnya, menyusun kartu tarot di meja rendah. Tanpa mengangkat kepala, dia bertanya: “...Tapi apakah permintaan saya akan ditolak oleh Yang Mulia?”
“Yang Anda maksud apa, Meishuai?” Liu Zhenhan dengan wajah datar mengeluarkan sebatang cerutu, mendekatkannya ke lampu minyak untuk menyalakannya. Asap mengepul saat dia menghembuskan napas. Pelayan yang tadi dengan lihai mengambil sebiji anggur, mengupas kulitnya dengan jari-jari lentik lalu menyuapkan ke mulut Liu Zhenhan. Si bajingan tua menggelengkan kepala. Pelayan itu pun mulai memijat bahunya tanpa sedikitpun keluhan.
“Sial! Pantas banyak orang tergila-gila pada kekuasaan, inilah alasannya.” Liu Zhenhan merasa kepala serasa melayang.
Meishuai menepuk-nepukkan tangan.
Dua belas pelayan segera berjalan ke tengah tenda, berputar sambil melepaskan pakaian mereka. Gerakan mereka anggun dan luwes, seiring selembar demi selembar kain tipis perlahan terlepas, dua belas tubuh putih bak salju yang indah seketika terekspos di dalam kemah besar. Kulit mereka lebih halus dari susu unta, pinggang ramping nan lentik, seluruh tubuh tak sehelai benang pun kecuali cadar hitam di wajah, puting dan area privat dihiasi lonceng emas yang setengah menutupi bagian malu, saat mereka menari dengan jemari kaki terangkat, gelombang payudara dan pantat bergoyang memesona.
Gemerincing lonceng bergoyang gemerisik, memancarkan godaan mematikan. Di dalam kemah besar yang telah terdiam lama, helaan napas yang akhirnya keluar membuat orang bertanya-tanya apakah seekor sapi bisa mati kehabisan udara.
Mata Liu Zhenhan dan Guo Guo terbelalak, dua bajingan besar dan kecil itu bersiul nyaring bersama, sementara burung beo kecil terus bergumam tak jelas.
"Paduka Liu Zhenhan, aku menuntutmu menyerah!" Rundstedt mengangkat pandangannya ke Shaman Bimon tak berperasaan ini, meninggikan suara hingga tiga kali berulang sebelum Liu Zhenhan menyadarinya.
"Oh." Liu Zhenhan mengeluarkan bola kristal Di Wei, sambil menyesuaikan sudut rendah kamera ia menjawab.
"Sebagai gantinya, aku akan mengampuni sisa-sisa Bimon di situs kota kuno!"
"Aku tak suka bertele-tele begini, di dunia ini tak ada keuntungan gratis semudah itu kan?" Liu Zhenhan tersenyum.
“Tentu, kau harus membayar tiga harga sebagai ganti!” Meishuai menyandarkan lengannya di meja, sorot matanya tajam.
“Bicaralah!” Liu Zhenhan mengarahkan bola kristal Di Wei ke Rundstedt.
“Pertama, serahkan semua kutu daun raksasa itu padaku.” Rundstedt langsung menjelaskan tanpa menunggu pertanyaan Liu Zhenhan, “Pemanah Mainz-ku tidak bisa memelihara lebah ratu ren secara massal karena kekurangan sumber madu. Setiap pemanah hanya punga kurang dari 10 lebah ratu. Kutu daun raksasa persembahan semut logam untuk ratu semut ini tak berguna bagimu, tapi berharga bagiku.”
“Bagaimana kalau separuh? Total 178 ekor, kita masing-masing 80 ekor!”
“Perhitunganmu sepertinya tidak tepat.” Rundstedt tersenyum: “Baik, 80 ekor cukup. Madu 10.000 pon lebih per hari sudah memadai.”
“Apa syarat kedua?”
“Bidang larangan magnet akan hilang besok. Aku juga tak mau mempertahankannya lagi! Aku ingin mengirim 200 raksasa arsenik untuk bertarung dengan 200 prajurit Bimon kalian, tanpa penyihir. Hidup-mati terserah takdir! Setelah pertarungan, kami akan mundur.” kata Rundstedt.
“Oh?” Mata Liu Zhenhan kembali tertuju pada penari, bertanya acuh: “Kenapa harus bertarung lagi?”
“Pertama, aku harus pura-pura di depan Pasukan Pengawal Mulan. Kedua, aku masih belum rela! Sekadar informasi, pasukan yang kau hantam hari ini bukan anak buahku, melainkan Pasukan Pengawal keluarga kerajaan.” Ekspresi Rundstedt menjadi suram, nadanya berubah aneh, “Pasukan Unta Terbang kami kehilangan lebih dari sepuluh ribu prajurit di tangan kalian. Dua |Pisau emas Mojie|Julukan karakter bersenjata pisau emas Taletulu Yabushan dan Ali Daei Yabushan gugur, |Ksatria naga terbang|Jabatan militer dengan kendaraan naga terbang Madawikya gugur, seluruh |Batalyon Penyelam Pasir|Unit operasi bawah pasir binasa. Ini hutang darah! Tentu, perjanjian kita sebelumnya harus menunggu sampai aku mengusir Pasukan Pengawal ini dulu...”
Sorot mata mesum Liu Zhenhan akhirnya menghilang. Ia menoleh melihat belasan |Raksasa|Makhluk berukuran sangat besar dalam mitologi berwajah menjijikkan dengan bau almond pahit di sebelah kirinya. Beberapa raksasa berbalut embun putih juga melototinya.
“Aku selalu heran, dari mana ada |Raksasa Baju Es|Jenis spesifik raksasa dengan baju zirah es di gurun? Ternyata |Raksasa arsenik|Raksasa yang mengandung racun arsenik!” Si |bajingan tua|Istilah untuk perilaku tak pantas menggeser cerutu dari sudut kiri ke kanan mulutnya sambil terkekeh, “Besok kalau tinjamu tidak muncrat, aku ganti marga!”
“Gurun punya dunianya sendiri, |Yang Mulia|Gelar kehormatan untuk Shaman Divine Comedy!” Rundstedt tertawa terbahak, “Di Taklimakan ada |Raksasa Kaki Lumpur|Jenis raksasa lemah terhadap air yang takut air, juga |Raksasa Buddha|Raksasa setinggi 10 meter setinggi 10 meter. Meski jumlahnya sedikit, mereka semua keras kepala. Sekarang sudah kukurung untuk menghancurkan sifat keras mereka, lalu merekrutnya untuk Pasukan Unta Terbang!”
"Sial! Raksasa setinggi 10 meter? Hanya Titan dalam legenda yang setinggi itu!" Liu Zhenhan menjulurkan lidah, hatinya berdesir. Meishuai ini benar-benar hebat, bahkan bisa menaklukkan raksasa seperti ini. Ia harus buru-buru, setelah pulang harus segera membawa sisa raksasa garam es dari rawa garam hangus bawah tanah untuk dijadikan budak.
"Kau terima atau tidak syaratku?" Rundstedt bertanya.
"Mengapa tidak?" Liu Zhenhan tersenyum sinis: "Sudah sampai tahap ini, apa aku masih bisa tawar-menawar?"
"Tenang, aku tak akan memutus uratmu, bahkan tak akan meminta ahli sihir memberi cap elemen. Asalkan kau tidak membawa mainan kecil bermuatan gelombang elemen ini," Panglima Rundstedt tersenyum sambil menunjuk cincin bermotif orang kaya baru Liu Zhenhan: "Tentu saja, jubah kulit landak dan kalung tengkorak ini boleh kau bawa. Ini bukti terbaik statusmu sebagai Shaman Divine Comedy."
"Segini baiknya padaku? Lebih baik sebutkan harga ketiga! Jangan sampai merepotkanku!" Liu Zhenhan tertawa getir. Perlakuan istimewa ini justru membuatnya mencium aroma konspirasi terselubung.
“Kau dan aku kembali ke Kota Gallimard, aku akan memberimu kesempatan untuk menyelamatkan Putri Bimon kalian——bukankah ini yang selalu kau inginkan? Jangan sekali-kali menyangkal! Aku benci orang yang mencoba menipuku dengan trik kekanakan seperti ini, cara-caramu terlalu kacangan.” Meishuai menatap Liu Zhenhan tanpa berkedip: “Jangan kira sumpah Bimon itu berharga, di mata orang lain mungkin iya, tapi di mataku sama sekali tak berguna!”
Bab 331 Penyerahan yang Dilematis
“Sial!” Liu Zhenhan tiba-tiba merasakan dingin menggelitik tulang punggungnya, akhirnya ia menyadari mustahil mengelabui Meishuai yang kecerdasannya nyaris setara iblis dengan otak omong kosongnya——tapi rupanya sang jenderal jenius ini masih sedikit meremehkannya.
“Putri Bimon berada di istana Khalifah. Setelah menyelamatkannya, sekalian bunuh Khalifah Gallimard Abdullah untukku! Ini harga ketiga!” Rundstedt menurunkan suaranya, lalu menambahkan.
Liu Zhenhan mengawasi sekelilingnya dengan waspasa menggunakan ujung mata, para penari erotis dan perwira militer tetap bersikap acuh tak acuh, seolah tidak mendengar apapun.
“Kalimantan dihuni oleh banyak rakyat dari negara-negara kecil gurun, yang semuanya pindah ke sini setelah ditelan oleh Mouran. Pasukan 'Legiun Unta Terbang' saya ini adalah tentara campuran yang terdiri dari budak berbagai negara dan pasukan inti saya sendiri. Awalnya hanya pasukan tentara bayaran, baru kemudian dimasukkan ke dalam struktur resmi. Orang Mouran murni selain Ksatria Unta Terbang, hanya ada beberapa Mojie yang sangat setia kepada saya.” Meishuai seolah-olah membaca pikiran si bajingan tua, berkata dengan tenang: "Segala yang saya lakukan tidak pernah saya sembunyikan dari bawahan yang loyal. Pasukan Unta Terbang adalah tempurung besi, siapapun yang bukan anggota inti pasti tidak mungkin mendekati kemah besar ini dalam 100 langkah! Anda bisa tenang saja."
“Bukankah Khalifah Abdullah seharusnya menjadi pelindungmu?” Liu Zhenhan sekarang benar-benar memandang rendah orang ini. Pangeran Kahn memang benar, dia orang gila.
"Pelindung? Menurutmu apakah seorang pangeran Mouran akan mengangkat orang campuran ras sebagai orang kepercayaannya? Saya hanya bidak catur! Jika bukan karena masih ada gunanya dan tetap waspada, mungkin sudah lama menghilang entah ke mana!" Rundstedt mengangkat gelas, memberi hormat ke arah si bajingan tua.
"Bukan golongan kita, pasti hatinya berbeda." Liu Zhenhan meletakkan bola kristal, mengusap hidungnya sambil tersenyum paham.
"Tujuan saya adalah menyerbu Benua Aigean!" Rundstedt menenggak habis minumannya, memperlihatkan dasar gelas yang sudah kosong. Kejujurannya melebihi perkiraan Liu Zhenhan. "Kekaisaran Mugalan jauh lebih kuat daripada kekuatan militer manapun di Benua Aigean kalian! Tapi konservatisme para Tiele tai terus ragu-ragu. Sekarang perlu obat keras untuk membangunkan saraf mereka yang tumpul! Khalifah Galiman adalah ayah kandung Yang Mulia Sultan Mulan. Jika dia dibunuh oleh seorang Shaman Bimon, bayangkan reaksi seluruh negara Mulan?"
"Kenapa kau memberitahuku ini?" Liu Zhenhan semakin merasa rubah bajingan ini tak terduga. Sorot matanya membuat merinding, seolah-olah telanjang di hadapannya. Kepercayaan dirinya yang meluap-luap membuat orang bingung antara kagum atau jijik.
"Hanya orang tak percaya diri yang suka menyembunyikan sesuatu." Rundstedt meletakkan gelas, membalikkan kartu tersembunyi sambil mencibir lemah: "Aku yakin, kau pasti akan memenuhi permintaanku."
"Kalau aku lakukan ini, apakah Mugalan akan mengerahkan pasukan besar untuk menyerang Kerajaan Bimeng kita? Pertarungan sampai mati?" tanya Liu Zhenhan.
"Masih perlu ditanya?" Meishuai memandang Lao Liu seperti melihat orang gila.
Liu Zhenhan tersenyum getir. Saat pertama kali mengikuti pelajaran pengintaian, Komandan Kompi Lao Geng pernah berkata: "Kami prajurit pengintai mengakui orang-orang besar adalah kunci pengubah sejarah, tetapi harus diakui pula bahwa orang-orang kecil pun memiliki potensi mengubah jalannya sejarah. Perang Dunia I meletus karena Putra Mahkota Kekaisaran Austro-Hungaria, Adipati Ferdinand ditembak mati oleh pemuda berdarah panas di Sarajevo; Demikian pula, jika pilot Amerika dalam Perang Korea lebih cepat dan tegas dalam menjatuhkan bom sehingga Jenderal Peng terbunuh, Perang Korea takkan berlarut-larut di garis 38 derajat. Pemuda Sarajevo dan pilot Amerika itu adalah orang-orang kecil, namun kanvas sejarah benar-benar terbentang di depan mereka, menanti goresan tangan mereka."
Tak diragukan lagi, kali ini Liu Zhenhan juga harus memerankan peran kecil semacam itu. Di baliknya, tergantung nasib dua negara di masa depan.
"Aku tak perlu menyembunyikan apapun darimu." Meishuai berbicara dengan nada persuasif: "Sudah bertahun-tahun aku menanti hari ini! Sekarang negara-negara kecil di sekitar Mulan sudah membentuk aliansi atau ditaklukkan. Statusku terlalu khusus, kau paham prinsip 'busur dibuang setelah buruan habis'! Ekspansi ke Benua Aigean adalah solusi win-win. Aku bisa balas dendam, menghindari kecurigaan penguasa, sekaligus menguasai wilayah sendiri di akhir. Bagus, bukan?"
"Sekali mendayung, tiga pulau terlampaui, hebat!" Liu Zhenhan mengangguk. Visi strategis Meishuai ini benar-benar di luar jangkauan Lao Liu bahkan dengan mengendarai Yitiao sekalipun.
"Sekarang semuanya tergantung padamu." Meishuai memandang Liu Zhenhan dengan tenang: "Jangan cari-cari akal licik, kau boleh menolak, bahkan bisa pergi sendiri ke Kalimantan. Aku yakin tak ada yang bisa menghentikanmu, tapi ribuan Bimon di Kota Kuno Huye tidak bisa pergi! Jangan gegabah menyakiti rekan seperjuanganmu sendiri!"
"Jangan coba-coba menggodaku dengan metode provokasi, jangan bicara semudah itu." Liu Zhenhan tersenyum lebar: "Rencana ini punya banyak celah! Kutanya, jika kita masuk kota bersama dan aku berhasil membunuh Khalifah, bisakah kau lepas tangan? Katamu tak akan menggunakan jejak sihir untuk membelengguku, tapi orang tajam pasti tahu? Begitu ada yang meneliti lebih dalam, celah akan ketahuan, kau juga ikut celaka."
"Urusanku! Kalau sudah bilang punya cara, pasti ada caranya. Mana mungkin aku bertindak tanpa persiapan?" Meishuai tersenyum sinis: "Pasukan Bimon awalnya 20.000 personel, sekarang sudah hampir habis... Kalau Putri tak berhasil diselamatkan, kau pasti malu pulang! Lebih baik pikirkan nasibmu sendiri. Persiapan pasukan Mulan ke Benua Aigean perlu waktu, tidak mungkin langsung menyerbu negerimu. Pikirkan yang baik-baik saja dulu."
"Jancuk! Kau malah menyuruhku berpikir positif?" Liu Zhenhan menggeretakkan gigi berkata: "Bagaimana aku mendengar, sepertimu yakin sekali bisa menghancurkan Kerajaan Bimeng? Kira pasukan Mulan benar-benar hebat? Jangan lupa di Pegunungan Hengduan, 3.000 orang kami mengalahkan 5.000 pasukanmu!"
"Ini semua bukan urusanmu." Rundstedt mengejek: "Nanti kau akan paham mengapa aku begitu yakin."
Si bajingan tua itu termenung muram.
Dari serangan mendadak ke basis logistik, memancing musuh masuk, bahkan menyembunyikan pasukan penyergap di situs kota kuno - kalau bukan karena pasukan pribadinya yang beruntung ditempatkan di sana, mungkin Prajurit Feilengcui sudah tinggal sedikit. Taktik militer Meishuai ini benar-benar menggunakan segala cara, penuh kewaspadaan. Liu Zhenhan pernah menghadapi banyak musuh licik, tapi dibanding Rundstedt, mereka semua bodoh, termasuk dirinya sendiri.
"Kalau tidak menculik Putrimu ke Mulan, rencanaku akan lebih sulit." Meishuai tertawa terbahak: "Aku bertindak berdasarkan tujuan strategis, kau berpikir dari sudut satu pertempuran. Seperti katamu, hasil belum pasti. Tak apa kau tak terima, nanti kita bisa bertarung habis-habisan!"
“Mana ada penguasa yang tidak dikelilingi pengawal bak hutan? Mana mungkin pembunuhan semudah itu?” Liu Zhenhan mendengus: “Lagipula, kau tidak takut aku membalikkan Kalimantan? Aku ini Pendeta Naga! Siapa di Benua Aigean yang berani meremehkanku!”
“Pembunuhan itu akan sukses! Aku yakin! Kau mau membalikkan Kalimantan? Hehe... Silakan jika mau... Aku tidak sedang mengejekmu. Kau sudah kehilangan peliharaan magismu yang kuat dimakan semut, meski kabarnya kau masih Pendeta Naga. Tapi bahkan Naga Aigean terkuat sekalipun takkan sanggup menelan kota metropolitan berpenduduk 1,2 juta. Justru kau harus waspada dengan kejaran Ahli Agama Istana, pemanah, dan balista.” Rundstedt tertawa terbahak-bahak.
Bajingan tua ini paham. Dengan keyakinan sebesar itu, Rundstedt berani bicara terang-terangan. Sekalipun gagal, Khalifah Abdullah pasti tewas juga - yang penting pembunuhnya pasti Shaman Bimon! Liu Zhenhan juga yakin, si brengsek ini takkan melepaskannya, sang Putri pun pasti ikut terbunuh.
“Kamu tidak perlu khawatir aku akan membungkammu setelahnya! Aku Rundstedt tidak pernah bermain licik seperti itu! Percaya atau tidak, yang penting aku sudah menyampaikan pesanku! Yang kubutuhkan adalah kamu kembali hidup ke Kerajaan Bimeng, agar pedagang Mouran kita bisa menyampaikan kabar ke tanah air, memastikan kebenaran ini!” Kengerian Rundstedt terpapar jelas dalam kalimat ini. Ia langsung menebak isi hati Liu Zhenhan.
Jancuk nenekmu! Liu Zhenhan benar-benar kehabisan kata. Si brengsek ini sudah membaca semua rencananya, buat apa lagi berdebat?
“Bagaimana? Setuju atau tidak?” Rundstedt menatap sang Shaman Bimon yang diam seribu bahasa, tersenyum mengulurkan tangan. “Cicipilah daging panggang ini! Jangan takut diracuni, aku juga tidak akan meracuni sekutu dalam hidangan. Itu bukan gayaku.”
“Kenapa tidak setuju?” Liu Zhenhan tertawa. “Saat ini tentu hanya ini pilihanku! Nanti kalau kalian orang Mouran kirim satu juta atau dua juta pasukan balas dendam ke Dataran Liar Donau, kami Bimon siap tempur sampai titik darah penghabisan!”
“Aku selalu menolak bertarung dengan lawan yang payah. Tidak ada kepuasan sama sekali!” Wajah tampan Meishuai dipenuhi kepercayaan diri yang alami. “Persiapan kalian cuma setengah tahun. Kuharap kalian bisa bertahan lebih lama nanti!”
Penghinaan telanjang ini langsung membakar amarah Liu Zhenhan. Dari tadi, Meishuai ini terus menganggapku seperti angin lalu. Perasaan terhinakan seperti ini sudah lama tak ia rasakan.
"Kau sok gagah B apa sih!" Liu Zhenhan "huo" bangkit berdiri, mata menyala menatap Meishuai Mulan ini, wajahnya penuh arogan: "Kau percaya tidak kalau sekarang juga kubunuh kau?"
"Kau membuatku kecewa, sama sekali tidak tahu rendah hati dan menahan diri. Sepertimu hanya pantas menggelandang di Kerajaan Bimeng." Rundstedt tetap duduk, bayangan hitam tiba-tiba muncul dari belakangnya, membantu mengangkat kendi arak menuangkan anggur: "Kau tak bisa membunuhku, aku juga Penyihir, aku mempelajari sihir yang mungkin belum pernah kau dengar - Sihir Bayangan!"
"Aku juga punya permata Kajaride, semua serangan hanya akan menghancurkan permata ini tapi tak bisa melukaiku!" Meishuai mengangkat kalung permata miliknya, di tengah permata jernih itu terlihat seekor Fox kecil sedang menggoyang-goyangkan ekornya dengan sombong.
"Aku juga prajurit yang cukup handal. Di masa muda, aku pernah melewati jalur pasir kuno menuju Timur jauh, belajar sedikit keterampilan bela diri."
Satu set kartu tarot emas dicuci-cuci di tangan komandan yang berpenampilan sopan ini membentuk pita panjang. Selembar kartu melesat seperti kilat tiba-tiba menuju gelas di depan Liu Zhenhan. Gelas kaca berukiran indah itu terpotong rapi sepertiganya. Saat bibir gelas terpental, Liu Zhenhan menjepit kartu itu dengan dua jari, tentakelnya terasa lembut. Setelah dibalik, ternyata kartu tarot ini terbuat dari sutera berkualitas tinggi dengan lapisan karton di dalamnya.
“Lihat ini?” Rundstedt memperlihatkan lengan bajunya yang bergambar tato hitam: “Ini terbuat dari kulit manusia. Aku suka kulit manusia bertato, itu adalah seni tubuh paling indah. Dan yang paling kusuka adalah menguliti kenangan semacam ini dari tubuh musuhku.”
Guo Guo sambil mengorek upil, membuka rompi bayi bergambar macannya dan memperlihatkan tato ke Meishuai — dua wanita telanjang seksi dengan payudara besar dan pinggul berisi sedang menopang telur dan kemaluan kecilnya yang sebesar siput.
“Peliharaan yang sangat unik.” Mata Rundstedt berbinar.
“Bego—” burung beo kecil mengumpat dengan nada merendahkan.
“Jancuk!” Liu Zhenhan menangkap pandangan samping prajurit Mulan di dalam Fulu yang mengambil busur panah tersembunyi di bawah meja rendah, tertawa terbahak: “Sudah! Hari ini aku akan sementara mengampuni nyawamu!”
“Kau ini! Sense of justice ala bangsawan!” Meishuai menunjuk hidung Liu Zhenhan dengan jarinya, menggelengkan kepala dengan ekspresi ambigu.
Liu Zhenhan tidak berkata apa-apa. Segalanya harus dibuktikan dengan tindakan, bukan omong kosong.
Bagaimana perkembangan hal ini ke depannya, Liu Zhenhan sudah tidak bisa mengendalikannya. Awalnya berniat pergi ke Kalimantan, tapi tiba-tiba muncul situasi dilematis seperti ini, benar-benar di luar mimpi.
Kalau sudah main besar, lebih baik main sampai tuntas.
“Kalau kau tertarik, boleh bawa dua ekor pulang.” Rundstedt menunjuk penari erotis yang sedang menari, menganggukkan dagunya ke arah Liu Zhenhan.
“Jancuk!”
"Kamu dan aku tak perlu berpura-pura suci! Aku sudah tahu karakter aslimu!" Rundstedt mengangkat alis: "Para bangsawan Bimon persis seperti yang kubayangkan!"
"Kamu salah paham. Maksudku dua saja tak cukup, lebih baik dua belas penari itu semuanya kauberikan padaku." Liu Zhenhan berdiri: "Suruh Raksasa Arsenikmu hemat tenaga malam ini, jangan sampai besok mereka limbung!"
"Dasar gila! Tahukah kau berapa nilai setiap penari Mugalan ini dalam koin emas?" Rundstedt memandang bajingan tua itu dengan ekspresi setengah tertawa setengah kesal, akhirnya mengangguk sambil menggigit bibir.
※※※
Kembali ke situs kota kuno, Liu Zhenhan segera mengawasi ketat dua belas penari Mugalan itu. Ia mengumpulkan semua petinggi dan menyampaikan ucapan Rundstedt. Semua yang hadir terpaku mendengarnya.
Perang yang sudah berlangsung sampai sekarang, siapa yang masih menganggap perampok gurun sebagai kumpulan orang tak terlatih pasti idiot sejati!
Betapa mengerikannya potensi perang Kekaisaran Mugalan, hanya membayangkannya saja membuat para Bimon merinding. Jika mereka benar-benar menyerbu Kerajaan Bimeng dari jarak jauh, dengan rasio populasi kerajaan saat ini, meski menang perang ekonomi pasti kolaps. Bagaimana jika negara-negara manusia Aiqin juga menyerbu Dataran Liar Donau nanti?
"Gila! Pasti dia orang gila!" Pangeran Lionheart bergumam: "Dia lahir membawa kehancuran, menghancurkan dirinya sendiri, juga..."
"Yang Mulia tidak boleh pergi! Kami masih bisa bertahan di kota kuno! Anda tidak bisa mengorbankan masa depan seluruh negara demi seorang putri!" Begitu Imam Utama Zidan selesai berbicara, beberapa Pangeran Singa-Harimau langsung memaki tanpa mempedulikan tata krama.
"Aku sudah berjanji, mana mungkin tidak pergi!" Liu Zhenhan melirik kura-kura tua model itu.
"Tidak pergi memang tidak mungkin!" Pangeran Kahn juga menghela nafas: "Bagaimana kita berani pulang tanpa menyelamatkan putri? Bahkan jika kembali, muka apa yang akan kita tunjukkan pada rekan-rekan? Lagipula, apakah kaum Bimon harus takut pada ancaman orang?"
"Rundstedt pasti sudah tahu titik lemah ini! Tapi mungkin dia juga sadar kita tidak kekurangan logistik, pengepungan tak berguna, serangan fisik juga berisiko kerugian besar. Dari ucapan bajingan itu, terlihat dia juga kesulitan di Mulan." Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
"Takut apa! Biar mereka datang dulu! Pikir kita terbuat dari tanah liat?" Mo'er berseru marah.
"Kita bisa tiru cara mereka, racuni semua oasis di sepanjang jalur! Biar mereka coba lintasi lautan kematian ini!" Ucapan Gatanie membuat semua mata berbinar.
"Budak Zuodanu ayah bisa membantu!" Gorini menambahkan: "Racun dukun kodok kelas satu! Nanti pasukan kavaleri Elang Bertanduk yang menyebarkannya!"
"Kami Medusa juga bisa menyediakan racun," kata Fei Wenli dari Kota Caiyu dengan antusias.
“Cara yang bagus!” Helen mengangguk: “Begitu tenaga logistik tak bisa mengikuti, apa lagi yang bisa dilakukan orang Mouran?”
“Sudah diputuskan! Serang mereka!” Liu Zhenhan berkata dengan nada sinis: “Bangsat! Berani meremehkan kami Bimon! Nanti aku akan memanggil kembali Yitiao dan Gud, Vieri serta para jenderal tangguh lainnya, menghancurkan Kalimantan terkutuk ini dan Rundstedt menjadi abu! Kali ini bukan hanya pembantaian dengan pita merah, tapi juga akan kuramas semua harta benda mereka – baja! Uang! Populasi! Jancuk! Lebih baik palsukan dekret kerajaan, panggil semua pasukan Provinsi Timur Laut ke sini!”
“Memalsukan dekret?” Pangeran Kahn terkejut, ini adalah kejahatan berat!
“Cukup ukir cap dari lobak! Nanti Yang Mulia yang tampil, siapa berani meragukan?” kata Liu Zhenhan.
“Lalu bagaimana cara kita menyerang Kalimantan?” Yang Mulia Pangeran masih bingung.
“Nanti kamu akan tahu!” Liu Zhenhan tersenyum kejam.
BAB 332: Bertarung Layaknya Gentleman
Situs kota kuno sunyi senyap. Setelah 12 hari pengepungan, Medan Magnetik Terlarang akhirnya menghilang.
Penghalang bagi Kekuatan Nyanyian dan kekuatan magis telah lenyap, daya magnet yang menarik senjata baja juga sirna tanpa bekas.
Setiap Bimon dipenuhi harap sekaligus pedih, karena Shaman Divine Comedy demi membebaskan semua orang, setelah pertempuran ini akan menyerahkan diri atas nama pribadi kepada orang Mouran.
Atas undangan Panglima Molan, sebelum perpisahan Shaman Divine Comedy, akan diadakan pertempuran gentleman antara Bimon dan Molan.
"Bertarung seperti gentleman!" Slogan agung ini telah lama menghilang dari Benua Aigean. Pertempuran gentleman terakhir tercatat pada era Pertempuran Hyjal seribu tahun silam. Jenderal legendaris Haus Bimon, Micmac Raman, yang bertahan selama 7 bulan di Gunung Suci Hyjal dengan sisa 1.000 pemanah dan persediaan habis, mengusulkan duel panah gentleman kepada Jenderal Hannibal yang mengepung gunung suci dengan 50.000 pasukan manusia.
Jenderal epik manusia ini menyetujui dengan mulia, mengerahkan 1.000 pemanah arbaletnya.
Kedua pasukan berhadapan dalam jarak tembak. Jenderal Micmac Raman mempersilakan musuh menembak pertama, sementara Jenderal Hannibal mempersilakan pemanah Bimon. Setelah adu kesopanan, Bimon akhirnya menembak duluan - pertempuran itu menjadi kemenangan terakhir pasukan Bimon.
Kisah sejarah klasik ini membuat Jenderal Hannibal tidak hanya menjadi pahlawan manusia, tapi juga pahlawan dalam hati Bimon.
Rundstedt juga memahami sejarah ini. Selain faktor politik, melalui pertempuran ini ia harus membangkitkan kembali keberanian pasukannya untuk menatap langsung lawan.
Setelah menyaksikan pertempuran sengit di situs kota kuno, para pasukan Mulan sekarang merasa sedikit putus asa. Prajurit Behemoth dengan postur mengerikan dan kekuatan fisik bawaan benar-benar memberikan tekanan yang luar biasa. Hanya melihat keberanian mereka mengayunkan kayu gelondongan dan menerobos gerbang kota saja sudah membuat bulu kuduk merinding.
Sebagai panglima yang peka, Rundstedt telah lama merasakan atmosfer aneh yang menyebar di antara para prajurit. Dia tidak menyangkal kekaguman tulusnya terhadap sisa pasukan Behemoth ini, namun sebagai pemimpin, yang paling dia butuhkan sekarang adalah membangkitkan semangat pasukannya - keberanian dan kebanggaan adalah fondasi yang menyatukan pasukan. Kehilangan jiwa ini, pasukan yang terdiri dari singa pun hanya akan menjadi kawanan domba.
Angin pagi yang menusuk, pegunungan jauh yang sunyi.
Dua ratus Raksasa Arsenik menyanyikan lagu Pasukan Unta Terbang dengan lantang, telah membentuk formasi dua li di depan Kota Kuno Huye.
Zirah kulit unta dengan paku keling tercanggih membungkus Raksasa Baju Es ini dengan rapat. Pisau melengkung Uzi raksasa di tangan mereka bagai bulan sabit di ufuk, memantulkan kilau dingin yang menusuk tulang.
Raksasa Arsenik adalah kebanggaan terakhir Legiun Unta Terbang, merupakan jenis pasukan terkuat di seluruh pasukan Unta Terbang bahkan di seluruh Taklimakan. Setelah Ksatria Lentera Ilahi Burung Nasar korban hampir separuh, Batalyon Penyelam Pasir seluruhnya gugur, pemanis Harpa kehilangan kewibawaan, dan Ksatria Naga Terbang tewas dalam pertempuran, hanya Raksasa Arsenik yang masih mempertahankan semangat tinggi dan keinginan bertempur yang mendesak.
Dengan suara gemuruh yang dahsyat, gerbang Kota Kuno Huye terbuka lebar.
Dua ratus prajurit Bimon yang mengenakan Baju Zirah Duri Mahkota membawa hawa dingin gurun Gobi, keluar dari Kota Kuno Huye secara berurutan.
Untuk menghadapi Raksasa Arsenik yang perkasa, Liu Zhenhan menghabiskan semalaman memilih formasi terbaik. Selain mengerahkan 50 pahlawan antelop dari Pasukan Istana Musim Panas-nya, 50 prajurit perisai-kapak Kuda Nil, dan pengawal pribadi, Pangeran Kahn juga memimpin enam Pangeran Singa-Harimau serta prajurit tinggi Beruang, Elefen, Lion, dan Harimau ke medan perang.
Sejak prajurit Bimon pertama melangkah keluar dari kota kuno, pasukan Mulan langsung masuk ke dalam kondisi menahan napas bersama-sama.
Lihatlah zirah yang digunakan prajurit Bimon ini!
Mereka semua memakai baju baja setebal duri - dari ketebalan zirahnya saja sudah tahu betapa tak tergoyahkan baju zirah ini! Mereka bahkan masih bisa bergerak lincah dengan mengenakan baju zirah seberat ini!
Lihatlah senjata yang digunakan oleh Bimon ini!
Pilar totem dari logam murni! Dua cincin sayap di kepala pilar saja sudah melebihi berat pedang militer Mulan standar sebesar dua belas tuo!
Perisai besar berbentuk elang! Kapak raksasa seukuran pintu kayu! Demi Mani. Senjata seperti ini bahkan lebih cocok digunakan sebagai pintu gerbang!
Masih ada jangkar besi raksasa?
Prajurit Mulan langsung berkeringat dingin hanya dengan melihat senjata di tangan Prajurit Paus Fegao. Beban mental mereka saat ini benar-benar seperti serangan jantung - senjata macam apa ini yang pantas digunakan prajurit? Ini lebih cocok untuk Dewa zaman purba membelah langit dan bumi!
Bibir Panglima Pasukan Pengawal Goremuhammad berkedut gugup, wajahnya pucat dengan tangan terkepal kencang. Di sampingnya, Panglima Rundstedt yang berwajah dingin seperti batu menunjukkan kedutan halus di pipi, sorot matanya yang tajam mengalihkan pandangan.
Rundstedt sebenarnya sudah mempersiapkan mental untuk situasi hari ini, tapi ternyata masih meremehkan lawan. Bimon ini ternyata memiliki baju zirah super berat yang langka! Siapa yang bilang perlengkapan Kerajaan Bimeng jelek? Rundstedt benar-benar ingin membunuh si idiot itu!
Dua ratus prajurit Behemoth dengan cepat membentuk formasi di depan kota kuno, hutan senjata yang mengerikan bagai lautan neraka. Bandingkan dengan raksasa arsenik yang agak amatir ini, pasukan elit prajurit Bimon ini benar-benar menakutkan - postur tubuh dan zirah berat mereka, senjata serta pandangan mata yang terus-menerus memancarkan kekerasan, semuanya sesuai dengan gambaran mesin perang paling standar. Mereka adalah prajurit profesional berdarah baja, tentara seperti ini hanya muncul dalam novel ksatria.
Mainkan musik! Melihat keributan kecil di markas, Rundstedt mengangkat tangan kanannya. Prajurit sinyal di sampingnya segera meniup terompet kerang dengan ritme pendek.
Kriuk... kriuk... kriuk...
Setelah dentingan senar yang bergemuruh, lebih dari seribu Mainz gurun di belakang rintangan rusa mulai memainkan lagu besar "Bulan Tenggelam di Tengah Sungai" dengan kecapi!
Dalam dentuman kecapi yang penuh kekuatan, aura perang epik dengan kilatan pedang dan nuansa pembantaian langsung menyergap!
Irama senar yang mendesak, getaran melankolis, terkadang seperti derap kuda marah! Terkadang seperti longsor salju! Terkadang seperti hati yang remuk redam!
Di bawah bulan sabit keperakan, di atas riak air yang berkilauan, mayat-mayat tak utuh di reruntuhan dengan darah yang mengalir senyap, percikan sesekali yang berdenting, blokade, pembantaian, asap mesiu, kobaran perang - semuanya terungkap perlahan dari alunan kecapi seribu Mainz gurun, bagai lukisan yang jelas.
Suara kecapi terus berubah, menjelma menjadi kampung halaman yang dirindukan, dengan aroma bunga dan kicau burung; menjelma menjadi nasihat ibu tercinta, dan tawa riang istri serta anak! Dua jenis melodi kecapi yang kontras menyapu bergantian, perlahan berubah menjadi ratapan memilukan - mata ibu penuh keriput yang basah oleh air mata! Tangis putus asa istri dan anak! Serta nisan tua di gundukan tanah yang bergoyang dalam kesepian!
Ditambah lagi desah pilu yang seolah muncul dari dasar hati!
Ini adalah gambaran yang bisa dirasakan hanya dengan mendengarkan! Suara kecapi yang mengerikan ini!
Dua ratus prajurit Bimon terpaku di tempat, alunan kecapi yang lembut seperti aliran sungai kecil perlahan membangkitkan perasaan terdalam dalam hati, memaksa mereka teringat kampung halaman nun jauh, sanak keluarga yang menanti di pintu. Memaksa mereka teringat teriakan sakratulmaut rekan seperjuangan, teringat Sampa di kampung halaman, di bawah sinar bulan lembut, gadis cantik itu...
Renungan dan khayalan yang tak seharusnya dimiliki prajurit di medan perang ini muncul tak terbendung dari hati sekeras batu, tak bisa ditahan meski berusaha, rasanya begitu pahit, begitu getir!
Rombongan besar imam Bemon dan prajurit berdiri di atas benteng, udara dipenuhi kesunyian yang membeku. Hanya desau kecapi yang melintas, hanya kesedihan dan kepiluan yang muncul diam-diam di wajah prajurit Behemoth.
Pada wajah tampan Meishuai yang penuh sudut tajam, akhirnya muncul senyuman tipis.
Mainz Gurun bukan hanya pemanah ulung, tapi juga musisi gurun paling estetis. Setiap Mainz Gurun adalah master alami dalam memainkan harpa!
Saat Rundstedt merebut Ibu Kota Yasha di masa muda, hanya dengan 1000 harpa memainkan lagu "Pengepungan Empat Penjuru", pasukan elit yang bertahan di Ibu Kota Yasha langsung kehilangan semangat tempur.
Kota yang sebelumnya tak bisa direbut selama 3 bulan, berhasil ditaklukannya dalam 3 jam. Rahasianya adalah suara harpa yang memperbesar rasa putus asa, menyentuh resonansi bangsal Yasha.
Musik adalah bahasa tanpa batas negara! Musik adalah belati yang menusuk terdalam ke hati! Emosi yang dibawa musik bisa menular!
Pisau melengkung Mulan hanya bisa menghancurkan tubuh, tapi harpa Mainz adalah senjata penggugah emosi. Rundstedt yakin betul dengan ini. Sudah tak terhitung kali ia gunakan, selalu memberi efek luar biasa!
Hari ini pun sama. Pasukan sisa Bimon terkepung rapat, jauh dari kampung halaman, rekan-rekan gugur atau terluka parah. Sebagai ras beradab berperasaan, mereka pasti rindu rumah dan jenuh perang. Lagu harpa "Bulan Tenggelam di Tengah Sungai" adalah pilihan tepat!
Untuk menghilangkan semangat fanatik Prajurit Behemoth terhadap perang dan pembantaian, hanya musik yang bisa melakukannya! Jika tidak, meski tubuh mereka hancur lebur, mereka tetap akan pergi dengan kebanggaan ksatria bersama angin!
Benar! Seperti sekarang ini! Gunakan suara kecapi untuk memancing keluar emosi pesimis mereka! Ekspresi emosi sejati, bahkan disiplin militer paling ketat pun tak bisa menekannya! Rundstedt bergumam dalam hati, dalam situasi seperti ini biasanya perwira lawan akan melakukan penindasan, tapi semakin keras penindasan, semakin cepat moral pasukan runtuh.
Bangsat! Main psikologi lagi! Shaman Divine Comedy Liu Zhenhan menggenggam kalung tengkorak, menggigit cerutu yang belum dinyalakan, bergegas keluar dari dalam kota dengan wajah berapi-api. Sekelompok gadis cantik di belakangnya membuatnya bagai Sampa di tengah gemerlap bintang-bintang.
Rundstedt dan aku sudah sepakat tidak menggunakan penyihir, tapi bajingan ini malah pakai musik! Liu Zhenhan benar-benar frustasi, trik ini pernah dialaminya di medan perang Nanqiang dulu, mengapa tak terpikir olehnya? Justru rubah licik ini yang punya ide bagus! Sial!
Orang Vietnam terus-menerus memutar "Bulan Purnama", tapi dibandingkan dengan konser kecapi ribuan orang yang didengar sekarang, efek psikologisnya jauh ketinggalan. Bajingan tua ini pertama kali menyadari bahwa Dong Wenhua bukanlah seniman sejati.
Liu Zhenhan berhenti, memandang Rundstedt dari kejauhan. Bajingan ini hari ini mengenakan jubah merah tentara, berdiri di sebelah seekor gajah perak bergading enam yang sebesar badak.
Rundstedt menyilangkan lengan, memandang penuh selera pada Shaman Divine Comedy di seberang. Kegelisahan yang tak disembunyikan pria ini sangat menghibur Meishuai. Ekspresi seperti ini sudah sering ia lihat di wajah para komandan musuh, tapi kali ini terasa paling memuaskan.
Suara alat musik para pendeta Bemon mulai terdengar berantakan. Karena ada perjanjian kehormatan, mereka tak bisa menggunakan Cahaya Kesadaran dari Lagu Spiritual untuk memperkuat prajurit. Bagaimana mungkin seratus lebih instrumen para pendeta ini bisa menenggelamkan alunan ribuan musuh?
"Aku ingin lihat trik apa lagi yang kau punya, Shaman Divine Comedy." Dengan senyum menantang, Meishuai menyentuh jarinya ke pelipis, memberikan salam dahi ke arah sang shaman di kejauhan.
Shaman Divine Comedy Bemon tidak mengecewakannya. Ia segera membalik dan berbisik pada monster kecil di bahunya. Makhluk gemuk malas namun menggemaskan itu mengedipkan mata besar, mengorek-orek rompi bayi motif macan tutulnya, lalu menyerahkan benda berkilauan kepada sang shaman.
Rundstedt memiringkan kepala penuh rasa ingin tahu. Ia ingin melihat apa yang akan dilakukan pria ini.
Liu Zhenhan meludah, mengusap mulutnya dengan punggung tangan, melotot ke Rundstedt dengan tatapan garang, lalu memasukkan tenaga aliran darah ke dalam kartu kristal Di Wei.
Tirai cahaya merah seketika terpancar di depan kedua pasukan.
Layar setinggi gunung itu bagaikan cermin raksasa, memperlihatkan dengan jelas adegan pawang singa Mulan berpenampilan seksi sedang bercinta dengan Suanni Bermata Api.
Rintihan mesum "Nani nani~ Nani nani~", raungan Suanni, gerakan cepat nan kuat, serta cipratan air yang memalukan, semuanya terpampang jelas di hadapan setiap orang di medan perang.
Bola-bola mata seolah melompat-lompat ke mana-mana.
Ukuran layar dan volume suara dari kartu kristal Di Wei bergantung pada kekuatan magis yang dimasukkan. Kristal sihir pada kartu itu sendiri mengandung elemen magis, dan dengan dorongan Liu Zhenhan - pesulap terkaya berlevel Santo yang tak tertandingi - semuanya mengalahkan suara alat musik gesek di medan perang.
Seribu bangsawan muda gurun secara serentak membuat nada sumbang, seolah badak menggesekkan cakar pada senar alat musik gesek. Dentuman "qili kuanglang" dari alat musik yang jatuh ke tanah segera bergema.
“Prajurit Mulan semuanya tertegun!” Pawang singa di Kekaisaran Mugalan termasuk dalam struktur pengawal dalam istana, banyak orang Mouran yang tahu keberadaan ini, tapi yang pernah menyaksikan pemandangan aneh ini tetap sedikit.
Apalagi menyaksikannya di medan perang.
Jiangmeier matanya berkunang-kunang, nyaris pingsan dan hampir terjatuh ke tanah.
"Bangsat! Biar bajingan sepertimu main perang psikologi dengan aku!" Liu Zhenhan menyeringai lebar.
"Kau punya kecapi, aku punya film porno!"
BAB 333 SENJATA LAGU PERANG
Dengan kejadian ini, suasana sendu yang dibawa oleh alunan kecapi di medan perang langsung lenyap. Prajurit Behemoth tertawa terbahak-bahak, sungguh lucu melihat orang-orang Mouran dipermalukan di depan mata.
Liu Zhenhan mendengar suara batuk Helen dari belakang, tersenyum lalu menghentikan aliran kekuatan magisnya. Tirai merah darah pun langsung menghilang.
"Pengeras Suara!" Liu Zhenhan mengangguk ke penyihir elf Tangning di sampingnya. Penyihir polos ini memerah wajahnya lalu memberikan mantra sederhana ini pada bosnya.
"Anak-anakku!" Suara bergemuruh Liu Zhenhan sang sakti mengguncang gurun pasir: "Sepanjang perjalanan, kita telah melewati empat pertempuran besar: Pertempuran Oasis Yale, Pertempuran Pegunungan Hengduan, Pertempuran Hamada Batu, dan Pertempuran Situs Kota Kuno! 20.000 pasukan ekspedisi Bimon yang kehilangan 80% personel masih berhasil menewaskan lebih dari 30.000 musuh! Baik pasukan khusus Legiun Unta Terbang, Pasukan Pengawal Kerajaan dari Sultan Mulan, maupun Ksatria Naga - semuanya jatuh tersungkur di hadapan pasukan Bimon kita yang tercabik-cabik ini!"
Medan perang tiba-tiba senyap bagai jarum jatuh pun terdengar.
"Dengan bangga kukabarkan! Mitos bahwa tentara reguler Bimon tak pernah kalah dari lawan berjumlah setara masih terjaga!" Liu Zhenhan meraung dengan tenggorokan menggelegar: "Kini katakan padaku - setelah mendengar denting kecapi melengking kewanitaan yang menggelikan itu, apakah kalian merasa gentar di hati?"
"Selama garis keturunan darah Dewa Perang masih mengalir di tulang sumsum kami, TIDAK AKAN!" 5.000 lebih suara bergemuruh bak aliran deras, menggema serempak di hamada batu - Gentar? Selama darah Dewata masih mengalir di nadi kami, TIDAK AKAN! Inilah semboyan paling kuno bangsa Bimon.
"Anak-anakku, Dewa Perang senantiasa menyertai kalian!" Liu Zhenhan tersenyum.
"Helen yang mengenakan bulu merak memanggil Landak Batu miliknya. Dalam raungan monster naga sekunder, genderang perang kulit Jenderal Kui mulai dipukul."
"Sejak era Perang Dewa dan Iblis kuno, setiap kali para pendeta memukul genderang perang dan menunggang monster raksasa menuju medan perang, Prajurit Behemoth selalu mampu membangkitkan naluri liar terhebat! Kemunculan Helen sangat tepat waktu!"
"Kampas! Kampas! Kampas!" Semua Behemoth mencapai puncak emosi, menggenggam senjata mereka sambil meneriakkan sorakan histeris."
"Langit dan bumi tiba-tiba berubah warna, awan bergulung-gulung dahsyat bak pertanda badai akan datang."
"Ini adalah raungan naga perang di alam liar!"
"Ini adalah letusan gunung berapi saat meletus!"
"Gelombang suara raksasa yang serempak seperti teriakan satu mulut menyusup ke telinga setiap prajurit Mulan, bagai seribu burung kolibri berdengung bersama, mengguncang gendang telinga hingga wajah mereka pucat pasi."
"Melintasi hujan dan lumpur, mengabaikan darah dan kematian - ini adalah aura paling mengerikan dari prajurit profesional. Dalam hal semangat tempur, seluruh Benua Aigean mengakui prajurit Bimon sebagai yang terhebat."
"Taktik monoton dan persenjataan sederhana, pasukan Bimon terkenal di seluruh Aiqin berkat heroik yang menggetarkan langit dan bumi."
"Rundstedt menghela napas."
Terlepas dari seberapa hebat kemampuan melatih pasukannya sendiri, bahkan jika semua prajuritnya diganti dengan Raksasa Arsenik, semangat perkasa yang dimiliki para Perwira militer Bimon ini tak mungkin ditiru. Ini adalah kebanggaan yang terakumulasi melalui akumulasi sejarah ribuan tahun dan pengaruh budaya yang mendalam.
"Bisakah kita mulai?" Liu Zhenhan dan Rundstedt bertemu, berdiri terpisah sepuluh langkah.
"Mengapa tidak memerintahkan semua Bimon keluar dari kota kuno? Apakah kau masih waspada terhadapku?" Rundstedt bertanya dengan datar.
"Kewaspadaan adalah bentuk penghormatan kepada lawan." Liu Zhenhan berpikir dalam hati, aku bukan orang bodoh, mana mungkin mengatur formasi berhadapan langsung dengan kavaleri sebanyak ini.
"Mari kita mulai." Rundstedt mengangkat jempolnya: "Omong-omong, kaulah komandan pertama yang menemukan cara memecahkan komposisi musik harpa."
"Sama-sama. Kebetulan di Oasis Yale kami menangkap pawang singa dan seekor singa. Aku ini orang yang agak penasaran." Liu Zhenhan tertawa terbahak. Telunjuknya menunjuk ke depan, para prajurit Bimon yang telah menyusun formasi mulai melangkah rapi dan perlahan mendekati formasi perang yang terdiri dari dua ratus Raksasa Arsenik.
Di barisan depan ada lima puluh pengguna kapak-perisai Kuda Nil, di tengah para prajurit Bimon dengan teknik bertarung terbaik, sementara prajurit Tiger di barisan belakang telah menyiapkan lembing.
"Menurutmu siapa yang akan menang?" Meishuai tersenyum.
“Aku rasa kaum Bimon tidak akan kalah.” Jawaban Liu Zhenhan penuh dengan keluguan dan kelicinan khas Bimon.
Rundstedt tidak berkata apa-apa, melainkan memberi isyarat agar si bajingan tua terus mengamati.
Menghadapi formasi panah para Prajurit Behemoth yang semakin mendekat, Raksasa Arsenik tidak memilih untuk maju. Mereka malah membungkuk dan menanamkan kepalan tangan ke dalam tanah sambil melantunkan mantra pendek-pendek. Ekspresi beku dan dingin mereka tetap sama, tatapan mereka menyapu para prajurit Bimon bagaikan burung pecuk yang kekenyangan memandangi sekumpulan ikan kecil.
Langkah kaki prajurit Bimon perlahan semakin cepat, irama langkah mereka selaras sepenuhnya dengan dentuman genderang perang!
Baju Zirah Duri Mahkota yang dibuat dengan teknologi magnetik suspensi meskipun beberapa kali lebih tebal dari zirah berat biasa, bobot sebenarnya tidak jauh berbeda. Justru karena ini, para prajurit berbaju zirah super yang sedang berlari kencang ini terlihat mengerikan karena kelincahannya. Mereka lebih mirip boneka logam daripada manusia.
“Kenapa Raksasa Arsenik tidak charge? Tinggal satu li lagi! Kalau tidak lari sekarang, kalian tidak sempat membangun kecepatan!” Liu Zhenhan mengusap dagunya sambil tersenyum jahat: “Mempersiapkan sihir percuma saja! Baju zirah berat kami tidak bisa ditembus oleh sihir bawaan raksasa!”
“Belum tentu,” suara Meishuai tetap tenang, sama sekali tidak menunjukkan kekhawatiran atas Raksasa Arsenik-nya.
Belum selesai bicara, lapisan-lapisan es putih merambat dari kepalan 200 Raksasa Arsenik, menyatu membentuk lautan es raksasa di atas pasir, dengan cepat menyambut prajurit Behemoth yang berlari kencang. Tumbuhan duri unta dan Haloxylon yang jarang di padang pasir langsung layu dan roboh saat dilanda gelombang es luas ini.
"Inilah prajurit radiasi spesialku! Radiasi bekas es Raksasa Arsenik bisa menciptakan zona beracun mematikan. Sekali masuk, meski tidak tewas seketika, dalam 7 langkah pasti lumpuh!" Rundstedt tersenyum memandang Liu Zhenhan: "Siapa bilang sihir tak berguna? 200 raksasa mungkin tak bisa pertahankan sihir lama, tapi cukup untuk menjatuhkan pasukan Bimon kalian!"
"Benarkah?" Liu Zhenhan melihat pasukannya sudah tak bisa mengerem dan masuk ke zona es raksasa ini. Ia mulai menghitung: "Satu... dua..." Sampai sepuluh, tak satu pun prajurit Bimon terjatuh.
Jarak tinggal 200 yard! Langkah prajurit Bimon makin dahsyat. Lapisan es tebal terus runtuh di bawah injakan mereka, seperti kawanan gajah perang yang membelah padang salju, mencairkan bumi dengan jejak kaki, menyebarkan kabar musim semi untuk Dewi Musim Semi.
Ekspresi Rundstedt langsung berubah serius.
Para Raksasa Arsenik tertegun, wajah mereka bingung seperti angsa bodoh yang tak bisa bereaksi.
“Kemampuan sihir bawaan Raksasa Arsenik—Radiasi Jejak Racun, termasuk dalam kategori sihir racun tipe penyebaran padat. Levelnya tidak tinggi, penggunaan oleh individu sangat terbatas, tetapi 200 raksasa arsenik yang menggunakan bersama-sama cukup menakutkan!
Sihir ini bisa menciptakan api beracun buatan. Hanya dengan paparan gas beracun dan penetrasi cepat embun racun, seekor gajah bisa langsung tumbang!
Bahkan jika seekor monster berlari melewati zona radiasi 200 Raksasa Arsenik, seharusnya melambat dan kabur. Mana mungkin sekelompok prajurit malah berlari hampir 100 langkah di dalamnya, malah semakin cepat seperti minum obat perangsang?!
"Pasti zirah tahan sihir!" Desahan terkejut dan gemuruh diskusi mengubah formasi utama pasukan Mouran yang megah menjadi pasar kacau.
Dibandingkan peradaban multisihir gemilang Benua Aigean, ilmu alkimia di gurun masih dalam tahap embrio. Dari pedagang keliling, semua orang Mouran tahu manusia Benua Aigean bisa membuat senjata dan zirah dengan resistensi magis!
Kondisi ini tak bisa disembunyikan dari ahli sihir dan Penyihir yang juga menggunakan kekuatan elemen!
"Radiasi jejak es terbentuk melalui dua cara: pengasapan gas beracun dan penetrasi embun beku beracun. Meskipun zirah tahan sihir sangat kuat, ia tidak bisa sepenuhnya mencegah gas beracun yang menyebar di udara. Meski level sihir racun tipe cair ini tidak tinggi, cukup untuk membuat pria perkasa pusing, jatuh tersungkur, hingga tertutup embun beku yang mematikan!"
Apalagi, logam magis sangat langka. Bahkan di Benua Aigean, zirah tahan sihir hanyalah barang mewah yang dikoleksi keluarga bangsawan kaya raya di gudang mereka. Selain negara adidaya militer Kekaisaran St. Francis, siapa yang mampu melengkapi pasukan dengan zirah tahan sihir secara massal?
Apa itu Kerajaan Bimeng? Kerajaan ini adalah negara super miskin besi, bahkan prajurit Bimon berkepala sapi masih menggunakan pilar totem kayu! Negara terbelakang seperti ini, apalagi bisa menyediakan 200 set zirah tahan sihir sekaligus, 20 set pun mustahil! Ini bukan cuma soal punya pandai besi, tapi juga perlu penyihir alkimia dan bahan baku berkualitas tinggi!
Meski tidak ada gelombang elemen di zirah 200 prajurit Bimon, namun di antara mereka mengalir kekuatan elemen yang menenangkan. Kekuatan inilah yang menahan serangan magis Raksasa Arsenik!
"Lingkaran cahaya itu sebenarnya apa? Apakah kau menggunakan trik curang?" Meishuai menatap tajam ke arah Liu Zhenhan.
Dentuman bentrokan dan gemuruh pertempuran telah menyatu menjadi satu!
"Raksasa Arsenik yang belum sempat melakukan charge diserang oleh hujan kapak lempar, pisau terbang Gurkha, dan lembing! Semua prajurit Bimon terhebat, tak ada satu pun yang meleset!"
Prajurit Kijang telah belajar dari pengalaman, sekarang sebelum pertempuran dimulai selalu melancarkan hujan senjata terlebih dahulu!
"Tahukah kau apa itu Divine Comedy Cahaya Dewa Perang milik Shaman Divine Comedy?" Liu Zhenhan membalas bertanya.
Rundstedt masih menatapnya. Para Shaman Divine Comedy memang berasal dari golongan pendeta rendah, dalam berbagai pertempuran besar tak pernah terlibat, sehingga mata-mata pun tak mengumpulkan informasi tentang figur 'tidak berbahaya' ini.
"Divine Comedy Cahaya Dewa Perang adalah lingkaran lagu perang yang ditambahkan pada bangunan keagamaan, memblokir sihir di bawah level menengah. Pilar totem yang digunakan prajurit Orang-orang Banteng juga termasuk bangunan keagamaan. Penambahan lingkaran cahaya ini tak membutuhkan logam magis. Sepengetahuanku, ras Raksasa, kecuali Titan dalam legenda, tak ada yang bisa menggunakan mantra tinggi." Liu Zhenhan menatap Rundstedt, mengucapkan kata demi kata: "Bukan hanya manusia Aiqin yang punya peradaban sihir, kami Bimon juga punya peradaban lagu perang! Ini baru senjata lagu perang pertama, akan ada lebih banyak lagi!"
Sorot mata Rundstedt berkedip-kedip ganas, niat membunuh menyebar dari seluruh tubuhnya.
"Aku meremehkanmu lagi." Suara Meishuai mengandung getaran emosi yang ditahan kuat, serak namun penuh tenaga.
“Kau ragu-ragu?” Liu Zhenhan tersenyum kecut: “Aku bisa merasakan, sepertinya kau sedang bingung bagaimana memperlakukan aku sekarang.”
“Jangan senang dulu!” Rundstedt juga tertawa: “Aku mengaku kalah! Sekarang kuberi tahu, kalian bangsa Bimon pasti akan mengalami kepunahan total!”
“Aku benci nada bicaramu.” Liu Zhenhan melototi Meishuai sambil mengangkat tangan dan berteriak: “Semua berhenti!”
Pertempuran yang seharusnya menjadi tabrakan antara Sampa dan Dibo Luo ini resmi dinyatakan berakhir.
Hanya dalam beberapa kalimat ini, dari 200 Raksasa Arsenik tinggal sekitar dua puluh yang tersisa.
Tiga pedang besar Fatty Luo hanya tinggal setengah sentimeter lagi akan membelah sebuah tengkorak. Terdengar teriakan bos, ia menggunakan gagang pedang untuk melubangi kepala Raksasa Arsenik ini dengan tiga lubang.
Sungguh terlalu cepat!
Dibandingkan prajurit Bimon, raksasa arsenik ini memang memiliki ukuran dan kekuatan yang lebih ekstrem. Namun teknik bertarung mereka masih jauh ketinggalan dibanding prajurit Bimon yang berpengalaman tempur. Dua ratus prajurit Bimon semuanya adalah prajurit elite yang mampu Amuk Mandiri. Ketika kekuatan berada pada level setara, ditambah lima keunggulan: zirah berat, ilmu bela diri, daya hantam, serangan jarak jauh, dan formasi tempur - dua ratus prajurit Bimon bagaikan besi panas memotong mentega, dalam sekejap menghancurkan formasi raksasa arsenik yang tercengang. Bahkan saat pedang sudah mengarah ke dahi, banyak raksasa arsenik masih bingung: Mengapa Bimon ini tidak terpengaruh radiasi jejak es?
Dua puluh tiga pendekar pedang mammoth menampilkan seni bela diri pengejar angin secara sempurna dalam pertempuran kacau. Tiga jurus pedang yang dikeluarkan bersamaan membuat prajurit Mulan Mojie yang biasa bangga dengan ilmu pedangnya berkeringat dingin. Prajurit Paus Fegao bahkan lebih bersinar, menunjukkan kemampuan sebenarnya sebagai Komandan Pengawal Kerajaan Bangsa Laut Xiya. Kombinasi semburan air paus dengan jurus jangkar menyapu area bak preman besar beringas mengobrak-abrik mayat. Di bawah jangkar raksasa yang berpendar kerusakan api, tak tersisa satu pun mayat utuh!
Bilah pisau melengkung raksasa Raksasa Arsenik sama sekali tidak mampu menembus Baju Zirah Duri Mahkota. Senjata mandiri Raksasa Arsenik hari ini benar-benar gagal. Baju Zirah Duri Mahkota terbuat dari logam Xuantie paling keras di bawah tanah, kualitasnya lebih baik dari baja Uzi. Sebagai karya upacara kedewasaan Raksasa Tili, zirah dengan LOGO Api Neraka ini selain presisi juga memiliki kemampuan proteksi super tebal yang ekstrim. Tanpa menggunakan senjata berat seperti palu perang atau Tongkat Taring Serigala, mustahil melukai prajurit Bimon.
Gagal! Kegagalan yang sama sekali tidak mengejutkan!
Jika Liu Zhenhan terlambat sedikit memberi perintah, prajurit Bimon yang telah sukses membagi formasi lawan akan menggunakan kemampuan andalan mereka - misalnya Pangeran Kahn. Dia bersama enam keponakannya baru saja melompat ke udara membentuk formasi Pedang Geledek, namun terpaksa mendarat kembali dengan kecewa.
"Kau harus ikut denganku, jangan lupa bawa delapan puluh ekor kutu daun raksasa." Rundstedt berkata dengan dingin.
"Aku menepati janji." Liu Zhenhan memasukkan jari ke mulut, meniup peluit keras ke arah gerbang kota. Raksasa Tili menggotong tongkat kayu gelondongan raksasa sambil mengusir sekawanan sapi semut yang bergoyang-goyang mendekat.
"Ucapkan perpisahan pada pasukanmu, berakting yang meyakinkan. Banyak mata yang mengawasimu." Rundstedt berbisik mengingatkan Liu Zhenhan.
“Semua kembali ke kota kuno! Pastikan orang Mouran benar-benar pergi sebelum meninggalkan sini!” Liu Zhenhan melambaikan tangan ke arah pasukannya dan kota kuno sambil berteriak, lalu memeluk dua saudari keluarga Hosea, Mo'er, dan Helen satu per satu.
Angin menderu di Sungai Sanggan yang dingin～Shaman Divine Comedy pergi takkan kembali～
Nyanyian megah nan pilu bergema di atas kota kuno, bagai ratapan tangis. Banyak Prajurit Behemoth menyanyikan sambil mengusap sudut mata.
"Perasaan kalian kaum Behemoth terlalu tertahan." Rundstedt memiringkan ekor ke arah Liu Zhenhan: "Lihat para Behemoth itu, semua memandangmu dengan tatapan kompleks, tapi tak ada yang bicara atau menangis keras."
"Lagu ini kubuat sendiri, bagaimana? Cukup menyentuh?" Liu Zhenhan diam-diam mengeluarkan botol emas hasil rampasan dari pawang singa, mengoleskan Minyak Unta Kari di sudut mata: "Masalah kita berdua tak kuceritakan ke orang lain. Mereka mengira aku menukar kebebasan mereka dengan diriku sendiri, jadi emosi mereka tulus."
"Lagu ini memang tak buruk..." Rundstedt melihat jari Liu Zhenhan yang hanya memakai dua buah cincin, lalu memandang penuh curiga ke arah pria ini.
“Cincin kristal ini adalah tanda cintaku dengan istri, sedangkan cincin mutiara ini adalah peralatan khusus Shaman Divine Comedy 'Hati Gemilang', tapi ini palsu. Kau pasti bisa lihat, kedua cincin ini bukan peralatan magis.” Liu Zhenhan mengusap air mata yang deras keluar akibat asap minyak unta kari: “Peralatan magis lainnya sudah kuserahkan ke istriku.”
“Lalu mengapa tubuhmu masih memancarkan gelombang sihir kuat?” Pandangan Meishuai semakin penuh kecurigaan.
“Aku juga seorang penyihir, mempelajari sihir yang bahkan belum pernah kau dengar - sihir darah.” Liu Zhenhan terus melambai-lambai ke arah kota kuno sambil menggosok matanya yang merah: “Jika ingin menggeledah, suruh saja gadis mandi bersamaku, yang punya payudara besar.”
“Tentu.” Rundstedt mengangkat bahu, menunjuk burung beo dan Guo Guo di pundak Lao Liu: “Kau yakin tidak mau bawa pengawal? Hanya burung beo dan Binatang Petir ini yang ikut ke Kalimantan? Menurut protokol penyerahan bangsawan, kau boleh tetap mempertahankan pelayan dan pengawal! Hmm... Lebih baik bawa pengawal, nanti bisa membantumu bekerja.”
“Urusan begini tidak perlu banyak orang.” Liu Zhenhan yang bermata sembap menunjuk Shuangxue Piqiu di bahunya: “Apa itu Binatang Petir? Maksudmu Pichu salju ini?”
“Di gurun mereka menyebutnya begitu, Halley artinya bintang sapu, siapa yang bertemu makhluk kecil ini pasti sial.” Rundstedt tersenyum mengangguk: “Kau kan pendeta andalan, kok bisa jatuh harga diri sampai segini…”
“Tahu tidak seberapa pintarnya monster Halley? Mereka monster paling ahli meniru dan belajar, kemarin aku tiba-tiba ingin mengajarinya sihir!” Liu Zhenhan mengelus kepala kecil Guo Guo yang sedang mengusap air matanya: “Meishuai, percaya tidak? Aku akan latih dia jadi monster paling mengerikan di benua ini!”
“Oh ya?” Rundstedt tertawa getir: “Sayangnya monster tidak bisa menyanyikan mantra, kalau tidak mungkin keinginanmu bisa tercapai.”
Guo Guo menunjukkan jari tengah dengan ekspresi menghina ke arah Meishuai.
“Sihir darah tingkat dasar tidak perlu nyanyian mantra, cukup diucap dalam hati. Sihir payah ini cuma bagus di situ, semua orang bisa belajar.” Liu Zhenhan mengusap air mata: “Guo Guo-ku memang agak nakal, tapi belajarnya cepat. Kapan kau perkenalkan aku dengan ksatria naga terbang lainnya dari Kekaisaran Mugalan?”
Rundstedt memandangi Bimon ini dengan perasaan campur aduk. Kadang omongannya benar-benar seperti orang gila, sulit dimengerti.
BAB 334: AHLI KUBURAN
Pasukan Mouran pulang dengan kemenangan.
"Panglima Pasukan Pengawal Golemuhammedi pergi lebih dulu bersama pengawal pribadinya. Kerugiannya terlalu besar, dia harus segera kembali melapor ke Khalifah tentang keganasan perwira militer Bimon, kalau tidak laporan resminya tidak akan bisa diterima."
Hari-hari saat pasukan mulai bergerak terasa sangat membosankan. Liu Zhenhan mulai asyik mengobrol ngalor-ngidul dengan Rundstedt tentang Berbual B.
Awalnya Liu Zhenhan bercerita tentang sejarah perangnya sendiri, menambahkan segala bumbu tambahan, menggambarkan dirinya sebagai pahlawan gagah berani yang membuat darah Rundstedt mendidih.
Lalu giliran Rundstedt bercerita tentang sejarah perangnya, entah benar atau tidak, yang jelas Legiun Unta Terbang-nya digambarkan menaklukkan segala penjuru tanpa terkalahkan, membuat Liu Zhenhan juga terpukau.
Selain Raja Sal dan Murinio, Meishuai ini segera menjadi idola ketiga Liu Zhenhan. Seorang panglima yang bisa menciptakan senjata magnetik dan perahu pasir sendiri sudah layak dikagumi si bajingan tua ini. Maka si bajingan tua bersumpah akan menciptakan senjata baru juga.
"Omong-omong, bagaimana caramu mempersenjatai kavaleri udara Bimon dengan 'payung gasing terjun'?" tanya Rundstedt ke si bajingan tua.
Setelah Pertempuran Pegunungan Hengduan, ksatria burung nasar melaporkan situasi perang. Rundstedt yang berpengetahuan luas langsung menebak bahwa payung logam yang bisa berputar otomatis di udara untuk menetralkan gravitasi bumi itu adalah karya peradaban Goblin yang telah lama hilang - "payung gasing terjun".
Liu Zhenhan tidak menyembunyikan apapun, dia membual pada Rundstedt tentang fakta bahwa dia pernah secara tidak sengaja mendapatkan desain senjata Goblin setelah memberantas Perampok Goblin, termasuk meriam magis legendaris, arquebus Guli, dan Pisau Serbaguna Goblin yang lengkap.
"Lalu kenapa kau tidak mempersenjatai Pasukan Bimon dengan senjata Goblin ini?" Rundstedt tertawa terbahak, jelas menganggap si bajingan tua ini sedang ngibul.
"Ngibul! Papan perunggu itu sudah kuremas sampai gepeng dalam kemarahan!" Liu Zhenhan tersenyum getir sambil mengangkat tangan: "Meriam magis terkuat dan arquebus Guli semuanya membutuhkan lapisan logam magis dan formasi magis yang diukir dengan teknik mikrograf. Dari mana aku bisa dapatkan teknologi dan bahan ini? Lagipula, di mana bisa menemukan 'Kemarahan Moradin'? Meskipun Goblin menemukan bubuk hitam yang bisa meledakkan tambang, aku tak punya resepnya, mana bisa membuat peluru meriam!"
Perkataan Liu Zhenhan ini jujur. Mengukir formasi magis dengan teknik mikrograf, menurut teknologi alkemi Benua Aigean saat ini, mungkin hanya Master Emmar dari Kekaisaran Pompeii yang bisa mencoba. Soal peluru meriam magis, meskipun Feilengcui punya Pohon Emas, produksi "Kemarahan Moradin" hanya cukup untuk kavaleri udara Orang Kesturi. Jika ingin mengisi peluru meriam, mungkin perlu lima galon "Mata Air Kehidupan" lagi.
Yang membuatnya semakin frustasi adalah, sebagai seorang prajurit pengintai yang handal, si bajingan tua ini hafal di luar kepala berbagai daya ledak bahan peledak, bahkan bisa melakukan peledakan presisi layaknya insinyur. Tapi dia sama sekali tidak pernah belajar cara membuat TNT atau detonator. Dulu di Nanjiang, amunisi pasukan sangat melimpah, sampai-sampai melihat sarang ayam pun dilempari granat; ini kan bukan pabrik senjata, mana ada yang belajar membuat bahan peledak rakitan.
Film 《Perang Ranjau Darat》 sepertinya ada rumus pembuatan bahan peledak rakitan. Tapi Liu Zhenhan mana bisa mengingatnya sekarang.
Setelah mengeluh beberapa saat, tiba-tiba Liu Zhenhan teringat: "Bukannya Rundstedt ini punya senjata Gnome?" Lantas dia bertanya sembari lalu: "Apakah Gnome sudah menetap di Mulan kalian?"
Rundstedt menggelengkan kepala, lalu menjelaskan asal-usul senjata Gnome dari Legiun Unta Terbang secara detail kepada Liu Zhenhan.
Pada era Perang Dewa dan Iblis, memang ada suku Gnome berjumlah sekitar 3.000 orang yang melarikan diri ke Gurun Taklimakan menggunakan "Mesin Terbang Qibulin". Awalnya mereka berencana melanjutkan perjalanan ke utara, namun terpaksa mendarat darurat di gurun karena badai pasir. Penduduk asli gurun yang menyaksikan Gnome bisa terbang, hampir menyembah mereka sebagai Dewa. Melihat situasi menguntungkan, Gnome memutuskan menetap di gurun dan berkembang biak selama hampir lima ratus tahun. Setelah aura misterius mereka menghilang, penduduk asli yang selama ini tunduk menunjukkan taringnya dan membantai Gnome yang lengah.
Senjata Gnome milik Rundstedt didapatkan dari kegiatan penjarahan makam - khususnya makam kolektif para Raja Gnome dari berbagai generasi yang dimakamkan bersama.
Liu Zhenhan merasa sangat aneh, baik Gnome maupun Goblin ternyata sangat ahli dalam membangun makam. Di pemakaman raja-raja dari berbagai generasi, barang-barang yang dikuburkan bersama jenazah adalah karya terbaik semasa hidup, dan lokasinya sangat rahasia.
Rundstedt menunjuk gajah perak enam taringnya dan memberitahu Liu Zhenhan: "Ini adalah makhluk ilahi muda yang kuadopsi saat berkelana ke Timur, namanya aneh, 'Diting'. Menurut sistem klasifikasi sihir, Diting termasuk monster elemen tanah. Dalam legenda Benua Sutra, mata Diting bisa menembus sembilan lapis kegelapan hingga melihat neraka Avici paling dalam."
Rundstedt tidak tahu apakah gajah perak ini benar-benar bisa melihat ke dalam sembilan alam bawah, tapi gajah perak ini memang bisa menembus pandangan ke bawah tanah. Makam Raja Gnome baru bisa digali berkat bantuannya.
Dalam makam Raja Gnome terdapat gudang senjata dengan konstruksi megah. Karena teknologi preservasi yang sempurna, barang-barang yang digali seperti tank uap dan Mesin Terbang Qibulin masih mengeluarkan aroma minyak pelumas. Sayangnya, sebagai ahli teori terkenal di Benua Aigean, penemuan Gnome sangat banyak namun sedikit yang praktis. Contohnya senjata "Hujan Deras Bunga Pir" yang paling banyak digali, dengan stok mencapai 10.000 unit. Tapi recoil busur tangan berantai ini lebih besar dari ballista, anak panahnya melesat ke langit, jangkauannya pendek, benar-benar barang rongsokan.
Liu Zhenhan hampir mati ketawa. Senjata "Hujan Deras Bunga Pir" ciptaan Gnome ini terlalu dikenalnya - ini adalah senjata paling menggelikan dalam sejarah Benua Aigean!
Busur tangan ciptaan Gnome ini memiliki konsep dan ide yang benar-benar top. Menggunakan tenaga uap sebagai penggerak, bisa menyemburkan 36 paku sekaligus, dalam 150 yard mampu menembus kulit badak. Tidak bisa dibilang tidak tangguh.
Namun karena efek uap yang sama, badan busur panah akan mengalami getaran hebat yang menyebabkan mulut laras melonjak ke atas secara liar——ada sebuah lelucon yang menyebutkan prajurit Gnome menggunakan busur tangan ini menempelkan ke paha Raksasa, lalu menekan pelatuk dengan keras, namun 35 anak panah pertama justru mengenai hidung, mata, dan dahi sang Raksasa, sedangkan anak panah terakhir berhasil menembak jatuh seekor burung kecil yang kebetulan lewat.
Lelucon ini mungkin mengandung sedikit hiperbola, namun sebagai "Arbalet Hujan Deras" yang merupakan senjata pertahanan diri perorangan, kegagalannya terlalu nyata. Pada masa itu, para Gnome sendiri juga sangat frustasi dengan desain senjata pertahanan diri ini, terpaksa memesan "peredam gigi" dari perajin Goblin. Namun sebelum "peredam gigi" berhasil diciptakan oleh perajin Goblin, Perang Dewa dan Iblis pun meletus.
"Jangan tertawa, aku memang tidak mendapatkan harta karun apa pun. Meskipun 'Tank Pengepungan Uap' cukup bagus, sayangnya hanya ada dua unit. Selebihnya hanya 'Mesin Terbang Qibulin', 'Arbalet Hujan Deras', dan 'alat pemadam air' yang tidak memiliki nilai strategis." Rundstedt wajahnya menghijau karena tertawaan bajingan tua itu.
Liu Zhenhan tertawa semakin keras, "Mesin Terbang Qibulin" adalah peralatan khusus pelarian Gnome, begitu baling-balingnya rusak terkena tembakan, langsung jatuh terbakar, benar-benar tidak berguna.
Rundstedt memalingkan kepala, tidak ingin lagi berurusan dengan orang ini.
Liu Zhenhan tertawa semakin kencang, namun di matanya muncul kilau yang sulit ditangkap.
“Chui Buer B” yang sudah tak ada lagi bahan untuk dibualkan, Liu Zhenhan mulai belajar bermain kartu tower dari Rundstedt. Kartu ini total 108 lembar, bisa digunakan untuk ramalan maupun berjudi. Liu Zhenhan hanya belajar berjudi. Aturan permainan judi biasanya tidak rumit, Liu Zhenhan cepat menguasainya. Setelah bisa, tentu harus dicoba.
Berjudi sendirian tak seru, bertaruh dua orang tanpa taruhan darah juga membosankan. Atas desakan si bajingan tua, Rundstedt tersenyum mulai bertaruh dengannya.
Si bajingan tua menggadaikan cincin "Hati Gemilang"-nya senilai 500 koin emas, langsung kalah habisan di ronde pertama; Ronde kedua dia menggadaikan cincin kristalnya senilai 1.000 koin emas, tetap all-in, kali ini Rundstedt yang kalah; Selanjutnya Liu Zhenhan menghajar Rundstedt habis-habisan, bukan hanya merebut kembali cincinnya tapi juga memenangkan 2.000 koin emas.
Rundstedt yang awalnya percaya diri dengan kemampuan judinya mulai serius dan bertaruh besar-besaran dengan si bajingan tua, hasilnya malah kalah 12.000 koin emas. Liu Zhenhan yang selalu all-in di setiap ronde terus menang, membuat Rundstedt yang mulai kehabisan modal tak berani lanjut, hampir membuat si bajingan tua mati ketawa.
"Kau penjudi tulen, langsung pertaruhkan nyawa begitu ada kesempatan, dan terlalu serakah." Rundstedt memberikan penilaian penuh makna pada si bajingan tua: "Karakter seperti ini cepat atau lambat akan memberimu pelajaran."
“Sepuluh judi sembilan tipu, kau bilang begitu berarti kau tak paham apa itu judi.” Liu Zhenhan dalam hati tertawa geli, Lao Shan pernah meratapi kepergianku, sebagai Dewa Judi Dua Gunung mana mungkin aku kalah dari si bego yang bahkan tak bisa menyontek kartu?
“Mulai ngaco lagi.” Rundstedt juga tersenyum: “Judi kecil buat hiburan, kau anggap ini karir ya?”
“Tidakkah kau tahu? Rohaniwan itu gila semua, aku seorang Shaman, tentu berbeda.” Liu Zhenhan menyeringai sinis, Guo Guo di sampingnya melambaikan kuat-kuat surat utang dari Rundstedt.
“Aku juga rohaniwan, kenapa aku tidak gila?”
“Kalau begitu pasti kau sudah sinting.”
Awan bergulung-gulung, hari-hari berlalu dalam kebosanan yang tiada akhir.
Liu Zhenhan tetap memegang tradisi Bimon yang tak makan makanan musuh. Sejak hari pertama tiba di kamp Mouran, ia tak pernah menyentuh setetes air atau sesuap makanan orang Mouran. Ia hanya minum madu sapi semut. Total ada 81 ekor sapi semut, satu ekor tambahan itu disiapkannya sendiri. Kadang ia makan tikus, ular, atau kadal kecil hasil buruan Guo Guo. Terkadang dipanggang, kadang malas mengolah langsung dikuliti dan dimakan mentah. Setiap kali melihatnya menjilat-jilat darah di jari dengan lahap, bahkan orang gurun sekuat baja pun ingin muntah.
“Sebenarnya kami Bimon juga sama seperti kalian, yang makan seperti saya juga jarang.” Liu Zhenhan menjelaskan seperti ini, tapi tak satu pun orang Mouran percaya.
Tak lama kemudian gosip mulai beredar di kamp militer, mengatakan bahwa Bimon bisa bertahan begitu lama di Kota Kuno Huye ini karena memakan mayat.
Rundstedt menceritakan kabar burung ini kepada Liu Zhenhan, kedua orang itu tertawa terbahak-bahak bersama.
Kebiasaan makan Rundstedt juga unik, dia tidak makan daging, hanya vegetarian.
Ini membuat Liu Zhenhan terkejut beberapa saat, tak menyangka panglima berdarah dingin yang bisa memenggal seribu kepala hanya dengan kibasan bendera perang ini ternyata memiliki sisi yang tampak baik hati.
Pasukan udara Feilengcui terus mengikuti di belakang Pasukan Mouran hingga menghilang pada hari kelima, sama halnya dengan ksatria burung nasar yang tetap tinggal di sekitar situs kota kuno selama lima hari sebelum kembali, karena pasukan Bimon juga telah bergerak.
Ketika pasukan udara kedua belah pihak bersimpangan di langit biru, mereka saling memberikan hormat dengan menyentuh kening, bagaikan dua bintang opera yang berpapasan di gedung teater, menunjukkan sikap saling menghargai.
Liu Zhenhan sampai sekarang belum paham, mengapa di Kota Kuno Huye semut-semut itu begitu patuh pada Rundstedt, keluar saat diperintah dan pergi saat disuruh minggat.
Rundstedt dengan jujur memberitahunya bahwa semut ini adalah salah satu dari tiga bencana besar di gurun, disebut Semut Pemakan Logam. Asam mereka bisa melelehkan baja, selain batu dan pasir yang tidak dimakan, mereka hampir memakan segalanya; mereka adalah hiu di padang pasir, begitu mencium bau amis akan langsung mengamuk. Untuk menarik semua pembunuh ini keluar dari sarangnya, Rundstedt menghabiskan darah 50.000 ekor unta. Untuk mengusir mereka, juga dipersiapkan sebelumnya sejumlah besar air kencing unta, bau anyir air kencing unta dan pemakan semut adalah satu-satunya hal yang ditakuti Semut Pemakan Logam.
"50.000 ekor unta?" Liu Zhenhan bergumam tak percaya. Pasukan mana pun, selama hewan tunggangannya terlatih, pasti sangat mahal. Bahkan Legiun Unta Terbang yang memiliki tiga unta per prajurit, pengorbanan ini tetap luar biasa besar.
"Kau pikir bagaimana?" Rundstedt tersenyum sinis: "Perang tidak sepenuhnya bergantung pada kecerdasan, tapi pertama-tama pada kemampuan Membakar uang."
Rundstedt juga menjelaskan secara detail kepada Liu Zhenhan tentang cara operasi. Pengisian darah unta juga ada tekniknya, harus dipersiapkan dari lokasi yang sangat jauh. Jika tidak, saat tiba di Kota Huye baru disiapkan, bau amis yang kuat justru akan memancing Semut Pemakan Logam keluar lebih dulu. Prinsip yang sama berlaku untuk air kencing unta.
Pasukan penembak jitu pimpinan Taletulu memiliki dua tugas: memancing musuh masuk dan memberi waktu persiapan bagi pasukan utama.
Sebagai seorang panglima, tidak hanya harus mengkoordinasi seluruh pasukan, tetapi juga memanfaatkan arah angin, menyiapkan kamuflase di depan parit, menyusun pasukan untuk menghadang pasukan pengintai udara Bimon, mengukur titik jatuh peluru yang optimal, serta memberi tahu sekutu untuk membawa kayu dalam jumlah besar. Semua ini harus direncanakan secara matang.
Ketika Liu Zhenhan mengetahui bahwa pria ini sama sekali tidak memiliki staf atau perencana strategi, semua perencanaan militer dilakukan sendiri, pertama-tama ia kagum, lalu merasa orang ini bukan manusia biasa.
Rundstedt bertanya pada Liu Zhenhan bagaimana memperlakukan ratu semut itu. Liu Zhenhan menjawab sudah dibersihkan dan dibawa pulang untuk direndam dalam arak. Katanya semut yang direndam arak bisa meningkatkan vitalitas pria.
Bab 335: Niat Tak Ada Malah Berbuah Hasil
Rundstedt tertawa terbahak-bahak: "Semut Rakus Logam adalah bencana alam gurun. Mereka setiap setengah tahun akan membelah diri menjadi kelompok baru dan bermigrasi besar-besaran. Untungnya di sekitar kota kuno sejauh ribuan li tidak ada tambang logam, pasukan migrasi semut selalu mati kelaparan di tengah jalan. Aku khawatir kalian akan membawa ratu semut ke Kerajaan Bimeng. Jika itu terjadi, bukan hanya Bimeng yang celaka, seluruh Benua Aigean akan terkena musibah. Kemampuan reproduksi ratu semut sangat mengerikan, cukup dia bertelur satu sarang saja, akibatnya tak terhingga."
Liu Zhenhan juga tertawa terbahak-bak, dalam hati mengumpat: "Jancuk! Urusan ini perlu kau ajari? Ratu semut sudah kusimpan pakai lencana hibernasi, nanti buat menghancurkan kalian!"
Pasukan Mouran telah berjalan delapan hari di Gurun Pasir Taklamakan yang luas. Tak terhitung belokan yang mereka lewati, menghindari reruntuhan kota kuno, oasis, dan bukit pasir raksasa. Butiran pasir di tanah perlahan berubah menjadi debu tipis, sementara tumbuhan merambat seperti paku menjalar di tanah yang gersang.
Liu Zhenhan melihat banyak hewan dan burung tak dikenal yang muncul dengan sembunyi-sembunyi di wilayah ini. Jejak aktivitas kehidupan yang intens membuktikan bahwa "Laut Kematian" hampir mencapai ujungnya.
Angin bertiup, langit kelabu, mulut penuh pasir.
Setelah berjalan sehari lagi, mulai muncul perkebunan kurma gurun dan kaktus raksasa. Melewati sebuah ngarai, terlihat sungai lebar selebar panahan membentang ke timur. Sebuah jembatan terowongan menyerupai gua melintang utara-selatan, tebing curam menjulang dengan pegunungan tinggi menembus awan di sekitarnya.
"Inilah Sungai Eufrat! Ibu Mouran! Sungai ini seperti tali pusar yang mengelilingi sebagian besar wilayah Mouran. Mengikuti sungai ini ke timur lalu utara ribuan li, kita akan sampai di ibu kota Mouran, Damaskus! Tapi Gurun Pasir Taklamakan lebih besar lagi. Mouran hanyalah sudut kecil di dalamnya." Rundstedt mengarahkan cambuknya ke depan, wajah penuh keyakinan seolah menguasai medan perang.
“Ya ampun, sungai ini benar-benar aneh.” Liu Zhenhan meniup peluit sambil memandangi ombak deras dan karang kehitaman. Sungai ini agak mirip Sungai Nu, tebing kedua sisinya setinggi 20 hingga 30 meter. Untuk melihat airnya harus melihat dari atas ke bawah. Sungai-sungai di padang gurun Donau umumnya bertebing rawa-rawa, tak ada yang seperkasa ini.
“Sungguh medan yang sulit ditaklukkan!” Liu Zhenhan terus-menerus menggelengkan kepala: “Di sini maksimal bisa dikerahkan 2.000 pasukan. Dengan memblokir terowongan ini, mustahil siapa pun dari Benua Aigean bisa menyerbu Mouran! Pantas kalian orang Mouran begitu percaya diri!”
“Ada cara lain, yaitu naik kapal dari garis pantai timur Taklimakan, lalu bergerak ke barat melalui gurun sejauh 3.000 li lebih, juga bisa mencapai wilayah Mouran.” Rundstedt berkata dengan serius.
“Pantasan Bangsa Laut tak mengganggu kalian, rupanya jaraknya terlalu jauh.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak sambil mengamati jembatan-terowongan raksasa ini.
Di ujung jembatan terdapat pintu gerbang raksasa yang bisa dibuka-tutup. Bagian atasnya dipahat dengan gerigi pagar dan parapet, dirancang mirip benteng pertahanan. Terlihat banyak bayangan orang berkerumun di atasnya.
Sepanjang jalan menuju mulut terowongan ditanami pohon palem secara teratur. Batang-batang palem ini dililiti tumbuhan parasit hijau yang berbunga terompet sebesar labu, berwarna-warni dan harum semerbak.
"Yang tumbuh di pohon palem adalah 'tali rotan'." Rundstedt mengingatkan Liu Zhenhan: "Jangan biarkan burung beo mu terbang sembarangan. Kalau sampai mendekat, tanaman merambat ini akan memakannya. 'Tali rotan' bahkan bisa menahan seekor sapi. Sama seperti Semut Pemakan Logam, ia juga haus darah, tapi tidak bisa kabur."
Liu Zhenhan kaget setengah mati, segera meniup peluit untuk memanggil Guo Guo yang sedang menunggang burung beo terbang kesana-kemari. Dua Xiao Chusheng ini tadinya hendak memetik bunga.
"Apakah 'tali rotan' ini sengaja ditanam oleh orang Mouran di sini?" Liu Zhenhan mengelus kepala burung beo dan Guo Guo sambil melirik Rundstedt.
"Tentu saja!" Rundstedt melototi Liu Zhenhan dengan bingung, lalu menyapa hangat jenderal penjaga jembatan yang datang menyambut. Ia memerintahkan pasukan untuk terus bergerak.
"Meishuai, kalau tanaman ini pemakan daging, bagaimana kalian menanamnya di sini?" Liu Zhenhan bertanya sambil mengejar: "Jancuk! Apa dia tidak memakan manusia?"
"Omong kosong! Tentu saja makan! Saat biji talinya muncul, kita harus RAMAS dengan mempertaruhkan nyawa!" Rundstedt tersenyum, "Tali rotan yang berusia lebih dari 20 tahun punya kegunaan istimewa yang layak dipertaruhkan nyawa."
"Kegunaan ajaib apa?" Hati Liu Zhenhan sudah mengincar tiga ren. Tumbuhan manusia pemakan ini benar-benar luar biasa! Bunga pemakan manusia di Benua Aigean paling banter hanya bisa memakan tikus, tapi tali rotan ini bahkan bisa menarik seekor sapi! Feilengcui bisa membawa beberapa untuk dibudidayakan.
"Akan kuberitahu kalau ada kesempatan." Rundstedt sengaja menggantung penasaran.
"Di Boluo!"
Dua hari kemudian, sebuah kota megah muncul di garis cakrawala. Sebuah patung Dewi Mani raksasa dan empat piramida kolosal mengelilinginya bagai bulan dikerubungi bintang. Permukaan tanah di sini adalah gurun kerikil, namun pasirnya berwarna keemasan. Distorsi udara panas yang berkilau, dipayungi rimbunan kurma gurun hijau, membuat seluruh kota terlihat megah bagai istana surgawi. Semuanya berkilauan keemasan, termasuk pantulannya.
Kota Gallimard akhirnya tiba.
Liu Zhenhan menunggang unta, meneduhkan mata sambil mengerlingkan mata. Kota ini jauh lebih besar daripada Kota Suku Rubah Weisisipang. Lihatlah tembok kota mereka! Lihatlah luas wilayahnya! Menurut Rundstedt, di dalam kota masih ada kota dalam yang merupakan istana Yang Mulia Khalifah.
Tapi ini tidak aneh. Gallimard memiliki 1,2 juta populasi, sementara Weisisipang di Provinsi Timur Laut Kerajaan Bimeng hanya 80 ribu populasi.
"Bahkan Feilengcui yang berkembang perlahan, dalam konteks Kerajaan Bimeng saat ini, sudah bisa dianggap sebagai kota menengah."
"Alasan Mulan menjadi kuat adalah karena mereka menghancurkan banyak negara kecil di gurun, lalu memindahkan gadis-gadis cantik, perajin, dan cendekiawan mereka ke berbagai provinsi. Para perajin dari negara-negara gurun kecil ini membawa kekayaan dan seni budaya bagi Mulan." Rundstedt berkata: "Setelah mempelajari sejarah Bimon dan sejarah umum Benua Aigean, saya menemukan kalian Bimon tidak punya kebiasaan ekspansi teritorial, puas mempertahankan wilayah, sehingga mengalami kemunduran seperti sekarang."
"Ibukota satu provinsi saja sudah 1,2 juta populasi! Bangsat! Total populasi Bimon kami cuma 6 juta!" Liu Zhenhan meradang.
"Gallimard adalah provinsi terkaya Mulan. Karena tidak ada ancaman eksternal, Putri Sultan Kekaisaran Mulan menempatkan ayah kandungnya sendiri untuk menjaga tempat ini! Kejayaan Kekaisaran Mulan bisa dilihat dari Kota Gallimard saja! Menyusuri jalur pasir kuno ke utara, di Benua Sutera Timur yang jauh terdapat Kekaisaran Tang Zang yang sangat maju, provinsi mereka juga sebesar ini." Rundstedt mendengus halus: "Sepengetahuan saya, di Benua Aigean hanya ibu kota beberapa kerajaan manusia yang mencapai basis populasi seperti ini."
"Hebat!" Liu Zhenhan mengacungkan jempol dengan tulus.
“Jangan buru-buru memujiku. Yang Mulia, mohon bersabar sebentar.” Rundstedt mengangguk penuh permintaan maaf pada bajingan tua itu, lalu melambaikan tangan pada pengawalnya.
Para pengawal menarik kereta yang ditarik empat ekor unta berpunuk satu dengan suara "kreek-kreek". Di atas kereta terdapat kandang kayu dengan tiang sebesar lengan, mengeluarkan aroma serpihan kayu baru.
“Ini buat apa?” Lao Liu matanya melotot.
“Hanya formalitas, setelah masuk kota nanti aku akan melepaskanmu. Khalifah Abdullah mungkin akan menerimamu, mungkin tidak.” Rundstedt tersenyum: “Bangsawan non-keluarga di Kalimantan sangat banyak, yang bergelar raja pun tak terhitung. Nasibmu, 90% kemungkinan masih ditentukan olehku.”
“Di bawah atap orang lain, harus menundukkan kepala!” Liu Zhenhan menghela napas, dengan patuh masuk sendiri ke kandang kayu, wajah penuh kesedihan dan ketidakberdayaan.
Guo Guo menyembulkan kepala gendutnya melalui celah kayu, kadang masuk kadang keluar, bermain dengan burung beo kecil yang riang gembira.
Rundstedt menunggangi gajah perak kecil bernama Diting yang memiliki enam taring runcing. Ia berganti jubah putih bersulam Talisman rumit yang memancarkan kekuatan elemen menyengat. Meishuai juga melepas sorban dan mengenakan topi kecil model labu.
Seorang jenderal tampan yang sopan itu seketika berubah menjadi ahli sihir muda yang bermuka elok.
“Jancuk! Kau benar-benar ahli sihir Zoroastrianisme?” Liu Zhenhan membelalakan matanya, tertegun memandangi Meishuai yang sedang merapikan jubahnya.
“Sudah kubilang aku rohaniwan, kau sendiri yang tak percaya.” Rundstedt menggelengkan kepala, melirik Liu Zhenhan sambil terus mengancingkan batu pirus: “Tanpa identitas agama ini sebagai jimat, mana mungkin ada ahli sihir di pasukanku? Bagaimana aku bisa mencapai posisi ini?”
“Mentormu pasti punya mata yang tajam.” Liu Zhenhan bergumam.
Gerbang Kota Gallimard sudah dikepung massa Mouran yang antusias. Rakyat mengibarkan pita dan bunga, menyambut Pasukan Mouran yang pulang menang. Liu Zhenhan duduk di kereta tahanan kayu yang berderit-derit, matanya menyaksikan prajurit Mouran yang sombong, telinganya dipenuhi riuh rendah sorak-sorai warga.
Prajurit Mulan sesekali dikalungi rangkaian bunga oleh gadis-gadis, sementara Liu Zhenhan dihujani batu bak hujan. Burung beo kecilnya mengumpat marah: “Tak beradab!”
Daripada diam, Liu Zhenhan meniru gorila: melompat-lompat dalam sangkar kayu, memukul dada seperti genderang, meneriakkan lolongan garang. Orang-orang Mouran penonton pun riuh gembira, berkerumun sambil menunjuk-nunjuk.
“Hahaha! Sekumpulan bego!” Liu Zhenhan tertawa sampai bahunya berguncang-guncang, ternyata orang-orang Mouran ini sangat bodoh.
Pengawal kehormatan dari Kalimantan juga muncul dalam kerumunan yang menyambut kepulangan Dewa Perang, bendera-bendera warna-warni dan senjata berkilauan berjejer di sepanjang jalan. Rundstedt yang menunggangi gajah perak bermata enam di atas tandu, sesekali melambaikan tangan dengan sarung tangan putihnya secara anggun ke segala arah. Dari bangunan berkubah lebar seperti panci terbalik, orang-orang melemparkan ranting zaitun dan kelopak mawar yang berhamburan menghiasi sang jendral tampan ini.
Sekitar dua ratus kavaleri udara berhasil menyita perhatian Liu Zhenhan. Pasukan terbang ini bukanlah Orang Burung Nasar dari suku Isgao, melainkan para ksatria Mouran berbaju baja emas yang melayang di ketinggian sekitar seratus meter. Mereka membawa busur tentara berlapis cat emas, mata penuh urat darah membuktikan garis keturunan mereka. Sayap logam berkilauan yang terentang miring di punggung mereka membuat penampilan mereka terlihat sangat gagah.
Jantung Liu Zhenhan berdebar kencang.
Rupanya para kavaleri udara ini bisa terbang berkat armor logam dan sayap baja mereka! Alat terbang individu yang bahkan belum berhasil diciptakan oleh para Gnome dan Goblin, apakah sudah berhasil dikembangkan oleh orang-orang Mouran?
Tidak mungkin? Kalau begitu, kenapa di medan perang tidak terlihat prajurit udara yang memakai zirah ini? Liu Zhenhan terus melamun.
Liu Zhenhan awalnya ingin bertanya pada Rundstedt, tapi dia sekarang sedang tersenyum ramah mengobrol dengan beberapa ahli sihir berjanggut putih yang menyambutnya, terpaksa ditunda dulu dan fokus memainkan peran sebagai tahanan dan turis.
Kalimantan benar-benar indah!
Semakin masuk ke pusat kota, mulut Liu Zhenhan dan Guo Guo semakin menganga lebar.
Di tepi jalan utama tumbuh tanaman tinggi berbentuk payung, toko emas, toko bulu binatang, kedai minuman bertebaran, bahkan udara dipenuhi aroma wewangian yang pekat, kemewahan yang berlebihan; Bangunan di sini relatif tinggi, kebanyakan berkubah atau lancip. Istana Khalifah dan Kuil Zoroastrianisme adalah yang paling megah, mencolok seperti bangau di antara ayam. Karena ketinggian tembok jauh lebih rendah dibanding piramida raksasa dan patung dewa di luar kota, setiap kali si bajingan tua ini mendongak, mata Patung Dewi Mani seolah menatapnya.
Perjalanan ini memakan waktu hampir satu jam, seluruh Legiun Unta Terbang bergerak ke utara sepanjang jalan utama lalu belok ke barat menuju kompleks markas yang dikelilingi tembok. Setelah pasukan masuk rapi ke lapangan apel, Liu Zhenhan menyadari Rundstedt menghilang entah ke mana. Ditanyakan pada pasukan Mulan di sekitarnya, tak ada yang berani menjawab, membuatnya naik pitam.
Setelah menunggu hampir setengah hari, pasukan pun bubar. Liu Zhenhan akhirnya berhasil menanti kedatangan Rundstedt.
"Sampai kapan bajingan ini akan mengurungku?" Liu Zhenhan menendang hingga palang kayu patah.
"Kau beruntung! Besok adalah Festival Yupen. Khalifah Abdullah akan memberimu audiensi tiga hari kemudian." Rundstedt menyuruh pengawal membuka gembok sambil berkata.
"Bangsat, jangan-jangan dia mau memenggalku?" Liu Zhenhan menciutkan leher sambil melompat keluar kurungan.
"Tenang! Tak ada penguasa yang mudah dipenggal meski jadi tawanan." Rundstedt tersenyum tipis: "Nanti aku harus memenjarakanmu dulu. Malam nanti kau ganti baju, aku akan ajakmu keliling Kalimantan. Kenali lingkungan dulu! Festival Yupen dalam bahasa Mulan berarti panen raya. Mulai malam ini, selama tujuh hari pedagang dari luar akan ramai datang menjual barang unik."
Liu Zhenhan tersenyum. Alasan 'mengenali lingkungan' dari Meishuai ini jelas hanya kedok untuk mempermudah aksi kriminal.
"Omong-omong, siapa kavaleri udara Mulan yang terbang tadi? Dengan apa mereka bisa terbang?" tiba-tiba Liu Zhenhan mengajukan pertanyaan ini.
“Oh, itu adalah dua ratus Ksatria Siluman dari Pasukan Pengawal Mugalan. Dalam pertempuran kali ini melawan kalian, Khalifah Abdullah meninggalkan mereka untuk menjaga istana, jadi kamu belum pernah melihatnya. Ksatria Siluman adalah pasukan kavaleri udara unik dalam Empat Legiun Pengawal Mugalan, dengan struktur khusus yang tidak dimiliki legiun daerah. Konon, dua ratus Ksatria Siluman setidaknya bisa menyaingi Ksatria Naga Terbang.” Rundstedt tersenyum sinis: “Meski Legiun Unta Terbangku tidak memiliki Ksatria Siluman, kami tetap memiliki kekuatan udara.”
“Mengapa mereka bisa terbang menggunakan zirah? Apakah ini peralatan magis yang dikembangkan Kekaisaran Mugalan?” Liu Zhenhan terus bertanya. Ia menyadari Rundstedt berusaha mengalihkan topik, tidak seperti sikap jujurnya yang biasa.
“Mana ada peralatan magis yang sekuat ini?” Rundstedt tertawa terbahak: “Aku hanya akan memberitahumu bahwa Ksatria Siluman bisa terbang karena bergantung pada tunggangan monster. Selebihnya tebaklah sendiri. Jika tebakanmu sedikit benar, akan kuberi tahu kenyataannya.”
“Jangan mengejekku, Ksatria Fantasi dalam pandanganku meski bukan rahasia militer yang terlalu penting, tapi juga tak bisa kuceritakan sembarangan! Jika kau bisa menebak sedikit petunjuk, aku tak keberatan menjelaskan secara detail.” Rundstedt tertawa: “Alasan kuberitahu beberapa hal yang terkesan rahasia, karena menurutku tak perlu dirahasiakan. Untuk rahasia besar sesungguhnya, aku pasti takkan memberitahumu.”
“Kau begitu yakin bisa menghancurkan Kerajaan Bimeng, apakah karena rahasia besar itu?” Liu Zhenhan memandangi Meishuai dari atas ke bawah: “Kurasa kau bukan tipe yang Berbual B. Sepertimu, takkan asal bicara tanpa keyakinan. Rahasia hebat apa yang membuat keyakinanmu menghancurkan Bimeng sekuat batu karang?”
“Menurutmu?” Rundstedt merasa orang ini sangat menyebalkan.
“Apa Bangsa Iblis yang membantumu?” Pertanyaan Liu Zhenhan ini sepenuhnya ngawur, tanpa pertimbangan sama sekali.
Wajah Rundstedt berubah seketika, tapi langsung normal kembali karena ia menyadari Bimon ini sedang ngibul.
“Tak cuma itu! Bangsa Laut juga ikut membantuku menyerang Bimeng!” Rundstedt melontarkan candaan lalu mengalihkan topik.
Bagi orang biasa, sungguh sulit menangkap ekspresi anehnya. Reaksi Rundstedt terlalu cepat.
“Haha! Harga dirimu lebih besar dari pantat!” Liu Zhenhan juga tertawa terbahak.
Pada saat yang sama, punggung Liu Zhenhan basah kuyup oleh deretan keringat dingin.
Bab Tiga Ratus Tiga Puluh Enam: Sang Raksasa Buddha yang Berbual B
Sel Legiun Unta Terbang berbentuk bawah tanah dengan ruang yang luar biasa luas. Jeruji besi di jendela udara dipenuhi karat tebal. Dinding sekelilingnya disusun dari batu raksasa berwarna hijau yang sangat tebal, ditumbuhi lumut suram yang licin saat disentuh, bagai pantat gemuk perempuan jalang.
Di kedua ujung sel terdapat sangkar besi besar berpagar jeruji sebesar lengan, menyisakan koridor luas di tengah. Ujungnya terdapat tangga batu berputar menuju ruang bawah tanah, sementara bagian luar adalah area eksekusi yang terlihat jelas.
Inilah rumah sementara Liu Zhenhan.
Si bajingan tua, Guo Guo, dan burung beo kecil bukan pertama kali masuk penjara. Saat menuruni tangga, mereka melongok ke segala arah dengan penuh rasa penasaran.
Cahaya lentera minyaq yang redup memantulkan bayangan alat-alat penyiksaan di dinding sel, memancarkan kilau merah haus darah. Mulai dari kayu berduri, besi pengapit, rantai berat, hingga tiang gantungan, paku-paku, dan cincin gantung - semuanya berwarna coklat tua usang. Siapapun yang berpengalaman akan tahu: alat-alat ini pasti telah lama terendam darah manusia hingga berubah seperti ini.
“Inilah Penjara Basbusy!” Rundstedt menjentikkan alat penyiksaan di dinding, menimbulkan dentuman berat: “Sebelum Sultan Agung sekarang diangkat anak oleh Sultan sebelumnya, beliau sangat suka menyaksikan penyiksaan. Penjara bawah tanah ini dibangun langsung di bawah pengawasannya. Lantai pertama dan kedua adalah sel kering, lantai ketiga sel basah. Total bisa menampung 6.000 tahanan. Sangkar logam sepenuhnya, hanya ada satu pintu besi untuk masuk-keluar. Mustahil kabur!”
“Tidak banyak, cuma 6.000 tahanan.” Liu Zhenhan mengerlingkan mata. Sel berbentuk sangkar besi seperti ini jarang terlihat. Berapa banyak baja yang dihabiskan untuk ini?
“Dulu tempat ini untuk menahan budak dari berbagai negara. Masuk ke sini berarti masuk neraka, mustahil selamat! Baru 25 tahun lalu setelah Sultan Agung naik takhta, penjara ini mulai ditinggalkan. Kutukan dalam bahasa Mulan ‘Semoga kau terjebak di Penjara Basbusy’ juga berasal dari sini!” Rundstedt cocok jadi pemandu wisata, bisa menceritakan berbagai kisah sejarah dengan lancar. Lao Liu mendengarkan dengan penuh minat.
“Lalu Sultan sekarang pasti kesepian?” tanya Liu Zhenhan.
“Tidak! Di ibu kota Damaskus, Sultan membangun Taman Singa. Setiap hari narapidana dilempar ke sana untuk diterkam singa.” Rundstedt tersenyum getir sambil mengangkat bahu.
“Dia benar-benar beruntung.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, lalu menoleh melihat sekeliling: “Fasilitas bus ini lebih lengkap daripada penjara! Kenapa dibiarkan mangkrak? Bukankah ini pemborosan?”
“Terlalu banyak arwah penasaran di penjara ini, sering muncul mayat hidup. Tidak hanya sipir yang takut datang, bahkan area di atas penjara pun tidak berpenghuni. Yang Mulia Khalifah mengalokasikan lahan ini untuk Legiun Unta Terbang sebagai markas militer.” Rundstedt tersenyum: “Alasan penutupan penjara bawah tanah yang bagus ini, pertama karena hantu. Kedua, warga Gallimard sekarang sudah tidak suka menyaksikan pembunuhan keji.”
Liu Zhenhan menyembunyikan tawa, lagi-lagi Yang Mulia Khalifah menjual lahan tak berguna ke Legiun Unta Terbang, sekadar pencitraan.
“Siapa lagi mereka ini?” tanya Liu Zhenhan penasaran sambil berjalan.
Di balik jeruji besi sudah terlihat beberapa tahanan bertubuh raksasa. Dalam cahaya redup, wajah mereka tak jelas terlihat. Dengan ketinggian 6 meter, tubuh duduk mereka saja sudah seperti gunung daging yang mengerikan.
Liu Zhenhan mengamati sel-sel yang semuanya berisi raksasa seperti itu, tak bisa menahan gumaman. Rundstedt ini keterlaluan kuat! Bagaimana bisa mengurungi raksasa-raksasa begini? Dengan cara apa?
“Tetangga-tetanggamu ini adalah Raksasa Berkaki Lumpur yang pernah kubicarakan.” Rundstedt tersenyum menunjuk sekeliling: "Raksasa Berkaki Lumpur dan Raksasa Arsenik berukuran besar, kelemahan inilah yang membuat mereka mudah ditangkap; Raksasa Buddha lebih mudah lagi, ras ini berwatak lembut dan tak berani membunuh; Kini aku telah menguasai semua ras raksasa di wilayah Mulan, biarkan mereka kelaparan dulu sampai menyerah, baru akan kubebaskan! Nanti aku akan memiliki tiga pasukan raksasa!"
"Kau benar-benar Berbual B! Aku baru punya satu pasukan raksasa saja." Liu Zhenhan mengacungkan jempol: "Tak kusangka keturunan Titan memiliki kelemahan seperti ini, kau benar-benar beruntung."
"Untuk apa lagi raksasa? Pasukan Prajurit Behemoth-mu yang kebal sihir tingkat menengah saja sudah cukup merepotkan." Sorot mata Rundstedt berkilau kehijauan seperti serigala dalam cahaya temaram: "Sepuluh tahun penuh! Pertempuran yang kupastikan menang ini baru pertama kali gagal, kau memang luar biasa!"
Liu Zhenhan pura-pura tidak mendengar, ia tak ingin memancing emosi lawannya.
Mo'er dan dirinya bisa memberi berkah Lingkaran Cahaya Divine Comedy ke 30 pilar totem setiap hari tanpa masalah - satu pilar totem yang telah diberkati bisa menciptakan Wilayah Anti Sihir tingkat menengah seluas 250 meter persegi di sekitarnya. Lima belas pilar totem sudah cukup untuk melindungi satu resimen secara penuh!
Pasukan reguler Kerajaan Bimeng hanya berjumlah 100.000 orang, 100 resimen. Liu Zhenhan dan Mo'er bisa menyelesaikannya dalam dua bulan! Faktanya, Liu Zhenhan berencana langsung merealisasikannya setelah pulang kali ini!
Bayangkan betapa mengerikannya pasukan Bimon yang memiliki kekebalan sihir tingkat menengah!
Jabatan serikat di atas tingkat menengah jumlahnya terbatas di negara mana pun. Saat Bimon mengalami Transformasi Liar, mereka akan memiliki resistensi magis yang signifikan. Jika ditambah Lingkaran cahaya Divine Comedy, satu-satunya cara menghancurkan pasukan Bimon adalah taktik kerumunan manusia - tentu saja, membunuh Liu Zhenhan juga bisa menghilangkan lingkaran cahaya ini. Liu Zhenhan sendiri sudah siap menghadapi percobaan pembunuhan.
Meski demikian, Liu Zhenhan tetap tidak yakin bisa menghentikan Rundstedt, karena bos bayangan di belakangnya membuat bulu kuduknya merinding hanya dengan memikirkannya.
Tiba-tiba angin dingin tak jelas berhembus, entah dari mana datangnya di ruang tertutup ini. Liu Zhenhan yang biasa dengan darah dan daging pun merinding, matanya melirik ke sekeliling sambil merasakan bulu ketiaknya berdiri. Si bajingan tua ini merasakan penjara bawah tanah yang suram ini dipenuhi bau busuk dan amis darah tua. Derap langkahnya bergema seperti ketukan hantu. Guo Guo dan burung beo kecilnya sudah menjulurkan pantat masuk ke dalam mahkota menaranya.
“Tempat ini beneran ada hantunya ya?” Liu Zhenhan semakin memandang sekeliling semakin merasa tempat ini mencurigakan, bulu kuduknya merinding bergegas.
“Kapan aku pernah bohong padamu? Penjara Busby ini memang dihuni mayat hidup, karena dulu terlalu banyak orang mati di sini.” Rundstedt tersenyum kecut pada Liu Zhenhan, “Jangan takut, biasanya arwah-arwah di sini tidak berani mendekati orang yang aura pembunuhannya kuat.”
“Jancuk! Jangan lanjutin! Bikin bulu kudukku merinding semua! Kok kamu pilihin tempat ampas kayak gini buat aku?” Liu Zhenhan bertanya heran, “Arwah takut sama aku? Mereka kan makhluk abadi, masih ada apa yang ditakutin? Masa takut mati?”
“Takut mati itu naluri. Meski mayat hidup adalah makhluk abadi, sifat pengecut dalam naluri ini tak bisa dihilangkan. Sama kayak perempuan takut kecoa dan tikus! Di dunia ini, bajingan nekat tetap langka.” Rundstedt berhenti di depan pagar besi besar, memberi isyarat pada pengawal untuk membuka gembok raksasa di sana.
“Kalau semua nggak takut mati, ngapain kita berjuang!” Belum habis ucapan Liu Zhenhan, terdengar suara "krek" gembok terbuka.
“Saya sengaja menempatkanmu di sini karena para bangsawan yang suka melihat keramaian tidak pernah berani mendekati Penjara Busby. Kalau ditempatkan di lokasi lain, saya juga tidak akan tenang! Sekarang tidak ada yang akan mengganggumu. Beberapa jam lagi saat hari mulai gelap, saya akan mengajakmu jalan-jalan.” Rundstedt menyodorkan dua lembar selimut kulit hewan dan sebuah jubah hitam ke pelukan Liu Zhenhan.
“Braak!”
Pintu besi jeruji sel terkunci rapat.
“Bawakan lampu! Di sini gelap gulita. Kelewatan ini!” Liu Zhenhan berteriak dengan suara serak: “Tawanan tidak boleh disiksa!”
Sebuah lampu minyak berbentuk labu digantungkan pada jeruji pintu sel, jelas karya seorang Gnome. Seorang Elf gurun melototi Liu Zhenhan sambil mencabut tutup cerobong lampu. Uap menyembur “tuk-tuk” seperti kentut musang, membuat bohlon asbes tiba-tyar bersinar terang. Si bajingan tua itu menyipitkan mata dan menaikkan tangannya. Saat matanya mulai beradaptasi, baru hendak mengumpat, melalui jeruji besi berlubang ia melihat Rundstedt bersama sekelompok pengawal telah naik tangga dan berbaris keluar penjara. Pintu besi tebal berdentum menutup, diikuti gemerincing kunci yang diputar.
“Liu Zhenhan” terdiam sejenak, lalu menoleh melihat sel tahanannya. Di dalamnya tak ada apa-apa kecuali tiga baris pagar besi licin yang menempel pada dinding batu. Ruangannya cukup luas, bahkan bisa menampung dua puluh orang sekaligus dengan lega.
Di sudut, beberapa ekor tikus besar hitam mengendus-endus seperti pencuri kelaparan. “Guo Guo” melompat turun dengan tendangan dan pukulan, membuat tikus-tikus itu kabur ketakutan. Saat Liu Zhenhan membungkuk untuk membentangkan karpet kulit hewan, lampu uap di belakangnya mendesis-desis keras dengan cahaya yang berkedip-kedip. Ia menoleh dan melihat seekor tikus raksasa berbulu putih sedang mencuri minyak lampu dengan santainya.
“Si B kecil!” teriak burung beo sementara Liu Zhenhan membungkus tikus itu dengan kekuatan aliran darah. Tanpa melihat, ia melemparkannya ke dinding batu hingga “basyah!” berubah menjadi bubuk daging yang hancur lebur.
“Dosa dosa!” Suara bergema seperti lonceng besar menggema di ruang tertutup itu.
mengedipkan mata besar yang tak bersalah, tubuhnya yang sedang bersiap berbaring menjadi kaku seperti udang besar, matanya menyapu ke tiga sisi pagar besi di depan, kiri, dan kanan. Desain kandang logam di sini pasti dibuat agar tahanan lain bisa melihat saat seseorang disiksa, menciptakan tekanan psikologis. Namun susunan pagar besi yang berderet ini juga memungkinkan narapidana saling melihat. Kini Liu Zhenhan melihat banyak pasang mata besar berkilauan menatapnya.
Setelah tikus pencuri minyak ditembak mati, lampu uap mendesis dan menyala kembali. Raksasa Gurun yang ditangkap Rundstedt ini akhirnya menampakkan Taymylyakh asli mereka di hadapan Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan sudah cukup banyak mengenal ras raksasa - mulai dari Raksasa Bermata Satu yang dibunuhnya saat operasi pembersihan bandit, raksasa garam es yang ditaklukkannya di dunia bawah tanah, hingga Raksasa Typhoon yang direkrutnya melalui pertempuran bersama. Tapi dua jenis Raksasa Gurun di depannya ini benar-benar membuatnya tercengang - penampilan mereka terlalu aneh!
Raksasa di sel kiri dan kanannya yang duduk bersila di lantai nyaris memenuhi sangkar besi setinggi 6 meter. Ukuran tubuh sebesar ini hanya bisa disaingi oleh suku Mumin. Kulit mereka berwarna kuning lilin, tampak sangat kurus kering karena kehidupan penjara. Namun kedua mata besar mereka masih berkilauan, memancarkan aura kedamaian. Kepala mereka dipenuhi benjolan besar, rambut pendek keriting terurai di atasnya membentuk tonjolan-tonjolan seperti kubah.
Liu Zhenhan "Puchi" tertawa terbahak-bahak.
Tiba-tiba ia teringat saat di Liang Kucing, "telur-telur" para kawan yang dipenuhi kudis seperti buah anggur. Kepala raksasa gurun ini persis seperti bentuk itu.
Raksasa di sangkar besi seberangnya berpenampilan lebih aneh. Mereka terlihat lemas dan lemah, bersandar di pagar besi. Meski tingginya tidak mencapai raksasa berbenjol, tetap sekitar 5 meter. Rambut hitam panjang mereka kusut tak terurus, mata ketiga di pelipis berbentuk vertikal menyerupai Jun Erlang versi raksasa.
“Raksasa karena memiliki hubungan darah yang jauh maupun dekat dengan Titan, umumnya terbagi menjadi dua jenis: bermata satu dan bermata dua. Tinggi badan mereka biasanya mengikuti jumlah mata mereka. Belasan suku raksasa yang menduduki Hutan Salib Selatan termasuk dalam kategori raksasa bermata satu, dengan tinggi sekitar 3,5 meter, memiliki kekuatan ilahi yang luar biasa dan karakter yang eksklusif. Mereka termasuk keturunan Titan yang jauh; Sedangkan Raksasa Tifon yang bermata dua memiliki tinggi mencapai lebih dari 5 meter, termasuk keturunan Titan yang dekat. Tapi... Liu Zhenhan benar-benar belum pernah mendengar tentang raksasa bermata tiga. Namun dilihat dari tingginya, level raksasa jenis ini mungkin setara dengan Raksasa Tifon, cukup angker.”
Guo Guo menyeret ekor seekor tikus, bersama Liu Zhenhan dan burung beo kecilnya menatap bodoh ke arah para raksasa ini. Tikus itu masih menggeliat-geliat, Guo Guo lalu menghantamkannya ke tanah dengan keras sampai tak bergerak lagi.
“Dosa dosa!” Raksasa berkepala benjol itu bergumam lagi.
“Kalian adalah...” Liu Zhenhan melirik ke sekeliling, agak bingung bagaimana memulai percakapan.
“Kami adalah Raksasa Buddha.” Salah satu raksasa berkepala benjol itu membuka mulut.
“Kami adalah Raksasa Berkaki Lumpur.” Raksasa bermata tiga di seberang juga memperkenalkan diri.
“Salam kenal, saya adalah Shaman Divine Comedy Richard dari Kerajaan Bimeng di Benua Aigean, kalah perang dan menjadi tawanan.” Liu Zhenhan menyanyikan "Fat Greeting", untungnya Bahasa Umum daratan sudah dipopulerkan oleh pedagang Goblin, kalau tidak pasti sulit berkomunikasi.
“Yang terhormat Shaman Richard, tikus juga memiliki nyawa, menyakitinya tanpa alasan tidaklah masuk akal.” Raksasa Buddha yang duduk bersila di sebelah mulai memberikan nasihat bijak: "Kekerasan dan pembantaian, sungguh bertentangan dengan makna kehidupan yang sebenarnya..."
“Cukup!” Liu Zhenhan langsung menghentikan dengan gerakan tangan, memotong ucapan Raksasa Buddha. Kepalanya langsung pusing mendengar ini, perkataan yang sering dilontarkan Kepala suku Andulan untuk menasihatinya.
“Dunia ini selalu dipenuhi hewan herbivora, tapi toh ada juga karnivora. Jika karnivora tidak makan daging sampai kelaparan, bukankah itu lebih melenceng dari makna kehidupan?” Liu Zhenhan berucap sambil muncratkan air liur: “Maaf, saya dan hewan peliharaan saya adalah karnivora.”
“Anda berniat memakannya?” Suara Raksasa Buddha terdengar sangat terkejut.
“Tentu!” Liu Zhenhan menjentikkan jari. Guo Guo dengan suara "braak" merobek kulit tikus, memperlihatkan deretan gigi kecilnya siap menggigit. Burung beo kecil buru-buru menutupi matanya dengan sayap.
“Demi Surga! Sangat mengerikan!” Para Raksasa Buddha serempak menutup mata. Suara mereka menarik napas dalam-dalam secara bersamaan tak kalah dari deru badai.
“Tidak mungkin? Sujian? Apakah kalian juga menganut ajaran biarawan asketik?” Giliran Liu Zhenhan yang terkejut, "Sujian" bukanlah Dewa, melainkan sebutan untuk surga dalam ajaran biarawan asketik. Para biarawan tidak menyembah Dewata, melainkan mengejar pencapaian nirwana. Kepala suku Andulan dan biarawan belalang sembahyi terkadang juga membicarakan hal ini.
“Anda benar.” Raksasa Buddha yang paling dekat dengan Liu Zhenhan menjawab: “Ajaran biarawan asketik sebenarnya berasal dari kami para Raksasa Buddha, lalu disebarkan oleh pengikut setia ke seluruh dunia! Mohon maaf atas ketidaksopanan kami sebelumnya, karena dalam ajaran biarawan asketik terdapat prinsip pantang makan daging dan tidak membunuh makhluk hidup. Jadi ketika melihat Anda menyakiti tikus, kami agak tidak tega.”
“Ini tidak masuk akal! Biarawan Aiqin memang mencintai nyawa, tapi mereka makan daging. Mereka hanya tidak menikah saja.” Liu Zhenhan menggaruk-garuk kepala kebingungan, pikirannya benar-benar kacau. Bagaimana bisa ajaran biarawan asketik ternyata berasal dari Raksasa Buddha di Gurun Pasir Taklamakan? Ini benar-benar tidak nyambung! Mengapa penjelasan Kepala suku Andulan tentang ajaran biarawan berbeda jauh dengan penuturan Raksasa Buddha?
“Bagaimana mungkin begini?” Para Raksasa Buddha bertanya ramai-ramai dengan nada penuh keheranan dan kebingungan.
"Ajaran biarawan asketik yang kami sebarkan hanya melarang pembunuhan, bukan pernikahan! Melanjutkan kehidupan adalah tugas paling suci! Jika semua orang tidak menikah, bukankah dunia ini akan punya?" Biksu Buddha raksasa yang paling dekat dengan Liu Zhenhan berkata dengan suara keras dan penuh kemarahan.
"Dewata Perang di atas!" Liu Zhenhan tersenyum getir, "Pasti ada kesalahan dalam proses penyebaran ajaran! Ini telah diputarbalikkan! Sebenarnya biarawan asketik tidak sepenuhnya pantang hasrat, dulu saat berkhotbah di Benua Aigean, ada konsep 'istri tamu' - ketika biarawan asketik mengunjungi rumah pengikut setia, tuan rumah akan menyerahkan istrinya untuk menemani sang biarawan tidur."
"Sungguh jahat!" Biksu Buddha raksasa itu berseru serentak dengan wajah penuh kemarahan.
"Tidak separah itu! Zaman sudah maju, mana ada orang bodoh yang mau menyerahkan istri ke biarawan? Tenang saja, tradisi istri tamu itu sudah punah! Tidak hanya tradisi itu, para biarawan pun hampir punah. Di seluruh Benua Aigean kini hanya tersisa lima biarawan, semuanya ada di wilayah kekuasaanku." Liu Zhenhan tertawa, "Kelima biarawan ini sangat baik hati."
"Tak kusangka ajaran biarawan asketik telah dipalsukan seperti ini!" Biksu Buddha raksasa di sebelah Liu Zhenhan menghela napas dalam: "Saya adalah kepala suku Biksu Buddha, Desaili. Jika ada kesempatan, saya harap bisa berbincang dengan para biarawan Anda, membantu mereka segera keluar dari jalan sesat dan kembali ke jalan kebenaran."
“Kepala Suku Desaili, akan ada kesempatan, aku bersumpah kepada Dewa Perang.” Liu Zhenhan terkekeh: “Saat ini di seluruh Benua Aigean, hanya wilayahku yang masih memiliki lima biarawan tersisa. Jika mereka bisa mendapat bimbingan dari Raksasa Buddha untuk memahami ajaran sejati biarawan asketik, itu akan menjadi hal terbaik.”
“Jika ada kesempatan, aku tidak bisa menolak.” Kepala Suku Raksasa Buddha ini sama sekali tidak menyadari niat jahat Shaman Bimon itu, dengan bodohnya menyetujui.
“Jangan kau bohongi aku!” Liu Zhenhan tertawa lebar.
“Raksasa Buddha tidak pernah berbohong! Kami tidak bisa mentolerir distorsi ajaran biarawan asketik, sama seperti kami takkan pernah menyerah pada tekanan penguasa!” Jawaban Kepala Suku Desaili bergema keras: “Ini adalah suara bulat 132 raksasa dari seluruh suku kami.”
“Bagus kalau begitu!” Liu Zhenhan mengangguk pada Kepala Suku Raksasa Buddha, wajahnya penuh senyuman: “Dengan segala hormat, biarawan adalah ahli pengobatan terbaik di Benua Aigean. Aku yakin kalian Raksasa Buddha yang juga mempelajari ajaran biarawan asketik, pasti bisa menggunakan ‘doa penyembuhan’ kan?”
Saat mengucapkan ini, raut wajah Liu Zhenhan jelas menunjukkan kerakusan yang luar biasa.
Sejak mengetahui bahwa para Raksasa Buddha ini adalah pencetus ajaran biarawan asketik, dia sudah mengerti maksud Rundstedt mengurung para Raksasa Buddha ini. Bagi seorang panglima pasukan, biarawan hanya berguna untuk pengobatan. Kekuatan "doa penyembuhan" jelas jauh melampaui tabib Mulan atau Tabib Shaman Behemoth. Perang bergantung pada dukungan logistik. Jika pertolongan medis tepat waktu, banyak prajurit berpengalaman bisa kembali ke medan perang. Perannya sangat vital. Kegagalan pasukan Bimon dalam Perang Hyjal sebagian besar karena kurangnya tindakan pengobatan pasca pertempuran. Manusia punya pastor dan biarawan, sementara Behemoth hanya punya dukun. Sungguh kekalahan yang tak terbantahkan.
"Yang Mulia Shaman Richard, menyelamatkan nyawa adalah kewajiban setiap penganut ajaran biarawan asketik. 'Doa penyembuhan' yang Anda sebutkan terbagi dalam dua kategori besar dengan total sepuluh jenis. Mana yang Anda maksud..." Kepala Suku Raksasa Buddha ini tersenyum dan hendak melanjutkan, tapi Lao Liu mengibaskan tangan memberi isyarat agar tidak perlu menjelaskan lebih lanjut.
Memanfaatkan kemampuan "Mempersempit Jarak" dari kalung tengkorak "Kemarahan Menggelegar", Liu Zhenhan langsung berteleportasi keluar sangkar sambil melolong aneh ke langit.
Bab 337 Raksasa Berkaki Lumpur yang Lebih Berbual B
Jika tidak melakukan ini, Lao Liu khawatir jantungnya takkan kuat menahan ledakan kebahagiaan - Kepala suku Andulan hanya menguasai lima doa: hentikan pendarahan, regenerasi jaringan, transfusi darah, penenang jiwa, dan penguburan. Ternyata Raksasa Buddha bilang ada sepuluh jenis doa!!
“Sialan!” Liu Zhenhan berkata.
Guo Guo dan burung beo menerobos keluar dari pagar besi, menemani Liu Zhenhan beraksi gila. Dalam riuh debu yang berterbangan, tawa manis Guo Guo “kekek” dan tabuhan verbal burung beo memenuhi penjara yang suram.
Seluruh Raksasa di sel terpaku memandang Bimon Shaman yang terlihat gila beserta hewan peliharaannya. Mata mereka berkedip-kedip lama sebelum akhirnya saling pandang bingung.
“Kalian ditangkap Rundstedt karena alasan apa? Raksasa Berkaki Lumpur!” Liu Zhenhan menyembunyikan senyumnya, berjalan mondar-mandir di koridor luas dengan gaya bebek. Ia tak percaya orang cerdas seperti Rundstedt akan bertindak tanpa tujuan – pastilah ada maksud tersembunyi memenjarakan Raksasa Berkaki Lumpur.
Raksasa-Raksasa Berkaki Lumpur dalam sangkar menghela napas, menggelengkan kepala dengan senyum getir.
“Ada masalah?” Liu Zhenhan heran bertanya. “Kita semua dalam satu perahu, berbagi cerita pengalaman seharusnya bukan hal memalukan, bukan?”
“Bimon Shaman yang terhormat, saya Kepenghulu Raksasa Berkaki Lumpur bernama Gien.” Seorang raksasa berpostur sangat kekar tersenyum polos dan memperkenalkan diri. “Masalah kami... agak sulit diungkapkan. Benar-benar malang, musibah tiba-tiba.”
“Tenang, ceritakan perlahan.” Liu Zhenhan melangkah mendekati sangkar Kepenghulu Gien sambil tersenyum ramah. “Lagi pula tak ada urusan lain.”
"Silakan lihat ini dulu." Kepala Suku Kien dengan lemah mengangkat telapak kakinya yang besar, menginjak pagar besi sebesar lengan anak. Punggung Liu Zhenhan kebetulan menutupi cahaya, membuatnya agak sulit melihat. Ia memutar kepala dan mengambil lampu uap yang tergantung di sangkar, menyorotkan cahaya ke telapak kaki besar itu.
Hei! Benar-benar telapak kaki yang sangat besar! Ukurannya setidaknya tiga kali lipat kaki Liu Zhenhan. Jika membeli sepatu di koperasi jaman dulu, kaki raksasa melebihi 120 yard ini pasti seumur hidup bernasib seperti dewa bertelanjang kaki.
Liu Zhenhan memegang lampu uap, melihat ke kiri-kanan, atas-bawah, semakin dilihat semakin memutar mata. Telapak kaki raksasa ini penuh retakan seperti tanah kering yang pecah-pecah membentuk garis-garis seperti tempurung kura-kura. Warna kulitnya abu-abu kusam, di sela jari kaki bahkan tumbuh segerombol tunas hijau, sekilas lebih mirip patung tanah liat daripada daging hidup!
"Ya ampun!" Kulit kepala Liu Zhenhan merinding. Kaki ini benar-benar Berbual B, bisa tumbuh rumput lagi. Kalau disiram dua sendok tinja, pasti berubah jadi Dataran Liar Donau.
"Anda lihat sendiri, telapak kaki kami memang mirip patung tanah liat sejak lahir." Kepala Suku Raksasa Berkaki Tanah Liat Kien menurunkan kakinya, mengangkat bahu pasrah.
"Barusan aku sudah dengar sedikit info tentang kalian dari Rundstedt. Katanya kaki kalian tidak boleh terkena air." Liu Zhenhan mengangguk: "Apakah akan meleleh jika kena air?"
“Tidak separah itu, tapi akan sangat sakit, sakit sampai berguling-guling di tanah. Kaki kami baru akan meleleh setelah lama terendam air.” Kepala Suku Kiyan menjawab dengan jujur.
“Di wilayah kekuasaanku ada kerabat kalian, Raksasa Typhoon, mereka adalah Raksasa Api yang juga akan kesakitan luar biasa jika terkena air seperti kalian. Hanya satu Raksasa kecil Napoleon yang tidak takut.” Liu Zhenhan membual: “Sebenarnya kalian Raksasa Kaki Lumpur lebih baik, hanya kaki yang tak boleh basah, sedangkan Raksasa Typhoon seluruh tubuhnya tak boleh kena air. Mereka berenang di sungai lava.”
“Lalu bagaimana mereka hidup? Bagaimana jika hujan turun?” Kepala Suku Kiyan dan beberapa Raksasa Kaki Lumpur bertanya penasaran.
“Mereka tinggal di dunia bawah tanah yang tidak pernah hujan.” Liu Zhenhan balik bertanya: “Bagaimana dengan kalian? Kalian Raksasa Kaki Lumpur tinggal di permukaan, apa yang dilakukan saat hujan?”
“Kami tinggal di gua.” Kepala Suku Raksasa Kaki Lumpur menghela napas panjang: “Sebenarnya... sebenarnya kami Raksasa Kaki Lumpur sangat menyukai air, dan tidak terlalu takut cuaca hujan.”
“Oh? Ada hal seperti ini?” Liu Zhenhan heran, masa makhluk berkaki lumpur seperti mereka tidak takut hari hujan?
“Tuan pasti heran mengapa kami memiliki mata ketiga? Seperti yang tuan perhatikan tadi.” Kepala Suku Kien tersenyum: “Dewa Pencipta itu adil. Seperti kata tuan, Raksasa Typhoon takut air sehingga hidup di bawah tanah tanpa hujan. Sedangkan kami raksasa berkaki lumpur tidak boleh terkena air di telapak kaki, maka kami punya mata ketiga untuk mengubah malapetaka.”
“Mata ketiga kalian... apakah bisa... menghindari air?” Mulut Liu Zhenhan hampir tak bisa menutup. Benarkah? Mutiara Naga Ba Xia sang naga kecil juga hanya punya fungsi serupa! Sungguh tidak adil! Suku Haus Bimon juga punya mata ketiga, tapi tak punya bakat super seperti ini!
“Menghindari air? Kemampuan itu terlalu hebat! Mata ketiga kami tak sekuat itu!” Kepala Suku Kien tersipu: “Mata ketiga kami raksasa berkaki lumpur ini bisa memancarkan 'Sinar Doppler' yang bisa mengubah kekuatan elemen berbeda menjadi kaca patri dalam tenaga magis logam.”
“Jancuk! Kaca patri?” Liu Zhenhan terpana, otaknya seperti kacau. Tak disangka! Benar-benar tak terduga! Sinar Doppler raksasa berkaki lumpur ternyata punya kemampuan spesifik seperti ini!
Kaca patri termasuk jenis sihir logam paling langka di Benua Aigean. Hanya satu jenis monster yang memiliki kemampuan ini - ujung tombak sihir logam, makhluk dengan kekuatan fisik terkuat di dunia: Naga Pelangi!
Kemampuan magis kaca patri ini, sama seperti sihir berbasis air raksa dari Siput Raksasa peliharaan magis Gorini, merupakan jenis sihir yang sangat langka. Satu-satunya fungsi sihir ini adalah metamorfosis bebas. Jika seekor Naga Pelangi dikurung dalam sangkar, ia bisa menggunakan kemampuan kaca patri untuk berubah menjadi cacing tanah panjang dan melarikan diri dengan mudah. Namun kekuatan tempur Naga Pelangi begitu mengerikan, belum ada yang bisa memaksa mereka sampai ke tahap itu.
"Kami Raksasa Berkaki Lumpur menangkap monster, lalu menggunakan 'Sinar Doppler' untuk mengubahnya menjadi monster berbasis kaca patri. Setelah itu kami menyuruhnya berubah menjadi sepatu bot tinggi, sehingga kami tidak takut hujan lagi," Kepala Suku Keen tertawa.
"Kalau begitu kalian pasti tak terkalahkan di dunia!" Liu Zhenhan berseru kaget. "Bahkan Ahli Sihir Muzhe dan kadal terbang dari Kekaisaran Mugalan sekalipun, jika kena 'Sinar Doppler' kalian, apapun jenis kekuatan magis mereka akan berubah menjadi tenaga magis berbasis kaca patri! Mereka pasti hancur! Sistem magisnya berbeda! Mereka sama sekali tidak tahu cara menggunakan sihir jenis baru itu!"
“Tidak sebagus yang Anda katakan! ‘Sinar Doppler’ kami hanya efektif jika digunakan secara berhadapan dan dekat.” Kepala Suku Kian mengangkat bahu dengan senyum getir: “Tentu saja, jika ada ahli sihir bodoh yang tertembak sinar kami dari jarak dekat, pasti tamat riwayatnya. Tapi untuk monster, tidak perlu khawatir – bahkan setelah dimodifikasi, setidaknya masih bisa mempertahankan kemampuan mantra spontan dalam bentuk yang sama. Sedangkan untuk kadal terbang, meski kami Raksasa Lumpur tidak takut, mustahil menjinakkannya – ‘Sinar Doppler’ harus digunakan dari jarak dekat. Untuk memodifikasi monster, harus menjinakkannya dulu. Jika tak bisa jinak, ya tak bisa modifikasi. Jauh dari kata tak terkalahkan.”
Liu Zhenhan tersadar, ternyata sinar aneh ini mirip dengan “Serangan Bayangan”-nya dan “Gaze Petrifikasi” Medusa. Semuanya hanya efektif dalam jarak dekat – kuat tapi tak berguna.
“Aneh! Rundstedt menangkap kalian, lalu mengurung di sini, untuk apa? Membuat sepatu bot monster untuknya?” Liu Zhenhan tak paham.
“Dia ingin kami membuat zirah khimera untuknya.” Kepala Suku Kian mendengus sinis: “Monster yang telah ditembak ‘Sinar Doppler’ kami, kami sebut khimera – monster yang bisa berubah wujud! Lihat tinggi kami. Khimera yang kami pakai untuk membuat sepatu bot tinggi, bisa dijadikan zirah khimera untuk orang Mouran!”
“Armor Zirah Monster? Apakah ini ada hubungannya dengan Ksatria Monster dari Pasukan Pengawal Mugalan?”
Liu Zhenhan seolah menangkap sesuatu, tapi sesaat masih bingung merapikan benang pikiran.
“Benar! Kendaraan Tunggangan Monster para Ksatria Kekaisaran Mugalan sebenarnya adalah sepatu bot monster yang dibuang oleh ras Raksasa Berkaki Lumpur selama jutaan tahun, lalu berkembang biak menjadi keturunan.” Kepala Suku Kien mengusap hidungnya, berbicara dengan suara sengau: “Kami Raksasa Berkaki Lumpur tidak mungkin memakai sepasang sepatu monster seumur hidup, mengingat umur kami mencapai 2000 tahun.”
“Lalu monster jenis apa yang biasa kalian gunakan untuk memodifikasi sepatu monster?” Liu Zhenhan bertanya dengan penuh semangat.
“Monster besar di gurun sangat langka. Semakin besar ukurannya, biasanya levelnya juga semakin tinggi. Seperti yang Tuan lihat, telapak kaki kami Raksasa Berkaki Lumpur cukup besar, untuk membuat sepatu bot tinggi, monster yang dimodifikasi harus berukuran cukup besar. Biasanya kami menggunakan ‘Kura-Kura Kering Terpetrifikasi’, monster ini ukurannya besar, tidak memiliki kekuatan serang, mudah ditangkap, sangat cocok untuk dimodifikasi jadi sepatu monster.” Kepala Suku Kien menggaruk kepala, menyilangkan kaki besarnya sambil tersenyum malu ke arah bajingan tua.
Liu Zhenhan menutup mata, menghela napas panjang. Ternyata asal-usul Ksatria Monster justru berasal dari para Raksasa Berkaki Lumpur ini, benar-benar di luar bayangan.
“Tidak mungkin!” Liu Zhenhan tiba-tiba membuka matanya lebar-lebar: “Aku jelas melihat kavaleri udara Mouran terbang di langit! Dari mana ‘Kura-kura Kering Terpetrifikasi’ punya sayap?”
“Monster Magis bisa berubah bentuk bebas dengan sihir kaca patri, asalkan diubah menyerupai Orang Burung Nasar di tubuh prajurit, bukankah mereka bisa terbang dengan sayap? Daya angkut Monster Magis tetap sama dalam bentuk apapun.” Kepala suku Raksasa Berkaki Lumpur terkekeh: “Berat tubuh kami raksasa terlalu besar, tapi seberapa berat orang Mouran?”
Liu Zhenhan memukul kepalanya sendiri, memaki dirinya sebagai bego!
Gorini menggunakan peliharaan magis Siput Raksasa Air Raksa yang diubah menjadi zirah untuk dipakaikan pada pengawalnya, menciptakan cara baru menggunakan peliharaan magis. Tadinya kukira ini inovasi, ternyata pemikiranku masih kurang luas! Monster air raksasa dan monster kaca patri sebenarnya sama-sama menggunakan prinsip sihir logam cair, bisa diubah bentuk sesuka hati. Dengan mengubahnya menjadi kavaleri udara Tigerren yang mengenakan baju baja penuh, bukankah juga bisa terbang ke langit!
Menjinakkan monster liar menjadi kendaraan tunggangan sebenarnya mirip dengan menjinakkan kuda liar. Meski kendaraan tunggangan yang ditaklukkan dengan kekuatan kasar tak sehebat koneksi batin antara pendeta dan peliharaan magis, chemistry antara ksatria dengan kendaraan tunggangannya cukup luar biasa. Tak heran Rundstedt menyebut 200 ksatria hewan magis bisa menyaingi naga! Jancuk! Sepatu bot hewan magis yang dibuang raksasa berkaki lumpur itu adalah "kura-kura darat terpetrifikasi". Sesuai namanya, monster ini hanya menguasai "sihir batu". Setelah dimodifikasi "sinar Doppler", kura-kura ini tetap bisa mengeluarkan mantra spontan dengan bentuk sama, artinya masih bisa menyepuh 15-20 lapisan logam di tubuhnya secara instan. Resistensi magisnya jadi lebih Berbual B dibanding kondisi terpetrifikasi! Ksatria Mulan yang terbungkus zirah hewan magis seperti ini, dengan jumlah 200 orang, tentu bisa menyaingi naga.
Mulan punya empat Legiun Pengawal! Tiap legiun memiliki 200 ksatria hewan magis, total 800 ksatria. Ini setara dengan apa? Jika bukan membunuh satu ksatria naga, mereka punya dua ksatria naga plus 800 ksatria hewan magis. Kekuatan selevel ini terlalu Berbual B bukan?
Benar-benar negara adidaya level Kapal Khusus Dinosaur T-Rex!
Liu Zhenhan merasa dingin menggigil di dalam hati, bagaimana dengan Rundstedt? Apakah dia juga sederhana? Orang itu langsung menggunakan solusi tuntas, menangkap semua Raksasa Berkaki Lumpur. Jika raksasa-raksasa ini benar-benar menuruti dia, Kerajaan Bimeng benar-benar tamat! Bahkan gelembung pun tidak bisa muncul.
"Orang Mouran benar-benar sialan pintar!" Liu Zhenhan menghela napas berat "Aih", jika bukan karena masih banyak hal penting yang harus diselesaikan, dia pasti akan menggunakan formasi teleportasi sihir Adamantium untuk mengirim semua raksasa ini pergi sekaligus.
“Orang Mouran mulai menciptakan penemuan ini seratus tahun yang lalu, kemudian mereka mulai menangkap kami para raksasa lumpur. Banyak raksasa lumpur yang gugur dalam perang. Kami terpaksa menyerahkan sepatu bot hewan mistis kami kepada mereka agar mereka berhenti. Tapi siapa sangka orang-orang Mouran jancuk ini masih belum puas, ingin menangkap semua raksasa lumpur untuk bekerja bagi mereka!” Suara Kepala Suku Kian semakin bergetar karena kemarahan: “Untuk menghindari mereka, sisa raksasa lumpur kami bersembunyi di gua lava pegunungan terpencil. Tapi... tiba-tiba muncul Meishuai ini yang bisa menemukan jalan di labirin gua yang rumit! Kebanyakan raksasa lumpur kami sudah tidak punya sepatu hewan mistis, sama sekali tidak bisa melawan para penyerang yang membawa 'alat pemadam air' ini! Dua puluh lima raksasa lumpur kakinya meleleh oleh airnya! Ya Tuhan! Total kami cuma 175 raksasa lumpur!”
“Meishuai ini punya gajah perak bertaring enam yang matanya bisa menembus kegelapan. Seberapa rumit pun gua kalian, tidak ada artinya.” Liu Zhenhan terdiam. Ras raksasa terkenal keras kepala dan pendendam. Sulit bagi Rundstedt untuk menaklukkan hati mereka dengan cara seperti ini! Tapi di sisi lain, dalam perang pasti ada korban. Ukuran raksasa lumpur yang besar membuat tindakan pencegahan Rundstedt bisa dimaklumi.
“Kami para Raksasa Berkaki Lumpur benar-benar sial, murni menjadi korban musibah tak terduga.” Kepala Suku Kien menghela napas: “Kami sama sekali tidak memprovokasi orang Mouran, mengapa mereka memperlakukan kami seperti ini? Sudah hampir tiga bulan kami dikurung, setiap sepuluh hari hanya diberi sedikit makanan dan minuman, para penyiksa kejam ini!”
Liu Zhenhan menghela napas panjang. Jika dia yang menjadi Rundstedt, pasti tidak akan bertindak sembrono seperti ini. Membuat sepatu bot kedap air itu mudah saja, bisa menggunakan damar atau amber! Jika dengan cara itu membujuk Raksasa Berkaki Lumpur, setidaknya tidak akan langsung membuat mereka memberontak.
Tapi sepertinya di Gurun Pasir Taklamakan tidak ada damar maupun amber. Entah apakah ada aspal. Liu Zhenhan kembali menghela napas, merasa agak menyesali keputusan Rundstedt.
“Bagaimana dengan Anda, Shaman Bimon yang terhormat? Kenapa Anda bisa tertangkap?” Kepala Suku Raksasa Berkaki Lumpur berkata: “Anda harus sangat berhati-hati dengan Meishuai Mouran itu, jangan terkecoh oleh sikap sopannya yang selalu ditampakkan, sebenarnya dia yang paling kejam!”
Liu Zhenhan mulai menceritakan penderitaannya dengan penuh dramatisasi. Kisah tentang Putri Nancy yang diculik ke Kota Gallimard oleh orang Mouran, Pasukan Bimon yang datang menyelamatkan tapi dikalahkan oleh Meishuai ini, semua dia ceritakan dengan embel-embel untuk menjelekkan kekejaman dan kelicikan orang Mouran. Dengan kepiawaian bercerita, dia berhasil memenangkan simpati dari dua kelompok suku raksasa.
Persis ketika ceritanya sedang memuncak, terdengar suara "brak!" Pintu penjara terbuka.
Siluet Rundstedt yang kurus namun tegap kembali muncul di hadapan Liu Zhenhan.
“Kau datang?” Liu Zhenhan melihat pintu selnya yang terkunci, tersipu malu pada Rundstedt: “Aku tak tahan menunggu, jadi keluar duluan.”
“Sudah lama di sini, ikut berdiri di luar mendengar ceritamu.” Rundstedt tersenyum penuh arti.
“Menguping pembicaraan orang itu perbuatan buruk!” Liu Zhenhan berbinar-binar sambil tertawa.
“Ayo,” Rundstedt memiringkan kepala dengan anggun: “Malam ini aku akan ajakmu menikmati pertunjukan spektakuler.”
“Tunggu sebambil kuambil jubahku.” Liu Zhenhan menyeringai pada Guo Guo. Musang itu bersorak gembira menyelinap antara jeruji besi, menyeret jubah besar keluar.
“Tampan sekali pemuda ini!” Rundstedt mengusap dagunya yang tegas, menatap Liu Zhenhan yang tak memakai kerudung: “Jujur saja, penampilanmu sama sekali tak mirip Bimon!”
“Bukan cuma kau yang bilang begitu.” Liu Zhenhan mendengus: “Pertama kali bertemu istriku, hampir dikira bangsa iblis bermata perak! Untungnya, meski mataku hitam seperti mereka, tak ada kilau perak di pupilku! Kalau tidak, mungkin aku mengira diri keturunan campur iblis. Ha, wajar saja jurang ruang-waktu kadang loloskan satu dua iblis yang meninggalkan kisah asmara terlarang!”
Mendengar sebutan "bangsa iblis", wajah Rundstedt tetap tenang, namun pandangannya mengelak.
Liu Zhenhan menggigit sebuah cerutu, menyipitkan matanya, mengamati Meishuai dengan seksama, pandangannya memancarkan kilatan cahaya samar.
"Siapa bilang matamu tidak berkilau seperti perak? Barusan aku melihatnya." Rundstedt tiba-tiba mengangkat kepala, tersenyum tipis.
Liu Zhenhan juga tertawa.
BAB 338: Jika Ini Bisa Ditolerir, Lalu Apa yang Tak Bisa?
Begitu keluar dari gerbang Penjara Basbi, Liu Zhenhan langsung mengeluh lapar dan minta makan.
Shaman Bimon ini teguh memegang legenda tak mau makan makanan musuh, sementara semua sapi semut telah disita Legiun Unta Terbang - termasuk satu ekor sapi semut milik sang shaman sendiri. Semua penghasil madu berharga ini dikurung dengan hati-hati di dekat sarang tawon kerajaan.
Rundstedt terpaksa mengajaknya ke sarang tawon.
Sepanjang perjalanan, Liu Zhenhan memuji tata letak perkemahan Legiun Unta Terbang yang tertata apik, berkata belum pernah lihat perkemahan militer se-teratur ini. Apakah semua markas Legiun Unta Terbang dibangun dengan perencanaan semacam ini? Desain keseluruhannya sungguh indah!
Meski banyak cela, pujian tulus tak mungkin ditolak. Rundstedt sejatinya juga rendah hati, terus menyahut "Ah tidak-tidak". Markas ini memang markas utama jadi dibuat lebih baik, sedangkan tiga markas lainnya di sudut tembok kota tak sebagus ini.
Liu Zhenhan dalam hati tertawa kecil. Sebagai mantan prajurit pengintai yang terlatih anti-interogasi, keahliannya adalah mengorek informasi. Dari beberapa kalimat tak berkaitan tadi, ia sudah memahami pola pertahanan Legiun Unta Terbang - Kota Gallimard memiliki tembok di empat sisi. Di masa damai, pasukan penjaga kota pasti ditempatkan di empat penjuru, mustahil berkumpul di satu tempat. Dugaan Liu Zhenhan terbukti setelah konfirmasi langsung dari Rundstedt, informasi vital bagi strateginya.
Rundstedt tanpa sengaja membocorkan intel penting lain - markas besar Legiun Unta Terbang berada di barak ini.
Sebagai markas besar, berarti gudang senjata Gnome pasti ada di sini. Liu Zhenhan sangat tertarik dengan senjata mandiri Gnome "Busur Hujan Deras Berbunga Pir".
Di dekat sarang lebah tepi tembok barat, terdapat kediaman pemanah Mainz. Pohon-pohon kurma gurun dipenuhi rumah rotan indah, tanahnya ditanami tulip dan mawar.
81 ekor sapi semut tidur nyenyak di kandang unta yang dikosongkan, berbaring di jerami lembut.
Sejauh 50 langkah, dua patung kayu raksasa setinggi 5-6 meter seperti karya seni terpajang di antara bunga-bunga, sangat mencolok.
Liu Zhenhan mengagumi kedua patung raksasa ini di bawah cahaya lampu jalan yang senja. Satu patung menggambarkan nelayan pria, satunya lagi nelayan wanita, dengan kualitas pahatan yang sempurna. Nelayan pria berwibawa terbuat dari kayu kurma, kulitnya yang keperakan alami menampilkan ketabahan yang terukir waktu, kerut di sudut matanya dipenuhi sukacita panen, jaring ikan beratnya terangkat setengah dari air dengan sirip merah samar terlihat. Nelayan wanita berkulit gelap sehat sedang membantu ayahnya menarik jaring, wajah ayunya tetap ceria meskipun diterpa angin laut asin.
Kedua patung hidup ini sebenarnya adalah sarang lebah imperial. Lubang-lubang masuk keluar lebah dihias secara alami menjadi motif jaring ikan, menunjukkan selera seni dan imajinasi luar biasa sang pembuat patung sarang lebah ini.
Sarang lebah itu sunyi tanpa dengung. Beberapa elf gurun cantik sedang menuangkan madu dengan sendok ke palung kayu di sudut sarang menggunakan ember.
Mata Liu Zhenhan berbinar-binar saat memandang sarang lebah, seperti kucing yang mencium bau tikus.
“Apakah kamu sangat mengagumi tingkat seni dari dua patung ini?” Rundstedt tersenyum dan bertanya pada Liu Zhenhan yang sedang menatap sarang lebah dengan tajam.
“Benar-benar pantas disebut sebagai ras Elf.” Liu Zhenhan mengangguk tak henti-hentinya memuji: “Setiap ras memiliki kreativitas seni yang luar biasa. Jika berbicara tentang yang terhebat, tetap Elf yang paling unggul.”
“Dua patung ini sebenarnya bukan dibuat oleh bangsawan Mainz dari gurun, mereka adalah master musik bukan pemahat. Patung ini dibuat oleh peternak lebah dari Legiun Unta Terbang kami, tapi hari ini mereka sedang berselisih denganku dan kukurung.” Rundstedt menunjuk ke deretan rumah tanaman yang sangat tinggi di sebelah kanan.
“Pasti ini juga ras yang hebat, hanya panglima besar yang bisa memimpin mereka.” Liu Zhenhan munafik kembali memuji Rundstedt dengan celetukan konyol dari Hao, sementara dalam hatinya merasa puas – jika bukan karena membawa ekstra satu sapi semut, dan berpura-pura tidak mau makan makanan musuh, bagaimana mungkin Rundstedt membawanya ke sarang lebah? Apa itu Lebah Kerajaan? Mereka adalah target utama dan manuver pengepungan besar yang harus direbut Liu Zhenhan! Kamp militer omong kosong ini terlalu luas, jika tidak menemukan Lebah Kerajaan ini segera dan memindahkannya dengan cepat, akan jadi masalah besar.
Setelah kenyang meminum madu, Rundstedt membawa Liu Zhenhan keluar dari barak. Tanpa pengawal, mereka masing-masing mengenakan jubah usang yang besar. Dua tokoh besar yang biasanya gemilang ini, setelah menyembunyikan kemewahan mereka, seketika berubah menjadi orang biasa yang tak menarik perhatian.
Malam di Kalimantan dikelilingi oleh keriuhan dan kemeriahan.
Angin malam yang sepoi-sepoi membawa aroma manis apel dan anggur yang ditanam di luar kota, menyebar di atas langit kota; Berhubung hari raya Guci, pedagang dari berbagai daerah mengendarai unta berhias mewah, ditemani rombongan pelayan dan pengawal yang banyak, melintas perlahan di jalanan kota yang makmur sambil meninggalkan gemerincing lonceng unta yang gemeretak sepanjang perjalanan.
Rundstedt memperkenalkan satu per satu kepada Liu Zhenhan: Orang Moya yang mengenakan jubah merah (dié), mereka ahli menenun karpet tercantik; Orang Yindu dengan kumis melengkung ke atas, ahli membuat obat perangsang dan melatih ular; Orang Wolou berambut emas dan berkulit pucat, teknologi wewangian dan anggur mereka merupakan yang terbaik di dunia gurun; Orang Moya berhidung bengkok yang sudah bisa membuat cermin kaca saat wanita-wanita di dunia lain masih berdandan di tepi sungai; Wanita cantik berpakaian hijau dengan alis biru-hijau dari suku Helan, mereka adalah penari terbaik dengan pinggang lebih lentur dari ular air dan mata lebih manis dari madu. Harga seorang penari Helan terlatih mencapai ribuan koin emas, dan berlipat ganda jika masih perawan.
"Dua belas penari Helan yang kuberikan padamu, adalah penghibur kerajaan yang kurebut saat menaklukkan istana Raja Hewan Helan. Cadar mereka belum pernah dibuka hingga kini, termasuk yang harganya bisa dilipatgandakan." Rundstedt menekankan pada Liu Zhenhan: "Yang disebut penghibur kerajaan berarti para penari ini sejak kecil hanya memakan susu unta, madu, dan bunga mawar, sehingga kulitnya sangat halus dan tubuhnya harum semerbak. Kau sudah lihat lonceng emas di tubuh mereka, itu bukan dipasang sementara seperti penari lain, tapi tertusuk seperti cincin di hidung Bimon Orang-orang Banteng kalian! Gerakan sedikit saja akan menghasilkan bunyi lonceng yang memabukkan! Pasti Sultan Helan itu sudah gila marah, belum sempat ia menikmati sendiri, para penari kelas premium ini sudah kurebut semua."
"Kau memang mirip denganku!" Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, "Orang lain merampas barang lalu mempersembahkan ke raja, aku selalu menimbun sendiri."
"Aku sudah mempersembahkan banyak, tapi malah semakin sering dikirim ke medan perang." Rundstedt tersenyum: "Sekarang aku sudah jadi lebih pintar."
"Aku heran, kalau para penari ini begitu cantik, mengapa kau tidak..." Ekspresi Lao Liu terlihat ambigu, Guo Guo dan burung beo kecil di bahunya melirik Rundstedt, telinga mereka berdiri tegak.
"Aku tidak suka wanita." Wajah Rundstedt memerah.
“Saudara!” Liu Zhenhan menepuk bahu Rundstedt dengan penuh kesedihan: "Penyakitmu harus segera diobati."
“Kau tak mengerti, seorang ahli sihir yang mempelajari mantra bayangan, selain bayangannya sendiri takkan pernah mencintai siapapun.” Rundstedt menatap jalanan ramai sambil berkata pelan.
“Dari tadi ngomong panjang lebar, cuma sihir impoten doang.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
“Apa katamu? Ulangi sekali lagi.” Rundstedt menyipitkan mata memandangi si bajingan tua, sorot matanya memancarkan keganasan dan malu yang berubah jadi amarah.
“Bego~ bilang kamu impoten~” burung beo berkicau nyaring: “~impoten~”
“Mantra bayangan adalah varian dari sihir cahaya-illusion. Ini adalah sihir yang sangat kuat. Ahli sihir yang menguasainya disebut 'Ahli Sihir Kitab Suci', saat ini di seluruh Mulan hanya aku dan mentorku Master Manali yang mampu.” Sorot mata Rundstedt yang dingin menatap tajam burung beo yang sedang merapikan bulu, lalu beralih ke wajah Liu Zhenhan: "Seumur hidupku, paling kubenci orang yang menghina ibuku dan mentorku. Jika kau ingin menguji batas kesabaranku, silakan coba."
Liu Zhenhan belum pernah dengar soal "Ahli Sihir Kitab Suci". Dari keterangan tawanan dulu, dalam sistem jabatan serikat ahli sihir tidak ada ini. Tapi melihat ekspresi Rundstedt, sepertinya dia tidak berbohong.
"Apakah beneran orang ini impoten?" Liu Zhenhan bergumam dalam hati. Ekspresinya berubah drastis seolah tersentuh sisik naga, perubahan yang terlalu tiba-tiba.
"Dengar apa yang kubilang?" Rundstedt bertanya dengan aura menggetarkan.
"Udahlah, Anda." Liu Zhenhan membalas kesal: "Kalau mau mulai sekarang, kalau tidak jangan omong kosong! Sepanjang jalan aku sudah dengar banyak cakap besar Anda, awas lidah terpeleset!"
Di antara ahli sihir, yang bisa memahami rahasia ilusi cahaya minimal harus berpangkat Monsinyur Ahong - setara dengan jabatan serikat Magister Sihir Aiqin. Meski tak tahu apa itu Ahong Kitab Suci, tingkat sihir Rundstedt sudah jelas terlihat.
Tapi sekalipun Rundstedt adalah Santo, itu takkan membuat Liu Zhenhan gentar.
"Tahu? Sebenarnya aku selalu membencimu!" Rundstedt menatap tajam ke arah Liu Zhenhan. "Rupanya kebencian ini semakin menjadi-jadi!"
"Oh ya?" Liu Zhenhan memandang Rundstedt dari ujung kepala ke kaki, terkekeh: "Aku sama sekali tak membencimu. Latih lagi sihirmu lima ratus tahun, baru mungkin kau pantas kubenci."
Dua pasang pandangan saling beradu memercikkan bunga api - satu menggetarkan, satunya lagi garang.
Selama bersama selama ini, tak pernah ada dari mereka yang berinisiatif menguji kekuatan masing-masing.
“Ini bukan karena pengecut, juga bukan karena lemah. Satu adalah anak kesayangan dewa, yang lain adalah anak manja takdir. Mereka memang bukan dari golongan yang sama. Pertentangan status yang ekstrim telah menciptakan konflik tak terdamaikan di antara mereka.”
“Sejak hari pertama kombinasi yang penuh sifat saling memanfaatkan ini lahir, sudah ditakdirkan menjadi cacat.”
“Konflik terbuka akan pecah cepat atau lambat di antara kedua pihak. Ini sudah lama disadari Liu Zhenhan, Rundstedt juga paham.”
“Karena kepentingan yang saling menjalin rumit, kedua belah pihak dengan serentak menghindari konfrontasi dini. Karena jika pertarungan pecah saat ini, pasti tak akan berakhir sebelum satu pihak tumbang. Persis seperti dua ekor banteng birahi yang mengedari dengan mata merah – masih baik-baik saja selama berputar-putar, tapi jika benar-benar berhadapan langsung, takkan bisa dipisahkan lagi.”
“Tapi situasi hari ini jelas mulai lepas kendali.”
“Di jalan paving ramai, setiap pejalan kaki otomatis menjauhi kedua sosok ini sambil terus menoleh ke belakang dengan pandangan ngeri.”
“Para pejalan sudah sepenuhnya terpana oleh aura pembunuh dan permusuhan yang memancar dari bayangan di balik jubah kedua sosok ini.”
“Tangan Rundstedt perlahan mengepal, berbunyi kretek-kretek.”
“Lihatlah kontolmu! Tidak bisa diajak bercanda...” Liu Zhenhan tertawa terbahak: “...Jangan lupa harus mengutamakan kepentingan besar! Kau masih harus membalas dendam ke Kerajaan Bimeng.”
“Rundstedt hampir pingsan karena marah.”
“Menutup mata menarik napas dalam-dalam, Rundstedt memutar badan dan melanjutkan langkahnya. Tak peduli apa pun yang Liu Zhenhan katakan di belakang, ia tetap diam.”
“Di depan sebuah bangunan berkubah empat lantai yang megah dan berpendar cahaya, Rundstedt menghentikan langkahnya.”
“Bangunan ini terletak di sudut jalan raya yang ramai, namun tetap memancarkan ketenangan di tengah keriuhan.”
“Lapangan parkir yang luas dan hamparan bunga yang memukau dengan warna-warni yang memerah membuktikan status terhormat tempat ini. Sebuah mata air menyembur dari patung batu teratai salju, menciptakan tirai cahaya ajaib yang memancarkan keanggunan. Unta-unta hitam berkilau seperti sutra yang menarik kereta di depan pintu, semuanya merupakan mahakarya tanpa cacat.”
“Dari gerbang koridor berukir indah, terlihat dunia gemerlap penuh warna-warni lampu dan anggur.”
“‘Inilah Mutiara Mahkota – sarang pemboros termewah di Kota Gallimard bahkan seluruh gurun!’ Rundstedt membungkuk sambil tersenyum kepada Liu Zhenhan dengan gerakan mengundang yang sempurna, bahkan Master Etika Istana paling ketat pun akan menganggap gerakannya layak masuk buku pedoman.”
“‘Jancuk! Untuk apa kau membawaku ke sini?’ Liu Zhenhan merasa si bocah ini masih terlalu hijau, baru sekarang bisa mengubah ekspresinya.”
“‘Lalu menurutmu harus kubawa ke mana?’ Rundstedt membalas bertanya.”
“Masih perlu ditanya? Tentu saja untuk mempelajari topografi!” Liu Zhenhan merasa hal seperti ini tidak perlu dijelaskan lagi.
“Itu mudah sekali, nanti akan kubuatkan peta topografi untukmu.” Rundstedt mengangkat bahu: “Hari ini aku membawamu ke sini terutama untuk bersantai, sekalian memperkenalkan adat istiadat Mulan padamu.”
Liu Zhenhan terdiam, matanya tertarik pada beberapa orang Mouran yang keluar dari balai lelang mewah ini.
Kelompok ini terdiri dari tujuh orang. Empat orang di belakang bertubuh kekar dengan pisau melengkung di pinggang jelas merupakan pengawal. Di depan berjalan seorang pria kaya bermuka tembam dan perut buncit, mengenakan sorban kotak-kotak dengan janggut lebat berantakan. Dua mata kecil seperti kacang hijau yang dipenuhi darah beku memancarkan kilau mesum. Tangan kirinya menarik rantai emas murni yang terikat di leher gadis berambut merah. Gadis ini patuh seperti anjing pekinesa, berjalan dengan keempat anggota tubuhnya. Usianya sekitar dua puluhan, hanya mengenakan kain tipis transparan yang memperlihatkan lekuk tubuhnya samar-samar. Angin malam menerbangkan aroma tubuhnya yang memabukkan.
Di belakang si gemuk, para bodyguard berukuran besar menarik seorang gadis yang berjuang mati-matian. Gadis ini memiliki kecantikan yang sangat memesona, dengan kuku seputih mutiara di tangan mungilnya yang panjangnya tiga inci, memancarkan pesona yang memukau. Matanya yang indah bagaikan kristal yang bisa berubah warna, berkilauan dalam cahaya gemerlap dengan berbagai warna yang membutakan.
Gadis cantik ini berkarakter sangat keras. Seorang bodyguard bermata satu tercabik kacamatanya oleh kuku gadis ini, memperlihatkan bekas luka mengerikan di rongga matanya.
Pandangan Liu Zhenhan tiba-tiba berubah ganas, otot-otot wajahnya berkedut tak terkendali.
Rundstedt memandangnya dengan penuh ketertarikan.
Gadis berambut merah yang diikat lehernya dengan rantai emas si gemuk ini merangkak di tanah seperti anjing, mengibas-ngibaskan ekor rubah merah di pantatnya seolah memohon belas kasihan. Sementara gadis cantik yang ditahan dua bodyguard itu memiliki ekor hitam tipis dan lembut di belakangnya.
Rambut merah dan ekor rubah, tubuhnya mengeluarkan aroma harum - siapa lagi kalau bukan gadis Fox?
Ekor hitam di belakangnya, kuku yang indah sempurna - siapa lagi kalau bukan kucing perempuan dari Suku Garfield Bimon? Itu pun kucing Persia tercantik! Karena hanya kucing Persia di seluruh dunia yang memiliki mata seperti batu permata yang bisa berubah warna!
"Kucing betina jelita dan rubah betina jelita adalah hewan peliharaan favorit bangsawan Kalimantan." Suara Rundstedt terdengar seperti bisikan iblis di neraka: "Apakah kau marah? Jangan begitu, di pasar lelang mutiara ini, komoditas terbesar adalah perdagangan budak. Setiap tahun hampir lima puluh gadis Bimon dijual di sini. Marahmu tak berguna."
Liu Zhenhan memandang Rundstedt dengan kepala miring, napasnya berat.
"Pasti ini gadis kucing baru, sifatnya sangat garang." Rundstedt mengerlingkan mata, mendekatkan mulutnya ke telinga Liu Zhenhan berbisik: "Kau tak boleh marah! Ingat harus mengutamakan kepentingan besar! Putri Bimon masih menantimu untuk menyelamatkannya."
Saat itu, si gemuk tersenyum lebar naik ke kereta unta bermotif bunga narsis. Gadis Kucing Garfield itu diikat tangannya oleh pengawal dan dipaksa masuk ke kabin. Si gemuk tertawa terbahak-bahak sambil mencubit pantatnya yang montok dan kenyal, sementara rubah betina jelita lincah seperti anak anjing, melompat masuk ke kabin tanpa diperintah.
Empat pengawal naik ke kereta unta lain. Kusir yang berpakaian rapi mengibaskan tali kekang, unta jantan kuat itu mengentakkan kukunya di jalan batu pualam. Dua kereta unta berlari meninggalkan debu dengan derap kaki.
Liu Zhenhan melirik ke sekeliling, melihat toko besi di seberang jalan. Bayangan manusia berkedip dan langsung melakukan teleportasi masuk ke dalam.
Rundstedt melihat teleportasi instan dari Shaman Bimon ini, alisnya tak bisa menahan diri untuk berkedut.
Ini adalah toko peralatan besi sipil, di pintu masuk terpajang sampel-sampel seperti garu besi, pisau dapur, kapak, dan gergaji - semuanya peralatan pertanian.
Dalam sekejap mata, Liu Zhenhan kembali muncul dari dalam toko besi bagai angin puting beliung. Seorang pria berjanggut keluar membuntuti sambil memaki dalam bahasa Mulan, intonasinya seolah mengindikasikan tidak adanya pembayaran.
Di saat Rundstedt masih tertegun, Liu Zhenhan telah berlari kencang menyusul kereta unta di belakang, membuka pintu gerbong dan melompat masuk.
Bahkan dari jarak sejauh itu, Rundstedt jelas mendengar suara tebasan berat dan cipratan darah deras dari dalam gerbong.
Liu Zhenhan yang berlumuran darah melompat keluar gerbong, tangan menggenggam kapak yang basah kuyup darah. Pejalan kaki di jalan terpaku melihat sosok menyeramkan ini.
Kereta unta di depan tetap melaju tanpa menyadari keanehan yang terjadi.
Rundstedt menyaksikan Shaman Bimon ini melesat ke kusir kereta bagai seekor macan tutul. Dentuman "krak!" terdengar, tubuh kusir terlempar 7-8 meter bagai daun musim gugur. Lehernya yang sudah "dikebiri" menyemburkan air mancur darah sebelum menghantam tanah dan berguling-guling.
Unta hitam yang menarik kereta mengeluarkan suara kesakitan karena tali kekang ditarik tiba-tiba, lalu berhenti.
Seluruh jalan raya seolah dilupakan oleh waktu, terdiam sunyi dalam keheningan.
Rundstedt melihat Shaman Bimon ini membawa kapak berlumuran darah, melompat turun dari kendaraan, menyentak pintu gerbong terbuka, menarik keluar orang gemuk Mulan yang panik, lalu melemparkannya ke jalan batu pualam. Binatang Petir bermuka lebar itu melompat ke tanah, entah dari mana mengambil sebuah batu paving, menghancurkannya menjadi delapan pecahan di tanah, mengambil salah satunya, dan menggunakan bagian tajamnya untuk menghantam keras dahi si gemuk.
Setiap kali dipukul, serpihan daging dan darah mengembang seperti kipas ke dua sisi. Setiap pukulan membuat kepala si gemuk berbenturan dengan jalan batu paving menimbulkan gema keras. Tangisan menyayat hati mengguncang bumi. Setiap pukulan membuat kelopak mata Rundstedt berkedut.
Shaman Bimon ini jelas lebih kejam. Menginjak lengan si gemuk, mengayunkan kapak, empat kali bunyi kertak-kertak berturut-tutut memotong semua lengan dan paha si gemuk. Anggota tubuh yang masih mengenakan jubah mewah melayang di udara, memuntahkan mutiara darah sebelum jatuh ke tanah, mengerut kesakitan. Genangan darah di tanah bagai banjir bandang menggenangi jalan batu paving.
Rundstedt terdiam tak percaya. Ia benar-benar tak menyangka orang ini berani bertindak tanpa mempertimbangkan konsekuensi.
Liu Zhenhan meludah dengan keras ke arah orang Mouran yang gemuk seperti babi ini, sekarang dia sudah menjadi ubin Mahjong berbentuk persegi.
Melihat orang-orang di sekitar yang masih terbelalak memandanginya dengan bodoh, Liu Zhenhan langsung mengayunkan kapak penuh celah pelapukan di tangannya, nyaris mengenai orang, menggeser permukaan batu paving dan memantulkan serangkaian bara api.
Rundstedt hanya bisa menatap tak berdaya saat Bimon ini mengangkat dua perempuan cantik Bimon yang gemetaran dari kereta, lalu melangkah besar ke depannya.
Suara teriakan panik sudah memenuhi jalanan, situasi menjadi kacau balau.
"Lari cepat! Bego!" Liu Zhenhan berkata dengan heran.
Maka Rundstedt pun lari bersamanya.
Bab 339: Saling Menarik Dukungan
Memanfaatkan kerumunan orang yang kacau di jalan, Liu Zhenhan dan Rundstedt dengan mudah menyelinap kembali ke pangkalan militer.
Sepanjang perjalanan, justru Liu Zhenhan yang memimpin Rundstedt lari kencang, bukan sebaliknya.
Meishuai Mouran dalam hati menarik napas panik, tak menyangka Bimon ini memiliki ingatan luar biasa yang bisa menemukan jalan kembali tanpa kesalahan di tengah toko-toko bertumpuk dan kerumunan orang - padahal Rundstedt sudah membawanya berbelok melalui setidaknya enam persimpangan jalan dan beberapa gang kecil yang rumit seperti sarang laba-laba!
Penjaga di markas Pasukan Unta Terbang melihat sosok berlumuran darah menyembul dari bayangan gelap, mengapit dua orang di ketiaknya dan menerjang ke gerbang kamp. Tanpa bicara, mereka langsung menghunus pisau melengkung dan mengepungnya.
Seperti angin puyuh yang melintas, Rundstedt bahkan tak sempat mengucapkan kata larangan. Empat penjaga sudah terlempar miring seperti karung usang yang jatuh ke tanah sambil mengerang.
Saat melewati sebuah toko, Guo Guo asal mencabut tiang penyangga tenda hujan. Sepanjang jalan, musang itu mengayunkan batang itu dan menjatuhkan banyak penghalang. Empat penjaga ini hanyalah korban terakhir.
Penjaga terbuka sudah tumbang, tapi Pasukan Unta Terbang masih punya penjaga tersembunyi.
"Berhenti!" teriak Rundstedt panik. Dua Elf gurun yang sudah nangkringkan panah di busur membuka kamuflase tanaman merambat, bangkit dari atas tembok.
Liu Zhenhan baru berhenti menarik napas setelah menerobos masuk ke lapangan latihan. Gadis kucing Persia tiba-tiba mengentak-hentakkan kaki mungilnya, mencakar wajah si bajingan tua hingga berdarah, sekaligus melemparkan topi jubahnya.
"Sialan!" Liu Zhenhan geram. Bukannya dibalas baik, malah disakiti.
Mendengar bahasa Bimon yang familiar, ekspresi gadis kucing yang semula seperti istri yang marahi suami selingkuh itu mendadak membeku. Mata indah bak permata itu berkilauan dengan cahaya magis yang mempesona.
"Gadis Fox yang cantik itu menatap tajam dengan mata menggoda ke arah wajah muda nan jahat ini." Kalimat Liu Zhenhan dalam Bahasa Bimon dengan logat timur laut itu adalah suara yang terus menghantui mimpinya.
"Berapa berat kalian berdua?" Liu Zhenhan melepaskan lengannya, membebaskan perempuan rubah dan kucing yang terjepit di lipatan lengannya.
"Aku... aku... kamu..." Gadis kecil dari Suku Garfield itu bingung menjawab. Bertemu sesama warga di tempat ribuan li jauhnya dari kampung halaman benar-benar di luar dugaannya.
"Tampak kurus, tapi ternyata berisi." Liu Zhenhan mengusap bekas cakaran kuku panjang di wajahnya, menjentikkan jari yang masih ada bekas kemerahan: "Rasanya aku lari sejauh ini sambil menggendong dua Pegunungan Salju Himalaya Taymur!"
Perempuan kucing menunduk malu, kedua tangan saling meremas, mengatupkan bibirnya. Aroma darah samar menyebar dari kuku panjangnya yang indah, si kucing cantik ini berusaha menyembunyikan cakarannya.
"Aku adalah Shaman Divine Comedy Kerajaan, Richard. Anak-anak, kalian sudah aman." Liu Zhenhan menatap gadis Fox di tanah dengan hati berdarah, melepas jubah besar yang menutupi tubuhnya dan menyelimutkan erat ke tubuh gadis Fox itu.
Rundstedt berdiri di samping dengan tangan terlipat, pandangannya penuh ejekan.
“Yang Mulia, nama saya Victoria, pelayan Putri Nancy, ayah saya adalah sekretaris Sang Raja.” Gadis kucing dari Suku Garfield menahan air mata yang hampir tumpah, berusaha keras mengendalikan emosi agar tidak mempermalukan diri. Seandainya bukan seorang juru bicara kekuasaan gereja yang berdiri di hadapannya, dia pasti akan langsung berlari ke pelukan pria sebangsanya ini untuk menangis sepuasnya.
Nama Victoria dalam bahasa Bimon memiliki dua arti: "Gadis Liar Berkelas" dan "Kucing Seksi Kecil". Liu Zhenhan merasa nama gadis cantik ini sangat tepat.
"Bagaimana denganmu, anakku yang malang?" Liu Zhenhan memeluk gadis kucing ini dengan lembut, lalu bertanya pada perempuan rubah yang terduduk lemas di lantai.
Perempuan Fox yang cantik ini mulai menangis tersedu-sedu setelah mendengar identitas Liu Zhenhan, kedua kaki rampingnya saling melilit. Meskipun gerakan ini dilakukan karena malu, lekuk tubuhnya yang indah secara tak sengaja memancarkan daya pesona bawaan perempuan rubah hingga tingkat tertinggi.
"Jangan menangis lagi. Mulai sekarang, aku tak akan membiarkan kalian mengalami kesakitan lagi." Liu Zhenhan menunjuk patung Dewa Perang di mahkotanya.
Gadis Fox itu menatap Liu Zhenhan dengan pandangan menyala penuh kesedihan, matanya berkedip-kedip tak menentu.
"Bisa bangun?" Liu Zhenhan memperhatikan perempuan rubah itu yang beberapa kali gagal bangun, tampak kebiasaan berjalan berlutut selama bertahun-tahun telah membentuk postur tubuhnya.
“Contoh klasik strategi penyelamatan pahlawan untuk mendapatkan hati wanita!” Rundstedt melihat Shaman Bimon mengulurkan tangan ke rubah cantik, tertawa terbahak-bahak sambil menepuk tangan.
“Aku benar-benar tidak mengerti!” Liu Zhenhan melirik Meishuai ini: “Secara logika, tubuhmu seharusnya masih mengaliri setengah garis keturunan darah Dewa Perang, mengapa melihat saudara sejenismu dihina tidak kau bela? Apakah ibumu tidak mewariskan kebajikan belas kasih padamu?”
“Jangan lupa, separuh darahku masih milik orang Mouran!” Rundstedt menunjuk pupil matanya yang penuh darah beku, menekankan hal ini sembari memberi jawaban paling langsung pada Liu Zhenhan: “Aku tidak punya sedikit pun simpati atau rasa solidaritas pada kalian Bimon, yang ada hanyalah kebencian! Lebih baik kau pahami ini, jangan buang-buang tenaga dengan omong kosong yang tidak berguna.”
“Tidak setiap perempuan Bimon dijual oleh pejabat tinggi atau bangsawan! Kau juga sebaiknya pahami ini!” Liu Zhenhan tertawa getir karena amarah.
“Sudahlah, semua burung gagak di dunia sama hitamnya.” Rundstedt membalas: “Aku tidak percaya, apa para petinggi Kerajaan Bimeng benar-benar tidak tahu perbuatan Rosenberg selama 30 tahun ini?”
“Kau lihat saja nanti, setelah aku pulang ke negeri, apakah aku akan membiarkan mereka hidup tenang terus!” Liu Zhenhan menggemetar hebat karena marah, mengangguk terus-menerus.
"Liu Zhenhan tahu ucapan Rundstedt juga benar, yang melakukan hal seperti ini memang bukan hanya Rosenberg. Sejak suku Deer Musk dijual ke manusia Aiqin dulu, dia sudah mendengar dari Cui Beixi dan Vieri bahwa banyak bangsawan beruang juga hanya mencintai uang, tidak peduli nasib suku-suku bawahan."
"Yang Mulia kalian..." Kucing betina Victoria bingung, bagaimana Shaman kerajaan mereka bisa terlihat akrab dengan orang Mouran ini.
"Jangan tanya lagi, nanti kalian akan tahu." Liu Zhenhan membantu perempuan rubah berdiri. Gadis malang ini bahkan tidak bisa meluruskan kakinya, wajah pucat dan seluruh tubuhnya gemetar.
"Namamu siapa?" tanya Liu Zhenhan.
"Aku... Aku Li Wei." Perempuan rubah menjawab dengan gemetar.
"Sialan!" Liu Zhenhan melihat lutut gadis yang masih gemetar ini, tidak bisa menahan diri untuk mengumpat lagi.
"Di seluruh Kota Gallimard, ada minimal 400-500 bangsawan kerajaan yang memelihara rubah cantik, anjing cantik, kelinci cantik, kucing cantik! Berapa banyak yang bisa kau selamatkan?" Rundstedt tersenyum sinis: "Dasar bodoh! Tahukah kau bahwa bangsawan yang kau bunuh hari ini adalah kerabat dekat Khalifah? Kota ini akan segera lockdown dan memburu pembunuh! Kau sedang mencari masalah! Tiga hari lagi hadapi sendiri konsekuensinya. Sekarang aku sudah tidak berharap Putri Bimon bisa keluar dari Gallimard. Tapi kau pasti tidak masalah, kau kan pahlawan besar."
“Kalau begitu buka matamu lebar-lebar!” Liu Zhenhan tersenyum sinis, membalas ejekan. “Kuajarkan satu pepatah bahasa Bimon——bahkan jika hanya tersisa satu Shaman di muka bumi, api balas dendam akan menyapu bersih dunia ini! Ingat baik-baik, jangan sampai lupa.”
“Kebodohan dan impulsif selamanya menjadi aib Bimon! Kukira kau sebagai Shaman akan lebih baik, ternyata sama saja! Pantas saja kerajaan besar kalian merosot seperti ini!” Rundstedt tertawa terbahak: “Api balas dendam? Menggelikan! Lebih baik kau belajar sihir elemen api dulu sebelum membual omong kosong!”
Liu Zhenhan melirik dingin ke arah Rundstedt, lalu menopang dua gadis menuju penjara bawah tanah.
Dalam pandangan itu terkandung penghinaan dan cemoohan yang menyayat hati, membuat wajah Rundstedt seketika pucat.
Setelah menempatkan dua gadis di sel, Rundstedt membawakan dua kasur kulit hewan, makanan, dan air yang dilemparkan ke Liu Zhenhan yang sibuk di dalam sel. Meishuai yang perhatian bahkan membawa pispot dan tumpukan tisu.
Pandangan Rundstedt pada Lisette si perempuan rubah terlihat agak rumit.
Merasakan sorotan mata khusus itu, Liu Zhenhan menoleh ke Rundstedt yang segera mengalihkan pandangannya.
“Mau membual apa lagi?” Rundstedt menatap tajam ke arah Shaman perkasa itu.
“Dari kenyataan bahwa kamu masih bisa membawakan makanan dan air, aku tahu masih ada secercah nurani tersisa dalam dirimu. Aku memberimu kesempatan terakhir!” Liu Zhenhan berkata: “Ingat! Ini adalah kesempatan terakhir!”
“Oh?” Rundstedt mengangkat alis pedangnya yang elegan, wajahnya penuh keheranan.
“Ikutlah kembali ke kerajaan bersamaku!” Liu Zhenhan menatapnya dengan serius: “Aku akan mengerahkan seluruh upaya untuk membebaskanmu dari hukuman atas semua yang telah kamu lakukan sebelumnya, asalkan kamu bisa mengabdi dengan baik untuk Kerajaan. Menurutku Sang Raja pasti akan menyetujui. Aku bersumpah dengan nama Shaman Divine Comedy-ku!”
“Ha ha, kau pasti sudah gila!” Rundstedt tertawa terbahak, tapi tak kuasa menghindari tatapan membara shaman Bimon ini.
“Aku tidak gila! Beberapa hari ini aku terus berpikir, bagaimana jadinya jika aku, kamu, dan Tuan Mourinho bergabung bersama!” Liu Zhenhan mendengus dingin.
“Imam Phoenix Api?” Rundstedt mengangkat alisnya, hatinya sedikit bergetar. Ya, jika dirinya, Imam Phoenix Api, dan Richard di depannya bersatu, alangkah dahsyatnya formasi yang terbentuk!
“Jangan kira orang Mouran benar-benar bisa menghancurkan Kerajaan Bimeng! Dengan jarak hampir empat ribu li yang memisahkan, setelah kehilangan bantuan alami dari gurun, orang Mouran tidak punya kesempatan!” Suara Liu Zhenhan yang penuh semangat tiba-tiba berubah menjadi nada memohon: "Rundstedt, ikutlah pulang ke negeriku bersamaku! Melalui Livy, aku bisa membayangkan betapa menderitanya ibumu di masa lalu. Kamu adalah darah daging ibumu, mungkin masih ada sanak saudaramu di Kerajaan! Bimon benar-benar perlu bangkit, membutuhkan orang pintar sepertimu."
Mendengar kata "ibu", wajah Rundstedt langsung berubah, menjadi keras, tanpa ampun, kejam.
“Mengapa aku yang harus menyerah padamu? Bukan kamu yang menyerah padaku?” Rundstedt memandang Liu Zhenhan dengan heran: “Jika kamu mau menyerah padaku, aku jamin akan memberimu perlakuan terbaik. Setelah menaklukkan Kerajaan Bimeng, bahkan bisa kujadikanmu Raja Bimon!”
Liu Zhenhan memandangi Rundstedt cukup lama, akhirnya menghela napas, tidak berkata apa-apa.
“Aku mengagumimu karena kau berbakat, makanya mengatakan ini. Sebenarnya kalimat ini awalnya kusimpan dalam hati, takkan pernah terucap.” Rundstedt melanjutkan: “Anggaplah ini permintaanku, maukah kau bergabung dengan pasukanku? Ini pertama kalinya dalam hidupku memohon pada orang!”
“Aku sangat merasa terhormat! Di matamu aku masih dianggap berbakat?” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
“Mampu menggunakan Lingkaran cahaya Divine Comedy untuk mengubah pasukan menjadi kekebalan sihir tingkat menengah, itu sudah cukup membuatmu menjadi talenta paling berharga di dunia ini.” Rundstedt berkata dengan tulus: “Sebenarnya kita berdua tahu, kamu sama sekali bukan Bimon, lihatlah penampilanmu! Mengapa membanting tulang untuk Bimon? Setiap orang punya harga, asal kamu mengajukan syarat, aku pasti bisa penuhi! Wanita cantik, uang, atau kehormatan, sebut saja!”
“Aku belum memikirkannya sekarang, tunggu sampai aku memutuskan.” Liu Zhenhan mendengus menghina: “Aku dari Suku Pig, dulu, sekarang, dan selamanya! Kalau tidak percaya, periksa saja silsilah Suku Pig.”
“Berarti tidak ada ruang negosiasi?” tanya Rundstedt.
“Ada! Bicarakan lagi setelah kamu menaklukkan Kerajaan Bimeng.” Liu Zhenhan menyeringai sinis.
“Cepat siapkan kedua gadis ini, aku akan membawamu ke 'Mutiara Mahkota'! Janjiku untuk memperlihatkan adat istiadat Mulan, harus kutepati.” Kilauan pedih tiba-tiba melintas di mata Rundstedt.
“Bukankah sedang ada larangan keluar? Masih mau mengajakku jalan?” Liu Zhenhan memandang Rundstedt dengan heran.
“Aku membawa plat militer, siapa di Kalimantan berani menghalangi?” Percaya diri tak terbendung terpancar dari pandangan Rundstedt: “Lagipula tadi saat membunuh kamu pakai jubah, siapa yang bisa mengenalimu? Asal masukkan binatang peliharaanmu ke dalam jubah, aku jamin kamu bisa lewat tanpa hambatan.”
Di hati Liu Zhenhan tiba-tiba muncul kewaspadaan, apa maksud tersembunyi Rundstedt yang begitu mendesak membawanya ke "Mahkota Mutiara"?
Membunuh diam-diam dirinya mustahil, dia punya ribuan pasukan, buat apa repot-repot. Lagipula dia masih ingin memakai nama Liu untuk urusan kotor.
Menyogok dirikah? Bukankah sudah ditolaknya!
Pikiran Liu Zhenhan berputar-putar menganalisa.
"Tujuanku apa, kau akan tahu setelah sampai." Rundstedt langsung menebak isi hati Liu.
"Dasar kau ini cocok jadi dukun peramal!" Liu Zhenhan meniup peluit: "Ngapain nunggu, ayo jalan duluan."
BAB 340 Kura-Kura Berekor Bintang di Gurun
Ketika Liu Zhenhan dan Rundstedt berganti pakaian dan muncul kembali di depan balai lelang "Mahkota Mutiara", jalanan sudah tertib. Darah di tanah tertutup abu membentuk noda hitam tak beraturan. Pasukan menginterogasi toko-toko sambil mengawasi pejalan layaknya elang. Kerumunan orang masih berdiskusi riuh.
Seorang prajurit pasukan penjaga kota bertubuh besar langsung menyadari kehadiran Rundstedt dan Liu. Walaupun pakaian mereka biasa, aura mereka berbeda dari rakyat biasa.
Liu Zhenhan dan Rundstedt telah diperiksa tiga kali selama perjalanan mereka, namun setiap kali Rundstedt mengeluarkan plat militer bergengsi itu, pasukan penjaga kota langsung mundur dengan penuh hormat. Kali ini pun tidak berbeda.
Satu-satunya perbedaan adalah, Liu Zhenhan kali ini memanfaatkan pengaruh Rundstedt dengan merebut plat militer itu, lalu menghantamkan tamparan keras hingga dua gigi orang Mouran bertubuh besar itu copot.
Rundstedt benar-benar mengakui kemampuan si pembuat onar ini.
Melihat dua sosok berjubah usang tiba, dua pelayan berpakaian rapi di pintu masuk balai lelang "Mahkota Mutiara" segera membuka pintu lebar-lebar. Sikap mereka penuh kerendahan hati dengan senyum ramah, mungkin karena insiden di depan tadi membuat mereka menyadari keistimewaan kedua orang ini.
Setelah memasuki aula megah berkilauan emas, seorang pelayan wanita berkerudung dengan tubuh ramping segera menyambut. Rundstedt mengeluarkan kupon emas Mouran dan menyelipkannya ke tangan pelayan itu.
Pelayan wanita itu sedikit membungkuk, lalu membimbing Rundstedt dan Liu Zhenhan ke lantai tiga, memasuki ruangan dengan tujuh bulu merak tertancap di pintu. Liu Zhenhan memperhatikan bahwa sepanjang koridor, setiap pintu ruangan memiliki jumlah bulu merak yang berbeda-beda.
Setelah masuk pintu, hal pertama yang dilihat Liu Zhenhan adalah sebuah kolam marmer di sudut depan. Pelayan memutar keran air berbentuk kepala unta perunggu di atas kolam, aliran air hangat yang jernih mengalir deras. Pelayan kemudian mengambil sebotol susu unta dan sebotol madu, menuangkannya ke dalam kolam, lalu meremas-remas bunga putih kering dan menaburkannya ke air. Aroma harum segera menyebar di dalam ruangan.
Liu Zhenhan melihat sekeliling seperti orang udik. Ruangan kecil ini memiliki perabotan sederhana: selain kolam, hanya ada satu meja, satu kursi, dan lemari pakaian dengan ukiran indah. Dinding marmer di sekelilingnya digantungi permadani mahal yang menyulam wanita telanjang dalam berbagai pose, hasil jahitan yang sangat halus dan hidup.
Pelayan wanita menguji suhu air dengan tangannya, mematikan keran, lalu pergi sambil menggoyangkan pantat.
"Ganti baju." Rundstedt membuka lemari pakaian, mengeluarkan jubah putih dan melemparkannya ke Liu Zhenhan.
"Untuk apa?" Liu Zhenhan bingung: "Kenapa balai lelang berubah jadi pemandian?"
“Bego, ini bukan pemandian, ini adalah ‘Shuixun Ximi Xiang’ untuk mengukus pakaian.” Rundstedt melepas jubahnya dan menggantinya dengan jubah putih: “Aku baru saja membayar biaya masuk 100 koin emas. Uang ini hanya untuk menikmati wewangian sesaat ini. Tahukah kau, di Kalimantan, hanya orang yang beraroma Shuixun Ximi Xiang yang menjadi simbol kemewahan!”
Rundstedt melemparkan pakaian kepada Liu Zhenhan. Jubah putih yang dikenakannya adalah kostum tradisional khas Mulan – sorban besar dengan cadar penutup wajah, jubah yang menjuntai hingga tanah dan sangat longgar, hanya menyisakan sepasang mata yang terlihat.
Liu Zhenhan memakainya lalu berkaca di lemari, menggeliatkan pantatnya. Ia merasa dirinya seperti Bego. Guo Guo dan burung beo kecil mengintip dengan curiga dari balik sorban.
“Ikuti aku.” Rundstedt berjalan keluar tanpa menoleh. Liu Zhenhan buru-buru menyusul. Guo Guo melompat ke punggung kaki kirinya, mencengkeram erat jubahnya. Setiap langkah yang diayunkan, Guo Guo tertawa terkikik seperti sedang bermain ayunan.
Rundstedt membawa Liu Zhenhan ke lantai empat, sebuah aula besar dengan karpet setebal hamparan rumput di setiap jengkal lantainya. Patung-patung bergaya beragam dari zaman kuno berjejer di sekeliling, sementara di seberang terdapat podium marmer setinggi sekitar dua meter yang dipenuhi bunga-bunga, di belakangnya tergantung tirai indah yang mengingatkan Liu Zhenhan pada panggung opera megah yang pernah dilihatnya di Kadipaten Dolot.
Di tengah aula menjulang banyak air mancur sihir kecil, dikelilingi oleh kursi malas mewah yang tersusun rapi.
Air mancur ajaib ini sepenuhnya menggunakan permainan cahaya untuk meniru percikan air, nyaris tak bisa dibedakan dengan aslinya. Biaya pembangunan dan perawatan fasilitas magis seperti ini jelas sangat mahal. Biasanya sangat jarang melihat kemewahan seperti ini, membuat Liu Zhenhan linglung tak tahu harus melangkah ke mana.
Rundstedt mengajak Liu Zhenhan ke sudut yang agak sepi, menemukan air mancur ajaib dengan kursi kosong, lalu menarik kursi malas dan duduk.
"Ini tempat lelang populasi ya?" tanya Liu Zhenhan berbisik sebelum pantatnya menyentuh kursi.
"Bukan cuma itu! Lihat saja nanti." Rundstedt tersenyum misterius.
Lao Liu jengkel melihat sikapnya yang penuh rahasia, mendengus kesal lalu memandang sekeliling menikmati pemandangan.
"Aula sudah dipenuhi banyak orang. Mereka semua mengenakan jubah putih Mulan, hanya memperlihatkan pasangan mata yang tajam dan cerdas. Berbisik-bisik dalam kelompok kecil, sebagian besar orang yang duduk diikuti oleh pria berbadan kekar di belakang mereka. Meski wajahnya tertutup selendang putih, dari tonjolan di pinggang yang tinggi terlihat jelas pedang perang terselip di sana."
Liu Zhenhan menggeser pantat besarnya, memandang patung di belakangnya. Ini adalah dewi lengan patah yang diukir dari batu giok salju. Meski permukaan usangnya mulai retak, keahlian pahat yang luar biasa tetap membuatnya sempurna. Patung dewi ini menampakkan payudara tegaknya, jubah sutra melorot hingga di bawah pusar. Bagian vitalnya hampir saja terbuka.
"Patung ini dibuat berdasarkan permaisuri terkenal Kerajaan Aiji di gurun, Cleopatra·Vilans. Sudah berusia seribu tahun lebih." Rundstedt menjelaskan: "Lihat lengannya yang patah? Setelah menyelesaikan karya, Master Pahat Mick merasa lengan ini terlalu sempurna sehingga marah dan memotongnya. Akibat menghina kewibawaan permaisuri, kepalanya dipenggal. Patung ini memang replika, tapi tiruannya cukup baik, menangkap pesona Cleopatra yang bisa membuat kota runtuh dengan senyumannya."
“Bangsat tua ini kalau masih hidup, aku juga akan tebas kepalanya.” Liu Zhenhan bergumam penuh amarah: “Bangsat! Mana ada orang yang memahat seperti ini! Kenapa dia tidak geser jubah sutra ini turun satu inci lagi!”
Rundstedt menghela nafas. Ia benar-benar tak bisa membayangkan, mengapa karya seni yang begitu sempurna di mata Bimon ini hanya terlihat sebagai pornografi?
Gemerincing lonceng yang jernih menggema. Seorang wanita paruh baya berpenampilan anggun naik ke podium marmer, meski separuh wajah cantiknya tertutup cadar, lekuk tubuhnya yang memesona tetap membangkitkan imajinasi tentang kecantikan wajahnya.
“Apa yang dia bicarakan?” Telinga Liu Zhenhan jelas mendengar suara merdu wanita itu, tapi tak satu katapun dimengerti. Ini kan wilayah Mulan, tentu tak ada yang masih menggunakan Bahasa Umum daratan sehari-hari.
“Dia sedang memperkenalkan barang lelang malam ini.” Rundstedt memiringkan kepala dan berbisik: “‘Mutiara Mahkota’ adalah balai lelang mewah di Kota Gallimard, milik Yang Mulia Khalifah. Besok Festival Yu Pen, malam ini pemanasan.”
“Ada gadis Bimon yang dilelang malam ini?” tanya Liu Zhenhan.
“Masih ingin membunuh orang lagi?” Rundstedt terkekeh: “Bangsawan kerajaan yang baru kau habisi tadi, pasti masuk lewat pintu belakang untuk memilih gadis Bimon lebih dulu.”
“Liu Zhenhan belum sempat mengutarakan keberatannya, lelang sudah dimulai. Perhiasan mewah setinggi delapan ren, koral delapan chi, perhiasan kuno bertatah permata, zirah dan senjata yang diperkuat sihir, silih berganti dibawa ke panggung oleh pelayan cantik. Sinar magis menyoroti harta karun ini, memantulkan ribuan kilau warna di ruangan, diselingi teriakan penawaran yang bergema.”
“Rundstedt sambil menerjemahkan penjelasan wanita cantik itu, sambil memberikan komentar pribadi tentang harta-harta ini. Meski Liu Zhenhan menganggap semua barang lelang tidak ada yang istimewa—zirah magis itu hanya diperkuat dengan sihir sederhana—tapi mendengar analisis Rundstedt benar-benar memperluas wawasan.”
“Jangan remehkan balai lelang ini.” Rundstedt menepuk pinggangnya, “Permata Kajaride-ku didapat dari sini.”
“Jancuk!” Liu Zhenhan benar-benar iri. Tak disangka di tempat seperti ini bisa menemukan benda Berbual B semacam itu.
“Tepat saat itu, seekor kura-kura hijau berbulu raksasa yang sekarat terkulai lemas, diangkat oleh belasan pria perkasa dengan pentungan kayu besar sambil berseru 'Heng You Heng You' ke atas panggung.”
Liu Zhenhan matanya berbinar, bukankah kura-kura Model ini adalah jenis berekor bintang? Wah, lebih tua dari yang pernah dibunuhnya dulu. Lingkaran tahun di tempurungnya sudah menghitam, ekor seperti bola meteor di belakang pantatnya juga patah sepotong. Pada tempurung kasar itu tampak bekas gigitan, entah siapa yang bisa melukai monster keras sebegitu parah.
"Kura-kura ini dibawa pedagang dari Negeri Bosi. Katanya terluka parah setelah bertarung dengan ular raksasa lalu ditangkap. Orang Bosi bilang di perutnya tersimpan harta ajaib, harganya lima ribu koin emas!" Rundstedt berkata pada Liu Zhenhan: "Orang Bosi paling ahli mengenali harta, ada pepatah 'Bosi mempersembahkan harta'. Dua tahun lalu ada yang jual batu dari Benua Sutra, katanya ada harta di dalamnya. Ada orang iseng beli mahal-mahal, setelah dibelah ternyata ada anak kuda di dalam."
"Sudah mati atau masih hidup?" tanya Liu Zhenhan penuh semangat.
"Masih hidup," jawab Rundstedt.
"Bisa terbang?" tanya Liu Zhenhan.
"Bukan kuda terbang, tapi ekornya tersembunyi di lubang anus. Sesekali bisa keluar menyambuk. Kena ekornya seperti dipentung," Rundstedt tertawa. "Sekarang tawarannya enam ribu. Mau beli kura-kura mabuk ini?"
"Tawarkan enam ribu satu!" Liu Zhenhan mengendus-endus.
“Jangan salahkan saya kalau tidak mengingatkanmu, orang Booxiu meski ahli mengenali harta, tapi lebih suka menipu.” Rundstedt tersenyum setelah memberikan penawaran: “Ini adalah monster bawah tanah langka di gurun kami ‘Kura-kura Mabuk Bawah Tanah’, biasanya hidup di mata air anggur bawah tanah. Entah bagaimana ia bisa merangkak ke permukaan, tapi kristal sihir monster ini jelas tidak bernilai 6001 koin emas.”
“Mata air anggur bawah tanah?” Liu Zhenhan terkekeh.
Tampaknya ada yang percaya pada kemampuan orang Booxiu, harga melonjak menjadi 6500 koin emas.
“Benar! Menurut legenda gurun, ada danau berisi anggur di tempat tersembunyi bawah tanah. Kurcaci Gurun bilang nenek moyang mereka pernah menemukannya saat menggali jalur bijih.” Suara Rundstedt tiba-basa menjadi berat setelah menyebut kurcaci gurun.
“Kurcaci memang pecinta anggur, pasti jadi kaya.” Liu Zhenhan pura-pura tidak melihat: “Tawarkan 6501 koin emas untukku!”
“Mata air anggur bawah tanah tidak bisa diminum. Nenek moyang Kurcaci Gurun yang meminumnya jadi gila atau buta.” Rundstedt kembali menawar.
Harga tiba-tiba melonjak ke 7000 koin emas.
“Aku yakin penawar ini pasti tukang suruhan! Bilang pada mereka aku tawarkan 8000 koin emas. Kalau masih ada yang nekat merebut, LAOZI tidak mau lagi!” Liu Zhenhan naik pitam.
“Kau pasti gila! Kristal Kura-kura Mabuk ini mana ada yang bernilai 8000 koin emas!” Rundstedt heran: “Untuk apa kau membeli kura-kura ini dengan harga segila itu?”
“Bodoh! Aku masih memiliki 14.000 koin emas yang kumenangkan darimu, untuk apa kubawa ini?”
Setelah tawaran 8.000 keluar, benar-benar tak ada yang berani bersaing lagi.
“Sekarang kita akan mulai memeriksa barang. Aku penasaran apa harta yang ada di perut kura-kura ini.” Mata Rundstedt berkilat penuh antisipasi.
Para pria perkasa di panggung kembali mengangkat kura-kura berekor bintang gurun yang sekarat. Seseorang membawa bara api menyala-nyala, menyapukan cairan obat merah ke tubuh kura-kura sebelum mengasapkannya di atas bara. Ajaibnya, kura-kura raksasa yang tadi hampir mati itu tiba-tiba menyelinap keluar dari cangkangnya dengan tubuh merah licin disertai suara "ciit".
“Sial!” Liu Zhenhan terkejut bukan main.
“Jangan takut. Ini cara Timur Jauh. Ahli ramal Benua Sutra selalu menggunakan cangkang kura-kura hidup untuk ramalan agar lebih akurat. Dengan obat rahasia dan pemanasan, cangkang dan tubuh kura-kura bisa terlepas dengan mudah.” Rundstedt memberi isyarat agar Lao Liu tidak perlu terlalu heboh.
Seorang pria berjanggut kumal mengeluarkan pisau kecil emas dari pinggangnya. Ia mengukur bagian perut kura-kura tak bercangkang dengan jari sebelum menusukkan pisau ke perut yang tak terlindungi itu. Ujung pisau menyungkil, jarinya mengorek-ngorek hingga mengeluarkan butiran hitam berdarah sebesar telur angsa yang berbintil-bintil. Aroma alkohol pedas langsung memedihkan mata.
Hei! Suara teriakan bergema di aula.
Pria itu terus melanjutkan pekerjaannya. Kura-kura berekor bintang dari gurun ini meski sudah dikuliti masih seukuran sapi. Dari perut kura-kura, pria itu mengeluarkan dua belas mutiara hitam serupa. Yang terbesar seukuran labu, yang terkecil sebesar telur ayam. Semuanya berbentuk gumpalan kusam yang memancarkan bau menyengat menusuk hidung, membuat air mata pria itu meleleh.
Setiap kali sebutir mutiara hitam dikeluarkan, riuh rendah terkejut terdengar di sekitar. Mutiara bernilai tinggi jika bulat. Meski tidak bulat, ukurannya yang luar biasa besar tetap langka. Legenda Bosi tentang harta karun dalam perut kura-kura ternyata terbukti benar. Hanya saja aroma mutiara ini benar-benar tak tertahankan.
Bab 341: Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun
Liu Zhenhan dengan santai menjentikkan jari. Guo Guo menyembul dari ikat kepala, mengorek-ngorek rompi bayi dengan cakar kecilnya sebelum mengeluarkan empat lembar kupon emas kusut. Ini adalah utang judi yang dilunasi Rundstedt kepada Lao Liu setelah kembali ke kota - total 14.000 koin emas dalam tujuh kupon Mulan, masing-masing bernilai 2.000.
Wanita cantik yang memandu acara di panggung berjalan anggun mendekat. Di tangannya nampan emas ditutupi beludru yang menyembunyikan mutiara hitam menyengat. Guo Guo menggerakkan jari kecilnya. Wanita itu tertegun, mengangkat alisnya sambil membungkukkan tubuh. Sorot matanya yang berkilauan melirik ke arah Rundstedt dan Liu Zhenhan.
Rundstedt bersandar di kursi, sepasang matanya yang terlihat memancarkan tatapan dingin. Kaki Liu Zhenhan diselonjorkan di kursi malas lainnya, kerudung tidak menutupi wajahnya, mulutnya menggigit cerutu, sikapnya angkuh. Wanita paruh baya yang cantik ini murni berbekal pengalaman, sudah bisa melihat bahwa kedua orang ini pasti punya latar belakang penting.
Guo Guo melempar koin emas ke nampan, tersenyum lebar pada wanita cantik itu, membungkus Mutiara Hitam dengan beludru dari nampan, melemparkannya ke kursi malas, lalu melesat turun dari bahu Liu Zhenhan, langsung menuju kura-kura tak bercangkang itu. Tiga pukulan dan dua tendangan membuka koyakan besar di kepala kura-kura, mengeluarkan kristal sihir dan Mutiara Kura-kura, lalu menyeret tempurung besar sambil berlari kembali.
Ruangan kembali gempar oleh seruan terkejut.
"Binatang Petir mana mungkin punya kekuatan sebesar ini?" Rundstedt bangkit terkejut dari tempat duduknya. Teriakan di ruangan itu juga karena alasan ini, bukan karena ada mutiara jelek yang membuat mata perih di kepala kura-kura.
"Lo tanya gue, gue tanya siapa dong?" Liu Zhenhan terkekeh, dalam hati sudah bersorak gembira.
Kura-kura berekor bintang sangat menyukai aroma alkohol, hampir tak peduli nyawa. Kura-kura berekor bintang gurun ini jelas pernah memakan sesama makhluk. Dari perutnya dikeluarkan dua belas buah Mutiara Kura-kura, ini sudah cukup membuktikan masalahnya.
"Kura-kura berekor bintang gurun ini minum dari mata air anggur bawah tanah?" Liu Zhenhan menduga mata air itu pasti setara dengan alkohol industri, kalau tidak mutiara kura-kura gurun takkan sebusuk ini, apalagi sampai membuat nenek moyang kurcaci gurun menjadi idiot dan orang buta.
Meski mutiara ini tak sebaik mutiara kura-kura berekor bintang di Benua Aigean yang makan "lili anggur harum", Liu Zhenhan punya tujuan lain. Ditambah tempurungnya yang bisa jadi perisai magis bagus, uang yang dikeluarkan hari ini benar-benar tak sia-sia.
"Tuan berasal dari Benua Sutra?" Wanita paruh baya itu tak terkejut dengan kekuatan ilahi Guo Guo, malah tersenyum manis pada Liu Zhenhan. Kali ini ia menggunakan Bahasa Umum daratan yang disebarkan pedagang goblin ke seluruh dunia.
"Benar." Liu Zhenhan tahu mata hitamnya membuat wanita itu salah sangka, tapi ia malas menjelaskan.
"Semoga Tuan menikmati acaranya." Wanita itu melirik kupon emas, tersenyum puas lalu membungkuk mundur.
"Kenapa ada mutiara di otak kura-kura?" Rundstedt masih penasaran.
"Kau tanya aku, aku mau tanya siapa?" Liu Zhenhan merasa pertanyaan itu aneh.
Lelang kembali berjalan normal. Meski sesekali ada yang menoleh ke Guo Guo, perlahan tatanan semula pulih kembali.
Selanjutnya, barang yang dilelang mulai berubah menjadi perdagangan populasi. Ada pria besar berkulit hitam legam, ada juga orang aneh dengan kulit merah darah. Yang membuat Liu Zhenhan bergumam adalah, beberapa orang kaya bahkan beradu penawaran hingga empat ribu koin emas untuk seorang pemuda tampan luar biasa yang terlihat lemah tak berdaya. Harga ini bahkan telah melampaui harga penari.
Yang lebih menakutkan bagi Liu Zhenhan adalah, di bawah dorongan wanita paruh baya yang menjadi presenter, pemuda tampan ini malah berbalik membuka pakaiannya, memperlihatkan lekuk pantat bulat sempurna, lalu merintih-rintih dengan suara menggoda. Suaranya lebih jernih daripada burung bulbul, sikapnya lebih pemalu daripada perawan. Lao Liu merasa api berkobar-kobar dari bawah naik ke atas.
Rundstedt memberitahu Liu Zhenhan bahwa pemuda ini adalah kekasih raja dari negara kecil di gurun. Populasi negara kecil ini cukup unik. Raja mereka menyukai wanita, tapi lebih tergila-gila pada hubungan sesama jenis. Pria istana yang dibesarkan sejak kecil dimandikan dengan kaldu tulang monyet, bertubuh lentur dan lemah tak berdaya. Ditambah suara merdu dan wajah tampan, mereka memiliki selaput pantat alami seperti rumput musim semi yang terus tumbuh. Rasanya bahkan lebih nikmat daripada wanita. Banyak keluarga bangsawan Mulan yang memperebutkannya.
Pria dengan selera rendah seperti "Tiga pipi datar tak setara satu lingkaran", konon juga ada di kalangan bangsawan Kerajaan Bimeng. Liu Zhenhan tidak terlalu heran, mengingat Pangeran Saint Francis yang pernah ia temui sebelumnya bahkan memiliki Resimen Gigolo. Yang aneh adalah pria tampan ini ternyata memiliki selaput pantat bawaan lahir yang bisa rusak lalu pulih kembali, sungguh...
Liu Zhenhan teringat Daisy tanpa disengaja.
Saat ini tawaran sudah mencapai 5.500 koin emas, persaingannya sangat ketat.
Akhirnya Liu Zhenhan paham mengapa peserta lelang harus berganti pakaian dan menutup wajah - rupanya agar bisa bertindak semaunya tanpa takut dikenali.
6.500 koin emas!
Liu Zhenhan hampir tak bisa menutup mulutnya karena terkejut. Tiba-tiba ia berpikir, jika Gormeth atau Murinio dijual di sini, pastilah orang-orang Mouran akan langsung bertempur sampai mati.
Harga akhir ditetapkan 8.500 koin emas! Budak laki-laki ini ternyata lebih berharga daripada kura-kura berekor bintang gurun yang pernah dilelang Liu Zhenhan!
Selanjutnya yang dilelang adalah gadis telanjang yang sangat sempurna, proporsi tubuhnya ideal, kulitnya berwarna hijau muda seksi. Dengan tangan menutupi dada dan kaki rapat, dia membeku seperti patung dalam kotak besar yang diangkat ke podium.
Setelah lama mengamati, Liu Zhenhan baru sadar ini memang patung, tapi sialan, pahatannya sangat mirip asli!
"Ingat 'Qian Niu Moyu' itu?" Rundstedt bertanya.
"Ingat." Liu Zhenhan menyalakan cerutu, menghisap dalam-dalam lalu terdiam tanpa kata sebelum menghembuskan lingkaran asap sepanjang satu li.
"Ini adalah benih 'Qian Niu Moyu'!" Rundstedt menyeringai.
"Apa?" Bibir Liu Zhenhan bergetar, hampir menjatuhkan cerutu dari mulutnya.
"Setelah tumbuh lebih dari 20 tahun, Qian Niu Moyu akan menghasilkan benih berbentuk manusia - pria dan wanita, semuanya cantik jelita." Rundstedt tertawa terkekeh: "Tapi gadis secantik ini tetap langka."
"Kenapa ada tumbuhan aneh seperti ini?" Liu Zhenhan bergumam.
"Tidak aneh! Ingat apa yang kukatakan di Jembatan Poyi? Kukatakan bahwa begitu Qian Niu Moyu berumur 20 tahun, pasti ada yang mati-matian memetik benihnya. Yang kumaksud adalah benih manusia ini." Rundstedt tertawa: "Orang Mouran mengumpulkan benih moyu bukan hanya untuk dibudidayakan, tapi untuk dinikmati. Benih yang mirip manusia ini punya fungsi istimewa. Tubuhnya hangat seperti giok, akan bergerak-gerak halus saat disentuh. Saat berhubungan intim, sensasinya tak terkira. Apalagi benih perawan bisa mengeluarkan darah layaknya manusia asli."
"Jancuk!"
“Amorphpophallus memiliki kegunaan luar biasa. Karena hampir memakan segalanya, selama ribuan tahun mereka menyerap esensi langit dan bumi. Berhubungan intim jangka panjang dengannya dapat mewariskan esensi ini! Tapi ini membutuhkan benih berusia seratus tahun. Sebelumnya kuceritakan tentang Ratu Mesir Kuno Cleopatra VII Philopator, konon hingga usia 80 tahun wajahnya tetap seperti gadis, rahasianya adalah hubungan intimnya dengan benih Amorphpophallus berbentuk manusia berusia lima ratus tahun. Terpelihara olehnya.”
“Jancuk!”
Rundstedt memandang tingkah sang Shaman Bimon, tersenyum paham lalu berkata dengan nada lebih menggoda: "Benih Amorphpophallus manusia hanya menerima satu tuan seumur hidup. Jika diganti atau terputus lama, akan layu. Rambutnya bisa distek jadi Amorphpophallus baru. Kecantikan alami setia penjaga rumah penghasil oksigen ini, maukah Anda?"
“Jancuk!”
“Jancuk apa! Buruan tawar! Untuk satu slot lelang Pearl Mahkota, pembeli harus bayar uang muka 500 koin emas. Benih ini pasti berusia ratusan tahun!”
Wanita paruh baya di panggung mengoceh sambil tersenyum, jarinya mengelus perut bawah sang Amorphpophallus. Desahan memalukan yang samar-samar langsung memenuhi ruangan.
“Jancuk!” Mendengar suara itu, Rundstedt dan Liu Zhenhan serentak berdiri tegak.
“Bagaimana bisa ada harta seperti ini？Bagaimana bisa ada harta seperti ini？”Rundstedt menutup mulutnya dengan tangan, bergumam dalam keadaan tidak stabil.
“Sial！”Liu Zhenhan bukanlah orang bodoh, desahan lembut yang samar tadi sama sekali bukan ucapan sungguhan, melainkan cara komunikasi murni melalui telepati.
“Kau tahu apa yang kubicarakan？”Rundstedt seketika kembali normal.
“Jangan pura-pura di depanku, bukankah ini telepati？Kau kira aku tidak bisa membedakannya？”Liu Zhenhan tersenyum sinis berkali-kali.
Tak disangka Rundstedt masih berusaha menyembunyikan sesuatu darinya. Tiran Mata Jahat sebelumnya telah meninggalkan kesan mendalam pada Liu Zhenhan, cara komunikasi telepati seperti ini tidak akan pernah ia lupakan sampai mati.
Telepati seperti wasir, setiap orang memilikinya hanya dengan tingkat berbeda. Contohnya saat memusatkan pikiran di benak, melihat cangkir di depan mata, dan membayangkan ingin melempar cangkir ke udara - ini sebenarnya salah satu bentuk manifestasi telepati.
Kemampuan berkomunikasi tanpa suara melalui telepati juga berarti bisa mengendalikan pikiran lawan. Tapi telepati peri konjak ini terlalu primitif. Jika Tiran Mata Jahat adalah semangka, maka peri konjak ini bahkan tidak sebanding biji wijen, hanya bisa meniru suara melalui telepati. Tanpa kemampuan berpikir, mustahil baginya untuk berkomunikasi bebas dengan manusia.
Rundstedt menatap Liu Zhenhan lama sekali, lalu memalingkan kepala dengan geram.
“Masih tidak mau memberitahuku, apa kegunaan khusus bercinta dengan kecantikan umbi setan jenis ini?” Liu Zhenhan mendekatkan wajahnya ke wajah Fox campuran itu: “Jangan bilang kalau barang biasa saja bisa merawat kecantikan dan memperpanjang usia, tapi barang premium ini malah tidak ada apa-apanya!”
“Hanya biji berbentuk manusia yang dihasilkan oleh umbi gunung berusia ribuan tahun ke atas yang bisa mengeluarkan bahasa telepati. Bercinta dengannya akan memberimu kemampuan ini.” Rundstedt memerah wajahnya, menjawab dengan enggan: “Di beberapa pegunungan Taklimakan ada orang tua tanpa lidah yang bisa menggunakan bahasa isyarat, asalnya dari sini.”
“Maksudmu, kalau aku 'layanin' dia, bisa dapat kemampuan komunikasi telepati? Jancuk! Mesin penerjemah universal dong!” Liu Zhenhan menyeringai sambil bertanya. Setelah mendapat konfirmasi, Lao Liu mengumpat "jancuk" delapan belas kali berturut-turut.
Baik sihir maupun lagu perang, semuanya terkait langsung dengan telepati. Kekuatan telepati yang besar menentukan tingkat akumulasi kekuatan elemen melalui meditasi, juga meningkatkan kemampuan instan dan pengedapan pada lagu perang atau sihir. Alasan Tiran Mata Jahat bisa sok gagah, mengendalikan pikiran orang, dan menambahkan efek negatif pada sinar sihir, semata-mata karena telepatinya yang luar biasa kuat.
“Contoh teks A-1！”Contoh teks A-2。
Hallo semuanya! Apakah kalian sudah makan?
Harga emas hari ini mencapai 5000 koin emas per gram.
Liu Zhenhan sedang mempelajari kekuatan elemen di perpustakaan.
Menurut legenda, naga bisa terbang sejauh 1000 li dalam sehari.
"Berhenti merampok!" teriak penjaga toko pada perampok.
Dia merobek penutup kepalanya dengan kasar, memperlihatkan wajah asli -nya, pandangan tajamnya menyapu sekeliling dengan agresif.
Seluruh takkan salah mengenali dewa perang ini, tawaran ini membuat semua orang terpukau. Jelas terlihat, bukanlah para penawar yang hadir tak punya uang, melainkan tak ada yang berani menyinggung tokoh berpengaruh ini.
Liu Zhenhan memandangnya dengan mata sipit, ekspresi Rundstedt sangat aneh. Liu Zhenhan merenung lama, tak mampu menggambarkan raut wajahnya: sukacita, kemarahan, kekecewaan, kepasrahan, berbagai emosi yang bertolak belakang berkedip gila di matanya.
"Aku akan memberimu gadis konjac ini." Rundstedt jatuh terduduk di kursinya, tiba-tiba mengucapkan kalimat yang membuat Liu Zhenhan hampir linglung.
"Mengapa?" Liu Zhenhan bertanya.
BAB TIGA RATUS EMPAT PULUH DUA: Wanita Duduk di Atas Teratai
"Kau mau atau tidak!" Rundstedt mengatupkan gigi menuntut jawaban.
"Omong kosong! Kenapa tidak mau!" Meski bingung bahkan curiga ini adalah jebakan, Liu Zhenhan tetap menyetujui karena imbalan telepati terlalu menggoda.
"Kalau begitu ikutlah aku menaklukkan dunia, setuju?" Rundstedt menatap tajam sementara kotak berisi gadis konjac sudah diantarkan ke sampingnya.
"Haha, kau mau aku jadi anak buahmu?" Liu Zhenhan tergelak hingga tubuhnya goyah: "Kau pikir diri ini siapa? Cuma dengan metode komunikasi telepati mau menyuapku? Jancuk!"
Rundstedt menarik napas dalam-dalam dan mengangguk berulang kali.
Lelang mencapai puncaknya, ini adalah penawaran terakhir yang menjadi klimaks acara.
Pandangan Liu Zhenhan menyempit tajam.
Sekelompok pria perkasa mengangkat tandu berpucuk runcing ke atas panggung dengan susah payah. Tandu itu sangat berat, bahkan delapan pria sekalipun tetap menggoyangkannya hingga air tumpah membasahi tirai tipis.
Tirai tipis dibuka, terdengar riuh teriakan takjub di aula.
Di dalam tandu berpucuk runcing tersebut terdapat tempayan raksasa berisi sebatang teratai. Seorang wanita cantik luar biasa bersahaja berpakaian putih duduk bersila di daun teratai yang lebar, rambut hitamnya disanggul longgar dengan tusuk kayu antik, jari-jarinya yang ramping satu menempel di dada dan satu memegang kuncup teratai, seluruh tubuhnya ringan bagai bulu angsa yang melampaui keduniawian.
Wajahnya tertutup kain putih, hanya menampakkan sepasang mata tertutup dengan titik merah mencolok di antara alis yang sedikit berkerut. Kecantikan yang tersembunyi ini sudah cukup menunjukkan keelokan menakjubkan. Lampu sihir lembut membentuk lingkaran cahaya di belakangnya, membuatnya bagai dewi agung yang turun ke dunia fana.
Liu Zhenhan membuka mulut lebar, jakunnya bergerak menelan air liur dengan suara "guduk".
Berdasarkan pengamatannya, gadis kecil ini kira-kira setinggi dirinya. Paling tidak setinggi 1,8 meter, benar-benar cantik langsing. Liu Zhenhan sangat ingin menyambar cadar tipis di wajahnya dan melihat langsung seberapa cantik parasnya!
"Wanita duduk di teratai ini cantik bukan?" Rundstedt mengetuk-ngetuk jarinya di permukaan kotak besar berisi si Kecantikan Konjak, sambil bertanya pelan pada Liu Zhenhan.
"Pasti kecantikan kualitas tertinggi!" Hati Liu Zhenhan berdebar-debar. Jika tidak tergoda melihat kecantikan seperti ini, berarti dia bukan laki-laki.
Dengan cadar tipis saja sudah secantik ini, apalagi wajah aslinya pasti tak terlukiskan indahnya! Ini pasti perempuan dari ras langka, kalau tidak mana mungkin bisa duduk di atas teratai yang sepenuhnya bertentangan dengan gravitasi bumi! Kecantikan seperti ini terlalu langka dan membangkitkan nafsu kepemilikan!
Yang membuat Liu Zhenhan bingung, kecantikan level tertinggi ini sama sekali tidak ada yang mau menawar. Harga awal 5.000 koin emas, sudah menunggu setengah hari tetap suasana sepi. Ruangan sunyi senyap, banyak orang melirik diam-diam ke Rundstedt seolah menunggu dia bicara.
Tubuh si Kecantikan Tahi Lalat Merah yang duduk di daun teratai tiba-tiba bergetar. Riak air berdesir halus. Meski matanya terpejam, bulu mata panjangnya gemetar tak berhenti. Dia juga sedang ketakutan.
"6.000 koin emas!" Rundstedt mengangkat tangannya.
"Satu palu putus, ternyata tidak ada yang menawar. Liu Zhenhan terus mengumpat 'Sialan', di tubuhnya masih tersisa tiga kupon emas, lebih baik dari awal dia sendiri yang menawar."
"Aku tahu kau suka wanita cantik. Ini hadiah untukmu." Rundstedt tersenyum kecut pada Liu Zhenhan: "Termasuk kecantikan konjak di dalamnya."
"Kau pikir dengan begini bisa menyuapku?" Liu Zhenhan terdiam lama, tiba-tiba tertawa terbahak-bahak.
"Aku sudah tidak ingin merekrutmu, jangan sok tinggi diri." Rundstedt tersenyum sinis, Liu Zhenhan kembali tertegun.
Rundstedt memberikan cuma-cuma kecantikan konjak milenium yang sangat berharga bagi penyihir, plus gadis teratai selicin bulu angsa, tapi bilang bukan untuk merekrut? Liu Zhenhan mengerutkan alis.
"Kalau tidak mau, akan kuberikan kedua gadis ini pada kenalan di aula." Rundstedt berkata serius.
"Tentu mau!" Liu Zhenhan buru-buru menyetujui. Jangan main-main, dapat gadis secantik ini gratis, mana mungkin ditolak, apalagi ada kecantikan konjak yang penting untuk dual cultivation nyanyian dan sihir-nya.
"Ambil saja, aku mau bayar." Rundstedt menepuk bahu Liu Zhenhan: "Jangan berpikir macam-macam, aku tahu kau sedang curiga ini jebakan cinta."
"Aneh, kenapa kau tidak menyimpan sendiri gadis secantik ini?" Liu Zhenhan melototi sinis.
“Benarkah kau ingin tahu alasannya？”Rundstedt menyipitkan matanya, bertanya pada Liu Zhenhan.
“Sudah lama kuingin tahu!” Liu Zhenhan menyilangkan lengannya.
“Tahukah kau mengapa di seluruh Mulan hanya aku dan mentor Guru Manali yang menjadi Ahli Sihir Kitab Suci?” Rundstedt menundukkan kepala mendekati Liu Zhenhan, perlahan merobek kumis tipis di bibirnya, mengucapkan kata demi kata: “Karena untuk menjadi Ahli Sihir Kitab Suci, pertama harus mencapai tingkat Monsinyur Ahong, lalu melakukan kebiri diri dengan pisau, baru bisa memenuhi syarat bawaan untuk kultivasi sihir bayangan!”
Bola mata Liu Zhenhan membeku bagai diselimuti es, mulutnya menganga seperti kuda nil yang sedang menguap.
Sihir dekaden! Sihir terkutuk semacam ini benar-benar ada!
Mengapa dua belas penari Gelan masih perawan, Liu Zhenhan akhirnya paham!
Mengapa Rundstedt marah setengah mati saat kujuluki impoten, Liu Zhenhan akhirnya mengerti!
Kecantikan Konjak Milenium adalah harta karun yang didambakan para penyihir. Satu-satunya cara mendapatkan kekuatan telepati adalah melalui hubungan intim. Tapi orang ini jelas-jelas kasim, mengapa pandangan Rundstedt pada kecantikan konjak begitu kompleks, Liu Zhenhan kini tersadar!
“Ini...” Liu Zhenhan kehilangan kata-kata.
“Karierku di Mulan sampai hari ini, Jancuk (umpatan khas Tionghoa) ini diraih dengan kegigihan.” Rundstedt menempelkan kembali kumisnya, lalu berdiri tegak.
Liu Zhenhan tiba-tiba merasa pria ini sangat menakutkan, benar-benar menakutkan.
"Kau ketakutan?" Rundstedt tertawa, namun senyumnya aneh: "Sekarang kau bisa memahami kesulitanku?"
"Aku benar-benar kasihan padamu!" Liu Zhenhan menghela napas.
"Wanita cantik di mataku indah seperti bunga, aku mengagumi keindahan ini tapi takkan memilikinya." Rundstedt menggelengkan kepala: "Tak ada yang salah dengan ini, jadi simpanlah rasa kasihanmu yang murahan! Tahukah kau ras apa gadis teratai ini?"
"Tidak tahu." Liu Zhenhan menggelengkan kepala.
"Ras ini adalah kenalanmu lho." Rundstedt tertawa terbahak-bahak: "Kau malah bilang tidak tahu!"
"Bimon?" Liu Zhenhan menyipitkan mata memandangi gadis di atas teratai, kerudung sutra menutupi wajahnya membuat rasnya sulit dikenali. Ini membuat Liu Zhenhan semakin bingung sekaligus marah, andai hari ini dia tak ada, pasti ada lagi gadis Bimon yang celaka!
Rundstedt mengangkat bahu tanpa komentar, pergi membayar.
Beberapa pria perkasa mengusung tandu runcing, menempatkan gadis teratai itu di hadapan Liu Zhenhan.
Melihat bintik merah di pelipis gadis itu, otak Liu Zhenhan dipenuhi pertanyaan. Rundstedt bilang dia dari ras yang dikenalinya, tapi mana ada ras di bawah komandonya yang tubuhnya selicin ini? Suku Kupu-Kupu Wanfurui pun tak sehebat ini! Bisa duduk di daun teratai tanpa tenggelam, di Kerajaan Bimeng hanya manusia katak Suku Zuodannu yang punya kemampuan ras "menginjak daun mengambang" - tapi bahkan jika Suku Zuodannu punya wanita cantik luar biasa, mana mungkin tingginya mencapai 1.8 meter?
Tangan Liu Zhenhan meraih ke arah cadar gadis itu. Tak ada sedikit pun aura bahaya yang terasa darinya, kewaspadaan Liu sudah berkurang separuh. Sekarang dia hanya ingin tahu, wanita dari ras Bimon apa gerangan ini.
Tubuh gadis itu kembali gemetar. Meski memejamkan mata, dia berusaha menghindari tangan Liu yang menggapai. Penghindaran sia-sia belaka, cadarnya tetap terbuka.
Guo Guo di bahu Lao Liu menutup mulutnya dengan cakar.
Benar-benar kecantikan luar biasa dengan kulit seputih salju, wajah oval sempurna dipadu bintik merah di pelipis. Kecantikannya sanggup meredakan amarah, sekali memandang semua kekotoran jiwa tersapu bersih, bagai meneguk air es di terik musim panas.
“Bagaimana bisa begitu indah?” Liu Zhenhan masih terpana oleh keindahan ini, belum sempat memikirkan dari ras Bimon manakah perempuan ini. Gadis cantik yang duduk di atas bunga teratai tiba-tiba membuka matanya yang sebelumnya tertutup, sorotan cahaya keemasan memancar tiba-tiba dari bola matanya yang memesona.
"Kenapa begini?" Ini adalah pikiran terakhir Liu Zhenhan sebelum tubuhnya bergemuruh jatuh pingsan.
Bab 343: Raksasa Weituo
Cahaya lampu senja, bau busuk yang menyengat.
Liu Zhenhan yang baru sadar dari pingsannya, sensasi pertama yang dirasakannya adalah seseorang sedang menyeka dahinya dengan kain dingin, gerakan lembut seperti istri setia yang tak ingin membangunkan sang kekasih yang sedang tertidur lelap.
Menggelengkan kepala, bajingan tua itu melihat penglihatannya yang semula berkabut kini kembali normal - rupanya dia kembali ke Penjara Bawah Tanah Busby, telanjang dengan dada berbulu lebat, hanya menyisakan celana dalam.
Tidak hanya itu, lengan dan kakinya dibelenggu oleh borgol dan rantai besi berat yang mengikatnya ke dinding batu membentuk huruf "", dari ukuran borgol ini diperkirakan dibuat khusus untuk menjinakkan seekor badak.
Guo Guo juga diikat menjadi seperti mumi, digantung di tiang gantungan di sebelah si bajingan tua, mirip bakcang biji bambu yang digantung di bawah atap, berayun-ayun seperti bandul di samping Liu Zhenhan, kedua matanya yang kecil melirik nakal ke sana kemari.
“Satu keluarga besar, hanya tersisa seekor burung beo kecil yang tak terurus, menghela napas dengan wajah kesal sambil bertengger di bahu Liu Zhenhan, bulu sayapnya gemetar.”
“Rundstedt duduk di bangku kayu, tersenyum manis menatapnya. Di belakangnya berjejer perwira Legiun Unta Terbang dengan tatapan dingin.”
“Liu Zhenhan menghela napas. Ia melihat sesosok gadis teratai berkerudung putih yang sedang membasuh wajahnya dengan handuk basah. Mata gadis itu masih terpejam. Liu Zhenhan menatap bulu mata panjang dan tahi lalat merah di pelipisnya, menghirup aroma bunga teratai yang semerbak, sejenak terbuai dalam lamunan.”
“Awalnya masih geram karena dikerjai, tapi kini justru muncul pikiran bodoh dalam benaknya – bahkan jika dikerjai lagi oleh kecantikan seperti ini, ia rela hati.”
“Richard, senang akhirnya kau sadar. Kau sudah tidur sehari semalam, membuatku menunggu lama.” Rundstedt menyilangkan kaki di atas tempurung kura-kura raksasa, jemarinya mengetuk-ngetuk kotak berisi ‘Kecantikan Konjak’ bagai memainkan piano. “Jubah Nyanyian” dan “Kalung Tengkorak Kemarahan Menggelegar” tergeletak di bangku kayu antik yang bercoreng-coret darah.
Liu Zhenhan tidak berkata-kata, menarik lengannya dengan sekuat tenaga namun mendapati Kekuatan Naga dalam tubuhnya bagai manusia salju di bawah terik matahari, nyaris habis. Jangankan melepaskan belenggu borgol dan rantai besi raksasa, sekadar menggerakkan badan pun menjadi masalah.
Yang lebih membuat si bajingan tua ini putus asa adalah kekuatan elemen yang dahulu bergelora dalam tubuhnya, kini bagai kolam yang mengering, menyisakan kekosongan besar. Dibandingkan dengan kesuburan masa lalu, ini ibarat tuan tanah kaya yang dijarah gerombolan perampok kejam.
Liu Zhenhan hari ini bukan lagi pemula, namun ia benar-benar tak memahami situasi yang dihadapinya - tampaknya kekuatan elemennya dikontrol oleh "jejak sihir", tapi mana mungkin ahli sihir Kota Gallimard memiliki kemampuan menyegel penyihir tingkat suci?
Anehnya, penyegelan terhadapnya tampaknya tidak sepenuhnya sempurna, sungguh misterius.
"Sungguh maaf. Terpaksa menggunakan cara seperti ini untuk menanganimu, aku juga tak punya pilihan. Jubah shaman dan kalung tengkorakmu ini penuh dengan gelombang elemen." Rundstedt tersenyum sinis memandang Liu Zhenhan: "Mengapa kau tak mau mengikutiku? Padahal aku sudah begitu tulus, mengapa kau tetap acuh tak acuh!"
"Jangan banyak omong kosong! Sebenarnya apa maumu?" Liu Zhenhan bertanya dengan gelisah.
“Diam!” Seorang Raksasa Arsenik dengan kepala terbungkus perban menggeram: "Berani bicara seperti itu pada Meishuai, apa kau ingin mati?"
"Aku ingat kau. Pengawalku pernah melubangi kepalamu." Liu Zhenhan menyapu raksasa ini dengan tatapan dingin: "Keberanianmu seharusnya digunakan di medan perang, bukan untuk menggertak tawanan!"
Raksasa Arsenik itu tersipu malu, beruntung cahaya lampu tidak terlalu terang sehingga bisa menyembunyikan rasa malunya.
"Kau masih sama sombongnya, Shaman Richard tercinta." Otot wajah Rundstedt berkedut hebat, senyumnya menjadi menyeramkan: "Tak ada yang menghormati Pasukan Unta Terbang dan aku, bukan hanya kau, semua orang sama! Meski kini aku jadi Komandan Legiun Unta Terbang, penduduk Kota Gallimard hanya takut padaku, bukan menghormati! Aku sangat muak dengan sikap kalian!"
"Siapa yang bisa disalahkan?" Liu Zhenhan tersenyum sinis: "Dulu aku pernah mengalami fase mental sepertimu, sangat ingin dihormati orang. Tapi sebenarnya? Itu semua karena rasa rendah diri! Sekarang ketika kuingat-ingat, diriku waktu itu benar-benar bego! Kau juga sama!"
"Apakah kau menyimpan dendam karena aku ingkar janji?" Rundstedt menggerakkan tangan kiri secara ajaib, jari tengah dan telunjuknya tiba-tiba memegang sebuah cerutu.
"Tidak jujur! Rupanya kau menggeledah tubuhku lagi!" Liu Zhenhan terkekeh.
“Anda tenang saja, sumpah semua orang di dunia ini hanyalah ilusi belaka. Tapi sumpahku Rundstedt pasti ditepati. Aku pernah membuang banyak hal, satu-satunya yang tak pernah kulepaskan adalah janji. Kukatakan tak akan menyakitimu, pasti kugenapi.” Ekor rubah merah Meishuai bergoyang dengan bangga, sambil menyalakan cerutu dengan gerakan yang kaku, batuk-batuk mengeluarkan kepulan asap tebal.
Burung beo kecil di bahu Liu Zhenhan mengoceh tak karuan, suaranya parau dan tak jelas.
“Lupa memberitahu, burung beo itu sangat menyebalkan! Sudah kucabut lidahnya!” Rundstedt mengeluarkan asap hijau pedih, memutar-mutar kuntum cerutu sambil menunduk berkata.
“Aku menghormati ibumu yang malang, tak pernah mengumpat tentang ibumu. Tapi hari ini tak tahan lagi!” Liu Zhenhan menggigit kata demi kata: “Jancuk kau brengsek! Bajingan anak haram! Beraninya lawan aku, menyiksa binatang kecil, itu baru hebat?”
“Jangan salahkan aku, Binatang Petir ini masih kalem. Tapi umpatan burung beo itu benar-benar tak tertahankan!” Wajah Rundstedt sempat memerah, tapi cepat diredam: “Aku sudah baik padamu, lihat, tak kusakitimu saat kau pingsan kan?”
Liu Zhenhan tak mau bicara lagi, hanya memandangi Rundstedt dengan tatapan tajam.
“Tidak terima? Pada dasarnya kau memang ras Bimon, punya tenaga tapi tak punya otak? Haruskah aku menghabisi mu dengan pertempuran dahsyat yang menggemparkan seluruh kota?” Rundstedt tersenyum sinis: “Aku paling benci tindakan tanpa strategi seperti mu! Membunuh seseorang sampai heboh seperti merampas eksekusi! Tak tahukah kau bahwa beberapa hal harus dilakukan sesunyi mungkin?”
“Kalau aku ingin menghabisi mu, pasti akan kugemparkan seisi kota!” Liu Zhenhan mengatupkan giginya, bekas tato di wajahnya berkerut menyeramkan.
“Jangan buru-buru. Biar kuanalisis alasanmu takkan bisa menangkapku lagi. Kemarin di lelang, apa yang mendorongmu membuka cadar Nona Giskeibi?” Rundstedt menggigit cerutu, jarinya menunjuk gadis teratai yang sedang membersihkan keringat di pelipis si bajingan tua di samping Liu Zhenhan.
“Perempuan jalang! Jangan sentuh aku lagi!” Liu Zhenhan mengangkat lehernya yang berotot menonjol, kepalanya mendongak marah. Andai saja ada Senapan Mesin sekarang, pasti semua brengsek ini ditembaki habis-habisan.
Butiran kristal menggelinding dari mata gadis teratai yang terpejam, namun tangannya tetap nekad membersihkan dahi Liu Zhenhan. Pemandangan ini membuat si bajingan tua yang sentimental ini tiba-tiba luluh hatinya.
"Ckckck..." Rundstedt menggelengkan kepala: "Bukan maksudku mencampuri. Jangan marah, tapi kau ini benar-benar tidak bisa membedakan hitam putih! Sudah kubilang, Nona Jiskeibi berasal dari ras yang dikenalmu, kau pikir aku bohong? Dia bukan mata-mataku! Jangan menuduh sembarangan!"
"Jancuk ras kenalannya!"
"Mana mungkin bukan kenalanmu? Nona Jiskeibi adalah Raksasa Buddha!" Tawa Rundstedt nyaris membuat otak Liu Zhenhan meledak.
"Apa... apa?" Liu Zhenhan ternganga memandangi gadis duduk bersila ini, menyapu pandangan dari tinggi badan 1,8 meter-nya hingga wajah ayu yang tertutup cadar, otaknya benar-benar kacau. Dari sel tahanan, sayup terdengar gumaman "dosa... dosa..." para Raksasa Buddha.
"Nona Jiskeibi baru berusia 120 tahun. Dalam usia Bimon, ini setara 6 tahun. Meski tinggi Raksasa Buddha mencapai 10 meter, tapi Jiskeibi kami belum dewasa!" Rundstedt tersenyum licik.
Liu Zhenhan membelalak ke arah dada gadis kecil raksasa Jiskeibi. Di balik kain tipis itu, ada bentuk melengkung yang membuat perempuan mana pun iri. Pantas saja posturnya tinggi menjulang tapi aura wajahnya masih kekanak-kanakan, ternyata ini raksasa lolita!
"Kampas-ku! Jika seorang wanita Raksasa Buddha dewasa, betapa menakjubkan payudaranya!" Liu Zhenhan tak bisa menahan pikiran jahatnya.
"Wanita dari ras Raksasa Buddha adalah kecantikan nomor satu di gurun kami, bahkan Mainz gurun pun harus mengalah. Seorang wanita cantik sempurna yang diperbesar sepuluh kali lipat dengan proporsi terbaik - itulah kecantikan wanita Raksasa Buddha kami!" Rundstedt berbicara lancar: "Jangan lihat tinggi badan mereka, tapi ras ini bisa hidup di dua alam, terutama wanita Raksasa Buddha yang tubuhnya ringan seperti bulu angsa, bisa 'melintasi sungai hanya dengan sebatang alang-alang'."
Kepala Liu Zhenhan penuh dengan bubur mendengar penjelasan ini.
Raksasa Buddha berkepala penuh benjolan dengan daun telinga raksasa yang sama sekali tidak menarik. Bagaimana mungkin wanita dari ras ini bisa secantik itu? Bahkan sampai membuat Elf gurun mengalah dan mengakui keindahan mereka? Logika macam apa ini!
"Richard, kau terlalu subjektif!" Rundstedt langsung menebak pikiran Liu Zhenhan: "Setiap ras punya suku kecantikan! Bimon punya empat suku wanita terkenal - Yuanfurui, Medusa, Smail, dan Fox. Mengapa Raksasa tidak boleh memiliki suku kecantikan? Lagipula, apakah wajah ayah harus tampan baru anak perempuannya bisa cantik?"
“Aku tidak sekaku yang kau kira! Aku paham logika ini. Dulu, santo perempuan di Kuil Bimon kita semuanya adalah kecantikan Diao Chan. Klan berang-berang Minke dan Suku Sikade kaum jangkrik bukan ras yang berparas rupawan, tapi keturunan campuran mereka adalah perempuan Bimon tercantik.” Liu Zhenhan tetap ngotot.
“Bagus kalau kau sudah sadar.” Rundstedt menghembuskan asap cerutu tebal dari mulutnya.
“Waktu itu kau sengaja menyesatkan aku ya? Sampai aku mengira yang dilelang adalah perempuan Bimon!” Liu Zhenhan hampir meledak marah: “Kau rubah licin ini!”
“Apa maksudnya sengaja menyesatkan? Bukankah sudah kukatakan, si gadis teratai ini berasal dari ras yang kau kenal. Tapi aku tidak bilang dia Bimon!” Rundstedt mengangkat bahu tak bersalah: “Karena rasa keadilanmu yang berlebihan, kau terus menganggapnya sebagai Bimon. Ini salah siapa?”
Liu Zhenhan terdiam. Terjebak! Tak disangka dia malah memainkan psikologinya.
“Rasa ingin tahu bisa membunuh Garfield (kucing)! Ini peribahasa Bimon kalian, kan?” Rundstedt tertawa puas: “Richard, Richard, apakah waktu itu kau tidak merasakan sedikitpun ancaman dari Nona Giskeibi, sehingga berani membuka cadarnya?”
Liu Zhenhan terdiam. Memang dia lengah. Tidak merasakan ancaman, apakah berarti benar-benar aman?
“Raksasa Buddha adalah ras yang sangat ramah, mereka menolak membunuh makhluk hidup, mereka mencintai kehidupan! Tubuh mereka tentu tidak memiliki sedikitpun aura kekerasan. Dengan kata lain, jika bukan Raksasa Buddha, orang licik sepertimu pasti sudah lama menyadari dan curiga! Bisa kukatakan, ras yang sempurna dan baik hati seperti Raksasa Buddha, tidak ada duanya di seluruh dunia.” Rundstedt menatap serius Liu Zhenhan yang sedang menghela napas dengan wajah kesal: “Richard, pernahkah kau berpikir, bagaimana ras sebaik itu bisa bertahan hidup di dunia gurun yang menganut prinsip yang kuat memangsa yang lemah?”
“Omong kosong! Mereka bisa hidup di dua alam, bersembunyi di air mana mungkin ada yang mengganggu!” Liu Zhenhan teringat putri duyung Kou Tao, di lingkungan bawah tanah yang begitu berbahaya, putri duyung Kou Tao justru bisa mengganggu Raksasa Api Neraka yang jauh lebih kuat dengan bersembunyi di air, kabur jika tidak bisa menang.
“Tebakanmu salah, mereka hidup di darat. Raksasa Buddha pergi ke air biasanya hanya untuk mengumpulkan obat-obatan.” Rundstedt menggelengkan tangan.
“Jangan bertele-tele! Cepat katakan! Sebenarnya apa yang membuat Raksasa Buddha bisa bertahan hingga sekarang?” Liu Zhenhan tersenyum sinis: “Di dunia kejam penuh pertumpahan darah ini, karakter seperti Raksasa Buddha sama saja melakukan pengebirian mental dan fisik, sama sekali tidak masuk akal bisa bertahan dan berkembang biak hingga kini!”
“Wawasan yang brilian!” Rundstedt mengangkat jempolnya: “Seperti yang Anda katakan, ras yang berhati murni seperti ini seharusnya tidak bertahan di dunia ini! Tapi Dewa Pencipta itu adil! Raksasa Buddha tentu memiliki keistimewaan yang tak bisa diganggu oleh orang lain!”
“Oh?” Liu Zhenhan tampak tidak percaya, karena Rundstedt sudah mulai menyerang Raksasa Buddha.
“Jangan tidak percaya saat aku menjelaskan!” Rundstedt tersenyum, “Kemampuan pertahanan diri Raksasa Buddha tidak hanya satu. Setiap generasi dari ras mereka akan melahirkan seorang raksasa bertubuh pendek. Dalam bahasa gurun kami, raksasa seperti ini disebut 'Raksasa Weda'! Dibandingkan dengan karakter baik Raksasa Buddha, 'Raksasa Weda' ini bagai sisi gelap bulan - bukan hanya memiliki kekuatan luar biasa, tapi juga sangat membenci kejahatan dengan kekuatan tempur yang tak tertandingi, bahkan bisa menyaingi Flying Lizard!”
BAB 344 ISTRI MUDA
Liu Zhenhan tertegun sejenak mendengar penjelasan itu, lalu wajahnya kembali tenang.
Raksasa Weda? Bukankah itu Raksasa Napoleon? Tapi apakah rasio kelahiran Raksasa Napoleon di antara Raksasa Buddha terlalu tinggi?
Kekuatan Raksasa Napoleon melebihi raksasa biasa. "Raksasa Weda" berasal dari ras Raksasa Buddha setinggi 10 meter - betapa dahsyat kekuatan mereka? Raksasa Napoleon juga memiliki kemampuan khusus yang tak dimiliki raksasa biasa. Pedang Cahaya "Napoleon Flame" Eifferson bisa memotong logam apapun, contoh terbaik! Pasti Raksasa Napoleon dari ras Buddha ini lebih hebat dari Eifferson!
Ditambah lagi kemampuan doa penyembuhan yang dikuasai seluruh anggota ras Raksasa Buddha, tak heran tak ada yang berani mengusik mereka. Kekuatan tempur Raksasa Weda sudah setara dengan kadal terbang, bahkan bisa disamakan dengan naga! Ditambah sifat temperamental yang membenci kejahatan, ahli kuat Jalan Tertinggi seperti ini sekalipun ditempatkan di Benua Aigean tak ada yang berani menantang. Siapa yang berani harus siap membayar dengan nyawa!
"Raksasa Weda hebat sekalipun, tetap tak ada apa-apanya dibandingmu! Oh, Rundstedt-ku, kalau soal hebat, kamulah yang terhebat!" Liu Zhenhan menyindir pedas: "Otakmu licin, caramu kejam, Raksasa Buddha itu cuma sampah di hadapanmu!"
"Kau bikin aku malu!" Rundstedt terkekeh: "Kalau bukan karena 'Raksasa Weda' di antara mereka yang meninggal, aku pun tak berani sembarangan mengganggu Raksasa Buddha! Soalnya Raksasa Weda ini mirip kau, terlalu suka berperang! Tak bisa dihadapi!"
"Dia benar-benar brengsek! Memanfaatkan kesempitan orang!" Liu Zhenhan menghela napas.
"Jangan katakan begitu, aku juga terpaksa. Sepuluh tahun lalu aku sudah kenal Raksasa Buddha ini. Bertahun-tahun lamanya mereka tetap menolak ikut berperang bersamaku. Tak mungkin aku terus mengirim prajurit terluka ke lembah tempat mereka tinggal untuk diobati?" Rundstedt juga menghela napas: "Makanya, aku harus cepat-cepat memanfaatkan kesempatan kematian 'Raksasa Weda' mereka ini!"
“Raksasa Buddha mungkin tidak pernah bermimpi bahwa seorang teman lama ternyata adalah serigala berbulu domba!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
“Aku disebut serigala berbulu domba? Kamu-lah yang begitu! Kamu ngobrol akrab dengan mereka, bahkan mengundang mereka ke wilayahmu, dan Raksasa Buddha malah menerima undanganmu! Tahukah kamu seberapa iri hatiku? Sepuluh tahun! Kebaikanku pada Raksasa Buddha ini tidak bisa kamu bayangkan! Tapi ternyata mereka mudah tertipu oleh orang bodoh sepertimu!” Rundstedt menyeringai sinis.
“Jangan pamer!” Liu Zhenhan menggerutu kesal: “Bukankah sekarang Raksasa Buddha juga membantumu menjebakku? Apa gunanya kamu menguping percakapan kami?”
“Richard sayangku. Jangan salah sangka! Raksasa Buddha tidak membantuku menjebakmu!” Rundstedt berkata dengan bangga: “Nona Kirsikka danmu adalah jodoh yang ditakdirkan Tuhan! Lupa kukabarkan, kaulah pria pertama yang membuka cadar Nona Kirsikka. Mulai sekarang, kaulah suaminya.”
“Ngibul apa ini?” Liu Zhenhan bingung: “Siapa yang pertama buka cadar langsung jadi suaminya? Apa cadar ini semacam celana dalam?”
“Bodoh kau ini!” Rundstedt memandang bajingan tua itu seperti melihat juara kontes idiot Olimpiade: “Tak sadarkah kau, setiap wanita gurun selalu mengenakan cadar di wajah? Bahkan pawang singa paling sundal sekalipun tak pernah melepasnya!”
“Aku agak tak paham maksudmu. Bisa jelaskan lebih detail?” Liu Zhenhan menyeringai.
“Cadar wanita gurun hanya boleh dibuka oleh pria pujaan hatinya. Jika kau membuka cadar seorang perawan, berarti kau telah menjadi suaminya! Dia hanya punya tiga pilihan: mengikutimu seumur hidup, membunuhmu, atau bunuh diri!” Rundstedt tersenyum lebar: “Di Gurun Pasir Taklamakan, tak ada pria yang berani sembarangan membuka cadar wanita, sama seperti di Benua Aigean tak ada yang berani sembrono menurunkan celana perempuan! Apalagi jika itu perawan. Sebagai bangsawan, tentu kau paham konsep pemerkosaan?”
“Jancuk! Masak cadar disamakan dengan celana?” Liu Zhenhan antara ingin tertawa dan menangis.
“Kau tak paham adat istiadat? Ini tradisi gurun! Di Benua Aigeanmu, adakah wanita yang keluar rumah tanpa celana?” Rundstedt semakin terbahak: “Jangan bilang kau berani membuka celana dalam gadis di Kerajaan Bimeng! Jika kau lakukan, gadis itu pasti cuma punya tiga pilihan: membunuhmu, mengikutimu, atau bunuh diri!”
“Lantas apa ini namanya adat Omong kosong!” Liu Zhenhan wajahnya memerah karena marah, merantaiannya bergemerincing "xili huala" berisik.
Sel penjara bergema dengan suara tawa yang tak terkendali, samar terdengar umpatan Raksasa Berkaki Lumpur dan gumaman Raksasa Buddha.
“Richard sayang, apakah aku yang memaksamu membuka cadar Nona Kirs Kebi?” Rundstedt menginjak-injak puntung cerutu di kakinya, mengangguk dengan sikap paling gentleman: “Raksasa Buddha mencintai nyawa, tidak mungkin bunuh diri apalagi membunuh! Jadi setelah cadar Kirs Kebi kau buka, satu-satunya pilihan adalah menjadi istrimu! Richard, kau tak mungkin mengelak!”
Liu Zhenhan terdiam membeku.
Seorang gadis kecil raksasa berusia enam tahun menjadi istrinya? Tiba-tiba Liu Zhenhan berhalusinasi – ia merasa taring mengeram muncul di mulutnya, otot-otot aneh tumbuh di sekujur tubuh, api neraka menyala-nyala di punggungnya, tangan berubah menjadi cakar setan yang merangkul gadis kecil telanjang nan polos, berdiri di tengah puing berbau bangkai dan genangan darah sambil tertawa sadis.
"Kekasihku." Gadis kecil raksasa bernama Kirs Kebi ini memanggil Liu Zhenhan dengan suara gemetar. Dari penampilannya, sangat sulit dikenali sebagai anak kecil.
"Richard! Apakah kau dengar panggilan Nyonya Giskia untukmu?" Rundstedt tertawa terbahak-bahak sambil menepuk pahanya, "Richard, sebutan 'Kekasih' di gurun adalah sapaan terhormat untuk suami. Kau bisa memanggil Nyonya Giskia 'Kekasihku', karena itu panggilan mesra untuk istri di gurun! Tak semua orang berkesempatan menikahi wanita tercantik se-gurun. Sejak zaman kuno, tak ada satu pun manusia biasa yang memiliki istri dari ras Raksasa Buddha. Apalagi memiliki istri cilik berusia enam tahun! Hahaha!"
Liu Zhenhan memutar matanya hingga putihnya kelihatan. Ia tahu reputasinya sudah hancur. Di Kerajaan Bimeng, bahkan bangsawan paling sombong sekalipun takkan berani terang-terangan mengaku mengambil gadis kecil sebagai selir. Biasanya mereka hanya menyebutnya 'budak koleksi'.
"Tuan Rundstedt, dengan sengaja menghina ras Raksasa Buddha, tidakkah kau takut bencana akan menimpamu?" Giskia mengerutkan alis indahnya, wajahnya yang memesona menghadap rubah campuran itu. Rasa sakit dan keteguhan berkilat di balik bulu matanya.
“Tidak apa-apa. Kedatanganku ke dunia ini sudah sebuah kesalahan, aku tidak keberatan dengan musibah apapun yang menimpaku!” Rundstedt tersenyum santai, matanya menatap Liu Zhenhan yang menghela napas dengan wajah kesal: “Richard-ku yang terkasih. Raksasa Buddha tak ada yang berani mengusik di gurun, ada legenda misterius bahwa siapapun yang menghina mereka sengaja akan menerima bencana besar!”
“Omong kosong!” Liu Zhenhan mencemooh.
“Pendapatku sama denganmu, benar pahlawan memiliki pemikiran serupa.” Rundstedt bertepuk tangan: “Apa kau masih bingung? Mengapa gelombang elemen dalam tubuhmu menghilang?”
“Hilang ya sudah, bukan masalah besar!” jawab Liu Zhenhan dengan ketus.
“Masih saja keras kepala!” Rundstedt mendongak sambil menghela napas panjang, memandang wajah bajingan tua yang tak takut air panas itu dengan lega: “Richard, di sini aku ingin memuji dirimu terlebih dahulu, kau benar-benar hebat! Bertahun-tahun ini, siapapun lawanku, belum pernah ada yang membuatku sewaswas ini, kaulah yang pertama, dan pasti terakhir!”
“Hematlah tenagamu.” Liu Zhenhan diam-diam mengumpulkan ludah di mulut, bersiap menyemburkannya ke wajah tampan Meishuai ini.
"Fluktuasi elemen dalam tubuhmu benar-benar menakutkan. Orang lain bagai aliran sungai jernih yang dangkal, tapi engkau memberiku kesan seperti kolam dalam yang tak terukur. Jika hanya ini, melepasmu mungkin tak masalah. Tapi kau adalah Shaman Divine Comedy yang bisa menciptakan legiun kebal sihir tingkat menengah!" Tangan Rundstedt gemetar hebat: "Tahukah kau seberapa hebat 'Radiasi Beku' raksasa arsenikku? Tahukah kau betapa tak terkalahkannya mereka? Kau dengan mudah menghancurkan jerih payahku!"
"Aku tahu kau sangat percaya diri dalam pertempuran itu, tapi kau meremehkan kekuatan Bimeng." Liu Zhenhan menyeringai sinis.
"Aku meremehkanmu, bukan Bimeng! Aku memeriksa setiap jenazah raksasa arsenik. Moni sebagai saksi! Luka mengerikan itu! Tak kusangka prajurit Bimon-mu semuanya menggunakan senjata tumpul. Sepuluh tahun berkecimpung di militer, baru kali ini kulihat prajurit bersenjata demikian. Hanya binaragawan yang sengaja ingin menghancurkan musuh yang berani memakai senjata semacam ini!" Rundstedt tersenyum getir: "Meski Kerajaan Bimeng pasti akan hancur, kehadiran lawan sepertimu pasti akan merepotkanku!"
"Liu Zhenhan" dalam hati sedikit lega, untungnya eksposur "Shaman Divine Comedy" sangat rendah, tidak pernah menonjol dalam "Perang Dunia", mata-mata berbagai negara jarang mengumpulkan intelijen tentang "Shaman Divine Comedy". Seandainya "Rundstedt" ini tahu bahwa dengan membunuhnya semua "Lingkaran Cahaya Divine Comedy" akan hilang, entah apakah dia akan langsung membunuhku.
"Richard, entah mengapa sejak hari pertama membawamu, setiap saat aku punya ilusi seolah sedang bersama iblis kuat dan jahat! Bisakah kau beri tahu, rencana jahat apa yang kau susun dalam pikiranmu?" Rundstedt mengerutkan kening menatap Liu Zhenhan: "Firasat keenamku tak pernah bohong. Awalnya kukira kau ingin menyerang Kota Gallimard dengan sihir mengerikan, tapi setelah kuhilangkan kekuatan elemenmu, mengapa hatiku masih gemetar? Masih merasa tidak tenang?"
"Merasa bersalah karena berbuat jahat ya?" Hati Liu Zhenhan berdebar, intuisi dia memang tajam, pantaslah sebagai pengguna kekuatan elemen.
"Mungkin aku terlalu sensitif." Rundstedt tersenyum getir: "Bertahun-tahun ini, sarafku selalu tegang."
"Lalu apa rencanamu? Berani ceritakan?" Liu Zhenhan bertanya dengan wajah muram.
“Tidak masalah! Saya akan jelaskan rencana saya satu per satu padamu.” Rundstedt menikmati ekspresi ambigu si bajingan tua: “Sejujurnya, dalam pertempuran Kota Kuno Huye, saya benar-benar terkejut dengan kekuatan tempur kalian Bimon. Hanya mengandalkan struktur Legiun Unta Terbang yang berjumlah 40.000 personel untuk menghancurkan Kerajaan Bimeng berpenduduk 6 juta jelas tidak realistis! Jadi pertama-tama saya harus meyakinkan Yang Mulia Sultan Mulan, Khalifah Abdullah dari Kalimantan adalah target sempurna! Semua ini bergantung padamu. Paduka Shaman Divine Comedy Richard dari Kerajaan Bimeng! Tapi kau terlalu kuat, makanya kau juga target pertama yang harus saya netralkan.”
“Dari dulu saya tahu kau punya niat jahat.” Liu Zhenhan memalingkan wajah.
“Saya pernah ajari caramu menyusun rencana militer, tak lupa kan? Setiap kelemahan lawan adalah inti rencana! Dari pengamatan, kelemahanmu adalah suka wanita, rasa keadilan berlebihan, dan kesombongan.” Rundstedt menyandarkan lengan di lutut, berkata penuh misteri: “Beri tahu rahasia pada orang asing sepertimu. Mungkin tak percaya, tapi wanita Raksasa Buddha yang bijaksana tak perlu mata untuk melihat. Mereka menggunakan hati untuk mengamati dunia. Umumnya mereka tak sembarangan membuka mata, kecuali untuk orang yang layak diamati seperti keluarga, atau musuh yang melanggar mereka parah.”
“Lalu kenapa pria Raksasa Buddha matanya selalu terbuka?” Liu Zhenhan bertanya heran.
“Sudah kubilang, kemampuan pertahanan diri Raksasa Buddha tidak hanya satu! Kau pikir ras Raksasa Buddha hanya mengandalkan 'Raksasa Weituo'?” Rundstedt terus menggeleng-gelengkan kepala sambil menjentikkan lidah: “Kau! Terlalu sombong! Raksasa Buddha pria yang mati secara tidak wajar akan memicu 'Api Nirwana Murka Langit'. Kekuatannya melebihi 'Kilat Berantai Nebula' yang dipanggil Pendeta Bimon dengan pengorbanan nyawa! Raksasa Buddha wanita biasanya tidak membuka mata. Setiap kali mereka membuka mata, akan memancarkan sinar emas tipis bernama 'Cahaya Yin Pemurnian'! Mengapa mereka membuka mata? Karena orang yang layak mereka amati telah muncul, inilah yang disebut 'Pandangan Mata Buddha'!”
“Jancuk!” Liu Zhenhan akhirnya mengerti mengapa saat Jisikaibie dibawa ke panggung lelang, tidak ada satu pun penawar yang berani ikut. Rupanya semua penduduk asli gurun sudah tahu hal ini, hanya menipu orang asing sepertinya.
“Sampai di sini mungkin kau sudah paham.” Rundstedt tertawa: “'Cahaya Yin Pemurnian' Raksasa Buddha wanita adalah jimat mereka. Siapa yang memaksa mereka membuka mata harus menanggung sinar ini! Sepengetahuanku, di gurun belum ada—atau tidak ada yang berani—memprovokasi Raksasa Buddha yang sabar sampai ke tahap itu! Lihat, meski kusekap mereka semua di penjara, aku tidak mendapat perlakuan seperti itu. Bayangkan betapa beratnya kejahatanmu membuka cadar Nona Jisikaibie!”
“Rundstedt, sebenarnya aku sudah lama mewaspadaimu, tapi tak menyangka kau menggunakan cara ini, kau memang hebat!” Liu Zhenhan berkata dengan tulus: “Dalam hal strategi, aku benar-benar tak bisa menandingimu!”
“Jangan bicara begitu, awalnya aku juga tak ingin menyinggung Raksasa Buddha, tapi aku benar-benar tak punya pilihan. Gelombang elemen dalam tubuhmu begitu dahsyat! Haruskah kita bertarung sampai mati? Siapa yang menyuruhmu memiliki kelemahan begitu mencolok?” Rundstedt menghela nafas: “Sebenarnya ‘Cahaya Yin Pembersih’ tidak seberapa, cahaya mata Buddha ini hanyalah pembersih pikiran gelap. Orang dengan tekad lemah paling-paling jadi idiot, sedangkan yang bertekad kuat sepertimu, hanya kehilangan sedikit kekuatan elemen. Selamat, setelah melewati ini, kau tak perlu khawatir lagi tatapan Nyonya Kisskebi akan memberi efek seperti ini.”
“Berani-beraninya kau bilang ‘sedikit’ kekuatan elemen?” Liu Zhenhan ingin menangis. Kekuatan magis darahnya yang perkasa tinggal kurang dari 10%, Kekuatan Naga hanya tersisa sebesar kotoran mata. Ini membuktikan betapa dahsyatnya “Cahaya Yin Pembersih”! Untungnya, kekuatan nyanyian Penyanyi Jiwa Bawaan, Boundary Cultivation, dan kemampuan Penjaga berasal dari berkah Dewata, masih utuh tersimpan. Tapi siapa yang tega melihat hasil jerih payah puluhan tahun musnah dalam semalam?
"Pujilah Dewi Mani, setelah melewati pencucian 'Cahaya Guanyin', engkau kini telah menjadi pria terhormat sejati!" Rundstedt membungkuk hormat dengan tangan di dada: "Harus kuakui, dalam rencana awalku, aku sangat berharap engkau menjadi idiot! Maafkan kejahatanku, Richard sayang, sebenarnya dari awal sampai akhir aku tidak pernah berniat memanfaatkanmu untuk menyingkirkan Khalifah Abdullah! Cukup dengan membawamu masuk ke Kota Gallimard, cara menjebakmu sebagai pembunuh khalifah tentu sudah kau pahami! Apakah kau bisa melarikan Putri Bimon kembali ke Kerajaan Bimeng dengan selamat, itu bukan urusanku. Jika kau dan sang putri tertangkap pasukan Mulan di gurun luas, tujuan pun tercapai."
"Kau masih bisa mengubahku menjadi idiot sekarang." Liu Zhenhan berkata dengan kesombongan.
"Berapa sisa kekuatan elemenmu?" Rundstedt tertawa terbahak-bahak: "Rundstedt pasti menepati janji. Sudah kukatakan tak akan menyakitimu, pasti kutepati!"
Rundstedt berhenti sejenak, menunduk membersihkan kukunya lalu meniupnya: "Tentu saja, misalnya perbuatanmu sendiri membuka cadar Nona Jisikaibi, itu ulahmu sendiri! Jangan salahkan aku!"
"Kau benar-benar tidak tahu malu."
“Ini bukan disebut tidak tahu malu! Ini disebut strategi, ini adalah kebijaksanaan yang menukar keuntungan maksimal dengan pengorbanan minimal!” Rundstedt mengangkat kepalanya dengan tenang dan berkata: “Tidak ada orang di Kalimantan yang akan membeli seorang perempuan Raksasa Buddha di tempat lelang ‘Permata Mahkota’, aku mengirim Nona Kiskeiby ke sana untuk dilelang lalu membelinya sendiri dengan uangku, tidak bisakah?”
Liu Zhenhan tidak bisa berkata-kata, hanya bisa tersenyum getir.
Bab 345: Naga Berenang di Perairan Dangkal
“Sebagai informasi tambahan, peternak lebahku adalah perempuan Raksasa Buddha dan Raksasa Berkaki Lumpur, tidakkah kau perhatikan bahwa di penjara bawah tanah ini hanya laki-laki raksasa yang dipenjara? Saat aku membawamu ke kandang lebah, bahkan sempat menunjuk deretan rumah rotan raksasa itu! Para perempuan raksasa ini bekerja dengan sangat tekun!”
Rundstedt menunjuk otaknya sendiri: “Pengamatanmu masih kurang teliti! Di tengah markas musuh yang penuh bahaya, yang dibutuhkan bukan hanya keberanian, tapi juga hati yang peka terhadap detail. Hal kecil apapun bisa membuatmu terperosok.”
“Seorang istri anak kecil ditukar dengan seorang Santo!” Liu Zhenhan menengadah ke langit sambil menghela napas panjang, terus-menerus mengumpat “Sialan”.
"Santo Ajaib! Jancuk!" Rundstedt berteriak dengan berlebihan: "Lihat! Sudah lama kuduga kau adalah Penyihir Suci Santo Ajaib! Aku tak pernah mengerti, mengapa ada yang masih bisa menggunakan kekuatan elemen di area larangan magnetik? Lagu perangmu yang menenangkan jiwa-jiwa almarhum waktu itu, membuat ulama Malan kami gemetar ketakutan! Aku heran, kenapa saat itu kau tidak menggunakan sihir?"
"Dasar tolol! Kalau bisa melepaskan sihir, mana mungkin kau masih berdiri di sini dengan congkak!" Liu Zhenhan naik pitam.
"Ini namanya keberuntungan! Lihatlah, Dewa Perang Campas kali ini tidak berpihak padamu!" Rundstedt tersenyum puas: "Sinar Dewi Mani justru menyertaiku! Yang Mulia Master Santo Ajaib, sekarang kau pasti jadi magang sihir ya? Pantas saja masih ada gelombang elemen tersisa. Ya Dewi Mani, Richard... Kau ternyata Santo Ajaib! Hahaha..."
Liu Zhenhan melototi Rundstedt dengan tajam.
"Ada pesan yang kusimpan untukmu. Gerbang Legiun Unta Terbang selalu terbuka. Jika kau ingin bergabung, sambutanku tetap sama!" Mata Rundstedt tiba-tiba memancarkan kejujuran: "Kehadiranmu membuatku tiba-tiba merasa agak lemah pada bangsa Bimon. Ternyata tidak semua bangsawan Bimon sampah! Aku sungguh berharap bisa berdampingan berperang denganmu!"
"Kalimat ini akan kusimpan untukmu juga." Liu Zhenhan tersenyum. Angin dingin yang bertiup halus di dalam sel penjara menggerakkan bulu dadanya yang lebat, membuat senyum Shaman Divine Comedy kami terlihat sangat berwibawa seperti seorang Raja Prasejarah.
"Dengan kemampuan elemenmu saat ini, hampir mustahil untuk lolos dari radius pengejaran Ksatria Makhluk Ilusi. Ini mungkin kesempatan terakhirmu." Rundstedt berkata dengan tulus: "Aku sangat menyukai sifatmu yang tegas dalam membalas budi dan dendam. Karena aku sendiri selalu ingin menjadi orang seperti itu."
"Jika kau terus berbicara, bukan hanya menghina kepribadianku, tapi juga merendahkan kecerdasanku!" Liu Zhenhan kesal memalingkan kepala, menolak melihat campuran darah Fox ini lagi.
"Mengantar seorang ahli kuat ke jalan buntu adalah kepedihan hidup, sekaligus sebuah kehormatan." Rundstedt tersenyum, lalu bangkit dengan lincah: "Izinkan aku mengucapkan selamat tinggal padamu."
"Aku tetap pada perkataanku yang dulu!" Liu Zhenhan berkata: "Rundstedt, ini nasihat terakhirku untukmu, di seluruh Benua Aigean, belum ada yang berani meremehkan seorang Imam Bemon!"
Langkah Rundstedt terhenti mendadak.
"Bahkan jika hanya tersisa seorang shaman di muka bumi, aku akan mengubah tempat ini menjadi lautan api balas dendam!" Liu Zhenhan mengucapkan setiap kata dengan tekanan berat: "Catat baik-baik perkataanku ini!"
“Aku tidak meremehkanmu. Kau akan dikurung di sini sampai dua hari lagi ketika Yang Mulia Khalifah mengaudiensimu. Jika kau punya kemampuan luar biasa, silakan tunjukkan.” Rundstedt tersenyum menoleh: “Sekadar informasi, kemarin Yang Mulia Khalifah telah memanggilku. Besok aku akan memimpin pasukan ke Markhan. Hei! Ini berkat kalian Bimon, Pasukan Pengawal sudah hancur, jadi giliranku! Lihat! Aku akan segera meninggalkan tempat penuh konflik ini. Apa pun pembantaian yang terjadi di Khemah Kerajaan, itu bukan urusanku lagi!”
“Beraninya kau pergi!” teriak liar Liu Zhenhan.
“Haha, aku sudah memberi tahu mentorku yang terhormat Master Manali di Kuil Mani. Pada malam berdarah di Khemah Kerajaan, dia akan mengawalmu keluar kota. Aku jamin, meski kekuatan elemenmu belum hilang, mentorku sepuluh kali lebih kuat darimu!” Rundstedt tersenyum sinis: “Lebih baik kau tidak melawan. Semua pemanah Mainz-ku kutinggal. Aku tidak ingin kau jadi sarang lebah. Tanpa hambatanku, aku sangat khawatir itu akan terjadi.”
“Tidak ada penyihir tunggal yang bisa beraksi di hadapan pemanah Mainz kami, Meishuai. Atas kehormatan seluruh suku, aku menjamin ini!” Seorang elf gurun dengan sabuk hitam di pinggang membungkuk hormat, namun pandangannya yang tajam tak menyembunyikan sikap meremeh ke arah Shaman Bimon yang terbelenggu di dinding batu.
"Ahli kuat Jalan Tertinggi yang begitu hebat, malah jadi orang tak berguna di tanganku! Sungguh disayangkan, kalau bukan karena kutukan keji dalam jiwa ini, mungkin aku akan tergoda membunuhnya." Rundstedt menghela napas panjang, pandangannya tertuju pada kotak kayu Xiangnan berisi Kecantikan Talas Ajaib Milenium, tempurung kura-kura, Mutiara Kura-kura, kalung tengkorak, dan Jubah Nyanyian di lantai. Dengan kakinya menendang-nendang benda-benda itu, ia membungkuk mengambil kristal sihir "Kura-Kura Mabuk Bawah Tanah", mengamatinya di bawah cahaya lampu lalu menyelipkannya ke dalam lengan bajunya.
"Bawa semua barang ini ke gudang senjata. Master Zandi sedang keluar urusan bisnis, mungkin kembali sepuluh hari lagi. Begitu dia tiba di rumah, beri tahu dia untuk mengambil Kecantikan Talas Ajaib Milenium ini!" Rundstedt menghela napas: "Sayang sekali jubah kulit landak ini, ternyata adalah harta amplifikasi sihir. Tapi mau bagaimana lagi, harus disisakan untuk dukun keras kepala ini."
"Meishuai, selama Anda menyukainya, kami punya cara untuk menyimpan jubah ini." Sebuah suara terdengar.
Rundstedt tersenyum tipis. Bayangan tegapnya melangkah gagah melewati deretan siluet yang membungkuk hormat di sepanjang dinding batu.
Setelah komandan meninggalkan gerbang penjara, beberapa Raksasa Arsenik menyeret kotak kayu dan barang-barang Lao Liu menuju ujung lain sel penjara, tempat tangga spiral menuju lapisan kedua penjara bawah tanah.
Sorot mata Liu Zhenhan berkilat tajam.
Seorang penembak Mainz mengantar Kiskeibi masuk ke dalam kandang besi tempat perempuan kucing dan perempuan rubah ditahan. Loli Raksasa sangat kooperatif, dengan mata tertutup, dia justru lebih mudah mengenali jalan daripada orang bermata normal.
Burung beo kecil yang tak terurus berdiri sendirian di bahu Liu Zhenhan.
Para perwira Legiun Unta Terbang melirik Liu Zhenhan dengan pandangan congkak ala pemenang. Sorot mata mereka bagai menatap seekor unta yang siap disembelih, penuh belas kasihan palsu dan iba murahan.
Guo Guo yang tergantung seperti bakcang di tiang gantungan tiba-tiba memancarkan kilatan jahat dari mata kecil seperti kacang hijau, menyaksikan kepergian para perwira Unta Terbang itu.
Di balik kabut malam Padang Rumput Donau, Yitiao berdiri di puncak Bukit Merah. Wajah tampannya dihiasi bintik-bintik yang berkilauan diterangi bintang.
Angin malam menderu-deru. Pedang tajam bagai salju di tangan Yitiao berkilat, sorot matanya menggetarkan dan penuh tekad, menatap langit barat laut yang sebentar lagi akan bernuansa merah darah.
BAB 346: PERKEMBANGAN BINTANG-BINTANG MILITER
Hari terakhir akhirnya tiba.
Di penjara bawah tanah Busby yang suram, satu-satunya cara menghitung waktu adalah melalui jadwal pengiriman makanan.
Penjaga sementara Legiun Unta Terbang hanya memberi para raksasa dua kali makan sehari: pagi dan petang. Jatah makanan dan air bersih dikontrol ketat, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis dasar tiap tahanan.
Liu Zhenhan sudah dua hari dua malam tidak minum setetes air, malah menerima beberapa kali cambukan. Penembak Mainz yang mengantar makanan merasa pandangan sang Shaman Bimon ini terlalu arogan, sorot matanya membuat penembak Mainz yang sombong itu berhalusinasi seolah dirinyalah tawanan.
"Kapan tepatnya Khalifah Abdullah kalian akan menerima saya?" tanya Liu Zhenhan pada penembak Mainz yang mengantar makanan pagi itu. Bibirnya pecah-pecak kering, setiap kata yang keluar dari pita suaranya seperti sendok menggores panci berkarat.
"Buru-buru apa? Mau cepat reinkarnasi di Jalan Poyi?" Si sipir dadakan menatap dengan pandangan mengejek, menghina habis-habisan mantan Shaman Bimon yang dulu sangat perkasa ini. "Sekarang kan sedang Festival Yupen, Yang Mulia Khalifah siang hari harus berpuasa dan berdoa, mana sempat langsung menerima tawanan rendahan sepertimu? Jangan buru-buru, nanti sore sebelum masuk istana, mungkin aku kasih sedikit makanan dan air - tapi lihat sikapmu dulu!"
Sepuluh lebih penembak Mainz yang ikut mengantar makanan tertawa terbahak-bahak.
Liu Zhenhan memicingkan mata, menyorotkan kilau pantang menyerah.
“Lihat! Pandangan seperti ini lagi! Aku benar-benar muak denganmu!” Penjaga sementara itu dengan antusias mengganggu tahanan di depannya: "Katanya para Bimon di Benua Aigean semua pahlawan berhati baja, merengkuh aku. Cukup kau minta, aku akan kasih seteguk air."
“Aku minta, tolong beri aku seteguk air...” Liu Zhenhan bersikap manis.
“Kukira kau benar-benar baja, ternyata juga tak tahan!” Penjaga sementara itu menyeringai ke arah belakang. Para pemanah Mainz lainnya tertawa lebih keras. Volume suara yang berlebihan justru terkesan dipaksakan.
“Tolong berikan air bersih untuk hewan peliharaanku.” Liu Zhenhan mengangguk ke arah Guo Guo yang tergantung di tiang gantungan dan burung beo di bahunya.
“Nanti saja, tadi aku kan tidak menyebutkan waktu pemberiannya.” Penjaga sementara itu tersenyum licik bangga akan kecerdikannya, melambaikan tangan ke semua pemanah Mainz, lalu berbalik dan pergi meninggalkan penjara bawah tanah.
Pemanah Mainz terakhir yang keluar dari penjara bawah tanah adalah seorang gadis, seorang elf gurun yang masih terlihat kekanak-kanakan di wajahnya. Matanya masih memancarkan belas kasihan khas remaja. Saat melewati Liu Zhenhan, langkahnya terhenti sejenak. Melihat bibir Liu Zhenhan yang pecah-pecah, gadis elf gurun ini ragu sejenak, lalu memanfaatkan celah saat rekan-rekannya keluar dari pintu penjara untuk cepat-cepat membuka sumbat kantong air, menuangkan air ke mulut Liu Zhenhan dan Guo Guo masing-masing satu tegukan, sebelum buru-buru menyelinap keluar.
Pandangan Liu Zhenhan tertahan pada helaian rambut coklat kekuningan yang berhamburan. Sorot matanya yang tadinya dingin berangsur berubah lembut. Ia memindahkan semua air bersih yang ada di mulutnya ke paruh bengkok burung beo kecil yang sedang menengadah.
Suara "brak!" bergema keras saat pintu penjara tebal ditutup. Bunyi kunci yang diputar di dalam lubang gembok terdengar.
Rentetan gemeretak tulang yang keras menyusul.
Liu Zhenhan memegang rantai dengan kedua tangan, melakukan dua kali pull-up, lalu mendarat dengan salto di lantai sambil meregangkan pergelangan tangan dan kakinya. Burung beo kecil itu berdiri di bahunya, dengan patuh menyisir rambut punknya yang acak-acakan.
Dalam kegelapan penjara bawah tanah, puluhan pasang mata berkilauan di balik jeruji besi menatap tajam ke arah Liu Zhenhan.
Siapapun yang melihat seorang Shaman Bimon dibelenggu dengan borgol dan rantai besi raksasa yang cukup untuk menjinakkan seekor badak, lalu melepaskan diri seperti sulap, pasti akan menunjukkan ekspresi yang sama.
Pada saat yang sama, Guo Guo menunduk dan menyemburkan embusan es dan salju yang tepat mengenai tumpukan tali rami yang rapat. Lapisan es "Bipok-bipok" mulai membeku di serat palem. Dengan mengenduskan hidungnya, Guo Guo menarik napas dalam-dalam, mengencangkan perut gemuknya, dan serangkaian tali yang telah membeku menjadi kaku di tubuhnya pun pecah berkeping-keping. Seperti buah anggur matang, Guo Guo jatuh dari udara, berguling lincah di tanah, lalu berdiri sambil menggelengkan telinga besarnya.
"Suamiku..." Jiskebi, gadis kecil raksasa itu, menempel gemetar di jeruji besi sambil memanggil lembut Liu Zhenhan.
"Yang Mulia!" Victoria si perempuan kucing dan Li Wei si perempuan rubah, yang satu berdiri dan satu berlutut, menatap Juru bicara kekuasaan gereja Kerajaan, Shaman Divine Comedy, dengan air mata. Bekas cambukan baru dan lama yang saling bersilangan di dada kekarnya terlihat mengerikan.
"Maaf telah membuat kalian khawatir!" Liu Zhenhan memasuki area sangkar sambil menyapa semua orang dengan sopan. Langkahnya begitu lebar hingga Guo Guo yang berlari di belakangnya tak bisa mengejar.
"Anda ini..." Kepala Suku Raksasa Berkaki Lumpur Kien membuka mulut lebar-lebar, menatap bodoh ke arah belenggu rantai raksasa yang masih membentuk karakter "" di dinding batu, lalu memandang Liu Zhenhan.
"Di Feilengcui kami ada program pelatihan dasar bernama 'teknik menyusutkan tulang'." Liu Zhenhan mengangkat bahu: "Teknik ini berasal dari Prajurit Gurita bangsa laut, kebetulan bawahan saya pernah menjadi pelatih pasukan elit Kerajaan Xiya, jadi saya juga belajar sedikit. Meski tak bisa melewati ventilasi atau lubang, tapi untuk melepaskan belenggu sangatlah mudah."
"Richard, percuma! Penjara bawah tanah ini tertutup rapat. Pintunya terbuat dari plat baja setebal 24 inci, hanya bisa dibuka dengan mekanisme pengungkit. Dinding batunya seberat gunung! Meski Anda bisa melepas belenggu, tetap tak mungkin kabur." Kepala Suku Raksasa Buddha Desai menghela napas: "Tidakkah Anda lihat Rundstedt bahkan tak perlu penjaga penjara?"
"Oh ya?" Liu Zhenhan menoleh sambil tersenyum pada Kepala Suku Desai. Guo Guo berdiri di kakinya dengan wajah berseri, menjentikkan cincin hitam di ujung jarinya. Cincin berukuran kecil itu memancarkan aura kekuatan magis samar.
"Dari percakapanmu dengan Rundstedt, aku sudah tahu bahwa setelah malam ini, kau mungkin tidak akan bertahan hidup." Kepala Suku Raksasa Buddha Desaili tidak memperhatikan cincin Guo Guo, tetap melanjutkan bicaranya sendiri: "Raksasa Buddha tidak bisa membiarkan orang mati tanpa menolong. Aku punya cara untuk membebaskanmu, tapi tidak tahu apakah bisa berhasil."
"Oh? Kalau kau punya cara sendiri, mengapa masih terjebak di penjara ini? Kenapa tidak bawa sesukumu pergi!" Liu Zhenhan membelai bulu burung beo kecilnya dengan penuh perasaan, bertanya tanpa mengangkat kepala.
"Seberapa luas pun gurun ini, ke mana kami Raksasa Buddha bisa pergi? Rundstedt telah bersama kami selama sepuluh tahun, aku sangat paham karakternya. Dia takkan pernah melepaskan kami, pengetahuannya tentang kami terlalu dalam." Tawa getir yang muram dari Desaili menciptakan angin dingin di ruang tertutup itu: "Cara untuk melepaskan blokade ini mungkin hanya bisa kau lakukan, kami Raksasa Buddha biasa sama sekali tidak punya harapan."
"Cepat katakan!" Alis Liu Zhenhan berkerenyit, menunjukkan ekspresi terkejut.
"Rundstedt sudah memberitahumu..." Kepala Suku Desaili terdiam sejenak sebelum melanjutkan dengan nada tidak rela: "...Prajurit penjaga suku kami 'Weituo Raksasa' sudah meninggal dunia."
"Raksasa alternatif dengan postur tubuh mungil juga ada di Benua Aigean kita, namun tingkat kelahirannya sangat rendah. Jika ingatanku tidak salah, populasi Raksasa Buddha kalian saat ini hanya 132 orang. Dengan tingkat kelahiran yang begitu rendah, wajar jika tidak bisa melahirkan seorang raksasa alternatif." Liu Zhenhan menggelengkan kepala dengan senyum getir: "Sebenarnya jika kalian ingin pergi, penjara ini sama sekali tidak bisa menghentikan. Baik ada Raksasa Weituo maupun tidak, kalian memiliki kemampuan itu."
"Richard, sejak sejarah Raksasa Buddha dimulai, para prajurit penjaga Dharma tak pernah mengalami kepunahan generasi!" Kepala Suku Desaili berdebat dengan panik: "Entah karena alasan apa, kali ini ras kami kehilangan warisan sejarah ini! Sekarang tidak ada wanita hamil di suku, semua anak tidak memiliki tinggi badan 'Raksasa Weituo'! Bahkan aku mulai berpikir, apakah ini pertanda kepunahan ras kami?"
"Ini sangat buruk, rasanya seperti kita Bimon kehilangan warisan Pendeta." Liu Zhenhan secara diam-diam menggerakkan bibirnya. Tingkat kelahiran 'Napoleon' di kalangan Raksasa Buddha sungguh tinggi! Keuntungan selalu disertai kerugian. Bagi Raksasa Buddha yang baik ini, prajurit penjaga Dharma sekuat naga bagaikan tentara reguler sebuah negara. Negara tanpa tentara pasti akan runtuh. Lalu bagaimana dengan ras Raksasa Buddha tanpa prajurit penjaga Dharma?
“Harapan kita belum hilang! Baru saja saat melihatmu, tiba-tiba aku mendapat pencerahan. Aku menemukan bahwa di seluruh ras Raksasa Buddha, masih ada satu yang memenuhi kriteria tinggi badan 'Raksasa Weituo' - yaitu kamu, Richard!” Kepala Suku Desaili berdiri gemetar penuh semangat, kepala penuh benjolannya menghantam atap sangkar besi dengan "dug!", menggema di seluruh penjara.
“Apa maksudmu bercanda?!” Liu Zhenhan terkejut.
“Kisikebi telah ditakdirkan menjadi Zanmu-mu, maka kamu pantas menjadi Raksasa Buddha kehormatan! Dengan begitu kamu adalah sesuku kami! Richard...” Kepala Suku Desaili menggosok-gosok kepalanya sambil meringis, sangkar besi di atasnya kini telah berubah bentuk menjadi sangkar burung bergaya menara runcing.
“Tunggu dulu!” Liu Zhenhan segera memotong ucapan penuh harap Kepala Suku Raksasa Buddha itu.
“Yang terhormat Kepala Suku Desaili, Kisikebi baru berusia enam tahun, enam tahun! Apakah perlu kusebutkan omong kosong lainnya?” Liu Zhenhan tersenyum sinis: “Aku tak paham adat gurun, pepatah mengatakan 'yang tak tahu tak bersalah'. Bukankah ras Raksasa Buddha adalah ras yang murah hati, pasti bisa memaafkan kecerobohanku?”
“Tentu saja tidak!” Seluruh sel segera bergemuruh dengan teriakan kemarahan.
Liu Zhenhan kaget. Melihat kemarahan Raksasa Berkaki Lumpur dan Raksasa Buddha, jika bukan karena tubuh mereka lemah dan terhalang jeruji besi, mungkin mereka akan menerkam dan menyobek-nyobeknya hidup-hidup.
“Richard, aku hanya memberikan asumsi, ini adalah ide gila yang terpaksa dipikirkan ketika sudah tidak ada jalan lain! Tentang apakah kamu bisa menjadi Raksasa Weituo, aku juga tidak yakin!” Kepala Suku Desailly melambaikan tangan, memberi isyarat agar semua tenang, lalu memandang Liu Zhenhan dengan ramah: “Sejak zaman kuno, tidak ada orang luar yang bisa tetap sadar di bawah ‘Cahaya Guan Yin’ perempuan Raksasa Buddha, aku bersumpah, bahkan kadal terbang yang terkena sinar ini pasti akan jadi idiot!”
Kekuatan magis darahku dan Kekuatan Naga Ba Xia jauh melebihi seekor naga biasa. Liu Zhenhan yang tersentuh titik lemah hatinya ini merasa hidungnya pedih.
“Richard, setelah dibersihkan oleh ‘Cahaya Guan Yin’, kamu sudah memenuhi syarat sebagai Raksasa Buddha asing! Tapi ini tidak berarti kamu langsung bisa menjadi prajurit penjaga Weituo. Semuanya harus menunggu setelah aku memberimu ‘Tihu Guanding’! Andai bukan karena seluruh suku sekarang hanya tersisa kamu yang memenuhi syarat tinggi badan pendek ‘Weituo’, aku tidak akan melakukan ini.” Kepala Suku Raksasa Buddha tersenyum: “Bukankah tadi sudah kukatakan, aku punya cara untuk membebaskanmu. Hanya saja tidak tahu berhasil atau tidak... Hanya Raksasa Buddha dengan jiwa prajurit penjaga sejati yang akan membuka kekuatan tempur ‘Weituo’ setelah menerima ‘Tihu Guanding’.”
"Pencerahan Kebijaksanaan?" Liu Zhenhan tidak asing dengan istilah ini, Kepala suku Andulan sendiri memperoleh semua kemampuan sebagai biarawan asketik melalui metode ini yang diturunkan oleh mentornya Master Yapingning. Sejujurnya, "Pencerahan Kebijaksanaan" ini adalah urusan lain yang sama dengan "Pencerahan Kebijaksanaan" para Imam Bemon.
"Richard, cepat dekatkan kepalamu ke jeruji ini." Kepala Suku Desaili melambaikan tangannya, "Mungkin atau tidak, kau hanya perlu mencobanya untuk tahu!"
"Yang Mulia, bahkan jika aku benar-benar bisa menjadi Raksasa Weduo, hari ini aku tidak akan mengandalkan kemampuan ini." Setelah berpikir sejenak, Liu Zhenhan mengangkat kepala dengan senyum percaya diri: "Aku adalah Shaman Bemon, tentu harus bertarung layaknya seorang shaman! Setidaknya di Kalimantan beginilah caranya!"
Begitu kata-katanya selesai, Guo Guo yang sudah siap sejak tadi berlari ke tanah lapang, memanggil segunung barang dari cincin ruang tujuh lapis emas: Formasi Teleportasi Sihir Logam Ajaib, lengan Mithril, arquebus Guli, serta perlengkapan Tuan Tanah Kematian milik Liu Zhenhan.
Guo Guo mengenakan cincin Tuan Tanah Kematian, lalu memanggil Geruin Tuan Tanah Pasang Surut.
Area eksekusi di penjara bawah tanah ternyata sangat luas. Kehadiran Geryon yang bertubuh raksasa sama sekali tidak terasa sesak. Setelah digerogoti semut pemakan logam, tubuh Geryon penuh luka terbuka dengan tulang putih terlihat jelas, benar-benar memenuhi kritika fisik makhluk abadi.
Semua orang di penjara bawah tanah itu, kecuali Liu Zhenhan, menutup mulut mereka dengan tangan sambil terkejut.
Cahaya putih segera berpendar dari formasi magis logam ajaib di lantai. Bayang-bayang manusia mulai muncul dari pusat formasi magis yang luas, berubah dari samar menjadi jelas di bawah distorsi cahaya elemen.
Kali ini bukan hanya para raksasa yang terpana, Liu Zhenhan pun melongo.
Di antara pasukan pertama yang tiba di Kota Gallimard, selapan anggota inti Feilengcui dan Pangeran Kahn, juga terdapat Master Puskash, pasangan Naga Pelangi Ibu, ksatria naga Lampard, ksatria naga Gaxia, serta dua penyihir tua berjanggut putih dan keriput dalam. Gelombang sihir yang bergetar kuat dari kedua penyihir tua ini menunjukkan level mereka yang luar biasa tinggi!
Dan... Imam Utama Angsa Murinio yang selalu berpakaian putih bersih dan tampan rupawan!
Yitiao langsung menerjang dan memeluk erat tubuh kekar sang bajingan tua.
"Senang melihatmu kembali. Penghancur andalanku!" Liu Zhenhan menepuk punggung Yitiao keras-keras, lalu memeluk Gud dan Vieri. Ia menyadari dua prajurit yang pernah berjuang bersamanya kini semakin kekar, membuat tubuhnya terlihat lebih kurus dan bertubuh pendek di hadapan mereka.
"Beberapa waktu lalu kami sudah kembali ke Benua Chesang, sekarang seluruh anggota suku kami telah tiba di Feilengcui!" Gud mengikatkan sehelai kain merah di dahinya, dengan raut wajah garang: "178 prajurit Panda dan enam pesulap misterius sudah siap tempur! Hanya dengan kami saja sudah cukup untuk meluluhlantakkan kota ini!"
"Aku akan terus menjagamu, Tuan!" Vieri menegakkan postur tubuhnya, mengetuk breastplate-nya dengan keras.
"Aku janji, kehormatan kalian akan bersinar terang malam ini!" Liu Zhenhan mengangguk mantap, menerima kain merah yang disodorkan pria beruang itu. Jarinya dengan lihai mengikatkannya di dahi.
Katyusha berlari kencang menerjang ke pelukan Liu Zhenhan, dengan suara "basyah" menggigit puting susu Lao Liu tepat sasaran, membuat Lao Liu terkesiap menahan sakit.
Sambil tetap memeluk Katyusha yang tak mau melepaskan gigitannya, Liu Zhenhan berpelukan satu per satu dengan para kekasihnya.
"Apakah burung beo kecil ini masih bisa bicara nanti?" Ning Yu menengadah bertanya. Matanya yang indah berlinang air mata, cangkang kerang di punggungnya bergetar halus.
“Bukankah kamu tidak suka dia memaki?” Liu Zhenhan tersenyum sambil mencubit pipi gadis itu.
“Sekarang sudah tidak.” Ning Yu menghela nafas: “Binatang kecil memaki, dosa apa itu?”
“Darah Yitiao mengalir dalam tubuhnya, kemampuan regenerasi empedu ular Feiwenli, teknik 'mendorong darah melewati rahim' takkan bisa menghilangkannya.” Liu Zhenhan menggeretak gigi: “Tapi balas dendam ini akan kuberikan seratus kali lipat pada orang Mouran!”
“Si bajingan kecil hari ini penuh aura pembunuh! Tak kusangka!” Naga Pelangi Ibu di samping mengerlingkan mata penuh ejekan.
Liu Zhenhan tersenyum lebar menghadap mertuanya, langsung memeluk ibu mertua Naga Peri Lunna. Naga Pelangi Ibu murka hingga menyerang kepala si brengsek kecil dengan serangan kepala, hampir membuat tumor otak berbentuk Raksasa Buddha.
“Helen mengirim 150 pesan api setiap hari mendesak kami! Aku dan Lunna tak berani menunda! Terburu-buru membawa 150 manusia naga!” Naga Pelangi Ibu menggerutu: “Dasar bangsat. Apakah ini caramu menyambut kami? Tahukah kau siapa yang kau peluk?”
Liu Zhenhan malah memeluk lebih erat, pura-pura tuli.
“Yitiao telah menceritakan semua yang dilihat Guo Guo! Nak, kau menderita!” Naga Peri Lunna membelai rambut punk Liu Zhenhan penuh kasih, menghibur dengan kata-kata lembut.
“Kesombongan dan kepercayaan diri yang berlebihan membuatku terjatuh.” Liu Zhenhan berdiri tegak dan tersenyum tipis.
“Si brengsek kecil, apakah mataku salah lihat? Kamu juga bisa mengenali kesalahan dan kekuranganmu sendiri?” Master Puskash tertawa terbahak-bahak di sampingnya.
“Salah ya salah, apa aku tidak berani mengakuinya? Apakah hanya Rundstedt yang boleh pintar, sementara aku harus bodoh? Kalah ya kalah, bukan berarti kalah selamanya! Master, tanpa Kekuatan Naga, tanpa sihir, aku tetap bisa menguasai dunia!” Liu Zhenhan iseng menarik-narik janggut kusut Master Puskash.
“Antara kekuatan dan keperkasaan, memang tak ada tanda sama dengan yang mutlak.” Master Puskash mengelus pipi Liu Zhenhan dengan penuh kebahagiaan: “Anakku, akhirnya kau dewasa!”
“Perjalanan ke gurun ini membuatku mulai memahami nasihatmu yang dulu.” Liu Zhenhan menarik napas panjang penuh penyesalan: “Berdebat sia-sia dengan orang biasa memang bukan tindakan seorang ahli kuat! Jika harus bertarung, lebih baik lawan ahli kuat setingkat dalam pertarungan heroik! Sayangnya, baru setelah Pangeran Richard gugur di medan perang, aku tiba-tiba menyadari kebenaran ini.”
“Pengalaman dan kegagalan akhirnya mengajarkan sedikit filsafat hidup pada pemuda kita. Naga takkan berdebat dengan burung beo, gajah juga tak mungkin memprovokasi semut.” Master Puskash mengangguk, menggenggam tangan Liu Zhenhan sambil memperkenalkan dua penyihir berjanggut putih di sebelahnya: "Richard, inilah dua Master Sihir dari Benua Aigean yang pernah kusebutkan - 'Raja Alkimia' Master Emmar dan 'Penyihir Paling Dekat dengan Dewata' Master Stefano!"
"Dewata Perang di atas!" Liu Zhenhan hampir menggigit lidahnya sendiri. Mereka adalah dua penyihir penjaga negara dari Kekaisaran Pompeii dan Kekaisaran St. Francis!
"Richard, setelah melihat peralatan magis Feilengcui-mu, jujur saja ini sangat menggelikan! Kalian bahkan menggunakan metode paling primitif dalam mengolah logam ajaib seperti logam ajaib, membuatku sebagai alkemis merasa marah besar! Ini seperti memperlakukan batu permata layaknya kelereng!" Master Emmar yang mengenakan jubah emas dan topi runcing bertubuh kekar, kedua mata ikan-nya berbinar tajam.
"Benar-benar benar!" Liu Zhenhan melirik Ruoerna dengan pandangan mengejek. Wajah Naga Peri itu seketika memerah seperti sisik naga di pelipisnya.
"Tak heran murid saya yang paling tidak berbakat, Otga, begitu setia mengikuti Paduka. Bahkan dia berhasil menembus batas kemampuannya dan naik tingkat. Paduka Liu Zhenhan, sebagai mentor Otga, bertemu Paduka adalah kehormatan bagi saya." Master Stefano menunjukkan sikap aristokrat layaknya penyihir istana terkemuka, rambut peraknya tersisir rapi dengan aura yang anggun.
"Master Stefano, janganlah Anda merendahkan diri seperti itu!" Liu Zhenhan terkekeh, "Sebenarnya Otga sendiri adalah penyihir api yang berbakat, justru sayalah yang kurang berprestasi."
"Bagaimanapun juga, dengan kemampuan Otga seharusnya Paduka tidak memberinya tongkat sihir yang dihiasi kristal sihir Flame Demon bersayap enam dan Kaisar Api... Ah... Bos seperti Anda ini..." Master Stefano menggelengkan kepala sambil tersenyum getir, lalu menepuk perlahan bahu Liu Zhenhan.
"Feilengcui hanyalah daerah kecil, bagaimana dua Master terhormat ini mau datang?" Liu Zhenhan bertanya dengan agak canggung kepada Master Puskash.
"Perang antara Pompeii dan St. Francis, melalui upaya gereja, telah berubah dari situasi genting menjadi perundingan alot. Saya dan dua Master ini saling mengenal. Setelah menjelaskan situasi, mereka bersedia menemani saya berlibur ke Feilengcui. Kedua belah pihak telah sepakat, bahkan jika perang terjadi lagi, hanya akan menggunakan metode konvensional tanpa melibatkan penyihir." Master Puskash menghela nafas: "Maaf mempermalukan diri, manusia saling menjatuhkan sebelum bangsa iblis datang, sungguh tidak bijaksana."
"Memberikan harga diri pada Guru adalah satu hal, kami ingin minum anggur pernikahan adalah hal lain! Sekarang saya sudah tidak bisa lagi mengagumi kemampuan ramalan Guru!" Master Stefano terkekeh.
"Kemampuan Guru memang di luar bayangan kami." Ekspresi Master Emmar, Raja Alkemi, terlihat seperti murid rendah hati yang memandang mentornya yang mahatahu.
"Anggur pernikahan?" Liu Zhenhan tertegun, tidak mengerti maksudnya.
"Richard, nanti setelah pulang ada kabar gembira besar yang akan diberitahukan. Jangan buru-buru bertanya sekarang." Ning Yu tersenyum manis memandang Lao Liu.
"Oh?" Liu Zhenhan penasaran, acara apa di Feilengcui yang bisa menarik dua penyihir super dari Pompeii dan St. Francis?
Apakah itu soal kawin silang hewan Luo Sha? Liu Zhenhan menebak dengan pikiran jahat.
Lampard dan Garthia juga bersama-sama memberikan salam pertemuan secara sopan kepada Liu Zhenhan.
"Jika membutuhkan bantuan, silakan beri tahu." Lampard tersenyum dengan sikap menjaga martabat: "Menyelamatkan seorang Putri yang dalam kesulitan adalah kewajiban setiap Ksatria sejati."
"Aku pasti tidak akan membiarkanmu menganggur, sahabat lamaku." Liu Zhenhan mengangguk penuh rasa terima kasih: "Lain kali jika ada yang bisa kubantu, siap menghadapi bahaya apa pun!"
Gorini dan Gatanie, dua kakak-beradik, berdiri di belakang ayah mereka, terus-menerus memberikan kode mata kepada Liu Zhenhan.
"Mentor, yang paling membuatku senang adalah kehadiranmu di sini." Liu Zhenhan mengerutkan sudut bibirnya, langsung berjalan menghadap Imam Utama Angsa, pertama-tama memberi hormat dengan tangan di dada kepada Murinio.
"Ayah segera meninggalkan semua urusannya dan datang ke Feilengcui begitu mendengar kabar tentang Yang Mulia!" Pangeran Muda Elf, Putri Mari membanggakan informasi dalamannya kepada Liu Zhenhan.
"Karena Anda adalah murid paling membanggakan ayah!" Gormeth juga berkata dengan penuh kesombongan.
Kepala Liu Zhenhan tertunduk, tidak tahu harus berkata apa.
"Paduka Liu Zhenhan, tidak perlu tersentuh! Aku hanya tidak ingin melihat Pendeta Shaman berbakat Kerajaan mati sia-sia. Jika ini terjadi pada pendeta lain, aku juga akan melakukan hal yang sama!" Suara Murinio yang dingin seakan tanpa emosi: "Ini tidak ada hubungannya dengan apakah Anda berasal dari aliran yang sama denganku."
"Bukankah dia sama persis seperti dulu?" Liu Zhenhan merasa kesal, geli, dan sedikit tersentuh.
"Seharusnya kita bisa mulai sekarang? Yang Mulia!" Pangeran Kahn yang mengikat pita merah di dahinya berkata dengan gugup: "Aku sudah menunggu hari ini sampai hampir meledak! Pasukan sudah berkumpul di Feilengcui, hanya menunggu perintah Anda!"
"Pertama selesaikan penjaga di luar penjara. Tidak mungkin semua pasukan kita muncul di penjara bawah tanah ini kan? Aku juga punya dua teman raksasa yang masih terkurung di sini menahan lapar dan haus." Liu Zhenhan tersenyum pada Pangeran Kahn: "Kerjakan satu per satu! Dalam dua hari ini aku sudah menyusun rencana aksi. Kalimantan ini seperti roti besar, harus kupetik sedikit-sedikit!"
"Sekarang Yang Mulia Grak Sal sedang dalam perjalanan ke Feilengcui. Semoga Anda bisa memberi kejutan untuk Baginda!" Pangeran Lionheart berhenti sejenak sebelum melanjutkan: "Maaf, Yang Mulia, aku harus melaporkan hal ini ke Baginda! Memalsu cap kerajaan dengan lobak untuk memobilisasi pasukan... setidaknya aku harus laporkan setelah tindakan!"
"Bahkan jika Dewa Perang sendiri datang, aku tetap akan bertindak!" Liu Zhenhan mengambil peralatan yang diambilkan Guo Guo, mengenakannya satu per satu sambil tertawa: "Semuanya, pertunjukan dimulai!"
Bab 347: Perencanaan Serangan
Awalnya menurut rencana Liu Zhenhan, meski gerbang penjara bawah tanah Bassby sangat tebal dan kokoh, berkat "pedang cahaya 'Ningyan'" si kurcaci yang bisa menghancurkan segalanya, bahkan jika pintu sel dua kali lebih tebal, kunci logam tetap bisa dipotong. Tapi siapa sangka saat eksekusi, Naga Pelangi Ibu hanya tersenyum, mengangkat tangan dengan lembut, suara berderak terdengar dari pintu besi setebal 24 inci, lalu gerbang sel raksasa ini terbuka sendiri, lebih cepat dari penjaga yang membukanya.
Saat ini waktu menunjukkan pagi hari, sinar matahari gurun mulai terasa menyilaukan.
Para pemanah Mainz sedang melakukan latihan dasar di lapangan, teriakan komando perwira militer bergema keras.
Karena pintu masuk Penjara Bassby berbentuk tangga bawah tanah, mustahil melihat pintu sel jelas tanpa mendekat, tak satu pun pemanah elf gurun Mainz yang tahu bahwa gerbang neraka telah terbuka untuk mereka saat ini.
Rencana awal Liu Zhenhan setelah pintu sel terbuka adalah meminta Geruin Tuan Tanah Pasang Surut menggunakan "Sihir Kabur" untuk menyelinap ke kamp militer, membersihkan pemanah elf gurun di perimeter, lalu pasukan besar akan menerjang keluar dan menghabisi semua pemanah Mainz dengan mengandalkan kekuatan zirah.
Setelah pintu sel terbuka, Master Puskash mengibaskan tangan, "Biarkan aku, penyihir elemen udara ini, yang mencoba."
“Awan Tidur Panjang” sihir ini tidak memiliki daya penghancur, namun merupakan sihir area luas yang dapat membuat orang tertidur lelap. Menyelubungi resimen seribu orang mungkin agak sulit bagi penyihir elemen udara biasa, tapi ini bukan masalah bagi penyihir tingkat suci.
Di bawah penerapan master Puskás yang luar biasa, awan gas samar-samar menyebar seperti payung di atas kerumunan penembak Mainz. Penembak harpa yang sebelumnya masih menarik tali busur ke sasaran, satu per satu limbung terjatuh.
Prajurit Feilengcui dengan pita merah di kepala masing-masing, bagaikan Jiao yang keluar dari sarang, menerobos keluar dari penjara bawah tanah dan menyerbu ke segala penjuru kampung militer Mulan yang tersembunyi di balik tembok merah dan pepohonan hijau. Bunyi gedoran pintu yang meredam, desingan bilah tajam, dan jeritan kesakitan bergema tak henti-hentinya. Sebagian besar prajurit Legiun Unta Terbang yang tinggal berada di lapangan latihan, sementara di barak hanya ada staf administrasi. Dapat dibayangkan nasib para birokrat tak berdaya ini ketika bertemu kawanan binatang buas yang haus darah.
Beberapa penembak Bimon tingkat tinggi juga menyelesaikan penjaga gerbang kampung militer dalam sekejap. Karena hari masih siang, pasukan Unta Terbang bahkan tidak memasang penjaga rahasia, yang semakin mempercepat kehancuran mereka.
Nedved dan Ronaldo saling bertukar senyum, prajurit penjaga terakhir tertembus otak oleh mereka berdua secara bersamaan, satu di mata kiri satu di mata kanan. Menempel di dinding seperti cicak yang ditindih paku payung.
Sejenak kemudian, pembantaian di barak telah usai, pemanah Mainz yang pingsan diseret dan ditumpuk menjadi gundukan manusia. Gud membawa para wanita dari Raksasa Berkaki Lumpur dan Raksasa Buddha ke lapangan parade. Jenderal Pan memuntahkan potongan bambu dari mulutnya, menggenggam tombak bermata yang berlumuran darah, lalu menunjukkan cincin ruang tujuh lapis emas di jarinya kepada bos - misinya adalah merampas kembali kutu daun dan sarang lebah sesuai perintah bos.
Raksasa Berkaki Lumpur dan Raksasa Buddha yang dipenjara juga dibopong keluar, para raksasa ini sekarang dalam kondisi Kelemahan.
"Segera bawa para raksasa ke Feilengcui untuk beristirahat!" Liu Zhenhan mengeluarkan Formasi Teleportasi Sihir Logam Ajaib dari cincinnya dan melemparkannya ke lapangan parade yang luas.
Vieri dan para pengawal berlari keluar dari penjara bawah tanah dengan bersemangat, mata mereka waspada menyapu sekeliling. Tanpa bicara, mereka menyerahkan cincin ruang yang telah penuh kepada tuan tanah. Tugas mereka adalah membersihkan gudang senjata Pasukan Unta Terbang di penjara bawah tanah.
Liu Zhenhan tersenyum puas.
Rodman menyampirkan jubah upacara landak di bahu telanjang bosnya, lalu menyodorkan kalung tengkorak ke tangan sang bos.
Angin bertiup kencang di lapangan latihan, gemuruh seperti lemak tebal binatang kurban.
Liu Zhenhan yang mengenakan Jubah Nyanyian tersenyum dengan aura seorang raja.
Jenderal Pan sambil mengarahkan para raksasa berdiri di formasi logam ajaib, berteriak: "Cepat cepat cepat!"
"Pergilah ke wilayahku untuk makan! Dalam kamus Bimon tidak ada kata pelit terhadap teman!" Liu Zhenhan menenggak air dari kantong airnya, lalu berkata pada dua kelompok raksasa yang masih ragu: "Jika kalian ingin tetap di sini diperbudak orang Mouran, silakan! Hamba Dewa Perang tidak akan mengganggu pilihan pribadi!"
Tidak ada raksasa yang mau tinggal lagi. Keraguan mereka hanyalah penolakan alami terhadap dunia asing. Tapi melihat utusan Dewa Perang ini begitu murah hati, para raksasa pun menurut. Di bawah perintah dua kepala suku, mereka berbaris rapi: orang tua, wanita, dan anak-anak di depan, pria dewasa di belakang.
Nedved terus memasukkan tubuh besar para raksasa ke dalam cincin ruangnya. Ia menyambar cincin ruang dari sang bos, lalu berdiri di formasi teleportasi. Penyihir elf Tangning langsung mengalirkan kekuatan angin.
"Beri tahu Kepala Suku Andulan, aku akan membuatnya sibuk setengah mati!" Liu Zhenhan tersenyum pada bayangan Nedved yang mulai memudar.
“Feilengcui sekarang sudah mempekerjakan dua belas Kepala Keuangan Fox.” Helen berbisik ke telinga Liu Zhenhan, membuatnya tertawa terbahak-bahak lagi.
Lao Liu segera berhenti tertawa. Gadis kecil raksasa Kiskeib belum pergi ke Feilengcui. Dia sedang berbisik-bisik dengan Ning Yu dan Gorini di sudut. Mo'er sambil memberi makan kucing perempuan Victoria dan perempuan rubah Li Wei dengan kantong air dan roti, melirik Lao Liu dengan tatapan sinis.
Bajingan tua itu pura-pura tidak melihat.
Dengan kilatan cahaya sihir yang bertubi-tubi dari Formasi Teleportasi Sihir Logam Ajaib, pasukan demi pasukan Prajurit Behemoth berbaju baja muncul dengan wajah penuh di tanah asing ini. Pantulan senjata tajam yang berkilauan langsung mengubah barak kosong ini menjadi tempat yang membekukan tulang.
Beberapa staf dan juru tulis berdiri di samping Shaman Divine Comedy, mencatat perintah sambil mengirim prajurit sinyal untuk menyampaikan instruksi, memerintahkan para perwira militer untuk segera menyusun formasi pasukan mereka di lapangan latihan.
Semua manusia Aiqin yang berdiri di tanah ini memandang Liu Zhenhan dengan pandangan kompleks, saat dia sedang mengatur strategi perang bersama Pangeran Kahn.
Tidak heran jika manusia Aiqin ini diam-diam merasa ngeri, taktik serangan sentral skala besar seperti ini akan menjadi bencana bagi kota mana pun di negara mana pun! Meskipun kristal mahal untuk membuat formasi teleportasi magis langka, di hadapan mesin negara Benua Aiqin, tetap bisa ditemukan. Tapi transfer pasukan jarak jauh skala besar seperti Feilengcui benar-benar tak bisa ditiru siapa pun!
Formasi magis logam ajaib terbuat dari Kristal Malon yang langka, memiliki kapasitas transfer dua kali lipat dibanding kristal teleportasi biasa, mampu memindahkan delapan puluh prajurit sekaligus. Tetapi aktivasi magis membutuhkan input kekuatan magis dari penyihir. Feilengcui memiliki dua penyihir unsur angin dan tujuh penyihir Naga, ditambah empat penyihir Elf dari legiun ekspedisi. Sisi Bimon hanya memiliki tujuh penyihir unsur angin total. Dengan kekuatan magis mereka, maksimal hanya bisa mentransfer sekitar lima ribu pasukan, dan itu pun membutuhkan waktu cukup lama.
Tapi jika ditambah kemampuan transit dari lebih tiga puluh cincin tujuh lapis emas, kecepatan transfer ini menjadi benar-benar mengerikan!
Semua cincin tujuh lapis emas kini dalam keadaan kosong, memantulkan kilauan hasil jarahan.
Lapangan latihan luas di markas besar Legiun Unta Terbang memberikan ruang yang cukup untuk formasi pasukan Bimon ini!
Pasukan Bimon yang tiba di Kota Gallimard kali ini, selain dua resimen penguat dari Istana Musim Panas Dewa Perang dan 3.314 prajurit tersisa dari Pasukan Ekspedisi Behemoth, juga terdapat 200 prajurit Tulan yang tinggal di Oasis Yale serta 1.000 prajurit dari Oasis Cambridge.
Formasi kedua Feilengcui telah dimobilisasi sepenuhnya: 600 prajurit Pasukan Tentara Bayaran Macan, 1.000 prajurit Goblin Gunung Cukur, 48 Raksasa Typhoon, dan 200 pandai besi Kurcaci Abu-abu semuanya telah bersiap tempur.
Bantuan eksternal termasuk 1.000 Prajurit Medusa dan 500 prajurit kura-kura dari Kota Caiyu yang dikirim Tuan Mourinho, serta rencana penyertaan formasi pengawal elite sekitar 200 orang milik Imam Utama Angsa; Pangeran Kahn bahkan berhasil menipu 10 resimen prajurit Babi dari Korps Timur Laut dengan memalsukan segel kerajaan!
Pasukan tak terduga lainnya adalah 150 pemanah manusia naga yang dibawa Naga Pelangi Ibu; Jenderal Pan juga membawa pulang sukunya dari Benua Chesang, meningkatkan jumlah Prajurit Panda Panta yang paling garang dan ahli tempur menjadi 178 orang.
Lebih dari 20.000 prajurit Bimon elit, ditambah 150-an pendeta, kekuatan tempur secanggih ini membuat kepercayaan diri Liu Zhenhan membumbung tinggi!
Letak Legiun Unta Terbang sangat terpencil, ditambah sering dihantui mayat hidup, sehingga Liu Zhenhan bisa seenaknya memberi perintah di sini. Dia sama sekali tidak takut orang Mouran akan menyadarinya, bahkan jika ketahuan pun sudah terlambat. Jangan katakan 20.000 pasukan harimau serigala muncul di Kalimantan, bahkan 200 bajingan nekat yang berbuat onar di dalam kota pun akan membuat kota ini kacau balau.
Pasukan dadakan yang dikumpulkan di lapangan latihan memang tidak memiliki kedisiplinan rapi seperti pasukan ekspedisi, namun tetap terlihat gagah perkasa.
"Prajurit Behemoth yang gagah berani!" Suara Shaman Divine Comedy bergema di atas lapangan latihan raksasa yang diperkuat oleh sihir Pengeras Suara: "Mungkin kalian belum tahu di mana kita berada sekarang, dan untuk apa kita datang ke sini! Aku akan memberitahumu, kalian sekarang sudah berada di sarang perompak manusia gurun!"
Sebagian besar prajurit Behemoth memang tidak tahu tujuan sebenarnya. Namun setelah menerima perintah mobilisasi siaga satu, dan para perwira telah membagikan pita merah, hati para prajurit sudah tegang seperti senar. Apa arti pita merah? Seutas pita merah di dahi adalah tanda pembantaian kota. Saat ini di Benua Aigean sudah jarang muncul taktik perang sekejam ini!
Saat Shaman Divine Comedy mengatakan ini, para prajurit Behemoth baru tersadar. Namun mereka masih bingung, bagaimana mungkin mereka yang tadinya berkemah di Dataran Liar Donau, tiba-tiba sudah menempuh ribuan li hingga sampai di sarang perampok gurun?
"Di kota ini ada Putri Nancy yang ditawan perampok! Ada ribuan saudari Behemoth yang diperlakukan seperti mainan oleh para penjahat ini!" Liu Zhenhan menunjuk perempuan rubah Livi di sampingnya sambil berteriak: "Lihatlah! Ini saudari kita yang sudah disiksa hingga tak bisa berjalan, hanya bisa merangkak seperti anjing pemburu!"
Mata semua prajurit Behemoth membelalak. Mereka di barisan belakang berjinjit mencoba melihat ke depan.
"Lihat pita merah dari perwira? Mulai sekarang, bunuh semua makhluk hidup di kota ini kecuali wanita dan bayi!" Liu Zhenhan mengacungkan jarinya: "Ingat! Hanya perajin yang boleh hidup! Khususnya pandai besi! Dilarang merampas, membakar, atau memperkosa! Tugas kalian hanya MEMBANTAI!" Dengan suara menggelegar ia berteriak: "Atas nama Dewa Perang, dalam 10 hari ke depan, pedang tak boleh disarungkan!"
“Kota ini akan kita jarah habis-habisan! Prajurit-prajurit pemberani, industri persenjataan Kerajaan akan kalian ubah total! Kalian akan menjadi pahlawan besar Kerajaan! Kehormatan, medali, dan hadiah menanti kalian!” Pangeran Kahn mengeluarkan Pedang Zhanri yang terukir tulisan "Jiwa prajurit, bertujuan menghentikan perang", memimpin teriakan liar: “Kampas!”
“Kampas!” Semua prajurit Bimon serentak mengacungkan senjata, memasuki kondisi kemarahan ekstrem.
Meski sebagian besar prajurit belum sepenuhnya memahami situasi, pemujaan prajurit Bimon terhadap pahlawan dan kehormatan, nyali melindungi saudara sebangsa, serta sifat alami suka berperang telah sepenuhnya terbakar. Perwira lapangan telah menerima instruksi jelas kemarin, dan dengan provokasi mereka, pasukan ini akan melaksanakan tugas tanpa kompromi.
Sesuai rencana yang telah disusun, Legiun Ekspedisi Behemoth sisa tiga ribu orang dibagi dua: Satu dipimpin Jenderal Pinto, satunya oleh Pangeran Kahn, bergerak ke timur dan selatan untuk membantai sepanjang rute. Kekuatan tempur pasukan sisa ini sangat mengerikan, dengan formasi qingyise prajurit Bimon kuat yang bisa melawan seratus lawan satu! Di belakang mereka, pasukan tidak resmi gabungan Prajurit Medusa Kota Caiyu dan Korps Cadangan Feilengcui akan membersihkan sisa-sisa, tugas utama formasi lanjutan ini adalah menjarah.
Delapan resimen prajurit Babi di bawah komando legiun Suku Rubah jenderal ulung Legiun Lippi dan Jenderal Reyes, masing-masing bergerak dari barat dan utara dengan 496 kavaleri lapis baja Feilengcui dan satu resimen kavaleri babi hutan sebagai pasukan pelopor, menginjak-injak semua makhluk yang terlihat. Ini adalah legiun dengan struktur lengkap. Meski kekuatan tempur prajurit Babi terbatas, keunggulan kuantitas dan kelemahan lawan akan memastikan kemenangan mutlak mereka.
Setelah membersihkan jalan utama, keempat komandan akan cepat menduduki satu bangunan besar di setiap empat penjuru, mendirikan pos komando sementara, lalu mulai membabat nyawa dari rumah ke rumah, merampas semua persediaan, dan mengosongkan area tanggung jawab masing-masing!
BAB 348 PEMBANTAIAN SABUK MERAH
Pembagian wilayah Kalimantan sangat jelas. Dengan poros utama istana Khalifah dan Kuil Pemuja Api, pasukan Bimon hanya perlu mengepung dari empat penjuru untuk menghancurkan kota ini sepenuhnya!
Koordinasi antara empat front akan dijaga oleh 40 kavaleri Elang Bertanduk yang dibawa Murinio, memastikan komunikasi tak terputus.
Instruksi Liu Zhenhan kepada semua perwira militer sangat sederhana: membersihkan segala sesuatu. Jika menemui orang Mouran dan ibu kota Khalifah yang bertahan di balik tembok tinggi, jangan dihiraukan. Fokus pada penetrasi cepat dengan kecepatan maksimal, serahkan "tulang keras" ini kepada pasukan berikutnya. Sebelum gelap, bersihkan jalanan lalu mulai rampasi rumah demi rumah, mulai dari rumah-rumah mewah dan toko-toko besar. Pelaksanaan Festival Debu akan memberikan keuntungan lebih besar bagi pasukan Bimon! Karena itu Liu Zhenhan terus menekankan: Pada tahap awal, sama sekali dilarang ikut menjarah agar tidak memperlambat gerakan!
Dua resimen prajurit Babi, satu resimen gabungan prajurit Oasis Cambridge, serta lebih dari 2.000 prajurit inti dari Istana Musim Panas Dewa Perang akan menjadi pasukan cadangan elit yang khusus menangani situasi tak terduga.
Dentuman raungan bergemuruh seperti guntur yang memenuhi telinga membuat orang-orang Mouran di dekat kamp Pasukan Unta Terbang serentak menengadah ke langit. Mereka terkejut oleh deru dahsyat ini, karena dari teriakan keras nan asing itu mereka mencium bau anyir yang tak bisa disembunyikan.
Seperti sarang lebah yang tiba-tiba diobrak-abrik, orang-orang Mouran yang semula berjalan santai di jalan ramai sisi barat kota, mendadak diserbu prajurit tak jelas asalnya. Suara "kertak-kertak" pedang membelah tubuh bergema, tubuh-tubuh bergulingan. Dengan mulut menganga, orang Mouran menyaksikan makhluk-makhluk mengerikan seakan keluar dari Jalan Poyi ini, baru menyadar saat pedang tajam menyambar dan pekikan mengoyak gendang telinga meledak.
Ini terjadi di siang bolong! Banyak orang Mouran sampai mati pun tak paham siapa pembunuhnya!
Kota Gallimard terlalu luas. Jika dilihat dari ketinggian, terlihat sebagian besar orang Mouran masih asyik berkeliaran di dalam kota, sama sekali tak menyadari malapetaka besar akan segera menimpa mereka.
Pasukan Bimon yang terpecah menjadi empat arah berbeda, bagai kembang api yang meledak, menciptakan pusaran-pusaran dahsyat di sisi barat kota. Seperti Aliran Deras yang meluap, dengan cepat menyebar ke empat penjuru. Di setiap jalur yang dilalui, hanya tersisa darah dan tubuh tercabik-cabik. Semua kerumunan di jalanan dihabisi tanpa sisa.
Tiga ribu sisa pasukan Ekspedisi dan orang Mouran memiliki kebencian yang mendalam, sehingga serangan mereka sangat kejam. Di hadapan prajurit Bimon bersenjata berat, bangunan di kedua sisi jalan dihancurkan menjadi serpihan! Kavaleri berat yak seperti angin puyuh menerjang, kapak perang tajam membelah manusia dan unta sekaligus!
Setelah melewati ketegangan awal, bahkan perwira militer Bimon yang paling hijau pun cepat belajar melakukan pembantaian sederhana ini di bawah rangsangan darah.
Kerusakan yang bisa ditimbulkan prajurit bersenjata lengkap - prajurit Bimon bersenjata lengkap - prajurit Bimon bersenjata lengkap yang telah mengalami Transformasi Liar - terhadap kota berisi rakyat biasa, akan dibuktikan dengan jelas setelah pertempuran ini. Sekarang hanyalah proses verifikasi.
Tanpa perlawanan sama sekali, masuknya pasukan ke dalam kota sudah bisa disebut sebagai akhir dari kota ini. Jika bukan karena larangan membakar untuk merampas persediaan, Kota Gallimard pasti telah menjadi Lautan Api!
“Seluruh pasukan udara Chimera segera lepas landas! Susun formasi berkelompok seratus orang per unit, targetkan keempat gerbang Kalimantan. Gunakan labu minyak ganda untuk membersihkan pasukan musuh di atas tembok kota terlebih dahulu, lalu turunkan gerbang besi sepuluh ribu pon mereka untuk memblokir semua jalan pelarian orang Mouran!” Liu Zhenhan melanjutkan instruksi dengan cepat: “Pasukan udara Newton dibagi menjadi empat formasi, patroli di sekitar luar kota Kalimantan, bunuh semua yang mendekati! Prajurit udara Chimera jangan pelit labu minyak, bombardir terus tembok kota sampai tak tersisa manusia! Meriam cahaya jangan berhenti menembak, hancurkan moral mereka dengan tembakan beruntun! Setelah misi selesai, separuh pasukan udara Chimera bergabung dengan pasukan udara Newton, separuhnya lagi cari target berharga di dalam kota. Segera pindahkan dengan cincin ruang jika ditemukan!”
“Siap!” Duncan dan A Du menghentakkan sepatu bot mereka serentak, memberi hormat militer, lalu segera lepas landas.
“Kota ini tamat!” Ksatria naga Lampard tertegun melihat tiga mesin baja muncul di tengah lapangan latihan, baru bisa bicara setelah lama terdiam.
Tiga mesin baja ini adalah kendaraan tempur berat Feilengcui – Mesin Gaocen!
Dua di antaranya memiliki badan mesin berlapis kristal biru bayangan yang indah, memancarkan kilauan pelangi di bawah sinar matahari. Satu mesin Gaocen lainnya berwarna hitam pekat seperti tinta, dengan aura mematikan yang mengerikan.
Ketiga patung Gao Cen ini memiliki tinggi 6,74 meter dengan cangkang logam yang sangat kokoh, menyerupai laba-laba raksasa berkaki delapan dengan cakar sebesar pedang raksasa. Di antara rahangnya terdapat rantai gergaji yang bisa memanjang hingga 4 meter, seluruh tubuhnya dihiasi duri baja seperti mawar.
Struktur tubuh laba-laba adalah desain ilmiah paling seimbang dan stabil di alam. Dengan suara gemuruh roda gigi, setiap langkah Mesin Gaocen mengangkat lembaran-lembaran tanah besar. Tembok pertahanan runtuh seketika hanya dengan sapuan ringan mereka!
Bersama Mesin Gaocen, berangkat pula 48 Raksasa Typhoon dan 1.000 Prajurit Kijang!
Mo'er membawa tiga Patung Emas Yunqin dan empat Imam Senior Chickin yang bertugas memimpin. Tugas unit serang berat ini adalah membersihkan sepanjang tembok kota, bekerja sama dengan angkatan udara untuk menghancurkan semua pasukan Mulan dan target hidup yang terlihat.
Legiun Unta Terbang memiliki struktur 40.000 personel. Meski tidak tahu berapa prajurit yang dibawa Rundstedt ke Markhan, Liu Zhenhan yakin Kota Kalimantan kini tak mungkin memiliki kekuatan melebihi militer Bimon. Di bawah gempuran labu minyak yang tak henti, benteng tanpa perlindungan pasti menyebabkan korban mengerikan bagi prajurit Mulan.
“Sungguh membuat gelisah! Bos, kapan giliran kami maju?” Vieri mengangkat kapak perang raksasa, mondar-mandir dengan gelisah. Kungkang raksasa duduk di sampingnya, sedang menggaruk-garuk badannya dengan cakar.
“Jangan terburu-buru! Ibu Kota Khalifah adalah target kita! Tapi ini harus menunggu pengepungan dari empat penjuru selesai dulu!” Liu Zhenhan tidak panik. Pertempuran baru saja dimulai, masih panjang. Tentang penyelamatan Putri Nancy, itu akan jadi urutan terakhir.
“Syu~ Syu~ Syu~” Sirip ekor berbentuk torpedo pada keranjang labu minyak mengeluarkan desisan tajam saat jatuh di udara.
Ini adalah Malaikat Maut yang meraung! Ini adalah Iblis yang mengaum!
“Boom~ Boom~ Boom~~”
Dentuman dahsyat dan gelombang api menyemburkan awan jamur raksasa dari tembok barat yang tidak jauh. Potongan mayat beterbangan di udara, terbungkus api dan hujan darah yang menghujungi tembok. Sinar meriam cahaya bagai pancaran kematian dari langit terus menyapu dengan teriakan putus asa.
Kavaleri udara hitam pekat mengendarai binatang peliharaan raksasa, bagai kawanan gagak yang mencari mangsa di langit, menyerbu tembok di tiga penjuru lain secara membabi-buta.
Satu dari gerbang kota seberat sepuluh ribu pon sudah runtuh!
Kalimantan menggigil hebat dalam rintihan!
Piramida dan Patung Dewi Mani memandang ngeri kedatangan pembunuh udara ini!
“Mata beberapa manusia Aiqin membelalak lebar, pandangan mereka mulai dipenuhi kengerian. Ini pertama kalinya mereka menyaksikan serangan udara sepadat ini dengan kekuatan yang begitu dahsyat!”
“Bos! Bagaimana cara menangani orang-orang ini?” Gud menunjuk para Elf gurun yang masih tertidur lelap.
“Kecuali satu gadis elf, semua potong tendon tangan-kaki dan cabut lidah mereka!” Liu Zhenhan tersenyum sinis: “Gadis itu memakai dua cincin perak di telinga kiri, jangan sampai salah!”
Gemuruh jawaban menyahut. Satu per satu Elf gurun terbangun oleh rasa sakit. Dengan panik mereka menyadari tubuh besar para algojo menindih mereka, belati membelah tendon anggota gerak, menyobek pipi, lalu lidah lembut terpotong melayang bersama semburan darah.
Tanpa lidah, para Elf hanya bisa mengerang lewat hidung. Tangan yang tendonnya putus tak berdaya memegang bibir sobek. Bagi Mainz pencinta kecantikan, ini hukuman paling kejam.
Baik pasangan Naga Pelangi maupun Master Puskash, Master Emmar maupun Master Stefano, Murinio maupun dua ksatria naga – semua menghindari pandangan, tak tega menyaksikan.
Meskipun sudah melihat kesengsaraan rubah betina cantik, hukuman seperti ini tetap membuat semua orang merasa tidak tega, karena kekejian siksaan ini telah sepenuhnya melampaui kematian. Ini adalah penyiksaan yang mengubah manusia menjadi sampah seutuhnya.
"Bukankah ini terlalu kejam?"
Liu Zhenhan langsung menoleh, memandang marah ke arah orang yang berani berbicara padanya.
Yang tidak disangkanya, ternyata pemimpin dari para pemanah manusia naga-lah yang menuduhnya!
Kebanyakan manusia naga ini memiliki tinggi sekitar 3 meter, dengan tanduk naga anggun di dahi, telinga runcing, dan wajah tampan. Tubuh mereka tegap. Tidak diragukan lagi, mereka adalah keturunan campuran Elf dan bangsa naga. Dari busur besar di punggung mereka, terlihat mereka juga ahli dalam keahlian memanah.
Beberapa manusia naga mencapai tinggi lebih dari 5 meter, gagah perkasa dengan tubuh bagian bawah berupa ular yang melingkar. Namun mereka bukan Medusa, melainkan keturunan campuran Ayam hutan Bimon dengan bangsa naga - manusia Jiao.
"Apa katamu? Ulangi sekali!" Liu Zhenhan memandang pemimpin manusia naga ini dengan mata berapi-api. Pria ini bernama Eto'o, memiliki gigi sedikit tonggos, tapi secara umum tampan meski matanya terlihat sangat membangkang.
“Kubilang, Tuan Richard, apakah kau terlalu kejam?” Manusia naga Eto'o mengangkat hidungnya, mendengus dingin: “Kota Naga mengutus kami untuk membantu Bimon melawan Bangsa Iblis, bukan membantu seorang jagal haus darah!”
“Apa maksudmu, Eto'o?” Naga Pelangi Ibu tersipu harga dirinya.
“Apakah salah ucapanku, Guru Ibu?” Eto'o membalas dengan kesombongan khas pemuda: “Tuan Richard ini jelas-jelas seorang jagal!”
“Keterlaluan kau sombongnya, bocah!” Liu Zhenhan tersenyum sinis berkali-kali, menunjuk para petinggi di sekelilingnya: “Tidakkah kau lihat? Begitu banyak ksatria naga dan Master sihir diam seribu bahasa, berani ikut campur? Siapa kau sebenarnya? Boleh saja tidak membantu, tapi jangan ikut campur tangan operasi militer Bimon! Kau pikir diri siapa? Dasar idiot tanpa pengalaman dunia, pantaskah kau menuduhku?”
Beberapa manusia Aiqin yang bijaksana menghela nafas. Manusia naga ini pasti terlalu banyak baca novel ksatria nonsense. Seandainya operasi militer Bimon bisa dihentikan oleh kesucian palsu dan idealisme muluk-mulukmu, itu terlalu kekanak-kanakan!
“Makhluk rendahan! Aku tantang kau duel!” Manusia naga Eto'o menggigil marah. Harga dirinya diinjak-injak oleh Bimon ini, rasa pahit yang belum pernah dialaminya. Bagi manusia naga yang bisa mengeluarkan satu sampai dua mantra tinggi secara instan, selain bangsa naga, tidak ada ras lain di dunia ini yang patut dihormati.
“Cepat minggir!” Liu Zhenhan menggerakkan tangan dengan tak sabar: “Pergi mati ke mana kau mau! Aku tak mau membunuh orang bodoh sepertimu!”
Sejumlah besar Prajurit Feilengcui mengurung manusia naga seperti berburu, pisau terbang Gurkha dan tombak bermata yang dingin memantulkan cahaya keperakan. Pada jarak ini, jumlah personel menentukan. Sekalipun manusia naga bisa mengeluarkan mantra tingkat tinggi secara instan, bahkan mantra terlarang pun tak akan berguna.
“Usir manusia naga ini dari sini! Aku tak mau melihat mereka lagi!” Kata-kata Liu Zhenhan ini ditujukan untuk manusia naga sekaligus semua orang: “Bukan Dewa Perang yang sok jago di depanku? Brengsek!”
“Richard, dasar bodoh, bukankah kau tahu cara menghormati orang berbakat...” Naga Pelangi Ibu tak menyangka pembicaraan akan gagal hanya dalam beberapa kalimat. Melihat Eto'o yang marah membawa manusia naga menuju formasi magis logam ajaib, sang ayah mertua hanya bisa ternganga memandangi menantunya yang kasar.
“Aku butuh banyak pemanah ulung, tapi bawahan sok jago seperti ini tak pernah kurang!” Liu Zhenhan membungkuk mengambil harpa khusus pemanah elf gurun, tersenyum pada Ibu: “Maaf, Paman, 'menghormati orang berbakat' tak pernah ada dalam kamusku...”
“Lawan kita datang!” Yitiao menyela perdebatan Liu Zhenhan dan Naga Pelangi, menunjuk ke langit sambil tertawa.
Dua ratus ksatria monster mistis melayang di atas Ibu Kota Kalimantan, memandang penuh kengerian ke tanah yang dipenuhi serpihan daging dan darah. Aliran logam bagai wabah menyapu jalan-jalan utama Kalimantan, kilatan pedang mengubah tubuh-tubuh segar menjadi daging cincang.
"Sudah lama aku menunggu mereka!" Liu Zhenhan meniup peluit genit. Geruin Tuan Tanah Pasang Surut yang bertulang putih, Sang Tiran Tengkorak Api Neraka, dan Hantu Hydra berbaris memberi hormat. Guo Guo menggendong Katyusha dengan perut buncit, wajahnya penuh semangat bertarung.
"Ksatria monster logam?" Ibu mengalihkan amarahnya: "Jancuk! Biar aku saja! Cukup satu orang!"
"Aku ikut, Richard!" Ksatria naga Lampard menggigit seruling naganya, tersenyum tipis.
"Dan aku!" Pangeran Muda Elf, Putri Mari menggandang unicornnya, bersuara kekanakan.
Bayangan api raksasa menutupi bumi. Dalam sorotan cahaya, Imam Utama Angsa yang tampan sudah berada di punggung Phoenix api.
"Yitiao dengan bulu hitam dan selimut salju, serta Liu Zhenhan yang mengendarai punggung Geryon, lebih cepat lagi telah menyerang. Diikuti oleh Boneka Tyrant dan Hydra hantu sebagai anak buah, ksatria naga emas berkepala dua Lampard serta Imam Phoenix Api Murinio juga tak kalah gesit. Yang terakhir adalah Putri Mari yang mengendarai Unicorn dan berlari kencang di langit."
"Jancuk! Kalian semua berkumpul di sini, lebih baik serang aku saja!" Master Puskash bergumam kesal, "Orang-orang Mouran ini benar-benar punya harga diri berlebihan!"
Bab 349 Mantra Level Saint
Di Kekaisaran Mugalan bahkan seluruh Gurun Pasir Taklamakan, ksatria hewan pantas dijuluki pahlawan super. Kecuali ksatria naga terbang yang sangat langka, ksatria hewan praktis tak memiliki pemangsa alami - inilah keunggulan unik jenis pasukan angkatan udara: Jika benar-benar tak bisa menang, mundur selalu menjadi opsi.
Hewan "Pangolin Emas Cair" dapat terus memperbarui lapisan pelindung logam. Meski tak memiliki daya serang, ketahanannya luar biasa! Baju terbang logam hasil mimikri hewan ini juga memiliki daya tahan super. Ditambah senjata standar setiap penunggang - busur silang lima tembakan beruntun yang mampu menembus logam dan batu dalam 150 yard, serta panah komposit bermuatan api dan kilat, formasi udara 200 ksatria hewan Sultan ini benar-benar setara dengan ksatria naga terbang.
Kekaisaran Mugalan hanya memiliki dua Ksatria naga terbang, namun keduanya tidak bertugas di Pasukan Pengawal Kerajaan. Oleh karena itu, delapan ratus Ksatria Legiun Fantasi dari empat legiun pengawal utama telah ada sejak hari pertama penciptaannya dengan tujuan strategis untuk melawan Ksatria naga terbang. Tentu saja, empat ratus ksatria burung nasar Desert Boni dari Legiun Unta Terbang di Provinsi Barat juga merupakan target potensial yang layak untuk dilawan.
Sejak awal munculnya keanehan di Kota Gallimard, Shirazi Bagh - Komandan Ksatria Legiun Fantasi yang ditugaskan khusus untuk menjaga Yang Mulia Khalifah setelah dipindahkan dari garis depan oleh Sultan Agung - segera waspada.
Saat itu sang mage Mulan sedang bersenggama untuk bersenang-senang dengan seorang pelayan wanita yang menggoda di ranjang. Ledakan yang tiba-tiba membuat prajurit Mugalan yang terkenal di dunia ini menunjukkan kemampuan adaptasi di atas level biasa. Dengan kaki yang kuat ia menendang wanita yang sedang bergerak seperti ular di atas tubuhnya, lalu telanjang bulat menerjang ke arah pedang dan busur silangnya. Alat kelamin pria yang gagah itu menyusut drastis karena terkejut, mirip bekicot yang mengkerut dalam butiran garam.
Sebagai seorang Mojie top Mulan yang telah bertempur di medan perang selama bertahun-tahun, Shirazi Bagh telah menyaksikan lebih banyak darah daripada susu unta yang diminum orang biasa; Untuk persepsi dan prediksi bahaya, dia memiliki intuisi yang lebih tajam daripada hyena; Dari suara ledakan, dia mencium bahaya yang tidak biasa dan aura mematikan yang agresif!
Ketika Yabushan Mulan yang terkenal dengan keberaniannya ini keluar dari rumah dengan pakaian tidak rapi, Kota Gallimard telah berubah drastis. Sinar matahari masih sama, udara masih sama, hanya ada aroma yang familiar...
Ini bukan aroma apel wangi maupun anggur yang harum...
Bukan pula wewangian cendana mahal seperti emas...
Ini adalah bau darah dan pembantaian!
Burung-burung yang beterbangan di atas kota terbang ketakutan ke kejauhan, anjing-anjing pemburu di dalam kota menjerit dengan teriakan liar sambil terus mengeluarkan lolongan ekor terjepit, pilu dan putus asa.
Ketika 200 ksatria hewan mistis terbang ke angkasa dipimpin oleh komandan ksatria Shirazi Bagh Yabushan, sang komandan segera memahami alasan detak jantungnya begitu kencang.
Kota Gallimard telah tenggelam dalam badai darah, provinsi Mulan yang terkenal makmur dan perkasa ini telah menjadi neraka.
Dari sisi barat kota, bagaikan gerombolan tikus liar yang mengerumuni selokan mencari makanan, atau pasukan semut yang bermigrasi besar-besaran sebelum hujan turun. Empat pasukan besar telah menciptakan gunungan mayat di jalan utama. Dengan kavaleri sebagai garda depan dan infanteri mengikuti di belakang, mereka membantai manusia dan binatang tanpa ampun. Di bawah sorakan lagu-lagu kasar yang bergemuruh, prajurit keempat pasukan ini telah berubah menjadi binatang buas sejati. Kecepatan gerak mereka begitu dahsyat - rumah-rumah runtuh, pejalan kaki menjerit-jerit, darah mengalir membentuk anak sungai. Tusukan pedang tajam bagai hujan deras yang menyirami tanah kering ini, tapi ini adalah hujan darah.
Debu sudah tak ada lagi, karena darah segar sedang membasahi bumi yang kering.
Para Ksatria Binatang Legenda memandang dari langit. Di belakang keempat pasukan itu membentang jalan merah terang berkelok-kelok. Di atas tembok kota, bola-bola api raksasa terus meletus disertai cipratan daging dan darah. Langit dipenuhi binatang peliharaan raksasa yang terbang bergerombol. Semua Ksatria Binatang Legenda tiba-tiba merasa seperti terjatuh ke lubang es.
Monster-monster berkepala dua dengan tubuh super besar yang menyerupai kadal terbang ganas, memakai zirah semi-transparan dari material tak diketahui yang memancarkan titik-titik warna-warni. Di bawah terik matahari gurun, kilauan ini memantulkan cahaya pelangi yang menyilaukan. Para ksatria raksasa bertanduk dua yang duduk perkasa di punggung binatang peliharaan raksasa ini, sibuk melemparkan keranjang berdesis yang meledak menjadi bola api, awan hitam, dan potongan tubuh, atau menyapu sinar panas menyengat yang memenuhi benteng dengan jeritan dan bau gosong. Bahkan prajurit elite Mage Mulan paling pemberani pun akan gemetar melihat kekacauan dahsyat ini.
Para ksatria binatang peliharaan ajaib belum sempat mengumpulkan keberanian untuk menghadapi musuh yang jumlahnya hampir dua kali lipat, ketika lima penunggang monster lain datang menerjang dari kejauhan.
Dua burung api raksasa, ular raksasa menyerupai kerangka, kuda terbang yang melesat di angkasa, serta kadal terbang emas berkepala dua! Sungguh tak terbayangkan bagaimana makhluk-makhluk menyeramkan ini bisa sampai ke Kota Gallimard!
Para ksatria binatang peliharaan ajaib sempat terbengong-bengong, baru tersadar untuk membentuk formasi pertahanan setelah komandan mereka Shirazi Bagh berteriak memerintah, dengan kikuk dan penuh keraguan mereka menyusun barisan.
Pasukan demi pasukan muncul lagi. Satu kelompok bergerak menyusuri dinding oasis, tiga monster logam raksasa menghancurkan semua bangunan di sepanjang jalan, menghujani setiap bagian kosong di tembok dengan batu meteor api berekor panjang. Infanteri di belakangnya membersihkan semua rintangan dengan cara yang lebih langsung; Kelompok lain bergerak lurus menuju Ibu Kota yang paling mencolok, ini adalah mesin perang berbaju baja lengkap!
“Serangan musuh——Serangan musuh!”
Komandan Ksatria Fantasi mengayunkan tangannya dengan putus asa ke pasukan penjaga di Ibu Kota, suaranya serak hingga pita suara hampir robek.
Ksatria Fantasi pertama yang gugur adalah Shirazibag. Golok emasnya yang terlalu mencolok mengungkapkan identitasnya sebagai komandan. Liu Zhenhan menembak kepalanya dari jarak 1.800 yard menggunakan arquebus Guli. Meski zirah fantasi memiliki kemampuan perlindungan luar biasa, tetap tak bisa melindungi bola mata yang rapuh.
Malapetaka yang sudah ditakdirkan, ksatria monster ilusi lainnya tidak lebih cepat melarikan diri dari nasib kehancuran dibanding komandan mereka. Tim serangan yang terdiri dari enam monster tingkat super, dari jarak sangat jauh, menggunakan empat mantra spontan liar untuk menciptakan ledakan sihir spektakuler di langit Kalimantan. Kecuali unicorn, baik phoenix api maupun naga emas, semuanya seolah ingin bersaing dengan Bangau Api dan Tuan Tanah Pasang Surut. Empat serangan sihir terkonsentrasi yang dahsyat ini membuat ahli sihir di darat yang hendak memberikan dukungan jarak jauh terjatuh karena ketakutan.
Kekuatan sihir selevel ini, bahkan naga terbang pun tak mampu menandingi!
Dua ratus ksatria monster ilusi belum sempat bereaksi ketika separuh dari mereka sudah seperti layang-layang putus tali, terjungkal secara acak menghujam ibu kota. Sekitar dua puluh ksatria monster ilusi bagaikan batu peluru dari katapel, bertubi-tubi namun presisi menghantam pintu gerbang kayu tebal berhias paku kuningan di ibu kota. Dalam derit "kreek-kreek", separuh pintu hancur berkeping-keping dan bergemuruh roboh - inilah kemampuan Naga Pelangi mengendalikan logam, pemangsa alami monster logam!
Orang Mouran menggigil ketakutan!
Kekuatan tempur 200 Ksatria Monster yang seharusnya mampu melawan kadal terbang, bahkan belum sempat bertemu langsung sudah kehilangan setengah pasukan centaur. Ini konsep apa?!
Liu Zhenhan sedang menginjak-injak sambil memaki!
Dengan lima ekor Monster Tingkat Super sebagai penyerang utama, ternyata gagal membersihkan pasukan Ksatria Monster sekaligus. Sungguh konyol! Jika ditambah dengan Penguasa Api Neraka yang belum matang miliknya sendiri, formasi mewah seperti ini hasilnya malah payah!
Shaman Divine Comedy kita berpikir terlalu idealis. Jika dia tahu serangan kali ini menimbulkan ketakutan psikologis sebesar apa pada orang Mouran, seharusnya dia bangga bukannya marah.
Monster fantasi semuanya dimodifikasi dari monster "trenggiling terpetrifikasi". Monster elemen tanah seperti kemampuan petrifikasi dan kulit sekeras batu memang terkenal dengan pertahanannya. Setelah dimodifikasi oleh Raksasa Berkaki Lumpur menjadi monster fantasi tipe logam Liubojin, trenggiling ini masih mempertahankan mantra instan mereka. Kemampuan bertahan tidak hanya tidak melemah, malah menjadi lebih tangguh; ditambah latihan formasi Ksatria Monster Fantasi Mouran menggunakan kadal terbang sebagai musuh imajiner, distribusi formasi mereka cukup longgar. Serangan magis kali ini sebagian besar tumpang tindih dalam cakupan yang sama, terlihat beberapa mantra saling menjalin, megah memang megah, gemerlap juga cukup gemerlap, tapi distribusinya sangat tidak merata. Meski begitu, tetap saja separuh ksatria monster fantasi langsung hancur dalam sekejap – cukup membuat orang Mouran yang menyaksikan langsung mengalami breakdown mental. Bayangkan saja, beberapa mantra berat Braak! menimpa tubuh, monster tidak mati, sang ksatria sudah terguncang menjadi bubur.
Setelah pukulan ini, sisa ksatria monster fantasi juga hampir kolaps. Meski tidak bisa mengenali jenis monster ganas di seberang ini, melalui pengalaman langsung mereka menyadari binatang peliharaan raksasa ini memiliki kemampuan tempur yang setara bahkan melebihi kadal terbang!
Setelah kembali ke wujud Bangau Api, Yitiao sama sekali tidak memberi waktu bagi para Ksatria Siluman untuk ragu. Sebagai monster terbang sejati, Yitiao jauh melampaui Geryon yang hanya mengandalkan sihir untuk terbang. Bangau Api Burangsha tidak hanya memiliki teknik terbang yang melawan hukum aerodinamika, tetapi juga kecepatan yang menjadi keunggulan utamanya.
Apalagi Yitiao adalah makhluk unik dari Benua Sutra Timur Jauh. Dibentuk oleh budaya Daratan Timur dan pengaruh sang bos, mungkin ini satu-satunya peliharaan magis di Benua Aigean yang menggunakan senjata. Dari Tongkat Taring Serigala Formasi Padat di masa awal hingga pedang ganda bulu angsa hari ini, Yitiao terus memperbarui senjatanya seiring perkembangan industri persenjataan Feilengcui.
Saat ribuan bulu kristal berapi menghujani mereka, para Ksatria Siluman membeku seperti pemula yang pertama kali menghadapi Yitiao. Saat burung raksasa berkudis ini menyapu tubuh mereka dengan dua pedang raksasa bulu angsa yang digenggam sayapnya, mereka sama sekali tak bisa bereaksi. Baru ketika Yitiao membuka paruh menyemburkan lidah api panjang dan berbalik menyapu dua lengkungan cahaya dingin dengan pedangnya, para ksatria itu teringat arti kata "melawan".
Tapi ini sudah terlambat, Yitiao yang lebih mahir bermain pedang ganda daripada mage Mulan, seluruh tubuhnya terbungkus dalam kilatan pedang, hanya terlihat bayangan pedang yang berkelebat dan percikan darah yang berhamburan di udara.
Zirah binatang sekuat apapun takkan tahan menghadapi serangan langsung seperti ini. Setiap bilah Pedang Ganda Bulu Angsa milik Yitiao memiliki berat seribu pon, dengan mata pedang tumpul. Dihantam oleh pedang ini sama seperti ditumbuk oleh batu pelantak penumbuk gerbang kota yang diayunkan raksasa.
Murinio yang menyaksikan dari samping tertegun. Ini pertama kalinya ia menyaksikan pertunjukan Yitiao secara langsung. Meski sudah sering mendengar bahwa peliharaan magis Richard ini memiliki kemampuan bertarung kelas satu, namun menyaksikan langsung burung Bangau Api ini bertarung habis-habisan benar-benar pengalaman pertama!
Ini keterlaluan! Imam Utama Angsa belum pernah melihat pendeta dengan peliharaan magis yang bertarung dengan gaya seperti ini!
Wajah Pangeran kecil Elf dipenuhi kekaguman. Di usianya yang sedang membutuhkan idola, darah Bimon yang mengalir dalam dirinya membuat elf campuran ini penuh semangat juang dan dahaga akan kehormatan ksatria! Yitiao adalah idola yang sempurna - bajingan playboy yang tak kenal aturan, memberikan pengaruh paling mematikan bagi remaja dalam masa pubertas!
Ksatria naga Lampard memandangi Yitiao dengan ekspresi kompleks, seolah mengingat kembali kenangan pahit masa lalu. Tangannya memegang tombak naga emas, wajahnya menyimpan sedikit rasa malu yang tak bisa disembunyikan.
Dua ksatria naga gereja pernah dikalahkan oleh lawan di hadapan mereka ini, sungguh memalukan!
Naga Emas Hasselbaink menatap dengan empat mata naga raksasanya, percikan api menggelegak di hidungnya penuh kemarahan - dirinya telah naik tingkat menjadi naga emas berkepala dua, kekuatan tempurnya jauh meningkat dibanding sebelumnya. Awalnya masih berharap bisa membalas dendam karena pernah ditusuk paruh dari belakang, tapi akhirnya burung api di depannya ini justru menjadi lebih ganas dari sebelumnya, dirinya memperkirakan tetap tak bisa menang.
Naga Pelangi Ibu yang seharusnya menjadi momok monster logam, semestinya bisa unjuk gigi. Tapi hari ini jelas bukan gilirannya untuk campur tangan, hanya bisa memandangi burung raksasa gila ini yang sedang membantai habis-habisan.
Ibu dalam hati berteriak nyaris celaka! Ya Tuhan Dibo Luo! Seandainya burung gila ini dulu muncul di Shabak bukannya pergi jalan-jalan ke Timur bersama putrinya, benar-benar harus berhadapan denganku, reputasiku yang selama ini mungkin akan hancur berantakan.
Liu Zhenhan berpura-pura serius, padahal hatinya sedang berbunga-bunga. Sungguh meningkatkan harga diri!
Yitiao dan Naga dalam hal level hampir setara, tapi dia bisa menggerakkan pisau! Sepuluh orang gemuk bertangan kosong takkan bisa mengalahkan satu orang kurus yang membawa golok. Bahkan sepuluh ekor naga yang berkumpul, jika diserang mendadak oleh Yitiao yang tiba-tiba masuk formasi dan menghujamkan dua tebasan, naga dengan mental sekuat apapun pasti akan panik. Apalagi para Ksatria Monster tolol ini, tak punya kecepatan maupun refleks, murni seperti mentimun yang pantas dipukul.
Adegan konyol muncul di medan perang: di langit ada beberapa Monster Tingkat Super yang sombong, di tanah berkumpul banyak orang yang hanya bisa melongo melihat Yitiao beraksi solo. Sekitar selusin Ksatria Monster mencoba kabur, tapi dikendalikan oleh Naga Pelangi Ibu dan diputar-putar seperti satelit. Sisanya dengan gesit dibabat habis oleh Yitiao, hanya menyisakan dua hantu kesepian.
Sayap Yitiao mengibas, dua golok besar seperti lembing melesat ke tanah memicu jeritan histeris. Area ini berada di Ibu Kota, dikelilingi tembok istana tinggi nan curam yang penuh pasukan. Dua golok itu menghujam kerumunan orang, menembus daging-darah dan menancap dalam di tanah, bagai dua pohon besi yang tegak.
Dua ksatria siluman yang tersisa benar-benar membeku, entah karena ketakutan atau kehilangan keberanian untuk melawan. Mereka membiarkan cakar bangau Yitiao mencengkeram punggung mereka, melesat ke langit seperti busur panah silang sambil meninggalkan riak suara menusuk.
"Haha! Lemparan Tinggi Aiqin!" Liu Zhenhan tahu pertunjukan apa yang akan ditampilkan Yitiao. Dia hampir ingin memanggil semua pasukan udara untuk menyaksikan seberapa sempurna gerakan taktis kavaleri udara klasik ini.
Setelah mencapai titik hitam di ketinggian, Yitiao langsung menyelam tajam. Dari paruh hingga cakar menyatu membentuk garis lurus, membidik bangunan kubah tertinggi di Ibu Kota.
Ada sihir bola api, kilat, sinar, dan serangan busur panah silang yang mencoba mencegat. Bahkan terdapat mantra yang kekuatannya menyerupai mantra tinggi. Namun Yitiao yang membawa tiga Mutiara Naga kebal sihir, ditambah tubuhnya telah mengalami promosi, sama sekali tidak menghiraukan serangan Ahli Agama Istana ini. Sesaat sebelum mendarat di puncak bangunan, sayap telanjangnya mengepak keras disertai suara lengkingan menusuk langit. Dua Ksatria Monster yang tertangkap di cakar bangau itu diayunkan seperti meteor ke atap bangunan tertinggi. Sambil berguling menghindari serangan magis, Yitiao menyemburkan hujan panah api rapat-rapat ke kerumunan orang yang panik di bawah. Kejar-kejaran dengan para Ahong justru dimanfaatkan burung raksasa lincah ini untuk mengalihkan mantra-mantra pembawa malapetaka ke tengah kerumunan, memperbanyak angka korban.
Dentuman "Braak!" mengguncang Ibu Kota. Atap kubah terbesar di istana hancur lebur ditubruk dua tubuh Ksatria Monster. Reruntuhan batu dan genting berdebum bagaimana longsoran salju, bergema di seluruh kota. Ditambah gerbang yang hancur sebelumnya, kini sudah dua tempat di Ibu Kota Khalifah yang menjadi puing.
Inilah mengapa Monster Tingkat Super begitu mengerikan!
Mengapa berbagai ras beradab di Benua Aigean begitu takut pada naga? Dari sini kita bisa melihat petunjuknya - Dengan mengandalkan kemampuan terbang superior, kota yang tidak mempersiapkan diri akan kacau balau diterpa monster tingkat super seperti ini. Saat kau siap menghadapinya, dia sudah terbang pergi. Siapa yang berani melawan tukang tawar-menawar ulung seperti ini?
Guo Guo dengan Katyusha di atas kepalanya, menunggangi punggung burung beo kecil sambil melakukan gerakan mengayuh kaki sekuat tenaga. Hydra hantu di bawahnya menyangga burung beo untuk membantu terbang. Terengah-engah mereka tiba, pertempuran ini sudah usai.
Dari 200 ksatria monster ilusi, tersisa belasan orang beruntung yang masih berputar-putar mengelilingi Naga Pelangi Ibu. Ibu Kota Khalifah sunyi seperti kuburan, hanya diselingi ledakan labu minyak yang sesekali terdengar.
Master Puskash bersama dua penyihir besar Aiqin berdiri dalam bola gelembung, melayang di posisi 500 yard di belakang Liu Zhenhan. Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Dewa Perang Feilengcui telah maju selangkah demi selangkah mendekati ibu kota ini. Jalan raya yang kini lengang dipenuhi orang Mouran yang gemetar bersembunyi di sudut jalan dan tumpukan sampah, menatap penuh horor para prajurit bertubuh tinggi berbaju zirah berat yang menghalau segala rintangan dengan senjata sambil bergerak maju ke ibu kota.
"Pintu batu seberat 1.000 pon di Ibu Kota Khalifah telah diturunkan. Tidak ada pilihan, gerbang kota sudah hancur ditabrak. Kalau tidak diturunkan sekarang juga, bahaya!"
Seekor phoenix telanjang bulat - Yitiao - dengan sombongnya bersandar di samping Geryon, memicingkan mata merah sinabarnya yang sebesar piring ke arah Liu Zhenhan.
"Master! Bantu saya menghancurkan bangunan itu, bagaimana?" Liu Zhenhan menoleh sambil menyeringai ke Master Puskash, jarinya menunjuk Kuil Api yang merupakan bangunan tertinggi di Kalimantan.
"Aku bisa menghancurkan kota ini!" Master Puskash berkata dengan kesombongan memancar: "Tapi untuk bangunan keagamaan... aku agak sungkan!"
"Kalau begitu saya yang bertindak! Bangsat! Hancurkan dulu kuil ini. Lenyapkan Ibu Kota!" Jari Liu Zhenhan mengacung ke depan. Mata Geryon, Penguasa Api Neraka, dan Yitiao langsung tertuju ke kuil itu.
"Saya bantu!" Master Emmanuel dan Master Stefano berseru serempak.
Kedua master itu melayang keluar dari gelembung udara. Satu menginjak teratai api, satu lagi berdiri di atas piringan emas berputar. Tampaknya mereka tak menyangka akan saling menawarkan bantuan, saling pandang sebentar lalu tersenyum pengertian.
Inisiatif kedua master ini malah membuat Liu Zhenhan tertegun.
“Sesuai logika, mereka adalah tamu Master Puskás, sama sekali tidak memiliki hubungan sebelumnya dengan Liu Zhenhan. Mengapa tiba-tiba memberikan bantuan?”
“Terima kasih banyak!” Liu Zhenhan memahami prinsip "Sumber daya yang ada harus dimanfaatkan sebelum kedaluwarsa". Seorang Penyihir Besar aliran api dengan daya penghancur tertinggi, dan Raja Alkemi dengan golem logam yang lebih mematikan – mana mungkin ditolak?
Master Puskás yang mengaku tidak akan membantu justru bergerak paling cepat. Dia mulai melantunkan mantra sihir kuno yang misterius, menaburkan wewangian yang segera menyebar dalam angin. Di hadapan mantra sakral yang dinyanyikan dengan suara tua berwibawa, seluruh suara di alam tertutupi. Bahkan para prajurit Behemoth yang sedang membantai pun mengangkat mata merah mereka, memandang dengan penuh kekaguman pada sang Master level saint yang melayang di udara.
Mantra panjang yang berulang itu menggema keras. Langit Kota Gallimard yang sebelumnya disinari matahari terik kini tertutup rapat oleh awan hitam yang bergulung-gulung, membuat alam semesta tiba-tiba menjadi gelap.
Sejumlah pilar awan hitam berputar spiral dengan suara naga yang menggelegar, menukik dari langit ke bumi bagaikan ular-ular raksasa yang merayap dari dunia lain. Rantai kilat yang besar meliuk-liuk di antara pilar-pilar awan hitam, sementara cahaya merah api menyala-nyala di dalam pilar awan seperti besi yang sedang dipadamkan, siap meledak kapan saja!
Elemen udara! Elemen api! Elemen petir! Ternyata satu mantra ini mengandung tiga kekuatan elemen yang berbeda!
Sebuah aura penghancur dunia menyelimuti Ibu Kota Khalifah, teriakan ketakutan yang memilukan terus bergema dari dalam istana!
Liu Zhenhan ternganga, rahangnya hampir copot.
Inilah tingkat Penyihir Suci Santo Ajaib! Inilah mantra level saint! Bandingkan dengan debu yang kusebabkan saat bermain-main sebagai Santo sihir darah sebelumnya, mantra Master Puskash ini jauh lebih hebat!
Bukan hanya Liu Zhenhan, yang lain juga memandang Master Puskash dengan penuh kekaguman. Penyihir seperti ini bagaikan Dewa yang bisa mengendalikan kekuatan elemen alam semesta! Kekuatan yang bahkan tak bisa diungkapkan dengan kata-kata sederhana!
"Bodoh! Ini adalah Master yang membantu menciptakan Wilayah Anti Sihir untuk kalian menyerang ibu kota ini dan menyelamatkan Putri kalian!" Naga Pelangi Ibu memandang Liu Zhenhan dengan frustasi: "Kau punya formasi teleportasi sihir, apa orang Mouran yang makmurnya tidak punya? Mereka juga mempelajari elemen api, salah satu dari empat aliran sihir utama! Bahkan Yang Mulia Pangeran pasti punya sistem penyelamatan darurat?"
"Sial!" Liu Zhenhan berteriak keras, segera menurunkan ketinggian.
BAB 350: BALAS MEMBALAS
Dalam rencana awal Liu Zhenhan, empat pasukan penyerang akan bergerak secara bertahap melakukan gerakan pengepungan besar di dalam Kalimantan, mengurung Kota Raja Khalifah dengan tembok besi sebelum melancarkan serangan total.
Strategi ini dirancang karena kemenangan Bimon sudah pasti. Liu Zhenhan berencana memadatkan semua kekuatan lawan dari segala penjuru ke titik pusat seperti menggiring domba, lalu menghancurkannya dengan kekuatan pasukan elit secara tuntas.
Aksi dini Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Dewa Perang jelas perintah Daisy, tak ada yang berani mengambil alih komando tanpa izin.
Naga Peri yang lulus dari Akademi Militer Santo Fransiskus ini, meski tidak memiliki seni komando seaneh Rundstedt, tetap memiliki pemikirannya sendiri dalam taktik – Di hadapan kecepatan manuver pasukan udara dan kekuatan serangan labu minyak ganda serta meriam cahaya, prajurit Mulan yang hanya ahli melempar lembing ini sudah merupakan keajaiban jika tidak panik di bawah serangan mendadak, apalagi memberi dukungan ke dalam kota. Sejak pasukan Bimon memasuki kota, setiap sendi kota ini telah mengeluarkan eretan remuk berkeping-keping.
Setelah gerbang empat penjuru meledakkan pintu baja seberat sepuluh ribu pon, harapan melarikan diri penduduk kota Kalimantan ini benar-benar terputus. Mereka telah menjadi Model tua yang terkepung dalam guci. Begitu pasukan terakhir yang bertahan di Ibu Kota ditaklukkan, itu sama dengan memadamkan harapan terakhir kota ini, membuat mereka segera menghembuskan nafas terakhir.
Liu Zhenhan sebenarnya tidak keberatan kapan melancarkan serangan total ke Ibu Kota Khalifah. Faktanya, alasan utama tidak segera menyerang Ibu Kota Khalifah adalah karena dia tidak terlalu berharap bisa menyelamatkan Putri Nancy dari kekacauan pasukan musuh.
"Dengan pengorbanan berani, berani mengganti langit dan bumi." Perang tak mungkin tanpa korban. Jika ragu-ragu karena nyawa satu dua orang, ini adalah lelucon bagi Liu Zhenhan yang sudah lama diuji medan perang. Bahkan jika yang disandera adalah Sang Raja sekalipun, tindakan harus tetap diambil.
Pangeran Kahn tentu juga memahami hal ini, para Pangeran Singa-Harimau pun mengerti, hanya saja semua menyembunyikannya dalam hati - bahkan jika Mulan sangat buruk sekalipun, membunuh Putri Nancy yang bersembunyi di Istana Khalifah adalah hal yang mudah bagi mereka.
Dari penyusunan taktik yang sudah dipersiapkan sebelumnya terlihat jelas, dalam pertempuran kali ini target yang ditetapkan Liu Zhenhan untuk pasukan Bimon adalah mengarahkan mata pedang pada sumber daya dan kekayaan melimpah di Kota Gallimard, dengan fokus utama merampas persenjataan yang sangat dibutuhkan Kerajaan Bimeng serta pandai besi Mulan yang mampu menempa senjata ilahi yang tajam!
Menyelamatkan Putri Nancy? Tidak akan dilakukan jika waktunya tidak memungkinkan.
Pelanggan setia rumah bordil dengan gadis penghibur cantik, mungkin lebih sopan daripada bangsawan sejati; Perampok ulung bersama domba gemuk, mungkin awalnya lebih beradab daripada gentleman; Bukan berarti mereka bertobat, mereka enggan mengambil keuntungan kecil, mereka menginginkan yang menyeluruh, mereka ingin langsung sampai ke tujuan.
Liu Zhenhan memang memiliki sifat kepribadian seperti ini!
Rundstedt meski memiliki kecerdasan luar biasa, pasti tak menyangka bahwa Shaman Bimon yang kasar, genit dan sedikit tolol yang dipermainkan dalam genggamannya ini memiliki nafsu mengerikan dan raksasa - dia berencana memeras semua esensi dari kota super berpenduduk 1,2 juta ini lalu menelannya bulat-bulat, tanpa menyisakan sedikit pun ampas.
Apa artinya memprovokasi Kekaisaran Mugalan? Meskipun tidak diprovokasi, negara ini tetap tidak akan menjadi lebih berbudi luhur.
Dari ribuan li jauhnya, tujuannya adalah membalas dendam atas pembantaian Desa Maple Leaf yang dialami Helen. Sekarang dendam negara dan pribadi bisa diselesaikan sekaligus, dua keuntungan dalam satu langkah.
Titik lemah Kerajaan Bimeng terletak pada industri persenjataan yang lemah. Dengan kemampuan manufaktur persenjataan kuat, dilengkapi baju baja berat, perisai kokoh, dan senjata tajam nan mematikan, prajurit Behemoth akan menjadi mimpi buruk semua tentara di Benua!
Seorang putri tidak bisa mengubah nasib lemah Kerajaan Bimeng. Mengubah industri persenjataan terbelakang dari akarnya adalah tujuan strategis utama Liu Zhenhan. Pandai besi Mugalan bahkan lebih ahli dari pandai besi Kurcaci Aiqin. Dengan MERAMPAS kekuatan manufaktur ini, bahkan jika Yang Mulia Grak Sal adalah raja bodoh, pasti akan memuji kontribusi Pasukan Ekspedisi.
Namun Liu Zhenhan harus menangkap Khalifah Abdullah. Sumpah racun tato wajahnya bukan sekadar coretan darah di pipi. Rundstedt sudah meninggalkan Kota Gallimard dengan pasukannya. Semua kemarahan Liu sekarang membutuhkan sosok berkelas tinggi yang layak merasakannya.
"Mantra sihir yang panjang masih berlanjut, di langit terdapat awan hitam tebal yang besar menumpuk di atas Ibu Kota Khalifah, warna awan hitam seperti tinta pekat, puluhan pilar awan spiral yang berputar dan menderu turun, satu per satu mengunci semua sisi tembok ibu kota. Rantai kilat yang sangat besar berpatroli di antara pilar-pilar awan ke segala penjuru, meski tidak menimbulkan korban, namun daya pengaruhnya sungguh menakutkan.
Wilayah Anti Sihir Santo sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan larangan magnetik Akhund Muzhe yang harus bergantung pada Gunung Magnet untuk diaktifkan. Ini adalah Wilayah Terlarang kekuatan elemen standar, semua elemen sihir apapun akan menyebar tanpa bentuk di wilayah ini!
Dalam arti tertentu, bahkan jika avatar dewa memasuki wilayah level saint sekalipun, tetap akan tidak berdaya!
"Cepat, cepat, cepat!" Liu Zhenhan terus meneriakkan teriakan liar, meski wilayah yang dipanggil oleh Penyihir Santo tidak mungkin lenyap seketika, dia tetap berharap pasukannya bisa bergerak lebih cepat, jangan sampai menyia-nyiakan kekuatan wilayah ini.
Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui sebenarnya sudah bergerak sangat cepat, namun dari barak militer di sisi barat kota menuju Ibu Kota Khalifah masih ada jarak yang cukup jauh, untuk sementara waktu masih mustahil segera berada di posisi.
Di antara semua penjaga Istana Musim Panas, pemanah ulung Nedved dari suku Haus adalah yang pertama tiba. Menteri Kanan Istana Musim Panas Dewa Perang ini memang layak memiliki kendaraan tunggangan kuda langka yang mampu menempuh ribuan li sehari. Setiap kali Katak Emas Tiga Kaki sebesar badak itu melompat, ketiga selaput kakinya yang raksasa akan mengembang penuh, sekali lompatan bisa mencapai ketinggian delapan meter dan jarak ratusan meter. Kadang tanpa sengaja meruntuhkan satu dua bangunan. Namun sang Pemburu Bayangan dari suku Haus yang duduk di punggung katak ini memang memiliki fobia ketinggian. Ketika Katak Tiga Kaki itu mendarat anggun di samping sang bos sambil menjulurkan lidah super panjang untuk mengambil deretan iga panggang wangi dari warung daging di pinggir jalan, wajah Nedved masih pucat pasi seperti mayat.
Gatanie yang mengendarai Kuda Besi Salib, di atas laba-laba pedang, Rodman dengan Binatang Petir, Cui kecil di atas black hantu, dan Vieri dengan Kungkang Raksasa tertinggal jauh di belakang. Liu Zhenhan menengok-nengok lama sebelum akhirnya melihat para jagoan ini datang. Prajurit lain tanpa kendaraan tunggangan masih terengah-engah berlari ke sini.
Gorini juga segera terbang mendekat. Gadis kecil ini memang cerdik luar biasa, meski tak ada yang memberitahunya tentang binatang ilusi, dia cepat menangkap maksudnya. Langsung mengubah Siput Raksasa air raksa miliknya menjadi baju zirah bersayap, terbang dengan bangga di langit. Keterkaitan batin Pendeta jauh lebih hebat seratus kali lipat dibanding metode Ksatria mengendalikan tunggangan, Gorini dengan bebas melakukan berbagai gerakan terbang di udara. Suku Smyer yang kehilangan kemampuan terbang, selalu memimpikan bisa kembali ke langit. Seketika mewujudkan mimpi pramugarinya, Gorini hampir tak bisa menahan kegembiraannya.
"Obisilachi! Orangnya terlalu sedikit ini!" Liu Zhenhan memutar matanya ke arah Rodman si Jago Pedang mammoth. Keterampilan berkuda pria ini benar-benar payah. Binatang Petir sebenarnya adalah tunggangan yang Kuil hadiahkan untuk Ksatria Kehormatan Gud, tapi setelah diserahkan ke Rodman, dia jarang berlatih berkuda. Hingga saat baru saja memacu Binatang Petir berlari kencang, mereka menabrak banyak rumah penduduk di sepanjang jalan. Binatang Petir dengan tanduk palu raksasanya biasa menabrak gunung dan batu untuk bersenang-senang, jadi sepanjang perjalanan Fatty Luo menyaksikan kekacauan dimana-mana.
“Tidak apa, Gud dan yang lain akan segera tiba!” Kungkang Raksasa Vieri menjulurkan lidah sambil terengah-engah, binatang peliharaan raksasa yang berlari seperti penguin gila ini dengan baju zirah berat di seluruh tubuhnya, agak kesulitan menahan gerakan berkecepatan tinggi yang intens ini.
“Ibu Kota ini sangat tinggi!” Iverson menatap ke atas tembok setinggi 10 meter ini, meskipun ini tembok dalam, ketinggian seperti ini sudah sangat luar biasa. Tentu saja, dengan tinggi 1,2 meter si raksasa kecil ini, tembok apapun pasti terlihat tinggi, itu fakta.
Prajurit Mulan di atas tembok Ibu Kota dengan panik memperlihatkan wajah mereka, mengamati pasukan elit yang berkumpul di depan Ibu Kota. Sihir mengerikan di langit sudah membuat tangan kaki mereka lemas, apalagi binatang-binatang raksasa bermuka sangar ini terus-menerus mengawasi penuh kewaspadaan.
“Yitiao dan Geryon tunggu di sini dulu! Di Wilayah Anti Sihir, bantuan kalian sudah tidak diperlukan lagi!” Liu Zhenhan mengusap pipi Guo Guo: “Bangsat kecil, kamu juga tetap di sini!”
Guo Guo menggelengkan kepala dengan keras, Katyusha ikut-ikutan meniru.
“Periksa senjata dan perlengkapan! Kita akan membuka pintu gerbang batu dulu!” Liu Zhenhan melihat ke Gatanie yang sedang membersihkan pedangnya, lalu menunjuk ke Lili: “Ksatria Smail, tugasmu adalah melindungi Pendeta Gorini!”
“Pengawalku akan segera tiba!” Gorini mencibirkan bibirnya dengan manja, “Richard~ Aku tidak mau dilindungi kakak! Biarkan dia ikut charge bersamamu!”
Liu Zhenhan tahu ini buruk! Dari sudut matanya, ia bisa merasakan wajah Murinio di langit yang menghitam. Cara bicara Lili sama sekali tidak pantas untuk seorang Shaman Divine Comedy, bahkan gelar "Yang Mulia" pun tidak digunakan. Sang angsa tua yang cerdik ini pasti akan menyadarinya, kalau tidak, itu namanya mayat hidup.
Ksatria Naga Lampard dan Naga Pelangi Ibu mendarat bersamaan di jalanan luas. Dua puluh lebih Ksatria Siluman masih berputar liar di atas kepala naga pelangi, terlihat sangat konyol.
Master Puskash yang sedang menyusun domain di udara juga hampir selesai. Domain level saint terutama mengonsumsi kekuatan magis, cara penggunaannya justru tidak serumit mantra larangan.
Ibu melirik ke tanah dan dalam hati berdecak kagum. Bagian depan Ibu Kota Khalifah ini ternyata menggunakan marmer mewah yang dipoles sehalus cermin.
Liu Zhenhan mengeluarkan Baju Zirah Duri Mahkota dari cincin ruangnya. Fatty Luo sedang membantu bos memasang komponen roda gigi. Dibanding baju baja yang membutuhkan obeng dan 3-4 pengawal, zirah ini punya kemampuan perakitan 10 kali lebih cepat.
"Meski sebagian besar Kekuatan Naga telah memudar, tenaga Liu Zhenhan masih cukup kuat. Ditambah dengan Kekuatan Bumi dari 'Kalung Tengkorak Kemarahan Menggelegar', ia tetap mampu mengenakan zirah seberat ratusan pon ini dengan mudah."
Gorini tidak menyadari wajah ayahnya yang sudah menghitam legam. Dengan polosnya, dia mengubah Siput Raksasa air raksa menjadi lapisan zirah perak yang menempel pada armor Liu Zhenhan, bagai disepuh embun beku.
Sialnya, berat Siput Raksasa air raksa ini mencapai lima-enam ratus pon. Ditambah berat zirah, sang bajingan tua langsung mengeluarkan erangan tertahan.
Gorini segera mengeluarkan instrumen amplifikasi miliknya - Papan Cendana Gading, lalu mulai melantunkan Lagu Kejayaan "Kebangkitan Tinekos - Lagu Perang Amplifikasi Kekuatan" untuk memperkuat kekasihnya.
"Hei anak muda, jangan sok jago! Kekuatan magismu yang selama ini kauandalkan sudah banyak berkurang. Mau ngapain lagi ke depan? Cari masalah?" Naga Pelangi Ibu berkata setengah becanda setengah serius: "Sudahlah! Mundur ke belakang jadi komandan saja. Biarkan bawahanmu yang mengerjakan tugas kasar ini!"
"Bos! Bagaimana kalau kau pakai 'Sabuk Kekuatan Raksasa Tanpa Wajah' milikku?" Nedved menyarankan.
“Jancuk!” Liu Zhenhan memandang sekeliling dengan kesal: "Begitu Kekuatan Naga-ku hilang, pandangan kalian semua jadi ambigu! Apa kalian lupa, aku masih Penyanyi Jiwa bawaan! Kekuatan Nyanyian pemberian Dewata masih utuh!"
Naga Pelangi belum sempat tertawa, Lingkaran Jahat telah menghujam dari langit menyelimutinya bersama Naga Emas, Yitiao, dan Geryon. Tangan Liu Zhenhan terus menyedot energi melalui rantai cahaya ungu pekat, lalu menghela napas panjang.
"Richard, Ibu Kota Khalifah ini sudah jadi Wilayah Anti Sihir. Untuk apa kau beri mantra lagu perang?" Master Puskash turun perlahan dengan wajah lesu.
Dua Master sihir penjaga ritual dan Murinio, Pangeran Mali mendarat. Wajah Imam Utama Angsa kaku seperti dilapisi lem, menatap tajam kedua putrinya. Gormeth mengitari langit jauh di atas Gryphon-nya, tak berani mendekat karena amarah sang orang tua.
Mendengar kata-kata Master Santo Qi Ao, Liu Zhenhan menepuk tengkoraknya sendiri, memaki kebodohannya.
Gorini membeku. Di Wilayah Anti Sihir level Saint, Siput Raksasa air raksa akan kembali ke bentuk asli. Lalu apa gunanya mantra di baju zirah?
Murinio batuk tiga kali berturut-turut sebelum berhasil menarik pandangan penuh kerinduan putrinya dari Shaman Divine Comedy. Wajah Imam Utama kami pun berubah menjadi warna Guo Di, atau lebih tepatnya seperti cerobong asap.
Gorini menjulurkan lidah merah mudanya, malu dan takut bersembunyi di belakang kakaknya, tidak berani menatap langsung pandangan ayahnya.
"Richard, nanti saat kau melancarkan serangan, aku dan Master Emmar akan membantumu menghancurkan Kuil itu. Kerahkan 500 prajurit untuk ikut bersama kami!" Master Stefano sebenarnya menyiratkan pesan tersembunyi - Pasukan Bimon sekarang jelas ingin menjarah habis-habisan. Karena telah memberikan bantuan, ia harus menghindari kecurigaan agar tidak dianggap mengincar harta karun.
Master Emmar juga terus mengangguk setuju. Baik dia maupun Master Stefano yang membantu Shaman Bimon ini sama-sama memiliki tujuan politik terselubung, bukan semata-mata karena menghargai harga diri Master Puskás.
“Terima kasih banyak kepada dua Master.” Liu Zhenhan sebenarnya sudah sedikit memahami alasan dua Master istana dari kekuatan manusia ini membantunya. Kekuatan militer Feilengcui telah membuat kedua Master ini terkejut. Baik itu formasi teleportasi sihir untuk operasi lompat jauh, Mesin Gaocen, prajurit super berat, maupun pasukan pemanah manusia naga yang keras kepala - semua kekuatan ini akan mendapat perhatian serius di negara manusia mana pun. Perbedaan manusia dan Bimon terletak pada kemampuan manusia yang akan merendahkan diri untuk menjalin hubungan begitu mengetahui identitas asli seorang ahli kuat, memberikan harga diri dan kehormatan sepenuhnya, serta berusaha keras merekrut sekutu yang baik. Tidak seperti Bimon yang kaku mempertahankan status tradisional.
"Ah... Entah apakah Putri Nancy bisa diselamatkan dengan selamat." Ksatria naga Lampard yang memiliki jiwa ksatria kuat bergumam pelan.
"Jika tidak bisa menyelamatkannya, aku akan mengorbankan seluruh penduduk kota untuknya!" Liu Zhenhan mengatakannya dengan gigih.
"Ayo mulai!" Yitiao kembali ke wujud manusia, memeluk Guo Guo, lalu mengangguk ke arah bos: "Pasukan kita hampir tiba. Tanpa dukungan sihir, orang Mouran ini tidak akan menjadi masalah. Baju Zirah Duri Mahkota malah digunakan untuk melawan bajingan seperti ini, sungguh..."
"Haha, aku suka sensasi ini." Rodman mengangkat busur silang sayap burung di bahunya, mengisi peluru dengan suara "krak".
"Sebenarnya aku baru memahami lagu perang baru, tapi sepertinya tidak akan sempat digunakan! Bodo amat! Gaskeun!" Liu Zhenhan menggerakkan lengannya, merasa masih kuat, mengambil palu berat penembus zirah dari pinggiran baju zirah kakinya, menimbang-nimbang di tangan, lalu melambaikan tangan dan memimpin serangan ke gerbang kota.
Tirai batu seberat seribu pon di Ibu Kota Khalifah telah diturunkan. Sebuah pilar awan hitam yang menjulang dari langit berputar-putar di sisi gerbang, menjadi penanda yang membagi dua dunia yang berbeda.
Dari benteng, hujan panah busur silang bertebaran seperti belalang menuju Liu Zhenhan yang berlari kencang, namun tak mampu mengganggu Tuan Liu yang melindungi wajahnya dengan perisai lengan. Vieri mengayunkan tempurung Ba Xia, mengikuti di samping bosnya, menutupi langit dengan perisai raksasa.
"Ya ampun!" Master Emmar, Raja Alkemi Kekaisaran Pompeii terus-menerus menggelengkan kepala pada Master Puskash: "Guru, menantumu ini luar biasa! Aku sampai deg-degan melihatnya. Bawahannya punya minimal 400 set baju baja besi hitam dengan kode Baju Zirah Duri Mahkota! Ini benar-benar luar biasa!"
"Apa itu besi hitam?" Tanya Master Puskash sambil terengah-engah. Karena bukan berasal dari bidang alkemi, dia agak kesulitan memahami istilah profesional ini.
"Besi hitam adalah intisari baja! Dari satu ton baja hanya bisa diekstrak 20 pon besi hitam." Master Emmar mengacungkan dua jari sambil terus menggelengkan kepala: "Ini adalah esensi baja terkuat yang tidak pernah berkarat! Kekaisaran Pompeii kita yang memiliki lebih dari 200 tambang pun tidak pernah semewah ini! Lebih dari 400 set baju zirah besi hitam! Lihatlah ketebalan super armor itu, setiap set beratnya minimal 600 pon. Ya Tuhan, berapa banyak baja berkualitas tinggi yang dihabiskan? Bukankah ini pemborosan?"
Begitu rahasia ini terungkap, semua orang di sekitar membentuk mulut mereka menjadi huruf 'O'. Murinio terbelalak seperti seorang pemerkosa yang baru bebas melihat babi betina bermata dua.
"Ini belum apa-apa! Menantu kesayanganku masih punya banyak logam magis, sayangnya dihancurkan oleh putri Ibu. Daisy bukan ahli alkemi, hanya belajar sedikit tentang penempaan. Aku heran, berani-beraninya dia mengolah logam ajaib itu?" Master Puskash berkata dengan bangga kepada Ibu: "Bukan aku menghina bangsa naga. Kalian memang cepat belajar segala hal, tapi tidak menguasai apapun, malah merasa sudah mahir!"
Naga Pelangi memutar matanya sambil menghibur diri: Jancuk! Menantumu? Kalau bukan karena kau sudah tua, pasti kuhancurkan satu gigi depanmu. Bukannya ada aturan siapa yang lebih dulu?
"Jangan bicarakan ini lagi, nanti dadaku sakit!" Master Emmar mendengar ini langsung marah: "Aku tak pernah menyangka di Kerajaan Bimeng yang miskin besi, ada milisi desa mengayunkan senjata dari logam magis. Logam magis ini seharusnya jadi pelapis untukku, aku..."
"Untung tidak!" Master Stefano menghela napas lega: "Kalau begitu, Yang Mulia Kekaisaran St. Francis pasti akan memaksaku membuat gulungan mantra terlarang!"
Liu Zhenhan saat ini tidak tahu bagaimana para petinggi membicarakannya. Sebelum memasuki Wilayah Anti Sihir, dengan mengandalkan kekuatan fisiknya, ia mencabut tiga taman bunga di pinggir jalan dan melemparkannya ke gerbang batu. Dalam benturan keras, gerbang batu mulai retak besar-besaran. Penghalang buatan manusia ini tak cukup untuk Bimon, apalagi bagi Liu Zhenhan yang belum masuk wilayah anti sihir. Hanya hari ini Lao Liu tanpa teknik penguncian visual penyihir tingkat tinggi, lemparannya meleset. Satu bahkan nyaris mengenai menara kota, membuat prajurit Mulan berteriak sambil merunduk.
Di bawah perlindungan dua pemanah dan perisai baju baja, beberapa pengawal istana juga cepat-cepat menerobos masuk ke gerbang kota. Mereka mengeluarkan palu perang dan mulai menghantam gerbang batu dengan pukulan keras, serpihan debu beterbangan di mana-mana. Sebenarnya mereka ingin mengangkat gerbang itu, tapi tidak ada titik pegangan di semua sisi, sungguh membuat frustasi.
Kendaraan tunggangan Rodman, Binatang Petir, memiliki hasrat alami untuk menghancurkan benda batu. Dengan pantat mengangkut-angkut, ia menghantamkan tanduk palu raksasanya hingga membuat cekungan besar dan jaringan retakan radial. Gerbang batu yang sudah compang-camping segera memiliki beberapa lubang besar. Fatty Luo menempatkan tembakan busur silang bersayap di salah satu lubang dan menekan pelatuk dengan keras. Dari balik gerbang batu terdengar suara kertak-kertak dan jeritan menyayat hati, sementara genangan darah mengalir deras dari bawah gerbang.
Liu Zhenhan benar-benar geram! Jika ini terjadi di masa lalu atau tanpa Wilayah Anti Sihir, dia sudah lama menghancurkan gerbang ini dengan satu pukulan palu. Tapi hari ini dia harus bekerja seperti kuli, terus memukul dengan pantat terangkat.
Vieri dan melihat gerbang batu mulai retak, segera menunggang kendaraan tunggangan mereka memanjat tembok kota. Meskipun Kungkang Raksasa dan laba-laba pedang tidak elegan saat berlari, kemampuan memanjat adalah keahlian utama mereka.
Dua prajurit elit istana mulai bergerak dari gerbang kota, diam-diam merayap ke tepi tembok luar. Tiba-tiba mereka melihat dua binatang peliharaan raksasa muncul di atas parapet panah. Mage Mulan yang sedang sibuk berputar-putar di benteng nyaris terkena stroke setengah badan.
Ksatria Beruang mengeluarkan teriakan liar yang dahsyat, mengangkat perisai tempurung naga yang ukurannya tak masuk akal untuk menangkis lembing dan busur panah silang yang dilempar dari benteng. Cakar dua belas inci Kungkang Raksasa dengan lincah mencengkeram permukaan batu seperti menggaruk kulit pohon, melompat naik dengan gesit.
Raksasa kecil bergerak lebih cepat. Dengan memanfaatkan jaring sutra yang disemburkan laba-laba pedang, ia mengayunkan diri ke parapet dan langsung sampai di benteng. Sekelompok orang Mouran masih merebus minyak panas di sana. Waktu terlalu mepet - minyak itu belum sempat panas. Setelah kehilangan dua belas "Menara Permohonan Cahaya", pertahanan Ibu Kota Khalifah telah sangat melemah. Para pengawal juga tak pernah menyangka akan diserbu musuh. Semua kelalaian ini akhirnya menuai konsekuensi buruk. Rahang pedang tajam laba-laba itu dengan mudah "menggunting" seorang bodoh yang sedang menambah kayu bakar, sementara jaring laba-laba menyeret beberapa korban malang ke dalam tumpukan kayu bakar yang menyala-nyala, memekikkan jeritan kesakitan.
Sayangnya ini wilayah anti sihir, jika tidak laba-laba pedang yang memiliki kekuatan gelap ini bisa memanggil laba-laba tulang dari mayat untuk membantu pertempuran.
Aiversen mencabut batang kayu cendana air dan mulai menghantam brutal. Pertama menendang panci minyak dingin yang berceceran, lalu menghajar bayangan-bayangan manusia yang beterbangan. Kekuatan dahsyat dan zirah kokohnya membuatnya bagai serigala lapar yang menerobos kawanan domba. Sejak pertempuran kota kuno, Aiversen telah menyiapkan dua batang kayu cendana air sepanjang 3,5 meter, persiapan jika suatu hari pedang apinya tak bisa digunakan, agar tetap bisa menggasak musuh.
Ketika Ksatria Beruang Ganas Vieri perlahan memanjat benteng, area pertahanan yang sudah penuh kekacauan ini mulai berubah menjadi pembantaian sepihak yang berdarah-darah.
Prajurit kuil pengguna kapak perang bertangkai panjang ini berasal dari jenis pasukan jarak dekat terkuat Kerajaan Bimeng. Duduk di pelana Kungkang Raksasa yang tingginya tiga kali lipat prajurit Mulan, sekelebat kapaknya menyapu membuat area di depannya langsung kosong. Potongan tubuh yang mengerang kesakitan beterbangan ke bawah benteng.
Senjata Vieri terlalu berat dan besar, perisai tempur yang dibawa mage Mulan tidak berbeda jauh dengan kertas di hadapan kapak raksasanya, bahkan perisainya sendiri merupakan "pintu kayu" yang digunakan untuk menghantam musuh; Zirahnya juga keterlaluan, panah silang yang ditembakkan dari jarak dekat akan remuk berkeping-keping, membuat prajurit Mulan paling berani pun gemetar ketakutan. Kungkang raksasa yang bertubuh kekar terlihat jinak, namun sebenarnya binatang buas sejati. Saat berlari kedua cakar depannya mengayun liar, setengah menubruk setengah mencakar. Cakar dua belas inci yang mampu menyobek baja itu sedang asyik membantai kerumunan manusia.
"Jancuk!" Yitiao yang berdiri di samping akhirnya tak bisa menahan diri. Dengan berubah wujud kembali menjadi burung phoenix, ia mencabut batu prasasti tempat mengikat unta di pinggir jalan. Teriaknya "Minggir!" sambil menyangga batu prasasti dengan sayap, lalu melemparkannya dengan dahsyat saat terbang menuju gerbang kota.
Suara "Boom!" menggema keras. Pintu gerbang batu yang sudah penuh retakan itu pecah membentuk lubang raksasa. Serpihan batu berhamburan kreek-kreek ke segala arah. Dalam kepulan debu, Liu Zhenhan dan Rodman yang bersembunyi di kedua sisi gerbang kini berdiri di depan pintu yang terbuka lebar itu. Di dalamnya terhampar dunia kemilau emas, menanti untuk dijarah.
Liu Zhenhan menunjuk dengan kedua lengannya, barisan prajurit Bimon yang datang tergesa-gesa langsung membanjiri masuk. Jenderal Pan Gud mengunyah potongan bambu, membawa hawa dingin, mengibaskan dua tombak bermata. Ia yang pertama menerobos masuk ke kota penuh dosa ini, langsung menyemburkan "Nyala Api Membakar Sang Pendekar Mabuk". Empat lima algojo Mulan yang menghalangi jalannya berubah menjadi manusia api yang menyala-nyala, lubang hidung dan mata mereka menyemburkan nyala api beraroma anggur, menjerit-jerit histeris, berlarian gila sebelum akhirnya roboh berlutut dan meringkuk.
Hujan tombak bagai rintik, desing pedang besar meraung.
Guo Guo berdiri di kaki Liu Zhenhan, melemparkan palu bolingnya, mengeluarkan cerutu dari rompi bayi setelah lama meraba-raba. Ia menyalakannya di mata mayat yang masih menyemburkan api, lalu menghembuskan asap dengan garang dari lubang hidung mungilnya yang kemerahan.
"Harta karun." Liu Zhenhan berbinar-binar memandang ibu kota yang megah bagai istana kahyangan di hadapannya.
Bab 351 Ahli Sihir Kitab Suci
Saat ini pasukan reguler di Kota Gallimard sebenarnya hanya tersisa sembilan "Honglu Besar". Yang dimaksud Honglu Besar adalah kemah besar berkapasitas seribu orang, sehingga sembilan Honglu Besar berarti sembilan ribu prajurit Mulan. Delapan ribu diantaranya bertugas menjaga empat bagian tembok kota secara bergiliran, seribu orang bertahan di Ibu Kota Khalifah. Kekuatan militer non-reguler mencakup ratusan "Hamburg" di empat distrik timur, barat, utara, dan selatan, dengan total lima ribu "pemburu hadiah" yang terdaftar resmi. Fungsi Hamburg mirip dengan batalion polisi militer pertahanan kota Bimon, sedangkan pemburu hadiah khusus bertugas sebagai patroli keamanan yang menangkap pencuri.
Besaran kekuatan pertahanan Kota Gallimard sangat bergantung pada lawan yang dihadapi Legiun Unta Terbang dan Panglima Rommel. Jika musuh kuat dan jumlah pasukan yang dikerahkan Meishuai meningkat, maka kekuatan pertahanan Kota Kalimantan akan berkurang secara proporsional.
Dalam catatan sejarah, jumlah terendah yang pernah ada di Kota Gallimard hanya 4.000 prajurit, namun tidak pernah terjadi insiden - para pencuri dan kerajaan-kerajaan kecil di sekitar Kalimantan telah dibersihkan oleh Meishuai dalam sepuluh tahun. Pasukan yang tersisa lebih berfungsi sebagai pasukan seremonial untuk menjaga ketertiban dan menjaga gengsi, daripada benar-benar mempertahankan kota.
Dalam ekspedisi ke ibu kota Markhan kali ini, entah karena keganasan prajurit Markhan atau pertimbangan lain dari Meishuai yang membawa lebih banyak pasukan; faktanya 466 pasukan udara Feilengcui sama sekali tidak menemukan lawan sepadan. Masing-masing membawa minimal satu labu minyak. Selain menghancurkan kafilah dagang yang mendekati Kota Gallimard, sebagian besar digunakan untuk membombardir tembok kota. 8.000 pasukan penjaga kota kehilangan semua harapan dalam kobaran api dan ledakan dahsyat. Bahkan yang selamat sekalipun, prajurit Mulan ini sudah ketakutan setengah mati, mana mungkin bisa menghentikan kerusuhan dalam kota - saat itu muncul pasukan darat yang bergerak maju di bawah perlindungan tiga Mesin Gaocen, mengarahkan serangan ke posisi terakhir pasukan yang bertahan di tembok!
Pasukan di ibu kota Khalifah hanya seribu orang! Hanya seribu orang!
Ahli agama istana memang cukup banyak, mencapai 25 orang. Ahli sihir tertinggi bahkan telah mencapai tingkat Master Maga. Tapi Master Puskash hanya menggunakan satu Wilayah Anti Sihir untuk melumpuhkan semua kemampuan Ahong.
Ketika sihir tak lagi berpengaruh dan gerbang kota telah ditembus, seorang ulama Malan tak lebih berguna daripada ogre bodoh. Hari ini meski tanpa bantuan angkatan udara dan kavaleri, dengan rasio pasukan 1:1, prajurit Istana Musim Panas yang terkenal di dunia sudah cukup untuk menghadapi situasi.
Taktik tempur Feilengcui memang selalu kurang inovatif. Kali ini masih penyair kuda nil bertubuh kekar yang membawa perisai berat berbentuk elang di depan, dengan sayap dijaga prajurit-prajurit terbaik yang menguasai ilmu bela diri dan mampu melakukan Transformasi Liar. Di lingkaran tengah ada penyerang jarak jauh seperti Prajurit Panda Panta dan Prajurit Cincin Emas. Satu-satunya perubahan adalah penempatan lima penembak busur silang sayap burung yang mematikan secara terpisah di barisan depan.
Mereka menyerbu lawan secara berkelompok. Penjaga perisai di garis depan hanya bertugas melindungi, sementara bilah bulan bergerigi, tombak bermata, dan pisau terbang Gurkha dari busur silang membuka jalan. Konfigurasi pertempurannya sederhana dan langsung.
Jenderal Pan yang sudah lama menahan diri kini memimpin serangan, menerobos dengan garang membuka jalan berdarah.
Medan perang awalnya tak memiliki jalan. Tapi setelah diinjak-injak prajurit Feilengcui, jalan pun tercipta.
Untuk Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Dewa Perang ini, Jenderal Reyes dari kalangan akademisi pernah menyaksikan demonstrasi mereka dan memberikan penilaian yang tampak objektif - Prajurit Istana Musim Panas suka melakukan terobosan dari titik tetap secara berkelompok untuk mengacaukan keseimbangan formasi musuh. Kemudian mereka membelah dan menyusup, memecah lawan dengan kecepatan tinggi tanpa takut merusak formasi (PS: sebenarnya memang tidak ada struktur formasi yang jelas.), lalu menarik secara lateral dan menyatukan kembali untuk menghancurkan musuh dalam lingkaran pengepungan; gaya bertempur prajurit Bimon ini sangat agresif dengan serangan yang kejam. Meskipun termasuk infantri berat, kecepatan pergerakan mereka secepat pencuri kota profesional, mengandalkan postur tinggi dan kekuatan besar, baju zirah keras, senjata kuat, serta target taktis sederhana yang mudah dipahami semua orang, membuat mereka sangat tangguh dan sulit dihadang.
Taktik terobosan titik tunggal ini sebenarnya bukan metode tempur yang canggih. Pasukan Bimon sudah menerapkan hukum serangan seperti ini sejak dulu. Untuk menghadapi pasukan semacam ini, Benua telah memiliki metode jelas yang bahkan perwira baru sekalipun tahu - asalkan bisa menghalangi "mata panah" paling tajam dalam gelombang serangan ini, gempur kedua sisi untuk memecah mereka, lalu gunakan tembakan jarak jauh untuk menghancurkan. Pasukan ini bukan hanya akan langsung hancur, setidaknya akan terjebak dalam posisi sulit tak bisa bergerak.
Tapi sampai saat ini Feilengcui telah menghadapi segudang lawan baik dan buruk, belum ada yang bisa menghentikan serangan mereka - siapa yang sanggup? Busur Silang Sayap Burung adalah raja penembus zirah, daya hancur horizontalnya tak tertandingi dalam 100 langkah. Baju Zirah Duri Mahkota yang melayang secara magnetis memiliki ketebalan luar biasa, sanggup menahan tombak naga lapis baja. Dengan syarat-syarat ini, taktik balasan sehebat apapun hanyalah omong kosong.
Sebenarnya semua orang meremehkan taktik yang tampak monoton ini. Meski mobilitas jarak jauh prajurit Feilengcui terbatas, serangan jarak menengah mereka bagai petir menyambar. Taktik sederhana ini, seperti Shaman Divine Comedy Liu Zhenhan, matang secara bertahap dari pemula menjadi veteran. Dalam kerangka dasar, serangan pertama Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui seharusnya dipimpin skadron pasukan udara untuk menghancurkan formasi lawan, lalu infanteri dan Mesin Gaocen bergantian memberi perlindungan untuk terobosan massal, sementara kavaleri berat di kedua sisi menjaga irama, mengerahkan tiga sayap (udara-darat-kavaleri) sekaligus ke medan perang untuk kemenangan mutlak.
Dalam pertempuran Oasis Yale, semua keunggulan ini tenggelam dalam gempuran kekuatan magis yang dahsyat. Bahkan Jenderal Reyes tidak tahu, saat itu ada pasukan Prajurit Kijang yang menggunakan taktik lompat katak udara untuk menyerang dari belakang pasukan Mouran, menghancurkan mereka seketika.
Zirah dan kekuatan memang merupakan modal terbesar prajurit Feilengcui. Di seluruh Benua, tak ada pihak kedua yang memiliki modal sekuat ini. Meski memiliki modal tersebut, tetap tak mampu menandingi prajurit Istana Musim Panas, karena angkatan udara kuat yang dikembangkan Feilengcui-lah anak timbangan terberat di timbangan kemenangan.
Prajurit Behemoth yang membanjiri Ibu Kota Khalifah hanya berjumlah kurang dari seribu orang, namun semuanya merupakan pasukan inti lama Feilengcui, didukung sekutu kuat seperti Prajurit Panda Panta. Selain pasukan kavaleri mammoth yang ditugaskan membersihkan jalanan, seluruh prajurit elite dan pengawal istana turun ke medan pertempuran hari ini. Sekitar tiga ratus orang di antaranya mengenakan "Baju Zirah Duri Mahkota" dengan senjata berat seragam. Orang Mouran dengan pisau melengkung 12 pon pun merasa tak pantas bertemu mereka.
178 prajurit panda dan 356 prajurit kijang - dua pasukan terkuat dari Timur dan Barat - semuanya adalah penyerang jarak jauh berpengalaman. Baik tombak bermata maupun pisau terbang Gurkha, keduanya memiliki daya hancur tak tertandingi di tangan mereka: Tombak prajurit panda bisa dilempar dua kali dalam jarak 200 langkah, menembus perisai tempur saat mendarat, melubangi beberapa tubuh sebelum menancap di tanah; Pisau terbang prajurit kijang bisa berputar kembali ke tangan, khusus dirancang untuk memenggal kepala.
Pasukan Mouran di dalam Ibu Kota yang memang tidak siap persiapan, tiba-tiba dihadapkan dengan pasukan pembawa malapetaka ini, terutama Prajurit Panda yang bisa menyemburkan api, membuat mereka seperti bertemu hantu jahat. Hanya dalam beberapa saat, formasi mereka sudah tercerai-berai.
Di atas benteng dan alun-alun depan istana, pasukan Mouran berlarian kacau tanpa koordinasi atau perintah, bagai lalat dan kecoak kehilangan kepala. Prajurit Feilengcui juga menyebar dengan gemuruh, menghancurkan unit kecil dengan unit kecil. Untuk pertempuran kacau seperti ini, tak ada yang lebih disukai prajurit Bimon dengan senjata super panjang-berat dan radius serangan yang luar biasa besar.
Dua unit kecil melindungi ahli sihir dengan kikuk, menggunakan perisai raksasa setinggi 1.8 meter dan tombak Oulan Ding sepanjang 3 meter untuk membangun penghalang di tangga istana, bersandar pada dinding tangga berharap menahan serangan pasukan Bimon sambil mengumpulkan sisa pasukan. Di dalam Ibu Kota terdapat gudang senjata canggih. Meskipun pasukan pedang Khemah Kerajaan sudah hancur bersama Ali Daei Yabushan di Oasis Sogdiana, masih ada 3.000 kasim kuat yang biasa berlatih bela diri. Dengan waktu untuk konsolidasi, bukan tidak mungkin mereka bisa mengubah jalannya pertempuran.
Gagasan ini bagus, namun formasi tombak yang terdiri dari Perisai Raksasa Pengpai hanya dihancurkan oleh serbuan 100 prajurit Bimon. Yang tersisa hanyalah serpihan papan dan mayat-mayat yang tercabik. Lima bilah bulan bergerigi masih menancap di dinding batu bergetar kreek-kreek, melontarkan mutiara darah satu per satu.
Sebelum formasi perisai lain sempat bereaksi, prajurit Istana Musim Panas kembali mengayunkan ekor naga. Dentuman gemuruh menghancurkan parit pertahanan, menyisakan lagi mayat-mayat yang tercerai berai. Kali ini pertarungan berhadapan langsung. Tombak panjang Mulan yang jarang-jarang tak mampu menembus Baju Zirah Duri Mahkota. Banyak prajurit Mulan terlempar jauh, sebelum sempat mendarat sudah ditembaki tombak bermata dan pisau terbang hingga berlubang seperti saringan, tertancap di tangga belakang.
Langkah berat prajurit Bimon menginjak tubuh prajurit Mulan yang terluka, bagai badak menginjak-injak kebun tomat mengeluarkan suara kreek-kreek. Beberapa ahli sihir lari pontang-panting, namun dengan ngeri menyadari mereka terkepung rapat. Melihat sekeliling, satu-satunya jalan melarikan diri adalah menggali lubang di bawah tanah.
Yang membuat para ahli sihir semakin bergidik adalah, banyak prajurit barbar yang tinggi besar bagai dewa ini memiliki potongan daging yang tersangkut di duri-duri zirah mereka, seperti landak yang dipenuhi buah beri untuk menghadapi musim dingin. Baju perang mereka suram tak berkilau, dipenuhi noda kehitaman darah yang telah lama mengering. Sorot mata mereka dingin dan haus darah, layaknya burung nasar yang mengawasi bangkai dari langit.
Liu Zhenhan dengan baju baja lengkap tampil perkasa di tengah alun-alun istana bersama Guo Guo, Katyusha, dan burung beo kecilnya, memancarkan aura kemenangan.
Langit diselimuti awan hitam berputar bagai ular naga, kilat menyambar-nyambar di antara pilar awan yang berputar, dan cahaya api yang redup menerangi Ibu Kota megah ini dengan cahaya remang-remang, menciptakan suasana mencekam sebelum badai.
Istana kerajaan yang memadukan gaya Mulan, Moyah dan Helan terbagi menjadi belasan bagian bertingkat, semakin ke dalam semakin tinggi. Dinding merah dan genting pink berjejal mewah. Semua pilar diukir dengan patung wanita telanjang yang indah - bagi seniman manapun ini adalah mahakarya dengan garis tubuh yang lembut dan daya artistik tinggi. Tapi di mata Liu Zhenhan yang awam, ini tak lebih dari istana porno yang sangat vulgar dan mesum. Tapi dia justru menyukai gaya seperti ini.
Dayang-dayang istana menjerit sambil menutupi wajah, para kasim berlarian porak-poranda. Anak tangga berlevel ratusan dipenuhi pola-pola darah berbagai bentuk, bahkan lonceng tembaga di atap melengkung aula depan menggantungkan rangkaian mutiara darah yang mengambil di ujung jatuh. Seluruh alun-alun depan istana membentang lautan mayat-mayat mengerikan. Setiap langkah Liu Zhenhan menginjak genangan merah menyipratkan percikan kemerahan, suhu hangat yang lembap dari bawah kakinya menyadarkannya - ini adalah darah manusia yang masih segar dan menguapkan hawa panas.
Pertempuran di benteng sudah memasuki epilog. Dengan kehadiran dua raja pertarungan tangan kosong, Yitiao dan Geryon, pembantaian ini menjadi sama sekali tidak berguna. Ketika manusia kehilangan sihir, mustahil bagi prajurit level rendah untuk bertahan menghadapi Monster Tingkat Super dalam front utama.
Beberapa ulama Malan memandang gemetar ke arah prajurit yang jelas-jelas merupakan pemimpin pemberontak ini, visi mereka bergetar seperti lilin di tengah angin.
"Siapakah kalian?" Seorang ahli sihir tua dengan janggut terpanjang dan terputih mengumpulkan keberanian untuk bertanya.
“Kami adalah mainan yang diperbudak oleh kalian, kerabat rubah cantik, anjing cantik, dan kucing cantik dari ras Bimon Benua Aigean.” Liu Zhenhan menyeringai sambil menjentikkan jari: “Sudah lama tidak berlatih target bergerak samping, siapa yang mau membantu mencoba perasaan ini?”
Dua Raja Bukit terkuat maju ke depan, menggenggam erat pergelangan kaki ahli sihir lalu mengangkat terbalik. Kedua ahli sihir sial itu berteriak ketakutan terus-menerus.
Liu Zhenhan mencabut arquebus Guli yang tertancap di punggung Guo Guo, membuka ruang peluru untuk memeriksanya. Dengan gemeretak "krak", ia mengisi peluru sambil memiringkan badan dan menggenggam erat badan senapan, lalu mengangguk pada Raja Bukit.
Bakeli langsung paham. Berputar di tempat seperti melempar bola palu, kakinya menggosok batu paving hingga mengepulkan asap, lalu melemparkan ahli sihir itu ke udara. Ahli sihir itu menjerit-jerit sambil menggelepar seperti komet di langit.
Dentuman "Pong!" menggema. Ahli sihir itu bagai burung besar patah sayap, tubuhnya memercik darah sebelum menghunjam ke atap kuil. Ia berguling-guling seperti labu di tangga, meninggalkan jejak darah.
Liu Zhenhan mengambil kuntum cerutu dari mulut Guo Guo, menggigitnya sambil memasukkan Kemarahan Moradin ke dalam senapan. Dengan postur setengah membungkuk, ia melirik ke Bateer yang sedang menahan ahli sihir lain.
Ledakan kedua mengoyak udara. Gumpalan daging compang-camping terjatuh dari langit, menggeliat-geliat lemah dengan tangan kaki berkedut pasca benturan.
"Byur!" Tiga ahli sihir tersisa langsung bersujud, tubuh mereka gemetar hebat bagai daun kering di angin musim gugur, nyaris pingsan ketakutan.
“Hancurkan Ibu Kota ini, jangan lewatkan barang berharga apa pun! Oh iya, jangan lupa tangkap si Khalifah itu untukku!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, kedua tangannya mengibas ke depan. Pasukan prajurit Bimon berteriak liar sambil mengacungkan senjata berkilat, membagi diri menjadi empat regu lalu berbondong-bondong menerobos ke dalam Ibu Kota.
Teriakan panik segera menggema di Ibu Kota Khalifah, bagaikan jeritan terakhir kota yang tulang-belulangnya remuk redam. Nyali untuk melawan telah pupus, tak ada satu pun lelaki yang mau mengorbankan nyawa lagi. Pasukan Bimon ini sama sekali bukan lawan yang bisa mereka hadapi.
“Ikut aku keluar!” Liu Zhenhan menganggukkan kepala ke tiga ahli sihir yang gemetaran. Tangannya gesit membuka senapan pedang dan menebas sekali lagi ke tubuh ahli sihir yang masih menggeliat. Ahli sihir setengah mati itu - dadanya sudah bolong, lehernya tertusuk senapan pedang - entah dari mana kekuatannya, tiba-tiba mencengkeram mata pedang yang tajam. Matanya yang memancarkan darah membelalak tajam ke arah Liu Zhenhan.
“Obisilachi! Orang Mouran memang tulang keras! Aku suka.” Liu Zhenhan memuji dengan ketidakikhlasan, menarik tubuh senapan dengan keras, lima jari terpotong rapi melayang ke udara. Mata penuh darah beku itu hancur oleh hantaman gagang senapan, tengkorak pecah di batu paving, otak berwarna putih kelabu menyebar ke seluruh lantai.
Di antara tiga ulama yang berlutut, yang tertua tak sanggup bertahan lagi. Matanya terbalik putih sebelum tubuhnya limbung jatuh.
“Masih bengong apa? Ikut aku keluar!” Liu Zhenhan tersenyum pada dua ulama lainnya, menunjuk ke gerbang kota.
Beberapa pengawal istana setengah menarik setengah menggotong kedua ulama Malan yang sudah seperti robot. Fatty Luo menghunus pedang besar, menusuk dada kiri ulama yang pingsan. Membalik mata pedangnya, ia mengusap darah di sol sepatu sebelum memasukkan kembali pedang ke sarung dengan gaya.
Di luar gerbang kota yang rusak, telah berkumpul sekitar lima ratus prajurit Resimen Gabungan Cambridge. Separuh adalah kavaleri burung unta berleher biru, separuh lagi penembak Llama. Master Emmar dan Master Stefano menyilangkan tangan menunggu kedatangan Liu Zhenhan. Jalan utama yang luas kini sepi mencekam, bagai kuburan.
“Dua Master, mohon bantuannya, sembahyang di Kuil Api!” Liu Zhenhan melambaikan tangan ke Fatty Luo di belakangnya, memberi isyarat untuk ikut.
“Richard, takkah kau sadar ada ahli yang sudah menghalangi jalan kita?” Master Puskash yang sedang meditasi di samping tiba-tiba membuka mata, sorot matanya yang keruh tiba-tiba berkilau.
“Aku tahu. Aku tinggal untuk menghadapinya.” Liu Zhenhan mengangkat senapan apinya, berteriak ke arah bayangan rumah di sudut jalan: “Sampai kapan kau bersembunyi?”
Bayangan rumah di tanah bergerak-gerak, seperti uap yang perlahan membentuk sosok manusia dalam distorsi bertahap, berbalik pelan-pelan.
Wajah pucat sakit-sakitan itu memiliki alis tipis dan dagu licin tanpa janggut. Tubuhnya terlihat lemah, namun pandangan matanya sangat unik - bola mata dengan darah beku tipis yang dipenuhi kebencian dan kehancuran: menghancurkan orang lain, juga diri sendiri.
Ribuan mata panah berkilauan mengarah padanya.
“Luar biasa! Bahkan siluman sihir bayangan bisa kau tembus, pantaslah disebut Penyihir Besar super!” Pria berjubah hitam ini memeluk kitab hukum kuno perunggu. Suaranya nyaring dan tipis seperti anak kecil, sama sekali tak menghiraukan panah-panah yang mengarah padanya.
“Bahasa Umum daratanmu cukup lancar, katakanlah, siapa sebenarnya kau?” Liu Zhenhan terkekeh, melambaikan tangan menyuruh pemanah llama jangan tegang berlebihan: “Jujur saja, aku agak mengagumimu. Seharusnya ahli sepertimu bisa kabur diam-diam tanpa bisa dihalangi, tapi kenapa malah mendatangi kami? Apa kau sungguh mengira bisa mengalahkan kami?”
“Awalnya ingin pergi, tapi karena Santo kalian sudah mengaktifkan Wilayah Anti Sihir, pastinya kekuatan magismu terbatas sekarang. Aku ingin mencoba.” Pria jubah hitam tersenyum manis bak perempuan: “Akulah Ahong Kitab Suci Manali, mentor Rundstedt.”
“Hahaha...” Semua orang tertawa. Ahong Kitab Suci ini benar-benar bukan sembarang kesombongan, sampai terlihat bodoh.
BAB 352: KEAJAIBAN DALAM KEUSANGAN
Ejekan dalam gelak tawa membuat wajah pucat Ahong Kitab Suci Manali memerah sesaat, lalu cepat mereda.
Liu Zhenhan tertawa paling keras. Bukan tak sengaja, tapi sengaja.
“Katakan, bagaimana kau bisa langsung mengetahui ilmu persembunyianku?” Sorot mata Ahong Kitab Suci Manali menyempit, menatap tajam ke Liu Zhenhan.
“Karena kau bau pesing. Kasim selalu punya bau khas,” kata Liu Zhenhan dengan jahat: “Tapi baumu lebih menusuk dari biasanya.”
“Hahaha...” Suara gemuruh tawa kembali bergema.
“Lucu ya?” Master Puskash memandang tajam para juniornya.
Segala suara tawa langsung terputus bagai terpotong pisau.
“Maaf, Master Manali, kebanyakan anak-anak ini belum mengerti. Jangan tersinggung.” Master Santo Qi Ao perlahan berdiri, mengangguk sopan ke Ahli Sihir Kitab Suci, sorot matanya jernih dan tulus.
Ada hal-hal mendasar yang tak bisa disembunyikan, seperti karisma. Di hari biasa, Master Puskash hanyalah pria tua berantakan, namun di tengah kumpulan para raksasa ini, kehadirannya langsung terasa menyengat.
Di antara ribuan bunga yang mekar, tumbuhlah pohon pinus seribu ren. Si tua itu bagai pohon pinus yang menembus langit.
Luasnya alam dalam dada, selalu ada perahu penyeberang jiwa. Dalam hal kewibawaan, Master Puskash pantas menyandang gelar Santo Aiqin yang megah itu.
Zaman ini telah menjadi masa yang gegabah dan dangkal. Lihatlah para wanita: yang bersolek menor biasanya yang tak cantik namun mengira diri molek; kecantikan sejati justru polos, bagai gunung tetap gunung, air tetap air. Meski berbaju duri dan kain kasar, tetap memancarkan pesona surgawi. Begitu pula penyihir: yang sok angkuh kebanyakan mengira diri lebih hebat dari Santo, padahal Penyihir Besar sejati justru rendah hati. Mereka yang memandang dari langit seluruh makhluk, buat apa lagi menyombong? Mereka sendiri sudah menjadi tolok ukur.
“Saya sudah berusia 152 tahun, sejak lama belajar memaafkan.” Alis tipis Ulama Malan Master Manali perlahan meregang, sudut bibirnya melengkung membentuk senyum tipis kepada Master Puskash.
“Tak terlihat sama sekali, wajah Anda paling-paling baru 40 tahun. Sungguh terampil menjaga keremajaan.” Master Puskash membungkuk hormat dengan sikap anggun.
“Hehe...” Master Manali menyeringai, membuat Lao Liu merinding jijik.
“Obisilachi!” Liu Zhenhan ingin sekali menampar banci tua ini sampai mati, terlalu mengerikan, tidak jelas laki atau perempuan.
“Richard, berhenti! Master Manali ini bukan lawanmu!” Master Puskash menghentikan bajingan tua yang hendak bertindak.
“Master!” Liu Zhenhan tak sabar memutar mata: “Kekuatan ulama Malan jauh di bawah Penyihir Aiqin, semakin tinggi level semakin jelas jaraknya. Penyihir dekaden ini, meski 150 atau 1500 tahun, apa artinya? Apa Anda tak percaya kemampuanku?”
“Brengsek! Setiap jenis sihir pasti punya keunikan sendiri.” Master Santo Ajaib menatap Liu Zhenhan yang berwajah datar sedang asyik membersihkan abuk rokok: “Menghormati lawan sesungguhnya menghormati dirimu sendiri.”
“Aku tidak bermaksud tidak menghormatinya.” Liu Zhenhan kembali memutar matanya dengan liar: “Cuma sebelum itu, biarkan aku mencabut nyawa kecilnya dulu.”
“Haha... Shaman Richard, kamu benar-benar sesuai dengan gambaran yang dijelaskan Rundstedt padaku. Sungguh sesombong.” Master Manali Ahong Kitab Suci menatap Liu Zhenhan dari atas ke bawah, tersenyum tipis: “Aku tahu kamu adalah juru bicara yang ditunjuk langsung Dewa Perang Bimon, tapi aku berhak mengingatkanmu, kami Ahong Kitab Suci juga merupakan utusan Dewi Mani di bumi. Di Taklamakan, kami Ahong Kitab Suci adalah hierarki tertinggi ahli sihir, setara dengan Master Santo Ajaib kalian. Menurutmu, tidakkah seharusnya kamu menunjukkan sedikit rasa hormat padaku?”
“Aku yang sombong? Jancuk! Kebijaksanaanmu bisa menerangi sebuah toilet!” Mata Liu Zhenhan berkilat: “Setara dengan penyihir tingkat suci? Haha... Rundstedt juga Ahong Kitab Suci, berarti Dewi Mani punya dua utusan di bumi? Kekaisaran Mugalan pun dua penyihir level saint? Jancuk, siapa yang kau bohongi?”
“Kewibawaan Dewi Mani ada di mana-mana, tak perlu banyak omong kosong. Mari kita buktikan dengan tindakan.” Ahong Kitab Suci Manali mengarahkan pandangan tajamnya ke sekeliling: “Aku tahu kalian semua adalah ahli kuat dengan harga diri besar, tentu tak mungkin menyerbu bersama. Jadi siapa yang pertama akan bertarung denganku?”
“Tentu saja...”
“Biar aku yang urus!” Naga Pelangi Ibu langsung menarik Liu Zhenhan ke belakangnya.
Naga Peri Lunna dan Ruoerna saat ini sedang melayang di udara, ksatria naga Lampard juga sudah tiba. Di hadapan banyak orang, Ibu sama sekali tidak tega melihat menantu laki-laki yang kehilangan kekuatan elemen ini dipermalukan. Gelombang elemen dari ahli sihir kitab suci ini sangat aneh, bahkan bisa dibilang sangat lemah. Di antara bangsa naga, hanya naga level enam yang bisa menekan aura kuat mereka. Di Benua Aigean, hanya Master Santo Ajaib yang bisa menekan aura diri. Karena itu Ibu harus berjaga-jaga.
Liu Zhenhan murka, dadanya membusung hendak maju lagi. Sebuah lengan kuat menghalanginya. Dalam tatapan mata keempat, Yitiao perlahan menggelengkan kepala.
“Ibu. Biar aku saja!” Master Puskash memanggil Naga Pelangi.
“Bagaimana bisa! Master, Anda baru saja melepas Wilayah Anti Sihir...” Kata-kata Naga Pelangi Ibu belum selesai, Master Stefano dan Master Emmar sudah berebut bicara: “Guru! Membiarkan Anda bertindak, bukankah itu mempermalukan kami... Saya yang...”
“Biar aku saja! Hanya Ksatria Naga Gereja yang paling cocok menggantikan Master Puskash!” Ksatria Naga Lampard berdiri tegak dengan wajah penuh kesungguhan.
“Aku yang maju!”
“Harusnya aku!”
"Bangsat, Laozi juga pernah jadi Santo! Siapa yang berani merebut dariku!" Liu Zhenhan mengacung-acungkan arquebus Guli, ikut-ikutan ramai. Sebenarnya dia juga tahu, semua orang menyayanginya dan tahu dia kehilangan banyak kekuatan elemen, jadi takkan mengizinkannya turun tangan. Tapi ini saatnya menunjukkan jiwa pahlawan, mana boleh mundur!
"Sudahlah, biar aku saja!" Master Puskash menyesuaikan topi runcing penyihirnya yang berminyak, tersenyum ramah: "Apa kalian mau melihat tulang tua ini bersujud memohon?"
Tentu tak ada yang berani menerima permohonan sujud dari Master Santo Ajaib. Penyihir tingkat suci juga bukan tipe yang suka cari perhatian. Maka setelah Master Puskash berkata demikian, yang lain pun tak memaksa lagi.
"Merupakan kehormatan bisa bertarung dengan Anda!" Menghadapi Santo Aigean, bahkan ahli sihir kitab senior pun tak berani lengah. Master Manali memberi hormat dengan membungkuk pada seniornya.
Ahli sihir kitab yang awalnya sangat percaya diri ini tiba-tiba merasa gugup. Meski mendengar bahwa penyihir Santo akan menghabiskan seluruh kekuatan magisnya saat menggunakan Wilayah Anti Sihir, Manali kini mulai ragu. Ketenangan dan keyakinan lawannya membuatnya sesak napas. Bagaimanapun, gulungan sihir Benua Aigean sangat hebat – cukup dengan sedikit kekuatan magis, mantra dahsyat langsung terpanggil.
“Ini juga kehormatan saya.” Master Puskash mengangguk sambil tersenyum.
“Sihir saya mungkin membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk dipersiapkan. Mohon tuan menunda serangan sedikit.” Ujian tak tahu malunya Ahli Sihir Manali ini langsung membuat Lao Liu mengolok-olok habis-habisan. Orang bodoh pun tahu mantra sihir yang dilantunkan lebih lama akan semakin kuat, dasar orang ini tak membawa satu pun pengawal untuk melindungi diri, sekarang berani-beraninya bicara seperti ini!
“Tidak masalah!” Master Puskash mengangguk lapang dada, lalu mengangkat tangan memberi tanda untuk memulai.
Di belakang ahli sihir kasim ini tiba-tiba muncul bayangan hitam tinggi besar. Bayangan ini jelas berasal dari makhluk dunia lain, wajahnya kabur tak jelas, tingginya minimal dua setengah meter, otot-otot raksasa bertumpuk, di punggungnya tumbuh sayap daging yang cacat, di kepala terdapat tanduk besar melingkar, kedua tangan masing-masing memegang pisau melengkung hitam lebar secara terbalik, sorot mata hitamnya sedalam neraka.
Master Manali memperkenalkan kepada Master Puskash: “Ini adalah pengawal bayangan saya, berasal dari makhluk kuat unsur es di dunia chaos 'Kui Dao Jiao Xi Mo'. Kekuatan tempur pengawal bayangan ini bisa mencapai separuh dari tubuh aslinya. Tidak keberatan kan dengan kehadirannya sebagai pembantu saya?”
“Aku tidak keberatan!” Master Puskash yang belum pernah melihat monster dimensi lain seperti ini memuji sembari berkata, "Master Manali, kita sedang beradu sihir. Sebagai hasil panggilan magismu, tentu Anda berhak menggunakannya."
Di bawah terik matahari, dua pasukan dengan jumlah timpang berhadapan di jalan istana yang panjang. Di sisi timur hanya ada Ahong Kitab Suci seorang diri, sementara di barat Master Puskash berdiri dengan lebih dari 500 pengikut di belakangnya, menciptakan kontras yang agak menggelikan.
Ahong Kitab Suci menatap mata Master Puskash, mulutnya mulai bergerak-gerak melantunkan mantra sihir sehalus suling bambu. Gerakan tangannya menyertai nyanyian magis yang panjang itu, mengisi udara dengan getaran samar.
Ekspresi Master Puskash tetap tenang, sementara yang lain membelalakkan mata seakan bola mata mereka akan copot. Menyaksikan langsung duel dua penyihir terhebat ini merupakan pemandangan langka.
Master Puskash sama sekali tidak bergerak. Tak ada mantra yang dilantunkan, juga tak ada gulungan sihir yang diambil.
Nyanyian sihir Ahong Kitab Suci hampir mencapai puncak. Sorot matanya mulai memancarkan keyakinan kuat.
Pertarungan ini segera menemui akhir.
Master Santo Ajaib hanya sedikit lebih unggul dari Ahong Kitab Suci ini — dengan sebat jari Master Puskash, sang Ahong langsung takluk.
"Perisai Dwioksigen!"
Ini adalah mantra tingkat magang dalam sihir elemen udara, pencipta mantra ini tak lain adalah Master Puskash.
Mantra ini tidak menghabiskan banyak kekuatan magis karena kelimpahan gas karbon dioksida di alam, sehingga bahkan penyihir pemula elemen udara atau magang sihir bisa menggunakannya tanpa membutuhkan kekuatan elemen yang tinggi.
Mantra ini menciptakan lapisan gas karbon dioksida di sekitar perisai yang menyelimuti penyihir, khusus untuk menangkal serangan sihir api. Sebagaimana diketahui, pembakaran - baik alami maupun magis - membutuhkan udara terbatas; kontak dengan lapisan karbon dioksida akan memadamkan api apapun.
Sebagai jurus andalan dari empat elemen utama, "Perisai Karbon Dioksida" elemen udara memberikan kekebalan sejati terhadap api. Namun jika level sihir api terlalu tinggi, perisai ini hanya bertahan satu kali penggunaan sebelum hancur.
Untuk serangan magis elemen lain, lapisan gas setebal lutut ini sama sekali tidak efektif - hanyalah kumpulan gas karbon dioksida yang hampir identik dengan udara biasa, mustahil bisa berfungsi sebagai pertahanan.
Karenanya mantra ini menjadi jurus super tidak berguna yang gagal fungsi di saat biasa, tapi bisa menyelamatkan nyawa saat genting. Dalam petualangan atau pertempuran sesungguhnya, tak ada penyihir elemen udara yang mengandalkan mantra dasar ini.
"Tak disangka-sangka, mantel sihir yang seharusnya digunakan untuk diri sendiri ini justru menjadi jurus pamungkas Master Puskash mengalahkan Ahli Sihir Kitab Suci ini! Bayangan pengawal Ahli Sihir Kitab Suci memang luar biasa kuat, serangan pedangnya dipenuhi kekuatan magis es, namun mana bisa menghentikan perisai magis ini? Perisai ini hanya tahan api terhadap ilmu sihir api, semua sihir lain diabaikan!
Melihat nyanyian sihir dalam "Perisai CO₂" tiba-tiba terputus, Master Manali yang sudut mulutnya mengalirkan darah segar, semua orang tertegun.
Master Puskash menggerakkan jarinya, melepaskan anak panah api yang luar biasa besar, menghancurkan "Perisai CO₂" menjadi gelembung udara. Wajah Ahli Sihir Kitab Suci memancarkan kengerian, menatap kosong ke arah Master Puskash.
"Sungguh hebat 'Perisai CO₂' ini!" Sebagai Penyihir Istana Utama Kekaisaran St. Francis, Master Stefano berkata dengan tulus: "Guru, harus kuakui, kemampuan kontrol magismu telah melampaui tingkat pemikiranku yang sempit ini."
"Kemampuan Guru dalam menggunakan sihir benar-benar sudah mencapai tingkat kesempurnaan." Master Emmar juga mengangguk-angguk setuju.
Liu Zhenhan di samping terus bergumam-gumam, terbata-bata lama namun tak bisa mengucapkan satu kalimat utuh pun.
"Perisai Karbon Dioksida" sihir ini seharusnya menciptakan lapisan dinding gas CO₂ di sekitar perisai untuk menahan serangan sihir api. Namun Master Puskash jelas-jelas memenuhi lapisan CO₂ ini dan menutupkannya sepenuhnya ke tubuh ahli sihir kitab suci ini!
Semua orang bisa melihat bahwa nyanyian sihir ahli sihir kitab suci ini hampir mencapai tahap akhir. Dengan Monster dimensi lain sebagai pengawal bayangan, seharusnya mustahil mengganggu ritualnya. Tapi tiba-tiba ritual itu benar-benar terputus, bahkan hampir menyebabkan ahli sihir ini mengalami pembalikan elemen.
Bukan lapisan CO₂ yang padat ini yang membuat ahli sihir kitab suci terpukul, melainkan saat dia menarik napas untuk mengucapkan mantra, perisai CO₂ justru menyelimutinya. Persis membuat Master Manali ini menghirup segudang gas karbon dioksida! Penyihir mana pun yang tiba-tiba menghirup gas memusingkan saat hendak menyelesaikan mantra pasti akan terputus nyanyian sihirnya. Siapapun pasti akan mengalami konsekuensi buruk akibat kekacauan elemen - dilihat dari intensitas pembalikan, sepertinya ahli sihir kitab suci ini tidak sedang mempersiapkan mantra serangan. Jika itu mantra serangan dahsyat, pembalikan tadi sudah pasti membunuhnya.
Bab 353 Sihir Bayangan Super Kuat
"Betapa canggihnya cara penggunaan sihir ini! Betapa rendah tingkat sihir ini! Betapa tajamnya insting pertempuran yang dibutuhkan! Betapa tepatnya waktu serangan yang diperlukan! Semua ini membutuhkan kerja sama yang benar-benar sempurna untuk mencapai efek seperti ini!"
"Santo, benar-benar Santo!"
Liu Zhenhan merasa paruh pertama hidupnya seperti memasuki kesalahan persepsi, selalu mengejar sihir kuat, malah mengabaikan sihir dasar paling rendah ini. Dengan wawasan tajam, sihir apapun bisa menjadi jurus mematikan!
"Katanya 'Wilayah Anti Sihir' akan menghabiskan semua kekuatan magis penyihir tingkat suci, teori ini salah. Lihatlah aku, masih tersisa sedikit kekuatan magis." Master Puskash tersenyum ringan: "Dalam pertempuran individual, sihir seharusnya tidak memiliki batasan level. Yang ada hanyalah perbedaan kemampuan penggunaan penyihir."
"Peliharaan Magis tidak boleh diukur levelnya. Timbangan kekuatan seharusnya ada pada kemampuan komando Pendeta! Sihir tidak boleh dibatasi level, yang penting kemampuan penggunaan penyihir!" Liu Zhenhan menggenggam tinjunya bergumam, seolah mendapat pencerahan.
"Richard, gaya bertarung Master seperti ini tak bisa kau tiru. Kerja sama rumit ini butuh latihan bertahun-tahun. Kau bisa pahami teorinya, tapi jangan sembarangan meniru." Master Stefano menepuk bahu Liu Zhenhan sambil tertawa.
"Sebenarnya pernyataan ini tidak adil. Master Manali Sang Ahli Sihir Kitab Suci sama sekali tidak mengaktifkan perisai magis pertahanan penuhnya, sehingga saya bisa berhasil. Ini hanya kebetulan belaka." Master Puskash mengangguk ke arah Sang Ahli Sihir Kitab Suci yang duduk di tanah: "Master Manali, pertarungan kali ini tidak mencerminkan kemampuan sejati kita. Sebenarnya Anda tidak kalah. Terlihat jelas bahwa sihir tadi tidak memiliki daya serang, efek balik yang Anda terima juga tidak signifikan. Anda masih punya tenaga untuk melanjutkan!"
"Kekalahan tetaplah kekalahan. Bukan hanya kekuatan magismu yang luar biasa, tetapi kedalaman pengetahuan sihirmu juga jauh melampaui saya. Kali ini saya mengaku kalah dengan sepenuh hati." Master Manali Sang Ahli Sihir Kitab Suci menyeka sudut bibirnya lalu bangkit perlahan: "Kemampuan saya memang tidak sebanding dengan Master Santo Ajaib. Tapi saya ingin mencoba bertarung dengan semua yang hadir di sini, apakah bisa terkabul?"
"Jika kalah, saya akan bunuh diri di tempat. Jika menang, saya hanya meminta satu permintaan." Sorot mata tajam Master Manali menyapu kerumunan orang, melanjutkan: "Beranikah kalian?"
"Omong kosong! Apa yang tidak berani! Aku yang maju!" Liu Zhenhan melompat lagi, namun langsung ditarik oleh Naga Pelangi Ibu menggunakan daya tarik logam dan dilemparkan ke belakang.
"Saya terima tantanganmu." Ibu dengan gagahnya terbang mendekati Sang Ahli Sihir Kitab Suci.
"Anda pasti Naga Pelangi yang dijuluki sebagai petarung fisik terkuat di Benua Aigean, bukan?" Mata Master Manali yang tajam menatap Ibu Ibrahimovic yang tampan sambil mengerlingkan mata berkali-kali.
“Saya akui Anda benar, tapi kekuatan tempur sihir Naga Pelangi juga tidak kalah.” Ibu tersenyum. Dua puluh lebih Ksatria Fantasi yang semula melayang di atas kepalanya jatuh "Pong" ke tanah secara alami. Rotasi sentrifugal yang berlebihan telah membuat para ksatria ini mengeluarkan busa dari mulut dan pingsan, sementara fantasi-fantasi tersebut kembali menjadi trenggiling raksasa yang menjulurkan lidah lemas di tanah, kedua mata mereka berputar-putar penuh lingkaran.
"Kemampuan yang cukup hebat." Master Manali menjilat bibirnya, lalu dengan patuh melemparkan kitab hukum perunggu kuno yang semula digenggamnya.
"Masih ada yang lebih hebat." Naga Pelangi Ibu tertawa pendek, kedua tangannya menggambar lingkaran besar. Atap-atap rumah di sekeliling tiba-tiba berubah menjadi air terjun terbalik setinggi tiga ribu ren. Di antara debu batu bata yang beterbangan, berbagai benda logam menembus genting dan berputar-putar di udara. Dengan suara gesekan logam yang mengerikan, semua logam itu menyatu menjadi bola raksasa yang melayang diam di atas sang Naga Pelangi.
"Kontrol logam yang luar biasa! Sayangnya berat logam yang bisa dikontrol tetap terbatas, tak mungkin melebihi kekuatan fisik Anda." Master Manali menutupi senyumnya, merentangkan kedua lengan sambil bergumam melantunkan mantra sihir yang panjang.
Watak Naga Pelangi yang angkuh dan teguh prinsip secara alami enggan melakukan serangan mendahului.
Saat mantra sihir Master Manali selesai dilantunkan secara perlahan dan sunyi, sebuah bayangan hitam perlahan bangkit dari tanah. Sosok manusia dari kain sutra hitam itu memiliki wajah yang samar, tipis seperti selembar kertas, seolah bisa terbang tertiup angin.
"Inilah prajurit bayangan yang dipanggil melalui sihir bayanganku." Disertai suara dengus dari hidung Master Manali, prajurit bayangan ini melangkah maju. Dari bola hitam raksasa yang melayang di atas kepala prajurit bayangan ini, mudah dikenali asal bayangannya—selain Naga Pelangi Ibu, siapa lagi yang memiliki bola logam melayang di atas kepala?
Master Puskás, Master Emmar, dan Master Stefano serentak mengerutkan alis mereka.
Sihir bayangan ini benar-benar terlalu misterius! Baru sekarang ketiga master menyadari bahwa pengawal bayangan itu ternyata benar-benar sebuah bayangan! Sebelumnya dikira sebagai monster dimensi lain yang belum pernah dilihat!
Mengendalikan bayangan untuk bertarung? Terlalu aneh!
Dari klasifikasi sihir yang pernah muncul di Benua Aigean, sihir bayangan ini paling mirip dengan bidang alamiah bangsa laut putri duyung dalam Perang Darat-Laut—"Barrier Bayangan", namun "prajurit bayangan" yang dipanggil putri duyung menggunakan bayangan sendiri sebagai media, sedangkan penyihir bayangan ini bisa meminjam bayangan orang lain.
Pantas saja pembalikan elemen tadi tidak membunuhnya, rangkaian mantra yang dilantunkan Ahli Sihir Kitab ini memang tidak memiliki daya serang!
Liu Zhenhan awalnya terkejut. Dari pemahamannya, mengontrol bayangan orang lain sama dengan mengontrol tubuh mereka, karena kemampuan Penjaganya "Serangan Bayangan" memang berfungsi demikian. Tapi "Serangan Bayangan" belum bisa mengontrol bayangan orang lain dari jarak jauh - Naga Pelangi berada setidaknya 20 yard dari ahli sihir kitab suci!
"Sesuatu yang menarik, kamu mengingatkanku pada wayang kulit." Naga Pelangi Ibu jelas tidak terkontrol tubuhnya meski bayangannya dikendalikan. Ia melirik ke bawah dan menemukan bayangannya sendiri telah menghilang secara ajaib.
Di balik senyuman sinis, tubuh Naga Pelangi tiba-tiba diselimuti lapisan emas padat - meski Ibu adalah bangsa naga yang paling angkuh, lawan di hadapannya jelas mulai membuatnya mengurangi kesombongan awalnya.
"Mari kita mulai!" Master Manali berkata dengan nada dingin.
Ibu tersenyum tipis. Bola logam raksasa yang melayang di atas otaknya menyapu dengan angin kencang "hu hu", melesat secepat kilat dari udara menuju ahli sihir kitab suci Master Manali di tanah. Jika mengenai langsung, bukan hanya daging manusia, bahkan batu pun akan hancur berkeping-keping.
Gerakan prajurit bayangan sangat cepat seperti hantu. Begitu bola logam ini ditembakkan, bayangan Ibu mengangkat satu tangan. Bola bayangan hitam di atas kepalanya tepat bertabrakan dengan bola logam yang dilemparkan Ibu dari atas.
“Dang!” Suara ledakan dahsyat mengguncang rumah-rumah di sekitarnya. Meski semua orang sudah bersiap, gendang telinga mereka tetap berdesing nyaris pecah.
“Jancuk!” Liu Zhenhan bingung, kenapa bola logam ini tak bisa menghancurkan bayangan itu?
“Seperti pepatah 'Bentuk dan bayangan tak terpisahkan', seranganmu akan selalu tertuju pada bayanganmu sendiri, bukan aku.” Master Manali tersenyum pada Naga Pelangi: “Bisa dikatakan, Naga Pelangi, sihirmu tidak mempan padaku!”
“Ngibul!” Naga Pelangi Ibu terus tersenyum sinis. Tangannya menggerakkan bola logam raksasa di udara yang tiba-tiba berubah menjadi hujan logam, menyapu bersih ahli sihir kitab suci dan prajurit bayangan! Bayangan tetaplah bayangan, tak mungkin bisa meniru sihir logam sepenuhnya. Ibu tak percaya ahli sihir ini bisa mengendalikan bayangan serpihan logam yang tak terhitung jumlahnya.
“Ibu jangan!” Teriakan Master Puskas terlambat. Bayangan Ibu mengembang dengan kecepatan luar biasa menjadi tirai hitam raksasa, menutupi tubuh ahli sihir kitab suci bagai tenda. Semua serpihan logam menghujam keras ke tirai bayangan itu, memicu dentuman bentrokan logam yang sambung-menyambung.
"Tubuh Naga Pelangi Ibu terlempar ke belakang, seluruh tubuh yang terkalsifikasi logam melayang di udara, berputar dengan gila, mengeluarkan suara benturan deras seperti hujan memukul daun pisang. Dengan gerakan miring, dia menghancurkan seluruh toko di pinggir jalan mulai dari pilar hingga dinding, debu beterbangan."
"Ini... bukankah ini ilmu 'Penggantian Boneka' dari bangsa iblis?!" teriak ksatria naga Lampard dengan kaget.
Semua orang gemetar, mata mereka membelalak menatap ahli sihir kitab suci ini.
Bangsa iblis! Tak ada satupun makhluk di Benua Aigean yang punya kesan baik dengan istilah ini! Banyak kebenaran terkubur dalam catatan sejarah, tapi catatan tentang bangsa iblis masih bisa dilacak! Ilmu bangsa iblis terbagi menjadi sistem Tongyou dan mayat hidup. Dalam "ilmu mayat hidup" ada teknik boneka tingkat tinggi yang hanya bisa digunakan oleh Raja Horor - membuat boneka pengganti dari rambut dan kulit inang. Saat menyerang boneka ini, inang akan menerima luka yang sama, sungguh keji!
Naga Pelangi menyerang bayangannya sendiri lalu terluka, persis sesuai karakteristik ilmu ini - hanya tidak tahu apakah bayangan termasuk bagian tubuh?
"Tidak mungkin ini ilmu 'Penggantian Boneka' bangsa iblis!" Master Puskash berkata tenang: "Frank, kau bukan penyihir, jangan asal bicara!"
"Esensi kekuatan elemen pada dasarnya sama, sihir dengan bentuk serupa ada di mana-mana. Saya juga tidak menganggap ini sebagai ilmu hitam bangsa iblis, tapi sihir bayangan ini benar-benar unik! Pantas disebut sihir dekaden!" Master Stefano mengibaskan lengan bajunya, mengeluarkan tongkat sihir kayu kuno berukiran naga: "Ibu, mundurlah! Biar saya yang mencoba!"
"Buru-buru apa!" Tumpukan puing tinggi kembali berdebu, Naga Pelangi Ibu bangkit dari reruntuhan dengan wajah penuh abu, berputar di udara lalu mendarap mantap.
Karena malu dan marah, setiap langkah Ibu membuat jalan marmer berbunyi "kertak-kertak", retakan seperti jejaring laba-laba menyebar seperti ular di permukaan batu yang semula licin. Serangan tadi tidak banyak melukai naga pelangi berlapis logam ini, hanya membuatnya tersipu.
"Izinkan saya memperkenalkan, inilah mantra bayangan tingkat tinggi ahli sihir kita - 'Pindah Bayangan Tukar Wujud'!" Wajah pucat Master Manali memerah karena antusias, jarinya menunjuk elegan ke prajurit bayangan yang telah pulih: "Saya tekankan, siapa pun yang hendak melawan saya, jangan serang prajurit bayangan ini! Menyerangnya berarti menyerang Naga Pelangi mulia ini!"
Liu Zhenhan di samping mendengar alisnya bergetar gemerisik. Jancuk! Sihir Bayangan ini benar-benar aneh ya?
Naga Pelangi Ibu juga membeku kaku.
"Naga Peri!" Master Manali menyapu tatapan dingin ke Lunna di udara yang wajahnya berubah pucat: "Sebaiknya Jangan gegabah! Aku tahu 'Jari Pembalik Elemen' dan 'Teleportasi'-mu sangat hebat! Tapi jika kau hancurkan aku, prajurit bayanganku juga akan ikut hancur, artinya suamimu akan tewas! Jangan lakukan hal bodoh!"
"Sihir dekaden memang kejam!" Master Emmar di samping tersenyum sinis: "Tapi aku juga tahu, Sihir Bayanganmu Master Manali sama sekali tidak punya kekuatan serang. Jika ada, kau sudah merobek bayangan ini, mana mungkin masih mengoceh dengan kami!"
"Layak disebut penyihir top! Cerdas! Sihir bayangan memang hanya punya kekuatan kendali, bukan kekuatan membunuh!" Ahong Kitab mengerutkan sudut bibirnya, berkata dengan senyum samar: "Mungkin kau tidak tahu fakta lain - kami Ahong Kitab baru bisa beralih profesi setelah mencapai tingkat Monsinyur Ahong! Monsinyur Ahong adalah ahli sihir cahaya dan ilusi, jabatan serikat ini setara dengan Magister Sihir Aiqin kalian! Dalam tingkat tertentu, bayangan juga termasuk makhluk abadi, satu-satunya cara menghancurkannya adalah dengan cahaya! Benua Aiqin kalian tidak punya sihir cahaya-ilusi kan?"
Seiring jentikan jari Master Manali, seberkas cahaya putih melesat dari jarinya, menyambar lengan bayangan Ibu dan menggoreskan serpihan hitam seperti kapas robek.
Naga Pelangi Ibu mendengus kesakitan. Lengan yang telah dikeraskan logam itu tiba-tiba terkoyak membuka. Darah naga yang sarat elemen sihir langsung memancur deras dari luka tersebut.
"Ini... bagaimana mungkin..." Semua orang tertegun.
Kekerasan tubuh Naga Pelangi yang telah mengalami pengerasan logam total adalah fakta yang diketahui seluruh Benua Aigean. Tanpa senjata kuat setingkat Artefak legendaris, membuat luka pada tubuh Naga Pelangi hanyalah lelucon. Tapi nyatanya, hanya dengan gesekan cahaya pada bayangan Ibu, tubuh asli Naga Pelangi sudah terluka. Jika cahaya itu menyambar tenggorokan Ibu, apakah kepalanya akan langsung terpenggal?
Ahli sihir kitab suci Master Manali ini sungguh luar biasa!
Meskipun saat mengendalikan bayangan Ibu, waktu nyanyian mantra sihirnya agak lama, namun tak bisa dipungkiri bahwa Sihir Bayangan ini memang memiliki keunggulan tersendiri. Ditambah dengan ilusi cahayanya, dalam teori dia hampir tak terkalahkan dalam pertahanan dan serangan — sebenarnya ini bukan pujian yang berlebihan. Pada dasarnya, semua jenis kultivasi sihir di Benua Aigean yang mencapai tingkat Archmagister, secara teori memiliki kemungkinan tak terkalahkan. Bahkan penyihir level menengah dengan gulungan sihir kuat pun secara teori bisa mencapai kondisi ini — seperti gulungan "Ritual Pemindahan Antar Dimensi" yang pernah digunakan Master Fran, pakar sihir istana Doluote terhadap Liu Zhenhan dulu.
Naga Pelangi Ibu terpaku di tempat, tak tahu harus bagaimana menghadapi situasi ini. Yang lain mengerutkan alis, mencoba mencari solusi dalam pikiran.
Liu Zhenhan melangkah keluar dari kerumunan, menggenggam arquebus Guli, dengan wajah sangar berjalan selangkah demi selangkah menuju ahli sihir kitab suci ini.
"Berhenti!" Master Manali berseru keras.
Liu Zhenhan berdiri tegak tak bergerak.
"Kupikir aku harus mengingatkanmu, sihir bayangan kami dalam hal pertahanan juga nomor satu di Taklimakan!" Jari Master Manali bergerak seperti memetik senar, dua prajurit bayangan di depannya langsung berputar bagai lentera ajaib. Kecepatannya yang luar biasa meninggalkan bayangan maya di udara. Satu prajurit bayangan di langit, satu di tanah, membentuk kubah pelindung sempurna dengan tubuh yang berputar gila-gilaan, mengamankan Ahli Sihir Kitab Manali di tengah——Master ini baru saja mengalami kerugian karena tidak membuka perisai magis, sekarang pasti tidak akan mengulangi kesalahan itu lagi.
"Inilah kecepatan 'Perisai Bayangan Kilat'! Jadi lebih baik kau mengurungkan niat jahatmu." Master Manali melirik arquebus Guli di tangan Liu Zhenhan: "Aku tidak ingin membunuh Naga Pelangi ini, yang kuinginkan adalah negosiasi dan pertukaran yang adil!"
"Negosiasi? Pertukaran? Haha... Katakan, apa sebenarnya yang kau inginkan?" tanya Liu Zhenhan.
Bajingan tua di barat, Ahli Sihir Kitab di timur, dipisahkan oleh dua prajurit bayangan yang berputar kencang; Dibo Luo menggantung di atas, dua bayangan manusia terpantul miring di lantai marmer——satu ramping, satu gagah.
"Aku ingin kalian segera meninggalkan kota ini!" Ahli Sihir Kitab Manali tersenyum dingin: "Kalimantan berisi keringatku dan Rundstedt, tidak mungkin kubiarkan kalian menghancurkannya dengan mudah!"
“Hanya untuk tujuan ini, kau berani mengambil risiko sebesar ini? Kau benar-benar orang gila!” Liu Zhenhan memandangi ahli sihir kitab suci ini lama-lama, buku-buku jari memutih karena menggenggam arquebus Guli terlalu kencang: “Tadi mantra sihirmu dinyanyikan begitu lama, seharusnya aku langsung memberi perintah untuk menembakmu jadi landak berduri!”
“Hehe... Sayangnya Anda tidak memberi perintah! Sungguh disayangkan... Hmm... Buku 《Psikologi Manusia》 dari Benua Aigean ini pernah kupelajari bersama Rundstedt, aku tebak kalian tidak akan berkelahi massal karena kalian adalah ahli kuat! Tanpa ‘Wilayah Anti Sihir’ dari Santo, begitu aku menggunakan ‘Teleportasi Bayangan’, tidak ada yang perlu ditakuti lagi!” Master Manali si ahli sihir kitab suci menyeringai angkuh.
“Sebaiknya kau sadar diri!” Liu Zhenhan mengamuk: “Aku tidak akan memberimu kesempatan kedua untuk melantunkan mantra sihir! Jika kau berani menyakiti Naga Pelangi, aku jamin kuburanmu pun tidak akan ada!”
“Jika ahli sihir kitab suci mudah dibunuh seperti ini, pantaskah disebut kaki tangan Dewi Mani di bumi? Pernahkah kau lihat Juru bicara kekuasaan gereja dewa semudah ini dibunuh?” Master Manali tertawa terkekeh: “Kurasa jika Juru bicara kekuasaan gereja Bimon sepertimu dibunuh, pasti tidak akan muncul hukuman ilahi ya?”
Wajah Lao Liu sedikit memerah, dia memang belum pernah mendengar tentang hukuman ilahi jika membunuh Shaman Divine Comedy. Faktanya, dalam sejarah Bimon tidak pernah ada contoh kematian tidak wajar Shaman Divine Comedy. Para Shaman Divine Comedy tidak memiliki kekuatan yang mengancam orang lain, mereka biasa-biasa saja, dan orang biasa pasti terlupakan.
Sebaliknya, Liu Zhenhan juga merupakan Penjaga Malam. Ratu Laba-laba Lolth (PS: juga disebut "Ratu Laba-laba Muse") memberikannya "Kutukan Dewata Kemerosotan" - siapapun yang membunuh Liu Zhenhan akan mati hancur hati. Tanpa perlu membahas apakah kutukan ini benar-benar ada, dari segi perlakuan, Dewa Perang ternyata kurang membela anak buahnya dibanding Ratu Laba-laba.
"Jangan asal mengada-ngada, apa bentuk hukuman ilahimu?" Liu Zhenhan menatap sinis Master Manali sambil mengerutkan alis, nada suaranya penuh sikap tidak menghormati.
"Dewi Mani adalah dewa yang paling sering menampakkan mukjizat ilahi. Siapapun yang membunuh abdinya, dia pasti akan datang sendiri untuk membalas!" Ahli Sihir Kitab Suci terkekeh.
"Haha, omong kosong." Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak. Hukuman ilahi ini bahkan lebih tidak masuk akal daripada "Kutukan Dewata Kemerosotan".
"Omong kosong atau bukan, bukan urusanku. Sekarang aku bertanya: kau setuju atau tidak dengan syaratku?" Master Manali menunjuk bayangan Ibu, matanya menatap tajam Liu Zhenhan.
"Bagaimana jika aku menolak? Kau sudah melukai Naga Pelangi, kau juga tidak akan bisa kabur." Liu Zhenhan berteriak dengan gagah berani yang sebenarnya kosong.
"Buku Suci Ahli Sihir yang mati secara tidak normal, selain tubuh jasmani, juga memiliki nyawa lain - bayangan kloning, bisakah kau membunuh bayangan?" Master Manali tertawa: "Kami Penyihir Bayangan, memiliki kemiripan dengan Penyihir Mayat Hidup Aiqin kalian, kami pun hampir abadi! Jadi jangan coba mengancam kesabaranku dengan kematian!"
"Sialan!" Liu Zhenhan seperti anjing petarung ganas, berputar mengelilingi Master Manali, seolah merenungkan masalah maupun mengambil keputusan. Ahli Sihir Buku Suci itu dengan senyum memiringkan tubuhnya, mengawasi setiap gerak-gerik Shaman Bimon ini. Dua "Perisai Kilat Bayangan" yang dibentuk prajurit bayangan telah berputar pada kecepatan maksimal.
"Berani-beraninya mengancam Naga Pelangi? Dasar penyihir gurun bodoh yang angkuh!" Naga Pelangi Ibu yang sudah sadar sepenuhnya memamerkan sifat pemarah bangsa naga superiornya. Dengan gerakan memutar lengan spektakuler seperti menyapu bulan dari dasar laut, hampir semua anak panah pemanah Llama melesat ke udara. Desingan "syuuut-syuuut" memenuhi angkasa saat hujan anak panah berbulu menghujam sang Ahli Sihir Buku Suci.
Sorot mata tajam langsung muncul di wajah Ahli Sihir Buku Suci Manali.
Liu Zhenhan juga demikian.
BAB 354: MIMPI MUSIM SEMI TANPA JEJAK
"Perisai Bayangan Cahaya" yang terbentuk dari dua prajurit bayangan yang berputar gila-gilaan tiba-tiba terhenti mendadak, seperti roda kereta kuda yang melesat tertancap batang besi.
Ekspresi terkejut bahkan belum sempat berkedip di mata Ahli Sihir Kitab Suci Manali sebelum lehernya sudah menyemburkan percikan darah. Episode kecil ini nyaris tak terlihat, karena hampir bersamaan, hujan anak panah berbulu bagai air terjun yang jatuh dari langit telah menembus tubuh rentan Master Ahli Sihir Kitab Suci Manali dengan presisi mematikan.
Seperti rumput kecil yang dihantam bertubi-tubi oleh palu raksasa, semburan panah yang rapat dan berkesinambungan dalam sekejap telah menggilas tubuh Master Manali menjadi remukan.
Bubur daging, urat, dan serpihan tulang menyembur seperti mata air bubur daging dari mesin penggiling Bangsa Iblis, menyiram ke empat penjuru disertai semburan darah.
Di bawah kekuatan kendali logam Naga Pelangi, anak panah ini bukan hanya menembus daging namun juga menghunjam dalam ke tanah. Tenaga yang begitu dahsyat hanya menyisakan bulu-bulu pendek yang tertancap rapi di permukaan marmer mengilap Jalan Kekaisaran, membentuk lingkaran target sempurna. Percikan darah yang bertebaran di udara kemudian menghujani formasi ini, menyulam lingkaran putih itu menjadi cincin merah berbintik sinabar.
Kavaleri burung unta dan pemanah Llama sedang menggosok-gosok mata mereka, seolah tidak percaya pemandangan yang baru saja mereka saksikan.
Bukan hanya para prajurit Behemoth, bahkan Naga Pelangi Ibu sendiri merasa pusing tujuh keliling.
Meski level sihir Ahli Sihir Manali sulit diukur dengan standar jabatan serikat Benua Aigean, satu hal pasti: walau tak setara Archmagister Santo, minimal setara Archmagister! Walau bangsa naga pelangi adalah ras naga paling angkuh, Ibu tidak sampai sesombong mengira bisa membunuh seorang Archmagister hanya dengan mantra instan!
Dari sudut matanya, Ibu melihat bayangannya telah kembali ke bawah kaki tanpa disadari.
Beberapa Master sihir mengerutkan kening.
Ini terlalu mistis! Mengapa "Perisai Siluman Cahaya" Ahli Sihir Manali berhenti berputar? Bagaimana bisa mudah ditembus anak panah berbulu yang dikendalikan naga pelangi? Apalagi cara kematiannya begitu mengenaskan - tubuhnya tercabik-cabik hujan panah!
Beberapa pandangan penuh kecurigaan serentak tertuju pada Liu Zhenhan yang sedang berseri-seri.
Sebuah siluet hitam perlahan bangkit dari lingkaran anak panah yang menyerupai crop circle ini.
Saat lapisan kegelapan pekat di tubuh siluet itu bergetar hebat, raut wajah dan postur samarnya mulai jelas terlihat.
Ternyata itu Ahli Sihir Manali!
"Master Manali ini benar-benar tidak bisa Berbual B!"
Abdi Dewata Dewi Mani memang luar biasa, meski tubuhnya sudah dimusnahkan sepenuhnya, bayangannya kembali menjadi klonnya dan berdiri lagi di tanah ini.
Hanya saja, seluruh kulit tubuh klon bayangan ini hitam legam seperti budak kulit hitam yang diimpor dari Benua Pantai Emas. Sedangkan Master Manali sebelumnya memiliki kulit putih pucat yang terlihat tidak sehat. Meski wajah mereka mirip, warna kulitnya justru bertolak belakang.
Liu Zhenhan merasa sosok ini persis seperti masyarakat sekarang. Kadang putih, kadang hitam, tercampur baur.
"Mengapa..." Ekspresi klon bayangan itu muram, bergumam lirih: "...mengapa begini..."
"Master Manali!" Liu Zhenhan menggenggam arquebus Guli, tersenyum sinis: "Bahkan Master Santo Puskás sekalipun hanya bisa merasakan keberadaanmu. Mengapa aku bisa langsung menembus 'sembunyi bayangan'-mu? Kau pikir aku mencium bau pesingmu? Jancuk! Aku juga ahli kendali bayangan! Punya insting tajam terhadap bayangan!"
"Mengapa bisa begini? Dalam sihir bayangan tidak ada mantra pengendali tubuh orang lain!" Master Manali menatap tajam Liu Zhenhan dengan wajah putus asa.
Ratusan pasang mata segera tertuju pada Liu Zhenhan dengan tatapan ambigu.
"Richard... Kapan kau mempelajari sihir bayangan?" Master Puskash menatap bagian tertentu tubuh Liu Zhenhan dengan ekspresi aneh.
“Master! Aku adalah Elf Asing yang menyandang gelar 'Penjaga Malam'!” Liu Zhenhan memutar mata dengan liar, membantah dengan geram: “Apa hubungannya kemampuan ras 'Serangan Bayangan' ku dengan sihir bayangan? Bisakah sihir bayangan mengendalikan tubuh orang lain melalui bayangan?”
“Serangan Bayangan? Mengendalikan tubuh melalui bayangan? Kemampuan ras 'Penjaga Malam' ini benar-benar belum pernah kudengar.” Master Stefano tersenyum getir sambil menggelengkan kepala.
Tentang apa itu "Serangan Bayangan", Penyihir Besar Kerajaan ini memang tidak paham; namun mengenai asal-usul "Penjaga Malam", penyihir yang paling dekat dengan Dewata ini sudah mempelajarinya dari kitab kuno. Saat ini dia hanya pura-pula tak tahu setelah terkejut.
“Kemampuan ras ini sebenarnya tidak berguna, harus mendekati bayangan lawan untuk digunakan, sama tidak bergunanya dengan 'Gaze Petrifikasi' Medusa!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak melihat bayangan kloning Manali: “Yang Terhormat Master Manali, jangan salahkan aku yang tidak berperi kemanusiaan, salahkan saja matahari! Siapa yang menyuruh sinar matahari memanjangkan bayanganmu? Mengapa tidak menghentikanku saat aku mengitarimu? Dan mengapa bayanganmu harus sedekat ini!”
Bayangan kloning Pendeta Kitab nyaris pingsan akibat amarah.
"Master Emmar mengacungkan jempol kepada Master Puskash dan berbisik pujian: "Guru, pandangan Anda memang tajam. Menantu licik yang 'berpura-pura menjadi Pigge untuk menipu Harimau' seperti ini benar-benar langka!"
"Dia memang selalu seperti itu." Master Puskash tersenyum tipis: "Bahkan saya pun tidak tahu berapa banyak trik licik yang tersimpan di otak bocah ini."
"Richard, tadi kau bilang 'Serangan Bayangan' mengendalikan orang melalui bayangan. Sekarang bayangan klon ahli sihir kitab suci ini, apa sudah kau kendalikan?" Naga Pelangi Ibu bertanya kepada menantu laki-lakinya.
"Tentu saja!" Liu Zhenhan menepuk dada dengan angkuh: "Sekarang aku bisa mengendalikan setiap otot tubuhnya! Jika kubilang jangan bicara, dia takkan bisa bicara! Jika kubilang lepas baju, dia harus patuh!"
Mendengar ini, seseorang mulai merasa tidak tenang.
Wajah Gorini memerah seperti bunga persik bermuka manusia, dia segera bersembunyi di belakang kakaknya.
"Tadi tubuhku tiba-tiba dikendalikanmu sehingga panik dan mati ditembak panah. Itu bukan kemampuan asliku, jadi aku tidak terima kalah." Bayangan klon Master Manali protes keras: "Lepaskan kendalimu, mari kita adu lagi!"
"Master, manusia tidak boleh se-tidak tahu malu ini!" Liu Zhenhan terbelalak. Dia tak menyangka ahli sihir kitab suci ini tebal muka sampai segitunya.
“Tak tahu malu? Tadi jelas-jelas kamu yang menyerang tiba-tiba! Aku tidak terima kalah! Kekuatanmu bahkan tidak sebanding muridku Rundstedt!” Wajah bayangan klon memerah sedikit, untung kulitnya gelap sehingga bisa ditutupi.
Liu Zhenhan bahkan malas membuang waktu berdebat, melambaikan tangan. Yitiao, Geryon dan Raja Tulang Api Neraka langsung menyerbu, tiga pukulan dua tendangan menghajar "Iblis Badak Bertanduk Pedang" sang pengawal bayangan yang berdiri kaku itu hingga jadi bayangan remuk. Guo Guo mengayunkan dua palu tembaga bowling, menggeram sambil memamerkan jurus palu ciptaannya sendiri.
“Liat? Nasib pengawal bayangan ini akan segera kau alami!” Liu Zhenhan menyilangkan tangan sambil tersenyum jahat.
“Pengawal bayanganku abadi, percuma kau menghancurkannya! Besok aku bisa panggil lagi!” Master Manali mendengus sinis: “Aku juga cuma bayangan sekarang, sekalipun kau tangkap aku, setelah periode kontrol berakhir aku tetap akan memburumu!”
“Yaelah...” Liu Zhenhan mengerlingkan mata: “Cuma makhluk mirip mayat hidup? Tunggu Api Pengorbananku membakarmu!”
“Haha! Mayat hidup? Kau anggap aku mayat hidup?” Master Manali tertawa puas: “Apa hubungannya bayangan dengan mayat hidup? Benar, aku bisa dihancurkan, tapi selama masih ada bayangan bulan, aku akan bangkit lagi! Akulah makhluk abadi sejati!”
“Oh? Sehebat itu? Tapi sepertinya aku ingat Anda pernah bilang, hanya cahaya yang bisa menghancurkan bayangan!” Liu Zhenhan menyeringai licik pada bayangan kloning ini, lalu menoleh ke dua ulama Malan yang ditawan dari Ibu Kota Khalifah.
“Kami... kami belum mencapai tingkat Monsinyur Ahong... kami belum punya kualifikasi untuk mempelajari kitab hukum rahasia Kuil, memahami rahasia ilusi cahaya...” Dua ulama Malan itu mengerti maksud pandangan ini, gemetar menyangkal dengan gugup.
“Lumpur yang tak bisa menempel di dinding tetap saja lumpur yang tak bisa menempel di dinding!” Liu Zhenhan mendesah kesal. Ulama Malan ini mirip penyihir Elf Jatuh, jumlahnya banyak tapi tingkatannya payah semua.
Guo Guo melemparkan palu tembaga bolingnya, berdiri di atas genangan darah itu. Dengan cakar kecilnya, ia mulai menyerap kekuatan elemen dari plasma darah di tanah.
Banyak orang pertama kali melihat monster melakukan gerakan aneh seperti ini. Mereka terpana menyaksikan pemandangan tak biasa ini, mulut menganga.
Kalau bukan Guo Guo, Liu Zhenhan hampir lupa. Ulama Kitab Suci ini sebelum jadi lumpur oleh hujan panah, sebenarnya mati ditembak senapan apinya. Bagaimana bisa tidak menyerap kekuatan magis darah!
Lao Liu tak bisa menahan kesombongannya. Dia dan Guo Guo adalah tubuh resonansi nyawa. Siapa pun yang dibunuhnya, Guo Guo juga bisa menyerap kekuatan elemen. Pembagian rata, baguslah.
“Bebaskan batasanmu! Mari kita bertanding lagi. Jika aku kalah, akan kuakhiri nyawaku di tempat ini tanpa ragu!” Bayangan klon menatap Liu Zhenhan yang sedang menarik napas dalam sambil menyerap kekuatan magis dari darah: "Kau tak bisa membunuhku! Tapi aku bisa menghancurkan diri sendiri. Untuk mencapai itu, kau harus mengalahkanku secara jujur!"
"Haha, dia pasti sudah gila!" Yitiao tertawa terbahak sambil melompat ringan ke angkasa, melesat bagai meteor menuju tembok kota di kejauhan tempat pasukan Kavaleri udara Chimera berpatroli.
"Dulu tak berani bicara besar, tapi sekarang menghancurkan bayangan klonmu semudah makan acar!" Liu Zhenhan menoleh ke Master Manali dengan senyum sinis: "Mungkin Tuan tak tahu, Benua Aigean juga punya sihir Cahaya Suci. Sama seperti ilusi cahaya kalian, menggunakan sinar kuat sebagai senjata."
Mata bayangan klon melebar maksimal. Setelah terdiam sesaat, ia tiba-tiba tertawa terbahak: "Kau bohong! Tak pernah kudengar ada sihir Cahaya Suci di Benua Aigean!"
Sinar putih terfokus tiba-tiba menghujam tanah dekat bayangan klon, membakar lubang kecil yang mengepulkan asap.
"Inilah mantra Cahaya Suci 'Pulse Fusion Point'." Gorini menyembulkan setengah badannya dari belakang kakaknya, memperlihatkan lesung pipitnya dengan senyum manis pada bayangan klon yang terpaku.
Senyum indah ini dalam pandangan Master Manali, tak ubahnya seperti senyum mengerikan iblis neraka.
“Lili, tidak perlu kau turun tangan!” Liu Zhenhan melihat Yitiao telah kembali terbang, terus-menerus tersenyum sinis.
Yitiao mendarat dengan anggun dari udara, tangan kanannya menggenggam meriam cahaya Permohonan Cahaya. Di dalam badan meriam transparan, Batu Permata Bintang Fajar sedang memusatkan berkas-berkas cahaya ke berlian piramida di bagian tengah.
Bayangan klon hanya melirik sebentuk meriam cahaya yang indah bagai karya seni, lalu menutup matanya dengan kesakitan.
Beberapa saat kemudian, matanya terbuka lagi, menatap tajam ke arah Liu Zhenhan dengan pandangan penuh kebencian dan keputusasaan.
"Sebagai kata perpisahan!" Liu Zhenhan melambaikan tangan sambil tertawa: "Jalan Poyi penuh dengan ketidakpastian, tolong ambilkan Rundstedt tempat duduk!"
Mata bayangan klon tiba-tiba menyemburkan sinar ungu-hitam yang langsung menembus pelipis Liu Zhenhan tanpa suara. Hampir bersamaan dengan sinar itu, tubuh bayangan klon seakan dihantam tongkat ke tumpukan abu, meledak menjadi serpihan-serpihan hitam yang berhamburan dan lenyap tanpa bekas.
"Jancuk!" Liu Zhenhan kaget setengah mati, tangannya meraba-raba seluruh tubuhnya.
Jika dihitung bersama Cui Beixi dan Kiskeib, ini sudah kali ketiga Liu Zhenhan terkena Sinar Tatapan Beku, efek sampingnya semakin parah setiap kali. Hampir saja trauma dibuatnya.
Setelah memeriksa dirinya berulang kali dan tak menemukan keanehan, Liu Zhenhan akhirnya menghela napas lega.
“Serangan Bayangan” hanya bisa mengontrol tubuh lawan, bukan mengendalikan pikiran mereka. Menggunakan teknik pengedapan untuk satu dua mantra tingkat rendah seharusnya bukan masalah bagi ahli sihir kitab suci. Liu Zhenhan sama sekali tidak khawatir dengan serangan sihir tiba-tiba, karena "perisai putri duyung elemen air"-nya memiliki kemampuan deteksi dini kelas satu, ditambah lapisan "Perisai Penarikan Kura-kura" yang melekat di permukaan kulit. Dengan dua barrier kultivasi ganda ini, ditambah "Baju Zirah Duri Mahkota" yang sangat tebal, jika perlindungan sehebat ini masih dianggap kurang, itu benar-benar lelucon.
Fakta bahwa dua barrier pelindung tadi sama sekali gagal menghalangi serangan membuktikan bahwa sinar yang ditembakkan bayangan kloning sebelum bunuh diri itu bukanlah mantra serangan. Kalau bukan mantra ofensif, untuk apa Liu Zhenhan takut?
"Kenapa dia bunuh diri?" Yitiao memegang meriam cahaya dengan kesal. Awalnya ingin puas-puaskan menembak, tapi belum sempat melepaskan satu tembakan pun, makhluk ini sudah menguap begitu saja.
"Richard, kau tidak apa-apa?" Semua orang bertanya dengan cemas.
"Bae!" Liu Zhenhan melambaikan tangan santai. Orang lain mungkin tidak tahu, tapi dia sendiri yakin. Paling-paling bayangan kloning tadi mengeluarkan mantra kutukan. Bagi ahli kutukan kelas kakap seperti dirinya, satu kutukan lebih atau kurang sama saja. Bagai Pigge mati tak takut air mendidih, dia sudah kebal.
“Katakan padaku! Sihir kutukan macam apa sebenarnya sinar yang ditembakkan Ahli Sihir Kitab Suci sebelum bunuh diri itu?” Naga Pelangi menatap tajam kedua ahli sihir tawanan.
“Itu... 'Mata Mimpi Indah'...” Seorang tawanan ahli sihir yang lebih tua menelan ludah, menjawab dengan hati-hati.
“Wah, namanya terdengar sangat asyik!” Yitiao berseri-seri, Guo Guo menyeringai nakal ke arah Liu Zhenhan sambil bersiul genit.
“Kutukan macam apa ini?” Para Master yang hadir saling pandang, tak ada yang pernah mendengar nama sihir ini.
“Bukan kutukan.” Tawanan ahli sihir melirik takut ke Liu Zhenhan, terbata-bata: “Ini karunia Dewata untuk Ahli Sihir Kitab Suci, hanya bisa digunakan dua kali seumur hidup. Pertama untuk murid, kedua... dengan mengorbankan nyawa untuk transfer...”
“Jangan berbelit! Jelaskan fungsi 'Mata Mimpi Indah' ini!” Liu Zhenhan mengerutkan alisnya.
“Ini cara Ahli Sihir Kitab Suci terhubung dengan dimensi 'Dunia Mimpi'.” Tawanan itu kembali menelan ludahnya dengan keras.
“Dunia Mimpi?” Bukan cuma Liu Zhenhan, semua Master sihir tertegun. Di Benua Aigean hanya dikenal dimensi Dunia Arwah, Dunia Naga, Dunia Iblis, dan Jurang - tapi Dunia Mimpi...?
“Setiap dunia paralel memiliki hubungan yang tak terputus dengan dunia kita, dapat saling terhubung melalui metode rahasia. Ahong Kitab Suci dapat menggunakan kemampuan ilahi 'Mata Mimpi Musim Semi' untuk menghubungkan orang lain dengan Dunia Mimpi selamanya.” Tawanan Ahong berhenti sejenak, melihat ekspresi Liu Zhenhan yang muram, lalu buru-buru menjelaskan: “Artinya Tuan akan terus bermimpi setiap kali tidur, dan mimpi Tuan akan terjadi di Dunia Mimpi!”
“Banyak orang bermimpi saat tidur!” Vieri di samping memutar mata keras-keras. Setiap kali dia bermimpi, selalu tentang madu, stroberi, dan gadis Beruang berpayudara besar dan berpinggul montok – hal yang sangat normal.
“‘Mata Mimpi Musim Semi’ yang dianugerahkan Dewi Mani adalah kemampuan yang saling diberikan antar Ahong Kitab Suci. Fungsinya adalah setiap malam saat tidur, akan ada kecantikan dari Dunia Mimpi yang menemani seumur hidup... Karena itu kemampuan ini menjadi hiburan bagi Ahong Kitab Suci.” Perkataan tawanan Ahong ini membuat beberapa wanita yang hadir langsung memerah malu.
Mendengar ini, Liu Zhenhan hampir pingsan.
Yitiao dan beberapa pengawal istana terguling-guling di tanah sambil menahan tawa, terus-menerus memukul lantai.
Ternyata Ahong Kitab Suci mengorbankan nyawa untuk menurunkan kemampuan ilahi ini hanya agar bos bisa bermimpi indah setiap malam – ini bukan kutukan, malah berkah terbesar!
“Jika ahli sihir kitab suci terpojok ke jalan buntu, dia juga bisa menggunakan karunia ilahi ini untuk mengikat musuh. Dengan begitu, musuh itu akan selamanya diteror oleh kecantikan dunia mimpi...” Tawanan ahli sihir ini menambahkan, “Begitu musuh berhubungan intim dengan kecantikan dunia mimpi, dia perlahan akan terkuras energi vitalnya hingga mati.”
Yitiao dan beberapa pengawal istana sama sekali tidak bisa tertawa lagi.
“Sial!” Master Puskash mengutuk dengan wajah pucat, sementara Master Emmar dan Master Stefano juga mengerutkan kening.
“Ada apa?” Liu Zhenhan bertanya dengan sedikit tegang.
“Kecantikan dunia mimpi apa! Itu adalah incubus!” Master Puskash tersenyum getir, “Kau pasti familiar dengan nama ini?”
Liu Zhenhan membeku.
Dunia mimpi tidak dia pahami, tapi incubus dia ketahui - monster yang berhubungan intim dalam mimpi dan khusus menyedot energi vital.
Catatan tentang incubus di Benua Aigean bisa ditemukan di berbagai literatur kuno.
Incubus biasanya muncul sebagai wanita cantik dalam mimpi pria, terkadang juga tampil sebagai pria tampan dalam mimpi wanita.
Konon baik incubus pria maupun wanita memiliki kecantikan surgawi dan pesona yang membuatmu 'Bùdébù Ài'. Begitu incubus memasuki mimpimu, kau akan jatuh cinta tak terbendung dan berhubungan intim dengannya.
"Tentu saja, akibat dari dikepung oleh Incubus juga sangat tragis — mati karena energi terkuras habis."
"Incubus tidak bisa diusir, karena dia hanya muncul dalam mimpimu, mana mungkin bisa diusir!"
"Ini..." Liu Zhenhan bingung harus berkata apa, dia sebenarnya ingin tertawa tapi rasanya tidak bisa.
"Setiap Ahli Sihir Kitab Suci adalah kasim, meski masuk ke dunia mimpi, tetap tidak bisa bersetubuh dengan Incubus. Tidak ada hubungan badan berarti tidak akan kehilangan energi vital."
"Mengingat dalam legenda Incubus memiliki daya tarik super yang membuat orang 'bùdébù ài', maka 'Mata Mimpi Erotis' sebenarnya adalah karunia ilahi untuk menemukan istri idaman dalam mimpi bagi Ahli Sihir Kitab Suci."
"Tapi membiarkan pria normal sepenuhnya masuk ke dunia mimpi dan bertemu Incubus..."
Liu Zhenhan mengumpat delapan belas kali "Sialan!" berturut-turut.
"Richard, ke depan semuanya tergantung pada kemampuanmu mengendalikan diri! Ah... kemampuan terkutuk ini!" Master Puskash menggerutu sambil menggosok-gosok pelipisnya, tampak sangat pusing.
"Guru terlalu khawatir!" Master Stefano tersenyum tipis, berbisik di telinga Santo: "Menantu Anda mengaku sebagai Penjaga Malam. Jika dia bisa melewati ujian para Dark Elf, masak tidak tahan melawan Incubus kecil?"
Mata Master Puskash berbinar. Dia bertatapan dengan Master Stefano, lalu tertawa terbahak-bahak bersama.
Phoenix api mengeluarkan suara nyaring yang memutus semua lamunan. Imam Utama Angsa Murinio tiba-tiba melompat turun dari pelana peliharaan magis burung phoenix abadi, lalu membungkuk hormat ke arah gerbang ibu kota kerajaan.
"Bos!" Suara besar Jenderal Pan sudah terdengar sebelum orangnya tiba: "Putri Nancy dan Khalifah Abdullah sudah dibawa!"
Bab Tiga Ratus Lima Puluh Lima: Putri Liar
Gud dengan baju zirah berat mengangkat tombak berkilauan keluar dari gerbang ibu kota Khalifah, diikuti puluhan prajurit panda bertubuh gemuk dengan lingkaran hitam menyeramkan di mata.
Tombak perang berlumuran darah di tangan para Panda Panta ini menjadi bukti jasa mereka. Pertempuran yang terlalu sepihak membuat banyak prajurit Panda Panta malas-malasan mengunyah potongan bambu. Dua sosok tinggi dan pendek dikawal keluar dari gerbang kota.
Akhirnya Liu Zhenhan berhadapan muka dengan Putri Nancy dan Khalifah Kalimantan yang sudah lama didengarnya.
Putri singa-harimau ini berambut emas seperti hamparan gandum, dengan motif huruf "" hitam di dahi. Hidung bawang mungilnya dihiasi bintik-bintik, tinggi badannya sekitar dua meter, langsing namun gagah. Sorot matanya menyiratkan aura penguasa dunia ala Yang Mulia Grak Sal. Meski tak terlalu cantik, pancaran ksatria membuatnya mencolok.
"Tahun lalu ketika sang putri ini diculik oleh manusia gurun, Liu Zhenhan baru saja membawa seluruh keluarganya pindah ke Bukit Merah. Di tengah angin musim gugur yang menusuk, ia sedang memberantas perompak di padang gurun. Saat itu, Liu Zhenhan masih seorang brengsek hijau yang tak tahu diri, si brengsek kecil yang masih polos seperti bawang muda."
Sekarang, dalam sekejap mata, Liu Zhenhan justru berdiri di tanah asing sebagai Juru bicara kekuasaan gereja, berhadapan dengan sang putri Bimon ini. Bahkan Liu Zhenhan sendiri terus-menerus menghela nafas saat memikirkan hal ini.
Hidup ini sungguh... Liu Zhenhan tak bisa menahan gelombang perasaan yang melanda.
"Imam Utama Murinio, bolehkah saya tahu mana Paduka Liu Zhenhan? Saya ingin berterima kasih pada pengawalnya yang telah menyelamatkan saya dari sarang penjahat!" Putri Nancy mengamati sekeliling dengan mata zamrudnya. Pandangannya sempat menyapu Liu Zhenhan, namun segera berpindah.
Lao Liu merasa agak kehilangan muka, lalu sengaja batuk dengan keras beberapa kali.
"Paduka Putri, inilah Paduka Liu Zhenhan, Shaman Divine Comedy yang baru diangkat Kerajaan." Murinio mengarahkan tangan ke Liu Zhenhan yang mengenakan zirah berat seperti landak, sedang batuk-batuk layaknya orang sakit paru-paru.
Suara "Krek krek" terdengar saat beberapa pengawal istana membuka kunci gear pada "Baju Zirah Duri Mahkota", membebaskan Shaman Divine Comedy yang terkurung dalam zirah berat tersebut.
Lao Liu mengusap rambut punknya, menerima mahkota dan kalung tengkorak yang disodorkan Vieri, lalu mengangguk pada Putri Nancy.
"Dewa Perang di atas! Kapan Kerajaan memiliki Shaman Divine Comedy manusia? Bukannya katanya seorang Pigge?" Seru Putri Nancy.
Ucapan ini tanpa sengaja menyibak fakta yang tak berani diungkap siapapun di Kerajaan Bimeng saat ini. Bagaimanapun dilihat, Liu Zhenhan sekarang sama sekali tidak mirip Pigge. Meski rambutnya dicat emas, warna mata, kulit, dan raut wajahnya tidak cocok dengan ras Bimon manapun.
Para Bimon yang hadir merasa canggung, apalagi Liu Zhenhan. Bagaimana menjelaskan ini pada Putri?
Murinio menatap langit, pura-pura tak mendengar.
"Apakah ini cara Yang Mulia berbicara saat menghadap Shaman Divine Comedy?" Geram pengawal istana Rodman menatap tajam Putri Nancy.
"Yang Mulia, jangan ragukan kebijaksanaan Dewa Perang!" Tambah Nedved sang pemanah Centaur dengan dingin: "Jika bukan Bimon, siapa lagi yang layak jadi Juru bicara kekuasaan gereja?"
Dua pernyataan tegas ini menyelamatkan situasi Liu Zhenhan. Putri Nancy langsung menyadari kesalahannya. Sebagai keluarga kerajaan yang lihai, ia segera membungkuk hormat pada Yang Mulia, mengucapkan basa-basi resmi lalu mengundurkan diri.
Seluruh Shaman Divine Comedy dari generasi sebelumnya adalah orang-orang lemah, tidak bisa bertempur di medan perang maupun masuk ke istana. Maka Putri Nancy segera mengajak Tuan Mourinho mengobrol di samping, meninggalkan Liu Zhenhan sendirian – sejak diselamatkan, sang putri belum sempat menanyakan dalang utama di balik rencana penaklukan Kalimantan. Ia sudah berasumsi bahwa penanggung jawab ritual pastilah Imam Utama Angsa Murinio.
Liu Zhenhan menghela napas. Tadinya ia mengira sang putri akan langsung meringkuk dalam pelukannya sambil menangis histeris, lalu dengan penuh kebapakan ia akan membelai rambutnya sambil berkata "Nak, kau telah menderita!" atau kata-kata sentimental sejenis untuk menghangatkan suasana. Ternyata sama sekali tidak sesuai bayangannya.
"Sialan!" Lao Liu semakin kesal melihat sekumpulan orang berkerumun mengelilingi sang putri sambil menanyakan kabarnya.
"Bos! Perkenalkan, ini adik kandungku Gu Chuan." Jenderal Pan tersenyum lebar sambil menarik seorang prajurit Panda yang sama gagahnya.
"Halo bos!" Prajurit Panda ini langsung berdiri tegak. Bentuk wajahnya mirip dengan Gud, meski masih terlihat agak kekanakan, namun sudah terpancar aura prajurit matang. Dari pupil mata yang dikelilingi lingkaran hitam, terpancar keteguhan dan aura mematikan. Singkatnya, ini juga sosok dengan ciri-cifat kekerasan yang mencolok.
Hanya saja di pinggang belakangnya terjepit beberapa batang bambu bergigi gigitan, masih ada daun hijau segar menempel, agak merusak citra macho-nya.
"Hahaha! Kok sekarang panggil aku bos?" Liu Zhenhan menepuk dada Pan Ershuai, lalu melambaikan tangan ke para prajurit Panda di sekelilingnya.
"Bos! Kami lihat banyak rekaman pertempuranmu dan kakak dulu beberapa hari ini, seru banget! Matinya kaku kayak kayu!" Guchuan sampai terbawa emosi mengeluarkan logat Panda.
(PS: Logat Panda ini karangan berdasarkan dialek Chengdu, karena panda berasal dari Sichuan.)
"Anak muda, udah punya pacar belum?" Liu Zhenhan ikut bercanda dengan logat Panda, menanyakan soal pacaran ke pemuda ini.
Guchuan menunduk malu, terbata-bata lama baru menjawab dengan malu-malu: "Belum."
Para prajurit Panda pun tertawa terbahak-bahak.
"Jenderal Pan, beberapa hari ini aku sibuk. Setelah urusan selesai, aku akan berbicara dengan kepala suku kalian. Lebih baik menetap di sini saja. Di Timur sudah tidak ada Shu Ru lagi, buat apa kembali? Mau pilih perempuan beruang dari Suku Bier atau kucing perempuan dari Garfield, terserah selera kalian! Aku yang akan urus!" Liu Zhenhan tertawa lebar: "Gud, kau adalah Ksatria Kehormatan dengan tanah apanase. Bantu aku meyakinkan para tetua dan anggota suku! Hingga kini hanya ada dua ksatria di bawahku. Kau dan Kolina yang paling awal mengikutiku. Belami adalah tahanan warisan, sekarang aku hanya bisa membantunya mendapatkan jabatan Imam Senior sebagai Penjaga Musim Panas Istana! Bagaimana?"
"Aku pengikutmu seumur hidup! Soal keluarga dan tetua, biarkan mereka memilih! Mau tinggal silakan, tidak cocok ya pergilah! Belami jadi Penjaga Musim Panas Istana? Tugasnya menangkap pencuri? 'Mencuri ayam mengutil anjing' - bukankah pekerjaannya justru mengawasi internal kita sendiri?" Gud tertawa terbahak-bahak: "Lalu? Bagaimana dengan Fatty Luo dan si Gendut O? Ada juga A Du, Robby, Pavel, begitu banyak orang. Apa jabatan imam bisa menampung semua?"
"Fatty Luo jadi Dalang Pisau Istana Musim Panas. Si Gendut O sebagai Komandan Pasukan Terpisah. A Du dan Duncan sebagai Pengawas Bulu Istana. Pavel dan Cui sebagai Wakil Kiri-Kanan. Robby sebagai Kepala Staf. Seharusnya jabatan imam disebut 'Penyembelih Gajah', tapi tetua suku Mammoth protes karena nama itu dianggap rasis. Sialan!"
“Aku juga Sial!” Jenderal Pan tertawa terkekeh: “Tak heran begitu kembali aku langsung dengar Fatty Luo bersenandung 'Salju Pertama Tahun 141 Kalender Aegean', si harta karun ini, ternyata jadi Kekasih!”
Liu Zhenhan belum sempat menjawab, tiba-tiba kilatan pedang dingin menyambar lurus ke Khalifah Abdullah. Cahaya dingin itu begitu gesit, angin kencangnya yang tajam membuat wajah Tuan Liu merasakan hawa dingin menusuk.
Tanpa pikir panjang, Lao Liu segera menangkis serangan mematikan itu dengan lengan Mithril. Bara api berkelebat, setengah lengannya langsung kesemutan.
“Apa maksudmu?” Liu Zhenhan bertanya dengan wajah penuh amarah pada Putri Nancy, serangan pedang penuh tenaga itu memang berasal dari Sang Putri.
Putri Nancy mengerutkan alis, memegang pedang salib perak berkilauan yang gaya desainnya jelas baru dipinjam dari Gatanie.
Teknik pedangnya masih lumaran, kuda-kuda pedang berat Lion yang dilakukannya cuma sekadarnya, tapi tetap memancarkan aura ksatria perempuan gagah. Sang Khalifah Mulan di sisi lain sudah gemetar seperti ayakan, tercecer di tanah.
“Mau apa lagi! Aku ingin membunuhnya!” Putri Nancy menggeretakkan gigi menatap sang Khalifah, mata hijau berapi itu segera beralih ke tubuh Liu Zhenhan.
“Jangan terburu-buru, Putriku, membunuh seseorang sebenarnya cara balas dendam terburuk!” Liu Zhenhan menenangkan sang putri dengan lembut. Ia memahami mengapa Putri Lion-Tiger ini begitu murka - setelah setengah tahun lebih ditawan di Mulan, dengan mudah bisa dibayangkan perlakuan apa yang diterima sang putri.
“Anda ingin menghalangiku?” Putri Nancy memandang heran pada Shaman Divine Comedy ini. Sepertinya ia tak percaya seorang Shaman Divine Comedy berani mencampuri balas dendam putri kerajaan.
Dari percakapan singkat dengan Imam Utama Angsa tadi, sang putri mengetahui tiga kakak laki-lakinya telah gugur dalam misi penyelamatannya. Amarah terpendam Putri Lion-Tiger ini meletus bagai gunung berapi. Sekarang siapa pun yang menghalangi jalannya akan menghadapi kobaran api kemarahan garis keturunan darah Suku Rhein.
“Bawa dia pergi!” Liu Zhenhan menggerakkan tangan dengan tak sabar. Dua Raja Bukit bertubuh besar langsung menerjang, merampas pedang sang putri, memelintir lengannya, lalu membawanya seperti menangkap burung menuju barak militer di barat kota.
Rintihan dan umpatan Putri Nancy seketika mengguncang seluruh kota. Kata-katanya begitu jahat, ungkapannya begitu pedas, sungguh tak terkatakan.
“Obisilachi!” Liu Zhenhan yang biasanya selalu memaki orang lain, hari ini baru pertama kali mendapat cacian langsung dengan sebutan namanya. Apalagi pelakunya seorang wanita, benar-benar memuakkan.
“Mabak!” Gud memandang punggung sang Putri dengan geram, mengumpat penuh kebencian.
“Putri ini benar-benar galak! Mungkin inilah yang disebut 'Singa Sungai Timur'?” Master Emmar tertawa terbahak-bahak dari kejauhan.
Liu Zhenhan terkekeh kretak, pandangannya melayang dingin ke arah Khalifah Abdullah yang terempuk di lantai.
Yang Mulia Khalifah Abdullah dari Kalimantan ini mengenakan jubah putih gemuk dan mewah, bertubuh gempal. Wajahnya tertutup kain sutra putih, hanya menyisakan dua mata besar berurat darah yang berkedip-kedip penuh ketakutan, malu, dan ketidakrelaan.
Liu Zhenhan menepuk bahu Sang Khalifah Abdullah dengan ramah, sembari menyambar kain penutup wajah itu.
Wajah sang Khalifah berkumis tebal ala Mulan itu bulat seperti jeroan, mulutnya lebar seperti kodok. Kulit gemuknya tampak terawat baik. Yang mengherankan, tokoh besar berusia lima puluhan ini masih memiliki jerawat berbatu di pipinya, setiap buahnya memerah berkilau.
“Ya Tuhan! Jerawat ini pasti mukjizat ilahi dari Dewi Moni!” Liu Zhenhan berpura-pura memuji dewi yang telah dia coreti dengan puisi mesum.
Khalifah Kalimantan menatap bingung ke arah ras Bimon aneh ini. Kalung tengkorak mengerikan di lehernya membuat Yang Mulia Pangeran merinding.
“Bangsawan Mulan ini sangat unik, menu utama hariannya ternyata ASI! Dapur kerajaan Ibu Kota memelihara 4-5 ibu menyusui, pantas saja tumbuh jerawat!” Gud tertawa terbahak: “Aku hanya dengar orang minum susu sampai 18 tahun, tapi bocah ini lebih hebat – minum seumur hidup!”
“Ibu menyusuinya bisa dipakai untuk memberi minum Katyusha.” Liu Zhenhan mengeluarkan tiga cerutu sekaligus ke mulutnya. Guo Guo mengeluarkan tongkat api naga dari Rompi bayi, melompat setinggi tiga ren, menggosokkannya di jerawat Pangeran Mulan. Dalam suara "pukat!" api menyala dan teriakan kesakitan, Liu Zhenhan sudah menggendong Guo Guo sambil menyalakan cerutu. Aroma nanah jerawat pecah memenuhi udara.
Dengan suara "basyah", Liu Zhenhan menghembuskan asap tebal. Dia menyelipkan satu cerutu ke mulut Gud, satu di mulutnya sendiri, dan satu untuk Guo Guo. Matanya mengamati detail Pangeran Mulan dari ujung kepala sampai kaki.
“Bagaimana cara menghadapi anak nakal ini？Hukuman air raksa？Atau pembelahan tubuh dengan lima kerbau？”Fatty Luo mendekat dengan raut licik, sambil mengambil cerutu besar dari mulut Gud, lalu menghisapnya dalam-dalam dengan nikmat.
Mendengar ini, Yang Mulia Pangeran Mulan gemetar seolah terserang malaria.
“Yang Mulia pasti terkejut.” Liu Zhenhan menggigit cerutu, tersenyum sambil menampilkan raut wajah yang berusaha terlihat ramah.
“Ajukan syaratmu, Bimon.” Khalifah Abdullah berpura-pura tenang, pandangannya tak stabil saat menatap Liu Zhenhan：“Putraku bisa menebusku dengan harta yang setara dengan nilai diriku！”
“Ini akan kita bicarakan nanti. Dalam beberapa hari ke depan, Yang Mulia bisa menyaksikan semua yang terjadi di Kalimantan.” Liu Zhenhan memberikan salam dahi dengan sopan.
“Tukar dia dengan tebusan？Atau dengan binatang gaib？” Fatty Luo bertanya dalam Bahasa Bimon.
“Otakmu kemasukan air？Aku akan terbangkan dia layang-layang di Gerbang Timur di hari terakhir！” Liu Zhenhan mengangkat alis sambil tersenyum manis ke arah Pangeran Mulan.
“Omong-omong Jenderal Pan, bagaimana hasil jarahan di Ibu Kota？” Liu Zhenhan tiba-tiba teringat urusan penting.
Bab 356 Situasi Telah Terkendali
“Lumayan! Gudang senjata, brankas, perpustakaan, gudang bahan pangan lengkap semua.” Lingkaran hitam di mata Jenderal Pan berkedut, ia tersenyum polos: “Yang Mulia Khalifah ini agak sial, di Ibu Kota memang ada formasi teleportasi sihir, tapi tidak bisa dipakai. Ada juga terowongan rahasia pelarian, sayangnya Belami adalah orang Ao dari Suku Dog, aroma apapun tidak bisa lolos dari hidungnya.”
“Haha, nasib sial memang begini, buang angin saja bisa kena tumit.”
“Dia juga punya kamar dengan dinding penuh cermin! Kutanya para kasim, ternyata kamar cermin ini khusus untuk tempat mesum, biar bisa lihat ke segala arah!” Jenderal Pan berbicara dengan logat Timur yang heboh: “Dasar pantat beruang! Si Mulan brengsek ini benar-benar jago bersenang-senang!”
“Obisilachi!” Liu Zhenhan mendengarnya dengan girang: “Bersihkan semuanya, ambil semua yang bisa dibawa! Terutama kamar cermin itu!”
“Laozi! Gampang!” Gud bertepuk tangan sambil mengangkat tombak memberi hormat militer, memanggil para Prajurit Panda Panta untuk melanjutkan masuk ke kota.
Situasi sudah terkendali.
Pasukan terbaik Kota Gallimard dan ahli sihir sudah ikut ekspedisi perang, sisanya dihajar labu minyak sampai pusing tujuh keliling, lalu disapu bersih pasukan mekanik, matipun tidak bisa tenang.
Master ahli sihir Manali meski kuat, akhirnya juga tak mampu menahan serbuan massal.
Sebenarnya jika dilihat dari situasi nyata, jika bukan karena "Serangan Bayangan" Liu Zhenhan, teknik "Pergantian Bayangan" Imam Buku Suci Ahong memang memiliki kemungkinan untuk mencoba melawan, sayangnya bertemu dengan bintang sial yang ditakdirkan ini.
Tidak ada akhir yang lebih tragis bagi seorang pahlawan daripada ini.
Untuk kebutuhan perampasan, semua prajurit Behemoth dilarang keras membakar, sehingga sebagian besar penyihir yang kuat kehilangan tempat untuk unjuk kekuatan. Dalam hal kecepatan merampas, siapa yang bisa menandingi prajurit kuat Bimon yang merobohkan tembok dan membongkar rumah!
Kota Gallimard sekarang telah sepenuhnya tenggelam dalam tangisan dan kepanikan, tembok kota telah dikunci, orang-orang Mouran yang berkumpul di gerbang kota membawa emas dan perhiasan, langsung lari kembali ke rumah setelah dihujani sebuah labu minyak.
Prajurit Bimon dengan ikat kepala merah menerima perintah untuk "menghentikan pembantaian dalam sepuluh hari"! Bayangan kematian akan segera tiba, hanya saja orang-orang Mouran masih tertutup kabut.
Dibandingkan dengan pasukan yang efisien, meski jumlah orang Mouran seratus kali lipat lebih banyak dari Bimon, mereka sudah seperti pasir yang tercerai-berai. Sekalipun Dewi Mani datang pun tak berguna. Begitu mereka mulai bergerak penuh, prajurit Bimon tidak akan mudah dihentikan, apalagi saat jumlah pendeta melebihi kuota - sambil memberikan Transformasi Liar, sudah ada cukup kekuatan pendeta untuk mempertahankan Cahaya Kesadaran, memastikan kekuatan penghancur prajurit Bimon bisa dijalankan sampai tuntas.
Liu Zhenhan segera memimpin 500 prajurit dari Resimen Cambridge dan dua Penyihir Besar, berhasil merebut Kuil Api yang megah dan sakral. Para ahli sihir rendahan di kuil ini langsung mengalami breakdown mental begitu melihat golem "Jack si Penyembelih" milik Master Emmar, hampir tidak ada perlawanan berarti.
Setelah menyerahkan tugas perampasan berikutnya kepada kavaleri udaranya, Shaman Divine Comedy yang penuh keangkuhan ini kembali ke markas militer di barat kota dengan sejumlah tamu dan tawanan. Sepanjang jalan, darah berceceran di bawah sepatu kulitnya, seluruh kota diselimuti pantulan cahaya merah. Jerit kesakitan, tangisan tertahan, dan makian penuh amarah bergema silih berganti.
Angin yang menderu dan terik matahari masih sama. Yang berbeda adalah Kalimantan sekarang tidak lagi harum oleh wewangian atau aroma manis apel dan anggur yang membusuk di tanah, melainkan dipenuhi bau anyir darah yang menyengat.
Ekspresi Liu Zhenhan tetap dingin.
Angin membawa gema lolongan kera dari Taman Singa di distrik timur.
Menurut Liu Zhenhan, Taman Singa adalah kebun binatang. Berdasarkan informasi interogasi yang dikumpulkan staf, kebun binatang itu adalah tempat Yang Mulia Khalifah Kalimantan menghukum tahanan - baik dia maupun putranya yang menjadi Sultan Mulan, sama-sama menikmati pemandangan manusia terkoyak binatang buas.
Konon, setiap kali melihat binatang buas mencabik-cabik tubuh manusia, kera yang punya nyawa pasti akan menangis. Kali ini tangisan kera itu terdengar sangat keras, sehingga Liu Zhenhan merasa sangat puas. Awalnya dia ingin menulis puisi untuk terlihat intelek, tapi setelah berjuang lama hanya keluar satu baris "Dongcheng yuan sheng ti bu zhu", bagian kedua sama sekali tidak bisa dia selesaikan. Karena baris pertama sudah hasil plagiat, dia memutuskan untuk berhenti.
Menulis puisi itu seperti menciptakan lagu perang, butuh inspirasi yang tiba-tiba. Begitu pikir Liu Zhenhan.
Di tengah perjalanan, sekelompok pejabat berpakaian rapi bertemu dengan puluhan orang Mouran bersenjatakan pisau melengkung berkilauan yang sedang mengepung belasan prajurit Behemoth. Prajurit-prajurit Behemoth ini jelas sedang berusaha mengawal dua gadis Behemoth ke barak militer di sisi barat kota. Sama seperti Li Wei si perempuan rubah yang diselamatkan Liu Zhenhan, kedua gadis Behemoth ini sekarang juga hanya bisa berjalan merangkak dengan empat anggota badan.
Kilatan pedang menderu di udara. Orang-orang Mouran yang dari pakaiannya terlihat seperti pemburu bayaran dari kota Jia - karena seragam mereka seragam, jubah ungu dan pedang besar model standar - semakin ganas menyerang. Jumlah mereka sepertinya terus bertambah, banyak kepala muncul dari gang-gang gelap lalu cepat menghilang lagi. Bayangan alat pertanian seperti garu tampak samar-samar di permukaan batu paving, seolah mereka sedang ragu-ragu.
“Prajurit Behemoth jumlahnya sedikit, dan semuanya dari Suku Pig, jelas mulai tak sanggup bertahan. Dua gadis Bimon yang dilindungi di lingkaran dalam gemetaran ketakutan, wajah mereka penuh kepepatan.”
“Liu Zhenhan mengamati dari kejauhan bersama anak buahnya. Beberapa pengawal istana mengacungkan senjata, namun dihalangi sang bos dengan tangan terbentang.”
“Figur-figur di gang akhirnya bergerak. Seperti tertular, mereka membanjir bagai tsunami. Tiba-tiba seekor Chimera menyambar dari langit, melintas rendah samba menebarkan tirai pedang berbentuk kipas. Mayat-mayat bergelimpangan. Dua kepala Chimera itu masing-masing menggigit korban malang dan terbang ke angkasa. Suara tulang remuk menusuk telinga.”
“"Majulah!" Liu Zhenhan mengacungkan kedua lengan. Pasukan Istana Musim Panas menyergap. Sebelum tubuh mereka sampai, Tombak Bermata dan anak panah berbulu telah melesat. Seketika banyak yang tumbang. Sisanya terkepung rapat tanpa jalan lolos. Beberapa bajingan nekat yang melawan langsung dihajar telak. Empat prajurit Bimon bekerja sama - mereka menggamit anggota badan 2-3 orang, mengayun-ayunkannya lalu melemparkan tinggi ke langit. Tak lama, terdengar suara "basyah" dari kejauhan.”
“Liu Zhenhan memungut garu dari tanah. Ia mengamati dengan saksama. Pengerjaannya cukup bagus. Gagangnya dari kayu kurma, memancarkan warna merah tua yang pekat seperti darah kering.”
“Mereka semua jadi ikan asin!” Liu Zhenhan mencabut belati, dengan sekali tebas membentuk sudut miring di gagang garu, diputar memperlihatkan ujung tombak yang tak tertandingi.
Beberapa gadis segera pergi lebih dulu, tak berani melihat lagi.
"Ikan asin" berarti menusukkan pentungan dari dubur hingga kerongkongan orang Mouran. Karena tidak ada alur darah di pentungan, korban tak akan mati dalam 1-2 hari - cara mati yang sangat kejam.
Liu Zhenhan mencoba sendiri pada seorang pria Mouran berotot bagai banteng. Di hadapan prajurit Bimon, tubuhnya kurus seperti monyet. Saat celana ditanggalkan, tato singa dan tulisan cacing meliuk terlihat di paha berbulu hitam. Liu Zhenhan mengamati sambil menancapkan tajam pentungan.
Tak setetes darah terciprat. Guo Guo yang bersiap dengan serbet putih mengangguk puas. Kavaleri Chimera di udara memberi hormat keahlian bosnya, lalu pergi.
Sepanjang jalan berjejer alat pertanian dengan tubuh manusia menggeliat bagai cacing tertusuk tusuk sate.
Gud menombak tawanan setengah mati, menancapkannya di tembok batu rumah. Tombak berikutnya melesat, dua mayat terangkai seperti sate dinding sebagai peringatan.
Suara jendela yang ditutup dengan kasar sering terdengar di sudut-sudut jalan, gerakannya sangat ganas dan volumenya mengerikan.
Pemandangan ini benar-benar menghancurkan Khalifah Abdullah. Dia mulai menolak untuk maju dan bekerja sama dengan histeris. Fatty Luo menginjak tangannya, mematahkan jari satu per satu. Baru dua jari dipatahkan, Khalifah Abdullah langsung menyerah.
Ketika rombongan besar ini kembali dengan gagah ke barak militer di barat kota, Putri Nancy masih berdiri dengan tangan di pinggang di lapangan latihan sambil terus memaki. Para Pangeran Singa-Harimau sambil menenangkan adik mereka, diam-diam mengamati ekspresi Shaman Divine Comedy.
Beberapa nyonya bos dari Feilengcui berdiri di samping dengan wajah-wajah yang canggung.
Burung beo kecil itu bertengger di bahu Ning Yu, paruh bengkoknya bergerak-gerak tapi tak bersuara. Jika bukan karena lidahnya dicabut, Xiao Chusheng ini pasti akan menunjukkan kepada Putri apa itu seni memaki.
Kepala suku Andulan sibuk hingga berkeringat deras, cangkang kura-kura laut yang berat di punggungnya sangat mengganggu aktivitasnya. Kepala suku Daikui khusus datang dari Feilengcui dengan membawa beberapa kepala suku, ratusan Goblin Darat, dan dua bendahara Fox. Bayangkan betapa menakjubkannya hasil rampasan saat ini. Perabotan emas-perak bertumpuk seperti gunung di lapangan latihan, memancarkan kilauan membutakan. Mutiara, batu mulia, dan batu pirus hampir tak terhitung jumlahnya. Ada juga baju zirah dan senjata, bahkan beberapa produk besi.
Keempat komandan tentara semuanya veteran perang. Mereka sudah mahir dalam mengatur distribusi pasukan dan pengiriman rampasan - ini sebenarnya berkat staf mereka. Dalam operasi militer biasa, tulang punggung sebenarnya adalah para staf dan rencana yang mereka susun. Panglima hanya menguasai pergerakan strategis secara garis besar. Panglima seperti Rundstedt yang mengurus segala hal sampai detail, sulit ditemukan di seluruh Aiqin.
Para prajurit udara Chimera bergantian mendesak penyihir Elf di sekitar formasi teleportasi sihir. Mereka jelas sedang menunggu cincin tujuh lapis emas untuk dipulangkan. Tidak jauh dari sana, para Hobbit Setengah Manusia sibuk mendirikan tungku masak untuk menyiapkan makanan pasukan.
Sesekali para prajurit Behemoth mengendarai gerobak unta yang disita, masuk ke lapangan latihan satu demi satu. Atau mengawal tawanan berbaris rapi di sepanjang dinding oasis untuk digeledah satu per satu.
"Orang yang paling lambat berpikir sekalipun bisa membayangkan, betapa besar kekayaan yang akan disediakan provinsi perbatasan Mulan ini untuk Kerajaan Bimeng dan Feilengcui!" Tiga Master Sihir, dua ksatria naga, Ibu dan Lunna, termasuk Imam Utama Angsa, semua terpana memandang.
Inilah yang disebut rampasan perang!
Di mata kecil seperti kacang hijau milik Kepala suku Andulan, kini terpancar nafsu khas bangsa naga terhadap perhiasan emas-perak yang berkilauan. Pandangan Daisy pun tak kalah bernafsunya; Kepala Suku Raksasa Buddha Deseli dan Kepala Suku Raksasa Berkaki Lumpur Kien juga berdiri di samping, sesekali membantu Kepala suku Andulan mengumpulkan harta karun menjadi tumpukan.
"Kita kaya raya, Richard!" Seru Kepala suku Andulan dengan girang saat melihat kedatangan tuan tanah, "Aku akan menggunakan koin emas sebagai kasur mulai sekarang!"
"Orang tua..." Liu Zhenhan menarik lengan baju Kepala suku Andulan, menyuruknya ke samping dan berbisik, "...ke mana semua rampasan perang ini diangkut? Apakah penyimpanannya cukup rahasia?"
“Aku tahu bahayanya.” Kepala suku Andulan meliriknya: “Semua hasil rampasan sekarang sudah dipindahkan ke bawah tanah, semua pria dari suku-suku bawahan telah menghentikan pekerjaan mereka, sedang menghitung bersama akuntan Fox! Bahkan Helen sudah pulang untuk membantu! Pokoknya selain pengrajin, perhiasan berharga dan bahan pangan, sisanya tidak kami ambil! Harta ini terlalu besar, Feilengcui sendiri pasti tidak bisa menelan semuanya. Senjata dan barang-barang emas/perak biasa serta tawanan, kami serahkan ke Kerajaan.”
“Ini sudah pasti, bagai kue harus dibagi-bagi, menelan semuanya tidak realistis! Prajurit Behemoth yang membawa emas/perak juga tidak perlu kami urus, jarang-jarang dapat harta, jangan halangi rezeki orang.” Liu Zhenhan bertanya lagi: “Sudah menemukan gudang persediaan strategis musuh?”
“Tentu saja! Kavaleri udara langsung menyerang target itu pertama kali. Ya Tuhan! Tahukah kau berapa banyak bahan pangan orang Mouran? Hanya jelai dan haver saja sudah 60.000 Ton! Tumpukan gandum begitu besar sampai tak terhitung! Belum termasuk ternak! Dan persenjataan yang cukup untuk 40.000 personel, semuanya baru! Tanpa cincin ruang, sampai kapan bisa dipindahkan?” Kepala suku Andulan terkekeh: “Coba bayangkan di rumah-rumah bangsawan kuno pasti ada gudang pangan dan senjata serupa, mimpi pun pasti terbangun senang!”
“Sekarang manusia gua bisa kenyang perut.” Liu Zhenhan menghela nafas lega, akhirnya satu beban pikiran teratasi.
“Oh... iya...” Liu Zhenhan tiba-tiba teringat sesuatu, menunjuk ke arah binatang ilusi yang mengendus-endus tanah, berkata pada Kepala suku: “Simpan baik-baik trenggiling kaca patri ini dulu! Ini hasil tangkapan Ayah Daisy, bagus nih, setidaknya pertahanannya oke!”
Kepala suku Andulan matanya berbinar, kembali bersukacita.
“Aku benar-benar berharap punya delapan lengan!”
“Bongkar saja! Berhenti setelah semua pindah! Segera tarik semua Pasukan Istana Musim Panas pulang, harta sebanyak itu bikin khawatir!” Liu Zhenhan tersenyum sambil menoleh ke kiri-kanan.
“Jujur saja, tadi aku lihat gadis-gadis Bimon yang dikembalikan, kasihan sekali, tak ada yang bisa berjalan. Entah berapa lagi di Kalimantan. Bayangkan Helen hampir kena malapetaka begini, hati ini sakit!” Kepala suku Andulan menghela nafas: “Orang Mouran memang jancuk! Perlakukan manusia seperti ternak, baru pertama kali kulihat. Tampaknya kekuatan mutlak memang perlu.”
BAB 357 Lagu Perang Penghisap Darah
“Ini pelajaran untuk Mouran! Pelajaran paling pahit yang akan kukenang.” Liu Zhenhan tersenyum, tatapannya memancarkan niat membunuh yang sangat kuat.
“Ajaran biarawan seharusnya menghargai nyawa, tapi kali ini bahkan aku tak tahan untuk menyetujui keputusanmu!” Kepala Suku Anmolan mengangguk: “Aku akan mengurus urusan dulu, kau tentukan sendiri cara melakukannya.”
“Sampaikan perintahku ke empat pasukan depan! Sebelum matahari terbenam hari kesepuluh, setiap Prajurit Behemoth harus membawa tiga puluh hidung kembali untuk melapor! Minimal tiga puluh!” Liu Zhenhan berteriak lirih ke beberapa pasukan kavaleri Elang Bertanduk yang berjaga di lapangan latihan: “Siapa yang gagal memenuhi tugas, suruh mereka potong hidung sendiri dan bawa kembali!”
Teriakan berdarah ini bergema di langit lapangan latihan tanpa henti. Khalifah Abdullah dan banyak tawanan pucat ketakutan, bahkan Putri Nancy yang tadinya terus-menerus memaki pun tertegun.
Kepala Suku Raksasa Buddha Desaili memandang Liu Zhenhan dengan tatapan kompleks, sementara Kepala Suku Raksasa Berkaki Lumpur Keen menjilat-jilat bibirnya tanpa berkata apa-apa.
Melihat pandangan Kepala Suku Raksasa Buddha itu, Liu Zhenhan merasa ngeri. Tiba-tiba ia teringat satu masalah krusial.
“Mengapa tidak menghentikanku, Kepala Suku?” Liu Zhenhan mendekat, menengadah sambil menyipitkan mata, bertanya dengan pura-pura pada Kepala Suku Desaili: “Raksasa Buddha mencintai kehidupan. Melihat pembantaianku ini, pasti kau sangat membenci kekejamanku?”
“Memang ada sedikit kemarahan.” Kepala Suku Desaili berkata jujur: “Membantai hanya akan menambah kebencian, sedangkan pembantaianmu sudah mulai tak pandang bulu!”
Liu Zhenhan mengumpat dalam hati, tak tahu siapa yang membawa Raksasa Buddha dari Cuilengcui ke Kota Gallimard. Masalah ini benar-benar merepotkan, Lao Liu tak ingin karena ini bermusuhan dengan direktur masa depan rumah sakit lapangan Cuilengcui.
“Tapi…” Kepala Suku Raksasa Buddha tiba-tiba memberikan pengecualian: “…Karakter Raksasa Weda memang seperti ini, aku pun tak bisa berkata apa-apa! Faktanya, bahkan jika aku sekarang menyatakan keberatan juga tak ada gunanya, kota ini sudah di luar kendali! Meskipun Tuan tak perintahkan sekalipun, pembantaian besar-besaran dan perampokan tetap tak bisa dihentikan.”
Liu Zhenhan mengangguk sambil tersenyum. Dia tak menyangka kepala suku raksasa Buddha ini begitu memahami realita dunia. Dibandingkan dengan mereka yang mengganggu dengan slogan keadilan murahan, karakter seperti ini jelas lebih disukai.
“Menghina Raksasa Buddha dengan sengaja akan mendapat karma. Kejadian hari ini adalah hukuman untuk orang Mouran.” Kepala Suku Desaili tersenyum getir: “Richard, sekarang aku semakin yakin, kaulah Raksasa Weda yang telah lama ditunggu suku kami! Karakter haus darah dan suka perangmu persis seperti Raksasa Weda generasi sebelumnya!”
“Tidak mungkin?” Liu Zhenhan terbelalak: “Ini juga bisa dikait-kaitkan?”
“Tidak salah sama sekali!” Kepala Suku Desaili mengangguk mantap.
“Kalau begitu segera lakukan pencerahan spiritual! Aku juga ingin melihat ras Raksasa setinggi 10 meter ini akan melahirkan Napoleon seperti apa!” Master Puskash ikut nimbrung: “Yang Mulia Kepala Suku Desaili, belum sempat bertanya, kemampuan khusus apa yang dimiliki Raksasa kecil dari ras kalian ini?”
“Dibandingkan Raksasa Buddha biasa, Raksasa Weda selain memiliki kemampuan amfibi, kekuatan fisik yang lebih dahsyat, dan sihir nyawa Api Nirwana Murka Langit, juga punya tujuh kemampuan ras unggulan!” Kepala Suku Desaili tersenyum tipis tanpa menjelaskan detail ketujuh kemampuan tersebut.
“Jancuk!” Liu Zhenhan dan Master Puskash saling pandang. Raksasa kecil Typhoon hanya punya dua kemampuan khusus – anti air dan pengendalian api, bagaimana mungkin Raksasa Napoleon dari ras Buddha punya begitu banyak keistimewaan? Apakah ini karena mereka ras Raksasa superior yang paling dekat garis keturunan Titan?
“Jika Anda setuju, sekarang juga bisa kulakukan pencerahan spiritual untukmu.” Kepala Suku Desaili berjongkok karena postur tubuhnya yang berdiri tegak membuatnya kesulitan berbicara dengan Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan duduk telak di tanah.
Tak lama, sekelompok orang penting berkerumun mengelilinginya – ada yang duduk ada yang berdiri, wajah penuh ekspresi penggemar gosip.
Bagaimanapun, raksasa setinggi 10 meter belum pernah dilihat siapa pun, bahkan Raksasa Langit tertinggi di Benua Aigean pun mungkin kalah, apalagi Napoleon asing.
Suka melihat keramaian adalah penyakit umum, sifat karakter ini tak mengenal strata sosial. Sebenarnya banyak tokoh penting di Benua Aigean memiliki hobi ini, seringkali hanya karena godaannya tak cukup besar sehingga tak terlihat.
Liu Zhenhan sedang ragu-ragu.
Dia khawatir jika benar-benar menjadi raksasa asing, para Raksasa Buddha ini akan secara legal merepotkannya tentang masalah Gisikabi. Meski Raksasa Buddha ini baik dan polos, tapi terlihat sangat keras kepala.
Tak ada gunanya berdebat dengan tukang tawar-menawar ulung, kadang dengan orang baik pun tak bisa berdebat. Tak ada satu pun prinsip di dunia ini yang benar-benar bisa dipahami sepenuhnya.
Istri setinggi 10 meter? Liu Zhenhan merinding hanya membayangkannya.
Si bajingan tua ini selalu mempertimbangkan masalah dari sudut moral manusia. Kali ini tanpa perlu berpikir panjang, dia langsung memutuskan untuk menolak.
Jika tak mau menikahi gadis kecil, lebih baik tolak ritual pencerahan. Jika benar menjadi raksasa asing, itu akan menjadi jodoh yang ditakdirkan Tuhan, saat itu para Raksasa Buddha bisa berbicara seenaknya.
Tapi jika menolak ritual pencerahan, di mana lagi bisa menemukan tim rumah sakit lapangan yang selengkap ini?
Dilema, Liu Zhenhan menghela nafas dalam hati.
“Bagaimanapun tolong Anda mencoba, anggap saja membantu kami Raksasa Buddha!” Kepala Suku Desaili merentangkan jari-jarinya, dengan gelisah menekankan cap jari di tanah.
Jari-jari pria berbenjol ini hampir sebesar lengan anak kecil, tampaknya sangat efektif untuk "membuat mata terbelalak". Para penonton dalam hati menghela nafas lega, untung Raksasa Buddha adalah ras yang berkarakter lembut dan ramah. Jika seperti Raksasa Gua yang kejam, sulit dibayangkan siapa yang berani melawan mereka.
"Leluhur pernah meninggalkan ramalan, jika suatu hari ras Raksasa Buddha kehilangan Raksasa Weda, itu berarti hari akhir ras kami telah tiba. Aku sempat mengira nasib kami akan punah diterbawa angin." Kepala Suku Desaili menatap Liu Zhenhan dengan sorot mata membara: "Syukurlah, Richard, kamu muncul! Melalui ujian 'Cahaya Guanyin' Jiskabell, kamu adalah Raksasa Buddha naturalisasi sejak lahir! Tahukah kamu? Sepanjang sejarah hanya ada satu Raksasa Buddha naturalisasi! Dan satu-satunya kandidat dengan tinggi badan Raksasa Weda di ras kami sekarang hanyalah kamu!"
Liu Zhenhan merasa kulit kepalanya bergidik. Rupanya Kepala Suku Desaili sudah tak sabar memasangkan topi "Raksasa Buddha naturalisasi" padanya! Ternyata dia sama sekali belum menyerah memaksanya menikahi bocah Raksasa kecil yang suatu hari akan tumbuh setinggi 10 meter!
"Jancuk! Kenapa selama bertahun-tahun, hanya Laozi sendiri yang lolos baptis Cahaya Guanyin? Apa karena aku seorang Santo?" Liu Zhenhan menghela napas panjang dalam hati.
"Bos, langsung eksekusi!" Yitiao yang lebih nervous dari kaisar, terus mendesak bosnya: "Tunggu apa lagi? Tujuh kemampuan spesial itu!"
"Richard! Cepat terimalah!" Bahkan Murinio tak tahan ikut bicara. Tentang kemampuan medis Raksasa Buddha, Imam Utama Angsa sudah tahu, Kota Caiyu berada di sebelah Cuilengcui, toh sama-sama Bimon, dengan adanya kelompok Raksasa Buddha ini, masa depan semua pihak akan diuntungkan.
"Dasar kena setrum ya? Penakut begini bukan karaktermu!" Ibu yang ditahan Lunna, hampir saja menendang menantu bego ini.
"Tunggu dulu!" Liu Zhenhan berpikir sejenak, lalu menatap Kepala Suku Raksasa Buddha: "Kepala Suku Desaili, bisakah Anda jawab satu pertanyaan - mengapa kekuatan elemen dalam tubuhku setelah dibaptis Cahaya Guanyin tidak hilang sepenuhnya? Lebih aneh lagi, tadi aku jelas menyerap banyak kekuatan magis darah, tapi perisai darah sebelumnya sama sekali tidak muncul, bahkan tidak ada satu buah tanda salib darah pun, ini terlalu ganjil!"
"Lihat!" Liu Zhenhan mengangkat Guo Guo yang sedang memecahkan kenari, di leher si kecil bangsat itu berputar sepuluh bola cahaya merah bulat berputar tak beraturan: "Kepala Suku lihat? Sihir darah punya perisai magis eksternal, Guo Guo dan aku sama-sama menyerap kekuatan magis darah, kenapa dia bisa mencapai perisai bola cahaya penyihir pemula, sementara aku yang masih menyimpan sisa kekuatan magis dan menyerap banyak kekuatan darah malah tak punya perisai sebutir kacang?"
"Ini..." Kepala Suku Desaili terbata-bata, "Mungkin kekuatan elemenmu terlalu kuat, Cahaya Guanyin juga tak bisa menghilangkan sepenuhnya. Tapi soal perisai magis itu... maaf, aku tidak ahli sihir, jadi tak bisa memberimu jawaban."
"Cahaya Guanyin wanita Raksasa Buddha itu mengerikan. Hampir menyamai Jari Pembalik Elemen Naga Peri! Kira-kira berapa jangkauan tembak cahaya mereka ya?" Master Emmar menyela dengan pertanyaan tak relevan, membuat Liu Zhenhan memutar mata dengan keras.
"Cahaya Guanyin wanita Raksasa Buddha kami memiliki jangkauan hingga 300 langkah." Kepala Suku Desaili tersenyum, menggeser pantatnya untuk memberi tempat. Gadis kecil Giselle Kibby berdiri anggun di belakangnya, tangan mungilnya yang putih seperti salju memegang guci leher giok bermotif lemak domba. Di mulut guci terselip sekuntum Teratai Berbunga Ganda dengan benang sari kuning dan putik giok, keindahan yang memancarkan kemurnian tak tertandingi.
"300 yard! Ya Tuhan! Sejauh itu!" Seruan takjub bergema dari berbagai penjuru.
"Hadirin sekalian!" Master Puskash tersenyum sinis, "Perhatikan baik-baik, ketika Raksasa Buddha menyebut 300 langkah, berapa perbedaan sebenarnya dibandingkan langkah kita?"
Kalimat itu membuat semua orang tertegun. Benar, langkah Raksasa Buddha jelas berbeda dengan manusia biasa, setidaknya mencapai 7-8 yard per langkah?
"Ya Tuhan!" Master Stefano menggelengkan kepala dengan senyum getir, "Jika wanita Raksasa Buddha berniat mengganggu seseorang, cukup dengan membuka mata... Sungguh tak terkalahkan di dunia!"
"Tidak mungkin! Wanita Raksasa Buddha kami sadar betapa tajamnya pandangan mereka. Hanya sesuku yang bisa menahannya. Karena itu seumur hidup mereka hampir tak pernah membuka mata di hadapan orang asing!" Kepala Suku Desaili tersenyum berkata, "Mengubah orang normal jadi idiot? Kami Raksasa Buddha yang baik hati takkan melakukan itu! Lihatlah, meski Rundstedt telah memenjarakan kami begitu lama, mereka tak pernah membuka mata untuk melawan!"
"Pandangan semua orang tertuju pada Liu Zhenhan, membuat si bajingan tua itu naik darah. Tatapan mereka seolah mengamati seorang pemerkosa, bahkan yang gagal sekalipun."
"Tuan-tuan, bisakah kita membahas masalah yang lebih nyata?" Liu Zhenhan menyapu sekelilingnya dengan pandangan tak senang: "Kekuatan elemenku benar-benar aneh!"
"Sihir darah adalah sihir dekaden. Sejujurnya, aku pernah menemukan catatan tentang sihir khusus Blood Elf Moore ini dalam literatur, tapi hanya memahami separuh." Master Stefano mengangkat bahu: "Maaf, Richard, aku tak bisa membantumu."
"Penyihir Benua Aigean, sejak menjadi murid, telah diberi tahu oleh mentor tentang satu fakta: sihir dekaden tak boleh dipelajari!" Master Emmar sang Raja Alkemi berkata penuh makna: "Richard, sihir dekaden memiliki terlalu banyak ketidakpastian. Meskipun perkembangannya cepat, di kemudian hari akan muncul banyak efek samping. Kondisimu sekarang mungkin merupakan efek samping sihir dekaden yang belum dikenal umum."
"Benar-benar aneh! Saat itu aku pingsan karena cahaya Guan Yin, begitu sadar, pikiran pertamaku justru memahami sebuah lagu perang baru." Liu Zhenhan menundukkan pandangan, hati menjadi layu oleh perkataan kedua master.
"Bisakah kau memancarkan lingkaran lagu perang untuk kami lihat?" Master Puskás mengelus kepala Liu Zhenhan dengan penuh kasih.
“Jangan disiram! Lagu perang yang dipahami sendiri, Pendeta pasti tahu kegunaannya.” Liu Zhenhan mengangkat kepala, mengulum bibir lama sebelum akhirnya berkata perlahan: “Ini adalah lagu perang penghisap darah.”
Seketika terdengar desahan terkejut dari sekeliling.
“Richard, coba peragakan untukku!” Sebagai satu-satunya Imam Utama di sini, Murinio maju dengan penuh tanggung jawab.
“Pilih semua tawanan di sana yang matanya ada darah bekunya!” Liu Zhenhan berdiri mendadak, menyuruh Rodman memanggil prajurit Behemoth yang sedang menggeledah tawanan di dinding oasis.
Tak lama kemudian, setidaknya seratus lebih orang Mouran gemetar seperti kawanan domba di hadapan badai salju, berdiri di medan terbuka. Mereka sudah mencium aroma konspirasi yang mengincar mereka.
“Apakah ini mematikan?” Kepala Suku Raksasa Buddha bertanya dengan ragu.
“Coba dulu baru tahu.” Liu Zhenhan menarik napas dalam, menutup mata sejenak, lalu melambaikan tangan perlahan.
Bab 358 Rahasia Kekuatan Magis
Tiba-tiba lingkaran cahaya merah darah turun dari langit, menyelimuti tawanan Mouran yang panik itu. Seketika, kabut darah merah terang menyembur dari tubuh setiap tawanan Mouran, seperti uap air yang menguap cepat, membentuk jembatan pelangi di udara.
“Banyak orang Mouran tidak tahu apakah mereka ketakutan oleh pemandangan aneh ini, atau kehilangan terlalu banyak darah, hingga terjatuh lemas. Beberapa masih bisa berdiri, namun wajah mereka pucat seperti kapur.”
“Seiring gerakan tangan Liu Zhenhan, jembatan pelangi berwarna darah kembali berubah menjadi kabut merah, menyusup ke tubuh orang-orang Mouran ini, menghilang di bawah kulit, mengembalikan rona kemerahan di wajah mereka.”
“Seluruh lapangan parade sunyi senyap.”
“Masih tersisa sedikit gumpalan darah yang menggumpal di udara, jatuh dengan lemah membasahi tanah menjadi noda lembab berwarna merah gelap.”
“Beberapa orang mati ketakutan.” Liu Zhenhan menghela napas.
“Lagu Perang Penyedot Darah ini punya karakteristik sama persis dengan Lagu Perang Penyedot Tenaga! Menyerap sekaligus mendistribusikan!” Murinio menekan bibirnya, tak kuasa memuji: “Richard memang Penyanyi jiwa sejati! Kekasih Dewa Perang!”
“Seperti yang Anda katakan, lagu perang penyedot darah ini memang sangat mirip dengan Lagu Perang Penyedot Tenaga.” Wajah Liu Zhenhan agak memerah karena dipuji.
“Di seluruh Benua Aigean, hanya sihir darah yang memiliki aura penghisap darah! Penyihir Moore tingkat rendah menggunakan mantra ini untuk memperkuat senjata prajurit. Setelah melukai musuh, bisa menyedot darah dua kali lipat!” Master Puskash mengerlingkan mata: "Hanya penyihir Moore tingkat tinggi yang bisa melepaskan 'Teknik Minum Darah', memurnikan esensi darah melalui kemampuan magis, lalu mentransfernya ke prajurit yang terluka untuk mengisi kembali darah yang hilang. Benar-benar luar biasa!"
"Darah yang disedot kali ini kira-kira sepertujuh dari total darah dalam tubuh setiap orang Mouran." Raksasa Buddha adalah ahli, Kepala Suku Desaili langsung menyebutkan perkiraannya.
Liu Zhenhan dengan cepat mengkonversi satuan. Berdasarkan pengetahuan pertolongan medis lapangan sebelumnya, nyanyian penghisap darah ini menyedot sekitar 550CC - 700CC darah dari setiap tubuh orang Mouran. Jumlah penyedotan seperti ini tidak mematikan, tapi pasti menyebabkan pusing dan penglihatan kabur. Kebanyakan orang Mouran yang pingsan lebih karena ketakutan daripada kehilangan darah.
"Nyanyian Perang Bangsa Behemu selalu condong ke kerusakan non-fatal. Nyanyian baru ini memiliki ciri khas itu." Murinio berdecak kagum: "Sedangkan penguatan pengisian darah sesuai dengan fungsi pendukung khas Nyanyian Perang Behemoth. Ini benar-benar nyanyian perang matang! Sempurna!"
"Teknik penghisap darah dan pemurnian darah adalah keunikan sihir darah!" Master Stefano menambahkan: "Hanya ada di sini, tidak ada cabang lain!"
"Penyerapan darah lintas wilayah seperti ini, yang dilakukan tanpa luka maupun kontak senjata, sepenuhnya mengandalkan kekuatan elemen menembus pori-pori tubuh dari jarak jauh. Jika bukan karena kekuatan dahsyat sihir naga, saya tidak bisa menjelaskan alasan lainnya." Master Emmar tersenyum sambil mengangguk berulang kali.
"Richard, selamat! Setelah kemampuan penyebaran sihir kuat dari 'Cahaya Guanyin' diaplikasikan padamu, kekuatan elemenmu yang terlalu besar membuatnya mustahil untuk disebarkan sepenuhnya!" Master Puskash mengangguk dengan senyum sambil membuat perumpamaan visual: "Misalnya, ada ember penuh air yang tiba-tiba ditimpa palu kayu dengan luas sama seperti permukaan air. Maka air dalam ember secara alami akan meluap."
"Situasi sekarang mungkin lebih seperti diameter palu kayu itu bahkan tidak sebanding dengan diameter ember." Liu Zhenhan terkekeh.
"Pasti begitu! Kalau tidak, kau sudah jadi idiot dan tidak mungkin bisa berdiri bicara denganku." Master Puskash meluruskan punggungnya, memutar bahu, lalu meregangkan badan dengan nyaman: "Akibat memaksakan kekuatan elemen terlalu cepat, sebagian Kekuatan Naga Bumi, magi darah, dan elemen lagu perangmu tercampur jadi satu. Kondisi percampuran elemen seperti ini sangat langka, tapi bukan tak pernah ada. Penyihir Santo yang menguasai tiga aliran sekaligus, contohnya aku, juga punya mantra seri elemen campuran! Tiga atribut Lagu Perang Penghisap Darah sudah membuktikan hal ini. Tak ada Nyanyian Perang Behemoth yang bisa mencapai atribut serumit ini. Dalam hal penelitian darah, biarawan pun tak bisa menyaingi Elf Moor!"
"Lagu 'Penghisap Darah' ini pasti setara dengan 'Lagu Penyedot Tenaga'! Siapapun yang kehilangan sepertujuh darahnya, kekuatan tempurnya pasti merosot drastis. Belum lagi efek bantuan besar yang diberikan kepada prajurit Behemoth yang terluka!" Imam Utama Angsa semakin bersemangat.
"Benar. Setelah kehilangan sepertujuh darah, sebaiknya minum susu unta lalu tidur." Ucapan Kepala Suku Desaili sebagai figur otoritatif tak berbeda dengan kebenaran mutlak.
"Ini benar-benar lagu perang pendukung yang sangat kejam!" Master Emmar membuat gerakan dramatis: "Ini seperti mengambil tombak orang lain untuk menusuk kudanya sendiri!"
“Lagu perang ini mengonsumsi Kekuatan Nyanyian yang sangat besar, ini adalah Lagu Serangan Lingkaran Jahat!” Liu Zhenhan kembali merasa frustrasi: "Seorang Santo ditukar dengan satu lagu perang! Benar-benar... Dasar tai B! Meski aku Santo yang tak bisa sihir, jangan main-main seperti ini denganku!"
"Sebenarnya aku selalu penasaran satu hal." Master Puskash tersenyum licik: "Secara teori, Richard, kamu seharusnya tidak menjadi idiot di bawah dampak 'Cahaya Yin Pembersih' dan masih menyisakan sebagian kekuatan elemen. Mestinya tenaga magismu bisa pulih! Tadinya masih bingung, sekarang setelah dengar penjelasanmu, aku jadi paham."
"Masalahnya di mana?" Liu Zhenhan bertanya dengan wajah bingung, ekspresinya kaku.
"Aku mengerti maksud Guru!" Master Stefano tertawa terbahak-bahak: "'Cahaya Yin Pembersih' perempuan Raksasa Buddha adalah mantra penghilang efek tingkat tinggi. Artinya seluruh kekuatan magismu nyaris terkuras habis, tapi kamu masih bisa berdiri di sini tanpa jadi idiot karena kekacauan elemen! Mana ada penyihir yang belum pernah mengalami pertarungan sengit? Kehabisan tenaga magis itu biasa! Selama masih hidup, mana mungkin kekuatan magis hilang selamanya?"
"Aku tetap tak mengerti maksud kalian!" Liu Zhenhan mengerutkan alis, memandang aneh ke dua master.
“Bodoh! Pemulihan kekuatan magis berasal dari mana?” Master Puskash memberikan tongkat pada si bodoh ini: "Meditasi! Hanya meditasi yang bisa mengumpulkan kekuatan magis, bukankah Kekuatan Nyanyian juga didapat dengan cara yang sama?"
“Aku tak pernah bermeditasi.” Liu Zhenhan langsung pusing mendengar kata 'meditasi'.
“Masalahnya di situ! Kau bangsat ini benar-benar pesulap terkaya, selama ini tak pernah menggunakan sihir darah, hanya menyimpan kekuatan magis level saint sebagai pajangan!” Master Puskash semakin emosi: "Tadi saat kau bilang dirimu adalah Santo tanpa sihir, barulah aku sadar masalah ini. Rupanya kau Xiao Chusheng ini tak bisa meditasi sama sekali! Tak bisa meditasi lalu bagaimana memulihkan kekuatan magis? Jancuk* mengandalkan pemulihan alami? Ya ampun! Kau ini apa? Kau Santo, Xiao Chusheng! Meski kau pulihkan secara alami 10 tahun, belum tentu bisa memenuhi kapasitas penyimpanan kekuatan magismu!"
“Apakah Kekuatan Naga juga seperti ini?” Liu Zhenhan tertegun.
“Tentu saja sama! Kekuatan Naga yang kamu warisi, dibandingkan dengan kekuatan magis darah, mungkin juga tidak kalah banyaknya! Kekuatan elemenmu yang dulu ibarat kolam air besar, menurut cara pakaimu sebelumnya, hanya seperti gerimis kecil yang menyiram air saja, sedikit berkurang sama sekali tidak terlihat. Sekarang? Sekarang kolam airnya sudah kering sama sekali, tentu kamu hanya bisa melongo!” Master Puskash terus-menerus memukul kepala Lao Liu sambil memarahi penuh kekecewaan: “Bodoh! Bodoh! Bodoh! Bagaimana mungkin kekuatan elemen bisa didapat tanpa usaha? Kamu tidak bisa meditasi, kulihat sepuluh tahun lagi baru bisa kembali jadi Saint-Archmage!”
Beberapa senior peneliti kekuatan elemen yang hadir, hanya bisa menggeleng melihat Shaman Divine Comedy Bimon ini. Langka sekali! Seorang Imam Raja Langit yang menguasai ganda nyanyian magis, sampai sekarang bahkan tidak bisa meditasi untuk mengumpulkan kekuatan magis! Benar-benar...
Liu Zhenhan juga terdiam membeku.
Biasanya dirinya hanya sibuk menyerap kekuatan magis, sama sekali tidak pernah terpikir suatu hari harus mengandalkan meditasi untuk mengumpulkan kekuatan magis. Sedangkan Kekuatan Nyanyian, selalu bergantung pada bakat alami Penyanyi Jiwa Bawaan untuk memulihkannya. Dia pernah mencoba meditasi dengan sabar, tapi sama sekali tidak bisa.
Liu Zhenhan merasa jijik memikirkannya. Sejak pertama kali menginjakkan kaki di Padang Gurun Donau, jangkauan Lagu Perangnya sudah 400 meter persegi. Setahun berlalu, sekarang masih 400 meter persegi, sama sekali tidak ada kemajuan sedikitpun. Benar-benar tidak punya bakat elemen sama sekali.
Mengapa menyerap kekuatan magis darah ahli sihir kitab suci, tapi perisai aliran darah tetap tidak muncul, Liu Zhenhan akhirnya paham—dirinya masih tetap Master Santo Qi Ao level tertinggi, jika ingin memiliki perisai, tentu harus 'perisai aliran darah Tato Kekuatan'!
"Perisai aliran darah Tato Kekuatan" mengikuti tato di tubuhnya, padahal dia memiliki total enam tato! Naga darah di dada, harimau berpendar di punggung, dua gadis telanjang terbang mempersembahkan buah suci di selangkangan, lengan kanan-kiri bertuliskan syair indah Ketua Mao, ditambah lagi ini perisai level saint, cadangan kekuatan magisnya jauh tak memenuhi syarat. Jika "perisai aliran darah Tato Kekuatan" bisa aktif, benar-benar mustahil!
"Sialan!" Liu Zhenhan mengaum liar penuh kepahitan. Ternyata kerja kerasnya mengumpulkan uang untuk membeli pengantin, akhirnya bahkan tak bisa membeli babi betina berkelopak mata ganda. Percuma punya "senjata" sebesar keledai!
"Ini tidak masuk akal! Kalau aku Santo Qi Ao, kenapa saat memutar pot bunga untuk menghancurkan gerbang istana tadi, hampir saja kena benteng?" Liu Zhenhan masih merasa ada yang janggal.
"Bodoh! 'Penguncian visual' penyihir tingkat tinggi untuk menembak sihir, bukan buat jadi ketapel!" Master Puskash bangkit mencari tongkat pemukul.
"Richard, 150 pemanah manusia naga itu berselisih denganmu, apa rencana selanjutnya Anda? Mereka adalah pemanah terkuat terbaik! Jangkauan tembak mencapai 800 yard, meski keahlian memanah masih kalah dari Shenjian Zheqin kalian, tapi mereka tetap manusia naga yang bisa mengeluarkan mantra tinggi secara instan!" Ibu berkata sambil mengedip-ngedipkan mata ke arah Liu Zhenhan. Ia berdiri di belakang Mourinho, bibirnya terus menerus maju ke depan.
"Ah... Hmm..." Liu Zhenhan segera menangkap maksudnya, batuk dua kali, pura-pura membersihkan tenggorokannya, lalu dengan penuh hormat berkata kepada Imam Utama Angsa: "Tuan Mourinho, maksud Kota Naga pasti sudah Anda ketahui. Penjaga Pohon Kepala Suku Kruyff awalnya ditempatkan di sisi Anda. Tapi sekarang pemanah manusia naga sudah berselisih denganku, bagaimana kalau kita bernegosiasi untuk bertukar? Manusia naga untuk Anda, Penjaga Pohon untukku? Bagaimanapun kita semua akan melawan Bangsa Iblis nanti, tak perlu memisahkan milik siapa. Kurasa pemanah manusia naga yang angkuh itu hanya bisa dijinakkan oleh Anda!"
"Bukankah ini menguntungkanku? 150 pemanah manusia naga yang bisa mengeluarkan mantra tinggi!" Wajah tampan Mourinho menyembulkan senyum licik: "Tapi manusia naga ini berasal dari ras elf-manusia naga. Elf ahli dalam mantra tinggi elemen bumi, angin, dan kayu. Daya penghancurnya tidak sebanding dengan mantra petir atau api. Jika..."
“Katakan, syarat apa yang Tuan inginkan.” Liu Zhenhan sekarang tidak peduli apa pun, hanya ingin mendapatkan Penjaga Pohon. Orang tua ini memiliki puluhan galon "Mata Air Elemen" yang terkenal sebagai harta karun penyihir yang bisa menyembuhkan total dengan setetes saja! Sungguh menyesal dulu tidak menghargainya!
“Bersediakah Tuan menghadiahkan monster-monster yang bisa berubah bentuk hasil tangkapan Naga Pelangi padaku?” Murinio benar-benar memotong harga dengan tajam kali ini.
“Deal!” Liu Zhenhan tahu Yitiao pasti tidak akan membocorkan rahasia Raksasa Berkaki Lumpur ke pihak luar. Dengan senang hati ia bermurah hati. Sejujurnya, dua puluh lebih khimera hasil tangkapan Naga Pelangi ini memang tidak ia minati. Kebetulan ia juga merasa bersalah pada Murinio, sekalian saja berikan.
Murinio terkejut melihat si penggigit jari dan pengorek lubang anus ini tiba-tiba bermurah hati. Ia yang awalnya hanya berharap mendapat setengah saja sudah merasa cukup.
“Richard, sekarang setelah kau mengerti misteri kehilangan elemen, apakah kau bersedia menjalani uji coba dengan Raksasa Buddha?” Kepala Suku Raksasa Buddha Desaili menatap Liu Zhenhan dengan tenang.
“Tujuh kemampuan khusus, hehe... Entah apakah aku punya takdir ini...” Liu Zhenhan yang kini sudah tenang dan perasaan sedang sangat gembira, langsung menyetujui. Bagaimanapun, meski tidak mengikuti ujian 'pencerahan spiritual' Wegituo, Kepala Suku Raksasa Buddha tetap akan menganggapnya sebagai kekasih Jiskeibi dan yakin dirinya adalah raksasa asing. Daripada ragu-ragu, lebih baik hadapi dengan lapang dada.
Bab 359: Penguasa Gua Seribu Merah
“Tutup matamu.” Kepala Suku Desaili menggerakkan bibirnya pelan, suaranya bergema seperti sutra suci.
Liu Zhenhan yang sedang berbunga-bunga segera menuruti perintah, dengan patut menutup kedua matanya.
Semua yang hadir membelalakkan mata, menantikan kelahiran raksasa kecil Napoleon asing pertama dalam sejarah.
“Ketika iblis dari Jalan Poyi menerobos lautan darah...
Hati yang suci membelenggu kejahatan...
Membelit tubuh penuh dosa ini...
Kejahatan tak lahir dengan sendirinya...
Hanya kebaikan yang terlupakan di relung hati...
Bukalah...
Bunga pintu jiwa yang terkuak...”
Kepala Suku Raksasa Buddha Desaili tetap memejamkan mata, menggumamkan mantra-mantra tak karuan sementara telapak tangan sebesar papan iklan mengusap-usap kepala Liu Zhenhan, terlihat sangat sakti.
Kepala suku Andulan dari kejauhan memandangi kepala suku raksasa Buddha ini dengan tatapan aneh, bagaikan buruh yang direbut mata pencahariannya.
“Mantra Kepala Suku Raksasa Buddha bergema sebanyak tiga kali, tiba-tiba cahaya pelangi tujuh warna menyebar di langit.
Dalam kilau tujuh warna yang mempesona, tampak sosok wanita raksasa mirip Raksasa Buddha dengan tahi lalat merah di pelipis, berdiri di atas teratai raksasa dengan gaun putih suci bagaikan dewa turun ke bumi.
Wanita ini bertelanjang kaki, tangan halusnya yang mengenakan cincin emas berkilauan mengambil kelopak bunga dari keranjang dan menaburkannya dari langit. Bunga-bunga elemen yang jernih dan sempurna ini lenyap saat menyentuh tubuh manusia.
Dua anak-anak lelaki dan perempuan yang lucu beterbangan di udara, mengibarkan selendang warna-warni sambil melantunkan kidung surgawi yang samar.
Liu Zhenhan yang diselimuti lautan bunga berdiri megah dengan awan keberuntungan, wajahnya penuh kesucian. Tahi lalat hitam sebesar kacang polong muncul di pelipisnya bagai tinta yang menusuk kertas.
Ilusi pun sirna: teratai, wanita cantik, anak-anak, bunga dan kidung lenyap tanpa jejak.
"Berhasil!" Kepala Suku Desaili menghela napas lega.
Bajingan tua itu masih duduk di tanah, awan keberuntungan telah hilang, hanya tersisa tumpukan rumput liar yang berantakan. Ia masih berpura-pura jadi sakti, tapi tak sadar penampilannya sekarang sangat konyol.
Tiba-tiba matanya terbuka lebar, dikelilingi tatapan penuh keheranan yang membuat Liu Zhenhan terkejut setengah mati.
"Ada apa?" tanya Liu Zhenhan dengan gegas: "Wajahku ditumbuhi bunga?"
"Bos, lihat sendiri." Fatty Luo mengeluarkan pedang besarnya, mengulurkan bilah pedang yang sehalus cermin ke depan Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan langsung terpaku seperti patung.
Siapa lelaki di cermin ini? Di pelipisnya ada tahi lalat hitam indah yang memperlembut sorot matanya, bola mata hitamnya sesekali memancarkan kilauan bintang salib perak. Janggut tiga helai gagah di rahang yang dulu penuh aura penguasa, kini sama sekali tak meninggalkan bekas kesan bengis. Sekarang penampilannya persis penyair pengelana yang sedang mengipaskan kipas santan!
"Kenapa aku jadi begini?" Liu Zhenhan mengusap wajahnya dengan geram. Ia menyadari kulit wajahnya kini lebih putih dan lembut, sama sekali tidak maskulin! Terutama tahi lalat hitam di pelipis itu, sangat menjengkelkan, tidak jantan maupun feminin! Kilauan bintang salib perak di matanya membuat Lao Liu ingin muntah. Usianya sudah tidak muda lagi, kapan perlu melakukan gerakan mata genit?
Bajingan tua itu langsung membuka jubahnya secepat kebakaran di pantat. Syukurlah! Otot-otot gagahnya masih ada, tidak berubah menjadi Jia Baoyu, juga bukan jadi melengking kewanitaan!
“Jancuk!” Liu Zhenhan tiba-tiba menyadari tenaganya begitu melimpah, di bawah kulitnya ada kilau emas samar berkeliaran, hatinya seakan dipenuhi bahan peledak, ada sensasi meledak yang tak tertahankan! Mencoba membengkokkan pedang panjang Fatty Luo, pergelangan tangan Liu Zhenhan perlahan mulai mengerahkan tenaga, otot-otot berotot di kedua lengannya menegang. Pedang besi hitam mistis ini perlahan melengkung membentuk busur pelangi dengan suara "krek-krek" menyeramkan, membuat Fatty Luo panik memintanya berhenti.
“Mematahkan pisau baja ini bukan masalah!” Liu Zhenhan meniup peluit. Kekerasan besi hitam dia ketahui, dari 1.000 pon baja hanya bisa diekstrak 10 pon inti baja murni. Untuk mematahkan batang besi hitam seberat 200 pon, minimal diperlukan kekuatan lengan 3-4 ton. Kekuatan kasar tadi bahkan belum menggunakan tenaga pinggang dan perut! Dengan kekuatan ini, sudah setara dengan Kekuatan Naga sebelumnya!
“Kekuatan Raksasa Weda tentu sedikit lebih tinggi dari kami Raksasa Buddha biasa!” Kepala Suku Desaili tertawa renyah: “Menurut tradisi suku, Richard, ini disebut 'Kekuatan Baja Penakluk Iblis', untuk membantumu memberantas ketidakadilan di dunia!”
“Tunggu Kekuatan Nagaku pulih! Di dunia ini, mana yang tak bisa kujangkau?” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak dengan sombong.
“Sesombong!” Master Puskash meliriknya sinis. Liu Zhenhan cepat-cepat menjulurkan lidah, mengubah sikap arogannya.
“Tahi lalat hitam di pelipismu ini disebut 'Tahi Lalat Linglong Biru', digunakan untuk bernapas dalam air. Sayang kau bukan Raksasa Buddha keturunan murni. Lihat, aku bernapas melalui benjolan di kepala. Keren tidak?”
“Keren apaan!!” Liu Zhenhan jijik melihat kepala penuh benjolan Raksasa Buddha itu.
“Haha! Matamu ini adalah kemampuan khusus pertama dari Tujuh Kemampuan Ras Raksasa Weda - 'Bunga Bermekaran Membuat Mata Terpesona'.” Kepala Suku Desaili menunjuk mata berbintang perak Liu Zhenhan, memperkenalkan dengan bangga: “Mata ini bisa menenangkan monster ganas! Juga menghilangkan keserakahan dan niat membunuh orang!”
“Kepala Suku, omongan ini bisa menipu orang awam, tapi jangan coba bohongi kami.” Master Emmar tertawa terbahak: “Ini jelas 'Mata Memikat'! Di negara manusia, anak-anak pejahat suka membeli gulungan sihir ini untuk membuat mata mereka mempesona, khusus menggoda gadis baik-baik!”
“Sial!” Liu Zhenhan mengumpat, tapi kilau perak di matanya berkedip, membuat beberapa nyonya bos sekitar tersipu malu.
Master Emmar mengerutkan alis memandang Shaman Divine Comedy ini, antara ingin tertawa dan menangis. Mata memikat alami dari kemampuan ras Raksasa Buddha ini benar-benar aneh.
“Richard, tunjukkan kemampuan ras lainnya!” Kepala Suku Desaili terus mendesak.
Lao Liu menyeringai sambil tertawa, tiga jari tangan kanannya mencubit. Seberkas bunga semanggi berdaun empat dari semak liar di kejauhan tertarik secara ajaib ke sela jarinya. Setelah memetik sehelai kelopak, Liu Zhenhan segera melecutkannya. Bunga semanggi itu melesat seperti kilat menembus dinding batu di kejauhan. Dentuman pekak terdengar, meninggalkan lubang kecil yang jelas terlihat di permukaan batu.
"Tidak mungkin!" Beberapa Master menggosok mata mereka tak percaya. Bunga semanggi kecil bisa memiliki daya rusak seperti itu? Kekuatan ini setara dengan efek sihir serangan tunggal tingkat pemandu, bahkan mampu menembus pertahanan Naga!
"Ini adalah kemampuan kedua Raksasa Weituo 'Jari Pemetik Bunga'." Kepala Suku Desaili tersenyum lebar hingga mulutnya sulit menutup.
"Masih ada lagi!" Liu Zhenhan tak sabar berkata pada Murinio: "Mentor, tolong berikan lingkaran lagu perang pada siapa saja, cepat!"
Imam Utama Angsa tersenyum penuh minat. Dengan gesit ia memutar seruling emas di jarinya, lalu mengarahkannya. Sebuah lingkaran berkah langsung menyelimuti ksatria naga Lampard—benar-benar lingkaran tunggal terkontrol!
"Liu Zhenhan telah memetik kembali sehelai kelopak bunga, melesatkannya ke dada ksatria naga. Kelopak semanggi empat daun kali ini gagal menembus zirah sang ksatria naga, memantul dan menghujam dada Gatanie."
Aura berkah secara ajaib berpindah ke tubuh Ksatria Putri Angsa!
"Ini adalah kemampuan ketiga Raksasa Wedo 'Memindahkan Bunga ke Kayu'!" Kepala Suku Desaili bagai pedagang licik yang mempromosikan barang curian, suaranya menggema hingga mengguncang gendang telinga orang: "Khusus untuk mentransfer mantra bantu!"
"Hah!" Bahkan Master Puskash tak kuasa menahan decak kagum. Kemampuan ini memang berguna, jika ada yang mengarahkan kutukan, cukup lemparkan kembali kuncup bunga! Mantra ini benar-benar musuh alami Nyanyian Perang Bangsa Behemu!
Liu Zhenhan semakin menjadi-jadi karena sorakan. Dengan geram rendah, gelombang kejut dahsyat menyembur dari sekujur tubuhnya. Seluruh taman bunga di lapangan latihan bergetar hebat, kuntum-kuntum bunga berwarna-warni bagai tertarik oleh daya kota magnetik malam, menempel di sekujur tubuh bajingan tua itu.
Dalam sekejap mata, Shaman Divine Comedy yang awalnya mengenakan Jubah Nyanyian dan terlihat seperti landak, tiba-tiba berubah menjadi seorang jenderal tampan berarmor emas. Bunga-bunga ini seolah memiliki kesadaran sendiri, tidak hanya membentuk zirah bunga indah yang mengikuti lekuk otot Lao Liu, tetapi juga menenun ratusan bunga iris menjadi jubah anggun yang berkibar tanpa angin, menciptakan pemandangan estetika yang tiada duanya.
Bisa di-Berbual B kan, zirah bunga seperti ini belum pernah dipakai siapapun di seluruh Benua Aigean.
"Zirah norak ini buat apa sih?" Naga Pelangi Ibu memeluk putri kesayangannya, hampir terbahak-bahak menahan tawa.
"Inilah 'Perisai Bunga'! Kekuatan keempat Kekasih, menggunakan bunga sebagai zirah pelindung!" Raksasa Buddha kecil Loli Jiskeiba berkedip manis dengan mata berbinar, berkata dengan suara manja.
"Bagus! Tambah lagi!" Sekelompok orang iseng tertawa terbahak-bahak. Zirah bunga yang hanya cantik tapi sama sekali tidak memiliki kemampuan perlindungan ini benar-benar menjadi pemandangan spektakuler yang belum pernah terlihat di Benua Aigean!
“Tidak bisa lagi.” Kepala Suku Raksasa Buddha Delsayed memberi salam dengan malu-malu: “Ada juga ‘Ruhua Jieyu’ untuk berkomunikasi dengan bunga, ‘Jiehua Xianfo’ untuk mengontrol unit panggilan non-kontrak dengan kelopak terbang, dan terakhir ‘Hongfei Lvshou’ yang murni untuk menakut-nakuti – memanggil dua raksasa elemen bunga gemuk dan kurus dengan bunga, menyerang menggunakan serbuk sari, juga disebut ‘Manusia Bunga Menyerang’.”
“Jancuk! Bukankah ini seperti prajurit radiasi Raksasa Arsenik?” Fatty Luo dan beberapa pengawal istana terus menjerit: “Bos! Keren banget!”
Keributan ini membuat Daisy dan Ruoerna ikut teriak histeris berulang kali, memuji Richard: “Kamu benar-benar tampan!”
Liu Zhenhan memiringkan otak, terdiam lama sebelum menatap Kepala Suku Raksasa Buddha dengan tatapan jahat.
“Apa pendengaranku salah? Kok semua tujuh kemampuan ras Weduo berhubungan dengan bunga?” Liu Zhenhan menatap tajam Delsayed tanpa berkedip.
“Tentu ada hubungannya dengan bunga! Kami Raksasa Buddha tidak makan daging, setiap hari hanya mengonsumsi bunga. Setiap perempuan Raksasa Buddha sejak kecil tidur di teratai, bisa dikatakan bunga memiliki hubungan mistis yang tak terucapkan dengan kami! Raksasa Weda adalah satu-satunya perwakilan sistem bunga! Disebut juga 'mediator bunga', mana mungkin tidak ada hubungannya dengan bunga?” Kepala Suku Raksasa Buddha memutar mata putihnya yang besar, kedua cuping telinga gemuk yang menjuntai ke bahu bergetar penuh kesombongan: “Richard, dengarkan dulu, gelar 'mediator bunga' sangat bergengsi! Kau bisa berkomunikasi dengan semua bunga melalui 'bahasa bunga', meminta mereka mekar lebih cepat, menanyakan arah, atau meminta izin transplantasi! Aroma bunga akan memenuhi pakaianmu! Ini hak istimewa yang bahkan Raksasa biasa tak bisa dapatkan! Ck ck...”
“Nama omong kosong macam apa ini?!” Liu Zhenhan hampir pingsan karena marah. Si bajingan tua yang selalu mengaku sebagai pahlawan berhati baja ini membayangkan betapa gelarnya 'mediator bunga' akan menjadi bahan tertawaan di Kerajaan Bimeng.
“Hampir lupa, kapan tanggal ulang tahunmu?” Kepala Suku Desaili menepuk kepala penuh benjolannya: “Menurut tradisi, aku harus menanyakan ini.”
“Untuk apa?” Liu Zhenhan mengawasi Kepala Suku Raksasa Buddha dengan penuh kewaspadaan. Dia sudah menyadari bahwa di balik penampilan polos pria ini tersimpan banyak niat jahat. Orang jujur jenis ini bisa menipu orang dengan mudah sekali.
“Richard, tidak perlu segitu tegangnya. Tanya tanggal lahir saja kenapa?” Kepala Suku Desaili memamerkan wajah polos tak berdosa. Dia sudah merasakan keengganan Richard, raksasa pendekar baru, terhadap gelar "Mak Comblang".
“22 Februari!” Ning Yu yang sedang menggendong anak babi Katyusha menyela, membongkar rahasia Lao Liu!
Jiskeibie segera menutup bibir kecilnya sambil mengerang pelan. Meski matanya terpejam rapat, bulu matanya yang indah bergetar seperti sayap kupu-kupu, menunjukkan ekspresi terkejut luar biasa.
Kepala Suku Desaili membuka mulut raksasanya yang bisa menelan seekor hewan Luo Sha utuh. Lubang tenggorokannya yang hitam legam terlihat dalam tak berujung, pandangan matanya kosong bagai orang tua pikun pasca stroke.
“Cepat katakan! Ada apa lagi ini?” Yang lain sudah tidak sabar, terus mendesak bertanya.
“Tanggal 22 Februari adalah hari ulang tahun semua bunga! Richard! Tahukah kamu, kamu adalah Raksasa Berbual pertama dalam sejarah yang lahir di hari yang sama dengan hari ulang tahun bunga-bunga! Di seluruh dunia, semua bunga akan mengakui kamu sebagai Raja! Di tempat kediamanmu, musim semi akan membuat narcissus bermekaran; musim gugur akan memenuhi tembok dengan bunga mawar! Ya Tuhan! Legenda suku kami ternyata benar, ras Raksasa Buddha benar-benar bisa melahirkan Penguasa Istana Seribu Bunga!” Kepala Suku Desaili menggenggam erat tangan Liu Zhenhan, emosinya seperti pasangan yang terpisah di masa perang yang bertemu kembali di jalanan penuh kobaran perang.
Bab 360: Ahli Inses Nomor Satu Kerajaan
“Penguasa Istana Seribu Bunga?” Liu Zhenhan limbung seperti mabuk, hampir terkena stroke. Ucapan Kepala Suku Raksasa Buddha tentang “musim semi membuat narcissus bermekaran; musim gugur memenuhi tembok dengan bunga mawar” membuat Liu Zhenhan hampir gila. Ya ampun, jika bunga-bunga Feilengcui mekar tidak sesuai musim, itu benar-benar seperti sapi betina naik Chimera——Berbual B sampai ke langit!
“Raja Bunga? Yang Mulia?” Semua yang hadir hampir melototkan mata. Menurut tradisi Aiqin, berapapun wilayah kekuasaan seorang raja, panggilan dan tata krama tetap harus dipatuhi, kecuali jika ingin berperang dengannya.
Ekspresi terkejut Kepala Suku Raksasa Buddha dan gadis kecil itu jelas bukan pura-pura, lagipula tidak perlu berpura-pura.
“Jancuk! Lebih tepat disebut pecinta bunga!” Liu Zhenhan langsung menggelengkan kepalanya seperti rebana kecil: “Mengejutkan! Ulang tahunku dihitung berdasarkan kalender lunar!”
“Dari mana ada kalender lunar di Benua Aigean? Richard, jangan nakal. Yang hakmu tetaplah hakmu!” Master Puskash bahkan memarahi dengan kesal: “Melemparkan tanggung jawab sembarangan, tidak seperti lelaki sejati!”
“Aku...” Liu Zhenhan bingung menjelaskan, tak mungkin mengatakan: Kalendermu salah, harus pakai kalender lunar Tiongkok...
“Tujuh kemampuan ras ini, sejatinya hanyalah sihir tanaman.” Master Stefano menggeretak lidah, tampak tak percaya: “Tapi... di Benua Aigean, sihir tanaman tak pernah punya cabang 'sihir bunga' seperti yang disebut Kepala Suku Desaili! Bunga begitu rapuh, bagaimana jadi media sihir? Aduh... pusing sekali kepalaku!”
“Sihir... sihir bunga? Sihir macam ini...” Master Emmar juga linglung: “...Kalau tak melihat langsung, aku takkan percaya!”
Daisy dan Ruoerna kembali menjerit: “Apakah kami jadi ratu bunga? Demi Dewa Naga!”
“Richard!” Kepala Suku Desaili menatap Liu Zhenhan dengan wajah serius: “Kini ujian Raksasa Weda telah selesai, aku akan ajarkan padamu prinsip hidup Raksasa Buddha!”
“Jangan bilang aku harus jadi vegetarian mulai sekarang! Aku beritahu, itu mustahil!” Liu Zhenhan mulai menerima identitas barunya, toh juga tidak bisa ditolak. Soal gelar Raja Bunga tidak masalah, tapi jadi vegetarian sama sekali tidak mungkin.
“Seluruh Raksasa Weituo sebelumnya tidak vegetarian, kami bahkan bisa menerima pembunuhan hewan oleh Raksasa Weituo, apalagi permintaan ini. Selama bukan pembunuhan keji untuk dikonsumsi, aku dan para kepala suku tidak akan ikut campur.” Kepala Suku Desaili tertawa ringan: “Yang ingin kubicarakan adalah hal lain!”
“Apa itu?” Liu Zhenhan agak tegang.
“Raksasa Weituo memiliki status tinggi di suku kami, apalagi kau sebagai pemilik Ribuan Merah di Satu Gua, posisimu lebih terhormat! Tapi status tinggi bukan berarti bisa bertindak semaunya. Selama ucapanmu tidak melanggar prinsip Raksasa Buddha, kami pasti patuh. Sebagai pejuang pelindung hukum kami, kami harap kau bisa menjaga diri tanpa provokasi, jangan sembarangan membunuh!” Kepala Suku Desaili menjelaskan perlahan: “Menghancurkan nyawa, dari sudut pandang apapun, adalah kesalahan mutlak!”
“Jika orang tidak menggangguku, aku takkan mengganggu mereka!” Liu Zhenhan mulai jengah dengan khotbah bertele-tele ini, langsung menyetujui.
“Begitu pula. Sebagai anggota Raksasa Buddha, kami harap kau bisa menjadikan penyebaran kebaikan ini sebagai tugas utama!”
"Tentu pasti!" Liu Zhenhan menyanggup dengan lancar, namun dalam hati bersumpah akan mengirim mereka ke bawah tanah untuk menginjili manusia gua Batu Rahang. Bagaimanapun, para manusia gua itu baik hati hingga tak terlukiskan, cocok menerima pengebirian spiritual ala mereka.
"Terakhir, aku tak boleh menyembunyikan fakta ini." Kepala Suku Desaili menghela napas panjang: "Sebenarnya tujuh sihir bunga mu punya nama lain - 'Sihir Tujuh Cedera'!"
"Apa maksudnya ini?" Bulu kuduk Liu Zhenhan meremang, firasat keenamnya yang tajam mulai menangkap bahaya. Indera keenamnya tak pernah berbohong!
"Raksasa Buddha pada dasarnya baik hati, tak tahan melihat pertumpahan darah. Bahkan prajurit penjaga Wèituo pun tak terkecuali." Kepala Suku Desaili menghela napas: "Sihir Tujuh Cedera pada hakikatnya adalah sihir yang melukai musuh sekaligus diri sendiri! Setiap kau menggunakan sihir bunga hingga musuh berdarah, kau pun pasti muntah darah!"
"Apa?!" Liu Zhenhan membeku.
"Sialan! Sihir bunga ini jelas-jelas sihir dekaden!" Master Puskash mengamuk: "Kau tega mencelakai Richard!"
“Master, harap tenang!” Kepala Suku Desaili menyapu pandangan jernihnya ke sekeliling, memancarkan kedamaian: “Ilmu sihir bunga Wei Duo sama sekali bukan sihir dekaden! Suku kita memiliki aturan khusus untuk Raksasa Wei Duo - 'Tindakan tegas demi hati yang welas asih'! Coba kalian pikir, dalam seluruh ilmu sihir bunga selain 'Jemari Memetik Bunga', adakah mantra lain yang memiliki kekuatan membunuh langsung? Mengapa Raksasa Wei Duo dikaruniai mata pesona alami 'Bunga Berhamburan Memikat Mata' dan berbagai ilusi penglihatan? Bukankah ini untuk mengingatkan mereka agar menaklukkan musuh tanpa bertempur dan segera bertobat?”
Master Puskash terdiam sejenak mendengar kata-kata itu.
“Richard, kau berhak terus mendengarkan. Yang akan diucapkan berikut mungkin terdengar tidak masuk akal, namun setiap kepala suku wajib menyampaikan pesan asli ini kepada Raksasa Wei Duo!” Wajah Kepala Suku Desaili dipenuhi kesucian yang sakral.
“Lanjutkan!” Liu Zhenhan mengerutkan alis sambil mengepal tinju.
"Menurut legenda turun-temurun! Raksasa Wituo sebenarnya adalah iblis paling kejam di Laut Darah Poyi. Sang Pencipta Semesta membuat Wituo bereinkarnasi ke dalam ras Raksasa Buddha agar kebijaksanaan kami membina sifat bengisnya! Termasuk mantra bunga tercantik, juga diciptakan untuk menaklukkan kekerasan hati Wituo, agar cepat mencapai Surga!" Kepala Suku Desaili tersenyum getir: "Memang terdengar mistis, tapi ini warisan turun-temurun ras kami! Nyatanya, setiap kelahiran Wituo selalu memicu pertempuran berdarah! Richard, penampilanmu lebih dahsyat - kau langsung membantai kota! Sepanjang sejarah belum ada Wituo yang melebihi skalamu!"
"Dijelaskan begitu, jadi terasa seperti takdir." Liu Zhenhan mengusap dagu sambil terkekuk-kekuk.
"Kekuatan Wituo terlalu dahsyat. Tanpa batasan mantra Tujuh Luka, tak ada yang tahu seberapa besar kekacauan yang kau timbulkan! Kau memiliki kekuatan fisik melebihi Raksasa Buddha, plus kemampuan amfibi! Bahkan jika mati secara tidak wajar, masih bisa memanggil 'Api Nirwana Murka Langit'!" Kepala Suku Desaili menghela napas: "Jangan salahkan aku yang tidak memberi tahu sebelumnya. Aku tak ingin ramalan leluhur terwujud - tanpa Wituo, ras kami kehilangan alasan eksis! Meski diciptakan Sang Pencipta, sejak memiliki kecerdasan dan nyawa, nasib Raksasa Buddha harus kami tentukan sendiri!"
“Kalau aku bertarung menggunakan lagu perang atau sihir lain, apakah masih akan terluka dan muntah darah?” Liu Zhenhan bertanya dengan ragu-ragu pada Kepala Suku Desaili.
“Tidak. Hanya tujuh sihir mematikan yang membatasimu!” Kepala Suku Desaili menggandeng tangan gadis kecil raksasa berdiri: “Richard, tentang Jis Kaibi menjadi pelayan aromamu, masihkah kau berniat menolak?”
“Jangan terburu-buru menjawab!” Kepala Suku Raksasa Buddha menggelengkan tangan, menghentikan Liu Zhenhan yang hendak bicara: “Kami raksasa Buddha takkan membunuh, apalagi bunuh diri. Ingatlah, karena Jis Kaibi telah kau buka cadar kesuciannya, satu-satunya akhir bahagia baginya adalah menjadi pelayan aromamu. Kecuali...kau ingin melihatnya meninggal dengan mengubur bunga!”
“Apa itu meninggal dengan mengubur bunga?” Liu Zhenhan merasa tidak tenang.
“Saat perempuan raksasa Buddha kehilangan kerinduan pada dunia, dia akan mengubur diri bersama bunga, mengasingkan jiwanya selamanya dalam tanah dan harum bunga.” Kepala Suku Desaili menghela napas: “Orang tua Jis Kaibi telah mencapai pencerahan. Dia permata suku kami. Richard, kuberi kau beberapa hari untuk berpikir. Jangan kecewakan kami.”
Liu Zhenhan memandang sosok kepala suku raksasa dan gadis kecil yang berjalan lesu ke formasi teleportasi, rasa bersalah besar tiba-tiba menyergap hatinya.
“Aku setuju! Kiskeibhi mulai sekarang menjadi budak persembahan Richard!” Ning Yu menepuk-nepuk pantat kecil Katyusha, mengeluarkan instruksi tertinggi dengan tenang.
Kepala Suku Desaili dan Kiskeibhi bersama-sama menoleh, memberikan senyum sehangat musim semi kepada Ning Yu.
Liu Zhenhan, Guo Guo dan burung beo kecil serentak mengusap wajah. Yitiao yang tak menyangka nyonya bos akan ikut campur, terpaku sambil terus membandingkan jari dan lengannya dengan tatapan kosong.
Yang lain serentak memalingkan kepala ke Liu Zhenhan, lalu ke Ning Yu. Tanpa perlu bertanya, mereka tahu Shaman Divine Comedy akan memecahkan rekor Kerajaan lagi - walau kali ini kurang mulia: mulai dari inses guru-murid, hubungan intim Penjaga Malam, sampai "bunga pir bermekaran menindang teratai". Sang Raja Bunga, Yang Mulia Richard, benar-benar layak menyandang gelar ambigu "Raja Bunga Penakluk Seribu Kecantikan"!
Sungguh deskripsi yang tepat!
Kedua Raksasa Buddha pergi, meninggalkan para filsuf amatir yang masing-masing merenungkan etika dan makna hidup dalam hati.
"Jancuk!" Liu Zhenhan tiba-tiba tersadar: "Raksasa Buddha ini bicaranya terlalu filosofis! Bagaimana bisa beberapa patah kata saja membuatku merasa bersalah begini?"
“Ya ya! Richard, setelah semua penjelasan panjang lebar Raksasa Buddha ini, kenapa aku masih merasa sihir bunga ini termasuk sihir dekaden?” Naga Pelangi Ibu menggaruk-garuk kepalanya dengan kesal: “Aneh! Mana ada serangan magis ke musuh malah bikin diri sendiri muntah darah?”
“Memang dari sananya sudah sihir dekaden! Cuma karena Raksasa Buddha itu pandai bicara, kita semua jadi dikibulin.” Ksatria Naga Lampard berkata terus terang.
“Sialan! Tertipu!” Master Puskash menepuk pahanya keras-keras, “Kepala Suku Raksasa Buddha ini akhirnya malah menghina kita! Kita ini penyihir, mestinya tahu jenis sihir mana yang murni, kok hari ini bisa terbius omongannya?”
Master Stefano dan Master Emmar sama-sama mengangkat bahu, menunjukkan ekspresi helpless.
“Gapapa! Aku juga tidak rugi! Lagu perang 'Penyerapan Darah' ciptaanku bisa dipakai kapan saja untuk regenerasi darah! Haha! Aku untung besar!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak. Melihat Raksasa Buddha sudah kembali ke Feilengcui, bicaranya pun semakin tak ada filter. Terserah itu sihir dekaden atau bukan, yang penting tidak seperti Ahli Sihir Kitab Suci yang sampai kehilangan nyali, semuanya boleh saja.
“Hemat saja! Satu-satunya jurus seranganmu 'Jari Bunga' itu butuh kelopak bunga di tangan. Kalau tak ada kelopak, bagaimana? Lagipula kekuatannya cuma setara mantra serangan tunggal tingkat pemandu, pantaskah kau senang sampai segitu?” Master Puskash tak bisa membantah: “Kau ini Santo! Menantuku Richard, tak bisakah kau berpikir lebih visioner sedikit?”
“Kapan aku jadi menantumu?” Liu Zhenhan melototi orang tua itu.
“Hah! Dasar pengkhianat!” Master Puskash tersenyum sinis: “Apa anak dalam perut Joan d'Arc ini lahir dari batu? Kapan ramalanku pernah meleset?”
“Hahaha... Aku malah mau tanya, ramalan bangsat macam apa ini!” Liu Zhenhan tertawa terbahak sebelum tiba-tiba tercekat.
Karena semua orang memandangnya seperti melihat orang gila.
“Masa sih? Joan d'Arc benar-benar hamil?” Wajah Liu Zhenhan memucat seketika.
Semua mengangguk.
“Aku... Aku sama sekali tak melakukan apa-apa!” Liu Zhenhan semakin panik: “Joan d'Arc adalah anak baptisku, mana mungkin aku berinses dengan putri sendiri!”
Sorot mata orang-orang mulai bernuansa mengejek.
“Bangsat! Siapa pelakunya! Ayo mengaku!” Liu Zhenhan mengamuk: “Berani-beraninya menjebak Laozi! Tak ada hukum lagi?!”
“Anak dalam perut Joan d'Arc memang benar milikmu, Richard.” Ning Yu berbicara perlahan seolah tak ingin ada yang terlewat: “Satu. Kata. Demi. Kata.”
Liu Zhenhan memandang sekelilingnya dengan kuat, lalu mencubit pipinya sendiri sambil bergumam, "Apa Laozi sedang tidak bermimpi sekarang?"
Bab 361 Santo Pelindung
Liu Zhenhan tidak bermimpi. Joan d'Arc memang hamil, dan sudah dua bulan.
Saat itu di Oasis Yale, penyihir arwah Fendi yang menyerahkan harta karun "Gelang Tuan Tanah Kematian" berhasil melumpuhkan Liu Zhenhan. Satu tembakan dari busur tujuh bintang meleset, anak panah baja yang terkutuk itu menembus testis kanan Lao Liu, lalu menerobos perut Joan d'Arc tepat di ovarium.
Cairan mani yang menempel pada mata panah saat merobek testis, menjadi biang keladi kehamilan perawan ini.
Untuk menjelaskan peristiwa ini secara sistematis, Kepala suku Andulan menghabiskan waktu setengah jam.
Orang tua memang cenderung cerewet, termasuk Kepala suku Andulan.
Ia berulang kali menceritakan kesucian, kebaikan, dan kemurnian Joan d'Arc dari berbagai sudut untuk membuktikan kemungkinan kehamilan ajaib ini. Intinya cuma satu - "Richard si brengsek kecil, jangan kau berani menyangkal fakta ini!"
Master Puskash hanya berdiam diri sambil menyilangkan tangan dengan senyum tipis.
"Stefano dan Emmanuel, dua Master Sihir, tak henti-hentinya memuji betapa hebatnya Ramalan Master Puskás," memancing sorot mata penuh kekaguman dari sekeliling.
Liu Zhenhan terdiam membeku selama setengah jam penuh, lalu menunduk menghisap cerutu satu demi satu dengan ganas.
Kepala suku Andulan mulai membahas topik melahirkan anak laki-laki atau perempuan. Sang kepala suku dengan tegas menyatakan, karena Jeanne d'Arc berasal dari ras manusia dengan kemampuan reproduksi terbaik, jika anak ini perempuan, Richard harus terus berusaha sampai Jeanne melahirkan anak laki-laki.
Patriarki telanjang dari kepala suku membuat Master Puskás tersipu malu.
"Kepala Suku Andulan! Ada kalimat yang belum kami ucapkan, sekarang saatnya memberitahu Paduka dan Yang Mulia Liu Zhenhan!" Ksatria Naga Giok Garthia yang sudah menahan diri lama, melihat sang kepala suku belum juga berhenti, segera memotong omong kosongnya: "Bayi dalam kandungan Jeanne pasti laki-laki!"
"Oh?" Kepala Suku Andulan menengadah ke Ksatria Suci cantik ini: "Bagaimana kau tahu?"
“Kehamilan Santo Perempuan dalam ajaran Gereja Saint Paul merepresentasikan sebuah mukjizat ilahi! Hanya Dewa Tertinggi yang bisa membuat Santo Perempuan hamil tanpa tindakan menghina! Bayi ini pasti Putra Suci! Pasti bayi laki-laki!” Ksatria Naga Giok Gaxia berkata dengan tegas: “Gereja kami menolak mengakui bayi dalam perut Joan d'Arc sebagai anak kandung Pendeta Divine Comedy Richard Yang Mulia. Sebagai ksatria naga, saya harus bertanggung jawab pada kehormatan dan keyakinan yang saya junjung!”
Masalah ini sudah cukup aneh, tak disangka di tengah jalan muncul lagi penghalang seperti ini. Liu Zhenhan menggigit cerutu, matanya terbelalak.
Selain Master Puskash, wajah orang-orang lain juga dipenuhi ekspresi terkejut yang tak terkatakan.
“Tentu saja. Kami mengakui Yang Mulia Richard sebagai ayah angkat Putra Suci, ini tak bisa disangkal! Yang Mulia berhak menambahkan gelar 'Santo' sebelum namanya, tapi beliau bukan Bapa Suci! Melainkan ayah angkat Putra Suci!” Gaxia menambahkan: “Kami sudah memberitahu gereja beberapa hari lalu, percaya Paus Paulus II akan segera memberi jawaban resmi!”
“Bukan anak Richard? Jancuk!” Kepala suku Andulan meledak marah: “Kalian berdua mengerti ilmu kedokteran? Dalam literatur medis, contoh kehamilan misterius seperti Richard dan Joan d'Arc bisa kutemukan tujuh atau delapan kasus, ini bukan hal baru! Kenapa bukan anak Richard?”
“Kami tidak peduli! Dalam sejarah, tidak ada satu pun kasus kehamilan akibat luka panah yang terjadi pada Santo Perempuan gereja!” Dua ksatria bersikeras seperti memakan tongkat adonan: “Joan d'Arc adalah calon Santo Perempuan gereja, dia hamil dalam keadaan perawan tanpa perbuatan dosa. Dari sudut manapun, ini adalah mukjizat ilahi!”
“Dewata tai B!” Yitiao mencemooh: “Kalian berdua gila? Mau mencari keuntungan ilegal di mana terserah, tapi kenapa berani membuat onar di Feilengcui? Jancuk!”
Kalimat ini langsung membuat suasana tegang seperti pedang terhunus. Kedua kubu saling melotot. Meski menjaga harga diri tidak sampai berkelahi, bau bubuk mesiu yang pekat benar-benar memuncak.
Liu Zhenhan pandangannya kacau, jelas belum pulih. Serangan bertubi-tubi membuatnya tak sempat bernapas.
Vieri mengeluarkan belati, siap kapan saja membuang darah sang bos untuk mencegah kematian akibat kemarahan yang memuncak.
Sebagian besar yang lain diam-diam bergumam tak henti.
Tentang agama utama Benua Aigean, Saint Paul, orang-orang di tempat ini cukup memahami. Aliran ini menganut monoteisme ketat, bertentangan dengan kepercayaan animisme Benua Aigean yang memiliki banyak dewa. Memiliki basis massa luas di dunia manusia, juga pernah melancarkan beberapa perang melawan kaum bidah seperti pembersihan biarawan asketik dan pengusiran pengikut Dewi Salju.
"Konon gereja Saint Paul awalnya adalah agama kecil, namun Dewa Tertinggi Paulus membuat seorang perawan manusia yang taat beragama hamil tanpa pernikahan, melahirkan Santo Saul di kandang kuda pada musim dingin. Di bawah bimbingan Santo Saul, Gereja Saint Paul akhirnya menjadi agama terbesar di Aiqin. Karena itu hari kelahiran Santo Saul juga menjadi hari raya terbesar manusia - Hari Yosterei."
"Joan d'Arc berstatus sebagai calon Santa Perempuan gereja Saint Paul, dan memang sedang hamil tanpa melakukan dosa asal. Menurut aturan gereja, bayi dalam kandungannya benar-benar bisa dianggap sebagai Santo."
Setelah memahami hubungan ini, semua orang justru merasa semakin bingung - "Ini hubungan apa lagi ini?!"
"Dua Ksatria Naga, apakah maksud kalian... Pendeta Divine Comedy Richard Yang Mulia dari Kerajaan Bimeng akan menjadi ayah angkat Santo gereja Saint Paul? Tapi Yang Mulia Richard adalah seorang Shaman Bimon! Bisakah gereja kalian mengakui hal ini?" Bahkan Imam Utama Angsa Murinio tak kuasa menahan diri untuk tidak menyela karena merasa tidak masuk akal.
"Gereja hanya mengakui status Santa Perempuan. Mengenai ayah angkat Santo, kami tidak mempermasalahkan siapa pun itu." Ksatria Naga Giok Garthia langsung memotong pembicaraan: "Bahkan jika seorang ogre menjadi ayah angkat Santo pun tidak masalah. Kuasa Dewa Tertinggi ada di mana-mana!"
"Dasar fanatik agama." Kepala suku Andulan bergerutu.
"Tapi Liu Zhenhan adalah juru bicara Dewa Perang Campas di dunia manusia! Tiba-tiba menjadi ayah angkat Putra Suci Gereja Saint Paul kalian? Identitas keagamaan ini terlalu kacau!" Murinio mengerutkan alisnya dan memukul dahinya.
"Sebagai ayah angkat Putra Suci, Paduka Liu Zhenhan boleh menambahkan gelar 'Santo' sebelum nama, kehormatan besar yang hanya diberikan kepada negara manusia pengikut gereja! Setiap umat wajib menyebut gelar ayah angkat Putra Suci sebagai 'Sang Pelindung'. Lambang keluarga Santo Liu Zhenhan Sang Pelindung boleh ditambahkan hiasan 'Lili Betlehem' sebagai simbol ayah angkat Putra Suci! Saat berjalan di dunia manusia, orang-orang akan berebut memberi hormat!" Ksatria Naga Lampard mengangguk sopan kepada Imam Utama Angsa dan Liu Zhenhan: "Tapi perlu saya tegaskan, gereja lebih mementingkan Santa Maria daripada ayah angkat Putra Suci. Gereja akan membangun Katedral Santa Maria, jadi gelar Santo Liu Zhenhan hanya kehormatan, tidak bertentangan dengan status Shaman Divine Comedy."
"Kami sudah bertanya kepada Santa Joan d'Arc. Ia masih setia menyembah Dewa Tertinggi, dan meyakini kehamilan ini berasal dari mukjizat ilahi! Kami akui kelahiran Putra Suci terkait erat dengan Paduka Liu Zhenhan. Jadi, terlepas dari persetujuan Paduka sebagai ayah angkat, gereja akan menganugerahkan gelar Santo Liu Zhenhan Sang Pelindung!" Garthia berkata dengan nada kaku.
“Hebat! Setengah rakyat Kekaisaran Chongbei masih memuja Dewi Salju, jadi nama negara kami belum mendapat embel-embel 'Santo'! Tapi Li Cha malah langsung naik ke langit!” Master Emmar terkekeh.
“Apa hubungannya? Kok bisa nyambung ke Dewa Utama manusia? Oh, jadi berebut memakai topi hijau ya!” Yitiao tersenyum sinis.
“Apa kau katakan?” Dua Ksatria Naga itu serentak melototi Yitiao, sorot mata mereka berkobar-kobar.
“Jancuk!” Ekspresi Yitiao penuh kelancangan. Saat hendak melontarkan ejekan lagi kepada dua Ksatria Naga Gereja itu, Master Puskash memotongnya.
“Diam semua!”
Master Santo Ajaib membetulkan debu di jubahnya, menerawang sekeliling seperti serigala: “Hadirin! Kami para penyihir adalah ateis sejati. Sebagai ayah, aku hanya ingin tahu satu hal! Tolong jangan menyela pertanyaanku!”
Suasana hening bagai kuburan.
“Li Cha, bagaimana rencanamu menghadapi kehamilan Joan d'Arc? Jangan-jangan kau mau cuci tangan?” Sorot mata sang Master menancap ke Liu Zhenhan yang sedang asyik menghisap cerutu.
Mata Master menyipit seperti celah. Pandangan itu mengingatkan pada malam kelam pembunuhan, saat pisau tajam pencuri menyusup masuk ke gembok pintu.
“Richard, jangan diam saja. Aku pasti akan menghormati keputusanmu.” Ucapan Master Puskash terdengar masuk akal, tapi ekspresinya saat ini tak berbeda dengan gerombolan perampok bermuka sangar.
Kedua Ksatria Naga Gereja itu diam-diam meletakkan tangan di gagang pedang.
“Lalu harus bagaimana?” Liu Zhenhan melemparkan puntung rokok dan menginjaknya hingga remukan: “Joan d'Arc sudah mengandung anakku, kemana lagi dia mau pergi?”
Master Puskash terdiam lama, lalu tertawa terbahak sambil menepuk bahu Lao Liu: “Menantu yang baik! Benar-benar bisa mengambil dan melepaskan! Aku sempat khawatir kau terhambat status sebagai ayah baptis, tak bisa menurunkan gengsi! Bagus! Bagus! Bagus!”
“Ini bukan soal kebaikan.” Liu Zhenhan memijit pelipisnya dengan senyum getir: “Ini disebut tanggung jawab atas perbuatan sendiri.”
“Jangan kira orang tua sepertiku tak tahu. Sebenarnya kau sudah berbunga-bunga dalam hati. Putriku secantik itu, menikahimu bagai bunga indah tertancap di kotoran Berbual.” Master Puskash mendengus sinis.
Wajah Lao Liu memerah, berdebat mati-matian bahwa ini demi sang anak, bukan karena kecantikan Joan d'Arc.
“Sang Putra Suci hanyalah anak angkatmu!” Ksatria Naga Giok Garthia buru-buru menyela, menekankan kata "anak angkat": “Terpujilah Santo Pelindungmu Richard, keputusanmu akan mendatangkan kehormatan tak terhingga.”
"Bagaimana jika saya tidak mengakui gelar ini?" Liu Zhenhan heran melihat ksatria naga itu: "Anak ini milikku, bukan milik Dewa Tertinggi gereja kalian! Penjelasan Kepala suku Andulan sudah sangat jelas!"
"Paduka Liu Zhenhan, jangan biarkan perang suci meletus karena Anda! Bagi Bimon maupun manusia, ini akan menjadi bencana!" Suara Garthia langsung berubah dingin.
"Mengancamku?" Liu Zhenhan mengangkat kepala sambil tersenyum sinis: "Garthia. Bukan hari pertama kamu berkeliaran di Aiqin, masih pikir trik tukang tawar-menawar yang ulung ini bisa berhasil padaku?"
"Richard. Aku selalu menghormatimu, tapi masalah ini benar-benar tidak bisa ditawar. Joan d'Arc adalah calon Santo Perempuan, apalagi hamil tanpa pernikahan!" Lampard berusaha menengahi dengan wajah cemas: "Ini cuma gelar kehormatan, mengapa harus diperbesar?"
"Memperbesar masalah pun kenapa?" Yitiao di samping tersenyum sinis berkali-kali.
"Bangau Timur Jauh yang terhormat, saya tahu kekuatan tempur Anda luar biasa, tapi itu bukan alasan untuk kami ksatria naga mundur!" Ksatria Naga Giok itu berkata marah: "Jika Anda memprovokasi, kami ksatria naga siap bertempur!"
"Hah~ Setelah sekian lama tak bertemu, jadi sok Berbual B semua ya? Ayo kita uji!" Yitiao mengerlingkan mata: "Dewa Perang memberiku kesombongan dan keangkuhan, tapi jangan anggap ini kelemahan!"
Dua ksatria naga mengeluarkan pedang mereka dengan gerakan "swish", aura Dou Qi yang berkilauan langsung memancar. Yitiao juga menarik pedang panjangnya. Beberapa anak panah dingin di belakang langsung membidik kepala mulia kedua ksatria naga.
"Berhenti!" Liu Zhenhan melemparkan sehelai daun semanggi empat daun dari jarinya dengan suara "ding", melintas di antara Yitiao dan dua ksatria naga.
"Beritahu aku dulu, untuk apa Putra Suci ini?" Liu Zhenhan menatap kedua ksatria naga: "Apakah dia sama sepertiku, sebagai juru bicara kekuasaan gereja? Atau calon Paus berikutnya?"
"Tebakanmu tepat!" Ksatria Naga Emas mengangguk: "Putra Suci memang juru bicara Dewa Tertinggi! Tapi kami tidak bisa menjamin dia akan menjadi Paus berikutnya! Paus berikutnya harus dipilih dari para kardinal, bahkan Putra Suci pun tidak bisa langsung naik tahta! Paduka Liu Zhenhan juga juru bicara ilahi, tapi bukankah Anda bukan Imam Agung Jubah Merah Kuil Bimon?"
"Jancuk! Ternyata cuma jabatan kosong." Liu Zhenhan bertanya kesal: "Lalu hak asuh? Apakah anakku langsung jadi milik gereja begitu lahir?"
"Anda sebagai orang tua angkat Putra Suci, tentu berhak membesarkannya!" Lampard tersenyum: "Saat lahir, Putra Suci akan dibaptis oleh Paus. Anda akan membesarkannya hingga usia tiga puluh tahun, setelah itu Putra Suci akan menyebarkan Injil Dewata atas nama gereja."
“Gereja juga akan membangun Katedral Bunda Maria di tempat kelahiran Putra Suci, mengirim Ksatria Penjaga untuk menjamin keamanan Putra Suci dan Bunda Maria! Selain ayah angkat dan Bunda Maria, tidak ada yang berani mengambil tanggung jawab membimbing Putra Suci.” Ksatria Naga Giok Gaxia menyambung bicara: “Anda seharusnya memahami 《Catatan Misa》 gereja kami, Putra Suci pertama Saul juga membantu ayah angkatnya Santo Joseph memotong bulu domba selama tiga puluh tahun.”
“Ksatria Penjaga? Apakah itu ksatria naga?” Liu Zhenhan berseri-seri: “Apakah maksudmu, gereja tidak hanya tidak merebut anakku, tapi juga harus membangun Katedral Bunda Maria di Feilengcui? Saat anakku berusia 30 tahun nanti, baru pergi ke negara manusia untuk menikmati kehidupan mewah dan berbuat semaunya?”
“Bukan menikmati kemewahan, tapi menyebarkan ajaran! Selain itu, pasti ada satu ksatria naga di Ksatria Penjaga. Ordo Ksatria Suci Bintang Lili dengan slogan 'penyembuhan, kesucian, kemiskinan' yang sebelumnya dibubarkan akan dibentuk kembali sebagai pasukan pengawal Putra Suci dan Bunda Maria. Tentunya Katedral Bunda Maria akan dibangun di Feilengcui dengan dana dari Gereja Saint Paul kami.” Kedua ksatria naga mengangguk serempak.
“Gereja kalian pasti sudah gila! Mengeluarkan uang dan sumber daya manusia!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak hingga mulutnya miring.
“Richard, jangan naif! Sudah lebih dari seribu tahun manusia tidak memiliki Santo. Sekarang tiba-tiba muncul mukjizat ilahi, mana perlu gereja mengeluarkan uang? Sumbangan dari berbagai negara sudah cukup! Jika tebakanku benar, mereka bahkan akan berkata dalam propaganda: Santo telah tiba di tanah barbar untuk membawa Injil Dewata ke setiap Bangsa Manusia Berbulu!” Master Murinio dengan mata elangnya langsung menyingkap rahasia.
“Tergantung siapa yang membina siapa. Anakku akan kuajar sendiri, bukan orang lain.” Ekspresi Liu Zhenhan penuh kelakuan preman.
Dapat ksatria naga dan pasukan kesatria berkuda gratis, plus tidak perlu berebut anak – kalau Liu Zhenhan menolak, benar-benar gila lah dia.
Karena dalangnya mau menghadapi semua ini dengan jujur, urusan selanjutnya jadi lebih mudah. Tinggal menunggu segalanya di Kota Gallimard beres, orang-orang di sini bisa minum anggur pernikahan.
Serangkaian kejadian aneh hari ini membuat Kepala suku Andulan tertegun. Richard sudah jadi Putri Duyung Asing, Elf Asing, sekarang malah Raksasa Asing – menggabungkan kemampuan ras tiga bangsa sekaligus! Belum lagi jadi pelindung asing. Ya Tuhan...
Master Emmar tertawa: "Meskipun Richard memiliki berkat Amphitrite Dewi Laut, mantra 'Menangkap Angin dan Menangkap Bayangan' dari Ratu Laba-laba Muse, serta 'pencerahan spiritual' dari Raksasa Buddha, tapi sebagai anggota luar bangsa naga, mengapa dia tidak mendapat berkat Dewa Naga Hesperus? Sebagai orang luar suku Moshao, mengapa tidak punya kemampuan ras 'mengambil mutiara dari naga'? Sebagai santo pelindung luar, juga tidak menguasai mazmur suci setingkat Paus manusia. Ini membuktikan tidak ada yang mutlak di dunia."
Naga Pelangi Ibu berpendapat, sebagai anggota luar bangsa naga, alasan Richard tidak disukai Dewa Naga pasti karena terlalu banyak membunuh naga!
Berdasarkan legenda cinta antara naga peri dan orang banteng sebelumnya, akhirnya si orang banteng menggunakan "Teknik Terbang Naga Bawaan", menggendong anak-anaknya untuk mengejar naga peri yang dibawa lari Dewa Naga. Tapi Richard jelas tidak seberuntung itu.
Setidaknya sampai sekarang, naga yang mati di tangannya sudah ada satu Black Dragon Neraka, satu Naga Sihir Tanah gurun. Belum lagi naga-naga yang pernah dikalahkannya. Dewa Naga Hesperus sudah sangat baik tidak memberinya kutukan.
Liu Zhenhan tentu saja tidak mengakui. Menurutnya, hubungannya dengan Dewa Naga sangat baik. Kekuatan Naga di tubuhnya adalah bukti terbaik.
Dua ksatria naga juga segera membantah pernyataan Master Emmar, menegaskan bahwa Santo Pelindung Richard hanya perlu menerima berkat air suci dan penobatan melalui sentuhan kepala dari Yang Mulia Paus Paulus Martini. Paus dan dua belas kardinal akan bersama-sama memberkati dengan sihir tertinggi "Kemarahan Tata Tertib" kepada Santo Pelindung. Saat itu, Santo Pelindung dapat memanggil "Pemusnah Ruang" dengan nyawanya untuk menggentarkan setiap penjahat yang berani melanggar otoritas.
Penjelasan ini membuat beberapa master tertawa terbahak-bahak. Ternyata ini hanyalah sihir nyawa yang sama sekali tidak berguna.
Dengan mantra andalan imam Bemon "Kilat Berantai Nebula", sihir nyawa raksasa Buddha "Api Nirwana Murka Langit", dan berkah Dewata Penjaga Malam "Kutukan Hancurnya Hati Dewa Jatuh" - yang sebenarnya adalah mantra tingkat Mentor "Ledakan Belenggu Pikiran" dalam sihir gelap, kebutuhan Liu Zhenhan akan "Kemarahan Tata Tertib" tambahan untuk menggentarkan penjahat sudah tidak relevan lagi.
Sekarang sudah sedikit yang berani melawan Richard. Namun siapapun yang berani menghadapinya, tentu tidak akan gentar terhadap empat mantra kehidupan besar ini. Untuk mengatasi bom kehidupan semacam ini, ada banyak cara dalam ilmu sihir yang bisa digunakan.
Mengenai kemampuan ras anggota asing Moshao, Ning Yu juga punya penjelasannya sendiri - pria suku Moshao baru bisa mendapatkan kemampuan ras "mengambil mutiara dari naga" setelah memiliki keturunan, sedangkan wanita memilikinya sejak lahir. Ilusi harus dipelajari dulu. Wajar saja Richard tidak bisa apa-apa.
Yang lain kembali iri, mengira si bajingan tua akan segera mendapatkan kemampuan ras lain. Mereka tidak tahu bahwa suku Moshao terkenal dengan "kerang tua mengandung mutiara", sama sekali tidak ada perempuan yang bisa hamil sebelum usia 40 tahun.
Liu Zhenhan diam-diam tertawa dalam hati. Sebenarnya dirinya bahkan status Bimon saja palsu, dari ujung rambut sampai kaki tidak ada satuan identitas yang asli.
Adapun kemampuan pemberian dewa itu semua cuma omong kosong belaka.
Gelar Penjaga Malam adalah hasil menjual diri! Asal bisa melewati ritual kemerosotan, bahkan goblin pun bisa dapat kemampuan pemberian Ratu Laba-laba Muse ini!
Kekuatan Naga kan dapat dari "Kutukan Pengorbanan Darah", ada hubungan apa dengan Dewa Naga Hesperus? Sang naga kecil itu pun bukan asli Benua Aigean, sama seperti dirinya cuma sekutu bayaran!
Status Raksasa Buddha asing malah lebih konyol. Dirinya kehilangan seluruh Kekuatan Naga dan tenaga magis level santo karena pandangan mata Jiskeibi! Kalau Master Puskash yang menghadapi, hasilnya pasti sama!
Mengenai gelar Raksasa Weda dan Raja Bunga itu, Liu Zhenhan hanya ingin mengucapkan dua kata—sialan! Dirinya benar-benar ketiban sial, seorang pahlawan berhati baja malah dapat kemampuan sihir konyol seperti orang gila bunga!
Bidang Perlindungan dual cultivation pemberian Dewi Laut Amphitrite, dulu saat memperkosa Ai Wei'er tidak terasa apa-apa, mengira dewa laut buta. Tapi setelah memotong salah satu lengannya sendiri, baru sadar dirinya yang buta—Dewa Laut memang bijaksana! Barrier ini hanya diberikan kepada pasangan putri duyung yang paling saling mencintai!
Gelar Pelindung Suci adalah yang paling ngibul, tingkat kemustahilannya nomor satu sedunia. Soal Paus dan 12 Kardinal bersama-sama memberikan "Kemarahan Tata Tertib" padanya, Liu Zhenhan tidak merasa ini ada hubungannya dengan Dewa Tertinggi Paul.
Setelah dihitung-hitung, tetap Boss Kampas yang paling baik padanya. Tanpa alasan memberi kemampuan "Penyanyi Jiwa Bawaan" plus kemampuan "kidung perang berbahasa Tionghoa dengan Evolusi Alami", baru-baru ini tambah hadiah lingkaran cahaya juru bicara kekuasaan gereja—tanpa syarat atau batasan apapun!
Hati Liu Zhenhan berbunga-bunga, hari ini dapat gratis satu Ordo Ksatria Suci manusia—Ya Tuhan, sialan!
Bab 362: Mimpi Masuk Ke Mekanisme Dewa
Delapan malam kemudian, empat pasukan Bimon benar-benar menyelesaikan pengepungan total empat kota.
Pos komando sementara telah selesai dibangun. Kota Gallimard membentang dari timur ke selatan, barat ke utara membentuk jaring raksasa dari pedang dan tombak, dengan orang-orang Mouran yang gemetar ketakutan di tengahnya.
Perlawanan terorganisir telah sepenuhnya dibersihkan. Dengan dukungan tembakan udara yang kuat, tak satu pun orang Mouran yang bisa mencoba menyerang kelompok kecil Prajurit Behemoth tanpa terdeteksi.
Manusia gurun hanya ahli melempar lembing tapi tidak mahir memanah, membuat mereka bahkan tak bisa melakukan perlawanan efektif. Sebenarnya sekalipun orang Mouran punya cukup pemanah, tetap tak berguna. Chimera berkepala dua memang berkulit tebal dan berotot kuat, apalagi setelah memakai baju zirah amber kerikil - panah biasa sama sekali tak bisa mengancam binatang terbang jahat ini.
Dua ribu lebih Prajurit Kijang Feilengcui menunjukkan gelar "Prajurit Berbual Terhebat Behemoth" dengan sempurna. Dengan aura stamina bawaan mereka, mereka tak kenal lelah dan masih bertempur tanpa henti setelah gelap. Pintu bukan halangan - para prajurit Behemoth perkasa ini biasa menghancurkan tembok dengan pilar totem logam berat mereka, lalu menerjang seperti tsunami yang menyapu semua isi ruangan.
Prajurit orang banteng suku Berbual adalah salah satu dari dua pasukan inti Behemoth. Tapi prajurit berkepala sapi ini punya kelemahan mencolok - rabun senja.
Pada malam hari, penglihatan para Prajurit Berbual akan menjadi kabur, ditambah karakter impulsif mereka, sangat membatasi kekuatan tempur mereka. Namun Prajurit Cincin Emas berbeda, para pahlawan Berbual yang sejak kecil hidup di dunia bawah tanah yang gelap ini paling ahli dalam bertarung di area gelap gulita dengan mengandalkan penciuman dan pendengaran tajam. Dibandingkan mereka, pasukan prajurit Bimon manapun jelas kalah. Stamina super dan teknik bertarung dalam gelap yang luar biasa membuat para Prajurit Kijang seperti pisau pengupas buah, menguliti lapis demi lapis villa termewah Kota Gallimard, balai lelang termegah, dan toko-toko terbesar, mengekspos isi yang segar di dalamnya.
Liu Zhenhan tidak kembali ke Feilengcui untuk beristirahat, dia dan semua prajurit Bimon lainnya berada dalam kondisi emosi yang sangat gila.
Provinsi Mulan ini benar-benar kaya raya!
Istana Khalifah saja sudah membuat para prajurit Istana Musim Panas sibuk memindahkan barang sepanjang malam. Dengan kemampuan transit luar biasa dari cincin tujuh lapis emas, ibu kota megah ini sekarang bahkan jika tikus masuk pun hanya bisa merangkak keluar gerbang sambil menahan air mata. Karena perayaan Hari Raya Guci, kota ini juga dipenuhi pedagang asing yang membawa harta dan barang berharga dari jauh, dan sekarang semua kekayaan itu telah menjadi milik para prajurit Bimon!
Bisa dibilang dengan jujur, meskipun populasi kota ini hanya mencapai sedikit lebih dari seperenam total populasi Bimon, namun dari segi kekayaan, tak kalah bahkan melebihi Kerajaan Bimeng!
Dengan pasukan besar Prajurit Behemoth yang berjaga, ditambah bantuan Kepala Suku Andulan dan Ning Yu yang ahli dalam mengatur urusan dalam negeri, Lao Liu malah santai jadi bos yang lepas tangan. Ia berkeliling dengan pasukan pengawalnya untuk mencari keuntungan, menyasar keluarga kaya raya atau tempat lelang besar seperti "Mahkota Mutiara" untuk menyapu bersih semua barang yang menarik di matanya.
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari dua malam tanpa istirahat. Pada malam ketiga, Liu Zhenhan tidak tahan lagi dan langsung tertidur, bahkan lupa sama sekali pada "Mata Mimpi Erotis" yang diberikan Ahli Sihir Kitab Suci padanya.
Setelah terlelap, Liu Zhenhan yang masih setengah sadar merasa dirinya terbaring di ranjang harum. Seketika ia tersadar dan panik memandang sekeliling.
Ini adalah kamar kecil yang nyaman. Langit-langit kayu terlihat di atas. Sekelilingnya ada meja kursi sederhana dan perabotan minimalis yang memancarkan aroma kayu segar. Sebuah vas bunga berisi rangkaian bunga-bunga liar putih tergeletak di ambang jendela, disinari mentari hangat.
Liu Zhenhan menyadari tubuhnya diselimuti selimut wol yang nyaman. Tinju mithril dan semua barang bawaannya masih lengkap, hanya saja seluruh tubuhnya lemas seperti habis mabuk berat.
"Yang paling menjijikkan adalah, kekuatan elemen yang membeku dan kekuatan fisik yang dahsyat telah menghilang tanpa jejak."
Penemuan ini menyebabkan hatinya berdebar-debar.
Seorang gadis cantik bagaikan mimpi duduk di tepi tempat tidur, menatap Liu Zhenhan yang membelalakkan matanya dengan senyuman, ekspresinya natural seperti istri penuh kasih yang memandang suami tercinta.
Liu Zhenhan mengamatinya dari ujung kepala hingga kaki dengan pandangan tajam.
Gadis itu tanpa sedikit pun kepura-puraan, duduk tenang di tepi ranjang sambil menjahit sol sepatu tusuk demi tusuk, sesekali menggesekkan jarum di rambut panjangnya.
Wajah gadis ini berbentuk oval dengan mata jernih dan gigi mutiara. Rambut birunya seperti air terjun teranyam menjadi puluhan kepang kecil yang berkilau samar seperti batu safir di bahunya.
"Jancuk! Mimpi buruk," batin Liu Zhenhan.
"Aku bukan mimpi buruk. Namaku Sylph, Pengembara Mimpi dari Dunia Mimpi." Gadis itu mengangkat kepala dengan senyuman. Suaranya lembut bagai air, menggunakan empat bahasa berbeda: bahasa Han, bahasa kuno Elf, Bahasa Bimon, dan Bahasa Umum daratan.
Liu Zhenhan tak peduli siapa pun dia, meski hatinya sedikit bergetar.
“Aku adalah perwakilanmu di dunia mimpi, mau kau akui atau tidak, aku tetap begitu.” Sylph yang sedang berbicara tak sengaja melukai ujung jarinya sendiri, darah mengalir bulat seperti mutiara. Ia menyedot jari yang terluka ke dalam bibir kecilnya sambil berkata pada Liu Zhenhan.
Dia... bagaimana bisa tahu isi hatiku? Liu Zhenhan terkejut bukan main.
“Karena aku punya ‘Ilmu Membaca Pikiran’, asalkan aku mau, aku bisa merasakan apa yang kau pikirkan.” Sylph menunduk menjahit sol sepatu sambal melanjutkan, “Jangan khawatir, di sini tak ada seorang pun yang akan menyakitimu. Hanya saja dunia mimpi ini agak berbeda dengan duniamu sebelumnya, jadi tubuhmu akan mengalami masa penyesuaian sebentar, perlahan-lahan akan membaik.”
“Ilmu Membaca Pikiran? Kemampuan yang hebat.” Liu Zhenhan terdiam lama sebelum akhirnya berkata: “Namaku José Mourinho, salam kenal!”
Sylph menutupi mulutnya dengan sol sepatu sambil tertawa.
Liu Zhenhan memerah wajahnya karena malu.
“Liu Zhenhan, kau benar-benar licik!” Sylph menggoda tak henti sambil mencolek kepala Lao Liu.
“Sialan!” Keringat dingin mengucur di punggung Lao Liu, ini saja diketahui! Bangsat!
“Sejak kau masih di garis depan Nanjiang, hingga tiba di Benua Aigean ini, aku telah menemanimu selama dua puluh tahun!” Sylph tersenyum berkata: “Aku terlahir untuk menyertaimu. Kita berdua sejak awal adalah satu kesatuan utuh, ditakdirkan lahir di tahun, bulan, dan hari yang sama, juga ditakdirkan mati di waktu yang sama.”
"Oh? Ada hal seperti ini? Aku juga pernah bermimpi sebelumnya, mengapa sebelumnya tidak kau beri tahu aku?" Liu Zhenhan tiba-tiba duduk tegak, matanya menatap tajam ke arah Sylph.
"Karena kau bisa menembus belenggu ruang dan datang ke sini, jadi tak perlu lagi aku menyembunyikanmu!" Sylph mengangkat bahu mungilnya: "Sejujurnya, peran 'pemburu mimpi' dalam mempengaruhi mimpi agen sangat tergantung pada kekuatan kemauan target. Untuk orang sepertimu, jika ingin membuatmu bermimpi tetap butuh usaha ekstra. Apalagi sekarang, kau malah bisa menembus penghalang dan datang ke sini dalam keadaan sadar, bagaimana mungkin aku menyembunyikan sesuatu?"
Ekspresi Liu Zhenhan terlihat setengah percaya. Sylph menjelaskan secara singkat tentang Dreamscape - di Benua Aigean, semua makhluk berakal yang bisa bermimpi akan datang ke tempat ini dalam tidur mereka.
"Dreamscape adalah dunia yang benar-benar nyata, luasnya melampaui imajinasimu." Sylph menekankan.
"Dulu saat aku bermimpi, pernah juga bertemu orang yang dikenal dan monster tak terhitung. Ini bagaimana penjelasannya?" Liu Zhenhan sama sekali tidak percaya.
"Menciptakan dunia ilusi Tai Xu adalah kemampuan lain kami para pengejar mimpi. Di dunia mimpi, kami dapat berubah menjadi semua pemandangan yang bisa dibayangkan dalam pikiranmu. Tapi pembuatan ilusi juga tergantung pada apa yang paling sering kau pikirkan setiap hari, barulah bisa efektif. Inilah asal usul pepatah 'Siang hari memikirkan, malam hari bermimpi'! Merajut sebuah mimpi bagi kami pengejar mimpi sebenarnya juga pekerjaan yang melelahkan otak." Silf meletakkan pekerjaannya: "Selama makhluk berakal bisa bermimpi, sejak lahir akan muncul perwakilan dunia mimpi yang sesuai. Bisa pengejar mimpi, atau makhluk berakal lain di dunia mimpi."
"Tunggu, kau bilang kita berdua ditakdirkan lahir di tahun, bulan, dan hari yang sama, juga mati di waktu yang sama. Bagaimana ini bisa terjadi?" Liu Zhenhan terlihat bingung.
"Aku adalah perwakilan duniamu di dunia mimpi. Jika kau mati, aku juga mati! Atau jika aku mati, kau juga mati! Sesederhana itu." Silf tersenyum.
"Kalian juga punya nyawa?"
"Omong kosong! Tentu punya nyawa! Sudah kukatakan, dunia mimpi adalah dunia yang nyata ada! Kami manusia, juga mengalami kelahiran, tua, sakit, dan kematian!" Silf mencibirkan bibirnya, tampak agak kesal.
"Berarti kau dan aku adalah makhluk resonansi nyawa?" Liu Zhenhan meniup peluit: "Asyik!"
"Benar begitu." Silf tertawa gemulai: "Sama seperti hubunganmu dengan Guo Guo dan Ai Wei'er, termasuk dua perwakilan mimpi yang mengurus mereka berdua, kita enam ini seperti belalang terikat seutas tali."
“Kalau dulu aku di medan perang Nanjiang terkena peluru sampai jadi sarang lebah, kenapa kamu tidak mati?” Liu Zhenhan memutar matanya.
“Probabilitas perjalanan lintas ruang-waktu sangat kecil, tapi kebetulan kamu kena Pong, jadi aku juga ikut menyeberang, tiba di dunia mimpi yang sama sekali asing. Sekadar informasi, dunia mimpi lamaku bernama Shenji Dreamland, sedangkan di sini disebut Marilyn Dreamland. Ternyata dunia mimpi tidak hanya satu, tapi sesuai dengan berbagai dunia yang independen.” Xierfu tertawa: “Orang sini menyebut diri ‘Marilyn Dream Chaser’, tapi aku lebih suka menyebut diri ‘Shenji Dream Chaser’!”
“Memasuki Dewata Shenji?” Liu Zhenhan pusing, benar-benar pusing.
“Harusnya Marilyn yang masuk!” Xierfu tertawa: “Liu Zhenhan, tugasku hanya mengelola mimpimu. Jangan anggap aku dewa, juga jangan lihat aku sebagai hantu. Ini cuma kemampuan spesialku! Sama seperti kemampuan spesialmu! Kalau aku senang, akan kubicarakan agar kamu lebih banyak mimpi indah. Kalau tak mood, aku malas mengurusmu!”
“Panggil aku Richard!” Liu Zhenhan menggerutu: “Akhirnya aku paham. Dulu saat tidur, kalau bermimpi berarti kamu sedang baik hati? Kalau tidak bermimpi, artinya kamu sedang bad mood? Mimpi buruk itu tandanya kamu marah dan melampiaskannya padaku! Begitu maksudnya?”
"Begitulah maksudnya, berbicara dengan orang pintar memang langsung ke pokok persoalan." Sylph mengangguk: "Kamu paham, di dunia mimpi, aku juga tetap harus makan, bersosialisasi, belajar dan bekerja! Mengatur mimpimu itu sama seperti kamu main mahjong sehari-hari, cuma hiburan iseng di waktu senggang!"
"Dewata Perang di atas! Aku pasti sedang bermimpi!" Liu Zhenhan merintih sambil terjatuh ke tempat tidur: "Ternyata orang lain memperlakukan mimpiku sebagai permainan!"
"Memang sejak tadi kamu sedang bermimpi." Sylph tertawa riang.
"Sial!" Liu Zhenhan mengayunkan tinjunya dengan kesal: "Kenapa aku belum bangun dari mimpi buruk ini!"
"Jangan buru-buru, jarang orang dari dunia luar yang tetap sadar di dunia mimpi." Sylph menatap Liu Zhenhan dengan penuh perasaan: "Karena kamu sudah berkesempatan datang, lebih baik pelajari lebih banyak. Tak kusangka, kita bisa berkomunikasi langsung seperti ini. Dulu saat kamu masih bingung dalam mimpi, aku ingin berinteraksi pun tak bisa."
"Hehe, meski berkomunikasi juga percuma, paling-paling aku anggap ini cuma mimpi." Liu Zhenhan menyorotkan mata ke sepatu bot Sylph yang bergaya Bohemia penumbai rumbai, indah dan rumit.
"Jancuk, lihat apa itu!" Sylph memerah wajahnya, melipat kaki rampingnya.
"Lalu bagaimana kalian hidup di dunia mimpi? Ada negara di sini?" Liu Zhenhan menyangga badannya bertanya: "Makan apa? Masakan daging babi juga?"
"Dunia mimpi tidak jauh berbeda dengan duniamu. Kehidupanmu dan aku pada dasarnya sama, aku juga harus makan, harus bekerja! Tanah di sini sangat subur, menghidupi diri sendiri sebenarnya tidak terlalu sulit." Sylph mengeluarkan sepiring buah dari lemari, menyerahkan satu ke Liu Zhenhan: "Coba rasakan buah spearmint hasil tanamanku."
Buah-buah ini berbentuk seperti labu, tebal di kedua ujung dan ramping di tengah. Kulit buahnya berwarna ungu kecokelatan, memancarkan aroma segar spearmint. Liu Zhenhan mengulurkan tangannya dengan hati-hati, tapi menggenggam udara. Tangannya seperti bayangan, langsung menembus buah-buah ini.
"Aku lupa, ternyata kamu hanya entitas roh." Sylph tersenyum minta maaf.
"Bukan manusia bukan hantu!" Liu Zhenhan memandangi tangannya sendiri, kesal.
"Aku sama sepertimu, juga perlu tidur. Tapi perbedaan waktu kita harusnya berlawanan." Sylph menunjuk sinar matahari di luar jendela sambil tertawa: "Dunia mimpi juga punya negara. Aku tahu yang ingin kau tanyakan, di sini juga ada perang! Perang ada di mana-mana."
"Kalau Pemimpi dan Agen adalah resonansi nyawa, bukankah kedepannya jika aku ingin membunuh musuh, cukup bunuh Agen dunianya di sini?" Mata Liu Zhenhan berputar-putar licik.
"Tidak sesederhana yang kamu bayangkan, di sini kamu hanya bisa melihat, tidak bisa menyakiti siapa pun!" Sylph menggelengkan kepala: "Sebenarnya begini. Sama seperti kemampuan rasmu, tidak semua penghuni Dunia Mimpi punya bakat dan kemampuan mengelola mimpi. Secara umum, pria di Dunia Mimpi yang memiliki kemampuan ini sangat langka, 99% Pengejar Mimpi adalah wanita dari Dunia Mimpi. Tentu saja, Agen Dunia Mimpi tidak hanya manusia, ada juga makhluk Dunia Mimpi lain yang menjabat, tapi secara proporsi sama - sebagian besar betina, sangat jarang yang jantan."
Agak mirip "mengambil mutiara dari naga", semuanya wanita yang berkuasa. Liu Zhenhan berpikir dalam hati.
"Sudah kukatakan, besarnya dunia ini tak bisa kamu bayangkan. Jumlah makhluk di sini melebihi Benua Aigean tempatmu tinggal hingga puluhan ribu kali lipat. Artinya, dari setiap 10.000 penghuni Dunia Mimpi, baru lahir satu Agen!" Sylph dengan anggun mendengus sambil merapikan ujung kepangnya.
"Peluangnya, ya ampun... Lebih sulit daripada kelahiran Imam Bemon kami." Liu Zhenhan terkekeh.
"Dan, setiap Pengelola Mimpi mendapatkan target pengelolaan mimpi yang dialokasikan secara acak. Aku yang mengelola mimpimu, meskipun kebetulan - misalnya tetanggaku juga seorang Pengelola Mimpi - tapi mungkin targetnya adalah orang lain di Benua Pantai Emas, berjarak ribuan li darimu." Sylph terdiam sejenak, lalu berkata perlahan: "Tentu saja, tidak ada Pengelola Mimpi yang sembarangan membocorkan identitasnya, apalagi mengungkap target pengelolaannya! Ingat, Agen dan Pengelola Mimpi adalah resonansi hidup. Jika Pengelola Mimpi membocorkan targetnya, kebetulan ada orang jahat yang mendengar, bisa-bisa tertimpa malapetaka! Setiap dunia punya orang baik dan jahat, termasuk Dunia Mimpi."
"Menarik." Liu Zhenhan menyeringai: "Ini berarti, kalau kau memberitahu orang lain bahwa kau mengelola mimpi Imam Raja Langit Richard, lalu kebetulan didengar oleh Agen Mimpi musuh bebuyutanku Rundstedt, lalu mereka membunuhmu, maka aku pun ikut mati."
"Persis seperti itu," Sylph mengerutkan bibir pahit: "Jika kau melihat manusia atau hewan mati mendadak saat tidur di Benua Aigean, pasti Agen Dunia Mimpi mereka mengalami musibah. Dunia Mimpi juga punya binatang buas dan monster haus darah, ada gerombolan perampok, bahkan perang dan pembantaian antar negara."
“Mempercayakan nyawa padamu, aku benar-benar tidak yakin!” Liu Zhenhan mengusap hidungnya, bergumam pelan.
“Kamu harus pahami fakta ini: kami para pemimpi selalu hidup untuk diri sendiri, bukan untuk agen seperti kalian.” Sylph tersenyum tipis: "Jika nyawaku binasa karenamu, aku takkan protes; sama halnya, jika nyawamu berakhir karenaku, kamu juga tak boleh mengeluh!"
Liu Zhenhan terdiam membeku.
"Penghuni dunia mimpi sejatinya juga manusia biasa. Kami punya kehidupan sendiri: menikah, punya anak, makan, berpakaian! Bahkan para pemimpi sekalipun! Lagi pula, objek agen seperti kalian terlalu jauh bagi para pemimpi!" Sylph tersenyum genit: "Sudah kukatakan, mengelola mimpimu bagiku sama seperti kamu main mahjong di waktu senggang, murni hiburan belaka."
Liu Zhenhan tersipu malu.
"Aku baru saja jatuh cinta, dengan seorang pemuda yang sangat jujur." Sylph tersenyum manis: "Aku tahu kamu khawatir dengan mitos incubus yang menyedot energi lewat hubungan intim dalam mimpi! Manusia ada bermacam jenis, ada baik ada jahat. Para pemimpi pun demikian. Jika kebetulan dapat pemimpi menyimpang yang telah lama menciptakan fantasi mesum dalam mimpimu, besi pun akan leleh. Tapi aku tidak punya hobi semacam itu. Jika masih takut, kamu bisa menggunakan obat untuk memutus paksa hubungan kita dalam periode tertentu."
"Apa obat tidur?" Liu Zhenhan tertawa terbahak: "Triazolam atau ketamine?"
“Minum alkohol keras saja, mabuk bisa melupakan segala kekhawatiran.” Sylph tertawa kecil.
“Menurutmu, hubungan apa sebenarnya antara aku dan kamu?” Liu Zhenhan menghela napas: “Kamu terlalu mengenaliku. Aku merasa sepenuhnya telanjang di hadapanmu.”
“Bahkan jika aku tinggal dengan seekor babi selama dua puluh tahun, aku akan menyukainya, apalagi kamu. Kebanyakan pemimpi akan jatuh cinta pada agennya, aku.” Sylph menggoyangkan rambutnya dengan senyum getir: “Sebenarnya, apakah kamu yang hidup dalam mimpiku selama dua puluh tahun, atau aku yang hidup dalam mimpimu? Siapa yang tahu?”
“Apa pekerjaanmu sekarang?” Liu Zhenhan bertanya sambil tersenyum: “Jangan bilang kamu juga seorang Pendeta. Kamu bisa membaca pikiranku, pengetahuanku adalah pengetahuanmu juga.”
“Aku seorang penjahit. Di dunia mimpi, gadis seperti aku sangat biasa! Kecewakah kamu, Imam Raja Langit Richard-ku?” Sylph tersenyum manis: “Aku belum lama di dunia ini, bisa bertahan hidup saja sudah bagus. Tidak semua orang bisa sesukses kamu! Pengetahuan elemenmu tidak berguna di sini, sepertinya dunia ini kekurangan kekuatan elemen, sulit untuk dipanggil.”
“Jancuk!”
“Aku sering menyanyikan lagu perangmu sebagai tembang kecil, enak didengar.” Sylph tertawa riang.
“Apakah Sepatu bot ini kamu jahit untuk pacarmu?” Liu Zhenhan menatap tajam sol sepatu di tangan Sylph, tiba-tiba merasa kesal.
“Keterampilan tanganku tidak buruk, kan? Dia sangat membantuku ketika aku baru datang ke dunia ini!” Silf mengerutkan bibirnya dengan melankolis, seolah ingin mengatakan sesuatu namun mengurungkannya.
"Bisakah kau mengajakku jalan-jalan keluar?" Liu Zhenhan menarik napas dalam dan menunjuk ke arah pintu yang menyembulkan secercah sinar matahari.
Dia menggerakkan lengannya perlahan, merasa masih lumayan. Meski tubuh rohaninya masih terasa lemah karena baru datang ke dunia ini, setidaknya masih mampu berjalan.
"Mengajakmu jalan-jalan juga tidak masalah. Di alam mimpi, kau tak berbeda dengan hantu-hantu Benua Aiqin. Hanya aku yang bisa melihatmu, orang lain sama sekali tidak." Silf terkekeh: "Tahukah kau, komunikasi kita sebenarnya sebagian besar melalui cara spiritual?"
"Jancuk!" Liu Zhenhan melompat turun dari tempat tidur.
Justru saat itu, Liu Zhenhan terbangun.
Kepala Suku Andulan dan beberapa nyonya bos menatapnya, sementara Mo'er masih mengguncang-guncangkan lengannya dengan ganas.
"Bertemu mimpi buruk?" tanya Kepala Suku Andulan dengan wajah dingin.
Liu Zhenhan menceritakan semua kejadian dari awal sampai akhir. Entah mengapa, dia secara khusus menekankan sepatu bot bergaya Bohemia milik Silf. Dia merasa berbicara dengan Silf sangat menenangkan, seperti meminum secangkir teh hangat.
"Bodoh! Menurutku kau sudah terhipnotis oleh mimpi buruk itu!" Kepala Suku Andulan mengejek cerita sang pemburu mimpi, langsung memotong pembicaraan Liu Zhenhan.
“Kepala suku, menurutmu... mungkinkah saat ini... kita juga sedang bermimpi?” Liu Zhenhan tersenyum getir.
“Selesai!” Ruoerna berteriak histeris di samping: “Richard sudah mulai berhalusinasi!”
※※※
『Inspirasi bab ini berasal dari "Kupu-kupu Zhuang Zhou yang Bermimpi", hubungan antara Lao Liu dan Sylph tidak akan berlarut-larut, tenang saja.』
Bab Tiga Ratus Enam Puluh Tiga Panen
Setelah mendengar perkataan Ruoerna, Liu Zhenhan pun mulai menjadi curiga.
Bagaimanapun juga seberapa besar tingkat kepercayaan perkataan mimpi buruk itu, tak ada yang bisa memastikan.
Begitu terpikir harus menghadapi Sylph lagi dalam tidur, hatinya langsung ragu-ragu, ada penolakan juga sedikit antisipasi, di matanya terus berkeliaran sepasang sepatu bot pendek bergaya Bohemia dengan rumbai-rumbai.
Pertentangan batin tak jelas ini membuatnya sangat frustasi, akhirnya dia memutuskan tidak tidur. Ning Yu disuruh menyiapkan beberapa hidangan kecil, menggelar jamuan tengah malam di lapangan latihan, membangunkan Yitiao yang sudah tertidur, menyuruhnya ke Feilengcui untuk menjemput Master Puskash, sekeluarga makan bersama dengan rukun.
Bulan sabit menggantung, Helen menyuruh dua belas gadis Géran menari dengan bayangan bulan, menciptakan nuansa dekaden ala kapitalis yang memang disukai Richard.
"Sudah lama tidak makan masakan yang dimasak bersama Ning Yu, sudah berapa lama tidak makan bersama keluarga!" Liu Zhenhan merasakan gelombang kekaguman dalam hatinya.
"Richard, kamu mengabaikan istri cantik!" Ruoerna sambil memijat pelipis Lao Liu, tak henti-hentinya bercanda.
Pikiran Naga Peri yang peka telah melihat rasa bersalah yang tersembunyi di dasar hati Lao Liu.
Kepala suku Andulan di samping hampir mati ketawa.
"Ah... Yang aku inginkan adalah pria biasa, yang tahu menyayangiku, mencintaiku. Aku tidak perlu dia memiliki pencapaian gemilang, hanya ingin dia menemaniku setiap hari..." Daisy dengan penuh perasaan membacakan dialog kikuk dari novel membosankan yang entah darimana, matanya yang indah memandang tajam ekspresi canggung Liu Zhenhan sambil tertawa kecil.
"Bukankah sekarang keadaan khusus? Kenapa kalian semua menyalahkan Richard? Waktu pulang kemarin, aku sudah mencabuti beberapa uban putihnya. Kalian terus membahas ini, dia mungkin diam-diam tapi hatinya pasti sedih." Ning Yu meletakkan selai buah raspberry di meja, melotot keras ke dua Naga Peri.
Guo Guo diam-diam menyelinap mendekat, baru hendak mengulurkan cakar untuk mengambil, langsung dicubit telinganya dan dipukul pantat oleh Ning Yu.
"Pergi! Cuci bajumu sendiri!" Ning Yu menunjuk tajam ke arah Guo Guo yang menyunggingkan bibir kecilnya.
"Xiao Chusheng menjuntai telinga besarnya, berjalan patuh ke samping. Ia melepas rompi bayi dan menaruhnya di baskom kecil, mencucinya hingga gelembung sabun beterbangan gloop-gloop. Burung beo kecil berdiri di bahunya mengangguk-angguk mengantuk."
Helen dan Mo'er menyusun pisau, garpu, serta piring. Kali ini menggunakan barang rampasan dari istana - semua peralatan terbuat dari emas murni. Kedua gadis kesulitan mengangkatnya.
Seperti biasa mereka menyiapkan dua set tambahan untuk Ai Wei'er dan Tanya. Tak ada yang tahu kapan mereka akan bangun, ini diambil sebagai pertanda baik. Mo'er memandang Lao Liu dengan pandangan penuh kepahitan.
"Sebentar lagi, Xiao Ai! Aku tak mau Paus memberkati 'Murka Tata' untukku. Sebagai Santo Pelindung, aku hanya ingin mereka menggunakan 'Pemulihan Suci' untukmu." Liu Zhenhan menggenggam tangan Mo'er dan menepuk-nepuknya.
"Simpan evolusi ketiga itu sampai aku kembali." kata Mo'er dengan sikap terbuka.
Seketika wajah semua orang di sekitar memerah. Bahkan Kepala Suku Andulan pun tersipu malu.
"Ya Tuhan! Surga bersaksilah! Ampunilah Bimon berdosa ini!" Kepala Suku Andulan menggeleng-gelengkan cangkang kura-kuranya, "Raksasa Buddha memang benar. Richard, kau seperti mayat hidup jahat yang baru muncul dari neraka!"
“Ada apa? Bukannya cuma evolusi seribu kali? Apa yang istimewa?” Mo'er langsung mencengkeram janggut kepala suku: “Orang tua! Kau juga disegel, dalam arti tertentu bisa dianggap sebagai bangsa laut, masa tidak mengerti apa itu Berkat Dewa Laut? Ini jahat apanya sih!”
Kepala suku Andulan hanya bisa tersenyum getir, Ai Wei'er memang sudah dari dulu bersikap seperti ini, sungguh sulit menghadapinya... Bagaimana mungkin Bidang Perlindungan dual cultivation evolusi seribu kali diberikan kepada bajingan seperti Richard! Lelaki dari klan putri duyung terkenal punya niat tapi tak mampu, Bidang Perlindungan bawaan ini diberikan kepada si bocah ini, ibarat memberi dedak ke mulut babi hutan... Seandainya Dewa Laut Amphitrite punya mata, pasti sedang mengantuk...
“Hei orang tua, mau kaujarin cara mengontrol durasi?” Liu Zhenhan memutar-mutar matanya licik, menyeringai nakal ke kepala suku: “Kau pasti sudah berkomunikasi dengan Raksasa Buddha kan? Katanya ajaran biarawan asketik asli tidak boleh menolak pernikahan dan reproduksi! Mau belajar? Hehe, seperti Lion yang delapan puluh enam sehari...”
“Cukup! Richard!” Ning Yu segera mengerutkan alisnya, melotot tajam ke si bajingan tua, membuat kata-kata mesum separuh kalimat Liu Zhenhan langsung tertelan kembali.
“Ning Yu, di mana Ayah dan ibumu? Mengapa tidak mengajak mereka ikut?” Kepala suku Andulan menggelengkan kepala sambil menghela napas. Tentang ajaran Raksasa Buddha, ia benar-benar tak ingin berkomentar lebih jauh. Di usianya yang sudah senja, lebih mudah memutuskan pemikiran patriarki daripada mengubah keyakinan agamanya.
Sambil berbicara, sang kepala suku menuangkan anggur ke dalam cawan yang bersinar dalam gelap. Tiba-tiba muncul gambar wanita telanjang di dasar cawan, membuat tangannya gemetar hingga anggur tumpah ke meja. Saat diangkat kembali, dasar cawan sudah kosong.
“Gambar akan muncul setelah dituangi anggur.” Liu Zhenhan tersenyum memperlihatkan giginya, membuat sang kepala suku memutar mata tanda tak percaya.
“Ayah dan ibu sudah tidur, lebih baik tidak diganggu.” Ning Yu meletakkan semangkuk daging asap dengan saus plum asam di atas meja, tersenyum ramah pada sang kepala suku.
Begitu menyebut orang tua Ning Yu, Lao Liu langsung menunjukkan wajah muram. Yitiao telah membawa semua kerangka manusia kupu-kupu dan jangkrik yang tersimpan di Pulau Dewa Laut selama bertahun-tahun, termasuk tulang-belulang Hydra ular berkepala sembilan, kembali ke Feilengcui. Kemarin siang diadakan ritual pemakaman megah. Liu Zhenhan yang baru saja menghadiri upacara itu menyempatkan diri mengunjungi orang tua Ning Yu. Tak disangka kedua orang tua itu yang sudah berusia 80-an tahun mengalami gangguan pendengaran parah. Liu Zhenhan hampir harus meneriakkan setiap kata sampai suaranya serak. Di akhir kunjungan, ayah Ning Yu masih bertanya dengan mata kabur: "Anakku~ Apa katamu~ Bapak~ Tidak~ Dengar~"
Liu Zhenhan hampir pingsan mendengarnya. Setelah ditanya, Ning Yu menjelaskan bahwa ibunya melahirkannya di usia hampir 70 tahun. Peribahasa Suku Moshao "kerang tua mengandung mutiara" ternyata benar-benar tak bisa diremehkan.
Mendengar kata "orang tua", mata Helen memerah. Diam-diam ia memunggungi lalu mengusap air mata di sudut matanya.
"Xiao Hulijing, setelah balas dendam ini, kita harus punya sepuluh atau delapan anak!" Liu Zhenhan memeluk bahu Helen sengaja berbicara keras-keras.
"Kau pikir aku Pigge?!" Helen yang terhibur oleh candaannya akhirnya tersenyum sambil meninju sang bajingan tua dengan tinju lembutnya.
"Nikah dengan Ayam ikut Ayam, nikah dengan Anjing ikut Anjing, kau menikahi Pigge, apa lagi kau kalau bukan Pigge?" Liu Zhenhan menggenggam telapak tangan Helen, menarik tubuh lembutnya ke pelukan: "Gadis kecil, kau salah bicara kan? Harus dihukum!"
"Cium! Cium!" Dua Naga Peri serentang bersorak.
Kepala suku Andulan tersenyum lebar memperlihatkan gigi ompongnya, Guo Guo mengusap busa di cakarnya ke pantat kecilnya lalu melompat ke pangkuan Helen dan Liu Zhenhan, matanya berkedip-kedip berbinar.
"Perkataan Richard benar! Pengantin harus ikut suami, Helen, kau harus lebih aktif!" Ning Yu juga tak biasa mulai menggoda si rubah kecil.
"Wah wah, masih malu-malu!" Mo'er menatap tajam Helen yang tersipu, nada bicaranya penuh kecemburuan.
Helen tak tahan diteror, akhirnya hanya mencium sekilas pipi bajingan tua itu seperti capung menyentuh air.
"Ini tidak sah! Tidak dihitung!" Liu Zhenhan berpura-pura protes padahal sudah untung, Guo Guo juga menunjuk pipi merahnya sambil terus bersorak.
"Si brengsek kecil mulai mengganggu gadis baik-baik lagi!" Master Puskash muncul dengan dentuman elemen formasi teleportasi, sambil menggandeng biarawati kecil Jeanne d'Arc tertawa terbahak. Yitiao mengikuti di belakangnya bersama pasangan Naga Pelangi dan Jiskeibi.
"Liu Zhenhan memandang peliharaannya dengan putus asa. Dia benar-benar pandai mencari orang, awalnya bilang hanya keluarga sendiri yang minum anggur menikmati bulan purnama, tapi akhirnya malah membawa Tan Nu kesini. Master Puskash juga tidak kalah usil, bahkan menyeret Joan d'Arc hingga kemari, sama sekali tidak memperhatikan betapa malu Joan d'Arc sampai seperti burung puyuh yang sedang mengeram."
"Jancuk! Banyak sekali masakannya!" Yitiao mengendus-endus dengan berlebihan, pura-pura tidak melihat sorot mata menggetarkan dari bosnya.
"Suamiku..." Jiskeibi membungkuk hormat kepada Tuan Liu dengan anggun, lalu duduk manis di samping Lao Liu.
Liu Zhenhan merapatkan kedua tangannya, hamparan bunga semanggi di tanah berhamburan berkumpul di telapak tangannya membentuk gumpalan besar, lalu dituang ke dalam mangkuknya.
Ning Yu tersenyum pengertian padanya, tahu bahwa Liu Zhenhan menyiapkan ini untuk Jiskeibi karena Raksasa Buddha hanya memakan kelopak bunga, segera membawanya untuk dicuci.
"Yitiao, jangan buru-buru! Paling lambat dua minggu lagi kau bisa berangkat kembali ke Benua Sutra! Tiga bulan lagi, kita semua akan berkumpul lengkap!" Liu Zhenhan menggoda peliharaannya: "Yitiao, kalau bekas luka di wajahmu ini dilihat Bai Suqing, bagaimana jika dia tidak mau menerimamu? Lihat bos sekarang tampan begini, jangan-jangan..."
"Jangan bilang begitu! Aku juga agak khawatir soal ini!" Yitiao berkata dengan sedih dan marah: "Entah kenapa, bekas luka di wajahku tak kunjung hilang? Apa Kaisar Api memang sehebat itu? Masih ada efek sampingnya?"
"Mana mungkin!" Ibu tertawa kecil: "Ini bekas perubahan warna kulit, sementara saja tak bisa hilang. Lama-lama akan memudar!"
"Si bangsat kecil Li Cha, mana ada wajahmu jadi lebih baik! Sok pede banget!" Lunna mengolok-olok menantunya: "Kalau kau copot mahkota itu dan memperlihatkan gaya rambutmu, kau akan kembali jadi monster bengis seperti dulu!"
"Terutama tahi lalat di pelipis, itu membuatnya terlihat lebih baik," Kepala suku Andulan juga setuju.
"Tampan itu bagus, kalau tidak mana pantas dengan Joan d'Arc-ku." Master Puskash menepuk punggung tangan putrinya. Wajah Joan d'Arc yang sudah menunduk semakin merah padam, hampir bersembunyi di bawah meja.
Liu Zhenhan yang biasanya tebal muka, hari ini entah kenapa bahkan tidak berani menatap Joan d'Arc sekalipun.
"Li Cha, apa aku harus panggil Lili dan Nini juga?" Helen berbisik pada Liu Zhenhan.
"Kalau mereka datang, Murinio pasti akan mencabik-cabikku jadi bagian-bagian kecil lalu membuangnya ke selokan," gumam Liu Zhenhan dengan suara tidak jelas.
“Pesta minum seperti ini pasti tidak boleh absen para pria utara!” Master Emmar muncul dari formasi logam ajaib, tawa riangnya sudah menggema sebelum tubuhnya sepenuhnya muncul.
Lao Liu melirik Master Puskash, hatinya langsung berbinar-binar. Benar! "Anting Tuan Tanah Kematian" itu masih menggantung di telinga Master Emmar!
"Richard, pasti banyak dapat barang bagus dua hari ini? Bisa tunjukkan padaku?" Master Emmar langsung melontarkan pertanyaan sebelum pantatnya menyentuh bangku.
"Tidak masalah!" Liu Zhenhan mengangkat alis, sepertinya ahli alkemi manusia ini siap menaikkan harga.
Helen segera berdiri, pergi ke tenda di kejauhan untuk membangunkan para bendahara Fox yang sedang tertidur, mengambil buku catatan, dan menyuruh dua prajurit Behemoth jaga malam mengangkat peti harta berisi rampasan perang terbaik.
Buku catatan kulit domba setebal lutut itu terasa seperti batu bata besar di tangan Liu Zhenhan, sementara peti harta raksasa berisi barang jarahan terbaik seberat Gunung membuat dua prajurit Pigge pengangkutnya mengerang-ngerang.
Liu Zhenhan juga sudah kewalahan dua hari ini, kalau bukan Master Emmar yang mengingatkan, dia sendiri belum sempat memeriksa pendapatannya.
Menurut logika, Liu Zhenhan yang sekarang seharusnya sudah terbebas dari mentalitas orang kaya baru dan petani kecil seperti dulu. Namun saat membuka buku catatan, dia seperti gadis desa pertama kali masuk kamar pengantin - setelah euforia, muncul kebingungan tak karuan.
Sejak awal pembantaian kota, sasaran utama Feilengcui sudah terfokus pada perampasan bahan pangan, tenaga pengecoran, dan peralatan berkualitas. Liu Zhenhan sudah mempersiapkan diri untuk jadi kaya, tapi akhirnya menyadari persiapannya masih kurang matang.
Tugas utama manajer keuangan Fox adalah menyaring tiga kategori materi dari gunungan jarahan perang, lalu segera mendokumentasikan dan menyimpannya - dua lembah gunung berapi tempat Raksasa Typhoon bawah tanah tinggal telah dikosongkan sebagai gudang logistik.
Ketajaman pisau melengkung Mulan bahkan melampaui tingkat umum pandai besi Kurcaci di Benua Aiqin. Hal ini sudah lama membuat Liu Zhenhan mengileri. Hingga malam kedua pembantaian, seluruh bengkel besi Kalimantan telah dijarah habis - total 6.743 pandai besi ditangkap, ditambah ribuan ton baja Wootz dan bijih besi. Semua jarahan ini sudah diamankan di dunia bawah tanah. Ditambah 40.000 set persenjataan standar dari gudang militer Kalimantan dan berbagai zirah/senjata logam lainnya, Kerajaan Bimeng akan segera terbebas dari keterbelakangan industri militernya.
Para pejabat Fox tidak serakah, kekayaan yang paling mencolok di Feilengcui ini bahkan dengan nafsu sebesar apapun tidak akan bisa ditelan, terlalu banyak mata yang mengawasi. Mata mereka begitu tajam sampai bisa mematikan lalat. Maka dengan coretan pena, mereka hanya mengurangi 1.000 pandai besi terbaik dari total jumlah pandai besi. Tuan tanah juga tidak serakah, dengan goresan pena kedua, mengurangi 500 pandai besi lagi.
Hasil panen bahan pangan bahkan lebih besar lagi.
Selain gudang pangan kerajaan dan cadangan strategis militer, sama seperti para penguasa di Benua Aigean, para bangsawan di Kota Gallimard Kekaisaran Mugalan juga memiliki lumbung pangan besar di kediaman pribadi. Penyimpanan terpusat ini memberikan kemudahan besar bagi prajurit Behemoth dalam kegiatan RAMAS.
Sejak hari ketiga pembantaian kota, rumah-rumah megah para bangsawan terkemuka menjadi target utama pemusnahan. Sekarang semua bahan pangan yang dirampas telah melebihi seribu ton. Sedangkan kawanan ternak seperti domba, unta, dan sapi sedang dalam proses pemindahan melalui formasi teleportasi sihir logam ajaib. Setelah kekacauan awal, Kepala Suku Andulan yang bertanggung jawab atas transfer logistik melalui Formasi Teleportasi Sihir Logam Ajaib telah mulai memahami pola penjadwalan. Semua mulai tertata rapi, termasuk formasi teleportasi sihir granit di Oasis Yale yang pagi ini telah dipindahkan ke Kota Gallimard untuk bergabung dalam usaha suci RAMAS. Hati Liu Zhenhan berbunga-bunga sambil memeriksa catatan keuangan.
“Mulai besok, panggil rakyat biasa dari suku-suku bawahan Feilengcui, suruh mereka membawa karung untuk menyapu bersih bahan pangan dan barang kebutuhan sehari-hari yang tersebar di pemukiman rumah demi rumah!” Liu Zhenhan segera memberi perintah: “Oh ya! Suruh juga Imam Utama Angsa, Tuan Mourinho memberitahu warga Kota Caiyu untuk ikut datang merampok harta dari Mulan, lagipula barang-barang ini tidak diambil juga percuma.”
“Aku sudah mempersiapkannya, banyak perempuan dari suku-suku bawahan kita sangat kuat. Paling lambat besok sore, urusan ini akan selesai diatur.” Kepala suku Andulan tertawa terbahak-bahak.
“Yang Mulia Khalifah benar-benar kaya! Gudang emas keluarga kerajaan saja menyimpan lebih dari enam juta koin emas! Kaya raya! Kali ini benar-benar kaya! Hasil rampasan lainnya, kecuali beberapa barang langka, serahkan saja pengelolaan dana kepada Sang Raja. Tentu saja, jangan lupa bagian Kuil.” Liu Zhenhan menutup buku catatan sambil meniup peluit nyaring: “Yang Mulia Sal paling lambat dua hari lagi tiba, kita harus buru-buru! Sang Raja ini tidak mudah dibohongi!”
“Sebenarnya Feilengcui tidak terlalu kekurangan uang, yang kurang adalah barang kebutuhan sehari-hari. Karena letaknya terpencil, saat ini kebutuhan sehari-hari warga Feilengcui masih swasembada dari pengikut. Kalau ada sutra, siapa mau pakai kain linen? Kalau ada piring keramik, gelas kaca berpendar dan peralatan minum berlapis emas, siapa mau pakai sendok garpu kayu!” Mo'er tertawa: “Sekarang kesempatan baik datang tepat waktu!”
Master Emmar sedang membaca daftar persenjataan sambil sesekali mengeluarkan suara terkejut "ho ho", membuat Lao Liu memandanginya dengan heran.
Sebagai seorang tuan tanah yang darahnya penuh dengan unsur kekerasan, Liu Zhenhan lebih memfokuskan perhatian pada peralatan magis dan senjata-senjata baru. Meski belum sempat memeriksa seluruh jarahan, ia percaya pada penilaian Daisy dan Ruoerna - pastinya mereka tak akan melewatkan satu pun harta karun dalam rampasan perang.
Kemarin, setelah interogasi singkat oleh pengawal istana, Yang Mulia Khalifah dari Kesultanan Gallimard dengan kooperatif menyerahkan cetak biru "Menara Permohonan Cahaya" yang tersimpan di arsip rahasia kerajaan. Liu Zhenhan sendiri sadar, kesulitan dalam memoles lensa membuat meriam cahaya ini sulit diproduksi massal. Namun tetap saja, semua pengrajin kaca dari Akademi Kerajaan diboyongnya. Satu-satunya penyesalan adalah ketidakberhasilan menemukan cetak biru "Lentera Ilahi Magnetik" dan "Perahu Pasir Bawah Tanah". Tapi bagaimanapun, jika senjata rancangan Rundstedt ini bisa diproduksi massal, pasti Legiun Unta Terbang sudah lama melakukan pengisian ulang persenjataan, tak perlu menunggu Liu Zhenhan mengambil alih.
Kapal rusak pun masih punya tiga pon paku, apalagi Kota Gallimard yang kaya raya.
"Apa mataku salah lihat? Aku menemukan nama 'Guntur Murka' dan 'Air Mata Malaikat'!" teriak Master Emmar dengan dramatis.
“Ada hal seperti ini?” Liu Zhenhan terdiam cukup lama, dengan kasar merebut daftar senjata dari tangan Master Emmar. Semua peralatan ini dijarah dari keluarga bangsawan besar, istana, dan Kuil Pemuja Api. Dia sendiri belum sempat memeriksanya.
"Murka Dewa Petir" adalah kapak perang paling legendaris dari ras Prajurit Ganas, konon merupakan peninggalan dewa petir Odin!
"Air Mata Bidadari" adalah salah satu dari tiga busur magis ras Elf, setara dengan "Ciuman Ailunni" di tangan Pangeran kecil Mari!
Kedua senjata ini telah hilang dari Benua Aigean selama berabad-abad, tak ada yang tahu keberadaannya. Mungkin pedagang gurun mempersembahkannya kepada Khalifah Abdullah?
Liu Zhenhan masih setengah percaya. Benua Aigean memiliki tradisi buruk - penyakit umum di antara ras-ras beradab: barang palsu bertebaran di mana-mana.
Namun hampir semua pemimpin pejuang amok yang meninggalkan yang dikepung es dan mencari nafkah di dunia gemerlap Benua Aigean, mengklaim kapak perang di tangan mereka sebagai "Guntur Murka". Sebenarnya orang bodoh pun tahu mereka hanya membawa kapak dewa palsu untuk pamer. Kapak besar pejuang amok yang direbut penyair kuda nil O'Neill juga barang umum semacam ini. "Air Mata Malaikat" berasal dari ras Elf padang rumput. Saat ini ada beberapa suku besar elf padang rumput yang tinggal berdampingan dengan Kerajaan Bimeng di Dataran Liar Donau, dan sepertinya setiap suku mengaku memiliki "Busur Magis Air Mata Malaikat".
Peti harta dibuka tutupnya. Liu Zhenhan mengeluarkan dua kotak kayu nanmu berlapis emas berkualitas tinggi dari dalamnya. Gambar di permukaan kotak menunjukkan isinya adalah dua senjata epos legendaris.
"Guntur Murka" ini adalah kapak perang bermata ganda. Bilah kapak yang sangat tajam dengan lengkungan berbentuk kait terbentang utuh di depan Liu Zhenhan.
Pengerjaan kapak perang ini sangat bagus. Pasti dicampur dengan logam langka saat ditempa. Bilah kapak biru yang mengeluarkan hawa dingin menunjukkan kekuatan potong yang dahsyat. Bentuk kapak besar yang melebar di kedua sisi dan lambang beruang bermata satu adalah ciri khas pejuang amok. Namun tidak ada sedikit pun gelombang elemen yang terpancar darinya.
"Kabarnya, 'Guntur Murka' asli saat diayunkan bisa melepaskan satu kali 'Kilat Lumpuh'. Kapak dewa seperti ini hampir bisa dipakai penyihir sebagai tongkat sihir!"
Liu Zhenhan tidak yakin apakah busur magis ini asli atau palsu. Tiga busur magis bangsa elf hanya bisa digunakan oleh keturunan darah elf. Pertempuran siang tadi cukup melelahkan, Lao Liu tidak tega membangunkan Cui dari mimpinya untuk mencoba.
Secara penampilan, busur magis ini memang dibuat dengan gaya elf yang indah sempurna. Lengan logam birunya dihiasi ornamen rumit nan indah, gelombang elemennya kompleks dan kuat. Pada bagian pegangan terukir postur heroik Raja Elf kuno Legolas sedang membidik panah. Senar busunya yang merah menyala terbuat dari urat hewan mistis yang tak dikenal.
Bab Tiga Ratus Enam Puluh Empat Raja Alkemi
Liu Zhenhan benar-benar tidak bisa membedakan keaslian kedua benda ini. Secara intuisi, kapaknya seperti barang KW sedangkan busurnya tiruan. Master Emmar yang melihat kapak dan busur ini langsung bersinar matanya seperti serigala gua di padang gurun.
"Master, Anda ahlinya. Tolong jelaskan, apakah kedua senjata ini asli?" Liu Zhenhan memainkan kapak perang bermata dua, mencabut sehelai rambut dan meniupnya di mata kapak - tidak putus.
"Jancuk! Masih kurang tajam dibanding kapak si Gendut O." Yitiao menggelengkan kepala kecewa.
“Kapak perang ini memang bukan ‘Guntur Murka’.” Master Emmar mengangguk: “ hanya terpisah satu gunung dengan Pompeii kami, mana mungkin aku tidak mengenali ‘Guntur Murka’! Tiga ‘Kilat Lumpuh’ yang ditanamkan dalam Guntur Murka konon bahkan naga pun tak bisa menahan efek magisnya. Kapak ini sama sekali tidak memiliki gelombang sihir...”
Sebelum Master Emmar selesai bicara, Sampa di langit telah memusatkan sinar bulan menjadi berkas cahaya yang menyinari kapak perang ganda bermata dua sepanjang 1 meter ini. Kilau keemasan yang menyilaukan perlahan mengubah warna kapak dari pucat menjadi pekat, lalu berubah menjadi objek berpendar yang memancarkan cahaya hijau kebiruan di wajah Liu Zhenhan.
“Kapak bersinar dalam gelap?” teriak Liu Zhenhan dengan suara serak: “Bangsat, berapa banyak kita bisa hemat biaya minyak lampu di malam hari!”
“Ini kapak yang dicampur dengan ‘Logam Isidindin’. Logam langka dari padang gurun bersalju ini akan memantulkan cahaya bintang dan bulan saat bersentuhan dengan aura manusia! Ketajamannya tak tertandingi!” puji Master Emmar: “Meski bukan relik Dewata, kapak ini adalah ‘Kapak Perang Chevrolet’ peninggalan salah satu Delapan Ksatria Perang Liar! Dengan 10 pon Logam Isidindin dan hawa dingin abadi yang mampu mendinginkan serta membersihkan di luar bayangan, ini pilihan terbaik untuk menekan efek samping Transformasi Liar!”
“Sang Naga Pasir Dual Berserker?” Helen mengerlingkan mata: “Tak kusangka kapak perang ini berasal dari era Perang Hyjal, saat para Berserker Beruang kita bertempur melawan prajurit-prajurit paling perkasa dari kalangan pejuang amok.”
“Rupanya si dia!” Liu Zhenhan tersadar: “Sial! Katanya dia buta kedua matanya, aku tak pernah paham bagaimana dulu prajurit Beruang kita bisa kalah melawan seorang yang buta!”
“Setiap malam purnama, logam 'Isidintin' mampu mengumpulkan cahaya bintang-bulan, mendorong pejuang amok pemegang kapak ini masuk ke tingkat Transformasi Liar Tingkat Dua tanpa efek samping! Bagi prajurit yang mampu bertransformasi liar, kapak ini memang senjata paling ideal!” Master Emmar mencibir: “Richard, Transformasi Liar pejuang amok lebih ekstrem dibanding prajurit Behemoth. Senjata tempaan logam Isidintin jelas pilihan terbaik! Prinsip alkemi mengutamakan fungsi praktis. Memberi mereka 'Guntur Murka' belum tentu lebih efektif daripada 'Kapak Perang Chevroline' ini!”
“Kapak perang ini sepertinya juga berguna bagiku.” Liu Zhenhan mendengar tentang Transformasi Liar Tingkat Dua di malam bulan, matanya langsung berbinar. Dia sudah bisa memasuki Amuk Mandiri Pendeta, jika tiba malam purnama... Dengan tambahan Transformasi Liar di atas dasar yang ada, bukankah itu akan menjadi kuadrat transformasi... Jika sebelumnya Transformasi Liar meningkatkan Kekuatan Nyanyian empat kali lipat, di malam purnama bukankah menjadi enam belas kali lipat... Dirinya pasti akan menjadi Shaman dengan Kekuatan Nyanyian terkuat...
“'Air Mata Malaikat' ini asli.” Master Emmar mengamati busur magis itu lama sekali, lalu memberikan penilaian pasti yang membuat Lao Liu kembali dilanda euforia.
Orang Mouran, aku mencintaimu. Tuan Liu menangis tersedu-sedu dengan air mata tua.
Kepala suku Andulan mengambil busur magis itu, bersama Naga Pelangi Ibu mereka mengamatinya berjam-jam, ditambah tiga Naga Peri yang masing-masing memancarkan sorot mata penuh keserakahan.
“Dibandingkan dengan dua busur magis elf legendaris lainnya, 'Air Mata Malaikat' adalah busur magis yang sangat unik!” Master Emmar, seperti semua ahli di bidangnya yang memiliki kontribusi luar biasa, tidak bisa menahan kebiasaan memamerkan pengetahuannya: "Busur magis 'Ciuman Ailunni' milik Elf Bulan diberkati dengan putaran angin permanen, mampu menciptakan tembok pisau berputar yang tidak pernah menyentuh tanah; Busur magis 'Kemurkaan Langit' milik Elf Hutan diberkati dengan tenaga magis tanaman, bisa menembakkan 'pisau terbang daun willow' tanpa anak panah, atau mengubah tanaman apapun menjadi anak panah; Tapi dari tiga busur magis legendaris, hanya 'Air Mata Malaikat' yang mendapat berkekuatan ganda dari sihir tanaman dan angin, di mana anak panahnya akan menyebarkan barrier besar selama terbang, menarik serangan gabungan dari anak panah lain atau sihir tanaman tingkat rendah!"
“Busur magis tipe perkelahian massal?” Liu Zhenhan menunduk menyesap anggur kecilnya, berkedip-kedip. Dia benar-benar tidak tahu legenda ini! Jackpot! Cui juga memiliki garis keturunan elf, bukankah busur ini dibuat khusus untuknya?
“Aliran alkemi yang mampu membuat senjata sihir murni melalui pemberkatan pada senjata, merupakan keahlian yang luar biasa! Pemberkatan ganda lebih hebat lagi! Ini hanya bisa dilakukan oleh Archmagister dari ras Elf. Mereka memiliki kemampuan komunikasi luar biasa dengan roh elemen angin dan kayu.” Master Emmar tersenyum berkata: “Sedangkan alkemis manusia, kami menciptakan dengan mengukir formasi sihir dan memanfaatkan berbagai benda secara cerdik!”
“Guru, ceritakanlah tentang perlengkapan Sabit Raksasa berbobot berat dari Kekaisaran Pompeii!” Liu Zhenhan tertawa terbahak: “Daripada menganggur, lebih baik ngobrol sembari sakit telur.”
Kunjungan Master Emmar di jam larut ini pasti bukan sekedar memperkenalkan dua senjata sihir ini. Tampaknya ia tidak berminat mengambil kedua senjata itu. Liu Zhenhan merasa sesak di dada - perhiasan telinga "Earring Tuan Tanah Kematian" yang masih kurang dari set perlengkapan Death Lord, saat ini tergantung di daun telinga kiri sang master ini. Jangan-jangan nafsu orang ini terlalu besar!
“Aku tahu bawahanmu pernah memiliki set perlengkapan Sabit Raksasa Pompeii generasi pertama yang sudah usang, dengan lapisan Adamantium terkikis habis. Itu tidak bisa dijadikan patokan.” Master Emmar mengeluarkan pipa panjang, menekan tembakau ke dalamnya dengan rapat, lalu menyalakannya perlahan.
"Aroma pedas asap segera memenuhi udara. Liu Zhenhan mengendus dengan berlebihan, memang pria sejati dari utara! Tembakau Master Emmar jauh lebih pedas dan menyengat dibandingkan cerutu buatan sendiri Liu Zhenhan."
"Musuh imajiner Kekaisaran Pompeii adalah Kekaisaran St. Francis, kau pasti tahu kan?"
"Tahu."
"Prajurit Singgasana Perak dari Kekaisaran St. Francis adalah target utama Pemangkas Berat Pompeii!" Master Emmar menyipitkan mata karena asap: "Meski Kekaisaran St. Francis belakangan ini tidak menghasilkan ahli alkemi hebat, tetapi blueprints warisan Master Alkemi Michael Jordan 400 tahun lalu sudah cukup memberi mereka arah! Pemangkas Berat rancanganku mengutamakan serangan, sedangkan Prajurit Singgasana Perak fokus pada pertahanan ekstrim."
"Tidak sepenuhnya begitu. Senjata utama Prajurit Singgasana Perak, Bola Meteor Taring Menara, juga perangkat penyerang berat yang tangguh." Liu Zhenhan mengeluarkan cerutu dan menyulutnya dengan sang Master: "Master, mengapa merancang Sabit Darah Raksasa sebagai senjata? Untuk gaya? Bukankah sabit kurang cocok melawan pasukan berzirah?"
“Prajurit Sabit Raksasa berbobot berat juga dilengkapi dengan perisai menara besi tiga lapis. Jika harus melawan Pasukan Singgasana Perak, perisai menara ini adalah senjata khas prajurit Pompeii. Dalam desainku, ketiga lapis perisai ini telah ditambahkan pegas mekanis dan formasi sihir unsur angin. Dalam situasi darurat, dalam jarak lima langkah, ketiga perisai ini bisa meluncur seperti batu pelantak penumbuk gerbang kota yang paling ganas!” Master Emmar tertawa terkekeh.
“Licik sekali!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
“Ini bukan licik, tapi filosofi desain. Untuk melumpuhkan dan mengalihkan perhatian musuh. Jika Pasukan Singgasana Perak mengira sabit raksasa tidak cocok untuk pertarungan jarak dekat dan nekat mendekat, mereka akan terjebak.” Master Emmar tersenyum sinis: “Kalau bicara formasi sihir unsur angin, arquebus Guli di tanganmu jauh lebih hebat! Tanpa dorongan kekuatan magis angin pun, arquebus Guli masih bisa menggunakan tekanan udara di palu pemantik dan laras senapan untuk melontarkan peluru hingga 200 yard! Struktur tenaga roda gigi buatan ahli goblin itu benar-benar luar biasa!”
Liu Zhenhan akhirnya paham keinginan si tokoh besar ini. Tampaknya aksinya menggunakan arquebus Guli di dalam barrier anti-sihir saat itu telah menarik perhatian banyak orang.
“Anting Tuan Tanah Kematian, bagi saya adalah harta berharga yang sulit dilepaskan. Sebuah peralatan magis yang bisa membuat seorang Archmagister enggan berpisah, peralatan sihir yang membuat alkemis magister tak tega meninggalkannya. Tanpa perlu saya jelaskan, Richard, kamu pasti mengerti nilainya!” Master Emmar diam sejenak, memandang Master Puskash lalu Liu Zhenhan: "Kedatanganku ke sini, selain menemui kamu si bangsawan baru andalan Benua Aigean, yang lebih penting adalah mempererat hubungan kedua negara kita! Aku bisa tunjukkan niat baikku, menerima pertukaran 'Anting Tuan Tanah Kematian' untuk melengkapi zirah magis hitam mutiara ini. Tapi kamu juga harus tunjukkan niat baikmu!"
"Apakah kamu ingin arquebus Guli?" Liu Zhenhan mengerutkan alisnya.
"Tidak! Aku ingin desain papan perunggu dari ahli goblin! Aku ingin Meriam Sihir!" Master Emmar menatap tajam Liu Zhenhan: "Master Puskash memberitahuku, kamu memiliki desain senjata asli ahli goblin Gaburin! Papan perunggu tak bisa hancur, bahkan jika kamu remukkan jadi bola lalu bentangkan lagi, aku tetap bisa memahaminya!"
"Guru, ambisimu sungguh besar! Meski bisa membuat Meriam Sihir, apa gunanya? Sekarang tak ada yang punya peluru!" Liu Zhenhan tertawa terbahak. Desain senjata goblin yang disita di Gunung Cukur memang belum dibuang, masih disimpan rapi.
“Saya tidak serakah, meriam magis ini konon memiliki jangkauan tembak hingga 5000 yard di masa lalu. Saya hanya ingin mengubahnya menjadi ketapel jarak jauh, tidak untuk menciptakan senjata mematikan, tapi untuk menambahkan daya tembak penekan jarak jauh bagi Kekaisaran Pompeii.” Raja Alkemi mengacungkan tiga jari: “1500 yard! Cukup dengan melontarkan batu peluru sejauh 1500 yard. Jika senjata ini dipasang di pegunungan garis perbatasan Pompeii sebagai meriam pantai, dengan posisi elevasi yang menguntungkan, jangkauannya bisa mencapai 3000 yard – itu akan menjadi penghalang tak tertembus bagi musuh!”
Liu Zhenhan terdiam sejenak, lalu tersenyum getir. Rupanya orang ini hanya ingin membuat menara ketapel, benar-benar ide yang nyeleneh!
“Saya orang Pompeii. Untuk negara, saya rela menyumbangkan harta pribadi. Tapi satu-satunya yang layak saya incar hanyalah meriam magis!” Master Emmar tersenyum bangga, ia sudah melihat tanda-tanda lawannya mulai tertarik.
“Deal!” Liu Zhenhan mengangguk: “Tapi... saya punya permintaan!”
“Bicaralah!”
“Saya perlu Anda membimbing penyihir angin dan ahli alkemi saya, bagaimana cara membuat pola sihir terukir – seperti pada arquebus Guli dan meriam magis – memiliki daya dorong yang kuat!” kata Liu Zhenhan: “Ini satu-satunya permintaan saya!”
“Kamu bertanya ke orang yang tepat! Saya akan tinggal sementara di Feilengcui, tidak ada salahnya mengajari ahli alkemi bawahmu! Lihat senjata dan peralatan magis kalian, sungguh menyia-nyiakan banyak bahan berkualitas!”
Perkataan Master Emmar membuat Ruoerna tidak terima, bibirnya mengerut kesal.
“Master, terima kasih banyak!” Liu Zhenhan menyeringai khas ke arah Naga Peri.
“Kalau begitu, Richard, tolong penuhi rasa ingin tahu saya! Bisakah kau beri tahu berapa banyak bahan baku premium yang kau miliki?” Master Emmar tak tahan bertanya, “Kurasa kau menyimpan banyak bahan alkemi kelas atas! Tujuh lapis emas dan Kristal Kurir saja sudah mengerikan! Logam ajaib macam logam magis ini, dari mana kau dapatkan?”
"Ha, apa artinya logam ajaib ini? Di situs kota kuno, aku juga menemukan beberapa ton besi semut, sejenis logam tanpa hambatan magis. Ada juga Merkuri Quarkdor dalam jumlah besar, ini adalah kotoran cacing air raksasa yang sangat hebat - setelah ditempa pertama kali akan permanen. Jika dipakai sebagai tali busur oleh pemanah bertubuh besar, jangkauannya pasti luar biasa!" Liu Zhenhan menghitung dengan jari: "Untuk bagian monster, aku punya lima Akanathed, salah satunya adalah tuan tanah Kalajengking Naga. Satu kerangka Hydra berkepala sembilan, mayat Monster Perang Komodo, mayat Kaisar Api, dan mayat Flame Demon bersayap enam..." Liu Zhenhan mulai bingung sendiri, menoleh ke Ruoerna: "Kita masih punya apa lagi, Nana?"
"Satu Kui Niu Air Asin, kerangka Ular Feiwenli, tiga anjing Neraka, dan kuda terbang bersayap. Tingkat lebih rendah, kita punya ratusan kerangka Ular Berapi Berbulu dan puluhan sisa tubuh Iblis Baator." Ruoerna berpikir keras: "Oh ya, ada juga kerangka Naga Sihir Tanah, hasil buruan barumu!"
"Se... sebanyak ini?" Master Emmar mengeluarkan keringat dingin.
"Sayang, seharusnya ada Tiran Mata Jahat juga, tapi sudah kuhancurkan." Liu Zhenhan terkekeh bodoh.
“Tidak heran Master Puskash selalu membanggakanmu saat menyebut namamu.” Master Emmar akhirnya mengerti.
“Apa yang perlu dibanggakan.” Master Santo Ajaib tertawa terbahak-bahak dengan penuh kesombongan. Joan d'Arc melirik Liu Zhenhan diam-diam lalu segera mengalihkan pandangannya.
“Kalau tidak membicarakan ini, aku hampir lupa! Kira-kira apa fungsi Mutiara Naga sihir tanah dari Naga Gurun itu? Apa itu kekuatan sumber alami? Geryon-ku hanya tersisa kerangka setelah dimakan. Jika aku mengeluarkan Mutiara Ular-nya, apakah akan menimbulkan konsekuensi buruk?” Liu Zhenhan menepuk kepalanya, menatap tajam Master Emmar lalu memandang mertuanya.
“Bisa dikeluarkan untuk dilihat?” Master Emmar menggosok-gosokkan tangannya penuh semangat. “Aku benar-benar merasa seperti bermimpi. Begitu banyak bahan baku berkualitas tinggi keluar satu per satu dari mulutmu!”
“Tentu saja.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak. Ia teringat cerita saat menerima pelatihan anti-interogasi di militer dulu: Seorang perwira khusus di Perang Dunia II yang tetap teguh meski disiksa, namun akhirnya terjebak saat musuh sengaja mengajarkan teori militer yang salah di depannya hingga penyakit profesionalnya kambuh.
Ini disebut integritas profesional, atau bisa juga disebut penyakit profesional.
"Master alkemis ini ingin pergi tanpa membuat sesuatu untuk Feilengcui, mana mungkin semudah itu!"
"Guo Guo, cepat ambilkan Mutiara Naga." Liu Zhenhan mencubit pipi si Xiao Chusheng.
Guo Guo mengangkat pantatnya, langsung melompat ke lantai. Dengan sikap sok jagoan, dia berjalan ke depan baskom, menyambar rompi bayi berbusa itu. Setelah mengobrak-abrik kantong beberapa lama, dia tersenyum getir pada Liu Zhenhan dan membuka telapak kakinya yang mungil.
"Hilang?" Wajah Master Emmar langsung pucat. Ini keterlaluan! Mutiara berharga seperti itu malah disimpan di rompi binatang peliharaan?
Guo Guo terkekeh nakal. Ia membuka mulut dan mengeluarkan mutiara kuning sebesar buah loquat, berkilauan laksana bintang fajar.
Di dalam Mutiara Naga ini terlihat kabut gas kuning tanah laksana debu padang pasir yang berputar lembut. Kekuatan elemen yang terkandung di dalamnya begitu dalam dan terkonsentrasi, menyentuh jiwa setiap orang yang mendambakan kekuatan.
Mutiara ini seolah membungkus seluruh dunia gurun di dalamnya.
"Binatang Bulu Es dan Salju memang rakus karena punya dua perut. Satu bisa dipakai untuk menyimpan barang, jangan heran." Liu Zhenhan tersenyum puas melihat pandangan mata sang master alkemi yang kembali membelalak.
BAB 365: KEMEWAHAN YANG MEMBEBANI
“Tak kusangka, aku bisa beruntung menyaksikan cabang mutasi Naga Sihir Tanah.” Master Emmar menatap Mutiara Naga tanah ini cukup lama sebelum akhirnya menarik kembali pandangannya yang penuh kerinduan.
“Aku tahu.” Liu Zhenhan mematikan cerutunya, mengambil segelas anggur dan meneguknya sekaligus: “Naga ini menggunakan sihir pasir, harus dianggap sebagai Naga Sihir Pasir. Di gurun, naga jenis ini disebut kadal terbang.”
“Naga Sihir Tanah sangat sulit dihadapi, mereka memiliki tubuh yang tahan pukulan.” Ibu juga mengangkat gelasnya, penuh perasaan: “Bentuk promosi mereka adalah Naga Sihir Batu, jika mencapai bentuk tertinggi...”
“Naga tanah tingkat tujuh disebut Naga Intan!” Kepala suku Andulan menyambung pembicaraan dengan nada bangga yang tak terbantahkan: “Tak terkalahkan di dunia!”
“Naga dari cabang mana pun sulit dihadapi, jangan bicara tingkat tujuh, tingkat tiga pun sudah cukup berbahaya.” Master Puskash tersenyum tipis, mengambil mutiara naga dari cakar kecil Guo Guo, menyipitkan mata tuanya.
“Kepala suku, kau naga tingkat lima atau enam? Aku selalu lupa hal ini!” Mata Liu Zhenhan mengintip licik ke arah rahang bawah Kepala suku Andulan, wajahnya penuh kelicikan.
Kepala suku Andulan melotot ke arah bajingan tua itu, orang tua ini tahu si Xiao Chusheng ini sudah lama mengincar mutiara naga di rahangnya dengan kerakusan yang luar biasa.
“Kekuatan sumber alami Mutiara Naga ini luar biasa!” Master Puskash memutar-mutar mutiara di antara jarinya sambil mengeluarkan suara decak kagum, lalu melemparkannya kembali ke Liu Zhenhan.
“Apa fungsinya?” Liu Zhenhan buru-buru bertanya.
“‘Mengumpulkan Pasir Menjadi Menara’ dari kekuatan sumber tanah!” Master Santo Ajaib menyeringai: “Kekuatan sumber ini paling cocok untuk membantu pengisian sihir dan stamina. Jika dipadukan dengan meditasi, itu akan lebih baik lagi!”
“Mutiara Naga yang buruk! Kenapa fungsinya sama dengan ‘Hati Bulu Darah’?” Liu Zhenhan hampir tak bisa menahan amarahnya. Mutiara naga yang ditemukan di Benua Aigean selalu mengecewakannya, tak ada satu pun yang bisa menyaingi sang naga kecil dulu.
“Bagaimana bisa kau berpikir begitu! Item pengisian sihir di Benua Aigean sangat langka. Mutiara naga ini mengandung kekuatan sumber tanah ‘Mengumpulkan Pasir Menjadi Menara’! Apa artinya? Ini adalah harta karun yang bisa menjaga kecepatan pengisian sihir seperti jam pasir bahkan saat tidur! Tidak hanya itu, ia juga memiliki kekuatan sumber yang memulihkan stamina secara otomatis!” Master Emmar menghentakkan pipanya di sol sepatu hingga percikan api beterbangan: “Dua kekuatan sekaligus!”
“Pengisian sihir otomatis? Wah! Fungsi Berbual B seperti ini?” Sorot bintang salib perak di mata Liu Zhenhan tiba-tiba bersinar, ia menghembuskan nafas dan menggosok Mutiara Naga itu dengan lengan bajunya, lalu menyipitkan mata melihat bulan berkali-kali: “Master, jika aku memakai Mutiara Naga yang telah diperkuat ini, dengan kecepatan pengisian sihirnya, kira-kira berapa hari level saint kekuatan magisku akan pulih?”
“Beberapa hari? Ha ha.” Master Puskash tertawa terbahak-bahak: “Mutiara Naga ini harus dikombinasikan dengan Meditasi untuk efek sempurna! Aku dengar dari Helen, begitu kamu mulai Meditasi langsung mendengkur. Menurut perkiraanku, dengan kecepatan pengisian sihir alami Mutiara Naga ini, sekitar setahun baru bisa mengisi penuh kekuatan magismu.”
Tawa riang menggema di sekitar. Bahkan Naga Pelangi Ibu dan Naga Peri Lunna yang sedang memilah-milah di peti harta hampir terjatuh menahan tawa.
“Sialan.” Wajah Liu Zhenhan memerah karena malu ditertawakan.
Setahun? Gila! Lebih baik aku menipu "Mata Air Elemen" dari Penjaga Pohon. Liu Zhenhan bergumam dalam hati.
“Mutiara Naga ini lebih baik digunakan Helen, jangan kamu pikirkan!” Kepala suku Andulan juga tertawa terbahak: “Aku yakin, Xiao Chusheng ini tidak sampai sebulan pasti sudah bisa mengembalikan seluruh kekuatan magisnya!”
"Mutiara Suizhu di rahang Geryon itu juga jangan kau ambil. Sekarang dia sudah menjadi roh cincin yang terombang-ambing di antara hidup dan mati, kekuatannya tak mungkin berkembang. Lebih baik kau tenang saja!" Master Puskash berpikir sejenak, lalu menambahkan dengan serius: "Richard, tentang Mutiara Naga Embun Beku milik Kepala suku Andulan, kau bisa berdiskusi baik-baik dengannya."
Liu Zhenhan dan Guo Guo sama-sama menatap kepala suku dengan wajah genit, sementara Yitiao di samping memegang gelas anggur sambil tertawa hingga anggurnya tumpah ke mana-mana. Ada pepatah "hantu luar mudah dihindari, pencuri dalam sulit diwaspadai". Memikirkan si "Penari Embun Beku" yang terhormat ini malu-maluin diincar orang, benar-benar kisah aneh sepanjang masa.
"Mau mutiara nagaku ini juga boleh!" Kepala suku Andulan melirik kedua mertua-menantu ini, berkata dengan kesal: "Richard, asalkan setiap gadis kecil itu memberimu seorang bayi gemuk. Aku akan berikan mutiara naganya!"
"Pasti tugas ini selesai!" Liu Zhenhan pura-pura memberi hormat dengan ekspresi nakal. Tangan kecil Helen dan Ning Yu secara kompak meraih punggungnya dan mencubit keras.
"Ahem..." Master Puskash pura-pura batuk, memberi kode pada Liu Zhenhan sambil mengangguk ke arah Master Alkemi Emmal.
Master Emmar tampak terus diam seolah sedang memutuskan sesuatu. Liu Zhenhan meliriknya dengan sudut mata, hatinya tiba-tiba cemas—jangan-jangan si tua ini menaikkan harga seenaknya?
"Richard... Bolehkah aku berdiskusi denganmu..." Master Emmar memasukkan segumpal tembakau ke dalam pipa rokoknya, menyalakannya lalu menghisap asap dalam-dalam sebelum terbata-bata berkata: "...Aku sangat ingin mendapatkan Mutiara Naga Sihir Tanah ini!"
"Memberikan gratis? Tidak mungkin!" Liu Zhenhan langsung menolak. "Bercanda, mana ada hal semurah ini!"
"Kamu salah paham. Aku tidak bermaksud menambah syarat untuk 'Anting Tuan Tanah Kematian', tapi ingin menukarnya dengan adil." Master Emmar terkekeh: "Kamu tahu sendiri, kami Archmagister tidak mungkin membawa terlalu banyak peralatan magis. Sekarang yang kubawa hanya satu bongkahan bahan mentah 'Batu Rune Sungai Neraka' yang belum dipotong. Mungkin masih kalah dari mutiara naga, tapi..."
"Apa? Tukar lagi?" Liu Zhenhan mengangkat alis. Dalam hati berpikir: Hari ini kenapa sih? Harta bendaku kok terus diincar orang! Batu Rune Sungai Neraka? Sial! Bukankah ini benda yang seharusnya dipasang di tongkat nabi Bimon? Katanya bisa memanggil Serigala Raksasa dari dunia bawah tergantung keahlian. Tapi buat apa? Menukarnya dengan mutiara naga?
“Kau memiliki Hati Bulu Darah, Mutiara Naga ini sebenarnya tidak terlalu berguna bagimu! Tapi bagiku, mutiara ini sangat penting!” Master Emmar melanjutkan: “Mutiara Naga sihir tanah ini memiliki efek ganda pengisian sihir dan pemulihan tenaga. Jika kubuat menjadi 'Tongkat Energi Jason Gigir', bisa menyediakan barrier pengisian sihir dan tenaga untuk sekelompok Penyihir. Ini sangat menguntungkan bagi para alkemis Pompeii kami!”
“Batu Rune Sungai Neraka, kualitasnya terlalu rendah. Begini saja, bantu aku mengubah semua bahan alkemi yang kumiliki menjadi peralatan. Aku tidak hanya akan memberimu Mutiara Naga, tapi juga menambahkan Kalung Api Roh, bagaimana?” Liu Zhenhan langsung memukul ular dengan tongkat, menatap Master dengan penuh harap.
“Mengubah semua menjadi peralatan magis tidak realistis! Bahan-bahanmu terlalu banyak, bahkan setahun pun tidak akan cukup!” Wajah Master Emmar berseri-seri: “Begini, aku akan memilih bahan yang bisa cepat diproses, lalu membuatkanmu peralatan magis tingkat tinggi.”
“Ini.” Liu Zhenhan merenung lama, bingung apakah harus menerima atau tidak, selalu merasa agak rugi.
"Peralatan sihir lainnya tidak akan saya bahas dulu. Yang pasti, saya bisa menggunakan tanduk naga dan dua tetes darah raksasa dari garis keturunan berbeda untuk membuatkanmu 'Terompet Badai Douglas' yang bisa membangkitkan jiwa Titan dan memanggil ras berdarah Titan terdekat untuk bergabung denganmu! Bagi Tuan Tanah, ini sudah sepadan dengan biayanya!" Syarat yang diajukan Master Emmar membuat Liu Zhenhan bahkan tidak bisa menolak: "Richard sayang, sekarang sudah ada tiga garis keturunan inti Titan berbeda yang bergabung denganmu, ini sudah memenuhi syarat pembuatan 'Terompet Badai Douglas' untuk memanggil kerabat dengan darah ganda. Jangan sia-siakan kesempatan ini!"
"Dewata Perang di atas! Pegunungan Salju Himalaya Taymur paling dekat dengan Feilengcui! Kampas! Raksasa Es! Raksasa Langit! Raksasa Kabut! Hahaha!" Mata Liu Zhenhan langsung terbelalak. "Terompet Badai Douglas" sebagai peralatan magis ini sudah menyentuh privasi ras. Dengan level Ruoerna pasti tidak bisa membuatnya, sungguh hebat kemampuan Master Emmar!
"Apakah ini bisa dianggap sebagai persetujuan Tuan?" tanya Master Emmar sambil tersenyum.
“Di bawah komandoku ada empat garis keturunan Titan, plus 200 kurcaci abu-abu!” Liu Zhenhan sangat bersemangat, terus mendesak: “Kalau ini panggilan darah ganda, apakah berarti Tuan bisa membuatkan terompet empat darah untukku dengan darah sesama ras dari Raksasa Typhoon, Raksasa Buddha, Raksasa Berkaki Lumpur, dan kurcaci abu-abu? Jika ditiup bersamaan, bisakah memanggil dua keturunan Titan dari Pegunungan Salju Himalaya Taymur?”
“Jangan menipu keturunan mulia Titan! 200 kurcaci abu-abumu itu bukan komunitas sejati, semua laki-laki qingyise mana bisa dihitung?” Master Emmar mengerutkan kening.
“Satu raksasa pun boleh! Aku setuju! Haha, kebetulan aku sedang merencanakan angkatan udara raksasa!” Liu Zhenhan dan Kepala suku Andulan saling bertukar senyum, menyeringai khas.
Master Emmar juga tertawa, tapi tertawa mengejek. Gelar Tuan Tanah Feilengcui yang menyebut "angkatan udara raksasa" ini terdengar seperti omongan orang gila.
Setelah tuan rumah dan tamu saling puas, suasana menjadi harmonis. Liu Zhenhan mengambil gambar desain meriam sihir dari perunggu di Feilengcui, sementara Master Emmar melepas anting-anting hitam heitanjin dari telinganya dan menyerahkan kepada Liu Zhenhan.
Anting ini terdiri dari deretan berlian kecil biru dan emas hitam yang dirangkai menjadi satu, total ada tujuh buah. Setiap anting dihubungkan dengan rantai logam tipis yang rumit, berkilauan dalam tujuh warna berbeda di bawah sinar bulan.
Untuk memakai anting tujuh seri ini, Liu Zhenhan mengerenyit kesakitan saat Helen menusuk tujuh lubang di telinganya dengan jarum, hingga ia menjerit-jerit menahan sakit.
"Richard! Kumpulkan empat set Tuan Tanah Kematian itu dan tunjukkan padaku bagaimana merakit 'Baju Zirah Takhta Es yang Terbeku' yang bisa dipanggil!" Master Puskash mengamati Liu Zhenhan dari atas ke bawah, semakin takjub dengan setiap detilnya.
Orang tua itu merasa dengan anting elegan ini, menantunya terlihat begitu anggun dan berwibawa. Terutama tahi lalat hitam di pelipis dan sepasang mata keperakan itu, sama sekali menghapus kesan kasar sebelumnya - sungguh menambah harga diri keluarga.
"Jancuk! Sakitnya minta ampun!" Liu Zhenhan mengusap mahkota kulit landaknya sambil memijit telinga berdarah, "Malam ini kita belum bisa lihat kemampuan perangkat ini. 'Perisai Tuan Tanah Kematian' ada di Xixi. Besok baru kalian bisa lihat 'Baju Zirah Takhta Es yang Terbeku'!"
“Kalau begitu coba tunjukkan dulu skill tambahan dari anting ini ‘Paku Penembus Jantung Nail Ao Zu’.” Ibu sibuk mengobrak-abrik peti harta, pandangannya terlihat samar saat mengangkat kepala.
“Lihat ini!” Liu Zhenhan yang memang suka pamer, kali ini tak ketinggalan. Jarinya mengacung, pola hitam dari anting melesat seperti naga menyusuri jemarinya.
Pola hitam itu mengkristal cepat di udara menjadi paku runcing sebesar pergelangan tangan, berputar spiral makin cepat hingga menyemburkan debu, melesat secepat kilat menuju pagar di kejauhan.
Tak ada ledakan gemuruh seperti dugaan. Ujung spiral tebal itu lenyap seketika saat menyentuh pagar.
Liu Zhenhan membeku. Baru hendak mengumpat, terdengar suara "Braak" dari balik pagar disusul rintihan kayu "Kreek-kreek". Pohon kurma gurun setebal pelukan di balik pagar perlahan roboh seperti pemabuk, "Braak" menghantam pagar. Ranting-rantingnya memecahkan kesunyian dengan derak patahan dan benturan kacau "kreek-kreek".
“Obisilachi! Bukankah ini teknik ‘Gedang Shan Da Niu’ milik Prajurit Panda Panta? Pantas disebut ‘Paku Penembus Jantung’!” Liu Zhenhan terkekeh, tak menyangka "Anting Tuan Tanah Kematian" ternyata memiliki skill licik seperti ini.
“Fungsi utama anting ini cuma menghemat kekuatan magis. Untuk sihir di bawah tingkat pemandu, bisa menghemat 60% tenaga magis saat digunakan! ‘Paku Penembus Jantung Nail Ao Zu’ ini sebenarnya tidak terlalu penting, waktu tunggunya dua jam, terlalu lama.” Master Emmar tertawa ringan.
Liu Zhenhan belum sempat tertawa, sesuatu yang membuatnya menangis pun terjadi.
“Richard! Ini jadi milikku!” Naga Pelangi Ibu yang sedang mengobrak-abrik peti harta mengusap hidungnya, cepat-cepat mengeluarkan kotak kayu dari dalam peti dan menyelipkannya ke dada.
“Jancuk! Tidak boleh!” Liu Zhenhan nyaris pingsan melihat kotak itu. Pencuri dalam rumah, sampai berani mencuri dari kepala sendiri.
Isi kotak ini merupakan harta terbesar Liu Zhenhan selama beberapa hari terakhir – "Intan Halilintar" dan "Mutiara Kloning Tenaga Magis". Kehilangan salah satunya sama saja dengan mencabut nyawa Lao Liu!
Dalam operasi pembersihan Kuil Utama Zoroastrianisme, tim penyita aset Feilengcui menemukan 242 buah logo logam terbuat dari "Intan Halilintar" di ruang samping.
"Intan Guntur" ini tidak diketahui apakah dibawa pedagang Molan dari Benua Aigean atau produk lokal, namun fungsinya sama: setelah diberkati bisa melepaskan "rantai kilat guntur". Waktu tunggu setengah jam, dengan kekuatan yang meningkat sesuai warna intan, setara dengan gulungan kilat yang bisa dikeluarkan secara instan.
Di Benua Aigean, intan jenis ini hanya dihasilkan oleh monster khas Gunung Guntur yaitu "kadal petir", dan itu pun harus dari kadal berusia tua dengan kulit merah tua, sehingga sangat langka.
Liu Zhenhan sempat heran, mengapa Kuil Zoroastrianisme memiliki begitu banyak "logo Intan Guntur" tapi hanya dipajang di ruang samping, tidak dibagikan ke Ahong untuk digunakan? Bukankah ini tindakan bego level dewa?
Setelah menginterogasi tawanan Ahong, barulah Liu Zhenhan tahu bahwa logo ini adalah lambang identitas Ahong tingkat tinggi setara Master Maga, mirip dengan lencana Medusa milik imam Bemon.
Logo para Ahong senior yang telah meninggal akan dikembalikan ke Kuil Utama Zoroastrianisme untuk dipajang di "Aula Yingcai", sebagai inspirasi bagi Ahong muda.
Mendengar penjelasan ini, Liu Zhenhan menghela napas panjang: "Birokrasi benar-benar membunuh."
Langkah ini ternyata sangat mirip dengan Kuil Bimon! Di Kuil Utama Bimon, ubin lantai aula utama diukir dengan riwayat hidup para Pendeta tinggi, dan lambang Medusa mereka dikubur dalam batu sebagai tanda berkabung. Tak ada Pendeta Bimon yang sesombong meminta untuk mengenakan lencana Pendeta Naga Kochis, sama seperti tak ada ulama Malan yang berani memakai logo leluhur generasi sebelumnya.
Dua ratus dua puluh empat berlian petir ini akhirnya jatuh ke tangan Liu Zhenhan secara cuma-cuma.
"Mutiara Kloning Tenaga Magis" ini bahkan lebih luar biasa.
Saat serangan mendadak ke Kuil Penyembah Api di hari itu, dengan patung "Jack si Penyembelih" membuka jalan menggunakan gergaji rantai, Liu Zhenhan dan sekelompok ahli bertempur hampir tanpa menemui perlawanan berarti. Baru setelah masuk ke ruang dalam, seorang ulama tua berkekuatan magis tinggi melawan selama beberapa detik sebelum tewas. Karena kemampuan dan RAMAS-nya yang luar biasa, ulama ini langsung dihadapi oleh Liu Zhenhan, Yitiao, Geryon, Raja Amarah Api Neraka, plus tiga pemanah ulung - mati dalam sekejap.
Prajurit Feilengcui menemukan mutiara di mayat ulama tua ini. Gelombang elemen dari mutiara ini bahkan bisa dirasakan oleh seorang ogre sekalipun betapa dahsyatnya.
Inilah "Mutiara Kloning Tenaga Magis"!
Nama ini baru diketahui kemudian setelah interogasi tawanan ahli sihir, dengarkan saja namanya sudah tahu betapa hebatnya!
Menurut pengakuan tawanan ahli sihir, "Mutiara Kloning Tenaga Magis" adalah kristal mutiara dari Monster Tingkat Super Purba Raksasa Kerang di Gurun Pasir Taklamakan yang mampu menciptakan "fatamorgana pasir". Dengan memakai mutiara ini, penggunaan sihir apapun akan memiliki efek duplikasi simultan – mutiara magis ini jika diberikan ke penyihir kelas rendah tidak berarti, tapi jika digunakan oleh Master Puskash, satu barrier anti-sihir yang dikeluarkan akan menjadi dua! Ini konsep seperti apa!!!
Kelangkaan dan kemewahan "Mutiara Kloning Tenaga Magis" ini bahkan membuat Master Puskash tidak bisa menahan ekspresi terkesima!
Meskipun mutiara magis ini hanya bisa digunakan sekali dengan waktu tunggu 7 hari, efek duplikasi sihirnya pantas mendapat predikat "luar biasa dan tak tertandingi". Ini mungkin mutiara magis paling cocok untuk Penyihir Besar level saint di dunia ini!
Liu Zhenhan mungkin tidak pernah bermimpi bahwa ada yang berani mengincar dirinya.
Naga Pelangi Ibu sebenarnya sudah lama mengincar harta berkilauan ini, obsesi bangsa naga terhadap harta karun tidak tertandingi oleh ras manapun! Sungguh tak terbayangkan!
Ketika dia merogoh-rogoh peti harta dan melihat kembali "Intan Halilintar" yang berkilauan cahaya misterius serta Mutiara Sihir dalam jumlah besar di kotak ini, naga kelas tinggi ini tak lagi bisa menahan keinginan kuat untuk memilikinya!
Lagipula ini milik menantunya, tak ambil rugi! Setelah menemukan alasan untuk diri sendiri, Ibu tak lagi ragu-ragu, menyambar kotak itu dan menyelipkannya ke dalam pelukannya.
Rencananya adalah segera terbang pergi setelah pidato selesai, melakukan "memaksakan kehendak" ala idiom Tionghoa.
Liu Zhenhan tentu saja menolak! Jangan main-main!
Apa arti Intan Halilintar sebanyak ini? Ini berarti "Kecapi Tujuh Senar Mutiara" milik Empat Imam Senior Chickin selain Panah Air Mata, bisa menambahkan sihir elemen kilat dalam skala besar! Ini berarti penyihir utama Feilengcui, Mo'er, bisa bertransformasi menjadi Penyihir Kilat tingkat tinggi sepenuhnya!
Satu "Kilat Berantai Halilintar" mungkin tak berarti, daya hancur dan jangkauannya terbatas.
Tapi bagaimana jika seratus dua ratus "Kilat Berantai Halilintar" menghujani musuh?
Jika digunakan melawan prajurit biasa tanpa resistensi magis, setidaknya bisa menimbulkan korban dua tiga ribu orang!
Apalagi Mo'er sendiri adalah ahli kilat alami yang telah memakan "Kristal Bernyanyi", mampu berkomunikasi dengan elf awan dan kilat!
Mutiara sihir ini jelas tak perlu dikatakan lagi, meski otak Liu Zhenhan dipenggal sekalipun takkan diberikan!
Sebelum si bajingan tua sempat bertindak, Yitiao sudah berdiri sambil menampar meja. Tapi ada yang lebih cepat dari mereka berdua - tiga bayangan gesit sudah berkelahi dengan Naga Pelangi Ibu.
"Lepaskan!"
"Aku akan menggigitmu kalau tidak lepas sekarang!"
"Makhluk rendahan! Berani-beraminya kau merampas harta keluarga Penari Embun Beku Aston Villa!"
Kepala suku Andulan bersama Ruoerna dan Daisy menerjang seperti gerombolan perampok, mencengkeram kerah baju Naga Pelangi. Tak terlihat sedikitpun kelambanan khas suku penyu sisik. Teriakan marahnya membangunkan satu per satu orang yang tertidur di tenda sekitarnya.
Liu Zhenhan dan yang lain melihat dengan keringat dingin mengalir di belakang kepala, mulut berkedut.
Sungguh... bangsa naga dengan perhiasan berkilau dan harta miliknya...
"Tak pernah ada makhluk rendahan yang bisa merebut harta dari tangan Aston Villa!" Kepala suku Andulan mengibas-ngibaskan kotak kayu, mengaum dengan gagah.
Di lapangan latihan, bayangan-bayangan manusia bergerak tak percaya sambil mengusap mata yang masih berat, menyaksikan adegan di depan mereka.
Mereka menyaksikan Naga Pelangi pemilik kekuatan fisik terkuat di Benua Aigean, menghela napas dengan wajah kesal sambil dicekik oleh kura-kura tua.
Bab 366 Hukuman Berat Lagu Perang
Hasil akhir "insiden pencuri internal" membuat banyak orang merasa canggung.
Awalnya Naga Pelangi Ibu memarahi putrinya yang dianggap tidak berbakti, tidak tahu menghargai sang ayah, sama sekali lupa bahwa zirah lunak ulat sutera langit dan Masker Artis masih pemberian ayahnya. Andai tahu begini, lebih baik dulu melahirkan seekor Hewan Luo Sha!
Daisy dengan tegas membantah, menurutnya situasi sekarang sudah berbeda, mana bisa disebut tidak berbakti? Ada pepatah "suami memimpin, istri mengikuti". Karena sekarang dia sudah meninggalkan Kota Naga dan tinggal bersama Richard di Feilengcui, maka semua permata dan harta karun di Feilengcui adalah miliknya. Mana ada bangsa naga yang mau berbagi perhiasannya dengan naga lain?
Dewa Naga Hesperus datang pun percuma!
Setelah pertengkaran sengit antara ayah dan anak, giliran ibu dan anak yang berdebat. Akhirnya Kepala suku Andulan dan Ruoerna kembali ikut ribut. Bahkan Naga Giok Giggs dan Naga Emas Hasselbaink sepakat mengecam Naga Pelangi Ibu - menggunakan kekuatan untuk merampas harta memang biasa dalam budaya bangsa naga, tapi memanfaatkan ikatan keluarga sebagai dalih itu keterlaluan!
Kepala Suku Daikui malah lebih ekstrim. Saiklimaks perdebatan, mantang jenius tempur bangsa naga yang termasyhur ini bahkan meminta Master Puskash segera membuka segelnya, agar bisa mengembalikan kekuatan aslinya dan mempertahankan harta karun keluarga dengan kekuatan senjata!
Sebelum Perang Hyjal, Aston Villa sudah menjadi Naga tingkat lima yang termasyhur di Benua Aiqin, menguasai sihir dua elemen es dan api. Setelah pertarungan dengan Pendeta Naga Kochis, Sang Penari Es yang telah memahami hakikat dunia berhasil melampaui batas diri, melonjak menjadi Naga tingkat enam. Level ini jika dikonversi ke jabatan serikat penyihir setara dengan Archmagister.
Master Santo Ajaib dengan penuh penyesalan menyatakan, untuk membuka segel diri seekor Naga tingkat enam setidaknya membutuhkan dua Santo bekerja sama, dan masih menyisakan kemungkinan gagal yang besar. Dirinya benar-benar tak bisa membantu. Kegagalan membuka segel sihir akan menyebabkan pembalikan elemen. Siapapun yang kapasitas otaknya melebihi cacing tanah pasti tahu apa arti pembalikan elemen bagi seorang penyihir tingkat suci.
Liu Zhenhan terpaksa maju merukunkan pihak-pihak, berjanji akan menyumbangkan sejumlah harta karun kepada Naga Pelangi baru bisa meredakan masalah ini.
Ketika tiba saatnya mengeluarkan isi dompet, Kepala suku Andulan mati-matian menolak mengambil harta dari persediaan Feilengcui, hanya menyuruh Liu Zhenhan mencari cara sendiri.
Otak Liu Zhenhan juga bekerja cepat, segera merampas sejumlah besar produk kaca mengilap dari toko kaca di Kota Gallimard untuk hadiah kepada mertuanya. Melihat harta karun ini, Ibu dan Lunna hampir pingsan marah, langsung meraung——Apakah kau menganggap keturunan Naga Suci sebagai bangsa naga rendahan? Apa kami juga naga bodoh yang sehari-hari hanya memeluk kaca mengilap disangka kristal?
Untuk meredakan ini, Liu Zhenhan menahan jijik, bekerja siang-malam dengan pengawal menjarah rumah beberapa bangsawan tinggi, baru bisa meredakan kemarahan dahsyat mertuanya.
Sampai sore hari keenam pembantaian kota, Yang Mulia Grak Sal, Raja Bimon tiba di Gallimard.
Saat ini kota provinsi Mulan telah berubah total menjadi medan pertempuran berdarah yang mati suri, selain reruntuhan, jeritan dan teriakan perang, tak ada suara lain.
Karena terik matahari yang menyengat, udara kota mulai dipenuhi bau busuk mayat dan aroma amis darah yang memualkan. Khawatir wabah menyebar, para dukun merebus ramuan obat dalam jumlah besar. Semua orang non-tempur telah ditarik mundur ke Feilengcui.
Ketika Sang Raja tiba, Shaman Divine Comedy sedang menghajar orang.
Orang ini bukan lain, adalah Penyihir Mayat Hidup Zandi yang membuat Tuan Liu menjadi bawang putih tunggal.
Angin bertiup kencang seperti lemak hewan Luo Sha, sesekali membawa hembusan segar.
Kawanan lalat besar berpinggul hitam pekat dan bertubuh gemuk, dengan riang menari dansa dressage di udara.
Teriakan Penyihir Mayat Hidup menggetarkan seluruh gurun.
Sejak awal Liu Zhenhan telah tahu dari ucapan Rundstedt bahwa penyihir ini pergi urusan bisnis meninggalkan Kota Gallimard, diperkirakan kembali dalam 10 hari. Sejak hari ke-4 pembantaian, pasukan udara yang menganggur telah berjaga menunggu kedatangannya.
Meski Kota Gallimard dibantai namun tidak dibakar. Ditambah kelalaian Penyihir Mayat Hidup, saat Master Zandi melihat titik hitam melayang di atas kota dari kejauhan, ia mengira itu Ksatria Siluman pasukan pengawal Sultan. Baru setelah mendekat dan melihat tembok hitam serta mayat membusuk di pinggir kebun, ia sadar bahaya.
Saat itu sudah terlambat kabur, karena pasukan udara Feilengcui telah mendeteksi kedatangan Master Zandi.
Setelah persenjataan Gnome Rundstedt diambil alih oleh Liu Zhenhan, pasukan udara Feilengcui telah sepenuhnya dilengkapi dengan "Kacamata Pelindung Mata Harimau" pada hari kelima pembantaian kota. Kacamata pilot yang sangat keren ini dibuat dari batu mata harimau dengan metode pengasahan khusus, tidak hanya tahan angin dan menghalangi cahaya kuat, tetapi juga memiliki lensa dengan fungsi pengamatan jarak jauh. Sepuluh ribu tahun yang lalu, kacamata pelindung ini adalah peralatan penerbangan wajib untuk pilot Gnome "Mesin Terbang Qibulin"!
Penggalian makam Raja Gnome oleh Rundstedt menghasilkan sepuluh peti, masing-masing berisi seratus set kacamata pelindung mata harimau. Karena penglihatan Orang Burung Nasar yang luar biasa dengan membran biru alami di pupil yang melindungi dari sinar ultraviolet, mereka tidak membutuhkannya. Ini menjadi keuntungan besar bagi pasukan udara Feilengcui sekaligus menjerat Master Zandi hari ini.
Secepat apapun kecepatan manusia kelelawar, takkan mengalahkan Bangau Api Burangsha. Sekelas apapun kemampuan ras Warronbal "Ultrasonic Mirage", takkan luput dari jejak kemampuan ras Yuanfurui "Mata Kebenaran". Meski sihir mayat hidup Zandi cukup mumpuni, tetap tak bisa menandingi sihir bunga tingkat pemandu Liu Zhenhan - "Jemput Bunga dengan Jari".
Ketika Sang Raja keluar dari Formasi Teleportasi Sihir Logam Ajaib, keturunan Warronbal ini sedang telanjang bulat, disiram air mendidih dari kepala hingga kaki. Deretan gelembung air yang mengembang seperti jamur setelah hujan bermunculan di kulitnya, teriakan nyerinya mirip hewan Luo Sha yang sedang dikebiri.
Liu Zhenhan mengguncang-guncang botol air emas di tangannya, menjatuhkan tetes terakhir air panas ke tanah dengan suara "braak", lalu menoleh melirik formasi sihir yang berdenting "dentang".
Wajah Sang Raja mulai menjadi jelas dalam pancaran sinar elemen teleportasi yang samar.
"Yang Mulia, cukup beri tahu melalui utusan saja. Sungguh tak pantas Baginda datang sendiri ke sini!" Melihat raja, Liu Zhenhan buru-buru mengusap tangan lalu menepuk pundak kirinya dengan kencang sebagai penghormatan.
Para prajurit Istana Musim Panas yang tersebar di sekitar juga segera memberi salam.
"Richard, kau..." Yang Mulia Grak Sal berdiri kaku di tengah formasi logam ajaib, memandangi Liu Zhenhan dari ujung kepala hingga kaki dengan tatapan terkejut. Para pengawal istana di belakang raja pun membuka mulut lebar-lebar memandang Shaman Divine Comedy, otot-otot mereka menegang. Beberapa jari telah menyentuh senjata sementara mata mereka kosong melongo.
Jika bukan karena Sang Raja dan para pengawal benar-benar memiliki ingatan yang sangat jelas tentang Shaman Divine Comedy ini, mungkin reaksi pertama mereka saat keluar dari formasi magis logam ajaib hari ini adalah langsung menghunus pedang dan bersiap bertempur.
Shaman Divine Comedy Richard Yang Mulia hari ini mengenakan zirah hitam pekat bak malam, di bagian dada terukir tengkorak dengan pedang perang tertancap, kristal es menghiasi setiap sudut bermata zirah, hawa dingin putih salju keluar perlahan dari baju perang itu, perlahan membentuk bunga sepatu es yang menusuk hati di udara, berputar-putar saat tertiup angin; Enam bendera perang hitam menjulang tinggi di belakang pelindung punggung, pada lipatan bendera merah yang melambai-lambai samar terlihat lambang bulu belah ketupat berwarna putih, dengan hiasan daun Mawar Pandora di sekelilingnya!
Setiap orang yang mempelajari sejarah Benua Aigean tahu, daun Mawar Pandora adalah lambang ksatria Bangsa Iblis! Lambang bulu belah ketupat menandakan ksatria iblis ini telah mencapai tingkat tinggi yang bisa mewujudkan sayap! Enam lambang bulu berarti iblis bersayap enam - ini adalah tanda prajurit iblis terkuat!
"Sayangnya, di mata Yang Mulia ini justru berkilauan bintang salib perak, sementara rambut gaya Mohican-nya sengaja diwarnai ungu. Seandainya Sang Raja Sal baru pertama kali bertemu, mungkin akan mengira Beliau adalah anggota bangsa iblis berambut ungu bermata perak."
"Hehe, daripada menganggur, kubuat rambut ungu buat main-main." Liu Zhenhan melihat Sang Raja dan para pengawal istana dalam yang terpana menatapnya, segera paham dan berusaha mengalihkan perhatian.
"Yang Mulia, meskipun kelakuan isengmu sudah kualami berkali-kali, tapi kali ini benar-benar keterlaluan." Sang Raja menggelengkan kepala sambil tersenyum getir: "Zirah ini apakah yang terkenal bernama 'Zirah Takhta Es yang Terbeku'?"
"Sang Raja benar-benar memiliki mata yang tajam."
"Kisah Ksatria Kuil agung Samuel yang tergoda Raja Lich Skorari hingga berkhianat dan menjadi Tuan Tanah Kematian, semua Bimon yang punya telinga pasti pernah mendengarnya." Yang Mulia Sal menarik sudut bibirnya: "Bisakah Yang Mulia melepas zirah ini? Zirah ini ditambah cahaya bintang salib perak di pupil matamu, membuatku merasa sangat tidak nyaman."
Lao Liu terkekeh, armor di tubuhnya tiba-tiba seperti dataran es yang mencair dengan cepat, kepingan zirah meleleh dan menghilang dalam sekejap, membawa pola hitam samar menyusut ke empat bagian tubuh Liu Zhenhan: dada, telinga, jari, dan pergelangan tangan. Di sana terdapat perisai berbentuk lencana, anting berlian kecil, cincin mahkota, dan gelang berputar bergaya pelindung pergelangan tangan.
"Yang Mulia, mari bahas urusan resmi dulu. Bagaimana kondisi terkini Kota Gallimard?" Pandangan Sang Raja menyapu sekeliling sebelum bertanya dengan nada serius: "Omong-omong, di mana Tuan Mourinho yang terhormat?"
"Imam Utama Angsa? Hehe, dia sedang memimpin Pengawal dan prajurit bawahan untuk RAMAS persediaan di dalam kota." Liu Zhenhan menyentakkan kaki ke Master Zandi yang merintih di tanah, lalu menatap Raja Bimon: "Yang Mulia, efisiensi pembantaian prajurit Behemoth kami sangat mengagumkan! Kota ini tamat! Selama periode ini, saya yakin bendahara Feilengcui telah menyodorkan laporan keuangan untuk ditinjau Yang Mulia?"
"Bisakah Yang Mulia mengutus seseorang untuk memanggil Tuan Mourinho terlebih dahulu?"
"Yang Mulia, ada masalah apa?" Liu Zhenhan menangkap ekspresi aneh sang raja, segera menyuruh Yitiao untuk memberi kabar ke Mourinho.
"Para Elf Jatuh yang tinggal di kaki Pegunungan Salju Himalaya Taymur, akhir-akhir ini sangat tidak stabil!" Raja Bimon mengerutkan kening: "Kerajaan telah menerima Surat Merpati dari perbatasan tenggara dan selatan. Angkatan udara para elf jahat ini baru-baru ini sering muncul di Pegunungan Bering dan Hutan Salib Selatan, jumlah mereka membludak!"
"Tenang saja, Yang Mulia!" Liu Zhenhan mendengus: "Elf Jatuh ini tidak bisa berbuat banyak. Meski Prajurit Manusia Banteng-Elang mereka banyak, aku berani bersumpah dengan sombong, mereka tidak istimewa! Seekor Banteng Berbual yang mengayunkan kapak perang sekuat tenaga pun hanya bisa mencabik satu sisik naga. Dengan lembing para Banteng-Elang ini, hehe, bahkan bulu peliharaan magisku saja tak bisa mereka tembus!"
"Aku tidak meragukanmu! Tapi Paduka Liu Zhenhan, jangan lupa, seluruh kerajaan hanya ada Anda dan Imam Utama Angsa Tuan Mourinho yang memiliki peliharaan magis tingkat super, sementara populasi Kerajaan Bimon mencapai 6 juta!" Yang Mulia Sal tersenyum getir: "Mobilitas Banteng-Elang terlalu cepat, sulit dikendalikan. Jika terus begini, ancaman potensial bagi kerajaan terlalu besar!"
"Setelah urusan Kota Gallimard selesai, aku akan kembali menghajar habis para Elf Jatuh ini!" Liu Zhenhan mengatupkan tinjunya dengan keras.
“Dengan kehadiran Anda, saya sangat tenang!” Yang Mulia Grak Sal menghela napas panjang, menepuk bahu Liu Zhenhan dengan kuat: “Saat saya berada di Feilengcui tadi, saya sekilas melihat daftar rampasan perang. Jujur, sangat mengejutkan! Saya terkejut dengan hasil yang Anda bawa untuk Kerajaan.”
“Gubernur kota ini adalah ayah kandung Raja Mugalan. Kekaisaran Mugalan yang terus berperang di gurun telah mengumpulkan kekayaan besar dan para perajin terampil di kota provinsi ini. Jadi kali ini kita benar-benar mendapat hasil!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
“Semua ini adalah jasa Anda. Kondisi industri militer Kerajaan akan berubah total karena Anda!” Yang Mulia Sal mengangguk penuh makna kepada Liu Zhenhan: “Selain mengucapkan terima kasih atas nama Sang Raja, izinkan saya sebagai seorang ayah menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga!”
“Tidak perlu berterima kasih, Yang Mulia! Apakah Anda berminat untuk menghukum beberapa orang Mouran sendiri? Saya menahan banyak bangsawan Mouran yang memelihara budak perempuan Bimon. Jika Anda tertarik, mari beri pelajaran kepada para perusak ini!”
“Apakah orang ini bangsawan Mouran yang memelihara budak perempuan Bimon?” Pandangan Sang Raja tertuju pada Master Zandi yang terbaring di tanah dengan wajah penuh lepuhan: “Memang terlihat sangat menjijikkan.”
“Hahaha! Yang Mulia, mungkin Yang Mulia tidak percaya! Orang ini ternyata seorang Warronbal, manusia kelelawar yang mencari nafkah di gurun pasir!” Liu Zhenhan mengangkat bahu ke arah Sang Raja, matanya tertuju pada Master Zandi yang sedang mengerang kesakitan di tanah, “Kalau bukan kedatangan Yang Mulia, aku hampir lupa bertanya pada manusia kelelawar ini, kenapa dia meninggalkan kampung halamannya dan pergi ke Gurun Pasir Taklamakan yang sepi ini?”
“Dia manusia kelelawar?” Yang Mulia Sal mengerutkan alisnya, wajahnya dipenuhi kebingungan.
“Zandi, bisakah kau ceritakan padaku bagaimana kau bisa sampai ke sini dari Benua Aigean? Dan bagaimana kau bisa bergabung dengan Rundstedt?” Liu Zhenhan berjongkok sambil tersenyum, memelintir pipi Zandi hingga suara bisul pecah dan jeritan kesakitan Zandi bersahutan.
“Aku adalah Penyihir Mayat Hidup, Benua Aigean tidak bisa menerimaku. Aku mengembara ke sini.” Zandi yang terikat seperti bakcang terengah-engah, bibirnya yang penuh lepuhan sesekali mengeluarkan buih darah.
“Nasibmu cukup baik, tidak hanya mengembara ke Kekaisaran Mugalan, tapi juga sampai di sisi Rundstedt!” Liu Zhenhan mencibir dengan sinis: “Zandi, kau bukanlah Penyihir Mayat Hidup agung. Jika mau, mana saja di Benua Aigean tak bisa kau tinggali? Mengapa harus datang dari 10.000 li ke Gurun Pasir Taklamakan? Bisakah kau beri tahu alasannya?”
“Aku berkata jujur.” Zandi membelalakan matanya yang kecil, sorot mata berkedip-kedip.
“Baiklah Zandi, aku percaya padamu.” Liu Zhenhan tersenyum ambigu: “Lalu bisakah kau jelaskan, beberapa hari lalu di Oasis Yale, alasan apa yang membuatmu mempertaruhkan nyawa menggunakan busur tujuh bintang untuk menyerangku tiba-tiba?”
“Aku... Aku waktu itu takut kau akan membunuhku.”
“Wah, kau benar-benar dermawan! Pertama menggunakan 'Gelang Tuan Tanah Kematian' untuk menipuku, lalu menjebak!” Liu Zhenhan terus mendesak: “Apakah sebelumnya ada permusuhan berat antara kita? Hingga kau rela membayar mahal untuk menjebakku?”
Zandi terus-terusan batuk, tidak mau menjawab.
“Manusia kelelawar yang bermusuhan denganku, selain keluarga Sherpa dari Doluote siapa lagi?” Liu Zhenhan meluruskan punggungnya, menguap lebar: “Zandi, jangan kira semua Bimon itu bodoh.”
Penyihir Mayat Hidup itu terus memintal kebohongan, Liu Zhenhan mendengarkan sambil terkekeh.
“Sudahlah! Aku tidak peduli apa hubunganmu dengan keluarga Sherpa. Biar kujelaskan begini, keluarga Sherpa sudah tamat! Begitu aku kembali, akan kubongkar semua rahasia gelap mereka!” Liu Zhenhan tersenyum sinis pada Zandi: “Kebetulan di sini ada ksatria naga dari gereja. Katanya, gereja sangat berminat memburu vampir sepertimu!”
Mendengar ini, pandangan Penyihir Mayat Hidup mulai memancarkan keputusasaan.
“Kalau kau beri tahu satu hal, mungkin aku akan mengampunimu dan keluarga Sherpa!” Liu Zhenhan meludah, berjalan berputar-putar seperti bebek sambil tangan dikepit di punggung, mengelilingi Penyihir Mayat Hidup ini dua putaran: “Katakan, mengapa Rundstedt begitu yakin bisa menghancurkan Kerajaan Bimeng? Rundstedt bukan tipe yang sembarangan bicara. Kelihatannya, hubunganmu dengannya sangat dekat. Bahkan Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun itu khusus disisakan untukmu, bukan dibagi ke Ahong Mage lain. Jadi, jangan coba-coba bohong. Jangan!”
“Aku tidak tahu!” Suara Penyihir Mayat Hidup tetap tegas, tapi matanya mulai tak fokus.
“Jancuk!” Liu Zhenhan melambai pada prajurit di sampingnya: “Hantam! Hancurkan dulu sepuluh jari tangan dan kakinya!”
“Cuma seorang pengkhianat manusia kelelawar, bunuh saja! Anda ini Shaman Divine Comedy terhormat, ngapain bertele-tele dengan figuran seperti ini!” Sang Raja menyilangkan lengan sambil melirik Zandi yang terus-menerus memohon ampun di lantai, lalu berkata pada Liu Zhenhan: “Begitu Tuan Murinio tiba, kau ikut aku kembali ke Feilengcui. Soal pembagian rampasan perang dan Elf Jatuh, aku perlu berdiskusi dengan kalian berdua.”
“Manusia kelelawar ini punya informasi penting, pasti tidak sederhana! Yang Mulia, mohon ditunggu sebentar lagi, izinkan aku interogasi beberapa kalimat!” Liu Zhenhan tersenyum minta maaf pada Yang Mulia Sal, lalu menatap tajam manusia kelelawar yang jari-jarinya sedang dihantam keras oleh gagang pisau Fatty Luo: “Zandi, aku tak berminat mengulur waktu. Maukah kau mengatakan yang sebenarnya sekarang?”
“Aku... sudah bicara jujur... Shaman Bimon yang terhormat... Aku... mau menyerah... Aku bisa melayani Paduka... Aku... penyihir mayat hidup yang cukup ahli...” Teriak Zandi sambil menggeliat kesakitan, suaranya serak. Di bawah siksaan tangan berat Fatty Luo, jari tangan dan kaki sang master mayat hidup ini cepat berubah menjadi bubur daging. Tapi tekadnya cukup kuat, sampai sekarang belum pingsan, hal ini membuat Liu Zhenhan agak kagum.
"Luar biasa!" Liu Zhenhan meniup peluit, tertawa aneh: "Zandi, aku bertanya di hadapan Raja Bimeng! Jawabanmu benar-benar membuatku kehilangan harga diri! Hukuman biasa tampaknya tak berguna, mari coba siksaan lagu perang!"
Liu Zhenhan mengangkat tangan memberi O'Neill lingkaran cahaya Pengorbanan, lalu memiringkan kepala ke arah penyair kuda nil.
"Aah..."
Teriakan panjang memilukan.
O'Neill berjongkok di depan Zandi. Api Pengorbanan yang menyala-nyala di tubuh penyair kuda nil langsung menyambar Penyihir Mayat Hidup Zandi bagai makhluk hidup. Penyihir malang itu langsung meloncat seperti ikan putih besar, membuat tali pengikatnya berderit-derit.
Karena sudah disegel magis, Penyihir Mayat Hidup ini kehilangan resistensi magis. Di hadapan Api Pengorbanan yang menyiksa jiwa, hanya yang memiliki mental dan kemauan baja yang bisa bertahan.
Penyihir Mayat Hidup itu segera mengompol dan kejang-kejang seperti tersengat listrik.
"Berhenti!" Liu Zhenhan menarik O'Neill.
Zandi seperti bebek darat yang hampir tenggelam, terengah-engah menghirup udara segar dengan mata yang nyaris terbalik.
"Katakan! Apa hubunganmu dengan keluarga Sherpa? Mengapa Rundstedt begitu yakin bisa menghancurkan Kerajaan Bimeng?" Liu Zhenhan mengaum.
Mengenai asal-usul Rundstedt, Sang Raja sudah memiliki gambaran awal. Ketika mendengar Shaman Divine Comedy kembali menyebut rubah campuran yang menyebabkan kerugian besar pada Legiun Ekspedisi Behemoth ini, dan yakin bisa menghancurkan Kerajaan Bimeng dalam satu serangan, Raja Bimon yang berpikir dalam hanya tersenyum sinis.
"Aku... aku tidak tahu." Master Zandi tetap bersikukuh dengan pendiriannya.
Penyihir Mayat Hidup tahu, saat dirinya mengungkap kebenaran, itulah saat kematiannya. Pasukan Bimon di depannya bahkan mampu melakukan pembantaian kota. Berharap belas kasihan mereka mustahil. Satu-satunya yang harus dilakukannya sekarang adalah bertahan. Hanya dengan bertahan hidup, ada kemungkinan perubahan!
Di dunia ini, tak ada yang lebih takut mati daripada manusia kelelawar. Karena ketakutan akan kematian, manusia kelelawar bisa bertahan dari berbagai siksaan berat. Zandi yakin dirinya juga bisa melewatinya.
"Kau benar-benar pahlawan berhati baja!" Liu Zhenhan menyeringai sambil mengacungkan jempol ke Zandi: "Kau akan mengaku, aku bersumpah!"
Liu Zhenhan tidak berbohong. Master Zandi akhirnya mengaku, dan mengaku secara detail. Dalam siksaan, bahkan banyak hal yang seharusnya tidak diucapkan, semuanya terungkap karena breakdown mental.
Alasan utama yang membuat manusia kelelawar ini berbicara adalah keinginannya yang mendesak untuk mati lebih cepat, tidak ingin menderita siksaan sedetik pun lagi. Shaman Bimon menggunakan "Lagu Perang Penghisap Darah" untuk menyedot sepertujuh darahnya, memanaskannya dengan sihir api berintensitas tinggi, lalu menyuntikkannya kembali ke tubuhnya.
Sayap daging malang manusia kelelawar ini yang semula menggulung seperti bola hitam di punggungnya, tiba-tiba terkembang sepenuhnya saat darah mendidih mengalir ke tubuh bagian bawahnya. Rasa sakit membakar yang tak terlukiskan ini membuat sayapnya terkoyak menjadi beberapa bagian berdarah oleh tali pengikat.
Pengakuan ini membuat Liu Zhenhan dan Raja Bimon terpana bagai disambar petir.
Awalnya hanya ingin memancing udang rebus kecil, eh malah dapat paus!
Bab Tiga Ratus Enam Puluh Tujuh: Bayangan Kematian
Pengakuan terus terang Master Zandi membuktikan kecurigaan Liu Zhenhan selama ini - Rundstedt benar-benar terlibat dengan Bangsa Iblis!
Sebenarnya di lubuk hati terdalam, Liu Zhenhan sendiri tidak berani memastikan kebenaran dugaan ini.
Meski saat itu ekspresi mata Rundstedt berubah drastis ketika mendengar kata "Bangsa Iblis", tapi apa artinya perubahan ekspresi mata? Liu Zhenhan sendiri sering menggunakan perubahan pandangan mata untuk mengelabui lawan.
Berpura-pura ketahuan rahasia dengan menunjukkan ekspresi mata yang kacau sejenak, lalu berusaha menutupinya - ini hanyalah taktik psikologis paling umum untuk mempermainkan lawan.
Rundstedt bukan orang biasa, semakin jelas perubahan pandangannya, Liu Zhenhan semakin tidak berani mengambil keputusan sembarangan.
Rahasia ini disimpan erat oleh Liu Zhenhan di dasar hatinya. Jika bukan Master Zandi yang mengaku terlebih dahulu, Liu Zhenhan pasti tidak akan memberitahu siapapun.
Mendengar penyihir mayat hidup ini mengaku langsung hubungan Rundstedt dengan bangsa iblis, hati Liu Zhenhan yang membara langsung membeku sampai ke lubang anus.
Situasi yang buruk ini jauh melampaui imajinasi Liu Zhenhan. Tidak hanya semua prajurit Behemoth yang mendengar pengakuan itu terpaku bodoh, bahkan Raja Sal yang tak pernah berubah ekspresi meski Gunung Taimuerlaya runtuh di depannya, wajahnya berubah pucat.
Ternyata seluruh klan Wallenpol di Benua Aigean telah bergabung dengan bangsa iblis!
Target militer utama invasi bangsa iblis ke Benua Aigean kali ini, ternyata adalah Kerajaan Bimeng!
Manusia kelelawar bisa berkomunikasi dengan gelombang ultrasonik dalam radius 10 li tanpa perlu berbicara, keunggulan yang tak tertandingi ras lain. Setelah "Bangkit", semua manusia kelelawar bisa menggunakan kemampuan ini mencari sesama ras! Saat ini ada lebih dari 4.000 keturunan manusia kelelawar menetap di Kadipaten Dolot. Perdana menteri kadipaten Dolot saat ini, Marquis Capello, juga merupakan kepala suku Wallenpol kontemporer! Manusia kelelawar telah menghabiskan hampir 700 tahun untuk menaiki strata bangsawan manusia, baru dengan bantuan terselubung bangsa iblis, akhirnya mendapatkan hasil yang gemilang.
Identitas Master Zandi sangat unik. Pertama, dia adalah kakak dari Ketua keluarga Wallenpol saat ini yaitu Capello, ayah dari Totti dan Kasano. Kedua, dia juga agen emas yang dibina keras oleh Bangsa Iblis! Menjaring Rundstedt menjadi sekutu Bangsa Iblis adalah salah satu misi terbaru Master Zandi!
Liu Zhenhan dan Zandi memiliki dendam pembunuhan anak yang tak terdamaikan, karena Kasano tahun lalu ditanam teratai di Sungai Sanggan oleh Milisia Feilengcui. Inilah alasan mengapa Master Zandi, setelah mengetahui identitas Liu Zhenhan, tak segan menggunakan peralatan magis legendaris "Gelang Tuan Tanah Kematian" sebagai umpan untuk membunuh Liu Zhenhan sekaligus!
Rundstedt juga mengetahui hal ini. Rundstedt sengaja mengirim Master Zandi keluar selama 10 hari untuk mencegah Master Zandi bertindak emosional dan merusak rencananya.
Tahun depan adalah waktu Yue Bisu kembali ke Benua Aigean. Saat itu, jurang ruang-waktu akan mengalami keruntuhan segel total akibat gejolak dahsyat Aliran Elemen, memungkinkan pasukan besar Bangsa Iblis kembali berkuasa. Fakta ini tidak dilupakan oleh ras-ras beradab di Benua Aigean, apalagi oleh Bangsa Iblis sendiri. Untuk ini, Bangsa Iblis telah mempersiapkan diri sejak seribu tahun yang lalu!
Teori umur setiap anggota Bangsa Iblis memang tepat seribu tahun!
10.000 tahun lalu setelah gagal menginvasi Benua Aigean, Bangsa Iblis juga melakukan evaluasi menyeluruh atas kegagalan mereka. Serangan mendadak di tahap awal dan kekuatan pasukan bangsa iblis membuat pasukan besar mereka terus bergerak maju di awal invasi, hampir tanpa perlawanan mereka berhasil menguasai wilayah luas Aiqin. Kemenangan semu ini sebenarnya dibangun atas dasar ketidaksiapan ras-ras beradab besar di Benua Aigean, sama sekali tidak sesuai realita. Namun saat itu pasukan bangsa iblis tidak menyadari hal ini, dalam pertempuran berikutnya mereka terlalu meremehkan lawan, membagi pasukan ke berbagai lokasi, menyerang delapan penjuru sekaligus, namun gagal mengokupasi satu titik pijak stabil dan aman, akhirnya dihabisi perlahan oleh pasukan sekutu Aiqin yang sudah pulih, lalu dihancurkan satu per satu.
Pasukan Sekutu Aiqin pada waktu itu terdiri dari Bimon, Elf, Goblin, Raksasa, Kurcaci, dan Putri Duyung Air Tawar. Kebijakan pemusnahan ras yang terlalu kejam dari Bangsa Iblis tidak berhasil mendapatkan sekutu bagi mereka sendiri, dan sebenarnya sama sekali tidak berusaha untuk mendapatkannya. Kesalahan strategis ini mengakibatkan pasukan kuat Bangsa Iblis diganggu terus-menerus di garis belakang oleh pasukan laut gabungan yang terdiri dari Suku Air Bimon dan Putri Duyung Air Tawar, hingga pasokan logistik mereka benar-benar hancur. Ya Tuhan yang maha pengasih! Bangsa Iblis sama sekali tidak memiliki ras yang mampu membentuk pasukan laut amfibi!
Di hadapan kedalaman strategis yang luas dari Benua Aigean, Angkatan Laut Bersatu Aigean melakukan manuver lintas medan melalui jaringan sungai yang terhubung tanpa hambatan musuh, terkadang menyelam ke air, terkadang naik ke darat, melakukan perang gerilya dan gangguan dengan sangat efektif. Pasukan gabungan yang terdiri dari Prajurit Buaya Muara Bimon, Prajurit Piton, Prajurit Ular Raksasa, Pejuang Hiu Air Tawar Suku Gabling, Pendeta Suku Air, dan Penyihir Putri Duyung Air Tawar tidak hanya memiliki jumlah besar dan struktur organisasi yang lengkap, tetapi juga kekuatan tempur yang luar biasa. Pasukan amfibi ini bahkan menjadi musuh tangguh bagi tentara reguler Bangsa Iblis di daratan. Unit logistik kelas tiga dan konvoi pasokan Bangsa Iblis yang menghadapi mereka bagaikan domba menghadapi serigala lapar.
Prinsip yang bahkan orang bodoh pun tahu: Tanpa jaminan logistik, tak ada pasukan yang bisa meraih kemenangan!
Faktor utama kegagalan invasi Bangsa Iblis ke Benua Aigean menurut analisis akhir mereka adalah: Pertempuran multi-frontal, tidak adanya basis pertahanan aman, dan kurangnya sekutu kuat dari suku air!
Untuk memperbaiki kesalahan masa lalu, Bangsa Iblis telah menyusun rencana serangan terbaik sejak lima ratus tahun silam: Pertama merebut basis pertahanan yang aman, lalu memusatkan pasukan dengan pendekatan hati-hati layaknya singa menerkam kelinci, menghancurkan para penentang satu per satu sebelum menguasai seluruh Benua Aigean.
Dataran Liar Donau ternyata merupakan pilihan paling sempurna!
Padang Liar Kuno ini terletak di sisi barat Benua Aigean. Wilayah ini tidak memiliki negara manusia terkuat, luas tak terbatas, dan topografi yang sangat berbahaya. Sangat mudah dipertahankan namun sulit diserang, menjadikannya basis yang sempurna. Tentu saja, ada alasan lebih penting yang menarik perhatian Bangsa Iblis - Bimon!
10.000 tahun lalu, yang menghancurkan Bangsa Iblis paling parah adalah Bimon!
Pasukan laut Bimon-lah yang memutus paksa jalur logistik pasukan besar Bangsa Iblis, membuat prajurit mereka bahkan ketakutan saat mengambil air di sungai!
Angkatan udara Bimon-lah yang menahan gerak maju Ghoul dan Perusak Obsidian!
Pasukan darat Bimon sebagai pasukan utama yang dalam pertempuran terakhir, benar-benar mengalahkan pasukan tak terkalahkan Bangsa Iblis!
Ksatria Naga dan Pendeta Naga Bimon-lah yang mengalahkan kavaleri udara bersayap kuat Bangsa Iblis!
Ksatria tak dikenal yang mengendarai tiga peliharaan magis di medan tempur adalah Bimon! (PS: Ksatria dengan tiga peliharaan magis ini diyakini para Bimon sebagai inkarnasi Dewa Perang.)
Aragorn yang mengayunkan Ren Raja sambil memanggil pasukan mayat hidup untuk bertempur, tetap Bimon!
Ksatria Bolanatu, pendeta yang menabuh genderang perang sambil mengendarai Binatang Perang Raksasa ke medan pertempuran, semuanya adalah Bimon!
Seluruh 10.000 tahun ini, Bangsa Iblis belum melupakan dendam ini! Kala itu tanpa Bimon, Bangsa Iblis pasti telah menguasai Benua Aigean!
Karena Kerajaan Bimeng sudah merosot dan kebetulan terletak di Dataran Liar Donau, maka dendam yang terakumulasi selama ribuan tahun ini bisa diselesaikan dengan cara yang begitu sempurna! Betapa bersyukurnya Bangsa Iblis atas kebetulan takdir ini!
Menanggapi konsekuensi buruk di masa lalu karena tidak memiliki sekutu asing dan sekutu suku air, Bangsa Iblis secara khusus mempercayakan Warronbal untuk menghubungkan bangsa amfibi laut di lautan - Naga dari Kerajaan Laut Sampa!
Kerajaan Laut Sampa milik Naga termasuk yang terlemah di antara tiga kerajaan laut besar, menempati wilayah laut dan populasi yang sangat terbatas. Namun sebagai sekutu suku air yang telah lama dinanti-nantikan Bangsa Iblis, Naga justru menjadi pilihan terbaik!
Saat ini di Benua Aigean, hanya Kerajaan Bimeng yang masih memiliki 200.000 suku air dengan struktur angkatan laut yang utuh.
Pasukan Bangsa Iblis yang tak mampu membentuk angkatan laut amfibi, jika ingin menguasai Padang Rumput Donau, mengendalikan aliran air utama untuk menjamin pasokan tenaga logistik, dan tidak mengulangi kesalahan masa lalu, Naga adalah sekutu terbaik dan satu-satunya pilihan. Pertama, wilayah laut Naga kebetulan terletak di laut barat Kerajaan Bimeng. Kedua, bahkan jika Bangsa Iblis bisa membeli Kerajaan Laut Xiya dan Yalishi yang super besar, bangsa amfibi laut yang bisa naik ke darat dari dua kerajaan besar ini hanyalah keluarga kerajaan seperti Siren dan Putri Duyung. Dengan populasi Siren dan Putri Duyung yang sangat sedikit, mereka takkan mampu membuat perubahan di darat. Justru Naga yang semua warganya bisa naik ke darat dan masuk ke air lebih menguntungkan.
Keluarga Sherpa Capello selalu memiliki perjanjian gentlemen dengan tiga kerajaan laut besar, dengan membayar biaya tertentu untuk memperoleh hak melintasi laut bagi kapal dagang. Banyak penguasa di negara-negara manusia memiliki perjanjian serupa dengan bangsa laut, hal ini tidak aneh. Budak kulit hitam keluarga Sherpa adalah budak yang ditangkap oleh kapal penangkap budak melalui selat dari Benua Pantai Emas ke Benua Aigean.
Ketika keluarga Sherpa mewakili bangsa iblis mendatangi Kerajaan Laut Sampa, para elite Naga hampir tidak ragu sedikitpun, langsung menyetujui permintaan bangsa iblis - kembali ke Benua Aigean juga selalu menjadi impian para Naga!
Dalam Perang Darat-Laut dulu, sikap Naga sebagai pelopor yang tak sabar sudah membuat dunia tahu tekad kuat mereka untuk naik ke daratan!
Alasan utama Kerajaan Laut Sampa bisa bertahan secara ajaib di antara dua kekaisaran laut besar Alexius dan Xiya adalah karena negara yang dibangun Naga terletak di wilayah laut terburuk. Perairan di sini sangat keruh, menjadi surga bagi lintah penghisap darah yang dijuluki "nyamuk bawah laut", terdapat arus bawah laut dahsyat yang bisa menyobek segalanya, pusaran air yang menelan apapun, dan yang paling menakutkan - wilayah ini juga merupakan daerah perburuan cumi-cumi raksasa "Tiran" yang tak terhitung jumlahnya.
Jika bukan karena alasan-alasan di atas, jika bukan karena persembahan tahunan dan penghormatan dari Bangsa Naga, negara kecil sebesar bola lumpur seperti Kerajaan Laut Sampa ini sudah lama diinjak-injak oleh dua kekaisaran laut besar - mungkinkah seekor burung pemula dibiarkan tidur nyenyak di samping tempat tidur?
Kondisi hidup yang sangat buruk membuat Bangsa Naga sangat berhasrat untuk kembali ke Aiqin suatu hari nanti, karena di benua terdapat danau sebening kaca, air jernih yang layak diminum, tanpa lintah maupun cumi-cumi raksasa, apalagi tetangga kuat yang terus mengawasi!
Masalahnya justru terletak di sini, populasi Naga di Kerajaan Laut Sampa hanya lebih dari 20.000 orang. Meski memiliki keinginan untuk kembali ke daratan, dengan kekuatan yang sedikit ini - belum lagi permusuhan berdarah dengan Kerajaan Bimeng dari Perang Darat-Laut - kebencian Elf permukaan terhadap sesama yang telah jatuh, membuat Bangsa Naga tidak punya kesempatan sekecil apapun untuk melintasi padang gurun dan menemukan perairan danau yang layak huni!
Bangsa Iblis menawarkan kesempatan emas yang sulit terulang dalam 10.000 tahun kepada Bangsa Naga, sebuah tawaran yang mustahil ditolak!
Ironisnya, alasan kejatuhan Naga Laut (keturunan Elf Bulan yang terdegenerasi) ke jurang tak berdasar, juga bermula dari "Sihir Penenggelam Daratan" yang dilakukan Tiga Pangeran Teror Bangsa Iblis 10.000 tahun silam, menyebabkan lempeng benua tenggelam ke dasar laut. Kini setelah berlalu sepuluh milenium, musuh bebuyutan ini justru berdiri bersama dalam satu garis pertempuran.
Selain itu, sekutu lain yang ditemukan Bangsa Iblis melalui keluarga Sherpa adalah Rundstedt, Elf Jatuh yang saat ini menghabiskan waktu di kaki gunung bersalju. Keluarga Sherpa juga telah memulai kontak dan berharap dapat menyuap mereka!
Bayangkan, apa artinya jika pasukan Bangsa Iblis berkumpul dalam jumlah besar dari Jurang Ruang-Waktu di Pegunungan Bering tenggara Kerajaan Bimeng, Elf Jatuh dari timur, Naga dari barat, dan Kekaisaran Mugalan dari barat laut bersama-sama menyerang Kerajaan Bimeng!
Jangan kerajaan Bimeng saat ini, bahkan Kekaisaran Bimeng yang berada di puncak kejayaannya 10.000 tahun lalu mungkin tidak akan mampu bertahan dari kepungan empat arah seperti ini!
Yang lebih menakutkan, bahkan jika pasukan manusia ingin mendukung Kerajaan Bimeng, mereka harus melewati celah Kadipaten Dolot. Saat ini yang memegang kendali di Kadipaten Dolot adalah Perdana Menteri Capello, seorang manusia kelelawar! Jika Bangsa Iblis langsung merebut Kadipaten Dolot, selain angkatan udara, mungkin tidak ada yang bisa mencapai Kerajaan Bimeng tepat waktu!
Betapa sempurnanya rencana militer ini! Betapa mengerikannya konsekuensinya!
Liu Zhenhan dan Raja Sal seperti terjatuh ke dalam lubang es.
Jika melakukan simulasi sederhana berdasarkan prosedur dan langkah-langkah ini, kehancuran negara dan pemusnahan ras Kerajaan Bimeng benar-benar sudah di ambang pintu - Dari analisis data sejarah, pasukan pertama Bangsa Iblis setidaknya berjumlah 3,5 juta jiwa. Berdasarkan potensi perang mereka, di tahap berikutnya masih bisa merekrut cadangan dengan jumlah yang sama; Naga Laut setidaknya bisa mengumpulkan sekitar 10.000 pasukan laut; Sementara Kekaisaran Mugalan yang telah menghancurkan banyak negara sebagai kekuatan terkuat di gurun, populasi seluruh negeri tak kurang dari 20 juta, mengumpulkan 500.000 hingga 600.000 tentara seharusnya bukan hal sulit bagi orang Mouran; Jika Elf Jatuh yang sedang dihubungi Bangsa Iblis juga bergabung, jumlah pasukan musuh yang menyerang Kerajaan Bimeng dari empat arah pasti akan melebihi 4 juta orang.
Lalu bagaimana dengan tentara reguler Kerajaan Bimeng? Hanya 100.000 orang! Bahkan dengan mengerahkan semua kekuatan militer, populasi Bimon yang 6 juta jiwa hanya mampu mendukung maksimal 400.000 pasukan. Sudah mencapai batas kemampuan mesin negara! Bagaimanapun, perang bukan hanya mengandalkan prajurit, tapi lebih bergantung pada dukungan logistik!
Situasi telah menjadi kejam sampai tingkat yang tak terkatakan!
Bahkan tanpa sekutu pun, bahkan jika Bimon adalah kekuatan militer kelas satu seperti St. Francis, tetap hampir mustahil bertahan hidup!
Rundstedt dengan lancangnya menyatakan Kerajaan Bimeng pasti akan kalah, dan sekarang terlihat, apakah ada sedikit pun kebohongan?
Hingga hari ini, Liu Zhenhan baru benar-benar mengerti mengapa tiga keluarga kerajaan bawah laut tiba-tiba melancarkan serangan mendadak ke Feilengcui waktu itu!
Pada hari itu di pulau Dewa Laut, Liu Zhenhan pernah menawan Yang Mulia Beckenbauer Raja Xiya. Menurut keterangannya, informasi tentang tempat tinggal Ai Wei'er di Feilengcui justru berasal dari Serikat Tentara Bayaran Kerajaan Laut Sampa!
Dan pada periode itu, kebetulan Liu Zhenhan sedang membantu Marquis Capello, Perdana Menteri Kadipaten Dolot, menghancurkan pasukan bayaran Angin Puting Beliung milik keluarga musuh politiknya, keluarga Danze! Sebulan sebelumnya, Liu Zhenhan pernah membunuh Count Casano! Pernah membasmi pasukan perburuan budak keluarga Sherpa! Pernah memaksa Marquis Capello untuk duduk di meja perundingan!
Meskipun Casano adalah manusia kelelawar yang belum bangkit, kakak, ayah, dan pamannya adalah Warronbal tulen! Mereka semua adalah manusia kelelawar berdarah dingin dengan rasa dendam dan balas dendam terkuat!
Liu Zhenhan menyadari dirinya benar-benar meremehkan lawan-lawannya sebelumnya. Rupanya keluarga Sherpa sama sekali tidak pernah melepaskan niat balas dendam!
Menyebarkan informasi tentang Ai Wei'er ke telinga Bangsa Laut Xiya melalui Naga, lalu membiarkan Bangsa Laut Xiya membunuh Putri Duyung atau melakukan pembantaian besar-besaran di Feilengcui, sementara mereka sendiri tidak perlu terbongkar - betapa liciknya, betapa kejinya, namun juga betapa amannya cara balas dendam ini!
Tentu harus diakui, manusia kelelawar ini benar-benar melakukannya dengan sempurna!
Jiwa Ai Wei'er hingga kini masih harus tinggal dalam tubuh Mo'er, hal ini telah menjadi luka terdalam di hati Liu Zhenhan!
Karena tidak bisa menebak siapa yang membocorkan keberadaan Ai Wei'er, Liu Zhenhan bahkan sempat mencurigai Mentor Cui Beixi dan Imam Utama Angsa Murinio yang diam-diam memiliki budak Medusa!
Liu Zhenhan bahkan pernah meragukan secara diam-diam bersama O'Neill, Daisy, dan Ruoerna di pulau Dewa Laut: apakah Medusa-Medusa di bawah komando Murinio itu sebenarnya adalah Naga yang mirip dengan Medusa!
Karena kecurigaan ini, sejak saat itu Hailun dan Liu Zhenhan mulai menjauhkan diri dari Cui Beixi yang cantik dan baik hati; karena kecurigaan ini dan berbagai kebetulan takdir, hubungan Liu Zhenhan dengan Murinio semakin membentuk simpul mati yang tak terurai.
Semua ini adalah jasa Dalang di Balik Layar Warronbal!
Prestasi manusia kelelawar tidak hanya ini. Transaksi rahasia Liu Zhenhan menyerahkan senjata pemersatu Kekaisaran Pompeii "Edward Scissorhands" golem baja kepada Kekaisaran St. Francis untuk gencatan senjata, juga dibocorkan keluarga Sherpa sehingga diketahui Pompeii!
"Karena peristiwa inilah, Kekaisaran Pompeii murka dan mengerahkan pasukan besar, bersiap untuk bertarung habis-habisan dengan Kekaisaran St. Francis! Jika bukan karena mediasi gereja, pertempuran besar ini tak terhindarkan!"
Secara lahiriah, keluarga Sherpa adalah jantung kekaisaran St. Francis, tapi siapa sangka mereka ternyata pion iblis yang membuka jalan bagi bangsa iblis!
"Bidak catur!" Liu Zhenhan menengadah ke langit sambil menghela napas.
Pada era Pertempuran Hyjal, di hadapan janji gelar bangsawan untuk setiap manusia kelelawar dari pihak manusia, suku kelawar manusia Hua Lunbo'er memilih berkhianat secara massal.
Dalam Pertempuran Udara Tennessee yang menentukan nasib Bimon, pengkhianatan manusia kelelawar yang menusuk dari belakang kavaleri udara Bimon, menjatuhkan kejayaan kekaisaran Bimon ke jurang tak berdasar!
Setelah debu pertempuran mengendap, manusia kelelawar pertama kali mengayunkan pedang pembantaian terhadap mantan saudara sebangsa yang terjebak di Dataran Liar Donau. Pada Bulan Juli Berdarah, hampir semua Bimon yang tertinggal di Dataran Carimodo dibantai habis, kecuali segelintir yang lolos ke hutan belantara.
Nasib semua pengkhianat sama saja. Pepatah Bimon "Pulaibo'ai si Dao Ge peng" dan "Bordir jin liang gong cang" memang diciptakan untuk pengkhianat. Begitu suku kelawar manusia Hua Lunbo'er kehilangan nilai pemanfaatan, manusia segera mencap mereka dengan julukan "vampir" dan melakukan pemusnahan ras. Hanya segelintir Warronbal yang lolos dari pembantaian ini, sejak itu menyembunyikan identitas dan menyusup diam-diam di dunia manusia untuk bertahan hidup.
Sejak itu, meski Benua Aigean luas, tak ada lagi jalan keluar bagi Hua Lunbo'er. Manusia ingin mereka mati, Bimon lebih lagi. Ras-ras beradab lainnya juga tak punya simpati sedikitpun bagi pengkhianat berkarakter hina ini. Kemungkinan manusia kelelawar untuk tampil terang-terangan benar-benar diputus - di manapun di Benua Aiqin, mengumumkan identitas mereka hanya akan berujung kematian. Kondisi fisik kurus juga membuat Warronbal tak punya kemampuan melawan berarti.
Tapi manusia kelelawar perlu minum darah!
Setiap anggota Warronbal yang telah "Bangkit" memiliki kebutuhan luar biasa besar akan darah. Pola makan khusus ini menjadi pembeda jelas dengan manusia biasa. Sedikit kecerobohan saja akan membongkar kedok mereka. Konsekuensi eksposur identitas langsung adalah kematian. Tiang pembakaran gereja manusia memang disiapkan untuk "vampir-vampir" ini.
Dalam kondisi dunia seperti ini, manusia kelelawar hidup dalam penderitaan luar biasa. Mereka mendambakan kebebasan untuk menghisap darah dan menikmati hidup, bukan menghabiskan hari-hari dalam ketakutan seperti pencuri.
Bangsa iblis menemui manusia kelelawar Warronbal tepat dalam situasi seperti ini.
Jurang ruang-waktu tersebar di berbagai lokasi di Benua Aigean. Ketika terjadi fluktuasi pasang surut temporal, penyusupan satu-dua iblis ke Benua Aigean menjadi hal lumrah. Ksatria Suci dan kelompok penyihir Gereja Saint Paul setiap tahunnya selalu berhasil membasmi sejumlah penyusup dari bangsa iblis.
Saat bangsa iblis mendekati mereka, ras pengkhianat ini - keturunan Bimon yang mengalirkan kotoran Dewa Perang dalam pembuluh darahnya - langsung menyetujui permintaan iblis. Sebagai agen bangsa iblis, Warronbal akan mempersiapkan segala kebutuhan invasi ke Aigean. Sebagai imbalannya, setelah penaklukan Benua Aigean, semua manusia kelelawar akan diberi status bangsawan dan kebebasan untuk menghisap darah ras-ras beradab di benua tersebut.
Konon semakin tinggi kecerdasan makhluk, semakin lezat darahnya. Jika darah hewan Luo Sha diibaratkan makanan pokok pengganjal perut, maka darah manusia adalah makanan mewah istana! Ini menjadi konsensus seluruh Warronbal.
"Bagi ras Warronbal yang selalu berkhianat dan menganggap siapa pun yang memberi susu sebagai ibu, bergabung dengan bangsa iblis adalah kesempatan terbaik untuk bangkit seperti ikan asin! Manusia kelelawar tak mungkin menolak."
Angin dingin meraung, menerpa Liu Zhenhan dan Raja Sal yang terlihat kehilangan nyawa.
Takdir berubah-ubah. Baru kemarin menguasai nyawa orang Mouran di Kota Gallimard, kini pisau baja berbinar-binar telah mengarah ke leher Bimon.
Liu Zhenhan menggerutu: "Bangsat!"
Yitiao dan Imam Utama Angsa Murinio beserta pengawal gagah berbau amis darah memasuki lapangan latihan.
Ekspresi Murinio menunjukkan kepuasannya akan hasil buruan kali ini.
Wajah Liu Zhenhan muram saat menjelaskan situasi.
"Sial!" kata Yitiao.
"Tidak mungkin!" Mata Murinio memancarkan kilatan cahaya samar.
"Sudah berapa tahun Bimon tak melahirkan Pendeta Naga dan Pendeta Phoenix sehebat kalian? Kukira ini pertanda kebangkitan Bimon. Apakah ini kilas balik ibarat bunga sepatu yang hanya mekar semalam untuk Kerajaan Bimeng?" Yang Mulia Grak Sal tersenyum getir, wajahnya tiba-tua menua.
Liu Zhenhan, Yitiao, dan Murinio terdiam seribu bahasa.
Yitiao mengorek kukunya sendiri, menatap lantai.
Tatapan Murinio tertahan di langit nun jauh, di mana awan merah seperti darah bergulung.
Liu Zhenhan meraba-raba mencari cerutu, namun tidak menyalakannya.
"Apakah kalian takut?" Yang Mulia Sal tiba-tiba tertawa terbahak-bahak.
"Takut?" Murinio menyeringai sinis, dengan anggun mengibaskan lengan jubah sutra emasnya: "Sekalipun kepunahan seluruh ras tak terhindarkan, kami Bimon harus menghilang dari dunia ini dengan kepala terangkat penuh martabat!"
"Yitiao!" Liu Zhenhan menyalakan cerutu, menghirup dalam-dalam dengan nikmat, lalu berbalik menyemburkan asap pekat ke malamar tangan andalannya: "Kalau Bangsa Iblis sok Berbual B begini, beritahu Yang Mulia rencana kita!"
"Jancuk! Masih perlu ditanya!" Yitiao menjawab dengan garang: "Satu kata - gasak!"
Bab 368 Pasukan Palsu Nomor Satu di Bawah Langit
Malam lagi tanpa bulan, awan hitam berlarian, desau angin menyayat di hutan bambu.
Dua Ksatria Naga gereja telah pergi, Master Puskash dan Master Stefano telah pergi, Naga Pelangi Ibu dan Naga Peri Lunna pun telah pergi.
Kecuali Master Emmar Sang Raja Alkemi, tak ada yang bisa tetap santai dan tenang menikmati hidangan mewah di Feilengcui setelah mendengar kabar tentang Bangsa Iblis.
"Awalnya Naga Pelangi Ibu masih memandang curiga pada intelijen yang didapat secara kebetulan ini. Ketika menantunya memintanya mencabut perlindungan sihir dan membuat ras naga terhormat ini merasakan siksaan 'dialisis darah dengan pemanasan', Naga Pelangi langsung berhenti bicara omong kosong.
"Jika perlu, aku bisa membuka tengkorak Zandi dan menunjukkan bagaimana otaknya mendidih!" Perkataan Liu Zhenhan membuat semua orang memandangnya seperti monster prasejarah.
Identitas Master Puskash adalah Kepala Penyihir Istana Kekaisaran St. Francis, sekaligus mentor raja yang sedang berkuasa. Setelah memverifikasi keandalan informasi ini, sang Master segera kembali ke tanah air untuk melaporkan kabar mengerikan ini kepada Yang Mulia Raja.
Intel militer sangat berbahaya!
Kadipaten Dolot merupakan salah satu dari empat kadipaten Kekaisaran St. Francis. Capello adalah perdana menteri kadipaten, sedangkan Totti adalah adipati wali. Bagai menarik satu helai rambut menggerakkan seluruh tubuh, baik Vatikan maupun Kekaisaran St. Francis harus bertindak cepat namun tetap mempertimbangkan berbagai kepentingan dalam menangani masalah ini.
Master Stefano juga mendapatkan janji yang diinginkannya. Tuan Tanah Feilengcui mewakili Kerajaan Bimeng membentuk aliansi strategis dengan Kekaisaran Francisco berdasarkan prinsip saling menjaga dan membantu.
Setelah invasi Bangsa Iblis, Kekaisaran St. Francis adalah satu-satunya negara manusia yang berbatasan langsung dengan pasukan iblis. Janji ini sebenarnya sudah menjadi realitas objektif meski tak disebutkan.
Master Stefano sebagai "Penyihir yang paling dekat dengan Dewata" telah melihat potensi Tuan Tanah Feilengcui ini dengan jelas. Setelah pulang, dia berencana mengirimkan murid lain ke barisan Feilengcui - si orang tua ini sebenarnya sangat licik. Otga yang merupakan murid paling lemahnya saja bisa mendapatkan peralatan legendaris dan kemampuan setara Magister Sihir di Feilengcui, apalagi kalau dikirim murid lain?
Peran seorang penyihir dalam pertempuran memang terbatas. Dengan kekuatan militer Kekaisaran St. Francis dan bantuan negara-negara manusia lain, jika tak mampu mempertahankan celah gunung Doluote dan menghalangi invasi iblis ke pedalaman, lebih baik bubar saja.
Sebagai negara sihir besar, kehilangan satu penyihir bukan masalah bagi Kekaisaran St. Francis. Dengan membantu Kerajaan Bimeng yang menjadi padang pasir sihir di masa sulit ini, mereka justru akan menjalin aliansi yang berbeda.
Naga Pelangi Ibu dan Naga Peri Lunna juga harus pergi lebih awal karena perubahan ini. Begitu strategi Bangsa Iblis berubah, dua Kota Naga besar - Pelangi dan Chenxing - harus menyesuaikan kembali rencana pertahanan mereka terhadap invasi. Masalah kepemilikan 19 naga biasa dan pengiriman lebih banyak manusia naga ke medan perang adalah masalah besar yang tidak bisa diputuskan sendiri oleh Ibu.
Demi menantu laki-laki dan putrinya, Ibu berencana segera memanggil Penjaga Pohon Kepala Suku Kruyff untuk datang ke Feilengcui membantu persiapan pertahanan. Dengan sisa waktu hanya enam bulan, ini sudah menjadi masalah hidup-mati bagi Feilengcui dan ras Bimon.
Selain kembali ke gereja untuk membahas penanganan manusia kelelawar, Master Puskash juga berencana menemui sahabat lamanya - Master Fan Basten. Dengan bantuan penyihir tingkat suci ini ditambah Richard yang telah pulih kekuatan magisnya, baru ada kemungkinan penuh untuk membuka segelen magis Kepala Suku Andulan.
Bisa dikatakan, kemunculan satu manusia kelelawar bernama Zandi telah mengacaukan seluruh tatanan di Benua Aigean.
Rencana invasi Bangsa Iblis kali ini jauh melampaui perkiraan semua pihak - mereka ingin menguasai basis pertahanan kokoh di garis belakang yang aman, menarik sekutu dari berbagai pihak. Ini menunjukkan perubahan besar dibandingkan Bangsa Iblis 10.000 tahun lalu yang hanya membantai dan membumi hanguskan. Lawan yang berstrategi matang seperti ini jelas lebih sulit dihadapi dan lebih menyebalkan dibanding pendahulu mereka!
Jika berbicara tentang jumlah pasukan, Benua Aigean bisa mengumpulkan pasukan sekutu yang tidak kalah dengan pasukan besar Bangsa Iblis. Namun letak geografis khusus Dataran Liar Donau membuat negara-negara manusia yang berkumpul di Dataran Carimodo yang jauh menjadi seperti "hati ingin tapi tenaga tak cukup". Proses memindahkan pasukan dari berbagai negara ke lokasi ini masih memerlukan perundingan para pemimpin negara, persiapan logistik, dan dukungan belakang layar yang pasti tidak bisa diselesaikan dalam waktu setengah tahun.
Liu Zhenhan tidak peduli dengan semua ini. Dia hanya fokus pada Kerajaan Bimeng. Menurut prinsipnya, "Sekali sudah terjadi, harus dihadapi sampai akhir. Meski kalah tetap harus bertarung."
Bukit Merah yang biasanya berpendar lampu kini telah berubah drastis. Di kaki langit yang jauh, bukit-bukit bergelombang telah diubah menjadi beberapa tungku pembakaran batu bata raksasa yang siang-malam mengeluarkan asap hitam dan nyala api merah. Sepanjang garis timur-barat mengikuti tanggul Sungai Sanggan, di luar hutan bambu yang sejuk, pondasi Menara Bela Diri mulai berdiri tegak dengan batu bata merah sebesar balok batu. Api unggun yang berkobar, tenda-tenda yang membentang luas, kandang hewan, serta layar berkilau yang sedang memutar Rekaman Di Wei, semuanya menghidupkan padang gurun ini.
Liu Zhenhan sama sekali tidak akan membiarkan siapa pun merusak kehidupan damai dan tenangnya! Feilengcui adalah buah keringatnya bersama seluruh keluarga. Dulu tempat ini masih berupa tanah gersang sarang perampok, kemakmuran yang ada sekarang ini adalah hasil dari setumpuk demi setumpuk harta benda Liu Zhenhan yang diperjuangkan melalui pertempuran berdarah tak terhitung jumlahnya. Siapa pun yang ingin menghancurkan jerih payah Liu Zhenhan, harus membayar dengan nyawa!
Dia telah menyiapkan rencana paling kejam, Ngarai Obsidian masih menyimpan sarang Dark Elf! Meskipun gua gipsum bawah tanah terkenal rumit dan misterius, dia tidak keberatan untuk mengambil risiko sekali lagi, harus mendapatkan sejumlah "Mata Air Kehidupan"!
Pasukan Bangsa Iblis sekalipun lebih kejam, Liu Zhenhan akan menghujani mereka dengan labu minyak ganda sampai mereka tidak sanggup bermain lagi!
Malam sunyi, Sang Raja, Murinio serta para pimpinan pasukan, tiga Imam Utama jubah emas kini sedang berembuk di kediaman walikota mengenai pembagian rampasan perang.
Sebenarnya pertemuan ini juga harus dihadiri Liu Zhenhan, bagaimanapun dia adalah dalang utama Perayaan Emas Kalimantan ini, sekaligus tukang tawar-menawar yang ulung nomor satu di Kerajaan, tak ada yang berani meremehkannya.
Tapi sepatah kata Sang Raja membuat Shaman Divine Comedy membatalkan niat menghadiri rapat, malah pergi ke Lapangan Merah menikmati pemandangan malam.
"Rampasan perang kali ini, Paduka Liu Zhenhan yang berhak memilih terlebih dahulu. Sisanya baru akan dibagikan kepada kita semua." Saat itu Yang Mulia Sal duduk di depan meja rapat oval, menyapu pandangan rajawi yang tak tercela ke setiap pejabat tinggi yang hadir: "Aku tahu persis, para panglima legiun empat kota sudah menyisihkan banyak harta untuk pasukan mereka masing-masing. Dan setiap prajurit Behemoth yang ikut merampok Kota Gallimard juga diam-diam menyelipkan barang pribadi, sedikit atau banyak. Ini adalah sifat alami manusia dan tak perlu disalahkan! Tapi yang ingin kukatakan adalah, selain emas dan perak, semua barang lain harus dikumpulkan setelah penjarahan selesai. Senjata berkualitas tinggi dan peralatan magis semuanya diprioritaskan untuk Feilengcui! Ingat! Ini adalah perintahku."
Mengingat Sang Raja sudah bersabda demikian, akan sangat tidak bijak jika kita menyinggung Shaman Divine Comedy lagi.
Satu-satunya yang bisa dilakukan semua orang hanyalah menggerutu dalam hati.
Pembantaian dan penjarahan kali ini masih mengandalkan prajurit Behemoth biasa. Bagaimanapun elitnya Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui, mereka tak mungkin menguasai segalanya.
Semua pejabat tinggi yang hadir adalah para Behemoth berpengalaman di lingkungan politik-militer. Mereka semua paham, sesungguhnya Paduka yang kejam dan licik ini sudah lebih dulu menyantap hidangan mewah dari rampasan perang. Semua barang jarahan dikumpulkan di Feilengcui, orang lain bahkan tak punya hak untuk melihat sekalipun. Kekejaman dan kelicikan sang Paduka sudah termasyhur, bahkan Behemoth bodoh pun tahu bagaimana cara dia bertindak!
"Sebagaimana yang dikatakan Sang Raja, setiap legiun yang bertanggung jawab atas penjarahan di empat kota menyisihkan barang-barang pilihan untuk diri mereka sendiri - tidak ada yang bodoh! Namun titah kerajaan ini jelas-jelas seperti menyaring tulang dan kuah dari kuali dengan saringan, lalu menyuguhkan semangkuk penuh untuk Shaman Divine Comedy ini."
"Sangat tidak adil! Para Imam Utama masih lumayan, sementara para jenderal yang berasal dari latar belakang militer memperlihatkan ekspresi marah yang tak berani diungkapkan."
Memandang punggung Shaman Divine Comedy yang berbalik pergi, Putri Nancy merangkul lengan ayahnya dengan mesra, mendenguskan bibir merahnya yang montok penuh keirihatian: "Siapa yang tidak tahu daftar rampasan perang ini sudah digerogoti habis olehnya! Masih berpura-pura sopan! Hmph～ Ayahanda! Mengapa Paduka begitu baik pada Shaman Divine Comedy ini? Ini jelas melanggar hukum!"
Sang Raja menyilangkan lengannya, tersenyum tanpa bicara.
"Putri..." Imam Utama Angsa tersenyum tipis menyambung ucapan sang putri: "Jika Paduka berpikir demikian, maka Paduka keliru besar! Justru karena Yang Mulia Sal berkata demikian, Paduka Richard malah tidak akan berani mengulurkan tangan lagi."
Putri Nancy dan para jenderal tertegun tak paham. Tiga Imam Utama tampak mengerti.
Sang Raja dan Murinio saling bertukar senyum penuh kesepahaman.
Insiden kecil ini tidak diketahui siapapun, Shaman Divine Comedy kami sedang asyik menikmati teh sore bersama para bawahannya di Lapangan Merah.
Sekelompok besar orang berbaring di kursi bambu yang lebar sambil menengadah ke langit, secangkir demi secangkir teh Oriental premium hasil RAMAS dari Kota Jia mekar dengan megah di dalam gelas kaca mewah. Di langit sesekali melintas beberapa ekor burung puyuh gemuk yang terbang rendah, masuk ke semak-semak di kejauhan, mengeluarkan suara gemericik lembut seperti gumaman.
Liu Zhenhan dengan santai bercanda dengan para istrinya. Seekor burung beo kecil berjaga di sebelah labu besar yang mengilap, di dalamnya terdengar suara jangkrik.
Guo Guo dan anak babi telanjang dengan pantat merah muda yang montok tengkurap di atas meja, punggung mereka dialasi handuk putih bersih. Beberapa pelayan cantik sedang "kreek-kreek" memijat mereka. Dua Biksu Kelinci mengupas buah delima manis dan menyuapkannya ke bibir kecil mereka.
Dua bangsat kecil itu mengerang nyaman, mata kecil seperti kacang hijau mereka berkedip-kedip cepat.
Di tanah tak jauh, hamparan tikar sederhana disusun rapi. Tiga puluh delapan pria Raksasa Buddha bertubuh besar berbaring, dikelilingi sekelompok besar Manusia Landak dari suku Hairong yang sedang membuat tato di tubuh raksasa-raksasa itu.
Sepuluh lebih Manusia Landak bertugas pada satu raksasa. Ada yang menggambar pola, ada yang menggunakan jarum berat untuk mengukir. Di bawah cahaya yang berbinar-binar, pola-pola besar mulai tampak jelas di otot-otot kekar mereka.
Jiskeibi juga membuat tato, membiarkan punggungnya yang putih dan menawan setengah telanjang, dari sana hingga bahu depannya akan ditato gambar ular raksasa yang matanya melotot penuh amarah dengan taring menyeringai - gadis kecil ini sangat penurut, apa pun yang Liu Zhenhan katakan pasti dilakukannya, sampai-sampai Lao Liu sudah tak bisa berbuat apa-apa.
Raksasa Berkaki Lumpur berjongkok di samping, masing-masing dengan santai mengunyah batang rumput di mulut, memiringkan kepala menyaksikan pekerjaan Manusia Landak, sesekali pura-pura ahli berkomentar: "Hmm... tusukan ini terlalu dangkal, hmm... tusukan itu kurang pekat..." Mereka semua lebih Tang Harimau Putih daripada Tang Harimau Putih sendiri. Membuat Manusia Landak sesekali berteriak marah: "Hambat cahaya! Si bertubuh besar!"
Raksasa Berkaki Lumpur sekarang sangat puas, setiap hari menikmati hidangan lezat yang tak pernah terbayangkan, minum anggur yang hampir membuat lidah ikut tertelan, Tuan Tanah dan istri sang tuan tanah yang cantik tak lupa menanyakan kabar, yang lebih penting, mereka kini masing-masing memiliki sepasang sepatu bot sempurna - sepatu bot yang tak mengundang tatapan iri dan anti rembes.
Meski sepatu bot pasir amber pelangi tak sekuat sepatu bot hewan mistis, tapi lebih tahan air dan lebih indah - itu sudah cukup!
Menemukan sepasang sepatu bot yang tidak bocor adalah impian setiap Raksasa Berkaki Lumpur, bahkan sepatu bot hewan mistis pun tidak mungkin benar-benar kedap air. Sedangkan untuk keanggunan dan keindahan, meskipun diidamkan oleh para Raksasa Berkaki Lumpur, hal itu tak pernah mungkin terwujud!
Tak disangka, segala kesulitan rumit yang begitu menyulitkan para Raksasa Berkaki Lumpur ini, di tangan sang tuan tanah justru dapat diselesaikan dengan mudah bagai membalik telapak tangan!
Selain kekokohannya, sepatu bot amber ini diukir dengan pola sulur-sulur indah oleh pengrajin Elf, membuat setiap Rksasa Berkaki Lumpur meragukan apakah mereka sedang tidak bermimpi - kebahagiaan ini datang terlalu mendadak!
Raksasa Berkaki Lumpur memiliki kedekatan alami dengan air. Setelah memiliki sepatu bot sempurna, akhirnya mereka bisa berenang dan bermain air dengan leluasa di riak permukaan. Kepuasan besar ini mungkin hanya bisa dipahami oleh pria impoten yang tiba-tiba pulih kemampuannya.
Surga! Sekarang ini menjadi mantra andalan Kepala Suku Keen.
Ketika sang tuan tanah berjanji memiliki sebuah Mutiara Naga Giok ajaib yang bisa menyembuhkan 25 Raksasa Berkaki Lumpur yang kakinya menyatu menjadi satu, mengembalikan hak mereka untuk berjalan setelah periode pengobatan, seluruh ras Raksasa Berkaki Lumpur hanya bisa menyatakan rasa syukur mendalam dan kesediaan mengorbankan nyawa sebagai balasan, tanpa bisa mengucapkan kata-kata lain.
Tanpa ancaman air, Raksasa Berkaki Lumpur yang merupakan bagian dari ras Raksasa juga memiliki keberanian besar. Mereka adalah raksasa logam alami yang saat dewasa dapat dengan mudah membentuk tombak logam di tangan untuk dilemparkan hingga 1.000 yard! Di gurun, mereka bahkan tidak takut pada kadal terbang, satu-satunya yang ditakuti adalah manusia karena manusia akan berusaha menyiramkan air ke kaki mereka.
Atas permintaan Tuan Tanah untuk bergabung dalam Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui guna menjaga keamanan wilayah, Kepala Suku Keen dan 17 raksasa dewasa Berkaki Lumpur tentu merasa bertanggung jawab! (PS: Masih ada 25 raksasa pria Berkaki Lumpur yang merupakan tentara yang terluka tanpa kaki).
Liu Zhenhan sangat bangga. Bisa dikatakan, perjalanan ke gurun kali ini, hasil terbesar Feilengcui adalah para Raksasa Berkaki Lumpur ini!
"Sinar Doppler" Raksasa Berkaki Lumpur dapat mengubah monster apa pun menjadi khimera. Kemampuan bawaan ini terdengar sangat Berbual B pada awalnya, namun setelah dipikir lebih dalam sebenarnya tidak berguna - sinar transformasi ini tidak cocok untuk Monster Tingkat Super. Ambil contoh Geruin Tuan Tanah Pasang Surut, jika diubah menjadi monster kaca patri, maka kemampuan magisnya hanya akan tersisa "Bintang Baja" yang bisa dikeluarkan secara instan. Sihir unsur es dan Unsur Angin yang sebelumnya tak terbatas akan hilang sama sekali karena kehilangan kekuatan magis aslinya - betapa besar kerugiannya?
Sinar Doppler juga tidak terlalu cocok untuk monster kelas menengah ke bawah, karena modifikasi ini tidak memiliki makna besar, hanya mengganti mantra spontan saja.
Jika dilihat dari sudut strategi, monster yang benar-benar cocok untuk modifikasi "Sinar Doppler" harus berukuran besar namun memiliki kelemahan, sedangkan khimera hasil modifikasi paling premium hanya terbatas pada beberapa jenis. Contohnya monster elemen tanah dengan kulit sekeras batu, monster tanaman jenis armor duri, atau monster es dengan perlindungan es, dan sebagainya.
Jenis monster ini termasuk herbivora paling jinak di setiap elemen. Mantra spontan mereka hanya untuk melindungi diri dari bahaya dan predator, tanpa kemampuan menyerang sama sekali. Setelah dimodifikasi menjadi khimera dengan "Sinar Doppler", mereka tetap bisa mencegah kerusakan melalui lapisan logam - mantra spontan asli akan berasimilasi menjadi mantra logam yang tetap dipertahankan, ditambah kemampuan transformasi logam cair khas kaca patri melalui perubahan wujud.
Saat pertama kali melihat Raksasa Berkaki Lumpur, Liu Zhenhan langsung menganalisis "Sinar Doppler" mereka. Ide yang muncul di benaknya adalah: Jika Helen memodifikasi peliharaan magis "Landak Batu" menjadi khimera, alangkah mengerikannya khimera hasil modifikasi itu!
Landak Batu adalah monster naga sekunder yang paling memalukan di Benua Aigean. Sebagai puncak rantai makanan monster, mereka sama sekali tidak memiliki kemampuan serangan magis dan sifat agresif, benar-benar makhluk anomali yang langka.
Di dunia yang menganut prinsip "yang kuat memangsa yang lemah" ini, bahkan sebagai monster naga sekunder sekalipun, jika tidak memiliki kemampuan menyerang, nasibmu sudah pasti.
Landak Batu yang berwatak jinak adalah contoh nyata. Naga sekunder ini telah terdegradasi menjadi hewan pengangkut logistik pasukan manusia - monster raksasa ini berukuran tiga kali lipat gajah, panjang tubuh mencapai 20 meter, berat puluhan ton, dengan kekuatan fisik sebagai keunggulan mutlak. Setiap ekor Landak Batu mampu menarik logistik seberat ratusan ton!
Dalam struktur pasukan manusia, seekor hewan pekerja ini sudah cukup menjamin pasokan logistik untuk lima resimen!
Satu-satunya sihir Landak Batu, "Mantra Kulit Batu Super", merupakan mantra pertahanan dengan kecepatan pengaktifan tercepat dan kemampuan proteksi paling arogan di antara semua monster yang dikenal. Lapisan kulit batunya yang tunggal nyaris menyamai efek terpetrifikasi, memberikan pertahanan fisik dan magis tak tertandingi!
Di seluruh benua, hanya ada satu makhluk yang setara kemampuannya dalam hal pertahanan - Bimon Raksasa Berbulu Emas yang termasyhur, Bolanatu!
Yang Liu Zhenhan idamkan adalah Bimon Raksasa!
Setelah bertahun-tahun pelatihan dan penangkaran buatan, jumlah Landak Batu yang dimiliki pasukan manusia dan pasukan tentara bayaran terkenal di Benua Aigean, jika digabungkan, minimal mencapai 400 hingga 500 ekor! Ini belum termasuk Landak Batu liar!
Jika Landak Batu ini dimodifikasi dengan "Sinar Doppler" dari Raksasa Berkaki Lumpur, monster Naga Sekunder yang berdaya ledak besar ini akan berubah total dari Naga Sekunder tanah menjadi khimera logam! Mantra "Kulit Batu Super" yang bisa dikeluarkan instan akan bertransformasi menjadi mantra "Kulit Emas Super" instan, meningkatkan level pertahanan mereka selangkah lebih tinggi!
Yang lebih penting, mereka akan mendapatkan kemampuan transformasi bentuk menyerupai logam cair!
Dengan berubah menjadi Naga Emas, mereka bisa melayang di angkasa!
Dengan berubah menjadi Bimon Raksasa, mereka akan menjadi Bolanatu dengan cakar baja sepanjang 100 inci!
Tuntutan Liu Zhenhan tidak muluk-muluk: 100 ekor Landak Batu! Hanya seratus ekor!
Dengan 100 ekor Landak Batu, berarti Feilengcui akan memiliki 50 Ksatria Naga Emas dan 50 Ksatria Bimon Raksasa. Versi bajakan ini justru lebih besar dari aslinya - naga dan Bimon Raksasa sepanjang 20 meter mungkin ada di Benua Aigean, tapi mustahil bisa mengumpulkan sampai 100 ekor!
Bagaimanapun Liu Zhenhan adalah veteran yang bertahan dari lautan darah dan gunungan mayat di medan perang Nanjiang. Tak ada yang lebih paham darinya tentang arti "daya gentar lebih penting daripada kekuatan tempur"!
Liu Zhenhan yakin, di Benua Aigean belum ada yang cukup nekat untuk menantang langsung lima puluh Ksatria Naga Emas dan lima puluh Ksatria Binatang Peliharaan Raksasa Bimon! Bahkan sepuluh Master Puskash sekalipun takkan sanggup!
Naga dan binatang peliharaan raksasa berbulu emas terkenal mengerikan di Benua Aigean, ditakuti semua makhluk. Bagaimanapun bentuknya, tak ada yang bisa lolos dari lingkaran psikologis ini. Wujud Chimera berkepala dua juga terlihat garang, tapi dibandingkan dengan naga berukuran serupa, reputasinya tetap kalah!
Liu Zhenhan memiliki empat ratus Chimera! Begitu dimodifikasi, semuanya akan menjadi empat ratus Naga Berkepala Dua Emas!
Tentu saja, Chimera berkepala dua khimera ini hanyalah versi bajakan Naga Berkepala Dua Emas yang tak punya kemampuan menyerang.
Sedangkan naga emas hasil modifikasi Landak Batu, meski bertubuh raksasa, tidak memiliki kemampuan serangan magis naga. Maka rencana Liu Zhenhan adalah memasangkan khimera Landak Batu dengan Ksatria Udara Raksasa, yang saat dibutuhkan bisa berubah menjadi zirah terbang. Dengan perlindungan super kuat Landak Batu dan kemampuan serangan magis jarak jauh warisan garis keturunan Titan, mereka akan menggemparkan semua pihak!
Modifikasi Landak Batu menjadi Bimon Raksasa lain cerita. Sejak dulu, serangan Bolanatu tak pernah bergantung pada sihir. Sihir hanya berfungsi sebagai pertahanan bagi Bimon Raksasa. Yang paling mengerikan dari binatang peliharaan raksasa berbulu emas adalah cakar baja sepanjang seratus inci-nya, bahkan mampu mencabik-cabik naga!
Bimon raksasa memiliki tinggi 10 meter, sedangkan Landak Batu dewasa bisa mencapai panjang 20 meter. Bayangkan jika Landak Batu khimera ini bertransformasi menjadi Bimon raksasa - akan menjadi monster logam dengan cakar baja sepanjang 200 inci! 50 ekor binatang peliharaan raksasa berbulu emas seperti ini akan memberikan tekanan psikologis yang dahsyat bagi musuh!
Pada dasarnya, jika Landak Batu benar-benar dimodifikasi menjadi Bimon raksasa, khimera ini sebenarnya tidak berbeda dengan Bimon raksasa asli: penampilan sama persis, mantra spontan juga sama, bahkan kemampuan perlindungan pun identik!
Satu-satunya perbedaan terletak pada daya penghancur. Bimon raksasa memiliki karakter agresif dan kecerdasan tajam - 3-4 ekor Bimon bahkan bisa menyusun jebakan untuk berburu Naga. Sedangkan Landak Batu pada dasarnya adalah monster herbivora dengan sifat jinak, tanpa sifat haus darah yang mengerikan.
Tapi ini juga tidak masalah, asalkan cakar baja sepanjang 200 inci itu dikeluarkan dan menerjang ke formasi musuh, bahkan dengan menginjak saja sudah bisa membunuh banyak orang. Apalagi monster bisa dilatih, gerakan mencakar bukanlah gerakan yang sulit dipelajari – jika itu adalah peliharaan magis yang ditaklukkan pendeta, itu akan lebih mengerikan lagi. Dengan komando mental dari pendeta, binatang peliharaan raksasa bajakan ini akan menjadi persis sama seperti Bolanatu orisinal! Mereka akan melompat ke langit, merobek naga di angkasa dengan cakar tajamnya! Mereka akan seperti sabit memotong rumput, membelah ribuan tubuh rapuh!
Landak Batu memiliki kekuatan fisik yang lebih hebat daripada monster mana pun! Asal diperintah pendeta, mereka akan lebih "Bolanatu" daripada Bolanatu itu sendiri!
Liu Zhenhan ingin tertawa terbahak-bahak, monster herbivora jinak mungkin adalah monster termudah untuk ditaklukkan oleh para pendeta!
Tapi sepertinya tidak ada pendeta yang mau memiliki seekor Landak Batu sebagai peliharaan magis...
Helen tetaplah sebuah pengecualian...
Raksasa Berkaki Lumpur jelas merupakan pengecualian yang lebih besar lagi...
Saat dua Ksatria Naga Gereja, Master Puskash dan Master Stefano pergi, Liu Zhenhan telah mengajukan permintaan kepada tiga teman manusianya untuk membeli Landak Batu surplus dari pasukan Gereja dan Kekaisaran San Langxifusi. Ia juga memerintahkan Pasukan Tentara Bayaran Macan melalui "formasi teleportasi pesan sihir" untuk mengajukan tawaran hadiah besar ke Serikat Tentara Bayaran di Doluote - setiap Landak Batu dewasa dihargai 50.000 koin emas, mengeluarkan perburuan berhadiah kepada semua tentara bayaran di Benua Aigean. Tentang apakah mereka akan merampas tentara reguler atau berburu Landak Batu liar, Liu Zhenhan tidak peduli.
Lima puluh ribu koin emas! Berapa banyak pasukan tentara bayaran yang bisa mengumpulkan kekayaan sebanyak ini dalam satu pekerjaan tanpa menumpahkan darah?
Setelah pengumuman ini tersebar malam itu, sebuah pasukan tentara bayaran besar berlatarbelakang resmi "Naga dan Kecantikan" langsung mengirim umpan balik melalui formasi pesan sihir ke Feilengcui - mereka bersedia menjual dua hewan logistik peliharaan mereka untuk ditukar dengan hadiah 100.000 koin emas!
Yitiao dan Kapten Pasukan Tentara Bayaran Macan Rossi telah terbang ke Doluote semalam. Besok pagi, pasukan tentara bayaran Naga dan Kecantikan yang akan menerima 100,000 koin emas tunai langsung, akan dengan penuh semangat menyebarkan kabar ini di berbagai Tree House Tavern. Liu Zhenhan bisa membayangkan, besok akan ada gerombolan tentara bayaran yang matanya merah dan berteriak-teriak berlarian ke Dataran Carimodo, menuju setiap lokasi yang memiliki tinja landak batu, untuk mencari kekayaan besar yang jatuh dari langit ini!
Bab 369: Delapan Strategi Penaklukan Iblis (Bagian Atas)
Membeli 100 ekor Landak Batu membutuhkan total 5 juta koin emas. Liu Zhenhan saat ini memiliki lebih dari 10 juta koin emas di tangannya. Selama ada yang bisa menyediakan pasokan, dia tidak keberatan menghamburkan semua koin ini! Orang Mouran dari Kalimantan adalah bank terbesarnya!
Tentu saja, jika koin emasnya habis, Liu Zhenhan juga tidak keberatan mengerahkan pasukan pengawalnya untuk menjadi gerombolan perampok sekali saja!
Liu Zhenhan ingin melihat, siapa lagi yang berani menganggap Kerajaan Bimeng hanyalah negeri barbar yang terdiri dari binatang buas! Binatang buas mana bisa mengeluarkan 5 juta koin emas?
Untuk kerahasiaan, Liu Zhenhan juga tidak lupa memberikan perintah segel mulut kepada Kepala Suku Keen: "Harus-harus dijaga rahasia tentang 'Sinar Doppler' ini! Harus! Harus!"
Raksasa Berkaki Lumpur telah menderita selama ribuan generasi karena kemampuan khusus mereka, menanggung tatapan penuh keinginan selama bertahun-tahun. Bahkan tanpa perintah Tuan Tanah, Kepala Suku Gien dan para Raksasa Berkaki Lumpur tahu harus berbuat apa.
Liu Zhenhan juga berencana menahan seratus pendeta muda dari Rombongan Pendeta Ekspedisi. Tak peduli Kuil setuju atau tidak, mereka akan ditahan! Inilah modal terbesar Feilengcui dan Liu Zhenhan dalam perang melawan Bangsa Iblis nanti!
Dengan Landak Batu Khimera yang telah dimodifikasi bersama para Pendeta, ditambah sumber daya Monster bawah tanah yang melimpah selama setengah tahun ke depan, Prajurit Panda dan Infanteri Antelop - penyerang jarak jauh ini - akan membentuk Pengawal Ksatria Khimera yang besar. Liu Zhenhan yakin bisa berjalan sesuka hati, setidaknya di langit!
Struktur militer Feilengcui sejak lama telah merencanakan peralihan ke Angkatan Udara. Kalau tidak diubah sekarang, kapan lagi?
Bangsa Iblis sekalipun yang paling Berbual B sekalipun, harus berpikir ulang apakah mampu menginjakkan kaki di Feilengcui!
Memberi tato pada Raksasa Buddha adalah ide gila lain Sang Tuan Tanah. Sama seperti Khimera, ini bertujuan untuk menciptakan efek gentar.
Sebagai Weituo (prajurit penjaga) ras Raksasa Buddha, dalam waktu singkat Liu Zhenhan yang licik ini menyadari status mulianya di antara mereka - setiap wanita Raksasa Buddha akan merapikan pakaian dan memberi hormat saat melihatnya. Ini adalah perlakuan khusus yang hanya pantas diterima Kepala Suku!
Raja Bunga Weituo? Hehe... Liu Zhenhan sangat menyukai panggilan ini.
Hak istimewa yang tak digunakan akan kadaluarsa.
Saat Liu Zhenhan mengusulkan untuk membuat tato pada 38 raksasa Buddha dewasa, Kepala Suku Desaili ragu sejenak namun tak menemukan alasan untuk menolak.
Lagipula dalam ajaran biksu pertapa tidak ada larangan eksplisit tentang tato, dan praktik ini tidak melanggar prinsip "nyawa di atas segalanya" yang dianut raksasa Buddha.
Menurut Richard "Raja Bunga Weituo" - tato merepresentasikan keindahan dan merupakan kebutuhan untuk mengejar kualitas hidup yang tinggi!
Bahkan Ning Yu dan Helen yang paling memahami Liu Zhenhan pun bingung, apa maksud sebenarnya Richard memaksa raksasa Buddha untuk bertato?
Hanya si bajingan Liu Zhenhan sendiri yang tertawa puas dalam hati.
Obisilachi!
Raksasa setinggi 10 meter! Jancuk! Berapa banyak raksasa seperti ini di Benua Aigean?
Semua orang di gurun tahu raksasa Buddha tidak membunuh makhluk hidup, tapi siapa di Benua Aigean yang tahu? Di sini raksasa adalah lambang temperamen, kekuatan, dan keperkasaan!
Ambil contoh Kepala Suku Desaili, saat melepas baju tubuhnya berotot baja, lengan sebesar batang pohon tua berusia ribuan tahun. Pria perkasa seperti ini di Benua Aigean mana pun tak ada yang berani macam-macam - sang kepala suku ini adalah raksasa super dengan tinggi dua kali raksasa biasa!
Jika di kedua lengannya ditato gambar "Elang Emas Menerkam Ular Piton", lalu di dada dan punggungnya ditambahkan tato "Serigala Melolong ke Bulan", siapa yang tidak akan bergidik ketakutan melihatnya?
Faktanya, pola tato yang disiapkan Liu Zhenhan untuk para Raksasa Buddha ini hampir semuanya bergambar makhluk mengerikan - ada tengkorak, binatang buas, atau arit dewa maut. Raksasa tertinggi bernama Ming Yao setinggi 11,26 meter dengan bahu bidang dan telinga raksasa yang lebih panjang dari tinggi badan manusia biasa. Liu Zhenhan memesan para Manusia Landak untuk menato karakter "" (kesabaran) yang dikelilingi naga terbang di kedua pergelangan tangannya. Entah orang lain akan benar-benar mengira Ming Yao bisa bersabar atau tidak, hanya hantu yang tahu.
Pabrik senjata bawah tanah telah menerima instruksi baru dari bos: prioritas membuat cangkul serbaguna raksasa seberat 3.000 pon (1.360 kg) untuk 38 pria dewasa Raksasa Buddha. Panjang 8 meter dengan mata tajam di kedua ujungnya, harus setajam bisa memotong rambut yang ditiupkan. Mata pisau harus dipoles dan diberi efek corengan darah dengan teknik quenching baja rambut merah, memancarkan kilau dingin yang mematikan.
Para Raksasa Buddha tak bisa menolak senjata ini. "Raja Bunga Weituo" berargumen: "Bulan sabit di ujung cangkul untuk membersihkan semak, ujung belakang untuk mengubur tulang belulang di padang liar, batangnya bisa jadi pikulan. Ini adalah alat ritual!"
Raksasa Buddha sangat berterima kasih, mereka memuji Sang Weituo Sang Penguasa Bunga yang telah memikirkan segalanya dengan matang.
Liu Zhenhan tentu tak hanya bermain trik kecil seperti ini: Sebagai Raksasa Buddha kehormatan, aku selalu memakai kalung tengkorak raksasa. Kalian para Raksasa Buddha juga harus mencontohku!
Menurut penjelasannya kepada para Raksasa Buddha, memakai kalung di leher pertama-tama untuk membuat orang awam menyadari kebenaran ketidakkekalan dunia, sekaligus mendorong diri sendiri melawan godaan dan menghina kematian - mana mungkin ini hal buruk?
Tentu saja bukan hal buruk! Para Raksasa Buddha yang lugu benar-benar termakan omongan filsafat palsunya yang seolah mengandung kebijaksanaan Zen.
Obisilachi! Kalau begitu laksanakan! Liu Zhenhan dalam hati tertawa licik.
Raksasa setinggi 10 meter dengan tato binatang buas bergigi taring di lengan, kalung tengkorak mengerikan di leher, membawa sekop bulan sabit berkilau dengan noda darah di bahu - orang pengecut yang melihatnya mungkin akan langsung mengompol.
Liu Zhenhan sudah merencanakan, setelah kembali dari Kalimantan, ia akan segera mengajak para Raksasa Buddha ini membuat masalah ke wilayah Elf Jatuh untuk menguji efeknya.
Semakin Liu Zhenhan berpikir, semakin senang hatinya. Ia pun tertawa terbahak-bahak.
“Tertawa apa? Richard.” Sang Raja dengan ramah menekan bahu Liu Zhenhan dari belakang, sedikit menggunakan tenaga di tangannya untuk mencegah gerakan Liu Zhenhan yang hendak bangkit.
Rapat telah usai, semua pejabat tinggi mengikuti Sang Raja dari belakang, menikmati udara segar sambil meregangkan tubuh dengan nyaman.
“Yang Mulia, saya menyiapkan hadiah kecil untukmu, strategi melawan bangsa iblis. Maukah Baginda mendengarnya?” Liu Zhenhan melambaikan tangan, O'Neill segera mengosongkan kursi malasnya dan menyerahkannya kepada Sang Raja dengan penuh hormat.
“Oh?” Yang Mulia Sal mengangkat alisnya lalu duduk dengan kasar, matanya memancarkan kedinginan saat memandang Raksasa Buddha yang sedang ditato tak jauh dari sana. Terlihat jelas, mantan pahlawan terhebat Suku Rhein ini juga tegang hingga menelan ludah – tato besar di tubuh raksasa berukuran kolosal itu memancarkan aura kecenderungan kekerasan.
Melihat isyarat sang bos, beberapa pengawal istana dengan enggan mengosongkan tempat mereka untuk empat Imam Utama dan para jenderal. Di bawah arahan Tuan Jabbar, kepala pelayan penguin, para pelayan yang cekatan segera menambahkan kayu bakar ke tungku merah. Nyala api yang berkobar segera mendidihkan air salju jernih, tak lama kemudian cangkir-cangkir teh kental baru disajikan ke tangan para petinggi.
"Semoga kalian semua memiliki malam yang menyenangkan." Master Emmar dengan bijak berdiri dan pergi. Mengenai diskusi urusan dalam negeri Kerajaan Bimeng, meskipun tuan rumah tidak menyuruh, sang Master tahu harus menghindari kecurigaan.
Liu Zhenhan dan Sang Raja bersama-sama membalas salam dengan sopan, menyaksikan kepergian sang Master.
Para pengawal meniup peluit, mengumpulkan anjing-anjing penjaga dan menyebarkannya ke empat arah untuk berjaga-jaga.
"Richard benar-benar paham menikmati hidup." Ucapan Tuan Mourinho terdengar sopan, tapi matanya melirik tajam ke empat anaknya. Terlihat Imam Utama Angsa agak tidak senang - baik Mari, Gormeth, maupun Gatanie dan Gorini, duduk terlalu dekat dengan Shaman Divine Comedy ini.
"Ah, tidak juga..." Liu Zhenhan berpura-pura rendah hati. Retaknya hubungan dengan Mourinho bukan terjadi dalam sehari, tentu juga tidak bisa diperbaiki secepat itu. Sudah biasa, tak perlu heran.
Yang Mulia Sal bersama para jenderal dan Imam Utama pura-pura tidak melihat. Perselisihan antara guru-murid ini sekarang sudah menjadi rahasia umum, tak ada yang merasa punya harga diri cukup besar untuk mendamaikan mereka.
Bagaimanapun, kedua orang ini memiliki kesadaran super. Jika benar sampai titik genting hidup-mati, pasti mereka akan bersatu berperang. Tak perlu diingatkan, bantuan Imam Utama Angsa ke Kalimantan sudah jadi contoh.
"Teh yang enak!" Yang Mulia Sal menjilat bibirnya, meletakkan cangkir teh lalu tersenyum pada Liu Zhenhan: "Yang Mulia, sudah lama aku tidak menikmati teh selezat ini. Percayalah, strategi yang Anda ajukan untuk menghadapi Bangsa Iblis pasti akan membuatku seantusias saat menikmati teh istimewa ini!"
"Ah, tidak seberapa!" Liu Zhenhan kembali merendah, tapi raut wajahnya tak bisa menyembunyikan kepuasannya: "Yang Mulia, Delapan Strategi Penakluk Iblis ini sudah kupersiapkan lama. Hari ini akan kusampaikan dengan segala kekurangannya, sempara para jenderal dan Imam Utama berkenan memberikan masukan."
"Anda bicara dulu, nanti aku akan menambahkan." Murinio juga tersenyum.
Liu Zhenhan memutar matanya ke arah Imam Utama Angsa, dalam hati menggerutu: "Mertua murahan ini pasti mau mencuri perhatianku lagi."
Murinio tak mau kalah, membalas dengan memutar mata ke arah Shaman Divine Comedy, dalam hati bergumam: "Si bangsat kecil ini pasti sedang mencaci maki di hatinya."
"Yang Mulia, meski hasil besar kita dapat dari Pertempuran Kota Gallimard, kerugian kita juga sangat berat, termasuk kehilangan satu-satunya Resimen Yak Lapis Baja di Kerajaan!" Liu Zhenhan membersihkan tenggorokannya: "Strategi pertama dari Delapan Strategi Penakluk Iblis-ku adalah membentuk kembali resimen kavaleri lapis baja!"
"Yang Mulia, dengan pasokan baja dari Kalimantan, kita bisa membentuk satu resimen kavaleri lapis baja di masing-masing Lima Legiun." Pangeran Kahn tertawa terbahak, sekaligus mendinginkan semangat Liu Zhenhan: "Bahkan struktur resimen kavaleri lapis baja ini akan kita perluas!"
“Richard, pasukan multiras memiliki persyaratan logistik dan perlengkapan yang terlalu rumit. Seperti yang Anda lihat, Korps Timur Laut kami didominasi prajurit Babi, Korps Tenggara oleh Wolff, Korps Selatan oleh Orang-orang Banteng dan Centaur, Korps Barat Daya oleh Manusia Katak dan Manusia Kura-kura, sedangkan Cambuk Dewa Perang terdiri dari pasukan elit dari berbagai wilayah!” Sang Raja menggerakkan tangannya: “Karena itu, Richard, dalam mengajukan permintaan, jangan melibatkan ras Bimon yang terlalu kompleks. Pasukan dasar Kerajaan tetap mengutamakan tiga ras dengan basis populasi besar: Babi, Manusia Serigala, dan Banteng! Jika Anda mengajukan permintaan reorganisasi, harap pertimbangkan prioritas urutan di atas!”
“Jancuk! Rupanya kalian menganggap aku buta militer!” Liu Zhenhan kesal bukan main. Ternyata semua orang memandangnya seperti orang bodoh.
Yang Mulia Sal dan Pangeran Kahn tertawa bersama. Murinio juga tersenyum, sementara yang lain menahan tawa.
“Begini saja! Aku ingin membentuk resimen kavaleri berat udara untuk Kerajaan!” Liu Zhenhan menyalakan cerutu, menghisap dalam-dalam untuk menenangkan diri: “Resimen lapis baja ini akan menjadi kekuatan penentu di medan perang! Tujuan utamanya adalah menghancurkan kavaleri berat musuh!”
“Oh? Apakah Anda berniat menyumbangkan Chimera berkepala dua Anda?” Murinio memandang Liu Zhenhan dengan skeptis. Sang Angsa Tua merasa anak ini tidak punya kesadaran setinggi itu.
“Bukan, bukan...” Sebelum Sang Raja sempat bicara, Liu Zhenhan buru-buru melambaikan tangan, “Aku bermaksud menyumbangkan 1.573 ekor ‘Kuda Ratusan Li Semut Raksasa’ kepada Kerajaan!”
“Yang Mulia, apakah Yang Mulia maksud semut terbang raksasa yang dijinakkan oleh Wakil Menteri Kiri Istana Musim Panas, Tuan Pavel, di situs kota kuno menggunakan mantra penjinakan rahasia?” Mata Pangeran Kahn berbinar.
“Tepat!” Liu Zhenhan mengangguk: “Tubuh semut terbang raksasa ini sama persis dengan kuda pacuan, hanya stamina dan daya tahan sedikit lebih rendah. Menempuh ribuan li sehari memang tidak mungkin, tapi 300-400 li masih bisa! Selain berlari, mereka bisa terbang rendah mengandalkan sayap jangkrik. Meski ketinggian 30-50 meter tidak terlalu spektakuler, tapi sudah cukup! Bayangkan jika kavaleri lapis baja musuh bertemu dengan kavaleri semut terbang kita. Bagaimana tombak panjang mereka bisa menjangkau semut di ketinggian 30-50 meter? Sementara kita? Meski bukan monster, racun asam mereka bahkan lebih ganas dari monster! Bisa melumerkan logam! Asam yang disemprotkan dari udara - kavaleri jenis apa yang bisa bertahan?”
“Bagus!” Yang Mulia Grak Sal mendengarkan dengan semangat, bangkit dari tempat duduknya: “Richard! Kau sedang menyumbangkan Resimen Kavaleri Udara Super kepada Kerajaan!”
“Postur tubuh prajurit Behemoth kita terlalu besar, kandidat yang cocok untuk pasukan kavaleri terbang rendah ini seharusnya adalah pemanah suku Haus. Dengan persediaan baja yang cukup dan ahli tempa yang tersedia, kecepatan awal terbang ditambah panah penembus baja berat, pemanah Haus mampu menembus baju baja!” Pangeran Kahn juga berdiri penuh semangat: “Jika digunakan dengan tepat, ini akan menjadi mimpi buruk bagi kavaleri berat dan infanteri musuh!”
Omong kosong! Fungsi helikopter memang seperti itu! Liu Zhenhan memandang hina sang pangeran, namun tak bisa tidak mengakui kecepatan berpikirnya.
“Richard, lanjutkan.” Sang Raja menyadari ketidaksopanan dirinya, tersenyum sambil menarik lengan adiknya. Mereka pun duduk bersama.
“Aku heran dengan satu hal. Suku Haus di Kerajaan jelas-jelas ahli dalam menjinakkan kuda, mengapa pasukan kita tidak pernah memiliki formasi kavaleri pemanah Haus? Dengan formasi ini, kita bisa mengandalkan kecepatan kuda perang yang secepat angin, ditambah keahlian memanah jarak jauh khas suku Haus untuk menyerang musuh.” Liu Zhenhan melanjutkan: “Yang Mulia, Pangeran, dan para petinggi, bayangkan jika musuh mencoba mengejar pemanah kita, kavaleri bisa menjaga jarak dengan kecepatan sambil terus membalas dengan panah, terus menerus melukai musuh! Jika musuh mundur, kavaleri pemanah kita akan mengejar! Hancurkan mereka!”
“Yang Mulia, maksud Anda adalah kavaleri ringan?” Pangeran Kahn terkekeh: “Yang Mulia, jenis pasukan kavaleri ringan ini sudah lama ada di pasukan Bimon. Pasukan ‘Bergulat dengan Naga’ memiliki dua resimen kavaleri ringan, hanya saja Yang Mulia tidak mengetahuinya! Sekadar informasi, taktik kavaleri ringan terlalu bergantung pada kedalaman pertahanan, jadi kavaleri ringan suku Haus yang ditempatkan di Hutan Salib Selatan jarang muncul. Wajar jika Yang Mulia tidak mengetahuinya.”
“Jancuk!” Liu Zhenhan kembali frustasi. Dirinya benar-benar sok tahu! Kerajaan Bimeng berdiri dengan kekuatan militer, sudah mengalami begitu banyak peperangan, mana mungkin lupa dengan struktur ini. Rupanya suku Haus selama ini bersembunyi di hutan, tidak pernah muncul... Malu sekali dirinya...
“Yang Mulia, saya mengucapkan terima kasih yang tulus!” Sang Raja melirik adiknya dengan pandangan menggetarkan, lalu mengangguk serius dan tulus pada Liu Zhenhan: "Sebenarnya Kerajaan sudah memiliki persiapan untuk situasi ini! Dataran Liar Donau yang luas sangat cocok untuk kavaleri berkuda! Jika ada invasi dari luar, suku Haus adalah penunggang kuda alami, kami juga punya cukup kuda perang yang bisa segera dimobilisasi! Namun selama seribu tahun terakhir, Kerajaan selalu damai dengan manusia, jadi situasi ini belum pernah terjadi. Dalam ekspedisi ke gurun kali ini, karena tidak ada rumput hijau dan sumber air di sepanjang jalan, pemanah Haus muncul sebagai barisan infanteri! Sebagai seorang Pendeta, Anda bisa mempertimbangkan strategi militer murni yang sejalan dengan rencana Departemen Militer, ini sudah membuktikan keunggulan Anda! Saya meminta maaf atas ketidaktahuan Kahn kepada Anda!"
"Tidak perlu tidak perlu!" Liu Zhenhan tersenyum legawa. Kulit wajahnya yang lebih tebal dari tembok kota Wisesepang tidak memerah karena ejekan Pangeran Kahn, malah memerah karena pujian Sang Raja.
Pangeran Kahn menggaruk-garuk kepalanya dengan malu, terlihat sangat canggung.
“Gagasan ketiga saya adalah mempromosikan penggunaan zirah kerikil peliharaan magis bagi para Pendeta Kerajaan dan kavaleri militer!” Liu Zhenhan yang kembali bersemangat oleh Sang Raja melanjutkan pidatonya: “Dalam upacara besar Pendeta kali ini, kita semua menyaksikan juara dari Kota Caiyu, Nyonya Fei Wenli dari klan Medusa! ‘Tikus Guntur’ miliknya yang bukan peliharaan magis tingkat tinggi, tapi berkat lapisan aspal dan kerikil setebal lutut yang membentuk zirah berat, berhasil memenangkan pertarungan! Metode perlindungan murah namun efektif ini harus disebarluaskan! Ini adalah penemuan dan terobosan gemilang, persis seperti babi hutan di hutan yang mengoleskan lumpur! Oh～Pigge yang agung!”
Mendengar saran Liu Zhenhan, beberapa Imam Utama segera berbisik-bisik. Pandangan yang sebelumnya masih memendam sedikit meremehkan terhadap Shaman Divine Comedy itu kini berubah menjadi penuh hormat.
Bab 370: Delapan Strategi Penakluk Iblis (Bagian Bawah)
“Ide brilian! Tampaknya kavaleri udara Feilengcui sudah mempeloporinya!” Seru Tuan Mourinho dengan sorak-sorai gemuruh: “Aku tidak tahu tentang yang lain, tapi aku akan mengikuti langkahmu, Paduka Liu Zhenhan!”
“Benar-benar metode yang tak terduga. Mengapa tidak ada yang memikirkannya sebelumnya?” Sang Raja bergumam takjub.
"Selain itu, aku juga berencana membuat album Divi untuk lagu perang dan tarian perang, yang akan didistribusikan ke setiap legiun dan kuil. Dengan begitu para pendeta bisa mempelajari Tarian Perang Helen! Baru-baru ini Helen melakukan percobaan dan secara tidak sengaja menemukan bahwa kekuatan nyanyian yang diinstruksikan juga bisa mengaktifkan Rekaman Di Wei!" Candaan Liu Zhenhan memicu gelak tawa penuh pengertian: "Tentu saja, album 'Nyanyian Angin Besar' milik Tuan Mourinho, 'Lagu Perang Penghisap Darah' yang baru kupahami, serta 'Lagu Baju Zirah Duri' hasil evolusi alami Nyonya Helen tidak cocok untuk pendeta di bawah tingkat Imam Tongkat. Para pendeta senior di kuil-kuil besar yang merasa malu bisa mempelajarinya diam-diam!"
"Mempelajari lagu perang sama sekali bukan hal yang memalukan, Yang Mulia. Yang Mulia terlalu khawatir." Imam Utama Harimau Tuan Lucio tersenyum memberikan klarifikasi atas nama semua pendeta.
"Kalau begitu, Akademi Pendeta Cambridge lebih baik didirikan di Feilengcui! Tidak perlu pindah ke Oasis Cambridge lagi! Menurutku sekarang kita tidak perlu lagi merebut ketiga oasis itu."
Ucapan Sang Raja membuat Liu Zhenhan merasa senang diam-diam. Dengan begini, dia bisa memiliki para pendeta muda itu secara legal. Sebelumnya dia bahkan sudah bersiap untuk menahan mereka secara paksa.
“Rencana kelima saya adalah membangun formasi teleportasi sihir Unsur Angin antara lima kota utama Kerajaan dengan Feilengcui. Dengan ini, kita bisa saling membantu! Pada saat genting, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui bisa dikirim ke kota provinsi mana pun!” Perkataan Liu Zhenhan bagai labu minyak seberat pon yang meledak, membuat para pemimpin kerajaan terpana. Kristal teleportasi biasa saja sudah mahal, apalagi Kristal Malon. Bagaimana Yang Mulia bisa menganggapnya seperti barang gratis!
“Richard. Izinkan saya mengajukan permintaan berlebihan, bisakah kau menyumbangkan satu cincin tujuh lapis emas untuk setiap legiun?” Sang Raja tersenyum.
“Tidak masalah!” Liu Zhenhan mengangguk.
“Terima kasih atas kemurahan hati Anda! Yang Mulia, silakan lanjutkan strategi penumpasan iblis keenam.”
“Baik, Yang Mulia!” Liu Zhenhan menyeringai: “Kita telah menangkap banyak sarjana gurun dan perajin. Saatnya menambahkan pasukan ketapel dalam struktur militer Kerajaan! Prajurit Behemoth kita memiliki kekuatan lebih besar, bisa mengoperasikan ketapel super berat! Jika diperlukan, saya bisa menyediakan logam elastis untuk Kerajaan! Di bawah komando aritmatika geometri sarjana gurun, ketapel kita bisa setepat senjata batu manusia!”
“Richard！”Raja Sal tertawa terbahak-bahak: “Kita lagi-lagi punya ide yang sama! Aku mau kasih tahu, sebenarnya dalam rapat tadi sudah diputuskan, Kerajaan kali ini menghadapi pasukan iblis yang besar dan ganas. Karena kita tidak bisa melawan musuh kuat ini secara frontal, harus mengerutkan pertahanan! Penduduk Wolf di Provinsi Tenggara akan terus mengungsi ke Provinsi Selatan dan Timur Laut dalam 6 bulan, sementara pasukan penunggang serigala akan diperbesar formasinya. Nanti mereka akan berpatroli di padang gurun. Kota-kota provinsi kita sedang mempersiapkan pertahanan dengan menambah banyak ketapel!”
“Ide bagus! Di padang gurun tidak ada batu yang bisa ditambang, aku akan kirim beberapa perajin Goblin yang sudah berasimilasi untuk mengajarkan cara membuat batu bata raksasa ke kota-kota besar. Kita bakal hujani mereka dengan batu bata sampai mati, para bajingan iblis itu! Lebih baik memaksa mereka menyerang manusia!” Liu Zhenhan terkekeh licik.
“Richard, ngomong-ngomong soal batu bata, aku tiba-tiba ingat sesuatu. Aku mau minta pendapatmu! Kota Caiyu-ku tidak seperti Feilengcui-mu yang punya pertahanan alam. Jadi aku mau pindahkan suku-suku bawahan ini ke dekat Gunung Cukur, membangun kota di kaki gunung es. Bersama Gunung Cukur dan Feilengcui, kita bisa bentuk segitiga pertahanan. Bagaimana menurutmu?” Murinio menyelipkan kesempatan, matanya menatap Liu Zhenhan: “Gormeth dan Mari juga harus mulai belajar pengalaman. Jancuk, semoga kamu bisa lebih memperhatikan mereka nanti. Soal pembuatan batu bata dan pembangunan kota ini...”
"Tuan, Gunung Cukur adalah nama lama, sekarang seharusnya disebut Kota Xueli! Kota Xueli saya adalah benteng alam yang strategis. Jika Kota Caiyu membangun kastil lain di pegunungan salju, saling mendukung, itu akan sempurna! Tuan Mourinho, Kota Gallimard setidaknya bisa menyediakan 20.000 budak kuat! Saya mendukung usul Anda! Tentang pembuatan bata, jangan khawatir... urusan kecil... mudah..." Liu Zhenhan tersentak, jika Mari dan Xiao Mai ada, pasti Lili dan Nini juga ikut, hehe... ini bagus...
"Kemurahan hati Anda bisa menerangi seluruh Donau." Tuan Mourinho membalas hormat dengan sopan.
Kemurahan hatimu paling hanya bisa menerangi toilet, itupun toilet wanita. Liu Zhenhan bergumam dalam hati, tapi tetap tersenyum.
"Yang Mulia, mengingat Naga akan bergabung dengan pasukan agresi bangsa iblis, apakah pasukan manusia kura-kura Model dari Provinsi Barat Daya sebaiknya ditempatkan di Sungai Sanggan yang terhubung ke laut, membentuk legiun bawah air di sekitar Feilengcui?" Mourinho menatap Sang Raja.
"Saya akan menarik 10 prajurit buaya muara dari Pasukan Pengawal untuk bergabung dengan legiun bawah air." Yang Mulia Sal mengangguk, lalu menatap Liu Zhenhan sambil mendesah: "Richard, sebenarnya ada sesuatu yang ingin kusampaikan..."
"Silakan katakan!"
“Sebenarnya 10.000 tahun yang lalu, pasukan laut Bimon kami memiliki pertahanan di perairan luar. Prajurit Paus dari Suku Baniniroo, saat itu juga termasuk dalam jajaran pasukan laut Bimon!”
“Tidak mungkin!” Liu Zhenhan tidak percaya sambil memutar matanya, sementara Fegao sang Prajurit Paus yang duduk di sebelah Mo'er terlihat seperti anak yang tersambar petir, kodok yang kaget hujan, matanya terbelalak lebar.
“Tidak ada yang tidak mungkin! Waktu bisa melupakan segalanya, tapi tidak bisa menghapus sejarah! Suku Baniniroo juga bernapas dengan paru-paru bukan insang! Ini bukti terbaik! Mereka sebenarnya adalah Bimon binatang air kami. Di antara empat klan besar Bimon, klan binatang memiliki manusia kelelawar yang bisa terbang seperti Bordir, juga manusia paus yang mengarungi riak air seperti suku air! Hanya saja sekarang mereka semua jadi pengkhianat!” Sang Raja menatap dingin Fegao: “Jangan tidak percaya, si besar! Sebenarnya sejak 10.000 tahun lalu, di sungai-sungai pedalaman kami, pasukan laut Bimon juga pernah memiliki Prajurit Hiu Air Tawar dari Suku Gabling! Bukan karena Perang Dewa dan Iblis yang melukai energi vital kami, kami tidak akan mengalami kekosongan pemerintahan sementara yang membuat kalian tergoda oleh bangsa laut!”
“Yang Mulia benar. Kami Baniniroo memang bernapas dengan paru-paru, tapi saya tidak setuju dengan sejarah versi Anda!” Fegao juga menatap dingin raja: “Yang paling kubenci adalah pengkhianat.”
"Banan Republic sekarang sudah tidak mungkin dinaturalisasi lagi, Yang Mulia. Biarkan sejarah tetap menjadi sejarah, membuka luka hanya akan membuat kita semua menderita! Raksasa Buddha bawahan saya juga merupakan ras amfibi, tenang saja! Saat diperlukan, saya bisa menyuruh mereka menjadi penengah, mengubah konflik menjadi perdamaian!" Liu Zhenhan segera turun tangan melerai, Fegao yang berwatak keras bisa membuat masalah jika tidak hati-hati.
"Raksasa Buddha bawahanmu... terlihat sangat perkasa dan gagah, bahkan Prajurit Banilu pun tidak setinggi dan sekuat itu!" Perhatian Sang Raja segera beralih ke para raksasa yang sedang ditato itu.
Liu Zhenhan dan Murinio tertawa terbahak-bahak, Sang Raja yang tidak tahu latar belakang jelas salah paham.
Pangeran Kahn dengan tersenyum menjelaskan pada kakaknya tentang ras Raksasa Buddha. Yang Mulia Sal terdiam lama, lalu tiba-tiba tertawa seperti petasan sambil memberi jempol pada Liu Zhenhan.
"Yang Mulia, saran ketujuh saya adalah menggunakan Lingkaran cahaya Divine Comedy untuk memberkati pilar totem, setiap resimen Kerajaan akan mendapat dua buah!" Liu Zhenhan menghentikan tawanya, serius berkata pada Sang Raja: "Saya ingin menjadikan pasukan Bimon sebagai pasukan kebal sihir tingkat menengah!"
"Kau tidak bercanda kan?" Raja Sal kembali tertegun. Beberapa jenderal yang tidak tahu latar belakang pun membeku.
"Kebal sihir tingkat menengah? Konsep apa ini? Negara mana yang tidak memiliki penyihir level menengah terbanyak? Dengan konsumsi Kekuatan Nyanyian yang besar dari 'Divine Comedy Cahaya Dewa Perang', bisakah Yang Mulia menyediakan dua pilar totem Divine Comedy untuk setiap resimen?"
"Richard tidak bercanda! Yang Mulia! Jika Anda perhatikan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas-nya, pasukan ini kebal terhadap sihir di bawah level menengah!" Murinio tersenyum tipis: "Sejak festival ritual, aku sudah tahu bahwa posisi Shaman Divine Comedy akhirnya diisi orang yang tepat setelah 10.000 tahun!"
"Dewata Perang di atas!" Yang Mulia Grak Sal hampir pingsan. Kebahagiaan yang luar biasa! Selama ini, Shaman Divine Comedy kerajaan bahkan dengan semua kuil dan altar Bimeng tak mampu memberikan lingkaran cahaya Divine Comedy sepenuhnya. Tapi Yang Mulia ini malah melampaui batasan itu, langsung meningkatkan resistensi magis pasukan!
Semua pasukan kebal sihir tingkat menengah? Sang Raja mencubit pahanya kuat-kuat untuk memastikan ini bukan mimpi. Fakta membuatnya semakin gembira - ini nyata.
"Strategi kedelapan! Selain baja yang telah dirampas, jika diperlukan nanti, aku bisa menyediakan baja dalam jumlah besar untuk kerajaan, mempersenjatai prajurit kita!" Liu Zhenhan tersenyum: "Yang Mulia, jangan tanya asal baja ini. Feilengcui akan mencuri atau merampas - apapun caranya akan memenuhi kebutuhan kerajaan!"
“Yang Mulia Sal memutar matanya, melihat ke arah Pangeran Kahn. Pangeran Lionheart mengangkat bahu, menandakan dirinya tak tahu apa-apa.
Hanya Murinio yang tersenyum tanpa bicara. Liu Zhenhan mengangguk ringan kepada Imam Utama Angsa. Bagaimanapun hubungan mereka berdua, Murinio tetaplah bangsawan sejati. Setidaknya dia tidak membocorkan latar belakang Liu Zhenhan ke orang lain. Hanya karena ini saja, Lao Liu sendiri sudah paham, takkan membatasi pasokan baja atau produksi batu bata dari Murinio.
"Strategi Delapan Penakluk Iblis yang hebat!" Raungan Singa Raja Sal mengguncang seluruh padang gurun hingga bergemuruh.
"Richardku! Raja Kecilku! Katakan! Apa permintaanmu?" Mata Sang Raja yang berkilauan seperti bintang fajar seolah memiliki kekuatan magis yang bisa menembus hati manusia.
"Aku meminta Kerajaan memberikan kompensasi maksimal kepada prajurit yang gugur dalam ekspedisi gurun! Harus ada pengawasan ketat untuk mencegah korupsi!"
Perkataan Liu Zhenhan membuat semua orang penuh hormat.
"Atas nama integritasku, aku pasti akan melakukannya!" Yang Mulia Sal menatap Shaman Divine Comedy sambil mengangguk kuat.
"Kasus Gubernur Timur Laut yang bersekongkol dengan pedagang Molan untuk menjual gadis-gadis suku kami, sudah kudapatkan jawaban pasti dari pedagang tawanan dan Khalifah. Yang Mulia Sal, bagaimana menurutmu cara menangani ini?" Liu Zhenhan bertanya dengan wajah dingin.
“Bunuh!” Raja Bimon hanya menggunakan satu kata, membuat malam musim panas langsung masuk ke musim dingin beku tiga ren.
“Baik!” Liu Zhenhan tersenyum: “Saya menuntut semua bangsawan beruang segera menyerahkan budak musang di tangan mereka kepadaku! Sudah kuhitung, setidaknya masih ada 3-4 ribu musang di Kerajaan yang belum sampai ke Feilengcui!”
“Ini tidak ada preseden... Merampas budak bangsawan tanpa hak yang sah, ini...” Sang Raja terlihat kesulitan.
“Aku bisa menukar dengan madu, 100 pon per musang! Yang Mulia, jangan buru-buru menjawab. Masih ada tuntutan lain!”
“Masih ada tuntutan? Baiklah... Katakan...”
“Aku menuntut Kerajaan segera mencabut hukum yang menjadikan orang Ao dari Suku Dog sebagai tahanan karena 'melampaui standar penampilan'! Juga menuntut sebagai Shaman Divine Comedy Istana Musim Panas, mengangkat semua Bairen secara resmi sebagai 'Pendeta Salamander Istana Musim Panas'! Juga menuntut alokasi semua penyair kuda nil suku Haus di Kerajaan menjadi budak Feilengcui! Lebih lanjut menuntut Kerajaan segera mencabut status keluarga pelacur bawaan Suku Kekyin! Aku perlu Kerajaan mengakui secara resmi status pendeta keturunan Pratinis, memulihkan lencana, reputasi, dan gelar bangsawan Keluarga Penguasa Semesta!” Liu Zhenhan terus menembak seperti senapan mesin: “Tuntutan terakhirku adalah tambahan 100 Shenjian Zheqin ke Feilengcui, untuk melatih musangku menjadi penembak harpa East Wind Breaker dalam waktu singkat! Jika persyaratan ini tidak dipenuhi, Delapan Strategi Penakluk Iblis akan kusatakan batal, anggap saja aku sedang kentut!”
“Tidak masuk akal!” Yang Mulia Sal berkobar kemarahannya: “Ini murni ucapan bajingan! Perbuatan preman! Ini pemerasan! Mana ada yang mengancam Kerajaan seperti ini?”
Para jenderal dan Imam Utama sama-sama tertegun. Hanya Murinio yang tersenyum.
Liu Zhenhan juga tertawa tanpa beban.
“Orang Ao dibebaskan dari status tahanan, Bairen diangkat sebagai Imam Senior, semua penyair kuda nil dialokasikan menjadi bawahan Feilengcui. Semua ini bisa ku setujui! Tapi mengalokasikan seratus Shenjian Zheqin untukmu, itu terlalu tidak realistis, seratus? Richard, Richard, mana mukamu meminta sebanyak itu? Dua puluh Shenjian Zheqin delapan puluh Pemanah Bintang Emas! Sudah ditetapkan! Mengenai penghapusan status keluarga pelacur Chickin, pengakuan kembali status bangsawan Keluarga Penguasa Nyanyian Dunia, dan pengalokasian seluruh Orang Kesturi untukmu, sebagai raja pun aku tak berwenang memutuskan. Harus berembuk dengan Dewan Tetua dan Kuil.” Yang Mulia Sal mengendalikan emosinya, berbicara halus: “Richard, kau harus memahami kesulitanku, jangan membuatku terlalu sulit!”
“Yang Mulia, Anda bisa berdiskusi perlahan dengan Dewan Tetua dan Imam Agung Jubah Merah! Masih ada waktu setengah tahun, saya pribadi tidak terburu-buru!” Wajah Liu Zhenhan penuh kelakuan nakal: “Kapan kalian mencapai kesepakatan, saat itulah kuda ribuan li semut raksasa, pilar totem lagu perang, formasi teleportasi sihir, dan cincin tujuh lapis emas saya harus tersedia! Mau tuduh saya sebagai preman, bajingan, atau pemeras sekalipun saya terima! Pokoknya inilah syarat saya, mau dibunuh atau dipotong-potong, terserah Yang Mulia!”
Sang Raja akhirnya menyadari betapa tangguhnya sang Shaman ini, antara ingin tertawa dan menangis. Mana mungkin membunuh atau menghukum Juru Bicara Dewa Perang? Sungguh arogan sikapnya!
“Yang Mulia, tindakan Anda jelas sedang mendirikan lembaga kekuasaan keempat di antara Dewan Tetua, Kuil, dan Raja – yaitu Istana Musim Panas Dewa Perang!” Ucap Imam Utama suku Tiger, Lucio, dengan suara lembut.
“Yang Mulia, jika berpikir demikian, Anda keliru.” Liu Zhenhan tertawa terkekang, menunjuk hidungnya sendiri: “Istana Musim Panas tak perlu ‘menjadi’ lembaga kekuasaan, karena sejak awal sudah demikian! Mengapa? Hehe... Haha... Karena Shaman Divine Comedy adalah saya.”
“Saya akui hal itu.” Yang Mulia Sal tertawa ringan.
“Saya juga mengakui.” Murinio mengangguk.
“Sudah dari dulu saya berpikir begitu.” Pangeran Kahn mengangkat bahu.
“Begini penjelasanku, Yang Mulia, mengenai permintaan Anda, saya akan segera memberikan tanggapan! Jika benar-benar tidak ada cara lain, saya terpaksa harus meniru taktik ancaman yang Anda mainkan! Tapi, Anda juga harus bersiap mental, karena tradisi terkadang memang tidak bisa dilanggar...” Sang Raja menghela napas: “...Aku tidak yakin sepenuhnya bisa meyakinkan Dewan Tetua dan Paus untuk menyetujui begitu banyak syarat.”
“Hehe...” Liu Zhenhan mengangkat bahu dengan senyum licik: “Yang Mulia, besok saya akan menyuruh Yitiao mengantar Anda kembali ke Ibu Kota. Empat hari lagi pembantaian kota akan berakhir, saat itu saya akan terbang kembali ke Feilengcui dengan formasi magis Adamantium, sekalian mampir ke Ibu Kota untuk mendengar kabar baik dari Anda!”
“Hanya ini jalan keluarnya, akan kucoba semampuku.” Sang Raja menggelengkan kepala sambil tersenyum getir.
“Sampai di sini saja! Waktu juga sudah larut, untuk persiapan pembantaian kota dan RAMAS besok, lebih baik kita segera beristirahat!” Liu Zhenhan menepuk pahanya dengan puas, bersiap untuk berdiri.
“Yang Mulia, Sang Raja, ada satu hal lagi yang ingin kusampaikan!” Murinio membungkuk anggun kepada dua sosok agung itu: “Menurutku, para Elf Jatuh di kaki gunung salju, meski Bangsa Iblis berusaha menarik mereka, tapi situasinya belum pasti. Jika memungkinkan, sebaiknya kita menjalin aliansi strategis dengan mereka! Bagaimanapun, di Aiqin saat ini, tidak ada negara yang memiliki formasi pasukan udara sebesar milik Elf Jatuh! Ini akan menjadi bantuan besar dalam menghadapi Bangsa Iblis di masa depan!”
“Apa? Kita harus bersekutu dengan mereka?” Liu Zhenhan mendengus dengan wajah meremehkan.
“Hosea, pendapatmu benar! Memang tidak perlu menyinggung para Elf Jatuh ini! Jumlah pasukan udara mereka diperkirakan telah melebihi gabungan angkatan udara Bangsa Iblis dan pasukan udara yang ada di Benua Aigean. Perubahan kuantitatif juga akan memicu perubahan kualitatif. Saat ini, kita memang tidak perlu lagi memancing musuh seperti ini!” Yang Mulia Sal merenung sejenak, lalu mengangguk setuju dengan pendapat Imam Utama Angsa: “Hosea, segera selidiki apa yang sedang mereka lakukan akhir-akhir ini. Mengapa di sekitar Pegunungan Bering dan Hutan Salib Selatan sering terlihat aktivitas pasukan udara mereka! Jika benar-benar tidak bisa diajak bersekutu, kita harus segera menghilangkan ancaman ini! Harus diselesaikan!”
“Saya tahu yang harus dilakukan, Yang Mulia!”
Liu Zhenhan merasa lucu, tapi dia juga malas memberikan klarifikasi.
Rute udara Feilengcui sudah pasti. Siapa sebenarnya pasukan udara terhebat di bawah langit, nanti kita lihat sambil menunggang naga – biar waktu yang menjawab!
Bab Tiga Ratus Tujuh Puluh Satu: Khalifah yang Menahan Layang-Layang
Sekejap mata empat hari telah berlalu. Periode ini terasa cukup biasa-biasa saja. Beberapa kejadian kecil terjadi, seperti Murinio mengundang Master Emmar ke Kota Caiyu selama tiga hari, atau 38 pria Raksasa Buddha yang membuat perampok ogre pemukul diam-diam menjadi gila saat mereka sedang berjalan-jalan di padang gurun. Liu Zhenhan tidak sempat mengurus hal-hal sepele ini, fokusnya tertuju pada perdebatan dengan Si Pemimpi, Sylph.
Mengenai teori resonansi kembar yang disebutkan oleh Sylph si Pencari Mimpi itu benar atau tidak, dan apakah Pencari Mimpi ini baik atau jahat, Liu Zhenhan telah memikirkannya berulang-ulang selama beberapa hari ini setiap ada waktu luang, namun meski otaknya hampir pecah berpikir, tetap tidak menemukan jawaban - Menurut penuturan Sylph, populasi Dunia Mimmi memiliki basis 10.000 kali lebih besar daripada Benua Aigean. Jika Benua Aigean saat ini berpenduduk sekitar 100 juta jiwa, maka Dunia Mimmi setidaknya memiliki 1 triliun penduduk. Dari perbandingan basis populasi dua dunia ini, bahkan jika perang pecah setiap hari di Dunia Mimmi dengan korban jutaan jiwa per pertempuran, di Benua Aigean hanya setara dengan ratusan kematian sehari. Bagaimanapun, dari 10.000 penduduk Dunia Mimmi, baru akan lahir satu Pencari Mimpi.
Sylph juga mengatakan, 99% Pencari Mimpi adalah perempuan!
Liu Zhenhan yakin, di dunia mana pun kemungkinan perempuan turun ke medan perang untuk bertaruh nyawa sangatlah kecil. Dengan demikian, pengaruh Pencari Mimpi Dunia Mimmi terhadap kekuatan Benua Aigean benar-benar sangat minim. Sedangkan teori tentang Pencari Mimpi dan penduduk Aigean sebagai tubuh resonansi kehidupan, secara teori tampaknya masuk akal - Segala sesuatu di Dunia Mimmi tampaknya tidak dapat mempengaruhi kehidupan Benua Aigean secara subjektif.
Tapi hal semacam ini terlalu aneh!
Liu Zhenhan tidak berani percaya dan juga tidak mau percaya, namun terpaksa setengah percaya!
Perasaan seperti ini benar-benar tidak nyaman!
Yang lebih membuatnya kesal adalah, begitu dia mulai memikirkan hal ini, otaknya langsung dipenuhi halusinasi aneh dan menakutkan akibat terlalu sering dihantui pikiran kontradiktif.
Menurut Kepala Suku Raksasa Buddha, ini adalah gejala kepribadian terbelah dengan konsekuensi sangat serius.
Menurut Kepala suku Andulan, ini pertanda dia dirasuki iblis mimpi dengan konsekuensi yang luar biasa mengerikan.
Menurut Yitiao, ini disebut gangguan batin. Di Timur, banyak ahli ilmu bela diri dan sihir level tinggi mengalami hal serius saat kultivasi mencapai tahap tertentu!
Liu Zhenhan bertanya: "Apa konsekuensi terburuknya?"
"Jadi orang gila," kata Kepala Suku Raksasa Buddha.
"Jadi bego," kata Kepala suku Andulan.
"Jadi B," kata Yitiao.
"Obisilachi!" umpat Liu Zhenhan.
Masalah sial ini menyiksa saraf Liu Zhenhan. Dengan fisiknya, tidak tidur seminggu adalah hal biasa. Dibanding manusia biasa, bajakan Pigge ini jelas memiliki umur efektif lebih panjang - saat orang lain tidur tanpa sadar di malam hari, dia justru sibuk kultivasi "Bidang Perlindungan dual cultivation" dengan penuh semangat.
Tapi Lao Liu bukanlah logam ajaib atau arhat tembaga. Seperti harimau yang kadang mengantuk, dia pun begitu.
Pada akhirnya, dia tetap harus tidur. Begitu tidur, pasti akan berhadapan lagi dengan Sylph, dan pertanyaan-pertanyaan yang tak berkesudahan. Inilah dilema terbesar Liu Zhenhan - jika perkataan Sylph benar, maka nasibnya terikat dengan gadis manja ini. Ini tidak bisa ditoleransi oleh Liu Zhenhan, terlalu tidak aman! Jika Sylph berbohong, mengapa dia berbohong? Apa motif dibalik kebohongannya? Liu Zhenhan tidak tahu, dan tidak mungkin tahu, karena dalam mimpi dia tidak punya kekuatan apa pun. Tidak bisa melakukan interogasi biasa, juga tidak bisa menggunakan siksaan lagu perang, benar-benar tidak berdaya menghadapi gadis ini. Ketidakberdayaan dan kelemahan seperti ini juga tidak bisa ditoleransi oleh orang seperti Liu Zhenhan yang terbiasa mengendalikan takdirnya sendiri!
Sylph pernah berkata, jika mabuk minum anggur, secara alami tidak akan bertemu dengannya. Tapi Lao Liu menolak memilih cara melarikan diri seperti ini, tindakan seperti itu tidak pantas bagi seorang pahlawan berhati baja!
Liu Zhenhan sangat frustasi. Dia mulai tidak mengerti dirinya sendiri, mengapa harus memikirkan masalah serumit ini? Filsafat idealistis dan kebingungan seperti ini, bagaimana bisa menimpa orang kasar seperti dirinya?
Saat kebingungan dan kegelisahan mencapai tingkat tertentu, tuan tanah berkarakter kasar kita ini menemukan solusi yang tidak mengurangi identitasnya sebagai pahlawan berhati baja sekaligus memecahkan masalah — setiap kali bertemu Sylph dalam mimpi, Liu Zhenhan selalu berteriak: Obisilachi! Jangan ganggu Laozi! Laozi sedang bad mood, tidak mau bicara, cuma mau tidur!
Maka dia terus menutup mata dan tidur dalam mimpi. Ketika Sylph sesekali berbicara, Lao Liu hanya memperlihatkan belakang kepala padanya.
Akhirnya keadaan menjadi tenang. Sylph sepertinya juga ngambek dan berhenti mengajaknya bicara, membiarkan Liu Zhenhan mendengkur sendirian.
Agak lucu mengingat ada orang yang tetap tidur dalam mimpinya sendiri.
Tuan Liu sangat ahli dalam menghipnosis diri sendiri. Begitu memasuki meditasi, lebih efektif dari obat tidur manapun, langsung tertidur pulas, tak peduli apakah itu dunia mimpi atau nyata.
Yitiao benar-benar sujud syafak pada bosnya — Mengatasi iblis hati, masalah yang selama ini sulit dipecahkan para master di Timur, banyak yang sampai mengalami kemerosotan spiritual, tak disangka bosnya bisa menyelesaikannya hanya dalam beberapa hari!
Tepat ketika Liu Zhenhan menemukan cara tidur nyenyak, pembantaian dengan pita merah di Kalimantan juga berakhir, persis sepuluh hari tanpa lebih atau kurang.
Sebenarnya sejak hari kedelapan, Liu Zhenhan dan Pangeran Kahn sudah berencana menghentikan pembantaian kota. Sinar matahari di gurun siang hari benar-benar terik, kota ini membusuk dengan cepat dalam suhu tinggi, kecepatannya membuat kaget. Bau busuk yang menyebar di udara mudah mengingatkan orang pada wabah mengerikan, bahkan bahan-bahan logistik yang diangkut pun berbau aneh.
Ketua Suku Kunk Sigung, Jiaza, setelah mendengar kekhawatiran para nyonya tuan tanah bahwa wabah akan menyebar ke Feilengcui melalui barang rampasan, secara sukarela melapor: Buah Wisteria seribu daun "kacang merah penyerap aroma" jika dipakai akan membentuk ruang oksigen bersih kecil di sekitar tubuh, menyerap segala bau tak sedap. Jika memakai "kacang merah penyerap aroma", pasti bisa menghindari terhirupnya bau wabah ke hidung!
Suku Kunk Sigung memang suka jancuk secara alami, baunya sangat menyengat sehingga dijauhi semua orang. Mereka satu-satunya suku bawahan di Feilengcui yang memakai "kacang merah penyerap aroma", orang lain tak punya alasan memakai buah tanaman penyerap bau ini. Untunglah ada suku bawahan ini, kalau tidak, Liu Zhenhan takkan tahu buah tanaman ini punya fungsi Berbual B yang segila ini.
Penemuan ini membuatnya dan prajurit Behemoth akhirnya bisa memenuhi rencana pembantaian kota selama sepuluh hari yang semula ditetapkan.
Saat Rundstedt yang kembali dari ekspedisi ke Kerajaan Markham memimpin Pasukan Unta Terbang tergesa-gesa tiba di Kota Gallimard, kota yang pernah sangat makmur ini telah berubah menjadi wilayah hantu. Burung nasar berkerumun di langit, mencabik daging busuk yang terlepas dari tulang, menyebarkan nanah seperti hujan.
Prajurit Legiun Unta Terbang dengan panik mengarahkan kendaraan uap untuk menabrak gerbang batu sepuluh ribu pon. Setelah berulang kali dihantam palu meriam, debu tebal membubung dan gerbang kota pun bergemuruh runtuh.
Masihkah ini "Mutiara Mulan" Gallimard? Prajurit Pasukan Unta Terbang memandang kosong ke kota yang tak bernyawa ini.
Rumah-rumah indah bergaya arsitektur telah lenyap, digantikan oleh puing-puing reruntuhan yang dipenuhi lalat hijau bergerombol, masing-masing berbadan gemuk.
Jalan paving batu yang dulu rapi kini hanya menyisakan belatung gemuk mengkilap yang merayap keluar dari mayat membusuk berperut kembung seperti bola sepak. Sepanjang jalan, gerakan putih gemuk yang menjijikkan bergeliat tak karuan.
Daun hijau segar pohon palem kini tertutupi warna ungu pekat, dipenuhi remah-remah daging kering yang mengerut.
【《Benteng Ibu Kota masih berdiri megah berkilauan.》】
〖Di bawah gerbang timur, terdapat gunungan daging yang dipenuhi gerombolan belatung bergerak-gerak. Samar-samar terlihat tumpukan hidung manusia yang dipotong dari tubuh.〗
Di tembok tertera kaligrafi darah berhuruf besar yang enerjik:
【《Tembak Markas Komando——Sebuah Pamflet Besarku》】
〖Orang Mouran, kalian semua bego!
Rundstedt, kamu bukan!
Kamu bego level dewa!〗
Di sampingnya tergambar wajah tersenyum licik khas lukisan impresionis.
Tertanda: Yang selalu, dalam-dalam, mencintaimu Richard Zhenhan Liu.
Sepuluh meter di sebelahnya, di gerigi pagar tembok ibu kota yang hitam kelam tergantung pita hitam panjang menyentuh tanah, terhubung dengan mayat terkoyak perut yang sudah membusuk parah.
Tertiup angin, pita itu mengibas diserbu gerombolan lalat.
Bagi yang jeli, akan paham ini korban malang yang ususnya dikaitkan di gerigi pagar, lalu dilempar hidup-hidup dari ketinggian 10 meter ke jalanan istana.
Di bagian tembok ini juga tertera kaligrafi darah dengan gaya berbeda, coretan iseng orang lain:
〖Gerbang Timur punya duka nestapa, tahan melepas layang-layang Khalifah!〗
Tertanda: Penyair Pengelana Nomor Satu Benua Aigean Shaquille O'Neill.
Rundstedt gelap mata, muntah darah deras, terjatuh dari punggung gajah perak enam taring.
Beberapa detik kemudian, siluet hitam muncul dari tanah, berangsur jelas dari kabut.
Saat Rundstedt terjatuh, Shaman Divine Comedy kami Liu Zhenhan juga menghadapi masalah besar.
Bab Tiga Ratus Tujuh Puluh Dua: Dewi Seksi
Liu Zhenhan sedang dalam masa kejayaan belakangan ini.
Di fase akhir pembantaian kota, menurut Pangeran Kahn, seharusnya menyandera Khalifah Kalimantan Abdullah sebagai tawanan untuk memeras sisa Menara Permohonan Cahaya Mulan. Terlihat jelas Yang Mulia Pangeran Lionheart sangat mengagumi 12 meriam cahaya pasukan udara Feilengcui. Semburan lingkaran cahaya menyengat berdiameter 10 yard dari Batu Permata Bintang Fajar yang berkelap-kelip memiliki kemampuan menekan dengan daya tembak luar biasa. Setiap komandan pasti tergiur dengan senjata semacam ini.
Tapi keputusan bukan di tangan pangeran, di situasi ini dia hanya pengikut.
"Kami Bimon selalu berhadapan langsung! Tak main akal-akalan!" Liu Zhenhan tersenyum santai: "Bunuh sang Khalifah ini!"
Maka nasib Khalifah Abdullah Yang Mulia ditentukan oleh satu kalimat pendek ini.
Dari seribu pemanah Mainz Gurun, hanya satu yang tidak dipotong tendon tangan dan kaki, karena dia pernah diam-diam memberikan seteguk air kepada Liu Zhenhan. Kebaikan kecil ini tidak hanya menyelamatkan nyawanya sendiri, tetapi juga memberi kesempatan hidup bagi sukunya. Sesuai keinginan Pangeran Kahn, elf cantik ini seharusnya dihadiahkan sebagai rampasan perang kepada prajurit paling pemberani.
Liu Zhenhan mengurung semua elf gurun di Penjara Bawah Tanah Busby dengan persediaan makanan, obat-obatan, dan air bersih yang cukup, membalas kebaikan gadis elf yang pernah memberinya air. Menurut rencana awalnya, para Mainz Gurun ini seharusnya dipatahkan tulangnya lalu dibiarkan mati kelaparan.
Setelah pembantaian kota, saat semua pasukan telah mundur dengan aman, Liu Zhenhan bersama Yitiao, Guo Guo, dan burung beo membawa formasi teleportasi sihir 'logam ajaib' terbang pulang dari Gurun Pasir Taklamakan. Sepanjang perjalanan mereka menikmati pemandangan gurun nan eksotis, sambil menghancurkan rombongan pedagang unta malang yang menuju Kota Gallimard, serta membuat kekacauan di Jembatan Terowongan Poyi.
Bukan berarti Liu Zhenhan dengan dua Peliharaan Magis Super-nya, mengenakan zirah Takhta Es yang Terbeku, sambil mengayunkan kapak perang Chevrolet sengaja mencari masalah dengan para pengawal pedagang dan penjaga jembatan Mulan - dia tidak sebosans itu.
Merusak sumber air sepanjang perjalanan adalah tugas terpenting Liu Zhenhan saat kembali. Orang Mouran ingin menyerang Kerajaan Bimeng. Sepanjang perjalanan mereka harus minum, tanpa air terpaksa mundur. Tapi Tabib Shaman Behemoth belum bisa menyiapkan cukup racun, Liu Zhenhan harus mencari cara sendiri.
Pikirannya tak serumit itu. Merusak sumber air tak harus menggunakan racun.
Di cuaca terik begini, mencemari air dengan ratusan mayat mungkin sama efektifnya dengan arsenik.
Butuh beberapa hari lagi baginya menyelesaikan semua kekacauan ini.
Saat Rundstedt membawa pasukan kembali ke Kota Gallimard, Liu Zhenhan sedang membakar dupa di depan Kota Kuno Huye. Memperingati prajurit Behemoth yang gugur di padang gurun berbatu ini, dengan kapak perang Chevrolet-nya mengukir pertempuran dahsyat di tembok ibu kota kuno.
Akhirnya dia memenuhi sumpah racun tato wajah yang pernah diucapkan di sini!
Tapi anehnya, Liu Zhenhan justru tak merasa bahagia.
Ratu semut yang ditangkap di padang gurun ini masih hibernasi dalam lambang Medusa. Setelah lama berpikir dan ragu, akhirnya Liu Zhenhan tak melepasnya ke tanah Kekaisaran Mugalan.
Liu Zhenhan menolak mengakui bahwa pemandangan mengerikan pembantaian kota yang membuatnya luluh. Dia menciptakan alasan untuk diri sendiri - ratu semut ini akan disisakan untuk Bangsa iblis sebagai santapan di masa depan.
Angin barat gurun menerpa terik mentari, secangkir arak keruh membersihkan isi hati.
Tiba-tiba Liu Zhenhan merindukan Pangeran Richard tanpa alasan jelas. Perasaan aneh yang samar, seperti kehilangan sesuatu.
Ada pepatah usang di Benua Aigean: "Baru menyadari nilai sesuatu setelah kehilangan." Liu Zhenhan baru sekarang memahami kebenaran kalimat ini - bahkan musuh atau rival yang hilang selamanya terasa disayangkan, meski Pangeran Richard sudah tak layak jadi lawannya.
Yitiao merasa bosnya semakin mendekati aura master terhebat, mulai merasakan kesepian di puncak, khawatir tak ada lagi lawan yang bisa memberinya kekalahan.
Dulu Liu Zhenhan pasti akan berbunga-bunga mendengar celetukan konyol dari Hao ini, tapi kali ini entah mengapa dia tetap senyap.
Angin kencang gurun menerbangkan rambut panjangnya yang berkibar. Memandang wajah bermata sudut tajam yang larut dalam kesepian, Yitiao tiba-tiba merasa bosnya telah berubah.
Sejujurnya, setelah mengalami pembantaian kota, Yitiao pun mulai merenungkan ketidakpastian takdir dan merasa welas asih suci.
Pasti ada orang baik di antara orang Mouran? Untuk apa kita membantai orang-orang baik itu?
Pertempuran dan pembantaian di masa lalu, untuk apa semuanya itu?
Apa sebenarnya makna dari nyawa ini?
Apa yang sebenarnya kita kejar dalam hidup?
Apakah darah prajurit Behemoth yang tertumpah di gurun yang jauh dari tanah leluhur ini ada artinya?
Bagaimana para janda dan anak yatim itu harus melanjutkan hidup?
Hidup... oh hidup... Yitiao menghela nafas dalam hati. Ia yakin, sang bos saat ini pasti juga sedang merenungkan pertanyaan hidup tanpa jawaban ini seperti dirinya.
Seolah memberikan jawaban untuk Yitiao, Gunung Magnet di Kota Kuno Huye tiba-tiba mengeluarkan dentuman keras "krak!".
Guncangan bumi dan goyangan gunung yang tak terduga, kehancuran yang datang tanpa persiapan.
Awalnya Yitiao mengira terjadi gempa, karena matanya berkunang-kunang dan dunianya terasa berputar akibat guncangan.
Dari tengah padang gurun berbatu terdengar dentuman bentrokan lempeng raksasa yang saling bertabrakan, jurang tanah yang menganga menelan pasir kuning seperti air yang mengalir.
Sebelum Yitiao sempat membawa sang bos terbang menghindar, guncangan dahsyat itu tiba-tiba berhenti, mendadak seperti dentuman ledakan Gunung Magnet sebelumnya.
Perubahan dahsyat ini hanya berlangsung beberapa detik, seolah alam ingin menunjukkan kekuasaannya yang tak terbatas.
Tembok Kota Kuno Huye masih berdiri tegak meski retak di beberapa bagian. Liu Zhenhan dan Yitiao yang berdiri di luar kota tercengang melihat Gunung Magnet yang terbelah menjadi dua bagian, lalu menoleh ke celah-celah tanah yang saling silang di area gurun berbatu. Pasir hisap mengalir deras seperti air terjun, "sha-la-la" jatuh ke dalam jurang raksasa yang menganga di permukaan bumi.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Yitiao kebingungan. Gempa kecil seperti ini tidak mungkin membuat Gunung Magnet dan tanah berubah sedramatis ini! Guo Guo dan burung beo kecil sama-sama memutar mata.
"Yitiao, menurutmu gunung ini mirip apa? Seperti manusia?" Liu Zhenhan menatap Gunung Magnet yang terbelah dua dengan wajah muram dan kesepian, matanya teduh namun lelah.
"Mirip apa? Manusia?" Bangau Api Burangsha dari Benua Sutra mengerahkan imajinasinya. Matanya berputar-putar lama sebelum tiba-tiba menepuk dahaknya: "Aku tahu! Di bawah teladan welas asih agung Sang Bos yang bijaksana, perkasa, menggetarkan langit-bumi, rakyat menderita saat jaya maupun runtuh, gunung ini terketuk hati lalu pecah sebagai penghormatan!"
"Celetukan konyol dari Hao~" Burung beo kecil di bahu Guo Guo mengepakkan sayap sambil bergumam tak jelas.
Liu Zhenhan menarik sudut bibirnya, menunjukkan senyum getir.
"Si kecil!" Yitiao melototi burung beo menjengkelkan yang menjulurkan lidahnya lagi, lalu tersenyum manis ke bos sambil mengacungkan dua jari membentuk "V" dan menggoyang-goyangkannya: "Bos! Aku nggak pernah nyembahin omong kosongmu! Liat, gestur ini persis bentuk Gunung Magnet, ini simbol kemenangan! Bukan mewakili ketidakkekalan hidup, ini Dewata yang memuji prestasimu! Eh bukan! Ini Dewa Perang Kampas yang memberi penghormatan padamu!"
"Omong kosong! Gunung Magnet ini jelas seperti dua paha perempuan jalang yang mengangkang. Liat lengkungan yang miring ini..." Liu Zhenhan mengendus-endus sambil tersenyum nakal, air liur menetes: "Mirip banget! Obisilachi!"
Yitiao terpana.
Baru saja bosnya terlihat larut dalam kesedihan mendalam seolah menangisi ketidakabadian dunia. Kok baru sebentar sudah kembali ke sifat aslinya?
Orang macam ini perlu dikasihani? Burung phoenix bajingan bergumam, "Jancuk."
"Benarkah?" Teriakan perempuan mengguncang langit-bumi, udara bergetar seperti tirai bergelombang.
Liu Zhenhan dan Yitiao kaget setengah mati.
"Siapa?! Sialan! Keluar sekarang!" Yitiao membentak.
Sebuah sosok raksasa dengan lincah melompat ke atas benteng Kota Kuno Huye, bagaikan harimau yang bersandar di batu, memandang sinis ke dua bajingan di luar kota dari ketinggian.
Langit yang semula cerah tiba-tiba diselimuti awan gelap. Bayangan hitam pekat menyelubungi bumi.
Liu Zhenhan dan Yitiao saling bertatapan, menggosok mata mereka tak percaya.
Yang muncul di atas benteng adalah seekor semut raksasa dengan panjang tubuh melebihi 10 meter, pinggang lebih besar dari gajah, enam kaki ruas penuh duri yang setidaknya perlu dua orang merangkul, enam pasang sayap jangkrik di punggungnya bagaikan layar kapal yang sedang berlayar!
Ini saja sebenarnya sudah cukup mengejutkan!
Tapi kepala semut raksasa ini adalah wajah wanita cantik yang diperbesar ribuan kali sesuai rasio emas, bermata biru bibir merah, rambut hitam terjuntai seperti air terjun. Wajah ayu yang memikat dipadukan dengan tubuh semut, perpaduan keindahan dan keburukan ini benar-benar jahat sampai membuat bulu kuduk merinding!
Yang membuat Liu Zhenhan dan Yitiao merasa dingin di hati adalah aura kekuatan elemen dahsyat yang memancar dari seluruh tubuh semut wanita raksasa ini, bagaikan tsunami yang menerjang langit dan bumi.
Guo Guo langsung menyelip ke dalam dekapan Liu Zhenhan, hanya memperlihatkan sepasang mata kecil seperti kacang hijau yang mengintip diam-diam. Hanya burung beo kecil itu yang tetap asyik merapikan bulunya, memandang dengan mata terbalik.
"Dewa Semut Rama?" Seluruh tubuh Liu Zhenhan tiba-tiba merinding!
“Dia teringat! Semut raksasa cantik ini persis sama dengan patung dewa berkepala manusia dan badan semut dari kayu kamper yang digunakan prajurit Behemoth untuk menyumbat gerbang kota saat mempertahankan Kota Kuno Huye dulu!”
“Beberapa waktu lalu saat bersama Rundstedt, Liu Zhenhan pernah mendengar bahwa Kota Kuno Huye ini dulunya adalah kota persembahan bagi Dewa Semut Rama oleh orang Ya Yuan! Semut raksasa berkepala wanita cantik ini, kalau bukan Dewa Semut Rama lalu siapa lagi?”
“Bertemu dengan seorang dewa? Liu Zhenhan hampir gila! Bagaimana mungkin? Di dunia ini belum pernah ada penampakan dewa yang sesungguhnya!”
“Aku bukan Dewa Semut Rama～” Tawa manis semut raksasa bermata biru itu mengguncang padang gurun berbatu yang muram ini. Gerakannya yang tampak tak disengaja saat berdiri tegak memperlihatkan bagian perut semutnya yang memiliki organ seksual perempuan lengkap – kelembutan putih yang montok dan bentuk molek nan subur di balik rerumputan liar. Bagian ini juga diperbesar ribuan kali sesuai rasio emas, sehingga terlihat sangat jelas.
“Bukan Dewa Semut Rama? Lalu kamu sebenarnya siapa?” Bintang salib perak di mata Liu Zhenhan berkedip tak menentu, “Omong-omong, kamu sangat seksi.”
Yitiao menatap lugu ke area sensitif sang Raksasa Semut cantik yang memesona, pandangannya kosong dan terpaku. Guo Guo mengintip dari pelukan Liu Zhenhan, bola matanya berputar-putar, berusaha mengintip diam-diam. Burung beo kecil meniup peluit preman dengan liar.
"Hehe~ Aku adalah Dewi Moni~" Suara Raksasa Semut cantik itu meski keras, tetap penai kewanitaan yang menggoda. Di matanya yang biru berkilau, pancaran "bayam" terlemak di musim gugur tertuju statis pada Liu Zhenhan.
Yitiao hampir pingsan. Sekuat Bangau Timur Jauh pun, tak pernah berharap bisa bertemu dewa! Baru saja belum pulih dari bayang-bayang Dewa Semut Rama, bagaimana bisa muncul Dewi Moni lagi!
Guo Guo segera menyembunyikan kepalanya kembali ke pelukan Liu Zhenhan, tak berani bergerak.
"Halo, Dewi yang seksi." Liu Zhenhan dengan wajah serius mengangguk pada Raksasa Semut yang mengaku sebagai Dewi Moni.
"Namaku Murinio~" Burung beo kecil itu menggaruk tenggorokannya, membantu bosnya memperkenalkan diri.
Bab 373 Membunuh Dewa? (Bagian 1)
Kepala suku Andulan belakangan ini agak kesal.
Dua hari lalu dari Puncak Es Tanggula di Pegunungan Salju Himalaya Taymur, turun sebuah suku Raksasa Langit.
Jalur es turun gunung itu berada dekat Kota Xueli, terlihat oleh banyak pasang mata.
Raksasa Langit adalah jenis Raksasa Aigean dengan postur tubuh terbesar, tinggi mereka melebihi 8 meter dan sangat langka terlihat.
Raksasa ini biasanya bersembunyi di puncak-puncak gunung terjal, menguasai sihir giok yang langka (PS: termasuk dalam kategori sihir batu permata). Raksasa Langit dewasa dapat mengkristalkan pedang giok beraura suci yang mampu membunuh monster kuat, atau melemparnya ke langit untuk menjatuhkan Elang Wo Yun yang ganas.
Hanya melihat Raksasa Langit secara langsung sudah menjadi bahan pamer di kemudian hari, sehingga banyak warga Feilengcui sengaja pergi ke Kota Xueli untuk menyaksikan. Kepala suku Andulan pun ikut tergopoh-gopoh pergi, mengira setelah peniupan "Trompet Badai Douglas" beberapa hari lalu, para raksasa ini datang untuk bergabung dengan Feilengcui.
Kekecewaan menyelimutinya saat para Raksasa Langit berhiaskan giok yang dingin dan pendiam itu langsung menuju pusat padang gurun.
Tuan tanah berhasil memperoleh 49 unit "Mesin Terbang Qibulin" dari Kalimantan. Dengan "bus udara" ini, perjalanan antara Kota Xueli dan Feilengcui menjadi lebih cepat, bahkan bisa melayang di udara untuk melakukan pengintaian. Kepala suku Andulan yang duduk di dalam pesawat terbang terkejut menemukan bahwa tujuan akhir Raksasa Langit ini ternyata adalah Kota Caiyu!
Kepala suku Andulan tiba-tiba tersadar——beberapa waktu lalu, Imam Utama Angsa Murinio menjemput Raja Alkemi Master Emmar ke Kota Caiyu selama tiga hari, bahkan menyuruh Gatanie dan Gorini meminjam sebuah tanduk naga dari Feilengcui! Murinio juga memiliki pasukan Raksasa Es dan Pengawal Kurcaci di bawah komandonya!
Setelah bertanya secara tidak langsung kepada Master Emmar, kekhawatiran Kepala suku Andulan terbukti sepenuhnya.
Undangan Murinio kepada Master Emmar untuk tinggal tiga hari di Kota Caiyu memang bertujuan membuat "Terompet Badai Douglas"——terompet ini harus menggunakan tanduk Monster Tingkat Super yang diukir dengan darah Titan dan tulisan kuno, konon suara panggilan leluhurnya bisa didengar oleh semua keturunan Titan di Benua Aigean.
Rencana Richard membentuk Angkatan Udara Raksasa sudah diketahui Kepala suku Andulan. Kini Murinio malah mendahului Feilengcui, berhasil merekrut Raksasa Langit terkuat dari !
Yang paling menjengkelkan, tanpa pinjaman tanduk naga dan ahli alkemi dari Feilengcui, Murinio mustahil melakukan ini.
Kepala suku Andulan hampir terkena serangan jantung karena marah.
Saat Liu Zhenhan dan Yitiao kembali ke Feilengcui, sang kepala suku sedang berdiri dengan tangan di pinggang mengumpati sekelompok prajurit Medusa.
Pasukan prajurit Medusa ini berasal dari Kota Caiyu, membawa kotak hadiah kayu merah yang mewakili Junshang Murinio, khusus datang untuk menyerahkan hadiah kepada Tuan Tanah Feilengcui.
Di dalam kotak kayu merah tersebut terdapat sebilah pedang panjang bernama Die Shan (Kupu-kupu Kipas).
Desain pedang ini sangat berbeda dengan gaya senjata Aiqin, ramping dan elegan dengan detail mengagumkan. Keanggunannya sudah terlihat dari sarungnya yang terbuat dari kulit hiu laut utara dan ukiran mutiara.
Begitu pedang itu terhunus, cahaya dingin menusuk langsung memancar. Meski musim panas, udara dingin menusuk tulang langsung terasa.
Prajurit Medusa itu memegang Pedang Die Shan, mengiris batang besi menjadi serpihan-serpihan tipis seperti mengupas kulit kentang, membuat semua yang menyaksikan terpana.
Keistimewaan pedang ini tidak hanya pada ketajamannya. Desainnya yang unik memiliki bilah berlapis tipis yang terlihat mulus, dengan dua batu permata mata kucing di gagangnya. Saat ditekan, bilah pedang akan membentang ke samping membentuk kipas seperti sayap kupu-kupu!
“Ini adalah senjata tajam dewa dari Benua Sutra Timur Jauh. Setelah Junshang secara tak sengaja memperoleh pedang ini di Kota Gallimard, beliau mendengar ada ahli pedang terkemuka bernama Yitiao di Feilengcui. Karena itu, beliau memerintahkan kami untuk menyerahkan ini!” Prajurit Medusa berkata sopan: “Ada pepatah pedang cocok untuk martir. Mohon Kepala Suku memenuhi niat baik Junshang!”
Melihat ini, Kepala Suku Andulan kembali meluapkan amarahnya!
Imam Utama Angsa yang menculik Raksasa Langit, sekarang membawa hadiah permintaan maaf karena merasa bersalah, itu masih bisa dimaklumi! Tapi senjata dewa yang digunakan untuk meminta maaf ini ternyata juga didapat dari Kota Gallimard!
“Martir apaan! Murinio-lah yang pantas disebut martir!” Kepala Suku Andulan mengumpulkan semua tenaga untuk memaki, setiap kalimatnya tanpa kata kasar, tidak menyebut nama langsung, tapi makiannya merasuk sampai ke tulang Sumenep Imam Utama Angsa dan Kota Caiyu.
Kedatangan Tuan Tanah Feilengcui akhirnya membuat para prajurit Medusa lega. Mereka berdiri di samping air mancur ajaib Lapangan Merah sambil memegang pedang Kupu-Kupu, sudah dimaki Kepala Suku Andulan selama setengah jam tanpa bisa menyela sepatah kata pun.
“Lagi marah sama siapa, Kepala Suku?” Liu Zhenhan bertanya sambil tersenyum di atas punggung Yitiao.
Bangau Api menutup sayap dagingnya, melangkah mendekat dengan gaya angkuh. Mata merah seperti biji sinabar itu menatap tajam ke arah regu prajurit Medusa, membuat kaum ular itu berkeringat dingin.
“Ada apa? Kalian berkelahi lagi dengan siapa?” Kepala suku Andulan menatap Yitiao yang bulunya habis tercabik, penuh kebingungan.
“Dengan seorang Dewi.” Liu Zhenhan menghela nafas, memeluk burung beo kecil dan Guo Guo sambil melompat turun dari punggung Yitiao.
“Ha ha~ ha ha~” Kepala suku Andulan tertawa terbahak-bahak ke langit, tiba-tiba wajahnya berubah masam: “Leluconmu benar-benar tidak lucu.”
“Aku tahu tidak ada yang percaya.” Liu Zhenhan acuh tak acuh mengangkat bahu, melirik sekilas prajurit Medusa yang berkeringat deras di sebelah dengan tatapan penuh tanda tanya.
“Jangan-jangan Imam Utama Angsa datang melamar putrinya?” Yitiao yang telah kembali ke wujud manusia merebut Pedang Kupu-kupu, meniup peluit keras sambil membaca tulisan kuno di sarung pedang: “Waduh~ Bukankah ini Pedang Kupu-kupu? Salah satu dari Sepuluh Pedang Terkenal Benua Sutra? Jancuk!”
“Melamar? Omong kosong!” Kepala suku Andulan mengusap-usap dada kirinya, menghela nafas panjang sambil menceritakan bagaimana Murinio menyuruh Master Emmar membuatkan "Tandai Badai Douglas", mencuri start Feilengcui untuk membawa Raksasa Langit ke Kota Caiyu, dan sekarang datang memberi hadiah permintaan maaf secara detail.
“Trompet Badai Douglas kita baru ditiup tiga hari yang lalu! Ah... Sekalipun bisa memanggil raksasa es, tetap tak bisa menyaingi Raksasa Langit!” Kepala suku Andulan sangat frustasi: “Kami punya tiga cabang bawahan, dengan bantuan 'Trompet Badai Douglas', seharusnya bisa mengumpulkan lima kelompok raksasa. Tapi sekarang... Raksasa terkuat malah kabur duluan...”
Yitiao mendengar ini langsung naik pitam, dengan suara "swish" memasukkan Pedang Kupu-kupu ke sarungnya, menggelindingkan lengan bajunya siap memanggil pasukan untuk berkelahi ke Kota Caiyu.
Liu Zhenhan mendengarnya dan tertawa terbahak-bahak, membuat Kepala suku Andulan memandanginya sambil memutar mata putih berkali-kali.
“Taktik Murinio ini benar-benar jenius!” Liu Zhenhan mengacungkan jempol.
Kepala suku Andulan mengerutkan alis, memandangi Liu Zhenhan dari atas ke bawah seolah baru mengenalnya.
Kepala suku Andulan mengira Richard pasti akan mengamuk dan memaki-maki begitu tahu hal ini.
“Saya bicara jujur, Kepala Suku! Kita harus belajar dari Murinio. Lihatlah betapa elegannya caranya, diam-diam menyelesaikan segalanya.” Liu Zhenhan tersenyum sambil melambaikan tangan: “Kita tak boleh berpikiran sempit seperti petani, mengapa kita boleh bermain api tapi melarang orang lain menyalakan lentera? Setidaknya dia sudah membalas budi!”
“Haha... Jadi sekarang kesadaranku yang turun?” Kepala suku Andulan tertawa getir.
“Ini bukan masalah kesadaran, melainkan kapal sudah berlayar.” Liu Zhenhan mengangkat tangan pasrah: “Pergi berkelahi bisa merampas kembali Raksasa Langit? Ini terlalu tidak realistis, bukan?”
“Memang juga benar.” Yitiao tersenyum: “Setelah tiba di sana paling-paling hanya melampiaskan emosi, berkelahi lalu pergi.”
“Bukankah sudah jelas?” Liu Zhenhan juga tersenyum: “Mereka sudah mengirim hadiah ke depan pintu, malah kita yang menyerbu ke sana. Tidak masuk akal! Kalau sampai tersiar kabar, orang hanya akan bilang Feilengcui terlalu tidak gentleman, tidak sopan, cuma gerombolan perampok! Apakah Master Emmar bagian dari Feilengcui? Bukan! Raksasa dan kurcaci bawahan Murinio apakah bagian kita? Juga bukan! Lalu apa hak kita menyalahkan master yang membantu Murinio membuat terompet badai? Kemampuan mereka merekrut Raksasa Langit sebagai bawahan itu hasil usaha sendiri!”
“Wah wah... Kapan hatimu jadi selebar ini?” Kepala suku Andulan menggeretakkan lidah heran: “Richard, jadi begitu rasional, tidak seperti dirimu biasanya!”
“Di atas langit masih ada langit! Aku benar-benar takut sekarang.” Liu Zhenhan tersenyum getir.
“Tidak mungkin! Kalimat ini aneh! Apalagi keluar dari mulutmu, Richard!” Kepala suku Andulan tertawa terbahak sampai hampir kehabisan napas.
“Dalam perjalanan pulang, kita 'mungkin' benar-benar membunuh seorang dewi.” Liu Zhenhan berbisik di telinga kepala suku: “Orang tua, aku tidak bercanda. Kita mungkin benar-benar bertemu Dewa dan membunuhnya!”
Kepala suku Andulan memandang Liu Zhenhan dengan bingung lama sekali, mendapati Richard tidak seperti sedang membual, hampir-hampir matanya mau copot.
"Jika aku berbohong, biarlah aku berubah menjadi Ahli Sihir Kitab Suci!" Liu Zhenhan mengucapkan sumpah paling keji untuk membuktikan kejujurannya.
"Tidak mungkin!" Kepala suku Andulan tiba-tiba berteriak keras: "Ini sama sekali tidak mungkin!"
"Pak tua, apa sebaiknya kita bicara di ruang dalam dulu?" Liu Zhenhan melihat keramaian di Lapangan Merah, sesekali ada tatapan melirik ke arah mereka, diam-diam menarik lengan jubah kepala suku.
Kepala suku Andulan menarik napas dalam-dalam, melirik Liu Zhenhan dengan pandangan aneh, lalu membalikkan badan dan naik ke tangga tanpa sepatah kata.
Liu Zhenhan mengangguk pada Yitiao, yang segera paham dan tetap berjaga di luar gua ruang utama sambil membawa Pedang Kupu-kupu.
Mengusir pelayan di ruang utama, kepala suku Andulan berbalik menghadap Lao Liu.
"Bagaimana dengan Helen?"
"Sedang menginventarisasi barang-barang di bawah tanah, mengkategorikan dan mendokumentasikan. Beberapa sedang meneliti senjata sihir bersama Master Emmar," jawab kepala suku.
"Bagaimana dengan prajurit Behemoth dari dua legiun? Sudah semua pergi?" Liu Zhenhan bertanya lagi.
"Sudah lama pergi!" Kepala suku Andulan perlahan naik ke kursi, meraih leher Lao Liu dan mengguncang-guncangnya: "Bangsat kecil! Sampai kapan kau mau mengalihkan pembicaraan? Cepat ceritakan, apa yang sebenarnya terjadi selama perjalanan? Aku paling benci orang yang bicara setengah-setengah!"
"Aiyo! Baru saja kubilang! Aku ketemu dewi! Dewi Mani!" Liu Zhenhan menjulurkan lidahnya yang terjepit, tubuhnya gemetar seperti tersetrum. Kerja samanya membuat Kepala suku Andulan merasa sangat puas, tersenyum sambil melepaskan genggamannya.
"Dewi yang kau coreti puisi mesum itu?" Kepala suku menyeringai hina: "Bocah! Kau kira Aston Villa ini siapa? Bikin dongeng buat bohongi istri saja sudah keterlaluan, masa mau menipuku juga? Apa kau berkelahi lagi di Ibu Kota? Bikin Yitiao harus lepas baju zirah lagi!"
"Nggak lah!" Liu Zhenhan melonggarkan kerah bajunya: "Syaratku siapa berani nolak? Obisilachi! Nolak berarti nggak dapet lingkaran cahaya Divine Comedy! Lucunya, beberapa Kun Ding Dewan Tetua malah datang bareng, nawarin empat kursi, minta aku rekomendasikan kepala suku Feilengcui masuk Senat!"
"Bodoh! Itu cuma taktik merayu! Sekarang kau berkuasa, lingkaran cahaya Divine Comedy bergantung padamu. Kau mati, kekuatan itu pun hilang! Siapa yang nggak mau menjilat?" Kepala suku Andulan mendengus sinis: "Sayangnya mereka tak tahu, kau memang nggak doyan kekuasaan."
"Aku lebih suka mengejar kekuatan sejati. Tapi kali ini baru kusadari, aku cuma katak dalam tempurung." Liu Zhenhan mengeluarkan cerutu, diketok-ketokkan di punggung tangan sambil menatap sang kepala suku: "Orang tua, percayalah, aku benar-benar bertemu Dewi Mani kali ini!"
“Richard, lelucon tentang dewa-dewa sebaiknya jangan kau buat sembarangan.” Kepala suku menasihati Liu Zhenhan dengan serius: “Bahkan para penyihir ateis pun percaya pada animisme! Sebagai rohaniwan, kau harus tahu bahwa beberapa hal lebih baik dipercaya daripada diabaikan!”
“Orang tua, percayakah kau bahwa pernah ada dewa yang muncul di dunia kita?” Setelah lama terdiam, Liu Zhenhan menyalakan cerutunya dan menatap sang kepala suku yang bijak.
“Dalam legenda kuno, mukjizat ilahi memang selalu ada! Ambil contoh Dewa Perang kalian kaum Bimon. Kisah cinta tragisnya dengan Medusa si peliharaan magis, atau cerita Lide si landak yang melukai wajahnya hingga berbopeng – bukankah ini bukti nyata?” Kepala suku Andulan tersenyum. “Karena itu, aku percaya!”
“Lalu apa hubungan antara para dewa dengan dunia ini?” Liu Zhenhan menggaruk kepalanya dan bertanya lagi: “Apakah seperti dalam novel ksatria membosankan itu... bahwa kita manusia hanya bidak catur para dewa?”
“Pertanyaan ini terlalu filosofis! Master Puskash pun mungkin tak bisa menjawabnya.” Kepala suku Andulan terkekeh: “Dari sudut pandang paling sederhana, mungkin benar seperti dalam novel ksatria – kita semua hanya mainan para dewa. Tapi...”
“Tapi apa?” Sorot mata Liu Zhenhan berkilat saat mendesak jawaban.
Bab Tiga Ratus Tujuh Puluh Empat Membunuh Dewa? (Bagian Tengah)
“Bahkan jika para dewa benar-benar menggunakan kita sebagai bidak catur dalam sebuah permainan, apa masalahnya? Selama kita hidup sesuai sifat asli kita, hidup atau mati, semuanya tak berarti!” Kepala suku Andulan tersenyum: “Lihatlah ajaran-ajaran agama besar, mana yang tidak menyeru kebaikan? Meski ada beberapa dewa jahat, jumlahnya sangat sedikit! Menurutku, jika benar ada dewa-dewi yang eksis, mayoritas pastilah memiliki hati yang baik! Jadi, mempelajari eksistensi mereka sama sekali tidak perlu!”
“Pengalamanmu jauh lebih banyak dariku. Menurut kebijaksanaanmu, mungkinkah para dewa datang ke dunia ini?” Liu Zhenhan bertanya dengan cara berbeda.
“Richard, ingatlah pengetahuan ruang paling mendasar yang telah disimpulkan dan dicoba-coba oleh para penyihir manusia selama ribuan generasi!” Kepala Suku Daikui tertawa: “Dunia kita selalu merupakan dunia yang seimbang!”
“Dunia seimbang? Apa maksudnya?” Liu Zhenhan tak paham.
“Pernah lihat semut?”
“Pernah.”
“Masyarakat semut adalah yang paling teratur, pembagian tugas jelas, masing-masing punya peran! Secara luas, dunia kita tak beda dengan sarang semut. Kau, Richard, adalah semut yang kuat. Aku, semut yang lemah!” Kepala suku Andulan menghela nafas: “Jika benar ada dewa, bayangkan saja dia sebagai Raksasa Pegunungan, raksasa perkasa dari pegunungan!”
“Hehe... Mengapa tidak membayangkan dewa sebagai Naga?” Liu Zhenhan tertawa jahat.
“Tidak masalah, kamu juga bisa membayangkan dewa sebagai Naga, ini tidak ada hambatan!” Kepala suku tertawa terbahak-bahak: “Seekor Naga menghancurkan sarang semut, menurutmu mudah atau tidak?”
“Mudah!”
“Jika benar-benar ada dewa yang eksis, bahkan yang paling lemah sekalipun, menghancurkan dunia kita akan sangat mudah, seperti bocah nakal merusak sarang semut!” Kepala suku Andulan tertawa terbahak-bahak: “Tapi setelah menghancurkan dunia kita, mereka juga kehilangan nilai eksistensinya.”
“Apa maksudnya konsep keseimbangan dunia yang diyakini penyihir?” Liu Zhenhan semakin bingung mendengarnya.
“Yang disebut konsep keseimbangan dunia para penyihir berarti—jika ada dewa yang eksis, mereka bisa menghancurkan dunia kita tanpa kesulitan! Tapi untuk menyatu dengan dunia kita, tidak boleh melampaui keseimbangan ruang ini! Bisakah Naga masuk ke sarang semut? Bisa! Asal berubah menjadi seekor semut pasti bisa!” Kepala suku Andulan menggerutu: “Kamu mengerti maksudku?”
“Mengerti.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: “Artinya, jika benar ada dewa, mereka harus menjadi sangat lemah untuk masuk ke Benua Aigean secara fisik! Karena keseimbangan dasar dunia ini tidak boleh dilanggar! Benar begitu maksudnya?”
“Bagus! Kehancuran dan integrasi jelas dua hal yang berbeda! Kamu bisa mengingat kembali, semua mukjizat ilahi di Benua Aigean kita, termasuk para pahlawan dalam catatan sejarah yang konon dikunjungi dewa-dewa, sebenarnya telah memberikan penjelasan paling gamblang untuk teori keseimbangan ini!” Kepala suku Andulan mengangguk: “Dalam semua mukjizat ilahi, tak pernah ada dewa yang benar-benar turun ke dunia, hanya avatar mereka! Inilah yang disebut Eksistensi Keilahian!”
“Dengan penjelasanmu, aku akhirnya paham!” Liu Zhenhan mengambil cerutu di tangannya, meniup kuat-kuat bara api di ujungnya yang menyala merah: “Dulu di bawah tanah aku pernah ikut ‘ritual kemerosotan’ Dark Elf, di saat-saat terakhir seolah Dewi Ross merasuki tubuh Tanya dan bercinta denganku semalaman. Ini membuktikan Ratu Laba-laba Lolth pun tak bisa muncul langsung, hanya bisa menurunkan eksistensi keilahiannya ke tubuh Tanya, menjalankan skema pemerkosaan secara tidak langsung!”
“Obisilachi!” Kepala suku Andulan mengambil tongkatnya dan memberikan tamparan keras ke Lao Liu: “Bocah tak tahu malu! Hasratmu sendiri ya hasratmu sendiri! Jangan lempar tanggung jawab ke orang lain! Bukankah kau sendiri pernah bilang? Saat itu otak dan pikiranmu kacau balau, mungkinkah itu hanya halusinasimu? Seorang dewi mau mendekatimu? Kau pikir siapa dirimu?”
“Kau menganggapku seperti apa? Apa aku akan melakukan sesuatu pada karang?” Liu Zhenhan merasa sangat tidak adil.
"Bisa saja Dewi Ross turun ke dunia dalam bentuk avatar..." Kepala suku Andulan menahan tongkatnya, dengan ekspresi berpikir mendalam: "Meski karaktermu buruk, sepertinya kamu belum sampai level begitu rakus dalam hal nafsu."
"Betul." Liu Zhenhan mengulum cerutu, bahunya bergetar menahan tawa.
"Sebenarnya makhluk hidup seperti apa Tanya itu? Tidak mungkin semua orang bisa menjadi avatar dewa. Pasti ada batasan yang tidak kita ketahui saat dewa ingin menyatu dengan dunia kita." Kepala suku Andulan memiringkan kepala sambil mengerutkan kening.
"Seperti toilet umum? Bisa masuk-keluar sesuka hati?" Liu Zhenhan menggeram dengan suara serak: "Bahkan naga yang ingin masuk sarang semut pun harus mencapai level empat dulu, punya kemampuan transformasi jadi semut!"
Kepala suku Andulan meliriknya dingin: "Jangan ngomong yang tidak penting! Besok luangkan waktu untuk mengurus Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun itu... nanti kamu bisa berkomunikasi secara spiritual dengan Tanya. Tinggal tiga bulan lagi masa kelahiran, lebih baik kamu menjalin hubungan sekaligus biar aku paham makhluk apa sebenarnya dia..."
"Orang tua ini malah mengajakku jadi jahat..." Liu Zhenhan tersipu malu.
"Gak usah sok suci!" Sang kepala suku gemas sekaligus geli: "Ini kan ide dadakan karena pembicaraan tadi. Lagipula buatmu ini bukan hal baru. Aku cuma kasih saran, mau dilakukan atau tidak terserah kamu."
“Orang tua, aku tidak mau bicara apa-apa lagi...” Liu Zhenhan menurunkan Guo Guo dari bahunya, menyerahkan musang itu ke hadapan kepala suku: “Hanya karena kalimatmu ini, akan kutunjukkan sesuatu yang baru! Lihatlah Guo Guo, adakah kau merasakan keanehan padanya?”
Kepala suku Andulan mengedipkan mata kecilnya seperti kacang hijau, kerutan di pelipisnya membentuk bunga lipatan, mendekatkan wajahnya ke Guo Guo sambil memeriksa si binatang kecil bolak-balik. Guo Guo mencengkeram janggut kepala suku sambil tersenyum menunjukkan gigi.
“Bagaimana?” tanya Liu Zhenhan: “Orang tua, kau melihat sesuatu yang istimewa?”
Kepala suku Andulan membalikkan kelopak mata Guo Guo, mencubit pipi merah mudanya yang montok, lalu melirik Liu Zhenhan dengan bingung: “Sepertinya Guo Guo bertambah gemuk.”
“Aku lupa kalau sekarang kau hanya seorang biasa dari suku Penyu Sisik.” Liu Zhenhan mengusap wajahnya, tersenyum getir: “Kau pasti tak bisa merasakan gejolak elemen yang mengelilingi Guo Guo sekarang.”
“Oh～～?” Kepala suku Andulan teringat, si binatang kecil ini pernah menyerap kekuatan magis darah Ahli Sihir Kitab Suci di Kota Gallimard. Sepuluh bola cahaya merah seharusnya masih mengitari lehernya, tapi kenapa sekarang hilang?
Apa arti hilangnya perisai bola cahaya ini? Kepala suku Andulan membuka mulutnya lebar-lebar, terdiam membisu.
Gejolak elemen dari penyihir biasa biasanya bisa dirasakan oleh orang awam, inilah tanda yang membuat para penyihir begitu ditakuti.
"Tapi jika itu adalah Penyihir Besar seperti Master Puskash dan Master Stefano, kekuatan elemen mereka justru terkendali, kuat, dan mendalam. Gejolak elemen seperti ini tidak bisa dirasakan oleh mereka yang belum mencapai tingkat kultivasi tertentu."
"Apakah kekuatan elemen Guo Guo sudah sampai tingkat yang bahkan tidak disadari olehnya sendiri?" Kepala suku Andulan masih belum bisa mempercayainya.
"Guo Guo! Cepat buktikan ke kakek!" Liu Zhenhan menepuk-nepuk kepala Xiao Chusheng.
Guo Guo terkikik, mengangkat rompi bayinya dan memperlihatkan "burung kecil" sebesar siput. Di sana terpampang tato darah merpati berpendar bergambar "Wanita Telanjang Membawa Persik".
"Bajingan kecil!" Kepala suku menggodai "burung kecil" Guo Guo dengan penuh kasih sayang, lalu mengusap bibir kecilnya. Melihat Guo Guo meludah sambil berseru "Apei! Apei!", wajah keriput kepala suku merekah seperti bunga krisan tua.
Guo Guo mencubit hidung kecilnya sendiri, mulai mengerutkan alis dan menahan napas.
Kepala suku heran melihat tingkah aneh Guo Guo, lalu menoleh ke Liu Zhenhan. Lao Liu hanya mengangkat bahu misterius.
Tak lama, wajah kecil Guo Guo memerah.
Beberapa saat kemudian, dua wanita telanjang berpayudara besar dan pinggul montok berwarna merah muncul mengelilinginya, menari-nari di udara.
"Tato Kekuatan?!" Kepala suku Andulan hampir terjatuh, terduduk keras di kursi. Pupilnya menyempit drastis.
Kemajuan sihir darah pada tahap awal sangat cepat, tetapi betapa sulitnya di tahap menengah-akhir, Kepala suku sangat mengetahuinya.
Dulu saat Richard menyerap kekuatan magis darah dari lima Monster Tingkat Super: Kaisar Api, Tiran Mata Jahat, Flame Demon bersayap enam, Kui Niu Air Asin, dan Geruin Tuan Tanah Pasang Surut, pencapaiannya hanya setingkat "Perisai Cakram Matahari-Bulan" milik Archmagister. Untuk mencapai tingkat Santo, dia harus memanfaatkan "berkah Dewata" selama gerhana bulan setiap 4 Maret melalui "ritual pujian Blood Moon" yang meningkatkan satu tingkat dengan cara licik!
Saat di Kalimantan dulu, Guo Guo hanya memiliki perisai bola cahaya setingkat Blood Mage menengah. Sekarang tanpa melalui "ritual pujian Blood Moon", tiba-tiba melonjak menjadi Santo. Selama perjalanan pulang ini, berapa banyak kekuatan magis darah yang diserapnya untuk mencapai pencapaian nirwana ini?
Kepala suku teringat saat Richard baru kembali, dengan misterius mengatakan telah membunuh Dewi Mani. Ditambah pertanyaan-pertanyaan Richard tentang dewa tadi, matanya berkunang-kunang lalu langsung pingsan.
Dia tak ingin pingsan, tapi terpaksa harus pingsan!
Liu Zhenhan mencubit philtrum dan memberi pencerahan yang mengejutkan, namun Kepala suku tetap tak sadarkan diri.
"Tampar pipi～" burung beo kecil di bahu Liu Zhenhan memberikan saran.
"Liu Zhenhan pun berpikir, ya benar juga. Lalu dengan dua tamparan keras 'plak-plak', Anglam yang sedang batuk mengeluarkan dahak kental akhirnya siuman."
"Apa yang terjadi? Apa sebenarnya yang terjadi? Bagaimana Guo Guo juga bisa menjadi Santo?" Pertanyaan pertama Kepala Suku begitu siuman adalah segera mengejar penjelasan.
"Ceritanya begini, tiga hari lalu saat melewati Kota Kuno Huye, kami bertemu dengan makhluk ini." Liu Zhenhan merapikan pikirannya, mengeluarkan seekor semut raksasa bertubuh lebar dari cincin ruang. Balai walikota yang dulunya gudang gua ini cukup luas, namun kehadiran semut raksasa sebesar gerobak ini langsung membuat ruangan terasa sempit.
Semut raksasa itu terlentang dengan kepala wanita tua berkeriput. Lapisan baja biru pudar di tubuhnya menunjukkan tulang rusuk samar. Bagian pinggang terbelah rata menjadi dua bagian, bekas potongan dipenuhi genangan darah ungu yang sudah mengering. Enam kaki berduri terkulai lemas di karpet. Di bawah perut, rumpun rumput kering mengering menutupi 'lembah peach' dan 'sumber ikan' yang sudah layu, pose terbuka yang memperlihatkan hampir semua yang bisa dilihat.
Kepala suku Andulan langsung muka memerah, buru-buru memalingkan kepala.
“Waktu itu aku sedang berziarah ke kota kuno untuk para prajurit yang gugur, tiba-tiba Gunung Magnet itu retak!” Liu Zhenhan menggigil: “Semut raksasa berwajah manusia ini meloncat dari dalam kota seperti belalang ke atas tembok ibu kota, membuatku dan Yitiao kaget! Jancuk! Dia persis seperti Dewa Semut Rama itu!”
“Kenapa tiba-tiba jadi Dewa Semut Rama? Bukannya kau bilang Dewi Mani? Siapa lagi Dewa Semut Rama ini?” Kepala suku malang itu pusing dibuatnya.
“Sulit dijelaskan... Semut raksasa berwajah manusia ini juga tidak mengakui dirinya sebagai Dewa Semut Rama, dia mengaku sebagai Dewi Mani...” Liu Zhenhan tersenyum getir.
Kepala suku Andulan yang berpengalaman cepat pulih ketenangannya, mulai berputar-putar di depan bangkai semut raksasa sepanjang satu li.
“Waktu itu kukira dia sedang Chui Buer B! Benar-benar kupikir dia sedang Chui Buer B! Aku juga tahu tak pernah ada dewa turun ke dunia, apalagi Dewi Mani seharusnya berwajah singa!” Liu Zhenhan wajahnya memelas: “Kukira dia cuma Monster kuat! Monster sangat kuat tapi suka Berbual B! Makanya waktu itu aku sama sekali tidak percaya!”
“Lanjutkan.”
“Waktu itu aku bahkan tertawa dan bertanya padanya, kenapa dewi juga mencari-cari aku?”
“Dia bilang apa?”
“Dia bilang datang untuk membalas dendam padaku! Karena aku memaksa dua Ahli Sihir Kitab Suci bunuh diri! Dia juga bilang, hukuman ilahi itu sebenarnya cuma untuk menakut-nakuti orang, belum tentu benar-benar terjadi. Tapi setiap generasi hanya ada dua Ahli Sihir Kitab Suci, semuanya kubunuh. Sebagai Dewa di atas, kalau dia tidak turun tangan lagi, itu benar-benar tidak masuk akal!”
“Apakah Rundstedt mati di tanganmu?” Kepala suku Andulan terkejut.
“Mati apaan! Dia pergi menyerang Kerajaan Markham, meskipun ada yang lolos memberi kabar, waktu dia kembali kita sudah mundur semua! Mana mungkin aku membunuh Rundstedt? Lagipula, Rundstedt membawa sebuah 'permata Kajaride' yang bisa menetralisir satu serangan mematikan! Kemampuan orang itu sangat hebat, mana gampang dibunuh?”
“Kau salah! 'Permata Kajaride' bukan benda keabadian! Meski bisa menetralisir serangan mematikan, tapi tidak bisa menyembuhkan penyakit! Proses penuaan alami dan kematian normal tidak bisa dipengaruhi permata ini. Yang bisa dilawannya hanya kematian tidak wajar!” Kepala suku Andulan memiringkan kepala berpikir: “Jangan-jangan dia kena serangan jantung karena poster kritikanmu? Jenis kerusakan seperti itu termasuk kematian alami, di luar kendali 'permata Kajaride'!”
Bab Tiga Ratus Tujuh Puluh Lima Membunuh Dewa? (Bagian Bawah)
“Tidak mungkin! Rundstedt bisa mati karena emosi?” Liu Zhenhan sangat terkejut.
"Terlalu percaya diri belum tentu baik. Bisa melihat segala sesuatu lebih dulu, mengira semuanya terkendali, jika tiba-tiba kerugian terlalu besar, pukulan terlalu hebat, Rundstedt pasti tidak akan tahan!" Kepala suku Andulan mengangkat tangan: "Jangan menyela, lanjutkan ceritamu tentang dewi itu!"
"Saat itu aku bertanya padanya mau apa? Dia bilang ingin aku mati." Liu Zhenhan melanjutkan: "Aku juga tanya, bukankah kau manusia-singa? Kok bisa berubah jadi begini? Dia bilang di bawah Gunung Magnet ini ada monster purba yang tertidur panjang, dia datang ke dalam tubuh monster itu khusus untuk mencariku! Katanya bisa merasakan auraku! Saat itu kupikir, semut raksasa berwajah manusia ini pasti menguping pembicaraanku dengan Yitiao lalu berlagak, jadi aku tidak percaya dia adalah dewi!"
"Hmph～ Aku juga tidak percaya!" Kata Kepala suku Andulan.
"Waktu itu aku juga tidak percaya! Tapi kemudian dia bilang, suruh aku teka-teki, kalau berhasil ditebak, akan membebaskanku." Liu Zhenhan menghela nafas: "Dia bilang sebagai Dewata, tidak boleh bertingkah seperti orang biasa."
"Perkataan ini menyentuh hatiku! Jika benar ada Dewata yang ingin mencabut nyawamu sendiri, itu terlalu merendahkan derajat! Ini seperti ksatria naga yang pergi ke padang belantara memperkosa wanita gila, murni mencari malu sendiri!" Kepala suku Andulan terkekeh: "Bersikap superior baru lah gaya yang pantas bagi Dewata! Kalau sama ganasnya dengan gerombolan perampok, tidak pantas disebut Dewata."
"Jancuk! Strategi begini sudah kubosenin!" Liu Zhenhan mencibir: "Bedanya apa antara mematahkan empat anggota tubuh lalu dibiarkan kelaparan dengan langsung menyembelih? Bilangnya memberi jalan hidup, sebenarnya cuma memperpanjang penderitaan, mati lebih lambat saja. Mana ada jalan hidup sesungguhnya?"
"Tebak apaan teka-tekinya?"
"Tebak apaan! Teka-tekinya 'Pagi berjalan dengan empat kaki, siang dengan dua kaki, sore dengan tiga kaki.'" Liu Zhenhan terkekeh: "Aku mana bisa nebak, terlalu abstrak!"
"Lah kenapa dia nggak membunuhmu?" Kepala suku Andulan heran.
"Aku ngejailin dia. Kubilang aku nggak bisa nebak, tapi baru-baru ini aku menulis puisi mesum di Kuil Dewi Mani di Oasis Cambridge. Mau kubuatkan puisi mesum lagi sebagai kenang-kenangan sebelum mati, gimana?"
"Dia bilang apa?"
"Dia ketawa bilang kalau puisiku bagus, mungkin bisa pertimbangkan menjadikanku Ahli Sihir Kitab Suci."
"Haha. Lucu!"
"Lalu kubuatkan puisi mesum untuknya..." Liu Zhenhan berkata dengan wajah datar: "Sekarang kalau dipikir-pikir, aku memang nekat..."
"Tiga Ren di atas tanah ada parit~ Air mengalir sepanjang tahun~ Tak nampak Hao datang minum~ Cuma Model cuci kepala~" Burung beo kecil menggeleng-gelengkan kepala, berteriak kreek-kreek.
“Hehe...” Kepala suku Andulan hampir mati ketawa. Tanpa perlu bertanya, dia tahu pasti ini puisi cabul yang dibuat Richard saat itu. Bahkan bisa membayangkan bagaimana sampah masyarakat ini tersenyum licik sambil melantunkan empat baris sajak miring itu.
“Orang tua, saat itu dewi tertawa terbahak-bahak sama sepertimu!” Liu Zhenhan tersenyum getir: “Lalu aku langsung mengambil kesempatan menyerang. Siapa suruh dia tertawa begitu heboh.”
“Lupakan! Bagaimanapun, meskipun avatar dewa yang masuk ke dunia kita kekuatannya melemah dan bisa dibunuh, tetap saja aku tak percaya avatar ilahian bisa dihadapi hanya olehmu dan Yitiao! Sekalipun naga berubah jadi semut, tetap semut terkuat! Avatar dewa juga sama!” Kepala suku Andulan berhenti di depan kepala semut raksasa sambil mengepalkan tangan di belakang. Setelah merenung sejenak, dia membuka kelopak mata keriput di kepala manusia-semut itu.
Kelopak mata semut raksasa ini sebesar bola sepak. Sang kepala suku kesulitan membukanya.
“Kepala suku, perkataanmu salah. Tiran Mata Jahat yang begitu kuat saja akhirnya kuhadapi! Peduli apa eksistensi keilahian! Masuk ke dunia ini, harus ikut aturan - mati ya tetap mati!” Liu Zhenhan berkata dengan kesombongan.
“Hehe...” Kepala suku Andulan menatap pupil semut raksasa sambil tertawa: “Richard, katakan dulu, bagaimana tepatnya kau dan Yitiao membunuh semut raksasa ini?”
"Orang tua, coba bayangkan dulu, bagaimana cara kita berdua mulai bertarung?" Liu Zhenhan terkekeh.
"Yitiao pasti langsung melepaskan semua bulunya saat berubah jadi Bangau Api, lalu menghunus dua pedang bulu angsa..." Kepala suku Andulan mengangkat kepala dan menjawab tanpa berpikir:
"Sedangkan kau si brengsek kecil, sekarang kan sudah tidak punya kekuatan magis darah. Pasti pertama-tama mengaktifkan lingkaran cahaya Penyedot Tenaga, lalu menyambar kapak dan menerjang!"
"Memang pantas disebut bakat tempur bangsa naga! Seluruh strategiku kau hafal semua!" Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
"Jangan ngibul! Apa kau mengambil 'Xuepo Tuodu'-mu sendiri dan memberikannya ke Guo Guo?" Sorot mata Kepala suku Andulan kembali tertuju pada semut raksasa ini, sambil mencibir: "Richard, menurut legenda bangsa naga, di era prasejarah, Naga Suci pernah mengasingkan empat monster perusak di empat lokasi berbeda di Benua Aigean! Ini pasti Blue-eyed Khmer Giant Ant! Sama seperti Tiran Mata Jahat, dia termasuk empat monster prasejarah yang diasingkan Naga Suci! Tapi seharusnya wajahnya seperti perempuan cantik? Kok jadi nenek-nenek? Bikin aku ragu terus, tidak berani memastikan."
"Yang benar? Naga Suci mengasingkan empat hama?" Liu Zhenhan membuat gerakan dramatis: "Terlalu mengada-ada!"
"Aku juga dulu menganggap Perang Dewa dan Iblis cuma mitos!" Kepala suku Andulan terkekeh-kekeh sinis.
"Orang tua, jika ini benar-benar seekor semut raksasa Kmer bermata biru, menurutmu apakah darahnya yang diserap Guo Guo bisa membuatnya langsung naik tingkat menjadi Santo?" Liu Zhenhan bertanya pada kepala suku.
"Sama sekali tidak mungkin!" Kepala suku Andulan tersenyum sinis: "Bahkan jika menyerap delapan semut raksasa Kmer bermata biru sekalipun, tetap tidak bisa naik ke level saint aliran darah! Penyihir tingkat suci, apalagi yang menggunakan sihir dekaden, mana mungkin semudah itu?"
"Itu dia masalahnya!" Liu Zhenhan wajahnya muram: "Aku bersumpah padamu, Guo Guo benar-benar menjadi Santo setelah menyerap darahnya!"
"Ini alasanmu menganggap semut raksasa Kmer bermata biru sebagai Dewi Mani?" kepala suku menyipitkan mata.
"Benar!"
"Aku jelaskan begini! Jika semut ini benar-benar perwujudan eksistensi keilahian Dewi Mani, kau sudah mati sepuluh ribu kali! Cuma kau dan Yitiao? Kalian berdua bahkan belum tentu bisa mengalahkan Master Puskash! Mana mungkin melawan avatar dewa? Meski kekuatan dewa melemah saat menjadi avatar, tapi dia tetap dewa! Tidak usah jauh-jauh, jika dia menggunakan mantra level saint yang dikeluarkan secara instan, dengan apa kau bisa menahan?" Kepala suku Andulan semakin emosi: "Aku akan cari kapak sekarang, harus membedah otakmu untuk memastikan apakah 'Xuepo Tuodu' itu masih ada di dalam!"
“Aku benar-benar tidak membohongimu!” Liu Zhenhan panik: “Kalau aku bohong, aku brengsek! ‘Xuepo Tuodu’ masih utuh di otakku!”
“Kalau begitu coba jelaskan, kemampuan apa yang kau miliki untuk membunuh dewa?”
“Seperti katamu, Yitiao menembak bulu terlebih dahulu, sedangkan aku melepaskan ‘Lagu Perang Penyedot Tenaga’.” Liu Zhenhan menghela nafas: “Lagu perang inilah yang sangat membantu.”
“Apa maksudmu?” Kepala suku Andulan mengerutkan kening.
“Saat itu aku baru selesai membaca puisi, mana ada waktu untuk nyanyian sihir lagu perang? Tapi begitu kujentikkan jari, tiba-tiba muncul ‘lingkaran Penyedot Tenaga’.” Liu Zhenhan menggigil.
“Lin...Lingkaran Lagu Perang kendali tunggal?” Wajak Kepala suku Andulan langsung memucat!
Secara teori, dari semua lagu perang pendeta di Kerajaan Bimeng saat ini, hanya tiga tingkat ‘Lagu Perang Penyedot Tenaga’ yang bisa langsung mematikan target——itu pun dengan syarat: jika targetnya prajurit biasa, tiga tingkat penyedotan pasti mematikan. Tapi jika targetnya ahli kuat dengan resistensi magis luar biasa seperti Naga, efek tiga tingkat penyedotan akan jauh berkurang.
Meski begitu, sepanjang sejarah jumlah imam Bemon yang mencapai tiga tingkat ‘Lagu Perang Penyedot Tenaga’ tidak pernah lebih dari sepuluh orang!
“Lagu Perang Penyedot Tenaga” Richard sudah mencapai tahap dua, mampu menyedot dua pertiga kekuatan target. Di kalangan Pendeta Kerajaan Bimeng, ini termasuk hebat tapi bukan hal yang sangat langka, beberapa Imam Tongkat juga bisa mencapai level ini!
Meski efek Lagu Perang Penyedot Tenaga tahap dua terbatas, saat berubah menjadi Lingkaran Tunggal, kekuatannya menjadi sangat kuat!
Berbeda dengan lingkaran lagu perang biasa, Lingkaran Tunggal hanya bisa memperkuat satu target dan membutuhkan dua kali lipat Kekuatan Nyanyian.
Selain amplifikasi dua kali lipat kekuatan lagu perang, Lingkaran Tunggal memiliki properti mengerikan - tingkat keberhasilan tinggi untuk mengabaikan resistensi magis! Tidak bisa dipatahkan!
Artinya, bahkan naga dengan resistensi magis luar biasa sekalipun, di hadapan Lingkaran Tunggal, nasibnya sama seperti prajurit biasa yang bergantung pada keberuntungan!
Sejak zaman kuno hingga sekarang, Kerajaan Bimeng belum pernah memiliki Pendeta yang bisa menguasai Lagu Perang Penyedot Tenaga kendali tunggal!
Kultivasi dan peningkatan level Lingkaran Tunggal juga mengikuti hierarki dari Lagu Kejayaan hingga lagu jahat, semakin tinggi semakin sulit. Dengan bakat dan kemampuan Murinio sekalipun, saat ini baru mencapai level Lagu Berkat kendali tunggal - dalam sejarah Bimeng, berapa Pendeta yang bisa menyaingi Murinio?
Apa itu "Lagu Berkat"? Itu hanya lagu tingkat rendah dalam kategori Lingkaran Gemilang!
"Hex Chant——Lagu Perang Penyedot Tenaga"? Ini adalah lagu perang tingkat tinggi dalam kategori Lingkaran Jahat!
Dengan Lagu Perang Penyedot Tenaga tahap kedua milik Richard, jika mengenai target dalam bentuk Lingkaran Tunggal yang tidak bisa dikurangi, siapapun targetnya tidak hanya akan kehabisan stamina tapi juga mengalami defisit energi!
Konsekuensinya jelas: kematian total akibat kehabisan tenaga!
Kepala suku Andulan menarik napas tajam. Lagu perang seperti ini, makhluk hidup mana yang bisa bertahan?
"Kepala suku, jangan salah paham! Lingkaran Tunggal-ku berbeda dengan Lagu Berkat kendali tunggal Murinio yang bisa digunakan kapan saja!" Liu Zhenhan mengangkat bahu, "Aku hanya bisa menggunakan Lingkaran Lagu Perang kendali tunggal dalam kondisi sangat khusus, seperti mendapat inspirasi saat menulis puisi! Terakhir kali digunakan untuk mengancam Jiwa Pengembara kaum kijang hutan di dunia bawah tanah dengan Lagu Perang Pengorbanan."
Bulu kuduk di lengan Kepala suku Andulan berdiri merinding.
"Saat itu keadaannya seperti ini," Liu Zhenhan tersenyum getir, "Aku di bawah tembok ibu kota, dia di atas benteng. Aku melepas satu Lingkaran Tunggal yang ternyata direplikasi oleh 'Mutiara Klon Tenaga Magis'. Hasilnya, dia terkena dua Lingkaran Penyedot Tenaga sekaligus di jarak dekat, tewas seketika tanpa sempat berteriak."
Kepala suku Andulan terdiam membeku.
“Saat itu aku masih meremehkan, mengira semut raksasa ini biasa saja! Tapi setelah Guo Guo menghisap kekuatan magis darahnya, hatiku benar-benar membeku sampai ke lubang anus! Tak kusangka, semut ini memiliki kekuatan elemen yang begitu mengerikan!” Liu Zhenhan terengah-engah: “Luar biasa! Dengan kekuatan darah sebesar ini, sekuat apa tubuh aslinya? Untung aku buru-buru bertindak, kalau tidak... Obisilachi!”
“Richard... Setelah kaukatakan ini, detak jantungku jadi tak karuan...” Kepala suku Andulan tersenyum getir: “Tapi, aku masih sulit menerima fakta kau membunuh dewa ini! Tak ada bukti bahwa semut raksasa Kamboja bermata biru ini dirasuki eksistensi keilahian! Mungkin kekuatannya memang sehebat itu sejak awal!”
“Sekarang aku sama sekali tak berani membayangkan lagi! Entah itu membunuh dewa atau bukan, tidak penting! Yang pasti semut ini sangat mengerikan... Seperti... Penyamun yang suka pukul diam-diam bisa menjatuhkan seorang ksatria naga!” Liu Zhenhan mengusap keringat dingin di dahinya: “Sungguh menakutkan! Hampir saja celaka!”
“Berarti keluarga kita sekarang punya dua Santo?” Kepala suku Andulan melirik Guo Guo, lalu menatap Liu Zhenhan.
Sang kepala suku merasa dirinya hampir jadi gila.
Guo Guo dan Liu Zhenhan mengangguk serempak.
“Jika kita mengadakan ritual pujian Blood Moon lagi untuk Guo Guo saat gerhana bulan tanggal 4 Maret tahun depan, dan ia naik tingkat lagi, jadi apa jadinya?” Gumam Kepala suku Andulan.
“Serikat Sihir akan melahirkan jabatan baru, nama jabatan ini akan kami yang menulisnya.” Liu Zhenhan memeluk Guo Guo dengan bangga: “Mengajari binatang kecil itu menyerap kekuatan magis darah, aku merasa sudah melakukan hal yang benar.”
“Apa gunanya? Meski melampaui level saint, tetap saja makhluk bodoh yang tak bisa melepaskan sihir.” Kepala suku Andulan sangat murka.
“Kepala suku! Kau benar-benar tidak paham ya?” Mata Liu Zhenhan berbinar: “Begitu tiba tanggal 4 Maret tahun depan saat gerhana bulan, asal kita selenggarakan 'ritual pujian Blood Moon' untuk Guo Guo, membuatnya langsung mencapai level mengerikan di atas penyihir tingkat suci, semuanya akan beres!”
“Apa maksudmu?”
“Nanti kau akan tahu! Aku punya cara untuk membuat Guo Guo menjadi monster nomor satu di dunia! Ditakuti semua orang!”
Bab 376 Jalan Mundur yang Sempurna
Setelah hujan ringan senja itu, cuaca di Padang Liar Kuno semakin pengap.
Hati Liu Zhenhan juga ikut menggelora.
Dari Kota Gallimard kembali ke Feilengcui, Liu Zhenhan menghabiskan 15 hari. Hanya dalam waktu sesingkat itu, pembelian Landak Batu sudah mencapai puncak kecil. Kantor pasukan tentara bayaran Harimau yang berkedudukan di Doluote telah mengontrak 16 ekor Landak Batu, rata-rata lebih dari satu ekor per hari!
Ditambah dua ekor Landak Batu yang dibeli dari "Pasukan Tentara Bayaran Naga dan Kecantikan" serta peliharaan magis Helen, total Liu Zhenhan kini menguasai 19 ekor Landak Batu!
Sungguh angka yang luar biasa!
Dalam waktu singkat hanya setengah bulan ini, Kepala suku Andulan dan beberapa istri tercinta di rumah telah mengatur semua hal dengan rapi. Baik itu distribusi rampasan perang, pendirian akademi pendeta, maupun reorganisasi pabrik senjata bawah tanah, semuanya tidak membuat Liu Zhenhan khawatir sepulangnya nanti.
Setelah "Pertempuran Kota Kuno", komandan resimen "Angin Bijia" yang selamat, Ronaldo si kuda nil, berhasil dipertahankan oleh nyonya bos Ning Yu dengan harga sepuluh Pisau Emas Mulan dari tangan Pangeran Kahn. Gelar "Imam Senior Bekas Penembak Istana Musim Panas" pun jatuh ke kepala Da Luo.
Feilengcui telah mengirimkan tiga "Mesin Terbang Qibulin" lima hari sebelumnya khusus untuk menjemput dua puluh Shenjian Zheqin dan delapan puluh Pemanah Bintang Emas di Hutan Salib Selatan wilayah Beruang. Suasana dibuat sangat megah. Dengan dikeluarkannya surat perintah kerajaan melalui "Surat Merpati" ke berbagai daerah, baik Orang Kesturi maupun penyair kuda nil akan segera menjadi suku-suku bawahan daerah legendaris Feilengcui ini.
Segala urusan telah terselesaikan. Liu Zhenhan akhirnya bisa meluangkan waktu untuk berkomunikasi langsung dengan para Pengelana Yun Qin dari Benua Chesang.
Dengan bantuan formasi teleportasi sihir, Tuan Tanah Feilengcui dan Kepala suku Andulan sebagai duta perunding berkesempatan menyaksikan pemandangan menakjubkan dari benua lain.
Para Pengelana Yun Qin tinggal di Padang Rumput Sanqiesi, Benua Chesang. Daerah ini berbatasan dengan pegunungan dan laut, dipenuhi rerumputan subur, kicau burung, serta harum bunga.
Sebuah lembah sunyi adalah rumah bagi semua Pengelana Yun Qin. Dua gunung hijau berjajar, mengapit air terjun yang memercikkan bunga-bunga kristal; atap melengkung dan pagar ukiran tersembunyi di antara pohon willow merah, bunga merah, dan danau-danau. Kincir air yang berputar perlahan mengeluarkan suara kreek-kreek, bagaikan negeri dongeng.
Terlihat jelas bahwa Pengelana Yun Qin akhirnya memilih habitat mereka setelah seleksi ketat. Di Padang Rumput Sanchez, tidak ada suku bangsa asli yang kuat dan barbar, juga tidak banyak monster terlalu ganas - cukup untuk mempertahankan diri.
Empat Kepala suku Yun Qin berjanggut putih menemui Liu Zhenhan dengan ramah. Mereka mengundang Tuan Tanah Feilengcui untuk makan malam bersama dan mendiskusikan masa depan Pengelana Yun Qin - Mengenai nasib Ferguson Xu, Lao Liu bersama Gud dan Ning Yu telah menyusun penjelasan yang kompak, menciptakan alasan "terlindungi sempurna" untuk menutupinya.
Saat ini ada lebih dari lima ribu Pengelana Yun Qin yang hidup dan berkembang biak di Benua Chesang. Sebagian besar adalah keturunan manusia, jumlah Panda Suku Panda dan bangsa kerang Moshao jika digabungkan masih kurang dari seribu orang. Keturunan Yunqin Fangshi paling sedikit, hanya sekitar seratus lebih, namun memegang posisi kepemimpinan absolut.
Mengenai kepulangan atau menetap di Feilengcui, para pengelana Yun Qin ini memiliki perbedaan pendapat internal. Meskipun negara asal telah tiada, mayoritas keturunan manusia masih menganjurkan kembali ke Benua Sutra, sementara sebagian ingin tetap - terutama keluarga yang menyumbangkan 300 anak-anak lelaki dan perempuan. Anak-anak ini kini hidup dengan baik di Feilengcui, tubuh mereka pun bertambah tinggi; Orangtua mereka yang lama tidak mendapat kabar sempat berduka setiap hari. Pertemuan kembali dengan keluarga ini secara alami mentransfer rasa syukur mereka kepada sang tuan tanah.
Seandainya usia anak-anak ini tidak terlalu muda dan status serta kepastian tempat tinggal belum jelas, Liu Zhenhan dan Helen bahkan sempat berencana memilih Imam Angin dari antara mereka. Anak-anak berdarah Timur ini sangat cerdas, di usia belia sudah bisa memperagakan jurus tinju Timur yang megah namun kurang praktis, menari dengan gerakan indah mempesona - benar-benar bibit murid yang membuat para pendeta langsung ngiler.
Yang mengejutkan Liu Zhenhan, internal Suku Panda dan Moshao juga tidak sependapat. Meskipun Gud telah menjadi Ksatria Kehormatan Kuil di Kerajaan Bimeng dengan wilayah kekuasaan bangsawan, serta Ning Yu yang menjadi Ibu Pemimpin Feilengcui, hal ini tak mampu menghapus kerinduan para Shu Ru akan kampung halaman, karena akar mereka ada di Benua Sutra.
Daripada mengatakan Liu Zhenhan menghormati pilihan para pengelana Yun Qin ini, lebih tepat dikatakan dia tersentuh oleh kerinduan perantau yang mendalam. Meskipun Feilengcui sangat ingin mempertahankan prajurit Panda Panta yang gagah, pesulap misterius Mo Shao, dan ahli strategi Yun Qin, Liu Zhenhan tidak akan pernah memaksa keinginan para perantau yang rindu kampung halaman.
Hasil diskusi akhir menunjukkan bahwa kurang dari dua ribu pengelana Yun Qin yang bersedia bergabung dengan Feilengcui. Sebagian besar keturunan Yun Qin memilih untuk kembali ke tanah air.
Liu Zhenhan puas dengan hasil ini. Keluarga Gud dan Ning Yu bersedia tinggal, ditambah separuh lebih dari Panda Panta dan Mo Shao, ini sudah menjadi hasil yang cukup berarti.
Namun yang lebih memuaskannya adalah lingkungan alam indah Benua Chesang. Setelah kepergian pengelana Yun Qin, wilayah strategis ini menjadi kosong. Mengingat Dataran Liar Donau akan menghadapi perang berbahaya, tempat ini menjadi pilihan terbaik untuk Feilengcui II!
Dunia bawah tanah sebenarnya bisa menjadi penyangga strategis Feilengcui, namun kegelapannya terlalu ekstrem. Ras yang terbiasa hidup di permukaan sulit beradaptasi dengan lingkungan gelap itu. Meski Liu Zhenhan tidak takut berperang melawan bangsa iblis, dia tetap perlu menyiapkan jalan mundur.
Meski Benua Chesang dan Benua Aigean terpisah 10.000 li, bagi Feilengcui yang memiliki formasi teleportasi sihir, jarak tak pernah menjadi hambatan.
Penggunaan Kristal Malon sebagai bahan baku berkualitas tinggi oleh Ruoerna sungguh sia-sia. Menurut Master Emmar, ahli alkemi tingkat tinggi, dengan setengah dari Kristal Malon ditambah kristal sihir unsur angin dan logam magis, dia bisa membuat "Gerbang Teleportasi". Untuk apa lagi mengisi kekuatan magis angin hanya untuk mentransfer 80 orang sekaligus? Membuat formasi teleportasi magis? Itu cuma karya alkemis sampah!
Kalau ada yang tidak digunakan, kedaluwarsa dan jadi sia-sia.
Liu Zhenhan berencana memeras putri duyung Kou Tao di bawah tanah habis-habisan, menggeledah hingga ke sudut tersembunyi untuk menyita sisa Kristal Malon, lalu meminta Master Emmar membuat "Gerbang Teleportasi". Logam magis Feilengcui seperti logam ajaib dan besi semut totalnya mencapai 60 ton lebih, cukup untuk membuat beberapa "Gerbang Teleportasi" yang sangat luas!
Dengan memindahkan semua suku bawahan seperti penggembala Suku Pig, Goblin, Landak, sigung, dan Setengah Manusia ke sini, Feilengcui tak perlu lagi khawatir. Bisa bertahan ya bertahan, tidak bisa ya kabur!
Jika memungkinkan, Liu Zhenhan bahkan ingin memindahkan Manusia Gua Batu Rahang dari dunia bawah tanah ke Benua Chesang untuk membuka lahan. Manusia gua malang ini juga berhak menghirup udara bebas dan menikmati cahaya bulan.
Akademi medik biarawan Feilengcui, akademi pendeta, dan sekolah dasar semuanya sudah siap dibangun, namun untuk sementara masih harus menempati kemah Honglu mewah Mulan. Liu Zhenhan berencana memindahkan ketiga akademi ini ke Benua Chesang dalam waktu dekat, di mana lahan luas memungkinkan pengembangan bebas.
Setelah memfinalisasi hal ini, Liu Zhengan memberikan sejumlah bahan pangan dan senjata kepada semua pengelana Yun Qin sebagai tanda perkenalan yang berjodoh.
Empat kepala suku ahli strategi mengusulkan pembuatan formasi magis angin untuk memfasilitasi komunikasi di masa depan, namun setelah pertimbangan matang, Liu Zhengan tetap menolak dengan halus.
Meski Timur melahirkan pahlawan legendaris, tak sedikit bajingan bermunculan. Liu Zhengan harus waspada - bayangkan jika muncul bajingan munafik seperti Ferguson Xu yang mengganggu wilayah belakang Feilengcui saat perang dengan bangsa iblis, itu benar-benar malapetaka!
Kembali ke Feilengcui, Kepala suku Andulan memuji si bajingan tua yang semakin bijaksana. Rupanya efek samping trauma dari Dewi Mani membuatnya mulai belajar mengendalikan diri dan mempertimbangkan rencana cadangan - perubahan yang matang!
Liu Zhengan tertawa terbahak-bahak seperti petasan, lalu memangkau Kepala suku Andulan untuk inspeksi di dunia bawah tanah.
Lao Liu memang berhak berbangga. Dengan menguasai dua penyangga strategis, setidaknya Feilengcui sudah berada di posisi tak terkalahkan sejak awal dalam perang melawan agresi Bangsa Iblis!
Lembah lava di dunia bawah tanah baru-baru ini mengalami renovasi besar. Selain "matahari bawah tanah", lampu jalan dari Mutiara Malam dan Mutiara Api Danau memberikan pencahayaan setara dengan siang hari. Di permukaan, jalan aspal baru telah dibangun. Berkat pencahayaan yang memadai, berbagai pepohonan bawah tanah ditanam di kedua sisi jalan - batangnya licin dan lurus bak tiang, hanya memiliki rumpun daun di puncaknya, sedangkan rerumputan dan bunga-bunga tumbuh subur.
Sebagai bangunan pertahanan dan permukiman, fondasi beberapa Menara Bela Diri mulai dibangun mengelilingi sumur-sumur bawah tanah.
Pabrik senjata kini telah direorganisasi menjadi Pabrik Timur dan Pabrik Barat.
Pabrik Timur berada di dalam lembah lava, sedangkan ruang luas di bawah tangga sumur di sisi barat lembah telah dibangun menjadi pabrik senjata baru yang disebut Pabrik Barat. Kedua pabrik senjata ini masing-masing mengawasi seribu personel.
Pandai besi Kurcaci Abu-abu sekarang dipromosikan menjadi mandor, masing-masing mengawasi tujuh hingga sepuluh pandai besi Mulan. Raksasa Typhoon bertindak sebagai pengawas umum yang mengkoordinasi pencetakan dan penyediaan bahan baku. Beberapa pengrajin Elf memimpin kelompok orang kupu-kupu dengan kemampuan estetika luar biasa, sibuk sepanjang hari dengan desain gambar dan pemrosesan presisi. Sepuluh unit kapal siput gurun dengan jarum bor Mithril dikelola oleh mereka. Adapun pandai besi generasi pertama Feilengcui, manusia siput Yankov dan dua belas pandai besi berkepala banteng, selain menjadi pengawas, tugas utama mereka sekarang adalah belajar.
Banyak pemuda kaum jangkrik saat ini bekerja sebagai pembantu di pabrik senjata, mempelajari cara menjadi pandai besi yang kompeten. Rencana Liu Zhenhan adalah secara bertahap menambah jumlah murid, bisa dari manusia gua maupun Bimon. Tiga penderitaan terbesar dalam hidup: mengemudi kapal, menempa besi, dan menggiling tahu - ini menunjukkan bahwa ketahanan terhadap kesulitan adalah hal terpenting dalam profesi pandai besi. Keterbatasan kecerdasan bukan masalah, asal perlahan-lahan bisa menguasai teknik pengecoran sedikit demi sedikit, membina generasi penerus.
Liu Zhenhan dan Kepala suku Andulan dengan antusias pergi ke sumur tangga rahasia, menyaksikan langsung pelatihan Pelatih hewan Goblin dari dekat.
Dengan pertimbangan keamanan dan kerahasiaan, saat ini Akademi Pendeta ditempatkan di Kota Xueli. Mengenai Landak Batu, Liu Zhenhan tidak terburu-buru memberitahu para pendeta muda ini. Jika ingin mengganti peliharaan magis, semua peliharaan magis para pendeta muda harus mati terlebih dahulu - ini merupakan pantangan besar bagi para pendeta. Liu Zhenhan tahu ini tidak bisa dipaksakan.
Bagaimana mungkin Liu Zhenhan melupakan para Goblin Tanah Gunung Cukur yang memiliki tradisi keterampilan memelihara binatang peliharaan raksasa!
Kali ini Kota Xueli khusus memilih 50 pelatih hewan terampil untuk membantu melatih Landak Batu mempelajari gerakan dasar. Setelah dimodifikasi oleh "Sinar Doppler" dari Raksasa Berkaki Lumpur, monster Naga Sekunder ini akhirnya bisa ber-transformasi menjadi Bimon Raksasa dengan mencontoh Bolanatu berbulu putih milik Imam Senior Rehagel setelah dua minggu penjinakan. Sayangnya otak Naga Sekunder ini terlalu lamban, butuh waktu setengah hari untuk kembali ke bentuk aslinya.
Sedangkan 400-an Chimera Berkepala Dua yang ingin ber-transformasi menjadi Naga Berkepala Dua Emas, harus menunggu kedatangan Ksatria Naga Lampard berikutnya. Tanpa contoh blueprint, para Pelatih Hewan Goblin pun tak berdaya.
Liu Zhenhan mengamati lama-lama, merasa agak menyesal.
Memang bukan peliharaan magis yang dikendalikan jiwa pendeta. Landak Batu dan Chimera Berkepala Dua yang lamban ini mungkin hanya bisa menguasai satu bentuk transformasi saja.
Berbeda dengan tuan tanah, pelatih hewan Goblin yang percaya diri meyakini bahwa di bawah bimbingan mereka, monster Naga Sekunder ini setidaknya harus mampu mempelajari 3-4 jenis transformasi dan memahami lebih dari sepuluh perintah serangan.
Liu Zhenhan dan Kepala suku Andulan kembali merasa bangga. Siapa bilang Goblin tidak berguna? Sebagai ras beradab yang sejak zaman kuno telah memelihara binatang peliharaan raksasa, mereka jelas lebih ahli daripada pelatih hewan Bimon dari Kuil!
Laboratorium alkemi di dasar sumur tangga lainnya menjadi fokus inspeksi tuan tanah kali ini. Seluruh aset yang terkumpul selama ini telah disimpan di sini. Dengan kehadiran Master Emmar, modal ini tak diragukan lagi akan diubah menjadi mata uang keras yang dapat digunakan.
Master Emmar belakangan ini mengabaikan makan-tidur demi meneliti rahasia meriam sihir. Keluhannya semakin hari semakin bertambah.
Partner terbaik seorang alkemis adalah pandai besi ulung!
Feilengcui dipenuhi pandai besi mumpuni. Baik kemampuan kontrol api dan pencetakan logam luar biasa dari Raksasa Typhoon, keterampilan tempa dan palu Kurcaci Abu-abu, maupun seni ukir dan dekorasi Elf Hutan - tiga puncak keahlian pandai besi Benua Aigean telah menyatu menjadi satu kesatuan di Feilengcui.
Master Emmar dengan leluasa memimpin para pandai besi Feilengcui untuk membantu proses pengecorannya!
Kedatangan sang tuan tanah tidak mengganggu proses pengecoran magis para alkemis. Seperti semua profesional, Master Emmar menjadi sedikit histeris saat memasuki mode kerja, sangat membenci orang luar yang mengamati proses kreatifnya. Setelah teriakan marah, Liu Zhenhan dan Kepala Suku Andulan berjalan keluar sambil terus menoleh-noleh.
Dalam pola segi enam magis, api biru berkedip-kedip tak menentu. Master Emmar menjepit mata panah berbentuk prisma segi enam dengan penjepit besi, memanaskannya di atas api. Tangan lainnya menaburkan serbuk merah ke mata panah, "desis!" nyala api menyala-nyala, dan sebuah mata panah magis segera terbentuk.
Untuk tulang belulang monster tingkat tinggi yang dikumpulkan sang tuan tanah, Master Emmar berencana mengubah semuanya menjadi "Panah Ledakan Durex" - amunisi sekali pakai dengan daya ledak dahsyat yang menyebar. Menggunakan tulang monster tingkat tinggi tidak hanya mempermudah produksi, tapi juga memaksimalkan pemanfaatan kekuatan elemen untuk meningkatkan daya hancur!
Meskipun terkesan boros, metode ini tetap cara terbaik untuk produksi massal. Lagipula Master Emmar tidak punya banyak waktu dan energi untuk tinggal lama di Feilengcui.
"Jika panah magis ini dijual, harganya minimal tiga ribu koin emas per buah!" geram Master Emmar sambil memandangi "Panah Ledakan Durex" yang terbuat dari monster tingkat super.
Selain menggunakan bola kristal Di Wei untuk merekam langsung di lokasi, Ruoerna dan beberapa pengrajin Elf mulai berani mengukir pola formasi magis yang belum pernah mereka lihat sebelumnya serta membuat mata panah sihir di bawah bimbingan lisan Master.
"Kaca pembesar" yang diperoleh dari orang Mouran sangat membantu para alkemis Feilengcui. Banyak simbol talisman pada pola formasi magis membutuhkan ketelitian ukiran tingkat tinggi. Proses quenching darah magis dan pembangunan formasi konversi energi magis universal jelas tidak bisa dikuasai dalam sehari dua hari. Kecuali Ruoerna yang punya dasar alkemi, para pengrajin Elf yang masih amatir ini hanya memahami setengah-setengah penjelasan Master Emmar.
Mungkin karena merasa terus diawasi empat pasang mata, Master Emmar mengeluarkan empat buah cincin imut dan cantik dari sakunya, lalu melemparkannya ke Liu Zhenhan.
"Cincin sihir apa ini?" Liu Zhenhan mengerlingkan mata penuh decak kagum.
Master Emmar menyunggingkan senyum sinis.
Setelah membagi-bagi bahan mentah "Batu Rune Sungai Neraka"-nya, Master berhasil membuat empat "Cincin Belenggu Sungai Neraka". Setiap cincin menyegel empat ekor "Penjaga Ular Berapi Berbulu" yang bisa berdiri tegak di tanah. Selama masa panggilan, ular penjaga beracun ini akan terus memuntahkan "Panah Beracun Api Neraka" sebagai pendukung serangan yang sangat kuat dalam pertempuran.
Setelah menjelaskan dengan singkat dan jelas, Master Emmar dengan elegan menunjuk ke tangga spiral sumur di luar——Pergi!
Liu Zhenhan melirik semut raksasa Kamboja bermata biru yang baru dikirim ke laboratorium alkemi, hatinya dipenuhi kekecewaan——Ternyata mengunjungi laboratorium alkemi milik sendiri pun dilarang, benar-benar jancuk!
Kembali ke Bukit Merah, Liu Zhengan menganugerahkan "Cincin Belenggu Sungai Kematian" kepada tiga pelayan Istana Musim Panasnya. Untuk cincin yang tersisa, Kepala Suku Andulan memberikan ide licik: memakainya untuk memancing Pangeran kecil Elf Mari.
Ini juga cara Kepala Suku Andulan membalas Imam Utama Angsa Murinio, karena telah mencuri Raksasa Langit. Bangsa naga memang paling pendendam. Kepala Suku Andulan takkan melupakan ini, baik sekarang maupun nanti!
Menjelang malam, Master Emmar kembali datang untuk meminta maaf pada Liu Zhenhan, mengatakan bahwa itu tidak disengaja.
Liu Zhenhan segera merendah: Ah, tidak usah sungkan!
Mengenai permintaan khusus tuan tanah untuk meniru "Menara Permohonan Cahaya", Master Emmar telah menyelesaikan penelitiannya tentang formasi magis senjata Mulan ini. Kedatangannya kali ini khusus untuk melaporkan hasil tersebut.
Master Emmar berpendapat bahwa membuat dasar menara sihir yang dapat mengumpulkan cahaya seperti Menara Permohonan Cahaya tidaklah sulit, namun bagian terpenting adalah pembuatan lensa cembung untuk meriam cahaya. Selain itu, "Batu Bulan" sebagai penyimpan cahaya - yang disebut orang Mouran sebagai "Batu Permata Bintang Fajar" - hanya dimiliki oleh suku-suku besar Elf dengan produksi yang sangat terbatas, sehingga sulit diperoleh.
Liu Zhenhan sebelumnya pernah berpikir menggunakan Mutiara Malam sebagai pengganti Batu Bulan. Berdasarkan teori ini, Master Emmar berhasil menanamkan "Mutiara Naga" ke dalam jalur formasi sihir meriam cahaya. Dibandingkan "Batu Permata Bintang Fajar" biasa yang hanya bisa menembak sekali, mutiara naga ini mampu memancarkan lingkaran cahaya kuat sebanyak 72 kali dengan radius radiasi tetap dan jarak tembak mencapai 800 yard yang mencengangkan.
Sayangnya, meskipun teori ini terbukti benar, namun tidak bisa diubah menjadi kekuatan tempur.
Liu Zhenhan ditipu oleh Putri Duyung Bangsa Laut - mutiara hasil pemerasan tersebut sama sekali tidak mengandung mutiara kualitas tinggi!
Setelah melalui beberapa kali seleksi, Master Emmar dengan menyesal menyatakan bahwa kemampuan pengumpulan cahaya mutiara-mutiara ini tidak bisa menyaingi Batu Bulan, sehingga proyek pemasangan sumber energi pada meriam cahaya akhirnya dihentikan.
Bab Tiga Ratus Tujuh Puluh Tujuh: Berbagai Badai dan Musim yang Berlalu
Namun Master Emmar juga membawa kabar baik. Dari tubuh Semut Raksasa Kamboja Bermata Biru, sang Master tidak hanya memperoleh kristal sihir berkualitas tinggi, tapi juga mengambil sebuah "Lambang Proyeksi Jurang".
Sama seperti "Lambang Api" yang diambil dari tubuh Kaisar Api, lambang monster ini juga merupakan produk kemampuan sihir luar biasa dari monster tingkat super yang telah melampaui batas tingkatannya.
Bentuk lambang ini menyerupai tulang coronoid berbentuk mahkota, memiliki gelombang elemen yang sangat kompleks namun dahsyat. Kadang terdengar gemuruh guntur dalam keheningan; bagaikan ombak raksasa tak terlihat yang menghantam tebing, menghempaskan ribuan percikan salju, terus-menerus memberi kesan menggetarkan.
Menurut penilaian Master Emmar, Semut Raksasa Kamboja Bermata Biru ini seharusnya merupakan monster kuat dari Negeri Jurang, setidaknya berlevel tiran. Sang Master sulit mempercayai bahwa Shaman Bimon ini telah menewaskan minimal tiga monster tingkat super yang melampaui batas - termasuk Tiran Bermata Juling dan Kaisar Api - yang kekuatannya tidak kalah dari naga tingkat lima!
Tuan Liu dan Kepala Suku Andulan hanya bisa pura-pura bodoh. Untuk mengalahkan tiga monster besar ini, mereka telah mengalami banyak trauma mental. Setiap pertempuran nyaris merenggut nyawa, mempertaruhkan kepala di pinggang baru bisa menang. Sungguh tidak ada yang bisa dibanggakan.
Master Emmar tidak banyak bertanya. Ia hanya menghela napas dari sudut pandang seorang ahli alkemi.
Lambang Monster langka ini, secara alami dapat memanggil empat Penyusup Neraka Monster Jurang, juga dapat dikombinasikan dengan logam magis untuk menciptakan "Gerbang Proyeksi Jurang", mengamplifikasi dan menyalurkan kekuatan elemen, untuk memanggil pasukan Monster bawah tanah dari Negeri Jurang - semut raksasa bermata biru Kamboja - pada momen tertentu.
Namun sayangnya, lambang monster ini tampaknya telah dipaksa diisi oleh kekuatan elemen yang sangat kuat, menyebabkan kekuatan sumber alaminya terdistorsi dan rusak parah, kehilangan fungsi aslinya namun tetap utuh - hal ini membuat Master Emmar kebingungan. Karena situasi seperti ini seharusnya mustahil terjadi!
Siapa yang bisa memaksakan kekuatan magis kepada Monster Tiran dari dunia Jurang?
Membunuh seekor semut raksasa bermata biru Kamboja mungkin masih mungkin, tetapi memperkosa kehendak Monster Tiran? Tidak ada satu pun yang bisa melakukannya! Jika bahkan bunuh diri sederhana pun tidak bisa dilakukan, pantaskah disebut Monster Tiran?
Selain itu, yang lebih membingungkan Master Emmar adalah, jika benar-benar ada kekuatan magis asing yang dimasukkan ke dalam kekuatan sumber alaminya, semut raksasa bermata biru Kamboja ini seharusnya sudah meledak dan mati, bukan malah tewas setelah pertarungan sengit dengan Tuan Tanah Feilengcui Richard!
Seekor monster yang kekuatan sumber alaminya dipaksa diisi oleh kekuatan elemen asing, ibarat Raksasa Langit yang darah yang dipompa jantungnya diganti seluruhnya dengan darah ogre. Bagaimana mungkin tetap bertahan hidup?
Fakta ada di depan mata, namun Master tetap harus percaya, lambang Monster ini masih utuh secara bentuk. Meskipun kekuatan di dalamnya telah terdistorsi dan hancur, dua gelombang elemen kuat yang tersisa masih tetap harmonis bersamaan. Sungguh fenomena yang tak terjelaskan!
Liu Zhenhan mana berani memberitahu Master Emmar bahwa semut raksasa Kamboja bermata biru ini kemungkinan besar dirasuki Eksistensi Keilahian. Ini ibarat pengemis kotor menggauli diva opera ternama - tidak hanya tak dipercaya, malah akan mendatangkan cemooh dan masalah yang tidak perlu.
Ia pun tak bisa menahan kekecewaan. Tak disangka lambang Monster yang sangat berharga ini benar-benar hancur menjadi sampah.
Namun perkataan Master Emmar kembali menyalakan secercah harapan dalam dirinya.
Seberapapun rusaknya lambang Monster ini, kekuatan sumber alami dasarnya masih bisa dieksplorasi dan dimanfaatkan. Meski tak bisa memanggil Monster jurang, benda ini dapat diubah menjadi "Tirai Proyeksi Jurang" yang menyelubungi pandangan jarak jauh dengan proyeksi gelap pekat jurang, bahkan peralatan magis pun tak bisa menembusnya.
Bagi Feilengcui, ini tetap menjadi perangkat penyamaran magis yang sangat praktis. Karena proyeksi jurang hanya bekerja pada pandangan di luar 200 yard, begitu memasuki area perisai, sama sekali tidak mengganggu penglihatan. Baik untuk menyembunyikan posisi tembak maupun mencegah serangan udara, ini pilihan terbaik.
Master Emmar terus menghela nafas. Setiap hari di Feilengcui, dia selalu terpikat oleh beragam bahan sihir yang ada. Lambang monster Kaisar Api yang digunakan Otga untuk memanggil empat monster lava benar-benar pemborosan! Ini seharusnya bisa dibuat menjadi "Gerbang Rintihan Api" untuk memanggil pasukan monster Kaisar Api, seperti Iblis Baator dan Bimon Ymir untuk bertempur!
Mutiara Dua Belas Nada Malaikat Tiran Mata Jahat juga termasuk lambang monster. Jika dipadukan dengan tanduk Flame Demon bersayap enam untuk membuat "Lonceng Tulang Bencana Jahat", akan bisa memancarkan dua belas area Lingkaran Jahat! Hanya menggunakan teknik penyepelan paling primitif dan memisahkan fungsi sihir paling dasar, ini bagaikan membuang mutiara dan menyimpan kotaknya!
242 butir berlian petir. Jika dikombinasikan dengan tanduk perak berbentuk T Monster Perang Komodo dan logam magis untuk membuat senjata serangan besar elemen listrik "Menara Babel Halilintar", di cuaca hujan menara ini akan mampu mengarahkan kekuatan kilat secara masif, menyapu semua rintangan dengan "Pilar Badai Petir" raksasa dari langit!
Oh~ Bukan hanya itu... Feilengcui memiliki begitu banyak kulit dan tulang monster tingkat tinggi, plus puluhan ton logam magis. Jika semua diberikan kepada Master Emmar, dalam beberapa dekade Kekaisaran Pompeii bisa memiliki Legiun Golem Baja dan pasukan mesin perang!
Baik itu Gao Cen, Patung Emas Yunqin, atau senjata Goblin lainnya, Master memiliki keinginan penelitian yang sulit dilepaskan. Bagi alkemis mana pun, ini seperti pecinta kuliner seumur hidup yang harus berbalik pergi - sungguh menyakitkan!
Keluhan semacam ini membuat Liu Zhenhan dan Kepala suku Andulan hanya bisa tersenyum getir. Sejujurnya, inilah ironi takdir: Feilengcui memiliki bahan baku tapi tak punya ahli produksi top, sementara Kekaisaran Pompeii punya SDM ahli tapi tak memiliki keunggulan bahan baku.
Seorang alkemis yang harus mengelola pengecoran sekaligus menghabiskan waktu mencari bahan baku - kesulitan Master Emmar bisa dimengerti oleh Liu Zhenhan.
Saling memenuhi kebutuhan mustahil dilakukan. Feilengcui takkan pernah menjual bahan bakunya ke Pompeii, sementara Master Emmar juga takkan menghabiskan waktu membuat mesin perang mengerikan untuk Feilengcui. "Portal Teleportasi Kristal Sihir" dan "Tirai Besi Proyeksi Jurang" hanyalah fasilitas pendukung. "Meriam Cahaya Mutiara Naga", "Cincin Belenggu Sungai Kematian", dan "Panah Ledakan Durex" - dua pertama hanya senjata pemusnah lokal, sedangkan panah sihir termasuk barang habis pakai. Semuanya bukan peralatan kuat untuk mendominasi dunia.
Imbalan satu buah Mutiara Naga elemen tanah, etika profesional alkemis, dan konsep menjaga keseimbangan situasi - semuanya diwujudkan dengan sempurna oleh Master Emmar.
Liu Zhenhan sendiri juga tidak merasa ada penyesalan. Sejak awal, ambisinya bukanlah menguasai dunia. Nasiblah yang secara bertahap mendorongnya ke posisi saat ini. Setiap perang dan pembantaian, semuanya dipicu musuh yang memaksanya bertindak ekstrem.
Di bawah bimbingan Master Puskash, dia telah bertransformasi dari ahli kuat bermentalitas petani kecil menjadi ahli Jalan Tertinggi yang ambisinya setinggi langit. Kini dia paham arti memandang rendah makhluk biasa. Pengalaman hampir membunuh dewa membuatnya sadar: selalu ada yang lebih tinggi di atas langit. Andai tahu semut raksasa itu mungkin jelmaan dewa, sekalipun mental Liu Zhenhan diperkuat sepuluh ribu kali, mustahil dia bisa tetap tenang dan tiba-tiba melepaskan Lingkaran Tunggal.
Jika ada penyesalan Lao Liu, itu adalah Guo Guo.
Binatang Bulu Es dan Salju jarang berumur lebih dari 10 tahun. Namun setelah dimodifikasi telur naga, Guo Guo jelas melampaui batas ini. Menurut legenda Benua Sutera Timur, memakan daging naga bisa membuat awet muda. Meski Liu Zhenhan tak percaya mitos ini, dia mengakui: telur naga ajaib yang mampu menciptakan tubuh super kuat, pasti juga memperpanjang umur.
Kekuatan magis Guo Guo telah mencapai level Santo manusia. Jika dikonversi ke level monster, setidaknya setara dengan naga level enam. Tapi Binatang Bulu Es dan Salju adalah monster es kelas rendah, sedangkan sihir darah hanyalah sihir yang dipelajari kemudian, bukan kekuatan sumber alami. Jadi meski kekuatan sihir darahnya melebihi level saint, Guo Guo tetap tak mungkin berubah wujud manusia - Makhluk ilahi Benua Sutra semakin rendah levelnya, justru semakin mudah berubah wujud manusia; sedangkan monster Benua Aigean justru sebaliknya, semakin tinggi level semakin mudah berubah wujud manusia.
Contoh paling jelas adalah Klan Naga. Naga level tiga sudah bisa berubah wujud manusia. Sedangkan monster super seperti Kaisar Api, butuh lima ribu tahun berevolusi dari Raksasa Api menjadi Tuan Api, lalu Penguasa Api, hingga akhirnya menjadi Kaisar Api - total empat level baru bisa berubah wujud manusia. Raksasa Api sendiri sudah monster kelas tinggi! Lalu Guo Guo? Binatang Bulu Es dan Salju adalah monster kelas rendah sejati! Untuk berevolusi ke wujud manusia, bahkan monster kelas menengah pun sulit, apalagi dia!
Jika naga butuh evolusi tiga level, mungkin Guo Guo perlu evolusi tiga puluh level baru bisa berubah wujud manusia!
Guo Guo menemani Liu Zhenhan bertarung di seluruh Benua Aigean, pertempuran sengit yang dialami tak terhitung jumlahnya. Sampai saat ini belum berevolusi, Liu Zhenhan bahkan meragukan apakah Binatang Bulu Es dan Salju memiliki kemungkinan berevolusi!
Semua ini baru akan terungkap Jawaban tahun depan. Saat ritual pujian Blood Moon dilaksanakan, Liu Zhenhan pasti akan menyuruh Raksasa Berkaki Lumpur mengubah Guo Guo menjadi Monster logam kaca patri. Mantra spontan akan berubah dari "bola gas beku" menjadi "peluru logam", meski bentuk visual sihir tak banyak berubah. Ketika kekuatan magis es dan kekuatan magis darah yang kuat menyatu menjadi kekuatan magis logam, mantra spontan Monster mungkin lebih dahsyat daripada Napas Naga spontan naga level tujuh, sekaligus menghilangkan kekikiran memiliki kekuatan magis darah kuat tapi tak bisa dilepaskan. Keuntungan kedua, yang dikejar Liu Zhenhan, setelah dimodifikasi Raksasa Berkaki Lumpur, kekuatan sumber alami es dalam tubuh Guo Guo akan diubah menjadi kekuatan sumber alami kaca patri. Dengan kemampuan Guo Guo, secara teori seharusnya bisa memiliki wujud manusia sejati!
Semua rencana ini hanya prediksi, soal berhasil atau tidak, Liu Zhenhan sendiri tidak terlalu yakin.
Karena merupakan tubuh resonansi nyawa, Liu Zhenhan dan Guo Guo menyerap kekuatan magis darah yang sama. Seperti berbagi seekor ayam panggang lezat, pilihannya adalah berbagi setengah-setengah atau dimiliki sepenuhnya oleh satu pihak. Tidak mungkin Guo Guo menyerap sampai kenyang, lalu Liu Zhenhan menyusul menghisap sampai perut kembung. Oleh karena itu, Liu Zhenhan memutuskan bahwa ke depannya, semua kekuatan magis darah yang diperoleh dalam pertempuran akan diserahkan kepada Guo Guo untuk diserap. Bagaimanapun juga, sebelum ritual pujian Blood Moon dilaksanakan, Guo Guo harus memiliki kekuatan magis darah yang mutlak kuat.
Hingga saat ini, Liu Zhenhan tidak pernah memiliki peliharaan magis resmi. Dahulu tidak, di masa depan apalagi, karena Liu Zhenhan telah mencurahkan terlalu banyak kasih sayang orang tua kepada Guo Guo. Cinta ini bersifat eksklusif, tidak membutuhkan kehadiran peliharaan magis lain yang ikut campur.
Kepala suku Andulan mengatakan bahwa Liu Zhenhan terlalu sentimental. Ambil contoh Geruin Tuan Tanah Pasang Surut, sebagai roh cincin, makhluk air ini memiliki keterbatasan fungsi di daratan dan jelas tidak sebanding dengan semut raksasa Kamboja bermata biru. Namun Richard, kamu tetap tidak mau menggantinya. Sebenarnya setelah sekian lama bersama, telah terjalin ikatan emosional dengan Geruin, tidak tega membiarkannya menghilang dari dunia ini.
Liu Zhenhan sendiri berpikir memang benar. Setelah kembali, dia pernah ingin mengganti Tiran Tengkorak Api Neraka menjadi Kaisar Api, namun akhirnya menyadari Kaisar Api telah dipanggil sebagai roh cincin oleh Cincin Tuan Tanah Kematian, sehingga tidak bisa lagi menjadi Penyihir Tengkorak Api Neraka. Pelepasan roh cincin Kaisar Api itu justru untuk mempertahankan Geruin Tuan Tanah Pasang Surut.
Sayangnya dia terlambat satu langkah. Tulang Flame Demon bersayap enam sudah dihaluskan menjadi "Panah Ledak Durex". Seandainya tidak, Monster Tingkat Super aliran api ini sebenarnya lebih cocok dengan syarat Penyihir Tengkorak Api Neraka dibanding Tiran Mata Jahat dari monster aliran spiritual.
Malam tanpa tidur lagi.
Liu Zhenhan dengan sedih menyadari, meski kekuatannya telah berkembang pesat sejak pertama tiba di dunia ini, tujuan dan cita-citanya tetap tak berujung. Musuhnya pun telah berubah dari si brengsek kecil seperti Pangeran Richard menjadi raksasa seperti Bangsa Iblis.
Jiwa Ai Wei'er masih belum kembali. Bagaimana menghadapi segala yang terjadi dengan Mo'er? Tanya, Joan d'Arc, dan Cui Beixi juga sudah punya anak sendiri. Bagaimana mengatasi ini? Gatanie dan Gorini yang terjebak dalam situasi rumit karena Murinio? Semua ini adalah masalah yang membuat Liu Zhenhan pusing tujuh keliling.
Begitu banyak istri, pada akhirnya hanya membantu Daisy dan Ruoerna menyelesaikan masalah Kota Naga, membalas dendam untuk Helen, tapi masih ada begitu banyak masalah yang menunggu untuk diselesaikan, benar-benar...
"Sial!" kata Liu Zhenhan.
Bab 378: Senjata Gnome
Dari pagi hingga malam keesokan harinya, Liu Zhenhan menghabiskan banyak waktu untuk memeriksa satu per satu senjata Gnome yang dia dapatkan dari Kota Gallimard.
Senjata Gnome ini terdiri dari 100 kotak "Busur Hujan Deras Bunga Pir", 49 unit "Mesin Terbang Qibulin", 100 set "Alat Pemadam Air", 450 set "Lampu Minyak Uap", 10 kotak "Kacamata Pelindung Mata Harimau", dan 100 kotak "Sepatu Terbang Bintang Sledge".
Dari desain peralatan ini terlihat jelas bahwa ras Gnome sebenarnya bukan ras yang suka berperang, tak heran saat menghadapi Invasi Bangsa Iblis dulu mereka langsung kabur sebelum perang dimulai; mungkin ini juga alasan utama mengapa Rundstedt menyegel semua senjata ini di penjara bawah tanah - peralatan ini benar-benar tidak memiliki signifikansi strategis.
"Mesin Terbang Qibulin" dengan kapasitas resmi 100 orang, selain untuk penerbangan udara, sama sekali tidak memiliki kegunaan militer, merupakan peralatan penyelamatan khas.
"Sepatu Terbang Bintang" tidak memiliki perbedaan sama sekali dengan sepatu bot kulit kepala biasa, hanya saja solnya dipertebal dan ditambahkan deretan pipa sarang lebah. Setelah memakai sepatu ini, prinsip dorong balik uap dapat digunakan untuk menetralisir gravitasi tubuh. Dengan kata lain, pemakai sepatu ini benar-benar mampu "melangkah di salju tanpa jejak" - persis seperti pemburu Elf yang menguasai kekuatan angin.
Namun untuk memakai sepatu ini ada syarat utama: ukuran kaki dan berat badan minimal harus sesuai dengan tubuh Gnome.
"Kacamata Pelindung Mata Harimau" masih bisa dikatakan sedikit berguna, setidaknya menghemat banyak kristal hitam Feilengcui - batu permata berharga yang membutuhkan 4,5 miliar tahun untuk terbentuk. Meskipun harganya tak ternilai, lebih baik disimpan sebagai senjata rahasia daripada dipamerkan; "Lampu Minyak Uap" dengan kecerahan putihnya yang menyamai sinar matahari juga berguna untuk Feilengcui di dunia bawah tanah yang gelap sebagai sumber pencahayaan.
Dari sekian banyak peralatan, yang memiliki nilai militer bagi Feilengcui hanyalah "Alat Pemadam Air" dan "Busur Hujan Deras Bunga Pir".
Bentuk "alat pemadam air" menyerupai tempurung kura-kura raksasa. Berat total 350 pon, kapasitas air mencapai 200 pon, meriam air sepanjang setengah meter dan selang penghubung terhubung dengan mesin uap di dasar tangki - ini adalah kunci pancaran kolom air bertekanan. Peralatan pemadam ini membutuhkan lima pria Gnome kuat untuk mengoperasikannya. Selain digunakan untuk penanggulangan kebakaran, para Gnome penambang bawah tanah lebih sering memakainya untuk pertambangan - "alat pemadam air" memiliki tiga tingkat daya. Jika diatur ke tingkat daya tertinggi, dalam jarak 50 yard, tekanan uap yang kuat akan membuat pancaran air seperti meriam cair, menyapu bersih lapisan tanah beku paling keras.
Liu Zhenhan memandangi alat pemadam ini, entah mengapa justru teringat pada penyembur api.
Dulu di garis depan Nanjiang, cara termudah menghadapi musuh bersembunyi di terowongan adalah dengan penyembur api. Meski saat ini Liu Zhenhan tidak bisa membuat bahan bakar gelatin atau peluru mesiu, dia memiliki 13 buah Mutiara Kura-kura dari kura-kura mabuk gurun yang didapat dari Kota Gallimard.
Kura-kura mabuk yang tinggal di mata air anggur bawah tanah gurun ini agak berbeda dengan kura-kura berekor bintang di Benua Aigean. Karena perbedaan jenis makanan, mutiara yang dihasilkan memiliki efek samping yang sangat berbeda. Tiga belas mutiara ini saat direndam air tidak bisa menjadi anggur enak, hanya menghasilkan alkohol kuat dengan aroma sangat menyengat.
"Mutiara Kura-kura" yang semula direncanakan Liu Zhenhan adalah merendam alkohol keras sebagai bom pembakar pengganti labu minyak yang membutuhkan penanaman - langkah ini sangat terpaksa, mengingat labu minyak dan "Mata Air Kehidupan" sangat terbatas. Setelah pertempuran Kalimantan, semua persediaan telah habis total. Meskipun di Rawa Senja Provinsi Barat Daya yang jauh terdapat banyak danau aspal, namun tidak menghasilkan minyak mentah yang bisa langsung terbakar. Jika benar ada minyak seperti itu, Departemen Militer Kerajaan Bimeng sekalipun bodoh, pasti sudah lama memanfaatkannya untuk keperluan militer.
Mengubah semua "alat pemadam air" ini menjadi "penyembur api berbentuk cangkang kura-kura" juga tidak realistis. Hanya ada 13 butir mutiara kura-kura, sehingga hanya bisa membuat 13 penyembur api. Liu Zhenhan melakukan percobaan kecil: memasukkan mutiara ke tangki air, setelah 4 jam akan menyemburkan pilar alkohol cair yang mudah terbakar. Jika melebihi waktu itu, cairan yang disemburkan akan lebih murni dan mudah menyala, hanya perlu sedikit usaha untuk menyalakan api - sebaiknya bekerja sama dengan penyihir elemen api atau penembak khusus menggunakan panah fosfor. Murid Messie yang canggung dari Master Ottega seharusnya cocok untuk tugas ini.
"Hujan Deras Bunga Pir" adalah persenjataan Gnome yang paling membuat Liu Zhenhan bersukacita - sayangnya tank pengepungan terbaik ditahan oleh Rundstedt, kalau tidak Lao Liu akan lebih bahagia.
Keahlian teknik tinggi ras Gnome, memiliki teknologi penyegelan vakum yang unik, "Hujan Deras Bunga Pir" - senjata mandiri legendaris Gnome - setelah 10.000 tahun tetap berkilauan di hadapan Liu Zhenhan, masih mengeluarkan aroma minyak pelindung seperti kerang.
Mengikuti gaya desain 10.000 tahun silam, bahan "Busur Panah Silang Berantai Hujan Deras Bunga Pir" menggunakan perunggu terbaik zaman itu - "Kalandruil'ya Jin" - yang terus-menerus memantulkan kilau kuning kemewahan.
Desain eksterior "Busur Panah Silang Berantai Hujan Deras Bunga Pir" sangat berbeda dengan tabung busur silang tanda salib yang populer di Benua Aigean saat ini. Bentuknya seperti karakter "" terbalik, atau mirip penggaris lengkung berbentuk-M dengan proporsi tidak seimbang, sepanjang setengah meter, dihiasi lambang Gnome: motif tembaga dua ular terjalin yang menggenggam mahkota.
Laras atas terpanjang, berisi alur heliks buatan tangan yang indah. Bagian bawah adalah magazen yang bisa diisi klip berisi 36 paku panah. Bagian tengah adalah pelatuk tekan, dengan punggung busur tebal sebagai tempat pemasangan kotak batu bara dan tangki air - kunci sistem tenaga uap.
Senjata berantai ini sesuai legenda, merupakan perpaduan sempurna antara senjata kelas premium dan sampah.
Mengandalkan tenaga uap, busur silang berantai ini mampu memberikan jarak tembak 300 yard - hampir menyamai jarak busur panah biasa. Di Benua Aigean saat ini, busur silang miniatur sama sekali tidak bisa mencapai jarak setinggi ini.
Dari segi daya hancur, dalam radius efektif 150 yard, paku busur silang yang ditembakkan "Hujan Deras Bunga Pir" mampu menembus satu lapis kulit badak dengan daya penetrasi yang mengejutkan. Liu Zhenhan setelah uji tembak pertama merasakan kekuatan tembus busur silang ini hampir menyamai pistol tipe 54.
Dibanding dua keunggulan di atas, kelemahan busur silang ini sangat fatal. Pertama masalah tenaga uap: Dalam status siaga, setiap dua jam harus mengganti air dan butiran arang. Kedua masalah paku: Meski jarak tembak jauh, paku tanpa sirip ekor tidak bisa seimbang - klaim 300 yard nyatanya setelah 100 yard sudah melenceng. Ketiga masalah rekoil: Meski bagian mesin uap sudah dilapisi pelapis tahan panas grafit oleh perajin Gnome, rekoil kuat tetap tak teredam sehingga "Hujan Deras Bunga Pir" kehilangan akurasi - lingkar luar pelatuk terlalu sempit, hanya muat untuk jari manusia.
Bagi kekuatan manusia biasa (kecuali yang memiliki kekuatan fisik bawaan), mustahil mengontrol hentakan vertikal pelatuk yang keras. Makhluk kuat seperti Orang-orang Banteng atau Raksasa sekalipun, jarinya tidak bisa masuk ke lingkar pelatuk.
Pada masa lalu, para Gnome menemukan solusi dengan memesan "peredam gigi" dari perajin Goblin untuk menetralkan recoil. Liu Zhenhan justru menemukan cara dengan memegang busur panah silang berantai secara horizontal, atau lebih baik lagi menembakkannya dari belakang punggung. Dengan demikian, "Hujan Deras Bunga Pir" tidak akan melesat ke langit, melainkan menyapu area depan dengan hujan paku berbentuk kipas.
Kreativitas menembak ini membuat semua orang mata terbelalak, namun tak bisa tidak mengakui kejeniusannya. Menurut Kepala suku Andulan, ini adalah kecerdikan ala petani.
Meski masalah ini teratasi, "Hujan Deras Bunga Pir" tetap tidak bisa menjadi senjata standar Feilengcui. Senjata penyapu area ini memiliki akurasi rendah dan tidak bisa menembak tunggal, namun membutuhkan keahlian khusus. Hanya cocok untuk konflik skala kecil atau serangan mendadak.
Liu Zhenhan membagikan semua busur panah silang ini kepada suku-suku bawahan yang bertubuh pendek, menyembunyikan pasukan di antara rakyat. Juga diberikan kepada Pendeta dan Penyihir untuk perlindungan diri.
Masalah bagaimana melindungi suku-suku bawahan bertubuh pendek dari perundungan telah lama menghantui si bajingan tua ini. Kini terpecahkan, hatinya pun berbunga-bunga.
Dalam mengembangkan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui, selain mengandalkan binatang peliharaan raksasa berbulu emas bajakannya untuk menggentarkan musuh, Liu Zhenhan selalu menganut doktrin superioritas angkatan udara. Ini bukan karena visi strategisnya yang hebat, melainkan warisan mentalitas militernya di masa lalu.
Negara-negara di Benua Aigean tidak memprioritaskan pengembangan angkatan udara karena alasan mendasar: Griffin dan Naga - dua jenis monster terbang dengan tingkat kekuatan yang mengerikan - saat ini tidak mungkin diproduksi massal. Oleh karena itu, mengembangkan angkatan udara kelas rendah secara besar-besaran tidak hanya membuang-buang biaya dan tenaga, tetapi juga tidak memiliki nilai strategis.
Keunikan Feilengcui terletak pada penemuan dan pemanfaatan labu minyak.
Kemunculan Raksasa Berkaki Lumpur semakin mendekatkan ambisi Liu Zhenhan untuk membentuk kavaleri berat udara. Namun tanpa labu minyak, sebesar apapun Feilengcui mengembangkan angkatan udara, nilai praktisnya tetap terbatas meski terlihat mengesankan.
Menguasai koridor udara hanyalah kedok, sasaran sebenarnya adalah target darat. Semua ini merupakan persiapan untuk pemboman karpet.
"Mata Air Kehidupan" di sarang Dark Elf di Lembah Heijing pun kembali menjadi obsesi Lao Liu yang tak pernah pudar.
Namun sebelum itu, masih banyak urusan yang harus ditangani. Pertama, dia harus memberi pelajaran kepada Elf Jatuh - sebagai sesama makhluk cerdas, Lao Liu tak mungkin menerima kekalahan dari "Bloody Mary" begitu saja! Terlebih lagi, aksi Elf Jatuh yang sedang bermigrasi di bawah tanah yang menjarah bahan pangan dan memperbudak manusia gua membuatnya murka. Penindasan terhadap kaum lemah adalah hal yang paling dibencinya.
Belakangan ini, Kabar resmi dari Kota Caiyu telah mengonfirmasi alasan mengapa manusia banteng-elang sering muncul di Pegunungan Bering dan Hutan Salib Selatan. Ternyata para Elf Jatuh ini sedang bersiap untuk menyerang raksasa dan elf yang tinggal di Pegunungan Bering serta hutan. Manusia banteng-elang hanyalah pengintai, namun karena jumlah mereka yang terlalu banyak - sebuah resimen pengintai bisa mencapai seribu personel - hal ini telah memicu kewaspadaan tinggi pasukan perbatasan Bimeng.
Liu Zhenhan merasa para Elf Jatuh ini benar-benar gesit. Belum mantap berdiri, sudah ingin meningkatkan kekuatan terlebih dahulu.
Dari Pegunungan Bering ke Hutan Salib Selatan, hingga Rawa Senja, di gudang harta hijau sepanjang 3000 li ini terdapat puluhan suku dan beberapa kerajaan kecil yang dihuni oleh Elf Hutan, Elf Gunung, Elf Lembah, Elf Bulan, hingga Peri Bunga yang langka, ditambah para Druid. Total populasi mereka mencapai lebih dari satu juta. Mengingat hubungan baik antara raksasa pegunungan dengan ras Elf, jika benar-benar berhasil mencaplok mereka satu per satu, Elf Jatuh bisa setara kedudukannya dengan Kerajaan Bimeng.
Setelah menerima laporan intelijen yang sebenarnya bukan rahasia ini, Liu Zhenhan tahu para Elf Jatuh ini pasti tidak akan mau menyerah dan tunduk pada bangsa iblis. Jika benar-benar ingin mencari pelindung kuat, mereka tidak perlu memulai perang ini. Menunggu bangsa iblis yang menyelesaikan semuanya jauh lebih menguntungkan dan mudah bagi mereka.
Menurut informasi yang disampaikan Murinio, para Elf Jatuh bahkan telah mengundang Kota Caiyu untuk bergabung dalam serangan bersama dan berbagi hasil jarahan setelah perang. Mengenai alasan tidak mengundang Feilengcui, Liu Zhenhan menduga ini akibat gaya bertindaknya yang diktator dan karakter serakahnya.
Jancuk! Liu Zhenhan menggeram dalam hati.
Jangan ditanya, siapa yang tidak ngiler melihat para elf ini. Kemampuan sihir mereka luar biasa, keahlian memanah di atas rata-rata, ditambah penampilan mereka yang memikat. Ambil contoh Ramos, peri bunga pengikut Gormeth, Liu Zhenhan saja bisa tergoda hanya dengan memandangnya.
Bukan berarti Lao Liu bernafsu. Ramos adalah peri bunga laki-laki. Liu Zhenhan belum sampai level Pangeran Chamberlain yang doyan pria. Yang diincar Lao Liu adalah kemampuan magis peri bunga tersebut.
Peri bunga juga disebut "Elf Xifu", sebagian menyebut mereka siluman bunga. Ini adalah satu-satunya cabang Elf tinggi dalam ras Elf yang memiliki sayap dan bisa terbang - kesayangan Dewi Bulan Elune. Tinggi mereka hanya sekitar 1,5 meter dengan tubuh ramping dan imut.
Elf langka ini adalah lawan paling ditakuti para penyihir. Mereka menguasai penyebaran sihir, pelemahan energi, panah umpan, kemampuan pembatas medan, ditambah kecepatan pemanggilan mantra yang luar biasa cepat.
Namun peri bunga juga adalah partner yang membuat para Penyihir ngiler - mereka memiliki mantra "Angin Musim Semi yang Menghujani Hujan" untuk mengisi ulang kekuatan magis!
Gormeth si orang bodoh ini bisa memiliki pengawal peri bunga murni karena kebetulan. Saat perjalanan ujian petualangannya, tanpa sengaja ia menyelamatkan Ramos dari mulut Monster di Hutan Salib Selatan, sehingga mendapatkan peri harta karun ini.
Saat ini peri bunga yang tersisa di dunia lebih langka daripada Elf Bulan. Wilayah kekuasaan mereka di Hutan Salib Selatan pun sangat misterius. Karena kecintaannya pada bunga, pengawal peri bunga Gormeth yaitu Ramos pernah dua kali berbincang singkat dengan pemilik Ribuan Merah di Satu Gua, Raja Bunga Liu Zhenhan. Bagi orang lain ini adalah kehormatan besar, sebab peri bunga bahkan cenderung meremehkan saudara sesama Elf, apalagi berurusan dengan omong kosong orang lain.
Roti kukus harus dipetik untuk dimakan, gandum dikumpulkan baru bisa digiling! Elf Jatuh jangan bermimpi bisa jancuk di dalam selimut, main akal licik menimbun sendiri!
Kalau mereka berencana melakukan manuver pengepungan besar di Hutan Salib Selatan, tentu Liu Zhenhan juga tak boleh ketinggalan!
Sebelumnya belum ada kesempatan mendapatkan peri bunga yang berkarakter penyendiri. Kini saat Elf Jatuh hendak menyalakan kobaran perang, Liu Zhenhan justru mulai gelisah. Bagaimanapun dirinya adalah Raja Bunga, pastinya memiliki bahasa komunikasi dengan peri bunga.
Sungguh agak lucu, sebagai Elf Malam asing yang juga mempelajari sihir Blood Elf, tapi Liu Zhenhan justru sibuk merencanakan kapan harus menikam Elf Malam dan Blood Elf dari belakang.
Tapi semua rencana jahat ini harus menunggu hingga upacara pengangkatan oleh Gereja Saint Paul selesai. Saat ini yang terpenting adalah mengembalikan jiwa Ai Wei'er. Kehilangan sebuah telur tapi mendapat kembali Xiao Ai, Liu Zhenhan merasa ini sepadan.
Yang membuatnya agak rumit adalah Joan d'Arc. Setelah sekian lama memiliki hubungan anak baptis, dengan panggilan "Ayah" yang sudah terbiasa, tiba-tiba berubah menjadi hubungan suami-istri. Liu Zhenhan benar-benar merasa bingung memikirkannya. Dia tahu hal ini merusak reputasinya, tapi yang lebih penting adalah - lalu harus bagaimana?
Sebagai suami-istri, pasti tak bisa menghindari... beberapa hal.
Bagaimana jika... Joan d'Arc juga memanggilnya... "Ayah"... di ranjang...
Liu Zhenhan hanya membayangkan saja sudah merasa... senang... sekaligus berdosa... penuh antisipasi... dan merasa kepribadiannya hina...
Dosa besar!
Bab 379: Panggilan Terompet Badai
Pulang ke Feilengcui terasa sangat mendesak bagi setiap orang.
Yitiao adalah yang paling ingin segera pulang, karena besok dia akan berangkat kembali ke Benua Sutra untuk menyelamatkan kekasihnya. Namun di malam perpisahan yang mengharukan ini, saat menikmati pemandangan malam di tepi Sungai Sanggan bersama bosnya, Yitiao justru menyampaikan kabar yang tidak begitu baik.
"Aku telah menggunakan 'Jari Pembentukan Api Gambaran Besar' untuk menyegel Jiskeibi selamanya," kata Yitiao.
Liu Zhenhan yang sedang berbaring di Kursi Bambu itu tersenyum, matanya mengikuti gerakan Jiskeibi yang sedang bermain-main di Sungai Sanggan.
Mendengar perkataan Yitiao, Lao Liu terdiam membeku seperti patung selama beberapa saat.
Biarawati kecil Jeanne d'Arc yang sedang bersandar di punggung Liu Zhenhan sambil memegang perutnya yang mulai membuncit, memandang Yitiao dengan tatapan tak percaya yang menggantikan kebahagiaannya.
Patung Koral Tanya berdiri di samping Liu Zhenhan, matanya yang penuh kerinduan seolah sedang menatap wajah berbopeng Bangau Api.
Guo Guo, burung beo kecil, dan anak babi Katyusha yang sedang tidur di pangkuan Kepala Suku Andulan yang pura-pura terlelap, tiba-tiba membuka delapan mata mereka berbinar-binar.
Saat ini, Jiskeibi sedang berdiri di atas daun teratai yang lebar, berputar gemulai dengan gaun transparannya berkibar-kibar, ditemani nyanyian katak yang riuh.
Cahaya lampu minyak yang terang benderang menerangi Sungai Sanggan dan Bukit Merah, dikelilingi kerumunan orang yang menyaksikan.
"Belum pernah ada yang menyaksikan tarian solo di atas air yang begitu ringan dan langkah ringan di atas ombak, sorak-sorai gemuruh bergema."
Angin malam menusuk tulang, Ning Yu dan beberapa nyonya bos menaiki rakit bambu hijau segar, membelah riak air yang berkilauan, mengikat pinggang ramping Jiskeibi dengan pita sutra untuk mencegah tubuh gadis kecil ini yang ringan seperti bulu tertiup angin.
Liu Zhenhan menatap Yitiao dengan pandangan menusuk.
"Beri aku alasan!" Liu Zhenhan berapi-api: "Bagaimana bisa kau menjadi tak tahu diri? Apakah masalahku masih kurang banyak?"
"Aku tahu kau akan menyalahkanku." Yitiao tersenyum datar: "Tapi aku tak tahan melihat orang memohon padaku, apalagi menyaksikan nyawa indah terkubur bersama bunga layu."
"Dia baru enam tahun!" Liu Zhenhan nyaris meledak: "Aku benar-benar ingin menghajarmu, Bangsat!"
"Aku sudah melakukannya, terserah kau mau bagaimana!" Yitiao memutar-mutar cincin giok darah di jempolnya. Ekspresinya persis bajingan ulung.
"Jancuk!"
"Kau pria paling berkarisma yang pernah kulihat, Jiskeibi gadis tercantik di mataku, kalian berdua sangat cocok!" Yitiao melanjutkan: "Usianya kecil? Sudah lebih seratus tahun, kecil apanya? Lihatlah bajunya, Bangsat! Longgar begitu masih terlihat pesona yang memikat..."
"Obisilachi!" Liu Zhenhan tertawa getir, meski harus mengakui kebenaran perkataan Yitiao.
“Bos...” Yitiao berkata dengan penuh makna: "Anda harus punya kesadaran akan bahaya! Di masa depan, pasukan Bangsa Iblis akan berjumlah lima enam juta, membentang di Dataran Liar Donau sepanjang delapan ratus li. Apa yang Feilengcui andalkan? Meski binatang peliharaan raksasa berbulu emas bajakannya kuat, apa Bangsa Iblis tidak punya Ksatria Monster Tingkat Super? Ada juga naga tulang belulang! Paling tidak dua tiga ratus ekor?"
"Konyol! Apa mengandalkan Raksasa Buddha?" Liu Zhenhan mencemooh.
"Raksasa Buddha tentu tidak bisa diharapkan! Tapi Jiskeibi bisa!" Yitiao mendekat, menurunkan suaranya: "Bos, pikirkan. Bocah kecil itu sangat setia pada Anda, di mana-mana selalu 'Kekasihku ini, kekasihku itu'. Bagi dia, Anda adalah segalanya! Dia masih kecil, punya plastisitas luar biasa. Anda bisa latih pelan-pelan!"
"Rencana pengasuhan lolita?" Liu Zhenhan terbelalak.
"Benar!" Yitiao menepuk paha keras-keras: "Menurutmu, teknik 'Cahaya Yin Pembersih' wanita Raksasa Buddha itu hebat tidak?"
“Bangsat! Terlalu hebat!” Pandangan Liu Zhenhan redup: “‘Jubah Nyanyian’ milikku memiliki efek pengisian sihir otomatis cepat, sampai sekarang masih belum bisa menumpuk cukup kekuatan magis, ini sudah membuktikan masalahnya! Dulu saat aku menginkubasi bayi darah, juga pernah mengalami proses berbahaya yang hampir menghabiskan seluruh kekuatan magis tubuhku, tapi warisan aliran darah akhirnya menggunakan ‘Pemberian darah’, memanfaatkan darah untuk menggandakan kekuatan magis ke bayi darah. Selama fungsi pembentukan darahku pulih, kekuatan magis juga ikut pulih. Tapi kali ini berbeda, sialan. Kali ini sama sekali bukan pemberian darah, juga tidak kehilangan darah sama sekali, murni penarikan paksa kekuatan magis, sama sekali tidak ada kesempatan licik ‘Pemberian darah’!”
“Pantas! Seharusnya kau menyimpan satu Kristal Naga untuk menyimpan kekuatan magis dari dulu, sekarang baru terpikir, sudah terlambat!” Kepala suku Andulan mengangkat kelopak matanya yang lesu, mendengus dengan hina.
“Kita tidak membahas ini!” Yitiao cepat-cepat melambaikan tangan: “Mari bahas ‘Cahaya Yin Pembersih’! Aku sumpah! Jarak tembak tiga ribu yard! Dasar tai B, siapa yang tidak sengaja kena, apakah itu berarti hidupnya hancur?”
“Betul.”
“Ini kan sudah jelas! Asal Pelan-pelan kau ajari Jiskeibi untuk hanya tunduk padamu, jangan mau yang lain, cukup ajari dia untuk mau 'basyah' membuka mata indahnya saat kau butuhkan!” Yitiao tersenyum sinis sambil mengangguk: "Sialan! Kalau begitu, mana ada bangsa iblis yang bisa lawan kau! Jancuk! Bahkan membunuh dewa pun bukan mustahil lagi!"
“Mungkinkah itu?” Liu Zhenhan membuka mulut lebar-lebar: "Raksasa Buddha kan sangat cinta damai!"
“Gadis kecil seperti Jiskeibi ini, sekali kau sentuh tubuhnya, seumur hidup dia akan nurut padamu! Aku sangat percaya kemampuanmu! Lagipula, kena 'Cahaya Yin Pembersih' juga tidak mati, paling-paling jadi idiot, itu tidak bisa disebut membunuh." Yitiao tertawa jahat: "Bos! Aku yakin sekali padamu! Seperti kata pepatah 'Waktu sulit dibeli dengan satu inci emas'!"
Joan d'Arc memerah wajahnya mendengar perkataan Yitiao.
“Tembaga Kumis juga lumayan~” Burung beo kecil di samping menegakkan telinga, sorot matanya licik.
Guo Guo menutup mulut sambil tertawa, diam-diam mengintip kemaluan kecil di bawah rompi bayinya.
“Punyamu siput~” Burung beo itu mengolok-olok Guo Guo dengan suara kreek-kreek.
Liu Zhenhan dan Kepala suku tertai terpingkal-pingkal.
“Bos! Sekarang Jiskeibi sudah kusegel, dia tidak akan bisa tumbuh besar lagi! Artinya, kau harus tetap menerimanya!” Yitiao melihat bos mulai tertarik, melanjutkan tekanan: “Nikahi dia atau tidak, kau tetap harus menikahinya! Tunggu saja saat pernikahanmu dengan Joan d'Arc nanti. Jika kau tidak mengurus Jiskeibi, Raksasa Buddha pasti akan menghancurkan Feilengcui dengan sekop serbaguna mereka!”
“Richard, Rencana Lolita ini memang harus dijalankan!” Kepala suku Andulan membuka mata, mengangguk-angguk: “Aku setuju dengan Yitiao, menghadapi bangsa iblis nanti sangat menakutkan! Kerajaan Bimeng paling hanya sebutir telur, sementara bangsa iblis setara gunung besar! Dengan kekuatan Feilengcui, melawan pasukan dunia lain terlalu berat! Lagipula, Jiskeibi harus dinikahi, tradisi ini terlalu kuat! Membuka cadar wanita gurun sama bahayanya dengan merampas permata bangsa naga kita – mereka pasti akan mati-matian!”
“Dia baru enam tahun...” Liu Zhenhan bergumam.
“Jancuk! Berlagak polos? Bukannya kau sudah banyak meniduri gadis? Mo'er tahun ini berapa? Sebelas tahun!” Yitiao berteriak: “Setiap malam kalian tetap tidur dalam selimut yang sama? Kadang siang hari juga... Aku membayangkan beruang sedang menyiksa domba kecil...”
“Sialan!” Liu Zhenhan yang memerah wajahnya langsung menutup mulut besar Yitiao, gugup melirik ke sekeliling.
“Apa ini! Jiwa Xiao Ai ada di dalam kan... Waktu itu benar-benar kacau... Suara teriakan Liu Zhenhan sampai terdengar di Bukit Merah...” Kepala suku Andulan tertawa terkekeh: “Liu Zhenhan, kapan evolusi keseribu berikutnya?”
“Aku benar-benar ingin memukul kalian.” Liu Zhenhan menggeram sambil memperlihatkan giginya.
Joan d'Arc menutupi mulutnya sambil tertawa diam-diam di samping.
Seorang penjaga Manusia Landak mendekat diam-diam, satu tangan memegang tombak, tangan lain menarik rantai anjing penjaga besi berlapis emas. Ia memberi hormat ke tuan tanah, duri-duri di tubuhnya menusuk Hobbit Setengah Manusia di sebelah hingga menjerit-jerit.
“Ada apa?” Pandangan Liu Zhenhan beralih dari permukaan sungai ke arah penjaga.
“Ada raksasa datang, katanya mau bertemu Tuan! Dia bilang dipanggil oleh terompet badai, tadi hampir disobek hidup-hidup oleh anjing-anjing penjaga.” Penjaga itu melapor keras.
“Sial!” Kepala suku Andulan, Yitiao dan Liu Zhenhan serentak berdiri sambil mengumpat.
“Ayo!” Liu Zhenhan memanggil kepala suku dan Yitiao: “Kita cepat pergi lihat...”
Di Lapangan Merah yang terang benderang, sedang diputar rekaman Divi pertempuran Kota Kuno Huye. Bayangan heroik si kurcaci yang menoleh mendadak hingga membuat belasan kavaleri unta jatuh tersungkur, memancing teriakan histeris. Raksasa Berkaki Lumpur paling bersemangat.
Di kejauhan padang gurun, Honglu Mulan bermekaran seperti jamur setelah hujan, menjadi rumah sementara bagi para Raksasa Buddha. Tenda besar yang bisa menampung seratus orang, bagi Raksasa Buddha hanya cukup untuk satu keluarga saja.
Karena mematuhi ajaran asketisme secara ketat, para Raksasa Buddha biasanya masuk ke tenda setelah malam tiba dan tidak mengikuti aktivitas hiburan. Justru di saat seperti inilah, gemuruh suara seperti kawanan banteng liar mengarungi padang gurun - bagi tubuh raksasa mereka, memang sulit mengontrol suara berirama tak beraturan ini; Mereka juga tampaknya tidak berniat menahan diri. Bagi ras Raksasa Buddha, ajaran biarawan asketik tidak melarang kehidupan suami-istri yang termasuk dalam pencerahan ilahi.
Sikap terbuka Raksasa Buddha ini membuat para munafik tersipu malu. Beberapa orang terlihat bermoral di permukaan, namun kehidupan pribadinya penwith kebobrokan. Menariknya, seluruh penduduk Feilengcui termasuk Kepala suku Andulan, seolah menerima sikap hidup bebas Raksasa Buddha tanpa transisi - Memang, dibandingkan dengan tuan tanah yang terbiasa melakukan inses, hal ini bukanlah gosip baru.
Liu Zhenhan agak tersipu. Di balik rumpun Pisang Suoluo yang jauh, sesosok raksasa setinggi 5 meter dikelilingi puluhan ekor anjing penjaga, matanya menatap tajam ke arah tenda-tenda di padang gurun.
Kesan pertama ini benar-benar konyol. Liu Zhenhan berpikir dalam hati.
Berjalan mendekat.
Liu Zhenhan, Kepala suku Andulan, dan Yitiao saling bertatapan, diam-diam merasa heran.
Raksasa ini mengenakan jubah panjang hingga tanah dari serat lumut dan urat binatang, jelas mengikuti gaya jubah penyihir kuno Aiqin, tapi kerajinan tangan yang kasar membuat jubah ini lebih mirip jaring ikan daripada pakaian, entah karena robek oleh anjing penjaga atau bukan.
Postur raksasa ini tinggi besar, otot-otot menonjol, janggut merah tebal keriting, rambut hitam kering dan berantakan, wajahnya pucat seperti kertas emas, berwibawa tanpa perlu marah, sikapnya tegak lurus.
Entah mengapa, pandangannya yang sangat berwibawa selalu membuat orang tiba-tiba merasa lebih rendah darinya.
Liu Zhenhan sangat bingung.
Raksasa dewasa biasanya ahli sihir dikeluarkan secara instan, mana ada raksasa berpenampilan penyihir? Masih berjanggut? Jancuk! Penampilan penyihir kok seperkasa prajurit?
“Halo, Raksasa yang terhormat! Aku adalah Gubernur Feilengcui, Raksasa Napoleon asing, tuan tanah bagi tiga keturunan Titan, Richard Zhenhan Liu. Selamat datang, aku ingin meminta maaf atas kelakuan tidak sopan anjing penjaga kami.” Sikap sok gagah si raksasa ini memaksa Liu Zhenhan mengambil pose diplomatik resmi, memperkenalkan satu per satu kepala suku dan Yitiao: “Ini adalah partnerku Aurora Abadi, dan ini Kepala Suku Andulan dari Feilengcui.”
“Yang Mulia Tuan Tanah Richard, kami di puncak Gunung Tamuerlaya mendengar panggilan leluhur dan merasakan kejahatan mendekati Aiqin! Bisa bergabung dengan kekuatan besar dan mengabdi bersama, adalah kehormatan bagi seluruh suku kami!” Raksasa ini tetap dengan ekspresi cool tapi sopan: “Tuan Richard... maaf... aku bukan raksasa, aku kurcaci.”
“Raja Bukit?” Liu Zhenhan tertegun.
Kepala Suku Andulan dan Yitiao semakin bingung.
Ras kurcaci sama seperti Bemon, adalah gurun pasir sihir yang lebih banyak menghasilkan prajurit daripada penyihir. Kebanyakan penyihir kurcaci hanya bisa menganugerahkan mantra bantu sederhana dan satu dua mantra serangan dasar. Dari segi kekuatan tempur, posisi mereka di dunia sihir setara dengan dukun ogre, jauh di bawah imam Bemon dan partner peliharaan magis.
“Raja Bukit adalah prajurit puncak dengan kemampuan ganda sihir dan tempur di antara kurcaci, bagaimana bisa beralih profesi menjadi penyihir? Bukankah ini seperti memasangkan burung mandarin secara sembarangan?” Bagi kurcaci yang keras kepala dan kolot, sama sekali tidak ada tindakan iseng. Lalu, Raja Bukit macam apa yang menjadi penyihir kurcaci ini?
“Namaku Leimingdeng, perintis jalan suku.” Raja Bukit tetap dengan wajah dingin: “Sekitar empat hari lagi, 40 pasang saudara kembar suku akan tiba untuk memenuhi panggilanmu! Memberikan kontribusi kecil bagi keamanan Benua Aigean!”
“Sepertinya aku tahu kurcaci macam apa Leimingdeng ini.” Kepala suku Andulan terus-menerus menggelengkan kepala dengan senyum getir, menatap Liu Zhenhan dan Yitiao.
“Jenis yang mana?” Liu Zhenhan bertanya heran: “Apakah legenda Duiyijiaer?”
“Kurcaci Emas.” Jawab Kepala suku Andulan.
“Benar.” Penyihir kurcaci Leimingdeng mengangguk bangga, ekspresinya tetap tegas tanpa senyum.
Liu Zhenhan membuka mulutnya yang terlalu lebar, tergagap tanpa kata.
Kurcaci Emas... Ternyata benar-benar Kurcaci Emas...
Konon di era kuno setelah Titan membelah langit dan bumi, empat klan Duiyijiaer murni – Kurcaci Liar, Kurcaci Kapak-Perisai, Kurcaci Perak, dan Kurcaci Emas – ditempatkan di empat pegunungan tertinggi Benua Aigean. Lengan kokoh kurcaci menopang langit Benua Aigean.
Sedangkan kurcaci yang awalnya ditempatkan di Pegunungan Salju Himalaya Taymur, gunung tertinggi pertama di Aiqin, adalah Kurcaci Emas.
Empat Dui'jal darah murni dikatakan tidak pernah muncul kecuali terjadi perubahan besar di dunia, saat Aiqin berada di ambang kehancuran!
Ciri khas wajah dari kurcaci legendaris ini adalah ekspresi mereka yang selalu garang bak lautan murka - tidak bisa menangis maupun tertawa. Sorot mata mereka bergelora penuh kemarahan, menggetarkan siapa pun yang memandang! Mereka juga dijuluki "Anak Guntur", karena keturunan mereka hanya lahir saat cuaca bergemuruh, baik laki-laki maupun perempuan selalu kembar, dan semuanya adalah Raja Bukit - satu-satunya ras kurcaci seluruh suku bergelar Raja Bukit, dianggap sebagai ras kurcaci yang paling mirip raksasa, sang kekasih Moradin!
Kembar Kurcaci Emas terdiri dari prajurit kurcasi bawaan dan penyihir petir alami yang saling terhubung batin, dengan koordinasi sempurna membentuk tim tempur yang luar biasa.
Di antara Empat Dui'jal darah murni, hanya Kurcaci Emas yang murni ras pejuang tangguh, sekaligus satu-satunya sub-ras kurcaci yang tidak bisa menambang atau menempa!
Seluruh suku bergelar Raja Bukit berarti kekuatan, namun kekuatan seringkali dibayar mahal.
Kurcaci Emas memiliki kelemahan fatal, atau batasan ilahi - dalam pertempuran mereka harus mengenakan zirah emas murni dan menggunakan "alat" emas murni, bahkan penyihir pun tidak terkecuali! Karena merekalah penjaga langit Titan - Sang Pengawal Berzirah Emas sejati!
Jika persyaratan ini tidak terpenuhi, mereka hanya bisa mengeluarkan kekuatan tempur setara prajurit kurcaci dan Penyihir biasa, bahkan mungkin lebih rendah.
Tidak ada cara lain, Kurcaci Emas memiliki kebutuhan yang sangat kuat terhadap elemen emas, kebutuhan ini benar-benar bersifat patologis!
"Obisilachi!" Liu Zhenhan terengah-engah, melihat postur besar Penyihir Leimingdeng ini, matanya berkunang-kunang. 40 pasangan saudara suku, itu berarti 80 Kurcaci Emas. Dengan tinggi badan masing-masing lima enam meter dan tubuh yang sangat kekar, jika membuat zirah emas murni, setiap orang minimal membutuhkan 300 pon emas murni. Ini perhitungan minimal, belum termasuk senjata dan tongkat sihir!
Sialan! Zirah untuk 80 orang saja membutuhkan total 24.000 pon emas murni!
12 ton emas murni?
Liu Zhenhan hampir pingsan. Koin emas yang dirampasnya dari Kalimantan, dengan nilai 1/20 ons per koin, 320 koin emas baru setara 1 pon. Butuh 7.680.000 koin emas untuk mengumpulkan 12 ton emas!
Tapi Rapat Pembagian Harta Jarahan sudah selesai, Feilengcui hanya menyimpan lebih dari 6 juta koin emas!
Pembelian Landak Batu sudah menghabiskan banyak dana. Sekarang Liu Zhenhan harus mencari uang sebanyak itu dari mana lagi?
Meminjam? Siapa yang mau meminjamkan jutaan koin emas? Siapa yang bersedia? Jika bilang Feilengcui tidak punya uang, orang pasti tidak akan percaya!
“Menanti bintang-bintang dan Sampa, mengapa yang datang malah sekumpulan pemboros?” Liu Zhenhan ingin menangis, baru kaya berapa hari ini? Kenapa aku harus kembali jadi si miskin?
Bab 380: Ent Asing
Hikmah dalam ketidakberuntungan.
Setelah berkonsultasi dengan perintis kurcaci Lei Mingdeng, Liu Zhenhan akhirnya bisa bernapas lega.
Asalkan zirah dan peralatan terbuat dari emas murni, Kurcaci Emas tidak memiliki persyaratan ketat lainnya. Soal bahan dasar menggunakan emas atau pirang platinum tidak masalah, yang penting kemurniannya terpenuhi.
“Tentu saja, kalau bisa dibuat dari logam hitam tufa atau adamantium, itu lebih baik,” kata Lei Mingdeng dengan wajah datar sambil memberikan saran bijak kepada sang tuan tanah.
Cukup dengan pernyataan itu! Saat ini Feilengcui tidak kekurangan kaca patri; khimera yang bisa berubah bentuk tentu merupakan kaca patri kemurnian tinggi! Naga bawah tanah yang sesuai postur kurcaci sangat banyak, asal kualitasnya disesuaikan, sang tuan tanah yakin mempersenjatai para kurcaci dengan armor zirah monster kaca patri bukan hal mustahil.
Satu-satunya masalah rumit adalah senjata. Menurut Lei Mingdeng, setiap prajurit Kurcaci Emas adalah ahli menggunakan palu perang berat, ditambah harus menyiapkan 10 palu lempar per orang – sebagai Raja Bukit, tentu tak boleh melupakan keahlian andalan “Palu Badai”.
“Suami memetik jari-jarinya sambil menghitung, wajahnya mulai pucat lagi.”
Mengingat tubuh ras Kurcaci Emas Yan yang tidak kalah dengan prajurit gajah raksasa Elephanto Rusia, senjata di bawah 200 pon mungkin bahkan tidak layak mendapat pandangan sekilas dari mereka.
Sebuah palu perang berat prajurit kurcaci ditambah 10 palu terbang, total beratnya minimal 400 pon. 40 prajurit kurcaci akan membutuhkan 16.000 pon emas murni - ini hampir sama mahalnya dengan perhitungan sebelumnya!
Tongkat sihir penyihir kurcaci bisa menggunakan khimera sebagai pengganti, tapi palu perang sebagai senjata serangan tidak bisa diganti sembarangan!
Tuan Liu bahkan tidak ragu sejenak, langsung memutuskan untuk membatalkan palu perang berat sebagai senjata utama prajurit Kurcaci Emas, menggantinya dengan hanya palu terbang. Jancuk! Lagipula ini pasukan udara, yang penting ada daya tembak jarak jauh!
Hanya dengan cara inilah koin emas Cuilengcui mungkin masih bisa menyisakan sedikit 'darah dan daging'.
Setelah mendapat jawaban yang tegas dan percaya diri dari sang tuan tanah, ekspresi Lei Mingdeng tampak sedikit berubah.
Ketika menyaksikan langsung tumpukan koin emas setinggi gunung yang membuktikan kekayaan Feilengcui, wajah Lei Mingdeng jelas menunjukkan keheranan yang besar.
Kabarnya ekspresi dingin penyihir Kurcaci Emas tidak pernah berubah sejak zaman kuno, tapi hari ini rumor itu dipatahkan oleh kenyataan.
"Saya akan segera kembali untuk menyambut saudara-saudara suku." Lei Mingdeng berpamitan dengan sopan kepada sang tuan tanah, menolak ajakan menginap dan segera berangkat malam itu juga.
Empat hari telah berlalu, pasukan besar Kurcaci Emas tak terlihat bayangannya. Adapun Leimingdeng yang mengaku kembali untuk menjemput mereka juga hilang tanpa kabar.
Suami akhirnya menyadarinya!
Obisilachi! Suku Anak Guntur khusus mengirim seorang utusan perintis, pasti datang untuk menyelidiki situasi! Bahkan bisa dibilang, ini sekadar formalitas ritual belaka!
Katanya saudara suku akan tiba dalam empat hari? Omong kosong! Para kurcaci ini pasti masih diam di ! Kalau Feilengcui tidak punya cukup emas murni, mereka malas repot-repot datang.
Masuk akal! Siapa yang bisa mengumpulkan begitu banyak emas murni?! Zirah plus senjata, cukup untuk mengosongkan kas negara sebuah kerajaan! Apalagi daerah miskin milik Orang-orang Beastman Bimon!
Feilengcui jelas-jelas telah membuat Kurcaci Emas terkesan luar biasa!
Dunia sekarang ini~ benar-benar dunia yang dipenuhi bau logam! Liu Zhenhan menghela napas.
Kurcaci tak kunjung datang, namun utusan Kerajaan tiba di Feilengcui pada hari kelima.
Utusan ini berasal dari kota utama timur laut Weisisipang, seorang Lion prajurit gagah perkasa.
Utusan Lion ini datang untuk menjemput Yang Mulia Helen, sekaligus membawa beberapa budak perempuan Bimon yang pernah di-RAMAS ke Mulan, sebagai saksi ke Weisisipang.
Feilengcui menyelamatkan lebih dari 300 gadis Bimon dari Kota Gallimard. Gadis-gadis malang ini telah mengalami penyiksaan fisik dan mental hingga tidak lagi menyerupai manusia. Banyak yang terbiasa berjalan dengan anggota badan, membuat hati sedih.
Orang Mouran dalam aktivitas perdagangan budak mereka selalu membabat habis sampai ke akar-akarnya, tidak menyisakan saksi. Ini menyebabkan para gadis kehilangan keluarga, bahkan sanak jauh pun enggan menerima mereka. Nasib korban pemerkosaan memang selalu menyayat hati, ketidakadilan dunia sempurna terlihat dalam penderitaan perempuan lemah.
Liu Zhenhan tidak tega membiarkan mereka mengembara, lalu merekrut semua ke Akademi Kedokteran Feilengcui. Status sebagai perawat hanya kedok, tujuan sebenarnya adalah memberi mereka kehidupan damai dan kebebasan di Feilengcui - niat baik ini disalahartikan banyak pihak.
Tuan Tanah Feilengcui yang terkenal skandal perselingkuhan dan inses, dengan sengaja mengumpulkan kucing betina dan rubah betina cantik - bukankah ini jelas untuk membangun harem kerajaan yang mesum?
Racun fitnah lebih tajam dari pedang. Bahkan instrumen amplifikasi pendeta "Seruling Mithril" milik Lao Liu direndahkan menjadi alat mesum - banyak Bimon yakin alat ini pasti digunakan Shaman Divine Comedy untuk memainkan musik erotis di malam pengantin!
Permintaan utusan membuat Liu Zhenhan merasa sedikit terkejut. Jika untuk penyelidikan dan pengumpulan bukti, memang wajar memanggil beberapa budak perempuan Bimon. Tapi mengikutsertakan Helen, Liu Zhenhan jadi bingung. Meski Helen pernah hampir diperdagangkan, tapi akhirnya tidak terjual. Untuk apa memanggilnya? Dia tidak bisa menjadi saksi!
Sang Utusan tidak berani menyembunyikan apapun dari tuan tanah legendaris ini. Dia menceritakan seluruh kronologi kejadian secara detail.
Kasus Gubernur Timur Laut Rosenberg yang diduga memperdagangkan saudara sebangsa, telah diserahkan Sang Raja kepada Pangeran Kahn dan Imam Utama Zidan untuk diselidiki tuntas. Karena dampaknya sangat buruk, kedua utusan bersama beberapa tetua Suku Rubah meninjau semua arsip laporan populasi hilang suku Fox selama 30 tahun terakhir.
Saat di Kota Kuno Huye, Pangeran Kahn dan Imam Utama Zidan pernah mendengar langsung Rundstedt bercerita: ibunya diculik ke Mugalan di usia 13 tahun dan meninggal di usia 20; sedangkan Rundstedt mengaku berusia 27 tahun.
Dengan periode waktu dan karakteristik usia yang jelas ini, kedua pejabat tinggi mudah menemukan identitas ibu Rundstedt - perempuan Fox yang diculik ke Kekaisaran Mugalan di usia 13 tahun ini bernama Meilan!
Alasan Pangeran Kahn dan Yang Mulia Qidan menyelidiki perempuan rubah Meilan bukan khusus untuk membela keadilan Rundstedt. Mereka hanya ingin tahu siapakah perempuan rubah yang bisa melahirkan sosok hebat seperti Rundstedt, hanya itu.
Meilan pernah menjadi gadis tercantik yang terkenal di seluruh Suku Rubah. Sejak usia 10 tahun kecantikannya sudah tak tertandingi, hingga kini masih banyak Fox yang mengingat jelas nama indah ini.
Saat menghilang, Meilan sedang pergi ke hutan memetik jamur. Di TKP ditemukan sorban dan keranjangnya, tapi tidak ada genangan darah. Keluarganya melapor, namun tak pernah ada hasil.
Di Provinsi Timur Laut saat ini, Viscount Simak yang mengelola penjara seharusnya memanggil Meilan sebagai kakak.
Satu-satunya kembar tiga dalam seratus tahun terakhir Suku Rubah adalah Meilan, Simak, dan Haitingwei.
Setelah memahami data ini, Pangeran Kahn dan Yang Mulia Qidan saling bertatapan.
Jika dikatakan takdir bermain-main, inilah contohnya. Setelah berliku-liku, ternyata Rundstedt adalah sepupu kandung Helen.
Liu Zhenhan dan Helen terdiam muram.
Utusan juga memberitahu Tuan Tanah Feilengcui: Karena kasus ini melibatkan bangsawan tinggi level adipati, dan tersangka berasal dari keluarga terkemuka Fox Timur Laut, bahkan raja pun harus berpikir matang sebelum campur tangan. Kini Khalifah Abdullah telah tewas, Kota Gallimard dijarah habis-habisan, bisa dikatakan tidak ada bukti.
Jika proses pengumpulan bukti dan konfrontasi menemui jalan buntu, cara menangani Gubernur Timur Laut ini akan menjadi masalah yang sangat rumit.
Liu Zhenhan paham maksud tersirat ini. Pangeran Kahn dan Yang Mulia Zidan jelas ingin melepaskan diri dari tanggung jawab. Ini adalah taktik paling cerdik para orang-orang licik di dunia birokrasi.
“Apakah Pangeran Lionheart masih punya pesan untukku?” Liu Zhenhan bertanya kepada utusan.
“Yang Mulia Pangeran berkata...” Utusan merenung lama, akhirnya jujur: “...Baginda mengatakan Adipati Rosenberg pasti akan mati kali ini...”
“Apa kata Yang Mulia Qidan?”
“Imam Utama berkata... manusia... tak pernah tahu kapan akan membuat musuh.”
Liu Zhenhan tersenyum sinis.
Malam itu, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Dewa Perang bersama tiga pemimpin tinggi - Shaman Divine Comedy, Imam Agung Cambridge, dan Nabi Langit Biru - melakukan inspeksi di Witherspoon Provinsi Timur Laut, menyebarkan kemuliaan Dewa Perang.
Dua hari kemudian, Kota Suku Rubah dilanda kerusuhan besar! Juru Bicara Dewata Bimon nyaris terbunuh dalam upaya pembunuhan!
Kekacauan segera ditumpas Pasukan Istana Musim Panas. Atas desakan rakyat, 73 bangsawan Fox dan dalang utama Adipati Rosenberg dihukum menjadi manusia guci - bukan hukuman mati, hanya dipotong anggota badan dan dimasukkan guci, masih bisa hidup 30-50 tahun.
Menurut hukum Kerajaan, hukuman mati untuk bangsawan harus disetujui Senat, Raja, dan Kuil Utama. Shaman Divine Comedy yang penyayang jelas taat hukum, tak ingin menumpahkan darah... Secara teori, mencoba membunuh Shaman Divine Comedy setara dengan membunuh Raja, seharusnya layak mendapat hukuman mati.
Sekitar dua ribu lebih prajurit keluarga yang berusaha menyelamatkan tuan tanah secara bersenjata, dihabisi di tempat oleh Pasukan Pengawal Istana Musim Panas dengan tuduhan berat menyerang Yang Mulia, darah menggenang hingga mengapungkan alu.
Puluhan pedagang gurun dan pengikutnya di ibu kota Provinsi Timur Laut yang berniat mengganggu perjalanan Yang Mulia, dihukum kulit dikupas dengan aspal, jasadnya dijemur berhari-hari hingga tewas.
Enam anggota Dewan Pengawas Bangsawan dan tetua Suku Rubah yang mengecam keras tindakan melampaui wewenang Tuan Tanah Feilengcui, diserbu gerombolan berambut emas tak dikenal membawa batang besi dalam perjalanan pulang. Setelah seluruh tulang rusuk mereka dihancurkan, para perusuh membawa keenam bangsawan itu ke pintu gerbang Gilda Dukun untuk disiksa kembali secara terbuka. Empat orang mengalami pecah limpa, dua lainnya retak tengkorak. Andai tak segera ditangani tim medis Istana Musim Panas, nyawa mereka takkan tertolong.
Dalam semalam, tiga keluarga bangsawan Fox berusia lima ratus tahun lebih yang terlibat pembunuhan dan pemberontakan untuk menggulingkan Kerajaan, dibasmi tanpa ampun sebagai pengkhianat rakyat!
Atas mediasi Grand Shaman Weian dari Kuil Timur Laut, Yang Mulia Cui Beixi, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Dewa Perang pun menarik diri dari Witherspoon.
Provinsi Timur Laut Behemoth memasuki fase kekosongan kekuasaan. Korps Tulun terpaksa memberlakukan jam malam untuk menjaga ketertiban. Para pedagang manusia semua merasa terancam, menyuap tentara reguler dengan harta berlimpah demi perlindungan.
Imam Agung Cambridge Yang Mulia Helen mewakili Kuil, mengklarifikasi sebagian rumor tidak benar, menenangkan hati rakyat, dan memulihkan kemakmuran masa lalu Witherspoon; Nabi Langit Biru Tuan Mo'er mewakili Istana Musim Panas, memimpin para Imam Senior, terus memburu pemberontak atas nama Dewa Perang.
Liu Zhenhan kembali ke Feilengcui dengan tubuh penuh bau darah.
Berbarengan dengan kedatangannya, Penjaga Pohon Kepala Suku Kruyff yang datang jauh dari Hutan Bintang Salib Selatan sedang minum teh di kediaman walikota.
Gua utama yang dulu menjadi lokasi kandang mammoth raksasa memang sangat luas. Namun ketika penjaga pohon berjumbai sulur ini masuk, ruang vertikal tiba-tiba terasa lebih rendah.
Penyajian teh pun demikian, Tuan Jabbar kepala pelayan penguin mengubah tong anggur ek sementara menjadi cangkir teh, baru bisa menunjukkan keramahtamahan.
Mendengar keriuhan di luar kota, Tuan Jabbar tahu sang tuan tanah telah kembali, membungkuk hormat dan pergi menyambut tuannya.
Kepala Suku Kruyff menyatukan tangan di belakang punggung, penasaran memandang lukisan minyak raksasa yang tergantung di tembok gunung sebelah utara ruang utama.
Lukisan itu menggambarkan pohon begonia merah menyala dengan kuncup-kuncup gemuk yang seolah bisa dipetik, seorang gadis cantik tertidur di balik rimbun bunga, dengan teknik kuas yang luar biasa dan palet warna yang lembut nan memukau.
Di kedua sisi lukisan minyak tergantung sepasang tirai sutra raksasa bertuliskan dua baris aksara kuno "Bo Chao" yang kokoh dan megah:
〖Dingin kemerahan wahai, kau mengunci mimpi Bangsa Manusia Berbulu, apakah karena musim semi terlalu beku?
Aroma bunga memabukkan wahai, menerpa kurcaci perkasa, jangan-jangan kau ingin menjelma wangi Bir?〗
Kepala suku Andulan melihat Kepala suku Penjaga Pohon tersenyum menikmati puisi dan lukisan, menggeleng-gelengkan kepala penuh kekaguman, buru-buru menjelaskan: "Lukisan ini karya Raksasa Buddha Feilengcui kami. Puisi hanyalah coretan iseng Richard yang tak berbakat, syair cengeng ini pasti membuat Kepala suku Kruyff tertawa."
"Lukisannya bagus, bernilai seni tinggi. Meski puisinya tercium aroma dandanan, tetap jujur mengekspresikan perasaan." Kepala suku Kruyff meneguk teh dari cangkir raksasa sambil tertawa. Matanya menangkap meja giok kuno di bawah lukisan yang memajang cermin kaca berkilau, membungkuk untuk bercermin - dua mata lentera, hidung roda gerobak, dan janggut akar menjalar memenuhi pandangan.
Ning Yu membawa baskom emas penuh blewah segar, dengan ramah menawarkannya pada Kepala suku Ent. Para nyonya bos lainnya mengamati penuh rasa ingin tahu sosok Penjaga Pohon setinggi raksasa berbalut daun-daun, dengan kulit berlapis lingkaran kayu.
Liu Zhenhan berlari masuk ke ruang utama, orangnya belum sampai, suara tawa sudah bergema.
"Iskusmi! Kepala suku tercinta, selamat datang!" Meski sudah hampir satu tahun, Liu Zhenhan masih ingat dialek Penjaga Pohon Entu, menyapa dengan hangat dan akrab kepada kepala suku Penjaga Pohon yang tinggi besar ini.
"Lama tidak bertemu, anak muda!" Kepala suku Penjaga Pohon menoleh sambil tersenyum memandang Liu Zhenhan: "Fajar pagi berwarna merah, malam tadi pasti lagi ada pembantaian!"
"Hehe..." Liu Zhenhan tersenyum di luar, tapi dalam hati mengejek, kata-kata klise seperti ini mungkin bisa menipu diriku setahun lalu, sekarang lebih baik hemat saja.
"Saya sangat terkejut menerima pesan Ibu, benar-benar tidak menyangka Dataran Liar Donau akan menghadapi serangan militer sebesar ini! Saya akan memberikan sedikit bantuan, harap jangan diremehkan!" Kepala suku Penjaga Pohon tertawa: "Entu hanya saya seorang, sihir saya juga terbatas."
"Anda terlalu rendah hati." Liu Zhenhan mengagumi kerendahan hati Entu ini.
"Saya senang tanah Feilengcui begitu penuh kehidupan. Dalam perjalanan kemari, dari jauh sudah mendengar nyanyian Gulma Ribuan Daun dan Pisang Suoluo." Tawa gegap gempita kepala suku Penjaga Pohon membuat ruang utama berdengung, memaksa beberapa nyonya bos menutup telinga dan cepat-cepat mundur.
“Richard, kali ini aku membawakanmu banyak anggur tua hasil fermentasi kera-kera gunung!”
“Ha! Aku juga menyiapkan banyak tanaman langka untukmu, sangat banyak.” Liu Zhenhan membuka kedua lengannya, ingin memeluk sang Kepala suku yang antusias ini, sayang tak bisa dilakukan: “Aku selalu mengawasi untukmu! Soal anggur, Feilengcui punya banyak!”
“Hmm! Sudah kudengar kau baru pulang dari gurun! Sungguh perhatianmu luar biasa.” Penjaga Pohon Cruyff berjongkok di depan Liu Zhenhan: “Sepanjang perjalanan, kudengar bunga-bunga liar di padang gurun terus melantunkan namamu. Hehe, tak kusangka kau malah jadi pemilik Ribuan Merah di Satu Gua. Kalau begitu, kita sebenarnya bisa dianggap satu rumpun – Penjaga Pohon memang bergaul dengan tumbuhan!”
“Benarkah? Ent Luar Negeri?” Liu Zhenhan terkejut.
“Kampung halamanku Benua Atlantis telah lenyap, kini di seluruh Benua Aigean hanya kau yang bisa dianggap sesama makhlukku. Kau bisa bicara dengan bunga-bunga dan memerintah mereka, ini membuatku sangat iri.” Kepala suku Cruyff menganggum sambil tersenyum, melantunkan serangkaian Skala Nada pendek yang misterius, tangannya melambai perlahan. Sorotan hijau zamrud menyelimuti tubuh Liu Zhenhan. Bersamaan dengan tumpahan cahaya hijau itu, wajah Penjaga Pohon yang semula segar berwarna hijau pelan-pelan memudar.
“Berkah Iblis——Kemarahan Alam!” Kepala suku Andulan di samping meniup peluit yang tak pantas untuk orang seusianya, sambil mengerlingkan mata.
Tak disangka, Kepala Suku Penjaga Pohon ini ternyata langsung akrab dengan Richard. Baru pertama bertemu, dia langsung menganugerahkan mantra permanen pada Richard. Meski itu cuma sihir berbalik menyerang yang tak berguna, ini adalah "Berkah Iblis" yang hanya bisa diberikan sekali seumur hidup oleh Penjaga Pohon, setara dengan "Mimpi Giok" Naga Peri! Bukankah Kepala Suku Kruyff ini terlalu royal menanam modal di Richard?
"Hutan akan menjadi rumahmu mulai sekarang. Siapa pun yang menyakitimu akan membangkitkan amarah alam hijau." Sambil berkata demikian, Kepala Suku Kruyff melepas kendi kayu raksasa di pinggangnya, membuka tutupnya, lalu mencelupkan jari ke dalam Mata Air Elemen yang berkilau keperakan dan mengusapkannya di ujung lidah. Ritual Berkah Iblis tadi telah menghabiskan semua kekuatan magis sang Penjaga Pohon.
"Sayangnya aku tak bisa menganugerahkan sihir bunga untukmu." Liu Zhenhan terdengar malu-malu.
"Ah..." Kepala Suku Penjaga Pohon cepat-cepat melambaikan tangan: "Setiap tanaman punya karakternya sendiri, jangan dipaksa! Bunga itu yang paling manja dan sombong. Selainmu, tak ada yang berhak memerintah mereka!"
"Kepala suku, kekuatan magisku habis total dalam pertempuran di gurun. Bisakah..." Mata Liu Zhenhan menatap tak berkedip ke kendi kayu raksasa di pinggang Penjaga Pohon, sorot matanya penuh keinginan.
“Richard, aku ingat dulu kamu sempat menuangkan sebagian 'Mata Air Elemen' dari kendi kayuku kan? Kok bisa habis begitu cepat?” Kepala Suku Penjaga Pohon bertanya heran: “Kamu terlalu boros ya?”
“Anda sudah tahu kalau saya mencuri 'Mata Air Elemen' Anda sejak dulu?” Liu Zhenhan merasa sangat kikuk. Ia berkata dengan malu-malu.
“Anak muda, pertemuan pertama kita di Hutan Salib Selatan! Itu kan rumahku! Di tempat lain mungkin tidak berani jamin, tapi semua pepohonan di sana digembalakan olehku! Mereka sudah melaporkan semua yang kamu lakukan.” Kepala Suku Krouieff tertawa terbahak-bahak.
Liu Zhenhan juga tertawa lebar, memang ahli kuat Jalan Tertinggi yang berwawasan luas, lihatlah kelapangan dada seperti ini!
“Tenang saja, selama aku ada, pemulihan kekuatan magismu bukan masalah.” Kepala Suku Penjaga Pohon dengan tenang mengibaskan lengannya: “Tapi aku juga mau minta sesuatu, Richard.”
“Apa itu?” Anglam buru-buru bertanya. Naga tua ini langsung tahu tidak mungkin ada yang gratis, langsung dikasih berkat penguras energi dan topi hijau Penjaga Pohon asing, dasar!
“Saat pertama tiba di Feilengcui, mataku hampir tidak percaya! Karena aku melihat enam pohon kuno langka yang usianya melebihi sepuluh ribu tahun! Richard...” Kepala Suku Krouieff berhenti sejenak, melirik Kepala Suku Daikui, lalu berkata perlahan pada Lao Liu: “...Aku harap kamu mengizinkanku membina enam Pohon Kuno Elf ini menjadi Penjaga Pohon muda...”
“Apakah yang Tuan maksud adalah enam Pohon Perang itu?” Liu Zhenhan tertegun: “Aku tidak salah dengar? Menumbuhkan pohon menjadi Entu? Tidak perlu melalui Evolusi Alami?”
“Benar!”
“Mungkinkah itu?” Liu Zhenhan tampak kebingungan memproses informasi ini.
“Hoho, tentu mungkin! Mungkin hambatan pemahaman ini muncul karena perbedaan tradisi... Penjaga Pohon Entu adalah penguasa seluruh pepohonan di Benua Atlantis, namun bukan penguasa pepohonan di Benua Aigean. Wajar saja jika di Benua Aigean tidak ada contoh serupa. Aku tahu, ras Elf Aigean juga mengklaim berevolusi dari pepohonan.” Kepala suku Krouyff mengangguk mantap: “Membangkitkan tumbuhan kuno yang berintelejensia dan mengubahnya menjadi Entu muda, hal ini lumrah di tanah kelahiranku! Sebenarnya asal usia pohon mencapai 20.000 tahun, secara alami akan berevolusi menjadi Entu.”
“Mana ada pohon yang bisa tumbuh sampai 20.000 tahun?” Liu Zhenhan tertawa terkekeh.
“Semakin tua usia pohon, semakin tinggi batangnya, semakin rentan disambar petir. Ini hukum alam! Jadi pohon kuno berusia puluhan ribu tahun sangat langka, apalagi yang mencapai 20.000 tahun untuk berevolusi alami jadi Entu.” Penjaga Pohon senior kembali mengangguk.
“Benar-benar! Pada musim hujan tahun ini, salah satu Pohon Perang kami hampir tersambar petir! Untungnya, di Feilengcui ada penyihir yang bisa berkomunikasi dengan awan dan kilat.” Kepala suku Andulan mengedipkan mata kecilnya, mengusap-usap dagu: “Huh! Kalau dipikir-pikir berbahaya tadi! Syukurlah ada Mo'er!”
"Liu Zhenhan tersenyum kecut. Perkataan Kepala Suku Penjaga Pohon membuatnya teringat pohon ginkgo di kampung halamannya."
"Pohon ginkgo yang semakin tua semakin rentan disambar petir. Kadang ada ular besar tersengat listrik sampai mati di batangnya."
"Kemungkinan para Elf yang jatuh bersembunyi di dunia bawah tanah, sehingga Pohon Perang yang mereka tanam terhindar dari malapetaka sambaran petir."
"Pohon kuno berusia sepuluh ribu tahun seharusnya sudah bisa berjalan dan memiliki perasaan! Elf adalah ras beradab di Benua Aigean yang paling dekat dengan alam dan tumbuhan. Pohon Kuno Elf hasil budidaya mereka selalu membuatku kagum, tapi pohon Elf berusia puluhan ribu tahun belum pernah kulihat! Waktu kedatanganku ke Benua Aigean mungkin belum mencapai usia enam pohon kuno milikmu!" Kepala Suku Kroueif menatap Lao Liu dengan penuh harap: "Apakah yang kukatakan benar?"
"Benar, Pohon Perangku memang bisa berjalan meninggalkan tanah, tapi hanya dua jam. Tentang kecerdasan, aku tidak merasakannya. Seperti yang Tuan Kepala Suku katakan, enam pohon kuno ini sudah ditanam sebelum Perang Dewa dan Iblis." Liu Zhenhan mengangguk sambil tersenyum: "Anda ahlinya, tentu tak bisa disembunyikan!"
“Hanya pohon kuno berusia sepuluh ribu tahun yang dipasangkan dengan 'Mata Air Elemen' bisa menumbuhkan Ent muda. Aku sudah berusaha, tapi sangat sulit menanam pohon kuno sepuluh ribu tahun, ide ini sudah kutinggalkan sejak lama.” Wajah Kepala Suku Penjaga Pohon menyapu kesakitan: “Richard, kau sekarang juga Ent asing, kau pasti mengerti rasa sakitku kehilangan sesuku! Aku sudah terlalu lama menahan kesepian, bantu aku, penuhi keinginanku ini!”
“Keluarga tidak bicara bahasa asing, aku juga Ent, kalau tidak membantumu lalu siapa?” Liu Zhenhan tiba-tiba tersenyum licik, “Kepala suku, kebetulan, aku baru saja mau ke suatu tempat dimana ada delapan belas Pohon Perang, tiap pohon berusia lebih dari sepuluh ribu tahun, siapkan dirimu untuk membuat sebanyak-banyaknya.”
“Sebanyak itu? Iskusmi!” Kepala Suku Kruyef bergumam lalu menghela nafas: “Sayangnya, 'Sihir Oasis Kehidupan' setiap Ent dewasa paling banyak hanya bisa membangkitkan sepuluh pohon kuno menjadi Penjaga Pohon muda! Sayang sekali, begitu banyak pohon kuno sepuluh ribu tahun!”
“Iskusmi!” Liu Zhenhan terkekeh licik, menunjuk hidungnya sendiri: “Bukannya masih ada aku!”
“Kau Penjaga Pohon apaan?” Kepala Suku Andulan tertawa terbahak: “Membawa dua tikus matu di pinggang, kira-kira diri sendiri pemburu ya?”
Bab 381 Kekuatan Elf Jatuh
“Berpunggung pada puncak es yang putih berkilau seperti cermin, terhampar di tengah hutan konifer purba yang rimbun.”
“Ada air terjun yang mengalir deras membentuk danau sejernih kaca, semak-semak dan bunga-bunga liar bermekaran, serta kupu-kupu fenghuang yang menari-nari riang.”
“Di sinilah rumah baru ras Elf Jatuh di permukaan - Kota Lucerne.”
“Liu Zhenhan saat ini berdiri di gerbang luar Kota Lucerne.”
“Hari ini Liu Zhenhan mengenakan kostum Ent asing: jubah anyaman daun bambu hijau, rambut dan janggut yang diwarnai hijau, tongkat bambu berkelok-kelok di tangan, serta botol bambu tergantung di pinggang. Guo Guo dan burung beo kecil berdiri di bahunya, bertubrukan daun bambu dengan ekspresi licik bagai pasukan lapangan yang siap bertempur.”
“'Lucerne' dalam Bahasa Elf berarti 'mutiara yang lahir dari cangkang kerang tercantik di dunia'.”
“Sang suami menganggap nama ini ambigu, karena cangkang kerang dan mutiara memicu khayalan erotis dalam benaknya.”
“Bagi ras lain, relokasi tentu sangat merepotkan. Tapi bagi ras Elf yang menyatu dengan alam, ini hal sederhana. Membangun kota bagi mereka hanya membutuhkan segenggam biji tanaman ajaib.”
“Biji tanaman dari Elf dapat dengan cepat tumbuh menjadi rumah pohon, dapat berkembang menjadi lantai rotan, dapat membentuk menara panah alami, menara pengawas, tembok kota, dan bangunan besar lainnya. Ini adalah kemampuan alami yang tidak bisa ditiru oleh ras manapun.”
“Meski belum genap setahun berada di permukaan, Kota Lucerne saat ini telah memiliki tembok pohon setinggi puluhan li yang membentuk lingkaran seperti lengan ibu, mengelilingi kaki Gunung dalam bentuk kota tanaman raksasa.”
“Dua batu hitam bergerigi seluas tiga hingga empat hektar melayang di langit Kota Lucerne. Permukaan sarang lebah batu ini dipenuhi rantai besi tebal dan cincin raksasa, puncak datarnya dipenuhi menara panah tanaman yang menjulang 60-70 meter dari tanah, sungguh megah dan mengagumkan.”
“Di sisi belakang Kota Lucerne yang bersandar pada puncak es, terlihat siluet-siluet hitam bergerak sibuk. Bentuk gua mulai terbentuk jelas, disertai suara palu dan pahat yang terdengar merdu dari kejauhan.”
“Terlihat jelas, ras Elf Jatuh telah membangun kota yang strategis mengikuti kontur gunung. Dengan bantuan vasal Kurcaci Abu-abu yang ahli dalam membelah batu, para Elf Jatuh di Lucerne bisa lebih tenang.”
“Richard, mengapa ada dua batu raksasa melayang di atas kota Elf ini?” Sorot mata Penjaga Pohon Kepala suku penuh kecurigaan menatap dua Feilaifeng di angkasa.
“Itu adalah 'matahari bawah tanah'.” Liu Zhenhan sudah lama melepaskan begitu banyak pandangan tajamnya pada dua batu raksasa yang melayang di udara ini: "Benda ini adalah pegunungan unik di bawah tanah yang memiliki medan magnet gravitasi khusus. Dapat menetralkan gravitasi bumi dan melayang di udara."
“Elf Jatuh ternyata berhasil membawa dua buah ke permukaan? Bagaimana mereka bisa melakukannya?” Kepala suku Penjaga Pohon menghela nafas: “Ini benar-benar luar biasa! Siapa pun yang ingin menyerang sini, pertama-tama harus menghadapi serangan api dari dua platform udara!”
Liu Zhenhan mengangkat bahu dengan penuh penyesalan.
Di dekat jurang tak teratasi yang dipenuhi angin kencang di dunia bawah tanah, memang terdapat banyak 'matahari bawah tanah', namun karena saking kencangnya angin, tidak ada burung emas yang berani berlabuh. Dua batu raksasa ini dengan luas yang menakutkan, kemungkinan adalah dua 'matahari bawah tanah' terbesar.
'Matahari bawah tanah' sebesar ini, meski dalam keadaan melayang, tetap membutuhkan daya tarik yang luar biasa besarnya. Bahkan dengan 600.000 Manusia Banteng-Elang milik Elf Jatuh, Liu Zhenhan masih tidak mengerti bagaimana mereka bisa menarik dua 'matahari bawah tanah' ini ke permukaan menggunakan formasi teleportasi sihir.
Bukankah ini terlalu sulit?
Menggunakan dua 'matahari bawah tanah' sebagai titik tinggi alami, Liu Zhenhan juga harus mengakui imajinasi Elf Jatuh ini. Ini jelas seperti dua kapal induk udara yang tak pernah jatuh! Selama angkatan udara mereka kuat, dua platform pertempuran udara ini bisa memberikan pukulan paling mematikan pada musuh!
“Iskusmi!” Liu Zhenhan dalam hati tertawa geli: “Barang baik seperti ini memang ditakdirkan untuk Feilengcui.”
“Apa-apaan ini!” Kepala suku Penjaga Pohon menunggu lama namun gerbang Kota Lusern tak kunjung terbuka, mulai gelisah: “Apakah Elf sudah tak mengerti tata krama menjamu tamu?”
Sejak kemarin utusan Feilengcui telah memberitahu Elf Jatuh di Kota Lusern bahwa Tuan Tanah Feilengcui akan berkunjung hari ini. Baru saja Tuan Tanah Feilengcui menunjukkan identitas di bawah tembok kota, namun hingga kini Elf masih belum membuka gerbang, entah mengapa.
Deretan Pohon Perang menjulang hingga menyentuh awan, tersusun rapi di belakang dinding pohon tinggi. Di menara panah alami dari kanopi daun rimbun, sorot mata tajam penjaga Elf terus mengawasi.
Yang menemani Liu Zhenhan ke Kota Lusern juga ada 38 Raksasa Buddha dewasa berbaris rapi, penuh kesan menggetarkan.
Dulunya Raksasa Buddha suka memakai bantuan longgar, namun setelah mengikuti Sang Raja Bunga, gaya mereka berubah total: rompi kulit macan kumbang hitam ketat, celana kulit dengan rantai logam di bawah, sepatu bot kulit tinggi. Angin berhembus, mata kaki besi di tumit berputar berdengung.
Melihat puluhan pria raksasa bertubuh besar dengan kalung tengkorak manusia di dada dan tato garang di lengan berdiri di luar kota, masing-masing memanggul sekop bulan sabit bermata berkilauan dan berlumuran darah; di dinding pohon, banyak prajurit Elf berlarian sambil bernapas tersengal seperti dicekik.
Ketinggian dinding pohon Elf hanya sekitar 17-18 meter, Raksasa Buddha jika mengayunkan sekop pasti bisa meratakan benteng.
Ras Raksasa memiliki kekuatan tempur yang hebat, sepuluh lebih raksasa dewasa berkelompok bahkan Naga tak mau mengganggu mereka. Kabar beredar raksasa paling suka membuat perisai dari tengkorak Naga. Kini 38 raksasa tinggi berketinggian lebih dari 10 meter bersenjata lengkap sampai lubang anus berdiri mengancam di luar kota, bisa dibayangkan perasaan penjaga Elf.
Yang paling menakutkan bagi Elf Jatuh adalah Pohon Perang yang kini sepertinya tak mau patuh.
Elf yang bertugas di inti pohon mengatur serangan panik menemukan perintah persiapan tempur yang mereka berikan berkali-kali pada Pohon Perang sama sekali tak mendapat respons!
Rombongan besar Manusia Banteng-Elang terbang keluar dari gua di puncak es, namun hanya berputar-putar di atas hutan pinus salju dengan sikap sangat hati-hati.
“Aku hitung tiga detik! Jika pintu tidak dibuka, aku akan menyerbu!” Liu Zhenhan juga sudah tak sabar, berteriak ke arah penjaga Elf di benteng: “Apakah kalian Elf Jatuh menganggapku sebagai musuh?”
“Tuan Tanah Richard! Kami sudah melapor ke Ibu Pemimpin dan Pangeran, mohon tunggu sebentar.” Entah Elf mana yang memberanikan diri membalas dari benteng: “Kami tidak bermaksud menghina kehormatan Tuan dan ksatria Raksasa bawahan Tuan.”
Dari getar suara yang tak tertahan dalam kalimat ini, hampir pasti Elf yang membalas itu betisnya gemetar. Raksasa semua berkarakter kasar, jika benar-benar bertengkar dan menyerbu, mungkin seluruh kota Runensean tidak akan kalah, tapi Elf di benteng yakin mereka pasti tewas.
“Iskusmi!” Liu Zhenhan memaki dengan bangga. Eksperimen hari ini memuaskannya, Raksasa Buddha memang paling cocok untuk pamer kekuatan. Senjata perang itu jahat, kekuatan tempur takkan pernah bisa menandingi daya gentar.
“Li Cha, setelah masuk kota, bolehkah kami sebarkan sedikit filosofi hidup ke tetangga-tetangga ini?” Kepala Suku Raksasa Buddha Desaili menundukkan badan bertanya pada Liu Zhenhan.
“Terserah kamu.” Liu Zhenhan berbalik badan lalu kencing sambil gemetar.
“Kepala Suku. Menurutku tidak perlu buang-buang tenaga.” Penjaga Pohon Kepala suku tersenyum pada Kepala Suku Desaili: “Elf di kota ini sama sekali berbeda dengan Elf yang pernah kukenal sebelumnya, mereka lebih serakah, takkan mengerti ajaran biarawan asketik kalian.”
“Segala hal harus dicoba.” Kepala Suku Desaili tersenyum polos.
“Tidak ada salahnya mencoba!” Liu Zhenhan menyeringai sinis: “Jika itu bangsa Bimon, sepuluh tahun pun takkan bisa membangun kota seperti ini. Suku Elf Hutan di Feilengcui kami kecil, Desaili. Jika kau bisa merekrut sekelompok Elf Jatuh yang sungguh-sungguh bertobat ke Feilengcui, kuanggap itu prestasimu yang terbesar!”
“Richard, inilah yang paling kubenci dari para Elf. Sebagai Ent asing, jangan kau tiru kebiasaan mereka!” Kepala Suku Krokuvf berbicara dingin: “Tahukah kau mengapa benih Elf bisa tumbuh menjadi bangunan raksasa dalam semalam?”
“Mengapa?”
“Setiap kota yang dibangun Elf pasti memiliki 'Sumur Bulan Abadi' dan 'Pohon Kehidupan'. Dengan dua benda ini, rumah pohon, menara panah rotan, dan tembok kayu yang ditanam ras Elf akan terus menyerap esensi hutan, tumbuh dengan cepat, dan membentuk kota tumbuhan dalam waktu singkat!” Kepala Suku Krokuvf menunjuk ke hutan pinus di sekitar Kota Lucerne dengan geram: “Lihatkah kau peri kecil di batang pohon cemara itu? Mereka yang menyerap nutrisi dari pinus untuk dibawa ke Sumur Bulan Abadi, lalu esensi tanaman itu dikirimkan ke Pohon Kehidupan untuk mempertahankan operasi kota tumbuhan ini!”
Liu Zhenhan memandang tajam, di luar Kota Lucerne, di tengah hutan pinus yang luas, pada batang-batang pohon cedar salju berdiameter raksasa, terlihat peri kecil seperti kunang-kunang beterbangan dan melingkar, sesekali melayang kembali ke kota Lucerne. Jika tidak diperhatikan, akan dikira sebagai butiran salju yang turun dari Gunung.
"Obisilachi! Pantas saja Elf perlu di hutan untuk membangun kota!" Liu Zhenhan tersadar: "Ternyata Elf memperlakukan hutan sebagai induk, kota mereka adalah rahim!"
"Ini perilaku parasit khas. Sebagai seorang Ent, aku enggan berurusan dengan Elf tepat karena alasan ini." Kepala suku Kruyff mencibir: "Penjaga Pohon merawat pohon seperti anak sendiri, sedangkan Elf terus mengambil dari pohon, seperti anak yang tak pernah dewasa meminta dari orang tua. Elf mengklaim sebagai ras paling dekat dengan alam, tapi di mana kedekatannya?"
"Kepala suku, jangan salah, gelar 'Sahabat Alam' ras Elf memang diakui luas di Benua Aigean," kata Liu Zhenhan sambil tertawa.
"Pohon di musim panas menghijau segar, memberi teduh dan kesejukan pada bumi; pohon di musim dingin menggugurkan pakaian, membiarkan batangnya menantang pedang es dan salju." Kepala suku Kruyff menarik sudut bibirnya dengan ekspresi mengejek: "Berapa Elf yang bisa menunjukkan keteguhan seperti ini? Jika tak mampu, ngapain mengaku sahabat alam?"
"Dari penjelasan Kepala Suku tadi, 'Tiga Sahabat Musim Dingin' malah jadi pengecut ya?" Liu Zhenhan tertawa getir dalam hati.
Pintu gerbang kayu gelondongan berderit "kreek-kreek" perlahan terbuka. Delapan Ibu Pemimpin Elf Malam dan Pangeran Moore Benitez membawa pengawal kehormatan, dengan senyum palsu penuh semangat menyambut dari kejauhan.
"Angin abadi akhirnya membawa Tuan ke sini! Richard-ku!" Pangeran Benitez memeluk erat Liu Zhenhan dengan nada hiperbolis: "Ya Tuhan! Richard. Aku tak percaya mataku, ketampananmu sekarang membuatku malu sendiri!"
"Ini pasti efek kekuatan Elf Asing!" Ibu Pemimpin Youyue'er memandang Lao Liu dengan sorot mata memabukkan bagai samudera.
"Benarkah?" Liu Zhenhan mengusap hidungnya. Kilauan salib perak di matanya membuat para Ibu Pemimpin Elf merasakan gelora panas di sekujur tubuh.
"Richard, kenapa kau berpakaian Druid hari ini? Lalu ini..." Pandangan Pangeran Benitez beralih ke Penjaga Pohon Kepala Suku.
“Ini adalah seorang teman lama Raksasa saya, dia sama sepertiku, sangat menyukai penampilan Druid, iseng belajar main-main.” Kebohongan Liu Zhenhan langsung meluncur, sebagai ras terbuang sebelum Perang Dewa dan Iblis, baik dalam literatur sejarah Moore maupun Zhuoer, mustahil ada jejak Penjaga Pohon Entu, terserah dia mengobral kebohongan.
Kepala Suku Kruyff menyeringai.
Yang Mulia Pangeran dan delapan Ibu Pemimpin tidak lama memandang Penjaga Pohon, mereka lebih memperhatikan Raksasa Buddha yang lebih tinggi dan kekar, sorot mata menyiratkan kekhawatiran namun dengan senyum mereka menyilakan Tuan Tanah Feilengcui masuk.
Hanya dalam setengah tahun, kota Lusern telah tertata rapi, rumah-rumah pohon menjulang berbaris rapi, di sepanjang jalan lebar berdiri patung-patung indah bergaya beragam.
“Ini mungkin Pohon Perang.” Sorotan mata Kepala Suku Kruyff menjelajahi deretan Pohon Perang di balik dinding pohon, berkomentar dengan sedikit terkejut: “Iskusmi! Tingginya sampai segini?”
“Penilaianmu bagus! Menurutku, posturmu seharusnya bisa mencabut pohon sebagai senjata, tapi pasti tidak termasuk Pohon Perang.” Pangeran Benitez terkekeh: “Karena Pohon Perang kami sudah berusia hampir 20.000 tahun! Tingginya mencapai 30 meter!”
"Dibandingkan dengan 'Pohon Angin' milik Elf biasa yang hanya bisa menggunakan 'Belitan Akar' dan 'Tentakel Rotan', 'Pohon Perang' kami Bangsa Elf Jatuh jelas lebih ofensif." Seorang Ibu Pemimpin Elf Malam dengan payudara yang sangat montok memperkenalkan dengan manja kepada Tuan Tanah Feilengcui dan Kepala Suku Penjaga Pohon: "Pohon Perang Elf Moor adalah 'Pohon Perang Amber' yang bisa mengubah musuh menjadi amber dengan menyemburkan resin, sedangkan 'Pohon Perang Durian' kami Zhuoer melemparkan Buah Durian Raksasa dengan kekuatan tempur yang sangat dahsyat! Semakin tua usia Pohon Perang, semakin mematikan serangannya! Aku yakin, dua puluh Pohon Perang kami ini pasti merupakan Pohon Kuno Elf terkuat di Benua Aigean saat ini! Tak ada lagi yang bisa menandinginya!"
Kelopak mata Liu Zhenhan berkedut, hatinya dipenuhi keraguan——
Dulu di dunia bawah tanah, Zhuoer memiliki delapan kota. Moore punya lima kota dengan dua Pohon Perang di setiap kota, total hanya dua puluh enam. Feilengcui dan Murinio bersama-sama telah mengambil delapan, seharusnya tersisa delapan belas Pohon Perang. Tapi kenapa sekarang muncul dua puluh?
"Saat ini Pohon Perang Elf Jatuh mencapai ketinggian 30 meter, jauh lebih tinggi dan besar dibandingkan Pohon Perang Feilengcui yang hanya 20 meter."
"Tapi saat masih di dunia bawah tanah dulu, ketinggian mereka sama. Mengapa setelah muncul ke permukaan tiba-tiba ada selisih 10 meter? Ini benar-benar sulit dipercaya!"
"Pangeran Moore tiba-tiba menyebut usia Pohon Perang ini sudah mendekati 20.000 tahun. Bagaimana mungkin? Elf Jatuh sendiri belum diasingkan selama dua puluh ribu tahun!"
Liu Zhenhan mengerutkan kening cukup lama. Dia mulai menangkap petunjuk, lalu memandang Penjaga Pohon Kepala Suku. Sang kepala suku hanya menggerakkan bibir sedikit, gerakan yang mudah dibaca - "Mata Air Kehidupan".
"Benar-benar belum pernah dengar." Kepala Suku Desaili memandang kumpulan Pohon Perang dengan kagum: "Tak disangka tumbuhan pun bisa seganas ini, sungguh dosa dosa."
Ibu Pemimpin Zhuoer dan Pangeran Moore memandang raksasa Buddha ini dari atas ke bawah. Pandangan mereka terus berputar pada tato elang menyerang ular di lengan Kepala Suku Raksasa ini, ekspresi aneh bercampur jijik. Jelas mereka menganggap Kepala Suku Desaili sedang berpura-pura - Di dunia kejam ini, semakin seorang pembantai justru suka berlagak welas asih. Dalam hal ini Elf Jatuh memang berpengalaman.
“Sebelumnya aku hanya tahu yang terkuat adalah ‘Pohon Kuno Sampa’ milik Elf Bulan, bisa menghilang di bulan sekaligus menembakkan daun bergerigi.” Liu Zhenhan tersenyum: “Konon ‘Pohon Ajaib’ peri bunga juga hebat, bisa menyemburkan duri mawar raksasa; lalu ‘Pohon Kebijaksanaan’ Druid yang hanya menghasilkan getah beraroma daging untuk menarik kupu-kupu karnivora, benar-benar luar biasa!”
“Sayangnya Elf permukaan tidak memiliki Pohon Kuno Elf berusia 10.000 tahun, apalagi yang mendekati 20.000 tahun batas terlarang!” Ibu Pemimpin Youyue'er tersenyum sinis: “Elf permukaan mengurung kami selama 10.000 tahun, ini kesalahan fatal! Kini kesalahan itu akan menjadi pelajaran pahit bagi mereka!”
Liu Zhenhan terus mengobrol basa-basi dengan Ibu Pemimpin dan Pangeran sambil mengamati rumah para Elf Jatuh.
Menara Bela Diri Zhuoer dengan puncak runcing yang dibentuk akar pohon ular raksasa, sekolah anti-sihir Moore berupa menara kembar pohon, Kuil Ross Zhuoer, Kuil, dan Kuil Kael'thas pengikut Blood Elf saling berdampingan. Xian Sungai dan Kurcaci Abu-abu lalu lalang, sesekali terlihat Blood Elf dan Elf Malam saling belajar teknik memanah di lapangan tembak.
"Ini adalah kota yang penuh kehidupan."
"Sialan! Liu Zhenhan pusing memikirkannya."
"Para Elf Jatuh ini datang ke permukaan, pertama-tama membangun wilayah mereka menjadi benteng yang kokoh, lalu mulai mempelajari kembali Keahlian Memanah yang sebagian besar telah terlupakan. Jelas mereka merasakan tekanan bertahan hidup di permukaan."
"Fakta bahwa dua kelompok Elf Jatuh bersedia bersatu tanpa konflik adalah skenario terburuk yang dibayangkan Liu Zhenhan. Awalnya dia naif mengira para Elf Jatuh ini pasti akan terlibat konflik internal begitu tiba di permukaan. Namun tampaknya kedua kelompok ini memiliki kesadaran yang jauh lebih tinggi dari perkiraannya."
"Sambil berbincang, mereka tiba di sebuah bangunan tali rotan raksasa."
"Ini adalah Balai Musyawarah kami, Yang Mulia Tuan Richard. Silakan masuk untuk berbicara lebih lanjut!" Ibu Pemimpin Youyue'er mengangkat ujung roknya dan menaiki tangga.
"Anda terlalu sopan." Liu Zhenhan mengangguk sambil tersenyum, lalu melambaikan tangan ke arah Raksasa Buddha agar mereka pergi berkhotbah di Tree House Tavern.
"Balai Musyawarah Elf memiliki area yang sangat luas. Selain beberapa dekorasi yang megah tapi tidak fungsional, hanya ada meja oval besar dan kursi-kursi kayu berukir indah mengelilinginya. Di kedua sisi terdapat tirai setebal lutut, mungkin sebagai pemisah ruangan."
"Yang Mulia Tuan Richard, kami Zhuoer dan Moore sedang ingin berdiskusi dengan Anda!" Pangeran Benitez langsung berbicara bahkan sebelum duduk dan menawarkan teh.
"Tidak ada urusan tidak mengunjungi Kuil Dewi Pertanian. Kali ini saya datang juga ada hal yang ingin didiskusikan dengan kalian." Liu Zhenhan duduk kasar di kursi, menyembunyikan senyum jahatnya dengan halus.
"Kalau begitu izinkan saya bicara dulu!" Pangeran Moore tersenyum manis: "Sekarang Kota Luzern sudah stabil, kami Zhuoer dan Moore bersiap mengerahkan pasukan untuk membersihkan semua Elf dan Raksasa Pegunungan dari Padang Gurun Donau. Tuan Richard, apakah Anda tertarik untuk ikut menikmati keuntungan? Saya pribadi sangat berharap pasukan Bimon yang gagah berani bisa membantu kami!"
"Maaf, saya tidak terlalu tertarik." Liu Zhenhan menggelengkan kepala.
"Kalau begitu saya akan sampaikan hal yang pasti menarik bagi Anda!" Pangeran Benitez melanjutkan dengan senyuman: "Sebagai tuan tanah Bimon terkuat di Provinsi Timur Laut Kerajaan Bimeng, sekutu terkuat kami Elf Jatuh, kami Moore dan Zhuoer sangat berharap bisa membangun ikatan pernikahan dengan Anda!"
"Apakah kita perlu ikatan politik lewat pernikahan untuk mengikat satu sama lain?" Liu Zhenhan tertawa terbahak: "Yang Mulia Pangeran Benitez, jangan-jangan Anda masih kekanak-kanakan seperti ini?"
“Terakhir kali saya tidak sengaja menghirup ‘Bloody Mary’ sendiri, burung beo kecil Anda yang rakus ini kebetulan mencuri sedikit. Saya tidak bermaksud, benar-benar tidak tahu bagaimana hewan kecil ini bisa secepat itu.” Pangeran Benitez berkata dengan sangat tulus: “Saya memohon maaf atas sifat pengecut saya! Sebenarnya saya sudah lama ingin mengaku kepada Anda, sebagai bentuk penebusan atas kelambatan ini, ras Blood Elf bersedia menyumbangkan putri tercantik kami sebagai ganti rugi atas kecelakaan itu!”
Liu Zhenhan terdiam selama setengah hari, lalu tertawa terbahak-bahak melihat keluguan Yang Mulia Pangeran ini.
Memang, jika Bloody Mary benar-benar sudah menyebar di Feilengcui, dalam dua bulan lebih pasti sudah muncul efeknya. Tidak mungkin tidak ada reaksi sama sekali. Sekarang saya dan burung beo sama-sama baik-baik saja. Dengan kecerdasan Pangeran Moore ini, tentu dia sudah tahu perangkap yang saya buat sudah terbongkar.
Tapi Liu Zhenhan tetap tidak menyangka, dia bisa santai melupakan masalah ini seperti angin lalu. Mentalnya benar-benar luar biasa.
“Tuan Richard, kami ras Zhuoer juga bersedia mempersembahkan perawan tercantik untuk memperoleh persahabatan Anda.” Ibu Pemimpin Youyue'er menyela dengan oportunis.
“Lalu bagaimana rencana kalian menangani Bangsa Iblis?” Liu Zhenhan langsung menanyakan intinya tanpa basa-basi.
Pangeran Moore dan delapan ibu pemimpin bersama-sama memandang Lao Liu dengan terkejut, dengan kelicikan mereka, ekspresi yang terekspos seperti ini dapat dibayangkan betapa terkejutnya hati mereka.
"Bangsa iblis itu apa?" Setelah beberapa saat, Pangeran Benitez tersenyum dengan merendahkan, para ibu pemimpin lainnya juga ikut tersenyum malu-malu.
"Kalimat ini aku suka!" Liu Zhenhan terkekeh: "Pertanyaan terakhir! Kapan kalian benar-benar akan mundur dari bawah tanah? Bangsat! Jika terus merampok bahan pangan seperti ini, kepada siapa lagi aku harus menagih upeti?"
"Dunia bawah tanah adalah zona penyangga strategis besar, Anda paham, kami juga paham!" Pangeran Benitez tertawa terbahak-bahak: "Tuan Richard, jangan-jangan Anda ingin menelan seluruh tiga lapisan benua bawah tanah sendirian? Nafsu Anda takkan sebesar itu kan?"
"Nafsuku lebih besar dari yang kau bayangkan, Yang Mulia Pangeran." Liu Zhenhan tersenyum sinis: "Aku benar-benar akan melahap dunia bawah tanah sendirian! Mau apa? Kau tidak suka?"
"Selama ini kami sudah memiliki pemahaman awal tentang Benua Aigean, sepertinya belum ada negara yang jumlah pasukan udaranya bisa menyamai sepersekian milik kami Elf Jatuh." Pangeran Benitez melirik Tuan Tanah Feilengcui: "Penyihir darah kami melalui ritual 'Pujian Bulan Darah' sudah naik satu tingkat! Kami Moore juga memiliki Pasukan Pengawal khusus bernama Prajurit Pemecah Mantra! Bangsa Zhuoer memiliki Prajurit Hutan Terlatih khusus sejak kecil, komposisi militer seperti ini, tidak buruk kan?"
“Kami Zhuoer juga telah membangun perjanjian aliansi ofensif-defensif dengan klan Naga Hitam Neraka. Dibandingkan dua Kota Naga besar, kami para Elf Jatuh ini jelas lebih dipercaya oleh Naga Hitam Neraka!” Ibu Pemimpin Youyue'er berkata dengan santai: “‘Saling menjaga dan membantu’ - peribahasa kuno ini, bagi para penduduk bawah tanah, baru bisa dipahami setelah datang ke permukaan.”
Amarah yang membara menggelegak dalam hati Liu Zhenhan, namun raut wajahnya tetap sempurna menutupinya.
Dua kalimat yang baru saja diucapkan Yang Mulia Pangeran dan Ibu Pemimpin ini mengandung makna tersirat yang jelas: jangan lupa ada dua belas ekor Naga Hitam, jangan bermimpi mengambil keuntungan!
Dua belas ekor naga sebenarnya bisa membuat Elf Jatuh Lucerne mendapatkan persahabatan di negara mana pun di Benua Aigean, tapi tidak mungkin terjadi pada Liu Zhenhan!
“Jika bisa mendapatkan sekutu yang kuat, itu akan menjadi kehormatan seumur hidup kami.” Ibu Pemimpin Youyue'er melayangkan pandangan genit ke Lao Liu: “Dengan keikutsertaanmu, kami jadi lebih tenang! Dunia bawah tanah cukup luas, pasti cukup untuk dibagi!”
“Bagaimana jika aku menolak?” Liu Zhenhan balas bertanya sambil tersenyum.
Pangeran Benitez menepuk tangan pelan, tirai kamar kecil di kedua sisi aula rapat terbuka serentak. Seorang anak dan orang tua muncul bersamaan.
Bab 382: Hanya Selangkah Lagi Menuju Hongmen
Dari sepasang tua-muda ini, Liu Zhenhan hanya mengenal satu.
"Pria tua berbaju jubah hitam, di balik wajah yang jujur tersembunyi pandangan mata yang angker, siapa lagi kalau bukan pemimpin Naga Hitam Neraka Ronaldinho?"
Tapi yang lebih menarik perhatian Liu Zhenhan adalah bocah itu.
Kekuatan elemen pada tubuh anak ini sudah jauh melampaui Naga Hitam Neraka Ronaldinho level empat ini, jauh sekali.
Bocah itu mengenakan jubah penyihir merah besar, tinggi badannya seperti anak 12-13 tahun tapi posturnya kekar bagai jamur besar. Pupil matanya dipenuhi darah beku yang mengingatkan pada petunjuk kasus pembunuhan malam hujan. Dua sayap hijau yang menjulang di punggungnya menyerupai jas ekor burung usang milik Tuan Jabbar kepala pelayan penguin yang terselip di dasar peti. Seluruh penampilannya memancarkan kesan aneh dan angker yang tak terdefinisi.
"Benar-benar bayi darah Berbual B!" desis Liu Zhenhan kagum. Sebagai Penyihir darah Santo, jika sampai tak bisa mengenali getaran kekuatan magis bayi darah, Lao Liu pantas dicopot mahkota level santo aliran darahnya yang megah itu.
"Anda benar, ini adalah bayi darah Master Cantona sang jenius Moore - Master Xiro! Bisa dikatakan, Master Xiro adalah putra Master Cantona!" Putri Benitez tersenyum tipis: "Saat ini Master Xiro menjabat sebagai Ketua Asosiasi Sihir Kota Lucerne kami, khusus menangani pertempuran eksternal."
"Bayi darah Liu Zhenhan" ini sangat membekas dalam ingatan, karena Master Puskash pernah mengatakan bahwa dialah yang mewarisi "Xuepo Tuodu" dari Magister Darah Cantona. Selain itu, bayi darah ini sendiri merupakan hasil ritual darah dari monster tanah tingkat tinggi "Golandeng Gaodi Lougu", memiliki kemampuan bawaan untuk terbang dan menyelam ke tanah.
Sebuah "Xuepo Tuodu" milik Archmagister! Ini konsep seperti apa! Liu Zhenhan hanya membayangkannya saja sudah merasa gelisah dan panas.
Dengan mengandalkan "gudang kekuatan magis" raksasa bernama Xuepo Tuodu, ditambah sihir koktail yang bisa dikeluarkan secara instan khas bayi darah, bayi darah Xiluo ini benar-benar memiliki kekuatan tempur yang melampaui naga! Bagaimanapun juga, naga di bawah level empat hanya setara dengan Magister Sihir biasa, sedangkan dia mewarisi separuh kekuatan magis dari induk dan Magister Darah, plus telah melalui kultivasi mandiri selama lebih dari seratus tahun!
"Iskusmi!" Liu Zhenhan menaruh siku di meja bundar, tertawa terbahak-bahak dengan sombong ke arah Elf Jatuh: "Tuan-tuan, mengapa aku merasa seperti terjebak dalam perangkap? Sepertinya ada sekelompok orang yang sedang menungguku!"
“Tuan Tanah Richard, Anda sangat kuat!” Ronaldinho menyeringai sinis pada Liu Zhenhan: “Tapi jangan lupa, menurut yang kuketahui, saat ini Benua Aigean hanya memiliki tiga ksatria naga! Elf Jatuh Kota Lucienne ditambah klan Naga Hitam kami, seharusnya tak ada yang bisa menolak undangan baik kami di seluruh Benua Aigean!”
“Jika menolak, pertama-tama harus memiliki kesadaran, kesadaran untuk menumpahkan darah!” Suara bayi darah Xilo terdengar aneh, seperti kunci tanah liat menggesek perisai berkarat: “Kudengar Tuan Richard juga seorang maha darah, bahkan maha darah level saint. Buah tuo di otakmu itu sangat menarik!”
“Wah!” Liu Zhenhan tertawa getir, memandangi bayi darah ini seperti melihat idiot: “Dari nada bicaramu, sepertinya hari ini kau mengincar 'Buah Darah Tuo' di kepalaku ini?”
Bayi darah Xilo tersenyum lebar, memperlihatkan gigi kuning kehitaman yang bergerigi.
“Apa sebenarnya niat kalian?” Liu Zhenhan kembali menatap penuh canda pada Pangeran Benitez dan para ibu pemimpin gelap: “Di balik dua tirai itu pastinya menyembunyikan pasukan bersenjata tajam? Kok aku merasa hari ini seperti domba masuk mulut harimau?”
“Saya tidak ingin berkonflik dengan Anda, Tuan Richard yang terhormat. Yang kami inginkan hanyalah berbagi dunia bawah tanah bersama Anda, permintaan ini tidak berlebihan!” Ibu Pemimpin Youyue'er menjawab: “Selain itu, harap kembalikan mahkota tujuh lapis emas Ratu Elf Gelap kepada kami suku Zhuoer! Zhuoer yang bersembunyi di gua stalaktit bawah Hutan Salib Selatan, akhir-akhir ini telah kembali ke suku kami! Untuk perbuatan buruk yang Anda lakukan sebelumnya, kami juga tidak berniat mempermasalahkannya, biarlah berlalu. Tapi mahkota tujuh lapis emas adalah simbol kami, ini harus kami minta kembali.”
“Membagi dunia bawah tanah? Mengembalikan mahkota tujuh lapis emas kami? Hoho...” Liu Zhenhan menatap ibu pemimpin ini sambil menahan tawa, hatinya tersadar: Tidak heran usia dan jumlah Pohon Perang berubah, ternyata sisa-sisa Elf Gelap yang menduduki lubang "Mata Air Kehidupan" muncul dari Ngarai Obsidian!
“Apakah dua permintaan ini sulit bagi Tuan Richard?” Ibu Pemimpin Youyue'er berkata dengan wajah dingin: “Saya rasa saya harus menasihati Anda, nafsu sebaiknya disesuaikan dengan realita!”
“Begini saja, Ibu Pemimpin yang cantik.” Liu Zhenhan tertawa terbahak: “Saya tidak terbiasa bernegosiasi kerja sama di bawah paksaan!”
“Sudah saya duga Anda akan berkata begitu.” Ibu Pemimpin Zhuoer lainnya tertawa seperti gemerincing lonceng: “Kesombongan memang dosa terbesar kalian ras Bimon!”
“Kebijaksanaan Anda bisa menerangi sebuah toilet, itu pun toilet pria!” Liu Zhenhan memujinya dengan sikap gentleman. Ucapan ini membuat wajah Ibu Pemimpin Zhuoer memerah karena marah.
“Tampaknya tidak perlu melanjutkan pembicaraan ini.” Bayi Darah Xiro berkata dengan nada sinis: “Sepertinya ada yang ingin menyumbangkan bokongnya sendiri, ini memang sesuatu yang tidak bisa ditolak!”
Delapan Ibu Pemimpin Zhuoer serentak membisu, mata mereka menatap tajam Liu Zhenhan dari balik meja.
Pangeran Benitez menundukkan pandangan, jari-jarinya yang panjang mengetuk-ngetuk permukaan meja bundar yang licin bagai cermin dengan irama teratur.
Liu Zhenhan menjawab dengan tindakan. Seketika tubuhnya terbungkus Zirah Tahta Es berkilauan, kapak perang bermata ganda Snowdonia sudah tergenggam di tangannya. Beberapa lapis "Tato Kekuatan" berputar-putar mengelilingi tubuhnya, helaian bunga es mistis menari-nari dari zirah kuno ke udara dingin.
Pemimpin Naga Hitam Ronaldinho dan Bayi Darah Xiro serentak mengubah ekspresi, maju selangkah. Para Ibu Pemimpin Elf segera bangkit dari kursi mereka, mundur selangkah.
Dua tirai yang menutupi bilik tergulung, dari dalamnya berdatangan puluhan Penyihir Pedang Moore, Penyihir, Kapten Ilmu Bela Diri Zhuoer, pendeta cantik pengguna cambuk berkepala ular, serta Penjaga Hutan Rimbun yang bertubuh kekar, prajurit Kurcaci Abu-abu, Dryad Hutan Rimbun, dan jenis prajurit Moore baru yang belum pernah dilihat Liu Zhenhan - mengenakan zirah sisik ikan dengan Perisai Menara Berbentuk Bebek dan gergaji bilah bulan.
Para prajurit Elf Jatuh ini memiliki pelipis yang menonjol tinggi dan langkah mantap.
Para Penyihir tampak tenang dengan tenaga magis yang melimpah.
Pemimpin mereka tak lain adalah Komandan Garrincha si Pemburu Malam dari pertempuran di Rawa Garam Hangus dunia bawah tanah dulu.
Suasana saat itu telah mencapai titik ketegangan yang hampir membuat sesak napas.
Sekuntum violet ungu dari pot bunga di sudut melayang ke tangan kiri Tuan Tanah Feilengcui yang bersarung tangan hitam. Jari-jari yang cacat mengentak, melesatkan bunga violet ungu yang terjepit di antara jarinya seperti kilat menembus kubah atap pohon yang tebal.
Dentuman "brak" bergema, bagaikan sumbat tong anggur oak tua yang dibuka. Kubah rumah pohon setebal setengah ren itu kini memiliki pilar cahaya yang menembus vertikal.
Sinar ini bukan hanya menerangi kegelapan, tapi juga bagaikan ember air es yang menyiram hingga ke tulang sumsum para Elf Jatuh yang hendak bertindak.
Tatapan di sekitar terpaku pada kelopak bunga ini. Setiap Elf Jatuh seakan tersengat listrik statis, gerakan dan pandangan mereka membeku serentak.
Hanya dengan sehelai kelopak rapuh bisa menimbulkan efek serangan seganas ini. Bayangkan jika yang digunakan adalah pedang atau pisau terbang...
Para prajurit Elf Jatuh mulai merasakan desiran ketakutan terhadap pria ini.
Saat "Jemari Memetik Bunga" mengguncang seluruh area, gelombang pola bunga teratai hitam tiba-tiba muncul di udara di depan Liu Zhenhan.
Delapan puluh prajurit gagah berbalut magma muncul secara misterius!
Di kepala prajurit-prajurit ini tumbuh tanduk banteng yang meliuk, tubuh raksasa mereka bagai banteng liar yang berjalan tegak. Masing-masing membawa perisai batu dan kapak batu, memancarkan aura kematian layaknya mesin perang "Golem Zirah Batu" - mereka adalah 80 Bimon Ymir yang tinggal di ruang arwah "Perisai Tuan Tanah Kematian". Sedangkan 8 Penjelajah Jiwa Suku Berbual yang bertugas memimpin, tentu memilih bentuk siluman khas arwah.
Geruin Tuan Tanah Pasang Surut, ular berkepala sembilan hantu, serta Kaisar Tengkorak Api Neraka - para algojo andalan ini pasti akan muncul.
Meski kekuatan tempurnya terbatas, sembilan kepala ular hantu yang menyemburkan hawa dingin maut dan dua belas mata tengkorak yang dipenuhi bola-bola api, pasti akan membuat orang yang pertama kali melihatnya terkejut. Adapun Tuan Tanah Pasang Surut yang setengah tengkorak setengah bersisik itu, tampak semakin mengerikan dan aneh.
Liu Zhenhan menggesekkan kapak tajamnya di armor Takhta Es, enam perisai cahaya hitam segera melayang di sekelilingnya. Disusul dua belas "Perisai Kilat" ditambah satu Putri Duyung elemen.
"Perisai Kilat" adalah perisai lagu perang instan yang dianugerahkan Mo'er ke dalam kristal sihir tanah milik Liu Zhenhan. Kini Liu Zhenhan memiliki satu kristal naga.
Para pendeta Feilengcui yang memiliki kristal sihir berkualitas tinggi, semua "Perisai Kilat" mereka dianugerahkan oleh Mo'er. Sejak menelan "Jade Blood Dan Qing", lagu magis "Penjaga Lordaeron - Perisai Kilat" yang dipanggil Mo'er mencapai rekor dua belas perisai yang belum pernah ada sebelumnya. Jaringan listrik padat yang membentuk perisai kilat itu terlihat nyata seperti benda fisik.
Semua Elf Jatuh kembali tercengang. Hanya dalam sekejap, antek-antek yang dipanggil Tuan Tanah Feilengcui jumlahnya hampir menyamai mereka. Ruang sidang yang luas ini tiba-tiba terasa sempit karena kehadiran dua kelompok besar tambahan.
Kepala suku Naga Hitam Ronaldinho dan bayi darah Xiluo masih terlihat acuh tak acuh, namun sorot mata mereka jelas telah berubah - kesombongan menghilang, digantikan oleh kehati-hatian.
Kewibawaan dan keluhuran Monster Tingkat Super takkan pernah merosot meski menjadi makhluk undead, ini adalah kebanggaan yang bersumber dari kedalaman jiwa! Baik ular berkepala sembilan Hydra, Geryon, maupun Tiran Mata Jahat yang kurang beruntung, kemunduran kekuatan takkan mengurangi kesombongan yang terasah dan terkumpul selama ribuan tahun!
Tuan Tanah Feilengcui bahkan lebih mencolok, di sekeliling tubuhnya setidaknya ada lebih dari 20 perisai magis yang mengitari.
Lebih dari 20 perisai magis! Proporsi yang sungguh mengerikan!
Di seberang meja konferensi oval yang jauh, mulut Pangeran Benitez menganga lebar seperti ikan yang sekarat.
Kepala suku Penjaga Pohon Cruyff juga bukan lawan main-main. Saat Liu Zhenhan menyelesaikan pemanggilan roh cincin pelayan perang, dengan selisih sepersekian detik dia juga menyelesaikan mantra terakhir yang dibacakan cepat. Di balik kilatan cahaya hijau, rumah raksasa dari kayu ini berguncang hebat, lalu 10 koala pohon setinggi 6-7 meter terlepas dari dinding kayu.
Tanpa terkecuali, 10 lubang berbentuk manusia muncul serentak di dinding kayu tebal, sinar matahari terang menembus kegelapan dalam melalui celah-celah itu.
Sepuluh ekor Koala Pohon raksasa memiliki otot-otot besar yang mengkilap, cakar tajam, dan taring yang mengerikan yang terbuat dari serat kayu terpilin. Perut mereka yang sangat lebar menyerupai gendang perang raksasa yang siap dipukul, benar-benar postur tubuh yang tahan pukulan, membuat para Penjaga Hutan Rimbun terpaku takjub.
Kepala suku Penjaga Pohon dengan santai membuka jubah daunnya. Gerakan ini terlihat agak tidak sopan seperti hendak buang air kecil, namun sebenarnya ia hanya menarik gagang kayu di pinggangnya dan melecutkan cambuk rotan sepanjang ular piton yang melilit di pinggangnya, menghasilkan suara pecutan keras di udara.
Cambuk rotan ini berwarna keemasan murni dengan panjang sekitar 20 meter, terbuat dari anyaman akar emas pegunungan. Tumbuhan merambat tua di pegunungan memiliki karakteristik umum - lentur seperti sisik naga dan keras melebihi logam ajaib.
Dengan postur tubuh Kepala suku Penjaga Pohon yang hampir menyamai Raksasa Langit, semua tahu konsekuensi menerima cambukannya!
Semua Elf Jatuh seolah dipukul gada, langsung layu. Perubahan ini terjadi secara tiba-tiba bagai serangan mendadak.
Sebagai keturunan campur Cenarius dan Dark Elf, Penjaga Hutan Rimbun juga memiliki kemampuan memanggil empat prajurit tanaman untuk bertempur. Namun pohon yang diubah Penjaga Hutan Rimbun harus berupa pohon utuh. Jika diameter pohon terlalu besar, mustahil dilakukan. Melihat ukuran rumah pohon balai sidang yang masif, Penjaga Hutan Rimbun menyadari betapa besar jurang perbedaan kemampuan antara dirinya dengan raksasa berbusana daun ini - bagai kecambah kacang hijau yang ingin menyaingi batang tebu dalam hal lingkar pinggang!
Dengan kecepatan pemanggilan mantra secepat ini, serta jumlah dan kekuatan prajurit tanaman yang dipanggil, setidaknya ini adalah kemampuan penyihir elf spesialis tanaman level Archmagister! Beberapa prajurit Hutan Rimbun menjulurkan lidah, ekspresi mereka membeku.
"Ya Tuhan!" Pangeran Benitez berubah pucat, menunjuk Kepala Suku Cruyff dengan suara gemetar: "Anda... Anda... Anda ternyata Raksasa Hijau?"
Raksasa Hijau konon merupakan satu-satunya keturunan Titan dari ras Raksasa yang ahli sihir tanaman, memiliki kecerdasan, pengetahuan, dan filsafat yang tak dimiliki raksasa lain. Legenda menyebut aset properti raksasa adalah postur tubuh besar nan kokoh, sementara Raksasa Hijau menambahkan pemikiran filosofis pada dasar tersebut. Alhasil, kemampuan sihir mereka lebih unggul! Meski demikian, keanehan pun ikut muncul!
"Jauh sebelum Elf Jatuh diasingkan ke dunia bawah tanah, Raksasa Hijau konon telah punah di Benua Aigean - Jika bukan karena alasan ini, mungkin para Elf Jatuh akan ditemani oleh Raksasa Hijau selama masa sulit mereka di bawah tanah."
Pangeran Moore tidak tahu tentang keberadaan Penjaga Pohon Entu di dunia ini. Kesalahpahamannya terhadap identitas Kepala Suku Kruyff sangat logis, dan keterkejutannya pun wajar.
"Benar! Aku adalah Raksasa Hijau!" Kepala Suku Kruyff telah berkomplot dengan tuan tanah untuk memainkan pantomim. Mengaku sebagai Penjaga Pohon sama sekali tidak diketahui oleh Elf Jatuh ini, lebih baik menggunakan gelar gemilang ras Raksasa untuk menakuti mereka.
"Raksasa Hijau yang dikabarkan memiliki kemampuan sihir terhebat memang luar biasa lincah!" Hati para Elf Jatuh serasa diremas-remas.
Namun yang lebih membuat mereka ciut nyali adalah tuan tanah Bimon ini. Si ini tampaknya menjadi jauh lebih kuat dibanding saat di dunia bawah tanah, perubahan besar ini terlihat dari pengawal bayaran dan perisai magisnya.
Dalam ruang terbatas, begitu serangan sihir kilat dimulai, jumlah perisai magis langsung menentukan hidup-mati. Dengan segudang perisai magis yang dimiliki Tuan Tanah Feilengcui ini, bahkan jika dua belas Naga Hitam Neraka menyerangnya bersamaan, mustahil bisa membunuhnya seketika!
“Benar-benar aneh, tadi kalian begitu berisik, kenapa sekarang malah diam?” Liu Zhenhan bertanya: “Masih mau bertaruk atau tidak? Kalau tidak, aku pulang!”
“Sungguh sekumpulan bego level dewa!” Burung beo kecil yang tubuhnya tertutup daun bambu hijau mencibir bangga, sementara Guo Guo tertawa terbahak-bahak tanpa beban.
“Ilmu sihir level begini mau menakuti siapa?” Xiro Bayi Darah yang masih hijau tak takut akan bahaya, menatap Liu Zhenhan dengan mata berapi sambil membalas provokasi dengan provokasi.
“Wah!” Liu Zhenhan menyeringai: “Dasar telur kecil, biar laozi yang…”
“Tunggu dulu!” Pangeran Blood Elf segera bangkit menghalangi pertarungan yang nyaris pecah.
Liu Zhenhan menatap Pangeran Benitez sambil tersenyum tanpa sepatah kata.
“Richard, ‘Xuepo Tuodu’ di otakmu memang sangat memikat, aku tidak akan menyembunyikan hal ini! Menurutku semua penyihir pasti menginginkan Tuodu ini!” Ekspresi Pangeran Blood Elf tulus bagai pria terhormat yang jujur dan teguh: “Tapi setelah dipikir-pikir, aku tetap ingin meraih persahabatanmu!”
Lao Liu hampir mati ketawa.
“Kami Elf Jatuh yang menetap di permukaan tidak berniat bermusuhan dengan tetangga kuat, musuh abadi kami adalah Elf permukaan, bukan Bimon kalian!” Pangeran Benitez melanjutkan pidatonya dengan serius: “Karena itu, kuharap kau bisa menerima proposalku sebelumnya, kita bagi rata tiga lapis benua bawah tanah!”
"Yang Mulia Pangeran awalnya berniat menyerang bagian vital Richard! Dan ide ini pasti sudah lama mengendap!" Liu Zhenhan menyembunyikan senyumnya, sudut bibirnya menyeringai pahit: "Dengan bantuan dua belas Naga Hitam Neraka dan satu Penyihir Besar Bayi Darah, ditambah ras Elf Jatuh yang seluruh rakyatnya bisa menjadi tentara - di seluruh Aiqin, kekuatan kalian Elf Jatuh sudah setara dengan Kekaisaran manusia terkuat! Jika ditambah mutiara suci dari unta, keperkasaan kalian akan membuat semua gentar! Jika aku jadi kalian, pasti juga akan merencanakan ini!"
"Di mana-mana!" Yang Mulia Pangeran merendah.
"Hanya saja kalian meremehkanku, dan persiapan kalian kurang matang karena terburu-buru waktu!" Liu Zhenhan tertawa terbahak: "Tapi ini keberuntungan kalian! Jika benar-benar melakukannya, bukan aku yang binasa, tapi kalian yang akan hancur!"
"Apakah kau terlalu menganggap tinggi dirimu sendiri?" Kepala Suku Naga Hitam Ronaldinho merasa muka mulai memerah.
"Angin kencang pun takkan membuat lidahmu terpelintir." Bayi Darah Xiro juga tersenyum sinis.
"Jangan lupa di luar ada 38 ekor raksasa dewasa kami! Jika mereka membakar dan membantai di Kota Lausanne, aku jamin kota ini akan menjadi reruntuhan total!" Ancaman Kepala Suku Kruyff seperti kebenaran mutlak, karena kebenaran memang selalu telanjang.
“Hulk. Meski kau kuat, jangan lupa bahwa ras kami masih memiliki sebelas ekor naga dewasa! Kota Lucerne juga memiliki pasukan Elf Jatuh yang tak terhitung jumlahnya!” Kepala suku Naga Hitam Ronaldinho tak mau kalah, berbalas sindiran.
“Kalau sudah terang-terangan begini, ancaman semacam ini masih efektifkah?” Penjaga Pohon Kepala suku tersenyum sinis: “Jika benar ingin berperang, mari kita bertempur sekarang! Akan kuperlihatkan padamu bahwa meski naga kuat, mereka bukan tak terkalahkan!”
“Kepala suku!” Liu Zhenhan meletakkan Kapak Perang Chevroline di meja bundar, menyilangkan lengan sambil menatap sekeliling. Pandangannya akhirnya tertuju pada Ronaldinho, “Masalahnya mereka juga tidak punya dua belas naga! Lihatlah, setelah kuperiksa lama, hanya kutemukan satu naga level empat!”
“Iskusmi! Richard, apakah kau anggap formasi ini kurang kuat?” Penjaga Pohon Kepala suku tertawa terkekeh.
“Tentu saja. Aku dan peliharaanku memiliki telepati. Selama Yang Mulia Pangeran dan Ibu Pemimpin tak bisa mengatasiku, dalam waktu singkat peliharaan magis naga periku akan datang dengan pasukan udara! Saat itu, Kota Caiyu pasti juga akan terseret!” Liu Zhenhan bersiul bangga: “Yang tak punya sandal tak takut pada yang bersepatu! Aku pribadi sangat menantikan pertempuran ini!”
“Anda benar-benar tidak memiliki kualifikasi dan kesadaran politikus sama sekali, mengapa harus berbicara begitu pasti?” Putri Moore melihat Tuan Tanah Feilengcui sambil menggelengkan kepala dengan senyum getir: "Baiklah Richard, aku akui, aku tidak ingin berperang denganmu."
"Cukup! Anda hanya tidak ingin terlalu cepat berperang denganku!" Liu Zhenhan dengan kasar memotong ucapan Yang Mulia Pangeran: "Aku benar-benar meremehkan kalian Elf Jatuh, nafsu kalian bahkan lebih besar dariku."
"Tanpa keuntungan yang cukup, takkan ada yang mau memulai perang sia-sia, apalagi sekarang kami Moore dan Zhuoer harus memperhatikan banyak saingan potensial." Pangeran Benitez tersenyum penuh makna: "Richard, mari kita bersekutu! Ini menguntungkan semua pihak. Jika kamu bersikeras ingin memonopoli dunia bawah tanah, itu berarti menantang batas kami!"
"Memonopoli dunia bawah tanah?" Liu Zhenhan tersenyum getir: "Yang Mulia Pangeran, apakah Anda benar-benar mengira aku punya kemampuan itu?"
"Dengan ucapan Anda itu, segalanya jadi lebih mudah!" Pangeran Benitez mengangguk: "Menurutku jika kedua pihak bisa lebih tenang, kita pasti bisa menemukan titik temu. Berdebat hanya demi harga diri sungguh tak berarti! Di sini, atas nama karakter serakah bawaan kami Elf Jatuh, aku dengan tulus meminta maaf dan memohon pengampunan Anda."
"Aku juga meminta maaf atas kecerobohanku." Liu Zhenhan juga menunjukkan ekspresi tulus.
Dua orang munafik ini secara serentak mengutuk dalam hati.
Bab 383 Domba Masuk ke Mulut Harimau
Ini benar-benar kunjungan yang canggung.
Meskipun hampir terjadi konflik terbuka, hasil akhirnya masih cukup memuaskan, setidaknya di permukaan.
Para Elf Jatuh tidak mendapatkan krisopras darah level saint, namun dengan kekuatan yang luar biasa mereka memaksa Tuan Tanah Feilengcui menyerah dan menyetujui pembagian kue besar dunia bawah tanah.
Di sisi lain, Tuan Tanah Bimon Feilengcui sepertinya tidak dirugikan. Pernikahan politik yang diusulkan Elf Jatuh pada dasarnya adalah memberikan dua wanita cantik Zhuoer dan Moore sebagai mainan ranjang bagi sang tuan tanah - sebuah hadiah sempurna bagi pezina terkenal di Padang Rumput Donau bahkan seluruh Benua Aigean.
Tidak ada suku yang rela memberikan wanita cantik mereka untuk dinodai ras asing, termasuk Elf Jatuh. Namun mereka terpaksa melakukannya.
Belum lama menjejakkan kaki di dunia permukaan, Elf Jatuh sudah berambisi mencaplok Elf dan Raksasa di Pegunungan Bering dan Hutan Salib Selatan - bukti nyata ambisi besar mereka!
Sebenarnya Elf Jatuh tidak takut perang. Gairah mereka terhadap perang dan pembantaian tak tertandingi oleh ras mana pun. Dengan pasukan reguler 700.000 prajurit dan angkatan udara raksasa yang mampu menutupi langit, mereka memiliki modal tempur yang sangat kuat di Benua Aigean.
Selain 800 Ksatria Kelelawar Raksasa dan Blood Mage yang bisa terbang menggunakan bayi darah, Elf Jatuh memiliki 160.000 pasukan udara manusia elang-banteng, total 160 resimen udara! Jumlah pasukan udara ini hampir menyamai gabungan pasukan udara Bimon Bordir dan Bangsa Iblis di era Perang Dewa dan Iblis!
Negara mana di Benua Aigean yang bisa memelihara pasukan sebesar ini dengan dasar populasi 3 juta?
Selain Elf Jatuh, tak ada yang bisa!
Karena hanya ras terdegenerasi di dunia bawah tanah yang tidak mengalami tiga perang dunia!
Karena hanya ras terdegenerasi di dunia bawah tanah yang tidak memiliki pemangsa alami, sehingga bisa berkembang biak sebebasnya!
Karena hanya di dunia bawah tanah terdapat manusia gua yang pengecut!
80 juta Manusia Gua Batu Rahang berarti 80 juta budak dan tak terhitung lumbung pangan gratis. Karena inilah Elf Jatuh dan suku-suku bawaannya selama ribuan tahun, semua orang menjadikan perang dan pembantaian sebagai pekerjaan, sama sekali tidak berproduksi!
Keunggulan seluruh rakyatnya bisa menjadi tentara ini, praktik barbar mempertahankan perang dengan perang dan mendirikan negara dengan senjata, hanya cocok bertahan di dunia bawah tanah - jika di dunia permukaan yang menganut hukum yang kuat memangsa yang lemah, taktik tukang tawar-menawar yang ulung ini sama sekali tak bisa diterapkan. Jangan bicara tentang ras keras kepala seperti Bimon atau manusia, bahkan ras kurang kemampuan tempur seperti Hobbit Setengah Manusia pun tahu mengambil senjata dan berani bertarung saat menghadapi kura-kura berekor bintang yang kuat! Oleh karena itu, bagi Elf Jatuh, dunia bawah tanah yang merupakan lumbung pangan dan basis budak ini penting seperti urat nadi kehidupan!
Begitu kehilangan dunia bawah tanah, mereka harus memikirkan sandang-pangan-papan - sebuah struktur sosial membutuhkan pedagang, petani, penggembala, tukang sapu jalanan, hingga pengangkut tinja; tanpa keunggulan tidak berproduksi dan seluruh rakyat jadi tentara, Elf Jatuh yang memerah pantat karena malu pun paling hanya bisa mempertahankan 100.000 pasukan reguler. Lebih dari itu, struktur produksi sosial akan kolaps total.
Demikian pula, jika bisa menguasai urat nadi dunia bawah tanah ini, dengan tiga benua bawah tanah dan ruang tiga dimensi dari sumur tangga bawah tanah yang tak terhitung, bukan hanya 700.000 pasukan Elf Jatuh saat ini, bahkan jika dilipatgandakan sepuluh kali pun, Manusia Gua Batu Rahang di dunia bawah tanah tetap bisa menopangnya!
Alasan utama para Elf Jatuh menahan diri dan mengalah dalam keputusan terkait Tuan Tanah Feilengcui adalah mereka ingin lebih dulu menghabisi para Elf dan Raksasa di Pegunungan Bering serta Hutan Salib Selatan. Jika mereka bisa mencerna tambahan 10.000 hingga 20.000 Elf dan Raksasa, dengan keunggulan sistem seluruh rakyatnya bisa menjadi tentara, Kota Lucien akan langsung bisa membentuk pasukan super. Meski belum bisa menguasai dunia, setidaknya mereka bisa menjadi penguasa regional yang merdeka!
Sejujurnya, jika bukan karena ingin membeli waktu untuk berkembang...
Jika bukan karena pijakan mereka belum stabil...
Jika bukan karena kekhawatiran akan membuka kekuatan terlalu dini dan menjadi sasaran umum...
Jika bukan karena opini internal yang belum bersatu...
Jika bukan karena kekhawatiran akan kekuatan Kerajaan Bimeng...
Tanpa semua "jika" ini, para Elf Jatuh sudah membunuh Tuan Tanah Feilengcui dan meratakan Bukit Merah!
Tetangga dekat dengan kekuatan dahsyat dan ambisi menggebu seperti ini, siapapun yang berdekatan pasti akan menjadi ancaman!
Lagipula, Elf Jatuh tidak membutuhkan tetangga - yang mereka butuhkan hanyalah budak!
Liu Zhenhan bahkan lebih tertekan daripada Elf Jatuh. Amarahnya hampir membuat paru-parunya meledak. Pengalaman ini memberikan pelajaran hidup baru baginya.
Baru hari ini Lao Liu menyadari betapa sombongnya dirinya sebelumnya! Hingga kini, barulah ia paham betapa dalamnya kelicikan, betapa liciknya karakter, dan betapa besarnya kekuatan para Elf Jatuh yang bahkan tak pernah ia anggap remeh!
Awalnya ingin menggunakan postur gagah 38 Raksasa Buddha untuk menakuti Elf Jatuh ini, agar mereka cepat-cepat minggat dari bawah tanah. Sekarang ketika diingat lagi, pikiran itu benar-benar kekanak-kanakan, absurd, dan menggelikan sampai tingkat ekstrem!
Liu Zhenhan merasakan belakang kepala-nya dingin whoosh.
Bukan karena pengalaman kali ini, dia hampir lupa bahwa di otaknya masih ada sebuah "Xuepo Tuodu" — Jika Penyihir diumpamakan sebagai senjata api, maka "Xuepo Tuodu" ini adalah magazen serbaguna yang kompatibel dengan berbagai kaliber, peluru tak terbatas! Cukup untuk membuat siapapun mempertaruhkan nyawa!
Yang lebih membuatnya kesal adalah kemampuan Elf Jatuh "berpura-pura seperti Pigge makan Taiyi". Akting mereka sudah mencapai tingkat sempurna — sambil tersenyum manis, niat membunuh sudah mengendap, tinggal menunggu isyarat gelas dilempar untuk menghabisi nyawa. Kejadian "Bloody Mary" sebelumnya bisa lolos kebetulan. Kali ini juga, jika bukan karena sudah mengumpulkan perlengkapan Tuan Tanah Kematian dengan pasukan roh cincin, jika bukan karena sihir tanaman Penjaga Pohon Kepala Suku Kruyff yang luar biasa, jika bukan karena sihir bunganya sendiri yang menggentarkan Elf serakah ini, mungkin hari ini benar-benar akan terjadi pertempuran besar memperebutkan "Xuepo Tuodu".
Dengan keikutsertaan Black Dragon Neraka, Liu Zhenhan sama sekali tidak punya keyakinan penuh bisa evakuasi aman dalam pertempuran kacau!
Naga Hitam Neraka! Jancuk! Liu Zhenhan semakin pusing memikirkannya, dua belas ekor Naga Hitam Neraka dewasa saja sudah menakutkan, apalagi jika itu dua belas ekor Naga Hitam muda!
Sihir elemen api diakui sebagai NO1 dalam sihir penghancur area, sedangkan makhluk puncak dari monster api justru adalah Naga Hitam Neraka!
Naga dari elemen mana pun tidak bisa mengklaim bisa menghancurkan kota dengan mudah, tapi bagi Naga Hitam Neraka, ini bukanlah omong kosong!
Napas Naga yang dikeluarkan secara instan "Rantai Api Neraka" dari Naga Hitam bahkan bisa membakar batu. Jika dua belas Naga Hitam menyerang bersama, membakar sebuah kota sama mudahnya seperti memungut rumput sambil membungkuk atau memegang siput dengan sepuluh jari - kekejaman sihir api terletak di sini. Begitu api besar menyala, nyala api bisa menyebar sendiri melalui bahan mudah terbakar, memberi keuntungan lebih dibanding sihir elemen lain!
Naga Aigean selalu hidup menyendiri dan sangat angkuh, bahkan pasangan naga pun biasanya hidup terpisah. Kemunculan tiba-tiba Naga Hitam Neraka yang suka berkelompok ini bagaikan pedang tajam yang menggantung di atas kepala ras-ras lain. Semut yang bersatu saja bisa memburu ulat, apalagi naga? Lebih parah lagi, dua Kota Naga besar Pelangi dan Bintang Fajar sudah kewalahan menghadapi Invasi Bangsa Iblis, mana ada tenaga lagi untuk mengusir klan Naga Hitam kembali ke bawah tanah?
Liu Zhenhan semakin merenung semakin merasa ngeri. Jika bukan karena raksasa berkaki lumpur yang dibawanya dari gurun, Feilengcui akan menjadi hidangan asin berkepala besar bagi Elf Jatuh! Sikap rendah hati dan toleransi yang mereka tunjukkan sebelumnya, baru hari ini terlihat sebagai senyuman menyembunyikan pisau, menyembunyikan kemampuan!
Bagaimanapun, pendeta mungkin kabur tapi kuil tetap ada. Tanpa kejadian tak terduga, begitu Elf Jatuh menyelesaikan semua urusan, hutang ini akan segera ditagih berlipat ganda!
Liu Zhenhan menyadari dirinya benar-benar memperburuk keadaan. Melepaskan musuh yang terdegenerasi ini ke dunia permukaan sama saja memberi mereka kesempatan perkembangan yang tak terbayangkan selama ribuan tahun. Kondisi langit, bumi, dan manusia semuanya menguntungkan mereka. Tak heran mereka begitu percaya diri! Bahkan Bangsa Iblis pun meremehkan!
Jika dulu bukan karena angsa tua (Mourinho) yang mengacau, pasti tidak akan ada begitu banyak masalah sekarang! Liu Zhenhan hampir terkena edema paru karena marah. Meski "Nyanyian Pelarangan Langit" suku Smyer adalah pemangsa alami angkatan udara, secara realistis, kemampuan manuver cepat pasukan udara tak mungkin sepenuhnya dikendalikan oleh Smyer yang hanya berjalan dengan dua kaki di darat.
Liu Zhenhan tak mengerti bagaimana Murinio yang biasanya cerdik bisa membuat keputusan bodoh seperti itu. Jika Elf Jatuh dibiarkan di Dataran Carimodo dan dikendalikan oleh negara manusia, pasti lebih baik! Sekarang tugas sialan ini hanya bisa diselesaikan oleh Feilengcui dan Kota Caiyu.
Meski penuh kebencian, formalitas permukaan tetap harus dijaga. Setelah berunding dengan Ibu Pemimpin Dark Elf dan Pangeran Moore di Kota Lucerne mengenai waktu pernikahan dengan dua gadis persembahan, Liu Zhenhan secara halus menolak undangan makan siang mereka dan pulang dengan wajah tertunduk.
Ini merupakan kegagalan pertama Lao Liu sepanjang sejarah. Semua target yang direncanakan gagal: tidak hanya gagal mengusir Elf Jatuh dari bawah tanah, malah terkejut melihat kekuatan mereka. Rencana memanggil Pohon Perang menjadi Ent muda pun kandas total.
Sebenarnya dua tujuan tersebut bukan masalah besar. Dengan karakter licik Lao Liu dan kekuatan Feilengcui saat ini, selama ada kemauan, pasti akan terwujud cepat atau lambat.
Namun dari percakapan dengan Elf Jatuh, diketahui bahwa sisa-sisa Dark Elf yang bersembunyi di Lembah Heijing telah kabur seluruhnya ke Kota Lucerne. Ini benar-benar pukulan telak bagi Lao Liu! Seperti beban yang tak tertanggung dalam hidup!
Belakangan ini Lao Liu sedang mengincar "Mata Air Kehidupan" yang setetesnya bisa mempercepat pertumbuhan tanaman selama sepuluh tahun. Kini Pohon Perang di Kota Lucerne bertambah dari 16 menjadi 20 pohon, usia mereka dari 10.000+ tahun menjadi mendekati 20.000 tahun. Diduga "Mata Air Kehidupan" sudah habis. Tanpa itu, Feilengcui tidak bisa menanam labu minyak secara masif. Tanpa labu minyak, mustahil melakukan serangan udara! Tanpa serangan udara, bagaimana bisa mengintimidasi Bangsa Iblis?
Ini benar-benar menyiksa Lao Liu! Melihat ekspresi muram sang tuan tanah, seluruh penghuni Feilengcui menjadi sunyi senyap, bahkan berbicara pun dilakukan dengan suara pelan.
Baru ketika senja tiba, Tang Beierjina, Fei Wenli, dan keempat saudara dari keluarga Hosea datang bermain ke Feilengcui sambil membawa pulang Ershao dan Sanshao, barulah wajah masam Liu Zhenhan pecah oleh senyuman.
Setelah sekian lama tak bertemu, Ershao semakin tampak seperti mutiara terukir, sedangkan Sanshao meski semakin gembul tetap menggemaskan. Lao Liu memeluk mereka erat sambil menciumi pipi gemuknya, dua "bangsat kecil" ini bahkan membawa pulang sekantong besar camilan khas Barat Daya yang membuat Guo Guo dan burung beo kecil makan dengan suara "basyah-basyah".
Sanshao ternyata mewarisi sifat licik ayahnya yang tak bermoral. Diam-diam ia mencuri cincin permata besar milik Murinio dan memberikannya kepada Kepala suku Andulan. Sang naga tua pun menangis haru, merasa terhibur di usia senjanya.
Karena berbagai urusan telah selesai, Yitiao tidak membawa banyak orang saat kembali ke Timur. Ning Yu tetap tinggal, begitu pula anak babi Katyusha yang enggan meninggalkan Feilengcui. Hari ini melihat si cantik angsa yang dulu paling dekat dengannya datang, babi kecil itu mengibaskan ekor gemuknya sambil berlari kencang dan melompat ke pelukan si cantik angsa dengan kecepatan yang tak terduga.
Lili dan Nini terlihat sama persis, namun saat masuk, Gorini berjalan di depan. Anak babi yang menerjang ini benar-benar salah sasaran. Hanya terdengar teriakan Lili yang mampu mengangkat Bukit Merah, tubuh lembutnya yang menggairahkan sudah dicium kasar oleh Katyusha. Busana pendeta bukanlah baju zirah ksatria, melainkan jubah sutra mewah. Ciuman sang anak babi ini benar-benar mewarisi gaya ayahnya. Gorini merangkul dadanya, langsung jongkok di tanah dan menangis malu.
Liu Zhenhan menggosok-gosok tangannya gembira. Kecuali Helen dan Mo'er yang masih membersihkan kekacauannya di Weisisipang, hari ini bisa dibilang reuni keluarga yang langka.
Kepala suku Andulan bahkan lebih bahagia. Seperti dugaannya, Pangeran Muda Elf Mari langsung menyukai "Cincin Belenggu Neraka" yang bisa memanggil empat penjaga Ular Berapi Berbulu. Tentang menjadi Pelayan Istana Musim Panas, bahkan tidak sempat menolak sebelum menyetujui.
Rencana balas dendam pada Murinio berhasil, membuat Kepala suku Andulan menikmati kepuasan diam-diam.
Tapi kemudian Tang Beierjina mengungkapkan fakta yang membuat sang kepala suku sangat frustrasi.
"Hosea sudah kembali ke barat daya. Sebelum pergi, dia berpesan agar Lili, Xiao Mai, dan Fei Wenli belajar lagu perang dan Tarian Perang di bawah bimbingan Yang Mulia Helen. Sedangkan Nini dan Mari akan bertugas sebagai pengawal pribadi Yang Mulia Helen sekaligus berlatih di Feilengcui!" Phoenix Es tersenyum manis sementara Kepala Suku Daikui wajahnya pahit seperti buah pare.
"Di Boluo!" Naga tua merasa sakit hati: "Ternyata tanpa mengeluarkan modal pun, Mari tetap bisa datang ke Feilengcui."
"Yang Mulia Phoenix Es, mengapa kali ini Mentor mengizinkan Lili dan Nini datang ke Feilengcui?" Liu Zhenhan sangat penasaran. Menurut logika, Murinio yang selalu berhati-hati seperti menjaga diri dari pencuri seharusnya tidak akan berani mengirim tiga putri cantiknya ke Feilengcui. Bukankah ini seperti Liu Zhenhan membawa kepala bertuo du, membuang kemampuan tempurnya sendiri dan memasuki kota yang dipenuhi penyihir darah jahat?"
“Richard, Hosea telah mengetahui kejadian di Oasis Yale dari Jenderal Bolban. Karaktermu sekarang telah membuat Hosea sepenuhnya lega. Dulunya dia memang memiliki prasangka padamu, tapi kini semuanya telah mencair.” Kata-kata Phoenix Es membuat banyak orang terkejut: “Hehe... Richard, Hosea bahkan menyuruhku meminta maaf padamu... Kau benar-benar memiliki hati yang seperti emas, hanya tertutup kegelapan tanpa sinar matahari, sehingga semua orang salah paham! Bertindak berdasarkan perasaan, berhenti sesuai norma, pantas disebut pria sejati!”
Tang Beierjina yang anggun mengacungkan jempol, matanya yang indah terus memancarkan kekaguman pada Liu Zhenhan.
Air mata masih menggantung di wajah Gorini. Mendengar ini, dia langsung malu-malu bersembunyi di pelukan adik angkatnya, Fei Wenli.
Liu Zhenhan hanya terdiam lama, tak bisa mengucapkan sepatah kata pun sebagai bentuk kerendahan hati.
Meski berani seperti Landak Batu, Liu Zhenhan tetap tak bisa menahan pipinya yang memerah karena malu.
Murinio memang salah menilai karakternya, seharusnya si angsa tua ini menganggapnya lebih buruk lagi!
Ada alasan mengapa Lili masih menjaga keperawanannya setelah semalaman bersamanya, dan tanda "Zhu Yan Xue" di lengannya tetap segar. Jika kebenaran ini diketahui Imam Utama Angsa yang menganggap karakter Lao Liu semurni emas, tuan tanah Bordir ini mungkin akan muntah darah dan tewas seketika.
“Kepala suku Andulan juga merasa aneh. Meski tidak tahu detail masalah ini, naga tua ini paling mengerti karakter Li Cha – hati Li Cha sejak dulu selalu seperti arang, sudah sehitam-hitamnya! Mana ada istilah hati sejati emas yang tertutup kegelapan? Apalagi bertindak berdasarkan perasaan tapi berhenti karena logika? Si Xiao Chusheng ini mana mungkin orang seperti itu?”
Tak disangka Mourinho yang cerdik sekalipun bisa dibohongi si licik ini. Kepala suku Andulan menggeleng-geleng penuh penyesalan.
“Li Cha, bolehkah aku tinggal sementara di Feilengcui untuk menemani Ershao dan Sanshao...” Tang Beierjina memiringkan kepala heran memandang Liu Zhenhan yang ekspresinya terus berubah-ubah, melihat sang lawan bicara tampak bengong, bertanya lagi dengan lemah: “Li Cha... Kalau kau merasa tidak cocok... Aku bisa tinggal di Kota Caiyu, setiap hari menjenguk Ershao dan Sanshao, bolehkan?”
Liu Zhenhan masih termangu.
“Li Cha...” Kepala Penjaga Pohon Kruyef mencolek punggung Liu Zhenhan dengan jarinya yang sebesar batang pohon, mengingatkannya soal tata krama.
“Oh... Tidak masalah! Aku tidak ikut campur!” Liu Zhenhan akhirnya sadar dari lamunannya.
Ning Yu bersama Daisy dan Nana juga telah kembali dari dunia bawah tanah, memeluk Ershao dan Sanshao dengan sukacita. Sanshao, si Xiao Chusheng ini, kembali memuntahkan beberapa jepit rambut ekor phoenix dari mulutnya, diam-diam memberikannya kepada tiga ibunya. Tubuh Shuangxue Piqiu si kecil ini, sama seperti Guo Guo, memiliki dua perut – benar-benar benda pusaka andalan untuk menyelundupkan barang.
Daisy dan Nana merasa putra mereka sangat berbakat, bahkan tahu mencuri harta karun untuk menghormati sang ibu bangsa naga. Mereka langsung menciumi anak itu berulang kali. Ning Yu tak tahan melihat urusan kotor ini, alis lentiknya naik, lalu menampar pantat mungil Xiao Chusheng. Sanshao terus mengusap-usap pantatnya, membuat Tang Beierjina di sampingnya kedutan mulut. Hatinya sakit tapi tak bisa ikut campur, benar-benar cemas.
Keluarga ini akhirnya berkumpul, tapi membuat Kepala Suku Penjaga Pohon Kruyff bingung diselimuti awan dan kabut. Sanshao yang mirip Shuangxue Piqiu raksasa bisa bicara bukan hal aneh, tapi panggilan kacau membuat Kepala Suku Kruyff tak bisa menemukan ujung pangkal.
Ershao dan Sanshao memanggil Richard "Ayah", memanggil Tang Beierjina Fenghuang Es "Ibu", juga Ning Yu, Daisy, dan Ruoerna "Ibu". Ini masih bisa dimaklumi, tapi mereka malah memanggil Gorini dan Gatanie "Kakak"...
Kepala Suku Kruyff bukan orang buta. Sejak masuk, ia melihat mata dua si cantik angsa itu seperti dilumuri madu menempel pada tubuh Richard...
Setelah diam-diam bertanya pada Kepala Suku Andulan tentang asal-usul kedua anak ini, Penjaga Pohon itu mengalami breakdown total. Hubungan etika keluarga ini yang ruwet dan kompleks benar-benar nomor satu di Aiqin.
Bab 384 Kasus Pemerkosaan yang Terjadi Setelah Mabuk
Angin malam membajak langit Feilengcui dengan siulan melengking, bagai ratapan yang menyayat hati.
Untuk merayakan kebahagiaan rahasia tertentu, Helen dan Mo'er juga ditarik kembali dari Weisisipang untuk berbagi kebahagiaan sang suami.
Mo'er membawa pulang 10 guci anggur Mugge untuk Liu Zhenhan, ditemukan di gudang anggur rahasia saat penggeledahan rumah Gubernur Timur Laut Rosenberg; Menurut adat kuno Bimon, anggur Mugge diminum sekaligus oleh ksatria penembus formasi lalu cangkirnya dihancurkan; Ramuan khusus dari tequila yang dicampur darah rusa ini memiliki efek magis untuk membangkitkan naluri liar paling purba.
Sepuluh guci anggur Mugge yang ditemukan di gudang rahasia Gubernur Timur Laut ini ternyata dicampur bukan dengan darah rusa, melainkan "darah perawan" dari gadis-gadis Suku Rubah.
Keluarga Del Rey tempat Gubernur Rosenberg berasal adalah keluarga bangsawan super yang berusia 2000 tahun. Konon dua milenium lalu, peramal besar Suku Monyet Noxadnarmas pernah memberitahu leluhur keluarga Del Rey: "Asal bisa mengumpulkan 'Sepuluh Ribu Kembang dalam Piala', keluarga Del Rey akan tercatat abadi dalam sejarah Bimon."
Dalam sejarah panjang Bimon, tampaknya hanya keluarga kerajaan yang berhak tercatat dalam sejarah, sementara Suku Rubah belum pernah melahirkan seorang raja pun.
Kentut Sang Peramal Noxadnarmas di era itu disamakan dengan kebenaran, sehingga Keluarga Del Rey sejak itu memiliki tradisi jahat: setiap kepala suku berusaha keras mendapatkan "darah perawan mahkota bunga" gadis rubah, memfermentasikannya menjadi anggur Mugge dan menyimpannya, berharap suatu hari bisa mencapai "piala seribu kecantikan", agar kejayaan keluarga mereka dikenang dalam epos.
Dari penyelidikan diketahui, Adipati Rosenberg juga baru-baru ini berhasil mengumpulkan "piala seribu kecantikan". Satu guci anggur Mugge mengandung darah perawan seribu perempuan rubah. Sepuluh guci anggur ini mengkristalkan pengorbanan tepat sepuluh ribu gadis suku rubah.
Ramalan Noxadnarmas ternyata akurat, Keluarga Del Rey memang tercatat dalam sejarah - namun bukan sebagai keluarga kerajaan, melainkan masuk dalam "Kitab Pegawai Licik". Kejahatan mengerikan membunuh Utusan Dewa Perang ini cukup untuk dikutuk selama ribuan tahun.
Helen dan Mo'er awalnya ingin menghancurkan sepuluh guci "piala seribu kecantikan" ini, tapi setelah berpikir panjang tidak tega melakukannya.
Kemampuan ras Suku Rubah hanya diwariskan ke perempuan. Mahkota bunga gadis rubah bisa menangkal efek buruk apapun. Anggur Mugge yang dibuat dari "darah perawan mahkota bunga" ini tentu juga memiliki khasiat ilahi.
"Penakluk seribu kecantikan, piala untuk ribuan kecantikan! Selain Raja Bunga, siapa yang pantas mendapat perlakuan seperti ini?" Kepala Suku Raksasa Buddha menggeleng-gelengkan kepala sambil memuji tak henti.
Liu Zhenhan yang awalnya dipenuhi kegalauan, tak bisa menahan rasa bangga karena gelar megah "Penakluk Seribu Kecantikan" dan "Piala Ratusan Pesona" ini.
Terbius pujian konyol dari Hao, ditambah arak monyet bikinan Kepala Suku Krooyef yang benar-benar lezat, Liu Zhenhan pun mabuk tanpa ampun.
Orang mabuk bukan lagi manusia. Liu Zhenhan mulai menenggak "Piala Ratusan Pesona" yang berharga seperti air putih, membuat Kepala Suku Andulan gemetar marah tapi tak kuasa berkata-kata.
Ia bahkan memukul meja dan menginjak bangku sambil memaki langit dan bumi. Mulai dari mencaci korupsi Kerajaan dan perpecahan kekuasaan; mengkritik pedas kebosanan dan keserakahan manusia; memarahi Bangsa Iblis bebal yang nekad datang ke Dataran Liar Donau; hingga memaki habis-habisan Elf Jatuh di Kota Lucerne.
“Bangsat B! Bilang habis menaklukkan Elf permukaan, akan mengirim seorang Putri Moore untuk ikatan pernikahan denganku! Jancuk semua perempuan dari seluruh klan Elf Jatuh!” Liu Zhenhan mengumpat sampai lidahnya mulai kaku, bahkan pandangannya mulai memudar: “Obisilachi! Tunggu mereka mengerahkan pasukan 15 hari lagi, Laozi langsung gempur sarang mereka! Apa itu 'matahari bawah tanah'! Iskusmi! Apa itu Pohon Perang? Sialan Elf Jatuh duluan beruang sialan! Satu pun jangan selamat! Lihat siapa yang lebih hebat, 13 ekor Naga Emas Berkepala Dua milikku atau Naga Hitam wilayah mereka!?”
Setelah menghujat Elf Jatuh, Liu Zhengan menghabiskan beberapa gelas lagi lalu mulai mencaci hina manusia kelelawar yang licik dan pengecut. Teriakannya mereda seperti lumpur yang ambruk di meja, sebelum digotong rombongan gadis cantik ke kamar tidur.
“Kapasitas minum Richard payah banget.” Kepala suku Kruyff bersendawa sambil menepuk perutnya: “Masakannya enak banget. Aku mau nambah lagi!”
Di samping Penjaga Pohon tua duduk ayah Ning Yu. Orang tua 80 tahun ini memiliki telinga tuli yang tak terdengar meski petir menggelegar. Meski suara Penjaga Pohon sudah keras, dia tetap tak mendengar, mengangkat mata buramnya bertanya: “Apaaaa... katakaaaa... tidak... dengar...”
“Kubilang, menantumu tidak tahan minum! Kok bisa mabuk?” Kepala suku Kruyff menaikkan volume suaranya, yakin meski tak bisa menyaingi teknik "Penyampaian Suara Ribuan Li" Penyihir Besar elemen udara, setidaknya sebanding dengan Raungan Singa Rhein.
“Apa～yang～kau～katakan～” Orang tua Moshao membentuk corong tangan di telinganya.
Kepala suku Kruyff menyeruput araknya. Ia sudah paham, orang tua ini masih satu marga dengan Kepala suku Andulan - bangsa naga, yang telinganya benar-benar tuli.
Kau pikir dia benar-benar mabuk? Kepala suku Andulan memutar-matanya ke arah Penjaga Pohon, dalam hati tertawa geli: Kalau benar mabuk, mana mungkin masih ingat bertanya apakah gereja akan lupa mengambil "sumsum darah" setelah membasmi manusia kelelawar?
Tidak semua orang memiliki kebijaksanaan sang naga tua. Setidaknya Jiskeibi percaya begitu.
Hati wanita Raksasa Buddha adalah matanya. Merasa kekasihnya mabuk sampai begitu rupa, si cantik teratai merasa semua bunga di meja pun tak lagi harum. Ia gelisah duduk-duduk.
"Pergilah menjaganya, orang mabuk perlu dirawat agar tak kena angin." Kepala Suku Raksasa Buddha Desaili tersenyum pada Jiskeibi: "Ini kewajiban dan tanggung jawab seorang istri, jangan kalah dari para nyonya lain."
Si cantik teratai segera bangkit, menggantung ujung rok sutranya, melompat-lompat seperti rusa kecil menapaki jalur setapak di Bukit Merah.
Kamar tidur tuan tanah adalah telinga patung dewa batu raksasa di tengah Bukit Merah. Lapisan tanah merah di tengah sudah lama dikeruk dan diperluas, sangat lapang dan terang. Tempat ini merupakan area terlarang di Feilengcui yang tak ada berani masuki, bahkan Gatanie pernah merasakan akibatnya di sini.
Di tangan Jiskeibi tergenggam baskom perak berisi air bersih dengan bola es dan handuk putih salju. Dengan sopan dia memberi jalan pada dua prajurit Kijang yang turun dari jalur setapak. "Deng deng deng" langkah kakinya yang ringan melesat cepat, terengah-engah dia menapaki platform depan kamar tuan tanah. Menyampingkan badan, dia menggeser tirai tumbuhan Wisteria seribu daun dengan siku, lalu menyelusup masuk ke dalam kamar.
Kamar ini sungguh luas! Jiskeibi mengamati sekeliling dengan mata batin. Pertama dia melihat koridor yang dipenuhi bunga langka dan tanaman eksotis, dindingnya dihiasi Mutiara Malam berpendar aura pelangi. Dua patung dewa batu kecil menyemburkan mata air pelangi, butiran air yang mengkristal lalu berpencar, melintas silang di atas gua yang luas, membentuk gapura kemenangan.
Berjalan di atas karpet mewah setebal hamparan rumput wangi, setelah melewati dua belokan, di hadapan si cantik muncul pintu besi berhias cincin binatang yang tertutup rapat. Dari celah pintu mengintip secercah cahaya lembut nan terang.
Jiskeibi mendorong pintu dengan sekuat tenaga menggunakan lengannya, namun tidak berhasil membukanya. Setelah berusaha mendesak lebih keras, pintu tetap tak terbuka. Saat ia berbalik dan bersiap untuk menghantamkan pantat kecilnya, pintu tiba-tiba terbuka. Jiskeibi terhuyung-huyung masuk sambil menumpahkan air dari baskom perak, dan tubuhnya tertangkap oleh pelukan kuat sepasang lengan.
Liu Zhenhan merendahkan tubuhnya menyangga Jiskeibi. Sepasang matanya yang berbinar-binar seperti bintang salib perak memancarkan sorotan tajam, sementara aroma alkohol menyengat dari seluruh tubuhnya. Tatapannya tampak kacau dan tak fokus.
Tangan nakalnya persis menempel di dada Jiskeibi. Kehangatan dan kelembutan seperti giok di area itu membuat sang Kekasihku yang memang sudah mabuk ini mulai dilanda pikiran mesum. Saat ini otak Liu Zhenhan sudah tak memikirkan lagi hambatan usia, hanya tersisa niat tak karuan dalam pertempuran batin yang kacau.
Si cantik teratai itu panik memandang sekeliling. Kamar tidur ini bisa dibilang mewah sampai level kemewahan ekstrem. Lantai ditutupi karpet bulu singa mewah, dinding-dindingnya dipenuhi cermin kaca air raksa langka dan berharga. Di tengah ruangan terhampar ranjang raksasa dengan kelambu sutra transparan. Di sudut ruangan, perapian naga emas membakar dupa naga yang harganya setara ratusan koin emas, sementara sepuluh lebih mutiara raksasa berkilauan seperti lentera malam.
Selain Joan d'Arc yang tidur awal demi menjaga kandungan, Ning Yu, Mo'er, Daisy, Ruoerna, Xixi, Gatanie dan Gorini semuanya hadir. Termasuk juga Fei Wenli si Medusa cantik yang ikut kakak angkatnya untuk ramai-ramai. Ruangan dipenuhi pesona kecantikan, ditambah cermin kaca air raksa di dinding yang memantulkan bayangan tanpa henti, seolah ratusan gadis hadir hingga sulit membedakan mana asli mana pantulan.
Jiskeibi yang hatinya jernih menyadari ia sedang bersandar di dada kekasihnya. Dengan senyum manis, ia menggenggam handuk putih itu dan perlahan mengusap keringat di pelipis Liu Zhenhan.
Terkadang yang dibutuhkan pria dan wanita hanyalah detail kecil yang menyentuh hati. Gerakan Jiskeibi saat ini adalah contohnya.
Lao Liu tertegun sejenak, tiba-tiba membungkuk dan mencium si cantik teratai dengan garang. Mencium seseorang yang menggunakan barrier pernapasan kura-kura jelas menyiksa. Dentang "kreek!" terdengar saat baskom perak di tangan Jiskeibi terjatuh, membasahi permadani Mulan mewah itu hingga jenuh.
Handuk putih di genggaman Jiskeibi mula-mula dikepal kuat, lalu perlahan terlepas.
Bulu mata panjang si cantik teratai berkedip-kedip gugup. Pipinya memerah bak mabuk, dua lengannya ragu-ragu merangkul leher Liu Zhenhan.
Dibandingkan dengan ahli percintaan, gadis kecil itu sama sekali tak punya daya melawan. Seperti domba kecil yang dicambuk hidungnya, hanya bisa mengikuti irama dengan setengah menolak setengah merayu.
Ruangan diliputi sepi mencekam.
"Haha!" Liu Zhenhan mengangkat kepala sambil terkekeh jahat, kaki menyentil ke belakang. Tangan kanannya mencabut Kapak Perang Chevroline dan menghunjamkannya ke pintu. Dentuman keras bergema, mata kapak tajam itu tertancap dalam di pintu besi.
"Aku sudah bilang tadi... malam ini kalian... tak satu pun bisa kabur!" Penampilan Liu Zhenhan sekarang benar-benar seperti pemabuk yang mabuk berat plus hidung belang.
"Richard!" Wajah Ning Yu memerah seperti darah hendak menetes. Ia mendekat dan mencolok tengkorak Lao Liu: "Sudah cukup! Lihat situasi sekarang! Siapa saja yang ada di sini?!"
"Peduli setan! Yang kutahu kalian semua istriku!" Lao Liu dengan angkuh merengkuh pinggang ramping Ning Yu, sambil memeluk kiri kanan dengan wajah penuh kemenangan.
"Kau benar-benar mabuk?" Ning Yu campur malu dan marah, menarik janggut tebalnya keras-keras. Berjinjit mendekat di telinga sang suami: "Jancuk! Sengaja mau mempermalukanku ya? Nona Medusa Kota Caiyu Fei Wenli baru saja masuk bersama Lili dan Nini! Ada juga Xixi, berani-beraninya kau ngomong mesum di depan mereka?!"
“Apa-apaan... Medusa？Mana...” Liu Zhenhan memicingkan mata dengan wajah kemerahan karena mabuk, menatap Fei Wenli dari ujung kepala sampai ujung kaki. Sungguh gadis Medusa cantik dengan aura kecantikan wanita Timur: rambut hitam bagai awan, pinggang ramping sejengkal, wajah anggun dan menawan.
Karena pantulan cermin di sekeliling menciptakan bayangan tak terhitung, kali ini Liu Zhenhan justru menatap bayangan Fei Wenli di cermin. Sementara Fei Wenli asli yang sedang gugup sampai tak tahu harus meletakkan tangan di mana, sang juara mahkota Kompetisi Pendeta ini seketika berubah menjadi gadis kecil lugu nan cantik yang belum pernah mengalami hubungan asmara.
“Apa istimewanya Medusa?” Liu Zhenhan mengalihkan pandangan kabur dari cermin, berkata tanpa malu: “Lagipula Ning Yu kan selalu bilang badanmu lemah, menyuruh pelayan yang menggantikan. Pelayan Medusa seperti ini pun aku sudah pernah Pong!”
Ucapan mesum ini tanpa sengaja mengungkap fakta pahit yang telah lama membekas dalam darah dan air mata pelayan - Menurut tradisi Aiqin, jamak bagi kalangan bangsawan yang menginap di rumah sesama bangsawan untuk menitipkan pelayan sebagai teman tidur. Apalagi jika tuannya sendiri yang menikmati, itu sudah dianggap hal yang lumrah dan wajar.
Liu Zhenhan si bahan kasar ini. Mengklaim diri sebagai kombinasi kekuatan dan idola, perut penenun tipu muslihat, dengan trik tak terhitung. Bahkan pernah mengalahkan delapan Ibu Pemimpin Dark Elf dan selamat sepenuhnya. Dengan prestasi ini, seandainya Benua Aigean mendirikan serikat gigolo yang mengklasifikasi skill ranjang dalam sistem ranking, meraih Gelar Santo baginya semudah melihat garis telapak tangan terbalik.
Para nyonya bos Feilengcui semuanya kecantikan yang mempesona. Postur lemah gemulai seperti bunga, fisik selembut air. Memuaskan si raja bodoh nafsu tak tahu kenyang ini ibarat memberi beberapa remah daging wangi pada serigala lapar. Tak mungkin bertahan. Setiap kali tak sanggup menahan tapi tak tega mengecewakan sang kekasih, terpaksa memanggil pasukan pelayan untuk membantu.
Struktur pelayan Feilengcui sangat kompleks. Awalnya dua puluh gadis kupu-kupu pilihan. Tuan Jabbar kepala pelayan penguin kemudian merekrut empat gadis Medusa dari Kota Caiyu. Setelah pasukan tentara bayaran Harimau bergabung, ditambah sepuluh pelayan Elf Hutan. Ditambah dua Biksu Kelinci hadiah dari Tang Harimau Putih, pasukan ini semakin membesar.
Namun di saat yang sama, jumlah nyonya bos juga bertambah. Baru-baru ini Tuan Jabar kembali menambahkan delapan gadis kerang Suku Moshao ke dalam pasukan pelayan Feilengcui. Meski dengan formasi seperti ini, tampaknya masih kurang memadai. Bagaimana mungkin sang tuan tanah yang memiliki Kekuatan Naga ini sering tidak tidur selama berminggu-minggu?
Namun urusan seperti ini tetaplah hal pribadi yang 'tak pantas diumbar ke orang luar'. Meski tradisi Aiqin memang demikian, dan semua orang sudah paham, tapi Lao Liu yang tumbuh dengan slogan "Perempuan bisa menopang separuh langit" ini biasanya lebih suka diam seribu bahasa. Ucapan blak-blakan seperti malam ini hanyalah keberanian ekstra dari anggur untuk pria beruang.
Meski ucapan itu benar, namun dengan banyaknya orang di sini yang perasaannya sensitif - terutama Fei Wenli dan Xixi, gadis kecil yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan Liu Zhenhan - situasi memalukan seperti ini benar-benar sulit diterima.
Tapi setelah sang tuan tanah ini dibopong masuk ke kamar gua, tiba-tiba pantatnya seperti ditekan pegas melonjak dari tempat tidur dan menyumbat pintu. Sekarang malah lebih parah, kapak yang menghadang membuat mereka seperti tikus masuk perangkap. Bagaimana cara mengatasinya?
Beberapa gadis cantik yang baru saja sadar dari kepanikan justru menjadi semakin gugup.
"Helen, Mo'er, Daisy, dan Nana juga tidak tahu harus berbuat apa. Orang mabuk benar-benar bukan manusia! Terakhir kali Liu Zhenhan mabuk, dia pernah mengucapkan kata-kata mesum ke Ning Yu dan Ai Wei'er seperti 'satu buka dermaga, satu dorong pantat'. Waktu itu dia hanya minum satu pon minuman keras, hari ini sudah tiga empat pon! Pasti akan ada kejadian aneh!"
"Jangan menghindar, jangan lari!" Liu Zhenhan semakin menjadi-jadi, matanya berkaca-kaca penuh kemabukan: "Siapa yang berani bergerak, aku yang pertama akan menangkap dan menjatuhkannya! Lihat kamar tidur sekecil telapak tangan ini, mau lari ke mana!"
Seperti kawanan domba dalam badai, tujuh gadis cantik berhimpitan menjadi satu.
"Istriku, hamba memberi salam." Liu Zhenhan tertawa jahat hehe, merangkul erat Ning Yu yang ada di pelukannya.
Begitu kata-katanya selesai, Ning Yu menjerit lalu terjatuh di karpet. Dalam beberapa gerakan cepat, gadis ini dikuliti oleh binatang mabuk itu hingga putih bersih seperti buah teratai segar, sepasang cangkang kerang bergetar gemetar.
"Bajingan...brengsek...hmm..." Ning Yu berusaha mendorong tubuh yang telah menindihnya, tapi tak mampu melawan kekuatan kasar itu. Makiannya tiba-tiba terhenti mendadak, berubah menjadi erangan memalukan yang membuat jantung berdebar.
Cermin di dinding sekeliling merekam setiap gerakan sang binatang buas ini dari berbagai sudut, tak satu pun gerakan itu yang bukan serangan dahsyat, setiap hantaman mengandung kekuatan luar biasa yang sulit dibayangkan. Siapapun yang melihat pasti langsung teringat panah murka Legolas sang Raja Elf kuno yang menarik busur ilahi dan melepaskannya ke angkasa.
Semua gadis cantik itu memandang dengan tatapan kosong, wajah jelita mereka seperti perapian kurcaci yang hampir melelehkan kulit lembut, seluruh tubuh gemetar hebat bagai tunas pohon kecil di tengah hujan badai.
"Ah... hiks..." Cangkang kerang di punggung Ning Yu sudah setengah membungkus tubuhnya karena malu, desahan lemah menggugah itu menyebar ke segala penjuru, meski berusaha keras menahan kesenangan besar, namun sungguh tak kuasa melawan.
Binatang buas sang suami ini paling suka mendengar rintihan halus yang sengaja ditahan Ning Yu. Setiap saat seperti ini juga menjadi momen ia paling bersemangat dan garang. Setelah menarik napas dalam-dalam, Lao Liu berhenti sejenak, pinggangnya menyentak tajam membentuk lengkungan besar, lalu mendorong keras.
Kali ini gerakannya agak tak terkendali.
Ning Yu hanya merasakan seolah-olah penikam bernama Ke Jing dari legenda Timur, yang mengerahkan seluruh tenaga untuk menusukkan belati ke Kaisar Yun Qin, tiba-tiba melompat keluar dari epos dan menghunjam dalam-dalam ke jantung serta jiwa yang mendambakannya. Seluruh tubuhnya terhempas dari awan setinggi sepuluh ribu zhang, diangkat lagi, lalu dihempas kembali. Tubuh putih saljarnya menegang kaku, bergemetar seperti tersengat listrik.
Belum pulih, serangan kedua datang menyusul. Kali ini setajam pencuri bernama Zhu Zhuan yang menusukkan pedang menembus tiga lapis zirah kulit badak sekaligus!
Pusing berputar dan gelombang kenikmatan yang menerjang seperti air bah membuat Ning Yu benar-benar pingsan. Cangkang kerang yang semula terkunci rapat kini mengendur sepenuhnya, terkulai lemah. Wajah kemerahan, rambut hitam basah yang berantakan, serta ekspresi kabur antara kesakitan dan kenikmatan semuanya terbuka lebar.
Menyaksikan Richard dan Ning Yu yang asyik berciuman tak peduli sekitar, tiga gadis kecil di antara penonton membelalakkan pupil mata sampai maksimum sebelum limbung jatuh pingsan.
"Tolong... Helen... tolong... Mo'er... hiks..." Ning Yu mengerang lemah dengan napas tersengal-sengal dan ucapan tak jelas, pinggangnya meliuk seperti ular - murni reaksi alami, bukan kesengajaan.
Malangnya, saat itu datang serangan pamungkas yang mematikan bagai garpu besi membara menusuk tulang punggung lembut ikan cod perak. Ning Yu yang awalnya menggigit gigi mutiara bahkan menggigit sehelai rambut acak untuk menahan erangan memalukan itu, akhirnya tak kuasa menahannya lagi.
Jiskeibi menggigit bibirnya, menempelkan pipi merah membara di punggung suami dari belakang, mengelus perlahan.
Benarlah pepatah "Bunga-bunga memabukkan tiga ribu tamu, sinar tombak menggetarkan sembilan provinsi". Dalam bayangan kabur kaca pembesar, nuansa musim semi perlahan bergoyang di ruangan.
……
Memang praktisi bela diri sejati, keesokan paginya Gatanie yang pertama terbangun dari lamunan. Mata Ksatria Angsa yang baru terbuka itu langsung melihat tubuh berat Richard setengah menindih dadanya.
Liu Zhenhan saat ini sama sekali tak mengantuk. Bulu dadanya yang lebat bagai ilalang menutupi bukit, satu tangannya masih berada di area paling rahasia gadis itu, memelintir perlahan kelembaban dan kehangatan.
Nini merasa seluruh tubuhnya lemas seperti sepuluh ribu semut menggerogoti tubuhnya lalu menyusunnya kembali. Rasa malu, marah, dan bahagia bercampur jadi satu.
『Dengan susah payah mengangkat lengan, melihat lengan putih saljunya yang tak lagi memiliki tanda merah "Zhu Yan Xue", Nini menjerit kencang. Sayap putihnya terkembang swish, sehelai Bulu Berdarah menyala merah menyala-nyala.』
『Liu Zhenhan bangkit setengah duduk dengan kasar, menggigit cerutu berasap di mulut. Matanya tak berkedip memandang tajam ke bawah ke Gatanie, hidungnya menghembuskan dua liang asap dengan garang.』
『Gatanie menangkap bayangan putih berantakan di sekelilingnya dari sudut mata, segera menutup mata malu. Dengan gerakan cepat dia menerkam masuk ke pelukan berbulu dada yang luas, memeluk erat-erat.』
『Lengkung kaki putih yang tertekuk, garis tubuh menggoda, kulit seputih giok, menyatu menjadi lukisan indah nan asyik.』
『Liu Zhenhan membelalakkan mata setengah terpejam, jari melesatkan cerutu ke kaca dinding hingga memercikkan bara api. Bagai beruang hitam raksasa menginjak-injak kelinci putih, dia membalikkan badan melanjutkan kekejaman.』
『Bangsat ini, dari awal sampai akhir dia tak sempat mengucapkan sepatah kata manis ke Nini!』
※※※
『"Agak vulgar memang. Editor dulu pernah bilang, harus tetap menyisakan yang tak tercapai... Ah sudahlah... Darah bangsa binatang tetaplah darah bangsa binatang, tanpa kebuasan jadi tak autentik... Langsung diaduk saja semuanya..."』
Bab 385 Metode Bajingan ala Bajingan
Saat tengah hari, di aula kediaman Tuan Tanah Feilengcui, suasana terasa khidmat dan tegang.
"Ini benar-benar skandal memalukan!"
Kepala suku Andulan menggebrak meja hingga bergetar.
Liu Zhenhan duduk merosot di samping seperti kodok lepuh yang tersambar petir, menghela napas dengan wajah kesal sambil terus menghisap cerutu. Lantai sudah dipenuhi puntung rokok hitam pekat.
Semalam kepala suku tahu si bajingan kecil ini sama sekali tidak mabuk. "Perpisahan singkat membuat pertemuan lebih manis", begitulah anak muda... Sang kepala suku memilih tutup mata.
Saat pesta minuman memanas, sang kepala suku juga agak kelewat minum. Dengan kepala berkabut, ia langsung pulang tidur. Paginya, laporan dari Tuan Jabbar, kepala rumah tangga, membuatnya kaget: Semalam segerombolan gadis memasuki kamar sang tuan tanah dan tak satu pun keluar semalaman.
Sang kepala suku langsung tahu ini masalah besar.
Beruntung, Tang Beierjina Fenghuang Es telah meninggalkan pesta lebih awal karena tersinggung oleh ucapan kasar sang tuan tanah, kembali ke Kota Caiyu.
Andaikan sang Fenghuang Es belum pergi dan menyaksikan dua putri kandung plus satu putri angkat Mourinho masuk ke kamar Tuan Tanah Feilengcui semalaman, pasti sudah terjadi keributan... Memalukan sekali!
“Richard, tahun ini kamu sudah dewasa, dua puluh tahun hidup untuk anjing?” Kepala suku Andulan memarahi: “Berdiri gaya di hadapanku? Kira diam bisa menyelesaikan masalah? Katakan sendiri harus bagaimana!”
“Kepala suku, sebenarnya ini bukan sepenuhnya kesalahan Richard... Lagipula dia juga korban...” Kepala Suku Raksasa Buddha tak henti-hentinya melerai.
Kepala suku Andulan mengangkat cangkir teh hendak minum melegakan tenggorokan, mendengar perkataan Kepala Suku Desaili ini, amarahnya semakin memuncak, menaruh cangkir dengan keras di meja: “Kepala Suku Desaili... Kamu... Bagaimana harus kukatakan? Kenapa tidak beri tahu kami soal kemampuan wanita Raksasa Buddha ini sejak dulu? Aku... Sungguh... Katakan! Sekarang terjadi hal seperti ini, menurutmu bagaimana?”
“Masalah pribadi... Mengatakan begitu saja pada kalian, apa aku jadi gila?” Kepala Suku Desaili mengangkat bahu, berpura-pola tak berdaya.
Naga tua ini tercekat marah, memutar matanya dengan geram, lama tak bisa bicara.
Liu Zhenhan terbata-bata lama, melirik diam-diam para gadis cantik di sekelilingnya yang ada yang berdiri ada yang duduk, ada yang tertawa diam-diam ada yang menangis, akhirnya hanya menghela napas, tak mengucapkan sepatah kata pun, terus menghisap cerutu.
Konyol! Terlalu konyol! Terlalu sialan konyol!
Lao Liu memang minum banyak alkohol semalam, tapi sama sekali tidak sampai linglung — Prajurit pengintai di garis depan bahkan tidak punya pengendalian diri seperti ini, bukankah itu akan membuat musuh tertawa terbahak-bahak?
Di Feilengcui ada sekelompok "tong ajaib", baik antelop maupun mammoth, bahkan penyair kuda nil, semuanya memiliki perut karet. Minum 3-5 pon alkohol kuat bagi mereka hanya seperti menyikat gigi. Jika terjebak permainan minum dengan para pemabuk ini, bisa-bisa minum sampai subuh. Karena itu suami licik ini pura-pura mabuk untuk kabur — Jarang berkumpul akhir-akhir ini, bukankah membuang waktu untuk minum akan sangat membosankan?
Masalah justru muncul dari "pura-pura mabuk" ini. Karena "badan yang berat", saat menggotongnya ke kamar tidur, Xixi dan Fei Wenli yang baik hati juga dipanggil Nini untuk membantu. Sebenarnya tidak masalah, hanya saja begitu tiba di kamar, tuan tanah langsung melompat dari tempat tidur seperti orang gila sambil tertawa terbahak-bahak bilang tidak mabuk.
Tapi masalahnya terjadi ketika si kecantikan teratai kecil Jiskeibi masuk dengan mendesak.
Saat tuan tanah berbalik membuka pintu, kecantikan teratai kecil itu tersandung dan jatuh ke pelukannya.
Kemudian Jiskeibi mengelap wajahnya dengan lembut menggunakan handuk.
Jika sebuah jembatan dibangun di kedua sisi Sungai Sanggan, maka kedua tepian bisa saling terhubung. Demikian pula perasaan asmara antara pria dan wanita seringkali terbangun dari detail kecil seperti membangun jembatan. Gerakan penuh perhatian Jiskeibi ini membuat semangat heroik Liu Zhenhan berubah menjadi kelembutan, sehingga tanpa sadar ia mencium bibir merah Kekasihku-nya - ini semua terjadi dengan satu syarat. Seandainya yang melakukan ini adalah gadis berusia 6 tahun, efeknya pasti tidak akan sama. Tinggi badan Jiskeibi yang hampir setara dengan Lao Liu, ditambah tubuh anggun dan wajah cantiknya, membuat otak mabuk Liu Zhenhan secara refleks melakukan gerakan mesra ini.
Kejadian selanjutnya, ia ingat semuanya dengan sangat jelas...
Pertama-tama mengunci pintu dengan kapak, mengatakan banyak hal yang tak seharusnya diucapkan. Lalu bersama Ning Yu, Jiskeibi, Daisy dan Nana, Mo'er dan Helen, Lili dan Nini, Fei Wenli, Xixi... Di tengah-tengah ini sepertinya juga banyak pembicaraan mesra seputar kamar tidur pasangan...
Pagi harinya, kembali bersama Gatanie...
Semua ini jelas-jelas terjadi, tapi sekaligus seolah tak pernah terjadi - Liu Zhenhan lupa bagaimana dirinya sadar kembali, hanya tahu saat itu ada sembilan gadis cantik berdiri rapi di kamar tidur tuan tanah, pakaian mereka rapi sempurna, terpaku memandangi dirinya yang telanjang bulat seperti buah teratai dan Jiskeibi...
Liu Zhenhan merasa seolah-olah baru saja mengalami mimpi yang sangat nyata sampai tidak bisa lebih nyata lagi. Dalam mimpi itu, dirinya seakan hidup di surga yang sesuai untuk tempat tinggalnya, segala sesuatu berjalan sesuai langkah idealnya, melakukan hal-hal yang selama ini ingin tapi tidak berani dilakukan, mengucapkan banyak kata yang selama ini ingin tapi takut diungkapkan, mendapatkan kepuasan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Saat terbangun, ternyata dia hanya bercumbu dengan Jiskeibi semalaman. Adapun hal lainnya, selain sejumlah penonton, sepenuhnya hanyalah drama kamar tingkat-R yang diperankannya dalam keadaan tidak waras.
Ketika Liu Zhenhan yang masih linglung dipakaikan baju oleh Helen dan terhuyung-huyung sampai ke balai kota, Kepala Suku Andulan sudah menyiapkan sidang tiga meja untuk menghukum kelakuannya yang semena-mena.
"Begitu banyak gadis masuk ke kamar tuan tanah tadi malam, berpasang mata yang melihat! Kepala Suku Andulan benar-benar tidak bisa tidak mencampuri urusan ini!"
"Lihatlah Gatanie, Gorini, dan Fei Wenli - mereka adalah bangsawan tinggi plus rohaniwan! Sejujurnya, bahkan Sang Raja pun tidak akan berani berbuat hal tak pantas pada mereka! Lili, Nini, dan Richard yang sudah saling melirik mungkin masih bisa dicarikan alasan, tapi Fei Wenli? Dia baru bertemu Richard dua tiga kali! Dia adalah pemenang mahkota Kompetisi Pendeta Olimpiade tahun ini! Putri kandung Tuan Kota Trezeguet dari Caiyu! Anak baptisan Imam Utama Angsa Murinio!"
"Tuduhan memperkosa seorang pendeta wanita begitu terbukti, meskipun kamu adalah juru bicara Dewata, pasti akan menerima hukuman berat!"
"Kebandelanmu benar-benar keterlaluan!!!" Kepala suku Andulan murka luar biasa. Di masa genting ini, skandal memalukan ini bisa merusak reputasi dan menimbulkan kekacauan, sungguh tidak masuk akal!
Richard benar-benar mengecewakan sang kepala suku. Padahal naga tua selalu menganggapnya seperti anak sendiri, bangga dan menjadikannya kebanggaan. Dengan istri-istri cantik di rumah, kenapa melakukan hal bodoh ini?
Liu Zhenhan sendiri semakin bingung. Otaknya seperti dipukul Tongkat Taring Serigala, membuat pikiran berantakan bagai bubur. Ingin membela diri tapi tak punta alasan, diam saja membuatnya tak rela. Penderitaan, frustasi, dan kepanikan membuatnya ingin gantung diri.
Setelah diam-diam bertanya pada Jiskeibi, Kepala Suku Raksasa Buddha Desaili memberikan penjelasan pada Liu Zhenhan yang masih linglung. Penjelasan ini hampir membuat Lao Liu menggali lubang dan bersembunyi di bawah tanah selamanya - Begitu wanita Raksasa Buddha jatuh cinta, mereka akan menggunakan gelombang pikiran khusus untuk menyelami sudut gelap hati sang kekasih, menciptakan "Dunia Ilusi Perempuan Suci" yang tak terhindarkan. Dengan tubuhnya yang bisa berubah menjadi seribu wajah, mereka menciptakan keabadian nyata dari kepalsuan, memenuhi hasrat terlarang sang kekasih!
Ini artinya, pengalaman Liu Zhenhan bertempur melawan sepuluh kecantikan kemarin malam hanyalah "Dunia Ilusi Perempuan Suci" seribu wajah untuk seribu orang yang diciptakan Jiskeibi saat berbagi malam cinta dengan Kekasihku!
Seandainya hanya bercengkerama di kamar dengan Kekasihku sendiri, membongkar langit sekalipun ini tetap urusan pribadi tuan tanah yang bahkan Dewa Perang tak bisa ikut campur. Masalahnya, Raja Bunga Yang Mulia dan Jiskeibi bergerak terlalu cepat kemarin malam. Setelah satu ciuman di ambang pintu, yang satu terkena "Bunga Bermekaran Membuat Mata Terpesona", yang lain terjebak "Dunia Ilusi Perempuan Suci" - langsung bertindak!
Di kamar utama tuan tanah saat itu, ada dua gadis yang sama sekali tidak memiliki hubungan asmara dengan tuan tanah. Xixi yang bergelar Santo Perempuan Istana Musim Panas masih bisa diterima, tapi Fei Wenli benar-benar tidak ada hubungannya dengannya!
Yang lebih keterlaluan, satu-satunya akses keluar-masuk kamar tuan tanah hanya melalui pintu besi, namun Raja Bunga Yang Mulia justru menghadang di depan pintu bersama Kekasihku!
"Liu Zhenhan benar-benar malu dan marah sampai puncaknya. Dia ingat jelas, sepanjang malam kemarin dia mengucapkan banyak penilaian tentang dunia, belum lagi kata-kata rahasia yang memicu rasa iri dan detak jantung—terutama tentang rambut pelangi Xixi dan ekor ular Fei Wenli... Bagaimana ini bisa terjadi..."
Untuk masalah ini, dua biarawan asketik yang mempelajari ajaran berbeda berdebat hampir seharian penuh.
"Sialan, sihir jahat macam apa ini?" Kepala suku Andulan hampir gila mendengar penjelasan Kepala Suku Desaili.
"Kepala suku! Kita semua adalah orang awam yang punya tujuh emosi dan enam keinginan. Dalam hal nafsu, setiap orang punya sisi gelap masing-masing di hati!" Kepala Suku Raksasa Buddha bersikap ngotot: "Ketika sisi gelap seseorang terpendam lama lalu suatu hari meledak, dunia akan punya satu penjahat lagi! 'Dunia Ilusi Kamar Dewi' wanita Raksasa Buddha adalah saluran terbaik untuk mengalihkan dan melepaskan sisi gelap ini!"
"Omong kosong! Omong kosong!" Kepala suku Andulan berteriak: "Kalau begitu, menurutmu jika wanita Raksasa Buddha menggunakan 'Dunia Ilusi Kamar Dewi' dari gelombang pikiran mereka untuk menyelamatkan umat manusia, bukankah dunia ini akan bebas dari penjahat?"
“Bukan tidak ada contoh seperti ini!” Kepala Suku Desaili mengangkat bahu: “Dulu, memang ada seorang wanita dari suku Raksasa Buddha yang sangat taat beriman, bersumpah mencerahkan rakyat. Dia menyusuri jalur pasir kuno bersama kafilah unta menuju Benua Sutra! Tapi mengubah tatanan dunia sendirian itu terlalu sulit, jadi sekarang kami Raksasa Buddha lebih memilih urus diri sendiri.”
“Kepala suku, kau menganggap ketidaktahuan malu sebagai karakter, dan kekasaran sebagai kelucuan!” Naga tua tak tahan melihat sikap Raksasa Buddha yang sembrono dalam urusan asmara: “Aku ingin bertanya! Jika gelombang pikiran wanita Raksasa Buddha bisa menciptakan 'Dunia Ilusi Perempuan Suci' untuk pemuasan nafsu, apa bedanya dengan incubus yang menciptakan mimpi mesra untuk menyedot esensi vital orang? Masih bilang 'seribu wajah untuk seribu orang'? Memancing pelepasan sisi gelap psikologis? Itu benar-benar ngibul! Menciptakan ilusi kumpulan gadis cantik se-dunia untuk memuaskan nafsu sendiri, ini tindak kejahatan!!”
“Kepala suku! Anda perlu ingat satu hal, wanita Raksasa Buddha yang taat beragama dan mengorbankan kesucian diri untuk menebus umat manusia, hingga kini hanya muncul satu orang saja di suku kami!” Kepala Suku Raksasa Buddha berbicara dengan tegas tanpa rasa rendah diri: “Sekarang gelombang pikiran wanita Raksasa Buddha kami hanya dilepaskan untuk pria yang membuka hati mereka sendiri, tidak ada pihak ketiga yang terlibat. Ini sangat pribadi! Bagaimana bisa Anda menyamakan incubus yang menciptakan ilusi palsu untuk menyedot esensi energi positif orang lain dengan kami? Saya ingin bertanya, bisakah incubus mengandung kehidupan baru?”
“Pantas saja kalian Raksasa Buddha sibuk masuk tenda setiap malam, ternyata karena ini!” Kepala suku Andulan tersenyum sinis: “Bolehkah saya beranggapan - bahkan Raksasa Buddha paling baik pun memiliki sisi gelap psikologis? Memiliki impuls nafsu tersembunyi yang sama?”
“Pikiran gelap seperti duri dalam daging, semakin lama ditekan dan dipendam, semakin terasa keberadaannya! Kami Raksasa Buddha juga manusia, siapa yang bilang hati orang baik tidak boleh memiliki sisi gelap bulan?” Kepala Suku Desaili terkekeh: “Memiliki pikiran jahat tidak menakutkan, yang mengerikan adalah melanggar batas moral dan mewujudkannya! Raksasa Buddha berani menatap hati nurani sendiri lalu melepaskannya secara wajar, mengapa tidak bisa diakui?”
“Ini namanya omong apa! Dunia ini toh masih lebih banyak herbivora! Orang baik selalu lebih banyak daripada orang jahat!” Kepala suku Andulan mencibir tidak peduli: “Banyak pria terhormat yang tak pernah memiliki istri Raksasa Buddha, bukankah tetap berjuang untuk kesejahteraan rakyat? Bukankah tetap berbudi luhur?”
“Kepala suku yang terhormat, usia Tuan lebih tua dariku, kebijaksanaan lebih tinggi, pengalaman pun pasti lebih banyak! Tolong renungkan dengan tenang——di lubuk hati, terutama dalam hal nafsu, bukankah setiap orang punya sedikit banyak pikiran kotor yang tak diketahui orang? Hehe... Jawabannya pasti ya, baik pahlawan epos maupun orang awam, kita semua sama, karena kita adalah orang awam yang sejak lahir memiliki tujuh nafsu!” Kepala Suku Desaili menyadari topik kembali ke titik awal, tersenyum bijak: “Tentu saja, tak ada yang mau mengaku, karena rasa malu dan moralitas mengajarkan bahwa pikiran ini jahat! Jadi dunia ini seperti kata Tuan, tetap lebih banyak orang baik.”
“Ya Tuhan...” Kepala suku Andulan menghela napas dalam-dalam, mengangguk: “Ucapanmu memang benar, tapi... Ah... Kau... Kau...”
Diskusi filsafat etika seperti ini dari dulu hingga kini tak pernah ada kesimpulan benar. Hari ini jelas hanya mengulang sejarah.
Bagaimanapun Kepala suku Andulan bukan orang tak berakal. Seperti dikatakan Kepala Suku Raksasa Buddha, tentang rahasia kamar tidur suku sendiri, siapa yang akan menggembar-gemborkannya setiap hari takut orang tak tahu? Jadi tak ada alasan untuk menyalahkan Kepala Suku Desaili.
Lalu siapa yang harus disalahkan dalam hal ini?
Menyalahkan Jiskeibi? Mengapa dia pergi ke kamar tidur tuan tanah?
Tuduhan ini terlalu tidak adil!
Jiskeibi adalah Raja Bunga Kekasihku yang diakui, merawat Kekasihku yang mabuk adalah kewajiban alami!
Gadis ini masih sangat muda, pengendalian dirinya terbatas. Ciuman pertama Kekasihku telah mengguncang hati perawan ini sampai ke dasar - ini memang tak terbantahkan! Apalagi - mantra "Bunga Bermekaran Membuat Mata Terpesona" baginya sama menariknya seperti "Bidang Perlindungan dual cultivation" bagi Ai Wei'er, daya pikatnya benar-benar tak tertahankan!
Menghadapi pesona ganda Kekasihku, "Dunia Ilusi Perempuan Dewa" Jiskeibi secara alami teraktifkan karena gejolak perasaan. Ini sama sekali bukan kesalahan!
Menyalahkan Richard?
Di bawah pengaruh gelombang telepati dan "Dunia Ilusi Perempuan Dewa" yang tak terhindarkan, apa yang bisa disalahkan pada Richard? Wanita Raksasa Buddha adalah gadis paling berbakat yang pernah dilihat Kepala suku Andulan sepanjang hidupnya. "Cahaya Yin Pembersih" dari mata mereka sudah cukup menakutkan, tak disangka kemampuan telepati mereka juga luar biasa!
Menyalahkan Richard karena mencium Jiskeibi dan menggoda hati perawan? Menyalahkan "Mata Memikat"-nya?
"Ini semakin tidak masuk akal!" Ciuman pada dasarnya adalah bentuk sopan santun yang normal di Benua Aigean. Mata Memikat adalah ciri paling menonjol Richard setelah menjadi Raja Bunga. Saat ini matanya selalu terbuka dengan sorotan Mata Memikat! Meski membangkitkan nafsu membutuhkan situasi khusus, siapa yang menyangka kebetulan seperti itu bisa terjadi!
Menyalahkan pikiran kotor Richard? Ini semakin sulit dijelaskan. Seperti kata Kepala Suku Desaili, kita semua manusia biasa dengan segala nafsu. Siapa yang hatinya benar-benar bersih? Apalagi si Xiao Chusheng ini memang bukan orang baik. Sebagai pria muda sehat, mustahil tak ada pikiran nakal saat melihat kecantikan - kecuali ahli sihir kitab suci yang impoten!
"Apa itu Dunia Ilusi Perawan Suci?" Kepala Suku Raksasa Buddha sudah menjelaskan dengan gamblang: melalui pemindaian gelombang telepati, wanita Raksasa Buddha menggali pikiran tersembunyi dan menciptakan surga khayalan! Semua yang dialami Richard semalam adalah rekayasa dari pikiran najis dalam hatinya - sekotor apapun, dia tak pernah benar-benar melakukannya. Apa lagi yang bisa disalahkan?
Menyalahkan ketidakcocokannya dengan Jiskeibi?
Omong kosong! Richard pun tak tahu Raksasa Buddha punya ritual ranjang semacam itu! Andaikan dia tahu, mana berani menggoda Jiskeibi di depan umum? Kepala suku Andulan semakin pusing memikirkannya!
Kekacauan kali ini benar-benar parah!
Selain itu, klan Medusa juga merupakan bangsawan turun-temurun yang pernah melahirkan banyak kaisar di masa lalu. Keluarga Trezeguet penguasa Kota Caiyu konon adalah keturunan kasih sayang Dewa Perang, sehingga sangat menjunjung tinggi konsep kesucian. Namun sekarang, Richard justru menggoda Fei Wenli sepanjang malam di bawah pengawasannya. Bagaimana mungkin gadis pemalu yang bahkan memerah saat berbicara dengan pria asing ini bisa menerima penghinaan seperti ini?
Masalah ini bisa menjadi besar atau kecil tergantung situasi!
Mustahil untuk disembunyikan lagi. Semalam sekelompok gadis cantik masuk ke kamar tuan tanah dan tak keluar sepanjang malam. Sudah terlalu banyak mata yang melihat. Dengan sifat gossip khas Bimon, pasti sudah tersebar berbagai rumor!
Yang lain masih bisa diatasi, tapi masalah Fei Wenli ini benar-benar genting! Kepala suku Andulan terus melirik gadis Medusa cantik ini. Di pelukan dua kakaknya, matanya yang indah menangis sampai bengkak, air matanya cukup untuk menggenangi Bukit Merah!
Meskipun pos penjaga telah ditempatkan di dalam dan luar balai kota, Tang Beierjina tidak mungkin masuk secara paksa tanpa alasan. Tapi kebenaran tidak bisa selamanya disembunyikan! Begitu Fei Wenli keluar dan menceritakan kejadian semalam pada Tang Beierjina, pasti Kota Caiyu dan Murinio akan langsung menghunus pedang menuntut nyawa Richard!
"Jangan harap Phoenix Es akan bersikap sopan! Karena Mourinho telah mempercayakan tiga putrinya kepada Tang Beierjina, sudah pasti Phoenix Es harus bertanggung jawab penuh atas kekacauan besar ini!"
Masalah ini jelas takkan bisa diselesaikan. Semakin dipikirkan, Kepala suku Andulan semakin marah. "Apa para gadis bodoh ini tidak tahu cara kabur lewat pintu? Apakah mereka takut melewati Richard yang menghalangi pintu? Kok bisa-bisanya mereka hanya berdiri di sana menonton sepanjang malam!"
"Richard..." Setelah lama terdiam, sang naga tua menghela napas dan menatap tajam sang tuan tanah. "Semua yang ada di sini adalah orang dalam. Kau sendiri yang bilang, masalah sebesar ini harus diselesaikan bagaimana?"
Liu Zhenhan masih diam. Setelah lama terdiam, perlahan ia melepaskan cerutu yang terjepit di jarinya, melemparkannya ke lantai dan menginjak-injaknya dengan keras.
"Asal gadis itu mau mengalah, semuanya bisa diatur. Hantam dengan uang, hantam dengan peralatan, apapun caranya harus bisa menghadapi dia!" Kepala suku Andulan membungkuk dan berbisik di telinga Liu Zhenhan: "Aku kasih kesempatan. Kami semua akan keluar, tinggal kau dan Fei Wenli di sini. Kau bisa bersujud, menyembah, pokoknya dia harus lupa kejadian ini setelah keluar pintu! Jangan sampai Phoenix Es tahu! Jancuk (umpatan khas Tionghoa), masalah ini bisa jadi kecil bisa jadi besar! Berapapun uangnya kita harus rela keluarkan!"
“Sudah, sudah!” Kepala suku Andulan tersenyum getir sambil berdiri, menepuk tangan: “Semua ikut aku keluar! Biarkan Richard meminta maaf yang baik pada Nona Feiwenli!”
Gadis kecil Medusa menggenggam lengan kakak angkatnya, pandangan penuh ketakutan. Lili terus membujuknya dengan lembut, perlahan membuat tubuh gadis cantik ini yang semula tegang menjadi rileks kembali.
“Baik, kita semua pergi dulu dari sini!” Ning Yu juga bersuara.
Sebelum melangkah keluar gerbang, setiap orang melirik Tuan Tanah Feilengcui dengan pandangan kompleks.
Kepala Fei Wenli terbenam dalam, mendengar suara berat pintu aula tertutup, seluruh tubuhnya gemetar.
Pandangan Liu Zhenhan dingin membeku.
Setengah jam kemudian, Kepala suku Andulan yang menunggu cemas akhirnya mendengar suara pintu aula terbuka. Dengan panik ia melirik Phoenix Es yang sedang bermain dengan Ershao dan Sanshao di Lapangan Merah, lalu berlari tergopoh-gopoh menyambut. Sekarang semua orang sedang mengalihkan perhatian dengan becanda di sekitar Tang Beierjina Fenghuang Es, tapi tak bisa menahan lama - Tang Beierjina sudah tiga kali bertanya kemana Fei Wenli pergi.
Hati kepala suku sangat kacau.
“Sudah, tidak apa-apa.” Liu Zhenhan berdiri di tangga, tangan di pinggang, menghela nafas panjang lalu mengembuskan udara kotor, mengembang-kempiskan dadanya dengan kuat.
“Ganti rugi berapa?” Kepala suku Andulan dalam hati mengumpat, Bangsat, kayaknya tubuh penuh lubang darah nggak bakal terhindar, mungkin juga koin emas yang Laozi sembunyiin di gua harus dikeluarin.
“Nggak minta uang!”
“Lalu perlengkapan apa yang diminta?” Kepala suku Andulan merasa putus asa, peralatan magis Feilengcui baru bisa kumpulin harta berharga karena ada Raja Alkemi Emmanuel, sekarang hancur, Fei Wenli itu Pendeta, pasti bisa ngehargain barang bagus.
“Juga nggak minta perlengkapan.”
“Jancuk! Ada keberuntungan kayak gini? Lu sembah dia atau jongkok? Jangan-jangan negosiasi gagal? Dasar anak bodoh!” Kepala suku Andulan tegang, matanya melihat Phoenix Es mendekat, untung Helen menahannya lagi.
“Nggak!” Liu Zhenhan menunduk menggerutu, “Gua menggasaknya!”
“Jancuk!”
“Setelah semuanya selesai, dia terus menangis. Aku juga tak bisa bicara apa-apa. Siapa suruh niat jahat dalam hatiku semuanya keluar tadi malam. Bangsat! Tadi malam aku ngomong banyak hal yang seharusnya tidak diucapkan. Ning Yu belum tentu mau memaafkanku. Omonganku ke para pelayan itu adalah pikiran yang sudah kupendam berhari-hari! Sialan! Lebih parah lagi, tadi malam aku juga ngomong mesum ke Fei Wenli! Jancuk! Laki-laki mana yang nggak bingung lihat cewek cantik. Yang paling parah, aku bilang diriku pahlawan berhati baja, bersedia berlutut minta maaf dan mengeluarkan uang. Ini bukan cuma menghina diriku, tapi juga menghina dia. Jadi, mending kubiarkan khayalan itu jadi kenyataan!”
“Jancuk!”
“Dia terus-terusan nangis, sial.” Liu Zhenhan menghela napas: “Aku sudah bersumpah padanya, selama dia mau, aku akan baik-baik padanya seumur hidup!”
“Soal ini aku percaya. Masalahnya cewek cantik mana yang nggak kau sayangi... Terus gimana?”
“Dia nangis sambil tampar aku dua kali, terus peluk aku dan bilang minta maaf.”
“Syukurlah!”
“Aku bilang ke dia, aku nggak pernah minta maaf ke cewek.” Liu Zhenhan mengusap pipinya sambil terkekeh.
“Berani sekali kau!” Kepala suku Andulan sampai hidungnya meringis marah.
“Pak tua!” |Liu Zhenhan melambaikan tangan dengan antusias pada Fenghuang Es yang mendekat, lalu membungkuk dan berbisik pada Kepala Suku: "Kalau nggak berani, gua nggak bakal masuk ke jalan ini! Setelah diliatin begitu sama cewek, kalau gua nggak ngobong dia, malu hidup di dunia? Udah kejadian, mau gimana lagi? Sekalian semua ditelen!"
※※※
『Inspirasi bab ini berasal dari Guanyin Tulang Selangka dan Mimpi Istana Merah, hehe. Banyak temen yang bilang bener, |darah bangsa binatang udah mulai jorok, ini fakta yang nggak bisa dibantah.』
Bab 386: Masalah Pria
|Tang Beierjina Fenghuang Es benar-benar berhasil dikibulin, membuat |Kepala suku Andulan tercengang sambil memandang anak kesayangannya dengan pandangan baru.
Naga tua itu bingung, bagaimana |Fei Wenli menjelaskan bekas air mata dan mata bengkaknya pada Fenghuang Es. Bukan cuma harus nutupin perubahan wajah, tapi juga ngalihin topik pembicaraan sama |Tang Beierjina dengan santai - ini terlalu susah kali?
Emang dasar |gadis Bimon, polos banget. Siapa yang ngambil keperawanannya, itu orang bakal jadi pasangan seumur hidup. Sang naga tua menghela napas. Kalau di |bangsa naga, selain |Naga Peri, ada naga betina lain yang sepolos ini?
Hari-hari |Liu Zhenhan juga nggak enak. Siapapun, seberapa tebal muka, pasti bakal canggung kalau rahasia paling menjijikannya |terbongkar. Gimana dia mau hadapin istri-istrinya?
Setelah mengukur diri sendiri, sepertinya kali ini tidak peduli bagaimana Liu Zhenhan berpose keren atau berpura-pura bodoh, sulit untuk melewati rintangan ini. Atau lebih tepatnya, sulit melewati Ning Yu. Kabar mengerikan ini membuat rambut di kepala Liu Zhenhan merinding.
Kepala suku Andulan memberinya ide: dengan alasan menyambut kedatangan Kurcaci Emas, Liu Zhenhan bisa tinggal beberapa hari di Kota Xueli sampai kemarahan Ning Yu mereda.
Setelah bolak-balik mempertimbangkan, Liu Zhenhan merasa ini satu-satunya cara. Ning Yu adalah tipe pemalu, bahkan saat hanya "mengubah penampilan" saja sudah gelagapan, apalagi skandal sebesar tadi malam yang terjadi di depan banyak orang. Pasti Ning Yu tidak akan mau kehilangan muka. Jika dia sempat menanyakan niat mesum Liu Zhenhan dengan pertanyaan tajam, Lao Liu merasa akan sangat sulit mencari alasan. Sungguh memalukan!
Liu Zhenhan tidak takut apapun kecuali satu: melihat Ning Yu menangis. Kali ini jika tertangkap, pasti nasib itu tidak terhindarkan.
Di dunia ini ada ribuan tukang tawar-menawar yang ulung, tapi Liu Zhenhan hanya takluk pada satu hal: air mata wanita yang dicintainya. Tuan tanah berkarakter keras ini yang di mata orang hanya bisa main pedang, hanya bisa dihina oleh tangisan kekasihnya.
Tanah apanase Jenderal Pan di Kota Xueli yang berbatasan dengan Pegunungan Salju Himalaya Taymur memiliki udara segar, pepohonan rimbun, dan pemandangan memukau. Namun sejak kedatangan Liu Zhenhan, sama sekali tidak ada kebahagiaan. Selain urusan rumah tangga yang rumit, sebuah masalah besar terus menghantuinya tanpa henti.
Meskipun kekuatan Dark Elf di Kota Lucern telah melesat ribuan li, Liu Zhenhan tidak terlalu khawatir. Yang benar-benar membuat Lao Liu pusing adalah kerugian besar pada "Mata Air Kehidupan"!
Kerugian ini tak tergantikan, membuatnya hanya bisa mengelus dada setelah kemarahan mereda.
Setelah kembali dari gurun, Lao Liu berencana menyelesaikan urusannya lalu menggunakan keunggulan "formasi teleportasi sihir" untuk langsung menggempur sarang Dark Elf dan menyapu bersih "Mata Air Kehidupan" - meskipun gua lava di Ngarai Obsidian yang bawah tanah rumit seperti jaring laba-laba, Liu Zhenhan yakin dengan waktu ekstra pasti akan menemukan jalan yang benar.
Sayangnya rencana manusia kalah oleh takdir. Sebelum dilaksanakan, Dark Elf dari Ngarai Obsidian telah membelot ke Kota Lucern. 16 Pohon Perang bertambah menjadi 20 pohon dengan usia yang tiba-tiba bertambah. Jelas sudah, "Mata Air Kehidupan" yang dianggap Liu Zhenhan sebagai miliknya yang pasti, telah dikuras habis oleh Elf Jatuh.
Sungguh menjengkelkan! Liu Zhenhan mengakui, jika semua "Mata Air Kehidupan" ini bisa dikuasai, dengan kecepatan pertumbuhan satu tetes per sepuluh tahun, Feilengcui setidaknya bisa mengumpulkan ratusan ribu labu minyak besar. Dengan kekuatan serangan labu minyak ditambah dominasi udara mutlak pasukan khimera udara, meskipun agresi Bangsa Iblis sebesar apapun, Lao Liu pasti bisa menjamin keamanan Kerajaan Bimeng sendirian!
Dalam Strategi Delapan Penakluk Iblis sebelumnya, strategi jiwa yang diajukan Liu Zhenhan kepada Yang Mulia Grak Sal adalah memasang satu "formasi teleportasi sihir" di setiap ibu kota lima provinsi Bimeng, membangun jalur transportasi cepat antara lima provinsi dan Feilengcui. Maksud sebenarnya adalah ketika ibu kota provinsi mana pun diserang Bangsa Iblis, pasukan udara Feilengcui bisa segera bergerak dengan bombardir masif untuk menghancurkan musuh.
Semua ini dibangun di atas dasar labu minyak dan "Mata Air Kehidupan". Tanpa senjata ampuh ini, Strategi Delapan Penakluk Iblis hanya bisa disebut pertaruhan nyawa (jika diungkapkan baik) atau melawan batu dengan telur (jika diungkapkan kasar). Tanpa senjata ini, keamanan Feilengcui pun menjadi diragukan.
"Dekret Mobilisasi Sabuk Duri" saat ini telah dikeluarkan. Lima provinsi Kerajaan Bimeng sedang mengerutkan pertahanan dengan memusatkan seluruh warga sipil yang tersebar di sekitar ibu kota provinsi. Mengingat lokasi pendaratan Bangsa Iblis tidak jauh, warga Wolff di Provinsi Tenggara kini bersiap untuk mundur secara bertahap ke ibu kota dua provinsi utama di timur laut dan selatan. Di depan Pegunungan Bering akan terbentuk perlindungan yang besar. Jika di masa depan Bangsa Iblis menyerang ke utara, Feilengcui yang tidak memiliki benteng alam Sungai Sanggan sebagai penghalang akan menjadi target militer pertama.
Berjarak 3-4 li dari Kota Xueli, di sisi selatan jalur salju turunan Puncak Tanggula, kota baru Medusa sedang dibangun secara besar-besaran. Dua puluh ribu budak Mulan yang dijarah dari Kalimantan akan dijadikan pondasi berdarah untuk benteng kokoh baru. Alasan Murinio rela mengorbankan biaya besar untuk memindahkan Kota Caiyu dari padang gurun ke kaki gunung bersalju adalah untuk membangun kota yang mudah dipertahankan dengan mengandalkan gunung di belakang dan hutan pinus lebat di kedua sisinya.
Tanah apanase Jenderal Pan, Kota Xueli, merupakan bukit tanah setinggi 100 ren dengan hanya satu jalan sempit, sejak zaman kuno dikenal sebagai penghalang alam terkuat di Padang Liar Kuno. Begitu Kota Caiyu baru selesai dibangun, Xueli dan Caiyu yang saling mendukung dengan formasi tanduk akan menjadi benteng yang sangat sulit ditembus.
Dibandingkan dengan itu, hanya Feilengcui yang terletak di padang terbuka dalam segitiga pertahanan. Meskipun memiliki keunggulan geografis tertentu, kesenjangan dengan Kota Xueli dan Kota Caiyu sangat mencolok - Kota Caiyu dan Kota Xueli berada di lokasi terpencil, bangsa iblis bisa mengirim pasukan untuk mengepung tanpa menyerang dan menahan mereka. Tapi Feilengcui pasti tidak akan mendapat perlakuan seperti itu. Di seluruh wilayah Sungai Sanggan, hanya di Feilengcui terdapat tikungan sungai tersempit. Bagi bangsa iblis, Bukit Merah yang terletak di jalur emas ini harus dimusnahkan tanpa ragu!
Saat ini Feilengcui dan Kota Xueli telah membuka dua hektar lahan khusus untuk budidaya labu minyak. Tapi bibit tanaman ini sangat sensitif. Dalam lingkungan alami, mereka hanya bisa dipanen sekali di akhir musim panas setiap tahun. Jika langit berbelas kasih dan cuaca mendukung, sebelum perang dengan bangsa iblis dimulai, Feilengcui mungkin bisa mengumpulkan 300-400 buah labu minyak sebagai persediaan persenjataan.
Meskipun Liu Zhenhan menyandang gelar Raja Bunga, dia bukan Raja Buah. Sekalipun memerintahkan labu minyak terus berbunga, karena tidak sesuai musim, bunga-bunga itu hanya akan layu cepat tanpa sempat menjadi buah.
Mengandalkan 300-400 buah labu minyak untuk melawan jutaan pasukan bangsa iblis? Itu baru mungkin jika satu buah labu bisa membunuh sepuluh ribu musuh.
Tapi kalau memang begitu, labu minyak seharusnya disebut mantra terlarang saja.
Meskipun Kepala Suku Penjaga Pohon Clough adalah ahli sihir tanaman terkemuka, dia tidak bisa membantu Liu Zhenhan memecahkan masalah ini. Kemampuan menggembalakan hutan memang terdengar epik, namun memerintahkan labu minyak berbuah cepat sama sekali di luar kemampuan ras Entu - bagaimanapun juga Entu adalah raja tumbuhan.
Sebenarnya bukan hanya Lao Liu yang mengidam-idamkan "Mata Air Kehidupan" hingga hampir gila, Kepala Suku Clough pun demikian.
Tak lama setelah Kepala Suku Entu Clough tiba di Benua Aigean, tanah airnya Benua Atlantis tenggelam ke dasar lautan akibat pergeseran lempeng. Untuk mengusir kesepian, sang kepala suku sengaja memilih lokasi fengshui terbaik dan menghabiskan 10.000 tahun untuk menggembalakan Hutan Salib Selatan. Tujuannya adalah memanfaatkan energi alam yang terkumpul selama ribuan tahun di hutan dan pegunungan untuk melahirkan "Mata Air Kehidupan" dan "Mata Air Elemen" guna membesarkan Entu muda - Di alam Aigean, pohon berusia 20.000 tahun yang bisa berevolusi alami menjadi Entu mustahil ditemukan, bahkan pohon berumur 10.000 tahun yang bisa dipacu dengan "Sihir Oasis Kehidupan" menjadi Entu muda pun sangat langka. Satu-satunya harapan Kepala Suku Clough adalah menggunakan efek magis "Mata Air Kehidupan" yang bisa mempercepat pertumbuhan 10 tahun per tetes, untuk cepat menambah usia pohon-pohon tua di pegunungan sehingga bisa membentuk anggota suku baru.
Sayangnya, segala sesuatu tidak berjalan sesuai bayangan—"Mata Air Kehidupan" yang terlahir dari Hutan Salib Selatan selama 10.000 tahun sejarah panjang, malah muncul di gua bawah tanah lava Ngarai Obsidian, dan malah dikuasai oleh Dark Elf yang bisa memanggil Monster aliran api tingkat tertinggi Black Dragon Neraka untuk bertempur. Sihir elemen api ini justru menjadi satu-satunya kelemahan Penjaga Pohon. Seekor Black Dragon Neraka masih bisa dihadapi, tapi Ratu Elf Gelap yang memiliki mahkota tujuh lapis emas malah bisa memanggil dua ekor Black Dragon Neraka! Setelah bangun dari tidur panjangnya, Kepala suku Ent Kroef hanya bisa menghela napas melihat rangkaian "kebetulan" yang ironis ini.
Liu Zhenhan selama beberapa hari di Kota Caiyu terus menghibur Kepala suku Ent. Sejak mengetahui usia Pohon Perang di Kota Lucerne mendekati 20.000 tahun, Kroef menjadi gelisah dan berulang kali mendesak Raja Bunga untuk segera meminjamkan "Mutiara Kloning Tenaga Magis"-nya, agar bisa menggunakan sihir "Oasis Kehidupan" untuk mengkatalis 20 Pohon Perang tersebut menjadi sesukunya sekaligus.
Liu Zhenhan sekarang juga sedang memetik gandum dan menggiling tepung, memiliki satu modal dihitung satu. Memanggil Ent muda tentu harus dilakukan, tetapi saat ini pasukan Elf Jatuh sedang berkumpul, paling lama sepuluh hari lagi akan bersiap berangkat ke Hutan Salib Selatan untuk menaklukkan Elf dan Raksasa di sana. Feilengcui tentu akan bertindak saat kekuatan musim sedang kosong, dan jika sudah bertindak harus sampai tuntas. Liu Zhenhan berencana menghancurkan kedua "matahari bawah tanah" itu sekaligus. Kedepannya, balasan dendam Elf Jatuh yang malu pasti tidak bisa dihindari. Mempersiapkan pasukan dan bersiaga penuh juga harus direncanakan dari sekarang.
Kantor tentara bayaran Harimau yang terletak di Kadipaten Dolot baru saja menerima pesanan penjualan 17 ekor Landak Batu, tetapi belum satu pun yang sampai. Saat ini, 13 ekor khimera Landak Batu di Feilengcui merupakan senjata rahasia Liu Zhenhan untuk mengintimidasi Elf Jatuh.
Di bawah bimbingan tekun para Pelatih Hewan Goblin Tanah yang menguasai seni kuno penjinakan hewan, Landak Batu Feilengcui telah mempelajari kemampuan berubah wujud menjadi Naga Emas berkepala dua dan Bimon raksasa - Karena Ksatria Naga Lampard tak kunjung memberi kabar, Helen dengan cepat berpikir untuk mengarahkan peliharaannya melalui telepati berubah menyerupai Naga Emas, menyediakan cetakan transformasi bagi Landak Batu lainnya. Sedangkan cetakan transformasi Bimon raksasa kebetulan disediakan oleh bayi Bimon raksasa berbulu putih milik Imam Senior Rehagel. Perkembangannya lebih lancar dari perkiraan Liu Zhenhan.
Namun gerakan serangan tangan kosong yang paling penting dan paling sulit dikuasai oleh khimera-khimera raksasa ini masih sulit dilatih dalam waktu singkat. Liu Zhenhan sempat terpikir untuk merekrut sekelompok pendeta khimera dari para pendeta muda di Akademi Pendeta Cambridge Kota Xueli yang sedang mempelajari Tarian Perang dan Lagu Perang. Jika ada pendeta yang bekerja sama dengan khimera, semua masalah akan terpecahkan. Tapi karena Akademi Pendeta Cambridge baru saja dibuka, masalah loyalitas saja masih perlu dipertimbangkan matang. Terburu-buru melatih sekelompok pendeta khimera tanpa bisa sepenuhnya mengendalikan kekuatan ini membuat Liu Zhenhan bergidik hanya dengan membayangkannya. Oleh karena itu, ide ini terpaksa ditunda untuk sementara.
Semua Chimera berkepala dua juga telah dimodifikasi oleh "Sinar Doppler", namun monster terbang yang berubah menjadi Naga Emas ini sulit menyaingi Landak Batu baik dalam hal daya gentar maupun manfaat praktis. Memamerkan lebih dari 400 ekor Ksatria Naga Emas sekaligus, sungguh mustahil ada yang percaya. Liu Zhenhan yakin, jika terpaksa menunjukkan formasi Ksatria Naga yang megah dan menakutkan ini kepada lawan, reaksi pertama lawan pasti akan terkejut, sedangkan reaksi kedua pasti akan mencoba menguji keasliannya. Tanpa khimera Landak Batu yang memimpin serangan, formasi besar Ksatria Naga ini bisa ketahuan dengan mudah.
Selama beberapa hari bersantai di Kota Xueli, Liu Zhenhan juga tidak berani meninggalkan Fei Wenli, Xixi, dan Jiskeibi. Perempuan muda biasanya sensitif, jika sampai diabaikan, mereka mungkin melakukan hal nekat. Seberat apapun rasa canggung dan dilema, Lao Liu harus bertanggung jawab - sekalian menjalin hubungan yang lebih baik, karena kelak mereka akan menjadi istrinya. Ini adalah urusan penting.
Helen setiap sore harus datang ke akademi pendeta di Kota Xueli untuk mengajar. Mo'er, Gatanie, dan Gorini juga ikut bersama, sehingga Liu Zhenhan masih bisa bertemu mereka sekali sehari. Awalnya kecuali Mo'er, Helen, Lili, dan Nini semua bersikap dingin dan mengabaikan Liu Zhenhan. Namun setelah dua hari, melihat Richard yang kurus kering dengan janggut tak terurus dan wajah lesu, mereka tidak tahan lagi dan diam-diam menyelinap ke kamar Lao Liu untuk menanyakan kabarnya. Hasilnya terjadi tabrakan besar, membuat Mo'er menertawakan mereka sebagai "sampah".
Ucapan ini hampir membuat Lili marah. Liu Zhenhan pusing tujuh keliling. Ai Wei'er belum pulih, sekarang harus berurusan dengan Gorini yang lembut di luar tapi keras di dalam. Kedepannya rumah ini pasti akan semakin ramai.
Bab 387 Senjata Kuat Turun ke Medan Pertempuran
Semua masalah pusing tak terselesaikan, namun Liu Zhenhan akhirnya benar-benar menyambut kedatangan kurcaci emas. Pasukan "Anak-anak Guntur" ini terdiri dari pria-wanita tua-muda, mengenakan jaket kulit hewan dengan jahitan kasar dan pakaian serat tanaman, diselimuti kristal es dan hawa dingin, berjalan turun dari jalur pegunungan. Tampaknya seluruh klan turun dari Pegunungan Salju Himalaya Taymur.
Semua Goblin tanah di Kota Xueli berkerumun di jalan gunung menyaksikan keramaian, sambil mengagumi. Anak-anak kurcaci ini bahkan lebih tinggi dari mereka, benar-benar garang. Penyihir dan prajurit juga mudah dikenali, yang mengenakan kulit hewan pasti prajurit kurcaci, yang memakai pakaian serat tanaman pasti penyihir kurcaci.
Liu Zhenhan merasa sangat lucu, keturunan Titan memiliki ikatan kuat dengan tanah leluhur. Kecuali dalam keadaan darurat seperti Raksasa Berkaki Lumpur dan Raksasa Buddha, mereka jarang meninggalkan sarangnya. Yang merespons panggilan leluhur "Terompet Badai Douglas" seharusnya hanya sebagian raksasa dan kurcaci dari seluruh suku. Kota Caiyu hanya memanggil 18 ekor Raksasa Langit dewasa, sedangkan Kurcaci Emas yang membawa seluruh keluarga dan suku untuk bergabung, Liu Zhenhan benar-benar belum pernah mendengarnya.
Kepala suku Kurcaci Emas bernama Krupp, ayah dari penyihir kurcaci Reimend yang pernah menyelidiki Feilengcui. Orang tua ini memiliki aura menggetarkan, postur tubuhnya sangat lantang. Setelah bertegur sapa sebentar di Kota Xueli, pria tua ini hanya perlu satu kalimat untuk membuat Lao Liu hampir gila.
“Yang terhormat Tuan Tanah Richard, saya dengar dari Thunderstrike bahwa di sini ada banyak emas. Bagaimana kalau Bapak berikan setelan perlengkapan lengkap untuk seluruh anggota suku kami! Seumur hidupku, aku belum pernah merasakan seberapa dahsyatnya sihir petir dari Kurcaci Emas Penyihir!” Kepala Suku Klupp dengan santai mengetuk dadanya sebagai bentuk penghormatan kepada Liu Zhenhan: “Seluruh anggota suku Kurcaci Emas kami berjumlah 472 orang. Hari ini kami turun gunung demi emas Feilengcui! Benua Aigean sedang diancam oleh kejahatan. Sebagai anak kesayangan Moradin, kami Kurcaci Emas harus bersenjata lengkap dan bersumpah mempertahankan Benua Aigean kami!”
Begitu sang kepala suku berbicara, seluruh Kurcaci Emas di belakangnya bergemuruh mengacungkan tinju bersorak. Dari nada bicaranya, orang tua dari perbukitan yang perkasa ini ternyata seorang Penyihir!
Liu Zhenhan memandang sinis ke arah orang tua ini, dalam hati mengumpat: Jancuk! Jancuk! Kok berani-beraninya kau mengucapkan kata-kata seperti itu!
“Pasti sensasinya luar biasa!” Tanpa sadar akan perubahan ekspresi Tuan Tanah, sang kepala suku kurcaci ini masih asyik tenggelam dalam lamunan mesumnya sendiri.
"Tuan Tanah yang terhormat! Jangan lupakan aku! Aku ingin palu perang emas seberat 500 pon! Terlalu ringan takkan nyaman digenggam!" Prajurit wanita Kurcaci Browning menambah bensin ke api. Dia adalah saudari kembar Penyihir Remington, bertubuh kekar dengan janggut kepang sepanjang 5 chi. Jika bukan karena suaranya yang nyaring, sulit dikenali bahwa dia adalah Raja Bukit perempuan. Wanita Kurcaci memang memiliki janggut setebal pria, sehingga orang luar sulit membedakannya.
Liu Zhenhan tertawa getir sambil terus menggelengkan kepala.
"Sulit? Kalau begitu 400 pon." Browning memandang sang tuan tanah sambil memutar mata, "Tak bisa kurang! Palu terlalu ringan takkan kuhasilkan pukulan kuat!"
Seperti prajurit wanita tangguh lainnya, prajurit Kurcaci ini juga memotong payudara kanannya yang besar demi kelincahan bertarung. Gerakan tangannya yang setengah air setengah api terlihat lucu.
"Aku bisa menjamin baju zirah emas untuk kalian semua, juga perlengkapan lengkap untuk Penyihir Kurcaci. Mengenai palu perang berat untuk setiap prajurit Kurcaci, sebenarnya tak masalah kusediakan, tapi..." Tuan tanah menghela napas, "palu ini sama sekali tak boleh dipakai bertempur! Koin emasku hanya cukup membuat palu kecil untuk 40 prajurit Kurcaci Emas. Sudah kujelaskan pada Penyihir Remington. Jika ingin memenuhi semua permintaan, beri aku waktu untuk mempersiapkan..."
“Dapat memiliki begitu banyak emas, Anda telah memenangkan penghormatan seluruh suku kami!” Kepala Suku Krupp menepuk dadanya hingga berbunyi pong-pong: “Dalam waktu dekat, saya benar-benar yakin Anda bisa mempersenjatai seluruh anggota suku kami!”
Liu Zhenhan merinding. Bualan Berbual B-nya kali ini benar-benar keterlaluan, entah bagaimana nanti bisa direalisasikan.
Setelah Kurcaci Emas datang, Liu Zhenhan tak punya alasan lagi untuk tinggal di Kota Xueli. Dengan gelisah ia kembali ke Feilengcui. Seperti diduga, Ning Yu tak mau bicara dengannya, wajahnya dingin membeku. Daisy dan Nana masih lumayan, toh kehidupan pribadi Naga jantan di Benua Aigean jauh lebih ekstrim daripada Richard, ragam monster Naga Sekunder yang begitu banyak menjadi buktinya. Karena itu, mereka berdua hanya berpura-pura merajuk sebentar lalu berakhir.
Saat jamuan malam untuk menyambut Kurcaci Emas ini, Liu Zhenhan paling gelisah. Ning Yu menjaga harga dirinya dengan baik, menemani ngobrol santai dengan Kepala Suku sambil sesekali menawarkan minum. Keanggunan Tuan Tanah dan kecantikan mempesona Nyonya Tanah membuat semua Kurcaci Emas terkagum-kagum. Kepala Suku Krupp yang tak tahu dalangnya malah memuji pasangan Tuan Tanah dan istrinya yang serasi, membuat Liu Zhenhan tersipu malu.
"Sejak kembali ke Feilengcui, Ning Yu sama sekali tidak berbicara sepatah kata pun dengannya. Sungguh tak tahu bagaimana dia melakukannya dalam acara sosial."
Setelah jamuan makan malam, Lao Liu agak kebingungan. Kembali ke kamar tidur? Rasanya malu. Tapi kalau tidak kembali, mau kemana? Tidak mungkin baru pulang lalu langsung kembali ke Kota Xueli malam ini juga. Jika dilihat rakyat dari kedua wilayah, tentu sebagai tuan tanah ini akan terlihat sangat memalukan.
Dengan terpaksa, Lao Liu menyuruh dapur menyiapkan beberapa hidangan dan duduk minum di balai kota. Awalnya cukup banyak yang menemani minumnya, tapi setelah Nyonya bos Ning Yu berkata: "Kenapa belum tidur juga?" Braak! Semua langsung bubar seperti lalat, bahkan para pelayan pun kabur tak bersisa.
Liu Zhenhan ternganga lama. Ning Yu sama sekali tidak menghiraukannya, berbalik badan membawa sekumpulan nyonya bos yang berpakaian cantik kembali ke kamar, menyisakan Liu Zhenhan yang bermuka masam terus minum sendirian. Kepala Suku Desaili yang tahu suasana hatinya buruk, diam-diam membawakannya sebotol "Wan Yan Tong Bei".
"Anggur ini sangat berharga." Kepala Suku Desaili menepuk bahu saudara sukunya, berkata penuh makna: "Saat pria sedang bad mood, merusak sesuatu yang berharga lebih mudah untuk melampiaskan kekesalan."
"Teori aneh! Siapa bilang aku sedang bad mood?" Liu Zhenhan mengeras seperti bebek mati yang tetap ngotot: "Perasaanku sekarang sangat baik!"
Kepala Suku Desaili terus-menerus tertawa.
“Silakan Anda juga minum segelas! Saya ingat dalam ajaran Raksasa Buddha tidak ada larangan minum alkohol.” Liu Zhenhan mengangkat gentong anggur, menuangkan gelas penuh dan mendorongnya ke Kepala Suku. Cairan merah menyala seperti darah berkelap-kelip bagai sorot mata kekasih: "Jika tidak diminum berarti menghina saya, dan kau tahu konsekuensinya."
“Terlalu jijik, saya tidak bisa meminumnya.” Kepala Suku Desaili terus menggelengkan tangan, mengembalikan gelas kepada tuan tanah.
“Proses pembuatan anggur Mugge sangat ketat, pengambilan darah harus menggunakan pipa alang-alang tanpa terkontaminasi nafas manusia, kalau tidak tidak bisa disimpan dalam gudang! Sama sekali tidak se-kotor yang kau bayangkan!” Liu Zhenhan mendorong gelas kembali ke Desaili.
“Maaf. Meski begitu saya tetap tidak bisa minum, karena saya vegetarian.” Kepala Suku Raksasa Buddha berkata dengan penuh penyesalan.
Perkataan ini membuat Lao Liu tertegun sejenak. Kemudian disusul gelak tawa yang nyaris membuatnya terjungkal.
Master Emmar Sang Raja Alkemi yang kebetulan datang menemui tuan tanah untuk urusan bisnis, juga meledak dalam tawa mendengar kalimat itu.
“Master, silakan Anda juga minum segelas.” Liu Zhenhan menyapa dengan sopan.
“Menghormati lebih baik daripada menolak!” Raja Alkemi mengeluarkan gulungan blueprints dari ketiaknya, melemparkannya ke meja, lalu mengangkat gelas dan menghabiskannya sekaligus. Ia menahan nafas sampai mata dan telinganya memerah sebelum akhirnya menghembuskan nafas panjang: “Benar-benar anggur yang luar biasa!”
“Master, kapan Anda berencana kembali ke Pompeii?” Liu Zhenhan kembali mengisi gelasnya.
“Awalnya rencananya berangkat malam ini, tapi melihat pasukanmu sudah melengkapi kelompok Titan ketiga, aku akan menunda setengah hari besok untuk membantu menambahkan cap darah sihir pada 'Terompet Badai Douglas', agar kamu bisa memanggil raksasa atau kurcaci tambahan.” Master Emmar mengangguk sambil tersenyum: “Sebenarnya aku ingin menunggu kedatangan Guru Puskás untuk minum anggur pernikahanmu dengan Joan d'Arc, tapi 'Tirai Besi Proyeksi Jurang' dan empat 'Portal Teleportasi Kristal Sihir' sudah selesai lebih cepat, termasuk 'Meriam Cahaya Mutiara Naga' dan empat 'Cincin Belenggu Neraka' yang kamu minta untuk dimodifikasi. Ruoerna dan yang lain sudah bisa mengoperasikan 'Panah Ledak Durex', dan aku juga sudah membuat pola contoh untuk 'Meriam Sihir Katapult'. Tidak ada gunanya berlama-lama lagi di sini!”
“Kudengar kalian kemarin melakukan uji tembak 'Panah Ledak Durex', Bagaimana rasanya? Laporan kalian kurang detail! Cepat ceritakan!” Liu Zhenhan segera bertanya.
"Level dan aliran sihir tulang monster menentukan kekuatan 'Panah Ledakan Durex', Monster Tingkat Super tetaplah kelas atas!" Mata Master Emmar bersinar saat membahas peralatan magis: "Kemarin kami uji tiga panah. Yang pertama dari Akanathed, percikan kristal dahsyat setara dua kali labu minyakmu! Panah kedua dari Flame Demon bersayap enam, ledakan awan api lebih mematikan dengan bentuk jamur! Panah ketiga dari Semut Raksasa Kmer bermata biru, ledakan magnetik harus diuji di medan perang sebenarnya. Target kayu kemarin kurang tepat, tapi pasti efeknya luar biasa!"
"Sanggup sehebat itu?!" Liu Zhenhan matanya berkilat: "Jancuk! Aku punya belasan Monster Tingkat Super, ratusan Ular Berapi Berbulu dan Iblis Baator. Berapa panah ledakan bisa dibuat?"
“Ini tergantung pada konsentrasi elemen sihir dalam tulang belulang. Tubuh Kaisar Api yang kecil bisa menghasilkan 30 anak panah ledakan, sedangkan Monster Perang Komodo yang besar hanya 7 anak panah. Sejujurnya, daya penghancur sihir golongan asam memang payah! Aku perkirakan tulang monster-mu ini bisa membuat sekitar seribu anak panah ledakan! Kekuatannya akan bervariasi, nanti kau sendiri akan merasakan perbedaannya saat digunakan. Tapi ini kan barang habis pakai, sekali ditembak ya hilang. Saran ku, hematlah penggunaannya.” Master Emmar membuat gerakan menarik busur yang dramatis: “Satu anak panah yang ditembakkan bisa menghabiskan ribuan koin emas!”
“Obisilachi! Akhirnya menemukan pengganti ladang labu minyak!” Liu Zhenhan tertawa terbahak: “Master, dengan tingkat alkemia Feilengcui saat ini, berapa anak panah ledakan yang bisa diproduksi per hari?”
“Tulang Monster Tingkat Tinggi lebih mudah diolah, sekitar 30 anak panah. Untuk Monster Tingkat Super lebih rumit, tapi kekuatan panah ledakannya pasti melebihi labu minyak yang pernah kau gunakan di Kalimantan!” Master Emmar terkekeh: “Tulang monster kelas terendah di sini pun tingkat tinggi, mustahil kekuatannya kecil!”
“Terima kasih banyak, Master!” Liu Zhenhan menggegam tinju kuat-kuat sambil menghela napas lega.
Dia benar-benar tidak bisa tidak bahagia, masalah pelik labu minyak akhirnya terpecahkan! Kekuatan Panah Ledak memang besar, tapi hanya ribuan batang saja, pasti tidak cukup menghadapi lawan Feilengcui di masa depan; tapi tidak apa-apa! Lapisan ketiga bawah tanah Benua Porsa adalah sarang Naga Hitam Neraka, selama 10.000 tahun, di Makam Naga setidaknya ada 30 kerangka naga, bahkan 40-50 kemungkinan juga ada. Asalkan Feilengcui bisa dapatkan tulang-belulang naga neraka ini, sama saja dapat ribuan Flame Durex api! Sekalian mengumpulkan tumpukan Kristal Naga dan Mutiara Naga!
Lao Liu benar-benar merasa gila dengan idenya sendiri, Makam Naga ah, kuburan paling mistis bangsa naga! Makam Naga Aiqin dijaga oleh dua Kota Naga besar, itu jelas tidak bisa diganggu. Tapi siapa yang menjaga bangsa naga yang jatuh? Hehe... paling-paling beberapa Penjaga Makam biasa...
“Ngomong-ngomong, aku juga sempat membuatkanmu 72 paku busur panah penetrasi armor menggunakan ekor berduri Akanathed, racun lumpuh sejati yang sangat ganas! Dipasang di Hujan Deras Bunga Pir-mu, hehe, pasti sangat kuat!” Master Emmar tertawa: “Ini sebagai balasan atas keramahanmu selama ini. Sayang waktuku terbatas, kalau tidak bisa kubahas tiga tempurung kura-kura besar itu. Aku rasa salah satunya mengandung elemen sihir yang sangat besar, jika dibuat menjadi panah ledakan pasti dahsyat!”
“Jancuk! Jangan bilang begitu, semakin kau bilang begitu semakin kesal aku. Sekarang aku bahkan ingin menculikmu!” Liu Zhenhan tertawa.
“Bukan tidak memberi harga diri, tapi aku sudah tidak sabar pulang ke negaraku untuk mengerjakan proyek meriam sihir raksasa.” Raja Alkemi berkata jujur: “Richard, aku tak takut kau marah. Membantumu tetap membantu orang asing, sedangkan Kekaisaran Pompeii adalah tanah airku!”
“Bagaimana perkembangan meriam sihir raksasa? Sudah berhasil membuat satu unit?” Liu Zhenhan pura-pura bodoh meski sebenarnya tahu jawabannya.
“Mana mungkin secepat ini.” Master Emmar tertawa: "Richard, kau terlalu tergesa-gesa! Tukang besimu memang banyak dan terampil, sejujurnya dalam sebulan lima meriam sihir bisa selesai kerangka dasarnya! Tapi formasi magis angin di bagian palu pemantik meriam itulah komponen jiwa terpenting! Kekuatan alkimia-mu masih di bawah standar! Tapi saya sudah memodifikasinya. Dengan keunggulan pengecoranmu, setelah beberapa malam riset, akhirnya saya memperbesar meriam ini 10 kali lipat dengan perubahan lokal, dijamin kekuatannya tetap sama! Dengan begini, tingkat alkimia Feilengcui sudah cukup untuk membuat formasi magis! Ditambah ratusan tahanan ahli geometri Mulan di sini, akurasi tembak tak perlu diragukan, tapi..."
Bab 388 Rekonsiliasi
"Tapi apa?"
"Tapi dengan begini, total berat meriam pelontar batu sihir akan mencapai 31,5 ton, panjang total lebih 7 meter! Diameter batu peluru harus 350 cm, beratnya 700-800 pon per butir! Diameter batu tak bisa lebih kecil. Jika terlalu kecil atau permukaan tak cukup halus, batu bisa hancur oleh kekuatan angin magis yang kacau saat ditembakkan - ini satu-satunya kelemahan! Selain itu, karena bobot meriam yang ekstrim, daya rekoil juga meningkat. Harus membuat dasar bercabang dan dipaku dengan paku keling raksasa di tempatnya." Master Emmar berkata serius.
“Dewata Perang di atas! Sebuah meriam ketapel kok harus dibuat sebesar ini? Bahkan harus dipasang permanen? Lalu meriam ketapel ini hanya bisa menembak satu titik tetap? Mana mungkin musuh sebodoh itu, diam di satu tempat menunggu kita menembak?” Liu Zhenhan tertegun.
“Aku juga terpaksa seperti ini! Karena Meriam Sihir sama sekali tidak bisa diperkecil lagi! Dengan teknologi alkemi Feilengcui, kami hanya bisa membuat formasi sihir mikrograf 10 kali lipat pada palu pemantiknya! Jujur saja, bahkan Kekaisaran Pompeii pun jika ingin membuat meriam ketapel sihir, hanya dengan murid-murid di lab alkemiku, minimal harus 5 kali lipat ukuran asli baru mungkin dibuat!” Master Emmar menunjuk hidungnya dengan bangga: “Untuk membuat meriam sihir versi asli, sepertinya hanya aku satu-satunya di seluruh benua yang menguasai teknik mikrograf level itu!”
“Mendingan aku bikin ketapel biasa saja!” Liu Zhenhan naik pitam: “Meriam ketapel sihir model begini jelas lelucon! Master, apa kau sedang bercanda? Untuk apa aku mau meriam sihir seperti ini?”
“Richard!” Ekspresi Master Emmar penuh kekecewaan, seolah geram melihat sikap Liu Zhenhan yang dianggapnya menyia-nyiakan potensi: “Harus kukatakan, Raksasa Typhoon yang merupakan pandai besi ulung itu, masuk ke bawah komandomu hanya merusak bakat mereka!”
Liu Zhenhan menyesap anggur kecilnya, tersenyum kecut pura-pura bodoh.
“Ini adalah sketsa desain yang aku gambar ulang untukmu.” Raja Alkemi mendorong desain di atas meja ke hadapan Liu Zhenhan: “Kau memiliki blueprints struktur payung gasing terjun Goblin, sedangkan rotasi payung Goblin ini bergantung pada rel geser poros bertenaga gir yang terus berputar horizontal. Saat membuat dasar meriam sihir, kita bisa memanfaatkan rel geser poros bertenaga gir antara dasar meriam dan alasnya. Teknologi ini sebelumnya sudah pernah dibuat oleh Raksasa Typhoon, jadi kami sangat familiar. Yang diperlukan hanya memperbesar skalanya. Meski kekurangan komponen payung gasing lainnya sehingga tidak bisa lagi menetralisir gravitasi, yang kita butuhkan hanyalah meriam sihir yang bisa berputar multi-sudut. Ini pasti bisa!”
“Bagaimana dengan jarak tembak? Apakah ada kemungkinan meningkatkan atau mengurangi jarak tembak untuk meriam sebesar ini?” Liu Zhenhan buru-buru bertanya.
“Secara teori, jarak tembak seharusnya tidak berubah. Masih sekitar 1500 hingga 2000 yard! Jika ingin meningkatkan jarak tembak, secara teori juga mungkin asalkan kamu mengurangi berat batu peluru tanpa mengubah diameternya.” Master Emmar terkekeh: “Beri nama! Semua dasar teknologi meriam katapult sihir ini berasal dari Feilengcui, hak penamaan harus menjadi milikmu sebagai Tuan Tanah!”
"Sebut saja... Meriam Raksasa Babilon!" Liu Zhenhan awalnya ingin menyebut Meriam Richard, tapi berpikir nama itu terlalu arogan dan vulgar, jadi lebih baik dibatalkan. Lagipula nanti akan ada dua Taman Gantung, mending pakai nama itu saja.
"Nama itu sangat epik." Raja Alkemi terkekeh jahat: "Awalnya kupikir kau akan memakai namamu sendiri untuk meriam sebesar ini!"
Kepala Suku Raksasa Buddha yang selama ini diam tertawa terisak-isak di samping, Liu Zhenhan juga ikut tertawa.
"Batu peluru raksasa ditambah gaya gesek, Meriam Babilon pasti memberikan kejutan luar biasa bagi musuh manapun!" Master Emmar melanjutkan: "Richard, aku pun usulan lain! Kekuatan alkemi-mu sangat lemah, butuh sekitar satu setengah bulan untuk menyelesaikan ukiran mikro unsur angin pada palu pemantik meriam, sedangkan laboratorium alkemiku hanya perlu dua puluh hari! Bagaimana kalau kita barter? Aku tukar palu pemantik jadi dengan dasar meriam, satu palu pemantik untuk satu dasar meriam lengkap tanpa palu. Kristal sihir di bagian belakang meriam harus kau sediakan, cukup berikan logam magis untuk membuat palu pemantik, setuju?"
Liu Zhenhan melirik tajam Raja Alkemi ini sambil berpikir: Jancuk kau ya jancuk kau, manusia burung macam apa ini? Baru buka mulut langsung nawarin tukar palu sebesar kepalan tangan dengan dasar meriam tiga puluh ton lebih, beneran ngira teknologi adalah kekuatan produksi nomor satu?
“Mengapa diam saja, Richard?” Master Emmar terkekeh-kekeh: “Bangsa iblis sama sekali tidak bisa menyerbu Pompeii, Feilengcui berbeda! Kau harus mempertimbangkan baik-baik!”
“Masalah teknis bisnis, silakan berdiskusi dengan Kepala Suku Desaili!” Liu Zhenhan mendapat ide, mendorong kepala suku raksasa Buddha yang pandai bicara. Meski kekuatan tempur nol, kemampuannya mengoceh bahkan bisa membuat mayat hidup menggerakkan batu giling. Sangat cocok untuk negosiasi bisnis.
“Kepala Suku Desaili, bagaimana pendapatmu? Ini menguntungkan semua pihak.” Master Emmar memalingkan pandang ke raksasa Buddha yang telah diam setengah hari. Raja Alkemi merasa karakter ini "berat". Orang "berat" biasanya mudah diajak bicara, tapi mungkin juga berarti lebih rumit.
“Secara pribadi, aku rasa kesepakatan ini sangat menguntungkan.” Kepala Suku Raksasa Buddha langsung menyetujui, membuat tuan tanah terkejut sampai wajahnya berubah pucat.
“Tapi...” Kalimat selanjutnya dari Kepala Suku Desaili membuat Lao Liu kembali tenang, giliran Raja Alkemi yang memutar mata. “Mengenai rel geser sistem roda gigi, silakan ahli alkemi Pompeii yang membuat. Dari pemahamanku, produk buatan goblin selalu rumit dan presisi. Pandai besi Typhoon di Feilengcui sekarang sudah menjadi manajer pabrik timur dan barat, plus masih mengerjakan proyek konstruksi Gao Cen. Sangat sulit menyediakan tenaga tambahan.”
"Kalau membuat rel geser bertenaga roda gigi tidak merepotkan, aku juga tidak akan minta bantuan Feilengcui." Master Emmar akhirnya menyadari, raksasa Buddha di hadapannya ini benar-benar bukan lawan sembarangan.
Tuan tanah menyilangkan lengan, dengan senyum tipis penuh kemenangan di wajahnya.
"Begitu ya?" Desaili membuka mulut, setelah berpikir sejenak berkata: "Kalau begitu lima palu pemantik ditukar dengan satu meriam utuh! Atas nama Weituo suku kami, dengan berat hati aku setuju!"
"Maksimal dua palu pemantik untuk satu meriam, kalau tidak tidak usah berunding!" Master Emmar marah, rasio pertukaran ini menghina penyihir alkimia.
"Empat palu pemantik! Benar-benar tidak bisa dikurangi lagi!" Kepala Suku Raksasa Buddha menggelengkan kepala kuat-kuat: "Aku juga bicara jujur!"
"Maksimal dua!" Master Emmar bersikeras.
"Dua setengah bagaimana?" Kepala Suku Desaili memicingkan mata, mengamati Master Emmar lama sekali sebelum bicara.
"Dua setengah? Bagaimana cara membuat setengah palu pemantik?" Master Emmar pusing.
"Tidakkah ini sederhana?" Raksasa Buddha tertawa terbahak-bahak: "Kami beri dua meriam, kalian beri lima palu pemantik ke Feilengcui. Bukankah ini sudah selesai?"
"Sekarang aku benar-benar mengenal karakter Feilengcui!" Master Emmar menggeretakkan gigi lama sekali, lalu menggeleng: "Baiklah, deal!"
Melihat Raja Alkemi pergi sambil mengumpat, Tuan Tanah dan Kepala Suku Raksasa Buddha saling tersenyum kecut lalu menepuk tangan. "Braak!" Suara dentuman dahsyat membuktikan Kekuatan Naga dan tenaga Adamantium yang menaklukkan iblis memang bukan main. Kepala Suku Desaili terpental tertampar.
Kepala Suku Desaili bangkit dengan muka penuh debu, lalu kabur tanpa menoleh.
Lao Liu tertegun lama sebelum menyadari tak ada satu pun bayangan orang di sekitarnya. Ruang audiensi megah yang sunyi sepi hanya menyisakan dirinya bergantung seperti hantu kaki terkulai. Kendi arak diangkatnya tinggi-tinggi, namun hanya menitikkan sisa tetes terakhir yang tak cukup untuk menenggelamkan seekor semut bayi.
Makanan sisa masih banyak: Daging babi kukus tepung bagai penduduk asli Boni di Gurun Pasir Taklamakan, kaku dan bodoh; Ikan cod goreng wangi keras seperti fosil Bimon Ymir dari Rawa Garam Hangus; Udang perak saus jeruk mirip pepohonan di Hutan Salib Selatan yang menusuk-nusuk. Selain bumbu merica yang hambar, semua masakan asin seolah koki ini baru saja menjadi Tuan Tanah Lahan Garam Florun lalu merangkap Gubernur Air Laut Kerajaan Xiya, membuat selera Tuan Tanah langsung hilang.
Liu Zhenhan kesal melemparkan pisau dan garpu. Baru saja mengambil serbet untuk mengusap mulut, tiba-tiba menyadari serbet putih ini mirip kain kafan. Tuan tanah yang marah ini melampiaskan amukannya: meraih dua kendi arak, membalikkan meja sepenuhnya, menyepak kursi hingga hancur. Bunyi pecahan "Ping li pang langit" bagaikan simfoni agung. Saat hendak melemparkan kendi ke lukisan di ruang tengah, siluet anggun tiba-tiba muncul dari balik pintu.
Liu Zhenhan tertegun sambil menghela napas huh-hah berat.
Dua aliran air mata kristal menggantung di pipi Ning Yu.
Di tangan Ning Yu tergantung jubah bulu putih berhias bulu-bulu mistis, sehelai.
Tanpa sepatah kata pun, sepasang suami istri muda ini berdamai kembali.
"Aku tiba-tiba ingin melantunkan syair." Liu Zhenhan berbaring di tempat tidur, kepala bertumpu pada lengan yang licin, penuh kesombongan.
"Katakan, aku dengarkan." Ning Yu meringkuk, bahu mungilnya yang salju menyembul kembali ke dalam kasur kulit hewan.
"Tiga chi tiga ren dari langit..."
"Jangan lanjutkan!" Pembukaan ini langsung mengingatkan Ning Yu pada karya terbaru Richard "Tiga chi dari bumi".
"Dengarkan sampai selesai dong!" Liu Zhenhan merajuk: "Tiga chi tiga ren dari langit, Membalik samudera menggulung ombak raksasa, Bergegas mengalir, Sepuluh ribu kuda bertempur sengit."
“Puisi aneh apa? Kedengarannya cukup menarik.” Ning Yu heran bertanya: "Apa maksud 'makna kehamilan' dalam puisi ini? Apakah mengacu pada gunung?"
"Aku akan menjelaskan makna kehamilan puisi ini dengan tindakan..." Lao Liu tertawa nakal, melakukan gerakan salto elang yang anggun.
Bab 389 Utusan Naga Suci
Siang hari berikutnya, hujan rintik-rintik seperti bulu sapi membasahi langit Feilengcui, diterpa angin bagai kabut asap.
Tuan Tanah Feilengcui bertelanjang dada dengan otot kekar, menengadah di puncak tembok Bukit Merah membiarkan air hujan membasahi bulu dadanya yang liar. Guo Guo telanjang berdiri di kaki Liu Zhenhan, kemaluan kecil sebesar siput tegak berdiri. Di sebelahnya seekor burung beo berbulu basah kuyup seperti ayam terendam merapatkan sayapnya.
Udara saat itu terasa segar oleh siraman hujan. Sungai Sanggan berdenting seperti senar kecapi. Pegunungan hijau di kejauhan bagai alis, hutan lebat berbaris rapi. Padang gurun yang penuh kehidupan dipenuhi bunga liar mekar subur bagai bintang gemerlap di galaksi, meski kecil namun keindahannya membuat hati Tidak Tenang.
Pemandangan lembut ini, dalam sekejap membersihkan jiwa Liu Zhenhan dengan diam-diam, mengendalikan dosa-dosanya. Bahkan ia mulai merasa dirinya orang baik—saat Master Emmar pergi, Liu Zhenhan sempat terlintas keinginan untuk membunuh sang master.
Bakat luar biasa Raja Alkemi dan teknik tempa sihirnya terlalu mengerikan. Orang berbakat seperti ini yang justru bukan bagian dari bawahannya, membuat Liu Zhenhan merasakan ancaman besar.
Dalam kamus Feilengcui, cara paling sederhana menghadapi ancaman adalah: menghapuskan!
Tapi kini pikiran jahat itu telah tercuci bersih oleh hujan. Mungkin suasana hati yang baik mempengaruhi Liu Zhenhan, atau mungkin ini sekadar kejahatan yang tersembunyi di dasar hati—Liu Zhenhan akhirnya mengurungkan rencana ini.
Di atas Puncak Tanggula di Gunung, sebuah titik hitam perlahan menjadi jelas dari kabur. Menembus kabut yang meliuk, menggemakan suara gemuruh di udara.
Semakin mendekat, siluet tubuh besar Naga Emas perlahan muncul dalam hujan.
Liu Zhenhan membentuk kanopi dengan tangan, memutar mata keras-keras ke arah Ksatria Naga Emas.
Naga Emas berputar dengan anggun membentuk lengkungan di atas Bukit Merah, menyemburkan tirai air lebat seperti payung dan air terjun, lalu berhenti.
Ksatria Lampard mengusap wajahnya, menampilkan senyum yang angkuh namun tidak sombong.
"Hei! Buat apa si orang bodoh ini berpose?" Liu Zhenhan menyeringai: "Kenapa cuma kamu yang datang? Di mana Master Puskash? Uskup gereja mana?"
"Aku punya urusan khusus denganmu! Master dan Paus sedang sibuk untuk sementara." Lampard mengarahkan Naga Emas mendarat perlahan di puncak Bukit Merah yang luas, lalu melompat gesit dari pelana naga.
Liu Zhenhan memutar matanya ke arahnya. Tampaknya gereja masih belum membersihkan 'kotoran' mereka sendiri, untuk sementara tidak akan datang ke Feilengcui memindahkan jiwa Ai Wei'er!
"Pasukan kecil Bangsa Iblis tiba-tiba muncul dari celah dimensi di Dataran Carimodo beberapa hari lalu." Lampard mengibaskan rambut basahnya, wajah tampannya dipenuhi tetesan air.
"Ha! Ini taktik pengalihan Bangsa Iblis untuk menciptakan kebingungan, biar kita mengira mereka masih memilih Dataran Carimodo sebagai titik serang. Pasukan jenis apa yang mereka bawa kali ini?" Liu Zhenhan terkekeh.
“Gargoyle dan beberapa Bangsa Iblis, total empat puluh orang. Pemimpinnya adalah seorang ksatria Bangsa Iblis bersayap, tapi hampir semuanya berhasil kami habisi oleh Ksatria Suci, hanya si pemimpin yang terluka dan kabur.” Lampard mengangkat bahu: “Kedatanganku kali ini juga ada hal penting yang ingin kubahas denganmu!”
“Selain pinjam uang, semua bisa dibicarakan.” Liu Zhenhan mengusap wajahnya, melemparkan percikan air.
Bukan meminjam uang, kali ini ksatria naga Lampard datang untuk meminjam pasukan dari Liu Zhenhan. Ini cukup mengejutkan Liu Zhenhan.
Setelah negosiasi berulang antara Gereja Saint Paul dan Kekaisaran St. Francis, akhirnya disepakati rencana detail pemusnahan orang-orang Warronbal di Kadipaten Dolot.
Tradisi gereja terhadap vampir memang tak pernah lunak, pembasmian adalah kebijakan pasti. Marquis Capello memiliki status khusus sehingga harus ditangkap hidup untuk interogasi informasi terkait Bangsa Iblis. Tapi kini gereja menghadapi masalah rumit – manusia kelelawar yang telah Bangkit memiliki kemampuan terbang.
Gereja hanya memiliki kurang dari lima puluh Ksatria Suci dengan kendaraan tunggangan terbang. Ksatria elang listrik Kekaisaran St. Francis juga hanya empat puluh orang. Ditambah tiga ksatria naga, total belum mencapai seratus kavaleri udara. Sementara populasi manusia kelelawar di Kadipaten Dolot mencapai ribuan. Mereka semua memiliki kemampuan ras "Ultrasonic Mirage".
“Dalam pertempuran ini, gereja dan St. Francis sudah pasti menang, yang dikhawatirkan adalah ada yang lolos.”
Kedatangan Lampard ke Feilengcui kali ini mewakili Yang Mulia Paus Martini dan Kaisar McGrady dari Kekaisaran St. Francis, untuk meminjam pasukan udara Istana Musim Panas Dewa Perang dari Tuan Tanah Feilengcui, Tuan Pelindung Suci Richard, guna berperang di Kadipaten Dolot. Dengan bergabungnya ratusan kavaleri udara tangguh, pasukan prajurit Kijang yang mahir bertempur jarak jauh-dekat, serta strategi gereja sendiri, diharapkan operasi pemusnahan manusia kelelawar ini bisa berjalan sempurna.
Harga diri tetap harga diri, pasukan bayaran punya haknya sendiri. "Sumsum darah" dan koin emas tentu tidak akan kurang untuk Feilengcui - bagaikan bulu domba yang berasal dari domba itu sendiri.
Liu Zhenhan menghitung-hitung, uang yang didapat dari jadi tukang pukul kali ini bahkan tidak cukup untuk membuat palu terbang bagi kurcaci emas.
“Sial!” Liu Zhenhan meniup peluit: “Frank, lain kali ada kesempatan bagus seperti ini bilang saja, aku kasih komisi untukmu.”
Ksatria naga Lampard hampir tak tahu harus tertawa atau menangis. Dia juga menyampaikan kabar buruk kepada Tuan Pelindung Suci: Master Santo Qi Ao lainnya di Benua Aigean, Master Fan Basten, baru saja meninggal beberapa hari lalu.
“Master Fan Basten tersedak bubuk daging di tenggorokan saat makan siang, dan mati karena tercekik.” Lampard berkata: “Kabar ini sudah menyebar seperti virus di Benua Aigean, kalau bangsa iblis tahu, pasti mereka akan tertawa terbahak-bahak!”
Liu Zhenhan terdiam cukup lama baru menyadari situasi, perasaan antara ingin menangis dan tertawa berkecamuk.
Master Puskás pernah berujar pada Lao Liu: "Satu gunung takkan mampu menampung dua harimau, kecuali jantan dan betina" - yang merujuk pada Santo Fan Basten ini. Selama bertahun-tahun, hubungan antara dua Santo ini selalu dingin, mungkin ada sedikit kejanggalan di antara mereka.
Master Fan Basten memiliki menara eksperimen sihir di pesisir timur Aiqin, telah lama mengurung diri untuk meneliti sihir tanpa peduli urusan dunia. Sihir Cahaya Suci adalah hasil penelitiannya; Secara garis keturunan, Gorini dan Gormeth seharusnya memanggil Santo Fan Basten sebagai Guru leluhur, karena penyihir Cahaya Suci Grosso di bawah komando Murinio adalah murid Master Fan Basten——rahasia internal ini baru diketahui Liu Zhenhan baru-baru ini dari Nini.
Saat pertama kali Liu Zhenhan bertemu Murinio, sihir Cahaya Suci yang baru berkembang ini bahkan membuat Naga Peri yang berpengalaman terkejut; Di Kota Gallimard Mulan, Ahong Kitab Suci Manali terperangah oleh "Pulse Fusion Point" Nini, membuktikan betapa luar biasanya penelitian Master Fan Basten ini - sebuah sihir baru yang mutlak menjadi pencapaian bersejarah dalam sejarah benua!
Tak disangka seorang penyihir besar akhirnya tewas oleh segenggam bubuk daging, membuat Liu Zhenhan menghela nafas atas ketidakpastian takdir. Nasib malang ini sebanding dengan orang yang mati mendadak di malam pengantin karena terlalu bersemangat.
Hal ini semakin meningkatkan kewaspadaan Lao Liu. Pernah dikatakan Puskash bahwa Master Santo Ajaib di Benua Aigean tak pernah melebihi dua orang. Kini Liu Zhenhan dan Guo Guo sama-sama mencapai level saint, apakah ini benar-benar pertanda Master Puskash akan meninggal secara tiba-tiba sesuai ramalannya?
Meski pikiran melayang-layang, urusan yang menumpuk harus diselesaikan. Setelah mengirim Lampard dan 200 pasukan udara Feilengcui untuk berangkat, Liu Zhenhan segera mempersiapkan rencana untuk menyasar Makam Naga di lapisan ketiga Benua Porsa bawah tanah.
Dia tidak berani memberitahu siapapun tentang hal ini. Setiap naga akan pergi ke Makam Naga pada saat terakhir hidupnya menunggu kedatangan kematian, ini adalah tradisi abadi bangsa naga. Meskipun Black Dragon Neraka adalah ras yang jatuh, mereka tetap bagian dari bangsa naga. Jika Ruoerna, Daisy dan Kepala suku Andulan mengetahuinya, pasti tidak akan mengizinkan Liu Zhenhan melakukan ini.
Seandainya orang lain menggali kuburan Bimon di depan Lao Liu, dia pasti akan marah besar. Apalagi mengingat tradisi bangsa naga yang sangat ketat.
Segala sesuatu akan lebih mudah dijelaskan setelah menjadi fakta, dan kebetulan Liu Zhenhan paling ahli dalam hal ini.
Karena harus dilakukan secara rahasia, maka semakin kecil skala yang dibuat semakin baik. Untuk ekspedisi ke Makam Naga kali ini, Liu Zhenhan hanya membawa dua Raja Bukit - Barkley dan Bateer. Kedua kurcaci tua dari bawah tanah ini adalah pemandu yang baik. Jiskeibi juga dibawa untuk berjaga-jaga.
Setelah mengatur urusan rumah secara singkat, Liu Zhenhan segera berangkat dengan alasan mencari monster Naga Sekunder di bawah tanah, membawa empat ekor Khimera Landak Batu.
Dunia bawah tanah masih seperti biasanya, dalam kesuraman tersembunyi kehidupan yang subur dan berkembang, namun kehidupan ini hanya bisa dilihat oleh pandangan yang tajam. Perjalanan panjang yang monoton dan membosankan tak terasa oleh Liu Zhenhan yang tenggelam dalam lamunan mesum, karena cincin ruangnya dipenuhi kerangka naga yang akan segera menjadi miliknya.
Pemandangan Benua Porsa sangat berbeda dengan dua benua di atasnya. Lapisan pertama Benua Api gelap gulita, lapisan kedua Benua Hitam cukup layak huni, sedangkan lapisan ketiga Benua Porsa sepenuhnya adalah dunia keganasan dan kekuatan. Di sini penuh dengan sungai-sungai lava yang membentang bagai bintang tabur, tempat tinggal yang mendingin dan gelap seperti ular kaku berkelok di antara aliran api yang menyala-nyala, gunung-gunung berapi mati dan aktif berdiri tegak bak monster purba yang mengerikan; Langit dan bumi diselimuti cahaya merah menyala yang membakar, di hutan-hutan fosil yang luas bergantungan ranting-ranting pinus indah dari embun api, aliran lava mengalir deras sesekali menyembur dari dasar hutan fosil, memperkuat keagungan panorama megah ini.
Empat ekor khimera Landak Batu bertransformasi menjadi Naga Berkepala Dua Emas, membentuk formasi barisan sejajar. Delapan rantai emas raksasa yang tegang lurus menarik kereta perang bersayap burung emas melesat bagai meteor di langit bawah tanah, sayap daging raksasa yang berkepak terus-menerus menyebarkan api dan asap yang menyengat.
Tuan Tanah Feilengcui berdiri di atas kereta emas, rambut punk emasnya berkibar liar ditiup angin. Zirah emas dan tombak naga emas sepanjang 7 meter di tangannya memancarkan aura kekerasan. Bilah tombak berlapis emas dengan bilah bulan sabit di kedua sisinya memancarkan hawa mematikan yang mengalir lancar. Di bahu mungilnya, Guo Guo dan burung beo kecil juga berbulu emas. Dengan penampilan ini ditambah empat Naga Emas dan kereta mewah, bahkan Dewa Perang Campas pun mungkin takkan semegah ini.
Jiskeibi sangat bersemangat. Atas arahan sang kekasih, gadis kecil ini juga mengecat rambutnya menjadi pirang, mengenakan rompi ketat emas dengan setengah wajah tertutup kausa emas. Bahu putihnya yang halus terbuka, menampilkan tato ular berbisa bermata melotong dan bertaring di lengan dan bahu.
Dua raksasa bukit itu pun berwarna emas dari ujung kepala hingga kaki. Lagipula sari Wisteria seribu daun tak perlu dibayar, tinggal dioleskan sepuasnya.
Liu Zhenhan mendorong kacamata kristal hitam berbingkai emas di pangkal hidungnya. Sikap garangnya yang mengintimidasi tak tersembunyi saat menatap ke bumi. Hari ketujuh, dengan kecepatan terbang Naga Palsu emas yang perkasa, akhirnya mereka tiba di lembah tempat Black Dragon Neraka bermukim. Tempat ini merupakan kumpulan gunung berapi mati berbentuk tujuh rangkaian teratai, menyala mencolok di tengah gelombang api merah yang menyembur.
Di atas lembah tergelap di sisi utara, kabut abu-abu putih bergulung-gulung membentuk wujud naga dengan sisik dan kumis yang mengembang. Dingin yang menusuk terpancar bertolak belakang dengan sekelilingnya, bahkan pandangan mata pun membeku meski hanya melihat dari kejauhan.
Ini adalah hawa dingin kematian, penanda kemunculan mayat hidup tingkat tinggi.
Wajah Liu Zhenhan menjadi serius. Tentang Makam Naga, ia hanya mendengar kabar burung. Kenyataan sebenarnya tak begitu jelas. Ia hanya tahu naga dengan jiwa kuat akan berubah menjadi Hantu Naga setelah mati, menjadi pelindung abadi Makam Naga. Makam Naga yang sangat tua bahkan mungkin melahirkan Naga Tulang Belulang dan Lich Naga yang perkasa.
Apakah makhluk undead berbentuk naga ini bisa menyaingi kekuatan tempur saat masih hidup? Liu Zhenhan sama sekali tak tahu. Ia hanya ingat Kepala suku Andulan pernah bilang, kekuatan tempur Lich Naga setara dengan naga level enam, namun hanya berlaku dalam radius tertentu di sekitar Makam Naga.
Sejarah Makam Naga di depan mata ini telah mencapai lebih dari sepuluh ribu tahun. Liu Zhenhan tidak tahu makhluk apa yang akan lahir dari dalamnya. Namun tujuan kedatangannya hari ini bukan semata untuk berperang. Lebih baik menggunakan taktik cerdik jika memungkinkan, kalau tidak berhasil masih bisa melarikan diri. Bagaimanapun ini bukan masalah besar.
Dalam sekejap perenungan, Naga Palsu Emas menarik kereta perang emas menerobos langit Makam Naga, membelah kabut abu-abu putih yang bergulung-gulung. Dingin yang menusuk datang dari segala penjuru mengelilingi kereta perang bersayap burung, namun mengelak perlahan di hadapan "Api Pengorbanan" yang berkobar-kobar.
Kereta Perang Naga Emas berputar-putar di langit. Dari pusat Makam Naga bergema auman naga yang menembus sumsum tulang. Suara auman ini perkasa dan dahsyat namun berat, bagaikan binatang sekarat. Mayat hidup memiliki indra tajam terhadap makhluk hidup. Demonstrasi kekuatan sebesar ini pasti telah membangunkan semua penjaga Makam Naga.
Kabut abu-abu putih terbelah bagai pisau, menyisakan area-area kosong yang meletus. Satu per satu bayangan hitam raksasa melesat dari tempat rendah ke langit tinggi.
"Lao Liu" menarik napas tajam, "Sial", ternyata ada enam ekor naga mayat hidup! Tiga ekor naga zombie dengan bercak jamur menjijikkan dan kulit kering, dua ekor hantu naga yang samar tanpa tubuh bagian bawah, dan satu ekor naga dengan setengah tubuh tulang belulang yang mengibaskan sayap daging berlubang-lubang. Postur naga ini luar biasa besar, mencapai 17 meter, semburan angin dari kepakan sayapnya menggetarkan seperti pisau, mata menyala bagai obor dengan amarah membara.
Gejolak elemen dari naga-naga mayat hidup ini membuat Lao Liu terkejut, terutama naga super dengan sayap compang-camping seperti layang-layang robek yang kekuatannya tak tertandingi!
"Naga Hitam Neraka kaum terkutuk! Segera sambut kedatangan Utusan Dewa Naga Hesperus, Sang Utusan Dewa Naga Emas!" teriak Liu Zhenhan sekuat tenaga, gemuruhnya menggema di lembah seperti halilintar.
Bab 390 Bukti Paling Sederhana
Dua Raja Bukit cacat berbaju zirah emas segera memukul genderang perang dari kulit Kui Niu di pinggang mereka. Kulit Kui Niu yang terkenal bersuara nyaring ini, dipukul dengan kekuatan penuh oleh Raja-Raja Bukit, menghasilkan dentuman dahsyat yang mengguncang langit dan bumi.
Kereta perang empat naga yang menyemburkan api jiwa biru kehijauan setiap berputar satu lingkaran di langit, semakin menambah aura kegagahan yang menggapai langit.
Dua Raja Bukit, Bakeli dan Bateer, kulit kepala mereka merinding, tangan hampir kram akibat memukul genderang terus-menerus.
Siapa lagi yang lebih memahami kekuatan Black Dragon Neraka selain dua penduduk asli bawah tanah ini? Naga Mayat Hidung pun masih termasuk bangsa naga, dan ini enam ekor Naga Mayat Hidung!
Menghadapi penyusup tak dikenal yang mengaku sebagai Utusan Dewa Naga Emas dengan sikap mengancam ini, enam Naga Mayat Hidung sempat tertegun sejenak.
Bahkan naga biasa dilarang memasuki Makam Naga kecuali dalam kondisi sekarat, apalagi wajah baru ini. Seandainya penyusup lain, Penjaga Makam Naga pasti sudah mengubahnya menjadi patung air kematian. Tapi sikap makhluk di hadapan mereka benar-benar membuat Naga Mayat Hidung terpana.
Naga Emas adalah satu-satunya ras naga yang bisa memiliki tiga kepala. Tak perlu dua kepala ekstra, bahkan dengan satu kepala tambahan saja, kecepatan penggunaan sihirnya sudah dua kali lipat naga biasa, pantas disebut yang terunggul di antara naga.
Empat Naga Emas yang menarik kereta perang di hadapan Naga Mayat Hidung itu semuanya berkepala dua, dengan postur tubuh yang luar biasa besar – tampak lebih besar dan perkasa satu lingkaran dibanding Naga Emas biasa!
Di dunia ini selain Utusan Dewa Naga, siapa lagi yang bisa menjadikan empat ekor naga emas berkepala dua yang sangat sombong sebagai binatang peliharaan?
Meski sekotor apapun, kaum Black Dragon Neraka tetaplah bagian dari bangsa naga. Selain Dewa Naga Hesperus, tak ada dewa lain yang bisa membuat mereka menundukkan ukiran kepala naga. Jika mengesampingkan cacat karakter, Black Dragon Neraka justru memiliki keyakinan yang jauh lebih kokoh dibanding Elf Jatuh.
Karena keyakinan inilah, para naga mayat hidup ini berhadapan dengan pria garang yang muncul tiba-tiba dengan pameran kekuatan yang megah, mengaku sebagai Utusan Dewa Naga Emas. Dalam kepanikan mereka, mereka kebingungan membedakan kebenarannya, tak tahu harus berbuat apa.
Enam buah ukiran kepala naga yang besar dan buruk rupa bergoyang-goyang di udara, saling melototkan mata raksasa dengan bingung. Akhirnya seekor naga zombie teringat untuk menggunakan gelombang pikiran dalam berkomunikasi, memicu diskusi besar-besaran.
Kecurigaan, penolakan, keterkejutan, keraguan, dan kebingungan tanpa sebab - gelombang pikiran tak terkatakan bergulung-gulung di ruang hampa, pikiran kacau dan gaduh memenuhi setiap otak para naga mayat hidup yang linglung ini.
Lich Naga Terapadoni yang bertubuh paling besar mengeluarkan asap hitam pekat, mengepakkan sayap daging berlubang seperti dimakan ngengat sambil mengaum rendah. Ia menegur para prajurit naga mayat hidupnya dengan Bahasa Naga yang bertele-tele: "Jangan terlalu berisik! Biarkan Terapadoni yang agung dan bijaksana ini berpikir dulu!"
Trapatoni adalah kepala suku kontemporer dari klan Black Dragon Neraka sebelum diasingkan ke dunia bawah tanah, sejak 10.753 tahun yang lalu ia telah menjadi jagoan pertarungan tangan kosong legendaris di seluruh bangsa naga dengan julukan "Penari Notasi Berat"; Dalam Perang Pengasingan kala itu, dua Kota Naga besar Chenxing dan Pelangi sengaja memanggil Naga Kuno Weng dari pegunungan sejauh 100.000 li khusus untuk mengalahkannya, baru berhasil melukainya parah dan mengusir seluruh klan Naga Hitam ke bawah tanah.
Selama ribuan tahun menjelajahi Aiqin, Trapatoni yakin memiliki wawasan luas yang luar biasa dan pengalaman mutakhir, namun ia tetap tak mampu menemukan secuil pun legenda atau kisah terkait gelar "Utusan Dewa Naga Emas" dalam tengkoraknya yang menyimpan sejarah panjang!
Utusan duniawi Dewa Naga Hesperus seharusnya adalah Naga Suci!
Meskipun Naga Suci juga samar dan tidak nyata seperti legenda, namun legenda bangsa naga memang selalu seperti ini!
Mata besar Trapatoni memandang kereta perang naga emas berkaki empat yang dikelilingi api biru langit bolak-balik berpatroli, sementara hatinya bergumam——Apakah...apakah dirinya sudah terlalu tua sampai tak bisa mengingat sejarah? Atau...ataukah setelah 10.000 tahun waktu berlalu, bangsa naga Aiqin telah melahirkan aturan permainan baru?
“Sudah 10.000 tahun! Dewa Naga Hesperus telah mengampuni ras naga tercemar kalian! Sang Dewa Naga berkata: Sekarang saatnya bagi komunitas Naga Hitam Neraka untuk pulang ke kampung halaman...” Utusan Naga Emas Xi Bei dengan wajah welas asih suci, mengendalikan tali kekang emasnya berputar di udara, tangan kanannya menuding tajam tombak naga emas sepanjang tujuh meter ke arah Lich Naga Terapatagoni yang masih bengong: "...Hari ini, aku akan membawa tulang-belulang kalian kembali ke makam leluhur dua Kota Naga besar, memberi kalian yang telah terbebas dari dosa asal ini peristirahatan sejati!"
“Paduka Bimon, bolehkah...” Lich Naga Terapatagoni bukan naga bodoh. 10.000 tahun lalu dia sudah menjadi Naga tingkat lima, dan setelah berevolusi menjadi Lich Naga yang lebih kuat, kecerdasannya meningkat pesat. Saat ini, segudang pertanyaan memenuhi pikirannya untuk diajukan pada Bimon yang mengklaim diri sebagai Utusan Dewa Naga Emas ini.
“Kamu yang menjijikkan! Rendah! Hina makhluk rendahan!” Liu Zhenhan berteriak sekuat tenaga malam pengantin, kemarahan dalam nadanya bagai semua gunung berapi di dunia bawah tanah meletus serentak: “Kau harus memanggilku Tuan Utusan Naga!”
Dari rongga mata Lich Naga Terapatagoni "gemuruh" menyembur nyala api merah raksasa, pertanda kemarahan yang membara.
Naga biasa saja sudah terkenal keras kepala, apalagi Naga kelas tinggi dengan kekuatan tempur luar biasa.
"Menurut Trappatoni, bahkan bangsa naga superior seperti Naga Pelangi sekalipun hanya memiliki 'Aura Naga' yang sedikit lebih kuat, tidak ada yang istimewa lainnya. Diteriaki oleh seorang Bimon seperti ini adalah penghinaan yang tak tertahankan. 10.000 tahun lalu pun bukan tidak ada Bimon yang menjadi ksatria naga, tapi adakah ksatria naga yang berani menantang 'Penari Notasi Berat' Trappatoni?"
Lima naga mayat hidup lainnya tampak ketakutan. Api biru-hijau yang disemburkan dari kereta perang naga emas berkuda empat itu sesekali melontarkan percikan api seperti kapas terbang di udara. Nyala api redup ini mengandung kekuatan dahsyat yang membuat mereka gemetar - kekuatan yang penuh hukuman, kehancuran, dan peleburan.
"Makhluk rendahan yang buruk rupa! Jika kalian masih memprotes dengan diam, aku akan menghancurkan kalian semua dengan murka Dewa Naga!" Utusan Naga Keluarga Xi Bei menatap tajam Lich Naga Trappatoni, meski sebenarnya tangannya berkeringat dingin. "10.000 tahun ternyata memang terlalu lama. Kalian para budak hina ini bahkan berani menantang martabat utusan yang tak boleh dihina dengan pandangan sesombong seperti ini!"
“Utusan Dewa, Lich Naga Trapadoni memohon maaf atas ketidakrasionalan barusan! Mohon pengampunan Anda!” Lich Naga Trapadoni menahan |pandangan marahnya, menggunakan |Bahasa Umum daratan yang fasih disertai sikap hormat, berusaha menenangkan |Utusan Dewa yang mudah tersulut ini.
Sikap Lich Naga Trapadoni berasal dari |wawasan tajam-nya yang luar biasa; meskipun |telepati Lich Naga tidak mampu memanipulasi materi, namun memiliki kemampuan observasi khusus yang sangat detail.
Kereta perang |Kereta Emas Berkendaraan Roda Empat memberikan kesan pertama yang |angker bagi Lich Naga Trapadoni.
Secara teori |gejolak elemen tanah dari sepasang |Naga Emas seharusnya sangat dahsyat, namun empat |ekor |Naga Emas yang berkumpul ini tekanannya bahkan tidak sebanding dengan seekor |Naga Emas biasa! Selain itu, keempat |Naga Emas ini sama sekali tidak menunjukkan kegarangan dan kesombongan khas |bangsa naga, aura khas naga pun sangat redup, seolah... lebih mirip |Naga Sekunder daripada |Naga Emas.
Namun sang Lich Naga Trapattoni tidak berani menyepelekan, karena ia merasakan gejolak elemen yang dahsyat dan mengerikan dari Sang Utusan Naga yang berdiri tegak membawa tombak di atas Kereta Perang Naga Emas 4WD. Kekuatan ini bahkan setara dengan Trapattoni sendiri. Yang lebih menakutkan, di pundak sang Utusan Naga itu berdiri seekor binatang kecil mirip tupai berbulu bola. Makhluk kecil ini ternyata memiliki gejolak elemen yang seimbang dengan sang Utusan Naga, bahkan... melebihinya!
Kekuatan merupakan standar pengukuran yang diakui di kalangan bangsa naga. Rasa hormat yang ditunjukkan Lich Naga ini bukan semata-mata karena gelar Utusan Dewa yang disebutkan lawannya, melainkan penghormatan terhadap kekuatan sejati yang menjadi dasar utamanya.
Empat ekor Naga Emas terus berputar di langit, "Api Pengorbanan" kehijauan mengekor panjang di belakang kereta bagai kilasan cahaya. Lao Liu bergumam pelan, tak menyangka nasibnya begitu buruk hingga benar-benar bertemu dengan Lich Naga, sungguh...
Sang suami sebenarnya menghadapi dilema kecil - meski Kereta Perang Sayap Emas 4WD terlihat sangat gagah pada pandangan pertama, nyatanya keseimbangan kereta di udara bergantung pada kemampuan terbang khimera yang terus-menerus. Jika sekali saja melayang diam di udara, kereta perang bersayap yang gemerlap itu akan terjungkal seperti "senjata" hewan Luo Sha usai kawin, tercungkang dengan suara "basyah".
"Yang Mulia Utusan Naga, bolehkah saya bertanya mengapa Dewa Naga Hesperus mencabut status Utusan Suci dari Naga Suci? Mengapa justru memilih seorang Bimon untuk menggantikan..." Lich Naga Terapadorni berhenti sejenak, kemudian melanjutkan pertanyaannya dengan hati-hati kepada Liu Zhenhan: "Mengapa... dari keempat Naga Emas milik Yang Mulia... saya tidak merasakan kekuatan elemen yang seharusnya dimiliki naga emas?"
"Terapadorni, kau terlalu banyak omong kosong! Dewa Naga memberimu kebijaksanaan bukan untuk mempertanyakan Utusan Naga senior!" Liu Zhenhan berpegang pada taktik "menghantam pentungan dan menguliti babi hutan", apapun pertanyaan naga mayat hidup ini, cukup lempar nama besar Dewa Naga Hesperus sebagai tameng untuk membungkamnya.
Terapadorni! Iskusmi! Seorang Lich Naga yang setara dengan naga level enam, tentu saja Lao Liu sebisa mungkin menghindari konfrontasi langsung.
“Tuan Duta Naga! Meskipun Tuan datang sebagai perwakilan Dewa Naga untuk mengambil kembali tulang-tulang naga klan Naga Hitam Neraka kami, Tuan seharusnya ingat bahwa kami Penjaga Makam Naga juga menjalankan perintah Dewa Naga untuk berjaga seumur hidup di sini! Aura kematian dari Makam Naga terus merawat kami para penjaga. Jika Tuan memindahkan semua tulang naga, bagaimana nasib kami? Kami sama sekali tidak bisa meninggalkan makam ini sekarang!” Lich Naga Terapadoni berkata dengan penuh kemarahan, bahkan terkesin frustasi: “Apakah pengabdian puluhan tahun kami sebagai Penjaga Makam Naga ini akhirnya akan berujung pada kehancuran dari Dewa Naga sendiri?”
Lima ekor Naga Mayat Hidung lainnya juga mulai gelisah. Mereka sama sekali tidak ingin menghilang secara diam-diam dari dunia ini. Kerinduan akan dunia fana nyaris menjadi sifat alami semua makhluk, termasuk entitas khusus seperti mayat hidup ini.
“Jangan bicara sembarangan, Lich Naga Terapadoni!” Liu Zhenhan berdebar-debar hatinya, dalam hati berteriak gembira: Ini keberhasilan! Tak disangka percakapan tadi malah membuka peluang besar!
“Dewa Naga mana pernah berniat meninggalkan kalian! Hari ini Aku juga akan membawa para Penjaga Makam Naga kembali ke Makam Naga di permukaan!” Naga Suci Xi Bei mengetuk-ngetuk "Zirah Takhta Es yang Terbeku" berwarna emas akibat sari pati Wisteria seribu daun dengan gagang tombaknya: "Lihat zirahku ini? Terbuat dari hitam mutiara, di dalamnya terdapat ruang mayat hidup yang sempurna dan nyaman! Kalian akan dikembalikan dengan aman ke Makam Kota Naga!"
Enam ekor Naga Mayat Hidup kembali berbisik-bisik, seolah mendiskusikan tingkat kredibilitas perkataan Utusan Naga Suci ini.
Ekspresi Liu Zhenhan tetap dingin, seolah tak melihat apapun, wajahnya menunjukkan bahwa segala yang fana akan sirna, yang abadi akhirnya binasa; padahal jantung kecilnya hampir menerjang dahi karena deg-degan.
Perlengkapan Tuan Tanah Kematian dibuat dari hitam mutiara paling langka di dunia iblis. Di sana, kelangkaan logam ini setara dengan adamantium, mithril, tujuh lapis emas, atau isisidine di Benua Aigean.
Selain memiliki perlindungan kelas wahid, hitam mutiara juga memiliki kemampuan kompresi dan ekspansi terbaik. Sekaligus merupakan logam magis yang sangat unggul.
Empat set Tuan Tanah Kematian telah diperkuat dengan sihir arkan oleh Raja Lich Skolas dari Bangsa Iblis, diberikan sebagai hadiah kepada Tuan Tanah Kematian Samuel. Setiap perlengkapan Tuan Tanah Kematian memiliki ruang mayat hitam mutiara dengan fungsi berbeda.
Keempat ruang hitam ini dijuluki "Taman Firdaus bagi Makhluk Abadi", bahkan bagi mayat hidup baru yang akan menghilang saat terkena sinar matahari, begitu memasuki ruang hitam manapun, bentuk fisik mereka akan permanen!
Tapi...
Tanpa persetujuan pemilik perlengkapan Tuan Tanah Kematian, makhluk abadi asing yang nekat memasuki ruang hitam akan dimangsa oleh penghuni aslinya. Tak ada kesempatan untuk melawan!
Saat di Pulau Dewa Laut dulu, Hantu Hydra Jaina yang ingin memasuki Cincin Tuan Tanah Kematian pun harus meminta izin Liu Zhenhan terlebih dahulu, takut dimangsa energi tubuhnya oleh Ksatria Kuda Terbang Roh Cincin.
Perlengkapan Tuan Tanah Kematian termasyhur sejak era Perang Dewa dan Iblis, siapapun di seluruh penjuru pasti mengetahuinya!
Klan Black Dragon Neraka telah diasingkan ke dunia bawah tanah jauh sebelum Perang Dewa dan Iblis meletus. Liu Zhenhan yakin, seberapa luas pun pengetahuan naga abadi ini semasa hidup, mustahil mereka mengetahui fungsi rahasia Cincin Tuan Tanah Kematian ini!
Enam mayat hidup naga tampaknya masih berdiskusi, sesekali terdengar suara Bahasa Naga yang berat. Sebuah hantu naga diam-diam memisahkan diri dari kelompoknya, menyelinap melalui tubuh khimera sambil mengamati Duta Dewata Xi Bei dari berbagai sudut, lalu menatap tajam "Zirah Takhta Es yang Terbeku" untuk waktu yang lama sebelum akhirnya kembali ke kelompoknya sambil mengangguk-angguk dengan tubuh setengahnya yang masih mengepulkan asap.
Tanpa disadari, kabut abu-abu putih di Makam Naga mulai memudar. Api fosfor yang redup seperti kunang-kunang mulai melayang dari tempat rendah ke udara, menerangi lembah kelopak teratai sepanjang belasan li yang dipenuhi tulang-belulang naga berserakan.
Sebagian kerangka naga ini terkubur sebagian dalam debu, sebagian lagi telah menyatu dengan tubuh gunung menjadi seperti fosil, memantulkan cahaya dingin terkait kematian di bawah sinar redup.
Mutiara Naga di rahang bawah setiap kerangka naga tertutup oleh badai pasir dan debu sejarah, sesekali terlihat kilatan merah delima samar.
Mata Lao Liu langsung terpaku tak mau berpaling, dua sorot mata penuh keserakahan menyala-nyala.
Ia ingin menyembunyikannya, tapi sungguh mustahil.
Sebuah kerangka naga yang agak kecil terbaring di tengah lembah, menarik perhatian Liu Zhenhan.
Di sekitar kerangka naga ini terdapat altar batu hitam yang dibangun tinggi, dipersembahkan di atasnya. Pada batu hitam altar di sekelilingnya terukir simbol-simbol kuno yang dalam, penuh misteri.
Kerangka naga ini memiliki tulang yang ramping dan proporsional, seluruhnya berwarna merah muda. Panjang kerangka sekitar delapan meter, retakan-retakan kuno di persendiannya seolah membuktikan sejarah yang panjang. Sepasang tanduk naga yang halus dan elegan memancarkan kilau, masing-masing dihiasi sulur bunga narcissus sihir yang masih jelas terlihat. Gelombang elemennya tetap kuat meski telah mengalami ribuan tahun cuaca.
Tidak diragukan lagi, ini pastilah kerangka naga betina yang berstatus tinggi dan sangat memperhatikan penampilan.
Yang paling menarik perhatian Liu Zhenhan adalah dua lubang mata hitam kerangka naga betina ini, masing-masing mengeluarkan tali rotan sebesar lengan anak yang merah menyala. Dua tali rotan ini saling melilit seperti kekasih telanjang, merambat ke bagian tengah ukiran kepala naga, menyatu menjadi tanaman mirip Ginseng Merah dengan daun berbentuk jengger ayam di puncaknya, di tengahnya terdapat butir buah merah delima sebesar jari yang terlihat segar bak baru dipetik.
Konon di Makam Naga, jika ada kesempatan yang tepat, akan muncul harta langka yang dihasilkan dari esensi darah dan sumsum naga seperti rumput kerangka naga, lumur makam naga, dan anggrek tujuh daun darah naga yang dapat memperpanjang umur. Karena sistem klasifikasi sihir berbeda, setiap jenis naga juga akan menghasilkan ramuan magis yang sesuai dengan elemennya.
"Ini adalah Ahsana, naga betina tercantik dari klan Naga Hitam Neraka kami di masa lalu." Lich Naga Trapatoni bersama semua prajurit naga undead-nya melayang di depan Utusan Naga Suci.
"Sudahkah kalian memutuskan?" Liu Zhenhan tak peduli dengan gelar naga betina tercantim, yang penting adalah melakukan manuver pengepungan besar. Masih ada banyak waktu untuk meneliti detailnya nanti di Feilengcui.
"Tuan Utusan Naga, zirahmu membawa aroma yang familiar bagi kami. Kami percaya kau membawa Ruang Kematian yang paling sempurna! Tapi kami tetap perlu memverifikasi identitasmu lagi!" Lich Naga Trapatoni terbata-bata sebelum melanjutkan, "Sebagai pengganti Naga Suci dan perwujudan Dewa Naga Hesperus, kau memang memiliki kekuatan yang setara! Tapi... Mengapa Dewa Naga mengangkat ras asing sebagai Utusan Ilahi bangsa naga? Ini mustahil terjadi! Jika tidak ada alasan yang tepat, maaf kami dan kawan-kawan tidak bisa sepenuhnya mempercayai pernyataan pribadimu!"
“Jika Anda tidak bisa memberikan penjelasan yang masuk akal, sekalipun harus hancur dalam murka Dewa Naga, kami penjaga makam naga tidak akan membiarkanmu membawa pergi satu tulang pun!” Sepasang mata Lich Naga Trapadoni yang menyala seperti obor menatap tajam ke arah Liu Zhenhan.
“Makhluk rendahan yang bodoh dan terlalu hati-hati!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, zirah Takhta Es yang Terbeku di seluruh tubuhnya dengan cepat menyusut menjadi empat set perlengkapan.
“Tuan Duta Naga, para penjaga makam naga telah menunjukkan rasa hormat yang cukup kepada Anda! Sekarang kami harap Anda juga menunjukkan sedikit itikad baik!” Lich Naga Trapadoni tak menyembunyikan senyuman merendahkan: “Jika Anda tidak bisa menunjukkan bukti perhatian khusus dari Dewa Naga Hesperus, saya curiga Anda mungkin hanyalah seorang Ksatria Naga yang sangat langka dan kuat! Dengan gelombang elemen dalam tubuh Anda, menaklukkan empat Naga Emas sebenarnya bukan masalah sama sekali! Saya sangat meragukan, apakah Anda telah menyegel sebagian besar kekuatan naga-naga emas ini?”
“Kemuliaan Dewa Naga mana mungkin bisa dipahami oleh naga-naga tingkat rendah seperti kalian!” Duta Naga Keluarga Xi Bei tersenyum sinis, mencabut ikat pinggangnya dengan kasar.
Kepala sabuk perak yang berkilauan tiba-tiba berkedip di udara, tujuh sisik naga berbentuk belah ketupat yang merah anggun seperti bedak terpasang di tengahnya, terlihat sangat mencolok.
“Lich Naga Trapadoni mengeluarkan raungan kaget yang dahsyat, dua rongga mata hitamnya menyemburkan api yang bergelora, dialek Naga Hitam yang agak gila terdengar berisik sekali; lima ekor naga mayat hidup lainnya seandainya punya mata, pasti bola matanya meledak saat ini, mereka tidak percaya tapi terpaksa percaya.”
Setiap naga hanya perlu melihat sekali, pasti tahu sisik naga berbentuk belah ketupat ini berasal dari mana!
Ini sisik Naga Peri, ini tanda keperawanan Naga Peri yang telah hilang!
Demi Hebo! Apakah semua Naga Peri di Kota Naga Pelangi sudah menjadi selir Tuan Utusan Naga ini? Tujuh ekor Naga Peri! Bagaimana dengan Naga Pelangi? Apakah Naga Pelangi hanya bisa ""?
Bahkan naga mayat hidup yang tanpa nafsu pun dalam hati mengutuk ketidakadilan Dewa Naga!
Beri aku waktu sepuluh tahun, aku bisa membuat zirah dari sisik belah ketupat. Liu Zhenhan menyeringai diam-diam, tak menyangka empedu Ular Feiwenli yang diminum Daisy dulu, sampai sekarang masih memberi keuntungan!
“Bangsa naga hitam hina, datang menghadap Utusan Dewa Naga Emas dengan malu!” Semua naga mayat hidup dengan patuh membentuk formasi tiga depan-tiga belakang di depan kereta perang Naga Emas berkekuatan empat, dengan suza paling hina dan patuh, membungkukkan kepala mulia mereka kepada Utusan Dewa Xi Bei.
“Jika memiliki tujuh Naga Peri sekaligus tidak bisa membuktikan status luar biasa Utusan Dewa yang diangkat oleh Dewa Naga Hesperus, lalu hadiah apa lagi di dunia ini yang bisa menunjukkan nilai seorang Utusan Naga?”
Para Naga Mayat Hidup yang awalnya setengah percaya, kini terpaksa mengakui kebenarannya!
Bab 391 Naga Peri Lich?
Setelah misi utama selesai, tidak perlu lagi berlagak keren. Kereta Perang Naga Emas Berkekuatan Empat berhenti berputar-putar di langit, lalu mendarat dengan anggun di Lembah Kelopak Teratai, menyemburkan debu ke mana-mana.
Empat Khimera Naga Emas memang agak kikuk. Setelah mendarat, mereka masih melaju kencang hingga menghancurkan kerangka naga pucat di lembah. Tulang dan kerangka berhamburan ke segala arah bagai sarang tabuhan yang diusik.
Enam Naga Mayat Hidup sama-sama memejamkan mata dengan perih.
"Hussst!" Lao Liu menarik rantai emas, dengan tenaga sendiri memaksa empat Naga Emas menyentakkan kepala mereka yang tertekuk, akhirnya berhenti patuh.
Nyaris celaka! Hanya sepuluh langkah dari altar batu hitam di tengah lembah. Getaran dahsyat telah membuat tanaman obat buah merah seperti Ginseng Merah yang tumbuh di rongga mata kerangka naga itu bergetar liar. Andai mereka masih melaju, altar ini pasti akan remuk menjadi debu.
"Kekuatan ilahi Tuan Duta Naga yang terlihat oleh Naga Mayat Hidup memicu keterkejutan yang tak tersembunyikan. Bahkan "Penari Notasi Berat" Trappatoni yang pernah menggetarkan dunia dengan kemampuan bertarung tangan kosong pun tak bisa menyembunyikan kekagumannya. Mengendalikan empat naga, apalagi Naga Emas yang berukuran terbesar di antara bangsa naga, kekuatan seperti ini muncul pada tubuh Bimon benar-benar terlalu "mengagetkan naga"!
Tuan Duta Naga mengusap keringat di dahinya, melakukan salto samping indah di pinggir kereta, lalu mendarap mantap di tanah pemakaman suku naga yang misterius ini. Cambuk bertatahkan mutiara yang diayunkan hampir saja menghantam empat Khimera bodoh, tapi akhirnya diurungkan.
Begitu Khimera Landak Batu kena cambuk, pasti akan secara refleks mengaktifkan sihir pelindung "Kulit Emas". Sedangkan Naga Emas termasuk naga elemen petir, bagaimana mungkin bisa mengeluarkan sihir logam? Tidak akan langsung ketahuan? Getaran magis bisa ditipu, tapi bentuk sihir tak mungkin disembunyikan!
Liu Zhenhan pura-pura puas memandang sekeliling, bahkan mengelus-elus tulang naga setinggi gunung di sampingnya dengan wajah penuh kepuasan.
Enam Naga Mayat Hidup bagaikan kucing rumahan yang jinak, berdiri patuh di samping.
"Cepatlah, jadwal Sang Duta sangat padat!" kata Liu Zhenhan dengan wibawa menggelegar: "Kalian enam, segera masuk ke Ruang Hitam! Aku sudah mendengar panggilan mendesak Dewa Naga dari alam gaib!"
“Utusan Naga……” Lich Naga Trappadoni merasa ada yang tidak beres, namun tidak tahu pasti di mana letak keanekannya. Melihat kegesitan Utusan Dewa ini, kerangkanya yang dipenuhi daging busuk gemetar tak sadar, mencoba mengulurkan cakar depan seolah ingin bicara tapi ragu.
Liu Zhenhan sama sekali tidak peduli keberatan apa yang ingin disampaikan Lich Naga ini. Dengan gaya santai, ia memiringkan kepala ke arah dua Raja Bukit, lalu menuding keenam naga mayat hidup dengan gerakan tangan kasar.
“Utusan Naga!” Lich Naga mengangguk pada Liu Zhenhan: “Aku...”
“Ah, hampir saja lupa! Di mana harta karun hasil jarahan kalian selama ini?” Liu Zhenhan tiba-tiba menepuk dahinya, matanya berkilat menyapu tubuh keenam naga mayat hidup. Kalimat ini sengaja memotong pertanyaan Lich Naga – momen kritis ini harus dikuasai si bajingan tua agar identitasnya tidak terbongkar.
“Utusan Naga! Saat nyawa hampir punah, naga akan menghancurkan sendiri koleksinya... Bagaimana... Anda bisa tidak tahu tradisi bangsa naga ini?” Kecurigaan Trappadoni semakin menjadi. Pandangannya menyapu dua Raja Bukit yang baru turun dari gerobak. Kedua kurcaci itu langsung membeku, saling melirik diam-diam.
“Kalau begitu berarti tidak ada harta karun, ya?” Liu Zhenhan hampir ingin menendang dirinya sendiri, tapi pikirannya bekerja cepat disertai tawa licik: "Aku hanya menguji apakah kalian memiliki niat tersembunyi. Tampaknya kalian makhluk rendahan ini masih patuh, layak dipuji."
“Bahkan naga perkasa sekalipun tak bisa meramal apakah akan menjadi mayat hidup setelah mati, jadi kami tentu tak punya niat tersembunyi.” Lich Naga Terapadoni terdiam sejenak sebelum tertawa: "Tuan Duta Naga, kekhawatiranmu berlebihan."
“Sudah!” Liu Zhenhan memberikan isyarat dengan mulutnya kepada dua Raja Bukit, hatinya tenang: "Jangan bertele-tele! Enam naga, segera masuk ke ruang Hitam Eboni-ku! Waktu tidak menunggu!"
“Tunggu, Tuan Duta Naga!” Lich Naga Terapadoni mengepakkan sayapnya yang rusak, menghilangkan kabut hitam yang sesekali muncul dari tubuhnya: "Pemindahan kerangka adalah urusan besar. Saya harus memberi tahu Keberadaan Tertinggi. Bisakah pelayanmu menunda pemindahan kerangka naga?"
“Keberadaan Tertinggi?” Mata Liu Zhenhan menyipit saat menatap tajam lich naga ini, jantungnya berdebar kencang! Mungkinkah di Makam Naga ini ada mayat hidup bangsa naga yang lebih hebat dari lich naga?
“Tata krama tidak boleh diabaikan, tunggu sebentar!” Lich Naga mengangguk sopan, membentangkan sayap daging hitam raksasa sepanjang belasan meter yang menimbulkan angin kencang bagai gelombang badai. Tubuhnya melesat tinggi membawa kabut hitam pekat, terbang menuju puncak gunung hitam yang berbatu tajam di sebelah.
“Selain Lich Naga, apakah masih ada entitas tertinggi lain di Makam Naga?” Liu Zhenhan melirik lima naga mayat hidup lainnya setelah pergi, matanya berputar putih menunjukkan ketidakpercayaan.
“Benar.” Lima naga mayat hidup itu mengangguk serempak.
“Entah ritual aneh apa lagi ini! sudah ada urusan, mengapa kalian berlima belum masuk ke ruang Hitam Teratai?” Hati Liu Zhenhan bersukacita tapi wajahnya tetap kaku seperti batu, “Apakah Sang Utusan harus memohon kalian masuk?”
Kelima naga mayat hidup itu berbisik-bisik. Ekspresi mereka menunjukkan ketidakpuasan terhadap cara Sang Utusan Naga menyuruh mereka seenaknya.
Liu Zhenhan menghela napas dalam hati. Dari raut wajah para naga mayat hidup ini, terlihat bangsa naga masih sulit menerima sepenuhnya seorang Utusan Dewata dari ras asing. Andaikan yang bicara adalah Naga Suci, mungkin para naga mayat hidup ini sudah masuk ke ruang Hitam Teratai sejak lama dengan gemetaran ketakutan.
"Tidak peduli betapa tidak puasnya, melihat ekspresi Utusan Dewa yang semakin muram, lima naga mayat hidup dengan enggan membawa bau busuk mendekati Liu Zhenhan, berputar-putar di sekitarnya seolah sedang memeriksa sang Tuan Naga.
"Bangsat! Ngapain melototin?!" teriak burung beo kecil.
Guo Guo sedang membelah kenari, cangkangnya bertebaran di bahu Liu Zhenhan. Melihat naga mayat hidup jelek itu menatapnya, ia melemparkan segenggam isi kenari.
Hanya Jiskeibi yang tampak gelisah, diam-diam bersembunyi di belakang Kekasihku.
"Bangsat! Cepat kerjakan!" Liu Zhenhan mengamuk. Tangannya mengibaskan lingkaran cahaya Pengorbanan ke arah kerangka naga di kejauhan. Jiwa berapi itu menjerit-jerit seperti lilin di angin kencang, nyala api miringnya bergetar liar ke arah naga mayat hidup, ingin melepaskan diri dan menyambar makhluk abadi ini.
Jiwa berapi sangat efektif melawan mayat hidup. Lima naga mayat hidup ini langsung ketakutan.
Naga zombie bertubuh raksasa itu perlahan berubah menjadi bentuk undead kedua di udara, seolah terbungkus kaca transparan, berubah menjadi kabut abu-abu yang bergulung-gulung.
Agak membuat Lao Liu kesal, meski dia sudah berusaha menjulurkan jarinya, para Naga mayat hidup ini tetap memasuki lencana berbentuk mahkota yang disematkan di dadanya satu per satu. Dua ekor hantu naga terakhir berputar beberapa kali sebelum akhirnya berubah menjadi asap tipis dan masuk ke anting berlian kecil, sama sekali tidak memperhatikan "Cincin Tuan Tanah Kematian" maupun "Gelang Tuan Tanah Kematian".
Bukan karena para Naga mayat hidup ini punya mata tajam yang langsung mengetahui niat jahat sang Duta Palsu Xi Bei ini. Kuncinya adalah "Cincin Tuan Tanah Kematian" menjadi tempat tinggal Geruin Tuan Tanah Pasang Surut dan Hydra berkepala sembilan, sementara "Gelang Tuan Tanah Kematian" dihuni oleh Tiran Mata Jahat. Para ahli kuat yang kejam tetaplah para ahli kuat yang kejam, meski tubuh mereka ditempeli bulu domba atau kekuatan mereka melemah, mereka takkan menjadi baik. Sebagai makhluk abadi yang paling peka, para Naga mayat hidup tentu bisa merasakan adanya aura kuat yang tersembunyi dalam cincin dan gelang tersebut.
Sedangkan di dalam "Perisai Tuan Tanah Kematian" tinggal delapan Penjelajah Jiwa Suku Berbual dan delapan puluh Bimon Ymir. Makhluk abadi yang hanya bisa disaingi oleh Ksatria Tengkorak ini sebenarnya tak berarti dibandingkan Naga Mayat Hidup; Adapun "Anting Tuan Tanah Kematian" hanya berisi ruang kosong; Setelah membandingkan keduanya, berdasarkan insting menghindari malapetaka, Naga Mayat Hidup ini tentu hanya akan menyusup ke Lencana Mahkota dan Anting Berlian Kecil, bukan ke cincin dan gelang berputar.
Senyum mengerikan perlahan muncul di sudut mulut Liu Zhenhan. Masuk ke ruang hitam mana pun tidak masalah, tapi begitu masuk akan sulit keluar lagi.
"Kenapa belum mulai memasukkan tulang-tulang naga ini ke cincin ruang? Terdiam untuk apa? Mau nonton pertunjukan?" Liu Zhenhan memarahi dua Raja Bukit yang masih berdiri bengong, "Kalau ikut aku, harus punya kepekaan! Buruan dikerjakan!"
"Oh..." Kedua Raja Bukit akhirnya sadar. Bateer menghela napas huh-hah, menjulurkan lidah, "Ya ampun, ternyata di Makam Naga ini ada makhluk abadi bangsa naga yang lebih hebat dari Lich Naga!"
"Lalu kenapa?" Liu Zhenhan menggoyangkan Cincin Tuan Tanah Kematiannya dengan senyum sinis. Kedua Raja Bukit pun terkekeh.
“Burung beo kecil merapikan bulunya, dengan penuh kesombongan baru saja ingin memaki sesuatu, tiba-tiba paruh bengkoknya diremas oleh Guo Guo, membuat kata-kata yang sudah di ujung lidah itu terpaksa ditelan kembali ke perut.
"Kekasihku, Lich Naga itu sepertinya telah kembali." Jiskeibi memeluk lengan Liu Zhenhan dari belakang, berbisik pelan.
Lao Liu dengan tenang mengamati sekeliling, kacamata kristal hitam dengan baik menyamarkan pandangannya.
Di lembah kelopak teratai yang diselimuti kabut tipis hanya terlihat rangka-rangka naga, api fosfor menari-nari lembut, tanpa bayangan tubuh besar Lich Naga yang mencolok. Pegunungan hitam menjulang seperti monster di kejauhan, sunyi senyap bagai kematian.
Tangan kecil Jiskeibi yang menggenggam lengannya semakin mengeras.
Biarawan asketik sama seperti pastor, memiliki kemampuan khusus dalam mendeteksi makhluk abadi. Wanita Raksasa Buddha yang mengamati dunia dengan mata hati bahkan memiliki firasat keenam yang luar biasa. Liu Zhenhan sama sekali tidak meragukan kebenaran perkataan Jiskeibi.
Wujud kedua mayat hidup memang bisa menyamar, dengan kemampuan Lich Naga, menyembunyikan aura kuatnya bukanlah hal sulit.
Liu Zhenhan merasa ada sesuatu yang tidak beres. Kali ini saat menyamar sebagai Utusan Dewa Naga, seberapa megah pun pameran kekuatan yang ditunjukkannya, ada cacat bawaan yang sulit ditutupi: dia bukan bagian dari bangsa naga Aiqin!
Dengan tradisi ketat bangsa naga, Lich Naga yang sudah tua dan bijak pasti akan sedikit curiga. Bahkan jika tidak curiga, memeriksa secara diam-diam karena kehati-hatian juga wajar - seperti terlihat dari karakter Ayah Anglam, semakin tua seekor naga, unsur kehati-hatian dalam karakternya semakin dominan.
Jika Trappatoni diam-diam mencari alasan untuk pergi lalu menyelinap kembali memeriksa situasi, itu memang merupakan solusi kompromi yang baik.
Begitu pikiran ini muncul, Liu Zhenhan segera mengerutkan alis dan menggeram rendah: "Trappatoni! Sampai kapan kau berani meremehkanku?"
Ruang bergulir dalam riak ilusi yang bergoyang hebat. Kepala buruk rupa Lich Naga Trappatoni muncul diam-diam di udara sekitar 15 meter di atas kepala Liu Zhenhan, diikuti tubuh penuh daging busuk dan kerangka, sayap daging yang seperti disapu rayap, serta bagian bawah tubuh yang terkumpul dari asap hitam.
Satu-satunya perbedaan dari penampilan sebelumnya adalah di punggung Lich Naga kini terdapat sosok kecil yang anggun.
Pandangan Liu Zhenhan menyempit tajam. Kenari di mulut Guo Guo jatuh "byur" ke tanah.
Tatapan angkuh nan suci! Kecantikan yang memikat seluruh taman dan kota! Tanduk naga yang melambai sampai pelipis! Rambut indah bak awan!
Itu adalah Naga Peri!
Yang menunggangi Lich Naga Terrapadoni ternyata adalah seekor Naga Peri! Itupun masih berusia muda!
Ini sama sekali tidak terduga oleh Liu Zhenhan!
Mengapa di kuburan Black Dragon Neraka bisa muncul seorang Naga Peri? Apalagi masih anak-anak? Pikiran Liu Zhenhan mendadak kacau sejenak.
Lich Naga Terrapadoni mendarat dengan anggun di depan Liu Zhenhan, menundukkan kepala patuh membiarkan Naga Peri kecil di punggungnya turun perlahan.
Kaki giok tanpa cela, kulit putih pucat nyaris tembus pandang, bocah Naga Peri berpenampilan anak dua tiga tahun ini telanjang membawa pesona turunan dari garis darahnya, membawa desiran hati melalui setiap pandangan ke dalam relung jiwa.
Getar jiwa ini tanpa noda niat mesum, murni kasih sayang dan kelembutan, ingin memeluk erat dan memanjakannya.
Liu Zhenhan melepas kacamata hitamnya, memandang bocah Naga Peri ini dari atas ke bawah dengan rasa tak percaya.
Ia mencium keanehan, Naga Peri ini jelas-jelas mayat hidup, aura kedinginan dan kematian makhluk abadi tak bisa disembunyikan dari persepsi Lao Liu. Namun anehnya, pandangan mata bocah Naga Peri ini teramat bijak, dingin namun menyimpan duka, jenis tatapan yang langka dan tak pantas ada di mata anak kecil.
"Ekspresi mata yang dibuat-buat seperti ini tidak mungkin ditiru. Hanya mereka yang benar-benar telah menjalani kehidupan penuh penderitaan, yang menganggap kesedihan dan ketidakberdayaan sebagai makanan sehari-harilah yang memiliki pandangan seperti ini."
Liu Zhenhan hanya pernah melihat tatapan seperti ini sekali, yaitu saat pertama kali bertemu dengan orang kupu-kupu dan kaum jangkrik di pulau Dewa Laut, tatapan Yuanfurui dan Skydancer yang kesedihannya bisa memenuhi samudera.
Yang lebih mengejutkan, tubuh telanjang anak perempuan Naga Peri ini tidak memiliki bentuk daging busuk yang sangat menjijikkan seperti mayat hidup lainnya. Kulitnya halus dan proporsional, meski masih muda, lekuk tubuhnya yang indah sudah mulai terlihat jelas, bagai gunung dan air yang membentuk kontur sempurna. Tanduk naga anggun di dahinya juga berbeda sama sekali dengan tanduk naga putih susu bertotol merah milik Nana dan Daisy, melainkan tanduk naga hitam pekat yang agak kasar dengan percabangan tegas, menambahkan kesan liar pada kecantikan gadis kecil Naga Peri ini.
Bab 392: Sang Tak Tahu Malu
"Terrapadorni, siapa sebenarnya dia? Apakah 'Eksistensi Tertinggi' yang kau maksud sebelumnya adalah dia?" Liu Zhenhan menggigit bingkai emas kacamata hitamnya, menunjuk gadis kecil mirip Naga Peri ini sambil bertanya pada Lich Naga.
“Anak perempuan naga peri ini terlihat sangat aneh, di dalam tubuhnya terpancar irama elemen yang unik, agak berbeda dengan gelombang sihir namun sangat kuat; Liu Zhenhan tidak meremehkan gadis naga peri ini karena usianya, kekuatan adalah kebenaran abadi di Benua Aigean, 'eksistensi tertinggi' ini memang memiliki keunikan tersendiri.”
“Tuan Duta Naga, apakah Tuan tidak mengenali siapa dia?” Licih Naga Terapadoni mengerlingkan mata api-nya yang berkilauan ke arah duta naga suci ini, bertanya balik dengan penuh kelihaian.
“Aku tidak menyangka, di Pemakaman Naga Hitam pun ada mayat hidup naga peri!” Liu Zhenhan menyeringai: “Apa yang sebenarnya terjadi? Terapadoni? Aku belum pernah dengar bangsa naga superior bisa menjadi mayat hidup!”
Mendengar ini, Licih Naga Terapadoni menutup mata naga besar-nya dengan perih, kelopak mata yang compang-camping sama sekali tak bisa menutupi kobaran api yang melonjak-lonjak di rongga matanya.
“Mengapa diam?” Liu Zhenhan memutar matanya ke arah Terapadoni, si bajingan tua ini merasakan dari ekspresi lawannya bahwa dirinya mungkin telah mengatakan sesuatu yang salah.
Si licih tua mengatupkan taring tajamnya hingga berbunyi “kretak-kretak”, memutar kepala naga buruk rupanya beberapa kali penuh, baru membuka mata dan mengaum marah: “Rupanya kau penipu! Kau sama sekali bukan utusan Dewa Naga!”
“Bajingan!” Liu Zhenhan sudah pernah mengalami berbagai situasi besar, langsung mengerutkan alisnya dan balik menuduh: “Makhluk rendahan! Kau berani menghina kewibawaan seorang Utusan Dewa Naga? Apakah kau ingin terkutuk selamanya di kedalaman neraka, dibakar api abadi? Jika iya, ulangi sekali lagi ucapanmu tadi!”
“Kau bahkan tidak mengenal A Xiannu! Kau...kau...kau bahkan tidak tahu keberadaannya!” Mata Lich Naga membelalak lebar, menatap gadis kecil Naga Peri, lalu melotot garang ke arah Lao Liu. Dari lubang hidungnya yang setengah rusak, menyembur dua aliran udara hitam tebal seperti peluit kapal.
“Sial!” Liu Zhenhan sadar ada kesalahan dalam ucapannya. Lich Naga ini sebelumnya pernah mengatakan bahwa kerangka naga kecil di altar batu hitam di tengah lembah itu adalah A Xiannu, sang kecantikan nomor satu dari klan Naga Hitam Neraka mereka!
Ini kelalaiannya! Setiap Lich Naga memiliki kemampuan transformasi tertinggi yang bisa mengubah wujud sesuka hati. Jika sang kecantikan Naga Hitam ini juga seorang Lich Naga, sangat mungkin dia berubah wujud menjadi Naga Peri demi menjaga penampilan!
Pantas saja tanduk naganya berwarna hitam! Ternyata dia Naga Hitam Neraka! Makanya!
Sungguh! Mana mungkin ada Lich Naga Peri yang lahir dari pemakaman Naga Hitam! Bangsa naga superior jelas menolak menjadi mayat hidup! Liu Zhenhan menyalahkan diri sendiri.
“Penipu terkutuk! Masih ada apa lagi yang ingin kau katakan?” Lich Naga Trapattoni mengeluarkan teriakan liar penuh amarah.
Melihat pertempuran akan dimulai, kedua Raja Bukit segera mengangkat kapak raksasa sebesar Pintu Kayu dan palu perang, berkerumun tegang di belakang bos sambil mengawasi penuh kewaspadaan ke arah Lich Naga.
“Makhluk rendahan! Kekuatan Jun dapat menghancurkanmu ribuan kali dalam sekejap!” Liu Zhenhan tersenyum sinis. "Zirah Takhta Es yang Terbeku" kembali menyebar dari empat set, logam bunga telang hitam yang memancarkan aura kematian menutupi tubuhnya dengan berat, embun beku membentuk kristal indah di udara dingin.
Di permukaan berkilau kapak perang bermata ganda Chevrolet, terpantul bayangan tiga roh cincin pelayan perang: Geruin Tuan Tanah Pasang Surut, Kaisar Tulang Belulang, dan Hydra. Begitu ketiga pengawal nekat ini melompat keluar dari Ruang Hitam, mereka langsung mengambil posisi pengepungan di sekitar bos. Liu Zhenhan merentangkan lengan menghalangi dua Raja Bukit yang sudah siap bertarung. Menghadapi mayat hidup tingkat tinggi ini, serangan fisik tak berguna sementara serangan magis bukan keahlian Lao Liu - jadi lebih baik mengandalkan intimidasi.
"Kalau kau ingin bertarung, aku bisa menemani!" Lich Naga Terrapadoni meski bicaranya keras, tidak juga bergerak, jelas terlihat agak terkejut dengan formasi tempur yang ditampilkan secara instan oleh Utusan Dewa Naga ini.
"Jaina! Masuk dulu ke anting telingaku!" Liu Zhenhan menyentil pantat gemuk ular berkepala sembilan yang bodoh itu, lalu menyeringai ke Lich Naga: "Terrapadoni, kau seenaknya menyimpulkan bahwa aku ini penipu yang mengaku Utusan Dewa Naga, apa masih ada hukum? Masih ada keadilan tidak?!"
"Jika kau benar-benar Utusan Dewa Naga, tidak mungkin tidak tahu siapa A'Xiannu!" Mata Lich Naga Terrapadoni sama sekali tidak terpengaruh oleh Hydra, tetap menatap tajam Liu Zhenhan.
"Aku tidak tahu kalau si cantik jelita A'Xiannu dari klan Black Dragon Neraka juga jadi Lich Naga! Dia suka berubah wujud jadi Naga Peri ya silakan saja! Wajar kalau aku tidak segera menyadari! Dasar makhluk rendahan berani menuduhku palsu hanya karena ini?" Si Utusan Naga gadungan ini sambil bicara sopan, tangannya terus bergerak. Segudang bunga iris dari kereta perang empat naga melesat whoosh menghampiri, menempel di zirahnya. Gerakan ini memang keren, sayangnya bunga iris tersebut sudah beberapa hari mengering dan layu, membuat "Perisai Bunga" kali ini bukannya indah, malah terlihat aneh dan jelek.
“Kau masih berpura-pura!” Lich Naga Trapattoni gemetar hebat karena amarah dan kesedihan, daging busuk berjatuhan seperti hujan, menunjukkan kegelisahannya.
“Aku akan jelaskan padamu!” Suara manis terdengar. Gadis kecil Naga Peri bernama A Xiannu membuka mulut, matanya yang dingin bagai bintang fajar menatap Liu Zhenhan dari atas ke bawah: “Aku, A Xiannu, memang Naga Peri. Kau bahkan tak tahu identitasku, menyangkaku sebagai Naga Hitam Neraka. Bukan penipu lalu apa?”
“Hei, kau ini Naga Hitam Neraka! Naga Peri tak mungkin jadi mayat hidup!” Liu Zhenhan menyeringai sinis. Ingin menipunya dengan kebohongan kelas rendah seperti ini, sungguh si hantu kecil ini meremehkan mental Lao Liu.
“Kau salah lagi. Aku Naga Peri keturunan campur! Kau bahkan tak tahu asal-usulku, pantaskah disebut Utusan Dewa Naga?” A Xiannu tersenyum cemerlang. Meskipun aura dingin menyelimutinya, senyumnya hangat bagai mentari, kecantikannya tak tertandingi meski masih belia.
Guo Guo jatuh dari bahu Liu Zhenhan.
“Cantiknya meletup~” Burung beo memutar mata, bergoyang lalu ikut terjatuh ke debu.
“Naga Peri keturunan campur?” Liu Zhenhan melirik sinis ke A'Xiannu ini, membungkuk mengambil burung beo kecil dan Guo Guo, lalu melemparkannya ke gerbong belakang: "Baiklah, A'Xiannu, anggap saja kau benar-benar keturunan Naga Peri, apa hubungannya dengan menyangkal bahwa aku bukan Utusan Dewa Naga? Kau, dan juga kau..."
Liu Zhenhan menunjuk Lich Naga Terapadoni sambil tersenyum sinis: "...Belas kasihan Dewa Naga kali ini tampaknya salah alamat! Benar-benar membuatku sakit hati!"
“Tuan Utusan Naga, jika kau benar-benar utusan Dewa Naga, bagaimana mungkin lupa dengan urusan 'Kain Tenun Burbona'?" A'Xiannu tersenyum sinis: "Jika kau masih seorang Bimon, tentu pernah dengar kisah prajurit Banteng Berbual yang jatuh cinta dengan Naga Peri, hingga akhirnya ditimpa murka Dewa Naga?"
“Obisilachi!” Liu Zhenhan tertegun lama, memandang A'Xiannu lalu Lich Naga, melihat mereka sama sekali tidak bercanda, pandangannya langsung kosong.
Dewata Perang di atas! Bukankah kisah cinta Orang-orang Banteng dengan Naga Peri ini asal usul Galaksi Hesperus dalam dongeng Bimon? Konon dahulu kala, Orang Banteng itu terus mengejar tanpa menyerah untuk merebut kembali sang istri yang ditangkap Dewa Naga, sampai sang dewa menggoreskan jarinya di langit maha luas membuat galaksi, baru menghentikan langkah si Berbual yang penuh cinta ini!
"Apakah legenda itu benar? Apakah kisah cinta tragis ini benar-benar terjadi di Aiqin lebih dari sepuluh ribu tahun yang lalu?"
Liu Zhenhan merasa bingung.
"Dulu, Naga Peri Zeburnajin melanggar aturan Kota Naga karena jatuh cinta tak terbendung pada seorang prajurit Suku Berbual Bimon, sehingga diasingkan bersama kami Naga Hitam Neraka! Bukankah Utusan Dewa seharusnya tahu ini?" Lich Naga Trapattoni menyindir Lao Liu dengan sinis.
"Alasan tanduk naganya hitam bukan karena dia Lich Naga Neraka, tapi karena dia keturunan campur Orang-orang Banteng Bimon dan Naga Peri? Karena tanduk banteng berwarna hitam, benar kan?" Liu Zhenhan menatap Axiangu sambil menghela nafas: "Apakah namanya hanya kebetulan sama dengan sang kecantikan pertama Naga Hitam Neraka itu?"
"Sudah jelas!" Lich Naga itu mendengus: "Aku hampir tertipu oleh makhluk rendahan sepertimu! Awalnya kukira kau benar-benar Utusan Dewa Naga yang membawa ampunan atas dosa Zeburnajin!"
"Siapa bilang aku bukan Utusan Dewa Naga? Hehe... Kau pikir kata-katamu bisa membatalkan gelarku?" Wajah Liu Zhenhan memancarkan arogansi tukang tawar-menawar ulung: "Bagaimana kau tahu Dewa Naga tidak memberi petunjuk? Jangan-jangan aku sedang amnesia?"
Melihat Lich Naga itu mulai mengeluarkan aura kemarahan, Liu Zhenhan cepat-cepat melambaikan tangan: "Tunggu! Jancuk! Kalau mau bertarung, jelaskan dulu seluruh kronologi peristiwa ini dari awal sampai akhir!"
“Ibuku diusir ke dunia bawah tanah saat sedang mengandungku. Sayangnya, karena kesedihan yang terlalu mendalam, dia cepat meninggal. Aku harus meretas cangkang sendiri dari dalam rahimnya...” A Xiannu memandang dengan sedih tangannya yang putih pucat, hawa dingin kematian mengkristal di ujung jarinya membentuk bunga narcissus yang mekar sempurna.
“Tidak mungkin! Kau jelas-jelas mayat hidup!” Liu Zhenhan mengusap dagunya: “Aneh! Mayat hidup kok perlu menetas?”
“Sejak lahir aku sudah membawa aroma kematian. Aku sendiri tidak tahu apakah tergolong mayat hidup atau bangsa naga.” Suara A Xiannu terdengar sayu.
“Sekarang aku mengerti, pantas saja Trapatoni perlu konsultasi denganmu!” Utusan Dewa Keluarga Xi Bei menjentikkan jari: “Sebagai mayat hidup dari bangsa naga superior, kau memang layak berdialog denganku.”
“Andai kau benar-benar Utusan Dewa Naga... Aku ingin bertanya pada Dewa Hiberon... Sudah 10.000 tahun... Apakah Dewa Naga sudah memaafkan ibuku yang malang? Ayahku Best menguburkan diri di puncak tertinggi Gunung Mulaya, menunggu ibu kembali ke permukaan!” Butiran kristal air mata A Xiannu membeku di udara sebelum menghujam ke tanah dan berhamburan: “Aku ingin menyatukan abu ibu dengan ayah... Mimpi 10.000 tahun ini...”
"Kesedihannya seolah memiliki kekuatan magis yang menular, membuat Liu Zhenhan tak kuasa menghela napas panjang, membuat Jiskeibi tersedu pelan."
Kisah cinta Bimon Orang-orang Banteng dan Naga Peri itu sendiri sudah merupakan cerita indah nan menyayat hati, yang diceritakan dengan penuh penghayatan oleh A'xiannu. Keterikatan emosi yang tulus ini menambah kesan pilu yang meremukkan jantung.
"Apa maksudmu 'seandainya aku benar-benar Utusan Dewa Naga'? Aku memang asli!" Dada Liu Zhenhan dipukulnya hingga berbunyi dug dug, "Kedatangan Yang Mulia kali ini sebenarnya tanpa membawa titah pengampunan dari Dewa Naga untuk Buer Najin sang Naga Peri! Tapi tak apa, A'xiannu, sebagai Pejalan Bumi Dewa Naga, aku bisa mewakili Dewa Haibolong untuk mengampuni orang tuamu! A'xiannu, sekarang juga aku akan membawamu ke permukaan. Jika kau ingin melihat ayahmu di puncak tertinggi, aku juga dengan senang hati akan membantumu!"
"Demi Dewa Naga! Tuan Utusan Naga, kau benar-benar tak tahu malu!" Lich Naga Trapatonio tiba-tiba tertawa: "Aku jelas melihat tadi kau sudah memperhatikan Altar Batu Hitam dan Kerangka Naga Merah Jambu! Seandainya kau benar Utusan Dewa Naga, seharusnya kau tahu itu adalah 'Ritual Tulang Sihir'! A'xiannu hanya mengarang cerita sembarangan, kau benar-benar mempercayainya?"
A'xiannu juga tersenyum.
Liu Zhenhan memandang dua mayat hidup bangsa naga ini cukup lama, lalu terkekeh. Akhirnya terbongkar juga.
"Tuan Utusan Naga, perasaan bangsa Bimon ternyata masih setajam ini meski sudah 10.000 tahun berlalu! Tidakkah Anda berpikir, sekalipun Naga Peri diasingkan, bagaimana mungkin mereka diasingkan bersama Naga Hitam Neraka?" Ekspresi sedih di wajah Axiannu menghilang, digantikan oleh kepuasan.
Tatapan mata penuh kesedihannya tadi bahkan berhasil menipu Lao Liu sekalipun.
"Tak menyangka setelah seumur hidup berburu angsa, akhirnya malah dicukil matanya oleh angsa!" Liu Zhenhan mengepal tinju sambil menggelengkan kepala dengan senyum getir: "Obisilachi! Naga berusia 10.000 tahun memang sulit dikalahkan! Kebohongan yang bercampur kebenaran dan kepalsuan, benar-benar mematikan!"
"Sebagai undead tingkat tinggi penjaga Makam Naga, dalam menghadapi pemindahan tulang naga sebesar ini, jika tidak menguji kualitasmu sebagai Utusan Dewa, pantaskah kami disebut Lich Naga? Jika Anda konsisten bersikap angkuh, kami pasti sudah percaya Anda adalah Utusan Dewa Naga!" Axiannu mengerutkan alisnya dengan pesona: "Senang berkenalan, Tuan Utusan Palsu! Aku adalah Axiannu, perempuan tercantik sepanjang sejarah bangsa naga. Ingat, tercantik di seluruh bangsa naga, bukan hanya di kalangan Naga Hitam Neraka!"
"Merupakan kehormatan berkenalan denganmu, perempuan tercantik bangsa naga. Namaku adalah..." Liu Zhenhan belum selesai bicara, burung beo kecilnya sudah mengepakkan sayap sambil berkotek keras: "Murinio~ Murinio~"
"Tuan Murinio, berani benar kau memasuki Makam Naga!" Arsenal dan Trapattoni saling bertukar senyum: "Berbeda dengan Lich Naga Trapattoni, aku Arsenal adalah Permaisuri Lich Naga! Jangan meremehkanku～Aku lahir melalui 'Ritual Tulang Sihir' sebagai makhluk abadi! Tapi, aku bukan mayat hidup!"
"Haha! Pertama kali dengar ahli kuat tingkat super yang bukan mayat hidup tapi makhluk abadi." Liu Zhenhan menyeringai: "Bukan manusia bukan hantu, kedengarannya keren!"
"Tentu saja." Arsenal tak sungkan: "Aku melepas semua tulang belulang naga di tubuhku, membangun kerangka baru dengan 47 Mutiara Naga. Kekuatan sumber alami yang kuat ditambah tubuh indah, pasti hasilnya tak mengecewakan!"
Liu Zhenhan hampir pingsan mendengarnya. Ia melihat ke kerangka naga di samping, melompat meraih tengkorak kepala naga tulang belulang. Seperti tukang bata memahat, telapak tangannya membelah rahang bawah tengkorak - hanya genangan darah naga kering berkilau merah. Lao Liu membelah kepala itu, mengeluarkan Kristal Naga sebesar menara yang memancarkan kilau magis.
"Jancuk!" Liu Zhenhan memasang kembali kacamata hitamnya, menyimpan Kristal Naga di dada, lalu melempar tengkorak kepala naga itu ke tanah dengan geram.
“Mengenalkan kemampuan Lich Naga...” Ratu Lich Naga A-Xiannu menunjuk ke Lich Naga Terrapatoni di sampingnya: “…Terrapatoni hampir kebal terhadap semua sihir negatif, sihir petir, sihir es, dan sihir racun. Sebagai mayat hidup tingkat tinggi, tubuhnya bisa menahan serangan tumpul. Jika diperlukan, dia bisa menyamar dan sepenuhnya kebal serangan fisik.”
“Bagaimana denganmu? Memiliki begitu banyak kekuatan sumber alami dan gelar mulia Ratu Lich Naga, pasti sangat hebat?” Pandangan Liu Zhenhan menyapu tubuh A-Xiannu dari atas ke bawah, sorot matanya penuh niat jahat seperti ingin menguliti tulang.
“Terlalu memuji! Aku menahan sakit pencabutan tulang untuk melakukan ‘Ritual Tulang Sihir’ hanya demi menjaga kecantikanku yang tak tertandingi! Hanya dengan kekuatan sumber alami dalam Mutiara Naga tujuan ini tercapai. Sayangnya, Mutiara Naga terlalu sedikit sehingga hanya bisa mempertahankan tubuh mungil ini.” A-Xiannu tertawa getir: “Kekuatan tempur memang bukan keunggulan naga betina, termasuk aku! Tapi setelah 10.000 tahun kultivasi, akhirnya kupahami ‘Auman Naga Pengambil Jiwa’ untuk mencabut jiwa dari tubuh musuh...”
“Menurutmu bisakah kau mencabut jiwaku?” Liu Zhenhan menyeringai.
“Pada dasarnya sangat tidak mungkin。” Arsene mengangkat bahu: “Tapi aku masih punya satu mantra terlarang yang bisa diandalkan!”
Sang Ratu Lich Naga segera melakukan serangkaian gerakan misterius, mengeluarkan auman naga bernada tinggi yang terdengar menyakitkan. Teriakan tajam ini bagai jarum menusuk gendang telinga semua yang mendengar. Liu Zhenhan mengerutkan alisnya.
Gaungan auman naga masih bergema di lembah ketika sembilan ekor naga kabut abu-abu berdebur tiba-tiba muncul mengelilingi Lembah Kelopak Teratai yang berkabut tipis. Sisik dan cakar mereka berkilat sebelum berputar-putar di udara membentuk tirai sembilan naga raksasa yang menutupi lembah bagai tudung wajan. Api fosfor hijau berkumpul dari segala penjuru membentuk bola cahaya raksasa yang melayang ke titik tertinggi langit. Cahaya dingin nan mengerikan tiba-tiba menyembur, membanjiri segala benda dengan sinar kebiruan seperti es.
Ini kekuatan wilayah!
Hati Liu Zhenhan berdesir. Dulu Kepala suku Andulan pernah bilang kekuatan tempur Lich Naga setara naga level enam, tapi tak disangka Ratu Lich Naga ini bahkan lebih hebat lagi—sudah menguasai kemampuan wilayah! Kecepatan pemanggilan mantranya juga luar biasa cepat!
"Untung dalam ketidakberuntungan, kekuatan wilayah ini tidak sejahat kekuatan wilayah Santo yang melarang semua kekuatan magis. Khimera tidak kembali ke bentuk aslinya, Liu Zhenhan juga tidak merasa kekuatan magisnya terhenti."
"Meski begitu, Lao Liu tetap menyadari: kekuatan wilayah Naga dari berbagai elemen sama sekali bukan lawan yang bisa dianggap remeh!"
"Tirai sembilan naga menghilang seketika. Pegunungan hitam di sekeliling lenyap, berganti padang luas berwarna kelabu tak berujung. Sesekali terdengar raungan binatang peliharaan raksasa dan suara 'krek-krek' gesekan pelvis kerangka dari kejauhan."
"Wilayah Dunia Arwah yang tersesat!" Ratu Naga Licik A-Xiannu tersenyum puas: "Sebagai makhluk abadi, harus ada sihir andalan. Wilayah Dunia Arwah ini tercipta dari pertukaran ruang-waktu. Kecuali aku yang melepaskan, tak ada yang bisa menerobos atau keluar dengan kekuatan kasar!"
Liu Zhenhan menyeringai jahat sambil menjentikkan jari. Hydra berkepala sembilan berwarna biru baja keluar lagi dari "Anting Tuan Tanah Kematian". Kali ini wujud Hydra bukan lagi kecil seperti dulu, melainkan kembali gagah seperti masa kejayaannya di pulau Dewa Laut. Tubuhnya bagai ukiran kristal biru, dua kaki sebesar batu, sembilan kepala bergerombol, badan gemuk berisi dengan taring mengerikan dan mata menyala.
Delapan Penjelajah Jiwa Suku Berbual membawa lentera pemanggil arwah leluhur, bersama delapan puluh prajurit Banteng Ymir melangkah keluar dari Ruang Hitam. Setelah menyerap energi tiga Naga Zombie, tinggi badan delapan puluh prajurit Banteng Ymir kini mencapai empat meter. Tubuh mereka mengembang satu lingkaran, lapisan magma obsidian di sekujur tubuh telah pecah oleh otot-otot kekar yang menonjol. Urat-urat hitam seperti cacing tanah membengkak di permukaan kulit. Tanduk banteng mengeram di kepala mereka bagaikan dua bor baja penembus benteng, seluruh tubuh dipenuhi sisik naga terbalik. Hidung mereka sesekali menyemburkan hawa kematian putih pekat dan serpihan es yang mencekam.
"Tak perlu pamer kekuatan! Aku tahu kau hebat, termasuk si itu." Ahsiennu menunjuk Guo Guo yang sedang asyik memecahkan kenari di gerbong: "Kecuali terpaksa, aku tak ingin berperang! Jika kalian mau pergi, takkan kuhalangi! Tuan Murinio, banggalah! Sepanjang sejarah, hanya kau yang berani masuk Makam Naga dan bisa keluar tanpa pertempuran! Jika kau nekad mengambil tulang naga ini, demi keamanan, aku dan Trapattoni terpaksa ikut bertarung sampai mati! Karena Makam Naga adalah sumber Energi Vital kami!"
"Artinya, kalau aku mau pergi, kalian berdua sama sekali tidak keberatan?" Liu Zhenhan tertawa getir: "Jancuk! Ini bukan Dewa Naga Hesperus yang menyuruh kalian menjaga Makam Naga, tapi murni demi keselamatan diri kalian sendiri! Masih mau pakai alasan muluk-muluk!"
"Kita sama-sama paham maksudnya, Tuan Duta Naga. Sekarang apa keputusanmu?" A-Xiannu tersenyum manis: "Jangan keterlaluan ya!"
"Pertama-tama izinkan aku memperkenalkan diri sebagai Bimon jenis apa..." Liu Zhenhan menggeser kacamata hitam ke pangkal hidung, bola mata berkilauan bagai bintang salib perak berputar-putar: "...Hehe... Aku tipe orang yang 100% akan nekat kalau hasil panen yang diharapkan tiba-tiba lenyap!"
"Keterlaluan kau! Masih nekad mau berperang?" Lich Naga Terrapatoni tertawa pahit mengejek diri sendiri: "Aib memalukan! Inikah hasil pertama kali bangsa naga mayat hidup merendahkan diri sepanjang sejarah?!"
"Cuma satu detik kubisa lumpuhkan kau, percaya tidak, Terrapatoni?" Tuan Liu berseru sombong: "Tak punya Tombak Overlord, mana berani naik ranjang pelacur! Aku datang ke sini pasti tidak pulang tangan kosong!"
"Aku memang tidak percaya!" Lich Naga Terrapatoni tersenyum sinis: "Siapapun kau, mustahil mengalahkanku dalam satu detik!"
“Jiskeibi, lihat Lich Naga ini?” Liu Zhenhan menarik kekasihnya ke depan, menopang bahu mungil Jiskeibi dengan penuh kelembutan: “Rasakan dengan hatimu, makhluk apa dia sebenarnya.”
“Dia jelek dan jahat! Tapi kekuatannya sebanding dengan keburukan dan kejahatannya!” Jiskeiba berbalik, memejamkan mata sejenak mengamati Terrapatoni lalu menggelengkan kepala ragu: “Kekasihku, makhluk abadi seperti ini tak bisa dikalahkan hanya dengan 'doa penguburan' ku!”
“Haha! Katanya bisa membunuhku seketika? Ayo! Aku ingin mencoba!” Amarah Lich Naga Terrapatoni mencapai puncak, tertawa sinis yang tak tertahan. Ratu Naga Undead Axiannu tak ikut tertawa, mengerutkan alis sambil menatap Jiskeibi seolah merenung.
Liu Zhenhan masih terkekeh dengan polos, namun kedua tangan nakalnya yang semula menopang bahu Jiskeiba tiba-tiba meluncur ke depan seperti siluman laut, merengkuh kehangatan tubuhnya yang lembut.
Gerakan tak terduga ini terlaksana sempurna bak rencana lama bawahan yang memperkosa istri atasan.
Jiskeibi mengeluarkan jeritan melengking yang begitu menusuk hingga bisa merobek gendang telinga, kedua matanya yang indah tiba-tiba terbuka lebar, menyemburkan dua sinar keemasan yang langsung menghujam Lich Naga Terapaldoni - mau bagaimana lagi, Kekasihku kebetulan menyuruhnya mengawasi si Lich Naga itu.
Bab 393: Kekuatan Tak Terduga yang Dahsyat
Malangnya Lich Naga Terapaldoni yang sebelumnya begitu perkasa, dalam sekejap berubah menjadi gumpalan lumpur tak berdaya.
Setelah terkena "Cahaya Yin Pembersih" yang keemasan, tubuh perkasa Lich Naga yang seolah bisa menelan gunung dan sungai itu seketika berubah menjadi kayu lapuk yang diterpa hujan dan angin, dengan suara gedebuk jatuh ke tanah, bahkan sempat menghancurkan kerangka naga di sebelahnya hingga debu beterbangan.
Sang Permaisuri Lich Naga, Ashinu yang berada di dekatnya tertegun bagai patung.
Beberapa saat kemudian, Ashinu baru mengangkat kepala. Kedua matanya yang jernih bagai air mengalap menatap Jiskeibi tanpa berkedip, di dalam sorot matanya pertama-tama terpancar keterkejutan, lalu ketidakpercayaan, dan akhirnya keputusasaan total.
Dengan resistensi magis milik Lich Naga, sebenarnya tidak ada mantra yang bisa dikeluarkan secara instan di dunia ini yang mampu menjatuhkannya!
Tapi kenyataan di depan mata memaksa Sang Permaisuri Lich Naga untuk percaya bahwa ini bukan halusinasi! Gadis di hadapannya ini bahkan tidak memancarkan sedikitpun gelombang elemen yang bisa dirasakan Ashinu!
Kekuatannya ternyata bisa mengelabui persepsi makhluk abadi!
“Apakah dia seorang dewa?”
Permaisuri Naga Axiarnu pertama kali merasakan bagaimana rasanya kedinginan, ini seperti menggunakan kikir bercahaya redup yang dengan semena-mena merusak kehendak, mengasah jiwa, dan memanggang pikiran!
Jiskeibi hampir menangis hingga menjadi patung air mata, menyembunyikan wajahnya di dada Kekasihku, mengayunkan tinju mungilnya dengan keras, kaki teratainya menghentak lantai hingga berbunyi "pong pong", malu sekaligus marah, tapi lebih banyak sedih.
“Kaibi, efek terburuk dari tertembak 'Cahaya Yin Pembersih' paling-paling hanya mengubah orang jadi idiot! Lich Naga adalah mayat hidup, mungkinkah mayat hidup jadi idiot? Tentu tidak mungkin!” Liu Zhenhan segera menghibur dengan kata-kata lembut, pujiannya hampir memenuhi "keranjang".
“Kalau begitu janji padaku, jangan pernah lakukan ini lagi! Kami wanita Raksasa Buddha tak pernah menyakiti orang asing!” Jiskeibi yang mendengar Lich Naga baik-baik saja, bulu mata basah air matanya bergetar, lalu menghela napas panjang.
“Jika kau tetap begini, aku lebih baik pergi mengubur bunga sendiri!” Jiskeibi menambahkan.
“Tentu tak akan ada kedua kalinya!” Liu Zhenhan bersumpah dengan mengacungkan tangan ke langit.
Rencana Membesarkan Lolita benar-benar gagal total.
Karakter wanita Raksasa Buddha terlalu keras kepala. Memiliki sifat seperti ini adalah hal baik, tetapi juga berarti lebih buruk, karena begitu hubungan retak tak ada lagi ruang untuk berdamai. Liu Zhenhan agak menyesal. Seandainya dia menyimpan kesempatan ini untuk masa depan. Dia belum mencoba seberapa kuat Lich Naga di depannya, langsung menggunakan "Cahaya Yin Pembersih", sungguh pemborosan.
Guo Guo mengenakan kacamata hitam kecil, berbaring di rangka kereta sambil tertawa terkekeh dengan perut gendutnya.
Dua Raja Bukit berdiri di samping tuan muda. Mereka sangat ingin tertawa, tapi tidak berani.
Ekspresi delapan Penjelajah Jiwa Suku Berbual juga kurang lebih sama, singkatnya tertahan dengan susah payah.
Burung beo kecil Maltrazi selalu yang paling Berbual B. Pertama dia terbang dengan sombong ke kepala kaku Lich Naga, pantat gendutnya mengangkat, kotoran burung panas menetes ke lubang hidung besar Lich Naga yang memperlihatkan setengah tulang berkarat. Kemudian dia hinggap di bahunda Ratu Lich A Xiannu. Tapi Xiao Chusheng ini kali ini luar biasa tidak memaki, malah dengan patuh menggunakan paruh bengkoknya merapikan rambut indah sang ratu.
Ekspresi A Xiannu aneh, terlihat agak tegas dan bertekad bulat.
Liu Zhenhan memeluk bahu Jiskeibi, dengan senyum penuh keyakinan, memandangi tubuh mungil Ratu Penyihir Naga dari atas, lalu menyebut burung beo kembali dengan siulan.
Pandangannya bagai beruang kutub yang menunduk di atas es mengawasi anjing laut yang sulit melahirkan.
Setelah Senyap cukup lama, seolah telah membuat keputusan sulit, A Xiannu mengangkat matanya yang indah dan menatap dingin Liu Zhenhan. Wajah imutnya sama sekali tak menunjukkan ketakutan.
Sorot matanya membuat hati Liu Zhenhan bergetar halus. Cahaya kesepian dan pantang menyerah ini adalah hal paling berharga sekaligus paling menyebalkan di dunia.
"Pertarungan antar ahli kuat jarang berujung fatal! Kita semua orang bijak. Memaksa lawan hingga terjepit justru akan membuat kita membayar mahal meski menang." Dua jarinya menutup, memegang bunga iris yang telah kering keriput bagai nyawa yang sirna: "A Xiannu, kau paham maksudku?"
Geduan, Hydra hantu, dan Kaisar Tulang mulai menunjukkan sikap hendak bertindak.
"Apa yang kau inginkan?" Dua bunga narcissus sihir yang terbuat dari hawa dingin kematian mekar diam-di ujung jari Ratu Penyihir Naga A Xiannu.
“Sebagai bukti niat baik, saranku kau segera mencabut 'Bidang Dunia Arwah yang Hilang'!” Liu Zhenhan menunjuk Lich Naga Terapadoni yang tergeletak lemas di tanah: “Dia, dan juga kau...”
Liu Zhenhan tersenyum pada A Xiannu: “...Kalian berdua hanya punya dua pilihan: mati bersama atau ikut bergabung denganku, karena Makam Naga pasti kuambil!”
“Pernahkah kau lihat bangsa naga menyerah?” A Xiannu tersenyum sinis, ekspresinya penuh cemooh dan kebencian mendalam.
“Haha! Kalau begitu kau sendiri yang mencari maut!”
Begitu kata-katanya berakhir, sekuntum bunga iris kering melesat dari ujung jari Liu Zhenhan, berputar seperti gasing di udara dengan bayangan panjang, langsung menuju dahi A Xiannu.
Sang Ratu Lich Naga mencibir, jari-jari bercahayanya melepaskan dua kuntum narcissus hawa dingin yang menyambut serangan. Bentrokan kedua kekuatan seimbang itu membuat bunga iris kering dan narcissus es pecah berkeping-keping di udara.
Satu lagi narcissus es langsung tercabik oleh "Pisau Bintang Beku" menjadi bintik-bintik kristal, sorot mata Ge Duan'en terlihat sangat dalam.
Di saat bersamaan, si bajingan tua mengayunkan lengannya dengan gerakan paling dramatis.
Raja Tulang Api Neraka dan Hydra Jaina secara bersamaan mengkerutkan leher mereka di udara, lalu membuka tembakan dahsyat.
Dua hamba perang roh cincin ini masing-masing memiliki "Kuncup Api Neraka" dengan tembakan beruntun 12 kali yang mengerikan, dan "Hawa Beku Kematian" sembilan tembakan seperti senapan gentel; Setelah ular berkepala sembilan memangsa dua hantu naga, kekuatan "Hawa Beku Kematian" meningkat signifikan. Saat sihir menyapu udara, ia meninggalkan gumpalan sonic meraung-raung yang cepat membeku menjadi bola gas oval biru baja berbentuk komet, dengan asap dingin berjalin-jalin di atasnya, sungguh luar biasa mengerikan.
Delapan puluh prajurit Banteng Ymir juga masing-masing menyemburkan "Puting Beliung Beku" kecil dari mulut mereka. Ini adalah mantra kematian yang didapat setelah memangsa naga zombie. Karena jumlahnya terbatas, setiap Banteng Ymir hanya bisa menembakkannya sekali. Kekuatannya tidak terlalu besar, tapi juga tidak kecil.
Adegan sesaat ini benar-benar menakutkan. Ditambah dengan "Palu Badai" yang dihantamkan oleh dua Raja Bukit dan "Serangan Senjata Angin" dari Geduoen, ada hampir seratus serangan magis yang mengarah langsung ke Ratu Penyihir Naga A Xiannu.
Aroma kematian khas sihir ketidakmatian dan hawa dinginnya membuat Lembah Kelopak Teratai seketika memasuki musim dingin.
Permaisuri Naga Pendeta berteriak dengan lantang, mengabaikan serangan sihir yang berdesakan menghujani dirinya. Jarinya melambai di udara, membuat beberapa gerakan misterius. Kabut abu-abu putih seperti tulisan kaligrafi tinta di atas kertas, menuliskan baris-baris aksara kuno yang ajaib dan tak pudar di udara. Gelombang elemen raksasa mengguncang seluruh ruang!
Saat serangan magis yang membanjiri langit mendekat, tubuh mungil Axiannu telah membangun sebuah perisai magis Api Neraka berbentuk layang-layang berwarna merah darah.
Di permukaan perisai Api Neraka berbentuk layang-layang ini, terdapat gelombang ular yang menggeliat berjuang. Monster-monster mengerikan muncul tiba-tiba seperti kelinci melompat dan elang menyambar, seolah ingin melepaskan diri dari perisai untuk memangsa, namun ditarik kembali oleh rantai talisman kuno ke permukaan perisai.
Sembilan "Bunga Narcissus Api Neraka" berwarna jingga bersinar berputar-putar di sekitar perisai magis, berputar secepat kincir angin, sesekali meledakkan percikan api yang redup.
Senyum bangga Liu Zhenhan langsung membeku.
Serangan magis besar yang menghujani perisai Api Neraka ini, separuhnya langsung dipantulkan kembali oleh sembilan "Bunga Narcissus Api Neraka" yang berputar gila-gilaan, sementara separuh lainnya dimangsa habis oleh monster yang muncul dari permukaan perisai.
Serangan balik magis yang tiba-tiba membuat Lao Liu dan semua roh cincin pengawal kocar-kacir. Untungnya Kaisar Tulang dan Hydra adalah ahli sihir cepat, ditambah bantuan "Jemari Memetik Bunga" dari Gerdain dan Liu Zhenhan, sehingga tidak melukai diri sendiri.
"Berhenti!" teriak Liu Zhenhan. Dua Raja Bukit—satu melemparkan Palu Badai, satunya menghentikan serangan di tengah jalan. Roh-roh cincin pengawal bereaksi cepat, menghentikan serangan magis dan berdiri tegak.
"Obisilachi!" umpat Liu Zhenhan kesal.
Perisai magis Ratu Naga Licik ini terlalu angker! Meski serangan magis roh cincin pengawal levelnya tidak tinggi, kemampuan Kilau Sihir dari Perisai Api Neraka ini terlalu jahat. Belum lagi perisai ini terkadang mengeluarkan kepala aneh yang menyantap serangan magis!
Sihir undead yang bisa sekaligus memancarkan kilau dan menyantap sihir—benar-benar pertama kali Liu Zhenhan melihatnya! Dari separuh sihir yang dimakan dan separuh dipantulkan, terlihat perisai ini sepenuhnya bergantung pada kekuatan luar untuk menjaga keseimbangan: kekuatan elemen yang disantap langsung dipakai untuk memantulkan serangan magis lain!
Artinya, Ratu Penyihir Naga Axiannu sendiri bahkan belum mengeluarkan kekuatan sebenarnya, hanya memanfaatkan kekuatan lawan dengan cerdik!
Apakah ini kekuatan sejati Ratu Penyihir Naga? Liu Zhenhan mengumpat "Sial" tiga kali.
Liu Zhenhan menghentikan serangan, tapi Axiannu tak berterima kasih. Saat gelombang serangan para Roh Cincin Pengawal dimulai, nyanyian sihir rumit telah bergema di leher penyihir naga betina, dan kini tepat selesai.
Saat rambut hitam Ratu Penyihir Naga Axiannu tiba-tiba berdiri tegak, teriakan menusuk meluncur dari bibirnya yang kemerahan. Dalam rentetan lolongan mengerikan yang tak henti ini, udara menyusut hebat dan memadat menjadi hantu wanita berambut panjang dengan kuku tajam yang menyambar dari langit seperti burung gesit menuju Liu Zhenhan.
Ini baru permulaan.
Teriakan menusuk terus bergema, satu demi satu hantu wanita berkelok seperti ular di udara, datang dengan kecepatan luar biasa.
Dua belas perisai kilat dan enam Perisai Hitam tiba-tiba muncul dari ruang hampa, melindungi Liu Zhenhan dan Jiskeibi. Jari Liu Zhenhan melemparkan bunga iris layu bagai meteor yang menembus dan menghancurkan hantu suara ini.
Berkat fungsi khusus "Anting Tuan Tanah Kematian" yang menghemat 60% kekuatan magis, Liu Zhenhan bisa menggunakan "Jemari Memetik Bunga" hingga 17 kali.
Mampu mengeluarkan mantra tingkat pemandu secara instan dalam jumlah sebanyak ini, jelas menunjukkan kekuatan penyihir tingkat suci!
Dari raut wajah Naga Penyihir Permaisuri Axean-nu yang sangat serius, terlihat betapa besar tekanan psikologis yang ditimbulkan oleh utusan naga gadungan ini!
Sayangnya, Transformasi Liar dan Jubah Nyanyian para Pendeta hanya berpengaruh pada lagu perang. Andai bisa melipatgandakan semua jenis sihir, Liu Zhenhan mungkin akan membuat sang Naga Penyihir Permaisuri mati ketakutan hari ini.
Meski terlihat perkasa, Liu Zhenhan sebenarnya bagai kotoran keledai yang mengilap di luar - dalam hati ia menjerit kepayahan.
Bajingan tua ini selalu mengandalkan pertarungan jarak dekat yang biadab di seantero Benua Aigean, kapan pernah mengandalkan duel sihir?
Sihirnya cuma dua: panah darah dari lidah terkunyah dan "Jemari Memetik Bunga"! Terus adu tembak begini sungguh menggelikan!
Naga Penyihir Permaisuri benar-benar layak disebut mayat hidup kelas atas. Banshee Suara yang dipanggil melalui "Auman Pengisap Jiwa" sudah cukup menakutkan, teriakanannya pun masih memiliki daya serang dahsyat. Delapan belas perisai magis si bajingan tua berkerlip aneh dengan percikan creet-creet, bagai mangkuk yang digaruk kasar sendok berlubang.
Untungnya Guo Guo juga memiliki "Tato Kekuatan" yang melindungi kedua Raja Bukit, kalau tidak akibat yang mungkin terjadi setelah teriakan ini sungguh tidak terbayangkan.
Para roh cincin adalah mayat hidup dengan kekuatan jiwa yang cukup tangguh. "Auman Penyerap Jiwa" Ratu Naga terutama efektif terhadap makhluk hidup. "Banshee akustik" yang terbentuk dari gas akan hancur sebelum mendekati mereka, sehingga mereka justru menjadi kelompok paling santai. Selain membantu bos menembakkan sihir untuk menghancurkan "banshee akustik" yang sepadat belalang, mereka juga tak lupa membalas serangan sihir Arsène. Namun perisai magis aneh sang Ratu Naga membuat usaha mereka sia-sia.
Di bawah komando Jiwa Pengembara, 80 Bimon Iymir menginjakkan langkah liar bagai guntur, seluruh tubuh berkilauan hawa dingin kematian, mengayun kapak batu dan perisai batu berlapis kristal es, melancarkan serangan berani terhadap sang Ratu Naga.
Arsène berhenti menjerit. Ia menutup mata, menarik napas dalam, lalu menyapu tangan mengeluarkan cahaya merah menyala. Kerangka naga terdekat langsung hancur berkeping-keping, tulang-tulang yang bergulung seperti ombak berubah menjadi 20 prajurit kerangka naga gagah.
Para prajurit kerangka naga ini membawa tombak tulang sepanjang tiga meter, seluruh tubuh mereka diselimuti Api Neraka oranye-merah, melangkah dengan langkah teratur, perlahan namun pasti menghadapi delapan puluh prajurit Banteng Ymir yang membeku oleh hawa dingin. Tombak-tombak tulang berat itu terayun-ayun di atas tanah, membalikkan gumpalan tanah dan membentuk parit-parit panjang yang tercangkul.
Bab 394: Prajurit Bertubuh Besar Bertemu Prajurit Bertubuh Besar
Sebelum Liu Zhenhan sempat bereaksi, Ratu Naga Aqse'nu melemparkan lagi semburan cahaya merah membara. Kali ini lingkaran cahaya penguatan itu menyasar ke rangka naga setengah terkubur di sebelah Liu Zhenhan, menyebabkan serpihan tulang besar beterbangan liar hingga membuat orang menutupi wajah.
Tumpukan kerangka bergemeretak dalam suara kertak-kertak, menyusun kembali dua puluh prajurit tengkorak setinggi empat meter yang membawa tombak tulang panjang!
Benar-benar pantas disebut penjaga makam naga yang mengklaim diri sebagai tipe pendukung pertempuran!
Hanya dengan dua mantra "Ritual Misa Arwah" untuk memanggil prajurit tengkorak ini, sudah terlihat tingkat keahlian Aqse'nu!
Perlu diketahui, penyihir arwah dengan jabatan serikat tingkat tinggi sekalipun, saat menggunakan "Ritual Misa Arwah" hanya bisa memanggil empat prajurit tengkorak dari mayat besar. Tapi Aqse'nu dengan satu lingkaran misa langsung memanggil dua puluh prajurit kerangka naga, sekaligus memberi penguatan Pengorbanan Api Neraka!
Sihir bangsa naga sungguh memiliki kekuatan yang luar biasa dahsyat!
Karena keberadaan kereta perang bersayap burung dan empat khimera raksasa, ditambah kerangka naga yang berserakan di sekeliling, ruang gerak Liu Zhenhan sangat terbatas. Dua puluh prajurit tengkorak naga yang tiba-tiba menyerang terhambat medan, terpaksa mengayunkan tombak tulang seperti tongkat besi. Meski begitu, mereka berhasil membuat dua Raja Bukit kewalahan, hampir menghilangkan gelar pengawal istana mereka.
Setelah berhasil mengalahkan prajurit tengkorak dengan susah payah, kedua raja kurcaci itu juga terluka - Bateer membenturkan kepala ke batu saat melakukan Serangan Bawah di ruang sempit, benjol besar di dahinya mirip badak atau unicorn di Benua Aigean. Bakeli lebih sial, api neraka dari prajurit naga terus membakar tubuh hidupnya. Walau zirahnya kuat dan resistensi magis tinggi, dia tetap menjerit kesakitan. Untungnya Jiskeibi sebagai Raksasa Buddha dan bosnya menggunakan lingkaran cahaya Pengorbanan, sehingga Bateer dan Bakeli terhindar dari luka lebih parah.
Aulina sang Ratu Naga Tak Bernyawa terus mengeluarkan lingkaran cahaya Misa, total sembilan kali sebelum berhenti.
Di Lembah Lotus yang telah diselimuti oleh "Wilayah Dunia Arwah yang Tersesat", gemeretak tulang-tulang tengkorak bergema di mana-mana. Pasukan prajurit tengkorak tinggi besar bangkit dari tanah, terlepas dari batu, dan tersusun dari kerangka naga. Dengan langkah kelambanan, mereka bergerak mengerumuni lokasi Liu Zhenhan dari segala penjuru. Delapan puluh Prajurit Banteng Ymir menghentikan serangan frontal dan mundur cepat. Di bawah komando Jiwa Pengembara, mereka membentuk Formasi Rantai Besi yang kokoh, mempertahankan posisi di depan sang tuan tanah.
Kerangka Prajurit Naga ini jauh lebih keras dibanding prajurit tengkorak biasa, ditambah tubuhnya menyala Api Neraka, menjadikan mereka prajurit tengkorak kelas atas. Geryon, Kaisar Tengkorak, dan Hydra yang terbang di udara segera mengalihkan mulut senjatanya. Mayoritas serangan magis dialihkan ke para prajurit tengkorak ini.
Para Prajurit Naga tak mau kalah. Mereka melemparkan tombak tulang putih ke udara, berusaha menembak jatuh binatang raksasa terbang tersebut. Untuk sementara waktu, tombak tulang dan sihir saling bersaing, pertarungan sengit tak terbendung.
Liu Zhenhan mulai kehilangan kesabaran!
Awalnya berharap pasukan kami yang jumlahnya banyak dengan serangan sihir bertubi-tubi bisa menenggelamkan sang naga betina ini. Ternyata serangan magis kami yang mengguyur itu diserap seluruhnya oleh Perisai Api Neraka miliknya, bahkan sebagian dipantulkan kembali! Perisai magis ganda aneh ini bahkan bisa menyerap dan memantulkan "Jemari Memetik Bunga"! Benar-benar mayat hidup! Padahal "Jemari Memetik Bunga" adalah kekuatan sihir serangan tunggal tingkat pemandu!
Baru ingin mencoba serangan fisik, Sang Ratu Lich Naga ini malah memamerkan kekuatan yang lebih besar. Bukankah naga betina kecil ini terlalu kuat? Bagaimana jika dia bekerja sama dengan Lich Naga?
Liu Zhenhan menyadari dirinya agak meremehkan kemampuan naga betina kecil ini. Dia jelas bukan terong lunak yang mudah diintimidasi! Dari rangkaian pertarungan mengagumkan tadi, tingkat sihir Sang Ratu Lich Naga ini sungguh luar biasa tinggi!
Meski tanpa perisai daging kuat, ahli sihir kelas berat seperti ini tetaplah ancaman berbahaya!
Liu Zhenhan merasa dirinya terlalu hati-hati! Mungkin karena pertama kali menghadapi makhluk abadi tingkat super, pola pikirnya masih terbatas. Mengira lawan bisa Mengurangi serangan fisik dengan siluman, maka memilih sihir sebagai serangan pembuka. Mengira posturnya kecil berarti bukan penjaga makam tipe ofensif yang berbahaya, maka membereskan Lich Naga terlebih dahulu dan menyisakannya!
Sekarang pikir-pikir, lebih baik tadi kita tinggalkan Lich Naga Trapaladoni itu!
Saling menembakkan sihir bukan keahlian Lao Liu, pertempuran jarak dekat yang brutal baru spesialisasinya!
Sebanyak apapun hamba perang roh cincin, tanpa kehadiran Yitiao, unit sihir yang benar-benar efektif hanya tiga petarung perak: Geduoen, Hydra, dan Raja Amarah Api Neraka. Mengandalkan level sihir mereka untuk melawan seekor naga mungkin masih bisa, tapi untuk menghadapi Ratu Lich Naga yang bisa menundukkan Lich Naga? Jelas terlalu dipaksakan! Kecuali ketiganya bisa kembali ke level kekuatan saat masih hidup!
Liu Zhenhan paham betul, gelombang elemen dahsyat yang memancar dari dirinya dan Guo Guo memang terlihat mengerikan di pandangan pertama - sampai-sampai bisa membuat Lich Naga dan Ratu Lich Naga gemetaran. Tapi begitu masuk pertempuran sesungguhnya, kekuatan magis sebesar ini sama sekali tak membantu. Baik Guo Guo maupun dirinya hanya terbiasa bertarung nekat dalam jarak dekat.
Andaikan kekuatan magis ini bisa dimanfaatkan, mana mungkin seorang penyihir tingkat suci seperti dirinya cuma bisa mengandalkan serangan monoton "Jemari Memetik Bunga" sambil melihat lawan memamerkan berbagai sihir?
Di Makam Naga yang jadi kandang sendiri ini, keunggulan A Xiannu terlalu mencolok. Beradu sihir dengannya adalah tindakan bodoh!
Makhluk abadi level tinggi memang bisa menghilang untuk menghindari serangan fisik, tapi saat menghilang mereka tak bisa melakukan serangan balik sihir. Bagaimana bisa dia lupa aturan dan kemampuan andalan ini?!
“Pergi kau!” Liu Zhenhan menggeram sambil mengeluarkan "Mutiara Kloning Tenaga Magis" yang berkilauan dari sakunya, melepaskan mantra serangan "Paku Penembus Jantung Nail Ao Zu" yang melekat pada "Anting Tuan Tanah Kematian"!
Bajingan tua ini akhirnya terpaksa mengeluarkan jurus andalannya!
Dentuman panjang yang aneh menggema di udara, dua spiral emas raksasa menyobek atmosfer dengan kecepatan tinggi. Kerucut emas bermotif black dahlia itu terus membesar setiap meter pergerakannya, tubuh kerucut yang kian menebal berubah menjadi dua ekor siput raksasa, ujung runcing yang mengerikan mengarah ke Ratu Naga Penyihir A'Xiannu yang bersembunyi di balik perisai Api Neraka sambil melantunkan mantra panjang.
Tanpa menunggu konfirmasi apakah serangan "Gedang Shan Da Niu" melalui perisai itu berhasil, Liu Zhenhan menyentakkan kakinya untuk mengambil cambuk di tanah, mencambuk telinga kiri empat ekor khimera raksasa dengan derapan yang nyaring.
"Ayo! Bolanatu-ku!"
Teriakan sang bos menggema, semua roh cincin yang berdiri di tanah menyisih ke sisi gunung. Empat ekor Landak Batu khimera yang memancarkan gelombang pelindung logam meraung garang, delapan sayap daging raksasa mengepakkan angin kencang yang membawa badai pasir menyakitkan mata.
Setelah kilau pelangi seperti kaca patri bergulung gila-gilaan dalam debu, empat Naga Emas menghilang. Yang muncul adalah empat Bimon raksasa setinggi 20 meter dengan bulu keemasan di sekujur tubuh dan cakar sepanjang 200 inci!
Liu Zhenhan menoleh tiba-tiba. Efek serangan penusuk "Paku Penembus Jantung Nail Ao Zu" berhasil! Meski perisai magis A'Xiannu memiliki dua fungsi utama yaitu memantulkan dan menyerap, tetap tak bisa menahan sihir khusus yang menembus benda ini!
Dua butir kerucut hitam mutiara raksasa tiba-tiba berkedip di luar perisai Api Neraka. Dentuman "bremmm" dua kali menggema, mengebor dengan suara pecahnya es dan debu beterbangan. Tiba-tiba muncul di balik perisai Api Neraka, mengarah tajam ke ulu hati A'Xiannu.
Lao Liu hampir muntah darah.
Meski dua kerucut hitam raksasa berhasil melakukan serangan penusuk, Sang Ratu Naga Licik yang tertusuk tepat di jantung ini ternyata tak terluka. Dia hanya terpental ke belakang bersama perisai Api Neraka berbentuk layang-layangnya, seperti bola sepak yang ditampar keras. Tubuh mungilnya menghantam rangka naga di belakang, lalu memantul ringan ke langit bagai bunga dandelion yang tertiup angin.
Dua butir paku raksasa penembus jantung yang ganas dan dominan seolah-olah meleset sedikit posisinya, hanya mengebor barisan tulang naga dan batu di sepanjang jalan hingga menyebabkan runtuhnya langit dan bumi, gemuruh suara runtuhan beruntun yang tiada henti.
"Di Boluo!" Liu Zhenhan mengeluh pilu, serangan magis tingkat ini masih belum mematikan, siapa sebenarnya makhluk ini?!
Liu Zhenhan jelas-jelas melebih-lebihkan Ratu Lich Naga ini. Kehidupan A'xiannu juga tak mudah, tetesan darah segar yang terus mengalir dari sudut bibir mungilnya menjadi bukti terbaik. Sebagai anggota bangsa naga, meski resistensi magis A'xiannu masih bisa diandalkan, tetap sulit menahan dua kali serangan frontal sihir tingkat pemandu - bagaimanapun dia adalah Penyihir tipe orang bijak yang membantu Lich Naga bertempur, bukan naga tempur berkulit tebal!
Seperti semua perisai magis elemen udara yang memiliki kemampuan menangkis luar biasa, hawa dingin kematian dalam sihir juga memiliki kemampuan serupa. Berkat lingkaran penghalang udara tak kasat mata yang secara tak sengaja terbentuk di sekujur tubuhnya, A'xiannu akhirnya bisa menyelamatkan nyawanya!
Meski bisa licin seperti belut untuk menangkis gaya, dua pukulan "Paku Penembus Jantung Nail Ao Zu" tetap membutuhkan level sihir sangat tinggi untuk bisa selamat sepenuhnya - Secara objektif, kombinasi "Penarikan Kura-kura nekat mendekat" Liu Zhenhan dan "Perisai Putri Duyung" jelas tak mencapai kemampuan perlindungan setinggi itu!
Meski berhasil lolos dengan untung, Ratu Naga Undead Arshesnai merasa seolah paru-paru dan organ dalamnya remuk! Jiwa pun terasa hancur berkeping-keping oleh pukulan berat tadi!
Tanpa perlindungan Lich Naga, sang Ratu Naga Undead kehilangan banyak waktu persiapan dan ruang gerak untuk mengeluarkan mantra-mantranya. Sungguh nasib malang!
Kekuatan lawannya membuat jantung Ratu Naga Undead Arshesnai bergetar ketakutan!
Sampai saat ini, sang Duta Naga palsu ini baru menggunakan mantra spontan dalam pertarungan. Dengan gelombang sihir sekuat itu, jelas dia sedang bermain-main seperti kucing dengan tikus, belum serius! Yang lebih menakutkan, makhluk kecil mirip tupai itu juga belum bertindak! Arshesnai yakin itu pasti naga tingkat tinggi yang berevolusi ke pencapaian nirwana tertinggi, sengaja berubah wujud dengan ilmu transformasi jadi bentuk aneh! (PS: Hehe... Arshesnai terlalu mengagungkan Lao Liu dan Guo Guo, ironisnya menilai dari penampilan.)
Arshesnai pernah sangat percaya diri dengan kekuatannya, karena dia diciptakan melalui "Ritual Tulang Ilmu Gaib" sebagai makhluk abadi kuat sebelum kematiannya! Penjaga terkuat Makam Naga yang berada di antara mayat hidup dan makhluk hidup!
Sama seperti Lich Naga, Ratu Lich Naga juga bisa terlahir secara tidak alami melalui ritual jahat. Keduanya membentuk tim tempur tertinggi dalam hierarki Penjaga Makam Naga! Namun kelahiran tidak alami Lich Naga dan Ratu Lich Naga selalu dilarang keras di kalangan bangsa naga. Tapi bagi naga yang telah jatuh, apa lagi artinya kejatuhan kedua kali?
Dulu, kecantikannya pernah memikat banyak pemuda bangsa naga. Jika bukan untuk menjaga keabadian kecantikannya, sang "Penari Notasi Berat" Trapattoni mungkin takkan rela membantu menjalankan ritual jahat ini dengan status sebagai Lich Naga.
Tapi hari ini, Arsenal akhirnya memahami makna "Langit di atas langit, naga di luar naga"!
Tak disangka, "Perisai Api-Aura Ganda" yang dibangun dari kekuatan sumber 47 Mutiara Naganya bisa ditembus lawan hanya dengan mantra spontan!
Meski lawan begitu kuat, Arsenal hanya punya satu pilihan: bertarung! Kebanggaan bangsa naga tak boleh ternoda. Lagipula lawan ingin merebut seluruh Makam Naga, jelas tak meninggalkan jalan hidup baginya. Tanpa makam naga, eksistensinya mustahil bertahan.
Arsenal membeku di angkasa, menahan sakit yang menusuk, mulai melantunkan skala nada terakhir. Mantra ini adalah jurus pamungkasnya. Saat dikeluarkan, bahkan dia sendiri tak tahu apakah akan selamat.
Pada saat yang genting tadi, terluka parah secara tiba-tiba, sang Ratu Penyihir Naga tetap tidak terganggu dalam melantunkan nyanyian sihir ini. Terlepas dari hasil akhir pertempuran, Ashardalon merasa puas dengan hasil kultivasinya selama bertahun-tahun ini.
Di bawah derakan cambuk yang menggelegar, langit dan bumi bergetar. Empat ekor Bimon raksasa yang membuka langkah lebar berjalan dengan gaya bebek, menggoyangkan pantat besar sambil berlari kencang dengan kepala tertunduk.
Binatang berbulu emas ini hanya bisa berlari, belum bisa melakukan serangan cakar. Tapi saat ini, itu sudah cukup. Para hamba roh cincin di sepanjang jalan tahu menghindari hantaman mereka, namun para prajurit kerangka naga yang memiliki hasrat alami menyerang makhluk hidup justru memblokade empat Bimon raksasa itu seperti gerombolan zombie tak kenal takut. Mereka kemudian disentil seperti bola sepak oleh kaki berbulu sebesar gunung, tercerai-berai dan terinjak-injak menjadi debu.
Tugas pertempuran telah diserahkan kepada hamba roh cincin lainnya. Di bawah perintah sang bos, Tuan Tanah Pasang Surut Gedreon juga segera mulai melantunkan Skala Nada sihir berskala besar.
Liu Zhenhan sendiri tak tinggal diam. Setelah mengusir empat Bimon raksasa, dia berturut-turut melemparkan tiga bunga iris ke arah Ashardalon di udara, namun semuanya diserap oleh perisai Api Neraka yang selalu mengelilingi tubuh sang penyihir.
Dalam kemarahan, Liu Zhenhan mengeluarkan kembali peti kapak, menggunakan kekuatan aliran darah untuk meluncurkan kapak-kapak terbang tajam ke arah Sang Ratu Naga Undead ini dengan pukulan keras!
Perisai Api Neraka ini terlalu kuat! Liu Zhenhan hampir mati marah. Kapak terbang yang diluncurkan dengan kekuatan penuh selalu melenceng seperti pisau yang menembus mentega saat bertabrakan, terbang ke arah yang berbelok delapan belas kali.
Serangan fisik dan magis sama-sama gagal. Makhluk abadi kebal terhadap mantra penguatan negatif lagu perang. Lao Liu benar-benar kehabisan akal.
Dengan terpaksa, dia mengumpulkan sisa kekuatan, meraih kapak perang bermata dua Chevrolet, memanggil Hydra untuk mengangkatnya terbang mencari Sang Ratu Naga Undead untuk bertarung tangan kosong! Setelah berlatih begitu lama, jika masih tak bisa mengalahkan ratu ini, sungguh mempermalukan gelar Pendeta Naga Terhebat di Bawah Langit milik Liu Zhenhan!
Akhirnya menyelesaikan nyanyian sihir nada terakhir, A Xiannu menyemburkan darah segar dari bibir semerbaknya ke "Perisai Api-Angin Ganda" di depannya, menciptakan kilau magis, sementara tubuhnya jatuh dari langit seperti layang-layang putus tali.
“Tangkap dia!” Liu Zhenhan tidak menunggu konfirmasi apakah persiapan mantra Gerdaen telah terputus, segera memerintahkan roh cincin untuk melakukan "Menyapu Bulan dari Dasar Laut" menangkap tubuh mungil ini. Jangan sampai gadis setengah mayat hidup setengah makhluk hidup ini jatuh dan hancur, nanti jika ranah "Dunia Arwah yang Membingungkan" yang dia pasang tidak bisa dibuka akan bahaya.
Simbol magis ajaib mengalir deras di langit seperti air terjun bintang. Tanah di Lembah Kelopak Teratai seperti belatung raksasa yang melengkung, seketika membengkak menjadi gundukan tanah besar lalu berguling-guling pecah. Setelah serangkaian gemuruh "Krak!" dari pergerakan kerak bumi, sebatang-sebatang tulang putih raksasa seperti tumbuhan liar yang tumbuh gila saling melilit membentuk Gapura Kemenangan raksasa, terus menjulang di lembah hingga ketinggian 17-18 meter sebelum berhenti.
Duri-duri tulang mengerikan perlahan muncul seperti hutan tombak, dalam sekejap telah memenuhi gerbang tulang setinggi bukit ini. Darah merah menyala merembes perlahan dari tulang-tulang ini, dalam sekejap mata sudah berlumuran darah seolah baru disiram hujan darah.
Aroma jahat, bau darah, dan busuk menyapu bersama angin topan raksasa dari pintu neraka berbentuk gerbang tulang ini. Ini adalah bau yang membuat bulu kuduk semua makhluk hidup merinding, mewakili kematian dan kehancuran.
Raungan parau yang sangat aneh dan haus darah bergema dari Pintu Tulang. Bayangan hitam besar dengan tanduk kambing melengkung di kepalanya melompat dengan lincah ke dunia yang dipenuhi kegilaan ini.
Ini adalah monster raksasa dengan tinggi sekitar 10 meter, otot-otot sekeras batu yang kasar dan liar, sepasang mata majemuk biru besar seolah terendam darah bertahun-tahun, memancarkan kilau kemerahan samar. Ekornya panjang seperti ujung tombak berpilin, 10 cakar melengkung tajam bagai sabit, seluruh tubuhnya tertutup sisik seperti kulit ikan berpenyakit. Kekerasan, kebiadaban, dan haus darah benar-benar menjadi istilah khusus untuknya.
Dari belakangnya terlihat, dalam Pintu Tulang yang bergema, bayangan-bayangan besar berhamburan berdesakan disertai raungan meraung.
"Penjaga Dunia Arwah?" Liu Zhenhan menjulurkan lidah, tertawa terkekeh tanpa beban.
Empat ekor Bimon raksasa tepat menghadap gerbang tulang putih raksasa ini, tubuh besar mereka memblokir koridor dalam lembah secara rapat. Ini benar-benar situasi rumit.
Bab 395 Kesempatan Langka yang Tak Terulang
Penjaga Dunia Arwah, juga dikenal sebagai Adidasma. Nama mengerikan ini berasal dari silsilah jahat dan garis keturunan darah seorang iblis kuno dari Dunia Arwah.
Sebagai penjaga Dermaga Sungai Darah Biru, Adidasma memikul tugas suci dari Dewata Neraka - membantai dan menghancurkan.
Menurut tingkat Monster di Benua Aigean, kekuatan tempur individu Adidasmar seharusnya setara dengan naga tingkat Semi-dewa super. Jika dinilai dari hukum alam Benua Aigean, Penjaga Dunia Arwah ibarat serigala liar yang berpatroli di padang belantara. Meski tidak sekuat singa atau harimau, mereka tetap bukan lawan yang bisa diremehkan.
Ilmu sihir mayat hidup dan sihir gelap Benua Aigean, serta ilmu nekromansi dan okultisme dalam arkan Bangsa Iblis, semuanya bisa memanggil makhluk haus darah dari dimensi lain melalui aura kematian dan mantra misterius. Di antara mereka, makhluk Dunia Arwah yang garang dan ganas selalu menempati posisi protagonis yang tak tergoyahkan.
Namun yang tak bisa dipungkiri, semakin kuat makhluk dimensi lain yang dipanggil, semakin besar risiko yang diambil penyihir - ibarat bertaruh nyawa dalam permainan judi.
Aroma makhluk hidup bagi para penghuni dimensi haus darah ini sama mematikannya dengan wangi Bir bagi Kurcaci. Jika keliru sedikit saja, makhluk panggilan ini justru akan menjadikan penyihir pengendali portal sihir sebagai target pertama yang akan mereka cakar dan mangsa.
Secara teori, untuk memanggil satu Penjaga Dunia Arwah, kemampuan sihir undead minimal harus setara dengan Magister Senior. Tapi Ratu Naga Penyihir A Xiannu secara paksa menciptakan portal transformasi ruang-waktu besar menggunakan sihir kematian! Mengingat kebiasaan berkelompok Penjaga Sungai Arwah yang seperti serigala dan semut, mustahil mereka tidak datang berombongan menyantap hidangan mewah yang terhidang di depan mata.
Naga Penyihir Permaisuri Aixiannu benar-benar nekat dan tidak punya apa-apa lagi.
Sayangnya... dia justru bertemu dengan Liu Zhenhan, tukang tawar-menawar ulung nomor satu di bawah langit.
Penjaga Sungai Arwah pertama yang melompat keluar dari "Pintu Makam Tulang" yang berdarah-darah, begitu melihat empat Bimon raksasa berjalan seperti bebek mendekatinya, hampir pingsan takjub - dunia ini benar-benar kecil, reputasi mengerikan binatang peliharaan raksasa berbulu emas sang Raja Benua Aigean telah tersebar ke setiap jengkal wilayah ramai dan sudut-sudut yang hampir dilupakan waktu, Dunia Arwah tentu tidak terkecuali.
Penjaga Dunia Arwah Adidasma seharusnya tidak jauh berbeda ukuran tubuhnya dengan Bimon biasa, namun keempat Bimon raksasa yang muncul di depan "Pintu Makam Tulang" ini tingginya dua kali lipat dan tubuhnya satu lingkaran lebih besar dari Penjaga Dunia Arwah!
Perbedaan ukuran yang begitu ekstrim ini bagaikan jurang pemisah antara Goblin dan Orang-orang Banteng!
Keempat binatang peliharaan raksasa berbulu emas bagai empat gunung raksasa yang menggantung di atas dahi Penjaga Dunia Arwah, mengubur pandangan dengan bayangan raksasa mereka, memadamkan semangat bertaruh sang Penjaga.
Liu Zhenhan mengeluarkan dua kursi santai bambu dan payung daun bambu raksasa dari Cincin Tujuh Dimensi, lalu berbaring santai di lembah kelopak lotus sambil menikmati pemandangan lucu di depannya - teriakan liar penuh amarah dan haus darah dari balik "Gerbang Makam Tulang" bergema tak henti, penjaga Dunia Arwah yang tak terhitung jumlahnya menanti untuk berburu di dunia baru. Namun tiga perintis penjaga Dunia Arwah yang berhasil menyembul keluar dari gerbang justru menghalangi jalan rekan-rekannya, membeku dengan kepala bertanduk kambing yang jelek menatap langit, mata majemuk biru besar mereka memancarkan pandangan seperti orang yang sedang menggantung diri.
Empat ekor Bimon raksasa masih terus maju dengan angkuh, mempersempit ruang gerak semakin parah.
Seorang Adidasma berukuran luar biasa besar dengan kulit merah darah dan mata majemuk biru tua tiba-tba tersadar, mengayunkan lengan kekarnya sambil mengaum marah kepada Bimon raksasa, rangkaian bahasa rumit yang mirip suara katak berirama terus mengalir dari mulutnya - jelas ini adalah bahasa unik Dunia Arwah.
Dalam literatur kuno Aigean, banyak sarjana selama ini meyakini makhluk Dunia Arwah tidak memiliki kemampuan berbahasa, mereka berkomunikasi melalui gelombang pikiran. Adegan hari ini jelas-jelas menggulingkan kesimpulan akademis tersebut.
Benua Aigean memang belum pernah ada preseden dimana penjaga Dunia Arwah yang perkasa ini secara aktif menyapa terlebih dahulu.
“Liu Zhenhan” memeluk Guo Guo dan Kaibi sambil berbaring di tempat tidur bambu, tertawa terbahak-bahak sampai hampir kehabisan napas. Kecerdasan Landak Batu paling-paling hanya bisa memahami beberapa kata, mana mungkin mengerti bahasa asing?
Delapan puluh prajurit Banteng Ymir dan dua Raja Bukit sedang merapikan senjata di samping, mempersiapkan diri untuk pertempuran besar yang mungkin terjadi. Begitu teringat bahwa khimera tidak memiliki naluri bertarung, kedua Raja Bukit ini merasa agak gelisah.
“Tenang saja!” Lao Liu berkata kepada anak buahnya yang tampak khawatir: “Kalau menghadapi Monster Tingkat Super, khimera kita yang tidak bisa bertarung ini memang akan kewalahan. Tapi penjaga Dunia Arwah masih kalah level! Mereka bukan Iblis Bersayap Darah yang bisa terbang, kekuatan serangannya pun tidak cukup melukai khimera! Tabrak saja sampai remuk!”
Naga Penyihir Permaisuri Axiannu yang berbaring di kursi bambu lainnya seolah terpicu oleh ucapan Lao Liu, tiba-tiba batuk kecil disertai percikan darah merah seperti kelopak plum.
Tubuh telanjang Axiannu yang terlalu vulgar membuat Ge Duan'en setelah menyelamatkannya, Jiskeibi segera membalutnya dengan jubah. Meski tingginya hanya setara gadis 3-4 tahun, proporsi tubuhnya menyusut sempurna menurut rasio emas. Sekalipun terbungkus jubah longgar, aura sensualitasnya tetap menyengat seperti angin kencang sebelum hujan lebat di pegunungan.
Setelah serangkaian batuk, wajah mungil Ratu Penyihir Naga yang cantik telah memucat hampir transparan. Bintik-bintik darah kemerahan mengotori sudut bibirnya, menyiratkan keindahan yang jatuh dan mempesona di balik penampilannya yang lesu, memancarkan pesona yang menyentuh hati.
Satu-satunya yang tak berubah adalah sepasang matanya yang besar dan indah, masih berkilau penuh vitalitas.
Liu Zhenhan, Guo Guo, dan burung beo kecil itu menyeringai nakal sambil memandanginya dari atas ke bawah dengan rakus, baru menarik kembali jiwa mereka ke posisi semula saat pertempuran pecah.
Penjaga Dunia Arwah tetaplah Penjaga Dunia Arwah. Melihat lawannya tak bereaksi terhadap komunikasinya, masih berjalan seperti bebek terhuyung-huyung mendekat, amarah seketika membakar saraf para Adidasma ini!
Penjaga Dunia Arwah juga memiliki kecerdasan yang tak biasa. Meski sadar akan kesenjangan kekuatan dengan Bimon raksasa penguasa daratan Aiqin, karakter haus darah, impulsif, dan temperamental mereka, ditambah harga diri makhluk Dunia Arwah, membuat tiga Adidasma di depan "Gerbang Tulang" itu mengayunkan cakar sabit sepanjang seratus inci dengan geram. Setelah berlari kencang untuk mengambil ancang-ancang, mereka melompat dan menikamkan cakar hitam tajam ke dada binatang peliharaan raksasa berbulu emas keluarga Xi Bei ini. Hampir bersamaan, kabut api hijau beraroma amis darah menyembur deras dari mulut bergigi taring para penjaga ini!
Benar-benar pantas disebut Dewa Penjaga Gerbang Dunia Arwah, kabut api hijau yang mereka semburkan ternyata mengandung kekuatan korosif kuat yang hanya dimiliki Api Neraka tingkat tinggi.
Dentuman dahsyat bagai cakaran kucing di kaca, ledakan suara dari terkonsentrasinya api.
Mengaum, meraung, menggeram.
Serangan tidak efektif.
Empat ekor Bolanatu yang seluruh tubuhnya terbakar Api Neraka hijau tetap maju dengan gagah, sementara tiga ekor Penjaga Dunia Arwah melompat ke samping mengibas-ngibaskan cakar yang patah, kedua pihak sama-sama mengeluarkan raungan kesakitan.
Di bawah kepulan api hijau, Khimera Landak Batu memperbarui lapisan pelindung logam dengan semakin cepat.
Penjaga Dunia Arwah yang tidak mau menyerah itu melancarkan tiga gelombang serangan berturut-turut, tetap sia-sia.
Namun rentetan serangan ini memicu amuk Khimera Feilengcui, balasan mereka masih sama seperti saat masih menjadi Landak Batu - memperbarui lapisan pelindung logam di tubuh Adidasma dengan ganas; tiga ekor Penjaga Dunia Arwah yang berwajah garang itu seketika membeku bagai patung perunggu yang berkilauan.
Setelah jeda cukup lama, para Penjaga Dunia Arwah akhirnya bisa bergerak lagi, namun gerakannya kaku dan jelek, kulit logam yang terlalu berat dan kokoh membuat makhluk-makhluk ini sulit bergerak.
Empat ekor binatang peliharaan raksasa berbulu emas dari Keluarga Xi Bei mengayun-ayunkan pantat besar mereka, saat mendekati tiga penjaga Dunia Arwah ini, langsung menubruk mereka hingga terjatuh. Kaki raksasa dengan cakar emas sepanjang dua ratus inci tak terhindarkan menginjak tubuh lebar para penjaga Dunia Arwah ini, mengeluarkan dentuman berat seperti anak nakal menginjak-injak tomat.
Dari "Gerbang Tulang Belulang" terus bermunculan penjaga Dunia Arwah baru, satu per satu terpaku membatu, terjebak dalam dilema maju atau mundur.
"Kau ini siapa sebenarnya?" Ratu Penyihir Naga batuk kecil sambil memiringkan kepala menatap Liu Zhenhan yang terus tersenyum genit.
"Aku ini Utusan Dewa Naga!" Tuan Tanah Feilengcui tak tahu malu mengacungkan jempol, memandang tajam A Xiannu.
"Lalu bagaimana ini bisa terjadi? Kenapa Naga Emas berubah menjadi Bimon raksasa?" Ratu Penyihir Naga A Xiannu memandang dengan ekspresi kompleks ke arah empat Bimon raksasa Bolanatu dari Keluarga Xi Bei itu.
Bangsa naga sejak lahir sudah memiliki rasa antipati terhadap Bimon raksasa. Makhluk mengerikan ini hanya menguasai satu mantra spontan, hanya bisa melakukan serangan fisik, juga tak bisa terbang di langit. Hal paling dihina oleh bangsa naga adalah: Atas dasar apa Bolanatu diakui sebagai Raja Pertarungan Benua Aigean?
Empat binatang raksasa yang diamati oleh Axiannu ini muncul dengan cara yang benar-benar membalikkan legenda sejarah. Tinggi dan ukuran tubuh mereka memenuhi pikiran Axiannu dengan kata sifat seperti "kuno", "legendaris", "epos". Cakar emas berkilauan mereka yang mencapai dua ratus inci semakin memperkuat pemahaman ini.
"Makhluk rendahan! Aku bukan hanya Utusan Dewa Naga, tapi juga Utusan Dewa Phoenix Xia Gui, juru bicara Dewa Perang Campas! Apa artinya empat Bolanatu ini!" Seandainya ada sapi betina di dekat Liu Zhenhan, mungkin alat kelaminnya akan langsung meledak.
Perkataan bajingan tua ini juga tanpa sengaja mengungkap ambisinya. Jika Pelatih Hewan Goblin bisa membuat khimera landak batu mempelajari empat sampai lima transformasi, bahkan transformasi menjadi phoenix, maka berurusan dengan elf tidak akan sulit lagi.
"Sekarang aku mulai percaya kau benar-benar Utusan Dewa Naga." Axiannu menghela nafas: "Meski kau mengaku sebagai utusan palsu, mungkin ada kemungkinan lain - secara takdir, kau sebenarnya adalah perwujudan Dewa Naga Hesperus di dunia! Lagipula tak ada yang pernah melihat Naga Suci."
"Untung kau tahu diri!" Liu Zhenhan terkekeh: "Kalau begitu, sebagai perintah resmi: Segera bubarkan 'Wilayah Dunia Arwah Tersembunyi'! Dan saluran pemanggil penjaga arwah ini masih berapa lama aktifnya? Bisakah ditutup sekarang? Jika bisa, tutup segera!"
“Jangan bermimpi!” Ratu Naga Aixiannu menyeringai dengan sikap merendahkan: “Bahkan jika ini salah, aku sudah memutuskan untuk terus bersikukuh! Makam Naga telah lenyap, keberadaanku pun tak lagi bermakna! Lebih baik aku menghilang diterbangkan angin daripada menjadi budakmu untuk sekadar bertahan hidup. Jika ingin 'Pintu Gerbang Makam Tulang' tertutup, cukup puaskan para Penjaga Dunia Arwah ini. Perkataanku saja tak cukup.”
“Aixiannu, pertama-tama pahami ini: Di Benua Aigean sekarang, semua permainan mengikuti aturan!” Liu Zhenhan bangkit dari kursi malasnya, menatap sang Ratu Naga dengan senyum sinis: “Ambil contoh Penjaga Dunia Arwah ini. Dulu mereka tak pernah berdebat dengan siapapun, kenapa? Karena yang mereka hadapi hanyalah domba-domba penurut! Berbeda ketika lawannya empat ekor Bimon raksasa. Jadi kusarankan: buang jauh-jauh harga diri bangsa naga yang tak berharga itu! Bagi orang biasa, itu lambang kehormatan tertinggi. Tapi bagiku, harga diri kalian hanyalah secarik kertas yang bisa kuremas semaumu!”
Ratu Naga mendengus dingin, memalingkan wajahnya dan tak lagi menghiraukan Liu Zhenhan.
Saat itu, empat ekor khimera berukuran tiga kali lipat gajah berhenti sekitar 30 yard di depan “Pintu Gerbang Makam Tulang”, tak lagi bergerak maju.
Beberapa Penjaga Dunia Arwah menyumbat bagian depan "Pintu Makam Tulang". Di belakang mereka, kerumunan sesama penjaga yang rapat bagaikan tembok daging membuat tidak ada jalan keluar di depan. Landak Batu secara naluriah menghentikan langkahnya.
Para Penjaga Dunia Arwah benar-benar terkesima oleh empat binatang peliharaan raksasa berbulu emas yang bertonase mengerikan ini. Nasib tiga Adidasma sebelumnya membuat para penjaga yang jumlahnya tidak memadai di area ini menjadi bimbang. Sebagai makhluk Dunia Arwah yang memiliki kecerdasan tertentu, meskipun Adidasma haus darah dan ganas, mereka tidak akan bodoh memilih mati sia-sia.
Yang di dalam tidak bisa keluar, yang di luar tidak punya jalan untuk masuk. Akhirnya mereka bertumpuk-tumpuk, para Penjaga Dunia Arwah berdesakan menjadi gumpalan daging di dalam "Pintu Makam Tulang".
Suasana terasa sedikit konyol, agak canggung, dan penuh keheningan yang seperti bara dalam sekam.
"A Xiannu, hari ini aku akan membuka matamu, naga kampungan! Akan kutunjukkan padamu apa itu kekuatan sebenarnya!" Liu Zhenhan bangkit berdiri, menarik telinga Guo Guo dan melemparkan si bangsat kecil ke dada Ratu Naga Dukun: "Setelah kubasmi para Penjaga Dunia Arwah ini, jika kau masih bersikeras... jangan salahkan aku jika tidak berbaik hati... Sekedar info... Jangan berharap bisa berbuat neko-neko dengan sihir picisanmu. Guo Guo-ku ini level saint. Jika dia merasakan gelombang elemenmu aneh-aneh, tamat riwayatmu!"
Guo Guo berdiri di dada kecil A'Xiannu, mendorong kacamata katak di hidungnya, lalu mengeluarkan kuntum cerutu dari rompi bayi dan menggigitnya di mulut. Suara "krak" terdengar saat "Hujan Deras Bunga Pir" di cakar kecilnya diisi peluru. Uap air mengepul deras sementara irama elemen khas lingkaran cahaya armor-piercing berkilauan tak menentu.
Sang Naga Penyihir Ratu mengalihkan sorot mata indahnya yang berkilauan dari Guo Guo, lalu memandang Liu Zhenhan tanpa ekspresi.
Pertama-tama ia melihat dua Raja Bukit bertubuh kekar mengayunkan cincin tujuh lapis emas, mengeluarkan tumpukan peti besi dari dalamnya. Setelah memilah, empat peti besi persegi panjang terpilih. Dari model peti contoh, keempat "" peti besi ini pastinya berisi tombak panjang segitiga.
A'Xiannu juga melihat tiga roh cincin abadi terbang menuju arah empat Bimon raksasa. Ia juga melihat gadis tahi lalat merah dengan pandangan mata super tajam mengeluarkan kantong air dan memberikannya kepada utusan naga palsu ini.
"Kau mengumpulkan kekuatan magis lewat meditasi ya?" Liu Zhenhan menancapkan kapak bermata dua Chevrolet di ikat pinggangnya, bertanya santai pada Sang Naga Penyihir Ratu.
"Tentu lewat meditasi," kata A'Xiannu dengan bangga. "Sebagai makhluk abadi tingkat tinggi, aku juga bisa menyerap kekuatan arwah untuk memperkuat diri!"
“Meditasi adalah pekerjaan kasar, lihat aku, Jancuk dengan Mata Air Elemen.” Liu Zhenhan tertawa sambil mengocok kantong air di tangannya, gemericik air terdengar.
Kalimat ini hampir membuat Ratu Penyihir Naga pingsan karena marah.
“Aku tebak rencanamu semula.” Liu Zhenhan tertawa licik: “Kau berharap setelah lorong waktu-ruang terbentuk, Penjaga Dunia Arwah yang jumlahnya luar biasa ini akan membanjiri Makam Naga, memburuku habis-habisan! Benar bukan?”
Tanpa menunggu A Xiannu bicara, sang Utusan Naga palsu kembali tertawa jahat: “Kau pikir dengan Medan Kabur di sekelilingku, jika aku lari pasti akan tersesat di ruang tak dikenal! Jika bertarung, Penjaga Dunia Arwah yang tak ada habisnya akan menguras tenagaku dan akhirnya mencabik-cabikku! Benar bukan?”
“Harusnya aku memanggil dua Iblis Besar Dunia Arwah!” A Xiannu mendengus kesal.
Liu Zhenhan mengusap tetesan "Mata Air Elemen" berkilau di lidahnya, menjentikkan lidah: “Haha, sayang sekali! Yang tak kau duga adalah empat ekor Naga Emasku berubah jadi empat Bimon raksasa! Terima kasih, tanpa sihir panggilanmu, aku takkan dapat bonus ini! Sekarang aku tunjukkan bagaimana Utusan Naga palsu ini menghancurkan Penjaga Dunia Arwah!”
Aixiannu tidak ingin berbicara lagi, terus-menerus dipermalukan, benar-benar menyiksa harga diri dan kesombongan bangsa naga yang tak boleh diremehkan.
Sebuah pembantaian kejam pun dimulai.
Di celah kaki tebal Bimon raksasa, Liu Zhenhan dengan tenang menerima tombak baja segitiga sepanjang 3 meter dari dua pengawal bukit, melemparkannya satu per satu ke penjaga Dunia Arwah yang memadati "Pintu Makam Tulang". Setiap tombak melesat menembus udara dengan ledakan sonik, meninggalkan jejak cahaya meteor dari gesekan kecepatan tinggi.
Kekuatan Ba Xia sang naga kecil! Kekuatan Adamantium penakluk iblis! Transformasi Liar Pendeta!
Kalung tengkorak "Kemarahan Menggelegar" di lehernya berkedip-kedip memancarkan cahaya putih, melakukan amplifikasi kekuatan!
Bagai batang baja merah menyala yang ditusukkan ke keju raksasa, seperti beruang yang dengan beringas memperkosa kelinci putih, setiap lemparan tombak Liu Zhenhan menimbulkan suara redup patahnya tulang dan urat.
Kecepatan lemparan tombak ini telah melampaui kemampuan mata manusia menangkap, bagai halilintar, kilat, angin yang menyambar.
Kekuatan dahsyat yang menyertai setiap tombak ini bukan hanya tak bisa dihadang otot dan sisik kusta Adidasma, bahkan tembok baja pun akan tertembus!
Tombak perang yang satu demi satu ini seolah berubah menjadi tusukan daging panggang, menjadi tali pengering ikan asin, menembus tubuh-tubuh kekar satu demi satu, merobek tulang-tulang di sepanjang jalan, menghancurkan organ dalam, merenggut nyawa dan vitalitas.
Bab 396 Raja Penghalang Jalan
Penjaga Dunia Arwah di barisan terdepan luar "Gerbang Tulang" tumbang dengan tubuh lesu, pandangan mata penuh ketidakpercayaan, otot-otot kekar yang berlubang besar, gelombang darah nila yang menyembur, membentuk lukisan aliran abstrak yang megah.
Dua Raja Bukit membagi tugas dengan lancar dan jelas: Bateer bertugas membuka sumbat kayu botol-botol kaca, menjepit hidungnya sambil menuangkan cairan anyir menyengat ke ujung tombak perang yang dikumpulkan Bakeli, lalu menancapkannya di tanah untuk digunakan sang bos - air seni berharga ini adalah harta karun Liu Zhenhan tahun lalu, saat Tuan Tanah Feilengcui masih menjadi korban racun trombin mematikan.
Racun koagulan yang mudah menguap ini hanya efektif jika dioleskan saat bertempur. Kesempatan penggunaannya langka, namun situasi kali ini luar biasa: topografi khusus Makam Naga, posisi Gerbang Tulang, dan empat khimera raksasa seperti penyekat memberi waktu cukup bagi kedua Raja Bukit untuk mempersiapkan diri!
"Racun trombin yang sangat kuat ini, bahkan Penjaga Bintang Arwah dengan ketahanan racun tingkat tinggi pun tidak bisa bertahan!"
Di dalam "Gerbang Tulang Belulang" kini telah terjadi badai darah, tombak terbang yang secepat kilat menembus masuk. Barisan pasukan Penjaga Dunia Arwah yang rapat bagai ladang gandum yang tersapu sabit tak kasat mata, tubuh-tubuh perkasa mereka berderai jatuh bergelimpangan.
Sebagian besar Penjaga Dunia Arwah terhalang pandangan oleh rekan mereka, bahkan tidak melihat musuh di mana, tiba-tiba merasakan ledakan rasa sakit dahsyat dalam tubuh, lalu jatuh berdebam.
Keunggulan utama makhluk sosial adalah jumlah. Sebarisan Penjaga Dunia Arwah tumbang, segera muncul bayangan-bayangan besar buruk rupa dari tirai elemen, memenuhi "Gerbang Tulang Belulang" ini.
Makhluk berakal budi memang berbeda. Setelah kekacauan awal, para Adidasma generasi berikutnya secara spontan mengorganisir serangan balik gila-gilaan.
Bagi Adidasma yang dijuluki "Serigala Dunia Arwah", kekuatan individu yang mumpuni dan jumlah komunitas yang besar adalah benda pusaka abadi untuk mengalahkan musuh. Mereka adalah penguasa di Dunia Arwah. Adegan terhalang makanan dari dunia lain dan dibantai semena-mena seperti ini belum pernah tercatat dalam ingatan panjang suku Adidasma.
Darah mulia Pangeran Demon Reaebok membuat para Penguasa Sungai Darah ini merasa malu namun semakin membangkitkan keganasan mereka.
Liu Zhenhan justru mengharapkan mereka melakukan serangan balik.
Terbatas oleh medan, jumlah Penjaga Dunia Arwah yang bisa dikerahkan sekaligus hanya sedikit. Mustahil jumlah segitu bisa menerobos hutan perisai daging Khimera Landak Batu dengan pertahanan magis terbaik di Benua Aigean, kecuali cakar melengkung mereka semua diukir dengan formasi magis armor-piercing.
Empat khimera yang memiliki insting tajam terhadap bahaya langsung meningkatkan pertahanan magis ke tingkat tertinggi. Kilauan emas menyala-nyala di langit, beberapa Adidasma yang menerjang habis-habisan baik dengan cakaran maupun serangan magis terhalang oleh empat gunung daging ini. Bolanatu tetap berdiri di tempat, cakar emas sepanjang 200 inci-nya bergerak refleks seperti bebek mengibas. Jika ada Adidasma yang nekat menerjang, tubuh mereka akan tercabik tanpa ampun oleh kekuatan 100 ton.
Liu Zhenhan menggunakan kesempatan ini untuk melemparkan tombak perang sekuat tenaga ke kerumunan Penjaga Dunia Arwah. Darahnya berdesir, urat-urat di dahinya menonjol bagai akar yang meregang.
Jumlah penjaga Dunia Arwah sangat banyak dan mengesankan. Serangan balik tadi benar-benar mengejutkan keempat khimera perisai daging; namun setelah serangan bergiliran seperti menambah minyak tidak efektif, di bawah perawatan mantra penyembuhan biarawan asketik dan Cahaya Kesadaran, keempat khimera perisai daging ini perlahan mulai menyesuaikan ritme pertempuran, tak lagi terlihat panik.
Akhirnya, keempat khimera nakal ini sesekali mengubah Adidasma yang menggeram dan menerjang menjadi patung-patung logam, membuat para penjaga Dunia Arwah yang melompat ke udara sambil berani macam-macam tiba-tiba merasa tubuhnya sangat berat, "Braak!" jatuh ke tanah dan mengguncang sekitarnya.
Situasi ini bagi makhluk antar-dimensi kuat seperti penjaga Dunia Arwah benar-benar memalukan.
Meski ada penjaga Dunia Arwah baru yang melihat kehebatan si "makhluk rendahan" yang terus melempar tombak perang di kaki binatang peliharaan raksasa, serangan balik magis mereka yang sporadis sama sekali tak mampu menekan. Bagi Liu Zhenhan yang memiliki empat perisai magis dan tiga roh cincin pelindung, tekanan magis semacam ini lebih lemah dari angin musim semi.
"Haha!" Liu Zhenhan bersemangat. "Tato Kekuatan" yang biasanya tak mudah terlihat kini berkibar-kibar akibat darahnya yang mendidih.
Lao Liu benar-benar tak punya alasan untuk tidak bersemangat. Di lengan kirinya berenang seekor naga biru indigo yang terbentuk dari darah segar. Ini adalah daya tarik darah dari "Rumao Tuo Du", salah satu dari enam tuo du yang tertanam di sarung air raksa tangan kiri. Ini adalah prestasi, kemegahan, sekaligus peningkatan kekuatan magis darah yang whoosh-whoosh!
Para Penjaga Dunia Arwah Adidasma awalnya masih berusaha merebut mayat rekan mereka. Tapi benar-benar tak sanggup menyaingi kecepatan mengerikan tombak terbang yang menusuk dan membantai. Akhirnya mereka hanya bisa menyentil tulang-belulang rekan keluar dari "Pintu Makam Tulang" sambil melakukan charge. Yang menyedihkan, seringkali sebelum mereka berhasil membuka jalan, diri mereka sendiri sudah menjadi mayat baru.
Empat peti besi besar berisi total 200 tombak panjang habis dilempar dalam waktu kurang dari seperempat jam. Disusul satu peti kapak berisi lebih dari 100 kapak lempar tanpa mata. Pemburuan bak angin topan ini membuat seluruh area dalam "Pintu Makam Tulang" dipenuhi jeritan kesakitan dan tumpukan mayat.
Semua Penjaga Dunia Arwah telah mundur ke balik tirai cahaya berirama dari celah dimensi di dalam "Pintu Makam Tulang". Setiap kali kapak lempar menembus tirai cahaya untuk mengejar, masih terdengar samar lolongan sedih Adidasma.
Arsenal di kejauhan terlihat pucat pasi bagai disiram embun beku.
Dia tak menyangka bahwa sang Utusan Naga palsu ini, begitu menguasai jarak dekat, bisa memiliki daya penghancur yang begitu mengerikan!
Tombak panjang yang dilemparkannya bahkan mampu menembus tubuh beberapa Penjaga Dunia Arwah sekaligus. Kekuatan macam apa ini? Kekuatan gagah yang dibanggakan naga, jika dibandingkan dengan Duta Naga Xi Bei ini, tampak konyol seperti kekuatan anak kecil!
Mengapa? Mengapa? Mengapa?
Mengapa Penjaga Dunia Arwah dengan tubuh super kuat bisa tewas oleh sebatang tombak baja biasa? Demi Dewa Hai Bo! Apakah pria ini benar-benar utusan yang Kau kirim? Ratu Penyihir Naga bergumam dalam doanya kepada Dewa Naga yang tak terlihat, mengharapkan sebuah Jawaban.
Waktu seolah dikendalikan oleh kekuatan magis dahsyat, diam-diam berhenti pada detik ini. Serangan kapak lempar dan lembing yang bagai tsunami akhirnya mereda.
Di hutan duri tulang raksasa yang mengerikan, genangan darah biru nila berceceran seperti tinja yang disiramkan wanita jalang di depan rumah sepatu usang suaminya, membentuk noda berukuran raksasa.
Liu Zhenhan terengah-engah "huh-hah", terkikik geli. Dua Raja Bukit mengambil sabuk tempur lebar bertatahkan berlian biru berkelap-kelip dari tumpukan kotak besi, membantu bosnya melepaskan "Jubah Nyanyian" hingga pinggang, lalu mengikatkan sabuk tempur itu di otot-otot liar nan perkasanya, menepuk-nepuknya keras.
Rambut panjang ala Mohican, torso telanjang dihiasi sabuk tempur bertabur berlian, di leher tergantung kalung tengkorak besar, dua gelang sihir di pergelangan tangan, enam tuo du merah darah di sarung tangan air raksa kiri, empat cincin di jari tangan kanan - penampilan Liu Zhenhan saat ini benar-benar norak bak orang baru kaya!
Setelah meraba-raba sekian lama, dari balik tirai elemen bertabur bintang dan rune di "Pintu Makam Tulang", akhirnya muncul kembali para penjaga Dunia Arwah yang sudah pulih dan diliputi amarah memuncak.
Saat yang membuat A'Xiannu di kejauhan menjerit histeris tiba! Sang utusan naga palsu memulai pertunjukan sihir spektakuler yang benar-benar abnormal!
Pertama adalah 242 buah Intan Guntur yang memancarkan mantra serangan "Petir Guntur"!
Rantai kilat dengan refraksi triple dan quadruple bagai pesta pasukan lapangan, menyembur liar dari jari-jari sang utusan naga palsu, mengubah "Pintu Makam Tulang" menjadi bengkel dewa petir! Dentuman "ziiiit-ziiiit" memenuhi angkasa, jaring dan busur listrik mengobrak-abrik semua penghalang!
Diikuti semburan bunga iris kering yang melesat berputar dari jemarinya, membawa energi kinetik dahsyat yang menembus tepat di pelipis para penjaga Dunia Arwah yang menyembur keluar, hingga tengkorak Adidasma yang super keras itu terpental!
Setiap kali bunga terbang mengenai sasaran, Dragonisir palsu ini langsung menyemburkan panah darah yang sangat tajam dari mulutnya!
Panah darah ganas ini setiap kali mengenai pupil Adidasma, langsung menembus otak sekeras besi hingga tembus sepenuhnya.
Bisa dikatakan dengan penuh tanggung jawab, dalam kehidupan panjang Sang Ratu Naga Penyihir, ini pertama kalinya menyaksikan seseorang bisa menggunakan dua bentuk serangan magis sekaligus! Kontrol magis dengan satu pikiran dua tujuan di Benua Aigean hanya ada dalam legenda!
Sihir yang sama saat digunakan magang sihir dan penyihir tingkat suci memiliki konsep kekuatan yang sama sekali berbeda. Irama elemen dari panah darah magis ini begitu perkasa, membuat Ratu Naga Penyihir Axiu membuktikan dugaan selama ini - Dragonisir palsu ini benar-benar seorang Master Santo Qi Ao!
Sesekali muncul jaring laba-laba magis!
Empat bentuk sihir berbeda ini menghancurkan pemahaman magis Sang Ratu Naga Penyihir hingga berantakan.
Meski serangan magis ini tidak seganas tombak panjang yang dilemparkan barisan Penjaga Dunia Arwah sebelumnya, kecepatannya jauh lebih unggul. "Gerbang Tulang Makam" sejak kemunculan Adidasma pertama langsung tenggelam dalam sihir - kilat, panah darah, bunga terbang dan jaring membentuk mimpi ilusi tarian maut, melenyapkan nyawa-nyawa segar satu per satu!
Dalam jarak 30 yard, dengan kecepatan pelepasan sihir yang begitu cepat, Penjaga Dunia Arwah sama sekali tidak bisa melakukan intervensi atau serangan balik. Kedatangan Adidasma kali ini juga dibuka dengan sihir, tetapi setelah beberapa kali saling tembak, kecepatan mereka benar-benar kolaps. Satu-satunya yang bisa dilakukan adalah mengandalkan tubuh kuat mereka untuk menahan - sayangnya, pupil mata yang rapuh dan otak cair tetap tidak bisa bertahan.
Benar-benar pantas disebut Sihir Tujuh Luka! Tujuh belas tusukan Jemari Memetik Bunga mengenai tujuh belas Penjaga Dunia Arwah. Liu Zhenhan sendiri menyemburkan tujuh belas panah darah. Beruntung sarung tangan air raksa memiliki "tuo du" sampah bernama "Mengandung Darah", kalau tidak darah yang menyembur ini akan terbuang percuma.
Dengan kecepatan kamar pengantin baru, Lao Liu mengoleskan setetes "Mata Air Elemen" di lidahnya, lalu melancarkan serangan "Jemari Memetik Bunga" ditambah panah darah sihir yang tak diinginkan, membuat Penjaga Dunia Arwah terus mundur dan merintih kesakitan.
Hanya pria perkasa dengan fisik kuat seperti Liu Zhenhan yang bisa bertahan. Orang biasa yang muntah darah 34 kali pasti sudah ambruk.
Dalam jeda singkat itu, Geryon, Hydra, dan Kaisar Tengkorak segera melancarkan serangan untuk menekan musuh, membantu sang bos meringankan beban.
〖Penjaga Dunia Arwah juga mulai pintar, tidak lagi menyerbu seganas sebelumnya. Mereka kini berada di balik tirai elemen yang membentuk celah dimensi, melemparkan sihir dengan ganas ke luar sambil sesekali melancarkan serangan berkelompok.
Geruin Tuan Tanah Pasang Surut ternyata memanggil dua elemen air raksasa, membentuk formasi "dua hantu mengetuk pintu" yang sempurna. Dengan empat tinju raksasa, mereka menghantam Penjaga Dunia Arwah yang keluar dari "Pintu Tulang", satu pukulan mampu mematahkan tanduk domba melengkung di kepala Adidasma. Dengan gagah, Geruin melakukan serangan balik, menerobos tirai elemen itu dan menyerbu masuk ke Dunia Arwah.
Di Makam Naga tak ada sumber air. Dua elemen air ini berwarna nila pekat, jelas tubuh mereka tersusun dari jenis cairan tertentu.
Liu Zhenhan memanfaatkan waktu ini, meneguk setetes Mata Air Elemen, lalu melepaskan bunga iris. Dengan teknik "Jiehua Xianfo" dari Sihir Tujuh Cedera, ia berhasil mengendalikan satu Penjaga Dunia Arwah non-kontrak yang keluar dari "Pintu Tulang".
Monster dimensi lain tingkat tinggi memang sulit dikendalikan. Tapi selama mereka berdiri bingung menghalangi jalan, itu sudah cukup.
Dengan satu "dewa pintu" tambahan di sana, ditambah tiga roh cincin yang mengalihkan perhatian, Liu Zhenhan mulai melantunkan "Lagu Perang Penghisap Darah" dengan tenang:
〖Darah dalam Cinta... Darah dalam Cinta...
Angin dingin menderu...
Percikan darah beterbangan...
Jalan nan panjang...
Melangkah sambil menyanyikan lagu...
Menoleh, memandang bintang-bintang...
Kenangan, bagai asap dan awan...〗
Meski lirik lagu perang ini terdengar elegan, efeknya sama sekali berbeda. Liu Zhenhan dengan mahir mengendalikan aura penghisap darah, menyedot kabut darah nila tebal dari tubuh Penjaga Dunia Arwah. Kabut itu mengeras di udara, berputar sebentuk lingkaran cahaya, lalu membentuk tiga garis spiral. Sambil mencubit sebelah hidung, ia menggelengkan kepala dan menghirup dalam-dalam, tak peduli apakah darah musuhnya berwarna merah atau tidak.
Usai menghisap darah, Liu Zhenhan mendongak ke langit dan mengaumkan erangan puas yang menggema.
Sang Ratu Naga Licik dari kejauhan merasakan bulu kuduknya merinding. Keburukan dan kesan angker lagu perang ini membuat Ahsinnur yang berpengalaman sekalipun menggigil. Ia yakin sang Utusan Naga palsu ini benar-benar jahat - memanfaatkan darah orang lain untuk kebutuhan diri sendiri, ciri khas iblis besar dari dimensi lain.
Bab 397: Seperti Bapak, Begitu Juga Anak
Jiskeibi pun kalut. Melalui mata batinnya, ia melihat Kekasihku menyemburkan panah darah. Hati si kecantikan teratai ini nyaris hancur. Baru ketika sang kekasih mulai menghisap darah untuk bertahan, Jiskeibi bisa menarik napas lega.
“Tapi gadis kecil itu segera memikirkan masalah penting: Sihir Tujuh Cedera aliran bunga seharusnya berfungsi membatasi Raksasa Weituo dengan pencerahan tentang hukum sebab-akibat, bahwa menyakiti orang sama dengan menyakiti diri sendiri. Tapi mengapa di tangan Kekasihku, kekuatan pembatas itu sama sekali hilang? Darah yang dimuntahkan belum sampai tahap kelemahan, dia malah menghisap darah orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Ditambah kemampuan pemberkatan 'Hanxue Tuoduo' yang seharusnya diaktifkan dengan mengunyah lidah, bukankah ini sama saja memberikannya panah darah magis secara cuma-cuma di luar Sihir Tujuh Cedera?”
“Jiskeibi, Raja Bunga Weituo paling destruktif dalam sejarah suku Raksasa Buddha telah muncul. Dia adalah iblis super yang keluar dari Laut Darah Poyi. Tugasmu sebagai Kekasihku adalah membimbingnya meninggalkan kejahatan dan beralih kepada kebaikan secara bertahap!”
Nasihat berat Kepala Suku Desaili bergema di hati si cantik teratai. Jiskeibi mengepal tinjunya yang kemerahan, merasakan darahnya mendidih penuh semangat.
Liu Zhenhan tidak tahu citranya telah berubah di mata orang lain. Hatinya dipenuhi ambisi dan semangat heroik.
Monster dimensi mana yang bisa memiliki level setinggi penjaga Dunia Arwah? Dengan jumlah sebanyak ini?
Penyihir Aiqin mana yang bisa membangun portal ruang-waktu ke Dunia Arwah, memberikan kesempatan tur massal bagi para Adidasma ini?
Lembah mana yang topografinya seperti Makam Naga yang buntu, hanya memiliki satu jalan lurus?
Adakah orang hebat yang bisa menarik empat perisai daging super seperti dirinya, menyumbat pintu lorong teleportasi ruang-waktu, membuat pasukan penjaga Dunia Arwah yang berjejal seperti siput tercekik di dalam "Gerbang Tulang Belulang", tak pernah bisa memanfaatkan keunggulan jumlah mereka!
Banyak sekali penjaga Dunia Arwah ini! Apa mereka? Mereka adalah kristal sihir berkilau! Bahan baku Panah Ledakan Durex! Sumber kekuatan magis darah yang melimpah!
Liu Zhenhan tahu, kali ini dia benar-benar akan mendapat untung besar.
Andai bukan karena racun trombin yang mematikan, meski memiliki kekuatan ilahi yang bisa memaksimalkan daya tembus tombak terbang, tetap sulit melumpuhkan penjaga Dunia Arwah yang berfisik kuat secara massal. Andai level penjaga Dunia Arwah tidak sedikit lebih rendah, empat khimera perisai daging takkan bisa menyumbat koridor ini dengan mudah. Andai bukan karena "Mata Air Elemen" yang diam-diam diambil dari Kepala suku Cruyff yang cepat mengisi ulang kekuatan magis bunga-nya. Andai bukan karena efek melukai diri dan musuh dalam Sihir Tujuh Cedera serta anugerah unik dari "Hanxue Tuoduo", mana mungkin dia bisa memiliki panah darah magis sebagai senjata tambahan? Bagaimana mungkin dalam pertarungan jarak dekat, dia bisa membuat penjaga Dunia Arwah yang mampu mengeluarkan mantra spontan menjadi kocar-kacir!
Penjaga terakhir Dunia Arwah dihantam oleh dua "Palu Badai" hingga terjatuh, kemudian menerima serangan Jemari Memetik Bunga, tergeletak dalam genangan darah sambil mengeluarkan raungan dahsyat.
Dua Raja Bukit kembali mengeluarkan empat peti kapak berat Viking, menghantamkannya dengan keras hingga debu beterbangan, lalu menyentil tutup peti hingga terbuka.
Liu Zhenhan mencengkeram bunga iris dengan satu tangan sambil menggenggam erat kapak berat Viking, menggerakkan tubuhnya dengan sigap. Matanya menatap tajam ke arah "Pintu Guzang", siap memberikan serangan mematikan begitu Penjaga Dunia Arwah muncul kembali.
Pasukan Adidasma yang bergerompat seperti serigala tak lagi menampakkan diri. Tampaknya mereka telah mundur ke balik tirai cahaya celah dimensi untuk berkumpul kembali. Dua serangan tiba-tiba dan brutal tadi pasti membuat mereka linglung total.
Liu Zhenhan menunggu. Kedua Raja Bukit juga berdiri siaga dengan kapak lempar di tangan, siap setiap saat!
Tak lama kemudian, "Pintu Guzang" mengeluarkan suara kretak-kretak seolah diremas tangan tak terlihat. Satu persatu duri tulang raksasa terpental. Setelah tulang-tulang raksasa itu bergetar hebat seperti ayakan, tiba-tiba sebuah kepala kambing bertanduk raksasa yang mengerikan menyembul dari celah dimensi yang diliputi runa kuno dan pola bintang.
"Kepala monster ini saja sudah mencapai 5-6 meter, ditambah tanduk domba melengkung sepanjang 7-8 meter, bisa dibayangkan betapa raksasanya tubuhnya!"
Dua bola mata merah darah seluas lautan dan simbol putih berbentuk kait di pelipisnya langsung membuat identitasnya nyaris terkuak!
Liu Zhenhan sudah tak sabar menunggu penjaga Dunia Arwah muncul. Begitu melihat target, secara refleks langsung mengayunkan kapak perang Viking-nya. Dua Raja Bukit pun meniru gaya tersebut!
Jaraknya benar-benar terlalu dekat! Kecepatan kapak lempar ini sungguh luar biasa!
Melihat simbol kait putih di tengah dahi kepala bertanduk raksasa itu terbelah menjadi lubang hitam besar, sambil memperhatikan ukuran kepala raksasa tersebut, Lao Liu hampir saja menggigit lidahnya sendiri karena kaget.
Kapak perang yang dilemparkan Raja Bukit baru saja meninggalkan dua koyakan cukup dalam di kepala bertanduk raksasa itu.
"Jancuk!" Liu Zhenhan terus memaki, jemari Memetik Bunga dan panah darah beruntun ditembakkannya.
Sungguh keberuntungan luar biasa! Ternyata mereka berhasil menyerang salah satu dari Tiga Panglima Tertinggi Dunia Arwah - Naiwen'eryinke, putra kesayangan Dewa Kematian Odius yang membawa trisula baja dan menguasai Sungai Darah Biru!
Makhluk Dunia Arwah dengan simbol kait putih di dahinya, selain Panglima Sungai Darah ini siapa lagi?!
“Dua Raja Bukit duduk terjengkang di tanah, mereka tak pernah menyangka kapak perang Viking yang mereka lempar ternyata menghantam Komandan Sungai Darah yang merupakan ahli kuat dari dimensi lain!”
Dentuman "Krakrak!" menggema seiring raungan kesakitan Nevinrym, "Gerbang Makam Tulang" raksasa perlahan berubah menjadi gelombang ilusi, lalu berhamburan menjadi air terjun bintang di udara seperti kunang-kunang yang beterbangan.
Semua lenyap tanpa jejak dalam sekejap, hanya menyisakan puing-puing Penjaga Dunia Arwah yang berserakan sebagai bukti pembantaian mengerikan yang baru terjadi.
Raungan Komandan Sungai Darah masih bergema di Makam Naga, mengguncang dinding batu hingga reruntuhan berjatuhan gemerincing.
“Hah?” Liu Zhenhan menggaruk-garuk kepala bingung: “Kenapa kabur?”
“Bukan kabur!” A-Xiannu tertawa dari kejauhan: “Kau beruntung, Komandan Sungai Darah tadi sedang kalap. Pasti dia ingin menyusup melalui lorong dimensi ini untuk balas dendam, tapi postur tubuhnya terlalu besar malah meretakkan Gerbang Pemanggil Makam Tulang.”
“Tadi kapak itu sudah dilumuri cairan racun pembeku darah belum?” Liu Zhenhan bertanya pada dua Raja Bukit.
“Cairan racunnya sudah habis sebelumnya,” jawab Bateer sambil mengangkat bahu pasrah.
“Sayang sekali.” Liu Zhenhan menghela napas, menurut reputasi tiga panglima Dunia Arwah, meskipun ada kesenjangan kemampuan sihir dibandingkan Santo, percayalah jaraknya tidak terlalu jauh! Berhasil menyergap ahli kuat Jalan Tertinggi dari jarak dekat, entah harus menunggu sampai tahun kapan lagi untuk mendapat kesempatan seperti ini!
“Haha! Kita jadi kaya!” Setelah terdiam lama, Bakeli tiba-tiba tertawa seperti orang gila.
“Jangan banyak omong! Cepat bersihkan medan perang!” Liu Zhenhan dalam hati mengumpat: Jancuk! Baru bisa disebut kaya kalau bisa membawa semua barang-barang ini keluar.
“Kamu celaka! Tiga panglima Dunia Arwah paling pendendam! Jika ada yang memanggil makhluk Dunia Arwah di dunia ini, pasti Naiwen'eryinke akan datang mencarimu! Aromamu sudah terendusnya, kamu tidak bisa kabur!” Melihat utusan naga palsu berjalan mendekat sambil tersenyum, Ratu Penyihir Naga A Xiannu menutupi jubahnya sambil tertawa terbahak-bahak di kursi bambu.
“Panglima besar Dunia Arwah? Jancuk! Kalau dia berani mencariku, pulangnya pasti jadi Hantu!” Liu Zhenhan berjalan ke kursi bambu, menggamit A Xiannu: “Ratu Penyihir Naga, yang harus kamu lakukan sekarang bukan makan lobak asin tapi khawatir yang tidak perlu, cepat batalkan wilayah kekuasaanmu ini!”
“Jangan harap!” A Xiannu tanpa takut mengangkat lehernya yang anggun: “Bagaimanapun, aura kematian yang terkumpul di Makam Naga sangat melimpah, cukup untuk menopang keberadaan bidang ini selama ratusan tahun. Bersiaplah menemaniku di sini perlahan-lahan!”
Liu Zhenhan mendorong A Xiannu ke kursi malas, menggaruk pelipisnya dengan gusar sementara pikirannya berputar cepat, berusaha mencari solusi.
Ratu Penyihir Naga yang tidak bisa diatur ini benar-benar membuatnya pusing.
Sebenarnya Rencana RAMAS Makam Naga ini adalah operasi militer paling sempurna yang pernah Liu Zhenhan persiapkan selama bertahun-tahun.
Tapi untuk mencegah tiga anggota bangsa naga di rumahnya yang memiliki harga diri berlebihan datang memeriksa, secara kebetulan dia sengaja tidak membawa Formasi Teleportasi Sihir Logam Ajaib.
Ironisnya, justru karena tidak membawa formasi teleportasi logam ajaib kali ini, masalah pun muncul.
Bidang Tersesat ini dipasang oleh A Xiannu sendiri, hanya dia yang bisa mencabutnya. Jika nekat menerobos, kita hanya akan tersesat di dimensi ruang-waktu tak dikenal.
Masalahnya A Xiannu sekarang sama sekali tidak mau mencabut bidang ini. Jika menghancurkannya demi balas dendam memang mudah, tapi bagaimana jika terkunci di Bidang Tersesat selama ratusan tahun?
"Makam Naga berbeda dengan tempat lain. Penjaga Makam di sini bisa mendapatkan bantuan besar dari aura arwah yang melimpah. Tentang apakah Area Membingungkan yang tidak memiliki daya penghancur ini bisa bertahan selama seratus tahun, Liu Zhenhan tidak tertarik membuktikan. Bahkan jika hanya setengah tahun lagi, langit akan runtuh!"
Tidak bisa dibunuh, tapi juga tidak bisa dilepaskan! Ini harus bagaimana?
Guo Guo memegang bola kristal ungu kehijauan, memotret wajah Lao Liu yang ekspresinya berubah-ubah sambil tertawa terkekeh.
"Nak, kita dalam masalah kali ini!" Lao Liu duduk di kursi malas, mengeluarkan cerutu dan mengendusnya, lalu menghela napas panjang. Dia menunjuk naga darah biru tua di lengan kirinya kepada Guo Guo.
Guo Guo berseru gembira, melompat ke perut Liu Zhenhan, dan membuka cakar kecilnya untuk menyerap kekuatan magis darah.
Liu Zhenhan mengelus kepala Guo Guo yang berkilau, hatinya hangat. Kali ini setidaknya mereka telah membunuh 400-500 Penjaga Dunia Arwah. Penyerapan tiga kali pertama mantra darah paling kuat. Ini baru penyerapan kedua Guo Guo, meski mungkin tidak bisa melampaui level saint, pasti akan membuatnya naik tingkat!
"Sihir darah yang sangat kuat." A Xian Nu memandang Guo Guo dengan heran, lalu melihat Liu Zhenhan.
"Dia pasti akan menjadi Monster terhebat di bawah langit berbintang." Liu Zhenhan dengan bangga mencubit pipi merah muda Guo Guo.
“Apakah dia benar-benar seekor Shuangxue Piqiu?” Mata Ratu Naga Penyihir yang cantik membulat, dia mendengar implikasi tersembunyi dari sang Utusan Naga palsu.
“Tentu saja.”
“Demi Dewa Nagaku!”
Setelah menghisap kekuatan magis darah, Guo Guo duduk dengan santai di perut Lao Liu, mulai menabuh gendang perut "Cebai Longdong Xiang". Burung beo kecil itu mendarat di kepala Lao Liu sambil menyipitkan mata, lalu tiba-tiba merebut cerutu dengan paruhnya yang licik sebelum kabur.
“Si Cantik Jelita Pertama Bangsa Naga, A'Xiannu, dengan naga legendaris mana engkau menikah dulu?” Mata Lao Liu berkedip licik, seketika muncul ide.
“Naga yang layak untukku di dunia ini belum lahir.” A'Xiannu berbaring nyaman di kursi bambu, menggeliat manja sambil berkata dengan kesombongan yang menyala-nyala.
“Sepertinya kau sangat bangga dengan kecantikanmu... Hehe... Coba katakan, jika aku hancurkan kecantikanmu, apakah kau masih bisa mempertahankan kesombonganmu?” Liu Zhenhan memainkan belati yang berkilauan, matanya menyipit sinis.
“Berani kau!” A'Xiannu bagai kucing yang dipotong ekornya, dengan gagah bangkit dari kursi malas, menatap Lao Liu penuh kemarahan.
“Hehe!” Liu Zhenhan mengayun-ayunkan belatinya, menepuk-nepuk perut Guo Guo sambil tertawa jahat: “Asalkan kau cabut wilayah kekuasaanmu, tentu aku tidak berani!”
Pandangan A'Xiannu dipenuhi kepanikan.
“Jangan sekali-kali bilang tidak！Si gadis kecil, kalau kau ucapkan itu, habislah kau.” Liu Zhenhan berkata.
“Kekasihku…” Jiskeibi menarik lengan Lao Liu dengan ragu-ragu, ingin memohon belas kasihan, namun menelan separuh kalimatnya karena takut pada pandangan sang kekasih.
“Hancurkanlah wajahku!” A Xiannu tiba-tiba tersenyum licik, tubuhnya menyemburkan kabut abu-abu misterius.
Liu Zhenhan tidak bergerak karena gelombang elemen ini tidak kuat, sangat tenang.
Kabut menghilang, seekor Shuangxue Piqiu berbulu putih salju bertubuh ramping yang terbungkus jubah putih terbaring di kursi malas lain, memandangi Lao Liu dengan penuh harap.
Ini Transformasi Ultimate! Keahlian khusus makhluk abadi tingkat tinggi!
Liu Zhenhan membeku.
“Makhluk rendahan!” Setelah terdiam lama, Liu Zhenhan mengaum: “Kau pikir memanfaatkan perasaanku akan berhasil? Tipuan macam ini sudah kubuang jauh-jauh!”
A Xiannu yang berubah menjadi Shuangxue Piqiu meneteskan air mata, pandangannya penuh kepedihan.
“Kekasihku, kumohon, jangan!” Hati baik Jiskeibi benar-benar dikalahkan oleh Shuangxue Piqiu yang menyentuh ini, dia segera menarik tangan sang kekasih yang sedang memegang belati.
Guo Guo yang sedang duduk di perut Liu Zhenhan sambil menabuh drum besar Feilengcui "Cebai Longdong Xiang" tiba-tiba mengarahkan telinga besarnya, perlahan memutar wajah untuk memandangi Shuangxue Piqiu hasil transformasi Ratu Naga Undead.
"Kebi, lepaskan!" Liu Zhenhan tak bisa marah sama sekali pada kekasihnya sendiri, bahkan tak berani menggunakan tenaga karena khawatir tanpa sengaja melukai Jiskeibi.
"Aku tidak mau! Dia terlalu malang. Merusak kecantikan seorang gadis sudah salah, apalagi merusak Guo Guo yang begitu menggemaskan ini. Aku tidak akan membiarkannya." Bunga teratai kecil itu tak tahan menangis. Air mata ini juga memadamkan semangat berapi-api Lao Liu.
Guo Guo tiba-tiba berseru gembira, melompat dari perut Liu Zhenhan ke kursi malas A Xiannu, menyelinap masuk ke dalam jubah putih besar itu.
"Kamu... kamu mau apa..."
A Xiannu yang berubah wujud menjadi Pichu Es Salju berteriak panik. Kedua pihak sedang tarik-menarik, Guo Guo jelas unggul dengan sukses mengunci A Xiannu menggunakan Kekuatan Naga dan teknik persendian.
"To...long... tolong aku!"
Rompi kulit macan Guo Guo terbang keluar dari jubah, kacang Xiangfei, walnut, dan buah pinus berhamburan ke segala penjuru.
"Ahem... Dewi Naga di atas..."
Dentang! Liu Zhenhan ternganga, belati di tangannya jatuh ke lantai.
"...Aku bersedia menarik medan... kumohon... hentikan ini..."
Jiskeibi terpetrifikasi. Bulu matanya bergetar hebat, wajahnya menatap kosong ke arah jubah besar di kursi malas rotan ini, mengamati dengan mata batin. Kepala besar Guo Guo berdiri gagah di atas sosok Binatang Bulu Es dan Salju berwarna perak.
Di balik jubah putih, terlihat bekas pantat kecil yang bulat terangkat tinggi, lalu jatuh dengan keras.
"Ah!" Suara erangan rendah bergema. Sang Ratu Naga yang berubah wujud menjadi Shuangxue Piqiu menangis tersedu-sedu, air matanya membasahi jubah putih.
Liu Zhenhan menutupi wajahnya sambil menarik-narik rambut, bangkit seperti orang buta dan berputar tiga kali dengan pandangan kosong.
Jiskeibi memalingkan wajah ke arah kekasihnya, lalu ke jubah putih yang bergerak-gerak di atas kursi malas. Tubuhnya limbung sebelum akhirnya pingsan.
"Jancuk... Siput kecil ini berani melawan..." Burung beo kecil berdiri di atas batu karang, mengepakkan sayap sambil berkotek-kotek. Cerutu di paruhnya terjatuh tanpa disadari.
Bab 398: Tamu dari Puncak Duanbei
"Dampaknya sangat buruk!"
Teriakan Kepala suku Andulan menggema di Bukit Merah.
Liu Zhenhan duduk di kursi kayu cendana wangi, terus mengangguk-angguk selama dimarahi sang kepala suku. Belum genap beberapa hari, ruang tuan tanah kembali menjadi tempat persidangan - sungguh catatan yang gemilang.
Ning Yu memeluk Guo Guo erat, menghajar pantat kecilnya dengan keras. Burung beo di sampingnya bersorak: "Ayo satu dua tiga, ayo satu dua tiga!"
Ershao, Sanshao, dan Katyusha mengangkat ekor mereka sambil berputar-putar menyaksikan Guo Guo dihukum.
“Ning Yu sambil memukul sambil memarahi Xiao Chusheng, tangannya sendiri terus mengusap air mata.”
Beberapa nyonya bos lainnya memandangi Guo Guo dengan ekspresi rumit dan tak percaya, lalu melirik ke Apsinthos sang Ratu Penyihir Naga yang sedang duduk di bangku samping.
Apsinthos mengenakan gaun kuning telur elegan, duduk membeku sambil menundukkan bahu mungilnya yang masih kekanakan, tubuh rampingnya sesekali bergetar halus.
“Richard, apakah kau ingin membuatku mati kehabisan napas sebelum puas?” Kepala suku Andulan batuk-batuk marah, Helen segera memukul punggung naga tua itu.
“Ayah, kondisi tubuhmu kurang baik. Lihat apa yang kubawakan untukmu kali ini.” Mo'er tersenyum manis mengulurkan kotak brokat: “Ini tonik untuk memperkuat tubuhmu.”
Di dalam kotak kayu cendana berlapis beludru, tergeletak dua batang tanaman merah terpilin sepanjang satu ren, berbentuk mirip ginseng dewasa berwujud manusia dengan buah merah seperti rubi di dahinya.
“Naga Hitam berwatak garang, rakus memakan Ginseng Merah. Setelah mati, esensi Ginseng Merahnya menyatu dengan energi Api, membentuk 'Rumput Suci'!” Penjaga Pohon Campos berseri-seri: “Barang langka! Butuh berapa ton ginseng dan elemen Api untuk menciptakan harta alam ini!”
“Singkirkan! Aku takkan makan ini!” Meski nada suara Kepala suku Andulan masih keras, raut wajaknya mulai melunak.
“Kepala suku。！”Penjaga Pohon tertawa terbahak-bahak。
“。”naga tua merebut kotak brokat dari tangan Mo'er，terselip di dada：“，Ershao Sanshao。”
“，Kepala suku。”Kepala Suku Raksasa Buddha menggelengkan kepala。
Kepala suku Andulan memutar mata。
“Ayah……”Kepala suku，Liu Zhenhan menarik kursi duduk di sampingnya，memeluk bahu naga tua dengan mesra：“Ayah，tuan tanah，Feilengcuibangsa iblisperang，Jancuk？？labu minyak，！？tingkatMonster！”
“！”Kepala suku Andulan memukul dahi Liu Zhenhan dengan tongkat：“，！bangsatbangsat！Makam Naga？。Gunung Suci Hyjal，，？”
“kejatuhan bangsa naga……”
“Tapi bangsa naga yang jatuh pun tetap naga!” Kepala suku Andulan mengangkat tongkatnya hendak memukul lagi, tapi teringat kulit si bangsat kecil ini tebal dan kasar, malah bisa membuat tangannya sakit. Akhirnya urung dengan geram.
“Richard, aku harus bilang, kali ini kau benar-benar keterlaluan!” Nana tak tahan menegur suaminya: “Aku menolak membuat panah ledak dari tulang Naga Hitam! Ini penghinaan bagi seluruh bangsa naga!”
“Richard, ayah sudah bekerja keras di Kota Naga agar aku dan Nana bisa bersamamu. Jika hal ini sampai diketahui Kota Naga, ayah tak akan bisa menatap naga-naga lagi.” Daisy memandang dengan wajah pilu.
“Wong sudah kebawa semua, mau aku apain?” Liu Zhenhan memasang wajah tukang tawar-menawar yang ulung.
“Kau tanya mau gimana? Ya udah gimana lagi?” Kepala suku Andulan melirik Liu Zhenhan dengan geram. Menoleh ke Daisy: “Sey, cepat kirim pesan api ke Ibu! Suruh dia segera ambil semua tulang naga ini untuk dikubur di pemakaman Kota Naga! Termasuk si Lich Naga yang masih tidur panjang itu, semoga dia bangun dalam keadaan normal!”
“Tunggu dulu!” Liu Zhenhan buru-buru menghalangi Daisy, mencibir ke kepala suku: “Pak, pak, kristal naganya? Empat puluh tujuh biji!”
“Ya jelas!” raksasa tua itu menyeringai sambil mengetuk-ngetuk lantai dengan tongkatnya berkretak-kretak: “Simpan sendiri lah.”
“Bijaksana!” Liu Zhenhan mengacungkan jempol dengan garang.
“Kali ini aku akan memaafkanmu, terutama karena kau membawa pulang banyak mayat Penjaga Dunia Arwah, yang telah memecahkan masalah besar bagi Feilengcui.” Sang Naga Tua tidak terpancing oleh celetukan konyol dari Hao: “Dasar bangsat! Kau tahu seberapa besar nyawamu bergantung? Sang Ratu Naga Tulang tidak hanya memanggil satu Penjaga Dunia Arwah untuk melawanmu! Tapi segerombolan! Bahkan Komandan Sungai Darah Naiwen'eryinke akhirnya muncul, membuktikan bahwa titik awal 'Gerbang Pemanggil Kuburan Tulang' ini pasti berasal dari wilayah Sungai Darah Mendidih! Aku benar-benar kehabisan kata. Hanya bisa mengatakan: Jika di Benua Aigean ada makhluk seperti Adidasma yang hidup berkoloni sebagai calon Super Monster, maka Benua Aigean akan hancur! Saat itu jika kau membiarkan 100 ekor Adidasma keluar dari Gerbang Tulang, kau akan mati tanpa menyisakan debu!”
“Benar benar.” Liu Zhenhan terkekeh.
“Total 332 buah kristal sihir Penjaga Sungai Arwah! Ditambah 47 Kristal Naga! Ha! Mungkin setiap Kurcaci Emas Penyihir kita bisa dapatkan satu kristal sihir tinggi?” Liu Zhenhan menghela napas penuh penyesalan: “Tak kusangka monster dimensi lain seperti Adidasma juga punya rasa kesetiakawanan, merampas banyak mayat temannya lalu menghilangkan Gerbang Kuburan Tulang, menelan banyak mayat penjaga yang seharusnya menjadi milikku.”
“Cukup! Cukup! Kali ini kelompok penyihir kita benar-benar berkembang!” Naga tua itu langsung tersenyum lebar: “Kurcaci Emas adalah ras petarung tangguh, 472 Kurcaci Emas setara dengan 236 penyihir!”
“Bahkan orang tua dan anak-anak juga dihitung?” Liu Zhenhan tampak tak senang.
“Bodoh! Penyihir tentu semakin kuat seiring usia! Anak-anak Kurcaci Emas pun sepuluh kali lebih hebat dari Messie!”
“Hehe... Itu juga benar...”
“Dia? Bagaimana dengannya?” Naga tua itu menunjuk Ratu Naga Abadi A-Xiannu, menatap tajam Liu Zhenhan.
“Menantu perempuan, bagaimana menurutmu?” Liu Zhenhan terkekeh kretak: “Sudah menangis dua hari dua malam, akhirnya mencabut ranah kekuasaannya. Menurutku, membiarkan kita keluar dari ranahnya berarti dia menerima identitas barunya.”
“Sialan. Gadis dalam situasi seperti ini mudah linglung.” Kepala suku Andulan yang jarang mengumpat ini menghela napas panjang: “Ini semua salahmu, contoh burukmu. Pertama merusak Yitiao, sekarang Guo Guo.”
“Ini juga salahku?”
“Tentu salahmu!” Kepala suku Andulan menggeleng pelan: “Kecantikan A-Xiannu, sang wanita tercantik sepanjang sejarah bangsa naga, bahkan pernah kudengar. Benar-benar tak terduga, benar-benar tak terduga...”
“Cantik sekali? Kok aku nggak merasa?” Liu Zhenhan menoleh dan mengamati tubuh mungil Ayano yang molek: “Nggak bisa dibandingin sama Daisy sama Nana. Lihat tuh, dia masih kaya kuncup terong yang belum mekar.”
“Lo ngerti apa! Kriteriama bangsa naga dalam menilai kecantikan itu pertama lihat tanduk... terus kulit... lalu...” Naga tua itu melototi suami dengan pandangan merendahkan: “Bukan maksudku ngejek, mungkin Daisy sama Nana emang cantik di mata kaum Bimon. Tapi menurut standar bangsa naga, mereka masih jauh dari kriteria. Yang paling penting, lengkungan tanduk naganya kurang tegas...”
“Si tua ini.” Daisy dan Nana yang berdiri di samping langsung memerah muka, bergumam pelan.
“...Kalau aku jadi Ayano, mana mungkin aku mau cabut wilayah misterius buat ngelepasin bangsat kayak lo yang cuma bikin onar!” Kepala suku menghela nafas melihat Ratu Naga Penyihir.
“Kalau dia berani, tamat riwayatnya.” Liu Zhenhan tersenyum sinis: “Kalau masih keluarga, semua bisa dibicarakan. Tapi kalau nekat ngalahin aku, jangan harap aku mau ngalah.”
"Lainnya tak perlu kubicarakan lagi! Tahun depan setelah mengadakan ritual pujian Blood Moon untuk Guo Guo, segera berikan wujud manusia padanya. Saat ini dia masih belum bisa menerima!" Kepala suku Andulan memanggil seorang pelayan, berbisik sesuatu lalu menoleh ke Liu Zhenhan: "Selama kau pergi, ada beberapa anggota baru di Feilengcui. Perlu kuperkenalkan padamu."
"Oh? Apakah keturunan Titan yang dipanggil 'Terompet Badai Douglas'?" Liu Zhenhan tiba-tiba bersemangat.
"Sebentar lagi kau akan tahu."
Melihat kepala suku bermain misteri, Liu Zhenhan mengangkat bahu dan memandang Helen. Xiao Hulijing menjulurkan lidah membuat muka lucu.
"Richard." Ning Yu menggandeng tangan A-Xiannu, menarik lengan Liu Zhenhan: "A-Xiannu harus tinggal di ruang hitam setiap hari. Lebih baik berikan perlengkapan tuan tanah cacat itu pada Guo Guo. Kalian kan tubuh resonansi nyawa, takkan membuat roh cincin menghilang karena ganti pemilik."
Guo Guo mengusap perutnya dengan wajah lesu mengikuti Ning Yu, mata bulannya berkedip-kedip memandang Lao Liu.
“Ini wajar, kalau aku masih menyimpan perlengkapan tuan tanah cacat ini, bukankah nanti orang akan menuding tulang punggungku dan memanggilku Lao Liu si perusak.” Liu Zhenhan awalnya tertawa terbahak-bahak, melihat Ning Yu bermuka masam, tawanya berubah menjadi cekikikan. Melihat wajah Ning Yu beku seperti es, Lao Liu terpaksa tertawa kecut dua kali, seperti dicekik tenggorokannya, lalu cepat-cepat diam.
Kepala suku Andulan di samping terus menggelengkan kepala sambil tertawa.
Setelah Lao Liu menyerahkan empat set itu kepada Guo Guo, Ning Yu menghela napas, menarik tangan A Xiannu pergi, lalu menengok sambil memarahi Guo Guo: "Masih belum ikut juga!"
Guo Guo menyembunyikan diri di belakang kaki Lao Liu, mengintip dengan satu mata berkilau licik. Tiba-tiba kupingnya dicubit Ning Yu, lalu digosong pergi sambil mengerenyit kesakitan.
"Sebenarnya ini bukan kesalahan Guo Guo, kan? Siapa suruh Ratu Naga Penyihir itu berubah wujud menjadi Shuangxue Piqiu?" Liu Zhenhan berkelakar sambil mengangkat tangan ke arah semua orang: "Lagipula, Guo Guo-ku punya Kekuatan Naga, ditambah kemampuan melebihi tingkat Santo! Jika nanti bisa berubah wujud manusia, bahkan Naga Suci pun layak menjadi pasangannya!"
"Logika bajingan!" Kepala Suku Raksasa Buddha menggelengkan kepala sambil menghela napas panjang.
Semua menghela napas bersama, merasa hari ini mereka telah mengeluarkan semua keluhan seumur hidup.
Pelayan Medusa memimpin dua sosok masuk dari luar pintu. Yang pertama meski tingginya minimal 5 meter, namun proporsi tubuhnya diperbesar secara sempurna, sama sekali tidak terlihat kasar. Yang lain tingginya sekitar 1,8 meter, tampan dan mencolok.
Liu Zhenhan mengeluarkan decak kagum, bangkit dari kursinya, mengamati kedua tamu dari atas ke bawah.
Raksasa di depan ini berkulit hijau berminyak, mengenakan pakaian anyaman akar gantung, rambut keriting bergulung seperti rotan, dengan wajah yang sangat tampan - hal langka di antara raksasa. Dalam istilah populer, dia adalah "pria tampan oksigen" yang sangat alami.
Di belakangnya berdiri pemuda berusia di bawah 30 tahun, dengan alis tajam bagai pedang dan mata berbinar, memancarkan aura kepahlawanan. Jubah penyihir merah menyala yang dikenakannya berkilauan oleh kekuatan elemen, menyilaukan seperti api.
Sebenarnya Liu Zhenhan sudah cukup banyak melihat pria tampan - Pangeran Moore Benitez, Imam Utama Angsa Gormeth, atau Rundstedt. Namun kedua pria hari ini sama sekali tidak kalah, terutama penyihir muda di belakang yang bahkan seolah melebihi mereka.
"Perkenalkan dengan hormat, ini adalah Tuan Tanah Feilengcui, penguasa Dataran Liar Donau, Imam Raja Langit Bimon kita - Tuan Richard!" Kepala suku Andulan memperkenalkan kedua pria tampan itu.
Liu Zhenhan mengangguk sopan.
“Halo, Tuan Tanah, saya adalah murid Master Stefano, senior Otga yaitu David Beckham.” Penyihir muda itu membungkuk sambil tersenyum, memancarkan pesona yang tak tertandingi.
“Apakah kamu yang direkomendasikan Master Stefano ke Feilengcui? Kau bahkan senior Otga?” Liu Zhenhan mengangkat alisnya dengan penuh keheranan.
“Saya memiliki bakat api alami sejak lahir, jadi status senioritas saya lebih tinggi dari Otga dalam hierarki magis.” Beckham mengangguk.
Liu Zhenhan ternganga takjub. Di dunia manusia, ada orang-orang yang tiba-tiba terbakar tanpa sebab - mereka adalah pemilik bakat api alami. Entah apakah ini termasuk kemampuan ras Suku Monyet, yang jelas fenomena ini nyata. Dari perspektif magis, orang seperti inilah kandidat ideal untuk jadi penyihir api. Mengingat Beckham telah belajar sejak kecil di bawah Stefano yang dianggap paling dekat dengan Dewa Sihir, pastilah setidaknya ia sudah mencapai level Magister Sihir.
Rasa girang menyelinap di hati Lao Liu. Tak disangka pasukan Feilengcui semakin perkasa! Jika pasukan lain mengandalkan pemanah untuk serangan jarak jauh, Feilengcui punya penyihir! Jancuk!
Setelah berbasa-basi sebentar dengan Beckham, pandangan Liu Zhenhan beralih ke pria raksasa tampan itu.
Hanya dengan sekali pandang, Liu Zhenhan mengerutkan keningnya. Ia merasa tatapan lawannya sangat aneh, namun tak bisa menjelaskan di mana letak keanehannya.
"Halo, Tuan Richard. Saya adalah Kepala Suku Raksasa Hijau Santo Cruz yang datang dari 'Gunung Duanbei' memanggil leluhur ke Feilengcui." Pria tampan raksasa ini menatap tak berkedip ke Liu Zhenhan: "Tuan Tanah, Anda sungguh sangat tampan!"
Seluruh bulu kuduk Liu Zhenhan berdiri tegak, matanya terbelalak seolah bisa menelan seekor sapi.
Ia sama sekali tidak menyangka bahwa kelompok raksasa yang dikatakan telah punah ini akan datang ke Feilengcui.
Raksasa Hijau adalah satu-satunya ras raksasa yang memahami kemampuan sihir tanaman. Jika mereka tidak punah, pasti sudah diasingkan ke dunia bawah tanah - alasannya sederhana: seluruh anggota ras Raksasa Hijau, baik pria maupun wanita, menyukai hubungan homoseksual!
Liu Zhenhan perlahan menoleh ke arah Kepala Suku Andulan.
Sang kepala suku mengangkat bahu.
Bab 399 Panji Resimen Berkibar
Jika bukan karena penjelasan Kepala Suku Andulan setelah pertemuan ini tentang keahlian unik Raksasa Hijau, pastilah Tuan Tanah Feilengcui akan mencari alasan untuk mengusir mereka. Meski Lao Liu cukup progresif, ia belum sampai se-modern itu.
Teknik rahasia Raksasa Hijau ini bernama "Gunting Angin Musim Semi" - jangan terkecoh oleh namanya, ini hanyalah keterampilan okulasi tanaman menggunakan gunting.
Okulasi tanaman adalah metode memindahkan sebagian organ tanaman ke tubuh tanaman lain, menyatukannya hingga tumbuh menjadi individu tanaman baru.
Teknik okulasi "Gunting Angin Musim Semi" milik Raksasa Hijau memiliki tingkat keahlian yang luar biasa sulit dipercaya.
Mereka bisa mengokulasi anggur yang matang di musim panas ke bunga narcissus, membuat "narcissus terokulasi" ini berbuah di tengah musim dingin yang keras dengan hasil panen khas puncak musim panas!
Mereka bisa mengokulasi marigold yang mekar bersama angin musim semi ke pohon maple harum, menyimpan kenangan hari-hari hijau ranting dedalu hingga saat daun-daun beku memerah.
Dalam sihir tanaman sebenarnya ada "sihir okulasi", tapi itu adalah mantra terlarang tingkat tinggi milik Archmagister dan Santo Sihir, fungsinya mentransfer seluruh kekuatan magis seorang penyihir ke orang lain melalui media "sihir okulasi". Ini sama sekali berbeda dengan "Gunting Angin Musim Semi" Raksasa Hijau yang sepenuhnya merupakan keterampilan berkebun merawat tanaman.
Liu Zhenhan memang tidak punya bakat resmi, tapi punya sedikit kejeniusan nyeleneh. Begitu mendengar penjelasan Kepala suku Andulan, dia langsung paham maksud sang naga tua yang tidak mengusir Raksasa Hijau sebelum kepulangannya.
Feilengcui sekarang paling kekurangan adalah labu minyak. Senjata strategis ini siklus pertumbuhannya terlalu lambat, dan terbatas oleh musim serta pengaruh iklim. Tanpa "Mata Air Kehidupan", hampir tidak mungkin diproduksi secara massal.
Liu Zhenhan sampai ubanannya memutih berusaha mencari senjata pengganti labu minyak. Mayat 300 lebih Penjaga Sungai Kematian yang didapat dari ekspedisi ke Makam Naga ini, justru untuk membuat "Panah Ledakan Durex" sebagai pengganti labu minyak.
Tapi harus diakui terlebih dahulu sebuah fakta - teknologi alkemi Feilengcui memang sangat lemah!
Begitu banyak bangkai monster ditambah persediaan gudang sebelumnya, laboratorium alkemi Kota Fei sampai akhir tahun depan pun tidak akan selesai memprosesnya.
"Panah Ledakan Durex" adalah barang habis pakai sekali pakai. Jika kecepatan produksi militer tidak bisa mengimbangi, stok bangkai monster yang melimpah pun percuma.
Rencana awal Liu Zhenhan adalah memanfaatkan kesempatan saat Elf Jatuh menyerbu Hutan Salib Selatan milik suku Elf, lalu menyusup di belakang untuk mengacau diam-diam. Ia berencana menipu atau membujuk sebisa mungkin untuk membawa sebuah suku Elf kembali ke Feilengcui. Bakat sihir ras Elf memang yang terunggul di seluruh benua. Suku Elf Hutan di Feilengcui yang hanya berjumlah 500-an orang saja sudah memiliki beberapa ahli alkemi. Jika bisa mendapatkan suku Elf yang lebih besar, produksi harian senjata ampuh seperti "Panah Ledakan Durex" akan melonjak drastis, menggantikan labu minyak sebagai senjata pamungkas Feilengcui.
Kemunculan Raksasa Hijau memberi Liu Zhenhan pilihan baru yang sebelumnya telah meninggalkan labu minyak sebagai senjata strategis. Di Benua Aigean, jika bicara tentang tanaman dengan pertumbuhan tercepat, tak diragukan lagi itu adalah tanaman elf. Kota Lucerne yang berubah menjadi kota hijau dalam waktu singkat adalah buktinya. Jika Raksasa Hijau menyambungkan tunas labu minyak ke tanaman merambat hasil benih elf dengan teknik okulasi, mengandalkan kecepatan tumbuh tanaman elf yang luar biasa, labu minyak tak diragukan akan kembali menjadi andalan di medan perang.
Imajinasi yang dibawa Raksasa Hijau bagi Liu Zhenhan tak hanya sampai di situ—Pohon Emas Feilengcui membutuhkan usia lebih dari 800 tahun untuk menumbuhkan "Kemarahan Moradin". Jika Pohon Emas dicangkokkan ke pohon kuno, bukankah meriam raksasa Babilon yang sedang dibuat Feilengcui bisa menggunakan peluru berisi "Kemarahan Moradin"?
Hanya dengan membayangkan kemungkinan ini, Liu Zhenhan hampir mati lemas karena bahagia.
Tapi...
Untuk mewujudkan semua rencana indah ini, masih ada satu masalah terbesar yang menunggu sang suami untuk diselesaikan!
Penjaga Pohon Kepala Suku Cruyff telah menjelaskan dengan gamblang: Elf sebenarnya adalah parasit hutan. Mereka bergantung pada peri kecil di "Sumur Bulan Abadi" untuk menyedot esensi hutan dan alam, lalu mentransmisikannya ke semua tanaman Elf melalui "Pohon Kehidupan". Dengan ini, tanaman Elf mencapai pertumbuhan luar biasa dan mampu membangun kota hanya dalam puluhan hari.
Tanpa "Sumur Bulan Abadi" dan "Pohon Kehidupan", tanaman Elf tetap bisa menyerap esensi hutan dengan pertumbuhan lebih cepat daripada tanaman biasa, tapi tetap tak ada bandingannya dengan tanaman Elf yang mendapat siraman kedua benda suci itu.
Feilengcui saat ini tidak kekurangan benih elf, yang kurang adalah "Sumur Bulan Abadi" dan "Pohon Kuno Kehidupan". Kedua hal ini hanya dimiliki oleh suku elf besar yang memiliki sejarah panjang, kuil besar, dan kekuatan pendeta elf tingkat tinggi - ketiganya harus terpenuhi.
Jika berhasil mendapatkan empat komponen utama: "Sumur Bulan Abadi", "Pohon Kuno Kehidupan", pendeta elf tingkat tinggi, dan ahli alkemi elf; Feilengcui akan memiliki tiga senjata strategis: "Panah Ledakan Durex", labu minyak, dan "Kemarahan Moradin" - inilah kesimpulan akhir Liu Zhenhan.
Dengan kata lain, nasib masa depan Feilengcui bahkan seluruh Kerajaan Bimeng bergantung pada kemampuan Tuan Tanah Feilengcui mendapatkan komponen-komponen ini.
Dalam skala kecil untuk dirinya sendiri, dalam skala besar untuk negara - Liu Zhenhan harus mempertaruhkan nyawanya!
Situasi saat ini masih menguntungkan Feilengcui. 200.000 pasukan Elf Jatuh dari Kota Lucerne telah berangkat beberapa hari lalu menuju Pegunungan Bering dan Hutan Salib Selatan untuk menyerang elf permukaan. Jika perang pecah, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui bisa membantu suku elf besar dalam situasi kritis. Dengan karakter ras Elf yang membalas budi, ahli alkemi, Pohon Kehidupan, Sumur Bulan Abadi, bahkan Batu Bulan untuk meriam cahaya akan mengalir deras.
Begitu dipikir, Liu Zhenhan merasa dirinya seharusnya berterima kasih kepada Elf Jatuh. Tanpa perang yang mereka mulai ini, mana mungkin dia mendapat kesempatan merangkul suku besar Elf di Hutan Salib Selatan?
Bisa balas dendam ke Elf Jatuh sekaligus cari keuntungan, kesempatan kali ini benar-benar Berbual B!
Begitu keputusan dibuat, Liu Zhenhan segera memulai persiapan.
Yang pertama dilakukan adalah menata ulang struktur Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui. Pertumbuhan penduduk yang berlebihan membuat organisasi militer Feilengcui sekarang agak kacau.
Ini bahkan termasuk prajurit Istana Musim Panas. Belakangan banyak prajurit berkelompok menyusuri bawah tanah mencari monster yang cocok, memukulinya setengah mati lalu membawanya pulang untuk dibuat khimera agar bisa beralih jadi pasukan udara - Angin sesat ini berhembus karena kabar 12 pasukan udara antelop pengguna meriam cahaya yang bersinar dalam pertempuran membasmi manusia kelelawar di Doluote, membuat semua orang iri.
Menurut kabar dari kantor tentara bayaran Harimau Doluote. Setelah pertempuran membasmi manusia kelelawar dua hari lalu, 12 kavaleri udara meriam cahaya berhasil membasmi sepertiga total musuh. Membuat para Ksatria Suci udara dari gereja jadi sangat canggung.
Konon kabarnya, para penyair pengelana yang suka sensasi di dunia manusia kini menyebut dua belas Ksatria udara antelop ini sebagai "Dua Belas Ksatria Kilat", bahkan mengarangnya menjadi puisi epik yang dinyanyikan; Kabarnya Duncan juga dijuluki "Anak Cahaya", bahkan ada orang iseng yang khusus menulis novel ksatria memuji keperkasaannya - pria perkasa antelop ini menggunakan Meriam Cahaya Mutiara Naga dengan 72 tembakan sinar Mutiara Naga berjarak 800 yard, ditambah 21 tembakan sinar bakar kuat dari "Batu Permata Bintang Fajar" berjarak 300 yard, memang pantas menyandang gelar "Anak Cahaya".
Tuan tanah marah!
Prajurit Panda dan Prajurit Kijang yang bisa menyerang jarak jauh ingin beralih jadi kavaleri udara masih bisa dimaklumi. Tapi Kolina yang membawa kavaleri berat juga ingin pindah profesi, nyaris membuatnya mati kesal. Setelah memaki habis-habisan, akhirnya angin sesat ini bisa dihentikan.
Keadaan Feilengcui sekarang pasti akan membuat orang luar tertawa terbahak-bahak. Memiliki empat cabang raksasa bawahan tapi tak satu pun bisa dikirim ke medan perang - Raksasa Buddha adalah tenaga medis, Raksasa Berkaki Lumpur ahli khimera, Raksasa Typhoon ahli tempa, Raksasa Hijau ahli okulasi. Meski semua raksasa ini punya kemampuan tempur luar biasa, Liu Zhenhan tetap tak tega dan tak berani mengirim mereka ke garis depan. Khawatir terjadi kesalahan kecil yang berakibat kerugian besar.
Hampir semua jenis pasukan di Feilengcui sempurna, tapi struktur pemanah tetap menjadi luka terbesar.
Dua puluh Shenjian Zheqin dan delapan puluh Pemanah Bintang Emas yang datang dari provinsi selatan telah tiba semua, ditambah empat Penjaga Utama Istana Musim Panas dan dua ratus pemanah Elf cadangan, inilah seluruh pemanah yang dimiliki Feilengcui.
Hampir dua ribu pemuda dan anak-anak dari suku Musk yang telah dibebaskan dari status budak sedang belajar teknik memanah di bawah bimbingan Penjaga Hao. Senjata yang disiapkan Liu Zhenhan untuk mereka adalah harpa Mainz. Dengan pasokan madu dari sapi semut, produksi Lebah imperial pasti mampu memenuhi kebutuhan latihan.
Sungguh pantas disebut ras pemanah bawaan lahir dengan karakter 'panah' dalam namanya. Bakat alami suku Musk sungguh mengagumkan. Dari memo yang disampaikan Kepala Staf Robby, Liu Zhenhan mengetahui beberapa Musk bahkan menciptakan biola empat senar untuk mengatasi kekurangan harpa, khusus untuk latihan memanah.
Namun Liu Zhenhan juga paham betul: membina pemanah ulung tak hanya butuh bakat, tapi juga latihan panjang dan pengalaman perang. Ia hampir tak berharap pemanah Musk ini bisa berguna melawan bangsa iblis. Rencana saat ini adalah melatih mereka dulu, lalu menugaskan ke Pasukan Tentara Bayaran Macan untuk belajar bertarung sambil berburu harta di bawah tanah.
Sebagai suku bawahan yang mengikuti dirinya sejak awal, Liu Zhenhan secara khusus memberikan gelar kehormatan "Penembak Pecah Angin Timur" kepada pasukan pemanah masa depan ini.
Adapun suku Haus kuda nil, orang Ao dari Suku Dog, dan prajurit Bimon pengembara yang kini berdatangan dari berbagai daerah, Liu Zhenhan menyerahkan semuanya ke Pasukan Tentara Bayaran Macan, membuat Kapten Rossi hampir mati kegirangan.
Seluruh Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui akhirnya menetapkan tambahan personel tempur hanya 100 pemanah ulung Hao, 2 pesulap misterius Moshao, 1 penyihir api, 76 prajurit Panda Panta termasuk Gud, dan 276 kurcaci emas.
Di antara ini, prajurit Panda Suku Panda merupakan pengecualian unik di Pasukan Pengawal Istana Musim Panas yang memiliki prajurit tua - terdapat 32 veteran Panda Panta berusia di atas 50 tahun.
Dalam tradisi Timur, prajurit yang semakin tua justru dianggap memiliki kekuatan tempur yang lebih hebat. Senjata para veteran panda ini bukan tombak bermata, melainkan tong anggur raksasa berantai besi yang menjadi lambang status mereka.
Tuan tanah biasanya tidak setuju memasukkan orang tua ke militer. Namun setelah menyaksikan demonstrasi 32 veteran Panda Panta ini, Liu Zhenhan malu-malu mengakui bahwa penolakan mustahil dilakukan - para tokoh besar ini jauh lebih ganas daripada prajurit panda muda saat mengayunkan tong anggur! Akhirnya mereka semua dijadikan pengawal pribadinya.
Begitu, para prajuurit tua dari ras-ras pejuang tangguh seperti antelop, mammoth, dan kuda nil mulai ribut lagi, meminta bergabung dengan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui. Lao Liu harus bersusah payah menyelesaikan masalah ini.
Rasio tempur Kurcaci Emas ini cukup ironis. Pasukan Pengawal Istana Musim Panas kali ini merekrut 40 prajurit kurcaci dan 236 penyihir kurcaci.
236 penyihir kurcaci! Diperkirakan seluruh ras kurcaci di Aiqin disaring pun, takkan bisa mengumpulkan sebanyak ini penyihir.
Liu Zhenhan terlalu miskin. Andai ada tambahan beberapa juta koin emas, setidaknya bisa mempersenjatai 100 prajurit kurcaci lagi. Bahkan seandainya para Raja Bukit ini bisa melemparkan "Palu Badai" sebagai setengah penyihir setengah pemanah pun bagus, sayangnya dia tak punya uang, hanya bisa menonton.
Bagaimanapun, kelompok penyihir Kota Fei akhirnya resmi berdiri. Ini menyelesaikan satu beban pikiran Lao Liu.
Kelompok penyihir ini mungkin juga yang terbesar dalam 3000 tahun terakhir di Kerajaan Bimeng, mencakup pesulap misterius. Kapten pertama ditunjuk sebagai Penyihir Besar Beckham yang baru datang, semua memakai Lencana Lide dan jubah penyihir kulit berkerah tegak.
Pada hari pertama menjabat, Kapten baru yang tampan ini terkejut hingga tidak bisa bicara setengah hari melihat tuan tanah membagikan kristal sihir super-tingkat dengan keranjang. Setelah bos mengambil segenggam material amplifikasi api terbaik "Kristal Neraka Naga" dan memasukkannya ke tangannya, Kapten ini langsung pingsan.
Kelompok pendeta Kota Fei saat ini belum bisa dibentuk, ini adalah masalah paling menyebalkan bagi Liu Zhenhan. Helen sedang dalam proses mengajar dan sudah mulai mengevaluasi kandidat yang cocok dan loyal. Tapi dalam waktu dekat pasti sulit mengambil keputusan sembarangan.
Masalah pendeta tidak terselesaikan sehari, Liu Zhenhan juga tidak bisa tidur nyenyak sehari. Saat ini Khimera Landak Batu Feilengcui sudah mencapai 16 ekor. Kantor tentara bayaran Harimau Kadipaten Dolot sudah menandatangani kontrak, tapi Landak Batu yang belum diterima ada 27 ekor. Ini sudah membentuk kerangka kelompok khimera yang mengerikan. Namun menurut kabar dari kantor Dolot, gelombang pembelian Landak Batu belakangan ini mulai menunjukkan penurunan. Dulu sehari bisa kontrak satu ekor, sekarang sehari lewat tak ada yang menanyakan.
Penyebab utamanya mungkin karena Landak Batu sebagian besar dipelihara oleh pasukan reguler sejati manusia. Jika pasukan menjual semua hewan pengangkut berdaya ilahi ini, masalah logistik mereka pasti akan kacau – Sungguh sulit mencari pengganti hewan pengangkut sekuat Landak Batu yang berwatak lembut ini. Kemungkinan lain, karena pasukan manusia merupakan mesin negara, menjual semua Landak Batu untuk koin emas terlalu mencolok. Para komandan pengelola pasukan mungkin tidak berani mengambil risiko ini.
Mendengar kabar ini, Liu Zhenhan punya firasat buruk. Rencana awalnya membeli 100 ekor Landak Batu kemungkinan besar gagal. Jika benar demikian, memadukan prajurit dengan khimera untuk kavaleri udara terlalu sia-sia. Akhirnya harus fokus pada Pendeta – hanya khimera yang dikendalikan Pendeta yang bisa mengeluarkan kekuatan tempur maksimal.
Dengan meriam raksasa Babilon dan Mesin Gaocen yang sedang diproduksi, kekuatan Feilengcui sudah sangat memuaskan Liu Zhenhan.
Mengingat masa lalu saat membawa Orang Ao dan Prajurit Panda ke padang gurun sepi ini, Liu Zhenhan merasa seperti terbangun dari mimpi.
"Langkah selanjutnya, hadapi Pohon Perang dan platform udara Kota Lucerne!" Di atas podium depan balai tuan tanah, Liu Zhenhan melambaikan tangan garang ke Pasukan Istana Musim Panas yang ganas di bawah komandonya.
※※※
『PS：Bawa istri periksa siang ini, pulang sore lalu menulis. Setelah kirim bab ini, saya akan terus menulis tapi mungkin agak malam dikirim.
Catatan tambahan: Membaca komentar saudara "Tian Di Mo", terharu campur sedih. Pembaca lama, kalau sampai pendapatmu tak saya dengar, benar-benar hidup saya sia-sia. Tapi bagaimana ya, saya tetap merasa Guo Guo belajar dari Lao Liu, menggunakan cara kasar untuk menaklukkan naga betina yang sombong dan narsis itu tidak masalah.
Dalam pandangan saya, Guo Guo lebih berintelektual dan visioner dibanding monster tingkat super mana pun di "Darah Bangsa Binatang". Ia layak mendapatkan pasangan monster super manapun.
Tentang standar perkimpoian monster apakah harus kasar, apakah naga paling suka memperkosa, ini kita kesampingkan dulu.
Seperti yang kamu katakan, pemerkosaan Guo Guo terhadap naga betina dari sudut pandang manusia memang sulit diterima karena bertentangan dengan logika dan moral.
Poin ini saya setuju, Lao Liu juga setuju. Tentang masalah Guo Guo ini, dia juga merasa tak berdaya dan bertindak bodoh.
Kebetulan yang mengandung kepastian, buah tak jauh jatuh dari pohonnya.
Guo Guo belum pernah memperkosa binatang betina lain. Ia tak bisa bicara, ini jawaban yang saya buatkan untuknya.』
BAB 400 KAKI KANAN EMAS
Sidoff dan Roy Keane pasti takkan melupakan hari ini seumur hidup.
Mereka berdua adalah Elf Jatuh dari Kota Lucerne, satu berasal dari Moore satu lagi dari Zhuoer, bertugas sebagai perwira kecil penjaga platform udara.
Nasib mereka sangat baik, terlahir di era yang tepat sehingga bisa meninggalkan dunia bawah tanah yang gelap gulita, menuju dunia permukaan yang telah diceritakan, diomongkan, dipuji, dan didambakan oleh para tetua selama ribuan tahun.
Saat pertama kali tiba di permukaan, Sidoff dan Roy Gien juga sempat takjub dengan langit biru dan mentari terang; mereka sering memejamkan mata lama-lama, merasakan angin yang menyapu kulit kepala, mencium aroma samar bunga-bunga liar dan hawa sejuk dari gunung bersalju di kejauhan, merasa sebagai Elf Jatuh yang paling bahagia dan nyaman di dunia ini.
Namun seiring waktu, seperti makhluk permukaan lainnya, mereka pun mulai acuh tak acuh pada pemandangan ini.
Sesuatu yang indah sekalipun akan membosankan jika dilihat terus-menerus. Hukum ini terutama berlaku untuk istri dan alam - keindahan yang mudah didapat hanya terasa berharga saat sudah hilang.
Seperti biasa, hari ini Sidoff dan Roy Gien masih berjalan mondar-mandir di platform udara dengan tangan terkunci di belakang punggung, mengobrol santai tak karuan.
Platform udara dibangun oleh "matahari bawah tanah", melayang di udara, puncaknya telah diratakan oleh Kurcaci Abu-abu. Di area seluas 3-4 hektar berdiri belasan menara panah, masih terasa lapang. Dua Elf Jatuh sedang berjalan-jalan masing-masing menggendong Shuangxue Piqiu, sambil bercakap dan tertawa. Meskipun 200.000 pasukan telah dikirim ke Hutan Salib Selatan, Kota Lucerne masih memiliki 200.000 tentara sebagai pertahanan. Di Padang Gurun Donau, jumlah pasukan seperti ini cukup menjadi sumber kebanggaan, jadi dua perwira pengawas Elf itu sangat santai.
Sejak beberapa kali menonton Divi di Feilengcui, banyak Elf Jatuh sekarang suka memelihara Shuangxue Piqiu sebagai hewan peliharaan, meniru gaya tuan tanah Bimon. Di hutan pinus banyak terdapat makhluk magis payah semacam ini, berdiri di ranting pohon, suka mendekati manusia, mudah ditangkap. Kalau sudah bosan bisa dikuliti dan dimakan, lemak di perutnya rasanya lebih gurih dari krim.
"Kapan kita main ke Kota Caiyu lagi." Sambil bicara, Sidorf mengorek kupingnya yang runcing, sesekali membersihkan kuku: "Aku sakit telur nahanin ini beberapa hari."
"Wanita terakhir itu benar-benar menggairahkan. Lenggang pinggangnya, pantas disebut Medusa, ya ampun!" Roi Gien mengelus Shuangxue Piqiu di pangkuannya dengan wajah mesum. Sebagai seorang Zhuoer, dia langsung bersemangat begitu membicarakan hal ini.
"Susah banget nunggunya, sekali bersembunyi di semak-semak harus setengah hari, belum tentu ketemu yang terpisah." Sidorf juga mencengkeram telinga Shuangxue Piqiu yang berdiri di bahunya, mengayun-ayunkannya seperti karung goni untuk latihan otot lengan: "Ini juga nggak bisa sering-sering dilakukan. Kalo ketahuan, para Medusa itu nggak main-main, waktu itu Bartes aja nggak bisa pulang hidup-hidup. Atasan juga nggak peduli, sial!"
"Medusa apaan sih! Yang bener-bener bahaya itu kelompok mereka. Waktu itu aku jalan semalaman cuma buat nonton Rekaman Di Wei, dipukulin beberapa orang bertubuh besar sampe dua minggu nggak bisa bangun. Padahal kita kan nggak ganggu mereka!"
"Aku ke sana udah tiga kali dipukulin. Parah-parahnya waktu itu empat tulang rusukku ditendang sampe patah, sial! Sekarang aku pinter, setiap pergi bawa beberapa cewek dari sini. Ada cewek yang jagain, mereka malu buat mukul. Cuma agak memalukan aja."
"Jangan ngomong gitu. Dengerin aja bikin sesak di hati. Kadang mikir kita ini memang hina, selalu dipukulin kalo ke sana, tapi tiap Minggu tetep aja nggak tahan buat nonton Divi."
"Sebentar lagi, pas pasukan kita balik, nanti kita bisa tiap hari nonton Divi." Sidorf terkekeh.
“Aku sudah lama ingin mencicipi rasa para nona terbang itu. Bagaimana kalau kita pinjam beberapa ekor kelelawar raksasa, coba selundup dan tangkap yang terpisah, lalu kita gilir bareng-bareng.” Mata Roy Keane berbinar-binar.
Keduanya mulai bersemangat, meski sadar mereka sedang berlamunan mesum.
Seedorf melempar Shuangxue Piqiu yang hampir pingsan ke tanah, berjalan ke tepi platform, lalu kencing dari ketinggian. Tiba-tiba ada suara dari kerumunan manusia sebesar semut di bawah bertanya kenapa hujan turun, membuat Seedorf tertawa terbahak-bahak di atas.
“Ada yang aneh.” Roy Keane tiba-tiba menyikut Seedorf.
“Apa?”
Seedorf menoleh sambil mengabaikan teriakan makian dari bawah.
Di ujung langit yang jauh, segumpal awan hitam besar sedang mendekat. Roy Keane meneduhkan tangan di keningnya, bingung memandang ke sekeliling.
Matahari masih menyilaukan, membuat kedua elf ini heran - kenapa tiba-tiba mau hujan?
“Awan hitam yang mendekat ke arah kita itu mungkin kawanan gagak.”
“Pas, panggil dua pemanah. Kita buru beberapa ekor, malam ini masak bareng Shuangxue Piqiu ini.” Seedorf memasukkan jari ke mulut, menyiulkan peluit nyaring ke arah menara panah di platform udara.
“Haha! Jangan lupa ajak aku makan!”
Saat dua prajurit Moore yang baru berlatih keahlian memanah mendekat, kedua perwira penjaga Elf sudah terpaku seperti kayu, terpaku melihat ke ufuk langit.
Dua prajurit Moore mengikuti pandangan mereka, hembusan nafas dingin mengalir dari telapak kaki hingga ke tenggorokan.
Penglihatan Elf yang tajam segera menyadari - "awan hitam" yang semakin mendekat di ufuk itu bukanlah kawanan gagak, melainkan sekumpulan Naga yang menerjang dengan deru seperti guntur menuju Kota Lucerne.
Mereka membeku selama beberapa saat yang terasa seperti kekekalan.
"Serangan musuh～～" Teriakan panik dan bunyi terompet peringatan bergema, di platform, di benteng kayu, di dalam kota - semua berbondong-bondong mencari perlindungan.
Ketika Pangeran Benitez dan delapan Ibu Pemimpin Zhuoer tersandung-sandung naik ke benteng, Angkatan Udara Feilengcui yang garang sudah berada dalam jarak dua hingga tiga li dari Kota Lucerne.
Di balik nada terompet yang muram, pasukan Manusia Banteng-Elang membentangkan sayap mereka dengan gemuruh, membawa lembing dan meluncur dari gua-gua tebing salju.
“Ya Tuhan!” Pangeran Benitez membuka mulutnya lebar-lebar, bola matanya hampir melotot keluar. Dalam pandangannya terlihat jelas delapan ekor Naga Berkepala Dua Emas berbadan raksasa, diikuti kavaleri Chimera yang berjejal-jejal, ditambah belasan pesawat terbang berbentuk lumba-lumba. Tuan Tanah Feilengcui berada di barisan terdepan, memandang rendah semua makhluk dengan angkuhnya.
Dua dari delapan Ibu Pemimpin Zhuoer terduduk lesu di tanah.
Kali ini Tuan Tanah Feilengcui mengganti kendaraan tunggangannya. Ia menunggangi seekor ular raksasa berkepala sembilan yang mirip kristal biru, dengan sepasang kaki tebal seperti pilar Romawi dan empat pasang sayap elemen air berwarna biru yang menutupi langit.
Seekor ular kobra tengkorak berwajah manusia membentangkan sayap elemen es dan angin. Seorang penyihir tampan duduk di punggungnya, bagaikan berada di puncak tertinggi.
Pangeran Moore dan Ibu Pemimpin Zhuoer dengan gugup memberikan isyarat ke angkatan udara mereka, menyiratkan agar tidak bertindak gegabah.
Sebenarnya meski tanpa perintah, semua manusia banteng-elang sudah paham: bertarung melawan Monster Tingkat Super berarti mereka tak punya kekuatan atau senjata yang bisa menembus pertahanan. Jika delapan Naga Emas dan dua ular raksasa ini benar-benar menyerbu, selain melarikan diri, hanya tersisa satu pilihan: dibantai.
Satu-satunya yang masih bisa melawan adalah Penyihir Pedang Moore yang duduk di pelana kelelawar raksasa berwajah babi.
“Sepertiga resimen terbang Moore ditempatkan di pertahanan bawah tanah, sepertiga lagi pergi berperang di Hutan Salib Selatan. Sekarang Kota Lucerne hanya memiliki 300 orang, jumlah ini benar-benar agak memprihatinkan. Jika benar-benar terjadi pertempuran, mereka pasti akan menjadi target pertama yang disasar.” Begitu memikirkan ini, wajah Ksatria Kelelawar Raksasa langsung pucat.
Empat sosok besar Naga Hitam Neraka terbang perlahan membawa angin kencang dari dalam Kota Lucerne. Mata merah menyala mereka yang awalnya penuh kesombongan berubah menjadi kengerian yang mendalam.
Naga Hitam Neraka tidak maju selangkah pun, hanya melayang di udara sambil berbisik-bisik. Bahasa Naga magis yang sengaja diredam suaranya terdengar seperti telur diremas-remas.
Jika Naga Hitam saja seperti ini, pasukan Manusia Banteng-Elang dan Ksatria Kelelawar Raksasa yang memadati langit Kota Lucerne hanya bisa menatap kaku, tak ada yang berani melangkah melewati batas.
“Tahu untuk apa aku datang kali ini?” Dalam sekejap, Tuan Tanah Feilengcui sudah tiba. Raungannya menyamai deru Naga.
“Tuan Richard, Anda... Anda...” Pangeran Moore kehilangan kata-kata. Pasukan udara lawan semuanya elite, sedangkan pasukan udaranya sendiri meski banyak namun tak banyak yang berguna, pertahanan udara di darat juga sangat minim.
Pertahanan bawah tanah ditambah ekspedisi hukuman ke Elf permukaan, tiga front pertempuran ini secara diam-diam telah membuat kekuatan militer Elf Jatuh yang awalnya sangat besar mulai menunjukkan celah kerapuhan.
Delapan Ibu Pemimpin Zhuoer mendekatkan telinga mereka ke Pangeran Moore dan berbisik pelan. Wajah Pangeran Moore semakin pucat.
Situasi memburuk! Bahkan dua puluh Pohon Perang tidak mau menurut perintah. Tanpa perlu bertanya, Yang Mulia Pangeran sudah tahu ini pasti ulah Tuan Tanah Feilengcui. Ia melihat di punggung Naga Berkepala Dua Emas, seorang Raksasa berjanggut lebat yang wajahnya agak familiar sedang bergumam sambil membuat gerakan tangan aneh.
"Tuan Richard, apakah maksudmu memulai perang dengan kami Elf Lusern?" Ibu Pemimpin Youyue'er yang paling berpengalaman segera sadar dari kepanikan.
"Pikirkan baik-baik! Jika perang pecah kali ini, konsekuensinya akan mengerikan! Ini bencana bagi kita semua, bahkan Bimon!" Pangeran Moore menyambung, nada bicaranya keras tapi terdengar goyah. Matanya terus-terusan melirik delapan ekor Naga gagah perkasa.
"Dulu kubawa ranting zaitun ke Kota Lusern menawarkan persahabatan Bimon, bagaimana kalian memperlakukanku?" Tuan Tanah Feilengcui meneriakkan amarahnya: "Apa kalian menganggapku lemah seperti kertas jika tak kutunjukkan kekuatanku?"
Pangeran Moore dan delapan Ibu Pemimpin Zhuoer terdiam seribu bahasa.
“Elf Jatuh benar-benar tidak menyangka orang ini memiliki kekuatan sehebat ini. Jika mereka tahu, cara bertindak pasti akan sangat berbeda.”
“Persekutuan Lusern dengan Naga Hitam hanya punya dua belas ekor naga, tapi orang ini punya delapan ekor Naga Emas, bahkan levelnya naga berkepala dua yang sangat tinggi!”
“Sekarang habis! Empat Naga Hitam berjaga di bawah tanah, empat Naga Hitam termasuk Kepala Suku Ronaldinho pergi ke Hutan Salib Selatan. Kota Lusern hanya menyisakan empat naga betina yang jelas kekuatan tempurnya jauh di bawah delapan Naga Emas berkepala dua berukuran raksasa milik Tuan Tanah Feilengcui! Belum lagi dua ekor ular terbang kuat yang mengawasi dengan tatapan mengerikan!”
“Awalnya mengira empat Naga Hitam cukup untuk mengintimidasi Bimon. Tak disangka, benar-benar tak disangka...”
“Pangeran Moore sekarang tiba-tiba merasa menyesal mengirim Kepala Suku Xi Luo dari Bayi Darah ke Hutan Salib Selatan, membuat Kota Lusern kekurangan ahli kuat. Tapi yang sedikit menenangkannya, pasti sudah ada yang memberi tahu empat Naga Hitam di dunia bawah tanah. Begitu mereka datang, setidaknya kekuatan bisa seimbang. Dia masih punya modal.”
“Yang Mulia Pangeran, Ibu Pemimpin, mengapa kalian diam?” Liu Zhenhan tersenyum sinis: “Yang perlu dikatakan tetap harus diungkapkan. Diam tidak akan menyelesaikan masalah.”
“Richard, jika kau berpikir seperti itu, aku sungguh menyesal! Kami Elf Jatuh selalu bersikap baik padamu, kami bahkan bersiap menikahkan Putri kami denganmu, apa lagi yang kau inginkan?” Pangeran Benitez memasang wajah masam bertanya: “Kau datang dengan begitu banyak pengikut, jangan-jangan benar-benar ingin berperang?”
“Tak ingin apa-apa! Aku mau ganti rugi moral.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, “Serahkan platform udara itu padaku, urusan selesai! Putri itu tidak usah. Setelah kupikir-pikir, tetap saja tak ada minat!”
“Mustahil!” para Ibu Pemimpin dan Pangeran berseru serempak.
“Mustahil? Hehe. Kalau begitu biar kuperlihatkan dulu!” Liu Zhenhan bahkan tak menoleh, kedua tangannya melambai perlahan.
Lima belas Mesin Terbang Qibulin mengeluarkan semburan uap air "tut-tut", baling-baling saluran berdengung "hula-hula" meniup angin puyuh kecil, bergegas berbelok membentuk lengkungan di depan Kota Lucerne, serempak berbalik arah dan membentuk formasi ular panjang di langit.
Para Ibu Pemimpin Dark Elf dan Pangeran Moore melihat jelas siapa yang berdiri di atas Mesin Terbang Qibulin, mata mereka terbelalak serempak.
Di setiap mesin terbang dengan kapasitas 100 penumpang itu, berdiri sepuluh Raksasa dengan postur bervariasi, seragam mengenakan jubah kulit bergaya kerah tegak penyihir, lapisan dalam memperlihatkan zirah emas berkilauan, kepala terbungkus helm emas, masing-masing memegang tongkat emas seperti Tongkat Taring Serigala.
Lima belas mesin terbang, persis 150 orang.
Seratus lima puluh Raksasa dengan tatapan mata yang unik!
Hati Pangeran Moore dan para Ibu Pemimpin Dark Elf bergetar halus. Sorot mata para Raksasa ini luar biasa angkuh, memancarkan tatapan penuh pengalaman bak melewati angin dan api yang telah lama menatap darah, menunjukkan sikap meremehkan seluruh dunia.
Siapakah mereka? Penyihir? Bagaimana mungkin penyihir memakai armor logam yang mengisolasi elemen sihir?
Prajurit? 150 prajurit Raksasa, termasuk yang tua dan muda, berdiri di pesawat terbang untuk demonstrasi ke Kota Lucerne?
Para ibu pemimpin dan Pangeran Moore saling pandang, bertukar tatapan penuh keraguan.
Tiang-tiang petir raksasa membuka Jawaban untuk mereka.
Di dinding pohon paling utara Kota Lucerne yang berbatasan dengan hutan pinus yang luas dan dalam. Karena agak terpencil, benteng dinding pohon di sini kosong - sebagai bagian sudut, strukturnya ekstra tebal. Ratusan tiang petir yang menyilaukan menghantam di sini!
Tiap tiang petir yang dipenuhi kilat setidaknya sebesar lengan anak. Ular-ular listrik tebal dan rantai busur mengibas-ngibaskan ekor di udara, membawa cahaya putih menyilaukan yang "creettak-creettak", bergemuruh melintas dengan garang.
Setelah kilat menghilang, dinding pohon ini dipenuhi lubang-lubang hangus hitam besar seperti sarang lebah hitam, berjatuhan bagian-bagian, serpihan kayu, daun beterbangan, dan butiran karbon yang bisa membutakan mata.
“Jancuk! Posisi terdekat ini!” Ratusan prajurit elf yang berada di lokasi terdekat berwajah abu-abu, seluruh tubuh mereka dipenuhi debu arang hingga menjadi negro. Beberapa lainnya tertimpa serpihan beterbangan, menutupi wajah dan roboh.
Para negro yang masih bisa berdiri, kaki mereka seperti berubah menjadi mie, bergetar seperti ular.
Dua petinggi Elf Jatuh yang dikelilingi pengawal, mulut mereka terbuka lebar tak kunjung menutup, pupil mata menyempit drastis. Sepanjang benteng sisi utara, rambut semua prajurit elf tegak berdiri akibat reaksi kuat elemen listrik, membuat kepala mereka mengembang seperti landak gemuk. Sekilas, mirip pasukan Suku Palung Pelangi Bimon yang sedang bertugas di Lusern.
Baik Naga Hitam Neraka, Penyihir Pedang Moore, maupun prajurit biasa dari ras jatuh—semua gemetar ketakutan. Ya ampun! Tidak hanya sepuluh Monster Tingkat Super, tapi juga 150 penyihir petir dengan daya penghancur mengerikan!
Bukankah Feilengcui ini melebihi manusia?
“Beckham, beri pelajaran lagi untuk Pangeran Moore itu.” Liu Zhenhan menunjuk Pangeran Moore yang masih terdiam, berkata pada kapten kelompok penyihirnya.
Penyihir tampan yang duduk di punggung Geruin Tuan Tanah Pasang Surut mengangguk, lalu melompat sambil merapatkan kedua telapak tangannya. Bibirnya melantunkan nada pendek, tubuhnya memutar dengan lincah, kaki kanannya tiba-tiba menendang keluar semburan "Pisau Api" yang berputar kencang!
Liu Zhenhan hampir terjatuh dari punggung Hydra.
Lao Liu bersumpah, seumur hidupnya baru pertama kali melihat penyihir menggunakan tendangan kaki untuk melepaskan mantra.
Tapi yang lebih membingungkannya, sebagai senior Otga dan murid andalan Master Stefano, setidaknya Beckham seharusnya memiliki jabatan Magister Senior di guild! Sebagai kapten baru kelompok penyihir, saat bos pertama kali memerintahkannya bertempur, kenapa malah menggunakan mantra tingkat pemula elemen api "Pisau Api"?
Apakah dia pikir bisa mengintimidasi Pangeran Moore yang dikelilingi pengawal hanya dengan mantra pemula? Jangan-jangan anak ini mengira dirinya adalah Master Puskash?
Minimal harus pakai mantra tingkat tinggi "Gergaji Roda Api" lah!
Yang bikin Liu Zhenhan pusing lagi, "Pisau Api" Beckham justru ditembakkan ke Naga Hitam Neraka di langit, bukan ke Pangeran Moore. Tembakan melambung itu sia-sia.
"Saat itu terlambat, saat itu cepat!" Bilah merah yang nyaris berwujud seperti bulan purnama melesak membentuk busur tinggi di langit. Seekor Black Dragon Neraka di lokasi target dengan sombong menggerakkan cakar naga, melepaskan pisau api berbentuk sabit raksasa yang menghadang serangan magis Beckham.
Pisau api naga hitam ini setidaknya tiga empat kali lebih besar dari milik Beckham. Lidah api bergulung-gulung, sangat kontras dengan pisau api Beckham yang tanpa percikan, lebih mirip pisau melengkung bulan purnama dari besi kasar berambut merah.
Yang mengejutkan, pisau api Beckham tiba-tiba terjun vertikal, berputar dengan potongan dalam yang sangat cepat. Jejak api merah samar membentang di langit, menghindari blokade sihir naga hitam. Dengan suara "Syuut", pisau itu menyambar kepala Pangeran Moore yang sedang terpana, menghancurkan mahkota batu permata di kepalanya.
Perubahan ini terlalu mendadak! Kecepatannya juga luar biasa!
Sihir ini terlalu hiperbolis! Benar-benar menyimpang dari hukum dinamika sihir dalam lintasan terbang!
Para pengawal Moore berteriak histeris. Bunyi senjata terhunus dan perisai yang ditancapkan ke tanah bergemuruh.
"Sialan!" Liu Zhenhan membeku.
Bab 401 Strategi Ganda
“Bajingan tua ini menopang dagunya sambil merenung lama, semakin dipikir semakin terasa David sangat misterius.”
Tendangan "Pisau Api" yang dia lepas dengan kaki kanan jelas menggunakan sudut tembak khusus, mengandalkan lengkungan terbang ekstrim untuk menciptakan ilusi visual bagi penonton, lalu menghujam target secara tak terduga dengan serangan magis presisi.
Penyihir tingkat tinggi punya kemampuan "penguncian visual", mana mungkin menghindari sihir intercept dari Naga?
Lagipula "Pisau Api" ini setelah memotong mahkota permata Pangeran Moore langsung menghilang, tidak melukai pengawal elf lain - pengendalian tenaga elemen benar-benar sempurna! Ini luar biasa sulit! Mengeluarkan kekuatan penuh itu biasa, tapi menurunkan kekuatan sihir sampai level ini? Luar biasa!
"Pisau Api" kecil ini benar-benar mencapai kesempurnaan dalam kekuatan, sudut, lengkungan, dan kecepatan!
“Inikah kekuatan penyihir berbakat api alami?” Liu Zhenhan menggaruk kepala, terus menoleh melihat Beckham sambil merasa iri. Manusia memang manusia, tidak pernah kehabisan bakat luar biasa!
Beckham membungkuk hormat pada bosnya, tersenyum penuh wibawa.
Jika ketampanan bisa membunuh, Liu Zhenhan pasti sudah jadi daging cincang sekarang.
Pangeran Moore yang dikelilingi pengawal di kerumunan terus mengusap kepala, keringat bercucuran di punggungnya.
“Delapan Ibu Pemimpin Zhuoer bergerak cukup cepat, telah memanggil iblis neraka seperti penyusup neraka dan iblis bertanduk kambing untuk melindungi diri mereka.”
“Teror tadi benar-benar mengerikan, ‘Pisau Api’ ini juga terlalu licik!”
“Penjaga Pohon Kepala Suku yang awalnya masih berbisik mantra panjang dan rumit, melihat pemandangan ini tak bisa menahan diri untuk mengamati Beckham dengan seksama.”
“David, kapan aku harus meluangkan waktu untuk mencarikanmu sekretaris cantik yang bisa mencuci pakaian dan memasak untukmu!” Liu Zhenhan mengedipkan mata ke Kapten kelompok penyihirnya. Dia tahu Beckham belum menikah, seperti banyak penyihir yang menghabiskan hidup mempelajari sihir dan mengabaikan urusan pribadi.
Liu Zhenhan telah memutuskan untuk mengurung dengan erat jenius sihir ini. Dia bagai ayam betina yang harus menghasilkan banyak penerus sihir untuk Bimon maupun Feilengcui di masa depan.
Wajah Beckham memerah karena malu-malu.
Pangeran Benitez di atas benteng akhirnya sadar, menyipitkan matanya melihat Liu Zhenhan lalu tersenyum ramah ke Beckham.
“Yang Mulia Pangeran menunjukkan sikap anggun yang menjaga harga dirinya dengan baik.”
“Kami Elf Jatuh juga memiliki penyihir. Jika Liu Zhenhan berminat, aku bisa memanggil satu untuk bertanding dengan magister-mu ini.” Yang Mulia Pangeran terus tersenyum.
Liu Zhenhan menoleh memandang David. Kapten kelompok penyihir Feilengcui hanya mengangkat bahu acuh tak acuh.
Seorang penyihir Moore yang mengendarai bayi darah segera terbang ke langit, sorot matanya hampir ingin menelan hidup-hidup Beckham.
“Aku adalah 'Wimbledon' Sullivan!” Leher penyihir darah ini dikelilingi 25 buah bola cahaya merah yang bergerak acak, masih menunjukkan kesopanan.
"Wimbledon" dalam Bahasa Elf berarti "ahli terkemuka", secara umum merujuk pada seorang pemimpin. Moore hanya memiliki 42 Magister Senior, dan yang satu ini jelas yang terbaik di antara mereka.
“Aku adalah David Beckham, kapten pertama kelompok penyihir Feilengcui.” Penyihir tampan ini mengangguk anggun memberi hormat pada lawannya, lalu dengan suara "swish" mengangkat kakinya, "pisau api" kembali turun ke medan pertempuran.
Mantra spontan!
Penyihir Aiqin dibatasi oleh hukum elemen yang sangat ketat bahkan kejam. Untuk mengeluarkan mantra tingkat magang secara instan tanpa nyanyian sihir, setidaknya harus berjabatan senior dan melalui kultivasi panjang - mirip dengan teknik Lingkaran Tunggal lagu perang yang juga tunduk pada hukum elemen ini.
Gerakan David ini secara tidak langsung telah mengungkapkan jabatan serikat-nya.
"Pisau Api" yang berputar-putar di udara tiba-tiba berbelok membentuk lingkaran sempurna, meninggalkan jejak ekor api yang mempesona.
Bayi darah Penyihir Sullivan jelas berasal dari telur monster terbang unsur angin, langsung menyemburkan "Panah Angin" berwarna merah-putih dari mulutnya untuk menghadang "Pisau Api".
Persis seperti sebelumnya, meski "Panah Angin" sudah mengikuti jalur terbang "Pisau Api", tapi karena tak bisa meniru sudut terbang yang tak biasa, dalam sekejap melenceng delapan zhang.
Sihir darah yang terkenal cepat ini tak membutuhkan persiapan, langsung diikuti dengan serangan "Panah Darah Berkilauan" dari Penyihir Sullivan.
"Pisau Api" dan "Panah Darah Berkilauan" saling bersilangan dalam kilatan cahaya, pertama menghancurkan "Perisai Bola Cahaya", lalu meledakkan percikan api besar di wajah.
Adapun "Panah Darah Berkilauan" Penyihir Sullivan, hanya Tuhan yang tahu ke mana terbangnya.
Pertarungan kali ini membuat semua yang menyaksikan gemetar.
"Perisai Bola Cahaya" Blood Mage senior seharusnya bisa menahan serangan sihir setingkat, bagaimana mungkin hancur oleh sihir tingkat magang?
Dengan jerit kesakitan, Penyihir Sullivan terjungkal dari punggung bayi darah dan menghantam tanah dalam posisi terbalik.
Rambut panjangnya yang semula tebal dan indah sepenuhnya terbungkus api, terbakar dengan cepat dan dahsyat. Suara "siiiit" khas rambut terbakar terus bergema. Seluruh tubuhnya seperti kepala lilin yang terbakar, terjatuh ke tanah dengan cepat.
Untunglah bayi darah segera meluncur dan menangkap kembali Penyihir Sullivan ini. Tampaknya bayi darah ingin menyerang Beckham habis-habisan, namun tiba-tiba Gerduan membuka mulut raksasanya, membuat bayi darah ketakutan dan mundur lesu ke kejauhan.
Kapten kelompok penyihir Feilengcui yang tampan kembali memutar pinggang dan mengayunkan tangan, mengangkat kaki untuk menendang "pisau api" berwarna nila. Ekor api biru yang bergelora membentuk garis lengkung raksasa seperti landasan pacu arena di langit, berputar mengitari lingkaran besar, dan secara ajaib menghantam puncak menara kembar - bangunan tertinggi di Kota Lucerne.
Menara kembar ini adalah Sekolah Penakluk Sihir. Di puncak tertingginya terdapat cabang besi yang di atasnya berdiri ayam besi gagah yang berputar tertiup angin. "Pisau api" nila itu melesat tanpa suara, tidak hanya menyambar separuh tubuh ayam besi tersebut, tapi juga melesat ke langit dan berubah menjadi debu bintang biru yang berpendar.
Bola mata berhamburan di tanah.
Dari penyihir tampan ini hingga menara kembar di kota, jaraknya minimal lebih dari 4000 yard! Jika ditambah jarak terbang "Pisau Api"-nya setelah memotong Ayam Besi, diperkirakan totalnya tidak kurang dari 5000 yard!
Jangkauan sihir adalah cara paling intuitif untuk menilai jabatan serikat seorang penyihir. 5000 yard, konsep seperti apa ini?
Dalam tujuh jabatan serikat sihir, dari magang sihir hingga Magister Senior, penambahan jangkauannya 500 yard per tingkat. Hanya setelah mencapai ambang Magister Sihir, penambahan jangkauan menjadi tidak teratur. Tapi dunia sihir Benua sepakat: jangkauan Magister Sihir minimal 3000 yard, Archmagister minimal 4500 yard! Belum lagi level Saint.
Inilah alasan mengapa penyihir tingkat tinggi ditakuti - mereka bisa menyerangmu dari jauh medan perang! Tapi jangkauan sihir hampir tak berguna untuk mantra serangan tunggal. Soalnya dari jarak terlalu jauh, penguncian visual tak efektif. Seperti Beckham yang bisa mengenai target tepat dari 5000 yard, ini sungguh luar biasa!
Apakah dia Archmagister? Bagaimana mungkin ada Magister Sihir semuda ini?
Otak setiap orang seperti ladang gandum yang dibuka petani, dengan berbagai pikiran kacau saling bersilangan.
Serangan "Pisau Api" ini bahkan membuat semua Naga Hitam Neraka mengembangkan sisik di tubuh mereka!
"Liu Zhenhan juga membuka mulutnya lebar-lebar, lama tak bisa menutupnya."
"Rupanya inilah kekuatan sejati Beckham!"
"Pisau Api" ini mengkonsentrasikan elemen api yang begitu kuat, bahkan Liu Zhenhan sendiri diam-diam merasa ngeri! Meskipun masih kalah dengan tingkat kondensasi elemen Katyusha, tapi sudah pasti melebihi tingkat kondensasi elemen Mo'er yang pernah mengkonsumsi "Jade Blood Dan Qing"!
Kemurnian sihir setinggi ini, sekeras apapun latihan di kemudian hari tidak akan berguna, ini benar-benar bakat alam!
Daya tembus mantra jenis ini biasanya sangat mengerikan, terutama ahli dalam menembus pertahanan magis.
"Kebetulan saja! Biasanya, dari jarak sejauh ini, 'Pisau Api' saya hanya bisa mengenai target tiga dari sepuluh kali tembakan." Beckham mengangkat bahu dengan rendah hati kepada bosnya.
"Xiao Bei!" Liu Zhenhan memandangi kapten kelompok penyihirnya dengan mata berbinar, berbisik pelan: "Karena kamu seorang Archmagister, seharusnya bisa memanggil mantra terlarang kan?"
"Bos, saya bukan Archmagister! Saya sama sekali tidak punya jabatan serikat! Sejak kecil, Mentor hanya menyuruh saya berlatih 'Pisau Api' siang malam, tidak pernah mengizinkan saya mempelajari sihir api lain! Soal mantra terlarang, sebenarnya saya punya gulungan 'Red Netherworld Sea', tapi sebelum berangkat, Mentor memintanya kembali." Beckham tersenyum getir.
"Apa?" Liu Zhenhan membelalakkan matanya.
Lao Liu tidak menyangka Master Stefano begitu ekstrem. Dirinya sendiri sebagai Penyihir Agung hanya menguasai satu sihir elemen api, tapi dia malah menyuruh muridnya sejak kecil hanya berlatih "satu" mantra? Hanya Pisau Api?
"Mentor saya pernah berkata: Mantra yang sederhana dan langsung adalah yang paling efektif! Dia melarang saya belajar sihir api lain karena takut saya kehilangan fokus." Beckham tersenyum melihat ekspresi bingung sang tuan tanah: "Bos, saya punya bakat aliran api sejak lahir, bisa menyerang dengan kedua kaki sekaligus, dan juga bisa mengeluarkan mantra secara instan! Dalam hal jangkauan, saya menemukan serangan magis melengkung bisa meningkatkan jarak tembak, menghindari blokir lawan, dan lebih mudah dilakukan dengan kaki daripada tangan! Semua ini hasil eksperimen saya!"
"Sial!"
Liu Zhenhan seperti tersambar pencerahan!
Lagi-lagi metode penggunaan sihir yang revolusioner!
Sejak mengenal Master Puskash, Liu Zhenhan mulai memahami dunia magis baru - penggunaan sihir ternyata memiliki prinsip serupa dengan peliharaan magis! Tingkat sihir bukanlah satu-satunya penentu kekuatan, mantra tingkat rendah pun bisa memiliki daya penghancur dahsyat jika digunakan tepat!
Keahlian Master Puskash terletak pada timing pelepasan mantra. Di Kalimantan, dengan mantra sederhana dia memaksa lawan menghirup karbon dioksida saat sedang menarik napas untuk berseru, menyebabkan efek magis balik!
"Beckham menggunakan sudut dan lengkungan, juga dengan sihir yang kikuk, mengambil postur terbang magis berdasarkan teori dinamika terdistorsi, yang tidak hanya mencapai jarak tembak ultra-jauh, tetapi juga membuat lawan sama sekali tidak bisa mencegat, sehingga langsung mengenai sasaran dalam satu serangan!"
"Anak ini sangat hebat! Masih sangat muda! Sial! Dapat harta karun! Liu Zhenhan tak bisa menahan rasa bangganya."
Pada saat yang sama, dia juga merasa telah menciptakan metode penggunaan sihir yang sama sekali baru - mengatur semua sihir sebagai perisai, menahan serangan lawan dengan keras, lalu menerjang dan menusuk lawan sampai mati dengan satu tusukan!
"Sudah kukatakan sebelumnya! Aku datang membawa tombak bermata prajurit Feilengcui dan ranting zaitun, kumohon jangan sampai ranting zaitun ini terlepas dari tanganku! Menghina aku harus membayar harga yang setara!" Suara Tuan Tanah Feilengcui yang penuh wibawa kembali menggema di kota Elf: "Aku tanya sekali lagi - kalian mau ganti rugi atau tidak?"
Sampai saat ini, Pangeran Moore masih tertegun memandang Beckham dengan mulut menganga, terbenam dalam guncangan hebat yang ditimbulkan oleh "Pisau Api" super tersebut, baru tersadar setelah didorong-dorong oleh Ibu Pemimpin Zhuoer.
"Keputusan akhirnya bagaimana?" Liu Zhenhan melihat Gelang Jam Dua Belas Waktu di pergelangannya, mengerutkan alisnya: "Dua platform udara ini kalau beri atau tidak? Ada yang masih bernafas disini? Kalau ada jawab yang tegas! Bangsat, aku sudah tidak sabar lagi!"
“Tidak mungkin!” Seorang Ibu Pemimpin Dark Elf berkata dengan marah: “Sama sekali tidak mungkin! Aku tidak percaya, hanya dengan statusmu sebagai tuan tanah rendahan, berani benar berperang melawan 3 juta anggota ras terdegradasi kami!”
“Bagus!” Liu Zhenhan menyunggingkan senyum mengerikan: “Bagus sekali!”
Seorang prajurit Moore berbaju zirah sisik ikan membawa trisula berlari kecil mendekat, membisikkan sesuatu di telinga Yang Mulia Pangeran. Wajah Pangeran Benitez tiba-tiba berubah pucat.
Para Ibu Pemimpin Dark Elf juga mendekat dan bertanya beberapa hal, wajah mereka semua berubah pucat ketakutan.
Kota Lucerne tiba-tiba dipenuhi kerumunan massa yang ribut, suasana kacau layaknya pasar sayur besar.
“Apa dunia bawah tanah kedatangan delapan naga lagi?” Liu Zhenhan menatap dua pemimpin ras terdegradasi sambil tertawa licik: “Lupa memberitahumu, aku adalah Utusan Naga Suci sekarang! Jancuk! Kalian berani main-main dengan naga? Sekarang separuh keluarga Naga Emas sudah kusiau ke dunia bawah tanah. Makhluk besar ini kelaparan, jika sampai memakan kalian, aku jadi malu!”
Bab 402: Karakter "" dengan Pisau di Atas Kepala
Mendengar ini, empat ekor Naga Hitam Neraka yang melayang di udara terpaku bodoh, tatapan mereka kosong.
“Langkahmu memang lebih tinggi!” Pangeran Moore terbata-bata lama, akhirnya mengacungkan jempol pada Liu Zhenhan dengan wajah pucat.
“Kau memaksa kami meninggalkan bawah tanah!” Ibu Pemimpin Youyue'er seperti tersiram air mendidih, berteriak liar dengan gaya perempuan kasar kepada Liu Zhenhan: “Kuberitahu binatang buas ini, jangan kau harap! Jangan harap! Jangan harap! Jangan harap!”
Wajar jika Ibu Pemimpin Youyue'er bersikap tak pantas seperti ini. Dalam hati Elf Jatuh, status dunia bawah tanah adalah urat nadi kehidupan.
Di sini perlu disebutkan skema licik Ruoerna dulu. Formasi teleportasi sihir yang dibangunnya untuk Elf Jatuh memanfaatkan karakteristik kristal sihir yang menyerap kekuatan elemen, menyerap energi angin magis yang bergelora dari jurang tak teratasi yang dipenuhi angin kencang secara jarak dekat, membuat "formasi teleportasi sihir 'Lubang Angin'" tetap dalam keadaan start-up awal setiap saat.
Formasi teleportasi sihir ini adalah "formasi teleportasi bak pangsit daging untuk anjing" yang standar, secara langsung menyebabkan Elf Jatuh hanya bisa datang ke permukaan, tapi tidak bisa kembali ke dunia bawah tanah dari Kota Lucerne – karena tidak ada jurang angin kencang di sekitar Lusern, dan Elf Jatuh juga tak pernah mempelajari sihir Unsur Angin. Kultivasi ganda angin dan kayu adalah keahlian Elf permukaan.
Bukan berarti Elf Jatuh tidak tahu kelemahan formasi teleportasi sihir ini. Mereka buru-buru menyapu bersih Elf permukaan, target utama adalah menangkap sejumlah penyihir Elf permukaan yang menguasai sihir Unsur Angin, untuk menjamin kelancaran perjalanan antara Kota Lucerne dan bawah tanah.
Tapi Tuan Tanah Feilengcui lebih kejam lagi, secara terang-terangan ingin mengusir Elf Jatuh dari bawah tanah.
"Dengan demikian, bahkan jika Elf Jatuh di masa depan bisa menangkap Penyihir Unsur Angin, tidak ada harapan untuk kembali ke bawah tanah lagi."
"Sekarang ada banyak rumor tentangku, bahkan banyak yang mengarang-ngarang kehidupan pribadiku. Aku sangat marah mendengarnya, harap kalian Elf Lusern jangan ikut-ikutan menganggapku begitu kejam." Liu Zhenhan memeriksa Gelang Jam Dua Belas Waktu-nya, menyeringai ke dua petinggi Elf Jatuh: "Jawaban tadi kurang jelas, siapa yang mau mengulangi?"
"Tuan Tanah Bimon, jangan lupa! Kami masih memiliki lebih dari 200.000 pasukan di bawah tanah!" Pangeran Moore menelan ludah, mengayunkan tinju dengan keras, tapi bahkan dirinya sendiri merasa tak bertenaga.
"Aku orang yang baik hati. Begini, biar aku hitungkan untukmu..." Liu Zhenhan dengan santai memutar-mutar bunga Anggrek Lidah Merah di jarinya, dari kelingking ke telunjuk lalu kembali lagi.
“Pusat perkembangan Feilengcui di dunia bawah tanah adalah Lembah Api milik Raksasa Typhoon. Menurutmu, apakah kalian sanggup merebut lembahku yang dijaga oleh hampir seratus penyihir, ratusan raksasa, dua ribu prajurit Kijang Emas, dan delapan ekor Naga Emas? Izinkan aku mengingatkan sebuah fakta. Feilengcui juga bisa mengirim pasukan dengan skala sama melalui formasi teleportasi sihir kapan saja untuk memperkuat wilayah bawah tanah!” Liu Zhenhan menggenggam Que She Lan, bertanya dengan tenang kepada dua pimpinan tinggi Elf Jatuh: “Bahkan jika kalian punya lebih dari 200.000 pasukan di bawah tanah, Lembah Marah Api hanya seluas itu. Coba tanya diri sendiri – yakin bisa menang?”
Dua pimpinan Elf Jatuh itu diam seribu bahasa, tak mampu menjawab.
“Empat Naga Hitam Neraka sekuat apapun, enam Naga Emas-ku sudah cukup menghancurkan mereka! Masih ada dua naga lagi. Bagaimana kalian hadapi? Pasukan udara kalian seperti gerombolan nyamuk, sementara naga-nagaku adalah dua capung raksasa. Belum lagi monster-monster tingkat super lainnya! Kalian sama sekali tak bisa mengalahkanku!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: “Jika setiap hari kuganggu kalian, cukup lepaskan beberapa Magik Bahasa Naga besar untuk menyebabkan korban ratusan hingga seribu orang – apa yang bisa kalian lakukan? Tapi aku tidak melakukan itu. Aku hanya menuntut ganti rugi. Sungguh, aku sangat berbaik hati!”
Pangeran Moore melirik Liu Zhenhan dengan tatapan tajam bagai elang, tetap membisu.
“Sayang sekali, aku tak menyangka kalian masih sebandel ini!” Liu Zhenhan mengangkat tangan melihat gelang komunikasi: “Perang telah terjadi di dunia bawah tanah. Sekarang aku tak ingin permukaan juga mengalami perang serupa!”
Kota Lucerne tiba-tiba berubah seperti sup daging yang mendidih, “brak!” bergemuruh. Empat ekor Naga Hitam Neraka dengan tubuh raksasa muncul terbang dari bawah melalui formasi teleportasi sihir yang mengeluarkan suara gemuruh khas.
Di bagian-bagian lunak seperti perut dan pangkal sayap keempat naga hitam itu, luka-luka menganga dengan derajat berbeda. Darah kental mengalir deras bercucuran.
Dua pejabat tinggi Elf Jatuh itu berbalik badan, siluet kaku mereka seketika membeku bagai lukisan diam.
Empat ekor Naga Hitam Neraka dari Lusern mendekati keempat naga yang terluka ini, bergumam dalam bahasa tak dikenal dengan nada marah dan keras.
Liu Zhenhan diam seribu bahasa, bertukar pandangan dengan Xiao Bei. Keduanya tersenyum dengan anggun.
Sesuai rencana sebelumnya, pasukan Feilengcui membagi diri menjadi dua kelompok: satu berperan baik, satu berperan jahat.
Liu Zhenhan membawa Penjaga Pohon Kepala Suku, delapan ekor khimera naga emas, ditambah dua ratus kavaleri Chimera berkepala dua, dan seratus lima puluh kurcaci penyihir ke Lusern; Mo'er dan Kepala Staf Robby memimpin tim ke jurang tak teratasi yang dipenuhi angin kencang bawah tanah. Karena tiga ekor Landak Batu berkepala tiga yang baru belum bisa bertransformasi, hanya membawa empat ekor khimera naga emas.
Meski jumlah khimera berkurang, kekuatan legiun bawah tanah tetap utuh. Ikut serta 104 Pelayan Istana Musim Panas, termasuk tiga pemanah magis; ditambah sekelompok nyonya bos, Empat Iblis Harpa Istana Musim Panas, delapan puluh enam kurcaci emas penyihir, dan enam penyihir awal Feilengcui.
Empat puluh delapan Raksasa Typhoon, delapan belas Raksasa Berkaki Lumpur, dan delapan raksasa hijau (empat pria empat wanita) baru juga menumpang Mesin Terbang Qibulin! Guo Guo si pemerkosa kecil mendapat pembebasan sementara, menggendong Katyusha, Ershao, Sanshao untuk melihat keramaian. Tang Beierjina khawatir terjadi kesalahan, terpaksa ikut.
Jika dihitung Unicorn milik Mari, Phoenix Es, Kupu-kupu Magis Gabriel milik Mo'er, khimera Landak milik Helen, serta dua naga peri yang pura-pura galak, formasi bawah tanah secara "permukaan" telah melampaui pasukan Liu Zhenhan!
Dalam waktu yang ditetapkan Tuan Tanah, para Pelayan Istana Musim Panas akan menggunakan "Panah Ledakan Durex" untuk menembaki Naga Hitam Neraka, ditambah monster tingkat super asli-palsu yang melakukan charge, serta lembaran logam raksasa, batu meteor api, dan belitan duri!
Situasi benar-benar sesuai prediksi Liu Zhenhan sebelumnya!
Naga Hitam Neraka yang membantu menjaga formasi teleportasi sihir di bawah tanah sama sekali tidak mau mempertaruhkan nyawa untuk Elf Jatuh. Bagaimanapun sebelumnya para elf ini hanyalah budak mereka, pasti kabur jika kalah - ini sudah pasti!
Sialan leluhur Naga Hitam! Liu Zhenhan kembali merasa kesal. Para alkemis Feilengcui baru saja menyelesaikan palu pemantik meriam Babilonia dan panah ledakan. Gudang hanya menyimpan 110 Panah Ledakan Durex, hari ini hampir habis - menurut Master Emmar, satu "Panah Ledakan Durex" bernilai 3.000 koin emas, apakah tembakan massal ini setara dengan menghamburkan lebih dari 300.000 koin emas?
"Platform udara kami serahkan padamu." Setelah hening sejenak, Pangeran Moore akhirnya berbicara.
"Izinkan kami mempertahankan hak tinggal di bawah tanah, kami akan membayar upeti sebagai bukti kesungguhan!" tambah Putri Benitez.
“Kalian mau tinggal buat sarapan naga, aku sih nggak masalah.” Liu Zhenhan mengangkat bahu pasrah: “Jujur saja, lebih baik kalian mundur cepat-cepat. Soalnya elf jatuh udah lama nggak latihan panahan. Penyihir memang banyak, tapi nggak ada yang jago duel. Ngandalin tembakan Xian Sungai, kalau sampai bikin emas naga dan monster tingkat super lain marah, kalian bakal sengsara.”
“Richard, kamu ini sebenarnya siapa?” Seorang Ibu Pemimpin Zhuoer yang berpayudara besar dan berpakaian mencolok bertanya sambil tersenyum getir.
“Aku juru bicara Dewa Perang Campas, juru bicara Dewa Naga Hesperus, juru bicara Dewa Phoenix Xia Gui, juru bicara Dewi Hutan Meilikai!” Wajah Liu Zhenhan tetap tenang tanpa malu, berbicara serius.
Dewi Hutan Meilikai adalah dewa yang disembah Cui. Juga disebut dewa pelindung kavaleri, unicorn konon binatang kesayangan dewi ini.
Kalimat ini juga membongkar ambisi Liu Zhenhan. Dengan makin banyaknya khimera, transformasi semua jadi naga emas terlalu omong kosong. Di Benua Aigean mana mungkin ada begitu banyak naga emas, orang pasti nggak percaya.
Jika naga, phoenix, unicorn, dan Bimon raksasa semuanya dibuat versi bajakannya, apakah orang lain percaya atau tidak itu urusan lain - setidaknya pemandangannya akan lebih megah. Adapun unicorn yang sebenarnya adalah monster batu permata, dan fenghuang emas yang tidak pernah terdengar di Benua Aigean, itu tidak termasuk dalam pertimbangan Liu Zhenhan. Menurut logikanya, jika jumlahnya cukup, dia bahkan akan menambahkan Shuangxue Piqiu ukuran besar dan Bangau Api Burangsha untuk membentuk enam khimera penjaga Feilengcui!
Dua petinggi Elf Jatuh ini jelas tahu tidak seharusnya mempercayai ucapan dia, namun tidak bisa menahan deg-degan. Setelah terdiam lama, akhirnya hanya bisa menghela napas.
Dua ratus prajurit udara Chimera tanpa basa-basi langsung mengelilingi platform udara. Mereka melemparkan kait besi berjangkar ke rantai besi dan cincin pengait di sekeliling platform, lalu menarik tali kekang untuk menyeret platform udara bergerak maju.
Karena ini adalah "matahari bawah tanah" yang berukuran luar biasa besar, meski meluncur di udara, beratnya yang masif membuat 100 ekor Chimera raksasa kesulitan menarik. Lao Liu memberi kode mata, dua khimera segera dikendalikan oleh Pelatih Hewan Goblin untuk membantu.
Ksatria Kelelawar Raksasa dengan deg-degan mengendalikan kendaraan tunggangan mereka, meluncur dengan hati-hati melewati sisi naga emas raksasa menuju dua platform untuk menjemput prajurit mereka.
Banyak pandangan rumit menatap dua buah platform perang yang bergerak perlahan ini, ada kesedihan dan kekecewaan, lebih banyak kemarahan, hanya sedikit yang gembira.
Penjaga Pohon Kepala Suku menggerakkan tangannya sambil bergumam hampir setengah hari, akhirnya selesai juga.
Di ujung jari tengah dan telunjuk tangan kirinya, muncul dua tanaman merambat hijau sepanjang setengah ren.
Daun-daun hijau berkilau bergoyang di ranting yang meliuk-liuk seperti anak nakal; tak lama kemudian, tali rotan itu mulai bermekaran bunga-bunga kecil berwarna-warni, harum semerbak menyebar pelan.
Liu Zhenhan tersenyum pada bunga-bunga cerah ini, karena mereka berkata: "Yang Mulia tampan sekali!"
Lao Liu tak bisa menahan kesombongannya.
Tapi bunga-bunga segera menambahkan: "Yang di samping lebih tampan!"
Liu Zhenhan melotot ke arah Xiao Bei dengan gerakan mata tak percaya, Xiao Bei buru-buru memeriksa diri dengan cemas, bingung dan tak bersalah.
Penjaga Pohon Kepala Suku di samping tertawa sampai mulutnya miring, bunga-bunga kecil juga tertawa riang sebelum layu, mengering, dan menyatu menjadi satu per satu polong hijau.
Buah-buah ini mirip wajah manusia dengan alis dan mata jelas, berkepala besar berpipi tembam.
Kepala Suku Krouieff mengeluarkan kendi kayunya, mencabut sumbat dengan gigi sambil mengucapkan "Jancuk", dua tali rotan bergoyang riang seperti sepasang ular yang meliuk-liuk, bersama-sama menyusup ke dalam kendi. Suara "gloops-gloops" saat meneguk air terdengar jelas.
Ratusan pasang mata tertuju pada Penjaga Pohon Kepala Suku, bingung dengan aksi teatrikalnya.
Tali rotan yang telah menenggak "Mata Air Elemen" itu tegak berdiri, wajah-wajah hijau di batangnya bersendawa puas, tertawa riang bagai desiran angin di dahan, lalu menggelembung seperti balon sebelum meledak menjadi cahaya hijau yang membumbung tinggi, berubah menjadi debu zamrud yang menghujani dua puluh Pohon Perang dari atas.
Langit tiba-tiba berubah drastis. Biru yang semula cerah kini diselubungi lapisan awan hitam, kilatan-kilatan listrik raksasa terlihat mengintai di baliknya.
Semua orang mendongak ke langit. Sebelum sempat bertanya-tanya, dua puluh pilar kilat dahsyat menghujam dari awan, tepat mengenai dua puluh Pohon Perang!
Di tengah suara retakan "Bipok-bipok" yang menggema, Pohon Perang setinggi 30 meter bergemetar hebat. Wajah manusia di batang utama pohon menyeringai kesakitan. Dua lengan raksasa dari tali rotan yang terpilin dan cakar besar menegang kaku. Dengan gemeretak "Krak-krak", potongan kulit kayu hangus, ranting, dan serpihan kayu berjatuhan menimbulkan bunyi keras. Pasukan Elf Jatuh yang semula berada di menara panah puncak pohon, kini menjadi bayangan hangus seperti arang yang beterbangan.
Setelah suara retakan yang menggelitik gendang telinga ini mereda, bayangan-bayangan raksasa yang semula berlutut perlahan mengangkat punggung lebar mereka.
"Heh!" Seluruh penduduk Elf Jatuh di Kota Lusern serentak menarik napas dalam.
Setelah tersambar kilat dan terkelupas, 20 Pohon Perang kini berubah serempak menjadi 20 raksasa setinggi 7 meter dengan tali rotan hijau menjuntai di rahang bawah. Postur mereka lebih perkasa dari raksasa biasa. Otot-otot berkembang horizontal secara ekstrem, kulit yang terbuka dipenuhi urat kayu melingkar. Leher mereka dikelilingi pagar tali rotan, membuat wajah polos mereka terkesan seperti pencuri kelaparan yang diborgol.
Liu Zhenhan memandang dengan mata berbinar-binar.
"Para Penjaga Pohon muda ini, separuhnya memiliki gaya rambut eksplosif yang menyerupai mahkota pohon — tidak diragukan lagi, ini pasti berasal dari evolusi Pohon Perang Durian. Separuh lainnya memiliki rambut panjang hijau yang lembut dan mulut yang sangat lebar — sudah pasti, ini merupakan hasil evolusi dari Pohon Perang Amber."
"Dilihat dari ciri fisik, dari dua puluh Penjaga Pohon, tujuh di antaranya memiliki dada yang menonjol tinggi — kemungkinan adalah perempuan. Tiga belas lainnya memiliki selangkangan menggembung — mungkin laki-laki."
"『Pohon manusia terlarang?』" Teriakan panik para elf bergema di Kota Lucerne yang sudah kacau balau, kerumunan manusia berguling-guling.
"Penjaga Pohon." Kepala Suku Krouieff menghela napas panjang, pertama kali berbisik pelan. Kemudian menengadahkan kepala dan meraung dengan suara sekeras orang tua meninggal dan ibu menikah lagi: "PENJAGA POHON～～!!"
Gemuruh "hmm~ en~ en" dan "te~ te~ te" bergema di antara pegunungan bersalju, seolah meresapi teriakan tertahan selama ribuan tahun sang kepala suku.
Sambil menunduk memanfaatkan kesempatan menggosok gigi dengan "Mata Air Elemen", sang kepala suku menyapu sudut matanya yang basah dengan punggung tangan.
“Aku hanyalah perwujudan pohon beringin tua di pegunungan. Para Penjaga Pohon ini adalah Pohon Perang, seharusnya punya prospek lebih baik dariku. Usia pohon mereka hampir mencapai 20.000 tahun, sudah bisa dianggap dewasa dan memenuhi syarat pernikahan.” Kepala Suku Krouieff tersipu malu sambil tersenyum pada Liu Zhenhan.
"Rasio gender sangat tidak seimbang ya!" Liu Zhenhan bergumam pelan.
Para Penjaga Pohon mulai bergerak meninggalkan kota. Tubuh raksasa mereka terlihat lambat, tapi setiap langkahnya sangat lebar, mengguncang tanah dengan gemuruh.
Rakyat suku tercemar berlarian panik di bawah kaki mereka seperti tikus yang diusir dari selokan dengan tongkat.
Empat Penjaga Pohon muda berdiri bingung di tempat, ragu-ragu lama tanpa melakukan apapun.
Pohon Perang ditanam di dalam kota. Para Penjaga Pohon muda harus melewati gerbang tembok pohon. Sebelum sempat merobohkan gerbang, para Ibu Pemimpin Dark Elf bermata merah darah berteriak: "Hentikan mereka! Hentikan mereka!"
Di titik ini, para Ibu Pemimpin Dark Elf sudah siap bertarung habis-habisan. Meski pasukan udara mereka jelas tak mampu melawan!
Skuadron manusia elang-banteng menyelam dari langit, menghujani lembaran lembing seperti hujan.
Liu Zhenhan mengernyit siap bertindak kasar, tapi langsung dicegah oleh Penjaga Pohon Kepala Suku.
"Jangan khawatir! Anak panah dan lembing bagi Penjaga Pohon seperti gigitan nyamuk bagimu."
Enam belas Penjaga Pohon muda menghentikan langkah, berusaha melindungi diri dari hujan lembing dengan lengan mereka.
"Selama lebih dari sepuluh ribu tahun, kami telah menyaksikan terlalu banyak darah dan pembantaian. Kami harap kalian tidak menghalangi kami lagi untuk pergi!" Seorang Penjaga Pohon berambut panjang mengetuk-ngetuk kepalanya sendiri, memandang sekeliling dengan suara berat penuh tekanan: "Jangan lupa, sekarang kalian tidak bisa lagi memerintah kami melalui inti pohon! Jangan paksa kami, kami tidak ingin melukai siapapun!"
"Apakah Oasis Kehidupanmu juga seperti ritual inisiasi pendeta? Pengetahuan bahasa ini kamu suntikkan ke mereka, ya?" Liu Zhenhan berbisik kepada Kepala Suku: "Penjaga Pohon muda ini logat selatannya sangat kental."
"Benar."
"Apa yang terjadi dengan keempat Penjaga Pohon itu?" Liu Zhenhan menunjuk ke arah empat Penjaga Pohon muda (satu perempuan, tiga laki-laki) yang masih diam di tempat.
"Mereka adalah Pohon Perang berusia tinggi yang dikatalisasi oleh Mata Air Kehidupan. Tanpa pengalaman perang atau kekerasan, juga tidak merasakan penderitaan dikendalikan selama ribuan tahun, jadi mereka masih terikat emosional dengan Elf Jatuh ini. Sejak berkomunikasi sebelumnya, saya sudah tahu keempat Penjaga Pohon ini tidak akan ikut." Penjaga Pohon Kepala Suku menjelaskan.
"Obisilachi! Sayang sekali, empat Penjaga Pohon durian." Begitu Liu Zhenhan menggerutu, pintu gerbang kayu telah dibuka kunci oleh seorang Penjaga Pohon muda yang membungkuk. Enam belas Penjaga Pohon berbaris keluar gerbang raksasa, mengabaikan hujan lembing di belakang mereka, dengan tekad baja.
Naga Hitam Neraka tidak ada yang berani bergerak sembarangan. Mereka merasakan aura mematikan yang samar, berasal dari pria yang menunggangi ular berkepala sembilan dengan jubah kelopak bunga yang berkibar. Tak satu pun naga meragukan bahwa gerakan sekecil apapun akan mengundang banjir darah.
"Richard, dulu kupikir kau bodoh. Sekarang aku sadar akulah yang bodoh. Kau luar biasa!" Pangeran Moore menarik napas dalam, membentangkan tangan menahan beberapa Ibu Pemimpin Zhuoer yang marah, lalu mengacungkan jempol ke Liu Zhenhan.
Ekspresi Yang Mulia Pangeran sangat tenang, bahkan tenang sampai mengerikan.
Seandainya tatapan bisa menjadi bilah tajam, Liu Zhenhan pasti sudah dihukum potong tubuh saat ini.
"Menganggap Pendeta yang menerima Pencerahan Kebijaksanaan sebagai orang bodoh adalah ketidaksadaranmu." Liu Zhenhan menyipitkan mata, merasa seperti meninju udara kosong.
Menurut rencana awalnya, jika situasi memburuk, dia tinggal mengaktifkan Formasi Teleportasi Sihir Logam Ajaib di platform udara, memindahkan pasukan besar dari bawah tanah, dan memanfaatkan kelengangan pasukan Lusern untuk menaklukkan Elf Jatuh sampai menyerah!
Tapi tak disangka Pangeran Benitez ini bisa "menahan diri" sampai level seperti ini!
“Sekali lagi saya tegaskan, saya tidak berniat merusak hubungan dengan kalian Elf Jatuh... Tidak-tidak-tidak... Kenapa kau memandangiku seperti itu? Aku sudah memberikan empat pohon manusia yang bisa berjalan, dibandingkan dua puluh Pohon Perang bodoh, kalian tetap tidak rugi! Adapun dunia bawah tanah, itu memang bukan milik kalian!” Liu Zhenhan tertawa ringan, tapi dalam hati menghitung apakah ada kesempatan membunuh pangeran ini sekarang. Orang yang bisa menahan apa yang tidak bisa ditahan orang biasa, seringkali paling berbahaya!
“Richard, ada pesan untukmu.” Kalimat Pangeran Moore ini membuat Liu Zhenhan mengurungkan niatnya membereskan masalah sampai tuntas.
“Jangan sampai aku menemukan sedikit pun kesempatan di masa depan!” Pangeran Benitez mengacungkan jari marah ke arah Liu Zhenhan.
“Hehe... Kalau begitu aku juga punya pesan untukmu...” Liu Zhenhan membungkuk menepuk leher Hydra.
Ular berkepala sembilan itu berputang dengan anggun, empat pasang sayap elemen biru air terkembang maksimal, mengepak udara dengan lembut.
“Aku menantimu!” Liu Zhenhan berbalik, satu tangan menempel di kening, memandang lawannya dengan tatapan tulus sambil memberi hormat militer ala Jenderal Patton, lalu pergi meninggalkan tempat.
Bab 403 Mencuri Waktu Senggang di Tengah Kesibukan
Sekejap mata sudah seminggu berlalu, cuaca pun semakin pengap.
Tepat seperti yang diduga Tuan Tanah Feilengcui, meski Elf Jatuh sudah menderita kerugian besar, mereka tetap mengakui kekalahan dengan terpaksa.
200.000 pasukan elit yang dikirim untuk menyerang Elf permukaan, sehari sebelumnya telah melancarkan pertempuran sengit yang gemuruh di Hutan Salib Selatan. Kecepatan manuver dan jumlah besar manusia banteng-elang serta elang-banteng membuat banyak penduduk asli Salib Selatan kewalahan. Kobaran perang tak terelakkan mulai menjalar ke kedalaman hutan lebat.
Karena pasukan khimera baru-baru ini kerap mengusir Elf Jatuh di sekitar jurang tak teratasi yang dipenuhi angin kencang bawah tanah untuk mempercepat proses penarikan pasukan musuh, Kepala suku Andulan merasa sangat tegang selama beberapa hari terakhir. Ia khawatir Elf Jatuh akan melancarkan serangan balasan ke Feilengcui.
Sang naga tua bahkan sempat berniat memindahkan semua penduduk melalui Portal Teleportasi Kristal Sihir ke Kota Shufang di Benua Chesang - mengingat para Pengelana Yun Qin cepat atau lambat akan meninggalkan tempat itu. Kepala suku Andulan telah menganggap lembah indah di Padang Rumput Sanchez tersebut sebagai aset properti dan basis kedua Feilengcui. Bahkan nama kota barunya pun sudah dipersiapkan dengan penuh semangat.
Liu Zhenhan berpendapat tidak perlu khawatir tentang hal ini. Jika benar-benar berhasil menghancurkan seluruh pasukan Elf Jatuh, justru akan menjadi bencana. Ratusan ribu Manusia Banteng-Elang yang haus darah yang berkeliaran sebagai gerombolan perampok akan menjadi malapetaka bagi seluruh Dataran Liar Donau bahkan Benua Aigean - bagi rakyat tak bersenjata, perampok udara adalah mimpi buruk yang paling mengerikan. Pada era Kekaisaran Bimeng, penjahat paling kejam Ali Baba dan 40 saudaranya juga berasal dari ras Bordir. Konon harta karun yang mereka sembunyikan hingga kini belum ditemukan.
"Kembali ke rute sebelumnya untuk menyerang Feilengcui? Hehe, perang yang sudah dimulai bukan main-main, tidak bisa ditarik begitu saja! Elf Jatuh sendiri pun tahu, bahkan jika kembali juga tidak akan menyelesaikan masalah!" Liu Zhenhan mengucapkan sambil menghisap cerutu salju, suara "braak-braak" terdengar sambung-menyambung.
Kampung halaman Kurcaci Emas terletak di puncak tertinggi Pegunungan Salju Himalaya Taymur, Gunung Kilimanjaro. Di sana tumbuh bunga salju pegunungan sebesar mangkok, dengan kelopak tebal beraroma wangi. Saat turun gunung kali ini, setiap anggota keluarga Kurcaci Emas membawa ratusan pon bunga salju kering, yang semuanya kemudian diolah oleh Tuan Tanah menjadi cerutu raksasa.
Cukup dengan satu hisapan cerutu salju lotus ini, aroma harum yang sejuk dan menyegarkan akan menyapu dari tenggorokan hingga ke paru-paru. Segera menjadi tren di Feilengcui. Tren lainnya yang muncul bersamaan adalah "He Dong Dance Hall" di Feilengcui. Baru-baru ini, Menara Bela Diri seluas itu telah selesai dibangun. Di tepi Sungai Sanggan, Mo'er nekat mengubah menara ini menjadi ballroom megah dengan dekorasi mewah: semua menggunakan lantai kayu cendana, permadani Mulan, dan lampu gantung mutiara malam. Dipimpin oleh Kupu-kupu Magis Gabriel, setiap malam mereka memutar musik heavy metal yang mengguncang——《Gadis Kecil di Bawah Lampu Jalan》dengan kartu kristal Di Wei, menarik ribuan remaja Feilengcui dan sekitarnya untuk menari semalaman.
Lagu 《Gadis Kecil di Bawah Lampu Jalan》pernah populer di China era 80-an. Liu Zhenhan hanya bersenandung sekali di depan beberapa musisi Elf, mereka langsung bisa mengaransemennya dengan berbagai alat musik dan merekamnya. Hasilnya terdengar hampir mirip aslinya.
"Keunggulan kluster udara kita terlalu mutlak, mungkin musuh bahkan belum sempat menyerang kita sudah kocar-kacir duluan!" Helen belakangan sesekali meniru kebiasaan Lao Liu menghisap cerutu. Di antara kuku jarinya yang dicat merah merona terselip cerutu khusus Saussurea yang ramping, memancarkan pesona memikat bernuansa dekaden. Setiap kali Liu Zhenhan melihat penampilan Helen seperti ini, pandangannya seolah ingin melahapnya bulat-bulat.
Cuaca hari ini cukup cerah, berkat hujan rintik-rintik di pagi hari, udara terasa lebih segar dan bersih.
Pasukan Elf Jatuh yang bermarkas di dunia bawah tanah akhirnya sepenuhnya mundur. Kristal Malon dari formasi teleportasi sihir pun telah berhasil dibongkar dan dibawa pulang. Seluruh anggota keluarga kini bisa bersantai di bawah Lapangan Merah, menikmati berbual-bual santai.
Dua platform udara yang luas persis menutupi sinar matahari yang semakin terik. Hari ini benar-benar hari yang nyaman tiada tara.
Selama lebih dari setahun ini, mungkin inilah hari paling santai untuk saraf Liu Zhenhan.
Di ujung lain Lapangan Merah, sebongkah batu paving raksasa tergantung di tunas tanah merah. Sang Panglima tampan Beckham sambil memegang pensil arang, terus coret-coret dan memaparkan teori taktis formasi kluster sihir modern kepada para penyihir Feilengcui.
Liu Zhenhan beberapa hari ini kembali merancang sendiri jubah penyihir berkerah tegak gaya Feilengcui dari kulit asli, terinspirasi dari pasukan SS dalam serial TV 《Tim Pemberani Garrison》 yang pernah ditontonnya dulu. Liu Zhenhan merasa bentuk wajah Beckham sangat cocok memakai topi militer jenis itu, terlihat seperti Gestapo sejati!
Hasilnya memang seperti yang dia perkirakan. Setelah penjahit elf membuatkan setelan untuk Beckham, kini banyak gadis Feilengcui yang sedang kasmaran suka mencari-cari alasan untuk mengajak ngobrol Kapten kelompok penyihir yang tampan ini, membuat Beckham yang pemalu merasa sangat canggung.
Ada juga yang tidak terlalu senang, contohnya Mo'er.
Sejak Beckham ditunjuk sebagai Kapten kelompok penyihir, Mo'er terus-menerus merasa kesal.
Yang membuat Mo'er semakin tidak senang, Richard bahkan memberikan liontin Hydra berekor sembilan yang semula miliknya kepada Beckham!
Baik dari segi kemampuan bertarung maupun tingkat tenaga magis, Mo'er merasa dirinya jauh lebih layak menjadi Kapten kelompok penyihir dibanding Beckham yang hanya bisa menembakkan sihir dengan cara tidak konvensional dan mengandalkan "satu jurus andalan".
Sebenarnya Mo'er bukan menginginkan gelar kosong sebagai Kapten ini. Dia hanya merasa Richard setidaknya harus berbasa-basi dulu dengannya.
Lao Liu berpendapat bahwa Feilengcui sedang mempersiapkan pembentukan kelompok pendeta, sedangkan Mo'er berasal dari latar belakang Imam Bemon. Masuk ke jajaran penyihir terasa tidak sesuai, jadi lebih baik tetap dipertahankan dalam barisan pendeta. Mo'er cepat setuju, namun Ai Wei'er bukan pendeta, maka konflik pun muncul.
Namun setelah dua hari lalu menyaksikan pelajaran sihir Beckham, ketidakpuasan dan kesombongan Ai Wei'er langsung lenyap.
"Apa itu penyihir formal? Penyihir formal adalah yang bisa menggunakan taktik secara rasional di medan perang untuk menimbulkan kerusakan maksimal! Kita harus berbeda jelas dengan penyihir dunia, penyihir bajingan, atau penyihir tentara bayaran! Lawan kita selalu seperti serigala yang menerjang, kebanggaan kita adalah hanya menghadapi lawan yang sedikit jumlahnya - ini penghinaan terbesar bagi penyihir formal!"
"Penggunaan klaster penyihir adalah ilmu, seni, dan budaya sekaligus!"
"Feilengcui saat ini memiliki 242 penyihir. Bayangkan jika lawan menyerang 100 orang per gelombang, apa yang terjadi jika 242 penyihir menembak secara kacau bersama-sama? Tentu saja menghabisi semua lawan! Tapi berapa banyak kekuatan magis yang terbuang percuma karena serangan berulang di titik yang sama?"
“Di medan perang, yang paling penting bagi penyihir bukanlah kekuatan tempur individu, karena Semi-Saint dan level saint sangatlah langka! Sebagai penyihir biasa, pertama-tama kita harus menyesuaikan mental, menguasai sense of hierarchy, kerja sama dengan rekan, dan menggunakan setiap helai kekuatan magis secara rasional untuk menciptakan kerusakan menyeluruh! Inilah teknik formasi tim penyihir, formasi tempur, serta tanggung jawab masing-masing yang harus kalian pelajari selanjutnya!”
“Ingatlah nama kita! Begitu menginjakkan kaki di medan perang, kita adalah Dewa Perang!”
Ucapan Kapten yang tampan membuat setiap penyihir Feilengcui penuh hormat. Dua hari terakhir, semua provokator yang membuat keributan telah dikalahkan Kapten melalui duel satu lawan satu. Karena kekaguman pada kemampuan, setiap penyihir tahu bagaimana harus bersikap.
Yang patut dicatat, Otga tampak sangat takut pada senior seperguruannya ini. Beckham sering memarahinya dengan keras, bahkan Liu Zhenhan pernah melihat Beckham yang biasanya sopan menendang keras Otga sampai yang terakhir terjatuh secara dramatis.
Beberapa hari ini, Guo Guo yang berpakaian seperti Gestapo selalu membawa bangku kecil dan duduk khidmat di samping Ratu Naga Akmad untuk mendengarkan pelajaran Beckham. Ini adalah hukuman meditasi dari Lao Liu untuk si pelaku pemerkosa kecil ini.
"Seringkali tidak lama setelah mendengar, Guo Guo mulai mengintip-intip ke sekeliling dengan licik, memeriksa apakah Lao Liu memperhatikannya. Jika tidak, ia segera mengeluarkan camilan dari rompi bayi dan menyuapkannya ke mulutnya sendiri, juga ke mulut A Xiannu."
"Hari ini A Xiannu mengenakan gaun tipis putih salju, terlihat lincah dan manis. Setiap kali Guo Guo menyuapinya, ia membuka mulut secara mekanis."
"Burung beo kecil di samping memiringkan kepalanya, mengawasi keduanya dengan sinis. Liu Zhenhan juga mengintip mereka dari kejauhan."
"Richard, menurutmu mengapa Penyihir Naga ini masih mempertahankan wujud Shuangxue Piqiu?" Gorini berbisik di telinga Liu Zhenhan.
"Mungkin malu! Lagipula di Feilengcui ada beberapa anggota bangsa naga." Liu Zhenhan mencibir: "Tidak masalah. Sekarang kita tidak di Pemakaman Naga yang penuh Napas Naga Undead, hanya mengandalkan Ruang Heitan, kekuatannya sudah jauh menurun. Aku tahu pasti ada rencana jahat dalam hatinya untuk menghancurkan aku dan Guo Guo - tunggu saja kemampuannya!"
"Richard, jika dia benar-benar mengganggumu di masa depan dan menyebabkan konsekuensi menyakitkan, apa yang akan kau lakukan?" tiba-tiba Fei Wenli bertanya: "Kau tidak akan membunuhnya, kan?"
"Yang disebut 'tiba-tiba' karena banyak orang yang mendengar pertanyaan Fei Wenli menjadi heran, pandangan mereka padanya berubah aneh."
"Nak, jangan-jangan niatmu sama seperti A Xiannu?" Liu Zhenhan terdiam lama, tiba-tiba mengucapkan kalimat ini. Fei Wenli langsung memerah pipinya, merajuk sambil menyandar di bahu Lao Liu bergaya manja. Mo'er di samping hanya bisa menyeringai.
"Melihat harga dirinya, urusan ini memang belum selesai." Ibu menjilat bibirnya, menunjukkan sikap orang berpengalaman.
Mertua Liu Zhenhan baru tadi pagi sampai di Feilengcui, khusus datang untuk mengambil tulang Naga Hitam.
Begitu tiba dengan tergesa-gesa, Ibu langsung merebut sebatang tongkat besi dan mengejar menantu kesayangannya mengelilingi Bukit Merah beberapa putaran. Saat itu banyak yang mengira dia pasti akan memotong kaki sang tuan tanah atau minimal mematahkannya. Sekelompok orang tua Panda baru langsung marah, mengangkat rantai besi raksasa dan tong anggur hendak menghajar Ibu. Tapi tak lama kemudian, kedua besan itu sudah bergandengan bahu sambil tersenyum mendirikan meja minum anggur.
Urusan besar itu akhirnya berakhir begitu saja.
“Akhir-akhir ini aku terus berpikir, mengapa Ah Xiannu menangis selama dua hari dua malam di Makam Naga, lalu wilayah mistis itu menghilang! Orang tua, menurutmu apakah Ah Xiannu selama ini hanya menakut-nakutiku, sebenarnya wilayah mistis itu tidak mungkin bertahan selama seratus tahun? Apakah hilang dengan sendirinya?” Liu Zhenhan menatap mertuanya lalu berpaling ke ibu mertuanya.
“Makam Naga adalah tempat terlarang bagi bangsa naga. Mengenai naga mayat hidup, jika ingin memahami rahasianya, aku harus menunggu sampai menjelang kematianku dan masuk ke Makam Naga.” Ibu mengangkat bahu, memiringkan kepala sambil menghisap cerutu dalam-dalam.
“Jika dugaan ini benar, kasus ini benar-benar menjijikkan!” Liu Zhenhan tertawa tanpa beban.
“Atap tidak lurus, jangan salahkan tiang. Ilmu transformasi tertinggi adalah perubahan total. Guo Guo benar-benar memilih waktu yang tepat!” Naga Peri Lunna tersenyum sinis: “Awalnya kupikir makhluk kecil ini imut, sekarang siapa berani bilang ia imut akan kuhajar! Xiao Chusheng ini terlalu licik!”
“Sebenarnya menghancurkan harga diri Ah Xiannu sangat mudah. Misalnya memberinya obat perangsang, menangkap beberapa Shuangxue Piqiu di hutan untuk bergiliran menggaulinya. Setelah beberapa kali, rasa malunya akan hilang, dan dia akan benar-benar jatuh serta pasrah.” Ucapan bajingan Liu Zhenhan membuat semua gadis di sana merinding dan terpaku.
“Richard kamu...” Jiskeibi dan biarawati kecil limbung sejenak, jelas hampir pingsan. Ini pertama kalinya mereka mendengar ucapan vulgar sekaligus mengerikan seperti ini.
“Aku cuma bicara saja, mana mungkin kulakukan.” Liu Zhenhan terkekeh: "Ke depannya perlakukan dia lebih baik, ya... Apa lagi yang bisa dilakukan? Suruh Guo Guo mengakhiri nyawa untuk menebus dosa? Tentu tak mungkin, jari tangan saja tak sama panjang, siapa yang tak memihak sanak sendiri?"
“Hanya bisa begini.” Ning Yu tak kuasa menghela napas.
“Sungguh dosa.” Joan d'Arc mengelus perut yang mulai membuncit, ikut menghela napas di sampingnya.
Dentuman gemuruh yang tertahan bergema beruntun, hamparan awan hitam pekat bergerak mendekat dari langit biru nan jernih di kejauhan, bergerak seperti kerumunan lebah.
“Itu Duncan dan rombongan pulang.” Mo'er membentangkan sayap terbang setengah ketinggian, meneduhkan tangan di dahi untuk mengamati lalu menunduk ke Liu Zhenhan.
“Entah berapa ekor bibit khimera yang dibawa. Obisilachi! Aku benar-benar tak paham, kenapa Kota Naga ngotot mengalokasikan Naga ke manusia?” Liu Zhenhan yang sempat berdiri kini duduk kembali, geram mematikan cerutu.
“Itu karena bangsa naga percaya pada kemampuan manusia, bukan kalian Bimon! Lihatlah mereka, bahkan para penyihir sekarang sudah menggunakan formasi resmi dan teknik tembak beruntun, bagaimana dengan kalian Bimon? Para pendeta masih berbondong-bonduan bertindak sendiri-sendiri? Lagipula, meskipun bangsa naga menjadikan Dataran Liar Donau sebagai target serangan, bukankah para ksatria naga manusia tetap bisa datang berperang? Berani-beraninya kamu memprotes pengaturan Kota Naga?” Ibu melotot kesal pada menantunya: "Liu Zhenhan, ada satu hal lagi jangan salahkan aku tidak mengingatkanmu, khimera-mu lebih baik jangan meniru Naga Emas! Jika benar-benar diketahui oleh bangsa Naga Emas, ras mereka pasti tidak akan memaafkanmu, saat itu aku pun tak bisa membelamu!"
“Besok akan kucat sepuluh ekor khimera naga emas dengan amber, tempelkan lapisan pasir tujuh warna merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu di luarnya, akan kusebut mereka Naga Pelangi! Bangsa naga tidak punya jenis naga seperti ini kan?” Liu Zhenhan tertawa terkekeh licik.
Beberapa anggota bangsa naga serentak mengacungkan jempol, tak tahu apakah memuji atau mengejeknya.
Tang Beierjina pulang dari padang gurun membawa Ershao dan Sanshao yang memetik setumpuk besar bunga-bunga liar. Dua Xiao Chusheng itu berlari terbirit-birit masuk ke pelukan Liu Zhenhan, berebut menyerahkan bunga mereka pada ayahnya. Liu Zhenhan merasa bahagia sekaligus sedih. Sejak menjadi Raja Bunga, kini setiap melihat orang memetik bunga hatinya selalu perih, tapi tak bisa berbuat apa-apa – terlalu banyak hal di dunia ini yang tak bisa ia kendalikan.
Setelah bermain tarik kait dengan dua putranya, Duncan dan Lampard mendarat gemuruh bersama 200 pasukan udara di padang rumput sebelah timur Feilengcui. Sepasang mata Duncan berkeliling-keliling memandangi "matahari bawah tanah" di langit sambil berkata, "Ya ampun, luar biasa!"
Di platform udara telah ditambahkan tanah subur yang gembur, ditanami ribuan Wisteria seribu daun. Dari kejauhan terlihat seperti taman gantung.
Kali ini Duncan membawa pulang empat ekor Landak Batu. Untuk menunggu bibit khimera ini, ia telah menetap cukup lama di Doluote.
Ksatria naga Lampard juga tidak berencana pergi lagi, akan mengabdikan diri sebagai pengawal pribadi Bunda Maria untuk melindungi keamanan Putra Suci dan Bunda Suci.
Urusan gereja saat ini cukup banyak, harus membersihkan dampak buruk dari pembantaian manusia kelelawar ini. Jadi kemungkinan Paus masih membutuhkan waktu beberapa lama lagi untuk tiba di Feilengcui guna melaksanakan ritual pengangkatan Pelindung Suci dan Bunda Maria bagi Liu Zhenhan dan Joan d'Arc.
"Kabar serangan Elf Jatuh terhadap penduduk asli Bintang Salib Selatan telah menyebar seperti wabah di dunia manusia. Setiap hari, tak terhitung tentara bayaran dan kavaleri melintasi gerbang kota Doluote menuju Hutan Salib Selatan dan Pegunungan Bering." Setelah mengatakan ini, sang ksatria naga meneguk segelas besar air. Cuaca panas ini ditambah perjalanan jauh membuat keringatnya mengucur deras.
"Mencari udang rebus? Manfaatkan kesempatan menangkap budak Elf? Hei, Elf Jatuh tidak mudah diajak bicara, bertemu mereka berarti tamat." Liu Zhenhan melemparkan cerutu besar kepada Lampard.
"Tidak sepenuhnya begitu, banyak yang memiliki hubungan baik dengan ras Elf, pergi membantu melawan Elf Jatuh." Lampard menangkap cerutu dengan gerakan terbalik sambil tersenyum.
"Adik iparku memiliki peri bunga bawahan, sebelumnya kusuruh mereka kembali ke Hutan Salib Selatan untuk menyampaikan kabar. Karena membawa formasi teleportasi sihir, seharusnya segera ada kabar balik. Elf sangat sombong, tidak tahu apakah mau minta bantuanku. Jika perlu, kali ini kau bisa jadi tukang pukulku!" Liu Zhenhan menatap Lampard sambil terkekeh: "Frank, Prajurit Panda dan Prajurit Kijangku sedang membersihkan bawah tanah, mencari Monster berukuran pas. Akan kubentuk pasukan Ksatria Siluman semuanya kavaleri udara, mau jadi Kapten?"
"Yang Mulia Paus juga berpendapat sebaiknya memilih pasukan suci dari prajurit Bimon, nama kesatuan tidak penting, yang penting sebagai pelindung Bunda Maria dan Putra Suci." Lampard sepertinya sudah menebak pikiran Liu Zhenhan, tersenyum tipis: "Meski tidak paham khimera, menjadi bawahan Tuan Richard adalah kehormatan."
Mendengar ini, wajah Liu Zhenhan langsung memanjang.
“Richard, jika memindahkan Ksatria Suci dari gereja, jaraknya terlalu jauh! Paus berpendapat dana, senjata, dan kendaraan tunggangan bisa disediakan oleh gereja untuk mempermudah. Menurut Duncan, kau sangat membutuhkan monster pelindung dengan berat sekitar 1.000 pon. Beberapa hari ini kami menyewa banyak tentara bayaran di Doluote. Termasuk dana awal dari gereja dan biaya tentara bayaranmu, Duncan sudah membeli banyak monster pelindung. Untuk apa kau butuh makhluk magis payah seperti itu? Jangan-jangan ini khimera yang kau maksud? Sepertinya... mereka tidak bisa terbang ya?”
“Nanti kau akan tahu!” Liu Zhenhan tertawa terkekeh: “Kapten Ksatria Siluman-ku.”
Bab 404: Tidak Ada Suami yang Tidak Beracun
Liu Zhenhan menunggu seminggu lagi di Feilengcui. Gatanie, Gormeth, dan saudara Mari yang menemani peri bunga Ramos menjelajahi Hutan Salib Selatan masih belum ada kabar.
Lao Liu mulai khawatir, jangan-jangan mereka bertemu patroli udara Elf Jatuh dan dibantai?
Tapi setelah dipikir-pikir, dengan ilmu bela diri Mari dan Gatanie, bahkan jika tidak maksimal, dengan tiga saudara mereka: satu Unicorn, satu Gryphon, ditambah Kuda Besi Salib yang telah dimodifikasi oleh "Sinar Doppler", tiga monster terbang besar ini, serta Ramos yang merupakan peri bunga bisa terbang - meski kalah dalam pertarungan, melarikan diri seharusnya tidak jadi masalah besar!
Selama tidak bertemu Naga Hitam Neraka berkepala tiga, kombinasi kelas tinggi seperti Pendeta, pengusir setan, prajurit, dan pemanah ini, mana mungkin manusia Banteng-Elang atau Elang-Banteng bisa menghadang, bisa tidak hancur saja sudah bagus.
Dengan bekal makanan cukup, Liu Zhenhan tak lagi memikirkan soal "Sumur Bulan Abadi" dan "Pohon Kuno Kehidupan". Setiap hari ia membawa anak dan istrinya dengan percaya diri, menarik sekelompok pengawal, berburu besar-besaran di dunia bawah tanah, khusus mencari monster yang cocok untuk dihajar.
Monster adalah hewan berakal. Begitu mereka benar-benar takluk, digunakan sebagai kendaraan tunggangan jauh lebih peka daripada kuda perang darah murni. Waktu latihan mungkin lebih singkat daripada masa penyembuhan. Feilengcui justru butuh monster kategori pelindung - apapun sistem klasifikasi sihirnya, sebagian besar monster jenis ini lebih tahan pukul daripada menyerang, sehingga sangat mengurangi kesulitan saat berburu.
Putri duyung Kou Tao dari bawah tanah dipanggil oleh Prajurit Paus Fegao untuk menjadi pemandu, menunjukkan kepada Lao Liu dan Pasukan Istana Musim Panas yang bercita-cita menjadi Ksatria Siluman: lokasi kemunculan Monster bercangkang yang cocok dijadikan khimera; serta area hunian Monster berkelompok yang ideal untuk operasi penangkapan massal.
Ksatria Lampard, calon Kapten kesatria berkuda khimera masa depan, sama seperti semua Ksatria Suci lainnya—penuh belas kasih, rendah hati, dan pemberani—namun terjangkit obsesi tak tersembuhkan pada kekuatan. Setelah bersumpah demi kehormatannya untuk tidak membocorkan rahasia khimera, Liu Zhenhan mengungkapkan asal-usul dan hakikat makhluk ini kepada sang Kapten baru. Santo malang ini pun terjebak dalam mimpi indah memimpin kesatria udara pertama di Benua, menghukum penjahat dan menyelamatkan kaum lemah, jatuh cinta tak terbendung. Kini ia hanya bisa menghitung jari setiap hari, menanti laporan jumlah Pasukan Istana Musim Panas yang berhasil menangkap Monster.
Dalam proses ini, 76 Penjaga Panda bawahan Lao Liu menunjukkan keperkasaan mereka.
Di hilir Sungai Gibraltar bawah tanah, awalnya terdapat sekelompok "kura-kura tujuh ekor spons" yang tubuhnya cocok menjadi khimera. Setiap pagi mereka naik ke darat untuk menjemur bulu hijau di cangkangnya. Sebelumnya, sekelompok Prajurit Kijang telah mencoba menjinakkannya, namun "baju zirah spons" pada kura-kura bawah tanah ini memiliki kemampuan memantulkan serangan alami, ditambah cangkang keras dan taring tajam. Akhirnya tak seekor pun berhasil dijinakkan, membuat Duncan marah dan menembakkan Meriam Cahaya Mutiara Naga ke beberapa model besar, hingga ditegur keras oleh tuan tanah.
Mengetahui hal ini, Prajurit Panda mengurung kura-kura tujuh ekor bawah tanah di pantai dan menghajar mereka habis-habisan. Baju zirah spons sama sekali tak bisa menahan "Gedang Shan Da Niu" - keahlian khusus Panda. Terutama 32 orang tua panda yang mengayunkan tong anggur seberat lebih dari 300 pon dengan pukulan penuh, langsung membuat kura-kura spons itu terjengkang sambil muntah darah. Pemandangan ini membuat Ksatria Lampard yang sebelumnya meremehkan mereka ternganga lama, lalu terus mendesak Liu Zhenhan agar memindahkan mereka ke kesatria berkuda khimera di masa depan.
Yang paling menggembirakan Lao Liu adalah Pelayan Istana Musim Panas Ronaldo yang berhasil menggunakan "mantra penjinakan kuda" untuk memanggil seekor Katak Emas Tiga Kaki di tepi Sungai Wonan, sungai besar bawah tanah!
Katak Emas Tiga Kaki sebagai Monster Tingkat Tinggi merupakan bibit khimera terunggul. Karena memiliki kesamaan aliran sihir logam, modifikasi "Sinar Doppler" tidak mengganggu kemampuan pelepasan sihir aslinya, secara efektif memberikan kemampuan transformasi logam cair tambahan secara gratis.
Namun tampaknya katak emas ini sudah kenal dekat dengan "kuda ribuan li" milik Nedved. Begitu bertemu langsung berdekatan mesra, tak lama kemudian salah satunya membalikkan badan ke punggung yang lain lalu mulai merontokkan kulit katak.
Sanshao dan Ershao bertanya pada Ayah mereka, apa yang dilakukan pasangan kodok itu. Lao Liu terbata-bata lama, tak tahu harus menjawab apa.
Dua kodok berkulit itu perlahan memakan kulit sambil merontokkannya. Menurut putri duyung Kou Tao, Katak Emas Tiga Kaki ini hanya kawin setahun sekali dan selalu merontokkan kulit saat kawin. Liu Zhenhan tiba-tiba mendapat ide: mengingat monster ini termasuk tipe penolak logam langka, yang secara prinsip bahkan bisa membuat Naga Pelangi memutar mata, tentu kulitnya merupakan material sihir yang cukup bagus.
Benar seperti yang dipikirkan Liu Zhenhan, dua lembar kulit katak cacat yang direbut dari mulut katak emas akhirnya setelah pemeriksaan teliti Nana, dipastikan bisa dibuat menjadi jubah kulit ajaib penolak logam yang cukup baik tanpa perlu banyak pengolahan. Namun dalam hal daya tolak, paling-paling hanya bisa membelokkan anak panah, belum mampu sepenuhnya mengabaikan kapak besar dan pedang raksasa dalam pertarungan jarak dekat, agak mirip efek perisai magis "minyak licin".
Seekor katak emas berukuran lebih besar dari badak, dua lembar setengah kulit ini kira-kira bisa dijahit menjadi sekitar sepuluh jubah, sangat cocok sebagai perlengkapan pendeta - sedangkan untuk penyihir, Feilengcui sepenuhnya menggunakan kurcaci emas berbaju zirah emas, tidak perlu.
Meski para Pelayan Istana Musim Panas sangat menginginkan Ronaldo dan Nedved, tapi dunia bawah tanah toh tidak punya banyak katak emas berkaki tiga, dan suku Haus juga belum tentu semua memiliki kemampuan "mantra penjinakan kuda", ditambah lagi menggunakan anak panah, sulit bagi mereka untuk menaklukkan tunggangan monster. Tapi ini tidak menyulitkan Liu Zhenhan, mengingat ada begitu banyak Intan Guntur, tinggal bergiliran menggunakannya.
Selama periode ini, bahkan dua pengawal manusia harimau Helen dan prajurit penjaga Mo'er, Fegao, ikut-ikutan trend dengan berburu monster raksasa di mana-mana.
Usaha tak mengkhianati tekad, akhirnya Fegao berhasil menangkap seekor buaya darat berkulit jamur yang sesuai dengan postur tubuhnya. Banyak orang heran, Fegao bukanlah prajurit tipe serangan jarak menengah-jauh, mengapa tiba-tiba ingin menjinakkan khimera. Fegao menjawab dengan menunjukan Busur Silang Sayap Burung yang dipegangnya secara horizontal. Ai Wei'er setengah bercanda setengah memuji, mengatakan bahwa Fegao mungkin termasuk segelintir prajurit Bangsa laut dalam sejarah yang bisa terbang ke langit, membuat si Banan Republic ini terbuai berhari-hari dalam kata-kata arogan seperti legenda, abadi, dan epos.
Waktu berlalu secepat kedipan mata, seminggu sudah lewat namun ketiga saudara keluarga Hosea masih belum ada kabar. Liu Zhenhan mulai merasa gelisah.
Setiap hari penundaan okulasi tanaman untuk Raksasa Hijau berarti panen dan penimbunan labu minyak serta Kemarahan Moradin tertunda sehari lebih lama. Lao Liu merasa jika terus menunggu, suatu hari kesabarannya akan habis dan dia akan membawa Pasukan Istana Musim Panas yang bersenjata sampai ke sel-sel tubuhnya untuk menyerbu Hutan Salib Selatan, memaksa mencaplok suku besar Elf!
Kehidupan santai belakangan ini membuat Lao Liu kembali berbicara dengan Si Pemimpi, Sylph dalam tidurnya. Saat hidup mulai membosankan, darah petualangan dalam diri pribadi yang tak tahan diam ini tak melewatkan kesempatan untuk tantangan dan sensasi.
Awalnya Silf memang bersikap dingin dan tidak mau menanggapi dia, tapi akhirnya tidak tahan dengan teknik pembujukan Lao Liu yang terus bicara sendiri, perlahan mulai merespons. Silf melarang Liu Zhenhan keluar dari ruangan ini, mengatakan akan menghukum perbuatan Lao Liu sebelumnya dengan cara yang sama seperti Lao Liu menahan Guo Guo di rumah.
Sejujurnya, Liu Zhenhan juga tidak tertarik untuk mengamati Dunia Mimpi ini, hanya Tuhan yang tahu apakah yang di luar itu halusinasi atau nyata.
Yang dia sukai adalah mengobrol dan bercanda dengan gadis cantik yang bisa mengamati dunia batinnya ini.
Bahkan Jiskeibi sang kekasihku Liu Zhenhan pun hanya bisa menyelidiki bagian pikiran mesumnya tentang fantasi fisiologis melalui "Dunia Ilusi Perempuan Suci", sedangkan Silf langsung memahami semuanya. Jika dilihat dari sisi ini, Silf justru lebih mirip istri daripada istri-istri Liu Zhenhan yang lain.
Liu Zhenhan memiliki kebiasaan bawaan: begitu melihat gadis cantik, terutama yang bertubuh seksi dan menggairahkan, dia tidak bisa menahan diri untuk ber-lamunan mesum diam-diam.
Bukankah ini juga penyakit umum semua pria?
Kecantikan Silf benar-benar setara dengan Ning Yu, sehingga wajar jika Lao Liu juga timbul sedikit pikiran nakal.
Sayangnya, Silf kebetulan adalah Dream Chaser yang bisa langsung membaca isi hatinya, ini jadi agak canggung.
“Aku benar-benar ingin mencungkil kedua matamu ini!” Setiap kali bertemu, begitu Silf melihat matanya yang jelalatan mengamati dadanya, dia langsung melompat seperti kesetrum, menyilangkan tangan menutupi dada, wajahnya memerah malu, dan mengumpat dengan manja.
Silf berbicara dengan bahasa Tiandu yang lembut, suaranya manis dan jernih, saat mengumpat seperti burung oriole bernyanyi.
Liu Zhenhan memiliki karakter Pigge mati tak takut air mendidih. Karena Silf bisa membaca dunia batinnya, dia malas merasa malu, bahkan semakin menjadi-jadi. Semakin Silf malu, semakin menjadi-jadi kelakuannya.
“Silf, kalau terus begini, aku khawatir suatu hari benar-benar tak bisa menahan diri jatuh cinta padamu.” Liu Zhenhan menghela napas, seolah menyesali keteguhan hatinya yang goyah.
“Kau ‘sudah’ jatuh cinta padaku.” Jawab Silf tanpa basa-basi.
“Sekarang banyak rumor tentangku, bahkan ada yang bilang aku selingkuh dengan Putri Nancy di Kalimantan. Sial! Meski istriku agak banyak, masa sampai segitunya?” Liu Zhenhan kebingungan: “Bahkan di Kota Caiyu ada yang memanggilku Belut! Diboluo-nya ibuku! Entah bangsat mana yang buat julukan ini!”
“Dulu kau sudah lama dihukum tembak, hanya karena kasus perzinahan kelompokmu.”
“Latar zaman sudah beda, sekarang akulah hukum; hukum ada di sampingmu, hehe.”
“Omong kosong! Guo Guo-mu akhir-akhir ini juga mulai menirumu, ini pertanda buruk. Kau harus mengontrolnya, meski telah berubah wujud manusia, pertama-tama harus memiliki karakter sebagai manusia. Jika tidak, meski menyandang kulit manusia, tetaplah binatang!” Silf berkata dengan serius: “Hati perempuan sebenarnya sangat lembut, jika memperlakukannya dengan baik, pasti akan memenangkan hatinya! Logika bajinganmu tentang 'memaksakan kehendak saat keadaan darurat' itu sama sekali tidak benar! Jangan membantah, aku tahu statusmu sekarang berbeda - tampan, gagah, posisi, kekayaan, kekuatan... terlalu banyak syarat untuk membuat perempuan menyerah pada takdir. Tapi ini tetap salah, meski statusmu setinggi apapun, ini adalah noda karakter. Mungkin sekarang kau meremehkan hal ini, tapi kau punya Peliharaan Magis, jangan sesatkan mereka!”
“Semakin kau berkata seperti ini, semakin aku yakin kau bukan incubus yang ingin mencelakaiku.” Pandangan Liu Zhenhan sangat kompleks.
“Aku memang bukan incubus yang ingin mencelakaimu. Jujur saja, semakin memahami dunia batinmu, aku semakin terpesona! Jika suatu hari kau benar-benar tak tahan ingin memilikiku, dan telepatimu terlalu kuat, pertahanan mentalku akan terbuka dan menciptakan ilusi hubungan intim khusus untukmu! Ini tidak baik untukmu, ingat baik-baik.” Silf menutupi mulutnya sambil tertawa.
“Jadi selama ini orang bilang 'Ya Tuhan, hubungan spiritual yang lama', mungkin asalnya dari sini ya?” Liu Zhenhan menghirup hidungnya, menunduk dengan senyum sinis: “Kulihat jika terus begini, cepat atau lambat hari itu pasti tiba.”
"Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun itu bisa sangat meningkatkan kemampuan telepatimu, tapi anehnya, kenapa kamu tidak pernah menggunakannya? Ini sepertinya tidak sesuai dengan karaktermu yang biasa. Aku merasa setiap kali memikirkan hal ini pikiranmu sangat kacau, sampai-sampai aku tidak bisa memahami apa yang sebenarnya kamu pikirkan." Silf membungkuk anggun dan duduk di tepi tempat tidur sambil memandang Liu Zhenhan sambil menghela napas.
"Kamu juga tahu urusan kacauku dengan Patung Koral Tanya itu, waktu itu benar-benar tindakan sembrono. Setelah kejadian, kupikir kemungkinan Ratu Laba-laba Lolth menurunkan Eksistensi Keilahian-nya sangat kecil, kemungkinan besar aku kena ilmu hitam! Aku takut setelah memiliki kemampuan komunikasi mental Putri Bunga Bangkai, berkomunikasi dengan Tanya justru akan membuatnya marah! Dia sangat berbeda dengan Fei Wenli, meskipun aku memaksakan kehendak, aku tetap mempertimbangkan reaksi lawan. Dari tingkat perlawanannya aku tahu apakah gadis ini punya perasaan padaku. Hei, Silf, bukan aku sombong, sekarang banyak gadis yang memandangku dengan mata berbinar!" Liu Zhenhan menggelengkan kepala dengan senyum getir: "Tapi Tanya... Benar-benar tidak tahu harus berkata apa, aku sangat ingin segera berkomunikasi dengannya, tapi setelah dipikir lagi rasanya tidak tepat!"
"Tapi lari dari masalah bukan solusi! Dia sudah mengandung anakmu selama enam bulan!" Silf melirik Lao Liu dengan ekspresi kesal: "Aku benar-benar tidak mengerti, Jancuk dia mempertahankan nutrisi tubuh aslinya dengan apa?"
“Aku juga tidak tahu, mungkin... mungkin Jancuk air, aku sering merendamnya di dalam air...” Wajah Liu Zhenhan yang tebal pun tak bisa menyembunyikan rasa tidak tenang, diam-diam mengangkat bola matanya mengamati Silf. Dia tahu pasti Silf paham motif sebenarnya di balik perendaman Tanya.
“Cih! Tidak tahu malu!” Tepat seperti dugaannya.
“Kok bicaramu begitu? Bukankah sudah banyak perbuatan tak tahu malu yang kulakukan? Kan kamu tahu, seperti Xiao Ai, Kae Bi, Tanya, bahkan si kecantikan konjak yang akan menyusul. Aduh... Saat kurenungkan, diri ini memang keterlaluan. Kesempatan evolusi Boundary Cultivation ini tinggal beberapa kali lagi, tapi Xiao Ai masih belum bisa pengembalian jiwa!”
“Kenapa sih Bidang Perlindungan ini bisa kudapati? Kata ayah, Putri Duyung... ritualnya sebulan sekali, harus dilakukan dengan megah seperti jamuan tamu asing!” Liu Zhenhan menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum kecut.
“Dewa Laut memang buta! Tapi sebenarnya Kesatuan Kultivasi Bayangan Bintang ini juga tidak terlalu berguna, kayaknya cuma buat bantu Putri Duyung lepas dari belenggu lautan. Penasaran fungsi aneh apa lagi yang akan muncul!” Silf terkikik, “Jangan-jangan nanti dapat Pintu Langit yang tidak kuat membawamu.”
“Aku sedang diet akhir-akhir ini.”
“Wkwkwk...” Silf tertawa terpingkal-pingkal sambil memegangi pinggangnya, “Jancuk! Sayang sekali...”
"Silf berpikir lagi lalu menghela napas: 'Aksianu memiliki jeritan yang bisa melepaskan jiwa, seharusnya bisa membantu Xiao Ai mengembalikan jiwanya. Sayang kau merusak semuanya!'"
"Masalah Guo Guo adalah kecelakaan. Aku tahu bangsat kecil ini ingin membantuku. Aku tidak ingin membahas ini lagi."
"Kalau kau tidak merampok makam naga, bukankah tidak akan ada masalah?"
"Silf, kau harus pahami satu hal! Bentuk negara disebut arkeologi, bentuk pribadi baru disebut penjarahan makam! Apakah statusku sekarang bukan pemimpin negara?" Liu Zhenhan mengejek: "Lagipula klan Naga Hitam Neraka sudah buru-buru meninggalkan dunia bawah tanah. Sebagai penguasa terkuat di dunia bawah tanah, tak hanya menggali dan melestarikan warisan budaya kuno, bahkan kalau kubalikkan langit pun aku tak salah! Kurasa pola pikirmu masih terbelenggu mentalitas petani kecil, tak mau mengakui statusku yang sekarang! Tentang mayat hidup, akan kusampaikan fakta: Makhluk Benua Aigean selalu membenci arwah. Itu apa? Hantu! Dunia mana pun tak akan menyambut makhluk semacam ini."
"Penjaga yang kau panggil sekarang kebanyakan arwah, ini fenomena yang aneh." Suara Silf penuh sarkasme terselubung.
"Betul! Sekarang aku sedang pertimbangkan apakah akan menyandang gelar 'Utusan Dewa Kematian Odius'!" Liu Zhenhan menggeleng-gelengkan kepala dengan khayalan tak terbatas, mulai lagi melayang dalam euforia diri.
“Dari awal sebagai Ahli Kutukan, kemudian jadi Ahli Inses, lalu Ahli Sihir Nyawa. Kini ditambah gelar Ahli Utusan Dewa, dia seperti masuk jalan buntu - tak peduli pergantian musim di luar, hanya fokus pada diri sendiri, kesombongan yang melampaui batas.”
Silf terus-menerus mencibir.
“Penampilanmu benar-benar mempesona.” Mata Lao Liu mulai berkilat lagi seperti pencuri.
“Tidak secantik istri-istrimu! Jangan bandingkan tubuhku dengan mereka! Sialan, kau mulai berkhayal lagi?!” Silf menarik selimut dari tempat tidur dengan geram, menutupi separuh tubuhnya: “Kau sudah sadar, lebih baik urusi saja urusanmu yang kacau itu, jangan sampai nyawamu melayang dan membuatku ikut sial.”
“Baiklah, sampai jumpa dulu.”
“Eh...” Silf buru-buru melambaikan tangan pada Liu Zhenhan, wajahnya memerah malu, menunduk dan bertanya dengan suara sehalus nyamuk: “...Malam ini kau masih datang tidak...”
“Lihat situasi, kalau ada waktu pasti datang!” Liu Zhenhan tak bisa menahan tawa terkekeh.
Tak lama kemudian tawanya hilang, tiga bersaudara keluarga Hosea akhirnya kembali ke Feilengcui.
“Elf Jatuh kalah? Tidak mungkin! Mereka punya 200.000 pasukan!” Liu Zhenhan terpaku memandang Gatanie, semua orang yang sedang sarapan di aula kediaman Tuan Tanah serentak mengangkat kepala seperti kipas terbuka.
“Saat kami pergi ke Hutan Salib Selatan, kami bertemu Ayah. Kau tahu sendiri, Ayahku adalah menantu ras Elf Bulan. Ternyata selama ini beliau sudah berkeliling Hutan Salib Selatan untuk meyakinkan dan menggerakkan berbagai suku Elf dan Raksasa mempersiapkan perang. Sekarang 70.000 angkatan udara Elf Jatuh sudah dihancurkan sepenuhnya. Menurutku sisa 130.000 pasukan darat mereka pasti tidak berani masuk lebih jauh ke hutan lebat. Hanya ada satu pilihan: mundur!” Gatanie mengibaskan rambut panjangnya dengan gerakan tegas.
“Ayahmu menghancurkan 70.000 Manusia Banteng-Elang? Kau anggap dia Dewa Perang Campas ya?” Kepala suku Andulan menggigit lobak asin dengan kasar, wajahnya penuh ketidakpercayaan.
“Lupa kah Tuan dengan identitas kami Smail? Kami adalah pemimpin turun-temurun ras Bordir!” Gormeth memerah wajahnya, berusaha mati-matian mempertahankan citra mulia ayahnya.
“Pergi sana kau, Xiao Mai! Nyanyian Pelarangan Langit mana mungkin sehebat itu!” Liu Zhenhan tersenyum sinis: “Lagi pula medan hutan tidak cocok untuk kemampuanmu. Dengan kanopi pohon yang menutupi langit, mana mungkin melihat target jelas?”
“Bukan Nyanyian Pelarangan Langit, tapi racun terlarang ‘Qinliu'an’!” Gatanie menjelaskan.
“Tak pernah dengar racun macam apa itu? Bisakah membunuh 70.000 orang dalam dua tiga minggu?” Liu Zhenhan penasaran: “Aku tidak salah dengar kan?”
"Ini adalah formula eksklusif dukun Smail kami. Sekarang hanya tersisa beberapa dukun tua Smail yang masih bisa membuat 'Cairan Qinliu'! Racun ini bisa menyebar cepat di antara ras Bordir, awalnya dikembangkan untuk menghadapi pemberontak dan hanya efektif terhadap Bordir! Wajar jika Anda belum pernah dengar, ini termasuk harta karun rahasia tuan tanah Smail! Sebenarnya Bordir hanya tersisa Ostrit dan Smail, jadi hampir tidak terpakai. Tapi yang tak disangka, manusia banteng-elang di bawah tanah ternyata juga memiliki darah Bordir!" Gatanie menjelaskan dan Liu Zhenhan langsung paham.
"Jancuk!" Liu Zhenhan dan Kepala suku Andulan saling memutar mata. Dibandingkan dengan taktik licik Feilengcui, strategi Mourinho bagaikan langit dan bumi! Bantuan besar Mourinho kepada penduduk asli Bintang Salib Selatan ini pasti menghasilkan keuntungan berlimpah!
"Pantasan ayahmu mati-matian menarik Elf Jatuh ke Dataran Liar Donau! Sekarang aku mengerti." Liu Zhenhan tertawa getir: "Sudah kuduga, Tuan Mourinho yang seperti apa mungkin melakukan kesalahan konyol seperti itu! Pantasan dulu dia mati-matian menghasut Elf Jatuh menyerang Elf permukaan!"
"Elf Jatuh masih punya ratusan ribu pasukan dan dibantu Naga Hitam. Belum tentu mereka menyerah! Jika menyerang Feilengcui sulit, menyerang Elf permukaan tidak harus mengandalkan angkatan udara!" Kepala suku Andulan menyatakan keberatan: "Menurutku setelah kehilangan wilayah bawah tanah, Elf Jatuh pasti takkan melepas Hutan Salib Selatan!"
“Gerakan Elf Jatuh saat ini memang sulit diprediksi, tapi untuk sementara pasti stabil. Para tetua suku bunga sangat ingin mengundangmu, Richard, untuk berkunjung.” Gatanie tersenyum: “Karena Anda adalah Raja Bunga Yang Mulia, sekaligus utusan resmi Kerajaan Bimeng yang direkomendasikan ayah!”
Bab Empat Ratus Lima: Kekasih Skandal Dewa Perang
Liu Zhenhan mulai pusing.
Di seluruh Benua Aigean, jika bicara tentang ras beradab paling angkuh yang paling merendahkan orang lain, pasti Elf tak terbantahkan.
Kebiasaan buruk ini sebenarnya dimiliki semua ras beradab dalam kadar berbeda; misalnya manusia merendahkan Bangsa Manusia Berbulu, Bangsa Manusia Berbulu merendahkan Goblin, Goblin merendahkan saudara mereka; atau penduduk metropolitan merendahkan warga kota kecil, warga kota kecil merendahkan penduduk desa, sementara penduduk desa merendahkan suku pedalaman; tapi tak ada yang seblak-blakan Elf - mereka merendahkan SEMUA ras di luar Elf!
Ada pepatah di Benua Aigean: "Di mata Elf, tak ada orang hebat."
Pepatah menarik ini mengungkap alasan utama sikap merendahkan Elf - ketidakcakapan fisik.
Liu Zhenhan yakin, tanpa status Raja Bunga yang menyelimutinya, mustahil Elf Bunga dengan sejarah panjang dan tradisi kuno ini mau mengundang Pigge ke tempat mereka. Mereka adalah Elf kelas atas, jauh melampaui Elf Hutan dari Pasukan Tentara Bayaran Macan!
Undangan dari peri bunga kali ini bagi Feilengcui mungkin merupakan satu-satunya kesempatan untuk mendapatkan "Sumur Bulan Abadi" dan "Pohon Kehidupan Kuno" melalui cara damai.
Tanpa memberikan bantuan terlebih dahulu, mustahil untuk mencuri pohon kehidupan yang hanya bisa tumbuh dengan dukungan kekuatan ilahi pendeta Elf tingkat tinggi. Hasil yang bisa diprediksi ini hampir membuat Liu Zhenhan mati kesal.
Yang lebih mengejutkannya, dalam pertemuan dengan peri bunga ini, Murinio secara khusus memberinya gelar Utusan Kerajaan.
Secara logika, kesempatan ini seharusnya digunakan Murinio untuk memperluas kekuatan sebanyak mungkin, semakin sedikit orang yang terlibat semakin baik. Lalu apa maksudnya melibatkan dirinya? Apakah karena peri bunga pasti ingin bertemu dengan "Raja Bunga"-nya, sehingga mengingatkan agar tidak merusak rencananya? Setelah berpikir panjang, Liu Zhenhan hanya menemukan satu kemungkinan ini. Namun setelah menginterogasi Nini dan Xiao Mai berjam-jam, mereka berdua bersikeras menyangkal bahwa ayah tercinta mereka memiliki hati yang sempit seperti itu, dan yakin pasti ada maksud lebih dalam.
Mari sepemikiran dengan mereka, begitu juga Gorini.
Liu Zhenhan hanya bisa menggeleng melihat empat anak bodoh ini.
Setelah berdandan rapi oleh Ning Yu, Lao Liu dengan hati yang gelisah tiba di permukiman peri bunga di Hutan Salib Selatan yang disebut "Lautan Sunyi".
Yang menyambut kedatangan Liu Zhenhan adalah Imam Utama Angsa Murinio. Formasi Teleportasi Sihir Logam Ajaib terletak di dalam rumah peristirahatan pohon tempat sang imam utama beristirahat. Ruangan ini memiliki jendela di keempat sisinya, dipenuhi tanaman gantung dengan harum bunga memenuhi ruangan. Semua perabotan terkesan sederhana namun elegan, mengandalkan keindahan klasik yang polos, memancarkan kehangatan yang penuh selera tinggi.
"Sudah lama tak bertemu. Mentor-ku, penampilanmu tetap begitu tampan." Liu Zhenhan terkekeh. Sang angsa tua hari ini tidak mengenakan jubah imam emas, melainkan berpakaian seperti menantu Elf: jubah panjang putih perak, sepatu kulit kijang. Rambut Pirang Platinum terjuntai alami, dihiasi mahkota batu permata berbentuk tanaman wisteria, pinggangnya dibalut ikat pinggang giok biru bintang dengan seruling emas terselip miring, ditambah sayap putih salju di punggungnya - sungguh sosok yang elok bak lukisan, penuh pesan anggun nan menawan.
Sang angsa tua membuka mulutnya, memandangi Liu Zhenhan dari atas ke bawah selama beberapa napas, akhirnya menggelengkan kepala sambil tersenyum: "Benar sudah lama tak bertemu, Tuan Richard. Dirimu pun semakin tampan."
Liu Zhenhan hari ini mengenakan kacamata hitam dan sepatu kulit, tangan memegang kalung tengkorak secara terbalik. Baju kaos ketat usangnya memperlihatkan otot yang berotot seperti batu dan bulu dadanya. Kedua sisi kepalanya dicukur licin, rambut panjang gaya Mohican di tengah seperti rumput hijau yang tumbuh subur dari celah batu. Penampilannya bagai preman yang baru bebas dari penjara. Dua ekor Shuangxue Piqiu berwarna emas-perak di bahu ditambah burung beo gemuk semakin membuat penampilannya terlihat aneh.
Bisa dikatakan, siapapun pengawal di belakang Liu Zhenhan yang maju ke depan, pasti lebih pantas mengikuti kunjungan diplomatik dibanding penampilan tuannya.
Gaya ini dirancang langsung oleh Ning Yu untuk Liu Zhenhan. Awalnya Liu Zhenhan ingin memakai jubah bermotif bunga karena elf dikenal sangat memperhatikan penampilan. Tapi Ning Yu berargumen: justru karena mereka suka menilai dari penampilan, kita harus mengejutkan mereka. Gaya kasar ini akan memberi kesegaran dan efek mengguncang.
Liu Zhenhan termakan omongan itu. Dia luput memperhatikan kilatan kelicikan di mata indah Ning Yu, persis seperti saat dulu dia memanfaatkan Ning Yu untuk menipu Mutiara Naga Giok - "Hanya orang yang paling tidak mirip penipu, yang bisa menipu tanpa ampun."
“Aku menghias Richard seperti ini, kalau dia masih bisa merayu peri bunga cantik lagi, aku benar-benar tak bisa berkata apa-apa!” Ning Yu berkata demikian kepada para nyonya bos Feilengcui lainnya setelah Lao Liu pergi, memenangkan pujian serempak. Semua bilang kakak bijaksana, ras Elf juga terkenal punya banyak kecantikan, kalau tidak mungkin...
“Ini adalah...” Liu Zhenhan segera melihat kursi malas anyaman tali rotan di bawah jendela selatan, di atasnya berbaring seorang perempuan elf.
Ini adalah kecantikan elf yang luar biasa. Rambut perak yang diikat mahkota wisteria mengalir seperti air terjun ke tanah. Satu tangan memegang gulungan buku, tangan lain memainkan apel merah besar. Kaki ramping bak kelopak teratai terayun santai di meja kayu, menambahkan kesan lincah dalam aura anggunnya.
Liu Zhenhan menduga dengan jahat: Ini pasti pasangan gelap Murinio.
“Ini ibuku, Liv.” Pangeran kecil Mari yang datang bersama Yang Mulia tersenyum pada Lao Liu.
Hingga saat ini, Liv yang berbaring di kursi malas bahkan tak mengangkat kepala. Masih menunduk membaca sambil memanggil empat saudara keluarga Hosea mendekat, berpura-pura tak tahu ada tamu dari jauh di ruangan itu.
Kesombongan khas elf kelas tinggi ini benar-benar membuat Lao Liu tercengang.
“Richard, kali ini aku harap kamu bisa membantuku.” Murinio menuangkan secangkir air dan memberikannya kepada Lao Liu: “Kamu orang pintar, dengan gelar Utusan Kerajaan yang kuberikan, pasti sudah mengerti maksudnya.”
“Guru Besar, Anda juga luar biasa!” Liu Zhenhan menerima cangkir itu, mengangkat bahu sambil tersenyum getir: “70.000 Manusia Banteng-Elang! Pasukan Udara Bordir Elf Jatuh totalnya cuma 160.000, Anda langsung menghabisi hampir separuhnya!”
“Ini memang tidak bisa dihindari. Asam Qingliu adalah racun menular, aku sama sekali tidak bisa mengontrol area penyebarannya!” Murinio mengangkat tangan sambil tersenyum pahit: “Sebenarnya sebelumnya aku masih ragu-ragu, bahaya Racun Terlarang ini lebih kuketahui daripada siapa pun! Tapi setelah mendengar ada Naga Hitam yang ikut perang, kalau aku tidak tegas sekarang Elf Jatuh benar-benar tidak bisa dikendalikan!”
“Sekarang? Bagaimana perkembangan pertempuran?”
“Bagian tepi Hutan Salib Selatan, kerajaan kecil Elf berpopulasi lima ribu yang memiliki hubungan diplomatik dengan negara kita dan empat suku Raksasa Bermata Satu telah sepenuhnya dikalahkan oleh Elf Jatuh. Untungnya, sekarang aku berhasil menghentikan Manusia Banteng-Elang! Tanpa pasukan udara yang bisa melakukan pengintaian menyeluruh di langit ini, Elf Jatuh akan sulit mendapatkan keuntungan melawan Elf, Raksasa, dan penduduk asli lainnya di kedalaman hutan, mengingat luasnya Hutan Salib Selatan yang luar biasa.” Murinio mengeluarkan Seruling Emasnya dan memutarnya dengan gesit di antara jari-jarinya: “Meskipun Elf yang tinggal di hutan ini tidak memiliki kerajaan yang bersatu, mereka tetap memahami pentingnya persatuan. Belakangan mereka mulai saling berkoordinasi, sayangnya jarak antar pemukiman terlalu jauh sehingga belum bisa menyatukan pasukan untuk menghadapi musuh bersama.”
“Jika bukan karena bantuanmu, mungkin Elf Jatuh benar-benar akan menghancurkan mereka satu per satu.” Ucapan Liu Zhenhan ini keluar dari hati yang tulus.
“Para Elf tidak bodoh, tentu mereka juga tahu hal ini! Saat ini pasukan Elf Jatuh telah berkemah di daerah Ngarai Zhada, meski sudah berhenti maju, mereka masih memiliki pasukan cadangan yang besar. Jadi, kemungkinan perang masih bisa meletus lagi! Dan aku juga tidak mungkin terus-menerus tinggal di Hutan Salib Selatan untuk membantu para Elf.” Murinio tersenyum tipis: “Jadi dalam pertemuan aliansi penduduk asli Salib Selatan beberapa waktu lalu, aku mengusulkan agar semua penduduk asli Salib Selatan dalam radius 500 li sekitar Ngarai Zhada pindah ke Kota Caiyu, menciptakan zona vakum!”
“Hei, ide bagus!” Liu Zhenhan sangat mengagumi, dengan racun biokimia khusus untuk menghadapi Bordir ini, pasti para Elf akan menuruti kemauan!
“Awalnya ada yang setuju dan ada yang menentang, tapi setelah melihat efek mematikan dari Qinliu'an, sekarang mereka pada dasarnya menyetujui permintaanku. Aku juga sudah berjanji, selama masih ada angkatan udara Elf Jatuh yang datang, aku pasti akan membantu penduduk asli hutan Salib Selatan yang masih tinggal di sana.”
“Aku benar-benar tidak mengerti, ini kan kesempatan sekali seumur hidup, kenapa tidak sekalian membujuk semua Elf di Hutan Salib Selatan untuk pergi?” Liu Zhenhan menghela napas: “Harusnya kau mengancam mereka. Kalau tidak mau ikut aku, biar mereka berjuang sendiri melawan Elf Jatuh!”
"Omong kosong! Jika semua penduduk asli Bintang Salib Selatan benar-benar dikirim ke Kota Caiyu, siapa yang bisa mengendalikan mereka nanti? Hanya mengandalkan 3000 Medusa?" Murinio melotot ke Lao Liu: "Richard, semua baik padamu kecuali satu hal - nafsumu terlalu rakus! Jika semua penduduk asli Bintang Salib Selatan bersatu, hal pertama yang mereka lakukan adalah menyerang Elf Jatuh di Lusern. Ini bukan situasi yang ingin kulihat atau dapatkan! Bawahan tak terkendali tak ada gunanya meski jumlahnya banyak. Jadi aku hanya mengambil sesuai kapasitas, pikiran kosong untuk mencaplok semuanya tak berani kurenungkan!"
"Kalau semua sudah kau selesaikan, mengapa masih meminta bantuanku?" Liu Zhenhan heran. "Bahkan memberikanku gelar Utusan Kerajaan? Untuk apa lagi ini?"
"Tentu ada hubungannya. Dalam radius 500 li di Lembah Zhada ada satu suku Raksasa Gua, satu suku Raksasa Perbukitan, satu suku Tuskal, tiga suku Hijau Iblis, satu suku Kurcaci Liar, dua suku Setengah Manusia, dan empat suku Elf - total hampir 10.000 orang. Tanpa formasi teleportasi sihir, bagaimana aku memindahkan mereka satu per satu ke Kota Caiyu?" Murinio tertawa. "Jangan lupa Elf Jatuh juga bukan lawan sembarangan! Baik keluar dari Hutan Salib Selatan maupun melewati padang gurun, semua tak bisa disembunyikan dari mereka!"
“Kurcaci Liar？Darah Murni Dui'jal？” Mata Liu Zhenhan memerah karena iri hati, benar-benar kebetulan yang sial! Apakah Kurcaci Liar tinggal di Gunung Zhada? Konon mereka adalah pembuat perangkat sihir terbaik di antara ras kurcaci! Master Dorgun yang menemukan arquebus Guli dulu belajar dari suku mereka! Kali ini Murinio benar-benar mendapat harta karun!
“Omong-omong, Peri Bunga dari 'Laut Sunyi' juga termasuk dalam relokasi ini.” Murinio menambahkan: “Jangan buru-buru iri, apalagi cemburu padaku! Peri Bunga adalah satu-satunya ras yang menolak pindah! Jika mereka tidak pindah, aku dalam masalah!”
“Maksudmu? Meskipun Peri Bunga adalah pengusir roh jahat yang langka, bukan berarti tanpa mereka Dibo Luo tidak akan terbenam!” Kata Liu Zhenhan dengan nada keras, meski dalam hati agak senang. Rupanya masih ada harapan untuk elf ini.
“Masalahku bukan mengharapkan kekuatan tempur mereka, tapi 'Lianbasī' milik Peri Bunga!” Murinio menggelengkan kepala: “Dari tiga elf superior - Bunga, Emas, Bulan, Peri Bunga menempati urutan pertama! Bagaimanapun kau merendahkan mereka, atau seberapa merosotnya mereka, fakta ini tetap ada!”
“Apa sih 'Lianbasī' Peri Bunga yang kau sebut itu?” Liu Zhenhan pusing setengah mati. Dia hanya pernah dengar kentang goreng saus karamel (basī).
“Ini adalah tanaman peri khas peri bunga, kelopak bunganya juga merupakan bahan pangan yang bisa mengenyangkan hanya dengan satu gigitan!” Murinio berkata dengan serius: “Richard, aku tidak bisa dibandingkan denganmu. Tanah apanaseku memang bukan daerah penghasil pangan, tidak punya lumbung pangan sebesar dunia bawah tanah, apalagi cadangan logistik militer hasil RAMAS dari Kalimantan. Populasi yang tiba-tiba bertambah terlalu banyak menjadi beban berat bagiku. Untuk jangka pendek mungkin tidak masalah, tapi bagaimana dengan masa depan? Untuk menyelesaikan masalah pangan secara fundamental, aku harus bergantung pada 'Lotus Root' milik peri bunga!”
“Mengapa peri bunga tidak mau pindah ke Kota Caiyu? Apa mereka ingin menunggu mati di sini?”
“Alasannya sederhana, karena mereka menjaga 'Bunga Aiqin' Elly Jade!” Murinio menatap Liu Zhenhan lama sekali sebelum akhirnya mengeluarkan kalimat ini.
Liu Zhenhan meniup peluit nyaring.
Elly Jade! Ternyata Elly Jade!
Bagi ras Bimon, nama ini sudah sangat familiar!
Dalam Perang Dewa dan Iblis 10.000 tahun lalu, Elly Jade si peri bunga yang dijuluki "Bunga Aiqin" bersama Legolas elf emas, Aragorn kavaleri, dan Kurcaci Emas, dijuluki Empat Sahabat Dewa Perang. Konon Elly Jade dan inkarnasi Dewa Perang saling menaruh cinta sejati.
Sampai saat ini, dalam syair panjang pujian para penyair pengelana, persaingan cemburu antara peri bunga Ellyze dan Medusa sang ular tetap menjadi sorotan abadi.
Bahkan ada versi yang menyatakan - jelmaan Dewa Perang Campos saat itu telah bertunangan dengan Ellyze.
Namun kecantikan sejak zaman dahulu sering berakhir tragis, dalam suatu pertempuran dahsyat, peri bunga Ellyze malang terkena "Jari Kematian" dari Tuan Tanah Kematian Samuel, sehingga binasa - menurut catatan resmi, Tuan Tanah Kematian Samuel menguasai "Dou Qi Beku", mampu melepaskan Sinar Pedang bahkan hanya dengan jari. Terkena satu jari Dou Qi dan Sinar Pedang dari ahli bela diri setingkat itu, akibatnya bisa dibayangkan.
Banyak sejarawan kemudian berpendapat, alasan Dewa Perang hingga akhir tak pernah meresmikan hubungan dengan Medusa sang ular, berkaitan langsung dengan duka kehilangan Ellyze - sayangnya, Medusa tak lama kemudian juga gugur dalam pertempuran. Maka Kuil Bimon selamanya menyimpan patung ikonik Dewa Perang memeluk Medusa sambil menatap langit penuh penyesalan.
Bab Empat Ratus Enam Menyelamatkan Nyawa!!!
Setelah Ellyze mangkat, klan peri bunga pelan-pelan tenggelam dalam debu sejarah; jika bukan karena Xiao Mai memiliki seorang pengawal peri bunga, Liu Zhenhan bahkan mengira ras elf superior ini sudah punah.
"Mengingat masih ada sekelompok peri bunga yang hidup di pedalaman hutan lebat Benua Aigean, wajar saja mereka menjaga jenazah Ailijie - bagaimanapun juga, setiap ras pasti akan menjaga dan memuliakan pahlawan yang muncul dari kalangan mereka sendiri di era Perang Dewa dan Iblis."
"Coba berunding baik-baik, lihat apakah mungkin memindahkan makamnya." Liu Zhenhan berpikir lama sebelum memberi saran pada Murinio.
Murinio menundukkan pandangannya ke tanah, tersenyum getir sambil menggelengkan kepala.
"Mentor, izinkan aku bertanya di luar topik. Sebenarnya ada berapa jenis 'Lianbos' bahan pangan elf? Tiga ras elf utama seharusnya bukan hanya mengandalkan keunggulan peri bunga saja, kan?" Liu Zhenhan menggoyang-goyangkan kalung tengkorak besar di tangannya.
"'Lianbos' peri bunga adalah bahan pangan, 'Lanleer' elf emas adalah jamur daging lezat, sedangkan 'Nuoduolin' elf bulan adalah rempah buah seribu rasa!" Murinio seolah menembus pikiran Liu Zhenhan: "Produksi tanaman khusus elf ini tidak tinggi. Andai tinggi, mana mungkin ada kelaparan di Benua Aigean? Bahkan jika 'Lianbos', 'Lanleer', dan 'Nuoduolin' diberikan ke suku elf biasa, mereka tetap tidak bisa membudidayakannya karena tanaman ini membutuhkan nutrisi dari 'Sumur Bulan Abadi' dan 'Pohon Kehidupan Kuno', plus kekuatan ilahi dari pendeta elf tingkat tinggi!"
“Elf Jatuh dalam ekspedisi ke Hutan Salib Selatan kali ini, pasti juga memiliki tujuan untuk memperoleh tiga tanaman spesial elf ini dalam target strategis mereka!” Liu Zhenhan tersadar: “Harus diakui, sumber daya hardware Elf Jatuh masih cukup melimpah!”
“Ini mungkin memang salah satu target Elf Jatuh.” Murinio juga menyetujui pandangan ini.
“‘Lotus Silk’ milik peri bunga itu harus kita rebut!” Kata-kata Liu Zhenhan bernuansa barbar seperti angin tajam yang menerpa: “Aku harap Mentor memikirkan lebih jauh, ini bukan hanya bahan pangan masa depan Kota Caiyu, tapi juga bisa diberikan ke Elf Jatuh! Jadi kita harus curi atau RAMAS, pokoknya harus dapatkan!”
“Apa? Apa katamu?” Murinio membelalak: “Mengapa kita harus memberikan ‘Lotus Silk’ yang sudah direbut ke Elf Jatuh?”
Seluruh orang di ruangan, termasuk Ratu Elf Bulan Lief yang sedang berbisik dengan saudara-saudara keluarga Hosea, menatap Liu Zhenhan dengan terkejut.
“Aku sudah memonopoli dunia bawah tanah! Dalam 6 bulan ke depan, Elf Jatuh di Kota Lucerne mungkin tidak punya masalah pangan. Tapi setelah itu? Begitu kehabisan persediaan, mereka pasti akan melakukan apapun!”
“Feilengcui dan Kota Caiyu memang tidak masalah, tapi Bimon biasa tidak boleh! Sekali tiga juta anggota komunitas yang telah jatuh itu nekat, siapapun harus memberi mereka ruang gerak, apalagi nanti kita masih perlu mereka sebagai pos terdepan melawan bangsa iblis! Bagaimana jika mereka benar-benar terjepit lalu menyerah ke bangsa iblis? Itu akan jadi bencana besar!”
“Membatasi perkembangan mereka memang harus, tapi selain memberi tekanan, kita juga perlu memberi sedikit penghiburan agar mereka tidak terpojok!” Liu Zhenhan menatap sekeliling sambil menyunggingkan sudut bibir ke Imam Utama Angsa: “Elf Jatuh bukan kelompok kecil. Mereka punya Pohon Kehidupan dan Sumur Bulan Abadi, juga tidak kekurangan pendeta tingkat tinggi. Sejujurnya, saat ini Elf paling berpengaruh di Benua ya mereka! Tapi sekarang sumber pangan mereka habis. Cukup berikan ‘Lianbosi’ khas Peri Bunga, mereka akan tenang dan tidak perlu mati-matian cari jalan lain!”
“Siapa yang mengajari Anda prinsip ini?” Murinio mengerutkan alisnya, pandangan mata penuh keheranan yang tak tersembunyikan, seolah baru pertama kali mengenal Lao Liu.
“Belakangan ini saya menangkap beberapa tunggangan monster. Ternyata setelah dipukuli dulu, lalu diobati lukanya dan diberi makan kenyang, mereka jadi mudah diatur.” Liu Zhenhan terkekeh.
"Usulmu ini terasa seperti 'ikut membantu harimau'! Bagaimana jika Elf Jatuh yang sudah kenyang tidak punya kekhawatiran lagi dan mulai berbuat jahat?" Murinio mengangkat bahu: "Aku agak tidak mengerti, jika kau tahu karakter Elf Jatuh yang kejam, mengapa kau memaksa mengusir mereka dari dunia bawah tanah ke wilayah tandus tanpa makanan?"
"Kalau tidak mengusir mereka dari dunia bawah tanah, masalahku akan besar." Liu Zhenhan tersenyum getir: "Awalnya aku berjalan selangkah demi selangkah. Tapi jika ada kesempatan, aku tidak ingin memaksa Elf Jatuh berperang denganku. Jika benar-benar perang, akan sulit diakhiri."
"Logika ini semua paham, tapi yang ingin kukatakan adalah ras peri bunga sekarang tidak akan meninggalkan 'Laut Sunyi', karena yang mereka jaga adalah tubuh Eileen, bukan makam!" Imam Utama Angsa merapikan rambutnya dengan gerakan anggun, menatap langsung Liu Zhenhan.
"Aneh, apakah tubuh Eileen Sahabat Dewa Perang masih utuh sampai sekarang?" Liu Zhenhan mengusap dagunya: "Oh! Apakah Eileen juga memiliki mutiara pengawet Feiwenli?"
"Fungsi mutiara pengawet hanya mengawetkan selama 10.000 tahun, bukan membekukan waktu selamanya." Murinio mengangkat bahu: "Eileen disegel oleh 'Cincin Nol Absolut'!"
"Sial!" Liu Zhenhan meniup peluit keras-keras.
“Cincin Suhu Nol Absolut”！Konon artefak legendaris ini pernah dianugerahkan kekuatan ilahi oleh Dewi Es dan Salju, menggunakan barrier es abadi suhu nol absolut untuk menyegel target secara permanen. Bahkan waktu di dalam barrier es pun ikut membeku, mencapai tujuan pengawetan jangka panjang!
“Bagaimana jika kuberitahu bahwa Ailijie belum mati, apakah kau akan pingsan?” Murinio melirik Liu Zhenhan dengan pandangan merendahkan.
“Tidak mungkin, mentalku sangat kuat.” Liu Zhenhan tertawa kecut: “Tapi... meskipun artefak ‘Cincin Suhu Nol Absolut’ ini, tak mungkin bisa membekukan waktu sampai akhir zaman. Aku percaya bisa bertahan 1-2000 tahun, tapi 10.000 tahun mustahil. Tak ada artefak yang bisa membelenggu waktu sekuat itu.”
“Peri bunga Ailijie saat itu terluka parah sebelum disegel oleh cincin ini. Dia benar-benar masih hidup!” Murinio mengangguk tegas: “Pendapatmu tentang ‘Cincin Suhu Nol Absolut’ tak mampu bertahan 10.000 tahun itu benar! Dulu ras peri bunga menemukan kolam dingin sepuluh bintang sejajar di Hutan Bintang Salib Selatan. Mereka memanfaatkan hawa dingin murni alam semesta untuk mengamplifikasi kekuatan ‘Cincin Suhu Nol Absolut’! Itulah yang menjaga tubuh Ailijie tetap beku selama 10.000 tahun, sehingga mereka tak bisa meninggalkan tempat dan kolam dingin itu!”
“Mata air dingin Sepuluh Bintang? Hehe... Peri bunga membawa tubuh Aijie ke Kota Caiyu juga sama saja, di Pegunungan Salju Himalaya Taymur ada es abadi yang tak pernah mencair, apakah tidak memiliki efek amplifikasi?” Liu Zhenhan tertawa: “Apakah ini alasan yang dicari-cari pihak lawan?”
“Bukan alasan, tapi fakta. Aku menemukan susunan arah sepuluh mata air dingin itu sangat misterius, seperti formasi magis kuno yang dibuat manusia, hawa dingin yang terkumpul di mata air jauh lebih murni dibandingkan hawa alami di Taymurla!” Murinio menggelengkan kepala: “Masalahnya di sini! Aku ingin peri-peri bunga pergi, tapi mereka tidak bisa meninggalkan Mata air Sepuluh Bintang! Tapi kalau mereka tidak pergi, ke mana aku harus mencari 'Lianbasī'?”
“Ini kebuntuan!” Liu Zhenhan memutar matanya keras-keras: “Sepertinya belum ada orang di Benua Aigean yang bisa membuat formasi magis dengan kekuatan segel es sekuat ini!”
“Aku sudah punya solusi untuk masalah peri bunga!” Imam Utama Angsa tiba-tiba tersenyum: “Sebenarnya menghilangkan kekhawatiran peri bunga tidak serumit yang kau bayangkan.”
“Bagaimana caranya?”
“Buka segel 'Cincin Penjaga Suhu Nol Mutlak' dan hidupkan kembali Aijie!” Ucap Imam Utama Angsa bergetar penuh keyakinan.
"Hehe!" Liu Zhenhan nyaris mati ketawa: "Mentor benar-benar berani berimajinasi! Dulu waktu Eileen terjangkit Jari Kematian dari Tuan Tanah Kematian, begitu barrier es abadi dibuka dan waktu mulai mengalir lagi, bukankah lukanya akan langsung kambuh? Apakah peri bunga akan setuju dengan rencana ini?"
"Tentu setuju!" Imam Utama Angsa Murinio tersenyum penuh keyakinan: "Suku peri bunga memuja Eileen hingga level ekstrim, menjaga tubuh tersegelnya turun-temurun. Sejak zaman kuno mereka terus mencari cara menghidupkannya kembali!"
"Bagaimana caranya? Jancuk! Aku tak percaya kalian lebih hebat dari Dewa Perang zaman dulu!" Liu Zhenhan menyeringai: "Ini terlalu mengada-ada!"
"Richard, kau lupa satu hal! Sihir terus berkembang. Perbedaan sihir 10.000 tahun lalu dan sekarang sangatlah besar!" Imam Utama Angsa berjalan ke jendela, membuka kedua daun jendela lebar-lebar sambil menarik napas dalam: "'Jari Kematian' milik Samuel Tuan Tanah Kematian mengandung hawa dingin yang bisa membekukan tubuh hingga hancur berkeping. Untuk menetralisir hawa dingin ini, harus menggunakan kekuatan magis elemen api yang sangat kuat!"
"Kenapa aku masih bingung? Kekuatan magis api? Hehe, jangan-jangan kau mau menghantam sihir api ke tubuh Eileen ini?"
Sebelum Murinio sempat menjawab, terdengar ketukan pintu pendek dari luar.
"Masuk!"
Dua prajurit Teutonik yang mengenakan baju zirah khimera terbuka dengan hormat membuka daun pintu dari luar. Sekelompok peri bunga berparas anggun dan bersayap transparan di tulang rusuk muncul di hadapan Liu Zhenhan dengan senyuman manis.
"Apakah Yang Mulia adalah Raja Bunga Richard?" Seorang peri bunga berusia lanjut di barisan terdepan bertanya dengan penuh kehati-hatian, seolah tak percaya.
Setelah mengkonfirmasi identitas, wajah semua peri bunga itu serentak menampakkan ekspresi penuh kesedihan yang mendalam.
Bab 407 Sang Penyelamat
Sebenarnya kemarahan dan kesedihan para peri bunga ini sepenuhnya dapat dihindari.
Setelah hidungnya pulih, garis wajah Liu Zhenhan memiliki sudut-sudut keras yang tak tercela. Dengan tambahan "mata mempesona" dan "Tahi Lalat Linglong Biru", penampilannya semakin berkesan elegan dan menawan. Jika didandani rapi, ia pasti terlihat seperti pria tampan bergaya keras yang lumayan.
Namun tak dapat disangkal, bagaikan sarung pedang yang menyembunyikan sifat buas melalui ilusi penglihatan, saat lapisan penutup ini tersingkap, keganasan alaminya akan menyembur seperti energi pedang yang meliuk-liuk di Koridor Panjang.
Pandangan yang siap merampas, cap kekerasan yang berusaha tapi gagal disembunyikan - begitu semua sifat asli ini terbuka, mereka seketika menenggelamkan ketampanan wajahnya yang sebenarnya cukup tegas, menjadi ciri utama yang paling menyolok mata.
Bagi peri bunga yang obsesif terhadap kecantikan, kekasaran dan kevulgaran dalam pandangan mereka setara dengan sinonim tinja. Jika bukan karena status khusus Liu Zhenhan, mungkin peri bunga bahkan tidak akan memberikan rasa hormat yang terbatas.
"Saya adalah Kepala Suku dari ras peri bunga, Cech." Pemimpin peri bunga itu bahkan menghemat basa-basi, memiringkan wajah sambil mengangkat bola mata, membungkuk ringan kepada Liu Zhenhan dengan sikap dingin.
Peri-peri bunga lainnya mengikuti dengan setengah hati di belakang kepala suku mereka, memberikan penghormatan yang asal-asalan. Beberapa peri muda bahkan sama sekali tidak bergerak, pandangan mata mereka dipenuhi ejekan dan tantangan yang terang-terangan ditujukan pada Tuan Tanah Feileng - terlihat jelas mereka tidak menerima "Raja Bunga" versi barbar ini.
Secara diplomatik, sikap seperti ini sudah jelas-jlas merupakan penghinaan. Namun ketika dilakukan oleh peri bunga yang rupawan ini, semuanya terlihat begitu anggun dan natural.
Ini sebenarnya adalah kelemahan terbesar Elf kelas atas - saat mereka memandang rendah seseorang, mereka langsung mengekspresikannya melalui tatapan, seolah takut orang lain tidak tahu. Di Benua Aigean, sangat sedikit ras yang bisa lolos dari pemeriksaan ketat tatapan Elf kelas atas.
Lampard dan Beckham serentak mendengus, bersama-sama melangkah maju satu langkah dari sisi sang bos.
Feilengcui tidak banyak memiliki pria tampan. Liu Zhenhan hari ini sengaja memilih dua pria ganteng ini sebagai pengawal nekat mendekat, awalnya ingin memberikan kesan baik pada peri bunga. Namun kedua pria ini, seorang adalah pahlawan pengendali naga, seorang lagi ahli sihir, yang memang memiliki sifat angkuh. Melihat sikap meremehkan dari peri bunga ini, semangat bersaing para pemuda tak bisa lagi ditahan.
Ksatria naga Lampard dengan baju zirah emasnya, pancaran energi Dou Qi berwarna keemasan yang terkonsentrasi, benar-benar tampil gagah dan dingin. Namun pandangan peri bunga telah sepenuhnya terpaku pada Beckham. Hal ini membuat Lampard kehilangan kesempatan untuk unjuk gigi, sungguh membuatnya frustasi.
Beckham yang berdandan ala Gestapo, posturnya tegap dan rapi sempurna.
Tepi topi tanduk yang berkilauan menciptakan bayangan besar menutupi separuh wajah tampannya. Sorot matanya yang menembus dari bayangan pekat, bahkan lebih misterius daripada kegelapan itu sendiri, berkilau dengan intensitas menyengat bagai api.
Pandangan ini membuat peri bunga merasa seperti tikus tanah yang terjun ke sungai magma merah menyala, mandi sauna meleleh dalam gelembung mendidih.
Bahkan Ratu Elf Bulan yang angkuh, Liv, kini juga diam-diam memperhatikan Beckham dengan sorot mata yang mengandung sedikit kekaguman.
“Tidak usah sungkan, sebagai sesama pencinta bunga, Kepala Suku Chekh tidak perlu merasa asing.” Liu Zhenhan menggerakkan jari ke arah dua pengawal pribadinya, tersenyum pada para peri bunga. Senyumnya terlihat santai dan alami.
Orang yang berkecimpung dalam urusan besar memiliki prinsip toleransi dalam hatinya. Setelah terbiasa dengan samudra luas, Liu Zhenhan enggan berdebat dengan para Elf yang berpikiran sempit ini. Jarak perbedaan antara mereka terlalu lebar. Seorang pemimpin negara mana mungkin akan menyimpan dendam pada sekelompok suku terpencil di hutan belantara.
Murinio hampir tak bisa menahan tawanya. Penampilan Yang Mulia Divine Comedy ini memang sangat memikat di kalangan Bimon yang menyukai ketampanan kasar, namun di mata ras Peri Bunga yang mengagung-agungkan keanggunan, sosok ini mungkin tak ada bedanya dengan ogre. Sungguh sebuah kesalahpahaman yang indah hari ini.
“Yang Mulia Raja Bunga, mengingat Anda dan kami sama-sama pencinta bunga, bisakah kami menyaksikan keahlian mengendalikan bunga Anda?” Sifat khas Elf yang halus namun penuh tantangan terlihat jelas pada Kepala Suku Chekh yang mulai lancang ini. Ia bahkan meragukan status Liu Zhenhan sebagai Raja Bunga—padahal melalui konfirmasi Murinio dan anggota suku Ramos, identitas Bimon ini sebagai Raja Bunga sudah tak perlu diragukan lagi.
Sebenarnya tidak salah jika kepala suku ini merasa begitu terhina. Secara harfiah, sebagai Raja Bunga dan pemilik Ribuan Merah di Satu Gua, seharusnya bukan hanya pemuda tampan bak bunga, minimal sosok pria anggun dan berwibawa tanpa noda duniawi, yang pantas menyandang status pemersatu semua bunga. Tiba-tiba muncul sosok berpakaian preman – bukankah ini seperti juara Olimpiade Pendeta tiba-tiba berubah menjadi peramal badai Bangsa Laut, sama sekali tidak nyambung?
Sekumpulan peri bunga menatap Liu Zhenhan dengan tatapan kosong, ekspresi mereka seolah berharap sang Raja Bunga ini adalah palsu.
"Jika kalian juga memiliki kemampuan berkomunikasi dengan bunga, cobalah tanyakan langsung pada mereka."
Liu Zhenhan tersenyum lapang: "Jujur saja, aku enggan mempertunjukkan Tujuh Jurus Menguasai Bunga. Untuk melakukannya, harus mengorbankan nyawa bunga-bunga yang indah, itu bukan tujuanku."
"Ucapan seperti ini sudah membuktikan gelar Rajamu tak diragukan." Kepala suku peri bunga tersenyum dingin.
"Keahlian Raja Bunga pernah kusaksikan sendiri, benar-benar luar biasa." Murinio menyela dengan senyuman, mencairkan suasana yang agak canggung.
Liu Zhenhan segera berpura-pura merendah lagi, disusul basa-basi palsu dari Kepala Suku Chekh.
"Semua adalah orang-orang licik yang sudah lama berkecimpung di dunia." Setelah beberapa sapaan singkat, Liu Zhenhan sudah bisa melihat dari ekspresi merendahkan pihak lawan bahwa menarik peri bunga ini untuk bergabung ke Feilengcui adalah mimpi di siang bolong—tampaknya mereka bahkan tidak mempertimbangkan kemungkinan itu.
"Richard, pertanyaanmu selama ini tentang cara menghidupkan kembali Sahabat Dewa Perang, Elizaje. Sekarang dengan kehadiran Kepala Suku Chekh, aku akan memberimu Jawaban." Murinio menepuk-nepuk bahu kepala suku dengan lembut. Dari sudut matanya, Liu Zhenhan menangkap senyum Imam Utama Angsa yang ditujukan padanya.
"Metode apa? Mentor, aku masih belum paham dengan cara yang Anda usulkan tadi." Liu Zhenhan tahu kali ini Murinio pasti tidak akan merugikannya. Kelemahan angsa tua ini adalah tidak memiliki formasi teleportasi sihir—titik lemahnya sekaligus kelemahan seluruh dunia. Feilengcui kekurangan talenta, terutama ahli alkimia, justru bidang yang akan menjadi keunggulan sang angsa tua.
Begitu pikirannya sampai di situ, Liu Zhenhan sama sekali tidak khawatir. Dengan si licik Murinio di pihaknya, meski tidak dapat daging, kuahnya pasti akan didapat.
"Ras peri bunga telah berjuang keras selama bertahun-tahun untuk menyelamatkan Ahli Filsafat Agung Alizee, biarkan Kepala Suku Cech yang menjelaskan padamu." Imam Utama Angsa Murinio mengubah ekspresinya menjadi serius, lalu berpaling ke tetua peri bunga: "Utusan Kerajaan kita, Paduka Liu Zhenhan bukan hanya seorang Shaman Divine Comedy, tapi juga penyihir tingkat suci. Tetua, dengan bantuan Paduka, aku yakin kita pasti bisa menyelesaikan rencana penyelamatan Ahli Filsafat Agung Alizee!"
"Santo?" Kepala Suku Cech kembali mengamati Liu Zhenhan dari ujung kepala hingga ujung kaki, sekelompok peri bunga di belakangnya juga kembali menatap tak berkedip ke arah Liu Zhenhan. Ekspresi mereka seolah sangat berharap gelar tingkat suci ini hanyalah palsu.
Liu Zhenhan agak terkejut. Biasanya orang yang mengetahui dirinya seorang Santo pasti akan terperanjat ketakutan, tapi hari ini para peri bunga dan Ratu Elf Bulan Liv yang hadir hanya berkedip sebentar, tanpa menunjukkan ekspresi terkejut. Entah karena kedisiplinan mereka yang baik atau reaksi saraf mereka benar-benar lambat.
“Terima kasih atas bantuan Kerajaan Bimeng kali ini. Paduka Murinio, bantuan yang diberikan ras Elf Bulan kepada saudara sebangsa telah kami ras Peri Bunga catat di sayap. Hutang budi takkan kami lupakan.” Kepala suku Cech mengangguk dingin namun elegan pada Liu Zhenhan dan Murinio: "Rencana penyelamatan filsuf Ailijie telah kami persiapkan sejak ribuan tahun silam. Bakat luar biasa Paduka Murinio membuat idenya sejalan dengan kami - asalkan saat barrier es abadi terbuka, kekuatan magis api yang kuat dapat menetralkan ledakan hawa dingin tiba-tiba, pastilah filsuf Ailijie akan bangun dengan selamat!"
"Teori ini baru saja kami dengar dari Yang Mulia Murinio. Menurutku ini agak mustahil..." Liu Zhenhan belum sempat menyelesaikan ucapannya sudah dipotong gerakan tangan Kepala suku Cech: "Paduka Liu Zhenhan, ini wilayah Elf. Harap gunakan gelar Elf saat menyebut Paduka Murinio. Beliau adalah seorang Pangeran Elf senior."
"Akan kuperhatikan panggilan itu lain kali. Lanjutkan, Kepala suku." Liu Zhenhan terkekeh.
"Paduka Liu Zhenhan..." Kepala suku Cech sengaja mengabaikan gelar Raja Bunga Liu: "Aku tahu keraguanmu. Tubuh Elf bukan kristal sihir yang bisa diisi kekuatan magis, bukan? Pernahkah kau dengar tentang sihir tanaman 'Transplantasi Magis'?"
“Mantra terlarang sihir tanaman yang paling tidak berguna?” Liu Zhenhan terkejut: “Transfer kekuatan magis ini adalah pertukaran seimbang di mana satu pihak mendapat manfaat permanen dan pihak lain menderita kerugian permanen! Siapa yang begitu bodoh memberikan kekuatan magisnya ke orang lain? Lagipula, di mana bisa menemukan magister besar sihir tanaman? Mantra terlarang bukan sesuatu yang bisa diaktifkan sembarangan!”
Ratu Elf Bulan Liv menggelengkan tangan ke Liu Zhenhan. Lao Liu berbalik cepat dan melihat di tangan sang ratu tiba-tiba muncul gulungan sihir berbentuk daun maple kuno. Gulungan ini terbuat dari logam magis langka yang dilubangi artistik, memancarkan cahaya hijau samar namun sama sekali tidak menunjukkan gelombang magis.
Gulungan tanpa gelombang magis berarti palsu atau telah diberi batasan khusus untuk mencegah incaran orang jahat.
Ras Elf Bulan menguasai sihir angin dan kayu. Keberadaan gulungan daun maple kuno di tangan Yang Mulia Ratu jelas menunjukkan keasliannya.
“Terima kasih atas kemurahan hati Anda, Ratu Liv dari ras Bulan.” Kepala Suku Chekh dan semua peri bunga membungkuk memberi hormat.
“Ahli Sihir Agung Alizee adalah kebanggaan seluruh ras elf kami. Merupakan kehormatan bagiku untuk berkontribusi dalam kebangkitannya. Penatua Cech, ini hanyalah sebuah gulungan sihir okulasi, tak perlu Tuan terlalu memikirkannya.” Ratu Elf Bulan membalas salam dengan anggun, suaranya semanis nyanyian surgawi. Sekali didengar, takkan pernah terlupakan.
"Kenapa semakin kudengar semakin mengerikan?" Liu Zhenhan menarik napas tersengal-sengal, menatap kosong lalu bertanya pada Murinio: "Mentor, meski Tuan punya 'Gulungan Sihir Okulasi', tapi... di mana mencari inang okulasi dengan kekuatan magis sebesar itu? Jangan-jangan Tuan mengincar phoenix api peliharaanmu sendiri? Ini adalah sihir pengorbanan yang akan mengurangi kekuatan phoenix secara permanen! Peliharaan magis adalah nyawa kedua seorang pendeta, bagaimana Tuan bisa memberi sasarankonyol yang menyakiti phoenix untuk peri bunga ini?"
Akting Lao Liu selalu bagus, kali ini pun tak terkecuali.
Murinio mana mungkin sebodoh itu? Bulu di tubuhnya lebih licik dari monyet! Tanpa perlu menebak, Liu Zhenhan tahu pasti si Angsa Tua sudah menyiapkan rencana sempurna. Semua pernyataan sebelumnya hanya untuk memperdalam rasa bersalah peri bunga, memuluskan rencana relokasi mereka. Feilengcui pasti akan mendapat keuntungan dari ini, pantaslah membantu si Angsa Tua menggebuk genderang perang.
“Richard, kamu benar. Saat ini kita kekurangan media okulasi magis dengan kekuatan api yang luar biasa kuat! Sebuah media okulasi magis yang rela menanggung konsekuensi kehilangan kekuatan magis!” Murinio tersenyum penuh makna: ”Tapi tugas ini belum tentu harus dibebankan pada Phoenix Api, bukan? Dunia ini luas, masakan hanya Phoenix Api satu-satunya monster api yang kuat?”
”Yang Anda maksud bukan Naga Hitam Neraka, kan?” Liu Zhenhan tertawa kecut. Entah karena bencana dari memelihara Makhluk Sial akhir-akhir ini atau memang nasib sial, si Angsa Tua ini ternyata memiliki target yang sama dengannya - suku terdegenerasi Lucifer.
”Keberadaan empat ekor Naga Hitam Neraka benar-benar ancaman besar bagi penduduk asli Bintang Salib Selatan! Jika bukan karena prinsip Elf Jatuh yang lebih mengutamakan penaklukan dan aneksasi, dengan kekuatan empat Naga Hitam Neraka itu, penduduk asli Bintang Salib Selatan pasti sudah binasa sejak lama! Menghancurkan pasukan udara Manusia Banteng-Elang itu mudah, tapi hanya dengan melenyapkan empat Naga Hitam Neraka inilah suku terdegenerasi Kota Lucifer baru benar-benar akan tersadar dan mengendurkan sikap!” Murinio tersenyum lebar: ”Richard, kau memang hebat. Lagi-lagi menebak pemikiranku.”
Liu Zhenhan menggerakkan bibirnya diam-diam. Sudah jelas, Murinio mengajaknya ikut pasti bermaksud menjadikannya tukang pukul.
Melihat para Peri Bunga itu memandang Imam Utama Angsa Murinio yang tampak anggun dengan penuh kekaguman, Liu Zhenhan semakin menyeringai masam.
"Empat ekor Naga Hitam Neraka! Bukan empat ekor Ayam Mutiara di kebun sayur, mana mungkin mudah ditaklukkan?"
Lagipula ini harus dirahasiakan dari Elf Jatuh, sekali rahasia terbongkar pasti terjadi pertarungan sampai mati! Kalau Elf Jatuh sadar tak punya jalan keluar, pasti akan nekat! Liu Zhenhan belum berencana memulai perang total dengan Elf Jatuh.
Ini terlalu berisiko. Liu Zhenhan bergumam dalam hati.
"Tenang, urusan Naga Hitam Neraka sudah kupahami!" Murinio sepertinya membaca kalkulasi licik di benak Lao Liu, kata-katanya membuat Liu Zhenhan lega: "Untungnya empat Naga Hitam Neraka ini bergerak bersama, tidak seperti kebiasaan naga yang soliter. Untuk menghidupkan kembali Sang Bijak Agung Elizier, kekuatan magis satu naga pasti tak cukup."
"Meski bisa menangkap Naga Hitam Neraka untuk pencangkokan, berapa besar kekuatan magis yang dibutuhkan untuk menetralkan hawa dingin Jari Kematian? Bagaimana menghitung takarannya? Lagi pula, kekuatan magis bukanlah perisai! Kalau hanya mengandalkan kekuatan magis dalam tubuh untuk menahan serangan, mana mungkin penyihir bisa tewas oleh sihir?" Liu Zhenhan masih penuh keraguan.
“Paduka Liu Zhenhan. Meskipun kami peri bunga tidak memiliki bakat dalam serangan magis, tapi kami adalah ras yang paling selaras dengan kekuatan elemen! Kami bisa menggunakan tongkat komando untuk mengatur kekuatan magis pada waktu tepat dengan susunan tepat, sepenuhnya menetralisir serangan eksternal! Ini adalah 'Teknik Penetralan Tenaga Magis' peri bunga! Jadi, menghitung ekuivalensi kekuatan magis yang diperlukan untuk menetralisir serangan bukanlah masalah bagi kami.” Kepala suku Cheerful tertawa panjang dengan riang: "Menghidupkan kembali filsuf Ajie adalah impian terbesar seluruh ras peri bunga! Sebenarnya, bahkan sebelum Putri Murinio menawarkan bantuan, kami juga tidak pernah berhenti mengeksplorasi dan mencari cara menyelamatkan filsuf Ajie! Kami bahkan sudah lama memiliki sebuah 'permata Kajaride’!"
“Permata Kajaride!” Liu Zhenhan memandang dengan mata berbinar-binar penuh kekaguman, benda ini hanya pernah dilihatnya pada Meishuai. Jika harus memilih harta karun nomor satu di dunia, kristal permata ini benar-benar pantas menyandang gelar itu!
Penatua Cheh kemudian menghela napas lagi: "Sayangnya, kami tetap tidak bisa menemukan potongan kedua permata Kajaride. Jika bisa menyatukan dua potong, kami pasti sudah mulai menghidupkan kembali filsuf Ailijie! Dou Qi Tuan Tanah Kematian mengandung dua kekuatan - 'Penaklukan Kristal Beku' dan 'Ledakan Kontraksi Dingin'. Kami tidak tahu apakah satu permata Kajaride bisa sekaligus menghilangkan sisa angin beku setelah serangan mematikan kristal es. Jika tidak, 'Ledakan Kontraksi Dingin' juga akan menyebabkan luka mematikan pada tubuh rapuh filsuf Ailijie! Karena itu semua kepala suku peri bunga sebelumnya merencanakan matang-matang: lebih baik tidak melakukan apa-apa daripada mengambil risiko mencoba sembarangan."
"Bisa dimengerti." Liu Zhenhan menganggukkan kepala: "Jika tidak mempersiapkan dua jenis tindakan tuntas, berganti menjadi aku pun juga tidak berani mencoba!"
“‘Permata Kajaride’ hanyalah rencana penyelamatan pertama, sedangkan usulan Putri Murinio sesuai dengan rencana kedua yang telah lama kami peri bunga rancang,” Penatua Cech melihat angsa tua dengan penuh syukur: “Sejak zaman dulu, peri bunga kami pernah memiliki pahlawan yang menjelajah ke kuil suci Dewi Bulan Elune di pegunungan, menemukan monster dimensi lain Eredar Flamewrym yang disegel di neraka oleh dewi! Tapi kekuatan magis seekor Raja Iblis Api Eredar saja belum cukup untuk menyelamatkan bijak bestari Elize... Dan kami juga tidak mempersiapkan kemampuan okulasi magis...”
“Melayani sesama ras adalah kehormatan elf bulan, jangan sungkan Penatua! Nanti kami hanya berharap Penatua bisa meminjamkan ‘Rantai Boneka Rune Angin’ yang mengikat Eredar Flamewrym untuk diteliti pendeta elf bulan kami, mungkin kami bisa menemukan beberapa teknik suci angin warisan Dewi Bulan Elune!” Ratu elf bulan Liv tersenyum memesona.
“Pasti pasti...” Penatua Cech mengangguk berulang kali. “Asalkan Putri Murinio bisa membantu menangkap dua ekor Naga Hitam Neraka lagi, kebangkitan bijak bestari Elize pasti akan segera terwujud!”
“Kepala Suku Cech, Anda benar-benar harus berterima kasih kepada Yang Mulia Tuan Murinio... oh tidak... seharusnya Yang Mulia Pangeran Murinio... Tanpa beliau, peri bunga seperti kalian tidak mungkin bisa menangkap makhluk kuat seperti Black Dragon Neraka...” Liu Zhenhan membantu angsa tua itu berbicara sambil menghela nafas dalam hati, zaman sekarang memang zaman edan! Elf Bulan bicara muluk-muluk, tapi ujung-ujungnya hanya mengincar "Rantai Boneka Rune Angin".
Peri bunga patuh sekali, mereka kembali membungkuk hormat kepada angsa tua itu dengan pujian yang berlebihan.
“Yang Mulia Pangeran, setelah berbicara panjang lebar, target utama kita pasti adalah Black Dragon Neraka! Apa rencana Anda? Black Dragon Neraka sebagai bahan okulasi harus hidup, sementara naga-naga ini hidup berkoloni. Hanya berdua kita, tanpa membangunkan suku-suku yang jatuh, sepertinya kemungkinan menangkap mereka terlalu kecil?” Mata Liu Zhenhan berkedip-kedip menatap Murinio.
“Benar! Karena itulah kami mencari bantuanmu.” Murinio tertawa kecil.
Melihat raut tidak puas Tuan Tanah Feilengcui yang belum mendapat janji imbalan, Murinio segera menambahkan: “Tenang Richard, aku tidak memintamu mengambil risiko besar. Aku sudah punya rencana sempurna! Nantikan tambahan para tukang besi kurcaci liar di laboratorium alkemimu!”
“Mentor, lihat apa yang Anda katakan!” Liu Zhenhan segera mengibaskan tangan, wajahnya penuh keteguhan sambil menepuk-nepuk payudaranya hingga berbunyi pong-pong: “Untuk menyelamatkan Sahabat Dewa Perang, sebagai juru bicara Dewa Perang ini, aku rela menghadapi bahaya apa pun!”
“Jancuk~ Munafik banget~” Bayan kecil mencibirkan paruh bengkoknya dengan sinis.
Bab 408 Pilar Batu Bangsa Naga
Kampung halaman Peri Bunga "Laut Sunyi" terletak di lembah rawa sempit di dalam Hutan Salib Selatan.
Di sini diapit pegunungan hijau seperti tinta yang bertumpuk-tumpuk, air terjun dan tirai air mengalir deras dari ketinggian ribuan chi. Dari kedalaman hutan terdengar riuh kupu-kupu dan kicau burung sesekali, memancarkan vitalitas.
Di sisi yang berbatasan dengan hutan, berbagai Pondok Tali Rotan terkubur hamparan bunga semanggi ungu dan rerumputan hijau. Akar-akar berotot yang rumit menopang bangunan tanaman di atas rawa berair dangkal yang dipenuhi akar rumput dan bunga liar. Empat "Pohon Ajaib" berbatang kokoh dengan daun hijau segar dan duri mawar sepanjang 3 meter bagai penjaga waspada, mengelilingi enam "Sumur Bulan Abadi" dan satu Pohon Kehidupan setinggi ratusan meter di area pusat.
"Ah~" Setelah menguap lebar, Liu Zhenhan melangkah cepat dari platform rumah peristirahatan pohon menuju tangga rotan. Tubuhnya melengkung, lalu ia melompat ke udara sambil meraih sebatang rotan liar yang tumbuh alami. Dengan dua-tiga ayunan, ia mendarat lincah di rumput, membuat burung beo kecil menjerit kesal sambil mengepakkan sayap pergi.
Pepohonan tinggi yang rimbun di hutan menghalangi pandangan dan akses dari luar. Kalaulah bukan karena Formasi Teleportasi Sihir Logam Ajaib, Lao Liu yang telah mengamati lama ini mengakui: tanpa sayap, mustahil menemukan peri bunga ini hanya dengan dua kaki. Entah sampai kapan baru bisa ketemu.
"Kelincahan yang hebat!" Murinio bertepuk tangan, turun perlahan dari rumah peristirahatan pohon bersama rombongan lewat tangga rotan.
Pandangan Lili dan Nini pada Liu Zhenhan dipenuhi kebanggaan dan kehormatan, bercampur rasa malu khas gadis muda. Hal ini membuat keinginan Lao Liu untuk pamer semakin menjadi-jadi.
Sekelompok peri bunga meliriknya dengan dingin. Bibir Kepala Suku Cech bergetar sejenak, tapi akhirnya tak mengucapkan apa-apa.
Dari gerakan bibir Kepala Suku Cech, Liu Zhenhan menganalisis: mungkin sang kepala suku ingin menyebut dua kata "Tai Shan".
Karena di Benua Aigean pernah ada seorang pahlawan suku liar, namanya memang Tai Shan.
Elf memang ahli dalam menyindir secara tidak langsung.
“Sudah kubilang, dengan keikutsertaan Richard, tingkat keberhasilan rencana ini pasti seratus persen!” Murinio tersenyum pada Kepala suku peri bunga: “Kepala suku Chekh. Sekarang Anda seharusnya tidak punya kekhawatiran lagi kan?”
“Tentu tentu, tenang saja.” Kepala suku Chekh terbang ke udara, membungkuk dengan anggun, tapi ekspresi wajahnya tidak sesuai dengan perkataannya.
Liu Zhenhan tiba-tiba merasa tidak berminat, menggelengkan kepala lesu disertai senyuman getir.
Murinio tidak pernah menyebutkan apa yang akan digunakan untuk menaklukkan empat ekor Naga Hitam Neraka. Kepala suku peri bunga sepertinya sudah mengetahui jawabannya. Melihat sikap misterius mereka yang sengaja menyembunyikan rahasia, Liu Zhenhan sebenarnya sangat penasaran. Kini melihat sikap sok Kepala suku Chekh, Lao Liu pun tidak enak bertanya lagi, terpaksa bersabar mengikuti sambil menunggu perkembangan.
Para peri bunga kini bersiap mengeluarkan Flame Devil Eredar yang telah lama dikurung, lalu merancang jebakan langkah demi langkah.
Flame Devil Eredar adalah monster tingkat tuan tanah yang termasyhur dari dunia chaos. Juga dikenal sebagai An Rui Da atau Du Yan Mowang, sangat menyukai kekacauan dan membenci tatanan. Dosa, kekuatan, dan reputasinya yang menggema telah tersebar di berbagai tingkat dimensi, tidak perlu diragukan lagi betapa dahsyatnya kekuatannya.
Menurut kabar, Eredar Flamefiend yang disegel oleh Dewi Bulan ini terkubur dalam tanah beku di dekat kolam dingin "Ten Stars Alignment". Karena hawa dingin yang sangat menusuk, para peri bunga harus mengenakan mantel tebal untuk pergi ke sana.
Liu Zhenhan dan Murinio berdiri di tengah "Lautan Sunyi", sambil memanfaatkan waktu para peri bunga berganti pakaian untuk menyelesaikan rekonsiliasi laporan keuangan mereka dengan cepat.
Murinio sangat murah hati! Asalkan Yang Mulia Shaman Divine Comedy membantunya menyelesaikan rencana relokasi ini, Kota Caiyu yang memiliki dua ras elf superior pasti akan menyumbangkan "Sumur Bulan Abadi" dan "Pohon Kehidupan Kuno" ke Feilengcui. Selain itu, semua Kurcaci Liar akan dialokasikan ke laboratorium alkemi Feilengcui, bahkan termasuk beberapa ahli alkemi elf dan pandai besi Kurcaci perbukitan tingkat tinggi!
Baru hari ini Liu Zhenhan mengetahui bahwa selaku suku Elf Bulan di Rawa Senja, Murinio diam-diam memiliki suku elf padang rumput, suku Elf Hutan, dan komunitas Druid kecil.
Ya Tuhan! Kekuatan pribadi seperti ini benar-benar tak tertandingi di seluruh negeri!
Kemurahan hati Murinio juga bukan tanpa syarat. Di masa depan, pabrik senjata Feilengcui akan memasok perlengkapan militer Kota Caiyu - ini adalah satu-satunya syarat Murinio.
Industri persenjataan selalu menjadi kelemahan Bimon. Bahkan Murinio, seorang tuan tanah Bordir yang telah lama memiliki Kurcaci perbukitan, bagaikan ibu rumah tangga ulung tak bisa memasak tanpa beras; Syarat ini tidak terlalu berat bagi Feilengcui. Produksi dua pabrik senjata besar di dunia bawah tanah lambat laun akan melampaui kebutuhan mandiri. Liu Zhenhan menghitung dengan jari: Jika termasuk Kota Caiyu, pabrik senjata miliknya yang mengandalkan Raksasa Typhoon melebur baja menggunakan krus grafit di sungai lava mungkin akan defisit. Tapi dunia bawah tanah memiliki tambang terbuka melimpah. Jika perlu, semua budak manusia di Kota Xueli bisa ditarik untuk menambang.
Setelah urusan ini disepakati, para peri bunga yang hampir selesai berganti baju mulai bermunculan satu per satu dari rumah pohon. Setiap orang memegang sekop baja kecil. Benar-benar bangsa yang mengejar estetika sampai tingkat patologis. Bahkan permukaan sekop baja mereka diukir dengan pola rumit nan indah.
Liu Zhenhan berprasangka buruk: Peri-peri ini mungkin bahkan pot kencing pun akan mereka ukir.
Sepuluh kolam dingin yang tersebar seperti bintang di langit dan jernih seperti cermin terletak di area terbuka tepat di depan perkemahan "Laut Sunyi". Susunannya artistik dengan tata letak kuno, kolam besar seluas belasan hektar sedangkan yang kecil hanya selebar belasan yard. Air terjun yang mengalir dari puncak gunung ke lembah membentuk sungai melingkar bagai lengan ibu yang mengelilingi kesepuluh kolam cermin ini.
Hamparan bunga berwarna-warni dan rerumputan yang biasa menghiasi lembah rawa, di sekitar kolam-kolam ini berubah menjadi tanaman honeysuckle yang jarang dan lumut tahan dingin. Genangan air yang biasa menggenangi rawa-rawa, di sini berubah menjadi cekungan es berkilauan. Bahkan di beberapa cekungan bekas jejak sapi, tumbuh edelweis putih susu dengan semburat merah menyala.
Yang paling mencolok adalah rumpun raksasa setinggi puluhan meter di tepi kolam. Meski jumlahnya tak banyak, kehadirannya sangat megah. Kabut tipis mengepul dari permukaan air, meliuk-liuk di antara daun-daun besar. Sementara di sungai melingkar yang terbentuk dari air terjun, mengapung bunga putih dan teratai merah muda. Dua musim berbeda hadir dalam satu pemandangan yang justru menciptakan harmoni unik nan memesona.
Dari hal ini terlihat, penyebaran udara dingin dari kolam dingin tampaknya memiliki batasan yang membentuk sistem tersendiri.
"Hehe... Kalau tidak tahu, aku akan mengira ini adalah mata air es di Pegunungan Salju Himalaya Taymur!" Pandangan Liu Zhenhan menyusuri batang-batang alang-alang raksasa di tepi kolam. Melihat burung bangau salju yang putih bersih hinggap di daun alang-alang yang gemuk dan besar, tubuh mereka langsung terlihat kecil dan anggun. Lao Liu terus menggerutu: "Kalau daun alang-alang sebesar ini dipakai untuk membungkus bakcang, berapa meter bahan yang akan terpakai ya?"
"Filsuf Ailijie tenggelam di kolam kembar yang ada di tengah! Raja Iblis Api Beracun terkubur di tanah beku tepi sungai. Kita harus menggali mereka sebelum malam tiba!" Kepala Suku Elf Bunga Cech membentangkan sayap transparannya yang melayang-layang di udara, menggosok-gosokkan tangan dan menghembuskan nafas putih, lalu memeluk erat mantel tebalnya.
Liu Zhenhan memakaikan mantel kulit untuk Guo Guo, A-Xiannu dan burung beo kecilnya, sambil tersenyum sinis dalam hati.
Sejujurnya, Lao Liu sama sekali tidak percaya bahwa Raja Iblis Api Beracun ini benar-benar disegel langsung oleh Dewi Bulan Elune, sama seperti keraguannya yang semakin besar bahwa tiga pahlawan hewan peliharaan 10.000 tahun lalu bukanlah jelmaan Dewa Perang Campas.
Sejak zaman kuno hingga kini, banyak entitas kuat dari dunia lain yang disegel oleh pahlawan epos di Benua Aigean. Makhluk-makhluk kuat antar-dimensi ini sulit dibunuh, atau bahkan setelah mati akan berubah menjadi makhluk abadi yang mengerikan, sehingga hanya bisa dipilih pengurungan permanen.
Nostalgia masyarakat modern sudah mulai tidak sehat, seolah semakin kuno suatu masa semakin pantas untuk berbual B. Setiap sejarah kabur harus dikaitkan dengan dewa-dewa, seakan tanpa ini nilai akan merosot tajam.
Beda terbesar antara pahlawan, buku, atau karya kontemporer dengan klasik dan epos hanyalah kurangnya patina zaman.
Lao Liu benar-benar bertanya-tanya apakah 10.000 tahun lagi namanya akan dikumandangkan bangsa Bimon sebagai perwujudan lain Dewa Perang.
Karena peri bunga biasa terbang, tidak ada jejak jalan menuju area kolam es. Sekelompok orang berjalan maju "bzzzt bzzzt" di tanah beku yang dipenuhi kubangan es.
Begitu memasuki wilayah kolam es, hawa dingin menusuk tulang mulai menyusup ke tubuh. Burung beo langsung menyelip ke rambut Lao Liu. Guo Guo punya fisik bagus, Axiensu ahli hawa dingin kematian, sama sekali tak terganggu. Para peri bunga sekitar terkejut, bagaimana dua Shuangxue Piqiu lebih tahan dingin daripada mereka?
"Secara logika, kekuatan Eredar Flamefiend seharusnya tidak kalah dari Naga tingkat lima, tapi kenapa masih perlu tambahan kekuatan magis api dari dua ekor Naga Hitam Neraka untuk menetralkan Sinar Pedang satu jari Tuan Tanah Kematian Samuel?" Xiao Bei di samping berpikir sejenak, lalu berbisik ke bosnya: "Apakah kekuatan Tuan Tanah Kematian sudah mencapai tingkat yang begitu mengerikan?"
Liu Zhenhan juga tidak tahu, mengangkat bahu sambil menatap angsa tua.
"Ini penyesalan besar. Ksatria Kuil berbakat luar biasa Samuel memilih memberontak, tapi lupa sumber kekuatannya. Dewa Perang yang memberi, tentu bisa mengambil kembali." Seorang Ksatria Siluman di belakang membantu Murinio mengenakan jubah bulu, angsa tua menggerakkan bahunya dengan ekspresi pilu.
Liu Zhenhan memutar matanya. Menurutnya si angsa tua terlalu dibuat-dibuat. Dengan kekuatannya, bukankah udara dingin kolam tidak perlu dijauhi dengan jubah bulu? Cuma gaya-gayaan.
Xiao Bei juga memutar matanya. Penyihir adalah ateis, membahas kekuatan magis malah dikaitkan dengan teologi ngawur seperti ini, hal yang paling dibenci penyihir sejati.
Seiring rombongan berjalan berliku, tak lama kemudian mereka tiba di tepi Kolam Kembar yang terletak di bagian tengah. Seperti kolam-kolam dingin lainnya, tepian di sini dibangun dengan batu putih raksasa yang disusun bertumpuk. Karena usianya yang sudah sangat tua, permukaan batu dipenuhi retakan dan lumut hijau yang merambat.
Teluk dalam ini mencakup area sekitar dua hektar, berbentuk seperti barbel raksasa. Di bagian tengah terdapat tanggul tanah beku selebar ratusan yard. Di kedua sisi perairan tengah berdiri pilar batu heksagonal raksasa yang dihiasi tulisan rune rumit dan samar. Bayangannya terpantul di permukaan air hijau pekat yang dingin menusuk, membuat kolam ini terlihat seperti halaman buku yang dipenuhi tulisan.
Dari kejauhan, suara gemuruh air terjun melingkar tiba-tiba pecah disertai cipratan air. Puluhan siluet ramping yang masih basah menepi dari air, melambaikan tangan dan menyapa para peri bunga dengan antusias. Dentuman air terjun yang terlalu keras membuat suara mereka tak terdengar jelas.
Liu Zhenhan yang memiliki penglihatan tajam langsung menyadari: semua orang yang muncul dari air itu memiliki rambut emas yang memukau. Meski ada yang tua dan muda, setiap anggota - baik pria maupun wanita - memiliki wajah yang luar biasa rupawan.
"Di Boluo!" Liu Zhenhan mengutuk dalam hati. Matanya menangkap garis sisik merah jelas yang mengelilingi kaki para pria dan wanita tampan yang baru saja muncul dari air itu.
"Pakaian dari serat alga tak bisa menutupi lekuk tubuh anggun mereka. Karena kulit mereka terlalu pucat dan halus, ciri ini terlihat sangat mencolok."
"Ini adalah putri duyung air tawar." Murinio menoleh ke Liu Zhenhan sambil tersenyum: "Mungkin ini juga satu-satunya kelompok putri duyung air tawar yang tersisa di dunia saat ini. Aku baru mengetahuinya belakangan ini! Meskipun ras Peri Bunga memiliki seni pengendalian kekuatan magis yang tinggi, tubuh mereka terlalu mungil sehingga tidak pandai bertempur. Di Hutan Salib Selatan yang dijuluki Surga Monster, mustahil mereka bisa bertahan hidup tanpa bergantung pada putri duyung air tawar ini!"
"Apakah hubungan antara Peri Bunga dan putri duyung air tawar sangat baik?" Liu Zhenhan melihat para peri bunga terbang riang ke sungai berbentuk cincin di kejauhan, matanya menyiratkan kekaguman saat melirik Murinio: "Kalau para peri pindah, apakah putri duyung juga harus ikut pindah?"
"Dari pengamatanku belakangan ini, ikatan emosional antara putri duyung air tawar dan peri bunga sangat erat." Murinio menyilangkan lengan sambil tertawa: "Putri duyung adalah penyihir elemen air alamiah. Dengan kehadiran pengendali kekuatan magis seperti peri bunga, kekuatan tempur mereka akan melonjak drastis. Kali ini, kepala suku peri bunga dan kepala suku putri duyung membawa prajurit dewasa ke suku elf di garis depan Ngarai Zhada, bekerja sama melawan Elf Jatuh!"
"Hubungan mereka memang harmonis!"
"Mengingat kita sudah saling bergantung selama bertahun-tahun, aku yakin mereka pasti tidak akan saling meninggalkan!" Angsa Tua menarik pandangannya, memandang Liu Zhenhan dengan tenang.
"Mentor," Liu Zhenhan menjilat bibirnya, mengerutkan alis dengan kebingungan: "Memang benar putri duyung memiliki kaki saat keluar dari air, tapi seharusnya mereka kehilangan kemampuan berbicara. Bagaimana bisa mereka mengobrol akrab dengan Kepala Suku Chekh?"
"Kemarin aku baru makan malam bersama kepala suku putri duyung air tawar. Mungkin kau belum tahu, kaum putri duyung air tawar sudah menemukan teknologi formasi magis Penghalang Air Tempel menggunakan kristal sihir!" Imam Utama Angsa seolah ingin memamerkan hasil buruannya yang akan didapat: "Richard, sekarang putri duyung air tawar hanya perlu menyiram air setiap 12 jam tanpa harus kembali ke air. Bukankah ini jauh lebih baik daripada suku Haus kuda nil di Bimon kita?"
"Berapa jumlah putri duyung air tawar yang tinggal di sungai air terjun ini? Dan berapa peri bunga?" Liu Zhenhan mengorek hidungnya kuat-kuat. Ia teringat metode putri duyung air tawar meninggalkan air ini pernah disebutkan Ai Wei'er di Kuil Moni Oasis Cambridge.
"Peri bunga ada sekitar 200 lebih. Putri duyung air tawar sedikit lebih sedikit, mungkin sekitar 100 orang." Murinio tahu apa yang ingin diketahui Shaman Divine Comedy ini, tersenyum kecil.
“Peri bunga adalah pengusir setan，putri duyung air tawar adalah penyihir elemen air bawaan，ditambah barrier kemampuan ras！Bahkan jika mengabaikan hasil tangkapan Kurcaci Liar dan suku Tuskar，Guru Besar tetap mendapat keuntungan besar kali ini!” Liu Zhenhan iri sampai ingin mengolesi upil ke muka sang angsa tua：“Aku akhirnya paham，alasan Guru bersikeras ingin menarik ras terbuang ke Dataran Liar Donau dulu! Perencanaan Guru benar-benar visioner!”
“Hehe…” Murinio tersenyum menggelengkan kepala：“Richard，jangan menganggapku sebagai Dewata yang mahatahu. Aku juga tidak menyangka akan mendapat hasil sebesar ini! Sungguh! Aku beri tahu fakta lain，karena hidup lama di dekat kolam es 10 bintang，putri duyung air tawar ini telah memahami variasi sihir elemen air - sihir es yang lebih ofensif!”
“Penderitaan memang mengasah manusia，mereka juga terdesak ke ujung tanduk!” Meski tahu target utamanya harusnya "Sumur Bulan Abadi" dan "Pohon Kehidupan Kuno"，hati Liu Zhenhan tetap dipenuhi kejengkelan. Keberuntungan Murinio benar-benar di luar dugaan!
Dunia memang begini. Orang tidak iri saat kau kaya，tapi saat harta yang kau dapat sama dengan milikku，disanalah kecemburuan itu muncul.
Seekor burung bangau salju yang sedang merapikan bulu di atas daun xuewei menjadi sasaran kemarahan Liu Zhenhan. Sebuah biji Xiangfei direbut dari tangan Guo Guo, "plak!" tepat menghantam burung malang itu.
Posisi terbalik bangau yang jatuh ke perairan jernih itu dalam sekejap berubah menjadi patung es, kristal es biru muda menyebar begitu cepat hingga membutakan mata.
"Jancuk!" Liu Zhenhan ternganga melihat gumpalan es yang mengambang di permukaan air.
Putri duyung air tawar yang sedang mengobrol dengan peri bunga di kejauhan tampaknya tak berani masuk ke area kolam dingin yang basah, setelah mengobrol sebentar, ia melambaikan tangan dan melompat kembali ke sungai.
Kepala suku peri bunga Cech terbang mendekat memberi salam kepada Liu Zhenhan, Murinio, dan Ratu Liv. Tanpa menunda, ia segera memimpin pasukan peri bunga menggali tanah beku yang keras.
Tanah beku di tepi kolam ini keras seperti batu. Tubuh mungil peri bunga yang mengayunkan sekop baja hanya meninggalkan bekas putih tipis, gerakan mereka tetap elegan dengan kelemahan yang memesona.
Melihat Murinio dan pengawalnya turun membantu, Liu Zhenhan malas bergerak. Ia berdiri sambil tersenyum menghisap cerutu, bertukar senyum sinis dengan Lampard dan Beckham.
"Teluk dingin di sebelah kiri katanya menjadi tempat peristirahatan tubuh Ailijie." Liu Zhenhan memandang lebih lama ke arah tersebut.
Di tengah teluk, pilar batu heksagonal terikat rantai besi berpola indah, diduga sebagai tali pengikat tubuh Ailijie.
Guo Guo sambil makan Xiangfei melempar cangkang ke air teluk, menimbulkan suara "byur-byur".
"Jangan main air sembarangan." Murinio mengangkat pedangnya yang penuh kerak es, sekumpulan peri bunga berhenti bekerja dengan pandangan marah.
Lao Liu menepuk telinga besar Guo Guo. Di teluk dalam hutan purba mungkin terdapat monster mengerikan, meski teluk es jelas tak memungkinkan. Pendidikan Imam Utama Angsa itu sepenuhnya benar.
Pusat teluk tiba-tiba bergelombang besar. Bayangan ular raksasa menyembul dari dasar air, memercikkan riak ganas yang mengacaukan permukaan berukiran mantra sakral.
"Jancuk! Mustahil segitu kebetulan?" Liu Zhenhan tertegun. Bukankah ini pemukiman putri duyung air tawar dan peri bunga?!
“Ini sebenarnya adalah tulisan bangsa naga.” A Xiannu yang berdiri di bahu Liu Zhenhan dan belum berbicara sama sekali, tiba-tiba mengacungkan jari ke arah pilar batu heksagonal di tengah sungai yang dipenuhi simbol-simbol rumit.
Bab 409: Kehilangan di Timur, Memperoleh di Selatan
Tulisan bangsa naga atau bukan, Lao Liu sudah tidak peduli lagi.
Dari dalam kolam dingin terdengar suara "Braak!" disertai cipratan air ke segala penjuru, seekor makhluk air raksasa berbentuk ular muncul mencolok di pusat riak air.
Makhluk ini berwarna hijau pucat dengan kulit licin tanpa sisik, sekilas mirip ular raksasa, tapi terlihat seperti belut raksasa jika diamati lebih lanjut. Kepala segitiga sebesar keranjang itu memiliki dua kumis daging panjang dan sepasang mata besar sempit. Tubuhnya yang seperti tong anggur membentuk bayangan hitam tebal di air dingin, sungguh mengerikan dan menjijikkan.
Udara hening selama setengah detik sebelum teriakan Nini mengguncang. Makhluk air itu seolah terprovokasi, mengembangkan dua helai sirip insang seperti layar, lalu menyibak gelombang dengan tubuh gempalnya yang menerjang ke tepian dengan ganas.
Liu Zhenhan bahkan tidak sempat berpikir, langsung mencabut kapak perang bermata ganda Snowdonia yang tak ternilai harganya dari punggungnya. Dengan ayunan lengan, kapak itu melesat menghantam monster air. Tangan kirinya menyapu gerakan memungut bunga edelweis putih yang mekar di tanah beku, lalu jarinya mendorong bunga itu ke udara. Bunga yang berputar cepat itu menembus mata raksasa monster bagaikan jarum menembus kain rami.
Ksatria naga Lampard membuktikan dirinya sebagai Ksatria Suci yang loyal, berani, dan perkasa. Saat bayangan ular muncul di air, ia sudah menghunus pedang legendaris "Xixinghai" dari pinggang. Langkahnya melesat ke depan, tubuh tegapnya menjadi perisai hidup yang melindungi bos dan penyihir di belakangnya.
Dengan Dou Qi yang terus menyala untuk menahan hawa dingin, Lampard memanfaatkan momentum saat monster itu nekat menerjang. Pedang Xixinghai diayunkannya membentuk lingkaran cahaya di atas kepala, mengumpulkan energi Dou Qi yang memadat. Ujung pedangnya menyemburkan Sinar Pedang biru bertabur bintang. Jubah emasnya berkibar-kibar saat pedangnya menghujam, membuat kepala keranjang monster pertama tertembus bunga edelweis, lalu terkoyak oleh sinar pedang biru yang menyayat lebar. Darah hitam-ungu menyembur bak kipas raksasa.
Sebagai Kapten kelompok penyihir Feilengcui, reaksi Beckham benar-benar luar biasa. Layaknya ahli pisau terbang, dia dengan gesit mengeluarkan dua tongkat sihir berkilau merah dari lengan bajunya, menyilangkannya membentuk tanda salib yang memancarkan kilatan elemen merah menyala. Dengan gerakan memutar pinggang dan tendangan beruntun, dia melepaskan dua "pisau api" biru nila yang berputar liar.
Bagai gunting raksasa berputar, kedua "pisau api" itu melengkung di udara membentuk jalur aneh dan jauh, menyilang di belakang leher monster sebelum menghilang diam-diam ke dalam air kolam yang membekukan tulang.
Menyusul pisau api tersebut, panah darah tajam dan "Paku Penembus Jantung Nail Ao Zu" melesat dengan angin kencang yang meraung-raung. Tekanan dahsyatnya membelah permukaan air menjadi dua alur, sementara kabut dingin seketika membekukan panah darah cair menjadi anak panah es merah menyala.
Dentuman "jiong" terdengar saat anak panah es berdarah itu menancap dalam ke tubuh monster di bawah permukaan. Air jernih seketika dipenuhi gumpalan hitam keunguan pekat seperti tinta yang menyebar.
“Paku Penembus Jantung Nail Ao Zu” menjadi satu-satunya yang gagal, monster air sama sekali tidak mengaktifkan perisai magis, serangan tusukan langsung menembus tubuhnya, memicu buih raksasa berbentuk jamur di permukaan air. Tak ada efek yang dihasilkan, membuat Guo Guo marah sampai memunggungi pantat.
Ketika pasukan roh cincin yang mematikan muncul dari ruang Hitam Teratai, mereka sudah tak punya kesempatan bertempur. Monster ular yang dihantam beberapa gelombang serangan berat itu bahkan tak sempat bersuara, dengan suara gemuruh yang dahsyat menghantam permukaan air. Kepala keranjang yang menyemburkan darah dan tubuh sebesar tong anggur diam-diam terbelah dua, menghempaskan gelombang raksasa setinggi tembok manusia yang langsung menerjang ke tepian.
Untunglah Geryon dan Hydra bertubuh sangat besar, bagai dua benteng terbang yang kokoh menutupi langit di depan, sehingga gelombang air dingin yang menusuk tak membuat semua orang mandi air dingin.
Liu Zhenhan menggaruk-garuk kepalanya penuh keheranan, saling memutar mata dengan Lampard dan Xiao Bei. Monster ini terlihat terlalu murah harganya, bagaimana bisa mati begitu mudah padahal bertubuh kekar.
Hanya dalam sekejap, dua roh cincin yang basah kuyup oleh air telaga mengeluarkan suara aneh "keretak-keretak". Kristal es biru muda menyebar cepat di tubuh Geryon dan Hydra bagai ikan yang berenang melawan arus, memantulkan keindahan beku berwarna-warni di bawah sinar matahari.
Sekelompok peri bunga masih belum sadar sepenuhnya, tertegun memandang delegasi tiga orang Feilengcui dengan tatapan penuh kengerian.
Liu Zhenhan agak terbuai dalam pandangan itu. Dia yakin kekuatan dahsyat yang baru saja ditunjukkannya pasti telah mengguncang Elit Elf yang sombong dan bodoh ini, membuat mereka mulai memujanya.
Mungkin mereka akan berhenti mengikuti Murinio dan beralih ke dirinya. Hati Liu Zhenhan dipenuhi rasa senang bukan main.
"Jancuk bangsa barbar! Tahukah kau berapa tahun kami peri bunga membina belut es ini?" Kepala Suku Cech peri bunga melemparkan sekop baja berukir dengan marah, terbang mendekati Liu Zhenhan sambil menghardik: "Otakmu tumbuh di ranting pohon ya? Selain berkelahi, apa lagi yang kau tahu?"
“Belut?” Liu Zhenhan menjulurkan lidahnya, tak menyangka monster ini ternyata seekor belut raksasa. Belut terlalu familiar bagi Liu Zhenhan, di Tiongkok era 80-an, makhluk ini dijuluki emas lunak. Konon nelayan Yangtze yang menemukan mayat mengambang mengeluarkan suara pfft! pfft! lalu menggaruk perutnya dengan kail, pasti akan mendapatkan benih belut.
Bagaimana mungkin belut hidup di kolam sedingin ini? Mengapa peri bunga memelihara makhluk bodoh yang besar dan canggung ini? Liu Zhenhan merasa bingung.
"Es Belut tadi mengira kalian akan memberi makan, tapi kalian malah membunuhnya!" Air mata Kepala Suku Chekh hampir menetes: "Kalian biadab, haus darah, jahat..."
"Jangan buru-buru menuduh!" Liu Zhenhan segera memotong ucapan kepala suku peri bunga: "Kepala Suku Chekh, kami tidak tahu peri bunga memelihara binatang peliharaan raksasa di kolam dingin. Sepertinya Tuan juga tidak memberi tahu sebelumnya! Tiba-tiba melihat belut raksasa menerjang, siapapun akan bereaksi keras! Tuan boleh tidak menyukaiku, tapi jangan berulang kali mencemarkan -ku!"
"Aneh! Apakah Es Belut kami mengganggu kalian? Siapa yang melempar sesuatu ke air sehingga memancing Es Belut muncul?" Kepala suku peri bunga tentu tidak mengakui, terus-menerus berdebat.
Murinio segera melerai dan membujuk, menarik sang kepala suku pergi.
Para peri bunga lainnya tidak sebaik ini, terbang ke udara mengelilingi Liu Zhenhan sambil berteriak-teriak memaki.
Suara peri bunga ini manis, makian mereka seperti bernyanyi. Kata-kata hinaannya sangat artistik, mirip ejekan "Lao Liu adalah suku liar tapi disebut Tarzan", penuh dengan sindiran tajam dan sarkasme berkelok-kelok.
Liu Zhenhan mengunyah cerutu besar, tersenyum angguk-angguk dengan wajah menerima dengan rendah hati dan malu, padahal sebenarnya sudah sangat marah.
Andai bukan karena postur peri bunga yang mungil (yang tertinggi hanya 1,5 meter), Tuan Liu sudah menampar mereka satu per satu hingga terpental ke Samudera Xiya.
Prinsip "membeli tulang kuda dengan seribu keping emas" atau "menghormati orang berbakat" sudah dilupakan Liu Zhenhan. Bawahan sombong seperti ini, diberikan gratis ke Feilengcui pun Liu Zhenhan tak mau.
Burung beo kali ini anehnya tidak ikut memaki. Setelah menyampingkan kepala mendengar lama, tiba-tiba mengumpat ke para peri bunga: "Jancuk anak perempuan ibumu~"
"Ucapan kasar ini agak mirip gaya sindiran peri bunga saat memaki!" Para elf bunga tertegun sejenak, lalu melampiaskan kemarahan mereka pada burung beo yang menyebalkan ini. Mereka menuduhnya tak beradab, tak dididik dengan baik, tak punya sopan santun, dan mempertanyakan bagaimana majikannya mengajarinya – mungkin sang majikan juga berkarakter sama.
Burung beo kecil semakin sombong: "Benar~ Bos yang ngajarin~ Jangan pernah ngobrol sama bego kayak kalian~"
"Cukup!" Ratu Elf Bulan Liv mengerutkan alisnya lama sebelum akhirnya tak tahan menghardik, memprotes ketidakpatutan dalam situasi ini.
Begitu Sang Ratu berbicara, para peri bunga pun tak bisa terus memanas. Mereka berhenti bicara namun tetap melototi Liu Zhenhan dengan penuh kebencian. Burung beo kecil yang tak kenal takut itu terus memaki-maki. Andai Guo Guo tak menutup paruhnya, mungkin Sang Ratu Elf Bulan pun akan jadi sasaran makian.
"Guru Mulia! Sepertinya Laut Sunyi juga tak menyambutku. Kalau begitu aku pulang dulu!" Liu Zhenhan berpamitan pada Murinio, berbalik hendak pergi. Tiba-tiba ingat kapaknya masih di dalam air, ia menyuruh Geryon menyelam untuk mengambilnya.
"Masak segini saja sudah tak bisa menahan diri?" Si angsa tua (Mourinho) mendekat dan menepuk bahunya. "Ada apa? Masalah kecil begini saja sudah tak sabaran?"
"Aku sudah banyak berurusan dengan elf. Bisa bertanggung jawab untuk mengatakan, yang paling sulit dan paling Berbual B di antara mereka adalah peri bunga! Sejak aku datang ke Laut Sunyi, mereka terus memperlihatkan muka masam. Menurut mereka siapa diri ini? Dewa Perang? Bertemu sekali saja sudah dianggap kemuliaan besar?" Liu Zhenhan mengangkat bahu sambil menggelengkan kepala dengan senyum getir: "Mentor, jangan bicara soal hak istimewa kesombongan tiga elf superior! Dengan karakter seperti ini, menurutku mereka bahkan lebih menjengkelkan daripada elf jatuh!"
"Elf superior tidak akan berteman sembarangan, tapi sekali berteman akan seumur hidup." Kepala suku Cheleh memandang sinis Lao Liu: "Bimon barbar sepertimu, jangan harap bisa dapat persahabatan peri bunga seumur hidup."
Liu Zhenhan menyembulkan setengah kepalanya dari balik Murinio, memandang kepala suku peri bunga dengan ekspresi konyol. Dunia ini memang lucu, banyak orang setengah air menggeleber tapi sok jago.
"Mau pergi tidak semudah itu! Membunuh belut es kami, lalu pergi begitu saja?" Kepala suku Cheleh tersenyum sinis berulang kali.
"Wah!" Liu Zhenhan terdiam sejenak, lalu memeluk lengan sambil tertawa terbahak-bahak: "Aku bahkan tidak punya hak untuk pergi? Hei, lalu apa yang mau kau lakukan? Kepala suku peri bunga, kau mau menahanku dengan paksa?"
Asal peri bunga ini mengucapkan satu kata kurang ajar lagi, Lao Liu pasti akan menyentil cerutu ke mukanya sampai bara api beterbangan.
“Jasad Sang Bijak Aelijie terbungkus es abadi, tenggelam di kedalaman kolam dingin ribuan meter ini.” Kepala suku Chehe dengan wajah khidmat menunjuk pilar batu segi enam berantai besi di tengah kolam: “Lihat rantai besi di pilar itu? Inilah yang mengikat tubuh Sang Bijak! Dinginnya air kolam akibat fenomena 10 bintang sejajar terlalu ekstrem, rantai sudah membeku dan rapuh, sama sekali tak bisa ditarik! Kami peri bunga memelihara belut es ribuan tahun, berharap suatu saat bisa mengandalkannya untuk melilit barrier es di dasar kolam dan mengangkat jasad Sang Bijak Aelijie ke permukaan! Sekarang kau bunuh belut es itu, bagaimana kami bisa mengangkat jasadnya?”
“Oh! Begitu ceritanya.” Liu Zhenhan mengernyitkan dahi. Hal yang sebenarnya masuk akal ini, ketika diutarakan oleh peri bunga, justru terasa sangat menjengkelkan.
“Ketahuilah! Seluruh suku peri bunga siap mempertaruhkan nyawa untuk memperjuangkan kebenaran!” Kepala suku Chehe menggebrak tinju marah, diikuti gemuruh sorak dukungan dari belakangnya.
Geryon merayap keluar dari kolam beku dengan tubuh berbalut kristal es yang berderai-dera. Lubang mata gelapnya menyapu kerumunan peri bunga yang bergemuruh. Cakar tulangnya melepaskan Kapak Perang Chevroline yang berpendar dingin, menghunjam dalam ke tanah beku sekeras batu karang.
Tiba-tiba suasana hening menyergap kerumunan peri bunga.
"Begini saja, nanti akan kubantu kalian mengantar Ailijie naik ke darat!" Liu Zhenhan tertawa, "Braak" asap cerutu pekat menyembur ke arah peri bunga yang wajahnya geram ini: "Sedangkan untuk kalian peri bunga, bagaimana kalau mencoba, lihat berapa besar logika yang bisa kalian ajukan dengan mempertaruhkan nyawa!"
"Kamu..." Urat menonjol di dahi Penatua Cech berdenyut-denyut.
Ksatria naga Lampard dengan gesit mengeluarkan pedang legendaris Xixinghai, ujung tajam pedang berbintik-bintik bagai bintang itu mengarah pada sekumpulan peri bunga yang wajahnya dipenuhi kemarahan, langsung meredam suasana kembali.
"Bukankah Ksatria Suci manusia dikenal paling adil? Hari ini agak tidak bisa membedakan benar-salah?" Ratu Elf Bulan Liv bergumam pelan di samping, nuansa provokatifnya jelas, membuat Murinio meliriknya dengan tajam.
"Membasmi makhluk jahat adalah tanggung jawab Ksatria Suci! Peri bunga tidak memberi tahu keberadaan belut es di kolam dingin sebelumnya, jelas meremehkan kemampuan Ksatria Suci! Menyikapi sikap liar kalian sebelumnya, aku menolak meminta maaf pada yang tak tahu diri dan sombong!" Ksatria Lampard mengakhiri dengan melirik dingin ke arah ratu elf bulan: "Aku Santo Ksatria, tapi jangan kira aku bodoh yang patuh buta pada aturan."
“Ngapain banyak omong sama mereka! Sejak kita datang, mereka bahkan nggak anggap remeh kita!” Beckham berdiri tegak, sudut bibirnya menyeringai penuh ejekan: “Para peri bunga ini pasti udah gila. Berani-beraninya meremehkan kita!”
“Dua manusia jadi anjing penjaga buat Bimon, masih jumawa! Ha!” Cech Kepala Suku sengaja tertawa keras.
“Kalau loe masih perlu kultivasi seribu tahun, mungkin baru cukup buat jadi anjing penjaga gue.” Beckham mengangkat kedua tangan, balas mengejek tanpa ampun.
“Sudahlah! Kita semua kan pencinta bunga, ngapain ribut sampai kayak gini! Biar aku yang urus!” Murinio tersenyum ramah ke kedua pihak, perlahan menurunkan pedang perang Lampard.
“Semoga Putri bisa memberi keadilan.” Cech Kepala Suku membungkuk penuh hormat ke Murinio.
“Richard!” Murinio membungkuk mendekat, berbisik pelan ke Liu Zhenhan: “Peri bunga itu sebenarnya picik dan pendendam. Aku tadinya mau kirim beberapa exorcist peri bunga ke bawahananmu. Ngapain kau bikin tegang begini? Karakter elf kelas atas emang dari sononya kayak gini, mau kau terbiasa atau enggak, sejak dulu mereka selalu begitu! Kalau nggak punya kesombongan ini, mereka bukan elf kelas atas lagi.”
Liu Zhenhan memutar matanya. Ia merasa Murinio benar-benar pandai bersilat lidah. Diduga dari awal dia sudah berharap hubungan Liu dengan peri bunga semakin meruncing, agar tidak ada yang merebut "dinding sudut"-nya.
"Kolam Dingin Sepuluh Bintang Terhubung terlalu ganas, bulu angsa sekalipun akan langsung membeku saat menyentuh air. Sekarang hanya kau yang punya peliharaan magis unsur es." Murinio kembali berkata pada Liu Zhenhan: "Richard, kali ini kau harus tetap tinggal dan membantuku! Tubuh Tang Beierjina belum pulih sepenuhnya, aku tidak ingin dia repot lagi! Untuk menghadapi Naga Hitam Neraka malam nanti, aku juga membutuhkanmu sebagai penjaga barisan belakang, untuk mengantisipasi kejadian tak terduga!"
Liu Zhenhan selalu merasa sangat bersalah pada Phoenix Es. Mendengar perkataan Murinio, setelah beberapa saat ragu, dia akhirnya mengangguk setuju.
Sebenarnya dia lebih ingin tinggal untuk melihat metode apa yang akan digunakan Murinio untuk menangkap empat Naga Hitam Neraka secara diam-diam.
Di dalam hati, Liu Zhenhan sudah membuat perhitungan. Menangkap empat naga hidup-hidup tanpa sepengetahuan Pasukan Degenerasi adalah misi yang mustahil – Naga Hitam Degenerasi bukanlah pelacur yang bisa datang dan pergi sesuka hati! Perangkap seperti apa yang bisa menjerat mereka? Dan perangkap macam apa yang bisa sekaligus mengurung empat naga hitam? Apalagi kali ini tujuannya menangkap hidup-hidup, tingkat kesulitannya ribuan kali lebih rumit daripada sekadar membunuh naga.
Jika terjadi kesalahan di tengah jalan sehingga satu naga lolos, Kerajaan Bimeng akan menghadapi masalah besar.
Meski bingung, Liu Zhenhan masih memiliki tingkat kepercayaan tertentu pada Murinio. Si angsa tua ini memang punya banyak kekurangan, tapi setidaknya bukan tipe yang suka membual. Kalau dia seyakin ini, tinggal tunggu saja hasilnya.
"Aku ingat tadi kau bilang tulisan di pilar batu ini adalah rune bangsa naga?" Sementara orang-orang menggali tanah, Liu Zhenhan yang menganggur tiba-tiba teringat ucapan A-Xiannu sebelum membunuh belut es. Sang Ratu Penyihir Naga yang bertransformasi menjadi Shuangxue Piqiu ini masih belum meregenerasi tubuh aslinya, dan ini pertama kalinya dia berbicara secara sukarela.
"Ada banyak keajaiban naga kuno. Ini adalah batasan magis yang ditetapkan naga epos purba yang sangat kuat pada harta karunnya! Awalnya kukira belut es adalah monster penjaga pusat sihir, ternyata bukan." A-Xiannu terdiam cukup lama sebelum menjawab dengan enggan.
"Barusan kau mungkin agak terlalu bersemangat, ya?" Liu Zhenhan mencibir, ingin tertawa tapi menahan diri.
"Pusat sihir dari Ten Stars Linked Cold Pool ada di dua pilar batu ini. Di dalamnya pasti ada monster penjaga yang kuat!" A-Xiannu berusaha menerjemahkan tulisan di pilar dengan getir: "Mungkin baru akan muncul jika pilarnya dihancurkan. Aku mungkin terlalu tegang."
“Liu Zhenhan tersenyum. Sejak di Pulau Dewa Laut, dirinya sudah pernah meneliti Formasi Penguncian Yun Qin dan Formasi Penguncian Aigean. Formasi penguncian di Benua Aigean biasanya memiliki lokasi tersembunyi, namun pusat sihirnya jelas terlihat, sepenuhnya bergantung pada penjaga kuat untuk keamanan. Selama bisa menemukan formasi tersebut, tidak sulit untuk ditembus jika memiliki kekuatan.”
“Sebaliknya, Formasi Ajaib Yun Qin yang mengandalkan kecerdasan dan ilmu untuk mencari Mata Formasi rahasia justru lebih merepotkan.”
“Situs kuno di Benua Aigean tak terhitung jumlahnya. Formasi magis kuno biasanya menjaga harta karun, dengan harta bangsa naga sebagai yang paling berharga. Memikirkan ini, Liu Zhenhan merasa bersemangat. "Panggil Anglam untuk melihat ini."”
“A-Xiannu menambahkan: "Tulisan naga yang rumit hanya bisa dipahami oleh naga berusia ribuan tahun. Mungkin pemahamanku ada kesalahan."”
“"Bicarakan nanti saja."”
“Diam-diam melirik Murinio dan para peri bunga yang sedang menggali tanah beku, Liu Zhenhan menikmati kepuasan diam-diam di hatinya.”
Setelah para peri bunga ini pindah, aku akan mengajak Nana, Daisy, dan Kepala suku Andulan untuk meneliti. Jika kolam dingin Sepuluh Bintang Berbaris benar-benar merupakan batasan dari naga kuno purba, dan kita bisa menggali harta karun tak terhitung yang terkubur di bawahnya, bukankah aku akan jadi kaya? Apa arti monster penjaga pusat sihir? Jika khimera Feilengcui berbaris rapi, bahkan naga purba sendiri pun harus berpikir dua kali.
Iskusmi! Akhirnya perjalanan kali ini tidak sia-sia. Liu Zhenhan matanya berkaca-kaca.
Bab 410 Panah Beracun Sang Dewata
Penggalian terhadap iblis api Eredar memakan waktu sangat lama. Tanah beku terlalu keras, dan awalnya dikubur terlalu dalam.
Ratu Elf Bulan Liv berdiri di samping. Gorini dan Gatanie tidak bisa banyak berbicara dengan Liu Zhenhan, hanya berkomunikasi dengan tatapan. Guo Guo justru lebih riang dari Lao Liu, sesekali mengambil ranting kering dan mencelupkannya ke kolam dingin, lalu mengangkatnya menjadi tiang es berlapis embun beku, menghisapnya bersama A-Xiannu dengan suara "ciur-ciur".
Murinio bersama para pengawal dan peri bunga terengah-engah menggali hingga malam. Saat bulan purnama menggantung di langit, akhirnya dengan baju basah keringat mereka berhasil menggali lubang sedalam lebih dari sepuluh meter di tanggul tanah, mengeluarkan peti berisi raja iblis api beracun.
Yang mengejutkan Liu Zhenhan, meski sudah menggali begitu lama, sekop baja berukir peri bunga tidak ada yang patah. Tampaknya elf kelas atas ini bukan sekadar cantik tanpa isi, setidaknya mereka berhasil mencapai keseimbangan sempurna antara estetika dan prinsip mekanika.
Liu Zhenhan sedikit mengurangi sikap meremehkan yang sebelumnya ditunjukkannya.
Delapan prajurit Teutonik bertubuh kekar mengangkat peti mati perak seperti peti mati dari lubang tanah menggunakan rotan sebesar pergelangan tangan. Setelah bertahun-tahun terpapar cuaca, peti perak yang penuh lumpur ini sudah memiliki bercak korosi besar-besaran, seolah akan terkelupas saat disentuh.
Di peti terdapat gembok besar yang sudah lapuk. Seorang peri bunga menghantamnya berkali-kali dengan sekop baja berukir namun tak patah, sampai akhirnya seorang prajurit Teutonik memutarnya dengan tangan dan lepas begitu saja.
Liu Zhenhan tak tahan rasa penasaran dan mendekat untuk melihat.
Dia merasa heran, para ahli kuat dari dunia lain biasanya menguasai dua bidang: pertarungan tangan kosong dan sihir. Legenda Raja Racun Api Chaos malah bertubuh raksasa setinggi lebih dari 10 meter, seperti tercatat dalam literatur kuno!
Peti ini agak terlalu kecil, bukan?
Yang tak disangka Lao Liu, di dalam peti besar ini terdapat lapisan peti kecil.
Kejutan berikutnya lebih besar lagi. Ternyata tidak hanya satu lapisan, melainkan enam lapisan peti yang saling bertumpuk.
Kotak terakhir memiliki panjang sekitar 1 meter 34 cm. Dua peri bunga yang mengangkat kotak ini mengenakan sarung tangan serat tebal dengan sangat hati-hati.
Hal ini dikatakan karena Raja Api Beracun memiliki racun mematikan di tubuhnya, untuk mencegah kontaminasi.
Saat kotak terbuka, kilau keperakan lembut bagai sinar bulan menyebar ke segala penjuru, menyinari wajah setiap orang seperti dilapisi air raksa.
Liu Zhenhan membeku seperti patung kayu. Guo Guo yang berdiri di bahunya hampir terjungkal ke dalam kotak karena terlalu condong ke depan, beruntung sempat ditangkap telinganya oleh Xiao Bei.
Di dalam kotak perak kecil kuno, terbaring seorang gadis kecil berambut hitam bagai awan yang sedang meringkuk tidur nyenyak. Bulu matanya berkedip-kedip seolah sedang bermimpi indah.
Tubuh mungilnya yang telanjang dibalut rantai berbentuk prisma awan yang rapat. Terdapat sembilan bagian yang melilit, setiap ruasnya terukir gelombang elemen yang sangat dalam dan menekan, dengan simbol magis samar-samar yang memancarkan kilau seperti air raksa.
Alas kotak awalnya berupa kain sutra berwarna arang dengan serat biru yang jelas. Begitu terkena angin, seketika berubah menjadi serpihan hitam seperti kupu-kupu.
Seolah terbangun dari mimpi, gadis kecil itu tiba-tiba membuka mata. Kepalanya setengah terangkat dengan pandangan penuh ketakutan menatap kerumunan orang di depannya. Wajahnya tidak terlalu cantik, namun sangat menimbulkan rasa kasihan.
“Luar biasa! Sudah bisa berubah menjadi wujud manusia.” Murinio baru bisa mengucapkan kalimat ini setelah menatap lama.
“Untung dia diikat dengan 'Rantai Boneka Rune Angin' dalam keadaan wujud manusia, kalau tidak peti ini pasti tak bisa menampungnya.” Kepala Suku Chek mengendus-endus hidungnya yang memerah karena kedinginan.
“Inikah Raja Iblis Api Beracun?” Liu Zhenhan tampak bingung: “Mengapa aku sama sekali tidak merasakan kekuatan elemennya?”
“Jika kau diikat dengan 'Rantai Boneka Rune Angin', semua kekuatanmu juga akan berubah menjadi kekuatan penahan.” Ratu Elf Bulan berkata dingin.
“Benarkah?” Liu Zhenhan memandang tajam Ratu Liv: “Yang Mulia, pertama-tama saya ucapkan selamat, ini benar-benar sebuah Artefak legendaris.”
“Tuan Richard, maukah kau mencoba rasanya dibelit rantai ini?” Ratu Liv menatapnya dengan wajah beku: “Aku jamin, ini akan menjadi pengalaman yang takkan pernah kau lupakan seumur hidup.”
“Tidak masalah!” Hari ini dua kelompok elf terhormat terus mengganggu Lao Liu, Tuan Liu benar-benar menahan amarah: “Jika ada kesempatan, Anda harus membiarkan saya mencoba 'Rantai Boneka Rune Angin' ini. Saya memang ingin melihat sehebat apa sebenarnya!”
“Ini hanya gurauan.” Ratu Liv tersenyum manis.
“Menurut usia Elf, sang Ratu ini meski sudah menikah, sebenarnya masih perawan sejati. Senyumannya bagai bunga musim semi dan bulan purnama, kecantikannya memesona seperti dewi yang membeku dalam formasi pin.”
“Jancuk, ibu lo! Lagi-lagi peri kecil yang mainin perasaan orang.” Liu Zhenhan dalam hati mengumpat: “Sial!”
“Dengan Raja Iblis Racun Api An Ruida ini, ditambah dua ekor Naga Hitam, kebangkitan filsuf kita Ailijie sudah di depan mata!” Kepala suku peri bunga menggosok-gosokkan tangan kegirangan.
“Aku bukan raja iblis racun api! Aku Zhennü An Ruida!” Gadis kecil yang terbaring di peti itu membela diri dengan suara lemah.
Tertawa terbahak-bahak, semua merasa akting Aruida ini bagus sekali, memang iblis yang sudah berumur ribuan tahun pandai berakting.
“Hati-hati, dia beracun!” Kepala suku Qiehe mengingatkan beberapa prajurit Teutonik yang sedang mengangkat peti dengan balok kayu.
“Aku benar-benar bukan raja iblis racun api, aku Zhennü An Ruida! Kalian sudah memenjarakanku bertahun-tahun, masih mau apa lagi? Hiks...” Tangisan gadis kecil itu mengguncang langit dan bumi.
Liu Zhenhan tersentak, diam-diam menarik lengan Murinio sambil menunjuk ke gadis dalam peti: “Dia bilang apa barusan?”
“Perkataannya mana bisa dipercaya? Tidak kau lihat dia dikunci dengan apa?” Murinio heran menatap Lao Liu.
"Di antara fenghuang ada spesies Zhen yang merupakan phoenix beracun!" Liu Zhenhan ingat Kepala suku Andulan pernah menyebutkan: "Apakah gadis kecil ini merupakan phoenix beracun? Hanya namanya disebut Andruida?"
"Siapa yang lebih memahami phoenix daripada kami bangsa elf? Phoenix adalah dewa pelindung seluruh dunia! Zhen beracun memang termasuk spesies phoenix, tapi siapa di Benua Aigean yang pernah melihatnya? Benua Aigean hanya memiliki Phoenix Api burung abadi!" Kepala suku peri bunga Cheh memandang sinis Liu Zhenhan.
"Akulah itu! Aku hanya bernama Erida!" Gadis kecil itu berjuang keras di dalam peti, menabrak-nabrakkan peti hingga berbunyi pong-pong, pelipisnya segera mengeluarkan darah beku.
"Jangan dengarkan dia! Dia hanya wujud manusia iblis api beracun yang berevolusi, ingin menipu kita agar melepaskannya!" Murinio menarik lengan Liu Zhenhan.
"Itu juga benar." Liu Zhenhan berpikir kemungkinannya kecil, tapi dia agak takut menatap mata gadis kecil itu.
Sorot mata itu membuatnya tergerak oleh rasa iba. Perasaan ini aneh, Lao Liu menganggap hatinya sudah cukup keras, entah kenapa kali ini berbeda.
Gadis kecil itu mulai menangis histeris putus asa di dalam peti, mungkin sudah merasakan takdir tragisnya.
"Aku sudah mengalami Nirvana berkali-kali... hiks... kenapa kalian masih belum membebaskanku... hiks..."
"Aku benar-benar bukan iblis api beracun... hiks... Aku hanya bernama Andruida... hiks..."
“Tolong kalian……hu hu……jangan masukkan aku ke kotak lagi……Aku sangat kesepian……hu hu……”
“……Dewata Phoenix Xia Gui……hu hu……Di mana utusan-Mu sebenarnya……hu hu……”
“Jangan berisik!” Seorang prajurit Teutonik membentak gadis kecil itu dengan kesal.
Liu Zhenhan mendengar tangisan gadis ini, otaknya mulai kacau.
Bahkan muncul keinginan untuk melepaskan gadis ini, melihat wujud aslinya setelah bertransformasi.
Tapi dia juga tahu ini tindakan bodoh. Belum lagi tanpa belenggu Artefak legendaris rantai, mampukah menjinakkan monster prasejarah jenis ini.
Yang terpenting, orang lain pasti tak setuju karena ini adalah grafting magis untuk menyelamatkan sahabat Dewa Perang, Ellijay.
Liu Zhenhan sendiri juga tak bisa meyakinkan dirinya.
“Jangan dengarkan omong kosong Andorath ini! Ketika pahlawan pendahulu kami menemukannya di Kuil Bulan Elune, ada prasasti khusus di ruang bawah tanah yang menjelaskan keganasannya! Dulu dia menyusup lama di antara para Elf, tiba-tiba mengeluarkan api hitam beracun yang membunuh ribuan Elf, sampai Dewi Bulan menyegelnya!” Kepala Suku Chehe terus mengoceh: “Lihatlah, saat disegel dengan 'Rantai Boneka Rune Angin' saja sudah berwujud manusia. Jika dibiarkan bebas sampai sekarang, seberapa kuat dia jadinya!”
“Bagaimanapun, dia sudah dipenjara selama puluhan ribu tahun, menurutku dia sangat menyedihkan.” Gatanie memandangi gadis kecil itu dengan penuh kasih sayang.
“Mungkin…” Gorini melihat ayahnya melotot ke arahnya, menjulurkan lidah lalu tak berani melanjutkan.
“Tanpa makanan, hanya mengandalkan tidur panjang, bahkan Raja Iblis Api Sejati pun takkan sanggup hidup lebih dari 10.000 tahun kan?” Liu Zhenhan berkata: “Sepertinya hanya fenghuang yang bisa melalui Nirvana…”
Tapi tak ada yang memperhatikan ucapannya. Liu Zhenhan hanya bisa tersenyum getir.
Semua berjalan normal. Kembali ke perkemahan, peri bunga menunjukkan keramahtamahan dengan menyajikan makan malam mewah untuk semua tamu, termasuk Lianbosi yang termasyhur. Tempat duduk Liu Zhenhan dan dua pengikut tampannya ditempatkan di dekat tepi hutan, terpencil seperti sedang menghadiri pesta zaman purba.
Meski berupa kelopak bunga, Lianbosi rasanya mirip kue wijen yang renyah. Liu Zhenhan mencicipi satu suap, perutnya memang tak lapar lagi tapi masih bisa makan hidangan lain. Makanan yang cukup unik.
Semua orang bersuka cita, termasuk sekelompok putri duyung air tawar yang hadir. Murinio asyik mengobrol dengan mereka, menyisakan Liu Zhenhan dan dua pengikut berwajah muram yang terasing dalam keramaian.
Guo Guo dan burung beo kecil terus berputar-putar di sekitar kotak perak itu. Guo Guo bahkan memberikan dua suap akar teratai kepada gadis kecil Raja Racun Api ini. Gerakan ini membuat Lao Liu kaget setengah mati, karena Kepala Suku Peri Bunga berulang kali menekankan bahwa Andoragar sangat beracun dan tingkat bahayanya sangat tinggi.
Seharusnya Guo Guo tidak seceroboh ini, Lao Liu juga agak lalai.
Tapi Guo Guo tidak terlihat keracunan. Lao Liu bahkan melihat Raja Api yang terus terisak itu mulai tersenyum, berbicara sebentar dengan burung beo kecil, dan wajahnya memerah.
Jika ini akting semata, Liu Zhenhan benar-benar mengagumi kemampuan akting Raja Racun Api ini dari lubuk hatinya.
Menjelang akhir pesta terjadi insiden kecil. Seorang peri bunga muda membawa gelas anggur terbang sempoyongan ke dekat Liu Zhenhan, terus-menerus memuji burung beo kecil itu lucu.
Liu Zhenhan menyadari ini sepertinya putra Kepala Suku Cech. Di awal pesta, Murinio sempat menggandeng tangannya dan berbicara cukup lama.
Di punggung peri bunga ini terselip busur pendek, langsung terlihat bahwa dia adalah prajurit penjaga yang kompeten. Karena hanya prajurit penjaga ras Elf yang berhak membawa busur.
Busur panah peri bunga disebut "Anak Panah Spiritual". Mungkin ini satu-satunya panah di seluruh benua yang bukan untuk menyerang manusia. Panah ini digunakan untuk menangkal sihir – tingkat anak panah spiritual yang berbeda dapat mengalihkan sihir level tertentu dari jalurnya.
"Kalau ada peri bunga yang berinisiatif menjalin hubungan baik, datang memuji burung beo kecil, Liu Zhenhan tentu tak bisa tinggal diam."
Maka ia pun tersenyum membalas prajurit peri bunga itu, mengucapkan beberapa kata sopan basa-basi.
"Tahukah kau berapa tahun umur Kakatua Raksasa Bering?" Prajurit penjaga peri bunga ini mengucapkan kata-kata yang tak pantas, dengan mabuk mengacungkan tiga jari: "Ini burung beo berumur terpendek, cuma tiga tahun!"
Wajah Lao Liu langsung berubah gelap.
"Burung beomu ini jelas sudah dewasa." Pemuda peri bunga ini ternyata tidak terlalu mabuk, tangannya menepuk bahu Liu Zhenhan dengan mantap: "Rawat baik-baik, kesempatannya memaki tak akan lama lagi."
Sebelum sang bos sempat marah, Beckham bangkit dengan gagah, mengaitkan lengan ke leher peri bunga itu. Dengan tenaga memutar, menjejakkannya di ketiaknya, membuat lidah peri bunga itu terjulur setengah, wajahnya membiru.
"Aku yang akan mendidiknya." Xiao Bei menyeret peri bunga setinggi 1,5 meter ini masuk ke hutan. Si sialan hanya bisa menggerutu sepanjang jalan, sayangnya meski peri bunga punya prajurit penjaga, mereka bukan prajurit sejati, dua sepatu peri bunga itu terlepas ditendang, tetap tak sanggup melawan kekuatan Xiao Bei. Dari kedalaman hutan segera terdengar sura pukulan daging beradu.
"Lokasi Liu Zhenhan di sini agak terpencil, tak ada yang menyadari kejadian ini. Murinio sedang sibuk bersulang dengan peri bunga dan putri duyung air tawar. Lili dan Nini sepertinya melihat, tapi memalingkan kepala. Xiao Mai dan Mari juga mengalihkan pandangan, bahu mereka bergetar menahan tawa."
"Tak lama kemudian, Xiao Bei keluar sambil menepuk tangan. Dia membersihkan lumpur di sepatu botnya dengan menggosokkannya ke pohon di sampingnya."
"Aku tak pernah berkelahi dengan orang bertubuh pendek atau perempuan," kata Bekham. "Tapi kali ini aku tak tahan. Tak kuhajar berat, hanya peringatan saja."
"Aku juga," Liu Zhenhan menggelengkan kepala sambil tersenyum. "Sebenarnya tak perlu. Mereka terlalu kurus, menang begini tak adil."
"Tak kusangka ilmu bela dirimu juga bagus. Hari ini kulihat tendangan beruntunmu, sangat mirip aliran ilmu tendangan." Lampard memandangi Xiao Bei dengan kagum, matanya berbinar baru.
"Penyihir adalah yang tercerdas! Jika mereka ingin mempelajari sesuatu, hanya perlu waktu!" kata Xiao Bei dengan gaya cool. "Aku memang pernah latihan ilmu tendangan. Untuk menyalurkan sihir melalui kaki, dasar tendangan harus sempurna."
"Ahli sihir yang hanya mempelajari satu mantra dan punya banyak waktu, tetap terlalu sedikit." Liu Zhenhan menghela napas menyesal.
"Setelah mengobrol sebentar, pesta segera dibubarkan. Sepertinya semua peri bunga tak menyadari ada anggota yang hilang, sibuk membereskan meja kursi."
Ratu Lefou memanggil seekor harimau putih raksasa dari sebuah lencana logam berbentuk bulan. Tubuh berotot harimau itu dihiasi garis-garis hitam, dengan pelana perak bertabur batu permata berkilauan.
Tak disangka, Ratu Elf Bulan ini ternyata juga seorang pendeta tingkat tinggi. Si bajingan tua terus-menerus mengeluarkan suara decak kagum.
Yang lebih membingungkan Lao Liu, Sang Ratu mengambil sebuah kantong bercahaya sinar bulan dari pelana harimau putih, mengeluarkan Batu Bulan berkilau seperti bintang fajar untuk menyusun formasi magis raksasa di tanah.
Sorot mata Liu Zhenhan saat melihat Batu Bulan yang didambakannya hanya bisa digambarkan sebagai memancarkan kilau tajam.
Jika sorot mata bisa merampok, Lefou pasti sudah mengalami nasib sama seperti legenda perampok Ali Baba dan empat puluh saudaranya.
Para Peri Bunga ramai membantu. Di tangan Kepala Suku Chekh juga terlihat kantong berkilau, sesekali mengeluarkan Batu Bulan berkilauan menyilaukan untuk diberikan kepada Ratu Elf Bulan. Benarlah Elf kelas atas, hanya merekalah yang memiliki batu langka semacam ini.
Seorang pendeta Peri Bunga yang menunggangi harimau putih mini terus melantunkan mantra, sesekali melemparkan lingkaran-lingkaran cahaya putih.
Pendeta Peri Bunga ini juga mengendarai harimau putih, namun ukuran harimau di selangkangannya hanya sebesar kucing hutan, dilengkapi sepasang sayap transparan yang terlihat cukup menggemaskan.
“Apakah ini kucing yang bisa terbang?” Liu Zhenhan sangat meragukan. Adegan hari ini benar-benar belum pernah ia saksikan sebelumnya, semuanya terasa baru baginya.
Setelah formasi magis yang terdiri dari Batu Bulan selesai disusun, hampir separuh lebih dari area perkemahan peri bunga yang sempit sudah tertutupi.
Ratusan Batu Bulan berkilauan memancarkan cahaya menyilaukan. Aliran cahaya keperakan seperti air raksa mengalir di antara batu-batu tersebut di tanah, membentuk hexagram raksasa. Di bagian tengah formasi, simbol-simbol aneh berbentuk bintang tampak timbul dengan indahnya.
Saat itu semua orang yang tidak berkepentingan sudah menyingkir. Seorang pemburu Elf Bulan mengeluarkan anak panah berbulu dari punggungnya, mendekati peti berisi Raja Iblis Api Beracun. Dengan mata panah tajam berbentuk jarum, ia menusuk kulit Andorhal.
Guo Guo murka, mengambil batu dan melemparkannya dengan kencang "Syuut!".
Pemburu Elf itu bahkan tidak menoleh. Mendengar suara desiran di belakang, dengan gesit ia melompat setinggi tujuh delapan meter, mendarap mantap di pucuk pohon. Dari ketinggian, ia memandang sinis Liu Zhenhan dan Guo Guo di pelukannya.
"Inikah kekuatan Elf Bulan?" Liu Zhenhan baru pertama kali melihat seseorang yang mampu melakukan gerakan ringan seperti itu.
"Melompat di udara, terlihat keren memang, tapi kalau ketemu pemanah Haus seperti Nedved, dia pasti mati." Beckham tertawa getir: "Kalau Elf Emas mungkin masih bisa, Elf kelas atas itu benar-benar bisa melangkah di salju tanpa jejak, tubuh ringan, bisa mengubah arah tiga kali di udara."
"Ujung kaki kiri menginjak ujung kaki kanan?" Liu Zhenhan menaikkan volume suaranya bertanya.
"Iya." Lampard heran melihat bosnya, hal biasa kok dibuat heboh.
Pemanah Elf Bulan yang hinggap di pucuk pohon melihat lawannya asyik mengobrol santai, kesal melompat turun ke tanah, melanjutkan mengumpulkan darah dengan mata panah.
Liu Zhenhan menggenggam erat cakar kecil Guo Guo.
Anduin tidak menangis maupun meronta, hanya memandangi Elf Bulan yang sedang mengumpulkan darah dengan tatapan tenang bercampur keputusasaan.
"Mereka sedang apa?" Xiao Bei berbisik pada bosnya.
Liu Zhenhan mengangkat bahu, dia juga tidak tahu.
Seseorang mengambil baskom berisi air, pemanah Elf Bulan ini mencelupkan beberapa mata panah yang berlumuran darah ke dalamnya. Sekitar 14-15 pemanah Elf Bulan bertelinga runcing bermotif lingkaran sihir di telinga, mengeluarkan anak panah berbulu mereka, mengumpulkannya, lalu satu per satu mencelupkan mata panah ke dalam baskom, lalu dengan hati-hati memasukkan kembali ke sarung panah mereka.
Liu Zhenhan memperkirakan, ini mungkin untuk melawan Naga Hitam Neraka, karena dalam literatur kuno tercatat jelas bahwa Raja Api Beracun Andor memiliki racun api gila yang sangat mematikan!
Pemanah Elf Bulan ini tampaknya adalah pengawal istana Ratu Leaf, melihat ukiran magis di telinga runcing mereka, seharusnya mereka semua adalah ahli panah yang menguasai kekuatan angin.
Panah beracun dipadu dengan bidikan ilahi! Taktik ini benar-benar kejam!
Namun Liu Zhenhan masih bingung satu hal, bagaimana cara Murinio memanggil Naga Hitam Neraka ke sini?
Masih pertanyaan lama yang sama, Naga Hitam Neraka bukan pelacur, mana mungkin bisa dipanggil sesuka hati? Perangkap yang dipasang secanggih apapun, apa gunanya?
Liu Zhenhan menahan malu dan tetap tinggal dengan sabar, hanya ingin melihat bagaimana Murinio akan mewujudkan rencananya!
Saat yang dinantikan ini akhirnya tiba!
Bab 411: Bunga Aiqin
Di bawah sinar bulan yang lembut, Ratu Elf Bulan dan pendeta peri bunga bersama-sama melantunkan mantra panjang dan mistis dalam Bahasa Elf di tengah formasi hexagram Batu Bulan.
Ditopang cahaya lembut Batu Bulan, Ratu Elf Bulan bersama harimau putih tunggangannya melayang ke angkasa, lingkaran cahaya perak berputar-putar menyembur dari tangannya yang lentik, meresap ke dalam setiap Batu Bulan yang berkilauan.
Pendeta Peri Bunga yang anggun mengikuti gerakan Ratu Liv, mengayunkan tongkat komando merah di tangannya dengan lembut. Rubi segi lima di ujung tongkat memancarkan jejaran lingkaran cahaya merah muda yang ditambahkan ke dalam Batu Bulan.
Dua lingkaran cahaya elemen berwarna merah dan perak bercampur cepat di bawah kilau perak terang Batu Bulan, menciptakan mimpi indah yang ambigu penuh pesona.
Seolah menyelaraskan nyanyian sihir jernih Pendeta Elf, dua ekor harimau putih tunggangan serentak mendongak dan mengaum keras. Gelombang suara manis dan lantang yang bertolak belakang menyatu menjadi harmoni magis yang bergema di pegunungan dan lembah, semakin jauh menggema.
Bak naga mengarungi awan dan harimau menunggang angin, setelah auman harimau putih, angin malam di hutan tiba-tiba berubah menggetarkan. Tiupan angin ganas menyapu hawa panas hutan dan pegunungan, menghadirkan kesejukan. Awan hitam bergulung di langit, deru pinus dan kontur pegunungan di kejauhan tampak murka.
Kawanan burung hantu malam dengan mata berbinar-binar terbang panik dari hutan, sayapnya gemertak mengepak kencang menuju kejauhan.
"Cahaya elemen yang menyilaukan menerangi wajah cantik nan memesona dari dua Pendeta Elf, angin malam menyapu rambut panjang mereka; di bawah sinar Bulan yang memancarkan ribuan berkas cahaya, dua Pendeta Elf dengan gaun berkibar-kibar itu bagaikan dewi dari surga yang hendak terbang bersama angin."
Liu Zhenhan menjepit belati berkilauan yang dipanaskan merah membara di api unggun, membantu burung beo kecilnya melengkungkan bulu mahkota di kepalanya menjadi poni besar berbentuk peluit, sesekali mengangkat matanya untuk melirik para Elf yang sedang sibuk bekerja.
Guo Guo dan A-Xiannu berdiri di dekat peti perak, berjinjit sambil menatap tajam ke arah An Ruida yang mengaku sebagai Gadis Racun, entah sedang bermain apa; Xiao Bei dan Lampard masing-masing membawa bola kristal ungu tua, sibuk memotret ke segala arah.
"Richard!" Murinio yang dikelilingi sekumpulan Peri Bunga melambai dari kejauhan ke arah Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan membetulkan bajunya lalu berdiri, burung beo dengan gagahnya mengenakan poni besar berbentuk peluit, mengikuti sang bos dengan gaya sok jago menuju arah Murinio.
"Richard, ritual ini masih butuh waktu lama. Sekarang kau bisa menyuruh hewan peliharaan magismu untuk mengambil tubuh Eileenji." Imam Utama Angsa meneduhkan dahinya sambil menatap cermat langit malam.
Malam ini adalah malam purnama kelima belas, Sampa bersinar penuh, kawah gunung berapi di permukaan bulan terlihat jelas. Meski ada beberapa awan gelap melintas, cahaya keperakannya yang mempesona tak tertutupi.
"Ambil sekarang juga?" Liu Zhenhan bertanya.
"Ya!" Murinio mengangguk pasti: "Sekarang juga!"
Murinio berpikir sejenak lalu mengingatkan Liu Zhenhan: "Hati-hati dengan gerakanmu. Begitu keseimbangan barrier es abadi terganggu, ia akan melepaskan statusnya secara otomatis!"
Liu Zhenhan mengangguk, memutar badan dan memasukkan jari ke mulut untuk bersiul nyaring.
Guo Guo mengernyitkan telinga, melambaikan tangan pamit pada Andor di peti perak, lalu menarik A-Xiannu sambil melompat-lompat mendekati Lao Liu. Dua pria tampan itu juga buru-buru menyimpan Divi dan bergegas bergabung.
"Mentor." Liu Zhenhan menarik lengan Imam Utama Angsa, "Feilengcui masih punya beberapa aset. Haruskah kusuruh orang memanggil mereka sekarang? Biar nanti saat aksi dimulai situasi bisa terkendali!"
"Tak perlu!" Murinio tersenyum santai dan tenang: "Ritual yang diadakan Leaf ini bukan pertunjukan opera, tak perlu banyak penonton!"
Melihat ekspresi bingung Tuan Tanah Feilengcui, Murinio menepuk bahunya sambil tersenyum lalu pergi mengurus urusan lain.
"Sebelas dua belas pemanah ulung Elf Bulan berbaris melingkar, serempak membungkus tubuh mereka dengan jubah hijau tua bertanda jejak sihir di punggung, bersama-sama melantunkan mantra elf yang merdu." Liu Zhenhan yang semula berjalan menuju kolam dingin, terpana melihat pemandangan ini dan menghentikan langkahnya.
Ranting-ranting hijau seperti daun teh tumbuh cepat dari jubah hijau tua pemanah Elf Bulan, dalam sekejap menjelma menjadi dedaunan lebat yang menutupi seluruh tubuh kurus mereka.
Pada satu dua tubuh pemanah Elf Bulan yang diselimuti daun, muncul sulur-sulur tali rotan berkelok-kelok, menghasilkan buah-buahan berbiji.
Dalam beberapa nafas, sebelas pemanah elf itu lenyap, berganti menjadi semak-semak mawar berwujud manusia.
"Jancuk! Ini kan 'Jubah Elf'!" seru Liu Zhenhan sambil mencibir sinis.
Fungsi utama "Jubah Elf" adalah kamuflase dengan meniru bentuk tanaman. Barang ini bersama "Masker Artis" dijuluki sebagai dua mahakarya alkimia suku elf. Meski bukan peralatan magis tingkat tinggi, proses pembuatannya memiliki keunikan tersendiri; Jika digunakan di hutan lebat, aura alam yang melimpah dapat bekerja sama dengan jubah elf untuk menyamarkan gelombang sihir hingga tingkat tertentu, sehingga lolos dari deteksi magis penginderaan.
Di bawah komando Murinio, para pemanang bulan yang telah menyamar kembali menunjukkan kelincahan tingkat tinggi khas elf kelas atas di depan mata Liu Zhenhan. Tubuh mereka lebih lembut dari kapas, lebih ringan dari bulu. Dengan lompatan kering dari tanah, tanpa usaha berarti mereka melambung setinggi delapan sembilan meter, menyelinap tanpa suara ke pepohonan raksasa di sekitar perkemahan. Ujung kaki menyentuh dahan dan dedaunan, "Syuut-syuut-syuut" mereka terus melompat beberapa kali, ditelan oleh hamparan hijau lebat.
Melihat daya lompat para pemanang ulung elf bulan ini yang bahkan melebihi kutu, Liu Zhenhan berpikir lama sebelum menemukan deskripsi tepat - melompat di atap dan berlari di tembok.
"Formasi penyergapan segitiga sialan ini benar-benar mematikan!" Liu Zhenhan memandang sekeliling perkemahan elf yang terkepung hutan dari tiga sisi, menggigil dingin. Lokasi penyergapan di sini seperti diciptakan alam sendiri - area pandang terbuka, tanpa blind spot, jalur mundur pun sangat memadai. Sang angsa tua benar-benar jago memilih tempat!
"Jika berhasil memancing Naga Hitam datang, penyergapan kali ini benar-benar berbahaya." Beckham menurunkan suaranya: "Pemanah Elf Bulan kali ini menggunakan panah Chimei yang khusus menembus pertahanan magis. Meski tidak seganas panah armor-piercing, efeknya tetap cukup baik! Selain itu, setelah mengambil darah Anruida, pemanah itu mencampurkannya dalam baskom air. Aku curiga ada sesuatu dengan air itu. Hanya mengandalkan racun Choufeng yang diencerkan, mana mungkin Naga Hitam Neraka yang kebal racun mau mengalah! Itu baru namanya mayat hidup!"
"Cuma ramuan Elf untuk mengamplifikasi racun dan memperluas penyebaran saja, memang bakat alami mereka." Lampard menyeringai: "Tapi tindakan ini sungguh tidak mencerminkan semangat ksatria! Tak kusangka Elf tinggi malah menggunakan racun! Dunia yang berubah terlalu cepat? Atau aku yang terlalu lambat beradaptasi?"
"Racun atau bukan bukan masalah. Aku justru iri dengan kelincahan Elf Bulan ini, Lampard. Bisakah kau bergerak lincah seperti mereka?" Liu Zhenhan melirik Ksatria Naganya, dalam hati mengumpat: Dasar telur bodoh!
“Saya bukan berasal dari kalangan pencuri, pasti tidak bisa menyaingi kelincahan Elf Bulan! Di masa depan belum tahu, Dou Qi pada tingkat tertentu bisa menetralkan gravitasi dan terbang, saya baru belum mencapai pencapaian ini.” Wajah tampan Ksatria Naga memerah sejenak, buru-buru membela diri: “Sebenarnya Santo Ksatria kami unggul dalam pertahanan. Kami bisa menghadapi lawan apa pun dengan berani!”
“Penyihir juga bisa terbang jika mencapai tingkat Archmagister, entah kapan saya bisa mencapainya.” Beckham juga menghela nafas: “Jabatan serikat saya tidak memenuhi syarat penilaian, Mentor pasti tidak akan mengajarkan sihir kedua.”
“Buat armor khimera saja langsung bisa terbang, ini mudah sekali.” Liu Zhenhan tak tahan menggigil, sambil bicara sudah memasuki area kolam dingin Sepuluh Bintang Berjajar, perubahan suhu drastis membuatnya berkeringat dingin.
Mengambil tubuh Eileen tidak memerlukan banyak usaha dari Lao Liu. Pada pilar batu segi enam di kolam kembar terdapat rantai besi yang sudah terikat, cukup menyuruh Geryon menyelami rantai itu untuk menemukan Eileen; namun waktu menunggu pengangkatan terasa sangat lama, kedalaman kolam mencapai seribu ren, suhu air sangat beku, Tuan Tanah Pasang Surut pun tak bisa segera mengangkat Eileen ke darat.
Lao Liu dan Beckham berputar-putar kegirangan.
"Kecantikan Aiziji tercatat jelas dalam Sejarah Umum Benua. Konon kecantikannya bisa meningkatkan suhu dunia sebesar satu derajat Fahrenheit. Meskipun sastra membolehkan hiperbola, tetapi pujian setinggi itu menunjukkan betapa mempesonanya Aiziji."
Lampard tetap berwajah dingin. Sebagai Ksatria Suci yang disiplin, ia memegang teguh prinsip ksatria "tak berubah wajah meski Gunung runtuh". Namun sorot matanya yang agak berapi membuktikan keyakinan Ksatria Naga Suci ini masih goyah.
"Menurut kalian, seberapa cantik sih Aiziji itu?" Liu Zhenhan yang mulai tidak sabar bertanya pada dua bawahan tampan ini.
"Kurasa mungkin setara dengan nyonya bos." Jawab Lampard jujur: "Ada banyak tipe kecantikan. Sekalipun Bunga Aiqin, pasti ada batasnya."
"Mungkin bisa menyaingi legenda Diao Chan!" Beckham menjilat bibirnya: "Tapi Frank juga benar. Kecantikan ada jenisnya! Lobak asinan, selera masing-masing. Bisa setara dengan beberapa nyonya bos saja sudah hebat."
"Haha, ternyata istri-istriku juga membanggakan." Liu Zhenhan bersemangat. Membalikkan badan untuk kencing, Guo Guo juga membuka rompi bayinya. Pantat mungilnya menabrak paha Lao Liu sambil berlomba siapa yang kencing lebih jauh.
"Beckham juga merasa ingin buang air kecil, gejala fisiologis umum saat terlalu bersemangat." Pemuda tampan ini pun lari tergopoh-gopoh berdiri sejajar dengan bos sambil membuka kancing celana.
Namun Beckham tampak ragu sejenak, lalu kembali duduk dengan lesu.
"Ada apa?" Lampard memandangnya heran.
"Tidak pantas ditunjukkan... Benar-benar memalukan..." Wajah Beckham memerah sambil melirik ke belakang melihat sosok kekar bos, berbisik geram: "Obisilachi! Ini benar-benar melukai harga diri."
Lampard yang tak percaya menggunakan kemampuan Ksatria Suci-nya untuk mengintip diam-diam, lalu jatuh terduduk saat kembali.
"Jancuk!" Ksatria Suci yang biasanya sopan pun tak tahan mengumpat.
Mendengar ini, A-Xiannu yang duduk di tanggul air tak tahan terkikik - ini pertama kalinya Ratu Lich Naga tersenyum dalam waktu lama.
Air kolam berdesir saat sosok raksasa Tuan Tanah Pasang Surut muncul dari kegelapan, tubuhnya terbungkus cangkang es tebal yang menghambat gerak.
Di antara cakar yang rusak itu tergenggam gumpalan es berbentuk telur sepanjang 1,78 meter, tak diragukan lagi barrier yang diciptakan oleh "Cincin Penjaga Suhu Nol Mutlak".
Liu Zhenhan mengangkat bahu, merapikan ikat pinggang, lalu mengeluarkan kapak perang dari balik punggungnya.
Kapak Perang Chevroline yang mengandung logam Isidintin langka mampu memantulkan cahaya bulan dan bintang saat bersentuhan dengan aura manusia. Membawanya di tengah malam gelap gulita ini ibarat mengangkat lampu neon raksasa.
Suara helaan nafas tajam bergema, diikuti liur yang menetes deras dan segera membeku menjadi es.
A-Xiannu, sang wanita tercantik sepanjang sejarah bangsa naga, menatap kosong ke arah telur es yang transparan dan jernih. Jika kecemburuan dalam matanya diubah menjadi bahan pangan, Benua Aigean tak akan mengalami kelaparan selama seratus tahun.
Di dalam telur es itu terbungkus seorang gadis mini setinggi 1,6 meter dengan jubah sihir merah. Alisnya berkerut lembut, seolah tertidur dalam kesakitan atau menderita dalam tidur panjang. Dua kaki panjangnya yang setengah tertekuk memperlihatkan hamparan kulit putih salju. Bunga lily api di pelipisnya tetap merah menyala di tengah es abadi, memantulkan kilau magis bersama kristal es di bawah cahaya kapak yang terang benderang.
Rambut bergelombang biru safir, sayap biru muda nyaris transparan, dan wajah legendaris yang membuat semua pejantan di Aiqin gelisah dan tak bisa tidur. Di kedua sisi hidungnya yang sempurna bagai giok, terdapat garis halus bekas jari - ritual kuno Elf bernama "Ritual 'Meredam Kecantikan'".
“Konon, saat bayi Elf lahir, kecantikannya begitu luar biasa hingga sang ibu pun tak percaya, keanggunannya begitu memukau hingga ayahnya pun terpaku. Pendeta Harimau Putih dari Kuil harus menggoreskan dua garis di pipi bayi itu dengan kuku – inilah yang disebut ‘Qie Yan’ (Pencegah Kecantikan).”
Ini dilakukan untuk mencegah bayi Elf yang terlalu cantik itu mendapat murka langit dan mati muda.
Kecantikan ras Elf memang diakui dunia. Kecantikan yang membuat sesama Elf terkesima hingga perlu melakukan ‘Qie Yan’, menurut literatur kuno, hanya ada satu dalam sejarah: Elvira.
Gelar “Bunga Aiqin” benar-benar bukan sekadar omong kosong!
Rata-rata tinggi badan ras peri bunga kurang dari 1,5 meter. Hanya peri bunga berkekuatan tinggi yang bisa melebihi itu. Dengan tinggi sekitar 1,6 meter Elvira, “Bunga Aiqin” ini dulu bisa disandingkan dengan Aragorn, Legolas, dan Kurcaci Gim sebagai Empat Sahabat Dewa Perang – jelas ini bukan sekadar karakter cantik berpayudara besar tanpa otak!
Bab Empat Ratus Dua Belas: Preman Kelas Kambing
“Mantap!” Xiao Bei menjilat bibir berulang kali: “Harus pakai umpatan – sialan, cantiknya nggak ketulungan!”
“Hanya Dewata yang bisa menciptakan mahakarya seperti ini.” Lampard berkata dengan penuh kesungguhan: “Untuk melindungi kecantikan seperti ini dari kejahatan, aku rela mengorbankan nyawaku!”
Guo Guo menunjukkan jari tengah ke ksatria naga.
"Ini cewek cantik banget～Lebih cantik dari A-Xiannu～" Burung beo kecil berkicau sambil menggelengkan bulu pelipisnya yang besar seperti peluit.
Mendengar ini, A-Xiannu melotot ke arah burung beo itu, menggeretakkan gigi lalu menyelip masuk ke Lencana Perisai Tuan Tanah Kematian di rompi bayi Guo Guo, tak mau keluar lagi.
Liu Zhenhan sebenernya pengen ngomong kasar buat ngegambarin perasaannya, tapi ingat kalau Elize mungkin pacarnya Sang Dewa Perang. Soalnya dirinya kan Shaman Divine Comedy, kalau sampai kurang ajar gitu bakalan memalukan. Akhirnya urung dilanjutin.
Begitu telur es raksasa ini dibawa balik ke kamp peri bunga, persis seperti dugaan Lao Liu: riuh-rendah teriakan kaget bergema di mana-mana.
Rombongan peri bunga langsung bersujud penuh khidmat di tanah berlumpur, melakukan ritual kuno tiga kali sujud dengan sayap terlipat menghadap telur es.
Liu Zhenhan hampir mati ketawa. Bahkan Murinio aja melongo ngelihat telur es ini sampe lama. Buat bangsawan Smail, bersikap gak sopan di acara sosial itu jarang terjadi.
"Formasi magis Batu Bulan sepertinya hingga kini belum selesai," Ratu Liv dan pendeta Peri Bunga masih melantunkan mantra-mantra Elf yang mirip kidung pujian. Pada setiap Batu Bulan, aliran cahaya perak-merah yang jernih bergolak seperti air mendidih, terkumpul di pusat formasi magis membentuk pusaran gas. Di tengah pusaran, tiang perak-merah yang berubah-ubah bentuk menjulur, menghujani debu bintang keperakan dan kemerahan seperti kunang-kunang, membuat talisman sihir yang samar di udara semakin jelas terlihat.
Seluruh alam semesta berganti antara ketenangan dan kegelisahan dalam siklus tak terputus, ini adalah ruang dimensi ajaib yang tak terdeskripsikan dengan kata-kata.
"Richard," Murinio akhirnya mengalihkan pandangan dari telur es, "Segera bawa peri bunga dan putri duyung air tawar di sini kembali ke Feilengcui!"
"Pengosongan area total? Apakah ritual sihir ini bahkan tak boleh disaksikan oleh peri bunga sendiri?" Liu Zhenhan menatap langsung ke arah Murinio.
"Ini tindakan pencegahan!" kata Murinio. "Dua kepala suku peri bunga dan putri duyung air tawar telah membawa sebagian besar prajurit dewasa. Aku harus bertanggung jawab pada yang tinggal. Bagaimana jika terjadi kesalahan? Dengan kekuatan serangan Naga, mana mungkin orang tua, wanita, dan anak-anak ini bertahan?"
Liu Zhenhan mengangguk, menyuruh Xiao Bei dan Lampard melaksanakan perintah.
Lao Liu sendiri juga tidak diam, dengan cepat mempersenjatai diri. Ia mengenakan jubah kulit landak berhias lencana Dewa Perang dari Mithril, mengisi Ancient Firearm dengan satu butir Kemarahan Moradin, sementara peti kapak lempar dihempaskannya di samping tubuh disertai sabuk tempur bertatahkan Intan Guntur.
Sebagai tukang pukul harus punya kualitas tukang pukul.
Murinio memanggil keempat anaknya mendekat, sedang memberikan instruksi. Beberapa nyonya bos Feilengcui membawa rombongan Pelayan Istana Musim Panas, Penyihir, dan pengawal yang garang bermunculan satu per satu dari rumah peristirahatan pohon. Murinio memandang Lao Liu dengan heran, Liu Zhenhan mengangkat bahu: Aku juga tidak memanggil mereka.
"Maaf, para Ksatria! Hari ini rencanaku menangkap Black Dragon Neraka hidup-hidup, bukan Membunuh Naga. Tidak perlu banyak ahli turun ke medan pertempuran!" Murinio mengangguk sopan ke arah Helen: "Yang Mulia, harap bawa semua kembali ke Feilengcui! Karena tradisi ras Elf, ritual selanjutnya tidak boleh dihadiri oleh yang tidak memiliki darah Elf!"
"Jancuk!" Fatty Luo langsung protes keras.
"Sialan nenek moyang beruangmu!" Jenderal Pan lebih marah lagi.
"Tidak boleh sekadar menonton?" Mo'er juga kesal.
"Maaf, Yang Mulia Nabi, memang tidak bisa." Murinio mengangguk permisi.
“Jangan bicara lagi. Semua kembali sekarang!” Liu Zhenhan melambaikan tangan ke seluruh Pasukan Istana Musim Panas: “Siapa yang menyuruh kalian datang? Tidak ada organisasi dan disiplin!”
Melihat pasukannya bergegas kembali seperti bebek yang dilepas, Lao Liu tersenyum getir melihat Murinio: “Mentor, rencana apa yang disembunyikan ini? Aku merasa Anda sedang menggiring semua orang ke Feilengcui?”
“Apa yang tidak bisa dimengerti?” Murinio memutar matanya: “Terlalu banyak ahli berkumpul, gelombang elemen dan aura di perkemahan Elf akan sangat tidak normal. Persepsi Naga sangat tajam, aku khawatir mereka tidak akan tertipu! Prajuritku juga akan segera mundur, kecuali beberapa ahli yang bisa menyembunyikan aura, tidak ada yang tersisa!”
“Tidak akan ada masalah dengan sedikit orang?” Liu Zhenhan mengerutkan alisnya: “Musuh adalah empat ekor Naga Hitam, salah satunya Ronaldinho!”
“Sama sekali tidak masalah!” Angin berhembus, Imam Utama Angsa mengibaskan rambut pirang platinumnya dengan penuh keyakinan: “Cepatlah, yang perlu kau lakukan adalah menyembunyikan semua gelombang elemenmu, dan tontonlah pertunjukan bagus! Oh ya, lepaskan semua Artefak legendarismu ini! Gelombang elemennya terlalu kuat dan terlalu familiar!”
“Mentor yang terhormat, sungguh maaf! Meskipun aku penyihir tingkat suci, aku belum tahu cara menyembunyikan gelombang sihirku!” Liu Zhenhan mengangkat bahunya tanpa malu.
"Secara teori, seorang Penyihir Senior seharusnya sudah memahami trik menyembunyikan gelombang sihir dalam waktu singkat, tapi Santo di ranjang kita ini seluruh kekuatan magisnya berasal dari perampasan licik. Dengan pemahaman sihirnya yang memprihatinkan, jelas belum cukup untuk memahami ilmu setinggi ini."
"Bagaimana bisa seperti ini?" Murinio tertegun: "Kau bahkan tak bisa menyamarkan gelombang elemenmu sendiri?"
"Kau tanya aku, aku tanya siapa? Aku ini penyihir yang belajar mandiri!"
"Bercanda! Jika gejolak elemenmu dan Guo Guo tidak disamarkan, apakah Naga Hitam Neraka masih akan tertipu? Pernahkah kau dengar ada Naga di Benua Aigean yang berani menantang penyihir tingkat suci?"
"Sialan!" Liu Zhenhan mengangkat tangan pasrah: "Jangan salahkan aku! Aku selalu terang-terangan, pekerjaan rumit seperti ini benar-benar pertama kalinya bagiku!"
"Aku menahanmu di sini justru untuk mengantisipasi keadaan darurat, tapi kau..." Murinio benar-benar tak tahu harus tertawa atau menangis: "Kurasa kali ini Rencana kita sepertinya ada celah."
"Jangan-jangan kau mau aku kembali ke Feilengcui juga?" Liu Zhenhan menunjuk hidungnya sendiri: "Ada jubah Elf tidak? Pinjamkan satu set untukku!"
"Jubah Elf mana bisa menekan aura kuatmu!" Imam Utama Angsa mengerutkan alis lama sekali, akhirnya berkata dengan gigih: "Jika benar-benar tidak ada cara, kau harus kembali ke Feilengcui dulu."
“Aku sudah melayani dengan setia setengah hari, sekarang kau suruh aku pulang? Tidak mungkin!” Liu Zhenhan bertanya dengan tidak rela: “Bagaimana kalau aku sembunyi di cincin ruang? Cincinnya kau pakai saja!”
“Gelombang elemen peralatan magis itu tetap, seperti sidik jari manusia! Naga Hitam Neraka juga sudah beberapa kali berinteraksi denganmu, kau pikir ingatan mereka buruk? Siapa di Dataran Liar Donau yang tidak tahu hanya kau yang punya cincin ruang tujuh lapis emas? Bukankah ini sama saja membongkar identitasmu?” Murinio menggelengkan kepala: “Aku bahkan sudah menyiapkan Mari untuk minggir sebentar!”
“Mari? Karena ‘Busur Dewata Ciuman Ailunni’-nya pernah berhadapan dengan Naga Hitam?” Liu Zhenhan memandang sinis.
“Anakku, aku harus berjaga-jaga!” Murinio mengeluarkan topeng lilin berwarna-warni seperti wajah opera Peking dari dalam jubahnya, lalu mengenakannya. Topeng itu bergerak-gerak aneh, ketika dia mengangkat kepala kembali, telah berubah menjadi pria Elf tampan biasa.
Tidak perlu dijelaskan lagi, topeng ini adalah “Masker Artis” yang legendaris, peralatan penyamaran tingkat tinggi, harta karun yang didambakan para pencuri.
“Sayap.” Liu Zhenhan menunjuk ke punggung Imam Utama Angsa.
Murinio tersenyum, berbalik dan membisikkan sesuatu pada seorang prajurit Teutonik.
"Pasukan Teutonik ini segera berlari menuju rumah peristirahatan pohon, mengambil beberapa jubah ungu besar, dan membantu Murinio mengenakan salah satunya."
"Kali ini aku sangat yakin! Tapi kita harus mempertimbangkan segala aspek. Aku juga sudah mempersiapkan skenario terburuk, jika rencana bocor, lihat penampilanku sekarang, Elf Jatuh akan mencurigai siapa?" Imam Utama Angsa merapikan jubahnya dan tertawa: "Sekarang aku hanyalah seorang Elf biasa."
"Mentor tetaplah mentor, pemikiranmu memang sangat teliti." Liu Zhenhan menjentikkan lidahnya, terus-menerus mengacungkan jempol: "Pantasan kauusir semua orang dari sini! Tanpa kehadiran orang yang dikenal, bahkan jika terbongkar, Elf Jatuh takkan tahu ini ulah Bimon kita! Cerdik!"
"Ini skenario terburuk, bagaimanapun lawan kita empat ekor Naga Hitam." Murinio menggelengkan kepala dengan penuh pertimbangan. Ia menghela nafas lalu berteriak kepada semua non-keturunan Elf di tempat itu: "Semua segera bersiap, mundur sekarang juga!"
"Kau juga harus segera mundur, kembali lagi nanti." Murinio berkata kepada Liu Zhenhan.
"Jancuk!" Liu Zhenhan mengayunkan kakinya menghancurkan batu karang telanjang di tanah menjadi remukan.
"Tunggu sebentar!" Murinio tiba-tiba memanggil Liu Zhenhan, menangkupkan tangan di dahi sejenak lalu memerintahkan dua pasukan Teutonik: "Bawa kemari Si Penyembur Api!"
"Richard, ada cara untuk membuatmu tetap tinggal." Murinio menambahkan.
“Oh?” Pandangan Liu Zhenhan sekali lagi bertabrakan dengan tatapan bingung dan tak berdaya dari Andorai.
“Bagaimana caranya menahannya?” Lao Liu heran memandangi Murinio, lalu menoleh ke Andorai.
Andaikan Andorai tidak telah disegel oleh "Rantai Boneka Rune Angin", Liu Zhenhan pasti mengira dirinya terkena sihir memabukkan seperti "Rayuan Jalan Tertinggi".
Sendirinya pun ia merasa agak aneh – setiap kali bertatapan dengan gadis kecil ini, perasaan kekeluargaan semakin menguat. Sensasi ini terasa tenang dan menghangatkan.
Guo Guo menggenggam seikat es runcing berbentuk kristal, berjinjit di tepi peti sambil berusaha menyodorkannya ke mulut Andorai.
“Enak sekali, terima kasih.” Andorai tersenyum manis pada Guo Guo: “Kamu sangat baik padaku, belum pernah ada yang memperlakukanku sebaik ini!”
Guo Guo dengan santai memutar es kristal itu dan ikut menyeruputnya dengan suara "slurp".
“Sial!” Muka Liu Zhenhan langsung pucat, Murinio pun tertegun.
Guo Guo dan Andorai silih berganti menyeruput es itu dengan riang, membuat Lao Liu dan Murinio terbelalak.
“Jangan-jangan tidak beracun?” Liu Zhenhan menyikut sang angsa tua: “Pemanah ulungmu ini ternyata tidak melengkapi panah beracun!”
“Ngibul! Kami punya profesional, mana mungkin tidak bisa menilai ada racun atau tidak? Darahnya memang mengandung racun mematikan yang kuat!” Murinio menggaruk-garuk kepalanya habis-habisan: “Apa yang terjadi? Kenapa air liurnya tidak beracun? Tidak seharusnya seperti ini!”
Guo Guo melototi Murinio dengan penuh tantangan, malah mendekat dan menciumi bibir An Ruida dengan suara "basyah-basyah" berulang kali.
“Siput kecil punya istri lagi~ Siput kecil punya istri lagi~” Burung beo kecil berdiri di bahu Lao Liu sambil menggoyang-goyangkan jambul besarnya, berteriak kreek-kreek dengan bodoh.
“Menarik.” Angsa tua itu tersenyum: “Guo Guo jelas-jelas sedang melakukan eksperimen untukku, ingin membuktikan bahwa An Ruida bukan Raja Iblis Api Beracun!”
Guo Guo terkekeh-kekeh bodoh, mengangguk-angguk ke arah Murinio berkali-kali.
“Kalau An Ruida bilang dirinya adalah burung Zhen beracun, air liurnya juga harus mengandung racun.” Murinio mencubit pipi montok Guo Guo, terkekeh: “Xiao Chusheng, dengan buktimu ini, aku malah semakin curiga pada An Ruida ini!”
“Memang agak aneh.” Liu Zhenhan juga terkekeh-kekeh.
“Sebenarnya aku sudah lama memperhatikan, dia sepertinya sangat cocok denganmu dan Guo Guo.” Murinio melirik Lao Liu: “Tapi aku juga harus mengingatkanmu, monster purba berumur 10.000 tahun yang berpura-pura muda, ini pasti bukan hal baik.”
“Aku memandangnya, perasaan seperti melihat keluarga yang terpisah lama, seolah... seolah aku mengalami amnesia, lupa tapi tak sepenuhnya, begitulah rasanya!” Liu Zhenhan mengusap hidungnya, tersenyum mengejek diri sendiri: “Perasaan ini benar-benar konyol.”
“Mampu menemukan jodoh melalui pandangan mata, mungkin seumur hidup takkan pernah terjadi! Pandanganmu pada iblis api ini seperti memandang keluarga, ini mungkin pertanda dia adalah hewan peliharaan magis eksklusif yang dianugerahkan Dewata Perang untukmu!” Murinio terkekeh: “Aku tahu saat ini kau sama sekali tak punya hewan peliharaan magis eksklusif.”
“Dia sebenarnya iblis api atau Phoenix Beracun?” Liu Zhenhan menghela napas panjang: “Mentor, jangan bicara begitu. Jika kau terus berkata demikian, bukankah aku harus menyelamatkannya?”
“Iblis api atau Phoenix Beracun, itu sudah tak penting lagi! Setelah pencangkokan kekuatan magisnya selesai, dia hanya akan menjadi gadis kecil biasa! Rawatlah baik-baik, lagipula kau tak butuh hewan peliharaan magis tempur.” Murinio menghela napas: “Jika bukan karena kewajiban membantu peri bunga menyelamatkan Sahabat Dewata Perang, sekalipun dia monster prasejarah, pasti kucoba buka rantai ini agar kau bisa menjinakkannya!”
Begitu ucapannya selesai, Murinio tiba-tiba mengangkat lengan bajunya, menyemprotkan kabut yang cepat dan tajam ke wajah Andorida.
Aroma anggrek yang memabukkan seketika menyebar memenuhi ruangan.
Bab 413 Batu Bulan, Kecantikan, dan Pemikat Naga
Embun beku bergantung di bibir Andréa, gadis kecil itu telah menutup matanya.
Bulu mata panjangnya dihiasi kelopak air mata kristal, napasnya teratur, ia telah tertidur lelap.
Murinio kembali mengulurkan lengan bajunya yang lain, menyemburkan kabut berbentuk tali yang menyelubungi wajah Andréa.
Dengan jentikan jari, Murinio melambai ke Gorini. Lili mendekat dan mengulurkan lengannya, membiarkan ayahnya melepas sepasang pelindung pergelangan tangan logamnya.
Dua semburan kabut lagi menghujam wajah Andréa!
"" yang dibuat dari Rosemary Tujuh Daun!
Obat suci Elf Bulan yang sulit dibeli dengan seribu keping emas ini ternyata telah disemprotkan empat kali ke wajah Andréa!
Ini adalah obat tidur panjang yang bahkan Naga pun tak bisa melawan. Siapa pun yang menghirupnya langsung pasti akan masuk dalam kondisi tidur total!
Murinio melantunkan mantra dalam Bahasa Elf dengan suara rendah, menjentikkan jari dan melepaskan anak panah angin tajam yang menembus lubang kunci rantai di leher Andor. Dentangan "krak!" beruntun terdengar, rantai berbentuk prisma awan yang melilit tubuh Andor menyusut seperti ular masuk ke lubang, menyatu membentuk boneka perak setinggi tiga inci lebih. Runes angin dan cahaya perak yang sebelumnya menyelimuti rantai menghilang tanpa jejak.
Murinio mengeluarkan Masker Artis dari dalam jubahnya dan melemparkannya ke Liu Zhenhan: "Pakai ini!"
"Apa Bapak ingin mengikatku dengan rantai ini?" Liu Zhenhan menunjuk boneka perak di kaki angsa tua itu: "Menggunakan ini untuk menyegelku, sehingga gejolak elemen dalam diriku benar-benar hilang! Benar kan?"
"Aku harus menahanmu sebagai antisipasi." Murinio memetik jarinya satu persatu, wajahnya berkedut: "Tahukah betapa sulitnya membuat empat ''? Kali ini aku benar-benar mengeluarkan modal besar!"
"Anda sungguh menganggapku tinggi." Liu Zhenhan memasang Masker Artis itu sambil membungkuk melihat bayangannya di genangan air.
Wajah Elf yang sangat kekanak-kanakan! Sudut mulutnya dihiasi bulu halus, kulitnya putih mulus, bahkan di dahinya tumbuh beberapa jerawat montok! Liu Zhenhan tertawa terkekeh, tak menyangka dirinya berubah menjadi pemuda bego.
"Guo Guo dan burung beo kecil berdiri di bahunya, melihat ke air lalu ke Lao Liu, terus-menerus memutar mata.
Seorang prajurit Teutonik menggoyangkan tangan, menyerahkan jubah ungu besar kepada Lao Liu.
"Bagus, kelihatan gagah!" Liu Zhenhan merapikan jubah sambil membelai wajahnya yang tak berjanggut dengan puas.
"Aku masih merasa penampilanmu dulu lebih gagah." Murinio membungkuk mengambil boneka perak, melemparkannya ke bahu Lao Liu seperti bola besi. Dentangan keras terdengar, jalinan rantai awan perak berbentuk jaring ikan tiba-tiba membelit tubuh Lao Liu. Tulisan mantra angin berkilauan di udara.
Burung beo kecil terbang sambil memarahi, mendarat di dahan pohon sambil mengepakkan sayap, jelas terkejut.
Guo Guo yang biasanya lincah justru terjebak, rantai mantra angin membelit erat di bahu Lao Liu. Rantai awan mengikat tubuhnya sembilan lapis seperti simpul rumput laut.
"Sialan! Kok rantai sialan ini bisa mengikat dua sekaligus? Katanya cuma bisa satu!" Liu Zhenhan terjatuh seperti kayu, menghantam genangan air hingga memercik deras.
“Kalian kan tubuh resonansi nyawa, lupa kasih tahu, bahkan kalau Guo Guo balik ke Feilengcui, rantai ini bisa menembus ruang-waktu buat nyulik dia!” Murinio pergi sambil berkata tanpa menoleh: “Maaf ya sementara begini. Richard!”
Lili dan Nini sembari ayahnya lengah, diam-diam mengusap air di muka Lao Liu pakai lengan baju, lalu buru-buru minggat bareng Pasukan Teutonik.
Liu Zhenhan mencoba meronta, rantai sama sekali tak bergerak. Burung beo kecil terbang turun, mematuk-matuk rantai pakai paruh bengkoknya.
“Bangsat~ beneran kokoh dan tegak~” si burung beo mengumpat.
Di tengah formasi magis Batu Bulan, lantunan mantra dua pendeta Elf semakin mendesak, pertanda ritual hampir selesai.
Liu Zhenhan dalam hati kagum sama dua pendeta Elf ini. Ritual formasi aneh ini udah berjalan setengah jam, setara waktu melantunkan mantra terlarang skala kecil. Dasar boros air liur!
Di “Lautan Kesunyian” sekarang cuma tersisa Kepala Suku Peri Bunga Cech dan Murinio, yang lain udah pada mundur. Sepi banget sampai bisa nangkep hantu.
"Nada terakhir dalam Bahasa Elf" terhenti mendadak oleh raungan keras dua harimau putih. Seluruh formasi magis Batu Bulan melesatkan pilar cahaya perak yang menjulang ke langit. Pilar cahaya ini berdiameter tak kurang dari seratus yard, megah dan dahsyat, langsung menuju Sampa di angkasa.
Liu Zhenhan tergeletak di genangan air, mulutnya terbuka lebar karena terkejut.
Murinio memasukkan jari ke mulut dan meniup peluit keras. Dua jendela kayu di rumah peristirahatan pohon terbuka, sekelompok bayangan hitam melompat turun satu per satu.
Semua wajah yang familiar, prajurit lama Murinio.
Di antaranya, Jago Pedang manusia yang berwajah dingin dan penyihir api yang angkuh sudah dikenal Liu Zhenhan sejak di dunia bawah tanah; Penyihir Cahaya Suci Grosso pernah muncul dalam pertempuran Kalimantan; Sedangkan Druid dengan tongkat kayu berbentuk senjata yang pernah bertransformasi menjadi nyamuk di Feilengcui juga meninggalkan kesan mendalam.
Dua puluh lebih prajurit Elf, pemanah, dan dua penyihir Elf Bulan jelas hanya umpan.
"Amankan Formasi Teleportasi Sihir Logam Ajaib itu, jangan sampai ada yang muncul tiba-tiba mengganggu!" teriak Murinio sambil melambaikan tangan. "Selain Elf, yang lain segera sembunyikan diri! Kembalikan napas normal! Cepat!"
Pilar perak dari formasi magis Batu Bulan yang menjulang ke langit telah menghilang, digantikan oleh kilau perak yang lembut, menyinari seluruh lembah cekungan seterang siang hari.
Ratu Liv yang cantik luar biasa menyanyikan melodi Elf merdu seperti burung bulbul malam, nada tinggi bertumpuk demi nada tinggi, hampir tanpa jeda.
Kabut pegunungan dan angin sepoi-sepoi menjadi pengiringnya, menyatu menjadi melodi surgawi.
Pendeta peri bunga menari anggun di bawah sinar bulan, tubuh lenturnya yang bak tanpa tulang menyatu sempurna dengan lekuk tubuh gadis paling mempesona dan gerakan tari nan elegan, sementara kelopak bunga berwarna-warni seperti bulu dandelion mulai melayang dari tanah, berputar-putar di langit mengikuti tarian pendeta peri bunga ini.
Liu Zhenhan terpana menatap langit, matanya membelalak seperti kodok mati.
Tiga Elf agung: Elf Emas mahir musik, peri bunga mahir tarian, Elf Bulan mahir nyanyian - ini semua bukan hal aneh.
Yang mengherankan adalah Sampa yang semula tergantung di langit, dengan kawah-kawahnya yang jelas terlihat, kini lenyap tanpa bekas.
Di permukaan bulan yang jernih bagai cermin tercantik, terpampang jelas sosok cantik Elf Bulan yang sedang bernyanyi dan peri bunga yang mandi dalam hujan kelopak bunga!
Lebih ajaib lagi, dari Sampa terdengar nyanyian merdu Ratu Liv, meski sedikit berselisih waktu dengan vokal aslinya, namun duet ini justru semakin memabukkan bagi Liu Zhenhan!
"Yang lebih menakjubkan, barrier es abadi entah sejak kapan telah dipindahkan ke pusat formasi magis Batu Bulan, Ailijie yang tampak seperti dalam tidur panjang muncul tanpa selubung di bawah sinar Sampa! Oh! Kecantikan yang membuat semua serigala berbulu domba di seluruh Aigean menjadi gila!"
"Ritual Bayangan Bulan Guanghan?" Liu Zhenhan hampir pingsan karena bahagia. Tak disangka ritual agama Elf Atas untuk memohon Dewi Bulan Elune ini benar-benar ada!
Dalam literatur kuno Benua Aigean, ritual ini hanya digunakan sekali saat pendirian Kekaisaran Elf! Konon ritual ini melambangkan kebangkitan bangsa Elf!
Sejak itu, tak ada kelompok Elf Atas yang berani mencoba ritual ini - cahaya terang benderang Batu Bulan akan sepenuhnya mengekspos lokasi "Ritual Bayangan Bulan Guanghan", memancing pandangan penuh keinginan! Jika pertahanan tak memadai, malapetaka akan menyusul!
Di Benua Aigean, Elf berarti tumpukan koin emas, sementara Elf Atas adalah gunung emas! Bahaya tak hanya itu, bagi beberapa Monster Tingkat Super, Elf Atas dengan kecocokan sempurna terhadap kekuatan elemen justru makanan paling bergizi!
Tiga klan Elf Atas sendiri sudah memiliki populasi yang menyusut, mana lagi keberanian untuk mengadakan Ritual Bayangan Bulan Guanghan?
"Benua AigeanSampa terlalu besar! Sedikitnya seratus dua ratus kali lebih besar dari bulan Tiongkok! Proyeksi Guanghan yang sejelas ini, sungguh tak terbayang betapa gemparnya Benua Aigean! Liu Zhenhan yakin, pertunjukan megah malam ini dengan langit cerah sebagai panggung dan awan bergulung sebagai latar, pasti terlihat oleh seluruh dunia!"
"Benar! Inilah 'Ritual Bayangan Bulan Guanghan'!" Murinio tiba-tiba muncul di samping Liu Zhenhan, berkata dengan bangga: "Ini ritual para Elf superior untuk memohon berkah pada Dewi Bulan Elune! Ritual yang hanya bisa dilakukan saat purnama ke-15 dengan 108 buah Batu Bulan! Ritual yang diperuntukkan bagi seluruh makhluk di dunia untuk menyaksikan!"
"Aku sungguh beruntung bisa menyaksikan ini!" Liu Zhenhan membayangkan Feilengcui pasti sedang ramai dengan suara manusia, semua orang menengadah ke langit.
"Tiga ras Blood Elf murni selalu berselisih. Keruntuhan Kekaisaran Elf dulu juga karena ini! Jika bukan untuk menangkap Naga Hitam Neraka dan menghidupkan kembali Elysia, bagaimana mungkin Peri Bunga mau bekerja sama denganku? Mau mengeluarkan Batu Bulan yang disimpan bertahun-tahun? Tahukah kau, setelah ritual ini, separuh Batu Bulan langka akan rusak! Lihatlah betapa besarnya pengorbanan ini!" Senyum Murinio semakin puas.
"Memancing Naga Hitam?" Liu Zhenhan terdiam sejenak, baru teringat masalah ini.
“Apakah kamu lupa mengapa Naga Hitam Neraka dihukum dan diasingkan ke dunia bawah tanah oleh dua wilayah naga?” Murinio menatap Sampa di langit: “Karena mereka adalah ras naga paling cabul!”
Liu Zhenhan mengerti.
Sebagai ras terdegenerasi yang diasingkan ke dunia bawah tanah, Naga Hitam adalah naga paling mesum, haus darah, dan serakah. Baik kecantikan Elf kelas atas maupun "Batu Bulan" langka, semuanya bisa memicu nafsu jahat yang tersembunyi di hati mereka.
Tidak heran Murinio begitu yakin Naga Hitam Neraka pasti akan terpancing!
Batu Bulan yang tak ternilai, kecantikan secantik bunga dan giok, serta kekuatan yang lemah!
Semuanya adalah urusan Elf, bukan Bimon! Rencana Murinio benar-benar terlindungi sempurna!
Pasukan Degenerasi sekarang berada di Hutan Salib Selatan. Orang lain yang ingin mencari "Laut Sunyi" harus menempuh jarak jauh, tapi empat Naga Hitam Neraka adalah yang terdekat!
Di hamparan luas Hutan Bintang Salib Selatan, pergerakan darat takkan bisa menyaingi kecepatan naga yang terbang. 70.000 Manusia Banteng-Elang sudah keracunan "Qinliu'an", sehingga meskipun Elf Degenerasi ingin mengejar keempat naga itu, mustahil memberi bantuan tambahan.
Akankah Naga Hitam tertipu?
Belum lagi, kecantikan Ailijie saja mungkin sudah...
Gagasan Liu Zhenhan baru saja terlintas, suara auman naga yang nyaring dan melengking bergema di atas lembah cekung!
Bab 414: Dirigen Kekuatan Magis
Gugusan awan gelap seolah menjawab panggulan auman naga, bergulung-gulung dengan gerakan gelap dan pekat melintasi langit, menutupi cahaya terang Sampa yang membentang 10.000 li.
Formasi magis Batu Bulan kembali memancarkan pilar cahaya perak berdiameter raksasa, menghancurkan kegelapan langit bagai membajak ladang dan membersihkan sarang.
Di bawah Sampa yang bersinar bagai cermin, dua pendeta Elf yang sedang menari dan menyanyi menghentikan gerakan. Ratu Leaf mengambil busur silang sayap fenghuang dari pelana, sementara pendeta peri bunga menggenggam erat tongkat komando magis, kedua pasang mata indah mereka menatap langit.
Dua ekor harimau putih di bawah selangkangan mereka adalah tunggangan Kuil Elf. Kedua bangsat ini jelas mewarisi "aset properti" Elf: "Tampak mewah tapi tak berguna" dan "Tak menghormati siapapun". Tanpa rasa takut menghadapi auman naga yang penuh kekuatan, ancaman, dan tekanan, bulu perak mereka justru berdiri tegak. Mereka menengadahkan leher ke bulan dan mengaum dengan suara mengguncang alam, menciptakan pusaran angin topan yang menyapu hutan, "Whooosh!" menerbangkan ribuan daun kering.
Sesaat kemudian, kawanan burung panik berisik beterbangan melewati hutan. Bayangan sayap hitam raksasa mulai muncul. Di bawah tekanan dahsyat yang seakan mampu menghancurkan dunia, dua ekor harimau putih menekuk ekor mereka, tak berani bersuara sedikitpun.
Sisik tebal nan kokoh, tubuh yang besar, cakar kuat, taring mengerikan, sayap daging raksasa, serta tatapan tajam yang memandang rendah segala makhluk!
Malam ini Benua Aigean pasti takkan ada yang tertidur. Baik rakyat jelata maupun bangsawan, semua berkesempatan menyaksikan wujud legendaris sang Naga!
Empat Black Dragon Neraka berputar-putar dengan sikap arogan di atas formasi magis Batu Bulan, menorehkan sosok raksasa mereka tanpa tedeng aling-aling pada cahaya Sampa.
Seekor Naga Hitam dengan tubuh terbesar bahkan menyemburkan dua lidah api belerang panjang dari hidungnya, seolah menunjukkan kekuatan.
Di tanah, sekitar dua puluh prajurit elf bulan, penyihir dan pemanah telah berkerumun di sekitar formasi Batu Bulan. Empat di antaranya telah memanjat Pohon Ajaib. Panah-panah mengkilat dan wajah kayu pohon itu mengarah ke langit, melindungi dua pendeta.
Di antara prajurit elf ini terdapat Murinio yang mengenakan jubah ungu. Sang Imam Utama Angsa kini menyamar sebagai elf biasa. Dengan tongkat sihir bermata kristal sihir tingkat menengah di tangannya, malam ini ia berperan sebagai penyihir elf.
“Empat ekor Black Dragon Neraka mengepakkan sayap daging raksasa, membayangi bumi dengan kegelapan bagai gemuruh yang mengguncang gendang telinga, raungan mereka berat dan penuh wibawa; Delapan mata naga berwarna darah awalnya menyapu tubuh Pendeta Elf dan Peri Bunga dengan keserakahan tak tertahankan, namun ketika memandang Ellize, sorot mata mereka berubah menjadi hasrat menelan bulat-bulat.”
“Naga! Ini peringatan! Apapun maksud kalian, jika berniat mengganggu perayaan ritual Dewi Bulan, bersiaplah menghadapi panah mematikan dari Elf kelas atas!” Suara Ratu Leaf terdengar jernih dan tegas.
Berkat ritual Guanghan Yueying, suara Yang Mulia Ratu bisa terdengar ke seluruh penjuru dunia melalui Sampa si penyiar setia, tanpa memerlukan sihir pengeras suara, menggema nyaring di setiap telinga.
Keempat Naga Hitam itu mengabaikan Ratu Leaf, berputar-putar di angkasa sambil saling menyilang, mata mereka yang awalnya merah darah tiba-tiba menyala terang bagai besi membara, mengawasi hutan lebat di sekitar perkemahan Elf dengan kewaspadaan.
Seperti hiu yang terpancing aroma amis darah. Empat Black Dragon Neraka segera mengarahkan perhatian pada Liu Zhenhan yang dibelenggu "Rantai Boneka Rune Angin"; Semak liar dan bunga-bunga di tanah tak mampu menyembunyikan aura menyilaukan dari Rune Angin, gelombang elemen perkasa itu bagai kartu nama yang membuat Lao Liu tak bisa bersembunyi di bawah sinar Sampa.
"Lao Liu" tahu bahwa naga-naga hitam ini pasti akan memperhatikannya, jadi pandangannya sangat rendah hati dan jinak; demi keamanan, Guo Guo ditekan erat-erat di bawah tubuhnya.
"Rantai Boneka Rune Angin?" Suara Ronaldinho, kepala suku Naga Hitam, mengandung keheranan yang tak tersembunyikan. Rantai legendaris ini adalah artefak epik ras Elf. Bahkan naga tingkat lima pun tidak boleh meremehkannya! Jika terkena serangan boneka rantai ini, konsekuensinya akan sangat mengerikan!
"Kalian yang tahu 'Rantai Boneka Rune Angin' pasti pernah mendengar nama besar Dewi Bulan Elune! Pergilah dari sini! Elf tidak berminat berurusan dengan bangsa naga!" Ratu Liv menunjuk naga hitam itu, lalu dengan gerakan lengan yang anggun mengarahkan telunjuknya ke kejauhan.
Elf darah murni dan raksasa pemilik garis keturunan Titan sama-sama tidak takut pada naga perkasa. Namun ada perbedaan kecil: ras Raksasa memiliki kemampuan tempur fisik yang luar biasa, sedangkan elf bangsawan memiliki harga diri yang kuat sehingga tidak sudi tunduk pada makhluk apa pun.
Sejujurnya, bisa tetap tenang di hadapan naga sudah menjadi kebanggaan yang layak dipamerkan. Tapi yang mampu mempertahankan sifat angkuh di depan naga? Hanya elf bangsawan yang bisa!
"Kecantikan! Sebuah Artefak legendaris takkan menakut-nakuti bangsa Naga Hitam yang perkasa!" Suara tawa Kepala suku Naga Hitam mengandung nada merendahkan dan mesum: "Hmm... Biar aku tebak... Serangga sialan ini adalah kurban ya? Aha... Tipikal Elf! Persembahan untuk Dewa pun diikat dengan Artefak legendaris!"
"Kadal busuk, aku mewakili bulan menghukummu!" Ratu Liv berteriak lantang, mengangkat Busur Silang Sayap Fenghuang Betina. "Swish!" Sebuah anak panah bersuara melesat dengan kicauan Fenghuang jernih, merobek keheningan langit.
"Sayang, menurutmu apa yang akan dilakukan Naga ketika melihat Batu Bulan berkilauan dan kecantikan sepertimu?" Kepala suku Black Dragon Neraka menyemburkan asap hitam lalu berubah menjadi orang tua berwajah kejam, tersenyum mesum: "Belakangan ini aku sudah mencicipi banyak Elf cantik, tapi yang secantik kamu..."
"Mencari maut!" Teriakan marah menggema. Gelombang cahaya putih menyilaukan melesat dari hutan rimbun, membelah angkasa menuju bintang-bintang.
Kepala suku Naga Hitam Ronaldinho dengan sombong menyemburkan asap hitam berdebu bara api dari hidungnya. Dengan menekuk cakar naga dan melepaskannya, ia meluncurkan Bintang Api berekor komet yang bertabrakan dengan sihir itu. Ledakan dahsyat menyebarkan bara api bagai kembang api di langit.
“Penyihir Cahaya Suci Grosso menggunakan tongkat sihirnya membuka semak-semak, melangkah keluar dari hutan. Di belakangnya adalah penyihir elemen api dan Jago Pedang bawahan Murinio.”
“Druid yang bisa berubah menjadi nyamuk itu tidak muncul. Di dalam hutan, Druid bisa dengan mudah menghilangkan semua jejak.”
“Tak heran Hutan Salib Selatan akhir-akhir ini seolah dipenuhi monyet, juga tak heran Elf begitu percaya diri! Malam ini adalah kekuatan terhebat yang pernah kulihat!” Ronaldinho melayang di udara memandang penuh minat pada dua penyihir manusia dan Jago Pedang ini.
“Naga Hitam, tarik kembali semua niat jahatmu! Pedang di tanganku akan memotong tanpa ragu setiap tangan yang berani menyentuh sekutu Elf!” Jago Pedang berjubah putih perlahan menarik pedang berpendar dingin dari sarungnya. Aura perak menyala-nyala, langkah tegap di barisan terdepan melindungi dua penyihir di belakang.
“Pasti seluruh penghuni benua sedang menatap Sampa sambil bertanya-tanya: pahlawan manusia macam apa yang berani menantang Naga perkasa? - Ritual Bayangan Bulan Guanghan tidak bisa menampilkan keadaan di luar jangkauan formasi Batu Bulan.”
Liu Zhenhan awalnya bingung, lalu tersadar. Murinio kali ini memainkan rencana dalam rencana. Anggota inti ini ternyata bukan pasukan bersenjata tajam angsa tua yang bersembunyi, melainkan pasukan penyergap pertama untuk mengelabui Naga Hitam, lalu mengandalkan pasukan penyergap kedua sebagai serangan mematikan.
Tiga ekor Black Dragon Neraka berkepala tiga seolah tersulut kesombongan makhluk rendahan itu. Tiga bola api raksasa menghantam dari langit tepat mengarah ke tiga manusia tersebut.
Balasan para Elf segera dimulai. Empat Pohon Ajaib di bawah kendali para peri mengulurkan lengan rotan tebal, mematahkan duri mawar ekor panah raksasa dari tubuhnya, lalu melemparkannya ke empat Naga Hitam.
Seketika, duri mawar ekor panah, anak panah, dan mantra-mantra melesat "xiu xiu" menerobos udara.
Sama seperti tiga Napas Naga yang tak mungkin melukai Elf, serangan semacam ini pun tak mampu memberikan kerusakan berarti bagi Black Dragon Neraka. Kedua pihak sebenarnya sedang menguji kekuatan lawan.
Para naga dengan mudah mengibaskan sayap dagingnya, hanya perlu mengubah lengkungan terbang untuk menghindari duri mawar raksasa yang meluncur deras. Adapun anak panah berbulu itu? Mereka sama sekali mengabaikannya! Mustahil anak panah di ujung batas maksimal bisa menembus sisik naga, itu sungguh menggelikan!
Senyum Ronaldinho bagai seorang Raja yang sedang berada di tahta. Kedua telapak tangannya terbuka rata, tiba-tiba memancarkan kabut merah disertai dua bola api raksasa sebesar keranjang anyaman yang berputar-putar liar.
Kepala suku Naga Hitam menggerakkan tangannya, empat bola api "swish" melesat dengan angin kencang. Dua diarahkan ke para Elf di tanah, dua lagi ke kelompok manusia, menghantam dengan dahsyat dan menggetarkan.
Dua batang panah pendek merah bagai aurora malam merah, menyapu dua bola api Napas Naga di udara dengan cepat.
Dua bola api Napas Naga raksasa itu segera berubah arah, mengikuti panah pendek merah dan berbelok serempak di langit sebelum melesat ke kedalaman hutan dan jatuh dengan dahsyat, membentangkan dua tembok api yang menjulang ke langit.
"Panah Umpan Magis Lingxi!"
Jari kanan Kepala Suku Cech masih terentang dalam postur memanah khas Elf, tali busur merah pada busur tanduk di tangan kirinya masih bergetar "xian weng xian weng".
Dia hanya melepaskan satu batang "Panah Lingxi".
Kemampuan berubah menjadi dua "Panah Lingxi" yang masing-masing menghadang bola api Napas Naga, bergantung pada ritual pemberian kekuatan "Serangan Mekar" dari pendeta peri bunga di sampingnya - inilah yang disebut "Satu bunga mekar dua kelopak, masing-masing punya cabangnya sendiri!"
Liu Zhenhan mengerenyit melihatnya. Dia tak tahu nama ritual ini, hanya tahu bahwa ritual ini seperti versi mini "Mutiara Kloning Tenaga Magis"!
Dua bola api yang menyerang penyihir manusia juga gagal. Sinar Pedang Perak Jago Pedang Henry membelah sebuah bola api menjadi dua bagian, sementara bola api lain dipantulkan oleh "Perisai Cahaya Cermin" yang dipanggil Pendeta Cahaya Suci hingga menghantam rimbunan pepohonan!
Lao Liu tidak tahu apakah Pendeta Cahaya Suci ini sengaja melakukan ini untuk menghilangkan keraguan Naga Hitam, yang jelas dia sampai berkeringat dingin memikirkan pemanah Elf Bulan yang bersembunyi di semak-semak. Benua Aigean tidak punya pahlawan seperti Qiu Shaoyun yang bisa diam selama pembakaran.
Senyum agung Ronaldinho sang Kepala suku Naga Hitam lenyap seketika.
Kepala suku Cech menggumamkan nyanyian sihir Elf yang pendek, tangannya melukis lingkaran cahaya magis merah muda yang berkilauan di udara, lalu memasang anak panah pendek di busur pendek merahnya. Pendeta Peri Bunga di sampingnya mengayunkan tongkat komando dengan lembut, menyelimuti anak panah itu dengan aura merah ilusi!
"Sudah tingkat bunga berapa kau?" Sorot mata Kepala suku Naga Hitam menancap tajam ke arah Kepala suku Cech.
"Tiga bunga berkumpul di mahkota!" Kepala suku Cech mengeluarkan violet ungu dari sakunya dan menyematkannya di mahkotanya.
Memang lucu melihat pria memakai bunga, tapi gerakan Kepala suku Cech ini jelas menunjukkan level guild-nya. Liu Zhenhan mengerutkan kening berusaha mengingat-ingat berapa kelopak bunga bakung di rambut Ailijie.
Ini membuka wawasan baru bagi Lao Liu. Peri Bunga yang menyebut diri mereka konduktor kekuatan magis sudah lama tidak muncul, informasi tentang mereka di luar hanya kabar angin belaka.
"Sebenarnya level peri bunga jauh lebih kompleks dari yang dipikirkan Lao Liu! Gelar serikat peri bunga memiliki sistem tersendiri dengan nilai dan kriteria unik. Dibandingkan tujuh tingkatan penyihir, Dirigen Magis memiliki dua level tambahan, tertinggi adalah 'Sembilan Bunga Berkumpul di Puncak' yang mirip dengan imam Bemon yang menguasai semua lingkaran lagu perang - bisa dilihat tapi sulit dicapai."
"Meski levelnya banyak, kenaikan pangkat Dirigen Magis sangat ketat. Jumlah kelopak di sanggul menunjukkan level mereka. Kepala Suku Qiehe baru mencapai 'Tiga Bunga Berkumpul', sementara pendeta peri bunga hanya memakai kuncup anggrek Wenxian yang berarti 'Satu Bunga Berkumpul'."
"Faktanya, saat ini tidak ada Dirigen Magis melebihi tiga bunga di seluruh ras peri bunga."
"Bakat!" teriak Kepala Suku Naga Hitam sambil tertawa terbahak-bahak. Sebelum gaung tawanya hilang, dia dan tiga naga hitam lain menyemburkan lima aliran Napas Naga yang bergulung-gulung seperti api. Benar-benar langsung menyerang tanpa basa-basi.
"Dari pertemuan pertama tadi, para naga sudah mengukur kekuatan lawan."
"Kekuatan para elf ini memang tangguh!"
"Selain dua peri bunga yang menyebalkan, setidaknya ada satu Magister Sihir, tiga Magister Senior, dan seorang Jago Pedang yang rumit!"
Kebetulan, Magister Sihir manusia dengan tingkat tertinggi ini justru seorang penyihir api. Sementara naga memiliki kemampuan mengurangi sihir sejenis. Jadi meski dia memanggil ilmu sihir api yang menggabungkan fisik dan magis, kerusakan terhadap Naga Hitam tetap terbatas! Artinya, penyihir tingkat tinggi ini hanya bisa berfungsi sebagai kekuatan pertahanan!
Jika hanya ada satu Naga Hitam, mungkin mereka tak bisa berbuat banyak. Tapi untuk empat Black Dragon Neraka, formasi pertempuran dengan banyak penyihir dan sedikit perisai daging ini punya solusi paling sederhana!
Bab 415 Kunjungan Manusia Naga
Setelah serangan magis gelombang pertama, keempat Black Dragon Neraka mengaum serempak. Dari langit mereka menyebar ke empat arah lalu menyelam tajam. Napas Naga membuka jalan, taring dan cakar mengiringi, sasaran langsung menuju kepala makhluk rendahan di darat!
Inilah gaya bertempur paling otentik, purba, dan langsung dari bangsa naga - menyerang titik berbeda, mengacaukan lapisan serangan magis lawan, lalu menentukan kemenangan seketika dengan kecepatan luar biasa, resistensi magis super, dan kemampuan tangan kosong yang dahsyat!
Liu Zhenhan tersenyum.
Dia sendiri terkenal dengan taktik serupa. Dia tahu para naga hitam telah terjebak - para naga memang lebih percaya pada cakar dan taring mereka daripada sihir! Kaum elf punya banyak penyihir tinggi tapi sedikit prajurit tinggi. Ini jelas cacat yang sengaja ditampilkan Murinio! Jika elf kekurangan prajurit kuat, apakah Murinio juga kekurangan? Bawahan seperti Raksasa Langit dan raksasa es Luoluo saja dia punya segudang!
Naga Hitam terlalu mengejar jalan pintas dalam pertempuran! Ini mungkin juga penyakit profesional semua ahli kuat! Liu Zhenhan berpikir, Laozi harus benar-benar memperhatikan hal ini di kemudian hari.
Mungkin karena kehati-hatian, Kepala suku Naga Hitam dan seekor Black Dragon Neraka terkuat sekaligus menerjang Penyihir manusia yang dilindungi Jago Pedang.
Bangsa naga sangat memahami kekuatan destruktif Dou Qi. Bahkan Orang-orang banteng yang mengayunkan kapak raksasa hanya bisa memotong satu sisik naga, sementara di hadapan Sinar Pedang Jago Pedang tingkat tinggi, hasilnya adalah daging terkoyak. Karena itu lawan seperti ini harus diberantas pertama kali.
Menghadapi serangan balik putus asa empat ekor Naga Hitam, Murinio dan prajuritnya akhirnya menunjukkan kemampuan sebenarnya!
Di antara kelompok Penyihir, dua peri bunga kembali bersinar!
Pendeta Elf bunga yang lemah gemulai, menggunakan tongkat komando menyebarkan kabut merah - jelas ini adalah lapisan penyebaran sihir. Napas Naga yang melewati lapisan ini kekuatannya berkurang! Pemandangan ini membuat Liu Zhenhan mengincar seperti Air Terjun Huangguoshu.
Dalam hujan mantra, penyergapan, dan dentuman bentrokan, seekor Beruang Es Tanggula yang tiba-tiba muncul dari tepi hutan, dengan "Kerucut Es" tepat mengenai tulang hidung seekor Naga Hitam!
Dengan resistensi magis sang naga yang mutlak, pasti bisa menahan mantra tinggi "Kerucut Embun Beku"! Tapi kalau tulang hidung rapuhnya terkena serangan langsung, itu sudah dikelompokkan terpisah! Kecuali naga pelangi yang aneh itu, tak ada naga mana pun yang bisa menanggung rasa sakit seperti ini!
Hutan Salib Selatan adalah hutan tropis, tentu tak mungkin tiba-tiba muncul beruang es gunung salju. Ini cuma monster hasil transformasi Druid senior! Dengan level sihir Druid ini, seharusnya tak bisa se-Berbual B ini. Tapi setelah Kepala Suku Cech memberikan mantra "Bunga Mengejar Bulan" pada sihirnya, semuanya jadi berbeda.
Berkat ritual kecepatan suara "Bunga Mengejar Bulan" inilah, "Kerucut Embun Beku" yang terbang melebihi kecepatan suara berhasil melukai naga yang selalu meremehkan ini!
Liu Zhenhan terpana melihatnya. Bantuan peri bunga untuk penyihir sama vitalnya dengan dukungan pendeta untuk prajurit dalam pertempuran!
Meski Kepala Suku Cech tampak kelelahan setelah menyelesaikan ritual ini, jelas terlihat bahwa penyihir dengan peri bunga tingkat tinggi kini punya kemampuan untuk memutar balik situasi kritis, persis seperti cara pendeta membantu prajurit!
Empat naga hitam tahu situasi memburuk. Bukan karena penyihir lawan tiba-tiba punya pasukan cadangan, tapi karena saat mereka baru mulai menukik dari ketinggian rendah, mereka merasakan "penguncian visual" yang membuat semua bulu kuduk naga hitam merinding! Reaksi spontan pun langsung mereka lakukan!
Manuver udara bagi naga sebenarnya tidak sulit, namun perubahan sudut pasti mempengaruhi kecepatan. Hanya dalam sekejap kebingungan ini, belasan anak panah Qimeizhen yang secepat kilat tiba-tiba melesat "swish-swish" dari tumpukan daun hijau berminyak di tiga sisi perkemahan elf. Panah-panah dari pemanah magis elf ini menghujam dengan akurasi luar biasa ke titik lemah empat naga: mata, pangkal sayap, sinus hidung - masing-masing lebih kejam dan licin dari sebelumnya!
Anak panah beterbangan seperti belalang. Tiga gelombang serangan terjadi dalam hitungan napas, setiap anak panah Qimeizhen berpendar dengan akselerasi khas sihir Unsur Angin.
Jaraknya terlalu dekat, panah yang dipercepat unsur angin pun terlalu cepat. Empat naga hitam sama sekali tak sempat bereaksi, atau mungkin memang tak berniat menghindar, sehingga semua terkena.
Meski dijuluki "Panah Anti Sihir" elf, sebenarnya kekuatan panah Qimeizhen masih jauh di bawah panah armor-piercing manusia. Serangan kali ini kebanyakan hanya menembus sisik naga hitam kurang dari dua inci, tapi itu sudah cukup - karena setiap mata panah Qimeizhen dilumuri racun paling mematikan! Liu Zhenhan tidak tahu betapa besar harga yang harus dibayar Mourinho untuk ramuan amplifikasi racun yang digunakan elf dalam mencampur darah beracun ini!
Ramuan ini dibuat dari "kristal merah" burung berkepala sembilan yang diburu angsa tua di masa mudanya - tak akan ada kesempatan kedua untuk memperolehnya lagi!
Monster Tingkat Super racun "Burung Berkepala Sembilan Mobasha" terlahir cacat dengan sepuluh leher namun hanya sembilan kepala. Saat mendengar gonggongan anjing, leher botak akan mengeluarkan darah - darah inilah yang disebut "Ding Merah Mobasha"!
"Ding Merah" bukan racun murni, melainkan amplifikasi seratus kali lipat. Sebagai ramuan universal, Burung Berkepala Sembilan Mobasha menggunakan sembilan paruhnya untuk mematuk leher botak agar terkontaminasi darah, memperkuat tenaga magis racunnya!
Racun yang bisa langsung membunuh naga sangat langka. Tapi racun yang bisa melumpuhkan naga seketika memang ada, seperti kelenjar laba-laba wajah manusia atau kait ekor Akanathed. Tentu saja, racun ini harus dimurnikan hingga konsentrasi tinggi untuk efek instan!
Murinio menambahkan Rosemary Tujuh Daun berharga ke dalam ramuan ini. Racun api ditambahkan untuk meningkatkan daya ledak - Bagi "Ding Merah Mobasha", satu tetes atau satu pon racun memberikan efek amplifikasi yang sama. Maka pemburu Elf Bulan hanya mengambil sedikit darah Anduin yang diperlukan.
Tertembak panah hanya dalam sekejap mata, empat ekor Naga Hitam di udara serentak mengaum pilu, berputar-putar seperti mabuk dalam balet limbung, seluruh tubuhnya kejang-kejang bagai tersetrum, sisik-sisik naga berdiri tegak, sayap daging bergeliat keras sambil gemetar, mulut bertaring dan hidungnya menyemburkan busa putih berbusa bagai mata air.
Naga tetaplah naga, meski tubuhnya keracunan parah dan sadar situasi buruk, mereka tetap menyemburkan "Bintang Api" berkobar-kobar bercampur busa putih, menyapu pohon raksasa di lokasi sumber panah sambil mengepakkan sayap gemetaran, bertahan menerima gelombang sihir yang bertubi-tubi sambil terbang ke arah Han Tan - gambaran klasik kebingungan total dalam pelarian panik.
Siluet-siluet hitam demi siluet melompat lincah ke udara, namun sia-sia. Mengunci visual naga berarti mengorbankan diri sendiri. Seketika, orang-orang sial yang terbakar bersama pepohonan mengeluarkan suara ledakan kreek-kreek dan jeritan panjang menyayat hati.
Pemanah Ulung Elf Bulan ini cukup garang. Banyak yang sudah terbakar jadi bola api, tetap nekat menembakkan panah beracun berapi-api demi panah ke arah Naga Hitam yang terbang limbung.
“Dum! Dum! Dum!” Tiga ledakan dahsyat bergema, tiga ekor Naga Hitam Neraka melayang-layang seperti layang-layang putus tali di atas rawa, tak lama kemudian terjungkal miring dengan kacau balau di tanah basah.
Seketika, cipratan lumpur dan air berhamburan bagai hujan, gemuruh yang mengguncang bumi bergema di segala penjuru, tanah terkoyak menjadi tiga alur panjang yang dalam.
Ronaldinho sang Naga Hitam yang memang Naga tingkat lima itu sempat terbang cukup jauh meski oleng, namun semakin lama semakin rendah. Akhirnya dengan terjungkir balik ia menghantam tepi kolam kembar dingin, nyaris tercebur ke air beku jika bukan karena tanggul tanah yang lebar – entah tengkorak sekeras baja-nya retak atau tidak.
Sebelum sempat orang-orang bersorak gembira, bahkan sebelum sempat menarik napas, langit di atas hutan gelap tiba-tiba dipenuhi siluet-siluet hitam pekat.
Mata Liu Zhenhan langsung membelalak bulat.
Di permukaan Sampa, jelas terlihat sosok-sosok tampan dan cantik bertanduk keriting dengan tombak panjang di tangan dan sayap daging hitam di punggung, bagai manusia kelelawar raksasa – sedikitnya dua tiga ratus orang!
"Demi langit, hidung babi tumis bawang bombay!" Liu Zhenhan tiba-tiba tersadar akan fakta sederhana namun fatal yang diabaikannya: Dengan nafsu birahi klan Naga Hitam yang sudah 'menaklukkan' begitu banyak monster Naga Sekunder di dunia bawah tanah, mana mungkin mereka melewatkan para Elf secantik bunga?
"Di permukaan ada manusia naga, kenapa di bawah tanah tidak boleh ada?"
Kecepatan terbang Naga Hitam relatif cepat, keterlambatan manusia naga ini bisa dimaklumi. Tak disangka ras yang jatuh ini berhasil menipu diri sendiri! Bahkan menipu seluruh dunia! Dalam Perang Bintang Selatan akhir-akhir ini, mereka selalu berjalan mulus. Rupanya telah menyembunyikan pasukan manusia naga sebagai pasukan kejutan rahasia di saat genting!
Satu manusia naga satu mantra tinggi spontan. Dengan jumlah sebanyak ini, setidaknya ada dua tiga ratus mantra?
Sekalipun mantra yang dikuasai manusia naga ini semuanya sihir serangan kelompok dengan daya tembus titik yang lemah, tetap saja ini dua tiga ratus mantra tinggi! Bisakah Murinio dan bawahannya bertahan dengan perisai maksimal? Liu Zhenhan menjulurkan lidah.
"Jancuk! Ada Blood Mage juga!" Mata Liu Zhenhan tajam. Dia langsung melihat Bayi Darah Xilo yang terbang di barisan terdepan, diikuti setidaknya sepuluh penyihir Moore yang mengendarai bayi darah terbang!
Master bayi darah ini mengepakkan sayap jangkrik hijau. Bersama semua manusia naga dan Blood Mage, mereka terpaku menyaksikan pemandangan mengerikan di lembah rawa - tiga naga berkepala tiga seperti tunas bambu baru, seluruh kepala tertancap dalam tanah, pinggul montok menghadap langit.
Yang di langit terpaku.
Yang di tanah juga terpaku.
Mungkin semua mata yang menyaksikan siaran langsung Sampa di seluruh dunia, saat ini juga terpaku!
Keheningan mematikan bertahan selama sekitar sepuluh detik, hal yang paling tidak terduga oleh Liu Zhenhan akhirnya terjadi.
Sebelumnya, Liu Zhenhan bahkan merencanakan jika angsa tua tidak segera membuka "Rantai Boneka Rune Angin", apakah dia harus memaki lalu melepaskan benda ini.
Menghadapi dua tiga ratus mantra tinggi yang menggunung, Lao Liu tidak berani berharap ada yang baik hati melindunginya.
Bab 416 Permainan Maut
Kekhawatiran mereka sepenuhnya sia-sia.
Murinio yang berpakaian penyihir Elf biasa, sebelum semuanya sempat bereaksi, tiba-tiba menginjak dan menghancurkan sebuah Batu Bulan di dekatnya.
Dalam suara sobekan keras, sayap putih saljunya "swish" terkembang, serpihan jubah menari-nari di udara bagai kupu-kupu sementara lingkaran elemen biru muda seluas delapan ratus meter persegi terlontar dari tangannya, tepat menyelimuti kumpulan manusia naga dan penyihir Blood Elf yang berkerumun di bawah sinar bulan.
"Nyanyian Pelarangan Langit!" Liu Zhenhan menyaksikan bayangan hitam berjatuhan bagai pangsit rebus, hidung dan matanya hampir terpelanting.
Tak disangka! Liu Zhenhan hampir lupa Murinio adalah seorang Smail!
Langit biru adalah wilayah turun-temurun Smail, makhluk apa pun yang terbang mengandalkan udara tak berhak melintas di atas mereka!
Selain Bayi Darah Xilo yang melakukan beberapa putaran di udara dan tiba-tiba memiliki dua roda terbang berwarna darah di kakinya untuk menghentikan jatuhnya, semua anggota klan terjatuh yang sedang melayang di udara seperti pohon ceri yang dipenuhi buah dihujani tongkat oleh anak-anak nakal, berjatuhan ke tanah dengan suara gemeretak.
Berkerumun di ketinggian untuk melihat ke bawah justru menjadi penyebab malapetaka maut bagi manusia naga. Formasi padat seperti ini ibarat sasaran empuk bagi seorang Smail.
Kemampuan ras Klan Angsa bergantung pada bakat. Luas lingkaran cahaya bervariasi sesuai bakat alami. Murinio benar-benar bukan sembarang bakat! Lingkaran cahaya pelarangan terbangnya mencapai 700-800 meter persegi, setara dengan jangkauan lagu perangnya!
Murinio yang sudah menampakkan wajah garangnya tentu takkan melepas harimau kembali ke gunung. Begitu lingkaran cahaya pelarangan terbang dilancarkan, dia segera melepaskan senjata angin yang membelah seorang manusia naga yang jatuh dari langit, langsung menuju Bayi Darah Xilo!
Pelayaran laut bergantung pada juru mudi, kekuatan teladan tak terbatas. Semua penyihir segera tersadar, ikut menyerang Bayi Darah Xilo di udara bersama tuan tanah mereka. Jika ada satu saksi yang lolos hari ini, seluruh Rencana akan gagal! Klan Terjatuh pasti akan bertarung habis-habisan dengan Kerajaan Bimeng!
Di satu sisi, sihir gemerlap, anak panah berbulu, dan duri mawar kembali menembak ke langit. Di sisi lain, tubuh-tumpukan tubuh berjatuhan bagai hujan. Ruang membentuk siklus sempurna sekali lagi, meski satu Batu Bulan telah rusak akibat tendangan, memaksa Ritual Bayangan Bulan Guanghan terputus. Penduduk Benua Aigean lain takkan lagi bisa menikmati pemandangan megah ini melalui Sampa!
Dibandingkan Bayi Darah Xilo yang masih berjuang di udara mencari jalan hidup, manusia naga dan Blood Mage bersama bayi-bayi darah benar-benar sial.
Pertama, mereka dibuat panik oleh penampilan "menanam bawang prei" dari Black Dragon Neraka yang selama ini dianggap tak terkalahkan. Lalu, tak pernah terbayangkan akan terjatuh dari langit. Otak yang sudah kacau akibat dua kejutan beruntun ini benar-benar menjadi bubur.
Bahkan saat jatuh dari ketinggian, tak satu pun dari mereka sempat menjerit sebelum ajal!
Jatuh dari ketinggian ratusan meter bukan main-main. Postur tubuh besar manusia naga yang kekar, ditambah momentum jatuh, membuat mereka bagai pemberat timbangan keras kepala menghujam tanah. Lumpur rawa yang lembek dan rerumputan lebat sekalipun tak mampu meredam daya tumbuk sekuat ini!
Seolah-olah karung tepung dilempar dari ketinggian, manusia naga, bayi darah, dan penyihir Moore bergema "blak pfft!" saat mendarat—suara rongga dada yang hancur berantakan. Korban malang ini mengeluarkan darah dari tujuh lubang tubuh tanpa sempat berteriak. Beberapa yang terjatuh di pepohonan hanya meninggalkan suara ranting patah seperti petasan. Liu Zhenhan yang menyaksikan dengan dingin yakin: bahkan jika ada yang selamat, jumlah tulang yang tidak patah bisa dihitung dengan jari.
Lao Liu merinding—manusia tak boleh sombong! Kesombongan hanya mengundang malapetaka.
Seorang bangsawan angsa Saimai jelas tak mungkin membunuh naga. Bisa dijadikan mangsa naga saja sudah terhormat.
Sepuluh khimera naga palsu terlatih pasti menang melawan seekor Naga sejati dalam pertarungan frontal!
Tapi sepuluh khimera melawan satu Smail? Bisa tamat semua! Khimera tak punya sihir level Naga yang mampu menetralisir gravitasi. Dunia ini benar-benar sialan! Liu Zhenhan menghela napas.
Di langit, Bayi Darah Xilo juga merasakan keanehan hidup.
Terhantam sihir, Master Xilo menelan darah di mulutnya. Dia akhirnya sadar dari kebingungan dan mulai membalas serangan!
Siapapun, setelah terkena serangan sihir dan harus menghadapi kepungan dari seorang Magister Sihir, empat Penyihir Senior, seorang Druid, seorang Jago Pedang, sekelompok pemanah ulung Elf, serta empat Pohon Ajaib, pasti akan merasakan keajaiban hidup seperti yang dialami Master Xiluo.
Ini pasukan siapa? Ini pasukan Pendeta Andalan Nomor Satu Kerajaan Bimeng, Murinio!
Andai bukan karena pertahanan sihir dan fisiknya yang luar biasa kuat, andai bukan karena kecepatan khas sihir darah, andai bukan karena kemampuan mantra spontan bawaan bayi darah, Master Xiluo pasti sudah terkapar dalam serangan sihir mematikan ini!
Murinio juga sedang merenungkan keajaiban hidup.
Tak disangka reaksi dan kecepatan pelepasan sihir bayi darah ini begitu dahsyat! Meski sudah terkena serangan sihir darinya, tetap saja bisa bertarung dengan reputasi terkenal di dunia!
Pasukan pemanah elitnya semuanya gugur dalam misi penyergapan empat Naga Hitam. Pemanah yang tersisa meskipun terampil, sama sekali tak bisa menggunakan sihir unsur angin untuk meningkatkan jarak tembak! Menghadapi sasaran di ketinggian dengan jarak tembak pas-pasan, plus tanpa panah beracun - bagaimana mungkin melukai bayi darah ini? Makhluk ini adalah telur dari serangga tanah tingkat tinggi Golan Dengga, monster elemen tanah yang dijuluki "perisai daging"!
Pohon Ajaib terlalu kikuk, mungkin bisa mengatasi pasukan biasa, tapi melawan ahli seperti ini hanya bisa jadi pengalih perhatian! Dua peri bunga sama sekali tidak menguasai mantra serangan. Lif berasal dari kalangan pendeta, keahliannya di bidang medis bukan pertempuran. Busur silang sayap Phoenix di tangannya lebih bermakna hiasan daripada fungsi tempur.
Jika begitu, satu-satunya yang benar-benar berguna sebenarnya adalah dirinya sendiri beserta Penyihir, Jago Pedang, dan Druid bawahannya.
Untuk mencegah gelombang sihir dari lambang Medusa menyadarkan Naga Hitam, Murinio sudah menyuruh putrinya membawa lencana itu pergi. Andaikan ada Phoenix api di sini, hasil pertempuran pasti sudah jelas sejak awal!
Bagaimana Murinio tidak merasa kehidupan ini penuh keajaiban?
Yang lebih ajaib, kedua pihak justru memilih metode pertempuran yang sama di saat ini - serangan magis tercepat!
Murinio saat ini tidak punya pasukan terbang di bawahannya. Jika Bayi Darah Xilo kabur, mustahil mengejarnya. Karena itu dia harus mengandalkan kecepatan magis untuk menekan bayi darah ini, membuatnya tak bisa melarikan diri. Jika nekat kabur, dia akan terkena hantaman magis gila-gilaan - bagaimanapun juga, terbang secepat apapun takkan mengalahkan kecepatan sihir!
Master Xiluo mana mungkin tidak ingin melarikan diri, tapi sejak awal sudah dikepung oleh sekelompok lawan. Sekarang jangankan kabur dari radius tembak sihir ribuan yard, bisa bergerak menghindar dalam puluhan yard saja sudah bagus! Master Xiluo mana mungkin tidak ingin memanggil sihir besar untuk menggempur para pengganggu ini menjadi serpihan daging, tapi tanpa perlindungan prajurit tangguh, mana ada waktu? Hanya bisa menggemeretakkan gigi dan bersaing kecepatan dengan mereka!
Pertempuran membentuk lingkaran aneh yang mistis!
Mantra darah yang digunakan Xiluo terkenal akan kecepatannya, tapi Murinio memiliki jumlah pasukan dan keahlian mumpuni. Xiluo punya sihir koktail spontan, tapi Druid berubah menjadi beruang es juga bisa melepas mantra secara instan; Xiluo memiliki "Buah Darah Tuo" warisan ayahnya - sebuah gudang kekuatan magis tingkat Archmagister, tapi pihak Murinio memiliki dua peri bunga yang mampu menganugerahkan "angin musim semi yang menghujani hujan" untuk mengisi ulang kekuatan magis, tentu saja ditambah sedikit kristal sihir!
Kedua pihak mempertahankan keseimbangan rapuh dalam kebuntuan. Sekarang cukup satu petarung tangguh bergabung, situasi akan langsung berubah. Jika tidak ada yang memecah kebuntuan ini, yang tersisa hanyalah bertahan sampai akhir!
Dahi Murinio dipenuhi keringat dingin yang mengkilat.
"Dia tahu asal-usul bayi darah ini, monster yang memiliki kekuatan Archmagister plus kekuatan magis tubuh asli! Bahkan dengan dua peri bunga yang mengisi ulang tenaga magis, konsumsi kekuatan magis dalam pertarungan jangka panjang melawannya tetap tidak cukup - faktanya, setelah pertempuran dengan Naga Hitam, tenaga magis kedua peri bunga sudah hampir habis!"
Kecepatan bayi darah ini dalam melepaskan sihir sungguh luar biasa cepat! Mulai dari menyemburkan dari mulut hingga menembakkan dari jari, semuanya memiliki daya rusak yang mengerikan. Andai bukan karena dia terluka sebelumnya dan kita menggunakan taktik kerumunan manusia, pasti dia sudah kabur sejak lama.
Masalah terbesar sekarang adalah formasi magis logam ajaib telah disegel oleh Magister Sihir Master Jocol menggunakan "Gelang Komunikasi Ruang Bintang Terang". Sang komandan utama kita yang setara tingkatannya ini sama sekali tidak boleh diganggu - jika ritme nyanyian sihir yang stabil ini sampai kacau di interval kritis, bayi darah ini bisa lolos! Murinio tidak berani mengambil risiko, karena bayi darah ini adalah monster super yang bisa terbang bebas dan menyelam ke tanah!
Sebenarnya Richard lebih cocok sebagai penentu kemenangan mutlak! Tapi siapa yang bisa membantunya membuka "Rantai Boneka Rune Angin"?
"Rantai Boneka Rune Angin" harus dibuka dengan kunci oleh Magister Senior Unsur Angin! Meskipun Ratu Live adalah pendeta ulung, dia sama sekali tidak memiliki kekuatan angin tingkat tinggi seperti itu!
Dirinya dan dua penyihir Elf lainnya sama sekali tidak bisa bergerak. Saat menekan Xiluo dengan serangan kilat, mereka juga terjebak dalam irama pertempuran cepat ini! Kini tak ada yang bisa mundur—begitu keseimbangan yang terbentuk dipecahkan, semuanya akan berantakan!
Kemenangan seolah berada dalam genggaman, tapi tetap tak terjangkau. Murinio hampir meledak marahnya, paru-parunya seperti mau pecah!
Liu Zhenhan entah sejak kapan sudah bersandar jumawa di batang pohon raksasa, menikmati pertunjukan pertarungan sambil tersenyum. Dia dan dua "Xiao Chusheng" sama-sama menggigit cerutu besar di mulut.
Burung beo kecil itu menyelipkan satu per satu cerutu dari dalam jubahnya, lalu terbang ke sisa api di hutan untuk menyalakannya. Pepohonan hutan selatan memang sulit terbakar, tapi sihir Naga Hitam masih menyisakan bara cukup untuk tiga batang cerutu.
Di bawah sinar Sampa, bayangan gagah muncul bagai hantu. Empat sayap hitamnya mengepak lembut, mengambang diam di atas lembah. Pupil ungunya menyapu hutan lebat dengan sorot mata menggetarkan.
Dari peti perak kuno, sosok bertubuh pendek perlahan bangkit.
An Ruida memeluk dada erat-erat dengan kedua tangan, lutut tertekuk rapat.
Ia tersenyum. Senyuman yang telah menelan debu zaman, terendam sejarah panjang, tanpa lagi kenaifan.
Lao Liu dan dua Xiao Chusheng menyemburkan asap dengan ganas dari hidung mereka.
Bab 417 Puncak Kekuatan
Adegan tak terduga tertentu bahkan membuat Liu Zhenhan tak berdaya.
Saat Andruida tiba-tiba bangkit dari peti perak, bayangan hitam yang rapat seperti gerombolan belalang yang menutupi langit langsung menyapu para Elf yang berada di dekatnya!
Menghadapi serangan tiba-tiba dari Xiluo di atas dan bawah, Murinio dan prajuritnya menunjukkan performa sempurna. Jago Pedang Henry nyaris menggunakan pedang peraknya untuk membentuk ribuan kilatan salju tepat saat hujan meteor bayangan hitam itu datang, energi Dou Qi menyambar liar dan menghancurkan serpihan hitam di udara.
Hanya mengandalkan Jago Pedang Yinxiao saja mustahil menghentikan semuanya. Di momen genting ini, Murinio melompat ke udara sambil membalas sihir Xiluo, membentangkan sayap putihnya yang berputar 360 derajat seperti sapuan angin topan yang menimbulkan gemerincing logam.
Sebagai ahli bela diri tangan kosong yang menguasai "Mijia Dayin", sayap Murinio telah ditempa ramuan rahasia hingga sekeras baja, sama seperti tangannya.
Tapi kali ini dia terluka.
Setelah menahan serangan tiba-tiba itu, sayap putihnya tertancap 7-8 bulu hitam seperti bercak arang di salju, sangat kontras.
Di atas ekor bulu gundul yang berlumuran bercak-bercak darah, nyala api hitam samar masih membara sekejap lalu menghilang.
Setelah mendarat, Murinio hampir terjatuh namun segera stabil. Dengan mengorbankan lukanya, ia berhasil menyelamatkan dua peri bunga dan dua penyihir manusia. Ratu Liv terlindungi oleh tubuh lemah dua penyihir Elf Bulan yang menahan serangan bulu hitam beracun. Prajurit Elf Bulan biasa di garis terluar menjadi korban terparah - mereka berjatuhan seperti daun kering diterpa hujan bulu hitam.
Para prajurit Elf yang tubuhnya dipenuhi bulu hitam ini kejang-kejang seperti kepompong gemuk yang melingkar, mulut berbusa sambil tertawa histeris, lalu menghembuskan nafas terakhir seketika.
Hasil berdarah yang tercipta dalam sekejap ini mengisi senyum Anreda dengan kepuasan balas dendam.
Druid di tepi hutan mengaum keras, mata memerah semburkan kabut keruh. Berubah dari beruang es menjadi Chimera Nyamuk Beracun, namun sebelum sempat melesat di udara, ia sudah dijatuhkan oleh aliran api hitam berpilin seperti roti goreng yang ditembakkan Anreda.
"Berhenti!" teriak Murinio tepat waktu, menghentikan gerakan prajuritnya.
Bayi Darah Xilo Sang Master tidak memperburuk situasi, diam patuh di langit dengan tubuhnya menegang.
Gadis kecil di tanah ini hanya meliriknya dengan dingin, Master Xiluo langsung merasa kelopak matanya seolah ditinju pukulan keras, berdetak lebih kencang dari jantungnya!
Meskipun serangan sihir dari darat telah berhenti, Master Xiluo tahu mimpi pelariannya telah benar-benar berakhir.
Gelombang sihir yang dipancarkan gadis telanjang ini begitu dahsyat, bahkan Xiluo yang berpengalaman perang dan selamat dari maut pun gemetar ketakutan - kekuatan elemen selevel ini sungguh mengerikan!
Ia yakin, jika sekadar menunjukkan celah dengan berbalik tubuh, hidupnya akan berakhir di bawah sinar Sampa.
Adapun tamu bersayap empat di atas lembah cekung itu, Bayi Darah Xilo tak menganggapnya - meski kekuatan magis makhluk ini setara seekor naga, selama ada jarak cukup, Bayi Darah Xilo tak gentar menghadapi lawan seperti ini!
Bagi pengguna sihir, jarak yang cukup adalah panggung bagi aktor.
Seluruh tubuh Murinio terasa beku, punggungnya sudah basah kuyup.
Racun pada bulu hitam itu tak berpengaruh baginya. Setelah memakan "jantung cerdas" burung berkepala sembilan Mobasha, Murinio sudah kebal racun. Namun sihir api yang melekat pada bulu hitam itu membuatnya terluka parah!
Murinio memikirkan sampai otaknya hampir pecah, tetap tak mengerti mengapa di lembah cekungan muncul seorang bangsa iblis! Itu pun pasukan udara terkuat bangsa iblis - Ksatria Kematian Bersayap! Murinio semakin bingung, mengapa ramuan ajaib seribu keping emas yang cukup untuk melumpuhkan empat ekor naga, ternyata tidak mempan pada Anruida!
Kelicikan Anruida ini benar-benar terlalu dalam, terlalu sabar!
Murinio dan para prajuritnya sudah menyadari situasi mereka telah kalah. Baik menggunakan formasi magis logam ajaib maupun berusaha membantu Richard membuka segel, semuanya sudah menjadi tidak realistis! Sedikit saja bergerak sembarangan, pasti akan terjadi pertumpahan darah!
Baik Anruida Sang Raja Iblis Api Beracun maupun Anruida Burung Beracun, kemampuan bertarung jarak dekatnya tidak kalah dari naga! Baik Anruida Sang Raja Iblis Api Beracun maupun Anruida Burung Beracun yang sudah terkurung lebih dari sepuluh ribu tahun, mengharapkan belas kasihannya sama mustahilnya dengan mengharapkan serigala makan rumput!
Berhadapan langsung dengan monster jahat tingkat segel prasejarah seperti ini, benar-benar seperti janda kehilangan anak - sudah tak ada harapan lagi!
Sedangkan Ksatria Bersayap bangsa iblis itu, Murinio malas mengurusnya, lagipula tidak sanggup mengurus!
"Halo semuanya!" Anruida tersenyum ramah menyapa Xiluo di langit dan para elf di darat, mengangkat kaki putihnya melangkah keluar dari peti perak, lalu merobek sepotong besar jubah dari mayat penyihir Moore untuk dibuatkan kemben dan rok pendek.
“Jangan pedulikan aku, kalian lanjutkan pertarungan.” Andruida terus mengikat simpul sambil menatap ke atas dengan senyuman, dua lesung pipit menghiasi wajah kecilnya yang menggemaskan.
Tatapan Xiluo dan Murinio tertancap padanya, bahkan tak berani bergeser sedikitpun.
Dari langit nun jauh, Ksatria Bersayap Bangsa Iblis meneriakkan pekikan garang, menggetarkan empat pasang sayap hitam selaksa tinta, membelah udara melintasi pegunungan sebelum lenyap dalam kelam malam. Banyak orang menghela nafas, tak menyangka bahkan bangsa iblis yang terkenal suka berperang pun kabur ketakutan!
"Sebenarnya aku seharusnya sudah menyadari ini!" Murinio batuk pelan, memegang tangan Ratu Lif sambil memandang Andruida dengan desahan: "Peti perak terkubur di bawah tanah selama bertahun-tahun, berapa banyak udara yang tersisa!"
"Ini bukan salahmu. Saat muncul aku memang masih bernafas, wajar jika kau terjebak pola pikir inersia." Andruida menunjuk hidung kecilnya, kata-kata bijak penuh nasihat keluar dari bibir mungilnya: "Tapi menurutmu kau terlalu gegabah! Bagaimanapun, terhadap makhluk malang yang terbelenggu rantai rune angin bertahun-tahun tanpa makan-minum tapi masih hidup, harusnya kau punya rasa hormat! Bagaimana bisa kau membebaskanku dengan mudah? Ceroboh, anak muda!"
"Senior, jika Anda memang tak menyukai kami, lakukan saja apa yang perlu! Tak perlu mengolok-olok!" Murinio mendengus dingin.
"Anak muda! Jangan coba-coba membuatku marah. Sudah berapa lama aku dipenjara, kesabaranku luar biasa!" Andrada terkekeh: "Jika membunuh kalian begitu saja, bukankah terlalu murah? Hmm?"
"Mulutmu sungguh besar, Andrada!" Liu Zhenhan melompat-lompat kaku seperti mayat hidup, lututnya tak menekuk.
"Oh, kau." Andrada tersenyum sambil menoleh. Matanya tertuju pada Guo Guo yang diikat di bahu Liu Zhenhan, senyumnya semakin manis.
Murinio memberikan kode mata gencar ke Richard, mendesaknya segera lompat - si angsa tua lupa bahwa dirinya sudah terluka parah, dua penyihir Elf pun tewas. Meskipun Richard melompat, mampukah melepaskan rantai Artefak legendaris dari tangan Andrada si iblis segel?
Liu Zhenhan tiba-tiba berhenti. Bukan tak mau mendekat, tapi karena Andrada kini memegang tusuk bergerigi Api berbentuk alis ngengat berbalut api hitam, ujungnya mengarah tepat ke pelipisnya.
"Topeng ini membuat kalian jelek, kehilangan pesat sebelumnya." Andrada mengerlingkan mata meremehkan.
"Bego~" burung beo kecil menggelengkan jambul peluitnya dengan sikap jijik. "~Cuma lu yang telanjang pantat keliatan oke~"
"Jangan bergerak!" Andrada mengabaikan burung beo, tangan kirinya tiba-tiba muncul tusuk api kedua yang langsung mengarah ke Bayi Darah Xiluo di langit.
"Ekspresi Master Xiluo sangat suram, sayap jangkrik hijaunya bergetar kencang. Di bawah sorot mata menggetarkan Andorathar, niatnya yang hendak bertindak bagai salju di terik matahari, perlahan menghilang."
"Sebenarnya bayi darah malang ini hingga kini masih belum paham, situasi seperti apa yang sebenarnya sedang terjadi."
"Andorathar, sebenarnya apa tujuanmu?" Liu Zhenhan mengisap cerutu dengan keras: "Bunuh atau siksa, setidaknya biarkan aku bicara dulu, boleh?"
"Bicaralah." Andorathar mengayunkan tusuk alis api, nada suaranya penuh racun dan berat: "Bagaimanapun, aku takkan membatasi kebebasanmu. Ingat, itu kebebasan, bukan nyawa!"
"Aku dan pria tampan ini sebenarnya adalah Imam Bemon." Liu Zhenhan mengangguk ke arah Murinio, pandangannya tertuju pada Andorathar yang bertubuh pendek: "Kami tak punya niat jahat. Awalnya hanya ingin meminjam kekuatan magismu untuk menghidupkan seseorang. Kami bahkan sudah merencanakan untuk mengembalikan kebebasanmu!"
"Ah, kebebasan murahan. Aku dengar ucapan kalian." Andorathar terkikik, matanya berkilauan basah.
"Aku tahu ini terdengar tak tahu malu, tapi sebagai senior, setidaknya beri kami kesempatan adil untuk melawanmu." Liu Zhenhan tersenyum kecut: "Bagaimana kalau kami ambil kembali lencana Medusa dulu, baru kita bertarung dengan layak?"
“Kau benar-benar punya mimpi indah!” Andrada mengangkat alisnya sambil tersenyum manis: “Saat ini aku bisa membunuhmu hanya dengan hembusan nafas. Menurutmu akankah kuberi kesempatan adil? Adilkah dunia ini?”
Bayi Darah Xilo kini telah mengenali identitas Liu Zhenhan. Masker Artis sekalipun tak bisa mengubah ekspresi wajah dan nada bicaranya.
Bibir Master Xiluo bergetar sebentar, tapi akhirnya tetap tak berani menyela. Menurutnya diam adalah pilihan terbaik saat ini.
“Entah mengapa, aku merasa sangat tertarik padamu...”
“Jangan berlagak! Aku terlahir dengan 'Mata Roh Betina' yang bisa membuat makhluk jantan manapun merasa akrab denganku! Tapi kesempatan seumur hidup ini kuberikan pada si kecil di bahumu, bukan padamu!” Andrada menjulurkan bibir kecilnya: “Mengapa kau tertarik padaku? Sungguh konyol.”
“Ha?” Liu Zhenhan terdiam, dalam hati menduga ini efek samping resonansi nyawa dengan Guo Guo: “Lalu kenapa dulu kau tak gunakan daya tarik alami itu untuk merayu orang yang menyegelmu?”
“Rasa tertarik tak sama dengan kehilangan akal sehat. Makhluk rendahan yang lebih menghargai prinsip daripada nyawa mana mungkin akan melunak!” Mata Andrada memerah darah, giginya berderik: “Lagipula mana mungkin ku sia-siakan kemampuan ini!”
Liu Zhenhan menatap Guo Guo. Musang itu menyeringai padanya.
“Apa itu binatang peliharaanmu?” Andrada menengadah ke Lao Liu.
“Dia adalah ayahmu.” Liu Zhenhan terkekeh.
“Tidak, dia bukan ayahku. Dia adalah suamiku.” An Ruida menggelengkan kepala, memandang Guo Guo dengan lembut: “Mulai malam ini, dia akan menjadi kekasih seumur hidupku!”
Master Xiluo hampir mengalami kecelakaan udara lagi. Liu Zhenhan dan Murinio memutar mata, mulut menganga lebar seperti buaya yang hampir mati lemas.
“Kekuatan elemennya adalah yang terkuat di antara kalian, bahkan lebih kuat dariku! Karena dia menyukaiku, mana mungkin aku melepas pasangan seumur hidup yang sempurna ini?”
“Makhluk rendahan! Kekuatanlah jaminan terbaik di dunia ini! Kekuatan menjagamu tidak dipenjara ribuan tahun, menjagamu tidak kehilangan kebebasan!”
“Haha... Ekspresi terkejut kalian sangat lucu. Kalian takkan mengerti kebenaran ini tanpa dipenjara ribuan tahun! Bunga ini, pohon ini, segala keindahan dunia, semuanya hanyalah ilusi yang menutupi hati kalian!”
Tawa An Ruida terdengar liar dan menyakitkan, namun air mata yang mengalir di sudut matanya terlihat begitu memilukan.
Murinio merasa An Ruida ini telah menjadi sangat paranoid hingga tak bisa dimengerti, mungkin karena hukuman penjara berlebihan yang membuatnya memuja kekuatan secara ekstrem.
Master Xiluo mengira gadis kecil yang sangat kuat ini pasti mengalami gangguan kepribadian. Siapa yang mau menyukai Shuangxue Piqiu? Meskipun ini adalah Guo Guo sang Tuan Tanah Feilengcui.
"Siapa di antara kalian yang mau berangkat duluan? Pilih seorang pemberani untuk membeli waktu bagi teman-temannya!" Pandangan Andrada penuh ejekan: "Mulai sekarang, aku akan membunuh satu per satu secara berkala. Jika kalian tidak memilih, aku akan mulai dari yang paling lemah!"
"Kalian boleh melawan." Andrada menambahkan setelah berpikir sejenak.
"Tentu saja!" Liu Zhenhan mengedikkan bibir ke arah Master Xiluo di langit: "Aku pilih pria tampan yang bisa terbang ini!"
Murinio tertegun sejenak, lalu menunjuk Bayi Darah yang melayang di angkasa: "Aku juga memilih dia!"
Hutan lengan seperti semak-semak segera bergegas mencuat, serempak menunjuk ke arah Bayi Darah Xiluo yang terpaku di langit.
Master Xiluo yang sudah siaga setengah mati, langsung bereaksi. Sambil mengeluarkan "Bilah Bulan Darah" berwarna merah-kuning dari mulutnya, satu ekor tubuhnya menyambar ke tanah.
Dari getaran elemen pada gadis telanjang ini, Master Xiluo yakin kemampuan setaranya dengan orang tua Santo yang terus memburunya.
Sebenarnya kultivasi Bayi Darah Xiluo juga sangat tinggi. Dengan latihan pasca-kelahiran ditambah keunggulan sihir tubuh asli, meski tidak bisa dinilai gelar berdasarkan standar penyihir, setidaknya setara dengan naga level empat. Bahkan daya tahan kekuatan magisnya jauh melebihi naga level empat, karena ia mewarisi "Xuepo Tuodu" dari ayahnya Cantona! Sayangnya, "Xuepo Tuodu" hanya bisa menumpuk nilai magis tanpa meningkatkan level.
Naga level empat masih bisa menyaingi Archmagister, tapi jika berhadapan langsung dengan Santo, sama sekali tak ada peluang! Bahkan naga level enam pun belum tentu bisa mengalahkan penyihir tingkat suci!
Setelah mengalami pertempuran sengit dan terluka sebelumnya, Master Xiluo sama sekali tidak berharap bisa mengalahkan lawan sekuat ini malam ini! Yang ia pikirkan hanyalah menyelam ke bawah tanah dan menyelamatkan nyawa dengan "teknik menyelam ke tanah"!
Sebenarnya jika Master Xiluo tidak bereaksi berlebihan, mungkin malah tidak akan tertimpa musibah. Justru dengan lari seperti ini, ia memaksa An Rui Da untuk bertindak.
An Rui Da tetap diam di tempat, hanya pupil matanya tiba-tiba menyempit. Dua bunga api hitam yang membara muncul di dalam pupilnya, membiarkan "bilah bulan darah" yang mengandung dua kekuatan elemen dari Master Xiluo itu menembus dada kirinya!
Pandangannya masih terkunci pada sekelompok elf, sama sekali tidak bergeser.
Bayi Darah Master Xiluo melesat di udara meninggalkan bayangan hijau samar, menghujam ke tanah dengan kecepatan yang begitu dahsyat, gerakannya benar-benar ekstrem dalam hal laju!
Perbedaan kekuatan tetaplah perbedaan kekuatan. Sebelum Xiluo sempat melepaskan mantra perlindungan kedua, kilatan cahaya menyilaukan mata—sebuah "Bilah Bulan Berdarah" meluncur dari tubuh Anduin, tepat menghantam bayangan hijau yang sedang terjun bebas itu.
Teriakan kesakitan Master Bayi Darah Xiluo menggema. Tubuhnya yang kecil kekar terlempar seperti ikan yang dipukul tongkat, terlempar dalam serangkaian putaran udara tinggi, menyemburkan darah panas bak kipas merah terbuka! Sebilah pisau bercahaya aura elemen merah dan kuning melesat miring di langit dekatnya, menyisakan jejak mutiara darah yang berkilauan!
Orang-orang bahkan tak sempat berteriak kaget. Bayangan hitam menyambar bagai kilat, diikuti tusukan "Tusukan Alis Elemen" berbalut api hitam yang menancap di bahu Master Bayi Darah ini, menembus sayap jangkrik di punggungnya!
Api hitam merebak seperti senyum iblis, mekar bagai sayap di belakang Master Xiluo.
Anduin masih menatap elfo-elfo di depannya. Tangan kirinya yang kosong terentang miring ke samping, tetap mempertahankan pose melemparkan tusukan tadi.
“Prak!” Suara gedebuk terdengar. Master Bayi Darah yang terjatuh ke tanah mencengkeram lehernya sendiri, seluruh tubuhnya kejang-kejang hebat. Bola matanya dalam sekejap seperti air kapur yang mendidih, berubah sepenuhnya menjadi warna abu-abu membeku dalam gelembung keruh. Busa putih yang banyak mengalir deras dari mulutnya, seolah tubuhnya berubah menjadi kepiting yang terlempar ke gurun pasir.
Liu Zhenhan dan Murinio saling bertatapan, pandangan keduanya dipenuhi kengerian yang mendalam.
Sebenarnya Murinio berniat untuk memanfaatkan kesempatan menyerang, namun kedahsyatan Andorai bagaikan palu raksasa yang menghancurkan semua harapannya! Andorai ini dari awal sampai akhir tak sekalipun mengalihkan pandangan dari para Elf, namun tetap saja berhasil melukai Master Xiluo. Kekuatan seperti ini benar-benar mencapai tingkat puncak!
Tanpa Peliharaan Magis di sisinya, Imam Utama Angsa sekarang seperti melakukan pengebirian mental dan fisik. Hanya mengandalkan sisa-sisa pasukan yang tidak lengkap ini, mustahil baginya untuk melawan lawan sehebat ini sampai saling bunuh!
Si Iblis Api ini bukan hanya mahir dalam sihir. Dari jarak sedekat ini, kemampuan bertarung tangan kosong wujud aslinya saja sudah cukup untuk menghabisi semua keturunan terakhir Murinio.
Liu Zhenhan menelan ludah dengan susah payah. Sihir yang baru saja digunakan Andorai ini agak mirip dengan "Perisai Api-Angin Ganda" milik A-Xiannu, langsung memantulkan kerusakan magis!
"Xiluo yang memiliki setengah tenaga magis Archmagister dan setengah tenaga magis tubuh asli monster, setiap serangan sihir koktail yang dilancarkannya tidak pernah lebih rendah dari kekuatan mantra tingkat pemandu. Tingkat kemampuan An Ruida benar-benar tak terbayangkan!"
"Meski Master Xiluo pernah terluka dan baru saja bertempur habis-habisan, namun untuk bisa melukainya dalam satu pertemuan pertama, setidaknya harus mendekati level Santo!"
"Semakin tinggi tingkat Penyihir, semakin besar jarak kekuatannya. Hal ini mulai terlihat dari sini!"
"Tahukah kalian nama sihir ini? Sihir elemen api ini pasti belum pernah kalian dengar, ini adalah 'Meminjam Api Membakar Langit'!" An Ruida tersenyum ramah menatap sorot mata tajam Murinio: "Melihat tatapan penuh tebakan dan keterkejutan kalian, aku tak tahan untuk pamer. Ini adalah metode langka dalam sihir elemen api - peminjaman! Meminjam sihir lawan untuk membakar langitnya sendiri!"
"Bukankah... ini adalah sihir ruang tingkat Mentor 'Qiankun Da Nuoyi'?" Penyihir elemen api Qiao Ke'er berteriak histeris.
"Kelihatannya kamu juga seharusnya penguasa aliran api, mengapa pemahamanmu tentang elemen begitu sempit? Segala bentuk sihir pada dasarnya adalah kekuatan elemen! Prinsip 'Jalan Besar menyatu, jalur berbeda bertemu di tujuan sama' - bukankah Ibu Gurumu pernah mengajarkan ini?" Andor Dácil menghela napas: "Aku hanya memanfaatkan elemen api untuk meminjam sihir! Perlukah kalian terkejut begitu? Pantulan sihir bekerja dengan gaya eksternal, hanya bisa digunakan jarak dekat; peminjaman sihirku bekerja dengan gaya internal, bisa digunakan jarak jauh, hanya itu saja!"
Gadis kecil yang tingginya tak sampai tiga tinju mencoba meniru gaya bicara dan sikap orang berpengalaman terlihat lucu, tapi saat ini tak seorang pun berani tertawa.
"Terima kasih atas ajaranmu." Magister Sihir api Jocoro dengan patuh memberikan penghormatan murid, membungkuk hormat kepada Andor Dácil.
Sihir tak mengenal batas negara. Tindakan Magister Jocoro ini adalah sikap rendah hati dari tingkat rendah ke tingkat puncak, memberikan penghormatan dan sopan santun yang layak pada pencapaian tinggi, bukan menunduk pada ancaman.
"Haha! Ternyata bukan Kilau Sihir! Ini meminjam sihir orang lain untuk digunakan sendiri!" Liu Zhenhan melompat tinggi seperti mayat hidup, menginjak dada Bayi Darah yang masih mengeluarkan busa dari mulutnya, seperti menginjak tomat hingga pecah.
Sebagai Master Bayi Darah Xilo yang ditetaskan dari monster elemen tanah, kemampuan bertahan setelah menerima begitu banyak serangan berat memang luar biasa. Tapi setelah diinjak oleh Lao Liu ini, tak ada lagi kesempatan baginya untuk bertahan hidup.
Andrada memandang dengan sinis orang yang tak tahu diri ini.
"Hehe, benar-benar 'tiga hari tidak belajar, tak bisa mengejar Bianki'." Liu Zhenhan mengutip pepatah Aiqin yang populer untuk mengungkapkan perasaannya. Bianki adalah seorang cendekiawan terkenal dalam sejarah Aiqin yang terkenal dengan kehausan akan pengetahuan seperti spons.
"Karena kau begitu pandai bicara, mungkin kau yang berikutnya mati." Andrada tersenyum lebar pada Liu Zhenhan: "Bagaimana? Kau sukarela?"
"Tunggu!" Murinio mengaum keras, merobek masker artis yang menutupi wajahnya, mendorong Jago Pedang Henry yang menghalanginya, lalu berdiri penuh wibawa di hadapan Andrada.
Angin malam yang kencang menerpa rambut pirang platinum Imam Utama Angsa, wajah tampannya yang lebih berkilau dari Sampa dipenuhi keteguhan.
Sorot mata Murinio tenang namun mantap, menatap lurus ke Andrada.
"Berani sekali! Kau ingin menggantikannya?" Andrada mengamati Murinio dengan penuh ketertarikan, jari mungilnya menunjuk Liu Zhenhan lalu beralih ke Imam Utama Angsa.
"Mereka semua datang untukku, tentu aku yang harus mati duluan!" Murinio dipenuhi kemarahan dan kepedihan.
"Pemberani, sebutkan namamu!" Mata Andrada berbinar, dipenuhi kekaguman yang tak disembunyikan.
“Aku bernama Murinio.” Liu Zhenhan di belakang Andorath tersenyum jahat, rantai boneka rune angin di tubuhnya berhamburan menjadi serpihan-serpihan!
Bab 418 Transformasi Liar Bulan Purnama
Reputasi Tuan Tanah Feilengcui Richard di dalam dua Kota Naga besar Pelangi dan Bintang Fajar semakin meningkat. Hal ini tak lepas dari pujian berlebihan pasangan Ibu dan fakta-fakta nyata yang mendukung.
Perlu dicatat, sejak pertempuran Kota Gallimard, Kota Naga telah menyampaikan instruksi penting melalui saluran khusus kepada semua naga di Benua: Jika ada anggota bangsa naga yang berkonflik langsung dengan Tuan Tanah Feilengcui, ingatlah baik-baik untuk tidak bertarung jarak dekat dengannya!
Bagi naga yang ahli menggunakan taring, cakar, dan ekor tajam dalam pertempuran serta memiliki kekuatan fisik bawaan, saran ini jelas menghina. Namun koleksi lebih dari sepuluh mayat Monster Tingkat Super di ruang pamer Tuan Tanah Feilengcui telah membuktikan kebijaksanaan saran tersebut.
Malam ini, Andorath jelas-jelas menjadi korban karena jaraknya yang terlalu Jancuk dekat dengan Liu Zhenhan!
Setelah berpura-pura menjadi zombie cukup lama, Liu Zhenhan yang tampak tak berbahaya telah berhasil mendapatkan radius serangan yang dibutuhkannya. Saat melepaskan diri dari "Rantai Boneka Rune Angin", tendangan lurus yang telah dipersiapkan lama mendarat keras di tubuh kurus Andorath.
Seperti layang-layang putus tali, tubuh mungil Andrada yang ringan bagai kertas terlempar ke udara dalam posisi terlentang, menyemburkan semburan besar darah segar!
Tapi dia tetap Andrada. Bahkan dalam situasi seperti ini, dia masih melepaskan dua "Racun Api Alis Ngengat" yang diselimuti api hitam. Namun sepasang telapak tangan berat segera mencetak di punggungnya - Mijia Dayin!
Ini adalah jurus tangan kosong andalan Murinio!
Kesempatan yang berlalu sekejap, dengan bakat dan insting Imam Utama Angsa, tentu tak akan dilewatkan. Apalagi dia memang berniat bertarung habis-habisan!
Tubuh Andrada terpental seperti bola sepak, kembali ke arah Liu Zhenhan!
Andaikan jaraknya lebih jauh, dengan kemampuan Andrada, pasti bisa mengendalikan lagi jalur gerakan tubuh di udara. Sayangnya, jarak sekarang terlalu dekat!
Tanpa kekuatan pengunci elemen, perisai magis yang terpancar dari tubuh Liu Zhenhan dan Guo Guo begitu banyak. Sihir yang dilepaskan Andrada secara tergesa-gesa mustahil memberi efek pada prajurit magis tangan kosong seperti Liu Zhenhan.
Siluet yang menerjang cepat, ditambah pelukan beruang yang sesungguhnya!
Sebagai teknik bertarung paling tradisional Suku Bier, pelukan beruang yang tampak kikuk sebenarnya memiliki daya penghancur luar biasa. Di bawah kontraksi kuat lengan beruang, lawan ringan akan sesak napas, yang parah langsung mematahkan tulang belakang - Jika Vieri dengan kekuatan ilahinya menggunakan teknik ini, bahkan tulang rusuk dan tulang belakang ogre jantan bisa hancur berkeping-keping!
Tenaga Liu Zhenhan jauh melebihi Vieri. Bukan hanya bisa mencekik mati Andorak ini, bahkan besi beton sebesar tubuhnya pun bisa dipatahkan. Namun Tuan Tanah Feilengcui jelas tidak bermaksud demikian. Pada saat mengunci gadis kecil ini, dahinya juga menghantam dahi mungil itu seperti palu godam. "Dum!" suara keras menggema, Andorak langsung pingsan, tubuhnya lunglai seperti selimut di pelukan Lao Liu.
"Hah..." Murinio tak tahan menahan panas di dada kiri, menyemburkan darah dari mulutnya. Lututnya gemetar lalu setengah bertekuk di tanah.
"Dia beracun, lepaskan!" Imam Utama Angsa mengusap sudut bibirnya, dengan susah payah melambaikan tangan ke Richard.
"Tak apa, ada lapisan air transparan di kulitku. Mentor, kau baik-baik saja?" Liu Zhenhan berdalih dengan alasan muluk-muluk, tetap melepaskan cengkeramannya.
Anrenda yang lemas terjatuh ke tanah, lalu wajahnya ditendang dengan hebat. Kekuatan tendangan ini cukup untuk mengubah bola mata seekor Naga menjadi kaca patri cair. Namun sebagai monster prasejarah yang legendaris, meski dalam wujud manusia, kekuatan tulang dan ototnya masih mengerikan. Jadi Anrenda tetap tak terluka, hanya pingsan lebih dalam.
Liu Zhenhan mengangkat jubahnya, mengeluarkan kapak perang bermata ganda Snowdonia yang berkilauan dari punggung. Ia merendahkan tubuh dan mencengkeram pergelangan tangan Anrenda yang seputih dan sehalus akar teratai. Setelah mengamati sejenak, sepertinya sedang memilih posisi untuk memotong urat tangan dengan kapak.
"Richard!" Murinio segera melambaikan tangan, wajahnya berubah muram: "Cukup ambil kekuatan magisnya, jangan sakiti dia lagi. Itu tidak pantas! Siapapun yang terkurung selama lebih dari sepuluh ribu tahun pasti akan menjadi orang gila!"
"Aku khawatir dia akan bangun dan membuat keonaran lagi." Liu Zhenhan mengangkat bahu sambil memegang kapak: "Tapi kalau Mentor bilang begitu, aku akan cari cara lain yang lebih sederhana."
Konon ahli alkemi manusia menciptakan jarum penghisap sihir khusus untuk menaklukkan Penyihir. Metode yang lebih maju dan aman adalah memberi jejak sihir dari Penyihir tingkat tinggi. Tapi Liu Zhenhan menggunakan metode sederhana - melepas sendi, baik anggota badan maupun rahang. Biar tidak bisa melepas sihir lagi.
Sampai sekarang, semua orang baru tersadar kembali. Jago Pedang berlari kencang ke tepi hutan, mengangkat tubuh Druid yang malang dan setia itu. Seluruh tubuhnya melingkar seperti kepompong, tak ada tanda kehidupan tersisa; Ratu Liv menangis tersedu-sedu sambil memeluk Murinio, memperlihatkan sosok istri yang sangat mencintai suami dengan sempurna.
Gelombang penyembuhan dari pendeta peri bunga membuat wajah Ratu Liv memerah. Yang Mulia akhirnya teringat, selain sebagai istri, dirinya juga adalah pendeta ahli penyembuhan. Sementara suami tercintanya saat ini sedang mengeluarkan darah dari sudut mulut.
"Kerugian ini terlalu besar, semua salahku..." Mata Murinio berkaca-kaca, tatapannya perlahan menyapu mayat Elf Bulan dan Druid, penuh kesedihan yang tak terperikan.
"Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba..." Liu Zhenhan menghela napas. Ia ingin menghibur si angsa tua, tapi bingung memilih kata-kata.
Murinio terus memindai sekeliling. Di antara rerumputan berserakan pecahan rantai berkilauan. Gelombang elemen meski telah mereda drastis, tetap menyilaukan mata.
"Maaf, tadi aku terlalu terburu-buru." Liu Zhenhan menggaruk-garuk kepalanya dengan malu-malu: "Untuk mengelabui Andor, hanya dengan cara ini aku bisa menyerang secara tak terduga."
“Richard, bagaimana sebenarnya kamu bisa melepaskan diri dari ‘Rantai Boneka Rune Angin’ ini?” Ratu Liv menatap Liu Zhenhan tanpa berkedip, perlahan berdiri dan memungut pecahan "Rantai Boneka Rune Angin" dari tanah. Pada bagian yang patah terlihat bekas retakan dan lekukan yang jelas.
Di samping Ratu Elf Bulan, terdapat sekumpulan penonton yang juga membelalakkan mata seperti sapi.
"Kalung Boneka Rune Angin" adalah artefak legendaris paling terkenal ras Elf. Dalam legenda tuturan Elf, rantai ini awalnya adalah tali kekang hewan tunggangan Dewi Bulan Elune, setiap ruas rantainya terukir rune "Badai Kosmos" - kekuatan ikatan tertinggi dalam sihir Unsur Angin yang mampu menyegel semua kekuatan elemen sang tawanan, sekaligus memiliki daya ikat yang luar biasa!
Catatan sejarah menyebut rantai legendaris ini sebagai "Naga Kembar", artinya setiap dua ruas rantai cukup untuk menahan tenaga fisik seekor naga, sehingga pantas menyandang gelar artefak legendaris!
Liu Zhenhan tidak berkata-kata, hanya mengayunkan kapak perang bermata ganda Snowdonia-nya di bawah sinar bulan, memantulkan kilau keperakan.
Yang lain masih menunjukkan wajah kebingungan, sementara Murinio tiba-tiba tersadar.
Kapak Perang Chevroline adalah senjata khusus Ksatria Ganda Liar Salon di era Hyjal. Dalam pembuatannya dicampur 10 pon "Logam Isidintin". Logam langka ini membawa hawa dingin abadi dengan efek pendinginan dan pemurnian yang luar biasa, sangat efektif menekan efek samping Transformasi Liar. Setelah terkontaminasi aura manusia, dapat memantulkan cahaya bintang dan bulan. Setiap malam purnama tanggal 15, memiliki kemampuan memicu "Transformasi Liar Tingkat Dua".
Meski memiliki berbagai efek ajaib ini, Kapak Perang Chevroline bukanlah senjata sihir! Karena itu, "Rantai Boneka Rune Angin" sama sekali tidak bisa membatasi kekuatannya!
Meski Richard disegel oleh Rantai Artefak Legendaris yang menghalangi Kekuatan Naga Ba Xia, dia tetap merupakan Weituo asing! "Tenaga Adamantium Penakluk Iblis" dari Weituo Raksasa adalah kekuatan fisik murni yang diwariskan melalui ritual "Tihu Guanding"! Skill Transformasi Liar sendiri adalah potensi luar biasa khas Prajurit Behemoth yang meningkatkan resistensi magis, kekuatan, dan keberanian dengan mengumpulkan amarah. Jadi, "Rantai Boneka Rune Angin" tidak memiliki daya ikat terhadap Transformasi Liar maupun kekuatan fisik!
Kebetulan malam ini adalah malam purnama tanggal 15 - waktu dimana "Logam Isidintin" dapat memicu "Transformasi Liar Tingkat Dua"!
"Transformasi Liar Tingkat Dua" ini bukan istilah asing bagi Prajurit Behemoth. Prajurit yang mengalir darah Wolff di pembuluh darahnya, saat purnama bisa memasuki Transformasi Liar Tingkat Dua melalui katalis "Lagu Perang Xihun" dari Bairen Salamander Pendeta!
Bahkan Kobold Doghead dari Ras Dog yang berwatak pengecut, setelah memasuki Transformasi Liar Tingkat Dua akan berubah menjadi prajurit ganas yang terkenal di dunia!
Perlu diklarifikasi, Transformasi Liar Tingkat Dua bukan berarti amplifikasi ganda kekuatan biasa. Secara teori, Transformasi Liar Tingkat Dua tidak mungkin mencapai "amplifikasi kuadrat" - ini terlalu mistis!
Menurut pandangan utama para Pendeta Salamander, begitu memasuki Transformasi Liar Tingkat Dua, peningkatan atribut tubuh asli dibandingkan Transformasi Liar pertama sekitar tujuh hingga delapan kali lipat, ini adalah nilai konstan!
Memikirkan ini, Murinio tanpa sadar menarik napas dalam-dalam!
"Kekuatan Baja Penakluk Iblis" Richard yang aslinya sudah cukup kuat untuk menaklukkan kadal terbang, dengan Transformasi Liar Pendeta yang melipatgandakan kekuatan sudah melebihi dua ekor naga. Jika masuk Transformasi Liar Tingkat Dua dan meningkat tujuh-delapan kali lipat lagi, Astaga!
Richard kini telah memiliki kekuatan fisik yang setara dengan lima belas hingga enam belas ekor naga!
"Rantai Boneka Rune Angin" memiliki sembilan ruas, maksimal hanya bisa mengunci kekuatan lima ekor naga. Peningkatan tiga kali lipat tiba-tiba ini membuat rantai artefak legendaris yang terbuat dari logam fisik akhirnya mencapai titik kritis ketahanan saat keseimbangan elemen hancur!
Yang paling membuat Murinio merinding adalah jika Richard dalam kondisi utuh menggunakan "Kekuatan Naga Ba Xia" dan "Kekuatan Baja Penakluk Iblis" yang diamplifikasi ganda melalui "Kalung Tengkorak Kemarahan Menggelegar" untuk memasuki Transformasi Liar Tingkat Dua. Kekuatan sebesar ini, siapa di dunia yang bisa menahannya?
Yang lebih membuat Murinio bergumam adalah nilai Kekuatan Nyanyian Richard!
Transformasi Liar Pendeta terutama mengamplifikasi Kekuatan Nyanyian bukan kekuatan fisik. Dari level Transformasi Liar Richard saat ini yang sekitar Tingkat Enam, artinya Richard pertama-tama bisa mengamplifikasi Kekuatan Nyanyian dua kali lipat melalui "Jubah Nyanyian", lalu enam kali lipat melalui Transformasi Liar pertama, kemudian tujuh sampai delapan kali lipat lagi saat masuk Transformasi Liar Tingkat Dua!
Murinio hampir pingsan setelah menghitung ini - Pada malam purnama, Richard yang memegang Kapak Perang Chevroline dan memasuki Transformasi Liar Ganda memiliki Kekuatan Nyanyian 80-90 kali lipat lebih tinggi dari biasanya!
Sebagai Penyanyi Jiwa Bawaan dengan Kekuatan Nyanyian alami yang tidak kalah dari Imam Tongkat, nilai Kekuatan Nyanyian setelah Transformasi Liar Tingkat Dua ini bahkan bisa membuat Dewa Perang iri!
Siapa sangka Kapak Perang Chevroline yang bahkan tidak bisa disebut senjata sihir ini, di tangan Richard menjadi lebih sakti dari artefak legendaris!
Untunglah "Transformasi Liar Tingkat Dua" hanya bisa digunakan sekali setiap bulan purnama! Untung ada batasan waktu untuk "Transformasi Liar Tingkat Dua"! Untung kultivasi Lagu Perang Richard masih terbatas! Tanpa tiga "untung" ini, Murinio benar-benar merasa malu hidup sezaman dengan Richard!
"Jangan bengong! Kenapa kalian tidak segera menyelamatkan Ailijie?" Liu Zhenhan melirik para orang udik yang terpaku itu, sambil menimbang-nimbang kapak perang bermata ganda yang berkilauan. Ia berjalan mendekati Bayi Darah Xilo yang dadanya ambruk parah, memeriksa dengan seksama.
Guo Guo tak sungkan, cakar kecilnya menyedot aliran darah Xilo di udara. Matanya menyipit menikmati sensasi menyerap esensi.
Lao Liu menyobek masker wajah dan menyimpannya di dada. Seperti kuli berpengalaman, ia meludahi telapak tangan lalu mengayunkan kapak perangnya. "Krrrak!" Tengkorak Xilo terbelah.
Wajah Ratu Liv dan pendeta peri bunga memucat. Berhadapan dengan maut dalam pertempuran adalah satu hal, memperlakukan mayat dengan keji adalah urusan lain. Yang lebih jijik menyusul: Tuan Tanah Feilengcui mengorek-korek tengkorak berlumuran darah, mengeluarkan mutiara merah yang penuh otak dan darah. Setelah digosok-gosok di jubah, mutiara itu diterawang di sisi kapak yang berkilau. Senyumnya mengerut seperti sehelai garis.
Rasa hormat yang sempat terbangun karena kekuatan dan bantuan daruratnya, seketika lenyap dari benak dua ras elf terkemuka itu.
Liu Zhenhan sedang menebak fungsi tuo du ini. Di tengah Mutiara Darah yang merah menyala ini, terdapat sepasang roda sayap seperti gelang yang bergerak acak, tak diketahui mewakili sihir darah apa.
Sayang, meski kultivasi Master Xiluo tinggi, dia tetap hanya bayi darah. Tuo du yang lahir dari otaknya hanya memiliki efek penganugerahan sihir.
"Buka mulut!" Liu Zhenhan menggenggam tuo du ini dan berkata pada Guo Guo. Guo Guo patuh membuka mulut.
Setelah menelan tuo du, Guo Guo menggelengkan lehernya sambil bersendawa panjang. Matanya kecil berkedip, tiba-tiba muncul sepasang lingkaran elemen merah menyala yang berputar cepat di bawah kakinya, perlahan mengangkatnya dari tanah.
"Roda Bulan Darah!"
Selain sihir Archmagister yang terbang dengan kekuatan magis murni, ini satu-satunya sihir terbang tingkat pemandu dalam sihir darah!
Bab 419: Tamu Berdatangan Bak Awan
"Roda Bulan Darah" adalah sihir dua fungsi langka. Jika di daratan, sihir ini bisa digunakan sebagai sihir serangan, sangat praktis.
Terbukti, meski sihir dekaden tetaplah dekaden, mencapai tingkat tinggi tetap memiliki keunggulan!
Entah karena gaya terbang unik Guo Guo, Liu Zhenhan yang mendongakkan kepala tak bisa menahan diri membayangkan Pangeran Nezha Tiga. Jika tokoh itu ada di Benua Aigean, pasti akan menjadi ahli Membunuh Naga sepertinya.
Semua orang berdecak kagum melihat Guo Guo yang asyik bermain di langit, bahkan Jago Pedang Henry yang sedang membawa Kepala Suku Naga Hitam kembali ke formasi bulan batu pun tak terkecuali.
Malangnya Kepala Suku Naga Hitam tetap mempertahankan wujud manusia, sungguh nasib sial. Seandainya dalam bentuk naga, selain Lao Liu, takkan ada yang sanggup menariknya.
Guo Guo bahkan mengeluarkan pasukan roh cincin dari ruang Hitam Teratai, mengajak mereka menikmati keperkasaannya di udara. Xiao Chusheng ini jelas mewarisi sifat suka pamer dari Liu Zhenhan.
A-Xiannu memalingkan muka sambil mencibir, tak sudi melihat Guo Guo yang sok itu. Geryon dan Hydra sibuk mengangguk-angguk dan membungkuk-bungkuk, dengan bangga mengawal sang tuan.
Hanya burung beo kecil yang menitikkan air mata sambil mengusap sudut mata dengan sayapnya - entah karena badai pasir atau legenda bebas dari status sebagai tunggangan. Membawa Shuangxue Piqiu yang gendut ini bolak-balik terbang, sungguh menyiksa Martelazi.
Liu Zhenhan tiba-tiba menepuk dahinya, hampir lupa sesuatu yang penting!
"Xuepo Tuodu" milik Cantona itu belum ditemukan!
Sifat buruk Liu Zhenhan yang suka mengukur orang dengan dirinya sendiri terlihat jelas. Tanpa bicara, ia langsung menggotong kapak perang dan membedah perut bayi darah. Namun setelah mengaduk-ngaduk tumpahan darah dan organ dalam sambil menutup hidung lama sekali, ia tetap tidak menemukan "Xuepo Tuodu" itu.
Pemandangan berdarah ini membuat para Elf muntah-muntah.
"Aneh! Ke mana perginya Tuodu?" Liu Zhenhan menjilat bibir keringnya, berusaha tenang. Setelah berkonsentrasi merasakan getaran irama elemen, akhirnya ia menemukan krisopras darah berharga ini yang tertanam di cincin Master Xiluo!
Karena jari mayat sudah kaku, Lao Liu menghantamkan kapak perang "bzzzt bzzzt" dua kali: tebasan pertama memotong tangan, tebasan kedua memotong jari. Dengan jari terputus di tangan, ia mencabut gudang kekuatan magis yang sangat kuat ini!
Para Elf yang sudah pucat dan terengah-engah ini kembali muntah mengeluarkan empedu dan cairan pahit.
"Barang bagus!" Liu Zhenhan menelan liur tak karuan. Tak disangka "Xuepo Tuodu" ini begitu indah! Tanpa perlu melihat, ia tahu pasti banyak mata bernafsu sedang menatap Tuodu ini.
Sungguh memukau! Ini bukan hanya gudang kekuatan magis, tapi juga sebuah karya seni!
Di tengah kilauan merah Mutiara yang memesona, terbentang gurun seluas samudera yang penuh misteri, dengan awan-awan, perbukulan, bulan sabit, bahkan kaktus dan makhluk-makhluk yang seolah merayap!
Ruang yang begitu sempit ini ternyata mampu menghadirkan kesan luas dan kesepian yang begitu nyata, sungguh luar biasa!
Saat Liu Zhenhan membalikkan Tuo Du ini, gurun di pusat mutiara berubah menjadi hujan pasir berkilauan, perlahan-lahan jatuh ke dasar, lalu secara bertahap membentuk gurun dengan bentuk baru.
"Tangkap!" Liu Zhenhan tiba-tiba melemparkan sesuatu ke arah Murinio.
Melihat suatu benda terbang ke arahnya, Murinio yang sedang duduk beristirahat segera menangkapnya. Setelah membuka genggamannya, terlihat cincin bertatahkan "Xuepo Tuodu".
"Untukmu!" kata Liu Zhenhan.
"Untukku?" Murinio tampak tak percaya, terbata-bata lama sebelum akhirnya bertanya, "Mengapa? 'Xuepo Tuodu' ini jelas-jelas harus menjadi rampasan perangmu! Kau rela memberikannya padaku?"
Dari fungsi "Xuepo Tuodu" ini, orang bodoh pun tahu betapa berharganya! Richard yang biasanya selalu mengutil keuntungan, kenapa hari ini tiba-tiba jadi dermawan? Jangan-jangan ada permintaan berlebihan yang ingin diajukan padaku? Pikir Murinio dalam hati.
"Demi ucapanmu itu, bukan satu Tuo Du, sepuluh pun akan kuberikan!"
"Ucapan yang mana?"
"Tentu akulah yang pertama mati!" Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
Murinio tertegun sejenak, lalu tertawa renyah.
"Semakin lama semakin berisiko, kita harus cepat menyelesaikan urusan!" Liu Zhenhan menganggukkan dagu ke arah Murinio, menjulurkan jari ke mulut lalu bersiul memanggil Guo Guo di langit, menunjuk naga manusia, bayi darah, dan penyihir di tanah sambil membuat gerakan menggorok leher.
Guo Guo menginjak roda terbang, berputar anggun di udara sebelum membawa pasukan roh cincin menyusup ke hutan lebat mencari korban selamat kecelakaan udara.
"Memang harus cepat!" Murinio bangkit terhuyung-huyung, melemparkan "Xuepo Tuodu" ke kepala suku peri bunga Cech: "Kepala suku! Kuterbangkan gudang kekuatan magis untukmu."
Kepala suku Cech membeku.
Dari penjelasan tiga sahabat manusianya, ia tahu arti "Xuepo Tuodu" ini. Tak pernah terbayangkannya pusaka tuo du ini akan jatuh ke tangannya. Tangannya menggenggam erat cincin tuo du, seluruh tubuhnya gemetar. Andai bukan karena pendeta Elf di belakangnya yang menyodok pinggangnya, kepala suku ini pasti akan kehilangan muka total hari ini.
Memandang kepala suku peri bunga yang berkaca-kala mata, lalu menyaksikan raut iri hati para penyihir manusia, Lao Liu tersenyum kecut. Angsa tua ini masih jago memanipulasi hati orang.
“Tiga ekor Naga Hitam berbadan raksasa masih tertancap di tanah. Liu Zhenhan dengan sukarela menggulung lengan bajunya dan maju membantu, menyeret ketiga naga hitam satu per satu ke tengah formasi magis Batu Bulan. Kepala Suku Cech juga menggendong An Ruida ke samping Naga Hitam, menyusunnya berjajar rapi.”
“Ratu Elf Bulan mengeluarkan gulungan sihir berbentuk daun maple logam itu, lalu menyerahkannya kepada Murinio yang sudut mulutnya masih terdapat bekas darah beku.”
“Si angsa tua baru saja bersiap meminjam cincin Tuodu dari Kepala Suku Cech, tiba-tiba Liu Zhenhan dengan kasar memasukkan jarinya ke mulutnya dan mengusap-usap.”
“Dari mana asalnya?” Murinio menggerakkan mulutnya, lidahnya dengan cermat menjilat sisa-sisa kilau elemen keperakan di antara gigi dan bibirnya. Ia memandang Richard yang sedang memutar tutup kantong air dengan tak percaya. Bunyi "kresek-kresek" dari dalam kantong air membuat pandangan Imam Utama Angsa itu membara.
“Nyuri, lah!” Liu Zhenhan heran, “Masa iya Kepala Suku Krouieff mau ngasih 'Mata Air Elemen' ke orang lain?”
“Bagikan setengah untukku!” Mata Murinio memerah.
“Aku masih punya empat ratus batang sumsum darah. Sebenarnya separuhnya sudah dialokasikan untuk Korps Cadanganku. Nanti dua hari lagi aku kirim ke kamu.” Liu Zhenhan merasa si angsa tua ini benar-benar keterlaluan: “Mentor, bukan maksudku mengkritikmu. Tuan juga sudah berkecimpung bertahun-tahun! Kok masih membiarkan para penyihir bawahannya cuma mengandalkan meditasi dan kristal sihir untuk menumpuk kekuatan magis? Jancuk, primitif amat sih?”
“Sumsum darah harta karun seperti ini kau serahkan ke Korps Cadangan?” Murinio hampir muntah darah marah, andai harta karun ini diberikan kepada raksasa dan manusia naga miliknya, berapa banyak sihir yang bisa dikeluarkan secara instan?
“Sumsum darah apaan, di Feilengcui sekarang kristal sihir kualitas terbaik dibagi pakai karung!” Liu Zhenhan mengangkat bahu: “Kau tahu konfigurasi apa yang dimiliki Kapten kelompok penyihirku Xiao Bei? Sepuluh buah Kristal Naga! Tapi dia kemudian mengembalikan empat buah, bilang takut kena kutukan langit! Dasar orang bodoh! Aku kemudian memberinya satu mutiara Hydra berkelok-kelok, eh dia malah menyembunyikannya bersama Kristal Naga, bilang tidak tega menggunakannya sehari-hari.”
“Dewa Perang oh Dewa Perang, Kau terlalu berat sebelah! Bawahan Li di bawah bukan lagi sekelompok penyihir, tapi segerombolan monster!” Murinio merasa sangat tersiksa.
Yang lain awalnya masih agak ragu, mendengar ucapan angsa tua ini, semua terpana, tak sangka Tuan Tanah Feilengcui ini benar-benar selebar ini kekayaannya!
“Aku menyerahkan putra-putriku padamu, benar-benar tidak salah pilih orang!” Murinio tersenyum getir sambil menggelengkan kepala: “Mari memperlihatkan 'Cincin Belenggu Sungai Kematian' padaku, andai pemanahku punya ini, mana mungkin sampai... ah...”
“Hahaha!” Liu Zhenhan sebenarnya ingin mengusulkan "Bagaimana kalau Nikahkan Nini dan Lili padaku sekalian", tapi urung mengatakannya.
“Lupakan omongan kosong ini, yang penting punya kemampuan sendiri. Aku akan menyusulmu!” Murinio tersenyum pada Lao Liu, menutup mata sejenak untuk berkonsentrasi, menarik napas panjang, lalu mulai melantunkan mantra, menaburkan wewangian, memanggil kekuatan elemen untuk membuka gulungan sihir okulasi.
Ternyata ini mantra terlarang sihir tanaman. Meski hanya melepas gulungan sihir, nyanyian mantranya memakan waktu cukup lama. Selama itu, Liu Zhenhan mengelilingi lima tubuh okulasi magis bolak-balik tiga putaran. Ada pertanyaan mengganjal yang ingin dia ajukan, tapi melihat ekspresi sombong peri bunga itu, akhirnya ditahan.
“Apa kau heran, bagaimana cara mengokulasi empat ekor Naga Hitam dan Andor yang merupakan individu terpisah?” Mata Kepala Suku Cech berkilat penuh canda.
“Iya!” Liu Zhenhan terkekeh: “Jelas-jelas empat Naga Hitam plus satu Andor, tapi kalian cuma punya satu gulungan okulasi magis!”
“Jika kalian pendeta punya 'Kidung Rantai Jiwa', mengapa kami peri bunga tidak boleh punya 'Gada Unsur'?” Wajah Kepala Suku Cech dipenuhi kesombongan: “'Kidung Rantai Jiwa' pendeta Bemon kalian cuma bisa menyambungkan nyawa empat orang! 'Gada Unsur' kami jauh lebih hebat, bisa menyambungkan kekuatan elemen hingga tujuh penyihir!”
“Apa gunanya?” Liu Zhenhan bersitegang dengan kepala suku ini: “Apakah kalian Peri Bunga bisa menggabungkan kekuatan elemen penyihir api dan penyihir air dengan gada berantai? Bukankah harus menggunakan kekuatan magis dari aliran yang sama?”
“Kamu...”
“Apa-apaan aku? Aku bicara fakta! Kalau bisa menggabungkan aliran berbeda, siapa yang berani macam-macam dengan Peri Bunga?”
Kepala suku Cech menggigit bibir marah tak bisa bicara.
“Lho, ngomong-ngomong, bukannya ada tambahan dua Naga Hitam?” Liu Zhenhan menggaruk kepala, “Katanya sihir okulasi cuma butuh dua Naga Hitam dan seorang Andariel? Ronaldinho ini kan level empat... mungkin bahkan naga tingkat lima! Apa perlu dipindahkan dulu...”
“Tak apa tambah dua Naga Hitam!” Kepala suku Cech melototi Lao Liu, “Setelah Bijak Bestari Aerie bangun, dapatkan kekuatan sihir api yang kuat secara cuma-cuma, bukannya malah bagus? Sejarah Peri Bunga juga punya pahlawan yang bisa sihir serangan!”
“Ha? Jadi ‘Sihir Okulasi’ selain menggabungkan kekuatan magis, juga bisa mentransfer pengetahuan pelepasan sihir?” Liu Zhenhan menelan ludah.
“Kenapa tidak? Bukannya Pendeta Bemon punya Pencerahan Kebijaksanaan? Oh... haha... aku lupa, meski mentransfer pengetahuan, kalian tidak termasuk ilmu tentang Lagu Perang tingkat tinggi!” Kepala suku Peri Bunga akhirnya balas dendam, tertawa keras sengaja.
“Sialan!” Liu Zhenhan menelan ludah penuh iri.
“Mantra terlarang sihir tanaman ini jauh lebih hebat dibanding ‘penyerapan darah’ dari sihir darah! Bahkan tiga kali pertama ‘penyerapan darah’ tidak bisa menyedot semua kekuatan magis target, tapi ‘sihir okulasi’ ini bisa!”
“Pantas saja ‘sihir okulasi’ ini dijuluki ‘sihir gaun pengantin’! Ini adalah proses di mana seorang Penyihir Besar super menjadi penjahit gaun untuk orang lain, mengubah pemula yang tak tahu apa-apa menjadi Penyihir Besar super!”
“Sialan, ini terlalu keren! Dua ekor Naga Hitam berkumpul jadi satu! Setidaknya setara dengan seorang Archmagister!” Liu Zhenhan terus-menerus menjilat bibir. Ellyze benar-benar beruntung, dengan Anduin plus Naga Hitam, berapa banyak sihir api aneh yang akan diokulasi? Belum lagi mantra ‘meminjam api untuk membakar langit’ yang sudah Berbual B luar biasa, ditambah Napas Naga yang dikeluarkan secara instan dari naga, sungguh mengerikan! Murinio kali ini benar-benar untung besar.
“Kau salah lagi! Kekuatan magis api yang digunakan untuk menetralkan hawa dingin masih tersimpan dalam tubuh Perempuan Bijak Ellyze! Bukan hanya nilai magis dua ekor Naga Hitam saja!”
“Obisilachi!” Liu Zhenhan ber-Lamunan mesum dalam hati: Bagaimana jadinya jika semua Monster Tingkat Super yang pernah dibunuhnya dulu ditangkap hidup-hidup lalu kekuatan magisnya diokulasi ke dirinya?
“Hanya kebijaksanaan superior kami bangsa Elf yang bisa menciptakan sihir tanaman sehebat ini!” Kepala suku Chekhov memandang tajam Liu Zhenhan dengan penuh kesombongan.
“Kepala Suku Chekh, bukan maksudku merendahkan!” Liu Zhenhan balas menyindir tanpa ampun: “Ras Elf kalian sama sekali tak pernah melahirkan Santo, jumlah Archmagister pun bisa dihitung jari! Untuk mengaktifkan ‘sihir okulasi’ mantra terlarang ini, harus ada Archmagister sihir tanaman sebagai pihak ketiga! Pertanyaannya, kapan ras Elf pernah punya dua Archmagister sihir tanaman sekaligus? Jika tak ada dua Archmagister sihir tanaman, hasil okulasi kalian pasti terbatas. Lalu sehebat apa generasi baru yang bisa diciptakan? Masih mau sombong apa lagi?”
“Selain itu, berapa banyak Penyihir Besar di dunia ini yang rela mengorbankan diri secara permanen demi menciptakan generasi baru?” Liu Zhenhan terus berbicara meski wajah lawannya sudah memerah marah: “Kurasa alasan dunia sihir Benua menyebut mantra terlarang sihir tanaman ini kuat tapi tak berguna ya karena ini! Kalian Elf menciptakan mantra terlarang yang sia-sia begini, masih bisa bangga? Sungguh konyol!”
“Malas berdebat denganmu.” Kepala Suku Chekh melototi Lao Liu geram. Melihat nyanyian sihir Murinio hampir selesai, ia segera mengenakan cincin Xuepo Tuodu sambil membisikkan mantra. “Belenggu Elemen” pun terpanggil, gelombang cahaya merah menyebar seperti rantai, menyambungkan empat Naga Hitam yang tertidur panjang dengan An Ruida.
“Pasang cincin Tuodu itu padanya!” Liu Zhenhan menunjuk An Ruida, memberi perintah pada Kepala Suku Chekh.
“Apa?”
“Bodoh!” Liu Zhenhan tak tahan memaki: “Tuo du ini mengandung energi murni primordial paling jernih, bisa dikombinasikan dengan berbagai jenis tenaga magis. Apa kau tidak ingin kekuatan magis Elizier ditambah dengan tenaga Archmagister?”
“Tuo du ini bisa meregenerasi diri melalui waktu tunggu, ngapain masih bengong?” Liu Zhenhan melihat Kepala suku peri bunga ini masih terlihat bodoh, tak kuasa mengumpat.
“Oh! Oh! Oh!” Kepala suku peri bunga buru-buru menuruti, meski dimarahi, ia paham Raja Bunga yang menyebalkan ini bermaksud baik untuk Elizier.
Sayangnya, "Mutiara Kloning Tenaga Magis" hanya bisa mengamplifikasi satu sihir, bukan melipatgandakan tenaga magis.
Seandainya bisa melipatgandakan, tentu sudah sangat membantu Elizier dan Murinio.
Menarik! Setelah ini menyembelih empat ekor Naga Hitam ini, bukankah bisa menyerap kekuatan magis darah! Liu Zhenhan merasa senang, begitu teringat Mutiara Naga Black Dragon Neraka, hatinya semakin membara. Sudah beberapa kali bertarung dengan naga hitam, kristal naga menumpuk tapi tak satu pun dapat mutiara. Kali ini kekurangan itu terpenuhi.
Guo Guo kembali terbang bersama pasukan roh cincin yang hitam pekat, wajahnya penuh senyum panen.
"Sihir penyambungan Murinio telah memasuki tahap akhir, gulungan sihir logam berbentuk daun maple sebagian besar telah berubah menjadi elemen-elemen yang beterbangan, gelombang elemen yang kuat bagai pasang surut laut bergetar di seluruh lembah cekungan. Pepohonan Hutan Salib Selatan seolah merasakan kekuatan yang familiar dan menggembirakan, bergoyang serempak maju mundur seperti diterpa angin topan."
Kepala suku peri bunga dengan ekspresi sangat serius mengeluarkan sapu tangan berlapis-lapis dari dada. Setelah dibuka, terlihat sebuah permata piramida jernih dan murni.
"Permata Kajaride!"
"Jasha, persiapkan 'Netralisasi Tenaga Magis'!" Kepala suku Cech memberi perintah tanpa menoleh ke pendeta Elf, matanya terus mengawasi ritme Murinio dengan tegang, siap kapan saja membuka barrier es abadi ini untuk menempatkan "Permata Kajaride" pada jenazah Auliajie! Serangkaian gerakan ini membutuhkan koordinasi langkah yang sempurna: memecah es, menyambung, menetralisir tenaga magis, dan menghantam permata - semuanya harus dilakukan secepat kilat!
Dari kejauhan, lembah cekungan tiba-tiba berpendar dengan kilau perak terang bagai siang yang menembus langit, deru aneh yang semakin keras bergema, membawa kesuraman yang menyayat hati di padang luas.
Di Hutan Salib Selatan terdapat banyak jurang ruang-waktu, tak jauh dari markas peri bunga terdapat satu. Liu Zhenhan merasakan jantungnya berdebar kencang—Bahaya! Suara ini menandakan ada makhluk yang menerobos jurang ruang-waktu!
Mungkinkah bangsa iblis?
Murinio sama sekali tak berani lengah, tangannya terus menggambar simbol magis terakhir. Di ujung langit sudah mulai terlihat siluet-siluet hitam bergerombol!
Tak ada yang tahu, A-Xiannu memanfaatkan kesibukan orang-orang yang menatap langit untuk menyamar menggunakan kemampuan khas mayat hidup.
Lebih tak ada yang menyadari, An Ruida yang terbaring dengan semua persendian terlepas kini sedikit membuka kelopak matanya, menyemburkan percikan api hitam.
BAB 420 PHOENIX SUCI
Banyaknya kejadian yang terjadi dalam sekejap ini hampir tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Getaran kematian yang tiba-tiba menghilang mustahil luput dari deteksi Santo.
Bagaikan pepatah: kaum lemah mengamati dunia dengan mata, orang bijak dengan pikiran, sementara ahli kuat memindai semesta dengan persepsi.
Getaran kematian unik dan kuat dari A-Xiannu dalam persepsi Liu Zhenhan bagaikan genderang perang De Bijian yang terus berdenting di telinga pencuri. Saat dentuman tiba-tiba berhenti, maknanya jelas—hanya dengan Sihir Siluman lah mayat hidup bisa menyembunyikan aura sepenuhnya.
Saat ini, di kejauhan jurang ruang-waktu mengeluarkan suara aneh, bayangan hitam pekat sedang merobek udara di langit. A-Xiannu memasuki status menyamar pada momen ini, niatnya untuk menangkap ikan di air keruh semakin jelas terlihat.
Liu Zhenhan sebenarnya sudah siap mental - apa yang harus datang akhirnya tiba juga. Sama seperti gadis berbulu putih takkan melepaskan Huang Shiren, A-Xiannu juga takkan melewatkan kesempatan untuk membalas dendam pada dirinya dan Guo Guo!
Banyak cara menyakiti orang di dunia ini, tak harus selalu mengandalkan kekuatan fisik, otak pun bisa. Makhluk tua berumur 10.000 tahun lebih pasti punya trik sendiri dalam hal ini. Tapi soal bermain strategi, Liu Zhenhan tak pernah gentar.
Tapi dunia ini penuh kejadian kebetulan. Ketika ia tiba-tiba menoleh, yang terlihat justru pemandangan yang hanya muncul dalam peribahasa. Dibandingkan dengan ini, A-Xiannu jadi terlihat tak berarti.
Bersamaan dengan A-Xiannu yang menyamar, "Api Kegelapan" yang ditembakkan Anreda tepat saat membuka matanya mengenai dada kiri Murinio. Bukan berarti Anreda sengaja menargetkan Murinio atau membenci angsa tua, melainkan karena Murinio kebetulan mendekat dan menyorotkan gelombang elemen hijau seperti bayam ke dahinya. Serangan balik Anreda murni refleks.
Kedua belah pihak tidak sempat menghindar.
Entah bisa dianggap sial atau tidak. Setelah pemanggilan gulungan mantra terlarang sihir tanaman "Magic Grafting Scroll" selesai dibuka, seharusnya memancarkan dua gelombang elemen. Satu bernama "Gelombang Okulasi" yang sudah ditembakkan si angsa tua ke tubuh Anduin, sementara gelombang kedua "Gelombang Reseptor" dari tangan kiri yang seharusnya masuk ke tubuh Elizabet, justru meleset karena serangan "Blackflame Fire" tiba-tiba yang mengenai lengan Murinio, membuatnya tersandung dan gelombang hijau itu meleset di bawah tubuh Elizabet, tepat menembus dada Kepala Suku Chekov yang sedang membungkuk meletakkan "Kajarid Gemstone".
Ruang waktu yang membeku saat ini benar-benar membentuk pemandangan angker - Pedang Jago Pedang Henry menyambar miring di udara, menghamburkan serpihan es ke segala penjuru; Barrier es abadi berubah menjadi kabut ilusi di bawah kilauan mata anak panah, kecantikan tak tertandingi Elizabet mulai membeku seperti gunung es; Murinio dengan wajah panik tubuhnya terjengkang, gelombang cahaya dari tangan kanannya terhubung ke dahi Anduin sementara gelombang dari tangan kirinya seperti tombak panjang hijau menembus dada Chekov; Liu Zhenhan yang berbalik tubuh dengan ekspresi terkejut.
Saat menyaksikan semua ini, reaksi pertama di otak Liu Zhenhan adalah: "Sialan, ini tidak boleh terjadi!"
Dua gelombang elemen hijau kehijauan melepaskan diri dari jari Murinio, bagai dua jembatan yang membentang di angkasa, mirip tali pusar yang menyambungkan induk dengan bayi, bergerak lincah seperti ular sakti di udara hendak bersatu; Pada saat yang sama. Sang Tuan Tanah kita juga secara refleks melepaskan sehelai bunga semanggi yang telah lama digenggamnya —— kelopak ini awalnya disiapkan untuk menghadapi Anduin setelah melepaskan rantai, karena tak terpakai, kini tertancap di tubuh Kepala Suku Peri Bunga, Cech.
Bunga semanggi ungu itu setelah mengenai sasaran, berputar-putar lalu kembali ke dada Liu Zhenhan.
"Pindahkan Bunga ke Kayu!"
Inilah yang disebut sebagai "Pindahkan Bunga ke Kayu" dalam sihir bunga, dikenal sebagai musuh alami Nyanyian Perang Bangsa Behemu, sihir transfer untuk dukungan penganugerahan!
Sihir ini sebenarnya memiliki efek serupa dengan "Pinjam Langit Bakar Langit" milik Anduin, hanya saja satu mentransfer sihir pendukung, satunya lagi mentransfer sihir serangan!
"Okulasi Sihir" benar-benar merupakan sihir penganugerahan bukan sihir serangan!
Tindakan Liu Zhenhan ini sama sekali bukan rencana matang yang disengaja, hanya naluri egoisnya yang langsung muncul dalam situasi darurat! Jika diberi waktu cukup untuk berpikir, meski tak bisa menerima energi magis mengerikan ini diberikan kepada peri bunga bodoh yang selalu suka membantah, seharusnya dia transfer sihir ini ke E'Lijiah saja!
Sayangnya, dalam situasi genting yang tak memberi waktu berpikir ini, Liu Zhenhan secara naluriah tetap memilih untuk mengutamakan kepentingannya sendiri.
Di alam gaib terdapat keadilan yang sejati. Dewata Keadilan memang tak buta. Kelopak yang mampu mengubah roda sejarah ini justru menghantam pantat burung beo Martelli yang gendut, bukan bulu dada si egois.
Burung beo itu sedang bersembunyi di balik baju Liu Zhenhan sambil menggigit cerutu. Baru saja menghabiskan satu batang, tampaknya ia ingin menyalakan lagi untuk merayakan kebebasannya dari era menjadi tunggangan yang suram.
Sebelum kelopak itu jatuh dari pantatnya, gelombang cahaya hijau tiba-tiba muncul dari udara di bagian belakang burung beo.
Burung beo itu menyembul panik dari balik baju Lao Liu, menegakkan kepala sambil menggigit cerutu. Sebelum sempat mengumpat, tubuh gemuknya yang kelebihan nutrisi tiba-tiba mengembang seperti balon ditiup.
Kilatan hijau yang menyilaukan tiba-tiba menerjang!
Semua makhluk di lembah cekungan ini, bahkan mungkin termasuk bakteri, secara refleks menutup mata mereka pada detik itu.
Saat membuka mata kembali, semua yang hadir terpaku tak bisa berkata-kata.
Burung beo kecil terlihat seolah ditopang oleh penghalang tak kasat mata di udara, tubuhnya telah membesar ratusan kali lipat dengan api kemarahan hitam-merah menyala-nyala mengelilinginya! Cahaya bulan purnaya tiba-tiba diselimuti bayangan api seperti Dibo Luo!
Murinio rubuh ke tanah dengan suara keras!
Guo Guo yang semula berada di udara tiba-tiba kehilangan "Roda Bulan Darah" di kakinya, jatuh bebas dari langit!
Geryon juga menghilang dalam riak ruang Hitam Teratai!
"Ya Tuhan!" Teriak penuh kesedihan dari kepala suku peri bunga menggema di seluruh daratan.
Sesepuh malang ini benar-benar terdiam oleh kejadian sekejap tadi - serangan tiba-tiba An Ruida, rubuhnya Murinio, transfer target sihir okulasi, mutasi burung beo. Salah satu dari ini saja sudah cukup membuatnya terpana, apalagi semuanya terjadi bersamaan.
Dengan panik, Kepala Suku Chekhov yang baru tersadar menyadari tangannya masih menggenggam erat "Permata Kajaride", belum sempat dipasangkan ke tubuh Elicia!
Tanpa okulasi elemen api, tanpa Permata Kajaride... Lalu Elicia yang telah melepas penghalang es abadi ini...
Pupil mata Kepala Suku Jiahe dan pendeta Elf peri bunga melebar sampai maksimal. Tanpa berani menengok ke Elicia, mereka langsung pingsan di tempat.
“Ratu Liv juga pingsan, wajah Murinio sekarang sudah pucat seperti kertas emas, terbaring tak bergerak di tanah. Darah menyembur dari dadanya bagai mata air. Tiga manusia itu seperti gadis yang melihat kecoak, ekspresi beku mereka mengisyaratkan badai dahsyat yang akan datang.”
Liu Zhenhan terpaku.
Urusan A-Xiannu sudah lama terlupakan. Otaknya sekarang seperti dipukul pentungan ogre, isi tengkoraknya berubah jadi bubur, benar-benar kacau!
Hydra membuktikan diri sebagai pelayan perang yang cerdik. Sebelum Guo Guo jatuh 10 ren, makhluk itu menyambar dengan gerakan "menyapu bulan dari dasar laut", menyelamatkan nyawa kecil yang hampir tewas!
“Bangsat sialan～”
Teriakan menggelegar bagai halilintar menyambar. Langit yang semula bertabur bintang tiba-tiba dipenuhi awan api merah menyala bagai senja. Dentuman suara itu disertai kilatan cahaya dari balik awan, seperti letusan gunung berapi yang menyala-nyala namun tertahan.
“Ngapain melotot～ Aku cabut matamu kalau masih berani lihat～” Burung beo kecil melanjutkan teriakannya yang menusuk langit.
Tapi kali ini omelannya tak ada yang paham, karena dia menggunakan bahasa asing yang berwibawa namun sulit dimengerti.
Siapapun yang memiliki sedikit pengetahuan, langsung menyadari bahwa yang digunakan adalah Bahasa Naga yang mewakili ujung rantai makanan Aiqin!
Disertai makian dalam Bahasa Naga, seluruh ruang tiba-tiba mengguncang dengan aliran elemen penghancur dunia, satu gelombang lebih tinggi dari sebelumnya. Bahkan udara yang awalnya samar-samar, kini seperti riak air yang membentuk lingkaran-lingkaran pola halo terlihat jelas oleh mata telanjang, berputar-putar dan berpencar.
“Ini masih burung beo kecil?” Liu Zhenhan tertawa getir sambil mendongakkan otak, bergumam pada diri sendiri.
Burung beo kini memiliki panjang tubuh melebihi empat belas meter, tubuhnya raksasa tak terkira dengan perut yang sangat gembul. Bulu-bulu ekornya yang indah berwarna merah menyala, bulu ekor elegan sepanjang sepuluh meter berwarna kuning lembut terlihat mewah dan memukau. Seluruh tubuhnya dikelilingi kobaran api yang membara, di atas kepalanya terdapat jambul besar berbentuk peluit yang bergoyang-goyang lebih tinggi dari tiang layar. Setiap kata makian yang diucapkannya di udara menggulung angin puting beliung mini, menerbangkan daun-daun kuning di tanah dan mengacaukan perpindahan awan bintang. Benar-benar penuh wibawa dan angkuh tak tertandingi!
Jika bukan karena paruh raksasa berbentuk kait itu, hanya dengan gelombang elemen mengerikan yang terpancar dari seluruh tubuhnya dan cakar raksasa tajam yang membuat bulu kuduk berdiri, takkan ada yang meragukan mata mereka apakah melihat Phoenix api berukuran super gemuk dengan kekuatan luar biasa!
Burung Phoenix abadi yang bisa bicara Bahasa Naga? Liu Zhenhan ingin tertawa terbahak-bahak, bukankah ini Phoenix Suci?
Tapi kemudian Liu Zhenhan tidak bisa tertawa lagi. Dengan kecerdasan burung beo kecil itu, bahkan jika sudah diberikan begitu banyak pengetahuan sihir dan kekuatan magis, apakah dia bisa menggunakannya? Sebelum kejadian ini, dia hanyalah burung kakatua biasa dari Pegunungan Bering, bahkan bukan monster!
Setelah mengumpat habis-habisan, burung beo kecil itu menyemburkan "Pilar Api Aliran Api" sebesar pohon kuno berusia ribuan tahun yang berputar-putar di langit, membuat kerumunan orang yang bersujud ketakutan di tanah. Pilar api yang merah menyala itu menerangi seluruh lembah seperti siang hari, bahkan sekelompok besar bayangan terbang yang mengancam dari kejauhan tiba-tiba mengerem mendadak, membeku di udara seperti pendulum yang berhenti berayun, berhimpitan menjadi gumpalan besar.
Bahkan Sampa pun ketakutan bersembunyi di balik awan, tidak berani melihat "Phoenix Suci" yang kejam dan kasar ini!
Setelah melampiaskan amukannya, burung beo kecil itu perlahan menyusut kembali ke bentuk seperti induk ayam gemuk. Api yang berkobar di seluruh tubuhnya berubah menjadi lapisan merah menyala yang menempel di bulunya. Dengan pantat mengangkut-angkut dan kepala terangkat, dia hinggap di bahu Lao Liu, menggunakan paruh bengkoknya dengan lihai merapikan rambut sang bos.
Betis Liu Zhenhan bergetar seperti urat kejang. Dia baru menyadari bahwa burung beo kecil itu melepas sihir sesuka hati, kapan saja bisa berseteru. Mengenai mengapa burung beo itu juga memiliki dua bentuk, dia tak punya waktu atau keinginan untuk memikirkannya.
"Bagaimana jika suatu saat minatnya muncul, burung beo kecil tiba-tiba menyemburkan sihir elemen api besar di atas kepalanya sendiri..."
Memikirkan ini, jakun Tuan Tanah Feilengcui berbunyi "gloop", dengan susah payah menelan ludah.
Hydra juga telah mendarat. Liu Zhenhan yang sudah sadar kembali menemukan kondisi tak terduga: entah mengapa, Guo Guo di punggung Hydra telah pingsan. Di dalam tubuhnya sama sekali tidak ada sisa gejolak elemen!
"Ini sebenarnya bagaimana bisa terjadi?" Liu Zhenhan merasa kekurangan oksigen parah, hampir pingsan juga.
Di kejauhan langit, kelompok bayangan hitam itu akhirnya bergerak lagi, hitam pekat terus mendekat, namun postur mereka sudah tidak lagi menunjukkan keangkuhan dan keliaran seperti sebelumnya. Mereka terbang dengan penuh kehati-hatian dan menahan diri, di mana-mana terlihat sikap waspada.
Desisan angin dari sayap-sayap besar nan perkasa yang membelah udara, bagaikan gemuruh topan, bergemuruh dalam dentuman bentrokan di seluruh lembah cekungan.
“Junshang!” Tiga manusia memeluk Murinio yang sudah pingsan, berteriak panik. Jago Pedang menutupi dada Imam Utama Angsa, namun tak mampu menghentikan darah yang terus mengucur.
Ratu Elf Bulan akhirnya juga siuman.
Kali ini Liv luar biasa tenang. Saat situasi sudah sedemikian buruk, justru membuat orang mudah menguasai diri. Gelombang penyembuhan menutupi dada Murinio yang terluka parah.
Liu Zhenhan menggendong Guo Guo, melirik tajam ke arah tamu udara. Ia merendahkan tubuh dan menyambar cincin tuo du dari jari Anireda, menyembunyikan ke dalam saku. Tatapan Anireda bertemu dengannya, namun tak lagi mampu memancarkan "Api Kegelapan". Perlawanannya malah berbuah tamparan keras dari Lao Liu.
“Ngapain liat-liat~ Bego~” Burung beo kecil menatap tajam sorot mata penuh dendam Anireda, menunjukkan sikap membangkang.
“Dasar lonte kecil, kamu memang jago!” Liu Zhenhan mencubit pipi Anireda, tersenyum sinis sambil mengangguk-angguk.
Benar-benar membuatnya frustasi. Bertemu Beckham yang bisa melepas mantra dengan kaki saja sudah aneh, hari ini malah ketemu Anireda yang bisa melepas mantra melalui mata!
Dia bukan wanita Raksasa Buddha, bukan pula Raksasa Berkaki Lumpur bermata tiga, dari mana dapat kemampuan begitu!
Andraida yang bergerak lamban menempelkan dagunya ke tangan Liu Zhenhan, ingin menggigit, namun sendi yang terkilir membuatnya gagal menyelesaikan gerakan ini. Pandangan matanya mulai menunjukkan keputusasaan.
"Bukannya kau bilang mau jadi istri dia? Gendong dia!" Liu Zhenhan menyodorkan Guo Guo yang tak sadarkan diri ke pelukan Andraida, lalu bangkit dengan gesit.
Delapan puluh prajurit Banteng Ymir membawa perisai dan kapak perang, diselimuti hawa dingin membeku, telah membentuk tembok daging di hadapannya. Liu Zhenhan terengah-engah memandangi pasukan udara yang semakin mendekat di langit.
Bab Empat Ratus Dua Puluh Satu: Permainan Taruhan Nyawa
Benar-benar Bangsa Iblis!
Itu pun Bangsa Iblis yang mengerikan!
Sampa yang kembali menampakkan wajahnya, menyinari bayangan-bayangan hitam di langit hingga terlihat jelas.
Dua li jaraknya, pasukan besar Bangsa Iblis memamerkan formasi militer yang megah dan rapi.
Di barisan depan berdiri tiga raksasa setinggi delapan meter dengan tubuh hitam legam berotot bak gunung daging. Wajah pucat mereka dihiasi sepasang tanduk melingkar di dahi, sayap hitam besar terkembang di punggung dengan cakar berkilauan. Seluruh tubuh mereka diselubungi kabut hitam yang memancarkan gejolak elemen kasar, dahsyat, dan mengerikan.
Sekilas pandang saja pada mereka, rasa takut langsung merambat dari telapak kaki hingga ke jantung!
Raja Horor! Hanya Raja Horor yang memiliki daya gentar seperti ini!
Bangsa Iblis adalah sebutan umum untuk berbagai ras di dunia iblis. Secara lebih detail, ras di dunia iblis terdiri dari suku Liang Tanah, suku Lich, suku Ghoul, suku Obsidian, suku Gargoyle, suku Horor, dan suku Mata Perak. Keragamannya mirip dengan ras-ras di Benua Aigean seperti Elf, Kurcaci, Manusia Berbulu, Goblin, dan Gnome.
Berbeda dengan Benua Aigean yang dikuasai berbagai kekuatan saling bersaing, dunia iblis merupakan wilayah terpadu. Selain Raja Lich yang mendominasi, Raja Horor adalah pemimpin kedua tertinggi pasukan iblis yang menguasai seluruh angkatan udara Bangsa Iblis. Posisinya setara dengan kepala suku bangsa naga Aiqin, namun perlu dicatat: bangsa naga Aiqin memiliki lebih dari tiga suku, sementara hanya ada tiga Raja Horor di seluruh Bangsa Iblis. Garis keturunan darah suku Horor hanya akan melahirkan tiga pemimpin iblis!
Dibandingkan penyihir tingkat suci, kesenjangan kekuatan Raja Horor (jika ada) sangat terbatas. Jika tiga Raja Horor bersatu...
10.000 tahun lalu, tiga Raja Horor bersama-sama menggunakan mantra terlarang super "Sihir Penenggelam Daratan", menghantam hampir seluruh ras Elf Bulan ke jurang dasar laut!
Dampaknya menggerakkan lempeng bumi secara masif. Mantra terlarang penyihir tingkat suci mustahil mencapai pencapaian nirwana seperti ini!
Liu Zhenhan mengamati angkatan udara Bangsa Iblis di hadapannya, semakin dilihat semakin membuatnya gemetar. Pasukan ini berjumlah ribuan orang, sebagian besar adalah gargoyle berotot dan perusak obsidian yang setengah batu setengah tubuh, jelas terlihat sebagai prajurit-prajurit yang sangat tangguh!
Ini saja sebenarnya tidak masalah, tetapi selain tiga Raja Horor, angkatan udara Bangsa Iblis ini juga memiliki sepuluh yang duduk di punggung Naga Tulang Belulang memandang bumi dengan tatapan angkuh, serta lima ksatria Bangsa Iblis berambut ungu bermata perak dengan sayap di punggung!
Liu Zhenhan sampai mengerang melihatnya.
Ksatria Bersayap Iblis adalah kebanggaan Bangsa Iblis bermata perak, lawan tersulit yang pernah dihadapi ksatria naga Aiqin! Adapun sepuluh Naga Tulang Belulang yang menyemburkan hawa dingin kematian, tentu tidak perlu dijelaskan lagi dari mana asalnya!
Lima Ksatria Bersayap Iblis ini dalam sejarah Aiqin dijuluki "malaikat yang jatuh", merupakan petarung kelas kartu as mutlak di angkatan udara Bangsa Iblis dengan Tingkat Kelahiran tidak kalah dengan Archmagister Elf maupun Pendeta Naga Bimon!
"Sial!" Liu Zhenhan hanya bisa mengeluarkan kata ini dari sela giginya. Formasi musuh ini bahkan cukup untuk menghadapi Master Puskash!
"Cepat, cepat... Junshang tidak bisa menunggu lebih lama!" Suara panik di belakang Liu Zhenhan mendesaknya.
Begitu mendengar suara nyanyian sihir dari belakang, Liu Zhenhan langsung tegang dan membuka mulut hendak memaki!
Bawahan Murinio benar-benar terlalu sesombong! Jika bertindak duluan saat ini, bukankah itu mencari masalah sendiri!
Melihat sorot mata angkatan udara Bangsa Iblis yang mulai menunjukkan gelagat ingin menyerang, Liu Zhenhan terpaksa mendahului menunjukkan daya gentar. Saat lengannya diayunkan, kekuatan panggilan elemen yang dahsyat memenuhi seluruh lembah cekungan. Di belakangnya, semua bunga liar dan rumput di tanah basah melesat ke udara dengan aroma memabukkan, berputar seperti angin topan dan berpusar bak gasing, akhirnya menyatu menjadi dua raksasa elemen setinggi 20 meter - satu gemuk dari bunga dan satu kurus dari rumput!
Raksasa bunga dan raksasa rumput itu serentak meluruskan tubuh bungkuk mereka, tegak bagai lembing di hadapan Liu Zhenhan!
Sihir bunga: "Hongfei Lvshou"! Inilah sihir Weituo paling menggentarkan yang disebutkan oleh Kepala Suku Desaili!
Pergerakan udara Bangsa Iblis terhenti. Tinggi kedua raksasa bunga-rumput ini melampaui semua kategori sihir yang pernah ada!
Seorang Raja Horor terbesar membentangkan cakar tajamnya, menahan prajurit-prajurit iblis di belakangnya. Sorot matanya yang tenang menyimpan keterkejutan mendalam. Siapapun yang menghadapi gelombang elemen Liu Zhenhan pasti akan terkejut - baru dalam pertarungan sesungguhnya orang menyadari betapa dahsyatnya kekuatan ini.
“Tuan Richard! Tempat ini saya serahkan pada Anda!” Suara jernih Ratu Lief bergema terburu-buru, suara mantra sihir di belakang Liu Zhenhan juga berhenti tepat pada detik yang sama.
Saat Liu Daguan menoleh terkejut, yang terlihat adalah Magister Sihir api Joe Cole sedang memegang gulungan sihir bergaya antik yang menyala, menyelimuti orang-orang di sekitarnya dengan bayangan api sebelum menghilang dalam udara kosong.
"Gulungan Pemanggilan Kembali ke Lembah Api!"
Empat aliran utama sihir elemen udara, api, air, dan tanah pada tingkat Magister sebenarnya tidak takut pada Naga - yang dimaksud adalah kemampuan kabur seperti ini!
Melalui koordinat magis tertentu, penyihir aliran utama bisa menyelamatkan diri beserta 39 rekan dari situasi genting, kembali ke sarang aman! Tentu yang lebih hebat adalah penyihir dimensi ruang yang sudah bisa melakukannya sejak level lanjut, begitu pula sihir Unsur Angin turunan dari elemen udara!
Mantra pelarian ini pernah dimainkan Master Joe Cole di dunia bawah tanah!
Liu Zhenhan hampir muntah darah - apa ini mentalitas petani kecil? Penyihir tai ini Joe Cole hanya sibuk menyelamatkan tuannya, bagaimana bisa lupa bahwa di "Gelang Ruang Bintang Kekasih"-nya masih ada formasi magis Adamantium?
Tanpa Formasi Teleportasi Sihir Logam Ajaib, meskipun seluruh pasukan Feilengcui dikerahkan, mustahil mencapai sini dalam waktu singkat! Ribuan li jaraknya! Kaburnya ini sebenarnya bukan masalah besar, tapi kenapa hanya menyelamatkan orang sendiri? Kenapa tidak memberi peringatan? Sihir "Kembali ke Api" sebenarnya bisa membawa 40 orang sekaligus!
Liu Zhenhan benar-benar geram! Rupanya para bangsat B ini takut Bangsa Iblis akan mengganggu, jadi meninggalkannya sebagai tameng belakang!
Tapi Liu Zhenhan yang berstatus Santo sejati ini hanya mahir di ranjang, mana sanggup melintasi ruang untuk kabur dari medan perang? Meski "Kalung Tengkorak Kemarahan Menggelegar" punya kemampuan "Mempersempit Jarak" yang bisa meloloskan diri 10 li seketika, dibandingkan dengan Angkatan Udara Bangsa Iblis yang terbang di langit, mengingat gelombang elemen tubuhnya yang tak bisa disembunyikan, masih belum jelas apakah bisa lolos!
Akhirnya Kepala Suku Peri Bunga Chekh dan Pendeta Gasha perlahan sadar.
Saat membuka mata berkabut mereka, langsung terpana melihat formasi Bangsa Iblis di depan mata. Pendeta Gasha kembali membelalakkan matanya hingga maksimal sebelum pingsan lagi. Kepala Suku Chekh menggosok matanya tiga kali, wajahnya muram seperti duda yang baru kehilangan istri.
"Bolehkah saya bertanya siapakah ahli kuat dari Benua Aigean yang berada di hadapan kami?" Raja Horor yang berbadan paling kekar tertawa panjang, suaranya bergema seperti genderang raksasa, Bahasa umum Aiqin yang diucapkannya jauh lebih baku dibandingkan logat timur laut Liu Zhenhan yang masih kental aksen Weisisipang: "Aku adalah Raja Horor Batistuta..."
"Crespo..." Seorang Raja Horor di sayap kiri melanjutkan. Meski otot-otot iblis ini kasar, wajahnya tampan.
"Saviola..." Raja Horor di sebelah kanan juga memperkenalkan diri. Sosok iblis ini bertubuh agak pendek dengan sepasang gigi tonggos.
"Overmars..." Ksatria iblis bersayap enam yang tampan itu bergemuruh suaranya dengan nada berat.
Pedang perang di tangan malaikat yang jatuh ini berbentuk klasik elegan, sangat mirip dengan senjata jarak dekat "Frostmourne" milik Tuan Tanah Kematian zaman dulu, entah apakah ini barang palsu.
"Datang untuk mengunjungi!" Tiga Raja Horor dan Ksatria Iblis bersayap enam itu berteriak serentak.
Ratusan elit pasukan iblis di belakang mereka juga meneriakkan pekik menggelegar, langit dan awan pun berubah warna.
"Selamat datang ke Benua Aigean! Bangsa Iblis yang datang dari jauh! Aku adalah Master Santo Qi Ao aliran darah Aiqin..." Liu Zhenhan menekankan lima kata "Santo sihir darah" dengan sangat kuat, matanya berputar-putar: "...José Mourinho!"
"Bagi tiga karakter ‘Santo’, ke mana pun pergi tak seorang pun bisa mengabaikannya."
"Bahkan seorang Archmagister pun memiliki metode pertarungan mematikan, apalagi level saint yang perkasa!"
"Tiga Raja Horor dan Ksatria Iblis Bersayap Enam segera menunjukkan kesopanan mereka pada level saint ini. Besar kecilnya kekuatan tak bisa dipalsukan, gelombang elemen adalah merek terbaik!"
"Tiga Raja Horor mengusap zirah indah di dada sambil membungkuk dalam-dalam, sedangkan Ksatria Iblis Bersayap Enam Ovmars menegakkan pedang berkilauan di ujung hidungnya!"
"'Raja Horor yang terhormat dan Ksatria Malaikat Jatuh yang datang ke Benua Aigean, ada keperluan apa?' Liu Zhenhan mengangguk sopan. Sambil mengumpat dirinya sendiri munafik, tetap mengucapkan omong kosong ini."
"Bangsa Iblis datang ke Aiqin buat apa lagi? Yang benar saja!"
"'Master Hosea yang semuda ini namun memiliki kekuatan sehebat itu, sungguh mengagumkan!' Raja Horor Battistutu tertawa terbahak-bahak, mungkin juga merasa pertanyaan level saint ini sangat lucu."
"'Tak disangka Aiqin melahirkan Penyihir Binatang Perang sekuat ini!' Sorot mata Ksatria Iblis Bersayap Enam Ovis tertancap pada burung beo kecil di bahu Liu Zhenhan."
"'Bego~' Xiao Chusheng menggigit cerutu sambil mengawasi pasukan besar Bangsa Iblis dengan jumawa, pandangannya penuh penghinaan."
“Apa yang harus kita lakukan sekarang?” Kepala Suku Cheh menarik-narik lengan Liu Zhenhan dengan gugup, suaranya bergetar panik.
“Tidak tahu.” Liu Zhenhan menyeringai. Jancuk! Ribuan elite Bangsa Iblis plus empat jagoan yang menjaga, pasti pasukan perintis gelombang pertama mereka. Hanya Tuhan yang tahu apakah mereka sudah memulai agresi lebih cepat!
Wajah Kepala Suku Peri Bunga pucat pasi. Gara-gara ulah Anduin yang gagal menghidupkan kembali Sang Bijak Ailizie, sekarang malah ketemu Bangsa Iblis – pukulan telak bagi sang kepala suku.
“Tiga Raja Horor yang terhormat, Ksatria Iblis Bersayap Enam yang perkasa! Dan semua prajurit iblis pemberani! Bolehkah kutanya maksud kedatangan kalian? Jika tak ingin berurusan denganku, mari kita pura-pura tak pernah bertemu, setuju?” Liu Zhenhan sudah mantap untuk kabur. Tiba-tiba ia teringat A-Xiannu – Ratu Lich Naga yang mungkin akan membongkar rahasianya ke Bangsa Iblis sebagai balas dendam.
“Hahaha...” Seluruh pasukan iblis tertawa terbahak-bahak.
Liu Zhenhan juga cengengesan dipaksa ikut tertawa. Tawa penuh keyakinan mereka sudah menjawab pertanyaannya.
Tapi anehnya, A-Xiannu tak kunjung muncul.
Sihir Siluman memang unik. Di Benua Aigean, semua teknik penyamaran magis bersifat pasif – begitu menyamar, mustahil melakukan serangan magis tiba-tiba.
"Kehilangan nutrisi napas Makam Naga, A-Xiannu yang hidup di ruang Hitam Teratai bagaikan monster air yang terperangkap dalam lahar api, kekuatannya telah merosot tajam; Kekuatan bangsa iblis naga juga bergantung pada efek penguatan Makam Naga, tanpa makam ini mereka ibarat ksatria naga yang kehilangan tunggangan naganya."
Liu Zhenhan tak mengerti, Ratu Lich Naga ini mustahil melakukan serangan tiba-tiba padanya, lalu apa maksudnya bersembunyi di kegelapan? Sayangnya Mo'er tidak ada di sini untuk mengungkap keberadaannya.
"Master Santo Ajaib yang terhormat, sejujurnya tak ada yang bisa menghalangi kepergianmu!" Raja Horor Batistuta tersenyum memandang Lao Liu: "Tapi aku juga tahu, di Benua Aiqin, para penyihir mulia sepertimu takkan pernah melakukannya, terutama saat berhadapan dengan Bangsa Iblis! Dalam dunia kalian, ini adalah kodeks ksatria dan keluhuran budi! Kukira, dengan binatang peliharaan seperti..."
Raja Horor menunjuk Hydra berkepala sembilan, termenung lama tak menemukan kata untuk menggambarkan monster laut tak dikenal ini, akhirnya melanjutkan dengan samar: "...Kurasa Master takkan berpura-pura tak melihat kami dan melanjutkan perjalanan begitu saja!"
Liu Zhenhan juga tersenyum, mencengkeram kerah Kepala suku Cech yang mondar-mandir, dalam hati mengutuk: "Bangsat-bangsat ini memaksaku menggunakan cara kasar!"
“Yue Bisu belum tiba di Aigean, tak disangka invasi Bangsa Iblis tetap datang lebih awal!” Kepala Suku Cech seperti boneka pegas yang diangkat Liu Zhenhan, tangan dan kakinya menggapai-gapai bertanya: “Apa yang harus kita lakukan! Apa yang harus kita lakukan!”
“Atas penghormatan kepada Penyihir Besar, Yang Mulia akan jelaskan maksud kedatangan. Pasukan ini memaksa membuka jurang ruang-waktu demi menangkap ahli kuat dari Benua Aigean, yaitu Pendeta Naga Bimon Richard!” Raja Horor Batistuta mengangkat kedua cakarnya dengan sikap menyesal ke arah Liu Zhenhan: “Mengingat Yang Mulia telah mencapai level saint, demi masa depan, pertarungan awal antara kita tetap harus terjadi...”
“Pergi kau dasar B!” Liu Zhenhan mengaum keras.
Kilat raksasa sebesar pohon kuno berusia ribuan tahun menghujam dari langit, memutus semua omong kosong berikutnya yang hendak diucapkan Raja Horor yang semula merasa yakin akan kemenangan.
Saat sebelumnya pasukan besar Bangsa Iblis masih penuh semangat, saat berikutnya mereka telah terjatuh ke dalam jurang kematian tak berdasar.
Bab 422: Guru Tua Dijatuhkan dengan Tongkat Kacau
Di Dataran Carimodo yang terang benderang, berdiri Kota Mikrolensa.
Jika Kerajaan Francis adalah pusat seni negara manusia, maka Kota Mikrolensa tak diragukan lagi merupakan ibukota seni Kerajaan Francis.
Tempat ini memiliki pemandangan indah dengan gunung hijau dan air jernih, mempertemukan banyak Master manusia dan Elf yang telah lama meneliti topik terkait seni dan keindahan. Hanya di sinilah segala hal yang berkaitan erat dengan seni akan mendapatkan penilaian sempurna yang sesungguhnya.
Malam ini, Pangeran Lehmann dari Kerajaan Francis memamerkan koleksi terbarunya, bunga langka "Bunga Qingnang" di Galeri Seni Nasional Mikrolensa, serta mengundang semua Master Seni di Kota Mikrolensa untuk bersama-sama menyaksikan kecantikan tiada tanding ini.
"Bunga Qingnang" sangat langka di dunia, konon hanya mekar pada malam purnama di pertengahan musim panas setiap tahun lalu layu dalam sekejap; keharuman dan keindahan warnanya tak tertandingi di dunia.
Yang lebih ajaib, setiap kali "Bunga Qingnang" mekar, pada kelopaknya akan muncul secara alami sebuah puisi gaya fei yang indah mempesona dengan aroma yang bertahan di mulut.
Saat ini puisi yang beredar di dunia, "Dahulu pernah menjadi kuda, sayang tak sempat mengejarmu, kini menjadi seruling, meniupkan qingmei yang hijau segar" yang tercantum pada "Bunga Qingnang", sehingga semua orang menyebut Qingnang sebagai "Bunga Puisi".
Bunga langka ini telah punah selama bertahun-tahun di Benua Aigean, bersama dengan "Rumput Jilucao" yang menari mengiringi musik dan menyanyikan melodi surgawi, dijuluki sebagai Dua Kecantikan Legendaris.
Penemuan Pangeran Lehmann akan satu tanaman bunga langka ini telah menggemparkan dunia seni Kota Mikrolensa.
Bahkan Master Titian, pelukis termasyhur di seluruh negara manusia, rela meninggalkan karya lukisan legendaris "Santo" yang sedang digarapnya. Dengan menempuh ribuan li, berdebu dan letih, ia tiba di Galeri Seni Nasional Kota Mikrolorensa sore ini hanya untuk menyaksikan "Bunga Puisi" yang legendaris — Ya Tuhan, demi menciptakan karya, Master Titian telah menyepi di pegunungan selama hampir dua tahun, menolak berbagai undangan termasuk dari Paus Paul Martini Yang Mulia.
Seperti semua master lainnya, Master Titian harus menahan amarah sekuat tenaga untuk mendengarkan Pangeran Lehmann yang tak henti-hentinya memamerkan pengalamannya: bagaimana ia memimpin ksatria-ksatria pemberani, mengalahkan monster-monster ganas, dan memanjat tebing untuk mengambil bunga langka ini.
Saat "Bunga Qingnang" dalam vas keramik biru-putih Timur Jauh yang mahal diangkat ke podium pamer oleh empat gadis cantik berselimut brokat, kemarahan para master pun sirna seketika.
Hanya Dewa di atas dari alam gaib yang mampu menciptakan bunga secantik ini!
Sekadar memandang kuncupnya yang belum mekar pun, para master merasa seperti sedang menghina bunga dewata ini!
Saat bulan mencapai titik tengah langit, kuncup bunga terindah di dunia ini merekah perlahan bak kecantikan yang baru bangun dari tidur. Seluruh Galeri Seni Nasional mendadak sunyi senyap, sehelai jarum jatuh pun akan terdengar.
Entah berapa lama telah berlalu, bahkan mata-mata yang membara tak terhitung jumlahnya telah melihat tulisan hitam pekat di kelopak bunga itu. Kuncup hijau yang mekar perlahan tiba-tiba gugur dengan harum semerbak, selembar demi selembar jatuh tanpa suara.
Dalam kegaduhan yang memenuhi ruangan, Master Tixiang bangkit, mengumpulkan selembar kelopak dengan tangan gemetar.
Kelopak indah sebesar "" yang sedang layu cepat masih memperlihatkan barisan kaligrafi energik "" dalam tulisan umum Aiqin yang elegan: "Yang Mulia Raja Bunga Abadi".
Embun yang mengalir perlahan di kelopak menggelinding ke telapak tangan Master Tixiang, dingin yang jernih menusuk.
"Ini pasti air mata Qingnang."
Seniman yang air matanya mengalir deras seperti mata air pun berpikir dengan cara yang artistik.
Negeri Es.
Butiran salju bersama angin yang menderu menerjang tanah luas yang putih, ini adalah kampung halaman dingin.
Di atas dataran salju tak berujung, berdiri rumah-rumah es setinggi 3 meter seperti makam. Rumah es ini dibangun dari bongkahan es raksasa seberat seribu pon, mustahil dibuat tanpa kekuatan pejuang amok dari Utara.
“Sarang-sarang es sebesar pedang bergantungan di bawah atap, kabut pinus memenuhi kereta luncur, lemak paus salju yang gemuk dan lumut lentera menyala seperti kacang kedelai, tak peduli seberapa besar angin atau ganasnya salju, tetap bersinar dengan gigih.”
Prajurit Ganas berjubel hitam legam dengan kulit beruang putih salju, dada berotot seperti batu telanjang, berkumpul di atas sungai es yang membentang luas, menantang angin utara dan badai salju yang menyilaukan mata, memandang ke arah selatan jauh di mana kilatan petir raksasa jatuh dari awan ke langit, penuh kekaguman.
Kilatan-kilatan ini begitu menyilaukan di langit malam yang gelap, bagai pedang raksasa yang menembus langit.
“Inilah murka yang hanya dimiliki Dewa Petir!” Seorang prajurit tua buta bertongkat, berhias bulu burung dan ornamen tulang, menatap ke selatan dengan pupilnya yang keriput seperti kapas. Seandainya masih ada sorot mata, pastilah penuh pemujaan seperti nada suaranya: “Utusan Odin memanggil Prajurit Ganas yang setia! Kita harus menemui utusan kita sendiri!”
Kerajaan Bimeng, Istana Shabak.
Yang Mulia Grak Sal memandang langit luas dengan wajah pucat.
Seekor burung duri raksasa yang memancarkan cahaya biru bak mimpi, mengepakkan sayap di bawah sinar Sampa dengan ekor panjang yang berpendar bercahaya, menghamburkan bintang-bintang bagai hujan.
Burung duri itu mengeluarkan kicauan pilu yang menyayat hati, akhirnya menghilang di bawah sinar bulan, berubah menjadi debu-debu bintang biru beterbangan, seolah Galaksi Hesperus jatuh ke Aiqin.
Dalam sejarah Bimon, fenomena aneh seperti ini hanya pernah muncul saat kematian Pendeta Naga Kochis. Dalam "Epos Kuda Nil", inilah yang disebut——"Nyanyian Terakhir Burung Duri".
Ratapan burung duri menandakan telah gugurnya seorang Penyanyi Jiwa Bawaan yang berbakat luar biasa.
Yang Mulia Grayke Sal menggigil kedinginan.
※※※
Kepala Suku Peri Bunga Cech hampir pingsan.
Di atas lembah cekung "Lautan Sunyi", ribuan pilar kilat setebal pohon kuno berusia ribuan tahun bergema turun berliku-liku dari lapisan awan hitam yang berputar, menghujam pasukan angkatan udara Bangsa Iblis dengan dahsyatnya bagai Gunung Taimurraya menindih langit!
Pilar-pilar listrik raksasa yang berkilau perak itu dikelilingi api biru-hijau dari neraka——inilah Api Pengorbanan dari kedalaman neraka yang membakar jiwa.
Di tengah tarian lingkaran pilar-pilar listrik yang memenuhi langit, dua puluh empat raksasa setinggi langit berbaju zirah emas murni dengan wajah khidmat, memegang dua puluh empat lonceng emas yang memancarkan cahaya pelangi, tiba-tiba muncul dari ufuk langit. Mereka serentak membungkuk dan berubah menjadi lautan api dahsyat di tengah formasi Bangsa Iblis.
Hutan Salib Selatan kini terang benderang bagai siang hari, cahaya menyilaukan itu bisa membuat orang buta sesaat! Panas membara yang tak tertahankan membuat Kepala Suku Cech yang berada dua li di darat terpaksa menutupi mata dengan tangan, seluruh tubuhnya terasa seperti terbakar!
Dua puluh empat lapisan lautan api menyatu menjadi pusaran bak arus samudera, berputar mengelilingi pasukan Bangsa Iblis sambil membakar segala yang bisa dimusnahkan. Semburan api menyembur ke angkasa bagai mata air raksasa, diameternya begitu besar hingga seolah-olah orang sedang menyaksikan letusan gunung berapi purba.
Di saat bersamaan, di rawa-rawa di bawah angkatan udara Bangsa Iblis, tali-tali rotan sebesar pilar Romawi menyembul dari tanah dan melesat ke langit, membelit setiap prajurit iblis yang terjangkau!
Setiap tali rotan ini dipenuhi duri kayu runcing sebesar pergelangan tangan. Bahan bukan logam maupun besi ini memancarkan kilauan hijau dingin yang menyeramkan, membentuk hutan tombak dan hutan trisula yang silih berganti menembus langit dan kegelapan. Gerakannya mirip tentakel raksasa cumi-cumi laut dalam yang sedang memangsa, atau seperti ular naga jahat (Jiao) yang keluar dari sarangnya!
Membelakangi Sampa, mata air Api yang menyala kemerahan akhirnya berubah di langit menjadi dua wanita cantik bertelanjang kaki memetik teratai, mengenakan cincin emas di tangan dengan tahi lalat merah di pelipis. Kedua wanita membuka mata serentak, tatapan sedih, air mata jernih, dan kelopak bunga yang beterbangan bersama-sama menghilang perlahan, akhirnya berubah menjadi mega merah di ufuk langit.
Meski terpisah dua li, hanya dengan sekali melihat pilar kilat yang meraung "ziiit-ziiit", aliran api berputar yang menyembur naik, serta tali rotan berduri yang menyibak lahan seperti ular raksasa berpatroli ke langit, hati Kepala Suku Chekh langsung gemetar.
Terpecah, hangus terbakar, tertusuk...
Berkilauan, mendidih, menderu...
Serpihan daging dan darah menari-nari di langit bagai debu, sementara iblis di neraka tertawa gembira seperti sedang menyantap hidangan!
Lembah ini bukan lagi lautan bunga, tapi rumah jagal dari dasar jurang neraka!
Di bawah sinar bulan yang redup, seekor burung duri raksasa melintasi langit, meninggalkan lagu pilu yang terakhir kali terdengar di dunia.
Di samping Kepala Suku Chekh, segumpal bayangan pekat bergeliat dalam gelombang khayal, perlahan membentuk sosok manusia yang jelas.
Angin malam menyapu kabut hitam dan bau anyir di udara. Liu Zhenhan muncul tiba-tiba dengan kedua tangan terkepal.
Pada saat ini, semua bunga-bunga liar di cekungan melepaskan diri dari tangkai bunga dengan lemah, berguguran dan layu.
Liu Zhenhan perlahan membuka telapak tangan kanannya yang menggenggam erat karena tegang, di dalamnya terdapat sebuah mutiara bulat sempurna dan batu permata berbentuk piramida yang berkilauan.
Di bagian tengah batu permata transparan itu, terdapat miniatur Liu Zhenhan yang menyusut proporsional. Sosok kecil ini bergerak-gerak kaku dengan hebat, melipat tangan dan kaki.
Retakan halus muncul dari tengkorak sosok kecil itu hingga ke bagian bawah tubuhnya, lalu tiba-tiba pecah berkeping-keping.
Batu permata yang sebelumnya jernih dan transparan tiba-tiba menjadi keruh, dipenuhi kabut putih susu seperti gelembung di dalamnya.
Akhirnya di tangan Liu Zhenhan tersisa sebuah batu putih berbentuk piramida.
"Batu Kajarid" yang termasyhur dan membuat banyak orang tergila-gila, batu penyelamat nyawa itu, akhirnya hanya menjadi batu biasa.
Kepala Suku Chekh memutar lehernya dengan susah payah. Seluruh tubuhnya gemetar hebat seolah telah terendam dalam air es selama 10.000 tahun. Bibirnya yang pucat membuat orang tua ini terlihat seperti Tong tua bangka yang sebentar lagi mati.
“Kau kejam sekali...” Akhirnya Kepala Suku Chekh tidak bisa mengendalikan betisnya yang kejang-kejang, jatuh terduduk di tanah. Pandangannya pada Yang Mulia Raja Bunga penuh kegelisahan dan kebingungan.
Kepala Suku Chekh tidak bisa tidak panik. Saat Yang Mulia Raja Bunga ini meraih kerah bajunya, merebut "Batu Permata Kajaride" dari tangannya sebelum otaknya sempat bereaksi, dia bahkan belum paham apa yang terjadi. Lalu dia melihat di langit sejauh dua li, terjadi pembantaian mengerikan yang sengaja diciptakan!
Tiga Raja Horor!
Satu malaikat yang jatuh!
Empat Ksatria Iblis Bersayap!
Sepuluh Penyihir Naga Tulang Belulang!
Lebih dari seribu prajurit elit Bangsa Iblis!
Kekuatan sehebat itu lenyap seketika bagai asap, bahkan tidak menyisakan serpihan tulang! Hanya kabut darah pekat seperti kabut gunung yang tersisa di udara!
"Untuk membedakan diri dari mereka yang punya kartu truf dan dukungan, aku harus lebih kejam dan lebih keji!" Liu Zhenhan terkekeh, menyelipkan "Batu Permata Kajaride" yang sudah rusak itu ke dalam bajunya.
Andruil yang berdiri di sampingnya terengah-engah, matanya menatap Liu Zhenhan tanpa berkedip, penuh ketidakpercayaan—Dia tidak tahu siapa angkatan udara Bangsa Iblis itu, tapi bisa merasakan betapa kuatnya gerombolan pengunjung yang penuh amarah itu! Di dunia ini ternyata ada yang bisa membasmi mereka semua hanya dalam satu pertemuan!
Liu Zhenhan mengangkat tangan kirinya, "tuo du sampah" di sarung tangan merkuri Quarkdor menangkap kabut darah yang beterbangan di udara, terkumpul menjadi berkas dengan kecepatan yang terlihat oleh mata telanjang, diam-diam membentuk seekor naga merah darah yang melingkar di lengan kirinya.
"Mengapa? Mengapa?" Kepala Suku Cech masih bingung, matanya membelalak, bergumam tak percaya seolah bertanya pada Yang Mulia Raja Bunga: "Ini kenapa bisa terjadi! Tidak mungkin! Bagaimana mungkin seorang imam Bemon bisa membunuh begitu banyak musuh kuat... Kekuatan gabungan bangsa iblis ini bisa membunuh tiga Santo Qi'ao... Bagaimana mungkin tiba-tiba melepaskan begitu banyak sihir..."
Liu Zhenhan malas memperhatikan si orang bodoh ini, punggungnya basah kuyup oleh keringat dingin yang sekarang terasa menggigil.
Kali ini benar-benar seperti berjalan di ujung pisau! Orang lain hanya melihat kemuliaannya, hanya Lao Liu sendiri yang tahu betapa berbahayanya situasi ini!
Dalam pertempuran Kota Kuno Huye, menyaksikan prajurit-prajurit Bemon tewas mengenaskan dilanda lautan semut, melihat para pendeta berdarah panas mengorbankan nyawa mereka, Liu Zhenhan dan semua Bemon berhati nurani saat itu hanya punya satu pikiran - bertarung habis-habisan!
Jika bukan karena kejadian itu, mustahil baginya memahami lagu perang pamungkas para imam Bemon ini - "Elegi Terakhir: Kilat Berantai Nebula"!
Tapi sekali lagi, soal mempertaruhkan nyawa itu hanya ada dalam pikirannya. Sebagai kepala keluarga yang punya tanggungan, dia tidak benar-benar terdesak sampai ke titik itu.
Maka Lagu Perang Kehidupan ini menjadi satu-satunya lagu yang dia pahami sendiri tapi tak pernah diumumkan – menyebarkan hal ini memang tidak membawa kehormatan, apalagi tidak bisa diuji. Masa harus dinyanyikan dulu baru tahu?
Sejak di Kota Kuno Huye, dia selalu mengklaim akan menciptakan penemuan baru saat kembali ke Feilengcui, padahal maksud sebenarnya adalah membuat "Gulungan Lagu Perang Kehidupan". Tapi rencana ini agak riskan – bagaimana jika gulungan itu malah mencabut nyawanya? Sungguh memalukan. Setelah pulang, dia juga sibuk dengan urusan khimera, jadi belum sempat mencoba membuatnya.
Mungkin bahkan Liu Zhenhan sendiri tidak menyangka Lagu Perang Kehidupan suatu hari benar-benar akan terpakai – pemicu inspirasinya adalah sebuah "Batu Permata Kajarid"!
Bab 423 Harga Sang Santo
Lagu Kehidupan Imam Bemon memiliki rahasia tertinggi: membakar seluruh Kekuatan Nyanyian dari tubuh asli, memanggil rantai petir dari nebula, mengubah nyawa menjadi sisa-sisa kekuatan tempur terakhir untuk mati bersama lawan!
Kekuatan rantai petir ditentukan langsung oleh level imam dan Kekuatan Nyanyian. Hanya dengan Kekuatan Nyanyian yang lebih kuat, daya hancurnya baru meningkat! Bukan berarti kilat kehidupan dari seorang Imam Perang biasa bisa menghancurkan perisai magis dan membunuh Archmagister – itu tidak realistis. Paling-paling membantai ratusan prajurit rendahan!
Pada akhir Pertempuran Hyjal seribu tahun yang lalu, 74 pendeta Suku Rubah Fokes secara sukarela bertahan di belakang untuk melindungi sisa-sisa suku Bimon yang selamat memasuki Dataran Liar Donau. Untuk sepenuhnya menggentarkan pasukan manusia, semua pendeta rubah di Celah Doluote memanggil "Kilat Berantai Nebula" yang menyapu seluruh langit dengan mengorbankan nyawa mereka, menghabisi sepuluh resimen pasukan pendahulu manusia sekaligus, berhasil menghentikan langkah pasukan manusia yang berjumlah jutaan.
Liu Zhenhan hari ini hanya bertindak lebih ekstrem!
Malam ini adalah malam purnama, waktu terbaik baginya untuk memasuki "Transformasi Liar Tingkat Dua". Dengan Kekuatan Nyanyian seorang Penyanyi Jiwa bawaan ditambah amplifikasi 80-90 kali lipat, kekuatan nyanyian 74 pendeta rubah zaman dulu jika digabungkan pun takkan menyamai kekuatannya sendiri!
Dengan segala keistimewaan yang dimilikinya, bisa dibayangkan betapa dahsyatnya "Kilat Berantai Nebula" yang dipanggilnya melalui cara bunuh diri ini!
Apalagi, sihir nyawa Liu Zhenhan bukan hanya "Kilat Berantai Nebula" saja!
Dia juga seorang Weituo Raksasa yang memiliki sihir nyawa "Api Nirwana Murka Langit"!
Dia juga seorang Ent Luar Negeri yang memiliki sihir nyawa "Kemarahan Alam Hijau"!
Hanya sihir nyawa "Kutukan Dewata Kemerosotan" dari Elf Asing yang tidak terpakai. Sihir ini bertujuan melacak pelaku kejahatan, namun karena dia bunuh diri, efeknya tidak akan aktif; Seandainya Paus manusia dan 12 Kardinal sempat menganugerahkan sihir nyawa "Kemarahan Tata Tertib" lebih awal, Liu Zhenhan bisa main besar malam ini!
Secara fundamental, yang benar-benar unjuk gigi malam ini tetaplah "Kilat Berantai Nebula"!
Yang diandalkan Liu Zhenhan adalah "Kekuatan Nyanyian" yang mengerikan pasca Transformasi Liar Tingkat Dua! Fakta membuktikan, dengan level kekuatan sebesar ini, "Kilat Berantai Nebula" yang dibakar nyawa bahkan melebihi mantra terlarang kilat berskala besar! Sementara "Api Nirwana Murka Langit" dan "Kemarahan Alam Hijau" justru menjadi pendamping, meski kekuatan kedua sihir nyawa ini setara dengan sihir area tingkat mentor!
Ada satu eksperimen Liu Zhenhan yang sepenuhnya gagal.
Di tangannya selain memegang "Batu Permata Kajaride" penyelamat nyawa, diam-diam juga menggenggam "Mutiara Kloning Tenaga Magis" pusaka andalan! Mutiara ini bisa menyalin satu sihir secara sinkron. Secara logika, ketiga sihir "Kilat Berantai Nebula", "Api Nirwana Murka Langit" dan "Kemarahan Alam Hijau" yang diluncurkan Lao Liu sama-sama sihir pembakar nyawa dan diaktifkan bersamaan, sehingga layak disebut sebagai satu sihir "sihir nyawa bunuh diri"!
Dari situ, sepertinya "Mutiara Kloning Tenaga Magis" seharusnya bisa menggandakan semuanya!
Tapi apakah semuanya tergandakan?
Siapa yang tahu!
Begitu Liu Zhenhan selesai melantunkan "Elegi Terakhir" dalam hati, yang dia rasakan hanya kegelapan menyergap, dan saat sadar kembali tubuhnya sudah terbungkus kabut hitam. Setelah berhasil keluar dari kabut, langit dipenuhi kilatan petir yang mengerikan, tali rotan dan pelangi api beterbangan. Pemandangan itu membuat biji kemaluannya sampai berdenyut ketakutan! Untungnya sihir nyawa adalah sihir pengorbanan diri, bukan serangan membabi buta, kalau tidak nyawanya pasti melayang!
Pengalaman berbahaya ini cukup membuat Lao Liu mengingatnya seumur hidup!
Tapi hasil yang didapat dari pengalaman ini juga membuat Lao Liu bersemangat sepanjang hayat!
Tuan Liu merobek jubahnya, lalu bersujud dengan tulus memuja Dewa Perang! Memuja Kampas Yang Maha Kuasa!
Sejak menghidupkan kembali Helen dengan "Lagu Perang Rambut Seperti Darah", Liu Zhenhan telah bersumpah pada hatinya untuk hanya menyembah Dewa Perang sebagai satu-satunya dewa. Dia berhasil menepatinya! Sang Dewa Kampas juga tak pernah mengkhianatinya! Malam ini, kemenangan mutlak atas pasukan elit Bangsa Iblis yang perkasa bagai longsor salju tak terelakkan. Lagu nyawa pendeta, kendaraan perang Chevrolet, Mutiara Kloning Tenaga Magis, dan Batu Permata Kajalide tak ada artinya dibanding bakat unik Liu Zhenhan - dia adalah Penyanyi Jiwa Bawaan!
Sebagai burung duri alami yang memiliki hak menyanyikan jiwa, dia sudah lama bisa mengeluarkan nyanyian perang terpendam!
Bakat ini jika digunakan pada lagu perang biasa mungkin biasa saja, tapi saat diterapkan pada mantra terlarang, sungguh luar biasa megah!
Di Benua Aigean ada penyihir yang bisa mengeluarkan sihir terpendam, tapi sama sekali tidak ada penyihir yang bisa melepaskan mantra terlarang secara diam-diam!
Apalagi mantra terlarang yang terpendam, sihir tingkat Archmagister pun harus dipanggil melalui nyanyian sihir dan taburan wewangian! Perbedaannya paling hanya pada tingkat pemahaman dan level sihir - ada yang bisa mempersingkat beberapa skala nada dan melepaskannya lebih cepat, ada yang lebih lambat.
Inilah yang disebut kesakralan eksklusif sihir!
Jika ada yang mengaku bisa melepaskan mantra terlarang tanpa bersuara, Master Puskash pasti akan menjadi yang pertama menamparnya!
Nyanyian Perang Bimon berbeda dengan sihir. Setelah kehilangan kekuatan serangan, nyanyian perang Bimon memang kalah satu tingkat dibanding sihir. Tapi ada kelebihan yang tak tertandingi: tidak ada efek berbalik saat terinterupsi, tidak ada kemungkinan gagal, kekuatan ganda Lingkaran Tunggal yang tak bisa dikurangi, dan kemampuan pengeluaran diam-diam!
Nyanyian perang terpendam berarti penyamaran! Nyanyian perang terpendam berarti serangan mendadak!
Bahkan jika Raja Lich dari Bangsa Iblis turun ke lembah di atas basin, mereka pasti tak akan menyangka ada seorang Penyihir Aiqin yang bisa mengeluarkan mantra terlarang kilat besar dengan teknik pengedapan, sekaligus menghasilkan dua sihir nyawa tambahan karena kematian tubuh asli!
Pasukan elit bangsa iblis ini benar-benar luar biasa kuat!
Dalam pertarungan frontal, Liu Zhenhan yang mengandalkan sihir bunga setengah matang, seekor monster laut yang belum pulih kekuatannya, 80 ksatria banteng peniup napas naga, dan seekor burung beo tingkat super yang moody dalam menggunakan sihir, benar-benar tak punya peluang menang - pasukan iblis semuanya angkatan udara. Berapa banyak yang bisa terbang di pihak Liu Zhenhan? Pasukan iblis semua prajurit elit, sementara pasukan Liu hanya kumpulan pecundang. Yitiao sang jagoan utama sekarang masih melayang entah di mana ribuan li jauhnya! Pasukan iblis punya tiga Raja Horor dan satu Ksatria Iblis bersayap enam, empat orang ini saja sudah bisa menghabisi dua Santo, belum lagi sepuluh naga tulang belulang yang mengawasi penuh kewaspadaan!
Bangsa iblis terlalu percaya diri dengan keunggulan jumlah dan kekuatan mutlak mereka. Setidaknya dalam alam bawah sadar, mereka yakin bisa mempertahankan diri dengan aman! Liu Zhenhan tahu, bangsa iblis ini sebenarnya tak ingin bertarung mati-matian, tujuan utama mereka hanya mengusir dirinya. Lagipula gelombang sihirnya dan burung beo kecilnya begitu dahsyat!
Mereka mungkin baru saja mengoceh karena alasan ini. Seandainya Kepala Suku Cech yang memimpin situasi di sini, mungkin Bangsa Iblis tidak akan buang angin pun langsung menenggelamkannya dalam gelombang sihir dahsyat.
Memikirkan hal ini, Liu Zhenhan tak bisa menahan senyum kecut.
Buat apa kekuatan super kalau cuma gertakan! Kalau sampai perisai magis pun tidak sempat disiapkan, mana mungkin bertahan dari satu mantra terlarang dan dua sihir tingkat Mentor hanya mengandalkan tubuh? Benua Aigean pasti sudah diinjak-injak Bangsa Iblis! Tunggu, Liu Zhenhan teringat "Mutiara Kloning Tenaga Magis"-nya harusnya bisa mengkloning Kilat Berantai Nebula! Berarti dua mantra terlarang dong!
Inilah yang disebut taktik nonkonvensional!
Kalau tiap bulan purnama dia bisa melancarkan jurus ini, bukankah dia bisa menguasai dunia? Liu Zhenhan semakin larut dalam khayalan manisnya.
Si narsis ini rupanya lupa fakta nyata: tanpa kemampuan super "Batu Permata Kajaride" yang menangkal kematian tidak wajar, mana mungkin dia segila ini? Di mana cari "Batu Permata Kajaride" kedua? Punya harta karun begini, mana ada yang mau bocorin rahasia?
Melambaikan tangan pada pasukan roh cincin, Liu Zhenhan memberi isyarat untuk membersihkan medan perang. Sambil menggenggam kapak perang bermata ganda Snowdonia dengan penuh kesombongan, dia memeriksa satu per satu Black Dragon Neraka yang terkena amplifikasi ganda dari Rosemary Tujuh Daun dan racun api. Layaknya penebang profesional, dia meludah dua kali ke telapak tangan, lalu mengayunkan kapak dengan keras ke tenggorokan paling lemah sang Naga.
"Empat buah Mutiara Naga, hei!"
"Empat perisai tengkorak Black Dragon Neraka, hei!"
"Empat buah Kristal Naga, hei!"
"Empat tumpukan Durex, hei!"
Teriakan Liu Zhenhan bergema di bawah langit berbintang seirama ayunan kapak beratnya. Orang yang tak tahu mungkin mengira ini pemuda rajin yang sedang memanen hasil bumi.
"Kepala suku Chekh, jangan memandangku seperti itu! Kekayaan yang kudapat dari bangsa naga ini bisa membuatmu mati ketakutan!" Liu Zhenhan menunjukkan jari tengah pada peri bunga yang memutar matanya, lalu mengenakan sarung tangan dan mulai menyerap darah naga dengan Rumao Duo Tu. "Wah, dengan menyambungkan sihir, darah ini masih bisa memberikan kekuatan magis darah. Bangsa naga benar-benar penolong ulung..." gumamnya sambil mengecap-ngecap mulut.
“Yang Mulia Richard. Anda... mendapat keuntungan apa dari bangsa naga?” Kepala Suku Peri Bunga bertanya dengan penuh hormat. Sekarang dia sama sekali tidak meremehkan Raja Bunga ini, namun bukan karena rasa hormat melainkan ketakutan. Bagaimanapun, menyaksikan empat ekor Naga dipenggal kepalanya bukanlah hal yang mudah diterima siapa pun.
“Bagaimana jika kubilang di rumahku tersimpan empat puluh sembilan buah Kristal Naga, sebatang Rumput Suci Naga, dan sebuah perisai tengkorak Naga Sihir Tanah?” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak melihat kepala suku menyunggingkan bibir sinis. Dengan gemerincing dia menggoyang-goyangkan Cincin Ruang berisi Naga Hitam: “Sudah kuduga kau tak percaya! Tulang ubun-ubun naga memang tidak besar, paling cocok untuk perisai sempurna! Percaya atau tidak, ini nyata!”
“Aku percaya baru aneh,” gumam Kepala Suku Cech pelan. Matanya berkaca-kaca saat menunduk melihat Elligne.
“Harta karunku, kenapa kamu begini?” Liu Zhenhan mengabaikan si bodoh itu. Dia mengambil Guo Guo dari pelukan Araid, memeriksa kelopak mata dan meraba denyut nadi. Syukurlah, tak ada cedera serius, hanya pingsan.
Setelah berpikir panjang, Liu Zhenhan memutuskan untuk menyedot darah dari lengan kirinya sendiri.
Fungsi penarik darah tuo du sampah ini sudah mengumpulkan cukup banyak darah! Jika tidak segera disedot, bisa-bisa mencapai titik pendinginan dan tumpah sia-sia!
“Kekuatan magisnya terkuras habis dalam sekejap.” An Ruida berkata dengan canggung pada Liu Zhenhan, burung beo kecil berdiri di tengah rambutnya menggali lubang dan bersarang dengan pantat terkubur di dalam. Begitu Liu Zhenhan menunjukkan keanehan, binatang kecil ini langsung mengepakkan sayap kabur.
“Aku pernah mengalami situasi ini! Memaksa menguras kekuatan itu sangat merepotkan! Bisa pingsan lama!” Liu Zhenhan menghempaskan esensi darah tiga kali di udara, menjepit hidungnya menyedot satu aliran, menarik napas dingin dalam-dalam, lalu menyumbat hidung sambil memicingkan mata seperti dewa. Menyerap esensi darah sebenarnya kenikmatan tiada tara, semua keinginan terpenuhi.
“Memaksa menguras kekuatan tergantung ketahanan esensi primordial. Jika tak kuat, bisa jadi idiot.” Ucapan An Ruida kurang jelas karena rahangnya terkilir, “Tak realistis jika semua sehalus penyambungan sihir.”
“Tak perlu khawatir. Kami penyihir darah menyimpan esensi primordial di Tuo Du.” Liu Zhenhan menyedot lagi esensi darah, meraba cincin Xuepo Tuodu di sakunya, melirik diam-diam Kepala Suku Chekh, hatinya berbunga-bunga.
“Maksudmu... Guo Guo sendiri yang mengkultivasi sihirnya?” An Ruida memandang tak percaya, “Mustahil! Dari mana metode kultivasinya? Apa dia benar-benar Shuangxue Piqiu?”
“Omong kosong! Bukan Shuangxue Piqiu lalu apa? Ngomong-ngomong, kau kehilangan semua sihirmu, mau langsung diisi ulang atau mengandalkan kultivasi di masa depan?” Liu Zhenhan memandang rendah An Ruida dari atas: “Jika bisa langsung diisi untuk bertarung lagi, aku masih punya Mata Air Elemen, satu tetes bisa mengisi ulang semua kekuatan magismu! Jika masih tidak terima, aku bisa membetulkan sendi tulangmu yang terlepas, kita bertarung lagi, akan kubuatmu benar-benar menyerah!”
Kepercayaan diri Liu Zhenhan kini membumbung tinggi, hal ini konsisten dengan penampilan Santo-nya di ranjang, haus perang tanpa batas. Kini, dia bagaikan penguasa tertinggi yang penuh hasrat pamer, toh beberapa sihir besar sudah dilancarkan, pasti tak ada yang berani datang lagi, saatnya unjuk kebolehan!
“Aku tak bisa mengalahkanmu.” An Ruida menundukkan kepala, air mata berderai jatuh, “Kultivasi sihirku sudah hancur, termasuk keunggulan tubuh asli, butuh waktu lama untuk kultivasi ulang; meski tidak hancur, tetap tak bisa mengalahkanmu.”
“Aku mulai menyukaimu, bisa melawan mati-matian meski anggota badan tercabik dan rahang terlepas, benar-benar punya nyali! Punya tekad!” Liu Zhenhan tersanjung oleh celetukan konyol Hao ini, tertawa terbahak-bahak sambil menjepit hidungnya menghirup esensi darah terakhir.
Empat ekor Naga Hitam jantan utama dari bangsa naga, satu tingkat lima, dua tingkat tiga, satu tingkat dua, ditambah legiun mewah bangsa iblis, kekuatan yang cukup untuk melawan tiga Santo, dalam sekejap mata semuanya habis ditaklukkannya! Ditambah Naga Sihir Tanah yang dihabisi di gurun dan setengah ahli sihir Kitab Suci, mungkin Liu Zhenhan sendiri lupa betapa dahsyat tenaga magis aliran darah yang dimilikinya!
Anehnya, meski Guo Guo telah menyerap tiga empat ratus Adidasma plus satu bayi darah super tak ada reaksi, justru Liu Zhenhan yang menunjukkan perubahan!
Bab Empat Ratus Dua Puluh Empat Pasukan Penyergap Tak Terbatas
Perisai aliran darah yang tiba-tiba meledak keluar membuat Lao Liu terkejut bukan main.
Dua gadis telanjang terbang dengan payudara montok dan pinggul berisi berputar-putar mengelilingi tubuhnya, tiba-tiba menjadi nyata. Seluruh tubuh mereka kemerahan berkilau seperti batu permata, sorot mata menggoda, rok transparan yang berkibar-kibar memperlihatkan area sensitif secara samar.
Liu Zhenhan menatap kosong dua gadis telanjang bergaya Dunhuang yang menari-nari di depannya. Ia kebingungan, kenapa tato transparannya hari ini bisa muncul sendiri! Itupun dalam wujud yang begitu jelas dan nyata!
Ia mencoba meraba untuk merasakan teksturnya. Begitu niat itu muncul, dua gadis telanjang terbang yang biasanya hanya terlihat di label merek Yanghe Daqu langsung mendekat. Sentuhan pertama terasa lembut dan licin.
“Apakah sama seperti saat promosi Archmagister, pertama berevolusi perisai Cakram Bulan Emas, lalu berevolusi perisai Cakram Matahari Emas? Apakah ini semi-promosi?” Liu Zhenhan menelan ludah, merasa agak konyol. Secara logika, Guo Guo seharusnya menyerap kekuatan magis darah yang lebih besar darinya, mengapa tidak naik level malah dirinya yang promosi?
“Jangan-jangan karena saat promosi Archmagister dulu lompatan levelnya terlalu besar, jadi saat promosi ke Santo juga menyisakan endapan?” Liu Zhenhan menjulurkan lidah membayangkan kemungkinan ini. Jika benar demikian, promosi berikutnya level saint aliran darah pasti sangat mengerikan!
Secara intuisi, kedua gadis telanjang terbang ini cukup praktis. Minimal bisa dijadikan pelayan untuk menyajikan teh dan air! Bagaimana serangannya? Liu Zhenhan mencoba memberi perintah serangan pada dua Kecantikan Dunhuang. Dua pelayan darah itu menggeretakkan lidah, dari mulut mereka "whoosh" melesat dua panah darah ke pohon tua imajiner di kejauhan, melubangi batang raksasa dengan dua lubang panah dan serpihan kayu beterbangan.
Kepala suku peri bunga mengira ada musuh lagi, melompat terbang ke udara sambil panik memandang ke segala arah.
“Jancuk!” umpat Liu Zhenhan. Kedua pelayan darah ini sepertinya hanya punya satu mantra, atau di otaknya hanya tersimpan satu cara serangan magis.
Namun kedua pelayan darah ini sedikit lebih baik darinya, saat bergosip tidak ada darah yang mengalir, bisa sering melepas sihir ini—meskipun tingkat "Panah Darah Campuran" agak rendah, tapi setidaknya berasal dari Santo Super, sehingga kekuatannya juga mendapat peningkatan signifikan, tak kalah dari mantra tingkat pemandu.
Liu Zhenhan mencoba menggunakan Nyanyian Perang Bangsa Behemu dan ilmu sihir bunga, menemukan bahwa dua pelayan darah ini tak berdaya. Tampaknya fungsi mereka terbatas pada sihir darah saja. Namun ada keuntungannya, Liu Zhenhan menyadari dirinya memiliki pandangan 360 derajat, bisa melihat depan-belakang sejelas menonton TV. Tentunya ini juga berkat jasa kedua pelayan darah!
Semi-promosi kali ini—sebut saja begitu—Liu Zhenhan akhirnya mengerti maknanya!
"Tato Kekuatan" yang termanifestasi menjadi pelayan darah, menambahkan jalur pelepasan mantra dan unit tempur!
Dulu hanya penyihir sendiri yang melepas mantra, kini ada unit tempur tambahan—pelayan darah. Perisai ini pun berubah menjadi asisten bayangan! Sihir darah penyihir dan pelayan darah sepenuhnya saling terhubung!
Ini berarti, jika seorang Penyihir Besar yang terampil mencapai pencapaian nirwana Liu Zhenhan, bisa mengandalkan klon bayangan pelayan darah untuk menyerang lawan dengan sihir perkelahian massal—kekuatan dalam jumlah. Melalui pelayan darah, penyihir bisa melepas mantra beberapa kali lebih cepat! Tapi bagi Liu Zhenhan, saat ini dua pelayan darah telanjang gaya Dunhuang ini pada dasarnya hanyalah dua vas besar yang bisa menembakkan "Panah Darah Campuran".
Di atas level saint, ternyata masih bisa lebih maju seratus langkah! Liu Zhenhan selain merasa antusias, juga agak merinding. Dirinya masih memiliki begitu banyak perisai tato yang belum termanifestasi secara fisik, berapa kali peningkatan level yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya? Yang lebih sial, dua pelayan darah ini sepertinya tidak bisa menghilang, sepanjang hari seperti hantu yang terus mengganggunya, bukankah itu akan membuat orang menertawakannya? Bukankah ini semakin mengukuhkan kabar buruk tentang dirinya yang dianggap serakah dan tak bermoral?
Mengapa harimau turun gunung dan naga biru keabadian tidak bisa diubah menjadi pelayan darah? Liu Zhenhan antara ingin tertawa dan menangis. Orang bilang "membangun reputasi setelah kaya", tapi mengapa justru setelah kaya, moralnya semakin buruk? Hal-hal yang sama sekali tidak terkait pun bisa merusak reputasinya!
Andor Dagon menatap lemas pada pria dengan ekspresi yang terus berubah ini, lalu melihat kedua gadis telanjang terbang dengan riak susu yang bergelora dan gelombang pantat yang mengguncang langit. Untuk sesaat ia hampir meragukan apakah ini mimpi, bagaimana bisa bertemu dengan orang aneh yang tak terduga namun memiliki kekuatan mengerikan seperti ini!
Delapan Jiwa Pengembara Orang Banteng kembali dengan membawa pasukan besar Orang Banteng Napas Naga yang selesai membersihkan medan perang. Mereka mengumpulkan tujuh bilah pedang terkenal berkualitas tinggi yang selamat dari mantra terlarang dahsyat. Kilat dan tali rotan tidak menyebabkan kerusakan parah pada logam, tapi "Api Nirwana Murka Langit" terlalu hebat - banyak zirah prajurit iblis kelas satu langsung menguap dalam sekejap.
Di antara rampasan perang ini terdapat pedang bergaya "Frostmourne" milik Ksatria Berenam Sayap Setan, dengan desakan tanduk kijang yang menyeramkan, runa kuno, serta elemen es yang melimpah bagai angin kencang yang menerpa wajah. Namun tak diketahui apakah ini barang asli atau palsu – di zaman ini begitu banyak barang tiruan, hingga orang sudah terbiasa meragukan segalanya, termasuk kebenaran itu sendiri.
"Yang Mulia Richard!"
"Yang Mulia Richard!"
"Yang Mulia Richard!"
Kepala Suku Cech seperti kucing yang ekornya terbakar, berteriak tiga kali berturut-turut kepada Liu Zhenhan sebelum Lao Liu sadar dari pemeriksaannya tentang keaslian pedang tersebut, lalu menoleh kebingungan.
"Ada apa?"
"Lihatlah filsuf kita, Eileen!"
"Kenapa?" Liu Zhenhan menggendong Guo Guo mendekati sang tetua, menunduk melihat Eileen yang cantiknya membuat sesak napas, lalu langsung memutar mata.
Payudara yang menjulang dari Eileen ternyata naik turun pelan, jelas masih bernapas. Namun bulu matanya tetap rapat, tak ada tanda bangun.
"Ini bagaimana?" Liu Zhenhan terkejut bukan main. "Dia... bukannya seharusnya sudah mati? Dua jaminan gagal semua!"
"Aku juga tak tahu kenapa!" Kepala Suku Cech menunjukkan senyuman yang lebih mirip tangisan.
"Hal aneh tiap tahun ada, tahun ini lebih banyak!" Liu Zhenhan melempar Guo Guo ke pangkuan Kepala Suku Cech, lalu menempelkan telinganya di dada Eileen untuk mendengar.
Alis Kepala Suku Chekh berkerut, ia menahan diri; namun melihat Raja Bunga ini semakin tak karuan, menyentuhkan mulutnya ke bibir merah Aili Jie sang filsuf, sang kepala suku panik dan menarik lengan Lao Liu: "Kamu... mau apa... apakah kamu masih seorang Raja Bunga Yang Mulia?... Ini keterlaluan!"
"Kamu paham CPR tidak?" Liu Zhenhan bertanya pada kepala suku ini.
"Tidak!"
"Kalau tak paham ngapain protes? Aku sedang menyelamatkannya! Tak sadarkah nafasnya sangat lemah, seperti ada yang menyumbat?" Liu Zhenhan tertawa terkekeh.
"Tidak perlu!"
"Yang tak ngerti minggir sana!"
"Kaisar bejat, aku lawan kau!" Kepala suku peri bunga sampai pantatnya memerah berusaha menarik lengan sang kaisar mesum yang kekar itu.
"Kreek-kreek~ kaisar bejat~ kaisar bejat~" Burung beo kecil di rambut An Rui Da mengangkat ekor sriuwuk berkicau.
"Sudah! Sudah!" Liu Zhenhan kesal mendorong tangan si bodoh ini: "Aku tak akan selamatkan dia!"
"Tak perlu kau sang kaisar bejat menyelamatkan! Dan tak boleh sentuh lagi filsuf kami!" Kepala suku peri bunga membentangkan tangan melindungi Aili Jie, pandangannya seperti sedang menghadapi maniak seks.
“Bersiap-siaplah, kita akan pergi dari sini!” Liu Zhenhan merasa senang mendengar Kepala Suku terus memanggilnya "Penguasa Lalim", jarang ada yang menyapanya sebagai Yang Mulia, rasa sombongnya terpuaskan secara belum pernah terjadi sebelumnya.
“Tunggu!” Wajah Liu Zhenhan pucat, teringat sesuatu yang penting——Ke mana perginya A-Xiannu? Tanpa ruang Hitam Teratai, terpapar sinar matahari hanya akan membuatnya hancur menjadi abu, apakah dia pergi memberi kabar ke suku Kejatuhan?
Juga, bagaimana tiba-tiba Geryon menghilang?
Melepas empat set perlengkapan Tuan Tanah Kematian dari Guo Guo, Liu Zhenhan mencoba memanggil lama namun Geryon tak muncul, bahkan zirah Takhta Es yang Terbeku pun tak bisa dipanggil, seolah keempat benda ini kehilangan kekuatan!
Sungguh aneh! Liu Zhenhan berpikir keras namun tak menemukan jawaban.
Dari kejauhan terdengar suara gemuruh "kretak!", di tengah kolam kembar Sepuluh Bintang, satu pilar heksagonal roboh menyemburkan buih besar, kemudian bayangan basah kecil melesat ke kolam lainnya menyelam ke dasar, tak lama kemudian pilar heksagonal kedua pun tumbang!
Tanah berguncang seperti ombak membuat orang hampir terjatuh, sulit menjaga keseimbangan!
“A-Xiannu!” Raungan Liu Zhenhan menggelegar seperti guntur: “Cepat kembali ke sini!”
Sepuluh kolam dingin menyemburkan pilar air raksasa secara serentak, kekuatan semburan yang begitu dahsyat membuat Liu Zhenhan mengira ada bom udara yang dijatuhkan ke dalam kolam.
Rintik air membentuk payung raksasa di langit, hawa dingin menusuk mengusir semua angin sepoi-sepoi, membawa kematian musim dingin yang datang lebih awal untuk menyapu bumi!
Getaran kerak bumi berikutnya mengangkat lempeng tanah beku raksasa dengan paksa.
Dua benda sebesar layar kapal menyembul dari dalam tanah, menyemburkan kabut putih seperti jejak kondensasi ke arah Samba dengan suara "ciit ciit"!
Baru sekarang Liu Zhenhan tersadar, bagaimana mungkin tulisan bangsa naga di pilar batu heksagonal itu berbicara tentang harta karun di bawah kolam dingin Sepuluh Bintang Berjajar?
A-Xiannu telah bersusah payah menipunya dengan memanfaatkan ketidaktahuannya akan tulisan naga, semua itu hanya untuk melepaskan makhluk yang terkurung di bawah kolam dingin Sepuluh Bintang Berjajar!
Bab Keempat Ratus Dua Puluh Lima: Kerang Raksasa Prasejarah
"Ternyata cuma 'wai zi'." Liu Zhenhan mendongak ke langit sambil terus menggerutu. "Wai zi" dalam dialek timur laut Kerajaan Bimeng berarti makhluk bercangkang, juga bisa digunakan sebagai umpatan atau metafora tak pantas.
Yang muncul dari tanggul tanah di tengah kolam dingin Sepuluh Bintang Berjajar adalah seekor kerang, kerang raksasa.
Dari permukaan tanah yang memandang lurus, kerang raksasa ini benar-benar membalikkan lempeng raksasa tanah beku, setelah menegakkan seluruh tubuhnya di tanah datar, tinggi dua cangkangnya saja minimal mencapai 20 meter, dengan lebar yang luar biasa besar, bagaikan batu angin raksasa, diperkirakan beratnya setidaknya 100 ton.
Sinar bulan dengan lembut menyinari urat-urat kuno penuh lingkaran tahun, menebar bayangan seperti gunung secara miring.
Tertiup angin dingin, pendeta Elf bunga, Gasha, tersadar perlahan. Saat menyangga lengan untuk bangkit dari tubuh lemahnya, begitu menengadah, jari-jari rampingnya masih memegang pelipis dengan kesakitan. Matanya yang baru terbuka langsung melihat kerang super raksasa sebesar bukit yang sedang menghembuskan napas ke bulan, merasakan Aliran Elemen sekuat ombak menghantam tebing. Pupilnya menyempit lagi sebelum tubuhnya kembali lunglai terjatuh.
Ekspresi Kepala suku Chekh sama sekali datar.
Bertemu begitu sering dengan eksistensi tingkat tinggi yang hanya bisa direnungi, saraf siapapun pasti akan menjadi gila.
Liu Zhenhan mengerutkan bibir, matanya berkilauan.
Ia bahkan tak bisa mengukur kekuatan kerang raksasa ini secara pasti! Benar-benar mayat hidup!
Gelombang elemen kerang ini benar-benar setara dengan Archmagister Stefano, tapi yang aneh, gejolak elemennya sangat kacau! Kekacauan yang mengerikan!
Situasi ini jika terjadi pada orang sial yang terkena pembalikan elemen tentu tidak mengejutkan, tapi kerang raksasa ini sama sekali tidak menunjukkan reaksi aneh!
Keberadaan yang membalikkan prinsip sihir ini benar-benar membuat bulu kuduk merinding.
Liu Zhenhan merasa sedikit cemas di hatinya.
Menurut pemahaman magisnya saat ini, begitu sihir mencapai tingkat tertentu—misalnya Archmagister dan Santo—sebenarnya tidak ada perbedaan besar. Baik peluru kaliber 5.56 buatan Amerika maupun 7.62 buatan Soviet, sama-sama bisa menghancurkan nyawa segar dalam sekejap. Prinsip Archmagister dan Santo kurang lebih sama.
Membahas di mana kehebatan Santo melebihi Archmagister sama absurdnya dengan memperdebatkan keunggulan lukisan Qi Baishi dibanding Xu Beihong. Dari sudut pembantaian, Archmagister dan level saint tidak berbeda jauh. Di alam liar, hanya naga tingkat lima yang bisa menyaingi kekuatan Archmagister.
Dari fakta bahwa kerang raksasa ini tetap tenang di tengah gelombang elemen yang sangat angker, kacau, dan kuat—tampaknya ia mungkin telah melampaui tingkat Archmagister!
Ini membuat Liu Zhenhan merenung—apakah pertemuan malam ini terlalu tidak masuk akal? Mengapa setiap yang muncul bukanlah orang sembarangan? Ini sudah gelombang keberapa?
“Andoreta! Siapa yang menyegelmu dulu?” Liu Zhenhan mendongak melihat kerang raksasa yang sedang menyemburkan udara ke arah bulan, tiba-tiba teringat sebuah pertanyaan. Memukul lalu memberi gula-gula. Liu Zhenhan membantu Andoreta memasang kembali rahang dan sendi anggota badan yang terlepas.
“Maaf... Aku tidak bisa bicara...” Andoreta terbata-bata, seolah menyimpan rahasia yang sulit diungkapkan.
“Apakah benar Dewi Bulan Elune?” Liu Zhenhan melihat Andoreta dengan ekspresi setengah tertawa setengah kesal.
“Mana mungkin?” Andoreta tersenyum sinis.
“Lalu bagaimana kau bertahan hidup selama ini?” Liu Zhenhan heran: “Tanpa makan minum, kok tidak mati kelaparan?”
“Konstitusi tubuhku adalah 'kembali muda', setiap 2000 tahun siklusnya, dari tua jadi kecil. Lalu dari kecil jadi tua, mengandalkan nyawa yang melekat untuk memenuhi kebutuhan diri. Tak perlu nutrisi atau bantuan dari luar!” Andoreta menggerakkan lengannya, jawabannya mengungkap rahasia mengapa dia tidak keracunan "".
“Kalau begitu, kau abadi dong?” Kepala suku peri bunga menjulurkan lidah, di kejauhan kerang raksasa mulai bergerak meninggalkan gesekan menyayat tanah yang berdecit, bumi mengerang terbalik.
“Setelah sepuluh siklus tidak lagi.” Andoreta memandangi Kepala Suku Cech seperti melihat idiot: “Jika maksudmu setelah mati bisa berubah jadi mayat hidup, ya memang aku bisa dibilang abadi.”
“Andruida, saya masih ingin bertanya satu hal lagi!” Liu Zhenhan menatap kerang raksasa ini sambil mengerutkan kening: “Di zamanmu, pernahkah kau dengar tentang Empat Monster yang disegel oleh Naga Suci?”
“Tidak pernah dengar. Tak lama setelah aku tiba di Aiqin, aku sudah disegel dan dipenjara!”
“Lalu mengapa pahlawan yang menyegelmu dulu tidak langsung membunuhmu? Apakah takut kau berubah menjadi mayat hidup dan kembali merusak dunia?” Liu Zhenhan melirik Andruida dengan heran: “Seharusnya tidak mungkin! Jika bisa mengurungmu, pasti bisa menghapuskanmu total! Mayat hidup bukanlah masalah besar!”
“Ayah mertua, maafkan kejujuranku. Kau masih terlalu hijau!” Andruida tersenyum getir: “Kurungan tanpa harapan kebebasan, mencabut paksa semua momen indah dalam hidup, itu hukuman terberat! Dibandingkan dengan hukuman paling kejam, keji, dan tak manusiawi ini, pemusnahan tubuh dan jiwa bukanlah apa-apa!”
“Apa? Apa?” Liu Zhenhan mengerlingkan matanya: “Kau memanggilku apa tadi?”
“Ayah mertua!” Andruida memandang Lao Liu dengan heran: “Suamiku yang berwujud Shuangxue Piqiu bisa belajar mandiri di bawah asuhanmu. Tentu saja ayah mertua sangat hebat!”
“Kreek-kreek, si tua penggali abu~” Burung beo kecil di atas kepala Andruida menggeser pantat gemuknya, berteriak aneh sambil menggeleng-gelengkan kepala ke arah Liu Zhenhan.
“Xiao Chusheng!” Liu Zhenhan memerah wajahnya karena dimaki burung beo kecil itu, melototi Andorathar dengan garang: “Jangan sok akrab dulu! Aku masih mempertimbangkan apakah harus...”
Liu Zhenhan tersenyum sambil membuat gerakan menggorok leher.
“Bahkan jika mati menjadi mayat hidup, aku akan tetap mengikuti Jun danmu! Hanya dengan begitu tak ada yang berani menggangguku!” Mata Andorathar berkaca-kaca.
Liu Zhenhan diam. Tubuhnya terkunci oleh "penguncian visual" dari kerang raksasa. Teknik magis ini mengisyaratkan permusuhan mematikan yang siap meledak kapan saja.
Berkat dua dayang telanjang Dunhuang-nya, Liu Zhenhan tak perlu menoleh untuk mengamati sekeliling melalui bidang pandang 360 derajat.
Dua cangkang kerang raksasa itu menggeratak terbuka bagai pintu gerbang yang terkuak.
Di tengah cangkang sepanjang 30 meter itu berdiri pria raksasa berotot baja. Kulitnya keemasan, "lima anggota tubuh"-nya kekar, tangan dan kaki melekat erat di cangkang bak menyatu. Tubuhnya membentuk huruf "" (kayu).
Raksasa bercangkang ini memiliki dua buah kepala gundul raksasa. Satu wajah tampan, satunya lagi buruk rupa. Empat mata raksasa itu menyala-nyala dengan keganasan membunuh.
Pandangan Pria Kerang membuat Liu Zhenhan teringat pada sistem kuncian serangan antara pesawat tempur, atau seekor ular kobra yang menatap katak. Sepanjang hidupnya, ini pertama kalinya dia melihat tatapan yang memancarkan aura mematikan begitu kuat!
"Siapa kau?" Dua mulut pria kerang itu bergantian mengucapkan kata-kata. Nada suaranya lebih dingin dari cahaya bulan, selaras dengan kulitnya yang memancarkan kilau perunggu.
"Kalau kau? Siapa pula kau?" Liu Zhenhan menggelengkan kepala, balas bertanya dengan santai.
Sorot mata Lao Liu dipenuhi nuansa kekaguman, menatap tajam seperti lintah penghisap darah ke bagian tertentu tubuh pria kerang raksasa itu. Sambil mengamati, dia terus bergumam "Ya ampun", berpikir jika menangkapnya untuk syuting film Divi pasti laris keras.
Mata pria kerang itu melampaui Lao Liu, melirik burung beo kecil yang sedang mengeram di atas kepala Anretta. Sorot matanya berkedip samar.
Perbedaan antara lima pria beristri dengan seorang pria yang memiliki lima istri, semua orang tahu betapa besarnya.
Burung beo kecil yang menyedot semua kekuatan magis Anretta dan empat Naga Hitam jelas memiliki kharisma luar biasa. Tatapannya yang menyapu membuat siapapun langsung merasa seperti petani miskin yang bekerja keras di tanah bangsawan, atau penyanyi keliling yang menyanyikan "Lagu Cahaya Nelayan" di bawah kuku besi.
“Aku adalah Tuan Tanah Kura-kura Kerang Tembaga, Sylvester.” Pria kerang raksasa itu terdiam sejenak, dua mulutnya bergantian berbicara. Ekspresi kedua wajahnya terlihat seperti sedang menahan kehinaan.
“Tuan Tanah Kura-kura Kerang Tembaga Sylvester, aku tidak tertarik tahu darimana asalmu atau mengapa kau terkunci di bawah kolam dingin Sepuluh Bintang Berbaris!” Liu Zhenhan sama sekali tidak pernah mendengar tentang monster jenis Tuan Tanah Kura-kura Kerang Tembaga. Tangannya menunjuk hidung pria kerang raksasa ini, lalu lengan itu perlahan bergeser mengarah ke pegunungan jauh: “Jika tak ada urusan, segera pergi dari sini!”
Ucapan merendahkan ini membuat kedua wajah Tuan Tanah Kura-kura Kerang Tembaga berubah pucat. Di balik pandangannya tersimpan kemarahan yang mengalir lambat, kedua kepalan raksasanya mengepal erat disertai bunyi “kreek-kreek” gesekan ruas tulang.
“Jangan terintimidasi oleh omong kosongnya!” A-Xiannu muncul di kaki Tuan Tanah Kura-kura Kerang Tembaga dengan riak udara, tubuh Ratu Lich Naga ini bagai sebutir kacang di samping labu besar dibandingkan kerang raksasa itu.
“Penyihir ini palsu! Meski kekuatan elemennya besar, dia tak menguasai cara menggunakannya!” Suara A-Xiannu yang kecil itu nyaring: “Dia cuma kuat fisik! Sedangkan burung beo di sampingnya hanya binatang tak berakal! Yang Mulia Tuan Tanah Kura-kura Kerang Tembaga, jangan tertipu penampilannya!”
“Hahaha!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: “Menantuku yang baik, tak masalah kau balas dendam padaku, tapi jangan sembarangan menyeret orang lain ya?”
“Makhluk kecil, pertama-tama aku berterima kasih telah membebaskanku dari segel abadi! Tapi aku juga tahu, formasi penguncian ini berasal dari warisan rahasia bangsa naga, hanya naga tingkat tinggi yang bisa memecahkannya!” Raja Wilayah Tembaga Sylvester menggerakkan dua ekor kepalanya seraya tertawa pendek: “Yang paling kubenci dan kutolak justru bangsa naga itu sendiri!”
“Aku berani membobol pusat sihir Naga Suci untuk membebaskanmu, tentu sudah memperhitungkan konsekuensinya!” A-Xiannu menatap tanpa takut: “Atas jasa pembebasanmu ini, kumohon! Bunuhlah dia dulu dihadapanku, robek tubuh hingga jiwanya berkeping-keping!”
Mata indah A-Xiannu dipenuhi dendam kesumat, menatap tajam ke arah Liu Zhenhan. Ekspresi malaikat dan iblis menyatu sempurna di wajah kecilnya yang ayu.
Raja Wilayah Tembaga Sylvester sedikit mengerutkan kening.
"Tuan Tanah Copper Mirage Sylvester, brengsek di hadapanmu ini memiliki dua istri Naga Peri yang juga termasuk ras naga yang paling kau benci! Kekuatan dan keberanianmu telah kudengar sejak lebih dari sepuluh ribu tahun lalu, saat kau berani menantang Naga Suci! Jika kau mundur sekarang, aku yakin semua tingkat dimensi akan segera menyebarkan kisah pengecutmu! Jika tak ingin reputasimu hancur, tunjukkan lagi keberanian tak kenal takutmu seperti dulu!" A-Xiannu langsung menangkap keraguan yang tersembunyi di raut wajah tuan tanah Copper Mirage ini.
"Makhluk kecil! Sylvester memang menghargai kehormatan, tapi lebih membenci dimanfaatkan!" Wajah tuan tanah Copper Mirage tetap tenang, nada bicaranya dingin penuh cibir: "Jika kau mengira bisa memanfaatkanku untuk tujuanmu, maka dengan menyesal kuberitahu - kau gagal, dan bayarnya adalah nyawamu!"
"Berani kau sentuh dia, kujamin kau mati. Orangku bukan urusanmu untuk dihukum." Liu Zhenhan tersenyum menatap tajam tuan tanah Copper Mirage Sylvester: "Tuan Waiwai, jika telingamu bermasalah, tak keberatan kurepetisi - sekarang pergi! Atau jangan pergi selamanya! Ingat, kesabaranku terbatas. Tak suka mengulang perkataan."
"Penyihir perkasa! Jangan terus-menerus menghinaku!" Tuan tanah Kerang Tembaga menggeretakkan gigi, cangkang kerangnya bergetar gemetar, sorot mata menggetarkannya menatap tajam Liu Zhenhan: "Aku belum bertanya! Mengapa tubuhmu juga membawa aroma kuat Napas Naga? Apakah seperti kata makhluk kecil ini, kau juga anggota luar bangsa naga? Jika benar, kau tamat!"
"Tuan Waiwai!" Liu Zhenhan tersenyum sinis: "Kau yang cerdas ini bagaimana bisa dimanfaatkan orang? Mana mungkin aku anggota luar bangsa naga? Dua istri Naga Peri? Konyol! Menurutmu mungkin? Aku hanya punya satu Naga Peliharaan! Wajar saja tubuhku tercemar sedikit aroma naga?"
"Dia berbohong! Jangan percaya!" A-Xiannu hampir pingsan, berteriak tergesa ke Tuan tanah Kerang Tembaga.
A-Xiannu benar-benar tak menyangka, pria ini licik dan tak tahu malu! Seorang ahli kuat Jalan Tertinggi sekaliber ini, masih main-main dengan pengingkaran konyol!
"Tidak percaya juga tak apa!" Wajah Liu Zhenhan mulai kesal: "A-Xiannu, aku ingin lihat penolong macam apa yang kau cari!"
Burung beo kecil mengepak turun di bahu Lao Liu, jambul besar seperti cerobong asap bergoyang, dua mata kecil seperti kacang hijau melirik-lirik Tuan tanah Kerang Tembaga. Prajurit Bimon berkepala sapi pembawa Napas Naga dan Hydra berkepala sembilan berkerumun mendekat, tatapan mereka penuh gelagat hendak menyerang.
“Dia memperkosa saya dengan kekerasan, dia adalah pria saya! Jadi dia memang anggota luar bangsa naga!” A-Xiannu mengangkat ekor, bersumpah di hadapan Tuan Tanah Tong Shen yang berwajah dingin: “Saya bersumpah atas nama Dewa Tertinggi Hebo dari bangsa naga, semua yang saya katakan benar!”
Liu Zhenhan terdiam, tak menyangka A-Xiannu kini bisa menjadi bajingan ulung seperti ini.
“Kreek-kreek～si tua mesum～si tua mesum～” burung beo kecil itu menegakkan kepala dan berteriak aneh.
Bab Keempat Ratus Dua Puluh Enam: Sang Penantang
Melihat pandangan Kepala Suku Chehe di sampingnya berubah sangat aneh, Liu Zhenhan cepat-cepat melambaikan tangan menjelaskan: “Jancuk! Kepala suku, omongan A-Xiannu semua omong kosong, jangan kau sebarkan nanti!”
Hidung Kepala Suku Chehe mendengus keras, wajahnya menunjukkan ekspresi "mana mungkin aku percaya omongmu".
“Urusan rumah tangga sulit diadili! Selesaikan sendiri masalah kalian, aku takkan berdebat dengan makhluk kecil yang berada di antara yang hidup dan mayat hidup ini! Dendamku akan kubalas pada dua Kota Naga besar Pelangi dan Bintang Fajar...” gumam Tuan Tanah Tong Shen sambil berbalik hendak pergi.
"Pengecut! Dia cuma penyihir KW, sama sekali tak bisa melepaskan sihir, cuma punya tenaga kasar. Kau sampai takut padanya? Tuan Tanah Kijang Tembaga Sylvester malah ragu bertempur!" A-Xiannu berteriak marah, menghujat punggung lebar sang tuan tanah: "Makhluk rendahan! Waktu bahkan mengubur nyalimu? Kau takkan pernah jadi monster nomor satu di bawah langit berbintang! Keberanian telah lenyap dari jiwamu, pengkhianat tanpa harga diri! Kutukanku padamu, meski ke Kota Naga kau akan merangkak di bawah kangkang Naga Peri!"
"Diam!" Punggung Tuan Tanah Kijang Tembaga berhenti, suaranya bagai lautan yang menyimpan badai, tenang namun penuh gelora yang sanggup menutupi langit.
"Tuan Pong! Abaikan si kecil ini, apa bedanya dia dengan semut di matamu? Biarkan dia mencaci! Mana bukti kau pengecut? Sepanjang sejarah monster, siapa pernah menghadapi penyihir tingkat Santo? Tapi kau menghadapinya! Ini cukup untuk kau banggakan seumur hidup!" Liu Zhenhan tersenyum puas.
Pong besar ini jelas salah satu dari Empat Monster yang disegel Naga Suci kuno. Dulu saat menghadapi Semut Raksasa Kamboja Bermata Biru dan Tiran Mata Jahat, Liu Zhenhan nyaris kehilangan nyawa. Mengingat makhluk ini setara dengan Tiran Mata Jahat dan Semut Raksasa Kamboja yang sama-sama berbahaya, menaklukkan musuh tanpa bertempur tentu pilihan terbaik!
“Dia pergi ke Kota Naga untuk balas dendam, mengumpulkan pasukan lama, ditambah kekuatan Kota Naga. Masih takut tidak ada kesempatan menginjak si bengkok besar ini sampai jadi bubur?” Liu Zhenhan semakin bersemangat memikirkannya, mengobrak-abrik monster prasejarah secara massal bahkan membayangkannya saja sudah memberi kepuasan.
“Tingkat di atas Santo?” Tuan Tanah Copper Mirage yang tadinya sudah pergi tiba-tiba berbalik, sorot matanya berubah: “Maksudmu... kau telah melampaui level saint?”
“Omong kosong!” Liu Zhenhan menggerakkan pikiran, dua pelayan darah perempuan telanjang Dunhuang segera bertukar posisi di atas kepalanya, agar Tuan Tanah Copper Mirage bisa mengamati gejolak elemen trinitas dengan lebih jelas.
“Gejolak elemen yang terlalu besar benar-benar membuatku tak bisa menilai levelmu yang sebenarnya! Kukira kau level saint, ternyata kau mencapai tingkat di atas santo! Dalam karir pertarungan Sylvester, pernah menantang penyihir tingkat suci tapi belum pernah bertemu penyihir tingkat di atas santo! Kalau begitu, lebih baik aku tetap di sini untuk menguji kesaktianmu!” Dua wajah berbeda Tuan Tanah Copper Mirage sama-sama memancarkan ekspresi fanatik: “Berapa banyak monster bertarung seumur hidup tapi tak pernah jumpa level saint! Apalagi tingkat di atas santo! Mati di tangan penyihir tingkat di atas santo pun tidak memalukan!”
"Jancuk! Kamu... logika macam apa ini?" Liu Zhenhan merasa frustasi, kenapa saat dia tidak membicarakan jabatan serikat, tuan tanah tembaga ini malah menyerah, tapi begitu levelnya terbongkar, justru semakin sombong?
"Penyihir yang bisa menembus batas kemampuan sihir dan mencapai tingkat Santo? Belum pernah kudengar!" Tuan tanah tembaga tertawa terbahak-bahak: "Kalau sampai melewatkan kesempatan ini, pasti akan kusesali seumur hidup!"
"Bego!" Liu Zhenhan geram. Rupanya makhluk ini kecanduan sihir, suka menantang ke mana-mana. Biasanya hanya pendekar bela diri yang punya orang gila seperti ini, tak disangka monster juga punya otak encer semacam ini.
"Pantas!" Tawa A-Xiannu nyaring bagai gemerincing bel: "Makhluk rendahan! Kau bahkan tak tahu nama 'Sang Penantang' Sylvester, waktu telah membuat generasi muda sepertimu melupakan terlalu banyak hal yang tak seharusnya dilupakan!"
Kerang raksasa itu langsung bertindak. Dua cangkangnya mengipas seperti sayap, menciptakan pusaran angin topan di tanah, lalu melayang ke udara. Tubuh besarnya menutupi bulan di langit bagai bukit yang mengambang.
"Santo Penyihir, aku perlu klarifikasi! Alasan mundur tadi hanyalah untuk menyimpan kekuatan guna menghancurkan Kota Naga! Tak mau menyia-nyiakan tenaga di level yang sudah kulewati!" Tawa menggila Tuan Tanah Tembaga-Baolong menggema: "Sekarang tak masalah! 'Penantang' Sylvester hanya mengejar level tertinggi, tak pernah takut lawan sebanyak apapun! Kau dan dua Monster kuat di sampingmu, majulah bersama!"
"Sialan!" Liu Zhenhan menggeram sambil merebahkan Guo Guo. Dengan menekan titik Hegu di cakar kecilnya, ia memicu refleks muntah hingga "Feilun Tuodu" keluar dari kantung perut balik musang itu.
Satu tangan mencengkeram kapak perang, satunya memegang pedang. Di bawahnya mengapung roda darah bulan, dikelilingi Pelayan Darah Telanjang Dunhuang dan Hydra. Lao Liu dengan sabuk persenjataan Intan Guntur bertatapan mata dengan Sylvester si Tuan Tanah Tembaga-Baolong di angkasa.
"Mengapa burung beo penyamaran berkekuatan besar itu tidak ikut? Apa kalian meremehkanku?" Sylvester menggemuruh marah: "Dan kau, sebagai Penyihir tingkat Santo, berani lawan aku dengan senjata? Apa kamu bercanda?"
Jawabannya adalah rantai kilat berkelok-kelok. Liu Zhenhan mengaktifkan semua perisai magisnya lalu menerjang tanpa basa-basi.
Karena Perisai Putri Duyung elemen tidak bisa diaktifkan di udara, sementara Zirah Takhta Es yang Terbeku dan Perisai Tuan Tanah Kematian juga tak bisa digunakan karena alasan tak diketahui, Liu Zhenhan terpaksa mengaktifkan Zirah Bunga yang tak pernah ia rencanakan untuk digunakan - ribuan kelopak bunga beterbangan dan menempel di tubuhnya.
Dengan mengandalkan Perisai Aliran Darah, Perisai Kilat, Penghalang Air Tempel + Tempurung Kura-kura, serta pelindung dari abdi darah dan Hydra, Liu Zhenhan yakin pertarungan ini akan segera berakhir begitu ia berhasil mendekati si miring besar ini.
Jika kenyataan bisa berkembang sesuai imajinasi, maka tak akan ada penulis novel ksatria membosankan di dunia ini.
Tuan Tanah Kerang Tembaga Sylvester mengepakkan cangkang kerangnya seperti kupu-kupu raksasa, melayang lincah di udara. Bahkan di tengah gelombang serangan sihir yang menutupi langit, ia tetap terbang dengan anggun dan tenang. Baik menghadapi serangan "Jemari Memetik Bunga" setingkat pemandu sihir dan "Panah Darah Campuran", maupun "Napas Naga Beku Kematian" dari Bimon Ymir dan Hydra di tanah, atau "Kilat Berantai" yang dikuatkan Intan Guntur - Sylvester selalu menghindar jika bisa. Jika tidak, ia mengandalkan cangkang ganda setebal gunungnya!
Cangkang ganda Tuan Tanah Kerang Tembaga ini tebalnya setidaknya dua meter - benar-benar solid tak tertembus!
Ketebalan ini jauh melebihi kulit Naga, bahkan beberapa kali lebih tebal dari tempurung kura-kura berekor bintang! Lihatlah tekstur seperti emas dan besi, pasti memiliki ketahanan pukulan yang luar biasa!
Teknik "Jemari Memetik Bunga" tingkat pemandu sama sekali tidak mampu menggoyangkannya!
Bagai kucing mempermainkan tikus, Tuan Tanah Kura-kura Tembaga Silvester terbang di udara sambil melantunkan mantra sihir dengan nada kuno dan suara menderu, sambil bermanuver menghindari kejaran.
Meski serangan "Jemari Memetik Bunga" dan "Panah Darah Campuran" bisa sedikit memperlambat kecepatan terbang Tuan Tanah Kura-kura Tembaga, efek perlambatan ini hampir tak berarti. Silvester yang lincah berputar di udara sama sekali tidak bisa dikejar Liu Zhenhan!
Cangkang kerangnya bergerak lincah seperti sayap, ditambah luasnya panggung langit, Liu Zhenhan dan Hydra yang terbang dengan sihir bagai kerbau mengejar kuda pacuan - benar-benar tak sanggup mengimbangi kecepatannya!
Situasi canggung ini membuat Liu Zhenhan geram sampai ke akar gigi.
Secara logika, setelah Hydra melahap dua mayat hidup bangsa naga, kekuatannya sudah meningkat signifikan. Meski bukan sihir elemen aslinya, "Napas Kematian Naga dengan Hawa Dingin" sembilan tembakan beruntun ditambah kilat berantai dan Jemari Memetik Bunga-nya, serta dua panah darah ganda dari Pelayan Darah Dunhuang - setiap gelombang minimal ada lebih dari sepuluh sihir yang memperlambat gerakan Tuan Tanah Kerang Tembaga ini. Tapi tetap tak bisa mengejar! Benar-benar mistis!
Apakah Naga tingkat lima memiliki resistensi magis seperti ini? Liu Zhenhan meragukan. Apakah dua cangkang kerang sialan ini benar-benar terbuat dari baja setebal dua meter? Ini sihir tingkat pemandu! Sayangnya Paku Penembus Jantung Nail Ao Zu tidak bisa digunakan, padahal bisa jadi pilihan!
Tapi tingkat resistensi magis seperti ini benar-benar di luar dugaan!
Yang lebih membuat Liu Zhenhan geram adalah kecepatan terbang si "Da Waizi" ini - dia bukan burung, tak tahu bagaimana bisa terbang secepat ini!
Mantra sihir Tuan Tanah Kerang Tembaga masih terus dilantunkan. Ruang seolah menyimpan badai kacau yang dahsyat. Aliran Elemen bergulung dalam tawa, mengacaukan stabilitas langit dan bumi.
Menganalisis situasi, Liu Zhenhan merasa sedih. Tanpa kecepatan terbang sehebat Yitiao, mustahil menghadang kerang raksasa ini! Gagal menghadang berarti tak bisa bertarung jarak dekat! Tanpa pertarungan jarak dekat, meski level Santo sekalipun, sepuluh tingkat lebih tinggi pun percuma bagi Liu Zhenhan.
Sihir sebenarnya bisa menghentikan kerang terbang ini. Bagi Santo mana pun, ini bukan masalah sulit. Jika kekuatan sihir tingkat pemandu kurang, naikkan ke tingkat Mentor! Masih kurang? Pakai sihir koktail level Saint!
Tapi bagi Tuan Liu yang hanya menguasai kilat, panah darah, dan tiga jurus dasar level Saint - ini terlalu sulit!
Melawan naga biasa, Liu Zhenhan memang lebih dari cukup. Tapi pertempuran hari ini langsung memperlihatkan jurang perbedaan!
Tindakan spontan Tuan Tanah Copper Clam justru membuat Liu Zhenhan menyadari kelemahan fatalnya.
Andai ada permata Kajaride lagi! Liu Zhenhan begitu menyesal! Perasaan seperti meninju kapas ini sangat membuatnya frustrasi!
Karena tak bisa mengejar, Liu Zhenhan memutuskan berhenti dan melepas sihir!
“Bangsat! Laozi akan meninggalkan 200 pon ini di sini!” Liu Zhenhan melayang di udara sambil mengumpat. Dia ingin tahu mantra apa yang disiapkan Tuan Tanah Copper Mirage! Bagaimanapun, dia membawa delapan Kristal Neraka Naga yang masing-masing berisi 12 lapis Perisai Kilat dari Mo'er. Jika satu hancur, langsung dipanggil lagi! Selama tidak langsung terbunuh, "Tato Kekuatan" akan otomatis memunculkan perisai baru. Soal kekuatan magis? Jangan tanya level saint macam dia!
Tuan Tanah Copper Mirage juga unik. Meski Liu Zhenhan berhenti mengejar, dia tetap berputar-putar sambil melantunkan Skala Nada sihir.
Terdengar jeritan dari bawah. Liu Zhenhan menengok ke bawah. A-Xiannu terjatuh tertelungkup. Burung beo kecil mengepakkan sayap lalu mendarat di kepalanya, mencakar-cakar rambutnya untuk membuat sarang, lalu berjongkok dengan pantat gemuknya.
Mungkin A-Xiannu mencoba serangan tiba-tiba tapi dikalahkan si burung beo.
Melihat ini, Liu Zhenhan memutuskan turun ke tanah bersama Hydra.
“Buka mulut!” Liu Zhenhan mencabut Perisai Kilat, mengambil kantong air dan membukanya. Dengan jari, dia menyodok ke arah Kepala Suku Peri Bunga.
“Untuk apa...” Penatua Cech belum sempat bertanya lebih lanjut, jari Liu Zhenhan sudah masuk ke mulutnya.
“Sekarang ada kekuatan magis, kan?” Liu Zhenhan melotot ke arah Tuan Tanah Tembaga di udara, lalu menyodorkan kantong air ke tangan Penatua Cech: “Bangsat! Aku tak percaya dia bisa lebih cepat dari kecepatan suara! Penatua, bantu aku menganugerahkan amplifikasi kecepatan suara! Kalau kekuatan magis habis, kau bisa ambil setetes dengan jari! Mari kita lihat apakah si Tuan Tanah Tembaga ini bisa terbang sambil nutup cangkangnya!”
“Kau tidak malu? Banyak orang ganggu satu Tuan Tanah Tembaga, masih minta bantuanku? Bukannya kau Raja Bunga? Bukannya kau mengklaim diri Santo Tingkat Atas?” Penatua Cech tak menyia-nyiakan kesempatan, terus menerus menyindir: “Tuan Tanah Tembaga tidak mengincarku, ngapa aku harus membantumu? Putri Murinio punya hubungan baik dengan kami, hubungan apa kau dengan kami Peri Bunga?”
“Yohooo~” Liu Zhenhan melirik Penatua Cech dengan sinis: “Bajingan tua ini berani menolak? Bangsat B! Sekarang juga aku nangkup rok Ailijie, percaya tidak?!”
“Kau berani?!” Penatua Cech menggigil karena marah, wajahnya pucat membara.
“Aku peringatkan, kalau kau masih cerewet, aku akan memperkosanya sekarang juga!” Ekspresi bajingan di wajah Liu Zhenhan benar-benar membuat penatua peri bunga ini ketakutan.
“Kamu... Kamu... Kamu ini siapa?” Suara lembut manis bernada cempreng terdengar di samping Lao Liu. Meski bicaranya gagap, suara ini sungguh menenangkan hati. Jika mendengar suara orang bisa disebut hiburan, inilah suara itu.
Lao Liu menoleh sambil terdiam; Penatua Cech membuka mulut lebar-lebar, wajahnya langsung berseri-seri kegirangan; Pendeta Jasha menyipitkan mata, baru sadar dari pingsan langsung "krek" terjatuh pingsan lagi.
Ailijie yang berambut keriting biru permata, cantik bak dewi bangkit dari rumput. Matanya yang indah berkedip-kedip, bibir kecilnya mengerut marah menatap Liu Zhenhan yang kebingungan.
"Ter... Terlalu keterlaluan!" Bunga Aiqin yang cantik mengangkat sudut bibir: "Ka... Kalian siapa? Le... Leksa mana? Le... Legolas..."
Sial! Ternyata si Bunga Aiqin ini gagap. Liu Zhenhan mencibir. Tiba-tiba beban di dekapan bertambah, melihat ke bawah - Guo Guo yang baru bangun melompat ke pangkuannya, terus memukul-mukul kepalanya sendiri sambil menggesek-gesekkan wajah ke muka tuannya.
“Penantang?” Ailijie menatap ke kerang raksasa di ketinggian, tubuh pria telanjang Tuan Tanah Kerang Tembaga langsung membuat Sahabat Dewa Perang tersipu dan menunduk, berbicara dengan nada bernyanyi yang mengekspresikan keterkejutannya: “Bukankah Sylvester legendaris sudah lama disegel? Kenapa bisa muncul lagi?”
Bab Empat Ratus Dua Puluh Tujuh: Monster Elemen Lengkap
“Oh Bijak, akulah Cech... akulah Cech...” Kepala Suku Peri Bunga memperkenalkan diri secara kacau kepada Ailijie, wajahnya memerah padam, kedua tangannya kadang diletakkan di dada, kadang disembunyikan di belakang.
“Mata Air Elemen?” Ailijie melihat bekas cairan berkilauan keperakan di tepi kantong air yang dipegang kepala suku, terus berbicara dengan nada bernyanyi penuh keheranan——seolah hanya dengan bernyanyi dia bisa bicara lancar.
“Sudah! Sudah! Bukan waktunya untuk omong kosong! Semua berlindung di belakangku!” Liu Zhenhan merasakan gelombang elemen mulai bergetar secara teratur, pertanda sebuah sihir besar akan menyelesaikan formasi, segera menyerahkan Guo Guo dalam dekapan ke Anduin, maju selangkah melindungi para peri bunga di belakangnya, memerintahkan Bimon Ymir menyusun perisai obsidian menjadi formasi tong pertahanan raksasa.
"Dengan gerakan membuka dan menutup dua cangkang kerang raksasa, Tuan Tanah Kerang Tembaga Sylvester menyemburkan lapisan pelindung elemen bagai langit dari kedua mulutnya, menyelimuti lembah cekungan dari atas tanpa suara, seperti cangkang telur raksasa."
"Lapisan elemen itu dipenuhi aliran tipis perak yang mengalir seperti sungai kecil, bergelombang intens, memukau dan indah, meliputi area seluas 10 li."
"Jancuk! Wilayah kekuasaan lagi!" Liu Zhenhan merasa dadanya sesak. Jelas ini bukan Wilayah Anti Sihir, mungkin jenis wilayah kekuasaan aneh lainnya.
"Master! Terima kasih untuk pertarungannya!" Sylvester berputar dua putaran di langit. Suaranya terdengar persis sama dengan Liu Zhenhan.
"R-R-Ruang Tanpa Aturan!" Suara manis Ailijie yang gagap terdengar di belakang Liu Zhenhan: "Si b-b-bodoh siapa yang memanggil 'Penantang'? K-k-kok bisa dia melepaskan wilayah sihir ini?"
"Wilayah ini fungsinya apa? Kok suaranya jadi sama persis denganku?" Liu Zhenhan menyaksikan Tuan Tanah Kerang Tembaga menyambar dari langit sambil melepaskan kilat, buru-buru bertanya.
"Hah? Kenapa harus kubocorin? Siapa kamu? Masih belum kubuat perhitungan!" Nyanyian Ailijie terdengar penuh amarah.
“‘Ruang Tak Teratur’ pernah kudengar! Kekuatan elemen dalam wilayah kekuasaan ini tersusun secara kacau, saat melepaskan serangan magis harus fokus dan hati-hati terhadap efek balik!” An Ruida berteriak memperingatkan ayah mertuanya: "Begitu kemampuanmu terlihat, Tuan Tanah Kura-kura Tembaga bisa mengklonnya berdasarkan gelombang medan gaya!"
“Apa?” Liu Zhenhan hampir pingsan ketakutan. Baru saja ia melepaskan serangan bunga terbang, dengan nilai kekuatan magisnya sendiri, jika sampai terkena efek balik benar-benar seperti rumah tua terbakar, tak bisa diselamatkan lagi!
Kilatan "Kilat Berantai" segera menyambar dari kedua mulut Tuan Tanah Kura-kura Tembaga. Keduanya adalah serangan magis berkekuatan ganda yang menghujam keras ke perisai magis Liu Zhenhan. Persis sama dengan "Kilat Berantai" dari Intan Guntur!
Kemudian Tuan Tanah Kura-kura Tembaga Sylvester memamerkan "Jemari Memetik Bunga", "Panah Darah Campuran" dan "Napas Kematian"! Semuanya klon ganda!
Liu Zhenhan menggeram kesakitan. Bersamaan dengan teknik klon tuan tanah ini, tiba-tiba ia merasa seluruh tubuhnya dipenuhi keanehan: kekuatan elemen kadang kuat kadang lemah, dingin menusuk! Seperti terjatuh ke jurang tak berdasar.
“Tuan Tanah Tembaga Serangga adalah penguasa Monster Tingkat Super kuno dari klan Gunung Serangga, Laut Serangga, dan Pasir Serangga! 'Mutiara Kloning Tenaga Magis'-mu itu cuma berasal dari kepala suku Besi Serangga!” A-Xiannu mengangkat wajah kecilnya yang penuh jelaga, menatap Liu Zhenhan sambil terkekik penuh kepuasan balas dendam: "Sebagai perwakilan makhluk monster pencipta ilusi dan ruang maya, dalam wilayah kekuasaannya, Tuan Tanah Tembaga Serangga adalah Dewata! Dia bisa mengkloning semua kemampuan yang kau tunjukkan! Saat kloning terjadi, kemampuanmu itu akan tersegel sementara! Kau boleh membalas, tapi bersiaplah menerima serangan balik!"
“Benarkah?” Liu Zhenhan bergumam dalam hati, baru paham mengapa kekuatan elemennya tadi kadang nyata kadang ilusi. Rupanya monster miring ini sedang mengklon mantra darah dan bunga miliknya dengan interval teratur.
“Cangkang ganda Tuan Tanah Tembaga Serangga setara ketebalan tembaga murni! Bahkan pukulan Naga Pelangi pun sulit menembus pertahanan!” A-Xiannu menatap Liu Zhenhan sambil tertawa terbahak: "Dia monster sejati dengan resistensi magis tak tertandingi! Bersiaplah masuk neraka, makhluk rendahan!"
“Kalau aku kali ini tidak mati, gimana?” Liu Zhenhan menyeringai, menatap tajam Ratu Lich Naga.
“Mustahil!”
“Kalau aku selamat, semua dendam masa lalu kita hapus, setuju?” tanya Liu Zhenhan.
“Bicara lagi setelah kau selamat!” A-Xiannu tersenyum sinis.
“Sudahlah! Biarkan dia kloning sesuka hatinya!” Liu Zhenhan menunjukkan ekspresi Pigge mati tak takut air mendidih.
“Legenda mengatakan, dunia ini sebenarnya adalah ilusi yang diciptakan Raja Kerang Emas dari suku Shen!” An Ruida menyela dengan gugup.
“Aku benar-benar tak mengerti, dengan kekuatan elemen sekuat ini, bagaimana bisa kau mudah terjebak wilayah kekuasaan Kerang Tembaga itu?” Ailijie mempertanyakan Liu Zhenhan dengan heran.
“Dia orang bodoh.” Penatua Cech menyisipkan ejekan tak berujung saat memperkenalkan perbuatan Raja Bunga ini kepada Sang Bijak, tanpa menyadari bahwa Sang Bijak yang dihormatinya belum memahami perbedaan ruang-waktu.
“Tong tua bangka, jancuk!” Liu Zhenhan membalikkan badan dan memaki.
“Serang dia~” Burung beo kecil terus menghasut di samping.
Keributan terjadi di tanah. Di langit, Tuan Tanah Kerang Tembaga Silvester juga kesal - Sebagai monster ilusi tingkat atas pembangun menara Shen, sebenarnya Silvester tidak memiliki kemampuan serangan magis langsung. Kekuatan terbesarnya justru tenaga fisik yang dahsyat. Begitu mendapat momentum, cangkang kerang sekeras ini bisa menghancurkan bukit!
Namun Sylvester juga tidak gentar menghadapi duel magis. Gaya bertarungnya kaku, dogmatis, namun tetap penuh kekuatan!
Dengan mengandalkan perlindungan super kokoh dari dua cangkang kerang, Sylvester hanya perlu menahan satu serangan untuk mengklon sihir lawan dan membalas; lalu menahan serangan lagi, mengklon lagi untuk serangan balasan; siklus ini berulang terus.
Dari sekilas pengamatan Sylvester terhadap Penyihir Santo ini, serangan magisnya bagai hujan lebat, mantra-mantra dahsyat dilontarkan bak mainan, benar-benar mencerminkan level saint yang luar biasa perkasa!
Meski "Teknik Klon Kembar" Tuan Tanah Kerang Tembaga bisa membalas dengan dua mantra klon setelah diserang, tapi Penyihir Santo ini murni bergantung pada mantra spontan dalam bertarung. Bisa dibayangkan betapa dahsyat mantra yang bisa ia lepaskan jika serius - Sylvester yakin ini pasti ciri khas Penyihir Santo sejati!
Menurut pengalaman bertarung "Sang Penantang", dari keterhubungan magis trinitas antara Penyihir Santo dengan dua pelayan darah di sisinya, kedua pelayan darah itu mungkin adalah klon bayangan sang penyihir!
Dirinya harus menghadapi tiga tingkat santo sekaligus! Tanpa pikir panjang, Sylvester segera menggunakan mantra terkuatnya - Wilayah Kekuasaan Ruang Kacau!
Musuh tidak memiliki monster terbang sebagai, burung beo juga tidak naik ke langit, yang penting untuk sementara tidak ada yang bisa mengejar! Saat menyusun wilayah kekuasaan, Tuan Tanah Kuningan bahkan diam-diam memuji kemampuan observasinya yang detail dan insting tajam dalam menguasai momentum pertempuran!
Ketika "Wilayah Ruang Tanpa Aturan" terbentuk, Sylvester bagaikan Dewata yang Maha Kuasa!
Dalam "Wilayah Ruang Tanpa Aturan", apapun kemampuan yang digunakan lawan, selama Sylvester melihat dan melakukan kloning, kemampuan itu akan dirampas sementara dari tubuh target. Serangan balik lawan juga harus menanggung risiko dalam Aliran Elemen yang kacau-balau - meskipun untuk penyihir tingkat suci dengan kekuatan magis murni, kemungkinannya sangat kecil, lebih bersifat psikologis daripada nyata.
Tapi yang membuat Sylvester bingung, Penyihir Besar tingkat suci ini sama sekali tidak membalas serangan, malah sibuk bertengkar samba muncratan ludah dengan orang lain!
Kecepatan mantra Master ini luar biasa, "Tangan Halilintar" di masa lalu pun tidak sebanding. Tiga elemen berbeda bisa ditembakkan secara berurutan tanpa jeda, bahkan tanpa berkedip - sungguh luar biasa!
“Setelah menyaring serangan sihir yang seperti badai tadi dengan teliti, Sylvester menyadari sejauh ini sang Penyihir Besar hanya melepaskan tiga jenis sihir: bunga terbang, panah darah, dan kilat! Ditambah hawa dingin kematian dari anak buahnya!”
Yang membuat Sylvester merasa terhina adalah, meski mengkloning semua sihir sang Master, perisai magis di tubuhnya tetap bertumpuk. Sepertinya menonaktifkan satu kemampuan magis untuk sementara hanyalah setitik air di lautan bagi ahli sihir ini!
Meski berganti-ganti mengkloning keempat sihir ini, bahkan perisai magis lawannya tak bisa ditembus! Lebih parah lagi, ada prajurit mayat hidup yang mengangkat perisai untuk menahan serangan! Ini membuat Sylvester murka!
Benar-benar "Penantang", Sylvester menolak mengalah. Dengan kloning kembar dua abdi darah lawan, ditambah dua mulutnya sendiri dan empat abdi darah, Tuan Tanah Braak memulai tembakan sihir beruntun!
Di ruang ini, kekuatan elemen bagi Braak tak terbatas. Berapapun perisai magismu, lihat saja sampai kapan kau bertahan! Jika tak bisa memancing sihir sakti tingkat Santo darinya, percuma saja usaha Sylvester!
Bab Empat Ratus Dua Puluh Delapan: Gunung Menindih
"Satu gelombang langsung meluncurkan enam 'panah darah campuran'! Gempuran serangan magis sebesar ini benar-benar luar biasa dahsyatnya!"
Meskipun "panah darah campuran" bukanlah mantra darah tingkat tinggi, namun karena tiruan dari tingkat Santo, kekuatannya sangat brutal. Bahkan Liu Zhenhan dengan perisai sekuat dirinya harus ekstra hati-hati. Dia mengeluarkan peti kapaknya dari cincin ruang, bersama para penjaga Bimon Ymir saling menangkis ke kiri dan kanan.
Liu Zhenhan baru menyadari betapa dahsyatnya kekuatan serangannya sendiri! Sekaligus merasakan penderitaan lawan-lawan yang pernah berhadapan dengani—Peti kapak besi hitam setebal 20 cm! Setiap kali tertembus panah darah, langsung meninggalkan lubang sedalam setengah jari!
"Bodoh! Kenapa tidak pakai penghalangan sihir?!" Ailijie di belakang Lao Liu memberi semangat: "Pengecut! Meskipun elemen di wilayah kekuasaan ini kacau, dengan kekuatan elemen sehebat milikmu, pasti tidak akan berbalik menyerang! Kalau Rexxar ada di sini, pertarungan sudah selesai!"
"Jancuk! Omonganmu lebih enak didengar daripada nyanyian." Liu Zhenhan tidak percaya. Dia pernah menyaksikan betapa mengerikannya efek balik sihir Tiran Mata Jahat, trauma itu masih membekas.
"Ayah mertua, tenang saja! Levelmu sangat tinggi, langsung saja serang dengan sihir!" Anduin juga ikut membujuk.
“Kalian semua tetap di bawah badan Bimon Ymir, jangan sampai terlihat!” Liu Zhenhan tersadar oleh peringatan mereka bahwa dirinya masih seorang pendeta. Lagu perang tidak memiliki risiko berbalik menyerang.
Lingkaran Tunggal sudah pasti tak bisa diandalkan, tapi benda pusaka "Jiang's Endurance Kuige" yang mengaktifkan Kekuatan Kelambanan masih bisa digunakan!
Seiring lingkaran jahat berwarna ungu pekat menghantam keras tubuh Tuan Tanah Kerang Tembaga Sylvester, teriakan-teriakan panik pun bergema bersahutan.
Mungkin citra Liu Zhenhan sebagai penyihir terlalu melekat, banyak orang belum tahu bahwa dia sebenarnya adalah Pendeta Shaman.
Termasuk Tuan Tanah Kerang Tembaga Sylvester sendiri!
“Ya Tuhan! Berapa banyak kekuatan elemen yang kau kuasai?” Gelombang suara kerang raksasa hampir membuat air terjun di lembah mengalir terbalik. Dengan resistensi magis sang Tuan Tanah Kerang, lagu perang dari Penyihir Besar ini justru tak semenakutkan fakta yang membuatnya mengalami Kelambanan.
“Bodoh!” Liu Zhenhan menggeretakkan gigi melemparkan "jaring laba-laba". Dengan sengaja pamer: “Laozi adalah Shaman Manusia Berbulu resmi! Yang kau ketahui tentangku baru seujung kuku!”
“Lalu... pe-pe-peliharaan magismu mana?” Ailijie penasaran setengah mati: “Me-mengapa tidak dikeluarkan untuk bertarung? Rexxar juga... ju-juga...”
"Pulang mengunjungi keluarga!" Muka Liu Zhenhan memerah, dalam hati bergumam, kalau Yitiao ada di sini, mana mungkin kalian bisa menertawakanku.
“Ini... ini... kenapa burung beo kuat ini tidak maju? Itu... itu... itu Peliharaan Magis-mu?” Ailijie penasaran sekali, saat ini dia sudah meninggalkan pertanyaan tentang kronologi kejadian mengapa dirinya bisa muncul di sini. Pertempuran unik ini sangat menarik perhatian Sang Pemimpin Sihir ini; seorang Penyihir Besar super ternyata membiarkan Tuan Tanah Kerang Tembaga melepaskan "Ruang Tanpa Aturan" yang termasyhur. Ada juga burung beo dengan gelombang elemen super kuat yang sedang mengawasi di sekitarnya. Ini sudah cukup aneh; yang lebih mengherankan lagi, "Penantang" Sylvester yang berwibawa justru hanya bisa mengklon empat jenis sihir saat menantang seorang penyihir tingkat di atas santo di dalam wilayah Ruang Tanpa Aturan miliknya sendiri!
“～B～～”，。
Perumpamaan ini justru beralasan kuat. Ailijie yang tidak paham detail burung beo hanya bisa tertegun mendengarnya.
Memang benar, dari seluruh kekuatan magis yang diserap burung beo, kekuatan seorang Andor saja sudah setara dengan Santo. Apalagi ditambah seekor Naga tingkat lima dan tiga ekor naga jantan tempur lainnya! Jangan lawan Tuan tanah Copper Mirage, bahkan melawan Naga Intan tingkat tujuh pun dia punya modal untuk Berbual B!
"Sialan nenekmu!" Liu Zhenhan menggilir semua lagu perang yang dikuasainya, akhirnya fokus menggunakan warisan asli Murinio——"Nyanyian Angin Besar", lagu serangan ini hampir terlupakan di ingatannya kalau bukan karena keadaan darurat!
Lagu serangan dengan struktur bahasa Bimon dan Bahasa Elf Kuno ini, kekuatannya setara mantra tinggi, sangat cocok digunakan di "Ruang Kacau", sama sekali tidak takut efek berbalik menyerang.
Meski Liu Zhenhan juga tahu, lagu serangan ini mungkin bahkan tak bisa menggores kulit kerang raksasa, murni untuk menjaga gengsi.
"Master, kau sedang mengolok-olokku ya!" Tuan tanah Copper Mirage dengan marah berputar-putar di langit, suaranya gemetar: "Aku berharap bisa melihat mantra Saintomu, tapi ternyata kau bahkan tidak melepas satu mantra level saint, bahkan mantra level Mentor pun tidak!"
"Bodoh! Aku punya ucapan jujur, mau dengar?" Liu Zhenhan dalam hati bergumam, Laozi kalau bisa Wilayah Anti Sihir, sudah lama kuremukkan kau, ngapain basa-basi!
"Katakan!" Tuan tanah Copper Mirage menghentikan serangan, menatap dengan mata melotot.
“Aku tahu kalian monster purba ini punya resistansi mental yang cukup hebat, tapi aku adalah Penyanyi Jiwa Bawaan, mengapa kau menolak Panggilan Liarku juga?” Liu Zhenhan mendengus kesal: “Dengan kemampuanku, apa aku tidak pantas untukmu?”
“Kau bercanda apa!” Silvester hampir tercekik tawa: “Mengapa karena kekuatanmu besar, aku harus kehilangan kebebasan dan menjadi Peliharaan Magismu? Apa logikanya? Apakah jika kau kaya, bisa sembarangan membawa wanita pulang untuk dijadikan istri?”
“Pertama aku beritahu fakta, baru kau boleh bicara sembarangan.” Liu Zhenhan menggelengkan jarinya dengan ekspresi mengejek: “Semut Raksasa Kamboja Bermata Biru dan Tiran Mata Jahat, keduanya sudah mati di tanganku!”
“Bahkan Bidadari Mata Biru juga mati di tanganmu?” Wajah Silvester berubah drastis, matanya berkedut tak terkendali.
Tidak hanya dia, Ailijie juga menjerit kaget mendengar perkataan Liu Zhenhan, sementara Penatua Cech bertanya bodoh: “Siapa itu Semut Raksasa Kamboja Bermata Biru? Siapa Tiran Mata Jahat?”
“Kau harus tahu, orang levelku tidak akan sembarangan Chui Buer!” Liu Zhenhan terkekeh.
“Lalu kenapa? Aku 'Penantang' Sylvester telah mengalahkan banyak petarung kuat sepanjang hidupku!” Tuan Tanah Tembaga berkata dengan angkuh: “Jangan pernah mengulangi perkataan semacam itu! Bukankah monster seharusnya punya harga diri? Jangan kira hanya Bimon yang merupakan makhluk paling unggul!”
“Gaya bertarung dan sifatmu sangat cocok dengan seleraku!” Liu Ru Han tertawa terbahak-bahak, “Aku tarik kembali ucapanku sebelumnya, dengan tulus meminta maaf atas kata-kata menghina tadi! Mari hentikan pertarungan hari ini! Tak perlu saling bunuh, aku mengaku kalah, pergilah! Tidak ada gunanya lanjut bertarung! Pertarungan harus ada keuntungan yang layak dipertaruhkan nyawa!”
“Di balik penantang selalu ada jejak darah! Kalau mau menyerah serahkan nyawamu!” Dua kepala Tuan Tanah Tembaga tertawa liar: “Ternyata benar seperti kata makhluk rendahan bangsa naga itu, kau hanya punya kekuatan magis besar tapi tak bisa menggunakannya! Jika tidak pasti tak akan merendahkan diri seperti ini!”
“Aku memang tidak bohong! Bodoh!” A-Xiannu berteriak dengan suara parau, langsung ditampar sayap burung beo hingga wajahnya “pfft!” terbenam ke tanah.
“Kau benar-benar 'Berbual 1.000 pon dengan B sepuluh ribu pon’！” Liu Zhenhan tertawa getir. Ia melambaikan tangan: “Ayo. Karena kau sudah tahu kelemahanku, cepatlah turun ke tanah dan bertarung tangan kosong denganku! Sihirmu di langit takkan berguna! Aku ingin lihat bagaimana caramu membunuhku!”
“Baiklah!” Sylvester meledakkan tawa panjang: “Sangat konyol! Tak kusangka Sylvester si Penantang Tak Terkalahkan dalam pertarungan tangan kosong, suatu hari malah diundang bertarung jarak dekat!”
“Haha! Memang agak absurd.” Liu Zhenhan memandang makhluk sebesar gunung dengan beratnya mencapai ratusan Ton itu juga merasa lucu.
“Rupanya aku tak seharusnya melepas 'Ruang Tanpa Aturan’ ini!” Kerang raksasa itu mendarat perlahan.
Dua Xueshi juga menghilang. Terdengar jelas Sylvester kini sangat menyesal.
“Penyesalan tak bisa dijual!” Begitu merasakan kekuatan magis darah kembali, Liu Zhenhan segera mengaktifkan kekuatan aliran darah, menarik kapak-kapak lempar dari peti kapak ke udara. Kedua tangannya berputar membentuk lingkaran ala Tai Chi, lalu melemparkannya ke kerang raksasa sejauh 500 yard.
Saat berputar ganas di udara, tiga kapak lempar itu meninggalkan jejak berekor komet yang panjang dan memukau.
“Besi Liuxiang” yang digunakan untuk membuat kapak lempar, bahan bakunya diambil dari pedang bijih logam Iblis Baator di rawa garam hangus. Ini adalah logam langka yang memiliki daya komunikasi kuat dengan elemen api. Gesekan berlebihan dengan udara akan menghasilkan api, setara dengan setengah senjata sihir!
Melihat tiga kapak lempar menyerang dari tiga arah licin (atas, tengah, bawah), kerang raksasa itu menyeringai angkuh. Dengan tenang, ia mengatupkan kedua cangkangnya! Seketika percikan api dan serpihan besi beterbangan!
Dentuman bentrokan yang memukau ini membuat Lao Liu teringat pada pengelasan listrik.
Tiga kapak lempar itu menghantam cangkang kerang tembaga, lalu hancur berkeping-keping seperti telur yang dihantam batu!
Di cangkang kerang tembaga itu, hanya tersisa tiga bekas hitam terbakar dan retakan spiral berbentuk radial.
“Obisilachi!” kutuk Liu Zhenhan.
Selama ini, Liu Zhenhan mengandalkan Kekuatan Naga dan kekuatan aliran darah untuk mengendalikan kapak lempar. Pada dasarnya, ini sudah bisa dianggap sebagai tenaga magis campuran level saint. Di tahap Santo, kekuatan kapak lemparnya sudah setara dengan sihir tingkat pemandu. Kini Lao Liu sudah mencapai level tertinggi saint, seharusnya daya hancurnya meningkat satu tingkat lagi, bukan?
Meski Besi Liuxiang tidak terkenal akan kekerasannya, toh ini tetap logam. Hasil serangan hanya segini? Cangkang kerang ini kerasnya keterlaluan!
“Hebat!” Tuan Tanah Kerang Tembaga tak bisa menahan pujian: “Kali ini sepertinya ada sesuatu yang istimewa!”
“Jangan banyak omong, ayo! Hadapi aku langsung!” Liu Zhenhan membuka kancing salib Mithril yang mewah dengan satu tangan, melepas jubah nyanyiannya hingga memperlihatkan otot-otot kekarnya, lalu menghunus Kapak Perang Chevroline yang memancarkan kilauan sinar bintang dan bulan di tangannya.
Kapak perang bermata ganda dari Pejuang Amok Pasir Shuangmiao ini memang belum diasah, mengandalkan kekuatan materialnya. Lao Liu tidak percaya cangkang kerang besar ini benar-benar sekeras itu!
Tubuh Sang Raja Bunga ini dipenuhi bekas luka yang mencolok dan tato merah anggur yang garang. Tato harimau turun gunung berpendar di punggungnya bersinar terang dalam kegelapan, seolah harimau bertaring itu sedang melolong ke bulan. Penatua Peri Bunga tak henti-hentinya memutar matanya melihat kelakuan orang kasar seperti ini!
Terutama saat melihat leher pria ini mengenakan kalung emas sebesar ibu jari dengan dua buah mutiara merah yang dibungkus dengan selera norak, ekspresi jijik di wajah Penatua Cech semakin menjadi. Sungguh tak disangka ada orang bodoh yang sok kaya seperti ini di dunia!
Tuan Tanah Kerang Tembaga tertawa terbahak-bahak, tanpa ragu langsung terbang ke langit lagi.
Kali ini kerang raksasa itu tidak terbang terlalu tinggi, hanya sekitar 50 meter.
"Cih!" Liu Zhenhan berpikir si bangsat ini benar-benar tidak bermoral, sudah janji pertarungan tangan kosong malah pakai sihir. Dengan geram ia melemparkan Kapak Perang Chevroline-nya tepat ke arah dahi Sylvester.
Dengan jarak sedekat ini, Liu Zhenhan yakin bahkan seorang wanita pun pasti bisa mengenai sasaran.
Dentuman "Brak!" terdengar lagi, Tuan Tanah Kerang Tembaga mengulangi trik lamanya dengan menutup rapat kedua cangkang raksasanya!
Kapak Perang Chevroline menghantam garis pertemuan dua cangkang kerang dengan dentuman nyaring, debu dan darah langsung berhamburan!
Serangan Liu Zhenhan berhasil! Saat waktu tunggu Transformasi Liar Tingkat Dua hampir habis, akhirnya ia mencapai tujuan pertarungan jarak dekat yang dinantikannya!
Dengan berguling di tanah, Liu Zhenhan menyambar arquebus Guli-nya dan mengarahkannya ke langit, siap menembak mata kerang raksasa itu begitu cangkangnya terbuka!
Kerang raksasa yang berputar-putar itu, meski terluka, juga berhasil menyelesaikan serangan yang telah direncanakannya!
Sylvester bagaikan gunung yang runtuh, seperti palu raksasa yang menghujam dari langit ke kerumunan orang di tanah dengan kekuatan dahsyat.
Sylvester yang dijuluki "Sang Penantang" jelas sangat memahami esensi pertarungan tangan kosong!
Naluri bertarungnya mencapai puncak kesempurnaan pada detik-detik ini!
Tak ada yang menyangka, kerang raksasa yang terbang ke angkasa ini bukan untuk melepaskan sihir, melainkan untuk menghujam dari atas!
Pertempuran beberapa waktu lalu telah membentuk pola pikir inersia pada semua orang, termasuk Liu Zhenhan yang tak terkecuali!
Taktik menghujamkan ini terlihat nekat, namun sebenarnya sama dengan gaya Liu Zhenhan - taktik pertarungan tangan kosong yang matang melalui pertimbangan matang: Menyerang kelemahan musuh dengan keunggulan diri! Cangkang kerang yang keras, besar, dan berat ini jelas bisa menghancurkan beberapa orang dengan mudah!
Bab 429: Trik Topi Tuntas
Peri bunga memiliki sayap, mayat hidup bisa beralih ke keadaan menyamar untuk menghindari serangan fisik, tapi Andraeda, Guo Guo, dan burung beo yang tak peduli, termasuk Gasha yang pingsan di lantai, tak bisa melarikan diri.
"Bagus! Tepat seperti ini!" A-Xiannu tidak beralih ke bentuk siluman, tertawa terbahak sambut bayangan hitam raksasa yang jatuh dari langit, pandangannya memancarkan kegilaan dan kepuasan yang menyatu.
Burung beo kecil duduk di rambutnya, menggeliatkan pantat gemuknya, lalu kembali menamparnya dengan sayap dengan kesal.
Situasi sangat tidak menguntungkan bagi Liu Zhenhan!
Sekecepat apapun dia, mustahil menggunakan cincin ruang untuk menampung begitu banyak orang lalu "Mempersempit Jarak" berpindah tempat sebelum kerang raksasa itu mendarat!
Bertahan langsung juga tidak realistis!
Meski tubuh Liu Zhenhan telah dimodifikasi oleh telur naga Ba Xia, dia tetap bukan Ba Xia raksasa yang memiliki kekuatan ilahi tak terbatas!
Gaya jatuh yang dikombinasikan dengan berat kerang raksasa, kekuatan Lao Liu sekuat apapun tidak berguna! Anggota tubuhnya mustahil menahan tekanan setinggi itu dalam sekejap! Bahkan jika bisa bertahan, pasti akan terhancur masuk ke dalam tanah, tetap tidak bisa menyelamatkan yang lain!
"Jasha!" Penatua Peri Bunga yang terbang separuh jalan tiba-tiba teringat masih ada anggota sukunya, matanya memerah darah sambil berbalik arah dengan tergesa-gesa, masih menunjukkan kesetiakawanan.
Di tengah erangan puluhan pasang bola mata yang hampir meledak, Liu Zhenhan melemparkan arquebus Guli, mengambil liontin batu rubiah di lehernya dan menggigitnya di mulut.
Sebuah sosok raksasa tiba-tiba muncul dari tanah dengan bayangan hijau samar, berdiri tegak dan menahan kerang raksasa itu di udara setinggi 7-8 meter dengan kekuatan penuh!
Gemuruh "Boom!" menggema, sosok raksasa itu terbenam tiga meter lebih dalam tanah saat jatuh bebas, kedua kaki sebesar pohon kuno ribuan tahun meninggalkan dua lubang dalam di rawa, baru stabil setelah terbenam sampai pantat!
Penatua Cech menggigil hebat, matanya kosong tak bereaksi. Seorang Penjaga Pohon berkepala dua berukuran raksasa mendorong kerang jatuh itu dengan bahunya, pinggang kayu bertekstur besar melengkung seperti busur siap panah.
Dengan teriakan menggelegar, Penjaga Pohon berkepala dua menyamping menghindari arah jatuh yang bisa mengorbankan orang tak bersalah, lalu berguling bersama kerang seperti roda kereta.
Sejenak, suara gemuruh seperti penebangan pohon raksasa dan pahatan batu gunung, bersama dengan rerumputan, tanah, dan cacing yang beterbangan, melayang di bawah sinar bulan yang memabukkan.
Dua mutiara merah pada liontin yang setengah tertutup mantel emas itu tak lain adalah Jian Die Tuo Du!
Liu Zhenhan memakai kalung ini awalnya hanya untuk berlagak sebagai orang kaya, tak disangka ternyata berguna!
Kedua Tuo Du rusak ini memang terbungkus, tapi ujungnya masih menyembul. Begitu menyentuh tubuh, langsung mengaktifkan tiga kemampuan transformasi - tiga transformasi yang bisa melahap semua kekuatan elemen!
Untunglah kedua Tuo Du sampah ini bisa bertransformasi seketika, Liu Zhenhan bisa langsung memasukkan ke mulut dan berubah menjadi Penjaga Pohon berkepala dua yang menahan kerang raksasa - transformasi kali ini bukan seperti angsa tua yang tidur dengan Cui Beixi, melainkan Penjaga Pohon raksasa berkepala dua berukuran ganda yang pernah menghajar Dragon Berzirah di Kota Shabak!
"Jian Die Tuo Du" melahap semua kekuatan elemental, tapi tak bisa menghilangkan kekuatan fisik. Makanya Liu Zhenhan tetap mempertahankan tenaga Adamantium penakluk iblis setelah transformasi, hanya bonus Transformasi Liar-nya yang hilang!
Berat kerang raksasa terlalu besar. Jika dijatuhkan dari ketinggian, dirinya sendiri juga bisa mati akibat guncangan. Oleh karena itu, Silvester sengaja memilih untuk menjatuhkannya dari ketinggian rendah! Untungnya begitu. Andai terbang 50 meter lebih tinggi, meski dengan tubuh ganda Penjaga Pohon dan tenaga Adamantium yang menaklukkan iblis, Liu Zhenhan mungkin takkan sanggup menahan beban jatuh seberat itu dengan tubuh kayunya yang elastis.
Dua tubuh raksasa yang sama perkasanya "gulung-gulung" bergulingan di rawa, menghancurkan tak terhitung tanaman dan mengisi kolam serta lubang lumpur.
Sebelum kerang raksasa membuka cangkangnya, Liu Zhenhan langsung mencungkil batu cembung sebesar keranjang yang basah, menyelinap ke area terang bulan, menekan punggung cangkang kerang, lalu melompat naik dan menghujani kepala kerang itu dengan pukulan batu bertubi-tubi sampai batu itu remuk menjadi debu hanya dalam beberapa kali pukulan!
Silvester juga bukan lawan mudah. Sebelum cangkangnya terbuka, empat Blood Guard telah dipanggilnya dengan suara "whoosh". Tapi Lao Liu yang sekarang memiliki dua otak ini waspada dengan empat mata yang mengawasi segala arah. Dengan ayunan lengan perkasa, keempat Blood Guard yang termanifestasi itu dihancurkan seperti orang-orangan sawah.
“Sialan! Masih nggak mau nyerah!” Liu Zhenhan menekan keras cangkang kerang raksasa, tinjunya terus menghantam tanpa henti. Cangkang tuan tanah tembaga yang baru terbuka sedikit langsung tertutup kembali oleh pukulan. Sekelompok Bimon Ymir dengan Napas Naga dan Hydra yang sebelumnya menyamar berhamburan keluar, bersama Guo Guo berlarian menghampiri. Setiap pelayan darah yang muncul langsung dihabisi dengan cepat, membantu bos mereka menghilangkan ancaman di belakang.
“Tusuk mati si bego ini sampai ke tulang sumsum~” Burung beo kecil itu berdiri tegak dari kepala A-Xiannu saat melihat seorang Bimon Ymir menyerahkan tombak trisula hasil rampasan dari prajurit Bangsa Iblis kepada Lao Liu.
Sebelum Liu Zhenhan sempat bergerak, tubuh raksasa Penjaga Pohon berkepala dua sudah terlempar sejauh tujuh delapan meter seperti karung tepung oleh kerang raksasa. Tombak trisula itu melesat di udara meninggalkan jejak kilau dingin, menancap miring di tanah sambil menyungkurkan sepetak rumput.
“Di Boluo!” Setelah meludahkan liontin dari mulutnya, tubuh Liu Zhenhan berubah cepat dari bentuk Penjaga Pohon kembali ke wujud aslinya. Tangannya dengan refleks mengelus kepala Guo Guo yang baru saja tiba.
“Di ruang dimensi ini, aku bisa meniru semua kemampuanmu!” Tuan tanah tembaga itu melompat dengan gerakan ikan mas melompat yang tak lazim untuk seekor kerang, kedua cangkangnya menganga sambil mengaum geram: “Termasuk kekuatan fisikmu!”
"Kapak Perang Chevroline" menancap dalam di rahang bawah kepala tampan itu, hanya menyisakan gagangnya. Darah menyembur "creet-creet" deras seperti air terjun.
Rentetan bunyi "kertak-kertak" bergema keras.
Sylvester menunduk bingung, memandang bodoh tubuh telanjangnya di dalam cangkang kerang. Saat ingin mengangkat kepala, lehernya terasa seperti ditarik batu sepuluh ribu pon.
Dari pangkal kemaluannya yang sepanjang cambuk hingga ke dada, terdapat barisan lubang rapi. Aliran tipis darah segar beterbangan dari luka-luka itu.
Guo Guo memutar "Busur Panah Silang Berantai Hujan Deras" yang masih mengeluarkan kabut seperti peluit, meniup anggun asap putih di moncong senapan lalu menyimpannya kembali ke kantong rompi bayi. Dengan menarik topi koboi kecilnya, wajah mungilnya yang kemerahan dipenuhi senyum licik.
"Kakak!" Liu Zhenhan menepuk tangan bangkit dari lantai, memandang kerang raksasa sejauh 8 meter dengan tatapan mengasihani seperti melihat idiot: "Sekarang sudah era ekonomi memimpin! Masih main sihir kloning kembar? Ruang tak teratur? Terlalu kuno!"
"Di Boluo~ Tiga hari tak belajar~ Tak bisa menyamai Bianchi~" Burung beo kecil ikut-ikutan berteriak.
"Dua kepala kerang raksasa itu memiliki total empat bola mata besar yang kaku dan kosong, pandangannya buyar."
"Tahukah kau apa ini?" Liu Zhenhan menyilangkan lengannya, memiringkan kepala sedikit.
Guo Guo dengan cekatan mengeluarkan Hujan Deras Bunga Pir, suara "krak" terdengar saat memasang magazen baru. Di depan Tuan Tanah Kerang Tembaga, ia menggoyang-goyangkan senjata itu dengan bangga, menjulurkan lidah dan membuat muka lucu.
"Ini adalah Hujan Deras Bunga Pir! Zamanmu seharusnya sudah mengenalnya! Tapi 36 paku panah di dalamnya adalah produk modern karya Master Alkemis Emmal! Terbuat dari besi hitam, desain trisula penetrasi zirah. Tenaga uap! Badan paku diukir formasi magis armor-piercing yang mengabaikan resistensi magis! Ujungnya dilumuri racun kait ekor kelumpuhan dari lima ekor Akanathed yang dikonsentrasikan! Lima ekor Akanathed! Hanya untuk 72 paku panah!" Liu Zhenhan mengacungkan telapak tangan, memandang kerang yang sudah kaku total dengan sedih: "Bos! Kau bawa dua kepala di pundak, telanjang bulat main-main denganku. Kau pikir ini mau jual diri atau mau beli pelacuran?"
Tuan Tanah Kerang Tembaga yang malang itu seperti ayam yang lehernya terputus, tenggorokannya bergemeretuk "gulu-gulu" tapi tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.
"Para peri bunga, An Ruida, dan A-Xiannu sama-sama menatap Liu Zhenhan dengan pandangan kosong bagai terpetrifikasi."
Liu Zhenhan menghela napas, dalam hati bergumam "Nyaris celaka!". Sungguh memalukan, baru saja membunuh seketika sekelompok elit Bangsa iblis, tiba-tiba hampir tewas di tangan Tuan Tanah Tembaga!
Syukurlah!
Andai sebelumnya sudah menguasai sihir darah yang hebat, mungkin hari ini justru dirinya yang akan tumbang!
"Sama sekali tak punya semangat ksatria!" bisik Penatua Cech di samping: "Bermain panah busur begitu."
Liu Zhenhan mengeluarkan Fei Lun Tuo Du dari bawah lidahnya, memasukkan ke mulut kecil Guo Guo sambil menoleh melihat Penatua peri bunga. Ia menggelengkan kepala sambil tersenyum getir, elf kelas tinggi ini benar-benar tak bisa diajak nalar.
Tapi Liu Zhenhan malas berdebat. Burung beo kecil itu benar, sebagai pemimpin negara, tak pantas membuang energi berdebat dengannya.
"Gong Die! Kamu dan Guo Guo sangat hebat!" teriak An Ruida penuh semangat.
"Jangan panggil aku Gong Die!" Liu Zhenhan merasa panggilan itu membuatnya merinding, tapi nada tegurannya lemah; An Ruida setidaknya tak membuat ulah seperti A-Xiannu tadi, bahkan memberi banyak saran. Kini hatinya mulai merasa kasihan pada gadis malang ini.
“Apa yang harus aku panggilmu?” Andruida memandangi Lao Liu dengan sedih. Guo Guo berjalan dengan angkuh mendekat, tertawa bodoh sambil menatap Andruida.
“Si tua mesum~” burung beo kecil berkata.
“Bocah brengsek!” Liu Zhenhan tertawa seperti petasan, mengambil pedang perang bergaya "Frostmourne" milik bangsa iblis dari tanah, lalu menyapu pandangannya ke beberapa penonton dengan ekspresi berbeda-beda: "Siapa yang bisa memberitahuku, apakah di dalam tubuh tuan tanah tembaga ini ada sebuah Mutiara Kloning Tenaga Magis kembar?"
A-Xiannu memalingkan kepala dengan kesal.
"Bukan... ada ada ada... ada dua buah mutiara tenaga magis, satu disebut 'Mutiara Ingatan Tenaga Magis'. Dan ada ada ada... ada sebuah 'Mutiara Lupa Tenaga Magis'!" Ailijie berkata dengan terbata-bata.
"Untuk apa itu?" Liu Zhenhan merasa kedengarannya kedua mutiara ini tidak sebagus "Mutiara Kloning Tenaga Magis" yang sok gagah itu.
“Ini adalah dua harta langit dan bumi! ‘Mutiara Memori Tenaga Magis’ dapat menyebarkan sebuah ‘barrier mantra suci’, segala jenis sihir yang menyerang ‘barrier mantra suci’ ini akan direkam oleh mutiara, lalu dapat digunakan oleh pemiliknya! Bisa direkam berulang, tapi ‘Mutiara Memori Tenaga Magis’ hanya akan menyimpan satu sihir saja, rekaman sebelumnya otomatis hangus!” Ailijie berseru girang seperti burung pipit kecil, memaparkan keunggulan kedua mutiara magis: “‘Mutiara Lupa Tenaga Magis’ akan menganugerahkan ‘perisai mantra suci’, jika ada yang menyerang ‘perisai mantra suci’ ini dengan sihir apapun, mereka akan melupakan cara melepas sihir tersebut selamanya! Mutiara ini juga bisa digunakan berlapis, tapi mantra lupa yang direkam sebelumnya akan dipulihkan dalam ingatan lawan!”
Penatua Cech melototi Lao Liu, “Kau bahkan tak tahu ini? Pantaskah disebut pengguna elemen? Apalagi menyandang gelar Santo?”
“Masa sih?” Liu Zhenhan gemetar kegirangan. Buru-buru memanggil ular berkepala sembilan: “Jaina, cepat, sokong aku sebentar!”
“Jika aku merekam mantra terlarang dengan ‘Mutiara Memori Tenaga Magis’, bukankah aku bisa seenaknya menggunakan mantra terlarang? Waktu tunggu mutiara ini seminggu, berarti tiap minggu bisa kulepas sekali mantra terlarang? Ditambah efek ganda dari ‘Mutiara Kloning Tenaga Magis’! Sialan!” Liu Zhenhan bersandar di kaki gemuk Hydra sambil menitikkan air mata: “Bangsat! Mulai sekarang siapa berani macam-macam denganku!”
"Bukan cuma itu, Ayah mertua!" An Rui Da mengerutkan hidung kecilnya seperti riak air musim semi: "Jika ada yang menyerangmu dengan mantra terlarang, 'Mutiara Lupa Tenaga Magis' akan membuatnya lupa cara menggunakan mantra terlarang ini selamanya!"
"Masalahnya, apakah dua butir mutiara tenaga magis ini bisa tahan terhadap hantaman mantra terlarang? Kau anggap mutiara ini sebagai apa? Mutiara kekebalan elemen?" Penatua Cheh terkekeh sambil mengeluarkan suara "Pfft!".
“Jangan menghabisi anggur kristal lalu teriak asam!” Liu Zhenhan dengan hina mengacungkan jari ke arah Kepala suku peri bunga ini: “Mati kesal kau orang sok! Hubungan Laozi dengan Naga Peri sangat erat sekali!”
“！”，：“！。！、！！！”
“Kepala suku. Anda juga orang berpengalaman, jebakan tukang tawar-menawar yang ulung ini berhasil menipu saya?” Liu Zhenhan menatap langit sambil tertawa: “Usia sepanjang ini, hidupnya malah bersama Anjing! Jangan kau buat saya membencimu, kalimat ini sebagai peringatan. Bisa juga dikategorikan sebagai ancaman!”
"Bagaimana kau berbicara dengan sesuku saya?" Mata indah Ailijie menyala-nyala memandang Liu Zhenhan, suaranya bergetar antara nyanyian dan bisikan: "Ngomong-ngomong! Kalian siapa? Kenapa aku di sini? Mana Rexar? Legolas? Jin? Aragorn? Sampai sekarang kalian belum menjawab pertanyaanku ini!"
"Harusnya tanya si bajingan tua ini." Liu Zhenhan mencengkeram pedang perang bergaya 'Frostmourne' khas bangsa iblis, ujung bilahnya mengetuk-ngetuk hidung Penatua Cech.
Sang kepala suku ingin menepis bilah pedang, tapi takut tangannya terluka. Hanya bisa menggeretakkan gigi memandang Liu Zhenhan, bergumam penuh kebencian.
"Jangan sok jagoan! Bukan semua orang di dunia ini yang merengek minta peri bunga bergabung!" Liu Zhenhan merenggut kantong kandung kemih hewan Luo Sha berisi 'Mata Air Elemen' dari ikat pinggang penatua peri bunga, mendorong hidungnya sampai hampir menempel mata sang penatua: "Setidaknya kelompok penyihir Feilengcui saya sama sekali tidak butuh kalian!"
Penatua Cech mengabaikan Lao Liu. Dengan penuh hormat ia membawa Ailijie ke samping, berbisik-bisik menjelaskan kronologi kejadian. Belum dua kalimat, wajah bunga sang peri bunga tiba-tiba pucat pasi.
Liu Zhenhan awalnya ingin bertanya pada Ailijie mengapa dia tidak mati, serta alasan Guo Guo pingsan dan mengapa setelan Tuan Tanah Kematian gagal berfungsi. Tiba-tiba langit di timur laut menggema dengan suara "gemuruh" dahsyat. Awan api raksasa dan kilat yang menyambar-nyambar di antara awan bagai letusan gunung berapi membuatnya terkejut.
"Sial!" Liu Zhenhan menatap langit timur laut cukup lama, memastikan tak ada lagi yang datang mengganggu. Kini trik hattrick-nya hari ini telah selesai. Ia lalu mengayunkan pedang untuk membelah kerang dan mengambil mutiara.
Pemimpin Kerang Tembaga yang dikepung pasukan mayat hidup tetap memanggil prajurit darah melalui telepati. Namun kekuatan tempur Prajurit Dunhuang terlalu monoton. Kehadiran Hydra di samping membuat mereka sama sekali tak berguna.
"Silvester! Maaf, karena kau ingin nyawaku, aku pun tak perlu berbaik-baik lagi! Omong-omong, sampaikan salamku untuk Tiran Mata Jahat dan Puteri Mata Biru!" Liu Zhenhan memberi salam dahi ala Jenderal Patton ke kerang raksasa itu, menjentikkan jari. Sekelompok Bimon Ymir yang mengayunkan kapak batu segera membanjiri pandangan panik sang kerang raksasa.
"Mutiara tidak hanya dua butir, dari tubuh kerang raksasa ini dikeluarkan lebih dari seratus butir mutiara. Sebagian besar terdinginkan seperti es abadi, dinginnya melebihi bola es yang dihasilkan kerang es, ukurannya jauh lebih besar dan kekuatan pendinginannya tak terkira lebih kuat. Bahkan fisik Liu Zhenhan pun merasa tak tahan saat memegangnya, mungkin karena terlalu lama di kolam dingin sehingga tuan tanah kerang tembaga ini mengalami efek samping beku."
Memegang dua butir mutu tenaga magis sebesar telur merpati yang masih berlumuran darah, Liu Zhenhan berdiri penuh kemenangan di hadapan A-Xiannu, kedua kakinya bergerak-gerak seperti otot wajah yang berkedut.
"A-Xiannu, aku tak punya kesabaran lagi bermain denganmu!" Pandangan Liu Zhenhan menyapu dari atas: "Besok akan kukembalikan kau ke Makam Kota Naga!"
"Jangan!" Air mata A-Xiannu meleleh tak terbendung, tubuhnya kembali berubah menjadi pichuperak, membuat burung beo kecil yang semula duduk di kepalanya meluncur seperti di seluncuran hingga mendarat di pantat.
Guo Guo menarik-narik ujung celana Lao Liu sambil menggelengkan kepalanya seperti mainan drum berputar, wajahnya penuh kekesalan.
"Haha? Tidak tega? Kalau begitu tidak usah dikirim, ikuti keinginanmu." Liu Zhenhan mengelus kepala Guo Guo.
"Ayah mertua..." An Ruida sepertinya menangkap sesuatu, ragu-ragu ingin bertanya tapi tak berani.
“Anduin, kamu, Benua Aigean kedepannya bisa berjalan melintang! Phoenix Beracun atau Raja Api, sebut saja sesukamu! Siapa berani ganggu kamu? Bangsat, tidak ingin hidup lagi!” Liu Zhenhan tertawa terbahak, mengangkat burung beo kecil yang terus mengoceh: “Mulai sekarang aku jadi Utusan Dewa Xia Gui yang punya Phoenix Suci! Status ini juga keren!”
“Dampak yang sangat buruk～” Burung beo kecil itu memandang bos dengan sikap sok dewasa.
BAB KEEMPAT RATUS TIGA PULUH Bunga Permaisuri
Jika ada penyesalan setelah Tuan Liu menyelesaikan 'hat-trick super'-nya, tak diragukan lagi itu adalah Guo Guo.
Setelah memberi si Xiao Chusheng setetes "Mata Air Elemen", Guo Guo kembali memiliki kekuatan magis yang melimpah.
Dengan penuh harap melihatnya menyerap esensi darah Tuan Tanah Kerang Tembaga Sylvester, Liu Zhenhan menunggu lama, namun "Perisai Tato Kekuatan" tetap "Perisai Tato Kekuatan", tak ada tanda-tanda berubah jadi Bayangan Darah.
Guo Guo tetap menjadi Santo sihir darah yang kuat tapi tak berguna.
Fakta menyedihkan ini semakin menguatkan dugaan Liu Zhenhan sebelumnya.
Di antara penyihir dengan level yang sama, pasti ada perbedaan tingkat kemampuan. Bahkan dua magang sihir sekalipun, pasti salah satunya lebih unggul dan lebih kuat daripada yang lain. Ini adalah fakta tak terbantahkan. Meski sihir tak bisa diukur secara detail, kita bisa mengasumsikan setiap level serikat diberi skor penuh 100 untuk promosi lintas tingkat. Liu Zhenhan membuat deduksi berani——jika sebelumnya dia adalah Archmagister dengan skor 20, setelah melakukan "ritual pujian Blood Moon" untuk promosi lintas tingkat, maka dia meloncat menjadi Santo dengan skor 20 juga di level saint!
Antara dua tingkat ini, meski sama-sama memiliki endapan kecil 20 poin, perbedaannya bagai langit dan bumi!
Sejak menyerap esensi darah Ahong Kitab Suci Manali dan Semut Raksasa Kamboja Bermata Biru, Guo Guo langsung melesat menjadi tingkat suci. Kini setelah menyerap esensi darah ratusan Penjaga Sungai Kematian Adidasma dan tuan tanah kerang tembaga Sylvester, tetap saja Guo Guo belum bisa menyaingi kecepatan promosinya. Ini membuktikan betapa mengerikannya standar promosi ke tingkat suci tertinggi!
Liu Zhenhan tak bisa tidak bersyukur, betapa licinnya trik dan keuntungan yang dia dapatkan dari endapan awalnya! Dan betapa sulitnya promosi ulang untuk penyihir tingkat suci!
Kelebihan kecil Guo Guo dibanding sebelumnya adalah sekarang ia memiliki "Roda Terbang Bulan Darah". Sihir darah Tuo Du yang dianugerahkan ini termasuk mantra tingkat pemandu dengan fungsi ganda, selain untuk terbang juga bisa digunakan menyerang. Kekuatan magis Guo Guo yang luar biasa besar menjamin penggunaan berulang tanpa masalah, setidaknya tak lagi dianggap sampah tak berguna.
Liu Zhenhan tiba-tiba mendapat ide untuk mencoba apakah dengan menganugerahkan "Tuo Du Roda Darah" ini, dua pelayan darah perempuan telanjang Dunhuang-nya juga bisa memiliki mantra serang kuat ini. Sayangnya, Tuo Du di tangannya memang bisa digunakan, namun begitu dilepas, kemampuan itu langsung hilang.
Yang lebih membuat Lao Liu malu dan marah adalah setelah dibedah oleh Bimon Ymir, setiap inci daging kerang raksasa ini telah diperiksa tapi tak ditemukan jejak "Jade Blood Dan Qing". Tak disangka Tuan Tanah Kerang Tembaga ini cukup legawa, sampai-sampai tak bisa dipancing kemarahannya sedikitpun.
Di sisi Lao Liu yang mengeluh tentang ketidakadilan takdir, Ailijie yang mendengar penjelasan lengkap dari Penatua Cech juga menangis tersedu-sedu.
Sekuat apapun seseorang, pasti sulit menerima kenyataan tiba-tiba berada di 10.000 tahun kemudian!
Terutama ketika sahabat, keluarga, bahkan musuh masa lalunya semua telah menjadi debu sejarah. Hanya dirinya yang tertinggal di zaman asing, menghadapi takdir tak dikenal - hal seperti ini bahkan tak terbayangkan oleh orang biasa!
Penatua Cech berusaha keras menghibur filsufnya sembari meluapkan kekaguman seluruh komunitas peri bunga, meski kata-katanya agak berlebihan, tetap mempertahankan estetika dan puitika khas ras Elf.
Bukan berarti ucapan Penatua Cech dibumbui kebohongan. Pada dasarnya, sebagai pahlawan epos yang tercatat dalam sejarah karena melawan agresi bangsa iblis dalam Perang Dewa dan Iblis, pujian semegah apapun tak berlebihan. Namun Liu Zhenhan tetap merasa agak merinding mendengarnya. Pahlawan epos dalam literatur adalah urusan lain. Saat berdiri hidup-hidup di hadapanmu, sensasinya sama sekali berbeda.
Ailijie menyimak penjelasan Penatua Cech sambil terisak-isak.
Saat mendengar tiga elf kelas tinggi telah merosot hampir punah, dan Druid telah memisahkan diri dari keluarga besar Elf, Bunga Aiqin hampir tak percaya - 10.000 tahun lalu, ras Elf adalah komunitas terbesar kedua setelah Bimon! Peri bunga saja memiliki belasan suku besar, kini hanya tersisa sisa mini berpenduduk dua ratus lebih, perbedaannya sungguh mencolok!
“Oleh para leluhur! Kembalinya Anda menandakan kebangkitan kembali ras Elf! Selain Anda, tak ada satu pun Elf yang bisa menyatukan hati keluarga besar Elf yang telah tercerai-berai selama delapan ribu tahun ini!” Teriakan Penatua Cech menggema dengan suara serak penuh emosi, air mata tua mengalir deras: “Bukankah legenda ini selalu ada! Asalkan elf kelas tinggi berhasil melaksanakan 'Ritual Bayangan Bulan Guanghan', itu artinya saat kebangkitan ras Elf telah tiba! Aku bersumpah pada Dewi Bulan, tanggung jawab suci ini hanya bisa diemban oleh Anda!”
Liu Zhenhan nyaris tersedak menahan tawa. Penatua Cech ini bermimpi di waktu yang salah. Saat ini di setiap hutan purba Benua Aigean, baik terang-terangan maupun diam-diam, tersembunyi komunitas Elf. Mengumpulkan mereka semua berarti harus melewati berapa banyak negara berdaulat dan wilayah? Sebut saja Hutan Salib Selatan yang luasnya 70-80 ribu kilometer persegi – mengumpulkan semua Elf yang bersembunyi di hutan ini saja sudah mustahil! Jika tak bisa membentuk negara dengan mengumpulkan Elf dalam jumlah besar, lalu apa artinya kebangkitan?
Ailijie memang memiliki senioritas tinggi. Setiap pemimpin negara pasti akan memberi sedikit harga diri, tapi itu hanya untuk urusan sepele. Jika benar-benar menyuruhnya mengumpulkan Elf dari segala penjuru ke Padang Gurun Donau, bisa dipastikan manusia akan jadi yang pertama memanfaatkan kesempatan untuk mencari keuntungan ilegal!
"Penatua Cech, jika keadaan ras Elf sudah sedemikian parah, aku pasti akan mengerahkan seluruh tenagaku untuk memberikan kontribusi sekecil apapun!" Ailijie terdiam cukup lama sebelum akhirnya menyanyikan sumpahnya dengan khidmat: "Kita tak boleh terus terpuruk! Peri bunga yang begitu bangga ini ternyata harus bergantung pada perlindungan bangsawan Smail dari Bimon, kenyataan ini seperti pisau belati yang melukai dalam harga diriku!"
"Ini hanya tindakan sementara... tindakan sementara belaka!" Penatua Cech tersentuh hingga tak terkira.
"Bolehkah aku menyela?" Liu Zhenhan yang licik mendekat dengan gesit, sebenarnya ia juga tak ingin merusak suasana hening saat dua peri bunga itu sedang bernostalgia dan mengigau.
"Ada keperluan apa lagi?" Penatua Cech mengusap air matanya sambil mengerutkan dahi memandangi Lao Liu.
"Aku cuma mau bertanya!" Liu Zhenhan mengacungkan jarinya ke arah Ailijie: "Oh Bijaksana yang Agung, bisakah engkau jelaskan mengapa tanpa perlindungan permata Kajaride dan Transplantasi Magis, engkau tetap bisa bangkit kembali? Aku benar-benar penasaran! Guo Guo-ku pingsan bersamamu dan bangun bersamaan, bahkan kehilangan semua kekuatan magisnya! Yang lebih aneh, Setelan Tuan Tanah Kematianku sekarang sama sekali tak berfungsi! Sebagai Dirigen Magis ulung yang pemahaman sihirnya jauh melampaui shaman bangsa berbulu sepertiku..."
“Katakan...katakan...kalau bicara soal ini, aku langsung jengkel!” Ailijie menggeretakkan gigi perak kecilnya yang indah, berkata dengan geram: “Aku...aku...waktu itu kena serangan jari ajaib Samuel, terlindungi oleh 'Cincin Suhu Mutlak', si bodoh Reksa malah tidak tahu memecahkan barrier es abadi untuk mengeluarkanku!”
“Bolehkah saya bertanya sesuatu...” Liu Zhenhan merendahkan diri, bertanya dengan hati-hati. “Yang Mulia sebut nama Reksa...sepertinya aku belum pernah dengar, apakah maksudnya Dewa Perang Campas dari Bimeng kami?”
Ailijje memandang Liu Zhenhan dengan ekspresi bingung, wajah cantiknya dipenuhi kebingungan.
Penatua Peri Bunga segera menjelaskan secara ringkas kepada filsuf kuno yang pemikirannya masih terjebak 10.000 tahun lalu tentang kondisi terkini Kerajaan Bimeng dan kepercayaan agama saat ini.
“Hehe...” Setelah mendengar penjelasan Penatua Cech, Ailijie tertawa terbahak-bahak, melantunkan kalimat yang membuat Liu Zhenhan seperti disambar petir: “Lucu sekali! Bagaimana mungkin Reksa si campuran ogre dan Wolff bisa jadi Dewa Perang kalian?”
“Filsuf Ailijie!” Wajah Liu Zhenhan langsung berubah serius: “Maafkan kejujuranku, tapi harap perhatikan tutur kata Anda! Di hadapan seorang Shaman Divine Comedy! Di hadapan perwakilan Dewa Perang di bumi! Ucapan Anda tadi sama saja dengan memicu perang!”
Penatua peri bunga terus-menerus menggosokkan tangannya, terlihat sangat canggung.
Sekalipun tiga elf kelas tinggi ini seberapa Berbual B dan sombongnya, tapi berkata di hadapan Juru Bicara Dewata Bimon bahwa Dewa Perang Kampas adalah keturunan campur Bimon dan ogre makhluk non-beradab, ini jelas keterlaluan!!
"Memang dari sananya! Alasan Rexar tak pernah mau berkomunikasi lebih dengan kalian Bimon, justru karena dia punya separuh darah ogre dan rasa inferior yang kuat." Ailijie memandang aneh Penatua Cech dan Liu Zhenhan, merasa tak ada yang salah dari ucapannya.
Liu Zhenhan kini benar-benar yakin, Dewa Perang 10.000 tahun lalu itu PASTI hanya pahlawan legenda belaka, bukan perwujudan Eksistensi Keilahian!
Tapi di momen ini, dia harus menunjukkan wibawa seorang Utusan Dewa Bimon. Sejarah tetaplah sejarah, meskipun salah, sekarang mustahil diubah!
Bagaimanapun citra kepahlawanan Dewa Perang Kampas dalam Perang Dewa-Iblis telah menginspirasi generasi Bimon penuh darah panas untuk terus berjuang demi kebebasan dan harga diri. Jika citra gemilang Dewa Perang dihancurkan dan dikembalikan sebagai keturunan campur ogre, Liu Zhenhan tak bisa membayangkan konsekuensi apa yang akan ditimbulkan pada masyarakat Bimon!
“Ahli Sihir Agung Alizee, jika Anda tidak ingin keturunan terakhir peri bunga tenggelam dalam amukan 6 juta Bimon, saya harap Anda menarik kembali ucapan barusan!” Liu Zhenhan berjalan mondar-mandir di hadapan Alizee dengan langkah terukur, sorot mata bintang salib peraknya tak menyembunyikan ancaman: “Hanya karena kalimat tadi, andai aku seorang pengikut fanatik dari Inkuisisi, Anda sudah pasti kembali ke pelukan Dewi Bulan Elune sekarang!”
“Aku hanya mengatakan kebenaran! Bukankah lambang mahkotamu masih ada patung Rexxar bersama Medusa, Misha dan Lide sang babi?” Alizee menyanyikan jawabannya dengan wajah manis tanpa bayang ketakutan: “Omong-omong, andai Rexxar, Mok'nathal Sal atau Legolas masih berdiri di sampingku, tubuhmu sudah menjadi mayat usai mengucapkan kata-kata tadi!”
“Berbual B~” Burung beo kecil di bahu Lao Liu menjulurkan lidah dengan nada aneh memuji.
"Diam! Jika kukatakan Dewi Bulan Elune kalian adalah keturunan campur ogre dan Elf, pasti kemarahanmu cukup untuk mengeringkan seluruh Samudera Xiya! Aku juga sama!" Liu Zhenhan tersenyum sinis sambil mencibir: "Ahli Sihir Agung Alizee, kuperingatkan, zaman sekarang sudah berbeda dengan era Anda dulu, belajarlah beradaptasi! Terkadang fakta dan realita, bagaikan jarak dari Sampa ke Aiqin!"
"Sudah kulihat, sebenarnya Anda juga tahu semua yang kukatakan adalah fakta." Alizee tersenyum licik, kecantikan yang tiba-tiba mekar bagai bunga segar membuat Penatua Cech merasakan kedinginan hingga ke tulang sumsum - Bimon di depannya ini adalah pembunuh yang tak segan menghabisi nyawa.
"Jawab pertanyaanku, mengapa Guo Guo pingsan dan bangun bersama Anda? Dan semua kekuatan magisnya hilang!" Liu Zhenhan tak ingin melanjutkan perdebatan tentang Dewa Perang. Ia merasa angsa tua kali ini mungkin akan menghadapi masalah besar, peri bunga ini berpotensi membuat Murinio jatuh dari pahlawan Bimon menjadi penjahat abadi.
Mengingat angsa tua, hati Liu Zhenhan sedikit berdebar. Saat Master Joe Cole mengaktifkan gulungan pemanggil api, Murinio sudah pingsan karena luka parah. Api hitam Andor menembus dada kirinya, entah apakah jantungnya terluka.
“Pria perkasa, aku dengar dari Cech bahwa kau juga seorang Raja Bunga? Pemilik Ribuan Merah di Satu Gua dengan tujuh kekuatan bunga?” Ailijie mengedipkan bulu matanya, mengamati Liu Zhenhan dengan seksama, pandangannya memancarkan kekaguman yang tak disembunyikan.
Setiap pria memiliki sisi yang patut dikagumi wanita, asalkan ada mata yang pandai menemukannya.
Misalnya kecerdasan menonjol, keindahan tulisan, keahlian memasak, atau keberanian heroik. Pandangan Ailijie pada Liu Zhenhan hanyalah kekaguman murni, tanpa maksud tersembunyi. Liu Zhenhan bisa membedakan ini, tidak seperti badut yang mudah berkhayal.
“Ini bukanlah hal yang heboh.”
“Senang bertemu, Yang Mulia, aku juga bangsawan di dunia bunga!” Ailijie tersenyum bak bunga mekar sambil bersenandung: “Aku adalah Permaisuri Bunga!”
Penatua Cech gemetar seluruh tubuhnya, terpaku, hampir tak bisa berdiri tegak.
“Apakah ulang tahunmu sama dengan bunga Murolodan? Tanggal lima belas bulan delapan?” Liu Zhenhan tertegun, lalu bersiul kencang yang hanya bisa dilakukan oleh hidung belang profesional: “Tak kusangka! Benar-benar tak kusangka! Tapi...”
Bab 431: Rahasia Setelan Tuan Tanah Kematian
“Tidak ada yang perlu ditutupi!” Ailijie menghela napas pelan, lalu bersenandung: “Karena ini adalah percakapan dengan Sang Raja Bunga, aku juga tak perlu merahasiakan apa pun! Kami ras Elf bunga menyembah Dewi Bulan, sekaligus mencintai dan menghargai bunga! Kebetulan, hari kelahiran Dewi Bulan bertepatan dengan hari ulang tahun bunga Murodan yang dijuluki ‘Permaisuri Bunga’, yaitu tanggal 15 bulan kedelapan. Jadi, setiap bayi perempuan Elf bunga yang lahir pada malam purnama tanggal 15 bulan kedelapan, saat menjalani pembaptisan di Kuil, berpeluang mendapatkan kekuatan Permaisuri Bunga melalui lingkaran cahaya perlindungan dewata! Cabang Elf lain, bahkan ras-ras lain di Benua Aigean tak mendapat anugerah ini!”
“Kebetulan yang luar biasa! Aku juga pertama-tama menerima ‘Tihu Guanding’ dari Raksasa Buddha, sehingga memperoleh tujuh sihir bunga langka yang tak tertandingi. Kemudian karena hari ulang tahunku jatuh pada Hari Kelahiran Raja Bunga tanggal 12 bulan kedua, barulah aku mendapatkan perintah lisan kerajaan yang bisa mengatur semua bunga di dunia! Tak kusangka nasibmu mirip denganku, juga karena hari kelahiran. Tapi boleh tahu, keahlian bunga apa yang kau miliki?” Liu Zhenhan tentu tidak akan lancang menganggap Permaisuri Bunga ini harus dipasangkan dengan dirinya selaku Raja Bunga. Dia tidak segitu kekanak-kanakannya.
Antara jabatan bunga dengan jabatan bunga lainnya sama sekali tidak memiliki hubungan hierarki, apalagi yang satu berasal dari suku pecinta bunga Aigean, sementara yang lain dari suku pencinta bunga gurun. Hubungan mereka ibarat Bhikkhu Kepala Shaolin dengan Lama Tibet – meski keyakinannya mirip, jelas-jelas tak ada kaitan.
"Benar-benar Raja Bunga, ternyata memiliki delapan kekuatan bunga! Aku sebagai Ratu Bunga hanya punya empat kekuatan bunga! Setengah kurangnya!" Ailijie tersenyum: "Kekuatan bunga pertamaku bernama 'Genderang Penghibur Bunga', bisa memerintahkan bunga melalui suara genderang. Tapi harus sesuai musim, tak sebanding dengan perintah lisan Tuan yang bisa membuat bunga mekar tanpa angin fajar! Kekuatan bunga keduaku bernama 'Rantai Bunga Berjatuhan', mantra area luas yang terbentuk dari bunga-bunga, daya rusaknya mirip dengan 'Serangan Angin Berbilah' yang Tuan panggil tadi, tapi cakupannya lebih luas."
"Oh, lumayan!" Liu Zhenhan tersenyum samar, mantra bunga setara "Nyanyian Angin Besar" berarti setingkat mantra tinggi, jelas lebih rendah satu tingkat dibanding "Jemari Memetik Bunga"-nya; pantas disebut raja dan ratu, perlakuan memang berbeda.
"Kekuatan bunga ketigaku bernama 'Tinju Bunga Kaki Bordir'." Ailijie mengangkat kedua tangannya, delapan bunga liar berwarna-warni berputar di udara seperti satelit mengelilingi lengan ramping dan kaki panjangnya.
"Mantra apa ini?" Liu Zhenhan masih mencoba menebak jawaban, Ailijie sudah melayang dan menendang samping ke arah wajahnya. Dua helai bunga berputar spiral seperti bilah tajam mengiris udara, meninggalkan riuhan tajam di angkasa.
“Bakat ilmu bela diri?” Liu Zhenhan terkekeh, menyedot dua kelopak bunga ke tubuhnya. Tangannya menggenggam ujung kaki mungil Ailijie yang lembut bak tak bertulang, tapi tak disangka gadis manis ini tiba-tiba membalikkan badan seperti elang, menyapukan kaki rampingnya yang lain dengan gerakan menggetarkan.
Seorang pelayan darah wanita telanjang Dunhuang langsung terlempar.
Guo Guo dan burung beo kecil menutupi bibir kecil mereka serempak, bola mata mereka berkedip-kedip; A-Xiannu dan Anduin juga terlihat tak percaya, tak menyangka gadis manis ini bisa bergerak begitu gesit.
“Yuan Yang Lian Huan (serangan berantai) yang hebat, kekuatanmu juga baik.” Liu Zhenhan mengangkat bahu. Gadis ini seperti tak kenal lelah, mengandalkan sayapnya melayang di udara, menendang bertubi-tubi dengan gerakan indah membentuk bayangan bunga, memaksa Lao Liu mengetuk telapak kakinya dengan jari untuk mengusirnya.
“Kalau tidak hebat, bagaimana mungkin aku bertarung jarak dekat dengan Samuel? Sampai terluka? Penyihir seharusnya berada di barisan belakang medan perang, siapa yang bisa menembus perlindungan Rexxar untuk menyentuh penyihir?” Ailijie mengernyit manis sambil menggosok telapak kakinya, melototi Lao Liu.
“Yang terakhir? Masih ada satu sihir bunga apa lagi?”
“Kiblat Semua Bunga!” Ailijie tertawa: "Kekuatan bunga ini hanya bisa digunakan sekali! Siapa pun yang mencoba membunuhku dengan kekuatan elemen, tenaga magisnya akan langsung nol bersamaku dalam sekejap!"
"Jancuk!" Liu Zhenhan menggerutu: "Ini... ini kan 'Kutukan Keseimbangan' - kutukan paling legendaris yang pernah ada?!"
"Bisa dibilang begitu!" Ailijie menyanyi bangga: "Itulah sebabnya serangan jari Samuel tak bisa membunuhku! Fungsi pengosongan instan 'Kiblat Semua Bunga' bisa menghancurkan semua kekuatan elemen yang berusaha membunuhku!"
"Aneh! Tapi kenapa efeknya sampai ke Guo Guo?" Liu Zhenhan iri sekaligus bingung. "Kiblat Semua Bunga" ini jauh lebih berguna daripada tujuh sihir bunganya. Meski cuma sekali pakai, bisa menyelamatkan nyawa di saat kritis!
Kemampuannya membuat bunga mekar di luar musim memang keren, tapi sama sekali tidak berguna untuk bertahan hidup. Kelihatan mentereng tapi tidak praktis!
"Sinar jari Samuel mengandalkan kekuatan perlengkapan Tuan Tanah Kematian. Binatang kecilmu ini tadi memakai empat set perlengkapan Tuan Kematian kan?" Mata indah Ailijie berkedip sinis sambil menggendong Guo Guo, mencubit pipi montoknya.
"Obisilachi!" Liu Zhenhan bingung: "Tuan Tanah Kematian Samuel bahkan tulangnya sudah tak tersisa, mengapa saat waktu yang membeku selama 10.000 tahun mulai mengalir lagi, fungsi 'kutukan keseimbangan' yang mengosongkan kekuatan seketika harus dialihkan ke Guo Guo? Sungguh tidak masuk akal!"
"Maaf, kurasa kau tidak paham! Aku ulangi! Samuel mengandalkan kekuatan elemen dari set Tuan Tanah Kematian untuk melepaskan Sinar Pedang dari sepuluh jari! Menurutmu apa? Apakah menurutmu dengan kemampuannya dia bisa menggunakan Dou Qi dan Sinar Pedang dari sepuluh jari? Aragorn saja hanya mencapai tingkat enam aliran jari!" Ailijie mendengus sinis: "Jangan melebih-lebihkan Samuel, kalau set Tuan Tanah Kematiannya dilepas, dia bahkan bukan tandingan Aragorn!"
"Bahkan jika yang kau katakan benar! Lalu mengapa konsekuensi pengosongan kekuatan magis harus ditanggung Guo Guo setelah 10.000 tahun?" Liu Zhenhan merasa dirinya sangat dirugikan, waktu yang membeku selama 10.000 tahun ini benar-benar tidak masuk akal, tidak boleh hanya karena set Tuan Tanah Kematian ada pada Guo Guo, lalu mantra yang seharusnya menimpa Tuan Tanah Kematian Samuel dialihkan!
"Sudah kubilang! Samuel bisa memiliki kemampuan Jari Cahaya karena menggunakan perlengkapan Tuan Tanah Kematian!" Ailijie berkata kesal: "Kalau kemampuan Jari Cahaya diaktifkan melalui anugerah perlengkapan Tuan Tanah Kematian, maka 'Ratusan Bunga Menyembah' milikku tentu akan mereset siapapun yang mengenakan perlengkapan itu bersamaku! Bukankah kau juga lihat, empat set perlengkapan ini sekarang kehilangan semua kekuatan arkan-nya? Tanpa pengisian ulang, sama sekali tidak bisa digunakan!"
"Tunggu dulu, biar aku urutkan pikiranku. Otakku sekarang kacau karena penjelasanmu! Sudah lama aku menggunakan perlengkapan Tuan Tanah Kematian, kenapa tak pernah kurasakan keberadaan fungsi Jari Cahaya ini? Tapi Samuel zaman dulu bisa?" Liu Zhenhan masih bingung, perlengkapan Tuan Tanah Kematian yang tersebar di seluruh benua selama bertahun-tahun ini, fungsi luar biasa ini sepertinya juga tak pernah disebut dalam literatur kuno! Jari Cahaya! Konsep seperti apa! Dengan kemampuan itu, bisa duel langsung melawan Archmagister!
"Aku juga tidak terlalu paham mengapa kamu tidak tahu rahasia ini! Tapi di zamanku, banyak yang tahu hal ini!" Ailijie berkata dengan serius: "Samuel sebenarnya awalnya juga bukan pengkhianat Aigean, dulu dia sangat jujur dan baik hati, bahkan menunjukkan keberanian luar biasa dalam melawan bangsa iblis! Tapi sejak diakali oleh Raja Lich Skolas hingga mengenakan setelan Tuan Tanah Kematian, sifatnya mulai berubah drastis. Pertama gaya ksatria-nya berubah, setiap habis pertempuran selalu menyiksa mayat; kemudian semakin menjadi-jadi, sampai akhirnya benar-benar berubah menjadi preman tulen!"
"Kalau cuma membunuh dan menyiksa mayat, untuk mengintimidasi musuh, kadang memang perlu dilakukan! Sifat dasar manusia memang hina, semakin lemah kau, semakin dianggap bajingan." Liu Zhenhan tersenyum.
"Samuel memiliki kekejaman yang tak terbayangkan! Iblis ini! Dia bahkan membantai semua keluarga dan teman dekatnya tanpa sisa!" Ailijie mengerutkan alisnya, melanjutkan: "Setiap kali membunuh orang dekat, dia mengubah mereka menjadi roh cincin dan Penyihir Tengkorak Api Neraka, lalu membuat mereka saling memangsa di ruang Hitam Teratai! Sampai tersisa satu roh cincin penuh amarah, setelah itu Samuel tiba-tiba menguasai teknik Sinar Pedang Sepuluh Jari yang sangat mematikan, dan sepenuhnya menjadi anjing peliharaan bangsa iblis yang gila!"
“Jancuk! Kejam sekali ini?” Liu Zhenhan memutar mata dengan liar: “Kedengarannya seperti ritual jahat ya?”
“Menurut perkiraanku, perlengkapan Tuan Tanah Kematian memiliki kekuatan sihir arkan yang secara halus mempengaruhi karakter pemakainya, bisa mengubah orang baik perlahan menjadi iblis!” Ailijie menatap Liu Zhenhan tanpa berkedip: “Ketika energi gelap menyebar melalui roh cincin ke setiap inci sudut perlengkapan Tuan Tanah Kematian, barulah kekuatan Sinar Pedang itu muncul! Kau sudah memiliki set lengkap perlengkapan Tuan Tanah Kematian, meski kita tidak terlalu akrab, tapi aku punya tanggung jawab untuk mengingatkanmu: Waspadalah dengan masa depanmu, jangan mengulangi kesalahan Samuel!”
“Haha! Omonganmu benar-benar mistis.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: “Dalam literatur kuno tidak ada catatan tentang perlengkapan Tuan Tanah Kematian yang bisa memberikan Sinar Pedang sepuluh jari. Apa para sejarawan sengaja menghapusnya karena takut orang meniru? Atau karena terlalu banyak perang dunia sehingga catatan sejarah kita hilang?”
“Kau sudah mulai menunjukkan kecenderungan itu - kejam, bengis, haus darah.” Penatua Cech memandangi Lao Liu dengan tatapan iba, seperti melihat jiwa berdosa yang sedang menuju jurang neraka.
Bab 432: Mati di Bunga Mu Luodan
"Heihei, bukan cuma omong kosong untuk menakut-nakuti kalian! Sebelum memiliki empat set Tuan Tanah Kematian, Kaisar juga pernah mengibarkan panji pasukan tengah, ribuan kepala berguling!" Liu Zhenhan mendengus sinis: "Tentu saja, jika set Tuan Tanah Kematian benar-benar memiliki kemampuan membunuh keluarga sendiri, dengan roh cincin penuh amarah yang menganugerahkan Sinar Pedang pada sepuluh jari, aku tidak menutup kemungkinan ada orang yang demi mengejar jalan kultivasi cepat, melakukan hal gila seperti itu! Bagaimanapun, mencapai pencapaian Sinar Pedang sepuluh jari melalui kultivasi Dou Qi sendiri itu terlalu sulit! Seperti yang dikatakan Menteri Bunga, bahkan jenius seperti Aragorn hanya mencapai Sinar Enam Jari! Tapi Kaisar tidak sebego itu, dengan kekuatanku mencapai Sinar Pedang sepuluh jari itu sangat mudah! Panah Darah Berbunga-ku, baik kecepatan maupun kekuatan, mana yang kalah dari Sinar Jari?"
"Apa arti 'zhen'?" Ailijie tak mengerti kata filosofis ini.
"Ini sebutan diri kaisar. Bukankah aku Raja Bunga?" Liu Zhenhan Berbual B dengan penuh kesombongan sambil berpuas diri.
"Perkataanmu juga ada benarnya, tapi aku tetap ingin menasihatimu—jangan terlalu haus pembunuhan! Waspadalah agar tak tergoda setelan Tuan Tanah Kematian, hingga terjerumus ke jalan iblis dan menjadi Tuan Tanah Kematian kedua! Tak bisa kubayangkan, betapa besar bencana yang akan kau timbulkan bagi Aiqin jika dengan kemampuanmu yang hebat ini malah menjadi kaki tangan Bangsa Iblis!" Pandangan Ailijie menggetarkan: "Sudah kudengar dari Cech, waktu sebelum invasi kedua Bangsa Iblis hanya tinggal kurang dari setengah tahun!"
"Orang Bijaksana! Jancuk kau ini makan lobak asin tapi khawatir yang tidak perlu!" Liu Zhenhan tersenyum getir: "Mikir apa sih? Aku ini juru bicara Dewata Kerajaan Bimeng, Raja Bunga generasi ini, penguasa Istana Musim Panas Feilengcui yang tak terkalahkan di dunia—masa mau menyerah ke Bangsa Iblis? Lebih mungkin seluruh Bangsa Iblis menyerah padaku!"
"Murni makan kontol~ gangguin dewa tai~" Burung beo kecil menggerakkan jambul besarnya sambil berkotek-kotek aneh.
Dua peri bunga memerah muka, terpana menatap sosok perkasa yang kekuatan elemennya seluas samudera namun mulutnya lebih bau daripada toilet wanita.
"Maaf, maaf!" Liu Zhenhan buru-buru menjelaskan: "Matrazi tidak sengaja, dia memang selalu memaki siapapun seperti itu."
"Ini...ini...burung beo ini sama menjengkelkannya dengan Lide!" Ailijie gagap lagi karena marah, wajah cantiknya membeku seperti diselimuti embun beku.
"Ratu Bunga! Mengingat kita sama-sama pencinta bunga, ada satu pertanyaan yang ingin kusampaikan. Apakah ini pantas?" Liu Zhenhan segera mengalihkan topik.
"Tanyakan... tanyakan saja!" nada suara Ailijie terdengar kesal.
"Mengapa meski Paduka memiliki kekuatan 'Pemujaan Segala Bunga', saat itu Dewa Perang, Kurcaci Emas, Legolas, dan Aragorn membiarkan Paduka terperangkap dalam barrier es abadi suhu nol absolut tanpa menyelamatkan?" Liu Zhenhan tersenyum kecut: "Seperti kata Paduka, meski sihir bunga ini hanya bisa digunakan sekali, cukup untuk menghindari segala jenis kekuatan elemen! Merusak keseimbangan barrier es abadi pun seharusnya mudah, seorang pria perkasa saja bisa. Bagi para kompatriot Paduka, ini pasti semudah membalik telapak tangan!"
"Aku... aku... aku tak pernah memberitahu siapapun tentang empat kekuatan bunga rahasia ini." Pipi Ailijie memerah, ia melanjutkan dengan nada bernyanyi: "Hanya orangtuaku dan pendeta kuil yang tahu. Tak ada lagi yang tahu rahasia ini! Sayangnya... saat aku terperangkap dalam barrier es abadi suhu nol absolut, orangtuaku dan pendeta pembaptis itu telah tiada! Rexxar dan kawan-kawan sama sekali tak mengetahui rahasia ini!"
"Mengapa? Empat kekuatan bunga ini bukanlah hal istimewa. Mengapa Paduka menyembunyikannya dari sekutu terdekat?" Liu Zhenhan tampak bingung. Dia justru ingin seluruh dunia tahu Tuan Tanah Feilengcui adalah Raja Bunga Yang Mulia, meski disebut raja lalim sekalipun.
“Tuan Richard, mungkin Anda belum pernah mendengar sebuah pepatah.” Penatua Cech menundukkan kepala, tersipu-sipu dengan sangat canggung: “Matilah di bawah bunga Mu Luodan, bahkan sebagai mayat hidup pun tetap anggun...”
“Hmm?” Liu Zhenhan mengerutkan alis: “Bisa dijelaskan lebih spesifik, apa maksudnya?”
Wajah cantik Ailijie semakin memerah.
Tak heran dijuluki Bunga Aiqin tercantik, di hadapan pesona malu-malu bernuansa klasik ini, bahkan Liu Zhenhan yang sudah biasa bermain dengan ombak besar dan menikmati segala keindahan dunia pun seketika terpana.
“Bayi perempuan elf bunga yang lahir di tanggal lima belas bulan delapan, saat dibaptis di Kuil Bulan, tidak semuanya bisa menjadi Ratu Bunga. Peluangnya sangat kecil, mungkin satu kali dalam seribu tahun! Tapi yang terpilih pasti akan tumbuh menjadi gadis tercantik sejuta angkatan! Sejak zaman purba, para pezina di Benua Aigean menyebut gadis kelahiran Dewi Bulan dari ras Elf Bunga sebagai 'Matilah di bawah bunga Mu Luodan, bahkan sebagai mayat hidup pun tetap anggun'!” An Ruida yang selama ini diam akhirnya mengangkat bahu sambil tersenyum getir pada ayah mertuanya: “Aku pernah tinggal cukup lama dengan para elf, dan sempat mendengar tentang warisan rahasia ini. Biasanya saat Ratu Bunga lahir, hanya orangtua dan pendeta Kuil Bulan yang tahu, sama sekali tidak bocor ke luar! Sekarang ras Elf Bunga sudah sangat lemah, ditambah sudah berlalu sepuluh ribu tahun, rahasia ini pasti sudah terlupakan oleh dunia luar!”
"Jancuk!" Liu Zhenhan tertawa getir. Menantu perempuannya yang bertele-tele akhirnya mengungkapkan bahwa Ratu Bunga adalah tubuh legendaris pemilik senjata pusaka "Tunas Mekar" - hal ini terlalu familier bagi Liu Zhenhan!
Ia telah mempelajari kitab erotis rahasia istana Moore dalam lempeng perunggu kuno. Konon, pria dengan kontrol diri lemah bisa mati akibat overeksitasi hanya dengan sentuhan, sehingga menempati peringkat pertama dalam daftar legendaris. Dalam bahasa kasar dunia, ini disebut "Kuda Gila" atau "Jalur Mayat Hidup".
"Apakah istilah 'Perampok Bunga' berasal dari legenda ini?" Liu Zhenhan bertanya sambil tersenyum. Kini ia memahami kesulitan Ailijie. Seorang gadis pasti enggan mengungkapkan rahasia ini di era dimana pengetahuan tentang peri bunga masih terbatas. Jika terbongkar, bisa disalahpahami sebagai kesombongan dan memancing kupu-kupu liar yang tak takut mati.
"Kita sama-sama pencinta bunga, jangan bocorkan rahasia ini dan membahayakan diriku!" Ailijie malu-malu memasang wajah geram, sorot matanya penuh sindiran.
"Makhluk jelita!" Liu Zhenhan hampir tidak berani menatap si gadis kecil ini. Tatapan matanya dan ekspresi malu-malunya benar-benar mempesona. Ini pun bukan dibuat-buat, jika sengaja pasti daya tariknya tak terbayangkan! Pantas dijuluki Bunga Aiqin, kekasih Dewa Perang!
"Tenang saja!" Liu Zhenhan melambaikan tangan dengan senyum licik: "Aku bersumpah pada Dewa Perang, pasti akan merahasiakan ini. Bagaimanapun aku juga Raja Bunga, mana mungkin mengkhianati bawahanku? Tapi... jika kau terus-terusan menyebut omong kosong bahwa Rexxar adalah keturunan campur ogre dan Bangsa Manusia Berbulu, jangan salahkan aku kalau nanti bicaranya kasar!"
"Aku... aku malas ngomong!" Ailijie mendengus kesal: "Rexxar... jika dulu tahu dirinya bisa menjadi Dewa, entah... entah akan tertawa seperti apa!"
"Rugi besar!" Penatua Cech tiba-tiba menarik rambutnya sendiri seperti orang gila, menggeleng penuh kesakitan: "Leluhur kita dulu bersusah payah mencari kolam dingin sepuluh bintang sejajar untuk melestarikan barrier es abadi... Andai tahu... Ya Tuhan! Selama ini kita mengikat komunitas di Laut Sunyi! Membuang waktu pemuda-pemudi selama bertahun-tahun!"
Liu Zhenhan mengulang kembali alur kejadian ini dari awal, tak henti-hentinya tersenyum getir.
Semua ini tidak bisa dijelaskan selain sebagai kebetulan belaka.
“Karena semua orang terlalu memanjakan Ailijie. Kesalahan kecil yang awalnya hanya keindahan, akhirnya berkembang menjadi konsekuensi sebesar ini. Sejak itu kami terpisah selamanya, waktu terus berlalu, sungguh takdir yang terlalu kejam.”
Dari semak-semak di tepi hutan terdengar suara "gesek-gesek" samar. Liu Zhenhan yang memiliki pendengaran tajam langsung menoleh dan bertanya dengan suara berat: "Siapa? Keluar!"
Prajurit penjaga peri bunga yang babak belur dipukuli Xiao Bei merangkak keluar dari semak duri, terhuyung-huyung lalu ambruk di tanah basah. Otaknya menghantam air hingga cipratan air beterbangan.
"Miku!" Penatua Cech terbang seperti rumah kebakaran, menyangga peri bunga ini sambil meratap: "Demi Dewi Bulan! Anakku, kenapa kau masih di sini? Siapa yang memukulmu sampai begini? Ya Tuhan! Terlalu kejam!"
Peri bunga bernama Miku ini benar-benar babak belur. Wajah tampannya jelas diinjak berkali-kali oleh Beckham. Bibirnya penuh luka robek vertikal-horizontal, gigi depannya hilang. Sekitar mata bengkak ungu kehijauan. Darah kering bercampur lumpur mengotori pakaian serat bermutu tinggi. Rambutnya penuh daun kering kotor, terlihat sangat mengenaskan.
"Dia!" Peri Bunga bernama Miku ini pandai memfitnah, dengan suara tangis yang bocor menunjuk Liu Zhenhan.
"Bajingan! Bajingan barbar kau ini!" Penatua Cech menggeretakkan gigi menatap balik Tuan Tanah Feilengcui yang tak peduli.
"Pukulannya tidak terlalu keras. Kalau aku yang langsung bertindak, pasti semua tulang rusuknya patah, dan mulut bejadnya sudah koyak jadi dua." Liu Zhenhan menyilangkan tangan sambil tertawa.
"Kau keterlaluan!" Ailijie melompat marah: "Apakah Bimon setelah 10.000 tahun sudah lupa arti sopan santun dan gentleman?"
"Diam! Kau cuma Ratu Bunga, jangan lupa aku Raja Bunga!" Sorot mata Liu Zhenhan seketika membuat Bunga Aiqin gemetar, pandangan itu bagai api yang berkuasa melompat-lompat membakar segalanya, termasuk kecantikan.
"Aku Cech bersumpah! Kau takkan dapat apapun dari kami Peri Bunga!" Penatua Peri Bunga bermata merah darah mengepal tinju berteriak, sepertinya ini bukan pertama kalinya dia mengucapkan kalimat ini.
"Tidak apa, kalau kalian Peri Bunga tidak mengirim pendeta untuk membantu saya menanam Pohon Kehidupan, membangun Sumur Bulan Abadi, bahkan perintah Tuan Mourinho pun tidak bisa, aku akan RAMAS saja!" Liu Zhenhan menyandar sambil tersenyum: "Penatua Cech, kau harus belajar melihat situasi, ada orang yang bisa kalian tindas habis-habisan, tapi ada yang bahkan satu kata kasar pun tak boleh kau ucapkan!"
Dua ayah-anak Peri Bunga ini hampir muntah darah marah, terengah-engah seperti pompa bellow rusak.
"Jangan tatap aku dengan pandangan begitu, seolah aku yang menganiaya kalian! Aku paling muak dengan sikapmu! Saat merendahkan orang, ekspresimu angkuh bak dewa; tapi ketika diinjak yang lebih kuat, wajahmu langsung memelas seakan kebenaran selalu di pihakmu! Bangsat!" Liu Zhenhan memandang iba kedua Peri Bunga malang ini, Bahasa Umum Aiqin untuk pertama kalinya sejak diciptakan terdengar sedingin angin dari kolam es Segitiga Salju: "Berdoalah, jika aku bilang RAMAS ya pasti kurampas, datang pun Dewi Bulan Elune tetap tak bisa halangi!"
"Di...dia...mereka...tepatnya bagaimana mengganggumu?" Ailijie berdiri tenang di hadapan Liu Zhenhan dengan sikap tak mau mengalah.
"Aku belum sampai segitu pengecutnya sampai perlu orang lain membela keadilanku." Liu Zhenhan tertawa kecut.
“Apakah ras Peri Bunga kita sudah merosot sampai seperti ini?” Ailijie menatap kosong ke belakang, memandang Penatua Cech: “Sudah diperlakukan semena-mena sampai begini, Cech kamu masih bisa menahan diri? Di mana martabat elf kelas tinggi?”
“Martabat elf kelas tinggi? Kalian hanya sibuk menjaga martabat sendiri, mengapa tidak berpikir sudahkah kalian memberikan martabat kepada orang lain?” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak sambil menunjuk langit: “Lihatlah 1% pasukanku, lihat berapa generasi lagi elf sombong seperti kalian bisa menyusulku!”
Tiga peri bunga mengangkat kepala, wajah mereka seketika memucat.
Dua naga peri dengan butir sisik belah ketupat kemerahan di pelipis muncul tiba-tiba dari kegelapan malam, diikuti seekor phoenix emas berukuran raksasa dan naga berkepala dua emas. Mata tombak naga 7 meter berkilauan dingin di bawah hamparan bintang!
Bab 433: Kembali ke Zaman Prasejarah dalam Semalam
Saat phoenix emas berukuran luar biasa besar itu mendarat, hembusan angin dari sayap berlapis emasnya nyaris menerbangkan tiga peri bunga berpostur lemah itu.
Pendeta Jasha tersentak kedinginan, kembali siuman pelan-pelan.
Saat dia terpaku menyaksikan seekor Fenghuang raksasa berwarna emas, dengan logam cair keemasan mengalir di seluruh tubuhnya, lalu bertransformasi menjadi Bimon raksasa setinggi 20 meter yang berdiri tegak, menghadapi cakar baja sepanjang 200 inci yang lebih besar dari tinggi pria dewasa, Pendeta Jasha kembali memutar matanya dan pingsan lagi.
Malam ini si korban malang ini hampir menghabiskan semua kesempatan pingsannya seumur hidup.
"Ini... ini..." Ailijie menunjuk binatang peliharaan raksasa berbulu emas hasil transformasi Phoenix, tergagap-gagap lama namun tak bisa mengucapkan satu kalimat utuh.
Bunga Aiqin menyadari, dua anggota sukunya juga terpana memandangi monster transformasi ini sama seperti dirinya, dengan ketakutan beku yang dalam di balik pandangan mata mereka.
Liu Zhenhan menyilangkan lengan, tersenyum samar melihat beberapa peri bunga tanpa berkata sepatah kata pun.
Binatang raksasa berbulu emas itu dengan patuh merebahkan diri, Xiao Hulijing yang mengenakan jubah pendeta berbulu merak warna-warni turun perlahan dari kepalanya.
Helen yang memancarkan pesona menggoda langsung mencuri perhatian Ailijie.
Ini adalah kecantikan kelas atas yang tak mungkin diabaikan oleh siapapun.
"Kebahagiaan hidup dan kelembutan perasaan telah meninggalkan pesona abadi di wajah Helen. Tubuhnya yang mempesona seolah menyemburkan api, sorot matanya yang berkilauan tak henti merampas tugas Dewa Maut – menggoda jiwa dan merenggut nyawa."
Keindahan, seperti sihir, memiliki klasifikasi ketat yang beragam. Kedua Naga Peri yang mendarat kemudian, dengan keanggunan dan kecantikan bak dewi turun ke bumi, kembali membuat Ailijie terpukau. Kecantikan bangsa naga dengan sisik belah ketupat di pelipis ini, kemolekannya bagaikan bidadari sejati yang terjatuh ke dunia fana.
Seperti bertemu lawan terhormat di medan perang, wanita cantik pun saling mengagumi. Saat Ailijie menatap mereka, Helen, Daisy, dan Nana juga terpikat oleh pesona Ailijie.
Keindahan Ailijie bagai nyala api yang memikat ngengat, memiliki daya pikat tak terucap yang tak hanya memengaruhi pria, tapi juga memiliki daya penghancur dahsyat bagi wanita!
An Rui Da dan A-Xiannu di samping terus menerus mencibir sambil mengorek kuku.
Mereka berdua merasa seperti dua buah mentah yang tergantung di ranting berbuah lebat, tersembunyi di tempat paling tidak mencolok.
"Jika aku pria, akan kurebut kau bahkan dengan taruhan nyawa." Daisy tersenyum pada Ailijie, lalu memandang Lao Liu dengan tatapan penuh makna.
Liu Zhenhan tersenyum getir lalu mengangkat bahu.
"Mereka dan kamu..." Ailijie menunjuk tiga wanita cantik, matanya juga tertuju pada Lao Liu.
"Semuanya adalah anggota keluargaku."
Mendengar ini, Bunga Aiqin memancarkan ekspresi menyia-nyiakan anugerah dan ketidakpercayaan dari matanya. Sekali lagi ia mengamati Tuan Tanah Feilengcui yang wajahnya bersemu merah penuh kepuasan diri. Bagaimana mungkin pria kasar seperti ini memiliki begitu banyak istri secantik bunga dan giok?
"Ini pertama kalinya aku mendengar orang berbicara sambil bernyanyi."
"Aneh."
Helen dan Nana berpelukan di sisi kiri-kanan Liu Zhenhan. Kedua tangan mungil mereka mencubit otot keras di punggungnya, lalu memutar.
"Perkenalkan, ini Ailijie sang Bunga Aiqin yang termasyhur dalam 《Sejarah Umum Aiqin》." Liu Zhenhan menjelaskan asal-usul Bunga Aiqin secara singkat, membuat tiga wanita itu berteriak-teriak takjub.
Bertemu pahlawan epos legendaris secara langsung, baik Daisy maupun Nana merasa kikuk. Jika bangsa naga saja demikian, apalagi Helen.
Ksatria naga Lampard sudah mengetahuinya sebelumnya. Ia buru-buru mengenakan kembali wig palsunya. Sebagai bangsawan jubah pedang, Ksatria Naga Emas selalu berpenampilan seperti ini dalam acara diplomatik resmi.
“Cepat, manfaatkan waktu untuk mundur! Aku khawatir setelah kalian datang, pasukan Naga Hitam Lusern juga akan segera tiba. Ritual Bayangan Bulang Guanghan ini terlalu mencolok!” juga menjelaskan secara singkat cedera , melewatkan beberapa pertempurannya sendiri, lalu buru-buru menyuruh mengeluarkan formasi teleportasi batu cadangan.
“Tahukah kamu, tadi melihat burung duri terbang di langit, aku hampir mati ketakutan.” menggamit hidung dengan kesal.
“Apa yang terjadi dengan ? Apakah sebentar ini dia melepas atau tertidur? Mengapa tidak ada respon sama sekali saat kupanggil? Padang gurun ini dipenuhi bunga layu, kukira tiba-tiba masuk musim dingin!” menarik pipi gemuk dengan marah, sama sekali tidak menunjukkan kesadaran sebagai .
“Aku sih tidak apa-apa. Tapi apakah akan bermasalah? Memikirkan hal ini terlalu menggelikan!” mencibirkan bibirnya.
“Cerita panjang ini kita lanjutkan di rumah saja.” menepuk bahu ketiga istrinya sambil merasakan gelombang elemen dari yang mulai aktif.
“Dentuman!” Setelah beberapa suara berderak, tirai elemen yang menyilaukan di langit perlahan menghilang. Beberapa nyonya bos Feilengcui muncul dari formasi teleportasi sihir bersama sekelompok besar prajurit. Ning Yu yang berjalan di barisan terdepan langsung terpana melihat kecantikan Ailijie yang mengguncang kota dan negara. Langkahnya terhenti sejenak, tak kuasa menahan desahan.
Ailijje baru pertama kali melihat begitu banyak wanita cantik luar biasa berkumpul di satu tempat. Untuk sesaat ia tertegun, sementara dua peri bunga lainnya juga menunjukkan ekspresi terpana dan kaget.
"Gali semua Batu Bulan di sini, termasuk Pohon Ajaib! Ambil semua yang bisa dibawa, bahkan mayat pemanah elf bulan, jangan tinggalkan satu pun!" Liu Zhenhan berteriak memberi perintah: "Cepat! Gesit!"
"Kekasihku, kau baik-baik saja?" Jiskeibi menggenggam tangan Lao Liu. Bekas air mata masih terlihat samar di pipi cantiknya.
"Tentu baik! Bicara ini nanti!" Liu Zhenhan menepuk tangan kecil sang kekasih, lalu melirik pada Kepala suku Andulan. Dengan marah ia membentak sekelompok pengawal istana yang masih melongo memandangi Ailijje dengan tatapan ambigu, seolah yakin ini calon nyonya bos baru.
"Para bangsawan! Mari ikut aku ke Feilengcui dulu! Sebelum Tuan Mourinho datang menjemput, kalian bisa menginap beberapa hari di tempatku sambil menikmati pemandangan indah Dataran Liar Donau." Liu Zhenhan menatap tiga peri bunga dengan senyum licik. Para elf kelas tinggi yang sombong ini kini terpana oleh prajurit Bimon yang gagah, pandangan mereka terus menengadah ke atas.
"Demi Dewi Bulan!" Penatua Cech nyaris melotot keluar melihat pengawal paus orca tempur Fegao yang mengikuti Mo'er.
"Ada begitu banyak prajurit perkasa?" Ailijie tak bisa menahan pujian. Para prajurit di depannya berpostur tegap dengan aura maut khas veteran medan tempur. Beberapa raksasa Buddha bertato penuh lengan yang menggotong cangkul raksasa terlihat paling mencolok.
"Feilengcui punya lebih dari dua resimen prajurit seperti ini." Mo'er menjawab penuh cemburu sambil melirik tajam "Bunga Aiqin".
"Bahkan ada Keturunan Dewa Petir?" Ailijie terkejut lagi. Di depannya berdiri kurcaci Dui'jal darah murni legendaris dengan zirah emas - tak lain adalah Kurcaci Emas! Ras kurcaci murni ini bahkan membuat elf kelas tinggi harus menghormati. Tentu saja, tuan tanah super kaya ini membuat Ailijie harus mengkajinya ulang.
“Kurcaci Emas di Feilengcui jumlahnya banyak.” Gorini juga menunjukkan wajah cemburu, menatap tajam Lao Liu dan Ailijie.
“Tak kusangka kau begitu hebat!” Bunga Aiqin bergumam lembut, tersenyum manis pada Liu Zhenhan: “Semua wanita cantik di sini adalah keluargamu?”
“Apalagi yang perlu dikatakan?” Liu Zhenhan sangat sombong: “Hey, mereka semua memaksa mengikuti aku! Benar-benar tak bisa dihindari!”
Beberapa nyonya bos saling bertukar senyum, memastikan gadis cantik ini pasti tidak ada hubungannya dengan Richard.
“Sepertinya kau dibandingkan dengan Lei... hmm... maksudku Dewa Perang di masa lalu, meski ada jarak, selisihnya tidak terlalu besar!” Bunga Aiqin menghela napas.
“Penatua Cech, apakah sekarang Anda masih berpikir aku tidak punya kualifikasi untuk merebut yang kuinginkan dari elf kelas tinggi?” Liu Zhenhan bertanya dengan sikap sopan ala gentleman kepada kepala suku peri bunga.
Kepala suku peri bunga memasang wajah memelas, menundukkan kepala tanpa bersuara.
“Raja Bunga Yang Mulia. Penghinaan ada batasnya!” Ailijie di samping tersenyum sinis: “Kuharap kau tahu batas!”
"Putri Bunga, aku tidak berharap Feilengcui memiliki sekelompok peri bunga sebagai bawahan, jadi aku tak punya keinginan maka kuat!" Liu Zhenhan sama sekali tidak peduli: "Haha! Kelompok penyihirku memiliki lebih dari 200 orang, jika empat pasukan raksasa semuanya direkrut, kelompok penyihirku bisa mencapai 300 orang! Di seluruh Benua Aigean, bahkan kerajaan militer terkuat pun tidak bisa menyaingi jumlah kelompok penyihirku. Apalagi, siapa yang punya penyihir seperti Kurcaci Emas dan raksasaku yang bisa melepaskan mantra begitu cepat?"
"Kau juga punya Mata Air Elemen." Ailijie menambahkan dengan nada netral, seperti mengejek tapi juga memuji.
"Aku juga punya ratusan kristal sihir kualitas terbaik yang bisa menyimpan mantra terlarang!" Liu Zhenhan menggerakkan tangannya memberi isyarat silakan.
Tiga peri bunga mengangkat dada dengan kesal sambil menggendong Pendeta Jasha yang masih pingsan, berjalan menuju formasi teleportasi. Di tengah jalan mereka berteriak heboh: "Wah! Ini Kristal Kurir!"
"Kristal Kurir hanya peralatan standar, masih ada Kristal Di Wei. Di Feilengcui, ini semua hanya peralatan standar!" Liu Zhenhan berteriak tanpa menoleh, dalam hati ingin membuat kesal orang-orang sok itu.
"Richard, serahkan tempat ini pada Lampard, kita cepat pulang! Ada hal penting yang harus kubicarakan!" Wajah Kepala Suku Andulan terlihat aneh.
"Kabar baik atau buruk?" Liu Zhenhan memutar matanya.
“Ada baik dan buruk.” Ekspresi naga tua semakin tegang.
Liu Zhenhan mengamati raut wajah beberapa istrinya, mencium aroma yang tidak biasa.
Bangsat! Jangan-jangan setelah hat-trick selesai, malapetaka datang? Lao Liu teringat julukannya dulu.
Buru-buru kembali ke Feilengcui, baru keluar dari formasi magis, Liu Zhenhan langsung melihat Yang Mulia Grak Sal sedang mondar-mandir seperti semut di atas wajan panas di aula kediaman Tuan Tanah.
Sebelum sempat menarik napas untuk menyapa, Sang Raja langsung menyergapnya dengan pelukan erat nan solid.
Suku Rhein adalah pria perkasa berpostur lebih dari 3 meter. Meski Lao Liu juga kuat, tingginya jauh kalah. Pelukan Sang Raja ini intensitasnya membuat orang lain berhalusinasi seolah raja ingin meremas tuan tanah seperti adonan masuk ke tubuhnya.
Liu Zhenhan agak bingung, kenapa Sang Raja juga datang?
Seketika ia tersadar akan kebodohannya sendiri. Bukankah setelah menerima tiga kelompok bawahan - Orang Kesturi, Orang Ao, dan Kuda Nil - ia mengirim orang untuk memasang formasi teleportasi sihir di beberapa provinsi?
“Kau membuatku khawatir, bocah!” Yang Mulia Sal menghela napas panjang: “Melihat burung duri bernyanyi lagu perpisahan di langit, hatiku gemetar takut kau celaka!”
“Tidakkah kau percaya padaku?” Liu Zhenhan pura-pura marah.
“Memang benar-benar kartu asku! Bagus, anak muda!” Raja Sal meninju Lao Liu sekuat tenaga, malah sendiri terlempar mundur beberapa langkah, lalu kembali tertawa terbahak-bahak.
Tuan Jabbar, kepala pelayan penguin, dengan sopan mempersilakan beberapa pelayan menghidangkan teh. Memohon Sang Raja dan tuan tanah untuk duduk.
“Aku melihat banyak peri bunga dan Putri Duyung di Feilengcui, ras-ras langka ini jarang terlihat! Richard. Sepertinya kali ini kamu melakukan gebrakan besar lagi?” Raja Sal yang sudah lega hatinya berseri-seri: “Pemimpin sihir sangat sulit ditemukan, seorang Pendeta yang memimpin sepuluh prajurit Anjing bisa mengalahkan sepuluh Wolff, seorang peri bunga yang memimpin sepuluh Penyihir Menengah juga bisa mengalahkan sepuluh Penyihir Senior, Putri Duyung adalah penyihir air alamiah dengan kemampuan Bidang Perlindungan, aku sangat bangga padamu. Kau selalu memberiku kejutan!”
“Mengejek sekali!” Liu Zhenhan tersenyum palsu: “Bukan karena menghormati Tuan Mourinho, aku sudah menyuruh Panda memukuli mereka semua dengan tongkat! Mereka bukan bawahanku, tapi calon vasal guru Hosea di masa depan, orang yang sombong seperti mereka tak dihargai Feilengcui!”
Di aula kediaman Tuan Tanah yang luas, tempat berkumpulnya peri bunga dan Putri Duyung yang sedang menanyakan kabar dan memberikan salam kepada Ailijie, suara keras Liu Zhenhan ini membuat banyak peri bunga marah menoleh dan melototi dia.
“Yang Mulia Hosea?” Sang Raja tertegun sejenak, namun tetap tersenyum riang.
Memang, bagi Sang Raja, siapapun pemiliknya tidak masalah selama masih milik Kerajaan Bimeng.
"Ada minatikah untuk merangkap jabatan Gubernur Weisisipang?" Sang Raja menyeruput tehnya pelan-pelan, mata hijau tua-nya menatap tak berkedip ke Liu Zhenhan.
"Aku tak punya bakat itu." Jawab Liu Zhenhan jujur.
Ia melihat Putri Nancy bersama kucing perempuan bermata warna-warni yang cantik mendekati belakang Sang Raja. Tanpa sadar ia tersenyum lebar. Kucing liar itu segera memberi hormat dengan anggun kepada sang penyelamat.
"Kepemimpinan bisa dipelajari perlahan. Aku tetap yakin, tak ada yang lebih cocok dari kau sebagai Gubernur Timur Laut!" Wajah Sang Raja berubah serius: "Terus terang, kasus Lussenberg membuatku kewalahan di Senat. Empat Tetua Besar Quentin menuduhku bersekongkol denganmu memicu kekacauan ini. Kalau sudah begini, lebih baik kita lanjutkan saja!"
"Apa Senat akan setuju aku jadi Gubernur Timur Laut? Gelarku masih Baron, belum lagi statusku sebagai Shaman Divine Comedy! Dalam tradisi kita, rohaniwan dilarang keras merangkap jabatan sekuler! Yang Mulia, saya yakin Anda lebih paham. Empat Tetua Besar punya hak veto atas keputusan Anda." Liu Zhenhan menggelengkan kepala, mengeluarkan sebatang cerutu dari saku, menciumnya dalam-dalam.
“Kamu menjadi menantu saja tidak bisa, suami Putri Nancy!” Sang Raja mengangkat tangannya sambil tersenyum: “Dengan cara ini, kamu punya identitas ganda, semua bisa dijelaskan! Jika tidak berhasil, cukup angkat boneka saja, keputusan tetap di tanganmu!”
Cerutu terjatuh dengan suara "basyah", mulut Liu Zhenhan menganga seperti kuda nil yang sedang dicabut giginya.
Putri Nancy di belakang Sang Raja wajahnya merah padam karena malu, matanya yang lembut melirik Tuan Tanah Feilengcui lalu cepat-cepat berpaling seperti rusa ketakutan.
Orang-orang lain tidak menunjukkan ekspresi terkejut, termasuk para nyonya bos, sepertinya semua orang sudah lama mengetahui hal ini.
“Inikah urusan besar yang Bapak bicarakan denganku?” Liu Zhenhan memandang sinis ke arah naga tua, dalam hati menggerutu: Kau tua ini, mengapa tidak mengingatkanku lebih awal, bagaimana harus menjawab sekarang?
“Urusan besar yang kubicarakan bukan ini.” Kepala suku Andulan menggelengkan kepala tanpa ekspresi.
“Ini sudah kupikirkan sejak kembali dari Kalimantan. Setelah melihat nyanyian terakhir burung duri, aku akhirnya mengambil keputusan ini!” Sang Raja menatap tajam kartu asnya: “Kau harus tahu, di negara kita, keputusanku ini mewakili apa, berarti apa! Tekanan tradisi pasti lebih besar padaku daripada padamu, pahamilah maksud baikku, Richard!”
“Yang Mulia, bukankah ini menyulitkan saya?” Liu Zhenhan mulai kesal, ini benar-benar tidak masuk akal, dirinya bukanlah memohon untuk menjadi Gubernur Timur Laut atau menantu.
Mendengar kalimat ini, wajah Putri Nancy langsung pucat pasi.
“Jangan terburu-buru, saya akan menahan Nancy di sini beberapa waktu. Pertimbangkan baik-baik!” Sang Raja tetap tenang, tersenyum tipis: “Tunjukkanlah kesopanan seorang gentleman. Jangan langsung menutup pintu dialog!”
Liu Zhenhan memalingkan wajah, mengambil cerutu di lantai dan menyalakannya. Sanshao dan Ershao sedang berkelahi memperebutkan apel di pintu, berguling-guling hingga kotor seperti monyet. Katyusha, Guo Guo bersama An Rui Da, burung beo kecil dan A-Xiannu bersorak memberi semangat.
“Berhenti berisik!” Lao Liu tiba-tiba membentak anak-anaknya, membuat Sanshao dan Ershao tertegun. Tang Beierjina di pintu melotot marah, alisnya melengkung tajam.
“Kebangkitan Bimon membutuhkan pahlawan yang berani tampil, hanya Andalah yang bisa memikul tanggung jawab ini! Feilengcui yang kecil takkan sanggup menampungmu, masa depanmu seharusnya seluas langit! Jika bakatmu terbelenggu oleh jabatan keagamaan, kerugian Kerajaan Bimeng akan belum pernah terjadi sebelumnya!” Yang Mulia Grak Sal tetap tak bergeming: “Tiga tahun lagi saya akan kembali bersaing untuk Mahkota Duri. Jika kita selamat dari invasi bangsa iblis, Andalah calon terbaik untuk raja berikutnya!”
“Semakin kau bicara semakin tak masuk akal!” Liu Zhenhan menoleh memandang Sang Raja dengan senyum getir: “Yang Mulia, apakah hari ini kau terlalu banyak minum? Aku jadi raja? Aku ini Shaman Divine Comedy! Sekalipun merangkak, posisi tertinggiku hanyalah Imam Agung Jubah Merah!”
“Makanya! Karena itu aku harus mempersiapkan jalan ini untukmu. Pertama hancurkan tradisi kuno yang melarang rohaniwan merangkap jabatan politik!” Raja Sal mengangkat alisnya: “Langkah ini begitu terwujud, segalanya akan mudah! Bahkan jika memungkinkan, aku ingin kau merangkap jabatan Imam Agung dan Raja sekaligus, menyatukan agama dan politik, memusatkan kekuasaan! Menurutku, diktator sebenarnya bukan hal buruk. Demokrasi kita hanyalah permainan para bangsawan, bukan demokrasi sejati, selama ini hanya merusak negara!”
“Kebijaksanaanmu bisa menggantikan Sampa menerangi malam! Selainmu, tak ada yang layak jadi raja.” Liu Zhenhan tertawa terbahak sambil melambaikan tangan, memotong ucapan Sang Raja: “Aku tak berminat! Sama sekali tak tertarik!”
“Baiklah! Dengan bantuanmu, aku yakin bisa menjadi raja yang baik.” Setelah hening sejenak, Raja Sal mengangguk datar. Sikap ini membuat Liu Zhenhan curiga: Apakah si Singa ini sengaja memancing pembicaraan untuk memaksanya menjadi sekutu?
Jika benar begitu, Liu Zhenhan merasa itu tak perlu. Baginya, raja yang sekarang sudah cukup memuaskan.
Suasana menjadi agak canggung, sejenak semua orang seolah kehilangan kata-kata.
"Richard, keputusanmu benar. Kau hanya cocok sebagai rohaniwan!"
Suara merdu bagai surgawi mengalihkan semua pandangan ke Ailijie. Bunga Aiqin ini mengibaskan sayap birunya yang hampir transparan, terbang anggun menghadap dua petinggi Bimon.
Liu Zhenhan geram bukan main. Aula kediaman Tuan Tanah yang dulunya gua pemeliharaan mammoth ini, luasnya benar-benar keterlaluan!
Awalnya mereka membiarkan peri bunga ini bersembunyi di sudut terpencil, makanya Liu Zhenhan dan Yang Mulia tak mengusir mereka saat berdiskusi. Tapi tak disangka Bunga Aiqin ini tak tahu diri, berani menguping pembicaraan dengan Sang Raja! Sudah menguping, masih lancang menyela!
Liu Zhenhan menahan amarahnya. Bagaimanapun, saat Ailijie dikunci cincin Absolute Zero, usianya baru 300 tahun lebih - setara gadis 16-17 tahun dalam hitungan usia elf. Meski secara kronologis sudah 10.000 tahun lebih, karena efek pembekuan waktu, mentalnya tetap seperti remaja.
"Ini...?" Bahkan Yang Mulia Grak Sal pun tak bisa menyembunyikan decak kagum saat melihat kecantikan Bunga Aiqin.
Sebelum Tuan Tanah Feilengcui sempat membuka mulut, Ailijie sudah lebih dulu mengucapkan kalimat yang kelak menggemparkan Benua Aigean.
"Akulah penguasa seluruh Feilengcui!" Bunga Aiqin itu menatap penuh kesombongan ke arah Raja Bimon.
"Dia istrimu?" Sang Raja melirik Liu Zhenhan, pandangannya menyiratkan cercaan.
"Kurang ajar!" Karena Ailijie menyanyikan kalimat itu, dialog yang seharusnya terkesan Berbual B dan gagah justru terdengar manis menggoda.
Bukan karena melihatnya sebagai gadis lemah gemulai, para pengawal prajurit amok Raja Sal pasti sudah menghunus senjata dan memenggal kepala si pemberani ini.
Muka Lao Liu membiru marah. Ia melihat sekeliling memandanginya dengan tatapan ambigu - tuduhan palsu ini benar-benar konyol!
"Jangan buru-buru! Lihat dulu ini!" Ailijie mengulurkan tangan kirinya yang seputih giok. Cincin kristal ungu dengan lingkaran platinum di jari manisnya berkilauan.
Cincin ini adalah peralatan magis dengan gelombang elemen halus yang terpancar. Tapi peralatan magis 10.000 tahun lalu masih belum berarti bagi Lao Liu. Dengan isyarat mata, Ksatria wanita angsa Gotanni sudah diam-diam mendekati Bunga Aiqin ini. Jika gadis kecil ini masih mengganggu, membiarkan Nini yang sesama perempuan menyeretnya pergi adalah pilihan terbaik.
"Bahkan pahlawan epos pun tidak berhak mencampuri urusan dalam negeri Bimon! Dasar tai B!" Liu Zhenhan bergumam dalam hati dengan penuh kebencian.
Tirai cahaya merah cerah melesat keluar dari cincin sihir di tangan Ailijie, menyebar luas di aula kediaman Tuan Tanah.
Tak disangka, permukaan cincin sihir ini ternyata terbuat dari potongan kecil Kristal Di Wei. Kelangkaan Kristal Di Wei di Benua Aigean bukanlah hal yang bisa dibayangkan oleh orang kaya seperti Liu Zhenhan.
Suara helaan nafas terkejut bergema serentak, bagaikan seribu ekor sapi yang dilemparkan ke puncak tertinggi Gunung sekaligus.
Pada tirai merah itu terpampang jelas sesosok pria buruk rupa bertubuh kekar dan berperangai kasar yang sedang berlutut setengah, memegang tangan kecil nan ramping dengan sikap hormat layaknya seorang ksatria yang hendak berperang.
Wajah pria jelek ini dipenuhi bopeng dan janggut tebal yang kasar. Meski terlihat ganas seperti setan, aura keperkasaan dan kharismanya yang tak terbantahkan membuat siapapun harus mendongak untuk memandangnya.
"Persembahkan hatiku... Ailijie... Mulai sekarang kaulah pendamping hidupku!" Pria buruk rupa ini menggenggam seikat rumput liar dan bunga kecil yang berantakan, gugup menggaruk kepalanya sambil berbicara terbata-bata dengan kepala tertunduk.
Segera terdengar ledakan tawa terbahak-bahak di sekitarnya, termasuk suara tawa dan terengah-engah Ailijie.
Pada tirai cahaya merah yang bergoyang, terlihat seorang elf berambut emas yang sangat tampan. Ia memegang busur panjang emas, dengan sepasang belati dan sarung panah di punggungnya. Tangannya memeluk kurcaci berjanggut merah yang menggenggam kapak perang, sambil menyeringai ke seorang kavaleri manusia bertubuh besar yang menyandarkan pedang Viking raksasanya.
Di belakang pria buruk rupa itu, berdiri Medusa berparah menggoda dengan mata penuh api cemburu. Seekor beruang hitam raksasa dan landak perang berduri ikut mengerumuninya dengan lucu, mengendus-endus sambil berputar-putar.
"Begitu kan, Legolas?" Si buruk rupa berdiri sambil menggaruk-garuk kepalanya, tersenyum konyol ke arah elf tampan itu.
"Aktingmu bagus..." Ucap sang elf rambut emas belum selesai, tirai cahaya merah tiba-tiba lenyap—pasokan energi magis terputus, Rekaman Di Wei pun berakhir.
Selama setidaknya sepuluh menit, aula kediaman Tuan Tanah sunyi senyap. Semua yang hadir terpaku membisu.
"Konon Istana Musim Panas Dewa Perang adalah kediaman duniawi Dewa Perang Campas," Ailijie melirik Tuan Tanah Feilengcui dengan manis, senyumnya memabukkan, "Shaman Divine Comedy adalah hamba Dewa Perang Campas! Benar kan? Menurut logika ini, sebagai janda sang Dewa Perang, bukankah aku berhak menguasai Istana Musim Panas sepenuhnya?"
“Apakah dia benar-benar... Bunga Aiqin?” Raja Sal menggagap sambil menatap Tuan Tanah Feilengcui.
Liu Zhenhan mengangguk dengan susah payah, menelan ludah dengan keras.
"Hamba-hambaku, mengapa belum menyembah Sang Dewi?" Sorot mata Ailijie berkilau seperti rantai kilat yang menembus langit.
Kepala suku Andulan langsung menutupi mukanya dengan tangan.
Bab 434: Krisis Besar
Yang Mulia Grak Sal nyaris kabur dengan panik.
Keberanian mantan prajurit terbaik Bimeng ini hancur sepenuhnya oleh rekaman Di Wei singkat ini - Janda Dewa Perang! Bahkan janda Dewa Perang! Kabar ini bukan hanya menggemparkan Kerajaan Bimeng, bahkan manusia, kurcaci dan raksasa yang tak ada hubungannya pun akan menjerit histeris.
Ini adalah insiden yang melampaui akal sehat, cukup untuk membuat orang bijak paling cerdas sekalipun langsung kebingungan!
"Yang Mulia, ini sebenarnya urusan keluarga Istana Musim Panas Dewa Perang, biar saya yang atasi! Besok akan saya kirim laporan khusus!" Untungnya Tuan Tanah Feilengcui segera memberi solusi, menepuk dadanya sambil tersenyum memberikan alasan bagi Sang Raja.
Maka Raja Sal yang biasanya tak gentar meski Gunung runtuh di depannya, kembali ke Shabak dengan wajah pucat membara dari Feilengcui.
"Mengantarkan kepergian Sang Raja!" Tuan Tanah Feilengcui perlahan mengulurkan satu jarinya, menunjuk ke arah luar pintu aula kediaman Tuan Tanah.
Tanpa perlu kata-kata sia-sia, seisi aula langsung bubar dalam sekejap. Bahkan Putri Nancy pun tak mampu menahan pandangan dingin dan menggentarkan dari Tuan Tanah Feilengcui, lalu pergi dengan patuh.
Yang tersisa sekarang hanyalah elite kepemimpinan Feilengcui, ditambah Ailijie serta segelintir peri bunga dan putri duyung air tawar.
Ekspresi "Bunga Aiqin" tetap tenang. Matanya yang indah tak berkedip sedikitpun, menatap tajam ke arah Tuan Tanah Feilengcui yang duduk di singgasana.
"Gelombang Sungai Sanggan mendorong gelombang sebelumnya!" Liu Zhenhan mengunci pandangannya pada Ailijie: "Bagus! Tak kusangka seumur hidup berburu angsa, malam ini malah dicukil matanya oleh angsa! Beraninya kau ulangi perkataanmu tadi, Bunga Aiqin!"
Liu Zhenhan tertawa, tawanya begitu santai tanpa kepura-puraan.
"Dari awal aku tak berharap bisa menipumu. Rahasia Leikesa kan justru kuberitahukan padamu!" Ekspresi Bunga Aiqin masih tetap tenang.
Sekelilingnya telah dipenuhi kilatan pedang yang menusuk dingin. Para prajurit Behemoth bertubuh raksasa telah menghunus senjata jarak dekat mereka, mengurungnya rapat-rapat. Di mata para prajurit hibrida binatang itu terpancar emosi kompleks, namun tekad mereka tak goyah.
“Sepuluh lebih prajurit penjaga peri bunga dan sepuluh lebih penyihir putri duyung air tawar berkerumun kaku di sekitar Ailijie dengan wajah tanpa ekspresi. Keberanian mereka patut diacungi jempol, namun kegelisahan dalam pandangan mata tetap mengungkapkan rasa takut yang menggelayuti mereka saat ini.”
“Kau tahu betul tipu muslihat kecil seperti ini takkan bisa mencaplok Feilengcui, lalu dari mana beraninya kau melakukan ini?” Liu Zhenhan menghantamkan tangan hingga sandaran kursinya remuk. Dalam beterbangan serpihan kayu, ia melonjak berdiri: “Dasar gadis kecil tak tahu diri! Meski aku menghormati pahlawan epos, tapi penghormatan itu ada batasnya! Jika kau ingin mati, katakan langsung!”
“Meski kau tahu latar belakangku, kebanyakan Bimon tidak tahu! Bagiku ini sudah cukup! Aku tak pernah berniat mencaplok hartamu.” Air mata jernih menggenang di mata Ailijie, hampir tumpah: “Lagipula, mungkinkah aku mencaploknya? Aku bukan Rexxar.”
“Kalau begitu jelaskan. Jika bukan untuk mencaplok, mengapa kau kibarkan panji-panji kudeta? Apa maksudmu?” Liu Zhenhan kembali duduk di kursi, menyilangkan kedua kaki di atas meja kayu cendana: “Beri aku alasan yang masuk akal!”
“Aku tidak ingin ras Peri Bunga yang mulia menjadi bawahan bangsawan Bimon!” Air mata Ailijie menatap tajam ke arah Lao Liu yang agresif: “Yang Mulia Raja Bunga, coba bayangkan jika ras Bimon hanya tersisa ratusan orang, dan Anda sebagai pemimpinnya. Masakan Anda tega mengorbankan harga diri dan kebanggaan, hidup bergantung pada orang lain dan menjadi bawahan?”
“Jadi kamu ingin menjadi Dewi Istana Musim Panas? Lalu rakyatmu akan terbebas dari kehinaan, menjadi manusia unggul? Begitu?” Liu Zhenhan menyeringai sinis.
“Memang itulah niat sederhanaku!” Ailijie terdiam sejenak, lalu memandang Liu Zhenhan dengan sungguh-sungguh: “Tapi aku tidak ingin Peri Bunga menjadi manusia unggul. Ras Elf mencintai kehidupan, kami tidak akan menginjak kepala orang lain. Kami hanya ingin mempertahankan harga diri utuh, tidak diinjak-injak semena-mena!”
“Hanya karena alasan ini aku harus jadi pelayanmu?” Liu Zhenhan menggenggam tinju, wajahnya berubah gelap: “Berdasar apa? Hanya karena Divimu itu?”
“Yang disebut pelayan hanyalah nama belaka! Hanya sekadar nama! Apakah aku benar-benar punya kemampuan untuk menjadikanmu pelayanku? Tentu tidak! Aku hanya berharap di seluruh Kerajaan Bimeng, karena keberadaanku sebagai Dewi Istana Musim Panas ini, para Bimon bisa memandang semua peri bunga dengan pandangan setara. Bukan sebagai bawahan asing!” Ailijie buru-buru menjelaskan.
“Aku percaya pada karakter Tuan Mourinho, di tanah apanase-nya pasti tidak akan ada diskriminasi ras!”
“Maaf! Aku tetap percaya pada diriku sendiri!”
“Konyol! Aku menghargai kepercayaan dirimu, tapi mengapa aku harus menjadi pelayan 'nominal'-mu? Aku ini Tuan Tanah Feilengcui yang termasyhur di seluruh Benua Aigean, kenapa kamu tidak jadi pelayanku?” Liu Zhenhan merasa sangat absurd: “Kamu lucu sekali! Apa ini sedang menulis dongeng?”
“Kepentingan!” Bunga Aiqin mengucapkan dua kata dengan lembut.
“Hm! Aku tahu! Apa maksudmu, jika kamu menjadi Dewi Istana Musim Panas secara nominal, maka kaummu dan putri duyung air tawar juga akan bergabung dengan kelompok penyihir Feilengcui?” Liu Zhenhan mencibir, tersenyum sinis tiga kali: “Sudah kubilang, Laozi tidak tertarik!”
“Richard!” Sesepuh Anglam langsung menegur Lao Liu: “Kamu harus mendengarkan dulu sampai Senior Ailijie selesai bicara!”
Liu Zhenhan mengusap hidungnya, bertukar pandangan dengan Kepala suku. Pesan naga tua itu jelas - tenang saja!
Sebenarnya, Lao Liu mana mungkin tidak tahu bahwa kombinasi pemimpin magis dan penyihir putri duyung air tawar adalah kekuatan magis yang sangat berharga!
Sial! Jika semua orang ini dipertahankan, jumlahnya setara dengan total penyihir yang bisa dikumpulkan oleh negara militer manusia! Apalagi dengan bergabungnya pemimpin magis seperti peri bunga, kekuatan tempur kelompok penyihir Feilengcui bisa meningkat 4-5 kali lipat!
Tapi Liu Zhenhan tetap seorang yang menjaga harga diri. Ditambah pengetahuannya sebelumnya bahwa Rexxar bukan perwujudan eksistensi keilahian Dewa Perang Campas, mustahil baginya menerima penghinaan ini demi memperluas kekuatan!
"Raja Bunga Yang Mulia. Saya berjanji semua peri bunga akan patuh pada perintah Anda. Saya tak akan memberi perintah diam-diam membangkang. Kekuatan ini sepenuhnya di bawah kendali Anda! Lagipula... kurang dari setengah tahun lagi invasi kedua Bangsa Iblis akan dimulai. Kesadaran ini masih kumiliki!" Ailijie memandang Kepala Suku Andulan dengan tatapan memelas.
"Maafkan kelancanganku, Putri Bunga. Kau terlalu naif!" Liu Zhenhan tersenyum sinis.
“Jika kau merasa menjadi pelayan simbolis Dewi Istana Musim Panas memalukan, aku bisa memberimu kompensasi. Setiap malam, aku akan menjadi pelayan pribadimu!” Perkataan Ailijie bagai petir di siang bolong, tak hanya membuat Lao Liu terpana, tapi juga menghantam para peri bunga di sekitarnya hingga terdiam kaku.
“Aku bisa memijat dan mengurut, dulu sering membantuku mengurut bahu Rexar!” Ailijie terbang ke belakang Lao Liu, sambil berbicara tangannya yang mungil langsung menekan bahu kekar itu, mulai mengurut urat-urat sang lelaki.
Harus diakui, rasanya benar-benar nyaman dan nikmat. Ditambah lagi kecantikan Ailijie yang memesona, serta aroma harum bunga segar yang selalu menyertainya. Memiliki pelayan seperti ini memang luar biasa.
“Oh Guru Bijak! Jangan mengorbankan diri sebesar ini untuk kami! Kami lebih memilih mati daripada membiarkanmu menghina diri sendiri!” Kepala suku peri bunga Cheh bersujud dengan air mata mengalir deras, menangis histeris. Para prajurit peri bunga juga bersujud sambil tersedu-sedu.
“Lalu maukah kau menemaniku tidur?” Lao Liu menoleh dan bertanya.
“Mimpi!” Ailijie terdiam lama, baru benar-benar yakin bahwa pendengarannya tidak salah. Tuan tanah Bimon ini ternyata berani mengucapkan kata-kata bodoh di depan banyak orang. Gigi-giginya menggeretak, tangan halusnya mencoba mencengkeram kuat, namun otot sekeras batu itu sama sekali tidak terpengaruh.
“Hehe... Jangan buru-buru marah. Biar aku jelaskan alur logikanya—Jika aku mengakui status Dewi Perangmu secara nominal dan mendukungmu, maka aku menjadi 'pelayan nominal'-mu. Sebagai kompensasi, setiap malam kau akan jadi pelayan pribadiku. Selain itu, seluruh kaummu dan putri duyung air tawar yang selalu rukun dengan peri bunga, akan bergabung dengan kelompok penyihir Feilengcui. Begitu kan logikanya?” Liu Zhenhan tertawa getir: “Sepertinya aku benar-benar tidak rugi! Cuma harga diri agak tercoreng. Tapi selama status Dewi Perangmu diakui publik, siapa berani menertawakan pelayan istri Dewa Perang?”
“Anda setuju?” Senyum manis merekah di wajah Ailijie: “Raja Bunga Yang Mulia, Anda benar-benar orang baik!”
“Aneh! Kapan aku menyetujui?” Wajah Liu Zhenhan berkerut menatap Bunga Aiqin: “Sekarang kuterangkan sekali lagi—aku tidak tertarik dengan kalian!”
“Aku bisa mencari cara untuk mengadakan kembali 'Ritual Bayangan Bulan Guanghan', memberitahu seluruh Elf di benua ini bahwa Ailijie telah bangun dari tidur panjang selama lebih dari sepuluh ribu tahun! Sebagai Dewi Istana Musim Panas Feilengcui, aku membutuhkan banyak ksatria Elf yang bersedia bergabung, mendampingiku melawan Bangsa Iblis, dan mengukir nama mereka dalam sejarah epos!” Bunga Aiqin tak kenal menyerah, berkata dengan penuh wibawa: "Yang Mulia Raja Bunga, selain diriku, siapakah di benua ini yang mampu menarik minat ksatria Elf tak dikenal untuk bergabung? Apakah begitu sulitnya bagimu untuk menyetujui status Dewi? Apakah hatimu benar-benar terbuat dari besi? Tidakkah kau bisa berbagi cahaya suci seperti Sampa yang murah hati kepada para peri bunga? Tidakkah kau sama sekali tak tertarik dengan kesempatan Feilengcui untuk mengumpulkan ribuan penyihir Elf, prajurit, dan Druid?"
Semua orang terkejut. Keuntungan potensial ini ibarat kue yang besar dan menggiurkan. Bagi Feilengcui yang menjadi sasaran utama serangan Bangsa Iblis, tentu sangat menarik!
"Hehe..." Liu Zhenhan akhirnya paham. Gadis kecil ini benar-benar pahlawan epos! Meski masih muda, kelicikannya tak kalah dari veteran!
Selain menarik ksatria elf untuk bergabung dan bersama-sama melawan bangsa iblis, tujuan sebenarnya mungkin adalah mempersatukan seluruh komunitas elf - ini jelas terlihat dari keinginannya menarik Druid untuk bergabung! Siapa di Benua Aigean yang tidak tahu Druid sudah lama memisahkan diri dari ras elf? Seperti dikatakan Penatua Cech, hanya legenda seperti Ailijie yang tercatat dalam sejarah yang bisa menyatukan hati komunitas elf yang sudah terpecah belah selama 8000 tahun!
Menemani pahlawan epos sesuku menciptakan kejayaan baru. Godaan ini sungguh tak tertahankan!
Ditambah syarat-syarat muluk seperti tercatat dalam sejarah yang penuh godaan, memang mampu menarik banyak ksatria berdarah panas! Liu Zhenhan tahu gadis kecil ini tidak berbual, sesuai situasinya dia benar-benar membutuhkan gelar gemilang Dewi Istana Musim Panas. Tanpa itu, meski sebagai pahlawan epos, komunitas lemahnya yang bahkan tak mencapai setengah resimen takkan memberi kepercayaan diri. Para pendatang pun mungkin hanya tertarik pada kecantikannya yang luar biasa.
Intinya, Ailijie hanya ingin menggunakan Feilengcui yang perkasa sebagai pendukung, memanfaatkan kekuatan militer megah ini sebagai modal untuk menarik anggota komunitas elf lainnya!
"Asalkan semua petinggi Feilengcui yang hadir malam ini tidak menyebarkan kabar keluar, siapa di Benua Aigean yang akan tahu bahwa dia sebenarnya bukan pemilik sah Istana Musim Panas?"
"Kedok kosong ini benar-benar berani, sungguh nekat! Ailijie yang sudah berpengalaman dalam ratusan pertempuran, mungkinkah dia tidak melihat prajurit-prajurit garang macam apa yang ada di Feilengcui? Liu Zhenhan dalam hati mengagumi gadis kecil ini, bisa merancang akal licik seperti ini dalam waktu singkat, pantas dijuluki pahlawan epos yang berani, visioner, dan cerdik! Pantas disebut Sahabat Dewa Perang!"
"Apakah kau ingin mendirikan kerajaan elf yang bersatu dan menjadi ratu elf?" Liu Zhenhan menatap sinis ke arah Bunga Aiqin ini.
"Aku benar-benar tak pernah berpikir seperti itu!" Ailijie menundukkan bulu matanya, tenggelam dalam renungan: "Aku hanya ingin melakukan segala yang mampu dilakukan seorang elf! Kau takkan mengerti, saat kudengar elf-elf kini tercerai-berai di pelosok liar Aiqin, terus menerus dihantui pedagang budak dan serangan monster, hatiku remuk redam! Jika Legolas berdiri di sini, kurasa dia akan bertindak sama sepertiku!"
"Tak masalah, Senior Ailijie. Feilengcui akan mendukungmu!" Kepala suku Andulan berkata dengan tegas.
“Ayah……” Liu Zhenhan terpaku memandangi naga tua. Ayah bisa dibilang orang bijak paling tenang, biasanya takkan mengambil alih perintah secara langsung di forum resmi seperti ini, apalagi untuk perintah sepenting ini!
Ada apa ini? Liu Zhenhan merasa bingung.
“Richard, hal ini sama sekali tidak merugikan! Yang dibutuhkan Senior Ailijie hanyalah identitas kecil, ini hal sederhana bagimu. Lagi pula kita justru diuntungkan, standarnya sudah sangat menguntungkan! Masih mau apa lagi? Seorang pahlawan epos sudah bersedia jadi pelayanmu, masih mau apa lagi...” Kepala suku Andulan menatap Lao Liu: “Sumur bulan, Pohon Kehidupan, semua ini menjadi legitimasi. Bahkan Murinio tak bisa cari alasan untuk membencimu. Solusi ini sempurna. Masih mau apa lagi?”
“Setidaknya beri aku waktu untuk pertimbangkan!”
“Ngapain dipikir lagi!” Kepala suku Andulan mengerutkan mulut keriputnya lama sekali, baru menghela nafas dalam: “Aku juga mulai paham. Tak tahu kenapa kau berpikir begitu, Richard. Tapi kutanya, atas dasar apa kau yakin Rexar pasti bukan Eksistensi keilahian? Mengapa?”
“Aku juga yakin 10.000 tahun kemudian, ras Bimon akan menganggapku sebagai inkarnasi Dewa Perang!” Liu Zhenhan mencibir sinis.
“Bukankah kamu juga begitu? Bagaimana kamu tahu kamu bukan?” Kepala suku Andulan memandang Lao Liu dengan tatapan penuh canda. Pertanyaan ini membuat Liu Zhenhan terdiam, benar-benar tak bisa menjawab.
“Richard, tadi aku sudah bilang, malam ini ada hal besar yang akan kusampaikan. Tapi bukan tentang pernikahan yang diizinkan Yang Mulia. Masih ingat?” Kepala suku Andulan melanjutkan.
“Hal 'besar' apa?”
“Abang iparmu datang.”
“Rundstedt?” Liu Zhenhan mengerutkan alis, matanya menyipit dengan sorot menggetarkan: “Haha! Akhirnya dia datang balas dendam? Jancuk! Sudah lama kutunggu!”
“Pangeran Ximili'an.” Sorot mata Kepala suku Andulan tajam: “Tak lama setelah kamu pergi, dia tiba di Feilengcui. Sekarang kusuruhnya beristirahat di ruang kerjamu.”
“Dia?” Liu Zhenhan sejenak bingung. Tak menyangka ipar putri duyung yang hampir terlupakan ini muncul, apalagi tujuan kedatangannya.
“Dia datang menawarkan penyerahan diri, atau lebih tepatnya menyampaikan surat perang!” Suara Kepala suku Andulan dingin: “Serahkan mayat Ai Wei'er dan tunduk, atau tunggu pasukan bangsa laut meratakan semuanya!”
“Sungai Sanggan air tawar, berapa hari pasukan laut bisa bertahan?” Liu Zhenhan menyeringai mengejek: “Lagipula bisakah mereka naik ke darat? Jangan ngaco...”
“Kau bisa bilang bangsa laut itu gila, bisa juga bilang mereka sok gagah Berbual B!” Kepala suku Andulan memotong pembicaraan Lao Liu, tersenyum getir: “Kedatangan Simirian kali ini justru untuk memberitahumu kabar mengerikan—bangsa laut telah menemukan cara aman untuk meninggalkan air! Mereka akan menyerbu Benua Aigean secara besar-besaran, paling lambat dalam setengah tahun! Feilengcui dan dirimu adalah salah satu target utama Yang Mulia Beckenbauer! Dengan kata lain, Dataran Liar Donau tempat Kerajaan Bimeng berada akan jadi batu loncatan pertama pasukan laut menyapu bersih Aigean!”
Liu Zhenhan ternganga membeku, pandangannya kosong.
Mo'er terbang mendekat diam-diam, lalu menyandar manis di pelukannya dengan patuh.
“Lihatlah, bangsa laut sama sekali tak peduli kebocoran informasi! Tahu pun kau bisa apa? Kerajaan Laut Xiya saja sudah memiliki wilayah berkali-kali lipat lebih luas dari Benua Aigean! Invasi bangsa laut mana cuma Xiya? Richard, bisakah kau hitung berapa pasukan yang bisa mereka kerahkan? Jumlahnya bahkan melebihi pasukan bangsa iblis!” Kepala suku Andulan terus menggeleng sambil tersenyum getir: “Tak kusangka... tetap saja... kekuatan kita harus ditingkatkan...”
“Rodman, pergilah! Panggil Simirian ke sini!” Liu Zhenhan melambai ke Fatty Luo. Justru di detik ini pikirannya tenang luar biasa. Saat situasi sudah terjepit maksimal, dia selalu begini.
“Pengawal! Siapkan kursi untuk Shenji!” Perintah Liu Zhenhan berikutnya datar tanpa ekspresi.
“Aku... aku... aku akan memijat bahumu lagi sebentar.” Ailijie tersenyum manis dengan gagap.
Bab 435 Teman Lama Masa Lalu
Tak berapa lama, pintu aula mewah berlapis tembaga didorong terbuka oleh penjaga Bimon. Fatty Luo memimpin Pangeran Ximili'an beserta belasan pengawal masuk dengan langkah tegap.
Postur Pangeran Putri Duyung itu tegak bagaikan tombak. Pandangannya dipenuhi kesombongan dan rasa superior khas penakluk.
Liu Zhenhan bersandar setengah di kursi kerajaan dengan cerutu tak menyala menggigit di mulut. Matanya menyipit mengamati ipar lelakinya. Di sisi kiri-kanannya berdiri dua gadis telanjang Dunhuang, sementara Ailijie sibuk memijat urat kuningnya.
Setelah berpisah lebih dari setahun, Pangeran Ximili'an tampak lebih matang. Kumis tebal nan anggun menghiasi wajahnya, menambahkan aura bijak penuh pengalaman pada pesona bangsawannya - meski kesan bijak itu jelas-jelas dibuat-buat untuk memikat perempuan.
Dulu Liu Zhenhan juga suka berpura-pura seperti itu. Tapi kini kobaran perang dan pembantaian bagai cap panas yang menyisakan hanya kewibawaan dan kegarangan. Waktu dan pengalaman bagai ombak yang menyaring pasir, mengikis semua kepalsuan dari dirinya.
Begitu melihat Liu Zhenhan yang duduk di singgasana, langkah Pangeran Ximili'an yang semula ringan saat masuk tiba-tiba menjadi kaku.
Tuan Tanah Feilengcui kini telah berubah drastis dari sebelumnya, baik wajah, aura, maupun lengannya yang utuh.
Kekuatan yang menguasai langit dan bumi telah mengubah si Pigge nekat ini secara diam-diam menjadi ahli kuat Jalan Tertinggi yang memandang rendah dunia.
"Kau... Richard?" Pangeran Ximili'an menyipitkan matanya, memandang tak percaya ke arah Tuan Tanah Feilengcui di singgasana.
Pasti dia! Bahkan tanpa menunggu jawaban sang Pigge, Pangeran Ximili'an sudah yakin!
Memang wajah buruk rupa Pigge ini telah berubah, lengan kirinya utuh. Meski di matanya berkelip cahaya bintang salib perak yang aneh, sorot mata itu takkan pernah dilupakan Pangeran Ximili'an sampai mati!
Itu bagai komet yang membelah langit malam, sanggup menerangi kegelapan!
Itu bagai aurora sepi yang pantang menyerah, hanya berpendar untuk keabadian sesaat!
Dulu sorot mata itu hanyalah pisau baja tajam. Kini pisau baja itu telah ditempa ulang lewat quenching, semakin menyilaukan!
"Aku." Liu Zhenhan tersenyum datar, menepuk tangan mungil yang sedang memijit bahunya lalu duduk tegak. Tangannya memberi isyarat agar Sang Pangeran mengambil tempat duduk.
“Pangeran Ximili'an duduk dan memandangi Liu Zhenhan dari atas ke bawah untuk waktu yang lama.”
“Liu Zhenhan juga memperhatikannya. Keduanya sama-sama diam tanpa mengucapkan sepatah kata.”
“Pakaian Pangeran Putri Duyung juga telah berubah. Sebelumnya dia selalu memakai zirah cangkang lobster merah menyala, hari ini dia mengenakan zirah besi berkualitas tinggi yang dihiasi mutiara malam dan batu permata, dengan sudut-sudut dihiasi karang berlapis emas.”
“‘Tuan Richard, lama tidak bertemu. Kau tampak lebih tampan sekarang.’ Pangeran Ximili'an merasa tidak nyaman dipandangi Lao Liu. Dia tertawa palsu mencairkan keheningan.”
“‘Ximili'an, matamu setajam bisa menemukan mutiara di gurun! Maaf, aku baru kembali dari urusan luar sehingga terlambat menjemputmu. Kau tidak marah, kan?’ Liu Zhenhan menggesek batu api untuk menyalakan cerutu besar di mulutnya, menghembuskan asap bercampur aroma bunga salju: ‘Boleh kutanya, apa tujuan kedatanganmu kali ini?’”
“‘Bukankah sudah kusampaikan pada Kepala Sukumu? Mengapa bertanya padahal sudah tahu?’ Pangeran Ximili'an tersenyum tipis, memandang sekeliling aula besar yang dipenuhi prajurit Bimon berpostur tegap dengan ekspresi dingin.”
“‘Putri Duyung Air Tawar?’ Pandangan Pangeran Ximili'an tertuju pada belasan putri duyung air tawar. Unsur air yang familiar ini langsung dikenali oleh pangeran bangsa laut.”
“Tepat sekali!” Liu Zhenhan terkekeh.
“Kemampuanmu tidak buruk! Hanya setahun lebih, perkembangan secepat ini?”
“Biasa saja! Abang ipar, berani datang ke Feilengcui, tidak takut kubunuh kau dalam kemarahan?”
“Jika kau bahkan tak punya toleransi sekecil ini, pantaskah kau untuk adikku?” Pangeran Ximili'an tertawa terbahak-bahak.
“Sulit dipercaya kau masih ingat Ai Wei'er. Karena ucapanmu ini, hatiku benar-benar melunak sejenak. Sebelumnya memang kurencanakan membunuhmu.” Liu Zhenhan jujur.
“Hanya mengandalkan bawahanmu ini? Tapi memang, raksasa sekuat ini sangat langka!” Ximili'an mengerlingkan mata. Raksasa Berkepala Benjol bertato mengerikan di sekeliling ini, bahkan pengawal Banilu-nya pun tak bisa menyaingi postur mereka.
“Terlalu dipuji. Prajurit seperti ini hanya bisa disebut milisi!” Liu Zhenhan sangat rendah hati.
“Berapa banyak raksasa sepertimu? Ada lima ratus orang?” Pangeran Ximili'an mengangguk sopan pada pelayan yang menyerahkan teh, lalu menatap dingin Liu Zhenhan: “Richard, semua Prajurit Banilu Kerajaan Xiya adalah pengikut wangsa kerajaan. Jika dijumlahkan, prajurit paus orca dewasa kami juga sekitar jumlah itu!”
“Apa urusanku dengan ini?”
“Kali ini Bangsa Laut Alis akan bersama Xiya mengirim pasukan ke Aiqin. Dua pasukan gabungan yang mengerahkan semua pasukan perbatasan, hanya Pasukan Perobek Badai saja sudah 30.000 orang! Dengan menyebut angka ini, kuharap kau tak lagi memaksakan kesombongan dan keangkuhan!” Pangeran Putri Duyung itu menyeringai halus, menampilkan senyum penuh keyakinan: “Segera berikan keputusan padaku! Kau tahu tujuan kedatanganku!”
“Sudahlah!” Liu Zhenhan membersihkan abu cerutunya: “Kalian bangsa laut hanya mengandalkan jumlah. Kualitas Ahli Sihir Pencabik Badai itu setinggi apa, kita sama-sama tahu!”
“Maaf, aku sudah menahan lama. Masih ingin bertanya, mengapa bangsa laut menyerang Benua Aigean?” Ailijie menyela penuh rasa ingin tahu. Keluguannya membuat banyak orang tersenyum.
“Dewi, bangsa laut sudah menyerang Benua Aigean 2000 tahun lalu. Tentang hal ini, nanti akan kucarikan literatur kuno untuk memberimu pemahaman sejarah Aigean.” Liu Zhenhan menggelengkan kepala sambil tersenyum getir.
“Apakah perang 2000 tahun lalu bisa begitu cepat dilupakan elf?” Pangeran Ximili'an nyaris terengah-engah oleh pesona Bunga Aiqin.
Sejak langkah pertama masuk pintu, perhatiannya langsung tertuju pada Li Cha. Baru sekarang dia menyadari ada seorang elf cantik berdiri di belakang Li Cha. Memanfaatkan kesempatan baik ini, Pangeran Ximili'an tentu ingin menunjukkan keberanian ksatria bangsa laut: "Nona Elf yang cantik, aku jamin. Invasi bangsa laut kali ini akan membuat seluruh ras Aigean terukir dalam jiwa kalian, takkan pernah terlupakan!"
"Kau berbicara persis seperti bangsa iblis." Ailijie tertawa nyaring: "Sombong tapi kuat, jorok namun penuh kekuatan!"
"Para penjajah selalu berkhayal dulu, baru tersadar setelah dipukuli." Liu Zhenhan membuat muka lucu pada saudara iparnya.
"Li Cha, jangan terlalu tak tahu diri! Jika bukan karena Ai Wei'er, jika bukan karena adikku yang telah tiada, aku takkan datang kemari membuang waktu! Ini jalan keselamatan untukmu, kau harus tahu kekuatan bangsa laut kami!" Muka Pangeran Ximili'an memerah marah, dia berdiri tegak: "Apa kau akan mengembalikan jenazah Ai Wei'er padaku? Mau menyerah pada bangsa laut atau tidak? Jangan bilang tidak, kalau kau tolak semuanya berakhir!"
"Pertanyaanmu terlalu kekanak-kanakan ini?" Liu Zhenhan terlihat sangat konyol, mengangkat tangan sambil melirik ke sekeliling, tersenyum lebar menatap Pangeran Ximili'an.
"Berarti kau menolak?" Pangeran Ximili'an mengencangkan raut wajahnya. Mengangguk berkali-kali: "Memang pantas disebut pahlawan! Berani!"
“Kukatakan kau kekanak-kanakan, jangan tersinggung. Bukan saudara sendiri pun takkan kuhiraukan! Kau menyuruhku menyerah pada kalian, lalu apa yang akan kudapat setelah menyerah? Jabatan tinggi apa? Uang berapa banyak? Apa aku harus bekerja mati-matian untuk Bangsa laut kalian? Ini semua tak kau sebut, bagaimana aku harus menjawab?” Liu Zhenhan tampak kebingungan.
“Sederhana…” Pangeran Putri Duyung menahan amarahnya: “…Kami perlu contoh pertama bagi ras-ras Aiqin. Lebih baik jangan melawan, sia-sia belaka! Pasukan kami jauh lebih banyak! Jika kau bisa menjadi perintis, Ayahanda bahkan bersedia mengakui pernikahanmu dengan Ai Wei'er. Tapi jenazah Ai Wei'er harus kau kembalikan padaku…”
“Wah wah! Luar biasa! Ternyata Bangsa laut sudah paham kebijakan bujuk rayu dan pembentukan teladan!” Liu Zhenhan berteriak terlalu heboh: “Zaman memang semakin maju!”
“Asal kau mau jadi yang pertama menyerah, setelah perang kau akan dapat status bangsawan khusus. Kami akan memberimu tanah apanase baru!” Pangeran Ximili'an mendongakkan kepala, menyebutkan syarat-syaratnya.
“Artinya, harus jadi anjing peliharaan sekaligus budak kelas atas kalian, begitukah?”
“Jika dianalisis secara realistis, memang begitu.”
“Bolehkah aku bertanya? Dari mana asal zirah yang kau pakai ini?” Liu Zhenhan mengalihkan topik pembicaraan: “Aku ingat air laut memiliki daya korosi yang sangat kuat terhadap logam, dan di dasar laut tidak bisa menyalakan api. Karena itu, sebagian besar zirah Bangsa laut terbuat dari cangkang keras yang dihaluskan. Kenapa kali ini berubah menjadi besi? Meski teknik pembuatannya biasa saja, tapi jelas ini masih zirah standar Bangsa laut, bukan hasil produksi pedagang manusia yang diberikan pada kalian.”
“Jangan coba-coba mengorek informasiku dengan tipu muslihat kecil!” Pangeran Ximili'an mencemooh dengan sinis: “Bimon belum cukup pintar untuk memperdaya pangeran Bangsa laut! Tak ada salahnya kujelaskan, sejak setengah tahun lalu kami sudah merebut Benua Pantai Emas, kini sedang memaksa penduduk asli sana membuka tambang dan membuat senjata baja! Peradaban penduduk asli sana jauh lebih rendah dibanding Benua Aigean, jadi mudah ditaklukkan! Persiapan kami untuk menyerang Benua Aigean sudah berlangsung setengah tahun, dalam setengah tahun lagi, mimpi buruk kalian akan dimulai!”
“Di Boluo! Metode bertahan di darat tanpa air sudah kalian temukan setengah tahun lalu? Bukankah itu berarti tak lama setelah aku meninggalkan dunia bawah laut, kalian sudah bisa naik ke darat?” Liu Zhenhan menghitung hari dengan jarinya, bergumam takjub.
“Untuk itu kami harus berterima kasih padamu! Kalau bukan karena kau menyerahkan Ferguson Xu kepada kami, mana mungkin Bangsa laut mendapat kesempatan ini!”
“Bukankah orang tua ini sudah mati? Aku ingat Ferguson Xu sebelum meninggal, belum berhasil mengembangkan 'Formasi Pelembab An'erle' untuk kalian, kan?” Liu Zhenhan merasa heran. Dulu di Pulau Dewa Laut, dia jelas-jelas menyuruh roh cincin Tomassi menikam mati Ferguson Xu. Bangsa laut yang tak paham Formasi Ajaib Yun Qin ahli strategi, mana mungkin bisa melanjutkan penelitian formasi pisah-air hingga sukses?
Jangan-jangan dulu roh cincin Tomassi menusuk jantung kiri Xu tua, tapi ternyata jantungnya ada di dada kanan? Liu Zhenhan tak bisa menahan diri membayangkan kemungkinan mustahil ini.
“Tentu saja dia sudah mati, ditusuk pedang sebesar itu di dada, siapa pun takkan selamat!” Pangeran Ximili'an tertawa bangga. “Tapi ada satu hal yang tidak kamu ketahui, yaitu kami putri duyung memiliki Bidang Perlindungan! Aku punya sepupu tak berguna, Bidang Perlindungannya bernama 'Hantu Laut', bisa mengubah mayat segar yang mati dalam satu jam menjadi Hantu Laut untuk melindunginya. Hehe... Hantu Laut ini bisa menyimpan sebagian besar memori dan naluri semasa hidup.”
“Ada Bidang Perlindungan yang bisa mengubah mayat menjadi mayat hidup?” Liu Zhenhan memandang Mo'er dengan rasa tak percaya.
Mo'er malah mengangguk. Hasil ini membuat Liu Zhenhan memutar-matanya berkali-kali. Ini terlalu mistis! Roh cincin di "Cincin Tuan Tanah Kematian" saja tak seperti ini!
Di dunia ini, tidak semua mayat hidup bisa mempertahankan sebagian besar insting dan ingatan semasa hidup! Liu Zhenhan benar-benar terlihat bodoh!
"Carlos! Keluarlah!" teriak Pangeran Ximili'an. Beberapa prajurit Bangsa laut bertubuh besar di belakangnya melangkah ke samping, menyisakan sosok ramping yang berdiri tegak. Orang ini mengenakan jubah besar yang longgar, bertubuh pendek, kontras tajam di samping Prajurit Banilu berukuran raksasa.
Tutup kepala jubah dibuka, terungkap sosok putra duyung tampan. Ia melambaikan tangan, membentangkan penghalang barrier hitam pekat di belakangnya. Ferguson Xu muncul perlahan dari barrier ini, diselimuti aura kematian.
Tatapan Xu tua sekarang tajam bagai elang, kulitnya keriput kering, tubuhnya menyebarkan bau bangkai busuk. Jubah hitam yang dikenakannya telah menghilangkan sisa-sisa sikap bermoralnya di masa lalu.
"Tidak menyangka akulah yang datang? Aku telah menunggu hari ini terlalu lama!" Ferguson Xu menatap tajam Liu Zhenhan, bola mata cekungnya penuh dendam.
"Luar biasa!" Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: "Mayat hidup ini masih bisa menyimpan dendam? Ingatan masa hidupnya yang tersimpan terlalu banyak ya?"
"Lupa siapa pun tak mungkin kulupakan kamu!" Xu tua menoleh ke Ning Yu yang duduk di samping, menyeringai: "Kecantikan Kerang, masih ingat aku?"
"Ningyu menghindari tatapan tajam yang tak tertahankan itu, menggigit bibir merahnya erat-erat, tidak berani mengangkat kepala."
"Bagi para Pengelana Yun Qin, kewibawaan Ahli Strategi adalah mutlak. Pemikiran ini sudah mendarah daging, hingga saat ini Ningyu masih sulit melepaskannya."
"Simirian! Rupanya hari ini kau datang untuk menghinaku! Dasar tai B! Aku malah membantu Bangsa Laut sebesar ini!" Liu Zhenhan merasa sangat menyesal, seharusnya dia membawa Ferguson Xu kembali ke Feilengcui baru membunuhnya!
Pangeran Ximili'an membalas umpatan Lao Liu dengan senyuman angkuh.
Bab 436 Kabar yang Tidak Sepenuhnya Baik
"Pigge muda, tahukah kenapa aku masih menyimpan begitu banyak ingatan masa hidup?" Ferguson Xu kembali menatap Liu Zhenhan.
"Karena kau hina."
"Hehe, kau masih selicik dulu!" Ferguson Xu tertawa terbahak-bahak: "Karena darah Timur murni dalam diriku! Mayat hidup manusia dari Benua Sutra Timur Jauh takkan kehilangan ingatan! Aku masih bisa mencipta, masih menyimpan kebencian yang membara!"
"Oh, begitu rupanya." Liu Zhenhan mengangguk paham dengan mulut menganga.
Sebuah lingkaran cahaya Pengorbanan langsung menyambar kepala Ferguson Xu.
"Api Pengorbanan" adalah jurus andalan Imam Bemon melawan mayat hidup. Api yang menyiksa jiwa ini akan membuat mereka menderita tak tertahankan. Jika menggunakan Lingkaran Tunggal, bahkan bisa menjerumuskan satu jiwa ke dalam siksaan bakar abadi!
Anehnya, meski Liu Zhenhan tidak mengeluarkan Lingkaran Tunggal, Ferguson Xu tampak sama sekali tidak terganggu di tengah kepungan Api Pengorbanan, tak terlihat sedikitpun tanda penderitaan pada dirinya.
"Aku ini mayat hidup dari Timur, jangan hadapiku dengan cara Aiqin!" Xu tua mengangkat bahu sambil tersenyum pada Liu Zhenhan: "Kau juga bisa mencoba sihir lagi, lihat apakah aku akan menyerah!"
Sekelompok prajurit Bimon seketika berubah wajah, hendak menghunus pedang untuk menebasnya, tapi dihentikan oleh teriakan tuan tanah.
Pangeran Ximili'an memandang Liu Zhenhan dengan senyum manis, tanpa sepatah kata pun, seolah sedang membaca buku kumpulan lelucon.
"Di Timur yang jauh, selain Ahli Strategi, tak ada yang bisa membunuh mayat hidup!" Ferguson Xu tersenyum puas: "Anak muda, kau tak punya Ahli Strategi di bawahmu, kan?"
Liu Zhenhan menepuk sandaran kursi, bangkit di tengah gemuruh keriuhan ruangan, lalu berjalan langsung ke pintu meninggalkan seisi ruangan yang dipenuhi tatapan penuh tanya.
Siapa bilang Feilengcui tidak punya Ahli Strategi?
Dari tiga ratus anak-anak lelaki dan perempuan, ayah salah satu di antaranya adalah seorang Ahli Strategi. Dialah satu-satunya yang memilih untuk tidak kembali ke Benua Sutera Timur. Tentu saja, dia juga Ahli Strategi dengan kemampuan paling rendah, selain menjadi guru, pekerjaan lain kurang cocok untuknya.
Meski kikuk, untung dia masih tahu cara menghadapi mayat hidup Timur. Liu Zhenhan naik ke gua lapis dua, setelah tanya jawab singkat, menggunakan teknik "Mempersempit Jarak" untuk teleportasi ke Lapangan Merah. Di hadapan banyak rakyat yang sedang menonton Rekaman Di Wei, dia mendekati tong sampah besi, menendang tutupnya, mengambil ranting pohon dan mengaduk-aduk isinya hingga menemukan tumpukan bantalan katun merah keunguan - barang yang digunakan perempuan Feilengcui setiap bulan.
Liu Zhenhan memilih bantalan katun yang paling tebal, dengan aliran deras dan kebocoran samping. Dengan ranting dia mengaitkannya, membungkus dengan batu bata dan menyandangnya di punggung sambil kembali ke aula kediaman Tuan Tanah, meninggalkan kerumunan warga yang tercengang di alun-alun.
Di dalam aula kediaman Tuan Tanah, Pangeran Ximili'an sedang berbisik-bisik dan tertawa geli bersama Ferguson Xu.
Sebelum sempat ada reaksi, bayangan tegap menerjang seperti macan tutul. Ferguson Xu terhempas ke lantai, pecahan batu bata beterbangan. Xu tua yang tadinya sombong kini mengerang seperti burung hantu malam, kepalanya mendidih seperti disiram asam sulfat, berguling-guling di tanah.
Mayat hidup Timur? Sekarang cuma sebongkah tai anjing.
Pangeran putri duyung pemilik Bidang Perlindungan "Hantu Laut" langsung pucat pasi melihat pemandangan ini, segera memanggil Xu tua kembali ke dalam barrier undead-nya untuk merawatnya.
"Hehe." Liu Zhenhan melemparkan batu bata, membersihkan kain kapas merah yang menempel di tangannya, lalu mengusapkannya di zirah seorang Prajurit Banilu di sampingnya. Ia mengendus tangannya dan buru-buru meminta pelayan menyiapkan baskom air.
"Kau..." Pangeran Ximili'an terdiam lama sebelum meledak marah, menuding Liu Zhenhan: "Ikan badut! Beginikah sikap Bimon terhadap utusan? Kebiadaban dan kebodohanmu setara dengan dewa sampah yang kau sembah!"
"Aku pura-pura tak dengar untuk pertama kali!" Liu Zhenhan tersenyum sinis: "Jangan kau ulangi kedua kalinya!"
Sejumlah prajurit Bimon berotot bangkit perlahan dari tempat duduk, ekspresi dingin dan tegas.
Prajurit Banilu segera menghunus senjata, mengerubungi Pangeran mereka.
"Tenang, dalam perang dua negara, utusan tak dibunuh! Aku bukan orang sempit!" Liu Zhenhan mencuci tangan di baskom, mengambil handuk putih dari pelayan dan mengelapnya keras-keras.
"Hmph!" Pangeran Ximili'an menggigit bibir: "Lihat saja apakah kau masih bisa sesantun ini saat pasukan laut berjuta-juta tiba!"
“Kamu pasti sangat membenciku?” Liu Zhenhan tersenyum melihat Pangeran Putri Duyung: “Tebakanku benar?”
“Mana mungkin!” Pangeran Putri Duyung menyeringai: “Aku terlalu mencintaimu, adik ipar yang baik!”
“Hehe, jarang-jarang kakak ipar punya ambisi besar, bagaimana mungkin aku tidak mau bekerja sama?” Liu Zhenhan menguap lebar: “Katakan, kapan kalian datang? Bangsat, pasukan satu dua puluh juta tentu perlu persiapanku!”
“Karena kau mencari kematian, jangan salahkan orang lain!” Pangeran Ximili'an menggeretakkan gigi menatap Pigge ini.
Liu Zhenhan mengangkat bahu dengan gerakan yang memelas, tertawa terbahak-bahak.
Pangeran Ximili'an setelah lama akhirnya menghela nafas: “Syukurlah kau menolakku! Jika benar kau menyerah, pasti aku akan sangat sedih memikirkan adikku Ai Wei'er yang telah tiada! Biarlah ksatria sepertimu menemani dia selamanya di neraka!”
Pangeran Putri Duyung tidak menyadari, Mo'er di sampingnya telah menangis membasahi wajah.
“Putri, bukankah ini saatnya berpamitan?” Sebut saja Ai Wei'er, Liu Zhenhan langsung dipenuhi amarah: “Kalau bukan karena Bangsa Laut, mana mungkin Ai Wei'er menjadi seperti sekarang!”
“Tahun depan saat musim semi tiba, mari kita bertarung di Gorong!” Mata Pangeran Ximili'an memandang Liu Zhenhan seperti mayat hidup: “Tolong umumkan ke seluruh Benua Aigean, aku harap kalian melawan dengan gigih agar pasukan bangsa laut kami tidak terlalu mudah menguasai. Jika tidak, pandangan kami akan beralih ke benua lain! Sungguh tidak memuaskan!”
“Pasti akan kusampaikan.” Liu Zhenhan mengulurkan tangan: “Tak perlu antar!”
“Menantikan hari pertemuan kita lagi. Saudara iparku yang baik.” Pangeran Ximili'an menganggum secara gentleman ke Liu Zhenhan, mengibaskan jubahnya lalu pergi bersama para pengawal.
Aula kediaman Tuan Tanah sunyi senyap, lama tak ada yang bersuara.
Tuan tanah duduk di kursi, meremas-remas jarinya hingga berbunyi kreek-kreek. Wajahnya pucat membara.
“Richard! Menurutmu apakah Naga dari Kerajaan Laut Sampa akan memberitahu bangsa laut tentang invasi Bangsa Iblis ke benua?” Kepala suku Andulan tiba-tiba teringat masalah serius: “Jika iya, saat kita dan Bangsa Iblis hampir habis bertarung, bangsa laut datang memungut keuntungan – itu bahaya!”
“Jika aku Naga Laut, aku yang akan jadi pemungut keuntungan itu!” Liu Zhenhan tiba-tiba tertawa: “Sekarang jadi lucu, bangsa laut dan Bangsa Iblis datang berbarengan. Meski waktunya mungkin berselang, tapi perang bisa molor berbulan-bulan. Bisa jadi mereka akhirnya bertemu di medan perang!”
“Bukan ini dua pencuri sama-sama memasukkan tangan ke satu kantong?” Kepala suku Andulan juga tertawa.
“Karena sama-sama mengincar Benua Aigean dengan kerakusan yang luar biasa, pasti Bangsa Iblis dan Bangsa Laut akan bertubrukan. Dengan jumlah pasukan dan sifat arogan Bangsa Laut, begitu perang pecah, mana mungkin mereka mundur ke laut? Bangsa Iblis juga sama!” Liu Zhenhan mengusap dagunya: “Kita tetap bertahan di wilayah Feilengcui, musuh datang seribu atau sejuta, bedanya tidak besar!”
“Pangeran putri duyung itu tidak berbohong, Benua Aigean benar-benar hancur.” Ailijie menghela nafas: “Kali ini bahkan jika Rexxar hidup kembali pun tidak bisa! Bangsa Iblis datang, ditambah Bangsa Laut, Dewi Bulan memberkati! Wilayah Bangsa Laut lebih luas dari Benua Aigean, pasukan mereka...”
“Jancuk! Omongan macam apa ini?” Liu Zhenhan memandang pahlawan epos yang meninggikan musuh dan merendahkan diri ini dengan perasaan setengah tertawa setengah kesal.
“Fakta!” Ailijie merasa tidak salah bicara, Elf selalu blak-blakan: “Coba pikir, kekuatan penyihir Bangsa Iblis minimal 6.000, Bangsa Laut? Tadi sang Pangeran bilang 30.000! 30.000! Cukup pasukan penyihir dari salah satu pihak saja untuk meluluhlantakkan kota tanah liatmu ini!”
“Berapa jumlah Magister Senior di antara mereka? Kota ini kebal terhadap sihir di bawah level menengah!” Perkataan Liu Zhenhan membuat mata Ailijie tiba-tiba bersinar.
"Jangan tanya dulu mengapa Feilengcui kebal terhadap sihir tingkat menengah ke bawah, aku yang tanya, bagaimana caranya perlengkapan Tuan Tanah Kematianku bisa pulih seperti semula?" Liu Zhenhan menatap tajam Dewi ini. Ia sudah menghitung, gadis kecil ini menyematkan bunga lily api di pelipisnya yang memiliki lima kelopak, benar-benar hebat! Penatua Cheh yang sudah berusia ribuan tahun saja baru mencapai tiga bunga berkumpul di puncak!
"Cukup isi ulang tenaga magisnya." Ailijie memandang Lao Liu dengan kesal, pandangannya menyiratkan makna jelas: Masih perlu ditanya?
"Mana bisa aku mengisi tenaga magis? Sihir arkan bangsa iblis selain mereka, siapa lagi yang bisa?" Liu Zhenhan tersenyum getir: "Paling lama tiga hari, jika perlengkapan Tuan Tanah Kematian ini tidak diperbaiki, tanpa nutrisi dari ruang Hitam Teratai, A-Xiannu pasti hancur!"
"Aku tak butuh belas kasihanmu!" A-Xiannu bersembunyi di sudut sambil berteriak keras kepala.
"Kau pikir lenyap begitu saja semudah itu?" Liu Zhenhan tersenyum sinis: "Besok akan kukembalikan kau ke Makam Kota Naga!"
"Aku tidak mau pergi!" Ekspresi A-Xiannu penuh tekad: "Lebih baik aku lenyap daripada berutang budi padamu!"
"Richard! Jangan urusi makhluk kecil ini! Ada hal besar harus kuberitahu." Kepala suku Andulan terus menggelengkan kepala, memutar tubuh Lao Liu menghadapnya.
"Ayah, masalah besar apa?" Lao Liu yang baru saja tenang kembali cemas: "Berita baik atau buruk?"
“Baguslah!” Kepala suku Andulan tersenyum getir: “Kemarin, kuda nil bawahan kami menemukan tambang alami saat memancing di Sungai Gibraltar bawah tanah... itu adalah tambang Adamantium!”
“Tidak mungkin?” Liu Zhenhan matanya langsung berbinar-binar, otaknya tiba-tiba dipenuhi bayangan kilau baju zirah Adamantium Mitrhondyne.
“Sayangnya, tambang Adamantium ini adalah produk solidifikasi letusan gunung berapi bawah tanah zaman dulu, berupa gumpalan Adamantium yang telah meleleh dan terbentuk. Jujur saja, sama sekali tidak bisa ditambang!”
“Mengapa?” Liu Zhenhan dan Ailijie hampir berseru bersamaan.
“Setelah meleleh oleh suhu tinggi letusan gunung berapi dan terbentuk, tumpukan Adamantium ini sudah menjadi logam murni berkadar tinggi! Ditambah erosi arus sungai selama ribuan tahun, gunung emas ini sudah benar-benar bebas dari kotoran! Sekarang ini bukan tambang yang bisa digali. Andai pun berada di tanah, selain pedang api berdensitas tinggi milik yang bisa mengikisnya perlahan, Raksasa Typhoon pun tak punya cara lain untuk memotongnya! Bahkan jika berhasil memotong sedikit, titik leburnya harus menggunakan getah labu minyak murni!” Kepala suku Andulan mengerutkan alis: “Tapi sekarang tambang Adamantium ini ada di dasar Sungai Gibraltar. Bisakah pedang api digunakan di bawah air?”
“Jancuk!” Liu Zhenhan hampir pingsan. Kabar baik ini lebih baik tidak usah diumumkan!
“Pedang Apiku jika ditingkatkan lagi, bukan tidak mungkin bisa memotong Adamantium di bawah air! Tifon Napoleon adalah Raksasa Api yang tidak takut air, pedang api ini adalah pemangsa alami semua logam!” ，。
“Meningkatkan kemampuan?” Liu Zhenhan tersentak oleh perkataan "Jawaban", teringat empat Mutiara Naga yang baru didapatnya – Mutiara Naga Hitam aliran api. Ia menoleh ke Kepala suku Andulan: “Ayah, kau juga bangsa naga, tahukah fungsi Mutiara Naga Hitam neraka?”
“Kenapa tanya ini? Apa kau mau berburu Naga Hitam Lusern? Nak, jangan cari masalah lagi!” Saat ke kamp peri bunga, Kepala suku Andulan hanya melihat kerang raksasa di tanah, tidak melihat naga hitam yang disembunyikan Tuan Liu di cincinnya. Ia benar-benar tak ingin ada masalah lagi.
“Aku tidak cari masalah. Katakan dulu, apa fungsi Mutiara Naga Hitam?” Lao Liu mengeluarkan empat mutiara berlumuran darah dari sakunya.
Seketika mata berserakan di sekeliling.
Ini terlalu mengada-ada! Baru sehari pergi, tuan tanah kembali membawa empat Mutiara Naga Hitam!
“Sempurna!” Kepala suku Andulan yang bijaksana dan hati-hati ini cepat kembali normal: “Richard, aku harus memuji keberuntunganmu yang luar biasa! Kekuatan esensi Mutiara Naga Hitam ini mirip dengan 'Jade Blood Dan Qing', juga digunakan untuk meningkatkan kemurnian elemen! Cocok untuk semua jenis sihir, bukan hanya ilmu sihir api saja!”
“Berikan aku satu buah...” Mata Ailijie langsung terbelalak.
“Jawaban, kemari!” Liu Zhenhan melambaikan jarinya ke raksasa kecil Napoleon.
Raksasa kecil Napoleon memegang empat buah mutiara naga, lama tak sadarkan diri.
“Nini, Lili, kalian berdua segera kembali ke Kota London barat daya, lihat kondisi ayah kalian! Dia terluka hari ini!” Liu Zhenhan menatap tajam kedua si cantik angsa: “Bawa Mari dan Xiao Mai, serta Kepala suku Desaili! Berangkat malam ini juga, cepat pulang dan lihat!”
“Ayah terluka?” Empat anak yang berbakti ini langsung melompat berdiri.
“Bawa semua obat terbaik yang ada! Luka yang dia terima berasal dari sihir api!” Liu Zhenhan mengangguk ke Kepala suku Desaili: “Suruh Lampard mengantarmu!”
“Menurutku, 'Rumput Suci Zhu Guo' memiliki efek penyembuhan terbaik untuk luka sihir api!” Kepala suku Desaili tanpa sungkan langsung mengambil hasil panen bos dari Makam Naga bawah tanah.
“Bawa saja!” Ucapan Liu Zhenhan membuat sekitaran hening seketika. Rumput Suci yang termasuk harta langka, bagian termahal adalah buah merah di atasnya. Kapan bos bisa semurah ini?
“Kalau harus mati, tentu aku duluan!” Liu Zhenhan menggeretakkan giginya: “Bangsat! Karena kalimat ini, aku rela potong lengan untuk obati lukanya! Ngapain masih bengong? Cepat pergi!”
Bab 437: Pasukan Ajaib
Setelah menyelesaikan urusan paling rumit, Liu Zhenhan segera mengalihkan "mulut senjata"-nya ke perselisihan internal rakyat.
Malam ini, bergabungnya Elf Xifu dan putri duyung air tawar ke Feilengcui jelas berbeda dari ras bawahan sebelumnya! Ras-ras bawahan lain mungkin dalam posisi lemah, membutuhkan bantuan tuan tanah, pernah menerima kebaikan besar; atau terjepit tanpa pilihan selain Feilengcui; atau yang setia sejak awal mengikuti tuan tanah, berjasa besar membesarkan nama Feilengcui. Tapi bergabungnya peri bunga dan putri duyung air tawar terjadi dalam situasi angker yang sama sekali tak terduga oleh tuan tanah – ini absurd seperti diva opera yang tidur dengan pengemis.
Dengan munculnya Shenji secara tiba-tiba, Liu Zhenhan harus segera menuntaskan faktor ketidakstabilan ini, atau benar-benar tak bisa tidur nyenyak!
Total populasi ras Elf hanya 244 orang, sedangkan putri duyung air tawar lebih sedikit lagi hanya 127 orang. Namun kedua ras mini ini memang memiliki alasan untuk bersikap sombong dan bangga.
Anak panah tradisional Elf Xifu adalah "Panah Umpan Magis Telepati". Bahkan yang paling sederhana minimal memiliki kemampuan pengisian energi magis dan penghilangan sihir. Sedangkan komandan magis tingkat bunga, manfaatnya jauh lebih banyak!
Setiap anggota putri duyung air tawar adalah penyihir air. Dalam kehidupan penuh penderitaan, mereka juga menguasai sihir es. Ditambah kekuatan Bidang Perlindungan, kualitas bawaan mereka sudah setara dengan Kurcaci Emas!
Karena Ailijie telah menyatakan akan membuat para Elf dan putri duyung ini patuh tanpa syarat, Liu Zhenhan pun tak sungkan. Segera mengorganisir kedua ras langka ini - kecuali anak-anak - semuanya dimasukkan ke kelompok penyihir resmi Feilengcui. Berdasarkan formasi tempur Kapten Beckham, dibagi sesuai kemampuan ke pos-pos masing-masing.
Keikutsertaan komandan magis Elf Xifu secara terstruktur dalam legiun penyihir, selain pada pendirian Kekaisaran Elf 8000 tahun silam yang ibarat bunga sepatu yang hanya mekar semalam, ini pertama kalinya muncul kembali di Benua Aiqin.
“Ingin menjadi terkenal, kita harus punya julukan yang unik.” Beckham mengajukan keberatan kepada bos: “Harus ganti nama yang lebih keren. Kalau tidak, sayang sekali banyak ahli sihir berbakat ini! Saya minta pemanah magis dialokasikan untuk bergabung sebagai penembak jitu khusus saya!”
Tuan Feilengcui langsung menyetujui. Kelompok penyihir Istana Musim Panas mulai memperluas rekrutmen. Menambahkan formasi pemanah magis dan mengganti nama menjadi "Regu Penjaga Istana Musim Panas". Secara eksternal tidak lagi dipromosikan sebagai penyihir, melainkan Penjaga Magis! Seragamnya mengadopsi jubah kulit berkerah tegak ala Gestapo, sepatu bot harus mengilap, pinggir topi dipasang lencana perak Lide sebagai identitas. Setiap orang membawa Hujan Deras Bunga Pir untuk perlindungan diri.
Sifat perfeksionis kecantikan para elf mencapai tingkat obsesif. Keputusan tuan tanah langsung memicu protes keras dari peri bunga!
Bukan mereka tidak suka gaya Penjaga Magis, tapi harus memakai seragam sama setiap hari dan setiap tahun membuat peri bunga tidak tahan.
“Tuan Tanah Richard sedang menghapus individualitas kami para elf!”
“Kami hanya patuh pada perintah Dewata!”
Penatua Cech mengangkat tangan berteriak, seketika pengikutnya membludak bagai awan.
Liu Zhenhan sudah menduga ini akan terjadi. Peri bunga dan putri duyung air tawar memang sepenanggungan, bergabung pun awalnya bukan sukarela, mustahil tidak ada protes! Tapi dia tak menyangka protes datang secepat ini. Tindakan ini terlalu tidak bijaksana. Jika benar berniat jahat, seharusnya menunggu sampai kekuatan cukup baru memberontak!
"Ini bukan kebodohan, tapi mereka benar-benar terlalu sombong sampai kelewat batas." Lao Liu berpikir dalam hati.
Selanjutnya, dua suku bawahan yang bergabung ini semakin keterlaluan. Mereka mengajukan resolusi untuk mengganti komandan Pasukan Sihir.
"Seharusnya diganti dengan seorang dirigen magis atau Penyihir Besar putri duyung air tawar sebagai komandan!"
Liu Zhenhan tahu para bego ini akan celaka, pasti.
"Semua ikut aku keluar!" Beckham dengan muka dingin melambaikan jari ke semua peri bunga dan putri duyung air tawar: "Siapa yang tidak suka aku jadi komandan, ikut ke Lapangan Merah! Asal bisa mengalahkan aku, posisi komandan ini akan kuserahkan!"
Mereka pun berbondong-bondong pergi.
Guo Guo menggendong Ershao dan Sanshao merebut posisi bagus, berdiri di punggung Katyusha yang membuat anak babi itu menggeram kesal.
Di sebelah timur, balik Pegunungan Salju Himalaya Taymur terlihat semburat cahaya merah menyala-nyala. Meski gunung tinggi yang menjulang ke awan menutupi pandangan, awan api kemerahan di langit malam masih terlihat samar.
"Sudah lama begini, seperti letusan gunung berapi." Kepala suku Andulan menengadah ke langit.
"Jauh sekali, entah gunung berapi mana di Pompeii." Liu Zhenhan dalam hati berharap seluruh Kekaisaran Pompeii bisa meletus. "Kalau Pompeii hancur, Raja Alkemi Emmanuel pasti akan datang mengemis makan ke Feilengcui."
Gunung berapi aktif di Benua Aigean hampir seluruhnya terkonsentrasi di Pegunungan Huo Gu wilayah Pompeii, total sekitar belasan gunung baik besar maupun kecil yang meletus setiap seratus tahun. Kekaisaran Pompeii selalu mengincar Dataran Carimodo juga karena faktor ini; Konon bangsa iblis seperti Kekaisaran Pompeii menyerang Benua Aigean terutama karena terlalu banyak gunung berapi di dunia iblis, lempeng tektoniknya sangat tidak stabil, serta adanya dua Dibo Luo di siang hari - satu matahari merah dan satu biru yang suhunya panas membara; Malam hari memiliki dua Sampa - satu putih dan satu hitam dengan suhu dingin membeku.
Dari sini terlihat, barang baik belum tentu semakin banyak semakin bagus.
Setelah mengobrol sebentar sambil memangkul bahu Xiao Bei, Lao Liu diam-diam menyelipkan sebuah cincin padanya lalu kembali tersenyum sumringah.
"Tadi itu cincin pengisi sihir kan? Nilai kekuatan magisnya luar biasa besar!" Gelombang sihir Tuo Du tentu tak bisa disembunyikan dari Konduktor Magis Ailijie.
"Bagaimana denganmu? Maukah kau memberikan sesuatu pada sesukumu untuk perlindungan?" Liu Zhenhan menatap cincin-cincin di jari mungil Bunga Aiqin sambil bertanya: "Kulihat ada tiga cincin di tanganmu - satu Penjaga Suhu Nol Mutlak, satu Divi, apa fungsi cincin perak bermotif ular kembar ini? Kurasakan elemen sihirnya cukup baik."
“Aku tak semewah kamu! Ini karya Dogan si Berjanggut, Cincin Kilat Ular, dulu sangat langka. Tapi sekarang tak bisa dibandingkan dengan sabukmu yang bertabur 'Intan Guntur'." Bunga Aiqin mencibir.
Saat seorang gadis kecil memakai rok baru, penuh semangat ingin pamer ke teman-temannya, tapi malah melihat gadis lain memakai gaun putri mewah berlalu dengan angkuh, ekspresi yang sama persis dengan Ailijie saat ini bisa kita lihat.
Saat itu, pertempuran telah dimulai di tengah Lapangan Merah yang dipenuhi orang.
"Biarawan!" teriak Xiao Bei.
"Biarawan!" Xiao Bei berteriak lagi.
"Biarawan!" Xiao Bei terus memanggil.
"Biarawan!" Xiao Bei masih berteriak.
Setelah empat penyihir putri duyung tumbang berturut-turut, peri bunga dan putri duyung air tawar saling pandang, tercengang.
Bukan tidak memperkirakan kekalahan, tapi tak menyangka akan kalah begitu telak.
Ada kepala suku perempuan dari klan putri duyung air tawar yang sudah jadi Magister Sihir, tetap saja tumbang dalam satu serangan dari Kapten muda itu. Katanya sih punya "Bidang Perlindungan Perisai Air Terjun". Sungguh melukai harga diri.
Kapten muda ini memang aneh, menggunakan kaki untuk menembakkan "Pisau Api" alih-alih tangan atau tongkat sihir. Lagipula jurusnya itu-itu saja, gaya bertarung nyeleneh yang bahkan peri bunga sang komandan magis tak pernah dengar sebelumnya!
“Di dunia ini ada orang yang mengeluarkan sihir menggunakan kaki? Lengkungan temboknya begitu angker? Bahkan penyihir api dingin? Kecepatan mantra begitu kilat?” Ailijie menggosok matanya, menjulurkan lidah dengan nakal: “Luar biasa! Jika kuberikan dia ‘Amplifikasi Supersonik’, bukankah dia akan semakin hebat?”
Kepala suku Andulan dan Liu Zhenhan saling pandang membeku, lalu tertawa bersama.
Kepala suku peri bunga dan putri duyung air tawar masih tak mau mengalah. Alasan mereka cukup masuk akal: dua tongkat sihir kapten muda ini bermata enam buah Kristal Naga, diperkuat Mutiara Sembilan Lengkung, memegang empat Mutiara Naga Hitam, bahkan cincin Tuo Du darah penyihir hadiah tuan tanah! Sedangkan mereka tak punya apa-apa!
Bertarung jarak dekat dengan penyihir api gila ini yang bisa mengeluarkan “Pisau Api” secara instan dengan kaki, lebih mirip melawan Monster Tingkat Super aliran api. Siapa sanggup menahan?
Xiao Bei memang terlahir dengan bakat aliran api. “Pisau Api”-nya memiliki kemurnian tenaga magis yang luar biasa. Setelah diperkuat berbagai perlengkapan, telah mencapai tingkat api dingin – jenis api legendaris yang belum pernah dicapai dunia sihir! Hanya monster-monster misterius kuat tertentu yang memilikinya!
Api dingin hitam pekat tak memiliki panas, malah bersuhu di bawah nol. Daya tembus dan potongannya mengerikan, paling ahli menembus pertahanan!
Putri duyung air tawar adalah penyihir air alamiah, melalui kultivasi hingga tingkat tertentu juga bisa mengeluarkan mantra secara instan, tapi mana ada mantra spontan putri duyung yang memiliki kekuatan serangan sehebat Xiao Bei - langsung menembus "Bidang Perlindungan Perisai Air Terjun"! Perisai perlindungan ini seharusnya bisa menahan sihir tingkat pemandu!
Penatua Cech menggertakkan giginya, cincin darah iblis Tuo Du jelas-jelas hadiah dari Putri Murinio untuknya, tapi tiba-tiba berubah menjadi milik komandan ini, peralatan berharga seperti ini hilang begitu saja dari tangannya, sungguh keterlaluan!
Menghadapi orang bodoh yang urat lehernya menonjol-nonjol ini yang meminta Dewata menegakkan keadilan, Liu Zhenhan bahkan tidak sudi menghiraukannya.
Ailijie akhirnya mengerti bahwa menjadi Dewata bukanlah hal mudah, tidak punya kekuasaan nyata, harus menjadi penengah, penderitaan terbesar di dunia tak ada yang melebihi ini.
"Apakah setelah 10.000 tahun, elf kelas tinggi kita bahkan kehilangan rasa malu dan sopan santun dasar?" Ailijie tampak tak percaya: "Hanya menyisakan kesombongan kosong seperti eceng gondok ini? Begitu kalah langsung cari berbagai alasan? Kalah ya kalah, menang ya menang, apakah peri bunga kita juga tidak mengerti prinsip ini?"
“Tidak tahu.” Liu Zhenhan tidak terlalu paham bagaimana rupa elf di zaman kuno. Ia hanya tahu elf masa kini cenderung menilai dari penampilan, berhati baik namun punya banyak kelemahan. Seperti pepatah: "Makin tinggi makin iri, makin suci makin dijauhi." Dalam kadar tertentu, tipe orang seperti ini bahkan lebih menyebalkan dan sulit dihadapi dibanding gerombolan perampok pembakar rumah.
“Catatan pertempuran penyihir Feilengcui hingga kini belum kehilangan satu prajurit pun. Kalian tahu kenapa?” Beckham menyapu pandangannya ke semua peri bunga dan putri duyung air tawar seperti serigala mengawasi kawanan domba, kuda besi di sepatu kulitnya berdering di tiupan angin.
“Adalah perlengkapan! Tumpukan koin emas setinggi gunung! Membakar uang!”
“Negara mana di Benua ini yang seperti Feilengcui, membagi Kristal Naga dengan timbangan besar? Raja mana yang seperti tuan tanah kita, membagikan sumsum darah dan Mata Air Elemen selimpah air putih?”
"Kalian semua bego bukan main, sok jago lagi! Menang sedikit langsung girang setengah mati, kalah cari-cari alasan! Emosi meluap-luap! Berani-beraninya kalian bandingkan diri dengan Tuan Tanah? Beliau punya kekuatan magis Santo meski tak bisa satu pun mantra, tetap tak tertandingi di seluruh Aiqin! Kalian pantaskah menyamai beliau?" Raungan Kapten Xiao Bei mengguncang Padang Liar Kuno: "Jangan bilang tidak diperingatkan! Tak peduli kalian anak buah Dewata atau dari mana pun! Di pasukan Tai Bao-ku, akulah bosnya! Aku bertanggung jawab pada bosku, kalian juga harus membuatku bangga! Jika kalian mempermalukanku, jangan salahkan aku mempermalukan kalian! Dengarkan baik-baik, para bego! Mulai sekarang, sebagai anggota pasukan magis Tai Bao, siapa yang masih berlagak sok tahu padahal setengah garing, aku jamin akan kucekal dari pasukan! Bahkan akan kutatapi wajahnya dengan empat karakter: kiri BEGO, kanan REMAJA!"
"Bubar!" Beckham mengatupkan tepi topinya dengan dingin, berbalik dan menghampiri sang bos, meninggalkan sekumpulan Peri Bunga dan Putri Duyung Air Tawar tercengang di tempat.
Rombongan Kurcaci Emas bersandar sambil menunjuk-nunjuk penuh hina: "Dasar bego! Berani-beraninya melawan Kaki Emas Sang Kapten? Mau mati kah? Pantaslah!"
Liu Zhenhan nyaris terpingkal-pingkal. Trik Xiao Bei ini diajarkannya sendiri, terinspirasi dari kisah Pendekar Liangshan.
“Bagaimanapun banyaknya Elf yang datang bergabung dengan Ailijie di masa depan, semuanya akan dimasukkan ke dalam Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui. Inilah akibatnya jika bermalas-malasan—wajah ditato lalu diusir! Lihat siapa berani membangkang!”
Segala debu telah mereda. Feilengcui tetaplah Feilengcui.
Ailijje tak sabar meminta Lao Liu segera mencari buku-buku agar bisa belajar semalaman, mengejar ketertinggalan pengetahuan sejarah—terutama adat istiadat saat ini. Dunia ini membuat gadis kecil itu kebingungan, kini hasrat belajarnya membara.
Liu Zhenhan membawanya ke perpustakaan pribadi tuan tanah. Setelah mengobrak-abrik rak buku, dia mengeluarkan "Kitab Hukum Pendeta" setebal batu bata—hadiah dari Cui Beixi saat pertama kali bertemu di Kuil. Buku berdebu itu dia usap dengan lengan baju, lalu ditiup hingga matanya perih.
Bab 438: Elf Bukan Makhluk Biasa
“Di dalam Kitab Hukum Pendeta tercatat hampir semua peristiwa penting di Benua Aigean. Kemuliaan milik manusia, keagungan milik Bimon. Sejarah Aigean pada dasarnya adalah pasang-surut Bimon, cocok untuk bahan belajarmu.” Liu Zhenhan mengucek mata, menyerahkan kitab itu ke gadis Elf cantik sambil menekankan: “Buku ini memiliki makna kenangan, jangan sampai hilang atau kau coret-coret!”
“Ruang studi kamu lumayan bagus...” Ailijie menerima buku sambil memandang sekeliling. Ruangan ini luas dan megah, langit-langit dipenuhi bunga Wisteria seribu daun yang bermekaran. Di dinding utara tertanam tengkorak naga raksasa, di bawah perapian tergeletak Tongkat Taring Serigala dan kait kepala harimau. Rak-rak buku setinggi tiga empat meter itu bersama koleksi bukunya seluruhnya dibungkus lembaran emas berkilauan.
Perabotan dalam ruangan ini pun menunjukkan kemewahan yang tak tertandingi. Karpet tangan mewah di lantai begitu tebal sampai mata kaki tenggelam saat diinjak. Meja kursi dan sofa dari kayu cendana berharga, dilapisi kulit binatang langka. Di empat sudut ruangan berdiri patung marmer hasil pahatan maestro yang hidup seperti nyata. Bahkan lampu dan cangkir tehnya bertabur batu permata, membuat pantulan cahaya di seluruh ruangan memancarkan aura kemewahan yang membebani.
"Ah, mana boleh." Liu Zhenhan pura-pura merendah. Seluruh perpustakaan istana Kalimantan sudah ditiru habis-habisan, mana mungkin hasilnya jelek.
"Jangan-jangan... jangan sungkan! Cukup-cukup... cukup noraknya!" Ailijie tertawa.
"Ngomong-ngomong, aku punya banyak novel ksatria tentang kamu. Mau baca? Ada edisi koleksi langka yang bikin darah mendidih." Liu Zhenhan menyeringai sambil mengedipkan mata nakal ke arah Ailijie.
“Oh? Ada novel yang menulis tentangku?” Ailijie merasa lucu dan segar, siapapun yang tahu dirinya ditulis sebagai tokoh utama dalam buku pasti merasakan hal serupa.
“Banyak! Pemeran pria utamanya sudah berganti-ganti, semuanya pria tampan secantik bunga dan giok.” Liu Zhenhan mengangkat bahu: “Sekarang lagi trend! Ini namanya sejarah fiksi!”
“Tak pernah dengar, mana biar kulihat!” Bunga Aiqin mengulurkan tangan penuh antusias, jelas minatnya pada buku sampah tak berguna ini jauh melebihi sejarah resmi.
Liu Zhenhan lalu memberikan buku berpinggiran aus kepada Ailijie. Peri bunga cantik itu melihat sampul bergambar peri bunga berpakaian mencolok dengan payudara sangat besar, tatapan mata berkabut menatap jauh, lidah menjilat bibir merah menyala. Latarnya seperti gua naga dengan tumpukan koin emas berkilauan.
Judul bukunya juga sangat kreatif - 《Elf Bukan Makhluk Kolam》.
“Cantik sekali! Cuma gambarnya agak vulgar.” Peri cantik itu mengedipkan mata indahnya, melihat nama penulis di punggung buku. Nama pena penulisnya Monyet, artinya kera. Nama pena zaman sekarang semakin aneh.
Omong kosong! Masak tidak cantik? 10.000 tahun lalu kertas belum ditemukan. Lao Liu menyaksikan bayangan Ailijie yang menjauh sambil terkekeh nakal.
Ailijie yang sedang membalik-balik buku sambil mengikuti langkah pelayan tiba-tiba teringat pertanyaan penting, menoleh dan berseru: "Richard, kapan aku bisa melaksanakan Ritual Bayangan Bulan Guanghan? Malam ini boleh? Batu Bulan sudah hampir habis, bisa kau atasi?"
"Malam ini tidak mungkin, tanggal 15 bulan depan!" Liu Zhenhan memukul-mukul otaknya sambil berputar beberapa kali, setelah berpikir sejenak akhirnya memutuskan.
Dengan melaksanakan "Ritual Bayangan Bulan Guanghan" untuk mengumumkan ke seluruh penjuru dan mengajak ksatria Elf datang bergabung. Masalahnya sebenarnya tidak ada, toh Batu Bulan sudah tersedia - tinggal meminta ahli alkemi mengambil satu buah dari meriam cahaya.
Yang merepotkan adalah, bagaimanapun ini upacara penobatan Dewi Dewata, perlu waktu cukup untuk mempersiapkan setelan perlengkapan lengkap termasuk busana Santo Perempuan dan perlengkapan protokoler.
Ini adalah Dewi Dewata pertama yang hidup dalam sejarah Aiqin, pahlawan epos pertama yang keluar langsung dari halaman biografi.
Jika menggunakan pakaian duniawi untuknya, seberapa mewah pun tetap terlihat kurang khidmat, atau kurang modern dan membuat orang tidak berseri-seri.
"Pemikiran Lao Liu sangat sederhana. Desain sosok Dewi yang ia buat untuk Ailijie sepenuhnya merujuk pada Ratu Dowager Cixi dalam film 'Pencuri Timur Mausoleum'. Bagian atas menggunakan cheongsam sutra dengan belahan lebar yang memperlihatkan paha putih bersinar. Sepatu pot bunga di kaki membuat pantat kecil bergoyang liar saat berjalan, seperti pohon willow tertiup angin. Delapan sarung kuku gading dipasang di jari-jari rampingnya, menyerupai cakar hantu. Mengenai pembalutan kaki ala 'Cun Jin', Liu Zhenhan akhirnya mengurungkan niat karena kaki gadis ini memang sudah kecil secara alami.
Masalah terbesar adalah rambut ikal biru permata Ailijie yang sulit diatur menjadi sanggul lurus dengan hiasan kepala Manchu.
Liu Zhenhan menemukan solusi tradisional - menggunakan putih telur untuk meluruskan rambut ikalnya. Rambut yang diolesi putih telur akan menjadi kaku sempurna, bahkan lalat yang hinggap bisa patah kakinya.
Saat menonton bioskop lapangan di desa, Liu pernah melihat beberapa preman kecil melakukan ini untuk menarik perhatian gadis desa.
Meski putih telur efektif mengeraskan rambut, ada kekurangan - jika digaruk setelah kering, serpihan putih akan berhamburan seperti salju. Tapi itu bukan urusan Lao Liu.
"Baiklah, di sini kau yang berkuasa. Aku akan mengikutimu." Ailijie mengangguk.
“Ada satu hal lagi yang perlu kuminta, Dewi tercinta! Bulan depan saat kamu melaksanakan ‘Ritual Bayangan Bulan Guanghan’, tetapkan aku sebagai ‘Dewa Berdampingan’!” Liu Zhenhan berkata tanpa malu-malu.
Trik ini dipelajarinya dari kakaknya. Saat kecil bercanda, "Kalau kau jadi kaisar nanti bagaimana?" Kakaknya menepuk kepala Zhenhan dengan gagah, lalu gerakkan tangan: "Raja Berdampingan!"
“Ka...kamu bercanda! Mana ada dewa macam itu!” Keringat dingin Ailijie mengucur gemerisik. Bimon ini benar-benar tak mau dirugikan, sampai minta ditetapkan sebagai dewa!
“Jangan macam-macam! Kalau kau bilang aku pelayanmu di depan umum, ke mana perginya muka Sang Raja Bunga ini?” Liu Zhenhan tak peduli.
“La...lalu kenapa awalnya kau setuju? Sekarang...kau mengingkari! Aku sudah berkorban besar! Kamu...”
“Itu Kepala Suku Andulan yang berjanji, bukan aku.” Berdebat dengan Lao Liu percuma.
“Kau ingkar janji!” Ailijie naik pitam: “Dengan begini, status Dewiku mungkin tak akan dipercaya!”
“Itu urusanmu. Selain itu, mulai sekarang Kerajaan Bimeng tak akan mengakui status Dewimu!” Liu Zhenhan menambahkan.
“Mengapa?”
"Dewata itu tinggi di atas sana, dipuja dan dikagumi. Tiba-tiba muncul di dunia nyata, jadi tak ada nilainya! Ini namanya jarak menciptakan keindahan, sama seperti mencari wanita untuk diajak tidur. Sebelum dapat, dia dewi. Setiap hari tidur bersama, jadi wanita tua berwajah kusam." Liu Zhenhan berkata penuh makna: "Jangan harap Yang Mulia Paus dan Sang Raja Bimon mau menemuimu, ini tidak realistis! Pemerintah takkan mengakui, pura-pura tuli itu keahlian mereka! Aku jamin, mereka takkan melangkah setapak pun ke Feilengcui lagi. Kehadiranmu adalah bencara!"
Ning Yu membawa seluruh anggota keluarga masuk ke perpustakaan, duduk diam-diam di sofa, memandangi Lao Liu dan Ailijie dalam keheningan.
Jika tatapan mereka bisa mengusir pencuri, harta karun Ali Baba dan Sulaiman akan aman selamanya.
Liu Zhenhan tahu situasi memburuk, ucapan sebelumnya sepertinya mengandung banyak kesalahan dalam ucapan.
"Coba saja. Yang penting seluruh Benua Aigean selain Bimon percaya." Setelah lama terdiam, Ailijie justru lebih lega: "Asal tak ada yang mengganggu elf kami, dan kami tak perlu merendahkan diri, tujuanku tercapai."
Liu Zhenhan tertawa, Feilengcui memang kota yang terdiri dari multi-etnis. Siapa bisa mengganggu siapa?
Tidak ingin hidup tenang lagi? Sekelompok Raksasa Buddha akan menemanimu berdiskusi tiap hari. Diskusi logika, diskusi sampai mati!
“Aku ingat Ailijie ini sepertinya Elf yang melakukan Ritual 'Meredam Kecantikan' kan? Cantik sekali!” Helen bangkit dengan anggun, menyelinap di samping Liu Zhenhan sambil berbisik lembut: “Telinganya sangat indah, runcing dan menawan, mau tidakmu mencubitnya?”
“Lihat pinggangnya yang meliuk lebih genit dari Fei Wenli, Richard, kapan kau akan merangkulnya?”
“Lihat pantatnya yang bulat dan kencang, Richard kapan mau mencubitnya! Benar-benar bisa mengeluarkan air!”
Daisy dan Ruoerna memandang penuh nafsu ke arah sosok ramping Bunga Aiqin, lalu serentak menoleh ke Lao Liu.
“Sudah cukup!” Ning Yu berkerut kening: “Semakin tidak karuan pembicaraan kalian! Kembali semua tidur!”
“Aku perkenalkan anggota keluarga baru untuk kalian.” Liu Zhenhan buru-buru mengalihkan topik, berjongkok dan melambaikan jari ke An Rui Da yang sedang bergandengan tangan dengan Guo Guo: “An Rui Da, cepat sini menyapa!”
“Ibu.” An Rui Da mendekat dengan manis, menyapa satu per satu dengan suara jernih, mulai dari Ning Yu sampai Fei Wenli.
Ning Yu menutup mulutnya, menunjuk Guo Guo sambil menatap tajam Liu Zhenhan, mata indahnya membelalak.
Joan d'Arc yang duduk di kursi malas khusus, wajahnya pucat ketakutan.
Panggilan “Ibu” ini terlalu kontroversial, terutama untuk gadis di bawah umur.
“Dampaknya sangat buruk!” Kepala suku Andulan terbata-bata, rambutnya langsung berdiri marah.
Ning Yu bangkit mencari bulu ayah pengusir debu, Guo Guo menunjukkan gigi sambil memeluk pantat kecilnya bersembunyi di belakang Lao Liu, anak babi menarik-narik rompi bayinya ke luar.
“Sudahlah Ayah! Tidak separah yang kalian bayangkan, tahun depan saat Guo Guo berubah wujud manusia baru kita resmikan pernikahan mereka.” Liu Zhenhan tidak senang, memeluk Ning Yu dari belakang: “Kenapa kalian semua selalu mencurigai Guo Guo, menganggapnya sebagai pelaku pemerkosa kecil? Sekalipun ada catatan kriminal, beri kesempatan reformasi dong. Anak nakal yang bertobat lebih berharga dari emas.”
“Guo Guo sudah bisa merayu gadis dengan cara beradab?” Mo'er tertawa terpingkal-pingkal: “Anak mama yang baik!”
Guo Guo mencibir, menyilangkan lengan sambil mendongakkan hidung berlagak cool.
“Gadisnya yang merayunya.” Daisy tertawa, toh ada telepati, menyampaikan pesan tentu mudah.
“An Rui Da kan Phoenix Beracun.” Liu Zhenhan membungkuk, mencubit pipi istrinya sambil mengedipkan mata licik.
“Satu naga satu phoenix, Guo Guo kami benar-benar keren.” Daisy dan Ruoerna saling pandang, bersama-sama melepas cincin agate dari jari mereka dan memberikannya ke An Rui Da sebagai hadiah perkenalan.
Ning Yu dan Helen baru teringat bahwa pertemuan pertama harus memberikan hadiah perkenalan untuk menantu. Karena tak ada persiapan, mereka melihat perhiasan berharga di tangan, melepasnya sebagai pusaka keluarga, lalu menyerahkan ke An Rui Da.
"Terima kasih, Ibu mertua." An Rui Da berkata dengan manis.
Melihat anting, cincin, dan kalung permata warna-warni di tangan An Rui Da, mata A-Xiannu di sebelah menyemburkan api. Saat Kepala suku Andulan gemetar mengeluarkan kalung relik cangkang kepiting yang sudah mengilap untuk An Rui Da, Sang Ratu Lich Naga itu kesal memalingkan lehernya ke sudut ruangan.
Fei Wenli, Xixi, dan Jiskeibi tak punya hadiah untuk diberikan, membuat mereka merasa canggung.
Lao Liu tak mau mempermalukan para istrinya. Segera mengeluarkan harta benda dari ruang dimensi hingga memenuhi lantai, mengambil kantong berisi mutiara kerang tembaga. Alih-alih mengeluarkan mutiara, tangannya justru mencengkeram gumpalan bola es.
Tumpukan mutiara kerang tembaga telah menyatu sepenuhnya, membentuk struktur seperti sarang lebah atau setandan anggur yang padat.
Mata Kepala suku Andulan langsung terbelalak.
Daisy dan Ruoerna menerjang dengan garang, merebut kantong mutiara kerang tembaga dari tangan Lao Liu. Mereka memeluk gumpalan mutiara es itu sambil menggigil kedinginan, tetap tak rela melepaskannya.
"Cara ketiga orang itu memandangi mutiara tembaga membuat Liu Zhenhan teringat pada Jenderal Jerman Paulus di pinggiran Stalingrad."
"Hei! Sudah pikun! Daisy baru saja bilang padaku, kamu membunuh tuan tanah tembaga di Hutan Salib Selatan." Kepala suku Andulan memandangi Lao Liu dengan mata berbinar.
"Aku heran, kenapa monster sihir ilusi bisa menghasilkan mutiara kekuatan es?" Liu Zhenhan marah: "Kenapa mutiara jelek ini saling menempel? Lebih dari 100 buah! Melekat sangat erat, aku takut memetiknya!"
"Ya ampun..." Naga tua mengetuk-ngetuk mutiara dengan punggung tangan menguji suhunya: "Richard! Kamu kaya! Pertama aku mau tanya, mungkinkah monster ilusi melahirkan mutiara kekuatan es?"
"Memang... memang tidak mungkin, karena sistem sihir memiliki keseriusan uniknya sendiri! Tapi..."
"Kemampuan terbesar monster ilusi adalah menggunakan telepati untuk meniru sihir yang nyata, bola es ini hanya salah satu contoh saja!"
"Maksudnya apa?" Liu Zhenhan tidak mengerti.
“Tuan Tanah Kura-kura Tembaga yang terkurung dalam Formasi Penguncian, setiap hari diterpa hawa dingin, pasti secara tidak sadar menggunakan kekuatan sumber alaminya — telepati untuk meniru kekuatan es guna menangkal serangan hawa dingin! Ini seperti saat kau ditusuk jarum, secara refleks kau akan melompat! Setelah waktu yang lama, kekuatan es yang dikloning oleh telepati akhirnya menempel pada mutiara! Kemungkinan ini sangat kecil, tapi tidak aneh jika terjadi pada monster kerang, karena mutiara sendiri adalah pembawa elemen yang bagus, apalagi yang berasal dari Tuan Tanah Kura-kura Tembaga!” Naga tua menjelaskan: “Formasi Penguncian yang mengurung penantang Sylvester adalah ‘Formasi Penguncian Dewi Fajar’ yang termasyhur dalam legenda bangsa naga! Hanya Naga Suci yang bisa membuatnya! Semua tercatat dalam kitab suci bangsa naga! Kami hanya tidak tahu di mana letak formasi penguncian ini!”
“Tak kusangka mutiara-mutiara ini juga mengklon sihir es!” Liu Zhenhan mengedip-ngedipkan mata lalu mengangguk paham.
Bab 439 Malam Mesra di Pertengahan Musim Panas
“Kenapa kau masih belum mengerti!” Kepala suku Andulan memandang Lao Liu sambil menggelengkan kepala dengan senyum getir: “Sihir kloning Tuan tanah Kerang Tembaga murni adalah ilusi yang diciptakan melalui telepati, pada dasarnya, Sylvester sama sekali bukan monster sihir lengkap, dia hanya makhluk yang bisa meniru berbagai sihir melalui telepati! Jadi embun beku dalam mutiara kerang ini hanyalah kekuatan sumber alami yang ditinggalkannya - telepati yang menyamar sebagai aura es.”
Naga tua mengangkat Mutiara Jiwa Es ke arah Sampa, tanpa menunggu pertanyaan Liu Zhenhan: “Istriku Ning Yu juga bisa menciptakan berbagai sihir indah, tapi hanya tampilan kosong tanpa kekuatan serangan! Kehebatan Tuan tanah Kerang Tembaga terletak pada kemampuannya mengubah ilusi menjadi nyata! Tapi ilusi tetaplah ilusi, ini kebenaran yang tak terbantahkan!”
“Apakah rasa dingin yang kurasakan dari mutiara ini sebenarnya hanya halusinasi? Pada hakikatnya, embun beku ini hanyalah telepati?” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: “Tidak mungkin?”
“Dingin ini terasa begitu nyata, membuatmu, membuatku, membuat seluruh isi dunia percaya!” Naga tua menghela napas: “Inilah makna 'yang palsu menjadi nyata saat dianggap benar, yang nyata menjadi palsu saat dianggap bohong'! Sayang Challenger Sylvester yang termasyhur itu justru tewas di tangan si bodoh yang tak mengenalnya!”
“Berdasarkan penjelasan Ayah, jika ilusi Ning Yu berkembang hingga tahap tertinggi, bukankah bisa mencapai keadaan ‘kepalsuan yang tak terbendung ketika bertemu kenyataan’?” Liu Zhenhan memeluk pinggang ramping Ning Yu, menatap istri cantiknya sambil tertawa lebar.
“Ini sama sekali mustahil! Bakat Tuan Tanah Bimon Tembaga tak bisa dibandingkan dengan Moshao! Richard. Meski menyerap telepati dari ratusan mutiara Bimon Tembaga tak akan menyamai kemampuan kloning gila Challenger, tapi telepati murni bagi Penyihir+Pendeta—manfaatnya pasti kau pahami!” Naga tua mengernyitkan alis putih misterius: “Selamat! Telepati adalah kekuatan elemen paling misterius, terkait langsung dengan jiwa. Umumnya bawaan lahir, jarang diperoleh eksternal!”
“Lalu bagaimana cara mendapatkan telepati mutiara Bimon Tembaga ini? Ditelan begitu saja?” Liu Zhenhan bersemangat. Telepati kuat bagi Penyihir dan Pendeta bagai harta karun turun dari langit. Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun memberi kemampuan bahasa isyarat pada orang bisu—akumulasi telepati mutiara Bimon Tembaga pasti lebih dahsyat! Jika gabungan keduanya bisa menghasilkan kemampuan dominasi telepati untuk menguasai Lingkaran Tunggal—dirinya akan jadi Pendeta Bimon terkuat sepanjang sejarah!
"Tapi dia juga tahu, baik menyerap maupun mentransfer kekuatan elemen, hanya ada beberapa cara damai yang terbatas, dan syaratnya biasanya sangat ketat. Rupanya telepati juga tidak terkecuali."
"Omong kosong! Kau akan mati kedinginan! Telepati ini sekarang telah berubah menjadi kekuatan es!"
"Lalu harus bagaimana? Cepat katakan!" Liu Zhenhan mulai panik.
"Kau lupa? Kau masih memiliki Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun!" Kepala suku Andulan tersenyum: "Penjaga Pohon Kepala Suku Kruyff sudah memverifikasi benda itu. Penjaga Pohon tua itu berpendapat, ini seharusnya adalah jenis Penjaga Pohon gurun yang belum pernah dia lihat! Hanya umurnya belum mencapai tiga ribu tahun. Meski sudah berbentuk manusia, tapi untuk berevolusi menjadi Penjaga Pohon dengan kecerdasan utuh, masih jauh dari sempurna!"
"Ngomong-ngomong, di mana Kepala Suku Krouieff? Kenapa malam ini tidak terlihat?" Liu Zhenhan membunyikan peluit: "Si tua bangka ini, jangan-jangan sedang menggoda Penjaga Pohon muda dan pergi kencan?"
"Dia membawa para Penjaga Pohon ke Benua Chesang untuk menggembalakan hutan. Penjaga Pohon tua itu sekarang sangat bersemangat!" Kepala suku Andulan tertawa: "Soal apakah dia akan 'bunga pir bermekaran menindang teratai', itu urusannya! Asal jangan seperti Raksasa Hijau yang suka hubungan sesama jenis, mengandalkan pembuahan buatan untuk berkembang biak saja."
"Apakah kamu ingin dia membuat Gulungan Sihir Okulasi untukku? Meskipun Kepala Suku Krouieff ahli sihir tanaman, hubungannya dengan Elf tampak tidak baik. Aku tidak yakin apakah dia bisa melakukan sihir ini?" Liu Zhenhan menggaruk kepalanya, merasa ini agak tidak masuk akal.
"Kita tidak perlu bergantung pada si bajingan tua Krouieff ini! Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun adalah solusi terbaik!" Kepala Suku Andulan menunjuk gumpalan mutiara yang menempel: "Lihatlah! Mengapa mutiara-mutiara ini menyatu menjadi gumpalan besar? Bukan karena beku, tapi karena daya penetrasi khas telepati yang kau simpan dalam kantong jarak dekat, akhirnya menyatu semuanya!"
"Apa hubungan antara Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun dengan Mutiara Kerang Tembaga?" Liu Zhenhan bertanya bodoh. Masalah Putri Bunga Bangkai ini telah menghantuinya lama. Alasan utama belum menyiksa tanaman ini untuk mendapatkan kemampuan komunikasi telepati adalah karena hambatan psikologis, meski dia tahu cepat atau lambat akan melakukannya.
Suara langkah tergesa-gesa terdengar di luar pintu. Siluet mungil menerobos masuk sambil "whoosh" melemparkan benda hitam ke arah Liu Zhenhan.
"Ada apa?" Liu Zhenhan menangkis. Ternyata yang dilempar adalah buku.
Ailijie gemetar marah. Si bajingan tua itu hanya tersenyum sinis melihatnya.
"Bunga Aiqin" mengusap bekas air mata di wajahnya yang cantik, melakukan salto ke belakang, kaki mulusnya menyentak "teng" ke atas menciptakan angin kencang, menendang dagu Lao Liu.
"Gadis kecil, sekarang cuaca panas, masa pakai rok masih berani menendangku? Tidak malu sendiri?" Lao Liu menahan kaki indah Ailijie, pose mereka terlihat sangat ambigu dan tidak pantas.
Kalimat ini membuat "Bunga Aiqin" hampir pingsan marah, tinjinya terkepal erat menghantam gigi depan Lao Liu.
Dentum "braak" terdengar saat Lao Liu mengambil nampan logam dari meja di sampingnya, menahan pukulan bunga yang luar biasa berat dari Ailijie.
Di permukaan nampan logam itu terdapat jejak tinju kecil yang melesak dalam membentuk cekungan .
Para Kepala suku Andulan dan nyonya bos di sekeliling terpaku membatu.
Gadis manis ini ternyata jagoan bertarung tangan kosong!
Elf Xifu yang tak pernah belajar bela diri ini ternyata memiliki ahli bertarung!
Ini bahkan lebih mustahil daripada munculnya Pendeta Naga di Kerajaan Bimeng! Buku sejarah tak pernah menyebut Ailijie mahir ilmu bela diri!
"Berhenti!" Liu Zhenhan menghentikan kejaran Ailijie: "Jangan lanjutkan! Kalau terus, aku benar-benar berubah sikap!"
“Bajingan kau ini!” Air mata Ailijie berkaca-kaca, orang ini berani memberikan buku porno yang tokoh utamanya adalah dirinya sendiri. Judulnya pantas disebut《Elf Bukan Makhluk Kolam》!
“Aku akan memberimu sebuah ‘Intan Guntur’ sebagai permintaan maaf, cukup? Cuma bercanda! Kenapa kau tidak punya selera humor? Jancuk! Buku tentangmu banyak, bisa kuangkut satu gerobak. Bunuh aku pun percuma, buku ini bukan tulisanku! Siapa suruh kau jadi ‘Bunga Aiqin’ termashyur?” Liu Zhenhan tertawa tanpa beban.
“Deal!” Ailijie tersenyum melalui air mata, menjulurkan tangan sambil cemberut: “Berikan ‘Intan Guntur’-nya sekarang juga.”
“Langsung ditagih, kau memang luar biasa!” Liu Zhenhan menggelengkan kepala, membungkuk mengambil sabuk Intan Guntur di tanah. Tiba-tiba angin kencang menyambar wajahnya. Sekarang celaka, terjebak tipu muslihat gadis kecil ini! Ekspresi polosnya bisa membunuh!
“Pukulan bunga dan tendangan sulam” sebagai Warisan kembang, tentu bukan jurus sembarangan!
Sebaliknya, ini adalah teknik bertarung canggih yang mewarisi kekuatan semua bunga. Gerakannya indah, pose anggun, namun daya penghancurnya dahsyat. Meski Ailijie tidak memiliki kekuatan berlebihan seperti Lao Liu, kekuatan bunga-bunga ini minimal punya daya 1-2 ribu pon. Kalau tidak, mana mungkin dia berani beradu tangan kosong dengan Tuan Tanah Kematian!
Ailijie kali ini menggunakan teknik andalannya "Kaki Kupu-kupu Menembus Bunga". Kedua kaki menjepit leher lawan secara bergantian, lalu berputar sekali di udara. Teknik ini pernah digunakan Ailijie untuk mematahkan leher seekor Beruang Ganas Bast.
Tapi hari ini, dia hanya ingin melemparkan si brengsek ini terjungkir balik hingga terjungkal seperti anjing makan tai, untuk meluaskan rasa malu dan amarahnya.
Sayangnya, kekuatan Liu Zhenhan jauh melebihi beruang Bast. Kaki-kakinya seolah tertanam di tanah.
Tulang leher adalah bagian paling rentan. Prajurit pengintai memiliki otot leher yang berkembang baik. Pelatihan anti-sikatan leher juga termasuk materi dasar mereka. Mustahil Lao Liu kalah di bidang ini.
Meski teknik tendangan Ailijie sangat brilian, dengan titik tekan terkontrol sempurna saat menjepit leher Liu Zhenhan dan merusak keseimbangannya, mustahil untuk membuat Lao Liu terlempar.
Gagal melempar Liu, giliran Ailijie yang celaka.
Lawan yang sebesar gunung ini membuatnya kehilangan keseimbangan. Gerakan udara yang seharusnya berputar satu kali berubah seperti batu pelantak, menghujam langsung ke wajah Lao Liu.
Satu tinju Liu Zhenhan sebenarnya sudah mengarah ke depan, tetapi karena menyadari lawannya hanyalah seorang gadis kecil yang lemah gemulai, tinju itu ditarik kembali. Pada momen kebingungan sekejap itu, dua kaki mulus mengangkang di bahunya, tubuh mungil nan indah meluncur seperti gunting pemotong kain ke arah wajahnya.
Liu Zhenhan benar-benar terpana, mulutnya terbuka sambil terjatuh ke belakang dengan suara "Dum!".
Seluruh orang di ruangan itu membeku seperti patung.
Dua kaki panjang dan proporsional Ailijie mengangkang lebar, tepat duduk di atas wajah Richard.
Ailijie masih memakai rok pendek yang sangat memikat.
Liu Zhenhan merasa mulutnya sepenuh batu giok hangat yang harum seperti anggrek dan kasturi, ujung lidahnya menangkap aroma manis madu serbuk sari.
Karena kebiasaan.
Murni kebiasaan.
Benar-benar kebiasaan.
Tanpa sadar ia menjilat dengan ujung lidahnya.
Entah berapa lama, tiba-tiba Ailijie menjerit keras memecah langit, memegangi wajahnya yang merah membara seperti besi panas lalu kabur terbang. Dengan kecepatan seperti ini, peri bunga bisa menyaingi elang dalam kecepatan terbang.
Liu Zhenhan perlahan bangkit dari lantai, matanya melirik nakar ke sekeliling.
Meski ketebalan mukanya setara Pegunungan Salju Himalaya Taymur, kali ini pipinya tetap memerah membara.
Kepala suku Andulan mengangkat jempolnya, tak bisa berkata-kata hanya mengangguk berulang kali.
"Aku akan pergi melihatnya!" Ning Yu dengan muka memerah bangun tergesa-gesa keluar, Fei Wenli, Xixi dan Joan d'Arc yang lebih pemalu tak tahan ikut keluar seperti kucing liar yang ekornya terbakar.
Entah mengapa, Helen dan Mo'er juga memerah padam, Daisy dan Nana menyeringai mencuri pandang sinis pada kedua gadis itu dengan tatapan ambigu.
Liu Zhenhan memutar-mutar ibu jari di pelipisnya menutupi muka canggung, terkekeh kering sambil berdiri. Rasa manis madu bunga di mulutnya membuat tulang-tulangnya lemas, bandingkan dengan air gula Feilengcui dan madu sapi semut hanya layak jadi air cucian.
"Asyik tidak?" Kepala suku Andulan setengah tertawa setengah kesal memandang anak kesayangannya.
Lao Liu masih mengusap-usap wajahnya menutupi ekspresi. Guo Guo dan dua bayi darah berdiri bersemangat di sofa memperhatikannya.
"Kreek~ terjebak~" burung beo kecil yang tadi mengantuk di rak buku tiba-tiba membuka mata, berbicara penuh makna ganda.
"Kau dalam masalah! Untuk mendapatkan telepati Mutiara Kerang Tembaga, sebenarnya aku ingin katakan harus bergantung pada Ailijie!" Kepala suku Andulan menghela nafas: "Kau... kau ini!"
“Mencari bantuannya?” Liu Zhenhan tak merasa malu. Begitu mendengar urusan telepati, ia langsung menegakkan kepala.
“Dia adalah Elf Xifu dengan lima puncak bunga! Tahukah kau seberapa hebat konduktor kekuatan magis level ini? 'Gada Elemen'-nya memiliki efek amplifikasi ganda!” Kepala suku Andulan menghela nafas: “Telepati dari Mutiara Kerang Tembaga yang meniru kekuatan es, pada esensinya sama dengan telepati Putri Bunga Bangkai. Jika Ailijie menghubungkan Mutiara Kerang Tembaga dengan Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun menggunakan gada... Kau pasti tahu maksudku?”
“Maksudmu... menyambungkan Putri Bunga Bangkai dengan mutiara tembaga ini... lalu aku yang akan 'menggasak' si Putri Bunga Bangkai? Memanfaatkan kesempatan ketika dia mengalirkan telepati kepadaku, sekalian mengeringkan telepati Mutiara Kerang Tembaga? Cara yang angker! Jancuk! Apakah 'Gada Elemen' bisa menyambungkan benda mati? Tapi iya juga... mereka menyambungkan elemen bukan nyawa... Benar-benar layak disebut konduktor kekuatan magis!” Liu Zhenhan menyeringai. Jika "Gada Elemen" Ailijie bisa memberikan amplifikasi ganda, telepati yang didapat pasti luar biasa! Lingkaran Tunggal-nya sepertinya akan terwujud!
Hanya saja... Masalah hari ini sepertinya tak kalah besar dengan insiden Gatanie dulu... Bagaimana caranya membuka mulut padanya...
Di luar jendela, langit timur telah menampakkan warna putih keperakan fajar. Kabut tipis pagi hari terlihat samar-samar bergerak di atas padang gurun. Liu Zhenhan terus-menerus menghela nafas dengan sedih.
"Tidak masalah. Lagipula dia yang membutuhkan kita! Konon perempuan peri bunga sangat menjunjung tinggi kesucian. Menurutmu, apakah dia akan memaksamu menikahinya kali ini?" Naga tua itu menggoda anak kesayangannya sambil memungut pedang perang bergaya Frostmourne dari tanah dengan susah payah, lalu memutarnya-putar sambil mengamati.
Pedang ini memancarkan kekuatan es yang sangat kuat. Hanya dengan mendekatkannya, udara dingin langsung menyergap. Hanya dalam semalam, bilah pedang yang tajam itu telah ditutupi lapisan es tipis yang membentuk pola naga berliku-liku, terlihat hidup dan mengerikan. Hulu pedang berbentuk kepala kijang itu dihiasi dua batu hijau sebesar ibu jari yang berfungsi sebagai mata naga. Saat pandangan tertuju padanya, tercipta ilusi seolah-olah membeku.
Di tanah masih tergeletak beberapa senjata dengan panjang berbeda-beda. Mata naga tua itu menyapu setiap senjata satu per satu, semakin lama alisnya semakin berkerut.
"Ayah, apakah pedang ini benar-benar 'Frostmourne'?" Daisy bertanya penasaran. "Aku sudah mengamati diam-diam lama sekali. Tampaknya pedang ini bukan tiruan buatan Benua Aigean, malah seperti asli!"
"Pedang ini tidak mengandung elemen es, melainkan hawa dingin kematian! Dua batu hijau asap pada gagang pedang pastilah 'Giok Jiwa' khas dunia iblis, yang memperkuat hawa dingin kematian dengan menyerap hantu. Jadi pedang ini pasti bukan 'Frostmourne'! Di antara pedang bangsa iblis, hanya Empat Raja Langit Bersayap Enam - yang kita sebut malaikat jatuh - yang berhak meniru desain 'Frostmourne'! Mustahil barang palsu dibuat dengan biaya segitu!" Nana sang ahli alkemi memang memiliki mata yang tajam.
"Ini benar-benar Pedang Citroën, salah satu senjata Empat Raja Langit bangsa iblis! Dengan hawa dingin kematian yang membekukan mangsa hingga ke lapisan terdalam, mampu membelah besi! Dijuluki tak tertandingi, kekuatan penghancur fisik nomor satu di dunia iblis!" Kepala Suku Andulan menatap Liu Zhenhan dengan sorot mata tajam: "Richard, pedang inilah yang mengakhiri nyawa Medusa nan cantik! Jangan marah atas kecurigaanku - apakah kau bertemu bangsa iblis malam ini?"
“Ini... Bukankah ini ‘Rantai Boneka Rune Angin’？” Ruoerna tiba-tiba berbisik pelan, melompat berdiri dan mengambil sepotong Artefak legendaris rantai yang kekuatan elemennya telah pudar. Simbol-simbol Elf yang rumit pada rantai awan ini membuat Nana hampir pingsan. Bagi ahli alkemi, menyaksikan langsung pola formasi magis artefak legendaris lalu membuat replikanya, bisa berarti suatu hari mereka akan mampu mengungkap misterinya dan melompat menjadi ahli alkemi artefak legendaris!
“Tiga Raja Horor, satu Ksatria bersayap enam, empat Ksatria bersayap, sepuluh Lich Naga Tulang, lebih dari seribu prajurit Bangsa iblis! Semua telah kubasmi...” Liu Zhenhan belum selesai bicara ketika terompet peringatan bernada muram bergema dari luar.
Bab 440 Membantai Monster Kembali
Yang Mulia Paus Saint Paul Paul Maldini berkeringat deras. Koordinat magis jelas benar, tapi yang muncul di hadapannya sama sekali bukan Feilengcui dari legenda!
Di Padang Liar Kuno yang dipenuhi perbukitan dan rumput liar, hanya ada satu area gelap yang tertutup rapat oleh tirai bayangan hitam berbentuk telur raksasa!
Sungai Sanggan yang semula memantulkan cahaya putih keperakan di fajar, juga telah dimangsa separuhnya oleh tirai hitam yang luas ini.
Seperti mulut raksasa iblis kuat dari dunia lain, tirai hitam yang angker ini terus-menerus memancarkan kejahatan, misteri, dan kekuatan. Bahkan Ksatria Suci dengan pandangan tajam seperti elang pun tak mampu menembus lapisan sarang iblis jahat ini.
Aroma khusus yang familiar menyebar dalam kekosongan. Para Ksatria Suci yang telah lama membasmi kejahatan dunia lain segera menyadari: irama elemen ini berasal dari Jurang!
"Ini... ini..." Yang Mulia Paus terbata-bata. Di mana Feilengcui? Tempat ini justru seperti basis yang dikuasai iblis misterius dari Jurang.
Seakan menjawab pertanyaan Paus, kepala merah menyala menyembul dari kabut hitam. Osilasi pasang-surut elemen sihir langsung bagai gunung berapi yang tertahan ribuan tahun!
Serentak para Ksatria Suci menggeram dan melindungi kereta kuda dengan senjata. Aura penindas yang kuat membuat semua monster terbang mengkerut ketakutan, sementara para ksatria mengerahkan keberanian untuk maju!
Sebab, inilah tugas Santo Ksatria!
Di depan mata semua orang, seekor Fenghuang dengan perut yang sangat gemuk, paruh yang sangat bengkok, dan tubuh yang luar biasa besar tiba-tiba menerjang keluar dari kegelapan!
Sayap fenghuang ini ketika mengembang, mampu menutupi sebagian besar langit. Seluruh tubuhnya diselimuti api yang bergelora dan terus berubah warna - terkadang hitam pekat, terkadang putih bersih! Kekuatan seperti ini telah melampaui semua pemahaman tentang sihir elemen api!
Di kepalanya terdapat hiasan konyol berbentuk tiang layar dengan peluit di sisi pelipis, namun tak seorang pun berani mengejek penampilannya!
Siapapun yang melihat cakar fenghuang yang tajam dan raksasa itu - yang mampu menghancurkan sebuah bukit dalam sekali cengkraman - keberanian mereka akan layu seperti eceng gondok di bawah terjunan air terjun!
Fenghuang itu menyapu pandangannya ke arah para manusia di hadapannya bagai badai menerpa kupu-kupu tak berumah. Tak ada yang sanggup menatap matanya. Satu-satunya yang setara dengan kekuatannya hanyalah penyihir tingkat suci!
Ksatria Naga Gaxia dengan nekat menghadang Yang Mulia Paus. Meski keberaniannya patut diacungi jempol, kepercayaan dirinya sebagai ksatria naga telah hancur lebur oleh pandangan fenghuang itu dalam sekejap! Meski Ksatria Suci dikenal pemberani, mereka bukanlah idiot. Ketika kesenjangan kekuatan terlalu besar, wajar muncul rasa takut dan keinginan mundur sesaat. Tapi baru kali ini Gaxia mengalami kepercayaan dirinya hancur hanya oleh sebuah pandangan mata!
Bahkan Naga Giok level empat Giggs pun harus ketakutan, seberapa kuat sebenarnya lawan ini? Garthia menggigil ketakutan, tak kuasa menahan diri.
Merasakan gejolak elemen bagai ombak mengamuk di udara, menyaksikan semburan api pelangi yang membara, bahkan orang paling lamban pun bisa merasakan permusuhan dan kemarahan Phoenix ini!
Tak ada yang bisa membayangkan kehancuran ganas apa yang akan terjadi di balik kemarahan ini pada detik berikutnya!
Keringat di telapak tangan Garthia membasahi gagang tombak naga 7 meter. Terjepit antara penghadang di depan dan pengejar di belakang, Ksatria Naga Gereja harus melindungi keselamatan Kereta Kuda Paus. Tapi bisakah mereka lolos hari ini?
"Di Boluo~" Burung beo kecil itu berputar-putar angkuh di udara, matanya melotot: "Kalian siapa?"
Gelombang suara Bahasa Naga bergemuruh mengguncang gendang telinga semua makhluk di padang gurun, hanya gemuruh longsoran Pegunungan Salju Himalaya Taymur yang bisa menyaingi kekuatan dahsyat ini!
Siapa yang tak mengenal nada berat dan berwibawa Bahasa Naga? Seperti pepatah: "Jika tak pernah makan daging Luo Sha, paling tidak pernah melihat hewan itu kabur!"
Tapi fenghuang ini, meski penampilannya agak aneh dengan paruh yang terlalu melengkung, seharusnya tidak mungkin bisa berbahasa naga, bukan?
Ekspresi semua manusia membeku bagai tersambar petir, mulut terkanga tidak keruan.
"Phoenix perkasa, aku adalah Naga Giok Giggs..." Ksatria Naga Garthia berusaha tetap sopan meski ketakutan. Keberadaan Phoenix ini pasti tercatat dalam epos kuno, sehingga wajib diberi penghormatan.
"Kau bego!" Burung beo kecil mengumpat: "Pergi!"
Kali ini ia menggunakan Bahasa Umum Aiqin yang bisa dipahami semua orang.
Yang lebih mengerikan, setiap umpatan memunculkan karakter api dalam Bahasa Umum Aiqin di udara - siapapun terpaksa harus pergi.
"'Lambang Api Naga'?" Garthia hampir menangis. Sihir api bahasa naga ini akan menyiksa jiwanya dengan api abadi jika kena! Sungguh menakutkan bagaimana Phoenix bisa mengubah tulisan bangsa naga menjadi Bahasa Umum Aiqin dalam mantra ini.
Umpatan masih bergema. Gelombang api seperti lava membentuk karakter-karakter raksasa.
Semua tamu seperti dipukul di kepala. Otak mereka blank sesaat - tak bisa kabur karena kebingungan.
Bagaimana Phoenix bisa bicara bahasa naga? Dan menggunakan sihir bangsa naga?
"Itu adalah sihir Bahasa Naga tingkat tinggi yang hanya bisa digunakan oleh Naga tingkat lima!"
"Ini adalah teknik rahasia bangsa naga untuk menghukum pengkhianat!"
"Kembali sekarang untuk sarapan!" Teriakan Liu Zhenhan menghentikan ulah burung beo. Lima karakter api melesat dengan akurat menembak ke arah tikus tanah yang sedang mengendus-endus mencari makan di padang gurun. Jeritan menusuk disertai suara pita suara yang terkoyak bergema.
"Jangan takut! Lanjutkan 500 yard ke depan. Pasukan pengejar di belakang akan kuhadapi!" Suara Liu Zhenhan menembus kegelapan, sampai ke telinga setiap manusia yang bulu kuduknya merinding.
Semua manusia saling pandang dengan bingung.
Melihat bayangan wajah pasukan pengejar yang mulai jelas di ufuk fajar, Paus Paulus II mengeratkan gigi: "Garthia, pimpin jalan di depan!"
Jarak 500 yard terlampaui dalam sekejap. Kegelapan yang menelan cahaya pun lenyap seketika.
Dalam pandangan Paus Paulus II, muncul sebuah kota tanah liat yang sangat luas.
Pemandangan di sini indah: di depan berbatasan dengan lautan bambu, di belakang diapit sungai. Dinding tanah kota dipenuhi tali rotan Wisteria hijau segar, dengan kuncup-kuncup berbintik yang sedang menyerap embun manis.
Dua Taman Gantung Babilonia yang diselubungi lapisan Wisteria melayang di atas Bukit Merah, terlihat megah dan gagah.
Liu Zhenhan berdiri di atas kudai tembak udara, menggosok alisnya sambil memandang penuh keheranan pada rombongan rohaniwan Gereja Saint Paul yang terlihat seperti anjing kehilangan majikan ini.
Feilengcui dengan "Tirai Proyeksi Jurang"-nya tidak takut akan serangan tiba-tiba. Tirai penghalang ini akan memproyeksikan ilusi bagi semua pandangan dari luar Feilengcui - mustahil menemukan target untuk menyergap! Menara pengawas Feilengcui terletak di dua kudai tembak udara, dilengkapi prajurit pengintai bermata malam seperti Elf dan Orang Ao, ditambah "Mata Kebenaran" Orang Kupu-kupu serta teropong Mulan yang menyapu padang gurun luas. Tak mungkin ada yang mendekati Bukit Merah tanpa terdeteksi!
Mendengar terompet peringatan, Lao Liu langsung menggunakan formasi teleportasi sihir ke kudai tembak udara utara. Melalui teropong perunggu, awalnya ia mengira pasukan terbang yang terlihat adalah Elf Lusern yang menderita kerugian besar datang memata-matai. Baru saat mereka mendekat, ternyata itu manusia!
Pasukan terbang yang melayang di pinggiran Feilengcui terdiri dari sekitar dua puluh Ksatria Terbang Suci. Senjata para Ksatria Suci ini masih bernoda darah segar, zirah mereka penuh bekas pertempuran sengit, wajah-wajah mereka panik.
Di pelana punggung banyak Ksatria Suci terlihat sosok-sosok penting berpenampilan anggun dan beraura bangsawan yang digendong.
Dari mahkota batu permata dan jubah sutra emas yang melambangkan kemuliaan, Liu Zhenhan memperkirakan salah satu wajah tipis seperti pisau itu kemungkinan adalah Paus Saint Paul dari umat manusia.
Namun tamu yang datang tidak hanya satu kelompok ini, di langit jauh masih ada sekumpulan titik hitam yang mendekat dengan kecepatan tinggi. Pasukan terbang yang penuh ancaman ini membawa aura mematikan, dari cara terbangnya saja sudah terlihat seperti sekumpulan pembunuh yang sedang mabuk darah.
Bangsa iblis lagi!
Pasukan bangsa iblis ini setidaknya berjumlah lima ratus orang, plus dua Ksatria Bersayap dan dua ekor Naga Tulang penyihir!
Tapi tidak ada malaikat jatuh bersayap enam, kedua ksatria iblis bersayap ini satu bersayap empat dan satu bersayap dua!
Ketika mereka hampir mencapai posisi tempat Paus tadi berdiri, lalu berhenti karena tabir hitam misterius, Liu Zhenhan membunyikan peluit panjang ke arah Lapangan Merah.
Di platform meriam udara, satu-satunya meriam sihir Babilon yang sudah selesai dibangun telah diarahkan ke zona target melalui perhitungan geometris dan jangka oleh sarjana Mulan. Kepala suku antelop Tang Jin menggeram rendah, lengan berototnya yang menegang mengangkat bola es raksasa berisi ratusan "Kemarahan Moradin" ke dalam ruang peluru Meriam Raksasa Babilon.
"Tembak!"
Seorang kepala suku antelop lain yang lebih perkasa dengan pita merah di dahinya langsung menarik tuas peluncur.
"Dum!"
Dentuman keras menggema, rangka Meriam Raksasa Babilon terkunci stabil oleh salib paku keling yang tertanam kuat di permukaan batu.
Peluru es raksasa melesat membentuk lintasan putih kilat, menghantam kerumunan pasukan terbang bangsa iblis. Proyektil itu memotong tulang punggung tengkorak naga tulang, sementara "Kemarahan Moradin" di dalamnya mekar seperti kembang api.
Mendengar siulan sang bos, ksatria naga Lampard memberi hormat dengan senjata ke arah Yang Mulia Paus yang masih terdiam di udara. Setelah menutup visor, ia segera memimpin 300 lebih Ksatria Siluman, 400 prajurit udara Chimera, dan 10 fenghuang khimera bawahannya.
Lebih cepat dari mereka, para Pelayan Istana Musim Panas di menara artileri udara telah membidik. Busur komposit air raksa dengan jangkauan 800 yard melesatkan "Panah Ledakan Durex", panah sihir, dan anak panah penetrasi baja segitiga - semuanya alat tajam penghancur nyawa!
Kelompok besar penyihir Feilengcui di bawah komando Kapten Xiao Bei melancarkan gelombang sihir pertama dari menara artileri udara setelah kavaleri udara lepas landas. Meriam Cahaya Mutiara Naga milik Duncan dengan jangkauan maksimal telah berkali-kali menembak!
Bintang hari ini jelas bukan mereka, melainkan burung beo kecil Martellaci!
Phoenix palsu yang gemuk ini bagai bintang jatuh ke bumi di langit malam, menyeret jejak api merah menyilaukan, mendekati pasukan bangsa iblis dengan kecepatan luar biasa. Ia bukan terbang, melainkan melompati dimensi - bayangan api merah yang bersambungan di udara menjadi bukti terbaik!
Kemampuan menggunakan sihir api yang melampaui batas ini bisa membuat penyihir elemen api paling selektif pun merasa dirinya sampah tak berguna!
Sayapnya terkembang, pertama menyemburkan hujan api yang menjatuhkan puluhan sosok, lalu mulutnya menyemburkan aliran api sebesar pohon kuno yang menyapu langit membentuk pilar api indah bagai pelangi!
Bagai sarang lebah yang ditusuk, ribuan titik hitam berhamburan. Ada yang menyerang phoenix palsu untuk mengulur waktu, ada yang kabur mundur, namun sebagian besar - dengan tubuh terbakar api dan asap hitam - jatuh ke tanah seperti pemberat timbangan.
Seorang penyihir naga tulang dan ksatria bersayap putih memberanikan diri menyerang burung beo kecil. Baru saja melepaskan dua sihir arkan nekromansi, mereka tertegun oleh teriakan "Ma Le B"!
Kecerobohan kecil ini fatal dalam pertarungan para ahli, langsung menentukan kemenangan.
"Ksatria Sayap Putih" terjepit erat oleh cakar api raksasa yang muncul di atas kepalanya, sementara Naga Tulang tercerai-berai oleh tubuh burung beo yang sebesar Naga Emas. Ditambah paruh bengkoknya - jurus andalan si beo saat menjilat bos Hao - kini justru merobek tubuh lich iblis menjadi hujan darah dan dua potong daging.
Pasukan udara Feilengcui menggeretakkan gigi marah melihat tingkah burung beo yang jumawa itu. Hanya kesatria khimera yang mengikuti Kapten ksatria naga Lampard mengejar sisa-sisa bangsa iblis yang kabur.
"Jurus Ambil Kacang dari Api!" Liu Zhenhan terkagum-kagum sambil berseru "Jancuk!". Jurus cakar api yang dipanggil Matraci ini berhasil menangkap hidup-hidup seorang Ksatria Iblis Bersayap dengan sihir api langka "Pengambilan dalam Kobaran"!
Liu Zhenhan merinding. Binatang kecil ini hari ini seperti kesurupan, tiba-tiba saja mau bertarung?
"Mohon maaf, apakah Anda Pelindung Suci Tuan Richard?" Paus Paulus II menjulurkan lehernya dengan hati-hati.
Bab 441 Kejatuhan Sang Santo
"Yang Mulia melihat di taman udara ini, meriam sihir raksasa seberat berton-ton telah mengarah padanya. Mulut meriam yang gelap dan dalam, serta pipa meriam besar yang angkuh menyebarkan aura yang erat dengan kematian."
Seratus lebih pemanah ulung berwajah dingin yang sedang menganggur telah mengarahkan kilauan dingin ke kerumunan tipis di sekitarnya. Ditambah ratusan penyihir dengan postur beragam yang melirik dengan tatapan merendahkan, menunjukkan sikap pemberontakan yang tak terkendali.
"Ini aku!" Liu Zhenhan mengerutkan alisnya: "Apakah Yang Mulia Paulus II?"
Gereja Saint Paul di Benua Aigean seharusnya berkuasa dan berpengaruh besar. Bagaimana mungkin seorang Paus bisa terpuruk dalam keadaan seperti ini? Dikejar-kejar bangsa iblis? Jika bukan karena Ksatria Naga Gaxia yang pernah dua kali bertemu dengannya, Liu Zhenhan hampir tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Benar! Aku adalah Paulus·Maldini!" Yang Mulia Paus menengok dengan gugup, melihat para bangsa iblis yang mengejarnya telah melarikan diri, lalu menghela napas lega.
"Salam hormat, Pelindung Suci yang terhormat." Ksatria Naga Gaxia menggerakkan Naga Gioknya berputar di udara, lalu memberi hormat dengan anggun pada Liu Zhenhan.
"Turunlah dulu, kita bicara setelah mendarat." Liu Zhenhan merasakan firasat buruk yang samar, tapi tak tahu persis sumbernya.
Melalui formasi teleportasi sihir, Liu Zhenhan buru-buru kembali ke Bukit Merah dari menara meriam udara. Saat melangkah keluar aula, sekelompok pasukan Istana Musim Panas yang bersenjata lengkap di Lapangan Merah sedang memandang penuh keheranan pada sosok manusia yang turun perlahan dari langit.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Liu Zhenhan melihat para Ksatria Suci dan pejabat tinggi gereja ini tampak kelelahan, beberapa di antaranya bahkan mengalami luka-luka yang cukup parah.
"Tuan Pelindung Suci, bisakah kita berbicara empat mata?" Kaisar Kedua Paulus tersenyum getir sambil menyesuaikan mahkota batu permata di kepalanya. Dengan bantuan Ksatria Suci, ia turun gemetar dari punggung Elang Petir.
"Bubar semua!" Liu Zhenhan melambaikan tangan pada pasukan Istana Musim Panas. Kecuali para pengawal pribadi, sisa pasukan segera mundur secara teratur dari alun-alun. Kepala suku Andulan mendekat bersama beberapa nyonya bos dengan wajah penuh tanda tanya.
Kemunculan mendadak Paus manusia di Feilengcui ini benar-benar membingungkan semua orang.
"Apa sebenarnya yang terjadi? Di mana Master Puskash?" Liu Zhenhan menatap sang Paus dengan pandangan penuh keheranan.
"Bunda Maria yang Maha Pengasih, Paolo Maldini akan selalu menjadi hamba-Mu yang paling hina!" Paus manusia tidak menjawab pertanyaan Lao Liu, sibuk memberi hormat dengan membungkuk ke Joan d'Arc. Dua belas uskup kardinal berbaju ungu tua di belakang Yang Mulia juga cepat-cepat membungkuk, sementara para Ksatria Suci semuanya berlutut satu kaki menyambut Bunda Maria.
Liu Zhenhan menggelengkan kepala kesal, berurusan dengan fanatik agama ini sungguh merepotkan.
"Apa yang terjadi dengan kalian? Garthia. Mengapa ada luka di lenganmu?" Joan d'Arc pertama kali melihat Ksatria Suci gereja dalam keadaan mengenaskan seperti ini, masing-masing terlihat seperti pasukan yang mundur dari medan perang.
"Yang Mulia Bunda Maria dan Pelindung Suci. Kami menghadapi masalah besar!" Paus manusia mengangkat kepala, otot di wajah tajam seperti pisau berkedut-kedut, seluruh tubuhnya Gemetar hebat: "Kami... kami..."
"Cepat katakan! Sebenarnya apa yang terjadi?" Liu Zhenhan menyipitkan mata, dengan susah payah menelan ludah: "Apakah bangsa iblis yang menyerang kalian... mungkin... Raja Penyihir?"
"Ada tiga Raja Horor dan..."
"Ini mustahil!" Liu Zhenhan melambaikan tangan menghentikan ucapan Paus: "Karena tiga Raja Horor sudah kuhadapi tadi malam!"
"Bagaimana mungkin ini terjadi?" Paus Paulus II hampir terjatuh ke tanah, bergumam dengan suara gemetar: "Ini tidak mungkin! Gereja Divanci kami juga diserang tadi malam oleh tiga Raja Horor, seorang Ksatria Bersayap Enam, empat Ksatria Bersayap, sepuluh Lich Naga Tulang, dan hampir seribu pasukan terbang bangsa iblis!"
Liu Zhenhan menelan ludahnya dalam-dalam!
"Richard! Dengarkan dulu penjelasan Paus!" Kepala suku Andulan menggenggam erat tangan Lao Liu, suaranya berat dan penuh wibawa.
Liu Zhenhan menarik napas dalam-dalam berkali-kali. Jiskeibi berjinjit dan mencium lembut dahinya, berusaha menenangkan kekasihnya yang gelisah.
Liu Zhenhan sekarang sama sekali tidak bisa tenang!
Suku Horor dari dunia iblis hanya memiliki tiga suku besar, dan karena garis keturunan darah khusus, hanya akan melahirkan tiga Raja Horor!
Jika Gereja Saint Paul manusia juga menghadapi tiga Raja Horor, lalu siapa tiga Raja Horor yang kuhadapi tadi malam di Hutan Salib Selatan?
Sebagai pejabat tinggi nomor dua bangsa iblis, mungkinkah mereka muncul di tempat berbeda secara bersamaan? Mereka tidak bisa membuat klon bayangan!
Bahkan jika bangsa iblis memiliki enam Raja Horor, tetapi Gunung Terbang Yue Bisu belum kembali ke Aiqin. Untuk membuka 'Jurang Ruang-Waktu' dan mengirim satu resimen pasukan sekaligus ke Benua Aigean, Raja Lich harus mengerahkan seluruh kekuatannya!
Raja Lich generasi sebelumnya Skolas telah dimusnahkan dalam pertempuran terakhir. Bahkan jika Bangsa iblis bisa melahirkan Raja Lich baru dalam 10.000 tahun, mampukah Raja Lich ini membuka jurang ruang-waktu dua kali berturut-turut?
Apakah Raja Lich iblis saat ini dua kali lebih hebat dibanding Skolas dulu?
Liu Zhenhan tertegun cukup lama baru tersadar kembali.
Paus manusia masih terus menceritakan semua kejadian tadi malam. Paulus II sekarang sudah kehilangan citra pemimpin duniawi yang paling terhormat, hanya tampak seperti orang tua penggosip yang gemar menggerakkan tangan dan bersemangat bercerita, jelas menunjukkan tekanan psikologis berat yang dialaminya semalam.
"Divanci", lokasi Gereja Saint Paul, adalah wilayah permanen yang dialokasikan Aliansi Kekaisaran Suci selama Era Hyjal kepada Gereja Saint Paul, mewakili kediaman Dewata di dunia fana yang biasa disebut Tanah Suci. Secara geografis terletak di Lembah Sungai Fumenjia terkaya Karimdo, berada di antara Kekaisaran St. Francis, Kadipaten St. Almani dan Kadipaten Santo Antonio, dengan luas hanya 8 hektar - wilayah miniatur khas.
Penghuni Tanah Suci ini semuanya adalah biarawan asketik, Pastor, pastor dan pengikut paling taat, dengan tradisi masyarakat yang jujur. Bisa dikatakan "tak ada yang mengambil barang tercecer di jalan, tak perlu mengunci pintu di malam hari".
Karena sebagian besar negara manusia di Benua Aigean dipimpin oleh raja-raja yang dinobatkan oleh Paus Saint Paul, wilayah suci "Divanci" yang dikelilingi negara manusia sama sekali tidak memiliki kemungkinan untuk diserang!
Oleh karena itu, hanya ada dua ordo ksatria suci Gereja Saint Paul - "Ordo Ksatria Palem Emas" dan "Ordo Ksatria Daun Ek Pedang" - dengan total 400 ksatria suci yang menjaga wilayah suci! Ksatria suci lainnya tersebar di gereja-gereja besar negara manusia untuk mengintimidasi kaum bidah yang fanatik dan tidak patuh.
Meskipun belakangan sering ada pasukan kecil Bangsa Iblis yang menyusup melalui "Jurang Ruang-Waktu" di sekitar Dataran Carimodo untuk mengganggu Benua Aigean, hal ini sama sekali tidak mengancam "Divanci"!
Fenomena ini sangat wajar, karena sejak zaman kuno Bangsa Iblis tak pernah berhenti melakukan gangguan semacam ini. Aliran alami "Jurang Ruang-Waktu" sangat terbatas dan acak, pasukan kecil Bangsa Iblis ini bahkan tidak cukup untuk menjadi target pengejaran dua Ksatria Naga Gereja!
Apalagi Gereja Saint Paul memiliki kelompok penyihir sendiri yang terus-menerus memantau dan memperkuat segel pada "Jurang Ruang-Waktu" di sekitar wilayah suci, memastikan keamanan gereja. Bisa dikatakan tidak ada tempat yang lebih aman di Benua Aigean selain "Divanci", markas besar gereja!
Tapi sungguh aneh, Bangsa iblis ternyata mengirim pasukan khusus yang terdiri dari tiga Raja Horor, sepuluh Penyihir Naga Tulang, lima Ksatria Sayap Putih, dan lebih dari seribu pasukan terbang elit. Mereka berhasil membobol jurang ruang-waktu di dekat Divanci dengan paksa, lalu langsung menyerbu Gereja Saint Paul dengan kecepatan yang tak terduga!
Ini benar-benar keterlaluan! "Jurang ruang-waktu" yang diperkuat dengan segel magis itu, bahkan Raja Lich pun jika ingin membukanya secara paksa bisa mengalami penyakit kronis karena kelelahan tenaga magis! Kalau parah, bisa sampai meregang nyawa!
Tapi Bangsa iblis tetap datang!
Itu pun dengan kekuatan yang begitu megah!
Meskipun Divanci dijaga oleh seorang ksatria naga, Malaikat Jatuh Bersayap Enam dari Bangsa iblis setidaknya bisa bertarung seimbang dengan ksatria naga!
Gereja memiliki 400 Ksatria Suci, sementara Bangsa iblis punya lebih dari seribu pasukan terbang elit ditambah empat Ksatria Iblis Bersayap. Ini jelas bukan pertarungan yang setara!
Walaupun Gereja didampingi Master Puskás, pihak lawan juga memiliki tiga Raja Horor!
Kelompok penyihir Gereja hanya berjumlah seratus lebih, sedangkan Bangsa iblis membawa sepuluh ekor Penyihir Naga Tulang dalam invasi kali ini!
Sementara Paus dan dua belas kardinal bukan personel bertempur, keahlian mereka terletak pada dukungan. Namun bangsa iblis juga membawa unit pendukung seperti "Penerbang Obsidian" dengan tingkat yang sangat tinggi!
Di hadapan kekuatan luar biasa bangsa iblis ini, bahkan Paus dan dua belas kardinal hanya bisa memperpanjang kelangsungan hidup!
Di bawah komando Master Puskash, Ksatria Naga Gaxia dan semua Ksatria Suci kavaleri udara segera membawa Paus dan dua belas kardinal kabur terburu-buru. Sementara Ksatria Suci dan penyihir lainnya, semuanya dipimpin Master Puskash, menghadang serangan gila bangsa iblis untuk melindungi evakuasi Paus.
Master Puskash memerintahkan Ksatria Naga Gaxia: Jangan berhenti di kerajaan manusia mana pun selama perjalanan! Pasukan udara bangsa iblis memiliki mobilitas super cepat. Sedikit sekali kerajaan manusia yang bisa menahan serangan udara secara mendadak! Seluruh Benua Aigean, hanya Feilengcui di bawah perlindungan Pelindung Suci Richard yang menjadi pelabuhan aman!
Pertempuran berlangsung mencekam. Sejak kemarin malam dalam perjalanan dari "Divanci" ke Feilengcui, dari ratusan Ksatria Suci kavaleri udara yang awalnya berangkat, hanya 18 orang yang selamat tiba setelah terus mengirim pasukan penghadang sepanjang jalan.
Bahkan Ksatria Naga Gaxia pun terluka!
“Bagaimana dengan Master Puskash？Di mana dia？”Setelah mendengar perkataan Paus, mata Liu Zhenhan sudah memerah, bernapas kasar seperti binatang buas.
Pertarungan antar ahli Jalan Tertinggi, prajurit biasa tak bisa ikut campur, yang bisa berperan hanya tokoh kuat dengan level yang hampir setara!
Menghadapi tiga Raja Horor, apalagi Penyihir Naga Tulang dan Penunggang Iblis Bersayap, penyihir tingkat suci Aiqin pun tak punya peluang menang!
Tapi jika tingkat suci ingin kabur, tak ada yang bisa menghalangi! Pengetahuan sihir yang diakui umum ini membuat jantung Liu Zhenhan yang berdebar liar sedikit tenang.
“Mungkin... mungkin...” Paus Paulus II wajahnya pucat pasi, terbata-bata lama tak bisa mengeluarkan kalimat utuh.
“Mungkin apa？Sialan, cepat katakan!” Liu Zhenhan hampir berteriak bertanya.
“Di antara penerbang obsidian musuh, ada ahli dengan tonase sangat tinggi yang bisa melepaskan gelombang gangguan sihir!” Paus manusia mengernyitkan wajah: “Gereja sebenarnya punya formasi teleportasi sihir, tapi semuanya gagal berfungsi!”
Liu Zhenhan menengadah menarik napas dalam-dalam, terdiam sejenak, lalu mengeluarkannya perlahan sambil mengepal tinju.
"Gelombang cahaya gangguan sihir! Apapun jenis teleportasi magis, semuanya merupakan transfer besar-besaran yang membelah ruang, sangat sensitif terhadap stabilitas elemen. 'Gelombang gangguan' dari pesawat obsidian Bangsa Iblis ini justru menjadi pemangsa alami yang menghancurkan mantra teleportasi instan! Peri bunga juga mahir dalam sihir semacam ini!"
Kalau begitu, awan api yang seperti letusan gunung berapi tadi malam hanya memiliki satu kemungkinan lain - mantra terlarang!
Level saint punya jurus pamungkas!
"Sebenarnya kenapa? Mengapa?"
"Aku jelas-jelas sudah menghadapi tiga Raja Horor dan formasi setara empat belas ekor Naga tadi malam! Mengapa pasukan Bangsa Iblis dengan kekuatan serupa muncul di Divanci? Bagaimana mereka bisa membelah dua jurang ruang-waktu sekaligus? Mentransfer pasukan sebanyak ini?" Liu Zhenhan meremas rambutnya, gelisah luar biasa. Saat ini, selain keinginan membunuh, tak ada pikiran lain dalam benaknya. Api liar kekerasan ini mendesak untuk disalurkan!
"Richard, tenangkan diri!" Naga tua menyebarkan "Cahaya Penghibur" untuk menenangkan jiwa yang hampir mengamuk ini.
Joan d'Arc mengelus perut kecilnya yang mulai membuncit, bersandar di pelukan Daisy, air mata membasahi wajahnya.
"Orang tua itu belum mati! Ngapain nangis!?" Sorot mata Liu Zhenhan yang seperti serigala liar menyala-nyala menatap Joan d'Arc, tinjunya terkepal sampai berbunyi "kreek-kreek".
“Aku... Aku menerima 'Penyampaian Suara Ribuan Li' dari ayah di subuh tadi, dia bilang... dia bilang... dia akan mengawasi anak kita dari surga... Aku tidak tahu... itu... uh...” Joan d'Arc terisak-isak, tiba-tiba napasnya tercekat, tubuhnya limbung lalu pingsan.
Ning Yu dan Daisy langsung panik, berteriak memanggil dukun.
“Bangsat! Bangsat! Bangsat!” Liu Zhenhan menutup matanya dalam-dalam, sudut bibirnya berkedut hebat, wajah tegapnya berubah menyeringai seperti binatang buas.
“Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana ini bisa terjadi?” Kepala suku Andulan mundur beberapa langkah, terengah-engah, wajahnya lesu dan muram.
Bab Empat Ratus Empat Puluh Dua: Perubahan Besar di Dunia Iblis
“Bangsa iblis akhirnya berhasil menciptakan obat kloning!” Ailijie bergumam pelan, suaranya tepat terdengar oleh semua orang, tak ada yang menyadari kapan dia terbang mendekat.
Semua pandangan tertuju pada bunga tercantik di Benua Aigean ini.
Dalam situasi seperti ini, hubungan memalukan dulu antara Liu Zhenhan dan Ailijie sama sekali tidak berarti lagi.
"10.000 tahun lalu, aku bersama Rexxar, Aragorn, Jin dan Legolas pernah menghancurkan pusat kloning Bangsa Iblis! Perlu diingat, yang kumaksud bukanlah teknik kloning magis tuan tanah Silvester dari Perunggu, melainkan obat aneh yang diekstrak oleh para Lich atas perintah Raja Lich Bangsa Iblis untuk meningkatkan populasi secara besar-besaran!" Ailijie melanjutkan nyanyiannya: "Untuk meneliti obat peningkat populasi, Bangsa Iblis pernah menculik ribuan wanita hamil Aiqin, menggunakan cara paling berdarah-darah untuk mempelajari rahasia kelahiran kembar atau multikelahiran!"
"Apakah kamu ini... Ai... Ai..." Paulus II terpaku memandang peri bunga Xifu yang lemah gemulai ini, nama-nama megah pahlawan epos yang disebutkan dalam ucapannya membuat Paus manusia terhormat ini hampir tercabut nyawanya.
"Benar! Dialah Ailijie! Ailijie yang bangkit dari 'Cincin Penjaga Suhu Nol Mutlak'!" Emosi Liu Zhenhan sudah mulai stabil, dengan tak sabar ia memotong pertanyaan lanjutan Paus manusia itu dan berkata pada Ailijie: "Lanjutkan!"
"Hanya setelah obat kloning berhasil ditemukan, Bangsa Iblis baru bisa melahirkan enam Raja Horor! Jangan buru-buru! Jangan ada yang bertanya dulu! Dengarkan aku! Dari laporan Cheh, tadi malam Richard Sang Raja Bunga kita, melalui fungsi 'permata Kajaride' yang menetralisir kematian tidak normal, pertama masuk ke Transformasi Liar Tingkat Dua, lalu menggunakan 'lagu perang bunuh diri' yang dikeluarkan tanpa suara, memanggil 'Kilat Berantai Nebula' yang sangat kuat, menghapuskan seluruh pasukan Bangsa Iblis yang menyerang gereja dengan skala sama seperti serangan tiba-tiba kemarin!" Kalimat pertama Ailijie hampir membuat banyak orang pingsan, lalu kalimat berikutnya membuat semua orang saling menetralisir rasa pusing itu dengan pusing yang sama, sehingga tetap dalam keadaan normal: "Menurut perkiraanku, obat kloning Bangsa Iblis pasti sudah berhasil diciptakan! Kemampuan membuka dua jurang ruang-waktu sekaligus untuk mengirim dua pasukan masing-masing ribuan orang ke Benua Aigean, ini berarti mungkin sudah muncul dua Raja Lich kontemporer di Bangsa Iblis!"
"Dua Raja Lich?" Ekspresi Paus manusia terlihat seperti ingin menangis tapi juga tertawa, menatap bodoh kedua jarinya yang tegak, pandangan matanya mulai membeku.
"Kalau begitu, apakah pasukan Bangsa Iblis yang menyerang Benua Aigean kali ini seharusnya dua kali lipat jumlahnya?" Pandangan Liu Zhenhan tiba-tiba menjadi jernih dan alami, ekspresinya pun kembali normal sepenuhnya.
Saat situasi sudah mencapai titik terburuk yang tak mungkin memburuk lagi, justru dia menjadi tenang.
"Tidak tahu apakah bahan baku yang diperlukan untuk membuat obat kloning di dunia iblis sangat langka, tapi..." Mata Ailijie berkilat sesaat, lalu ia menghela napas panjang: "Beberapa ras terkuat di dunia iblis, selain Ras Liang Tanah, baik itu Ras Ketakutan, Ras Lich, maupun Ras Mata Perak, semuanya bukan ras dengan populasi besar. Dengan sumber daya keuangan dan material seluruh dunia iblis, memenuhi kebutuhan beberapa ras ini seharusnya tidak sulit! Jika ingin memenuhi kebutuhan semua bangsa iblis, itu agak terlalu berlebihan!"
"Saya setuju dengan pandangan Anda, Ahli Sihir Agung Alizee!" Wajah Kepala Suku Andulan berkerut serius: "'Jurang Ruang-Waktu' di Dataran Carimodo berbeda dengan Hutan Salib Selatan. Semua 'Jurang Ruang-Waktu' di sana memiliki jejak sihir. Menerobos paksa jejak sihir ini lalu mentransfer sepasukan besar, bahkan jika Raja Lich Skolas bangkit kembali, setidaknya harus menghabiskan lebih dari separuh kemampuannya. Bisa-bisa malah kehilangan semua kekuatan elemen dan tewas seketika!"
"Belum selesai! Karena tadi malam di Hutan Salib Selatan, juga muncul pasukan Bangsa Iblis dengan skala yang sama! Coba tanya, mungkinkah hanya dengan satu Raja Lich, setelah berhasil menerobos 'jurang ruang-waktu' yang diperkuat jejak sihir, lalu membuka jurang ruang-waktu lain?" Ailijie menyeringai sinis: "Demi kehormatanku sebagai konduktor kekuatan magis, Raja Lich dengan kekuatan seperti itu pasti tidak mungkin ada! Nyatanya, bahkan untuk membuka satu jurang ruang-waktu saja, seorang Raja Lich membutuhkan bantuan tiga Raja Horor!"
"Berarti sudah pasti ada dua Raja Lich?" Ekspresi Paulus II seperti istrinya baru diperkosa ogre.
"Bahkan jika ada dua Raja Lich, menurut penuturan ayah, salah satunya pasti dalam kondisi setengah mati! Makhluk ini nekat menerobos jejak sihir antar-dimensi, mengorbankan segalanya demi serangan mendadak!" Liu Zhenhan tersenyum dingin: "Akan kubicahkan rahasia lain. Saat bertemu pasukan Bangsa Iblis di Hutan Salib Selatan, dari percakapan mereka tujuannya adalah Feilengcui! Tapi mereka kena serangan dadakan dariku! Jika prediksiku benar, pasukan Bangsa Iblis yang menyerang gereja itu sebenarnya bukan mengejar Yang Mulia Paus, tapi Master Puskash!"
"Apa maksudnya?" Serentak semua orang bertanya.
“Mereka sedang memusatkan pasukan unggulan untuk menghancurkan penyihir tingkat suci Benua Aigean sekaligus!” Gigi Liu Zhenhan berderik "kreek-kreek": “Semua harus tahu, pasukan terkutuk Bangsa Iblis sudah menciptakan perangkat komunikasi jarak jauh 'Nokia Tulang Linkedu' sejak 10.000 tahun lalu! Manusia kelelawar sialan ini sudah bergabung dengan Bangsa Iblis ratusan tahun lalu, jadi detail Benua Aigean pasti sudah mereka ketahui! Pemusnahan manusia kelelawar ini juga menyadarkan Bangsa Iblis bahwa rencana serangan mereka mungkin bocor, sehingga mereka bergerak lebih cepat!”
“Ya Tuhan! Apakah kematian Master Santo Ajaib Fan Basten yang tersedak bubuk daging juga ulah Bangsa Iblis?” Wajah naga tua itu sangat muram.
“Tidak pasti! Hanya ada kemungkinan, karena Master Fan Basten tinggal di menara sihirnya sendiri dengan beberapa murid, sistem keamanannya tidak bisa dibandingkan dengan aku di Feilengcui atau Master Puskash di gereja! Tapi menurutku kematian Master Fan Basten adalah kecelakaan, pasti masih ada sisa-sisa mata-mata Bangsa Iblis di Benua Aigean. Kabar kematian Santo Ajaib mustahil disembunyikan!” Liu Zhenhan kesal: “Mengapa Bangsa Iblis menargetkanku? Apakah statusku sebagai penyihir tingkat suci sudah tersebar di Benua Aigean?”
Termasuk Paus Paulus II, sekelompok Ksatria Suci dan kardinal ungu memandang Lao Liu seperti melihat seorang idiot.
"Konon di otakmu masih ada mutiara pengisi tenaga magis level saint yang disebut tuo du, benar?" Pandangan tajam Paus Paulus II yang seperti pisau cukur langsung menyambar tengkorak Lao Liu.
Liu Zhenhan terdiam membisu.
Dirinya telah merampas Pohon Perang Elf Jatuh, mengambil dua platform udara yang susah payah dipindahkan ke permukaan, lalu menendang mereka keluar dari dunia bawah tanah. Mana mungkin Elf Jatuh tidak menyebarkan kabar ini untuk menjatuhkannya?
Jangan lupa, level saint aliran darah-nya ini lahir di bawah pengawasan langsung Pangeran Moore Benitez!
Kelahiran seorang saint, selama ada sumber terpercaya yang membocorkan kabarnya, penyebarannya di Benua Aigean tidak akan kalah cepat dari penularan wabah! Bahkan beberapa tingkat dimensi yang terhubung dengan Aiqin mungkin sudah tahu! Dirinya masih bodohnya mengira tak ada yang tahu!
Liu Zhenhan terus menghela napas. Rupanya ketidakmampuannya melepaskan sihir juga sudah diketahui seluruh dunia. Kedepannya akan sulit menipu orang lagi.
"Bagi Bangsa iblis, kekuatan penyihir mereka sejak awal sudah melebihi Benua Aigean. Satu-satunya yang ditakuti hanyalah penyihir kelas atas. Sekarang dua penyihir tingkat suci telah meninggal, hanya mengandalkan Archmagister... Entah berapa Archmagister yang tersisa di Benua Aigean sekarang?" tanya Ailijie pada Lao Liu.
"Aku tidak tahu apakah ada yang hidup menyepi. Yang tercatat hanya empat Archmagister. Dua yang kukenal adalah Master Emmar dari Kekaisaran Pompeii dan Master Stefano dari Kekaisaran St. Francis. Dua lainnya bernama Rijkard dan Ventola, hanya pernah dengar namanya, lupa asalnya. Nama dua kerajaan manusia itu agak sulit diucapkan." Liu Zhenhan menyeringai.
"Gereja Dewi Es dan Salju juga memiliki Pendeta Besar Fanatik. Fanatisme memberinya kekuatan tak terbatas. Namanya Pa Fan, kekuatannya setara Archmagister." Paul II menghela napas. Gereja Dewi Es dan Salju adalah rival abadi Gereja Saint Paul, tentu Yang Mulia Paus sangat memahami akar permasalahannya!
"Sekte Dewi Es dan Salju bersarang di wilayah Pompeii, dipimpin oleh Kekaisaran Pompeii, dengan enam kerajaan manusia yang menyembah Dewi Es dan Salju Haifeisi. Pendeta fanatik sekte ini tidak seperti pastor dan pemimpin gereja Santo Paulus yang hanya menguasai sihir pendukung. Mereka adalah penyihir sejati, selain menguasai kekuatan es, juga ahli dalam sihir badai salju yang unik - jenis sihir area yang sangat khusus namun sangat efektif untuk pertempuran skala besar."
"Hanya lima Archmagister? 10.000 tahun lalu masih ada Sepuluh Archmagister, kok malah mundur." Ailijie tersenyum getir.
Burung beo kecil itu menangkap Ksatria Bersayap Bangsa Iblis dengan teknik "Mengambil Kastanya dari Api", melemparnya dengan "brak!" di bawah pohon Pisang Suoluo hingga debu beterbangan. Kembali ke bentuk induk ayam gemuk, ia menggaruk lubang di rambut ksatria bangsa iblis itu lalu duduk mengempit.
Ksatria Bersayap Bangsa Iblis ini bermuka sangar: alis tebal, mata besar, janggut kasar, rambut seperti meledak - mungkin akibat sihir kilat dari Kurcaci Emas.
Banyak pasang mata menatap tajam Ksatria Bersayap Bangsa Iblis ini. Dua Ksatria Suci telah menghunus pedang mereka melintang di lehernya, meski sebenarnya ini tidak perlu. Kekuatan ksatria bersayap ganda bangsa iblis ini setara dengan naga biasa. Dengan kekuatan komprehensif empat ekor Naga Hitam dan seekor burung beo setara An Rui Da yang sedang menunggangi dahinya, apa lagi yang bisa dilakukannya selain diam? Magik Bahasa Naga berkecepatan tinggi yang baru saja ditunjukkan si burung beo telah membuatnya ketakutan.
Liu Zhenhan samar-samar merasa burung beo kecil itu semakin senang bertengger di rambut orang lain, terutama rambut yang lebat dan indah. Entah apakah ini efek samping karena terlalu sering menyisir rambutnya sendiri.
Sekelompok orang memutar mata selama setengah hari, serentak menghela nafas panjang.
"Masih ada Cruyff! Penjaga Pohon tua ini semakin kuat seiring usia, kemampuan bertarung tangan kosong yang hebat ditambah sihir, setara dengan Archmagister!" Kepala suku Andulan memberi semangat: "Kekuatan Yitiao setelah naik tingkat, seharusnya terjebak antara level saint dan Archmagister, kekuatan monster memang sulit untuk diukur dengan tepat, apalagi ada pertimbangan kemampuan bertarung tangan kosong! Kekuatan Martelazi setidaknya sudah setara dengan burung beo penyihir tingkat suci, tadi aku juga melihat kemampuan bertarung tangannya, sangat hebat! Tapi apakah bisa diandalkan saat genting masih menjadi masalah..."
“Andai para wanita Raksasa Buddha di bawah komandoku bersedia membantuku berperang, bahkan jika bangsa iblis membawa sepuluh Raja Lich lagi, aku takkan takut!” Liu Zhenhan menggerutu dengan ucapan tak berguna.
“Siapa... siapa? Penjaga Pohon Cruyff? Kalian juga mengenalnya? Orang tua itu masih hidup?” Ailijie menatap Lao Liu dan Kepala suku Andulan dengan heran.
“Kau juga mengenalnya? Sekarang dia mengikuti aku! Ngomong-ngomong, aku juga seorang Ent, Ent Luar Negeri!” Liu Zhenhan mengerutkan alisnya. Kepala Suku Krouieff memang membenci elf, tapi dia memang pernah membantu Bimon melawan bangsa iblis 10.000 tahun lalu. Mungkin ada hubungan dengan Ailijie?
“Tentu kenal! Sangat akrab!” Ailijie tertawa renyah: “Ngomong-ngomong, aku juga Ent Luar Negeri! Dulu si tua Cruyff bilang, satu-satunya yang bisa dianggap sesamanya di Benua Aigean hanyalah sang Ratu Bunga, aku! Sekarang dia di mana?”
“Dia sedang menggembalakan hutan di benua lain.” Kepala suku Andulan bertanya heran: “Bukannya 'Kemarahan Alam Hijau' hanya bisa dianugerahkan sekali? Bagaimana kau juga jadi Ent Luar Negeri?”
“Dulu dia memang ingin menganugerahkannya padaku, tapi kutolak. Itu kan sama dengan mengutukku mati?” Bunga Aiqin tersenyum manis bagai kuntum bunga.
“Terserah berapa Archmagister yang tersisa di Aiqin, yang jelas aku masih level saint! Bahkan level santo tertinggi!” Tiba-tiba dua pelayan darah telanjang muncul di samping Liu Zhenhan, membuat Paus kaget setengah mati.
"Pelayan Darah wanita telanjar juga memiliki waktu tunggu." Ini adalah penemuan baru Liu Zhenhan. Begitu berhenti bertempur selama dua jam, Pelayan Darah akan otomatis menghilang. Apakah ada fungsi lain masih perlu diteliti.
"Yang Mulia?" Semua manusia terpaku, menatap dua Pelayan Darah dengan mulut ternganga.
"Seharusnya aku berhak menamai level magis ini. Mulai sekarang level ini akan dinilai sebagai Penyihir tingkat dasar!" Ekspresi Liu Zhenhan dingin mengerikan: "Mengenai balas dendam untuk orang tua, akan kuselesaikan sendiri dengan Bangsa Iblis! Dengan tanganku sendiri!"
"Richard... Tenang... Tenang..." Naga tua ini benar-benar khawatir putra kesayangannya terguncang oleh pukulan ini.
"Perang mana yang tidak ada korban? Jika satu mati langsung meratap, untuk apa berperang?" Liu Zhenhan menegakkan kepala, kata-katanya penuh semangat meski air mata mengalir deras.
"Kalau begitu biarkan seluruh Bangsa Iblis jadi tumbalnya!" Kepala suku Andulan tersenyum penuh semangat berapi-api.
Liu Zhenhan tiba-tiba memeluk naga tua itu erat-erat.
"Ayah, kumohon janji padaku!" Liu Zhenhan tersedu-sedu: "Jangan pernah tinggalkan aku!"
Kepala suku Andulan banjir air mata, mengangguk kuat sambil memeluk erat putra kuatnya yang baik hati.
Bab 443 Rencana Pembalasan Berbau Darah (Bagian 1)
Setelah perasaan Liu Zhenhan sedikit tenang, dia memberitahukan kabar mengejutkan bahwa Bangsa Laut akan menginvasi Benua Aigean secara besar-besaran saat musim semi tahun depan kepada Yang Mulia Paus.
Perwakilan kekuasaan gereja manusia, Raja di atas segala raja, langsung terbenam dalam kesunyian yang panjang.
Wajah Paus Paulus II yang sebelumnya terawat baik mulai menua dengan cepat.
Namun Paulus II tidak panik.
Ketika situasi sudah buruk sampai tak bisa lebih buruk, setiap orang akan cepat tenang - karena sudah tak ada jalan keluar, mengapa tidak mencoba melawan?
Inilah yang disebut ketahanan dalam sifat manusia, dimiliki oleh semua orang.
Sebenarnya baik Liu Zhenhan maupun Paus Paulus II, esensi mereka sama dengan orang biasa, hanya wawasan dan pandangan mereka yang lebih luas. Tapi ketika daya tahan mereka juga melampaui batas, mereka akan kembali menjadi orang biasa yang juga memiliki kecemerlangan karakter!
Di dunia manusia, dia adalah raja tanpa mahkota sejati. Tak ada negara atau individu di Benua Aigean yang berani menghinanya tanpa dihukum. Tapi ketika lawannya adalah Bangsa Iblis yang lebih kuat, kemuliaan dan keagungan ini menjadi tak bernilai.
Di dunia ini, semua orang bermain dengan aturan.
Bagi Paus manusia dan Liu Zhenhan, meskipun Aigean luas, yang terlihat hanyalah kawanan domba yang diam dan penuh kebaikan.
"Ketika kawanan serigala jahat tiba-tiba menerobos masuk ke lingkaran permainan ini, aturan tetap tidak berubah. Yang berubah hanyalah, ada yang akan menjadi domba baru."
Paus Saint Paul juga beruntung.
Karena dia dan Liu Zhenhan berada di kapal yang sama.
Kekuatan yang ditunjukkan Feilengcui, bahkan Paus manusia pun harus bersyukur gelar Pelindung Suci jatuh dengan tepat!
Selain mukjizat ilahi, Paul II benar-benar tidak menemukan kata lain untuk menggambarkan keberuntungannya.
"Bagaimanapun juga, kita harus bertaruh nyawa! Aku akan menyeru semua pengikut setia untuk mengangkat senjata mempertahankan tanah air! Aku akan menyeru semua raja memimpin ksatria membentuk pasukan sekutu perkasa!" Meski pidato Paul II penuh semangat, terdengar seperti penjudi yang kalah merah mata siap memotong jari untuk balik modal.
"Sebelum itu, aku harap Yang Mulia menyediakan koin emas untukku! Karena aku perlu mempersenjatai semua Anak-anak Guntur!" Liu Zhenhan tahu gereja kaya. Saat perang suci dulu, gereja pernah menggalang sumbangan perhiasan pengikut hingga puluhan juta koin emas.
“Kau juga bagian dari Gereja Saint Paul kami, tak ada masalah! Aku akan memenuhi permintaanmu tanpa syarat! Gereja masih punya simpanan!” Yang Mulia Paus telah mendengar penjelasan lengkap situasi dari Pelindung Suci. Meskipun lokasi pendaratan pertama bangsa iblis adalah di Dataran Liar Donau, bagi dunia manusia yang memiliki celah pertahanan alam Doluote, mempertahankannya tidak terlalu sulit. Namun pasukan bangsa laut jauh melebihi bangsa iblis, dan jumlah besar mereka pasti akan menyerang Benua Aigean dari segala penjuru. Saat itu nanti, Kerajaan Bimeng perlu menahan pasukan bangsa iblis agar negara-negara manusia tidak terjepit dalam serangan dua front dari bangsa laut dan bangsa iblis.
Tapi Paus juga tahu, ini terlalu sulit!
Kerajaan Bimeng hanya memiliki populasi 6 juta. Dengan rasio wajib militer tinggi 10:1, negara ini paling banyak hanya bisa mengumpulkan 600.000 pasukan, belum mencapai sepersepuluh dari jumlah bangsa iblis.
Tapi perang bukan hanya soal prajurit, tapi juga membutuhkan tenaga logistik!
Negara miskin seperti Bimeng ini, jika bukan karena celah sempit Doluote yang juga menjadi pertahanan alam mereka, mungkin sudah dihancurkan manusia sejak lama. Mana sempat bangsa iblis dan laut ikut campur?
Hutan bambu luas dengan ekor hijau berkilauan tiba-tiba bergetar oleh desiran angin topan, menghasilkan siulan melengking yang menusuk.
Hidung Lampard nyaris copot, wajah tampannya merah padam karena murka, sambil mengibas-ngibaskan ujung tombak naga berlumuran darah dengan gerakan kasar.
"Hampir 800 pasukan udara Istana Musim Panas dikerahkan untuk mengejar sisa-sisa bangsa iblis, tapi akhirnya hanya berhasil menangkap belasan prajurit rendahan seperti pengendara Obsidian dan gargoyle. Ini benar-benar membuat Lampard dan anak buahnya tersipu malu.
Ksatria Iblis bersayap empat yang terkutuk itu menggunakan gulungan sihir arkan Teleportasi, menghilang dalam sekejap mata sambil membawa kabur sekitar tujuh delapan prajurit kelas teri bangsa iblis. Tidak diragukan lagi, koordinat magis mereka pasti terpasang di gereja Divanci. Jaraknya terlalu jauh, bahkan ksatria naga pun takkan sanggup menyusul!
Lagipula, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas bersembunyi di lapisan pelindung sihir "proyeksi jurang", lalu melakukan serangan mendadak dari jarak dekat saat musuh sama sekali tidak waspada!
Masih ada yang bisa lolos dari situasi seperti ini? Ini sungguh melukai harga diri seorang ksatria naga!
Apalagi ini adalah pertempuran perawan pertamaku setelah dilantik!
"Kesatria Siluman Tombak Naga Jurang" malah gagal di pertempuran debutnya!
Frank Lampard sang ksatria naga tidak tahu apakah bos masih akan menyetujui nama kesatria berkuda yang satu ini!"
Setelah memberi hormat kepada Yang Mulia Paus, Lampard segera melaporkan kepada bos——semua kesalahan burung beo Martelazi! Tubuh besarnya yang tiba-tiba menyerang telah mengacaukan irama terbang pasukan udara khimera, sekaligus menghilangkan semangat juang pasukan Bangsa Iblis!
Perlu diketahui bahwa Bangsa Iblis biasanya tidak akan kabur, kecuali dalam keadaan putus asa total. Dan si kecil itu berhasil menciptakan kondisi tersebut!
"Yang lebih menjengkelkan, si bangsat ini baru bertarung setengah jalan sudah kabur! Jika dia terus membantai atau menahan ksatria bersayap empat itu, aku pasti tidak akan marah! Tapi karena kaburnya, kita cuma bisa menghirup angin barat laut——hanya membantai ratusan sampah!" Pipi Lampard mengembang seperti kodok berkulit yang marah.
"Anak haram~" Burung beo itu duduk di atas kepala ksatria Bangsa Iblis, melirik tajam ke ksatria naga sambil mendongakkan kepala dengan sikap arogan khasnya.
Liu Zhenhan hanya bisa tersenyum getir. Hari ini burung beonya tiba-tiba menjadi gila juga di luar perkiraannya.
Menurut pengamatannya pribadi, kemungkinan besar rambut eksplosif ksatria Bangsa Iblis inilah yang memicu minat burung beo itu membangun sarang——si burung beo memiliki kecenderungan obsesif pada rambut. Dulu dia sering bersembunyi di rambutnya sendiri untuk menghangatkan diri.
"Kepala suku, apakah phoenix ini adalah peliharaan magis burung api legendaris milik Richard Sang Pelindung Suci?" Yang Mulia Paus bertanya diam-diam pada naga tua. Tuan Tanah Feilengcui memang terkenal di Benua Aigean karena memiliki burung raksasa aliran api yang mengerikan, yang pernah mempermalukan seluruh hierarki gereja di Doluote.
"Ini..." Kepala suku Andulan juga bingung menjawab. Kekuatan Martelazi jelas jauh melebihi masa kejayaannya dulu. Rupanya burung beo kotor yang nekat ini bersama Richard pernah mengalami petualangan luar biasa di Hutan Salib Selatan.
Di bawah tatapan penuh harap semua orang, Liu Zhenhan menghela nafas. Ia mengusir semua yang tidak berkepentingan, lalu menceritakan secara detail asal-usul kemampuan magis luar biasa yang dimiliki burung beo kecil ini.
Paus dan Kepala Suku Andulan menarik nafas dingin. Ailijie ingin menangis tapi tak ada air mata.
"Ini... ini... kekuatan magis dan pengetahuan ini... andaikan... andaikan diberikan padaku..." Bunga Aiqin ini benar-benar geram!
Demi Dewi Bulan! Level sihir seperti apa ini?!
Dengan kekuatan magis sebesar ini, bahkan menghadapi sekawanan naga pun sama seperti orang dewasa berbobot 100 pon menghadapi sekelompok anak kecil berbobot 20 pon!
“Seandainya kekuatan magis ini diberikan padaku...” Liu Zhenhan juga dipenuhi amarah dan kesedihan. Sekarang, setiap kali dia mengingat dirinya memiliki kekuatan magis setingkat Santo namun hanya bisa melepaskan panah darah dengan menggigit lidah, hatinya langsung sakit tak tertahankan.
Dulu dia tak pernah merasa terhina seperti ini. Namun kematian Master Puskash tiba-tiba membuatnya merasa begitu kecil. Sebenarnya, kemampuan sihir elemen api yang luar biasa ini sempat ada kesempatan untuk ditransfer padanya. Sayangnya, kesalahan takdir terjadi!
“Pengalaman luar biasa burung beo kecil ini benar-benar contoh pertama di Benua Aigean kita! Aku tak pernah bermimpi makhluk biasa bisa memiliki kekuatan elemen sekuat ini!” Kepala suku Andulan terus-menerus menggelengkan kepala: “Ini meruntuhkan banyak pemahamanku sebelumnya tentang dunia.”
“Mukjizat ilahi.” Yang Mulia Paus memang ahli di bidangnya.
“Lalu, apakah burung beo kecilku sekarang bisa dianggap sebagai monster?” Liu Zhenhan memandang ayahnya, lalu menatap Paus yang berpengetahuan luas, kemudian melihat Ailijie. Semua paham maksudnya - "Nyanyian Perang Spiritual" Pendeta hanya bisa menjinakkan monster sebagai peliharaan, tak bisa digunakan pada hewan biasa.
“Tidak tahu.” Baik Paus maupun Kepala suku Andulan sama-sama tersenyum getir.
“Ini pun tidak tahu.” Sebagai ahli pengendalian elemen magis, Ailijie berkata dengan bijak: “Yang kuketahui, unggas terbang biasa yang bisa sihir dan monster terbang penyihir adalah dua konsep yang sama sekali berbeda.”
“，kita di Timur punya sebuah legenda，tidak tahu apakah bisa membantumu.” Ning Yu menarik lengan Lao Liu dengan lembut。
Semua pandangan langsung tertuju pada sosok kecantikan Timur yang membawa dua keping cangkang kerang kristal di punggungnya。
“Di kampung halaman kami di Benua Sutra，selain makhluk ilahi，binatang biasa pun bisa praktisi kekuatan elemen! Tapi ketika seekor binatang biasa berhasil kultivasi tenaga magis，setelah memiliki wujud manusia dan kecerdasan setara, seluruh kekuatan elemen yang dikultivasikannya akan lenyap! Mereka harus melanjutkan kultivasi dalam bentuk manusia untuk benar-benar menjadi makhluk ilahi!” Ning Yu tersenyum getir：“Artinya, binatang biasa di Benua Sutra kami harus melewati dua tahap ujian untuk menjadi makhluk ilahi!”
“Kedengarannya sangat mistis!” Ailijie mengerutkan bibir kecilnya。
“Berdasarkan yang Yitiao katakan! Di Benua Sutra kalian, karena energi spiritual pegunungan dan aliran elemen berbeda dengan Benua Aigean, makhluk ilahi biasa bisa dengan mudah berubah menjadi wujud manusia. Tapi bagi makhluk ilahi kelas super justru sangat sulit! Sedangkan di Benua Aigean kami sebaliknya, monster tingkat super bisa langsung memiliki bentuk kedua begitu kekuatannya naik tingkat, sementara monster biasa hampir tidak mungkin karena keterbatasan nyawa dan kecerdasan!” Kepala suku Andulan menepuk dahinya yang botak: “Jika mengikuti logika ini... Monster Benua Aigean saja sudah sangat sulit berubah wujud manusia, apalagi binatang biasa belajar sihir untuk jadi manusia? Jancuk! Bukankah ini lebih sulit dari naik ke langit? Katakanlah berhasil, mereka harus kehilangan semua kekuatan magis dan mulai dari nol menjadi monster sejati! Jancuk! Kapan Maratrezzi bisa jadi monster sejati? Richard, lebih baik lupakan ide menjadikannya peliharaan magis! Ini terlalu tidak realistis!”
“Tapi burung beo kecil sudah punya bentuk kedua, sebesar itu!” Liu Zhenhan menggapai-gapai tangannya tak rela, mencoba menggambarkan ukuran raksasa burung beo saat bertransformasi.
“Sebesar apapun melebihi , dia tetaplah burung beo, bukan wujud manusia.” Naga tua itu tersenyum getir: “Lupakanlah, anak muda.”
“Aku akan belajar sihir! Aku harus punya sihir kuat atau lagu perang lingkaran tunggal!” Liu Zhenhan menggeretakkan giginya bersumpah.
"Atasi dulu telepati yang besar baru buat rencana! Dengan telepati kuat, kau bisa mengendalikan kekuatan elemen dengan mudah, bagimu itu akan sesederhana menahan kencing!" Naga tua tersenyum memandangi anaknya yang kembali ke jalan benar: "Setelah memiliki telepati kuat, mungkin kau bisa pelajari cara menguasai elemen sihir dengan mahir, menciptakan sihir baru! Abadi sepanjang masa!"
Liu Zhenhan mendengar perkataan ini sampai merasa tidak tenang setengah mati.
"Sering-seringlah berkonsultasi dengan An Rui Da, menantuku ini memiliki kedalaman pengetahuan sihir yang tak terbayangkan oleh kita! Namanya pernah kudengar." Naga tua menepuk bahu Lao Liu penuh makna.
"An Rui Da dari dunia chaos pernah termasyhur di Benua Aigean, semua orang tahu." Ailijie tertawa ringan.
"Raja Iblis Api Beracun? Di mana?" Yang Mulia Paus menengok ke kiri-kanan.
"Dunia chaos apaan? Raja iblis api apaan?" Liu Zhenhan tersenyum sinis: "Nggak nyambung! Menantuku jelas-jelas Phoenix Beracun!"
“Richard, meskipun An Rui Da telah kehilangan kekuatan magis secara permanen dan beberapa keunggulan magis tubuh aslinya, dia bukanlah magang sihir yang tidak tahu apa-apa! Pemahamannya tentang sihir masih utuh, mantra dan pengalamannya juga tetap lengkap! Dia seperti botol kosong yang volumenya masih ada. Jika harus mengandalkan kultivasi dari nol seperti mengumpulkan embun sedikit demi sedikit, itu terlalu merepotkan! Sementara 'Mata Air Elemen' kita bisa mengisi ulang kekuatan magis, tapi terhambat levelnya. Jadi saya usulkan, berikan cincin Tuodu darah magister kepadanya!” Naga tua menyarankan dengan logis kepada Liu Zhenhan: “Dengan kekuatan Archmagister dan memori masa lalunya, An Rui Da bisa menggunakan sihir tingkat mentor asal melantunkan mantra! Meski mungkin tidak sehebat dulu, bukankah lebih baik punya Archmagister daripada tidak? Sebenarnya situasi menantu perempuan lainnya A-Xiannu juga sama. Tanpa nutrisi Makam Naga, kekuatannya merosot, tapi dengan cincin ini... hehe... mayat hidup terkuat bangsa naga kami sangat hebat...”
Dua gadis kecil yang sedang bermain dengan Guo Guo di bawah pohon Pisang Suoluo langsung mengarahkan telinga setajam Elf, tubuh mereka membeku.
Bab 444 Rencana Pembalasan Berdarah (Bagian Bawah)
"Tidak perlu buru-buru, biarkan Xiao Bei memakainya dulu. Tunggu sampai An Rui Da selesai meditasi dan mengumpulkan dasar kekuatan magis terlebih dahulu!" Liu Zhenhan menyeringai: "Sebagai mertua, tentu aku tak akan pelit pada menantu perempuanku! Jangan lupa di otakku masih ada sebuah tuo du. Lagipula kekuatan magisku ini tak berguna, tak tahu berapa banyak yang mengincarnya. Suatu hari nanti akan kuminta Ning Yu mengeluarkannya, sekaligus kuhadiahkan untuk An Rui Da!"
Tubuh A-Xiannu gemetar tak terkendali, pandangannya seperti ingin melahap seseorang.
"Setelah dengar penjelasanmu, bahkan aku jadi ingin menikah dengan putramu..." Ailijie memandang Lao Liu dengan tatapan memelas.
"Beneran atau cuma becanda?" Mata Liu Zhenhan berbinar.
"Pergi matilah." Bunga Aiqin itu meliriknya sinis.
"Andai An Rui Da bisa kembali ke level sebelumnya! Hehe, teknik 'Meminjam Api Membakar Langit'-nya itu benar-benar mengerikan! Sama persis dengan sihir ruang 'Qiankun Da Nuoyi'!" Liu Zhenhan mengusap dagu sambil memandang dua menantu perempuannya dengan gembira: "Hehe, 'Api Ganda Udara-Panas' A-Xiannu juga keren, teknik memanggil mayat hidupnya sangat hebat. Sayang tetap tak bisa menyaingi An Rui Da."
"An Rui Da" merasa hati berbunga-bunga mendengar perkataan ayah mertuanya. Dengan gerakan malu-malu, jarinya memain-main ujung baju. Tiba-tiba seluruh tubuhnya terasa seperti tersengat listrik. Ketika menoleh, matanya bertemu sorot mata indah "A-Xiannu" yang menyemburkan api, menatapnya dengan tajam.
Si gadis kecil menyunggingkan senyum nakal, memperlihatkan belakang kepala ke "Ratu Lich Naga". Dalam hati ia bertekad: "Sekarang giliran menjilat pantat beberapa nenek tua dengan celetukan konyol ala Hao!"
Mata kecil licik "Guo Guo" berputar-putar mengamati dua gadis itu. Dari balik rompi bayinya, ia mengeluarkan sebutir kenari. Dengan hidung kecil yang mengendus-endus, ia menggigit buah itu dengan keras hingga berbunyi "krak!".
"Yang Mulia Paus, ada satu hal yang masih kusimpan kebingungan!" Sorot mata "Liu Zhenhan" tertuju pada "Ksatria Bersayap Bangsa Iblis" yang sedang ditunggangi burung beo kecil. Tiba-tiba sebuah pertanyaan muncul: "Yang Mulia, jika bangsa iblis telah membuka 'jurang ruang-waktu', bagaimana cara mereka kembali ke 'dunia iblis'? Apakah juga menggunakan 'formasi teleportasi sihir'? Jika iya, mengapa saat menyogok 'manusia kelelawar', mereka tidak memasang formasi itu di hutan terpencil? Meski logistik untuk memindahkan legiun besar merepotkan, tapi memindahkan satu dua resimen seharusnya mudah? Mengapa repot-repot membuat 'Raja Lich' membuka 'jurang ruang-waktu' hanya untuk mengirim dua resimen?"
“Mengapa kamu tidak bertanya padaku terlebih dahulu tentang masalah ini?” Nana agak tersipu. Richard sepertinya selalu memandang dunia saat ini dengan nilai-nilai miliknya sendiri.
“Yang Mulia Pelindung Suci! Untuk membuat formasi magis yang bisa melakukan teleportasi antar-dimensi, hanya bahan baku sihir langka seperti 'Kristal Kurir' yang bisa digunakan! Sedangkan kristal teleportasi biasa hanya berlaku di dimensi yang sama! Mengumpulkan cukup 'Kristal Kurir' untuk membuat sebuah formasi teleportasi magis... hampir tidak realistis!” Paul II berseloroh: “Jelas terlihat, dunia iblis sama seperti Aiqin, tidak kaya akan mineral magis ini. Ini berkah bagi Benua Aigean kita.”
Banyak orang tertawa. Semuanya dari Feilengcui.
Ailijie di samping mengamati Paus menghela napas dalam-dalam, lalu memandang Liu Zhenhan dengan penuh makna sambil terus menggelengkan kepala.
Bunga Aiqin benar-benar ingin memecahkan otaknya – bagaimana seorang Bimon di depannya bisa mendapatkan begitu banyak Kristal Kurir? Bahkan menyebutnya sebagai perlengkapan standar!
“Setelah Jurang Ruang-Waktu terbuka, ada periode pendinginan sebelum menyatu kembali. Melihat pasukan satu resimen dikirim sekaligus oleh Bangsa Iblis kali ini, diperkirakan 'Jurang Ruang-Waktu' akan benar-benar menutup setidaknya dalam 12 jam! Tapi yang pasti, saat mereka kembali, penutupan 'Jurang Ruang-Waktu' belum cukup untuk meloloskan satu resimen lagi.” Yang Mulia Paus menambahkan: “Tak diragukan lagi, Bangsa Iblis punya kesadaran untuk menanggung kerugian!”
"Aku ingin pergi ke dunia iblis!" Ucapan Liu Zhenhan bagai petir di siang bolong, membuat semua orang terpaku: "Jangan lihat aku seperti itu! Aku tahu saat melewati 'jurang ruang-waktu' akan menghadapi turbulensi dimensi, harus memakai barrier perlindungan besar! Dengan kekuatan perisai sihirku, pasti tidak masalah!"
"Kau cari mati ya?" Naga tua itu langsung melompat: "Kau beneran idiot atau pura-pura? Kalau mau balas dendam untuk mertua, caranya bukan kayak gini!"
"Penampilanku sama persis dengan bangsa iblis. Rambut bisa diwarnai pakai Wisteria seribu daun, di mata juga ada bintang salib perak. Meski bukan benang perak, tapi mirip kan?" Liu Zhenhan memutar matanya.
"Kau kira bangsa iblis idiot? Di sisi jurang ruang-waktu yang terbuka di dunia mereka, mana mungkin tidak ada pasukan penjaga?" Kepala suku Andulan naik pitam. Benua Aigean saja sudah kewalahan bertahan dari serangan, ini malah ada yang mau nyelonong ke dunia iblis!
"Sial!" Liu Zhenhan tak bisa berkata-kata. Dia selalu langsung bertindak begitu punya ide, tanpa pikir sebab-akibat. Setelah penjelasan kepala suku, rencananya memang terdengar seperti bunuh diri.
Tapi dia benar-benar ingin pergi!
Bangsat! Kenapa mereka bisa seenaknya membunuh dan membakar di Aiqin, tapi orang Aiqin tidak ada yang berani nyelonong ke dunia iblis?
Bertahan pasif bukan gayanya. Saatnya bertindak harus terang-terangan, gemuruh dan heroik!
“Lagi pula aku punya formasi teleportasi sihir 'Kristal Kurir', masa takut tidak bisa kembali?”
“Kalau benar-benar ingin pergi, bukan tidak ada cara!” Yang Mulia Paus menatap tajam Liu Zhenhan: “Richard, apakah kamu benar-benar ingin membalas dendam untuk Master Puskash?”
“Tentu saja!” Lao Liu berkata dengan geram.
“Hehe, Pelindung Suci, coba pikirkan baik-baik! Hampir setiap bulan ada bangsa iblis yang menyusup ke Benua Aigean kita, apakah semuanya dilepaskan melalui 'jurang ruang-waktu' yang dibuka Raja Lich?” Paulus II bertanya sambil tersenyum.
“Tentu tidak! Raja Lich bukan Dewata! 'Jurang ruang-waktu' terlalu banyak, kadang salah satunya akan terbuka secara alami sebentar, hal ini aku tahu! Mereka cuma penjahat yang memanfaatkan kesempatan!” Liu Zhenhan menggelengkan kepala: “Aku tahu maksud Yang Mulia! Tidak mungkin! Kalau harus menunggu 'jurang ruang-waktu' terbuka alami seperti menunggu kelinci tertabrak pohon, sampai kapan? Ini terlalu mengandalkan keberuntungan! Mana ada waktu luang untuk ini!”
“Yang ingin kuketahui sekarang adalah, kalau kamu pergi ke dunia iblis, adakah cara untuk kembali dengan selamat?” Sorot mata Yang Mulia Paus yang menusuk tajam tak lepas dari Lao Liu.
“Tak masalah!” Liu Zhenhan terkekeh, bagi orang lain mungkin sulit, tapi bagi Feilengcui yang menggunakan Kristal Malon sebagai peralatan dasar, ini bukan masalah!
“Itu bagus!” Paul II juga tidak banyak bertanya mengapa, menganggukkan kepala: “Membuka ‘jurang ruang-waktu’ untuk mengirim satu resimen ke dunia iblis, tidak ada yang bisa melakukannya di Benua Aigean! Tapi mencari seorang Archmagister untuk membuka celah yang cukup untuk satu orang di suatu ‘jurang ruang-waktu’, ini sama sekali tidak bermasalah! Dengan kekuatan Archmagister, bahkan membuka ruang untuk ratusan orang pun bisa dilakukan!”
“Terlalu riskan!” Naga tua masih ragu-ragu, meski ia juga ingin menghukum Bangsa iblis yang semakin merajalela dan sombong: “Pertama kita harus memastikan satu hal. Apa yang bisa Richard lakukan di dunia iblis? Menyelinap sendirian untuk membunuh Raja Lich yang dijaga ketat? Ini benar-benar tidak realistis! Membunuh beberapa prajurit rendahan iblis? Kalau untuk tujuan itu pergi ke dunia iblis, apa artinya?”
“Kepala suku, Anda salah!” Yang Mulia Paus tersenyum: “Benua Aigean kita sekarang sangat membutuhkan pembangunan kepercayaan diri dan peningkatan moral! Inilah nilai eksistensi Pelindung Suci pergi ke dunia iblis! Biarkan bangsa iblis tahu bahwa Benua Aigean juga tidak kekurangan pria ber-nyali!”
“Saya tidak menentang putra saya pergi berpetualang, saya juga sangat ingin membantu membalas dendam Master Puskash!” Naga tua itu memandang Yang Mulia Paus dengan geram: "Tapi pergi ke dunia iblis harus punya signifikansi strategis dong? Menyemangati rakyat? Meningkatkan moral pasukan? Ini terlalu konyol! Apa saya tidak tahu archmagister bisa membuka 'jurang ruang-waktu'? Dulu saya juga bisa! Tapi setelah membuka, melewati arus ruang-waktu, mau ngapain disana? Apa Benua Aigean tidak punya ahli kuat? Tidak ada pria berdarah panas? Kenapa dulu tidak ada yang pergi? Karena itu bunuh diri! Oke! Sekalipun mata dan rambut Richard sangat mirip bangsa iblis bermata perak, lalu kenapa? Apa dia bisa berbahasa umum bangsa iblis? Jangan lihat prestasinya yang gemilang, sebenarnya itu semua tipuan kecil! Tanpa 'permata Kajaride', dia sudah mati di Hutan Salib Selatan! Apalagi, ke dunia iblis kan tidak bisa bawa terlalu banyak perlengkapan standar Aigean? Richard ngandalin apa? Cuma perlengkapan! Kalau ada masalah gimana? Bagaimana dengan istri dan anak-anaknya?"
"Saya yang kurang pertimbangan." Yang Mulia Paus mengangguk, dengan malu dan canggung memandang naga tua, bertanya pelan: "Belum sempat bertanya, Tuan Kepala Suku bilang dulu juga bisa membuka 'jurang ruang-waktu', dulu Tuan ini..."
"Penari Embun Beku Aston Villa."
Yang Mulia Paus langsung menarik nafas tajam, mundur tiga langkah. Ailijie bingung tak karuan.
“Jangan bahas ini lagi!” sambil naga tua mengayunkan lengannya dengan gagah.
“Ayah, kau salah!” Liu Zhenhan menarik lengan kepala suku: “Kau lupa? Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun bisa memberikanku kemampuan berkomunikasi lewat telepati! Ke dunia iblis, punya bahasa, penampilan, dan kekuatan, apa lagi yang kurang? Lagipula! Tujuanku ke sana adalah untuk MEMUSNAHKAN KETURUNAN bangsa iblis! Mana mungkin disebut tak punya strategi?”
Kepala suku Andulan tertegun. Memusnahkan keturunan bangsa iblis? Berbual B ini terlalu berlebihan ya?
Sang kepala suku lupa, di Feilengcui masih ada ratu Semut Pemakan Logam yang sedang hibernasi. Dengan meminta dua ekor semut terbang dari ibu kota, lalu mengawinkan mereka untuk mendapatkan telur, hadiah ini pasti sempurna untuk bangsa iblis.
Butuh beberapa tahun sebelum efek invasi Semut Pemakan Logam terlihat di dunia iblis. Tapi siapa yang tahu perang akan berlangsung berapa lama?
Yue Bisu selalu menyertai Benua Aigean selama tiga puluh enam tahun!
Artinya, "Jurang ruang-waktu" akan tetap terbuka selama 36 tahun. Bisa jadi ras Aigean harus berperang dengan bangsa iblis selama itu!
“Sebenarnya bagaimana caramu memusnahkan keturunan bangsa iblis?” Beberapa pasang mata menatap tajam shaman Bimon yang lancang ini.
“Santai! Nanti kalian akan tahu.” Liu Zhenhan sengaja menggantung penasaran: “Tapi sebelum ke dunia iblis, ada beberapa urusan penting! Yang pertama... hehe...”
"Pandangannya beralih ke tawanan bangsa iblis di bawah pisang Suoluo.
Sekitar tiga puluh hingga empat puluh tawanan ini dikelilingi gunungan kerangka naga tulang belulang yang menumpuk seperti bukit.
Kecuali ksatria bersayap, hampir semua tawanan mengalami luka parah dengan tombak bermata dan pisau terbang Gurkha masih tertancap di tubuh mereka - senjata yang tak mungkin dicabut sekarang karena akan menyebabkan kematian instan.
Belasan gargoyle yang masih memiliki sisa tenaga beralih ke status terpetrifikasi untuk menyembuhkan diri. Seorang penerbang obsidian yang jelas terbakar meriam cahaya masih bertahan meski separuh tubuhnya menghitam seperti arang, menunjukkan vitalitas mengagumkan bangsa iblis.
"Kau ksatria bersayap, pasti pemimpinnya? Namamu siapa?" Lao Liu menyeringai sambil mengamati ksatria bersayap dua bangsa iblis yang berjanggut kusut dan rambutnya mengembang seperti telur goreng renyah.
Mata ksatria itu membelalak seperti kenari, memutar-mutar bola mata putihnya dengan sikap membangkang sambil menatap sinis Lao Liu, pupil keperakannya berkedip-kedip.
Dum! Burung beo kecil itu menghantam bagian belakang kepala si bodoh dengan sayapnya, membuat kepalanya terjungkal ke depan hampir terjatuh.
“Lihat! Berani mengeluarkan ‘Serangan Mental’!” Liu Zhenhan tersenyum sinis: “Aku bahkan bisa menahan Aura Naga Naga Pelangi, serangan mental levelmu ini ngapain itu!”
Ksatria Kematian yang ahli dalam dual cultivation sihir dan tempur, awalnya telah memiliki kemampuan khusus seperti mengendalikan mayat, panah belitan kegelapan. Setelah promosi menjadi Ksatria Bersayap, mereka bisa menyerap kekuatan kendaraan mistis kuda mimpi buruk melalui kontrak kematian, sehingga menambah kemampuan terbang, anggota badan api, dan serangan mental. Ksatria ini baru saja mencoba melancarkan gelombang serangan mental melalui matanya untuk serangan mendadak, tapi malah keburu ditampar sayap burung beo. Sudah berkali-kali dia ditampar, tapi tak bisa berbuat apa-apa.
“Aku mau mendidik dia~” burung beo kecil meniru nada bicara Xiao Bei, jambul besarnya bergoyang-goyang.
“Saudara, tolong bantu aku memasukkan sedikit energi sihir arkan kematian ke dalam ini.” Liu Zhenhan melepas empat set Tuan Tanah Kematian satu per satu dan melemparkannya di depan Ksatria Bersayap ini: “Jangan pura-pura bodoh, aku tahu kalian Ksatria Bersayap mempelajari ilmu mayat hidup, ada catatan di literatur kuno Aigean kita.”
"Benarkah ini perlengkapan Tuan Tanah Kematian? Samuel adalah idola aku Ben Wallace!" Ksatria bersayap putih dengan gaya rambut yang sangat konyol itu menatap sebuah lencana, anting, gelang berputar, dan cincin di tanah akhirnya berbicara. Tak disangka, Bahasa Umum Aiqin-nya lebih baku daripada Lao Liu.
"Dia juga idolaku. Butuh keberanian besar untuk menjadi pengkhianat. Aku ingin, tapi tak pernah punya tekad untuk ini." Liu Zhenhan tertawa terkekeh.
"Hehe, kekuatan sihir arkan asli dalam empat perlengkapan Tuan Tanah Kematian ini ternyata sudah terdispersi semua, langka sekali! Ini kan peralatan top dengan pengisian sihir otomatis. Siapa yang bisa menghilangkan energi arkan sebersih ini?" Ksatria bersayap putih itu menyeringai sinis, menatap Lao Liu: "Kau juga konyol, memintaku mengisi sihir arkan ke empat benda ini. Kau kira aku ini apa? Mau kau pakai seluruh set perlengkapan Tuan Tanah Kematian?"
Setelah si tulang keras ini merasakan "dialisis pemanasan darah", mulutnya tak sekeras tadi.
"Jika kau lakukan seperti perintahku, aku akan memberimu kematian yang cepat." Liu Zhenhan tersenyum pada Ksatria Bersayap Bangsa Iblis bernama Ben Wallace yang berambut super avant-garde ini: "Tolaklah aku! Aku sangat berharap kau menolak! Karena ada beberapa hewan Luo Sha jantan yang sedang birahi, jika aku membuat rekaman Divi denganmu sebagai bintang utama, saat perang terjadi nanti, kolegamu bisa menyaksikan keperkasaanmu!"
"Aku baru sadar... di luar Bangsa Iblis masih ada bangsa iblis lain..." Ksatria bersayap itu terbaring menyamping di tanah dengan rambut awut-awutan, mengeluarkan busa dari mulut sementara anggota badannya berkedut lemah.
"Jangan banyak omong! Kesabaranku terbatas!"
Di bawah tatapan dua ekor hewan Luo Sha bertubuh kekar, Ksatria Iblis Bersayap itu dengan patuh mengisi ulang kekuatan arkan nekromansi untuk perlengkapan Tuan Tanah Kematian satu per satu. Liu Zhenhan sesekali mengusapkan setetes Mata Air Elemen untuk memulihkan kekuatan elemennya yang terkuras.
Ksatria Iblis Bersayap ini sangat penurut, sama sekali tidak menunjukkan niat melawan. Pasalnya formasi lawan benar-benar memadamkan semangat bertarungnya.
Setiap Ksatria Bersayap yang dikepung sepuluh khimera Phoenix, seorang ksatria naga, serta puluhan lelaki gagah dan penyihir pasti akan kehilangan semangat terdesak untuk melawan.
“Anak yang baik! Jangan bilang aku tidak memberi kalian jalan hidup, ayo, beri mereka kembang api!” Liu Zhenhan dengan penuh kepuasan menyelipkan empat set Tuan Tanah Kematian di tubuhnya. Penjelasan Ailijie tentang Tuan Tanah Kematian membuka pemahaman baru baginya untuk menggunakan perlengkapan ini dengan cara pintas!
Sekarang tinggal menunggu empat set ini terisi kembali kekuatan magisnya secara otomatis, maka semuanya bisa digunakan.
Sekelompok penjaga Istana Musim Panas membawa tong besi raksasa. Mereka menyendok alkohol pekat dari dalamnya menggunakan sendok besar. Alkohol ini berasal dari kura-kura berekor bintang gurun, baunya menyengat dan membuat mata perih.
Tiga penjaga Istana Musim Panas bekerja dalam tim: satu membuka mulut tawanan iblis, satu memegang corong, dan yang lain menuangkan alkohol.
“Aku menepati janji! Kalian bisa terbang pergi, nyawa kalian selamat!” Liu Zhenhan melambaikan tangan ke arah tawanan iblis yang perutnya penuh alkohol, memberi isyarat perpisahan.
Di belakangnya berdiri 104 Penjaga Utama Istana Musim Panas. Di setiap mata panah berbulu yang mereka pegang, api telah menyala.
Beberapa saat kemudian, langit dipenuhi ledakan kembang api raksasa yang gemerlap.
“Hihi, seru.” Liu Zhenhan merekam Divi sambil tersenyum sinis. Di belakangnya, mata kebanyakan manusia yang menyaksikan terbelalak memandangnya.
Bab 445: Penderitaan Berakhir, Kebahagiaan Tiba
Sebuah hujan rintik-rintik yang disebut "bulu sapi" menyapu hawa panas di Padang Liar Kuno, dalam sekejap mata telah berlalu seminggu lagi.
Liu Zhenhan memandang dari udara, di ujung garis cakrawala padang gurun terlihat bayangan hitam pekat yang melesat dalam kelompok besar.
Migrasi tahunan kawanan banteng liar dan kuda liar di musim panas akhirnya dimulai. Ribuan banteng bertanduk melingkar dan kuda belang bergerak bagai gelombang dari daerah kering di jantung padang gurun, menempuh ribuan li untuk mencapai Sungai Sanggan. Di sana mereka meminum air salju yang manis dan sejuk, menghindari panas sambil berkembang biak.
Banteng dan kuda liar ini adalah spesialisasi Dataran Liar Donau, spesies kerdil khas dengan tinggi tak sampai setengah meter namun berbadan gemuk dan kuat.
Perburuan terhadap spesies kerdil ini juga berlangsung spektakuler. Para penggembala Feilengcui mengendarai unta tinggi yang terlihat janggal, menggunakan tongkat jerat, ketapel, dan busur silang untuk menjatuhkan satu per satu banteng dan kuda kerdil.
Feilengcui memiliki ruang bawah tanah besar yang terbuat dari bola es, mampu melakukan pengawetan daging segar dalam jangka panjang.
Di masa lalu, seberapa banyak pun banteng dan kuda liar yang diburu penggembala Bimon di musim panas, cuaca lembap yang panas tetap membuat daging cepat membusuk. Saat musim dingin tiba, mereka tetap harus menderita kelaparan.
Kepala-kepala berdesakan, Lapangan Merah ramai dan panas, sekitar tiga hingga empat ratus perampok penduduk asli padang gurun membawa banteng kerdil dan kuda liar kerdil berlumuran darah, membungkuk-bungkuk menunggu penitipan. Dua akuntan Fox yang berwajah licik sedang menimbang barang-barang mereka bersama para pekerja.
Sebagai penguasa sejati padang gurun selatan Sungai Sanggan, Feilengcui telah mengubah seluruh padang gurun menjadi taman belakang mereka sendiri, bertumpu pada dua pendekatan keras. Satu adalah kekerasan, satu lagi adalah pemberian hadiah. Tindakan saat ini adalah bentuk pemberian hadiah.
Geruin Tuan Tanah Pasang Surut perlahan melipat sayap dagingnya yang besar, mendarap kokoh di Lapangan Merah. Hydra berkepala sembilan mengikuti di belakangnya dengan lincah, angin topan yang dibawanya menerbangkan topi-topi baru para perampok barbar.
Ailijie yang sedang asyik "kerok-kerok" main mahjong memandang Tuan Tanah Pasang Surut dan ular hydra dengan mata indahnya yang sipit, pandangannya penuh kekaguman.
Empat set Tuan Tanah Kematian, cara penggunaan terhebat adalah saling memangsa. Roh cincin memangsa Penyihir Tengkorak Api Neraka, atau Penyihir Tengkorak Api Neraka memangsa roh cincin, berkembang dan menguat melalui proses pemangsaan berulang.
Ini terungkap ketika Ailijie membocorkan rahasia Sinar Pedang Sepuluh Jari, secara tidak sengaja membuka mata sang Tuan Tanah.
Geryon yang telah melahap Tiran Tengkorak Api Neraka dan Naga Hitam berkepala tiga, tubuhnya membengkak secara drastis dengan kerangka telanjang dipenuhi duri tulang raksasa seperti mawar. Sepasang sayap daging berlubang-lubang tambahan muncul, kait ekor berkilau kemerahan tampak gagah perkasa.
Setelah Kepala Suku Naga Hitam, Tuan Tanah Kerang Tembaga, Bayi Darah Xilo, dan Ksatria Iblis Bersayap dilahap Hydra, tubuh biru transparan ular berkepala sembilan itu berubah seperti batu. Dua kaki sebesar tiang pancang muncul, diiringi sepasang sayap robek raksasa di punggungnya.
Klan Naga Hitam benar-benar dermawan: pertama kekuatan magis disambungkan, lalu sari pati darah dihisap, akhirnya dilahap roh cincin. Sayangnya Hydra gagal menelan dua cangkang kerang Tuan Tanah Kerang Tembaga, akhirnya dibuang kembali.
Liu Zhenhan melakukan kesalahan cukup signifikan - dia tidak menyisakan satu pun Penyihir Tengkorak Api Neraka!
Naga Hitam adalah pengguna akhir sihir elemen api. Andai Kepala Suku Naga Hitam dipertahankan sebagai Penyihir Tengkorak Api Neraka, pasti sangat kuat. Sayang semuanya sudah termakan.
Meski harga yang dibayar adalah membuat Hydra dan Geryon setara dengan masa kejayaan mereka, namun dua monster laut ini tidak bertarung di habitat aslinya di darat. Ditambah Hydra baru mendapatkan mantra hawa dingin kematian, sekuat apapun peningkatan kekuatannya, hanya bisa menyemburkan semburan sembilan tembakan beruntun, sungguh membuat Liu Zhenhan menyesal.
Yang lebih disayangkan, Tuan Tanah Feilengcui dalam pertempuran "Laut Sunyi" meski telah membasmi banyak ahli kuat bangsa iblis, namun karena efek mantra terlarang, bahkan debu tulangpun tak tersisa. Sedangkan monster tingkat super yang dibunuhnya langsung, semuanya telah diambil bahan bakunya oleh ahli alkemi, tidak bisa lagi diubah menjadi Penyihir Tengkorak Api Neraka, benar-benar memilukan!
Jika tidak, Geryon dan Hydra akan menjadi monster undead seperti apa?
A-Xiannu nyaris gila karena iri hati, namun semua keuntungan itu tidak jatuh ke tangannya, justru harus menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri.
"Sudah kembali?" Ning Yu melempar kartu Dongfeng sambil tersenyum manis memandang suaminya.
Selama seminggu penuh, Liu Zhenhan membawa Joan d'Arc khusus pergi ke dunia manusia untuk menyelidiki hasil akhir pertempuran antara Master Puskash dan bangsa iblis.
"Tak ada hasil." Liu Zhenhan tersenyum getir sambil menjelaskan secara detail situasi yang berhasil dia selidiki selama ini.
Melalui survei lapangan dan simulasi, Liu Zhenhan pada dasarnya telah mengungkap tahapan pertempuran antara Master Puskash dengan pasukan perintis bangsa iblis.
Saat itu, kehadiran penunggang obsidian kelas tinggi pasti membuat Master Puskash tidak bisa menggunakan teleportasi instan.
Namun sebagai Santo langka yang menguasai tiga aliran sekaligus, kemampuan terbang Master Puskash tidak perlu diragukan lagi.
Berdasarkan jejak pertempuran yang tersisa, Liu Zhenhan mencari jejak hingga akhirnya melacak rute penerbangan Master Puskash dari Divanci yang memimpin pasukan iblis hingga ke Pegunungan Huohu di wilayah Pompeii. Tampaknya sang master berharap memanggil mantra terlarang untuk memicu letusan gunung berapi dan mengorbankan diri bersama musuh.
Dari kondisi gunung berapi aktif di Pegunungan Huohu yang masih utuh, terlihat jelas bahwa upaya Master Puskash akhirnya gagal.
Mengaktifkan mantra terlarang bahkan mustahil bagi level saint sekalipun. Apalagi lawannya adalah para ahli kuat bangsa iblis yang sedang mengamuk - sedikit kesalahan saja akan menentukan hasil pertempuran melawan begitu banyak ahli Jalan Tertinggi.
Kemampuan Master Puskash telah terbukti secara sempurna: Bertahan terbang ribuan li di bawah kepungan tiga Raja Horor, dua Ksatria Iblis Bersayap, dan sembilan Lich Naga Tulang.
"Berjatuhannya dua penyihir tingkat suci secara berturut-turut dan pembantaian Divanci oleh gereja, kedua peristiwa ini bagaikan dua labu minyak seberat pon yang mengguncang seluruh Benua Aigean. Seketika itu juga, seluruh benua menjadi panik mendengar nama iblis, seperti angin yang membawa teriakan burung jenjang."
"Meski kabar invasi Bangsa Laut sengaja disembunyikan oleh Paus Paulus II, kekejaman Bangsa Iblis saja sudah cukup membangunkan Benua Aigean dari tidur nyenyaknya! Sebelumnya, banyak yang dengan percaya diri mengira bahwa dengan kemajuan teknologi dan keunggulan sihir saat ini, Bangsa Iblis takkan mampu melawan."
"Aku gagal menemukan jasad Master," kata Liu Zhenhan. "Sedangkan kerugian di pihak Bangsa Iblis, aku juga tidak tahu pasti karena mereka tidak meninggalkan satu pun mayat."
"Mungkin ayah belum tewas, bisa saja ditawan Bangsa Iblis." Joan d'Arc meremas kedua tangannya, mata besar yang jernihnya dipenuhi harapan naif.
"Ini hanyalah fantasi yang meninabobokan diri, hanya Joan d'Arc yang masih bisa berkhayal seperti ini."
"Semua tahu bahwa dengan kekuatan dan kekejaman Bangsa Iblis, kemungkinan seperti itu mustahil ada. Dengan kebanggaan sebagai penyihir suci generasi pertama, Master Puskás takkan mungkin membiarkan dirinya ditawan."
Setelah hening sejenak, melirik Mo'er yang sedang main kartu, Liu Zhenhan bertanya pada Ning Yu: "Apakah Ai Wei'er sudah bangun?"
"Lao Liu kali ini pergi ke dunia manusia, sekalian mengantar Paus dan yang lainnya pergi semua."
Sebelumnya, tentu dia tidak lupa meminta Paulus II membantu Ai Wei'er melakukan "Pemulihan Suci".
Masalahnya, setelah jiwa Ai Wei'er dan Mo'er masing-masing kembali ke tubuh aslinya, kedua gadis cantik itu justru bersama-sama terjerumus dalam tidur panjang.
Yang Mulia Paus menghibur Liu Zhenhan, keadaan ini karena jiwa Ai Wei'er dan Mo'er telah terlalu lama berbagi satu tubuh sehingga saling beradaptasi, perubahan mendadak secara esensial membuat mereka butuh proses penyesuaian.
Setelah masa adaptasi mereka selesai, secara alami akan bangun dari keadaan koma.
Berapa lama proses ini diperlukan? Yang Mulia Paus tidak menyebutkan, Liu Zhenhan juga tidak bertanya.
Lao Liu sudah takut mengetahui hasilnya.
"Ai Wei'er..." Ning Yu menghela napas, perlahan menggelengkan kepala.
"Sialan." Liu Zhenhan langsung terlihat kecewa.
Seolah-olah kemana pun pergi sekarang, udara dipenuhi aura kemuraman.
Seperti setelah kedatangan Bangsa Iblis, seluruh Aiqin diperkosa, perasaan tak tertahankan ini membuat Lao Liu gusar dan sesak napas.
Tak ada satu pun kabar baik!
Semuanya berita buruk!
Dalam pertempuran "Laut Sunyi", Imam Phoenix Api Murinio mengalami luka parah hingga kini belum sadar. Sorot api hitam An Rui Da nyaris menembus kornea jantung Imam Utama Angsa.
Tubuh Murinio meski kebal racun, tapi luka bakar akibat api tak bisa dikurangi. Jika bukan karena bantuan Raksasa Buddha Feilengcui dan jamur merah penyembuh, mungkin dia sudah tewas - ini membuktikan betapa hebatnya An Rui Da dari sisi lain.
Meski Murinio terluka parah, rencana relokasi penduduk asli di sekitar Ngarai Zhada Hutan Salib Selatan harus segera dilaksanakan tanpa penundaan. Liu Zhenhan telah menyerahkan tugas ini kepada Kepala suku Andulan sebelum pergi ke dunia manusia, memintanya membantu Gormeth mengurus migrasi suku-suku pribumi.
Kantor tentara bayaran Harimau di Kadipaten Dolot telah menghentikan pemesanan Landak Batu sejak dua minggu lalu.
Saat ini jumlah total khimera Landak di Feilengcui yang sudah selesai dan belum selesai dilatih hanya 52 ekor.
Angka ini kurang separuh dari jumlah yang semula direncanakan oleh tuan tanah!
Meski jumlah khimera Landak seperti ini sudah cukup membuat Bunga Aiqin Ailijie terkejut hingga gagap dan berteriak-teriak, bagi Liu Zhenhan jumlah ini sama sekali tak sesuai dengan konsep strategi awalnya.
Mengingat tentara reguler manusia tidak mau menjual hewan logistik mereka, Liu Zhenhan setelah mempertimbangkan matang-matang, akhirnya melempar masalah rumit ini ke Yang Mulia Paus. Dia meminta Paus Paulus II untuk mewakilinya, bertekad mendapatkan minimal 30 ekor Landak Batu dalam waktu setengah tahun!
Tiga puluh ekor Landak Batu bukanlah angka kecil. Jumlah ini cukup untuk mengosongkan total hewan logistik dua negara militer kuat manusia. Paus Paulus II hanya berjanji akan berusaha sebaik mungkin, tanpa jaminan keberhasilan.
Liu Zhenhan merasa dirinya sial. Andai bukan karena akan berperang melawan dua penjajah ras asing, cukup dengan berjanji membantu Yang Mulia Paus memberantas agama Dewi Es dan Salju, jumlah Landak Batu bahkan bisa dilipatgandakan dan Paus pasti sanggup memenuhinya.
Karena jumlah tak mencukupi, hanya bisa mengandalkan perangkat keras. Kepala Staf Istana Musim Panas Robby telah menyusun Rencana Rahasia Tingkat Tinggi: mengirim para pendeta muda dari akademi pendeta ke dunia bawah tanah untuk ujian. Rencana ini juga mencakup beberapa Imam Senior Istana Musim Panas. Prinsipnya sederhana - mengirim mereka ke zona bahaya agar peliharaan magis mereka gugur, lalu diganti khimera!
Setelah observasi sebulan penuh, ditambah kehidupan mewah di Feilengcui dan rekaman prestasi Shaman Divine Comedy dari Rekaman Di Wei, para pendeta muda ini - seperti pemuda berdarah panas pada umumnya - telah mengembangkan kultus individu yang ekstrem terhadap Shaman Divine Comedy.
Sebagai Bimon yang darahnya murni, Liu Zhenhan memang tak punya alasan lagi meragukan loyalitas para pemuda ini.
Jabatan sebagai Pendeta Istana Musim Panas saja sudah bisa mengunci gerbang bangsawan tinggi seumur hidup mereka.
Helen sudah lama gencar meningkatkan kemampuan para pendeta muda. "Nyanyian Angin Besar" dan penggunaan kecapi tujuh senar mutiara untuk meluncurkan "Panah Air Air Mata" menjadi kurikulum utama angkatan pertama Akademi Pendeta.
Jika seratus pendeta muda ini bisa melewati ujian berat dalam setengah tahun, walau hanya menguasai satu mata pelajaran, kelompok pendeta Istana Musim Panas akan memiliki kekuatan yang mengungguli seluruh negeri - Sama seperti sihir, lagu perang pendeta yang dinyanyikan dengan skala nada lengkap secara otomatis akan naik tingkat.
Kartu kristal Di Wei berisi rekaman lagu perang sangat membantu para pendeta muda. Dengan kartu ini, meski tanpa bimbingan langsung Imam Senior, mereka bisa terus mempelajari pengucapan dan memperbaiki kesalahan.
Tapi suku kata lagu perang jauh lebih kompleks dan samar dibanding mantra sihir!
Saat kembali, Liu Zhenhan menemukan banyak pengintai udara dari Kota Lucerne berkeliaran di sekitar Feilengcui. Diduga kuat mereka curiga Feilengcui terlibat dalam hilangnya Naga Hitam dan wabah Manusia Banteng-Elang di Lusern.
“Siapa yang bisa menceritakan sesuatu yang membuatku senang?” Begitu memikirkan masalah burung-burung itu, rambut putih Liu Zhenhan mulai tumbuh satu per satu.
“Senjata pertempuran udara kita sudah ada jalannya.” Ailijie tersenyum: “Sekarang aku baru tahu, pilihanku tidak salah.”
“‘Sumur Bulan Abadi’ dan ‘Pohon Kehidupan’ milik Elf Xifu telah aku pindahkan ke ‘Kota Shufang’ di Benua Chesang. Berkat teknik okulasi tanaman Raksasa Hijau dan kecepatan pertumbuhan abnormal biji peri, akhirnya ‘labu minyak’ dan ‘Kemarahan Moradin’ mulai diproduksi massal!” Ning Yu yang melihat kekesalan Richard segera menghiburnya: “Dengan jumlah produksi harian saat ini, menimbun 60.000 buah ‘labu minyak’ dan 300.000 buah ‘Kemarahan Moradin’ di akhir tahun sama sekali tidak masalah! Hanya saja setengah hutan purba di Benua Chesang akan hancur, ini cukup menyedihkan.”
“Itu kabar bagus.” Lao Liu menghela napas lega.
Setelah menahan kehinaan cukup lama, sekarang saatnya ia menyambut perjalanan ke dunia iblis!
Tapi sebelumnya, masih ada telepati raksasa dari Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun dan Mutiara Kerang Tembaga yang menunggu untuk dipanen.
Bab 446 Sihir Mental (Bagian 1)
Di luar dugaan Lao Liu, Ailijie ternyata tidak mendukungnya dalam memperoleh telepati dari Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun dan Mutiara Kerang Tembaga.
"Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun dan Mutiara Tembaga Bersisik, gabungan kekuatan telepati mereka sungguh membuat siapapun bergumam!" Ailijie bahkan berhenti bermain Mahjong, dengan serius menasihati Lao Liu: "Tapi kekuatan telepati sebesar ini yang diberikan padamu, sama seperti kekuatan magis darah, ibarat telinga orang tuli—hiasan belaka."
"Maksudmu apa?" Liu Zhenhan mengerutkan alisnya. Hanya melalui "Gada Unsur" milik Ailijie, Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun dan Mutiara Tembaga Bersisik bisa bersama-sama memberikannya kekuatan telepati luar biasa. Jangan-jangan gadis kecil ini ingin memerasnya dengan ini?
"Kekuatan telepati selevel ini sebaiknya diberikan pada Kapten Pasukan Sihir Elite kita, Beckham! Memberikannya padamu benar-benar pemborosan yang keterlaluan!" Ailijie menggunakan nada bijaksana: "Aku tahu kau ingin memanfaatkan Lingkaran Lagu Perang kendali tunggal, tapi jangan lupa, lingkaran tunggal dari Lagu Perang Pendeta harus dilatih lapis demi lapis melalui setiap lagu perang, bergantung pada bakat dan kemampuan alami, bukan hanya sekadar kekuatan telepati yang besar!"
"Bukan 'kita', tapi 'kapten pasukan sihir elite-ku'." Liu Zhenhan membenarkan kesalahan ucapan gadis itu, wajahnya mulai tersipu: "Obisilachi! Kenapa ucapanmu terdengar begitu menusuk? Seolah kau yakin aku takkan pernah sukses dalam sihir seumur hidupku? Atas dasar apa kau berani berasumsi begitu?"
“Setiap aliran sihir memiliki cara penggunaan yang unik, kamu bahkan tidak menguasai sedikitpun pengetahuan dasar magis. Prestasi apa yang bisa dicapai di masa depan? Sihir bukanlah lagu perang, tidak memiliki kemungkinan Evolusi Alami sama sekali! Batu loncatan sihir adalah pengetahuan dasar, bukan Pencerahan Kebijaksanaan!” Ailijie berkata tanpa tedeng aling-aling: “Aku bersumpah atas nama kepribadian Konduktor Kekuatan Magis! Dalam hal bakat elemen, kualifikasimu hampir tak ada bedanya dengan sebatang kayu totem atau batu karang!”
“Aku tidak suka mendengar ucapanmu ini.”
“Jangan marah, meski tidak suka tetap harus kusampaikan. Karena ini kebenaran.” Ailijie tertawa sambil bersenandung: “Richard, apa itu trik penggunaan elemen? Apa itu bakat alami yang cemerlang? Mengapa aku menilaimu seperti ini? Akan kuberi analogi sederhana untuk menjelaskannya.”
Alisdagu Liu Zhenhan berkerut rapat, matanya menatap gadis cantik ini dengan sorot tajam. Hatinya dipenuhi kegelisahan – jangan-jangan gadis kecil ini ingin memanfaatkan kesempatan untuk membalas dendam kejadian sebelumnya?
“Bayangkan kamu seorang Mentor yang mengajari bayi Bimon berusia tiga tahun berhitung. Kamu mengajarinya bahwa satu tambah satu sama dengan dua, dan dia mengerti. Lalu kamu bertanya: Jika satu tambah satu sama dengan dua, berapa seribu tambah seribu? Jika bayi itu bisa menjawab ‘Jawaban’ dengan benar, itulah yang disebut bakat alami yang cemerlang!” Ailijie mengangkat bahu mungilnya: “Sayangnya, 99% anak tiga tahun di dunia ini tidak memiliki kemampuan logika seperti itu!”
“Ini kenyataan.”
“Di dunia magis, magang sihir yang mampu mempelajari pengetahuan dasar seperti satu tambah satu sama dengan dua sudah sangat langka! Apalagi genius sihir dengan bakat luar biasa yang bisa memahami secara analogi, itu semakin langka! Makanya Penyihir level saint dan Semi-Saint sangat jarang!” Ailijie memandang Lao Liu dengan penuh penyesalan, menghela napas panjang: “Setiap cabang sihir pada dasarnya seperti operasi aritmatika tambah-kurang-kali-bagi. Asal kuasai pengetahuan dasar dan konsep logika, lakukan kultivasi sampai akumulasi kekuatan magis mencukupi, menguasai mantra kuat itu mudah! Kau sendiri tahu, Penyihir terhebat bahkan bisa menciptakan seri sihir baru!”
“Telepati yang besar sangat membantu kontrol sihir, meningkatkan kultivasi Lagu Perangku juga bagus.” Liu Zhenhan tidak terima: “Jangan meremehkanku, siapa tahu nanti aku ciptakan aliran sihir atau lagu perang baru!”
“Membangun kastil, batu, kayu, pasir sebanyak apapun tak berguna tanpa tukang bangunan! Levelmu cuma bisa bangun gubuk jerami. Jancuk kau disuruh bangun kastil, hasilnya pasti bukan bentuk kastil! Xiao Bei beda. Bakatnya dalam penggunaan elemen seribu kali lebih hebat darimu!” Ailijie mencibir, setiap kalimatnya melukai harga diri Lao Liu.
“Xiao Bei dalam pencapaian sihir jauh melampaui saya, hal ini tidak saya sangkal.” Liu Zhenhan mengakui dengan jujur: “Bagaimanapun, penemu pertama di Benua Aigean yang menggunakan kaki untuk menembakkan sihir dengan cepat dan teori orbit magis adalah dia!”
“Saya juga berpikir demikian. Beberapa hari ini saya terus mengamati pengetahuan dan kemampuan sihirnya! Sejujurnya, dia benar-benar bakat! Bakat yang tidak biasa! Mengapa kau yang sama sekali tidak punya bakat elemen ikut campur? Telinga orang tuli yang lebih indah dari elf, apakah ada artinya?” Ailijie tertawa: “Telepati sebesar itu seharusnya diserahkan kepada yang paling layak!”
“Memaksimalkan keuntungan?” Liu Zhenhan juga mulai tertarik, jika dirinya bisa membina seorang penyihir legendaris, hal itu memang lebih bernilai dalam menghadapi Bangsa Iblis dan Bangsa Laut di masa depan.
“Benar! Jika Helen laki-laki, saya pasti akan menyarankanmu untuk menyerahkan Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun ini padanya! Bakat lagu perangnya jauh di bawahmu!” Bunga Aiqin tersenyum licik: “Jangan menolak nasihat konduktor kekuatan magis tingkat tinggi, Raja Bunga Yang Mulia, jika tidak ingin menyesal di kemudian hari, dengarkan saya.”
“Tapi bagaimana saya bisa ke dunia iblis tanpa telepati? Tanpa komunikasi telepati, saya bahkan tidak bisa berbicara Bahasa Umum mereka, pasti akan terbongkar!” Setelah berpikir panjang, Liu Zhenhan masih enggan melepaskannya.
"Kali ini pergi menjelajahi dunia iblis, dia sama sekali tidak berencana langsung kabur setelah menurunkan ratu semut. Ini bukan pergi ke toilet, harus membuat keonaran besar baru bisa meluapkan kekesalan."
"Pendapatku sama dengan Kepala Suku Andulan! Memang tidak ada artinya kamu pergi ke dunia iblis! Tapi jika kamu bersikeras pergi dan ingin menguasai telepati sebesar ini, aku punya alternatif lain." Ailijie terlihat sudah memprediksi respon Lao Liu, wajahnya menunjukkan ekspresi "tahu-dari-tadi": "Tapi... hadiah dulu baru kerja. Setidaknya beri aku imbalan?"
"Sebutkan syaratmu dulu." Liu Zhenhan benar-benar kagum dengan rekan kerjanya ini. Menurut pengakuan Ailijie, dulu saat menjelajahi Aiqin bersama Rek'sar dan Legolas, setelah setiap pertempuran dialah yang selalu pertama memilih peralatan magis - rupanya dia juga kolektor gila. Sudah pasti kali ini dia mengincar peralatan magis lagi.
"Aku ingin semua Intan Guntur-mu! Aku akan beri dua buah untuk setiap peri bunga, agar mereka bisa ikut bertempur langsung!"
"Berani-beraninya kamu meminta?" Liu Zhenhan terkekeh sinis: "242 buah Intan Guntur! Dewataku, apa kamu tahu berapa banyak kadal guntur penghasil intan yang tersisa di Gunung Guntur sekarang?"
“Jangan kira tindakanku ini didorong keegoisan! Mungkin kau tak paham betapa tajamnya insting tempur konduktor kekuatan magis. Intan Guntur di tanganmu hanya bisa melepaskan satu kilat sekaligus, tapi jika dibagi merata ke para Peri Bunga, mereka bisa menenggelamkan lawan dengan ratusan kilat terkoordinasi pada momen paling tepat!” Ailijie memasang wajah serius: “Ini demi keseluruhan Pasukan Sihir Istana Musim Panas!”
“Tak masalah! Asalkan kau bisa mengubah telepatiku yang kuat menjadi kekuatan sejati, tak hanya 200-an Intan Guntur, bahkan dua kali lipat pun aku setuju!” Liu Zhenhan dalam hati mengangguk. Bagaimanapun semua Peri Bunga adalah anggota Pasukan Sihir Istana Musim Panas, tak masalah diberikan ke siapa saja.
“Jangan buru-buru. Aku perlu berkonsultasi lagi dengan Cruyff. Kau juga undang beberapa Master untuk memeriksa rencanaku, sekaligus bertanggung jawab untuk dirimu sendiri.” Ailijie sengaja menggantung penjelasan.
Tiga hari kemudian, pasangan Ibu dan Master Stefano diundang Tuan Tanah Richard ke Feilengcui.
Master Emmar tidak bisa hadir karena benar-benar sibuk.
Penyihir besar yang paling dekat dengan Dewata, Stefano, langsung terkejut setengah mati oleh murid pertamanya begitu tiba di Feilengcui.
Dulu ketika mengirim Xiao Bei ke Feilengcui, dia sudah membayangkan muridnya akan mendapat perlakuan baik dari Tuan Tanah Bimon. Tapi tak disangka perlakuan itu begitu istimewa, bahkan jauh melebihi yang diterima Otga!
Melihat Kristal Naga, Mutiara Sembilan Kelok, dan cincin Tuodu yang berkilauan, Master Stefano harus mengakui dengan pahit sebuah fakta: era miliknya telah berlalu.
"Kudengar kau baru-baru ini berhubungan dengan kucing perempuan Bimon?" Master Stefano menasihati murid andalannya yang telah dibinanya sejak kecil dengan serius: "Kabarnya masih pelayan Putri Bimon? Kecantikan adalah racun mematikan bagi penyihir, harus dijauhi, bukankah ini yang selalu kuajarkan sejak kecil?"
"Aku..." Xiao Bei melirik tajam ke arah Otga, tahu pasti adik seperguruannya ini yang mulut besar memberitahu sang mentor.
"Master Stefano, kali ini ada hal penting yang ingin kuminta bantuanmu." Tuan tanah tepat waktu menyelamatkan kapten Taibao-nya. Dengan riang ia memeluk bahu Master Stefano masuk ke aula kediaman Tuan Tanah.
Hubungan Beckham dengan kucing betina Victoria juga merupakan hal yang tak terduga oleh Liu Zhenhan sebagai bos mereka.
Putri Nancy menetap di Feilengcui, setiap hari dengan santai berlatih ilmu bela diri bersama Pasukan Istana Musim Panas. Meski tak mengganggu Lao Liu, keengganannya kembali ke Shabak membuat Lao Liu tak berdaya.
Kehadiran Putri Baginda bagai tahi lalat di wajah - meski tak gatal atau perih, membuat Liu Zhenhan merasa tak nyaman sepanjang hari.
"Entah jodoh dari kehidupan yang mana, dayang pribadi Putri Nancy yang bernama Victoria—gadis kucing Garfield berekor panjang dengan pupil mata yang bisa berubah warna—dan model kura-kura Xiao Bei ibarat kacang hijau bertemu mata."
"Satu cantik jelita, satu lagi tampan gagah, memang terlihat serasi."
Hasil ini semakin memuaskan Liu Zhenhan. Diam-diam dia bertekad untuk menjodohkan Lampard suatu saat nanti, mengikat dua jenius manusia ini selamanya di Feilengcui.
Seperti yang diperkirakan Liu Zhenhan sebelumnya, pasangan Ibu dan Master Stefano sangat mendukung rencananya untuk mengunjungi dunia iblis.
Di seluruh Benua Aigean, jika ada yang wajahnya paling mirip bangsa iblis, pastilah Tuan Tanah Feilengcui ini. Orang lain tak mungkin bisa meniru karena tak punya syarat bawaan. Jelas, baik mertua maupun Master Stefano sangat yakin akan kemampuan Liu Zhenhan.
"Richard, rencana ini memang layak diperbesar skalanya!" Penjaga Pohon Kepala Suku yang pulang dari Benua Chesang untuk rapat terus memomang semangat Lao Liu.
"Aku yang akan membuka 'jurang ruang-waktu'!" Master Stefano menepuk dadanya keras-keras: "Andai pupil mataku juga ada bintang salib perak, pasti sudah kuhancurkan dunia iblis sampai kacau balau!"
“Kamu punya formasi teleportasi sihir dari kristal kurir, kalau ada kesempatan, kita bisa buat ulang seperti Kota Gallimard, serangan dari dalam!” Naga Pelangi Ibu lebih langsung: “Aku dan Lunna pasti akan membantu! Aku punya hubungan keluarga dengan Master Puskash, mustahil aku diam saja melihat dendam darahnya!”
“Masih ada kendala bahasa! Keberatan Ailijie sudah kupikirkan lama, tapi tetap ragu. Jika benar-benar menyia-nyiakan telepati sebesar ini hanya untuk komunikasi mental, memang sayang.” Liu Zhenhan tersenyum getir sambil menjelaskan asal-usul Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun dan Mutiara Kijing Tembaga.
Telepati yang begitu besar dan cara mendapatkannya yang begitu aneh, membuat Master Stefano geleng-geleng kepala tidak tahu harus tertawa atau marah.
“Telepati sebesar ini sangat berharga bagi penyihir sejati! Perlu penelitian lebih lanjut.” Master Stefano terus menggelengkan kepala sambil menjentikkan lidah. Hanya dengan berhubungan intim dengan Putri Bunga Bangkai bisa mendapat kemampuan komunikasi mental, hal seperti ini benar-benar belum pernah terjadi dalam sejarah Benua Aigean.
“Bisa sekaligus mendapat telepati Mutiara Kijing Tembaga, ini semakin aneh!” Naga Pelangi Ibu dan Naga Peri Lunna sudah tahu hal ini, tapi yang tidak mereka duga adalah munculnya tambahan Mutiara Kijing Tembaga.
Sebagai anggota Kota Naga, nama Sylvester tentu sudah didengar oleh pasangan Ibu. Penantang yang semakin kuat ketika menghadapi lawan kuat ini, mampu mengklon dan membatalkan seluruh kekuatan magis orang lain melalui "Ruang Tanpa Aturan", ternyata tewas di tangan Richard si amatir tak berbakat. Hal ini membuat Ibu dan Lunna merasa Ya Tuhan tidak adil.
"Apa kecantikan konjak bisa diproduksi massal? Kekuatan telepati langsung menentukan Tingkat Kelahiran magang sihir. Jika bisa diproduksi massal, zaman keemasan siir Benua Aigean benar-benar akan tiba!" Master Stefano mengulum jari sambil berpikir.
"Produksi massal bukan tidak mungkin. Asalkan ada cukup 'Mata Air Kehidupan', kita bisa menanam jenis baru Penjaga Pohon ini dengan menyetek rambut kecantikan konjak dan menyiramnya sederhana!" Kepala Suku Krouieff yang sedang berbisik mesra dengan Ailijie buru-buru menegaskan: "Tapi bagaimanapun, kecantikan konjak tetap termasuk ras kami. Aku tak bisa menerima pembuatan mesin penghisap telepati yang bertujuan komersial!"
“Kepala suku, ‘Mata Air Elemen’-mu bisa terkumpul sampai tujuh delapan galon, tidak mungkin Dark Elf di Lembah Heijing tidak menyimpan sebanyak itu! Sudah kuhitung, jumlah ‘Mata Air Kehidupan’ yang dibutuhkan untuk menyirami empat Pohon Perang sampai 18.000 tahun seharusnya tidak cukup untuk menguras habis cadangan Elf Jatuh ini! Besok akan kukirim Raksasa Buddha untuk berunding dengan Elf Lusern. Kami Feilengcui akan menyediakan ‘Lotus Silk’ sebagai bahan pangan matang instan, tapi mereka harus menukarnya dengan 50 pon ‘Mata Air Kehidupan’ dan 20.000 budak Elf!” Liu Zhenhan tertawa getir: “Dengan ini kita bisa memproduksi massal Penjaga Pohon ajaib! Nanti saat mereka sudah punya pasangan cocok, kita pasti bisa memproduksi massal Penyihir!”
“Kamu mimpi apa? Elf Jatuh sekarang pasti sudah panik! Hutan Salib Selatan sudah direbut, dunia bawah tanah diputus paksa. Kalau kamu tidak berikan ‘Lotus Silk’, demi bertahan hidup mereka pasti nekat merampas Kerajaan Bimeng! Dalam situasi begini, ngapain lagi memeras mereka? Langsung berikan saja ‘Lotus Silk’.” Kepala Suku Krouieff menggeleng: “Lagi pula, permintaanmu keterlaluan! 50 pon Mata Air Kehidupan? 10 pon saja sudah cukup! 20.000 budak Elf? Dalam ekspedisi merebut Hutan Salib Selatan, Kota Lusern hanya merampas kurang dari 3.000 budak Elf. Mau kasih 20.000, masa iya harus bayar dari kantong sendiri?”
Bab Empat Ratus Empat Puluh Tujuh Sihir Mental (Bagian Tengah)
"Meminta banyak di awal justru agar mereka bisa menawar! Aku belum ingin bermusuhan dengan mereka sekarang. Membantu menyelesaikan masalah bahan pangan mereka adalah harapan agar mereka tetap tenang, untuk sementara jangan membuat masalah bagiku." Liu Zhenhan tersenyum sinis: "Mengenai masa depan, mereka takkan melepaskanku, dan aku pun takkan melepaskan mereka. Hal ini sudah pasti!"
"Balas dendam bukanlah karakter Penjaga Pohon kita." Kepala Suku Krouieff memutar mata ke arah Lao Liu.
"Bukankah tanaman juga punya bunga pemakan manusia? Lihat, tali rotan itu contohnya!" Liu Zhenhan juga memutar mata kembali, tak mau kalah memberikan ekspresi sinis pada kepala suku.
"Ayah Mertua, kau belum menjelaskan maksud Sang Dewi Sihir?" An Rui Da mengingatkan Lao Liu di sampingnya. Pengetahuan sihir An Rui Da mungkin melebihi siapa pun, sehingga hari ini Lao Liu juga membawanya ke diskusi ini.
"Aku pun tak tahu." Liu Zhenhan mengalihkan pandangannya ke Bunga Aiqin: "Katakanlah Dewi, bagaimana caranya agar aku bisa mendapatkan telepati tanpa harus dikorbankan secara berlebihan!"
“Konsepku sederhana! Sebagai seorang Hifu dengan lima mahkota, ‘Gada Unsur’-ku memiliki efek amplifikasi ganda. Artinya, Richard bisa mendapatkan kekuatan telepati dua kali lipat dari Mutiara Copper Clam dan Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun dengan bantuanku!” Ailijie menatap tegas ke semua yang hadir: “Kuyakin, si jahat Liu Zhenhan pasti akan menggunakan Cincin Buah Tuo untuk meningkatkan drastis kekuatan telepati Putri Bunga Bangkai – tentu dengan syarat Putri Bunga Bangkai itu memang benar-benar Penjaga Pohon dan entitas hidup seperti kata Cruyff si tua bangka itu. Jika tidak, Cincin Buah Tuo takkan bekerja tanpa kontak dengan napas kehidupan!”
“Kau benar-benar memahamiku.” Liu Zhenhan terkekeh.
“Dengan kekuatan telepati sekuat ini, jika kau bisa menguasai prinsip sihir kontrol mental, cukup untuk mengendalikan Archmagister!” Ailijie kembali menunjukkan welas asih sucinya: “Jika kau dapatkan semua ini, ibarat Model makan havermut – buang-buang bahan pangan!”
“Benar-benar penyiaan.” Serentetan suara setuju bergema.
“Fokus! Bagaimana caraku meminimalkan kerugian?” Liu Zhenhan bertanya.
“Aku ingin selama proses penyerapanmu, telepati yang luar biasa besar tiba-tiba mengalami pergeseran lempeng dan berubah menjadi metode serangan sihir mental yang praktis!” Ailijie bersenandung: “Dengan jumlah telepati sebanyak ini, tentu tidak mungkin semuanya terkonversi. Mari kita coba peruntungan, seperti kucing buta masuk sarang tikus – asal bisa tangkap satu saja sudah sukses! Lagi pula saat Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun mentransmisikan padamu, tidak akan ada bahaya.”
“Wah ide bagus! Bahkan jika berubah menjadi semacam ‘Tekanan Batin’ seperti yang dimiliki Ksatria Iblis Bersayap juga tidak buruk!” Mata Liu Zhenhan langsung berbinar.
“Dengan skala telepatimu, jika mendapatkan kemampuan serangan mental, setidaknya tidak akan kalah dengan Aura Naga Naga Pelangi!” Ucapan Ailijie membuat air liur Lao Liu hampir menetes.
“Lalu bagaimana cara membalikkan pergeseran lempeng ini?” Liu Zhenhan bertanya dengan gesit. Sorotan mata penuh harap dari semua orang tertuju pada wajah luar biasa cantik Sang Bunga Aiqin.
“Cara yang sangat kuno!” Ailijie tertawa sambil bersenandung: “Aku baru saja terus berdiskusi dengan Kepala Suku Krouieff untuk memastikan apakah Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun ini bisa dianggap sebagai murni entitas hidup! Hasilnya mengejutkan, Penjaga Pohon tua berkata bahwa Putri Bunga Bangkai ini bisa disebut sebagai tumbuhan sekaligus makhluk hidup!”
“Benar seperti itu!” Penjaga Pohon tua tersenyum menanggapi tatapan bertanya dari sekeliling: “Tumbuhan harus mencapai usia dasar 20.000 tahun untuk bisa berevolusi menjadi Ent. Ini adalah hukum yang berlaku baik di kampung halaman saya maupun di Benua Aigean!”
“Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun dari gurun ini telah mengubah pemahaman saya sebelumnya! Karena gurun selalu menjadi Wilayah Terlarang bagi Penjaga Pohon, saya sama sekali tidak tahu tentang daerah asing itu! Tapi menurut Richard, di gurun pun ada hutan. Ini memberi saya pencerahan - mungkin tanaman gurun berbeda dengan tanaman biasa! Kehadiran Putri Bunga Bangkai ini membuktikan kebenaran asumsi tersebut! Alasan saya menganggap Putri Bunga Bangkai ini sebagai tanaman adalah rambutnya bisa ditancapkan untuk menumbuhkan tali rotan! Sedangkan alasan menganggapnya sebagai nyawa adalah dia telah memiliki ciri fisiologis makhluk hidup! Sayangnya dia telah terlepas dari batang induknya. Seandainya tidak, kita bisa menyirami tanaman induk dengan Mata Air Kehidupan untuk mengubahnya menjadi makhluk hidup utuh...”
"Richard. Jelaskan dulu bagaimana cara pengawetan Putri Bunga Bangkai ini?" Ailijie menyela celoteh Penjaga Pohon tua itu dan bertanya pada Lao Liu.
"Minum air! Persis seperti tanaman! Awalnya tidak tahu, setelah beberapa waktu kulitnya mulai kusam dan layu. Dia terus 'berteriak' lewat telepati minta air, lalu saya coba menuangkan air ke mulutnya. Ternyata dia benar-benar bisa 'gloops-gloops' meminumnya. Sekarang Ning Yu memberinya minum setiap hari." Liu Zhenhan mengangkat bahu.
"Telepati Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun memang membuat iri! Langsung muncul sinonimnya di otak, pantas disebut bahasa terjemahan universal!" Kepala Suku Krouieff mengusap dagunya sambil terkekeh, "Sebenarnya tidak perlu minum setiap hari, seminggu sekali sudah cukup. Tapi banyak minum juga tidak apa, malah membuat kulitnya lebih bersinar."
"Senior, apa sebenarnya maksud Anda? Semakin kudengar semakin kacau pemahamanku." Ibu dan Master Stefano saling memandang, lalu bersama-sama menatap Ailijie.
"Tidak kacau!" Ailijie bernyanyi sambil tertawa, "Coba pikirkan! Untuk memicu pergeseran lempeng elemen saat mentransfer telepati ke Richard, hingga muncul sihir mental yang utuh - prasyarat apa yang dibutuhkan?"
"Maksud Anda... kekacauan pikiran? Hmm... Sepertinya hanya itu yang bisa menghasilkan sihir mental jadi." Master Stefano mengerutkan alisnya, "Tapi... Putri Bunga Bangkai tidak punya kecerdasan, berarti tidak punya pola pikir. Bagaimana cara mengacaukannya?"
"Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun sebenarnya memiliki kemampuan komunikasi telepati, hanya saja tubuh aslinya belum berevolusi menjadi entitas hidup sempurna dan tidak memiliki kecerdasan tinggi, sehingga tidak bisa menggunakannya! Namun saat mengalami dehidrasi, secara spontan dan naluriah, dia menyebarkan energi telepati untuk mengirimkan permintaan air ke luar!" Ailijie bersenandung: "Ini membuktikan bahwa Putri Bunga Bangkai setidaknya sudah memiliki naluri dasar, seperti bayi yang menangis saat lapar! Meski belum mencapai kecerdasan tinggi, tapi kecerdasan rendah berbasis naluri kehidupan sudah dimilikinya!"
"Artinya, jika kita memberikan stimulasi kuat pada nalurinya hingga menimbulkan kekacauan pikiran secara spontan, dalam proses transmisi telepati mungkin akan diperoleh manfaat tak terduga? Bisa jadi akan muncul mantra sihir serangan mental instan seperti Aura Naga yang bisa membekukan lawan!" Liu Zhenhan tertawa sinis: "Tapi kenapa tidak pernah kudengar ada orang di Gurun Pasir Taklamakan yang berhasil memperoleh mantra telepati instan dari Putri Bunga Bangkai? Peluangnya terlalu kecil. Jancuk, ide macam apa ini!"
"Itu itu itu... itu karena stimulasinya kurang!" Pipi Ailijie memerah seperti bunga peach, bicaranya terbata-bata: "Naluri... naluri Putri Bunga Bangkai ini lambat seperti bayi, masa... masa Bisa mengharapkan reaksi kuat dari perbuatan memalukan seperti itu! Lagi... lagi pula harus kukatakan, ini memang cuma mengandalkan keberuntungan!"
“Jancuk!” Liu Zhenhan mengangkat tangan: “Aku cuma buang-buang waktu ngobrol sama lo!”
“Ailijie itu pemalu, biar saya yang jelaskan!” Kepala Suku Krouieff melototi Lao Liu: “Maksudnya, karena Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun mempertahankan nyawa dengan minum air, kita bisa mencampurkan obat perangsang dosis tinggi ke airnya! Begitu dia menyerap cairan itu, insting alaminya akan kacau total. Dengan pikiran yang kacau balau, saat proses transmisi telepati nanti, kekuatan telepati besar itu bisa berubah jadi sihir mental jadi-jadian!”
Semua orang tertegun. Tak ada yang menyangka gadis manis ini punya ide setega itu.
Wajah Ailijie memerah seperti apel, tapi dia tetap tenang. Bagaimanapun ini satu-satunya cara.
“Jenius!” Master Stefano mengacungkan jempol: “Pahlawan epos memang pantas dijuluki pahlawan epos!”
“Dia cocok banget jadi jodohmu.” Ibu berbisik di telinga Lao Liu sambil menepuk belakang kepalanya: “Kalian berdua sama-sama liciknya minta ampun.”
“Ya ampun... Aku pikir-pikir dulu deh.” Liu Zhenhan pura-pura serius.
Apa beneran mau dipikir?
Masa iya?!
Soal privati begini kan enggak perlu diumbar-umbar. Diam-diam Lao Liu sudah berniat eksekusi.
“Obat perangsang konsentrasi tinggi sama sekali bukan hal sulit bagi seorang tuan tanah dengan hobi buruk.”
Meskipun ahli sihir Yunqin Fangshi satu-satunya di Feilengcui tidak mampu membuat formasi sihir atau patung emas, meracik pil adalah keahlian lamanya. Atas tekanan tuan tanah, dia telah membuat pil Hongqian macan merah. Sementara Lao Liu sendiri menyimpan berbagai ramuan rahasia seperti Lalat Bawah Tanah, resep rahasia istana Moore, dan minyak Dewata gelap dari gurun, semuanya beraneka ragam.
Di malam hari, Lao Liu duduk di kamarnya sambil memutar-mutar cangkir berisi ramuan obat berwarna aneh, matanya terus memutar melihat tumpukan obat keras yang diraciknya.
Kecantikan konjak terbaring di atas ranjang bambu besar, mengenakan gaun putih transparan. Alisnya bagai lukisan, mata almondnya memancarkan hasrat.
Kecuali tidak memiliki kecerdasan, makhluk ini dari ujung rambut sampai ujung kaki adalah kecantikan sempurna!
Tubuhnya yang seksi membentuk lekuk sempurna, kulit hijau muda transparannya berkilau memikat di bawah lampu. Cincin Tuodu merah menyala di jari rampingnya menambah aura keanggunan klasik.
Liu Zhenhan terus menggoyang-goyangkan ramuan aneh berwarna mencurigakan di cangkirnya dengan gerakan seperti orang gila. Meskipun nampan bola es di meja telah meredam hawa panas, keringat tetap mengucur deras di hidungnya.
"Kamar tidurmu benar-benar luar biasa," kata Ailijie sambil terus mengamati cermin-cermin yang terpasang di dinding, matanya berbinar penuh kekaguman.
“Kecantikan 10.000 tahun kebanyakan masih bergantung pada air sungai untuk berdandan, cermin kaca air raksa ini seperti tangan raksasa yang mencengkeram hati Ailijie.”
“Bos Ai, menurutmu sihir telepati apa yang akan kudapatkan kali ini?” Menjelang mulai, Liu Zhenhan merasa agak tidak tenang, meski ini pekerjaan, melakukan hal seperti ini dengan boneka tanaman jelas memberi tekanan mental.
“Kemungkinan besar halusinasi, atau jenis serangan. Yang kontrol terlalu rumit, mungkin sulit! Tergantung keberuntunganmu, mungkin juga tidak dapat apa-apa - ini kemungkinan terbesar. Bersiaplah.” Ailijie mengerutkan bibir kecilnya, “Sudah untung kamu dapat cara damai seperti ini, tidak ada risiko, masih mau pilih-pilih?”
Liu Zhenhan memutar-matanya.
“Sudah putuskan?” Ailijie mengayunkan tongkat komando, tersenyum nakal, “Waktu penganugerahanku cuma sepuluh ons jam pasir. Aku tunggu nyalimu!”
“Ngapain dipikir!” Liu Zhenhan mendekati ranjang, memeluk leher indah Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun, menyodorkan cawan ke bibirnya dan mulai menuangkan ramuan obat.
Suara teguk "gloops-gloops" halus mulai terdengar.
“Lao Liu dan Ailijie bersama-sama menatap Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun. Di sisi tempat tidur tergeletak piring emas besar berisi untaian mutiara Copper Clam yang bertumpuk seperti buah anggur.”
“Sekejap kemudian, erangan memabukkan yang samar-samar bergema di dalam gua. Karena berasal dari telepati, rintihan yang penuh kerinduan dan desakan ini langsung menusuk kalbu, membuat pipi Ailijie memerah seketika.”
“Wajah cantik Putri Bunga Bangkai itu memancarkan semburat merah anggur ajaib. Tubuhnya meliuk seperti ular air, memancarkan pesona dosa dan kejatuhan yang menggoda.”
“Merasakan erangan semakin menggema, Lao Liu segera menutup pintu. Gerakan ini membuat Ailijie kaget.”
“Apa maksudmu!!”
“Pintu akan kubuka lagi saat kau pergi. Khawatir ada yang mendengar.”
“Sudah selesai? Bolehkah kuberikan 'Gada Unsur' sekarang?”
“Kau tahu apa! Dia baru mulai bersemangat. Tunggu sebentar.”
“Dasar mesum! Aku tak tahan berada di sini sedetik pun!”
“Kalau begitu mari kita mulai!”
Ailijie menggunakan nyanyian sihir tercepat sepanjang hidupnya untuk melafalkan skala nada mantra, mengayunkan tongkat komandonya untuk memancarkan lingkaran cahaya rantai merah yang terpantul bergantian pada mutiara Copper Clam dan tubuh Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun yang menggeliat, lalu seperti kelinci tertembak panah, dia membuka pintu dan terbang pergi tergesa-gesa.
Seberapapun kuatnya dia berpura-pura, pada akhirnya dia tetap gadis kecil yang belum berpengalaman.
Liu Zhenhan mengerang kesakitan sambil menutup pintu, mengayunkan lengannya untuk pemanasan, lalu menarik napas dalam-dalam.
Ia berdoa, melantunkan pujian, mengaku dosa, lalu mulai melepas celananya.
Seperti kata pepatah:
〖Cermin utara-selatan penuh air musim semi, hanya terdengar gemuruh rintik hujan; Jalan setapak bunga tak pernah disapu tamu, Pintu jerami kini terbuka untuk sang jun.〗
BAB 448: Sihir Mental (Bagian Akhir)
Kepala suku Andulan akhir-akhir ini benar-benar kelelahan.
Relokasi suku asli Hutan Salib Selatan bukan pekerjaan mudah, lagipula tak semua orang bisa seperti Elf yang hanya perlu membawa benih Elf lalu pergi meluncur dengan santai.
Pembangunan Kota Caiyu saat ini menggabungkan dinding pohon Elf dengan batu bata, masih jauh dari selesai. Murinio sakit parah, Gormeth masih anak kecil, naga tua terpaksa memikul tanggung jawab besar - menempatkan suku-suku bawahan baru di Kota Xueli sambil mengurus sandang-pangan mereka, hampir membuat kerangka tuanya remuk.
Setelah menempatkan suku Tuskar yang suka membawa beruang kemana-mana, naga tua kembali ke Feilengcui saat malam telah larut. Begitu memasuki aula kediaman Tuan Tanah, terlihat sekumpulan kenalan lama sedang asyik menonton Rekaman Di Wei. Meja panjang kayu cendana dipenuhi biji-bijian dan buah segar berair, sementara pelayan bagai kupu-kupu hilir mudik mengantarkan minuman.
"Dasar anak-anak haram, datang lagi nyuri-nyuri makan di rumahku," gumam Kepala suku Andulan sambil berjalan masuk seperti kepiting, kedua tangan tergenggam di belakang punggung.
Semua bangsa naga punya kelemahan sama - saat harta terkumpul cukup banyak, mereka cenderung menyepi ke hutan belantara. Takut orang tahu kekayaannya. Kepala suku Andulan jelas tak terkecuali.
"Bagus!" Naga Pelangi Ibu melihat di layar Divi para Kurcaci Emas terus melepaskan kilat yang meruntuhkan dinding pohon Lusern, sekaligus menyetrum rambut sekelompok Moore dan Zhuoer hingga berantakan seperti jerami, langsung bersorak gemuruh dan meneguk habis semangkuk sari kutu daun super bernutrisi.
"Bagus apanya." Naga tua itu memasang wajah masam, duduk terjungkal di kursi malas sambil berteriak memanggil pelayan Moshao untuk mengambilkan dua piring lauk ke meja makan malam.
"Ayah, aku tambahkan dua lauk lagi ya." Helen menggendong Katyusha sambil berdiri: "Ada telur burung unta baru yang diasinkan, semuanya kuning ganda, akan kumasak satu untukmu."
"Jangan!" Naga tua memegangi bahunya, langsung melambaikan tangan saat mendengar ucapan Helen: "Berikan saja sisa makan Katyusha padaku, si kecil baru tumbuh gigi suka menyia-nyiakan bahan pangan!"
An Rui Da dengan manis menghampiri, membantu memijat bahu ayah mertuanya hingga Kepala suku Andulan tersenyum sumringah, tak henti memuji menantu perempuannya yang paling pengertian ini.
"Guru, bukan maksudku menggurui, tapi kau terlalu hemat! Tak bisakah kau menyiapkan satu meja hidangan untuk menghargai dirimu sendiri? Apa anakmu masih kekurangan uang hingga harus berhemat dua piring lauk?" Ibu mengerutkan kening, menggeleng melihat dua piring hidangan yang dibawa pelayan Moshao.
“Sepiring akar sayuran asin, sepiring kaki Hewan Luo Sha yang berminyak, dengan dua bekas gigitan kecil di atasnya. Ada juga semangkuk bubur biji bambu berwarna kuning keemasan.”
“Tidak berhemat? Kalau aku tidak hemat, mana mungkin ada banyak oleh-oleh khas daerah yang kubawakan untukmu ke Kota Naga?” Naga tua itu membalas kesal, menjepit sebatang sayuran asin dengan jarinya dan mengunyahnya hingga berbunyi "kriuk-kriuk": “Ngomong-ngomong Ibu, Richard baru-baru ini menganjurkan kita semua untuk belajar semangat Penjaga Pohon, menghirup karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen, benar-benar mengutamakan pengabdian! Kali ini saat kamu kembali ke Kota Naga, Feilengcui tidak akan memberimu apa-apa. Kita sudah berjanji sebelumnya, jangan bilang aku pelit ya!”
Perkataan itu hampir membuat Ibu dan Lunna tersedak.
Mengapa bangsa naga sulit bersosialisasi dengan sesamanya, di sinilah letak akar penyebabnya.
Master Stefano memeluk Ershao dan Sanshao di pangkuannya, tersenyum mengangguk kepada Kepala suku sebagai bentuk salam.
Xiao Bei dan Otga berdiri dengan hormat di samping Mentor mereka, sibuk menyiapkan cerutu dan teh.
“Kakek, aku mau tanya sesuatu.” Ershao menarik-narik janggut putih Master Stefano, wajah tampannya mendongak tinggi.
“Oh? Kamu ingin menguji seorang Penyihir?” Master Stefano tertawa.
“Richard memiliki tiga putra, satu bernama Ershao, satu lagi Sanshao.” Ershao menyodok perut gemuk adiknya, Sanshao langsung terkikik-kikik karena geli.
“Boleh tanya, siapa nama anak ketiganya?” Wajah polos Ershao dipenuhi ekspresi misterius, matanya yang lincah menatap Master Stefano.
“Hmm...” Master Stefano berpura-pura serius merenung sejenak, lalu bertanya hati-hati: “Apakah namanya Dashao?”
“Hahaha, Kakek benar-benar bodoh! Tentu saja namanya Guo Guo!” Ershao dan Sanshao tertawa terbahak-bahak bersama.
Guo Guo mengenakan kacamata hitam kecil, memeluk A-Xiannu sambil tertawa melihat sang Master. Burung beo kecil yang duduk di tengah rambut A-Xiannu melirik sinis ke arah Master Stefano, bergumam dalam Bahasa Naga: "Bodoh!"
Ibu, Lunna, Daisy, dan Nana di samping berusaha menahan tawa, bahu mereka bergetar menahan malu.
“Dua bocah nakal ini!” Naga tua itu tersenyum sambil menepuk kepala besar Ershao dan Sanshao, lalu menengok ke sekeliling: “Mana Richard?”
“Sedang bekerja.” Ailijie menyangga dagunya, wajah tetap menghadap layar Divi: “Bersama Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun.”
"Anakku ini, semua baik, cuma ambisinya terlalu besar!" Naga tua menghela napas, memandangi Xiao Bei dengan pandangan kesal: "David, mentormu jarang datang, kenapa tidak ambilkan sedikit cerutu Lembaran Salju? Dasar pelit!"
"Tidak perlu, tidak perlu. Kalian penyihir harus menjaga kesucian diri, kebiasaan buruk seperti ini harus dijauhi." Master Stefano berkata dengan sopan.
"Ah, tidak boleh begitu!" Naga tua berpura-pura sungkan, melambai ke Xiao Bei: "Di kamarku ada, cepat ambilkan!"
"Bawakan satu untukku juga!" Teriak Ibu dari kejauhan.
Beberapa saat kemudian, Xiao Bei kembali dengan wajah muram, menggenggam setengah puntung cerutu yang hampir habis di tangannya.
"Mo'er? Pergi main piringan hitam di Hedong lagi dengan Kupu-kupu Magis Gabriel? Dengar musik 'bom-bom-bom' saja aku pusing! Richard juga, mengirim dua belas penari Gelan untuk ikut-ikutan gila, tidak ingat dia baru bangun berapa hari!" Naga tua masih menggerutu sambil menyeruput bubur biji bambu.
"Setelah Richard memperoleh kemampuan telepati, mungkin dia bisa membangunkan Ai Wei'er yang tertidur panjang. Nanti kamu akan lebih pusing lagi, dia juga peri kecil yang suka mengacau." Ning Yu duduk berhadapan dengan Kepala suku bersama Jiskeibi dan Joan d'Arc yang baru masuk dari luar.
“Berapa lama lagi Richard?” Naga tua mengendus hidungnya kuat-kuat: “Aku harus menyelesaikan urusannya dengan Joan d'Arc, Feiwenli, dan Xixi sebelum dia pergi ke dunia iblis! Sudah kupikirkan, kalau Trezeguet dari Kota Caiyu dan Houllier menolak permintaan kita, aku takkan bantu mereka memindahkan penduduk asli Salib Selatan!”
“Andai saja Bapak berani mengatakan ini kepada Tuan Mourinho.” Ning Yu bercanda sambil menyindir ayah mertuanya sendiri.
“Aura Hosea berbeda dengan orang lain. Mudah mengancam di belakang, tapi saat berhadapan langsung, beberapa perkataan memang sulit diucapkan.” Kepala suku Andulan tersenyum getir: “Haruskah aku dengan santun melamar? Sungguh bukan keahlianku. Lebih baik minta bantuan Cui Beixi, hubungan mereka baik dan bisa berkomunikasi lancar.”
“Omong-omong Ayah, tinggal satu bulan lagi telur Yang Mulia Cui Beixi akan menetas. Haruskah kita siapkan hadiah terlebih dahulu?” Ning Yu bertanya pada kepala suku: “Dia kan mentor Helen, menurut Ayah hadiah apa yang cocok?”
“Mengirim bulu Simai sejauh ribuan li, hadiah sederhana tapi penuh makna! Cukup kirim dua ren pita merah!” Naga tua meradang: “Sial berkeluarga dengan Medusa! Feilengcui bukan gunung emas, rumah tuan tanah pun tak punya persediaan berlebih! Saat telur lahir harus memberi hadiah, nanti menetas lagi harus memberi hadiah kedua! Obisilachi!”
“Kalau Fei Wenli hamil nanti, kita juga bisa terima hadiah dua kali, bukan begitu?" Ning Yu geli tidak karuan: "Lagipula, kalau Xixi, Mo'er, Daisy dan Nana hamil nanti, mereka harus bertelur dulu sebelum menetas. Bukankah orang tetap harus memberi hadiah dua kali?"
"Lho?" Naga tua itu berseri-seri: "Xiao Yu, bagaimana kalau kita suruh Richard menikahi beberapa selir yang bisa bertelur? Biar hadiah pernikahannya bisa lebih banyak!"
Ibu dan Lunna yang berdiri di samping sampai berkeringat dingin. Perhitungan ini benar-benar tidak boleh dipikirkan detail-detailnya. Setelah dihitung, jumlah hadiah dari pihak Richard memang mengerikan.
Naga tua itu masih ingin menggerutu lagi, tiba-tiba Master Stefano dan Ibu perlahan menggeser kursi mereka, berdiri bahu-membahu, lalu berbalik dengan tatapan tajam yang membeku.
Melihat sikap waspada kedua ahli ini, Ailijie dan Kepala Penjaga Pohon Kruyef langsung berhenti berbisik-bisik, serentak menoleh ke pintu aula kediaman Tuan Tanah.
Bulu mata panjang Ailijie berkedip perlahan, matanya menyipit.
"Tak perlu sembunyi lagi!" Master Stefano tersenyum sinis: "'Sembunyi bayangan' bukan pertama kalinya kulihat."
"Kemampuan yang sangat aneh dari teman ini. Elemen sihir yang benar-benar aneh!" Ailijie mengerlingkan mata tak henti-hentinya.
"Ini adalah sihir paling jahat di dunia." Naga Pelangi Ibu memandang Bunga Aiqin sambil tersenyum tipis.
Bayangan hitam yang miring di balik dua daun pintu ruangan, bagai tanah musim semi yang didorong tunas bambu, perlahan membengkak, membentuk sosok manusia kurus dalam gemetar hebat.
Seorang pria kurus tampan mengangkat alisnya, mengeluarkan jembatan kartu tarot pelangi di antara kedua tangan dengan suara gemerisik, melangkah mantap, mengaitkan kursi dengan ujung kaki, lalu duduk santai dengan ekspresi tenang.
"Siapa kau?" Kepala suku Andulan menatap kosong ke arah pria tampan ini, mata penuh darah beku sang naga tua membuatnya merinding.
"Dia Rundstedt!" Putri Nancy yang diam-diam menyaksikan rekaman Di Wei, sejak memutar kepala bersama yang lain, ekspresi anggunnya mulai berubah, kini dengan suara serak dan tatapan penuh kebencian ke arah Rubah Gurun itu, bahkan sebelum selesai bicara sudah menyambar kursi dan melemparkannya ke Rundstedt.
Kebringasan Singa Sungai Timur benar-benar tak bisa diremehkan.
Kilatan emos melesat, kursi kayu pear gunung berkualitas tinggi terbelah dua di udara, dua bagian kursi masih berpisah sambil menyisakan serpihan kayu meledak, kartu tarot yang berputar liar terus meluncur ke arah wajah Putri.
Sebuah kursi tiba-tiba muncul dari samping, menghantam kartu tarot itu hingga terpental.
Ailijie yang anggun memegang pegangan kursi dengan satu tangan, menopangnya di lantai, dengan ekspresi sedikit kagum menatap Meishuai Mouran yang sedang mengocok kartu.
"Oh, ternyata sepupu pertama Helen." Kepala suku Andulan mengangkat bahu, melanjutkan makan malamnya sambil menunjuk pintu masuk dengan garpu: "Atas harga diri Helen, lebih baik kau segera pergi!"
"Inikah cara Feilengcui menyambut tamu? Aku baru datang, sudah diusir?" Rundstedt memiringkan kepalanya, menatap kepala suku Andulan dengan pandangan malas.
"Pahamilah, tidak ada yang bertindak karena memang tidak perlu, bukan takut atau alasan lain." Sang naga tua tersenyum memandang rubah campuran nekat ini: "Richard selalu menyebut namamu, kami tahu kau pasti akan datang!"
"Tentu aku datang!" Pandangan Rundstedt jatuh pada wajah Helen yang panik, tersenyum getir: "Setidaknya untuk melihat sepupuku yang cantik ini."
"Mudah datang, sulit pergi." Ibu terkekeh, melambaikan tangan. Dua daun pintu aula menutup sendiri dengan dentuman.
“Aku belum pernah melihatmu, dan juga kamu.” Mata Rundstedt berpindah antara wajah Naga Pelangi dan Master Stefano, pandangannya tajam dan penuh tekanan: “Tapi aku yakin, kalian punya hubungan erat dengan kematian Mentor Manali!”
“Kakak ipar, mentormu mati di tanganku!” Suara Liu Zhenhan menyusup dari balik pintu, semua pengguna elemen langsung tahu – ini adalah telepati murni.
Pintu terdengar “Braak!” ditendang. Lao Liu muncul dengan torso telanjang memperlihatkan otot-otot kekar, mantel putih terkulai di bahu, cerutu besar mengepul di mulutnya, sambil mengorek kuping dengan kuku.
“Selesai?” Kepala suku Andulan bertanya dengan girang: “Kukira harus menunggu semalaman!”
“Selesai.” Liu Zhenhan menyipitkan mata, melotot ke Ailijie: “Bos Ai, semua omongan mulukmu tadi ternyata cuma akal-akalan untuk menggasak Intan Gunturku! Aku akan ingat baik-baik ‘kebaikan’mu ini!”
“Jangan asal tuduh! Sudah kubilang, keberhasilanmu mendapatkan sihir mental ini tergantung keberuntungan. Kalau sial, ya dapat nol.” Ailijie tentu membantah.
Tanpa menghiraukannya, Lao Liu melenggang dengan gaya bebek mendekati Meishuai, berhenti tepat di hadapannya lalu menatapnya dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Wajah yang dulunya tampan ini telah tampak jauh lebih kurus. Rantai perak di pinggang yang menggantungkan permata Kajaride telah menghilang, ekor rubah merah menyala di punggungnya juga tiada. Satu-satunya yang tak berubah adalah sorot matanya, masih seperti pisau melengkung yang belum dibersihkan usai pertempuran berdarah."
"Di mana permata Kajaridemu? Kenapa hilang?" Liu Zhenhan bertanya dengan kesal.
"Karena aku pernah mati." Rundstedt menatap Lao Liu.
"Apakah kau mati karena ulahku?" Kulit kepala Liu Zhenhan merinding, jangan-jangan semut raksasa Kamboja bermata biru dan Dewi Mani itu memang ada hubungan? Dulu semut betina itu memang pernah bilang, dua ahli sihir kitab suci semuanya tewas.
Bab 449: Menyebarkan Meishuai untuk Kedua Kalinya
"Mati karena ulahmu? Apakah aku sempit hati seperti itu?" Wajah Rundstedt menjadi muram: "Kau kira aku ini orang macam apa?"
"Lalu ekor rubahmu? Sudah kau potong?" Liu Zhenhan memutar matanya.
"Bila kebencian sudah tiada, buat apa menyimpan simbol penghinaan ini?" Rundstedt tersenyum pahit: "Tak kusangka setelah bersusah payah keluar dari Gurun Pasir Taklamakan, akhirnya tetap terlambat!"
"Kalau bukan karena infark miokard akibat kemarahan, lalu bagaimana awalnya kamu mati?" Liu Zhenhan benar-benar penasaran: "Tapi jujur saja, hidup-mati sebenarnya tidak berarti bagimu. Lagipula kalian Ahli Sihir Kitab Suci yang kehilangan nyawa masih punya bayangan kloning. Tanpa paparan cahaya kuat, meski kalian dihancurkan, cukup berendam dalam bayangan bulan kalian bisa hidup kembali."
"Saat itu aku pingsan akibat ucapanmu, lalu jatuh terbalik dari pelana gajah perak Diting. Kepalaku menghantam lantai marmer dari ketinggian dua tiga meter, entah kenapa bisa tewas." Rundstedt tertawa kecut: "Untungnya aku membawa batu permata kebangkitan, jadi tak perlu menyia-nyiakan bayangan kloning."
Orang-orang di sekitarnya terdiam sejenak, kemudian meledak dalam gelak tawa. Cara kematian seperti itu benar-benar unik.
"Kasusmu sebenarnya tidak terlalu ekstrem." Liu Zhenhan juga ternganga lama, tapi kini dia sudah lebih bijak, tidak buru-buru mengejek kakak iparnya: "Suku Bimon kami sejak era Pertempuran Hyjal dulu pernah punya Pendeta jenius remaja dari suku Haus yang tewas dengan cara serupa! Pendeta muda ini punya gelar kerajaan resmi. Remaja berbakat dari Haus biasanya diberi julukan kehormatan 'Kuda'. Kamu mati dengan cara yang sama seperti 'Sang Kuda Kerajaan' yang termasyhur itu, tentu tidak memalukan."
"Kenapa setiap ucapanmu selalu terdengar begitu meremehkan?"
“Rundstedt, bukan aku yang mengejekmu. Sekalipun otakmu cemerlang, jika wawasan dan keluasan hatimu tak berkembang, kau tetap tak akan pernah mencuat.” Liu Zhenhan tertawa pendek: “Mungkin titik awalmu terlalu rendah, sehingga kau cenderung melihat segala sesuatu secara berlebihan. Ini mentalitas kampungan yang khas.”
“Adik ipar tercinta, kau memaksaku lari dari Mulan, menghancurkan jerih payahku bertahun-tahun. Guru Manali yang seperti ayah dan sahabat tewas di tanganmu. Sebelum keluar dari gurun, kutinggalkan dua ribu Mainz yang urat-uratnya kurenggut. Masih berani kau bicara tentang mentalitas kampungan?” Rundstedt mengerutkan pelipisnya, tersenyum getir sambil mengangguk-angguk. Ia menepuk sandaran kursi lalu berdiri. Melangkah dua langkah, hidungnya hampir menyentuh hidung Lao Liu. Mata mereka bertaut: “Sebesar apapun keluasan hatiku, permusuhan berdarah ini harus kupenuhi balas, bukan?”
“Dengan apa kau membalas?” Liu Zhenhan menyeringai dingin menatap mata merah yang menyala-nyala itu: “Dendam? Bukankah dendam yang kau titipkan pada kami Bimon juga tak sedikit?”
“Lihat ini!” Liu Zhenhan mengarahkan lengannya ke burung beo yang duduk di atas kepala A-Xiannu: “Rundstedt, ingatkah kau? Ini binatang kecil yang kau cabut lidahnya dulu. Masih sanggupkah kau mencabut lidahnya hari ini? Kami terus berkembang setiap saat. Kau? Pantaskah kau jadi lawanku?”
Burung beo "Bu Lengleng" terbang mendarat di jari sang bos, mematuk kuku dengan keras dua kali, menggelengkan jambul besarnya, melirik Rundstedt dengan mata miring, seolah lupa ini adalah musuhnya, dengan ekspresi acuh tak acuh.
Ekspresi Rundstedt tetap tenang bagai sumur kuno, namun batinnya sudah mengobrak-abrik dasar laut. Ya, Bimon ini telah meningkat lagi, tak hanya dirinya, bahkan kekuatan elemen sihir yang bergetar dari burung beo kecil ini pun telah mencapai tingkat yang menakutkan.
Bagaimana dengan dirinya? Rundstedt merasakan keputusasaan bagai jatuh ke jurang yang dalam.
Biar ketakutan, dasar keparat! Liu Zhenhan sangat menikmati keputusasaan tulus dari lawannya ini.
"Dengan ilmu bela diri dan sihirmu, sejak lama kau bisa membunuh Rosenberg sendiri! Hei, malah kau arahkan tombak ke Kerajaan Bimeng, akhirnya menyeret begitu banyak orang tak bersalah! Jadi, kaulah pembunuh sebenarnya!" Liu Zhenhan tak henti menghantam harga diri Rundstedt dengan kata-kata beracun.
“Sejak kau datang ke dunia ini, sudah ditakdirkan sebagai kesalahan buruk! Kau lahir membawa kehancuran, dendam, dan dosa! Setiap saat kau menyakiti orang terdekat yang paling menyayangimu. Mulai dari ibumu, hingga mentormu dan bawahanmu, mengapa kau tidak mati saja lebih awal?” Bintang salib perak di mata Liu Zhenhan berkedip-kedip ganas, kata-kata yang disampaikan melalui telepati ini menembus saraf Rundstedt yang rapuh, langsung masuk ke kedalaman otaknya.
“Kau ini jagal, algojo!”
“Blakh～” Jiwa dan tubuh Rundstedt gemetar hebat, akhirnya tenggorokannya terasa manis, tak kuasa menahan semburan darah segar yang muncrat deras.
“Bego lu ya?” Liu Zhenhan dengan lincah menghindari semburan darah itu, menatap ujung celananya dengan puas, menyambar kursi dan "Brak!" menghantamkannya di depan Rundstedt, lalu duduk dengan sombong: “Ya ampun, kakak iparku, harga dirimu semurah ini? Kok bisa-bisanya muntah darah lagi gara-gara gua?”
“Jangan harap bisa main-main dengan perasaanku lagi, sekali tertipu sudah cukup!” Wajah Rundstedt diselimuti warna keemasan pucat, namun sorot matanya yang jernih membuktikan kesadarannya pulih seketika: “Rupanya Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun memberimu kekuatan telepati, sampai berani main jurus kotor seperti ini, Jancuk... dengan menginjak-injak harga diri orang dan membuka luka terdalam di hati mereka, hmph...”
“Haha, ternyata benar Meishuai!” Liu Zhenhan hampir mati ketawa: “Aku tahu gayamu yang selalu tak meninggalkan celah sedikit pun. Kalau berani datang ke Feilengcui malam ini, pasti sudah menyelidiki situasi terkini. Katakan, apa tujuanmu datang malam ini?”
“Kuingatkan, di masa genting, negaramu pasti yang pertama membasmi dirimu.” Rundstedt tersenyum sinis: “Permainan politik bukan dimainkan seperti ini. Kau merusak aturan main.”
“Urusanku bukan wilayahmu.” Liu Zhenhan meregangkan badan dengan puas, baju putih di bahunya terjatuh ke lantai: “Cepat katakan Rundstedt, untuk apa kau datang ke Feilengcui malam ini? Menurutku orang cerdas sepertimu takkan bodoh mengira bisa balas dendam sendirian?”
“Kau telah menimpakan kekacauan besar padaku, Kekaisaran Mugalan takkan membiarkanku!” Rundstedt mengangkat tangan, memandangi Lao Liu dengan ekspresi konyol: “Sedangkan Bangsa Iblis, mereka jelas tak mau menerimaku lagi. Mereka butuh sekutu berpengaruh, bukan Meishuai terpuruk yang cuma punya 300 pengikut! Kau telah memojokkanku, menurutmu apa lagi yang bisa kulakukan? Aku harus mencari patron baru.”
“Jadi kau mau memilih siapa?” Liu Zhenhan duduk tegak, meludahkan kuntum cerutu dari mulutnya.
“Aku memilih dirimu.”
“Hehe, apa mungkin antara kita? Cepat katakan, siapa sebenarnya?”
“Masih ada siapa lagi? Sudah pasti para Elf Jatuh dari Kota Lucerne yang sedang naik daun di Benua Aigean! Tak kusangka, kita akan menjadi tetangga mulai sekarang, adik iparku yang baik.” Rundstedt terkekeh.
“Kau kan orang berpengalaman, masih bicara seperti ini? Apa kau pikir bisa keluar dari pintu ini? Aku takkan membiarkanmu hanya karena kau sepupu Helen! Bergabung dengan Elf Jatuh berarti jadi musuhku!”
“Kau takkan membunuhku.”
“Berbual B betul!” Liu Zhenhan menyeringai mengerikan: “Seperti peribahasa 'kaki telanjang tak takut sepatu'!”
“Kedatanganku malam ini sebagai utusan Lucerne untuk bernegosiasi perdagangan penting.” Rundstedt tersenyum: “Sebagai tokoh penting di Aiqin, mustahil kau membunuh utusan?”
“Berdagang?” Liu Zhenhan memicingkan mata, dadanya sesak. Belum sempat dia mencari Elf Jatuh, mereka malah datang duluan.
Meski kemunculan peri bunga di Feilengcui bukan rahasia, tapi reaksi Lucerne terlalu cepat! Bajingan licik itu!
“Kami di Lusern tidak memiliki basis tenaga logistik yang memadai, di masa depan akan sangat kekurangan bahan pangan! Karena ras Elf telah bergantung padamu, pastilah biji-bijian ajaib 'Lotus Silk' itu jatuh ke tanganmu. Kunjunganku malam ini adalah untuk bernegosiasi tentang pengalihan bisnis ini!” Rundstedt dengan ekspresi serius layaknya duta resmi berkata: “Tuan Tanah Richard, ajukan syaratmu, asal jangan memaksa tiga juta suku tercemar ke jalan buntu!”
“Tidak masalah! Syaratku sederhana: lima puluh pon Mata Air Kehidupan ditambah 20.000 budak Elf!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: “Kau pasti paham betapa pentingnya 'Lotus Silk' bagi kalian, harga segini pasti terjangkau untuk Lusern!”
“Meski masih ada sisa Mata Air Kehidupan, tapi itu untuk menumbuhkan Pohon Perang. Jadi tak bisa memberimu lima puluh pon. 20.000 budak Elf? Untuk apa kau butuh begitu banyak budak Elf?”
“Tentu untuk mengelola rumah bordil dan kapal hiburan! Apa kau tidak tahu? Kemakmuran industri hiburan malam berbanding lurus dengan perekonomian daerah!”
Rundstedt tersenyum tipis: “Tuan Tanah Richard, jangan bermulut besar Sungai Rhein. Aku datang dengan tulus untuk berbisnis! Lima pon Mata Air Kehidupan dan 10.000 budak Elf, ini batas akhirku! Aku tak suka tawar-menawar. Jika tak ada itikad baik, anggap saja kunjungan ini sia-sia. Bunuh atau potong tubuhku, terserah!”
“Dari mana kamu mendapatkan 10.000 budak Elf?” Liu Zhenhan diam-diam merasa lucu, angka ini jauh melebihi batas bawah psikologisnya, apakah Elf Jatuh ini benar-benar bersedia mengeluarkan uang sendiri?
“Hutan Salib Selatan punya banyak, saya punya waktu untuk menangkap perlahan.” Rundstedt menyeringai: “Jika kalah melawan pasukan amatir, memang tidak layak bertahan!”
“Memang pantas disebut Meishuai Mouran, kejam sekali! Tapi Mata Air Kehidupan terlalu sedikit, minimal 10 pon! Ini juga batas bawah psikologisku! Selain itu, semua budak manusia gua di Kota Lucerne harus diberikan padaku sebagai kompensasi! Jika tidak setuju, lebih baik berhenti! Belakangan aku bosan sampai sakit telur, bertempur dengan kalian untuk meregangkan urat juga bagus, lagipula saat bangsa iblis datang tetap mati, lebih baik bawa dua teman pengantar!” Wajah Liu Zhenhan penuh arogan preman.
“Tidak masalah.” Rundstedt langsung menyetujui tanpa ragu.
“Lancar!” Liu Zhenhan diam-diam merasa sedih untuk penduduk asli Hutan Salib Selatan.
“Kerjasama harus saling menguntungkan!” Rundstedt mengulurkan tangan ke dalam baju, melihat sekeliling tegang, tersenyum kecut dan memperlambat gerakan: “Jangan panik, aku hanya mengambil kontrak untuk ditandatangani Tuan Tanah!”
“Sayang sekali, kau tak akan lagi menjadi Meishuai yang bisa menggerakkan ratusan orang kemanapun kau pergi, itu yang bisa kupastikan.” Liu Zhenhan menerima pena bulu angsa, asal menggambar tanda salib sebagai tanda tangan, lalu menghela nafas penuh penyesalan: “Kejayaanmu telah berakhir, tak ada keraguan sama sekali dalam hal ini, tak peduli siapa yang kau andalkan sekarang.”
“Richard, jangan menilai pahlawan dari kekalahan sesaat!” Rundstedt menyelipkan kontrak ke dalam bajunya, merapikan kerutan pada ujung jubahnya sambil menatap dingin Lao Liu: “Aku bukan dirimu, kau juga bukan diriku, kita punya cara hidup masing-masing! Tapi kuingatkan, reputasi tak lebih penting dari kemenangan, ini pelajaran baru yang kudapat! Jika aku jadi kau, malam ini Rundstedt tak akan keluar hidup-hidup dari ruangan ini! Jika kau lembek, kau pasti akan menyesal! Menyesal telah melepas Rundstedt yang tak lagi punya batasan!”
“Rundstedt, malam ini aku tak akan membunuhmu, tapi hanya untuk malam ini!” Lao Liu tertawa terbahak-bahak: “Sebagai balasan, kuberi kau nasihat: Di hadapan keunggulan mutlak, strategi tercanggih sekalipun hanya permainan intelek yang menggelikan! Jika kau tertarik, bagaimana kalau kita bertarung malam ini? Sebenarnya sudah lama aku ingin menguji siapa yang lebih hebat di antara kita.”
“Richard, takdir kita sudah diacak ulang!” Rundstedt dengan lincah memutar-mutar kartu tarot emas di tangannya, berkata penuh makna: “Seorang panglima sejati tak perlu turun tangan sendiri.”
“Lagi-lagi berlagak misterius ya?”
"Waktu juga sudah larut, saya permisi dulu. Beberapa hari lagi kita akan memenuhi kontrak sesuai perjanjian." Meishuai tidak melanjutkan percakapan dengan Lao Liu, dengan sopan mengangguk ke sekeliling, baru saja berbalik hendak pergi, tiba-tiba berhenti langkah. Ia menoleh memandang Helen sambil menggelengkan kepala dengan sudut mata yang lesu, lalu diam-diam berbalik tubuh berubah menjadi gumpalan bayangan hitam yang menggeliat.
Burung beo kecil tiba-tiba mengepakkan sayapnya, mengeluarkan semburan api keperakan yang langsung menghantam bayangan yang semakin merendah ini.
Tanpa suara sedikitpun, bahkan Rundstedt sendiri tidak menyadari, seberkas nyala putih yang melayang-layang telah menggantung di ubun-ubunnya. Semua bayangan hitam lenyap seketika.
Melihat tubuhnya yang tidak berubah menjadi bayangan, postur Rundstedt menjadi kaku seperti lembing tegak.
"Api Jiwa Membara!"
Ini adalah sihir api khusus yang bisa mengalahkan "Proyeksi Lilin" yang pernah digunakan Kaisar Api Basuturuk di masa lalu, atau "Sihir Kabur" Geruin Tuan Tanah Pasang Surut - jenis-jenis sihir siluman tingkat tinggi! Kekuatan elemen api kelas atas dari dunia chaos!
Bab 450 Klimaks Kematian
Nyala perak tipis yang membakar jiwa ini akan terus menyala selamanya selama nyawa penerima belum berakhir!
"Api Jiwa Membara" tidak seperti "Api Pengorbanan" yang terus-menerus memanggang jiwa penerima dan menyebabkan siksaan luar biasa.
"Sihir ini adalah versi penguatan iluminasi seumur hidup! Di mana pun berada di tempat gelap, api jiwa pasti menjadi mercu suar paling mencolok!"
Sebelum menemukan penyihir api yang lebih kuat dari burung beo untuk memecahkan sihirnya, Rundstedt takkan bisa menggunakan Sihir Siluman lagi seumur hidupnya, imbalannya hanya lentera gratis!
Tapi, di hadapan burung beo yang mendapat satu Naga tingkat lima, tiga naga jantan tempur utama, satu An Rui Da, dan tenaga magis jernih dari Buah Tuo darah magis - masih adakah penyihir api lebih hebat darinya di dunia ini?
Mungkin karena melihat Lao Liu cukup imut, burung beo memberikannya "Api Pembakar Jiwa" tambahan.
Ekspresi ceria Lao Liu tiba-tiba berubah datar, meski ia tak pernah bergantung pada sihir siluman untuk mencari nafkah.
"Kekuatan jiwa yang luar biasa! Benar-benar hasil menyerap energi telepati yang masif!" Ailijie menjulurkan lidah merah mudanya terkagum, menatap nyala perak berbentuk naga setengah ren yang menyembul dari dahi Raja Bunga Yang Mulia.
"Keren sekali!" Kepala Suku Krouieff merasa Richard semakin menyerupai Dewata - mata berkelip bintang perak, Tahi Lalat Linglong Biru di pelipis, kini ditambah nyala naga perak melayang setengah ren di dahinya - mana mungkin masih terlihat seperti manusia?
“Mengapa tidak membunuhnya?” Naga Pelangi Ibu menatap punggung Rundstedt yang menjauh perlahan, mengerutkan alis bertanya pada menantunya: “Bajingan ini sangat keras kepala, bisa jadi menjadi ancaman di masa depan! ‘Teleportasi Bayangan’ dari Ahli Sihir Kitab Suci itu terlalu hebat, kamu kan tahu!”
“Kalau dulu pasti sudah kubunuh! Tapi sekarang masih perlu? Jumlah Bangsa Laut ditambah Bangsa Iblis sudah berapa? Masih peduli dengan seekor udang rebus kecil ini? Apa bedanya ada dia atau tidak? Di hadapan pasukan jutaan bahkan puluhan juta, Rundstedt punya rencana sehebat apapun tetap omong kosong!” Liu Zhenhan mengangkat bahu: “Sudah kuputuskan, kalau Elf Jatuh bergabung dengan Bangsa Iblis justru lebih baik. Pasukan Bangsa Laut terlalu besar, biar dia ikut campur, buat keseimbangan…”
“Dunia ini benar-benar sudah kacau balau.” Helen di samping tersenyum getir.
“Makanya kita harus membuat dunia ini semakin kacau! Semakin banyak orang yang berantakan, baru kita bisa mencari celah bertahan dalam kekacauan! Beberapa pencuri mengulurkan tangan ke satu kantong yang sama, baru seru!” Wajah Liu Zhenhan menunjukkan ekspresi santai bagai orang penuh kutu tak gatal, sikap santai seperti orang yang punya banyak utang.
“Belum sempat bertanya, sihir mental apa sebenarnya yang kau dapat?” Ibu menarik kursi duduk di depan menantunya dengan penuh minat: “Tadi kulihat kau membuat Rundstedt muntah darah. Sepertinya menggunakan semacam sihir mental ya?”
“Sihir neurologi apaan! Aku cuma mengganggu pikirannya dengan kata-kata, lalu membanjiri sarafnya dengan telepati. Hasilnya cuma muntah darah sedikit! Bahkan hipnosis dasar pun bukan!” Liu Zhenhan menggeretakkan gigi menatap Ailijie: "Si gadis kecil! Barusan tak sempat, sekarang baru ada waktu, sungguh ingin aku tampar kau! Kau sudah bohongi aku habis-habisan!"
"Kamu... kamu... kok bisa begini?" Bunga Aiqin memerah pipinya marah: "Sama sekali tak punya sopan santun pria terhormat! Kamu... kamu... beda jauh dengan Leksa bagai langit dan bumi!"
"Pergi!" Wajah Liu Zhenhan pucat pasi, tubuhnya gemetaran: "Tadi kau beri aku segudang alasan - telepati lebih baik untuk Xiao Bei, memberikannya padaku hanya akan sia-siakan, pertimbangan kepentingan umum, bahkan janji mau bantu! Ujung-ujungnya cuma akal bulusmu menipu Intan Gunturku! Dengar baik-baik, apa yang kau telan harus kau muntahkan kembali!"
“Jangan macam-macam!” Ailijie marah sampai menggulung lengan baju, kalau bukan karena ditarik oleh Penjaga Pohon tua, dia sudah mau menerjang tuan tanah ini: "Bukankah sudah kukatakan sebelumnya? Meskipun kita mengganggu pikiran Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun, belum tentu bisa langsung mendapatkan sihir mental! Ini tergantung keberuntungan! Lihat, beberapa Master juga ada di sini, biarkan mereka yang menilai. Apa yang kubicara kepadamu? Bukankah kau sudah memiliki Telepati? Masak seorang tuan tanah bisa ingkar janji? Aku rela mati berkelahi denganmu!"
“Si gadis kecil! Aku tak mau berdebat omong kosong denganmu.” Liu Zhenhan mengibaskan rambut Mohican-nya kasar-keras, napasnya memburu: "Sekarang aku hanya tanya satu hal! Intan Guntur. Mau mengembalikan, atau tidak?"
“Jangan marah dong, dengan penuh tanggung jawab kukatakan, mutlak tidak akan dikembalikan!” Ailijie malah tersenyum manis, alisnya melengkung menawan dengan wajah polos tak bersalah.
Lao Liu langsung menyambar kursi di sampingnya, namun tubuhnya diremas kuat-kuat oleh Ibu.
“Kau ini mau apa! Setidaknya Ailijie adalah pahlawan epos! Masak mau mempermalukan diri sendiri?” Kepala suku Andulan tak tahan melihatnya, menunjuk hidung anaknya sambil memaki: "Kau ini kerasukan apa? Kok sempit sekali hati? Mendapatkan sihir telepati memang bergantung hoki, bukan sekadar mengacaukan naluri Putri Bunga Bangkai! Kombinasi acak itu harus ada faktor probabilitas!"
"Jangan halangi aku! Aku bahkan tidak takut pada Samuel, masa takut sama dia?" Ailijie berkobar-kobar amarahnya, menatap Lao Liu dengan geram. Terus-menerus disebut si gadis kecil dan si mati yatou, membuat Sylph ini sudah tak tahan lagi. Dulu baik Leksa maupun Aragorn, mana ada yang tidak memperlakukannya seperti putri-putri kecil? Kok sampai di Feilengcui harus menerima kerugian seperti ini!
"Bagus! Ayo coba saja, kalau tidak kubikin kepalamu babi, rasa kesalku takkan hilang!" Liu Zhenhan juga naik pitam, berteriak ke Ibu: "Lepaskan!"
"Sudahlah!" Ibu juga ikut marah. Keluarga macam apa ini! Langsung main tangan!
Belum habis bicara, sebuah kursi sudah menghujam kepala Lao Liu dan Ibu hingga pecah. Ailijie memukul-mukul tangan dengan puas.
Ibu tahu masalah ini takkan selesai baik, segera melepaskan pegangan, mengusap serpihan kayu di wajah, menggelengkan kepala lalu minggir.
Sekumpulan orang bagai mentega di bawah besi panas, berhamburan membuka lingkaran luas. Guo Guo matanya berbinar-binar, sangat bersemangat.
"Sialan! Pengaruhnya sangat buruk!" Kepala suku Andulan hampir mati marah. Baru berapa hari ini, Richard dan Ailijie sudah bentrok kedua kalinya.
"Richard! Ailijie! Kalian harus tahu batas, kalian berdua adalah Ent Luar Negeri, sesuku!" Kepala Suku Krouieff ingin melerai, tapi dipaksa mundur oleh tatapan tajam dari kedua pihak.
"Kalau begitu mohon semua mundur, ini masalah pribadi antara aku dan Sang Dewi!" Liu Zhenhan meregangkan lengannya, mengayunkan punggung kaki menyentil meja yang menghalangi.
"Pergi semua! Jangan sampai kalian terluka!" Ailijie lebih langsung.
Semua saling pandang, tahu Richard yang kena kursi takkan mudah mengalah, akhirnya mengungsi terlebih dahulu.
Pintu aula setebal lutut menutup dengan "Pong". Kepala suku Andulan dan Kepala Suku Krouieff saling melotot seperti orang bodoh.
"Jangan-jangan Richard akan membuat Ailijie cacat?" Kata sesepuh Ent khawatir: "Ailijie ini peri bunga, bisa terbang. Richard tidak bisa. Kalau sampai pakai sihir, mantra-mantranya bisa mematikan!"
"Tenanglah Kepala Suku, paling-paling hanya memberi pelajaran." Ning Yu sangat mengenal lelakinya: "Dia biasanya tak pernah menyentuh wanita, entah kenapa kali ini..."
"Pernah dengar pepatah kuno?" Wajah naga tua itu penuh filsafat, baru bicara setelah semua memandangnya: "Pukulan adalah kasih sayang, makian adalah cinta."
Ibu melirik tua bangka ini, berpikir benar seperti ayah seperti anak, memang keluarga yang kompak.
"Belum sampai setengah waktu bakar dupa, pintu gerbang terbuka. Ailijie dengan wajah memerah malu-malu, terbang pergi tergesa-gesa sambil diselimuti aroma harum."
Ratusan mata tertancap memandang tuan tanah, berbagai pikiran berkecamuk di benak mereka.
Liu Zhenhan menyilangkan tangan sambil berjalan ke pintu, raut wajahnya menunjukkan penyesalan bercampur candaan, terus-menerus menggelengkan kepala.
"Aku akan istirahat dulu." Master Stefano tahu tak pantas bagi Penyihir Besar Istana untuk tetap tinggal. Ia mengangguk pada tuan tanah, lalu diantar dua muridnya menuju kamar tamu.
"Aku dan Lunna juga akan beristirahat." Ibu tersenyum sinis, "Cuma urusan receh seperti cara memperlakukan Fei Wenli dulu. Males ikut campur."
"Helen, bawa Ai Wei'er dan Tanya kemari! Aku akan coba bangunkan mereka dengan telepati!" Liu Zhenhan menghela nafas lalu berbalik masuk ke aula.
"Apa-apaan ini! Mistis banget!" Naga tua mengayun-ayunkan pinggul montoknya sambil menyusul, "Sebenarnya ada masalah apa? Biasanya kau tidak mudah marah seperti ini, Li Cha! Apa yang terjadi dengan Ailijie? Meski tidak dapat sihir mental, tak perlu sampai menghina dia seperti itu! 'Bunga Aiqin' ini cukup sopan menurutku!"
Aula berantakan penuh kaki kursi, tongkat kayu, dan pecahan vas bunga, membuat naga tua terhuyung-huyung tersandung.
“Jangan sebut sihir mental ini, nanti aku jadi emosi!” Liu Zhenhan kesal sambil meluruskan kursi, mengambil sebuah kenari, mengupas isinya lalu menyuapkan ke mulut anak babi yang berlari tergopoh-gopoh di belakangnya.
“Ada apa ini?” Ning Yu tersenyum menampakkan lesung pipit manis: “Bisa-bisanya sampai membuat suamiku marah seperti ini?”
Jiskeibi mengusap-usap dada dan punggung Lao Liu sambil memijit urat kuning di bahunya untuk meredakan amarahnya.
“Kalau kuungkap pasti kalian juga ikut marah!” Liu Zhenhan melirik sekeliling, mendapati Putri Nancy ikut mendekat penuh gosip, wajahnya langsung berubah dingin.
Putri Nancy segera menyadari kehadirannya yang tak diinginkan. Dengan hati sedih ia menarik pelayannya keluar lingkaran asing ini, pulang kamar memeluk bantal.
“Jujur saja,” Liu Zhenhan terdiam sejenak lalu berkata terbata-bata: “Sebenarnya... kali ini... aku memperoleh sihir mental...”
“Lalu apakah perlakuanmu pada Ailijie tadi agak keterlaluan?” Joan d'Arc menempelkan lembut pipinya di punggung tangan Lao Liu.
“Keterlaluan?” Wajah Liu Zhenhan kembali memerah: “Kalau kalian tahu jenis sihir mental apa yang kudapat, takkan berkata begitu!”
“Sihir mental jenis apa?” Serentak mereka bertanya.
“Aku juga tidak tahu harus bilang apa!” Muka Lao Liu memerah: “Kalau bukan Rundstedt yang ikut campur, aku pasti sudah menghajar Ailijie ini dari tadi!”
“Katakan! Jenis sihir mental apa sebenarnya?” Kepala suku Andulan hampir mati penasaran.
“Aku benar-benar tidak bisa menjelaskan, sihir terkutuk ini adalah mantra serangan mental yang paling standar!” Liu Zhenhan meratap.
“Baik itu serangan psikis maupun daya gentar alami, semestinya termasuk sihir mental yang bagus!” Daisy menyeringai: “Kenapa kau masih berpura-pura setelah mendapat keuntungan?”
“Benar! Mantra tidur nyenyak juga termasuk sihir mental yang sangat berguna!” Nana ikut nimbrung.
“Bukan itu semua!”
“Lalu apa?”
“Adalah...” Liu Zhenhan menggaruk kepala, gagap: “Adalah... adalah...”
“Apa sih!” Naga tua itu hampir stroke: “Brengsek, cepat katakan!”
“Sinkronisasi orgasme!” Liu Zhenhan menggertakkan gigi: “Puncak aktivitas seksual yang diamplifikasi ganda oleh 'Gada Unsur' sialan itu!”
Naga tua itu hampir kolaps, para istri Lao Liu serentak pucat pasi, malu bercampur marah.
“Hush!” Ning Yu ingin menyelinap ke dalam gua, sementara Jiskeibi langsung meringkuk di pelukan Liu Zhenhan.
“Mana ada sihir mental macam ini! Paling-paling hanya beberapa jenis sihir halusinasi yang bisa menciptakan ilusi erotis!” Naga tua itu mengerutkan muka, perkataannya membuat Jiskeibi semakin malu.
“Aku mana tahu!” Liu Zhenhan merasa dirinya sangat tidak bersalah.
“Dengan kekuatan telepatimu yang mengerikan ini, siapa yang bisa Mengurangi dampak serangan mental?” Kepala suku Andulan mengeluh: “Kalau sihir ini tersebar, gelar Santo Ranjang dan Penyihir Erotismu akan terkutuk sepanjang masa!”
Kekhawatiran naga tua ini masuk akal, putra kesayangannya ini adalah "Waktu sulit dibeli dengan satu inci emas" yang berhasil melewati ritual kemerosotan, ditambah kekuatan naganya. Dengan levelnya sekarang plus amplifikasi ganda dari "Gada Unsur" yang terkutuk itu...
Jika Richard langsung menggunakan sihir mental yang didapatnya ini, mungkin wanita biasa akan langsung tewas kehabisan tenaga...
“Richard, jangan-jangan tadi kamu ke Ailijie...” Ning Yu bertanya dengan wajah memerah.
“Pantas! Siapa suruh dia jahat padaku!” Urat di dahi Liu Zhenhan berdenyut-denyut.
“Ya Tuhan! Ailijie jelas masih perawan dengan mahkota bunga! Kamu... keterlaluan!” Ning Yu marah.
“Tidak bisa secara gegabah mengatakan Ailijie yang menyusahkanmu, jenis sihir mental seperti ini sama sekali tidak ada preseden dalam sejarah, terlalu aneh!” Naga tua itu antara ingin tertawa dan menangis: “Mana ada sihir yang memaksakan puncak? Ini benar-benar mistis! Jangan-jangan talas iblis milenium itu terlalu nyaman dilayanimu, jadi...”
“Ayah!” Joan d'Arc panik.
“Jangan bahas ini, sudah cukup.” Kepala suku Andulan menghela napas: “Yang penting sekarang jangan sampai orang lain tahu, kalau tersebar pasti jadi bahan tertawaan nomor satu di Benua Aigean!”
“Menyembunyikannya tidak realistis. Efek sihir ini cukup berguna, aku pasti akan menggunakannya di masa depan!” Liu Zhenhan juga menghela napas: “Tentang omongan orang nanti, aku tak peduli! Ailijie sialan ini, demi menipu Intan Gunturku, sampai menghancurkan reputasiku seumur hidup, hukuman seberat apapun tak akan cukup!”
“Mana mungkin dia punya kemampuan itu?” Naga tua itu terus menggeleng: “Duh... efek sampingnya terlalu buruk!”
Bab 451 Kehidupan Prasejarah Super
Setelah menepuk tanah terakhir, Liu Zhenhan menginjak-injak gundukan tanah itu dengan keras hingga memadat.
Menyeret semak berduri yang sudah disiapkan sebelumnya untuk menutupi gundukan itu, Lao Liu mundur selangkah demi selangkah sambil membersihkan jejak buatan dengan ranting berdaun lebat.
Di sinilah dunia iblis.
Benua Aigean yang sudah bergidik dan membisikkannya selama sepuluh ribu tahun - dunia iblis.
Empat hari yang lalu, Liu Zhenhan melewati sebuah "jurang ruang-waktu" di selatan Pegunungan Bering dan tiba di sini.
Melintasi arus ruang-waktu yang berkilauan bagai bintang, yang muncul di depan Lao Liu adalah hutan purba.
Hutan ini terletak di pegunungan tak bernama, memandang ke sekeliling tampak puncak-puncak bergelombang seakan tiada berujung.
Di langit jauh, asap gunung berapi mengepul lembut bagai zaman purba yang liar.
Langit dunia iblis di siang hari memang memiliki dua Dibo Luo.
Tanaman penuh vitalitas takkan kekurangan di mana pun, dunia iblis pun memiliki vegetasi aneh dengan penampilan beragam. Tapi semua tumbuhan di sini, baik pohon raksasa maupun semak-semak berry pendek, memiliki kesamaan: daunnya seperti putri malu yang mekar di siang hari dan mengatup seperti kepalan di malam hari.
Di sini juga terdapat monster-monster aneh yang kebanyakan berkarakter ganas. Tapi saat bertemu Lao Liu yang lebih ganas, nasib mereka sudah ditakdirkan menjadi makanan.
Lokasi yang dipilih Liu Zhenhan untuk mengubur Ratu Semut Pemakan Logam terletak di ujung hutan dan pegunungan ini. Ini adalah lokasi ideal yang ditemukannya setelah terbang dengan "Roda Darah Bulan" selama empat hari. Jika terbang setengah jam lagi, langit akan terbuka lebar menampilkan dataran pasir tak berujung di garis cakrawala, di mana jejak jalan dan aktivitas manusia samar terlihat.
Kemampuan reproduksi ratu semut tidak perlu diragukan. Hanya dalam seminggu lebih masa kawin, peti besi besar khusus telah dipenuhi telur semut berwarna putih mutiara yang mengilap dan dilapisi benang cair, setiap butir sebesar telur merpati.
Soapakah ratu semut ini bisa bertahan hidup di dunia ini atau mati karena sakit di tengah jalan, Liu Zhenhan tidak peduli. Yang penting dia telah meninggalkan dua ekor sapi semut dan menguburnya sedalam 7-8 meter di bawah tanah, tinggal menunggu takdir sang ratu semut.
Untuk melewati "jurang ruang-waktu", baik saat kedatangan Yue Bisu maupun dengan membobol paksa, arus kacau ruang-waktu harus dihadapi. Selain monster dan ras beradab, hewan biasa memiliki rasa takut naluriah terhadap "jurang ruang-waktu". Jadi Lao Liu tidak khawatir Semut Pemakan Logam yang bukan termasuk monster akan kembali ke Benua Aigean untuk menjenguk sanak saudara setelah berkembang besar.
Setelah menyelesaikan semuanya, Lao Liu menyalakan api unggun untuk memasak makanan malam.
Malam di dunia iblis memiliki dua Sampa, satu bulan hitam dan satu bulan putih. Keduanya sama-sama memancarkan hawa dingin yang menusuk. Begitu malam tiba, embun napas pun bisa membeku. Sekitar ratusan yard dari perkemahan Lao Liu, terdapat air terjun kecil yang kini telah membeku menjadi gletser.
Siang hari di sini lebih ganas. Di langit selatan dan utara, tergantung dua matahari merah dan biru yang saling bersaing dalam panas membara. Sinar terik tengah hari mampu menciptakan gelombang panas berlapis di tanah seperti oven, bahkan udara dipenuhi aroma belerang.
Dalam ingatan Liu Zhenhan, tempat ini agak mirip dengan Gurun Taklamakan, sama-sama dunia dengan kontras suhu ekstrem. Tapi dunia iblis jelas lebih ekstrim daripada gurun pasir.
Makan malam malam ini adalah monster mirip landak liar, tubuh gempal dengan delapan taring, delapan mata yang jelek dan garang, bahkan bisa mengeluarkan kilat.
Siang tadi Liu Zhenhan mencoba kaki monster ini, merasa otot beruratnya yang berkembang baik sangat kenyal, elastisitasnya sempurna saat digigit, harumnya menggugah selera. Malam ini dia ingin mencoba bagian loin di punggung monster yang corak dagingnya halus seperti marmer, membuatnya ngiler.
Saat datang ke dunia iblis kali ini, selain cincin ruang, tak ada satu pun peralatan magis yang dia kenakan: Pakaiannya pinjaman dari manusia gua bawah tanah, anyaman serat lumut dari dalam ke luar, beraroma pengemis; Senjata perlindungan adalah tusuk trisula buatan manusia siput Yangkov dan tongkat besi - selain kualitas kerajinannya buruk dan materialnya perunggu, bentuk maupun gayanya tidak mirip dunia iblis maupun Aiqin.
Bangsat! Siapa yang bisa mengenaliku sekarang! Liu Zhenhan merasa sangat puas. Baik sihir darah maupun sihir bunganya, jangankan bangsa iblis, siapa di Benua Aigean yang pernah menyaksikannya?
Adapun "Gelombang Kematian" itu, mungkin ini pertama kalinya muncul sejak sihir pertama kali tercipta.
Setiap kali teringat "Gelombang Kematian", mata Liu Zhenhan langsung berkaca-kaca. Sihir mental sialan ini benar-benar sempurna secara bentuk - bisa memaksa sensasi klimaks ganda ke siapa pun dalam sekejap, persis seperti pemerkosaan yang nyata!
Dengan level telepati Lao Liu saat ini, dia bisa melepaskan sihir ini dua kali berturut-turut. Bukankah ini berarti dia bisa memperkosa dua orang asing kapan saja?
Dengan cadangan telepati yang luar biasa besar, resistensi magis sekuat apa pun tak akan berguna jika kekuatan mental lawan tak melebihi Liu Zhenhan!
Bahkan Naga Peri yang kebal sihir pun tak bisa menghindar. Ini adalah serangan mental murni - bukan ilusi nafsu, tapi klimaks langsung. Ukuran tubuh sebesar Landak Batu sekalipun, klimasisasi di level mental tetap sama!
Untuk sepenuhnya mengurangi efeknya, haruslah monster yang tak memiliki naluri manusia baik secara fisik maupun mental!
Jelas-jelas, monster seperti itu tidak ada di dunia ini.
Liu Zhenhan paling marah dan frustasi justru karena hal ini. Jika bentuk kekuatan telepati ini diubah, mengubah puncak kenikmatan menjadi rasa sakit, maka di bawah dosis gelombang kejut mental sebesar ini, yakinlah tubuh mana pun tidak akan mampu menahan rasa sakit yang tiba-tiba, menyebabkan otak melakukan hipnosis mandiri yang langsung berujung pada kematian otak.
Tapi ini justru orgasme! Itu pun dua kali lipat!
Apa-apaan ini?
Kalau digunakan pada gadis cantik masih bisa dimaklumi, setidaknya bisa memuaskan sisi gelap psikologis, contohnya Ailijie. Gadis sombong ini yang sudah dua kali dihajar Lao Liu, sekarang berubah jadi patuh seperti tikus kecil yang melihat kucing hutan saat bertemu dengannya.
Tapi begitu Liu Zhenhan membayangkan, jika dia menggunakan serangan telepati ini pada pria, itu sama saja memperkosa lawan, perutnya langsung mual seperti ditusuk tongkat pengaduk tai, rasa jijik yang mengobrak-abrik dasar laut langsung menyerang dan membuat seluruh tubuhnya gemetar.
Mati pun dia takkan menggunakan trik ini pada pria!
Yang lebih menyebalkan, kekuatan telepati dahsyat ini nyaris tak memberi manfaat pada Lagu Perang maupun sihir. Lao Liu sama sekali tak merasakan lagu perang mana pun yang bisa mencapai tingkat Lingkaran Tunggal, sedangkan beberapa mantra terbatas itu memang bisa dikeluarkan secara instan sekarang - tapi untuk apa?
Teknik sihir penyerang terkuat seperti Jemari Memetik Bunga dan Panah Darah sudah bisa ia keluarkan secara instan, sedangkan sihir bunga lainnya meski dikeluarkan seketika tetap tidak efektif.
Peningkatan kemampuan telepati seharusnya pertama-tama terlihat dalam akumulasi tenaga magis melalui meditasi. Bagi penyihir mana pun ini mungkin anugerah tak terduga, tapi bagi Lao Liu yang tak pernah sudi melakukan kerja kasar seperti meditasi, manfaat ini sama sekali tak berguna.
Tentu saja kemampuan telepati sekuat ini bukan tanpa keuntungan. Setidaknya kemampuannya berkomunikasi tanpa suara sangat membantu Liu Zhenhan.
Yang diuntungkan kemampuan ini bukan Ai Wei'er. Sebelum berangkat ke dunia iblis, Ai Wei'er masih belum dibangunkan.
Upaya Lao Liu berkomunikasi secara telepati dengannya bagai kerbau batu masuk laut - tak ada respons sama sekali.
Jika bukan karena sensasi gaib dari Boundary Cultivation yang membuat Lao Liu merasakan jiwa Ai Wei'er masih tertidur, ia pasti mengira jiwa itu telah menghilang ke alam baka.
Segala sesuatu harus dikonsultasikan pada ahli. Menurut informasi dari putri duyung air tawar, untuk membangunkan Ai Wei'er kuncinya terletak pada Boundary Cultivation. Hanya ketika Lao Liu berada dalam bahaya kritis di kemudian hari, tekanan ekstrem itu akan merangsang jiwa Ai Wei'er untuk melepaskan belenggu tidur panjangnya.
Ini adalah solusi yang bukan solusi, yang memaksa Lao Liu harus mempertaruhkan nyawa ke dunia iblis, dan harus mencari situasi berbahaya!
Yang paling membahagiakan Lao Liu adalah akhirnya ia bisa berkomunikasi dengan Patung Koral Tanya.
Ini adalah wanita pertama yang mengandung anaknya, tinggal empat bulan lagi akan melahirkan.
Dari sudut manapun, inilah wanita yang paling banyak Liu Zhenhan berhutang!
Tak bisa dipungkiri, Tanya pasti merupakan sebuah makhluk hidup.
Baik kemampuan hamil maupun menerima Pencerahan Kebijaksanaan dari pendeta, semua telah membuktikan fakta ini - dia pasti makhluk cerdas berkesadaran!
Tapi dia terlalu misterius.
Menurut putri duyung Kou Tao, di Sumur Suci dasar Sungai Gibraltar dunia bawah tanah, setiap seribu tahun akan lahir satu patung koral seperti ini, ada pria dan wanita, semuanya berparas sempurna.
Sebelumnya, setiap penduduk asli bawah tanah menganggap ini hanya kristalisasi koral tanduk rusa, tapi tak ada yang mempertanyakan: mana mungkin ada koral yang kebetulan bisa berubah wujud manusia?
Di waktu senggang, Liu Zhenhan pernah membayangkan asal-usul Tanya - mulai dari efek samping inkarnasi Eksistensi keilahian, ras baru sungai bawah tanah, sampai spekulasi liar lainnya. Tapi setelah benar-benar berkomunikasi dengan Tanya, semua tebakannya terasa sangat dangkal.
Tanya bukan makhluk dari Benua Aigean, tapi juga bisa dibilang iya.
Dia berasal dari bentuk kehidupan yang ada sejak zaman dahulu kala.
Bentuk kehidupan ini bahkan lebih kuno dari Zaman Es yang pernah dialami Benua Aigean.
Artinya, Tanya sudah ada sebelum Benua Aigean melahirkan makhluk beradab primitif generasi pertama.
Dia adalah Manusia Kristal.
Di zamannya, masih banyak ras beradab lain di dunia ini yang berevolusi dari batu dan mineral, bukan hanya Manusia Kristal!
Semua makhluk beradab hasil evolusi mineral disebut "Medoro".
Sama seperti kurcaci, elf, bangsa manusia berbulu, dan goblin di Benua Aigean sekarang, para Medoro juga hidup berkelompok menurut ras masing-masing dan memiliki negara sendiri!
Yang paling menakutkan Lao Liu adalah pernyataan Tanya: Pada awal dunia ini hanya ada mineral, air, dan udara; merekalah - Medoro yang berevolusi dari batu dan mineral - yang meneliti, membina, dan menciptakan tumbuhan serta binatang tak berakal untuk mempercantik dunia.
Sayangnya, suatu hari wabah besar tiba-tiba melanda dunia ini.
Wabah menyapu dari timur ke barat dunia, menyebar secara diam-diam namun cepat. Medoro dari ras apapun yang terpapar wabah ini akan terpetrifikasi, bagaikan pegunungan yang sunyi.
Untungnya, dunia saat itu telah memiliki tingkat teknologi yang sangat maju. Orang-orang yang selamat menggunakan pesawat terbang untuk melarikan diri dari dunia ini. Bagi orang Medoro yang telah menaklukkan dan membuka banyak dunia paralel, meninggalkan tanah leluhur memang sulit secara emosional, tapi dalam situasi genting antara hidup dan mati, mencari tempat tinggal baru sebenarnya cukup mudah.
Orang Medoro yang sudah terjangkit wabah dan tidak bisa melarikan diri, hanya bisa tetap tinggal di tanah ini dalam bentuk terpetrifikasi, menghadapi ujian waktu.
Baik patung dewa raksasa membawa pedang di Tanjung Nalun maupun ruang tiga dimensi bawah tanah yang megah di dunia bawah tanah - sumur tangga, semuanya adalah mahakarya peradaban Medoro di era itu!
Begitu banyak karya peradaban yang tetap utuh meski mengalami perubahan zaman, membuktikan tingkat keterampilan manufaktur masa itu! Juga menunjukkan gaya hidup trinitas air-permukaan-bawah tanah orang Medoro pada zamannya!
Wabah mengerikan ini meski membuat banyak orang Medoro yang malah terperangkap dalam keadaan terpetrifikasi, berdasarkan pengalaman nyata Tanya, wabah aneh ini justru tidak mengancam nyawa orang Medoro. Bahkan bisa dikatakan, wabah inilah yang memberi kehidupan abadi kepada semua orang Medoro yang terpetrifikasi - padahal sebelumnya, umur normal ras Medoro mana pun, bahkan dengan bantuan teknologi, tidak pernah melebihi 10.000 tahun!
Kehidupan yang panjang juga membutuhkan pengorbanan untuk ditukar. Setiap orang Medoro yang terjangkit wabah, meskipun pikiran mereka normal, tubuh mereka telah sepenuhnya membatu. Bahkan hanya untuk menekuk satu jari, membutuhkan waktu yang sangat lama - Tangan Tanya yang semula terlipat di bawah dada, ingin meraba perutnya sendiri. Gerakan kecil yang setara dengan mengedipkan bulu mata ini, memakan waktu berbulan-bulan baginya!
Liu Zhenhan tak bisa berkata-kata.
Bab 452 Langkah Pertama Penyusupan
Sebenarnya ribuan pertanyaan ingin diajukan pada Tanya, namun tak tahu harus mulai dari mana.
Saat pertama kali bertemu Tanya, Liu Zhenhan pernah mendengar Pendeta Lemayre bercerita bahwa di pegunungan sejauh 100.000 li Benua Aigean, kurcaci gunung pernah menemukan stalaktit manusia, yang juga bisa hamil.
Ini sebagian besar membuktikan kebenaran perkataan Tanya - Sepertinya... Tanya tidak punya alasan untuk membohonginya.
Jika kehidupan prasejarah ini benar-benar pernah ada, berapa banyak orang Medoro yang masih tersisa di dunia ini?
Mungkin hanya mereka yang bersembunyi di sumur suci sungai bawah tanah atau gua-gua terpencil yang selamat, sementara lainnya tak luput dari cengkeraman perubahan alam.
Bagaimanapun, meski umur mereka tak terbatas, tubuh terpetrifikasi bukanlah adamantium. Kerusakan kecil dari luar bisa menghancurkan nyawa mereka sepenuhnya.
Sumur Suci di dasar Sungai Gibraltar bawah tanah, menurut penuturan Tanya, hanyalah laboratorium penelitian khusus bagi pekerja kristal di masa lalu yang tak terhitung tahun silam.
Setiap seribu tahun, putri duyung Kou Tao akan menemukan sebuah patung koral dari Sumur Suci di dasar sungai, yang sebenarnya hanyalah ras kristal De Luoren yang telah Terpetrifikasi di dalam laboratorium, perlahan-lahan ditransmisikan melalui saluran atas-bawah dengan gerakan lambat!
Kebanyakan orang cenderung melebih-lebihkan dan menyusun kebetulan angka-angka tertentu, tampaknya putri duyung Kou Tao pun tidak berbeda.
"Aku sudah mengandung anakmu, pertanyaanmu ini Omong kosong!"
Ketika Liu Zhenhan bertanya apakah Tanya menyalahkannya karena telah menidurinya. Tanya menjawab demikian——Nama asli Tanya di masa lalu jelas bukan Tanya, tapi dia telah menyukai nama yang dipakainya sekarang.
Rupanya di masa lalu yang tak diketahui berapa lama silam, ini juga seorang Gadis kecil berkarakter, pikir Lao Liu.
Kesepian selama bertahun-tahun tanpa teman bicara membuat Tanya dengan cepat mengembangkan perasaan dan ketergantungan aneh pada musuh tak jelas bernama Liu Zhenhan ini. Lao Liu juga mempelajari dunia De Luoren masa lalu melalui dirinya.
Kedengarannya sangat mistis, seperti dalam mimpi.
Tapi apakah Tanya benar-benar pernah dirasuki Dewi Ross di dunia bawah tanah dulu, Lao Liu tidak berhasil menggali kebenarannya.
Tanya sepertinya menyembunyikan sesuatu, namun juga seperti telah menemukan jejak-jejak tertentu, untuk sementara belum bisa banyak bicara.
Karena dia tidak mau membahasnya, Lao Liu pun tidak bertanya lebih lanjut.
Sial, dia ternyata seorang penulis! Setelah Liu Zhenhan mengetahui profesi Tanya di masa lalu, dia dengan bersemangat memamerkan hal ini ke keluarga.
Apa itu penulis? Daisy tidak memahami istilah ini, banyak orang yang tak mengerti kosakata dari zaman purba ini.
Yaitu pengarang. Lao Liu merasa bangga sekaligus jumawa.
Bagaimana mungkin Lao Liu yang berasal dari keturunan petani miskin selama tiga generasi, namun masih menyimpan sedikit sifat borjuis dalam dirinya, tidak merasa sombong setelah bisa meniduri penulis cantik purbakala dari ribuan tahun silam?
Apa hubungannya peradaban prasejarah yang gemilang ini dengan dirinya?
Mungkin orang Medro yang kabur telah diam-diam membawa wabah dan terkubur dalam debu sejarah; atau mungkin karena takut wabah, meski berhasil melarikan diri, mereka tak pernah berani kembali ke dunia ini.
Singkatnya, Lao Liu telah meniduri wanita yang hampir satu-satunya di dunia ini - entah ini termasuk untung-rugi. Sejak mendapatkan kekuatan telepati yang kuat dan mengetahui asal-usul Tanya, Si Pemimpi Sylph tak lagi bisa dihubunginya.
Sebenarnya, apakah kecantikan pemimpi yang suka memakai sepatu bot berumbai-rumbai ala Bohemia ini berasal dari halusinasinya sendiri, atau merupakan incubus jahat yang mengerikan, sampai sekarang Lao Liu masih belum sepenuhnya paham.
Tentu saja, dia juga tidak tertarik untuk mencari tahu lagi. Banyak hal di dunia ini yang tidak jelas, mana mungkin semua harus dipahami satu per satu.
Membalikkan daging panggang gemuk yang ditusuk dengan ranting di atas api unggun, Liu Zhenhan yang terbangun oleh angin dingin menghentikan lamunannya.
Tetesan lemak seperti lilin menetes berkala, menyulut nyala api yang berkobar di rak kayu. Ia mengendus-endus hidung keras, lalu mengeluarkan mangkuk garam seukuran cangkir dari dalam jubah.
Dia berniat memuaskan dahaga dulu, baru kemudian meneliti lebih dalam apakah mungkin menggunakan sihir untuk memecahkan masalah petrifikasi Tanya.
Meski masalah ini sudah diserahkan kepada Master Stefano dan sang ayah, kebiasaannya tetap mencari solusi melalui jalan-jalan pintas yang tidak konvensional.
Jika istri ini tidak diregenerasi ke bentuk normal, siapa tahu saat melahirkan nanti, tubuh terpetrifikasinya mungkin mencekik bayi - biarawan dan dukun saat ini belum menguasai operasi caesar.
Saat pisau komando menyayat sepotong daging berminyak dan mengoleskannya ke mangkuk garam, tiba-tiba gemuruh pertempungan yang mencekam terdengar membelah angin dingin yang jauh.
Sebenarnya telinga Liu Zhenhan tidak mendengar suara aneh apapun - ini adalah persepsi telepatinya yang telah menjadi luar biasa tajam.
Emosi yang terlalu intens bagi dirinya bagaikan seorang perjaka di malam pengantin yang menghadapi tubuh putih dan montok - sebuah "gemuruh" di mana pikiran dan saraf terbakar bersamaan.
Merobek jubahnya, Liu Zhenhan memadamkan api unggun dengan kencingnya sambil meraih tongkat tembaga. Setelah menentukan sumber suara aneh itu, dia memanggil "roda darah bulan" dan melesat ke langit tanpa bintang di dunia iblis.
Dua cahaya pucat Sampa menyelimuti bumi dengan dingin tak berujung. Angin menusuk menerobos baju tipis Liu Zhenhan, merangkul tubuh hangatnya bagai wanita jalang yang serakah.
Sekitar puluhan li di selatan, terdapat puncak berbentuk jamur yang menjadi target yang dikunci Liu Zhenhan.
Di hutan dunia iblis malam itu, pepohonan mengerutkan daun seperti tongkat berdiri, tetap menghalangi pandangan. Di bawah sinar dingin dua Sampa, Liu Zhenhan tetap tak bisa melihat jelas kejadian di kejauhan.
Semoga ada gadis mandi atau diperkosa penjahat. Lao Liu tak sengaja teringat alur klise novel ksatria. Darahnya mendidih saat dia melesat bagai angin puyuh.
Hasilnya sedikit mengecewakannya.
Di kaki gunung berbentuk jamur, terdapat area perkemahan terbuka yang dikelilingi pepohonan, bersandar pada batu karang menonjol, dan membelakangi teluk dalam. Semak-semak duri telah dibersihkan secara manual, dan sebuah lubang besar digali di tanah dengan setengah tenda segitiga mirip tirai pantat dipasang di atasnya.
Di bawah sinar dua bulan di langit, pandangan di permukaan tanah sangat terang. Liu Zhenhan melihat tujuh petualang bangsa iblis sedang bertarung sengit dengan monster yang muncul dari teluk dalam, dengan ombak keruh bergulung-gulung.
Teluk dalam berdiameter sekitar 40 ren ini tertutup lapisan es tebal. Sebuah monster mengerikan seperti cumi-cumi jurang muncul di bagian tengah teluk melalui lubang es selebar 5-6 meter, memperlihatkan setengah kepala botak mirip biksu; Tubuh monster yang besar dan buruk rupa ini memiliki puluhan tentakel berdaging sebesar pelukan manusia, masing-masing ujungnya dipenuhi taring serigala dan cairan licin lengket. Dua mata besar seperti lentera memancarkan cahaya merah menyala, sementara mulut penuh taringnya sesekali menganga mengeluarkan desisan rendah. Penampilannya sangat ganas dan kejam.
Liu Zhenhan mendarat tanpa suara di kanopi pohon yang melingkup seperti yurt Mongolia, mengamati seluruh medan perang dari ketinggian dengan tenang.
Kini dia adalah ahli yang mampu membungkus dan menyembunyikan gelombang elemen di seluruh tubuhnya dengan telepati. Api jiwa setinggi setengah ren di atas kepalanya juga sepenuhnya tertutupi oleh sinar bulan yang terang benderang; sehingga kedatangannya tidak terdeteksi oleh para petualang bangsa iblis yang sedang bertempur sengit, bahkan juga tidak diketahui oleh monster teluk dalam itu.
Meski Lao Liu tidak tahu apa itu monster teluk dalam, ketujuh petualang di hadapannya jelas-jelas berasal dari ras yang terkenal di dunia iblis. Semua bangsa iblis ini adalah tokoh-tokoh kejam yang pernah menebarkan badai darah di Benua Aigean.
Yang memegang pedang besar bermata lebar dan bertarung langsung melawan monster teluk di depan adalah seorang prajurit bermata perak dengan ekspresi dingin dan tampan, tingginya sekitar dua meter lebih, besar dan kekar.
Ini adalah ras pejuang kuat dari dunia iblis, sekaligus ras pria tampan yang termasyhur. Romantisme takkan pernah pudar di zaman apapun. Dahulu para penyair pengelana Benua Aigean menyebut mata perak dunia iblis, elf Aigean, Warronbal, dan Smail sebagai empat pria tampan terhebat di dunia!
Ksatria Maut yang pernah menggemparkan dunia dan Ksatria Iblis Bersayap di masa lalu, juga berasal dari ras mata perak ini. Ras yang ingin ditiru secara tak tahu malu oleh Lao Liu ini pula. Untuk itu, dia sengaja mewarnai rambut Mohawk panjangnya menjadi ungu.
Prajurit bermata perak yang sedang bertempur sengit dengan monster itu mengenakan zirah logam kusam dan usang, rambut ungunya berkibar tertiup angin. Berdiri dalam air setinggi pinggang, ia mengayunkan pedang perang yang dipenuhi kekuatan es. Dari desain pedang lebar bergaya Frostmourne ini, jelas terlihat ini adalah palsu "".
Di sampingnya berdiri dua Ghoul setinggi 1,5 meter. Satu bertubuh gemuk dengan pantat besar, satunya lagi kurus hitam. Kulit buruk mereka berwarna abu-abu pucat dengan retakan dan radang dingin. Kedua Ghoul ini menggunakan lengan panjang dan cakar logam runcing untuk membantu tuannya bertempur.
Melihat lencana keluarga di baju zirah bahu sang prajurit mata perak yang sudah memudar, Lao Liu menduga dia pasti keturunan bangsawan yang jatuh miskin. Ini juga terlihat dari dua pengikutnya - Ghoul seharusnya menjadi pengikut turun-temurun bangsawan perak, tapi kedua Ghoul ini lebih pantas jadi pengemis daripada prajurit. Dalam pertempuran singkat yang kejam, satu Ghoul sudah ditelan bulat-bulat oleh tentakel monster, sementara satunya lagi kehilangan lengan kiri seperti daun robek. Makhluk malang itu menggeliat kesakitan di genangan lumpur.
Untungnya ilmu bela diri prajurit bermata perak ini cukup solid, tetap tenang dalam bahaya. Setiap tusukan pedang menusuk daging, memanfaatkan kesempatan saat monster berhasil menyerang untuk memotong sejumlah tentakel pergelangan yang mirip pilar daging. Adegan darah berceceran ini tidak menunjukkan kelemahan sepihak; Di belakangnya tidak jauh, dua (pria dan wanita) plus seorang Acolyte dan iblis liang tanah sedang berjuang mati-matian untuk membantunya menghadapi monster teluk dalam ini.
pria berwajah babyface melayang di udara setinggi Tiga Ren, jubah sihir daun teratainya berkibar-kibar. Kedua tangannya memancarkan kilau es keperakan, terus memanggil kekuatan hawa dingin kematian untuk menyerang monster di teluk dalam. Di sampingnya berdiri seorang penyihir kerangka yang sedang melepaskan bola-bola api sebesar tinju dengan lamban, mungkin ini adalah panggilannya; wanita lainnya memiliki wajah cantik dan tubuh proporsional. Ia mengenakan jubah penyihir bergaya gaun malam, sepatu hak tinggi 10 cm, rambut ungunya tegak berdiri dengan kilatan listrik sesekali muncul di ujung helai rambutnya. Teriakan beruntunnya diiringi sinar listrik bermuatan kutukan yang terus menerus menyambar tubuh monster raksasa di kolam.
Sedangkan Acolyte bangsa iblis, berdasarkan klasifikasi profesi termasuk dalam unit medis darat, namun seharusnya juga menguasai beberapa sihir arkan penganugerah yang bisa meningkatkan kekuatan tempur. Hanya saja tidak sebagus dan seprofesional perusak obsidian. Liu Zhenhan yang berdiri di kanopi pohon mengamati cukup lama, menemukan bahwa acolyte ini selain pose pemanggilan sihir yang agak berbual-B, hampir tidak berguna sama sekali.
Melihat kedua tangannya merangkai gerakan, memanggil simbol misterius berbentuk mata bersinar di udara, Liu Zhenhan awalnya cukup antusias. Ternyata sihir penganugerah yang dikeluarkannya hanyalah "Kegilaan Jahat" belaka - berdasarkan pengalaman Liu Zhenhan, langsung terlihat bahwa ini adalah sihir penganugerah campur aduk. Kekuatan elemen, stamina, persepsi dan kelincahan penerima memang meningkat, tapi peningkatannya sangat terbatas, sama sekali tidak profesional.
Justru iblis liang tanah terakhir yang membuat Lao Liu sedikit tercengang.
Ras dunia iblis ini pernah menjadi salah satu mimpi buruk Benua Aigean, dijuluki "Hao-nya dunia iblis" di Benua Aigean. Tubuh laba-laba raksasa seukuran kuda perang dan cakar utama berbentuk sabit membuat iblis liang tanah memiliki kemampuan bertarung tangan kosong yang mengesankan. Tapi yang benar-benar menakutkan adalah tombak terbang mereka. Setiap iblis liang tanah dewasa bisa menyemburkan tombak duri sepanjang dua meter melalui pori udara bertekanan tinggi di bagian pantat, dengan jangkauan hingga 400 yard dan daya tembus yang luar biasa.
『Konon iblis liang tanah tingkat tuan tanah bahkan bisa memiliki kemampuan elemen "serangan tembus" - yang dimaksud dengan "serangan tembus" adalah tombak berduri yang disemburkan oleh tuan tanah bawah tanah, bisa mengabaikan satu lapisan pelindung seperti "Paku Penembus Jantung Nail Ao Zu", melancarkan serangan melalui penghalang, benar-benar dahsyat!』
『Iblis liang tanah yang sedang bertarung sengit dengan monster teluk dalam ini memang tidak memiliki kemampuan setara tuan tanah. Tapi hanya dengan melihatnya menggunakan empat kaki laba-laba untuk gesit mengambil tombak berduri dari kantong di punggungnya, lalu memasukkannya ke lubang angin bertekanan di bagian pantat, kemudian menyemburkannya dengan suara "blak" seperti membuka sampanye, Lao Liu sudah merasa lubang anusnya sendiri seolah-olah kejang, mengaku tak mampu menandingi.』
『Jika tidak ada kejadian tak terduga, beberapa petualang ini sudah pasti tamat riwayatnya.』
※※※
『Kemarin lupa menyebutkan, inspirasi karakter Tanya berasal dari novel "Wabah" karya senior penulis Yan Leisheng, tapi pada dasarnya akan ada perbedaan yang baru terungkap perlahan di kemudian hari.』
『Bab 453 Pertunjukan Dimulai』
『Monster bertentakel di teluk dalam ini selain memiliki puluhan tentakel bergigi serigala seperti cambuk raksasa yang menyerang bak badai, juga dari sepasang mata besar seperti lentera terus-menerus menyemburkan kristal es berbentuk bintang berwarna merah.』
『Bentuk kristal es berbentuk bintang ini terlihat begitu angker, seolah seluruhnya terbuat dari darah yang membeku.』
Setiap kali bintang es merah darah seperti roda gigi presisi berputar melintasi permukaan es di kolam, angin tajamnya menggosok partikel es yang beterbangan, benar-benar terlihat seperti mantra tinggi!
Sebuah monster yang memiliki mantra tinggi dan kemampuan bertarung tangan kosong tangguh, jika ditempatkan di Benua Aigean, pasti setara dengan Naga Sekunder sebagai monster tingkat tinggi!
Liu Zhenhan tak tahu bagaimana kelompok bodoh bangsa iblis ini bisa memprovokasi monster kolam dalam ini. Petualang atau pengembara berpengalaman di Benua Aigean mana pun tak akan sembarangan bermain air!
Murinio bahkan pernah mengajari Guo Guo memahami prinsip ini secara langsung di Laut Sunyi!
Begitu monster air berada di dalam air, kekuatannya sama sekali berbeda dengan saat di darat!
Dari tujuh petualang ini, hanya prajurit mata perak dan liang tanah yang masih bisa dianggap oleh Lao Liu, sisanya bahkan tak layak disebut, terutama dua pria-wanita ini yang benar-benar pemula!
Kombinasi sampah seperti mereka pantas menantang monster yang setara Naga Sekunder?
Jika bukan karena tombak berduri yang disemburkan liang tanah yang terus menyerang mata monster kolam dalam ini, dan kecepatan gerak monster di atas es yang agak lamban, Liu Zhenhan yakin pertarungan ini sudah seharusnya berakhir.
Benar-benar lebih baik melihat sekali daripada mendengar seratus kali. Liu Zhenhan hanya bisa menggunakan kalimat ini untuk menggambarkan perasaannya.
Selama ini, literatur kuno di Benua Aigean selalu beranggapan: Suku Lich adalah tempat persemaian ahli sihir arkan seluruh dunia iblis!
Ras yang seluruh warganya merupakan penyihir ini, di Benua Aigean, selain Elf Jatuh dan Kurcaci Emas, mungkin tak ada yang bisa menyaingi bakat elemen mereka!
Sayangnya, sihir dekaden tetaplah sihir dekaden. Entah dengan jalur pembelajaran yang lebih merakyat atau menggunakan nama-nama sesat seperti ilmu mayat hidup dan ilmu gelap, tetap tidak bisa lolos dari batasan kecepatan pelepasan sihir yang cepat namun daya rendah!
Seandainya berada dalam kelompok Tai Bao-nya sendiri, dua Lich ini mungkin bahkan tidak layak duduk di bangku cadangan!
Jika Lao Liu yang bertindak, dia memiliki keyakinan penuh bahwa dalam 10 detik para petualang bangsa iblis ini akan menjadi tumpukan mayat dingin!
Kondisi para petualang ini juga semakin genting, perlahan mendekati ambang kehancuran.
Seiring tenaga magis kedua Lich yang semakin menipis, ritme pemanggilan sihir mulai melambat. Dua ghoul pengikut telah gugur, prajurit pedang bermata perak yang bertarung sendirian terpaksa mundur perlahan dari perairan dangkal ke daratan.
Menghadapi 20 tentakel daging monster teluk dalam yang mendekat langkah demi langkah, teknik pedang dan pola langkahnya mulai kacau. Air teluk yang terlalu dingin tampak telah menguras banyak tenaganya. Genangan air di baju zirah kakinya membeku menjadi lapisan es tipis yang rapuh dalam angin dingin dengan kecepatan kasat mata.
Liu Zhenhan yang berdiri di mahkota pohon mengeluarkan pisau trisulanya, mengusapnya di lengan baju, lalu menyambungkannya dengan batang tembaga berulir di ujungnya dengan memutar dan menyatukannya menjadi tombak buatan sendiri. Alur darah yang tajam berkilauan sinar redup, seketika menyelimuti bumi dengan hawa dingin sekaligus menerangi sorot matanya yang penuh harap.
Yang perlu dilakukan Liu Zhenhan sekarang adalah menunggu kesatria mata perak ini gugur dengan mulia.
Tanpa "sesama ras" ini, akan terbuka celah baginya untuk menyusup ke kelompok petualang dunia iblis, sekaligus menghindari risiko ketahuan!
Monster teluk besar yang sedang di atas angin itu mengayunkan tentakel, merayap di atas es dengan tubuh raksasanya yang kikuk bergerak maju. Bobot puluhan tonnya menekan lapisan es hingga mengeluarkan derakan "kreek!" keras, retakan menyebar di permukaan es seperti jaring laba-laba.
Entah bisa disebut keberuntungan atau tidak, sang Prajurit Bermata Perak tiba-tiba tersandung, menghantam dua tentakel pergelangan dengan pedangnya. Namun pertahanannya terbuka lebar, sebuah tentakel menghantam keras bagian breastplate-nya. Tepat di momen kritis ini, permukaan es yang sudah kelebihan beban akhirnya runtuh. Tubuh monster teluk dalam yang besar terjatuh ke dalam air kolam di bawah es dengan suara gemuruh yang dahsyat, menyemburkan pecahan es dan ombak setinggi sepuluh ren.
Mata sang Pendekar Bermata Perak berkilat, ia langsung berlari ke belakang. Belum sempat beberapa langkah, tiba-tiba sebuah tentakel berdaging tebal menyembul dari air hitam kolam, melilit pergelangan kakinya. Tanpa usaha berarti, tubuhnya terangkat ke udara.
Para bangsa iblis di tepian melakukan sesuatu yang tak pernah terbayangkan oleh Lao Liu seumur hidupnya. Mereka malah mengeluarkan tumpukan kerang bersinar dalam gelap yang dipoles mengilap dari tas bawaan, melemparkannya jauh-jauh ke dalam air hitam kolam yang berpusar, alih-alih segera melepas sihir untuk menyelamatkan rekan mereka.
Sementara iblis liang tanah itu bergerak secepat hantu, langsung menyelam ke lubang besar di tengah perkemahan. Dengan cakar berbentuk sabitnya, ia mengeluarkan satu bungkusan besar kulit hewan.
pria dengan cepat mendarat di tanah, membuka bungkusan ini, mengeluarkan rak-rak tulang ukiran dari dalamnya, lalu buru-buru merakitnya menjadi menara antena aneh yang terlihat tidak lazim. Sambil memegang kotak tulang persegi panjang seukuran telapak tangan, ia berteriak-teriak minta tolong - berkat kekuatan pikiran sinkron yang menyertai setiap ucapan, Liu Zhenhan bisa memahami perkataannya.
Anehnya, monster teluk dalam yang muncul kembali ke permukaan air justru membuka mulut bergigi runcingnya yang mengerikan lebar-lebar, tidak terburu-buru mengejar ke darat untuk membantai bangsa iblis ini. Alih-alih melepaskan sihir untuk menghancurkan makhluk rendahan yang sudah kehabisan tenaga, monster itu malah menyambar kerang berpendar di permukaan air dengan tentakelnya, melahapnya dengan rakus seolah ini hidangan langka yang lezat.
Prajurit mata perak yang malang diangkat ke udara oleh tentakel berduri. Beberapa tentakel penuh pengisap dan duri tajam menusuk celah antara helm dan leher baju zirahnya, terlihat seperti sekumpulan belatung raksasa yang sedang menyantap makanan, membuat jijik.
Setiap tentakel secara berkala menyedot material menggembung yang membentuk tonjolan seperti kalung di sepanjang ruas-ruas tentakel, mengalir terus-menerus menuju tubuh monster itu!
Prajurit bermata perak ini ternyata masih belum mati, sarung tangan logamnya masih mencengkeram erat pedang perang, matanya yang berkilau perak terbuka lebar penuh kemarahan, berusaha mengangkat pedang namun tak sanggup.
Waktunya tiba!
Liu Zhenhan menarik napas dalam-dalam, lalu melemparkan tombak buatan sendiri sekuat tenaga ke mata monster teluk dalam itu.
Dengan desisan mirip sonic boom yang mengambang di udara, kilatan cahaya emas melesat cepat melintasi langit!
Percikan darah bagai ombak!
Lembing buatan sendiri berbahan perunggu seberat 75 pon dengan ketebalan seukuran telur angsa, pertama-tama menghancurkan dua Taring Serigala pergelangan yang berusaha menghalang, kemudian meledakkan tanduk es merah yang ditembakkan monster dari jarak dekat, membawa kristal es merah di seluruh tubuhnya, menembus tepat ke gelembung mata besar monster teluk dalam.
Pancuran darah ungu menyembur setinggi Tiga Ren!
Monster kolam buruk rupa itu mengeluarkan teriakan liar yang dalam dan menusuk sumsum tulang. Tubuhnya berguling-guling hebat, menggenangkan darah ungu dalam area luas. Puluhan Taring Serigala berduri menggulung tubuhnya, sesekali melepaskan diri untuk mencambuk pecahan es dan retakan di permukaan es sejauh 10 meter, lalu kembali menggulung diri untuk memeras lebih banyak darah dari tubuhnya dengan lebih cepat!
Permukaan air yang sebelumnya sudah membeku dengan cepat menjadi es, tiba-tiba diaduknya hingga mendidih seperti air rebusan.
Liu Zhenhan melompat turun dengan menginjak "roda darah bulan" yang berputar-putar dalam lingkaran merah, merasakan kepuasan luar biasa seperti Pangeran Nezha yang perkasa.
Saat mendekati permukaan air, Lao Liu terlebih dahulu menyentil dua "roda darah bulan" sebagai serangan pembuka, lalu melakukan salto dan mendarat anggun di atas air. Di setiap langkahnya, riak air membentuk lingkaran-lingkaran yang meluas.
Beberapa petualang bangsa iblis tertegun tak percaya.
Perubahan drastis dari sukacita ke kepedihan dalam sekejap membuat pikiran mereka blank. Pemandangan angker di depan mata ini justru membuat mereka lupa bahwa ini adalah kesempatan emas untuk menghajar anjing yang jatuh ke air!
Si brengsek kecil bangsa iblis ini memang tak berpengalaman. Tapi Lao Liu takkan segan-segan.
Momentum pertempuran hanya datang sesaat. Monster tingkat tinggi tak mungkin bisa langsung mati hanya dengan satu lembing. Jika sampai lolos ke dasar kolam, meski nanti mati, mau menyelam cari mayatnya?
Meski Lao Liu memiliki "Tahi Lalat Linglong Biru" dan "Penarikan Kura-kura" yang membuatnya diakui sebagai suku air sejati, dia tak berminat berenang di air sedingin ini di cuaca serupa ini.
Khawatir gelar Raja Bunga akan kadaluarsa di dunia iblis, Lao Liu memilih untuk menggunakan sihir darah sebagai andalan pertama.
Dua dayang telanjang Dunhuang dengan payudara yang sangat besar dan pinggang ramping melesat keluar. Begitu sosok sensual mereka muncul di udara, masing-masing langsung melepaskan "roda darah bulan" yang membuat monster kolam dalam yang berguling di permukaan air terus terpental!
Kekuatan sihir tingkat pemandu bukan main-main. Ini adalah level sihir yang bahkan ditakuti naga, apalagi dikeluarkan secara instan dalam dua saluran!
Roda berdarah yang berputar cepat terhadap tubuh daging-darah, sama efektifnya dengan pisau cukur yang membersihkan bulu kasar!
Tujuh buah Tuo yang terpasang di sarung tangan kiri Liu Zhenhan, baik yang mengandung darah maupun roda bulan darah, takkan bisa ditembakkan seganas cara Lao Liu oleh penyihir Moore mana pun!
Liu Zhenhan sekarang bukan lagi si brengsek kecil yang dikejar-kejar serigala angin berbulu biru sampai ngompol di Pulau Xiongzhao dulu!
Melihat prajurit bermata perak yang terlempar ke permukaan air mulai tenggelam dan membeku cepat, Liu Zhenhan berlari kecil di atas air sambil menyambar pedang perang yang masih melekat di tangan prajurit itu. Tarikan keras yang dikombinasikan efek pembekuan membuat separuh lengan prajurit itu putus. Dengan gerakan berbalik yang cepat, pedang tajamnya mengiris udara membentuk lengkungan bulan sabit dingin, memotong tentakel raksasa yang menyusul dari bawah air!
Pada saat debu telah usai.
Di bawah serangan sihir satu putaran dari dua pelayan darah yang cantik jelita, monster teluk dalam yang menerima tujuh delapan pukulan roda darah bulan telah benar-benar mati. Serangan tentakel yang baru saja mengejar Liu Zhenhan tadi hanyalah kilas balik belaka.
Liu Zhenhan menghembuskan nafas panas, menghangatkan telapak tangan yang beku. "Bangsat, pedang ini benar-benar dingin!"
Melihat monster teluk dalam yang mengapung di permukaan air sambil kejang-kejang, Lao Liu melemparkan pedangnya tepat menembus mata satunya yang masih utuh. Ia menarik rantai besi yang melingkar di pinggang, menggulungnya beberapa kali di telapak tangan untuk pelindung, lalu mencengkeram salah satu tentakel pergelangan dan dengan sekuat tenaga menyeret makhluk berukuran raksasa ini ke darat. Setelah mencabut pedangnya, ia menginjak kepala monster itu dan mulai menghujani tebasan liar hingga percikan darah berhamburan di udara, jatuh membentuk mutiara-mutiara merah.
Usap tangan yang berlumuran darah, Liu Zhenhan tiba-tiba menyempatkan diri untuk mencoba apakah "Jemari Memetik Bunga" bisa digunakan.
Tampaknya bunga tak mengenal batas negara. Sebuah kuncup bunga elemen yang terkepal seperti tinju segera menjawab panggilan Yang Mulia, berputar-putar dari hutan melayang ke langit, ringan bagai dandelion tertiup angin, lalu mendarap diam-diam di ujung jarinya.
Bunga dunia iblis ini berukuran cukup besar. Meski kelopaknya menguncup karena hawa malam yang dingin, tetap sebesar keranjang anyaman.
Seandainya di siang hari, saat kelopak bunga mekar sepenuhnya, pasti sebesar piring makan!
Liu Zhenhan tertegun.
Tiba-tiba ia menyadari satu kebodohan besar yang pernah dilakukannya!
Mengapa sebelumnya ia nekad terpaku pada bunga-bunga kecil seperti semanggi tiga daun, bunga iris, dan calendula di Padang Gurun Donau?
Bunga yang terlalu kecil, meski daya tembusnya kuat, area lukanya tetap terbatas!
Bagaimana jika menggunakan bunga sebesar ini?
Baru sekarang Liu Zhenhan paham, karena bunga besar di Aiqin tidak banyak, secara bawah sadar tercipta kesalahan persepsi!
Sekarang di dunia iblis, setelah mencoba, Liu Zhenhan tersadar: "Jemari Memetik Bunga" adalah sihir bunga paling mematikan di Tujuh Luka Bunga, sebuah sihir serangan tingkat pemandu!
Jika bunga sebesar ember ini ditembakkan ke lawan dengan "Jemari Memetik Bunga", meski tekanan berkurang dan daya tembus tak sekuat bunga kecil, kekuatannya tetap ada! Naga pun mungkin tak sanggup menahan luka sebesar ini!
Rupanya sihir bunga punya cara peningkatan tersembunyi! Dalam hati Liu Zhenhan mengumpat delapan belas kali!
Saat dia termangu, sekelompok petualang iblis juga terpaku.
Prajurit bermata perak sekuat apa ini?
Di atas kepala berkobar api perak yang bergerak-gerak, berdiri di air tanpa tenggelam, terbang bukan dengan sayap melainkan sihir arkan yang aneh, dikelilingi dua wanita berkulit merah genit yang melayang di udara!
Serangan sihir arkan yang mereka luncurkan benar-benar belum pernah terdengar, tanpa jeda, sangat dahsyat!
Ksatria bersayap pun mungkin tak memiliki kekuatan setinggi ini dan pengikut seperti ini! Empat petualang bangsa iblis membuka mulut lebar-lebar, saling pandang bingung.
Lao Liu yang sudah sadar membuang kelopak bunga, sambil menyerap esensi darah, matanya yang perak mengamati satu per satu empat petualang bangsa iblis yang terpaku itu.
Melihat wajah-wajah muda yang masih bau susu ini, Lao Liu tahu dia telah memulai dengan baik.
Keempat petualang bangsa iblis tak berani bergerak. Di bawah tatapan ahli kuat bermata perak ini, mereka seperti disiram air es dari kepala hingga kaki.
Debu zaman menguasai dunia terpahat di wajah ahli kuat bermata perak ini. Tatapannya bagai pedang tajam yang mengukur leher musuh.
Bab 454: Binatang Ajaib Mutasi
“Demi Ner'zhul! Pasti dia jelmaan Dewa Kekuatan Haiolys!” Seorang pendeta pelayan berdecak sambil membuka mulutnya lebar-lebar, melihat lawannya yang sama sekali tidak kesulitan menyeret seekor Moria lintah mutan seberat minimal 2-3 ribu moka. (Moka: Satuan berat dunia iblis, 1 moka ≈ 1.3 pon Aiqin.)
Dewa Kekuatan itu kontol. Lao Liu melirik tajam ke arah pemuda ini.
“Senior...” Seorang bermuka baby-face menelan ludah, maju dengan gemetar memberi salam pada Liu Zhenhan yang sedang mengumpulkan darah monster.
Kekuatan lawan yang luar biasa membuatnya tak bisa tidak merasa kikuk.
“Selamat malam, para pengembara malam.” Liu Zhenhan dengan santai berkomunikasi secara telepati kepada para petualang bangsa iblis ini.
Untuk ini, dia khusus mencari frasa sastra dari ingatan ritual inisiasi pendetanya.
“Terima kasih atas penyelamatanmu, senior perkasa.” Keempat petualang iblis semakin gugup, sikap mereka seakan empat anak kelinci menghadapi seekor singa jantan.
Semua mantra yang mampu mengendalikan mayat hidup pasti berkaitan erat dengan telepati, termasuk sihir arkan bangsa iblis. Telepati yang memungkinkan komunikasi langsung juga berarti bisa menguasai pikiran makhluk lain—tentu saja ini hanya mungkin secara teori. Banyak bangsa iblis yang seharusnya berumur seribu tahun menurut teori, mati di usia lima ratus tahun. Selalu ada jurang antara realita dan ideal.
"Maaf, saya tuli dan bisu sejak lahir. Hanya bisa menyapa lewat telepati!" Liu Zhenhan mulai mengarang cerita.
Empat petualang bangsa iblis yang selamat mengangguk-angguk penuh kekaguman.
Berapa banyak orang seumur hidup tidak pernah bertemu ahli sejati? Apalagi menyaksikan langsung proses pertarungannya dan berbincang akrab!
Jujur saja, dipukul ahli sekelas ini pun bisa jadi kebanggaan!
"Senior, bolehkah..." Suara iblis liang tanah terdengar jernih dan merdu, gemetar halus seperti gadis kecil yang melihat idamannya.
"Sial! Ternyata iblis liang tanah ini betina." Otot wajah Liu Zhenhan berkedut.
Lao Liu langsung merasa mual ingat tadi matanya melototi gerakan sang iblis mencabut tombak duri dan menyimpannya kembali ke pantatnya dengan gagah.
“Sepertinya menelan ludah, iblis liang tanah ini mengangkat kepala bercangkang dengan cakar sabitnya, mata majemuk merah besar berkilauan penuh hormat, bertanya gugup: "Senior... bisakah kami tahu Anda termasuk Raja Langit yang mana dari enam itu?"”
Lao Liu tertegun sejenak, setelah sadar, terus-terusan mengumpat: "Sialan kau! Sialan kau!"
10.000 tahun lalu hanya ada empat malaikat yang jatuh. Sekarang malah ada enam!
Ternyata perkiraan Ailijie tepat, bangsa iblis pasti sudah meneliti ramuan rahasia untuk mengklon janin!
“Maafkan Yang Mulia! Kami tak bermaksud mencampuri urusan pribadi Anda!” Melihat wajah Lao Liu berubah masam, keempat petualang panik. Di dunia iblis yang hierarkis, rakyat biasa tak pantas menanyakan urusan Raja Langit Bersayap Enam, bahkan ksatria bersayap pun tak layak ditanya.
“Aku bukan bagian dari Enam Raja Langit! Kapan kalian lihat aku punya sayap? Aku hanya seorang bermata perak yang menyepi di pegunungan dekat sini.” Liu Zhenhan memaksakan senyum ramah: “Panggil saja Karu.”
“Kekuatan Anda menggetarkan!” Keempat petualang kembali bergumam takjub. Sosok bermata perak perkasa ini ternyata bukan Raja Langit tapi pertapa, namun kekuatannya luar biasa! Bisa mengeluarkan sihir arkan sehebat itu secara instan! Luar biasa!
Meski pepatah "masyarakat menyimpan banyak ahli kuat tersembunyi" ada di mana-mana, namun menyaksikan langsung dan mendengar kabar angin tetap dua hal yang berbeda! Beruntung bisa mengenal seorang ahli sejati, guncangan psikologisnya tentu luar biasa! Empat petualang itu sampai kebingungan menggerakkan tangan-kaki.
Omong kosong! Lao Liu dalam hati menggerutu: "Aku ini Laozi, pemimpin negara yang terhormat, sekaligus level saint berpengaruh di Benua Aigean. Membuat empat bajingan kecil seperti kalian terkesan? Bukan apa-apanya!"
"Senior Karu, izinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu." Lich bermuka baby-face itu melihat ekspresi dingin Lao Liu, buru-buru membersihkan tenggorokannya dan berkata: "Saya adalah Lich tiga bintang Solskjær, dan ini adik perempuan saya yang luar biasa, perempuan iblis Disney Suosuoming..."
Lich bermuka baby-face itu menunjuk ke perempuan iblis yang genit seperti siluman berbaju jubah sihir gaun malam dan sepatu hak tinggi. Perempuan iblis itu dengan gugap membungkukkan badan ke arah Lao Liu, saat menundukkan kepala, seberkas putih salju yang membuncit tinggi terlihat dari dadanya.
"Sungguh kehormatan!" Mata Liu Zhenhan langsung terbelalak, mengeluarkan sopan santun palsu dengan cepat.
“Ini adalah rekan kami, Penembak Liang Tanah Qiang·Mafalina dan Acolyte Sandi Si Bodoh.” Penyihir pria bermuka baby-face itu melihat senyuman muncul di wajah senior, hati berdesir, buru-buru menunjuk ke Iblis Liang Tanah yang sedang menempel di tanah dan Acolyte yang berdiri dengan tangan disiluk di samping. Kedua petualang itu segera membungkuk hormat.
“Hm! Benar-benar pemuda berbakat!” Wajah Lao Liu dipenuhi senyum palsu.
Bagaimanapun juga, Benua Aigean pernah berperang melawan bangsa iblis. Tentang hierarki pengguna elemen bangsa iblis, tidak sulit bagi Shaman Divine Comedy yang pernah mendapat pendidikan dasar sebagai pendeta dan dijejali berbagai pengetahuan kuno maupun modern.
Sama seperti Aiqin, dunia iblis juga memiliki tujuh tingkatan. Kecuali garis keturunan darah kerajaan tertentu yang dikecualikan, semua pengguna elemen bangsa iblis diklasifikasikan dalam tujuh level: Samsung, Disney, MGM, Gloria, Paramount, Fox, dan Warner.
Melihat lencana kuda terbang di dada pria ini dan lencana kastil di dada wanita, Lao Liu menghitung jabatan serikat yang dilaporkan Solskjaer sendiri sambil memetik jari, lalu dalam hati bergumam "Anjing".
Ternyata berwajah bayi ini setara dengan magang sihir di Aiqin. Sedangkan wanita Suosuoming justru satu tingkat lebih tinggi dari kakaknya, setara dengan penyihir pemula di Aiqin.
Namun wanita dan pria di bangsa iblis memiliki perbedaan mendasar. wanita hanya boleh mempelajari sihir arkan pemberkatan negatif, fokus pada kemampuan pelemahan alih-alih kekuatan serangan. Sementara sihir serangan sejati hanya boleh dipelajari pria.
Lao Liu menyeringai sinis. Dalam hal ritual pemberkatan negatif, siapa yang lebih berwenang daripada Pendeta tinggi yang telah menguasai lagu perang jahat?
Ternyata sikap patriarki bukan hanya monopoli Ayah Anglam.
Gelar "kuat" yang diberikan pada iblis bawah tanah biasanya menunjukkan pemanah yang berkualitas. Liu Zhenhan tahu dia tidak salah menilai, dibandingkan para pemula ini, pemanah bawah tanah Mafalina memang sudah layak disebut prajurit; Sedangkan sang biarawan Sandi Si Bodoh... levelnya benar-benar sesuai dengan homofon namanya.
Sambil mengobrol basa-basi, Lao Liu memanfaatkan kesempatan untuk mengamati keempat bocah kecil bangsa iblis ini dari dekat.
Dua bermata hijau, dengan tato simbol mata di pelipis - ciri khas suku mereka.
Biarawan berjubah tebal itu wajahnya tertutup kabut hitam pekat, hanya menyisakan sepasang mata berkilau seperti api fosfor. Konon ras iblis ini terlahir tanpa rupa. Tampaknya catatan literatur kuno Aiqin memang akurat.
Iblis bawah tanah tetap berwujud laba-laba raksasa. Cangkangnya tebal dan keras, cakar sabitnya tajam. Ini pertama kalinya Lao Liu melihat ras beradab biasa yang mempertahankan bentuk binatang alih-alih wujud manusia, sehingga dia mengamatinya lebih seksama.
Berurusan dengan empat bocah lugu semacam ini, Lao Liu si veteran licik langsung menangkap mereka dengan mudah. Hanya perlu memasang beberapa jebakan verbal, dia sudah berhasil mengorek informasi berharga dari mulut keempat pemula ini.
Ternyata keempat petualang ini bersama Ksatria Bermata Perak Bohani yang telah gugur dan dua pengawalnya, membentuk grup petualangan kecil bernama "Hati Pahlawan". Bulan lalu mereka datang ke Pegunungan Sesat untuk mencari "Jurang Ruang-Waktu", berharap bisa menyaksikan momen langka ketika jurang itu terbuka secara alami, lalu berpetualang ke Benua Aigean.
Keterusterangan orang-orang nekat ini membuat Lao Liu tersenyum getir. Tak disangka, meski kemampuan mereka biasa-biasa saja, nyali mereka sungguh luar biasa besar.
Menurut penuturan mereka, pemerintah dunia iblis ternyata telah lama melarang keras kelompok bersenjata sipil melakukan pelanggaran lintas batas seperti ini - mereka datang secara diam-diam. Rupanya setiap tahunnya, ribuan prajurit berdarah panas di dunia iblis berkeliaran di daerah-daerah ber-"Jurang Ruang-Waktu", menunggu seperti orang menunggu kelinci terantuk pohon hingga jurang itu terbuka alami. Begitu turbulensi ruang-waktu mereda, mereka akan menerobos masuk ke Benua Aigean untuk membuktikan keberanian!
Dalam cerita mereka, Benua Aigean digambarkan sebagai benua jahat tempat makhluk-makhluk mengerikan telah merebut tanah air seluruh Bangsa Iblis, lalu mengusir mereka ke dunia iblis 10.000 tahun silam!
Ini jelas kebijakan pembodohan rakyat dengan membuat momok Benua Aigean. Lao Liu akhirnya paham mengapa setiap tahun selalu ada Bangsa Iblis kikuk yang jadi sasaran latihan Ksatria Suci manusia - rupanya semua itu dilakukan oleh para pemuda berdarah panas dan orang-orang gegabah nekat.
"Hati Sang Pahlawan" kelompok petualang tersesat selama lebih dari setengah bulan di Pegunungan Tersesat. Perbekalan mereka habis namun "jurang ruang-waktu" tak kunjung terbuka secara alami. Mereka terpaksa kembali ke kota, lalu berkemah di sini untuk mengambil air. Namun mereka tanpa sengaja mengganggu lintah Moria yang bermutasi, nyaris mengalami kepunahan total.
Liu Zhenhan tak tahu apa itu lintah Moria yang bermutasi. Ia hanya tahu setelah menyedot semua esensi darah, ia membelah kepala Monster bertentakel mirip cumi-cumi raksasa ini. Tapi setelah mengobrak-abrik berkali-kali, tak ditemukan kristal sihir!
Ini membuatnya sangat terkejut. Beberapa hari sebelumnya, Monster yang dibunuhnya jelas-jelas memiliki inti kristal di kepalanya. Mengapa yang satu ini tidak?
Padahal tadi ia menyaksikan langsung Monster ini melepaskan sihir unsur es!
Meskipun esnya berwarna merah, tapi itu pasti pasti adalah sihir!
Kristal sihir adalah penyimpan kekuatan magis Monster. Semua Monster harus bergantung pada kristal sihir mereka untuk melepaskan mantra. Apakah di dunia iblis masih ada Monster yang bisa melepaskan sihir tanpa kristal sihir?
"Apa maksudnya lintah Moria yang bermutasi? Saat telepati tadi, aku tak terlalu memahami istilah ini. Solskjaer, bisakah kau jelaskan secara detail?" Inilah kelebihan komunikasi telepati. Setiap kali ada yang tak dimengerti, cukup bilang tak bisa menangkap maksudnya, sekalian memberi Lao Liu pelajaran dasar.
“Senior……Apakah Anda tidak pernah menemukan Monster yang bermutasi di Pegunungan Tersesat?” Wajah boneka Solskjær memutar matanya, menoleh ke rekan-rekannya sambil menggaruk-garuk kepala lama: "Mutasi adalah...adalah...perubahan khusus pada Monster akibat sebab tertentu, lalu...lalu Monster lemah tiba-tiba jadi sangat kuat! Itulah mutasi!"
Liu Zhenhan diam-diam takjub. "Monster" yang disebut Bangsa Iblis pastilah makhluk sihir. Dulu pernah dengar tentang Makhluk Ilahi di Benua Sutra, Khimera di Gurun Pasir Taklamakan. Monster laut lebih ganas - Bangsa Laut yang perkasa pun tak bisa mengalahkan Geryon dan Hydra. Sekarang Dunia Iblis muncul dengan Monster mutasi, sungguh dunia penuh keajaiban.
"Aku sudah paham. Monster mutasi yang kau maksud adalah yang mengalami mutasi gen!" Lao Liu sengaja membingungkan keempat petualang muda ini: "Maaf, aku belum pernah temui. Tak mengerti, apa penyebab perubahan tiba-tiba ini?"
"Benar! Benar!" Keempat petualang itu terbengong-bengong mendengar istilah "mutasi gen" yang rumit.
"Mengapa lahir gen... makhluk ajaib mutasi..." Wajah bayi Solskjær dengan canggung menirukan kata baru yang sulit ini: "...Saat ini belum jelas penyebab pastinya, tapi satu hal yang pasti, makhluk ajaib mutasi genetik ini sangat suka memakan koin kerang kita! Biasanya jika bertemu makhluk mutan seperti ini, dengan menaburkan koin kerang mungkin bisa memperoleh waktu untuk melarikan diri! Saya menduga dalam koin kerang terdapat energi misterius yang membantu mutasi mereka!"
"Kakak! Jangan asal bicara kalau tidak paham! Saat ini ada Master yang sedang melakukan penelitian khusus di bidang ini, kita... level kita terlalu rendah, sebaiknya tidak sembarangan berkomentar..." Peri wanita Suosuoming memotong dengan wajah memerah.
Hehe... Pantas saja tadi kalian terus menaburkan kerang ke air, ternyata koin kerang ini adalah mata uang kalian, kalian sedang menebus nyawa dengan uang! "Uang bisa membuat mayat hidup memutar penggilingan", rupanya prinsip ini berlaku di mana-mana. Liu Zhenhan dalam hati merasa sangat geli.
Semakin dalam berdiskusi dengan keempat petualang iblis ini, Liu Zhenhan semakin banyak mendapat kejutan.
Ternyata dunia iblis bukan hanya satu benua utuh, tapi terbagi menjadi tiga benua!
Benua tempat Lao Liu berada sekarang bernama Pantai Persembahan, pegunungan ini disebut Pegunungan Tersesat, sedangkan hutan ini bernama Hutan Tak Kembali.
"Biarawan Sapi kebetulan juga penduduk asli benua ini, sedangkan dua saudara dan penembak liang tanah Joan Mafalena berasal dari Benua Hollywood. Mayat bermata perak itu dan pelayannya berasal dari benua lain - Benua Bollywood, semuanya pemula yang baru memulai ujian pengembaraan, ambisi setinggi langit tapi nasib tipis seperti kertas."
"Luas masing-masing dari tiga benua dunia iblis ini mencapai jutaan kilometer persegi!"
"Total luas Padang Gurun Donau hanya sekitar 130-140 ribu kilometer persegi. Meski begitu, luas ini masih jauh lebih besar dari provinsi asal Liu Zhenhan, Jiangsu. Satu benua dunia iblis saja sudah 7-8 kali lipat luas Padang Gurun Donau, bisa dibayangkan betapa besarnya dunia iblis!"
"Yang lebih unik, ketiga benua dunia iblis merupakan lempeng benua terpisah yang dipisahkan oleh lautan luas. Tapi lautan di dunia iblis tidak berisi air melainkan kabut beracun!"
"Lao Liu merasa pengetahuannya bertambah."
"Senior Karu, apakah Anda dan keluarga sudah lama tinggal di sini?" Sikap ramah Lao Liu membuat beberapa petualang cepat akrab dengannya. Penembak liang tanah Mafalena matanya berbinar-binar saat menanyakan kabar terbaru.
“Sebelum aku lahir, orangtuaku sudah membawaku ke sini. Menurut ayah, dia sepertinya menyinggung orang penting, takut terkena masalah, jadi kami mengungsi ke pegunungan! Usiaku sekarang 190 tahun. Orangtua meninggal saat aku 120 tahun, jadi aku tidak terlalu mengenal dunia luar.” Muka Lao Liu sama sekali tidak memerah. Teori umur bangsa iblis adalah seribu tahun, 190 tahun persis sesuai usia sebenarnya sekarang.
Jancuk nenekmu! Aku tidak percua dunia iblis tidak ada pemaksaan kekuasaan! Lao Liu sama sekali tidak takut ketahuan kebohongannya.
“Senior Karu, ternyata Anda masih semuda ini! Dewa Iblis Nai'ozu bersaksi!” Keempat petualang itu serentak berteriak: "Dunia ini terlalu kejam!"
“Jangan panggil aku senior lagi, panggil saja Karu. Konflik generasi sebelumnya, aku juga tidak terlalu paham karena orangtua meninggal terlalu dini!” Ekspresi Liu Zhenhan menyiratkan kesedihan seolah ayahnya mati dan ibunya menikah lagi: "Aku minta maaf, andai saat menyelamatkan kalian aku bisa lebih cepat selangkah, saudara sebangsa Bohani yang gagah berani tidak akan meregang nyawa."
Kalimat ini membuat keempat petualang tertekan. Bohani sudah dihisap lintah Moria mutasi sampai hanya tersisa kulit manusia, sungguh kematian yang mengerikan.
“Benar-benar ingin melihat dunia di luar gunung!” Lao Liu mendongakkan leher dengan dramatis, pandangannya dibuat-buat sangat mendalam. Ekspresi mata seperti ini merupakan salah satu jurus andalannya untuk memikat hati gadis kecil.
Mata banshee Suosuoming dan penembak liang tanah Mafaliane seketika berubah sama mendalamnya seperti langit malam.
“Master Karu, kekuatanmu sangat hebat! Perang Suci akan dimulai tahun depan, Raja Lich yang agung dan para pemimpin pasukan sedang melakukan seleksi ksatria pertama untuk Perang Suci, mengapa Anda tidak mencoba?” Mata Solskjaer berbinar-binar, dengan semangat membujuk Lao Liu: “Master, kelompok petualang ‘Hati Pahlawan’ kami tidak cukup memenuhi syarat untuk masuk ke dalam pasukan inti! Kami sudah sekitar sebulan di Pegunungan Tersesat. Menghitung hari, tinggal tujuh hari lagi. Kompetisi pemilihan Raja Langit Zuo'an di dunia iblis akan segera dimulai, jika Anda ikut serta, jabatan Raja Langit ini pasti menjadi milik Anda!”
“Benar! Jika Anda pergi, Raja Langit Zuo'an pasti akan menjadi milik Anda!” Tiga petualang bangsa iblis lainnya serentak mengangguk, memandang Lao Liu dengan penuh harap: “Dengan kekuatan Anda, bahkan Raja Langit bersayap enam pun mungkin tidak bisa menandingi!”
Mata Liu Zhenhan berputar-putar licik. Menurut rencana awalnya, dia hanya perlu menyusup ke sebuah kota bangsa iblis, lalu mengaktifkan formasi teleportasi sihir untuk melakukan penyerbuan sebelum pergi. Namun perkataan keempat petualang ini memunculkan ide baru dalam benaknya.
“Di mana Raja Langit Kiri mengikuti seleksi? Berapa lama waktu yang kita butuhkan untuk sampai ke sana?” Yitiao paling lambat satu bulan lagi akan tiba di Benua Sutra. Saat itu pasti akan terjadi pertempuran berdarah lagi dengan para makhluk ilahi Timur yang menindas Yitiao. Liu Zhenhan pasti akan berusaha kembali jika memungkinkan.
Tapi sekarang dia ingin melihat apakah jadwal dan hasil yang diperoleh layak untuk bertahan dan bermain besar! Lagipula masalah Yitiao, ada atau tidak adanya dia sebenarnya tidak terlalu berpengaruh.
“Setelah keluar dari Pegunungan Tersesat, kita berjalan sekitar tiga hingga empat hari di Dataran Saint Helm untuk mencapai Kota Mizuno terdekat. Melalui formasi teleportasi kristal di sana, kita bisa langsung sampai di ibu kota provinsi pesisir Casablanca! Lalu langsung bisa mengikuti seleksi! Asal Anda bisa bertahan tidak kalah dalam sepuluh hari, Raja Langit Kiri akan menjadi milik Anda!” Peri wanita Suosuming menyela kakaknya.
“Tiga Raja Langit Kiri, masing-masing benua punya satu kuota. Mari pelajari situasi dulu. Jika gagal, kita masih punya waktu untuk ikut pemilihan di benua lain. Lagipula ada formasi teleportasi kristal...” Suoersikeya tiba-tiba berteriak: “...Sial! Semua koin kerang kita dimakan lintah Moria ini. Darimana kita bisa bayar ongkos formasi teleportasi kristal?”
Lao Liu langsung berkeringat dingin mendengar perkataan mereka!
Jelas terlihat, dunia iblis sekarang sudah memproduksi banyak formasi teleportasi sihir. Tidak hanya menghubungkan tiga benua, bahkan setiap kota besar sudah dilengkapi formasi teleportasi sihir untuk transportasi.
Meski tak bisa menanyakan detail keempat pemula ini tentang era penemuan formasi teleportasi sihir di dunia iblis, dia bisa menebak - penemuan ini pasti terjadi setelah Perang Dewa dan Iblis!
Seberapa dahsyatnya aplikasi besar-besaran formasi teleportasi sihir dalam perang? Siapa yang lebih paham daripada Lao Liu? Dia mulai dari sini!
Entah dari mana dunia iblis mendapat begitu banyak kristal teleportasi!
Meski tidak sejarang Kristal Malon, benda ini seharusnya tidak bisa menjadi standar dan umum seperti ini!
Entah apakah bangsa iblis punya cukup logam magis. Jika mereka punya cukup logam magis untuk membuat formasi teleportasi portabel, Benua Aigean pasti akan mengalami serangan taktik lompat katak lintas ruang dalam invasi masa depan!
"Siapa yang bisa jelaskan, apa sebenarnya Raja Langit Zuo'an ini?" Lao Liu bertekad, bahkan harus menyelami sarang naga sekalipun, dia harus mencari kebenaran! Para petualang tadi menyebut saat ini ada lima Raja Langit di bangsa iblis, artinya hanya ada lima malaikat yang jatuh. Apa sebenarnya Raja Langit Zuo'an ini? Apakah gelar "Raja Langit" bisa sembarangan digunakan?
"Yang disebut Raja Langit Sayap Kiri adalah tiga kursi khusus yang ditetapkan oleh Yang Mulia Raja Lich Paul Newman, Clark Gable, dan Greta Garbo demi melengkapi Delapan Raja Langit, karena Raja Langit Enam Sayap hanya ada lima! Semua jenis pasukan terbang akan berkompetisi dengan prinsip menghormati yang kuat, sebagai kesatria pelopor tahun depan yang memimpin pasukan udara memasuki medan perang suci!" Solskjær dengan sabar menjelaskan konsep ini kepada ahli yang tinggal di pegunungan. Omong kosongnya sebenarnya bisa diringkas jadi dua kata - tumbal!
Liu Zhenhan memutar matanya sampai hampir pingsan, dalam hati mengumpat: "Sialan leluhur iblismu! Ternyata ada tiga Raja Lich!"
Untungnya, bangsa iblis bermata perak hanya memiliki lima malaikat yang jatuh bersayap enam, masih belum terlalu aneh!
"Ngomong-ngomong, Master Karu, berapa pasang sayap yang sudah Anda miliki sekarang?" Solskjær dan kawan-kawannya bersemangat menganalisis kemungkinan Master Karu merebut posisi Raja Langit Sayap Kiri. Mereka menengok dan bertanya pada Lao Liu.
"Nol pasang." Lao Liu mengedipkan mata. Dia heran mengapa orang bodoh ini bertanya padahal bisa melihat - jangan-jangan sayap Ksatria Bersayap Iblis bukan tumbuh alami?
"Tidak ada? Jadi Anda masih hanya Ksatria Mimpi Buruk?!" Seruan ketidakpercayaan bergema.
“Dewata belum menganugerahkan Kendaraan Tunggangan kepada saya, mungkin karena ketulusan dan kultivasi saya belum memenuhi syarat.” Sikap sok sakti Liu Zhenhan muncul lagi.
“Tidak mungkin!” Keempat petualang menarik napas tajam.
Sebelum memperoleh kekuatan Kendaraan Tunggangan kuda mimpi buruk, sepanjang sejarah dunia iblis belum pernah terdengar prajurit mata perak bisa berkomunikasi secara mental dengan orang lain! Master sekuat ini ternyata hanya prajurit mata perak biasa yang bahkan belum mendapat Kendaraan Tunggangan, sungguh aneh!
“Ternyata Anda adalah Penyihir Arkan mata perak yang langka. Untuk menjadi Raja Langit Sayap Kiri harus berasal dari jenis pasukan terbang. Sepertinya Master tidak punya harapan.” Suara Solskjaer terdengar kecewa.
“Belum tentu! Master Karu terbang menggunakan dua roda sihir arkan, bukankah dia tetap bisa ikut pemilihan Raja Langit? Bukankah peraturan turnamen menyebutkan semua jenis pasukan terbang boleh ikut? Apakah Penyihir Arkan langka pasti kalah dari Ksatria?” Adik perempuan Suosuoming tidak setuju dengan kakaknya: “Meski korban dalam pemilihan ditentukan oleh kemampuan, menurutmu Master Karu yang bisa mengeluarkan mantra arkan kuat secara instan ini akan kalah dari Ksatria mata perak di bawah enam sayap atau penunggang ketakutan?”
“Sama sekali tidak mungkin! Raja Langit Bersayap Enas mungkin juga belum tentu bisa mengalahkan Master Karu!” Ada satu kalimat yang belum diucapkan oleh wajah bayi ini, kekuatan bos ini begitu tinggi, pasti ayahnya juga tidak kalah. Dengan kekuatan seperti ini masih mengungsi di pegunungan, jangan-jangan pernah menyinggung Yang Mulia Raja Lich?
“Yang Terhormat Master Karu, siapa yang di samping Anda…” Acolyte Shabi menunjuk dengan ragu-ragu ke arah pelayan darah di sebelah Lao Liu.
“Ini salah satu bentuk kekuatan arkan. Ilmu warisan keluarga.” Liu Zhenhan tertawa lebar, lagipula Bangsa iblis belum menginvasi Aiqin saat Moore masuk ke bawah tanah, jadi tidak perlu takut ketahuan.
Melihat empat petualang terpaku, Lao Liu berpose seperti santo: “Empat teman pemberani, ikut serta dalam perang suci tentu menjadi tanggung jawab tak terbantahkan setiap pemilik mata perak! Pemilihan Raja Langit Kiri yang kalian sebutkan, sangat menantang bagiku! Tapi… aku tidak tahu apakah musuh ayahku masih ada, dan apakah akan membuat masalah, jadi aku perlu pertimbangkan lagi!”
“Jangan dipikir lagi! Master Karu! Selama kami tidak bocorkan, tidak ada yang tahu identitasmu!” Solsckia mengggebrak dadanya dengan semangat.
“Oh?” Liu Zhenhan merasa lucu, kenapa anak ini lebih heboh dari kaisarnya sendiri? Begitu bersemangat?
“Asalkan Tuan bisa menjadi Tianwang Zuo'an! Tidak! Tuan pasti bisa menjadi Tianwang Zuo'an! Nanti bawa kami juga jadi pengawal pribadi Tuan! Biarkan kami jadi ksatria iblis pertama yang merebut kembali tanah leluhur!” Lich Sorskerax dan Acolyte Shabi bersemangat menyampaikan keinginan mereka pada Lao Liu. Jelas, mereka sadar kemampuan mereka belum cukup untuk masuk formasi bertingkat pertama tentara reguler.
Jancuk! Maniak perang! Lao Liu menyeringai. Dalam hati ia bertekad: Sumpahi nenekmu, kalau begini, Laozi akan legal membunuh kalian Ksatria Sayap Putih ini! Biar tidak sia-sia datang ke dunia iblis!
Berpura-pura merenung lama, Liu Zhenhan akhirnya menyetujui permintaan empat petualang ini.
Segera riuh sorak-sorai terdengar.
Mayat Bohani dikubur. Zirah dan pedangnya Lao Liu pakai untuk mempersenjatai diri.
Zirah tua ini terlihat sudah puluhan tahun. Logam dunia iblis jenisnya tak dikenal. Sendi-sendinya yang aus berkilap, berbunyi "kreek-kreek" saat bergerak. Karena tidak dibuat dengan prinsip biomekanik, Lao Liu merasa kaku dan tidak nyaman memakainya. Beberapa paku keling bahkan terlepas saat ia bergerak.
Di Feilengcui, mungkin bahkan budak tumbal pun enggan memakai zirah seperti ini.
Lao Liu pergi mengambil barang-barangnya puluhan li jauhnya, sekaligus mengenakan semua perlengkapan andalannya. Dengan telepati yang menutupi gelombang elemen, serta zirah dan sarung tangan baja yang menyamarkan, dia tak takut menarik perhatian yang tak diinginkan.
Pedang prajurit bermata perak ini cukup bagus. Meski merupakan Frostmourne palsu yang klise, dengan mata pedang yang retak berbentuk butiran beras, tapi diasah sangat tajam. Tampaknya dirawat dengan baik.
Lintah Moria mutan tak memiliki kristal sihir. Awalnya Lao Liu hendak mengubahnya menjadi tengkorak api neraka untuk dimangsa Geryon. Tapi berkat petunjuk tak sengaja empat anak, terungkap rahasia: makhluk mutan ini tak punya inti kristal di otak, tapi memiliki "tulang pemberontak" berbentuk aksara di tubuhnya - bahan legendaris tongkat sihir Augustus dari dunia iblis!
Tongkat sihir Augustus bisa menyimpan tenaga magis. Lebih hebat lagi, dengan menyalurkan kekuatan elemen sebagai katalis, tongkat ini bisa langsung melepaskan mantra makhluk mutan tersebut!
Meski waktu tunggunya mencapai satu hari dan hanya bisa digunakan sekali, "tulang magis" mutan ini jelas jauh lebih unggul dibanding kristal sihir di Benua Aigean!
Inti Kristal monster Aiqin hanya memiliki satu fungsi menyimpan kekuatan magis. Hanya inti kristal monster kelas atas yang mampu menyimpan satu sihir jadi. Inti kristal monster Tingkat Super bahkan bisa menyimpan mantra terlarang, tapi itu tetap harus diisi sendiri oleh penyihir, tidak mungkin muncul tiba-tiba!
Tapi Tulang Rusuk bisa!
Pasti ada juga monster Tingkat Super di dunia iblis. Jika bisa membunuh monster Tingkat Super "mutan", mengambil Tulang Rusuknya untuk dibuat tongkat sihir, bahkan bajingan kecil seperti Solskjaer pun bisa dengan mudah melepaskan mantra serangan yang sangat kuat!
Mutasi memang punya keuntungan! Lao Liu dalam hati agak lega. Untung monster mutan di dunia iblis tidak banyak. Jika ada di mana-mana, bangsa iblis pasti mengirim banyak ahli untuk berburu, lalu memberi setiap pengguna elemen tongkat Tulang Rusuk. Satu pertemuan saja bisa menghancurkan kepercayaan diri Penyihir Aiqin!
Obisilachi! Liu Zhenhan dalam hati bersumpah, "Jika tidak menggulingkan dunia iblis sampai ke akar-akarnya, pantaskah aku disebut Utusan Dewa Perang!"
Bab 455: Makan Gratis
Setelah empat hari perjalanan, akhirnya tiba di Kota Mizuno di Benua Pesisir.
Hati Liu Zhenhan yang berdebar-debar akhirnya bisa tenang kembali.
Dalam perjalanan singkat beberapa hari ini, dia sudah mengalami dua kali gempa bumi di Dataran Saint Helmet!
Bahkan saat gempa susulan Tangshan 1976 melanda seluruh negeri, dia tak pernah mengalami situasi seberbahaya ini - tanah bergetar seperti ayakan, retakan membelah membentuk jurang memanjang, debu tebal menyembur bak semburan sumur minyak, pandangan tertutup kegelapan, guntur kering menggema di ufuk langit, awan hitam menyelimuti tanpa secercah kilat terlihat.
Menghadapi situasi ini, empat petualang bangsa iblis tampak sudah terbiasa, tetap bisa tidur nyenyak dan makan lahap. Hanya Liu Zhenhan yang menderita karena belum pernah mengalami hal serupa, wajahnya pura-pura santai namun hati berdebar-debar, khawatir tak sadar terkubur hidup-hidup.
Akhirnya dia mengerti mengapa setiap malam, penembak liang tanah Mafalina selalu menggali lubang besar untuk berkemah dan meletakkan mangkuk air di tengah. Rupanya selain melindungi dari hawa dingin malam, liang tanah juga berfungsi sebagai sistem peringatan dini sebelum gempa!
Di dunia dengan siang membara, malam membeku, dan bencana alam tak henti ini, bangsa iblis masih bisa bertahan hingga sekarang, membuat Lao Liu takjub bukan main.
Kota Mizuno dibangun dengan menggali terowongan di dalam gunung raksasa. Gunung adalah kota, kota adalah gunung. Di sekelilingnya terbentang Gurung Besar Saint Helm yang luas dan tandus, badai pasir mengamuk tak bertepi.
Dari informasi yang tidak sengaja diungkapkan oleh empat rekan kepada Liu Zhenhan, semua kota Bangsa Iblis dibangun di dalam pegunungan atau di bawah tanah, sama sekali tidak ada yang berada di permukaan.
Memasuki Kota Mizuno. Di mana-mana terlihat kerumunan penduduk yang padat, bangunan-bangunan megah, dan patung-patung seni yang tak terhitung jumlahnya.
Bangsa Iblis tampaknya memiliki pemujaan simbolis terhadap produk tulang. Patung-patung di sepanjang jalan, mainan dan perhiasan yang dijajakan pedagang, semuanya terbuat dari ukiran tulang yang elegan. Tidak terlihat kekerasan atau bau darah, justru memiliki pesan tersendiri.
Suasana di sini humanis dan damai, sama sekali tidak seperti neraka di dunia atau pemandangan mengerikan penjualan hutang daging-darah di jalanan yang dibayangkan Liu Zhenhan sebelumnya - tampaknya karya seni Benua Aigean telah terlalu mendemonisasi Bangsa Iblis.
Dari gaya arsitektur, Liu Zhenhan bahkan menemukan banyak jejak arsitektur Aigean di kota ini. Baik Gaya Gotik, bergaya Doric, maupun bangunan tradisional bergaya kubur tulang dunia iblis, semuanya hidup harmonis di kota ini.
Liu Zhenhan tidak tahu apakah ini warisan budaya yang ditinggalkan Bangsa Iblis saat Invasi ke Aigean, atau justru budaya Aigean yang secara halus mempengaruhi Bangsa Iblis.
Di kota ini, Lao Liu melihat semua ras Bangsa Iblis yang ada dalam ingatannya selama berjalan, kecuali Prajurit Kebencian.
Bangsa iblis ini satu per satu terlihat materialistis dan biasa, sama sekali tidak seperti gambaran jahat mengerikan yang tercatat dalam literatur kuno Aigean.
Menghadapi bangsa iblis seperti ini, Lao Liu merasa jika salah satu prajurit Istana Musim Panas bawahannya maju, mereka mungkin bahkan tidak punya nyali untuk buang angin.
Bahkan saat berpapasan, dia melihat siluet ras Bimon dan Kurcaci!
Liu Zhenhan tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, dunia iblis benar-benar memberinya terlalu banyak misteri!
Di jalanan yang ramai, kelompok petualang "Hati Pahlawan" tak mencolok seperti sebutir pasir. Kelompok petualang kere semacam ini ada di mana-mana, biasa dan biasa-biasa saja; Liu Zhenhan menyembunyikan aura kharismatiknya, dengan mahir menyatu dalam atmosfer ini. Membuat dirinya terlihat biasa dan tidak istimewa.
Keempat rekannya tampak kurang terbiasa dengan suasana metropolitan. Sejak memasuki Mizuno, ekspresi dan nada bicara mereka menjadi lebih kaku. Sorot mata penuh kerinduan itu menekan rasa rendah diri yang tak terhapuskan, sama sekali tidak menunjukkan keberanian, semangat muda, dan kelapangan hati yang biasa mereka tunjukkan saat menjelajah di padang belantara.
Liu Zhenhan yakin, jika keempat anak ini membawa segepok uang di sakunya, kepercayaan diri mereka akan langsung tumbuh subur seperti rumput liar di musim semi.
Di depan mata muncul sebuah rombongan besar, semua orang mengenakan pakaian baru, meniup seruling dan menabuh gendang dengan musik riang yang nyaring. Banyak Perusak Obsidian membentangkan sayap di langit, tertawa riang, bernyanyi dan menari.
"Apa yang mereka lakukan?" Lao Liu berbisik kepada penembak liang tanah Mafalina, karena dia melihat ada orang yang mengusung peti kayu besar mirip peti mati.
"Pemakaman."
"Pemakaman?" Lao Liu sangat heran, mengapa bangsa iblis merayakan kematian dengan sukacita? Bahkan keluarga pun menari dan menyanyi?
"Satu lagi saudara sebangsa telah kembali ke pelukan hangat Dewa Iblis Nao Zu, ini sungguh hal yang membahagiakan." wajah bayi Solskjær menyingkir ke pinggir jalan sambil berkomentar.
Acolyte Shabi dengan inersia mulai melantunkan nyanyian pujian.
Pandangan dunia yang bertolak belakang ini membuat Lao Liu terdiam lama, dia bahkan mulai agak iri pada bangsa iblis.
Liu Zhenhan merasa perlu memandang kembali dunia asing ini dengan perspektif baru.
Segera muncul masalah besar yang menghantui lima petualang dari kelompok "Hati Pemberani" - mereka hampir kehabisan uang!
"Koin kerang yang disebarkan oleh empat petualang hari itu ke lintah Moria yang bermutasi, semuanya dikunyah hingga hancur oleh puluhan tentakel raksasa Taring Serigala dari binatang ajaib bermutasi. Meskipun sebagian berhasil dikumpulkan kembali setelahnya, biaya untuk formasi teleportasi sihir, makan dan penginapan membuat sisa aset ini bahkan tidak cukup untuk lima orang, apalagi sampai ke Casablanca untuk mengikuti pemilihan Raja Langit Kiri!"
Tanpa uang, di dunia mana pun sulit melangkah seinci pun, dunia iblis tentu tidak terkecuali.
"Bagaimana kalau kita cari beberapa tugas di guild! Selama masih ada tiga hari sebelum pemilihan Raja Langit, kita bisa mengumpulkan cukup uang!" usul Solskjaer, penyihir berwajah baby: "Kita masih punya sedikit dendeng asap, cukup untuk beberapa hari ini!"
"Tapi adakah tugas yang bisa diselesaikan dalam beberapa hari dengan hasil melimpah?" sang pemanah liang tanah Mafalena menyatakan keberatan: "Sepengetahuanku, guild petualang belum pernah memasang tugas semenggiurkan itu!"
"Kalau terpaksa, kita bisa menunda sampai hari terakhir untuk kembali! Dengan hitungan itu, masih ada dua belas hari!" Solskjaer mengerutkan alisnya.
"Bagaimana jika terlambat? Atau gagal menyelesaikan tugas dan tidak mendapat bayaran. Lalu harus bagaimana?" Suosuming juga menentang ide kakaknya: "Jika begitu, kita bahkan tidak punya waktu untuk pergi dari Kota Mizuno ke Casablanca!"
“Kalau begitu, mari kita jual ‘Tongkat Augustus Ogus’ dari Lintah Moria!” Ujar Sabi, sang Acolyte, mengajukan keberatan.
Dari ucapan Sabi ini terlihat, setelah beberapa hari bergaul, keempat petualang sudah akrab dengan Lao Liu dan hubungan mereka sangat harmonis.
“Tidak boleh! Jika kita jual tongkat ogus ini sekarang, bahkan dengan uang pun belum tentu bisa dapat barang sebaik ini lagi!” Sylph Soso Ming langsung mengetuk kepala si pemboros Sabi: “Tongkat Ogus Lintah Moria Mutasi bisa mengeluarkan ‘Meteor Darah Dingin’ secara instan! Kita berempat hampir mati dibuatnya, kalau Karu tidak bertindak sedikit lebih cepat, kita sudah tamat! Sabi, kau tidak berpikir ya?”
“Lalu harus bagaimana?” Acolyte Sabi menghela napas pelan: “Uang tidak punya, terima misi pun perjalanan mungkin makan waktu sepuluh setengah bulan. Ini tidak bisa, itu tidak bisa. Apa kita harus menunggu di sini saja?”
“Aku akan jual perhiasanku!” Sylph Soso Ming memegang anting batu permata sambil menghentakkan sepatu hak tinggi dengan keras.
Batu permata di antingnya tampak tidak lebih besar dari biji wijen.
“Aku masih punya satu kristal ogus, meski kualitasnya tidak terlalu bagus, tapi masih layak ditukar dengan koin Bei.” Penembak Liang Mafalena mengeluarkan tas dari punggungnya dengan cakar.
“Kenapa harus membuat kalian mengeluarkan uang? Ini cuma sedikit koin kerang! Ikut aku!” Liu Zhenhan melihat pertengkaran tulus dan polos keempat anak ini, hatinya tiba-tiba tersentuh, lalu dia mengingatkan diri sendiri: jangan sampai terbawa perasaan.
Keempat teman itu menatap Lao Liu dengan setengah percaya. Liu Zhenhan memiringkan kepala sambil melihat sekeliling jalan, lalu memilih sebuah bar di sudut jalan dan berjalan langsung ke sana.
Melihat keempat temannya tidak mengikuti dan masih berdiri bodoh di tempat, Lao Liu mengerutkan alis dan memiringkan kepalanya, memberi isyarat agar mereka segera menyusul.
Keempat teman itu ragu sejenak, lalu mengikutinya dengan ekspresi bingung.
Tanpa banyak bicara, Lao Liu berjalan paling depan memasuki restoran ini.
Agak berbeda dengan restoran rumah pohon di Benua Aigean. Bangunan luar bar di dunia iblis ini menyerupai tengkorak dengan pintu masuk terbuka di bagian gigi, desainnya abstrak namun lucu.
Di dalam bar sudah penuh dengan berbagai petualang bangsa iblis. Suara ribut dan gemerincing gelas bersahutan, sesekali terdengar jeritan pelayan yang dipelintir pantatnya.
Pemilik bar adalah iblis liang tanah bertubuh bulat. Begitu melihat tamu datang, dua gigi seri berbentuk sabitnya langsung menganga lebar sambil tersenyum lebar dan buru-buru menyuruh pelayan mengatur tempat duduk untuk Lao Liu.
"Tidak banyak kursi kosong," Lao Liu dengan wajah muram memilih meja di bagian dalam, duduk dengan santai di kursi batu hitam, memanggil empat temannya yang gelisah untuk duduk bersama.
Pelayan itu rupanya juga seorang Bimon, bersayap dan bertubuh mungil. Lao Liu tidak bisa menebak dari ras mana, mungkin Bimon dari suku burung.
"Kami berlima, hidangkan saja makanan terbaik." Liu Zhenhan mengangguk pada pelayan yang memegang menu. Ia sudah benar-benar lega - literatur kuno Aigean mengatakan bangsa iblis makan daging mayat, pasti omong kosong belaka.
"Petualanganmu pasti memberi banyak pelajaran untuk Ksatria Mata Perak ini. Silakan tunggu sebentar!" Pelayan itu tersenyum manis ala profesional.
"Kakak Karu... kita... kita tidak punya uang sebanyak itu!" Begitu pelayan pergi, Solskjaer segera mendekatkan pantat mengangkut-angkut ke telinga Lao Liu. Karena gugup, ia lupa bahwa "tuli-bisu" ini sebenarnya bisa mendengar.
"Ngapain gugup!" Lao Liu melotot padanya: "Tenang saja! Makan dan minumlah sepuasnya!"
Keempat petualang itu hanya bisa saling pandang, bingung tak karuan.
Hidangan segera dihidangkan, enam piring makanan mewah yang belum pernah dilihat Lao Liu sebelumnya. Ada lauk pauk dan sayuran dengan warna mencolok dan penampilan/gaya indah. Anggur disajikan dalam teko batu besar, minimal 3-4 pon. Saat dituang ke cangkir tulang, warnanya hijau muda berkilauan dengan aroma harum yang memancing pandangan iri.
"Ini pertama kalinya aku minum anggur fermentasi buah He Luo!" Uskup Sha Bi menatap takjub: "Ini anggur premium seharga satu keping koin Qingbei per moka!"
"Minumlah!" Lao Liu menyeruput habis satu gelas, menjilat bibirnya. Rasanya cukup enak, asam segar dengan aftertaste manis sepat yang menyegarkan.
Pelayan membawa alat penyarung jari. Bangsa iblis makan bukan dengan garpu, tapi menggunakan tusuk tulang yang dipasang di jari. Setelah makan, alat ini dicuci bersama. Setiap ras memiliki ukuran ren jari berbeda.
Liu Zhenhan asyik melahap makanannya. Melihat yang lain hampir selesai, ia mengusap bibir berminyak lalu melirik sekeliling. Diam-diam ia mengangkat ujung zirahnya, membengkokkan lempeng logam seukuran kenari dua kali hingga patah. Dengan gerakan "basyah’", ia menyelipkannya ke dalam hidangan daging dan sayuran sambil mengaduk dengan jari.
Keempat rekannya berhenti makan. Mereka semua mendongak dan menatapnya dengan tatapan kosong.
“Bos!” Liu Zhenhan menampar meja dengan keras hingga “Pong!”, hingga membuat retakan panjang di meja obsidian.
Bos iblis liang tanah yang sedang menata minuman di belakang bar terkejut, hampir membuat tong anggur terjungkir.
Baru saja sepi mencekam, banyak tatapan langsung beralih ke arah mereka.
“Apa-apaan ini?” Liu Zhenhan mencubit lempengan logam yang tercampur daging-sayuran, setengah berdiri sambil meludahkan tulang. “Kau lihat ini?!”
Bos iblis itu tertegun sejenak, lalu merangkak pelan melewati bar. Dengan dua cakar tumpul, ia cekatan mengangkat zirah ke mata majemuk merahnya, memeriksanya berulang kali.
“Ini lempengan besi angin,” ujar bos itu sambil mengangkat kepala.
Tamparan keras menghantam kepalanya, membuatnya limbung hingga dagu menghantam lantai.
“Dasar tai B!” Liu Zhenhan meludah ke tanah. “Lihat! Tenggorokanku terluka karena ini!”
Keempat rekannya tertegun, memandangi Lao Liu dengan bodoh.
Akhirnya bos iblis itu mengeluarkan uang dengan patuh, memberikan lima koin Jingbei sebagai ganti rugi kepada Lao Liu.
“Tidak boleh tidak ganti rugi, karena bos liang tanah melihat ksatria mata perak ini, di tengah teriakan panik, membungkuk mengangkat batu seberat 500 mocha siap menghantam kepalanya sendiri. Kalau sampai kena, kepalanya pasti hancur lebur seperti lumpur, bahkan tingkat tuan tanah liang pun harus berpikir dua kali apakah bisa bertahan.”
Lao Liu yang kantongnya sudah berisi beberapa koin kerang, dengan wajah jumawa membawa empat rekannya menyusuri jalanan, menyapu bar demi bar. Lokasi berpindah-pindah, tapi strategi tetap sama—dua kata: pemerasan.
Setelah memeras lima belas tempat, Solskjaer bilang uang sudah lebih dari cukup, barulah Lao Liu hentikan.
Beberapa tempat sempat menolak bayar, langsung digasak Liu Zhenhan—apa saja yang bisa dipegang dihantamkan ke kepala bos, lalu beberapa preman penjaga rumah dibungkam, sisanya urusan jadi mudah.
Empat petualang itu gugup setengah mati tapi juga bersemangat. Mereka bilang tak menyangka dapat uang bisa semudah ini, tapi pasti bar-bar ini punya backingan dan akan balas dendam, atau melapor ke pihak berwajib. “Ayo kita kabur!”
“Mereka buka usaha, takkan mau ribut. Lagipula, apa kita takut balas dendam?” Lao Liu tersenyum sinis. “Lapor pihak berwajib? Petugas datang pun kita hajar sekalian!”
Bab 456 Langkah Pertama Pemilihan Raja Langit
Awalnya Lao Liu masih ingin tinggal beberapa hari lagi di Kota Mizuno, tapi beberapa rekannya yang gelisah segera menariknya ke formasi teleportasi sihir di Serikat Petualang. Setelah membayar biaya transportasi, mereka langsung pergi ke ibu kota provinsi Casablanca, mencari penginapan sederhana dan murah untuk menetap sementara.
Kota Casablanca jauh lebih besar dan megah dibandingkan Kota Mizuno. Kota ini dibangun di bawah tanah dengan balok batu raksasa yang disusun satu per satu. Pilar-pilar penyangga kubah berjumlah ribuan, masing-masing begitu besar hingga memerlukan sepuluh orang untuk merangkulnya. Di kota ini terdapat empat menara api tinggi dan enam belas cermin tembaga raksasa yang memantulkan cahaya api hingga seluruh kota terang seperti siang hari.
Menjelang seleksi Raja Langit Zuo'an, jalanan dipenuhi prajurit-prajurit sombong dengan pakaian mewah yang mengelilingi penunggang ikan terbang megah yang berjalan dengan angkuh.
Keempat rekannya dengan penuh semangat menarik Lao Liu berkeliling kota, memperluas wawasan mereka.
Sebagai ibu kota provinsi, toko senjata di Casablanca bahkan menjual "Tongkat Sihir Augustus Osseus"!
Meski belum sepenuhnya memahami sistem mata uang dunia iblis, Lao Liu bisa menebak harga tongkat-tongkat sihir itu sangat mahal dari ekspresi keempat rekannya. Setelah membeli beberapa perlengkapan murah untuk mereka dan melihat wajah bahagia mereka, hati Lao Liu terasa hangat.
Perpustakaan umum Kota Casablanca, Lao Liu juga mengunjungi sekilas. Dengan alasan buta huruf, dia meminta saudara Lich yang melek huruf di antara keempat rekannya untuk bergantian membacakan artikel baginya, berharap memahami sejarah perubahan dunia iblis dan mengapa ras Aigean seperti Bimon dan Kurcaci muncul di sini.
Pemahaman ini sama sekali tidak menemui titik terang.
Asal-usul mengapa Bimon dan Kurcaci muncul di dunia iblis, bahkan dalam Braak Sejarah tebal dunia iblis pun tak ditemukan penjelasannya. Catatan yang ada adalah: 10.000 tahun lalu, ras-ras ini adalah budak berstatus rendah. Namun Yang Mulia Raja Lich Peyton yang bijaksana, sejak bangsa jahat mengusir seluruh bangsa iblis ke dunia iblis, menghapus hukum perbudakan enam ras inferior ini dan menetapkannya sebagai rakyat biasa yang dilindungi hukum!
Tak ada bangsawan yang bisa membunuh mereka secara semena-mena seperti tahun-tahun silam tanpa dihukum.
Sejarah selalu absurd, hal ini sudah lama diketahui Lao Liu.
Sejarah Aiqin masa kini juga tetap kacau-balau, penuh kontradiksi. Banyak hal fiktif tetap tercatat dengan alasan muluk-muluk dalam literatur sejarah. Lao Liu sama sekali tidak heran bangsa iblis mencatat sejarah mereka seperti ini.
Apakah para Bimon dan kurcaci ini merupakan keturunan wanita hamil Aigean yang diculik ke dunia iblis oleh bangsa iblis dahulu kala? Ataukah keturunan budak yang dijarah? Dia berpikir sekuat tenaga, namun hanya bisa menyimpulkan jawaban samar ini. Namun dia yakin, baik budak maupun wanita hamil yang dijarah bangsa iblis kala itu pasti terdiri dari multi-ras, namun kini hanya tersisa enam ras Aigean - kurcaci, Bimon suku Sparrow, Bimon semut suku Ant, Bimon belalang suku Ruisaibo, Bimon lebah suku Panibi, dan Bimon capung suku Wafulai, dengan Bimon sebagai mayoritas.
Yang membuat Lao Liu sang Shaman Divine Comedy semakin frustasi, keenam ras ini kini tampaknya telah mengembangkan rasa memiliki yang kuat terhadap dunia iblis.
Mungkin akibat cuci otak pendidikan bangsa iblis yang berkepanjangan, enam suku ini sama sekali tidak tahu bahwa Benua Aigean adalah tanah air mereka. Bahkan bangsa iblis biasa pun tidak mengetahui fakta ini!
Liu Zhenhan juga menyaksikan sekelompok pemuda bersemangat berpidato tentang rencana serangan balik ke Aigean di aula perpustakaan, termasuk beberapa Bimon muda yang ikut meneriakkan yel-yel.
Kini pandangan bangsa iblis telah menyatu secara mengejutkan - ras-ras jahat dari benua jahat telah mengusir semua bangsa iblis ke dunia iblis yang tandus ini, sementara Perang Suci sepuluh ribu tahun sekali adalah kesempatan terbaik untuk merebut kembali kampung halaman dan membalas dendam!
Lao Liu tidak tahu apakah harus memuji bangsa iblis yang punya visi jauh ke depan, atau membenci sesama bangsa Bimon yang mengkhianati Dewa Perang.
Namun semakin dalam dipelajari, hal-hal yang mengejutkan Liu Zhenhan masih ada di belakang.
Sementara sistem klasifikasi sihir di Benua Aigean berkembang pesat bagai bunga bermekaran, dunia iblis sama sekali tidak tinggal diam.
Saat ini dunia iblis juga memiliki empat elemen sihir arkan "Udara, Api, Air, Tanah"! Entah apakah ini trik yang dipelajari saat menginvasi Aigean dulu, keempat sihir arkan ini di dunia iblis masih jauh belum sepopuler ilmu mayat hidup dan ilmu gelap. Penyihir yang mempelajari dan menggunakan empat sihir arkan ini bukanlah arus utama, tapi yang tak terbantahkan adalah, basis populasi bangsa iblis yang besar telah menghasilkan lebih dari seribu penyihir arkan empat elemen utama yang terdaftar resmi!
Jumlah ini sudah hampir menyamai total penyihir manusia Aigean saat ini!
Tapi perkembangan dunia iblis masih jauh lebih dari ini!
Ternyata cadangan mineral logam di seluruh dunia iblis tidak banyak, yang paling melimpah justru tambang kristal. Sejak mendapat bantuan tukang besi kurcaci, kini tentara reguler bangsa iblis telah dilengkapi dengan zirah kristal dan senjata kristal!
Kristal yang telah dimurnikan memiliki kualitas yang bisa menyaingi baja!
Sejak memiliki cadangan kristal teleportasi yang melimpah, Bangsa Iblis telah mengembangkan dan menggunakan secara besar-besaran baik formasi teleportasi sihir maupun "Kotak Tulang Nokia" yang digunakan untuk komunikasi jarak jauh - Saat menghadapi lintah Moria yang bermutasi, Solskjaer pernah menggunakan saluran publik "Kotak Tulang Nokia" untuk memanggil kelompok petualang terdekat meminta bantuan, bahkan kelompok petualang kelas tiga pun telah memiliki peralatan komunikasi ini, menunjukkan tingkat penyebarannya yang sangat tinggi!
Satu-satunya hal yang membuat Liu Zhenhan bersyukur adalah dunia iblis belum menambang "Kristal Kurir", andai kristal premium yang bisa menembus dua dimensi ruang berbeda ini sudah ada, untuk menyerang Aiqin mana perlu Raja Lich bersusah payah membuka celah dimensi!
Melihat perkembangan Bangsa Iblis selama 10.000 tahun ini, pemberontakan Prajurit Kebencian adalah satu-satunya kabar yang bisa membuat Lao Liu tersenyum diam-diam.
Prajurit Kebencian awalnya dibuat oleh Bangsa Iblis dengan menjahit mayat-mayat tidak lengkap, lalu memberikan pola pikir sederhana melalui sihir arkan, menjadi mesin perang yang dikendalikan oleh ; Selama bertahun-tahun, teknologi pembuatan Prajurit Kebencian telah mengalami perkembangan luar biasa, bekerja sama dengan perajin kurcaci berhasil mengganti bagian tubuh yang dijahit dengan komponen kristal di bagian vital, mengubah Prajurit Kebencian menjadi "Prajurit Kebencian Mekanis" yang sangat tangguh!
10.000 tahun yang lalu, Prajurit Kebencian dilengkapi zirah. Pertama, sumber mineral logam Bangsa Iblis cukup melimpah. Kedua, karena logam memiliki sifat mengisolasi kekuatan elemen, meski ada cukup logam untuk persenjataan, tetap tidak bisa digunakan.
Namun sejak Bangsa Iblis mendapat bantuan Kurcaci, mereka telah mengembangkan tambang kristal dalam jumlah besar. Kristal tentu tidak seperti logam yang menghalangi kekuatan elemen!
Liu Zhenhan bisa membayangkan betapa mengerikannya mesin perang ketika Prajurit Kebencian yang sebelumnya hanya bisa dihancurkan dengan merusak kepala, tiba-tiba mengenakan kristal yang setara dengan logam.
Entah keberuntungan Benua Aigean atau nasib sial Bangsa Iblis, lebih dari 4.000 tahun lalu, Prajurit Kebencian mekanis yang dikontrol tiba-tiba mengembangkan kecerdasan utuh karena inspirasi sihir arkan.
Untuk menghadapi perang yang terjadi setiap 10.000 tahun, Bangsa Iblis justru memproduksi Prajurit Kebencian dalam jumlah besar secara sistematis dan terencana!
Untuk melepaskan diri dari perbudakan, 5 juta Prajurit Kebencian mekanis melakukan pemberontakan dahsyat. Melawan prajurit mekanis dengan kekuatan fisik luar biasa ini, Bangsa Iblis menderita kerugian besar. 257 Naga Tulang yang dibuat dari tulang-tulang naga hasil RAMAS di Aiqin, habis lebih dari separuhnya dalam perang ini!
Liu Zhenhan sangat senang mendengar kabar ini.
Meskipun Bangsa Iblis telah mengeluarkan modal besar, pemberontakan besar-besaran Prajurit Kebencian ini akhirnya tidak sepenuhnya bisa ditumpas. Sekitar dua juta Prajurit Kebencian mekanis, sejak bertahun-tahun lalu, telah menguasai sebuah kota bawah tanah di Benua Bollywood dan bertahan mati-matian!
Prajurit Kebencian mekanis tidak perlu makan-minum, ditambah kota bawah tanah ini terlalu luas. Akhirnya Bangsa Iblis terpaksa menjepit hidung dan menerima kondisi "landak besi" yang tidak bisa dikunyah maupun ditelan ini.
Saat ini Bangsa Iblis telah mengeluarkan peraturan resmi: Selain berlevel Goerjia ke atas, dilarang keras membuat Prajurit Kebencian mekanis secara sembarangan. Bahkan untuk berlevel Goerjia ke atas, masing-masing hanya diperbolehkan memiliki sepuluh hingga empat puluh Prajurit Kebencian mekanis, untuk mencegah terulangnya kasus dimana memiliki terlalu banyak Prajurit Kebencian sehingga kontrol telepati tidak memadai dan memicu evolusi kecerdasan mandiri pada prajurit-prajurit tersebut!
Tiga hari berlalu sekejap mata. Liu Zhenhan setiap hari bersama empat rekannya berkutat di perpustakaan, haus akan segala pengetahuan yang ingin dipahami, sambil menyimak diam-diam pidato-pidato provokatif penuh semangat dari para pemuda di aula.
Menghadapi bangsa iblis yang menganggap kematian sebagai kembali ke pelukan Dewata, bahkan sanak keluarga bernyanyi dan menari riang, Liu Zhenhan tiba-tiba merasa pesimis saat memikirkan nasib Benua Aigean di masa depan.
Saat kampanye Raja Langit resmi dimulai, segala kepesimisannya langsung lenyap oleh pertarungan yang akan datang.
Meski kadang takut ya takut, tapi ketika sampai pada aksi, Lao Liu tetap tak main-main.
Pemilihan Raja Langit Zuo'an kali ini diadakan di panggung gladiator setinggi puluhan meter di pusat Kota Casablanca.
Menurut informasi dari keempat rekannya, panggung tinggi semacam ini fungsinya setara dengan arena gladiator Bimon atau arena pertarungan manusia.
Selain kompetisi resmi, perseteruan pribadi juga bisa diselesaikan dengan duel di panggung setinggi lima puluh hingga enam puluh meter ini asal ada saksi resmi. Jatuh dari ketinggian ini, selama bukan ras terbang, pasti tewas!
Hari pemilihan, seluruh Casablanca dipadati lautan manusia. Tak cuma daratan, langit pun dipenuhi bangsa iblis terbang yang sibuk berlalu-lalang sampai tak ada celah menginjak. Semua atap bangunan sudah penuh sesak.
Liu Zhenhan dan keempat teman ciliknya terombang-ambing di kerumunan. Penembak liang tanah Mafaliana yang merangkak di tanah sering terinjak cakar kecilnya sampai jerit-jerit kesakitan.
"Orang terlalu banyak, begini terus pasti tidak bisa sampai ke depan panggung tinggi ini." Soroskea si gelisah sampai melompat-lompat.
Liu Zhenhan agak heran, di kiri-kanan jalan utama masih ada jalan setapak teduh yang dipagari batu. Meski tidak terlalu lebar, cukup untuk lima orang berdampingan. Tapi sepadat apapun, tak satu pun bangsa iblis berani melewati pagar batu untuk berjalan di jalan setapak itu.
"Ini jalan resmi." Soroskea berkata pada Lao Liu dengan nada iri: "Jalan ini hanya untuk bangsawan yang dipanggil oleh Raja Lich. Dalam keadaan darurat sekalipun, tak ada yang diizinkan lewat sini!"
Soreriakan sorak tiba-tiba menggema di seluruh kota. Di dalam kota bawah tanah yang tertutup, gelombang suara ini mengguncang telinga semua orang dengan gemuruh.
Ternyata Raja Lich Jiabao dari Kontribusi Pesisir muncul di balkon, sedang melambaikan tangan pada rakyatnya.
Panggung pertunjukan menghadap tepat ke balkon istana Raja Lich, maka Pemilihan Raja Langit resmi dimulai!
Dua kavaleri udara yang paling gesit mendahului yang lain, pertama terbang ke panggung tinggi. Setelah memberi hormat pada Raja Lich, mereka bertarung di depan mata semua orang.
“Jaraknya terlalu jauh, bahkan dengan penglihatan Liu Zhenhan sekalipun, hanya bisa samar-samar melihat dua kavaleri udara di langit ini sebagai Ksatria Ketakutan, meski keduanya lebih mirip dua kumbang hitam berpakaian cangkang keras.”
“Ini tidak bisa terus begini! Kapan kita bisa melihat pemilihan Raja Langit langsung?” peri wanita Suo Suoming mengerutkan bibir kecilnya marah. Di tengah kerumunan, puluhan tangan nakal telah meninggalkan lipatan di bagian terpadat jubah sihir gaun pestanya, memaksanya menyilangkan tangan di dada sambil merangkak perlahan.
“Hanya orang kaya besar yang boleh berada di panggung pertunjukan, mana mungkin kita bisa menembus!” kakak berteriak melalui tenggorokannya untuk menghibur adik. Keluhan dan protes di sekitar juga sama kerasnya.
Sekarang sepasang saudara ini bahkan tidak bisa menggunakan sihir arkan untuk melayang. Jarak mereka dari tanah hanya Tiga Ren, sedikit saja lengah akan terbentur.
“Kupikir ahli baru akan muncul di hari terakhir! Lihat, tak ada bayangan Ksatria Bersayap Putih sekarang!” biarawan Sha Bi terdorong terus ke belakang oleh ghoul gemuk, terengah-engah.
“Mengapa ahli baru muncul di hari terakhir?” Liu Zhenhan heran bertanya: “Sepertinya banyak orang mati-matian menunggu giliran naik!”
"Waktu bertahan sepuluh hari, mana ada Ksatria Bersayap yang langsung ikut pemilihan! Orang-orang ini bukan mau jadi Raja Langit, tapi cuma ingin pamer di depan Yang Mulia Raja Lich dan pimpinan pasukan, biar bisa direkrut khusus oleh militer!" Wajah boneka Solskjaer hampir berubah bentuk karena terhimpit.
"Jancuk, mending tadi lanjut baca buku di perpustakaan." Liu Zhenhan juga kesal diperas kerumunan, menendang seekor iblis liang tanah hingga roboh berantakan.
"Kakak Karu, ayo cepat naik! Kalau hari ini menang, besok kita bisa ambil posisi di jalan resmi!" Mafaliana terus membujuk Lao Liu. Penembak perempuan liang tanah ini paling akrab dengannya.
"Baiklah! Kalian tunggu di sini!" Lao Liu menggebrak membuka jalan, mata berapi menyapu kerumunan. Dengan menginjak roda darah bulan, tubuhnya melayang ke udara.
Panggung tinggi ribuan ren terkejar sekejap. Dua Ksatria Ketakutan baru saja bertarung—satu terluka cakaran di lengan, wajahnya tercakar lagi, lalu kabur sambil menutupi muka, menitikkan mutiara darah.
Ksatria udara bangsa iblis yang berputar-putar di sekitar podium latihan perang, segera menambahkan seorang Perusak Obsidian. Saat hendak memberi penghormatan bersama pemenang kepada Yang Mulia Raja Lich Jia Bao yang duduk di balkon istana, Liu Zhenhan dengan congkak menginjak roda terbangnya dan mendarat di samping mereka.
Ksatria Ketakutan dan Perusak Obsidian menyipitkan mata, memandang dengan sikap curiga ke arah Manusia Perak yang tidak tahu aturan ini. Saat masih heran mengapa manusia perak ini naik ke podium menggunakan roda terbang, lawan sudah diam-diam menghunus pedangnya.
"Sahabat, kau terlalu terburu-buru?" Ksatria Ketakutan setinggi lebih dari empat meter itu menyeringai, kedua sayap hitam raksasa mirip kelelawarnya berkibar-kibar meniupkan angin kencang saat tubuhnya melayang.
Wajah pucat ksatria ketakutan ini terlihat getir saat tersenyum, cakar tajam dan bekas luka garang di wajahnya membuktikan dirinya sebagai prajurit berpengalaman yang telah lama berkecimpung di medan perang. Pasukan udara jenis ini dulunya adalah pelatih pasukan terbang gargoyle, pernah terlibat pertempuran sengit dengan prajurit Manusia Elang Bimon. Di Benua Aigean saat ini, selain Pasukan Udara Istana Musim Panas dan ksatria Griffin gereja, mungkin tak ada yang bisa menjadi tandingan kavaleri udara menakutkan ini.
"Mata perak sepertinya selalu terburu-buru seperti ini!" Perusak Obsidian tertawa sombong, mengepak sayap warnanya yang berdebur angin, mengayunkan palu rantai meteor di kedua tangan. Tubuh obsidian hitam raksasa di bagian bawahnya melayang ringan dari podium tinggi.
Perusak Obsidian memiliki tubuh tiga kali lipat gajah, setengah batu setengah manusia. Ahli dalam sihir arkan pendukung, ketika menguasai sihir dan bela diri sekaligus, menjadi lawan yang menyebalkan bagi siapapun.
Liu Zhenhan menunjukkan senyum tanpa suara. Kilau dingin melesat, pedang panjang terlempar dari tangannya seperti tongkat ikan menusuk katak, menembus dada Ksatria Ketakutan yang melayang di udara.
Cakar Ksatria Ketakutan yang sekeras batu dan logam berusaha menahan, tapi justru ikut tertancap di posisi dada kekarnya!
Dua "roda darah bulan" meluncur bersamaan dari bawah kaki Lao Liu, menghantam pangkal kedua sayap Perusak Obsidian. Roda tajam bagai gergaji baja itu merobek daging dengan dua dentang "brengg", memotong bersih dua sayap warna yang patah dan hujan darah bertebaran.
Kedua kavaleri udara bangsa iblis ini sebenarnya sudah berpengalaman menghadapi ujian hidup-mati, dan mereka juga sudah waspada sebelumnya. Namun tetap tidak menyangka lawan bertindak begitu tegas, licik, dan kejam! Menghindar tak sempat, menangkis gagal, seketika satu tewas satu terluka. Dua suara berat tubuh terjatuh bergema, mendarat bersamaan di platform tinggi.
Liu Zhenhan menginjak Ksatria Ketakutan yang masih membuka mata lebar-lebar dengan sudut mulut berkedut menyemburkan darah. Dengan tarikan kuat, pedang perangnya tercabut dari dada musuh, membawa serta empat jari patah yang berlumuran darah.
Memang pedang perang tanpa polesan Ren ini masih menahan noda darah. Andai pakai senjata standar Feilengcui, darah pasti sudah mengalir ke ujung pedang lalu menetes "drip". Liu Zhenhan menggelengkan kepala dan menghela napas, membungkuk mengangkat baju ksatria ini untuk membersihkan bekas darah di pedang.
Perusak Obsidian yang sayapnya sudah patah tapi masih erat menggenggam bola meteor itu berdiri tegak dari platform tinggi dengan wajah penuh ketidakpercayaan, menatap bodoh ke arah Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan menoleh kembali, tatapan dinginnya membekukan Perusak Obsidian ini.
Meski kekuatan elemen dalam tubuhnya sudah diredam, sorot mata garang dan dominan yang terpancar tetap membuat Perusak Obsidian merasa seperti terjatuh ke dalam lubang es.
Liu Zhenhan mengarahkan mata pedangnya ke bawah panggung tinggi.
Di bawah tatapan intimidasinya, Perusak Obsidian yang sudah terluka parah ini malah dengan patuh melompat turun dari panggung tinggi.
Gemuruh teriakan kaget bergema di sekeliling.
Bab 457: Drama Percontohan Pertarungan Tangan Kosong
Yang Mulia Raja Lich Jia Bao dari Benua Pantai duduk tenang di singgasana kristal, melambaikan jari-jari hijau zamrudnya untuk meredakan reaksi keras para raja lainnya di sekitarnya.
Di atas panggung latihan perang, Liu Zhenhan diam-diam menyimpan pedangnya lalu berbalik dan berlutut satu kaki, memberikan penghormatan kepada Yang Mulia Raja Lich di balkon istana.
Bagi suami berwajah tebal seperti dirinya, memberi hormat kepada Raja Lich ini sama sekali tidak menimbulkan beban psikologis - toh suatu saat pasti akan dibalas berlipat ganda.
"Ksatria Mata Perakku, cepat bangun!" Suara manis seperti bel berdering di telinga Lao Liu.
Liu Zhenhan tetap tak bergerak. Saat mengangkat bola matanya sedikit, justru membuat kelopak matanya berkedut tak sengaja ketika melihat sang Raja Lich.
Awalnya ia mengira yang berbicara tadi hanya pelayan istana, tapi ternyata salah satu dari Tiga Raja Lich Bangsa Iblis benar-benar seorang gadis kecil!
Itu pun gadis manis!
"Yang Mulia Jiabao memiliki wajah secantik bunga dan giok, mata yang memancarkan kemarahan sekaligus sukacita, gaun malam mewah yang menampilkan sosoknya yang seksi dan sempurna. Bentuk tubuh dan wajah seperti ini ibarat menebarkan bibit hasrat ke dunia."
Liu Zhenhan hanya perlu sekali pandang langsung terpaku. Jika tatapannya diibaratkan pemerkosaan, maka Yang Mulia Raja Lich sudah pasti hamil berkali-kali.
"Entah mengapa, sejak kau memberi hormat, kepalaku tiba-tiba terasa memabukkan!" Yang Mulia Jiabao menjepit tato indah berbentuk mata dengan pola runa di pelipisnya menggunakan jari-jari mungil, senyumnya merebak bagai bunga musim semi: "Kitab kuno mengatakan ini pertanda penerima takdir yang mulia. Kalau begitu, mungkin kau memang ditakdirkan menjadi raja!"
Suara Yang Mulia meski tidak keras, menggema di seluruh langit Casablanca, menenggelamkan segala kebisingan.
Bagi Liu Zhenhan, suara ini melambangkan kekuatan. Bagi yang lain, itu adalah sabda suci. Seluruh kota Casablanca langsung bersujud.
Di saat seperti ini harus menunjukkan kerendahan hati. Liu Zhenhan pun menundukkan pandangan mesumnya sedikit lebih dalam.
Walau belum pernah makan daging hewan Luo Sha, setidaknya pernah lihat hewan itu kabur. Pengalaman bertahun-tahun sebagai sakti telah membuatnya mahir meniru sikap kesetiaan ala ksatria.
“Teruskan perjuanganmu.” Yang Mulia Jiabao tersenyum penuh dorongan pada Lao Liu, kemudian seorang pejabat istana dalam ber-suara keras mengumumkan pemilihan dilanjutkan.
Ksatria udara bangsa iblis benar-benar berwatak keras dan garang. Menyaksikan dua pahlawan terbaik gugur di depan mata, mereka tak gentar. Segera seseorang lain maju untuk menghadapi Liu Zhenhan dalam ujian.
Saat ksatria gargoyle kelima dipatahkan lehernya oleh Liu Zhenhan, di sekitar panggung latihan perang yang dikepung rapat, hanya tersisa ksatria udara yang saling pandang. Tak ada lagi yang berani maju melintasi formasi.
Ksatria gargoyle ini bernama Nash. Terkenal di seluruh pesisir Benua Dedikasi bahkan seluruh dunia iblis, kuat perkasa dengan tubuh kekar. Teknik cakar warisan keluarga telah dikuasai sempurna. Konon kedua cakarnya mampu membelah zirah kulit dinosaurus teror bumi. Kabar beredar ia pernah bertaruh dengan penguasa wilayah: menggunakan kait sayap ganda dan cakar telanjangnya melawan cakar tak tertandingi burung elang berambut putih Laut Ming. Hasilnya, ia merobek-robek cakar elang itu.
Tapi ksatria hebat seperti ini pun hanya bisa bertahan dua-tiga jurus di tangan ksatria bermata perak misterius ini. Pertama, cakar kembarnya yang terkenal (yang masih mengenakan sarung tangan kristal) dipenggal dengan satu sabetan pedang, lalu tubuhnya dicengkeram dari udara dan dihempaskan ke tanah, akhirnya kepalanya diputar dengan paksa sampai menghadap belakang - padahal gargoyle punya kemampuan terpetrifikasi instan!
Menggunakan petrifikasi total untuk menahan serangan mematikan, ini jelas-jelas bakat istimewa yang membuat iri! Tapi bahkan dengan itu, ksatria bermata perak ini tetap memutar kepala batu itu seperti memutar buah, kedua lengannya menyatu tanpa terlihat usaha, langsung mematahkan tengkorak berbatu itu!
Ditambah ksatria ketakutan dan perusak obsidian tadi, total sudah tujuh mayat yang bergelimpangan!
Kavaleri udara diam seribu bahasa. Meski setiap orang ingin membuktikan keberanian, kesenjangan kekuatan yang begitu besar bahkan menghilangkan harapan kemenangan kebetulan. Bangsa iblis memang tak takut mati, tapi bukan berarti mereka mau mati sia-sia!
Liu Zhenhan melemparkan kepala batu itu dari podium tinggi.
Dia mulai merasa gelisah.
Lawan level seperti ini yang maju menghadapiku? Sungguh lelucon terbesar sepanjang masa!
Yang membuatnya semakin marah adalah pedang perang di tangannya retak membentuk celah, seperti cangkir keramik yang pecah akibat menabrak dinding akuarium. Rupanya cakar gargoyle ini cukup keras. Jika bukan karena kekuatannya yang besar, mungkin pedang ini malah akan patah direnggutnya.
"Tiga ribu ksatria berzirah kristal takut mengangkat kepala, tak satu pun berjiwa perempuan." Desah Yang Mulia Jiabao di balkon istana.
Kalimat ini seperti pisau yang melukai hati semua kavaleri udara Bangsa Iblis! Seperti disuntik obat perangsang, nyali mereka langsung berkobar!
Pertarungan brutal kembali dimulai. Liu Zhenhan dalam hati berteriak "Ya Tuhan!", Gadis kecil ini jauh lebih hebat dari Komisaris Lao Tai dulu dalam memobilisasi pasukan!
Hanya beberapa jurus, retakan di pedang angin-besi semakin melebar hingga akhirnya patah menjadi beberapa potongan.
Baju zirah kristal dan tulang Bangsa Iblis memang sekeras ini!
Liu Zhenhan mengambil tongkat tembaga dari punggungnya, membukanya lalu mengayunkan dengan ganas!
Kavaleri udara Bangsa Iblis level ini lebih mengandalkan ilmu bela diri daripada sihir arkan. Jadi dalam pertarungan, mereka lebih memilih jarak dekat. Di hadapan ahli pertarungan tangan kosong tingkat Santo, pertempuran bergiliran ini seperti mengantrekan belalang untuk digilas roda.
Tujuh kavaleri udara lagi tewas seketika, semuanya mati dengan satu pukulan!
Liu Zhenhan sambil meluruskan tongkat tembaga yang bengkok akibat dihantam, matanya terus awas memantau sekeliling dengan tatapan sinis dan merendahkan.
Kepala Ksatria Ketakutan tadi memang sekeras batu, meski tengkoraknya pecah dihantam tongkat, tongkat tembaga Lao Liu sampai melengkung seperti busur.
Pasukan kavaleri udara kembali ciut nyali!
Ini sudah tidak bisa disebut pertarungan lagi, hanya satu lawan satu, sama sekali tak beda dari bunuh diri!
Dari balkon istana terdengar suara lengkingan tajam, seorang Ksatria Iblis Bersayap tak lagi bisa menahan diri. Empat pasang sayap hitam legam terkembang, berputar anggun di atas kota sebelum mendarap ringan seperti bulu angsa di panggung duel, sunyi namun kilat.
Seluruh kota bergemuruh sorakan, rupanya ksatria bersayap ini termasuk golongan idola.
Liu Zhenhan menyandarkan tongkat tembaganya, tak kuasa menahan cibir. Menurutnya, ini utusan resmi yang dikirim untuk mengacaukan lapangannya, mungkin karena serangannya terlalu brutal.
Mata elang Ksatria Iblis Bersayap itu menyapu panggung, benang perak di pupilnya berkelip seperti kilat yang berkelip. Panggung batu itu kini dipenuhi genangan darah yang terciprat seperti hujan, pemandangan yang mengiris hati.
“Saudara. Kekuatanmu benar-benar luar biasa!” Ksatria Iblis Bersayap dengan wajah penuh estetika kekerasan memiringkan kepala sambil memuji Lao Liu dengan santai. Kedua bahunya bergerak sedikit, jubah sutra emasnya bergerak sendiri tanpa angin, mengibar bebas di udara.
Lao Liu kembali menyeringai.
“Setiap tahun selalu ada pemuda sepertimu, mengandalkan kekuatan luar biasa, menantang ke mana-mana untuk membangun reputasi, ingin terkenal dengan cara ini!” Ksatria Iblis Bersayap menekan pegas dengan tangan kiri, kilau dingin seperti air musim gugur melompat keluar dari sarung pedang. Dengan gerakan lincah dan elegan, sang ksatria menangkap pedang perangnya, menyusul dengan gerakan pola pedang yang tajam, mata senjata dan sorot matanya yang sama-sama menusuk mengarah ke mata Lao Liu: “Aku, Rasheed Wallace akan memberitahumu, di jalan menuju kesuksesan masih ada gunung yang lebih tinggi!”
Pedang di tangan, empat bola api tiba-tiba muncul di pedang dan anggota badannya. Mata yang dipenuhi merah jahat memancarkan kegarangan dan aura mematikan, sebuah momentum perkasa yang hanya dimiliki ahli sejati yang bisa memandang rendah dunia!
Datang lagi yang suka berpose. Liu Zhenhan tersenyum getir. Setelah melihat Murinio yang kerennya bisa menyaingi "Dinosaur Squadron Koseidon", sekarang melihat siapa pun yang berpose di hadapannya terasa seperti siksaan luar biasa.
Tiga gelombang "roda darah bulan" menjadi jawaban Lao Liu!
Sebelum ini, dia sudah menyadari lawannya menggunakan "serangan telepati" yang sangat tersembunyi untuk menyerangnya lebih dulu! Bagi telepati Liu Zhenhan, tingkat "serangan telepati" seperti ini ibarat air selokan yang mencoba meruntuhkan Bendungan Xiaolangdi.
Jarak antara Lao Liu dan Ksatria Iblis Bersayap ini saat ini adalah jarak pertarungan jarak dekat. Dalam pertarungan sihir jarak dekat seperti ini, jelas merupakan balapan kecepatan mantra spontan!
Dengan dua pelayan darah dan kekuatan magis tak terbatas, Liu Zhenhan memang kurang modal dalam pertempuran sihir jarak jauh, tapi dalam pertarungan jarak dekat dia memiliki sumber daya tak terbatas untuk dihabiskan.
Ksatria Iblis Bersayap Empat hanya setara dengan naga level empat. Sihir Bahasa Naga memiliki keunggulan nyanyian mantra yang cepat, apakah Ksatria Bersayap punya ini? Dalam jarak puluhan yard, menghadapi lawan yang bisa melepaskan tiga mantra tingkat pemandu secara beruntun, bahkan Master Puskash sekalipun akan pusing!
Hati Liu Zhenhan dipenuhi tawa manis seperti madu. Jarang ada telur bodoh yang datang sendiri untuk bertarung dengannya. Jika di Benua Aigean, mungkin bahkan magang sihir pun tahu bahwa berperang melawan Tuan Tanah Feilengcui harus menjaga jarak yang cukup!
Ksatria Iblis Bersayap ini akhirnya adalah ahli kuat yang berani bertindak keren. Tanpa kemampuan tiga-tiga, dia takkan berani mendaki Gunung Salju Himalaya Taymur. Setidaknya dia punya sedikit keahlian. Saat tiga "Roda Darah Bulan" tiba-tiba menghantam perisai "Mimpi Api"-nya hingga hampir hancur dalam sekejap, tanpa pikir panjang dia langsung melakukan teleportasi puluhan ren jauhnya.
Betapa tajamnya wawasan tempur ini! Pantas dia menjadi Ksatria Iblis Bersayap Empat yang kuat! Jika lebih lambat selangkah, dengan ritmenya pasti takkan bisa menyaingi Liu Zhenhan, penyihir abnormal yang memiliki Pelayan Darah ini!
Tapi teknik teleportasi jarak pendek seperti Pelarian Khelben ini punya kelemahan fatal. Setelah melakukan teleportasi pendek, tubuh akan mengalami kondisi kelumpuhan singkat. Bahkan Ksatria Iblis Bersayap yang kuat pun tak terkecuali!
Di dunia yang diketahui, hanya Naga Peri yang bisa melakukan teleportasi jarak pendek tanpa efek samping sama sekali!
Waktu kelumpuhan ini sangat singkat. Dengan kemampuan Ksatria Bersayap Empat, cukup untuk dikompensasi dengan reaksi cepat. Tapi ketika lawan memiliki reaksi lebih cepat dari Ksatria Iblis Bersayap Empat, kelemahan ini jadi masalah serius!
Bagi Liu Zhenhan yang menganggap mantra spontan semudah mencabut dua ikat sawi di halaman rumah, menggerakkan dua pelayan darah selincah menggerakkan lengan sendiri, serta memiliki insting pertempuran yang luar biasa tajam, tindakan Ksatria Bersayap Empat ini sama saja dengan bunuh diri — istilah "bunuh diri" ini pernah populer di seluruh negeri setelah seseorang tewas terjatuh di Wenduerhan, maknanya jelas tak perlu dijelaskan lagi.
Kilatan sihir saling silang menghiasi langit, dari balkon istana pun muncul bantuan untuk Ksatria Iblis Bersayap ini — orang dalam situasi sering tak sadar, sudah ada ahli yang menyadari ketimpangan kekuatan yang sangat besar!
Sayangnya, jarak balkon istana ternyata sedikit terlalu jauh, sementara jarak antara Liu Zhenhan dan Ksatria Iblis Bersayap ini kebetulan sedikit lebih dekat.
Saat dua pelayan darah mengguyurkan tembakan massal ke Ksatria Iblis Bersayap, Lao Liu menginjak roda terbang dan meluncur rendah bagaikan burung pemangsa, dengan jumrokan khas bajingan, menghantam ksatria bersayap yang sudah berlumuran percikan darah itu hingga jatuh ke podium tinggi. Ia sama sekali tak peduli dengan beberapa mantra arkan yang meledak di perisainya.
Ksatria Iblis Bersayap bernama Rashid Wallace ini seharusnya tidak mati semudah dan semenyedihkan ini!
Ia melakukan kesalahan yang umum dilakukan Ksatria Iblis Bersayap yang menguasai dual cultivation sihir dan bela diri - terlalu percaya pada kemampuan bertarung jarak dekat dan sihir arkan-nya! Tanpa menyadari prinsip "selalu ada yang lebih tinggi di atas langit", ketika lawan memiliki bakat bertarung fisik dan sihir jarak pendek yang jauh melebihinya, kematiannya menjadi tak terhindarkan!
Dengan level-nya, cara terbaik menghadapi Liu Zhenhan adalah memanfaatkan kecepatan terbang superior sambil kabur sambil membalas dengan panah, serta segera memanggil beberapa perisai magis tambahan! Bahkan jika harus terkena beberapa serangan sihir, tak masalah - toh Ksatria Iblis Bersayap Empat Sayap tidak akan tewas hanya karena satu dua sihir tingkat pemandu!
Meski terlihat buruk dan pasif secara penampilan, ini jelas satu-satunya cara - bukan untuk menang! Ini hanya metode untuk mempertahankan situasi tanpa kemenangan atau kekalahan!
Di Benua Aigean, mana ada naga level empat yang berani menantang Tuan Tanah Feilengcui?
Tanpa mencapai level super tinggi Naga tingkat lima, mana mungkin bisa menghadapi sihir tingkat pemandu secara langsung?
Rashid Wallace tidak tewas di bawah tembakan sihir massal para Pelayan Darah. Bagaimanapun, sebagai Ksatria Iblis Bersayap Empat yang setara kekuatan naga level empat, dengan resistensi magis tubuh aslinya, cukup kuat menahan empat sihir tingkat pemandu sebelum kabur terluka. Tapi Lao Liu yang sedang menyerbu tentu tak memberinya kesempatan – tekanan sihir memang sengaja dibuat untuk mengulur waktu serbuan!
Setelah hantaman tongkat seberat 70 pon yang menyapu dada dengan kekuatan naga dan energi penghancur iblis, tongkat tembaga itu melengkung seperti penjepit kertas. Hasilnya? Tulang rusuk Rashid Wallace remuk redam, pedang perang di dadanya terpental, gaya balik dahsyat meremukkan organ dalam sekeras baja dan merenggut nyawanya seketika!
Ilmu bela diri apapun, sihir arkan macam apapun, dihadapan tongkat tembaga murahan tak seharga dua koin kerang itu – semuanya cuma omong kosong!
Sedangkan serangan balasan "Empat Bola Api Mimpi" menjelang ajalnya yang menyusur lengkungan aneh, sekali lagi membuktikan kehebatan perisai magis mewah Lao Liu dalam hal pertahanan!
"Berhenti!" Yang Mulia Jiabao sudah terlambat untuk mencegah. Liu Zhenhan yang menyusul ke podium tinggi langsung "swish" mengeluarkan belati segitiga, dengan kecepatan kilat menancapkan empat tusukan lagi di arteri leher dan jantung Ksatria Iblis Bersayap, terdengar suara "kretak kretak".
Dalam sekejap, Liu Zhenhan mempertontonkan pelajaran klasik bagi seluruh Bangsa iblis: kombinasi sempurna antara sihir penekan dan kemenangan mutlak melalui pertarungan tangan kosong dalam jarak dekat!
Bab 458: Usus Lurus vs Usus Berkelok-kelok
Kota Casablanca seolah diperkosa oleh seorang preman, terbenam dalam kesunyian yang mencekam.
Jantung dan denyut nadi kota seolah diremas oleh tangan tak terlihat. Tak satu pun Bangsa iblis yang menyaksikan adegan berdarah ini bisa bernapas lega!
Ini kan Ksatria Iblis Bersayap Empat!
Seluruh dunia iblis hanya memiliki sekitar 200 Ksatria Bersayap, dengan Ksatria Bersayap Empat cuma sepuluh orang. Benua Kontribusi Pantai saat ini hanya menguasai dua kursi!
Dalam pemilihan Raja Langit Kiri kali ini, segenap dunia iblis sama sekali tidak berharap ada pahlawan dari kalangan rakyat yang tiba-tiba muncul dan merebut mahkota Raja Langit Kiri!
Ini yang terjadi, sehari sebelum seleksi, seorang mata perak yang tidak dikenal ternyata langsung menghabisi di tempat Ksatria Iblis Bersayap Empat "Raja Langit Teriakan Api" yang terkenal dari Benua Kontribusi Pantai, Rashid Wallace!
Dan seluruh prosesnya begitu sederhana dan mudah!
Mudah? Lao Liu sendiri tidak berpikir demikian. Ini menghadapi ksatria bersayap empat, jika berhadapan dengan Raja Langit bersayap enam, dia pasti akan segera melepaskan "Cahaya Yin Pembersih", lalu melemparkan roda terbang untuk langsung menghantam otaknya menjadi semangka busuk!
Tingkat yang berbeda tentu punya cara penanganan berbeda!
Tapi jika terus begini bertarung, kelebihan dan kekuranganku akan sepenuhnya terbongkar ke Bangsa Iblis.
Liu Zhenhan sambil mengeluh dalam hati, diam-diam melepas kantong air besar dan menuangkan seluruh esensi darah yang melingkari tangan kirinya ke dalam kantong.
Untuk menutupi perilaku anehnya, Lao Liu pura-pura mengangkat kantong air dan menenggak dengan garang. Meski hanya membasahi sudut bibir, dia berakting seolah menelan dengan lahap sambil bermandikan keringat, memicu teriakan kaget keras dari bawah podium - rupanya Bangsa Iblis sama seperti Aiqin, tidak bisa menerima barbar yang minum darah mentah.
“Ksatria Mata Perak yang perkasa, Yang Mulia Jiabao ingin segera memanggilmu. Pemilihan Raja Langit hari ini untuk sementara dihentikan!” Di tengah sorotan ribuan pasang mata, seorang Raja Langit Bersayap Enam dengan zirah mewah dan wajah dingin seperti air terbang menghampiri podium pertunjukan bela diri, menyampaikan perintah dari tingkat tertinggi kepada Liu Zhenhan yang masih ada bekas darah di sudut mulutnya.
Lao Liu mengusap bekas darah di mulutnya, lalu terbang bersama Raja Langit Bersayap Enam ini menuju balkon istana.
Dari menara api yang tinggi, cermin tembaga raksasa memantulkan pilar cahaya menyala-nyala yang terus mengikuti pergerakan tubuhnya. Beberapa Ksatria Iblis Bersayap penyambut terbang mendekat, mengawal Lao Liu di sisi kiri-kanannya dengan tatapan waspada.
Sepanjang perjalanan, Lao Liu sibuk menghitung kekuatan yang dimilikinya.
Hingga saat ini, sihir yang sengaja terus digunakannya adalah "roda darah bulan" bukan "Panah Darah Campuran". Hal ini kulakukan karena Bangsa Iblis sudah melakukan kontak dengan manusia kelelawar Warronbal dan Moore, pastinya tidak asing dengan sihir darah. Sedangkan para elite Bangsa Iblis yang ditemui di Hutan Salib Selatan jelas-jelas menargetkan Feilengcui, membuktikan bahwa statusku sebagai Santo Sihir Darah masih menjadi perhatian serius mereka.
Pasti ada juga tangan-tangan licik Elf Lusern yang menusuk dari belakang! Kalau bukan mereka yang membocorkan informasi, mustahil Bangsa Iblis tahu bahwa aku berada di level saint aliran darah!
Mengingat Bangsa Iblis sudah memiliki data, tentu mereka juga seharusnya tahu bahwa dirinya memiliki sihir serangan panah darah. Liu Zhenhan merasa kewaspadaannya bukan tanpa alasan.
Adapun "Jemari Memetik Bunga", itu adalah kekuatan sihir botani yang diperoleh di gurun. Kecuali mereka menempatkan satelit di Aiqin, mustahil Bangsa Iblis bisa mengetahui informasi ini! Dua Pelayan Darah Dunhuang juga diperoleh dalam periode waktu yang sama dengan "roda darah bulan", sehingga mustahil ada kebocoran informasi.
Setelah mempertimbangkan berbagai hal, Liu Zhenhan tetap merasa kemungkinan dirinya terbongkar sangat kecil.
Lagipula matanya berkilauan dengan bintang salib perak, rambut ungunya meski diwarnai dengan Wisteria seribu daun sama sekali tidak luntur. Jika Bangsa Iblis benar-benar memiliki imajinasi seliar itu hingga menghubungkannya dengan mata-mata Aiqin, maka benar pepatah "manusia berencana, Tuhan yang menentukan"!
Intuisi mengatakan pada Lao Liu bahwa Yang Mulia Jiabao yang manis ini mungkin tidak mudah ditipu. Meski dirinya tidak terlalu cerdas, ia memahami prinsip sederhana - mana mungkin penguasa yang bisa menduduki takhta adalah orang sembarangan?
Pilihannya sekarang adalah menghadapi setiap langkah lawan. Jika benar-benar terjepit, tunjukkan wajah garang dan mulai pertunjukan bela diri. Lagipula cincin giok pun sudah dibawanya. Jika benar terjadi pertempuran, pasti bisa aman mundur dalam kekacauan!
Melewati balkon istana yang megah tak tertandingi, terbang melintasi koridor yang lebih luas dan tinggi daripada gua, entah berapa belokan yang dilalui, Liu Zhenhan dibawa masuk ke sebuah aula berbentuk sumur.
Aula sumur ini memiliki area yang luar biasa luas, dekorasi dan patung di sekelilingnya sudah sangat tua, usang dan suram, ditutupi lumut – tampak kontras dengan kemewahan yang terlihat sepanjang perjalanan tadi.
Dua kolam besar berdiri di tengah aula, di atasnya terdapat jembatan batu yang bersilangan; dibawah sorotan formasi sihir arkan, patung monster tulang di tengah kolam terus menyemburkan air berbentuk payung ke langit secara bergantian, menciptakan pemandangan yang hidup dan menarik.
Bagian kubah aula dipenuhi lubang-lubang yang terpahat rapat. Cahaya luar menembus lubang-lubang ini, menciptakan pilar-pilar cahaya vertikal di dalam ruangan. Namun alih-alih menerangi, cahaya ini justru membuat aula terkesan lebih suram, dipenuhi aura kuno yang tak lekang waktu, bahkan udara di dalamnya terasa sarat dengan kesan usang dan dekaden yang telah termakan zaman.
Yang Mulia Permaisuri Jiabao duduk di singgasana kristal di podium tertinggi sisi utara, menyambut Liu Zhenhan dengan kemewahan yang luar biasa.
Di bawah takhta terdapat setidaknya delapan belas tingkat tangga kristal, di bawah tangga terdapat aula seluas alun-alun. Sebuah resimen pasukan pengawal bangsa iblis berbaris dengan tombak, disiplin militer yang mencekam. Senjata tajam yang memancarkan cahaya redup membuat aula ini langsung dipenuhi hawa dingin.
Sejumlah besar pejabat bangsa iblis berdiri di samping dengan tangan terlipat patuh, bagaikan patung-patung diam yang menunggu perintah dari Raja Lich.
Di dalam aula seram seperti ini, berhadapan dengan pasukan bersenjata mengkilap yang memancarkan aura mematikan, rasanya seperti berada di makam raja bawah tanah, menyambut pasukan penjaga pemakaman yang akan mencincang tubuh menjadi remah!
Jika orang lain yang menghadapi pemandangan ini, mungkin akan tertipu. Tapi bagi Lao Liu, lebih baik jangan main-main dengan trik seperti ini!
Menggunakan status tinggi untuk menekan, lalu menggunakan kekuatan militer sebagai sugesti psikologis dan contoh loyalitas para menteri - ini cara terbaik penguasa untuk menekan bawahan. Liu Zhenhan juga suka memainkan trik hantu seperti ini.
Pertunjukan Feilengcui bahkan jauh lebih megah dari ini. Bahkan jika Dukun Pigge Nostradamus yang cuma bisa mengebiri testis hewan Luo Sha ditampilkan, tetap bisa menipu banyak orang.
Di dunia ini, pandangan mata tak bisa menipu orang, terutama saat berhadapan dengan orang-orang berpengalaman. Liu Zhenhan tak berniat berpura-pura ketakutan.
"Faktanya, dia sendiri tidak tahu bagaimana harus berpura-pura dalam situasi seperti ini. Aura pembunuh yang kuat dari para penjaga bangsa iblis ini membuatnya langsung merasa tidak nyawa begitu masuk ke aula istana. Berpura-pura nanti justru akan terlihat mencurigakan."
Maka Liu Zhenhan memilih bersikap sopan tapi tegas, dengan anggun memberikan penghormatan ksatria setengah berlutut kepada Yang Mulia Raja Lich Jia Bao.
"Ksatria Karu, dari mana asalmu? Sebutkan margamu! Biar kutahu keluarga mana yang mampu membina talenta sehebat ini!" Sorot mata Yang Mulia Jia Bao memancarkan pujian halus, meski suaranya tetap khidmat.
"Rumahku di Hutan Tak Kembali Pegunungan Sesat. Aku penduduk asli hutan, yatim piatu tanpa keluarga. Namaku Samolon Karu. Jika Yang Mulia bisa membantu mencari kerabatku, aku akan sangat berterima kasih."
"Kau berani berkomunikasi dengan telepati padaku?" Suara Yang Mulia Jia Bao tiba-tiba bernada tidak senang.
Banyak pejabat di bawah tangga singgasana langsung memandang Lao Liu dengan heran. Mereka bukan bos bar bodoh, tentu bisa membedakan antara telepati dan ucapan biasa.
Banyak ahli kuat di bangsa iblis yang mampu bertelepati, tapi menggunakan kemampuan ini untuk berkomunikasi dengan Raja Lich ibarat berjual air di tepi sungai - terlihat angkuh dan kurang ajar.
"Saya tuli dan bisu sejak lahir, Yang Mulia yang terhormat."
Liu Zhenhan kali ini menggunakan telepati untuk berkomunikasi secara pribadi dengan Yang Mulia Jiabao, orang lain tidak bisa menerimanya lagi.
Dia memberi nama plagiat untuk jurus andalannya ini - "Penyampaian Suara Rahasia"!
"Pantas saja! Aku bertanya-tanya mengapa pupil matamu memiliki bintang salib perak alih-alih benang perak yang bergerak, ternyata ini karena luapan telepati yang sangat kuat." Minat Yang Mulia Jiabao langsung terbangun: "Hehe, jika tidak salah kurasakan, mata-mu ini seolah memiliki sedikit daya pikat alami."
"Bunga Bermekaran Membuat Mata Terpesona" pada dasarnya adalah "Mata Memikat", yang memang menggunakan telepati untuk mempengaruhi emosi orang.
Bangsa iblis bermata perak di dunia iblis memang terlahir dengan telepati yang kuat. Inilah mengapa mata setiap anggota bangsa iblis bermata perak berkilauan benang perak - bukti nyata kekuatan telepati mereka. Anggota bermata perak terkuat bahkan bisa menggunakan benang telepati ini untuk menyerang lawan di udara!
Lao Liu sebenarnya hanya kebetulan. Kemunculan bintang salib perak di pupilnya adalah konsekuensi logis, bukan kebetulan semata.
"Yang Mulia, sepertinya tidak ada keluarga bermata perak di dunia iblis kita yang menggunakan marga Karu." Suara parau yang berpengalaman segera menangkap kejanggalan, berasal dari seorang Raja Horor bertubuh kekar namun berwajah sangat rupawan.
"Hehe... Apa hubungan antara mata perak dunia iblis dengan ogre yang mencari keuntungan di padang gurun?" Lao Liu dalam hati merasa geli.
"Ksatria Karu, mengapa kau tidak memberikan klarifikasi? Setidaknya berikan penjelasan kepada Yang Mulia dan kami!" Suara ini balik menuntut Lao Liu.
"Orang tua saya sudah lama meninggal, bagaimana kalian mengharapkan penjelasan dari seorang pertapa desa seperti saya? Orang tua saya sudah mengasingkan diri di Hutan Tak Kembali bahkan sebelum saya lahir!" Liu Zhenhan mengangkat bahu seperti bajingan ulung: "Saat ini saya bekerja di grup petualangan 'Hati Pahlawan', sejujurnya awalnya saya hanya ingin mencoba ikut pemilihan Raja Langit Sayap Kiri untuk bersenang-senang, siapa sangka..."
"Periksa, grup petualangan Hati Pahlawan ini tingkat berapa?" Yang Mulia Jiabao memotong ucapan Lao Liu, melambai pada seorang pengawal pribadi.
Pengawal bermata perak ini segera mengeluarkan Kotak Harta Tulang Nokia dari sakunya, memutar tombol ulir kristal, menyesuaikan frekuensi untuk mulai berkomunikasi dengan pihak luar.
Lihatlah standar hidup mereka! Persis seperti lantai atas-lantai bawah, lampu listrik dan telepon. Lao Liu hampir mati iri.
Bab 459 Sebuah Awal yang Tidak Begitu Baik
"Hati Pahlawan hanyalah grup petualangan tingkat Z, baru terdaftar empat bulan lalu, Yang Mulia." Pengawal bermata perak itu antara ingin tertawa dan menangis, dari grup petualangan peringkat terbawah tiba-tiba muncul sosok yang begitu terkenal di dunia, benar-benar dunia terbalik.
"Sungguh konyol." Raja Lich Jiabao tertegun sejenak, lalu tertawa getir: "Bagaimana mungkin aku tidak memiliki keberuntungan sebaik ini? Seorang Master Sihir Arkan yang telah memiliki elemental, sosok yang seharusnya hanya ada dalam legenda, ternyata masih begitu muda dan berasal dari kelompok petualang berlevel terendah!"
"Aku? Memiliki elemental?" Liu Zhenhan mengerutkan alisnya, tampak kebingungan.
Arti dari elemental tentu saja dipahami Lao Liu.
Ketika tingkat sihir mencapai level tinggi, terkadang saat mantra dilepaskan akan muncul elemental—makhluk kecil antropomorfik dari elemen yang samar. Orang dengan indra tajam bahkan bisa mendengar nyanyian mereka. Saat Feilengcui dihantam mantra terlarang tingkat menengah "Bumi Api Membakar Kota" oleh Master Ottega hingga tepian sungai memerah membara, elemental api pernah muncul di tengah kobaran api. Kemunculan elemental bersifat acak tanpa pola. Lao Liu sendiri pernah melepas mantra terlarang namun tak melihat tanda-tanda elemental.
Sedangkan elemental kini bisa langsung dimaknai dari namanya—mereka adalah elemental puncak yang tercipta secara kebetulan ketika suatu aliran sihir mencapai pencerahan tertinggi!
Bangsa naga memiliki sihir pemanggilan besar misterius. Konon jika dilatih hingga mahir, bisa memanggil elemental untuk bertempur!
Setelah Ruoerna mengeluarkan Mutiara Naga, dia sedang berkutat dengan sihir pemanggilan besar. Tapi melihat perkembangannya saat ini, sepertinya bahkan memanggil seekor naga tanah untuk membantu pertempuran dalam sisa hidupnya pun mustahil.
Dari sudut pandang realitas, "elemental" hampir setara dengan Dewa bagi para Penyihir, karena para penyihir tidak bergantung pada kekuatan ilahi, melainkan pada penataan ulang molekul elemen yang ada di alam semesta untuk membentuk sihir utuh!
Tentu saja, karena para penyihir adalah ateis, tidak ada konsep penyembahan dan pemujaan terhadap elemental. Namun menurut Ruoerna, elemental yang dipanggil melalui sihir pemanggilan besar bahasa Naga seharusnya memiliki kekuatan tempur yang tidak kalah dari Dewa!
Pernyataan ini terdengar agak mistis!
Bisakah Dewa dipanggil?
Tentu tidak mungkin!
Artinya, elemental yang setingkat dengan Dewa juga mungkin dipanggil!
Di dunia sihir selalu ada pepatah "belajar tak berujung". Mana mungkin mudah mencapai level tertinggi dalam kultivasi?
Lalu apa maksud Raja Lich yang seksi dan cantik ini mengaku memiliki elemental? Liu Zhenhan benar-benar seperti orang kebingungan.
"Anda tampaknya tidak menyadari memiliki dua elemental?" Tawa indah Yang Mulia Jiabao kembali bergema.
Seluruh Bangsa iblis pun menyadari, keraguan di mata perak ini bukanlah pura-pura. Dia benar-benar tidak tahu.
“Yang Mulia, apakah yang Anda maksud adalah mereka berdua...” Lao Liu mengikuti pandangan Raja Lich, dengan yakin menunjuk dua Pelayan Darah Dunhuang yang sedang melayang di sampingnya.
“Tepat! Mereka berdua inilah elemental! Tapi terlihat jelas, mereka belum mencapai tingkat elemental paling kuat. Kau telah memberikan tubuh material kepada mereka, menjadikan mereka pelayanmu, tapi belum membuka potensi kecerdasan mereka. Dengan kata lain, saat ini mereka masih belum bisa disebut sebagai nyawa.”
“Sialan!” Liu Zhenhan hampir tak bisa menahan teriakannya, gelombang telepati dahsyat ini mengguncang seluruh ruang, membuat nyala perak di dahinya menyembur setinggi 5 chi (±1.5 meter).
Ternyata ini elemental! Aku malah memberi nama bego seperti Pelayan Darah untuk makhluk sehebat ini!
“Sepertinya kau pernah bertarung dengan ahli kuat dari dunia chaos?” Yang Mulia Jiabao dan para iblis sebenarnya sudah memperhatikan nyala perak naga di kepala mata perak ini - ini adalah "Jiwa Api", kemampuan khusus yang hanya dimiliki makhluk kuat tertentu dari dunia chaos untuk diberikan kepada lawan.
Sama seperti Benua Aigean, iblis dari dimensi lain juga gemar menjelajah ke dunia iblis yang dipenuhi jurang ruang-waktu!
"Hanya dengan sihir arkan ini, sudah cukup membuat seluruh bangsa iblis berimajinasi liar - Di wilayah gelap yang gelap gulita, mata perak ini membuat iblis antardimensi menderita. Akhirnya iblis antardimensi ini dengan marah memanfaatkan kesempatan untuk menganugerahkan sihir penerangan permanen ini padanya!"
Tapi sepertinya iblis antardimensi itu akhirnya tetap tak bisa bertahan hidup, karena yang berdiri di sini sekarang adalah sang mata perak.
"Aku bertemu dengan Raja Api Beracun Andor." Nama yang disebut Liu Zhenhan membuat bangsa iblis serentak menarik napas dalam. Iblis level tiran dari dunia chaos ini benar-benar layak menyandang kata sifat hambar seperti termasyhur, perkasa, dan mengerikan.
"Bagi Master Sihir yang memiliki elemental, menghadapi iblis chaos seperti Andor seharusnya bukan masalah besar." Yang Mulia Jiabao mengerlingkan mata, membungkuk ke Raja Horor di bawah tangga yang bertubuh kekar namun berwajah sangat rupawan: "Best, menurutmu apakah kita harus menambahkan tingkat lebih tinggi di atas jabatan serikat Warner untuk para penyihir kita?"
“Kenaikan jabatan serikat satu tingkat seharusnya diberikan, hak penamaan ini harus menjadi milik Master Karu! Namun sebelum itu, saya ingin memahami dan memastikan jenis sihir arkan apa yang sebenarnya digunakan Master Karu?” Raja Horor ini menatap Lao Liu tanpa berkedip, seolah ingin mencari jawaban terlebih dahulu dari ekspresi Liu Zhenhan: “Mengapa Anda tidak mempelajari sihir arkan tradisi turun-temurun keluarga Mata Perak?”
“Orang tua di rumah sudah meninggal sejak dulu, ingin belajar tapi tidak ada yang mengajari! Sekarang saya menggunakan sihir arkan pelangi, kemampuan yang didapat setelah tak sengaja memakan buah merah manis waktu kecil.” Liu Zhenhan membuka matanya lebar-lebar sambil mengarang kebohongan, lagipula pelangi memiliki berbagai warna, jadi tak masalah baginya berbuat semaunya. Bagian cerita jurang dari novel ksatria juga bisa dipakai untuk mengarang cerita.
Seluruh ruang aula segera dipenuhi bisikan-bisikan samar, gempar yang ditimbulkan sihir arkan baru ini tak kalah dengan penemuan ilmu sihir baru di Benua Aigean.
“Jangan heran! Di pegunungan sejauh 100.000 li di benua jahat, terdapat Suku Dubin yang memuja Dewa Matahari Dibo Luo, mereka ahli menggunakan sihir arkan cahaya. Di antara mereka ada varian sihir arkan yang disebut sihir arkan pelangi, atau mungkin lebih tepat saya katakan, sihir pelangi.” Ujar Yang Mulia Jiabao membuat Lao Liu tertegun: “Sihir ini memang benar-benar ada!”
Saat ini Benua Aigean dapat dibagi menjadi empat bagian besar. Dataran Liar Donau terletak di barat Aigean dan sudah dikenal dunia. Bagian utara Aigean terdiri dari negara-negara seperti Pompeii dan yang telah lama dikembangkan. Dataran Carimodo di timur Aigean tidak perlu disebut lagi, ini adalah pusat seluruh Aigean. Sementara pegunungan sejauh 100.000 li di selatan benua tetap menjadi misteri mutlak bagi dunia luar.
Sebenarnya Hutan Salib Selatan dan Rawa Senja juga berada di selatan benua, dengan padang subur ribuan li yang belum sepenuhnya dieksplorasi. Namun jika dibandingkan dengan pegunungan sejauh 100.000 li di selatan Hutan Salib Selatan, keduanya jelas kalah mencolak. Sejak zaman kuno, selain kesan samar tentang dua Kota Naga besar, tidak ada catatan literatur kuno yang menyebutkan kondisi geografis maupun adat istiadat wilayah ini.
Pegunungan sejauh 100.000 li ini bersama Gurun Pasir Taklamakan yang membentang dari sudut barat laut Aigean, meskipun masih termasuk wilayah Benua Aigean, tidak diragukan lagi merupakan sudut-sudut yang terlupakan.
Liu Zhenhan merasa ini benar-benar luar biasa. Sesuatu yang tidak diketahui penduduk Aigean justru dipahami dengan jelas oleh Raja Lich dari dunia iblis, sungguh ironis.
"Apa benar ada sihir pelangi di dunia ini? Bagaimana dengan sihir neon yang kubuat-buat, apakah akan ketahuan?" Pikiran Lao Liu tiba-tiba tersentak oleh kekhawatiran.
“Master Karu, izinkan saya bertanya lagi, mengapa dalam pertarungan, Anda lebih sering menggunakan ilmu bela diri daripada sihir arkan? Apakah ini bentuk keberpihakan yang disengaja?” Pertanyaan yang diajukan Raja Horor Best ini membuat Lao Liu menjadi waspada.
“Dengan kecerdasan dan kebijaksanaan seorang ahli sihir arkan, selama ada waktu yang cukup, kita bisa mempelajari apapun - termasuk ilmu bela diri.” Liu Zhenhan langsung menggunakan ucapan Xiao Bei untuk menghadapi situasi, sambil tidak lupa menyindir Raja Horor ini: “Tuan Best yang terhormat. Secara pribadi, pertarungan yang membutuhkan sihir arkan untuk menyelesaikannya sangatlah jarang.”
“Anda memang memiliki modal untuk itu.” Raja Horor itu tidak tersinggung, hanya tersenyum sopan.
“Tampaknya upacara pemilihan Raja Langit untuk Kontribusi Pesisir di benua kita sudah tidak diperlukan lagi. Sekarang saya putuskan secara resmi: Raja Langit Pesisir Kiri dari Kontribusi Pesisir adalah Anda, Master Karu!” Yang Mulia Jiabao mengangguk dengan formal ke Lao Liu dari singgasananya.
“Yang Mulia, kebaikan hati Anda bisa menyaingi tanah yang paling subur!” Wajah Liu Zhenhan dipenuhi sukacita, tak menyangka bisa melewati ini dengan mudah!
Setelah menyuruh orang mengantar Master Karu ini ke tempat peristirahatan yang tenang, sorot mata indah Yang Mulia Raja Lich kembali tertuju pada Raja Horor.
"Atas dasar kehati-hatian, Yang Mulia perlu menguji dirinya." Tanpa menunggu perintah, Raja Horor Best segera menyampaikan keberatannya kepada Raja Lich: "Yang Mulia, saya masih memiliki keraguan terhadap perkataannya. Secara pribadi, saya sulit percaya seorang petarung dari rakyat biasa memiliki kekuatan sehebat itu! Para mata perak yang mengasingkan diri di hutan kebanyakan adalah pemboros atau si miskin papa. Jika benar kuat, mengapa bersembunyi? Lihatlah sikap tenangnya - ini pertama kalinya saya melihat mata perak dengan wibawa seperti ini! Dia mengingatkan saya pada seseorang, meski penampilannya berbeda, tapi gaya bertarungnya sangat mirip!"
"Pikiran kita sama. Tapi mungkin kecurigaan kita berlebihan, membuat hal sederhana menjadi rumit! Bahkan saya bertanya-tanya apakah kita terlalu tegang belakangan ini? Apakah ini efek samping dari kejadian sebelumnya? Tenang George, kita bisa mengujinya dengan mudah." Senyum sinis mengembang di muka cantik Yang Mulia Gaben: "Mari berdoa, semoga ini adalah Injil yang diberikan Ner'zhul kepada kita! Pantai telah terlalu lama ditekan oleh Bollywood dan Holywood!"
"Hehe, Yang Mulia, Batty dari Bollywood tampaknya terlambat kembali. Kotak Tulang juga tidak bisa dihubungi. Kerugian mereka jauh lebih besar daripada kita."
Beberapa tawa jahat segera menyusul diam-diam.
“Dengan status kalian, berani mengucapkan kata-kata seperti ini? Bagaimana jika terdengar orang lain?” Yang Mulia Jiabao menegang wajah merah mudanya sambil mendengus. “Lihat kesadaran kalian!!!”
Bab 460: Perubahan Besar yang Mengguncang Dunia
Liu Zhenhan yang bingung setengah mati, dibawa Raja Langit Bersayap Enam ke sebuah paviliun kerajaan yang elegan untuk beristirahat.
Paviliun ini dikelilingi kolam buatan berbentuk cincin, dihubungkan jembatan kayu berderit-derit yang bergoyang saat diinjak.
Air kolam jernih membentang seperti permata hijau, ikan merah gemuk dengan santai mengunyah tanaman air, mengeluarkan gelembung-gelembung udara.
Raja Langit Bersayap Enam yang menemani Liu Zhenhan sangat sopan, menyiapkan hidangan kerajaan, tarian, dan hiburan hingga Lao Liu senang bukan main.
Meski makanan lezat dan musik merdu, kehadiran sekumpulan penari rupawan justru terasa mengganggu pemandangan.
Sebelumnya Liu Zhenhan heran, mengapa semua penari berwajah ayu ini memiliki dada rata seperti papan?
“Raja Langit Karu, para pria tampan ini semuanya anggota harem kerajaan Yang Mulia Jiabao,” kata Raja Langit Enam Sayap Stokes yang mengangkat gelas untuk Lao Liu.
Raja Langit ini juga berkomunikasi dengan Liu Zhenhan melalui telepati tanpa membuka mulut.
Enam pasang sayap putihnya yang hitam legam tiba-tiba berubah menjadi cahaya tinta, dalam sekejap menyusut masuk ke punggungnya.
"Nan... 'Nán'dao ini adalah tiga ribu selir harem kerajaan yang legendaris?" Liu Zhenhan menunjuk para penari itu, hampir bocor mulut, untung berhasil mengoreksi ucapan.
"Desas-desus masyarakat terlalu berlebihan! Sebenarnya berapa orang yang pernah masuk ke istana Yang Mulia? Tiga ribu selir? Rugi saja mereka bisa mengarang! Nyatanya cuma delapan ratus! Itupun yang resmi memiliki jabatan istana lebih sedikit, hanya dua belas orang."
Wanita ini benar-benar luar biasa. Persis seperti versi dunia iblis dari Wu Zetian! Liu Zhenhan diam-diam bergumam.
"Raja Langit Karu, jangan bahas topik membosankan ini. Coba cicipi hidangan 'Kembali ke Kolam Fenghuang' ini!" Raja Langit Bersayap Enam antusias mengajak Lao Liu menggunakan jari tengahnya. "Kembali ke Kolam Fenghuang" yang dimaksud adalah hidangan daging dan sayur berwarna-warni disusun membentuk pemandangan pegunungan: "Piring ini menggunakan pemandangan kampung halaman dari catatan sejarah kita! Koki luar tak punya keahlian sehebat ini!"
Liu Zhenhan merasa ucapan ini menusuk. Benua Aigean kok jadi kampung halaman bangsa iblis? Kebohongan yang diulang ribuan kali akhirnya jadi kebenaran?
"Kakak Stokton, jangan panggil aku Raja Langit. Mari kita berteman sejajar! Ada hal yang ingin kutanyakan, boleh?" Liu Zhenhan menyobek paha unggas berminyak, celupkan ke saus lalu menggigit besar-besaran.
"Komunikasi telepati memang punya manfaat setidaknya memudahkan seseorang melahap makanan sambil tetap bisa berkomunikasi tanpa terganggu."
"Baiklah, kalau begitu saya akan bertindak layaknya senior. Karu, apa yang ingin kau tanyakan? Asalkan bukan rahasia militer, saya akan jawab semua!"
"Bukan rahasia militer, saya hanya ingin bertanya: Jabatan Raja Langit Sayap Kiri ini sebenarnya bertanggung jawab atas apa? Hanya sebagai Pasukan garda depan untuk serangan balik ke benua jahat tahun depan?" Liu Zhenhan menjilat jarinya, mengerutkan bibir: "Kalau cuma alasan ini, apa pentingnya mengumpulkan delapan Raja Langit? Buat apa repot-repot mengerahkan sumber daya besar-besaran begini?"
"Kali ini Bangsa Iblis pasti bisa merebut kembali tanah air! Karena lawan-lawan lama kita di benua jahat - ras-ras jahat seperti Bimon, Elf, putri duyung air tawar - jumlah mereka sudah menyusut drastis, pasukannya sangat sedikit!" Stokeskton tersenyum percaya diri, mengangkat kelingkingnya dan menggoyangkannya untuk menunjukkan penghinaan: "Karena kampung halaman pasti bisa direbut kembali, bagaimana pembagian wilayah nanti? Kita punya tiga Yang Mulia lho!"
"Apa maksudnya?"
"Hēhē, tiga Yang Mulia, sembilan Raja Horor bangsawan kelas dua! Ini semua mudah dibagikan. Tapi bagaimana dengan enam Raja Langit bangsawan kelas tiga kita? Malah hanya ada lima orang! Entah ada masalah apa dengan pil kelahiran kembar! Lima sayap enam, bagaimana cara membaginya secara adil ke tiga Yang Mulia? Dalam aturan leluhur jelas tertulis, komandan yang berhak memimpin resimen kavaleri udara harus berasal dari kalangan bangsawan!"
Lao Liu tertegun.
Sembilan Raja Horor? Sial! Dari mana datangnya sebanyak sembilan!
Untung sudah menghabisi tiga Raja Horor!
Tapi tadi di aula kerajaan, sepertinya hanya ada satu Raja Horor yang hadir, lalu di mana dua lainnya? Liu Zhenhan berpikir keras, apakah pasukan bangsa iblis yang menyerang Gereja Saint Paul itu kebetulan berasal dari Benua Persembahan Pantai? Apakah dua Raja Horor lainnya sudah dibunuh Master Puskash?
Kalau begitu, apakah Raja Langit bersayap enam ini di depanku juga terlibat dalam serangan itu?
Napas Liu Zhenhan mulai berat. Ia segera menundukkan kepala, berusaha menekan sinar mata penuh ancaman yang nyaris meledak.
Ceroboh! Kenapa beberapa hari ini hanya sibuk mempelajari adat istiadat dan sejarah bangsa iblis, tapi lupa mengecek struktur kepemimpinan di Benua Persembahan Pantai!
“Karu, apa kau masih belum mengerti? Ini rahasia umum, seharusnya sudah ada kabar burung di kalangan rakyat! Lagipula pertukaran informasi antara tiga benua di dunia iblis kita sangat maju.” Stokes Castleton melirik Lao Liu yang diam seribu bahasa sambil menundukkan kepala.
“Jadi paham, pemilihan Raja Langit hanyalah kedok, tujuan sebenarnya adalah memperoleh kendali penuh atas Legiun Kavaleri Udara.” Liu Zhenhan mengangguk-angguk.
Memang mudah dipahami. Dulu dunia iblis hanya punya satu Raja Lich yang berkuasa mutlak, setiap perintah harus dituruti! Kini ada tiga Raja Lich sekaligus! Meski kehadiran mereka memperkuat Bangsa Iblis, pembagian kekuasaan jelas menimbulkan masalah!
Liu Zhenhan merasa kasus ini mirip tiga bersaudara di desanya dulu yang ribut minta pisah ranjang. “Kau benar! Dalam pertempuran besar, peran legiunlah yang paling menentukan!”
“Satu dua Raja Langit tambahan tak penting. Yang utama kita unggul dalam alokasi militer. Masak harus turun tangan sendiri ke medan perang? Jangan bercanda! Jaman sekarang mana ada jenderal turun langsung bunuh prajurit rendahan musuh?” Stokes Castleton tertawa. “Kalau bunuh ya target besar! Tapi benua jahat itu... hehe...”
Ucapan Raja Langit Bersayap Enam tiba-tiba terhenti. Dengan canggung ia mengangkat gelas, memberikan salam minum ke Lao Liu dari seberang.
Lao Liu menenggak habis isi gelasnya. Tampaknya protokol kerahasiaan militer Bangsa Iblis cukup ketat.
“Ngomong-ngomong Karu, aku ada satu hal harus kusampaikan! Ini adalah istana! Para selir laki-laki ini, lebih baik jangan sekali-kali kau ganggu. Meski wajah mereka secantik apapun, jangan sampai kau tergoda! Yang Mulia Jiabao sangat memperhatikan hal ini.” Raja Langit Stockton juga menghabiskan anggur di gelasnya, memperlihatkan dasar gelas kosong, dengan lancar mengalihkan topik pembicaraan ribuan li jauhnya.
“Tiga pipi datar tak setara satu lingkaran, sial lubang anus setara dewa.” Lao Liu menyunggingkan senyum mesum tanpa suara.
“Saudara, bukankah kau terlalu vulgar?” Raja Langit Bersayap Enam mengerutkan alisnya.
“Hehe! Vulgar? Tunggu sampai aku resmi menjabat, melihat gadis cantik di jalan langsung kuseret ke ranjang, bukankah perbuatanku akan lebih vulgar lagi?” Liu Zhenhan sebenarnya agak penasaran ingin mencoba rasanya menindas rakyat kecil.
Menurut perkataan Raksasa Buddha, inilah yang disebut sisi gelap psikologis, keinginan jahat yang terpendam dalam hati namun dibatasi oleh batas moral.
Raja Langit Bersayap Enam terkekeh-kekeh pura-pura, melihat ekspresi Karu yang sama sekali tidak bercanda melainkan serius. Wajah Stockton tiba-tiba kaku, nada suaranya terdengar kesal: “Raja Langit Karu, merampas gadis desa seperti itu sepertinya tidak sesuai dengan moralitas seorang ksatria mulia?”
“Kau benar-benar percaya? Aku hanya bercanda.” Liu Zhenhan dalam hati: Dasar! Tak kusangka lu ternyata punya rasa keadilan yang kuat.
"Lao Liu menyeringai dan membuat ekspresi tertawa: "Tapi kalau dipikir lagi, Yang Mulia Raja Langit Stockton, saya ini kan seorang sihir arkan, mengapa Anda menyuruh saya mematuhi kodeks ksatria? Ini transaksi macam apa?"
"Dasar pelupa!" Stockton menepuk keras kepalanya sendiri: "Mengapa saya selalu mengira Anda sebagai ksatria!"
"Mungkin karena Anda suka memakai zirah! Banyak sihir arkan yang memakai armor kristal, tapi yang mampu mengenakan armor logam sangat langka! Tapi... zirah warisan leluhur Anda ini ya? Sungguh... Ya ampun... sungguh memprihatinkan!" Raja Langit bersayap enam menggelengkan kepala penuh penyesalan, menatap zirah usang Liu Zhenhan yang lencana bahunya sudah aus dan bagian bawahnya robek separuh.
"Bagi sihir arkan dengan telepati kuat, menantang daya isolasi logam adalah hiburan!" Liu Zhenhan menunduk meludah, meninggalkan noda mencolok di atas lantai batu pualam seputih giok.
“Bagi Ksatria, kami lebih mempercayai senjata di tangan daripada sihir arkan.” Stokton mengerutkan kening: "Karu. Aku agak tak paham, dengan bakatmu yang jelas punya potensi menjadi ksatria bersayap putih ulung, bahkan tanpa diragukan lagi bersayap enam, kenapa malah jadi penyihir arkan? Apalagi kau ini sangat kuat, aku takut kehadiranmu ini akan membuat klan mata perak kami mulai bercabang dan perlahan meninggalkan jalan ksatria warisan leluhur!"
“Benar! Aku juga berpikir begitu!” Liu Zhenhan akhirnya menemukan teman sependapat: "Sialan! Kau tak tahu betapa aku menyukai pertarungan tangan kosong, sensasi membantai yang memabukkan itu begitu memesonaku! Tapi malah jadi penyihir arkan, aduh – andai dulu tak memakan buah merah itu waktu kecil!"
“Bisa... jangan mengumpat di hadapanku?”
“Maaf.” Liu Zhenhan canggung menggaruk kepala: “Stokton, bahasaku mungkin primitif tapi logikanya benar, ini semua isi hatiku! Jika saja orang tuaku tidak meninggal terlalu dulu sehingga tak ada warisan pengetahuan keluarga, pastilah sekarang aku juga jadi ksatria mata perak yang terhormat!”
"Di bawah cahaya Dewi Mimpi Iblis, kami Ksatria Mata Perak tidak takut pada lawan mana pun!" Stokton berdiri dengan sangat serius dari kursinya, matanya menyala-nyala: "Karu! Setelah kau bilang begitu, aku baru sadar kau memang bibit unggul! Jika kau bisa mempelajari mantra panggilan dan benar-benar berhasil memanggil kendaraan tunggangan, dengan telepatimu, kuda mimpi buruk pasti akan mengalami evolusi yang luar biasa!"
Dunia iblis memiliki banyak Dewa, misalnya Dewi Mimpi Iblis yang disembah suku Mata Perak, sedangkan suku Horor menyembah Dewa Sandman. Setiap suku memiliki dewa pelindung masing-masing. Dewa Iblis Naozu dihormati sebagai Dewa Segala Iblis karena menjadi dewa pelindung suku , sehingga dianggap sebagai Dewa Tertinggi di dunia iblis.
Masalah banyaknya dewa di dunia iblis sebenarnya sudah pernah didengar Liu Zhenhan sebelum datang ke sini, tapi penjelasan Stokton tentang evolusi kuda mimpi buruk justru membuatnya semakin bingung.
Makhluk monster bisa berevolusi? Apakah ini mengacu pada kenaikan tingkat makhluk ajaib di Benua Aigean, atau mutasi makhluk ajaib versi dunia iblis? Apa hubungannya ini dengan telepati ksatria?
"Kakak Stokton, kuda mimpi burukmu dulu berevolusi jadi apa? Bolehkah aku bertanya?" Liu Zhenhan mencoba menyelidik dengan bertanya tidak langsung untuk menguji sikapnya.
“Kuda mimpi buruk tungganganku termasuk yang tertinggi kedua di antara Lima Raja Langit.” Raja Langit Bersayap Enam berkata dengan bangga: “Selain kuda mimpi buruk Raja Langit Astarte yang berevolusi ke tingkat setengah manusia, hanya kudaku yang berevolusi ke tingkat manusia-kuda! Tiga lainnya masih berwujud wajah manusia saja!”
“Astaga!” Liu Zhenhan menarik napas tajam.
Sebenarnya dia sama sekali tidak mengerti, malah semakin bingung. Istilah setengah manusia, manusia-kuda, dan wajah manusia, terdengar seperti rapat suku Haus.
“Andai kuda mimpi burukku bisa berevolusi ke wujud manusia sempurna! Dengan menyerap kekuatan telepatinya, bukan saja kekuatanku akan meningkat satu tingkat penuh, aku juga akan mendapat karunia Dewata! Dia pun takkan mati, menjadi pasangan yang terhubung batin denganku!” Stoketon berkhayal: “Sulit dibayangkan, jika Ksatria Bersayap Enam naik satu tingkat, seperti apa pencapaiannya! Katanya Santo di Benua Jahat adalah puncak sihir arkan, apakah Ksatria Iblis bersayap enam bisa menyamai ahli kuat setara Santo? Hehe... plus ada pasangan batin! Sungguh penasaran seperti apa kecantikannya!”
Liu Zhenhan ingin tertawa tapi menahan diri, hampir mati kebelet. Dia ini benar-benar bermimpi makan kentut, naik satu tingkat penuh? Sial! Kenapa tidak mati saja?
“Karu. Masih saja kau bicara, jika kau benar-benar bisa memanggil kendaraan tunggangan dengan mantra panggilan, mungkin kau memang punya harapan itu.” Mata Stockton berseri-seri.
“Kalau begitu cepat ajari aku mantra panggilan! Kekuatan telepatiku sudah cukup tinggi untuk melakukan pengedapan mantra apa pun!” Mata Liu Zhenhan juga berseri-seri, lagipula hal baik seperti ini tidak perlu modal, tentu saja diterima.
“Ini hanya lamunan dan penalaran sepihakku belaka.” Raja Langit Bersayap Enam tertawa ringan, bahkan dia sendiri merasa usulannya tidak masuk akal: “Dari nada bicaramu aku tahu, kelompok petualang Z-level tempatmu pasti tidak memiliki mata perak!”
“Benar.” Liu Zhenhan mengangguk.
“Kau tinggal menyepi di pegunungan sejak kecil...”
Liu Zhenhan mengangguk seperti menumbuk bawang putih.
“Orang tua sudah meninggal...”
Liu Zhenhan membungkuk seperti mengulek obat.
“Artinya, tidak ada yang membantumu membuka 'Mata Langit' di masa muda, juga tidak ada yang mengajarmu cara menggunakan kekuatan telepati bawaan mata perak, dan membangun hubungan spiritual dengan kuda mimpi buruk - tunggangan suci pemberian dewa!” Raja Langit Bersayap Enam menghela nafas: “Tanpa 'Mata Langit' dan hubungan spiritual, hanya mengandalkan mantra panggilan sia-sia! Di antara bangsa mata perak kita yang sudah membuka Mata Langit, memiliki hubungan spiritual dengan kuda mimpi buruk, dan menguasai nyanyian sihir, tetap ada yang gagal memanggil tunggangan suci ke dunia iblis.”
“Kalau begitu, bantu aku membuka 'mata langit' saja.” Liu Zhenhan dengan santai menghancurkan sebuah kacang, melempar daging harumnya ke mulut, lalu mengunyah dengan pipi menggembung.
“Masalahnya tidak terlalu besar. Tapi kamu harus siap gagal.” Raja Langit Bersayap Enam mencibir: “Memanggil kuda mimpi buruk punya risiko kegagalan. Jika gagal, kamu tak bisa pulih. Aku takut nanti kamu jadi tidak jantan dan menyalahkanku. Aku tidak mau bertarung hidup-matian denganmu.”
Jancuk! Liu Zhenhan gemetar dalam hati. Ternyata ksatria kematian sialan ini menggunakan strategi sama seperti Ahli Sihir Kitab Suci. Mata langit? Mata langit tai! Ini kebiri langit!
Tapi terdengar menjadi ksatria kematian lebih baik daripada ahli sihir kitab suci. Sepertinya begitu berhasil memanggil kendaraan tunggangan dewata, kemampuan kelelakian mereka bisa pulih. Entah ada rahasia apa di balik ini.
Liu Zhenhan tidak bisa menerima jalan kejatuhan ini – menyiksa diri sendiri untuk mendapat kekuatan elemen. Sekalipun punya kemampuan regenerasi tubuh, dia tetap tak tega melakukannya.
“Kamu ragu-ragu, takut gagal ya?” Stokeson menatap Lao Liu sambil tertawa terkekeh.
“……”
“Ingat pepatah kuno: kejayaan lahir dari bahaya! Bagaimana kami ksatria bersayap putih mendapatkan kemampuan regenerasi anggota tubuh? Orang lain tak punya kesempatan mendapat kemampuan khusus sekeren ini!”
“Beri aku waktu berpikir lagi!” Dalam hati Liu Zhenhan mengumpat: Dasar tai B!
"Kuda mimpi buruk terkait langsung dengan telepati Ksatria! Membutuhkan banyak telepati untuk dibina agar berevolusi! Modalmu sangat kuat, Karu! Jika kau punya kendaraan tunggangan, jangan berharap bisa berevolusi ke wujud manusia utuh, tapi evolusi ketinggian masih mungkin!" Raja Langit bersayap enam tersenyum getir: "Sebenarnya aku ingin melihat, jika kau bisa memanggil kendaraan tunggangan, seperti apa rupanya!"
"Kau bicara mudah, bagaimana jika gagal memanggil?" Liu Zhenhan mengangkat bahu: "Lebih baik aku tetap jadi penyihir arkan yang baik-baik saja."
"Sebelum perang suci ini dimulai, tiga Yang Mulia pasti akan memerintahkan semua Ksatria Kematian yang telah membina kuda mimpi buruk terbang untuk beralih profesi menjadi ksatria bersayap putih! Aku perkirakan Yang Mulia juga akan memintamu mencoba, lagipula kau adalah mata perak yang kuat! Meningkat satu tingkat sangat penting baik bagimu maupun bagi dunia iblis!"
"Nanti saja." Pandangan Liu Zhenhan beralih ke pintu gerbang. Telepati yang menyebar luas membuatnya merasakan seseorang mendekati langit di luar istana dengan kecepatan tinggi.
Orang ini memiliki aura kekuatan yang tak tertandingi!
"Siapa?" Tak lama kemudian, Raja Langit bersayap enam Stockton juga menyadari keanehan. Enam pasang sayap hitamnya swish terkembang, pedang hitam bermotif bunga teratai berdentang terhunus, ujungnya bergerak seperti ular menunjuk ke arah pintu.
Di tengah teriakan dan pelarian penari pria tampan, wajah tua namun bersemangat Master Puskash muncul diam-diam dari balik pintu.
Wajah Stockton berubah pucat, tubuhnya melesat membentuk jejak api dengan sinar pedang yang melayang, menerjang ke arah Master Puskash.
Liu Zhenhan menunduk menyantap beberapa suap lauk, menghabiskan anggur di gelasnya, lalu menggenggam tongkat tembaga dan mengejar.
Seluruh punggung Raja Langit Bersayap Enam telah terbuka untuknya!
Bab 461: Sang Ratu Kembali
Kota Feilengcui di tanah merah.
Musim indah dimana rumput menjulang dan burung berkicau, nyanyian gembala bergema di padang gurun bagai riak air.
Di kantor tepi hutan bambu, Belami sang Hakim Agung Istana Musim Panas dengan rambut emas berkibar, sedang sibuk mengitari wanita manusia berambut cokelat bertubuh seksi yang berpakaian menor dan terbuka.
Di belakang Belami berdiri sekelompok Orang Ao berambut hital bertubuh kekar, mereka menarik rantai besi tebal untuk menahan anjing-anjing penjaga setinggi setengah manusia yang luar biasa perkasa.
Anjing-anjing ini memancarkan aura keganasan, dengan kepala segitiga dan tatapan tajam, taring berkilat terus meneteskan air liur; leher berotot mereka meski terikat rantai tetap menggeram rendah penuh wibawa ke arah wanita berambut cokelat itu.
Dibandingkan dengan orang Ao berambut emas yang sedang malas-malasan berjemur di sudut tembok, penampilan orang Ao berambut hitam yang menggiring anjing galak ini jauh lebih mematikan. Hanya dengan pandangan mata saja, mereka sudah mampu menciptakan rasa sesak napas; otot-otot hitam pekat yang berkerut, kekar dan garang, pasti menyimpan kekuatan ilahi tak terbatas; sudut mata yang rendah dan tatapan yang bertemu dengan muram, membuat mereka memancarkan aura khusus yang membuat bulu kuduk merinding!
Sudut bibir orang Ao berambut hitam ini seolah terus mengalirkan air liur. Penampilan seperti ini akan terlihat seperti idiot lucu pada siapa pun, namun pada diri mereka sama sekali tidak terlihat konyol, malah menunjukkan otoritas dan ketegaran yang unik!
Mereka adalah bangsa manusia berbulu paling berbahaya yang diakui Kerajaan Bimeng - Orang Ao Napoli dari Suku Dog! Juga dijuluki Anjing Penjaga Neapolitan!
Penerimaan terakhir wilayah Feilengcui terhadap bawahan Suku Ao telah selesai. Saat ini seluruh wilayah kekuasaan telah mencakup semua Orang Ao dari Suku Dog di Kerajaan Bimeng. Sebagai anggota paling ganas di antara orang Ao, 32 Anjing Penjaga Neapolitan telah resmi menjadi Penjaga Musim Panas Istana yang baru. Dengan membawa Saudara Hewan anjing penjaga mereka, mereka menjaga ketertiban harian di seluruh wilayah.
Dan gadis berambut cokelat ini kebetulan menjadi mangsa pertama mereka setelah menjabat.
Bunyi kretak-kretak sepatu bot tinggi yang berkilau menginjak tanah keras. Kilatan cahaya samar tiba-tiba memancar dari pupil hijau kebiruan Belami.
"Gadis berambut cokelat itu tak mau kalah juga menatap Belami. Di hadapan Orang Ao yang besar dan kekar, tubuh lemahnya tak jauh berbeda dengan tunas rumput muda."
"Aku tahu siapa kau, Nona Rebecca tercinta." Belami menepuk tangan bersarung hitamnya keras-keras, lalu menggaruk dagunya.
"Sebagai pejuang terberani di antara Bimon, Tuan Orang Ao, bukankah seharusnya kau menyuguhkan secangkir air bersih pada seorang wanita terhormat dulu, baru duduk berbincang?" Rebecca, si manusia cantik, menggoyangkan rambut cokelatnya yang panjang dengan anggun.
"Kau benar-benar pencuri paling tak tahu malu yang pernah kulihat." Belami menggeleng-geleng sambil tertawa getir.
Seiring makin terkenalnya Feilengcui di Benua Aigean, selain segelintir manusia yang datang mengagumi, lebih banyak lagi pencuri, petualang, dan tentara bayaran miskin yang nekat berdatangan.
Konon katanya, Feilengcui memiliki wanita cantik tak terhitung! Harta karun tak terbilang! Bahkan ada Mutiara Tenaga Magis di otak Tuan Tanah Richard yang bisa menyediakan kekuatan magis level saint!
Dalam catatan gemilang Tuan Tanah Feilengcui yang sudah dipublikasikan, belum pernah ada satu pun karakter kelas rendahan.
Justru karena itu, para peselancar kelas bawah ini takkan seperti ahli kuat Jalan Tertinggi yang memberi penghormatan khusus pada Tuan Feilengcui.
Yang tak tahu, biasanya juga tak takut.
“Tapi mereka tidak tahu, bahkan jika teknik menyelinap mereka sempurna sekalipun, Feilengcui memiliki Orang Kupu-kupu dengan 'Mata Kebenaran', dan memiliki Anjing Penjaga yang bisa mencium bau mencurigakan dalam radius 5 li!”
“Tuan Orang Ao, Anda sungguh tidak gentleman! Apakah ini cara kalian memperlakukan tamu? Sebagai wanita terhormat maupun pelancong yang hanya meminta seteguk air, aku tidak pantas diperlakukan seperti ini!” Gadis berambut coklat itu membela diri dengan nada kesal.
“Anda yang ke-27, Nona Rebekah tercinta!” Belami tersenyum sinis: “Atas dasar kewanitaanmu, dan statusmu sebagai perempuan terkenal, aku masih mau membuang waktu berdebat. Jika ini laki-laki...” Matanya menyipit, “Anjing Penjaga Neapolitan tidak pilih-pilih mangsa – mereka suka menyantap daging segar, termasuk kecantikan seperti Anda!”
“Bagaimana kau tahu namaku?”
“Serikat Tentara Bayaran memiliki poster buruanmu. Konon kau pernah menyakiti pelukis muda berbakat – itu noda dalam hidupmu.”
“Sial! Daerah terpencil ini ternyata juga punya papan buruan!” Si cantik mengerutkan kening.
"Koreksi, ini adalah Feilengcui, bukan tempat kumuh! Ini adalah batu zamrud yang lahir dari Padang Liar Kuno, ibukota seni dan kekerasan Bimon." Belami menyalakan cerutu, menghisap dalam-dalam asap tebal: "Di sini sudah didirikan Serikat Tentara Bayaran dan Serikat Perampok. Saya yang tak berbakat ini kebetulan menjabat sebagai CEO Serikat Perampok. Jika Nona Rebaka tertarik, silakan buka serikat pencuri di sini juga."
"Kalau kau sudah tahu identitasku, tak perlu banyak bicara lagi. Aku ingin bertemu tuan tanah kalian! Kalau tidak dipertemukan, aku takkan pernah pergi dari sini!" Gadis berambut cokelat itu memiliki mata warna kopi, bukti keteguhan hatinya. Dengan kata-kata kasar tuan tanah, karakter wanita ini benar-benar urat telur yang keras kepala.
"Kau bercanda?" Belami tertawa sampai cerutunya terlempar: "Temu tuan tanah? Denganmu? Pencuri manusia rendahan?"
"Aku ini pencuri magis!" Rebaka membetulkan kesalahan ucapan Orang Ao itu, geram karena kemampuannya diremehkan.
"Cukup!" Wajah Belami berubah muram: "Jangan kira sihir elemen udara menyedihkanmu layak dipamerkan di Feilengcui! Kalau bukan karena kau perempuan, tubuhmu sudah menjadi tinja anjing penjaga, pupuk gratis untuk tanah liar!"
“Biarkan aku bertemu tuan tanah kalian! Aku datang dari ribuan li jauhnya ke Kerajaan Bimeng, setidaknya izinkan aku bertemu dengan legenda ini...”
“Aku ulangi sekali lagi! Ini terakhir kalinya! Hanya karena kau perempuan aku masih bersikap sopan...”
“Aku harus bertemu tuan tanah kalian!” Teriak si cantik berambut coklat seperti orang mengamuk.
“Hei, jangan pernah bikin Orang Ao marah! Dasar perempuan genit!”
“Aku memang harus bertemu tuan tanah kalian!” Rebekah si pencuri magis termasyhur berteriak lebih keras ke arah Bukit Merah.
Seperti semua pencuri legendaris, Rebekah di usia muda sudah menguasai kemampuan "Lima Lonceng".
"Lima Lonceng" merujuk pada ranking serikat pencuri, artinya meski lima lonceng diikat di tangan-kaki, gerakannya tetap gesit tanpa suara.
Sebagai pencuri magis langka, meski sihir elemen udaranya bukan dari aliran ternama, Rebekah sudah mencapai level menengah yang murni tanpa rekayasa.
Secara logis, level kemampuan sihir ini sebenarnya sudah cukup untuk membuatnya mendapatkan gelar penasihat sihir dan gaji yang tinggi di pasukan tentara bayaran besar manapun. Namun, wanita pencuri cantik berambut mirip keturunan Gipsi ini (bahkan lebih menggoda daripada wanita Gipsi asli) memiliki hobi buruk: dia sangat suka berburu pria tampan. Dengan kecantikannya, sebenarnya dia bisa dengan mudah mendapatkan perhatian banyak pria tampan, tapi dia lebih suka mengambil mereka dengan paksa.
Ketika mengalami perjumpaan asmara, 99% pria tidak akan menangis setelah diperkosa. Tapi Nona Rebeka kita ini punya kebiasaan unik: setelah beraksi, dia suka menggoreskan pisau kecil tajam di wajah pria tampan itu untuk menggambar papan catur Aigean hitam-putih yang abstrak. Dari sini bisa disimpulkan, mungkin ada trauma psikologis di masa kecilnya.
Kemampuan sihir elemen udara yang lumayan ditambah skill pencuri level lima lonceng, membuat proses perburuan pria tampan oleh pencuri wanita ini jadi sangat mudah. Semua yang diincarnya tak ada yang luput.
Lama-kelamaan, julukan "Mawar Penggoda" semakin termasyhur di seluruh Benua Aigean. Hadiah untuk penangkapannya pun terus bertambah hingga mencapai angka yang fantastis.
Angka ini cukup untuk membuat seluruh anggota pasukan tentara bayaran kecil hidup berkecukupan tanpa perlu khawatir tentang sandang pangan di sisa hidup mereka.
Rebecca menggunakan kemampuan nyata untuk membuat setiap tentara bayaran dan petualang yang ingin meraih hadiah ini mengurungkan niat mencari uang tersebut!
Jika ingin uang ini, harus memiliki keberanian yang dibayar dengan nyawa!
Baik itu Lima Lonceng Pencuri maupun penyihir menengah, semuanya adalah profesi ahli pembunuh yang bisa bertindak sambil tertawa!
Hari demi hari berlalu, Rebecca hidup dengan bebas dan santai, terus menambah jumlah hadiah yang ditawarkan untuk dirinya sendiri.
Setelah mendengar kekuatan dan kekayaan Feilengcui, sebagai pencuri Aiqin terhebat, Rebecca pun tergoda.
Dia sangat percaya diri pada dirinya sendiri!
Bahkan ketika kota padang gurun ini diselimuti bayangan gelap, dia tidak goyah atau mundur.
Siang hari pun bagaimana? Di mata pencuri ulung, tidak ada batasan waktu!
Hutan bambu lebat tak berujung menjadi tempat persembunyian terbaiknya. Bonus kecepatan gerak dari sihir elemen udara, ditambah kelincahan dan teknik menyelinapnya yang luar biasa, pernah membawanya masuk ke tempat lebih berbahaya dari sini dan berhasil dengan mudah.
Kepercayaan diri Rebecca lenyap seketika setelah menyelinap masuk ke hutan bambu. Anjing-anjing ganas yang mengaum dan satu regu kavaleri udara membuatnya tak mungkin lagi melawan.
Pertempuran Kadipaten Dolot melawan manusia kelelawar telah mengukir citra dua belas Ksatria Cahaya yang membawa meriam cahaya dalam benak setiap manusia. Di bawah sinar kuat yang menjangkau sepuluh yard, langit yang dijaga dua belas Ksatria Cahaya ini sama sekali tidak memberi celah bagi pencuri yang terdeteksi untuk melarikan diri!
Rebecca bahkan tidak mengerti bagaimana dirinya bisa langsung ketahuan!
Kota Feilengcui yang misterius ini membuatnya merasakan kedinginan hingga ke tulang sumsum!
"Belami, kalian ribut apa? Pencuri kecil tadi belum juga pergi?" Beckham berjalan mendekat dengan langkah lebar, diikuti empat 'Napoleon Emas' berpostur raksasa yang mengikuti sang Kapten bagai bayangan.
"Si Tampan, gadis kecil ini ingin bertemu bos," ujar Belami sambil tersenyum kepada Xiao Bei.
Postur Xiao Bei yang tegap mencolok bagai bangau di antara kawanan ayam di tengah para pria perkasa itu.
Kerah kulit Pasukan Ajaib-nya menambah aura karismanya. Meski topi besar menutupi separuh wajah, sudut bibir sempurna dan garis rahang tegasnya tetap mengungkapkan sosok pria tampan sejati.
Mata Rebekah yang bertubuh tinggi jenjang dengan baju zirah hijau ketat yang menonjolkan lekuk dada dalam, tiba-tiba berbinar-binar. Tatapannya tak berkedip mengamati pria tampan yang rupawan sampai mengerikan ini, visinya dipenuhi keserakahan dan niat RAMAS.
"Pencuri wanita ini juga pernah berburu banyak pria tampan elf, tapi dibandingkan dengan yang satu ini, pria-pria elf itu tak lebih dari tumpukan tinja, bahkan tinja yang sudah busuk!"
"Belami, jangan terus memanggilku Si Tampan." Xiao Bei melirik tak puas ke arah Orang Ao berambut emas, lalu membalikkan badan memandangi pencuri wanita yang cantik dan menggoda. Senyum dinginnya mengeras, pandangan dari balik poni topinya bagai es abadi yang tak pernah mencair, langsung membekukan semua pikiran mesum si pencuri wanita.
Sorot mata itu membuat si pencuri wanita merasa seperti ditelanjangi, telanjang bulat terdampar di puncak tertinggi Gunung.
"Dari jarak dekat, kekuatan elemen masih bisa dibilang cukup lumayan. Lebih baik jangan dilepas! Pasukan Tai Bao-ku sedang butuh tambahan personel, dan aku juga perlu sekretaris. Tahan dia di sini untuk membantu urusan antar-jemput." Xiao Bei merapikan kancing kerah bajunya, memandangi pencuri perempuan dengan nada menghina, lalu berkata pada Belami.
"Si Tampan, jangan salahkan aku kalau tidak diberi tahu sebelumnya. Gadis kecil ini adalah Perampok Bunga terkemuka. Aku punya setumpuk poster buronan dari Guild Petualang, harga kepalanya masuk peringkat ketujuh." Belami mengangkat bahu sambil berkata.
“Belami. Informasi kelas rendah seperti itu sebaiknya jangan terlalu diperhatikan, hanya akan merusak citra kita.” Xiao Bei tersenyum tanpa komentar: "Peringkat ketujuh? Kamu ini, mentalitas petani kecil, bahkan jika peringkat pertama pun apa gunanya?"
“Memang benar juga.”
“Apa maksud kalian? Memperlakukan aku seperti barang dagangan?” Pencuri wanita itu marah, lebih baik mati daripada dihina! Cara bicara mereka sama sekali tidak memberikan penghormatan yang semestinya kepada seorang pencuri tingkat tinggi dan penyihir!
Terutama pria tampan ini, pandangan meremehkannya membuat Rebecca meluap amarahnya!
“Keberatanmu bisa kau simpan sendiri.” Beckham yang sedang berbicara dengan pencuri wanita itu tiba-tiba melihat Otga yang berpakaian mewah, sedang melambaikan tongkat sihir bertabur kristal sihir kualitas terbaik, berkeliaran dengan malas di Lapangan Merah sambil menggigit-gigit "milky ice cream".
Wajah Xiao Bei berkerut. Dengan langkah gesit ia berputar dan menendang samping secara elegan. Pisau Api menyambar memotong "milky ice cream", disusul tendangan yang tepat mengenai murid tak berbakat itu hingga terlempar 5 chi. Rangkaian gerakan itu mulus dan memukau, kombinasi sihir dan bela diri!
Belami dan sekelompok Orang Ao bersorak riuh.
Kerumunan orang di tengah alun-alun berhamburan.
Sepuluh lebih peri bunga dan putri duyung air tawar sedang memilah-milah kristal naga dari dua keranjang besar, menghamparkannya di tikar bambu untuk dijemur di bawah terik matahari, menyerap energi vital langit dan bumi di tengah hari.
Melihat Otga yang melayang ke udara lalu terjatuh keras, yang tadi meringkuk seperti udang rebus, langsung disusul Pisau Api yang tepat mengenai selangkangannya, membuat area besar menghitam seperti arang—jaraknya hanya sehelai rambut dari area vital!
Sekumpulan peri bunga dan putri duyung air tawar menggenggam Kristal Naga di tangan, mulut mereka terkanga lebar bagai sumur.
Pencuri cantik itu awalnya memandang Xiao Bei yang gagah perkasa, lalu melotot ke dua keranjang berisi kristal sihir kualitas terbaik, pupil matanya membesar setidaknya tiga kali lipat, mengusap matanya sampai tiga kali.
Sebagai pencuri profesional, tentu ia memiliki keahlian menilai kualitas Inti Kristal dalam sekejap, sekaligus pengalaman matang dalam menilai kekuatan lawan.
"Kalau ada waktu kenapa tidak pulang untuk meditasi? Makan terus! Cuma tahu makan! Pergi sana!" Senior seperguruan yang memiliki wibawa seperti ayah ini—Otga yang lebih tua satu generasi dari Xiao Bei—bahkan tidak berani bersuara, langsung bangkit dan kabung tercirit.
"Bagaimana denganmu? Sudah pertimbangkan?" Beckham membenarkan ujung celananya, mendekati pencuri wanita yang pandangannya sudah membeku ini sambil mengangkat dagu.
"Aku ini perempuan... Tidak kuat menerima latihanmu..."
"Ikut aku tiga hari, pasti akan kuat."
"Kenapa harus memaksaku ikut... Aku pencuri bukan penyihir profesional..."
"Bukan suruh jadi penyihir. Hanya perlu jadi sekretaris yang antar-jemput barang. Kabarnya pencuri lebih cepat larinya."
“……”
“Mawar Memabukkan” Rebecca sekarang bagaikan kelinci kecil di bawah tatapan serigala, dicabut hak politik seumur hidup.
"Xiao Bei!" Lampard yang mengenakan baju zirah emas melakukan salto dari gua tingkat dua, mendarat mantap di tanah, lalu melambai keras ke arah Kapten Pasukan Sihir.
"Berkumpul segera!" Beckham mencium sesuatu yang tak beres. Sekelompok nyonya bos berseragam lengkap bersama Kepala Suku Andulan sedang berlari keluar dari aula kediaman Tuan Tanah.
Belami meniup peluit dengan jari di mulut. Semua Orang Ao yang tadi berjemur lesu di sudut dinding langsung melompat dari tanah seperti dipasang pegas.
Beberapa saat kemudian, seluruh formasi Pasukan Pengawal Istana Musim Panas telah siap tempur. Hanya suara gesekan roda gigi Baju Zirah Duri Mahkota yang masih bergemeretak.
Pencuri cantik Rebecca meringkuk ketakutan di belakang bos Beckham. Pencuri wanita yang biasanya nekat ini benar-benar terpana oleh situasi di sekelilingnya. Dia bagaikan terombang-ambing di lautan pria berbadan raksasa dengan zirah sekuat benteng dan senjata-senjata berukuran luar biasa!
Langit yang dipadati oleh pasukan udara monster, ksatria berzirah emas dengan sayap logam, serta ksatria naga, telah sepenuhnya menghalangi pandangan pencuri wanita yang mengira dirinya pernah melihat segala jenis situasi besar!
"Rebecca sudah tegang sampai tidak bisa bernapas, dia tidak bisa membayangkan siapa yang bisa menghentikan langkah pasukan seperti ini!"
Seorang gadis berambut emas yang kecantikannya mengguncang kota dan negara, terbungkus aroma harum, melesat turun dari tangga lereng bukit.
Di belakangnya mengikuti seorang raksasa menakutkan yang memadukan semua kata "kekuatan" di dunia. Raksasa ini memiliki dua kumis indah sepanjang 7 ren, zirah emas berkilauan, sayap emas di punggung menunjuk ke langit, pedang Viking versi 10 kali lipat di pinggang, dan membawa jangkar besi raksasa dengan berat menakutkan.
Jenis jangkar seperti ini hanya pernah Rebecca lihat di Danau Mississippi yang membentang 800 li, tempat berlabuhnya kapal perang raksasa Kekaisaran St. Francis.
"Pria berotot" dalam novel ksatria manusia jika berdiri di depan raksasa ini, hanyalah makhluk rendahan seperti semut!
"Dia wanita tercantik yang pernah kulihat, sekaligus yang paling membuatku merasa berjarak." Rebecca terdiam lama, memandang Ai Wei'er yang sedang mengeringkan rambut basah dengan tatapan iri. Kecantikan sempurna gadis ini membuatnya merasa inferior.
Dulunya dia mengira dirinya sudah menguasai Benua Aigean, hidup nyaman. Sekarang baru sadar, jarak antara dirinya dengan kelas elit sejati masih seperti langit dan bumi!
“Banyak mulut? Kamu baru lihat berapa cewek cantik?” Xiao Bei melirik sekretaris barunya, lalu berbisik ke Jenderal Pan yang sedang mengunyah potongan bambu: "Lao Pan, cewek ini apakah... Putri Duyung yang tidur panjang? Istri kesayangan bos?"
“Betul! Dia adalah nyonya bos kita, Ai Wei'er. Lengan kiri bos dipotong demi menyelamatkan dia.” Jenderal Pan tersenyum bangga seperti kader awal Feilengcui, senyuman khas anggota inti.
“Ternyata sesuai legenda.” Xiao Bei berdecak kagum: "Menebas pedang demi cinta."
“Siapa? Siapa sebenarnya yang memotong lengan Tuan Tanah Feilengcui?” Rebecca seperti gadis desa bodoh, terus mendesak bosnya: "Siapa di Benua Aigean yang punya kekuatan tempur sehebat itu?"
Menurut logikanya, dengan pasukan sekuat ini yang menjaganya, sama saja masuk ke brankas terkuat. Mana mungkin sampai ada yang bisa memotong lengannya!
Beckham dan Jenderal Pan memandangi Rebecca dengan ekspresi lucu, pandangan mereka seperti sedang mengamati juara Olimpiade keterbelakangan mental.
Bab 462 Sandi Sutra Arwah
Yang Mulia Raja Lich Jia Bao sangat puas.
Baik proses maupun hasilnya, semuanya memuaskan dirinya.
Di hadapan Raja Lich yang memiliki "Lubang Hitam Elemen", baik "Serangan Mental" dan "Ledakan Api Mimpi" dari Raja Langit Bersayap Enam Stockton, pukulan mematikan dari Raja Kiri Karu yang baru naik pangkat, maupun serangan tiba-tiba sihir arkan dari dua elemental, semuanya sama sekali tidak mampu melukainya.
Adapun serangan fisik, selama itu merupakan serangan tiba-tiba, mustahil bisa menyentuh Raja Lich yang bisa melakukan teleportasi jarak jauh.
Setelah menampilkan wujud asli mereka, baik Raja Langit Bersayap Enam maupun Raja Kiri, tentu tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Melihat dua Pangeran Kelas Tiga yang setengah berlutut di lantai, Yang Mulia Raja Lich Jiabao menggerakkan jari mungilnya, memberi isyarat agar mereka bangun dan berbicara.
Dayang istana yang masih gemetar ketakutan menggeser kursi malas berukiran dan berlapis emas, membantu Yang Mulia Jiabao untuk duduk.
Dua pria penghuni istana bermata perak yang tampan sempurna mengulurkan lengan seputih teratai, satu dengan lihai memijit bahu Sang Raja, satunya lagi dengan cekatan menepuk-nepuk paha Sang Raja.
Raja Horor Best memasuki ruangan dengan diam-diam diikuti puluhan pengawal bangsa iblis yang tampak ahli, berdiri kaku di belakang Sang Raja dengan pandangan menunduk.
"Maafkan kami membuatmu kaget, Stockton." Bibir kemerahan Yang Mulia Jiabao merekah dalam senyuman memikat kepada Raja Langit Bersayap Enam: "Kau tidak marah padaku, bukan?"
“Tidak berani!” Raja Langit Bersayap Enam yang baru saja berdiri langsung berlutut setengah lagi, di dahinya terlihat deretan keringat lebat.
“Karu, tahukah kamu siapa orang tua yang baru saja kubahasamukan itu?” Yang Mulia Jiabao menatap Liu Zhenhan yang masih mengunyah sisa sayuran dengan suara kriuk-kriuk dan ekspresi dingin.
Sebagai Raja Lich yang menguasai puncak ilmu mayat hidup dan ilmu gelap, "Ilmu Transformasi Kaisar" yang digunakan Yang Mulia Jiabao memiliki efek sama dengan "Ilmu Transformasi Ultima" milik Lich Naga Aiqin dan Ratu Lich Naga - setelah transformasi, baik fisik maupun jiwa akan persis seperti aslinya tanpa kecurangan, sekaligus tetap mempertahankan kekuatan elemen bawaan!
Perbedaan kunci kedua ilmu transformasi ini terletak pada: Setelah pilihan bentuk transformasi pertama "Ilmu Transformasi Ultima" bangsa naga ditetapkan, mustahil mengubahnya lagi ke bentuk kedua! Sedangkan "Ilmu Transformasi Kaisar" memiliki dua pilihan bentuk berbeda - ini setara dengan sihir transformasi Druid, bedanya transformasi Druid mewarisi kemampuan elemen target, bukan kekuatan elemen asli diri!
“Siapa tadi itu?” Wajah Liu Zhenhan pura-pura bodoh, tapi di hati dia tahu hari ini dirinya baru saja melewati cobaan berat bagai berguling di papan paku dan gunung pedang.
Pada detik pertama melihat Master Puskash, seandainya ada sedikit saja perubahan dalam pandangan mataku, pasti takkan luput dari pengamatan Yang Mulia Raja Lich Jia Bao di hadapanku ini! Begitu terendus, bahkan jika Liu Zhenhan berpikir dengan pergelangan kakinya pun, bisa membayangkan akhir yang menunggu!
Ini bahkan tak perlu dibuktikan lagi dengan serangan tiba-tiba yang kulancarkan dari belakang pada Raja Langit Bersayap Enam!
Uji ketahanan yang dilakukan Raja Lich Jia Bao ini sungguh kejam!
Bahkan orang sekuat apa pun, selama masih ada perasaan dalam otaknya, dalam situasi mendadak seperti ini pasti akan menunjukkan luapan gejolak emosi! Meski berusaha menutupinya secepat kilat, itu sudah terlambat - bagi yang jeli, melihat emosimu bocor sekejap lalu kau tutupi, itu sudah cukup sebagai bukti!
Mana ada menantu laki-laki yang tiba-tiba melihat mertua yang seharusnya sudah meninggal muncul hidup-hidup di depan mata, bisa bersikap acuh tak acuh seperti pada orang asing? Entah terkejut, gembira, atau ketakutan, pasti ada reaksi!
Liu Zhenhan tentu saja tidak terkecuali!
Saat melihat Master Puskash, bola matanya nyaris melompat keluar, jantungnya berdegup kencang bagai ditabuh genderang perang!
Bisa dibilang dengan penuh tanggung jawab, bahkan saat dituduh membunuh Dewi Mani pun, dirinya tak pernah segesa-gesa begini!
Sesaat kemudian, dia dan semua Imam Bemon yang memiliki pemahaman tentang bangsa iblis menyadari bahwa ini hanyalah jebakan Raja Lich yang menggunakan kemampuan transformasi dirinya!
Yang Mulia Raja Lich sebenarnya kurang beruntung. Seandainya Raja Langit Zuo'an yang baru ini menatapnya saat itu, mustahil menyembunyikan kebenaran dari Yang Mulia Jia Bao yang sangat cerdik. Namun ketika Yang Mulia Jia Bao bertransformasi dengan sempurna menjadi sosok Master Puskash dan muncul dari pintu, Lao Liu justru sedang menunduk menyantap hidangan dengan lahap.
Hidangan istana bangsa iblis "Gui Qu Feng Chi Kua" meski namanya biasa-biasa saja, rasanya sungguh luar biasa.
Liu Zhenhan melakukan ini bukan karena sombong. Ada orang terbang ke sana kemari di istana dunia iblis, apa urusannya dengan Lao Liu?
Sejak dipromosikan menjadi Penyihir Santo, mata Pelayan Darah juga menjadi mata Liu Zhenhan. Dengan dua ekor Pelayan Darah yang mengawasi segala arah, Liu Zhenhan tetap bisa memantau seluruh situasi di sekitarnya meski sedang menunduk menyantap hidangan.
Ini benar-benar kesalahpahaman yang ironis.
Seperti yang dikatakan Yang Mulia Raja Lich, dua elemental milik Lao Liu ini masih merupakan entitas elemen yang belum berkembang sempurna.
"Pada dasarnya, dua elemental ini memiliki sifat yang sama dengan mayat hidup tingkat rendah, sama sekali tidak mungkin memiliki emosi. Meskipun mereka merupakan mata Liu Zhenhan, mustahil menemukan gelombang emosi dari pandangan mata mereka!"
Uji coba yang disebutkan sebenarnya hanya bisa menentukan hasil dalam sekejap. Ketika Raja Iblis Bersayap Enam Stockton yang terkejut mengembangkan sayap putihnya dan menerjang ke depan, Yang Mulia Jia Bao hanya melihat kepala besar yang sedang mengunyah cakar berkilau dengan rakus.
Dalam sekejap pikiran Liu Zhenhan berputar kencang. Memanfaatkan waktu berharga setelah menghabiskan dua suapan lauk, Lao Liu dengan cepat menyesuaikan diri lalu mengambil tongkat tembaga sambil berpura-pura mengamati sekeliling, kemudian langsung bergabung dalam perkelahian massal!
Pandangannya terlihat sangat kosong, persis seperti tukang pukul stereotip: berotot kuat namun berpikiran sederhana.
Bagaimana mungkin Yang Mulia Jia Bao tidak puas dengan hasil ini?
Ahli yang luar biasa yang mengasingkan diri di pegunungan untuk bertapa. Meski terdengar mistis, bukan berarti tidak ada!
"Karu, orang tua yang kubah tadi bernama Puskás. Dia adalah penyihir super dari Benua Aigean - tanah air indah kita yang diduduki ras jahat! Berlevel Santo!" Yang Mulia Jia Bao tersenyum menatap Lao Liu: "Baru-baru ini kami telah membereskan penyihir rumit ini, membuka jalan untuk Perang Suci!"
"Santo Qiao? Tidak tahu bagaimana dibandingkan dengan Raja Iblis Api Beracun Andor?" Liu Zhenhan tersenyum meremehkan, dengan sikap sombong dan lancang.
"Meski aku belum pernah menghadapi Andor, tapi kurasa Tirani dari Dunia Kekacauan Raja Iblis Api Beracun itu kemungkinan tidak sekuat seorang Santo Qiao," Raja Horor Best tersenyum getir.
"Bukan kemungkinan, tapi pasti lebih lemah!" Raja Langit bersayap enam Stockton berkata dengan sisa ketakutan: "Setidaknya aku tahu, sekuat apapun Tirani Dunia Kekacauan, tak mungkin membuat dua raja iblis, tujuh ekor Naga Tulang, dan dua Ksatria Bersayap Putih gugur di bawah serangan beramai-ramai kita! Jika dia melepaskan mantra terlarang..."
"Tampaknya kita sebelumnya terlalu meremehkan kekuatan ras jahat!" Raja Lich Jia Bao menghela napas panjang.
Udara sekitar tiba-tiba dipenuhi oleh kesedihan.
Liu Zhenhan seperti orang bodoh, melirik Yang Mulia, lalu raja iblis, kemudian raja langit, dengan ekspresi kebingungan di mukanya.
"Karu, aku akan menunjukkan sesuatu padamu." Yang Mulia Jia Bao mengusir dua dayang istana, lalu berdiri mengambil buku bersampul emas dari tangan Raja Horor Best, menyerahkannya dengan khidmat ke Lao Liu.
Hingga kini dunia iblis belum menemukan kertas. Catatan sejarah masih menggunakan kulit tipis seperti sutra. Buku kertas ini jelas bukan berasal dari dunia iblis!
Liu Zhenhan membalik-balik buku ilustrasi ini, wajahnya tetap tenang meski jantungnya berdebar kencang!
Buku ini berisi statistik sistematis tentang beberapa Archmagister dan level saint di Benua Aigean!
Di dalamnya tercantum pula Liu Zhenhan sendiri dan Imam Utama Angsa Murinio—tercatat detail kebiasaan bertarung, lokasi tempat tinggal, struktur keluarga, dan sihir yang digunakan setiap ahli Benua Aigean—lengkap semuanya!
Yang paling mengejutkan, bahkan setiap orang dilengkapi dengan potret magis!
Potret magis yang dimaksud adalah foto kecil yang diambil dari Bola Kristal Memori lalu dicetak di atas kertas. Proses pembuatannya tidak rumit, namun memakan banyak kekuatan magis, karena proses ini setara dengan membuat gulungan sihir, cukup membuat seorang penyihir menengah kehabisan seluruh tenaga magisnya!
Potret magis Liu Zhenhan menampilkannya bertelanjang dada di tengah padang gurun. Dengan gaya rambut asimetris keemasan yang menyilaukan, bagian hidungnya tampak seperti dua lubang hitam dalam yang merusak bentuk wajahnya sepenuhnya. Meski buruk rupa, sorot matanya liar tak terkendali, begitu menyala-nyala hingga tak sanggup ditatap.
Betapa aku dulu begitu muda dan sembrono, gumam Liu Zhenhan dalam hati.
"Orang ini bernama Richard, adalah seorang Pendeta Bimon, dan juga Pendeta Naga! Aku yakin Karu kamu tahu apa itu Pendeta Naga! Data kita tentangnya mengalami revisi terbesar! Berbeda dengan potret di katalog, lengan kirinya sekarang hilang, seharusnya diganti lengan mithril! Bimon ini mempelajari Sihir Arkan aliran darah, memiliki lagu perang dan teknik bertarung yang kuat, serta memiliki peliharaan magis burung api dan dua Naga Peri, kekuatan tempurnya sangat mengerikan!" Yang Mulia Jiabao tersenyum: "Penyihir tingkat suci yang kusebutkan tadi, memiliki hubungan sangat dekat dengan Bimon ini!"
"Dia memiliki sepasang mata yang angkuh." Liu Zhenhan juga mengangkat kepala menunjukkan senyum tanpa suara, swish membalik halaman deskripsi dirinya ini, tangan kirinya tanpa sengaja melengkung di bagian pergelangan tangan sehingga memperlihatkan sedikit kulit warna gading dari celah sarung tangan dan pelindung pergelangan tangan.
Yang Mulia Jiabao tetap tersenyum tanpa bicara, menatap wajah gagah tak biasa di hadapannya dengan seksama.
Jika bicara tentang ketampanan, ras Silver Pupil yang terkenal menghasilkan pria tampan mungkin akan tenggelam dalam kerumunan dengan wajah seperti ini. Tapi struktur wajahnya memiliki sudut-sudut sempurna yang tak tercela, dipadu ekspresi dingin sekeras kristal, ditambah sepasang mata dengan daya tarik khusus, sama sekali berbeda konsepnya!
Ini adalah pria yang tak memerlukan rupa fisik untuk menaklukkan lawan jenis dan menunjukkan eksistensi dirinya.
“Yang Mulia Jia Bao berpikir lama, merasa pandangan Karu, Raja Langit Zuo'an yang baru, bisa digambarkan dengan kata 'mengalahkan'.”
“Dia memiliki tatapan yang mengalahkan!”
“Di mata ini tak ada sikap meremehkan atau kesombongan, yang ada hanyalah kesiapan untuk memperbudak orang lain tanpa keraguan.”
“Karu.” Yang Mulia Jia Bao menarik kembali pandangan kagumnya yang enggan pergi, duduk kembali di kursi malas, dan tersenyum pada Lao Liu: “Kupikir sudah saatnya kau mengetahui sedikit rahasia, lagipula kau juga Raja Langit Zuo'an baru yang disumbangkan pantai kami!”
“Buku ilustrasi di tanganmu ini adalah hasil kerja keras mata-mata yang kami tempatkan di Benua Aigean. Saat ini semua mata-mata setia itu telah dibersihkan oleh ras jahat karena alasan tertentu!” Yang Mulia Jia Bao berhenti sejenak, lalu melanjutkan: “Tidak membalas ketika ditindas sampai ke ubun-ubun bukanlah sifat bangsa iblis kami! Beberapa hari lalu, aku bersama Yang Mulia Paul Newman dan Yang Mulia Clark Gable merencanakan serangan mendadak ke benua jahat, targetnya adalah para ahli paling berbahaya dari beberapa ras jahat di Benua Aigean! Penyihir tingkat suci yang baru saja kutetaskan itu adalah buruan yang disumbangkan pantai kami ke benua!”
Liu Zhenhan mengerdipkan matanya, menatap wajah cantik Yang Mulia Raja Lich, terus menunggu rahasia berikutnya.
Karena keadaan sudah seperti ini, dia tentu bisa tetap tenang.
“Pasukan prajurit yang kami kirim, setiap tim dipimpin oleh tiga Raja Horor. Hampir mengumpulkan semua esensi dunia iblis! Tapi operasi kali ini tetap gagal!” Yang Mulia Jia Bao terlihat agak kecewa, tarikan napasnya menjadi berat: "Pasukan dari Benua Bollywood langsung hilang tanpa kabar, mereka dikirim untuk berburu Pendeta Naga Bimon Richard. Menurut perkiraanku, mungkin mereka semua gugur! Pasukan dari Benua Coast Contribution juga menderita kerugian besar, begitu banyak orang dikirim untuk memburu Puskás level saint ini, hasilnya tujuh dengan tengkorak naga dan tiga Ksatria Bersayap Putih tewas! Dua Raja Horor luka parah! Baru berhasil mengatasinya! Kekuatan penyihir tua ini benar-benar jauh melebihi perkiraan kami! Hanya pasukan Benua Hollywood yang paling licik. Mereka dikirim untuk memburu Pangeran Kaka dari Rawa Senja, akhirnya para bodoh ini mengorbankan nyawa dulu, baru mengandalkan tiga Raja Horor dan seorang Raja Langit Bersayap Enam untuk bertindak, meski licik tapi berhasil menangkap hidup-hidup Pangeran Druid ini!"
Liu Zhenhan membalik-balik album gambar di tangannya, menjepit halaman tentang dirinya dan mertuanya, lalu menemukan halaman tentang Pangeran Kaka yang disebut Raja Lich Jia Bao. Tidak melihat tidak tahu, begitu melihat langsung menarik napas tajam.
Rawa Senja yang luas ini diperkirakan memiliki area setidaknya 70-80 ribu kilometer persegi. Bagi Kerajaan Bimeng maupun seluruh Aiqin, rawa maut ini merupakan dunia yang terisolasi. Bahkan suku Smyer yang menjaga tepi rawa pun tidak sepenuhnya memahami kondisi di dalamnya.
Pangeran Kaka yang disebut oleh Raja Lich Jiabao adalah putra mahkota dari kerajaan kecil Druid di Rawa Senja. Di usianya yang baru 421 tahun (setara remaja 20-an tahun dalam hitungan usia Bimon),
Namun kemampuan sihir transformasinya layak disebut jenius. Menurut data katalog, ia telah menguasai transformasi menjadi Unicorn dan Elang Naga Berkepala Dua. Dalam dekade terakhir, ia kerap membuka "jurang ruang-waktu" ke dunia iblis untuk membuat kekacauan, hingga namanya menjadi buah bibir di sana!
Tokoh sehebat ini ternyata sama sekali tidak terkenal di Benua Aigean!
"Yang Mulia, apakah Anda ingin saya kembali ke dunia iblis untuk membalaskan dendam?" tanya Liu Zhenhan dengan hati-hati sambil menyelipkan nada mengusik, mencoba menguji reaksi Raja Lich.
"Aku memang punya ide ini! Tahukah kamu, Ksatria Bersayap Empat Rashid Wallace juga ikut dalam pengepungan level saint hari itu. Dalam kondisi dua Raja Horor terluka parah, dia masih bisa selamat sepenuhnya. Awalnya sudah kutetapkan sebagai kandidat utama Raja Langit Kiri! Kamu berhasil membunuhnya hanya dengan satu pertemuan pertama. Kemampuanmu sudah sangat jelas kulihat! Aku sangat menyukai gaya bertarungmu yang tidak meninggalkan jalan mundur, sikap 'bukan musuh yang mati ya aku yang binasa'!" Raja Lich Jia Bao tersenyum: "Tapi meski ingin balas dendam jangan terburu-buru. Sebelum itu, kita harus menyelesaikan beberapa hal dulu!"
"Hal apa saja?"
“Kami saat ini masih menyimpan jenazah Santo level saint Aiqin itu, dan menggunakan sihir arkan necromancy untuk mengurung jiwanya! Namun jiwa ini terlalu kuat, sangat sulit bagi kami untuk mempertahankan pengurungan dalam jangka panjang! Awalnya rencanaku adalah menunggu hingga pemilihan Raja Langit Kiri selesai, lalu menggunakan fungsi pemisahan jiwa dari 'Kristal Kode Sutra Jiwa' untuk mengekstraksi sihir andalannya dari jiwa santo ini, guna membina Kiri secara intensif! Tapi proses ini masih rumit, keinginan jiwa ini untuk mati sangat kuat, keberhasilan masih tergantung takdir, lagipula kami tidak menangkapnya dalam keadaan hidup!” Yang Mulia tersenyum bangga dengan sikap sopan: “Yang tak terduga adalah, terpilihnya Raja Langit Kiri kali ini bukanlah Ksatria berkuda ikan bersayap empat, melainkan dirimu yang mampu menyaingi Raja Langit bersayap enam! Pahlawan muda yang muncul bak meteor, inilah kontribusi Pantai dan keberuntungan dunia iblis!”
Setelah kalimat ini terucap, Yang Mulia tiba-tiba merasakan perubahan aneh dalam pandangan mata Raja Langit baru Karu, keanehan yang membuat bulu kuduk merinding.
"Karu, jangan berpikir macam-macam! Pelatihan untukmu tetap akan kuberikan!" Raja Lich mengira perkataannya tadi membuat anggota baru ini ragu akan komitmennya: "Rencananya begini, karena pasukan di Benua Bollywood telah punah, satu posisi dari Lima Raja Langit Bersayap Enam kosong. Nanti saat konferensi bersama tiga Raja diadakan, pasti akan ditambahkan satu Zuǒ'àn baru untuk melengkapi Delapan Raja Langit!"
"Yang Mulia, maksudmu agar aku menyerahkan sihir arkan dari 'Kristal Sandi Benang Roh' ke Zuǒ'àn lain?" Liu Zhenhan memiringkan kepala sambil menyipitkan matanya tajam ke arah Raja Lich.
"Benar!" Yang Mulia Jia Bao terkekeh: "Kau harus mencalonkan diri sebagai Zuǒ'àn di benua lain! Sedangkan kami punya Ksatria Iblis Bersayap Empat yang juga calon Zuǒ'àn. Sebagai hadiah, sihir arkan level saint ini akan kuberikan, tapi kau harus meninggalkan 'kesetiaan'-mu dulu!"
"Tak masalah! Kesetiaanku hanya untuk Yang Mulia!" Liu Zhenhan mengangguk.
"Bagus! Sekarang tinggalkan kuku dan rambutmu untuk dibuatkan boneka oleh Best!" Senyum Raja Lich Jia Bao semakin lebar.
Sial!
Liu Zhenhan merasakan dingin di hatinya - rupanya Raja Lich mengontrol bawahannya dengan cara licik seperti ini!
Bab 463: Mawar Medan Perang
“Penggantian Boneka”，Ini adalah sihir arkan kematian tingkat sangat tinggi——dengan mengambil rambut atau kulit inang, lalu menciptakan boneka pengganti melalui sihir arkan. Serangan apapun yang ditujukan ke boneka ini akan melukai sang inang!
Patut dicatat, meski "ilmu boneka" menakutkan, ini sebenarnya sihir arkan non-fatal. Artinya, bagaimanapun boneka pengganti disiksa, inang hanya akan terluka namun takkan mati. Penyiksaan abadi justru menjadi tema utama sihir ini!
Saat Naga Pelangi Ibu menghadapi "Teleportasi Bayangan" dari Ahong Kitab Suci Manali di Kota Gallimard, ksatria naga Lampard sempat menduga teknik yang digunakan adalah "Penggantian Boneka" — sihir arkan kematian yang kejam dan mengerikan!
Liu Zhenhan masih ingat perkataan Master Puskash dulu: "Satu Penggantian Boneka, satu Bloody Mary. Dua hal ini bisa menghancurkan mental prajurit terkuat sekalipun dengan cara paling langsung, tanpa perlu teknik rumit!"
Jika Raja Lich menggunakan metode seperti ini untuk mengontrol bawahannya, sungguh mengerikan!
Liu Zhenhan tiba-tiba curiga: Jangan dulu Raja Lich Skolas menggunakan cara ini untuk mengontrol Tuan Tanah Kematian Samuel? Catatan sejarah tentang pengkhianatan Samuel sekarang terasa sangat mendadak saat dibaca ulang!
“Karu, mengapa kau ragu-ragu?” Raja Lich Jia Bao mendekati Lao Liu yang sudah lama tak bergerak, pandangannya seolah melakukan perluasan eksplorasi.
“Aku tidak terbiasa dikendalikan nasibku.” Liu Zhenhan mengangkat kepala, menatap langsung Raja Lich yang cantik tiada tara.
“Jangan khawatir sia-sia. Pembuatan boneka hanyalah cara untuk mengikat talenta. Jika kau tidak memberontak, mana mungkin aku bertindak sembarangan? Jadi meski dibuat boneka, hidupmu akan tetap normal seperti biasa!” Yang Mulia Jia Bao tertawa renyah: “Rakyat biasa memang tak tahu rahasia istana. Faktanya, hanya pangeran kelas dua dan tiga yang pantas jadi boneka. Rakyat jelata malah tak layak mendapat kehormatan ini! Bagaimanapun juga ‘boneka kristal’ terlalu langka!”
Tanpa bicara, Liu Zhenhan mencabut belati dan memotong janggutnya, lalu menyodorkannya ke tangan Raja Horor.
“Yang Mulia Karu.” Raja Horor Best tertawa kecut, “Jancuk! Cuma janggut ini tak cukup untuk boneka. Jika bisa tambahkan kuku, akan lebih sempurna!”
“Jancuk! Dari mana datangnya banyak gaya ini?” Liu Zhenhan menunjukkan raut tidak senang. Tentu saja dia tidak bisa melepas sarung tangan untuk memotong kuku - bercanda apa, dengan begitu banyak cincin di tangan! Gelombang elemen memang sudah tertutupi, tapi bentuk fisiknya tidak bisa menghilang! Kalau terlihat, pasti berabe! “Nggak ada! Mau terima atau enggak terserah! Dasar tai B, paling-paling Laozi nggak ikut pemilihan Zuo'an ini!” Melihat Raja Horor bermuka merah marah, Liu Zhenhan juga balas melotot tak mau kalah.
“Sudahlah Best, jumlah segini tidak cukup untukmu membuat boneka sihir, biar aku saja.” Yang Mulia Jiabao maju melerai: “Hehe, sepertinya setiap Raja Langit bermata perak punya reaksi keras saat membuat boneka sihir.”
“Yang Mulia, Anda terlalu berlebihan.” Raja Langit bersayap enam Stokesdun di samping segera menyahut.
“Baiklah, aku juga lelah, mari kembali ke istana dulu.” Yang Mulia Jiabao mengusap pelipisnya, mengangguk pada Lao Liu: “Karu, kau istirahat dulu di vila ini. Nanti akan kukirimkan perlengkapan Raja Langit. Besok pagi, akan kubawa kau untuk memisahkan sihir arkan tingkat santo itu!”
“Yang Mulia, bisakah rekan-rekan dari tim petualang 'Hati Pahlawan' dijemput untuk menemaniku?” Liu Zhenhan buru-buru mengajukan permintaan pada Yang Mulia Jiabao.
“Istana adalah area terlarang, orang sembarangan dilarang masuk keluar! George, lebih baik kau yang menangani ini. Kirim utusan untuk memberi tahu kelompok petualang itu. Suruh mereka menunggu dulu di penginapan. Setelah Karu pergi ke benua lain untuk kampanye menjadi Raja Langit Pantai Kiri, biarkan mereka ikut sambil mencari jabatan.” Yang Mulia Jiabao tersenyum penuh arti pada Lao Liu, lalu memberi perintah pada Raja Horor sebelum pergi dengan rombongan pengawal.
“Raja Langit Karu, aku juga harus pamit! Sebagai sesama ras, aku sangat iri padamu. Pasti kau akan dapatkan sihir arkan yang sangat hebat.” Raja Langit Bersayap Enam menghela napas: “Itu adalah Master Sihir Arkan yang melukai dua Raja Horor! Jika berada di posisi sama, aku pasti akan sangat mengaguminya!”
“Dua Raja Horor itu lukanya parah?”
“Masih belum tahu apakah bisa selamat. Sekarang bisa bertahan hidup saja sudah bagus! Lagi pula suku Horor bukan suku Lich, tidak bisa 100% berubah menjadi bentuk undead melalui ritual!” kata Stokkton dengan sedih.
“Urusan kita apa! Sampah tak berguna seperti itu, semakin banyak yang mati semakin baik, tidak perlu dilihat!”
“Karu, pribadimu dan ucapanmu selalu membuatku merinding.”
“Jangan bicara begitu, biarkan barang-barang jelek ini cepat kembali ke pelukan lembut Ner'zhul, dirawat baik-baik oleh Dewata Iblis, itu akhir yang terbaik!” Liu Zhenhan mengerutkan bibir ke arah Raja Langit Enam Sayap: “Tolong, bawa semua dayang istana ini pergi, aku jijik melihat mereka!”
“Karu, aku bisa lihat Yang Mulia Jiabao sepertinya tertarik padamu.” Raja Langit Enam Sayap mengusir semua dayang istana dengan gerakan tangan, tak disangka dia malah bercanda dengan Lao Liu.
“Omong kosong!”
“Hehe, bukan omong kosong. Sangat jarang Yang Mulia bersikap sopan seperti ini pada orang, setidaknya aku belum pernah melihat bangsawan mana pun yang diizinkan menginap di istana.”
“Itu karena kalian sudah jadi boneka, sendiri saja sudah ketakutan. Lihatlah sikapmu tadi.”
“Kamu tidak takut jadi boneka? Ada pepatah dari kampung halaman kita: menemani raja seperti menemani harimau!”
“Nanti kamu sendiri akan tahu apakah aku takut atau tidak!” Liu Zhenhan mencibir.
“Berani! Tapi kamu bisa tenang! Sekalipun Yang Mulia yang mulia, pasti tidak akan punya nyali sebesar itu untuk menghina seorang Raja Langit, karena ini melanggar tradisi leluhur!” Stokes tertawa terbahak-bahak.
Liu Zhenhan juga tertawa, tapi tersenyum sinis.
Setelah semua dayang istana dan Raja Langit Enam Sayap pergi, seluruh vila tiba-tiba menjadi sunyi sepi.
Ruang utama vila ini memiliki tirai sutra biru yang membatasi sayap kiri dan kanan. Sisi kiri adalah tempat memancing, sebelah kanan adalah kamar tidur.
Liu Zhenhan berbaring di atas ranjang, tubuhnya menindih selimut brokat yang terbuat dari serat tanaman. Hidungnya terus menangkap aroma wewangian wanita yang masih melekat di selimut itu, membuatnya sangat nyaman.
Hari ini bisa dibilang berhasil melewati gerbang kematian. Mengenai langkah selanjutnya, Liu Zhenhan merasa perlu merencanakan dengan matang.
Kali ini tidak seperti saat menyusup ke Kalimantan sendirian dulu yang punya target jelas. Seperti pasukan gerilya di belakang garis musuh, prinsipnya sebanyak mungkin kerusakan yang bisa dibuat. Setelah berkeliaran beberapa hari ini, sedikit banyak sudah menemukan titik fokus.
"Kotak Tulang Nokia" yang merupakan harta karun ini ternyata di dunia iblis sudah digunakan untuk keperluan sipil! Di Benua Aigean ini sulit dibayangkan! Karena harganya tidak mahal, tidak ada salahnya membeli dalam jumlah besar, mungkin dua tiga ratus set, setidaknya untuk memenuhi kebutuhan militer saja.
Kehebatan Tongkat Sihir Augustus juga luar biasa. Dibandingkan kristal sihir, kelemahan tulang ajaib ini adalah tidak bisa menyimpan sihir seperti kristal sihir tingkat super, tapi kelebihannya bisa melepaskan sihir yang sudah ada. Perlu dilengkapi secara besar-besaran untuk Pasukan Ajaib Istana Musim Panas dan calon pendeta Istana Musim Panas.
Ternyata ada begitu banyak jenis kristal di dunia iblis, bahkan ada kristal boneka dan kristal sandi benang roh yang belum pernah kudengar. Jangan-jangan ada Batu Permata Kajaride? Kalau ada dan bisa mendapatkannya, pasti bakal kaya raya!
Tiga hal ini adalah batas yang bisa dipikirkan Liu Zhenhan saat ini. Target lainnya hanyalah membunuh lebih banyak bangsa iblis. Tapi seberapa banyak pun target ini tercapai, maknanya tidak besar. Bahkan jika semua pejabat tinggi bangsa iblis mati, dengan basis populasi mereka, akan muncul pejabat baru.
Menginvasi Aiqin membutuhkan pasukan besar, bukan beberapa ahli hebat.
Master Puskash yang jiwanya ditahan ini merupakan hal tak terduga bagi Liu Zhenhan.
Ilmu mayat hidup bangsa iblis benar-benar hebat, bahkan bisa mengawetkan jiwa mayat. Dibandingkan Siren yang hanya bisa mentransfer jiwa makhluk hidup, ini jauh lebih unggul.
Karena bangsa iblis punya cara mentransfer sihir Master Puskash padanya, Liu Zhenhan sangat berharap bisa segera menghantam sihir Master Puskash ke otak bangsa iblis!
Begitu teringat Master Puskash, dada Liu Zhenhan langsung terasa sakit luar biasa.
Tanpa kesadaran sama sekali, selimut di bawahnya perlahan terkoyak-koyak oleh tangannya, menumpahkan kapas berserakan di depannya.
Sepasang tangan lembut menutupi mata Liu Zhenhan yang sudah basah dari belakang.
"Ai Wei'er, gadis kecilku, akhirnya kau kembali." Liu Zhenhan melepaskan tangan putih mulus itu, langsung menggendong Ai Wei'er ke dalam dekapan.
Sebagai pasangan putri duyung dengan kemampuan telepati ajaib melalui dual cultivation, saat Ai Wei'er terbangun dari tidur panjangnya, Liu Zhenhan langsung merasakannya—hanya ketika jiwa Lao Liu mendapat stimulasi berat, Ai Wei'er yang terhubung khusus melalui dual cultivation akan tersentak bangun dari tidur abadi, benar-benar terbebas dari penyakit jiwa yang tertidur!
Sungguh sulit membuat Tuan Tanah Feilengcui di masa kini mendapat stimulasi berat!
Bahkan Lao Liu sendiri tak menyangka, sang penyelamat yang membangunkan Ai Wei'er dari tidur jiwanya ternyata adalah Raja Lich Jia Bao!
Dialah Master Puskash hasil transformasi yang memberikan stimulasi berat kepada Liu Zhenhan!
Tanpa stimulasi selevel ini, mungkin seumur hidupnya Liu Zhenhan takkan pernah mengalami hal berbahaya yang mampu membuatnya begitu bersemangat, hingga bisa membangunkan jiwa Ai Wei'er yang tertidur!
Untuk mencapai sisi Liu Zhenhan, Ai Wei'er yang telah bangun hanya perlu mengaktifkan barrier-nya.
"Pintu Langit" dari Boundary Cultivation, fungsi utamanya terdengar romantis—menjaga dua kekasih putri duyung tak terpisahkan, tapi sejujurnya merupakan alat pengintai antar-dimensi yang khas.
Saat suka dan duka bertaut menjadi satu, dapat dibayangkan gejolak dalam hati Liu Zhenhan.
“Richard, kamu kurus sekali.” Ai Wei'er membelai wajah Liu Zhenhan dengan penuh kasih, dia menemukan sorot mata Richard yang kini dipenuhi kesedihan tak seperti sebelumnya, membuat Xiao Ai merasa sedih.
“Itu karena hatiku terus merindukanmu.” Liu Zhenhan bermaksud melontarkan candaan, tapi mendapati dirinya tak bisa tersenyum sama sekali.
Ai Wei'er memeluknya erat-erat.
“Sebenarnya sengaja diet, takut masuk ke 'Pintu Langit' harus memotong lengan.” Ailijie di samping mencibir, mengucapkan kalimat yang merusak suasana.
Bunga Aiqin hari ini mengenakan cheongsam ketat dengan belahan tinggi, paha putihnya membawa pesona tak terhingga ke dunia ini.
“Bos Ai, bagaimana kamu bisa sampai di sini?” Liu Zhenhan bertanya agak heran pada Bunga Aiqin yang berdiri di belakangnya.
“Saat Pintu Langit terbuka, aku hanya perlu trik kecil untuk ikut! Jangan lupa aku adalah konduktor elemen! Elf Xifu dalam mengendalikan kekuatan elemen, jalannya sama sekali berbeda dengan para penyihir sepertimu!” Ailijje kembali mencibir: “Asal beban tidak melebihi 200 pon saja!”
“Luar biasa!” Pujian Liu Zhenhan terdengar tak bersemangat.
“Ai Wei'er merasa kamu dalam bahaya, awalnya kami sudah mengumpulkan pasukan centaur, bersiap datang membantu begitu kamu keluar dari formasi magis. Belakangan Ai Wei'er bilang kamu sudah baik-baik saja, perasaanmu tenang! Sebagai Dewi, aku harus datang menengokmu!” Bunga Aiqin terkekeh: “Bagaimana kabarmu di dunia iblis? Dengan kekuatanmu, seharusnya di dimensi manapun kamu bisa meraih kesuksesan besar!”
“Baru terpilih jadi Raja Langit Sayap Kiri!” Liu Zhenhan mengangkat kedua tangannya: “Lihat sekeliling ini, tahu ini dimana? Ini markas besar Raja Lich!”
“Sayap Kiri? Kenapa aku tak pernah dengar nama Raja Langit ini?” Ailijie tertawa geli: “Aku belum pernah ke dunia iblis, sudah lama ingin berkunjung. Tak menyangka masuk langsung ke istana.”
“Ini istana? Hehe, terlihat biasa saja.” Ai Wei'er tetap sinis seperti biasa.
“Sekarang ada tiga Raja Lich di dunia iblis, ini istana salah satu Raja Lich perempuan.” Liu Zhenhan tersenyum getir.
Baik Xiao Ai maupun sang bos sama-sama tertegun.
Liu Zhenhan perlahan merapikan pikirannya, menceritakan semua kejadian sejak tiba di dunia iblis. Perkembangan dunia iblis yang begitu dahsyat membuat Ailijie - sang Bunga Aiqin yang pernah ikut Perang Dewa dan Iblis - wajahnya pucat pasi.
"Kalau begitu, kekuatan Bangsa Iblis memang sangat luar biasa!" Ai Wei'er sambil memainkan tongkat sihir tulang Moria yang bermutasi, berkata demikian.
Dia adalah putri dari kerajaan laut terbesar Xiya. Dalam ingatan Liu Zhenhan, Xiao Ai belum pernah memuji kekuatan orang lain seperti ini.
"Bukan cuma 'lumayan'?" Ailijie menghela napas sambil menggelengkan kepala.
"Ini untukmu! Seorang gadis sebaiknya jangan sering bertarung jarak dekat." Liu Zhenhan mengambil tongkat sihir dari tangan Xiao Ai dan melemparkannya ke Ailijie. Bagaimanapun, Lao Liu merasa agak bersalah telah dua kali mempermainkan Bunga Aiqin.
"Dengar, kau harus membuatkan aku tongkat sihir tulang terbaik!" Ai Wei'er kembali cemburu, wajahnya dingin sambil menarik-narik telinga Lao Liu, kemudian tiba-tiba tersenyum kecut.
"Aku pasti akan membuatkanmu seratus tongkat sihir tulang!" Liu Zhenhan juga tersenyum.
Melihat wajah manis Ai Wei'er, Lao Liu tiba-tiba berdebar-debar. Segera dia berkata pada Bunga Aiqin: "Dewi yang terhormat, bukankah kau seharusnya masuk ke cincinku sebentar? Evolusi ketigaku tinggal satu langkah lagi!"
"Richard!" Ai Wei'er menutupi wajahnya di dada Lao Liu, tinju kecilnya mengetuk-ngetuk dengan lemah.
“Tidak tahu malu!” Ailijie memerah malu, dari sela gigi mengeluarkan dua kata penuh kebencian.
Bab 464: Wujud Sejati Raja Laut
Disertai desah yang nyaris tak terdengar, evolusi ketiga Dual Cultivation Lao Liu dan Xiao Ai berhasil diselesaikan dengan sempurna.
"Kesatuan Kultivasi Bayangan Bintang" yang membutuhkan seribu kali Dual Cultivation untuk sekali promosi, berhasil dipromosikan tiga kali dalam setahun. Prestasi dan frekuensi yang nyaris mengerikan ini tidak hanya tak terbayangkan oleh Putri Duyung dengan bakat terbatas, bahkan di hadapan keluarga Dumas Besar dan Dumas Kecil dari suku Haus Kerajaan Bimeng pun akan membuat semua "mata" terbelalak —— kedua keluarga Haus ini memiliki bakat luar biasa, hal ini bisa dipahami paling jelas dari asal-usul wilayah mereka.
"Bakat lahir dari kerja keras! Saat orang lain terlelap dalam mimpi indah, siapa yang melihat keringat yang kuteteskan!" Liu Zhenhan dengan bangga menarik kembali persepsi spiritualnya yang menyapu sekeliling.
Dari "Perisai Putri Duyung Elemen" tahap awal, evolusi pertama "Pintu Langit", evolusi kedua "Selubung Air Napas Kura-Kura", hingga evolusi ketiga "Wujud Sejati Raja Laut" saat ini, ia memang telah mengorbankan begitu banyak "waktu".
Boundary Cultivation adalah barrier terhebat bangsa laut, semakin tinggi tingkatnya manfaatnya semakin tak terduga.
Setelah promosi kali ini, efek "Wujud Sejati Raja Laut" membuat Lao Liu bersukacita.
Istilah "Raja Laut" dalam bahasa Bangsa Laut merupakan gelar kehormatan untuk suku Praien bangsa udang.
Semua bangsa laut, tidak jauh berbeda dalam bentuk fisik dengan manusia darat, elf, atau bimon. Semua memiliki dua tangan dua kaki dengan sebuah kepala di pundak; Seperti kata pepatah, semua jalan menuju Roma, bentuk akhir evolusi biologis yang paling sempurna memang seharusnya demikian.
Hanya penguasa bangsa laut seperti putri duyung dan Siren yang memiliki perbedaan mencolok dari wujud manusia. Aturan umum ini juga berlaku bagi penguasa Kerajaan Laut Sampa, Elf Jatuh bernama Naga; Siren berwujud setengah burung setengah manusia, putri duyung setengah manusia setengah ikan, sedangkan Naga terlahir dengan empat lengan. Saat evolusi kekuatan mencapai tingkat tertinggi, bahkan bisa tumbuh delapan lengan!
Karena itu dalam bangsa laut selalu ada konsensus tak tertulis: Citra seorang raja harus memiliki perbedaan yang jelas dengan bangsa laut biasa!
Suku udang Pulaien yang terlahir dengan delapan lengan persis sesuai dengan konsep ini!
Di seluruh bangsa laut, tidak ada kasus individu rakyat biasa dengan bentuk tubuh seangker ini! Termasuk suku gurita Atedes dan suku kepiting Makula, semuanya memiliki bentuk tubuh normal dengan dua tangan dua kaki!
Kerajaan Laut Alexius yang luas dan Kerajaan Laut Xiya telah memiliki raja masing-masing. Namun sebagai bentuk penghormatan terhadap fenomena ini, sejak zaman kuno kedua kerajaan laut selalu menyisakan zona laut penyangga sebagai wilayah kekuasaan suku udang Pulaien. Jika dinilai dengan standar Benua Aigean, zona penyangga ini mungkin lebih luas dari wilayah negara militer kuat manapun. Tapi bagi bangsa laut dengan teritori yang sedemikian luas, ini hanya bisa disebut lahan kecil seluas beberapa hektar.
Suku Udang Plain memiliki kesadaran diri yang tinggi, tidak pernah menyebut diri sebagai negara, hanya membangun kuil bawah laut yang megah untuk berbakti pada Neptunus dan Amfitrit, serta tidak angkuh menyandang gelar Raja Bangsa laut, melainkan menyebut diri sebagai Hai Kui, yang tidak pernah ikut serta dalam perebutan kekuasaan.
Merendah bukan berarti tak punya kemampuan. Suku Udang Plain juga melahirkan prajurit-prajurit hebat. Keunggulan alami delapan lengan memungkinkan prajurit mereka membawa tiga senjata lebih banyak dari prajurit laut biasa! Bayangkan kekuatan tempur prajurit Lobster bertubuh besar dengan kulit baja alami yang bisa memegang delapan senjata sekaligus dalam pertarungan jarak dekat!
"Bentuk Asli Hai Kui" - bidang perlindungan hasil evolusi ganda Liu Zhenhan dan Ai Wei'er - memanifestasikan tiga pasang lengan elemen identik di bagian pinggang melalui kekuatan magis. Jika diperlukan, tombak udang elemen mirip unicorn bisa tumbuh di dahi!
Sepasang Mandarin Duck saling memandangi tiga pasang lengan yang tumbuh dari pinggang masing-masing, merasa penampilan mereka sangat konyol.
"Andai saja payudara juga bisa dibuat delapan dengan kekuatan magis!" Lao Liu yang memiliki tombak merah segi enam di kepalanya, memeluk Xiao Ai erat-erat. Enam lengan merah darahnya seperti gurita menutupi tubuh mulus bak pualam, sambil mengucapkan kata-kata mesum dia berkhayal: "Bagaimana jika aku bisa menumbuhkan delapan batang dengan kekuatan magis..."
"Dasar!" Wajah Ai Wei'er memerah, bibir kecilnya menyungging. Dua tangannya menarik telinga Lao Liu, sementara enam lengan elemen biru airnya terus mencakar pinggang Liu Zhenhan untuk menggelitik.
"Panggil Ailijie juga untuk dilihat! Dalam catatan Bidang Perlindungan dual cultivation putri duyung, tidak ada sama sekali tentang 'Wujud Laut Rakshasa'!" Ai Wei'er merasa kekasihnya ini mulai menunjukkan keanehan lagi, segera mengalihkan topik.
"Buru-buru apa?" Liu Zhenhan menggunakan delapan tangannya untuk menahan delapan tangan Ai Wei'er yang berusaha melepaskan diri.
"Jangan-jangan kau sudah main dengan gadis ini? Sampai segitunya takut dia melihat?"
"Jangan asal bicara! Dia tetap tunangan Leksa, Leksa adalah pahlawan senior Bimon kita. Aku tidak mau dicap sebagai bangsat yang dihujat sampai ke tulang punggung." Liu Zhenhan berkata dengan wajah serius.
"Kalau begitu lepaskan dia!"
"Lepaskan ya lepaskan! Kau berpakaian dulu, waktu kita masih panjang. Nanti kuhabisi perlahan-lahan kau."
"Meniadakan lengan elemen dan tombak udang elemen di dahi," Liu Zhenhan dengan cepat memakai celana, lalu langsung menggerakkan cincin untuk mengeluarkan Ailijie. Xiao Ai yang agak lambat mengenakan baju kaget dibuatnya, terpaksa buru-buru menyelip ke dalam selimut, malu, marah, dan tak tahu harus tertawa atau menangis.
"Hei? Kenapa cepat sekali selesai?" Bunga Aiqin yang sedang menyusun kubus ajaib dengan suara kertak-kertak, menyeringai menatap Lao Liu dan Ai Wei'er yang hanya memperlihatkan sepasang mata indah dari balik selimut dengan malu-malu.
"Mengontrol waktu adalah keahlian pria." Lao Liu berkata tanpa malu.
"Cih!" Bunga Aiqin bukannya membuat si licik ini malu, malah dirinya sendiri yang tersipu sampai ke telinga.
"Akan kutunjukkan sesuatu!" Liu Zhenhan berkata pada Ailijie: "Jangan berkedip ya!"
Bunga Aiqin hampir pingsan melihat delapan lengan tiba-tiba tumbuh dari tubuh Lao Liu, bersiap untuk berteriak sebelum disambar olehnya dan ditutupi mulutnya dengan empat lima tangan.
"Gila kau! Kita ini di istana Bangsa Iblis!" Liu Zhenhan berbisik marah.
"Demi Dewi Bulan, monster apa kau ini?!" Kulit lengan putih salju Ailijie langsung merinding berjajar, pandangannya penuh ketakutan.
“Kau masih berani melawanku di masa depan?” Lao Liu bertanya dengan jumawa.
Ailijie menggelengkan kepala sekuat tenaga.
“Apakah kau masih akan membantah ucapanku nanti?”
Ailijie menggeleng lebih keras lagi.
“Sudah lama memeluknya, bukankah seharusnya kau melepaskannya?” Ai Wei'er yang terbaring di kasur mendengus sinis.
Mendengar ini, Lao Liu yang hanya mengenakan celana dalam empat sudut dan Ailijie baru menyadari mereka sedang berpelukan erat. Lengan tambahan Lao Liu secara refleks meraba area-area terlarang.
Dia tidak sengaja.
Benar-benar tidak sengaja.
Murni kebiasaan yang menjadi alamiah.
Sang Bunga Aiqin yang gemar bertinju ini mengerahkan seluruh daya untuk menahan impuls memukuli Tuan Tanah Feilengcui ini.
Dengan dua tangan saja sudah tak terkalahkan, apalagi sekarang punya delapan tangan seperti kepiting raksasa!
“Inilah Bidang Perlindungan level tiga 'Wujud Raja Laut'!” Liu Zhenhan terkekeh kikuk sambil menggerakkan enam lengan darahnya: “Lihat, Dewi! Lengan-lengan ini terbentuk dari kekuatan magis darah, sama persis dengan aslinya kecuali bukan yang orisinal!”
“Sangat membantu dalam pertarungan jarak dekat!” Mata Ailijie berbinar. Sebagai ahli bela diri, dia paham manfaat enam lengan tambahan ini.
“Tentu saja” Ai Wei'er tersenyum manis, mengeluarkan empat tangan biru air yang ramping dari selimut, melambaikan tangan nakal ke Ailijie.
“Lucu sekali! Putri duyung bukan ras jarak dekat melainkan penyihir air alami, apa gunanya Boundary Cultivation ini? Lagi pula tak bisa melepaskan tiga mantra sekaligus!” Bunga Aiqin tampak bingung.
“Kurang paham ya?” Lao Liu mencibir: “Lengan magis ini selain bisa membantu bertarung sehari-hari, juga bisa jadi perisai di saat genting! Ini lengan murni dari kekuatan magis yang sudah termaterialisasi sempurna!”
“Ailijie, lihat ini!” Tiba-tiba muncul tanduk udang kristal berbentuk prisma biru air di dahi Ai Wei'er.
“Kretak…” Bunga Aiqin menutup mulut sambil tertawa sampai jongkok, kepala cantik yang tiba-tiba mirip Unicorn memang lucu.
“Masih ada ini.” Lao Liu menggerakkan langkah, tubuhnya melesat syuut ke udara hingga mencapai ketinggian delapan meter, hampir menyentuh atap paviliun.
“Oh, rupanya Boundary Cultivation ini memberi kemampuan lompat luar biasa pada putri duyung, mengkombinasikan mantra dengan kelincahan!” Ailijie akhirnya paham, ternyata pasangan kekasih ini baru memperlihatkan kemampuan utama mereka sekarang.
"Inilah 'Lompat Udang', 'Wujud Sejati Raja Laut' juga memiliki kemampuan ini. Bangsa Pulaien dengan delapan lengan dan dua kaki memang terkenal ahli melompat." Ai Wei'er mengangguk: "Di antara bangsa laut yang lincah dalam melompat, Pulaien bukan yang terbaik tapi cukup handal!"
"Ini mengingatkanku pada Legolas. Lompatan tiga tingkat di udara-nya dulu baru bisa dibilang hebat!" Bunga Aiqin berpikir sejenak lalu heran: "Ai Wei'er, katamu bangsa udang Pulaien bukan pelompat terbaik di laut, lalu ras mana yang paling ahli? Adakah yang bisa menyamai elf emas?"
"Lompatan tiga tingkat di udara, tak ada bangsa laut yang mampu melakukannya." Ai Wei'er menggelengkan kepala.
"Kalau bicara lomba lompat tinggi, aku tahu satu bangsa laut yang bisa melompat lebih tinggi dari elf emas!" Lao Liu tertawa.
"Siapa?"
"Prajurit Banilu! Prajurit paus orca umumnya bisa melompat 20 meter. Mantan komandan Pasukan Pengawal Kerajaan Xiya, Tuan Fegao, bisa mencapai 30 meter! Artinya, dia bisa melompat dari Lapangan Merah ke gua lapisan ketiga!" Liu Zhenhan menjelaskan.
"Tidak mungkin!" Ailijie hampir tak percaya: "Fegao itu bertubuh begitu besar, mana mungkin bisa melompat setinggi itu?"
“Dia biasanya tidak menampilkan bakat alam ini, karena tidak perlu. Di hadapannya, hampir semua prajurit tidak setinggi dia, apalagi sebesar dia.” Lao Liu mengangkat bahu: “Prajurit Banilu melompat ke permukaan laut untuk bermain air, kamu bilang dia di daratan, buat apa melompat setinggi itu? Naik pohon? Pohon mana yang sanggup menahan beratnya? Dia bukan elf emas yang ringan seperti bulu dan melangkah di salju tanpa jejak, dia adalah raksasa super dengan berat hampir satu ton!”
“Karena itulah elf adalah ras yang paling sempurna.” Ailijie mulai lagi dengan kekaguman diri.
“Ssst!” Liu Zhenhan mengerutkan alis, mengacungkan jari ke arah Ai Wei'er yang sedang bersiap membantah, menyuruhnya diam.
“Jangan bersuara, ada orang mendekat ke sini, bukan ahli, mungkin pengawal.” Liu Zhenhan menunjuk ke belakang tirai pada Ailijie, lalu melambaikan tangan ke Ai Wei'er menyuruhnya masuk ke dalam selimut.
“Masuk ke cincin?” Ailijie berbisik.
“Tidak perlu, pasti yang datang mengantar perlengkapan.” Liu Zhenhan berkata.
Benar saja, lima pengawal bangsa iblis khusus datang ke vila untuk mengirim perlengkapan Raja Langit Kiri. Dua adalah Ksatria Ketakutan, dua Ksatria Bersayap Putih bermata perak, dan satu perusak obsidian. Setiap orang memiliki tubuh yang besar dan berotot, hanya perusak obsidian yang kurus kering namun gelombang elemennya paling kuat.
“Benda apa ini sebenarnya?” Liu Zhenhan berdiri di tangga teras sambil membolak-balik peralatan di tangannya, bertanya kepada empat pengawal istana.
Peralatan Raja Langit Zuo'an yang dikirim oleh Raja Lich Jia Bao terdiri dari sepasang sarung tangan logam mirip yang digunakan prajurit barbar dan sebilah pedang panjang, ditambah selusin botol kristal berbentuk silinder.
Dua belas botol kristal sekilas mirip royal jelly, berisi cairan kental merah-hitam; sarung tangan terbuat dari logam hitam langka khas dunia iblis dengan pola anyaman rapat dan pahatan tangan detail; sedangkan pedang perang terbuat dari kristal transparan bergaya kuno, sarung pedangnya dihiasi lambang salib dari sulur Mawar Pandora - ini agak berbeda dengan tradisi bangsa iblis yang seharusnya menggunakan lambang bulu belah ketupat untuk Ksatria Iblis Bersayap.
"Yang Mulia Karu Tianwang, ini adalah Zuo'an Quanjia! Saat dipakai bisa digunakan sebagai sarung tangan biasa, dalam pertempuran bisa berubah menjadi zirah lengkap! Pedang ini adalah 'Pedang Feiyate' khusus Zuo'an yang dibuat dengan susah payah oleh perajin terbaik kami!" kata Pengawal Perusak Obsidian dengan penuh hormat.
“Pedang Fiyat？” Liu Zhenhan menggerat-geritkan bibir, mengulurkan tangan memegang gagang pedang, perlahan-lahan menarik pedang transparan bak kaca itu. Kilau dingin memancar tiba-tiba.
“Bagaimana perasaan Yang Mulia？” Pengawal perusak obsidian yang memimpin tersenyum lebar bertanya.
Dengan putaran pergelangan tangan, Lao Liu menggoyangkan pedang membentuk pola bunga, dengan ahli mengarahkan pedang secara horizontal untuk memeriksa kelurusan dari gagang hingga ujung.
Benar-benar kualitas pengecoran kelas satu!
Bab 465 Menggali Informasi Dalam
Tapi Lao Liu juga heran, pedang kristal ini jelas mengandung kekuatan elemen yang bergetar, seharusnya termasuk senjata sihir, namun tidak ada jejak ukiran sihir di tubuh pedang!
"Sarung Tangan Zuo'an" terbuat dari logam magis "Heiyun Jin" yang paling elastis, bisa berubah dari sarung tangan menjadi zirah sesuai keinginan. Ini tidak mengejutkan Lao Liu. Tapi pedang kristal ini benar-benar membuatnya merasa malu - sebagai seorang Raja Langit, masa harus pakai senjata kristal biasa seperti prajurit rendahan!
Mana ada ksatria bersayap putih biasa yang pernah dilihatnya menggunakan senjata dari logam langka?
Meskipun pedang kristal ini bisa dibilang sebagai senjata sihir, gejolak elemennya sangat lemah, jauh berbeda dengan empat set Tuan Tanah Kematian. Mungkin formasi magis yang kaku di gagang pedang hanya memberikan kemampuan pemberkatan yang payah. Seorang Raja Langit menggunakan senjata sihir biasa seperti ini, benar-benar menyedihkan!
Lao Liu menegakkan bilah pedang di depan pelipisnya, merasakan hawa dingin yang menusuk sambil menggelengkan kepala.
"Raja Langit Karu!" Pengawal pemimpin itu membaca sikap meremehkan Lao Liu, buru-buru menjelaskan: "Pedang Perang 'Fiat' ini terbuat dari kristal Di E paling keras, setara dengan pedang logam terbaik! Selain itu, pedang ini punya fungsi khusus - tekan mata batu permata di pijakan gagang kijang, bilahnya bisa meluncur keluar dan kembali otomatis!"
Bilah meluncur? Ini panah atau pedang? Bisa kembali otomatis? Pisau terbang Gurkha? Senjata sihir macam apa ini? Liu Zhenhan bingung. Menyembunyikan ekspresi sinis, ia menekan mata kijang di gagang dengan satu jari penuh curiga.
Braak! Suara halus terdengar. Kilau transparan melesat ke ksatria ketakutan di dekatnya, tepat memotong satu tanduk bercabang di kepalanya.
Bilah kristal transparan yang berhasil menyerang langsung mundur cepat di udara, mengeluarkan suara "braak" saat kembali ke sarung pedang Feiyate, tertutup rapat oleh mulut kepala kijang.
Lao Liu akhirnya paham, ternyata saat bilah pedang terlepas, mulut kepala kijang akan terbuka secara alami. Setelah suara pegas kecil terdengar, bilah pedang terlontar seperti busur silang kencang; Sedangkan proses penguncian saat kembali, bergantung pada taring rapat di mulut kijang yang mencengkeram lubang pra-pahatan di dasar bilah, sehingga kekokohan pedang tetap terjamin dalam pertempuran sehari-hari.
Ksatria Horor yang tanduknya terpotong langsung menutupi kepalanya, bersama tiga pengawal lainnya menatap Lao Liu dengan mata menyala penuh kemarahan.
"Maaf-maaf!" Liu Zhenhan buru-buru meminta maaf, dia benar-benar tidak sengaja.
"Yang Mulia, pedang Feiyate ini telah menerima anugerah permanen 'Teknik Pengembalian Burung Layang-layang'! Dalam duel gladiator, hidup mati adalah takdir. Namun melukai seorang ksatria tanpa alasan jelas tetap merupakan kejahatan berat! Harap Yang Mulia lebih berhati-hati ke depannya!" Pengawal iblis pemimpin itu menahan amarah. Bagaimanapun, Raja Langit yang ceroboh ini memang tidak sengaja. Tanduk suku Horor sama seperti rambut bangsa iblis biasa, putus pun tidak sakit, bukan masalah serius.
"Teknik Pengembalian Burung Layang-layang yang permanen?" Liu Zhenhan kembali terbelalak.
"Teknik Kembalinya Walet" adalah sihir pendukung tingkat menengah yang dimiliki bersama oleh sihir elemen udara dan Unsur Angin, tidak terlalu langka tapi juga bukan hal biasa.
Secara sederhana, ini hanyalah sihir otomatis yang bisa kembali, fungsinya mirip dengan pisau terbang Gurkha milik Prajurit Kijang - setelah menyerang bisa kembali, hanya saja satu mengandalkan sihir sedangkan lainnya mengandalkan teknik.
Fungsi utama "Teknik Kembalinya Walet" lebih untuk petualangan daripada pertempuran - misalnya saat mencari harta karun di gua-gua terpencil atau reruntuhan kuno, untuk mencegah jebakan mekanis atau makhluk berbahaya yang menyusup, Penyihir akan menganugerahkan kemampuan ini kepada pencuri agar bisa mundur otomatis setelah menyelesaikan misi.
Tapi "menganugerahkan permanen" itu sudah keterlaluan!
Menganugerahkan permanen sebenarnya urusan yang sama dengan mengisi mantra jadi ke dalam kristal sihir kualitas terbaik, tapi hasilnya bagai langit dan bumi!
Di dunia yang diketahui, wadah penyimpan sihir yang setara dengan kristal sihir kualitas terbaik bisa dihitung dengan jari!
Mengisi mantra jadi ke kristal sihir kualitas terbaik itu hal biasa, tapi menggunakan metode yang sama untuk mengisi sihir ke logam magis atau tubuh manusia, inilah yang disebut menganugerahkan permanen!
Pekerjaan ini tidak seperti mengisi mantra jadi atau lagu perang ke Kristal Naga yang bisa dilakukan siapa saja!
Menganugerahkan permanen mensyaratkan level Magister Sihir, dan konsekuensinya mengerikan - setelah proses selesai, Penyihir harus menerima akibat turun empat tingkat level!
Yang paling penting, menganugerahkan permanen hanya bisa dilakukan untuk mantra "non-serang"!
Pertanyaan retoris, jika seorang Magister Sihir yang menggunakan penguatan permanen harus merosot menjadi magang sihir, dan itu pun untuk mantra bantu non-serangan, siapa selain Dewata yang mau jadi bego seperti itu?
Sepanjang sejarah Aiqin, hanya Elf dengan karakter keras kepala yang punya keberanian seperti ini! Mereka pernah menganugerahkan "sihir berputar" secara permanen pada beberapa Busur Silang Sayap Burung untuk mengamplifikasi daya penghancur bilah bulan bergerigi, melawan cangkang tak tergoyahkan dari tuan tanah bawah tanah Bangsa Iblis!
Lima Busur Silang Sayap Burung yang Liu Zhenhan dapatkan dari Elf Jatuh bawah tanah sebenarnya tidak memiliki efek ampuh ini! Hanya busur silang yang bersinar gemilang dalam Pertahanan Feilengcui, lalu dipindahkan oleh Master Fran menggunakan "Transfer Antar Dimensi"-lah yang benar-benar memiliki "sihir berputar" permanen - menebas ratusan tentara bayaran layaknya memotong rumput, bahkan menghabisi hutan bambu hingga gundul!
Pada era Perang Dewa dan Iblis, ras Elf sedang jaya-jayanya sebagai ras paling produktif melahirkan Penyihir. Ketika tiga Raja Horor bekerja sama menggunakan "Sihir Penenggelam Daratan" untuk menenggelamkan sebagian besar Elf Bulan beserta wilayahnya ke laut, kemarahan Elf yang mengamuk masih bisa dimaklumi. Tapi kalau Bangsa Iblis sekarang masih melakukan hal serupa, bukankah itu tindakan yang terlalu sok jago?
Hanya untuk memberkati sebilah pedang perang kristal dengan "Teknik Kembalinya Burung Layang-layang", rela menjatuhkan seorang Magister Sihir menjadi magang sihir? Apakah keempat aliran utama sihir Udara, Api, Air, Tanah di dunia iblis sekarang sudah berkembang sampai tingkat Magister Sihir bertebaran seperti lalat? Liu Zhenhan benar-benar tak bisa memahaminya — bahkan jika seribu lebih penyihir arkan utama yang meneliti sihir utama di Bangsa iblis saat ini semuanya telah mencapai gelar Magister Sihir, apakah Raja Lich perlu menyia-nyiakan seperti ini?
"Yang Mulia, izinkan kami undur diri terlebih dahulu." Pengawal hitam terdepan melihat ekspresi terpana Lao Liu, tersenyum lagi: "Saya sungguh bersukacita untuk Yang Mulia, karena kultivasi sihir arkan jalur non-mainstream Yang Mulia jelas telah melampaui tekad Baginda! Hei, di pesisir kami hanya ada satu penyihir arkan tingkat Paramount. Dengan dia yang memberikan kontribusi kepada Yang Mulia, itu tepat pada tempatnya."
Setelah para pengawal pergi, Lao Liu berdiri di tangga lereng terdiam lagi selama setengah waktu minum teh, baru membawa pedang dan sarung tangan kembali ke kamar, setiap langkah mengutuk "Jancuk!"
Ailijie menyembul dari balik tirai, Ai Wei'er juga telah berpakaian rapi keluar dari selimut, keduanya menatap tak percaya pada pedang kristal di tangan Liu Zhenhan.
Mereka yang tadi bersembunyi juga telah menyimak baik-baik, sudah memahami seluruh sebab-akibat kejadian ini.
"Seorang ahli sihir arkan cabang minor tingkat Paramount, memberikan mantra 'Teknik Kembalinya Burung Layang' pada pedang ini! Tingkat Paramount setara dengan Magister Sihir tingkat lima di Aiqin! Raja Lich sampai rela mengorbankan seorang Magister Sihir..." Liu Zhenhan bergumam penuh kekaguman.
"Tidak apa, aku sudah lama menyadarinya." Ailijie menarik kembali pandangan penuh kerinduan, mencibir dingin: "Bangsa iblis memiliki terlalu banyak talenta. Contohnya Hei Yao tadi yang kurang ajar, berani menggunakan metode mendeteksi kekuatan magis untuk memindai villa ini. Sayang dia bertemu dengan Elf Xifu. Richard, bangsa iblis mungkin belum sepenuhnya percaya padamu, jadi kau harus tetap waspada."
"Banyak talenta tapi disia-siakan begitu saja?"
"Terlalu heboh! Bangsa iblis paling menjunjung tradisi. Dalam hal tertentu mereka sangat kolot! Ilmu gelap dan ilmu mayat hidup adalah akar mereka. Bahkan Raja Langit bermata perak hanya boleh mempelajari satu ilmu mayat hidup. Hanya keluarga kerajaan turun-temurun dari ras Lich dan Kongju yang berhak mempelajari kedua ilmu sekaligus! Sedangkan dua klan tempur utama di dunia iblis, Ghoul dan gargoyle, sama sekali tak punya hak mempelajari sihir arkan!"
“Bayangkan jika Anda adalah Raja Lich, membiarkan bangsa iblis rendahan di bawah komandomu mengembangkan sihir elemen utama Aiqin secara besar-besaran. Dengan basis populasi monster rendahan yang begitu besar, bagaimana jika muncul dua atau tiga Santo Qiao?” Setelah mengucapkan kalimat panjang ini, Ailijie menarik napas dalam-dalam. Melihat ekspresi bingung Lao Liu, Bunga Aiqin mengerutkan alisnya: "Jika penjelasan ini masih belum membuatmu paham, coba bayangkan posisi sebaliknya. Jika Anda adalah Raja Bimon, dan Suku Pig mungkin akan segera melahirkan dua-tiga Pendeta Naga serta puluhan pendeta monster tingkat tinggi, apakah Anda akan membatasi mereka?"
“Pertimbangan politik? Untuk main keseimbangan?” Liu Zhenhan akhirnya paham, bergumam kesal: “Bangsat, aku paling benci politik! Terlalu kotor!”
“Richard, bangsa iblis punya modal yang tak dimiliki Aiqin. Kekuatan tradisional penyihir arkan mereka saja sudah jauh melampaui kekuatan Penyihir Aiqin! Jadi mereka tak peduli dengan empat aliran penyihir arkan ini! Jangan nilai bangsa iblis dengan sudut pandangmu!” Ai Wei'er sebagai Putri Bangsa Laut ternyata cukup tajam menganalisis: “Jika kau jadi Raja Lich bangsa iblis, tidak melakukan ini sama saja mengangkat batu dan menghantam kaki sendiri! Menurutku keputusan Raja Lich bangsa iblis benar, ini langkah penyeimbang yang mutlak diperlukan!”
"Liu Zhenhan memutar matanya dengan liar. Dia mengakui meski dirinya adalah Raja Lich sekalipun, pasti tidak akan tega melakukan ini. (PS: Pantas saja Yang Mulia Sal mengatakan dia adalah seorang idiot politik.)"
"Dua tradisi sihir arkan bangsa iblis juga termasuk sihir dekaden sejati! Selain meditasi, penyihir kedua aliran ini bisa meningkatkan kekuatan diri dengan menyerap energi jiwa!" Bunga Aiqin mengangguk, menambahkan penjelasan: "Sihir dekaden tidak memiliki kemajuan bertahap seperti sihir aliran utama. Selain garis keturunan darah khusus, umumnya penyihir iblis yang mengkultivasi dua sihir arkan nekromansi dan astral, bahkan sulit menghasilkan seorang Magister Sihir tingkat tinggi dalam 10.000 tahun! Ambil contoh, Moore di antara kami para elf adalah contoh nyata. Moore juga berlatih sihir dekaden, pernahkah mereka melahirkan Santo Qiao? Promosi jabatan tinggi sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan empat aliran utama sihir!"
Liu Zhenhan dengan bangga menunjuk hidungnya sendiri, senyum mengembang di wajah.
"Ka...kamu ini pengecualian!" Ailijie panik, bagaimana bisa lupa kalau orang ini juga berlatih sihir darah.
“Aku memberitahu Raja Lich bahwa aku mempraktikkan sihir aliran pelangi. Bangsa iblis belum pernah melihat sihir darah, dan aku menggunakan roda darah bulan. Jadi mereka seharusnya tidak bisa melihat detailku! Tapi menurut logika ini, sihir yang kugunakan di mata Raja Lich pasti dianggap sebagai ilmu sesat yang menyimpang dari tradisi leluhur! Menurut kalian, apakah dia akan memaksaku membantu ritual pemberian kekuatan permanen setelah membuat boneka pengganti? Sampai tenaga magisku habis!” Liu Zhenhan mengusap dagu berambut pendek sambil tertawa jahat.
“Bukan tidak mungkin.” Ailijie menutupi mulutnya dengan senyum manis: “Tapi tidak perlu takut, lagipula kau sama sekali tidak bisa sihir darah, bagaimana mau melakukan ritual permanen?”
“Richard, kenapa kau malah menawarkan diri untuk dijadikan boneka pengganti?” Ai Wei'er merasa gelisah mendengar penjelasan itu, tangannya mencengkeram erat lengan Lao Liu.
“Tidak bolehkah tidak memberi? Terutama dalam situasi saat itu! Lagi pula, targetku sekarang sangat besar, tidak sekadar membantai dua pasukan elit bangsa iblis! Aku bersiap untuk melakukannya dalam skala besar!” Liu Zhenhan memeluk erat pinggang ramping Putri Duyung, mengangkat alisnya dengan santai: “Ilmu sihir kematian memang ahli dalam memanipulasi jiwa. Tapi manipulasi jiwa dan pembuatan boneka pengganti, pada dasarnya tetap mengandalkan telepati kan? Dengan kekuatan telepatiku yang sekarang, siapa yang bisa mudah memanipulasiku?”
“Secara realistis, kemungkinannya sebenarnya ada, mengingat kekuatan Raja Lich sulit dibayangkan!” Ailijie membuat wajah Lao Liu menjadi pucat.
“Tapi... telepatimu memang terlalu dahsyat! Secara teori mungkin untuk melampaui, tapi praktiknya sangat sulit! Kau selalu sengaja menyembunyikan kekuatanmu. Hanya dari level ‘komunikasi mental’ ini, Raja Lich tidak bisa menilai seberapa kuat telepatimu sebenarnya! Kau tak boleh meremehkannya, tapi dia juga tak boleh meremehkanmu! Sekarang... hehe... lihat saja siapa di antara kalian yang melakukan kesalahan.” Bunga Aiqin terkikik, kembali berkomentar: “Yang Mulia Raja Bunga, andai kau belajar sihir arkan bangsa iblis, masa depanmu tak terbatas! Sihir arkan mereka bertumpu pada dasar telepati!”
“Tidak hanya itu! Sihir kegelapan Zhuoer, sihir aliran mayat hidup Aiqin, sihir mental, ramalan penyihir – bukankah semuanya bergantung pada telepati? Jika aku mempelajari satu saja sihir terkait telepati, dengan kekuatan telepatiku saat ini, hasilnya tak terbayangkan!” Liu Zhenhan semakin bersemangat, terus menggosok-gosokkan tangannya.
Melihat kedua gadis kecil itu sama sekali tidak mau bekerja sama, malah menyunggingkan senyum sinis, Lao Liu dengan canggung menggaruk-garuk kepalanya.
Telepati kuat buat apa? Kekuatan magis darah melimpah buat apa? Kekuatan Nyanyian berlimpah buat apa?
Tinta termahal sekalipun tetap tak bisa menulis karya sastra legendaris di tangan seorang buta huruf.
“Apa isi botol ini?” Xiao Ai tak tega terus menyakiti kekasihnya, mengalihkan topik sambil menarik sebotol kristal berisi madu ratu lebah dari pelukan Lao Liu.
“Tidak tahu. Lupa tanya.”
“Jangan dilihat, itu sumsum darah.” Ailijie tersenyum.
“Sumsum darah? Oh...” Liu Zhenhan dan Ai Wei'er tertegun sejenak, baru teringat: manusia kelelawar Warronbal sudah bergabung dengan bangsa iblis selama hampir seribu tahun, tentu ada kontribusi tertentu.
“Pantasan saja Raja Lich ini bisa pulih secepat ini walau jurang ruang-waktu baru dibuka kurang dari sepuluh hari!” Liu Zhenhan mengutuk dalam hati "Sialan", kemasan barunya membuatnya tak langsung mengenali itu sebagai sumsum darah.
"Rugi kamu juga seorang Tuan Tanah Feilengcui yang punya banyak sumsum darah! Lampard bawa pulang begitu banyak sumsum darah, sepertinya kamu sama sekali tidak menganggapnya penting! Ke depannya kita tidak bisa hanya mengandalkan 'Mata Air Elemen' saja, barang habis pakai sekali pakai seperti ini semakin banyak ditimbun bukanlah hal buruk!" Ailijie memandang Lao Liu dengan ekspresi kesal.
"Nanti lihat saja! Akan kulihat berapa banyak barang dari manuver pengepungan besar dunia iblis yang bisa kubawa pulang!" Sudut bibir Lao Liu menyungging, seolah sudah mulai menghitung keuntungan.
"Dunia iblis terlalu rumit, lebih cepat kita pergi lebih baik! Aku masih merasa tidak tenang terus berada di sini. Pengetahuanmu tentang mereka hanya seujung kuku, kalau sampai ketahuan bukan mati kita?" Ai Wei'er masih khawatir: "Ingat, kalau ada yang salah, langsung pakai 'Pintu Langit'! Kamu sudah diet lama, seharusnya bisa melewati 'Pintu Langit' sekarang kan?"
"Masih belum bisa, agak kelebihan berat." Liu Zhenhan memeluk Xiao Ai erat-erat, kepalanya menggeleng seperti mainan drum berputar.
"Ahem..." Bunga Aiqin melihat pasangan kekasih ini semakin mesra, buru-buru membersihkan tenggorokannya: "Raja Bunga Yang Mulia, bukankah sebaiknya saya dimasukkan kembali ke cincin ruang?"
BAB 466 PUPPET GAGAL
Keesokan harinya, raut wajah Yang Mulia Raja Lich Jia Bao memang terlihat tidak baik.
Biasanya, ekspresi seperti ini muncul di wajah wanita cantik ketika muncul wanita lain yang lebih menawan.
Hari ini tidak ada wanita cantik yang turun ke medan pertempuran, yang ada justru seorang pria perkasa bak binatang buas.
"Raja Langit Karu, jujurlah padaku!" Yang Mulia Jiabao langsung menembak: "Berapa Hertz sebenarnya level telepatimu saat ini?"
Ruang istana yang megah sunyi senyap, para pejabat bangsa iblis yang tak paham situasi saling bertukar pandangan secara samar.
"Tidak tahu." Liu Zhenhan menjawab dengan suara berat seperti dari dalam gua.
"Tidak tahu?"
"Benar-benar tidak tahu."
Ada pepatah mengatakan manusia bergantung pada pakaian kuda bergantung pada pelana, sang Pengawal Kiri baru yang berdiri tegak di tengah aula hari ini sudah jauh berbeda dari pengembara berpakaian compang-camping kemarin. Zirah Takhta Es yang Terbeku yang memancarkan kilau magis, pedang kristal nyaris transparan, plus gaya rambut Mohican yang terlihat arogan sampai ke seberang lautan - semuanya membentuk citra sempurna kesatria mata perak yang gagah berani. Dua tombak bendera kabur di punggungnya yang terbuat dari elemen hawa dingin, ditambah panji berkibar dengan lambang salib bulu yang mencolok, semakin memperkuat aura kemegahannya yang tak tertandingi.
Dari segi manapun, sosok paling berwibawa di ruangan ini jelas bukan Ratu Jiabao yang duduk di takhta tinggi.
"Raja Langit Karu, apakah kau tidak pernah menguji telepatimu di Guild?" Raja Horor Best melirik ke arah sang ratu di atas takhta, lalu memutar matanya berulang kali ke arah Lao Liu.
"Aku tak pernah melakukan hal membosankan. Jika kekuatan bisa diukur level, untuk apa teknik dan otak?" Liu Zhenhan melirik Raja Horor Best. Tak disangka, meski berstatus adipati kelas dua di dunia iblis, dia bahkan tak paham logika dasar ini.
Tentu, Liu Zhenhan juga tak mengerti standar apa yang dimaksud "Hertz" dalam ucapan Raja Lich. Untuk menghindari ketahuan, mengalihkan topik adalah pilihan terbaik.
"Ambilkan menara uji kristal!" Perintah Yang Mulia Jiabao pada pelayannya dengan kedip mata: "Yang nomor seri tertinggi!"
"Yang Mulia, jangan-jangan..." Raja Horor menelan ludah, otot wajahnya berkedut saat menatap Lao Liu.
"Aku sendiri tak menyangka ada kejadian seperti ini." Raja Lich menjepit tato runa berbentuk mata di pelipisnya dengan jari, menghela napas panjang.
Ruang istana gempar.
Para pejabat bangsa iblis bukan bodoh. Jika pembicaraan sudah sampai di titik ini masih tak sadar Yang Mulia membuat kesalahan saat membuat boneka pengganti Zuo'an baru, pantas dipecat dari birokrasi.
Menara uji kristal segera dibawa.
Piramida setinggi setengah badan ini terbuat dari bongkahan kristal merah menyala yang dihaluskan. Garis logam hitam membentuk skala presisi di permukaannya, dengan aksara iblis seperti cacing mengitari kedua sisi skala.
"Tempelkan tanganmu. Biar aku lihat seberapa tinggi levelmu!" Yang Mulia Raja Lich memandangi Lao Liu dengan ekspresi datar, bibirnya yang halus terkunci rapat.
Liu Zhenhan benar-benar kagum dengan kristal mineral bangsa iblis. Sumpahi nenekmu! Ternyata ada kristal yang bisa mendeteksi telepati? Kalau di Benua Aigean ada benda ini, buat apa imam Bemon keliling benua mencari murid?
Begitu tangan Lao Liu menyentuh menara kristal merah, debu perak seketika berpusar di dalamnya, melesat whoosh-whoosh ke atas. Setiap kali melewati garis hitam penanda level, riuh desah nafas tercekat memenuhi balairung.
"Obisilachi!" Liu Zhenhan mengutuk dalam hati. Menara kristal ini memang aneh. Sejak tangan menyentuh, rasanya seperti ulat sutra yang dipaksa mengeluarkan benang - perasaan aneh terlepas-paksa muncul.
"Ya Tuhan! 357 Hertz!" Raja Horor Best seolah menemukan benua baru, menempelkan wajah raksasanya ke menara kristal. Begitu penanda berhenti naik, langsung meraung kencang.
Mendengar ini, Yang Mulia Raja Lich Jia Bao yang semula bertopang dagu di lutut, kembali mengusap tato di pelipisnya.
“Luar biasa!” Raja Langit bersayap enam Stockton membuka mulutnya lebar-lebar, pandangannya pada Lao Liu awalnya tak percaya, lalu berubah menjadi kagum, dan akhirnya menjadi ketakutan yang mendalam.
“Raja Langit Karu, saat ini hanya benua pesisir di seluruh dunia iblis yang berhasil menambang bijih 'Kristal Yanluo' sebesar ini! Menara uji ini bisa dibilang menara uji telepati tertinggi di dunia iblis kita!” Pandangan Yang Mulia Jiabao pada Lao Liu juga berubah total: “Menara uji telepati 600 Hertz! Tepat 600 Hertz! Hmph, bahkan aku hanya bisa mencapai 370 Hertz. Kau bahkan masih memakai sarung tangan dan sudah mencapai 357 Hertz! Jika bukan karena daya isolasi sarung tangan logam ini, pasti menara uji ku sudah meledak!!!”
Pejabat bangsa iblis di aula langsung bersujud sepenuh badan, ekspresi mereka gemetar ketakutan.
Lao Liu berdiri sendirian di sana, bagai bunga merah yang tersembunyi di balik dedaunan hijau, terlihat sangat mencolok.
“Tidak ada tingkat mutlak, Yang Mulia. Kunci utamanya adalah teknik dan penggunaannya.” Karena sudah terlambat bersujud, Liu Zhenhan pun tak berniat melanjutkan. Jarinya menyentuh gagang pedang, siap menghunus jika situasi memburuk - tak disangka sang Kaisar bangsa iblis ini bermata batin sebesar biji wijen, tak tahan melihat orang lain lebih hebat darinya.
“Teknik memang penting, tapi di hadapan kekuatan absolut, teknik hanyalah ilusi penglihatan yang menggelikan.” Yang Mulia Jia Bao berkata dingin.
“Yang Mulia, sihir arkan yang saya latih ini, telepati yang terlalu kuat bagi saya ibarat orang tidak haus minum segelas besar air bersih, sama sekali tak berguna.” Liu Zhenhan berpikir dalam hati, Laozi kalau lepas sarung tangan, deretan cincin di tangan saja sudah bisa membuatmu mati ketakutan.
“Kau mengingatkan saya pada Prajurit Berbual dari Benua Aigean, mereka punya dua perut, tak peduli lapar atau tidak, selalu mengisi perut dulu, baru dicerna pelan-pelan.” Ekspresi dingin Yang Mulia Jia Bao tiba-tiba berubah menjadi senyuman.
Sepertinya para Kaisar memang bersikap seperti ini, perubahan suasana hati yang ekstrem, membuat para menteri harus berjalan di atas kulit telur.
“Perumpamaan ini benar-benar sempurna.” Liu Zhenhan terus-menerus mengacungkan jempol, ketenangannya yang berlebihan justru membuat Ratu Jia Bao semakin mengaguminya.
Sebenarnya si bajingan tua ini seperti orang tak beralas kaki yang tak takut pada yang beralas sepatu, dia menganggap dirinya sekarang seperti bangsawan Medici dari negara manusia.
Pokoknya semua sudah dijelaskan, terserah Ratu mau melakukan apa.
(PS: Latar belakang Darah Bangsa Binatang: Di antara manusia, bangsawan kuno dan kolot disebut "Medici", sering menyimpan harta selangit sampai hampir mati kelaparan tapi tak berani menyentuhnya karena itu warisan untuk anak sulung; kekuatan magis suami meski tak ada pewarisnya, tetap juga tak bisa digunakan.)
“Tidak heran boneka pengganti tidak bereaksi dan tidak bisa dikendalikan setelah selesai dibuat, ternyata begini alasannya.” Yang Mulia Jiabao menghela napas, mengepal tinju kecilnya sambil mengetuk-ngetuk pegangan singgasana kristal.
Jangan-jangan gadis ini mau membunuhku lalu menyerap kekuatan jiwaku? Penyerapan bukanlah penyambungan, seberapa pun diserap, kekuatan elemen yang didapat tetap terbatas. Semoga gadis ini tidak mengambil langkah ekstrim! Liu Zhenhan menundukkan kepala, matanya berputar-putar sambil waspada.
"Bangunlah dulu." Raja Lich melambaikan jarinya kepada semua pejabat bangsa iblis yang masih berlutut.
"Yang Mulia, Karu Raja Langit sudah yatim piatu sejak kecil, sehingga tidak sempat mempelajari mantra panggilan turun-temurun mata perak kami, apalagi ilmu mayat hidup strata ksatria! Jika dia mulai belajar dari awal sekarang, pasti akan lebih efisien!" Enam Sayap Raja Langit Stockton langsung mengusulkan setelah berdiri.
"Tidak perlu! Tidak perlu!" Liu Zhenhan cepat-cepat menggeleng. Sial! Syarat panggilan kendaraan tunggangan suci mata perak terlalu absurd, soal kemandulan bawaan lebih baik cari Rundstedt, dia tidak mungkin menerimanya.
"Sebenarnya level Karu sekarang sudah sangat mengerikan, belajar atau tidak ilmu mayat hidup tradisional tidak masalah." Yang Mulia Jiabao tertawa kecil.
“Yang Mulia Ratu langsung melihat niat tersembunyi dari Zuo An yang baru ini. Semakin banyak anggota Ras Mata Perak yang berani beralih dari berkuda ke sihir arkan, dan Zuo An ini bukanlah yang pertama. Untuk memanggil kuda mimpi buruk dengan sukses, bahkan anggota Mata Perak yang telah berlatih sejak kecil dan memiliki ikatan spiritual pun memiliki risiko gagal, apalagi pendatang baru setengah matang seperti ini.”
Bagi pria Mata Perak yang memanggil kuda tunggangan mimpi buruk, kegagalan maupun keberhasilan sama-sama memberi pelajaran berharga. Banyak pria Mata Perak yang tak takut mati, tapi tak ada yang takut kehilangan kejantanan!
“Sepertinya kali ini kita kejebak.” Liu Zhenhan menggerutu dalam hati.
Sejak memasuki dunia iblis, ia yakin tak pernah melakukan kesalahan. Tak disangka justru keunggulan kekuatannya sendiri yang membuat Raja Lich curiga! Memang mustahil Raja Lich tak menaruh kecurigaan padanya. Kini tak diketahui rencara licik apa yang sedang disusun sang Raja Lich untuk menundukkannya.
“Panggil Santo itu! Aku akan membantu Raja Langit Karu memasang kode sutra spiritual!” Yang Mulia Jiabao memberi perintah dengan santai, lalu tersenyum tipis pada Liu Zhenhan: “Ini janjiku padamu. Sebagai Raja, tentu aku takkan ingkar! Janjimu padaku—meski tak ada boneka pengganti yang mengikat—sebaiknya juga jangan kau langgar.”
“Yang Mulia, kedermawanan Anda bisa disamakan dengan pupuk terbaru di tanah subur.” Liu Zhenhan segera berlutut satu kaki, menundukkan kepala bangganya dengan dalam: “Atas kemurahan hati Anda, saya akan bekerja keras sampai titik darah penghabisan!”
Yang Mulia Jiabao di singgasana kristal tak bisa menahan tawa, gemetar seperti ranting bunga.
Bab Empat Ratus Enam Puluh Tujuh: Sandi Benang Gaib yang Angker
Perumpamaan aneh seperti ini sulit ditemukan di kalangan bangsawan dunia iblis, apalagi tak ada seorang bangsawan pun yang berani mengatakannya kepada Raja Lich.
Liu Zhenhan menundukkan kepala, matanya menatap tajam ubin tulang di lantai, keraguan bergolak di hatinya.
Dia benar-benar tak menyangka, meski kekuatannya telah mengguncang pihak lawan, sang Ratu masih berani memberikan sihir Master Puskash padanya! Pembicaraan tentang kemurahan hati penguasa hanyalah omong kosong – seandainya suatu hari ada orang di Feilengcui yang melebihinya, Liu Zhenhan yakin dirinya takkan bisa sebegitu dermawan.
Konspirasi apa lagi ini? Liu Zhenhan mengangkat matanya, menyapu sekeliling dengan pandangan tajam ke para pejabat bangsa iblis, tak menemukan secercah kekaguman pun di mata mereka.
“Kalau para Bego itu, pasti akan menolak habis-habisan ya?” Senyum sinis tanpa suara merekah di wajah Liu Zhenhan.
“Karu Raja Langit, jiwa setiap orang terdiri dari jutaan benang spiritual. Aku bisa menggunakan ‘Kristal Sandi Benang Jiwa’ untuk memisahkan sihir andalan penyihir ini dan menganugerahkannya padamu. Tapi proses ini sangat berbahaya, pertimbangkan baik-baik!” Raja Lich Jiabao berhenti sejenak, melanjutkan: “Jangan bilang aku tidak peduli pada bawahan. Kukabarkan dulu, pemisahan Sandi Benang Jiwa hanya bisa 100% berhasil pada makhluk hidup. Tapi yang kita tangkap ini mayat! Ironisnya, jiwa penyihir ini sangat kuat, sampai-sampai aku sendiri mengaguminya! Selama proses pemisahan, jiwanya mungkin akan memberontak. Kalau gagal, konsekuensi untukmu sebagai penerima... tentu kau sudah tahu!”
“Aku terima!” Liu Zhenhan mengangguk dengan muka datar. Master Puskash mana mungkin melawanku! Begitu Wilayah Anti Sihir berpindah padaku, kalian semua tamat.
“Bagus!” Yang Mulia Jiabao memuji: “Memang pahlawan muda berani! Aku salut pada nyalimu, Karu-ku sayang. Sebenarnya aku sempat berpikir undang Raja Lich dari benua lain untuk memproses sihir Santo ini. Tapi akhirnya tak ada yang seberani kau! Hehe, nanti setelah kuambil kekuatan jiwa penyihir ini, mampukah telepatiku menyamaimu?”
Kau pikir masih ada ‘nanti’? Liu Zhenhan tersenyum dingin, api kemarahan membara di hatinya.
Jenazah Master Puskash ditempatkan di atas kereta dorong berukir mewah, dikawal oleh empat pengawal, berhenti perlahan di depan tangga kerajaan.
Kereta dorong terbuat dari kristal hitam yang dipahat, memancarkan hawa dingin dari seluruh permukaannya.
Master Puskash terbaring dengan pakaian kebesaran, wajahnya tenang tanpa penyesalan di balik keriput, rambut peraknya tertata rapi tanpa noda minyak.
Dalam ingatan Liu Zhenhan, hari ini adalah hari paling rapi dan bermartabat bagi Master Puskash yang biasanya berantakan.
Baru sekarang Liu Zhenhan menyadari Master Puskash ternyata memiliki wajah tampan yang luar biasa. Meski telah renta, garis wajahnya masih tegas dan alisnya tetap gagah!
Berapa banyak hal dan orang yang baru bisa dilihat dengan jelas setelah tiada?
Di dahi Master Puskash tertanam intan merah menyala. Di tengah intan itu terdapat jalinan benang perak yang terkadang jelas, terkadang samar-samar membentuk wajah familiar Liu Zhenhan.
"Ayahku, aku datang membawamu pulang." Jiwa Liu Zhenhan terasa hampa dan hening. Ia mencoba berkomunikasi dengan Master melalui telepati yang menembus intan dahi, namun gagal. Kristal ini seolah memiliki penghalang gaib yang bahkan kekuatan telepatinya tak mampu menembus.
Wajah manusia dari benang perak di dalam kristal berlian tiba-tiba berhenti bergerak dan berombak.
Dua pandangan yang seharusnya berasal dari tingkat berbeda saling bertautan.
Tanpa perlu kata-kata, keduanya telah cukup memahami perasaan satu sama lain. Terkadang pandangan mata lebih murni dan langsung dibanding cara komunikasi apapun!
"Ini adalah lawan yang layak dihormati dan dikagumi!" Raja Lich Jiabao dan seluruh bangsa iblis, sama seperti Liu Zhenhan, memandang jernih ke arah tubuh super kuat yang telah tiada ini dengan tatapan tenang.
"Master selevel ini, jika mati dengan cara biasa, itu justru penghinaan terbesar baginya!" Liu Zhenhan menghembuskan napas berat, dengan penuh perasaan membelai rambut perak sang master, merasakan dingin menusuk dari ujung jarinya.
Hanya karena ucapan Raja Lich tadi, Lao Liu merasa harus meninggalkan cara mati yang terhormat untuknya.
"Tapi ketidakbiasaannya justru dibangun di atas penderitaan bangsa iblis kami." Yang Mulia Jiabao menghela napas pilu, bangkit perlahan, melangkah turun dari tingkat singgasana, berdiri di depan kereta kristal hitam sambil menatap beberapa saat, lalu mengambil kristal berlian merah darah sebesar ibu jari dari dahi Master Puskash.
Jiwa tak bisa lama meninggalkan tubuh. Selain fisik, tak ada objek di dunia yang diketahui bisa mengawetkan jiwa dalam jangka panjang. Fakta bahwa bangsa iblis bisa mengawetkan jiwa master dengan kristal ini sudah sama vitalnya dengan mukjizat!
"Bahkan jika Liu Zhenhan merebut kembali kristal ini, dia tidak bisa mengembalikan jiwa seperti yang dilakukan Ai Wei'er."
Raja Lich menggambar simbol magis dengan kedua tangan, menempelkan kristal dahi di pelipis Liu Zhenhan. Sisi tajam kristal menggores daging hingga berdarah, lalu kristal itu menyusut seperti spons dan melekat erat.
"Ayahku, aku akan menggunakan sihirmu untuk membalas setiap kepala bangsa iblis!" Untuk pertama kalinya sejak makhluk hidup memiliki mata, sorotan mata Liu Zhenhan memiliki bobot seberat Pegunungan Salju Himalaya Taymur! Warisan garis keturunan darah bukan hanya melalui keturunan, tapi juga sihir turun-temurun. Melihat Master Puskash yang mengubahnya dari pemuda ceroboh menjadi pria tangguh, Liu Zhenhan bersumpah paling sakral pada jiwanya - sumpah yang tak terucapkan, hanya bisa dibuktikan dengan tindakan!
Raja Lich melantunkan mantra Okultisme bernada tinggi dan asing, melayang ke udara. Skala Nada ekstrem memicu angin puyuh yang bergemuruh di aula. Saat mantra mencapai puncak, seluruh aula dilanda badai disertai suara braak dan dentang benda-benda berjatuhan.
Perlahan-lahan, dari jari-jari mungil Ratu Lich memancar sinar perak yang menyilaukan, meliuk seperti ular sakti menembus udara dan meresap ke dalam kristal merah yang tertanam di dahi Liu Zhenhan.
Cahaya merah darah menyala bagai kilat di malam hari, pusaran vortex merah besar berputar gila-gilaan di dalam kristal, menarik jiwa-jiwa yang kusut bagai gasing dan memisahkan dua helai benang perak yang langsung menempel pada sinar perak terang dari jari Ratu Lich. Benang itu membengkak cepat, membelokkan sinar perak di udara menjadi dua lengkungan tebal seperti paha wanita.
Para bangsawan iblis yang berdiri di tengah aula yang diterpa deru angin serentak berubah pucat!
Ratu Lich Jiabao menyatukan kedua telapak tangan, mata peraknya berpendar menyala-nyala. Dari tato mata runa di pelipisnya merembes kilau hitam ajaib yang menyusuri dua sinar perak sebesar lengan yang membengkak, menembus kembali ke kristal merah. Aliran itu meresap dan menembus, menyusup masuk ke dahi Liu Zhenhan.
Api jiwa yang semula bergelora di dahi Liu Zhenhan tiba-tiba berubah menjadi sosok perempuan perak setinggi 1 meter yang berputar-putar, melesat lurus ke atas. Saat melayang, bibir kecilnya yang seperti ceri membuka dan menyemburkan semburan api perak bagai kembang api, berhamburan menjadi debu-debu berpendar yang jatuh perlahan bagai hujan bunga di aula istana raja.
Kedua kepalan Liu Zhenhan mengeras, seluruh tubuhnya seakan dilapisi air raksa. Bintang salib perak di matanya bergerak liar, helai-helai benang perak yang tertanam gemetar dan melesat keluar, menghilang saat menyentuh angin.
Beberapa saat kemudian, kristal merah di pelipis Liu Zhenhan jatuh dengan suara "basyah". Di tengah kristal itu tak tersisa jejak benang perak sama sekali!
Sebuah simbol mata berwarna hitam pekat muncul seperti tato dari dahinya hingga ke antara alis. Setelah kilau menyilaukan bagai pengelasan, simbol itu tampak jelas; Tahi Lalat Linglong Biru tepat berada di tengah simbol mata ini, membuatnya terlihat seperti pupil hitam yang berkilau.
Raja Lich Jia Bao turun perlahan dari udara, wajahnya pucat lesu. Dua pengawal segera melangkah maju dan erat memegang lengan Yang Mulia.
Jia Bao menerima sebotol sumsum darah yang disodorkan pengawal. Dengan gerakan anggun, ia menutupi bibirnya dengan lengan baju lalu menenggaknya hingga habis.
Semua pejabat Bangsa Iblis di aula istana menatap tajam runa berbentuk mata perak di pelipis Lao Liu, mulut mereka menganga begitu lebar hingga seolah bisa menelan Sungai Sanggan.
Beberapa keanehan terjadi selama proses pengelupasan sihir arkan dari Sandi Sutra Jiwa kali ini!
Seharusnya hanya satu mantra andalan penyihir Aiqin ini yang terkelupas, namun hasilnya malah dua!
Jika pengelupasan dilakukan pada tubuh hidup, mengeluarkan sepuluh sihir arkan pun tak masalah!
Tapi ini kan pengelupasan mayat! Apakah mungkin penyihir Aiqin ini memiliki dua mantra andalan sekaligus?
Ini belum termasuk langka!
Yang lebih langka lagi, jiwa penyihir Aiqin ini akhirnya memilih membakar diri, mengalirkan seluruh kekuatan jiwanya untuk melengkapi kedua sihir arkan ini!
Mencapai hal ini sangat sulit, bahkan jiwa Raja Langit bersayap enam pun sulit berbuat sehebat ini dalam kondisi seperti ini - literatur kuno Bangsa Iblis telah mencatat jelas, penyihir Aiqin memang membutuhkan telepati tinggi saat menuju tingkat tinggi, tapi bagi penyihir Aiqin, telepati hanyalah kayu bakar untuk merebus air, cukup saja, jarang ada yang berlatih keras seperti penyihir Bangsa Iblis kecuali mereka yang khusus mempelajari sihir terkait telepati!
Menurut sistem intelijen Bangsa Iblis, penyihir Aiqin ini mempelajari sihir arkan aliran udara, api, dan petir - secara logika mustahil mencapai pencapaian nirwana telepati seperti ini!
"Kekuatan jiwa berjalan seiring dengan telepati, seorang Penyihir Aiqin yang memiliki jiwa sekuat ini benar-benar membuat seluruh Bangsa iblis merasa kagum sekaligus ngeri!"
Berdasarkan pemahaman Bangsa iblis, jelas terlihat jiwa Penyihir Aiqin ini bermaksud membakar diri sendiri. Dengan kekuatan elemen yang dahsyat, dalam proses transmisi yang kacau ini ia berusaha memicu pembalikan elemen pada atau langsung meledakkannya sebagai balas dendam!
Bab 468: Akar Cinta yang Belum Tertanam, atau Justru Telah Tertanam?
Jika semua kejadian di atas sudah terdengar luar biasa, maka tindakan Raja Lich Jia Bao – penguasa tertinggi dunia iblis – yang menyelipkan "Perjanjian Cinta" dalam proses transmisi dua mantra pengupasan arkan, sekaligus menanamkannya pada , inilah yang benar-benar menggemparkan seluruh Bangsa iblis!
"Perjanjian Cinta" bukanlah sihir arkan. Dalam proses ekstraksi sandi benang jiwa, sekalipun Raja Lich memiliki kekuatan sehebat apapun, mustahil baginya menyisipkan mantra lain. Ini murni kemampuan ras bawaan suku Lich, sama seperti "lingkaran cahaya Horor" milik suku Horor, warisan garis keturunan darah spesifik!
Satu-satunya fungsi "Perjanjian Cinta" adalah membuat kedua pihak yang terikat kontrak jatuh cinta tak terbendung!
Kemampuan ras ini biasa digunakan para Lich sebelum memanggil makhluk undead kuat sebagai langkah persiapan!
"Makhluk undead yang terlalu kuat pasti akan menjadi ganas! Setelah membantu pertempuran, mereka bahkan mungkin menghancurkan juga! Menandatangani kontrak seperti ini sebelum pemanggilan adalah pilihan terbaik tanpa kepastian kendali penuh!"
"Kontrak harus disepakati kedua belah pihak untuk berlaku!"
Liu Zhenhan tidak bisa menolak kontrak ini karena dibungkus dalam dua sihir Master Puskash! Menerima sihir berarti menerima kontrak!
Hal ini membuatnya tak sempat berpikir jernih, hanya berpegang pada keinginan untuk tidak melewatkan sihir Master Puskash, lalu menyetujui dengan gegabah!
Runa mata perak yang elegan di pelipisnya adalah bukti kontrak yang berlaku!
Raja Langit bersayap enam Stokesston memang tidak ngomong kosong! Ratu ini benar-benar tertarik pada bajingan tua itu!
Mana ada perempuan iblis yang tidak tergila-gila pada tampan, keren, berkarakter, dan sangat kuat?
"Maaf, Karu tercinta. Secara pribadi maupun resmi, kekuatanmu harus dibatasi!" Yang Mulia Raja Lich Jia Bao menatap Lao Liu dengan malu-malu, bicaranya terbata-bata dengan ekspresi memelas.
Liu Zhenhan tak bisa berkata-kata.
Meski jatuh cinta pada ratu karena "Kontrak Kecenderungan Hati", suara hati tetap tak bisa dipadamkan!
Sebab-akibatnya jelas di benak Lao Liu - Raja Lich memang punya rencana cadangan!
"Jika proses ekstraksi sandi Lingsi gagal karena probabilitas kegagalan hingga menyebabkan kematianku, tentu Sang Ratu akan senang memungut hasil jadi!"
Jika berhasil dianugerahkan, "Perjanjian Kecenderungan Hati" juga akan memaksaku tunduk padanya dan mencintainya!
Seandainya Liu Zhenhan benar-benar bangsa iblis bermata perak, mungkin dia akan setia mati-matian membela dunia iblis. Tapi nyatanya bukan!
Kesalahan takdir!
Cara membatalkan "Perjanjian Kecenderungan Hati" ini sebenarnya ada, asalkan kedua pihak setuju. Tapi dua orang yang saling mencinta, siapa yang mau membatalkan? Siapa tega melakukannya? Liu Zhenhan yang menyimpan dendam keluarga dan negara memang bisa tega, tapi apakah Sang Ratu masih bisa melepaskan diri dari rawa cinta ini?
Lao Liu merasa ini sangat konyol dan absurd. Mengapa meski tahu alur cerita dan memahami rahasia tersembunyi, bayang-bayang cantik itu tetap tak bisa hilang dari hatinya? Perasaan ini persis seperti yang dia rasakan terhadap Ning Yu dan Helen!
Masih tewaskah dia membunuhnya?
Liu Zhenhan tiba-tiba diliputi kemarahan dan kesedihan yang luar biasa karena suatu alasan. Dia ingin melihat darah, entah darah orang lain atau darahnya sendiri!
"Kalian masih belum menghadap Pangeran Zhenwu!" Seruan lantang Yang Mulia Jiabao membangunkan para pejabat bangsa iblis yang masih terdiam bodoh.
"Hormat kepada Yang Mulia Pangeran." Suara-suara kacau yang ragu-ragu itu akhirnya bergema silih berganti.
Liu Zhenhan mengangkat tubuh Master Puskash dari kereta dorong, berdiri terpaku di tempat dengan wajah kebingungan, tiba-tiba tidak tahu harus pergi ke mana.
Cinta yang membara tak membuatnya kehilangan akal sehat. Jika dua mantra terlarang yang ditransfer Master Puskash padanya adalah mantra ampuh, pastilah aula ini akan banjir darah hari ini! Raja Lich Jiabao pasti tak tega dibunuhnya, tapi pasti akan ditawannya untuk menemani selamanya!
Tapi dua mantra andalan yang ditransfer Master Puskash justru adalah——"Ying Jie Er Fa Le" dan "Mantra Transformasi Penyihir"!
"Ying Jie Er Fa Le" adalah sihir elemen udara ciptaan Master Puskash dulu. Beliau menciptakan banyak sihir elemen udara baru, tapi mantra ini khusus untuk membesarkan payudara pelacur, sama sekali tak berguna dalam petualangan maupun pertempuran!
"Mantra Transformasi Penyihir" adalah kemampuan andalan penyihir manusia. Penyihir manusia hanya punya tiga kemampuan——meramal masa depan dengan bola kristal, terbang mengendarai sapu Santana 2050, dan mantra transformasi!
Penyihir wanita manusia bisa mengubah makhluk apapun jadi katak selama 3 detik dengan mantra ini, sedangkan penyihir pria manusia bisa mengubah makhluk apapun jadi domba selama 3 detik!
Di hadapan mantra perubahan wujud, makhluk apapun, bahkan dengan resistensi magis tertinggi sekalipun, hanya bisa mempersingkat durasi transformasi menjadi sesaat saja. Mungkin mata manusia tak bisa menangkap proses perubahan ini, tapi fakta tetaplah fakta—tidak ada makhluk yang bisa mengelak dari "Mantra Transformasi Penyihir"!
Mengapa Master Puskash memiliki kekuatan jiwa sekuat ini? Jawabannya juga bisa ditemukan di sini—selain menguasai tiga aliran sihir hingga puncak, dia juga melatih "Ramalan Besar" dari para penyihir manusia!
Hanya segelintir orang di Benua Aigean yang berhak mengetahui rahasia ini, apalagi lembaga mata-mata bangsa iblis!
Keheningan yang aneh kembali menyelimuti hati Liu Zhenhan.
Rupanya di dalam hati santo agung ini, mantra andalannya sama sekali tidak terkait dengan mantra terlarang pembantai massal. Merenung dalam hati, Lao Liu merasa dirinya takkan pernah bisa setulus ini—yang dipikirkannya tiap hari hanyalah kombinasi mantra penghancur! Dalam hal ini, seumur hidup berlatih pun takkan bisa menyamai pencapaian Master Puskash!
"Karu, kau kenapa sebenarnya?" Tubuh montok Yang Mulia Jia Bao menempel erat, lengannya menggenggam lengan Lao Liu. Mata indahnya tak berkedip menatap wajah yang terpaku ini.
"Mulai sekarang aku yang akan menjaga tubuh guru ini." Liu Zhenhan mengumpulkan keteguhan hatinya.
“Tidak masalah, toh kekuatan jiwanya sudah sepenuhnya diberikan padamu. Aku juga tidak bisa menyerap lagi! Karena kau menerima sihir arkan-nya, sudah seharusnya kau menjalankan kewajiban sebagai murid! Aku berikan padamu anting kristal penyimpanan, ruang vakum 8.000 mocha, seharusnya cukup untukmu!” Jia Bao layaknya gadis kecil, dengan riang dan penuh perhatian melepas anting kristal dari telinganya, menyodokkannya ke tangan Lao Liu.
“Aku harus segera pergi ke benua lain untuk mencalonkan diri sebagai Raja Langit, apa kau punya senjata lain? Hanya mengandalkan sebilah pedang, tidak cukup!” Liu Zhenhan berbalik mendadak, pandangannya membuat Ratu Jia Bao merasa seperti rumput tak berdaya di tengah badai salju, dingin menusuk tulang.
“Bisakah kau tunda kepergianmu dua hari lagi? Biar aku menemanimu.” Ratu memohon dengan wajah memilukan.
“Mana ada banyak omong kosong seperti itu?” Wajah Pangeran Zhenwu yang baru dilantik berkeras, pandangannya seperti ingin memakan orang.
“Kalau begitu aku akan menemanimu diam-diam ke benua lain.” Ucapan Yang Mulia Ratu itu membuat segerombolan menteri di aula bersujud memberikan nasihat.
“Aku punya delapan lengan, siapkan tujuh senjata untukku!” Liu Zhenhan merangkul erat Raja Lich Jia Bao dengan enam lengan elemen yang tiba-tiba muncul. Di hadapan semangat membara ini, Yang Mulia Ratu merasa tubuhnya pelan-pelan melemas.
“Masih belum cepat pergi ambil senjata terbaik yang bisa ditemukan di istana untuk dipilih Yang Mulia Pangeran!” Yang Mulia Jiabao menggigit gigi peraknya, sedikit kehilangan kesopanan saat memarahi pengawal-pengawal yang berdiri kaku seperti kayu totem.
Para pengawal yang patuh segera mengumpulkan senjata-senjata tersebut, kotak-kotak kayu harum berukir indah berjajar rapi.
Raja Lich adalah ahli sihir arkan bukan prajurit, sehingga koleksi istana ini didominasi oleh tongkat sihir Ogustus dan kristal intan berkualitas tinggi yang telah dipoles. Tujuh tongkat Ogustus ini kualitasnya jauh melampaui tongkat lama Lao Liu yang berasal dari sumbangan lintah Moria yang bermutasi! Kristal-kristal ini berjumlah ratusan dengan warna-warni beragam, masing-masing memancarkan gelombang elemen yang mirip dengan Intan Guntur - pasang surut kekuatan magis yang terkendali namun penuh tekanan!
Ada juga belasan pedang kristal dan tombak bendera kristal yang tampaknya berfungsi sebagai hiasan dinding. Yang membuat Liu Zhenhan terpana adalah busur tanduk giok hijau zamrud yang memesona. Badan busur yang menyerupai dedaunan hijau dan sulur-sulur kuno, serta tali busur yang mirip rami hijau hutan, seolah membekukan endapan sejarah panjang dalam keanggunannya.
"Ini jelas adalah busur tanduk bergaya elf! Di dunia iblis sama sekali tidak ada yang menggunakan panah! Bagaimana ini bisa terjadi?" Liu Zhenhan mengamati busur tanduk elf ini dengan seksama, merasakan kekuatan elemen yang bergembira memancar darinya.
"Ini adalah rampasan perang dari 10.000 tahun lalu. Konon ini adalah harta karun terbesar Elf Hutan dalam sejarah Aiqin, 'Kemurkaan Langit'!" Yang Mulia Jiabao buru-buru menjelaskan asal usul busur ini kepada sang kekasih: "Hanya ada tiga senjata Aiqin kuno yang masih bertahan hingga sekarang! Ini salah satunya."
Melihat sang kekasih masih bersikap dingin, Yang Mulia Jiabao melontarkan candaan untuk mencairkan suasana: "Ras jahat Aiqin yaitu elf memang unik. Elf Emas yang paling ahli memanah justru tidak membutuhkan senjata arkan. Karena mereka sendiri sudah mahir dalam anugerah arkan, akibatnya justru mereka menjadi lawan yang paling ditakuti prajurit iblis kami. Sebaliknya, Elf Hutan yang punya busur dewa ini malah kurang kami takuti!"
Liu Zhenhan mengangguk kaku.
"Kemurkaan Langit" adalah yang pertama dibuat di antara tiga busur magis bangsa elf, menghilang setelah Perang Dewa dan Iblis, ternyata dibawa ke dunia iblis.
Tiga busur magis elf hanya bisa digunakan oleh keturunan darah elf. Konon "Kemurkaan Langit" ini telah dianugerahi "Berkat Alam Hijau", bisa melepaskan tiga bilah pisau terbang daun willow tanpa anak panah, bahkan bisa mengubah rumput menjadi anak panah.
Untuk senjata sihir, Liu Zhenhan memiliki hasrat mengumpulkan yang hampir obsesif. Maka dia langsung membuka cincin kristal penyimpanan dan memasukkan semua yang ada di sini, tanpa terkecuali.
"Karu, kau membawa begitu banyak senjata mencolok ke benua lain! Dua Raja Lich lainnya pasti akan mengenalinya!" Yang Mulia Jiabao berkata dengan ragu.
"Kamu tidak tega?"
"Bukan, aku hanya..." Genangan air mata segera memenuhi kelopak mata sang Ratu.
"Apa aku perlu diajarimu?!" Liu Zhenhan mengerenyit marah sambil menyentakkan lengannya, melepaskan genggaman Ratu yang memeluknya.
Sang Ratu dengan gemetar mendekat lagi, namun kembali disentakkan hingga menjauh.
Setelah memuat tubuh Master Puskash ke dalam cincin kristal penyimpanan, Liu Zhenhan mengeluarkan pedang kristal Fiat dengan suara gemerencing, lalu melambai ke pengawal iblis di sampingnya.
"Kau, antar aku ke harem kerajaan!" Tamparan Liu Zhenhan mendarat di muka pengawal Ghoul yang berlagak bodoh itu: "Jangan melirik-lirik, jalan!"
Pengawal malang itu terjungkal dengan muka berdarah. Saat hendak bangun dengan bingung, Lao Liu langsung menarik telinganya dan menyeretnya keluar istana seperti sampah.
"Yang Mulia! Situasi agak aneh! Kenapa 'Perjanjian Hati' tidak berpengaruh pada Karu Tianwang, eh... Pangeran? Kenapa tidak mempan pada Pangeran?" Wajah Raja Horor kini dipenuhi ketakutan, matanya jelas-jelas menuliskan kalimat "Yang Mulia terjebak!".
Cinta tentu takkan mengalahkan logika. Yang Mulia Jiabao juga sedang memikirkan hal ini, mengapa Karu selalu bersikap dingin padanya?
Para menteri berbisik-bisik di aula, suara "dengung-dengung" bagaimana menendang sarang lebah memenuhi ruangan.
Teriakan pilu bergema samar, seolah menjawab keraguan ini.
"Celaka! Celaka!" Seorang pengawal bangsa iblis berlumuran darah menerobos masuk ke aula. "Braak!" Ia berlutut di hadapan Ratu Jiabao sambil terisak: "Yang Mulia! Pangeran Zu'an Karu yang baru saja dilantik menjadi gila! Tiba-tiba membunuh semua orang di harem kerajaan, beberapa selir bermata perak yang sedang beristirahat di taman sudah tewas ditembak pedangnya! Pengawal yang berusaha menghalangi juga terkena sihir arkan! Cepat lihatlah, terlambat sedikit kita takkan sanggup menahannya, dia... dia terlalu kuat!"
"Apa?!" Alis indah Ratu Jiabao menegang, napasnya tersedak.
Di aula, Tianwang bersayap enam Stockton dan Raja Horor Best langsung menutupi muka mereka.
Keduanya termasuk orang pertama yang menyadari situasi.
"Sejarah dunia iblis pernah memiliki banyak ratu, harem kerajaan delapan ratus adalah warisan leluhur, semua ini tidak aneh!"
Tapi sebagai pria biasa bangsa iblis, tidak ada yang mau berbagi wanita dengan pria lain!
Ini warisan leluhur, ini harga diri pria! Karu si Raja Langit Kiri, dari pandangannya saja sudah jelas bukan tipe kurir pos yang mau berbagi dengan pria lain, dia pejuang sejati!
"Jangan-jangan benci muncul karena cinta? Makin dalam cinta makin dalam benci!" Bestar menatap dengan wajah memelas, seolah merasakan datangnya era tiran. Teriakan panik dan erangan sakit di luar bahkan terdengar jelas hingga aula kerajaan.
"Kalau kalian sampai melukai kulit Karu sedikitpun, kalian semua akan kujadikan pakan Oushou di taman kerajaan!" Teriak Yang Mulia Jiabao sambil melesat keluar aula.
Bab 469: Watak Asli Lajang
〖Benci adalah sinonim cinta.
——Peribahasa terkenal dunia iblis〗
※※※
Harem Ratu Jiabao mengalami pembersihan berdarah besar-besaran!
Seberapa besar kerusakan yang bisa ditimbulkan Tuan Tanah Feilengcui yang bisa terbang cepat, membawa dua elemental dan delapan lengan, memiliki kekuatan fisik bawaan, dan sudah mencapai tingkat di atas santo, terhadap orang biasa?
Di Benua Aigean, bahkan orang yang tidak kekurangan seutas urat di otaknya pun pasti bisa membayangkan konsekuensinya!
Ini sama seperti seorang kaisar membawa Tuan Tanah Feilengcui ke gudang harta, lalu memberikan dia sebuah karung sambil berkata: "Bro, ambil sebanyak yang bisa kau angkat!"
Istana Raja Lich seolah berubah menjadi istana musim panas liburan sementara Dewa Maut, sementara selir-selir pria berambut rapi kini bagaikan gadis penghibur yang merintih di bawah derap kaki besi, menyirami tanah suci nan damai ini dengan darah!
Melihat mayat-mayat berserakan di tanah, menyaksikan ekspresi garangnya yang tetap tak berubah meski telah diberi penjelasan, bahkan cinta yang membara pun tak mampu meredam amarah Ratu yang telah melampaui batas!
Delapan ratus harem adalah tradisi turun-temurun penguasa dunia iblis. Dari istana ini, tujuh selir pria bergelar Pangeran paling terkasih. Jika Liu Zhenhan menganut cinta universal, bukankah Yang Mulia Jiabao juga demikian? Bayangkan sebaliknya: Bagaimana jika Liu Zhenhan menyaksikan Ratu Jiabao mengangkat pedang pada Ning Yu dan Ai Wei'er? Lao Liu tak akan menerima, begitupun Ratu Jiabao tak bisa menerima situasi saat ini!
Dalam hati Sang Ratu, perasaan malu atau rasa bersalah secara moral tak pernah muncul terkait praktik pernikahan selir. Ini adalah hak prerogatif para ratu sepanjang masa - biasa seperti makan dan berpakaian!
Mencintai Lao Liu bukan berarti meninggalkan selir-selir pria lainnya!
“Dengarkan semua, tangkap Pangeran Zhenwu segera!” Yang Mulia Jiabao tidak bisa lagi menahan diri. Jika dibiarkan terus membantai dengan kecepatan geraknya ini, dikhawatirkan dia akan menerobos kamar tidur dan membunuh selir-selir kesayangan Ratu - ini akan membuat sang Ratu berduka seumur hidup!
Perintah kerajaan ini mungkin merupakan titah paling menyusahkan bagi pejabat Bangsa Iblis!
Harga diri Zuo An bermata perak ini benar-benar luar biasa keras! Keberaniannya juga keterlaluan besar!
Mana ada anggota Bangsa Iblis kelas bawah yang berani berlaku semena-mena di istana Raja Lich seperti ini?
Pendidikan kesetiaan kepada raja yang diwariskan turun-temurun telah tercap dalam di hati setiap Bangsa Iblis. Mental budak membuat mereka menganggap keinginan sang Raja sebagai keinginan sendiri! Terang-terangan menghunus pedang, menumpahkan darah di istana? Ini terlalu absurd!
Ratu memerintahkan untuk melucuti senjata pangeran baru ini, tapi apakah mudah? Belum lagi soal kemampuan luar biasa sang pangeran baru, jika terjadi sesuatu saat mengepungnya sehingga kekasih hati Sang Yang Mulia terluka, pasti akan ada akibat buruk di kemudian hari!
Jika tidak menaklukkannya. Zuo An ini membunuh dengan kecepatan juara Olimpiade Jagal, efisiensinya mengerikan. Setiap detik yang berlalu akan memperburuk situasi!
Liu Zhenhan justru menghentikan serangannya sendiri, tidak membuat para Pangeran Kelas Dua dan Tiga yang ragu-ragu ini semakin terjepit.
Membunuh hanyalah salah satu cara melampiaskan amarah, melampiaskannya saja sudah cukup. Di istana ini saja ada ribuan pelayan, areanya begitu luas, dia tidak punya mantra terlarang, menyembelih satu per satu dengan pisau selama seminggu pun tak akan bersih.
Di hadapan banyak mata yang membelalak lebar, Liu Zhenhan membersihkan pedang kristal Feiyate yang berlumuran darah, lalu terbang menuju vila sementaranya seolah tak terjadi apa-apa.
Ratu Jiabao segera menyusul dengan marah, sejumlah pejabat iblis ragu-ragu. Separuh tetap untuk membereskan kekacauan dan membersihkan "medan perang". Separuh lain membawa pengawal elit mengikuti dari jauh di belakang Yang Mulia Ratu untuk jaga-jaga.
Mengesampingkan konsep benar dan jahat, semua harus mengakui bahwa komposisi masyarakat pasti memiliki sistem hukum. Kebaikan sejati adalah tema abadi, dunia iblis pun tak berbeda.
Di dunia iblis, baik perampokan maupun penipuan akan mendapat penindasan hukum seberat di Benua Aigean!
Berdasarkan perbuatan Putri Karu yang baru dilantik hari ini, memenggal otaknya seratus kali pun masih kurang!
Namun seperti semua tingkat, hukum di dunia iblis juga membedakan perlakuan terhadap berbagai strata sosial. Bagi rakyat biasa, hukum adalah pedoman kebenaran dan gunung yang tak tertembus. Sedangkan bagi bangsawan kerajaan yang benar-benar berkuasa, hukum mungkin hanyalah angin sepoi-sepoi, lapisan tirai tipis, atau awan yang melayang di ufuk langit - aturan tak tertulis ini telah ada sejak "kebenaran" pertama kali lahir, dan akan terus bertahan selamanya.
Yang Mulia Ratu tidak akan menjatuhkan hukuman, bangsa iblis lainnya pun hanya bisa tutup sebelah mata. Jika sampai memaksa Pangeran baru ini ke ujung tanduk, dengan sifatnya yang seperti ini, siapa yang tahu konsekuensinya - Pantai Kontribusi tidak bisa lagi menanggung kerugian!
"Segera carikan aku seorang pelacur, aku akan berhubungan intim dengannya di hadapanmu!" Begitu Liu Zhenhan berkata pada Ratu Jiabao. Kalimat ini sepenuhnya mengungkapkan sifat bajingannya yang sejati.
Karena ucapan ini, hawa dingin tiba-tiba menyapu seluruh kompleks vila yang luas dan sepi itu dengan suara whoosh whoosh.
"Kamu... kamu..." Ratu Jiabao gagap berkali-kali tanpa bisa melanjutkan. Dia mengira harta karunnya ini hanya akan merajuk, tapi tak menyangka pertemuan pertama langsung dihujani kata-kata mesum. Seketika wajah bunga sang ratu menjadi pucat pasi, seluruh tubuhnya gemetar tak terkendali.
Untunglah, baik Raja Horor maupun Raja Langit Bersayap Enam tidak berani memasuki kompleks vila.
Andai kata ucapan ini tersebar, wibawa Ratu Jiabao benar-benar akan musnah tak berbekas.
“Apa kau pikir aku bercanda?” Liu Zhenhan saat ini, baik ekspresi maupun sifat dalamnya, adalah bajingan sejati. Jika ekspresi setiap orang bisa sejelas dan semudah dipahami seperti dirinya, bahasa akan menjadi penemuan paling membosankan.
“Cukup!” Ratu Jiabao menjerit dengan suara melengking, setelah lama terdiam ia berusaha menahan amarahnya. Dengan setengah memohon dan setengah mengancam, ia berkata pada Lao Liu: “Karu, bisakah urusan antara kita tidak melibatkan selir-selir pria lain? Tidakkah kau tahu, cintaku bukan milikmu seorang! Aku mencintaimu, juga beberapa Pangeran lainnya! Hari ini bisa kubiarkan, tapi jangan pernah ulangi lagi. Jangan paksa aku mengerahkan seluruh kekuatan benua untuk memenjarakanmu di harem kerajaan, hanya minum anggur dan menikmati bunga. Jika kau patuh...”
Ekspresi Ratu Jiabao tiba-tiba berubah memabukkan seperti anggur yang indah. Dengan lembut ia bersandar di dada Liu Zhenhan, jari-jari mungilnya membelai wajah yang nyaris terdistorsi oleh kemarahan itu.
“Aku akan menyayangimu paling dalam.” Sorot mata Ratu Jiabao berkilau seperti sutra, kelembutannya bagai air mengalir. Bagaimanapun, ratu ini adalah kecantikan yang tak tertandingi.
Tenggorokan Liu Zhenhan terasa asam, hampir-hampir ia muntah.
Dua aturan permainan dan nilai eksistensi yang bertolak belakang memaksanya melalui pengalaman ini, tentu akan menghasilkan konsekuensi seperti ini!
"Beri aku uang, aku akan segera pergi ke benua lain. Aku tidak ingin tinggal di sini sedetik pun!" Liu Zhenhan yang sekarang dipenuhi oleh berbagai kebencian kacau, benar-benar membenci Bangsa iblis sampai ke tulang sumsum. Benci tetap benci, tapi uang tetap harus diminta.
"Tidakkah bisa tinggal semalam lagi?" Ratu memegang erat lengannya dengan ekspresi sedih.
Liu Zhenhan menjawab pertanyaan Ratu dengan senyuman sinis. Begitu terpikir wanita tercintanya ini telah ditiduri orang lain, baik secara mental maupun fisik dia menjadi impoten.
Ratu Jiabao tidak mempermasalahkan hal ini lagi. Bagi seorang Raja, harta tentu perkara sepele. Seribu keping uang kerang segera dikirim, semuanya uang kerang hitam termahal. Sebesar kuku kelingking, tekstur cangkang seperti bunga, hitam pekat berkilau.
Baru setelah Yang Mulia Pangeran Zhenwu ini pergi dengan langkah besar, Raja Horor Best berani mengajukan pertanyaan hatinya kepada Ratu: "Yang Mulia! Menurutmu apakah Paduka benar-benar akan membelot ke pihak Paul Newman atau Clark Gable? Menurutku dendam Paduka sangat kuat, mungkinkah karena cinta berubah menjadi kebencian..."
"Tidak! Dia adalah Pangeranku, sekalipun dia ingin membelot, apakah kedua Yang Mulia lainnya berani menerimanya? Dalam kondisi tidak bisa membuat Penggantian Boneka, siapa yang berani mempercayai kesetiaannya? Dia terlalu kuat, tanpa kendali yang pasti, tidak ada yang berani mempekerjakannya, termasuk aku!" Di hadapan orang kepercayaannya, Ratu Jiabao tidak perlu berbasa-basi: "Sayangku Best, masalahnya bukan hanya ini! Bahkan aku sendiri sekarang harus lebih hati-hati saat menggunakan Karu! Coba pikirkan, dia adalah Ahli Sihir Arkan bermata perak dengan telepati yang lebih kuat dari Raja Lich, status apa yang pantas kita berikan kepadanya di hierarki dunia iblis? Raja Langit Zuo'an? Heh, kamu adalah Raja Horor yang khusus mengendalikan adipati kelas tiga, ketika harus mengatur bawahan yang lebih kuat darimu, betapa besar kerusakan citramu di mata ksatria bangsa iblis lainnya? Memberikannya jabatan lebih tinggi? Itu pasti akan merusak tradisi dan keseimbangan!"
"Yang Mulia, sekalipun telepati Pangeran Karu sangat kuat, dia tidak pernah mempelajari sihir arkan tradisional. Dia tidak bisa mengubah kekuatan telepati menjadi energi kinetik pertempuran. Kurasa aku belum tentu kalah darinya." Raja Horor itu mengatakannya dengan muka memerah, namun suaranya semakin lirih.
Kalimat "belum tentu kalah darinya" ini sangat menarik.
Meskipun belum pernah bertarung secara resmi dengan Pangeran Karu ini, Raja Horor Best benar-benar tidak memiliki keberanian untuk berani menyatakan dirinya pasti bisa mengalahkan pangeran ini. Bagi Raja Horor yang sombong, ini sungguh memalukan.
"George, coba lihat dari sudut pandangku! Ketika seorang Ahli Sihir Arkan Mata Perak yang memiliki elemental berdiri di hadapanmu, haruskah kau menahannya untuk melayanimu? Tidakkah kau juga akan berusaha sekuat tenaga mengendalikannya? Relakah kau melihatnya mengabdi pada raja lain?" Ratu Jiabao mengeluarkan isi hatinya: "Dia adalah Mata Perak yang ditakdirkan menjadi pahlawan begitu menginjakkan kaki di medan perang! Kata 'pahlawan' seolah diciptakan khusus untuknya sejak pertama kali ada! Kau sudah melihat gaya bertarung dan kekuatannya, tahu aku tidak berbohong dengan mata terbuka! Jika sekarang aku tidak menggunakan 'Kontrak Hati', Raja Lich lain pasti akan menggunakannya setelah gagal membuat Penggantian Boneka! Terutama Clark Gable dari Bollywood! Hei! Pasukan centaur-nya sudah punah seluruhnya, sedang mencari-cari kesempatan untuk memperkuat diri!"
Raja Horor Best tidak bisa berkata-kata lagi.
Memiliki bawahan yang sangat kuat memang merupakan impian setiap Kaisar.
Tapi bawahan yang terlalu kuat juga mengharuskan sang Kaisar waspada terhadap ancaman pengambilalihan kekuasaan yang bisa merusak citra sang Raja!
Bagi setiap Raja Lich, upaya untuk sepenuhnya menaklukkan Mata Perak sekuat ini jelas merupakan penderitaan yang membahagiakan!
"Tapi satu hal yang pasti, tak peduli Raja Lich mana pun, pasti takkan rela melemparkan 'ubi panas' yang merepotkan namun sangat kuat ini ke orang lain!"
Sebenarnya yang mengalami penderitaan ini bukan hanya Ratu Lich Jiabao. Jauh sebelum waktu yang tak tercatat, Raja Bimon dan Imam Agung Jubah Merah juga pernah pusing tujuh keliling karena masalah ini!
Dibandingkan dengan Raja Bimon dan Yang Mulia Paus yang miskin, Raja Lich dari dunia iblis yang memiliki tradisi menggunakan "boneka pengganti" untuk mengendalikan bawahan andalannya, serta menghadapi dua rival kuat, jelas lebih menderita!
"Waktu dan perlakuan baik adalah obat terbaik untuk luka. Setelah cukup lama, dia pasti akan terbiasa! Lagipula aku ini Ratu, punya harem kerajaan itu wajar! Aku sengaja menyuruhnya jalan-jalan dulu. Dia pasti akan kembali, karena tak punya tempat lain." Ratu Jiabao menyimpulkan dengan penuh percaya diri dan kebanggaan, mengutip kebijaksanaan dunia iblis yang diwariskan ribuan tahun. Raja Horor pun mengangguk-angguk setuju.
Tapi Yang Mulia Ratu tidak tahu, logika ini hanya berlaku untuk Bangsa Iblis.
Seandainya benar ada praktisi sihir arkan bermata perak yang diperdaya Ratu Jiabao seperti ini, mungkin lama-lama akan menerima nasib. Ini sama seperti mucikari yang menjinakkan pelacur - gadis paling suci sekalipun, bila terbiasa dengan kehidupan memalukan yang awalnya dianggap hina, akhirnya akan pasrah menerimanya.
“Dalam bahasa sehari-hari, ini namanya takdir.”
Selama masih bagian dari Bangsa iblis, harusnya mereka paham bahwa tekanan tradisi bukanlah hal yang bisa dilawan sendirian. Emosi sesaat takkan sanggup menanggung beban seumur hidup!
Tapi bagi si pseudo-mata perak ini, teori semacam itu bahkan tak punya setitik pun dasar yang kuat.
“Memalukan!” Liu Zhenhan dengan mudah menghindari pengawal Bangsa iblis yang menyelusup, bersembunyi di kamar mewah sebuah penginapan sambil mengeluh pada Ai Wei'er dan Ailijie.
“Dasar pelacur! Kita harus segera kumpulkan orang dan hancurkan istana ini sekarang juga!” Ai Wei'er yang marah sampai alisnya melengkung naik ke atas, nyaris menerobos istana untuk membunuh Ratu tak tahu malu itu—yang berani berniat menjadikan Richard sebagai anggota harem kerajaan. Benar-benar tak tertahankan!
“Sebenarnya 'Kontrak Hati Tergerai' ini tak jauh beda dengan 'Kontrak Jiwa' antara Pendeta Bimon dan peliharaan magis mereka, prinsipnya sama. Intinya menjalin hubungan intim melalui bentuk kekuatan elemen! Pada dasarnya, kau dan dia sama sekali tidak saling mencintai, hanya alam bawah sadar yang diubah kekuatan elemen, memaksakan perasaan antara kalian! Perasaan ini dipaksakan padamu, jadi Yang Mulia Richard tak perlu ambil pusing soal ketidaksetiaan Ratu Jiabao ini.” Ailijie menghibur Lao Liu.
“Aku juga tahu logika ini, tapi hatiku masih menahan kehinaan!” Liu Zhenhan menggeretakkan akar giginya: “Sekarang aku bahkan punya niat membunuh si jalang ini!”
“Bisa dimengerti.” Bunga Aiqin mencibir keras, tradisi romansa antara ksatria dan nyonya bangsawan memang tradisi Aiqin, tapi hanya tradisi ini yang sama sekali tidak mungkin diterapkan di Feilengcui. Ailijie bisa membayangkan bagaimana tuan tanah ini akan bertingkah gila jika Ning Yu terlibat skandal inses dengan pria liar!
Sejujurnya, pembantaian istana hari ini sudah dianggap sebagai balas dendam yang masih mengerti status diri dan tahu proporsi!
“Aku mendapat sejumlah besar uang, juga busur magis kalian kaum Elf, Kemurkaan Langit! Busur Elf hanya bisa digunakan Elf, kuberikan padamu!” Liu Zhenhan tidak lupa urusan penting, segera mengosongkan barang-barang istana hasil jarahannya dari anting penyimpanan.
“Baik... baik kamu Richard!” Ailijie gemetar emosi, ucapannya kembali tak utuh: “Kamu... kamu... cemburu tapi tetap cari untung ya!”
“Jancuk! Harta si jalang kecil kan sudah milikku! Daripada dirampok kura-kura itu, lebih baik laozi telan!” Liu Zhenhan menggeram lagi memikirkan hal ini.
“Kristal berlian ini untuk apa?” Ai Wei'er melihat begitu banyak barang mewah, matanya berbinar-binar, wajahnya langsung berseri-seri, tak lagi menyebut balas dendam pada si lonte.
“Ini semua adalah kristal perlindungan magis! Menyediakan perisai! Intan Guntur di Aiqin kita adalah batu permata jenis serangan, kristal bangsa iblis semuanya bertipe pertahanan! Tongkat sihir tulang ajaib belum ada di zaman dulu!” Ailijie memeluk erat Kemurkaan Langit, senyumnya merebak bagai bunga: “Raja Bunga Yang Mulia, sekarang aku benar-benar berharap kau mau menjadi kekasih Raja Lich beberapa kali lagi!”
“Pakai ini!” Liu Zhenhan mengabaikan omongan gila Bunga Aiqin, melemparkan jubah besar untuknya dan Ai Wei'er: “Di dunia iblis ada banyak bangsa serangga Bimon, kalian berdua pakai jubah ini takkan ada yang mengenali! Jangan bicara saja! Nanti aku akan ajak kalian ke toko-toko untuk membeli barang seperti kotak tulang penghubung!”
“Bangsat! Aku sudah tak tahan!” Liu Zhenhan berkata dengan amarah yang meluap-luap.
Bab Empat Ratus Tujuh Puluh: Menindas Lelaki dan Merebut Perempuan
Sama seperti Benua Aigean, dunia iblis juga memiliki perusahaan dagang besar yang sangat-sangat Berbual B.
Tiga penduduk asli Aiqin berjubah besar naik ke kereta kuda jalanan. Kusir Ghoul langsung menunjuk spanduk iklan di bawah atap melengkung yang bertumpuk rapat di sudut jalan, dengan nada bangga khas penduduk lokal menyebut nama toko besar——"Ladang Subur".
Slogan iklan di spanduk toko ini sepertiruplak gaya pedagang Goblin Aiqin——Di mana ada jalan, di situ ada "Ladang Subur"!
“Karting” adalah kereta yang ditarik oleh binatang karting, sangat cocok untuk wisata; binatang pekerja dari dunia iblis ini bertubuh mirip kura-kura, otak seperti trenggiling, seluruh tubuh tertutup sisik tebal, memiliki enam kaki pendek namun kuat, meski kecepatan larinya tidak cepat tapi sangat stabil, menarik gerbong bulat yang penuh dengan pesona eksotis.
Gerbong agak sempit, mungkin dirancang khusus untuk Ghoul. Ai Wei'er dan Ailijie duduk di paha Lao Liu, membuka tirai gerbong kiri-kanan, bersemangat menempel di jendela sambil berdiskusi dengan suara terkecil tentang pemandangan di luar.
"Ce...ce...cewek cantik! Aku...aku...aku melihat cewek cantik lagi!" Ailijie sesekali menggoyangkan lengan Lao Liu. Bunga Aiqin yang seumur hidup berperang melawan bangsa iblis ini baru pertama kali menginjakkan kaki di masyarakat iblis, memandang segala sesuatu dengan rasa penasaran dan kekaguman.
dan mata perak dari bangsa iblis, sama seperti Elf Aiqin, adalah ras yang khusus menghasilkan pria dan wanita tampan. Penyihir wanita suka memakai sepatu hak tinggi, wanita mata perak suka memakai kulit ketat berlubang, semuanya terlihat seksi dan mempesona.
Ai Wei'er berbeda dengan Ailijie. Bos Ai suka melihat wanita cantik, tapi Xiao Ai hanya melihat pria tampan. Pria yang sangat tampan pun akan dikritik habis-habisan di mulutnya, intinya selalu kalimat yang sama: "Tidak secantik Richardku..."
"Liu Zhenhan" hari-hari ini sudah terbiasa melihat pemandangan ini. Ia berbisik ke telinga "Ai Wei'er": "Harta karun, nanti aku akan membelikanmu beberapa set pakaian kulit ketat juga? Lihat gadis-gadis kecil di jalan ini memakainya dengan gaya yang begitu menggoda!"
"Di zaman kami dulu, jika ada gadis berani memakai baju seperti ini di jalanan, pasti sudah ditangkap sebagai orang gila! Terlalu terbuka!" Tak heran sebagai Elf, telinganya yang runcing juga tajam pendengarannya. Sebelum "Xiao Ai" sempat mengutarakan keberatan, "Bos Ai" sudah tak tahan mengomentari.
"Kamu tahu apa! Pakaian putri duyung juga mengusung gaya seksi!" "Liu Zhenhan" membayangkan masa lalu. Saat baru mengenal "Ai Wei'er", dada si gadis hanya ditutupi sepasang kerang – kebiasaan baik yang bertahan hingga kini, terlalu asyik.
"Richard, apa yang akan kau belikan untuk Ailijie?" "Ai Wei'er" memeluk leher besar "Lao Liu".
"Sepatu hak tinggi! Yang haknya 10 cm! Bos Ai memakai qipao dengan sepatu hak tinggi, pasti sangat cocok." Kata "Liu Zhenhan".
"Raja Bunga Yang Mulia, Ratu Bunga Ailijie terlihat cantik dalam apapun." Suara "Ai Wei'er" terdengar asam seperti baru makan kurma hijau: "Sebenarnya tentang rumor kecantikan Bunga Aiqin, aku sudah banyak dengar. Tapi baru setelah bertemu, aku tahu ternyata rumor di dunia ini tidak semuanya bohong!"
"Mencela aku ya? Si gadis kecil!" Ratu Bunga menyembulkan bibirnya, mengingat busur ilahi itu, dia memilih tak marah pada gadis kecil ini: "Richard, aku harus nyatakan dulu. Aku mau sepatu hak kristal!"
"Dunia iblis memang tak punya banyak hal. Tapi kristal melimpah! Pasti beli yang kristal!" Liu Zhenhan menghela napas panjang.
Kini bangsa iblis, baik dalam kemajuan transportasi maupun kecepatan komunikasi, telah jauh melampaui Benua Aigean; Meski formasi teleportasi kristal arkan hanya bisa mengangkut maksimal 40 orang sekaligus, tak cocok untuk mobilisasi pasukan besar, tapi dengan Kristal Penyimpanan Vakum, setidaknya masalah logistik perang bisa teratasi! Dalam perang berkepanjangan, menggunakan Kotak Tulang Terkoneksi untuk komunikasi real-time, baik untuk gerak pengepungan maupun serangan mendadak - komandan bisa leluasa mengatur strategi dan penempatan pasukan!
Kristal juga jauh lebih unggul daripada logam dalam keserasian magis. Untungnya sihir udara, api, air, dan tanah di dunia iblis masih ditekan kuat oleh arkan tradisional. Andai dikembangkan bebas, bukan tak mungkin kini telah lahir para alkemis profesional!
Kalau saja begitu, sampai sejauh apa kekuatan bangsa iblis akan berkembang!
"Cheongsam memang cantik, tapi kenapa aku harus terus memakai kuku palsu panjang di jari?" Ailijie juga mengulurkan lengannya, merangkul leher Lao Liu, tersenyum manis sambil mengedipkan mata dengan sopan. Penampilannya yang manis bisa memabukkan seekor sapi; Belakangan ini dia sangat puas setelah mencoba setelan Ratu Dowager Cixi.
"Tak ada arti khusus, murni hiasan saja." Tulang-tulang Lao Liu langsung lemas.
"Ailijie, kupikir Gorini yang paling jago merayu, ternyata kamulah sang ahli! Menurutku lebih baik kau menikah saja dengan Richard, lagipula kau takkan bisa kabur." Ai Wei'er mengatakan kebenaran yang telah disepakati semua orang.
"Akan kunikahi dia setelah dia benar-benar menguasai sihir!" Jawaban Ailijie bergaya khas bahasa Elf.
"Wahai mawar berduri, apakah kelopakmu yang lembut tetap tertutup untukku?" Liu Zhenhan mengutip puisi cabul untuk mengungkapkan perasaannya, membuat Xiao Ai tertawa terkekeh sementara Ailijie mengacungkan tinju hendak menghantam otaknya sampai benjol.
"Richard, aku baru saja melihat gadis cantik! Pasti perempuan cantik dari Suku Sparrow Bimon! Merak cantik!" Tinju Ailijie mengendur, jarinya beralih menunjuk ke jendela sementara tangan satunya mencolek pinggang Lao Liu.
"Mana? Mana?" Lao Liu menjulurkan kepalanya seperti kura-kura yang sedang mencari makan.
Ai Wei'er juga segera mendekat.
Tiga kepala sekaligus tersangkut di jendela, terpaku.
Di jalanan benar-benar ada kecantikan merak, lihat saja rambut panjang tujuh warnanya yang gemilang!
Sejak ras Bordir ini punah dari keluarga besar Bimon, hanya gadis kapal hiburan dari Suku Kekyin seperti Xixi yang bisa menunjukkan pada dunia apa itu kecantikan merak zaman dulu melalui rambut tujuh warnanya!
Tapi baru setelah benar-benar melihat kecantikan merak secara langsung, kita akan paham bahwa kecantikan merak tak tergantikan!
Rambut tujuh warna itu memantulkan cahaya gemilang layaknya emas di bawah sinar menara api!
Kecantikan wajahnya nomor dua, namun keindahan rambut tujuh warna yang memukau ini - baik Liu Zhenhan, Xiao Ai, maupun bos Ai - baru bisa benar-benar merasakan apa artinya "pesona kecantikan yang menyilaukan seperti Dibo Luo" dari jarak dekat!
Bahkan setelah mobil gokar melintas sekian lama, ketiganya masih terdiam.
"Rambut tujuh warna itu benar-benar begitu klasik, begitu indah!" Ai Wei'er mengerlingkan mata.
“Bordir jenis ini sejak dulu termasuk ras langka, aku hanya pernah dengar tapi belum pernah melihat langsung. Tak disangka malah bertemu di dunia iblis.” Ailijie juga mengerlingkan mata: “Gadis kecil ini ditemani seorang ksatria bermata perak. Pasti mainan orang berkuasa.”
Liu Zhenhan segera menarik tali tipis di gerbong. Tali ini terhubung dengan lonceng kecil menuju tempat duduk kusir. Begitu lonceng berbunyi, kusir akan tahu penumpang ingin memberi perintah.
Mobil kart perlahan berhenti. Mata kusir Ghoul mengintip melalui celah tirai pintu gerbong.
“Putar balik! Ke arah gadis kecil berambut bersinar tadi!” Liu Zhenhan melambaikan jari ke kusir.
“Kenapa?” Ai Wei'er bertanya bingung.
“Gadis Bimon secantik ini mana boleh diserahkan ke pria bangsa iblis! Bangsat!” Liu Zhenhan menggeretakkan gigi.
“RAMAS?” Wajah Ai Wei'er langsung berseri-seri: “Bagus! Bisa jadi pelayan aku!”
“Aku belum pernah melakukan hal seperti ini. Pasti seru!” Pipi Ailijie langsung memerah penuh semangat. Jelas, dia juga tipe yang suka onar. Hari ini tiga perusak datang ke ibukota.
“Nanti begitu turun, aku yang urusi si pria!” Liu Zhenhan sudah mahir urusan begini: “Kalian berdua fokus narik si gadis ke gerbong!”
“Tidak masalah!” Bunga Aiqin gemetar hebat karena terlalu bersemangat, sepertinya ini pertama kalinya melakukan perbuatan buruk, kepalan tangan mungilnya berderak krak krak.
Benar-benar tak kenal hukum!
Sebelum mobil karting benar-benar berhenti, Liu Zhenhan sudah melompat keluar dari kabin.
Si cantik merak ini sedang berjalan bergandengan tangan dengan seorang Ksatria Mata Perak berbaju zirah kristal, memilih-milih perhiasan berbentuk tulang yang terpajang di rak dagangan. Tangan lain sang ksatria memegang tali seekor kuda mimpi buruk perkasa berkilat-kilat dengan kaki berkobar api.
Liu Zhenhan mendekat dari belakang, menyeruduk sang Ksatria Mata Perak dengan gaya kasar seperti preman.
Ksatria itu terhuyung-huyung tertabrak, hampir jatuh kalau tidak tertahan rak dagangan. Suku Mata Perak yang gemar berkelahi langsung membalas dengan cekatan mencengkeram kerah baju Lao Liu. Sebelum orang-orang sadar apa terjadi, sang ksatria sudah terlempar ke tanah. Kuda mimpi buruk raksasa itu ditampar Liu Zhenhan tepat di antara mata berkobar apinya, otaknya langsung berhamburan seperti keju yang dihancurkan.
"Sebagai seorang yang berada di tingkat di atas santo, melakukan serangan tiba-tiba yang begitu hina sungguh merendahkan martabat. Yang lebih tidak manusiawi, Liu Zhenhan bahkan menyepak sambil merobohkan kuda mimpi buruk, sekaligus menghantam kepala Ksatria Mata Perak yang terjatuh di tanah. Tendangan ini tepat sasaran, langsung menyebabkan pingsan akibat syok, tak diragukan lagi keahlian veteran."
"Sial! Kau berani merayu istriku!" Liu Zhenhan meludah kesal ke tanah, menarik Jubahnya lebih rapat. Matanya menyapu sekeliling dengan arogansi luar biasa, membuat orang-orang yang terpaku ketakutan sampai menggigil, baru kemudian ia naik ke mobil kartun dengan sikap sok jago.
Gadis Merak dari suku Spyro ini sama sekali tak sempat melawan. Ailijie langsung menghantam lehernya dengan telapak tangan seperti pisau, membuatnya pingsan lemas.
"Haha! Bos Ai, rupanya kamu juga berbakat jadi preman!" puji Liu Zhenhan pada Bunga Aiqin.
Bunga Aiqin gemetar tak bisa bicara. Seluruh proses tadi benar-benar menegangkan, jauh lebih seru daripada melakukan perbuatan ksatria!
Kabin menjadi semakin sempit dengan tambahan orang. Lao Liu memeluk gadis merak kecil itu di pangkuan, dengan dua wanita cantik di paha, sikapnya sok genit.
"Payudara si gadis kecil ini lumayan besar," canda Ai Wei'er sambil mencubit bagian menggairahkan di tubuh Merak itu.
“Kalian tahu tidak, semua warna rambut di tubuhnya seharusnya pelangi, bisa memantulkan cahaya loh!” Lao Liu berusaha mati-matian menyembunyikan raut wajah mesumnya, tapi sia-sia saja, air liurnya hampir menyamai debit Sungai Sanggan.
“Hmm, tetap saja kamu lebih berpengalaman, Xixi pasti banyak memberimu wawasan.” Ai Wei'er mencubit hidung Lao Liu keras-keras, lalu tertawa kretak.
“Ter-ter-terlalu... terlalu menggairahkan! Ka-kali la-lain ada kejadian begini, la-langsung kabari sa-saja!” Tubuh Ailijie masih gemetar, diliputi kegembiraan yang tak bisa dijelaskan.
Kuda kardinian yang ditarik itu seperti minum obat perangsang, berlari kencang ke depan di bawah cambukan yang nyaring, menggilas jalanan hingga bergemuruh.
Ini semua berkat satu Koin Kerang Hitam. Soal sistem keuangan dunia iblis, Liu Zhenhan benar-benar buta. Entah berapa nilai seribu koin hitam di tangannya ini, dia sama sekali tidak yakin. Tapi melihat reaksi kusir, sepertinya masih bernilai beberapa keping. Sekarang dia agak menyesal, tadi harusnya dompet Ksatria Mata Perak itu juga dirampas!
Lima belas menit kemudian, mereka tiba di tujuan.
Toko bernama "Ladang Subur" ini langsung terlihat megah dari pintunya. Luasnya bukan main, belum lagi area parkir di depan yang dipenuhi belasan kereta ber-lambang keluarga mewah berhias emas dan perak. Gagahnya minta ampun! Semua kereta ini ditarik dua atau empat ekor kuda mimpi buruk, menunjukkan betapa mulianya pemiliknya!
Kereta kuda berhenti lima puluh yard dari jalan raya, tak berani mendekat sama sekali.
Liu Zhenhan menyuruh Ai Wei'er memasukkan gadis merak ke dalam cincin ruang, lalu turun dan melemparkan koin hitam ke kusir ghoul. Ekspresi menyakitkan sang kusir yang berkaca-kaca itu, seolah baru kehilangan ayah dan ibu menikah lagi.
Arsitektur bangunan megah ini mengikuti tradisi gedung kuburan kuno bangsa iblis, tiga lantai dengan air mancur mewah, pot bunga, dan karpet tangan di pintu masuk. Tempat ini jelas lubang pembakaran uang yang menyapu bersih kaum miskin dan merangkul dewa kekayaan.
Memandang kerangka tulang rusuk raksasa di eksterior gedung, Lao Liu dan kedua Ai menghela napas. Mereka heran dari mana arsitek mendapatkan tulang sepanjang tulang punggung naga ini.
Pelayan di pintu masuk tersenyum profesional sambil membuka pintu kristal bagi trio berjubah besar ini.
Tiga orang kampung yang mengira diri mereka berpengalaman ini tiba-tiba merasa terlempar ke dunia asing nan membingungkan.
Bab 471: Tusuk Kuda Orang dengan Tombak Milik Orang Lain
Lantai lobi firma dagang seluruhnya terbuat dari batu vulkanik hitam yang mengilap seperti cermin, berkilau memesona. Batu vulkanik adalah jenis batuan yang paling mudah membentuk gelembung. Memasang ubin vulkanik halus seluas ini benar-benar membutuhkan tenaga, biaya, dan sumber daya yang tidak sedikit!
Di lobi seluas ribuan meter persegi ini, ruang dipisahkan oleh tiga dinding kristal transparan. Rak-rak kristal tersusun rapi dengan berbagai macam barang dagangan. Beberapa orang kaya berperut buncit dengan tatapan malas, ditemani wanita cantik sedang memilih barang dengan tenang. Sesekali terdengar tawa kecil. Dua pelayan membawa nampan perak berisi minuman berkeliling sambil tersenyum manis.
"Bersih! Sialan, benar-benar bersih!" Liu Zhenhan kesulitan menemukan kata lain. Bandingkan dengan firma dagang di Benua Aigean, ini seperti bengkel kampung yang kuno.
"Tuan, ada yang bisa saya bantu?" Seorang pelayan hitam berbahan obsidian yang terlihat sangat cekatan segera mendatangi Lao Liu yang sedang bingung memandang sekeliling, lalu memberi hormat dengan anggukan.
"Panggil bos kalian! Saya ada urusan bisnis besar yang perlu dibahas detail!" Jubah besar Liu Zhenhan menutupi rapat seluruh tubuhnya, termasuk sosok perempuan cantik bercahaya perak yang sudah termaterialisasi di atas kepalanya. Hanya sepasang mata berkilauan seperti bintang salib perak yang terlihat, membuatnya terlihat aneh seperti pohon natal berjalan.
Seharusnya yang menggantung di dahinya adalah api jiwa tak kasat mata. Namun, setelah menerima kultivasi jiwa Master Puskash, tiba-tiba berubah menjadi siluet perempuan perak berkobar, meski agak samar-samar namun dengan lekuk tubuh yang sangat sensual dan menyala-nyala. Seperti dua pelayan darah, sosok ini juga telah termanifestasi secara fisik. Bahkan Ailijie sang dirigen elemen tak bisa memahami alasan di balik fenomena ini.
Pelayan Obsidian tertegun sejenak, menyipitkan mata sambil menatap bagian bawah runa berbentuk mata di pelipis Lao Liu. Akhirnya ia mengangguk, membungkuk dan berkata, "Silakan ikuti saya."
Langsung menuju lantai tiga, Pelayan Obsidian mengantar tiga perampas Aiqin masuk ke ruang penerimaan VIP. Setelah mengucap "Mohon menunggu sebentar", ia pun mundur dengan sopan.
Dekorasi ruang VIP ini sama seperti aula - sederhana namun tak biasa. Lampu kristal bergaya berputar dengan cahaya redup di langit-langit, dinding kristal hitam kedap cahaya mengelilingi. Perabotan hanya terdiri dari meja oval panjang dan empat kursi malas, semuanya terbentuk alami dari akar pohon yang saling menjalin, seolah tak tersentuh pahat. Kesederhanaan yang memancarkan pesan kuno nan anggun.
Patung perempuan tulang bergaya klasik berdiri di sudut ruangan. Ai Wei'er awalnya mengira itu adalah patung gading, heran bagaimana bisa ada gading sebesar itu. Baru setelah Liu Zhenhan membisikkan melalui telepati bahwa ini hanyalah produk tulang, ia pun tersadar.
Tidak lama kemudian seorang pelayan mengetuk pintu dan membawa masuk tiga cangkir teh susu panas.
"Dewi Mimpi Iblis memberkatimu, tamu bermata perak yang terhormat. Adakah yang bisa kulakukan untukmu, O Sura?" Seorang tua berwajah kemerahan menyusul masuk, tersenyum ramah pada si bajingan tua dan kedua Ai.
"Apakah Bone Communication Box dijual di sini?" Liu Zhenhan menarik kursi malas dan duduk dengan kasar.
"Model apa yang Tuan butuhkan? Kami punya model terbaru 'Piaggio 3000'; terbuat dari kristal teleportasi dan tulang tenggorokan Beast Ao. Lima moka per unit, suara jernih, berat paling ringan seharga sepuluh koin kerang biru! Saluran publik dihapus. Diganti dengan koordinat khusus yang tidak terlacak. Privasi terjamin, jangkauan mencakup seluruh benua tanpa blind spot!" bernama Sura awalnya tampak kecewa, kemudian matanya berkilat penuh kalkulasi.
Ia sepertinya menyadari Liu Zhenhan menggunakan telepati. Di dunia iblis, kemampuan ini sebenarnya tidak langka, tapi tetap termasuk jarak-jauh-i-B dibanding total populasi.
ini memiliki sedikit kemampuan. Liu Zhenhan merasakan gelombang elemen yang biasa-biasa saja, tapi di mata level saint, fluktuasi elemen ini hanya sedikit di atas makhluk rendahan.
“Tolong lihat, berapa banyak yang bisa kubeli dengan uangku ini?” Liu Zhenhan mengeluarkan kantong uangnya. Kantung ini adalah hadiah dari pemanah liang tanah Mafalena, terbuat dari kandung kemih hewan tertentu yang dijahit kasar namun kokoh.
Deretan koin kerang hitam mengalir deras dari kantong itu seperti air terjun, berhamburan dan melompat-lompat di atas meja.
“Apakah Paduka seorang Pangeran Bangsawan?” Ekspresi sorang tua Su La berubah semakin terkejut.
“Mengapa kau berkata begitu?” Kalimat ini juga membuat Lao Liu terperanjat.
“Hanya bangsawan tingkat kerajaan yang bisa mengeluarkan tiga jenis koin kerang ungu, putih dan hitam sekaligus dalam jumlah sebanyak ini! Selain itu hanya perusahaan besar seperti 'Ladang Subur' kami!” Sorang tua itu melirik dua gadis cantik berpakaian jubah besar, lalu berkata perlahan pada Lao Liu: “Aku mengenal semua pangeran di berbagai benua, tapi Paduka... sungguh tidak bisa kukenali! Sepengetahuanku, tidak ada Raja Langit yang suka berpakaian seperti pendeta! Jika Paduka bukan Raja Langit melainkan dari perusahaan, tak perlu membeli barang dariku! Jadi... Paduka pastilah Kaisar Karu dari Hutan Tak Bertuan di Zuo'an yang baru naik jabatan! Hehe... hamba sudah mendengar keperkasaan Paduka yang tiada tanding!”
“Kalau begitu, katakan padaku berapa banyak Bianco 3000 yang bisa kubeli dengan satu koin hitam ini?” Liu Zhenhan memang agak mengagumi logika dan informasi akurat orang ini. Yang lebih mengejutkannya, ternyata sistem mata uang Bangsa Iblis juga terbagi menjadi dua level: rakyat biasa dan bangsawan kerajaan.
“Satu koin hitam bisa membeli satu Piaggio 3000!” Penyihir tua tersenyum kecut: “Paduka, Anda memang sesuai rumor, masih sangat naif dan lugu, belum banyak pengalaman duniawi!”
“Apa rumor tentangku sedang ramai belakangan?” Liu Zhenhan merasa ngeri. Total hanya ada 998 koin hitam, bahkan Nokia Tulang Linkedu yang termasuk peralatan sipil saja sudah semahal ini. Uang sisa ini cukup beli apa? Dasar Jalang Jiapoo, pelit sekali hanya memberi segini!
“Keberanian dan ketangguhan akan memberikan sayap yang terbang pada segala rumor.” Penyihir tua Sura secara halus menjilat pantat Lao Liu.
“Aku mau beli 500 unit Tulang Linkedu!” Liu Zhenhan yang awalnya ingin beli banyak-banyak, sekarang terpaksa memangkas jumlah pesanan.
“Gampang! Untuk menyambut promosi Paduka sebagai Raja Langit, toko kami akan menghadiahkan 1000 unit Tulang Linkedu gratis. Saya tahu pasukan kavaleri udara Paduka nanti pasti butuh jalur komunikasi khusus bagi para perwira.” Kedermawanan penyihir tua ini membuat Liu Zhenhan terkejut senang.
Memang kekuasaan selalu dikelilingi penjilat! Pantas dikatakan dua hal paling kotor yang disukai pria - politik dan vagina.
“Kristal apa yang kau punya? Kristal biru bayangan untuk penguat zirah, kristal penyimpanan, kristal teleportasi, kristal yanluo pengukur hertz. Masih ada kristal intan pelindung! Oh iya, ada juga tongkat sihir Augustus!” Liu Zhenhan dalam hati mengutuk: Sialan nenekmu, kalau mau merampas lewat tipu daya langsung habiskan sekalian! Toko-toko dunia iblis ini lebih agresif dibanding toko Goblin jaya di era Perang Dewa dan Iblis dulu. Meski tak punya airship Goblin sebagai alat transportasi ajaib, mereka punya formasi kristal teleportasi yang lebih fantastis, barang-barang besar bisa mengalir antar tiga benua di dunia iblis dalam sekejap.
“Yang Mulia, pembelian dalam skala sebesar ini...” tua itu canggung memandang segelintir koin kerang hitam di meja, raut wajahnya menunjukkan kesulitan. Setelah terbata-bata lama, ia berkata dengan halus: “...Anda...anda jika berniat membeli peralatan militer, tak perlu mengeluarkan kocek sendiri. Sekarang bukan era di mana bangsawan menyiapkan persenjataan sendiri lalu berkumpul di bawah panji raja lagi. Sumber daya ini, departemen persiapan perang pasti akan membagikannya secara proporsional sebelum Perang Suci tiba!”
“Untuk menjadikan pasukanmu sebagai musuh tangguh, bergantung pada tiga hal: Pertama perlengkapan, kedua perlengkapan, ketiga tetap perlengkapan! Tenang! Kalau uang kurang bisa kukumpulkan, sebutkan saja total harganya!” Liu Zhenhan menyeringai. Mengobral janji kosong adalah keahlian terbaiknya.
Ailijie yang selama ini diam tiba-tiba membisikkan sesuatu ke telinga Ai Wei'er. Xiao Ai meraba-raba dalam jubahnya lama sekali, lalu mengulurkan jari-jari mungilnya dengan elegan. Dia meletakkan selusin botol kristal yang diikat rapi dengan karet gelang di atas meja, lalu meluncurkannya perlahan ke arah tua ini dengan ujung jarinya.
Di bawah tatapan bingung Liu Zhenhan, tua itu berdiri gemetaran. Matanya memandang dengan tatapan kosong pada tumpukan sumsum darah ini, kedua tangannya gemetar tanpa henti seperti orang kena stroke.
Liu Zhenhan yang biasa boros sama sekali tak menyadari betapa berharganya sumsum darah yang bisa mengisi ulang kekuatan magis secara instan ini!
Di dunia iblis, hanya Inti Kristal binatang ajaib dan tongkat sihir tulang ajaib yang bisa menyimpan tenaga magis. Tapi tingkat dan kualitas penyimpan '' sangat membatasi kapasitas penyimpanan tenaga magis, yang juga berarti membelenggu kemampuan Penyihir Arkan!
Dalam petualangan yang mengejar waktu atau di medan perang, satu botol sumsum darah saja sudah menjadi obat ajaib yang bisa mengubah jalannya pertempuran. Sekarang malah ada dua belas botol utuh!
Tidak hanya di dunia iblis, bahkan di Benua Aigean kampung halaman manusia kelelawar pun, sumsum darah ini akan menjadi barang langka yang sangat berharga!
Semakin tinggi tingkat penyihir, semakin mereka memimpikan harta karun seperti ini!
"Kecuali Liu Zhenhan yang menganggap Mata Air Elemen sebagai peralatan dasar, dan sumsum darah sebagai peralatan cadangan - siapa Penyihir yang tidak memohon pada Dewata untuk memberikan sedikit keberuntungan?"
"Singgasana, apakah ini sumsum darah yang Yang Mulia anugerahkan pada Pangeran? Benarkah Paduka rela menjualnya?" Bajingan tua yang mendapat keberuntungan ini membutuhkan waktu lama untuk menenangkan diri, pandangan membara seperti bara menatap Lao Liu.
"Apa yang tidak rela?" Liu Zhenhan mencibir, melepas anting penyimpanan pemberian Ratu Jia Bao dari telinganya. Dengan satu gerakan pikiran, gelombang senjata dan perlengkapan membanjiri meja: "Konversi harga! Semua akan kujual padamu!"
"Demi Dewata!" Bajingan tua itu hampir pingsan: "Ini semua adalah senjata persembahan berkualitas tinggi! Banyak kristal zirah! Wah! Bahkan ada tongkat sihir tulang suci dari Bête Basilisk mutasi! Dan juga..."
"Bajingan! Cukup! Kristal dan tongkat sihir tulang bukan untuk dijual, senjata terserah kau! Semua ini hadiah dari Ratu." Liu Zhenhan memotong dengan tak sabar teriakan bajingan tua ini.
“Singgasana, bagaimana kalau begini, Anda sebutkan semua peralatan yang dibutuhkan, saya akan mengevaluasi persediaan saya, lalu kita simpulkan bersama, bagaimana?” Suara garing tulang rawan leher penyihir undead Sula bergerak keras, sulit menelan ludah. Kini dia yakin betul Liu Zhenhan adalah Raja Langit Tepi Kiri yang mendapat berkah langit!
“Kristal biru bayangan, saya butuh sekitar sepuluh ribu moka! Ini mutlak untuk modifikasi baju zirah!” Liu Zhenhan menghitung jari, membayangkan dengan girang sosok-sosok mesin Gaocen kristal.
“Di antara kristal penguat zirah, sepertinya saya belum pernah dengar nama kristal macam ini!” Penyihir tua itu memegang gulungan kulit dan pena bulu, baru saja mencelupkan tinta, mendengar ucapan Lao Liu, mengangkat kepala bingung.
“Oh? Tidak ada?” Liu Zhenhan mengerutkan kening mengingat-ingat. Kristal biru bayangan pada cangkang dua Gaocen-nya itu diekstrak dari cangkang Scorpion-Tailed Lion Akanathed. Jangan-jangan di tanah kristal seperti dunia iblis pun tak ada barang macam ini?
“Singgasana, saat ini kristal perekat terbaik untuk zirah adalah Kristal Biru Mewah yang dikhususkan untuk legiun elit, tapi angka sepuluh ribu moka ini terlalu besar! Meski perusahaan kami nomor satu di dunia iblis, maksimal hanya bisa sediakan dua ribu moka! Kalau mau, Kristal Hanmo kelas dua bisa melengkapi sampai sepuluh ribu moka!” Penyihir tua itu mengangkat bahu.
“Bagus! Sangat bagus! Omong-omong, bisakah kau dapatkan 'Kristal Kekaisaran Rusia'?” Liu Zhenhan tiba-tiba teringat pedang Feiyate miliknya.
“Paduka, Anda benar-benar suka bercanda.” Sura memutar matanya.
Liu Zhenhan sendiri tersenyum, tampaknya kristal jenis ini setara dengan Adamantium dari dunia iblis, bisa dibilang dia berhasil mendapatkannya.
“Anda bisa melanjutkan.” Sura mengira Kiri Baru di depannya ini mungkin sudah bulat tekad untuk meniti karier melalui jasa militer.
“Pertama-tama...” Lao Liu merapikan pikirannya: “Apakah kalian punya Menara Uji Kristal Yanluo?”
“Tentu ada! Untuk kualitas premium tidak berani jamin, dari 10Hz hingga 100Hz ekuivalen masih ada sebagian persediaan, total sekitar 100 lebih menara uji, kebanyakan model di bawah 50Hz ekuivalen. Apakah cukup untuk menguji kemampuan prajurit Paduka?”
“Tak perlu sebanyak itu, beri setengah saja. Tak perlu nomor tertinggi, ambil bagian tengahnya.” Liu Zhenhan diam-diam girang, berpikir nanti proses pencarian murid untuk pendeta akan lebih mudah: “Elder Sura, berapa banyak kristal teleportasi yang kau miliki?”
“Persediaan kristal teleportasi sangat banyak. Saya tidak tahu berapa yang Paduka butuhkan? Perlengkapan seperti ini seharusnya tidak perlu dibeli bukan?”
“Buatkan 20.000!” Liu Zhenhan merasa panik diam-diam. Kuota pembelian seperti ini jika dilihat orang yang berniat jahat, pasti menimbulkan kecurigaan. Tapi tak apalah, kristal teleportasi di Benua Aigean sangat langka, biasanya hanya keluarga kerajaan yang mampu. Aku bawa 13 ton pulang dulu, dapatkan keuntungan besar, nanti baru bangun jalur perdagangan, buka toko di seluruh benua!
Bab 472 Jika Tidak Bisa, Gunakan Kekerasan
“Sebanyak ini?” tua terkejut, “Apakah Yang Mulia juga ingin membuka toko?”
“Jangan tanya soal itu, rahasia militer.” Liu Zhenhan melempar alasan besar, “Lanjut, berapa banyak kristal penyimpanan yang kau punya?”
“Ini adalah perlengkapan sihir arkan tingkat tinggi! Total bijih mentah kristal penyimpanan yang belum dipotong sekitar 600 buah! Sedangkan yang sudah jadi, termasuk lencana, gesper, dan berbagai perhiasan, sekitar 300 lebih! Tapi kapasitasnya terbatas, hanya muat 1.500 ruang! Yang lebih tinggi memang ada, tapi sangat langka dan harganya mengerikan. Seperti...” tua menatap anting penyimpanan berbentuk sayap kupu-kupu fenghuang di tangan Lao Liu: “Hei! Ini barang mahal! Kalau tidak salah, ini salah satu dari sepasang anting penyimpanan 8.000 milik Yang Mulia, kan?”
“Tebakan yang benar! Produk kristal penyimpananmu beserta bijih mentahnya, semua akan kuambil! Aku akan menjual anting ini juga kepadamu, biar keinginanmu terkabul.” Liu Zhenhan mengedipkan mata ke dua gadis kecil, melemparkan anting penyimpanan di depan tua yang mengincar ini: "Yang kubutuhkan adalah distribusi beban logistik merata untuk kelompok, bukan pribadi! Kristal penyimpanan 8000 moka memang langka, tapi 16 kristal 500 moka jika digabung juga mencapai berat ini."
"Masa depan Tuan pasti lebih gemilang dari Menara Api!" tua memuji dengan tulus.
Di dunia iblis, semua tahu buah Dutang tak berharga. Tapi jika ada Dutang seberat ratusan moka, pasti terjual dengan harga selangit!
Pasti bahkan bangsa iblis paling bodoh pun bisa hitung: 100 buah Dutang biasa tetap hanya 100 moka total!
Tapi harga 100 Dutang biasa takkan pernah setara satu Dutang raksasa 100 moka!
Karena Dutang yang tumbuh sebesar ini sungguh luar biasa langka!
Inilah psikologi mencari sensasi!
Prinsip inilah yang membuat firma dagang bisa untung besar. Zuo'an muda yang baru menjabat dengan mudah melepas harta karun yang bisa jadi pusaka "Ladang Subur", membuat tua Sura yang berpengalaman ini sangat kagum.
"Sebenarnya dia terlalu mengagumi bajingan di depannya. Liu Zhenhan yang memiliki tujuh lapis emas, sama sekali tidak menganggap kristal penyimpan vakum berkapasitas hanya 4 Ton ini sebagai harta karun langka!"
Logam penyimpan dari Benua Aigean meski produksinya tak bisa dibandingkan dengan dunia iblis, tapi kapasitas penyimpanannya jauh lebih besar!
"Selanjutnya adalah tongkat sihir tulang suci dan kristal perisai. Aku sangat membutuhkan kedua barang ini, akan kubeli semua berapapun jumlahnya. Berapa banyak yang dimiliki firma kalian?"
"Kristal perisai benar-benar terlalu mahal! Saat ini kami paling-paling hanya punya sekitar 10 buah, Yang Mulia. Bukankah Paduka sudah memiliki lebih dari 100 buah? Mengapa masih membutuhkan lagi? Tongkat sihir tulang suci bahkan lebih langka, dua barang ini selalu berharga tinggi tapi tidak ada di pasaran. Para bangsawan tinggi telah meninggalkan permintaan pembelian sejak lama, begitu ada petualang yang menjual, kami akan langsung memberi tahu pembeli melalui kotak tulang terkoneksi! Perkiraanku, jika mengumpulkan semua cabang di tiga benua, paling banyak tidak lebih dari 10 batang, dan kualitasnya mungkin tidak terlalu bagus! Sebenarnya beberapa tongkat sihir tulang suci Paduka ini seharusnya sudah setingkat tingkat tinggi, bukan?"
Dari perkataannya, tampaknya tua ini justru ingin membalikkan posisi dengan melakukan bisnis pembelian dari Liu Zhenhan.
"Berapapun akan kubeli! Hitung segera, laporkan total harganya padaku!" Liu Zhenhan melambaikan tangan seperti taipan kaya yang memiliki ratusan ribu di sakunya.
"Mohon tunggu sebentar, saya akan segera memeriksa hasil perolehan Tongkat Tulang Aogu dan Kristal Perisai hari ini beserta stok yang tersedia!" tua itu mengangguk hormat pada Lao Liu, mengeluarkan kotak tulang seukuran batu bata, lalu menyelinap ke bilik kecil di bagian terdalam ruang VIP.
"Jangan lupa tanyakan tentang Batu Permata Kajaride." Ailijie menutupi telinga Lao Liu sambil berbisik pelan.
"Dan hadiahku juga." Ai Wei'er ikut mendekat.
"Aku berpikir, jika ini perdagangan adil, mereka pasti akan membeli logam magis dalam jumlah besar dariku! Tanpa logam magis yang cukup, bangsa iblis tidak bisa membuat kristal teleportasi portabel!" Liu Zhenhan mengangguk: "Masalahnya sekarang ini bukan transaksi adil. Nanti kita lihat. Bisa ditipu ya ditipu, kalau tidak berhasil, kita ramas paksa!"
"Setuju!" Wajah cantik Ailijie memerah lagi. Hari ini dia bisa melakukan dua perbuatan jahat sekaligus, membuat gadis Elf cantik yang biasanya hanya melakukan perbuatan mulia ini bersemangat luar biasa.
"Sudah dihitung!" tua itu keluar dari bilik sambil tersenyum, menggeser laporan keuangan berisi coretan mirip mantra setan ke hadapan Lao Liu.
Huruf-huruf di situ mengenal Lao Liu, tapi Lao Liu tidak mengenali mereka.
“Setelah mengurangkan semua barang jualan Anda dengan kargo ini, selisih yang perlu Anda bayar kepada saya totalnya adalah 450.000 koin Heibei! Harga ini tidak termasuk Kotak Tulang hadiah dari saya! Mengingat ini kunjungan pertama Anda dan status terhormat sebagai Raja Langit, saya mewakili perusahaan memberi diskon 50%, cukup bayar 400.000 koin hitam!” menggunakan bulu angsa menunjuk setiap baris harga sambil menghitung, terutama 13 ton kristal teleportasi dan 7 Tongkat Sihir Tulang Aog, 12 Kristal Perisai yang sangat mahal. Senjata kerajaan Lao Liu, anting ratu, 12 botol sumsum darah, ditambah harga diskon, ternyata bisa menutupi sisa produk kristal lainnya!
Hanya 400 ribu? Liu Zhenhan menggerutu, tampaknya bisnis lintas wilayah memang menguntungkan!
Bahkan jika dikonversi ke koin emas Aiqin, segitu banyak barang hanya 400 ribu, sama sekali tidak berlebihan! Cuma dengan menjual separuh kristal teleportasi saja modal sudah kembali. Jika membuka toko khusus produk Bimeng di berbagai negara manusia, memajukan ekonomi kerajaan dan dunia bawah tanah pasti segera terwujud!
Kerajaan Bimeng punya begitu banyak barang bagus!
Dari segi wilayah: Provinsi Timur Laut punya Hewan Luo Sha ternak liar dan kijang gemuk; Provinsi Tenggara ada paus air asin mini, snakeberry dan Buah Xianren; Provinsi Selatan ada madu berkualitas dan kayu gelondongan hutan. Provinsi Barat Daya punya Mutiara Api Danau, rumput raksasa Artemisia dan albatros; Ibu Kota ada anggur matahari gurun, kurma pasir, dan kayu cendana air Danau Kang!
Apalagi berbagai produk khas dari tiga basis Feilengcui yang terus berinovasi!
Dari lima musim dalam setahun, musim hujan di Padang Liar Kuno memiliki banjir tahunan Sungai Sanggan, ada Ai Wei'er dan putri duyung air tawar. Panen raya hanya membutuhkan nyanyian pasang surut. Musim semi dipenuhi sayuran liar dan bambu yang harum. Musim panas menyambut migrasi besar-besaran kawanan sapi pendek dan kuda pendek. Musim gugur, kawanan angsa dan albatros yang sudah kenyang biji-bijian adalah waktu terbaik berburu, satu Smail bisa menjatuhkan sekawanan! Musim dingin saat salju menutupi gunung, menjadi musim panen rusa kutub turun gunung!
Di masa lalu dengan transportasi terhambat, perampok merajalela, dan tanpa teknologi pendingin, produk khas ini memang tak bernilai. Tapi kini berbeda! Dengan dukungan Feilengcui, kristal penyimpanan dan formasi kristal teleportasi yang membuka saluran distribusi supercepat, berapa banyak produk peradaban manusia bisa ditukar dengan hasil bumi padang gurun ini?
Sebagai Juru bicara kekuasaan gereja yang memikul takdir ras, Liu Zhenhan sebenarnya lebih berharap memimpin para Bimon menuju kehidupan yang lebih sejahtera, ketimbang mengerahkan semua pria bersenjata untuk bertarung mati-matian!
Melihat Raja Langit di singgasana terus menundukkan kepala sambil merenung, Wuyao tua Sura tampak kebingungan.
"Membuka pintu berbisnis, pedagang mengutamakan kelenturan. Di hadapan pejabat kepercayaan Yang Mulia ini, Lao Sula merasa sudah sangat merendahkan diri. Tapi jika harga ini tetap tak bisa diterima, dia akan benar-benar bingung!"
"Begini saja, selanjutnya aku akan pergi ke benua lain untuk mencalonkan diri sebagai Kiri Darat." Lao Liu terus mengguncang sampai lawan tak berdaya.
"Apaaapaa? Tapi Anda sudah menjadi Raja Langit baru di Pantai Kontribusi!" tua itu membeku, tak paham mengapa Raja Langit membicarakan hal ini dengannya.
"Selainmu, tak ada yang tahu! Yang Mulia Jiabao tak akan mengakui secara terbuka!" Liu Zhenhan jelas-jelas menggeretakkan gigi saat menyebut nama Ratu .
tua Sula tak berani bersuara.
Sebagai toko terkemuka di dunia iblis, "Ladang Subur" telah membuktikan latar belakangnya yang kuat. Sebagai orang bijak, Sula paham ini bukan saatnya menyampaikan pendapat. Dunia iblis seluas ini, berapa Pangeran yang ada? Masalah ini terlalu rumit untuk ikut campur pedagang!
Liu Zhenhan juga paham hal ini. Bukan karena yakin pada titik ini, dia takkan berkata demikian.
"Aku mencalonkan diri di benua lain sebagai Kiri Darat, maksudku sudah jelas! Tapi dengan komunikasi secanggih sekarang, aku juga tampil di pemilihan Raja Langit Provinsi, mengalahkan lima belas Penantang. Aku tak percira dua Ratu di benua lain tak tahu kehadiranku di Pantai Kontribusi!" Ucapan Liu Zhenhan semakin membingungkan tua.
“Tentu saja, tentu saja.” Sula mengusap keringat di dahinya, mengangguk-angguk kebingungan dengan patuh.
“Selama Yang Mulia Jiabao bersikukuh bahwa aku bukan Raja Kiri Pantai, maka dua Yang Mulia dari benua lain meski tahu aku sudah menjadi Raja Kiri Pantai Kontribusi Benua, mereka tetap harus menelan ludah! Karena aku punya segudang alasan seperti dikalahkan oleh Ksatria Bersayap Empat lain di istana.” Liu Zhenhan tersenyum sinis: “Sula, sebagai sesepuh, kau pasti tahu tak ada orang bodoh di dunia ini. Mustahil menyembunyikan sesuatu dari Yang Mahatahu Raja Lich! Jadi, jika aku pergi ke benua lain, hanya ada satu cara agar dua Yang Mulia bisa membuatku pergi dengan damai!”
“Apa caranya?” Lich tua itu bertanya bodoh.
“Berikan uang damai! Aku tak mungkin pulang tangan kosong! Satu-satunya cara agar aku tak ikut pemilihan Raja Kiri adalah ini!” Liu Zhenhan mencibir: “Tak perlu bayar pun tak apa. Dari sepuluh Ksatria Bersayap Empat yang memenuhi syarat jadi Raja Kiri di seluruh dunia iblis, satu sudah kubunuh. Mari kita lihat berapa banyak yang bisa Bollywood dan Hollywood korbankan!”
“Maksud Anda...” Sula ragu-ragu.
“Maksudku, apa kau percaya padaku?” tanya Liu Zhenhan.
“Tentu saja percaya!” Sula dalam hati berkata: Kau Raja Langit, tak percaya berarti memberontak.
“Bagus! Lalu apa kau percaya pada kekuatanku?”
“Percayalah! Yang Mulia hanya dalam satu pertemuan langsung membunuh Ksatria bersayap empat Wallace, kabar ini sudah tersebar di semua bar dalam kota! Kasihan Saudara Wallace, perang suci belum dimulai mereka sudah gugur bersama. Aduh, ini akibat tidak serius berlatih kultivasi seni bela diri, gagal fungsi di saat kritis.” Lich tua kembali dengan licin menyelipkan celetukan konyol dari Hao.
“Bagus kalau begitu! Jika kau percaya padaku, serahkan semua yang kubutuhkan sekarang, lalu aku akan pergi ke benua lain. Untuk urusan menarik diri dari pemilihan Zuo An, baik itu Yang Mulia Paul Newman maupun Yang Mulia Clark Gable, tak ada yang bisa melepaskan diri dengan kurang dari 200 ribu koin hitam sebagai uang tutup mulut! Nanti akan kukembalikan uangmu plus tambahan 50 ribu sebagai bunga penundaan!” Liu Zhenhan tersenyum lebar sambil menepuk bahu Lich tua yang tercengang: “Elder Sura, aku segera mulai membentuk pasukan, jadi sangat membutuhkan kristal-kristal ini! Jangan kecewakan aku!”
“Ini... Ini sih...” Lich tua benar-benar tidak menyangka, Raja Langit ini malah mengusulkan metode pembayaran ditunda, hal yang belum pernah didengarnya seumur hidup!
“Yang Mulia, keputusan ini bukan wewenang hamba. Hamba harus melapor dulu kepada tuan hamba.” Lich tua menggunakan trik darurat meminta bantuan dewata.
“Apa yang boleh dan tidak boleh diucapkan, kau pasti tahu! Jika informasi akurat tentangku bocor, bukan aku yang akan mencarimu, mungkin Ratu juga akan.”
“Tahu tahu!” tua ini langsung berkeringat dingin oleh ancaman terselubung itu, mengusap keringat di dahinya, menggoyangkan pantatnya, lalu memegang Kotak Tulang Koneksi dan kembali masuk ke ruang dalam.
Ketika Liu Zhenhan hampir menghabiskan susu tehnya, tua itu akhirnya keluar dengan wajah berseri-seri.
“Singgasana! Tuan memutuskan menerima pembayaran cicilan Anda, dan setuju segera mengalokasikan barang-barang ini!” Sula berseru gembira: “Kami ‘Ladang Subur’ juga sangat berharap bisa mendapatkan persahabatan Anda terlebih dahulu!”
“Tidak masalah sama sekali!” Liu Zhenhan dalam hati sangat senang, rupanya kali ini aksi memamerkan status Pangeran secara tak tahu malunya benar-benar berhasil!
Sayangnya Sula tua tak pernah mendengar batu permata langka Kajaride, Liu Zhenhan terpaksa menyuruhnya mengambil sepatu hak tinggi kristal terbaik dan jaket kulit ketat, lalu menyerahkan pekerjaan inventaris ke pelayan.
“Kemana tujuan kita berikutnya?” Ailijie sudah menahan amarah lama, kini sangat kecewa. Ternyata sama sekali tak perlu menggunakan kekerasan, hal ini membuat Sang Bunga Aiqin yang sudah pemanasan dan siap berkelahi sejak tadi menjadi sangat frustasi.
“Tentu ke benua!” Liu Zhenhan tersenyum sinis: “Bagaimanapun, aku akan menyelamatkan Pangeran Druid yang pemberani itu! Jika tidak bisa menyelamatkan, aku akan membunuhnya! Lebih baik daripada dia hancur di tangan bangsa iblis.”
Bab Empat Ratus Tujuh Puluh Tiga: Selamat Pagi,
“Heliwood saat ini adalah benua terkuat di dunia iblis.” Liu Zhenhan berkata.
Untuk mengetahui apakah seorang pemimpin hebat atau tidak, cukup amati kondisi kehidupan rakyatnya untuk mendapatkan penilaian paling langsung.
Tak diragukan lagi, Raja Lich Paul Newman dari Benua Heliwood adalah seorang Yang Mulia yang cukup baik.
Ibu kota benua ini "Kota Walk of Fame" jauh lebih makmur dibandingkan "Kota Casablanca" ibu kota Benua Coast Contribution. Di sini lantai-lantainya seragam tinggi tak terjangkau, gua-gua yang digali di tebing gunung tertata seperti papan catur yang presisi, bahkan pejalan kaki di jalan pun sopan santun, tidak seperti Kota Casablanca yang selalu dipenuhi keramaian Dunia Fana yang vulgar.
Ini adalah metropolitan raksasa yang dibangun di dalam kawah gunung berapi mati berukuran kolosal, seluruh kota bagaikan sumur yang dalam dan luas.
Seberapa besar gunung berapi mati ini bisa dibayangkan dari dataran lava dingin seluas ribuan li di luar kota yang tandus tak berumput, menggambarkan keagungan letusannya di masa lalu.
Dibandingkan Casablanca yang menggunakan empat menara api untuk penerangan kota, semua penduduk "Kota Walk of Fame" bisa menikmati langit terbuka tanpa halangan, menghirup udara segar penuh kebebasan.
Suhu malam di dunia iblis bisa membekukan tetesan air, namun panas bumi yang terus mengalir di kaki gunung berapi mati mengimbangi kekurangan alam yang kejam. Panas terik siang hari justru memberikan musim terbaik bagi bunga-bunga bermekaran dalam kemerahan yang indah.
“Perjalanan seperti ini benar-benar tidak menyenangkan sama sekali.” Ailijie mengusap keringat, siang hari di dunia iblis memang sangat panas, Bunga Aiqin ini terus menggerutu tentang penggunaan kristal teleportasi yang membuatnya langsung berpindah tempat. Karena dengan cara ini pemandangan alam sepanjang perjalanan jadi tidak bisa dinikmati.
“Populasi kota ini diperkirakan minimal mencapai puluhan juta jiwa!” Ai Wei'er memandangi kota gunung berapi ini, tak bisa menahan diri untuk teringat kampung halamannya. Di dunia bawah laut, kota-kota juga dibangun di atas gunung berapi mati. Seperti Bangsa iblis, mereka menggali gua di lereng gunung untuk tempat tinggal.
“Beberapa hari lalu aku memeriksa data di perpustakaan, kota ini adalah satu-satunya kota tertutup sepenuhnya di dunia iblis! Orang-orang di sini tidak memilih melarikan diri, tapi dengan tenang menikmati alam - baik alam yang menyakitkan maupun yang menyenangkan.” Liu Zhenhan membawa dua gadisnya berjalan santai menuruni tangga pusat serikat pekerja, berlagak seperti cendekiawan berpengetahuan luas sambil pamer pengetahuan adat istiadat yang masih setengah matang.
Tanah tiba-tiba bergetar hebat membuat Ailijie dan Ai Wei'er kaget setengah mati. Terutama saat melihat gedung-gedung tinggi di pinggir jalan yang berayun-ayun di langit bagai bandul lonceng, nyaris roboh, membuat keduanya menarik napas panjang.
Kalau bukan karena mental yang cukup baik, dua gadis ini pasti sudah menjerit histeris di tempat.
“Jangan takut. Gempa bumi di dunia iblis itu normal, para perajin di sini juga ahli dalam konstruksi tahan gempa, tak perlu khawatir sia-sia.” Liu Zhenhan menenangkan dua gadis cantik yang erat memeluk lengannya dengan kata-kata lembut. Pandangan tenangnya bagai obat penenang terbaik, membuat mereka cepat tenang.
Wanita sekuat apapun, ketika menghadapi bencana alam, tetap membutuhkan pelukan hangat untuk bersandar.
Lao Liu merasa dirinya sungguh jantan di momen ini.
Tapi dia lupa, seminggu lalu saat pertama kali mengalami gempa di dunia iblis, dia juga nyaris terjengkang ketakutan.
"Kita panggil taksi dulu?" Pandangan Ailijie menyapu jalanan, tak menemukan mobil kardus. Hanya kereta besar ditarik kuda hitam berkuku berasap yang melintas, meninggalkan jejak asap kehijauan di tanah.
Di panggung latihan setinggi ratusan meter di pusat kota beberapa li jauhnya, samar terlihat kavaleri udara bangsa iblis calon Raja Langit Kiri berkelahi sengit. Dinding gunung berapi di empat penjuru memberikan sudut pandang sempurna, membuat jalan utama Kota Jalan Bintang tak macet seperti Kasablanka.
Ai Wei'er menyumpal jarinya di mulut lalu meniup peluit nyaring, memberi isyarat pada sebuah kendaraan udara kosong.
“Lihatlah kuda hitam berkuku mengeluarkan asap ini, miripkah dengan kuda nightmare bawah tanah kita? Setelah Perang Dewa-Iblis dulu, banyak kuda nightmare kebetulan masuk ke dunia bawah tanah, kawin dengan kuda liar, menghasilkan kuda hybrid! Rupanya bangsa iblis ini juga dulu menculik banyak kuda perang Aiqin, menciptakan produk hibrida juga!” Liu Zhenhan memandangi kuda penarik gerobak di jalan dengan penuh kagum: “Akhir-akhir ini Pasukan Tentara Bayaran Macan kita terus mengajukan laporan ingin berburu kuda nightmare di benua bawah tanah lapis tiga, harga pasaran bisa mencapai delapan ribu koin emas per ekor! Kapan ya harus disetujui!”
“Hehe, jika produk khas Feilengcui bisa dipasarkan ke seluruh Aiqin, dalam 10 tahun, hehe!” Ailijie bernyanyi riang: “Aku jadi kaya! Tak kusangka Lei Kesa meninggalkan begitu banyak harta untukku!”
“Yang Lei Kesa tinggalkan untukmu adalah mahar.” Ai Wei'er meledek: “Entah pahlawan mana di Benua yang bisa memikat hati bos besar Ai ini!”
“Ingin kaya sebenarnya sangat mudah, asal transaksi senjata dibuka sudah cukup!” Liu Zhenhan tersenyum misterius namun penuh keyakinan, “Sebenarnya kekuatan keseluruhan Benua Aigean melebihi dunia iblis, tapi banyak wilayah yang tertutup, tidak peduli dengan situasi luar! Kalau bisa menyatukan Negeri Gurun dan orang Dobin di pegunungan sejauh 100.000 li, dengan kekuatan benua saat ini, bangsa iblis tidak punya keunggulan sama sekali! Bahkan ditambah bangsa laut pun tidak masalah! Jika bisa mencapai tahap itu, kita akan kaya raya! Jual senjata sampai ke rumah nenek!”
“Apa kamu mencari Pangeran Druid itu juga bermaksud menyatukan kekuatan besar di pegunungan sejauh 100.000 li?” Bunga Aiqin mengedipkan mata indahnya, langsung menebak pikiran Lao Liu.
Kereta kuda nightmare berhenti sunyi di pinggir jalan, kusirnya juga seorang Ghoul, muka merah menyala terlihat sehat dan bergizi.
Kusir ini merasa jijik dengan tiga penumpangnya yang berbisik-bisik di jalanan, apalagi berpakaian acolyte kuno! Cuaca panas begini tidak merasa gerah! Jelas-jelas bajingan udik dari luar daerah, belum pernah lihat dunia.
Melihat tiga bajingan udik masuk bergantian ke kereta, kusir merasa sakit hati. Pagi tadi baru ganti bantal duduk baru, nanti jangan-jangan dipakai tiga orang udik ini buat lap sepatu bot. Orang desa memang suka begitu.
“Meski sudah menghindari mata-mata yang dikirim si jalang Jiabao, tapi nanti begitu aku naik panggung uji tanding, pasti mereka akan menemukanku lagi. Pemilihan Zuǒ'àn ini kan jadi sorotan banyak pihak. Apa aku harus menyembunyikan kalian di cincin ruang dulu atau menginapkan di penginapan?” Liu Zhenhan mengangkat bantalan pelana baru, meludah lalu menggosok noda darah di sepatu botnya dengan cermat – hasil tendangan ke kepala ksatria mata perak tadi.
“Masih tanya? Pasti cari penginapan dong!” Ai Wei'er ingin sekali menyaksikan heroiknya Richard melawan kavaleri udara bangsa iblis, menggoyang-goyangkan "Biaqiao 3000" seukuran batu bata di tangannya: “Divi-ku sudah siap! Kalau ada masalah langsung hubungi, koordinat sudah di-set!”
“Dengan kehebatanmu, kami ngapain takut! Lagipula rencana utama kita sudah hampir selesai, ketahuan pun gapapa!” Ailijie sama sekali tidak khawatir.
“Dengar kata-kata begitu, hatiku langsung berbunga. Pria mana sih yang nggak senang dipuji hebat.”
“Sana sana... mati aja lu!”
Kereta kuda nightmare berhenti di depan toko senjata. Jaraknya kurang dari lima ratus yard dari panggung uji tanding. Melihat ke atas dari tanah di sini, sulit menangkap detail pertarungan sengit di langit.
“Pemilik toko senjata, seekor iblis liang tanah dengan pola binatang buas terukir di cangkangnya, melihat tiga orang berpakaian acolyte turun dari kereta kuda. Seorang pria bertubuh besar mengumpat sambil mengeluarkan koin kerang hitam dan melemparkannya ke mata kusir. Sang kusir yang masih memegang bantalan duduk hendak berdebat, tiba-tiba kepalanya terkena pukulan dari kotak tulang model terbaru, seketika pecah berkeping-keping.”
“Melihat tiga orang asing itu melirik ke sekeliling lalu berjalan mendekat, bos iblis liang tanah tak tahu mengapa tiba-tiba merasa gugup, seolah yang mendatanginya adalah sebuah gunung raksasa atau binatang buas.”
“Setelah mata perak itu membeli seikat pinggang kulit, dua bilah pedang kristal, lima buah belati kristal, satu tabung busur silang bertekanan tinggi, dan dua teropong kristal lalu pergi membayar, sang bos masih terduduk dengan mulut menganga.”
“Sebagai iblis liang tanah yang pernah lama berpetualang, untuk pertama kalinya bos ini merasakan betapa kualitas mematikan seseorang bisa membuatnya gemetar ketakutan!”
“Diantara semua mata perak yang pernah kulihat, dia yang paling gagah sekaligus paling kejam.” Tubuh bos iblis liang tanah tiba-tiba menggigil.
“Liu Zhenhan terbang keluar langsung dari jendela lantai 18 hotel 'Laut Abadi'. Orang yang tak tahu mungkin mengira ada yang putus asa hendak bunuh diri dengan melompat.”
Menginap di suite mewah hotel ini menghabiskan 100 Koin Hitam. Lokasinya sekitar 400 yard dari arena gladiator dengan pemandangan lapang. Setiap jendela memantulkan kilau teropong kristal. Kemunculannya yang tiba-tiba membuat banyak orang menjatuhkan teropong dari gedung tinggi.
Dua kavaleri udara iblis yang sedang bertempur di langit belum menentukan pemenang. Senjata mereka habis, kini saling pukul dengan tangan kosong. Setiap pukulan berdenting daging, tak ada yang merintih kesakitan.
Liu Zhenhan baru saja bertanya pada Ailijie: Bangsa iblis 10.000 tahun lalu sama sekali tidak memiliki semangat heroik seperti Dong Cunrui! Meskipun ganas dan haus darah, mereka tetap takut mati. Seringkali langsung kocar-kacir saat menghadapi Legiun Prajurit Perkasa Bimon.
Jelas bahwa indoktrinasi mental ini ditiru iblis dari Bimon. Hanya dalam warisan sejarah Bimon, para ksatria memandang rendah kematian! Hanya Olimpiade dan Pertarungan Mahkota Emas Bimon yang sepenuhnya realistis, tak peduli angka korban!
Ternyata iblis malah lebih ekstrim dari Bimon. Mereka merayakan kematian seperti pesta, lengkap dengan musik dan sorak-sorai. Sungguh gila dan bertentangan dengan etika!
"Sekali kegilaan semacam ini diterapkan dalam perang, kekuatan mengerikannya bisa dilihat sekilas dari pemilihan Raja Langit tepi kiri. Dalam pertempuran Casablanca, Liu Zhenhan yang naik panggung di hari pertama terlalu cepat menakuti semua pahlawan, sehingga tidak banyak adegan berdarah. Kini melihat panggung pertunjukan di Kota Jalan Cahaya Bintang, granit putih telah dihiasi jejak cairan ungu kemerahan yang tidak rata, membentuk garis-garis yang jelas merupakan hasil pertempuran dua hari ini!"
Liu Zhenhan tahu kehadirannya pasti menarik perhatian banyak pandangan.
Dibandingkan kavaleri udara kebanyakan yang berada di gua dinding gunung berapi, penampilannya benar-benar aneh!
Sebuah jubah besar, namun di pinggangnya terikat ikat pinggang yang sangat megah; di kaki mengenaki roda terbang, sementara pinggang penuh dengan belati, tangan membawa dua pedang, di punggung tergantung tabung busur silang bertekanan tinggi dan kantong udara. Jika ditambah kendaraan tunggangan, hampir semua profesi di dunia iblis terkumpul!
Liu Zhenhan menyipitkan mata, tersenyum ke arah mulut gua di dinding gunung sebelah kanan yang dipenuhi para bangsawan. Sosok yang duduk di singgasana kristal dikelilingi dayang-dayang, pastilah Yang Mulia Raja Lich Paul Newman.
"Dia punya sepasang mata biru yang angkuh." Meski jaraknya sangat jauh, Liu Zhenhan tetap bisa merasakan pandangan Raja Lich ini.
Meski belum lama tiba di dunia iblis, Liu Zhenhan tetap meyakini bahwa Raja Lich di hadapannya inilah lawan utama Benua Aigean di masa depan.
"Rencana Pemenggalan" untuk menyerbu Benua Aigean, dalam situasi dimana Raja Lich Jiabao dan Clark Gable mengalami kerugian besar, hanya pasukan perintis yang dikirim Raja Lich ini yang menderita kerugian terkecil——tiga Raja Horor dan satu Raja Langit bersayap enam semuanya kembali dengan selamat! Si jalang Jiabao meremehkan kekuatan level saint, sementara Raja Lich Clark Gable terlalu menganggap enteng Feilengcui! Bahkan jika saat itu mereka tidak bertemu Liu Zhenhan di Hutan Salib Selatan, kekuatan keseluruhan Feilengcui tetap melebihi pasukan ekspedisi bangsa iblis itu!
Dari sini terlihat, Raja Lich bermata biru inilah yang lebih hebat!
Pasukannya juga berhasil membawa kembali Pangeran Druid Kaka yang konon sempat merajalela di dunia iblis——dalam keadaan hidup, bukan mayat! Ini berarti di bawah teknik pemisahan jiwa "Kristal Sandi Benang Jiwa", pangeran Druid perkasa ini akan menyerahkan kekuatan elemennya yang luar biasa untuk ditransfer ke prajurit bangsa iblis!
Setiap kekuatan elemen memiliki keunikannya masing-masing. Aiqin punya Transplantasi Magis, bangsa iblis punya Sandi Benang Jiwa. Bagi orang pintar, dunia ini selalu seimbang dan adil!
Liu Zhenhan sangat tidak mengerti, bagaimana mungkin seorang pemuda Druid yang baru berusia sekitar dua puluh tahun bisa menarik perhatian Kaisar Dunia Iblis? Apa keahlian yang dimiliki pemuda berusia dua puluh tahunan itu? Sebelum Perang Suci dimulai, Bangsa Iblis seharusnya membasmi tiga penyihir top Benua Aigean terlebih dahulu!
Tujuan akhir dari operasi pemancungan yang dilakukan Bangsa Iblis sangat jelas - mereka ingin membasmi para Tingkat Suci terlebih dahulu untuk menghilangkan ancaman mantra terlarang besar!
Mantra terlarang juga memiliki tingkatan berbeda-beda. Kekuatan mantra terlarang yang dikeluarkan Archmagister Aigean sama sekali berbeda konsepnya dibandingkan mantra terlarang Tingkat Suci! Dalam konfrontasi sihir arkan, ribuan penyihir iblis mungkin tak tertandingi melawan prajurit biasa Aigean, namun jika menghadapi Tingkat Suci Aigean, satu mantra terlarang yang dihantamkan akan membuat mereka bagai ayam tanah dan bulu yang lenyap tanpa sisa!
Menurut Master Stefano, jika Master Puskash berhasil memanggil mantra terlarang "Lautan Api Abadi" di Pegunungan Huo Gu pada hari itu, wilayah inti pegunungan sepanjang ratusan li itu akan berubah menjadi lautan magma dari letusan gunung berapi massal! Hujan asam dari abu vulkanik akan menghancurkan sekitar 10% ekosistem hijau Benua Aigean! Setelah magma mendingin dan mengisi pantai timur, daratan baru akan muncul secara misterius di Benua Aigean!
"Tidak ada satu pun level saint yang mau melakukan perbuatan keji seperti ini, apalagi berhadapan dengan lawan sekuat ini! Bahkan Raja Lich bangsa iblis pun takkan sanggup! Sudah pasti, Raja Lich yang dijuluki 'Lubang Hitam Elemen' memang sangat kuat. Tapi sebagai penguasa, mustahil dia turun langsung ke medan perang kecuali dalam situasi hidup-mati! Sama seperti Yang Mulia Grak Sal, Raja Bimon. Semua tahu dia adalah ksatria terhebat Bimon, tapi siapa yang berani menyuruh Sang Raja naik singa dan mengayunkan pedang perang untuk charge ke medan tempur?"
"Apa si Druid kontol kecil ini sudah bisa disejajarkan dengan ahli Santo Sihir kelas atas?" Liu Zhenhan menggerutu dalam hati, merasa sedikit iri.
Melihat seorang ksatria bersayap putih terbang mendekat, Lao Liu buru-buru mundur ke panggung latihan.
Dua Ksatria Ketakutan masih bertarung sengit. Liu Zhenhan melepas tabung busur silang bertekanan tinggi dari punggungnya, membidikkan ke arah salah satu yang memiliki tato di wajah.
Ksatria itu terkejut sampai linglung. Lawannya segera menemukan celah dan menghantam wajahnya hingga berdarah-darah, membuatnya terjatuh dari platform tinggi.
Ksatria yang menang itu duduk tercengkang sambil terengah-engah.
"Jancuk! Aku bahkan belum membidik!" Lao Liu tersenyum kecut sambil memberi hormat ke arah tubuh yang terjatuh seperti layang-layang putus tali.
Bab 474: Bajingan Belajar Bela Diri, Tak Ada yang Bisa Menahan (1)
Ksatria bersayap putih yang tiba tepat waktu menghentikan Liu Zhenhan yang sudah mulai menukik siap bertempur, membawanya menghadap ke singgasana Raja Lich untuk menghadap Yang Mulia.
Liu Zhenhan sudah lama menduga hasil seperti ini.
Di mana ada ikan, di situ ada dunia. Ras-ras di dunia iblis hidup berdampingan, tiga Raja Lich masing-masing mengawasi tiga benua. Justru aneh jika mereka tidak saling menyusupkan mata-mata.
Dengan komunikasi instan dunia iblis yang begitu berhasil, menjadi mata-mata terlalu mudah. Liu Zhenhan yakin, sejak hari itu saat ia membunuh seorang ksatria bersayap empat di Casablanca dalam sekejap, dua Raja Lich lainnya sudah menerima pemberitahuan melalui "Kotak Tulang Terkoneksi".
Sepatu roda terbang adalah ciri khas Liu Zhenhan yang mustahil disembunyikan. Ia sendiri pun sadar betul akan hal ini, tak bisa berkutik jika ketahuan.
Yang Mulia Raja Lich Paul Newman memandangi Liu Zhenhan lama sekali tanpa mengucapkan sepatah kata.
Dikelilingi pengawal bersenjata berkilauan salju, ditambah aura wibawa yang memandang rendah dunia, Raja Lich ini bagai gunung raksasa yang membuat udara di sekitarnya gemetar dan mengkerut dalam keheningan yang mencekik.
“Dia berbeda dengan aura raja seperti Greta Garbo yang sepenuhnya mengandalkan pameran kekuatan dan protokoler. Ini adalah seorang ahli kuat yang bahkan dalam kesendirian tetap memancarkan heroik yang menggetarkan langit dan bumi——Inilah kesan pertama Liu Zhenhan terhadap Raja Lich ini.
Yang Mulia Paul Newman sebenarnya juga tampan. Garis wajahnya sangat tegas, memancarkan daya tarik mematikan pria dewasa, terutama sepasang mata birunya yang seperti samudra biru nan dalam yang tak tertembus. Namun ketampanan sama sekali bukan hal penting bagi sosok dengan aura seperkasa ini.
Liu Zhenhan juga tidak berbicara, hanya berlutut satu kaki dengan tata krama resmi ksatria menghadap kaisar.
Dalam situasi seperti ini, siapa yang bicara dulu akan kehilangan sepertiga aura. Lao Liu sudah sering menghadapi orang yang ingin memberinya pelajaran pertama yang mengejutkan, dan cukup berpengalaman menanganinya.
Kerudung jubah yang menutupi wajahnya diturunkan. Wajah asli dari keluarga Xi Bei bermata perak ini sepenuhnya terbuka di hadapan bangsa iblis.
Baik bidadari api jiwa yang termanifestasi di atas kepala, mata ketiga di pelipis, maupun gaya berpakaian multi-profesi semuanya membuat bangsa iblis di sekitarnya terbelalak.
"Lihatlah, Putri Karu sepertinya lebih mirip raja agung daripada aku." Tak ada yang menyangka kalimat pertama Raja Lich ini justru bercanda dengan para pejabat di sekitarnya, suaranya bergumam ringan penuh kenyamanan.
Tanpa ketakutan para menteri di bawah Ratu Jiabao, para pejabat bangsa iblis dari Benua Holiwood tertawa terbahak-bahak di hadapan tandu kerajaan.
"Yang Mulia, nama hamba Karu, tapi sepertinya hamba bukan Raja Langit?" Liu Zhenhan menjawab dengan sikap santun tapi tegas.
Terhadap pujian sarkastik Raja Lich, Lao Liu menerimanya dengan tenang.
Bicara tentang penguasa tertinggi, jangankan di dunia iblis, bahkan semua tingkat dimensi yang dikenal sekalipun, siapa yang bisa menandingi Yang Mulia Raja Bunga? Seorang Raja Lich paling banter memimpin 100 juta jiwa, sementara Liu Zhenhan menguasai semua flora di dunia, siapa yang lebih layak menyandang gelar Raja Langit Agung!
"Putri Karu, latar belakangmu aku ketahui." Yang Mulia Paul Newman memberi isyarat agar Lao Liu bangkit.
"Oh?"
"Aku mengagumi Jiabao. Pikirannya bergerak sangat cepat!" Raja Lich tampan itu menunjuk runa mata perak dan Tahi Lalat Linglong Biru di pelipis Lao Liu yang membentuk mata ketiga: "Dia juga cukup percaya pada kekuatanmu! Di Benua Holiwood kami punya empat Ksatria Iblis bersayap empat, meski satu baru gugur di awal, masih tersisa tiga. Tapi dia berani mengirim orang untuk merebut gelar Kiri!"
"Jika maksudmu pertarungan bergantian..." Liu Zhenhan memutar matanya: "Itu tak berguna bagiku, Yang Mulia."
"Yang Mulia Karu, saya sudah bilang, saya tahu latar belakangmu." Paduka Paul Newman tersenyum, langsung to the point: "Begini, saya tidak bermaksud menyentuh kekuatanmu. Soalnya dengar-dengar kamu dengan mudah mengalahkan ksatria bersayap empat. Jadi saya akan memberimu hadiah, dan kita berhenti di sini, gimana? Saya tahu kamu masih harus buru-buru ke benua lain, saya tidak mau menghambat waktumu."
"Hadiah? Oke! Kasih saja sihir arkan yang terlepas dari Pangeran Druid itu ke saya!" Liu Zhenhan mengangkat bahu dengan senyum nakal: "Paduka, latar belakangmu juga saya tahu."
Raja Lich Paul Newman tertegun menatap Lao Liu lama setelah mendengar ini, matanya penuh ketidakpercayaan. Ia lalu melihat para menteri yang sama bengongnya di sekeliling, sambil menggerutu, mengangguk, dan tersenyum sinis.
"Woy, pada ngapain melototin saya?" Liu Zhenhan juga menyunggingkan senyum sinis, tatapan dari sekelilingnya kebanyakan tidak ramah.
Sikap seperti ini di mata bangsa iblis Hollywood terasa terlalu kurang ajar. Beberapa ksatria bersayap putih serta Raja Langit dan Raja Iblis langsung berubah wajah hendak maju memarahi, tapi dihentikan oleh lambaian tangan Raja Lich Paul Newman.
"Druid Aiqin hanya punya satu sihir arkan, yaitu transformasi." Paduka Paul Newman mengacungkan jari telunjuk ke Liu Zhenhan sambil menggeleng: "Total cuma bisa dilepas satu sihir arkan. Kalau diberikan ke Yang Mulia Karu, bagaimana dengan Zuo An saya?"
"Pesisir Kontribusi kini kekuatannya menyusut drastis, lebih membutuhkan peningkatan kekuatan dibanding Hollywood." Liu Zhenhan berbicara tanpa malu: "Raja Langit Pesisir Kiri, tentu harus punya kemampuan untuk merampas. Yang tak punya kemampuan, bukankah mubazir menganugerahkan sihir arkan pemisahan itu?"
"Gamba semakin hebat, karakter yang dilatihnya semakin berani dan percaya diri! Bagus! Sangat bagus!" Yang Mulia Paul Newman memuji berulang-ulang sambil tersenyum: "Kekuatan Pesisir Kontribusi menyusut? Jika Marlon Brando dan Alan Thicke kedua Raja Horor ini juga dipisahkan sihirnya dengan sandi benang jiwa, lalu ditransfer ke prajurit lain, apa kerugian Pesisir Kontribusi? Kristal sandi benang jiwa memang langka dan hanya bisa digunakan sekali, tapi aku yakin Gamba masih punya persediaan! Begini saja, Yang Mulia Karu, aku akan berikan tongkat sihir tulang arkan. Mau terima atau tidak! Jika kau berlama-lama, kau takkan dapat apa-apa!"
"Hei, jangan marah Yang Mulia. Aku ulangi: aku hanya mau sihir pemisahan Druid!" Liu Zhenhan tetap dengan wajah bajingan yang menjengkelkan, namun hatinya berdebar: Bagaimana bisa lupa sandi benang jiwa? Dua Raja Horor jancuk itu hanya jadi manusia sayur, belum mati! Jika benar-benar tak bisa disembuhkan, pasti si jalang Gamba akan gunakan teknik pemisahan hidup! Selama ada sumsum darah dan kristal sandi benang jiwa, si jalang ini punya modal melimpah!
Para menteri Bangsa Iblis di Benua Holywood sudah ramai mengumpat, beberapa suara penuh semangat sedang memohon izin bertempur kepada Raja Lich.
"Putri Karu! Kau adalah bangsawan paling nekat, paling lancang, dan paling menjengkelkan yang pernah kulihat!" Ekspresi Yang Mulia Paul Newman tetap tenang: "Aku tahu rencana Garbo! Dia mengandalkan kekuatanmu yang luar biasa, ditambah pemilihan Zuo An kali ini hanya boleh diikuti tingkat di bawah Raja Langit, sehingga memanfaatkan celah aturan ini!"
"Penglihatan Yang Mulia memang tajam, trik receh ini tidak bisa mengelabui Anda."
"Apakah jika aku menolak, kau akan membantai habis-habisan di sini?"
"Ah tidak juga. Tapi... kalau sudah pertarungan, pasti ada korban. Prajurit harus punya harga diri sebagai prajurit, pedang yang tak menumpahkan darah untuk apa?"
"Kalau kau bersikeras begitu, sekarang aku akan menganugerahkan sihir arkan terlepas kepada seorang Ksatria Iblis bersayap empat. Kita bertemu di arena!"
"Tunggu!" Liu Zhenhan segera menghentikan Raja Lich yang hendak mengambil solusi tuntas ini.
Perubahan taktik jancuk Paul Newman membuatnya agak kaget.
“Liu Zhenhan datang ke Benua Holyrod dengan tujuan untuk Pangeran Druid Kaka, dan lebih baik dalam keadaan hidup bukan mati! Untuk hal ini, Liu Zhenhan memiliki rencana: berusaha sekuat tenaga memancing amarah Raja Lich ini. Dengan nilai tinggi "Kristal Sandi Sutra Spiritual" dan konsumsi magis prosedur pelepasan, 80-90% Raja Lich ini akan melemparkan Pangeran Druid hidup-hidip kepada Lao Liu.
Sekarang pihak lawan malah bersiap mengadakan ritual pelepasan untuk menciptakan prajurit iblis kuat, lalu apa arti semua usaha yang telah dikorbankan Lao Liu?
"Yang Mulia masih bisa berubah pikiran! Sebuah Tongkat Tulang Arkan, harga ini pantas untuk Yang Mulia!" Baginda Paul Newman juga tidak ingin menekan Karu terlalu keras. Sejak mendengar kabar bahwa dia berhasil membunuh Ksatria Iblis bersayap empat Rashid Wallace dalam satu pertemuan, satu-satunya penyesalan Raja Lich adalah mengapa bakat seperti ini tidak muncul di Benua Holyrod—Untungnya dia tidak tahu bahwa orang ini didampingi elemental yang selalu nekat mendekat. Jika tahu, mungkin akan lebih mengutuk ketidakadilan langit.
"Yang Mulia, ajukan syarat! Aku sangat ingin mendapatkan sihir arkan Druid ini!" Liu Zhenhan memutar otak tapi tak menemukan alasan, hanya bisa terus merepotkan: "Asal Yang Mulia beri syarat, nyawaku ini akan kujual pada Yang Mulia!"
"Bercanda apa! Sekarang Yang Mulia sudah menjadi Pangeran, mau jual nyawa untukku bagaimana!"
“Kalau aku tidak bekerja untukmu, apakah harus untuk si jalang kecil Jia Bao?” Liu Zhenhan menyeringai sinis.
“Kamu... kamu... ngomong apa?!” Bahkan Paul Newman yang terkenal licik pun terkejut oleh pernyataan sesat ini!
“Terus terang saja! Aku muak melihat si jalang Jia Bao yang sudah tidur dengan delapan ratus pria! Aku takkan pernah membantunya, sesederhana itu!”
Ketulusan dan kejujuran Liu Zhenhan membuat siapapun yang melihat mata berkilauan bintang salib peraknya yakin akan amarah membara yang terkandung di dalamnya.
Raja Lich Paul Newman bersandar di singgasananya, terus-menerus memijit pelipisnya.
Meski jarang terjadi, situasi ini bukan tidak mungkin, secara logika masih masuk akal.
“Yang Mulia silakan putuskan. Aku sudah jujur. Jika belum cukup, terpaksa aku harus menemui Yang Mulia lainnya.” Liu Zhenhan merasakan keraguan raja iblis ini dan segera menekan lebih keras.
Bab 475 Bajingan Belajar Bela Diri, Tak Ada yang Tahan (2)
Dari buku yang dia baca di perpustakaan beberapa hari lalu, dua generasi sebelumnya memang selalu ada tiga Raja Lich yang masing-masing memimpin tiga benua dunia iblis. Secara logika, dengan bantuan obat kloning, generasi ini seharusnya bisa menghasilkan dua puluh tujuh raja!
Tapi sekarang jumlah Raja Lich masih tetap tiga!
Ini berarti bangsa iblis tidak sembarangan menggunakan obat untuk mengklon janin hanya demi mengembangkan kekuatan mereka tanpa mempertimbangkan konsekuensi!
Lagipula dunia iblis hanya memiliki tiga benua. Jangankan 27, bahkan satu Raja Lich tambahan pun tidak akan menemukan wilayah untuk menetap! Meski secara permukaan bangsa iblis belum terpecah, Liu Zhenhan jelas melihat permusuhan terselubung dan persaingan antar tiga benua!
Adanya persaingan berarti kesempatan Lao Liu untuk mengacau datang!
Tebakannya sebagian besar benar.
Tiga wangsa kerajaan di dunia iblis memiliki kekuatan besar karena garis keturunan darah khusus, mirip dengan wangsa kerajaan elf kelas tinggi di Benua Aigean yang memiliki bakat istimewa dalam mempelajari kekuatan elemen, sehingga promosi level mereka sangat cepat!
Bayangkan jika obat kloning janin menyebar luas, dunia iblis yang tertutup ini akan dipenuhi wangsa kerajaan baru yang menuntut tanah apanase, jabatan, dan kekuasaan!
Ini konsekuensi yang mengerikan!
Tidak ada penguasa visioner yang ingin melihat hal ini terjadi!
Mana mungkin Raja Lich itu orang bodoh?
Sebenarnya sejak lima ribu tahun yang lalu, para Lich bangsa iblis telah mengembangkan pil kembar dua! Setelah digunakan secara klinis pada seorang Raja Langit Bersayap Enam, efek obatnya memang benar-benar nyata! Namun justru karena khasiatnya yang kuat, para Raja Lich dari generasi ke generasi malah semakin bersikap seolah menghadapi musuh berat, menyimpannya di paviliun tinggi!
Setiap Raja Lich memiliki Sandi Sutra Arwah. Selama menyimpan kristal yang cukup, di hadapan sihir arkan pemisahan yang kuat ini, jika menggunakan pil multi-janin secara terbuka, itu berarti Raja Lich dapat menciptakan bangsawan baru yang lebih kuat bahkan sebelum bawahan Raja Horor Kongju dan Raja Langit Bersayap Enam meninggal, untuk terus menemani dan melindungi dirinya!
Ke mana pun muncul banyak Raja Lich atau banyak bangsawan kelas dua dan Pangeran Kelas Tiga, semuanya merupakan akibat yang benar-benar mengerikan!
Tidak ada satu pun Raja Lich yang tidak bisa mempertimbangkan betapa mengerikannya konsekuensi penyalahgunaan obat ini - itu cukup untuk dalam dua generasi, membuat dunia iblis terpecah-belah karena kelebihan bangsawan yang tidak bisa diatur, memicu kobaran perang, lalu menghancurkan seluruh dunia iblis!
Hingga tiga ribu tahun yang lalu, menghadapi perang suci yang akan datang, Raja Lich kontemporer setelah perencanaan matang-matang akhirnya mulai menggunakan pil kembar tiga - sebenarnya pencapaian penelitian di zaman ini tidak hanya berhasil menciptakan pil kembar dua dan pil kembar tiga, bahkan sudah mengembangkan pil kembar empat!
Untuk menghindari situasi di mana penguasa lemah sementara bawahan kuat, Raja Lich yang visioner ini akhirnya hanya menggunakan pil kembar tiga alih-alih kembar empat. Dia membatasi penggunaan obat ketat hanya di antara Raja Lich dan Raja Horor, kemudian segera menghancurkan semua peneliti obat multi-janin beserta data terkait!
Informasi internal ini tidak hanya tidak bisa ditemukan dalam 《Sejarah Umum Bangsa Iblis》, bahkan Enam Sayap Raja Langit yang bergelar Pangeran Kelas Tiga pun sama sekali tidak mengetahuinya!
Pil multi-janin yang saat ini didistribusikan setiap tahun di dunia iblis semuanya adalah barang palsu Keluarga Xi Bei - Bangsa Iblis sangat menjunjung tradisi leluhur. Penelitian obat kloning janin adalah peraturan yang ditetapkan Raja Lich Skolas 10.000 tahun lalu, meski mungkin Skolas sendiri tidak pernah membayangkan betapa mengerikannya konsekuensi penyalahgunaan obat ini. Karena itu para Raja Lich penerusnya, meski melanggar tradisi, tetap harus melakukan pekerjaan penyamaran terlebih dahulu!
Inilah alasan mengapa ada lima Enam Sayap Raja Langit di dunia iblis - karena 5.000 tahun lalu, hanya satu Enam Sayap Raja Langit yang pernah dijadikan kelinci percobaan untuk menguji pil kembar dua!
Dalam pandangan Raja Lich yang berani mengambil langkah pertama, di benua iblis hanya ada tiga daratan yang bisa melahirkan maksimal tiga Raja Lich. Penciptaan sembilan Raja Horor sudah melalui pertimbangan matang, khawatir terjadi situasi bawahan menguasai tuan. Jika obat ini digunakan pada Enam Sayap Raja Langit, meski obat dihancurkan setelahnya, generasi berikutnya akan memiliki lima belas Raja Langit!
Dengan keyakinan kekuatan mereka sudah jauh melampaui Benua Aigean dan cukup untuk menghadapi perang suci, keputusan Raja Lich ini sungguh sangat bijaksana!
Dunia iblis saat ini jauh lebih kompleks dari yang dibayangkan Liu Zhenhan!
Hubungan antar tiga benua bukan sekedar bermusuhan diam-diam seperti imajinasi Liu Zhenhan, tapi benar-benar terpisah secara terbuka - masing-masing merekrut talenta, fungsi pemerintahan juga memiliki sistem sendiri!
Tak satu pun Raja Lich akan mentolerir kekuasaan Raja Lich lain. Meski ketiganya saling tidak mencampuri urusan, ada perjanjian gentlemen: Begitu menguasai seluruh wilayah Aiqin, mereka akan membagi wilayah dan secara resmi mendirikan negara masing-masing!
Bagi Raja Lich yang masih menghormati sistem leluhur, pemilihan tiga Raja Langit Zuo'an ini adalah kesempatan emas untuk membagi harta warisan dan meningkatkan kekuatan. Pasukan ekspedisi ke Aiqin terdiri dari rekrutan dasar tiga benua. Kepemilikan gelar pangeran akan menentukan kepemilikan pasukan ini di masa depan!
Jebor tahu mengirim Liu Zhenhan untuk mengacau di Benua Holilive, tapi dia tidak tahu bahwa dua Ksatria Iblis bersayap empat dari Benua Holilive juga telah pergi ke Benua Pantai Kontribusi. Mereka akan memutuskan apakah ikut pemilihan Zuo'an berdasarkan situasi - Alasan Yang Mulia Paul Newman tidak mengirim orang ke Benua Bolilive bukan karena lemah, tapi karena tidak perlu! Meski benua itu kehilangan satu Ksatria Iblis bersayap empat akibat Rencana Pancung, saat ini masih ada tiga Ksatria Iblis bersayap empat yang berjaga!
Dunia iblis hanya memiliki sepuluh Ksatria Iblis bersayap empat. Karena kerugian sebelumnya, sekarang sebenarnya hanya tersisa tujuh: tiga di Bolilive, tiga di Holilive, dan satu di Pantai Kontribusi!
Awalnya di bawah komando Jebor ada dua Ksatria Iblis bersayap empat. Dengan kekuatan gabungan, mempertahankan satu kursi Raja Langit Zuo'an bukan masalah! Benua lain tidak punya kemampuan untuk ikut campur! Tapi setelah Lao Liu membunuh satu Ksatria Iblis bersayap empat, benua-benua lain justru melihat secercah harapan!
Masa bertahan selama sepuluh hari tanpa terkalahkan - selama masih ada Ksatria Iblis bersayap empat, siapa bilang tidak ada harapan untuk menang?
Tidak ada satu pun Raja Lich yang bodoh!
Tawaran menyerah dari Liu Zhenhan pasti menggoda Raja Lich Paul Newman. Sebenarnya ada satu hal yang belum diungkapkan Raja Lich kepada Lao Liu: Dalam sistem leluhur bangsa iblis, hanya pangeran yang berhak menjadi komandan legiun. Gelar Pangeran juga termasuk dalam kategori pangeran.
"Artinya, Liu Zhenhan yang berstatus sebagai Pangeran Zhenwu juga memiliki hak istimewa memimpin pasukan! Hanya saja dalam pasukan bangsa iblis, selain gelar juga perlu kekuatan sebenarnya. Tidak semua pangeran berani bergabung dalam militer!"
"Tentara reguler bangsa iblis tidak pernah memperhitungkan angka korban saat latihan. Sebagai panglima, jika tidak mampu menekan bawahan, kemungkinan dibunuh oleh bawahan berkhianat selama latihan dengan dalih tantangan atau ujian adalah hal yang tak terhindarkan!"
"Adanya penambahan pangeran berkemampuan tinggi ke dalam kekuatannya, bahkan Raja Lich paling kaya sekalipun pasti tertarik!"
"Begini, Putri Karu. Sekarang Anda telah ditandai 'Kontrak Hati', artinya Anda telah menerima Jiabao sepenuh hati. Dalam kondisi seperti ini, saya tidak punya alasan mempercayai kesetiaan Anda! Meski Anda mengaku menyesal sekarang! Tapi memberikan sihir arkan yang terlepas kepada Anda terlalu berisiko!" Setelah berpikir panjang, Yang Mulia Paul Newman menggelengkan kepala dan menolak dengan berat hati.
"Yang Mulia, saya menyesali keputusan Anda!" Liu Zhenhan benar-benar kehilangan kesabaran.
"Saya sungguh minta maaf. Saya akan segera mengirim orang untuk mengambil tongkat sihir Ogu." Yang Mulia Paul Newman mengangkat bahu sambil meminta maaf.
"Kau pikir Ksatria Iblis bersayap empat yang telah diberi sihir arkan terlepas benar-benar bisa melawanku?" Liu Zhenhan berbalik perlahan, mengalihkan pandangannya ke salah satu Raja Horor yang berada lebih dekat.
“Ini adalah salah satu raja iblis yang paling keras berteriak tadi, ingin memberi pelajaran pada Lao Liu!” Tubuhnya sangat kekar, kekuatan elemennya luar biasa melimpah.
“Kalau begitu, apakah Anda ingin mencoba kelincahan dengan Ron Harper terlebih dahulu?” Raja Lich Paul Newman tertawa terbahak-bahak.
“Tiga raja iblis sekaligus, silakan.” Liu Zhenhan juga menyunggingkan senyum: “Bagaimana? Berani mencoba?”
“Yang Mulia!” Muka tiga Raja Horor itu menjadi ungu karena marah, serentak menatap Raja Lich.
“Aku tahu kekuatanmu cukup baik, tapi mustahil bisa mengalahkan tiga raja iblis sekaligus! Penyihir arkan seharusnya bertempur di bawah perlindungan prajurit, mengapa Anda begitu percaya diri? Putri Karu-ku?” Mata biru Raja Lich berkedip-kedip, jelas sudah tersulut amarah.
“Aku ingin menunjukkan pada Yang Mulia, apakah sihir arkan pelepasan yang Anda anugerahkan ini akan sia-sia!” Liu Zhenhan tidak menyembunyikan sikap merendahkan: “Tiga Raja Horor ini seharusnya cukup memberikan penilaian yang layak!”
“Lebih baik menuruti daripada menolak, aku sangat berharap Anda bisa memberikanku pelajaran!” Meski sikap sopan Paul Newman masih terpelihara, dalam hatinya sudah mendidih. Belum pernah ada mata perak yang berani menantang tiga pangeran kelas dua sekaligus dengan seenaknya!
Liu Zhenhan juga tidak banyak omong kosong, langsung terbang ke panggung latihan perang, merakit Baju Zirah Takhta Es yang Terbeku (palsu), bersama pedang Feiyate miliknya dan dua pedang kristal baru yang dibelinya ditancapkan di batu paving, lalu membalikkan kantung udara di punggungnya, mengisi tekanan udara ke tabung busur silang bertekanan tinggi dengan suara gemericik.
Tabung busur silang ini adalah senjata buatan perajin Bangsa Iblis yang meniru prinsip tembak Iblis Liang Tanah. Penggunaannya sangat merepotkan, setiap anak panah silang harus diisi tekanan udara melalui kantung udara berbentuk kandung kemih yang terhubung ke wadah ekor busur sebelum ditembakkan.
"Panah silang bagi Raja Horor hanya mainan anak-anak!" Seorang Raja Horor membentangkan sayap hitamnya yang lebar, terbang dengan garang di atas kepala Liu Zhenhan.
"Aku akan menguburmu bersama kesombonganmu di panggung latihan perang ini!" Raja Horor lainnya menghadang Lao Liu dari belakang.
Tak lama kemudian, Raja Horor ketiga mengambil posisi tanpa bersuara.
"Sialan leluhurmu!" kutuk Liu Zhenhan.
Bab 476 Bajingan Belajar Ilmu Beladiri, Tak Ada yang Tahan (3)
Serangan tiga titik!
Ketiga Raja Horor ini jelas tidak meremehkan Liu Zhenhan meski memiliki keunggulan jumlah dan kekuatan yang mutlak. Tubuh raksasa mereka telah sepenuhnya mengepung Liu Zhenhan dari segala arah, menguasai setiap posisi strategis. Begitu pertarungan dimulai, Liu Zhenhan harus menghadapi serangan tiga arah yang dahsyat bagai badai petir!
Rasa takut tak bertepi dengan tekanan dahsyat bagai banjir bandang menyapu daratan, berpusat pada Liu Zhenhan, bergulung-gulung semakin intens.
Inilah kemampuan ras "Lingkaran Ketakutan" dari bangsa Horor!
Siapa pun dengan tekad lemah yang menghadapi tekanan gabungan tiga raja iblis pasti akan mati ketakutan—sayangnya, mereka berhadapan dengan Liu Zhenhan si Berbual B besar dengan telepati luar biasa!
Sejujurnya Liu Zhenhan harus mengakui, dirinya memang musuh alami bangsa iblis. Baik "Serangan Mental" dari Raja Langit bermata perak maupun "Lingkaran Ketakutan" Raja Horor, jika dihadapi pejuang Benua Aigean lain pasti akan mengalami kehinaan. Hanya dia dengan telepati super kuat yang tak perlu mengalah!
Pertarungan sengit antara naga dan harimau ini, dalam kesepakatan diam-diam kedua belah pihak, bergemuruh dimulai di bawah sorotan ribuan pasang mata.
Seluruh bangsa iblis di Kota Star Promenade belum sempat memahami mengapa tiga Raja Horor sekaligus harus menghadapi satu perak-mata asing, pertempuran sudah menunjukkan kondisi sepihak.
Pada saat yang sama, Raja Horor yang berada di samping belakang Liu Zhenhan, melepaskan kemampuan andalannya "Tidur Abadi" dengan sekali jentikan jari!
Sementara dua Raja Horor di sisi kanan dan kiri, dengan kesamaan pikiran mengayunkan cakar marah dan melompat ke arah mata perak ini!
Frekuensi serangan mereka sempurna tanpa cela.
Di antara tiga Raja Horor, ada satu yang sejak awal tidak berbicara, diam-diam mempersiapkan sihir arkan!
Alasan sihir arkan "Tidur Abadi" ini disebut sebagai kemampuan andalan Raja Horor adalah karena memiliki atribut super kuat yang tidak dapat dikurangi - bahkan ahli kuat dengan resistensi paling hebat pun bisa terhipnosis singkat, hanya bisa dibangunkan dengan serangan sihir!
Dengan resistensi magis Raja Horor sendiri, jika terkena jurus tidur ini masih akan terhipnosis sekitar satu detik, menunjukkan kekuatannya yang luar biasa!
Raja Horor tidak hanya mengandalkan sihir, pertarungan jarak dekat juga merupakan keahlian yang tak tertandingi!
Bahkan jika mata perak ini setara kekuatannya dengan Raja Horor, hipnosis satu detik saja sudah cukup membuatnya dicabik-cabik oleh dua Raja Horor yang melompat!
Kerja sama taktik ini benar-benar tidak menemukan cacat!
Adegan mengerikan pun terjadi persis pada momen ini!
Tiga butir Mutiara Tenaga Magis seluruhnya dibuat menjadi cincin yang dipakai di tangan kanan Liu Zhenhan. Untuk menghadapi perjalanan ke dunia iblis, dia sebelumnya telah menyimpan teknik "Cahaya Yin Pembersih" milik Jiskeibi di "Mutiara Memori Tenaga Magis". Sekarang dengan menggunakan "Mutiara Kloning Tenaga Magis", satu serangan langsung berubah menjadi dua.
Tak ada yang bisa menghindari serangan ganda sinar mengerikan dalam jarak sedekat ini. Raja Horor yang menerjang dari sisi kanan Liu Zhenhan, setelah terkena serangan, bagai bawang tunggal yang terlempar, berubah menjadi bola daging berputar tak terkendali di udara akibat inersia yang kuat, lalu terjatuh terlentang di panggung latihan. Andai panggung ini tidak cukup luas, pasti sudah jatuh ke tanah dan mati karena gaya inersia.
Pelepasan sihir Liu Zhenhan lebih cepat sepersekian langkah dibandingkan "Tidur Abadi" Raja Horor, namun setelah melepaskan serangan, dia sendiri juga terkena efek.
Perlu dijelaskan tentang perlengkapan super Liu Zhenhan saat ini: Di tangan kirinya terdapat dua "Cincin Kilau Sihir" yang dibuat dari Mutiara Naga milik Ruoerna dan Daisy, bisa memantulkan sihir. Sayangnya, karena mekanisme "tanpa pengurangan" dari "Tidur Abadi", kedua "Cincin Kilau Sihir" ini gagal menunjukkan prestasi!
Meskipun Liu Zhenhan memiliki banyak perisai magis, sayangnya tak satu pun perisai magis yang bisa menghalangi sihir andalan Raja Horor ini!
Alhasil dia tetap harus mengandalkan ketahanan mentalnya yang luar biasa untuk langsung menahan sihir arkan tidur ini!
Dalam kondisi yang sama-sama tidak bisa dikurangi, dia memang terhipnosis, namun waktunya terlalu singkat, singkat sampai tak terlihat oleh mata telanjang! Di hadapan ketahanan mentalnya, hipnosis semacam ini bagai pencuri kecil bertemu perampok besar!
Seperti monster dalam mitos, Liu Zhenhan hampir tak berhenti, menampakkan "wujud asli Haikui". Delapan tangannya ada yang mencabut tiga pedang kristal yang tertancap di tanah, ada yang mengeluarkan belati dan tabung busur silang bertekanan tinggi.
Setelah berputar, delapan senjata berkilauan menyambut cakar tajam maut dari Raja Horor lain yang menerjang dengan seluruh tubuh!
Percikan api beterbangan!
Darah terciprat luas!
Tiga pedang kristal menggesek udara hingga menimbulkan percikan api, dengan serangan paling ganas, menghantam terbang empat cakar Raja Horor ini. Selain pedang Feiyate berkualitas luar biasa, dua pedang kristal lain hancur berantakan karena tak tahan menahan dentuman dahsyat!
Tekanan tembakan yang dilancarkan dua pelayan darah yang melesat keluar, juga membuat Raja Horor yang terus mundur di udara ini menderita luar biasa.
Mungkin saat itu menggunakan tubuh sebagai perisai daging untuk menghantam adalah pilihan yang baik, namun Raja Horor yang bersiap bertarung tangan kosong ini entah mengapa merasakan ilusi seolah-olah begitu menerjang pasti akan terbunuh di tempat! Tatapan mata perak ini benar-benar membuatnya merasakan kengerian yang muncul dari dasar hati! Naluri akhirnya mengambil alih dalam sekejap, Raja Horor mengandalkan sayap besarnya yang dikibaskan ke arah berlawanan, berhasil melesat mundur tepat di detik terakhir sebelum kontak fisik terjadi.
Meskipun manuver terbang yang melanggar prinsip aerodinamika ini patut diacungi jempol, empat cakar di tangan kanannya yang perkasa tetap tak terhindarkan dari pedang kristal yang menyambar kilat, terpotong bersih!
Keputusan kalah-menang ditentukan dalam sepersekian napas. Raja Horor ingin mundur? Tapi Lao Liu belum tentu setuju!
Pemikiran taktis Liu Zhenhan sederhana sampai memprihatinkan, sama sekali tidak serumit tiga Raja Horor dengan kerja sama tiga titik dan kombinasi seni bela diri. Sejak awal dia sudah merencanakan: apapun yang terjadi, pertama-tama gunakan dua "Cahaya Yin Pembersih" untuk melenyapkan satu musuh. Dua sisanya? Biarkan mereka melepaskan sihir, ditangani satu per satu. Lagipula perisai magis yang dimiliki banyak, masa tidak tahan?
Adapun pertempuran tangan kosong, itu justru kesukaannya. Kalau ada yang nekat menyerang, itu malah bagus. Kalau tidak ya sudah!
Sebagai ahli waris dan kerabat langsung Master Puskash, Liu Zhenhan menepati sumpahnya untuk menghantamkan kembali sihir Master Puskash ke kepala Bangsa Iblis!
Saat Raja Horor yang gagal mencuri ayam itu terus dihajar oleh "roda darah bulan", Liu Zhenhan melemparkan pedang patahnya, menyatukan tangan di pinggang, dan melemparkan bola cahaya raksasa berkilauan ke arah Raja Horor ini!
Tiga Sihir Utama Ramalan Besar – "Transformasi Penyihir!"
Di tengah kilatan cahaya, serangan arkan kedua dari Raja Horor lainnya menghantam tubuh Liu Zhenhan!
Meskipun terkejut oleh perubahan drastis, Raja Horor spesialis arkan tetap stabil memanggil "Tulang Seribu" dan memunculkan Prajurit Kebencian berkait besi di arena!
Seratus Prajurit Kebencian berbaju zirah kristal dengan senjata sabit dan kait besi!
Sayangnya Liu Zhenhan bisa terbang! Prajurit sekuat apapun tak bisa mencapainya. Serangan arkan pun tak berarti bagi perisainya!
Seluruh rangkaian pertempuran ini sangat intens, bisa dibilang memukau mata, tapi tetap saja muncul sedikit kesalahan konyol yang cukup mengganggu.
Saat "Tombak Seribu Tulang" menembakkan sejumlah besar perisai magis Lao Liu hingga berbunyi "kreek-kreek", Raja Horor yang terkena "Sihir Transformasi Penyihir" juga mendapat karma!
Seharusnya sihir transformasi ini akan mengubahnya menjadi seekor domba, karena Master Puskash adalah penyihir pria bukan penyihir wanita yang bisa mengubah menjadi kodok. Tapi setelah terkena, Raja Horor malang ini justru berubah menjadi wanita telanjang!
Seorang gadis cantik telanjang dengan payudara bergoyang dan pantat molek, sangat seksi dan montok!
Wanita cantik ini berambut cokelat kemerahan dengan pandangan mata yang menggoda, kontras yang sangat besar dibandingkan sosok Raja Horor kasar tadi yang seakan mencapai ujung langit!
"Sihir Transformasi Penyihir" sama seperti "Tidur Abadi", merupakan mantra tanpa mekanisme pengurangan. Resistensi magis tinggi bisa memperpendek durasi transformasi, bahkan jika resistensi magis rendah, durasi maksimal transformasi hanya tiga detik!
Tapi sihir aneh ini memiliki keunikan, yaitu selama transformasi bisa memblokir kekuatan fisik dan kekuatan elemen asli dari target!
Dengan resistensi magis Raja Horor yang tinggi, dia tetap bertransformasi penuh selama satu detik!
Waktu ini meski tidak lama, tidak mungkin membuat Raja Horor ini jatuh dari langit dan hancur lebur, tapi cukup untuk membuat citra baru Raja Horor ini dinikmati oleh semua orang sampai puas!
Ini benar-benar membuat Liu Zhenhan dan semua anggota bangsa iblis yang menyaksikan kejadian ini terkagum-kagum!
Sekalipun otaknya dipakai berpikir sampai pecah, Liu Zhenhan tetap tak mengerti mengapa "Sihir Transformasi Penyihir" di tangannya bukannya mengubah menjadi domba, malah menjadi wanita telanjang cabul! Awalnya dia tidak berharap ini, hanya ingin mengubah makhluk itu menjadi domba untuk mempermalukannya!
Sekarang penghinaan ini 10.000 kali lebih memalukan daripada diubah menjadi domba!
Semua membeku, tinggal menunggu siapa yang paling cepat bereaksi!
Dua Raja Horor berpengalaman dan Liu Zhenhan yang sama berpengalaman nyaris bersamaan melepaskan serangan lagi!
Liu Zhenhan masih menggunakan jurus "Sihir Transformasi Penyihir" itu!
Raja Horor sialan itu kembali berubah menjadi wanita telanjang, sementara Raja Horor lainnya dihimpit mati oleh dua pelayan darah. Dalam duel sihir jarak dekat, dua pelayan darah yang bisa mengeluarkan mantra spontan ini sudah cukup membuat penyihir mana pun pusing tujuh keliling!
Jancuk! Jarak pendek ini cukup membuat penyihir mana pun yang melawan Liu Zhenhan muntah darah!
Bab 477: Bajingan Belajar Beladiri, Tak Ada yang Tahan (4)
Satu detik transformasi, hampir cukup untuk Raja Horor memulihkan wujud aslinya, merangkak kembali ke ketinggian terbang, lalu menerima lagi "Sihir Transformasi Penyihir" yang dilepaskan Lao Liu!
Dengan telepati kuat Lao Liu, menguasai konsumsi cepat seperti ini bagaikan membalik telapak tangan!
Adegan tiba-tiba berubah seperti pertunjukan monyet: di satu sisi Raja Horor dan dua pelayan darah bertarung sengit, di sisi lain Liu Zhenhan terus mengubah seorang Raja Horor menjadi gadis telanjang cantik - perempuan bugil cantik yang semua kemampuannya diblokir.
Liu Zhenhan berkaki delapan terus-menerus bergantian menghujani bagian vital gadis telanjang ini dengan pedang Fae dan tabung busur silang bertekanan tinggi. Meski kerusakan seperti ini masih bisa ditanggung Raja Horor, tapi penghinaan ini jelas sangat besar!
Penghinaan itulah yang diinginkan Liu Zhenhan!
Raja Horor yang sedang bertarung sengit dengan dua pelayan darah tak tahan lagi melihat penghinaan mengerikan yang diterima rekan mereka. Dia berhenti dari tembakan balas arkan tak berarti ini, memilih menerjang sambil menerima sedikit luka, berusaha mengancam dengan pertarungan jarak dekat untuk menyelesaikan masalah! Gilirannya berubah menjadi perempuan telanjang, sementara dua pelayan darah mulai beralih arah melanjutkan penekanan tembakan ke Raja Horor lainnya!
Setelah bolak-balik dua kali, Liu Zhenhan dengan gentleman membuka celah kosong, tidak lagi memberi tekanan pada mereka, membuat dua Raja Horor yang malu dan terluka parah bertemu di udara.
"Cukup sampai di sini!" Liu Zhenhan memberikan saran ramah kepada dua bawahan yang sudah dikalahkannya.
Andai bukan karena ingin menyelamatkan Pangeran Druid, Liu Zhenhan sudah akan mengerahkan seorang pelayan darah untuk menghancurkan Raja Horor yang terus berubah menjadi wanita telanjang ini jadi saringan!
Niat baiknya ini sia-sia belaka.
Kedua Raja Horor itu memandangnya dengan penuh kebencian, lalu dengan tegas merapatkan cakar mereka, serentak menyemburkan darah dari mulut sambil melantunkan mantra panjang yang menusuk langit!
Seiring semburan darah demi darah, seolah ribuan suara menyanyikan nyanyian sihir arkan yang panjang dan bertele-tele ini, langit-bumi berubah drastis!
Perlahan, pusaran elemen berbentuk corong muncul di depan Liu Zhenhan, lalu berlapis-lapis seperti tanghulu, pusaran elemen yang berputar kencang ini terus memanjang hingga mencapai kedua Raja Horor.
Bagai gasing raksasa, dua Raja Horor yang cakarnya saling terkait ini mulai berputar gila-gilaan dari lambat ke cepat, membentuk bayangan hitam seperti bola besar di udara!
“Ilmu Penyerapan Arkan！” Rintihan marah dua Raja Horor ini seakan bisa didengar oleh para Dewata di langit.
Liu Zhenhan awalnya tidak terlalu takut, tapi mendengar nama ilmu arkan ini benar-benar membuatnya kaget!
Dia sama sekali tidak menyangka kedua makhluk ini ternyata bersiap untuk mempertaruhkan nyawa!
Awalnya dikira mereka paling banter akan menggunakan "ilmu mayat hidup" untuk memanggil makhluk mayat hidup kuat, atau menggunakan "ilmu gelap" untuk memanggil iblis besar dari dimensi lain! Jika demikian, dua "cincin Kilau Sihir" Lao Liu yang belum sempat berjasa bisa digunakan untuk pertama kalinya, mengembalikan jurus lawan ke pemiliknya!
Ternyata yang muncul adalah "Ilmu Penyerapan Arkan"!
Dalam literatur kuno Benua Aigean, ilmu arkan ini disebut "Pusaran Tenaga Magis", sejajar dengan ilmu arkan lain milik Raja Horor——"Sihir Penenggelam Daratan", tergolong ilmu super yang termasyhur!
"Ilmu Penyerapan Arkan" ini agak mirip dengan kekuatan wilayah tingkat Santo, termasuk keahlian pamungkas!
Satu-satunya fungsi ilmu ini adalah menyerap kekuatan elemen lawan hingga mereka mati kehabisan tenaga!
Seorang Raja Horor mampu menyerap kekuatan magis dua kali lipat dari tubuh aslinya, dua Raja Horor bekerja sama bisa enam kali lipat, tiga Raja Horor mencapai dua belas kali lipat!
Kekuatan sebegitu sungguh mengerikan dan tak terdengar sebelumnya!
Meskipun kekuatan "Metode Penyerapan Arkan" sangat dahsyat, kelemahannya juga jelas - sama seperti "Sihir Penenggelam Daratan", setelah digunakan, sihir ini juga tak terhindarkan akan menyebabkan kerusakan parah pada tubuh asli Raja Horor. Karena kekuatan elemen yang diserap ke dalam tubuh, jika tubuh asli benar-benar tidak mampu menanggungnya, harus ada proses disipasi. Jadi kecuali dalam situasi hidup-matilah, Raja Horor tidak akan sembarangan menggunakan sihir arkan ini!
Jelas terlihat bahwa "Sihir Transformasi Wanita Telanjang" yang baru saja dilakukan Liu Zhenhan benar-benar memberikan stimulasi ekstrem pada harga diri dua Raja Horor sekaligus!
Tidak ada waktu untuk berpikir panjang, juga tidak ada waktu tersisa bagi Liu Zhenhan untuk merenungkan lebih lanjut!
Saat pusaran tenaga magis menyatu seperti rangkaian lingkaran dan menyelubungi tubuhnya dengan lapisan bertubi-tubi, Liu Zhenhan pun mulai berputar dengan gila-gilaan!
Cincin Mutiara Ingatan Tenaga Magis dan Cincin Mutiara Lupa Tenaga Magis di tangan kanannya mulai bereaksi sesuai komandonya, "Perisai Mantra Suci" langsung membentang!
Perisai magis perak yang dipenuhi tulisan mantra ajaib ini sama sekali tidak memiliki efek perlindungan, hanya memiliki dua fungsi utama: mengingat dan melupakan!
Sebenarnya pada saat ini perisai magis pun tidak akan efektif, karena "Metode Penyerapan Arkan" hanya menyerap kekuatan elemen, bukan merupakan serangan!
Bagaimanapun, "Cahaya Yin Pembersih" hanya bisa digunakan diam-diam saat Jiskeibi membuka matanya. Jika gadis kecil ini tahu aku kembali menggunakan "Cahaya Yin Pembersih" untuk menyakiti orang, pasti dia akan sangat sedih! Liu Zhenhan memanfaatkan waktu senggang ini untuk mengganti mantra memorinya!
Dua pelayan darah tidak menghentikan serangan meski Liu Zhenhan berputar. Mereka segera melepaskan tembakan membabi-buta ke dua Raja Horor yang berputar seperti gasing gila!
Tapi sama sekali tidak berguna!
Serangan magis yang mendekati dua Raja Horor ini langsung diserap bagai lumpur tenggelam di laut!
Dua Raja Horor telah benar-benar berubah menjadi pusaran elemen raksasa!
Liu Zhenhan selalu curiga bahwa dua Raja Horor di pantai benua menjadi manusia sayur karena efek samping penggunaan "Teknik Penyedotan Odi" saat bertarung dengan Master Puskash!
Kini kecurigaannya semakin terbukti!
Merasakan kekuatan magisnya sedang mengalir deras seperti air bah, menyusuri pusaran tenaga magis lapis demi lapis ke dalam tubuh dua Raja Horor, Liu Zhenhan yang sedang berputar kencang justru sama sekali tidak terburu-buru. Tingkat di atas santo ini memang tidak punya banyak hal, kecuali kelimpahan kekuatan magis! Enam kali lipat kekuatan magis dari Raja Horor, Liu Zhenhan tidak tahu apakah dirinya mampu menepati janji besarnya. Namun untungnya sebelum datang ke dunia iblis, dia telah mengenakan "cincin Tuodu tenaga magis" tersebut. Mari kita lihat siapa yang lebih unggul!
Seolah hanya sekejap, namun juga seperti telah melewati sepuluh ribu tahun, putaran dahsyat dua Raja Horor dan Liu Zhenhan perlahan melambat dari cepat. Perubahan kecepatan ini terlihat sangat mencolok.
Tubuh dua Raja Horor mengembang hebat, postur mereka membesar setidaknya dua kali lipat, perut membesar seperti genderang, wajah putih telah membengkak menjadi perak, bahkan alis dan mata menyempit menjadi sehelai garis.
Di sisi lain Liu Zhenhan, hanya dua pelayan darah di sampingnya yang menjadi sedikit kabur dan samar!
Liu Zhenhan merasa dirinya seperti kaset yang macet - tadi berputar cepat, bukan mata pelayan darah, hampir tak bisa memahami lingkungan sekitar, sekarang malah lebih lambat dari kerbau menarik gerobak.
"Teknik Penyedotan Odi" bagai panah yang telah dilepas dari busur - hari ini entah Raja Horor yang akan mati kekenyangan, atau Liu Zhenhan yang terkuras habis!
Seluruh Kota Jalan Bintang terasa sesak napas.
Ketika Liu Zhenhan kembali berdiri di hadapan Raja Lich Paul Newman, penguasa berwibawa ini masih belum bisa menerima kenyataan kekalahan yang tak terduga!
Daya hisap enam kali lipat Raja Horor!
Tiga Raja Horor, dua tewas dan satu pingsan!
Baru sebentar saja! Raja Lich hampir tak percaya pada matanya sendiri!
"Yang Mulia, ini bukan salahku!" Wajah Liu Zhenhan berseri-seri. Sebagai penyihir yang diam-diam mencuri setetes "Mata Air Elemen", mustahil wajahnya tak bersinar. Ditambah darah yang dihisap diam-diam ke kantong air, Lao Liu merasa sedang mendapat rezeki nomplok!
Fakta berbicara lebih keras. Meski Guo Guo yang berlevel santo telah menghisap darah ratusan Adidasma, tetap tak bisa naik ke tingkat di atas santo. Ini membuktikan betapa besar jarak antara level santo dan tingkat di atasnya! Apalagi Raja Horor bahkan bukan level santo!
"Sihir arkan apa yang kau gunakan?" Raja Lich Paul Newman gemetar marah, hampir kehilangan kendali.
Andai amarah dan kebencian di pandangan Yang Mulia ini bisa diubah menjadi api, tubuh Lao Liu yang terbuat dari Adamantium pun akan meleleh.
“Sihir arkan sistem neon.” Liu Zhenhan tersenyum lebar. Tatapannya menyapu satu per satu ksatria bersayap putih, kini tak satu pun yang masih bisa bersikap sombong seperti tadi. Bahkan Raja Langit Bersayap Enam pun wajahnya terlihat sangat aneh.
“Sinar keemasan itu jenis sihir arkan apa lagi?”
“Masih sihir arkan sistem neon.”
“Transformasi wanita telanjang itu... apakah sihir arkan pelepasan?”
“Benar.”
“Bagaimana kalau begini, Putri Karu? Aku juga ingin mengujimu!” Ujar Raja Lich ini langsung memicu gemuruh protes dari para menteri yang berteriak "Jangan!".
“Yang Mulia, saya tegaskan lagi! Konsekuensi seperti ini bukanlah yang ingin saya lihat! Tiga Raja Horor itu sejak awal seharusnya tahu kemampuan mereka tak sebanding! Jika saya gunakan 'Sinar Emas' pada mereka, pasti sudah roboh sejak tadi! Untuk mengatasi mereka, saya cukup menggerakkan jari!” Liu Zhenhan mendengus: “Saya sudah menahan diri!”
“Sinar Emas yang hebat! Bahkan saya pun mustahil bisa merobohkan seorang Raja Horor hanya dengan mengangkat tangan!” Raja Lich tersenyum getir: “Bagaimana mungkin? Kau ternyata punya elemental... Padahal usiamu masih semuda ini...”
"Sial! Mana semudah yang kau kira! Laozi ini 'Cahaya Yin Pembersih' didapat dengan mempertaruhkan nyawa selirku yang mau bunuh diri!" Liu Zhenhan bergumam dalam hati. Tapi dua Raja Horor ini memang tolol, berani menantang kekuatan magis setingkat di atas santo? Benar-benar mencari kematian!
"Yang Mulia, bagaimana dengan urusan Druid ini?" Liu Zhenhan terus mendesak. Bagaimanapun, kemampuannya menjatuhkan Raja Horor dengan sekali gerakan sudah terbukti. Tidak mungkin Bangsa Iblis tidak gentar melihat ini.
"Tidak! Asal menjaga jarak dan menembakkan sihir arkan untuk mencegat, pasti bisa menghancurkan sinar emasmu itu!" Raja Lich merenung lama, lalu tiba-tiba berkata pada Liu Zhenhan: "Elementalmu juga tidak menakutkan! Kau ini ahli sihir arkan yang belum menguasai sepenuhnya!"
"Tapi dalam duel di arena, bagaimana mungkin menjaga jarak?" Liu Zhenhan merasa Raja Lich ini terlalu terpengaruh. Sudah begini masih memikirkan cara mengalahkannya.
Raja Lich Paul Newman menatap Lao Liu dengan penuh kebencian.
"Yang Mulia, bagaimana keputusan tentang Druid ini?" Liu Zhenhan bertanya dengan memelas: "Beri jawabanmu!"
“Orangnya sudah saya serahkan, tapi kristal sandi Ling Si terlalu langka, saya tidak akan menyia-nyiakannya untukmu. Cari sendiri caranya!” Raja Lich Paul Newman menarik napas dalam-dalam, mengangguk-angguk sambil tersenyum sinis: "Karu, aku akan mengingat penghinaanmu terhadap Hollywood hari ini!"
“Ini...” Ekspresi Liu Zhenhan terlihat memelas, tapi dalam hati menikmati kepuasan diam-diam. Ternyata sesuai dugaan, melihat sikap Raja Lich ini yang sepertinya akan memberikan kesulitan di kemudian hari, tapi hal ini sudah tidak lagi menjadi kekhawatiran Lao Liu.
“Yang Mulia, bagaimana kalau pertimbangkan lagi soal saya bekerja untuk Anda?” Bagaimanapun, Liu Zhenhan berusaha memainkan peran ini sampai tuntas. Jika bisa mendapat keuntungan tambahan, tentu lebih baik.
“Karu, apa kau berniat menghina aku juga?” Raja Lich mulai mengamuk.
“Saya tidak sedang ngibul!” Liu Zhenhan berkata dengan tulus: "Begini saja Yang Mulia, kapanpun Anda membutuhkan bantuan saya, cukup beri perintah, saya jamin akan menyelesaikan satu tugas untuk Anda! Cukup?"
“Apa langkahmu berikutnya akan menuju Benua Bollywood?” Sorot mata Paul Newman tiba-tiba berkilat.
“Ya.”
“Baik! Aku terima permintaan maafmu.” Raja Lich tertawa terbahak-bahak dengan murah hati: "Pemuda berbakat selalu muncul dari generasi muda! Tidak pantas menolak, tidak pantas menolak!"
Anak haram ini pasti sedang menyiapkan jebakan. Pikiran ini langsung melintas di benak Liu Zhenhan.
，（5）
"Anak haram Raja Lich ini pasti menyiapkan jebakan untukku!"
Liu Zhenhan sambil menggaruk-garuk kepalanya, mondar-mandir di dalam suite mewah.
Karpet bulu tebal berdecit "jeblak jeblak" diinjak-injaknya.
Ai Wei'er, Ailijie, dan gadis merak hasil rampasan, ditambah Druid wajah tampan yang terikat seperti kue pretzel, serempak memutar mata padanya.
Kini mereka bukan lagi di Kota Walk of Fame di Benua Hollywood, melainkan di hotel termewah Kota Sariliwo, Benua Bollywood.
Sejak tiba di dunia iblis, Liu Zhenhan bisa disebut burung migrasi kalau dipuji, atau belalang perusak kalau dicaci, terus mengembara dan melakukan kejahatan terang-terangan.
Semuanya sesuai prediksi: Begitu Raja Bunga Yang Mulia muncul di Benua Hollywood, beberapa kelompok mata-mata profesional langsung membuntutinya!
Saat Liu Zhenhan menyelesaikan proses serah terima dengan Yang Mulia Raja Lich Paul Newman, lalu berpamitan dengan sopan dan "terengah-engah" menuju Benua Bollywood melalui formasi teleportasi sihir dari Benua Hollywood, semua mata-mata ini mengikutinya. Entah dari benua mana, yang pasti jumlahnya sangat banyak.
Saat diam-diam mengikuti Liu Zhenhan, mereka juga menggunakan banyak peralatan mata-mata - seperti kancing kristal berbentuk bidak catur yang bisa meluncur dan menempel kuat seperti gurita pada serat pakaian, ringan namun fungsi tak jelas; juga bubuk tak berwarna dan berbau yang ditaburkan di jalur perjalanan Liu Zhenhan, mungkin akan bereaksi khusus jika terinjak; yang paling ekstrem, ada yang mencoba memberi Lao Liu cap telepati.
Jancuk! Menggunakan taktik kerumunan manusia dengan peralatan teknis dan khusus ini untuk menguntit Liu Zhenhan, para mata-mata bangsa iblis ini benar-benar terlalu mengada-ada!
Metode ini untuk menangani orang normal, tapi dipakai melawan Liu Zhenhan yang tidak biasa, sungguh tidak tahu tingginya langit dan dalamnya bumi!
Kemampuan telepati luar biasa memungkinkan Lao Liu dengan mudah menyaring gelombang pikiran aneh dari kerumunan, perbedaan antara gelombang permusuhan dan kecerobohan orang biasa bagai badai besar vs anak sungai kecil.
Jadi meski mata-mata tersembunyi sekalipun, bagi Liu Zhenhan bagaikan tumpukan arang di padang salju - sangat mencolok.
Hanya menghindar alih-alih langsung menembak mereka dengan tabung busur silang bertekanan tinggi, ini sudah menunjukkan belas kasihan Liu Zhenhan.
"Tapi kita juga harus mengakui, dunia iblis punya kelebihannya sendiri. Sarana komunikasi yang sangat maju dan tenaga kerja yang melimpah memberi ruang dan waktu yang cukup bagi mata-mata untuk merencanakan pengawasan. Ditambah tujuan Liu Zhenhan adalah Benua Bollywood, dengan premis yang jelas ini, Liu Zhenhan mengandalkan perubahan rute dadakan, berbelok beberapa kali ke kota lain di dunia iblis untuk mengelabui, lalu menebar banyak koin kerang hitam yang menyebabkan kekacauan besar di pusat teleportasi guild, barulah ia benar-benar bisa melepaskan diri dari para penguntit."
"Dari sudut pandang realistis, di hadapan berbagai metode ilmiah, transportasi dan komunikasi yang canggih, serta taktik kerumunan manusia, bahkan level setingkat Yang Mulia seperti Liu Zhenhan pun pada akhirnya tak akan bisa terus menghindar dan akan terbongkar suatu hari nanti."
"Untungnya Liu Zhenhan tidak berencana tinggal di sini selamanya."
"Ha...ha...haruskah kita mundur dulu?" Ailijie merasakan firasat bahwa Richard pasti akan celaka jika terus begini. Sejak menyaksikannya mengembang dua Raja Horor seperti Ikan Buntal lalu membuat mereka meledak "Braak!", firasat Bunga Aiqin ini semakin menjadi-jadi.
"La...la...lagipula misi kita hampir selesai semua!" Ailijie menambahkan.
"Tidak boleh!" Liu Zhenhan membuka lemari, mengambil sebotol anggur terkenal dunia iblis, membuka tutupnya dengan kasar lalu menenggak beberapa tegukan besar.
“Richard oh Richard, bocah kecilku! Kali ini kau benar-benar keterlaluan! Malah membunuh tiga Raja Horor, berarti total sudah enam Raja Horor yang kau habisi?” Ai Wei'er melayangkan pandangan menggoda seberat 8 pon ke Lao Liu, membuat Liu Zhenhan melonggarkan kerah bajunya, lalu menerkam penuh nafsu seperti beruang hitam mencabik anak domba, mencium bibir merah menggoda sang putri duyung dengan mulut penuh anggur.
Rangkaian kelembutan ini berlangsung setidaknya lima menit penuh.
Ailijie mendekap lutut di kursi, menopang dagu dengan kedua tangan kecilnya, terpana menyaksikan pasangan kekasih ini, kekaguman di wajahnya sudah melayang ke seberang lautan!
"Keren... luar biasa keren! Kalian... kalian berdua menahan napas, ciuman selama lima menit penuh!" Ailijie memeriksa Gelang Jam Dua Belas Waktu di pergelangan tangan putihnya, lalu mengacungkan jempol.
Jam ini hadiah dari Lao Liu, koleksi eksklusif bangsa naga, kesalahan dengan jam matahari di garis lintang 37 derajat utara tak sampai satu detik dalam seratus tahun.
"Jatah napas kami terbatas tiap hari, mau kucoba ajari?" Liu Zhenhan menggendong Ai Wei'er mendekati Ailijie, wajahnya penuh akal bulus.
"Cium! Cium lagi!" teriak putri duyung bersemangat.
Ailijie merasa sangat malu dipandangi mata penuh nafsu itu. Ia mengepal tinju dan memukul keras "otak" ini, lalu mengembangkan sayap biru permata untuk terbang ke udara sambil tertawa gemerisik.
"Mari kita bahasan urusan resmi dulu." Ai Wei'er tiba-tiba menyadari ada dua orang asing yang memperhatikannya. Pipinya memerah, ia segera menarik lengan Lao Liu dan melambaikan tangan ke arah Ailijie.
"Apa lagi yang bisa dikatakan? Yang Mulia Richard telah membunuh dua Raja Horor sekaligus! Satu lagi kena tembak 'Cahaya Yin Pembersih', pasti lumpuh total! Kalau Raja Lich Paul Newman tidak balas dendam, percuma saja aku hidup!" Ailijie hinggap di lampu kristal yang menggantung dari langit-langit, berayun-ayun seperti di ayunan.
Sebagai satu-satunya Elf Ritual 'Meredam Kecantikan' sepanjang sejarah, kecantikan Bunga Aiqin yang sempurna dipadu gerakan melayang tak tertandingi, bahkan makhluk paling tolol pun akan tercengang lupa bernafsu, hanya bisa terpana.
Baik Ai Wei'er, si Merak hasil rampasan, maupun Druid tampan itu, semuanya terbuai oleh keindahan dongeng yang hidup ini.
Botol minuman Liu Zhenhan jatuh di karpet setebal lutut. Saat mengambil botol, matanya yang licik menyelinap melewati kaki mulus dan rok Ailijie.
Ailijie marah, mengeluarkan "Kemurkaan Langit". Dengan gerakan terampil, dia mengambil tiga batang kayu dari kantong di pinggangnya dan memasangnya di tali busur. Cahaya hijau kehijauan yang redup merambat dari badan busur ke batang kayu, seperti ikan yang berenang. Dalam sekejap, ketiga batang kayu berubah menjadi tiga anak panah duri hijau berkelir halus, dengan bulu panah alami dari daun putri malu.
"Sialan!" Liu Zhenhan kaget. Kemampuan memanah Elf bukan main-main. Meski panah Elf Xifu tidak ditujukan untuk melukai tapi memancing sihir, aturan ini jelas tidak berlaku untuk gadis kecil garang ini.
"Braak! Braak! Braak!"
Tiga bayangan hijau melesat di udara, meninggalkan tiga dentuman berat.
Tiga anak panah duri hijau itu menancap serempak di ambang jendela, menembus kayu kerangka jendela dan menghunjam dalam ke dinding batu. Bulu panah hijau seperti putri malu itu bergetar hebat.
Gadis merak nan rupawan itu memandang kaku ke luar jendela, tubuh rampingnya membeku bagai patung batu.
“Tidak ada satu pun Bordir yang bisa terbang dengan tenang di hadapan Elf.” Ailijie tersenyum manis pada gadis cantik yang dirampasnya, namun senyuman seperti ini di mata si cantik merak, terlihat sangat iblis.
“Pandanganmu mengingatkanku pada Legolas.” Liu Zhenhan bertepuk tangan bersama Ai Wei'er, kalimat ini mengadopsi ucapan Bos Ai saat pertama kali bertemu Nedved untuk merebut hati orang.
“Yang Mulia, lebih baik pikirkan bagaimana nasibmu sendiri, keahlian memanahku tak bisa menyelamatkan nyawamu!” Ekspresi Ailijie dipenuhi kegembiraan yang berusaha ditutupi setelah dipuji, namun masih terlihat jelas keceriaan menggemaskannya.
“Bagaimana? Masih ada cara lain? Aku paham betul trik birokrat, paling cuma memberi tugas super sulit untuk kuselesaikan, lalu membunuhku diam-diam!” Liu Zhenhan tertawa kecut, menggeser pantatnya ke atas meja lalu menenggak anggur lagi: “Aku ini pemimpin negara, trik kotor seperti ini sudah kuanggap biasa!”
“Keberadaanmu membuatku tak bisa menahan diri untuk membayangkan, bagaimana jadinya jika di Olimpiade Pendeta Kerajaan Bimeng muncul seorang pendeta muda dengan kekuatan setara Master Puskash! Aku juga membayangkan, jika benar-benar ada ahli muda seperti itu, apakah Anda, Tuan Mourinho, dan Paus Bulat akan saling memecahkan kepala untuk merekrut talenta ini ke dalam bawahan!” Ai Wei'er menghela napas penuh penyesalan: “Aku sungguh-sungguh merasa kasihan pada bangsa iblis. Kehadiran ahli Jalan Tertinggi yang seharusnya tidak berasal dari tingkat ini tiba-tiba muncul di sini, berarti ketidakseimbangan ekstrim, berarti bencana, berarti penyalahgunaan aturan!”
“Xiao Ai, kau salah!” Liu Zhenhan tidak setuju dengan pernyataan putri duyung ini: “Sebenarnya aku juga tidak sedang bermain-main dengan aturan. Setidaknya aku tahu, tiga pangeran besar dunia iblis tidak akan mudah bertarung denganku! Bahkan terhadap Raja Horor pun, aku hanya berani menantang mereka karena mengandalkan peralatan legendaris. Tanpa peralatan, mana mungkin aku berani mengganggu tiga Raja Horor sekaligus? Kekuatan sejati itu ilusi, daya gentar-lah yang paling utama!”
“Tidak peduli aturan atau tidak, apa yang telah kau lakukan sekarang sudah terjadi, tak mungkin diperbaiki! Kau benar-benar telah menarik perhatian dan kebencian lapisan atas Bangsa Iblis! Meski mereka masih menganggapmu sebagai mata perak, kau adalah mata perak bandit yang sombong dan sangat berbahaya! Jadi menurutku, mundur adalah pilihan terbaik!” Ailijie turun perlahan dari udara, membuka lemari mencari sebotol minuman hijau murni, mengambil gelas kristal, menuang penuh lalu berdenting dengan Liu Zhenhan.
“Bersulang untukmu yang kembali mengatasi tiga Raja Horor.” Bunga Aiqin menyesap anggur dengan anggun.
Bab 479 Ilmu Bela Diri Bajingan, Tak Ada yang Tahan (6)
“Bersulang untuk kecantikanmu.” Liu Zhenhan menebas leher botol kristal dengan tamparan, menirukan keanggunan Ailijie dengan menyesap anggur kecil: “Panah menembak burung yang menonjol, logika ini juga kupahami! Paul Newman pasti sekarang sangat membenciku, mengalahkan tiga Raja Horor adalah pukulan terlalu mendadak baginya. Tapi cepat atau lambat dia akan sadar dari keterkejutannya, mencari cara untuk mengatasiku! Si jalang kecil Greta Garbo itu, jika dia benar-benar Raja Lich yang kompeten, dalam ketidakmampuan memanfaatkanku, kurasa dia akan memilih melumpuhkan kemampuanku untuk meminimalisir bahaya! Singkat kata, aku sendiri sudah memiliki kesadaran akan menghadapi bahaya!”
"Richard, kurasa kamu seperti mengulangi pengalamanmu di Kerajaan Bimeng sebelumnya. Tidakkah kamu merasa, sikap Kaisar dunia iblis terhadapmu sekarang persis seperti dilema Pendeta Tertinggi Bulat terhadap Tuan Tanah Feilengcui dulu!" Ai Wei'er tertawa: "Mau pakai, takut digunakan sepenuhnya! Tidak dipakai, sayang membuang talenta!"
"Sebatang mawar berduri." Ailijie membuat perumpamaan yang vivid.
"Sebanyak apapun alasan yang diberikan, yang pasti aku tak bisa meninggalkan dunia iblis! Entah bagaimana pemikiran Raja Lich, atau caranya menghadapiku!"
"Mengapa?" Ailijie dan Ai Wei'er serentak tertegun.
"Di tahap awal, yang kupikirkan hanya bagaimana membalaskan dendam Master Puskash. Tapi setelah benar-benar datang ke dunia iblis, perlahan kusadari rencanaku tak boleh sekadar membunuh beberapa pemimpin bangsa iblis!" Liu Zhenhan melempar botol minuman, menyalakan cerutu dan menghisap dalam-dalam, menelan asapnya sampai ke perut.
"Keputusanku untuk ikut pemilihan Raja Langit Zuo'an kali ini sepenuhnya kebetulan! Jika bukan karena pemilihan kiri ini, pasti aku akan menunggu sampai memahami situasi secara umum, lalu pergi membunuh Raja Lich! Dengan perlengkapanku ditambah kekuatan pribadi dan pasukan bantuan, menghapuskan Raja Lich yang kekuatannya sudah menyusut drastis lewat serangan tiba-tiba seharusnya tidak sulit!" Liu Zhenhan menghembuskan lingkaran asap panjang: "Sekarang kupikir, tindakan ini tidak terlalu bermakna. Bahkan jika kita berhasil menghadapi tiga Raja Horor sekalipun, hampir tidak ada artinya bagi masa depan! Aku harus tetap di sini!"
"Kau ingin tinggal di sini, apa benar terpesona oleh kecantikan Greta Garbo itu, lalu jadi 'Pangeran Zhenwu'?" Ai Wei'er tertawa, sebagai putri duyung yang memahami Richard dengan baik, ia kurang percaya kemungkinan ini akan terjadi.
"Aku justru benar-benar ingin tinggal!" Liu Zhenhan melirik Putri Merak dan Druid bermuka putih yang duduk di samping, melanjutkan percakapan dengan kedua Ai: "Jangan lupa, Raja Lich bisa mengekstraksi sihir arkan utuh dari jiwa menggunakan 'Kristal Sandi Sutra Jiwa', sihir ini setara dengan mantra terlarang khusus Elf 'Transplantasi Magis'! Sihir semacam ini bisa digunakan baik pada jiwa segar maupun makhluk hidup seperti manusia sayur! Meski tiga Raja Horor lagi telah kuhabisi, selama Raja Lich punya cukup 'Kristal Sandi Sutra Jiwa', dengan dua jiwa segar dan satu manusia sayur, Benua Hollywood setidaknya bisa memulihkan satu Raja Lich plus dua penyihir iblis!"
"Apa hubungannya dengan niatmu tinggal di dunia iblis? Apa kau masih ingin membasmi habis-habisan? Dengan infrastruktur transportasi dunia iblis yang sudah maju, skenario seperti Kalimantan sulit terulang!" Bunga Aiqin merenung sejenak: "Kecuali pasukan bantuan Feilengcui kita bisa langsung menguasai Pusat Teleportasi Guild, lalu menggunakan Elf Xifu untuk mengganggu transmisi normal formasi teleportasi sihir!"
"Hampir semua penduduk dunia iblis punya Kotak Tulang, lagipula formasi teleportasi sihir tidak hanya ada di pusat guild. Toko-toko juga punya, rumah bangsawan pasti punya! Usulan ini tidak realistis." Ai Wei'er menggelengkan kepala.
“Pertumpahan darah terlalu primitif? Aku benar-benar ingin jadi pejabat di sini!” Liu Zhenhan terkekeh: “Kalian berdua berpikirlah secara realistis. Saat bangsa iblis menginvasi Benua Aigean nanti, apakah mereka mengandalkan Raja Horor, Raja Langit Bersayap Enam, dan ksatria bersayap putih? Atau mengandalkan jutaan pasukan dasar?”
“Tentu mengandalkan prajurit!” Shuang Ai serentak menjawab.
Keduanya sangat memahami dasar ini - perang tentu bergantung pada pasukan inti untuk merebut wilayah, membantai, dan menaklukkan!
Peran ahli Jalan Tertinggi bukan dalam pertempuran nyata, melainkan sebagai daya gentar!
Sekalipun bangsa iblis memiliki seribu Raja Horor yang bisa melepaskan tiga ratus mantra terlarang "Sihir Penenggelam Daratan" untuk menenggelamkan seluruh Benua Aigean ke jurang dasar laut, mereka takkan melakukannya! Karena tindakan itu akan membuat agresi mereka kehilangan makna - untuk apa merek lautan kosong jika seluruh benua sudah hancur?
“Kalian paham saja! Saat Kerajaan Bimeng kami berperang melawan Kerajaan Mulan di Gurun Pasir Taklamakan, total pasukan kedua belah pihak tidak melebihi 100.000 tentara. Tapi dengan pasukan sedikit itu, pertempuran sudah membuat langit gelap dan sungai mengalir darah, akhirnya menyebabkan jutaan korban! Bayangkan jika pasukan besar Bangsa Iblis berjumlah jutaan menyerbu Benua Aigean – betapa mengerikannya!” Liu Zhenhan menghela nafas: “Ini mengingatkanku pada Lautan Semut Pemakan Logam! Aku manusia biasa, bukan Dewata. Tak mungkin selamatkan semua Bimon! Meski bisa memindahkan semua rakyat Feilengcui ke Benua Chesang, bagaimana dengan Bimon lainnya? Bahkan jika bisa pindahkan semuanya, maukah mereka meninggalkan kampung halaman tanpa jaminan makanan dan pakaian? Sulit!”
“Bukan cuma Bangsa Iblis, tapi juga pasukan laut! Kekaisaran Xiya saja dari Bangsa Laut, luas wilayah dan populasinya sudah berkali-kali lipat lebih besar dari Benua Aigean, belum lagi Bangsa Laut Alis dan Kerajaan Laut Sampa dengan Elf Jatuh mereka! Bukankah kakek hidung besar-mu bilang, kelompok penyihir mereka lebih besar dari korps tentara reguler Kerajaan Bimeng kalian?” Ailijie tersenyum sinis: “Bangsa Laut membenci kalian Bimon sampai ke tulang sumsum. Dengan kemampuan mobilitas mereka, meski pindah ke Benua Chesang pun tetap akan dikejar-kejar. Lebih baik pindah ke bawah tanah!”
"Apa yang dimaksud Simirian tentang penyihir Bangsa Laut adalah penyihir korps tentara reguler, bukan kondisi siaga darurat yang merekrut kekuatan sipil! Jika Xiya dan Alis bersatu, pasukan perbatasan yang berjaga di garis pantai sepanjang 10 juta li akan dipindahkan ke medan perang darat!" Ekspresi Ai Wei'er terlihat canggung: "Kakakku tidak hanya tidak melebih-lebihkan, malah menyembunyikan kekuatan sebenarnya. Jika ditambahkan Suku Kepiting Penarik Pasang Makula dari Kerajaan Laut Xiya dan Suku Ikan Listrik Ruichailai dari Bangsa Laut Alis, angka 20.000 'Ahli Sihir Pencabik Badai' adalah angka konservatif."
"Angka... angka konservatif?" Ailijie tak bisa berkata-kata, hanya tersenyum getir.
"Kerajaan laut bukanlah daratan. Musuh imajiner kerajaan laut adalah negara-negara di lautan yang sama." Ai Wei'er mengangkat bahu mungilnya dengan pasrah: "Ailijie, kamu harus akui bahwa kerajaan laut tidak pernah khawatir akan ancaman darat. Jadi kekuatan militer laut yang bisa kalian lihat dan pahami sangat terbatas!"
"Untung kita punya Richard yang bisa menganugerahkan Lingkaran cahaya Divine Comedy! Untung kebanyakan penyihir tidak melebihi pangkat senior!" Ailijie semakin mengagumi Lao Liu. Kemampuan bertarung tangan kosong pria ini jauh melebihi ilmu sihirnya, tapi tak bisa dipungkiri dia memiliki keahlian magis unik yang luar biasa!
"Tentu saja! Aku adalah Santo ranjang yang hebat!" Liu Zhenhan tersenyum jahil.
“Benar! Kau menciptakan spektrum sihir baru - sihir pornografi! Hehe... Mata Pemikat! Mantra Transformasi Wanita Telanjang! Sihir Pembesaran Payudara Ying Jie Er Fa Le! Ritual Penganugerahan Tuoduo Lena Tiba-tiba! Teknik Pembunuh Perawan Tuoduo Darah Perawan! Sihir Rontok Bulu Tuoduo Rumao! Lihat lagi api jiwa di dahimu dan pelayan darahmu, mana yang bukan wanita telanjang?” Ailijie menyindir: “Sulit kubayangkan, bagaimana bisa ada jenius Santo sepertimu yang mengumpulkan semua sihir mesum di dunia ini!”
“Sepertinya lupa ada 'Klimaks Kematian' juga?” Ai Wei'er tertawa terpingkal: “Si gadis kecil tertentu sepertinya pernah mencoba teknik ekstasi ganda ini!”
“Jangan ngibul!” Liu Zhenhan yang wajahnya memerah menghentikan perang yang hampir pecah antara dua gadis ini: “Bicara hal serius!”
“Alasan aku ingin tetap di dunia iblis justru karena Bangsa Laut!” Lao Liu mengusap wajahnya dengan ekspresi serius: “Karena keterbatasan Formasi Pelembab An Er Le, meski invasi Bangsa Laut ke Aiqin punya pasukan besar dan jumlah penyihir prioritas, yang benar-benar bisa diterjunkan ke medan perang pasti ada batasannya!”
“Kau ingin mengadu Harimau melawan Serigala?” Ailijie menarik napas tersengal-sengal, tampak termenung.
"Pertempuran kacau Aiqin di masa depan ini, saat memiliki tiga protagonis: Bimon! Bangsa laut! Bangsa iblis! Di antara kita Bimon yang paling lemah dan tak berdaya, kelemahan kami bahkan tak sebanding dengan kibasan ekor naga suci mereka! Karena itu aku harus membuat Bangsa laut dan Bangsa iblis saling mencubit duluan! Hanya dengan cara ini Kerajaan Bimeng bisa bertahan di sela-sela! Sekarang ada awal yang baik - kedua pihak memilih awal musim semi tahun depan sebagai waktu invasi ke Aiqin! Bangsa iblis menunggu kedatangan Yue Bisu agar 'jurang ruang-waktu' menjadi tidak efektif; Bangsa laut sedang menunggu persiapan peralatan, mereka sekarang menguasai Benua Pantai Emas, benua penghasil manusia berkulit hitam itu, sedang merekrut penduduk asli, membuka gunung dan melebur mineral untuk persiapan perang!"
"Liu Zhenhan melihat Ai Li Jie ingin bertanya, melambaikan tangan menyuruhnya jangan bertanya dulu. Ia mengetuk abu rokok lalu melanjutkan, 'Aku harus akui, Bangsa Laut dan Bangsa Iblis bukan bidak catur di papan! Bukan berarti aku suruh mereka berkelahi duluan, langsung mereka akan berkelahi! Di dunia ini tidak ada hal semudah itu! Meski kedua musuh kuat ini seperti dua pencuri yang memasukkan tangan ke kantong yang sama, mereka juga bisa membersihkan Kerajaan Bimeng dulu, baru kemudian bertempur habis-habisan! Ini sangat masuk akal bagi mereka karena sama-sama membenci Bimeng. Menghapuskan Bimeng berarti menghilangkan potensi bahaya! Kerajaan Bimeng sekarang bukan yang dulu. Di Benua Aigean saat ini, kekuatan keseluruhan kerajaan kita hanya tingkat dua dan sangat miskin. Bahkan setelah merampas Kerajaan Mulan, tetap miskin!'"
"'Lalu rencanamu bagaimana? Tinggal di sini jadi Pangeran bisa menyelamatkan Bimeng? Apa kau mau jalankan strategi koneksi keluarga?' Ai Wei'er mulai cemburu. Di hatinya, Li Cha memang punya kemampuan luar biasa untuk menaklukkan Ratusecara fisik."
"Bab Empat Ratus Delapan Puluh: Bajingan Belajar Beladiri, Tak Ada yang Tahan (7)"
"Aku tinggal di sini karena ingin menjadi pejabat! Meskipun hanya memimpin pasukan pemula, saat perang pecah, aku akan mengibarkan bendera dan berpura-pura menjadi kulit Harimau untuk membersihkan pasukan pendahulu Bangsa Laut! Dengan harga diri, Bangsa Laut dan Bangsa Iblis pasti akan terpancing bertempur! Dengan labu minyak ganda Feilengcui, aku bisa dengan mudah mendapatkan sekutu sombong dan menyelamatkan seluruh Kerajaan Bimeng di tengah tekanan! Nanti saat mereka selesai bertarung, saat itulah aku akan menusuk dari samping. Percayalah, manusia takkan tinggal diam, ini kan juga perang anti-agresi Benua Aigean!" Liu Zhenhan menghantam meja di sampingnya hingga hancur!
"Ambisi yang sangat mulia." Bunga Aiqin benar-benar terkejut dengan ide ini, Rencana ini sungguh berani.
"Tinggal di sini? Selama setengah tahun penuh?" Ai Wei'er agak enggan.
"Mimpi kau!" Liu Zhenhan tersenyum misterius: "Aku tinggal di sini setengah tahun? Mustahil! Kalau sudah punya ide ini, pasti ada alasan untuk kabur!"
"Tidak mudah! Kau sekarang demi menyelamatkan orang bodoh ini..." Ailijie menunjuk ke arah Druid yang terikat seperti bakcang: "...Demi dia, kau sudah membunuh tiga Raja Horor, meskipun Paul Newman nanti bisa menciptakan Raja Horor baru dengan, dendam ini sudah cukup besar! Dan kau juga mengatakan banyak kata tidak sopan pada Garbo, kalau aku Ratu ini, aku juga tidak akan memaafkanmu! Aku sangat khawatir, tugas mengerikan seperti membasmi monster prasejarah atau memusnahkan tiga juta akan diberikan padamu! Peralatan kuatmu sudah hampir habis, waktu tunggu mutiara ingatan tenaga magis begitu lama, bagaimana kau bisa melewati ini?"
"Elf yang bicaranya seperti bernyanyi, siapa yang kau sebut orang bodoh?" Pangeran Druid yang selama ini diam tiba-tiba berteriak kesal. Logatnya mengandung kelembutan khas dialek selatan, dengan Bahasa Umum Aiqin yang sempurna.
Druid ini memiliki wajah bersih dan putih seperti telur, segar membuat orang ingin mencubit. Gambar bermuka baby-face ini sangat tidak biasa di kalangan Druid yang terkenal dengan kekasaran dan kekuatan di benua ini.
"Jika bukan karena rambut dan janggutnya yang menjuntai seperti tali rotan dan akar pohon, serta jubah hijau daun yang dikenakannya yang memancarkan aura alami, Liu Zhenhan hampir menyangka ini mata-mata yang dikirim Raja Lich iblis Paul Newman."
"Kenapa semua menatapku seperti itu?" Pangeran Druid balas bertanya dengan bingung menatap beberapa pasang mata yang memandangnya aneh.
"Hei bocah Druid, namamu Kaka ya?" Liu Zhenhan menghancurkan puntung rokoknya, mengitari Druid ini beberapa kali sambil mengamat-ngamat.
Meski tak setampan Gormeth yang bisa memikat hati, anak rimba ini dengan wajah baby-face-nya cukup mencolok. Jika dilelang di gurun, pasti laku mahal.
Tubuhnya diikat tali hitam tipis dari serat tak dikenal yang sangat kokoh. Di antara jempol-telunjuk dan tengkuknya tertancap pasak kristal. Mirip jarum pengisap kekuatan magis ciptaan manusia, benda ini mungkin alat khusus iblis untuk membelenggu penyihir.
"Aku Kaka. Kau sendiri, Bang?" Anak rimba ini cukup lihai, menyapa Lao Liu dengan wajah ceria.
"Kamu lebih tua ratusan tahun dariku, kenapa memanggilku kakak?" Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: "Kaka, kenapa tiba-tiba ingin mengajak kami mengobrol? Ingat waktu pertama kali mengeluarkanmu dari Raja Lich, pandanganmu padaku sepertinya sangat tidak bersahabat!"
"Sebodoh-bodohnya aku, tetap bisa mengenali logat kampung halaman dan Elf Xifu kan?" Si brengsek kecil ini licik sekali, terus menyeringai ke arah Ailijie: "Hei! Cantik yang bicaranya seperti bernyanyi! Kamu benar-benar molek! Meskipun kami Druid sudah berpisah dari Elf, tapi di dunia iblis, bagaimanapun kita tetap satu keluarga."
"Dasar bodoh! Perpecahan Druid dan Elf, aku izinkan kamu mengatakannya sekali, tapi jika berani mengulanginya, akan kuhajar sampai ibumu pun tak mengenalimu!" Ailijie mengancam Kaka dengan tinju mungilnya, wajah cantiknya dipenuhi aura menakutkan.
10.000 tahun lalu, Druid dan Elf masih satu garis keturunan dan sangat akrab; 10.000 tahun kemudian, Druid dan Elf sama sekali tidak berhubungan lagi, bahkan dewa yang mereka sembah berubah dari Dewi Bulan Elune menjadi Dewi Hutan Meilikai. Hal ini membuat Bunga Aiqin merasa sakit hati dan frustrasi.
“Haha! Benar-benar konyol, kami Druid meninggalkan ras Elf, mana mungkin sampai membuatmu begitu emosi? Kau pikir siapa dirimu?” Ancaman dari peri bunga tentu tak bisa mengintimidasi seorang Druid, Pangeran Kaka mendongakkan hidung ke langit sambil mendengus, hendak mengucapkan dialog Berbual B untuk memperkaya penampilannya, tiba-tiba tinju menghantam wajahnya. Gigi terasa ngilu, air mata dan darah hidung menyembur bersamaan.
“Ini Elf Xifu yang sangat brutal.” Liu Zhenhan memandang Pangeran Druid itu dengan prihatin, membantunya melepaskan tali sutra hitam yang membelit tubuhnya.
“Ini... tapi ini adalah sutra yang dimuntahkan Tuan Tanah Bawah Tanah!” Pangeran Kaka sambil menutup hidungnya yang berdarah, memutar matanya putih-putih, dengan susah payah mencabut tusukan kristal yang menancap di telapak tangan dan lehernya lalu melemparkannya ke tanah. Dengan mulut terkangkang, ia mengambil potongan tali sutra yang putus dari lantai, memandang Lao Liu dengan tatapan terpaku seperti air Sungai Sanggan yang meluap: “Tali ini lebih kuat dari baja, kau malah bisa...”
“Tutup dulu hidungmu.” Ai Wei'er melihat darah masih mengalir dari hidung Druid bermuka baby-face itu, hatinya tersentuh. Ia mengeluarkan saputangan putih beraroma wangi dan menyerahkannya.
“Terima kasih.” Kaka menerima saputangan itu, melirik Ailijie dengan ragu-ragu.
"Elf Xifu yang tidak pernah terlibat langsung dalam pertempuran, masih seorang gadis cantik, bisa memukul Druid yang berkulit tebal hingga seperti ini dengan satu tinju. Jika diceritakan, mungkin naga tanah akan tertawa sampai giginya copot."
"Halo, para penduduk asli, aku adalah Pangeran Rikardo Izensen Santos Wright Kaka dari Suku Druid Aiximilan di Rawa Senja!" Druid bermuka baby-face mengibaskan rambutnya, menutupi hidung dengan sapu tangan, dan bergumam: "Setelah mendengar percakapan kalian yang cukup lama, meski masih setengah mengerti, izinkan aku menyampaikan rasa terima kasih! Budi menyelamatkan nyawa ini takkan kulupakan seumur hidup!"
"Nama yang panjang sekali! Sepertinya kamu berasal dari garis keturunan Druid yang sangat kuno!" Bunga Aiqin meniup peluit, tertawa terkekeh: "Aku adalah Ratu Bunga Ailijie! Dasar si bodoh kecil, aku bisa dengan mudah membuatmu 'kehilangan gigi'!"
"Kekasihmu benar-benar garang." Kaka memandang Ailijie dengan penuh kagum, berbisik pelan ke Lao Liu.
"Aku adalah Tuan Tanah Feilengcui dari Kerajaan Bimeng, Richard Sang Raja Bunga." Liu Zhenhan mengeluarkan bubuk obat penghenti darah Gunung Salju Bunga Merah khusus Raksasa Buddha dari sakunya, tersenyum pada Druid bermuka baby-face ini: "Ulurkan tangan."
"Ya Tuhan! Kamu... kamu ternyata Bimon?" Druid Kaka terkejut bukan main, mulutnya hampir terkoyak seperti corong.
“Benar, Richard adalah Bimon dari Suku Pig!” Xiao Ai mengangguk sopan kepada Druid muda ini: “Saya adalah istrinya, Ai Wei'er.”
“Pigge?” Kaka menepuk kepalanya sendiri, menarik napas tajam lalu tersenyum lebar ke arah Ai Wei'er: “Nyonya yang cantik, Anda pasti putri duyung kan? Aku merasakan elemen air dari tubuhmu, Tuan tanah Pigge yang tampan Richard benar-benar cocok denganmu!”
“Terlalu dipuji, aku hanya Putri Duyung laut yang memiliki resonansi alami dengan elemen air.” Ai Wei'er menutupi bibir kecilnya dengan tawa ringan. Perubahan zaman membuat Xiao Ai yang dulu liar kini menjadi penyihir air tingkat menengah - lebih tepat disebut memiliki kekuatan elemen air yang terbatas daripada menyembunyikan detail yang mudah terbaca.
“Di Rawa Senja juga ada putri duyung rawa, tapi kecantikan mereka tak mencapai seperseribu milikmu!” Si brengsek kecil terus menerus melontarkan celetukan konyol dari Hao.
“Itu Jiao Ren, mirip dengan putri duyung Kou Tao! Bukan 'Putri' Duyung!” Liu Zhenhan mencondongkan badan sambil tersenyum ke Druid ini, lalu menekan lehernya dan menaburkan bubuk obat di lukanya.
“Kak Richard, apa kamu menyamar? Kok matamu mirip mata perak?”
“Tidak, wajahku memang aneh.”
“Jadi kamu jenis khusus dari mata perak? Seperti orang baik yang membantu mesin kebencian, juga termasuk pengkhianat?”
“Jancuk! Aku Bimon dari Suku Pig.” Liu Zhenhan tertegun sejenak: “Jancuk! Apa mungkin mesin kebencian yang berakal dan memberontak di dunia iblis juga dibantu Bangsa iblis?”
“Tentu ada, mereka adalah Bangsa iblis pencinta nyawa. Dengan bahasa sederhana, mereka kaum penganggur kenyang yang punya cinta berlebihan.”
“Kaka, waktu di Benua Aigean, pernahkah kau datang ke Kerajaan Bimeng, atau dunia manusia Aiqin?” Liu Zhenhan menyobek lengan bajunya, membalut luka di belakang leher pemuda Druid itu.
“Terlalu jauh! Aku biasa bermain di pegunungan sejauh 100.000 li. Tapi kudengar, di ujung Rawa Senja adalah wilayah kalian para Bimon.”
“Itu perbatasan.”
“Hehe, perbatasan.”
“Kaka, ceritakan asal-usulmu. Bagaimana kau bisa sampai ke dunia iblis? Beraninya kau datang? Sampai membuat Raja Lich mengejarmu?” Liu Zhenhan menarik kursi dan duduk, melambaikan jari ke gadis merak yang gemetar ketakutan itu. Gadis itu memeluk lengannya sambil berjalan tertatih-tatih, bahkan mengangkat kepala pun dengan gemetar.
“Pijat kakiku.” Liu Zhenhan mengangkat kedua kakinya dengan suara "kuang dang" ke kursi lain, mengangkat dagu gadis kecil yang putih lembut itu dengan jarinya. Merak jelita yang bermata berkaca-kaca segera menyesuaikan peran sebagai pelayan yang patuh di bawah pandangannya, tinju kecilnya mengetuk dengan gerakan secepat kelinci melompat dan elang menyambar.
Bab Empat Ratus Delapan Puluh Satu: Si Brengsek Kecil
“Hebat! Pakai ‘sihir pesona’ buat ngegebet cewek.” Pangeran Druid Kaka memandang penuh kagum ke arah Merak jelita yang sedang memijat kaki Liu Zhenhan, lalu menyiulkan peluit nakal.
“Richard tidak sengaja.” Ai Wei'er menghela napas, berjalan ke belakang Lao Liu dan mulai memijat bahunya.
Liu Zhenhan tertegun. Dia lupa kalau matanya memiliki kekuatan Raja Bunga "Bunga Bermekaran Membuat Mata Terpesona"!
Secara umum, matanya adalah "Mata Pesona Alami".
Dalam kondisi saat ini, jika dia menatap gadis biasa terlalu lama dengan "Mata Pesona" ini, gadis itu akan langsung jatuh cinta mati padanya.
Tapi dia benar-benar tidak sengaja!
“Jancuk! Pantas saja dulu Mafalina dan Suosuoming juga punya tatapan aneh ke aku!” Liu Zhenhan bergumam dalam hati, merasa agak canggung.
“Kaka, ceritakan asal usulmu dong.” Ai Wei'er tersenyum pada Pangeran Druid itu. Satu-satunya cara menghilangkan kecanggungan adalah dengan mengalihkan topik.
Kaka membersihkan noda darah sisa di hidungnya, membersihkan tenggorokannya, lalu menceritakan seluruh kisah asal-usulnya.
Komunitas tempat Pangeran Druid ini berasal adalah sebuah suku besar Druid yang pindah ke Rawa Senja sejak lama akibat perpecahan besar antara Elf dan Druid.
Saat itu suku Druid ini sangat besar, namun lambat laun terpecah-belah - ciri khas ras Elf yang secara alami memiliki darah pengejar kebebasan dan anti pengaturan dalam diri mereka.
Selama ribuan tahun, leluhur Kaka membawa anggota sukunya berpindah ke selatan, perlahan mendekati wilayah pegunungan sejauh 100.000 li.
Tempat ini sejak zaman kuno merupakan sudut paling terpencil di Benua Aigean, di mana para Druid yang ingin mengasingkan diri mulai berkembang biak dan menetap.
Sebagai keturunan Druid paling kuno, Kaka sejak kecil menunjukkan bakat luar biasa dalam sihir transformasi. Sebuah eksperimen tak sengaja membuatnya menembus "jurang ruang-waktu" dan menyelinap ke dunia iblis.
Perpecahan besar Elf-Druid terjadi sekitar 7.000 tahun lalu, sementara Perang Dewa dan Iblis berlangsung 10.000 tahun silam. Terhadap agresor bangsa iblis yang pernah membantai Benua Aigean, Kaka tidak hanya mewarisi pengetahuan dari para sesepuh, tapi juga kebencian yang tak terhapuskan.
Sejak itu, Kaka mulai mengandalkan kemampuannya sendiri untuk sering menjelajahi Benua Dunia Iblis. Periode ini berlangsung sekitar lima puluh tahun lebih, hingga akhirnya benar-benar membuat marah Raja Lich yang mengirim pasukan untuk menangkapnya hidup-hidup.
"Coba kamu jelaskan, apa yang telah kamu lakukan di dunia iblis selama lima puluh tahun ini? Membunuh dan membakar? Atau memperkosa dan merampok?" Liu Zhenhan tidak bisa menahan diri untuk bertanya demikian. Dia juga tidak bisa menahan kekhawatirannya - khawatir bahwa perbuatan Kaka selama ini di dunia iblis benar-benar sesuai dengan ucapannya.
Moral dan nurani memiliki timbangan tak tergoyahkan di hati setiap orang. Meskipun Liu Zhenhan sendiri pernah melakukan perbuatan bajingan seperti merampas gadis di jalanan dunia iblis, bukan berarti dia ingin Druid yang diselamatkannya melakukan kejahatan yang dibenci dewa dan manusia seperti membunuh, membakar, merampok, dan memperkosa - baik yang menjadi korban adalah bangsa iblis maupun ras Aigean, semua itu tidak bisa diterimanya.
Ini sama sekali berbeda dengan membunuh banyak orang dalam perang.
Meskipun Druid terkenal sebagai pencinta nyawa di Benua Aigean, dalam pandangan Liu Zhenhan, tidak ada seorang pun di dunia ini yang tetap sama, terutama ketika menghadapi godaan kejatuhan.
"Kemanusiaan yang kompleks." Ailijie tertawa kecil, bersenandung demikian.
“Mana enak aku melakukan hal begitu! Aku ini jagoan pencuri, yang kukerjakan cuma merampok orang kaya buat bantu yang miskin! Aku cuma target kafilah yang lewat di padang gersang. Oh iya, aku punya aturan: kafilah yang ada anak kecil atau perempuan, gak akan kusentuh!” Kaka menjulurkan lidahnya: “Hehe, tapi kalau bicara soal metropolis di dunia iblis, mau kurampas pun pasti gak bakal bisa!”
“Jangan merendah! Kalau Raja Lich bangsa iblis sampai mengerahkan pasukan besar buat memburumu, pasti karena kau cukup garang dan kuat sampai bisa menghabisi pasukan utama mereka. Cuma tersisa satu Raja Langit Bersayap Enam dan tiga Raja Horor yang pulang?” Liu Zhenhan menggelengkan kepala: “Kau jangan ngibulin gue, si brengsek kecil! Bisa membasmi sepuluh Lich Naga Tulang dan ribuan jagoan iblis, ini pasti bukan kerjaan orang sembarangan!”
“Mungkin dibantu sesama sukunya. Druid, apalagi yang punya nama sepanjang itu, biasanya dari keluarga dengan garis keturunan darah yang panjang. Kekuatan tempurnya hebat!” Ailijie ragu kalau si brengsek kecil ini sehebat itu.
“Mana mungkin minta bantuan orang lain!” Muka Kaka memerah karena panik diremehkan cewek cantik – harga diri pria manapun pasti tersinggung: “Keluargaku sudah pindah ke Kerajaan Orang Durbin di pegunungan sejauh 100.000 li! Bangsa iblis ini nemu aku di altar leluhur kami! Kalau mereka berani ke Kerajaan Durbin buat cari aku, mana mungkin bisa pulang hidup-hidup?”
“Dubinren？Sihir aliran Pelangi？” Liu Zhenhan dalam hati tersenyum getir, Druid yang disebut relokasi itu tidak lain adalah bergantung, di zaman sekarang ini, yang punya kemampuan semuanya jadi anjing bagi yang berkuasa.
“Dubinren memang menggunakan sihir aliran Pelangi! Sangat hebat!” Kaka mengangguk keras: “Mereka adalah Penyihir Senapan Magis sejati!”
“Apa-apaan？” Liu Zhenhan meludah, mengambil sehelai rambut dari lidahnya dengan jari, memandang aneh sang Pangeran kecil ini: “Penyihir Senapan Magis？Aku seorang Penyihir Pedang, apakah ini urusan lain？”
Lemari anggur di sudut ruang digeser paksa oleh kekuatan aliran darah Lao Liu, di bawah tarikan berkas panjang elemen berwarna darah, seluruh lemari terangkat setinggi Tiga Ren dari lantai.
“Sepertinya tidak begitu.” Kaka menggelengkan kepala sambil tersenyum: “Dubinren menggunakan gagang logam yang diisi sihir Pelangi, mengkondensasikannya menjadi tombak pelangi, bisa dilempar atau diayunkan, dengan pukulan tongkat untuk memantulkan serangan magis! Prajurit Dubin unggul bisa menghadang serangan Monster Tingkat Tinggi dengan jurus tombak!”
Liu Zhenhan, Ai Wei'er, dan Ailijie saling pandang dengan wajah bodoh.
“Bukankah ini pedang api terkondensasi milik ？” Xiao Ai bertanya pada Lao Liu.
“Pedang Api Aiversen hanya memiliki kemampuan memotong logam, sepertinya tidak bisa memantulkan sihir? Aku hanya pernah melihat mentor Gorini, si tua yang mempelajari sihir Cahaya Suci, menggunakan ‘Perisai Cahaya Cermin’ untuk memantulkan sihir Naga Hitam!” Liu Zhenhan mengerlingkan mata: “Orang Dubin ini, Penembak Pelangi ini luar biasa! Aku hanya pernah dengar dalam sejarah, Jago Pedang tingkat tinggi bisa mengandalkan Dou Qi untuk mengkristalkan senjata. Juga pernah dengar prajurit sihir yang menggunakan sihir untuk meningkatkan daya penghancur. Tapi baru pertama kali dengar ada prajurit yang bisa memantulkan sihir!”
“Pelangi juga fenomena fotosintesis! Jadi sihir Pelangi seharusnya termasuk dalam sihir cahaya. Kalau sihir Cahaya Suci bisa memantulkan mantra, tentu sihir Pelangi juga bisa. Aturan elemen itu memahami satu aspek maka paham semua.” Bunga Aiqin memang layak disebut dirigen elemen, langsung menangkap inti masalah: “Tapi sihir orang Dubin ini mengingatkanku pada Penghancur Sihir Blood Elf! Keahlian Penembak Pelangi ini seharusnya termasuk dalam kategori Penghancur Sihir juga!”
“Prajurit Penghancur Sihir Moore pernah kujumpai, tapi belum pernah bertarung.” Liu Zhenhan tampak penasaran: “Bos Ai, cepat ceritakan, sebenarnya apa keahlian khusus Prajurit Penghancur Sihir Moore? Zamanmu lebih awal, pasti tahu rahasia dalam Moore.”
“Prajurit Anti-Sihir selain mahir menggunakan pisau terbang dan pertarungan jarak dekat, memiliki dua kemampuan khusus. Pertama adalah 'Penyerapan Sihir' yang mirip dengan 'Teknik Penyerap Sihir' Raja Horor, tapi jauh lebih lemah dan bisa dihentikan sendiri! Kemampuan kedua adalah 'Pengasingan' yang menguapkan target sepenuhnya, membuatnya tidak bisa menyerang maupun diserang untuk sementara waktu! Ini adalah jurus andalan Prajurit Anti-Sihir melawan pasukan penyihir!” Ailijie tersenyum bangga: “Tapi kalau bicara pemangsa alami penyihir, siapa yang lebih tepat dari kami Elf Xifu? Bangsa Iblis Penghancur Obsidian juga bisa dihitung, tapi teknik pencurian sihir mereka tetap kalah dibanding keahlian Pemimpin Sihir kami!”
“Kalau begitu, Orang Dubin memang pantas masuk kategori Anti-Sihir karena bisa memantulkan sihir dan mengalihkan serangan! Ditambah keahlian tombak dan lempar lembing, pantas bangsa iblis tak berani mengganggu mereka!” Ai Wei'er menghela nafas: “Kekuatan Aiqin memang luar biasa, sayangnya sulit bersatu. Kalau tidak, mana mungkin bangsa iblis dan laut berani mengincar Aiqin?”
“Pegunungan sejauh 100.000 li wilayahnya terlalu luas, sulit bagi Orang Dubin untuk keluar kecuali...” Liu Zhenhan tersenyum samar, mengingat tumpukan kristal yang baru dibelinya.
“Sebenarnya Orang Dubin punya nama lain. Kalian tahu? Nama kuno mereka adalah Raksasa Voodoo Hutan!” Kaka tersenyum licik.
“Jancuk!” Liu Zhenhan tersadar: “Ternyata orang Dubin adalah ras Hijau! Yang berevolusi lebih maju, memiliki kecerdasan lebih tinggi, dan peradaban yang lebih berkembang!”
“Benar.” Kaka mengangkat alis sambil mencibir: “Tapi tidak sepenuhnya sama, Raksasa Voodoo dan ras Hijau hutan juga memiliki perbedaan, berasal dari akar yang sama tapi berbeda suku! Aku tahu, di wilayah tengah Aiqin, suku ogre selalu menjadi sebutan untuk bangsa barbar. Orang Dubin malas keluar dari pegunungan sejuta li, pertama karena jaraknya terlalu jauh, kedua ada faktor diskriminasi yang berperan. Bahkan nenek moyangku awalnya juga meremehkan tetangga seperti ini, baru setelah ribuan tahun perlahan beradaptasi dan mengubah pandangan, karena orang Dubin ini benar-benar sangat pintar.”
“Aku menghormati setiap ras yang memiliki kecerdasan tinggi.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: “Kaka, saat kita kembali ke Aiqin, pertama-tama kita ke kotamu, bantu aku buka toko, sebarkan bunga persahabatan dari dunia luar ke tangan raksasa-raksasa ini!”
“Satu kata! Aku masih punya sedikit harga diri di Kerajaan Dubin!” Kaka mengulurkan tangan kanannya, merentangkan lima jari sambil menggoyang-goyangkannya, tersenyum sambil mengangkat alis.
Bab 482 Seorang Bajingan Kecil yang Sangat Kuat
"Masih ada satu hal yang belum kau jelaskan, bagaimana caramu mengatasi pasukan pancung Bangsa Iblis?" Ailijie mengingatkan Druid ini untuk menjawab pertanyaan yang seharusnya: "Aku dengar dari Yang Mulia Richard, sihir transformasimu sudah mencapai dua pencapaian nirwana yaitu Unicorn dan Naga Elang yang menguasai darat dan udara. Tapi pencapaian ini tanpa bantuan tentu sulit melawan ribuan pasukan elit Bangsa Iblis plus sepuluh Lich Naga Tulang dan tiga Ksatria Bersayap Putih?"
"Koreksi, Naga Elang dan Unicorn adalah sihir transformasi lamaku, data kalian sudah ketinggalan!" Druid bermuka baby-face itu dengan santai mengeluarkan sebotol anggur dari lemari: "Sekarang aku sudah menguasai transformasi Penguin Kaisar Merlora dan Bangau Tersesat Terbang!"
"Aku belum pernah dengar kedua monster itu, kalian?" Liu Zhenhan melirik Ailijie dan Ai Wei'er, kedua gadis kecil itu juga serentak menggelengkan kepala.
"Unicorn sendiri sudah termasuk Monster Tingkat Super, walau dalam kategori Tingkat Super masih kalah dengan Naga, tapi sebagai monster batu permata, pertahanannya sungguh luar biasa. Aku sangat penasaran apa kelebihan transformasi barumu ini." Ailijie tertawa terkekeh.
"Dua jenis monster ini spesifik dari dunia iblis, bukan Benua Aigean." Kaka seperti anak nakal yang berhasil mempermainkan, tertawa terbahak-bahak: "Penguin Kaisar Merlora adalah monster langka di laut berkabut dunia iblis!"
“Bukankah lautan di dunia iblis penuh kabut beracun? Masih ada makhluk hidup?” Liu Zhenhan benar-benar terkejut.
“Tentu ada kehidupan. Bukankah koin kerang dunia iblis semua berasal dari Laut Kabut?” Kata Kaka bangga: “Bentuk transformasi udaraku – Bangau Tersesat juga merupakan makhluk endemik Laut Kabut. Ia dan Penguin Kaisar Melora di selatan-utara, aku menghabiskan usaha besar untuk melihat langsung, lalu menjalin persahabatan transformasi ini setelah hidup harmonis bersama mereka!”
“Sihir transformasi Druid membutuhkan persahabatan paling murni dengan monster target sebagai jalan pintas.” Ailijie menunduk, berbisik kepada Lao Liu dan Ai Wei'er.
Liu Zhenhan dan Xiao Ai mengangguk setengah mengerti.
Pengetahuan Benua Aigean tentang Druid saat ini adalah: ras ini makhluk beradab paling dekat dengan alam, mencintai nyawa. Setiap ajaran Druid bertujuan mengejar dan melindungi alam primordial.
Mereka mungkin ras termudah berkomunikasi dengan monster tanpa pertempuran – kecuali menghadapi Monster Tingkat Super jahat dan cerdas, umumnya Anak Hutan jarang tewas di tangan monster, lebih sering dibunuh ras beradab seperti manusia!
Tapi sihir transformasi punya keterbatasan. Bahkan Druid senior Kosta yang legendaris dalam sejarah, dikatakan bisa berubah jadi Naga, hanya memperoleh sebagian kemampuan naga, tidak utuh!
"Lihat, apakah kalian melihat ketampananku?" Kaka dengan sikap sok menunjuk pipinya yang putih lembut seperti tahu kepada tiga penyelamatnya: "Ini adalah kenangan dari temanku Penguin Kaisar Melora, dia adalah monster tingkat atas dari golongan racun mematikan!"
"Golongan racun?" Liu Zhenhan kaget.
"Jangan panik! 'Gas Transformasi Besar' dari Penguin Kaisar Melora akan membuat teman yang disukainya menjadi sangat tampak dalam keadaan melayang tak tertandingi; juga bisa membuat musuhnya menjadi sangat buruk rupa melalui penderitaan pembersihan sumsum!" Kaka semakin sombong: "Tahukah kalian, dulu penampilanku sangat kasar!"
"Obisilachi! Monster aneh lagi seperti Lide si landak itu!" Ailijie menggeretakkan giginya. Ucapannya membuat Lao Liu melirik tajam, matanya menatap pantat kecilnya yang bergaris indah.
"Sama seperti Kupu-kupu Magis Gabriel milik Mo'er." Ai Wei'er antara ingin tertawa dan menangis.
"Apakah burung bangau tersesat itu juga sampah seperti ini?" Liu Zhenhan punya firasat buruk, katanya Druid tidak akan menghancurkan makhluk hidup kecuali terpaksa, kalau cinta damai, jangan-jangan dia menukar dua monster berguna dengan dua sampah?
“Burung Bangau Tersesat juga termasuk Monster gas beracun! Hidup-hidup...” Kaka memutar-mutar pantatnya, mengekspresikan kegembiraan dan antusiasmenya: “Sihir gas beracunnya hanya satu, yaitu menyebabkan halusinasi, membuat orang tersesat! Orang yang tidak disukainya akan berputar-putar di tempat selama tiga hari tiga malam!”
“Lalu bagaimana dengan orang yang disukainya?”
“Berputar-putar seratus lingkaran.”
“Jancuk!” Liu Zhenhan dan Shuang Ai serentak mengacungkan jari tengah ke arah Druid itu.
“Transformasi sekeren ini, kalian malah diam saja?” Kaka marah seperti kodok berkulit yang harus mengembara bersama keluarga: “Apa-apaan ini! Dua Monster perkasa ini hanya punya satu sihir masing-masing, tapi bisa kuwarisi semua! Lagipula non-fatal, sangat sesuai dengan ajaran Druid!”
“Dengan dua transformasi ini kamu bisa menghadapi pasukan Bangsa iblis?” Liu Zhenhan sama sekali tidak percaya dua ilmu transformasi receh ini punya kemampuan sehebat itu.
“Bukan!” Wajah si brengsek kecil itu kembali menunjukkan ekspresi menyebalkan yang pantas ditinju: “Dulu sekali, saat merampok kafilah besar di dunia iblis, aku dapatkan mutiara langka dari Laut Kabut! Mutiara ini seharusnya persembahan untuk Raja Lich, berasal dari kerang raksasa, mutiara inilah yang membantuku!”
“Di hadapan ahli mutiara sejati, pameranmu ini ibarat jual air putih di tepi Sungai Sanggan!” Liu Zhenhan menengadah ke atas dan tertawa sinis tiga kali, mencopot sarung tangannya lalu mengacungkan deretan cincin mutiara yang berkilauan di kedua tangannya di depan si brengsek kecil ini, membolak-balikkannya.
“Ini Mutiara Memori Tenaga Magis, ini Mutiara Lupa Tenaga Magis, yang ini Kloning Tenaga Magis, seluruh rantai jari ini bertabur tuo du, Mutiara Darah! Dua butir ini adalah Mutiara Naga, milik Naga Peri!” Setiap kali Ai Wei'er menyebut satu nama, mata Kaka semakin melotot keluar.
“Di rumah masih banyak lagi! Ada Mutiara Kelabang Bambu, Dua Belas Skala Nada Malaikat, Mutiara Naga Giok, Mutiara Naga Hitam, Mutiara Sembilan Lengkung, Mutiara Pengawet, Mutiara Kura-kura Berekor Bintang, bahkan kalungku juga punya dua Mutiara Darah Transformasi, tiga transformasi besar, lebih banyak satu darimu! Dua partnerku juga punya Empat Mutiara Kekebalan Sihir: anti-api, anti-air, anti-tanah, anti-angin! Ditambah satu Mutiara Naga Bercahaya Malam dengan barrier pengatur suhu permanen, tahan panas dan dingin, tapi sudah kumodifikasi jadi Meriam Cahaya!” Ucapan Liu Zhenhan membuat mata Kaka berkilauan: “Soal mutiara biasa seperti Mutiara Malam dan Mutiara Madu Hitam, itu cuma bonus, mau berapa pun ada!”
“Kakak, aku mau ikut kakak!” Kaka mengacungkan lima jari: “Kasih lima mutiara saja! Empat Mutiara Kekebalan Sihir plus satu Mutiara Naga Hitam!”
“Bagus kau Richard! Aku saja tidak tahu kau punya banyak barang bagus!” Mata Ailijie memerah.
“Aku bukan merekrut tentara paksa, buat apa kau ikut aku! Katakan, manfaat apa sebenarnya mutiara hasil rampasanmu itu? Bisa menghapuskan begitu banyak ahli kuat?” Liu Zhenhan tertawa kecil.
“Cuma mutiara penyerap listrik.” Kaka malu-malu, merasa barangnya tidak berharga: “Hehe, mutiara ini bisa menyerap dan menyimpan petir, lalu melepaskannya sekaligus!”
“Apa?!” Liu Zhenhan merasa kulit kepalanya merinding!
Keajaiban sihir memang tak terbatas!
Liu Zhenhan semula mengira empat Mutiara Naga kebalnya terhadap sihir adalah yang terhebat di dunia, bisa mengurangi kerusakan sihir, betapa perkasanya!
Sama sekali tak terduga! Ternyata di dunia ini ada mutiara penyerap sihir!
Kaka ini hanya perlu menyerap petir dari ufuk langit setiap kali cuaca mendung atau hujan, lalu melepaskannya sekaligus saat digunakan, bukankah itu kekuatan langit?
Ini gawat!
Kini giliran Liu Zhenhan, Ai Wei'er dan Ailijie yang terbelalak.
"Dunia iblis hanya punya guntur tanpa kilat, guntur kering!" Kaka tertawa: "Jadi mutiara penyerap listrik ini harus disimpan di Benua Aigean untuk mengisi arus listrik. Aku menghabiskan lebih dari delapan tahun, menyimpan petir dan kilat di hari hujan. Saat bangsa iblis menyerangku tiba-tiba itu, pertama aku gunakan 'Kabut Khaos' dari Bangau Tersesat untuk mengacaukan mereka, lalu memusatkan petir untuk menyambar mati bajingan-bajingan iblis itu! Tapi tetap tak kusangka, pasukan penyergap yang bersembunyi malah dapat keuntungan. Saat itu tenagaku benar-benar habis! Melepas 'Kabut Khaos' benar-benar menguras tenaga magis!"
"Sial! Kalau begitu, bukankah mutiara penyerap listrik ini jatuh ke tangan bangsa iblis lagi?" Liu Zhenhan langsung berkeringat dingin. Menghadapi mutiara jelek ini, mungkin satu-satunya di Benua Aigean yang tidak takut adalah Mo'er yang pernah memakan Kristal Bernyanyi dan bisa berkomunikasi dengan elf kilat. Yang lain belum tentu aman!
"Siapa bilang! Mutiara ini sudah lama aku telan! Tak tahukah kau? Unicorn paling suka menelan mutiara, batu permata, dan kristal karena bisa meningkatkan kemampuan mereka. Kebetulan aku pernah punya kemampuan transformasi unicorn, jadi aku menyatukan kemampuan hebat mutiara ini!" Kaka tertawa gila dengan cara tak wajar: "Sebenarnya kemampuanku meningkat cepat dalam sihir transformasi juga berhubungan dengan banyaknya kristal yang kumakan di dunia iblis selama lima puluh tahun ini!"
"Si brengsek kecil ini memang punya alasan untuk sombong." Ai Wei'er akhirnya mengakui.
“Ailijie, menurutmu apakah di dunia ini ada mutiara yang bisa menyerap elemen api, elemen air, elemen tanah, dan sejenisnya? Bukan yang tipe kebal seperti punyaku!” Liu Zhenhan menepuk tangan si cantik merak, duduk tegak dan bertanya serius pada konduktor ahli elemen di sampingnya.
“Tidak tahu.”
“Sistem klasifikasi sihir terlalu rumit! Sihir yang pernah kusaksikan dan kudengar saja sudah melebihi 30 cabang! Lucunya dulu saat mendapatkan empat mutiara kebal sihir besar, aku pernah naif mengira dirimu kebal total!” Liu Zhenhan tersenyum getir dan menggelengkan kepala: “Katak dalam tempurung.”
“Tak ada yang tak terkalahkan kecuali kecepatan! Setiap sihir di level tinggi punya inisiatif mengalahkan musuh, tergantung siapa lebih cepat! Semoga penganugerahan kecepatan suara-ku bisa membantumu nanti.” Ailijie tersenyum: “Sebenarnya kupikir penyihir terhebat di dunia adalah wanita Raksasa Buddha. Begitu mata mereka terbuka, tak ada lagi penyihir tak terkalahkan.”
“Kalau aku melawan bocah ini, pasti aku yang mati.” Liu Zhenhan tertawa sambil memutar pipi lembut Kaka: “Kaka, kalau kau benar-benar ikut aku, enam bulan lagi tak akan ada lawan sepadan di dunia ini!”
“Beneran atau bohong?” Kaka terlihat tak percaya.
“Dua ratus lebih Kurcaci Emas, ditambah seorang nyonya tanah yang pernah memakan Kristal Bernyanyi, dengan kombinasi sumsum darah dan Mata Air Elemen, berapa kilat bisa kau kumpulkan?” Nyonya bos Ai Wei'er mencibir: “Kalau nanti menghadapi Ahli Sihir Pencabik Badai dari Alexius atau manusia pari listrik suku Ruichelai, cukup satu pertempuran saja kau akan menguasai masa lalu dan kini, tercatat dalam sejarah!”
“Ini salah satu dari dua penjajah yang Benua Aigean akan hadapi, Bangsa Laut ya?” Ingatan Kaka sangat baik.
“Benar.”
“Tidak bisa ditawar! Meski hanya untuk membalas budi, aku harus membantu!” Pandangan Kaka melirik Lao Liu: “Kemampuan Kakak Richard sangat mengerikan, bahkan aku tidak bisa mengukur kedalamannya. Di Benua Aigean pasti dia orang terkenal kan?”
“Dia tingkat di atas Santo, hebat atau tidak?” Ailijie merasa cukup bangga menyebut gelar ini, toh ini hamba nominalnya.
“Apa itu Yang Mulia?” Kaka bingung: “Kenapa belum pernah dengar level ini? Penyihir? Atau prajurit?”
“Tingkat di atas Santo!” Ai Wei'er mengernyitkan bibir kecilnya: “Kalau bukan Yang Mulia, mana bisa langsung mengalahkan tiga Raja Horor sekaligus? Bisa menghapuskan pasukan pendahulu di Hutan Salib Selatan dengan sekali gerakan?”
“Ya Tuhan! Jangan-jangan Anda ini klon Dewa?” Saat Kaka menatap Lao Liu lagi, rahangnya hampir terlepas karena mulut yang menganga.
"Aku hanya seorang Bimeng kecil yang tersesat di tengah lautan manusia." Liu Zhenhan langsung berdiri, memeluk bahu Ailijie dan Ai Wei'er sambil tertawa lebar: "Dengan kehadiran Kaka, sepertinya harapanku untuk menyelamatkan seluruh Kerajaan Bimeng semakin besar! Sekarang juga kita akan menghantam markas Raja Lich Bollywood!"
"Akhirnya tidak sia-sia menyelamatkan seorang idiot." Ailijie malu-malu melepaskan diri dari pelukan Lao Liu, lalu menjinjitkan kaki untuk mencubit pipi putih itu dengan keras.
Bab 483 Rahasia Binatang Ajaib Mutasi
Sama seperti perlakuan di "Kota Jalan Bintang", ketika Liu Zhenhan muncul dengan gagah di panggung tinggi pertunjukan Sariwo City, segera seorang ksatria bersayap putih maju dan dengan hormat mengundangnya untuk menghadap ke depan singgasana.
Yang Mulia Raja Lich Bollywood Clark Gable memiliki kumis tipis, ekspresinya selalu seperti tersenyum sinis, terlihat sangat cuek namun tetap gentleman.
Setelah basa-basi singkat, Raja Lich yang penuh wibawa ini langsung mengundang Liu Zhenhan dengan sangat antusias untuk menghadiri jamuan kerajaan, sama sekali tidak menyebut tentang pemilihan Raja Langit Zuo'an.
Liu Zhenhan merasa kesan pertamanya terhadap Raja Lich ini cukup baik. Dia ingat jelas saat merampas putri merak di jalanan, seorang pedagang pinggir jalan dengan nada merendahkan mencela pelanggan yang rewel: "Kau pikir kau siapa? Yang Mulia Clark Gable?"
Ungkapan ini jelas merupakan pepatah umum di dunia iblis.
Sebelum bertemu langsung dengan Raja Lich ini, Liu Zhenhan terus menerka arti pepatah tersebut. Tapi setelah melihat sang raja secara langsung, malah jadi bingung.
Daripada menyebut Yang Mulia Clark Gable sebagai penguasa tertinggi, lebih tepat disebut sarjana bangsawan. Seluruh tubuhnya memancarkan aura humanis yang hangat, bukan kewibawaan.
Ini membuktikan Yang Mulia Gable termasuk tipe orang rasional yang mudah diajak berkomunikasi. Tapi justru orang seperti inilah yang paling merepotkan jika sudah mulai ngotot.
Pesta penyambutan untuk Lao Liu menggunakan standar tertinggi. Kehadiran dua Raja Langit Bersayap Enam dan barisan panjang Ksatria Bersayap Putih sebagai tamu pendamping, mungkin merupakan formasi tertinggi hierarki militer Benua Bollywood saat ini.
Liu Zhenhan diam-diam menghitung kekuatan militer Benua Bollywood.
Dengan menambahkan pasukan perintis iblis yang dihancurkannya di Hutan Salib Selatan, tampaknya Benua Bollywood seharusnya memiliki tiga Raja Langit Bersayap Enam!
Dunia iblis hanya memiliki lima Raja Langit, artinya yang paling sukses di seluruh dunia iblis seharusnya adalah Yang Mulia Clark Gable ini.
"Putri Karu, silakan cicipi ini." Sejak pesta dimulai, Yang Mulia Clark Gable terus-menerus melayani Liu Zhenhan dengan penuh keramahan namun tetap elegan dalam menyajikan hidangan.
Masakan bangsa iblis selalu memesona Lao Liu. Dari segi rasa, masakan mereka sedikit kalah dibanding Hobbit Setengah Manusia. Tapi dalam hal penampilan, pencapaian mereka lebih gemilang. Selain patung sayur dan buah yang sangat hidup, hidangan utama pesta kerajaan hari ini adalah monster seukuran hewan Luo Sha, berbentuk seperti kodok berkulit tapi tanpa benjolan mengerikan di kulitnya, dengan tambahan satu kaki berselaput, terbaring telentang di piring emas yang berkilauan dikelilingi daun peppermint dan bunga goreng sebagai hiasan. Warna-warni dan indah sempurna.
Di perut putih besar monster kodok ini terdapat garis-garis kuning cerah seperti spiral obat nyamuk bakar, entah alami atau dilukis. Lima kaki berselaputnya mengkerut akibat pemanggangan, berwarna merah menyala dengan aroma harum yang menyengat.
“Kondisi geografis Benua Bollywood tidak sebaik dua benua lainnya. Kami yang tandus ini, satu-satunya produk unggulan yang bisa dibanggakan adalah serangga bulan langka ini! Yue Ma hanya merangkak keluar dari liang tanah berbatu pada malam dua bulan purnama bersamaan, bersuara nyaring ke langit untuk menyerap hawa dingin antara langit dan bumi. Kantung minyak betina Yue Ma memiliki cita rasa tiada tanding, hidangan termewah untuk tamu agung yang tak ada duanya di dunia.” Raja Lich menerima pisau makan yang diambilkan pelayan, "Krak krak", dengan gesit melukiskan tanda salib di perut kodok besar ini.
Satu per satu telur kodok sebesar mata ikan, berbutir penuh berwarna perak murni mengeluarkan uap panas membara. Minyak kekuningan beraroma harum merembes perlahan dari celah pisau, dalam sekejap membanjiri seluruh piring emas. Seperti cahaya bulan menyinuri sungai panjang, kilau perak berkelap-kelip.
“Melalui resep rahasia istana, koki kerajaanku melukis simbol obat dengan 17 ramuan obat di perut Yue Ma untuk menetralkan racunnya, lalu memanggangnya dengan cangkang buah Biluo selama empat jam, barulah tercipta hidangan 'Bulan di Langit Murni' ini!” Yang Mulia Raja Lich mengulurkan tangan bertanduk ke Lao Liu sambil tersenyum: “Putri Karu, silakan cicipi dulu. Hidangan ini tak bisa ditemui di luar. Jangan takut keracunan, masakan ini sangat bergizi.”
“Hidangan ini perlu dimasak lama, rupanya sudah disiapkan sejak awal, hanya menunggu kedatanganku.” Menerima piring telur kodok yang disodorkan pelayan istana, Liu Zhenhan diam-diam berpikir, berpura-pura antusias menyendok sepenuh sendok besar dan mengunyahnya dengan lahap.
Kapsul minyak kodok bulan yang bulat sempurna ini benar-benar tiada tanding, hanya bisa dijelaskan dengan kata "luar biasa". Setiap kapsul bagaikan bom atom mini, meledakkan kelezatan di lidah secara bergema, tiga kali kunyahan masih menyisakan aroma manis di sela gigi. Wangi buah segar mengusir semua rasa berminyak, menyegarkan dari tenggorokan hingga hati.
“Yang Mulia terlalu kejam. Setelah mencicipi hidangan ini, mana mungkin ada kelezatan lain di dunia yang bisa menggugah hatiku?” Liu Zhenhan menggeleng-gelengkan kepala berpura-pura elegan.
“Banyak hal baik tersembunyi di dalam tanpa diketahui orang. Kodok bulan demikian, manusia pun tak beda.” Raja Gebe terkekeh: “Yang Mulia Karu, kapanpun ingin menyantap hidangan ini, datanglah kemari. Mana mungkin kutolak?”
“Kalau begitu hamba ucapkan terima kasih.” Lao Liu tertawa palsu, dalam hati bergumam: Obisilachi! Ini transaksi macam apa? Kok malah terasa seperti menyuapku?
Raja Lich ini sangat pandai bicara. Sepanjang jamuan istana tanpa hiburan tari atau nyanyi, hanya suaranya yang terdengar mengutip berbagai sumber membahas masa lalu dan kini.
Entah tidak sengaja atau disengaja, setelah tiga putaran minum, Yang Mulia Raja Lich secara bertahap mengarahkan topik pembicaraan ke ranah militer.
"Peningkatan kekuatan tempur pasukan, menurutku berhubungan langsung dengan standarisasi peralatan! Misalnya ksatria, yang dikejar bukan hanya zirah dan senjata, tapi yang lebih penting adalah kendaraan tunggangan! Tunggangan berkualitas tinggi berarti ksatria memiliki energi kinetik lebih besar saat melakukan charge formasi, energi super ini memungkinkan ksatria bahkan dengan tongkat kayu bisa memenggal tengkorak musuh!" Baginda Geibo seolah memamerkan kekuatan militernya ke Lao Liu: "Di Benua Bollywood-ku, selaten Ksatria Kematian tradisional, sekarang juga memiliki Pasukan Monster Berkuda! Aku tidak takut dituduh merusak tradisi leluhur, memenangkan pertempuran lebih bermakna daripada berpegang pada konvensi!"
"Wahai Baginda sungguh berani!" Puji Liu Zhenhan sambil dalam hati menertawakan, bukankah ini seperti mengajar nenek moyang berkelahi? Monster itu sama dengan makhluk gaib, ksatria monster memang kuat tak tertandingi, tapi menjinakkan monster menjadi tunggangan? Lebih sulit dari sekadar kata 'sulit'!
Di seluruh dunia, selain Feilengcui, siapa berani mengklaim bisa membentuk pasukan monster berkuda dengan struktur lengkap?
Alasan Feilengcui unggul adalah karena Pasukan Istana Musim Panas mereka menjinakkan monster bertipe zirah pelindung!
Kebanyakan monster jenis ini bergerak lamban, berkarakter lembut, sepenuhnya bergantung pada zirah terkutuk untuk melindungi diri dari serangan, sama sekali tidak memiliki kemampuan serangan magis yang mengerikan!
Hanya menerima pukulan tanpa membalas, cepat atau lambat pasti akan dijinakkan!
Di dunia ini bukan hanya Liu Zhenhan yang pintar, jika monster berzirah bisa menjadi tunggangan ksatria yang memadai, tentu Benua Aigean sudah lama dipenuhi kesatria monster! Tapi monster berzirah bergerak lamban, setengah hari pun tak bisa merangkak beberapa li, departemen militer negara mana yang bodoh mau menjinakkan mereka untuk membentuk kesatria berkuda?
Keunggulan Feilengcui terletak pada Raksasa Berkaki Lumpur yang bisa diubah menjadi khimera terbang berkecepatan tinggi menggunakan "Sinar Doppler", ini merupakan keuntungan besar!
Untuk jenis monster lain, selain harus bertubuh besar cukup untuk mengangkut ksatria, juga harus memiliki kaki kuat untuk mobilitas cepat. Dengan persyaratan ini, yang terpilih hanyalah monster kuat dengan sihir luar biasa dan haus darah. Menjinakkan tunggangan monster tidak bisa dibantu orang lain. Menyuruh prajurit biasa menjinakkannya, lebih baik pulang dan menyayat leher sendiri dengan pisau dapur!
“Binatang Ajaib memiliki kecerdasan dan spiritualitas yang sangat berkembang! Begitu menjadi kendaraan tunggangan, mereka bisa langsung memahami maksud taktis ksatria dengan cepat, menambah kekuatan tempur berkali-kali lipat!” Raja Lich Geib yang licik langsung menangkap sikap meremehkan Lao Liu di balik permukaan: "Putri, aku tahu Yang Mulia ragu. Karena membunuh seekor Binatang Ajaib memang mudah, tapi menjinakkan mereka sangat sulit - semakin kuat daya tempurnya semakin sulit!"
"Benar juga." Dalam hal ini Lao Liu menganggap dirinya setengah ahli. Kemampuan tahan pukulan luar biasa dari Khimera Feilengcui yang dipadukan dengan kemampuan serangan jarak jauh ksatria, merupakan jenis pasukan kuat yang disalin dari Kerajaan Mulan. Setelah Rundstedt bergabung dengan Kota Lucerne, rahasia ini pasti akan terbongkar! Lao Liu penasaran ingin tahu metode andalan Raja Lich ini.
"Binatang Ajaib, misalnya yang cacat, setelah bermutasi bisa mengembang seperti balon hingga puluhan kali ukuran tubuhnya! Kemampuan serangan magisnya juga akan melonjak drastis! Aku membentuk Pasukan Ksatria Binatang Ajaib Mutasi! Pertama ksatria menjinakkan Binatang Ajaib cacat berukuran kecil, lalu memutasikan mereka - jadilah pasukan ksatria berkuda Binatang Ajaib!" Raja Lich membuka kartu terakhirnya.
Liu Zhenhan terdiam sejenak.
“Ya! Moria lintah mutasi juga pernah kujumpai, meski aslinya adalah lintah, ukuran tubuhnya mungkin tidak terlalu besar. Tapi saat itu, penampilannya tak berbeda dengan gurita raksasa! Meski kemampuan sihirnya biasa saja, namun ditambah dengan serangan fisik, cukup membuat orang berseri-seri!”
“Ini juga solusi? Jancuk! Jika aku menyuruh prajurit di Dataran Liar Donau menangkap kelinci angin atau marmut bermata listrik, apakah melalui mutasi mereka bisa sebesar kuda perang, dengan stamina dan kemampuan sihir yang melonjak, menjadi kendaraan tunggangan yang layak?”
Otak Liu Zhenhan agak kacau. Setidaknya dia belum memahami bagaimana makhluk ajaib bermutasi – inilah inti dari inti permasalahan.
“Mutasi makhluk ajaib di alam liar sangat bergantung pada faktor kebetulan! Tapi penelitian ini hanya telah lama digarap oleh Benua Bollywood! Kini telah mencapai hasil bertahap!” Yang Mulia Gable sama sekali tidak heran melihat ekspresi Liu Zhenhan yang tenggelam dalam renungan dengan ekspresi bodoh: “Putri Karu, penelitian kami sekarang tidak hanya bisa memutasikan makhluk ajaib, tapi juga mengubah binatang biasa menjadi makhluk ajaib bermutasi yang berevolusi dan memiliki kemampuan elemen!”
“Sialan!” Liu Zhenhan benar-benar kagum pada bangsa iblis. Ilmu gelap dan ilmu mayat hidup memang sihir yang sangat misterius. Bisa membuat Golem Kebencian bermutasi dan memiliki kecerdasan sudah menakutkan, sekarang mereka bahkan bisa mengubah hewan biasa menjadi monster! Bukankah ini berarti mereka bisa menciptakan kavaleri monster dengan kuda perang? Ini benar-benar mengerikan!
“Di antara tiga benua, hanya Baoliwu kami yang memiliki visi jauh ke depan ini! Mungkin aku tidak seharusnya berkata demikian, tapi dua Raja Lich lainnya masih kurang dalam hal inisiatif subjektif dalam pembangunan keseluruhan!” Yang Mulia Clark Gable menunjuk kepalanya, memandang Lao Liu dengan senyum samar.
Apa maksudnya perkataan ini padaku? Alis Liu Zhenhan berkerut menyatu.
“Obat mutasi adalah racun yang dimurnikan dari kerang laut. Ketika racun ini terakumulasi hingga kadar tertentu, ia bisa mengkatalisis ulang dan mengatur ulang susunan molekul elemen, sehingga menciptakan mutasi! Aku menyebut racun berguna ini 'Nao Pirang Platinum' (istilah untuk racun mutasi)!” Raja Lich melanjutkan penjelasan yang ingin tapi tidak berani ditanyakan Liu Zhenhan: “Koin kerang yang berharga ini, bahkan aku sebagai Raja Lich pun merasa ngeri! Untuk mendapatkan sedikit 'Nao Pirang Platinum' yang dibutuhkan dalam mutasi, peneliti kami harus menghancurkan koin kerang putih dalam jumlah besar! Membakar uang, ya, inilah yang disebut membakar uang!”
Perkataan ini membuat Lao Liu sedih. Di dunia ini, mungkin tidak ada pasukan yang menghabiskan biaya lebih besar daripada Kurcaci Emas dari Darah Murni Dui'jal yang membuat orang sekaligus mencintai dan membenci.
“Koin kerang yang dihasilkan dari air tawar, sudah lama habis dikumpulkan oleh bendahara kami! Tiga jenis koin kerang bangsawan - ungu, putih, dan hitam, tidak ditemukan di air tawar, hanya ada di Laut Kabut Beracun! Tapi laut itu dipenuhi kabut beracun, dengan penghalang alami ini, selain memetik manfaat saat air laut surut sebentar, sangat sulit mencari cara mengumpulkan ketiga koin bangsawan ini! Sedangkan 'Nao Baijin', justru hanya terkandung dalam jumlah besar di koin putih kelas dua yang mahal! Aku tidak mau menyembunyikan ini darimu! Sebenarnya memurnikan 'Nao Baijin' ini sangat mudah, cukup hancurkan koin putih, rebus dengan air mendidih selama sepuluh jam, dinginkan dan saring, serbuk di dasar air itulah yang dimaksud. Satu moka cukup untuk 130 kebutuhan mutasi!” Yang Mulia Raja Lich menatap Lao Liu, “Tahukah berapa koin putih yang dibutuhkan untuk satu moka 'Nao Baijin'? Sebanyak 200.000 koin! Dua ratus ribu!”
“Sekencang ini?” Liu Zhenhan tahu ini bukan masalah uang, satu juta koin putih memang biaya besar, tapi saat digunakan untuk pemurnian, tidak bisa dihitung dengan nilai pasar. Ini sama seperti tanaman obat langka, urusan lain yang tak tergantikan.
“Saat ini saya telah membentuk Pasukan Ksatria Karding Mutasi dengan struktur 1.300 personel! Semuanya menggunakan sihir arkan 'Angin Topan Berputar'!” Yang Mulia Clark Gable tertawa terbahak-bahak: “Meskipun Karding adalah binatang biasa, kecepatan mobilitasnya sangat baik. Meski serangan sihir arkan setelah mutasi tidak terlalu kuat, angin topan sihir ini cukup untuk melemparkan batu seberat 200 moka setinggi 5 chi! Sangat tangguh!”
Bab Empat Ratus Delapan Puluh Empat: Jebakan Verbal (Bagian Atas)
“Kalau begitu, biaya obat mutasi yang diperlukan untuk Pasukan Ksatria Binatang Ajaib Karding ini saja mencapai dua juta koin kerang putih.” Liu Zhenhan segera menghitung harganya, seperti pepatah kuno, ini bukan hanya masalah uang. Raja Lich ini benar-benar bermodal besar, tumpukan uang sebanyak itu setinggi bukit kecil!
“Benar, dua juta koin kerang putih! Alasan koin kerang putih menjadi mata uang bangsawan adalah karena kelangkaannya! Seluruh koin kerang putih yang beredar di dunia iblis selama ribuan tahun, hampir semuanya telah saya kumpulkan dalam beberapa abad ini. Dua Yang Mulia lainnya sekarang ingin membentuk pasukan ksatria binatang ajaib mutasi pun tak mungkin.” Senyum licik Raja Lich membuat Liu Zhenhan tiba-tiba mengerti mengapa dia begitu jujur mengungkap rahasia binatang ajaib mutasi yang seharusnya dirahasiakan. Rupanya 'Nao Baijin' di kalangan elit tiga benua dunia iblis sudah tidak perlu dirahasiakan lagi, karena si huruf 'Y' ini telah memonopoli pasokannya.
Ini urusan lain dengan Feilengcui. Sekalipun rahasia khimera menjadi pengetahuan umum di Benua Aigean, lalu apa?
Rundstedt telah bergabung dengan Elf Jatuh Lusern. Dengan kecerdasan strategis rubah campuran ini dan dendam lama mereka dengan Lao Liu, mengharapkan mereka merahasiakan khimera adalah khayalan!
Tapi kalau rahasia tersebar pun apa? Raksasa Bermata Tiga berlumpur semuanya dalam genggaman Liu Zhenhan. Tanpa "Sinar Doppler", siapapun kalian yang bermimpi jadi khimera, pergilah menggaruk-garuk sudut dinding bikin lingkaran!
Yang Mulia Clark Gable juga sama. Bagaimanapun, koin kerang putih yang terkumpul selama ribuan tahun di dunia iblis sudah dia garuk habis lahan. Sekalipun metode pemurnian diumumkan, lalu apa? Biar kalian mual sampai mati!
Kalau berani, masuklah ke "Laut Kabut Beracun" yang penuh racun untuk mengumpulkan 200.000 koin kerang putih. Lihat nanti apakah gigi depan besarmu tidak rontok keracunan!
"Yang Mulia Karu, saat ini saya masih memiliki persediaan 'Nor Pirang Platinum' sebanyak 20 moka! Persediaan ini adalah harta karun termilikiku. Kini saya berencana menggunakannya seluruhnya pada Binatang Ajaib biasa untuk membentuk pasukan ksatria Binatang Ajaib Mutasi sejati! Mutasi binatang biasa hanyalah perpanjangan dari kekuatan sumber alami, bagaimanapun bermutasinya, kemampuan sihir arkan tetap terbatas! Binatang Ajaib berbeda, Binatang Ajaib Mutasi dapat memperluas tubuh, kekuatan, dan kemampuan sihir arkan. Meskipun dalam seluruh proses mutasi, kemampuan setiap ekor Binatang Ajaib Mutasi memiliki peluang acak tertentu, yang tak terbantahkan adalah minimal harus naik satu tingkat! Namun kini saya menghadapi masalah baru, 20 moka 'Nor Pirang Platinum' cukup untuk memutasikan 2.600 ekor Binatang Ajaib! Tapi sangat sulit menemukan bibit Binatang Ajaib yang cocok untuk mutasi sebanyak ini. Belakangan ini saya terus mengevaluasi target: kadang tubuh Binatang Ajaib cukup besar tapi kecepatan geraknya buruk; kadang kecepatan gerak Binatang Ajaib bagus tapi postur tubuhnya kurang, tidak cocok menjadi kendaraan tunggangan!" Raja Lich melanjutkan: "Perang Suci sudah di depan mata, saya rasa perlu segera membuat keputusan!"
“Yang Mulia, ini benar-benar beban yang membahagiakan.” Keringat dingin mengalir deras di tulang punggung Liu Zhenhan. Ditambah resimen ksatria berkuda Kading Ajaib berjumlah 1.300 orang yang sebelumnya sudah dibentuk, ditambah 20 moka "Pirang Platinum" di tangannya, bisa menciptakan 2.600 ekor Binatang Ajaib Mutasi. Totalnya, dia bisa mempersenjatai 3.900 ksatria monster, hampir setara empat resimen kavaleri monster lengkap! Benar-benar... Dibo Luo sialan!
"Paduka adalah kandidat terbaik untuk memecahkan beban bahagia ini, Putri Karu." Raja Lich tertawa kecut, mengeluarkan pipa tembakau tulang panjang, menggosok batu api, lalu menyalakan tembakau berbentuk batang cattail yang beraroma menyengat.
"Yang Mulia, maksud Paduka..." Liu Zhenhan tampak bingung, tidak yakin dengan maksud Raja Lich ini. Ia merangkai kata-kata dengan hati-hati: "...Saya orang kasar, Yang Mulia. Tolong beri tahu saya jelas-jelas! Saya agak bingung, bagaimana Binatang Ajaib Mutasi Paduka bisa terkait dengan saya?"
“Kita semua orang pintar, saya mengerti tujuan Kedatangan Yang Mulia Karu ke Benua Bollywood! Saya juga tahu perbuatanmu di dua benua lain!” Yang Mulia Raja Lich Clark Gable menggigit pipa rokoknya, alisnya sedikit terangkat, pandangannya memancarkan kilatan cahaya samar: “Begini saja, jika saya memberikanmu sepuluh moka ‘Nirwana Platinum’, bisakah Anda mengundurkan diri dari pemilihan Raja Langit Zuo'an di Benua Bollywood? Saya tahu, Benua Bollywood adalah perhentian terakhirmu!”
Liu Zhenhan hampir tak percaya, meski sebelumnya sempat terpikir sekilas, tapi kemungkinan ini bahkan dalam imajinasinya yang paling optimis pun terdengar seperti dongeng!
Sepuluh moka ‘Nirwana Platinum’ bisa menciptakan 1.300 ekor Binatang Ajaib Mutasi, kekuatan sebesar ini tak mungkin diabaikan siapa pun!
Meski hewan tunggangan monster tak sepenurut peliharaan magis para pendeta, mereka tetap merupakan kekuatan militer yang sangat mengerikan!
Saat ini total jumlah pendeta di seluruh Kerajaan Bimeng, termasuk pendeta shaman resmi dan praktisi amatir, tak sampai seribu orang. Dengan kata lain, hanya ada sekitar seribu peliharaan magis!
Raja Lich ini ternyata dengan mudahnya menyerahkan kekuatan militer sehebat ini seperti membagikan kue, Liu Zhenhan bingung apakah dia bego atau memang tak ada orang waras di dunia ini.
Bagaimanapun, untuk menyuap Lao Liu tak perlu mengeluarkan modal sebesar ini!
Sebuah gelar Raja Langit Zuo'an mana mungkin bernilai segitu?
Resimen Monster Ksatria! Itu pun monster mutasi, benar-benar jenis pasukan elite yang nyata!
Benua Hollywood menyerah di bawah kekejaman Tuan Liu, itu karena sebelumnya tiga Raja Horor mereka sudah dihabisi, membuat Yang Mulia Paul Newman kehilangan kestabilan mental dan akhirnya menyerahkan Pangeran Druid Kaka.
Selama bertahun-tahun Kaka berbuat kerusakan di dunia iblis, Paul Newman pasti tahu wajah tampan Druid ini memperoleh kemampuan sihir kilat penghancur dengan menyatu dengan "Mutiara Penghisap Listrik" yang dirampasnya. Bukan karena ini, dia takkan menggunakan protokol untuk penyihir tingkat suci hanya untuk menghadapi remaja ini!
Kaka yang menyatu dengan "Mutiara Penghisap Listrik" sama halnya dengan Mo'er yang memiliki kemampuan kilat setelah menelan "Kristal Bernyanyi". Karena sihir arkan ini tidak berada dalam jiwa dan tak bisa dipisahkan, Paul Newman akhirnya menyerahkannya pada Liu Zhenhan!
Seandainya itu adalah sihir bawaan Kaka, Lao Liu pasti takkan semudah itu mendapatkannya!
Yang Mulia Raja Lich Geib ini malah lebih keterlaluan!
Tanpa mengalami kerugian apapun, langsung menawarkan syarat menyerah yang begitu menguntungkan. Ini tidak sesuai dengan karakter keras seperti batu bangsa iblis yang percaya pada mata bukan telinga!
Apalagi untuk seorang Raja Lich!
"Maaf Yang Mulia, saya harus bersaing memperebutkan gelar Raja Langit Zuo'an ini karena saya perlu kekuasaan memimpin pasukan!" Liu Zhenhan menghela nafas dengan wajah getir, menolak syarat menggiurkan ini dengan sangat berat hati. Hampir saja dia tidak bisa menahan diri untuk menerimanya!
Tidak ada pilihan! Untuk membuat bangsa iblis dan laut saling serang, harus ada bahan peledak!
Baik bangsa laut maupun iblis bukanlah telur bodoh! Jangan berharap mereka akan mengabaikan Bimon terlebih dahulu, biar dua kelompok ini saling bantai habis-habisan!
Sekarang dua benua dunia iblis lainnya pasti sudah tidak memiliki jatah untukku berebut gelar Raja Langit Zuo'an! Kalau kembali dan berlagak bajingan ulung, itu sama dengan memaksa dua Raja Lich mengamuk dan memburuku, tinggal tersisa satu pilihan - Bollywood!
Liu Zhenhan harus merebut gelar Raja Langit Zuo'an di sini, merebut kekuasaan memimpin pasukan!
Gelar Raja Langit Zuo'an ini tidak hanya menyangkut tatanan dan arah masa depan Benua Aigean, tapi juga keselamatan 6 juta nyawa Bimon! Sebagai pemimpin negara, sebagai Shaman Divine Comedy yang visinya tidak terlalu jauh, keputusan Liu Zhenhan ini benar-benar dipaksakan keluar dari mulutnya sendiri!
Dia bahkan agak membenci dirinya sendiri, kenapa tiba-tiba punya ide gila membuat Rencana strategis agung ini - membawa bangsa iblis menyerang tiba-tiba bangsa laut? Jancuk! Sial! Bagaimana jika Rencana-nya gagal?
Sepuluh moka 'Pirang Platinum'!
Ini setara dengan seribu tiga ratus ekor ksatria monster mutasi!
“Ya Tuhan! Kampas, di mana kau? Keputusan macam apa ini! Liu Zhenhan bagaikan orang sial yang menemukan dompet lalu diminta kembali oleh pemiliknya, wajahnya penuh kesedihan, seolah ditusuk belasan kali di dada, hatinya berdarah di mana-mana.”
“Putriku, Anda bisa mengajukan syarat lain. Asalkan Anda mau mengundurkan diri dari pencalonan Raja Langit Zuo'an, aku akan memenuhi permintaan apa pun.” Raja Lich berbicara dengan tulus sekali, pandangannya penuh harap dan permohonan.
“Tidak!” Ekspresi Liu Zhenhan sangat menderita, tapi jawabannya sangat tegas.
Sehari sebelumnya, pasti dia akan menerima tawaran menggiurkan dari Clark Gable ini. Tapi hari ini tidak bisa! Dalam masalah prinsip, begitu Liu Zhenhan sudah mengambil keputusan, sama sekali tidak ada ruang untuk tawar-menawar!
Menanggapi jawaban tegas ini, Yang Mulia Raja Lich Clark Gable sama sekali tidak terkejut atau kecewa. Dia tetap tersenyum dengan sikap gentleman, menatap tak berkedip ke arah Liu Zhenhan yang berwajah memelas, pandangan matanya memancarkan kepuasan.
"Putri Karu, meskipun kekuatan Benua Bollywood kami baru-baru ini mengalami kerugian, saya tetap berpendapat bahwa pembangunan legiun tidak terletak pada kekuatan tempur pribadi komandan, melainkan pada kualitas perwira lapangan yang unggul! Sebuah legiun dengan banyak perwira junior berkualitas akan memiliki kekuatan tempur yang jauh lebih tinggi daripada legiun dengan ksatria kuat di tingkat atas! Perwira lapangan yang unggul dapat menstabilkan emosi prajurit dalam situasi apa pun - jika kalah, tidak akan hancur berantakan seperti serigala lari tunggang langgang; jika menang, akan terorganisir secara hierarkis tanpa melanggar tata aturan!"
Sudut mata Liu Zhenhan menyipit. Apa maksud pernyataan ini? Apa yang ingin disampaikan Raja Lich?
"Sehebat apa pun komandan dalam bertempur, apa gunanya? Perang di era sekarang membutuhkan strategi komando yang tak bercacat dan seni perang yang megah, bukan seperti 10.000 tahun lalu di mana komandan harus memimpin langsung di garis depan!" Raja Lich berhenti sejenak, melepas pipa rokoknya dan membentuk lingkaran asap perlahan dengan bibirnya: "Putri, setelah berbelit-belit, sebenarnya yang ingin saya katakan adalah: Meskipun Benua Bollywood mengalami kerugian, aset dasar kami masih utuh! Belum sampai mengalami cedera tulang dan otot!"
"Apakah Yang Mulia sedang memperingatkan saya?" Liu Zhenhan meraih rambut Mohican-nya dengan kasar, mencabut sejumput helai ungu seperti mencabut rumput liar, lalu mengangkat kepala perlahan sambil memandang sang Raja Lich dengan mata samping yang memancarkan kilau ganas.
Suara dentuman bentrokan meja kursi bergemuruh, para ksatria bersayap putih serentak berdiri dalam jumlah besar, masing-masing menahan gagang pedang. Sorot mata garang mereka satu per satu terfokus pada sosok bermata perak yang tak tahu diri ini.
"Putri, Yang Mulia terlalu tegang!" Raja Lich mengetuk-ngetuk pipa tembakaunya, tersenyum perlahan: "Jika Yang Mulia ingin memimpin pasukan, hamba bisa membantu tanpa perlu ikut pemilihan Raja Langit Zuo'an! Sebagai hadiah, hamba tetap bersedia menghadiahkan 10 moka 'Pirang Platinum'!"
Liu Zhenhan mendadak anggota badan-nya terasa dingin membeku, pandangan matanya buyar.
BAB 485 JEBAKAN VERBAL (Bagian Bawah)
Ia benar-benar linglung, "Lin Meimei" yang jatuh dari langit ini, itupun dalam keadaan telanjang, benar-benar menghantamnya hingga pusing tujuh keliling!
"Yang Mulia Paul Newman tidak berani menggunakan Anda, saya berani! Karena saya percaya hati manusia terbuat dari daging! Adapun pihak Greta Garbo, saya sama sekali tidak akan dan tidak peduli mengkhawatirkannya! Dunia iblis bukan milik satu Raja Lich, setelah nanti kita merebut kembali benua Aigean tanah air kita, urusan masa depan kita bicarakan kemudian! Saya menukar persahabatan Anda dengan 10 moka 'Pirang Platinum'! Saya rasa ini sangat sepadan!" Suara Yang Mulia Clark Gable penuh bujukan: "Putri, sebuah Kesatria Berkuda Binatang Ajaib Mutasi mungkin tidak berarti dalam total pasukan dunia iblis, tapi dengan ini sebagai dasar, selama Yang Mulia meraih prestasi heroik dalam perang, mengibarkan panji Dewa Perang yang dikultuskan, nanti saat Yang Mulia memisahkan diri dan mendirikan kekuasaan sendiri sebagai Pangeran, bukan tidak mungkin menjadi hal yang mulia! Jika diperlukan, Benua Bollywood kami akan menjadi teman paling setia Yang Mulia!"
"Dengan kemampuan saya, meraih jasa dalam perang itu mudah sekali!" Liu Zhenhan gemetar kedua kakinya karena gembira, Ya Tuhan akhirnya membuka mata! Ya Tuhan akhirnya membuka mata!
Yang terlibat bingung, yang mengamati jernih, Lao Liu bukan mata perak asli, apalagi Bangsa iblis sejati, secara natural bisa melihat niat jahat Raja Lich ini - Politik! Politik murni!
Berbeda dengan Raja Lich Paul Newman itu, Yang Mulia Gable ini bahkan tidak menunggu Lao Liu mengucapkan omong kosong palsu tentang kesetiaan, langsung menawarkan syarat menguntungkan yang tak bisa ditolak, secara halus membangkitkan "niat memberontak Pangeran Zhenwu" di masa depan!
Tanpa kendala boneka pengganti, meski menerima "Perjanjian Cinta", tetap seorang Pangeran Sejati Wu yang asli, menghadapi syarat ini pun tak bisa tidak tergoda!
Ini sebenarnya bahkan tidak bisa disebut perangkap, hanya seni bahasa Yang Mulia Clark Gable belaka!
Yang Mulia Clark Gable menunjukkan jalan lain, sebuah jalur yang sama sekali berbeda!
Tak perlu bergabung dengan Raja Lich manapun, mulai dari nol!
Bagi setiap ahli kuat berpotensi yang tak mau berada di bawah orang, ini sulit ditolak!
Ia sepenuhnya menggunakan nada setara dalam berbicara dengan Liu Zhenhan, muncul sebagai teman dan penolong, bukan dengan sikap merendahkan!
Ia tidak sekaku Yang Mulia Paul Newman yang langsung memaksa Pangeran Wu - entah asli atau palsu - masuk ke pelukan Greta Garbo tanpa ampun!
Yang Mulia Raja Lich ini jelas tak percaya pada cinta disebut-sebut - demi orang tercinta hidup lebih baik, aku lebih memilih pengorbanan! Omong kosong idiot seperti ini hanya ada di novel-novel konyol, tak akan ada di dunia nyata!
Cinta tetaplah cinta, hal lain tetaplah hal lain!
Cinta memang hal paling egois, selain monopoli mutlak, kata "berbagi" ini sangat hijau dan bernada merendahkan!
Terutama di era sekarang, bagi pria berjiwa baja dengan harga diri setegar baja!
Dengan kekuatan sendiri, mengambil Greta Garbo ke tangan, bukankah itu hanya masalah perkataan?
Meskipun Yang Mulia Clark Gable tidak pernah mengatakannya secara eksplisit dari awal hingga akhir, makna tersiratnya jelas seperti ini!
Setiap pria, sekalipun dia bajingan paling hina atau paling terpuruk, pasti takkan tahan melihat wanita yang dicintainya lebih tinggi darinya, memandangnya dengan tatapan merendahkan!
Apalagi ini adalah seorang kesatria mata perak perkasa yang mampu mengalahkan tiga Raja Horor sekaligus dalam pertarungan tunggal!
Dengan janji yang sangat murah hati dari Yang Mulia Raja Lich dan dukungan militer nyata, bahkan jika Liu Zhenhan adalah mata perak KW pun, hasratnya mulai tak terbendung!
Jika tindakan Clark Gable ini masih belum bisa memenangkan persahabatan Pangeran Zhenwu, itu benar-benar omong kosong belaka!
Oh hati manusia, betapa kau telah mencelakakan banyak orang. Liu Zhenhan tersenyum, ia memberikan sorak-sorai gemuruh tulus untuk Raja Lich ini!
Sosok seperti ini, teknik berbahasa seperti ini, sama sekali bukan sesuatu yang bisa ditirunya.
Jika berada di parit yang sama, dengan tingkat kecerdasannya bersaing di panggung politik melawan sosok seperti ini, Liu Zhenhan mengakui: Dirinya pasti hanya akan jadi senapan yang dipermainkan orang! Bahkan senapan super bodoh yang nekat terjun ke jebakan meski sudah tahu!
Hanya dengan beberapa kata di tengah kesulitan mampu mengubah kerugian menjadi keuntungan - kalau bukan pahlawan sejati, siapa lagi yang punya kelicikan sedalam ini dan pandangan seluas ini?
Tanpa hati seluas samudera yang sanggup menampung gelombang raksasa, siapa yang bisa langsung menghadiahkan harta tak ternilai "Nao Pirang Platinum" sebagai hadiah tanpa berkedip sedikitpun?
“Yang Mulia, semua yang Anda katakan ini saya akui, saya tertarik!” Liu Zhenhan bernapas tersengal-sengal seperti badak jantan yang sedang berhubungan dengan ganas: “Tapi saya masih agak bingung, bagaimana bisa memimpin pasukan tanpa gelar Raja Langit Zuo'an? Tanpa status bangsawan ini, saya tidak mau menjadi prajurit rendahan Laizi yang hanya mengejar promosi!”
“Anda berasal dari lapisan dasar, pasti ada hal yang tidak Anda ketahui. Meskipun Pangeran Zhenwu memiliki jabatan harem kerajaan, tapi gelarnya setara dengan Raja Langit, tetap bangsawan! Itu pun bangsawan kelas dua! Bukan tidak mungkin pangeran ikut militer, tapi ada dua prasyarat! Pertama, Anda mungkin akan menghadapi prajurit yang tidak patuh dan provokasi sengaja!” Yang Mulia Clark Gable tertawa terbahak-bahak hingga pipa tembakaunya hampir terbang: “Dengan kemampuan Anda, tentu tidak perlu khawatir soal ini? Siapa berani menantang ahli kuat seperti Anda? Ingin mati?”
“Pangeran juga bangsawan kelas dua? Setara dengan Raja Horor?” Liu Zhenhan menahan napas sekuat tenaga, seluruh tubuhnya gemetar: “Lalu prasyarat kedua... Yang kedua apa? Apa syarat kedua itu?”
“Prasyarat kedua adalah, karena Anda kekasih Ratu, wajib mendapat persetujuan Ratu untuk masuk militer. Jabatan bangsawan Anda termasuk harem kerajaan, sehingga Ratu memiliki kendali mutlak atas Anda!” Yang Mulia Clark Gable mengangkat kendi arak dan menuangkan anggur untuk dirinya: “Dengan kata lain, Anda sendiri tidak punya hak suara, tidak punya kebebasan!”
“Jika Yang Mulia Jiabao tidak setuju aku maju ke medan perang, bukankah aku tetap akan dipermalukan?” Liu Zhenhan mengerutkan alisnya.
“Ini tergantung bagaimana menyampaikannya. Yang ingin kukatakan adalah, kebebasan selalu berada dalam genggaman Tuan!” Raja Lich Clark Gable menggigit pipa tembakau, mendekati Lao Liu sambil mengepal tinju dan berkata kata demi kata: “Aku merasa cocok dengan Putri sejak pertemuan pertama, bagaimana kalau kita jadi saudara angkat? Dengan begitu, Tuan juga akan menjadi Pangeran Non-Kerajaan! Gelar Pangeran Non-Kerajaan jelas bukan jabatan harem kerajaan! Karena bukan harem, Tuan berhak memutuskan segala tindakan! Bahkan jika Jiabao menentang, aku punya alasan! Dalam perang suci, pemuda bangsa iblis harus berani memimpin! Sebagai Pangeran Suci Wu dari Benua Bollywood, inisiatifmu ikut perang suci ini, alasan apa yang dimiliki Yang Mulia Jiabao untuk menahan pemberanimu demi nafsu pribadinya? Pangeran Zhenwu dan Pangeran Shengwu, hei, sama-sama berstatus pangeran, tidak boleh pilih kasih bukan? Jika Jiabao masih menentang, bukankah melanggar wasiat leluhur 'Tak gentar menghadapi musuh, tersenyum melihat badai' dalam aturan leluhur?”
Mulut Liu Zhenhan menganga seperti baskom, tak tahu harus berkata apa.
Raja Lich ini benar-benar brengsek licik, tega mengakali Jiabao seperti ini!
“Saudaraku, Erlangku, izinkan kakakku ini bersulang untuk masa depan gemilangmu!” Yang Mulia Raja Lich mengangkat gelas dengan wajah berseri.
"Kakak!" Liu Zhenhan terharu.
Obisilachi! Iskusmi! Pepatah bangsa iblis "Kau pikir siapa dirimu? Yang Mulia Clark Gable?" Benar-benar penuh kebijaksanaan! Liu Zhenhan menenggak habis isi gelasnya.
"Hormat kepada Yang Mulia Pangeran Perang Suci!" Semua pejabat bangsa iblis di aula yang tadi masih bersikap konfrontatif kini membungkuk penuh hormat.
"Dibebaskan!" Lao Liu melambaikan tangan besar.
"Erlang, karena hari ini kita berjodoh menjadi saudara sedarah berbeda, sebagai kakak harus memberikan hadiah! Ada hadiah ekstra untukmu!" Yang Mulia Clark Gable melepas segel kristal yang terkunci rantai emas dari ujung jubahnya, lalu melemparkannya kepada Raja Langit Bersayap Enam yang berwajah dingin dan pendiam.
"Bawakan hadiah tawanan itu untuk Erlangku, ambil separuh 'Pirang Platinum' dari gudang dalam untuk dibawa bersama." Raja Lich melambaikan tangan.
Raja Langit Bersayap Enam yang berwajah dingin mengangguk, lalu berbalik melangkah besar keluar aula.
“Artest, Raja Langit pertama yang diakui di dunia iblis kita, sedang pergi menangkap hadiah kali ini, jadi tidak kami libatkan dalam misi hukuman pancung.” Yang Mulia Clark Gable menunjuk ke arah sosok perkasa Raja Langit Bersayap Enam yang sebesar gunung kepada Liu Zhenhan, sambil mengeluarkan suara decak kagum.
“Kakak terlalu baik! Hadiah apa yang harus ditangkap? Sampai perlu mengerahkan Raja Langit pertama dunia iblis? Apakah binatang ajaib?" Liu Zhenhan benar-benar ingin memeluk dan mencium Raja Lich ini, dia terlalu pintar memanipulasi, tapi sekaligus juga bego!
“Pedang untuk pahlawan!” Raja Lich kembali mengangkat gelas sambil tertawa terbahak-bahak. Kali ini gerakan lengannya terlalu lebar, membuat Lao Liu mencium bau ketiak menyengat yang tertutupi aroma kantong harum yang pekat.
“Pedang?”
“Bukan pedang, tapi kecantikan! Pedang untuk pahlawan, jagoan untuk sang jelita!” Yang Mulia Clark Gable juga orang yang humoris: “Dengan statusmu sebagai Pangeran ganda, seharusnya ada pelayan cantik di sampingmu! Oh ya, aku harus menyadarkanmu, jangan terlalu sering bergaul dengan teman-teman petualang level Z itu, tidak pantas untukmu! Kamu sekarang siapa? Kamu adalah Pangeran ganda!”
Liu Zhenhan mengangguk patuh sambil terus-menerus menyetujui.
“Kamu tenang saja! Meski kedengkian Greta Garbo sudah terkenal di seluruh benua, asalkan dia berani menyakiti pelayan yang kuberikan padamu, aku akan memberimu pelayan dua kali lebih cantik, sampai Greta Garbo bosan membunuh!” Clark Gable terkekeh sendiri: “Tapi sejujurnya, mungkin dia tidak punya nyali itu!”
“Ya Tuhan! Dua kali nyali pun takkan cukup!” Liu Zhenhan menggelegak, kemarahannya meledak.
Bab 486: Pangeran Ganda
Sang Raja Bunga Yang Mulia, Pangeran Zhenwu kita, Pangeran Shengwu kita—ledakan amarah tiba-tiba ini sebagian besar adalah ekspresi tulus, sebagian kecil akting yang jadi kenyataan.
Sebagian besar tulus, karena Ratu Greta Garbo dengan 800 haremnya telah membuat Lao Liu dilanda badai cemburu, memicu pemberontakan psikologis—perasaan rumit yang umum dimiliki pria ber-nyali, sederhananya: dorongan balas dendam.
Sebagian kecil akting, karena Lao Liu sadar betul: Raja Lich ini lagi berusaha memantik mental macho-nya, jadi harus ada kerja sama.
“Hormat antara pria-wanita harus timbal balik! Tanpa kesetaraan, berarti tak ada kebebasan!” Ucap Raja Lich ini jelas mengadopsi filosofi “Cinta memang berharga, tapi nilai eksistensi kebebasan lebih tinggi”, sarat makna pemberontakan.
Wajah Liu Zhenhan pucat membara. Cangkir logam di tangannya remuk menjadi lempengan pipih dengan suhu "kreek-kreek".
Meskipun logam dari dunia iblis sangat berharga karena kelangkaannya, Yang Mulia Raja Lich sama sekali tidak menyalahkan impulsif Pangeran ganda ini. Sambil menghibur dengan kata-kata lembut, Beliau melambaikan tangan menyuruh dayang mengganti cangkir dengan cangkir emas besar.
"Kakak, bisakah hadiah gadis cantik ini diganti dengan pedang atau Tongkat Augustus Ogus untukku? Sebagai ahli sihir arkan, fokusku lebih pada persiapan masa depan daripada mengejar wanita." Mata Liu Zhenhan berputar-putar licik. Ekspresinya sama sekali tidak dibuat-buat, bukan sekadar takut Greta Garbo cemburu di level rendah seperti itu.
“Aku tahu pikiranmu, aku juga sangat memahamimu! Izinkan Kekasih mengetahui satu rahasia lagi, sebenarnya toko terbesar di seluruh dunia iblis 'Ladang Subur', bos di balik layarnya adalah aku!” Yang Mulia Clark Gable menunjuk hidungnya sendiri dengan jempol, tersenyum dingin: “Akulah orang terkaya dengan koleksi terlengkap di seluruh dunia iblis! Tak banyak yang tahu rahasia ini! Di tiga benua, memang ada toko dengan latar belakang resmi, tapi pangsa pasarnya sudah kuhancurkan. Beberapa orang memang lambat berpikir! Transaksi Kekasih di Casablanca itu, kabarnya sampai ke telingaku agak terlambat, tapi kemudian kusuruh bawahanku untuk tidak lagi meminta bayaran dari Anda! Tapi kumohon, lain kali jangan bawa-bawa petualang level-Z itu keliling kota! Memalukan bukan? Anda seorang bangsawan, seorang Pangeran bergelar ganda, jangan membuatku sebagai kakakmu jadi bahan ejekan!”
“Hah!” Lao Liu menarik napas tajam, inilah yang disebut mata dan telinga ada di mana-mana!
Tak disangka Raja Lich Clark Gable yang kehilangan pasukan dan menderita kerugian besar karena dirinya, ternyata memiliki warisan sebegitu dalam!
Rupanya di dunia iblis masa lalu, kakak angkat ini adalah orang penting nomor wahid, kekuatan keseluruhannya paling kuat, peralatan paling Berbual B, ya cuma tumbang di tanganku sendiri!
Pantas saja! Di otak Liu Zhenhan tiba-tiba tersambar pencerahan, ia pun tersadar!
Pada hari itu saat berbelanja di "Ladang Subur", Lao Liu pernah setengah mengancam setengah menipu kepala tua itu, mengatakan bahwa dirinya ingin membentuk pasukan militer kuat sehingga membeli peralatan secara besar-besaran!
Dengan demikian, ada benang kausalitas yang menghubungkan omong kosong Berbual B hari itu dengan kejadian hari ini dari depan ke belakang!
Alasan Raja Lich Bollywood Clark Gable mau mengeluarkan modal besar dengan memberikan "Pirang Platinum" untuk membiakkan 1.300 Binatang Ajaib Mutasi, berkaitan langsung dengan Berbual B yang diucapkan sembarangan kala itu - peralatan sebanyak itu pasti membuatnya mengira Liu Zhenhan sudah lama menyimpan niat memberontak! Jadi sekarang dia memberikan anak timbangan sebagai dorongan, terang-terangan memenuhi keinginan Jun, memanfaatkan momentum untuk meruntuhkan upaya Greta Garbo melemahkan kekuatan pihak lain, sekaligus mendapatkan sekutu kuat!
Tentu saja! Di dunia ini mana ada makanan mewah yang gratis!
Pantas saja kakak angkat ini sebelumnya sengaja menawarkan syarat menggiurkan berlebihan, pura-pura menanyakan apakah Lao Liu bersedia mengundurkan diri dari pencalonan Raja Langit Zuo'an?
Seandainya jawaban Liu Zhenhan tadi "iya", itu berarti Lao Liu sama sekali tidak punya niat memberontak, sehingga tidak bisa dikaitkan dengan kata-kata bombastis di "Ladang Subur", dan tidak bisa memberikan dasar penilaian akurat bagi Raja Lich Clark Gable!
Untunglah ekspresi penderitaan dan kejujuran dalam hati Lao Liu berhasil menyampaikan keraguan dan keengganannya, semakin mempertegas betapa berat dan teguhnya kata "Tidak" yang akhirnya dipaksakan keluar!
Karena Liu Zhenhan sudah kalap, tetap bersikeras merebut posisi Raja Langit Zuo'an di tengah godaan besar, Yang Mulia Clark Gable tentu tanpa keraguan bisa menyimpulkan secara logis: Pangeran Zhenwu ini benar-benar menyimpan niat memberontak!
Kekuasaan lahir dari ujung tombak! Meski terdengar primitif, ini kebenaran yang diakui semua! Apa arti harem kerajaan yang ingin memimpin pasukan? Jelas tak perlu dijelaskan!
Bahaya! Liu Zhenhan mengusap keringat dingin. Andai bukan karena Rencana Persatuan besar-besaran yang sudah disusun, tapi hanya mental "ambil untung sebisa-bisa", pasti "Nao Baijin" berharga itu akan luput dan berubah jadi Resimen Ksatria Monster Mutasi di medan perang Aiqin nanti!
Benua Bollywood sekarang sudah punya 2.600 Ksatria Monster Ajaib. Tambah 1.300 lagi? Mau bikin orang mati kehabisan napas?
"Anak haram ini, otaknya benar-benar berbelit-belit! Menggunakan Laozi sampai ke Musim Semi Utara!" Liu Zhenhan kembali merasakan keringat dingin di punggungnya, teknik dan kelicikan Clark Gable dalam memainkan kekuasaan benar-benar luar biasa! Meskipun Aiqin masih stabil, Paul Newman bukan orang baik, sekarang ditambah lagi dengan Gable yang licik, Benua Aigean benar-benar sial bisa bertemu tiga penjahat sekaligus!
"Kekasih, kau membutuhkan tongkat sihir dan batu permata perisai, sebagai kakak yang memiliki toko nomor satu di benua, aku bisa membantumu. Jangan terus-terusan bermuka masam seperti mimpi belum selesai!" Raja Lich tersenyum melihat adik angkatnya ini: "Adikku sayang, siapa suruh kau bertemu dengan kakak seperti aku? Neuville, cepat! Beritahu Artest! Ambilkan lagi seratus tongkat sihir dan seratus buah batu permata perisai!"
Seorang ksatria bersayap putih bertubuh pendek menjawab dengan suara berat, lalu berlari kecil keluar aula.
"Kakak! Kau benar-benar saudara seperjuanganku!" Liu Zhenhan merasa seluruh tubuhnya merinding, dia sendiri heran bisa mengucapkan kata-kata menjijikkan ini dengan begitu lancar!
"Aku hanya membantumu menjadi dirimu yang sebenarnya, seorang pribadi yang jujur, bebas, dan penuh nyali! Bulu beberapa burung terlalu indah, jangan dikurung dalam sangkar yang membelenggu sayapnya yang rindu melayang di langit biru!" Dialog legendaris Raja Lich ini membuat Tuan Liu terpana. Benar-benar lihai, pertama berdiri di puncak moral, memaksa setiap pria yang masih punya kehormatan tunduk padanya. Lalu disusul iming-iming materi—kekayaan! Sungguh kaya raya! Seni permainan bahasanya bagai babi tua mengenakan beha—lapisan demi lapisan!
Bakat sejati!
"Erlang, kudengar kau berhasil mendapatkan Pangeran Druid itu! Yang Mulia Paul Newman terlalu picik, jangan dihiraukan. Aku akan membantumu menggunakan Sandi Roh! Ingat, sihir transformasi arkan dari buronan Druid itu cukup hebat!" Kakak angkat ini benar-benar perhatian, memikirkan segala kebutuhan adiknya!
"Aku termakan kabar burung! Dengar-dengar Druid itu punya mutiara penyerap petir, tapi setelah digeledah tak ketemu. Katanya dimakan, lalu kubedah perutnya—tetap tak ada! Liu Zhenhan memelas dengan muka lesu: "Saking marahnya... Langsung kucincang jadi delapan bagian, lalu kuhancurkan dengan sihir arkan sampai jadi debu!"
“Hah?” Clark Gable nyaris pingsan, matanya terbelalak: “Kamu... kamu tidak tahu kalau Druid ini tulang keras? Mereka keturunan Elf, wataknya keras seperti batu di jamban! Demi Dewata! Dua mutiara teratas di dunia iblis kita, satu adalah 'Mutiara Kabut Tersembunyi' dari 'Kerang Raksasa Santini', satunya lagi 'Mutiara Lei Zang' dari 'Kerang Raksasa Yakai'! Druid terkutuk ini dulu merampas 'Mutiara Lei Zang'! Tapi mutiara tenaga magis ini sudah ditelan buronan Druid jancuk ini! Tidak ada yang memberitahumu? Bertahun-tahun Druid ini terus melakukan serangan tiba-tiba ke tambang kristal di tiga benua, lalu berubah jadi Unicorn dan melahap habis-habisan, dia bisa meningkatkan kekuatan dengan mencairkan batu permata! Ah kamu ini... nekat sekali!”
"Kakak tertua dengan penuh kebencian menampar meja hingga piring dan cangkir melompat setinggi delapan inci: 'Sangat boros! Jika Druid ini mau memuntahkan, mutiara ini pasti akan menyatu kembali dan terkumpul! Kenapa kau tidak berpikir! Jika bisa membelah perut untuk mengambil mutiara, apakah Paul Newman akan meninggalkan mutiara ini untukmu? Setelah Druid ini menelan mutiara, 'Mutiara Railei' telah menyatu dengan sihir arkannya membentuk sihir simbiosis, yang tidak berada dalam jiwa. Sandi jiwa tidak bisa mengekstrak sihir dari tongkat sihir tulang arkan atau batu permata arkan yang non-hidup! Kalau bukan karena ini, apakah Paul Newman akan rela memberikannya padamu? Kau ini... tidak bisakah kau mencoba menaklukkannya dengan ketulusan? Mengapa harus membunuhnya bahkan menghancurkan tulang-belulangnya? Sungguh kekanak-kanakan!'"
Liu Zhenhan menggemeretakkan giginya hingga berbunyi "krok-krok", mendengus kesal.
Hehe! Ternyata bukan disebut "Mutiara Penyerap Listrik", melainkan "Mutiara Railei", termasuk persembahan dari "Kerang Raksasa Yakai".
"Sudah berapa lama kau membunuhnya?" Yang Mulia Raja Lich segera bertanya lagi: "Sudah lebih dari empat jam?"
"Lebih dari itu." Liu Zhenhan menggeleng-gelengkan kepala sambil menatap tanah, jarinya meremas-remas seperti kejang. Dari sikap penuh penyesalannya itu, seolah sedikit provokasi lagi akan membuatnya mencari tali jerami untuk gantung diri.
Bab 487 Putri Duyung Cantik
"Sudahlah! Biarkan berlalu!" Clark Gable tiba-tiba merasa ini baik-baik saja, baik karakter mata perak yang pemarah, impulsif, dan haus darah ini, maupun fakta bahwa dia tidak bisa menambah kemampuan sihir arkan yang kuat - semuanya adalah situasi yang sangat menguntungkan!
Jangankan sekarang tidak bisa lagi membantunya mengumpulkan jiwa Druid, bahkan jika bisa, Yang Mulia Gable tidak berniat membantu lagi.
Sekelompok ksatria bersayap putih saling bertukar pandangan, menyaksikan dengan senang orang sok kaya ini. Di era dimana ksatria hanya setia pada penguasa wilayah ini, para ksatria mata perak sama sekali tidak merasa sedih atau menyesal meskipun Yang Mulia Pangeran di depan mereka adalah sesama ras.
"Yang Mulia, orangnya sudah dibawa. Ini adalah 'Nau Pirang Platinum' dari gudang kerajaan, seratus tongkat Augustus Ogus, dan seratus batu permata perisai." Raja Langit Bersayap Enam bernama Artest berdiri tegak di hadapan Raja Lich, meletakkan lencana kristal penyimpanan dan stempel kristal di meja. Dia mundur selangkah, menarik paksa seorang wanita cantik di belakangnya ke hadapan Raja Lich.
Wanita cantik ini adalah seorang putri duyung, dengan kecantikan surgawi yang memesona. Rambut ikal bergelombang hitam pekatnya dihiasi dua mutiara hitam pada setiap helai pelipis, menciptakan keunikan yang tak tertandingi. Pinggang rampingnya dibalut tali urat hitam yang mengikat siput laut berparuh bengkok mirip burung beo merah. Dua kerang bersih bermotif sihir hitam menempel di dada montoknya yang menggairahkan. Pakaian dalam yang mengandalkan daya hisap ini merupakan favorit Liu Zhenhan, kristalisasi kebijaksanaan Bangsa Laut!
Pastilah ini putri duyung perawan, karena kakinya bukan sepasang kaki melainkan ekor ikan hitam pekat yang berdiri tegak. Kesannya lemah tak berdaya namun memancarkan pesona memilukan. Sisik-sisik hitam di ekornya berkilauan seperti berpendar. Pada setiap bahu mungilnya yang berbentuk indah, terpampang cap runa perak berbentuk mata yang berkilau - jejak sihir untuk menekan kekuatan elemen.
Warna hitam melambangkan misteri. Justru rambut dan ekor hitamnya semakin menonjolkan kulitnya yang seputih salju, lembut bak embun pagi yang nyaris tembus pandang. Dia bagaikan membawa pesona mistis dari sembilan lapis kegelapan, menyimpan keindahan langka yang mematikan sekaligus dingin!
Sorot mata hitamnya yang jernih dan dingin memancarkan kepedihan serta keputusasaan, teranyam erat dengan tekad pantang menyerah dan penderitaan. Sejak kehadirannya di balairung ini, semua nafas seakan terhenti membeku.
"Inilah Putri Duyung terkutuk dari 'Laut Kabut Beracun' itu, sang kesayangan sejati di tengah kabut mematikan samudra tak bertepi! Bukan karena kabut terkutuk itu, aku sudah bisa mengerahkan pasukan besar untuk menyapu bersih semua kerang putih di wilayah laut terkutuk itu!" Raja Lich menyentil dagu halus Putri Duyung itu. Sorot mata indah bagai kolam hitam sang nona memancarkan amarah membara penuh penghinaan, dengan gerakan kepala keras ia melepaskan diri, membuat Sang Raja terkekeh sinis.
"Kakak, apa kau menyuruh Artest susah payah menangkap nona ini untuk menukar koin kerang putih dari suku Putri Duyung?" Liu Zhenhan melototkan satu matanya ke lencana kristal penyimpan di meja, satu mata lain tertuju pada sang putri duyung cantik. Sejak memiliki kaki bengkok berbentuk huruf '', inilah pertama kalinya mata julang berbentuk '' muncul di dunia.
"Awalnya memang begitu rencanaku, tapi ternyata percuma! Artest yang mengirim pesan kemarin diancam mereka: 'Tidak akan kompromi, terserah kalian!' Benar-benar menyebalkan!" Clark Gable menghela napas.
"Putri Duyung mau berkompromi? Kau benar-benar bermimpi di siang bolong! Mereka adalah ras paling bengis!" Liu Zhenhan merasa pusing, ia benar-benar tak mengerti, bagaimana mungkin ada putri duyung di lautan kabut dunia iblis? Tanpa air hanya ada kabut bisa melahirkan putri duyung? Putri duyung cantik? Hah... Menurut logika Aiqin, putri duyung yang naik ke darat seharusnya memiliki sepasang kaki, tapi akan menjadi bisu. Lama-kelamaan kulitnya akan dehidrasi dan menyusut sampai mati. Putri duyung dunia iblis ini sudah beberapa hari di darat, kehilangan lingkungan aslinya, mengapa kulitnya masih sehalus ini? Seperti susu?
Apakah ini efek dari dua mutiara hitam ini? Atau kerang ini? Liu Zhenhan menatap dua mutiara yang diikat rambut hitam di pelipis putri duyung dan kerang berbentuk paruh burung beo di pinggangnya, merasakan informasi elemen yang terpancar, terpaku cukup lama.
"Adik, bagaimana? Suka dengan hadiah ini?"
"Kakak, putri duyung ini..." Liu Zhenhan meniru ekspresi setengah tertawa Yang Mulia yang tak terikat: "Agak terlalu mewah ya?"
Aneh bin ajaib! Apakah bangsa iblis semua pria terhormat? Gadis secantik ini malah ditolak, mana hukumnya? Kini Liu Zhenhan diam-diam mengelompokkan semua bangsa iblis di ruangan ini sebagai sesama makhluk seperti Rundstedt.
"Kalau kubilang tidak merasa kehilangan saat memberikannya padamu, itu bohong! Tapi aku tahu, dulu kau pernah merampas seorang Putri Fenghuang di jalanan Casablanca. Kakak khawatir kau mengulangi kesalahan serupa, jadi kuhadiahkan putri duyung cantik ini untukmu, adikku." Penjelasan Raja Lich membuat Lao Liu terus-menerus mencibir.
Siapa yang percaya? Memang, simbol mata suku Lich di pelipis yang membentuk mata ketiga vertikal bersama Tahi Lalat Linglong Biru, membuat penampilan Liu Zhenhan terlalu mencolok. Di antara mata perak dunia iblis, tidak ada lagi yang memiliki ciri seperti ini. Tapi Liu Zhenhan tidak berniat menyembunyikan apapun, lagipula mustahil disembunyikan! Merampas ya merampas! Sejak berani melakukannya, Liu Zhenhan pasti berani bertanggung jawab!
Ini sama sekali bukan alasan Raja Lich mau menghadiahkan putri duyung secantik ini secara cuma-cuma! Gadis cantik kelas atas seperti ini, sekalipun mau dihadiahkan, bisa diberikan ke prajurit lain. Jika tujuannya hanya menyuap Lao Liu, "Pirang Platinum" sudah cukup kuat, buat apa memberi hadiah tambahan yang berlebihan?
"Karu, seluruh Fenghuang di benua dunia iblis saat ini adalah Santo Perempuan di Kuil Dewi Mimpi Iblis. Biasanya hanya akan ditunjuk untuk Ksatria Mata Perak muda yang luar biasa. Ingat, yang dimaksud 'ditunjuk' adalah pernikahan suci, hanya hak 'makan berhadapan'!" Raja Lich melirik Lao Liu, berkata dengan nada resmi: "Setelah kamu kembali ke Casablanca, kuharap kamu secara sukarela mengembalikan Fenghuang itu ke kuil. Bersikaplah rendah hati! Meskipun kamu ahli sihir arkan bukan ksatria, tapi kamu tetap Mata Perak. Jika sengaja tidak menghormati Dewi Mimpi Iblis, konsekuensinya akan serius. Aku akan membantumu cari koneksi, memanipulasi prosedur pemeriksaan untuk menutupi kebenaran."
"Baik." Lao Liu mengangkat bahu: "Tapi tak perlu cari koneksi, karena aku sama sekali belum menyentuh 'Fenghuang' itu."
"Bisa saja!" Saudara angkat itu tersenyum sinis: "Aku belum pernah melihat pria dengan 'daya pesona' di matanya setiap saat yang tidak suka wanita!"
Liu Zhenhan tertegun. Meski berbeda jalan, perkataan Raja Lich ini benar-benar membuatnya malu!
Ya Tuhan! Lao Liu mana tak ingin meraih reputasi bersih dan suci, siapa yang tak ingin menjadi teladan abadi tercatat dalam sejarah? Namun kenyataannya sejak memasuki dunia ini, julukan seperti "Ahli Inses", "Pakar Lolita", dan "Penyihir Mesum" tak pernah lepas darinya. Bahkan wanita-wanita cantik yang pernah sekilas bertemu dengannya - mulai dari Kucing Betina Victoria, Putri Nancy, hingga Ksatria Naga Gaxia, Tang Beierjina Fenghuang Es, dan Bunga Aiqin Ailijie - yang sama sekali tak ada hubungannya, entah oleh bajingan mana kabar burung ini dibuat seolah nyata hingga tersebar luas!
Entah ini sial atau bukan, dirinya sendiri memang seperti lumpur kuning menempel di celana - bukan tai pun dianggap tai. Ke mana pun dia pergi urusan dinas, pasti pulang ke Feilengcui membawa gadis cantik!
Sialan! Liu Zhenhan sebenarnya sangat ingin menjadi suami baik. Dengan Jiskeibi di sisinya, perempuan mana di dunia ini yang tak bisa didapatkannya? Begitu masuk ke "Dunia Ilusi Perempuan Suci", yang tak terpikirkan pun bisa "dilakukan"!
“Karu, putri duyung sangat langka karena mereka berasal dari bangsa laut dunia iblis, bukan ras darat! Sebagai kakak, aku harus memperingatkanmu - meski putri duyung memang cantik luar biasa, hanya boleh dilihat, jangan sampai dinodai! Cairan tubuh mereka mengandung racun mematikan yang bisa membunuh seketika! Lagipula, jika kau membuat mereka putus asa, mereka akan mengutukmu dengan kutukan kematian sejahat kabut lautan, membuatmu lebih baik mati daripada hidup! Aku memberikannya padamu hanya untuk status kebangsawananmu, sebagai aksesori! Seorang Pangeran memang perlu penampilan megah - memiliki gadis cantik, apalagi putri duyung paling langka yang bahkan Raja Lich pun tak punya, siapa berani meremehkanmu?” Raja Lich tertawa terbahak-bahak: “Kontrol diri! Ingat! Harus jaga kontrol diri! Putri duyung ras yang unik. Selama kau tak merampas hartanya atau menghinanya berlebihan, dia akan patuh sebagai budakmu. Tapi jangan gegabah! Beberapa putri duyung pemberani bisa sengaja menggoda tuannya untuk balas dendam. Aku tak mau kau mati keracunan! Ada yang tak tahan godaan, hasilnya... mereka membusuk dari bawah, menderita tujuh hari tujuh malam baru mati!”
“Aku paham.” Liu Zhenhan mengangguk, anak haram! Rupanya kau tak percaya kontrol diri sendiri, lalu melempar masalah ini untuk membuatku jijik!
“Benda ini disebut 'Mutiara Harmoni'! Alasan kami bangsa iblis bisa menangkap putri duyung cantik dengan tangan sendiri adalah karena mereka memperoleh mutiara langka, menyelinap ke darat untuk melihat gemerlap dunia, dan biasanya tak bisa kembali!” Yang Mulia Clark Gable tersenyum puas, menjentikkan Mutiara Hitam yang tergantung di rambut sang putri duyung, mengerlingkan mata: "Sayang, meski kewaspadaan si cantik ini cukup baik, dia lupa bahwa sama sekali tidak boleh mendambakan dunia berbahaya ini!"
"Mutiara Harmoni? Harta karun macam apa itu?" Demi sensitivitas profesional sebagai ahli mutiara, Liu Zhenhan buru-buru bertanya.
"Mutiara Harmoni adalah mutiara Auli yang bisa menciptakan lingkungan alam apapun. Ia membentuk lapisan pelindung di tubuh inang yang nyaman, mirip barrier tubuh yang bisa beradaptasi dengan lingkungan ekstrem! Dalam sejarah, semua putri duyung yang kami tangkap selalu memakai 'Mutiara Harmoni' saat naik ke darat. Tanpa mutiara ini, putri duyung akan mati tak lama setelah meninggalkan Laut Kabut! Tanpa mutiara ini, mana mungkin kami bisa menangkap mereka? Di istanaku masih tersimpan satu 'Mutiara Harmoni' peninggalan leluhur."
Bab 488 Konspirasi Pasukan Aoshou
"Kalau begitu, jika Bangsa Iblis kita memakai 'Mutiara Harmoni', bukankah kita bisa pergi ke 'Laut Kabut' untuk mengumpulkan Koin Kerang Putih tanpa takut racun kabut?" Liu Zhenhan mencibir. Mutiara jenis ini termasuk peralatan ekstrim yang tidak umum, misalnya seperti mandi di sungai lava, atau berjalan tanpa baju di gunung es. Dalam arti tertentu, benda ini adalah peralatan kebal lingkungan total. Jika bisa kebal sihir semua, itu baru gila!
"Aku hanya punya satu 'Mutiara Harmoni'. Meskipun ditambah dua mutiara miliknya ini..." Raja Lich mengangkat bahu, menunjuk dua butir mutiara yang menghiasi rambut hitam bergelombang putri duyung itu, "...total hanya tiga orang. Berapa banyak Koin Kerang Putih yang bisa dikumpulkan sekali turun ke Laut Kabut? Koin kerang kebanyakan berwarna merah, oranye, kuning, hijau, biru muda, dan biru tua! Ungu, putih, dan hitam sangat langka! Belum lagi, kalau sedang sial di laut, tiba-tiba bertemu makhluk arkan laut yang kuat, atau diserbu sekelompok putri duyung? Mereka Bangsa Laut ini selain jumlahnya banyak, juga ahli racun dan sihir arkan, belum lagi bertempur di wilayah mereka sendiri. Jumlah sedikit bukankah sama dengan bunuh diri?"
"Tapi mereka juga tidak berani naik ke darat. Kalau naik, kita pasti menghabisi mereka!" Raja Lich menambahkan setelah berpikir sejenak: "Dalam sistem sihir arkan, ini disebut teori saling mengalahkan lingkungan."
"Apakah jenis putri duyung ini memiliki Bidang Perlindungan?" Liu Zhenhan memutar matanya, sambil meraih lencana kristal penyimpanan di meja. Jarinya membelai lambang Mawar Pandora pada lencana itu sebelum menyematkannya di kerah bajunya.
"Hehe, sebenarnya aku baru saja ingin memberikan 'Mutiara Hehe' warisan raja terdahulu padamu." Perkataan Yang Mulia Clark Gable tanpa sengaja mengungkap esensi dunia gelap ini: "Zaman sekarang sudah kacau! Tempat mana pun yang punya sedikit nilai eksistensi, sudah dikuasai penduduk asli! Semuanya sama-sama bengis, sama-sama hebat!"
"Kapan aku harus menemui Bangsa Laut ini? Justru karakter kuat seperti merekalah favoritku." Wajah Liu Zhenhan menunjukkan ekspresi anak sapi baru lahir yang tidak takut harimau. Dia tahu, Raja Lich ini lagi memanfaatkannya sebagai pion.
"Ini juga maksud kakak memberi 'Mutiara Hehe'! Kau adalah ahli yang sekaligus mengalahkan tiga Raja Horor, itupun dalam sekejap! Jika kau bisa menaklukkan satu dua suku putri duyung di 'Laut Kabut', mintalah mereka mengumpulkan koin kerang putih - Pasukan Ksatria Binatang Ajaib Mutasi kita pasti berhasil! Keinginanmu di masa depan juga lebih mudah tercapai. Hehe, Greta Garbo! Hehe..."
Gadis putri duyung cantik di sampingnya menarik napas tajam. Sorot mata indah bagai giok hitamnya menatap tak berkedip ke arah Liu Zhenhan.
“Adik, kamu lihat pandangan tak percaya putri duyung ini? Raja Horor bahkan membuat bangsa laut di dunia iblis pun tahu rasa hormat!” Yang Mulia Clark Gable tertawa terbahak-bahak: “Sekarang keyakinanku padamu semakin besar!”
“Setelah urusan kepemimpinan pasukan selesai, aku akan langsung menyelam!” Liu Zhenhan justru senang. Awalnya dia ingin cari alasan kuno seperti 'kultivasi tertutup' - tutup gua dengan batu besar, diam-diam kabur, baru kembali ke dunia iblis saat perang dan bilang 'keluar dari kultivasi'. Sekarang alasan "menaklukkan suku putri duyung untuk cari koin kerang putih" ini jauh lebih bagus, bisa menunda waktu sampai setahun dengan masuk akal.
“Kalau kau menyelam, bagaimana dengan Pasukan Kavaleri Binatang Ajaib-mu?” Yang Mulia Gable bertanya lagi: “Bagaimana kalau aku bantu bangun struktur dasarnya dulu?”
“Kakak, tak usah!” Liu Zhenhan dalam hati bergumam: Kalau kau yang bantu bangun kerangka, ngapain gua hidup!
“Lingkungan geografis dunia iblis kita terlalu buruk, gunung-gunung gersang dan sungai-sungai berbahaya, bencana alam sering terjadi, binatang Ao yang lahir pun bukan bakat unggul! Kesatria berkuda binatang Ao milikku ini, sebaiknya menunggu hingga perang suci dimulai baru kembali ke Aiqin! Paling tidak biarkan prajurit bawahan berlatih dulu, pilih prajurit berpengalaman baru bentuk pasukan!” Liu Zhenhan berargumen dengan lantang: “Kalau mulai sekarang sudah buru-buru, terlalu gegabah! Lagi pula ‘Nao Pirang Platinum’ ini terlalu berharga, habis sedikit berkurang sedikit. Lawan kita di masa depan bukan hanya ras jahat dari Benua Aigean itu!”
“Tak kusangka pertimbanganmu begitu visioner! Baik, aku akan mencontohmu!” Wajah Raja Lich berseri-seri: “Menurut Braak Sejarah, binatang Ao di Aiqin memang jauh lebih beragam dibanding di dunia iblis. Kita bisa memilih binatang Ao yang cocok dengan tenang. Hal ini memang tak boleh dilakukan secara terburu-buru!”
“Kakak, cepat ambilkan mutiara sejarah ‘Harmoni’ koleksimu untukku!” Liu Zhenhan menggesek-gesekkan jari sambil tersenyum genit: “Aku ingin segera turun ke laut sekarang juga!”
Raja Lich Bollywood menggelengkan kepala sambil tersenyum getir. Tak disangka adik angkat ini benar-benar tidak tahu malu, terang-terangan meminta hadiah di depan umum. Tak ada cara lain, terpaksa menyuruh orang kembali ke gudang harta dalam.
"Tapi di sisi lain, mata perak ini mungkin benar-benar bisa sukses. Dia bukan Raja Lich, tidak ada pantangan untuk bertualang sendirian. Kalau diungkapkan dengan baik, dia disebut pahlawan penyendiri. Kalau diungkapkan buruk, mati ya mati."
"Meski 'Laut Kabut' misterius dan tak dikenal, apakah orang ini termasuk golongan orang sembarangan?"
Binatang Ajaib laut sekuat apapun yang menghadapinya, belum tentu bisa mengandalkan keunggulan lingkungan untuk mengalahkannya! Dengan kemampuannya, merebut beberapa suku putri duyung dengan kekuatan tidak realistis. Jika pemuda ini pintar, seharusnya mengerti bahwa hadiah putri duyung dariku adalah batu loncatan! Yang Mulia Clark Gable semakin tak bisa menahan kegembiraan, investasi besar-besaran yang dikeluarkannya ternyata mulai menunjukkan hasil.
"Karu, kamu harus merahasiakan kejadian hari ini, termasuk gelar Pangeran Perang Suci-mu! Saat diperlukan, aku yang akan mengungkapkannya!" Setelah berpikir matang, Yang Mulia Gable merasa produksi massal Binatang Ajaib Mutasi sebagai jenis pasukan strategis ini cukup berisiko, buru-buru mengingatkan saudara angkatnya.
"Tenang saja, Kakak, aku paham!" Liu Zhenhan mengerti pikiran Raja Lich ini. Masalah ini sama konsepnya dengan Raksasa Berkaki Lumpur - lebih baik dirahasiakan untuk bangsa iblis, tapi tidak untuk Aiqin.
"Kakak, apakah Binatang Ajaib Mutasi kita di masa depan bisa memilih Binatang Ajaib udara secara kolektif? Pasukan darat Bangsa Iblis kita sudah terlalu banyak, hanya angkatan udara yang benar-benar hebat! Kecepatan manuvernya sungguh luar biasa cepat, melesat bebas di bawah langit biru dan awan putih!" Liu Zhenhan dalam hati berkata sang kakak pintar ini, biarkan adikmu menjebakmu sekali lagi secara legal.
"Binatang Ajaib udara? Apa ada artinya? Meskipun pasukan darat kita cukup banyak, pasukan udara kita juga tidak sedikit! Lagipula ksatria tradisional kita ahli pertarungan jarak dekat, bukan penyerang jarak jauh. Sebagai kavaleri udara, bukankah itu memotong separuh kemampuan tempur?" Raja Lich belum sempat membuka mulut, para Ksatria Bersayap Putih di samping sudah berteriak karena sensitivitas profesional.
Bukan hanya Bangsa Iblis, sebenarnya ini juga pengetahuan umum para ahli militer Benua Aigean.
Selama 10.000 tahun, angkatan udara menjadi satu-satunya pasukan utama yang semakin merosot di Benua Aigean - doktrin militer saat ini berpendapat selain untuk perang gerilya belakang garis musuh dan penguasaan wilayah udara, nilai eksistensi terbesar angkatan udara adalah sebagai pasukan elit atau pengintai!
Pola pikir inersia ini terutama ditentukan oleh metode pertempuran udara-ke-darat yang relatif terbatas!
Sebagai senjata pertempuran udara, penyerang jarak jauh pasti lebih unggul. Tentu saja, untuk kebutuhan pertempuran penyusupan di belakang garis musuh, prajurit tempur tangan kosong juga tidak mustahil menjadi angkatan udara. Idealnya memiliki kemampuan ganda, tapi prajurit seperti itu sangat langka, mereka yang mencapai level itu semuanya adalah prajurit elite.
Kendala angkatan udara tidak terletak pada pertempuran udara, melainkan pada serangan udara ke darat. Untuk menyerang pasukan darat, radius pertempuran efektif angkatan udara tidak melebihi ketinggian 150 yard; namun pada ketinggian ini mudah ditembak jatuh oleh serangan darat. Jika menambah ketinggian, begitu melebihi jangkauan senjata darat, kavaleri udara hanya akan melihat titik-titik hitam seperti semut di bawah; hanya tunggangan monster dan penembak jitu khusus yang masih bisa menembak akurat, sedangkan kavaleri udara biasa hanya bisa menebak-nebak.
Serangan menyelam dari ketinggian rendah adalah cara baik untuk menghindari serangan darat sekaligus menyelesaikan misi, tapi di era senjata tradisional, angkatan udara sama sekali tidak mampu memberikan serangan beruntun yang konsisten, membuat taktik ini tidak berguna.
Sebagai senjata standar jarak jauh dalam pertempuran udara, baik lembing, senjata lempar, busur lengan, atau panah, sangat sulit mempertahankan akurasi stabil dalam gerakan berkecepatan tinggi. Ini level penembak super, tidak semua orang bisa mencapainya!
Sebaliknya, penembak di darat yang tidak bergerak justru lebih mudah menghitung jeda waktu dan menembak dengan tepat.
Dalam sejarah, tidak sedikit ahli strategi militer yang visioner pernah mengusulkan reformasi untuk memperbarui angkatan udara – memanfaatkan bahan bakar minyak yang digunakan untuk pertahanan kota, mengubahnya menjadi tong pembakar untuk ditembakkan dari udara, meningkatkan daya tembak presisi angkatan udara!
Namun sayangnya, di dunia yang dikenal, selain alkohol berkemurnian tinggi dan minyak api rahasia tertentu yang mudah menyala, bahan bakar biasa untuk pertahanan kota membutuhkan waktu tertentu untuk bisa terbakar sempurna. Mengenai hal ini, "Pengantar Strategi Perang" Benua Aigean telah memberi catatan jelas sejak lama – "menumpuk kayu bakar di atasnya". Makna empat karakter ini adalah: perlu menyiapkan kayu bakar untuk perlahan-lahan membakar bahan bakar minya menjadi kobaran api yang meluas!
Alkohol berkemurnian tinggi dan minyak api rahasia harganya terlalu mahal, tidak mungkin diproduksi massal, sehingga secara alami tidak bisa membentuk kekuatan tempur! Namun hanya mengandalkan bahan bakar biasa, di tengah hembusan angin utara yang menusuk di ketinggian, ksatria udara yang ingin menyalakan serbuk fosfor untuk menghasilkan semburan api kecil agar bisa "gemuruh" membentangkan lautan api di kerumunan pasukan di darat – itu adalah mitos belaka!
Inilah alasan utama mengapa angkatan udara secara bertahap menghilang dari panggung perang – jenis pasukan ini terlalu kekurangan daya pukul mematikan yang bisa menentukan kemenangan mutlak! Semua orang tahu ksatria naga kuat, sejatinya itu karena tunggangan naganya yang perkasa, bukan sang ksatria. Tanpa penemuan senjata kuat generasi baru untuk ksatria udara, kondisi canggung ini akan terus berlangsung tanpa batas waktu!
Alasan Feilengcui memprioritaskan pembinaan pasukan udara sejak dini adalah karena penemuan labu minyak yang sangat langka, ditambah mereka memiliki "Mata Air Kehidupan" yang berlimpah untuk dihabiskan!
Kini, Feilengcui terpaksa mengembangkan angkatan udara. Kemunculan khimera menandai hadirnya benteng terbang berat yang menguasai langit mutlak! Bergabungnya Elf Xifu dan Raksasa Hijau Puncak Duanbei memungkinkan produksi tinggi labu minyak TANPA bergantung pada "Mata Air Kehidupan". Ditambah 13 mutiara kura-kura mabuk gurun yang jika direndam 4 jam dalam air bersih bisa menghasilkan 100+ pon alkohol murni. Pasukan Istana Musim Panas sibuk jaga tong besi raksasa untuk produksi alkohol tepat waktu. Selain meningkatkan kemurnian api saat tempa senjata, untuk apa alkohol ini nanti? Yang pasti bukan untuk diminum!
Dengan senjata bombardir kuat, 12 meriam cahaya, lentera ilahi magnetik, plus prajurit-prajurit ahli serang jarak dekat/jauh, Lao Liu pasti gila kalau tidak kembangkan angkatan udara. Panda Timur dan Bimon Cincin Emas - dua prajurit serba-bisa top ini mahir di semua jenis pasukan (termasuk pelacur militer), ahli di bidang apapun yang digeluti.
"Bisa dibilang Feilengcui beruntung, atau warisannya dalam! Yang lain mau tiru pun takkan bisa! Prestasi Liu Zhenhan yang disebut 'zero death', jika dibuka cadar misteriusnya, sebenarnya tak begitu bernilai."
"Perang masa depan harus bergantung pada mobilitas! Di era yang mementingkan tenaga logistik, hanya angkatan udara yang bisa menyelesaikan misi penyergapan jalur logistik dengan sempurna!" Liu Zhenhan berpidato penuh semangat. Bagaimanapun Bordir melawan Bangsa Iblis pasti bertahan mati-matian, mana ada jalur logistik panjang?"
Usai mendengar proposal Liu Zhenhan, para ksatria bersayap putih saling bersahutan, pujian terselubung hinaan, bagai pasar yang ribut.
"Jangan bertengkar! Saat ini angkatan udara Benua Aigean sangat langka. Usulan Karu juga punya sedikit logika!" Yang Mulia Clark Gable tak senang melihat bawahan ribut, wajahnya berubah dingin.
"Tapi Yang Mulia, intelijen menyebut Bordir masih punya bangsawan angsa Saimai! Walau manusia burung ini tak bisa terbang, 'Nyanyian Pelarangan Langit' mereka tetap musuh utama angkatan udara Bangsa Iblis!" Raja Langit Bersayap Enam Artest berkhusyuk: "Manusia burung mengerikan ini menguasai langit biru!"
"Takhta Ataisite, jika bangsa angsa tidak bisa terbang, manakah yang lebih cepat: dua kaki mereka atau pasukan udara kita? Medan perang begitu luas, mampukah mereka menjangkau? Pertempuran udara sebelumnya biasanya melibatkan kedua angkatan udara yang bertempur habis-habisan, tapi sekarang lawan sama sekali tidak memiliki angkatan udara. Di medan perang seluas itu, unit pertahanan udara mereka yang terdiri dari pemanah mustahil mengcover seluruh area, paling-paling hanya mengamankan kedua sayap. Pasukan udara kita tanpa pemangsa alami bisa dengan leluasa menghindari jangkauan tembak pemanah lawan, menyerang titik lemah, dan secara sistematis 'mengabsen' musuh di darat tanpa menghadapi perlawanan!" Liu Zhenhan membalas pertanyaan Raja Langit ini: "Yang Mulia Singgasana, bukankah ini logika yang benar?"
"Aku akui pendapatmu benar! Tapi bagaimana jika ada bangsawan angsa yang menyusup di antara formasi pasukan? Itu akan merepotkan!" Raja Langit Bersayap Enam bukan tipe yang mudah mengubah pendirian: "Yang Mulia Pangeran, sebenarnya aku sudah lama tahu bahwa tanpa angkatan udara lawan, 150.000 pasukan udara bangsa iblis pasti akan menguasai seluruh medan perang! Justru karena itulah, aku anggap tidak perlu membentuk kavaleri udara monster. Semua yang bisa dilakukan kesatria udara ini, pasukan udara biasa juga bisa! Meskipun aku termasuk penunggang ikan terbang, aku ingin menjadi ksatria sejati. Jika memungkinkan, aku lebih memilih bertarung di darat melawan kavaleri musuh dalam charge frontal, menghapus aib yang diterima leluhur kita 10.000 tahun lalu!"
"Kamu bego!" Liu Zhenhan dalam hati memutuskan, suatu saat pasti akan mengirim formasi Ksatria Khimera Bolanatu untuk menggilas usus besar si brengsek ini.
"Sebenarnya bagaimanapun caranya bertempur, yang pasti Bangsa Iblis pasti menang! Dari segi taktik strategi, jumlah pasukan dan persenjataan, kita memiliki keunggulan mutlak! Belakangan ini aku terus membayangkan, ekspresi seperti apa yang akan ditunjukkan ksatria musuh ketika menghadapi angkatan udara kita, hanya bisa menerima pukulan tanpa bisa membalas?" Yang Mulia Raja Lich tertawa terbahak-bahak.
"Yang aku khawatirkan adalah kalau ada bangsawan angsa yang menyusup di antara mereka, jadi menurutku membentuk angkatan udara Khimera itu sangat diperlukan! Hanya mengandalkan Ksatria Bersayap Putih dan Ksatria Ketakutan, tidak akan bisa menggantikan fungsi tembakan sihir Khimera! Khimera kita di ketinggian, sepenuhnya mengandalkan gravitasi bumi, langsung menyisir lawan dengan sihir arkan - ada tidaknya bangsawan angsa urusan nanti! Ini lebih berharga daripada memaksa gargoyle atau Ksatria Ketakutan menurunkan ketinggian untuk mengambil risiko! Lagipula angkatan udara Khimera memiliki kemampuan serangan vertikal terpusat, dengan ribuan sihir arkan dijatuhkan sekaligus, panglima musuh pasti tidak bisa lolos! Inilah signifikansi strategis!" Liu Zhenhan tersenyum sinis: "Menurutku bahkan seorang Raja Langit Bersayap Enam pun, belum tentu bisa bertahan dari serangan bertubi 1.300 Ksatria Khimera?"
"Yang Mulia benar, tapi apakah aku akan memberi kesempatan kepada Ksatria Khimera itu?" Raja Langit Bersayap Enam Artest tidak mau kalah, pandangannya penuh provokasi saat menatap Lao Liu.
“Asalkan ada yang menahanmu sebentar, kau pasti tidak akan bisa kabur.” Liu Zhenhan menyeringai dengan pandangan merendahkan: “Jika kau menghadapi kavaleri udara yang kupimpin, sepuluh kali lipat jumlahmu pun hanya akan menjadi tulang busuk dalam kuburan!”
“Jika ada kesempatan, aku sangat ingin mencobanya.” Senyum sinis Astarte terpaksa terangkat, membalas dengan sikap yang lebih merendahkan.
“Ada apa dengan kalian berdua? Mengapa tiba-tiba bersitegang? Para pemuda...” Raja Lich mencairkan ketegangan di antara dua pasang mata yang saling bermusuhan, mengambil "Mutiara Harmoni" yang disodorkan seorang ksatria bersayap putih, lalu menyelipkannya ke telapak tangan Lao Liu - sekaligus menutup sindiran pedas yang hendak dilontarkannya.
“Aku memutuskan! Akan membentuk kesatria kavaleri udara! Dengan formasi tiga lapisan, tak ada jeda tembakan, tak ada yang bisa menghadang secara frontal!” Ucapan Liu Zhenhan ini adalah kebenaran telak, sasaran utamanya tak lain adalah para ksatria Bangsa Iblis yang sedang duduk di ruangan ini.
“Jika demikian, dua kesatriaku juga bisa dikonfigurasi silang darat-udara! Lautan sihir arkan yang menghujani komandan musuh dari langit, tembakan udara tanpa interval - baik untuk pertempuran udara maupun darat, keunggulannya luar biasa! Karu, kau memang punya visi! Kavaleri udara, ide yang brilian!” Yang Mulia Clark Gable mulai tergoda, dan akhirnya terjebak.
Pasukan Udara Makhluk Ajaib? Aku penasaran, apakah kalian akan menyesali keputusan hari ini saat berhadapan dengan bangsawan angsa yang mengenakan zirah monster gaib dan bebas melayang di langit biru! Liu Zhenhan tertawa kecut dalam hati. Jika di era Pertempuran Hyjal dulu, para bangsawan angsa bisa terbang ke mana-mana, kejayaan ksatria Griffin pasti sudah terputus sejak lama! Kecuali kalian bangsa iblis memiliki pasukan makhluk terbang dengan unsur angin dan udara yang seragam, atau minimal setingkat Semi-dewa Super!
Merasa tatapannya terkunci oleh pandangan aneh, Lao Liu mengangkat bola matanya dan melirik dingin ke putri duyung dunia iblis yang cantik bak gelembung sabun itu.
Apa jika kukembalikan dia ke suku Putri Duyung, aku bisa menukarnya dengan segunung koin kerang putih? Hati Liu Zhenhan juga berbunga-bunga. Pikirannya langsung membayangkan formasi raksasa khimera mutasi yang melesat bagai angin topan di atas Padang Liar Donau yang diapit gunung bersalju, di bawah langit sebening kristal.
Semua ini ternyata pemberian bangsa iblis! Hidup, oh hidup, kau benar-benar membuatku merenung dalam-dalam.
Kelopak mata Lao Liu mulai berkaca-kaca.
Bab 489 Penyatuan Mutiara dan "Giok" (Bagian 1)
Setelah jamuan kenegaraan yang meriah, Liu Zhenhan dan budak putri duyung itu diantar oleh empat penjaga istana bermata perak ke menara kristal di kompleks dalam istana untuk beristirahat.
Konon sudah hampir setengah bulan sejak tiba di dunia iblis, tapi Liu Zhenhan masih belum paham cara penghitungan waktu Bangsa Iblis; Kota-kota di tempat sialan ini kebanyakan dibangun di bawah tanah, benar-benar gelap gulita, entah bagaimana mereka membedakan siang dan malam.
Saat berangkat dari Kota Jalan Bintang, Liu Zhenhan sempat berputar-putar jauh untuk menghindari mata-mata penguntit, baru kemudian tiba di Kota Sariliwo di Benua Bollywood. Perjamuan kerajaan yang diselenggarakan Yang Mulia Clark Gable ini penuh dinamika, berbagai masalah saling terkait seperti benang kusut.
Kini setelah pesta usai, entah ini masih siang atau sudah malam, Liu Zhenhan sendiri agak bingung.
Raja Lich Clark Gable menyuruhnya beristirahat di istana dulu, tunggu sampai tenaga pulih, lalu tinggal beberapa hari lagi di Benua Bollywood untuk mempererat persaudaraan - Apakah "istirahat" ini maksudnya tidur siang? Atau menginap semalaman?
Baguslah, sekalian bisa mencuri beberapa perabot istana. Liu Zhenhan tak bisa menahan pikiran nakal ini.
Semakin lama bergaul dengan Bangsa Iblis ini, semakin banyak teka-teki yang tak terpecahkan di benaknya.
Entah apa isi otak para iblis ini!
Meski alam dunia iblis kejam, tapi mereka jelas sudah beradaptasi. Dengan kemajuan teknologi melebihi Aiqin dan kondisi hidup lebih baik, kenapa orang-orang gegabah ini masih nekad mempertahankan niat agresi ke Aiqin?
Ya Tuhan, dunia iblis yang terus-menerus memproduksi produk kristal, hampir membuat Lao Liu mati iri!
Misalnya aula utama tempat Raja Lich Bollywood mengadakan pesta kerajaan, lentera istana kristal yang menggantung di langit-langit, dari ujung ke ujung memancarkan cahaya terang, menerangi setiap sudut-sudut tersembunyi hingga terkecil pun terlihat jelas!
Kualitas penerangan malam ini sudah bisa menyaingi 'Batu Bulan' yang dicintai melebihi nyawa oleh ras Elf!
Betapa berharganya Batu Bulan di Benua Aigean, bahkan seorang hartawan seperti Liu Zhenhan pun takkan sanggup menggunakannya untuk sekadar penerangan, bukan?
Contoh lain adalah tongkat kristal biru yang digunakan pelayan perempuan penunjuk jalan. Begitu diketukkan ke telapak tangan putih mulus, seketika seluruhnya berpijar terang benderang, menyinari sepuluh langkah! Sepanjang perjalanan dari aula pesta kerajaan ke menara kristal yang memakan waktu lima belas menit penuh, tongkat penerangan kristal di tangan pelayan itu hanya perlu diketukkan sekali lagi ke telapak tangan saat mendekati menara, karena cahayanya mulai meredup.
Seketika, cahaya gemerlap pun kembali berkilauan!
Menara kristal dua lantai yang digunakan sebagai tempat menginap Pangeran Shengwu, seluruhnya dibangun dari kristal hitam. Dari fondasi hingga sambungan kayu, semuanya kristal murni tanpa campuran kotoran, keindahannya sungguh tak tertandingi!
Andai semua produk kristal ini dibawa ke Benua Aigean, mungkin Kepala suku Andulan akan berjalan dengan tongkat dan bergabung dengan bangsa naga lainnya untuk melakukan perampokan!
Setelah berpamitan secara sopan kepada empat pelayan perempuan bermata perak, Liu Zhenhan menutup pintu menara kristal dari belakang dan menggeser palang pintu.
"Dunia kemewahan yang megah, rumah tangga yang begitu mewah!"
Menara kristal sudah cukup fantastis, tapi tak disangka bagian dalamnya adalah dunia kristal murni!
Ruang interior dalam menara, mulai dari patung besar, tangga, rak buku, rak anggur dan meja panjang di bagian tengah, hingga bangku rendah dan lampu-lampu kecil, semuanya terbuat dari berbagai warna kristal. Bahkan selimut yang membentang di tempat tidur pun terbuat dari sutera kristal!
"Sutera kristal" juga termasuk jenis kristal, sesuai namanya, adalah kristal khusus yang bisa terkelupas menjadi serat kristal seperti kain sutera.
Di dunia iblis, kristal cair, kristal padat, kristal Orc dan sutera kristal disebut sebagai empat sistem kristal utama. Dalam hal kelangkaan, sutera kristal hanya sedikit lebih umum dari kristal Orc. Clark Gable ternyata cukup kaya sampai menggunakan sutera kristal untuk selimut!
Liu Zhenhan berjalan perlahan di dalam ruangan, kedua tangan terbuka, mulut menganga. Ia benar-benar tidak menemukan kata-kata yang cukup kuat untuk menggambarkan rasa iri hatinya!
Seperti magnet yang menarik jarum jahit, matanya yang rakus langsung tertarik pada cermin besar di depan tempat tidur kristal.
Cermin bulat sempurna seperti Sampa ini bukan terbuat dari kaca, melainkan material perak murni tak dikenal. Bukan tertanam di dinding, tapi "ditanam" dalam pot kristal di dekat dinding - disebut "ditanam" karena cermin ini ditopang tegak oleh tanaman merambat keperakan yang batangnya sebesar lengan anak, seperti bunga matahari raksasa.
Di dalam ruangan menara ini, di mana-mana terdapat bunga-bunga yang diukir dari kristal, tapi yang satu ini terlihat begitu alami. Cermin dan ranting-rantingnya menyatu sempurna tanpa jejak sambungan, benar-benar langka.
Bukan hanya bentuk cerminnya yang indah, tapi juga ukurannya sangat besar dengan panjang dan lebar melebihi 1 meter! Kaca dengan diameter sebesar ini bahkan sulit dibuat oleh perajin kaca gurun. Yang lebih menakjubkan, kualitas cermin ini sempurna. Liu Zhenhan bahkan bisa melihat jelas bibirnya yang mengilap berminyak dari pantulannya.
Liu Zhenhan segera menunduk dan mengusap mulutnya dengan lengan. Entah mengapa, pandangan matanya yang tertunduk tiba-tiba berubah sangat misterius.
"Indahnya!" Putri duyung cantik yang masuk bersamanya ke menara ini juga tak bisa menahan decak kagum.
"Memang indah." Liu Zhenhan tersenyum lebar sambil mengangkat tangan, menunjukkan gestur tak berbahaya kepada putri duyung jelita ini: "Adik, namamu siapa?"
"Hah? Kau bisa mengerti bahasaku?" Sorot mata indah sang putri duyung berkedip penuh keheranan, menatap Liu Zhenhan dengan penasaran.
Suaranya terdengar manis dan lembut.
Dalam istilah kasar Liu Zhenhan, suara seperti ini bisa membuat ranjang berdecit, menggoda sampai ke tulang sumsum.
“Bukan mengerti, tapi merasakan.” Liu Zhenhan menunjuk bibirnya yang terkunci, lalu ke otaknya: "Suara adalah telepati yang terpancar, sayap jiwa."
“Namaku Raquel Wei Zhi.” Putri duyung itu memandang Lao Liu dengan tatapan kompleks: "Ahli kuat yang mengalahkan tiga Raja Horor, siapa kau sebenarnya?"
“Nona Wei Zhi, aku Karu dari Hutan Tak Kembali.” Liu Zhenhan mendekatkan mukanya ke cermin, berpura-pura tampan sambil menoleh ke kiri-kanan.
“Tuan Karu, apakah kau akan segera menyelam ke dasar laut, menaklukkan sesukuku, mencari koin kerang putih?” Putri duyung itu memandang Lao Liu dengan wajah pilu nan mengiba.
“Duduklah dulu di tempat tidur.” Liu Zhenhan menunjuk ke ranjang berselimut sutra kristal tanpa menoleh.
Putri duyung itu ragu sejenak, lalu menurut.
“Nona Wei Zhi, aku akan mengembalikanmu ke sesukumu. Dengan persahabatan tulus, tukar beberapa koin kerang putih.” Liu Zhenhan mendekati rak buku kristal, mengambil sebuah buku dan pura-pura membacanya. Tepat saat putri duyung hampir mengira dia sarjana, dia menggunakan buku itu sebagai kipas angin.
“Tapi…” Putri Duyung Wei Zhi menggigit bibirnya: “Tuan Karu, aku sudah tidak punya keluarga sedarah langsung! Sejak aku menginjakkan kaki di daratan, aku telah melanggar aturan leluhur. Pasti sesuku tidak akan menerimaku lagi, pertukaran yang kau ajukan tidak akan mereka setujui!”
“Ada hal seperti ini?”
“Bangsa laut punya peraturan sendiri. Tak ada putri duyung yang boleh melanggarnya!”
“Kalau begitu, bisakah kau memberitahuku alasan apa yang membuatmu berani melanggar aturan leluhur?” Liu Zhenhan melemparkan buku di tangannya, menempelkan kedua telapak tangan di bahu mungil putri duyung itu dengan ekspresi tulus.
“Pemandangan daratan adalah godaan yang tak tertahankan. Setiap putri duyung yang memperoleh 'Mutiara Harmoni' tak kuasa menahan bujukan dosa asal ini, naik ke darat untuk melihat. Aku hanya ingin mengintip sebentar!” Air mata Putri Duyung itu berderai tak terbendung, berubah menjadi mutiara air mata yang jatuh ke lantai kristal berbunyi “cring-cring”.
Logikanya masuk akal. Karena tinggal di Laut Kabut, putri duyung memang tak bisa seperti putri duyung biasa yang bisa melihat pemandangan dengan menyembul ke permukaan air. Satu-satunya cara adalah naik ke darat.
Tapi demi melihat pemandangan, harus mempertaruhkan kebebasan dan nyawa – apakah ini tidak berlebihan? Liu Zhenhan masih menyimpan keberatan atas hal ini.
“Bagaimanapun juga, harus dicoba dulu.” Liu Zhenhan meminjam perkataan kakak angkatnya Raja Lich Clark Gable: “Hati manusia semua terbuat dari daging! Sesukumu belum tentu tega seperti itu!”
“Bagaimana jika mereka benar-benar kejam seperti itu? Apakah Anda masih akan mengembalikan saya?” Putri Duyung mengangkat kepala, memandang Liu Zhenhan dengan mata berkaca-kaca: “Jika demikian, saya pasti akan mati, tolong jangan begitu kejam!”
“Jika sesukumu begitu tegas, tentu aku takkan melakukan itu.” Liu Zhenhan yang sangat membenci sikap kejam Putri Duyung segera menghibur: “Tenang saja, seorang gentleman takkan membiarkan gadis cantik mati sia-sia!”
“Terima kasih.” Wei Zhi memandang penuh syukur: “Apakah Anda masih akan ke laut? Saya tahu Anda sekarang juga punya 'Mutiara Harmoni'!”
“Pergi! Aku akan memenangkan masa depan cerah untuk kakak dan diriku sendiri, merebut wilayah luas!” Seandainya Clark Gable ada di sini, pasti terharu mendengar pidato telepati Liu Zhenhan.
“Jangan pergi!”
“Mengapa? Beri aku alasan yang kuat.”
“Anda pasti akan tewas di laut!”
“Itu mustahil.” Liu Zhenhan tertawa kecut.
“Bahkan Anda yang kuat sekalipun takkan sanggup menahan kutukan terakhir Putri Duyung yang dipanggil dengan mengorbankan nyawa.” Racheal Wei Zhi sama sekali tidak terlihat berbohong.
“Di hadapanku, kebanyakan objek diam. Jika aku tak memberi kesempatan, bukankah mereka takkan bisa memanggil kutukan?” Bagi Ahli Kutukan seperti Liu Zhenhan, ancaman tingkat ini tak menakutkan.
“Kalau kamu pergi ke laut… Apakah aku juga harus ikut?” Ekspresi Wei Zhi tiba-tiba terlihat tegang.
“Tentu harus ikut!” Liu Zhenhan mulai merasakan keanehan, perkataan putri duyung dari dunia iblis ini sepertinya penuh dengan kejanggalan!
Bab 490 Persatuan Mutiara dan "Giok" (Bagian Bawah)
“Aku…” Wei Zhi ragu-ragu, bergumam lama tapi tak bisa menyusun kalimat utuh.
“Wei Zhi, kurasa bangsa laut juga sudah menemukan efek khusus koin kerang putih kan? Maksudku fungsi mutasi makhluk ajaib!” Mata Liu Zhenhan berkedip-kedip licik, mulai mengorek informasi: “Ras-ras daratan sudah menemukan rahasia ini, tak mungkin putri duyung seperti kalian yang tinggal di laut justru terlambat tahu! Jenis makhluk ajaib di laut lebih beragam, seharusnya lebih mudah mengonsumsi kerang putih! Aku pernah bertarung dengan seekor binatang ajaib mutasi, aku tahu, makhluk ajaib yang punya kecerdasan tertentu sangat suka memakan koin kerang!”
“Benar.” Wei Zhi memandang Lao Liu dengan heran: “Kami putri duyung memang sudah lama menemukan efek khusus cangkang putih! Tapi pendapatmu juga ada yang salah, setidaknya tak ada satupun makhluk ajaib laut yang mau memakan cangkang!”
“Mengapa?” Liu Zhenhan kebingungan: “Justru makhluk ajaib darat yang suka memakan, kenapa makhluk laut malah tidak? Masalah selera? Seberapa rewelnya ini?”
“Saat mengalami mutasi, pori-pori tubuh makhluk ajaib akan terbuka maksimal untuk menyerap udara luar sebanyak-banyaknya! Kemudian melalui penyerapan kekuatan elemen yang terkandung dalam udara, kemampuan elemen tubuh asli akan diisi ulang! Udara di darat dan laut sangat berbeda, 'Laut Kabut' seluruhnya terdiri dari racun. Jika menyerap udara berlebihan, akumulasi racun pekat yang terbentuk seketika tidak bisa ditoleransi makhluk hidup mana pun!” Ujar Vei Zhi menunjukkan pemahamannya yang mendalam tentang mutasi makhluk ajaib: “Semua makhluk laut tidak memakan kerang karena mereka punya kecerdasan untuk menghindari bahaya!”
“Kalau makhluk laut di Laut Kabut biasa tidak mati keracunan, kenapa saat bermutasi justru mati karena menyerap banyak udara?” Liu Zhenhan merasa ini terlalu tak masuk akal. Jika benar, bukankah ini sama absurdnya dengan hiu tenggelam di air laut?
“Tak ada makhluk yang bisa benar-benar kebal racun!” Putri duyung memberi analogi sederhana pada Lao Liu: “Di daratan, suhu siang sangat panas tapi kalian tetap hidup. Bagaimana jika tiba-tiba panasnya sampai bisa melelehkan batu?”
“Suhu dan racun itu urusan berbeda kan?” Dalam hati Liu Zhenhan membantah: Mutiara Naga Ba Xia-ku punya barrier pengatur suhu! Li Long di Benua Sutra punya Mutiara Penangkal Racun di rahangnya yang bisa menangkal semua racun!
“Jika dilihat dari sudut lingkungan, mereka memang urusan lain!” Putri duyung tersenyum getir: “Tolong pikirkan sekali lagi, apakah ini logika yang benar.”
“Menurutmu, karena udara darat tidak mengandung racun, maka makhluk ajaib bisa bermutasi dengan sukses?” Liu Zhenhan benar-benar merenungkan sejenak, lalu menatap gadis duyung ini dengan senyuman: “Weezy, bukankah kau punya ‘Mutiara Harmoni’? Jika diberikan ke makhluk ajaib laut lalu diberi makan kerang putih, bukankah mutasi pasti berhasil? Mutiara ini bisa menciptakan lingkungan paling nyaman di permukaan tubuh. Meski makhluk ajaib menghirup udara, mereka tak akan keracunan! Lagipula mutiara ini bisa digunakan berulang kali tanpa batas. Dengan begini, makhluk ajaib laut tetap bisa bermutasi sukses!”
“Kami... makhluk laut sudah terbiasa menyerap kabut beracun! ‘Mutiara Harmoni’ hanya menciptakan lingkungan permukaan tubuh yang tetap mengandung racun!” Ekspresi halus di wajah putri duyung berubah sekelebat, lalu menghilang.
"Anda sendiri baru saja mengatakan, kabut racun hanya bisa ditangkal, tidak bisa dihindari! Menurut logika Anda ini, saat menghirup kabut racun, kalian sedang menetralisirnya bukan karena kebutuhan fisiologis! 'Mutiara Harmoni' yang menciptakan barrier permukaan tubuh, diklaim sebagai lingkungan tempel paling nyaman. Jika demikian, seharusnya tidak ada racun dalam lingkungan ini! Izinkan saya membuat asumsi berani—apakah putri duyung dan makhluk ajaib laut sebenarnya bergantung pada kabut yang mengandung molekul air, bukan racun dalam kabut tersebut?" Liu Zhenhan menatap tajam mata putri duyung Wei Zhi, tanpa sadar telah mengalihkan topik mutasi makhluk ajaib ke kebiasaan hidup putri duyung: "Izinkan saya membuat asumsi lain—saat ini, barrier tempel yang diciptakan 'Mutiara Harmoni' pada tubuhmu sebenarnya adalah penghalang air, bukan penghalang kabut racun!"
"Bukan!" Sorot panik melintas di mata indah Wei Zhi, ia cepat menggelengkan kepala: "Aku tidak mengerti sepatah kata pun yang kau katakan! Putri duyung kami tidak punya tradisi memelihara makhluk ajaib, dan tak ada yang melakukan eksperimen dengan 'Mutiara Harmoni'."
"Tak ada tradisi memelihara makhluk ajaib, lalu kenapa kalian sangat ahli dalam mutasi?" Liu Zhenhan meniup peluit, mustahil dipercaya bangsa laut tidak punya tradisi memelihara monster!
“Mutasi makhluk ajaib tidak hanya terjadi karena kerang putih, terkadang ada kasus khusus!” Putri duyung membela diri: “Kami melakukan penelitian berdasarkan mutasi spesial ini!”
“Tadi kau bilang, saat mutasi, pori-pori tubuh makhluk ajaib akan terbuka lebar untuk menyerap molekul elemen dari udara guna meningkatkan kekuatan. Dalam kabut racun, meski bermutasi spesial, bagaimana mungkin mereka bertahan hidup untuk bahan penelitianmu?” Pertanyaan Liu Zhenhan ini membuat putri duyung terdiam.
“Setiap putri duyung yang naik ke darat pasti membawa 'Mutiara Harmoni'! Kau kabur ya? Kabur sambil membawa harta karun!” Liu Zhenhan terus menganalisa, telepatinya seperti pisau komando yang menusuk celah logika putri duyung: “Mutiara ini pastilah harta termulia bagi kalian. Kau sendiri bilang tak ada makhluk yang kebal racun. Artinya, bangsa laut hanya beradaptasi dengan lingkungan beracun, bukan menyukainya. Apakah kau naik ke darat karena takut mutiaramu dirampas?”
“Bukan! Hanya dengan 'Mutiara Harmoni' putri duyung bisa ke darat!” Ekspresi panik putri duyung jelas terlihat: “Tanpa mutiara ini, kami akan mati kekurangan cairan tubuh tak lama setelah naik!”
"Ha! Kamu sendiri bilang, mati karena kehilangan 'air' bukan karena kehilangan racun! Kalian putri duyung tetap bergantung pada uap air dalam kabut untuk bertahan hidup, bukan pada racun!" Liu Zhenhan akhirnya menemukan celah besar ini.
Putri duyung kecil itu tertegun.
Perbedaan antara kenaifannya yang belum banyak pengalaman melawan si licik benar-benar terlalu besar. Taktik Liu Zhenhan yang tidak terarah telah membuatnya kehilangan kendali.
"'Laut Kabut' pasti memiliki pulau, kamu hanya ingin melihat pemandangan, mengapa nekat masuk ke pedalaman dengan wilayah daratan yang luas tak terhingga?" Liu Zhenhan tahu dua transformasi monster Kaka berasal dari pulau di utara dan selatan Laut Kabut, terus menyerang gadis kecil itu: "Alasanmu naik ke darat hanya untuk melihat pemandangan indah terlalu mengada-ada! Coba cari alasan yang lebih meyakinkan! Misalnya, kamu ingin mencoba makanan matang, atau ingin menguasai benua dan menjadi penguasa daratan!"
Heihei, berani membual Chui Buer B denganku? Tak tahukah siapa aku! Putri Duyung Aiqin berani naik ke darat karena pasukan besar bawahan mereka melancarkan agresi total! Kamu seorang putri duyung cantik jelita, mempertaruhkan perbudakan dan nyawa, nekad naik ke darat sendirian cuma untuk melihat pemandangan? Apa otakmu sudah berkarat? Liu Zhenhan dalam hati mengejek. Raja Lich Clark Gable pernah berkata: "Putri duyung ini aneh, asal tidak merampas harta dan menghina harga dirinya, mereka mau jadi budak penurut" - Perkataan ini sejak awal sudah mencurigakan bagi Liu Zhenhan. Ras-ras beradab mana ada yang mau jadi budak? Hanya dengan tidak merampas harta dan menghina mereka, langsung mau ikut? Seharusnya "budak" seperti ini disebut "teman" saja!
Setelah menggabungkan situasi kedua belah pihak, Liu Zhenhan sangat berharap putri duyung dihadapannya ini bisa memecahkan teka-teki yang belum terungkap.
Jika gadis kecil ini seorang yang berpengalaman, diam adalah pilihan terbaik. Tapi Liu Zhenhan punya 10.000 cara untuk membuatnya bicara.
"Saat menerima pelatihan anti-interogasi di garis depan, pelatih sudah memberitahu Liu Zhenhan bahwa keretakan pertahanan mental seringkali muncul ketika bahasa kita sendiri dijadikan senjata oleh lawan! Selain itu, waktu malam adalah periode terbaik untuk interogasi - inilah saat perempuan paling rentan kehilangan keperawanan!"
"Semoga sekarang adalah malam hari!"
"Kenapa diam saja?" Liu Zhenhan mendesak.
Putri duyung Weizhi menundukkan kepala, kedua tangannya gemetar tak tertahan. Di mata Lao Liu, ini adalah ciri kaku seorang perawan.
"Tebakanku tepat ya?"
"Semua rahasiamu sudah terbongkar!"
Di bawah tekanan bertubi-tubi, Weizhi mulai merobek-robek rambut hitam yang melilit jemarinya dengan gugup.
"Bicaralah! Anggap saja aku temanmu!" Lao Liu dengan lembut memeluk erat tubuh putri duyung itu dalam dekapan kokohnya: "Aku tak berniat jahat! Sejak awal, aku hanya ingin mengembalikanmu ke sesukumu. Meski ada kepentingan pribadi, aku bersumpah tak pernah berniat menyakiti bagian vitalmu!"
"Kau benar." Bahu Weizhi bergetar halus, suara mutiara berjatuhan di lantai bagai permata tercecer: "Aku memang kabur! Di laut, mendapatkan 'Mutiara Harmoni' selalu berarti perampasan dan pembantaian! Apalagi yang kudapat adalah dua mutiara dalam satu kerang!"
“Kamu benar-benar beruntung.” Lao Liu tahu bahwa satu kerang menghasilkan dua mutiara disebut "", yang merupakan pertanda sangat baik. Di dunia ini, di mana pun selalu ada hukum rimba, orang biasa tidak bersalah tetapi memiliki harta berharga adalah dosa. Bagi kaum lemah yang tak terlindungi, ini terutama adalah kebenaran. Jika perampok dari Padang Rumput Donau mendapatkan Mutiara Naga, Lao Liu pun akan merampasnya.
“Mutiara kembar memiliki efek khusus! Sebenarnya 'Mutiara Harmoni' semestinya terdiri dari dua butir! Satu Mutiara He, satu Mutiara He! Mutiara He menggunakan kekuatan elemen dalam mutiara untuk menyatu dengan lingkungan alam manapun, melalui transformasi halus menciptakan barrier pelindung yang nyaman bagi pengguna tanpa merusak keseimbangan kekuatan alam! Umumnya 'Mutiara Harmoni' hanya berupa Mutiara He! Mutiara He tidak diproduksi tunggal, hanya kerang bermutiara kembar yang memilikinya!” Putri duyung cantik itu malu-malu melepaskan diri dari pelukan Lao Liu, semburat merah menyebar dari pipinya hingga ke telinga.
“Mutiara milikku ini juga termasuk Mutiara He kan?” Liu Zhenhan mengeluarkan Mutiara Hitam hadiah dari Raja Lich sambil tertawa bodoh. Pada dasarnya ini sama dengan pakaian antariksa serba guna.
“Lanjutkan!” Liu Zhenhan yang sudah menunggu lama segera mendesak putri duyung Wei Zhi, “Lalu Mutiara He? Apa efek Mutiara He?”
“Hezhu adalah mutiara yang mengandung kekuatan misterius...” Gadis putri duyung itu menunduk malu-malu, terbata-bata lama sekali, hampir seperti bisikan rahasia, membuka bibir merahnya dengan enggan mengucapkan empat kata: “...menyeimbangkan yin-yang.”
Bagaimanapun Liu Zhenhan adalah seorang pendeta, mana mungkin buta huruf setelah Pencerahan Kebijaksanaan. Gadis ini sampai susah payah mengucapkan "menyeimbangkan yin-yang", hanya dengan menebak pun dia bisa tahu fungsi Hezhu ini!
Jelas sekali, ini artinya Mutiara Dual Cultivation!
Keuntungan Bidang Dual Cultivation suku Putri Duyung tidak perlu dijelaskan. Entah apakah suku Putri Duyung dunia iblis punya Bidang Perlindungan, bisakah berevolusi melalui dual cultivation!
Jika mengandalkan mutiara saja bisa mendapatkan efek dual cultivation, pasti ini barang langka di antara yang langka!
“Sebenarnya fungsinya apa sih?” Liu Zhenhan pura-pura bodoh.
“Itu... untuk menambah kekuatan elemen secara kumulatif...” Putri duyung Weizhi menyesal telah bicara terlalu cepat.
Liu Zhenhan dalam hati mengumpat: Jancuk! Dunia ini aneh! Terlalu aneh! Dulu dia menganggap meditasi sebagai pekerjaan kasar, tapi ternyata benar-benar ada cara membuat meditasi menjadi pekerjaan kasar di dunia ini!
"Oh! Setelah dipakai bisa meningkatkan kekuatan elemen." Untuk menjaga harga diri gadis kecil yang tipis seperti embun ini, Lao Liu dengan sopan mengalihkan topik canggung: "Weizhi, kenapa beberapa hari lalu Raja Langit Bersayap Enam meminta kaummu untuk menukarmu dengan koin kerang, tapi mereka menolak? Bukankah dengan mengembalikanmu, mereka bisa mendapatkan He-Helianzhu? Mengapa bersikap dingin seperti ini?"
"Ini karena baik Hezhu maupun Hezhu akan rusak jika penerimanya mengalami kematian tidak wajar! Inilah yang disebut 'He Pu', sederhananya kekuatan elemen mutiara akan tercerai-berai kembali ke esensi! Jika aku dikembalikan ke laut, pasti aku akan mengakhiri nyawa! Ini sudah pasti! Selain manfaat masing-masing, He-Heshuangzhu yang terhubung paralel juga memiliki sihir arkan khusus lain - Sihir Arkan Tipe Bi!" Putri duyung Weizhi tersenyum getir penuh ironi: "Sihir ini memungkinkanku memilih penghancuran diri saat diperlukan. Bahkan tanpa sihir ini, kami putri duyung cukup dengan Putus Asa Total untuk bunuh diri! Makanya kaumku tidak tega melihat dua butir mutiara ini terbuang percuma!"
" termasuk kategori giok. Raksasa Langit di Benua Aigean menggunakan sihir giok, turunan dari sihir batu permata." Liu Zhenhan secara refleks memperkirakan jenis sihir arkan giok ini dalam hati. Memang Raksasa Langit memiliki jurus pamungkas "Lebih baik hancur sebagai giok", tapi yang membuatnya bingung: Bagaimana dua butir mutiara bisa menyatukan sihir giok langka sejauh antariksa?
"Nyawa putri duyung cantik bangsa laut kami hanya tiga ratus tahun. Dengan memakai mutiara Harmoni, kerusakan kabut racun akan Mengurangi, umur bisa mencapai seribu tahun! Mutiara Harmoniku terlalu berharga, perampok yang datang merampas semakin banyak, caranya semakin keji. Terpaksa aku naik ke darat. Meski harus mengakhiri nyawa, aku ingin melihat pemandangan daratan! Putri duyung dalam sejarah yang mencapai Pantai, pasti punya pemikiran sama denganku?" Wei Zhi menghela nafas: "Bukan karena mutiara terlalu berharga, sebenarnya aku tak mungkin naik darat. Perampok itu tak bisa kuhadapi, mereka takut merusak mutiara."
"Tak ada yang mau menyia-nyiakan nyawa berharga sebelum waktunya." Liu Zhenhan memahami gadis ini: "Lebih baik hidup menderita daripada mati sia-sia."
“Aku tidak ingin kamu pergi ke laut, aku sendiri juga tidak mau kembali! Bangsa laut memiliki banyak Kendaraan Tunggangan Binatang Ajaib Mutasi, semuanya dibantu oleh Hezhu. Mereka terlalu banyak dan terlalu kuat.” Wei Zhi mengatakan kalimat yang sangat familiar bagi Liu Zhenhan: “Para perampok akan membiarkanku naik ke darat, karena suatu hari nanti, bangsa laut akan menemukan cara aman untuk naik ke darat melalui sihir arkan. Jika hari itu benar-benar tiba, segala sesuatu di darat akan menjadi milik bangsa laut.”
Liu Zhenhan menyeringai. Ambisi bangsa laut sama sekali tidak mengejutkannya.
“Tuan Karu, percayalah padaku, aku pasti akan menjadi pelayan yang baik.” Wei Zhi memandang Lao Liu dengan ragu-ragu: “Tapi aku harap kamu bisa memberikanku sedikit harga diri...”
Liu Zhenhan teringat perkataan Raja Lich, hampir tidak bisa menahan tawa.
Meskipun putri duyung ini cantik alami, cairan tubuhnya beracun. Jadi bahkan jika bangsa iblis berhasil menangkap satu dalam seribu tahun, mereka tidak bisa melakukan hal substansial, paling-paling hanya meraba-raba saja. Gadis kecil ini mungkin juga khawatir tentang hal ini.
“Maaf Wei Zhi! Aku harus pergi ke laut, karena aku perlu menyelesaikan misi, misi mulia yang diberikan kakak kepada adik!”
“Wei Zhi, pelayanku, kalimat tadi adalah omong kosong! Untuk semua yang akan kamu lihat selanjutnya, pertahankan pandanganmu, ekspresi, dan posisi tetap sama.” Liu Zhenhan menggunakan Penyampaian Suara Rahasia untuk memberikan perintah pada putri duyung ini.
Benar, ini adalah perintah!
Wajah cantik putri duyung itu dipenuhi kebingungan, ia mengangguk pelan dengan bingung.
Cermin perak raksasa di sudut dinding tiba-tiba memancarkan gelombang-gelombang riak, sekejap kemudian kembali tenang.
Yang muncul kembali di cermin bukan Liu Zhenhan dan putri duyung La Couer·Vich, melainkan Raja Lich Clark Gable dan Raja Langit Bersayap Enam Artest!
※※※
『Nama putri duyung diambil dari kulit hewan bikini gadis cantik yang ditempel Andy di lubang dinding dalam "The Shawshank Redemption".
Artest bukan diambil dari menghina, melainkan raja berantem NBA.
Tebak, dengan apa Lao Liu membuat cermin mengalami perubahan seperti ini?』
Bab Keempat Ratus Sembilan Puluh Satu: Mengintip
"Sudah lama melihat, Artest ada pendapat apa?" Raja Lich di cermin mengigit pipa tulang yang mengepulkan asap, alis berkerut, menatap tajam Pangeran Ganda Karu.
Situasi benar-benar terasa angker, seolah cermin ini tiba-tiba menghilang, Raja Lich dan Raja Langit Bersayap Enam muncul begitu saja di dinding.
Liu Zhenhan sambil menyisir rambut putri duyung Vich menghiburnya: Dirinya pasti akan mengatur tempat tinggalnya sebelum masuk ke laut, takkan membiarkannya ikut petualangan berisiko nyawa dan sebagainya.
Wei Zhi yang semula duduk di tempat tidur, dalam sekejap mata telah dihalangi oleh tubuh besar Liu Zhenhan yang melangkah maju, menyembunyikan arah cermin. Kemudian dia digendong dan diputar hingga membelakangi cermin, sementara Liu Zhenhan dengan cermat merapikan gaya rambutnya.
Di bawah pengawasan ketat Liu Zhenhan dari jarak sedekat ini, bahkan jika yang dihadapinya adalah gadis Banan Republic sekalipun, mustahil bagi putri duyung Wei Zhi untuk menoleh dan menampakkan ekspresi terkejut di wajahnya kepada dua petinggi dunia iblis dalam cermin.
"Pertunjukan yang sangat menarik." Ekspresi dingin khas Raja Langit Bersayap Enam Aduerst tetap tak berubah: "Yang Mulia, karakter gegabah yang ditunjukkan Karu di hadapan kita tiba-tiba berubah menjadi kecermatan dan ketelitian saat bersama putri duyung ini. Perubahan kepribadian yang kontras ini sungguh menggelitik."
"Sudah kukatakan, jangan pernah meremehkannya. Kekhawatiranku terbukti benar." Senyum samar Raja Lich terlihat sangat gentleman.
Situasi semakin angker. Setiap ucapan mereka berdua dalam cermin terdengar jelas oleh Liu Zhenhan dan Wei Zhi, namun seolah tak disadari sama sekali oleh keduanya.
"! Memang Yang Mulia memperingatkan untuk tidak meremehkannya, namun juga menambahkan agar tidak terlalu mengagungkannya." Raja Langit Bersayap Enam ini bahkan tersenyum: "Tampaknya kini dia justru memberikan kejutan bagi Yang Mulia?"
“Kecelakaan? Tidak ada! Tidakkah kau perhatikan, saat berbicara dengan putri duyung ini, dia masih terus-menerus menyiratkan kesetiaan pada kakaknya ini.” Raja Lich menghembuskan kepulan asap, melontarkan penilaian dingin: “Inilah yang disebut: Terlalu berlebihan justru merusak!”
Liu Zhenhan memegang seikat rambut hitam di tangannya, berbalik memandangi cermin berkali-kali, lalu melanjutkan aksinya.
“Jangan-jangan dia sudah menembus fungsi kembang cermin?” Aitesite di dalam cermin mengangkat alis, seolah meragukan kemungkinannya sendiri: “Bunga langka ini bukan perlengkapan sihir arkan, dia...”
“Dunia proyeksi kembang cermin kembar, sama seperti telepati misterius anak kembar, sama sekali bukan ranah kekuatan elemen!” Raja Lich tersenyum sinis: “Indra perasaannya sehebat apapun, takkan bisa menangkap metode komunikasi unik kehidupan kembar ini! Baik tumbuhan maupun binatang tak berakal, misteri kehidupan itu sendiri jauh lebih kompleks daripada kekuatan elemen! Rahasia kembang cermin kembar, berapa orang yang tahu? Aku tahu dia curiga pada kembang cermin ini, sejak pertama masuk! Tapi biar pun curiga, mau apa lagi? Yang dihadapinya hanyalah cermin tanaman belaka!”
“Aku juga berpikir demikian, meski dia merasa ada keanehan pada bunga kaca, paling-paling itu hanya intuisi tajam dari seorang master terhebat!” Raja Langit Bersayap Enam Aster mengangguk: “Bahkan jika dia menemukan ini bukan ukiran bunga kristal, melainkan tanaman hidup yang sesungguhnya, mustahil dia tahu bahwa di seberang setengah li, di menara kristal lain, ada kami yang mengawasi setiap gerak-geriknya!”
“Adik Erlang-ku ini benar-benar memperlakukan hidup seperti sandiwara!” Yang Mulia Clark Gable melepas pipa tembakau, menghentikan batang cattail tembakau yang telah menghitam di ujung, lalu menunjuk Lao Liu: “Orang ini terlalu takut melakukan kesalahan, lihatlah tingkahnya tadi, seolah setiap saat waspada terhadap semua orang, memandang segala sesuatu dengan penuh kecurigaan!”
Liu Zhenhan merasakan ketegangan putri duyung cantik itu, dengan lembut mengelus bahu mungil yang sedang gemetar, lalu mengalihkan topik dengan membahas monster laut dalam.
“Analisis Yang Mulia sangat tepat!” Raja Langit Bersayap Enam di cermin itu menyangga dagunya: “Apakah Yang Mulia menyadari? Metode interogasi mata perak ini juga sangat unik, pertanyaan-pertanyaannya pada putri duyung ini sebenarnya sangat terarah!”
"Pertanyaan berputar-putar untuk mengorek informasi, memahami detail lawan. Apa istimewanya interogasi semacam ini? Hanya permainan psikologi belaka! Putri duyung ini terlalu naif, makanya terjerat perangkapnya." Mata Raja Lich di cermin tak pernah lepas dari Lao Liu yang sedang mengobrol dengan putri duyung: "Tapi kita harus akui, pertanyaannya memang tak terpikir oleh kita! Jika kau Adrasteia, akankah kau terpikir untuk menanyakan bagaimana makhluk ajaib laut bermutasi? Lalu menghubungkannya dengan pelariannya sambil membawa harta?"
"Aku terlalu fokus menggunakan putri duyung ini untuk menukar koin kerang putih dengan bangsa laut, sampai lupa aspek ini. Mohon ampuni kebodohanku, Yang Mulia." Raja Langit Bersayap Enam menunduk malu.
"Bukan salahmu, sudut pandang kita berbeda dengan si Mata Perak ini! Kita terlalu angkuh dan berasumsi, sedangkan dia - kelebihan justru pada sifat curiganya yang berlebihan. Ini kelemahan, tapi juga kelebihan." Raja Lich menjentikkan lidahnya: "Sifat curiga berlebihan sulit dapatkan kesetiaan bawahan, tapi di saat kritis justru bisa ungkap banyak rahasia! Sebenarnya kita bisa anggap kewaspadaannya sebagai bentuk kehati-hatian! Dalam posisinya sekarang, memang harus ekstra hati-hati!"
"Ahli sihir arkan selevel dia seharusnya tak terjun ke dunia mencari popularitas. Salah langkah, kini sulit mundur. Hanya akan semakin kacau sampai akhirnya ditolak langit-bumi." Yang Mulia Clark Gable tersenyum sinis berulang kali.
“Ahli sihir arkan yang mampu mengkultivasi hingga memiliki elemental, benar-benar seperti mitos.” Suara Raja Langit Bersayap Enam penuh kekaguman dan iri: “Meski dari data informan, elemental-nya belum menjadi entitas hidup sejati, tapi tetap sangat mengesankan!”
“Greta Garbo hanya penerus kedua, apa yang dia pahami? Ini bukan elemental sebenarnya! Hanya tiga elemental biasa! Jika dia benar-benar bisa memanggil elemental, bukankah dia tak perlu membentuk pasukan sendiri untuk menaklukkan dunia?” Raja Lich kembali tersenyum sinis: “Jangan terkecoh oleh kesan pertama kekuatannya! Itu hanya taktik penipuan! Jika dia benar kuat, takkan terlibat pertarungan lama dengan tiga Raja Horor Holywood. Menurutku, setelah sinar emas yang menjatuhkan Raja Horor Zenden itu dilepaskan, dirinya sendiri sudah kehabisan separuh tenaga!”
Hebat! Tanpa menyaksikan langsung pertempuranku, dia bisa menilai kekuatan sejatiku dari durasi dan proses pertarungan. Liu Zhenhan mulai merasa kagum akan kecerdasan Raja Lich ini.
“Ternyata Bangsa Laut juga selalu merencanakan serangan ke daratan kita. Bangsa Iblis tak pernah memiliki ras amfibi, Bangsa Laut terlalu misterius bagi kita!” Raja Langit Bersayap Enam gemetar mendengar diskusi Karu dan Putri Duyung tentang rencana Bangsa Laut: “Dengan kekuatan dan populasi Bangsa Laut, jika mereka benar-benar menemukan cara aman naik ke darat, semua ras darat di tiga benua dunia iblis akan punah!”
“Masalah ini jelas bukan urusan yang perlu dipusingkan oleh Raja Lich generasi kita.” Yang Mulia Clark Gable mengangkat bahu dengan santai: “Anak cucu punya rezeki sendiri! Ketika bangsa laut menemukan cara naik ke darat, mungkin kita sudah menemukan cara tinggal di langit!”
Liu Zhenhan mengakui pernyataan ini cukup masuk akal. Bangsa laut di Laut Kabut bukanlah bangsa laut Aiqin, mereka ahli dan mempelajari sihir racun, sedangkan bangsa laut Aiqin menguasai sihir elemen air. Tentunya sihir elemen air lebih unggul dalam mengembangkan formasi pisah-air lembab—meski begitu, bangsa laut Aiqin pun belum berhasil menciptakan formasi pisah-air!
“Yang Mulia, mata perak ini selalu penuh curiga dan tidak percaya pada siapapun. Saat menyendiri di ruangan, dia bahkan waspada terhadap seorang putri duyung sampai segitunya, pasti sekarang dia juga sedang mencurigai dan berjaga-jaga terhadap kita di dalam hati!” Raja Langit Bersayap Enam berkata pada rajanya: “Jika dia berubah sikap tidak mengakui orang lain di kemudian hari, haruskah kita mengambil langkah pencegahan?”
“Dia sudah mulai curiga dengan niat kita! Dengan kecerdasan yang dia tunjukkan, hal ini pasti! Sebenarnya tujuan dan maksudku juga tidak bermaksud menyembunyikannya, aku sangat berharap dia bisa memahami situasinya saat ini.” Raja Lich merenung sejenak, menggigit pipa tulang yang belum dinyalakan sambil terus menggerutu: “Tidak diragukan lagi, ketika dia nanti mengembangkan kekuatan tertentu, orang ini pasti punya rencana sendiri! Karakternya bukan tipe yang bisa tunduk lama di bawah orang lain, lihat saja pandangan matanya yang penuh kata 'penaklukan', hmph!”
Pada saat ini, Pangeran Ganda dan Putri Duyung sedang menyisir rambut sambil mengalihkan pembicaraan ke sihir arkan racun mematikan.
Bagi Putri Duyung dari "Laut Kabut", pemahaman tentang sihir arkan ini setara dengan pengetahuan Putri Duyung Aigean terhadap sihir elemen air, sehingga Wei Zhi bisa menjelaskannya dengan sangat terperinci.
Perkembangan sihir racun di Benua Aigean termasuk kategori yang sangat langka, Liu Zhenhan juga menggunakan kesempatan ini untuk memperluas wawasan. Berkat pujiannya yang dibuat-buat, obrolan mereka berdua menjadi sangat akrab.
“Orang ini sepertinya benar-benar bertekad pergi ke dasar laut. Sudah mempelajari monster arkan laut, jenis-jenis bangsa laut, sekarang juga mempelajari sihir arkan mereka.” Raja Langit Bersayap Enam, Artest, yang mendengarkan sebentar, merasa tidak tertarik lalu menoleh ke Raja Lich yang sedang asyik menguping: “Yang Mulia, bisakah hamba menanyakan rencana konkret Baginda?”
“Untuk saat ini, hanya dengan membatasi perkembangannya, waktu yang bisa kita manfaatkan darinya akan semakin panjang! Meskipun Mata Perak ini sangat pandai berpura-pura, kebenciannya terhadap Garbo bisa kurasakan sungguhan! Justru karena alasan inilah aku berinvestasi besar pada dirinya!” Yang Mulia Clark Gable menghela nafas pada bawahannya: “Bukan karena kekuatan Bollywood kita sudah sangat terkikis, aku takkan sudi mengurus Karu ini!”
Bab 492 Anti-Mengintip
“Meski Mata Perak ini bukan karakter sembarangan, kekuatan di dunia iblis sebenarnya sudah solid seperti drum besi. Setiap keluarga punya raja yang mereka setiai, jalannya tak akan mudah! Jika aku jadi dia, setidaknya butuh sepuluh tahun untuk membangun kekuatan militer yang mumpuni!” Raja Langit Bersayap Enam tertawa: “Tapi tak ada Raja Lich di seluruh dunia iblis yang akan memberinya waktu untuk mempersiapkan diri! Meski Yang Mulia sudah memberinya ‘Nau Pirang Platinum’ untuk membentuk pasukan kavaleri Oshou, dengan perang suci yang semakin dekat, mana ada waktu baginya membangun pasukan yang loyal? Cukup dengan menempatkan orang-orang kita sebagai ksatria, jalannya akan semakin sulit! Garbo dan Paul Newman sama-sama tak bisa dipercayainya, dia tak punya pilihan lain!”
“Hehe... Tidakkah kau dengar ucapannya? Dia ingin menunggu hingga perang suci dimulai, memilih prajurit-prajurit terlatih, baru membentuk kesatria berkuda sihir arkan!” Raja Lich tersenyum: "Pikiran kita pun telah ditebaknya! Tapi apa yang kau katakan justru ingin kusampaikan, tiga Raja Lich menghabiskan beberapa generasi untuk mengkonsolidasi kekuatan yang ada. Jika dia ingin mulai dari nol, di awal hanya bisa memilih salah satu dari tiga Raja Lich sebagai sandaran, kalau tidak mustahil menyusun pasukan! Dan aku, tepat satu-satunya pilihannya!"
“Ahli sihir arkan sehebat apapun, hanya kuat dalam sihir arkan, bukan kekuasaan.” Asterth mengatakan kebenaran yang pahit.
“Sebenarnya aku kasihan pada ahli kuat semacam ini!” Ekspresi Raja Lich penuh belas kasihan layaknya santo: "Orang seperti mereka seharusnya tidak ikut campur dalam urusan duniawi. Sihir arkan sekuat apapun untuk apa? Dalam lingkaran permainan harus patuh pada aturan, terlalu banyak cara untuk membunuhnya - sebuah pesta racun tak berwarna dan tak berbau, langsung merenggut nyawanya! Kami tiga Raja Lich tahu kapan harus bersatu, ini tidak perlu diragukan. Selama kami bersatu, dia sekuat apapun pasti binasa! Tapi sebelumnya, biarkan dia membantuku menyelesaikan beberapa urusan dulu!"
"Yang Mulia sungguh bijaksana dan berpandangan jauh!" Raja Langit Bersayap Enam berkata penuh kekaguman: "Karu ini memang tidak bodoh. Pemberian 'Mutiara Harmoni' dan putri duyung kepada-nya, justru untuk memicunya menyelam mencari suku putri duyung, guna memperoleh sumber baru pasokan koin kerang putih. Dan ia memang berniat melakukannya! Meski kini kita tahu rahasia di balik naiknya putri duyung ke darat, dengan sihir arkan-nya, bukan tidak mungkin ia membuka jalur pasokan koin kerang sendiri! Jika benar berhasil, 10 moka 'Nau Baijin' pasti akan kembali bersama pokok dan bunganya! Jika ia mati di dasar laut berbahaya, itu juga menghilangkan ancaman di masa depan. Bagaimanapun, kita tetap unggul duluan!"
"Ksatria Binatang Ajaib Mutasi adalah jalan pintas perluasan kekuatannya. Untuk perkembangan diri, ia harus turun ke laut! Sukses atau gagal, kita tetap dapat keuntungan!" Raja Lich menyesal berat: "Sial! Ternyata putri duyung itu naik ke darat bukan untuk melihat dunia indah, tapi melarikan diri! Lebih menyebalkan lagi, 'Mutiara Harmoni' seharusnya dua butir, tapi semuanya sudah kuberikan padanya sebagai alat tawar dengan bangsa laut! Kini belum tahu apakah ia bisa bernegosiasi dengan mereka. Sungguh ku menyesal, putri duyung secantik itu plus manfaat besar peningkatan kekuatan arkan melalui penyatuan yinyang, malah terlepas begitu saja!"
“Cairan tubuh putri duyung mengandung racun, sedikit saja melukai harga diri mereka langsung mengakhiri nyawa. Ketahanan mentalnya juga luar biasa, tidak bisa dipengaruhi atau dikendalikan oleh pesona. Diberikan ke Karu pun, dia tetap tidak akan mendapat keuntungan ini.” Astest tertawa kecut: “Lihatlah pandangan mesumnya ini! Aku benar-benar curiga apakah dia akan mati karena hal ini!”
“Lawan seperti ini sama sekali tidak berkualitas! Aku benar-benar merasa sedih pada diri sendiri, kapan Benua Bollywood harus mengandalkan orang seperti ini untuk menjaga gengsi?” Raja Lich tersenyum getir: “Tunggu saja! Kita bahkan tidak perlu memikirkan cara menghadapinya di masa depan! Karena Paul Newman pasti akan lebih dulu beraksi. Hari ini aku menerima panggilan tulang dari Paul Newman, besok Yang Mulia ini akan berkunjung ke Bollywood. Hei, kunjungan macam apa lagi kalau bukan untuk menghadapi Karu ini?”
“Apakah dia akan dikirim untuk pemusnahan 3 juta pemberontakan mesin kebencian? Atau mengambil air mata Raja Buaya Purba dari Piacenza?” Raja Langit Bersayap Enam berspekulasi: “Atau mungkin membasmi burung hantu raksasa München mutan yang menguasai Gunung Bayern?”
“Mengapa tidak mengatakan dia akan dikirim ke Benua Aigean untuk menghadapi Pendeta Naga Richard itu?”
“Aku heran mendengar nama Richard ini! Kehebatan apa sebenarnya yang dimilikinya? Bagaimana mungkin seorang Pendeta Naga bisa menghabisi semua pasukan pendahulu yang dipimpin Raja Iblis Batty dan Raja Langit Overmars?” Raja Langit Bersayap Enam menggeleng-gelengkan kepala tak percaya：“Karu pasti tidak mampu bertahan di tengah kepungan tiga raja iblis, sepuluh Lich Naga Tulang, empat kesatria bersayap, seorang raja langit, plus ribuan pasukan elit! Sungguh kekuatan yang luar biasa!”
“Jangan remehkan pahlawan dunia. Bagaimanapun Richard itu level saint, dia punya dua Naga Peri plus burung api sebagai peliharaan! Tapi ini bukan masalah buruk, jika dia mati, bukankah Mutiara Tenaga Magis di otaknya akan jatuh ke tangan Greta? Itu akan jadi bencana!” Raja Lich tersenyum tipis：“Di Benua Aigean bukan cuma Richard yang kuat, orang tua Santo itu sudah 300 tahun tapi tetap membuat Pantai Persembahan menderita kerugian besar! Druid yang menelan ‘Mutiara Lei Zang’ juga membuat Paul Newman babak belur. Untung ‘Mutiara Kabut’ ada di tangan bangsa iblis kita, kalau tidak si Druid ini sendirian bisa mempermalukan seluruh bangsa iblis!”
“Nanti di medan perang, aku harus menyaksikan sendiri di mana kehebatan Bimon ini.” Mata Artest tiba-tiba berpijar menyala-nyala.
“Supaya kamu bisa bertemu dengan Richard itu, aku tidak boleh membiarkan Karu bertarung lebih dulu dengan sosok seperti itu!” Raja Lich menyeringai: “Bagaimanapun besok, kita harus melindunginya dulu! Kalau mau mati, biarkan dia bantu ambil kerang putih dulu baru mati! Nanti aku akan kabari Greta Garbo lewat Kotak Tulang, masa iya Greta Garbo tega mengorbankan kekasih kesayangannya? Kehilangan kekuatan elemen mungkin satu-satunya cara yang bisa dia terima! Besok kita Tiga Raja Lich akan berkumpul setelah ribuan tahun, lihat saja trik apa yang bisa Paul Newman mainkan!”
“Hehe, waktu berlalu begitu cepat, sudah bisa diputus pasokan airnya! Menurutmu apa si brengsek ini mau menggoda putri duyung itu? Lihat matanya yang penuh nafsu itu! Tapi kalaupun dia benar-benar bisa membuat putri duyung jatuh cinta dan berbagi mutiara untuk meningkatkan kekuatan elemen, bagaimana cara dia berhubungan intim dengan putri duyung? Menusuk-nusuk pusar di ekor ikan itu? Bagaimana menghindari racun dalam cairan tubuh? Benar-benar tidak bisa dipahami!” Dalam tawa liar Yang Mulia Raja Lich, permukaan cermin berkilauan dengan riak-riak gelombang sebelum kembali ke warna perak yang jernih.
Liu Zhenhan baru saja selesai mengepang rambut putri duyung Weizhi, dua kepang kecil menjuntai dari dahinya, terlihat lincah dan menggemaskan.
"Wei Zhi merasa malu dan marah, wajahnya yang cantik hampir memerah. Kalimat terakhir Raja Lich tentang rahasia reproduksi suku putri duyung, daya penghancurnya setara dengan mantra terlarang."
Lao Liu memelintir pipi Putri Duyung muda itu sambil tertawa, lalu mengeluarkan Shuang Ai, Putri Merak, dan Kaka dari cincin tujuh lapis emas.
"Richard, kenapa lama sekali baru mengeluarkan kami?" Ai Wei'er mengerutkan bibir merahnya hendak merajuk, tiba-tiba matanya membelalak kaget melihat pemandangan di depan: "Astaga! Istana kristal!"
Bisa membuat Putri Xiya memberikan penilaian seperti ini benar-benar luar biasa.
"Ya Tuhan! Banyak sekali kristal!" Bola mata Kaka hampir seluruhnya putih karena kagum.
"Apa... apa lagi yang ditunggu! Cu... curi!" Ailijie menggulung lengan putihnya yang seperti akar teratai siap beraksi.
"Ini istana kerajaan, tolong jaga harga diriku." Liu Zhenhan menjentikkan jari lalu melambai pada Bunga Aiqin yang sudah terbang ke langit-langit hendak mencopot lampu gantung: "Dewi, tunggu dulu!"
"Siapa dia?" Ai Wei'er terkejut melihat putri duyung berekor hitam yang duduk di tempat tidur: "Putri duyung dari dunia iblis?"
"Heihei, ada lagi cewek cantik, Raja Bunga Yang Mulia, Anda benar-benar pantas menyandang gelar Raja Bunga!" Ailijie awalnya ingin menonton dengan sikap menyindir, namun pandangannya segera tertarik pada cermin di sudut dinding, raut wajahnya langsung berubah serius.
"Ini namanya Bunga Cermin! Jenis bunga kembar yang sangat ajaib dan langka dari dunia iblis! Meski dipisahkan jarak sejauh apapun, asalkan salah satu bunga menerima sinar bulan dan disiram air terus-menerus, bayangan bunga yang satunya akan terproyeksi di permukaan bunga ini, bahkan suaranya pun tersinkronisasi! Baik untuk memata-matai maupun berkomunikasi, ini adalah kartu as mata-mata kelas satu!" Sang Raja Bunga dengan bangga mengumumkan rahasia Bunga Cermin kepada orang-orang di sekitarnya: "Tapi bagiku, meminta bantuan Bunga Cermin tidak perlu serumit itu!"
"Aku juga bisa kok." Ratu Bunga Ailijie mencibir dengan nada cemburu.
Permukaan bunga Bunga Cermin yang halus bagai perak tiba-tiba menampilkan pemandangan jelas, sebuah ranjang mewah yang terlihat sangat sepi.
"Bunga Cermin ini menghormati harga diriku, kalau tidak mungkin dia tidak mau melayanimu." Liu Zhenhan juga mencibir.
"Ini terlalu ajaib!" Ai Wei'er benar-benar sulit percaya, dulu dia pernah mendengar tentang Bunga Qingnang di Benua Aigean yang bisa membuat puisi saja sudah membuatnya takjub, tidak menyangka sekarang ada keajaiban seperti ini.
“Kak, apa Raja Lich menggunakan ini untuk memata-mataimu?” Kaka tertawa terbahak: “Ini terlalu konyol! Menggunakan bunga untuk memata-matai Raja Bunga Yang Mulia? Bukankah ini seperti mengayunkan kapak di depan kurcaci?”
“Si brengsek kecil, siapa yang memberimu cincin ini?” Liu Zhenhan melihat di jari tengah kanan Druid muda itu sebuah cincin tujuh lapis emas yang hanya dimiliki Feilengcui di seluruh Aiqin.
“Aku yang memberinya, karena ingin merebut hati orang.” Jawaban langsung Ai Wei'er membuat Lao Liu dan Kaka tertawa ngakak bersama.
“Kak Richard, aku sudah membantu mengeluarkan barang-barang dari kristal penyimpanan satu per satu, lalu memasukkannya kembali ke cincin ini. Aku hampir mati lelah!” Kaka melindungi cincinnya seperti induk ayam menjaga telur: “Setidaknya ada jasa jerih payahku? Aku tahu tujuh lapis emas ini berharga, tapi hadiah yang sudah diberikan tidak boleh diminta kembali!”
Bab 493 Mutiara Kabut Tersembunyi
“Li Zha, harta apa lagi yang kau dapatkan kali ini?” Mata tajam Ailijie langsung melihat lencana kristal Pandora Mawar yang disematkan di dada Lao Liu. Barang ini jelas terbuat dari kristal penyimpanan.
Belum lagi sepuluh moka “Pirang Platinum” yang cukup untuk memutasi 1.300 monster, seratus tongkat sihir tulang dan seratus buah kristal perisai saja sudah membuat Ailijie dan Ai Wei'er terdiam bagai disambar petir.
“Semua hadiah dari bos Bollywood.” Wajah Liu Zhenhan pura-pura dingin, seolah ini cuma 100 tulang hewan Luo Sha dan 100 batu kali.
“Dia kok bisa sekaya ini?” Ai Wei'er hampir tak percaya, Richard cuma menyita 7 tongkat sihir tulang dari Garbo, ditambah 1 dari Moria lintah dan 4 yang dibeli, total cuma 11. Tapi Clark Gable ini langsung menyumbang 100 buah!
“100 perisai kristal, ditambah 150 dari Garbo dan 7 yang dibeli, Pasukan Ajaib kita nggak perlu lagi simpan perisai magis di kristal sihir!” Ailijie menepuk bahu Lao Liu seperti orang tua: “Anak muda, kerja bagus!”
“Kak Richard, boleh minta puluhan tongkat sihir tulang buat jaga-jaga...” Kaka nyengir mendekat, baru mau menggapai beberapa barang, langsung dicengin Ailijie sampai tangannya keburu ditarik.
Setelah Liu Zhenhan ceritakan asal-usul "Pirang Platinum", Ai Wei'er sampai sesak nafas, limbung Jancuk di pelukan Lao Liu, hampir pingsan bahagia.
“Khimera ditambah mutasi, hebat! Benar-benar hebat!” Kaka berteriak heboh, tampaknya si brengsek kecil ini sudah memahami betul modal Feilengcui melalui saluran tertentu.
“Mutasi sama sekali tidak sesuai dengan hukum elemen.” Ailijie mengerutkan alisnya, tanpa ampun meredam semangat dan kegembiraan yang meluap dari semua orang: “Aku sama sekali tidak bercanda! Kemampuan elemen selain beberapa Warisan yang sangat sulit, melalui pemenuhan syarat ketat untuk melompati satu tingkat kemampuan, belum pernah kudengar ada yang bisa meningkatkan kemampuan secara begitu mudah dan massal melalui obat!”
“Tapi dunia iblis memang sudah berhasil melakukannya.” Liu Zhenhan tidak pernah meremehkan Ailijie, Sifu berbunga lima ini. Dia sangat paham, pengetahuannya tentang elemen mungkin belum mencapai satu persen dari Ratu Bunga ini.
“Menurutmu, monster yang meminum 'Nao Baijin' untuk bermutasi, dalam kondisi terburuk pun bisa menambah satu tingkat kemampuan. Jika beruntung, bisa langsung melonjak beberapa tingkat seperti naik Mesin Terbang Qibulin! Ini masuk akal? Lagipula 'Nao Baijin' ini bisa memberi binatang kemampuan sihir menjadi monster, ini terlalu aneh!” Ailijie terus menggelengkan kepala.
“Benar.” Suara manis nan lembut mendukung penilaian Ailijie: “Mutasi memang tidak sesuai dengan hukum alam, keperkasaan tentu harus dibayar mahal.”
Semua mata tertuju pada putri duyung Wei Zhi.
Liu Zhenhan terutama terkejut, meskipun Bahasa Umum daratan sangat umum di Aigean, namun ini adalah dunia iblis. Pedagang Goblin sekalipun menjelajahi dunia, tidak mungkin berdagang di "Laut Kabut" dunia iblis.
Tapi Putri Duyung kecil ini jelas-jelas berbicara menggunakan Bahasa Umum Benua Aigean.
"Mutasi makhluk ajaib terjadi melalui pori-pori tubuh yang terbuka, menyerap kekuatan elemen dari udara dalam jumlah besar untuk memperkuat diri!" Begitu kata-kata Wei Zhi keluar, Liu Zhenhan langsung memahami. Setiap ucapan gadis ini membuat siput merah berbentuk burung beo yang diikat di pinggangnya dengan pita hitam memancarkan aura cahaya merah-hitam.
"Silakan lanjutkan." Ailijie melihat Putri Duyung ini tampak malu diperhatikan banyak orang, segera menyemangatinya.
"Yang tergantung di pinggangnya itu disebut 'Siput Peniru Ucapan', spesies purba. Fungsinya mirip dengan telepatimu, meniru dan menerjemahkan bahasa melalui getaran suara dan gelombang pikiran yang dipancarkan! Artinya, di depan gadis kecil ini, tidak ada bahasa yang bisa disembunyikan." Ai Wei'er berbisik di telinga Liu Zhenhan: "Siput ajaib ini sudah ada sejak terbentuknya lempeng tektonik Aiqin. Sepengetahuanku, saat ini hanya ada satu di istana Alexius, tidak ada yang kedua."
"Berbual B!" kata Liu Zhenhan.
"Makhluk Ajaib Laut tidak dapat bermutasi, karena kabut di 'Laut Kabut' mengandung racun mematikan! Begitu pori-pori tubuh terbuka dan menyerapnya dalam jumlah besar, akan berakibat fatal! Makhluk Ajaib Darat bisa bermutasi karena udara daratan bebas racun! Tapi sebenarnya teori terakhir ini tidak 'sepenuhnya' benar!" Wei Zhi mengangguk sopan pada Ailijie dengan malu-malu.
"Aku mengerti!" Bunga Aiqin langsung tanggap: "Apakah maksudmu, sebenarnya udara daratan juga mengandung racun dalam kadar?"
"Apa yang mereka bicarakan? Apa maksudnya?" Ai Wei'er terlihat bingung.
"Mana mungkin? Dari mana racun di udara?" Sebagai Putra Alam, Kaka harus membela martabat alam. Tapi sebelum sempat melanjutkan, Ailijie sudah mengeluarkan busur magis "Kemurkaan Langit" dari punggungnya, membuat si brengsek kecil itu langsung menutup mulut.
"Ailijie benar. Alasan manusia mengalami kelahiran, penuaan, penyakit, dan kematian adalah karena makanan dan udara yang kita hirup - sambil memberikan energi kehidupan, juga menggerogoti kesehatan. Adanya racun di udara adalah fakta yang valid." Liu Zhenhan mendukung pendapat ini: "Ini bukan teori baru, literatur medistelah mencatat! Bidang Perlindungan 'Penarikan Napas Kura-kura' ku juga terkait dengan ini."
“Mengapa setiap Monster setelah bermutasi, tubuhnya selalu membengkak dan berubah menjadi jelek? Ini karena saat mutasi, Monster menyerap kekuatan elemen dari udara dalam jumlah besar, sekaligus racun mikro yang terkandung di udara darat! Akumulasi racun mikro ini meski tidak mematikan, cukup untuk merusak penampilan dan mengurangi sebagian umur Monster! Semakin besar peningkatan kemampuan, semakin besar pula kehilangan umur!” Putri Duyung menunjuk "Mutiara Harmoni" yang menempel di pelipisnya: “Bahkan dengan bantuan mutiara ini yang menyediakan barrier lingkungan, hanya bisa meminimalkan akumulasi racun! Dan peningkatan kemampuan dari mutasi juga akan minimal!”
“Kalau begitu penjelasannya masuk akal, ternyata sama seperti ‘Tianmo Jieti’ Kaisar Api, metode jahat yang menukar nyawa dengan kekuatan magis!” Ailijie mengangguk.
“Sungguh kejam.” Kaka menggigil.
“Putri Duyung siapa ini?” Ai Wei'er menatap Liu Zhenhan: “Richard, bagaimana dia tahu banyak rahasia mutasi monster?”
“Pantasan aku merasakan aura sesama makhluk yang akrab darimu, ternyata kamu juga putri duyung.” Wei Zhi juga menatap Lao Liu.
“Kakak sulungku adalah putri duyung asing.” Kaka menambahkan dengan penuh gosip: “Kakak sulungku juga adalah Ent asing, penggembala hutan, penjaga hijau! Kakak sulungku juga anggota luar bangsa naga, menikahi garis keturunan darah Naga Suci termulia, dua ekor Naga Peri! Kakak sulungku...”
“Sudah, Kaka!” Liu Zhenhan menahan tawa dan gelisah menghentikan ocehan si brengsek kecil ini. Ia memperkenalkan putri duyung Rael Corall·Viezhi kepada semua orang, termasuk menjelaskan fungsi dua butir mutiara, sekaligus menjelaskan identitasnya secara singkat kepada Viezhi.
“Demi Dewi Bulan! 'Mutiara Harmoni' bisa menyediakan barrier lingkungan paling ideal untuk makhluk hidup, memperpanjang dua pertiga nilai nyawa. Ini seharusnya tidak hanya berlaku untuk putri duyung, tapi semua makhluk! Lingkungan paling nyaman pasti memperpanjang umur! Di Benua Aigean, pasti akan berebut mati-matian!” Ailijie menggunakan istilah favorit pengelana Yun Qin dengan dramatis: “Ini ibarat 'obat panjang umur' versi mini!”
“Tapi bagi kami berdua ini tidak terlalu bernilai.” Ai Wei'er menatap Lao Liu dengan manis: “Dengan bantuan Bidang Perlindungan teknik pernapasan kura-kura, kami yang hanya perlu bernapas empat kali sehari, karena minim menyerap racun mikro di udara, umur kami bisa diperpanjang seperti Model – mencapai 10.000 tahun!”
“Model bisa hidup 10.000 tahun itu cuma teori umur.” Ailijerie tak tahan mengkoreksi Ai Wei'er.
“Richard pernah makan telur naga Timur, bahkan bisa hidup abadi!” Ai Wei'er menyeringai dengan sikap meremehkan.
“Kak, kenapa kamu kasih tahu semua detail ini ke gadis kecil itu? Kalau besok dia mengkhianatimu gimana?” Kaka menyembunyikan tangannya dalam lengan baju, matanya melototi kerang bermotif sihir di dada putri duyung.
“Sama seperti keberanianku memanggil kalian keluar, mulai saat ini Bayangan Bunga Takkan menampilkan bayangan lagi untuk siapapun! Aku berani beri tahu Wei Zhi siapa kalian, artinya aku tak takut dia akan mengkhianatiku!” Suara Liu Zhenhan terdengar sangat arogan.
Sekumpulan jempol teracung, seolah semua tahu alasan di balik kepercayaan dirinya.
“Kaka, waktu Raja Lich mengawasiku tadi, aku dengar dia menyebut 'Mutiara Kabut Tersembunyi'. Katanya untung mutiara ini ada di tangan Bangsa Iblis, kalau sampai kamu dapatkan, kamu sendiri bisa membuat mereka kerepotan!” Liu Zhenhan teringat sesuatu yang penting, lalu bertanya pada adik Druid-nya: “Aku tahu di dunia iblis ada dua mutiara legendaris. Satu adalah 'Mutiara Petir' yang kamu makan dari kerang raksasa Yakai, satunya lagi 'Mutiara Kabut Tersembunyi' ini dari kerang raksasa Sandini! Apa sih istimewanya mutiara ini sampai Raja Lich begitu menghargainya?”
“Aku mana tahu.” Kaka mengangkat bahu: “Aku cuma buronan.”
"Mutiara 'Kabut Tersembunyi' ini bisa menyerap dan melepaskan kabut." Putri duyung Weizhi membantu Kaka memberikan jawaban.
"Sial." Ailijie merasa hatinya dingin mendengar perkataan ini.
Bab 494: Bunga Persik Kabut Beracun
"Mutiara Kabut Tersembunyi" dan "Mutiara Petir Tersembunyi" dijuluki sebagai dua mutiara terhebat di dunia iblis. Sebagai "kasta tertinggi", keduanya harus memiliki kekuatan dahsyat yang mampu memutar balik langit dan bumi!
Baik penduduk asli Aigean maupun penghuni dunia iblis, semua sama-sama memahami prinsip ini dengan jelas.
Sejak kemunculan singkat tiga pahlawan hewan peliharaan Leksa dalam Perang Dewa dan Iblis, para Pendeta Shaman Bimon memiliki pepatah abadi: "Tidak pernah ada peliharaan magis yang buruk, yang ada hanya pendeta yang tak bisa mengoptimalkan kekuatan peliharaan magis!"
Pepatah ini juga berlaku untuk dua butir mutiara langka ini!
"Mutiara Petir Tersembunyi" sama sekali tak berguna di dunia iblis, karena tak ada yang menguasai sihir kilat di sini, dan langit hanya menggemuruh tanpa kilat! Tapi begitu sampai di Benua Aigean, mutiara ini langsung menunjukkan kekuatan mengerikan yang tak tertandingi!
"Mutiara Kabut Tersembunyi" hanya menunjukkan efek terbatas di Benua Aigean, karena selain kedalaman Rawa Senja, tak ada wilayah beracun lain di sini! Namun ketika mutiara ini muncul di dunia iblis yang seluruh lautan-nya terdiri dari kabut beracun, ia langsung berubah menjadi senjata bio kimia pemusnah massal!
Inilah perubahan dahsyat yang dihasilkan oleh spesies yang sama dalam lingkungan berbeda!
Contoh ekstrem seperti ini masih banyak lagi - misalnya Kapak Perang Bermata Ganda Snowdonia. Di tangan orang lain, efek Transformasi Liar Tingkat Dua-nya terbatas, namun di tangan Liu Zhenhan, kapak yang bahkan bukan senjata sihir ini pantas disebut sebagai Artefak Legendaris Nomor Satu di malam purnama! Atau Mutiara Kura-Kura Bunga Lili Anggur, yang bagi orang lain hanyalah alat pembuat anggur biasa, namun bagi para kurcaci dan Hobbit pecandu alkohol, itu adalah benda sakral paling berharga di dunia!
Contoh lebih langsung: "Sinar Doppler" Raksasa Berkaki Lumpur dalam gurun, mana khimera hasil modifikasi yang bisa menyaingi Landak Batu sebagai hewan pekerja? Konsep apa itu Super Bolanatu dengan tubuh dua kali lipat? Makhluk magis payah yang awalnya bahkan tak punya sihir serangan, tiba-tiba berubah menjadi yang terunggul di dunia!
Bukankah Yang Mulia Raja Bunga kita juga contoh terbaik?
Siapa sangka tokoh menakutkan yang bisa mengguncang Benua Aigean dengan hentakan kakinya ini, sebenarnya hanyalah prajurit biasa dari dimensi jauh?
Dulu pejabat tertinggi yang dikenalnya hanyalah komandan kompi. Dalam sistem pangkat Aiqin, setara dengan Komandan Batalyon. Liu Zhenhan waktu itu cuma prajurit rendahan yang mencuri rompi kesayangan komandan!
Perubahan wilayah dan lingkungan menciptakan perbedaan besar ini, sekaligus membawa masalah tak berujung! Benua Aigean patut bersyukur karena Kaka berhasil mendapatkan "Mutiara Leizang", namun juga harus marah karena "Mutiara Wuyin" yang hanya bisa menunjukkan kekuatan penuh di dunia iblis, kini berada di tangan Bangsa Iblis!
Dunia ini memang menjaga keseimbangannya!
Seluruh menara kristal terasa seperti seekor naga raksasa yang kentut keras dan bau. Semua napas terhenti mendadak.
Udara tercekik bagai dicekik tali oleh preman, sesak nan menyiksa.
Mengingat karakter kejam Bangsa Iblis yang pernah melakukan pemusnahan ras 10.000 tahun silam, berharap mereka akan menunjukkan belas kasihan di masa depan sama mustahilnya dengan mimpi di siang bolong!
Wajah Ailijie memucat pasi. Masalah yang dihadapinya sekarang tampak lebih besar dan rumit dibanding 10.000 tahun lalu!
“Tenang saja, mutiara ini pasti tidak bisa menyerap tanpa batas. Dari bentuk magisnya, ini adalah peralatan dimensi khusus yang pasti memiliki kapasitas maksimum!” Liu Zhenhan menenangkan semua orang dengan senyum penuh keyakinan: “Meski menyerap banyak racun, saat dilepaskan apakah bisa memenuhi seluruh Dataran Liar Donau? Aku yakin pasti ada waktu tunggu! Mutiara 'Lei Zang' Kaka saja butuh waktu tunggu satu bulan! Lagipula, mutiara ini hanya melepaskan kabut racun bukan kilat, tidak memiliki daya penghancur. Asalkan kita pasang barrier pertahanan magis, ancamannya tidak besar!”
Hanya dalam situasi genting seperti inilah terlihat siapa tulang punggung sejati, siapa pemimpin sebenarnya!
Apakah ada solusi atau tidak, yang terpenting adalah membangkitkan keyakinan akan kemenangan di tengah keputusasaan!
Hanya pemimpin dengan kharisma sejati yang bisa memberikan rasa aman di saat seperti ini.
Liu Zhenhan tanpa disadari telah menyatu dengan peran ini.
“Tentu tidak bisa menyerap tanpa batas. Begitu warnanya berubah berarti kapasitasnya penuh, tapi seberapa besar persisnya aku juga tidak tahu!” Kaka tersenyum nakal: “Hehe, kami Druid punya resistensi racun tinggi. Aku tidak takut kabut racun! Kalau berubah menjadi Penguin Kaisar Merlodi, kabut racun ini justru seperti ikan dalam air!”
“Bukan begitu caranya! Kita tidak bisa hanya memikirkan diri sendiri! Rakyat biasa sebanyak itu di Aiqin, siapa yang akan membantu mereka memasang barrier pertahanan besar? Di mana bisa menemukan begitu banyak Penyihir?” Ailijie menggelengkan kepala.
“Richard, situasi ini benar-benar bukan masalah biasa.” Ai Wei'er mengerutkan alisnya: “Batas waktu pendinginan satu bulan bagi Kaka memang sangat terbatas. Tanpa bantuan kita, berapa banyak kilat yang bisa dia kumpulkan dan simpan sendiri di cuaca hujan? Tapi Bangsa Iblis berbeda. ‘Laut Kabut’ bagi mereka, sama seperti sungai lava tempat Raksasa Typhoon memancing baja dengan krus grafit kita – sama sekali tidak membutuhkan modal, tak pernah habis! Jangankan menyedot sebulan, sehari pun sudah cukup mengerikan! Dengan perhitungan ini, meskipun ada waktu tunggu satu bulan, mereka bisa menggunakan kabut racun dua belas kali setahun! Berapa populasi yang akan dihancurkan?”
“Bagaimana mungkin perang tanpa korban jiwa? Yang selalu sial adalah rakyat biasa, sementara politisi bersembunyi di belakang mengendalikan permainan!” Liu Zhenhan sama sekali tidak menunjukkan kesadaran yang semestinya dimiliki tokoh politik terkemuka, ucapannya semakin tidak terkendali: “Aku juga hanya bagian dari permainan ini, termasuk yang dikendalikan! Di mata pelayan tidak ada orang besar, di mata prajurit tidak ada baik-buruk. Kita tidak punya pilihan – mati atau hidup. Urusi diri sendiri itu jalan yang benar, jangan terus berkhayal jadi juru selamat!”
“Richard, orang lain aku tidak tahu, tapi aku yakin kamu pasti punya solusi.” Ai Wei'er terkikik manis, dia agak buta dalam mengagumi kemampuan Lao Liu.
“Sebenarnya bukan tidak ada cara.” Liu Zhenhan menggaruk-garuk kepalanya: “Di Benua Aiqin kita tidak punya sumber 'Laut Kabut', bahkan jika bangsa iblis bisa menyebarkan racun dua belas kali setahun, pasti akan menguap! Kita harus membuat artikel dari ini!”
“Secara sederhana, rakyat biasa tetap tidak punya harapan.” Kaka membuat perumpamaan kejam: “Kabut beracun dunia iblis bagi orang biasa, sama seperti melempar ikan ke magma!”
“Tuan Druid, di zaman kami, mulut burung gagak akan disalibkan di salib!” Bunga Aiqin melototi wajah tampan ini, wajah Kaka langsung semakin pucat.
“Pertempuran ini sepertinya tidak memberi kesempatan hidup bagi rakyat biasa.” Ai Wei'er menghela nafas: “Lebih baik kita segera pindahkan semua Bimon ke Benua Chesang.”
Liu Zhenhan tersenyum getir sambil menggelengkan kepala.
Usulan ini terlalu tidak realistis, juga sangat tidak bertanggung jawab!
Sebagai satu-satunya penyihir Tingkat di Atas Santo di Aiqin, penyihir tingkat tertinggi di seluruh benua, Liu Zhenhan sudah mengerti mengapa Master Puskash terus-menerus menasihatinya - Penyihir Santo adalah Keberadaan Tertinggi yang melindungi keseimbangan dunia, mau tidak mau menerima, ini adalah fakta!
"Gelar kehormatan ini melampaui batas ras, jika tidak demikian, mengapa dulu Master Puskash mengangkat dan membimbing Murinio? Mengapa kemudian begitu menyayangi dan memperhatikan Liu Zhenhan?"
Meski Liu Zhenhan belum memiliki ambisi dan keyakinan sebesar menjadi juru selamat seluruh dunia, dia adalah tentara yang telah melewati ujian perang dan asap mesiu. Tulang punggung baja seorang prajurit tak pernah meninggalkan jiwanya. Sekalipun berbagai ras beradab di Benua Aigean sering berperang, di hadapan agresi brutal bangsa iblis dan laut, semuanya langsung menyublim menjadi perselisihan internal rakyat!
Saat ini kita semua adalah kawan seperjuangan dalam parit yang sama, tak peduli Bimon atau manusia, Elf atau Kurcaci. Jangankan tak ada waktu atau kemampuan koordinasi untuk mengevakuasi 6 juta Bimon dalam setengah tahun, bahkan jika ada waktu luang pun tak boleh dilakukan. Ini adalah penyebaran panik yang disengaja!
"'Bencana Mayat Hidup' bangsa iblis memang dirancang sebagai wabah yang menarget gen ras spesifik. Ini saja sudah cukup membuat pusing!" Ailijie menatap tajam Lao Liu: "Richard, menurutku kau harus mencari cara untuk menipu 'Mutiara Kabut Tersembunyi' ini, bahkan jika harus mengorbankan penampilan!"
“Apa maksudmu!” Liu Zhenhan melirik Ailijie: "Kau anggap aku siapa? Atas dasar apa aku berhak menipu mutiara ini? Jika Raja Lich bangsa iblis mau menyerahkan harta negara sepenting ini padaku, masih pantaskah mereka disebut Raja Lich? Lebih cocok disebut Raja Idiot!"
"Aku juga ingin menipu dua senjata kuno Aigean lainnya dari Raja Lich, sekarang saja alasan untuk ini sulit dicari, apalagi soal 'Mutiara Kabut Tersembunyi'." Liu Zhenhan bergumam lagi, mengerutkan alis masuk dalam perenungan berat.
"Kembangkan kekuatan, naik ke posisi tinggi!"
"Pergi sana! Dunia iblis adalah benua bersatu, bukan seperti Benua Aigean kita yang dipenuhi penguasa lokal dan bandit. Mau kembangkan kekuatan di mana?!"
"Lalu harus bagaimana? 'Mutiara Kabut Tersembunyi' ditambah 'Bencana Mayat Hidup', bangsa iblis bahkan tak perlu mengerahkan pasukan untuk menghapuskan 95% militer Benua Aigean!" Ailijie kini tak lagi merasa Tongkat Augustus Ogus, Kristal Perisai, atau Pirang Platinum itu menyilaukan. Dengan wajah muram ia mengeluh: "Bertemu lawan yang sama dua kali dalam hidup, yang kedua malah lebih kuat, benar-benar membuatku merasa terzhalimi dan tak berdaya. Meski dijuluki Orang Suci Sepanjang Masa, pada dasarnya aku masih gadis kecil yang tak sanggup menanggung tekanan sebesar ini."
“Sihir Unsur Angin dan sihir elemen udara bisa mengubah arah angin, meniup kembali kabut racun untuk menenggelamkan pasukan Bangsa Iblis!” Kaka berkata dengan santai: “Aku tidak percaya! Prajurit biasa mereka juga bisa bertahan dari kabut racun mematikan ini!”
“Bagaimana kau tahu mereka akan memilih kota mana untuk menyerang? Apa musuh akan memberi kita waktu untuk bersiap?” Ekspresi Ailijie semakin suram, hampir tidak tahan ingin memukul pria tampan Druid ini: “Jangan lupa Bangsa Iblis sekarang juga punya penyihir elemen udara! Jumlah total penyihir ortodoks mereka sudah setara dengan Aiqin, apalagi mereka mengkultivasi empat aliran utama sihir, tidak seperti benua Aiqin yang memiliki ratusan aliran sihir berbeda. Dengan begini, jumlah total penyihir elemen udara mereka pasti jauh melebihi gabungan penyihir Unsur Angin dan elemen udara di Aiqin! Tanpa kehadiran Master Puskash yang merupakan penyihir top elemen udara, sekalipun kita tahu tujuan serangan mereka, kita tetap tidak bisa bertahan!”
“Kalau dipikir-pikir, serangan tiba-tiba mereka ke Master Puskash juga mengandung tujuan strategis ini.” Ai Wei'er tidak bisa menahan desah: “Sayangnya kalian Elf tercerai-berai, masing-masing bersembunyi di hutan belantara. Seandainya semua penyihir Elf penghasil penyihir handal ini berkumpul, dengan penguasaan kalian atas sihir Unsur Angin, pasti bisa menghentikan Bangsa Iblis!”
Kaka dan Ailijie saling memandang, serentak menghela napas berat.
"Perceraian besar bangsa Elf telah berlangsung ribuan tahun, perselisihan di antara mereka tidak perlu diragukan lagi. Ingin membuat para Elf yang tertutup informasi dan sombong ini menurunkan harga diri, bersatu semua dalam setengah tahun? Kecuali Dewi Bulan Elune sendiri yang turun ke dunia!"
Meskipun Ailijie akan mengadakan "Ritual Bayangan Bulan Guanghan" bulan depan untuk mengumumkan kembalinya ke dunia, namun jarak yang begitu jauh... Selain para pemuda nekat yang impulsif, mana ada orang-orang licik yang mau meninggalkan usaha mereka untuk datang bergabung? Orang waras pasti tidak akan berharap seperti itu!
"Sayangnya! Kita tidak bisa seperti suku yang bisa berubah menjadi makhluk mayat hidup melalui ritual! Kalau tidak, kita sama sekali tidak perlu takut. Semua berubah jadi makhluk abadi, lihat siapa yang bisa mereka racuni!" Suara Kaka yang menggeretakkan gigi terdengar seperti menyesali mengapa dirinya seorang Druid, bukan makhluk mayat hidup yang bisa Mengurangi racun.
"Mereka punya kabut penyembunyi, kita punya Lei! Paling-paling kita sepakati, sama-sama tidak menggunakan kedua buah Mutiara ini!" Sorot mata indah Ailijie berputar-putar menatap Lao Liu, mengajukan solusi paling terpaksa.
Solusi ini sekilas terdengar konyol, namun faktanya dalam Perang Dewa dan Iblis dulu, Bangsa Iblis dan Aiqin memang pernah membuat perjanjian lisan serupa - inilah yang disebut "Perjanjian Non-Proliferasi Mantra Terlarang" yang terkenal!
Sampai saat ini, "larangan penyebaran mantra terlarang" yang merupakan aturan tak tertulis ini masih dipatuhi secara sukarela oleh kedua belah pihak dalam berbagai perang besar. Bukan karena dunia dipenuhi pria terhormat, sebaliknya para maniak perang dan pembantai haus darah tetap mendominasi konflik di Aiqin. Alasan utama aturan ini bertahan hingga kini dapat dirunut pada tiga faktor:
Pertama: Jumlah Archmagister dan Santo yang tersebar di seluruh benua bisa dihitung dengan jari. Sebagian besar dari mereka mengasingkan diri dari urusan dunia, mendedikasikan diri pada penelitian mendalam tentang misteri sihir. Bukanlah hal mudah bagi seorang raja atau panglima yang sedang bergejolak emosinya untuk menemukan kandidat yang mampu melepas mantra terlarang.
Kedua: Para Semi-Saint dan penyihir level saint yang telah menimba ilmu luas memiliki toleransi yang tinggi. Mereka takkan sembarangan melepas mantra terlarang kecuali dalam situasi terdesak—karena para penyihir berpegang pada prinsip keseimbangan alam, sedangkan daya rusak mantra terlarang bertentangan langsung dengan keyakinan mereka.
Ketiga: Beredar kabar bahwa mengaktifkan mantra terlarang akan merampas anugerah alam semesta, secara drastis memperpendek umur penyihir. Meskipun rumor yang berasal dari rakyat jelata ini terdengar idealistis, bukan tanpa dasar—nyanyian sihir untuk memanggil mantra terlarang memang mengandung risiko mematikan. Sedikit saja kesalahan dalam prosesnya akan berakibat fatal!
"Daya ledak dua mutiara Wuyin dan Leizang ini nyaris setara mantra terlarang kelas besar! Metode Ailijie ini sebenarnya punya nilai referensi. Tapi mungkin peri Xifu ini tak tahu satu fakta—dulu setelah dia 'berkorban', Tiga Pangeran Teror Bangsa Iblis bekerja sama mengeluarkan mantra terlarang super 'Sihir Penenggelam Daratan', menenggelamkan Elf Bulan beserta wilayahnya ke dasar laut!"
Begitu salah satu pihak dalam pertempuran mengalami kekalahan pasukan seperti longsoran salju, sementara pihak lawan memiliki kemampuan melepaskan mantra terlarang, maka aturan tak tertulis 'pelarangan penyebaran mantra terlarang' hanyalah omong kosong belaka!
"Tidak boleh!" Liu Zhenhan langsung menggelengkan kepala menolak usulan ini: "Sebelum perang pecah, Bangsa Iblis sudah merancang habis-habisan untuk menyingkirkan penyihir tingkat suci Aiqin kita, semata untuk menghilangkan ancaman mantra terlarang! Sekalipun mereka mau berhenti menggunakan 'Mutiara Kabut', aku tetap takkan melepas 'Mutiara Guntur'. Dalam hal kekuatan serangan, Leizang lebih kuat. Wuyin hanya lebih luas jangkauan radiasinya!"
"Ini semua salahmu! Kalau kau bisa melepaskan mantra terlarang, dengan status Yang Mulia-mu, satu mantra terlarangmu minimal bisa menghancurkan 100.000 pasukan! Didukung Mata Air Elemen, apa artinya Bangsa Iblis dan Bangsa Laut? 'Mutiara Kabut' pun bukan apa-apa!" Ucapan Ailijie ini nyaris membuat Liu Zhenhan tersedak.
“Ailijie, kau tidak bisa tidur lalu menyalahkan kasur?” Ai Wei'er tidak bisa menahan tawa kretak. Kalau orang lain yang seenaknya menjelek-jelekkan Richard seperti ini, pasti sudah dia hantam dengan "" untuk mendinginkan kepala mereka. Tapi karakter Bunga Aiqin ini benar-benar cocok dengan selera hatinya, sampai-sampai benci pun tak bisa.
“Bos Ai ngomong sembarangan, kakakku adalah Penyihir Klasikisme!” Kaka bersembunyi di belakang pantat Liu Zhenhan, menyembulkan setengah kepalanya sambil berteriak: “Dia adalah penyihir idol sejati!”
Pujian kecil Kaka yang norak ini membuat Lao Liu sampai merah padam.
Yang disebut "Penyihir Klasikisme" adalah kebanggaan dalam sejarah sihir. Golongan penyihir ini menolak mempelajari sihir bertujuan perang dan pembantaian, lebih menghormati dan meneliti sihir yang bisa memberi manfaat bagi rakyat.
Sihir dengan daya penghancur langsung yang bisa digunakan Liu Zhenhan dengan kemampuan aslinya hanya satu: "".
Bahkan sihir bunga ini pun memiliki prinsip pembatasan "Jika ingin melukai musuh, harus terluka dulu". Di antara aliran penyihir yang masih ada sekarang, dia memang layak disebut penyihir klasikisme terakhir.
Mungkin kata-kata ini juga hasil omongan Ai Wei'er yang membual ke si tampan ini.
“Di medan perang, seorang penyihir klasik bahkan tidak lebih berguna dari tukang masak! Yang Mulia Raja Bunga, sikap Anda persis sama dengan Kapten pasukan Tai Bao itu!” Ailijie melirik dingin pada wajah tampan Druid yang jumawa, sama sekali tidak menjaga harga diri Liu Zhenhan: “Kalian berdua adalah tipe jagoan tunggal yang payah dalam pertempuran kelompok! Paling-paling setara level pasukan dadakan penyihir tentara bayaran!”
“Kau boleh menghina aku, tapi jauhkan Xiao Bei dari ini! Pengetahuan taktik kelompok penyihirmu bahkan tak sebanding sehelai rambutnya! Apa kau tahu apa itu formasi 4-4-2? Apa kau paham formasi 3-5-2? Mengertikah kau tentang penyihir pembersih jalur atau penyihir kebebasan?” Liu Zhenhan tak tahan mendengar orang merendahkan bawahannya: “Pasukan Ajaibku menggunakan formasi tempur istana St. Francis yang paling otentik! Putri Bunga, ini bukan era 10.000 tahun lalu saat penyihir berbaris seperti bebek dan menembakkan sihir secara kacau! Formasi tempur ilmiah sekarang sudah bisa menutupi kekurangan tanpa bantuan Sylph untuk penyihir, komando canggih mencakup setiap detail! Aku benci orang bodoh yang sok tahu, pamer keahlian, mengagung-agungkan zaman kuno, dan menganggap hanya nostalgia yang klasik!”
“Asal kamu bisa menyelesaikan masalah ‘Mutiara Kabut Tersembunyi’, jangan hanya bilang tidak menghina Kapten Taibao-mu, apa pun yang kau minta akan kulakukan!” Bunga Aiqin itu memerah wajahnya karena marah.
“Lihat! Master Puskash selalu mengajariku untuk peduli pada dunia! Kau lebih antusias daripada aku, rakyat jelata ada di hatimu!” Liu Zhenhan memeluk Ai Wei'er, tersenyum sinis sambil menatap Ailijie.
“Leksa tidak pernah sepertimu, hanya bisa bicara tanpa bertindak!” Ailijie tak sadar betapa perkataannya menstimulasi Raja Bunga Yang Mulia: “Padahal sama-sama pahlawan di era yang sama, kok bedanya jauh sekali?”
“Obisilachi!” Putri Duyung gemetar karena marah: “Richard! Didik baik-baik si gadis kecil ini! Terlalu sombong! Leksa apa? Satu pukulanmu bisa melemparkannya ke Samudera Xiya!”
“Siapa Leksa? Pasukan Ajaib itu apa?” Kaka bingung melihat Lao Liu, lalu menatap dua gadis yang saling beradu pandang tajam.
“Pasukan Ajaib adalah kesatuan penyihirku, terdiri dari putri duyung air tawar, Elf Xifu, Kurcaci Emas, dan sedikit elf serta manusia! Saat genting bisa ditambah puluhan Raksasa dan Penjaga Pohon!” Liu Zhenhan menambahkan dengan kesal: “Leksa adalah inkarnasi Dewa Perang kami Bimon.”
“Jancuk!” Druid berwajah tampan tak perlu transformasi, sepasang matanya sudah melotot lebih besar dari beruang raksasa.
“Kau baru sadar?” Ailijie tersenyum sinis: “Kalian sama-sama idola zaman, aku benar-benar tak paham, selain mengeluh dan menyia-nyiakan sebagian besar waktu dan nyawa di atas perut perempuan, apa lagi yang kau bisa lakukan?”
“Aku benar-benar ingin menghajarmu!” Liu Zhenhan memerah muka karena malu dan marah!
Dalam waktu lebih dari setahun ini, pria yang tak perlu banyak tidur ini menghabiskan setidaknya separuh waktunya bersenang-senang di ranjang perempuan. Menggegerkan tempat tidur sampai bisa meraih kekuasaan seperti lukisan indah, menjadi pemimpin negara dan juru bicara Dewata, menjadi Penyihir level tertinggi – ini membuat Lao Liu sendiri malu untuk dipublikasikan. Orang lain harus menderita dan tidur di atas jerami pahit untuk meraih kesuksesan, kenapa aturannya berubah drastis untuk dirinya?
“Gadis kecil ini jelas sedang cemburu.” Ai Wei'er tiba-tiba tertawa.
“Aku cemburu sama dia? Putri Duyung, kau bercanda tingkat internasional?” Ailijie melirik sinis ke Lao Liu.
“Sudahlah, Richard saja kau tak mau, di dunia ini mana ada pria yang memenuhi standarmu!” Ai Wei'er mencibir keras: “Dulu aku lebih sombong darimu, itu cuma pura-pura. Begitu dia naik ke ranjangmu, kulihat apakah mulutmu masih bisa sekasar ini!”
"Kenapa malah ngomongin ini! Jancuk! Belum perang sama Bangsa iblis, sesuku malah berantem sendiri." Liu Zhenhan benar-benar kehabisan kata: "Ailijie, gini aja, kamu bawa sesukumu mundur dulu ke Benua Chesang, aku harus bertanggung jawab padamu, juga pada Dewa Perang!"
"Aku tidak punya kebiasaan kabur dari medan perang!" Bunga Aiqin berkata kesal, meski masih ngambek, sikapnya mulai melunak. Bagaimanapun mereka punya kesadaran.
"Sela dulu, Kak, Pasukan Ajaib itu kelompok penyihirmu, boleh nggak aku bikin kekuatan penyihir lain?" Muka putih Kaka menyela dengan genit: "Dengar dari Bunda, Kakak mau bangun formasi teleportasi sihir antara pegunungan sejauh 100.000 li dan Feilengcui. Aku mau rekrut orang buat bikin pasukan charge sihir! Suku Dubin punya teknik memantulkan sihir! Hehe, aku juga mau jadi Kapten!"
"Urusan ini nanti bicara sama Bunda soal anggaran dan peralatan." Liu Zhenhan hampir hilang kesabaran: "Ah! Sekarang bukan waktunya bahas ini! Yang penting harus paham komposisi kabut beracun dunia iblis! Kalau nggak, mana bisa nemuin solusi untuk 'Mutiara kabut'!"
"Ini sih gampang." Ailijie menunjuk putri duyung Weizhi di tempat tidur: "Ada penduduk asli di sini, kenapa nggak langsung tanya saja?"
“Tunggu dulu!” Ai Wei'er menghentikan putri duyung yang hendak berbicara, tersenyum memandangi Bunga Aiqin: "Aku baru saja mendengar gadis kecil ini berkata, sepertinya selama Richard menemukan solusi, dia bisa menyuruhmu melakukan apapun? Aku tidak salah dengar kan?"
“Hmm...” Ailijie terbata-bata lama: “Ini...”
“Takut?” wajah Putri Duyung dipenuhi ekspresi mengejek.
“Ta-ta-tak... Takut apa!” Bunga Aiqin kembali gagap karena emosi: “Biarkan dia melakukan apapun! Asalkan bisa menemukan solusi!”
“Bagus!” Ai Wei'er mengangguk: “Aku percaya sumpah elf kelas tinggi. Richard, mulai tanyakanlah.”
“Komponen racun kabut laut sangat kompleks. Ras darat yang masuk ke laut, sekalipun memiliki resistansi magis luar biasa, tak bisa bertahan lama karena gas pernapasan dan embun kabut yang menempel di tubuh mengandung racun mematikan!” Putri Duyung Wei Zhi menjelaskan semua yang dia ketahui pada Liu Zhenhan: “Tapi karena kami tumbuh di laut, penelitian mendalam tentang kabut beracun tidak dilakukan. Hanya ini yang kuketahui.”
“Astaga.” Liu Zhenhan langsung teringat gas mustard. Kabut beracun ini sungguh mengerikan, baik melalui infeksi saluran pernapasan maupun kontak kulit. Masker gas biasa tampaknya tak memadai, perlu ditambah pakaian perlindungan kimia! Berharap dia bisa menciptakan masker gas karbon aktif dan pakaian anti-kimia dalam 6 bulan dengan peralatan seadanya? Lebih baik bunuh saja dia!
Dengan kecerdasan Liu Zhenhan, paling-paling hanya bisa menyarankan ide konyol seperti membasahi kain dengan kencing untuk menutupi hidung. Perang bukan mainan, mustahil metode kampungan seperti itu bisa menangkal kabut beracun—baru percaya kalau benar-benar melihat hantu.
“Untuk mengatasi kabut beracun yang menyebar secara gas, serangan api paling efektif untuk mempercepat penguapan!” Ailijie tak tahan memberikan saran.
“Setuju dengan keputusan bijak Yang Mulia!” Liu Zhenhan tersenyum misterius: “Ratu Bunga, sejak awal menghadapi Bangsa Iblis, aku sudah memikirkan cara mengatasi ‘Bencana Mayat Hidup’ di masa depan! Ternyata metode untuk melawan wabah ‘Bencana Mayat Hidup’ ini juga bisa digunakan untuk kabut beracun!”
“Benar atau bohong?” Tatapan Kaka dan Ailijie sama-sama penuh keraguan: “Kau bahkan punya cara untuk mengatasi ‘Bencana Mayat Hidup’?”
“Kalian belum lama bersama Richard. Jika Richard bilang bisa, pasti bisa.” Ai Wei'er semakin tak menyembunyikan ketidaksenangannya.
“Cepat ceritakan!” Ailijie merasa dirinya sudah cukup memahami Feilengcui. Kekayaan Feilengcui memang sangat mewah dan melimpah, namun bahkan Empat Mutiara Naga Legendaris pun tidak memiliki kemampuan untuk mengurangi racun.
“Sebenarnya tidak perlu mengandalkan sesuatu yang luar biasa, cukup pakai 'kacang merah penyerap aroma' saja.” Liu Zhenhan tertawa kecut: “Buah Wisteria seribu daun 'kacang merah penyerap aroma' jika dipakai di tubuh akan membentuk lapisan oksigen murni di permukaan! Semua bau tak sedap akan diserap dan dimurnikan menjadi oksigen murni! Sebenarnya, fungsi 'kacang merah penyerap aroma' ini mirip dengan 'Mutiara Harmoni' di darat, tapi tidak bisa menyaingi di lingkungan lain! Awalnya kupersiapkan ini untuk menghadapi 'Bencana Mayat Hidup'!”
“Itu kacang merah yang selalu digantungkan sigung Suku Kunk di tubuh mereka?” Ailijie sangat terkejut: “Bagaimana mungkin ada fungsi yang begitu spesifik? Ini sangat ajaib!”
“Misteri kehidupan bukanlah hal yang bisa kita pahami sepenuhnya! Bunga cermin begitu, bunga Wisteria seribu daun pun begitu!” Liu Zhenhan berpose seperti pendeta aliran sesat: “Sebenarnya semua tanaman punya fungsi pemurnian oksigen, fungsi pembersihan 'kacang merah penyerap aroma' ini agak lebih ekstrem! Jangan heran!”
“Aku hanya paham tentang bunga, tidak tahu tentang buahnya.” Ailijie mengangkat bahu mungilnya.
“Dengan Kota Lucerne yang menukarkan ‘Lotus Silk’ dengan Mata Air Kehidupan kami, memproduksi ‘kacang merah penyerap aroma’ dalam jumlah besar bukanlah hal sulit! Sebuah tanaman Wisteria seribu daun bisa menghasilkan ribuan buah!” Ai Wei'er tersenyum, ia merasa sangat bangga pada Richard-nya.
“Dengarkan dulu sampai selesai! Kabut racun ini tidak hanya terdiri dari udara biasa, menurut Weizhi, juga mengandung banyak uap air beracun. Jadi racun masih bisa merusak kulit melalui uap air, sementara ‘kacang merah penyerap aroma’ hanya melindungi pernapasan kita, tidak bisa sepenuhnya Mengurangi serangan racun melalui cara lain!” Liu Zhenhan melanjutkan: “Karena itu, untuk menghadapi kabut racun ini, kita harus menyiapkan pakaian tebal! Tentu saja, seperti katamu, juga harus menyiapkan api besar, baik api unggun maupun sihir, asalkan bisa membuatnya menguap cepat!”
“Keracunan saluran pernapasan adalah kunci! Paparan racun sedikit di permukaan tubuh toh tidak langsung mematikan!” Bunga Aiqin menghela nafas panjang: “Richard, kamu hebat sekali, masalah serumit ini bisa kau selesaikan hanya dengan beberapa kalimat sederhana!”
"Jangan mengangkatku sampai ke langit!" Liu Zhenhan cepat-cepat melambaikan tangan: "Dulu saat melakukan pembantaian kota di Kalimantan, karena khawatir prajurit menghirup bau mayat dan memicu wabah, aku memutuskan menghentikan rencana pengangkutan logistik. Tapi suku Kunk yang memakai sigung menyuruh Ning Yu menyampaikan, mereka memakai 'kacang merah penyerap aroma' yang efek pembersih udaranya membuat mereka kebal wabah! Penggunaan 'kacang merah penyerap aroma' hari ini terinspirasi dari mereka dan analisis Ai Wei'er."
"Rakyat kecil mengubah sejarah tetap butuh dorongan orang penting." Sorot mata indah Ailijie tak menyembunyikan kekaguman pada Lao Liu: "Aku tarik kembali ucapan menghina tadi!"
"Dengarkan lanjutanku! Hadapi kabut racun ini tak cukup hanya pakaian tebal. Harus gali terowongan untuk menyelamatkan rakyat biasa dan logistik saat darurat! Kabut ini pasti mencemari makanan-air, terowongan solusi terbaik!" Liu Zhenhan dibuat semangat oleh pandangan Bunga Aiqin - pujian wanita cantik selalu jadi stimulan terbaik bagi pria.
"Aku juga bisa bantu racik obat penawar racun, meski bahannya mungkin tak lengkap." Putri duyung Wei Zhi tiba-tiba menambahkan bantuan.
"Dokter sejati tak takut racun - Feilengcui kini punya ahli pengobatan baru!" Ai Wei'er bertepuk tangan gembira.
“Richard, aku agak heran. Mengapa kau begitu paham metode anti racun? Aneh...” Ailijie memandangnya penuh rasa ingin tahu: “Apa kau pernah mengalami pertempuran seperti ini sebelumnya?”
“Adegan perang yang pernah kualami, jika kuceritakan akan membuatmu mati ketakutan!” Liu Zhenhan menundukkan pandangan, sudut bibirnya tersenyum getir. Perang itulah yang membuatnya kini terpisah selamanya dari kakak, adik, dan ibunya.
Ucapan ini terdengar agak sesombong di telinga Ailijie. Bagaimanapun juga Bunga Aiqin pernah menyaksikan gelora pertempuran dengan mayat berhamburan dari pasukan berjuta-juta.
Tapi soal apakah ini cuma Chui Buer B atau bukan, hanya pihak terkait yang paling tahu.
Meski Liu Zhenhan belum pernah mengalami pertempuran skala besar di Benua Aigean, beberapa kali ia menghadapi pertempuran berpasangan puluhan ribu orang. Baginya, perang level seperti ini masih terlalu kekanak-kanakan.
Perang senjata tradisional memang lebih langsung, lebih kejam, dan lebih berbau darah dibanding perang senjata modern. Tapi dibandingkan dengan serpihan peluru yang beterbangan di medan perang Nanjiang, intensitasnya masih kalah jauh! Lao Liu masih ingat betul kepanikan dan keputusasaan tentara bayaran Doluote saat pertama kali menggunakan labu minyak ganda terhadap mereka!
Saat menyaksikan tembakan meriam massal menghujani hutan, Liu Zhenhan pernah panik seperti para tentara bayaran ini—inilah perang di era senjata panas! Tak ada yang tahu bagaimana mereka akan mati di detik berikutnya!
Bahkan Prajurit Banilu pun takkan bertahan dari peluru nyasar kaliber 7,62 di medan perang seperti itu.
Pahlawan dalam film lama yang masih bisa charge setelah tertembak hanyalah fiksi. Tertembak di paha oleh senapan militer? Kaki itu akan hancur! Kehilangan darah berlebihan bisa berakibat fatal—itu baru senjata konvensional!
Jika mengkonversi unit tempur, perang yang pernah diikuti Lao Liu setara dengan pertumpahan darah massal antar penyihir Aiqin—hanya saja tanpa tongkat sihir dan kristal magis.
"Lebih baik kau tulis semua protokol secara rinci untuk referensi orang lain! Feilengcui punya dua basis tenaga logistik tambahan, jadi tak perlu khawatir." Ailijie melirik Ai Wei'er penuh makna, tersenyum pada Lao Liu: "Tapi orang harus tahu cara mempertahankan nyawa di tengah kabut racun. Kita wajib menyebarkan pengetahuan ini ke seluruh Benua Aigean!"
"Jangan buru-buru, gadis kecil," Ai Wei'er menyeringai licik pada Sang Bunga Aiqin: "Kau bilang selama Richard bisa atasi kabut racun, kau akan setuju apapun permintaannya."
"Apa maksudmu?" Ailijie mulai gugup, seolah menebak arah pembicaraan sang putri duyung.
“Bos Ai, tidak ada maksud apa-apa, tolong temani Richard tidur semalam.” Perkataan Ai Wei'er sama sekali tidak mengejutkan Liu Zhenhan dan Ailijie.
Bab 495: Memaksa Menikahi Gadis Rakyat (Bagian 1)
Menghadapi permintaan tidak masuk akal dari Putri Duyung ini, Bunga Aiqin hanya diam sejenak sebelum akhirnya menyetujui permintaan itu dengan lapang dada.
“Sungguh...terlalu asyik...” Druid berwajah tampan di samping terkagum-kagum sampai meneteskan air liur, pandangannya ke Lao Liu penuh kekaguman dan penghormatan – Kecantikan dan ketenaran Ailijie si Elf Ritual 'Meredam Kecantikan', mungkin bahkan Druid yang tak bertelinga pun pernah mendengarnya!
Elf kelas tinggi semuanya memiliki hati yang lebih tinggi dari langit, tapi Ailijie bisa langsung menyetujui permintaan keterlaluan ini. Pasti elf cantik fenghua juedai ini sudah lama menyimpan perasaan pada Kakak Richard!
Elf tercantik sepanjang masa jatuh cinta pada seorang Pigge? Bahkan menawarkan diri untuk berbagi ranjang?
Apakah ini disebut "nasib lebih tipis dari kertas"? Dunia ini berubah terlalu cepat? Atau aku yang terlalu ketinggalan zaman? Kaka bertanya pada dirinya sendiri dari lubuk hati.
Ai Wei'er juga sesaat terbengong-bengong.
Awalnya dia mengira begitu kata-kata ini keluar, sesuai dengan karakter Dewi Istana Musim Panas ini, pasti akan langsung berubah sikap.
Saat itu, dirinya beralasan dengan "sekali kata diucapkan, panah terbang sulit dikejar" milik elf kelas tinggi, dengan alasan ini dia akan memberikan pelajaran keras pada gadis kecil bermulut tajam ini, membuatnya mengerti siapa sebenarnya pemilik sah Feilengcui, agar berhenti bersikap sarkastis dan tidak tahu situasi, persis seperti hukuman yang pernah Ning Yu berikan padanya dulu.
Tak disangka...
"Tidak-tidak... bukankah cuma tidur-tidur... tidur semalam? Ada-ada... apa masalahnya?" Ailijie sengaja menekankan kata "tidur" dengan sangat kuat.
Memang, bagi petualang wanita, terlalu banyak kesempatan menginap di padang belantara bersama rekan pria, tidur semalaman bersama apa istimewanya? Selama tidak masuk ke dalam satu selimut yang sama, sama sekali tidak ada yang aneh.
Liu Zhenhan hampir tidak bisa menahan tawa.
Dunia ini bukan dunia dongeng, meski janji elf setara emas itu benar, tapi elf mana yang tidak tahu fleksibilitas? Jika Bunga Aiqin bisa begitu mudah dipaksa menyerah hanya dengan beberapa kalimat Xiao Ai, bukankah semua wanita elf cantik di dunia ini sudah lama digoda habis-habisan?
"Jangan sok keras dulu." Ai Wei'er setengah marah setengah geli. Berdebat bukanlah keahliannya, tapi ini tidak berarti dia akan menyerah: "Aku ingin lihat, Ailijie, apakah benar nanti kamu akan menikahi Richard!"
“Sedang bermimpi, ya?” Bunga Aiqin sama sekali tidak memberi Lao Liu "harga diri", mengerutkan hidung mancungnya yang cantik sebagai tanda meremehkan.
“Jangan buru-buru! Kau bilang mimpi ya mimpi? Biar kujelaskan baik-baik, dengarkan dulu baru kasih aku Jawaban.” Ai Wei'er paling benci orang merendahkan Richard, setelah tersenyum sinis yang mengerikan, ia mulai menjelaskan secara rinci strateginya pada Ailijie.
Motif Bunga Aiqin meninggalkan Kota Caiyu dan bergabung dengan Feilengcui yang terlalu jelas tujuannya, seluruh wilayah Feilengcui dari atas sampai bawah tahu persis.
Keinginan Ailijie untuk menyatukan kembali keluarga besar Elf yang terpecah belah, semangat yang sudah berantakan, dan persatuan yang hilang untuk menghidupkan kembali kejayaan sejarah, ini juga rahasia umum yang diketahui semua orang.
Tapi untuk mencapai tujuan ini, tidak hanya perlu kesiapan mental untuk jangka panjang, tapi juga membutuhkan kekuatan yang kuat sebagai pendukung, kalau tidak mustahil berhasil!
Untuk hal ini, Ailijie sama sekali tidak perlu menyembunyikan atau menutupi. Ia mengangguk mengakui dengan jujur.
“Kau sangat anti hidup bergantung pada orang lain. Jadi di hadapan kekuatan megah Feilengcui yang menggiurkan, kau mainkan sedikit kecerdikan dan trik kecil, ingin memanfaatkan bantuan ini untuk memulai dengan baik.” Ai Wei'er tersenyum sopan pada Bunga Aiqin: “Tapi apakah kau lupa kesenjangan antara realita dan idealisme?”
Ini juga merupakan fakta yang tak terbantahkan, Bunga Aiqin pun hanya bisa mengangguk mengakui.
Seperti yang sebelumnya dikatakan oleh Tuan Tanah Feilengcui. Status Dewinya sama sekali tidak mungkin mendapat pengakuan resmi dari pihak resmi Bimon! Pemimpin Kerajaan Bimeng sekekanak-kanakan apapun, tidak akan mengonfirmasi status Ailijie sebagai janda Dewa Perang hanya dengan mengandalkan Rekaman Di Wei! Begitu fakta ini diakui, seluruh strata penguasa kerajaan pasti akan mengalami gejolak besar!
Meskipun Feilengcui menampung Ailijie, dalam hal pengakuan status Dewi, mereka menggunakan cara yang sangat licik dan pendekatan Taiji - tidak mengakui maupun menyangkal.
Pada dasarnya, gelar Dewi ini hanya membuat pahlawan epos Ailijie terlihat semakin terlalu tinggi untuk dijangkau.
Ras-ras beradab lain di Benua Aigean boleh percaya, namun untuk Bimon, mereka bisa langsung mengabaikan.
“Di Hutan Salib Selatan, jalan pulang ke kampung halaman telah diputus oleh Elf Jatuh. Di hadapan pilihan untuk mencari perlindungan dari kekuatan besar, dengan kecerdikanmu sendiri kau membentuk hubungan saling memanfaatkan yang canggung dengan Feilengcui. Harus diakui, ini sudah merupakan situasi terbaik bagi kalian kaum Xifu.” Ucapan Ai Wei'er yang terstruktur rapi dan logis ini sama sekali berbeda dengan karakternya sehari-hari, membuat Lao Liu tertegun: “Setiap penguasa harus mengakui, gabungan kekuatan Elf Xifu dan Putri Duyung Air Tawar merupakan kombinasi legendaris di dunia sihir Aiqin. Kekuatan ini begitu diintegrasikan ke dalam struktur pasukan yang lengkap, akan menjadi sangat dahsyat! Tapi bagaimana merekrut kekuatan ini, serta bagaimana memanfaatkannya sepenuhnya setelah diterima, juga menjadi pertanyaan mendasar bagi setiap penguasa.”
“Sementara ini aku belum memikirkan hal itu secara mendalam.” Liu Zhenhan segera menyela untuk klarifikasi. Sikap Xiao Ai yang terang-terangan membahas masalah pencaplokan di depan pihak terkait bisa membuat situasi menjadi canggung.
“Alasanmu tidak mempertimbangkan hal ini, Richard, terutama karena kekuatan sekutu elf saat ini masih belum berarti di matamu! Seekor naga takkan meragukan kemampuannya mengendalikan semut kecil, bukan?” Ai Wei'er mencibirkan bibirnya.
“Lanjutkan.” Ekspresi Ailijie tetap tenang, meski sebenarnya ucapan Putri Duyung ini telah membuat Bunga Aiqin memerah malu hingga ke titik tak tertahankan, namun tak bisa membantah.
Feilengcui adalah penguasa padang gurun yang khas, burung nasar terbesar dan preman lokal di Danube. Bahkan dua Kota Naga besar sekalipun tahu harus bersikap baik, apalagi kekuatan gabungan Xifu dan Putri Duyung air tawar - mana pantas jadi lawan Feilengcui?
Soal mencaplok kekuatan ras Elf Xifu dan Putri Duyung air tawar, kemampuan pencernaan Feilengcui bisa menerima sepuluh kali lipat lebih banyak! Wilayah mana pun yang menggunakan "Mata Air Elemen", "Sumsum Darah Warronbal", "Tongkat Augustus Ogus", "Intan Guntur", "Kristal Perisai", dan kristal sihir Tingkat Super sebagai perlengkapan dasar, pasti akan menjadi Tanah Suci surga yang tak tertahankan bagi semua pengguna elemen!
"Meski saat ini Richard belum mempertimbangkan masalah ini. Tapi bukan berarti Richard tak akan menghadapinya di masa depan." Ai Wei'er menatap bunga tercantik sepanjang sejarah Benua Aigean, melanjutkan: "Ailijie, ambisimu menyatukan ras Elf yang tercerai-berai - kita kesampingkan dulu apakah mungkin terwujud. Andai Dewi Bulan berbelas kasih, surga memenuhi harapan, membawamu ke jalur gemuruh heroik! Tapi..."
“Ai Wei'er berhenti sejenak, seolah sedang merangkai kata-kata yang lebih halus: "...Selama kekuatan ras Elf bawahan di Feilengcui berkembang sampai tingkat tertentu, Feilengcui pasti akan merusak situasi baik yang ada di tanganmu saat diperlukan - maafkan aku mengatakan ini, karena aku adalah istri tuan tanah, aku harus bertanggung jawab atas wilayahku! Tidak ada tuan tanah yang akan mengizinkan suku-suku bawahannya berkembang terlalu liar dalam membangun kekuatan sendiri, budak yang terlalu kuat akan mengkhianati tuannya. Logika ini bahkan orang bodoh pun mengerti!"
"Kakak ipar, seharusnya disebut 'tamu merebut peran tuan rumah'." Kaka membersihkan tenggorokannya dua kali, menggunakan frasa yang lebih sopan ini untuk menggantikan istilah merendahkan "budak mengkhianati tuan" dari Ai Wei'er.
"Apakah janji Richard sebelumnya untuk membantuku mewujudkan keinginan dan membantu ras Elf hanyalah omong kosong?" Ailijie menatap Lao Liu tanpa berkedip, mata birunya yang biasanya penuh semangat kini dipenuhi permohonan.
Di hadapan Raja Bunga Yang Mulia yang terkenal keras dan kejam, semua orang tahu harus memilih cara komunikasi seperti apa.
"Kerajaan Bimeng kami bisa menerima kewarganegaraan ganda, tapi sama sekali tidak akan menerima komunitas asing yang terlalu kuat!" Liu Zhenhan mengangguk pasrah. Semua perkataan Xiao Ai memang masuk akal, tapi seharusnya tidak diungkapkan secara terang-terangan seperti ini.
Ailijie terus menatapnya.
“Tapi bos Ai tenang saja, saya orang yang menepati janji. Asalkan Anda membantu saya dengan baik dalam Perang Dewa dan Iblis kedua, saat bisnis Anda berkembang pesat nanti, saya pasti akan memberikan Anda wilayah. Saya tidak akan membiarkan kekuatan Anda bertabrakan dengan ras Bimon kami.” Liu Zhenhan memberikan jaminan.
“Wilayah baru pastinya Benua Chesang. Bagi Elf Aiqin yang sangat menjunjung tradisi lokal, apakah mungkin mereka mau menyeberangi lautan untuk membangun negara sendiri? Mimpi kali?” Ai Wei'er tertawa ringan: “Satu-satunya cara membuat Elf mau mengarungi samudera adalah dengan memanfaatkan formasi teleportasi sihir Feilengcui untuk menghubungkan kedua daratan, mengubah jurang tak teratasi menjadi jalan rata. Tapi dengan begini, pada akhirnya mereka tetap bergantung pada belas kasihan Feilengcui. Apa kewajiban Feilengcui memberikan bantuan seperti ini? Ingat, Kota Naga pun harus menikahkan dua Naga Peri mereka baru bisa memiliki hubungan harmonis dengan Feilengcui!”
“Ai Wei'er, sebenarnya maksudmu apa?” Ailijie bukan tidak pernah memikirkan kemungkinan pencaplokan. Tapi melihat kelemahan komunitas Peri Bunga saat ini, ia hanya bisa mengambil langkah demi langkah. Sejauh ini usahanya cukup berhasil, tapi analisis Ai Wei'er telah menyiratkan pesan jelas: kesuksesan hari ini berarti jalan yang lebih sulit di depan. Umur Tuan Tanah Feilengcui yang dilindungi oleh domain 'penarikan napas kura-kura' dan pernah memakan telur naga, bukanlah masalah yang bisa diselesaikan oleh ras Elf hanya dengan menunggu waktu!
“Dalam arti tertentu, sebagai penuntun seluruh ras Elf, Anda, Nona Ailijie, jika benar-benar menginginkan kebaikan untuk seluruh komunitas dan ingin mengejar perkembangan skala besar di masa depan, maka pernikahan Anda pasti akan menjadi pernikahan politik yang bersifat permainan strategi. Bahkan lebih baik jika pernikahan politik ini bisa melahirkan keturunan campur.” Kata-kata Ai Wei'er bagaikan pisau es tajam yang menusuk hati Bunga Aiqin hingga menggigil: “Jika tidak dilakukan demikian, Feilengcui dan tujuan muliamu sama sekali tidak akan menemukan titik temu kepentingan, maka penyatuan kembali ras Elf hanyalah mimpi kosong seperti menimba air dengan keranjang bambu.”
Ailijie tertegun.
Liu Zhenhan juga tertegun.
Kaka di samping terus memutar matanya licik.
“Memilih untuk bergabung dengan kekuatan manapun akan berakhir seperti ini, ini hal yang kejam namun logis.” Ucapan Putri Duyung yang objektif justru lebih menyakitkan bagi Ailijie daripada racun paling mematikan: "Memulai dari nol bukan tak mungkin, tapi dengan kemampuan Elf Xifu saat ini, keluar dari belantara lebat saja sudah bermasalah untuk mempertahankan diri di dunia penuh nafsu materi ini. Jangan bicara soal manusia, Elf Jatuh yang berada di depan mata pun kalian tak mampu lawan. Masih mau bicara membangun kerajaan dan menyatukan sesuku? Feilengcui yang berkembang pesat seperti kembang api pun bisa membangun wilayah seluas ini dalam setahun hanya karena dukungan Kerajaan Bimeng tanpa khawatir serangan dari belakang!"
"Tak ingin pernikahan politik juga boleh! Kau bisa bawa Elf Xifu untuk selamanya bergantung pada Feilengcui, membatasi diri sendiri, dan lupakan impian mulia mengembalikan kejayaan sejarah keluarga besar Elf!" Ai Wei'er mendekatkan wajahnya ke Ailijie, tersenyum tipis: "Kalau begitu, sebagai tuan tanah, memilih gadis cantik di antara rakyat untuk dijadikan selir itu wajar. Bahkan aku pun tak tega memberimu, si cantik jelita ini, ke orang awam!"
Pandangan Ailijie tiba-tiba terlihat kosong.
“Apakah dia benar-benar tidak mempertimbangkan rencana jangka panjang ini?” Sejak terbangun dari es abadi yang membeku selama ribuan tahun, begitu mendengar keluarga besar Elf terpecah-belah ke berbagai penjuru, tanpa pikir panjang langsung menetapkan tujuan hidup. “Apakah ini terlalu gegabah?”
“Tahu mengapa aku selalu yakin kamu pasti akan menikah dengan Richard?” Putri Duyung itu terlihat sangat bangga. “Dasar argumennya ini! Bukan hanya kamu, Feilengcui juga membutuhkan pernikahan politik ini sebagai pondasi untuk stabilitas jangka panjang!”
Liu Zhenhan yang mendengarkan di samping langsung berkeringat dingin. Bukan hanya dia, bahkan Ning Yu dan Kepala suku Andulan mungkin tidak pernah memikirkan sejauh ini. Awalnya merekrut Sylph dan putri duyung air tawar ini terutama untuk memperkuat pasukan dalam menghadapi invasi Bangsa Laut dan Bangsa Iblis. Mengenai tujuan lain, karena posisi mereka yang dominan, benar-benar belum terpikirkan.
Setelah dipikir-pikir matang, para Sylph ini ibarat bawang putih di telapak tangan*. Jika mereka ingin mengembalikan kejayaan Zaman Keemasan Elf, harus melakukan ikatan pernikahan. Jika tidak bisa, pilihannya hanya dua: minggat atau pasrah menunggu wilayah mereka dicaplok Feilengcui!
“Kalau aku, akan meninggalkan tujuan muluk itu.” Liu Zhenhan setengah memuji diri sendiri, setengah jujur. “Aku yakin Tuan Tanah Feilengcui belum sampai level tidak tahu malu menggunakan status kepemimpinannya untuk memaksa dan memeras wanita cantik di wilayahnya demi memuaskan nafsu ranjangnya.”
“Bayangkan, jika kamu juga dibekukan dengan 'Cincin Nol Absolut', lalu setelah 10.000 tahun dilepaskan, kaget menemukan Bimon telah terpecah menjadi komunitas terpisah: Pigge berkumpul dengan Pigge, Lion dengan Lion, Berbual dengan Berbual, saling tidak berinteraksi. Sebagai Shaman Divine Comedy, apa yang akan kamu pikirkan? Langkah apa yang akan diambil?” Ucapan Ai Wei'er ini secara lahiriah ditujukan pada Lao Liu, namun sebenarnya dimaksudkan untuk Ailijie.
Bab 496: Memaksa Menikahi Gadis Rakyat (Bagian Tengah)
“Jangan lupa, aku pernah menjadi Putri. Sebagai perempuan keluarga kerajaan, takdirku seharusnya juga adalah pernikahan politik!” Ai Wei'er menatap tajam Richard dengan jawaban tegas: “Aku sudah terlalu akrab dengan strategi-strategi pernikahan politik!”
Liu Zhenhan terkejut, tak menyangka istri kesayangannya memiliki bakat seperti ini.
Ailijie terduduk lesu di tepi tempat tidur, tenggelam dalam kesenyapan.
Ketidaktahuan akan masa depan justru menjadi motivasi untuk maju. Jalan tak pasti yang tak bisa dikuasai ini, sungguh memalukan bagi elf kelas tinggi berkarakter kuat dan bercita-cita besar.
“Heh, kalian berpikir terlalu jauh. Lebih baik fokus dulu bertahan dari invasi bangsa iblis dan laut nanti,” sergah Liu Zhenhan meremehkan sentimentalitas wanita-wanita ini yang bisa mengembangkan hal sepele hingga ribuan li jauhnya, seperti angin dingin yang menusuk tulang.
“Justru karena yakin bisa melewatinya, maka harus dipikirkan dari sekarang.” Ai Wei'er sebenarnya juga merasakan ucapannya agak kasar, ekspresi sedih Ailijie jelas terpancar di sini. Tapi panah yang sudah dilepas tak bisa ditarik kembali, begitulah karakter Putri Duyung. Sekalipun tahu diri salah, tetap akan terus melangkah sampai akhir.
Lagipula, dengan fakta dan bukti yang jelas, kesimpulan ini sama sekali bukan omong kosong. Ai Wei'er merasa tidak ada beban mental.
"Bicarakan nanti saja!" Liu Zhenhan dengan enteng menghindari topik yang membuatnya agak canggung ini. Bagi Lao Liu, memaksa seorang wanita cantik menjadi istri dengan tekanan politik seperti ini terasa terlalu mengganggu pemandangan.
Tiba-tiba ia merasa kehilangan semangat. Awalnya hanya bercanda, kok bisa terbawa ke diskusi politik? Apakah statusnya sekarang mengharuskannya menghadapi masalah seperti ini?
Setelah percakapan yang sangat canggung ini, suasana di menara kristal menjadi sangat mencekam. Keberadaan Ai Wei'er dan Ailijie bersama semakin terasa tidak nyaman.
Pantomim bisu ini tidak bisa dipertahankan lama. Akhirnya Ai Wei'er meminta "Cincin Tuan Tanah Kematian" dari Lao Liu. Membawa Kaka dan Putri Merak kembali ke Feilengcui melalui cincin ruang, Ailijie pun ikut pulang.
Putri duyung Weizhi sudah muncul di hadapan Raja Lich, tentu tidak bisa dibawa pergi. Ailijie yang sedang gelisah pun sebelum pergi tidak lupa menghapus jejak sihir di bahu putri duyung ini.
Xifu dengan lima elemen di kepalanya membuktikan diri sebagai konduktor elemen terkuat. Di Benua Aigean, metode tradisional untuk menghilangkan jejak sihir harus bergantung pada penyihir yang lebih kuat dari pelakunya. Tapi Ailijie hanya menggunakan "penetralan tenaga magis" membuat dua jejak sihir saling bertabrakan dan meniadakan diri.
Sayangnya, semakin besar kemampuan, semakin berat tanggung jawab yang harus dipikul.
Soal apakah putri duyung ini bisa menjaga mulut atau akan mengkhianati rahasia malam ini, karena Richard yakin bisa mengatasinya, sementara Ailijie dan Ai Wei'er sendiri sudah punya terlalu banyak masalah, mereka malas memikirkan lebih jauh dan langsung pergi.
Ai Wei'er dan rombongannya sudah pergi setengah hari, tapi Liu Zhenhan masih tertegun memikirkan ucapan tadi.
Semakin dipikir, dia justru merasa senasib. Dari ekspresi Ailijie tadi, jelas dia tidak rela melepaskan tanggung jawab yang dipikulnya.
Semakin gigih dia memikul tanggung jawab ini dan merekrut lebih banyak elf, artinya memberi kesempatan bagi Lao Liu untuk berburu pria tampan.
Apa nanti perlu pura-pura menolak?
Jangan sampai orang lain tahu bahwa dirinya sebenarnya sudah sangat menginginkan. Harus menunggu Ning Yu yang memaksa, baru berpura-pura enggan menerima. Harus menunjukkan kesan terpaksa sepenuh hati, seolah sedang menuju eksekusi atau berkorban untuk negara.
Bunga Aiqin ini sungguh terlalu cantik! Bagaimana mungkin "Tunas Mekar" diberikan kepada orang lain!
Liu Zhenhan semakin merenung, merasa dirinya agak tidak tahu malu dan licik.
Walaupun Leksa bukan inkarnasi Dewa Perang, setidaknya dia adalah pendeta senior. Apakah tindakannya merusak hubungan ini terlalu tidak bermoral? Bukankah dirinya adalah Shaman Divine Comedy aktif, bukan tentara Jepang? Masakan hal kotor seperti ini bisa membuatnya senang?
Dalam sekejap, perasaan Lao Liu benar-benar rumit seperti labirin yang berbelit-belit.
Setelah merapikan emosi, Lao Liu memutuskan mengusir pikiran mengganggu dengan bekerja. Setelah mengobrak-abrik meja lama, akhirnya menemukan buku kristal kosong dan pena karbon. Pertama menyalin rencana penanggulangan ancaman gas beracun langkah demi langkah, lalu membuat daftar terpisah untuk rencana aksi sistematis berikutnya.
Putri duyung Wei Zhi dengan patuh memperhatikannya dari samping, tanpa menyela.
Seperti yang Lao Liu sesali sendiri, berlalunya waktu membuat tuan tanah kampung yang awalnya santai hingga sakit telur ini, yang pernah meneriakkan bulu dadanya di bawah angin barat musim dingin, kini harus memikul tanggung jawab perencanaan masa depan seluruh kerajaan.
Jarang-jarang datang ke dunia iblis, saat ini dia sudah berhasil merampas sejumlah besar peralatan magis dan bahan baku sihir, lalu menyuruh Xiao Ai membawanya pulang. Rencana untuk mendapatkan persediaan militer langka di dunia iblis selanjutnya jelas tidak realistis, mengingat barang-barang semacam itu sangat berharga namun sulit diperdagangkan.
Oleh karena itu, Lao Liu memindahkan fokusnya ke barang-barang kebutuhan sehari-hari yang berkaitan erat dengan kehidupan rakyat.
Barang kebutuhan sehari-hari bukan peralatan militer, tidak ada pembatasan atau panic buying, saluran distribusi pasti akan terbuka lebar. Liu Zhenhan yakin bisa menyelesaikan misi ini dengan lancar - yang perlu dia pikirkan sekarang bukan hanya bagaimana memenangkan perang agresi yang berkepanjangan nanti, tetapi juga bagaimana membuat kerajaan dan wilayah kekuasaannya semakin makmur.
Wilayah yang sebenarnya dikuasai Feilengcui saat ini sebenarnya lebih luas dari seluruh Kerajaan Bimeng - selain padang gurun selatan Danube, dunia bawah tanah dan Padang Rumput Santos di Benua Chesang juga termasuk dalam wilayah kekuasaan Liu Zhenhan. Daerah-daerah ini hampir tidak memiliki kekuatan musuh yang layak diperhitungkan, tidak perlu penjagaan khusus, sungguh sangat menggiurkan.
Dibandingkan dengan permintaan menyedihkan yang diajukan Grand Shaman Weian Yang Mulia Qidan setahun lalu di Kota Witherspoon saat Liu Zhenhan masih menjabat sebagai Imam Perang berjubah putih - "dalam satu tahun harus mencapai kuota minimum 1.000 jiwa populasi rakyat di wilayah Feilengcui, jika tidak wilayah tersebut akan disita Dewan Bangsawan dan didistribusikan ulang ke bangsawan pendeta lain" - saat ini populasi Manusia Gua Batu Rahang dari tiga benua bawah tanah di Feilengcui saja diperkirakan telah melebihi 100 juta jiwa!
Dari kuota minimum 1.000 menjadi total lebih dari 100 juta, perbedaan ini sungguh luar biasa ekstrem!
Dengan kemampuan administrasi Liu Zhenhan dan struktur birokrasi Feilengcui saat ini, mengelola 100 juta rakyat sekaligus pasti akan kacau balau. Namun Manusia Gua bawah tanah sangat berbeda dengan ras beradab manapun di dunia permukaan. Mereka sangat lugu, tanpa ambisi kekuasaan maupun semangat pemberontakan. Setelah 10.000 tahun ditindas Elf Jatuh, kehidupan damai bertani dan menenun adalah impian tertinggi mereka!
Setelah mengusir Elf Jatuh, Liu Zhenhan tidak perlu khawatir dengan ancaman penguasa berpengaruh di dunia bawah tanah. Sementara untuk rakyat terbatas di permukaan, Ning Yu dan para kepala suku telah mengelola dengan sangat baik hingga ia tak punya celah untuk ikut campur.
Tuan tanah yang santai dan nyaman seperti ini, mungkin hanya Liu Zhenhan satu-satunya di seluruh dunia yang bisa melakukannya. Namun sebagai juru bicara Dewata, perwakilan kekuatan keempat di Kerajaan, dan orang terkaya nomor satu di timur laut, yang perlu dia pikirkan juga adalah masa depan seluruh kerajaan.
Dataran Liar Donau tempat Kerajaan Bimeng berada memiliki luas wilayah yang sangat luas dan besar, namun pada dasarnya tidak cocok untuk mendirikan negara.
Karena di sini sangat kekurangan sumber mineral logam, tidak ada batu bara, dan kondisi tanahnya sangat eksklusif. Selain rumput liar asli dan semak-semak beri, tanaman pertanian pedalaman sulit beradaptasi dengan jenis tanah khusus di sini - kekurangan batu bara dan mineral berarti membatasi persenjataan negara; ketidakmampuan membuka lahan pertanian skala besar juga membatasi pertumbuhan populasi dan kebutuhan pangan. Oleh karena itu, sejak zaman kuno wilayah ini disebut Padang Liar Kuno, selain perampok dan gerombolan perampok, tidak ada yang mau menetap di sini secara sukarela.
Setelah asap mesiu Hyjal berakhir, leluhur Bimon yang terdesak ke ujung jurang menghabiskan seribu tahun membuka jalan di tanah panas ini. Meskipun berhasil membangun kerangka peradaban negara di tengah segala kesulitan, jarak yang jauh dan penuh rintangan membatasi hubungan dengan dunia peradaban pedalaman. Jadi meskipun produk khas Kerajaan Bimeng sangat melimpah, tetap tidak bisa diubah menjadi ekspor skala besar untuk meningkatkan keuangan negara, sumber daya material, dan taraf hidup rakyat.
Dengan dukungan Feilengcui, Kerajaan Bimeng akhirnya terbebas dari label "negara miskin besi" dan terhindar dari lelucon memalukan dimana prajurit Bimon berkepala sapi bahkan tidak bisa dilengkapi zirah. Namun masalah bahan pangan tetap menjadi hambatan utama; Peternakan saat ini menjadi tulang punggung pangan Kerajaan Bimeng, tetapi dari lima provinsi utama, Provinsi Tenggara adalah lahan garam, Provinsi Barat Daya berupa rawa besar, sedangkan Ibu Kota di Barat Laut terletak di dataran berkerikil - semuanya tidak cocok untuk penggembalaan. Hal ini sangat bergantung pada alokasi dan bantuan dari dua provinsi subur lainnya, menciptakan situasi yang tersendat-sendat.
Para raja Bimon sebelumnya telah berusaha memecahkan masalah ini dengan hasil minim. Bahkan Liu Zhenhan saat pertama kali menduduki Bukit Merah, juga kesulitan memenuhi persediaan pangan musim dingin, sampai-sampai merencanakan perampasan dari perampok padang gurun yang malang.
Feilengcui sekarang menguasai tiga benua di bawah tanah, telah merampas cadangan pangan strategis orang Mouran, dan memiliki ratusan juta manusia gua yang menggarap lahan untuk tuan tanah. Meskipun "Lumut Tersembunyi" yang ditanam di abu vulkanik bawah tanah hanya menghasilkan 0.5 ton per hektar, tidak mengenyangkan, dan jumlah manusia gua yang sebenarnya bisa dikenakan pajak pangan oleh Tuan Liu tidak mencapai ratusan juta - dia tidak punya cukup petugas pajak dan tidak mempercayai orang luar. Maka upaya mengubah manusia gua menjadi petani khusus Bimon tetap menemui kesulitan.
Dunia iblis memiliki banyak gunung berapi dengan tanah kaya abu vulkanik. Kota-kota bangsa iblis juga berada di bawah tanah, persis menyerupai lingkungan benua bawah tanah. Liu Zhenhan yang telah beberapa kali makan di dunia iblis, tak pernah menemukan tanaman lumut beraroma daun Houttuynia. Ini membuktikan tanaman pangan utama yang ditanam di sana pasti varietas khusus. Selain itu, kota-kota bawah tanah bangsa iblis tidak memiliki "matahari bawah tanah" sebagai sumber cahaya. Semua ini menjadi bahan studi penting bagi Lao Liu.
Jika berhasil mempelajari cara menggunakan menara api untuk penerangan, Liu Zhenhan tak perlu lagi bergantung pada "matahari bawah tanah" yang melayang di langit! Dengan demikian, ia bisa menyediakan lebih banyak lahan pertanian dan permukiman bagi manusia gua di bawah tanah.
Jika tanaman pangan dari dunia iblis bisa meningkatkan hasil panen per hektar petani gua, Feilengcui akan mampu menukar produk khas berbagai provinsi melalui sistem barter bahan pangan!
13 Ton kristal teleportasi cukup bagi Liu Zhenhan untuk membuka toko khusus produk Bimon di semua kota Aiqin. Lao Liu yakin dengan harga dirinya, tak ada satu pun kerajaan manusia yang akan menolak permintaan dagang sederhana ini!
Produk khas Feilengcui bahkan tidak bisa ditolak oleh dua Kota Naga besar. Setiap kali Ibu datang, selalu membawa pulang banyak barang. Kerajaan manusia mana yang akan menolaknya? Entah itu jus bunga Wisteria, pisang Suoluo, madu sapi semut, minuman anggur dan seni memasak Hobbit, kutu air dan air kerang beraroma jeruk dari sungai bawah tanah, bahkan senjata berkualitas tinggi, kuda nightmare bawah tanah, dan lain-lain – mana yang tidak bisa menjadi produk unggulan Feilengcui?
Dengan demikian, Kerajaan tidak hanya memecahkan masalah kekurangan pangan, tapi juga meningkatkan pendapatan dan pajak melalui perdagangan, sehingga meningkatkan kemampuan ekonomi secara signifikan!
Rakyat biasa bisa menyelesaikan masalah pangan dengan menjual produk khas, tidak lagi bergantung pada alam!
Sebagai juru bicara Dewata, Liu Zhenhan baru pantas menyandang lingkaran cahaya gemilang sebagai Pejalan Bumi Campas sang Dewa Perang!
Semua ini bukan omong kosong belaka. Liu Zhenhan sudah mulai merealisasikannya!
Bahkan sebelum datang ke dunia iblis, dia telah mengirim Ksatria Kuda Besi Kolina bersama pasukan Mammoth pahlawan kuat ke Pegunungan Salju Himalaya Taymur untuk mencari gua-gua es besar. Begitu lokasi terpilih, setelah membangun formasi teleportasi magis, Feilengcui tidak hanya mendapat wilayah tambahan luas di pegunungan salju, tapi juga bisa berburu bebas, menambang bola es dan bunga salju, serta menanam pisang salju.
Gua-gua yang tertutup es ribuan tahun ini juga akan menjadi lemari es raksasa Feilengcui!
Dengan keberadaan "" yang merupakan lemari es raksasa, hasil tangkapan ikan dan hewan buruan di masa depan tidak perlu khawatir lagi akan membusuk saat cuaca panas, produksi daging bisa meningkat hingga ratusan kali lipat!
Dengan lemari es super besar ini, perampok padang gurun hanya perlu berburu kuda liar kerdil dan banteng liar kerdil selama musim migrasi tahunan mereka, lalu menyimpannya di Feilengcui. Di musim dingin yang keras, mereka tak perlu lagi menyeberangi es Sungai Sanggan dengan perut lapar atau menyerbu desa Bimon untuk mencari makanan!
Penaklukan tak bisa hanya mengandalkan Tongkat Taring Serigala yang berlumuran darah, tapi juga membutuhkan wortel.
Liu Zhenhan bahkan berencana menyilangkan Kuda Raksa Berkaki Banyak dengan kuda nightmare bawah tanah untuk menciptakan kuda nightmare berkaki banyak! Dia bahkan ingin menyilangkan kuda terbang semut dengan kuda nightmare untuk menciptakan kuda bersayap jangkrik! Feilengcui memiliki ruang eksperimen yang sangat luas!
Di struktur kepemimpinan kerajaan, hanya ada satu orang yang benar-benar memahami potensi Tuan Tanah Feilengcui dan mempercayainya sepenuhnya - Yang Mulia Grak Sal. Murinio hanya mengagumi Liu Zhenhan tanpa benar-benar memahaminya. Setelah menguji sikapnya dengan umpan gelar menantu dan posisi raja, Yang Mulia Sal yakin bahwa sang Juru Bicara Dewa Perang ini sama sekali tidak tertarik pada kekuasaan. Posisinya saat ini murni hasil takdir dan kesempatan.
Tapi selama dia diberikan tanggung jawab, tanpa disadarinya dia akan melakukan semuanya dengan sempurna.
Liu Zhenhan tidak tahu bagaimana Yang Mulia Sal menilainya dalam rapat Senat - Jika mengabaikan masalah gaya hidupnya dengan lawan jenis, hati sang Yang Mulia yang kami hormati mungkin adalah tanah suci paling luas di antara semua Bimon, meskipun sebenarnya dia bukan Bimon sejati!
Empat Tetua Besar Quentin dan para tetua menyambut penilaian Baginda ini dengan senyum sinis, mereka hanya mengakui kemampuan militer sang Yang Mulia, soal memerintah negara dan menciptakan perdamaian, lupakan saja.
Liu Zhenhan sebenarnya juga tidak menyadari dirinya memiliki kemampuan sebesar ini.
Agak ironis, setahun yang lalu dia masih sibuk mengurusi dirinya sendiri, mana ada ambisi besar untuk negara dan rakyat?
Tapi setelah lebih dari setahun mengembara tanpa tujuan, kini dia benar-benar mulai berpikir layaknya seorang pemimpin negara.
Semua ini ada andil dari pelatihan Master Puskash, juga pembelajaran dan pemahamannya sendiri. Emas akan bersinar, tapi tetap membutuhkan seberkas sinar matahari.
Seperti yang dikatakan Imam Utama Angsa Murinio, jika menganggap pendeta yang menerima "Pencerahan Kebijaksanaan" sebagai orang bodoh yang tak berilmu, maka orang yang berpikir seperti itulah yang sebenarnya paling bodoh.
Lao Liu yang telah menyusun rencana aksi sama sekali tidak menyadari perubahan revolusioner yang akan dibawanya ke Kerajaan Bimeng di kemudian hari. Dia berdiri sambil meregangkan pinggangnya, lalu menatap putri duyung Wei Zhi sambil mengulum bibir.
Dia berkata Putri Duyung Weizhi pasti tidak akan mengkhianati dirinya sendiri, bukan karena kesombongan atau kurang pengalaman, melainkan karena "Mutiara Harmoni".
"Mutiara Harmoni" memiliki efek khusus untuk menyeimbangkan Yin-Yang dan meningkatkan kekuatan elemen melalui peningkatan frekuensi "klinis".
Jika Yin-Yang sudah seimbang, menurut tradisi suku Putri Duyung, pasangan ini seharusnya menjadi suami-istri yang paling cocok; pasangan paling cocok akan melahirkan Bidang Perlindungan dual cultivation; Bidang Perlindungan dual cultivation berarti nyawa terhubung bagai Mandarin Duck—siapa akan mengkhianati nyawanya sendiri?
"Weizhi, apakah Putri Duyung memiliki Bidang Perlindungan bawaan? Apakah Bidang Perlindunganmu sudah Bangkit?" Ini satu-satunya hal yang ingin diketahui Liu Zhenhan saat ini.
Jika Putri Duyung tidak memiliki Bidang Perlindungan bawaan, atau Bidang Perlindungan Weizhi sudah Bangkit, demi keamanan, dia punya rencana cadangan.
"Putri Duyung memiliki 'Bidang Perlindungan' berupa kutukan keji." Ucapan Weizhi bagai suara surgawi: "Usiaku masih muda, Bidang Perlindungan belum Bangkit, tapi aku punya kutukan sakaratul maut."
Gadis kecil, dalam kondisi seperti ini, jangan salahkan aku. Liu Zhenhan menghibur diri dalam hati: Ini demi rakyat, membasmi kejahatan, berkorban diri, tanpa pamrih, siap mati di medan perang—jenderal takkan lari dari pertempuran sebelum misi tercapai.
Dibandingkan pengetahuan Aiqin, kemampuan bahasa Han-nya benar-benar kurang, hingga ketika menggunakan pepatah dan syair untuk mengungkapkan perasaan, hasilnya terlihat mengerikan hingga tak tertahankan untuk dilihat.
Biasanya sebelum berbuat jahat, dia selalu mencari-cari alasan picik seperti ini untuk memberi motivasi.
Bab 497: Memperkosa Perempuan Rakyat (Bagian Bawah)
Bagi semua ras daratan, misteri bangsa putri duyung bukanlah hal yang bisa dirangkum dalam satu dua kalimat.
Yang paling sulit dibayangkan ras daratan adalah bagaimana pasangan putri duyung melakukan hubungan intim - karena secara logika konvensional, sekedar dua ekor ikan yang saling berbenturan... apakah tidak terlalu tidak substansial?
Bukankah ini sama seperti dua orang tanpa mulut yang saling berbenturan dan menyebutnya ciuman?
Orang-orang yang memiliki pikiran mesum seperti ini dan tak sabar ingin tahu jawabannya, selain sifat penakut, hampa, gosip dan bosan, lebih didorong rasa ingin tahu dan voyeurisme.
Ciri terbesar ras beradab adalah keingintahuan yang kuat, bahkan Yang Mulia Clark Gable sang Raja Lich pun tak bisa menghindarinya, apalagi orang biasa?
Bagi Liu Zhenhan yang bergelar Santo dalam urusan ranjang, meski banyak hal di dunia ini tak dipahaminya, urusan asmara tak pernah menjadi kesulitan baginya.
Bagaimana pasangan putri duyung melakukan hubungan intim sebenarnya menyangkut ciri ras yang sangat rahasia. Dugaan mesum dari luar sebenarnya hanyalah lamunan liar belaka. Tanpa pengalaman langsung, Liu Zhenhan pun awalnya akan berpikir sama.
Silsilah putri duyung tidak kalah rumitnya dengan Elf. Dalam terminologi Bangsa Laut Xiya, keluarga besar ini bisa dipahami secara luas sebagai "Jiao Ren" - ciri fisik paling mencolok adalah tubuh manusia dengan ekor ikan serta air mata yang berubah menjadi mutiara. Wei Zhi sang putri duyung cantik baru saja menangis, memberikan jawaban pasti bagi Lao Liu bahwa putri duyung cantik memang termasuk golongan Jiao Ren.
Hingga saat ini, Liu Zhenhan telah melihat empat jenis "Jiao Ren" secara langsung: Putri Duyung Laut, putri duyung air tawar, putri duyung Kou Tao, dan putri duyung beracun; serta mendengar dua jenis: putri duyung rawa dan putri duyung Diao Ti.
Informasi tentang putri duyung rawa baru saja disebutkan sekilas oleh Druid Kaka tanpa diskusi mendalam. Namun bahkan sebelum mengenal Kaka, Lao Liu sudah mendengar sedikit tentang putri duyung amfibi di rawa ini. Meskipun Rawa Senja termasuk wilayah terlarang di Aiqin, kabar tentang keahlian putri duyung rawa dalam melempar pisau terbang dan sifat eksklusif mereka masih bisa terdengar samar-samar.
Legenda mengatakan putri duyung rawa juga bisa menggunakan daun alang-alang rawa yang sangat tangguh untuk membuat jaring ikan dan menangkap buruan hidup-hidup. Ciri khas ini sangat mirip dengan teknik lempar jaring tradisional suku serigala Bimon Wolff.
Sedangkan "Diao Ti Ren Yu" (putri duyung bertato) berasal dari legenda kuno para pengelana Yun Qin. Konon putri duyung jenis ini tinggal di pesisir laut selatan Benua Sutra Timur Jauh, tidak hanya bisa menangis mengeluarkan mutiara, tetapi juga memiliki keahlian menenun yang luar biasa sehingga menghasilkan sutra mewah bernama "Jiao Xiao" yang selembut bulu angsa dan tidak basah saat masuk air.
Bagi orang biasa, sangat sulit untuk memahami begitu banyak jenis putri duyung. Jika ditanya makhluk darat mana di Benua Aigean yang paling memahami ras putri duyung, pastilah Lao Liu. Hal ini sudah terlihat jelas saat dia sedang berdebat dengan Wei Zhi tadi.
Baik putri duyung cantik yang hidup di Laut Kabut maupun Putri Duyung yang tinggal di Samudera Xiya, dalam perjalanan waktu yang panjang meski berevolusi secara berbeda untuk beradaptasi dengan lingkungan, Liu Zhenhan yakin bahwa secara struktur fisiologis tidak ada perbedaan antara Putri Duyung dan putri duyung cantik!
Putri Duyung hanya punya satu mulut untuk makan, maka putri duyung cantik juga pasti hanya punya satu mulut, tidak mungkin punya dua. "Atas-bawah" itu logikanya sama.
Dengan kesimpulan ini, jika ingin mendapatkan kesucian seorang gadis putri duyung cantik, tentu bisa menggunakan metode yang sama seperti menghadapi Putri Duyung dengan melakukannya langkah demi langkah.
Putri duyung Laqueel·Vich secara alami memiliki cairan tubuh beracun mematikan. Siapa pun yang berniat jahat harus memastikan diri kebal racun terlebih dahulu. Selain itu, putri duyung terkenal cerdik luar biasa. Jika ada yang mencoba memaksakan kehendak dengan senyum mengerikan, mereka memiliki kutukan bunuh diri, sihir racun tingkat tinggi, serta sihir perlindungan yang dianugerahkan Mutiara Harmoni - semuanya kemampuan mematikan untuk pertahanan diri!
Terutama sihir racun, dalam sejarah magi Benua Aigean, Penyihir Besar yang mendalami sihir racun bisa dihitung jari, namun setiap mereka sangat termasyhur! Sihir ini ibarat jalan pintas berlipat, baik dalam pertempuran kelompok maupun duel, mampu mengalahkan seratus lawan secara tak kasatmata. Andai saja sihir racun tidak memiliki sifat merusak diri yang ekstrem, sistem magi ini pasti sudah menjadi yang paling populer di seluruh Aiqin.
Lagipula, bahkan jika seseorang berniat buruk pada putri duyung cantik nan cemerlang ini, dan sama sekali tidak takut pada rintangan seperti duri tadi, menghadapi ekor ikan - apa yang bisa dilakukan seorang pria dewasa?
Liu Zhenhan menyembunyikan ekor serigalanya yang mesum di balik pakaian, mengenakan wajah pria terhormat. Ia duduk di tempat tidur selama setengah hari menemani putri duyung Wei Zhi mengobrol, dengan bangga menceritakan masa lalu gemilangnya. Ia menikmati tatapan penuh kekaguman gadis kecil ini, merasa seperti Zhang Qingshan dan Liu Zishan yang belum tertangkap, bahagia tak terkira. (PS: Duo Zhang-Liu adalah dua koruptor pertama di Tiongkok baru, menggelapkan dana 600 juta yuan.)
Sebenarnya Liu Zhenhan cukup memahami perasaan putri duyung Wei Zhi saat ini.
Meski putri duyung cantik ini sudah mendengar cerita panjang lebar tentang sejarah pertempurannya yang gemilang, tapi cukup dengan lutut berpikir pun tahu: saat ini dahi pasti dipenuhi bubur, sama sekali tidak memahami situasi sebenarnya.
Di tengah keterasingan dan jalan buntu, ia hanya mengembangkan rasa keakraban dan ketergantungan yang terpaksa pada Lao Liu si putri duyung asing ini. Landasan kepercayaan ini sangat rapuh, baru muncul karena krisis kepercayaan Wei Zhi terhadap Bangsa Iblis.
Membuatnya jatuh cinta secara instan dan menyerahkan tubuh, Liu Zhenhan merasa dirinya belum punya daya tarik sehebat itu. Makhluk cerdas dunia iblis yang menguasai sihir arkan, ketahanan mental mereka bukanlah level biasa. Dengan kemampuan "Bunga Bermekaran Membuat Mata Terpesona"-nya, mungkin bisa memikat dua persen rasa simpatinya. Tapi untuk memunculkan cinta membara? Itu jelas mimpi di siang bolong!
Dengan dasar rasa simpati ini, setidaknya tidak akan terjadi kekacauan pasca kejadian. Rencana Lao Liu cukup matang.
Keputusan untuk melakukan ini, sebagian besar memang disengaja oleh Liu Zhenhan, sebagian kecil terpaksa karena situasi.
Disebut disengaja, terutama karena putri duyung ini terlalu memesona. Perempuan biasa bisa dibuang, tapi membiarkan barang langka secantik ini lolos dari mulut Lao Liu? Itu namanya Perbuatan Keji!
Laki-laki dominan biasanya punya gen penakluk yang kuat dalam karakternya. Wujud paling nyata terlihat dari nafsu terhadap wanita. Liu Zhenhan contoh klasik. Aiqin bukan Tiongkok, dalam sistem sosial yang berbeda ini, etika lama tak berlaku. Sebagai tuan tanah sekaligus pemimpin negara, kalau tidak menikah dan menggauli perempuan, selain orang akan menganggapmu gila, Lao Liu sendiri juga akan merasa dirinya tak waras.
Lao Liu toh sudah bertahun-tahun menerima pendidikan, alam bawah sadarnya juga tahu ini adalah sisa feodalisme yang buruk. Tapi dia tetap tak bisa menahan godaan, apalagi dengan alasan pembenaran yang muluk-muluk - alasan ini sebenarnya cukup meyakinkan, lagipula putri duyung Wei Zhi memang disaksikan sendiri oleh Raja Lich dimasukkan ke Menara Kristal. Mana mungkin setelah tidur semalam, gadis ini langsung menghilang? Mengembalikan Putri Merak ke Feilengcui, pertama takut bocor rahasia, kedua karena tak ada yang pernah melihat Putri Merak, jadi mudah membuat alasan. Tapi untuk Wei Zhi tak bisa pakai cara kasar seperti itu.
Karena alasan sejarah yang tertinggal, putri duyung Wei Zhi penuh permusuhan terhadap bangsa iblis, kemungkinan mengkhianati Lao Liu di saat genting kecil.
Tapi tak ada yang absolut di dunia ini, lebih baik berjaga-jaga. Tak ada salahnya menambah kewaspadaan.
Cara terbaik membuatnya menjaga rahasia adalah membuat Bidang Perlindungan dual cultivation yang menyatukan nyawa kedua belah pihak - benda ajaib yang begitu menggoda! Belum lagi Mutiara Harmoni punya metode pintas meningkatkan kekuatan elemen lewat peningkatan "frekuensi klinis"!
Sebenarnya, meski tanpa alasan muluk-muluk ini, mana mungkin Liu Zhenhan melewatkan kesempatan emas buat kepentingan pribadi ini?
Sifat buruk lelaki benar-benar terekspos di saat seperti ini.
Setelah ngobrol ngalor-ngidul sampai mulut kering, Liu Zhenhan menyuruh pelayan darahnya mengambil dua cangkir air, lalu menyerahkannya dengan sopan ke putri duyung.
Dua Pelayan Darah Dunhuang yang mampu melayang di udara dan terbang bebas benar-benar membuat Wei Zhi terkesima.
Setelah periode percobaan, selain menggunakan mata sebagai sensor dan kerja sama sihir, Liu Zhenhan menemukan fungsi lain dari pelayan darah - penemuan kemampuan ini murni kebetulan.
Awalnya Liu Zhenhan merasa mempertontonkan dua dayang telanjang Dunhuang yang terus terbang kesana-kemari sungguh memalukan, apalagi dengan wajah jelita dan lekuk tubuh menggairahkan mereka. Membiarkan mereka berkeliaran akan membuat wibawa Penyihir Santo terlihat seperti Jun Jepang yang hina! Saat membeli sepatu hak tinggi dan pakaian untuk Shuang Ai, dia sekalian membelikan kedua pelayan darah itu gaun malam renda hitam dan sepatu hak kristal.
Tubuh kedua dayang telanjang ini telah terwujudkan sepenuhnya. Dari perspektif sihir, bentuk kehidupan elemen mereka setara dengan mayat hidup tingkat tinggi. Selain kecerdasan, penampilan mereka tak berbeda dengan manusia sungguhan. Dengan segala kelengkapan perempuan sempurna dan lekuk tubuh indah yang terbungkus gaun malam, keindahan mereka benar-benar mampu menggetarkan jiwa semua makhluk.
Liu Zhenhan awalnya khawatir, jika dia tidak menggunakan mereka selama lebih dari dua jam, saat mereka menghilang secara otomatis, kedua gaun malam itu akan terlepas. Tapi kemudian dia menyadari hal itu tidak terjadi. Begitu dua pelayan darah telanjang menghilang, setelan perlengkapan mereka ikut lenyap. Bahkan peralatan magis yang Liu pasang di tubuh mereka ikut terbawa saat mereka menghilang.
Sungguh memalukan, sebagai tuan dari dua pelayan darah ini, Lao Liu tetap bingung: Apakah kepergian mereka berarti menghilang atau memasuki ruang tenaga magis? Mengapa pelayan darah ini juga memiliki kemampuan penyimpanan dimensi?
Wei Zhi tidak tahu Master Richard di depannya memiliki begitu banyak "masalah bahagia". Dia hanya tahu harus memberikan rasa hormat tertinggi pada ahli sihir arkan seperti ini. Bertemu dengan master level ini saja sudah kehormatan besar bagi penyihir biasa, apalagi sang master begitu perhatian bahkan menyerahkan secangkir air dengan tangannya sendiri.
Wei Zhi hampir pingsan karena bahagia.
Senyum Liu Zhenhan semakin munafik, karena tanpa sadar Wei Zhi telah menghabiskan setengah air bersih dalam gelas kristal tinggi itu.
Metode mencuri keharuman dan mencuri mutiara yang digunakannya benar-benar menghilangkan martabat seorang |Penyihir Santo sekaligus menginjak-injak harga diri yang semestinya dimiliki |ahli Jalan Tertinggi - ternyata dia sama bejadnya dengan pencuri bunga kelas bawah, dengan terang-terangan menggunakan |obat perangsang pada gadis muda yang belum berpengalaman!
Apalagi obat perangsang yang digunakan adalah campuran sisa dari waktu menyirami |Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun dulu, semua bahan seperti |Hongqian, |Lalat Bawah Tanah, dan darah lidah kodok dihabiskan, benar-benar kombinasi yang ganas.
Kekhawatiran |Master Puskash semasa hidupnya sangat beralasan. Ketika |ahli Jalan Tertinggi sekuat |Tuan Tanah Feilengcui hendak berbuat keji, tingkat bahaya dan kemampuan penyamaran yang dimilikinya jauh melebihi pencuri kelas rendah mana pun. Wei Zhi bahkan dalam mimpi pun takkan menyangka bahwa |Master Richard di hadapannya bisa menggunakan kendali telepati untuk menyuruh dua |pelayan darah menyelinapkan racun mematikan ke dalam tehnya saat membelakangi. Hanya beberapa saat kemudian, Wei Zhi mulai menopang dahinya dengan tangan halus, sambil terus berbincang dengan |Lao Liu, kepalanya bergoyang lembut. Helai rambut hitamnya menyebarkan aroma wangi yang memabukkan, dua butir |Mutiara Hitam di pelipisnya berkilauan liar bagai nyala api.
|Liu Zhenhan mulai menelan ludah dengan suara |gloops-gloops.
Saat Wei Zhi akhirnya mampu mengangkat kepala lagi, bibir merahnya yang memikat mulai mengeluarkan desahan halus bagai nyamuk.
Desahan ini menusuk bak angin kencang yang menyembur dari celah gunung, mengendap namun sarat intensitas; pada sirip punggung ekor hitamnya, retakan mulai merekah helai demi helai, tajam bagai torehan pisau.
Liu Zhenhan hampir tak kuasa memeluknya erat dan menciumnya selama lima menit. Tapi akal sehatnya berbisik: "Tidak boleh, kawan! Aku tahu kau ingin langsung menyerbu, tapi cairan gadis ini beracun."
Perlahan, mata hitam Wei Zhi yang memabukkan mulai beriak bagus burung layang-layang menyentuh kolam tenang, menebar aura musim semi. Setiap desahan kecilnya membuat udara sekitar terasa mencekam.
Benar-benar nyanyian ranjang yang merdu! Liu Zhenhan tenggelam dalam desahan manis ini hingga tak bisa melepaskan diri. Tapi karena ini rencana licik, hatinya tetap gelisah.
Bahkan terlintas keinginan untuk menghentikan segalanya - ini terlalu keji.
Tapi pikiran itu hanya sekejap.
Sebab godaan ini telah mencapai tahap di mana kesalahan harus dijalankan hingga tuntas. Dalam istilah profesi, ini disebut mengucilkan diri dari rakyat.
Bentuk godaan bermacam-macam, godaan polos seperti ini bagi seorang bajingan tua, daya penghancurnya tak tertandingi.
Pengetahuan dunia luar tentang Putri Duyung benar-benar sangat sedikit!
Sebenarnya di dalam ekor ikan Putri Duyung, terbungkus sepasang kaki!
Lapisan sisik ekor bagian luar ini hanya setara dengan kulit tambahan belaka!
Ekor putri duyung hanya bisa luruh dalam dua kondisi: pertama saat naik ke darat karena kekurangan air ekstrim yang memaksa luruhnya sisik, namun sekaligus kehilangan kemampuan bicara. Kedua saat gairah musim semi memuncak, sirip punggung akan terlepas sendiri. Tapi membuat Putri Duyung tergugah perasaannya, sungguh sulit.
Begitu putri duyung kehilangan ekornya, tak mungkin kembali seperti semula, digantikan garis sisik di antara kedua kaki sebagai penanda.
Putri Duyung dan Medusa sama-sama setengah manusia setengah hewan, mengapa Medusa tahu memakai baju, tapi Putri Duyung tidak menutupi bagian malu ekornya dengan pakaian?
Bukan Putri Duyung tidak tahu malu, tapi sama sekali tidak perlu!
Setelah sisik ekor Wei Zhi luruh sepenuhnya, terlihat sepasang kaki jenjang mulus seperti lemak beku, lekuk anggunnya dipadu garis sisik hitam bak batu permata, menyilaukan sampai bisa merobek mata. Berbeda dengan manusia biasa, bagian bawah tubuh Putri Duyung yang tak pernah tersentuh matahari menambah pesona lembut tak bertulang dan kemalasan memikat.
Bagi putri duyung, kelemahan seperti ranting willow tertiup angin ini adalah pesona yang memesona. Namun bagi pria putri duyung, kelemahan ini merupakan penderitaan yang tiada tara.
Dalam sejarah Bangsa Laut, para pria putri duyung yang memiliki Bidang Perlindungan dual cultivation telah berlatih evolusi ganda seumur hidup, namun tetap tak bisa menyaingi kemajuan Lao Liu dalam setahun. Alasannya persis karena ini - bayangkan, kedua kaki saja lemas tak bertenaga hingga harus belajar berjalan, apalagi "anggota ketiga" ini... Masih harus belajar juga... Sial... Ini benar-benar sial...
Sepasang kaki indah ini saja sudah cukup untuk kuhibur semalaman. Mata Liu Zhenhan membelalak lebih lebar dari badak, semburan api dahsyat bagai gunung berapi meletus mengelilinginya.
Sepasang kaki lembut tak bertulang bagi pria, sensasinya tak perlu dijelaskan lagi.
Tubuh lembut Wei Zhi berputar lentik, tangannya dengan lembut menyangga lutut Liu Zhenhan. Tatapannya yang menggoda seperti sutra terangkat, memancarkan kilau basah yang siap menenggelamkan siapa pun.
Sekalipun bajingan tua yang sudah berpengalaman dalam formasi perang, tetap saja jantungnya berdebar tak karuan, tak bisa mengendalikan diri.
Baik pesona eksotisme maupun aroma bunga liar yang lebih memikat daripada bunga rumahan, desahan manis dan tubuh ramping putih salju telah membuatnya melupakan hujan dan salju di luar, musim gugur maupun musim dingin. Perang Dewa dan Iblis atau invasi Bangsa Laut, apa artinya dibandingkan kehangatan pelukan Putri Duyung? Bahkan mati besok pun tak menjadi masalah.
Perempuan putri duyung secara alami memiliki keterampilan khusus, atau bisa disebut insting. Teknik mulut mereka benar-benar kelas satu, terutama untuk mengimbangi kekurangan fisik bawaan laki-laki putri duyung. Ini merupakan teknik stimulasi yang berevolusi secara khusus.
Sensitivitas musikal yang unik bahkan memungkinkan setiap putri duyung menggunakan bibir merahnya, mengkombinasikan hisapan dan gerakan lidah dengan napas hidung yang berirama, menciptakan melodi mempesona seperti Nyanyian Pesona Pasang Surut atau Melodi Pasang Surut Lautan. Hal ini memiliki kemiripan efek dengan tembakan senapan mesin Lao Liu. Dulu sebagai penembak pendukung, Liu Zhenhan berlatih menembak dengan senapan mesin berat, mampu mencampur tembakan panjang dan pendek untuk menciptakan simfoni "Bunga Persik Kecil".
"Tersengal-sengal..." Liu Zhenhan mencengkeram tepi tempat tidur dengan erat, matanya terbalik putih. Napasnya terengah-engah seperti mesin uap. Bisikan di telinganya terasa begitu tidak nyata, namun kenikmatan yang merambat dari bawah ke seluruh tubuhnya justru terasa sangat nyata.
"Tunggu!" Lao Liu tiba-tiba teringat sesuatu, dengan panik mengeluarkan kotak dari sakunya. Ia mengambil buah kemuning, tergesa-gesa mengupas kulitnya lalu memasukkannya ke mulut kecil Wei Zhi, sambil membersihkan sehelai bulu hitam keriting yang menempel di bibirnya yang berkilau.
Buah kemuning ini berasal dari Kuil Ros milik Dark Elf. Rasanya manis segar dengan sedikit kesat, sebagai buah biasa memang tak istimewa. Keunggulannya terletak pada bijinya yang sangat banyak, sebesar biji wijen tapi elastis seperti bola pingpong. Begitu kulitnya pecah, biji-biji ini akan memantul tak henti dalam ruang sempit.
Ruang mulut yang terbatas justru menjadi tempat ideal.
Di sudut ruangan, cermin bunga tiba-tiba memantulkan wajah yang terdistorsi - distorsi kebahagiaan.
Bab 498 Bidang Perlindungan dual cultivation Kedua (Bagian Atas)
Ai Wei'er mencubit telinga Lao Liu dengan keras, menggeretakkan gigi peraknya.
"Kesatuan Kultivasi Bayangan Bintang" tahap evolusi pertama "Pintu Langit", meski dijuluki "Pintu Pelarian", sebenarnya lebih pantas disebut "Pintu Penangkap Perselingkuhan".
Pasangan yang memiliki "Kesatuan Kultivasi Bayangan Bintang" memang tak sehebat hubungan telepati antara Pendeta dan Peliharaan Magis, namun kemampuan saling merasakan emosi ekstrim seperti bahaya, kemarahan, atau kesedihan sama sekali tak diragukan.
"Tidak diragukan lagi, gelombang kenikmatan yang seperti pasang surut juga termasuk salah satu fluktuasi emosi paling intens dalam tubuh manusia."
"Xiao Ai!" Wajah Liu Zhenhan, meski tak sebanding dengan tembok ibu kota Weisisipang, tak kalah kokohnya dengan Menara Bela Diri.
Perbuatan memalukan ini tertangkap basah oleh Ai Wei'er, tapi dia tetap saja bermuka tebal tersenyum-senyum.
Lao Liu sekarang, telanjang bagaikan kebenaran mutlak, memeluk putri duyung Weizhi yang sedang tidur panjang di atas ranjang kristal mewah berlapis sutra perak, berbaring seperti huruf "Y" sementara tangannya meraba-raba tubuh ramping dalam pelukannya, dengan dua pelayan darah berpayudara montok dan pinggang ramping menungganginya - gadis dengan siluet seperti ini dalam istilah profesi disebut 'kecantikan bentuk S', termasuk kategori tak terbantahkan.
Dua gadis telanjang gaya Dunhuang yang memesona, satu di depan dan satu di belakang, bergoyang-goyang; dua suara merdu lebih dari burung bulbul bergema lembut dan menggoda, cukup untuk membangkitkan dosa di Jiwa yang Mendambakan.
Ai Wei'er menyaksikan pemandangan ini dengan pipi merah padam, dadanya berdebar kencang seperti ada rusa kecil di dalamnya, skandal ini telah jauh melampaui imajinasinya.
"Aku..." Ai Wei'er terbata-bata lama, tak tahu harus berkata apa, akhirnya menggigit bibir dan menunjuk-nunjuk otak Lao Liu dengan garang.
Liu Zhenhan tersenyum malu-malu dengan sikap tak tahu malu.
Bahkan jika dinilai dengan sudut pandang paling toleran di dunia sihir, tindakan Penyihir Besar tingkat di atas santo saat ini mungkin tetap akan tercatat dalam sejarah sebagai dua kejahatan besar: menghina esensi murni kekuatan elemen dan mengkhianati rahasia tertinggi sihir!
Melakukan hal mesum seperti ini dengan pelayan darahnya sama sekali bukan sekadar masalah amoralitas biasa - ini cukup untuk membangkitkan kemarahan dahsyat semua pengguna elemen!
Bahkan Ai Wei'er yang selama ini begitu tenggelam dalam cintanya pada Liu Zhenhan pun kini benar-benar sangat marah!
Dari perspektif duniawi, Tuan Tanah Feilengcui yang telah melampaui batas kemampuan tingkat Santo ini sebenarnya bisa dianggap sebagai setengah Dewa, karena dengan kekuatan magisnya yang tak terbatas ia menciptakan bentuk kehidupan baru berupa pelayan darah!
Namun menurut teori sihir Aiqin, Yang Mulia Raja Bunga tetaplah hanya seorang Penyihir Besar yang tak ada bandingannya - penyihir Aiqin adalah ateis, gelar mengerikan "Sang Pencipta" hanya bisa menipu rakyat biasa, tapi tidak membuat mereka takut.
Di Benua Aigean saat ini, teori sihir telah mencapai puncak perkembangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Landasan teorinya sangat kokoh, relatif konservatif dan ketat. Raja Lich dunia iblis berani mengatakan pelayan darah Lao Liu sudah setara "elemental" bahkan "elemental", sebenarnya menunjukkan ketidakmatangan teori sihir arkan dunia iblis. Jika Master Puskash atau Master Stefano, pasti tidak akan sembarangan mengambil kesimpulan secara gegabah seperti ini!
Dalam teori akademis sihir Benua Aigean, segala sesuatu di dunia tersusun dari partikel elemen. Sihir adalah ilmu elemen yang mencapai tujuannya dengan memanggil dan menyusun ulang partikel elemen menjadi bentuk padat! Kelahiran makhluk hidup baru sama sekali bukan hanya bergantung pada kultivasi sihir seseorang, yang terpenting adalah pengakuan kekuatan elemen alam! Menurut teori sihir, kelahiran pelayan darah semata-mata karena kekuatan magis Tuan Tanah Feilengcui kebetulan selaras dengan hukum penciptaan alam, sehingga melahirkan bentuk kehidupan baru.
Analoginya seperti sungai bawah tanah yang gelap gulita. Karena akumulasi air jangka panjang membentuk danau, meski tidak ada yang menebar benih ikan, tetap akan muncul ikan dan udang secara alami - ini prinsip yang sama.
Pelayan darah Tuan Tanah Feilengcui telah memiliki tubuh utuh namun belum memiliki kecerdasan lengkap. Paling-paling setara Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun, termasuk dalam bentuk semi-nyawa yang belum berevolusi sempurna, hanya memiliki cangkang tubuh tanpa jiwa.
Bagaimana mungkin Serikat Sihir mengakui pelayan darah semi-hidup ini sebagai elemental atau elementalis?
Sebelum pelayan darah muncul, satu-satunya spesies di dunia yang diketahui memiliki tubuh sepenuhnya tersusun dari elemen sihir hanyalah Hantu Abadi dari ras mayat hidup. Namun Hantu Abadi yang mampu mematerialisasikan tubuh secara utuh seperti pelayan darah sangat langka di alam liar. Hanya Hantu Abadi yang telah mencapai tingkat kultivasi sangat tinggi seperti Hydra berkepala sembilan yang mampu melakukannya.
Perlu ditegaskan bahwa selain tercipta secara alami melalui kebetulan, Hantu Abadi juga bisa diciptakan oleh Penyihir Mayat Hidup tingkat Mentor di Benua Aigean dengan menggunakan jiwa segar yang diberi kekuatan magis.
Namun Hantu Abadi buatan Archmagister mayat hidup hanya mengikuti kehendak penyihirnya, sama sekali tidak memiliki kecerdasan atau kesadaran mandiri seperti Hantu Abadi alami. Meski fungsionalitasnya jauh di bawah pelayan darah, secara esensi kehidupan mereka sama - termasuk dalam kategori semi-hidup yang hanya memiliki tubuh tanpa jiwa.
Pelayan darah memiliki keunggulan yang tak tertandingi oleh hantu tak bernyawa, yakni hubungan kausal langsung dengan level penyihir. Jika di kemudian hari Tuan Tanah Feilengcui dapat mencapai terobosan dalam pencapaian sihir, pelayan darah pasti akan berevolusi memiliki kecerdasan. Saat itulah nama elemental dan elemental akan pantas disandang! Bentuk kehidupan pun baru bisa disebut sempurna!
Namun untuk mencapai tingkat di atas santo, menurut teori sihir saat ini, sulitnya hampir setara dengan mendaki Sampa! Pada level ini, bukan lagi soal ketekunan berlatih atau bakat luar biasa yang menentukan, melainkan waktu kultivasi yang tak terbatas!
Karena itu di Benua Aigean, Liu Zhenhan untuk sementara masih memanggil elemental ciptaannya sebagai pelayan darah dengan tenang.
Kontradiksi justru terletak di sini. Bagaimanapun pelayan darah dibentuk dari kekuatan elemen sihir Lao Liu. Dalam wujud fisik yang nyata, menggunakan mereka untuk memuaskan nafsu pribadi, bukankah ini keterlaluan tak tahu malu?
Bahkan penyihir mayat hidup paling jahat sepanjang sejarah, Rodderick, tak pernah sampai sehina menggunakan hantu ciptaannya yang telah mencapai wujud fisik untuk menemani tidurnya!
Pelayan darah hanya bisa bergerak melalui perintah mental Richard. Di mata Ai Wei'er, tindakan Richard saat ini tak ubahnya masturbasi.
Onani juga bisa sampai ke tingkat seperti ini, "Pencapaian terhebat sepanjang masa" sepertinya masih kurang menggambarkan, tapi tidak ada kata yang lebih kuat untuk melukiskan.
"Suruh mereka berhenti!" Ai Wei'er gemetar marah. Sudah cukup lama sejak ia melangkah keluar dari "Pintu Langit", mulai dari keterkejutannya yang awal hingga pandangan marahnya yang kemudian, dua pelayan darah telanjang yang duduk di atas Richard tak henti-hentinya menggeliat seperti ular dengan lekuk tubuh indah mereka, gerakan melilit yang gila-gilaan. Ekspresi dan erangan mereka begitu menggoda dan memikat sampai membuat Ai Wei'er ingin membunuh.
Hati Ai Wei'er hampir hancur berkeping-keping. Air mata kepedihan berderai mengaburkan sudut matanya.
Liu Zhenhan memiringkan kepalanya, menarik napas puas sambil berseru "Ssss", lalu mengusap tetesan air mata mutiara di sudut mata Xiao Ai dengan tangannya.
"Kamu... ini maksudmu apa!" Xiao Ai melihat dua pelayan darah seksi dan menggoda yang masih belum berhenti, merasa semakin tersinggung. Seketika ia menangis seperti bunga pir bermekaran di musim semi yang basah oleh hujan, suaranya gemetar dan tersedu-sedu: "Aku tahu kamu sering tidak puas... Tapi siapa yang bisa disalahkan... Siapa yang bisa seperti kamu yang tidak tidur siang malam... Tapi meski tidak puas, kamu tidak boleh merendahkan diri seperti ini... Kamu ingin anak kita tidak bisa angkat kepala seumur hidup... Kamu ingin Feilengcui jadi bahan ejekan dunia... Tidak bisakah menambah selir? Feilengcui tidak kekurangan kecantikan, Moshao, putri duyung air tawar, Elf Hutan, Elf Xifu, empat suku besar Bimon, mana yang tidak bisa?"
Liu Zhenhan mengedip-ngedipkan mata. Ia ingin menjelaskan, tapi mulutnya penuh sesak oleh gumpalan giok lembut yang menghalangi bicara.
Xiao Ai mengatakan kebenaran.
Di mata orang lain, Lao Liu adalah pemilik Ribuan Merah di Satu Gua, Piala Ratusan Pesona, penakluk semua pesona dunia. Sebenarnya? Omong kosong belaka!
Kemampuan ranjangnya yang sebenarnya juga biasa-biasa saja. Pria yang terburu-buru memang selalu cepat, karakter menentukan segalanya, punya senjata legendaris pun tak berguna!
Tapi masalahnya terletak pada fisiknya yang tak tertandingi. Tingkat kebutuhannya dan standar 'ronde'-nya sama-sama di luar batas!
Bagi pria paling perkasa dan tahan lama sekalipun, istirahat intermiten pasti diperlukan!
Jika diganti dengan pria perkasa berenergi tinggi lainnya, tidak ada yang bisa bertahan siang-malam, karena semua manusia butuh tidur!
Jika diganti dengan pria berfisik kuat mana pun, hasrat berlebihan jangka panjang pasti akan membuat "jari-jari mengeluh kelelahan"!
Tapi semua keterbatasan ini tidak berlaku bagi Lao Liu!
Dia memiliki Kekuatan Naga, begitu digunakan, bagian bawah tubuhnya langsung berubah menjadi Besi dan Kuda Perang, mencari kenikmatan tanpa henti, menyerbu dengan ganas! Fisiknya lebih perkasa dari Naga raksasa, mustahil kecapaian hanya dengan aktivitas segini! Dia juga hampir tak butuh tidur, energi yang dimilikinya sungguh keterlaluan! Dia juga monster yang pernah mengonsumsi Empedu ular Feiwenli, kecepatan pemulihannya jauh melampaui bayangan manusia, apalagi dia sering menyeduh Mutiara Naga Giok sebagai teh pelepas dahaga! Kecepatan konsumsi dan regenerasi esensinya sama sekali tak seimbang!
Lebih parahnya, istri-istri Tuan Liu semuanya adalah Penyihir, Pendeta, dan pesulap misterius berfisik lemah, masing-masing seperti bunga yang indah dan air yang lembut. Sesekali bisa memenuhi hasratnya dengan pura-pura menikmati, tapi mustahil dilakukan setiap hari.
Bayangkan jika orang biasa sedang bercinta dengan pasangan, baru merasakan kenikmatan, lalu pasangan tiba-tiba berdiri dan pamit pergi. Hal mengganggu pemandangan seperti ini mungkin hanya terjadi 1-2 kali, tapi bagi Lao Liu sering terjadi. Bukankah ini tidak manusiawi?
Ditambah lagi "Cun Jin" yang tak ternilai harganya dari orang ini, yang memang merupakan senjata penakluk! Konstruksi fisiologis uniknya mampu membawa wanita ke puncak kenikmatan dalam waktu singkat, menciptakan kontradiksi tak terdamaikan - bahkan Dark Elf yang disebut sebagai "wanita legendaris" sekalipun tak mampu melanjutkan hubungan intim setelah mencapai orgasme dua digit!
Tak bisa disalahkan jika hasratnya tak terbendung. Sejarah Aiqin mencatat para kaisar bejat yang hanya memilik satu selir di harem kerajaan saja sudah bisa mengabaikan pemerintahan selama puluhan tahun, apalagi Tuan Liu yang berhasil mendapatkan istri-istri berparas kecantikan kelas atas!
Liu Zhenhan sekarang bagaikan Naga Pelangi yang telah dipersenjatai hingga ke bakteri di tubuhnya, setiap hari dengan semangat menantang sekumpulan bayi telanjang.
"Berhenti sekarang juga!" Ai Wei'er benar-benar panik. Pantat harum dua pelayan darah telanjang itu masih bergerak gesit seperti kelinci melompat dan elang menyambar, sungguh keterlaluan! Bagaimanapun alasannya, tindakan Richard hari ini telah jelas-jelas menyimpang!
Jari ramping Ai Wei'er bergerak, elemen air biru muda mulai berkumpul di kuku panjangnya yang dihias Wisteria. Sorot matanya yang indah telah mencerminkan badai lautan. Tak diragukan lagi, dua pelayan darah telanjang itu akan segera lenyap.
"Jangan!" Liu Zhenhan panik, menjulurkan kepala dan berteriak: "Kau pikir aku ingin begini? Sekarang dua Pelayan Darah sama sekali tidak bisa berhenti! Ini semua karena Bidang Perlindungan dual cultivation!"
Xiao Ai tertegun.
Bidang Perlindungan dual cultivation?
Pandangannya beralih ke putri duyung Wei Zhi yang sedang tertidur manis di pelukan Richard.
"Begini ceritanya!" Wajah Liu Zhenhan memerah sedikit, "Aku... aku telah melakukan... dengan Wei Zhi..."
Bagi Ai Wei'er, menambahkan satu lagi gadis cantik untuk Richard bukanlah masalah besar. Sejak Richard memotong lengannya untuknya, Ai Wei'er dengan keras kepala yakin bahwa dirinyalah yang paling dicintai - semua nyonya bos di Feilengcui tampaknya memiliki kepercayaan diri yang sama. Namun sebenarnya siapakah yang paling dicintai Lao Liu, mungkin bahkan dia sendiri tidak tahu.
"Poin utamanya! Mengapa dua Pelayan Darah tidak bisa berhenti!" Mata Xiao Ai nyaris menyemburkan api karena iri hati: "Mengapa dikatakan karena Boundary Cultivation?!"
Liu Zhenhan mulai menjelaskan kemampuan "Mutiara Harmoni" dalam menyeimbangkan Yin-Yang dengan detail, mengemukakan fakta dan bukti.
"Penyeimbangan Yin-Yang bagi orang biasa hanyalah keharmonisan suami-istri, mencapai puncak kenikmatan! Tapi bagi putri duyung, pasangan yang paling serasi dan harmonis justru berarti Bidang Perlindungan dual cultivation!" Teori sihir memang memiliki logika. Meski dasar teori Liu Zhenhan biasa-biasa saja, otaknya bekerja cepat dengan cara yang tak terduga, kali ini pun begitu.
"Kalau begitu, apakah Nona sang ini, begitu diambil oleh pria manapun, berarti akan berbagi dengan mereka?" Wajah mulai sedikit tenang. Sebagai , dia mengerti betapa hebatnya kegunaan . yang bisa berevolusi ini, bagi adalah ensiklopedia , bagi berarti yang meningkat, bagi penjelajah adalah adaptasi lingkungan, bagi ini jalan terbaik memperpanjang !
Godaan seperti ini, andaikan dia seorang pria, dalam kondisi yang memungkinkan, pasti sulit untuk menolak.
hanya sempat mengangguk, yang sedang menunggangi -nya tiba-tiba membungkuk dan mencium mulutnya dengan keras.
"Amphitrite-ku!" tiba-tiba menutup mulut sambil ber, kilasan pikiran yang muncul membuat seluruh -nya seolah tersedot: "Kalau begitu... ke depannya kita cukup pasangkan ke setiap pasangan yang -nya belum , bukankah kita bisa memproduksi massal ?"
BAB 499 KEDUA ()
tetaplah !
Pelayan darah telanjang yang cantik luar biasa memeluk lehernya dengan ciuman basah super ini, persis seperti serigala gua padang gurun yang kelaparan sepanjang musim dingin, tak melepas bibirnya selama setengah hari. Tapi meski sudah sibuk seperti ini, dia masih bisa melanjutkan pembicaraan serius dengan Ai Wei'er.
"Gadis kecilku! Kamu benar-benar pantas disebut putri duyung Bangsa laut, langsung paham!" Kelebihan telepati benar-benar terlihat sekarang. Tuan Liu sekarang benar-benar mempraktikkan konsep satu pikiran dua tujuan: "Benar, jika ada 'Mutiara Harmoni', putri duyung air tawar Feilengcui kita bisa membangkitkan 'dasi kupu-kupu dual cultivation' secara massal! Tapi..."
"Tapi 'Mutiara Harmoni' memiliki fungsi penghancuran otomatis! Jadi untuk memungkinkan pasangan putri duyung air tawar menikmati perlakuan langka ini, kita harus menghadapi pemilik mutiara saat ini, putri duyung Wei Zhi! Benar atau tidak?" Melihat pemandangan mesum di depannya, wajah Ai Wei'er yang baru saja membaik kembali berubah seperti burung camar menyambar rendah di atas samudra biru, pertanda badai akan datang.
"Awalnya aku belum yakin apakah fungsi penyeimbang Yin-Yang 'Mutiara Harmoni' benar-benar bisa mengaktifkan 'dasi kupu-kupu dual cultivation' pasangan putri duyung, jadi aku coba dulu. Hasilnya sepenuhnya sesuai logika, aku senang!" Liu Zhenhan akhirnya bisa bicara. Pelayan darah yang bercumbu basah dengannya selama setengah hari itu sekarang sedang menjelajahi dadanya dengan ujung lidah halus nan hangat, terus merayap ke bawah.
Seorang pelayan darah wanita telanjang yang sedang menunggangi pangkal paha Richard akhirnya menghentikan gerakan goyang yang dilakukan dengan mahir. Ia menggelengkan rambut merah darahnya, wajah cantiknya dipenuhi ekspresi kesakitan dan kebingungan, bagai Raja Arthur yang sedang berusaha mencabut Pedang Batu. Perlahan ia bangkit, gerakan terakhir saat menarik diri itu membuat sang kecantikan Dunhuang yang mirip dewi terbang ini terlihat seperti baru saja menyelesaikan tugas seberat membelah langit dan bumi. Disusul kemudian erangan rendah "Ÿngníng" yang menggoda hingga ke tulang sumsum.
Ai Wei'er terpaku, menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana pelayan darah telanjang ini kembali berbaring di samping Richard dengan gaya malu-malu yang lemah gemulai, penuh pesona.
Kaki panjangnya yang bulat sempurna melengkung bagai busur, menggesek-gesek pangkal paha Richard layaknya kucing manja; Matanya yang menggoda bak sutra, bibir merahnya sedikit terbuka. Setelah beberapa saat menghisap jarinya, ia menyelipkannya ke mulut Richard, menariknya perlahan.
Pada wajah suci nan cantiknya saat ini, pertarungan antara iblis dan malaikat sedang terjadi. Sebuah percampuran antara kegenitan dan kesantunan yang meski disaksikan sesama wanita seperti Ai Wei'er, tetap mampu mengguncang jiwa.
“Dua pelayan darah licik ini, bahkan lebih... lebih...” Ai Wei'er gemetar sepenuh tubuh, menunjuk kedua pelayan darah cantik ini dengan perasaan marah, malu, dan cemburu yang tercampur.
Sungguh memuakkan!
Ai Wei'er yang awalnya cukup percaya diri, hari ini terpaksa mengakui kekalahan di hadapan dua pelayan darah ini!
Kedua pelayan darah ini memiliki wajah suci bagai malaikat dan tubuh sensual bak iblis. Ekspresi mereka bisa berubah dari penuh kesucian sakral menjadi rayuan menggoda dalam sekejap. Secara bawah sadar, mustahil memandang mereka sebagai manusia biasa!
Wanita berkulit merah belum pernah ada di Benua Aigean. Xiao Ai harus mengakui, dua wanita berkulit merah ini memiliki daya pikat yang luar biasa. Yang paling menggoda, mereka sama sekali tidak malu-malu. Semakin mesra gerakan mereka, semakin suci ekspresi wajahnya.
Ai Wei'er mengira sudah cukup berpengalaman setelah lama bersama Richard. Tapi baru beberapa saat saja, pandangannya kembali tercengang seolah memasuki tingkat dimensi baru yang samar dan menakjubkan.
"Harta karun, beri aku lima menit lagi. Kalau tidak kuselesaikan mereka, kita tidak bisa bicara serius." Liu Zhenhan bangkit dengan gesit, mencubit lembut pipi kemerahan Xiao Ai yang masih ngambek. Dengan tubuh telanjang, dia melompat dari tempat tidur dan menggenggam dua kaki ramping nan indah itu di bahunya. Posisi kuda-kudanya terbuka lebar, siap untuk aksi ganas.
Seorang pelayan darah telanjang lainnya bagaikan kupu-kupu yang menari-nari, melesat ke udara dengan gerakan yang sangat anggun, lalu mendarap di punggung lebar dan kekar Lao Liu.
Xiao Ai duduk kesal di tepi ranjang, memandang dingin ke arah Lao Liu. Sorot mata jernih nan dinginnya cukup untuk memadamkan gairah sehebat gunung berapi.
Xiao Ai berniat melanjutkan perannya sebagai sosok yang sopan dan dingin untuk memberikan stimulasi keras, namun tiba-tiba melihat pelayan darah cantik di belakang Richard menjulurkan lidah merah mudanya menyusuri garis tulang punggung hingga ke bawah garis pinggul - bagian yang dalam bahasa paling halus disebut sebagai tempat pembuangan kotoran.
"Ya Tuhan!" Jika pandangan mata bisa diubah menjadi batu, Ai Wei'er bisa membangun tembok ibu kota dalam sekejap dengan sorot matanya. Segala kesopanan dan kedinginan langsung menguap.
"Oh~~" Liu Zhenhan mendongakkan kepala, pinggangnya mendorong keras sambil menghela napas panjang bak suara banteng.
Mimpi yang dinanti-nantikan! Mata bajingan tua itu berkaca-kaca.
Alis Ai Wei'er berkedut keras mengikuti hentakan pinggang Richard yang tiba-tiba mendorong!
Gerakan ini membuat seluruh anggota badannya terasa membeku!
Gerakan ini mengingatkannya pada Pertahanan Feilengcui tempo dulu, saat Gud si Prajurit Panda sekuat gunung menghujamkan Tombak Bermata ke dada musuh, bahkan menembus Perisai Baja!
Xiao Ai menutupi mukanya, ia benar-benar tak sanggup melanjutkan pandangan. Adegan ini jauh melampaui imajinasinya, sungguh skandal yang tak terbayangkan!
"Urusan ranjang suami-istri baru memalukan jika tersiar. Hanya kita berdua di sini, malu apalagi?" Liu Zhenhan dengan tak tahu malu menarik tangan mungil Ai Wei'er yang menutupi wajah, lalu mencium pipinya yang merah membara itu penuh nafsu.
"Cih!" Xiao Ai meludahinya. Gemuruh suara mesra yang bergulung-gulung itu membuat seluruh tubuhnya bagai obor menyala, panasnya bisa merebus telur.
Dayang Telanjang Dunhuang yang sedang bersenggama itu melantunkan nyanyian ranjang yang tersendat-sendat. Ai Wei'er sampai tak berani mendengar, semua kata-katanya cabul tak karuan namun merdu memikat.
Aneh! Ai Wei'er kembali bertanya-tanya dalam hati. Ia ingat betul dua dayang darah ini meski tubuhnya telah berwujud, tapi tak pernah bersuara. Hari ini kenapa mereka jadi semakin genit?
"Harta karun!" Liu Zhenhan jelas sedang larut dalam kesombongan, kata-kata mesumnya mengalir deras. Sambil merangkul erat Ai Wei'er, tangan nakalnya tak henti meraba-raba, mulutnya pun tak berhenti mengoceh: "Lepaskan kerang itu, begini tidak nyaman untuk diraba!"
Xiao Ai mendengar ini campur marah dan geli. Dasar brengsek, berani-beraninya memperlakukan Putri kerajaan sepertiku seperti bunga liar!
Tanpa ampun, dia menggigit keras otot pinggang si brengsan ini sebagai hukuman.
Tak disangka tubuhnya sudah lemas karena rabaan tangan nakal itu, gigitan penuh dendam justru berubah jadi rayuan mesra yang ambigu. Hidungnya malah mengeluarkan erangan memabukkan.
Ai Wei'er sendiri kaget, kenapa di saat seperti ini ikut-ikutan konyol bersamanya? Kenapa tak bisa menahan diri?
Beberapa waktu berikutnya, Xiao Ai merasa lebih menderita daripada seratus tahun penyiksaan. Sebagai pasangan dual cultivation yang saling terhubung jiwa, dia tak bisa menghindar dari gelombang emosi dahsyat yang mengalir dari kedalaman jiwa Richard. Kenikmatan puncak bagai badai itu membuatnya harus "bertahan" dalam penderitaan ekstra.
Segala macam gaya aneh-aneh, benar-benar membuat Xiao Ai tercengang!
Terutama dua pelayan darah telanjang terakhir, seperti pengemis yang kelaparan selama tiga hari, berebut menjilat esensi kehidupan dengan bibir kecil mereka - benar-benar menjilat! Persis seperti saat aku makan "milky ice cream"! Otak Ai Wei'er hanya menyisakan kekosongan, dari kemarahan awal, ke frustrasi, lalu ke iri hati, sekarang hanya tersisa kekaguman, kekaguman yang membuatnya sujud syafak.
"Harta karun, sedang memikirkan apa." Liu Zhenhan yang sudah selesai bertugas mengangkat dagu Ai Wei'er yang pucat pasi dengan senyum nakal.
Dua pelayan darah telanjang itu patuh mundur ke samping, memungut gaun malam yang berserakan di lantai, mengenakannya satu per satu. Ekspresi genit dan menggoda mereka lenyap seketika, digantikan oleh kedinginan yang terasa membeku. Jika tadi mereka adalah wanita paling menggoda, sekarang mereka bagai kecantikan yang dipahat dari es, tanpa jejak kehidupan.
Ai Wei'er masih terpaku diam.
Kulit Liu Zhenhan mengeluarkan cahaya kebiruan sebelum genangan air terjun mengalir deras dari tubuhnya - ini pertanda "Penghalang Air Tempel + Tempurung Kura-kura" telah dilepaskan.
“Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin?” Ai Wei'er mengulang dua kalimat itu dalam kondisi linglung dan kacau, tiba-tiba mengangkat kepala bertanya: “Richard, sebenarnya aku datang kemari untuk apa?”
“Kau datang untuk menangkap perselingkuhan.” Liu Zhenhan terkikik kretak, Ai Wei'er tampak dibuat bingung olehnya: “Lalu kita membahas putri duyung air tawar Feilengcui dan Bidang Perlindungan dual cultivation.”
“Oh! Dan juga 'Mutiara Harmoni' Wei Zhi!” Xiao Ai akhirnya mulai sadar.
“Bayangkan 157 ekor putri duyung air tawar di Feilengcui kita, lalu dua buah 'Mutiara Harmoni' yang bisa dipindah-tangankan ini, ditambah efek khusus harmonisasi yin-yang...” Liu Zhenhan tersenyum nakal, membuka kerah baju Xiao Ai dengan jarinya sambil mengerlingkan mata dan bersiul peluit genit: “...Kau sungguh cantik, harta karun.”
“Dasar brengsek!” Ai Wei'er menggigit bibirnya, merapikan kerah bajunya sambil melotot ke arah Lao Liu dengan tatapan penuh daya tarik yang nyaris menetes.
"Sebenarnya 'Mutiara Harmonis' tidak terlalu berguna bagi siapa pun, kecuali untuk ras putri duyung, ini bahkan bisa disebut sebagai Artefak Legendaris terhebat di bawah langit berbintang!" Liu Zhenhan mendekatkan hidungnya ke wajah Xiao Ai, tersenyum lebar: "Aku tahu di Kerajaan Laut Xiya, putri duyung yang telah Bangkit kekuatan wilayahnya baru dua puluh tujuh orang! Ayah pernah memeriksa, di Feilengcui kita, putri duyung air tawar yang memiliki Bidang Perlindungan sudah mencapai delapan! Dengan mutiara ini, meski Putri Duyung Xiya unggul jumlah, dalam hal Bidang Perlindungan, Feilengcui kita tetap nomor satu di dunia!"
Bab Lima Ratus: Bidang Perlindungan Dual Cultivation Kedua (Bagian Bawah)
Kasihan aku pria gagah tujuh ren ini, harus mengorbankan pesona demi masa depan seluruh wilayah kekuasaan. Liu Zhenhan kembali berpura-pura dengan garang menghela napas panjang, wajahnya berusaha menunjukkan kesedihan yang sebenarnya tidak ada, sambil mengusap air mata imajiner di sudut matanya untuk menutupi fakta bahwa dia adalah pelaku pemerkosa.
"Richard kamu salah!" Ai Wei'er berkata serius: "Dua puluh tujuh putri duyung yang telah Bangkit Bidang Perlindungan di Kerajaan Xiya itu mengacu pada Bidang Perlindungan tipe tempur! Seperti Gelombang Monster milik Simirian, atau Kandang Logam ayah!"
"Apa maksudnya?" Liu Zhenhan tertegun, perubahan nada bicara Xiao Ai yang tiba-tiba menjadi formal membuatnya kaget.
“Dalam tradisi Xiya, Bidang Perlindungan yang bukan tipe pertempuran tidak dihitung dalam statistik resmi! Contohnya sepupuku Meiluoer, Bidang Perlindungannya adalah 'Gaun Pelangi Air' yang bisa mengkristalkan air laut menjadi gaun indah! Jenis Bidang Perlindungan yang tidak berguna dalam pertempuran seperti ini tidak akan dicatat dalam dokumen resmi keluarga!” Ai Wei'er tampak gelisah, berkata dengan terbata-bata kepada Lao Liu: “Tapi... jika Xiya benar-benar menyerang Benua Aigean... Aku khawatir Bidang Perlindungan yang tak berguna di laut justru akan berguna di darat!”
Liu Zhenhan membuka mulut, tertegun sejenak, lalu langsung paham maksud Xiao Ai - ini masih terkait teori kekuatan lingkungan yang saling menetralisir.
"Bidang Perlindungan Gelombang Monster" milik sang ipar Pangeran Ximili'an bisa mengubah gelombang air menjadi paus raksasa untuk menelan kapal perang. Di laut memang sangat hebat, tapi begitu di darat yang tidak selalu ada sungai atau danau selama perjalanan, 'dasi kupu-kupu' yang sok gagah ini tiba-tiba jadi tak berguna. Bayangkan jika Ximili'an harus berperang di Gurun Pasir Taklamakan, 'dasi' ini akan seperti telinga orang tuli - sekadar hiasan belaka.
"Bidang Perlindungan Gaun Pelangi Air milik sepupu Xiao Ai, Meiluo'er", sebenarnya adalah Penghalang Air Tempel yang bisa berubah bentuk. "Dasi kupu-kupu" ini di laut hampir tidak berguna selain sebagai hiasan; tapi—begitu sampai di darat, saat kekuatan "dasi" ini merasuki ras darat tertentu dan mengkristal menjadi jubah air, bukankah itu akan menenggelamkan orang hidup-hidup?
"Banyak 'dasi' yang termasuk tipe non-pertempuran di laut, menjadi sangat berguna di darat! Sejak Perang Darat-Laut terakhir, Xiya sudah menemukan jawabannya! Misalnya 'Bidang Perlindungan Badai Hujan', badai di laut sudah biasa, tapi bagaimana jika digunakan di pedalaman? Hujan deras tiba-tiba, sangat efektif untuk menghalau musuh atau memadamkan api bukan? Atau 'Bidang Perlindungan Hert Longgen' yang mengandalkan tarian lingkaran api dari pembakaran udara, tapi di laut, api langsung 'pfft! pfft!' padam, sama sekali tidak berguna. Bidang perlindungan api semacam ini di Xiya dikategorikan non-pertempuran, tapi di darat?" Ai Wei'er sebenarnya selalu menolak membicarakan kampung halamannya, tapi karena hari ini sudah menyentuh topik ini, lebih baik dijelaskan tuntas: "Bukan hanya bidang perlindungan non-pertempuran yang bisa bersinar kembali di darat, Pangeran Putri Duyung yang menjaga empat perbatasan lautlah ahli sejati bidang perlindungan. Waktu kamu menyelamatkanku di Ibu Kota dulu, belum bertemu para jenderal penjaga perbatasan ini. Kalau sampai bertemu mereka, kita berdua pasti sudah tidak bernyawa sekarang."
"Benarkah?" Liu Zhenhan tiba-tiba merasa topik pembicaraan menjadi agak berat, dengan enggan menarik tangannya dari dalam kerah baju Xiao Ai.
"Empat laksamana putri duyung yang menjaga perbatasan laut di empat penjuru Kerajaan Xiya, semuanya adalah Pangeran Mahkota Karang yang diwariskan turun-temurun. Sebenarnya ada lima kelompok besar putri duyung Xiya, yang kau lihat sebelumnya hanyalah kekuatan Bidang Perlindungan dari putri duyung ibu kota." Perkataan Ai Wei'er membuat Lao Liu merinding: "Keempat pangeran putri duyung saat ini memiliki Bidang Perlindungan masing-masing: 'Bidang Perlindungan Penghalang Vakum', 'Bidang Perlindungan Besi dan Kuda Perang', 'Bidang Perlindungan Serangan Garam', dan 'Bidang Perlindungan Panas Membara'!"
Xiao Ai menggunakan kata-kata yang sederhana dan jelas untuk menjelaskan kehebatan Bidang Perlindungan keempat pangeran penjaga perbatasan ini kepada Richard.
"Jancuk!" Lao Liu merinding mendengarnya. Sepanjang sejarah, jenderal penjaga perbatasan yang bertugas di garis depan pertahanan negara memang selalu yang terhebat, terbukti keempat pangeran putri duyung bermahkota besi ini juga sama!
Kekuatan "Bidang Perlindungan Besi dan Kuda Perang" tidak hanya bisa menganugerahkan tubuh logam, tapi juga memanggil Trisula Dewa Laut dan Kuda Laut Logam lengkap. Jika Bidang Perlindungan ini diberikan kepada seorang Prajurit Banilu, bahkan Naga Pelangi pun mungkin akan memutar matanya dalam pertarungan tangan kosong!
Mengenai "Bidang Perlindungan Panas Membara" dan "Bidang Perlindungan Penghalang Vakum", tanpa penjelasan Xiao Ai pun sudah jelas merupakan senjata mematikan. Hanya "Bidang Serangan Pengumpulan Garam" yang sedikit lebih baik, karena setelah menjauhi lautan, udara tidak mengandung cukup garam untuk mengumpulkan serangan kelompok. Kecuali jika berada di Hutan Garam Florundo atau rawa garam hangus bawah tanah!
"Untunglah! Dengan 'Mutiara Harmoni', setidaknya kita tidak perlu khawatir dengan 'Bidang Perlindungan Penghalang Vakum' dan 'Bidang Perlindungan Panas Membara'!" Liu Zhenhan kembali mengingat "Bidang Kandang Logam" Yang Mulia Beckenbauer dan "Bidang Gelombang Monster" kakak ipar Simirian, tak bisa tidak mengakui kekuatan para Raja Bangsa laut. Ternyata perjalanannya ke dasar laut sebelumnya benar-benar mengandalkan nasib "tai anjing". Tanpa "Pintu Langit", pasti akan seperti lalat tanpa kepala yang nekat menerobos. Bahkan dirinya yang sekarang pun belum tentu bisa lolos dengan selamat.
"Jadi, meskipun 'Mutiara Harmoni' benar-benar ajaib dan bisa menciptakan banyak Bidang Perlindungan dual cultivation untuk putri duyung air tawar Feilengcui, tetap tak bisa menyaingi Xiya! Aku mengagumi kekuatan 'Mutiara Harmoni', tapi reputasi bangsa putri duyung bukan hanya bergantung pada 'Bidang Perlindungan dual cultivation Bayangan Bintang'!" Ai Wei'er menggelengkan kepala dengan senyum getir: "'Dasi kupu-kupu' ini hanyalah anugerah Dewi Laut Amphitrite dan Neptunus, bukan berarti memiliki kekuatan tempur tertinggi! Faktanya, fungsi utama Bidang Perlindungan dual cultivation adalah pada perisai magis, sama sekali tidak memiliki kemampuan bertempur!"
"Putri duyung Li dan Putri Duyung Xiya jelas berbeda! Keyakinan kami sama sekali tak sama!" Lao Liu tersenyum licik: "Setidaknya Bidang Perlindungan dual cultivation putri duyung Li berbeda dengan Putri Duyung Xiya! Aku yakin bangsa duyung lain seperti putri duyung air tawar dan putri duyung Kou Tao juga begitu."
"Oh?" Ai Wei'er melirik putri duyung Li yang sedang tidur panjang, penasaran memandang Lao Liu: "Bidang Perlindungan dual cultivation apa yang sebenarnya tercipta darimu dan Wei Zhi? Aku hampir lupa, tadi kau bilang dua pelayan darah tiba-tiba jadi perempuan jalang karena Bidang Perlindungan, ada kisah apa di balik ini?"
Liu Zhenhan tersenyum, matanya melirik ke belakang. Sebuah Bidang Perlindungan yang berkilau seperti galaksi terbuka.
“Ini adalah Bidang Perlindungan milik kita berdua.” Xiao Ai menyeringai, langsung tahu begitu melihat Putri Duyung elemen keluar dari dalamnya.
“Lihat yang ini.” Lao Liu dengan santai mengangkat bahu, dari belakangnya membentang layaknya merak mengembangkan ekornya sebuah tirai malam pekat bertabur bintang, namun tak ada Putri Duyung elemen berambut hitam bersisik hitam yang muncul.
“Dalam sejarah panjang selain putri duyung Xiya, belum pernah ada bangsa Jiao Ren lain yang mampu menciptakan Bidang Perlindungan dual cultivation. Bahkan beberapa bangsa duyung seperti Kou Tao yang kecerdasannya terbatas, tak mampu memiliki Bidang Perlindungan biasa sekalipun. Kini kau telah berhasil menulis ulang sejarah ini.” Ai Wei'er bertepuk tangan dengan anggun: “Richard-ku, aku sangat bangga padamu.”
“Banggai apaan! Pantaskah pelaku pemerkosa dibanggakan?” Lao Liu tersenyum getir mengejek diri sendiri.
“Pakai obat perangsang, ya?” Ai Wei'er menyunggingkan senyum mengejek, rupanya dia sangat paham kelakuan bajingan tua ini.
“Tak mungkin membuat putri duyung tergoda tanpa cara ini. Sebenarnya 'Klimaks Kematian'-ku juga bisa, tapi menurutku itu terlalu kasar.” Liu Zhenhan mengangkat bahu: “Daging gemuk yang sudah di depan mulut! Bukankah begitu? Ada 'Mutiara Harmoni', cantik pula, meski cairan tubuhnya beracun. Penghalang Air Tempel-ku yang tertutup rapat bahkan bisa menahan sihir, masa tak bisa menangkal racun ini?”
"Bahkan jika tidak bisa mengisolasi, mungkin kau tetap tidak tahan kan?" Ai Wei'er mencibir, meraih hidung Lao Liu dengan kasar.
"Belum tentu!" Liu Zhenhan memutar matanya: "Tapi kalau dari awal sudah tahu fungsi Bidang Perlindungan dual cultivation putri duyung ini, benar-benar pantas dicoba meski harus mempertaruhkan nyawa!"
"Beresiko nyawa juga pantas? Hehe, cepat jelaskan, apa sebenarnya efek Bidang Perlindungan dual cultivation putri duyung ini?" Ai Wei'er memiringkan kepala menerka: "Apa bisa mengubah orang jadi perempuan jalang?"
Liu Zhenhan hampir tersedak tertawa, imajinasi Xiao Ai memang luar biasa, mengembangkan asosiasi dengan metode kaku "mencari kuda lewat gambar".
"Bidang Perlindungan suku putri duyung ini sangat berbeda dengan Putri Duyung Aiqin. Dari informasi yang diungkapkan Wei Zhi, Bidang Perlindungan mereka berisi kutukan keji!" Lao Liu menunjuk ke belakang: "Perhatikan baik-baik dua Bidang Perlindungan dual cultivationku, lihat diagram distribusi bintangnya, bandingkan dengan bayangan langit ini, apa ada perbedaan?"
“Bidang Kultivasi Ganda antara aku danmu, konstelasi bintang paling gemilang di atasnya membentuk pola zodiak Pisces; sedangkan Bidang Kultivasi Ganda-mu dengan si putri duyung kecil itu, bintang-bintang paling bersinarnya justru membentuk konstelasi Sagitarius Bintang Selatan Enam dan Ursa Mayor Bintang Tujuh Utara!” Setiap pengguna kekuatan elemen pasti mempelajari astrologi. Berkat peringatan Liu Zhenhan, Ai Wei'er baru menyadari pentingnya mengamati "Kesatuan Kultivasi Bayangan Bintang" di bidang perlindungan mereka. Setelah diamati, ternyata ada pola tersembunyi.
“Aneh sekali, apa konstelasi di dunia iblis sama dengan Aiqin?” Ai Wei'er mengernyit. Setelah berulang kali memeriksa, ia yakin tak salah melihat.
“Entah apakah Aiqin dan dunia iblis berada di alam semesta yang sama. Yang kuketahui, Pisces dalam astrologi Aiqin melambangkan akhir siklus reinkarnasi kuno.” Liu Zhenhan memeluk bahu Ai Wei'er.
Putri duyung itu mencondongkan kepala ke dada Liu Zhenhan.
“Setelah beberapa kali evolusi, akhirnya aku mulai memahami pola perkembangan Bidang Perlindungan kita! Meski tidak memiliki kemampuan menyerang, bidang ini justru membantu putri duyung menjelajah dunia darat dengan kemampuan pendukung terbaik, mengimbangi kelemahan fisik mereka. Bukankah ini juga akhir dari siklus kuno?” Meski telanjang bulat, raut wajah Liu Zhenhan tetap memancarkan kepuasan.
“Bagaimana dengan Bidang Perlindungan dual cultivation-mu dengan gadis kecil Weizhi ini? Dalam konstelasi Aiqin, 'Nan Dou menandakan kehidupan, Bei Dou menandakan kematian', apakah Bidang Perlindungan dual cultivation ini bahkan bisa memutuskan hidup-mati seseorang? Apakah sudah berevolusi seribu kali?” Ai Wei'er mencabut sehelai bulu dada Lao Liu dengan genit, menggelitik area sensitifnya lalu menundukkan bibir merahnya yang semerah kelopak mawar.
“Putri duyung dunia iblis biasa, Bidang Perlindungan mereka adalah berbagai jenis kutukan! Bidang Perlindungan dual cultivation kami dengan Weizhi selain kutukan, juga memiliki berkat!” Liu Zhenhan membelai rambut indah keemasan Xiao Ai sambil menarik napas dalam untuk berkonsentrasi.
“Enam bintang Nan Dou menandakan kehidupan, jadi saat kami ingin memberikan berkat menggunakan kekuatan Bidang Perlindungan dual cultivation, peluang suksesnya enam per satu! Tujuh bintang Bei Dou menandakan kematian, saat kami ingin mengutuk seseorang, peluangnya tujuh per satu!” Perkataan Liu Zhenhan ini hampir membuat Xiao Ai terjengkang, tenggorokannya terasa sangat sakit karena tertekan.
“Ingat baik-baik, 'Bidang Perlindungan Dual Kultivasi Rasi Nan Bei Dou' ini, apapun jenis berkat atau kutukan bisa terwujud!” Liu Zhenhan menunduk, menyeringai khas sambil menatap Ai Wei'er.
“Apa kamu tidak bercanda?” Ai Wei'er tiba-tiba menegakkan lehernya, mengusap sudut bibir dengan tangan di belakang, memandang Lao Liu dengan tidak percaya: “Aku tidak percaya! Semua berkat dan kutukan mungkin terwujud? Kalau kamu ingin mendoakan seseorang hidup abadi? Atau mengutuk Santo mana pun langsung mati seketika? Itu juga bisa?”
“Selagi sesuai dengan ranah kemampuan modifikasi elemen, semua berkat dan kutukan memiliki peluang sukses terwujud!” Jawaban Liu Zhenhan tegas seperti memotong paku: “Berkat Enam Bintang Nan Dou dan kutukan Tujuh Bintang Bei Dou, tak bisa dipungkiri ada peluang gagal, tapi sekali berhasil, pasti tak ada masalah! Kamu tanya apakah aku ingin mendoakan umur panjang, aku tidak tahu apakah kekuatan Bidang Perlindungan bisa memenuhi permintaan menakutkan ini, tapi yang pasti, jika aku menggunakan kutukan Bei Dou untuk mengutuk Santo mana pun langsung mati, selama peluang 1/7 terpenuhi, Santo itu sekalipun menukar seluruh tenaga magisnya menjadi perisai sihir pasti tewas!”
“Secara matematis, peluang 1/10.000 dan 1/2 tidak punya perbedaan dalam probabilitas sukses pilihan satu kali.” Ai Wei'er mengira Richard pasti sedang bercanda.
Bukan Xiao Ai tidak punya imajinasi, tapi hal ini terlalu mustahil!
Jika Bidang Perlindungan dual cultivation ini benar-benar memiliki efek sekuat ini, bukankah berarti dunia manusia punya satu Dewa lagi?
Hampir semua permintaan terkabul! Hampir mahakuasa!
"Termasuk dalam cakupan kemampuan modifikasi elemen, semua berkat dan kutukan memiliki peluang untuk terwujud!"——Betapa gilanya pernyataan ini, adakah di dunia ini yang tak bisa diubah oleh kekuatan elemen?
Bab 501 Berkat Enam Bintang Nan Dou
"Jangan kira aku bercanda, ini serius! Tapi Bidang Perlindungan dual cultivation ini tak sesempurna yang kau bayangkan! Pertama, baik aku maupun Wei Zhi hanya punya satu kesempatan menggunakan kutukan atau berkat. Jika aku menggunakan Berkat Nan Dou, aku tak bisa lagi menggunakan Kutukan Bei Dou, begitupun sebaliknya. Bukan berarti setelah pakai berkat masih bisa pakai kutukan lagi, dua pilihan ini dibagi rata antara suami-istri!" Liu Zhenhan menegaskan dengan nada paling serius pada Ai Wei'er bahwa dia sama sekali tidak ngibul: "Kedua, Berkat Nan Dou hanya punya peluang sukses 1/6, sedangkan Kutukan Bei Dou 1/7. Setelah digunakan, baik berhasil maupun gagal, akan masuk waktu tunggu! Untuk bisa mengeluarkan Kutukan Tujuh Bintang Bei Dou atau Berkat Enam Bintang Nan Dou lagi, harus menunggu 1000 kali evolusi!"
"Apa aku sedang bermimpi?" Xiao Ai mengulurkan tangan jade-nya ke mulut kekasih: "Gigitlah tanganku untuk membuktikan."
Sebuah jeritan menyayat.
"Aku juga mau menggigitmu!" Ai Wei'er dengan garang kembali menundukkan otaknya.
"Sekarang kamu percaya?" Liu Zhenhan mengerutkan alis sambil memegang tepi ranjang, dengan susah payah menunjuk dua Pelayan Darah Dunhuang yang berdiri anggun di samping: "Harta karun, dua pelayan darah tadi yang bertingkah gila itu...em...hasil dari berkat Enam Bintang Nandou."
"Hmm...kamu memberkati mereka dengan apa?"
"Ini..."
"Kalau tidak mau jujur, aku akan ceritakan semua yang baru kamu lakukan dengan mereka kepada kakak Ning Yu!"
"Begini ceritanya!" Liu Zhenhan berkata dengan malu-malu: "Aku dan Wei Zhi...itu...gadis kecil ini walau sudah diberi obat perangsang...tapi...habis cuma sebentar...puluhan kali puncak..."
Ai Wei'er mengangkat pandangan melihat seprai kristal yang berkilauan, di mana terdapat bekas-bekas basah dan bercak darah perawan.
Pipi Xiao Ai memerah, diam-diam tertawa dalam hati. Dulu kalau bukan karena bantuan Ning Yu dan Helen, entah sampai seberapa parah diganggu Richard.
"Lalu dia tertidur." Liu Zhenhan memandang Wei Zhi yang sedang terlelap, tanpa sadar tersenyum getir: "Tapi aku tidak bisa tidur! Dapat Bidang Perlindungan dual cultivation, siapa bisa tidur? Apalagi aku belum puas, kalian tidak ada...akhirnya cuma bisa berlamunan mesum dengan dua pelayan darah cantik itu..."
“Pergi kau.” Ai Wei'er tersipu malu: "Bahkan jika kami di sini, bukankah itu seperti bakso menyerang Anjing, pergi tak kembali? Kau benar-benar tak tahu malu, masih berani menyebut diri Penyihir! Berani-beraninya mengincar elemental! Apa kau tak tahu arti elemental bagi Penyihir? Elemental adalah Dewa para Penyihir, sumber kekuatan elemen! Paling tidak elemental itu setara Santo Perempuan!"
“Aku tahu...” Liu Zhenhan ingin menunjukkan kemarahan dan kepolosannya, tapi agak ragu: "Aku... Aku tidak benar-benar berniat melakukannya, cuma lamunan mesum di hati! Mereka terlalu mirip manusia, tubuhnya menggoda! Menurut kata Raksasa Buddha, pikiran tersembunyi ini paling hanya noda dalam hati, bukan dosa kan?"
“Nodamu sudah terlalu dalam! Terakhir kali dengan Jiskeibi, tanpa perlu tebak aku tahu pasti kau menyuruh si gadis kecil membuat 'Dunia Ilusi Perempuan Suci' menjadi Ailijie! Huh! Aku catat satu-satu, beberapa kali malah Cui Bei!" Ai Wei'er membongkar kepalsuan babi Lao Liu: "Li Zhenhan, bagaimana bisa kau berpikir begitu? Otakmu berani sekali berkhayal?"
“Harta karun, makanan bisa sembarang dimakan, kata jangan sembarang diucapkan!” Lao Liu tetap bersikukuh.
"Tidak usah bahas ini, cepat katakan, sebenarnya apa berkat yang diberikan kepada dua pelayan darah ini?" Ai Wei'er bertanya padanya dengan campur kesal dan geli: "Apa mungkin membuat mereka jadi wanita mesum?"
"Hampir begitu! Waktu itu aku berbaring di tempat tidur, sambil memandangi dua pelayan darah, dalam hati aku berpikir, karena sudah punya 'Bidang Perlindungan dual cultivation rasi Utara-Selatan' baru ini, kenapa tidak mencoba kemampuan berkat Enam Bintang Nan Dou." Tuan Liu mengeluh dengan wajah masam: "Harus kau tahu, saat itu sama sepertimu, aku juga masih setengah percaya pada kemampuan 'Bidang Perlindungan dual cultivation rasi Utara-Selatan' ini. Meski langsung memahami dua kemampuan besar bidang perlindungan ini setelah mendapatkannya, tetap saja terlalu misterius, sulit dipercaya!"
"Lalu sederhana saja, putri duyung elemen air memanggil enam buah bintang yang berputar gila-gilaan, dan hasilnya dengan peluang seperenam benar-benar kudapatkan." Liu Zhenhan terkekeh bodoh: "Berkatku adalah, bagaimana jika dua pelayan darah ini seperti pelacur super yang setiap hari mau menemani aku dua kali? Begitu berkat Enam Bintang Nan Dou dikeluarkan, mereka langsung menerkam tanpa basa-basi."
"Seharusnya kukatakan sepuluh kali." Lao Liu menggerutu dengan nada penuh penyesalan dan belum puas.
Ai Wei'er terpaku membeku.
“Mengapa suara teriakan mereka di ranjang begitu berlebihan? Aku ingat mereka seharusnya tidak bisa bersuara!” Xiao Ai terdiam lama, tiba-tiba bertanya: “Apakah ini juga efek berkat? Benarkah mereka berubah jadi perempuan jalang?”
"Pelayan darah seharusnya punya kemampuan berbahasa, hanya saja tidak menggunakannya. Mereka jauh lebih maju daripada arwah abadi! Bagaimanapun aku adalah Penyihir Santo!" Lao Liu menyeringai.
“Biarkan aku tenang sejenak, pikiranku tiba-tiba kacau.” Ai Wei'er tampak belum bisa menerima fakta ini, mengusap dahinya sambil terus menggeleng, gerakan tangannya di udara seperti coretan mirip mantra setan yang tak bisa dimengerti.
“Dulu aku juga sepertimu, termenung cukup lama.” Liu Zhenhan bisa memahami betapa mengejutkannya dua fungsi utama "Bidang Perlindungan Rasi Utara-Selatan" ini.
"Bidang Perlindungan dual cultivation Rasi Utara-Selatan ini benar-benar tak terkalahkan!" Putri Duyung setelah berpikir lama, hanya bisa menggunakan kata ini: "Putri duyung dari dunia iblis ini terlalu hebat? Bidang dual cultivation mereka jauh lebih kuat daripada kita!"
"Menggunakan istilah yang populer di kalangan manusia, sekarang aku dan Wei Zhi adalah 'Tangan Tuhan'!" Lao Liu tertawa terkekeh: "Hehe, pantas saja Wei Zhi nekat datang ke daratan. Aku bisa memahaminya, putri duyung dari Laut Kabut pasti juga tahu nilai sebenarnya dari 'Mutiara Harmoni'! Jika aku menggunakan obat perangsang, apakah putri duyung lain tidak paham? Wei Zhi sudah terjepit, harus naik ke darat. Untungnya bangsa iblis di darat tidak tahu detail tentang mutiara ini!"
"Dia pasti tidak rela memberikannya gratis kepada orang lain. Bagaimanapun, siapa yang mau melewatkan kesempatan menjadi 'Tangan Tuhan'? Selain itu, 'Mutiara Harmoni' memiliki kemampuan penghancuran diri. Di saat kritis, dia lebih memilih hancur daripada menyerah." Ai Wei'er berkomentar kagum: "Gadis kecil ini pasti masih menyimpan harapan besar, berharap suatu hari bisa berbagi kesempatan menjadi 'Tangan Tuhan' bersama pangeran berkuda putihnya!"
"Tapi malah diambil bajingan tua." Xiao Ai tertawa.
"Jancuk!" Liu Zhenhan memutar mata: "Jika Wei Zhi tidak bertemu aku, dia tidak bisa menjaga dua 'Mutiara Harmoni' ini. Akhirnya pasti mutiara hancur dan orangnya mati! Dua mutiara ini terlalu berharga untuk putri duyung. Seandainya aku raja putri duyung, aku akan memulai perang dunia untuk mendapatkannya! Bidang Perlindungan dual cultivation, hanya mengandalkan evolusi alami, lima ribu tahun sekali saja sudah langka!"
“Hati manusia, hati manusia, berapa banyak kau telah celakakan.” Xiao Ai menghela nafas: “Sebenarnya jika dipikir dengan tenang, ‘Bidang Perlindungan dual cultivation rasi bintang Utara-Selatan’ belum tentu benar-benar ‘Tangan Tuhan’! Baik kutukan Biduk Tujuh Bintang Utara maupun berkat Enam Bintang Selatan, semuanya hanya bisa digunakan sekali dengan peluang kegagalan besar. Berhasil atau tidak, penggunaan berikutnya harus menunggu setelah seribu kali evolusi! Ya Tuhan, berapa tahun yang harus ditunggu pasangan putri duyung untuk mencapai seribu evolusi dual cultivation? Jika sial gagal dua tiga kali, seumur hidup terbuang percuma. Saat itu, Bidang Perlindungan dual cultivation ini bukan lagi ‘Tangan Tuhan’, bahkan Tangan Goblin pun bukan!”
“Karena itu putri duyung di Laut Kabut harus mendapatkan dua ‘Mutiara Harmoni’ ini!” Liu Zhenhan menekankan: “Karena mereka bisa menggunakan mutiara ini untuk membangkitkan Bidang Perlindungan dual cultivation secara massal! Pasangan putri duyung yang memilih berkat Enam Bintang Selatan atau kutukan Biduk Tujuh Bintang Utara ibarat berjudi di roda keberuntungan – setelah taruhan ditempatkan, tak bisa ditarik kembali. Tapi jika seribu pasangan ikut bertaruh, peluangnya jauh lebih besar! Bagi putri duyung, tiga evolusi dual cultivation seumur hidup sudah batas maksimal! Putri duyung di Laut Beracum umurnya jauh lebih pendek daripada putri duyung Xiya, hanya tiga ratus tahun tanpa Mutiara Harmoni – bahkan satu evolusi pun tak bisa diselesaikan! Jadi mereka mengandalkan kekuatan kelompok!”
“Kenapa keberuntunganmu selalu begitu baik?” Ai Wei'er semakin heran: “Niat Tak Ada Malah Berbuah Hasil?”
“Entah apakah akan seberuntung ini lagi di kesempatan berikutnya.” Liu Zhenhan mengangkat bahu sambil mengernyitkan alis: “Sebenarnya daya tarik utama Bidang Perlindungan ini adalah ilusi harapannya! Seolah ada kemungkinan, tapi belum tentu. Tapi mustahil juga bilang tidak ada peluang sama sekali!”
“Sayang sekali! Andai waktu itu kamu menggunakan Berkat Bintang Selatan untuk menghidupkan kembali Ayah Puskás!” Ai Wei'er menyesali: “Aku sudah menaruh Mutiara Pengawet di mulutnya, jasadnya masih utuh seperti semula!”
“Tunggu evolusi ke-1000 berikutnya! Paling lama tiga setengah bulan, aku pasti bisa mendapat Berkat Enam Bintang Selatan lagi!” Sekarang otak Liu Zhenhan dipenuhi terlalu banyak keinginan: “Rupanya berbuat jahat kali ini memang tepat!”
“Bagaimana jika Berkat berikutnya gagal? Kan ada lima per enam peluang gagal!” Begitu kata-katanya keluar, Ai Wei'er sendiri merasa itu pertanda buruk, segera meludah sambil bergumam “bocah ngomong sembarangan, huft!”
Bab 502 Bos Besar Keluarga Hosea
“Nona, mulut burung gagak yang mati akan masuk neraka pencabut lidah.” Liu Zhenhan mengacungkan tinju dengan garang: “Jika Berkat berikutnya gagal, aku akan menunggu evolusi ke-1000 selanjutnya! Dua kali gagal, coba tiga kali! Sepuluh kali gagal, sampai seratus kali! Paling-paling aku giat berlatih, setahun bisa lima evolusi! Seratus tahun berarti lima ratus evolusi!”
“Ide bagus.” Ai Wei'er juga merasa lima ratus berkat yang difokuskan pada satu target masih memiliki harapan untuk terwujud. Lagipula, Berkat Nan Dou memiliki peluang sukses seperenam. Adapun dalam teori matematika, peluang sukses seperenam dan satu per sejuta memiliki probabilitas yang sama dalam satu kali pilihan, Xiao Ai dengan sengaja mengabaikan hal ini.
“Besok aku akan menyuruh Weizhi mengutuk semua bangsa iblis dan bangsa laut Aiqin mati semua! Siapa tahu berhasil!” Liu Zhenhan tertawa kecut, lalu berpikir lagi merasa tidak tepat: “Jancuk! Tidak bisa! Kau juga bangsa laut Aiqin, Greta Garbo juga bangsa iblis, tidak boleh!”
“Kau masih mengingat si jalang Greta Garbo itu?” Ai Wei'er hampir tersedak: “Menurutku semakin lama kau tinggal di dunia iblis, semakin lupa pada istri dan anak di rumah! Dasar kekasih tak setia! Tahukah kau mengapa aku sengaja datang mencarimu lagi hari ini? Hanya untuk menangkap basah kau dan Weizhi berduaan? Kalau begitu, apa aku akan menunggu sampai kau sudah mesra dengan pelayan darah baru datang?”
“Ada masalah di rumah?” Liu Zhenhan kaget, langsung melompat dari tempat tidur dengan pantat telanjang.
“Banyak! Kakak Ning Yu menyuruhku memberi kabar padamu, beberapa hal harus kau putuskan.” Xiao Ai berpikir sejenak, menghitung jari: “Pertama-tama beberapa hal sederhana. Pertama, Murinio sudah berhasil melewati masa kritis dan sedang dalam pemulihan di Bagian Tengah…”
“Ini hal baik.” Liu Zhenhan mengangguk: “Biar dia tenang, pekerjaan relokasi Kota Caiyu semuanya dibantu Feilengcui mengurus Xiao Mai. Ada uang ada orang.”
“Sepertinya tak perlu repot kita. Kuberi tahu kabar buruk: Ayah Murinio, kakek Nini dan Lili, Adipati tua Bimon Brückner telah selesai mengembara dan sekarang kembali.”
“Si kolot yang memisahkan Cui Beixi dan Murinio itu? Adipati Brückner yang dijuluki 'Beethoven para Imam'? Tua bangka ini, kok masih hidup?” Jantung Liu Zhenhan berdebar dingin, paham maksud Xiao Ai.
Adipati Brückner, ayah Murinio, adalah nama legendaris di kalangan imam Bemon modern. Sifat keras kepalanya termasyhur; di masa mudanya, Murinio nyaris tewas dihukum mati oleh ayahnya karena hubungan terlarang dengan Cui Beixi. Hanya berkat permohonan Raja, Imam Besar Kuil, dan Empat Tetua Besar Quentin waktu itu, nyawanya selamat.
Pada anak kandung saja sekejam itu, apalagi pada cucu. Tak akan ada ampun.
"Baru-baru ini Liu Zhenhan baru mulai membaik hubungannya dengan Imam Utama Angsa, belum sempat membicarakan urusan dua bunga saudari dengan angsa tua, dalam sekejap mata sudah datang lagi tokoh generasi lebih tua. Dengan kehadiran kakek angsa ini, dirinya bersama Nini dan Lili pasti tak mungkin melanjutkan hubungan."
"Detailnya aku belum tahu, hanya dengar si tokoh besar ini sejak 10 tahun lalu menyerahkan posisi kepala suku ke anaknya Murinio, lalu pergi mengembara! Sudah 10 tahun tak ada kabar, mungkin Murinio saja mengira dia sudah mati, entah bagaimana sekarang bisa kembali hidup!" Ai Wei'er tersenyum getir: "Orang tua ini adalah pendahulu di kalangan Pendeta, sesuai garis warisan, kamu harus memanggilnya Guru leluhur. Bahkan Raja Sal pun pasti akan menyapanya dengan hormat! Jangan sampai kamu membuatnya marah, kalau tidak hubunganmu dengan dua bunga saudari keluarga Hosea benar-benar putus."
"Aku ini Shaman Divine Comedy, setiap Bimon wajib menghormatiku, bukan aku yang harus merendahkan diri!" Suara Liu Zhenhan keras tapi agak kehilangan keyakinan.
Kemampuan lagu perang Brückner si tokoh tua ini benar-benar luar biasa!
Makanya dijuluki "Beethoven-nya para Pendeta"! Kata "Beethoven" dalam bahasa Bimon berarti ahli terkemuka!
Konon katanya di tahun-tahun awal, lencana Medusa ditahbiskan olehnya dengan "Nyanyian Barrier Hibernasi - Natasha yang Tertidur", bukan oleh Imam Agung Jubah Merah. Kekuatan nyanyian dan tingkat pencapaian spiritualnya yang luar biasa jelas terlihat dari hal ini.
Saat ini di seluruh Kerajaan Bimeng, hanya ada dua pendeta yang mampu menahbiskan Lagu Perang Barrier Hibernasi ini: Yang Mulia Milu (Imam Utama Fox yang sudah pensiun) dan Murinio. Liu Zhenhan selalu iri dengan kemampuan ini. Dibandingkan formasi sihir dimensi, Lagu Perang Barrier Hibernasi memiliki keunikan magis yang lebih menakjubkan! Cukup dengan satu lagu perang ditambah lencana yang dicampur dua ons logam dimensi, bisa menghasilkan ribuan alat elemen sekaligus! Bahkan kapasitas muatan makhluk hidup tak terbatas, plus bisa membawa benda mati hingga 200 pon!
Kecepatan produksi dan kepraktisan seperti ini pasti membuat Master Emmar Sang Raja Alkemi di Benua Aigean ngiler sampai gila.
Yang paling diingat Lao Liu adalah peliharaan magis Adipati Tua Brückner ini. Dalam "Biografi Para Pendeta", catatan resmi tentang peliharaannya ternyata adalah jimat keberuntungan Lao Liu sendiri - simbol "Burung Duri" sang Penyanyi Jiwa Bawaan!
“Burung Duri” adalah spesies burung langka yang telah punah sejak zaman pertengahan, bulu ekor panjangnya sangat megah, membuat siapa pun yang melihatnya seperti berada di surga mimpi. Tapi yang paling terkenal adalah kicauannya, dijuluki sebagai suara paling merdu di dunia, kemampuan meniru suara yang luar biasa, seolah menggunakan jiwanya sendiri untuk mengungkapkan perasaan dan bernyanyi.
Burung cantik ini sama seperti Guo Guo, termasuk dalam kategori monster elemen udara. Guo Guo termasuk tipe hawa dingin, menurut sistem klasifikasi sihir saat ini, bisa dimasukkan ke cabang unsur es dari sihir elemen udara. Tapi bagaimanapun, Guo Guo masih memiliki kemampuan serangan langsung, sehingga bisa masuk kategori monster tingkat rendah; namun Burung Duri lebih aneh, sihir elemen udaranya hanya bekerja di permukaan tubuh - "Aura Duri".
"Aura Duri" dalam sihir elemen udara disebut "Penghalang Udara Sensorik", mantra dasar untuk magang sihir elemen udara ini, menggunakan getaran frekuensi di udara untuk merasakan dan mendeteksi bahaya potensial.
Secara logika, monster seperti ini dalam nilai eksistensi Benua Aigean bahkan tidak bisa dianggap sebagai monster, alasannya sama dengan perlakuan khusus terhadap bidang perlindungan beberapa putri duyung di laut.
Tapi!
Burung Duri memiliki suara terindah yang diketahui dunia, melalui "Aura Duri"-nya, ia mampu mendeteksi getaran gelombang suara di udara secara lengkap dan tajam, lalu meniru dan mengulang kicauan indah yang sama persis.
Kemampuan meniru tingkat atas burung duri ini sama sekali tidak bisa disaingi oleh burung beo kecil Martellaci yang hanya bisa memaki, apalagi ditiru oleh makhluk apa pun di dunia ini yang memiliki kemampuan meniru suara - "Partitur Lima Garis" dari Keluarga Penguasa Nyanyian Dunia memang memiliki kesamaan dengan keahlian burung duri, tapi burung duri jelas jauh lebih efisien dibanding keluarga tersebut!
Burung duri liar selain bulu indah dan kicauan merdu, sebenarnya tidak memiliki hal istimewa lain yang patut diperhatikan. Namun ketika seekor burung duri berada di tangan Imam Bemon, kekuatannya menjadi berbeda sama sekali.
Di bawah komando imam, burung duri bisa meniru setiap lagu perang yang dinyanyikan oleh imam mana pun tanpa salah satu nada pun. Sedangkan burung duri liar biasanya hanya akan meniru suara-suara merdu yang menarik perhatiannya.
Lagu perang memiliki keunggulan tak tertandingi dibanding sihir: begitu seseorang menguasai cara menyanyikan lagu perang dengan benar, kekuatan nyanyiannya akan langsung naik tingkat - Sihir tidak bisa demikian, bahkan jika mantra sudah dikuasai dengan benar, tetap harus mengumpulkan kekuatan magis yang cukup untuk bisa melepaskannya, contohnya seperti kasus An Rui Da.
Karena itu, Adipati Tua Brückner yang berpasangan dengan peliharaan magis burung durinya bisa dianggap sebagai kombinasi imam ganda yang khas.
Secara logika, peliharaan magis burung duri ini seharusnya juga memiliki kemampuan untuk menjinakkan peliharaan magis lain, namun dalam literatur kuno tidak ada catatan terkait hal tersebut.
Tradisi keluarga Hosea yang diketahui Liu Zhenhan adalah: Murinio memiliki Peliharaan Magis berupa Phoenix kembar, Lili memiliki Peliharaan Magis Siput Raksasa Air Raksa, Xiao Mai memiliki Peliharaan Magis Gryphon Hellant, Mari memiliki kendaraan tunggangan Unicorn, sedangkan Nini mengendarai Kuda Besi Salib. Keluarga bangsawan suku Smyer ini mengoleksi monster-monster langka yang sangat jarang terlihat. Daripada mengatakan peliharaan-peliharaan ini cocok untuk pertempuran, lebih tepat jika dikatakan layak untuk dipamerkan di museum.
Tidak diragukan lagi, tradisi elegan yang membuat iri ini berasal dari si angsa tua Brukner.
"Si tua ini kembali di waktu yang tepat," kata Ai Wei'er melihat Richard sedang merenung dengan alis berkerut, tak tahan menyela: "Sekarang Murinio telah menciptakan 'Nyanyian Angin Besar', ditambah 'Harmoni Dinding Air Mata' dari Keluarga Penguasa Nyanyian Dunia Feilengcui. Burung Duri itu cukup mendengar sekali, lalu bisa menggunakan lagu perang kategori serangan magis! Belum lagi lagu-lagu perang 'Hanyu'-mu itu! Paksa dia! Jika ingin belajar, harus menikahkan kedua cucu perempuannya, kalau tidak jangan harap!"
“Ini tidak mungkin! Suku Smyer tidak punya karakter seperti ini! Bangsat! Jika benar-benar tidak bisa, aku akan membuat kedua cucu perempuannya hamil, memasak nasi mentah menjadi matang, lihat apa lagi yang bisa dia katakan!” Liu Zhenhan semakin berpikir semakin merasa masa depan suram, karakter bajingannya meletus seperti gunung berapi.
“Berani! Tidak tahu apakah untuk urusan kedua ini, kamu mau menggunakan cara bajingan, urusan ini cukup rumit.” Ai Wei'er menyeringai samar: "Suami Cui Beixi, Viscount Kevin baru-baru ini membuat masalah di kota Wisesepang. Diam-diam dari Mentor Ular Wanita Cantik, dia berselingkuh dengan istri seorang pendeta Kuil. Alhasil tertangkap basah oleh suaminya. Sekarang Viscount Medusa yang naik jabatan karena nepotisme ini menghadapi duel hidup-mati. Aturan duel pendeta juga kamu tahu, dengan kata lain, Viscount Medusa yang ilmu bela dirinya pas-pasan ini sudah pasti mati! Cui Beixi menemui Helen, berharap pengaruh Feilengcui bisa membantu membujuk."
“Ini...” Liu Zhenhan terbata-bata, bagaimana caranya menggunakan metode bajingan untuk urusan ini!
Bab 503 Kuat di Tengah yang Kuat Ada yang Lebih Kuat
Mentor Ular Wanita Cantik Cui Beixi sejak Olimpiade Pendeta, dipromosikan menjadi Dawi'an Kepala Provinsi Timur Laut. Karena statusnya, suami sementaranya juga dianugerahi gelar Viscount oleh Kuil. Hal-hal ini bahkan tidak perlu ditanyakan oleh Lao Liu - orang-orang sudah memberitahunya. Alasan Cui Beixi menikahi pria Medusa bernama Viscount Kevin yang tidak terkenal ini sebenarnya hanya untuk mencari tameng guna menutupi kehamilan tidak sahnya. Sesuai karakter Cui Beixi, tentu tidak mungkin ada hubungan suami-istri yang sebenarnya dengan suami formal ini.
Setelah sekian lama, wajar saja jika Viscount Medusa ini sebagai laki-laki mulai tidak tahan dan mencari hiburan di luar, bahkan mencuri kesempatan untuk berselingkuh.
Perselingkuhan biasa saja, bahkan inses pun bukan hal aneh di kalangan bangsawan pendeta. Tapi Viscount Kevin ini tampaknya terlalu bodoh - dia malah berselingkuh dengan wanita pendeta Kuil yang tinggal di tempatnya!
Hanya para Imam Tongkat yang berhak tinggal di Kuil. Berduel dengan pendeta level ini berarti harus menghadapi peliharaan magis yang kuat plus pengawal tangguh mereka. Singkatnya, berduel dengan pendeta sama dengan menantang perkelahian massal!
Meskipun tidak setiap pendeta memiliki kekayaan sebesar Lao Liu yang memelihara ribuan preman sekaligus, namun bagi seorang Imam Tongkat dengan tingkat dan gelar bangsawan, biaya untuk membiayai sepuluh pengawal dengan profesi berbeda masih bisa ditanggung.
Empat prajurit perisai daging, dua pemanah, dua pencuri, dan dua prajurit pelayan merupakan struktur pengawal yang sedang populer di kalangan para pendeta saat ini.
Bagaimana mungkin Viscount Kevin yang dulunya hanyalah prajurit Medusa tak berarti dari Kota Caiyu, bukan prajurit ular piton maupun ular raksasa, berani duel dengan Imam Tongkat kalau bukan bunuh diri?
"Richard! Katakan sesuatu! Mau membantu atau tidak?" Ai Wei'er tampak bangga karena dua pernyataannya berhasil membuat Richard linglung.
"Bantu apaan!" Liu Zhenhan bahkan tidak berpikir panjang, mengusap dagu sambil menggerakkan rahangnya: "Kalau Feilengcui ikut campur, bukankah itu terlalu keji? Kita bilang 'Jangan marah dia pakai topi hijau, kita sekutu'. Ah, masa mungkin?"
"Kapan kamu pernah pakai topi hijau?" Ai Wei'er awalnya bingung, lalu matanya berkilat licik: "Oh! Aku tahu! Pasti Helen!"
Gadis ini benar-benar mempraktekkan 'pria terhormat balas dendam sepuluh tahun tidak terlambat', masih menyimpan dendam perseteruan dengan si rubah kecil sejak dulu, selalu mencari celah untuk menjatuhkan.
“Omong kosong! Mana mungkin Helen!” Liu Zhenhan wajahnya dipenuhi amarah yang menyala-nyala: “Itu Greta Garbo, wanita busuk ini sudah tidur dengan ratusan lelaki.”
“Sial!” Ai Wei'er spontan melontarkan umpatan khas negaranya.
“Hehe, umpat sekali lagi.” Lao Liu terkekeh gembira, mendengar wanita yang tak pernah berkata kasar tiba-tiba mengumpat – apalagi dari mulut cantik bersuara merdu seperti burung oriole – benar-benar punya daya pikat tersendiri.
“Pergi mati, aku langsung kesal dengar kau sebut nama Greta Garbo!” Ai Wei'er yang baru saja melontarkan kata “Sial” itu sendiri sampai memerah wajahnya karena malu.
Liu Zhenhan tertawa terkekeh-kekeh seperti petasan yang meledak.
“Kuberi kabar gembira, Yitiao sudah kembali!” Kalimat Xiao Ai ini membuat tawanya tercekat di tenggorokan.
“Beberapa hari lalu dia berhasil menerobos Selat Badai dengan 200 Penjaga Antelop, dan sudah tiba dengan selamat di Benua Sangri!” Ai Wei'er menambahkan.
Benua Sangri terletak di perairan luar Benua Sutra. Dari sini, wilayah laut sepanjang 10.000 li resmi menjadi bagian Timur Jauh; yang disebut “Selat Badai” berada di dekat Benua Sangri, merupakan penghalang alami antara Timur Jauh dan dunia luar. Langit selat ini dipenuhi pusaran angin tornado yang membentang hampir tak berujung. Kekuatan yang sedikit lebih lemah akan tercabik-cabik oleh Angin Utara menjadi benang langit.
Semua informasi ini sudah diketahui Liu Zhenhan sejak Yitiao bercerita tentang kisah cintanya dulu.
“Kalau begitu, saat aku kembali dari dunia iblis ke Feilengcui, Yitiao juga seharusnya sudah sampai di Benua Sutra.” Liu Zhenhan cukup puas dengan jadwal ini, semua urutan bisa ditangani bergiliran.
“Jangan senang dulu.” Ai Wei'er berhenti sejenak, lalu melanjutkan: “Awalnya Yitiao mau beristirahat di Benua Sangri, tapi malah diserang tiba-tiba oleh penduduk asli sana.”
“Suku liar yang makan tai itu?” Liu Zhenhan pernah mendengar cerita tentang Benua Sangri dari Pengelana Yun Qin, ia mencibir sinis: “Biar Yitiao diam saja, biar mereka tebas sebanyak apapun, pasti nggak bakal mati!”
“Haha...” Xiao Ai juga tak tahan membayangkannya: “Yitiao bilang, penduduk asli berbentuk labu pendek di Benua Sangri tiba-tiba bermunculan seperti semut, membanjiri lereng gunung. Pemimpinnya menunggang kuda perang lebih kecil dari keledai, pakai zirah anyaman bambu, goyang-goyangkan tombak kayu runcing, sambil teriak 'Feng-Ling-Huo-Shan' di tengah angin utara yang menggigit, lalu dengan gagahnya menyerbu ke arahnya.”
“Feng-Ling-Huo-Shan? Ini transliterasi suara ya? Apa ini slogan bego?” Liu Zhenhan membayangkan gerombolan penduduk asli sependek keledai, mengacung-acungkan senjata seadanya, berteriak slogan sok gagah ala Berbual B, lalu menyerbu Yitiao yang terlihat sakti.
Hasilnya, dia tertawa kretak.
"Yitiao menyemburkan bola api, separuh langsung berlutut, sisanya tewas terbakar atau kabur ketakutan." Ai Wei'er terus terkikik: "Tapi tak lama penduduk asli itu kembali berkuasa, kali ini lebih ganas, ada ular besar berkepala delapan ikut menyerbu, lebih sedikit satu kepala dari Hydra. Coba tebak, monster apa itu?"
"Bangsat B! Jangan-jangan Yamata no Orochi?" Liu Zhenhan merenung sejenak, lalu menggeleng ragu-ragu, membantah dugaannya sendiri.
Meski dalam pengetahuannya, ular berkepala delapan hanya ada satu jenis yaitu Yamata no Orochi yang termasuk monster air tingkat super, tapi lingkungan geografis Timur Jauh jelas berbeda dengan Benua Aigean. Mustahil Yamata no Orochi bisa berkembang biak sampai ke wilayah sejauh itu.
"Itu pasti Yamata no Orochi! Dari deskripsi Yitiao, kita semua bisa menyimpulkan itu pasti monster super terkenal dari Benua Aigean, Yamata no Orochi! Jika itu makhluk ilahi Timur Jauh, kekuatannya pasti sudah mencapai wujud manusia! Tapi dengan kekuatan sehebat itu, dia tak berwujud manusia!" Ai Wei'er berkata penuh makna: "Rupanya pengembaraan dan imigrasi bukanlah hak paten Yitiao!"
"Dua monster imigran bertemu?" Liu Zhenhan berpikir ini benar-benar kebetulan yang aneh.
“Yitiao juga merasa dirinya sangat beruntung, bagaimana mungkin kebetulan persis mendarat di wilayah Monster Tingkat Super.” Perkataan Xiao Ai membuat Lao Liu kembali tersenyum getir, Bangau Api dan serangga beracun adalah musuh alami, begitu bertemu, pertarungan sengit pasti tak terhindarkan.
“Bagaimana situasi pertempuran?”
Semakin tua di dunia, semakin kecil nyali. Tuan Liu sekarang sama sekali tidak berani meremehkan Monster Tingkat Super manapun. Ketika sihir mencapai ketinggian tertentu, yang menentukan adalah siapa yang lebih cepat bertindak. Tak ada yang tak memiliki jurus rahasia kejam mematikan.
“Saat ini belum ada pemenang, Yitiao sedikit terdesak, pulang untuk minta bala bantuan. Dia tak punya waktu lagi untuk berlama-lama di Benua Sangri, rindu kampung halaman seperti anak panah.” Ai Wei'er mengernyitkan hidung: “Ular raksasa Yamata-no-Orochi itu dipukul habis-habisan oleh Yitiao, sekarang kabur ke gua untuk menyembuhkan luka! Yitiao menangkap beberapa penduduk asli Sangri, karena hambatan bahasa, tak bisa mendapat informasi. Ingin meminta Anda kembali menggunakan telepati untuk bertanya pada penduduk asli tentang asal-usul ular raksasa ini! Yitiao bilang ular itu adalah monster terkuat yang pernah dia temui! Sihir Unsur Anginnya setidaknya 100 kali lebih hebat dari Geryon si amatir ini. Binatang suci ular 'Lishan Men' yang dulu mencelakainya bahkan tak bisa menandingi sisik Yamata-no-Orochi ini!”
“Apa? Seratus kali lebih kuat dari Geryon?” Liu Zhenhan hampir tak percaya dengan telinganya sendiri!
Yitiao tidak pernah sembarangan mengoceh, hal ini Lao Liu paham betul.
Tapi dia bilang kekuatan Geruin Tuan Tanah Pasang Surut hanya setara 1% dari ular raksasa berkepala delapan Benua Sangri, Liu Zhenhan sama sekali tidak bisa menerimanya!
Dulu Bangsa Laut Xiya yang begitu kuat tetap tak bisa berbuat apa-apa terhadap pasangan suami-istri Geriyon dan Hydra, ini membuktikan kekuatan Tuan Tanah Pasang Surut tidak perlu diragukan!
Karena faktor lingkungan yang saling bertolak belakang, monster tingkat super jenis laut memang hanya di air bisa menunjukkan kekuatan terbaiknya, tapi bukan berarti mereka lemah di darat!
Ular berkepala delapan 100x lebih kuat dari Geriyon? Liu Zhenhan meragukan apakah naga intan tingkat tujuh dalam legenda Benua Aigean bisa sehebat itu!
Setelah pertarungan hidup-mati dengan Kaisar Api Masturk di dunia bawah tanah, Yitiao telah berevolusi menjadi wujud Embun Manis Puncak Gunung. Kekuatannya sudah pulih ke level "Aurora Malam Abadi", kemampuan sihirnya naik drastis! Bangau Api Burangsha juga predator alami ular beracun, seperti tikus ketemu kucing! Apalagi Yitiao membawa kalung 3 mutiara naga anti-sihir dan Cincin Batu Darah Zhai Dai kembali ke Benua Sutra!
Kecuali Mutiara Penghindar Debu yang di tangan Fegao, hampir semua peralatan mewah Liu Zhenhan di masa itu dibawa pergi Yitiao!
"Ular berkepala delapan ini bahkan lebih hebat dari seorang Santo Unsur Angin!" Dengan Mutiara Antiangin, ancaman sihir Unsur Angin sudah sangat berkurang. Jenis sihir gabungan fisik dan magis memang termasuk langka!
Meski kemampuan bertarung fisik ular besar ini luar biasa, dengan dua Patung Emas Yunqin yang bekerja sama dengan Yitiao, pasti kekuatannya akan berkurang! Patung Emas Yunqin sekarang bukan lagi yang usang dan penuh luka dulu! Raksasa Typhoon menghabiskan 5 hingga 7 ton plat baja per patung untuk pengelasan di bagian sendi yang paling rusak dan vital!
Meski penampilan Patung Emas Yunqin sekarang agak jelek, siapa berani meremehkan kekuatan fisiknya?
Dengan semua keunggulan ini, kenapa ular berkepala delapan ini belum juga tumbang? Bahkan Yitiao sedikit terdesak?
Jika tanpa tiga Mutiara Naga kebal sihir dan dua Patung Emas Yunqin, bukankah Yitiao pasti mati?
BAB 504: BULAN TANPA DENDAM AKAN SELALU BULAT
"Sialan!" Liu Zhenhan semakin berpikir semakin merinding. Berapa banyak monster di dunia ini? Kok semakin kuat semua?
"Justru karena ular raksasa Yamata no Orochi ini sangat kuat, Yitiao tidak tega melewatkannya begitu saja! Mutiara ular juga disebut Suizhu, monster ular sekuat ini, betapa hebatnya Suizhu yang dihasilkan!" Xiao Ai tertawa: "Yitiao bilang hanya Suizhu seperti ini yang layak untukmu sang ahli mutiara! Lihatlah betapa perhatiannya peliharaan magismu padamu!"
"Kerahkan pasukan, segera kepung!" Liu Zhenhan mengusap dagunya dengan senyum mengerikan: "Aku tidak percaya ular raksasa Yamata yang terluka ini, dengan Mutiara Antiangin menghalangi, masih bisa bertahan dari pengepungan besar-besaran Feilengcui!"
"Kamu pulang atau tidak?"
"Untuk apa aku pulang? Menginterogasi penduduk asli? Jangan bercanda! Bilang ke Yitiao jangan buru-buru, tunda dua hari lagi sebelum kembali ke Benua Sutra, toh kekasihnya sedang hibernasi di Pagoda Tujuh Permata, tidak perlu terburu-buru!" Liu Zhenhan tersenyum sinis: "Monster ular sekuat ini, sungguh tak terbayangkan! Ketemu kesempatan seperti ini, kalau tidak membunuhnya dan mengambil Suizhu-nya kan sayang sekali? Pasukan Sihir, kelompok pendeta, Pelayan Istana Musim Panas, Penjaga Pohon ditambah Ksatria Siluman dan ksatria naga Lampard, kalau masih tidak bisa mengatasi ular raksasa Yamata ini, Sungai Sanggan kan tidak tertutup, lebih baik seluruh Feilengcui lompat bunuh diri saja!"
"Bawa Kaka juga, kumpulkan energi petir semalaman, langsung sambar ular itu sampai mati." Ai Wei'er bersemangat.
"'Mutiara Lei Zang' masih memiliki waktu tunggu satu bulan, sekarang belum bisa digunakan. Tapi transformasi Kaka juga adalah Monster Tingkat Super, baik sihir maupun pertarungan tangan kosong pasti akan membuat ular ini kewalahan." Liu Zhenhan mengangguk.
"Omong-omong, Kaka yang kuteror ini sekarang bersiap untuk 'memuntahkan' Mutiara Lei Zang dan menghadiahkannya padamu." Ai Wei'er menutupi mulutnya sambil tertawa jahil saat menyebut Druid Kaka.
"Meskipun Druid menganut prinsip kembali ke alam, tapi aku rasa takkan ada orang yang segitu royalnya?" Liu Zhenhan mengangkat alisnya: "Apa dia ingin membalas budi atas pertolongan saya?"
"Aku mengancam Kaka, bilang kau bukan hanya milik semua wanita tapi juga milik semua pria, paling suka mengambil paksa pria/wanita tampan. Jika ingin menghindarinya, lebih baik keluarkan 'darah'!" Ai Wei'er tertawa terbahak-bahak.
"Jalang kecil! Kau asal bicara! Nanti kalau suamimu masuk daftar 《Penjahat Seksual》, kau baru senang ya?!" Lao Liu hampir meledak marah. Reputasinya sudah hancur total, bahkan wanita sendiri ikut menggoreng. Pencuri dalam rumah saja tak bisa dihadang, apalagi hantu luar?
Masalah datang dari dalam! Keluarga malang!
"Apa aku salah? Kamu memang pria bagi semua wanita, sekaligus wanita bagi semua pria." Ai Wei'er memutar mata habis-habisan: "Hubunganmu dengan Murinio sepertinya semakin akur. Lagipula, lihat Feilengcui sekarang. Xiao Bei, Lampard, dan Kepala Suku Raksasa Hijau Santo Cruz itu, satu per satu tampan luar biasa. Apa ini kebetulan? Katanya kau tak pernah puas? Mending cari bocah peliharaan buat selingan, aku tak keberatan punya beberapa adik lelaki tampan lagi."
"Bener juga!" Mata Lao Liu berkedip-kedip, pura-pura serius menakuti Xiao Ai: "Jangan salah! Untuk mendapatkan wanita, bagiku terlalu mudah, sama sekali tak ada tantangan! Besok aku akan belajar kelebihan bangsawan Pulai Bo'ai, coba taklukkan pria dulu, baru wanita!"
"Kamu... kamu tidak serius kan?" Ai Wei'er hampir menangis ketakutan. Akting Lao Liu terlalu sempurna, matanya berkilauan mesum saat bicara.
Melihat senyum licik Richard, Xiao Ai baru sadar telah tertipu.
"Jangan sembarangan bicara ke orang lain! Mengerti tidak? Kau pikir Kaka bodoh? Permintaan keterlaluan seperti ini jangan diungkit, biar orang tak mengira kita punya niat jahat. Biarkan saja tetap di tangannya, buat apa diberikan padaku." Liu Zhenhan berpura-pura bijak, sekalian mendidik istrinya. "Ajari anak di depan umum, nasihati istri di belakang", itu logikanya.
"Sebenarnya... Sebenarnya keputusan ini bukan usulanku, tapi Kaka yang mengajukan sendiri." Wajah Ai Wei'er memerah saat mengaku: "Dia bilang kamu punya Mutiara Kloning Tenaga Magis, Mutiara Lei Zang hanya akan menunjukkan kekuatan sempurna jika diberikan padamu!"
"Jancuk! Kamu benar, aku sampai lupa! Aku memang punya Mutiara Kloning Tenaga Magis!" Liu Zhenhan tertawa getir: "Tak disangka Kaka lebih cepat mikir dariku."
"Si brengsek kecil ini tak lama di Feilengcui sudah akrab dengan semua orang. Atas nama adikmu, dia membohongi Fatty Luo dan si Gendut O sampai menyapanya sebagai bos kedua. Dia sangat kagum dengan tumpukan Kristal Naga dan Mutiara Sembilan Lengkung milik Kapten Xiao Bei. Kurasa dia tahu kamu baik pada bawahan, tak akan mengecewakannya, jadi dia ikut arus. Selain ingin berlindung di bawah 'pohon besar'-mu, mungkin juga ada rasa terima kasih karena kamu menyelamatkannya."
"Sebenarnya Mutiara Tenaga Magis ini hanya akan menunjukkan daya penghancur sejati jika dipadukan dengan Mutiara Kloning Tenaga Magis, di tempat kita yang punya 'Mata Air Elemen' dan banyak Kurcaci Emas Penyihir!" Liu Zhenhan tersenyum: "Statusku sekarang? Mana mungkin aku menerima harta karun begitu saja? Jika berbuat baik lalu mengharapkan imbalan, nanti orang akan mencibirku lewat belakang!"
"Kalau begitu tunggu sampai Kaka 'memuntahkan' mutiara, bantu dia buat kalung mutiara, nanti saat kamu butuh pinjam lagi!" Ai Wei'er berpura-pura menggosok mata, menatap Lao Liu dengan manis: "Wah! Richardku sekarang sudah mengerti sopan santun dan kewibawaan."
"Lagipula ini Yang Mulia Raja Bunga, harus menjaga etiket." Liu Zhenhan tersenyum, melanjutkan: "Ngomong-ngomong, setelah Ailijie pulang, apa dia setuju menikah denganku?"
"Cuma itu yang kamu ingat! Sudah dapat di piring masih lihat ke wajan! Begitu pulang, bos Ai langsung mengurung diri di kamar. Kayaknya ucapan saya terlalu keras sampai menyakiti hatinya! Tapi kalau si gadis ini terus begini, urusan pernikahan diplomatik pasti harus dipertimbangkan." Ai Wei'er mengangkat tangan: "Buah ara yang dipaksa dipetik takkan manis!"
"Dapatkan tubuhnya saja sudah cukup, aku tak berharap dapat hatinya."
"Omong kosong ini cuma laku di kalangan orang kasar." Xiao Ai mengejek Lao Liu: "Yang Mulia Raja Bunga, kenapa ikut-ikutan braak-braak begini?"
Liu Zhenhan melambaikan tangan menghentikan Xiao Ai, berdiri menatap pintu kristal. Di luar sejauh ratusan yard, gelombang pikiran yang sangat banyak tiba-tiba muncul.
"Penjaga istana yang sedang patroli, sudah pergi." Setelah menahan napas sejenak, Liu Zhenhan kembali duduk di ranjang. Dengan tubuh telanjang tanpa rasa malu, dia menyilangkan dua kaki berbulunya.
“Kenapa Raja Lich tidak mengintipmu diam-diam?” Xiao Ai merasa kasihan pada raja Bangsa Iblis ini. Semalaman Richard membuat keonaran di menara kristal, tapi tak ada yang tahu.
“Hertz telepatiku jauh melampaui tiga Raja Lich. Clark Gable sekalipun menyamar sebaik mungkin, tak akan bisa menyelinap mengamatiku. Ini pasti dia sendiri juga tahu.” Liu Zhenhan bersikap angkuh: “Xiao Ai, semakin kuat ahli sihir, semakin dahsyat gelombang pikirannya. Ahli kuat yang menyembunyikan napas hanya bisa menipu pengguna elemen berpersepsi lemah sepertimu. Bagiku, para ahli kuat itu seperti mercu suar di malam hari!”
“Tiga hari tak belajar, ketinggalan dari Bianki.” Ai Wei'er merasakan kepahitan. Dulu di Feilengcui hanya dirinya satu-satunya penyihir profesional. Gulungan sihir cangkang kerang tak terkalahkan di padang gurun selatan. Sekarang? Bahkan di antara putri duyung air tawar pun ada ahli sihir tingkat pemandu, plus kultivasi ganda es-air dan Bidang Perlindungan Perisai Air Terjun.
“Kamu kan nyonya bos, dengan gerakan jari bisa memenggal seribu kepala, ngapain harus turun tangan sendiri?” Telepati pasangan dual cultivation membuat Liu Zhenhan merasakan frustrasi Xiao Ai, ia menghibur sekenanya: “Rundstedt kejam kan? Punya kecerdasan dan kemampuan, tapi tetap jadi anjing Elf Jatuh? Di jaman sekarang, orang berbakat semuanya melayani penguasa, inilah yang disebut ‘menguasai seni bela diri, menjualnya ke keluarga raja!’ Logika ini tak berubah sepanjang zaman!”
“Bicara soal rubah campuran ini, aku juga mau kasih tahu, baru-baru ini Elf Jatuh menderita kerugian besar di Hutan Salib Selatan. Pemburu Malam Galinca, yaitu komandan militer Elf Jatuh, tewas bersama 5.000 pasukan elit.” Ai Wei'er tersenyum lega: “Sepertinya Rundstedt akan segera unjuk gigi di medan perang.”
“Galinca mati? Gimana bisa? Penduduk asli Salib Selatan punya kemampuan segitu?” Liu Zhenhan agak ingat sosok pemburu gelap ini. Jenderal Zhuoer yang bisa menumbuhkan sayap kelelawar raksasa dan memperbesar tubuh ini pernah menggunakan taktik kuda Troya saat menyerang Lembah Tifon. Meski tidak pernah berhadapan langsung dengan Lao Liu, tapi jelas punya imajinasi taktis.
“Sekarang Elf Jatuh mengubah strategi. Bukan penyisiran karpet lagi, tapi serangan memutar, menghindari aliansi kuat yang bersatu, membersihkan suku-suku lemah dulu.”
"Tindakan Elf Jatuh itu benar. Dalam pertempuran hutan, pasukan kecil lebih efektif untuk pertempuran sengit. Jika mengandalkan pertempuran besar dan ingin menang sekaligus, kecepatan pergerakan pasukan akan sangat lambat. Nanti kita malah harus mencari musuh ke seluruh penjuru!" Liu Zhenhan cukup ahli dalam strategi pertempuran hutan.
"Rencana pertempuran ini konon diajukan oleh Rundstedt, tapi Elf Jatuh tampaknya tidak mempercayainya untuk memimpin pasukan. Alhasil, ketika Pemburu Gelap Malam Garrincha memimpin pasukan memburu suku Setes, mereka terjebak di Lembah Hui Feng dan punah seluruhnya." Ai Wei'er mengangkat bahu: "Menurut Putri Duyung Air Tawar dan Elf Xifu, Lembah Hui Feng adalah daerah mematikan di Hutan Salib Selatan! Kabut muncul setiap senja dan baru menghilang saat matahari tepat di atas kepala keesokan harinya! Kabut ini akan membuatmu terkejut - bukan racun, melainkan kabut kristal. Saat dihirup tidak terasa apa-apa, tapi setelah sehari terpapar sinar matahari, tubuh akan membeku menjadi patung kristal transparan!"
"Medan tempur! Lagi-lagi memanfaatkan medan! Jancuk! Rundstedt benar-benar beruntung. Andai dia yang memimpin, belum tentu bisa lolos dari jebakan ini! Suku Setes jelas sudah terdesak sampai bertarung habis-habisan!" Liu Zhenhan menggelengkan kepala sambil bergumam: "Andai 'Mutiara Kabut Tersembunyi' ada di tanganku. Kabut kristal di Lembah Hui Feng ini, daya penghancurnya tidak kalah dari racun dunia iblis, bahkan lebih kejam dan tersembunyi!"
Bab 505: Akhir Malam yang Penang Nafsu
"Kamu tidak perlu khawatir tentang 'Mutiara Kabut' sekarang, karena masih ada satu hal besar terakhir yang menunggumu untuk memutuskan!" Mata Ai Wei'er berkilau: "Kompetisi Gladiator Mahkota Emas tahun ini telah dimulai empat hari yang lalu, apakah kamu masih ingat?"
"Aku seorang Shaman, hanya perlu mengingat Olimpiade Pendeta. Kompetisi ini memperebutkan mahkota prajurit, bukankah sudah kukatakan bahwa Pasukan Istana Musim Panas dilarang ikut campur?" Liu Zhenhan mengerutkan alisnya, wajahnya menjadi gelap: "Siapa brengsek yang tidak mendengarkan perintahku?"
Dari ekspresi Ai Wei'er, Lao Liu langsung tahu bahwa ada orang di Feilengcui yang melanggar perintahnya dan diam-diam ikut kompetisi.
Kompetisi tahunan Gladiator Mahkota Emas di Kerajaan Bimeng, selain diikuti gladiator profesional, juga mengizinkan warga biasa mendaftar. Tapi popularitas acara ini di Kerajaan Bimeng tidak bisa dibandingkan dengan Olimpiade Pendeta.
Ini bukan masalah mengutamakan budaya daripada militer. Di Benua Aigean saat ini, hampir semua pandangan tradisional sepakat bahwa prajurit tidak bisa disamakan dengan pengguna elemen.
Ini adalah perbedaan nilai eksistensi yang alami. Pengguna elemen memiliki kemampuan mengubah jalannya pertempuran, sesuatu yang tidak mungkin dilakukan prajurit tradisional!
Manusia Jago Pedang saat ini merupakan prajurit tingkat tertinggi di kalangan petarung Aiqin, namun kemampuan Jago Pedang masa kini tak bisa disamakan dengan Jago Pedang kuno seperti Aragorn dan Samuel di masa lalu! Teknik rahasia Jari Cahaya penghancur logam dan batu milik Jago Pedang kuno telah lama hilang ditelan zaman. Jago Pedang masa kini mengandalkan pedang perang, bukan jari untuk melepaskan Sinar Pedang.
Setiap prajurit bisa membayangkan betapa megahnya pemandangan ketika Jago Pedang kuno melepaskan sepuluh sinar pedang gemilang melalui sepuluh jari mereka dengan kekuatan Dou Qi!
Jenis Sinar Pedang bervariasi tergantung aliran ilmu dan jenis Dou Qi yang dikultivasi, keragamannya sama rumitnya dengan sihir. Contohnya Gatanie yang menguasai "Dou Qi Yínxiāo", teknik "Tebangan Bulan Sabit Perak" miliknya termasuk kategori serangan tunggal. Sedangkan ksatria naga Lampard yang menguasai "Dou Qi Awan Bintang", teknik Sinar Pedang tertingginya adalah "Bintang Salib Selatan Meledak" - serangan area dimana enam bilah energi membentuk tanda salib sebelum meledak dahsyat!
Puncak pencapaian Jari Cahaya adalah kemampuan melepaskan Sinar Pedang secara instan melalui Dou Qi. Andai Lampard menguasai teknik Sepuluh Jari Cahaya, dalam pertempuran dia cukup merentangkan tangan untuk melepaskan sepuluh "Bintang Salib Selatan Meledak" sekaligus di tengah musuh - pemandangan yang tak kalah megah dari mantra Archmagister!
Tapi ini cuma Lamunan mesum!
Sekarang, bukan saja mustahil mencari master terhebat yang bisa meluncurkan sinar pedang dari sepuluh jari sekaligus, bahkan mencari Jago Pedang yang mampu menembakkan sinar pedang dari satu jari pun sudah menjadi misi yang tak mungkin!
Jago Pedang masa kini, saat menggunakan Dou Qi dan Sinar Pedang dengan pedang perang, juga seperti penyihir yang terbata-bata butuh waktu untuk mengumpulkan energi. Bahkan Master Henry "Jago Pedang Yinxiao" yang dijuluki salah satu Empat Jago Pedang Aigean di bawah komando Murinio, hanya bisa mengeluarkan beberapa serangan tunggal sinar pedang secara instan dengan pedang perang, itupun dengan frekuensi terbatas.
Mengikuti jejak Liu Zhenhan, petarung tingkat tinggi di Benua Aigean kini mulai beralih ke jalan kombinasi sihir dan bela diri. Atau menggunakan peralatan magis, senjata sakti, dan kendaraan tunggangan untuk meningkatkan kekuatan, contohnya Lampard dan Garthia sebagai ksatria naga. Walaupun kemampuan aslinya biasa saja, dengan kendaraan tunggangan mereka tetap bisa menguasai dunia.
Prajurit murni yang hanya mengandalkan ilmu bela diri dan menjelajah dunia, sudah tidak populer lagi di era sekarang.
Kembali ke zaman kuno, bahkan Leksa sang Pendeta Shaman bisa mengayunkan kapak perang dengan kedua tangan, meluncurkan sinar kapak tajam untuk menghajar lawan dalam level "Berbual B". Kini hal itu hanyalah mimpi yang tak terjangkau. Mungkin masih ada master persembunyian di hutan belantara, tapi di lingkungan Aigean saat ini, selama belum ada yang mencapai level mengeluarkan sinar dari jari, status petarung tetap tak bisa menyaingi pengguna elemen.
"Jadi seluruh struktur kepemimpinan Kerajaan Bimeng, termasuk Liu Zhenhan, sama-sama tidak punya minat terhadap kompetisi gladiator Mahkota Emas."
"Final pertarungan yang menggunakan gladiator profesional sebagai peserta utama ini kejam dan berdarah-darah, dengan rasio korban hampir 50%. Meski rakyat biasa diperbolehkan mendaftar, tapi siapa yang mau mempertaruhkan nyawa melawan gladiator budak profesional?"
"Gladiator Mahkota Emas adalah jalan terbaik bagi semua gladiator untuk melepas status budak, sekaligus mendapatkan kehormatan menghormati tanpa topi di hadapan bangsawan. Prajurit rakyat biasa dalam kompetisi seperti ini, dibandingkan dengan gladiator profesional, jelas kurang memiliki motivasi dan nyali yang membara."
"Kalau pasukan Istana Musim Panas ikut bersaing merebut mahkota ini, menang pun orang akan anggap wajar. 'Milisia Feilengcui tak sampai seratus, jika lebih tak terkalahkan'! Ini kan pepatah Bimon yang sudah menjadi legenda."
"Tapi bagaimana jika kalah?"
"Liu Zhenhan jelas tidak mau malu seperti ini!"
"Kompetisi Gladiator Mahkota Emas tahun ini diadakan di Provinsi Timur Laut. Kota Wisesepang sebagai ibukota pertama yang membuka formasi teleportasi sihir dengan Feilengcui, jadi pasukan Istana Musim Panas pada menyelinap ke sana untuk nonton. Ada yang gatal tangan mendaftar kompetisi juga bisa dimaklumi." Ai Wei'er menyebut nama si sialan: "Pengawal pribadimu, Rodman."
“Bangsat brengsek yang kontolnya ada di muka ini!” Liu Zhenhan mengumpat kesal: “Kurung dia selama satu bulan!”
“Fatty Luo kalah, bahkan babak penyisihan pun tidak lolos.” Ai Wei'er protes: “Menurutku dia harus dikurung dua bulan baru cukup.”
“Kapan ilmu bela diri gladiator setinggi ini?” Liu Zhenhan terkejut lagi, Xiao Ai bilang Fatty Luo ikut Pertarungan Mahkota Emas, otomatis dia mengira Mahkota Emas sudah jadi milik Feilengcui. Tak disangka dapat pukulan telak, Fatty Luo bahkan gagal di babak penyisihan!
Artinya langsung tersingkir dalam satu pertarungan.
Peristiwa ini nyaris setara dengan Yitiao bertemu ular raksasa Yamata no Orochi super sakti, membuat Lao Liu tergetar.
Fatty Luo adalah pasukan inti pertama Tuan Liu, sekaligus ksatria pelatihan tersulit di lineup utama!
Pemuda mammoth ini bukan hanya punya bakat fisik dan keturunan luar biasa, tapi juga kekuatan dahsyat dan kelincahan. Pikiran cerdas lincah, kalau bukan karena melewati batas usia 20 tahun untuk "ritual inisiasi pendeta", dia pasti bakal jadi bibit pendeta langka suku mammoth selama ribuan tahun!
"Meski belum menjadi Pendeta, sebagai seorang Jago Pedang, Rodman tetap merupakan bakat sejati. Seni bela diri pengejar angin Klan Hijau di tangannya bukan sekadar berkembang pesat; Ia bahkan menggunakan kelicikannya untuk menciptakan beberapa jurus pedang eksklusif. Dengan mempelajari teknik spesialisasi dua tangan Goblin, jurus pedangnya yang ganas telah membentuk aliran tersendiri."
"Sejak mengikuti Lao Liu menjelajah ke mana-mana, ia telah mengikuti hampir semua pertempuran eksternal Feilengcui, pengalaman tempurnya luar biasa kaya!"
"Seorang Jago Pedang berbakat berpengalaman seperti pembunuh bayangan ini, bisa tersingkir hanya dalam satu ronde?"
"Bagaimana dengan Tarikan Gajah? Tujuh pedang sekaligus? Badai Pedang Tari? Pengepungan bayangan? Tebasan Lipat Tangan Belakang? Lompatan Tebas Bagian Tengah Kepala? Liu Zhenhan hampir mati frustrasi. Dengan jurus-jurus Fatty Luo ini, bahkan Para Pangeran Singa-Harimau pun belum tentu bisa mengalahkannya tanpa bantuan tunggangan monster! Ini teknik keras yang ia dapatkan dari menebas kepala musim di medan perang, jurus pedangnya matang tanpa embel-embel, ditambah postur tinggi, tubuh kekar, dan lengan panjang yang memberi radius serangan luas. Kenapa bisa tidak bernilai hingga tersingkir dalam satu pertempuran?"
"Siapa? Siapa sebenarnya yang mengalahkan Fatty Luo?" Wajak tuan tanah langsung berubah merah padam. Saat ini ia bisa kehilangan apa saja kecuali harga diri: "Dari provinsi mana? Prajurit keluarga bangsawan mana yang merawatnya?"
"Yang bisa mengalahkan Fatty Luo pasti adalah para prajurit pengawal dari keluarga-keluarga bangsawan! Prajurit tingkat tinggi seperti ini biasanya jarang muncul karena sudah mencapai pencapaian nirwana, kali ini mereka berani menghantam reputasi, jelas-jelas merupakan provokasi! Ingin mempermalukanku - ini adalah anggapan semena-mena Liu Zhenhan."
"Ksatria yang mengalahkan Fatty Luo sama sekali tidak memiliki latar belakang kekuatan." Ekspresi Ai Wei'er semakin misterius: "Dia juga menggunakan Seni bela diri pengejar angin dari Green Party, pedang Fatty Luo baru saja terhunus, pedang perangnya sudah menempel di leher Fatty Luo. Fatty Luo bersikap gentleman, menyerah dengan patuh."
"Jancuk!" Liu Zhenhan terus menggelengkan kepala: "Fatty Luo benar-benar semakin mundur, sampai bisa dikalahkan hanya dengan satu jurus, pedang terhunus langsung mengunci tenggorokan?"
"Bukan ilmu bela diri Fatty Luo yang tidak bagus, tapi lawannya terlalu kuat." Ai Wei'er menghitung jari satu per satu: "Menurut Fatty Luo sendiri, hingga hari ini, ksatria ini telah menang tujuh kali berturut-turut. Pertama menggunakan 'Seni bela diri pengejar angin dari Green Party', langsung menyayat leher Fatty Luo dengan satu pedang; kedua menggunakan 'Teknik Cakar Elang Angin Gurun Gold', mencabik pegangan kayu Tongkat Taring Serigala lawan; ketiga menggunakan 'Tombak Ganda Panjat Harimau Keras suku Tiger', dua tombak langsung menutup mata lawan; keempat menggunakan 'Panah Lengkung Patroli' dari Suku Deer Musk; kelima menggunakan 'Teknik Pedang Gulung Petir Lion'; keenam menggunakan keahlian 'Tendangan Berguling Tanah' dari Pulaibo; ketujuh dia menggunakan tiga jenis ilmu bela diri - pertama 'Teknik Melompat Atap suku Garfield', kedua 'Gulat Lengan Silang Elefen', ketiga yang paling ekstrim 'Teknik Busur Keringat Darah suku Haus', semuanya selesai dalam satu pertemuan!"
"Ini pasti ulah mayat hidup!" Liu Zhenhan menggedor urat lehernya yang menonjol, ini benar-benar mengerikan!
Bagaimana mungkin seorang prajurit Bimon bisa menguasai begitu banyak keahlian Bimon? Berapa banyak di antaranya yang sudah punah?
"Cakar Udara" dari Manusia Elang Gold? Mungkin tulang-belulang manusia elang saja sudah tidak bisa ditemukan!
"Panah Lengkung Patroli" dari Suku Deer Musk? Musk sudah menjadi budak domestik selama seribu tahun, mana mungkin masih punya ilmu memanah?
"Teknik Melompat di Atap dan Berlari di Tembok" milik Suku Garfield? Sejak prajurit kucing gunung yang perkasa menghilang dari sejarah panjang, mana mungkin masih ada anggota Garfield yang menguasai ilmu tertinggi pencuri ini?
'Tombak Ganda Harimau Mendaki Gunung dengan Keras' suku Tiger? Ini adalah teknik tombak ganda bangsa harimau yang memanfaatkan lutut dan siku, dijuluki "Enam Tombak Penjaga Gerbang". Teknik bela diri ini sudah tidak dipelajari sejak ribuan tahun lalu karena kesulitannya, prajurit Tiger sekarang hanya belajar tombak tunggal!
Ada juga "Teknik Bela Duri Kuda Keringat Darah" suku Haus! Ini adalah ilmu bela diri jarak dekat menggunakan busur perang sebagai senjata, satu-satunya di dunia tanpa cabang lain!
"Teknik Bela Duri Kuda Keringat Darah" terkenal dengan pertahanan selengkap air raksa yang tumpah. Ahli dalam menggunakan lengan busur menangkis serangan, lalu mencekik lawan dengan tali busur tajam. Menguasai teknik ini memungkinkan menangkap panah dengan busur lalu memantulkannya kembali, benar-benar keahlian andalan suku Haus!
Tapi ilmu busur tempur ini hanya diwariskan turun-temurun dalam keluarga kuda keringat darah yang langka. Haus lainnya tidak bisa mempelajarinya, apalagi orang luar!
Liu Zhenhan hampir tidak percaya. Meski ada jalan untuk mempelajari semua ilmu bela diri ini, berapa tahun latihan yang dibutuhkan seorang prajurit untuk benar-benar menguasai semua teknik ini dengan mahir?
Bagaimanapun, dia memang tidak punya kemampuan ini.
"Ksatria ini selalu mengalahkan musuh dalam satu gerakan, berhenti tepat pada batas tanpa melukai satu orang pun. Tujuh kemenangan beruntun, hanya di pertarungan terakhir dia bertemu dengan barbar tak beradab yang menggunakan tiga ilmu bela diri berbeda, membuat lawan menyerah dengan malu!" Ai Wei'er melanjutkan dengan tenang: "Karena setiap pertarungan dia menggunakan ilmu bela diri yang berbeda, ditambah penampilannya yang anggun, warga Weisisipang sekarang menjulukinya 'Bintang Hyjal'!"
"Julukan ini terlalu keren ya?" Liu Zhenhan memahami makna "Hyjal" dalam hati ras Bimon - ini melambangkan puncak kejayaan!
"Jangan iri, setelah memasuki Amuk Mandiri, pandangan mata ksatria ini tetap jernih. Hanya pelipisnya yang menonjol, tanpa pembengkakan otot sama sekali." Xiao Ai seperti salesman payah terus menjelaskan.
"Bakat luar biasa selalu bermunculan di dunia." Liu Zhenhan mengakui. Hanya Raja Sal yang pernah dia lihat mencapai level Amuk Mandiri setinggi ini.
Transformasi Liar Bimon adalah ilmu setara Dou Qi manusia, meningkatkan kekuatan tempur dan kemampuan perlindungan melalui kemarahan. Selama ini menjadi pilihan utama Ksatria Bimon melawan serangan magis. Level Amuk Mandiri seperti ini sudah bisa menghadapi serangan bertubi-tubi sihir tingkat menengah secara langsung!
Belum lagi Bintang Hyjal ini menguasai begitu banyak ilmu bela diri tradisional, mahir dalam panahan dan berkuda. Bahkan Fegao pengawal paus orca tempur dari Feilengcui yang paling banyak menguasai ilmu bela diri, tetap kalah dibanding ksatria Bimon ini!
Tapi Fegao adalah mantan Komandan Pengawal Kerajaan Laut Xiya. Karena bertanggung jawab sebagai pelatih utama Pasukan Pengawal Kerajaan Xiya, dia harus berlatih ilmu bela diri asing seperti "teknik menyusutkan tulang" dan "jepitan dua jari". Dari manakah ksatria Bimon ini muncul tiba-tiba?
"Siapa nama ksatria ini? Kalau belum bersumpah setia pada siapa pun, cari cara agar dia mau mengabdi padaku!" Setelah keheranan sesaat, Liu Zhenhan akhirnya mengabaikannya. Prajurit hebat yang menguasai 18 jenis seni bela diri ini memang langka, tapi tanpa ruang untuk bergerak, kegunaannya mungkin tak lebih dari seorang penyihir biasa.
Feilengcui sedang mempersiapkan pertempuran skala besar yang mengutamakan kerja sama tim, superioritas udara, dan tembakan jarak jauh. Pembangunan pasukan darat justru menjadi prioritas sekunder. Di medan perang, keahlian bela diri pribadi takkan bisa menandingi zirah kokoh, koordinasi tim lincah, dan senjata berkualitas tinggi.
"Bintang Hyjal ini sama sepertimu, juga bernama Richard, seorang pahlawan muda! Hei, bukankah kau harus pulang melihat? Bahkan Raja Sal sekarang terkesima oleh ksatria ini!"
"Juga bernama Richard? Ha! Namaku memang terlalu biasa. Dulu ada pangeran bernama sama, sekarang muncul lagi Bintang Hyjal ini." Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
"Dia juga berambut hitam bermata gelap, wajahnya sangat mirip denganmu! Fatty Luo bilang kalau bukan karena wajahnya terlalu miripmu, dia takkan melengah sampai bisa dikalahkan hanya dalam satu jurus." Bulu mata Ai Wei'er berkedip-kedip menatap Lao Liu: "Malam ini, sebenarnya tujuan utamaku datang kesini adalah untuk membahas hal ini."
"Jangan-jangan dia sama seperti aku yang datang ke dunia iblis, cuma bangsa iblis palsu?" Liu Zhenhan tertegun, hatinya dipenuhi kabut keraguan. Tapi setelah dipikir-pikir, sepertinya mustahil. Belum lagi soal cara meniru penampilannya, kalau benar dia penipu, mana mungkin bisa menguasai begitu banyak ilmu bela diri Bimon? Apalagi beberapa diantaranya adalah jurus langka yang sudah punah dan ilmu rahasia keluarga tertentu!
"Ning Yu dan Helen khusus menonton pertunjukan Richard ini. Menurut mereka, Richard ini seperti fotokopimu, baik dari wajah maupun pandangan mata, hanya sedikit lebih tampan dan lembut." Ai Wei'er mendesak: "Gimana? Apa kamu mau pulang?"
"Akan kusegerakan kembali, harus kulihat sendiri asal-usul Richard ini." Rasa penasaran Liu Zhenhan juga terbangkit: "Sebarkan kabar dulu, orang ini sudah jadi milik Feilengcui kami!"
"Aku tak mengerti, masih ada apa lagi di dunia iblis yang layak dipertahankan?" Dalam hati Xiao Ai menggerutu: Alasan cinta tanah air itu cuma kedok! Pasti nyai jalang Greta Garbo itu yang menahan jiwamu!
“Kamu cemburu lagi?” Liu Zhenhan melirik nakal ke Xiao Ai: “Hei, waktu masih cukup, ayo kita mesra-mesraan lagi. Biar kakak kompensasi kamu sepuasnya.”
Ai Wei'er tahu situasi memburuk. Baru saja berdiri untuk kabur, dua Pelayan Darah Dunhuang segera menyekap lengannya di kiri-kanan. Kekuatan dua pelayan darah ini setara Daisy sang mantan pandai besi, dengan mudah menindih tubuh lemah Xiao Ai di ranjang.
“Richard kamu mau apa?” Ai Wei'er awalnya masih tertawa manja. Tiba-tiba ia menyadari sesuatu salah. Seorang Pelayan Darah Dunhuang membuka ujung roknya ke atas. Sebelum kepalanya ditutupi, pemandangan terakhir yang dilihat Xiao Ai adalah ekspresi rakus bak babi hutan di wajah Richard.
Kemudian ia merasakan kakinya dipaksa dibuka lebar. Celana dalamnya tersingkap sampai tumit. Ai Wei'er yang jelita bagai tunas emas ini benar-benar tak menyangka akan mengalami perlakuan seperti ini. Matanya berkunang-kunang, hampir pingsan karena marah!
“Malam ini benar-benar menggila!” Liu Zhenhan menggeliatkan pantat putihnya yang montok, gemetar penuh hasrat. Seperti beruang hitam raksasa menggasak anak domba, ia menerjang dengan angin kencang memburu mangsanya.
Bayangan raksasa itu seketika menyelimuti ruangan dalam kegelapan tak bertepi.
Bab 506 Preman Ulung Menguasai Dunia
Di Benua Aigean ada pepatah slang populer: "Perempuan itu baja di muka, kertas di selangkangan."
Meski sangat vulgar dan cabul, semboyan para playboy ini sebenarnya mengandung sedikit logika.
Sama seperti putri duyung, peri duyung juga memuliakan mahkota bunga keperawanan bagaikan permata tak ternilai!
Jika Wei Zhi terbangun dan memilih jalan ekstrem karena keputusasaan, maka melalui "Bidang Perlindungan dual cultivation Bintang Utara-Selatan", Liu Zhenhan sebagai pasangan kekasih yang sehidup semati juga akan tewas!
Namun meski Wei Zhi sudah lama sadar, Liu Zhenhan tetap hidup nyaman.
Bukan sekadar Chui Buer B, sejak merencanakan kejahatan ini, si bajingan tua sama sekali tak khawatir akan akibat pertarungan total!
Kepercayaan diri ini berasal dari sifat bajingan sejati dan pengalaman - ini bukan pertama kalinya dia berbuat jahat!
"Aku belum pernah memperlakukan perempuan seperti ini, kaulah yang pertama!"
"Sejak pertama melihatmu, aku langsung jatuh cinta!"
"Tapi aku orang kasar, hanya dengan cara ini aku bisa memilikimu!"
"Demi Tuhan! Aku bersumpah akan selalu menyayangimu! Jika bohong, biar disambar petir sampai mati..."
Serangkaian pengakuan polos dan bertanggung jawab ini, disertai nada tulus dan ikhlas, ditambah ekspresi canggung-memohon, pandangan penuh harap dan permohonan - bagi orang luar akan terdengar sangat menjijikkan!
Tapi bagi Veizhi, semua yang didengar dan dilihatnya ini memiliki rasa dan makna yang sama sekali berbeda!
Seorang tokoh besar pernah berkata, situasi spesifik perlu analisis spesifik!
Perbuatan keji yang merusak tatanan surgawi ini, bukanlah hal yang bisa dilakukan sembarang orang!
Jika sang pemeran utama 'angin semi semalam' adalah ogre Karu alih-alih Liu Zhenhan, meski dengan ekspresi, nada suara, sumpah dan janji yang sama - apakah Veizhi sang putri duyung yang terbangun dari mimpi akan memilih mati terhormat daripada hidup tercela? Itu akan jadi pilihan yang tak perlu diragukan!
Tapi sang pemilik Ribuan Merah di Satu Gua, Raja Bunga Piala Ratusan Pesona Yang Mulia Liu Zhenhan - mana mungkin bisa disamakan dengan sampah seperti Karu?
Master Puskash semasa hidupnya selalu khawatir Liu Zhenhan akan menyimpang ke jalan sesat - bukankah itu kekhawatiran yang beralasan?
Meski wajahnya tak begitu tampan, di antara alisnya terpancar aura heroik yang mencolok. Ditambah kebiasaan memimpin selama bertahun-tahun, sikap tegas dan otoriter yang terasah - bahkan Ratu Garbo pun jatuh hati padanya dalam pandangan pertama. Jelas ini bukan pria yang dibenci wanita!
Seorang pria yang ingin menarik perhatian lawan jenis harus memiliki sesuatu yang menonjol, dan Liu Zhenhan memiliki lebih dari satu!
Meski status dan kekayaan sebenarnya Liu Zhenhan masih belum sepenuhnya dipahami oleh Wei Zhi yang masih bingung, namun kemampuan sihir arkan-nya yang seperti merek emas adalah fakta yang tak terbantahkan!
Kekuatan yang besar berarti rasa aman, dan rasa aman adalah senjata pamungkas untuk menaklukkan psikologi perempuan!
Apalagi mata Liu Zhenhan memiliki daya pesona alami. Meski tidak bisa membuat Wei Zhi benar-benar terpesona dan jatuh cinta mati, tetapi mendapatkan sedikit rasa simpati semudah membalik telapak tangan!
Seorang pria tampan, perhatian, kuat, dan sudah memiliki rasa simpati darinya tiba-tiba memiliki hubungan suami-istri dengannya. Setelah kejadian itu, dia juga mengakui kesalahannya. Meski Wei Zhi tidak mungkin langsung jatuh cinta, untuk sementara dia hanya bisa menerima fakta yang sudah resmi ini.
Langkah pertama selalu sulit. Begitu langkah awal diambil, selanjutnya adalah "menempa saat besi masih panas" ala bajingan tua ini.
Harus diakui, keahliannya di ranjang benar-benar luar biasa!
Mungkin terdengar agak kasar, tetapi pembentukan dan peningkatan hubungan emosional antara pria dan wanita memang berkaitan erat dengan keharmonisan di tempat tidur!
Jika orang lain "berbicara" cinta, Liu Zhenhan memiliki modal untuk "melakukannya"!
“Weizhi saat ini dalam keadaan sadar. Setelah mengalami perampasan paksa mahkota bunga keperawanannya, dia memiliki resistensi alami terhadap hal memuakkan seperti ini. Selain air mata dan rasa penghinaan, mustahil ada kenikmatan apapun!
Tapi bagaimanapun juga, bajingan tua tetaplah bajingan tua!
Selain dia, tak ada pria yang bisa membuat wanita mencapai klimaks ganda secepat itu - dampak mental "Klimaks Kematian" bukanlah sesuatu yang bisa ditolak Weizhi sesuka hati!
Sensasi indah yang luar biasa dan melayang tak tertandingi ini dapat merobek semua kesopanan seorang wanita dalam sekejap.
Dalam keadaan sadar, begitu cadar kesopanan telah tercabut sepenuhnya, Weizhi tak lagi punya muka untuk menolak pria ini - bagi wanita manapun, ketika rintihan bahagia yang seharusnya tak muncul, ekspresi bahagia, kenikmatan tak terbendung dan puncak kepuasan - privasi paling memalukan ini - telah terekspos sepenuhnya di hadapannya, mereka akan seperti Weizhi: menerima takdir dan pria yang tak bisa ditolak ini.
"Jangan beri tahu siapa pun tentang ini." Weizhi memohon pada Liu Zhenhan dengan mata berkaca-kaca.
"Mana mungkin aku begitu!" Dalam hati Lao Liu hampir mati ketawa, klimaks ganda saja sudah begini! Aku bahkan belum memberimu puncak tiga kali lipat.
Saat Liu Zhenhan bertemu kembali dengan Yang Mulia Clark Gable, mata Raja Lich nyaris meledak sendiri di soketnya.
“Ini... Bagaimana mungkin...” Yang Mulia Raja Lich yang berjanggut kecil itu menatap tak percaya ke arah putri duyung yang digendong Liu Zhenhan.
Putri duyung Wei Zhi yang bertubuh ramping, mengenakan jubah besar Lao Liu, menyembunyikan wajah cantiknya di dada Liu Zhenhan seperti burung unta, kedua lengannya erat melilit leher pria itu, bersikeras tidak mau menoleh.
"Hei hei..." Liu Zhenhan pura-pura bodoh sambil terkekeh. Wei Zhi yang belum bisa berjalan ini memang nyaman digendong - selain bisa menikmati harum tubuhnya, juga sekaligus memamerkan kejantanan di hadapan pria lain.
“Erlang, apakah kau memiliki tubuh kebal racun?” Yang Mulia Clark Gable mulai mengamati saudara angkatnya ini dengan pandangan penuh kecurigaan.
“Kakak, dulu aku pernah memakan Buah Zhu, sejak itu jadi kebal racun.” Cerita obat ajaib ini selalu dijadikan tameng Liu Zhenhan sejak datang ke dunia iblis. Kali ini dipakai untuk mengintimidasi sang Raja Lich, agar tidak berniat meracuninya!
“Oh!” Raja Lich berpura-pura manggut-manggut: “Rupanya hadiah putri duyung ini tepat untuk adikku!”
Sebenarnya Clark Gable menyesal setengah mati!
Andai saja tadi malam ia membuka Cermin Khayalan untuk menyaksikan adegan itu!
Putri duyung secantik ini bersama pria perkasa semacam itu!
“Erlang, ada sesuatu yang kupikirkan semalaman. Setelah mempertimbangkan berkali-kali, aku memutuskan untuk memberitahumu!” Yang Mulia Raja Lich sungguh licik, setiap ucapannya penuh jebakan: “Awalnya aku ingin menahanmu di Bollywood beberapa hari lagi untuk bersenang-senang. Tapi sekarang Yang Mulia Greta Garbo dan Paul Newman akan datang ke sini untukmu. Aku khawatir mereka berniat jahat.”
Saat mengatakan ini, mata Yang Mulia Clark Gable menatap tajam Lao Liu, seolah mencari petunjuk.
Liu Zhenhan menyeringai dengan ekspresi menghina.
“Aku akan segera mengirimmu keluar dari Benua Bollywood. Pergilah ke laut untuk menukar koin kerang putih dengan putri duyung!” Lanjut Raja Lich: “Di luar istanaku pasti ada banyak mata-mata dua Raja Lich, tapi tak masalah. Di dalam istana ada formasi teleportasi kristal. Aku akan mengirimmu ke kota pesisir lain, sementara aku akan mengulur waktu dengan dua Raja Lich di sini. Dengan begini, mereka tak bisa berbuat apa-apa saat kau sudah pergi.”
“Kakak, masalahnya sekarang putri duyung di laut ternyata berbeda dari yang kita bayangkan! Hampir mustahil mendapatkan koin kerang putih!” Dalam hati Liu Zhenhan terus menghina raja iblis ini, anak haram! Kemarin malam kau sudah mengintip percakapanku dengan Wei Zhi melalui cermin ajaib, masih saja berpura-pura bodoh untuk mengujiku!
"Mengapa?" Yang Mulia Clark Gable bertanya dengan ekspresi bingung yang natural dan hidup di wajahnya. Seandainya Liu Zhenhan tidak tahu sebelumnya tentang perbuatannya, dia mungkin terkecoh dan mengira sang raja benar-benar tidak tahu apa-apa.
Maka Liu Zhenhan mulai bercerita panjang lebar tentang bagaimana suku putri duyung sedang memburu Wei Zhi, termasuk kemampuan menyeimbangkan Yin-Yang dari Mutiara Harmoni. Setelah bergabung, mereka juga bisa menambahkan sihir arkan tipe Giok. Semuanya dijelaskan secara detail tanpa ada yang disembunyikan.
Lagipula Bangsa Iblis sama sekali tidak tahu betapa mengerikannya Bidang Perlindungan dual cultivation putri duyung, sehingga Lao Liu bisa seenaknya membual.
"Kalau begitu, jika kau membawa Wei Zhi ke dasar laut, itu justru yang diinginkan Bangsa Laut." Wajah Yang Mulia Clark Gable menunjukkan kelegaan bercampur kekhawatiran sambil terus mengangguk: "Pantas saja waktu itu saat A-Tai-Si-Te pergi bernegosiasi sendirian, mereka bersikeras menolak pertukaran. Rupanya khawatir Wei Zhi akan menghancurkan diri dan membuat 'Mutiara Harmoni' menjadi rusak."
Liu Zhenhan belum sempat menjawab ketika suara Raja Lich berikutnya sudah bergema di benaknya.
“Erlang, seorang wanita bukan apa-apa! Orang hebat tak terikat hal sepele, cepat cari cara untuk menipu ‘Mutiara Harmoni’ Weizhi ini!” Ucapan Yang Mulia Clark Gable ini tak terdengar orang lain, karena disampaikan lewat Penyampaian Suara Rahasia menggunakan telepati: “Asal kau bisa dapatkan dua butir mutiara, Weizhi tak akan bisa mengaktifkan fungsi penghancuran diri. Nanti kau bisa tawar-menawar dengan Bangsa Laut, aku jamin bisa dapatkan koin kerang putih tak terhitung! Karena kita sudah tahu detail Bangsa Laut!”
“Benar, kenali diri dan lawan baru bisa menang perang.” Liu Zhenhan juga menggunakan Penyampaian Suara Rahasia untuk membodohi Raja Lich ini, sambil tertawa hambar.
“Tepat!” Ekspresi Raja Lich terlihat kontemplatif, namun kata-kata telepatinya bergemuruh seperti sarang lebah terganggu: “Dua mutiara ini bagi Bangsa Laut bisa menambah usia tujuh ratus tahun dan menggantikan meditasi mengumpulkan kekuatan Oushou! Tapi bagi kita, ini tak berguna! Dengan kekuatan Oushou-mu sekarang, mustahil mencapai pencapaian nirwana lebih tinggi! Jadi yang kita butuhkan adalah Pirang Platinum! Pasukan ksatria Oushou! Ini kesempatan emas! Jika berhasil, kita bisa bentuk pasukan ksatria Oushou 100.000 orang!”
“Pelan-pelan, langsung menipu dua mutiara sekaligus masih sulit.” Telepati Liu Zhenhan juga dipenuhi gejolak semangat yang tak terbendung.
"Begini saja! Pertama-tama aku akan memindahkanmu dan Nona Weizhi ke kota lain, mencari tempat sepi untuk kalian beristirahat beberapa hari. Sedangkan dua Raja Lich itu, serahkan padaku untuk kuhadapi." Yang Mulia Clark Gable akhirnya berbicara, menepuk dadanya berkali-kali. Namun kalimat ini jelas ditujukan pada putri duyung, terdengar sangat menyebalkan: "Erlang, Erlang, kau benar-benar rela berkorban untuk cinta! Tahukah kau betapa dalamnya cinta Jia Bao padamu? Aduh... Ini pertama kalinya kulihat pria menolak seorang ratu demi memilih cinta! Kalau bukan aku yang membantumu, siapa lagi!"
Weizhi masih menyembunyikan wajah cantiknya di dada Lao Liu, namun setelah mendengar perkataan ini, tangannya yang melingkari leher Lao Liu tak kuasa makin erat, seperti gadis kecil yang sedang melindungi mainan kesayangannya.
"Kakak, bagaimana kalau langsung saja antarkan aku ke perusahaan 'Ladang Subur'-mu? Lihatlah Weizhi, dia bahkan tak punya setelan perlengkapan lengkap yang layak. Aku ingin membelikannya beberapa baju dulu." Liu Zhenhan berpikir, bagus, kesempatan untuk mengeruk keuntungan lagi!
Bab 507: Rahasia Tersembunyi Kecantikan Diao Chan
Raja Lich Clark Gable pasti telah membaca pikiran licik Liu Zhenhan.
Setelah melalui formasi teleportasi kristal, Liu Zhenhan yang menggendong Weizhi muncul di sebuah cabang perusahaan "Ladang Subur" yang biasa-biasa saja.
Di perusahaan ini tidak ada lantai batu vulkanik hitam maupun dinding kristal mewah. Dari lantai, rak, hingga kubah semuanya terbuat dari kayu yang lapuk, memancarkan kilauan emas dari debu zaman.
Sang bos adalah seekor Iblis liang tanah bernama York bertubuh gempal. Cangkangnya seperti lapisan dedak yang berminyak berkilauan akibat kelebihan nutrisi. Sepasang mata majemuk merahnya berkedip penuh kecerdikan bisnis, ditemani dua gadis kecil berambut kuning yang kurang gizi, terus-menerus membungkuk-bungkuk mengelilingi Liu Zhenhan.
Liu Zhenhan melirik sekeliling, dalam hati mengutuk leluhur Clark Gable sampai 18 generasi. Luas toko ini paling-paling 100 meter persegi, dekorasinya sederhana dan berantakan. Di sudut berdiri tangga menuju loteng, cahaya dalam ruangan redup, udara penuh aroma jerami gandum yang menyebarkan nuansa pedesaan.
Dunia iblis yang begitu luas tentu tidak semua permukimannya metropolitan. Toko ini terletak di pelosok desa terpencil. Liu Zhenhan malas bertanya di mana ini, langsung menyapa bos York untuk memilih pakaian.
"Weizhi meninggalkan tempat tanpa kenalan, wajah kemerahannya memudar. Dari pelukan Liu Zhenhan, dia mengintip dengan mata penuh keajaiban dan keheranan, mengamati sekeliling. Mungkin tempat ini sederhana bagi Liu Zhenhan, tapi bagi putri duyung cantik dari Bangsa laut yang belum pernah melihat dunia daratan ini, setiap sudut terasa segar."
Toko ini benar-benar tidak biasa. Mata tajam Liu Zhenhan yang jeli tak menemukan barang berharga yang memikat setelah lama mencari. Dinding dipenuhi linggis paruh bangau, rak lebih banyak menyimpan sabit daripada pedang perang. Produk kristal di etalase memang banyak, tapi semuanya berisi benih tanaman. Bahkan para Bangsa Iblis yang sedang berbelanja pun bertelanjang kaki seperti gaya petani.
Dengan bantuan dua pelayan, Weizhi sibuk mondar-mandir ke kamar ganti sederhana, mencoba satu per satu pakaian.
Gaun desain sederhana itu justru menonjolkan kecantikan alaminya bagai teratai yang baru muncul dari air, membuat bos liang tanah terpesona sampai berteriak-teriak kagum.
"Nona, kecantikanmu layak menjadi Santo Perempuan Dewi Mimpi Iblis!" Bos liang tanah York mengertakkan gigi sabitnya "kertak-kertak", sangat antusias. Gerakan ini setara dengan acungan jempol di antara Bangsa Iblis.
"Wei Zhi gadis kecil ini hari mengalami terlalu banyak perubahan, awalnya masih agak canggung, tapi pepujian dari bos Hao berhasil meluluhkan hatinya. Setelah dipuji bos York, wajahnya perlahan mulai natural, bahkan dengan malu-malu mengucapkan terima kasih. Sorot matanya yang mempesona langsung membuat bos liang tanah ini gemetaran.
"Gimana? Apakah Santo Perempuan Dewi Mimpi Iblis harus cantik?" Liu Zhenhan bersandar nyaman di kursi, kedua kaki menindih cangkang punggung bos liang tanah. Ia mengambil secangkir teh yang diseduh pelayan, meniup pelan kepingan teh yang mengambang, lalu menyeruput perlahan sambil memicingkan mata.
Teh di dunia iblis dibuat dari kepingan teh hitam legam. Satu keping ukurannya sebesar koin emas Aiqin. Teh yang diseduh rasanya asam - semakin mahal kepingannya, semakin tajam rasa asamnya. Awal minum mungkin tidak terbiasa, tapi lama-lama akan ketagihan.
Bos liang tanah melirik Lao Liu dengan sinis, merasa yin tong ini lebih menyebalkan daripada mayat. Sebagai yin tong, masa dia tidak tahu apakah Santo Perempuan Dewi Mimpi Iblis itu cantik? Kalau bukan orang gila ya pasti sedang pura-pura sok.
"Jiangtai, katanya Pendeta Mimpi Buruk dari Kuil Utama Brunei itu masih seorang kecantikan Diao Chan yang hampir punah!" Ekspresi bos liang tanah ini cukup sopan, tak peduli apakah lawannya berlagak sok hebat atau gila, pasti dia tidak berani menyinggung. Sebelumnya sudah ada yang memberitahu bos melalui Kotak Tulang, bahwa mata perak ini adalah tamu penting bos besar, harus diatur dan dilayani dengan baik.
Soal siapa sebenarnya bos besarnya, Yoker si bos liang tanah tak pernah bisa memahaminya. Bagi karyawan kecil seperti dia, tujuan hidup hanyalah makan dan menunggu mati. Mengenai menjamu orang penting, Dabanzhen adalah daerah terpencil, jarang ada "pemetik rumput" penting datang. Hanya sesekali ada anak pejabat suka petualangan yang bawa pengawal ke sini berwisata, mengaku menikmati kehidupan pedesaan, padahal cuma mau memperkosa beberapa gadis desa cantik di sekitar.
Tapi sebagai pedagang, Bos Yoker paling tidak punya pengetahuan dasar. Sarung tangan taktis mata perak ini memiliki hiasan ranting bunga mawar Ksatria Bersayap Putih, memanggil "jiangtai" tentu tidak salah.
Mendengar kata "kecantikan Diao Chan", Liu Zhenhan menyemburkan teh dari mulutnya hingga membasuh kepala dan wajah bos, membuat sekeliling tertegun memandang.
"Tidak apa-apa." Liu Zhenhan melambaikan tangan, menyeka bekas air di sudut mulutnya.
"Obisilachi!" Liu Zhenhan merasa sangat kecewa dan marah. Siapakah Diao Chan sang kecantikan itu? Diao Chan adalah Santo Perempuan resmi Kuil Bimon dari 10.000 tahun yang lalu! Sekarang malah menjadi hiasan di kuil Dewi Mimpi Iblis!
Liu Zhenhan bukan sakit hati karena kecantikan langka jatuh ke tangan bangsa iblis. Yang paling menyiksanya adalah keturunan Bimon di dunia iblis kini menganggap diri mereka bagian dari sana, memandang penduduk Benua Aiqin sebagai ras jahat yang merebut tanah leluhur mereka!
Di masa depan, Bimon sejati pasti akan bertempur sengit dengan mereka yang mengkhianati Dewa Perang. Ironi kehidupan tak ada yang melebihi ini. Meski sebenarnya ateis tulen, sebagai penjelmaan Dewa Perang Kampas di Benua Aiqin, ia terpaksa merasakan kemarahan dan kepasrahan!
Sandaran kursi tiba-tiba patah berdebam - remuk diremas tangan Lao Liu.
"Tuan Jiangtai, ada masalah?" Bos liang tanah menahan amarah, bertanya dengan nada sarkastik. Mata perak ini benar-benar aneh, pasti orang tak waras. Di atas kepalanya melayang sosok wanita perak samar, di pelipisnya seolah ada mata ketiga. Bukan , bukan pula mata perak sejati.
“Kecantikan Diao Chan yang hampir punah? Apa maksudnya? Jelaskan lebih jelas.” Liu Zhenhan langsung menenangkan perasaan gelisahnya, tapi masih penasaran dengan ucapan York yang tak disengaja tadi.
Menurut logika, kecantikan Diao Chan bukan hampir punah, melainkan seharusnya sudah lama punah!
Perang Dewa dan Iblis sudah terjadi 10.000 tahun lalu, bahkan jika dulu Bangsa Iblis menculik sekelompok kecantikan Diao Chan ke dunia iblis, apa gunanya?
Ras Bimon selalu menolak pernikahan campur ras, ini ada alasannya. Dalam sejarah panjang, tiga eksperimen pernikahan campur ras tidak ada satu pun preseden yang berhasil! Manusia bagal dan manusia singa-tiger adalah kasus belakangan, eksperimen paling awal justru pada kecantikan Diao Chan.
Kecantikan Diao Chan dijuluki wanita tercantik Bimon, biasanya menjadi Santo Perempuan penjaga api altar di Kuil. Namun mereka juga memiliki faktor tragedi yang tak terhindarkan sebagai keturunan campur Bimon – sejak lahir dari rahim ibu, jenis kelamin mereka sudah ditakdirkan menjadi bayi perempuan! Dan di kemudian hari, baik menikah dengan pria ras musang maupun pria ras jangkrik, hanya akan melahirkan bayi perempuan dengan kecantikan yang merosot!
Dari sedikit pengetahuan higiene fisiologis Liu Zhenhan yang memprihatinkan, ini mungkin karena kode kromosom kecantikan Diao Chan terkunci permanen pada sifat perempuan akibat alasan tak diketahui.
"Jika Diao Chan yang cantik selalu bayi perempuan, dan keturunan mereka adalah bayi perempuan dengan darah tidak murni serta kecantikan yang merosot parah, bagaimana bangsa iblis bisa mempertahankan kelangsungan Diao Chan selama 10.000 tahun?"
Berdasarkan statistik Liu Zhenhan belakangan ini, di antara Bimon Serangga yang dijarah bangsa iblis, tampaknya tidak ada kaum jangkrik Suku Sikade, apalagi klan Mink manusia berang-berang!
"Jenderal! Anda..." Suara bos Yok semakin ambigu.
"Aku fokus pada kultivasi sihir arkan, tak sempat memikirkan rumor pasar. Mau cerita silakan, tak mau pun tak kupaksa." Liu Zhenhan sadar pertanyaannya mungkin terlalu sederhana, membuat bos liang tanah ini curiga. Tampaknya perlu memberi tekanan.
"Kesetiaan Jenderal pada negara di luar bayangan kami!" Keringat dingin mengucur deras dari bos liang tanah. Matanya tak berani lagi menatap Ksatria Mata Perak ini - meski semua ksatria bermata perak punya tatapan tajam, tapi sorot mata dan nada suara yang satu ini benar-benar mengerikan.
Bos Yok pernah menyaksikan sendiri di Kota Daban: Seorang Ksatria Iblis bersayap ganda yang pemberani, setelah membunuh Oushou perusak, membasuh pedangnya di sungai es. Saat darah kental tersapu air jernih, kilau dingin membentang liar dari permukaan sungai!
"Ksatria Mata Perak di depan ini, pandangan dan nada bicaranya persis seperti kilatan cahaya pedang yang meledak-ledak!"
Bos liang tanah bahkan punya ilusi bahwa jika dia tidak hati-hati menjawab, yang terlihat di depannya pasti adalah pemandangan berbau darah!
"Aku juga hanya dengar dari kabar burung. Konon alasan punahnya si cantik Diao Chan terutama karena tidak ada lagi 'Mata Air Kehidupan'! Mereka harus mengonsumsi 'Mata Air Kehidupan' untuk melahirkan bayi, berkembang biak tanpa pernikahan." Bos liang tanah melirik ke podium jenderal bermata perak ini dengan gemetar ketakutan, melihat lawannya sepertinya tidak marah, buru-buru mengeluarkan semua yang dia tahu: "Sayangnya 'Mata Air Kehidupan' terlalu langka, generasi Diao Chan sekarang sudah yang terakhir. Jika pengikut Dewi Mimpi Iblis masih tidak bisa menemukan 'Mata Air Kehidupan' baru, garis keturunan Utusan Dewa Mimpi Iblis akan berakhir."
"Kalau begitu carilah! Bagaimana mungkin pengikut Dewi Mimpi Iblis bisa diam saja melihat hal ini terjadi!" Tangan kiri Liu Zhenhan mengayun-ayunkan sandaran kursi yang patah digenggamannya, terlihat sangat geram.
Jancuk! "Mata Air Kehidupan" apaan? Itu kan sama dengan "Mata Air Kehidupan" di Aiqin! Bisa bikin orang hamil tiba-tiba! Liu Zhenhan dalam hati mengumpat: Sial! Sial! Sial!
“Jiangtai, 'Mata Air Kuning Biru Langit' tersembunyi di tempat paling rahasia hutan purba, merupakan esensi yang terkumpul dan mengkristal selama 10.000 tahun oleh hutan dan alam, tidak mudah ditemukan.” Bos liang tanah dalam hati merendahkan, kau bicara seenaknya saja, mana buktinya kau pernah cari setetes pun. Tapi semua gerutu ini hanya bisa disimpan di perutnya, untuk berani mengatakannya langsung di depan Bos York, dia belum punya nyali.
“Jiangtai, di tiga benua dunia iblis kita, wilayah liar yang belum terjamah masih mencakup 50% dari total area. Hutan-hutan besar tak terhitung jumlahnya, mencari satu per satu sungguh terlalu sulit!” Bos liang tanah melihat wajah muram sang Mata Perak di depannya, dengan hati-hati menyela: “Tapi mungkin ada yang beruntung menemukannya. Konon di istana kan ada koleksi 'Mata Air Keterpanaan'?”
“Oh? Istana punya 'Mata Air Keterpanaan'? Kalau begitu nanti aku cari kesempatan minta sedikit pada Yang Mulia Clark Gable untuk main-main.” Liu Zhenhan berpikir dalam hati, "Mata Air Keterpanaan" ini mungkin sama dengan "Mata Air Elemen" di Aiqin.
“Jiang... tai... Anda kenal Yang Mulia?” Ekspresi bos liang tanah semakin penuh hormat.
“Aku akrab dengan Yang Mulia! Meminta sedikit 'Mata Air Kuning Sunyi' tidak apa, minum untuk menguatkan tubuh, mana mungkin Yang Mulia menolak?” Liu Zhenhan menyeringai. Meski Clark Gable adalah bos di balik layar "Ladang Subur", identitas ini sangat rahasia. Mustahil seorang pengawas bengkel desa tahu rahasia dalam ini.
“Yang Mulia, Anda memang humoris.” Bos Liang Tanah tertawa kaku. Dia akhirnya sadar, mata perak ini bukan Ksatria Bersayap Putih, segera mengubah panggilan: “‘Mata Air Kuning Sunyi’ setetes saja bisa menghilangkan seluruh kekuatan! Hanya Raja Langit seperti Yang Mulia yang berani memakainya untuk penguat tubuh!” Celetukan konyol Hao ini membuat organ dalam Lao Liu bergetar.
Nah! Ternyata "Mata Air Kuning Sunyi" benar-benar SUNYI, fungsinya justru berkebalikan dengan "Mata Air Elemen"!
Jangan-jahan air ini efeknya mirip "Embun Kembali Pergi" yang dulu turunkan tingkat kultivasi Yitiao! Berdasar logika "Mata Air Elemen", mungkin air ini tidak menghapus kekuatan magis selamanya, tapi menghilangkan sementara yang bisa dipulihkan lewat meditasi.
"Tidak heran anak haram Raja Lich bilang, untuk menghadapi jagoan sepertiku, cukup meracuni saja bisa langsung beres! Bangsat! Bagaimana kalau dia menyelipkan racun 'Jingji Zhi Huangquan' ini di makanan atau minuman untuk mencelakaiku? Jika kekuatan magisku terdispersi, bukankah aku pasti mati?" Liu Zhenhan memperingatkan dirinya sendiri dalam hati: Liu Zhenhan, kau harus benar-benar waspada! Di dunia ini, bahkan para Santo sekalipun bisa mati dengan mudah!
Bab 508: Pakaian Dewa?
Melihat Raja Langit di singgasana kembali berlagak cool dengan pose berpikir, bos liang tanah mengedipkan mata majemuknya. Setelah berpikir sebentar, dia merayap pelan ke dapur belakang toko. Tak lama kemudian, dia kembali sambil menggoyangkan pinggul montoknya membawa bakul besar berisi buah hijau berbentuk labu yang masih basah. Buah-buahan ini dipenuhi bulu halus pendek, hijau segar, dan mengeluarkan aroma manis seperti anggur yang samar.
"Yang Mulia, jarang-jarang Anda datang. Silakan cicipi Biluo dari Kota Daban kami. Hehe, ini bukan hasil budidaya, tapi panen liar dari pegunungan." Bos liang tanah mengangkat buah hijau terbesar dengan cakar ruasnya, menyodorkannya dengan sikap menjilat kepada Liu Zhenhan.
“Liu Zhenhan” merasa cakar tangannya terlalu kotor. Setelah merangkak di tanah, tangannya kembali memegang barang. Dengan gerakan tangan, ia menolak persembahan “bos liang tanah” York, lalu mengambil sendiri buah Biluo sambil menggosoknya di baju. “Dikebiri!” Begitu digigit, rasa manis seperti anggur langsung menyebar di ujung lidahnya, membuat seluruh pori-pori tubuhnya seolah terbuka lebar.
“Rasanya benar-benar enak.” Pujian Liu Zhenhan ini tulus dari hati. Rasa buah Biluo setidaknya sebanding dengan buah Xianren gurun yang pernah dimakannya di “Kota Kuno Huye”.
“Kalau enak, makanlah lebih banyak... hehe...” Bos York tertawa canggung dua kali, mencoba menutupi rasa malu.
“Tanaman apa yang ditanam penduduk Desa Daban? Apakah taraf hidup mereka cukup baik?” Suara Liu Zhenhan persis seperti pemimpin negara yang sedang inspeksi kondisi rakyat, tapi gaya makannya tidak pantas – buah Biluo sebesar kepalan anak, dalam dua gigitan sudah tinggal biji gepeng.
“Paduka, izinkan saya mewakili warga Desa Daban menyampaikan terima kasih atas perhatian tulus Anda.” Sang “bos liang tanah” memuji di mulut, tapi dalam hati menghina: Dia pasti gila, sudah pasti! Seorang “Raja Langit” yang bertugas pembangunan militer, kok bertanya tentang adat istiadat seperti Tuan Tanah Carmen? Kalau bukan gila, lalu apa?
“Kota Daban kami berada di kaki Gunung Daban, semua sawah berteras. Tanaman utama sama seperti daerah lain, juga Jancuk menanam pohon palem perak. Sejak pabrik anggur Telunsu tidak memesan buah Biluo di sini, banyak pohon Biluo yang ditebang.” Bos York terkekeh kecut, menjelaskan secara singkat situasi sekitar. Dia juga tak berharap Raja Langit bermata perak ini akan mendengarkan.
“Bagaimana hasil panen tahun ini?”
“Dua tahun lalu ada binatang buas Oushou keluar dari pegunungan merusak bahan pangan. Tapi sejak Ksatria Bersayap Putih Donovantai membunuhnya, dua tahun terakhir hasil panen cukup baik! Satu pohon palem perak bisa menghasilkan sekitar 500 moka pati daun perak. Saya bertugas khusus membeli hasil panen di sini. Dari penjualan warga, kehidupan mereka cukup sejahtera.”
“Jangan takut! Lakukan maksimal, produksi per pohon palem perak mencapai puluhan ribu moka juga mungkin!” Liu Zhenhan sambil mengunyah buah, berbicara mulut penuh satelit.
“Puluhan ribu moka per pohon?” Bos liang tanah menjerit seperti kena air panas, terpaku memandang Lao Liu. Dalam hati berpikir: Buah Biluo kaya alkohol, jangan-jangan Raja Langit ini mabuk?
“Betul! Semakin berani manusia, semakin besar hasil tanahnya!” Liu Zhenhan terus mengobarkan angin kebohongan.
“Paduka, sudah lama bicara tapi belum tahu nama mulia...” Bos liang tanah dalam hati mengira pasti namanya si Tolol B.
"Akulah Raja Langit Zuo'an Karu." Liu Zhenhan mengunyah buah Biluo dengan suara "dikebiri" lagi, pipinya mengunyah miring. Dengan kecanggihan komunikasi Bangsa Iblis, dia yakin bos bengkel tanah ini tidak akan terlalu terasing dari informasi.
"Jadi... Jadi Yang Mulia adalah Raja Langit Zuo'an baru, Yang Mulia Pangeran Zhenwu Karu!" Mata bos liang tanah itu melotot seperti kodok besar. Sejujurnya, dia benar-benar terkejut. Siapa sangka orang gila ini ternyata jenderal super yang berhasil menjatuhkan tiga Raja Horor di Kota Jalan Bintang?
Tapi apa tujuan dia datang ke Benua Bollywood? Semakin dipikir bos York semakin bingung. Dari nada bicara pangeran ini tadi, sepertinya dia punya hubungan baik dengan Raja Lich Bollywood juga. Bagaimana mungkin seorang pangeran dari Benua Kontribusi Pantai punya kaitan dengan Bollywood? Kalau dia benar pangerannya Yang Mulia Jiabao, berani-beraninya jalan-jalan bawa cewek sembarangan, tidak takut mati?
Liu Zhenhan menarik sudut bibirnya, menunjukkan senyum tanpa suara.
Dia sengaja membocorkan jejaknya. Sampai tahap ini, dia harus menyesuaikan rencana langkah berikutnya.
Raja Lich Holywood Paul Newman yang datang ke Benua Bollywood mencari dia, niat balas dendamnya sudah jelas terlihat.
Sama seperti Benua Aigean, jabatan militer dan keagamaan penting di dunia iblis juga harus melalui ujian sebelum resmi menjabat. Meski Liu Zhenhan sudah memiliki gelar Pangeran ganda dan kemampuannya tak diragukan, ujian tetap menjadi ambang batas yang tak terhindarkan untuk menjabat di militer. Ini seperti analogi absurd: meski bisa menerbangkan pesawat, Anda tetap harus punya SIM untuk menyetir mobil.
Tingkat kesulitan ujian ditentukan oleh manusia. Liu Zhenhan yang pernah dikirim ke Hutan Salib Selatan saat masih di tahap Imam Perang, sudah sangat paham dengan berbagai kecurangan yang mungkin terjadi.
Menggunakan ujian untuk menyiksa orang atau menyingkirkan pihak oposisi adalah metode paling simpel dan efektif. Cara ini juga minim efek samping dan tidak meninggalkan cela. Bukan hanya Bangsa Iblis, bahkan Bimon pun melakukannya - praktik yang sudah sangat lumrah.
Dalam cermin ajaib, dialog antara Bollywood Raja Lich Clark Gable dan Raja Langit Bersayap Enam Artest mengisyaratkan kemungkinan ini. Nama-nama Oushou dunia iblis yang mereka sebutkan seperti Raja Buaya Kuno Piacenza, sudah terdengar mengerikan dari namanya saja. Jika bukan karena terpaksa, Liu Zhenhan pasti tak akan gegabah berperang dengan Oushou kuno sekuat ini.
Jika murni mengandalkan kekuatan dalam duel yang adil, di antara para ahli kuat seperti Tiran Mata Jahat, Semut Raksasa Kamboja Bermata Biru, Raja Api Beracun Andor, Ratu Naga Licik A Xiannu, dan Tuan Tanah Kerang Tembaga, mana yang benar-benar bisa dijamin akan dikalahkan oleh Liu Zhenhan?
Tentu saja, para ahli kuat ini pun belum tentu bersedia berkonflik dengan Yang Mulia Raja Bunga yang sekarang.
Pertarungan antara dua ahli kuat sejati seringkali ditentukan oleh detail-detail kecil yang terlihat remeh. Jika tak ada urusan, lebih baik saling tersenyum saat bertemu - prinsip ini sama dengan hubungan bilateral antar negara.
Raja Lich Bollywood Clark Gable menyuruhnya menghindari masalah sementara. Liu Zhenhan sangat paham niat tersembunyi pria ini: tentu saja bukan karena peduli pada adiknya, melainkan takut dirinya dikirim Raja Lich Holywood ke ujian berbahaya sampai tewas.
Andai Liu sudah membawa pulang segudang koin kerang putih dari "Laut Kabut Beracun", Clark Gable pasti takkan peduli. Malah mungkin akan menikam dari belakang agar cepat mati, demi menimbun sendiri semua "Pirang Platinum".
Raja Lich yang licik ini juga membawa Greta Garbo ke Bollywood, tidak lain untuk memanfaatkan kekuatannya. Dengan persekutuan dua raja, mereka memberi tekanan pada Paul Newman guna memenangkan waktu kosong, agar adik angkatnya bisa segera pergi ke laut mencari koin kerang putih dan menghasilkan "Pirang Platinum" yang bernilai luar biasa.
Dari tiga kekuatan yang berputar ini, hanya Garbo yang paling naif. Liu Zhenhan berada di bawah kekuasaannya, tentu dia tidak ingin Pangeran Zhenwu-nya mengikuti ujian berbahaya yang akhirnya hanya dimanfaatkan oleh Clark Gable.
Tapi dari tiga Raja Lich ini, siapa yang tahu pikiran sebenarnya Liu Zhenhan? Siapa yang tahu pria bermata perak ini sebenarnya adalah Tuan Tanah Feilengcui dari Benua Aigean?
Feilengcui kini semakin sibuk: bukan hanya gangguan ular raksasa berkepala delapan dari Benua Sangri, Yitiao yang pulang kampung pasti akan bertarung dengan sekte "Lishan Men" yang dulu mengkhianatinya, rencana migrasi Provinsi Tenggara sedang berjalan pesat, masalah rumit dengan mentor Cui Beixi dan angsa tua Brückner, serta prajurit super "Bintang Hyjal" yang miripnya dan juga bernama Richard. Maka Liu Zhenhan harus segera hengkang dari dunia iblis.
Tapi sebelumnya, dia harus menyelesaikan masalah otoritas memimpin pasukan di masa depan. Tanpa hak komando, bagaimana cara membawa prajurit bangsa iblis untuk melakukan serangan tiba-tiba ke bangsa laut?
Jadi cara terbaik saat ini adalah membiarkan Raja Lich Holywood Paul Newman menemukanku dan mengajukan ujian.
Liu Zhenhan hanya perlu berpura-pura memasuki tempat ujian, mencari lokasi tersembunyi, lalu bisa kabur pulang kapan saja. Setelah setengah tahun berlalu, ketika pasukan invasi Bangsa Iblis menginjakkan kaki di Aiqin, dia bisa menyelinap kembali ke tempat ujian melalui "Formasi Teleportasi Kristal Malon". Dengan pasukan elitnya saja sudah luar biasa, apalagi ditambah "Mutiara Lei" yang waktu tunggunya sudah habis dan "Mutiara Kloning Tenaga Magis" - monster purba mana yang tidak bisa ditaklukkan?
Begitu monster purba berhasil ditaklukkan, berarti ujian telah terlampaui. Ketika muncul dengan bangga di hadapan tiga Raja Lich, siapa yang berani protes tentang pasukan legiunnya? Ujian tidak ada batasan waktu - menghabiskan setengah tahun tetap dianggap lulus!
Liu Zhenhan mengkalkulasi: Setelah meninggalkan toko ini nanti, lebih baik langsung menuju Kuil Utama Brunei untuk melihat langsung kecantikan Diao Chan yang dijuluki wanita tercantik Bangsa Bimon. Begitu dia muncul, sistem komunikasi super canggih dunia iblis pasti akan segera memberitahu Raja Lich Paul Newman tentang keberadaannya.
Sambil berpikir dan mengunyah buah Biluo, tanpa sadar Liu Zhenhan telah menghabiskan seluruh bakul buah. Wei Zhi juga sudah selesai mencoba baju dengan bantuan dua gadis kecil berambut pirang.
"Satu langkah satu terhuyung, Wei Zhi seperti anak yang baru belajar berjalan, limbung mendekati Liu Zhenhan. Pandangan yang menghindar tercampur harapan, juga ketegangan dan kecemasan. Dua kaki ramping panjangnya gemetar bagai tatapan, terus-menerus goyah, seperti menantu perempuan jelek yang akan bertemu mertua."
"Ya Tuhan! Benar-benar... terlalu cantik!" Boss York berdiri tegak bagai manusia, sepasang mata majemuk merah besar mengeluarkan kabut tebal - tanda emosi Ras Liang Tanah. Ucapannya bukan pujian kosong, melainkan kekaguman tulus!
Putri Duyung Wei Zhi kini mengenakan gaun panjang hijau daun bambu yang menyentuh tanah. Kecantikan yang mengguncang kota dan negara terpancar anggun dengan gaun sederhana ini, dipadu sepatu bot hijau. Saat kain berkibar, seolah hendak terbang bersama angin.
Meski penampilan ras iblis liang tanah mirip kumbang raksasa bercangkang keras, selera estetika mereka tetap sama dengan bangsa iblis biasa, bahkan ras Aigean sekalipun.
Seperti musik, keindahan juga tak mengenal batas negara.
Liu Zhenhan juga heran, gaun panjang yang dikenakan Wei Zhi ini ternyata hanya memiliki benang lungsin tanpa satu pun benang pakan!
Bab 509 Mengikis Daging Tipis dari Kaki Burung Kuntul
"Walau bukan penjahit profesional, Liu Zhenhan jelas tahu bahwa baik linen murah maupun sutra Timur Jauh yang mahal, hanya dengan benang lungsin tanpa pakan, mustahil bisa menjadi bahan pakaian!"
Tapi gaun panjang hijau anggun yang dipakai Wei Zhi ini, jelas-jelas terbuat dari serat tanaman hijau yang disusun vertikal tanpa benang pakan horizontal - secara logika, gaun seperti ini pasti akan seperti rok rumput wanita suku primitif, setiap langkah akan memperlihatkan kulit. Tapi gaun ini justru rata seperti disetrika listrik, tingkat kerapiannya jauh melebihi bahan 'kaku seperti sikat babi' dari Benua Aigean yang menggunakan kanji biji pinus!
Gaun panjang yang begitu anggun ini, dipadukan dengan Wei Zhi yang memikat hati, bagai mutiara di daun teratai, saling melengkapi sempurna!
"York, bagaimana caramu menenun gaun ini? Kenapa tidak ada benang pakan?" Liu Zhenhan merasa meski membunuh penjahit elf hutan berbakat di bawahannya, mereka tetap tak bisa membuat gaun tanpa pakan. Karya agung seperti ini muncul di desa Dunia Iblis Daban, benar-benar membingungkannya!
Sama sekali tak pernah ia lihat orang memakai pakaian seperti ini di kota-kota lain di dunia iblis!
“Bos liang tanah tidak mendengar Lao Liu bertanya padanya, sedang asyik menyesali dalam hati, betapa cantiknya si gadis jelita ini! Ternyata kakinya bengkok seperti mie, cacat sejak lahir! Masih adakah hukum? Masih adakah keadilan ilahi?”
Liu Zhenhan meningkatkan tekanan suaranya dan bertanya sekali lagi, akhirnya berhasil menarik kembali jiwa bos liang tanah ini.
"Oh... Putri Karu, Yang Mulia adalah keturunan bangsawan, wajar jika tidak tahu asal-usul pakaian ini. Rok yang dijual toko kecil ini sama sekali bukan hasil tenunan, melainkan dibuat dari serat rami yang direkatkan dengan tripleks. Hehe, jadi sama sekali tidak ada benang pakan." Bos York terus-menerus membungkuk hormat.
"Pakaian hasil pengepresan?" Di benak Liu Zhenhan tiba-tiba muncul bayangan Raksasa Typhoon menuangkan cairan baja ke dalam cetakan pasir, dengan gesit membuat senjata logam melalui pengecoran.
"Dengan... dengan apa merekatkan serat tanaman?" Liu Zhenhan kebingungan, mencoba bertanya: "Jangan-jangan pakai lem?"
“Putri……” Bos York menyadari keterkejutan Lao Liu, tak tahan untuk pamer: "Getah litsi adalah produk khas Provinsi Selatan Bollywood, sedangkan getah litsi Kota Daban kami diakui sebagai yang terbaik! Benua Kontribusi Pantai tempat Putri tinggal pasti tidak punya ini kan? Hehe, pohon litsi di sini memiliki kulit tertebal, satu pohon bisa menghasilkan 1.500 moka getah litsi! Daya rekatnya juga luar biasa, hasil perekatannya bahkan lebih kuat dari pengelasan 'kristal yang dapat dicairkan'. Lihatlah betapa halusnya cairan ini! Banyak getah litsi bisa membangun rumah, tapi yang bisa dibuat pakaian tanpa menggesek kulit sangat langka!"
"Daya rekat getah litsi Daban lebih kuat dari pengelasan 'kristal yang dapat dicairkan'? Kau tidak sedang mengigau kan? Apakah rumah ini juga menggunakan batu bata dan kayu yang direkat getah litsi?" Liu Zhenhan mengeluarkan suara decakan tak percaya. "Kristal yang dapat dicairkan" di dunia iblis adalah kristal yang bisa dilelehkan menjadi cairan, setelah dingin akan mengeras dengan kekuatan luar biasa. Zirah dan senjata kristal yang kini digunakan besar-besaran oleh pasukan bangsa iblis memang dibuat dengan kristal ini. Mendengar klaim bahwa daya rekat "getah litsi" ini lebih kuat dari "kristal yang dapat dicairkan" yang seperti besi cair, dia benar-benar sulit mempercayainya!
“Putri, rumah toko kami ini mulai lantai hingga meja kursi, semuanya direkatkan dengan ‘Li Jiao’.” Bos York menunjuk sekeliling, membuktikan dengan penuh amarah bahwa dirinya tidak ngibul. Orang penting selalu membosankan seperti ini, melihat langsung pun tetap tidak percaya!
Liu Zhenhan menunduk memandang pegangan kursi yang diputarnya hingga patah. Wah! Benar-benar tidak ada paku atau sambungan kayu, hanya batang kayu berbentuk berbeda yang langsung direkatkan! Kekuatan perekat "Li Jiao" yang disebut Bos York memang luar biasa - bekas patahan pegangan kursi yang baru saja disobeknya jelas menunjukkan dua jalur kayu yang direkatkan, namun bagian atas yang diputar sudah patah sementara bagian bawah tetap menyatu, persis seperti papan kayu solid alami!
Liu Zhenhan mengusap-usap bekas patahan pegangan kursi sambil menggelengkan kepala tak percaya.
Seberapa besar kekuatan dirinya, tak ada yang lebih tahu daripada dirinya sendiri. Dengan tenaga mendadak sekuat itu, mustahil ada lem yang masih bisa merekatkan dua jalur kayu kecuali itu papan kayu solid - lebih baik patah daripada terpisah!
“Bisa dibuat baju juga! Benar-benar barang bagus ya...”
Hati Liu Zhenhan bergejolak hebat. Pantas rumah Bangsa iblis bisa dibangun setinggi itu tanpa takut gempa, rupanya ada Li Jiao yang ribuan kali lebih hebat dari semen!
Sebagai tuan tanah yang mengurus militer dan ekonomi, asosiasi pertama Liu Zhenhan adalah potensi besar lem super ini untuk keperluan rumah tangga dan senjata militer - betapa banyak tenaga dan material yang bisa dihemat!
Tidak! Liu Zhenhan segera merasakan keanehan, jika getah li ini begitu hebat (Berbual B), mengapa di dunia iblis tidak digunakan secara luas? Dari pengamatan akhir-akhir ini, dia sepertinya tidak menemukan bukti penggunaan luas lem ini. Menurut bos liang tanah ini, pohon lipping penghasil getah ini sama sekali bukan barang langka!
"Wei Zhi, tolong tanya bos ini apa kelemahan getah li ini." Lao Liu memeluk pinggang ramping Wei Zhi, membimbingnya duduk perlahan di kursi, menggunakan teknik Penyampaian Suara Rahasia untuk menyuruh putri duyung cantik membantunya.
"Nona cantik, meski 'getah li' dari Daban lebih bagus dari daerah lain, tahan api dan tidak mudah rusak, tapi tetap tidak bisa tahan direndam air lama!" Menghadapi pertanyaan sang beauty, bos York langsung menjawab dengan sigap, seperti mengeluh sekaligus bersyukur: "Untung permukiman di Benua Bollywood semua dibangun di bawah tanah. Kalau dibangun di permukaan, pakai getah li ini, mungkin tidak bisa bertahan satu musim hujan. Cuma tiga hari kena hujan, rumah langsung ambruk."
“York, jancuk, B!” Pandangan Liu Zhenhan berkedip-kedip penuh kecurigaan. Ternyata lem super sehebat ini punya kelemahan fatal – tidak tahan korosi air hujan berkali-kali. Pantas prajurit iblis tidak memakai lem ini untuk zirah dan senjata. Bayangkan jika pasukan iblis invasi ke Aiqin pakai perlengkapan ini, beberapa kali hujan langsung telanjang di medan perang!
“Ada apa, Putri?” Bos York tertegun mendengar umpatan kasar ini.
“Aku tanya, bagaimana cara mencuci rok dari papan getah litchi ini? Dua tiga kali cuci pasti lepas semua kan?” Senyum sinis Liu Zhenhan mengembang. Ternyata semua pegawai toko ini memang tidak ada yang pakai baju model begini – cuma barang murahan!
“Putriku, ini kan baju sekali pakai! Siapa yang mau mencucinya? Langsung dibuang saja! Pembuatan papan getah ini mudah, kami orang desa cuma suka model kekinian!” Bos liang tanah ini geram, dalam hati bergumam: Ini kan pilihan perempuanmu sendiri, urusan aku apa!
Liu Zhenhan hendak mengumpat lagi, tapi Wei Zhi menarik lengannya.
Gadis kecil putri duyung cantik itu sudah berusaha lama, akhirnya memberanikan diri berbisik di telinga Liu Zhenhan: “Aku cantik tidak?”
Saat mengucapkan ini, suaranya sekecil nyamuk yang sedang berbisik, sorot mata indahnya melirik takut-takutan ke Lao Liu sebelum cepat-cepat memalingkan wajah cantik yang memerah bagai kabut merah di ufuk barat.
"Memang cantik, tapi belum separuh cantikku." Liu Zhenhan tertawa tanpa beban.
Wei Zhi tertawa "Kretak" dibuatnya oleh candaan itu.
Ini pertama kalinya dia tersenyum, dua lesung pipit menawan di pipinya muncul. Entah karena ilusi atau bagaimana, lesung itu seolah berputar seperti pusaran, keindahannya membuat siapa pun yang melihat langsung pusing.
Lao Liu tergugah hatinya, tiba-tiba teringat kalimat dari plat tembaga rahasia gambar erotis istana Moore yang menggambarkan senjata legendaris: "Gadis tersenyum, lesung pipit berputar, kekuatan hisap di kamar bunga sangat dahsyat. Tubuh mempesona secara alami, disebut jenderal lima kelopak, maka dinamai 'kelopak pir'."
Benar kata buku "Elf Bukan Makhluk Kolam", logikanya cukup masuk akal. Liu Zhenhan mengusap dagu sambil mengingat kejadian semalam, pikirannya melayang-layang.
Tapi harus diakui, kitab erotis rahasia istana Moore adalah literatur kuno. Zaman terus mengalami perkembangan dan kemajuan. Menilik pengalaman pribadi Liu Zhenhan, kitab ini sudah terlalu banyak kekurangan yang perlu dilengkapi, setidaknya harus ditambahkan beberapa kategori utama baru agar sesuai zaman.
“Putri, apakah Anda dan nona cantik ini bisa berfoto bersama saya?” Bos liang tanah lari tergopoh-gopoh dari balik konter sambil mengeluarkan Bola Kristal Memori, tangannya gemetaran mencari kain lap kotor untuk membersihkan debu yang menumpuk di permukaan bola kristal.
Liu Zhenhan menatap Wei Zhi sejenak, lalu mengangguk pada Bos York.
Bos liang tanah itu tersenyum lebar hingga giginya terlihat, dengan semangat berjongkok di depan Lao Liu. Dua pelayan yang kurang gizi itu masing-masing menempel di kiri-kanan Lao Liu, melekat erat bak belum diberi perekat, membuat Wei Zhi terus melirik.
Bos liang tanah itu mengulurkan kaki ruas panjangnya sejauh mungkin ke depan, mengarahkan Bola Kristal Memori ke dirinya sendiri, lalu tersenyum bodoh.
“York, ambilkan selembar kulit gulungan. Aku akan bantu mencetaknya sekarang,” kata Liu Zhenhan dengan nada lebih santai karena mood-nya sedang baik.
Memindahkan rekaman dari Kristal Ingatan ke kertas atau kulit gulungan sebenarnya cukup sederhana – hanya perlu menyalurkan kekuatan elemen yang cukup. Tapi jumlah kekuatan elemen minimum yang dibutuhkan bisa mengeringkan penyihir tingkat menengah. Sudah pasti bos bengkel desa tak mampu membayarnya.
Mendengar tawaran tak terduga itu, Bos York langsung histeris menyuruh para pelayan mencari selembar kulit gulungan berukuran besar yang sudah disamak dengan rapi.
"Membuat replika potret magis itu seperti koki membuat mashed potato, sederhana namun menguji kemampuan." Liu Zhenhan yang menyalurkan kekuatan magis berhasil membuat gambar grup lima orang ini memenuhi hampir seluruh permukaan kulit binatang besar. Andai bahan kulitnya lebih besar, dia pasti bisa membuat potret magis ini dalam skala seukuran manusia asli!
Meski begitu, potret magis yang sejelas cermin ini sudah mencapai setengah ukuran manusia asli. Bahni jerawat dan komedo di wajah dua gadis pirang itu terlihat jelas satu per satu.
"Kami tidak fotogenik." Dua gadis pirang itu mengerutkan alis mencari alasan. Pada potret arkan, kecantikan luar biasa Wei Zhi dan aura gagah Liu Zhenhan justru semakin menonjol dibanding ketidaksempurnaan mereka.
"Terlalu... terlalu berharga! Aku akan membingkai ini sebagai mural utama toko..." Bos York menelan ludah keras-keras, hampir tak bisa bicara karena terlalu gembira.
Tak ada ahli sihir arkan yang sebegitu dermawan!
Membuat potret arkan terkecil pun membutuhkan seluruh kekuatan arkan dari seorang ahli sihir tingkat MGM. Lalu untuk membuat potret lima orang sebesar ini, apakah perlu sepuluh ahli sihir MGM sekaligus?
Mungkin dua puluh! Putri Karu ini benar-benar luar biasa! Jantung sang bos berdebar kencang, pantas saja dia dijuluki jendral legendaris penakluk tiga Raja Horor!
“York, aku sudah membuatkanmu potret arkan, kamu harus memberiku sesuatu sebagai kenangan!” Kekuatan magis Liu Zhenhan yang luar biasa selain untuk mencetak potret magis memang tak ada gunanya lain. Tapi ini bukan berarti dia mau membuang-buang tenaga seperti orang buta menyalakan lentera.
"Toko kecil ini terlalu sederhana... mungkin tak ada yang layak untuk Yang Mulia..." Bos liang tanah ini cukup lihai membaca situasi. Dia mulai menyadari, penempatan sang Putri di Kota Daban ini mungkin untuk mencegahnya mengeruk keuntungan habis-habisan.
"Aku mau getah Lijiao! Semua getah Lijiao di Daban! Plus benih seratus moka pohon palem perak, pohon Liping, dan buah Biluo!" Sisi lembut Liu Zhenhan lenyap seketika, menampakkan taring tajamnya seperti serigala: "Kau pasti punya kristal penerangan kan? Ini peralatan sipil, mustahil tak ada! Baik, tambahkan seribu set lampu kristal plus seribu batang tongkat penerang kristal!"
Melihat pupil mata bos liang tanah yang semakin melebar membeku, Liu Zhenhan tersenyum licik.
Kristal penerangan memang murah di dunia iblis, tapi di dunia bawah tanah, ini adalah pencipta kota yang tak pernah tidur!
Pohon palem perak yang bisa panen 500 moka pati cocok untuk ditanam di bawah tanah. Makanan yang tumbuh di perut pohon ini memang belum pernah didengar Liu Zhenhan. Di Benua Aigean hanya ada pohon palem minyak zaitun!
Apa itu pati? Pati adalah tepung halus!
Buah Biluo yang beraroma seperti fermentasi anggur, kaya alkohol, merupakan bahan baku pembuatan minuman yang bagus. Cocok menggantikan Bunga Lili Anggur untuk Hobbit Setengah Manusia di Feilengcui, sehingga keahlian pembuatan rum tidak terbuang sia-sia!
Dengan "Mata Air Kehidupan" dari pertukaran dengan Kota Lucerne, ditambah keahlian stek dan okulasi tanaman Raksasa Hijau, masih takut tidak bisa menumbuhkannya?
Yang paling berharga adalah "Lijiao" dan pohon Liping. Lem dengan daya rekat super kuat ini benar-benar harta karun tak ternilai bagi Feilengcui!
Takut air? Jika dunia bawah tanah turun hujan, lem ini memang tak berguna. Tapi selama kubah langit tidak runtuh, mustahil ada hujan di dunia bawah tanah!
Lagipula hujan sesekali tidak akan mengkorosi lem ini. Sangat cocok untuk membangun rumah manusia gua!
Liu Zhenhan sudah lama mengincar hutan kaktus luas di sekitar Kota Kuno Huye. Berapa hektar Buah Xianren manis yang tak dipanen hingga membusuk sia-sia di sana!
Mengapa Kota Kuno Huye tidak bisa jadi wilayah keempat Feilengcui? Lagipula di gurun, sepuluh tahun pun jarang turun hujan!
Dengan lem super pengganti adonan beras dan cairan timbal untuk membangun kota, apa sulitnya memperluas 400 yard dan membangun kembali Kota Kuno Huye? Bahkan struktur Menara Bela Diri yang bertingkat tinggi sekalipun!
Dengan keberadaan getah super kuat ini, jika semua Kurcaci Abu-abu Feilengcui diangkut udara ke matahari bawah tanah, memanfaatkan bakat alami kurcaci dalam membelah gunung dan menambang, lalu memecahkan batu magnetik yang bisa melayang di udara satu per satu dan mengangkutnya ke Kota Kuno Huye untuk direkatkan dengan getah ini, bukankah wilayah gurun akan memiliki kudai tembak udara Babilon di langitnya!
Bab 510: Musuh Terdini Benua Aigean (Bagian Atas)
Liu Zhenhan benar-benar tenggelam dalam mimpi indah yang ditenunnya sendiri, semakin dipikir semakin bersemangat.
Jika orang Mouran tidak datang membalas dendam ke Kerajaan Bimon, itu urusan mereka. Tapi jika datang, jalur logistik mereka akan hancur di kemudian hari! Kota Kuno Huye tidak berada di jalur lurus menuju Kerajaan Bimon, juga tidak ada sumber air. Orang Mouran mana akan menyangka ada bom yang mengintai di balik badai pasir di sana!
Bagaimana mungkin Liu Zhenhan melupakan kekalahan memalukan prajurit Bimon di depan Kota Kuno Huye!
Bukankah bangsa iblis dan laut baru akan datang ke Aiqin enam bulan lagi? Mari jadikan Kota Kuno Huye sebagai lokasi pelatihan Feilengcui! Sembelih seribu ekor hewan Luo Sha, kumpulkan darahnya di sana, sebarkan puluhan ton jerami kering, biarkan "Mutiara Lei Cang" yang dipenuhi kilat meledak, bakar jerami dengan alkohol mutiara kura-kura dan labu minyak, suruh Pasukan Ajaib menggempur bergiliran!
"Lagipula rumput tak berharga, mari lihat berapa banyak Semut Pemakan Logam yang bisa mati, dan bagaimana mereka bisa menerobos ke kota magnetik untuk menghentikan!"
Bos liang tanah memutar matanya, menggigil melihat ekspresi keserakahan ekstrem Yang Mulia Pangeran ini, menelan ludah keras-keras, terbata-bata lama tak tahu bagaimana menjawab.
Permintaan Yang Mulia Pangeran ini benar-benar keterlaluan!
Bibit semak Belira, pohon palem Yindian, dan pohon Liping tak istimewa - 100 moka cukup untuk satu karung anyaman, tak seberapa nilai koin kerang. Tapi ditambah getah Li jadi lain cerita! Getah Li memang murah, tapi total getah Li di Daban setara ribuan tong palem, minimal 70-80 ribu moka. Ditambah 1.000 lampu kristal dan 1.000 tongkat penerang kristal untuk wilayah kekuasaan, totalnya bukan jumlah kecil!
Jumlah ini jelas di luar batas wewenang "pembebasan biaya" Bos York, atasan langsung Bos York, maupun atasan dari atasan langsung Bos York!
Bos liang tanah merasa orang ini sedang cari gara-gara. Seorang pangeran harem yang semua kebutuhannya ditanggung istana, buat apa produk khas desa begini?
"Tak bisa putuskan? Tak apa, aku bantu." Liu Zhenhan mengeluarkan Biaqiao 3000 sebesar bata dari pantatnya, memutar kenop untuk menghubungi koordinat arkan yang ditinggalkan Raja Lich Clark Gable sebelum datang ke sini.
Bos York hanya bisa menatap tak berdaya saat Yang Mulia Pangeran ini memegang Kotak Tulang di dekat telinganya, seolah sedang bertelepon namun tak terdengar suaranya.
Tak lama kemudian, bos York yang sedang gelisah itu terkejut ketika sang Pangeran tiba-tiba menyodorkan Kotak Tulang ke cakar berbentuk sabitnya.
"Nah... bos besarmu mau bicara denganmu." Liu Zhenhan mengetuk tengkorak liang tanah itu dengan buku jarinya. Melihat si pemilik liang memegangi kepala sambil meringis bingung, dia tahu jurus Penyampaian Suara Rahasia-nya telah membingungkan sang bos.
Dengan kemampuan merasakan elemen seadanya seperti si kampungan ini, mustahil membedakan antara komunikasi verbal dengan telepati. Keduanya memang mirip - satu terdengar di telinga, satu lagi langsung merasuk ke pikiran, tapi sama-sama mempengaruhi otak.
Sebagai bahasa paling misterius di dunia yang diketahui, gelombang ultrasonik yang digunakan suku kelawar manusia Hua Lunbo'er untuk berkomunikasi memang mirip telepati dalam hal kerahasiaan: Gelombang ultrasonik bukan "suara terdengar", hanya klan Wallenpol yang bisa merasakan; Telepati juga bukan suara, melainkan gelombang pikiran dan getaran frekuensi tinggi yang bisa diterima oleh apapun yang terkait persepsi. Lebih hebat lagi, ia bisa menyasar target komunikasi spesifik (Penyampaian Suara Rahasia), atau sama sekali tak terdeteksi!
Orang dengan telepati yang kuat memiliki kemampuan mendeteksi bahaya yang luar biasa, karena mereka terus-menerus memancarkan gelombang pikiran yang tak terdeteksi oleh siapapun, terus-menerus menyapu area sekitar untuk mencari dan menyaring fluktuasi mental yang kuat, bermusuhan, atau yang mencoba mengunci keberadaan mereka.
Sebagai kekuatan elemen paling misterius, dikatakan bahwa kultivasi telepati pada tingkat tertentu bahkan bisa mengabaikan aliran waktu dan blokade dimensi, berkomunikasi jarak jauh secara telepati langsung - dalam sistem sihir Aiqin, hanya teknik "Penyampaian Suara Ribuan Li" dari aliran elemen udara sihir utama yang bisa meniru sedikit dari kemampuan ini.
Namun melihat tingkat kultivasi Liu Zhenhan saat ini, meski dasar telepatinya sudah tak tertandingi sepanjang masa, karena pencapaian nirwananya belum cukup, dia tetap harus menggunakan perantara seperti Kotak Tulang dan cermin bunga untuk komunikasi jarak jauh.
Ini seperti prajurit manusia dengan Dou Qi kuat yang bisa membunuh badak dengan satu tamparan, tapi belum tentu bisa mengangkut tinja seharian. Sebaliknya, pria perkasa yang bisa mengangkut seribu pikul tinja belum tentu bisa membunuh badak dengan satu tamparan - kekuatan sehebat apapun tetap membutuhkan metode penggunaan yang tepat untuk mengkonversinya menjadi output maksimal secara instan.
Kelemahan terbesar Liu Zhenhan saat ini adalah ketidakmampuannya memahami pencapaian nirwana yang transenden ini - sudah setengah tahun, Penyihir Santo terhormat ini hanya menguasai pelepasan kekuatan magis sederhana melalui pembelajaran Penyihir Pedang, bahkan belum menguasai satu sihir paling dasar sekalipun. Dengan pencapaian seperti ini, mengharapkan kemampuan telepati yang kuat bisa diubah menjadi kekuatan tempur, itu sungguh mimpi di siang bolong.
Melihat bos liang tanah kebingungan memegang Kotak Tulang sambil berbicara penuh takzim dengan orang penting tak dikenal, Liu Zhenhan memeluk bahu Wei Zhi dan duduk kembali di kursi dengan perasaan nyaman.
Proses dialognya dengan Raja Lich Clark Gable berlangsung sangat singkat dan jelas.
Siapakah Liu Zhenhan ini?
Dia adalah personifikasi sempurna dari "Pigge mati tak takut air mendidih"!
Di hadapan seorang Raja Lich yang terhormat, selain dirinya, mungkin tak ada bangsawan iblis lain yang berani bersikap seblak-blakan dan tak tahu malu seperti dirinya!
Dengan terus terang dia menyatakan tak mungkin memberikan potret arkan raksasa secara gratis pada bos: "Desa terpencil tetap desa, toko kecil tak masalah, ambil saja apa yang ada! Pangeran Perang Suci tidak pilih-pilih!"
Dia juga melaporkan kelakuan buruk: "Bawahan bego-mu ini benar-benar tak tahu diri, Mas! Pakaian sekali pakai diberikan untuk mengejar wanita? Menganggapku pengemis? Jika ini menggagalkan rencana mendapatkan 'Mutiara Harmoni', Jancuk! Siapa yang bertanggung jawab?"
"Dia juga yakin bahwa seorang Raja Lich yang terhormat pasti tidak akan merendahkan martabatnya untuk datang ke sini berdebat dengannya, apalagi sampai pelit mengeluarkan uang receh dan berdebat soal receh bolak-balik."
"Soal apakah hal ini akan jadi bahan tertawaan di kalangan atas dunia iblis, dia malas peduli; Kalau di Kerajaan Bimeng, Liu Zhenhan pasti akan mempermasalahkan gengsi, tapi ini dunia iblis, sudah enggak punya pantat masih mau muka?"
"Sementara dia asyik bersenang-senang di sini, Yang Mulia Raja Lich Clark Gable di ujung Kotak Tulang justru ingin tertawa sekaligus menangis."
"Yang Mulia, ada masalah apa lagi?" Raja Langit pertama dunia iblis, Artest, mengambil Kotak Tulang edisi khusus Royal sebesar telapak tangan itu dan memutar knop untuk mengakhiri panggilan.
"Karu si bajingan!" Raja Lich itu gemas ingin mengumpat: "Mana ada orang level tinggi masih suka ngutil kayak penipu ulung? Ajaib! Ngobrol sama dia aja aku merasa dihina! Sudah kualihkan ke toko terpencil, eh dia masih berani minta-minta produk khas!"
"Ayahanda, apakah Karu yang Anda sebutkan ini adalah Raja Langit Zuo'an yang baru saja Anda deskripsikan kepada saya dan Pangeran Mahkota Arandelon?" Di sebelah kiri Singgasana Kristal yang mewah, seorang penyihir wanita dengan wajah memikat dan tubuh yang sangat seksi bertanya kepada Raja Gebe. Penyihir undead ini memancarkan aura hasrat, dengan tahi lalat kecil yang jernih menghiasi lekuk bibirnya yang indah.
"Awalnya kupikir dia bisa menyelesaikan masalah Putri Duyung Wei Zhi dengan cepat dan tegas, merebut kembali data rahasia Bangsa Laut! Ternyata bajingan ini tetap rakus tak tahu puas!" Yang Mulia Clark Gable tampak menyesali kata-kata kasarnya yang tak pantas bagi seorang raja, lalu mengangguk hormat kepada pria tampan berambut hitam di tengah aula kerajaan: "Maafkan kekasaran ini, Pangeran Mahkota Arandelon!"
"Ayah! Kemampuan Sihir Arkan Karu yang sehebat ini seharusnya membuatnya lebih bijak. Ayah harus waspada - ini mungkin taktiknya untuk melumpuhkan kewaspadaanmu." Penyihir wanita berambut perak yang bicara ini tak lain adalah Putri Monroe dari Benua Bollywood, putri Clark Gable.
“Dia adalah kepala penasihat intelektual seluruh keluarga kerajaan Bollywood, tidak diragukan lagi, dia juga akan menjadi Ratu Lich benua Bollywood berikutnya. Namun sebelum naik takhta, Putri yang sensual luar biasa ini masih memiliki satu langkah penting yang harus dilewati, yang secara langsung berkaitan dengan peningkatan kemampuan sihir arkan-nya secara signifikan, untuk menjadi 'Lubang Hitam Elemen' sejati.”
“Raja Lich selalu sangat menghargai pendapat putrinya. Faktanya, kemampuan Benua Bollywood yang sebelumnya lebih unggul dibandingkan dua benua dunia iblis lainnya, tentu saja merupakan jasa besar Putri Monroe. Oleh karena itu, ucapan sang putri membuat Yang Mulia Clark Gable terhenti sejenak sambil mempertimbangkan matang-matang.”
“Memang seperti yang kau katakan, anakku.” Raja Lich menggelengkan kepala, menjilat bibirnya: “Kemampuan sihir arkan yang begitu hebat seharusnya tidak membosankan seperti ini! Berpura-pura sembrono untuk melumpuhkan lawan memang taktik yang bagus untuk mengalihkan perhatian, tapi...”
“Yang Mulia Clark Gable berhenti sejenak, ekspresi khasnya yang seperti tertawa-tawa tanpa tertawa kembali muncul di sudut bibir: "Putri Monroe kecilku, jika kau pernah melihat langsung Raja Langit Zuo'an ini, cukup dengan sekali melihat pandangannya, kau pasti akan menyimpulkan seperti aku - bahwa dia secara alami memiliki dalam diri keserakahan kelas bawah, sehingga yakin bahwa sifat kikir itu sudah melekat pada karakternya sejak lahir."”
“Oh? Mata perak seperti itu memang langka!” Putri Monroe sama sekali tidak meragukan kemampuan ayahnya dalam menilai karakter orang.
“Putri, hutan yang luas pasti memiliki berbagai jenis burung.” Sinclair, Raja Langit Bersayap Enam lainnya dari Benua Bollywood, tersenyum dingin.
“Aku benar-benar mengagumi pencapaian sihir arkan-nya yang tak tertandingi! Tapi aku juga berhak menghina karakter jorok dan serakahnya!” Raja Lich benar-benar memahami Liu Zhenhan, setiap penilaiannya tepat sasaran tanpa sedikit pun kesalahan.
Mata adalah jendela jiwa, pandangan adalah bahasa tanpa suara. Terlalu sering sorotan mata Liu Zhenhan memancarkan keserakahan dan nafsu kepemilikan yang berusaha ditutupi tapi tetap terlihat. Penyamaran yang dipaksakan ini semakin membuktikan karakternya - suka mengorek lubang anus sambil mengisap jari.
Sebenarnya Raja Lich terlalu mengagung-agungkan dia. Kekuatan elemennya memang luar biasa kuat, tapi bicara soal pencapaian nirwana? Lupakan saja!
Tanpa pencapaian nirwana, memiliki kemampuan elemen sekuat apapun tak bisa disebut penyihir sejati!
Seseorang yang bahkan bisa ngiler dan ketiduran saat meditasi, tak pantas mengucapkan kata suci 'pencapaian nirwana'!
"Dari deskripsi Yang Mulia, aku melihat kontradiksi - kekuatan agung bercampur dengan keduniawian." Pria tampan berambut hitam di pusat aula kerajaan menyilangkan kaki, memberikan anggukan sopan sambil mencibir pada Raja Gebe.
Pria tampan berambut hitam ini memiliki siluet tubuh yang sempurna bagai patung, wajahnya yang tampan memancarkan kemuliaan tertinggi. Bagian bahunya menonjol tinggi, sehelai pita pengikat hitam bergaya Zorro menutupi matanya, membuatnya terlihat seperti seorang jagoan pencuri.
Mata berwarna amber dan tatapan rendahnya memberinya kesan kejam dan dingin. Gelombang elemen kuat yang tak stabil di sekujur tubuhnya membuktikan kekuatan yang sempurna setara dengan fisiknya.
Nada bicaranya sepenuhnya setara saat berkomunikasi dengan Yang Mulia Raja Lich, hal yang hampir tak pernah terjadi di dunia iblis.
Bab 511 Musuh Terdini Benua Aigean (Bagian Tengah)
"Pangeran Alanderon, sayangnya kita kembali terlambat sedikit." Monroe tersenyum manis pada pria tampan berambut hitam ini: "Andai bisa bertemu dengan ahli sihir sehebat itu, sulit dipercaya ada ahli sihir arkan seperti itu di antara langit dan bumi!"
"Sehebat apapun ahli sihir arkan, selama dia sendirian, ksatria bersayap putih yang menguasai dual cultivation sihir dan tempur masih bisa menanganinya." Suara Raja Langit nomor satu di dunia iblis, Artest, terdengar seperti mengunyah buah plum hijau.
"Dalam pertarungan hidup-mati, kekuatan besar bukanlah satu-satunya faktor penentu kemenangan." Ucapan Raja Langit Bersayap Enam Sinclair ini mengungkapkan pemahaman yang sangat matang dan mendalam tentang pertempuran.
"Pangeran Mahkota Arandelon mendengarkan dengan tenang, sudut bibirnya menggantungkan senyum sinis yang samar."
Kata "kesombongan" dalam percakapan hari ini meninggalkan kesan mendalam padanya, setidaknya, Pangeran Mahkota Arandelon tidak akan iri hati pada ahli sejati yang kuat!
"Bahkan jika Karu dengan mengonsumsi ramuan spiritual berhasil menciptakan sihir arkan pelangi baru, bagaimana mungkin dalam waktu singkat dua tiga ratus tahun naik ke pencapaian nirwana seperti ini?" Raja Lich menghela nafas sambil menoleh ke dua raja: "Mungkinkah Utusan Dewa Mimpi Iblis dari suku Mata Perak muncul untuk kedua kalinya? Kilas balik yang lain lagi?"
"Yang Mulia, 'Cahaya Pelangi' Utusan Dewa Mimpi hanyalah kemampuan ras untuk memproyeksikan cahaya dan warna, bukan kekuatan elemen ofensif." Yang dimaksud Raja Langit Bersayap Enam Artest dengan "Utusan Dewa Mimpi" tentu adalah Diao Chan.
"Ayahanda, wilayah tak terjamah di tiga benua dunia iblis kita terlalu luas! Jika tidak ada bakat atau mukjizat, justru akan terasa aneh." Putri Menglu dengan penuh perhatian memijit bahu ayahnya sambil mengingatkan: "Sejak aku dan Pangeran Arandelon kembali, pembicaraan Ayah terus berputar-putar tentang ahli sihir arkan legendaris ini. Bukankah sudah saatnya mengakhiri topik ini?"
“Yang Mulia Clark Gable menepuk-nepuk tangan putrinya yang ramping, baru saja mengangguk kepada pria tampan berambut hitam di tengah aula kerajaan - Pangeran Mahkota Alain Delon yang disebut Putri Monroe. Sebelum sempat membuka mulut, seorang Ksatria Bersayap Empat dengan zirah berdentang masuk dari luar aula, memberi hormat dengan menepuk bahu kepada putri dan Raja Lich secara khidmat: "Yang Mulia, pasukan protokol istana dari kedua Raja Lich Paul Newman dan Greta Garbo telah tiba. Kedua Yang Mulia akan segera berangkat dari benua masing-masing."
"Beritahu pelayan istana kedua Yang Mulia bahwa Bollywood sudah siap sepenuhnya." Raja Lich Clark Gable tiba-tiba memanggil ksatria bersayap empat yang sedang berbalik untuk pergi.
"Artest, pergilah bersama Ferdinand untuk berkoordinasi dengan para protokol istana kedua Yang Mulia. Jangan sampai kita dibilang tidak sopan." Raja Lich memiringkan kepalanya ke arah pemimpin sayap putih terkuat di bawahnya.
Kedua sayap putih itu memberi hormat dengan menepuk bahu kepada raja, kemudian mundur dari aula kerajaan dengan langkah mantap.
"Yang Mulia, mengingat dua Raja Lich lainnya akan menjadi tamu di sini, bukankah keberadaan saya terus berada di sini agak kurang pantas?" Pangeran Mahkota Alain Delon melirik Raja Lich sambil membersihkan celananya: "Bagaimanapun juga kedua Yang Mulia itu..."
“Yang Mulia Putra Mahkota Arandolon, kedatanganmu mengharumkan kediamanku yang sederhana, mana mungkin tidak pantas.” Yang Mulia Raja Lich Clark Gable mengangkat bahu ke arah pria tampan berambut hitam: "Undangan Monroe ke Kota Naga Fajar sebelumnya memang tidak kuanggap terlalu berharap, namun setelah menyaksikan kedatanganmu secara langsung, kurasa aku telah menebak maksud Kota Naga Fajar!"
“Yang Mulia Raja Gebe, meski selama bertahun-tahun hubungan antar dua ras kita tak terlalu erat, kita tetaplah pengikut Ner'zhul yang sama. Tak perlu terlalu berlebihan! Dendam era Raja Lich sebelumnya sudah menjadi masa lalu, ras Naga Iblis hari ini bersedia berkolaborasi dengan Bangsa Iblis!" Istilah "Naga Iblis" yang disebut Putra Mahkota Arandolon ini tidak hanya asing bagi ras-ras Aigean, tapi juga bagi sebagian besar Bangsa Iblis. Bahkan Yang Mulia Clark Gable pun terkejut mendengar kata kuno ini yang mengingatkannya pada masa kelam lampau.
Silsilah naga ini merepresentasikan era yang penuh darah dan biadab.
"Setelah tiga belas ribu tahun pemulihan dan pengumpulan kekuatan, keluarga naga iblis kami telah mengembalikan kekuatan puncak seperti era kejayaan dulu!" Melihat ekspresi dingin Raja Lich, Pangeran Mahkota Arandron tersenyum kecut dan melanjutkan: "Berdasarkan informasi dari Putri Monroe, Duta Naga Suci Benua Aigean - yang disebut-sebut sebagai Naga Suci - sudah sangat lama tidak muncul. Kukira umurnya telah habis! Lagipula dalam Pertempuran Laut Naga dulu, tingkat kekuatannya sempat diturunkan dan lukanya parah!"
"Kau masih ingat detailnya dengan baik." Raja Lich Clark Gable menahan tawa dengan susah payah. Seorang cendekiawan dunia iblis pernah berkata: Ras yang menganggap mitos sebagai sejarah sama saja dengan ras tanpa sejarah.
"Tiga belas ribu tahun lalu, keluarga naga iblis kami mendapat serangan tiba-tiba dari Naga Suci Aigean sebelum waktunya, sehingga kekuatan kami terkikis dan tak bisa ikut serta dalam Perang Suci yang digagas Yang Mulia Skolas!" Mata amber Pangeran Mahkota Arandron berkilau seperti lautan terdalam, menyembunyikan pusaran kemarahan: "Tapi kini Kota Naga Fajar yang telah pulih energinya, 47 prajurit naga dewasa dan pendeta naga sudah siap berburu mangsa!"
“Meski bangsa naga iblis dijuluki 'Pemburu Naga', bangsa naga Aiqin bukanlah kuda kardinian pengecut!” Raja Langit Bersayap Enam Sinclair tersenyum sinis: “Yang Mulia Putra Mahkota! Meski bangsa naga iblismu mengklaim telah membuka portal waktu 13.000 tahun lalu untuk berburu naga Aigean, kalian justru dikalahkan oleh Utusan Dewa mereka hingga hampir punah! Frekuensi dan intensitas pertempuran antara angkatan udara Bangsa Iblis dengan naga Aiqin dalam sejarah sama sekali tak terbayangkan oleh kalian! Mangsa dalam matamu ini memiliki kekuatan tempur luar biasa. Terhadap lawan seperti ini, harap berikan penilaian tertinggi. Menghina mereka berarti merendahkan leluhur Bangsa Iblis yang pernah bertempur darah-daging bersama mereka!”
“Meski Naga Suci telah terkubur dalam debu sejarah, garis keturunan darahnya tetap lestari. Naga Pelangi dengan kekuatan fisik terkuat di dunia dan Naga Peri yang kebal terhadap semua elemen - kombinasi ini sungguh mengerikan! Aku dan raja-raja dari dua benua lainnya sangat khawatir, jika Perang Suci kali ini memicu reaksi berantai karena keterlibatan bangsa naga iblis...” Yang Mulia Raja Lich Clark Gable mengangkat alis, mengangkat bahu sambil merentangkan tangan, enggan melanjutkan pembicaraan.
“Ha ha...” Pangeran Mahkota Arlandelon tertawa terbahak-bahak dengan kepala menengadah, suaranya bergema di aula istana bagai nyanyian yang tak kunjung padam. Seketika wajah pangeran mahkota naga iblis itu berubah dingin membeku bagai hawa dingin kematian: “Yang Mulia, Yang Terhormat Raja Langit, dalam pertemuan sebelumnya kami telah menjelaskan dengan gamblang, Naga Peri dan Naga Pelangi toh bukanlah Naga Suci!”
“Naga Pelangi memiliki teknik khusus bawaan ‘Aura Naga’, gemuruh dahsyat yang berasal dari garis keturunan darah suci ini memiliki kekuatan maha dahsyat yang mampu meredam aktivitas jiwa sementara, hanya ‘Desahan Titan’ yang bisa menyainginya! Sedangkan teknik khusus bawaan Naga Peri ‘Mimpi Giok’, selain mampu melepaskan dan menyerap sihir arkan kuat sementara, juga bisa memanggil bala bantuan, ditambah lagi tubuh kebal elemen dan ‘Jari Pembalik Elemen’, bangsa naga seperti ini benar-benar mimpi buruk bagi semua makhluk! Janganlah Yang Mulia meremehkan mereka!” Raja Lich Gabor mengusap-usap runa mata perak di pelipisnya: “Paduka Pangeran Mahkota, sejujurnya meski telah mengundang Paduka untuk berunding, aku masih ragu-ragu. Sebab bangsa naga Aiqin mengklaim diri sebagai penjaga Aiqin, umumnya tidak turut campur dalam perang duniawi! Sama seperti mereka, banyak sekali makhluk kuat yang mengaku sebagai penjaga Aiqin!”
“Yang Mulia! Meskipun Utusan Dewa Naga Iblis, Tuan Chiafino, telah gugur dengan mulia dalam Pertempuran Longhai 13.000 tahun yang lalu, garis keturunan darahnya tetap diwariskan! Bahkan jika garis keturunan Naga Suci sangat kuat, apakah enam pasangan Naga Bayangan Malam dan Naga Berwarna-warni di Kota Naga Fajar kita hanya hiasan belaka?”
“Naga Peri dan Naga Pelangi juga bukan hiasan semata.”
“Kekuatan ‘Aura Naga’ dari Naga Pelangi memang hebat, tapi kami Naga Bayangan Malam juga memiliki teknik khusus bawaan, ‘Pisau Keputusan’! ‘Pisau Keputusan’ yang membekukan bahkan bisa membelah ruang! ‘Jurang Ruang-Waktu’ yang ada sekarang sebenarnya adalah koridor waktu yang dibuka oleh Naga Iblis pada era Pertempuran Laut Naga! Sekalipun panggilan ‘Mimpi Giok’ Naga Peri sangat kuat, teknik bawaan kami Naga Warna-Warni ‘Panggilan Akhir Nyawa’ bisa langsung menghembuskan Jiwa Api lawan ke jurang tak berdasar di bawah Laut Darah Kharon, menderita siksaan mandi darah selamanya! Apakah ini lebih buruk?” Pangeran Naga Iblis Aranduron berhasil diprovokasi oleh Raja Lich: “Meskipun bangsa naga Benua Aigean secara umum lebih banyak jumlahnya daripada Naga Iblis, dan sistem sihir arkan mereka lebih kompleks, Yang Mulia jangan lupa! Kami bangsa Naga Iblis adalah mesin pembunuh kuat yang diciptakan Dewata Iblis Ner'zhul dengan menempa tulang-belulang Naga Pengasingan menggunakan Api Neraka dari sembilan lapis kegelapan untuk membentuk tubuh, memadatkan jiwa dengan hawa dingin kematian dari Tanah Kematian yang Sepi, dan menyiksa elemental tingkat tinggi Dunia Naga!”
“Baik itu hawa dingin kematian dan sihir arkan naga jantan biasa, maupun sihir api neraka dan ilmu gelap naga betina, atau ilmu mayat hidup dan teknik pemanggil kami naga kelas atas, mana mungkin bisa ditandingi oleh Naga Aigean biasa?” Pangeran Ailandelong semakin bersemangat, mengayunkan tinju sambil menggemuruhkan suara berwibawa: “Kami naga terlahir dengan tubuh yang lebih besar dari Naga Aigean! Kekuatan yang lebih ultimat! Cakar yang lebih tajam! Hembusan napas yang lebih dahsyat! Satu otak tambahan! Sejak hari kami diciptakan oleh Ner'zhul, kami adalah naga sejati dengan kekuatan fisik murni! Naga arkan terkuat! 47 ekor naga dewasa cukup untuk menghadapi 200 ekor Naga Aigean! Tidak! 300 ekor! Enam pasang naga bayangan dan naga warna-warni bisa membasmi sepuluh pasang Naga Pelangi dan Naga Peri!”
Bab 512 Musuh Terdini Benua Aigean (Bagian Bawah)
Raja Langit Bersayap Enam Sinclair dengan waspada melangkah maju selangkah, menatap tajam sang pangeran naga yang diselimuti aura negatif ini.
“Yang Mulia Putra Mahkota, Yang Mulia Jiabao dan Yang Mulia Paul Newman sangat khawatir! Dengan kemunculan kalian, kekuatan tertinggi di Benua Aigean pasti akan bergerak!” Pandangan Yang Mulia Clark Gable tetap tak tergoyahkan: "Nanti kita tidak hanya berurusan dengan bangsa naga saja! Sekalipun 47 ekor naga iblis bisa menahan 300 ekor Naga Aigean - padahal jumlah Naga Aigean sendiri mustahil mencapai 300! Sekalipun 6 pasang Naga Bayangan Malam dan pasangan Bilan bisa membunuh 10 pasang Naga Pelangi dan Naga Peri - mungkin jumlah mereka bahkan tak sampai 20! Tapi ingatlah, Benua Aigean bukan hanya milik bangsa naga! Masih ada Phoenix, Unicorn, Dui'jal keturunan murni penjaga Empat Pilar Langit-Bumi Aigean! Belum lagi binatang peliharaan raksasa berbulu emas terkutuk itu yang seharusnya terkunci selamanya di jurang Laut Kematian! Nanti, para Oushou Tingkat Super dari dunia iblis lain pasti tak punya kesadaran untuk membantu kita!"
"Raja Buaya Kuno Piaqinzha adalah Keberadaan Tertinggi penjaga dunia iblis. Ia sama sekali tidak akan terlibat dalam Perang Suci Aigean yang kita lancarkan, sama sekali tidak!" Raja Langit Bersayap Enam juga menyela.
"Begitu Naga Iblis ikut campur dalam Perang Suci, situasi seperti ini memang mungkin terjadi." Monroe yang selama ini diam, melihat alis Pangeran Naga Iblis berkerut pertanda akan meledak, segera melerai: "Sekarang bangsa iblis tidak hanya memperoleh 'Mutiara Kabut Tersembunyi', tapi juga mampu menghapuskan gen tetap 'Bencana Mayat Hidup'. Cukup untuk membersihkan manusia - ras terkuat di Benua Aigean saat ini. Tanpa manusia, jumlah Bimon, Elf, dan Kurcaci di Aigean terlalu sedikit. Dengan sepersepuluh pasukan kita saja, perang ini hampir pasti dimenangkan! Apalagi taktik yang kita sepakati ini adalah yang paling aman: rebut dulu Medan Perang Kuno Donau sebagai basis, lalu maju bertahap ditambah dukungan sekutu Naga!"
"Putri ingin mengatakan apa?" Pangeran Arlandron menyunggingkan senyum mengejek, bahkan sengaja menghilangkan gelar kehormatan: "Apakah Putri ingin bilang bangsa iblis sudah pasti menang perang, jadi tidak butuh bantuan klan Naga Iblis kami? Mohon kami tetap di dunia iblis? Tahukah Putri makanan favorit kami Naga Iblis? Apa arti Benua Aigean bagi kami?"
"Aku tahu. Daging-darah Naga Aigean, Mutiara Naga, dan Kristal Naga adalah makanan yang sangat didambakan kalian." Putri Monroe tersenyum manis menggigit bibir, pesona seksinya terpancar jelas: "Setelah memangsa umpan ini, kekuatan kalian akan meningkat drastis."
“Ini adalah hasrat dan godaan yang terukir dalam Jiwa yang Mendambakan, sejak zaman kuno hingga kini, terus memanggil kita!” Pangeran Mahkota Arandelon menarik napas dalam-dalam, menunjuk kepalanya sendiri sambil terkekeh: "Konspirasi adalah jiwa kami. Untuk berperang melawan Naga Iblis, kita harus siap menghadapi serangan tiba-tiba, jebakan, dan penyergapan! Mana mungkin Naga Aigean yang penyendiri bisa menjadi lawan seimbang bagi kita?"
"Tapi Naga Aigean pun tidak kami anggap sepadan oleh Bangsa Iblis! Bahkan tanpa Naga Iblis, 10.000 tahun lalu, Ksatria Bersayap Putih dan Raja Horor kami tetap bertempur sengit melawan ratusan Ksatria Naga dan Pendeta Naga Aigean!" Suara Yang Mulia Raja Lich bergema penuh kebanggaan tak tertandingi: "Jika bukan karena kelompok lima orang jahat itu, kemenangan pasti tidak akan lepas dari genggaman kami!"
"Ucapan Yang Mulia juga mewakili isi hati kami." Tiba-tiba senyum licik khas rubah Aiqin menghias wajah Pangeran Mahkota Naga Iblis: "Jika bukan karena kemenangan sudah di depan mata Bangsa Iblis, untuk apa ras kami ikut campur dalam perang ini?"
Raja Lich dan Putri Menglu terkejut, mengerutkan alis mereka sambil memandang Pangeran Mahkota Naga Iblis itu lama sekali. Akhirnya mereka pun tersenyum dengan sopan.
Tak ada satu pun di sini yang bodoh. Tampaknya cara pandang lama sudah tidak berlaku lagi untuk menghadapi Pangeran Mahkota Naga Iblis ini.
"Yang Mulia Clark Gable, Putri Monroe yang cantik, serta Yang Mulia Raja Langit Bersayap Enam yang perkasa. Dengan kekuatan sehebat kalian membantu kami, perlukah Naga Iblis kami khawatirkan Phoenix dan Unicorn dari Benua Aigean? Adapun binatang peliharaan raksasa berbulu emas..." Putra Mahkota Arandelon tersenyum licik, "Binatang ajaib cacat yang bahkan tak bisa terbang ini layak disebut Tingkat Super? Di era aliran elemen yang semakin memudar ini, tanpa bersatu, sekuat apapun Oushou hanya bisa menyaksikan komunitasnya merosot! Yang Mulia, berani kutanyakan - berapa total ksatria bersayap putih yang tersisa di bangsa iblis saat ini?"
"Tiga benua jika digabung memiliki 184 ksatria bersayap putih aktif. Belakangan kami mengalami kerugian besar. Dari lima Raja Langit Bersayap Enam, tersisa empat. Dari sepuluh Ksatria Bersayap Empat, tinggal tujuh. Raja Horor di tiga benua yang masih hidup hanya Pangeran George Best!" Dari ekspresi Putra Mahkota Naga Iblis, Yang Mulia Clark Gable menangkap kejutan, lalu tertawa, "Situasi sebenarnya sedikit berbeda. Yang pasti, bangsa iblis takkan pernah memiliki kurang dari tiga Raja Horor! Ini jaminanku!"
"Yang Mulia, sepertinya Anda tidak sepenuhnya jujur?" gumam Putra Mahkota Naga Iblis.
"Legiun Membara masih memiliki 121 ksatria kematian yang mengendarai kuda mimpi buruk terbang. Namun, 87 ekor di antaranya hanya bersayap tunggal. Meski bisa terbang, mereka tidak bisa menyediakan kekuatan untuk diserap ksatria. Dari 34 ekor kuda mimpi buruk bersayap ganda, penyerapan kekuatan sekarang justru berisiko menghambat perkembangan. Ini akan membuat ksatria bersayap ganda kesulitan meningkatkan level kemampuan di masa depan, betapapun keras usaha mereka." Raja Lich menambahkan kekuatan tersembunyi bagai memeras pasta gigi.
"Artinya, setiap ksatria kematian yang memiliki kuda mimpi buruk bersayap ganda akan menjadi ksatria bersayap putih setelah menyerap kekuatan elemen tunggangannya. Dengan begitu, bangsa iblis akan memiliki total 218 sayap putih!" Pangeran Naga Iblis mengeluarkan suara decak: "Jumlah yang sungguh mengerikan!"
"Memang luar biasa. Jumlah dan kualitas ksatria bersayap putih kami saat ini adalah tingkat tertinggi dalam sejarah!" Raja Lich Geib tersanjung dengan pujian itu: "Beberapa waktu lalu, ksatria kematian Legiun Membara bagai lumut setelah hujan, bergegas melahirkan kuda-kuda mimpi buruk bersayap tunggal dalam jumlah besar!"
“Aku tahu kuda mimpi buruk bersayap tunggal pasti bisa berevolusi menjadi bersayap ganda dalam setengah tahun, Ya ampun, tambah 87 ksatria bersayap putih!” Suara Pangeran Ailandelong mengandung nada sindiran: “Dengan kekuatan sehebat ini, masih tidak berani bekerja sama dengan bangsa naga iblis kami untuk menghapuskan naga Aigean, unicorn, dan phoenix yang tak tahu diri? Bukankah seorang ksatria bersayap putih ‘diklaim’ setara dengan seekor naga Aigean? Kapan bangsa iblis yang perkasa menjadi begitu pengecut?”
“Yang Mulia Pangeran, ingatlah! Di dunia iblis, siapapun tidak berhak mengejek bangsa kami!” Raja Lich seperti singa jantan yang malas, menyampingkan setengah badan, menunjuk Ailandelong dengan jari bermata cincin batu permata raksasa, lalu menekan dadanya sendiri dengan ekspresi dingin.
Ini bukan sekadar Berbual B biasa. Sepanjang sejarah Benua Aigean, belum pernah ada penguasa yang bisa berbicara dengan sikap merendahkan seperti ini kepada bangsa naga - meskipun naga iblis bukan penyembah Dewa Naga Hesperus, kekuatan mereka tak perlu diragukan. Gelombang elemen dari Pangeran Ailandelong telah membuktikannya.
“Aku yang kurang ajar.” Ekspresi Pangeran Naga Iblis itu penuh kekesalan, tapi sikapnya menyerah dengan patuh.
"Propaganda perang memang untuk menakut-nakuti musuh, tapi kita sendiri sangat paham seberapa besar kekuatan tempur Ksatria Bersayap Putih! Setelah menyerap kekuatan elemen dari Kuda Mimpi Buruk dan dipadukan dengan ilmu bela diri, seorang Ksatria Bersayap Putih memang bisa mengancam Naga Aigean biasa, tapi hanya sebatas ancaman! Postur tubuh dan kekuatan fisik adalah batas kemampuan yang tak akan pernah terlampaui! 'Serangan Telepati' yang murah-meriah ini, meski dijuluki setara dengan 'Aura Naga', tetap bukanlah 'Aura Naga'! Ksatria Bersayap Putih paling cocok bertempur dalam tim, nilai gangguan mereka jauh lebih besar daripada efektivitas tempur sebenarnya!" Raja Lich menghela nafas: "Kecuali yang bersayap empat atau enam! Tapi di antara Ksatria Bersayap Putih kita, saat ini hanya ada empat Raja Langit dan tujuh yang bersayap empat, sisanya semua ksatria bersayap dua."
"Yang lebih merepotkan adalah Ksatria Naga! Berhadapan dengan Naga dan Ksatria, Ksatria Bersayap Putih kita harus melawan dua lawan sekaligus, mana mungkin menang? Beberapa Ksatria Aiqin bahkan bisa mengalahkan sepuluh Ksatria Bersayap Putih sendirian!" Putri Monroe mengepal tinju kecilnya, wajah cantiknya pucat membiru: "Apalagi, 'Serangan Telepati' sama sekali tak mempan pada Ksatria Transformasi Liar! Padahal 'Serangan Telepati' justru jurus andalan Ksatria Bersayap Dua untuk membekukan lawan sementara dan menentukan kemenangan mutlak!"
“Ini sepertinya bukan karakter Yang Mulia, bagaimana mungkin aku merasa Yang Mulia sepenuhnya takut terhadap Benua Aigean?” Putra Mahkota Naga Iblis bertanya dengan heran: “Paduka Putri Monroe, apakah masih ada hal yang belum dijelaskan pada saya?”
“Saat ini di Benua Aigean ada wilayah kekuasaan bernama Feilengcui!” Raja Lich menggeretakkan giginya begitu menyebut nama ini: “Penguasa wilayah ini bernama Richard, dia adalah Santo Aigean!”
“Tingkatan ini sudah seperti mimpi.” Ekspresi Putra Mahkota Naga Iblis menjadi serius, di tingkat manapun, Santo Aigean selalu layak dihormati. Bertarung satu lawan satu dengan lawan seperti ini, hasil terbaik hanyalah sama-sama hancur.
Tapi bukankah Santo seharusnya tidak bisa menandingi pemilik elemental yang kalian rendahkan sampai seperti sampah? Pangeran Arandlon kembali berpikir dalam hati.
“Beberapa waktu lalu, kami dari tiga benua pernah mengorganisir operasi pemancungan yang dipimpin oleh tiga raja iblis dan Raja Langit Bersayap Enam, dengan tujuan utama menghapuskan penyihir tingkat suci Aiqin! Pasukan perintis Yang Mulia Jiabao pernah memasuki wilayah Feilengcui saat mengejar Paus manusia, namun dikepung oleh sebelas fenghuang berukuran raksasa, seekor Naga Berkepala Dua Emas, ratusan Pasukan Udara Makhluk Ajaib, serta setidaknya lima ratus penyihir Aiqin. Hanya Ksatria Bersayap Empat Wallace yang berhasil melarikan diri!” Putri Monroe menambahkan: “Sebenarnya Feilengcui ini seharusnya menjadi target penghancuran pasukan perintis Bollywood kami, tetapi pasukan kami tidak kembali sesuai waktu yang ditentukan. Pasti mereka sudah punah seluruhnya!”
Bab 513: Krisis Aiqin
“Bagaimana mungkin wilayah otonom memiliki kekuatan sehebat ini?” Bahkan Pangeran Mahkota Naga Iblis pun menarik napas dalam-dalam.
“Kami sebenarnya sudah lama menjadikan Feilengcui ini sebagai target utama! Seorang Santo muda benar-benar mengerikan, yang lebih menakutkan lagi dia adalah Pendeta Naga Ganda sekaligus memiliki peliharaan magis burung api yang pernah mengalahkan Naga Emas dan Naga Giok. Pasti burung itu adalah fenghuang!” Wajah Raja Lich menampakkan kesakitan: “Tapi kami juga punya kepercayaan diri besar pada pasukan kami! Sayangnya, kami baru tahu belakangan bahwa wilayah ini dijaga oleh begitu banyak Makhluk Ajaib tingkat super. Sekarang semuanya sudah terlambat!”
“Wilayah kekuasaan ini ibarat miniatur kekuatan Aiqin!” Raja Lich melanjutkan: “Benua Aigean belum pernah menyaksikan begitu banyak Phoenix! Aku khawatir ini akan menimbulkan masalah bagi kita di masa depan!”
Putri Monroe menjelaskan secara singkat komposisi formasi bertingkat pasukan pancung Bollywood kepada Pangeran Mahkota Naga Iblis, membuat alis Pangeran Mahkota Arlandolon berkedut-kedut.
“Mustahil! Raja Horor menguasai dua aliran sihir arkan, sedangkan ilmu gelap khusus mempelajari ruang dan tingkat dimensi. Dengan kekuatan tiga raja iblis, jika kalah pasti bisa kabur!” Yang Mulia Arlandolon bertanya pada diri sendiri, bahkan jika Kota Naga Fajar mengerahkan semua pasukan, belum tentu bisa menghabisi semua pasukan perintis Bangsa Iblis yang super mewah ini!
“Kurasa wilayah ini mungkin memiliki alat sihir arkan seperti 'Mutiara Railei' dan 'Mutiara Kabut Tersembunyi'. Jika tidak, mustahil hanya mengandalkan satu Santo plus sebelas ekor Phoenix serta ratusan penyihir dan ksatria naga bisa menghabisi pasukan perintisku!!” Raja Lich menghela nafas.
“Gunakan taktik kerumunan manusia untuk menggenjot. Alat sihir arkan sekuat apapun pasti punya waktu cooldown dan kelelahan. Saat itulah kirim pasukan elit untuk serangan mematikan!” Pangeran Mahkota Naga Iblis tertawa: “Dengan mengorbankan seratus ribu tentara, alat sihir arkan sekuat apapun akan kewalahan! Dengan kekuatan gabungan Bangsa Iblis saat ini, wilayah ini meskipun kuat hanyalah penyakit kulit ringan!”
"Ucapan ini benar-benar tepat sasaran. Begitulah cara Raja Lich Paul Newman menghadapi Druid Kaka."
"Menggunakan pasukan rendah yang tak berharga dalam perang gesekan, ini adalah taktik andalan Bangsa iblis. Level saint pun tak berdaya? Satu mantra terlarang bisa menghantam 100.000 pasukan, tapi diri sendiri juga kelelahan."
"Yang Mulia Pangeran benar. Kami memang mampu bekerja sama dengan klan naga iblis untuk mewujudkan keinginan ini. Tapi Yang Mulia harus pahami, tiga benua di dunia iblis tidak seluruhnya berada di bawah yurisdiksi saya!" Yang Mulia Clark Gable seolah menyiratkan makna tersirat: "Dua Yang Mulia lainnya sangat menentang intervensi kalian!"
"Segala sesuatu ada harganya. Putri Monroe tidak akan datang ke Kota Naga Fajar tanpa tujuan." Putra Mahkota Naga Iblis tersenyum: "Yang Mulia, jangan berputar-putar. Mari bicara terbuka!"
"Baik!" Raja Lich mengangkat jempol tajam: "Yang Mulia Pangeran sangat blak-blakan! Permintaan saya sederhana. Sebagai Raja Lich yang aktif menghubungi Anda, saya ingin pasukan saya selamanya memiliki Ksatria Naga Iblis yang melampaui dua Raja Lich lainnya! Sebagai bukti niat baik, saya harap Anda bisa menyediakan 10 ekor naga iblis untuk membuat kontrak dengan Ksatria Mata Perak yang saya tunjuk!"
“Sekali langsung sepuluh ekor naga iblis apakah terlalu banyak? Meskipun naga iblis biasa punya harga diri, kami dari Kota Naga Fajar umumnya tidak berwenang memberi perintah kepada mereka, kecuali saat masuk ke Aiqin untuk berburu! Bagaimana dengan dua ekor naga iblis?” Pangeran Naga Iblis menebas harga setengah, bernegosiasi dengan tenang: “Aku agak heran, Yang Mulia Gebe, dengan kemampuan Ksatria Iblis Bersayap kalian, sebenarnya tidak membutuhkan kendaraan udara. Karena kalian sendiri bisa terbang, bahkan bisa dikatakan, ksatria bersayap putih kalian justru terbebani jika punya tunggangan! Sepanjang sejarah, tidak pernah ada tradisi membuat ksatria kematian tidak memanggil kuda mimpi buruk, beralih ke Oushou lain. Boleh tanya kenapa?”
“Empat naga iblis biasa, ditambah satu Naga Bayangan Malam dan satu Naga Warni!” Raja Lich sambil menawar sambil memberi penjelasan: “Paduka Pangeran, alasannya sangat sederhana! Sejak beberapa bulan lalu, Kuil Utama Brunei tiba-tiba kehilangan komunikasi dengan Dewi Mimpi Iblis. Dua Raja Lich lain mungkin menganggap ini normal, karena Dewi Mimpi Iblis dan para pelayan tidak selalu bisa berkomunikasi, jeda beberapa bulan wajar. Tapi sebagai aku, sebagai penguasa benua tempat Kuil Utama Brunei berada, merasakan krisis yang tak boleh diabaikan - Aku mengontrol ketat rahasia dalam ini, api suci abadi Kuil Utama Brunei sudah hampir padam!”
“Hē hē hē!” Pangeran Naga Iblis mengerlingkan mata: “Hiburan yang cukup seru!”
“Padamnya Api Suci berarti akhir zaman bagi Ksatria Mata Perak! Sementara Legiun Membara tiba-tiba muncul dengan banyak Kuda Mimpi Buruk bersayap tunggal tanpa tanda-tanda sebelumnya, lalu tak ada lagi calon kesatria yang bisa memanggil Kuda Mimpi Buruk! Ini mungkin akibat fenomena kilas balik! Tanpa berkat Dewi Mimpi Iblis, takkan ada Kuda Mimpi Buruk; tanpa Kuda Mimpi Buruk, Ksatria Kematian bukanlah Ksatria Kematian! Karena aku telah mengetahui informasi ini lebih awal, jika tidak mempertimbangkan ulang pilihan kendaraan tunggangan para kesatria, Legiun Membara yang agung dan mulia akan berakhir secara memalukan di tangan generasi Raja Lich kita!” Raja Lich Clark Gable tersenyum sinis: “Inilah alasan utama mengapa aku mengirim Monroe lebih cepat satu langkah daripada utusan Raja Lich lainnya untuk menemukan Kota Naga Fajar, tapi jujur saja, sampai sekarang aku masih ragu-ragu.”
“Dibandingkan dua benua lainnya, Yang Mulia memang perlu meningkatkan kekuatan lagi.” Pangeran Arandelon tersenyum penuh arti: “Tapi Yang Mulia, ambisi Anda terlalu besar. Kami bangsa Naga Iblis kelas atas sama sekali tidak akan menerima perlakuan sebagai kendaraan tunggangan. Lagipula Ksatria Mata Perak kalian terlalu hebat – begitu kontrak ditandatangani, mereka bisa menyedot kekuatan kendaraan tunggangan untuk memperkuat diri. Aku sungguh tidak tega menyerahkan naga iblis kami kepada kalian!”
“Tenang! Saya pasti akan mengendalikan Ksatria Mata Perak, mulai sekarang tidak akan menyerap kekuatan elemen kendaraan tunggangan lagi, melainkan mempelajari gaya bertempur ksatria naga Aigean!”
“Begini saja, saya mewakili ayah berjanji padamu: dua ekor naga iblis biasa ditambah lima ratus ekor naga tanah keturunan campur. Naga iblis kelas atas pasti tidak mungkin!” Pangeran Arandelon berdiri: “Asalkan Bapak bersedia menerima syarat ini, bangsa naga iblis kami bisa jamin tidak akan mencoba menghubungi dua Raja Lich lainnya! Karena kekuatan Yang Mulia Gebe ditambah kekuatan kami sendiri sudah cukup untuk menyapu semua rintangan!”
“Langsung ke inti, sepakat!” Yang Mulia Clark Gable tanpa setitik omong kosong, tegas dan lugas.
“Saya harus segera kembali menyampaikan kabar baik ini ke ayah. Terima kasih atas kemurahan hati Yang Mulia, izinkan saya pamit.” Pangeran naga iblis itu mengangguk sopan ke arah Raja Lich dan Putri Lich, mengeluarkan kristal berkilau dari sakunya. Saat kristal diremukkan, kabut hitam pekat menyelimutinya. Begitu kabut menghilang, sosoknya pun lenyap dari aula kerajaan.
Jika ada orang Benua Aigean yang melihat ini, pasti tak percaya pada mata sendiri. Bangsa naga memiliki obsesi nyaris gila pada batu permata, kecintaan ini bahkan melebihi ikatan keluarga. Bagaimana mungkin mereka tega meremukkan kristal permata seperti membunuh kutu busuk?
"Jika untuk teleportasi, dengan Magik Bahasa Naga dari setiap jenis naga Aigean, selama levelnya sudah cukup, apa susahnya melakukan teleportasi jarak jauh?"
"Sudah 10.000 tahun berlalu, klan Naga Iblis ternyata masih sama stagnannya." Setelah Putra Mahkota Naga Iblis pergi, dalam keheningan sesaat, Yang Mulia Clark Gable tak kuasa menghela nafas: "Entah apa isi otak mereka! Di era modern begini masih saja menggembar-gemborkan Dewata Iblis Ner'zhul sebagai pencipta mereka, konyol sekali! Agama cuma alat legitimasi kekuasaan, mana ada politisi sejati yang benar-benar menyembah Dewata? Jika tanpa iman tak bisa kuasai Sihir Arkan, pastilah penyihir Aiqin sudah punah sejak lama!"
"Ayah, sekalipun Ner'zhul benar menciptakan mereka, mereka tetap kelinci percobaan yang gagal!" Putri Monroe menyeringai sinis: "Penguasa sejati dunia iblis tetaplah bangsa kita, bukan Naga Iblis!"
"Kekuatan Naga Iblis tetaplah tak terbantahkan, Paduka." Raja Langit Bersayap Enam Sinclair tampak cemas: "Mengapa Paduka bersikeras melibatkan mereka dalam Perang Suci? Semua Naga Iblis ini punya bakat 'Memangsa Naga'! Saya khawatir setelah mereka memperoleh berbagai Sihir Arkan Naga Aigean, mereka akan jadi ancaman bagi kita!"
“Sinclair, aku yakin kekhawatiranmu sama dengan rencana masa depan klan Naga Iblis!” Raja Lich Clark Gable tertawa: “‘Memangsa Naga’ kemampuan bawaan ini terlalu hebat! Kalau bukan untuk itu, mengapa mereka begitu antusias? Tapi akankah aku membiarkan mereka berhasil?”
Raja Lich menjilat sudut bibirnya dengan ekspresi iri: “Sebenarnya dengan meniru dan memanfaatkan kemampuan bawaan naga ini, Yang Mulia Skolas menciptakan perlengkapan Tuan Tanah Kematian! Dengan saling memangsa roh cincin, kita bisa menumbuhkan mesin perang terkuat dan paling mengerikan!”
“Naga Iblis yang bisa menguasai berbagai kemampuan elemen dengan memangsa Naga Aigean, memang menakutkan!” Raja Langit Bersayap Enam menyeringai: “Tapi sayangnya, di dunia iblis kita tidak ada Naga Aigean! Jadi seperti dua Raja Lich lainnya, aku merasa mengajak klan Naga Iblis ke perang suci bukan ide bagus. Begitu mereka memakan cukup daging-darah Naga Aigean, Kristal Naga, dan Mutiara Naga, kekuatan mereka akan mencapai tingkat yang tak terbayangkan. Saat itu satu Naga Iblis akan memiliki gabungan sihir arkan dari beberapa bahkan puluhan ekor Naga Aigean...”
"Sinclairku." Raja Lich tertawa: "Akan kuberitahu rahasia istana yang hanya layak diketahui Raja Lich - sebagai naga sihir biasa, naga jantan yang menguasai sihir arkan hawa dingin kematian hanya bisa mencerna dengan memangsa daging, Mutiara Naga, dan Kristal Naga dari naga es Aiqin. Sebab sihir es dan hawa dingin kematian memiliki kesatuan esensi!"
"Bagaimana dengan naga betina penguasa sihir arkan Api Neraka?" Raja Langit Bersayap Enam yang cerdas segera paham: "Apakah hanya bisa menyerap Kristal Naga Naga Hitam Aiqin, menggunakan tubuh ber-api neraka untuk mendapatkan kemampuan sihir aliran api serupa?"
"Tepat! Naga sihir biasa punya kelebihan lain. Begitu mencapai tingkat Naga Hitam Kelam tingkat enam, mereka bisa mencerna Kristal Naga dari sistem arkan lain, memperoleh berbagai arkan baru! Bahkan bisa menyatukan air dan api!"
"Naga Hitam Kelam tingkat enam? Hehe, sekarang mencari Naga Mohan tingkat lima saja sulit!" Raja Langit Bersayap Enam terkekeh kretak.
“Naga Bayangan Malam dan Naga Warna-warni, dua naga arkan teratas ini merupakan pengecualian. Mereka tidak memiliki batasan tingkatan, bisa memangsa Naga Aigean dari berbagai garis keturunan di Aiqin! Namun sayangnya, setelah dimangsa, mereka hanya bisa meningkatkan kekuatan diri sendiri, tidak memperoleh sihir arkan baru!” Ucapan Yang Mulia Clark Gable benar-benar menyuarakan keluh kesah bangsa naga rendahan Aiqin selama bertahun-tahun: “Takdir memiliki keadilan yang tak terbayangkan oleh kita! Dari sudut pandangku, baik naga arkan maupun naga Aiqin, tidak ada perbedaan biasa dan teratas. Setiap sistem sihir arkan memiliki kebanggaan masing-masing. Memaksakan pembedaan tingkatan hanyalah hal yang menggelikan! Meskipun naga arkan teratas sangat kuat, dalam hal bakat ‘Memangsa Naga’, mereka jauh kalah dibanding naga arkan biasa yang lebih menjanjikan. Hanya saja naga arkan biasa belum pernah memiliki Naga Hitam tingkat enam. Jika benar-benar lahir Naga Hitam, apa lagi yang bisa dibanggakan oleh dua naga arkan teratas seperti Naga Bayangan Malam dan Naga Warna-warni? Apalagi jika terlahir Naga Arkan Pasang Darah tingkat tujuh, itu akan menjadi makhluk agung yang mahatahu!”
“Bahkan jika terlahir, apa gunanya? Saat Pertempuran Longhai, bahkan Utusan Dewa Naga Iblis Ziyafino tewas di medan perang.” Putri Monroe mencibir sinis: “Tapi aku sangat meragukan keaslian legenda ini! Naga Iblis dijuluki Pemburu Naga, jika benar sesuai namanya, bagaimana mungkin mereka bisa gagal mencuri naga malah kehilangan daging, malah diserang balik oleh Naga Suci Aiqin? Bukankah ini lelucon?”
"Melupakan sejarah sama dengan mengabaikan harga diri! Tapi menganggap mitos sebagai catatan sejarah adalah hal yang sangat konyol! Bagaimana mungkin Naga Suci dari Aiqin adalah seekor model? Jika kalimat ini disebarkan ke Benua Aigean, pasti akan membuat banyak orang mati ketawa! Sekalipun Naga Suci itu bisa mengubah wujud ribuan kali, tidak mungkin sampai kehilangan satu tingkat kultivasi dan berubah menjadi model! Masalah 'jurang ruang-waktu' ini lebih menggelikan lagi. Meski aku juga tidak tahu asal-usulnya, apakah 'Pisau Keputusan' naga bayangan malam bisa membuka begitu banyak lorong waktu-ruang sebesar ini? Ini tidak masuk akal!" Ekspresi wajah Raja Lich dipenuhi ejekan: "Naga Iblis dan Bangsa iblis kami tidak pernah berurusan. Mereka tak berani macam-macam dengan kami, dan di dunia iblis juga tidak ada naga. Karena itulah kami membiarkan mereka! Aku menyesali kesalahan Yang Mulia Skolas di masa lalu. Dalam perang suci dulu, jika kami tidak mengambil Mutiara Naga dan Kristal Naga dari 200 lebih bangkai Naga Es yang dijarah dari Makam Naga di Utara untuk diberikan pada naga-naga iblis ini agar mereka memakannya dan memulihkan energi vital, pastinya Lich Naga Tulang saat ini akan memiliki kekuatan tempur yang meningkat beberapa tingkat!"
“Ini adalah penyesalan sebuah era. Bagaimanapun, saat klan naga jahat datang memohon pada Yang Mulia Skolas dulu, mereka mengaku berasal dari satu garis keturunan, menyediakan dua ekor naga tingkat atas sebagai bahan persembahan hidup untuk perlengkapan Tuan Tanah Kematian, bahkan berjanji akan membalas budi di kemudian hari. Sungguh sulit untuk ditolak.” Putri Monroe menghela napas pasrah: “Hanya saja Yang Mulia Skolas mungkin tidak menyangka, setelah ribuan tahun, ketika kita meminta bantuan klan naga jahat untuk meredakan pemberontakan 3 juta mesin kebencian di bawah tanah, mereka malah mengeluarkan segudang alasan mengada-ada!”
“Hmph! Karena ulah mereka, pasukan kita harus berangkat ke Aiqin hari ini, sementara meninggalkan sejumlah besar tentara untuk menjaga ketat monster kristal penghuni bawah tanah yang tak bisa mati kelaparan ini!” Raja Lich Geib berkata dengan senyum sinis: “Kejahatan pada akhirnya harus dihancurkan! Aura angker yang luar biasa dari klan naga jahat membuat mereka tak berani melangkah masuk ke Aiqin. Sekarang mereka ingin numpang jalan, tentu saja aku tidak menolak, karena ini berarti mereka sedang menarik diri ke jurang kehancuran!”
“Hehe, di antara Naga Aigean, naga es dan api tidak banyak. Naga biasa pasti tidak cukup dibagikan, sedangkan naga kelas atas meski bisa memangsa naga dari spektrum apa pun, tidak bisa mendapatkan sihir arkan yang sesuai!” Raja Langit Bersayap Enam Sinclair tersenyum tipis: “Yang Mulia, menurutmu apakah 47 naga biasa benar-benar bisa mengalahkan 300 Naga Aigean? Apakah 6 Naga Bayangan Malam dan Naga Berbintik bisa mengalahkan 10 pasang Naga Peri dan Naga Pelangi?”
“Bermimpilah! Kalau benar-benar bisa, apakah mereka masih meminta bantuan kita?” Yang Mulia Raja Lich Clark Gable menyeringai sinis: “Aku bisa memperkirakan total Naga Aigean. Jika naga iblis bisa memanfaatkan keunggulan jumlah untuk menghabisi separuh Naga Aigean dengan serangan mendadak di awal, itu sudah membuatku senang! Dengan kekuatan tinggi Aigean, meski kehilangan separuh naga, mereka masih bisa bertahan dalam perang gesekan!”
“Memang pantas Naga Aigean ini menderita! Mereka mengaku tak pernah ikut campur dalam perang duniawi, tapi di akhir Perang Suci 10.000 tahun lalu tiba-tiba ratusan naga menjadi tunggangan ksatria! Jumlah ini setidaknya separuh total Naga Aigean! Licik sekali! Setelah mempelajari catatan pertempuran Aigean lainnya, tak pernah ada era dengan lebih dari 15 Ksatria Naga setelah Perang Suci!” Putri Monroe menggigit gigi dengan amarah.
“Jika Batty dan yang lain masih ada, mengapa kita harus memikirkan cara licik seperti ini? Tapi kalian juga tak perlu percaya pada ucapan Pangeran makhluk rendahan itu. Aku yakin mereka tetap akan meminta bantuan dari kedua Raja Lich. Dan kedua Yang Mulia pasti tidak akan menolak, hanya saja syaratnya tentu tidak setinggi tawaranku!” Raja Lich Clark Gable tertawa terbahak-bahak: “Siapa suruh Kuil Utama Brunei berada di Benua Bollywood?”
“Bisa jadi nanti Karu akan menjadi pisau jagal pertama yang menghunus ke naga iblis!” Raja Langit Bersayap Enam Sinclair juga tersenyum.
“Aneh!” Putri Monroe mengernyitkan alis: “Meski protokol istana sebanyak itu rumitnya, sudah sekian lama waktu berlalu, mengapa kedua Yang Mulia belum juga tiba di Bollywood?”
Raja Langit Bersayap Enam Sinclair segera menangkap maksudnya, mengangguk, lalu mengembangkan sayap hitamnya yang lebar dan melesat ke luar aula.
Tak berapa lama, kedua Raja Langit Bersayap Enam itu kembali dengan tergesa-gesa.
“Yang Mulia!” Raja Langit Artest mengetuk bahunya: “Entah karena alasan apa, saat ini tidak ada kabar dari kedua benua! Sudah lama aku mencoba menghubungi, tapi tidak ada jawaban sama sekali, sepertinya terjadi sesuatu yang besar!”
“Jangan-jangan Karu?” Sorot mata Raja Lich tiba-tiba memancarkan hawa dingin: “Pasti si warga jelata jancuk ini sudah ketahuan jejaknya oleh kedua Yang Mulia!”
Tiba-tiba, Kotak Tulang Edisi Khusus Kerajaan Piaggio milik Yang Mulia Raja Lich mengeluarkan dengusan seperti Oushou dari dalam jubahnya.
Bab 514 Pertempuran Kota Bunga
Liu Zhenhan memang berhasil menarik perhatian dua Raja Lich dari benua lain, namun dia juga mendatangkan masalah besar bagi dirinya sendiri. Setelah berhasil memotong harga sejumlah besar produk khas di Desa Daban yang indah dengan pemandangan pegunungan dan air jernih, dia bersiap kabur dari sini sambil memeluk Wei Zhi dengan angkuh. Tapi sama sekali tidak disangka, desa kecil ini ternyata tidak memiliki ahli sihir arkan khusus yang bertugas menyediakan tenaga magis untuk mengaktifkan formasi teleportasi kristal.
Semua cabang "Ladang Subur" dilengkapi "formasi teleportasi kristal". Ini dirancang untuk memudahkan logistik jika ada pelanggan besar yang datang, tanpa perlu menempatkan ahli sihir arkan di setiap cabang.
Kristal teleportasi memang tidak terlalu berharga di dunia iblis, tapi ahli sihir arkan berbeda. Menurut total populasi bangsa iblis, jumlah penyihir mereka masih tidak bisa menyaingi kemewahan Benua Aigean.
Liu Zhenhan tahu statusnya istimewa. Meski Gabor telah mengirimnya ke desa terpencil ini, pasti sudah memerintahkan agen langsung di wilayah ini untuk memantau Desa Daban dengan ketat. Memanggil ahli sihir arkan untuk mengaktifkan formasi akan langsung menggegerkan Raja Lich ini lagi.
Feilengcui punya caranya sendiri. Saat pedang kristal Feiyate yang dingin dan tajam tertancap di meja depan Bos York, sekalipun klan Iblis Liang Tanah terkenal dengan cangkang kerasnya, York tetap harus menuruti setiap perintah Yang Mulia Pangeran ini.
Ketika markas besar "Ladang Subur" di kota metropolitan selatan Benua Bollywood menerima kabar bahwa ada empat petualang di Kota Daban yang bersedia menjual sejumlah kecil bijih hitam mutiara, mereka bahkan tidak berpikir panjang dan langsung mengirim seorang ahli sihir arkan serta ahli kurcaci senior untuk menangani dua urusan utama: penilaian dan pembelian.
Hasilnya, Liu Zhenhan bersama Wei Zhi tiba dengan santai di Kota Galatasaray yang menjadi lokasi Kuil Utama Brunei. Semua orang yang mengetahui pergerakannya, termasuk ahli sihir arkan yang ikut teleportasi ke Galatasaray, sementara mengalami pingsan - tak akan sadar sebelum setengah hari berlalu.
Karena berlokasi di wilayah kekuasaan gereja, Kota Galatasaray dihuni oleh para pengikut fanatik yang sangat religius. Seluruh kota menyimpan kesenyapan dan tekanan yang sulit diadaptasi pendatang. Bangunan-bangunan besarnya hampir seluruhnya bergaya religius: konservatif, megah, dengan nuansa warna suram.
Namun satu hal membuat Liu Zhenhan gembira: jalan-jalan di sini bersih dan luas, dipenuhi bunga bermekaran dimana-mana. Bunyi "ngung" burung kolibri seukuran kelingking beterbangan sibuk mengumpulkan madu.
Di dunia iblis tidak ada kupu-kupu atau lebah. Burung kolibri mungil inilah makhluk pekerja keras yang menyerbuki seluruh tumbuhan.
Sama seperti pesona darah segar, aroma bunga-bunga ini membuat Liu Zhenhan benar-benar terbuai.
Bagi seorang Penyihir, mampu bertempur di lingkungan medan perang yang dicintai, itu berarti performa yang melampaui batas normal.
Kuil Utama Brunei yang megah, Liu Zhenhan tidak perlu waktu lama untuk mencari tahu lokasinya. Sebenarnya tanpa bertanya pun tidak masalah, bangunan paling mencolok dan megah di seluruh kota pastilah tujuan Lao Liu.
Kekuasaan gereja selalu memiliki keagungan tak tertandingi di mana pun, dunia iblis pun tidak terkecuali. Bangunan utama Kuil Utama Brunei setinggi 40 meter, tangga menjulang ke langit, ribuan tulang raksasa bagai pilar Romawi tak tertandingi menyangga struktur megah ini. Dari kejauhan, kuil ini bagaikan kediaman dewata yang dipindahkan dari mitos.
Sekitar Kuil Utama Brunei terbentang hamparan bunga seluas 10 hektar. Air mancur patung besar menyemburkan pilar air, jalan-jalan dari batu vulkanik hitam membentang seperti sinar dari lautan bunga menuju kuil. Siapapun yang datang, sebelum tiba di kuil, aura kepercayaan diri sudah berkurang sepertiga.
Liu Zhenhan meninggalkan kereta, menggandeng tangan kecil Wei Zhi, berjalan perlahan di hamparan bunga yang memerah. Ia meresapi getaran kegembiraan dan jeritan bunga-bunga dengan hati.
Di tengah tiupan angin, Liu Zhenhan mengibaskan rambut Mohican-nya dengan keras, ribuan bunga melepaskan diri dari belenggu Dipi, berkumpul membentuk panorama panjang seperti pelangi yang melesat melewati atas kepala dan sekelilingnya.
Sungguh pemandangan spektakuler yang tak tertandingi!
Para pengikut fanatik yang taat yang telah melakukan perjalanan panjang dari luar daerah, sedang bersujud lima anggota badan sambil menangis membasahi wajah untuk menyembah Kuil Utama Brunei, seketika tertegun menyaksikan fenomena ajaib ini.
Setelah ribuan bunga meliuk-liuk di udara bagai selendang warna-warni lalu berhamburan perlahan, langkah maju seorang bermata tiga perak dan gadis berambut hitam nan cantik kembali menghempaskan ombak bunga seperti pasang surut ke angkasa. Pemandangan ini persis seperti dewa yang turun ke dunia fana.
Seorang wanita cantik berapi perak bertubuh molek melayang di atas kepala si bermata perak, sesekali mengepalkan tangan di dada mengeluarkan semburan api perak yang megah, bersama kelopak bunga yang beterbangan di langit, menghiasi dunia ini.
Si Bodoh Liu Zhenhan kali ini benar-benar tak bisa menyembunyikan kesombongannya. Bahkan tatapan Wei Zhi padanya berbeda, apalagi orang-orang bodoh bangsa iblis!
Namun kesombongannya segera berubah menjadi kengerian.
Saat tiba di depan Kuil Utama Brunei, deretan patung tulang hewan raksasa di tangga kuil menggemuruh mematikan pikirannya, membuatnya terpetrifikasi sepenuhnya.
Dari kejauhan, sambil mengendalikan bunga-bunga, ia menikmati pandangan penuh ketakutan dan kekaguman orang lain, sama sekali tidak menyadari bahwa semua patung tulang binatang raksasa di depan Kuil Utama Brunei ini memiliki satu bentuk yang sama — wanita berbadan singa dengan wajah manusia.
Patung-patung wanita berbadan singa ini menggambarkan sang dewa yang menaklukkan binatang buas aneh dan menunjukkan mukjizat ilahi.
Jika dilihat dari jauh, karena bentuk patung terlalu mirip dengan binatang buas, jika tidak diperhatikan secara sengaja, sangat sulit untuk melihat dengan jelas.
Sekarang Liu Zhenhan melihat dengan jelas, pakaian di punggungnya benar-benar basah oleh keringat.
Dewi Mimpi Iblis yang dipuja di Kuil Utama Brunei ini tak lain adalah Dewi Mani yang pernah ia tuliskan puisi mesum di Oasis Cambridge, dan yang pernah ia hancurkan di Kekaisaran Mugalan Gurun Pasir Taklamakan!
Campuran harmonis yang sama antara kecantikan dan kebuasan!
Wajah dan ekspresi yang sama persis!
Api yang sama ditelapak tangan!
Kelopak bunga di udara tiba-tiba berhamburan seperti hujan deras, sementara semua pertapa menangis histeris, mengangkat tangan ke langit memuji mukjizat ilahi.
Liu Zhenhan tetap menyeringai, tak sadar bahwa dirinya telah dikepung oleh para pengikut fanatik, puluhan bibir berebutan mencium sepatu botnya, semua noda dan tanah dianggap sebagai pemberian ilahi yang suci.
Lantunan lonceng yang merdu bergema di depan Kuil Dewi Mimpi Iblis yang riuh. Pasukan ksatria berzirah megah, mengacungkan pedang perang kristal transparan, menunggang kuda mimpi buruk berkaki empat yang menyala, melesat dari alun-alun depan kuil.
Bendera mereka yang berkibar menampilkan potret setengah badan Dewi Mimpi Iblis. Pupil mata setiap ksatria berkilauan benang perak - tanda kemurkaan memuncak dari suku Mata Perak.
Banyak pertapa yang tak sempat menghindar remuk diinjak kaki berkuku raksasa kuda mimpi buruk yang menyala-nyala. Pemimpin pasukan bertubuh kekar duduk di atas kuda mimpi buruk raksasa bersayap, menerjang Liu Zhenhan yang masih terpaku. Tombak trisula yang dikelilingi api mulai terbentuk secara samar di antara kedua tangannya yang sedang merentang.
"Dasar penjahat tak tahu malu! Berani-beraninya memalsukan diri sebagai Utusan Dewa untuk menipu rakyat!"
Teriakan menggelegar menyertai tombak trisula berwarna bunga teratai merah yang melesat tepat ke dahi Liu Zhenhan.
Peluru terbang seputih giok menghantam tombak api trisula di udara. Percikan api menyebar bagai payung hujan, membanjiri jerit-jerit menyayat hati dan mengeluarkan aroma daging terbakar yang kulitnya terkelupas.
Dalam sekejap, mengandalkan kecepatan serangan kendaraan tunggangannya, Ksatria Mimpi Buruk berbaju zirah kristal yang diukir indah telah tiba di depan Liu Zhenhan. Kegagalan sihir arkan tidak membuat Ksatria Mata Perak ini ragu sedikit pun. Dengan menarik tali kekang, kuda mimpi buruk bersayap besar itu menjerit sambil berdiri, dua kaki berkukunya yang kuat seperti salju yang menutupi langit-langit menghujam ke Liu Zhenhan. Otot-otot di kaki kuda itu tampak jelas berbentuk sudut, disertai api yang menyembur dari kukunya, sementara mata merah besar sang mimpi buruk juga menyala berkobar-kobar.
Hampir bersamaan, terdengar suara "kreeeng" auman naga yang menusuk telinga. Pedang perang kristal sang Ksatria Mimpi Buruk menyambar bagai kilatan cahaya dingin, bilah transparannya berpendar api samar. Memanfaatkan gaya inersia kendaraannya, pedang itu menyambar muka cantik Putri duyung Weizhi dengan sudut yang sangat rewel.
Tepat saat itu juga, yang diayunkan Wei berhasil mencegat tombak api sang Ksatria Mimpi Buruk!
Bukan sekedar lamunan sastrawan belaka bahwa penyihir takut pada pertarungan jarak dekat. Pada jarak sedekat ini menghadapi serangan ksatria, ditambah puluhan ksatria lain yang menyusul dari belakang, bahkan jika Wei adalah "Tangan Tuhan" sekalipun pasti sudah binasa.
Sebilah pedang kristal menghadang pedang perang Ksatria Mimpi Buruk di depan Wei Zhi yang wajahnya pucat pasi. Gelombang api berbalik arah, sedangkan kaki berkuku berapi dari kuda mimpi buruk bersayap raksasa itu diremas oleh tangan Liu Zhenhan. Binatang peliharaan raksasa yang sebelumnya arogan itu bagaikan semut di bawah kaki raksasa, terkungkung erat oleh cengkeraman takdir bersama api di kakinya.
Harganya adalah retakan radial raksasa yang muncul di tanah batu vulkanik hitam sehalus sutra di bawah kaki Liu Zhenhan, dengan dirinya sebagai pusat.
Kehadiran dua pelayan darah membuat semua Ksatria Mimpi Buruk yang sedang mengayunkan pedang untuk memenggal kepala – ada yang terpelanting bersama tunggangannya, ada yang kabur menjauh.
Suara "krak!" patahan tulang yang keras menggema, kuda mimpi buruk bersayap bertubuh kekar itu menjerit kesakitan sebelum roboh ke tanah.
Ksatria Mata Perak itu menunjukkan kelincahan luar biasa. Dari udara ia melompat tinggi sambil mengayunkan pedang tajamnya ke arah otak Liu Zhenhan, lingkaran cahaya api arkan langsung menyelubunginya.
Sebagai sesama ahli, sejak pertemuan pertama Ksatria Mimpi Buruk langsung tahu sang Mata Tiga Perak ini bukan lawan main-main, maka setiap serangan ditujukan untuk mencabut nyawa.
Liu Zhenhan yang awalnya masih ragu dan tak ingin cari masalah, kini membara nyalinya oleh dendam lama dan baru yang berkobar.
Dengan raungan rendah, sebuah "roda darah bulan" pertama kali menghantam tubuh raksasa Ksatria Mimpi Buruk itu, diikuti pedang kristal Feiyate yang tajam menembus dada kekar itu bersama-sama dengan pedang lawannya!
Bab 515 Kelahiran Dewi Bunga (Bagian 1)
Saat pedang kristal Feiyate ditarik kembali, darah ungu itu menyembur seperti mata air, membasahi kepala dan wajah Liu Zhenhan. Terbakar darah panas, keliaran bagai api liar melalap padang rumput membuatnya melupakan segalanya. Dengan tendangan dahsyat, mayat yang terjatuh dihamburkannya, lalu pedangnya mengaum bagai guruh menyambar mimpi buruk bersayap yang masih meronta di tanah.
"Krak!" Kepala kuda raksasa terbelah saat tubuhnya melesat bagai anak panah, berputar tiga kali di udara sambil menyemprotkan mutiara darah. Dengan kelincahan layaknya elf emas, ia melompat ke kerumunan Ksatria Kuil yang kacau-balau. Setelah menghujamkan pedang ke seorang ksatria di udara, seekor kuda mimpi buruk dicengkeram kakinya lalu diayunkan seperti Tongkat Taring Serigala, menyapu bersih area sekeliling.
Setiap Ksatria Mimpi Buruk tidak dapat mempercayai apa yang mereka lihat! Bahkan Ksatria Mata Perak yang telah naik pangkat menjadi Raja Langit setelah menyerap kekuatan kuda mimpi buruk bersayap enam, meski memiliki peningkatan signifikan dalam fisik dan kekuatan, mustahil memiliki kekuatan ilahi yang mengerikan seperti ini!
Seekor kuda mimpi buruk minimal berbobot 1.500 moka, setara dengan sekitar 1 Ton dalam ukuran Aiqin. Dengan bobot sebesar itu, setiap kuda mimpi buruk ibarat gunung daging yang kokoh. Namun "gunung daging" ini diayunkan Liu Zhenhan bagai kecambah tauge yang ringan!
Ksatria Mimpi Buruk yang tertabrak "senjata non-standar" ini seperti korban kecelakaan maut - itupun kecelakaan kereta api!
Mereka terlempar bersama kendaraan tunggangan, meratakan semak-semak, menghancurkan patung dan mata air, disertai bunyi patahan tulang yang memekakkan gendang telinga.
Ketika suatu kekuatan mencapai puncaknya, ia menjadi entitas yang tak tertandingi!
Seluruh batalyon Ksatria Mimpi Buruk ini adalah Ksatria Penjaga Kuil dengan ilmu bela diri dan sihir arkan terbaik. Namun dalam situasi ini, mereka sama sekali tak berdaya!
Formasi charge mereka yang awalnya teratur telah berubah menjadi pagar berlubang seperti babi hutan yang mengamuk, berkat serangan "roda darah bulan" dua pelayan darah yang tak henti-hentinya! Bagi ksatria yang mengandalkan kerja sama tim, menghadapi serangan fisik boneka perang dalam kondisi terhenti - hidup dan mati hanya punya satu pilihan!
“Roda Darah Bulan” adalah mantra tingkat pemandu aliran darah yang bahkan membuat Naga Aigean mengernyitkan kening!
Pahlawan dalam novel ksatria yang masih bisa mengayun pedang dan melakukan charge meski tubuhnya bolong seperti saringan, tidak ada di dunia nyata. Setiap "Roda Darah Bulan" memiliki diameter standar 25 cm bilah elemen yang berputar berlawanan arah, disertai 15% aura penghisap darah. Jika resistensi magis tidak memadai, bahkan gesekan di lengan akan membuat seluruh tangan hancur. Kehilangan darah terlalu cepat tanpa perawatan akan menyebabkan syok, lalu kematian akibat kehabisan darah!
Dengan resistensi magis dan zirah para Ksatria Mimpi Buruk Kuil ini, mana mungkin mereka tahan serangan seperti ini?
Sihir arkan tidak menakutkan, yang mengerikan justru tembakan beruntun berkecepatan tinggi tanpa jeda ini! Yang menakutkan adalah kekuatan serangan setinggi dan sekejam ini!
Begitu sihir dekaden mencapai kesempurnaan, kekejamannya benar-benar tak terkatakan!
Daya tembak ganda bertekanan tinggi, ditambah Liu Zhenhan yang memiliki kekuatan ilahi mengerikan dan kelincahan luar biasa, membuat pertarungan ini jelas bukan pertandingan setara!
Tapi para Ksatria Kuil tak mau menyerah. Formasi yang kacau dan mobilitas tinggi kavaleri membuat Liu Zhenhan mustahil membersihkan begitu banyak orang dalam waktu singkat. Mantra serangan tunggal jelas bukan sihir area luas. Dengan mengorbankan nyawa rekan, para Ksatria Mimpi Buruk yang mendapat kesempatan bernapas mulai berkumpul kembali di kejauhan, dengan cepat merapikan formasi.
Kehilangan bendera pasukan, muka mereka dipenuhi dengan heroisme dan tekad bulat.
Meski telah melihat jurang perbedaan kekuatan yang begitu lebar, bagi seorang ksatria, serbuan hanya membutuhkan keberanian.
Liu Zhenhan memberi mereka waktu untuk menyusun formasi. Sebagai Penyihir Santo, tak pantas menindas generasi yang lebih muda.
Kuda mimpi buruk yang telah hancur-lebur di tangannya dilemparkan. Tujuh pedang kristal transparan diambilnya satu per satu dari genangan darah, dipegang melintang dengan mata pedang berlumuran darah yang berkilauan seperti mata haus darah sang kuda mimpi buruk.
Zuo'an Quanjia dalam sekejap membentang dan menyatu menjadi Baju Zirah Takhta Es yang Terbeku (Palsu). Enam tombak bendera hawa dingin seperti tali rotan yang tumbuh cepat, menjulur miring dari punggung zirahnya. Bendera hawa dingin berwarna hijau-putih berkibar tanpa angin, menyala redup dengan logo bunga mawar Pandora dan lambang bulu.
Raja Langit Zuo'an!
Tak ada Ksatria Kuil yang tak mengenal makna zirah ini. Namun struktur Ksatria Kuil tidak berada di bawah komando militer. Tak satu pun mata perak berhak melakukan tindakan menghina Dewi Mimpi Iblis. Kebencian dan amarah Ksatria Kuil takkan surut sedetik pun karena zirah ini!
Aura mematikan Liu Zhenhan yang membara seperti gunung berapi tak lagi bisa diredam. Gejolak elemen dahsyat mengguncang keseimbangan ruang, hawa maut yang menggetarkan bagai pisau merasuki seluruh penjuru langit dan bumi.
Kuda mimpi buruk yang terlatih pun meringkik panik, mondar-mandir gelisah. Setiap Ksatria Mimpi Buruk yang merasakan gelombang elemen ini, bagai menghadapi gunung raksasa yang runtuh dari langit - tak berdaya dan putus asa.
Rangkaian gelombang perak berputar-putar di depan Liu Zhenhan seperti pusaran air, bergetar dan luruh. Ini adalah "serangan telepati" yang dilancarkan Ksatria Kuil yang nekat dengan mengendarai tunggangannya.
Anak sungai kecil mungkin bisa menenggelamkan semut, tapi mustahil menciptakan pasang laut. Serangan telepati level ini bagi Liu Zhenhan, tak ubahnya angin sejuk di tengah terik musim panas.
Di depan Kuil yang sunyi, di antara genangan mayat dan darah beku, Liu Zhenhan berdiri tegak menghadap pasukan besar Ksatria Mimpi Buruk di kejauhan.
Hanya dia seorang diri.
Debu zaman mengukir jejak pemberontakan dan kekerasan yang tak terhapuskan di wajahnya. Sorot matanya bagai badai menerjang dataran.
Banyak petapa saleh yang tumbang ke tanah, bahkan pada detik ini menahan napas, lupa untuk bangkit dan merintih kesakitan, memandang dengan tatapan kosong pada pemandangan mengerikan di depan mereka.
Ratusan kelopak terbang diterbangkan angin, menjadi debu di atas genangan darah, menutupi bau darah yang menyilaukan itu.
"Apa ibumu belum menyapih kalian? Bahkan charge pun tak bisa, masih mau jadi Ksatria?" Liu Zhenhan mengusap muka, ejekan pedasnya seperti paku tajam yang menusuk jantung dan jiwa setiap Ksatria Kuil.
Jika yang menghadapi ini adalah Ksatria Bimon, Liu Zhenhan yakin mereka akan melepas zirah Mi Li, menggunakan charge paling primal untuk menjadi noda darah di medali lawan. Keraguan ksatria Bangsa Iblis ini menghilangkan sisa rasa hormatnya pada musuh.
Tapi dia lupa satu detail: sebagai perpaduan rohaniwan dan pengikut fanatik, Ksatria Kuil Bangsa Iblis ini tak kekurangan nyali mati. Mereka hanya menunggu - meski garang, Ksatria Kuil tak kehilangan otak.
Pasukan Ksatria Mimpi Buruk bergerak mengurung dari segala penjuru, kecepatan angin menginjak-injak bunga. Seketika, alun-alun depan Kuil dipenuhi seribu Penjaga Kuil bersenjata berbinar-binar.
Darah dan kematian rekan seperjuangan telah sepenuhnya membakar saraf gila para Penjaga Kuil ini.
Bunga-bunga yang diinjak-injak menjadi lumpur harum di bawah kuku berkuda meriam, juga memicu emosi haus darah Liu Zhenhan yang tak tertahan. Sebagai Raja Bunga, provokasi terbuka ini menggerogoti akal sehatnya.
Hampir dua puluh patung golem tinggi bertulang putih menggerakkan langkah gemerincing, mengangkat penampilan mengerikan dari belakang barisan Ksatria Kuil. Golem-golem ini adalah boneka tulang setinggi 5 meter, seluruh tubuhnya dipenuhi simbol api perak. Terbuat dari tulang binatang raksasa yang disambung, setiap bagian tubuhnya sebesar kayu gelondongan dengan sendi-sendi berduri seperti duri landak. Setiap boneka tulang memegang tongkat tulang panjang dan tebal dengan puncak kristal raksasa yang dilas.
Lima formasi Ksatria Mimpi Buruk yang berjauhan kokoh seperti batu karang. Setelah memuji nama Dewata, para Ksatria Penjaga Kuil ini menurunkan visor dan menggerakkan kendaraan tunggangan mulai melangkah maju.
Nyanyian sihir para Ahli Sihir Arkan mulai bergema serempak.
Langkah maju boneka tulang ini bergema seperti lonceng kematian.
Membunuh beberapa bangsa iblis tentu tidak mungkin menimbulkan beban mental bagi Liu Zhenhan, barisan yang tampak perkasa seperti ini juga tidak akan menakut-nakuti pria yang berasal dari latar belakang militer. Namun dia tetap merasa frustrasi - apakah hanya karena dia menggulung beberapa aliran bunga, para Ksatria Kuil ini harus membunuhnya? Ini alasan ngawur apa sih?
"Pintu Langit" membuka diri diam-diam di belakang Liu Zhenhan. Ai Wei'er dan Ailijie muncul bersama di samping Lao Liu.
Portal Teleportasi dual cultivation ini memiliki kapasitas berat yang terbatas, namun Ai Wei'er yang mengenakan rompi perang plus Ailijie tetap bisa melewatinya. Sungguh tak adil bagaimana nasib memperlakukan berat badan Liu Zhenhan!
"Kalian seharusnya tidak datang!" gerutu Liu Zhenhan: "Ini meremehkan kemampuanku!"
"Ya ampun! Sungguh pertunjukan yang megah!" Ailijie memegang busur magis "Kemurkaan Langit", mengepakkan sayap transparan biru permata, terbang dari tanah dan melayang di atas kepala Liu Zhenhan. Dengan gesit dia mengambil empat akar Rumput Ekor Anjing dari tas punggungnya. Bulir-bulir rumput yang semula lembut itu, diselimuti cahaya hijau berminyak, seketika berubah menjadi empat anak panah duri yang tajam mengkilap.
"Jangan sembarangan membuka diri dulu!" Liu Zhenhan mengabaikan situasi di depan mata, menghentikan Ai Wei'er yang bersiap mengeluarkan Cincin Tuan Tanah Kematian untuk memanggil pasukan roh cincin.
"Masalah kecil, kita bisa atasi sendiri." Xiao Ai hanya melirik sekilas, lalu membatalkan niat mengaktifkan cincin ruang untuk memobilisasi pasukan. Sebaliknya, ia merogoh batu permata perisai dan Tongkat Augustus Ogus dari kantong-kantong kecil di rompi perangnya. Peralatan magis alami ini hanya membutuhkan sedikit suntikan kekuatan elemen untuk diaktifkan.
"Wujud Raja Laut" Xiao Ai juga telah terpanggil. Kini delapan tangannya yang ramping masing-masing memegang empat batu permata perisai dan empat tongkat Augustus Ogus. Wajah anggunnya yang tetap mempesona kini menampilkan kesan gagah perkasa.
Bab 516: Kemunculan Dewi Bunga (Bagian Tengah)
Derap kaki kuda bergemuruh seperti ombak, seluruh Ksatria Mimpi Buruk mulai meningkatkan kecepatan.
Mantra-mantra seperti "Lingkaran Kematian" dan "Lingkaran Jahat" satu persatu mengelilingi tubuh mereka dalam kabut magis. Di hadapan aliran deras baja ini, semua rintangan akan remuk terinjak-injak tanpa ampun!
Menghadapi situasi genting ini, Wei Zhi si putri duyung cantik yang semula berdiri jauh di belakang Liu Zhenhan dengan wajah linglung, akhirnya mengeratkan gigi dan mengumpulkan keberanian. Baru saja hendak memulai nyanyian sihir, suku kata pertamanya belum sempat keluar, dua pelayan darah sudah menyambar dan membawanya terbang ke angkasa.
“Apakah kekuatan semua bunga bisa mengangkat Xiao Ai?” Liu Zhenhan menengadah bertanya pada Putri Bunga: “Maksudku terbang ke langit.”
“Bahkan mengangkat Rodman pun tak masalah.” Ailijie menjawab dengan sepuluh kata singkat, tangannya tak berhenti melesatkan enam anak panah sekaligus. Kecepatan tembak seperti ini dalam duel pemanah yang serba cepat pasti akan menjadi ajal bagi Nedved, tapi sebagai amatir, bos ini tetap membuktikan reputasi Elf sebagai ahli panah.
Tapak kuda menginjak wangi bunga yang berguguran—bukan hanya Raja Bunga Yang Mulia yang murka, Putri Bunga Ailijie pun dilanda amarah membara!
Bulu panah secepat kilat bagai putri malu melesat, menembus setidaknya 23-24 Ksatria Mimpi Buruk yang mengerang sebelum tumbang ke tanah dari kecepatan empat lima ratus yard, menjadi korban pertama Aliran Deras.
Di hadapan daya tembus super busur ilahi "Kemurkaan Langit"—salah satu dari tiga busur sakti Elf—nyawa manusia memang tak berarti.
Ini mungkin pertama kalinya dalam sejarah Elf Xifu, anak panah diarahkan ke dada musuh alih-alih menangkal sihir!
“Bawa Xiao Ai, ke langit!” Baru saja ucapan Liu Zhenhan menggema, patung batu setinggi 240.000 pon berpijar keemasan bagai matahari telah berdiri megah di alun-alun batu vulkanik hitam.
Patung batu ini memiliki tubuh megah setinggi 10 meter, bobot mengerikan yang mampu meretakkan tanah batu vulkanik, serta sorot mata garang yang terbungkus obsidian!
Kilauan emas yang sesekali terlihat di bagian siku dan lututnya, membuat patung obsidian raksasa ini bagaikan mesin perang purba ciptaan Dewata untuk membantai binatang peliharaan raksasa!
Ia membelah segel sejarah, membawa keganasan zaman purba, melangkah gagah dari aliran waktu. Penghancuran adalah tema tunggal dan abadinya. Di hadapannya, semua jenis patung ajaib hanyalah Gnome di bawah kaki Banteng Berbual.
Di dunia yang dikenal, belum pernah ada yang mampu memanggil atau membuat patung ajaib setinggi, seberat, dan seperkasa ini!
Bagi siapapun, patung ini tak berbeda dengan gunung batu yang bergerak!
Menyaksikan puluhan Ksatria Mimpi Buruk yang terpaksa menabrak tubuh besar Patung Emas Berzirah Yun Qin dengan wajah ketakutan, Liu Zhenhan tersenyum licik. Dengan elegan ia menerbangkan "roda darah bulan" ke angkasa, dihantar puluhan serangan sihir arkan yang tak berarti.
Ailijie menggendong Ai Wei'er, segera berkumpul dengan Wei Zhi dan dua pelayan darah.
"Layar-layar perisai batu permata berwarna-warni seperti kaca patri mengelilingi mereka rapat. Serangan sihir arkan dari luar menabrak perisai batu permata bagai hujan deras memukul daun pisang. Ailijie dan Ai Wei'er beristirahat sejenak, berkoordinasi singkat sebelum membalas dengan serangan magis lebih padat ke arah tanah."
"Elf Xifu berbunga lima bukan sayur kol yang bisa diremas-remas! Di era kejayaan Kekaisaran Elf Aiqin 8000 tahun silam, tak ada penyihir non-Elf di seantero Benua yang tak mengutuki kehebatan peri bunga ini!"
"Hari ini, Ailijie membuat semua ahli sihir arkan bangsa iblis mengerti kekuatannya."
"Ahli sihir fanatik boleh mendapatkan kekuatan lewat iman buta, tapi itu tak berarti bisa menandingi hukuman Elf Xifu!"
"Sekelilingi cahaya biru permata berkilauan, 'Ambisi Mewah' memperkuat perisai batu permata menjadi dua kali lipat. Tirai cahaya pelangi menyelimuti otak-otak ahli sihir fanatik bangsa iblis saat Ailijie memanggilnya dari langit."
"Usai menggunakan sihir ini, Ailijie bahkan meneguk 'Mata Air Elemen' - bukti nyata betapa mengerikannya sihir Xifu ini."
"Bunga Mekar Berpasangan!"
"Sihir Xifu yang namanya sangat indah ini, memiliki nama kedua yang membuat penyihir Aiqin menggeretakkan gigi - 'Kesulitan Berganda'!"
Dalam radius mantra, siapapun yang menggunakan sihir harus mengeluarkan kekuatan magis dua kali lipat!
Meskipun efek sihir Xifu ini hanya bersifat tunggal, namun ketiadaan atribut pengurangan untuk tingkat di bawah Mentor, bagi 99.9% penyihir di dunia ini, tetap menjadi mimpi buruk dalam mimpi buruk!
Berhadapan dengan Xifu yang memiliki kekayaan melimpah adalah malapetaka bagi semua penyihir. Setelah mengisi ulang kekuatan magis, "Panah Ejekan" yang ditembakkan Ailijie kembali menusuk dahi seorang Ksatria Mimpi Buruk, sekaligus membelokkan serangkaian sihir arkan para penyihir kuil ke jalur parabola di udara, semua meledak di tubuh ksatria malang yang tertembak ini!
Menjadi target "Ejekan Magis", bahkan seorang ksatria naga pun akan melompat-lompat sambil mengumpat!
"Haha! Sangat menyenangkan." Xiao Ai menempel di tulang punggung Putri Bunga yang lembut bak tak bertulang, hidungnya mencium aroma harum yang terpancar dari tubuh bos Ai, wajah cantiknya dipenuhi kegembiraan licik pencuri yang mendapatkan hasil tanpa usaha.
Wanita yang mengenakan rompi militer ini, dari baju hingga celana, dijahit penuh dengan kantong-kantong kecil yang rapat. Dua puluh lebih batu permata perisai dan dua puluh lebih tongkat sihir tulang tersusun berantakan di sana, menunggu dengan sabar delapan tangannya meraih dan menggunakannya.
Peralatan ini berasal dari koleksi kerajaan edisi terbatas. Begitu dahsyatnya kekuatannya, hanya dengan melepaskan satu "hujan meteor kristal", Ai Wei'er langsung tertawa puas dalam hati. Jika semua mantra serangan massal seperti ini, tampaknya tak perlu menggunakan separuh persediaan bawaan, pasukan ksatria mimpi buruk di tanah ini sudah akan hancur berkeping-keping.
Wei Zhi agak geli-geli kesal, dialah yang paling santai.
Karena kedua lengannya yang seperti giok dikunci erat oleh Pelayan Darah Dunhuang, dan tak memiliki kemampuan melepaskan sihir yang sangat angker seperti Xiao Bei, dia hanya bisa melayang di udara menyaksikan pertarungan sihir arkan mewah ini.
Wei Zhi sebenarnya ingin memamerkan keahlian terbaiknya - sihir racun arkan dengan radius luas yang cocok untuk pertempuran massal, sayangnya Tuhan tak memberinya kesempatan.
Di antara para penyihir fanatik Kuil Utama Brunei, ada empat atau lima ahli. Jumlah total mereka sepuluh kali lipat dari Xiao Ai dan kawan-kawan, namun tetap kewalahan menghadapi intensitas duel arkan ini. Di langit hanya ada empat penyihir, tapi mereka bagaikan empat generator sihir arkan tak bertepi - tanpa nyanyian sihir, tanpa pemanggilan, tanpa wewangian ritual - hanya terus-menerus menembakkan sihir dahsyat, sama sekali tak khawatir dengan perisai. Lawan macam ini siapa yang mau hadapi!
Para Penyihir fanatik ini juga memiliki batu permata perisai dan Tongkat Sihir Tulang, tapi mana mungkin tahan dengan intensitas konsumsi energi sebesar ini!
Terutama serangan beruntun dari dua Pelayan Darah Dunhuang yang dahsyat kekuatannya, kecepatannya luar biasa, gaya bertarungnya sangat agresif. Kekuatan magis mereka yang masif membuat mereka tidak perlu jeda. Belum lagi gangguan terus-menerus dari Ailijie dengan trik-trik Sihir Bunga Lima Warnanya, ditambah Ai Wei'er si gadis kaya yang menggunakan Tongkat Sihir Tulang edisi koleksi kerajaan pilihan sebagai alat latihan - bagai memegang panji perintah tapi diperlakukan seperti bulu ayam!
Di tanah telah tercipta lautan sihir arkan yang berantakan. Setiap Tongkat Sihir Tulang edisi koleksi kerajaan memiliki serangan sihir yang berbeda-beda - ada yang menyasar tunggal ada pula yang area. Sejak munculnya "Ledakan Api Bawah Tanah", formasi para Ksatria Mimpi Buruk telah terjerembab dalam kekacauan.
Para Ksatria Mimpi Buruk ini benar-benar menderita. Sebagai pasukan kavaleri biasa, sihir arkan yang mereka pelajari kebanyakan untuk memperkuat diri dan meningkatkan kekuatan tempur. Satu-satunya serangan sihir efektif hanyalah "Serangan Telepati" dari kuda mimpi buruk mereka. Tapi sihir ini masih terlalu rendah levelnya untuk melawan musuh di langit yang dibalut lapisan-lapisan perisai batu permata.
Lebih sial lagi, sebagai Ksatria Kuil mereka tentu tidak dilengkapi "senjata budak" yang dihina sebagai busur silang kencang. Tanpa senjata jarak jauh berarti harus menelan kehinaan - ini hal yang tak bisa ditawar-tawar.
Ketika kepalan tembaga Patung Emas Yunqin yang diselimuti magma obsidian menghantam boneka tulang pertama, para Penyihir Kuil di darat mulai menunjukkan tanda kekalahan. Di bawah serangan fokus dua pelayan darah, empat Penyihir Fanatik tertinggi telah kehilangan anggota pertama mereka. Seiring jarak yang semakin dekat, begitu memasuki jarak tembak 100 yard, dengan keunggulan perisai, dua pelayan darah ini akan memaksa para Penyihir Fanatik yang tersisa hanya bisa berlindung di balik perisai sebagai satu-satunya pilihan!
Tak ada yang bisa menyaingi dua pelayan darah dalam pertarungan sihir jarak dekat!
Seekor Ksatria Mimpi Buruk bersayap dua dan tiga Ksatria Mimpi Buruk bersayap satu telah melayang ke udara dengan bantuan kendaraan tunggangan, berdiri berhadapan dengan Liu Zhenhan dalam keheningan.
Bukan karena para Ksatria Kuil tingkat tinggi ini tidak memiliki keberanian, melainkan kendaraan tunggangan mereka terus-menerus menunjukkan penolakan untuk terbang maju.
Ksatria Mata Perak terhubung batin dengan kuda mimpi buruk mereka. Emosi kuda mimpi buruk mempengaruhi perasaan sang Ksatria, atau bisa juga dikatakan bahwa kondisi mental Ksatria sangat mempengaruhi kuda tunggangan mereka.
Kuda mimpi buruk terbang bersayap dua yang bertubuh paling besar, sayap hitamnya yang lebar membayangi area luas di tanah. Di bawah bayangan itu, terdapat kobaran api yang membara, hujan tombak es yang menyembur, bilah-bilah angin yang menerjang, serta sosok raksasa yang berguling-guling di tanah sambil terus mengayunkan tinju, menciptakan jeritan-jeritan memilukan.
Di hadapan kekuatan fisik Patung Emas Yunqin yang mampu membelah langit dan bumi, semua makhluk dengan berat di bawah sepuluh ribu pon hanyalah Green Party yang mengangkat pedang di bawah roda kereta perang.
"Di hadapanku, kalian rapuh seperti selaput dara!" Liu Zhenhan menggenggam bunga raksasa sebesar pelukan, tersenyum sinis pada para penunggang ikan terbang bangsa iblis.
Bab 517 Kelahiran Dewi Bunga (Bagian Akhir)
Bunga-bunga di dunia iblis memang berukuran luar biasa besar. Liu Zhenhan sudah mengetahui nama bunga yang sedang dipegangnya ini.
Namanya Belakang Taman, sebuah nama yang indah namun ambigu.
Dalam pemahaman sihir, Liu Zhenhan hanya punya akal licik. Tapi akal licik punya kelebihan tersendiri. Di bawah pengaruh "Jemari Memetik Bunga", jika menggunakan bunga semanggi hanya akan meninggalkan lubang sebesar jari. Lalu bagaimana konsepnya jika menggunakan bunga Belakang Taman sebesar labu?
Liu Zhenhan ingin mencoba.
Sekalipun sihir bunga Tujuh Luka melukai diri sendiri, dia tidak peduli harus muntah darah beberapa kali.
Menghadapi omong kosong mata perak ini, Ksatria Mimpi Buruk bersayap dua diam-diam menyerap kekuatan elemen dari kendaraan tunggangannya. Situasi pertempuran saat ini telah menghilangkan haknya untuk menunggu promosi di masa depan.
Liu Zhenhan tidak keberatan menunggu sebentar. Sebagai Penyihir Santo yang tidak menguasai sihir besar, jika dia turun tangan melawan prajurit rendahan di tanah, itu justru akan mempermalukan dirinya sendiri. Selain itu, membagi perhatian untuk memimpin pasukan akan membuatnya kewalahan.
Setelah memperhitungkan, jumlah orang yang dia bunuh dari awal sampai sekarang masih belum sebanding dengan kekuatan tiga tongkat sihir tulang yang dilepaskan Ai Wei'er.
Di bawah pandangan penuh kengerian dari tiga Ksatria bersayap tunggal, Liu Zhenhan heran menoleh. Dia melihat Wei Zhi mengembangkan Boundary Cultivation ganda yang memantulkan bayangan langit berbintang. Sebuah elemen Lao Liu melesat keluar, tujuh bintang berkilauan mengambang di tangannya.
"Biarkan aku menggunakan 'Kembar Takdir' untuk mengutuk kalian yang tak tahu sopan! Bayarlah nyawa sebagai ganti serangan sesombong dan provokasi tak tahu diri ini!" Suara manis Wei Zhi menyimpan kekuatan gelap mengerikan yang menekan udara hingga gemetar.
Tujuh bintang berkilau berputar liar di depan mata semua orang, akhirnya berhenti pada bintang yang membentuk pegangan sendok.
Dari tujuh bintang, hanya yang di bagian tengah yang paling terang menyilaukan, tapi tak terpilih.
Ini adalah kutukan yang gagal. Meski semua orang merasakan kekuatan dahsyat yang dikandungnya, namun kegagalan tetap berarti tak ada gunanya.
Wei Zhi marah dan malu, wajah cantiknya memerah karena emosi. Ai Wei'er memandangnya dengan sikap bersenang-senang di atas penderitaannya, terkikik-kikik.
Obisilachi! Pantat belum sempat hangat, sudah harus menunggu evolusi seribu siklus berikutnya! Liu Zhenhan juga naik pitam.
Seperti terbakar api di pantat, Ksatria Mimpi Buruk Bersayap Ganda mempercepat kecepatan penyerapannya. Seiring pancaran sinar hitam pekat seperti kabut yang tersedot ke lubang hidungnya, otot-ototnya perlahan merobek zirah kristal, menonjol dan mengeras. Sementara otot kuda Mimpi Buruk Bersayap yang kekar menyusut dan mengempis dengan kecepatan yang bisa terlihat mata telanjang.
Satu momen singkat bagi Ksatria Mata Perak yang perlahan membentangkan sayap putih dari punggungnya ini, sama dekadennya dengan seratus tahun penuaan.
Mimpi Buruk Bersayap yang awalnya bertubuh besar ini, setelah dihisap habis sisa nyawa terakhirnya, jatuh ke tanah seperti daun kering, bulu ringan, atau gumpalan awan - melayang-layang dengan ringannya yang tak terkatakan. Mata kuda merah darah yang cepat memudar itu dipenuhi rasa kehilangan dan kepedihan, seperti lampu kacang ilalang di tengah badai, tiba-tiba padam.
"Mengusap air mata di sudut mata, Ksatria Bersayap ini bersama tiga Ksatria Terbang Bangsa Iblis lainnya mengangkat pedang perang ke ujung hidung, memberikan penghormatan terakhir kepada lawan yang tak terbayangkan kekuatannya, lalu serempak membungkus diri dalam pusaran angin, menerjang Liu Zhenhan dengan tekad baja.
Dentuman "Braak" mengguncang bumi tepat di saat itu. Empat Ksatria Kuil yang tak gentar tidak sempat melihat, tapi Liu Zhenhan dengan penglihatan multi-frekuensinya jelas menyaksikan pertempuran mengerikan lainnya!
Ailijie benar-benar jagoan berpengalaman di medan tempur!
Ksatria Mimpi Buruk yang lolos dari serangan Tongkat Sihir Tulang dan pukulan tembaga Patung Emas Yunqin, seharusnya tidak mengumpul kembali! Tampaknya mereka sedang merapikan formasi, berharap mengakhiri kekuatan tempur boneka batu yang mengerikan ini dengan serbuan besar pantang menyerah!
Saat formasi mereka mulai rapat, sebatang anak panah panjang bermata biru tulang dicabut balik dari sarung panah Yang Mulia Ratu Bunga, melesat bagai meteor ke kerumunan Ksatria Kuil ini.
Panah biru aneh ini memancarkan cahaya sihir berkilauan, saat melesat di udara, mata panahnya menyobek udara mengeluarkan nada biru panah bersiul bagai nyanyian sihir!
"Panah Ledakan Durex!"
Ini adalah perlengkapan standar Pelayan Istana Musim Panas Dewa Perang!"
Ini adalah satu-satunya anak panah asli yang terselip di antara tumpukan batang rumput ekor anjing dalam sarung panah di punggung Ailijie. Nedved meminta Putri Bunga untuk mengujinya dalam pertempuran nyata jika sempat - panah ledakan ini dibuat dari sumbangan Semut Raksasa Kamboja Bermata Biru, seharusnya memiliki daya ledak luar biasa. Namun saat Pelayan Istana Musim Panas mengujinya di bawah tanah, ledakan dahsyat yang diharapkan tidak terlihat.
Terlalu boros jika menggunakan makhluk hidup untuk menguji Durex yang begitu berharga ini lagi. Maka Nedved langsung meminta bantuan Ailijie.
Sihir Semut Raksasa Kamboja Bermata Biru, menurut legenda bangsa naga, seharusnya termasuk sihir spasial. Secara teori, Durex yang dibuat dari monster spasial benar-benar seperti undian keberuntungan. Ailijie juga tidak yakin mantra ledakan apa yang melekat pada Durex ini, jadi dia mencobanya saat ini.
Saat "Panah Ledakan Durex" ini meledak di tengah kerumunan Ksatria Mimpi Buruk, cahaya biru berkilauan seperti riak besar di permukaan danau, menyebar lingkaran demi lingkaran di atas tanah batu vulkanik hitam.
Hampir di saat yang sama, semua Ksatria Mimpi Buruk seolah ditindih oleh gunung tak kasat mata, kulit mereka menyemburkan darah dengan dahsyat, bersama baju zirah dan kendaraan tunggangan mereka berhamburan, menghantam tanah hingga bergemuruh dahsyat!
Rintihan lemah yang menyayat hati bergema muram!
Ternyata adalah "Medan Gravitasi"!
Rupanya sihir yang dikuasai Semut Raksasa Kamboja Bermata Biru adalah sihir kategori spasial yang langka dan spesial!
Begitu "Medan Gravitasi" melebihi batas beban diberlakukan, bahkan hanya lima kali lipat, akan membuat berat badan bertambah lima kali secara tiba-tiba, meremukkan otot sepenuhnya!
Sekalipun otot cukup kuat untuk menahan beban tambahan, peningkatan tekanan darah yang mendadak saat itu akan meledakkan jantung dan pembuluh darah semua makhluk dalam jangkauan "Medan Gravitasi"!
Sihir ini dijuluki "Ujian Akhir Perisai Magis", berasal dari prinsip ini!
"Medan Gravitasi" yang dilepaskan oleh Panah Ledakan Durex ini, ditambah kekacauan spasial dan gelombang elemen yang menyebar, bahkan membuat Liu Zhenhan yang berada jauh di langit menggigil ketakutan.
"Medan Gravitasi" ini setidaknya dua puluh kali lipat!
Jika tidak, mustahil membuat Ksatria Mimpi Buruk yang memiliki resistansi magis sekalipun tumbang begitu mengenaskan!
“Panah Ledakan Durex” tidak dapat sepenuhnya memanfaatkan kekuatan sihir Monster semasa hidupnya. Semut Raksasa Kamboja Bermata Biru pasti memiliki "Wilayah Kekuasaan Gravitasi" saat hidup, setidaknya 100 kali lipat gravitasi!
Dulunya Naga Suci menindasnya di bawah Gunung Magnet, mungkin menggunakan medan magnet kuat untuk mengganggu dan membelenggu kemampuannya! Liu Zhenhan yang menyadari hal ini langsung berkeringat dingin seperti air terjun. Andai dulu ia bertarung lama dengan Semut Raksasa Kamboja Bermata Biru, entah bagaimana nasibnya!
Bukan hanya Liu Zhenhan dan Ailijie yang terkejut dengan kekuatan Panah Durex ini, para Penyihir Fanatik di tanah pun terpaku tak percaya!
Setidaknya 300 Ksatria Mimpi Buruk menjadi mayat bergelimpangan, bahkan taman bunga di sekitarnya rata dengan tanah. Sungguh luar biasa menggetarkan!
"Bangsat! Gila benar!" Liu Zhenhan melepas panah "Bunga Pantat" dari jarinya ke arah Ksatria Udara yang mendekat, sambil menyuruh Pelayan Darah menjatuhkan beberapa Penyihir Fanatik yang terpaku tak bergerak.
Seorang Ksatria bersayap ganda dan tiga penunggang ikan terbang bersayap tunggal secara bersama melepaskan empat sihir arkan, baru bisa menghancurkan kelopak bunga raksasa yang dilontarkan Lao Liu. Dua Ksatria Kuil tersebut dengan sikap membabi buta, tanpa menghindar sedikitpun, bertabrakan secara mengerikan dengan Liu Zhenhan bermata perak yang garang. Mereka ingin menggunakan tubuh dan darah mereka untuk menuliskan bunga kehidupan bernilai tertinggi, karena mereka sangat memahami: bahkan dalam pertarungan jarak dekat dengan makhluk bermata tiga ini, kematian hanyalah masalah waktu. Lebih baik mengorbankan diri dengan cara bunuh diri seperti ini untuk memperoleh sejenak waktu berharga.
Waktu ini disediakan untuk dua Ksatria Mimpi Buruk bersayap tunggal lainnya. Dengan manuver putaran indah, mereka tidak memilih untuk mengepung Liu Zhenhan, melainkan menerjang ke arah Xiao Ai dan yang lainnya yang tidak jauh.
Tabrakan udara berkecepatan tinggi berbeda dengan tabrakan di tanah. Sekuat apapun kekuatan Liu Zhenhan, tubuhnya harus miring menghindar. "Roda darah bulan" miliknya jelas kalah cepat dibandingkan kuda mimpi buruk para ksatria ini. Pada jarak sedekat ini, mustahil untuk menghindar.
Nyatanya, dia juga tidak berniat menghindar.
Karena menggunakan "Jemari Memetik Bunga", Liu Zhenhan saat ini telah membuang satu pedang kristal. Tangan kosongnya yang tersisa dengan tepat melemparkan bola cahaya perak yang telah dibentuknya ke arah Ksatria bersayap ganda!
Sihir ramalan besar——"Mantra Transformasi Penyihir"!
Mantra bentuk mutasi "Sihir Pengubah Domba" ini dengan mudah mengubah Ksatria Bersayap menjadi wanita cantik telanjang yang terbang menghantam. Empat ujung pedang tajam yang sengaja Liu Zhenhan susun membentuk sudut siku-siku, tepat menembus tubuh wanita itu hingga berbentuk sarang lebah.
Ketika Ksatria Mimpi Buruk lainnya yang bertindak solo hampir bertabrakan dengannya, tiba-tiba menghadapi bilah pedang kristal Feiyate yang terlepas. Inersia kedua pihak yang sangat besar, di bawah pengaruh dua kekuatan ini, membuat Ksatria Mimpi Buruk tertembus hingga tembus oleh pedang kristal. Sang penunggang yang menyusul kemudian dihabisi oleh "Roda Darah Bulan" Lao Liu yang lebih dulu menyambar kepalanya, lalu kedua pedang menyilang menggunting tubuh raksasa Mimpi Buruk seperti gunting.
Sisa-sisa "Perisai Tato Kekuatan" di sekitar tubuh Liu Zhenhan berpendar dengan cahaya berkilat-kilat.
Karena daya tumbukan ini, dia bersama "Roda Darah Bulan" di kakinya terpental jauh ke udara.
Dua Ksatria Mimpi Buruk yang mencoba menyergap Xiao Ai hampir bersamaan dihujani oleh serangkaian serangan magis, meledak di udara menjadi serpihan-serpihan berkilauan - serangan tiba-tiba ini memang tidak memiliki ketegangan, karena tongkat sihir tulang Ai Wei'er sudah lama membidik mereka. Bagaimanapun juga, target mereka adalah pria milik Xiao Ai.
Sudut pandang lebar memberi Liu Zhenhan mata untuk mengawasi seluruh medan perang, tapi tak memberinya kemampuan membagi konsentrasi. Begitu dia harus mengatur Pelayan Darah sekaligus bertarung, sama sekali tak ada waktu untuk mengendalikan Patung Emas. Sekarang ketika ada kesempatan melihat, Liu Zhenhan sendiri hampir tertawa: sekumpulan boneka tulang bertubuh pendek dan kurus sedang mengepung Patung Emas Yunqin yang gagah perkasa, "cring-cring" memukuli tanpa henti.
Tombak kayu para boneka tulang ini hanya bisa merontokkan batu saat menghantam tubuh patung emas. Sebaliknya, tulang-tulang mereka justru sering patah menjadi dua bagian karena pukulan terlalu keras.
Patung Emas Yunqin yang bergetar seluruh tubuhnya akibat hantaman tombak liar melakukan "keledai malas berguling", menggilas tumpukan serpihan tulang dengan suara "Bipok-bipok". Tepat saat Liu Zhenhan hendak memerintahkannya menunjukkan kesaktian, waktu tunggu tiba. Dengan gelombang emas berkilauan, Patung Emas Yunqin menghilang di udara.
Di tengah gunungan mayat dan lautan darah di tanah, hanya tersisa sekumpulan boneka tulang bingung menatap langit, dan para pendeta fanatik yang compang-camping berdesakan membentuk gumpalan besar. Ksatria Mimpi Buruk yang selamat dari maut bisa dihitung jari, kini semua berkerumun melindungi para pendeta fanatik itu, mati-matian menangkis serangan sihir arkan dari langit.
Waktu kehancuran bagi mereka telah mencapai titik kritis terakhir.
"Liu Zhenhan" dengan mudah menggoyangkan ksatria bersayap yang tertusuk di ujung pedangnya, melakukan penyelaman dari ketinggian rendah. Sambil memanggil kelopak bunga tak terhitung yang membeku menjadi Zirah Bunga di tubuhnya, ia bagaikan elang yang sedang berburu kelinci - dengan postur serangan sempurna, bersiap memberikan pukulan mematikan kepada para Penyihir fanatik ini - pertarungan tangan kosong!
Sebuah tombak perang yang terbentuk dari kelopak bunga berputar mencegat sosoknya di udara.
Tak satu pun bunga bisa melukai Liu Zhenhan!
Dia adalah kekebalan sempurna terhadap sihir bunga di dunia ini!
Tombak bunga besar yang tak wajar ini akhirnya berubah menjadi kumpulan kelopak berputar-putar, membentang di sekitar tubuh Liu Zhenhan.
Di tangga tinggi Kuil, seorang wanita fenghua juedai memandang pegunungan hijau seperti tinta di kejauhan, sorot mata indahnya yang jernih tak berkedip menatap Liu Zhenhan.
Kecantikannya mengguncang kota dan negara, elegan tak tertandingi. Sebuah kelopak putih tertancap miring di rambut ungunya yang panjang, jubah bunga yang ditenun dan aura kabut tipis membuatnya bagaikan dewi yang turun ke dunia fana.
"Dia benar-benar cantik," kata Wei Zhi dengan nada tidak tanpa iri hati.
Meskipun anggrek musim semi dan krisan musim gugur masing-masing memiliki keindahan tersendiri, dan wanita cantik bisa dikategorikan dalam berbagai tipe berdasarkan aura dan tubuh, tak ada yang lebih cocok sebagai perwujudan dewi daripada si cantik berambut ungu ini.
“Ini memang gadis yang cantik!” Sebagai Putri Bunga sekaligus Elf Ritual 'Meredam Kecantikan' tercantik sepanjang sejarah Benua, Ailijie tak kuasa memuji.
“Gadis ini jauh lebih cantik daripada si gadis kecil Helen itu!” Xiao Ai menyeringai, namun dengan jujur ia menambahkan: "Sayangnya, terlihat terlalu kaku. Tidak ada pesona menggoda seperti Helen yang sudah tertanam sampai tulang sumsum, mustahil ditiru."
“Kau siapa? Bunga termasyhur apa yang kau wakili?” Liu Zhenhan sama sekali tak terpana. Gelombang pikirannya nyaris mengguncang semesta, amarah membara membuatnya tak terbendung!
Ia benar-benar tak menyangka, di dunia iblis pun ada orang dengan pangkat bunga!
Meski hubungan antar pangkat bunga bagaikan Dalai Lama Tibet dan Kuil Shaolin - tak ada hierarki yang saling mengatur, tapi menggunakan sihir bunga untuk menyerang Kaisar Bunga merupakan penghinaan dan tantangan terbesar bagi Liu Zhenhan. Bahkan ia mendengar rintihan pilu kelopak bunga yang mendekatinya.
Ini pemberontakan bawahan! Ini pemaksaan bunga untuk merebut tahta! Liu Zhenhan bergumam dengan geram.
"Saya Rita Hayworth." Kelopak putih yang tertancap miring di dekat telinga si cantik berambut ungu itu, seperti tanaman merambat, secara otomatis merambat hingga ke bibir merahnya yang anggun. Suaranya semanis bunga tercantik, terdengar aneh namun jelas bergema di telinga setiap orang: "Aku adalah Utusan Dewa Mimpi Buruk Kuil Brunei, sekaligus pemilik Peony Asap Kabut! Bagaimana denganmu? Makhluk perkasa dengan gelar bunga juga!"
Kelopak putih yang tertancap di pelipis si cantik berambut ungu itu jelas-jelas tanaman sihir dengan kemampuan "pengeras suara". Bunga mewah ini membuat Lao Liu iri hati, sebagai Raja Bunga, sampai sekarang dia belum punya bunga langka untuk memperindah penampilannya!
Tapi gelar bunga apa sebenarnya pemilik Peony Asap Kabut itu, Liu Zhenhan juga tidak paham. Dia segera berbalik badan, memandang Ailijie dengan raut wajah penuh tanya.
Tak disangka, Putri Bunga kita sama sekali tidak mengerti Bahasa Umum Bangsa Iblis, hanya bisa menatapnya dengan bodoh.
"Nanti kuberi tahu setelah selesai membantai." Liu Zhenhan mendengus sinis ke arah Rita Hayworth, lalu langsung menerjang ke tanah. Kehadiran Ailijie dan Ai Wei'er sudah memantapkan niatnya untuk menghabisi semua saksi!
※※※
『Hehe, melihat komentar kalian, tak kusangka kalian begitu rindu pada Helen. Tapi karena di buku ini tidak ada yang mati dan terlalu banyak heroin, porsi setiap karakter sangat terbatas. Ini memang tidak bisa dihindari. Atau mau kubunuh beberapa?』
Bab 518 Utusan Dewa Palsu (Bagian Atas)
Saat pedang kristal Feiyate merobohkan ahli sihir arkan fanatik terakhir, hening mencekam menyelimuti depan Kuil Utama Brunei. Pemandangan porak-poranda terhampar.
Asap pekat, genangan darah, anggota tubuh yang tercabik, dan organ dalam yang berceceran menjadi satu-satunya panorama di sini.
Petapa-petapa saleh telah hancur menjadi bubur diinjak formasi rapat Ksatria Kuil, atau lenyap disapu serangan sihir arkan tak pandang bulu. Giliran Ksatria Kuil sendiri diterjang "Tongkat Augustus Ogus" milik Ai Wei'er bagai daun musim gugur. Minimnya senjata pertahanan udara, termasuk boneka tulang, membuat para penjaga kuil ini bahkan tak bisa melarikan diri dari hujan sihir arkan di udara.
Liu Zhenhan mengusap noda darah di wajah, mengubah baju zirah hitam mutiaranya kembali ke bentuk sarung tangan. Matanya yang tajam menyapu sekeliling. Meski telepatinya mendeteksi denyut kehidupan sekecil nafas di antara tumpukan mayat, "roda darah bulan" akan segera menyambar, memastikan tak ada yang tersisa.
Di kejauhan satu hingga dua li, sejumlah besar rakyat biasa Bangsa Iblis berkumpul sambil memandang penuh kecemasan ke arah Kuil Utama Brunei. Visi mereka dipenuhi keterkejutan dan percikan ketakutan, setiap orang meneriakan Kotak Tulang dengan histeris.
Jumlah mereka terus bertambah, namun seperti domba-domba yang berhadapan dengan kawanan serigala, tetap tak berani mendekat setengah jengkal pun.
Bagi warga biasa baik dari dunia iblis maupun Aiqin, para Penyihir hampir setara dengan Dewa.
Pertempuran elemen besar-besaran yang baru saja terjadi antara dua gelombang Penyihir ini benar-benar tak berbeda dengan turunnya bencana alam. Dalam situasi seperti ini, rakyat biasa bukan saja tak berani mendekat untuk menyelidiki kebenaran, bahkan sekadar memandang dari kejauhan pun membutuhkan keberangan yang tak sedikit.
"Lagu Spiritual" bergema diam-diam di hati Liu Zhenhan.
Nyanyian Perang Bangsa Behemu ini adalah Requiem untuk penguburan nyawa yang telah pergi.
Setelah erangan samar-samar di udara berlalu, bahkan jika Raja Lich muncul seketika, Jangan harap bisa menggunakan jiwa segar untuk memahami segala yang pernah terjadi.
Ai Wei'er dan Ailijie, bersama dua pelayan darah serta putri duyung cantik yang mereka tuntun, mendarat di sisi Lao Liu. Mereka menyaksikan medan perang penuh asap serigala mengepul dan jenazah bertebaran, kehilangan kata untuk waktu yang lama.
“Ah... Kalian berdua seharusnya tidak muncul!” Liu Zhenhan mengusapkan pedang kristal yang berlumuran darah di lengannya, dengan suara "braak" memasukkan kembali ke sarungnya: "Ini sebenarnya konflik tak terduga, identitasku belum terbongkar, sekarang malah jadi rumit."
“Richard... Ini salahku... Aku kembali membuat masalah besar untukmu...” Xiao Ai menyalahkan diri sendiri. Ketika merasakan keberanian dan kemarahan Richard yang sedang bertarung, ia langsung memanggil pasukan centaur tanpa pikir panjang.
Impulsif selalu menjadi karakternya, dan impulsif adalah iblis.
“Bukan salahmu. Kau sedang mengkhawatirkanku, lagipula aku tidak bisa menghalangimu datang melalui 'Pintu Langit'!” Liu Zhenhan melirik kecantikan sempurna yang diselimuti kabut di tangga Kuil, senyum kejam mengembang di sudut bibirnya. Diam-diam ia mengubah darah yang terkumpul di lengan melalui fungsi penarik darah "Rumao Duo Tu" menjadi esensi darah, lalu sembunyi-sembunyi menuangkannya ke kantong airnya sambil menoleh ke segala arah.
Ia telah mengumpulkan banyak esensi darah ahli Bangsa Iblis, tapi tidak terburu-buru menyerapnya untuk diri sendiri atau Guo Guo.
Esensi darah dari individu berbeda yang tidak bisa menyatu ini, selama disimpan dalam barrier vakum lencana kristal penyimpanan, tidak akan mengering. Ia berencana menggunakan esensi darah ini untuk tujuan besar di kemudian hari.
“Lebih baik kita kembali bersama! Tinggalkan formasi Kristal Malon untuk bangsa iblis juga tidak masalah! Lagi pula mereka tidak tahu koordinat sihir Feilengcui kami!” Xiao Ai menarik lengan Lao Liu sambil memohon: “Jangan bertahan di sini untuk petualangan berisiko ini!”
“Aku sudah membunuh semua saksi, sekitar sini juga rakyat biasa. Jika cari alasan ngawur dan keberuntungan cukup baik, masih ada sepertiga kemungkinan bisa lolos.” Liu Zhenhan menurunkan suaranya: “Tadi para Ksatria Kuil itu langsung mencabut pedang dan menyerangku, bilang aku memalsukan Utusan Dewa dengan mukjizat ilahi! Dasar tai B! Mukjizat apa yang kupalsukan? Cuma menggunakan teknik terbang 'Perisai Bunga' untuk menciptakan pasang surut bunga di sekitarku! Sekarang setelah kurenungkan, pasti dulu Utusan Dewa mimpi iblis ini juga pernah main trik serupa, gadis kecil ini juga dari kalangan bunga!”
“Rita Hayworth ini sebagai Utusan Dewa mimpi iblis sekaligus anggota kalangan bunga. Jika biasanya dia pernah memerintahkan bunga untuk pertunjukan seperti dirimu, dan mengakuinya sebagai mukjizat ilahi, maka tindakanmu sebagai Raja Bunga masa kini yang disalahpahami jadi bisa dijelaskan!” Bunga Aiqin merapikan tali busurnya, melirik ke arah Utusan Dewa mimpi iblis yang berdiri angkuh itu, tiba-tiba merasa situasi ini sangat menggelikan.
"Kalau begitu, tindakan impulsif para Penjaga Kuil sebenarnya bukan tanpa alasan. Jika ada Imam Bemon yang berani memamerkan 'Divine Comedy Cahaya Dewa Perang' di Feilengcui, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui pasti juga akan menganggapnya sebagai penipu yang menyesatkan pikiran, dan pasti tidak luput dari pukulan brutal. Masalahnya adalah para Penjaga Kuil suku Mata Perak ini terlalu kejam, sama sekali tidak menganggap nyawa manusia berharga, sehingga membuat marah Sang Raja Bunga yang merupakan reinkarnasi Bintang Pembunuh Langit."
Jangan-jangan sebelumnya terjadi sesuatu yang membuat para Penjaga Kuil ini terprovokasi? Setidaknya penipu yang memalsukan mukjizat ilahi seharusnya ditangkap dan diinterogasi terlebih dahulu, bukan langsung dibunuh? Semakin Ailijie memikirkannya, semakin banyak keraguan yang muncul.
"Xiao Ai, berikan padaku Cincin Tuan Tanah Kematian." Liu Zhenhan melepas sarung tangan Hitam Mutiara-nya, mencabut "cincin giok darah" dan memberikannya kepada Ai Wei'er. Dua Pelayan Darah berdiri seperti dewa penjaga di sampingnya, menghalangi semua pandangan dari kejauhan.
Dalam radius ratusan yard, tidak ada lagi orang hidup yang tersisa. Bahkan jika rakyat biasa Bangsa Iblis yang menyaksikan dari kejauhan memiliki penglihatan setajam Elf, asap tebal yang bergulung-gulung tetap menjadi penghalang. Meski tanpa tubuh pelayan darah sebagai perisai, yang bisa mereka lihat hanyalah gerakan samar-samar Liu Zhenhan. Seluruh irama elemen telah dikendalikan ketat oleh telepati, gelombang elemen dari perlengkapan Tuan Tanah Kematian sama sekali tidak bocor. Tindakan Liu Zhenhan ini murni berasal dari kehati-hatian yang sudah menjadi inersia.
"Apakah ini berarti kita harus mempertaruhkan harga diri?" tanya Ai Wei'er.
"Hm, sangat mungkin," Liu Zhenhan mengangguk.
"Siapa pisau dan siapa ikan mentah, itu belum pasti," Ailijie tersenyum sinis.
"Masuklah kalian dulu ke cincin ruang tujuh lapis emas. Beri tahu Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui untuk menyiapkan Durex dan alat sembur api berbasis cangkang kura-kura Gnome. Kali ini kita tidak akan menyisakan penjaga istana - bahkan semua pelatih hewan Goblin beserta pekerja persenjataan Pabrik Timur dan Barat juga harus siaga tempur." Liu Zhenhan sendiri sadar urusan hari ini sulit diakhiri rapi. Sebanyak apapun pembunuhan saksi, tetap mustahil menghilangkan semua jejak-jejak tertentu.
Tapi masih banyak alasan yang bisa dia gunakan untuk bertaruh sekali lagi.
Bukan tidak mungkin untuk mengelabui mereka semua.
"Wei Zhi, nanti kalau benar-benar terjadi pertarungan, berdiamlah tanpa bergerak selama dua detik. Dengan begitu aku bisa memasukkanmu ke dalam cincin ruang dan menghindarkanmu dari pertempuran berdarah." Liu Zhenhan mengayunkan tangannya, memasukkan Ailijie dan Ai Wei'er ke dalam cincin ruang, lalu berpaling ke Wei Zhi.
"Tidak! Aku harus tetap bersamamu." Kekerasan kepala putri duyung cantik ini persis seperti Putri Duyung: "Bukankah kita sudah menjadi 'Kembar Takdir'? Bagaimana bisa berpisah?"
"'Kembar Takdir'? Nama yang aneh!" Liu Zhenhan mengenakan kembali Zuo'an Quanjia, menggerakkan jemarinya, lalu mencubit pipi indah Wei Zhi dengan wajah genit. Matanya yang tajam beralih ke Utusan Dewa Mimpi Buruk Haihuasi di tangga: "Baiklah, sembunyilah di belakangku. Aku tak mungkin membiarkan istriku celaka."
Tak diragukan lagi, Utusan Dewa Mimpi Buruk ini, pemilik bunga Peony Berkabut, juga dikenal sebagai Utusan Dewa Diao Chan yang disebut Bos York - sang kecantikan tak tertandingi di seluruh Aiqin pada masa lalu.
Saat Liu Zhenhan dan Wei Zhi berdiri di hadapan Diao Chan ini, mereka semakin menyadari bahwa kecantikan sang legenda ini bahkan lebih mempesona dibanding saat dilihat dari kejauhan dalam kabut!
Tubuhnya yang anggun dan memesona selalu diselimuti kabut tipis yang seolah-olah ada dan tiada, sepasang mata kecokelatannya memancarkan kesucian yang didambakan banyak pria untuk ditaklukkan. Aroma harum bunga terus memancar dari tubuhnya, menyegarkan jiwa jika dihirup, bagai embun surgawi ketika dicium.
Satu-satunya kekurangan adalah payudaranya yang agak kecil. Liu Zhenhan dalam hati mengelus-elus dada, jelas terlihat bahwa kecantikan Diao Chan ini sejenis dengan Xixi, termasuk tipe "Jenderal Fu Bo". Namun Xixi belum menjalani upacara kedewasaan dan kurang gizi, sementara gadis ini sudah berusia sekitar dua puluh tahun – benar-benar giok putih bernoda kecil.
Bagaikan pria di ranjang yang tak selalu lebih baik jika lama bergulat, wanita pun tak harus berpostur seperti Gunung untuk disebut sempurna. Genggaman yang lembut dan keanggunan yang sempurna juga merupakan kenikmatan luar biasa. Liu Zhenhan punya pengalaman di bidang ini, sehingga pikirannya semakin melayang jauh, sampai lupa niat awalnya untuk langsung menghancurkan bunga dengan tangan kasar.
"Oh makhluk perkasa yang terhormat, bunga apa yang Tuan sandingkan?" Kecantikan Diao Chan memerah seperti buah persik, pandangan lawannya benar-benar keterlaluan.
"Aku? Jancuk! Aku adalah raja segala bunga!" Sergah Liu Zhenhan yang teringatkan ini, kekaguman seketika berubah menjadi amarah yang tak tertahankan.
"Pandangannya menyusup melalui celah pintu Kuil yang setengah terbuka, samar-samar menangkap siluet-siluet anggun yang bersembunyi di dalam."
"Bahkan jika pintu besar ini kokoh dan dihiasi paku tembaga raksasa di luarnya, Liu Zhenhan yakin bisa mendobrak palang pintu dalam tiga tendangan."
"Tangannya mulai mencengkeram gagang pedang, sementara dua pelayan darah memutar tubuh yang ramping dan proporsional mereka menghadap pintu Kuil."
"Tepat seperti dugaan hamba! Sebagai penguasa tertinggi bunga Paeonia Berasap, Sang Penguasa Diao Chan merasa terhormat menyambut kedatangan Yang Mulia!" Suara merdu sang kecantikan bagai angin sejuk di tengah terik, sedikit meredakan amarah Lao Liu: "Mohon maaf atas kelancangan tadi, sesungguhnya hamba berniat menyelamatkan nyawa..."
Bab Lima Ratus Sembilan Belas: Utusan Dewa Palsu (Bagian Tengah)
"Menyelamatkan nyawa? Lebih baik selamatkan dirimu sendiri dulu!" Liu Zhenhan mengulurkan tangan kasar mencengkeram dagung halus sang kecantikan, merenggut bunga sihir putih dari belakang telinganya.
Tumbuhan ini sungguh memesona. Batang hijau tipis bagai giok asap berkilau licin, mahkota bunga putih dengan benang sari keemasan yang harum, akar-akar putih berumbai seperti janggut dewa tanpa noda.
Ini adalah sebuah "Hyacinth Parfum".
Bunga ini tidak hanya memiliki aroma memikat, tetapi juga mampu menyebarkan suara melalui getaran kelopak dan udara ke semua telinga dalam radius 1000 yard, seolah suara itu masih menggema di telinga.
Setiap penambahan 1000 tahun usia bunga, kemampuan memperkuat volumenya akan berlipat ganda. Saat ini, bunga ini masih sangat muda dan hanya memiliki kemampuan menyamakan volume suara.
Secara umum, tanaman hias harus ditanam di tanah atau cairan nutrisi untuk bertahan hidup - ini adalah pengetahuan dasar botani. Namun melalui teknik "Ruhua Jieyu", Liu Zhenhan mengetahui dari Hyacinth Parfum yang indah ini bahwa bunga itu telah tertancap di dekat telinga Diao Chan selama lebih dari setahun. Aroma tubuh Diao Chan ternyata lebih menyuburkan pertumbuhannya daripada tanah paling subur sekalipun.
Liu Zhenhan dengan tegas menyelipkan "Hyacinth Parfum" di balik kerah bajunya. Bunga sihir ini justru semakin bergairah dan merindukan aroma tubuhnya.
"Yang Mulia Raja Bunga, pertama-tama saya menyampaikan permohonan maaf yang mendalam atas penghinaan para Penjaga Kuil terhadap Yang Mulia. Kemampuan mengendalikan bunga yang biasa saya tunjukkan telah disalahartikan banyak orang sebagai mukjizat ilahi, sehingga hari ini..." Kecantikan Diao Chan tersenyum getir sambil menatap Hyacinth Parfum.
Sebelum kalimatnya selesai, Lao Liu telah menempelkan pedang kristal yang tajam di leher putih mulusnya.
Jeritan menusuk yang jernih dan manis segera bergema dari balik pintu Kuil.
Dengan langkah tergesa-gesa yang tertatih-tatih, setidaknya dua puluh gadis merak berambut indah menerobos keluar dari balik pintu. Mereka berdiri tegang di belakang Utusan Dewa Mimpi Buruk ini. Meski pandangan mereka penuh ketakutan, mata mereka tetap menatap langsung Liu Zhenhan. Di balik sorot mata yang menyiratkan kepedihan dan permohonan, lebih dominan kemarahan.
Yang membuat Lao Liu semakin takjub, dari sekitar dua puluh "Santo Perempuan Fenghuang Warna-warni" Kuil Utama Brunei ini, setidaknya sepuluh orang memegang bunga beraneka warna dengan jemari ramping mereka. Di sekitar tubuh mungil mereka, berbagai bunga warna-warni melayang-layang bagai satelit dan lentera berputar.
"Di Boluo..." Lidah Liu Zhenhan terjulur kaku. Selama beberapa saat lamanya dia terdiam membeku, pedang kristal di tangannya jatuh ke lantai dengan suara "braak".
Wei Zhi di sampingnya menutup mulut sambil menjerit lemah. Kemudian dia menghela napas panjang sambil mengusap-usap dadanya.
Andai saja dada gadis musang jelita ini tidak agak rata, tragedi penghancuran bunga dengan tangan kasar pasti segera terjadi.
Tak disangka! Liu Zhenhan menelan ludah dengan susah payah. Kuil omong kosong ini ternyata tak hanya memiliki satu penjaga bunga, tapi juga menyimpan begitu banyak pejabat bunga bertingkat!
“Dengarkan aku, mundur semua! Sudah kubilang, dengan Raja Bunga di sini, sihir arkan bunga kalian takkan punya ruang untuk digunakan!” Ekspresi Diao Chan sang kecantikan Haihuasi berubah drastis, suara merdanya gemetar, lebih mirip permohonan daripada teguran kepada para Santo Perempuan Merak di belakangnya untuk pergi.
Para Santo Perempuan Merak dengan rambut warna-warni ini menunjukkan semangat pantang menyerah layaknya pahlawan, tak satu pun yang mundur. Malah mereka maju selangkah, mengerubungi Diao Chan bagai bulan dikelilingi bintang-bintang.
"Sombong betul." Liu Zhenhan mengibaskan tangan, semua bunga langsung menempel di tubuhnya. Para pejabat bunga dari kalangan Santo Perempuan Merak itu pun otomatis dilucuti senjata.
Memang Liu Zhenhan tak punya wewenang pengawasan atas pejabat bunga, tapi ia memiliki kendali mutlak atas semua flora. Inilah keunggulan pemilik Ribuan Merah di Satu Gua.
"Tuan Menteri Bunga, jelaskan pada Raja Bunga ini mengapa begitu banyak pejabat bunga tiba-tiba berkumpul di Kuil Utama Brunei! Jangan bilang ini kebetulan!" Liu Zhenhan sama sekali tak percaya para pejabat bunga ini lahir secara alami: "Kalau kau berani membohongiku satu kata pun, kujamin tempat ini akan rata dengan tanah!"
"Raja Bunga Yang Mulia!" Wajah Diao Chan yang cantik luar biasa memucat pasi. Setelah menyaksikan langsung pembantaian tadi, dia sepenuhnya memahami karakter keras mata perak di hadapannya: "Pengangkatan pejabat memang wewenang Perdana Menteri Bunga. Selama mereka pecinta bunga, aku berhak menganugerahkan gelar bunga! Kesebelas Santo Perempuan Fenghuang dari Kuil Utama Wenrai ini adalah pencinta bunga, jadi..."
"Mengangkat ratusan pejabat? Maksudmu... kamu bisa mengangkat seratus pecinta bunga untuk memiliki jabatan bunga? Memiliki sihir arkan bunga?" Pupil mata Liu Zhenhan melebar maksimal. Sosok perak yang melayang di atas kepalanya sedang menyemburkan kembang api perak dengan dahsyat.
Begitu mendapat konfirmasi, ekspresi pedih di wajah Lao Liu tak terkatakan.
"O... Obisilachi!" Liu Zhenhan begitu iri. Ini berarti bisa menciptakan seratus penyihir bunga dari udara tipis!
Meski dia adalah seorang Raja Bunga yang terhormat, bisa memerintah semua bunga di dunia, bahkan memiliki kemampuan mengontrol bunga yang menakutkan seperti "Membuat narcissus bermekaran di musim panas, memenuhi tembok dengan mawar di musim gugur" - kekuatan ilahi yang melawan hukum alam, sampai ke tingkat Berbual B yang tak bisa lebih Berbual B lagi, tetap tak sebanding dengan kepraktisan Diao Chan yang bisa mengangkat ratusan pejabat bunga!
"Termasuk Putri Bunga Ailijie yang telah menggunakan 'Ratusan Bunga Menyembah', itu masih jauh lebih praktis dibanding Lao Liu!"
"Jika ini adalah para pejabat, bagaimana perbedaan kekuatan serangan sihir bunga mereka?" Liu Zhenhan menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. Dia takut tangannya gemetar sehingga pedang kristal yang dipungutnya dari tanah akan menyabet leher gadis kecil ini.
Para pemegang jabatan bunga memiliki bunga terkenal masing-masing, bahkan Permaisuri Bunga Ailijie tidak terkecuali. Bos adalah pemilik bunga Murolodan.
Lao Liu berbeda, dia adalah pemilik Ribuan Merah di Satu Gua yang memimpin semua bunga di dunia.
Jika para pemegang jabatan bunga lahir sebagai representasi berbagai bunga terkenal, lalu berdasarkan apa pembagian kekuatan sihir bunga mereka?
Ini sepertinya tidak bisa diukur dengan teori sihir tingkat mana pun atau jabatan serikat, bahkan Raja Bunga Liu Zhenhan sendiri tidak memahami rahasianya.
"Tidak ada hierarki di antara ratusan bunga, begitu pula dengan para pejabat! Kultivasi pribadi adalah satu-satunya cara meningkatkan kekuatan sihir bunga!" Penjelasan Diao Chan sesuai dengan hukum sihir: "Kekuatan awal sihir bunga para pejabat setara dengan sihir arkan tingkat Goerjia."
Sihir arkan tingkat Goerjia dari dunia iblis, setara dengan mantra tinggi di Aiqin! Menciptakan seratus Penyihir Senior dari udara tipis. Jancuk! Liu Zhenhan sangat marah, menteri bunga ini benar-benar Berbual B! Bahkan lebih sombong daripada Raja Bunga!
"Tapi mereka hanya bisa menggunakan bunga dari elemennya sendiri, itu pun serangan tunggal. Sebagai menteri bunga, hanya aku yang berhak menggunakan ratusan bunga. Saat ini baru dua belas jenis bunga termasyhur yang kutentukan. Di taman bunga Kuil Utama Wenlan, hanya ada sebelas varietas yang ditanam! Masih delapan puluh delapan jenis bunga yang belum kutetapkan sebagai kuota bangsawan bunga!"
Serangan tunggal, itupun harus pakai bunga dari elemennya sendiri! Batasan ini tidak kecil! Akhirnya hati Lao Liu seimbang. Selain dirinya, hanya Permaisuri Bunga Ailijie yang bisa menggunakan semua bunga di dunia untuk sihir. Mantra "Rantai Bunga Berjatuhan" milik Putri Bunga itu termasuk mantra area tingkat tinggi, jauh lebih berguna daripada mantra serangan tunggal para bangsawan bunga ini!
"Tombak Bunga" yang baru saja dipanggil menteri bunga ini jelas memiliki kemampuan percikan, bisa dianggap sebagai sihir area kecil. Masih kalah sedikit dibanding Ailijie.
"Yang Mulia, tentunya Baginda bisa menggunakan semua bunga termasyhur di dunia?" Diao Chan bertanya dengan malu-malu pada Lao Liu.
Liu Zhenhan mengangguk diam-diam.
"Para bangsawan bunga ini, hanya Haihuasi yang bisa menggunakan ratusan jenis bunga untuk keperluan sihir. Jika suatu saat melakukan perjalanan jauh, dan kebetulan tidak menemukan bunga sejenisnya, bukankah sihir bunga yang dikuasai para pejabat bunga ini akan menjadi seperti telinga orang tuli—hiasan belaka?"
Sebuah pikiran tiba-tiba melintas di benak Liu Zhenhan. Di Feilengcui terdapat tiga suku pencinta bunga: Suku Kupu-Kupu Wanfurui, peri bunga, dan Raksasa Buddha. Ketiganya mencintai bunga seperti nyawa mereka sendiri. Dibandingkan orang biasa, tak ada yang lebih menghargai bunga selain mereka!
Jika menangkap Haihuasi ini dan membawanya pulang, bukankah berarti dia bisa membantu Feilengcui membina 88 penyihir bunga?
Menggunakan bunga sejenis sebagai syarat itu bukan masalah. Lagipula Feilengcui tidak berniat melakukan agresi!
"Apa lagi sihir bunga yang kau punya? Mengangkat pejabat, bermain tombak bunga, apa lagi? Berapa totalnya?" Begitu pikirannya sampai di sini, Liu Zhenhan langsung memantapkan niat jahatnya. Dengan mengerahkan kekuatan penuh, ia mengarahkan "Mata Pemikat"-nya tajam-tajam ke sang kecantikan Diao Chan.
Gelombang elemen dari Utusan Dewa mimpi ini tidak terlalu kuat. Jika tidak ada armor bunga, Liu Zhenhan cukup yakin bisa memikatnya.
Dalam sihir bunga yang memiliki kategori perisai, satu-satunya yang diketahui adalah Zirah Bunga yang disusun Liu Zhenhan menggunakan "Perisai Bunga". Mengenai seberapa kuat atribut anti-sihir dan ketahanan pukulan zirah ini, Lao Liu hingga kini belum melakukan eksperimen.
Namun dia paham, bahkan Ailijie selaku Ratu Bunga pun tidak memiliki armor bunga, apalagi menteri bunga?
"Total ada tiga kekuatan arkan bunga: 'Pemilik Bunga Ternama' untuk penobatan pejabat, 'Tombak Bunga' yang terbaik menggunakan bunga pir untuk meningkatkan kekuatan serangan, dan arkan 'Bunga Terbawa Air' yang memanfaatkan sumber air untuk serangan." Ternyata tidak ada armor magis, ketahanan sihir tubuh asli juga sangat lemah. Ekspresi lemah gemulai Diao Chan ini jelas-jelas menunjukkan betapa terpikatnya dia pada Lao Liu.
"Jancuk! 'Bunga Terbawa Air' ternyata mantra medium! Langka sekali!" Liu Zhenhan terus-menerus mengelus dagu. Dia hanya pernah mendengar mantra legendaris dalam sihir petir bernama "Elektrolisis Logam" yang bisa mengubah bentuk elemen menjadi sihir logam melalui busur listrik khusus!
Tapi itu adalah mantra terlarang tingkat Archmagister! Meski kekuatannya tidak besar, ini merepresentasikan teknik tinggi dalam pemahaman sihir dan manipulasi elemen!
“Bagaimana sebenarnya kamu bisa menjadi bagian dari pemegang gelar bunga? Apakah juga karena ulang tahun? Suku Diao Chan bukanlah suku yang mencintai bunga, sebaliknya justru suka meminum cairan tumbuhan! Aku sangat heran, bagaimana gelar mulia dengan penampakan bunga ini bisa jatuh ke tanganmu?” Liu Zhenhan melihat rombongan besar pasukan berkuda mulai berdatangan seperti air bah di bawah tangga Kuil, payung-payung megah menutupi langit, para ksatria bersayap putih melintas cepat dengan whoosh di udara, buru-buru bertanya sambil memanfaatkan waktu.
“Aku juga tidak tahu mengapa, sejak kecil aku sudah berbeda dengan Utusan Dewa Diao Chan generasi sebelumnya. Aku memiliki kemampuan ras 'Pelangi Cahaya', sekaligus kemampuan khusus mengendalikan bunga.” Si cantik Diao Chan memandang Lao Liu dengan penuh kasih sayang, sorot mata indahnya hampir memancarkan air.
Ternyata adalah "Yang Diberkati Dewata"! Liu Zhenhan hampir tak bisa menarik napas.
Pukulan yang terlalu berat!
Sebagai Bimon Aiqin, terdapat bakat khusus yang tidak dimiliki ras lain - setiap Bimon sejak lahir memiliki peluang kecil untuk memiliki keselarasan fisik dengan objek atau elemen tertentu. Bimon seperti ini disebut "Yang Diberkati Dewata".
Namun kemungkinan munculnya "Yang Diberkati Dewata" di antara Bimon bahkan lebih kecil daripada kemunculan penyihir tingkat suci, peluangnya sangat rendah hingga menyedihkan.
"Sejak Bimon membangun negara lengkap dengan warisan tulisan, menelusuri sejarah, hanya di Bimon suku Monyet - yaitu manusia - yang pernah melahirkan 'Yang Diberkahi Dewa'. Komunitas Bimon lainnya sama sekali tidak mendapat kehormatan ini.
Entah karena Dewa Perang terlalu memihak, atau basis populasi manusia jauh lebih besar dibanding Bimon lainnya.
Bahkan kini para Bimon menganggap itu adalah kekuatan eksklusif yang diberikan Dewa Perang Campas khusus untuk suku Monyet.
Kapten Beckham dari Pasukan Sihir Feilengcui, terlahir dengan bakat aliran api, merupakan "Yang Diberkahi Dewa" yang sempurna.
Inilah sebabnya mengapa "Pisau Api" milik Xiao Bei yang terlihat monoton justru memiliki kemampuan penghancur sihir super, tak terkalahkan dalam pertarungan satu lawan satu!
"Yang Diberkahi Dewa" paling legendaris dalam sejarah adalah Aragorn si "Prajurir Liar" yang termasyhur!
Dengan kemampuan alami memerintah mayat hidup, selama Perang Dewa dan Iblis ia mengayunkan pedang warisan leluhur untuk mengerahkan pasukan mayat hidup dari medan perang kuno, memberikan pelajaran berdarah bagi Bangsa Iblis.
Liu Zhenhan tercengang, tak menyangka seekor Bimon Diao Chan - kaum pendosa yang telah meninggalkan Dewa Perang - justru memiliki dua kekuatan sekaligus!
"Raja Langit Zuo'an Karu!" Terdengar teriakan seorang Raja Langit Bersayap Enam yang memimpin puluhan ksatria bersayap putih terbang mengangkangi kepala Lao Liu dengan penuh amarah.
“Ngapain?” Liu Zhenhan memutar mata, orang ini terlihat familiar, jelas-jelas adalah Raja Langit dari Benua Hollywood.
“Bajingan! Kau berani menyerang Kuil Utama yang memuja Dewi Mimpi Iblis!” Teriakan kemarahan bergemuruh serentak dari mulut Ksatria Mata Perak, suara ini hampir bisa meruntuhkan kota.
Tak ada yang meragukan, serpihan seperti apa yang akan tersisa dari Liu Zhenhan di tangan mereka nanti!
“Jancuk kalian semua Mata Perak dasar tai B!” Teriakan telepati Liu Zhenhan menggema di langit Kuil Utama Brunei: “Aku ini Utusan Dewa Mimpi Iblis yang asli!”
Tiga Raja Lich yang tiba di Kuil Utama Brunei dalam situasi berbeda, serempak merasa pandangan mereka gelap, hampir pingsan bersamaan.
Bab 520: Utusan Dewa Palsu (Bagian Bawah)
Ratusan bunga menyatu membentuk mata air, seperti magma gunung berapi yang menyembur, berbaris-baris melesat di hamparan taman depan Kuil Utama Brunei sebelum meletus menjadi hujan kelopak.
Empat menara api tinggi di sudut-sudut kota, dengan cermin perisai logam pemantul cahaya api, serentak memfokuskan sinarnya ke lokasi ini.
Angin berhembus dengan santai.
Membawa keceriaan nakal, mempermainkan bunga-bunga yang dibungkusnya, lalu jatuh bersama.
Sikap Liu Zhenhan bagaikan Penyihir Besar super berjanggut putih, setiap kali tangannya mengibas, taman bunga di depan kuil seolah-olah sumber minyak bumi di kedalaman tanah terbongkar, menyemburkan pancuran bunga ke langit.
Jika disebut keajaiban, inilah pemandangan paling megah di dunia!
Setiap anggota Bangsa Iblis yang tersiram air terjun bunga itu terpaku takjub, terutama yang pikun, muda naif, dan fanatik - mereka bersujud seraya mengira ini mukjizat ilahi, memohon pengampunan dosa asal dan menanti belas kasih Dewata.
Tiga Raja Lich tak lagi mempedulikan protokol kerajaan atau kesopanan sebagai penguasa, mereka melesat cepat ke koridor Kuil Utama Brunei, memandang Liu Zhenhan dengan tatapan kompleks.
Kemampuan melayang murni dengan kekuatan magis adalah ciri ahli sihir tingkat atas, trio Raja Lich memang sesuai dengan reputasi mereka.
"Apa yang kau lakukan?!" Ratu Lich Pantai Persembahan, Yang Mulia Jiabao, menggigil hebat entah karena marah atau murka.
"Cepat jelaskan!" Raja Lich Bollywood, Yang Mulia Gebe, meski diam secara lahiriah, melalui jurus Penyampaian Suara Rahasia mengirimkan gemuruh suara histeris kepada Liu Zhenhan.
"Kau harus memberiku alasan untuk tidak menggilingmu menjadi bubur daging!" Wajah Yang Mulia Raja Lich Paul Newman dari Holywood memucat, ancamannya pun yang paling kejam. Wajar saja, tiga Raja Horor bawahannya tumbang di tangan pria ini, tak ada alasan untuk bersikap sopan.
"Tiga Yang Mulia, kukatakan sekali lagi, akulah Utusan Dewi Mimpi Iblis yang sesungguhnya!" Liu Zhenhan sama sekali tidak menghiraukan Gable dan Garbo yang juga menyampaikan Pesan Rahasia, dengan lancang mengulangi taktik "penjahat melapor duluan" yang biasa digunakannya: "Kukutuk para Ksatria Kuil tak tahu malu ini! Merekalah! Yang menyerangku dengan cara paling hina, menghina murka Dewi Mimpi Iblis! Dan merekalah! Yang memaksaku menggunakan cara berdarah-darah untuk mempertahankan harga diri dan kehormatan Utusan Dewi!"
Saat itu Raja Horor George Best juga tiba, bersama kerumunan Ksatria Bersayap Putih. Banyak Tuan Tanah Bawah Tanah sedang menggetarkan sayap jangkrik mereka, bersiap bergabung dengan terbang rendah. Kerumunan massa yang padat menyumbat koridor depan Kuil Utama Brunei hingga sesak tak tertembus.
"Bagaimana kau bisa memanggil elemen batu itu? Elemen batu setinggi 10 meter, saat mendengar kabar ini awalnya kupikir orang yang mengatakannya sedang mengigau!" Ratu Jiabao melirik aneh ke arah Lao Liu, lalu memandang Utusan Dewa Diao Chan sambil mengerutkan alisnya: "Sihir arkan tanah memang telah berkembang pesat di dunia iblis, tapi aku tak percaya kau juga menguasai jenis sihir ini!"
"Tidak ada yang namanya menguasai atau tidak! Kemampuan sihir arkan jika sudah mencapai puncaknya, pada akhirnya tidak akan lagi terikat oleh perbedaan faksi!" Liu Zhenhan mengutip kembali ucapan Master Puskash saat mendidik Lampard di Kota Gallimard: "Makna tertinggi semua sihir arkan pada akhirnya akan menyatu dalam satu titik yang sama!"
Teori penelitian sihir dari Master Santo Aigean Aiqin benar-benar membuat ketiga Raja Lich terpana.
Jika kalimat ini diucapkan oleh ahli sihir arkan mana pun selain dia, pasti tidak akan meyakinkan; tetapi kalimat yang keluar dari mulut seorang ahli sihir arkan super yang memiliki elemental, merupakan teori baru yang mengguncang kesadaran! Kebenaran elemen yang tak terbantahkan!
Apalagi teori ini memang benar adanya!
"Elemen setinggi 10 meter itu sudah menyamai tinggi tubuh Titan Aiqin, aku tak percaya ada ahli sihir arkan mana pun yang bisa melakukannya!" Suara keraguan muncul di saat yang tidak tepat, Raja Lich Paul Newman adalah yang pertama pulih dari keterkejutan. Pertanyaannya mewakili pikiran banyak orang: "Sejak zaman kuno hingga sekarang, elemen panggilan tingkat apa pun di berbagai tingkat dimensi, tak pernah ada catatan mengejutkan seperti ini!"
“Sungguh suatu kehormatan bagi saya untuk menunjukkan sesuatu kepada Yang Mulia.” Liu Zhenhan tersenyum sinis dan melambaikan tangannya ke arah kerumunan orang. Di tengah jalanan yang cepat mengosong, gelombang kekuatan elemen misterius yang tak terucapkan melintas dengan sunyi dan cepat.
Bunga-bunga yang beterbangan di alun-alun di bawah Kuil tiba-tiba tertarik oleh kekuatan misterius yang dahsyat. Dalam putaran cepat, mereka menyatu membentuk raksasa elemen berperut gendut dengan postur raksasa yang tegak. Raksasa elemen ini memiliki mata dan alis yang jelas, memegang senjata berbentuk tabung meriam dari bunga-bunga mekar. Sementara di taman bunga luar alun-alun, batang dan daun hijau bergulat liar, merambat dan menempel membentuk raksasa elemen hijau kurus tegak yang juga memegang benda serupa tabung meriam.
Kedua raksasa elemen ini melangkah dengan gemuruh dan berdiri berdampingan. Tinggi mereka setidaknya 10 meter, mungkin bahkan lebih!
Sebagai sihir bunga Tujuh Luka yang mengutamakan daya gentar daripada kekuatan serangan, "Hongfei Lvshou" pernah membuat pasukan pendahulu Bangsa Iblis di Hutan Salib Selatan ketakutan. Hari ini, sihir yang sama kembali membuat gentar kelompok Bangsa Iblis lainnya.
“Sihir arkan adalah jiwa seorang penyihir, kemampuan pemahaman adalah jurang tak teratasi yang abadi! Sejujurnya, semua yang hadir di sini bahkan tidak layak menjadi muridku! Bakat kalian terlalu buruk! Bawaan lahir terlalu jelek! Sangat kekurangan wawasan akan sihir arkan! Seperti liang tanah yang tak boleh mempertanyakan mengapa sayap putih bisa terbang begitu cepat. Kuharap, kekuatanku tak perlu lagi diuji dengan cara yang begitu menggelikan.” Liu Zhenhan bagaikan sastrawan agung yang memandang rendah seorang buta huruf, tersenyum lembut pada Yang Mulia Paul Newman, matanya penuh belas kasihan yang dalam bak taman berpagar tujuh lapis.
Selain Penyihir Santo Liu Zhenhan, adakah penyihir lain di dunia ini yang bisa menatap seorang Raja Lich dengan nada bicara dan pandangan seperti itu, tanpa dianggap lancang?
Tidak ada!
Yang Mulia Paul Newman hampir muntah darah.
Rasa malu yang tak terbendung membuatnya tak sanggup mengangkat kepala, benar-benar tak tahu harus menyembunyikan wajah ke mana!
Sihir arkan bukanlah politik, kekuatan adalah batu uji yang paling nyata!
Berkoar tanpa modal hanyalah omong kosong, berkoar dengan modal adalah kebenaran yang tak ternilai harganya!
Jangankan para bangsa iblis yang hadir di sini yang bisa dengan mudah memanggil dua raksasa elemen setinggi 10 meter, bahkan jika semua pahlawan legendaris dalam sejarah bangsa iblis dibangkitkan ke sini, takkan ada yang bisa memanggil satu pun, apalagi dua!
Kekuatan sihir arkan yang tak tertandingi yang ditunjukkan oleh Zuǒ'àn bermata perak dalam sekejap ini, telah menghancurkan harga diri rapuh para penyihir bangsa iblis yang tekun mempelajari sihir arkan dan mendalami kekuatan elemen!
"Di mana dua perempuan lainnya? Kenapa sekarang hanya tersisa satu?" Ratu Jiabao tidak memiliki pikiran lain, terus-menerus mengejar pertanyaan ini: "Kudengar kau juga mendapatkan wanita cantik suku lebah Parini, bahkan memberikan 'Kemurkaan Langit' yang kuberikan padamu untuknya!"
Sorot mata indah Ratu Jiabao yang berkilauan tak berkedip memandang Wei Zhi di belakang Lao Liu, bagaikan ular berekor berderak yang baru bangun dari hibernasi mengamati katak gemuk.
Tangan mungil putri duyung cantik itu menggenggam erat tangan Lao Liu dengan gugup. Pandangannya hanya tertuju pada Liu Zhenhan, seolah orang lain hanyalah udara kosong baginya.
Setiap orang yang berpengalaman bisa melihat bahwa sorotan mata Wei Zhi adalah pandangan seorang wanita yang memohon bantuan pada pria miliknya. Pandangan seperti ini hanya dimiliki oleh pasangan atau suami-istri yang telah memiliki hubungan fisik, menyiratkan keintiman dan naturalitas perpaduan jiwa dan raga yang tak bisa dipalsukan.
Sekalipun kesabaran dan kelicikan Ratu Jiabao sangat baik, mulai terlihat tanda-tanda ledakan emosi di wajahnya.
Liu Zhenhan menepuk-nepuk tangan kecil Wei Zhi dengan mesra, hati dipenuhi kegembiraan luar biasa.
Pada saat seperti ini, diam justru lebih tepat daripada memberi penjelasan. Maka dengan cerdik ia memilih untuk tetap Senyap.
Kebetulan mirip dengan Ratu Jiabao, dia juga berencana menyesuaikan identitas Ailijie menjadi suku lebah Panibi - ras ini merupakan salah satu dari enam keturunan Bimon di dunia iblis.
Ailijie memiliki sayap, Bimon lebah juga bersayap. Dari kejauhan, penampilan keduanya hampir tak berbeda. Lebah Bimon juga gemar menggunakan panah, namun mereka memakai panah beracun. Panibi tidak terkenal akan keahlian memanah di kalangan Bimon, racun yang disekresikan tubuh asli merekalah senjata pamungkas sesungguhnya. Dalam sejarah, Panibi pernah sejajar dengan Medusa sebagai dua Bimon berbisa mematikan!
Alasan utama Liu Zhenhan berani bertaruh untuk tetap tinggal - Ailijie adalah peri bunga Xifu berkemampuan lima elemen!
Sepanjang sejarah peri bunga, Elf Xifu yang mencapai pencapaian nirwana seperti ini tak lebih dari lima orang!
Ukuran tubuh peri bunga berbanding lurus dengan kekuatan elemen mereka. Semakin tinggi kekuatan elemen, semakin besar postur tubuh. Pengawal peri bunga di bawah Gormeth, Ramos, tubuhnya hanya sebesar kupu-kupu raksasa, sedangkan tinggi Ailijie minimal mencapai 1,5 meter!
Sekali pun Raja Lich dunia iblis berimajinasi sehebat apa pun, mana mungkin menyangka dia adalah Elf Xifu dari Aiqin?
Mengenai Ai Wei'er, Lao Liu tidak terlalu khawatir. Di dunia iblis yang luas ini, wanita cantik berambut emas dari suku Sparrow saja sudah tak terhitung jumlahnya.
Semuanya pada dasarnya sesuai dengan perkiraannya.
Perang Dewa dan Iblis selama 10.000 tahun memang sudah terlalu jauh di masa lalu!
Jika ada Raja Lich yang melihat langsung Ailijie, mungkin bisa mengenali sihir Xifu. Tapi sayangnya, ketiga Raja Lich tak satu pun menyaksikan pertempuran tadi. Para ahli sihir arkan bangsa iblis yang pernah merasakan kekuatan sihir Xifu, bahkan arwah mereka sudah dikuburkan - tidak ada bukti!
Meski alasan yang disiapkan masih banyak celah, Lao Liu tetap berani mengambil risiko. Kini keyakinannya semakin besar!
Yang perlu dia lakukan sekarang adalah mengaduk air hingga lebih keruh!
Bab 521: Utusan Dewa Asli (Bagian Atas)
"Tiga Yang Mulia, sebagai Utusan Dewa sejati, bukankah seharusnya kalian ucapkan selamat padaku? Aku juga telah menunjukkan mukjizat ilahi!" Liu Zhenhan dengan muka tebal menatap ketiga Raja Lich.
"Itu omonganmu sendiri. Sihir arkan tingkat tinggi pada akhirnya sama saja. Dengan kekuatanmu, mengontrol bunga menggunakan energi arkan bukan hal sulit. Masak itu disebut mukjizat?" Yang Mulia Paul Newman akhirnya bangkit dari keterpurukan. Pandangannya menggetarkan seperti mata pedang. Jika sorot mata bisa diubah menjadi berat, Liu Zhenhan pasti sudah dihancurkan oleh Gunung .
“Aku sudah bilang, liang tanah jangan mempertanyakan mengapa sayap putih bisa terbang secepat itu!” Senyum sinis tergantung di sudut bibir Liu Zhenhan, jarinya melengkung dan melepaskan, sehelai bunga belakang berwarna merah menyala langsung melesat ke tiang tulang raksasa di koridor.
"Braak!" Suara ledakan menggema, semua mata mengikuti lintasan proyektil. Sebelum debu beterbangan benar-benar reda, hampir semua orang telah melihat jelas - bunga merah itu tertancap dalam di tiang tulang, bagai pisau makan yang menusuk keju.
Bahkan Raja Lich yang berpengalaman sekalipun, untuk sesaat tertegun.
Sihir arkan umumnya menggunakan kondensasi elemen menjadi benda, misalnya panah air atau pisau api; hanya sedikit sihir yang bergantung pada objek fisik, memanfaatkan energi arkan untuk penggunaan sekunder, seperti pemanggilan kerangka dalam ilmu mayat hidup!
Media lunak seperti bunga seharusnya tidak mampu menopang tingkat serangan yang tinggi!
Tapi pemandangan di depan mata memaksa setiap saksi mata mengakui: bunga yang rapuh ternyata juga bisa menjadi media arkan, dan memiliki daya penghancur yang mengerikan!
Tak satu pun bangsa iblis bisa mengabaikan serangan mantra tingkat pemandu dari Aiqin!
Tak satu pun bangsa iblis bisa mengabaikan luka selebar muka manusia!
Ini lagi-lagi pencapaian sihir yang tak terbayangkan!
Suara sulit menelan ludah "guluk-guluk" bergema di mana-mana, hati Yang Mulia Paul Newman hancur berkeping-keping. Aib besar ini hampir membuatnya gila!
"Tiga Yang Mulia, perak mata di hadapan kalian ini adalah Raja Bunga masa kini! Dalam arti tertentu, dia juga merupakan penguasa saya." Kecantikan Diao Chan, Hai Huasi, maju ke depan, membungkuk hormat kepada tiga dengan sikap sopan tapi tegas: "Sudah lama saya jelaskan, sebagai saya, seorang pejabat bunga, kemampuan mengontrol bunga berputar hanyalah kekuatan kemampuan istimewa saya, bukan karena mukjizat ilahi!"
Liu Zhenhan dalam hati berteriak "celaka". Wanita ini ingin mencelakakan Laozi sampai mati.
"Tuan Utusan Dewa, bisakah Anda mengulangi perkataan tadi?" Alis Raja Lich Bollywood Geib mengerut. Matanya berpindah dari Lao Liu ke Diao Chan, lalu kembali lagi.
"Penguasa Anda? Raja Bunga?" Sebelum Utusan Dewa sempat menjawab, Raja Geib menjilat bibirnya, menggelengkan kepala lalu mengangguk, tersenyum getir.
Pandangannya tertunduk ke tanah, berkali-kali mengeluarkan suara "ck". Sebuah lengan perlahan 'teng' terangkat, jari telunjuk seperti panah menunjuk Lao Liu.
Saat Raja Geib mengangkat kepala, semua orang jelas melihat betapa kaku dan menggetarkan sorot matanya.
“Benar-benar tak terduga! Raja Bunga Karu! Kau, sungguh hebat!” Yang Mulia Clark Gable mengacungkan jempol, desah hidungnya berat seperti banteng liar dalam kawin silang.
Yang Mulia Raja Lich telah menyadari dirinya dibodohi, dan dibodohi dengan sangat parah.
Kembang cermin kembar sejak awal memang hadiah dari Utusan Dewa Mimpi Iblis, alias Menteri Bunga, untuk Raja Gebe!
Menggunakan kembang cermin untuk memata-matai Raja Bunga, bukankah sama absurdnya dengan menyuruh Utusan Dewa Mimpi Iblis mengawasi dewi?
Yang lebih menyedihkan, dirinya sendiri malah membocorkan begitu banyak rahasia internal di depan kembang cermin! Esok harinya si mata perak ini dengan wajah serius berdiskusi omong kosong denganku! Wajah Raja Lich Bollywood seketika berubah seperti pengantin pria di malam pertama, sangat kemerahan, hidungnya 'bangun' tinggi.
"Kakak!" Liu Zhenhan pura-pura bodoh: "Terima kasih pujiannya!"
Air pun jadi keruh sepenuhnya. Dua Raja Lich lainnya, karena panggilan "kakak" tadi, bersama-sama menatap tajam Raja Gebe.
"Demi tujuan propaganda politik, kami tiga Raja Lich telah menetapkan 'Pasang Bunga' dari Dewi Haihuasi dan para Santo Perempuan Kuil Utama sebagai salah satu mukjizat ilahi. Sekarang saya mengakuinya secara terbuka." Tampaknya benar-benar orang berpengalaman, wajah Raja Lich Gebo segera kembali tenang, sambil mengangkat bahu dan tertawa, "Yang Mulia Raja Bunga, meskipun Anda bisa mengendalikan bunga dengan sempurna, tetap tidak bisa menutupi dua kejahatan besar: membunuh Penjaga Kuil dan memalsukan diri sebagai Utusan Dewa!"
"Itu juga yang ingin kukatakan!" Raja Lich Paul Newman menyambut dengan geram.
"Tiga Yang Mulia, serta para bangsawan perkasa, sebagai utusan Dewi Mimpi Iblis, saya mengakui bahwa saya benar-benar merasakan aura kuat dewi dari tubuh Yang Mulia Raja Bunga!" Kecantikan Diao Chan kembali mengejutkan dengan pernyataannya.
Suasana tiba-tiba membeku seperti es. Hampir semua bangsa iblis terkena stroke kolektif - Bukankah pernyataan Utusan Dewa Diao Chan ini secara tidak langsung mengisyaratkan bahwa Raja Langit Zuo'an ini adalah perwujudan eksistensi keilahian Dewi Mimpi Iblis?
Liu Zhenhan sendiri sampai pusing tujuh keliling, tak tahu arah mata angin.
"Dewi Haihuasi!" Raja Lich Paul Newman yang paling cepat bereaksi berteriak keras, "Apakah Anda sadar bahwa sebenarnya Anda sudah terhipnosis? Sebagai Utusan Dewa, bagaimana bisa mengucapkan omong kosong seperti ini?"
"Dengan pengamatan dari tiga Raja Lich dan para ahli bangsa iblis di sekeliling, tentu saja sudah lama terlihat bahwa Utusan Dewa mimpi iblis ini telah terkena sihir pesona. Hanya saja tidak ada yang berani mengungkitnya! Alasan di balik ini terlalu memalukan untuk diucapkan!"
"Pesona Alami" memiliki perbedaan dengan sihir pesona lainnya. Kekejaman teknik ini terletak pada kata "alami". Setiap sihir arkan yang terkait dengan "kealamian" merupakan kekuatan elemen yang paling selaras dengan kekuatan alam, masing-masing sangat merepotkan!
"Pesona Alami" juga merupakan jenis sihir pesona yang paling sulit dihilangkan dengan kekuatan luar. Ada pepatah "masalah harus diselesaikan dari sumbernya". Jika bukan karena jenis sihir paling merepotkan ini, ketiga Raja Lich sudah lama membantu Yang Mulia Utusan Dewa membersihkannya.
"Saya objektif! Pada tubuh Raja Bunga Yang Mulia benar-benar terdapat aroma dewi, semakin dekat denganku, semakin yakin aku!" Diao Chan kecil mengumumkan dengan nada paling khidmat dan suci ke sekeliling.
Jiabao menghentikan gerakan kedua Raja Lich berikutnya.
"Dua Yang Mulia, meskipun Utusan Dewa terkena 'Pesona Alami', iman dan kesadarannya belum membuatnya begitu linglung sampai berani mempermainkan dewi!" Perkataan Ratu Jiabao masuk akal dan proporsional: "'Pesona Alami' toh bukan 'kendali pikiran'!"
"Kalimat ini benar-benar tepat sasaran!" "Daya pikat alami" sehebat apapun hanya menimbulkan rasa kagum, bukan menghilangkan pemikiran logis, logika, serta pandangan hidup dan nilai eksistensi. Bagi pejalan dunia yang melayani Dewi Mimpi Iblis, negara dan etnis bisa dikorbankan, namun iman mustahil ditinggalkan - fakta yang telah disepakati bahkan oleh Bangsa Iblis!
"Sudah kukatakan, akulah Utusan Dewa Mimpi Iblis sejati!" Liu Zhenhan bagai mendapat rezeki nomplok. Saat ini, mana sempat ia memikirkan mengapa Diao Chan kecil ini membantunya. Yang ia tahu, inilah momen untuk mengacaukan pikiran seluruh Bangsa Iblis dengan strategi jalan terbaik!
Menurut konsep sihir bangsa naga, membunuh perwujudan eksistensi keilahian memang bisa memperoleh status ketuhanan. Tapi menurut teori sihir manusia, dunia ini sama sekali tidak memiliki Dewata - yang ada hanyalah kekuatan elemen.
Benar-benar seperti otak Liu Zhenhan kemasukan air. Sesaat ia yakin Semut Raksasa Kamboja Bermata Biru yang dibunuhnya adalah perwujudan Dewi Mani. Hanya dengan begitu, keberadaan napas Dewi Mani pada tubuhnya bisa dijelaskan secara Braak.
Tapi sesaat kemudian ia kembali berpendapat tidak ada Dewata di dunia ini, karena materialisme telah tertanam selama bertahun-tahun pelajaran. Namun keyakinan ini justru membuatnya bingung menjelaskan mengapa napas Dewi Mani masih melekat!
Otaknya kacau, tapi otak seluruh Bangsa Iblis bahkan lebih kacau-balau!
“Perwujudan Eksistensi Keilahian! Ini gelar yang bahkan bangsa iblis paling lamban pun bisa pahami! Di bawah premis bahwa Utusan Dewa Mimpi Iblis Nyonya Haihuasi tak mungkin berbohong, pengakuan atas identitas Karu telah menempatkan kekuasaan gereja pada tingkat yang tak bisa diterima Raja Lich! Ini mungkin menandakan kekuatan Mata Perak akan mengalami reshuffle besar!”
Raja Gebe dan putrinya Putri Monroe saling bertatapan bingung. Ribuan atau puluhan ribu kali mereka bertanya-tanya: Mengapa sebelumnya Utusan Dewa Mimpi Iblis sudah tak bisa menjalin hubungan dengan Dewi? Mengapa api suci yang abadi juga telah padam? Bagaimana tiba-tiba muncul perwujudan eksistensi keilahian?
“Kusarati napas normal yang kubenci dari tubuhmu.” Seorang pria perkasa bertubuh kekar dengan rambut hitam terurai tiba-tiba menyeringai pada Liu Zhenhan di tengah keheningan umum.
Matanya berwarna amber, tertutupi masker hitam ala Zorro. Pada jarak lima belas yard darinya, berdiri raksasa dengan postur serupa namun lebih perkasa. Sorot mata mereka jahat dan terfokus.
Mereka menyandang nama yang sama-sama dahsyat —— !
"Suku Naga Iblis memang seperti yang dibayangkan Raja Gebe, tidak meninggalkan dukungan dari dua Raja Lich lainnya. Sayangnya, karena serangan terhadap Kuil Utama Brunei terlalu besar dan mendadak, tanpa hasil musyawarah, dua naga iblis ini ikut menemani Yang Mulia Greta Garbo dan Paul Newman yang panik datang ke sini."
Dalam situasi saat ini, meskipun Raja Lich Bollywood dan Putri sudah lama melihat kedua naga iblis, mana ada waktu untuk menuduh naga melanggar kontrak.
"Kau siapa lagi?" Liu Zhenhan mencium napas naga yang jahat dan kuat dari tubuh lawannya, membuat bulu kuduknya berdiri. Tanduk naga yang patah di pelipis lawan itu membuat punggungnya merasakan angin dingin berdesir.
Sebagai bajingan ulung yang memiliki dua istri dari bangsa naga, dia sedikit memahami tradisi naga. Naga yang tanduknya patah berarti naga jahat dari zaman kuno yang diasingkan ke wilayah sepi Dunia Naga - ini adalah naga yang mengkhianati Dewa Naga Hesperus!
Naga Hitam Neraka yang diasingkan ke dunia bawah tanah dibandingkan mereka, malaikat yang murni!
"Aku adalah Bayangan Malam dari suku Naga Iblis, Adipati Statham!" Sebagai naga iblis tingkat tinggi, Statham tidak ragu memperlihatkan identitasnya. Faktanya, tujuan utama suku Naga Iblis adalah mengupayakan kerja sama tiga Raja Lich.
“Aku Adipati Schwarzenegger!” Naga Malam lain yang lebih kekar juga memperkenalkan namanya.
“Naga Iblis?” Liu Zhenhan sama sekali tak pernah mendengar tentang naga jenis ini, tapi dia pasti tak akan menunjukkan ketidaktahuan. Sikap dingin adalah respons terbaik.
“Tubuhmu menyimpan aura bangsa naga Aiqin!” Jari Adipati Stallone yang lebih gemuk dari wortel menunjuk Lao Liu, daging wajahnya yang berotot berkilauan.
Bangsa iblis di sekeliling dengan tenang menyimak, masih mencerna. Terlalu banyak kejutan dan kisah aneh membuat mereka linglung.
“Tapi tubuhmu juga mengandung aroma darah naga! Wangi ini membuat kami mabuk!” Adipati Schwarzenegger menyilangkan lengan, memamerkan postur gagahnya di depan Lao Liu.
“Kalian berdua naga iblis, sebenarnya mau apa?” Liu Zhenhan mulai tak sabar: “Dari sikap kalian, seolah kalian sangat hebat ya?”
“Kami naga iblis memang hebat.” Kedua Naga Malam itu justru menerima dengan lapang, bahkan menyunggingkan senyum tipis di wajah tegang mereka.
Naga jantan iblis, baik kelas biasa maupun bangsawan, hampir tak pernah tersenyum seumur hidup. Jadi senyuman adalah bentuk keramahan tertinggi mereka.
Tapi keramahan kedua naga ini, di mata si goblok Liu Zhenhan, justru dianggap sebagai ejekan yang nyata.
“Apakah naga jahat sangat kuat? Bisakah pisau menembusnya?” Liu Zhenhan mengangkat pedang kristal Feiyate berdiri di hadapan Adipati Schwarzenegger yang paling perkasa, pria raksasa ini tingginya setidaknya 3 meter, satu tubuhnya bisa memuat tiga Lao Liu.
“Senjata hanyalah mainan yang menggelikan!” Kali ini Adipati Schwarzenegger benar-benar merendahkan, namun kritikannya ditujukan pada objek bukan pribadi: “Perwujudan eksistensi keilahian yang perkasa ini...”
Ucapannya belum selesai, Liu Zhenhan sudah "kretak" menusukkan pedang ke perutnya, bahkan memutarnya dua kali. Ini jurus andalan di medan perang untuk interogasi cepat tawanan.
Saat pedang ditarik keluar, seikat usus berwarna-warni ikut terbawa.
Rintihan sengsara naga jahat tercekik menjadi dengusan sakit. Mulut adipati ini seperti ikan lele sekarat yang menggapai-gapai, kedua tangan menekan erat perutnya, darah segar mengalir deras dari sela-sela jarinya.
Tapi ia tetap bertahan tidak jatuh, sikap anggunnya masih terjaga.
Adegan tak terduga ini membuat suasana hening mencekam, termasuk Adipati Stallone yang membeku di tempat.
Orang paling bodoh pun pasti paham, naga jahat ingin mencari kedekatan dengan Raja Langit Zuǒ'àn. Menurut adat mereka, senyuman sudah menunjukkan penghormatan. Siapa sangka malah bertemu orang nekat seperti ini!
"Perut yang kokoh!" Pujian Liu Zhenhan bergema, namun kilatan kejam terlihat di matanya. Dengan ayunan lengan, ia menikam lagi ke arah dada kiri. Mengenai cara membunuh naga, Liu Zhenhan memang punya sedikit pengalaman.
Tiga pedang perang menghalangi serangan mematikannya dari sudut berbeda.
Bab 522 Utusan Dewa Asli (Bagian Tengah)
Empat pedang mata perak bergaya "Frostmourne" saling berbenturan. Bara api yang berhamburan membuat Adipati Schwarzenegger menutupi mata. Dentang logam yang menusuk telinga segera mereda. Bilah tiga pedang logam bergetar aneh bagai belut berenang melawan arus, bergoyang liar.
Dua kali bunyi "cring-cring" bergema. Dua pedang perang berat terlepas dari jemari berdarah pemiliknya, jatuh menimpa tanah.
Pedang legendaris "Limburgini" milik Raja Langit Bersayap Enam Sinclair masih menyilang di tanah. Ujung pedang tajam nan lentur itu menari-nari seperti ular sakti, mengeluarkan dentang naga yang jernih dalam gerakan "kreek-kreek".
Pedang termasyhur dari dunia iblis ini memang terkenal dengan kelenturan "Lidah Penjilat"-nya. 30 cm ujung pedangnya memiliki elastisitas luar biasa. Kelenturan inilah yang memungkinkan Yang Mulia Raja Langit dengan licik mengurangi beban besar dalam pertarungan tadi.
Meski demikian, saat ini di bagian "" tangan kanan Yang Mulia Raja Langit, darah segar terus mengalir keluar dari sarung tangan logam, merambat di sepanjang bilah pedang yang dingin dan tajam, "tetes-tetes" membentuk pola seperti bunga di tanah.
Dibandingkan dua ksatria bersayap putih lainnya, Yang Mulia benar-benar layak disebut Raja Langit bersayap enam. Meski terluka, setidaknya tak sampai memalukan seperti kehilangan kendali atas senjata. Sedangkan kedua ksatria bersayap putih itu kini mencengkeram tangan kanan mereka dengan kesakitan, darah menyembur "creet-creet" dari celah jari-jari.
Ksatria bersayap putih yang telah menyerap kekuatan elemen dari kuda mimpi buruk memiliki kemampuan penyembuhan diri bervariasi. Regenerasi anggota tubuh hanyalah masalah waktu. Dengan kemampuan Berbual B seperti ini pun masih tak bisa menghentikan semburan darah, bisa dibayangkan betapa parahnya luka di rahang saat tiga mata perak itu menghadang gaya pedang Raja Langit Zuo'an!
Pandangan di sekeliling seperti sedang menelan ketakutan.
Raja Langit Zuo'an Karu tidak hanya bertahan dari blokade gabungan seorang raja langit dan dua ksatria bersayap putih, tapi juga dengan mudah membalikkan gagang pedang bersama sikutnya, menghantam keras perut Adipati Schwarzenegger.
Adipati Naga Bayangan Malam bukan tidak melawan. Tusukan pedang tadi memang menyakitkan, tapi luka ini tidak cukup untuk melumpuhkan naga tingkat atas. Namun perlawanannya sia-sia - siku Raja Langit Zuo'an menghantam lengan sebesar tong anggurnya hingga terpental.
Lengan pengkhianat ini malah berubah menjadi Tongkat Taring Serigala gratis, bersama gagang pedang Zuo'an menghantam luka di perut Adipati Schwarzenegger.
Bocor atap hujan malam, dingin fajar selimut sepi!
Benar-benar sial tujuh turunan sang adipati!
Kerumunan orang terlalu padat. Dalam situasi sempit ini, dia tak bisa gunakan sihir arkan - hanya mengandalkan kekuatan fisik.
Seberapa kuat naga tingkat atas?
Pertanyaan ini seharusnya tak perlu diajukan.
Tapi Adipati Schwarzenegger justru berhadapan dengan Liu Zhenhan - monster yang bahkan bisa mempermalukan Naga Pelangi sang juara bertarung!
Seberapa tangguh daya tahan naga tingkat atas?
Pertanyaan ini juga sama sia-sianya.
Tapi sang adipati berhadapan dengan pendekar terkuat Aiqin yang bahkan bisa memutus rantai rune angin!
“Di hadapanku, bangsa naga iblis kalian tidak lebih keras dari selaput dara!” Liu Zhenhan mencengkeram rambut Adipati Schwarzenegger, lengan lainnya melilit leher sang adipati yang perkasa bagai besi berkarat. Pergelangan tangannya memutar, wajah merah padam sang adipati langsung menatap ke langit.
Sebesar apapun tubuhnya, begitu perut terkena pukulan Lao Liu, tak mungkin bisa tetap berdiri. Di Aiqin tak ada pahlawan sekuat itu, rupanya di dunia iblis juga tak ada.
Adipati Schwarzenegger kini berlutut dalam kehinaan, bagai pelayan wanita yang sedang melayani tuannya. (PS: Jangan mikir macam-macam!)
“Coba gerak lagi?” Liu Zhenhan tak menoleh, Pedang Kristal Fiat-nya menuding ke arah Xinghuacun, tepat mengarah ke Adipati Stallone.
Naga Bayangan Malam ini seolah baru tersadar dari mimpi buruk. Melihat penghinaan yang diterima rekannya, matanya langsung menyala api.
Tapi dia tak berani bertindak. Zuǒ'àn yang memiliki delapan tangan ini, kini setidaknya empat belati kristal berkilatannya sudah mengarah ke titik vital Adipati Schwarzenegger.
Leher belakang bangsa naga bersisik halus, di bawahnya terdapat arteri besar. Tengkorak naga sekeras berlian, tapi ada tulang berbentuk huruf "" di atasnya bernama ubun-ubun. Pisau yang menyusuri garis tulang ini bisa langsung menembus otak. Pose yang ditampilkan Liu Zhenhan takkan dipahami orang awam. Tapi di mata naga iblis, ini mengerikan sampai membuat bulu kuduk merinding.
“Karu, jangan gegabah! Adipati Schwarzenegger adalah tamu saya!” Ratu Jiabao mulai panik.
“Berani-beraninya kau menyentuhnya, kau akan binasa!” Yang Mulia Paul Newman menambahkan dengan dingin.
Orang berpengalaman selalu berbicara dengan penuh kelihaian. Andai Liu Zhenhan masih muda panas darah dan termprovokasi oleh ucapan Yang Mulia Paul Newman lalu membunuh Adipati Shadow Dragon itu, tentu dunia iblis tak perlu pusing lagi.
“Lain kali bicara denganku, ingat untuk berjongkok! Aku benci dilihat dari atas!” Liu Zhenhan sama sekali mengabaikan kedua Raja Lich, sibuk menghukum Adipati Shadow yang tercekik sampai matanya melotot. Senjata tajam di tangannya dan tatapan yang lebih tajam dari senjata itu membuat sang adipati tak berani menggerakkan jari sekalipun.
Memaksa naga iblis kelas atas hingga seperti ini benar-benar hal yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah. Sayang sekali mereka memilih adu kekuatan dengan Liu Zhenhan.
Di jari Adipati Schwarzenegger terdapat cincin logam mencolok - cincin tujuh lapis emas yang seharusnya menjadi milik Master Puskash.
Liu Zhenhan sudah memperhatikannya sejak tadi, karena itu dia sengaja mencari masalah dengan si besar ini.
Setelah urusan selesai, di hadapan banyak orang, Liu Zhenhan dengan tenang mencabut cincin itu menggunakan banyak tangannya. Setelah memeriksanya lama di jari elemennya, dia tak lupa menunduk dan berkata: "Terima kasih."
"Adipati Styke sama sekali tidak berani bergerak. Dua pelayan darah telah menghadang di depannya. Tubuh kedua pelayan darah ini dipenuhi kekuatan elemen yang dahsyat bak ombak raksasa dalam badai; para ksatria bersayap putih di sekitarnya, jika dibandingkan dengan kedua pelayan darah ini, bagaikan gerombolan tikus yang mengerumuni dua ekor naga tanah."
Ketiga Raja Lich saling bertukar pandangan.
Dalam waktu singkat ini, ketiga Yang Mulia telah mengalami terlalu banyak kejutan, atau bisa dikatakan mendapat pukulan bertubi-tubi. Mereka bisa merasakan keterkejutan yang sama dari pandangan satu sama lain.
"Atas nama Ner'zhul, kuharap kalian tidak ikut campur!" Adipati Styke pertama-tama menyapu sekeliling dengan pandangan tajam, membantu Adipati Schwarzenegger yang baru dilepaskan Liu Zhenhan, lalu menyipitkan mata mengeluarkan kilatan cahaya samar, menatap tajam ke Lao Liu: "Aku secara resmi menantangmu!"
"Cari mati, ya?" Liu Zhenhan tertawa. Ia sama sekali tidak keberatan membunuh seekor naga iblis, toh di sekelilingnya semua adalah musuh Aiqin.
"Jangan bertindak gegabah, Adipati Styke-ku!" Yang Mulia Paul Newman segera maju melerai. Dua Raja Lich lainnya juga ikut membantu menenangkan situasi.
Begitu banyak kejadian aneh yang terjadi belakangan ini, semakin membuat ketiga Raja Lich kalang kabut. Sekarang mereka hanya bisa menyelesaikan masalah satu per satu sesuai urutan kejadian.
“Anda sama sekali tidak bisa mengeluarkan sihir arkan yang hebat, karena tidak bisa melakukan nyanyian sihir!” Benar-benar naga iblis tingkat atas, Adipati Shitai memiliki pengalaman dan wawasan yang luar biasa, tidak gentar menghadapi dua elemental di pihak lawan.
Sihir arkan dan sihir adalah urusan lain, baik yang dikeluarkan secara instan maupun melalui pengedapan semuanya mungkin. Tapi dibatasi dalam suatu cakupan, mantra tingkat tertinggi tetap harus dipanggil melalui nyanyian sihir. Semakin kuat mantranya, semakin lama waktu pengucapannya. Misalnya "Sihir Penenggelam Daratan" Bangsa Iblis, panjang mantranya hampir seperti kamus, butuh berjam-jam hanya untuk melafalkannya!
Sejak zaman kuno tak pernah terdengar orang bisu bisa menjadi penyihir top, inilah alasannya! Sekalipun gelombang mental Raja Langit Zuo'an sudah sangat mahir, tetap tak bisa menggantikan nyanyian sihir yang diperlukan untuk mantra besar. Inilah yang menjadi dasar keberanian Adipati Shitai untuk menantang Liu Zhenhan. Kalau tidak, sekalipun naga iblis tingkat atas paling sombong pun tak akan berani menantang ahli sihir arkan dengan kekuatan magis sedalam jurang ini - konspirasi dan jebakan, mengeroyok lawan itulah kebiasaan naga iblis.
Liu Zhenhan tertawa sampai hampir tak bisa menutup mulutnya. Naga iblis ini benar-benar lucu, terlalu menganggap tinggi dirinya!
Dia jelas bisa bicara, juga memiliki kekuatan magis yang luas tak terbatas dan level yang menjulang tinggi. Tapi tetap saja tak bisa mengeluarkan satu pun sihir besar!
“Ksatria Mata Perak! Apakah kalian membiarkan makhluk rendahan ini mengganggu perwujudan dewi kalian?” Teriakan Diao Chan yang lemah gemulai langsung memicu kilatan pedang di sekelilingnya.
Setidaknya sepuluh Ksatria Bersayap mengeluarkan pedang mereka, memandang penuh permusuhan ke arah dua naga iblis. Ksatria-ksatria muda ini jelas pengikut dewi paling fanatik - pemberani, bersemangat, namun berpikiran sederhana.
Mata amber dua naga iblis itu berputar-putar cepat, sesekali menoleh sambil mengeluarkan dengungan rendah dari tenggorokan sebagai bentuk ancaman.
“Hentikan ini sekarang!” raung Ratu Jiabao sambil mengerutkan alisnya. Lima enam Ksatria Mata Perak langsung menunduk patuh dan mundur.
“Sungguh keterlaluan!” wajah Yang Mulia Gebe tiba-tiba memucat bagai tertutup embun beku.
“Sangat memalukan!” Liu Zhenhan ikut menambah bensin, peluit preman-nya terus bergema.
“Apa maksud kalian, Yang Mulia?” Diao Chan merah padam marah. “Aku tahu! Kalian sengaja meragukan kata-kataku tentang status Putri Karu sebagai perwujudan dewi!”
“Nyonya Haihuasi,” Yang Mulia Paul Newman berkata tenang, “Kami tak bisa begitu saja mengakui Putri Karu sebagai avatar dewi hanya berdasarkan perkataanmu.”
“Kita harus bertanggung jawab untuk semua rakyat di tiga benua dunia iblis!” Ratu Jiabao menambahkan.
“Bersikap hati-hati bukan berarti kami meragukan otoritas Yang Mulia!” Raja Gebe juga tak menyia-nyiakan kesempatan ini, memukul ular dengan tongkat.
Tidak diragukan lagi, di hadapan Utusan Dewa Haihuasi dan perwujudan Dewata Karu, tiga Raja Lich dengan bijak memilih untuk bersatu padu.
Bab 523 Utusan Dewa Resmi (Bagian Bawah)
Melihat semua catatan sejarah dunia yang diketahui, sama sekali tidak ada contoh perwujudan eksistensi keilahian yang turun ke dunia manusia.
Banyak yang disebut perwujudan keilahian hanyalah karangan orang-orang zaman later, dipaksakan, dan tidak bisa bertahan saat diteliti lebih dalam.
Legenda tetaplah legenda, boleh dianggap lelucon, dongeng, atau apapun, tapi ketika perwujudan dewa benar-benar muncul di dunia dan hadir di depan mata para raja, ini bukanlah kabar baik melainkan malapetaka.
Jika benar Karu adalah perwujudan dewi, dengan kekuatan dan kemampuan mengendalikan bunga-nya, dia akan cepat mendapatkan banyak pengikut - dewa yang nyata jauh lebih meyakinkan daripada yang abstrak, dan ini berpotensi membuat ras-ras iblis lain berpindah agama!
Ini sama sekali bukan pemandangan yang diharapkan tiga Raja Lich!
Sekalipun harus mundur 10.000 langkah, bahkan jika Karu benar-benar perwujudan dewa, tiga Raja Lich akan membuatnya menjadi bukan!
Kekuasaan seperti istri, tak ada yang mau berbagi, bahkan dengan dewa sekalipun!
“Apakah maksud kalian adalah ingin meminta bukti? Membuatku membuktikan bahwa aku tidak berbohong, membuktikan bahwa Raja Bunga Karu adalah perwujudan dewi?” Desahan Diao Chan si cantik Haihuasi bagai angin sepoi di lembah sunyi, kesedihan samar terpahat di wajah cantiknya yang suci dan anggun.
Suasana mulai menegang dan canggung.
Liu Zhenhan dengan gembira memeluk Wei Zhi sambil menyaksikan pertunjukan.
Hari ini si Diao Chan kecil banyak membantunya, Liu Zhenhan mulai benar-benar menyukai gadis kecil ini.
“Kami sama sekali tidak berani meragukan kesetiaan Anda pada Dewi Mimpi Iblis.” Tiga Raja Lich serentak membungkuk menyatakan permintaan maaf. Tiga orang-orang licik berpengalaman ini terlalu mahir membaca situasi, mana mungkin tidak menangkap maksud tersirat Sang Utusan Dewa Mimpi Iblis ini?
Terlalu primitif kalau langsung meminta bukti dengan kasar!
Klan Diao Chan sebagai Utusan Dewa Mimpi Iblis telah mendekati 10.000 tahun, reputasinya di kalangan rakyat biasa dunia iblis sudah tak terbantahkan. Sembarangan meragukan penilaian Utusan Dewa sama saja mencari masalah! Tiga Raja Lich ini tidak akan terjebak.
“Yang Mulia Haihuasi!” Raja Langit pertama dunia iblis, Artest, maju ke depan sambil memberi hormat ke arah juru bicara Dewanya dengan tangan di dada: “Hamba Anda yang paling hina, Artest, ingin menyampaikan sesuatu.”
Pasti dia diperintah Gai Bo melalui Penyampaian Suara Rahasia untuk mengintai jalan. Liu Zhenhan bergumam dalam hati.
Sang Utusan Dewa yang maha pengasih tentu takkan menghalangi seorang pengikut bermata perak yang ingin berbicara.
“Sebenarnya ada rahasia dalam yang tidak diketahui semua orang.” Artest memandang sekeliling dengan ekspresi khidmat: “Sebenarnya sebulan yang lalu, api suci abadi di Kuil Utama Brunei sudah padam! Dan sejak saat itu, Tuan Haihuasi tidak bisa lagi berkomunikasi dengan Dewi Mimpi Iblis!”
“Apa?!” Jiabao dan Paul Newman hampir melompat, menatap tajam ke arah Raja Gebe.
Raja Lich Bollywood sedang berbisik-bisik dengan putrinya, bersikap santai seperti dewa yang tak terlibat.
“Pantas saja!” Wajah Yang Mulia Paul Newman membiru kemarahan, giginya gemeretak keras.
“Aku heran kenapa Legiun Membara belum melahirkan seorang Ksatria pun belakangan ini!” Yang Mulia Jiabao tersenyum sinis: “Lanjutkan, Artest.”
“Dua hal ini, apakah Tuan Haihuasi mengakui atau tidak?” Raja Langit Bersayap Enam bertanya pada Diao Chan kecil.
“Aku mengakui, tapi dulu kalian kan bilang padaku bahwa...”
“Tuan!” Raja Langit Bersayap Enam Artest tanpa menunggu Utusan Dewa menyelesaikan ucapannya, dengan kasar RAMAS pembicaraan: "Hamba paling hina Artest dari legenda turun-temurun mengetahui——Api Suci abadi telah padam, menandakan Dewi Mimpi Iblis telah meninggalkan Mata Perak! Saat dewi meninggalkan Mata Perak, itu berarti kiamat bagi Ksatria Mimpi Buruk, karena kuda mimpi buruk kita berasal dari anugerah dewi! Tuan yang Mahatahu juga sudah lama tak bisa berkomunikasi dengan dewi, apakah Tuan mengakui kebenaran perkataanku?"
“Kecurigaan adalah dosa terbesar, Artest-ku!” Muka Diao Chan memerah bagai dua kuntum bunga persik, penuh penyesalan: "Mungkin keyakinanku masih kurang kuat, memang pernah seperti dirimu merasa tak berdaya dan goyah."
Haihuasi menarik napas dalam-dalam. Saat mengangkat kepala kembali, pandangannya telah kokoh bagai batu karang: "Tapi hari ini saat melihat inkarnasi dewi benar-benar berdiri di hadapanku, barulah aku yakin Dewi Mimpi Iblis tak meninggalkan kita!"
“Tuan!” Pasti ada yang menyusun kalimat untuk Artest, setiap kata diucapkan berjarak: "Untuk sementara kesampingkan apakah Putri Karu adalah inkarnasi dewa, sekarang harus kusampaikan fakta kepada saudara sebangsa di sini!"
Sekeliling telah sunyi senyap, semua menegakkan telinga menanti kelanjutan ucapannya.
“Sejak api suci padam, Legiun Membara kita selain pernah melahirkan satu gelombang Ksatria Mimpi Buruk bersayap tunggal secara kilas balik, tidak pernah muncul lagi ksatria mana pun! Bahkan ksatria magang pun tidak!” Raja Langit Bersayap Enam memandang Lao Liu, lalu menatap Diao Chan kecil: “Tuan! Ksatria magang kita sejak kecil sudah membangun hubungan dengan kuda mimpi buruk. Meski hubungan spiritual ini masih terjaga utuh, namun ksatria magang kita sekarang tidak bisa lagi memanggil kuda tunggangan mimpi buruk milik mereka ke dunia iblis melalui mantra panggilan! Ksatria magang bukanlah ksatria bersayap putih, seharusnya sama sekali tidak mungkin terjadi hal seperti ini! Tingkat kegagalan seperti ini jelas tidak sesuai dengan hukum alam!”
“Ini karena keyakinan kalian tidak cukup kuat, sehingga Dewi menurunkan murka! Asalkan kalian mulai sekarang berbakti dengan tulus pada Dewi, keadaan ini pasti akan hilang dengan sendirinya.” Jawaban Haihuasi di telinga orang duniawi benar-benar terdengar seperti orang gila.
“Tapi tidak mungkin semua adalah orang yang imannya lemah, kan?” Akhirnya Artest menyentuh inti masalah: “Mengingat Tuan Haihuasi begitu ngotot menganggap Karu sebagai perwujudan Dewata, dari sudut pandang pribadi, saya pasti akan mengikuti pendapat Tuan tanpa syarat! Tapi jika benar merupakan perwujudan Dewata, bukankah seharusnya memanggil seekor kuda tunggangan mimpi buruk ke dunia iblis untuk membuat kita semua tercengang, itu hanya hal sederhana seperti mengangkat tangan bagi Putri Karu?”
"Sialan nenekmu!" Liu Zhenhan mengumpat dalam hati, si mata perak ini bertele-tele ngomong panjang lebar, ujung-ujungnya cuma mau memaksa Utusan Dewa Mimpi Iblis memberikan bukti!
Jika Liu Zhenhan benar-benar merupakan jelmaan Dewi Mimpi Iblis, memanggil seekor kuda mimpi buruk ke dunia iblis tentu bisa dilakukan dalam hitungan menit.
Saat ini para ksatria biasa Legiun Membara pun tak bisa memanggil kuda mimpi buruk ke dunia iblis, di momen seperti ini, cara pembuktian seperti ini memang metode paling langsung untuk menunjukkan Liu Zhenhan adalah jelmaan dewi!
Tapi dari mana Lao Liu bisa memanggil kuda mimpi buruk ini? Nyamuk pun dia tak bisa panggil!
Mana mungkin dia jelmaan dewi? Ini bukan lelucon tingkat internasional?
"Tuan Diao Chan!" Raja Langit pertama bangsa iblis sama sekali tidak memberi kesempatan si Diao Chan bicara, berkata seperti peluru kendali: "Aku juga punya pemahaman tentang sihir arkan tingkat dimensi, aku tahu panggilan lintas dimensi tidak sederhana, datang ke dunia lain harus patuh pada 'tatanan sangkar' yang berlaku! Tapi bagi kami para mata perak, mungkin para penyihir besar di dunia manapun takkan bisa seperti kami yang bahkan ksatria biasa pun bisa memanggil kendaraan tunggangan dari dimensi lain! Jadi Anda tak perlu berlindung di balik alasan kepercayaan!"
“Kapan aku pernah bersiap untuk membodohimu?” Diao Chan, Utusan Dewa Haihuasi tersenyum manis: "Karena keyakinan membutuhkan perjalanan ke selatan dan utara berdasarkan bukti nyata, aku bisa meyakinkan perwujudan dewi untuk memenuhi permintaanmu!"
Suasana menjadi gempar, setiap anggota bangsa iblis memandang Lao Liu dengan perpaduan ketegangan dan kegembiraan.
Liu Zhenhan hampir pingsan, pengikut fanatik memang tak bisa diajak nalar!
Dasar tai B! Liu Zhenhan dalam hati bergumam, kalau Laozi bisa menggunakan sihir panggilan antar dimensi setinggi itu, mana mungkin sampai dijuluki "buta sihir" oleh Master Puskash?
"Perwujudan Dewi yang Mahakuasa, tunjukkanlah kekuatan-Mu pada pengikut-pengikut yang bodoh dan bebal ini!" Diao Chan kecil tak berkedip memandangi Lao Liu.
Orang licik seperti tiga Raja Lich sudah melihat dari raut panik Liu Zhenhan - mana mungkin bajingan ini adalah perwujudan dewi? Lebih cocok disebut perwujudan preman!
Tapi karena Pemimpi Iblis begitu yakin padanya, biarlah drama ini terus berlanjut. Pertunjukan absurd ini cepat atau lambat harus berakhir.
“Aku tahu ini pertama kali Yang Mulia turun ke dunia ini, dan pasti masih ada kebingungan dalam hati, bahkan belum menyadari jati diri sejati!” Suara Diao Chan terdengar samar, penuh kesucian tak tertandingi: “Tapi tak perlu khawatir, karena Yang Mulia telah datang dari tempat jauh ke Brunei dipandu telepati dari alam gaib, sebagai hamba paling setia, kewajiban hamba membantu Yang Mahakuasa memahami misi sejati dan menghancurkan belenggu tatanan yang mengikat!”
Obisilachi! Laozi cuma pengin liat wajah si Diao Chan! Telepati apaan itu! Liu Zhenhan terus-menerus memutar matanya.
“Mari kita baca mantra ini bersama. Hamba yakin, Yang Mulia bisa memberi pencerahan bagi para peragu iman dengan tindakan nyata!” Sorot mata indah Haihuasi menatap tajam muka Lao Liu: “Napas Yang Mulia adalah napas dewi, jangan ragu. Izinkan hamba membuka gerbang ini khusus untuk Yang Mulia.”
Di bawah pandangan Liu Zhenhan yang nyaris beku, Diao Chan yang fenghua juedai (cantik tak tertandingi) mengangkat lengan putih seperti teratai ke langit. Berdiri di koridor depan kuil, ia melantunkan mantra rumit dengan suara merdu nan puitis.
Kekuatan elemen di sekitar seakan menyambut nyanyian sihirnya, irama seperti riak bergema tanpa suara.
Setiap mata perak, terlepas dari tingkat keyakinannya, saat ini semuanya berlutut dengan satu lutut. Sementara Raja Lich dan Raja Horor, serta para tuan tanah bawah tanah semuanya merendahkan sikap, berdiri dengan hormat. Hanya dua naga iblis yang masih mengeluarkan napas kasar dari hidungnya dengan geram.
Waktu mantra ini tidak lama, segera berakhir.
Liu Zhenhan terus mencibir. Di hadapan kemampuan telepatinya, tidak ada bahasa yang bisa menyembunyikan makna sebenarnya.
Mantra yang dinyanyikan oleh Diao Chan, meski terdengar misterius dan sakral, sebenarnya hanyalah pujian untuk dewi dan doa memohon kekuatan ilahi dari para biarawan.
Menurut Liu Zhenhan, ini pada dasarnya adalah omong kosong yang memualkan, setara dengan nenek-nenek di kampungnya yang berkata "Bodhisattva memberkati" berulang kali.
Tapi dia paham, dunia ini memang bukan Bumi. Di sini, keyakinan khususnya fanatisme, memang bisa mendapatkan kekuatan elemen yang misterius dan kuat. Menurut teori sihir Aiqin, kekuatan fanatisme setara dengan meditasi dengan konsentrasi telepati tinggi, termasuk dalam ranah kemampuan mental, sehingga wajar jika bisa memperoleh kekuatan elemen.
Semua mata kembali tertuju pada penjelmaan Dewata yang sedang trance ini.
“Tuan Hae Hua Si! Putri Karu sama sekali belum membuka 'Mata Langit', bagaimana mungkin Anda menggunakan mantra 'Xue Nan Lan Du Er Jiqu Summoning Art' dari Silver Eyes untuk ditirunya?” Raja Langit Bersayap Enam Stockton dari Benua Kontribusi Pantai tampak geli: “Mantra ini sudah usang puluhan tahun, apakah Anda ingin mengandalkan mantra kuno ini untuk membuat Putri Karu memanggil kuda mimpi buruk berwujud manusia secara kebetulan?”
“Kukira ada mantra panggilan khusus, ternyata cuma 'Xue Nan Lan Du Er Jiqu Summoning Art'!” Raja Lich Holywood Paul Newman menyeringai sinis: “Tuan Hae Hua Si, Anda tidak salah ya? Mantra khusus untuk memanggil kuda mimpi buruk manusia ini benar-benar judi! Dalam sejarah, mantra ini hanya berhasil kurang dari 10 kali, contoh paling sukses pun hanya memanggil kuda berkaki empat! Jika Anda ingin menggunakan mantra dasar Silver Eyes, lebih baik ajari dia 'Panggilan Liar', setidaknya tingkat keberhasilannya naik 99%!”
“Bagi Silver Eyes yang belum membuka 'Mata Langit', tidak ada bedanya antara 'Xue Nan Lan Du Er Jiqu Summoning Art' dan 'Panggilan Liar'.” Raja Langit Bersayap Enam Artest menyela dengan suara menusuk: “Sama-sama pasti gagal.”
“Suku Mata Perak biasa, mantra panggilan dan mantra serap memang harus dipisahkan, karena kalian perlu belajar bertahap! Apakah Tuan-tuan mengira avatar Dewi dan Mata Perak biasa memanggil kuda mimpi buruk kelas yang sama?” Wajah cantik Diao Chan menunjukkan sedikit cibir: “Mata dan hati kalian telah dikaburi oleh kemewahan duniawi!”
Semua orang tertawa, reaksi umum terhadap omong kosong fanatik religius—"Mantra Serap-Panggilan Xuenanduer" adalah mantra panggilan yang sudah lama ditinggalkan oleh suku Mata Perak. Mantra ini jika berhasil dikutukkan, akan memanggil kuda mimpi buruk berekor manusia, berkaki manusia, dan berbagai jenis kuda mimpi buruk berwujud manusia.
Karena "Mantra Serap-Panggilan Xuenanduer" menggabungkan mantra panggilan dan serap dalam satu ritual, artinya begitu mantra sukses dipertahankan, calon ksatria Mata Perak bisa langsung naik pangkat menjadi Ksatria Bersayap Putih yang perkasa!
Dibandingkan "Panggilan Liar" yang hanya memanggil kuda mimpi buruk biasa—tanpa evolusi sayap mustahil melakukan serapan, harus meningkatkan kekuatan ksatria secara bertahap lewat evolusi kuda—efek hebat "Mantra Serap-Panggilan Xuenanduer" cukup membuat semua Mata Perak mata merah dan jantung berdebar.
Tapi tingkat kegagalan "Xue Nan Du'er Absorption Summoning" sangat aneh dan memiliki kemungkinan tinggi untuk berbalik menyerang, selain Ksatria Mata Perak yang sangat percaya diri, jarang ada yang cukup bodoh untuk mengandalkan keberuntungan.
Ini sama seperti Imam Bemon, semua orang tahu memanggil seekor Naga sebagai Peliharaan Magis pasti lebih baik daripada landak perang, tapi mengapa jarang ada Imam Bemon yang menggunakan "Lagu Spiritual" untuk memanggil Naga?
Karena semua tahu itu mustahil, bahkan bisa kehilangan nyawa!
Meski Liu Zhenhan tidak tahu apa itu "Xue Nan Du'er Absorption Summoning" atau "Panggilan Liar", dia paham bahwa keberhasilan Ksatria Mata Perak memanggil kuda mimpi buruk dari dunia lain ke dunia iblis sebagai kendaraan tunggangan yang terhubung hati, adalah karena mereka telah membangun hubungan spiritual dengan makhluk itu - inilah akar keberhasilan pemanggilan!
Sekilas, teori sihir "Pemanggilan Lintas Tingkat" yang tinggi ini seolah tak membatasi Suku Mata Perak, karena bahkan ksatria biasa dari suku ini bisa memanggil kendaraan dari dunia lain.
Tapi kenyataannya?
Mana mungkin Pemanggilan Lintas Tingkat bisa dilakukan dengan mudah?
Ksatria Mata Perak pun harus membangun hubungan spiritual dengan kuda mimpi buruk terlebih dahulu untuk melakukan pemanggilan, ini sama dengan menetapkan koordinat magis!
“Perwujudan Dewi Mahakuasa!” Raja Lich Clark Gable dengan ekspresi mengejek menggoda Liu Zhenhan yang diam membatu: "Tenang saja! Dengan telepati Anda, cukup untuk meniru mantra panggilan kuno yang bahkan bisa digunakan oleh calon ksatria bermata perak ini! Saya sepenuhnya mendukung tindakan Lady Haihuasi dan tak sabar menanti kejutan dari Anda."
Lao Liu mengalami kehinaan luar biasa. Seperti pepatah: "Berjalan di tepi sungai, tak mungkin terhindar dari basahnya sepatu". Setelah sekali berhasil menyamar sebagai Utusan Dewa, baru kedua kalinya mencoba sudah gagal total.
"Karu, karena kau belum pernah membuka 'Mata Langit', mantra ini pasti takkan berbalik menyerangmu." Ratu Jiabao melalui Penyampaian Suara Rahasia memperingatkan Liu Zhenhan: "Sekarang segera akhiri lelucon ini! Jangan terus mempermalukanku!!!"
"Perwujudan Dewi Mahakuasa, ikutilah nyanyian sihirku! Tunjukkan mukjizat ilahi agar manusia duniawi menghentikan penghinaan terhadap-Mu!" Diao Chan kecil terus membisikkan mantra seperti merasuki jiwa Lao Liu.
Di bawah tatapan ratusan pasang mata, Liu Zhenhan terpaksa dengan nekat mengikuti tiruan mantra itu.
Seiring lantunan mantra, gelombang elemen yang menyelimuti ruang mulai berdistorsi dan berguncang hebat, intensitasnya semakin meningkat bagai pasang naik. Di depan Kuil Utama Brunei, angin topan tiba-tiba meraung menerbangkan kelopak bunga dan dedaunan hingga menutupi langit.
Semua Ksatria Mata Perak berbaris melindungi Yang Mulia, menghalangi angin yang menyatu dengan langit-air serta dedaunan yang mengaburkan pandangan.
Angin topan begitu dahsyat hingga helm dan pedang yang tertinggal dari mayat-mayat di alun-alun Kuil beterbangan ke segala penjuru. Jubah setiap Ksatria Mata Perak yang berdiri di koridor berkibar-kibar seperti layar kapal, udara sejuk beraroma amis darah menghantam pintu Kuil yang perlahan terbuka seinci demi seinci!
Senyum tiga Raja Lich lenyap seketika.
Ketika portal teleportasi hitam berkilauan dengan talisman sihir arkan membentang di depan mata semua orang, membawa misteri bintang malam dan tekanan lubang cacing, otak seluruh Bangsa Iblis berhenti berfungsi sejenak.
Awalnya Liu Zhenhan hanya meniru-niru Diao Chan seperti anak kecil belajar berbual, mengucapkan mantra baris demi baris. Tapi kemudian prosesnya berubah di luar kendali - ketika fenomena aneh mulai muncul, mustahil baginya untuk berhenti.
Sinar gelap bak asap dari gelombang elemen keluar dari portal dimensi yang dalam, melilit dan mengikat tubuh Lao Liu seperti ular.
Bagai gurun menelan hujan, setiap penyerapan gelombang elemen hitam membuat bintang salib perak di mata Liu Zhenhan berpendar seperti petir, menyilaukan wajah orang-orang di sekitarnya layanya lampu kilat kamera.
Wanita api perak yang semula melayang di atas kepalanya, perlahan-lahan bertambah tinggi tubuhnya, wajah yang samar-samar pun mulai jelas terlihat. Abu sisa-sisa Jiwa Api beterbangan seperti kunang-kunang, berhamburan ke segala arah.
Portal Teleportasi ruang terkunci dalam gelombang elemen yang mencekam, lalu menghilang.
Sebuah kereta mewah yang ditarik dua ekor kuda mimpi buruk, perlahan terbentuk dalam pancaran cahaya sihir arkan. Di balik tirai tergulung setengah, terlihat sepasang sepatu kulit kecil berhias rumbai Bohemia.
Bab 524 Evolusi Ultimate (Bagian Atas)
Pemandangan luar biasa di depan mata ini membuat tiga Raja Lich yang otaknya sudah kacau balau teringat pepatah kuno terkenal: "Saat Ia muncul, seluruh dunia kehilangan cahayanya."
Pepatah ini berasal dari Benua Aigean, awalnya menggambarkan keagungan Dibo Luo.
Sejak Perang Suci sepuluh ribu tahun lalu, Bangsa Iblis sangat terpengaruh budaya Aiqin. Pepatah ini tersebar luas di dunia iblis.
Saat ini, hanya pepatah inilah yang mampu menggambarkan Liu Zhenhan.
Setiap kali tubuhnya dibasuh rantai gelombang elemen hitam, Aliran Elemen yang memenuhi seluruh ruang langsung mengamuk bagai ombak raksasa menyentuh langit.
Fluktuasi kekuatan elemen yang dahsyat ini membuat setiap pengguna sihir arkan merasa selemah semut di bawah tiang raksasa.
Setiap kali bintang salib perak di mata Liu Zhenhan berkedip menyemburkan tirai cahaya perak, awan hitam yang bergulung-gulung di atas Kota Brunei bawah tanah menjadi semakin pekat dan berat.
Sinar menyilaukan dari menara api yang menjulang tinggi sama sekali tak mampu menembus awan keruh ini. Lapisan awan hitam yang menyelimuti langit bagai timbal terberat, berputar-putar dengan kekuatan menghancurkan yang luar biasa di atas kompleks Kuil.
Pusaran angin dan badai yang membawa kehancuran total, menyapu segala sesuatu bagai debu di padang luas.
Gemuruh guntur kering bagai genderang perang yang dipukul dengan dahsyat oleh dewa-dewa kuno, menggulung langit sambil mengguncang kota dan mengaburkan semua pandangan.
Fenomena seperti ini seharusnya tidak mungkin ada!
Kota Brunei adalah kota bawah tanah yang dibangun dengan mengeruk gunung, dengan ketinggian total tidak lebih dari 100 meter. Di ruang tertutup seperti ini, bagaimana mungkin muncul awan badai dan guntur kering?
Tak ada satu pun Bangsa iblis yang sempat memikirkan 10.000 pertanyaan "mengapa". Angin yang semakin dahsyat bagai badai pasir di gurun, menerbangkan berbagai benda secara acak di langit, membuat seluruh kota bergema dengan lolongan bagai kiamat.
Bahkan pilar-pilar tulang raksasa di koridor Kuil yang sangat kokoh pun berderit dan bergoyang diterpa Angin Utara. Tubuh perkasa para Ksatria Bersayap Putih terus-menerus memancarkan lingkaran cahaya arkan yang menyilaukan. Mereka semua menunjukkan kemampuan sejati untuk melindungi Yang Mulia masing-masing mundur ke dalam Kuil.
Liu Zhenhan yang matanya memancarkan kilau perak liar tampak seperti monster yang keluar dari mitos. Angin topan ganas yang berputar membentuk pusaran tornado tiba-tiba berubah selembut napas kekasih setiap kali melewatinya.
Seperti bendera yang tak pernah terkulai, helaian rambut Mohican ungunya berkibar-kibar dengan gagah di koridor suci Kuil Dewi Mimpi Iblis yang sakral.
Dalam cahaya suram yang menyelimuti hamparan luas, sosok perkasa itu meninggalkan siluet punggungnya di Garis Cakrawala.
Selama Santo Perempuan Merak, dipimpin oleh Utusan Dewa Diao Chan Haihuasi, bersujud dengan mata berlinang air mata di belakang Liu Zhenhan. Mereka memuji-muji anugerah Dewata dan segala sesuatu.
Putri duyung Weizhi mungkin yang paling sadar, namun kini ia hanya bisa berdiam di belakang Liu Zhenhan, terpaku menyaksikan segala kejadian di hadapannya.
Sejak dia menginjakkan kaki di daratan, setiap peristiwa yang dialami begitu misterius. Segala sesuatu yang terjadi terasa seperti mimpi, sedangkan kejadian hari ini lebih mirip sebuah mitos.
Bersamaan dengan masuknya rantai gelombang elemen hitam pekat seperti malam terakhir ke dalam tubuh Liu Zhenhan, adegan mengerikan yang membuat Wei Zhi menjerit pun terjadi!
Pada tubuh Liu Zhenhan, setiap helai kulit dan pori-pori tiba-tiba menyemburkan darah segar. Saat ini tubuhnya bagai kantong air yang ditusuki 10.000 jarum jahit, darah yang menyembur begitu pekat dan deras, membeku di udara seperti lukisan pemandangan statis yang perlahan membentuk garis-garis darah tipis memanjang.
Dalam sekejap, Lao Liu telah berubah menjadi mesin pemintal sutra yang dipenuhi benang-benang merah darah.
Layaknya gerombolan lebah pulang ke sarang atau ribuan panah menembus jantung, benang-benang darah ini bergetar dahsyat dan menusuk dengan kekuatan maksimal ke dalam tubuh dua pelayan darah.
Garis-garis darah ini sebenarnya bukan darah biasa. Mereka adalah kekuatan magis darah paling murni, begitu pekatnya hingga secara visual tak bisa dibedakan dari darah sungguhan.
Langit dan bumi berubah wajah, awan bergulung-gulung penuh keangkeran.
Seberkas kilau perak yang lebih menyilaukan dari sinar matahari tiba-tiba menyelimuti segalanya. Kilau sesaat ini bahkan mengalahkan cahaya menara api, menyisakan jejak keperakan di seluruh jagad raya.
Setiap orang menutupi mata dengan tangan mereka sendiri.
Cahaya keperakan yang menyapu bumi dan langit mungkin hanya muncul sekejap, atau mungkin telah berlangsung selama seribu bahkan sepuluh ribu tahun.
Di hadapan bangsa iblis yang masih membeku oleh keringat dingin, meski dunia telah kembali normal, pikiran mereka masih terjebak dalam lingkaran pengepungan kekacauan.
Seekor naga biru berdarah bersisik merah dengan lima cakar dan seekor harimau berpendar gemerlap menampakkan wujudnya di angkasa, mengambang di samping Liu Zhenhan.
Naga dan harimau ini berukuran mini, setinggi pria dewasa, namun memancarkan aura yang dahsyat.
Naga merah berdarah ini berbeda dari Naga Aiqin manapun - tanpa sayap maupun tubuh raksasa yang kekar.
Tubuh ramping yang aerodinamis memancarkan keganasan yang menggetarkan. Sisik merah nan halus dan tanduk naga yang berotot elegan memancarkan wibawa alami. Dua kumis panjang seperti benang layang-layang dan lima cakar berkilau membuatnya memancarkan aura penguasa semesta.
Harimau ini juga berbeda dari semua harimau dalam silsilah Aiqin. Tubuhnya dibangun dari perak yang berkilau seperti sinar bulan, taring tajamnya seakan menggemuruh, menciptakan gemericik air terjun dan desauan pohon pinus yang samar. Sesekali ia menoleh memandang, seolah siap memburu mangsa kapan saja.
Meski berukuran kecil, mata naga merah darah dan mata harimau perak ini memancarkan keganasan dan haus darah yang menusuk. Aura mereka sanggup menggetarkan angin dan awan.
Dalam cahaya senja lembah, naga dan harimau ini tampak megah dan penuh kekuatan dahsyat, mengguncang jiwa setiap yang memandang.
Unsur-unsur alam berkilauan mengelilingi tubuh Liu Zhenhan. Di bawah tarikan kekuatan mistis, Lao Liu melayang seperti layang-layang ke atas kota, menggantung bagai bola cahaya di langit luas.
“Dikebiri!”
"Braak—!" Dentuman dahsyat menggelegar, kilat rantai keperakan meliuk dari pusar awan hitam pekat, menghantam ubun-ubun Liu Zhenhan!
Rantai kilat ini tipis menyedihkan, diameternya tak lebih dari benang rami. Tapi gelagatnya mengerikan bak sang penghancur dunia!
Segala makhluk di hadapannya seolah hanya punya satu jalan: binasa!
"Krak-krak—!"
"Krak-krak—!"
Tanpa jeda, sembilan kilat rantai setipis rambut menyambar dari awan kelam, menghujam ubun-ubun Liu Zhenhan dengan dahsyat!
Reaksi listrik statis yang kuat membuat rambut semua orang tegak lurus bagai dikeringkan pengering rambut, mengarah ke Tuan Liu di angkasa.
Bola mata berhamburan di tanah!
"Bagaimana mungkin?" Para bangsa iblis yang menyaksikan ini menggosok-gosok mata mereka.
Sejak kapan dunia iblis punya kilat? Dari zaman kuno, hanya guntur kering tanpa kilat!
Meski tipis, tapi ini benar-benar kilat!
Segala kilauan musnah seiring hilangnya rantai kilat, tinggal awan putih yang tenang.
Awan hitam yang memenuhi langit seolah menguap, menghilang seketika tanpa bekas. Langit kembali menampakkan wujud aslinya. Menara api di sekeliling kota sekali lagi menyebarkan cahaya ke dunia ini.
Rambut Mohican Liu Zhenhan terkumpul menjadi kuncir besar yang menjulang ke angkasa, tegak menghadap langit luas.
Pakaiannya compang-camping, menampakkan otot-otot kekar di berbagai bagian. Kain-kain hitam hangus dan lubang-lubang di bajunya berkibar-kibar di udara seperti bendera bintang.
Sepasang sayap hitam bak galaksi bintang yang berkilauan dan segelap malam muncul di punggungnya.
Ini adalah sayap dengan bentang sayap mencapai 3 meter. Setiap bulu punggungnya seolah terbuat dari bintang paling cemerlang dan malam paling kelam.
Setiap kepakan sayap membuat bulu-bulu itu berkilauan bak kaca patri terbaik, memancarkan cahaya tembus pandang yang berlapis-lapis.
Pada permukaan sayap kristal itu, galaksi bintang tak terhitung berkilauan silih berganti, memantulkan bayangan galaksi ke tanah seperti layar proyeksi.
Di hadapan sepasang sayap ini, seisi dunia seakan kehilangan warnanya yang asli.
Penampilan kumal layak pekerja tambang dan keindahan mistis bak mimpi, dua gaya yang bertolak belakang ini membentuk penampilan Lao Liu sekarang.
Lapisan demi lapisan riak emas berombak di permukaan tubuhnya.
“Kelopak bunga yang tak terhitung jumlahnya melepaskan diri dari lumpur, melayang ke udara, berputar-putar mengelilingi tubuhnya; senyuman manis dan suara berkat yang samar-samar bagaikan gemerincing unta dalam mimpi, bergoyang-goyang melintasi langit dan bumi, untaian demi untaian, helai demi helai.
Seekor naga, seekor harimau, ditambah wanita telanjang berkulit perak, melayang di sampingnya bagai pejabat paling setia.
Di hadapan pemandangan bak mukjizat ilahi ini, tatapan Wei Zhi menjadi kosong.
Di hadapan pemandangan bak mukjizat ilahi ini, tatapan Greta Garbo menjadi kosong.
Di hadapan pemandangan bak mukjizat ilahi ini, tatapan Diao Chan menjadi kosong.
"Silf, selamat datang di dunia beradab." Liu Zhenhan mengembangkan sayap hitamnya yang sedalam langit malam, terbang melayang menuju kereta mewah yang ditarik dua kuda mimpi buruk, menghamburkan bayangan bintang-bintang di depan Kuil yang megah.
Pemilik sepatu bot berumbai-rumbai Bohemia itu, sang pengejar mimpi yang hanya terlihat dalam mimpi, wajah ayu tanpa cela, sepasang mata besar yang bisa menembus jiwa, akhirnya muncul lagi di hadapan Liu Zhenhan setelah hubungan mereka terputus sejak memperoleh kemampuan telepati.
Alisnya yang melengkung bagai bulan sabit, tersenyum.
Seluruh bangsa iblis yang menempel di pintu Kuil, masing-masing membuka mulut mereka yang sedalam sumur tua, bagai terpetrifikasi dalam keabadian.
“Demi Ner'zhul... Ini... Ini benar-benar kuda mimpi buruk berwujud manusia!” Raja Lich Gable terengah-engah, seperti kombinasi penderita asma kronis dan bellow tua.
“Ini berarti peningkatan satu tingkat penuh dalam kekuatan total...” Wajah Yang Mulia Paul Newman terlihat beku, dalam sekejap mata Raja Lich ini tampak menua dua puluh tahun.
“Era pasang-surut elemen telah tiba.” Ratu Jiabao dengan gembira mengulurkan jari-jari rampingnya, memetik sekuntum Kuncup Api Abadi dari udara.
Geraman Oushou yang bergema mengembalikan kesadaran bangsa iblis yang sempat terhenti, sementara kotak-kotak tulang mulai ditempelkan ke telinga, membuat dimensi ruang-waktu kembali tercekik.
"Byur!"
"Byur!"
Satu demi satu kotak tulang terjatuh dari jari-jari, menghantam tanah dan melambung tak tentu arah.
Ekspresi horor kembali menghiasi wajah para menteri bangsa iblis.
“Apa yang sebenarnya terjadi?” Tiga Raja Lich secara serempak membentak bawahannya.
“Jurang ruang-waktu... telah terbuka semua...”
“Bangsat!” Liu Zhenhan gemetar mendengarnya, dalam kepanikan sampai lupa menggunakan telepati, langsung melontarkan umpatan kasar.
"Anggrek Parfum Hyacinth" yang tersemat di kerah bajunya, menggunakan fungsi "sinkronisasi transmisi suara" sihir bunga ini, menggemaikan makian keras ini di telinga setiap anggota Bangsa Iblis bagai guntur.
Bab 525 Evolusi Puncak (Bagian Tengah)
Sorotan mata penuh keheranan menyelimuti Liu Zhenhan.
Pikiran pertama manusia burung yang baru tumbuh sayap ini adalah: celaka!
Pikiran kedua: syukurlah!
Bahasa Han tetaplah bahasa ibu Liu Zhenhan. Pikirannya tetap tersinkronisasi dengan bahasa Han sejak awal. Begitu mendengar "jurang ruang-waktu" terbuka secara alami sebelum Yue Bisu kembali, paniknya langsung meledak dalam dialek Tiandu yang kasar. Beruntung, dia tidak menggunakan bahasa Bimon untuk memaki.
Dialek Tiandu adalah dialek Tiongkok asli dengan pelafalan datar dan melengkung yang bercampur, artikulasi keras dan garang. Selain Mo'er, tak ada satu pun di Aiqin maupun dunia iblis yang bisa berbicara bahasa ini.
Para Kaisar Dunia Iblis mahir dalam telepati. Meski tak paham bahasa Han, mereka bisa menangkap makna makian Liu Zhenhan melalui kombinasi gelombang pikiran dan pola suara.
Bagaimana menjelaskan seorang bisu yang tiba-tiba bisa bersuara? Liu Zhenhan sepertinya terjebak dalam jalan buntu tanpa celah untuk berkelit.
"Kenapa masih suka memaki? Sudah berapa kali diingatkan, tetap tak mau berubah!" Silf melirik Lao Liu dengan geram, menegurnya dalam dialek Tiandu.
"Si Dream Chaser yang secantik bunga hari ini mengenakan gaun panjang merah besar, dengan sehelai bunga merah terselip di pelipisnya, memakai topi merah kecil yang dihiasi bulu ekor iris surga, memegang kipas merah di tangannya. Dari ujung rambut hingga ujung kaki, seluruhnya berkilau merah menyala seperti mentari, kecantikan mudanya memancarkan aura sukacita yang sangat kental dengan nuansa Flamenco."
Liu Zhenhan memutar-mutar matanya sambil bersuara "berderai-derai".
Sekumpulan bangsa iblis juga memutar-mutar mata ke arahnya sambil bersuara "berderai-derai".
"Sesekali memaki orang juga tak apa." Wei Zhi menutupi mulutnya sambil tertawa. Dialek Tiandu-nya pun sempurna, siput laut merah yang diikatkan di pinggangnya dengan pita hitam senantiasa memancarkan aura elemen yang berirama, memungkinkannya memahami semua bahasa yang didengarnya.
"Ya Tuhan! Pasti ini karunia Dewata! Karu, kau bisa bicara!" Ratu Jiabao yang pertama tersadar dari keterkejutan, langsung menerjang ke pelukan Lao Liu seperti kupu-kupu, melompat-lompat gembira.
Liu Zhenhan terdiam cukup lama sebelum akhirnya tersadar.
Benar! Karunia Dewata!
"Dulu di Benua Kontribusi Pantai, saat menyantap hidangan khas dunia iblis 'Kembali ke Kolam Fenghuang untuk Bermegah' di taman kerajaan, dia sempat berdiskusi santai dengan Raja Langit bersayap enam Stockton tentang kemajuan Mata Perak. Mereka membahas pembukaan Mata Langit, juga penyerapan energi dari kuda mimpi buruk berwujud manusia - bagi Mata Perak, selitu bisa meningkatkan kekuatan satu tingkat penuh, juga mendapatkan karunia Dewata!"
Raja Langit Stockton pernah mengeluarkan air liur tiga ren sambil berkata, penyerapan ini tidak akan melukai kuda mimpi buruk, malah memberi Ksatria Mata Perak pasangan yang terhubung batin!
Peningkatan satu tingkat kekuatan penuh, Liu Zhenhan mengakui.
Kali ini benar-benar keberuntungan besar! Tidak hanya lagu perang dan sihir yang berevolusi, bahkan kekuatan bunga, kemampuan Penjaga Malam, telepati, dan dua Bidang Perlindungan semuanya ikut meningkat!
Sampai sekarang kepalanya masih pusing, mati-matian berpikir bagaimana ini bisa terjadi.
Tapi mana ada karunia Dewata?
Liu Zhenhan benar-benar tak tahu harus berkata apa. Dirinya sibuk mencari-cari alasan, malah Greta Garbo memberikan dalih gratis.
"Sayang, mulai sekarang jangan bicara sepatah kata pun." Liu Zhenhan memang burung gereja di Sungai Sanggan yang pernah menghadapi ombak. Dalam sekejap dia tenangkan diri, lalu segera menyampaikan suara rahasia ke Wei Zhi untuk tetap diam. Silf yang terhubung batin dengannya tak perlu diberi tahu lagi.
“Aku sedang menggunakan Bahasa Dewata, kelak kau juga bisa perlahan-lahan belajar dariku.” Liu Zhenhan merangkul tubuh Jiabao yang bulat dan montok, nada bicaranya lembut dan mesra layaknya Romeo.
“Aku sangat bangga padamu.” Ekspresi Jiabao kini persis seperti gadis manja yang menempel erat pada kekasihnya.
“Aku juga bangga padamu, Jiabao.” Liu Zhenhan merasa sangat janggal, meski kedua pihak sebenarnya berkomunikasi lewat telepati, namun satu menggunakan Bahasa Umum dunia iblis sementara lainnya pakai bahasa Han, malah disebut Bahasa Dewata, sungguh norak.
“Tiga Yang Mulia! Kini kalian percaya pada keaslian jelmaan dewi kan?” Utusan Dewa Diao Chan Haihuasi tersenyum santai di samping.
Senyum Ratu Jiabao langsung menghilang, perlahan melepaskan diri dari pelukan Lao Liu.
Gadis manja itu telah kembali menjadi ratu.
Dua Raja Lich Paul Newman dan Gable tetap tanpa ekspresi.
“Hamba-hambaku! Segera bersujud menyambut sumber keimanan kita!” Suara Haihuasi penuh wibawa yang tak terbantahkan, penuh kesucian.
Di bawah tatapan matanya, semua pemilik mata perak langsung lemas di lutut, berlutut satu kaki sambil menundukkan kepala keras mereka dengan dalam ke arah Liu Zhenhan.
“Hanya keempat Raja Langit Bersayap Enam yang masih berdiri tegak dengan angkuh, ekspresi dingin. Raja Langit pertama dunia iblis, Artest, bahkan menyilangkan tangan di dada, dagu terangkat tinggi, sudut bibir menggantung senyum meremehkan.”
“Utusan Dewa Diao Chan, Haihuasi, malu dan marah. Jarinya menuding keempat raja langit ini, tubuhnya gemetar karena emosi. Sekelompok gadis merak cantik mengelilinginya sambil melototkan mata, memandang penuh amarah ke Empat Raja Langit ini.”
“Menarik.” Raja Gebe memimpin tepuk tangan, melirik ke dua Raja Lich lainnya sambil mengangkat alis dengan senyum samar.
“Apa maksudnya?” Liu Zhenhan harus bertanya. Kini ia sudah tidak bisa membaca kedalaman tiga Raja Lich ini. Terlalu banyak kejadian dalam waktu singkat yang sepenuhnya melampaui perkiraannya sebelumnya.
“Putri Karu.” Raja Gebe melirik ke Silf, tertawa kecut pada Lao Liu: “Sebenarnya apa yang ingin kukatakan, dengan kecerdasanmu pasti sudah bisa menebak! Meski kau bukan penjelmaan dewi, tapi aku tetap mengakui kecerdasan dan bakatmu!”
“Raja Gebe!” Utusan Dewa Diao Chan, Haihuasi, meledak marah: “Kau tahu sedang bicara dengan siapa? Sebagai kaisar, kau bahkan kehilangan etiket dan kelapangan dasar? Sudah melihat bukti nyata, masih meragukan keaslian penjelmaan dewi?”
"Banyak mata perak yang tadinya menunduk mulai mengangkat kepala. Di antara mereka, sebagian memperlihatkan pandangan marah yang tak berani diungkapkan."
"Bagaimanapun tingkat kepercayaannya, sejak zaman dahulu Dewi Mimpi Iblis telah menjadi totem suku Mata Perak, ibarat seorang ibu. Kau boleh tidak berbakti, tapi tak mungkin membiarkan orang lain menghina ibumu di depan matamu, bukan?"
"Kau pikir aku bercanda? Yang Mulia Clark Gable!" Yang Mulia Clark Gable tersenyum sinis tiga kali: "Tampaknya Yang Mulia lupa satu hal - Karu adalah Mata Perak yang menggunakan 'Xue Nanlan Du'er Summoning Art' dari suku Mata Perak untuk pertama kalinya memanggil kuda mimpi buruk berwujud manusia!"
"Yang Mulia, apakah benar dengan bukti seperti ini kita bisa langsung menyimpulkan bahwa Putri Karu adalah jelmaan dewi?" Putri Monroe melirik Lao Liu, lalu membungkuk hormat ringan kepada Utusan Dewa Diao Chan sambil tersenyum: "Yang Mulia Utusan Dewa, Putri Karu adalah Mata Perak. Kemampuannya memanggil kuda mimpi buruk manusia hanya membuktikan dia setingkat atau lebih tinggi dari Raja Langit Bersayap Enam! Sama sekali tidak terkait dengan jelmaan dewi."
Mata besar Diao Chan yang jernih membelalak lebar, bola mata berwarna kopinya dipenuhi ketakutan dan kecemasan.
“Kita semua telah melihat, Putri Karu berevolusi memiliki sayap putih, merupakan varietas yang belum pernah ada di antara semua Raja Langit bermata perak. Karena itu, kita perlu menetapkan gelar baru untuk Putri Karu!” Yang Mulia Paul Newman juga ikut nimbrung tepat waktu: “Tak diragukan lagi, Putri Karu akan menjadi Raja Langit tertinggi sepanjang masa.”
“Sebut saja Raja Langit Sayap Iblis.” Ratu Jiabao membuka bibir kemerahan-nya: “Untuk mengenang sayap yang berkilauan bagai bintang, itu akan menjadi kebanggaan yang tetap dikenang di dunia iblis selama ribuan tahun!”
“Putri Karu, setelah hari ini, Anda akan dicatat dalam sejarah oleh para sejarawan.” Raja Gebe maju mendekat, menepuk bahu Lao Liu, matanya melihat dengan penuh keserakahan pada sepasang sayap indah bagai galaksi di punggung Liu Zhenhan: “Anda akan tercatat dalam sejarah sebagai Raja Langit bermata perak terhebat sepanjang masa bangsa iblis.”
“Jancuk!” Liu Zhenhan toh juga seorang pemimpin negara, mana mungkin tidak menyadari tipu muslihat yang dimainkan oleh tiga Raja Lich ini dengan saling bersahutan.
Mereka menggunakan taktik yang sama seperti yang dilakukan Kerajaan Bimeng terhadap Dewi Ailijie—sampai mati pun takkan mengakui status keilahian, terus-menerus menahan ancaman yang mungkin ditimbulkan oleh kekuasaan gereja yang tak terkendali terhadap kekuasaan kerajaan!
"Apa itu sayap iblis brengsek? Sayap Laozi ini jelas adalah 'Bidang Perlindungan dual cultivation' evolusi keempat 'Sayap Pantulan Bintang'!" Liu Zhenhan benar-benar tak bisa berkata-kata. Rupanya dia tak perlu khawatir soal penyamaran lagi—para iblis ini sudah yakin dia adalah Silver Eye. Masuk akal, bayangkan mata-mata iblis berwajak Bimon, bertubuh Bimon, datang ke Kerajaan Bimeng menggunakan "Nyanyian Perang Spiritual" untuk memanggil naga sebagai peliharaan magis. Sekalipun teriak-teriak mengaku bangsa iblis, takkan ada yang percaya.
"Ini benar-benar perbuatan bajingan! Tadi kalian sendiri yang minta bukti!" Utusan Dewa Diao Chan, Haihuasi, hampir pingsan. Tak disangka Raja Lich yang terhormat ini berkelakuan seperti preman kampung, berlaku licik di depan Kuil suci dan banyak saksi mata.
"Tuan Haihuasi!" Raja Gebe menunjukkan kelicikan veteran: "Coba renungkan—kapan saya dan Yang Mulia Jiabao, Yang Mulia Paul Newman pernah minta bukti dari Anda?"
"Tuan Haihuasi!" Raja Langit Bersayap Enam Artest maju cepat sambil membungkuk hormat: "Hamba hina Artest-lah yang berani mengajukan permintaan lancang itu. Bukan Raja kami. Hukum saja hamba jika ingin menghukum!"
Diao Chan kecil baru sadar dirinya sudah terjebak!
"Ya! Kapan tiga Raja Lich pernah mengajukan permintaan secara langsung? Tapi kalau Artest tidak bertindak atas perintah mereka dalam mengajukan metode pembuktian ini, Haihuasi rela mati pun takkan percaya!"
"Aku punya metode pembuktian lain, kalian yang ajukan syarat!" Haihuasi menahan amarahnya, dengan sedikit kesal dan bangga, mengangkat dagu putih saljunya ke arah tiga Yang Mulia.
Sialan! Masih mau minta syarat? Masih perlu bukti? Liu Zhenhan langsung menutupi wajahnya dengan tangan.
Dirinya sendiri pun merasa aneh memikirkan seluruh kejadian ini! Dia tak pernah membuka Mata Langit, bagaimana mungkin bisa memanggil Silf melalui mantra panggilan Mata Perak? Dia hanya kenal satu Silf, kalau harus membuktikan lagi, dengan apa? Dream Chaser tak mungkin jatuh dari langit dua kali!!
"Maaf, Yang Mulia Haihuasi!" Ucap Raja Lich Paul Newman dingin tanpa emosi: "Putri Karu telah membuktikan dirinya sebagai Raja Langit Bersayap, aku tak menerima ulah kekanak-kanakanmu! Baik menurut tradisi maupun aturan leluhur, Ksatria Mata Perak yang mengendarai kuda mimpi buruk, sekalipun levelnya naik setinggi apapun, tetaplah Raja Langit! Karena kami tiga Raja Lich telah mengakui status Putri Karu sebagai Raja Langit Pertama, masih ada apa lagi yang perlu kau katakan?"
Diao Chan kecil akhirnya paham, ternyata batu yang diangkatnya malah menginjak kakinya sendiri - tiga Raja Lich ini telah menjebaknya untuk masuk ke dalam perangkap yang mereka pasang!
"Sekarang ketiga Yang Mulia bersikeras menyatakan Karu adalah Raja Langit, sementara inkarnasi dewi hanya disinggung sepintas!"
Dari tradisi Bangsa Iblis, cara ini benar-benar sesuai norma, tak ada celah untuk dikritik.
"Sudahlah, Haihuasi!" Liu Zhenhan buru-buru melerai, khawatir gadis ini nekat melakukan hal bodoh seperti yang disukai pengikut fanatik. Sejujurnya, Lao Liu juga tak ingin melalui pemeriksaan lagi. Pemeriksaan tadi masih membuatnya pusing hingga merasa seperti bukan di dunia nyata: "Saya berterima kasih atas pengakuan ketiga Yang Mulia, dan berjanji akan menjalankan tugas sebagai Raja Langit dengan baik!"
"Putri, gelombang elemen Anda tampak sangat melemah, bagaimana bisa? Bukankah seharusnya kekuatan menyeluruh naik satu tingkat?" Raja Gebe menatap Lao Liu sambil terkekeh.
"Entah." Mata Liu Zhenhan diam-diam melirik ke arah Big S dan Little S yang berdiri di sudut.
Big S dan Little S adalah dua Pelayan Darah Dunhuang. Lekuk tubuh mereka yang sempurna berbentuk S, dengan payudara dan bokong yang menonjol, sangat seksi. Setelah semalam bersama mereka, Lao Liu memberi julukan yang sesuai ini.
Wajah Big S dan Little S hampir identik, tapi Liu Zhenhan punya cara khusus untuk membedakan mereka. Mempelajari dan mengamati tubuh wanita memang keahliannya.
Kebetulan, tatapannya yang mengarah ke Big S dan Little S berbalas dengan tatapan penuh makna dari mata indah kedua perempuan itu.
Kedua pelayan darah ini berdiam di sudut-sudut tersembunyi yang tak diperhatikan, napas mereka teratur, tak ada jejak gelombang elemen sama sekali di sekujur tubuh mereka.
Saat mata jernih transparan mereka bertemu pandang dengan Liu Zhenhan di udara, kilau dingin yang mematikan berkedip-kedip di sorot mata indah mereka. Setiap kali bulu mata panjang nan cantik itu berkedip, aura maut dan kilau dingin itu semakin nyata.
Tubuh mungil mereka gemetar penuh gejolak, bergetar dalam kesunyian. Menghadapi pandangan tajam yang menusuk tulang ini, hati Lao Liu berdegup kencang, ia segera memalingkan muka.
Bab 526 Evolusi Puncak (Bagian Bawah)
Perjalanan mata-mata Liu Zhenhan di dunia iblis berakhir dengan kegagalan telak.
Sebenarnya sejak mengetahui "Jurang Ruang-Waktu" terbuka lebih awal, ia perlahan terjerumus dari surga menuju jurang tak berdasar. Saat melihat sorot mata Big S dan Little S, ia pun tersadar dan benar-benar tenggelam dalam lumpur keputusasaan.
Apa pun yang dikatakan tiga Raja Lich berikutnya padanya, semuanya tak bisa ia ingat dengan jelas saat mengingat-ingat kembali.
Ia telah dikalahkan oleh penyesalan, kekecewaan, dan dendam yang menghujam tulang. Di hadapan bencana tanpa jalan keluar, siasat liciknya hanyalah lelucon yang menyedihkan.
Saat sepenuhnya sadar dari pikiran yang kacau balau, Liu Zhenhan mendapati dirinya terbaring di atas ranjang klasik mewah yang empuk. Cahaya remang-remang dari jendela kasa menyinari kelambu, memantulkan warna oranye yang ilusif dan ambigu.
Waktu tidak diketahui, lokasi juga tak jelas.
Dua sosok hangat telanjang sedang bergerak lincah di atas tubuhnya. Kulit sehalus sutra itu penuh bujukan dosa, setiap erotan dan rintihan tak terkendali mengguncang jiwanya yang telah mati rasa.
Pikiran yang tak menentu bagai ombak keruh perlahan menghantam benaknya, membangunkan hati yang terkunci rapat.
Selain hubungan intim yang liar, ia sama sekali tak ingat apa yang dilakukannya setelah pertemuan Tiga Raja di Kuil Utama Brunei. Jumlah perempuan yang dijamahnya pun tak terkira, wajah-wajah cantik asing yang panik dan putus asa, tubuh-tubuh indah berlekuk yang hangat dan lembab hanya samar terbayang.
Sensasi dosa dari pelecehan dan kekerasan itulah! Bukan pelampiasan biasa, bukan pembebasan sembarangan—kegelisahan dan pikiran kacau itu mungkin takkan cepat pergi dari tubuhnya!
Dalam senyap bagai mayat mengambang, Liu Zhenhan bangkit mendadak seperti mumi yang hidup kembali.
Cahaya redup dengan cepat menyelimuti wajah muda yang jahat ini.
"Coba trik lain." Liu Zhenhan melepas Zuo'an Quanjia, mengeluarkan kaleng tuo du di pergelangan tangan, dan mengayun-ayunkannya di depan D dan S.
Mutiara merah bergoyang memancarkan kilau dekaden dan mesum, persis seperti senyumnya.
Saat gemuruh kehidupan kembali masuk ke ruangan ini dari luar, barulah ia sadar bahwa dirinya belum meninggalkan Kuil Utama Brunei.
Berjalan di koridor luas, memandang reruntuhan alun-alun yang telah dibersihkan, melihat persemaian yang kembali ditanami stek bibit bunga, segalanya kembali ke titik awal.
Hari baru telah dimulai.
Udara segar sedang menyiapkan vitalitas alam, Liu Zhenhan juga menyiapkan napas baru, tapi sekaligus menghindari pandangan D dan S di belakangnya.
Seorang Santo Perempuan Merak dengan hormat mengundangnya sarapan, wajah cantik itu masih membekas air mata, tatapannya pada Liu Zhenhan penuh kompleksitas yang sulit diungkapkan.
Liu Zhenhan sangat paham alasan di balik pandangan Santo Perempuan Merak ini. Meski ada penyesalan, semuanya sudah tidak bisa diperbaiki lagi.
Ruang makan luas bernuansa klasik dipenuhi warna religius, baik lukisan dinding maupun patung di sekelilingnya, semuanya memancarkan kesucian seolah disinari berkah dewata.
"Dalam suasana sakral seperti ini, seolah-olah jiwa pun dapat tercuci dan ditebus."
Di atas meja panjang berhias emas dan cat warna-warni, terhampar bunga-bunga segar dan perak-perak alat makan. Para Santo Perempuan Merak sedang makan dalam keheningan. Saat Liu Zhenhan muncul, riak air di Cawan Santo mengungkapkan kegelisahan dalam pandangan mereka.
Wei Zhi dan Silf memandang Liu Zhenhan tanpa sepatah kata, keluhan tak terucap terpancar dari sorot mata mereka.
Ratu Jiabao masih bertahan di situ. Selain dirinya, dua Raja Lich lainnya tampaknya telah pergi lebih dulu.
Sang Ratu tidak ikut makan. Kepalanya tertunduk, tangannya menggenggam telur burung rebus yang masih mengepulkan asap, digosok-gosokkan ke pipinya.
Bekas haman kebiruan-keunguan membentang dari alis hingga pipinya, menambahkan aura renta yang menyentuh di balik pesonanya.
"Ada apa?" Liu Zhenhan mengerutkan alis. Pengalaman berkelahinya melebihi nasi yang dimakan orang biasa. Sekilas ia tahu itu bekas tinju. Tapi siapa di dunia iblis yang berani menghantam Raja Lich?
Ekspresi Ratu Jiabao membeku. Kabut air mulai berkumpul di bola matanya yang jernih bagai kristal.
“Bukan kamu yang memukul?” Suara Silf yang pasrah bergema di hati Liu Zhenhan: “Tadi malam kamu seperti orang gila, menendang pintu dan masuk ke setiap kamar yang dilewati, untuk... untuk memaksa... aku... Kamu pertama kali datang ke kamarku dan Wei Zhi, saat itu Jiabao juga ikut, dan mengatakan banyak kata mesra, seperti tidak akan menghalangimu bersamaku dan Wei Zhi. Dengan statusnya, mengatakan hal seperti itu sudah sangat luar biasa. Saat itu aku melihat ekspresimu mengira kamu tersentuh, tapi hasilnya ketika dia... dia... naik... naik ke tubuhmu, kamu langsung menghantamnya dengan tinju! Membuat sebelah wajahnya lebam, dia lari sambil menangis.”
“Sial!” Liu Zhenhan menundukkan kepala hampir tenggelam dalam sup lidah buaya dan sagu di piring perak. Wajahnya terasa seperti disiram asam sulfat, panas membara.
“Sebentar lagi kamu ikut aku pulang ke Pantai Persembahan, temui rakyat dulu, lalu pergi ke Pulau Morowenk.” Ratu Jiabao tiba-tiba berbicara. Dia menggigit bibirnya sendiri kuat-kuat, memalingkan wajah ke samping, tidak memandang Liu Zhenhan.
“Pulau Morowenk apa?” Liu Zhenhan sama sekali tidak ingat hal ini, mengangkat pandangan ke Silf.
“Aku tahu kau menyimpan dendam!” Ratu Jiabao marah memutar kepala, menatap tajam Lao Liu: “Tapi kamu harus pahami, selama aku masih seorang Raja Lich, mustahil mengakuimu sebagai jelmaan dewa! Ini sama sekali dua hal yang berbeda dengan mencintaimu atau tidak!”
“Kemarin Anda terus memaksa ingin menjadi Raja Langit, memimpin pasukan, bahkan ingin yang pertama menginjakkan kaki di Benua Aigean!” Suara Silf kembali bergema dalam hati Lao Liu: “Bukankah kemarin tiga Raja Lich sudah memberitahumu? Tiga pilihan ujian: pertama, mengambil air mata Raja Buaya Purba Piacenza; kedua, memperoleh tulang ogus burung hantu raksasa München yang bermutasi; ketiga, pergi ke pulau untuk membunuh ikan setan pemangsa yang merusak dan mengambil kristal ogus-nya. Anda memilih yang terakhir.”
“Apa aku memilih?” Liu Zhenhan benar-benar tidak ingat. Dia heran, bagaimana bisa tetap berpikir logis saat otaknya kosong?
“Sihir Raja Buaya Purba Piacenza adalah 'Mata Penyegel Dimensi', burung hantu raksasa München bermutasi memiliki 'Wilayah Kemiringan Ruang', sedangkan ikan setan pemangsa adalah yang terlemah. Ini pilihan ujian yang diajukan Greta Garbo. Dua Raja Lich lainnya tidak mempersulitmu, biarkan kau memilih sesukamu, dan kau pilih ini.” Suara mental Silf penuh kekecewaan: “Sepertinya kemarin benar-benar kesadaranmu hilang. Bahkan aku tidak bisa menjalin hubungan mental. Untung masih bisa berkomunikasi dengan Ai Wei'er, atau pasti terjadi kekacauan.”
Liu Zhenhan benar-benar kehabisan kata.
Utusan Dewa Diao Chan, Haihuasi, memasuki ruang makan dengan diam dan duduk di sebuah kursi.
Wajah suci sang Utusan Dewa yang cantik samar terlihat bekas air mata dan kesedihan, namun sengaja ditutupi.
Beberapa pelayan menaruh bungkusan-bungkusan besar di sisi, kemudian mundur diam-diam sambil berdiri dengan tangan terlipat.
"Semua Santo Perempuan ini akan mengikutimu ke mana pun engkau pergi, ini yang dikatakan Diao Chan ini." Ekspresi Sylph saat memandang Haierwash terlihat aneh, seolah ingin mengatakan sesuatu namun mengurungkannya.
Liu Zhenhan menghela napas panjang, menggosok-gosok pelipisnya dengan kasar. Sarapan mewah di hadapannya sama sekali tidak menggugah seleranya.
Suasana makan semakin mencekam. Tak ada yang berbicara, hanya terdengar suara "slurp-slurp" menyeruput makanan.
"Sudah waktunya pulang." Liu Zhenhan berpikir dalam hati: "Mimpi ini juga sudah saatnya berakhir."
Setelah menyelesaikan sarapan yang menusuk dada dalam kesunyian tak bertepi, Liu Zhenhan membawa Wei Zhi, Sylph beserta kereta mewahnya, semua Santo Perempuan Iblis, bersama Ratu Jiabao kembali ke Benua Kontribusi Pantai.
Sepanjang perjalanan tak sepatah kata pun terucap.
Ratu Jiabao mengenakan cadar tipis, berdiri di balkon istana bersama Liu Zhenhan menyambut lautan rakyat yang membludak.
Sang Ratu dan Liu Zhenhan melambaikan tangan dengan penuh kewibawaan ke arah bawah.
Gelar seperti "Raja Langit Bersayap Iblis" dan "Mata Perak Abadi Pertama" menarik ribuan penggemar. Bunga dan kembang api menghiasi langit untuk kemuliaan Benua Pantai.
“Ratu Jiabao tiba-tiba berbalik masuk ke balkon, membelakangi semua orang seolah sedang mempertimbangkan sesuatu. Setelah lama berpikir, ia melambaikan tangan ke para menteri bangsa iblis yang masih membelakanginya: "Silakan kalian mundur terlebih dahulu."
Setiap pejabat bangsa iblis terlebih dahulu memandang Lao Liu dengan tatapan penuh teka-teki, lalu membungkuk hormat sebelum pergi.
Ekspresi Liu Zhenhan masih terlihat kosong, tapi dalam hatinya ia sangat memahami situasi.
Memandangi kerumunan bangsa iblis yang bergelora di bawah balkon, ia tahu saatnya telah tiba untuk berpisah dengan Jiabao. Jika tidak ada halangan, pertemuan berikutnya akan terjadi di medan perang.
Meski sadar perasaannya terhadap Jiabao hanya karena "Perjanjian Cinta", matanya masih terasa sedikit basah. Tanpa sadar ia menengadahkan kepala.
Napas Jiabao tiba-tiba terdengar cepat di belakangnya. Setelah waktu yang lama, tubuh lembut itu dengan hati-hati memeluknya, pelukan yang semakin erat seolah ingin menyatukan mereka selamanya.
Liu Zhenhan bisa merasakan tubuh di belakangnya yang gemetar dalam diam. Tak bisa menahan diri lagi, ia berbalik dan memeluk Jiabao dengan lembut.
"Jangan begitu kejam padaku... Kumohon..." Jiabao mengangkat wajahnya yang mempesona, bercucuran air mata dengan memar kehijauan yang semakin mencolok.
Liu Zhenhan membelai wajah cantik yang setengah bengkak itu, menggigit gigi, lalu menarik tirai dengan tangan untuk menutupi balkon di belakangnya.
Kedua tangannya seperti mengupas buah salak segar, merobek gaun panjang Greta Garbo.
"Tidak... Ini balkon..." Greta Garbo menutupi auratnya dengan panik, mundur tergesa-gesa. Wajah cantiknya langsung pucat pasi: "...Karu... Bukan... Tirai takkan cukup menutupi..."
Liu Zhenhan sudah tak mendengarkan. Yang ia tahu, tubuh putih mulus itu bersinar memikat, jauh namun dekat. Ia harus menariknya ke pangkuannya.
"Hari ini... 'badanku' baru datang..." Greta Garbo tak kuasa melawan kekuatan Lao Liu, berbisik malu ke telinganya: "...Salahmu... Tadi malam kau tak mau..."
Tirai tipis penutup balkon menjadi satu-satunya penjaga kesadarannya. Tapi matanya mulai berkaca-kaca, tubuhnya lemas tak tertahankan.
Liu Zhenhan menatap genangan darah di jarinya, menggosoknya kuat-kuat. Ungu menyala itu langsung merebak.
"Tak masalah." Katanya: "Ini sudah biasa kulakukan."
Hujan reda, cahaya fajar memudar.
“Karu.” Greta Garbo membelai dada kekar Liu Zhenhan dengan penuh perasaan: “Katakan padaku, apa kau benar-benar menyentuh Haihuasi tadi malam...”
Liu Zhenhan menatap Greta Garbo dengan alis berkerut rapat.
“Entah.” Katanya: “Aku benar-benar tidak tahu, ingatanku samar.”
“Tuan Haihuasi adalah pria, 'Biroko no Yomi' hanya memiliki peluang kecil melahirkan anak perempuan.” Greta Garbo tersenyum samar: “Tapi aku sudah memutuskan, meski kau menginginkannya, aku tak akan menghalangimu.”
Saat itu juga, Liu Zhenhan merasa seperti disambar petir lima kali.
BAB 527 APAKAH JENIS KELAMIN BENAR-BENAR PENTING? (Bagian Atas)
Langit yang suram, lautan penuh harap.
Seekor camar kesepian membentangkan sayapnya, dengan kicauan nyaring menerobos permukaan laut yang terus bergolak oleh Kabut Laut. Saat mencengkeram seekor ikan kecil, hembusan angin dari kepakan sayapnya mengaduk-aduk gumpalan asap tebal.
Sebuah pulau yang menjulang ratusan zhang di atas permukaan laut berdiri megah dalam kabut laut yang mendidih, bagai paviliun dewa yang hanya ada dalam mimpi.
Pada daratan yang mencuat puluhan meter dari permukaan laut, gua-gua batu runcing bertebaran. Dari kejauhan maupun dekat, suara jeritan aneh terus terdengar bergema dari lubang-lubang gua.
Pulau ini memiliki wilayah datar minimal 40-50 li, dipenuhi batu-batu aneh, lumut salju, dan tumbuhan liar. Kotoran burung yang mengering berserakan seperti bunga mekar. Di tengah pulau berdiri reruntuhan kuil kuno yang tertutup batu, terkikis angin laut. Bangunan berbentuk sangkar burung itu telah roboh sebagian, dinding runtuh dan patung dewa batu tanpa tangan-kaki terlihat muram seperti hantu liar, pemandangan yang sangat memilukan dan sepi.
Inilah Pulau Mowenruoke, habitat dari ikan pari iblis bermata satu.
Jaraknya dari pusat benua minimal ribuan li. Selain Ksatria Bersayap Putih, tak ada satu pun bangsa iblis yang bisa menginjakkan kaki di pulau ini.
Angin utara yang dingin menerbangkan rambut Mohican Liu Zhenhan yang panjang seperti bendera perang. Kakinya menginjak monster mirip ikan-kodok berukuran 10 meter dengan sirip berduri di punggung. Tubuhnya pipih seperti pisau, dipenuhi sisik naga terbalik, memiliki 4 pasang kaki berselaput besar dan sepasang sayap naga kelelawar. Mata tunggal besar di sisi kanan tubuhnya memancarkan kilau kejam.
Di kepala moncong monster yang memiliki sungut panjang itu, terdapat luka robek akibat hantaman. Darah kental menggenang membentuk kolam besar.
Batu-batu tinggi di sekeliling bagai binatang buas yang mengeram, membayangi Liu Zhenhan dengan kegelapan dan awan kelam. Seekor naga dan harimau pelayan diam-diam mendampinginya. Wanita Api Perak menyemburkan Jiwa Api dengan dahsyat, mengungkapkan emosi tak terkendalinya.
Silf dan Wei Zhi memandangnya tanpa berkedip. Dua pelayan darah juga menatapnya tak henti. Pandangan Big S dan Small S menyiratkan sedikit ejekan dan kepuasan.
Diao Chan sang kecantikan, Hai Huashi, berjongkok di tanah dengan bahu indahnya terkunci, terisak-isak tersedu-sedu.
Air mata jernih mengalir deras di wajahnya, menyapu kepedihan sebesar kabut laut.
"Karma!" teriak liar Liu Zhenhan bergema di permukaan Kabut Laut bawah pulau.
Seolah menuntut jawaban pada dirinya sendiri, atau mungkin pada takdir.
Belati berbinar-binar terus-menerus ditarik dari sarungnya, lalu dikembalikan.
Silf beberapa kali ingin mengulurkan tangan dan menghiburnya, tapi bingung memulai pembicaraan.
"Pintu Langit" terbuka bergemuruh di belakang Liu Zhenhan dengan cahaya secemerlang galaksi. Ai Wei'er dan Ailijie terbang keluar dengan pakaian tempur, tertegun melihat situasi yang tak sesuai bayangan.
“Richard, ada apa denganmu?” Ai Wei'er bertanya heran. Dia cepat menangkap sesuatu yang tidak beres; kekacauan, keputusasaan dan ketenangan, kedamaian, dua emosi yang bertolak belakang ini sedang bergolak dalam diri Richard.
“Ini sebenarnya di mana?” Ailijie berputar di langit, terpaku memandangi kabut laut di bawah tebing setinggi seratus zhang.
“Aku yang menyuruhmu datang.” Silf berkata pada Ai Wei'er.
“Kamu siapa lagi?” Xiao Ai memandang penuh permusuhan ke arah si cantik berbalut merah menyala ini.
“Aku dan Richard bisa bertelepati, jadi dual cultivation telepati kalian berdua juga bisa kupinjam.” Silf tersenyum kecut: “Namaku Silf, atau yang disebut orang Feilengcui sebagai incubus.”
“Apa... apa?” Ai Wei'er hampir terjatuh dari udara, buru-buru mengeluarkan dua Tongkat Sihir Tulang untuk membidik, tapi Ailijie menghentikan tangannya dengan busur sambil menggelengkan kepala.
“Dia tidak bermusuhan, juga tidak punya kekuatan elemen kuat, ngapain panik begitu.” Bunga Aiqin berkata tenang.
Ai Wei'er melipat sayap bayangan langitnya, memerhatikan Silf tak berkedip, gugup dan khawatir mendekat ke sisi Liu Zhenhan sambil menggoyang-goyang lengan Lao Liu: “Ada apa, Richard-ku?”
Liu Zhenhan bagai kayu totem yang tumbang, memandang kabut laut tanpa ekspresi.
“Ada yang tidak beres.” Ailijie menarik lengan Ai Wei'er, menyemburkan mulut ke arah kanan, matanya yang indah tak berkedip memandangi Da-Xiao S.
Tubuh kedua pelayan darah ini sama sekali tidak memancarkan gelombang elemen, seolah bisa ditembus pandang; justru karena itu, mereka terlihat semakin istimewa.
Segala sesuatu di dunia ini tersusun dari partikel elemen paling dasar, semua makhluk hidup pasti memiliki gelombang elemen walau kadarnya berbeda; perbedaan kekuatan elemen antara penyihir dan orang biasa bagai bukit dan debu; sedangkan gelombang elemen kedua pelayan darah ini benar-benar hampa.
Jika menutup mata dan hanya mengandalkan persepsi, mereka berdua seolah tidak eksis.
Dua pelayan darah dengan esensi kehidupan sejernih kristal, dua pelayan darah yang telah kehilangan gelombang elemen kuat mereka sebelumnya, dua pelayan darah yang bisa bernapas - dengan pemahaman Bunga Aiqin yang telah mencapai status 'berbunga lima' terhadap sihir, tentu bisa memahami implikasi ini.
“Apa yang terjadi dengan pelayan darah ini?” Ai Wei'er menoleh bertanya pada Lao Liu: “Richard, dari mana asal naga dan harimau di sampingmu ini? Mengapa Jiwa Api cantik ini menjadi begitu jelas? Sebenarnya apa yang terjadi?”
Senyap. Liu Zhenhan tetap membisu.
“Ini pertanyaan terakhirku, kalau masih tidak menjawab, aku akan loncat dari sini!” Ai Wei'er marah. Pembukaan prematur "jurang ruang-waktu" telah menyebar seperti angin di Benua Aigean. Banyak hal menunggu untuk ditangani, tapi Richard masih berdiri bengong di sini.
Silf akhirnya berbicara. Dia tahu, pria ini lebih baik mati daripada membuka mulut.
Berbagai kejadian aneh sudah cukup membuat Ailijie dan Ai Wei'er terkejut, tapi tak ada yang lebih mengejutkan daripada fakta bahwa Diao Chan yang cantik itu ternyata pria! Ailijie dan Ai Wei'er langsung pucat pasi mendengarnya, hampir pingsan.
“Bagaimana... Bagaimana mungkin!” Ai Wei'er benar-benar tak bisa menerima. Bagaimana mungkin pria bisa secantik ini? Mana ada pria yang berwajah seperti bunga!
“Dunia iblis dan Aiqin kita adalah tingkat yang berlawanan secara Yin-Yang. Di Benua Aigean, 'Mata Air Kehidupan' biasanya hanya melahirkan bayi perempuan. Tingkat kelahiran bayi laki-laki hanya satu dari sepuluh ribu, seperti Katyusha dan Dark Elf di Ngarai Obsidian! Sedangkan 'Mata Air Kehidupan' di dunia iblis bekerja sebaliknya. 'Mata Air Elemen' mereka juga sama – setetes saja tidak akan menambah kekuatan magis, malah menghilangkan seluruh kekuatan magis.” Bunga Aiqin memandang punggung Lao Liu dengan getir. Pengalaman lamanya bergaul dengan bangsa iblis membuatnya tidak terlalu terkejut seperti Ai Wei'er.
"Mengapa Richard sebelumnya baik-baik saja, tapi tiba-tiba seperti terstimulasi melakukan hal konyol itu? Mengapa?" Ekspresi Ai Wei'er yang tenang menyembunyikan badai dahsyat yang sedang mengumpul: "Siapa? Siapa yang membuat Richard terstimulasi sampai harus mencari wanita untuk melampiaskan?"
"Masih karena siapa lagi?" Silf melirik dua Pelayan Darah S dan s, tersenyum getir.
"Mereka berdua?" Ailijie dan Ai Wei'er serentak mengerutkan alis.
"Aku hanya memilih momen tepat, membisikkan padanya bahwa pembukaan dini 'jurang ruang-waktu' sepenuhnya ulah tangannya sendiri." Wajah cantik berhias kristal es si S besar merekah senyuman: "Justru karena kenaikan tingkatnya, justru karena gelombang elemennya sesaat itu terlalu kuat! Begitu kuat sampai mengguncang keseimbangan ruang, memengaruhi irama elemen, hingga mendorong langsung aliran Aliran Elemen, membuat era pasang-surut elemen datang lebih cepat, 'jurang ruang-waktu' terbuka sebelum waktunya."
Gelombang pikiran S besar hanya bisa digambarkan dengan dua kata - DAHSYAT!
Tiada tanding, kekuatan pembelah langit dan bumi!
Pandangannya bagai pisau komando, menusukkan pesan yang ingin disampaikan jauh ke dalam setiap jiwa, sungguh mengguncang!
"Apa... apa?" Ai Wei'er terkejut, Tongkat Sihir Tulang di tangannya terjatuh dengan bunyi "plak" ke lantai.
“‘Jurang ruang-waktu’ terbuka lebih awal karena Richard... promosi?" Ailijie hampir tidak bisa membayangkan, tingkat di atas santo ingin naik tingkat harus melakukan kultivasi berapa tahun!
"Tanpa masa buffer enam bulan, Kerajaan Bimeng yang sangat dicintainya akan hancur karena dia! Tanpa enam bulan, Feilengcui sama sekali tidak bisa menahan serangan bangsa iblis! Tanpa enam bulan, bangsa laut tidak akan sempat datang. Bahkan jika dia sudah menjadi Raja Langit bangsa iblis, strategi 'anjing menggigit anjing' pun gagal total." Si S tersenyum sinis: "Jangan ragukan ucapanku, karena pengetahuan kami semua berasal darinya! Sebenarnya... kami berdua bisa menyegel kembali semua 'jurang ruang-waktu', tapi..."
"Kami berdua TIDAK akan melakukannya!" Dari tubuh kedua pelayan darah tiba-tiba meledakkan badai elemen yang mampu menutupi langit dan bumi. Di bawah tekanan elemen penghancur dunia ini, Laut Kabut Beracun bergolak dahsyat, langit hitam pekat bergemuruh, semua kehidupan hanya bisa berdoa.
Amarah yang terwujud nyata membuat udara gemetar dalam kesesakan napas!
Tubuh Ai Wei'er berguncang seperti kelopak bunga yang layu, wajah cantiknya pucat pasi.
"Mengapa?" Bunga Aiqin menggigil seluruh tubuhnya, kemarahan mencapai puncaknya: "Ini sebenarnya kenapa?"
"Meskipun kalian adalah entitas elemen yang lahir berdasarkan kekuatan elemen dan hukum evolusi alami, pada momen dan atmosfer yang tepat! Tapi memang dia yang menganugerahi kalian kebijaksanaan! Memang dia yang memberikan kehidupan nyata pada kalian! Dan memang dia yang mewariskan pengetahuan pada kalian!" Bunga Aiqin menuding punggung Liu Zhenhan, dengan amarah yang membara menuntut dua pelayan darah: "Mengapa mengkhianatinya? Mengapa? Meski kalian sudah berhasil menjadi elemental, apakah kekuatan berarti bisa bertindak semena-mena? Apakah tidak ada sedikit pun rasa terima kasih dalam diri kalian?"
Bab 528: Apakah Jenis Kelamin Benar-benar Penting? (Bagian Bawah)
"Diam!" Da S mengerutkan alisnya yang indah, berseru dengan suara melengking.
Dua kata pendek itu begitu terucap, bahkan Laut Kabut Beracun di bawah tebing pun bergelora dahsyat, samudera luas tak terlihat lagi.
"Kukira kalian tidak bisa bicara!" Ailijie tersenyum sinis, beberapa orang tidak bisa ditakuti, dan Bunga Aiqin adalah salah satunya.
"Makhluk rendahan! Jika bisa memilih lagi, aku dan kakak lebih memilih tidur panjang dalam kekacauan selamanya." Xiao S menggeretakkan giginya: "Mengapa terus-menerus menyalahkan kami? Mengapa tidak menyalahkan apa yang telah dia lakukan pada kami?"
"Tampaknya menggunakan kekuatan elemen sebagai perwakilan Dewata untuk menciptakan kehidupan cerdas baru dari ketiadaan, memang terlalu jahat!" Ailijie setelah waktu yang lama, menghela napas panjang pasrah: "Bangsa iblis menciptakan 'mesin kebencian kristal' sebagai kehidupan cerdas baru dengan sihir arkan, hasilnya dikhianati. Sekarang Richard juga... mengalami pengkhianatan."
"Jangan samakan kami dengan kehidupan elemen biasa! Kekuatan magis darahnya telah sepenuhnya diberikan kepada kami, inilah harga untuk membangunkan kami!" Ekspresi Big S penuh emosi: "Kekuatan kami adalah pemberiannya, melindunginya sudah menjadi takdir sejak lahir! Tapi di hadapan penghinaan yang tak tertahankan, kami tetap punya cara menjaga harga diri! Jika kami tak punya nurani dan rasa terima kasih, mengapa tidak langsung membunuhnya? Apakah jujur itu salah? Apakah 'tidak bertindak' kami juga salah?"
"Sebenarnya, jika dia membutuhkan, kami juga bisa meminjamkan kekuatan magis! Tapi jika kami tak mau, ya tidak ada cara." Small S menatap ke laut di kejauhan sambil tersenyum tipis: "Bukankah dia masih punya 'Perisai Darah Pamungkas'? Itulah satu-satunya kenangan dari kekuatan magis darah untuknya. Di dalam perisai itu, dia akan aman! Masih kurang?"
"Kekuatan magis darah... semua... diberikan pada kalian? Hanya tersisa satu perisai pamungkas?" Ailijje tiba-tiba merasa kedinginan.
Apa itu Perisai Ultimate, tidak ada yang lebih paham daripada para Pemimpin Sihir – perisai jenis ini sebenarnya adalah perisai tipe pemblokiran total. Begitu diaktifkan, musuh mustahil menembus masuk, pemiliknya juga tak bisa menyerang keluar, murni perisai penyelamat nyawa, dijuluki "pengamat medan perang".
Ksatria Suci tingkat tinggi manusia juga memiliki perisai absolut serupa, namun durasinya hanya bertahan beberapa detik. Ksatria Naga Emas Feilengcui Lampard belum memiliki kemampuan ini untuk sementara. Tunggangan naga Ksatria Naga Giok Gaxia lebih dulu naik tingkat dibanding Naga Emas Lampard, kemampuannya sedikit lebih kuat, makanya dia memilikinya.
Dengan kemampuan level saint yang lebih tinggi, jelas Perisai Ultimate seperti ini tidak akan bertahan hanya beberapa detik, minimal beberapa hari!
Melangkahi dua tingkat lagi di atas level saint, alangkah mengerikannya ketinggian itu! Betapa dahsyatnya kekuatan sihir itu! Entitas elemen memiliki pemahaman mutlak bawaan terhadap elemen asalnya, tak pernah ada Hantu Abadi yang meningkatkan kekuatan dengan belajar sihir dari guru! Tingkat evolusi kedua pelayan darah ini bahkan jauh melampaui Hantu Abadi, dengan fondasi kekuatan magis yang begitu menakutkan ditambah bakat alami, maka kekuatan tempur mereka...
Ailijie hampir tidak berani berpikir lebih jauh lagi.
Ketidaksopanan Richard juga sepenuhnya bisa dia pahami!
"Jika dua pelayan darah tidak mengkhianati, meskipun 'Jurang Ruang-Waktu' terbuka lebih awal, Bangsa Iblis tetap akan mendapatkan dua kekuatan tak tertandingi yang menggentarkan!"
Tapi pengkhianatan dua pelayan darah ini tidak hanya berarti Richard menjadi penjahat Aiqin, tetapi juga kehilangan kemampuan sihir darah yang seharusnya menjadi bantuan kuatnya!
Pengorbanan sebesar ini hanya ditukar dengan sebuah perisai pamungkas! Begitu perisai ini diaktifkan, akan benar-benar keluar dari pertempuran dan menjadi penonton belaka! Pukulan ini terlalu berat! Menurut pemahaman Bunga Aiqin terhadap Tuan Tanah Feilengcui, peluangnya menggunakan perisai pamungkas ini dalam perang adalah nol! Perisai yang mencabut hak bertempur ini, baginya, tidak memiliki nilai eksistensi sama sekali!
"Apa alasan sebenarnya? Apa yang membuat kalian begitu membencinya?" Bunga Aiqin benar-benar tak bisa memahami, meski Tuan Tanah Feilengcui terkesan sembrono, tapi dia bukan tanpa kelebihan. Setidaknya dia jelas bukan penjahat yang suka menindas kaum lemah. Penghinaan seperti apa yang harus dialami dua pelayan darah ini sampai meluapkan amarah sebesar itu?
Dari ucapan mereka, seharusnya mereka bukan orang-orang barbar!
Mendengar pertanyaan yang diajukan Ailijie, tubuh Big S dan Little S tiba-tiba gemetar hebat.
Aura mereka yang kuat bagaikan gunung yang menjulang tinggi di awan, seketika menekan Ailijie sampai hampir tak bisa bernapas.
"Dalam badai tak kasatmata ini, Bunga Aiqin merasa dirinya bagai kupu-kupu rapuh, bahkan perjuangan sekalipun terasa begitu mewah."
Wajah Ai Wei'er memancarkan kecanggungan yang luar biasa, ia bahkan tak memiliki keberanian untuk sekilas memandang dua pelayan darah itu.
Ia sangat memahami mengapa kedua pelayan darah ini mengkhianati Richard - hal ini telah mereka ketahui sepenuhnya.
"Makin kuat suatu kehidupan, makin besar martabat yang menyertai kekuatannya." Prinsip ini telah ia alami sendiri.
"Cukup!" Liu Zhenhan yang selama ini diam tiba-tiba berbalik badan: "Aku tak peduli kehilangan kekuatan magis darah! Aku tak meraih dunia dengan sihir! Mungkin aku sempat panik, tapi takkan pernah terpuruk hanya karena agresi dini Bangsa Iblis! Ksatria Bimon tak takut kepunahan!"
"Aku tahu telah mengkhianatimu." Tatapan Liu Zhenhan tiba-tiba tenang, menatap kedua pelayan darah dengan serius: "Tapi itu bukan niatku. Seperenam peluang, candaan, pikiran sesaat - sungguh tak kusengaja menyakitimu! Kupermintaan maaf!"
"Penyesalan kini sudah terlambat." Si Besar S tersenyum sinis.
"Jangan harap pengampunan. Sejak mewarisi pengetahuannya, kata itu telah terkubur kebencian." Si Kecil S juga menyeringai.
"Mau ampuni atau tidak, terserah." Sifat preman Liu Zhenhan terpancar jelas dalam ucapan ini. Kesombongan dalam kata-katanya membuktikan ia telah sepenuhnya lega.
“Aku sebenarnya sudah lama ingin bertanya padanya, ingin tanya apakah aku pernah masuk ke kamarnya!” Berdiri di tepi jurang, Liu Zhenhan menunjuk musang kecil yang sedang menangis terisak-isak: “Tapi aku tak pernah berani bertanya! Tak pernah berani! Tak berani!”
“Jangan lanjutkan...” Ai Wei'er merasa hatinya remuk redam: “Richard... kumohon... jangan bicara lagi...”
“Xiao Ai.” Liu Zhenhan menatap Ai Wei'er, otot wajahnya berkedut pahit: “Jika bukan karena kamu dan Guo Guo... mungkin aku sudah mengakhiri nyawa... Aku sungguh tak punya muka untuk hidup di dunia ini... Ini karma...”
“Benar, aku benar-benar tak bisa mengingat kejadian semalam!”
“Aku berusaha meyakinkan diri, membius perasaan, mati-matian berharap mungkin kebetulan aku tak pernah masuk kamar Haihuasi!”
“Tapi mungkinkah? Aku tak bisa bohongi diri!” Liu Zhenhan tertawa getir: “Dasar tai B! Sejak menginjakkan kaki di pulau ini, akhirnya aku tak tahan juga menanyainya... Mengapa harus bertanya?!”
“Sudah kukatakan... kau tak pernah masuk kamarku.” Haihuasi merebah di lantai, suaranya parau menangis.
Sungguh di luar dugaan, suara lemah gemulai ini ternyata berasal dari pria.
Si melengking kewanitaan ini! Ailijie geram bukan main, bukankah ucapanmu justru seperti mencurigakan? Seperti menuang minyak ke api?
"Aku marah... Aku marah padamu sebagai perwujudan dewi... sampai berani memperkosa Santo Perempuan di kuil..." Diao Chan si cantik Haihuasi memandang dengan malu dan amarah yang tak terbendung, bicara tersedu-sedu: "...Aku marah... Aku begitu mencintaimu... tapi kau berani melakukan ini dihadapanku..."
"Jancuk!" Liu Zhenhan mengerenyit sambil memutar lehernya. Ia benar-benar ingin mencungkil mata sendiri yang selalu silau melihat pesona wanita.
"Apakah aku laki-laki atau perempuan benar-benar penting bagimu?" Haihuasi bertanya keras kepala pada Liu Zhenhan: "Apakah jika aku perempuan, kau tak akan merasa bersalah? Aku mencintaimu, mencintaimu sangat dalam, haruskah kau mempermasalahkan genderku?"
"Aku tahu salah, tapi apa lagi yang bisa kulakukan? Semuanya sudah terjadi!" Liu Zhenhan bernapas "huh-hah" berat, tiba-tiba menarik napas dalam dan mencabut belati.
Pandangannya mulai mantap. Ucapan Diao Chan si kecantikan yang memaksanya ke jurang ini. Ia sudah tak punya muka, tak punya alasan untuk terus hidup.
"Richard!" Baik Ai Wei'er, Ailijie, Wei Zhi maupun Silf serentak berteriak histeris.
“Aku jelas-jelas perempuan!” Diao Chan si cantik Haihuasi seolah meneriakkan ketidakpuasan pada takdir, air matanya mengalir deras: "Meskipun 'Birowo Kuning dari Langit Biru' hanya memiliki peluang kecil melahirkan bayi perempuan, tapi tetap ada kemungkinan! Meskipun Utusan Dewa Diao Chan sepanjang dinasti selalu laki-laki, tapi atas dasar apa kalian semua bersikeras menganggapku pasti laki-laki?"
Sekujur tubuh yang pingsan bertebaran di lantai.
Perubahan situasi ini terlalu mendadak.
“Bagaimana... Bagaimana mungkin?” Silf yang paling tenang pun gemetar hebat: “Apa... Apa saat lahir di Kuil kau tidak dimandikan? Selama bertahun-tahun, tak ada sedikitpun kabar yang bocor ke luar?”
“Aku adalah Utusan Dewa Mimpi Gelap! Selain ayahku, siapa berani menghina tubuhku dengan pandangan?” Haihuasi mempertunjukkan dada kecilnya dengan malu dan marah: “Mengapa kalian selalu menebak dengan pola pikir kolot!”
Liu Zhenhan memanjat tebing seperti monyet. Gerakan salto tadi nyaris membuatnya tercebur ke Laut Kabut Beracun.
Tubuhnya bergetar. Getaran yang tak tertahankan.
“Mengapa kau melakukan perbuatan memalukan itu di hadapanku, di Kuil suci ini! Sebagai perwujudan dewi, tak malu kah kau?” Haihuasi berdiri gemetar menatap Liu Zhenhan.
“Apa yang kau katakan tadi benar atau bohong?” Liu Zhenhan adalah orang biasa, dia hanya peduli hal-hal yang perlu dipedulikan. Pasang-surut kehidupan membuat pengalamannya berubah-ubah, sarafnya sudah tegang hingga batas maksimal.
“Kau sama sekali tak pernah masuk ke kamarku!” Dalam teriakan penuh kepedihan dan kekecewaan, jubah sutra bertabur bunga terlepas perlahan dari tarikan jemari halus. Sebuah tubuh sempurna yang tak seharusnya ada di dunia, membuat awan gelap bergulung-gulung di langit.
Kedua pelayan darah menutup mata dengan perih.
“Kampas memberkati! Kampas memberkati! Kampas memberkati!” Liu Zhenhan berputar-putar tak karuan sambil mengoceh. Semua tahayul feodal seperti Amitabha, Tai Shang Lao Jun cepat-cepat perintah, Guanyin welas asih – semuanya keluar sekaligus. Pendidikan revolusioner Partai dan pemerintah selama bertahun-tahun sia-sia belaka.
“Malam ini, aku akan mencambuk kalian habis-habisan!” Liu Zhenhan mendekatkan mukanya dengan garang ke dua pelayan darah: “Ada pepatah apa ya? Oh ya, ‘Si’em’! Ini panggilan ala Moore sialan!”
Kini dia kembali ke sifat asli bajingannya. Entah siapa yang tadi merengek-rengek takut karma.
“Bercanda saja.” Katanya lagi dengan mautersenyum kecut.
Kedua elemental langsung pingsan.
Bab 529: Kultivasi Ganda Hewan-Tumbuhan (Bagian Atas)
"Feilengcui" tetap menjadi Feilengcui, pisang Suoluo melambai tertiup angin, lautan bambu menghijau.
Liu Zhenhan keluar dari gua besar formasi teleportasi magis dengan wajah memelas, sambil merancang strategi untuk menutupi kegagalan total dan kesalahan besar yang diperbuatnya. Saat mengangkat kepala, ia melihat seorang tua berjenggot tebal bertopi Virginia miring di tengah Lapangan Merah, memegang palet dan kuas sambil mengarahkan Ning Yu di kanvas, sesekali mengangkat jempol untuk menyesuaikan rasio emas seperti memverifikasi lintasan peluru.
Kerumunan warga sekitar berkomentar riuh rendah. Ekspresi dan sikap mereka persis seperti para Tang Harimau Putih sejati, seolah ingin merebut palet dan menunjukkan kemampuan melukis.
"Apa yang terjadi?" Liu Zhenhan bersiul. Potongan pendek berlapis Ning Yu membuatnya terlihat lebih menawan, perubahan drastis dari penampilan lamanya yang membuat Liu Zhenhan berseri-seri.
"Aduh~ hebat~ 'Matahari Tak Terbenam' pulang~" Mata burung beo kecil itu tajam, berdiri di pucuk bambu sambil menegakkan leher dan mengoceh histeris, jambul besar seperti peluit bergetar tak karuan.
"Matahari Tidak Pernah Terbenam" awalnya merupakan istilah khusus untuk menyebut kekaisaran super dalam sejarah Aiqin, yang berarti Dibo Luo senantiasa menyinari wilayah kerajaan tanpa pernah terbenam; meski terkesan hiperbolis dalam sastra, frasa ini terdengar megah dan berwibawa.
Feilengcui memiliki wilayah Kota Shufang yang terpencil di Benua Chesang seberang lautan, sebenarnya juga layak disebut "Matahari Tak Terbenam", tapi makna istilah ini menjadi berbeda ketika diucapkan oleh si burung beo.
Ratusan kepala serempak terangkat.
Semua pandangan tertuju pada Liu Zhenhan yang berdiri di Bukit Merah, lalu menyapu dua pelayan darah, perempuan cantik beraura perak, dua pengawal naga dan harimau, sekumpulan gadis merak dan Diao Chan, akhirnya berhenti pada Silf.
Guo Guo dan Katyusha bersorak gembira, melesat bagai anak panah menuju tangga Bukit Merah.
"Ada apa ini? Kenapa pada menatapku?" Liu Zhenhan yang menggendong putra-putrinya mengusap wajahnya bingung saat melihat tatapan aneh di alun-alun.
"Richard, kenapa pelipismu..." Helen berjinjit sambil tertawa mengusap simbol runa mata perak di dahi Liu Zhenhan. Kombinasi mata perak dengan tahi lalat riak air mutiara ini sekilas mirip mata ketiga.
Beberapa Raksasa Berkaki Lumpur membelalakkan mata sebesar cawan, mengira sang bos tiba-tiba menjadi anggota suku mereka.
“Ayah?” Mata Liu Zhenhan melirik ke sekeliling, tidak menemukan Kepala suku Andulan.
“Pagi ini pergi ke Provinsi Tenggara bersama Sang Raja menggunakan kapal udara Zeppelin, termasuk Adipati Tua Brückner. ‘Jurang ruang-waktu’ buka lebih awal, tahukah kau? Katanya sudah ada bangsa iblis yang datang.” Helen mengeluarkan Biaqiao 3000 sebesar bata, tersenyum nakal: “Aku akan hubungi Ayah sekarang.”
“Jangan! Seribu kali jangan!” Liu Zhenhan langsung melambaikan tangan, malah senang orang tua itu tidak ada. Kalau sampai melihatnya membawa pulang begitu banyak cewek, pasti akan dimarahi habis-habisan.
“Richard, ini Master Titian dari negara manusia.” Ning Yu melambai pada Liu Zhenhan: “Cepat sini temui Master.”
“Sudah mendengar nama besar Anda. Aku tahu 《Portrait Nyonya Herthelan》sebenarnya adalah potret diri Anda. Dengan menggunakan bayangan cermin sebagai dasar, Anda mengekspresikan sisi kelembutan feminin diri sendiri, menciptakan mahakarya yang menguras tenaga.” Liu Zhenhan berpura-pura berkelas dengan penuh kharisma.
“Tuan Tanah terlalu merendah.” Master Titian melirik Lao Liu lama-lama, dalam hati bertanya-tanya mengapa orang ini mirip Ksatria Kematian bangsa iblis yang legendaris? Tiba-tiba matanya berbinar, gemetar seperti kena stroke saat melihat kecantikan Diao Chan di belakang Lao Liu, bibirnya bergetar: “Ya... Ya Tuhan! Terlalu... Terlalu cantik! Ini karya Sang Pencipta! Dengan gadis cantik ini sebagai model, aku bisa menciptakan potret pria tampan paling sempurna...”
Benar-benar membuka panci yang tidak seharusnya dibuka.
"Tutup mulutmu kalau tidak mau kakimu patah!" Liu Zhenhan berubah sikap seperti membalik halaman buku, hampir membuat Master Titian tersedak dan terhuyung.
"Richard!" Ning Yu dengan malu-malu memberi hormat kepada sang Master sambil memegang lengan Lao Liu: "Kau gila atau habis minum obat? Master ini dikirim oleh Paus melalui hubungan khusus. Saat ini beliau sedang menciptakan 《Santo》 tapi kekurangan model malaikat dan dewi. Katanya ingin menggunakan kami sebagai contoh."
"Paus masih punya selera juga." Liu Zhenhan langsung tersanjung hatinya, tersenyum genit sambil meminta maaf kepada Master Titian.
Master Titian dengan marah melemparkan palet warna berbentuk tujuh segi, lalu pergi dengan langkah cepat bagai meteor.
"Si tua bangka!" Hidung Liu Zhenhan sampai melengkung karena marah. Kenapa para cendekiawan selalu punya sifat keras kepala seperti ini?
"Lho? Kenapa kau tidak menegurku?" Liu Zhenhan heran melihat Ning Yu yang sama sekali tidak memarahinya meski ia membawa pulang banyak wanita cantik. Padahal istri yang biasanya sangat ketat mengawasinya ini tiba-tiba berubah, malah membuatnya tidak nyaman.
"Pria ibarat layang-layang, sejauh apapun terbang, selama talinya masih di tangan." Perkataan Ning Yu jelas-jajaran diajarkan oleh ibunya yang tuli itu: "Pria itu seperti anak kecil. Dengan mengalami kerugian baru akan belajar. Hidup adalah mentor terbaik. Keberuntungan tak akan selalu menyertai. Biarkan kau merasakan kerugian, baru kau akan tumbuh dewasa."
Liu Zhenhan sekarang sangat sensitif, setiap kata yang didengar mudah menimbulkan asosiasi. Perkataan Ning Yu tanpa sengaja menyentuh titik lemahnya, membuatnya buru-buru berbalik pantat dan minggat ke tempat yang jauh.
"Apakah terjadi sesuatu?" Helen mencium aroma ketegangan. Ailijie dan Ai Wei'er sama-sama diam dengan wajah dingin, ini terasa sangat tidak biasa.
"Kumpulkan semua perwira militer, ada misi penting yang harus dibagikan." Liu Zhenhan mengangguk, matanya melirik sekeliling: "Lampard? Masih latihan di bawah tanah? Bukannya Yitiao sudah kembali? Kaka? Kok tidak ada yang kelihatan?"
"Yitiao dan Kaka sedang di Benua Sangri, berusaha menangkap ular raksasa berkepala delapan. Kami sedang menunggu kabarmu, jadi agak tertunda." Helen melambaikan tangan ke prajurit Biao, memberi isyarat untuk mengumpulkan pasukan: "Mereka berdua tidak mau dibantu, bilang kalau bawa banyak orang itu memalukan. Lampard pagi ini pergi bersama Duncan mengawal Sang Raja dan kepala suku ke Provinsi Tenggara. Jurang ruang-waktu terbuka lebih cepat, kita harus bersiap kalau-kalau bertemu Bangsa Iblis, setidaknya ada ksatria naga yang menemani."
"Mo'er, bawa para pelayan untuk mengatur tempat tinggal dan kebutuhan makan mereka." Liu Zhenhan tersenyum pada gadis kupu-kupu manis yang datang melayang, lalu menganggukkan dagu ke sekumpulan wanita cantik di sampingnya.
"Kali ini kamu sedang berbisnis perdagangan manusia ya?" Mo'er antara ingin tertawa dan menangis, kok baru pergi ke dunia iblis sebentar bisa bawa pulang begitu banyak perempuan cantik.
"Kalau mau menculik, pasti kamu yang pertama kuculik!" Liu Zhenhan mencubit pipi kecil Mo'er sambil tersenyum licik, menyerahkan Guo Guo ke pangkuannya. Ia berbalik dan berbisik beberapa kata pada Wei Zhi, Silf, serta Haehwa untuk menenangkan mereka.
Anak babi itu melompat ke pangkuan Wei Zhi dengan niat jahat. Ekor kecilnya berputar-putar, matanya licik. Saat hendak menggigit keras, justru hidungnya yang terantuk kerang hitam bermotif sihir - kekerasannya tak kalah dari baja.
Tanpa kehadiran Kepala suku Andulan, Liu Zhenhan jadi semakin lancang. Dengan angkuh ia melenggang masuk ke aula kediaman Tuan Tanah, memerintah para pelayan dengan suara keras untuk mengenakan Jubah Nyanyian Shaman Divine Comedy-nya.
Sepuluh jari ditelungkupkan, semua perwira Istana Musim Panas yang bertugas latihan dan penjagaan keamanan bawah tanah telah berkumpul. Beberapa pengawal istana berjaga di pintu. Setelah menghidangkan teh, para pelayan mulai proses pengosongan area.
"Saudara-saudara, ada kabar buruk: Jurang ruang-waktu telah terbuka lebih cepat." Begitu Liu Zhenhan selesai bicara, O'Neill tak tahan menyemburkan tawa "pfft!".
"Itu terjadi lebih cepat karena aku."
Seketika riuh tawa menghilang. Hanya tatapan mata membelalak yang tertuju padanya.
Astaga! Membuka begitu banyak jurang ruang-waktu secara bersamaan, sebesar apa kekuatan yang dibutuhkan?
"Apakah reaksi kalian agak terlambat?" Wajah Liu Zhenhan menampakkan kesedihan: "Begitu Jurang Ruang-Waktu terbuka, Bangsa Iblis langsung di depan pintu kita. Akulah yang memberi mereka kesempatan ini, tak kusangka aku juga melakukan tindakan bodoh mengundang pencuri masuk rumah!"
"Bos, kami adalah prajurit. Tidak peduli yang lain." Jenderal Pan mematahkan bambu di tangannya dengan "krak!" menjadi dua bagian, gerakannya penuh kekerasan: "Apaan sih Bangsa Iblis itu? Datang cepat atau lambat sama saja. Apa tubuh mereka dari besi? Tidak bisa ditusuk pedang?"
"Dunia Iblis punya tiga benua, wilayah kekuasaan puluhan ribu li, rakyat ratusan juta. Tombak mereka bisa menutupi langit, kilau zirah mereka bisa menggantikan Sampa!" Liu Zhenhan merasakan darahnya mendidih, karena terlalu bersemangat, dia berdiri dengan gagah.
"Jika tombak mereka menutupi langit, maka kita bertempur di tempat teduh." Kolina mengepal tinjunya yang besar, mengeluarkan dengungan rendah.
"Jika kilau zirah mereka bisa menggantikan Sampa, kita makan malam ekstra di siang hari." Kapten Pasukan Sihir Beckham menggelengkan jarinya, wajah tampannya menyungging senyum sinis.
"Aku naik tingkat lagi!" Liu Zhenhan melihat mobilisasi politik sudah berhasil, duduk kembali dengan tenang: "Semua kekuatan magis darahku hancur, dua pelayan darah sebelumnya pensiun terhormat. Tapi sekarang ada dua pelayan kekuatan dan satu pelayan jiwa sejati."
“Ini naga dan harimap plus cewek perak itu?” Jenderal Pan memutar mata, menatap S besar dan kecil yang berdiri di belakang Lao Liu: “Pensiun dari pelayan darah? Apa maksudnya?”
“Bukan naik pangkat jadi nyonya bos kali?” Belami yang paling lama mengikuti bos, benar-benar paham karakter sang bos.
S besar dan kecil terjebak di sarang serigala, malu sekaligus marah tapi tak bisa berbuat apa-apa.
Setelah mewarisi kecerdikan licik Liu Zhenhan, sebenarnya mereka berdua juga setengah membual pada Lao Liu.
Jika mereka tidak berbagi kekuatan magis dengan Liu Zhenhan, mustahil menggunakan kekuatan magis darah untuk menyerang.
Sebaliknya, "pembangkangan" dan sikap pasif mereka juga membuat Liu Zhenhan tak bisa memanfaatkan kekuatan magis darah.
Kehidupan elemen dan inang elemen adalah hubungan simbiosis mutualisme, saling terkandung satu sama lain, tak terpisahkan.
Bab 530 Dual Cultivasi Fauna-Flora (Bagian Tengah)
“Jangan bercanda Belami! Seperti diketahui, Santo Aigean kita menggunakan kekuatan magis koktail, artinya minimal kultivasi sihir dwi-unsur baru bisa mencapai level suci.” Liu Zhenhan menganggukkan dagu ke Kapten Beckham dari pasukan Tai Bao: “Master Stefano contohnya. Meski kemampuannya mungkin setara penyihir suci, karena hanya kultivasi elemen api, Archmagister adalah level tertingginya.”
“Saat ini Benua Aigean belum menemukan atribut pasti dari level santo.” Xiao Bei tertawa kecut: “Mentorku ahli di satu aliran, menurutnya: lebih baik patah satu lengan daripada melukai sepuluh jari. Terlalu bercabang pasti tak mendalam.”
“Sekretarismu ini sangat seksi, dapat dari mana?” Liu Zhenhan memberi isyarat peluit. Rebekah berdiri di belakang Xiao Bei, buku catatan di tangan gemerisik mencatat instruksi penting, sepasang dada yang bergelombang dan mencolok.
Ai Wei'er dan Ailijie membersihkan tenggorokan mereka, mengeluarkan batuk kecil.
“Bicara urusan resmi.” Muka Liu Zhenhan memerah, bagai lupa sakit saat luka sembuh: “Beginilah. Karena tenaga magis santo tingkatku juga dual-aliran - satu aliran darah dan satu kekuatan naga - kini aliran darah hilang tapi kekuatan nagaku naik tingkat lagi. Muncullah dua pelayan fisik: naga dan harimau ini. Mereka bisa meminjam kekuatan naga evolusiku, tapi hanya bertarung tangan kosong. Sedangkan pelayan jiwa ini adalah perwujudan telepati, membantuku menggunakan sihir mental.”
“Tak terkalahkan di dunia! Luar biasa kuat!” Para perwira Pasukan Pengawal Istana Musim Panas paham ini saatnya menyanjung Hao, sanjungan mengalir deras seperti ombak.
“Pujian ini keterlaluan.” Liu Zhenhan menggelengkan kepala sambil tersenyum getir. Berbeda dengan masa awal karirnya, gelar "tak terkalahkan di dunia" kini terdengar menusuk di telinganya, seperti hinaan bukan pujian.
"Setiap kali pergi keluar, dia semakin memahami makna peribahasa 'selalu ada yang lebih tinggi di atas langit'."
"Tatanan Penjara" dunia iblis berkata benar - tingkat dunia adalah sebuah penjara. Ke mana pun kau pergi, sekuat apa pun dirimu, memasuki dunia ini dalam bentuk kehidupan berarti memasuki penjara sendiri, meninggalkan kelemahan mematikan: tubuh yang rapuh.
Sedangkan "Aturan Keseimbangan Alam" Aiqin lebih tegas - datang ke dunia ini berarti harus patuh pada aturannya. Tak ada yang abadi. Sihir selalu punya cara menghancurkanmu, dari aliran sihir mana pun.
Fatty Luo mengeluarkan cerutu yang luar biasa besar untuk bos. Cerutu ini jelas khusus untuk mammoth - sebesar tongkat kuno. "Meriam tua" seperti ini pasti memberi sensasi kuat, cocok untuk perokok berat yang sudah lama menahan diri.
"Selain itu, ada beberapa kabar baik. Pertama, kemampuan Penjaga Malam-ku berevolusi menjadi sihir benang laba-laba. Singkatnya, aku bisa mengeluarkan benang." Liu Zhenhan membunyikan jari ke Xiao Bei. Kapten pasukan Tai Bao segera menyulutkan api jari untuk menyalakan cerutu bos.
"Perhatikan baik-baik." Liu Zhenhan dengan bangga menembakkan benang tipis panjang ke dinding. Benang perak itu membentang 10 meter, berkilauan seperti genangan air saat tertiup angin lorong.
"Ada apa gunanya? Selembut ini benang, bisa ngapain?" Jenderal Pan terpaku, menggigit bambu dengan keras.
"Aku baru paham mantra dasar kekuatan magis sihir sarang laba-laba. Mentor membuka pintu, kultivasi tergantung diri sendiri. Apa murid tanpa mentor tak bisa menciptakan sihir? Memahami sendiri? Mana ada penyihir besar yang belum pernah menciptakan sihir?" Liu Zhenhan berwajah "jangan harap dariku": "Jangan remehkan sarang laba-laba! Serat sarang laba-laba lebih elastis dari serat baja. Benang ini minimal bisa bantu aku melompat di atap. Tentu saja, kalau bisa menciptakan sihir serangan baru, belum tentu kalah dari sihir logam!"
Sekelompok prajurit saling pandang, merasa tak punya bakat itu.
"Lagi pula sihir bunga, sekarang aku sudah mengembangkan mantra dasar kultivasi kekuatan magisnya. Kedepannya sihir bunga akan resmi jadi aliran sendiri, lepas dari kategori kemampuan ras. Ini sihir resmi! Komunitas kalian yang punya anak usia belajar, buat daftar nama. Manusia gua bawah tanah juga bisa cari anak usia belajar. Pendidikan harus dimulai sejak dini. Pokoknya aku cuma punya mantra dasar, biar mereka eksplorasi sendiri sejak kecil. Siapa tahu nanti lahir level saint."
“Di hadapan prajurit, Penyihir benar-benar terlalu rapuh.” Perkataan Jenderal Pan mewakili suara hati semua prajurit, antar profesi pertarungan saling meremehkan - Penyihir memandang rendah prajurit, prajurit juga menghina Penyihir.
“Memang benar.” Prajurit Paus Fegao mengusap janggut panjangnya sambil tertawa terbahak-bahak: “Sekarang aku sudah menguasai 'Jurus Mabuk Besar Panda', setelah minum anggur bisa dianggap sebagai anggota klan penyembur api, nanti bisa jadi setengah Penyihir untuk diriku sendiri.”
“Jancuk!” Xiao Bei hampir ingin menendang, dua bajingan ini beraksi kompak, sungguh mempermalukan dirinya sebagai Kapten pasukan Tai Bao.
“Hanya bercanda.” Gud menyipitkan lingkaran hitam di matanya, tertawa terkekeh.
“Prajurit Banilu bisa menggunakan 'Semburan Air Paus', mempelajari ilmu bela diri Timur Panda menjadi lebih efisien.” Liu Zhenhan terus menghela nafas, andaikan seperti kata raja - klan paus sebenarnya termasuk suku air Bimon yang belum melepaskan diri dari Kerajaan, alangkah baiknya!
“'Tenaga Adamantium Penakluk Iblis' tuan tanah juga sudah promosi, kenapa tidak beritahu para perwira militer?” Ailijie memandang penasaran ke Liu Zhenhan.
“Kekuatan juga bisa naik tingkat? Jancuk! Raksasa Buddha benar-benar ras yang diberkati Dewata!” Riuh rendah suara takjub bergemuruh.
“Biasa saja, cuma dapat kemampuan tambahan buat jadi sasaran pukulan.” Liu Zhenhan sengaja menggantung penasaran: “Entah bisa menutupi kerugian besar dari perisai aliran darah atau tidak.”
“Tuan, apakah Anda sebaiknya menyusun ulang rencana strategis akhir-akhir ini? Bagaimanapun, jurang ruang-waktu sudah terbuka lebih awal!” Kepala Staf Robby menunggu cukup lama, merasa berkewajiban mengingatkan bos secara tidak langsung: "Dalam persiapan persenjataan strategis sebelumnya, labu minyak, Kemarahan Moradin, dan alkohol pekat mutiara kura-kura yang diprioritaskan—semua ini adalah senjata rahasia kita. Tapi semua senjata ini membutuhkan waktu untuk dipersiapkan dan ditimbun, dan semuanya adalah barang habis pakai sekali pakai, termasuk Panah Ledakan Durex. Sekarang kita tidak kekurangan apa pun kecuali waktu! Dengan kedatangan bangsa iblis yang lebih cepat, apa yang harus kita lakukan selanjutnya?"
“Bagaimana dengan khimera? Apakah jumlah Landak Batu baru bertambah?” Liu Zhenhan berpikir: Kau minta waktu dariku, tapi dari siapa aku harus minta? Bangsat, masalah ini aku yang buat, kau pikir aku tidak panik?
“Dengan tambahan hadiah terbaru dari gereja, jumlah Khimera Landak Batu sudah mencapai 64 ekor.” Robby langsung menjawab tanpa berpikir: “Para pendeta Cambridge juga telah melakukan beberapa ujian di bawah tanah sesuai arahan Anda, dan 12 peliharaan magis pendeta muda telah gugur dengan mulia.”
“Percepat proses, berikutnya bawa mereka ke rawa garam hangus.” Liu Zhenhan mengeratkan gigi: “Akan kita lihat dalam waktu dekat. Jika ada informasi tentang keberadaan Landak Batu, kita akan RAMAS! Aku yang pimpin tim! Bagaimana perkembangan pembentukan pasukan khimera udara lainnya?”
"Bersama 446 kavaleri Burung Raksasa Newton dan kavaleri Chimera berkepala dua yang sudah ada sebelumnya, akhir-akhir ini kami telah melengkapi formasi resimen dengan mengutamakan Prajurit Panda Panta dan Prajurit Kijang. Namun zirah khimera juga sedang dalam proses penghapusan. Beberapa ksatria sangat mengidamkan kura-kura raksasa milik sesepuh Panda Panta. Saat ini mereka seperti menunggang kuda sambil mencari kuda - begitu menemukan bibit khimera yang bagus, mereka langsung mengganti khimera lama ke Korps Cadangan. Sampai saat ini, Pasukan Tentara Bayaran Macan sebagai pasukan cadangan kami telah membentuk batalyon kavaleri udara khimera berjumlah sekitar 100 orang." Robby menghela nafas: "Tuan, Pirang Platinum yang Anda kirimkan masih kami simpan sementara, menunggu keputusan Anda."
"Prajurit Feilengcui sekalipun dari pasukan darat atau kavaleri berat, jika ada waktu harus merekrut khimera! Anggap saja ini bukan zirah tapi alat transportasi mobile! Rakyat biasa juga didorong untuk berpartisipasi. Jika tidak bisa menangkap, mencuri telur pun boleh! Rawatlah perlahan setelah dibawa pulang, dengan ini kecepatan melarikan diri akan lebih cepat." Liu Zhenhan mengangguk: "Pirang Platinum tetap disimpan dulu. Saya masih ragu-ragu cara memanfaatkannya, bicarakan lagi dua hari kemudian."
“Selain itu, para ahli alkemi mengatakan kristal teleportasi yang Tuan bawa kali ini kualitasnya sangat bagus dan jernih, bisa digunakan oleh pengasah cermin untuk mengasah lensa kristal cembung guna memasang meriam cahaya. Lagipula dengan blueprints yang didapat sebelumnya, pengukiran formasi sihir tidak masalah. Hanya Batu Bulan...” Robby dan beberapa prajurit Kijang memandangi Lao Liu dengan penuh harap. Daya hancur meriam cahaya benar-benar tak tertandingi, mana ada yang tidak tergiur.
“Kau pikir aku dewa?” Liu Zhenhan antara kesal dan geli. Batu Bulan bisa didapat dalam jumlah besar? Benar-benar aneh: “Meskipun laboratorium alkemi sekarang dibantu Kurcaci Liar, tetap harus fokus pada produksi Durex dan Meriam Raksasa Babilon. Biarkan mereka membuatnya dulu. Aku akan mengajukan permintaan pembelian ke suku Elf lain, akan kucoba semampuku, tapi jangan terlalu berharap.”
“Dua jenis logam magnetik untuk lentera ilahi magnetik, saat ini Raksasa Typhoon telah mengirim tim pencari tambang. Cadangan sumber mineral logam magnetik di bawah tanah sangat besar. Menurut nyonya bos Daisy, lentera ilahi magnetik dan Sarung Tangan Wenna ini proses produksinya tidak rumit. Bisa dibuat untuk perlengkapan tempur udara, juga bisa diproduksi dalam skala diperbesar sebagai alat pertahanan kota.”
“Tidak masalah, lebih baik langsung kirim pemberitahuan ke Master Emmar! Katakan kita sudah desain senjata baru. Asalkan dia dan tim alkemi-nya bergabung, kita sediakan bahan mentah, mereka kasih teknologi, lalu bagi hasil 50-50!” Liu Zhenhan terkekeh: “Daisy dan Ruoerna masih pendatang baru setengah matang. Meniru desain yang ada sih bisa, tapi untuk modifikasi sendiri? Lupakan! Aku kurang percaya kemampuan mereka berdua.”
“Baru-baru ini papan pasir magis sudah bisa dipakai. 'Mata Penyihir Saru' yang dibuat dari mata monster tingkat super sekarang tersebar di seluruh perbatasan. Ke depan kita bisa pantau pergerakan musuh tanpa keluar rumah.” Robby mengangguk, mengakhiri laporannya.
Bab 531 Kultivasi Ganda Flora-Fauna (Bagian Bawah)
“Bagus! Nanti segera hubungi semua Kuil Kota Utama dan altar. Perintahkan semua pendeta dengan jabatan di bawah Shaman untuk berkumpul di Feilengcui, termasuk Imam Angin!” Liu Zhenhan menghisap cerutu dalam-dalam lalu menghancurkannya di telapak tangannya.
“Apakah pihak militer perlu diberitahu? Pendeta pasukan dan pendeta Kuil kan berbeda aliran.”
“Beri tahu semuanya! Tidak akan ada perpanjangan waktu!” Liu Zhenhan mengacungkan tiga jari: “Dalam tiga hari, aku harus dapat kabar mereka berkumpul. Dalam tujuh hari, wajib sampai di Feilengcui!”
“Tiga hari berkumpul? Tujuh hari sampai Feilengcui? Apa tidak terlalu terburu-buru?” Helen yang sedang merapikan kukunya menatap Lao Liu: “Kenapa cari Imam Angin? Pendeta ini kan tidak punya peliharaan magis, apalagi Lagu Perang!”
“Richard bisa membuat semua pendeta rendah ini memiliki kekuatan dasar lagu perang setara level Dawi'an! Artinya, setara dengan kekuatan nyanyian pendeta tongkat kelas menengah!” Ai Wei'er akhirnya meluapkan isi hatinya setelah menahan diri lama.
“Benarkah? Kalau Richard benar-benar mampu, dia akan jadi Shaman terhebat sepanjang masa.” Helen mencibir, tetap fokus menggosok kuku berkilauannya yang dihias cat.
Tidak heran Xiao Hulijing meremehkan hal ini, karena terdengar sangat absurd.
Murid pendeta yang telah menerima "Pencerahan Kebijaksanaan" namun gagal mempelajari bagian kedua "Lagu Spiritual" dalam setahun - yang berarti tak bisa menjadi Imam Jiwa atau memiliki peliharaan magis - seumur hidup tak mungkin naik tingkat. Bagaimana mungkin mereka yang bahkan tak bisa menguasai lagu paling dasar ini, bisa mempelajari lagu perang level lebih tinggi? Murid seperti ini jelas memiliki pemahaman dan resonansi elemen yang terbatas.
Di Kerajaan, jumlah pendeta jenis ini paling banyak. Tugas mereka ibarat pemain musik upacara, khusus untuk menenangkan arwah orang meninggal.
Menurut Liu Zhenhan, pendeta macam ini seperti biksu junior yang hanya datang saat ada kematian untuk "melakukan ritual Yan-kou", sementara biksu sejati hanya bertugas pada penyucian. (PS: Yan-kou, ritual peringatan biksu dengan melantunkan mantra seperti menyanyi.)
“Xiao Hulijing, kau pikir aku bercanda?” Ai Wei'er akhirnya mendapat kesempatan untuk membalas.
“Aku tidak menyangka, memang sejak awal kau hanya bercanda.” Helen melemparkan "bayam terbalik" seberat setengah pon dengan tatapan mata yang merenggut nyawa ke arah Lao Liu, membuat si bajingan tua itu limbung separuh badan.
“Richard kembali menggoda seorang gadis di dunia iblis! Gadis kecil ini sangat hebat! Namanya Wei Zhi, seorang putri duyung cantik!” Ai Wei'er berbicara panjang lebar sambil berulang kali memperkenalkan Mutiara Harmoni. Wajah Helen memucat, sementara wakil kapten pasukan Tai Bao, kepala suku putri duyung air tawar, dan Magister Sihir Isabella hampir pingsan karena bahagia.
“Gadis kecil ini juga punya 'Siput Peniru Ucapan'! Tahukah kau apa itu? Seluruh Xiya dan Alexius digabung hanya punya satu siput ajaib kuno!” teriak Xiao Ai sambil berdiri penuh semangat.
“Lebih baik dari Mutiara Railei?” Helen menatap tajam Xiao Ai.
“Bukan, satu-satunya fungsi siput ajaib kuno ini adalah: pemakainya bisa menerjemahkan semua bahasa yang didengar secara bebas, sekaligus mengubah bahasa pengguna menjadi bahasa yang sama.” Liu Zhenhan berhenti sejenak, lalu berkata: “Benar, penerjemah otomatis! Alat komunikasi serba bisa dari era fosil prasejarah - 'Siput Peniru Ucapan'!”
Helen mengalami breakdown total. Semua prajurit Bimon terpaku membeku.
"Lagu Perang Pendeta, setiap lagu yang dikuasai akan memberikan bonus kekuatan nyanyian dasar! Jika aku menyuruh Murinio- oh dia sedang memulihkan luka, menyuruh Adipati Tua Brückner untuk menyanyikan 'Lagu Barrier Hibernasi', yang sepertinya merupakan lagu perang dengan konsumsi kekuatan nyanyian terbesar yang diketahui, bukankah dengan memberi siput laut pada pendeta tingkat rendah mereka juga bisa menyanyikannya secara otomatis?" Liu Zhenhan melanjutkan: "Inilah alasan mengapa aku mengumpulkan semua pendeta di bawah tingkat Imam Tongkat!"
"Tapi aku harus menegaskan! Siput laut hanya memberikan mereka kekuatan nyanyian! Begitu dilepas, mereka tetap tidak bisa menyanyikan lagu perang dengan benar. Ini juga alasan mengapa aku tidak melibatkan rakyat biasa! Apa gunanya punya kekuatan nyanyian? Hanya dengan nyanyian yang tepat mereka bisa memanggil lingkaran cahaya! Bahkan Imam Perang bisa menggunakan 'Kilat Berantai Nebula'!" Liu Zhenhan menghentikan gerakan semua orang yang hendak bertanya: "Cara licik takkan pernah menggantikan bakat, kalau tidak, apa arti keberadaan jenius seperti Tuan Mourinho dan Helen?"
"Apakah Anda ingin membuat para pendeta lebih mematikan saat mengakhiri nyawa?" Sorot mata indah Helen dipenuhi kengerian. Imam Perang adalah tulang punggung Kerajaan, jika setiap Imam Perang mencapai kekuatan nyanyian dasar Lagu Perang Dawi'an, "Kilat Berantai Nebula" saat bunuh diri setidaknya akan melonjak empat kali lipat kekuatannya!
“Benar.” Ekspresi Liu Zhenhan sama sekali tidak terlihat bercanda: “Mungkin kalian tidak bisa membayangkan teknologi Bangsa Iblis saat ini, atau masih berkhayal tentang perang. Tapi setelah aku mengunjungi dunia iblis, aku tidak bisa lagi optimis! Jika situasi sudah tak tertolong, Kilat Berantai Nebula akan menjadi pelabuhan hati terbaik bagi para pendeta kita! Saat ‘Elegi Terakhir’ bergema, kemuliaan milik manusia, tapi keagungan selamanya menjadi milik kita bangsa Bimon!”
“Kampas!” Prajurit Bimon meneriakkan teriakan liar secara serentak, darah mereka mendidih oleh kata-kata itu.
“Apa maksud mengumpulkan Imam Angin? Pendeta jenis ini meski punya Kekuatan Nyanyian, tetap sia-sia! Mereka tidak bisa menyanyikan lagu perang, ini kelemahan bawaan yang tak bisa diperbaiki!” Helen berusaha keras menjaga ketenangan, mengingatkan diri sendiri untuk tidak terbawa emosi.
“Lagu perang Richard berevolusi!” Ai Wei'er menyela dengan wajah jumawa, ekspresinya bangga seolah Liu Zhenhan hanya miliknya seorang, tidak ada hubungan sedikit pun dengan Helen.
“Omong kosong! Lagu perang bukan sihir, level kita adalah level politik! Lagu perang hanya punya dua sistem lingkaran cahaya: satu jahat, satu gemilang! Lingkaran cahaya Divine Comedy Richard itu unik! Masak bisa berevolusi? Kekuatan Nyanyiannya sudah seperti samudra, meningkatkan kekuatan nyanyian bukan berarti naik tingkat!” Helen memang pendeta berbakat, menggunakan alasan ini untuk menipunya sama saja meremehkan kecerdasan Rektor Akademi Militer Huangpu masa kini.
“Aku telah memahami bagian ketiga dari ‘Lagu Spiritual’!” Liu Zhenhan berkata dengan keyakinan tak terbantahkan: “Jangan remehkan aku, aku juga pendeta tipe evolusi alami. Tidak mungkin sampai tidak mengerti fungsi dasar lagu perang yang kupahami sendiri!”
“Bagian ketiga ‘Lagu Spiritual’?” Helen terdiam lama, menatap kosong ke arah empat imam senior Keluarga Penguasa Nyanyian Dunia yang diam di seberang. Harapannya pada Master Rehagel untuk mendapat pencerahan pupus saat menyadari keempat imam itu sama bingungnya dengannya.
“Tapi ‘Lagu Spiritual’ hanya punya dua bagian! Bagian atas digunakan para Imam Angin untuk penguburan arwah, dan efek lainnya untuk orang hidup yaitu Cahaya Ketenangan. Tapi kekuatan nyanyian Imam Angin tak cukup untuk menenangkan prajurit liar! Jika bagian atas dan bawah dinyanyikan bersama, bagi monster itu panggilan, bagi manusia itu Pencerahan Kebijaksanaan!” Helen benar-benar tak paham, lagu perang yang sudah lengkap kok tiba-tiba ada bagian ketiga?
“Lagu perang ini tidak diaktifkan melalui nyanyian sihir! Tapi melalui permainan alat musik!” Liu Zhenhan mencari-cari seruling peraknya yang hilang.
“Alat musik juga bisa memanggil lingkaran lagu perang?” Ratusan suara terkejut bergema. Seluruh Kerajaan hanya ada satu pendeta yang bisa melakukannya - Helen! Tapi “Gendang Kesabaran Jiang Zhi” bukanlah benda biasa, kerbau air asin sangat langka!
“Benar, lingkaran cahaya yang dipanggil melalui permainan alat musik ini bernama Lingkaran Perintah!” Liu Zhenhan menjelaskan secara singkat: “Ini adalah lingkaran yang menyelimuti prajurit untuk mengarahkan serangan! Ini seharusnya menjadi lingkaran baru kan? Lagipula, sebagian besar Prajurit Behemoth kita begitu masuk medan perang langsung gegana, bertarung mati-matian tanpa mundur sehingga menyia-nyiakan kesempatan! Lingkaran Perintah dimainkan melalui alat musik, tidak seperti skala nada kuno yang rumit dalam nyanyian sihir lagu perang! Aku hanya perlu mencari pemain musik Berbual untuk menggambar partitur tujuh oktaf, pasti semua Imam Angin bisa mempelajarinya! Asal punya bakat musik, ini sangat mudah, tidak seperti partitur lima garis keluarga Bacang yang lebih rumit!”
“‘Nyanyian Perang Spiritual’ meski merupakan lagu perang dasar, tapi memiliki karakteristik unik sebagai satu-satunya yang punya dua kekuatan. Seharusnya ada dua fungsi.” Xixi bertanya dengan lincah pada Lao Liu: “Lagu ini jika dipadukan dengan Nyanyian Perang Spiritual lengkap, pasti punya efek tambahan saat dinyanyikan ya?”
“Ya, dengan menyanyikan Lagu Spiritual lengkap lalu diiringi Melodi Perintah! Efek gabungannya adalah memanggil peliharaan tumbuhan!” Liu Zhenhan menambahkan penjelasan: “Yang kumaksud peliharaan tumbuhan adalah tanaman sihir! Para Pendeta kita seharusnya menguasai kedua bidang - hewan dan tumbuhan!”
Aula kediaman Tuan Tanah langsung gempar bagai kuali mendidih.
Tumbuhan dan hewan dikenal sebagai dua makhluk alami dengan silsilah terbesar di alam. Sama seperti hewan yang memiliki Monster, tumbuhan juga punya tanaman sihir. Sistem klasifikasi sihir-nya tak kalah banyak dari Monster. Namun umumnya dianggap bahwa tingkat tanaman sihir tidak mencapai setinggi Monster, hampir tidak ada yang mencapai Tingkat Super!
Tapi tanaman sihir lebih berbahaya daripada Monster. Monster semakin kuat semakin suka menyendiri, sedangkan tanaman sihir selalu berkumpul dalam kelompok. Orang yang punya otak pasti paham, keunggulan jumlah berarti kekuatan tempur yang mengerikan!
Di bagian tengah hutan purba, biasanya merupakan area perkumpulan tanaman sihir. Tempat seperti ini oleh orang Aiqin disebut "Hutan Gaib". Jika nekat memasuki hutan yang dipenuhi tanaman sihir ini, kecuali punya kemampuan berkomunikasi dengan tumbuhan, sama saja dengan bunuh diri!
“Semua jangan panik! Jangan juga terlalu gembira! 10.000 tahun lalu, saat inkarnasi Dewa Perang berjalan di bumi, pernah memiliki Medusa sebagai binatang peliharaan tempur! Aku sangat curiga, lagu perang memiliki cakupan yang lebih luas! Bukan hanya untuk tanaman peliharaan, bahkan binatang peliharaan abadi mungkin! Tentu, ini hanya imajinasiku.” Liu Zhenhan merasa agak menyesal: "Waktu terlalu singkat, harus segera mengumpulkan semua pendeta, begitu lagu ini dikuasai, kekuatan tempur Imam Jiwa akan melonjak drastis! Jangan lupa aku Raja Bunga, siapa pun yang menemukan bunga sihir, meskipun ber-Tingkat Super, harus menghargai harga diriku!"
"Sepertinya tidak ada bunga sihir tingkat super di alam liar? Setidaknya belum pernah kudengar." Helen tertawa: "Mereka tidak punya kristal sihir, tidak bisa menyimpan kekuatan magis dalam skala besar. Tanaman sihir besar seperti Pinus Raksasa Menara Salju setinggi 100 meter, memiliki inti magis di jantung pohon yang bisa meningkatkan kapasitas penyimpanan sihir. Tapi setelah kita panggil, bagaimana membawanya? Pakai lambang Medusa juga? Barrier hibernasi mungkin tidak efektif? Atau digali? Itu terlalu riskan!"
"Makanya aku menganjurkan mencari bunga sihir." Liu Zhenhan menunjuk eceng gondok wangi di kerah bajunya: "Aku hanya tahu kegunaan lagu perang. Tentang penyimpanan, belum kucoba, tidak tahu cara menyimpannya. Tanaman sihir bisa sebesar langit, sekecil gandum, siapa yang tahu cara menyimpannya? Jika tidak mungkin, galilah dan bawa pulang!"
"Ngibul! Aku benar-benar mau gila!" Ailijie terus-menerus menggelengkan kepala: "Cruyff tua bangka itu kan sedang menggembala di Benua Chesang? Cari dia! Dia sudah menyeberangi lautan ke Aiqin, masa tidak punya cara untuk mengawetkan bibit tanaman? 'Barrier alam hijau', 'Barrier pengatur suhu', 'Barrier matahari rumah kaca', apalagi yang paling hebat 'Segel Tanah Suci Kolam Kebajikan Kedelapan Kuil Nalandatu'! Bukankah ini semua barrier yang bagus untuk mengawetkan tanaman? Lihat daun eknya, itu daun 'Ek Sihir Ruang Cheng Milan Xi', seluruh bagian tanaman ini bisa digunakan untuk membuat ruang penyimpanan tanaman!"
"Orang tua ini menangkap sekelompok monyet tua di gunung untuk menanam kiwi, aku akan menghubunginya lewat tulangkomunikasi." Mata Helen berbinar, sambil tersenyum mengeluarkan Biaqiao 3000 sebesar bata.
"Richard, aku juga mau memanggil hewan dan tumbuhan raksasa." Ai Wei'er merengek ke Lao Liu: "Aku cuma mau ambil siput laut itu, panggil binatang peliharaan lalu kembalikan ke Wei Zhi."
"Memanggil binatang peliharaan bukanlah seperti mengundang makan. Mana mungkin semudah itu? Lagipula, Monster dan tanaman sihir kelas rendah pasti tidak kamu minati. Siput laut kan cuma ada satu, masa harus kamu monopoli sendiri?" Liu Zhenhan melihat Ailijie juga hendak bertindak, wajahnya memancarkan pesona basah: "Jangan macam-macam! Sekarang aku tidak dekat-dekat perempuan lagi, jangan main tipu daya kecantikan! Bukan aku pelit, tapi waktunya terlalu mepet. Kalian benar-benar bisa menemukan binatang panggilan yang cocok dalam waktu ini, pasti akan kupinjamkan. Tapi sekarang jangan ganggu, jangan ikut campur."
Helen baru saja hendak mengirim gelombang koordinat, teriakan rendah Oushou tiba-tiba menggema keras.
"Itu Kaka." Helen melirik koordinat lalu menekan tombol sambungan sambil tertawa kecut: "Sepertinya berhasil menangkap ular besar itu. Kebetulan sekali, Ailijie, bagaimana kalau kamu yang menjadikan ular besar itu sebagai peliharaan? Lebih hebat dari Yitiao!"
"Bunda tolong! Penduduk asli Sangri memanggil tiga pembantu untuk ular besar itu, Dasar tai B!" Kaka langsung melontarkan umpatan khas Feilengcui yang membuat Kotak Tulang bergetar gemetar: "Ada Druid bawa tongkat yang sangat hebat, kepala Yitiao sampai benjol besar! Cepetan! Bantuan!"
“Apa?” Liu Zhenhan matanya gelap, langsung bangkit berdiri sambil menggigil marah: "Bagus! Dasar tai B! Sekarang semua berani menindasku! Ayo! Lihat siapa brengsek itu!"
Bab 532 Ahli Terkemuka Sihir Api (Bagian 1)
Gerimis seperti benang halus, tertiup angin menjadi tirai air bergulung-gulung.
Seluruh jagad basah kuyup, di balik kabut asap jauh terlihat gunung berapi berbentuk cincin yang tertutup salju, puncak esnya menusuk pandang menembus sembilan lapis langit.
Ini hujan Timur Jauh, anggun dengan kelembutan; Ini pemandangan Timur Jauh, bagai lukisan dan puisi, Yitiao teringat tak terbendung akan kampung halaman.
Beberapa puluh langkah lagi ada hutan lebat nan hijau, di kiri-kanan membentang bukit-bukit bergelombang, Yamata-no-Orochi bersembunyi di gua bawah sebuah bukit.
"Sudah lama menunggu tak juga datang, mulai saja!" Kaka mengibaskan rambut basahnya, tak sabar untuk bertindak.
Yitiao mengusap bekas luka segar di mukanya, bibirnya bergetar seakan ingin bicara tapi mengurungkan niat.
Ia sedang berpikir.
Di depan-belakangnya berbarikade 200 ekor banteng jantan bermata dingin, semuanya mengenakan zirah duri mahkota, bersenjata berat, ciri-ciri kekerasan terbuka yang sangat menonjol.
Berbeda dengan jagoan yang mengandalkan gerakan fisik, Yitiao sebenarnya sangat menyukai proses berpikir.
"Bos-nya tidak seperti itu, bos adalah seorang bajingan nekat sejak lahir, sekaligus penjudi tulen."
Tapi seringkali saat benar-benar bertindak, Yitiao yang suka berpikir justru lebih ekstrem daripada bos.
Hari ini penduduk asli Sangri mengirim pesan lisan, karena kendala bahasa, setelah berusaha menerangkan lama akhirnya diketahui bahwa suku ini mencari bala bantuan, ingin mengadakan pertempuran gentleman.
Yitiao menggunakan senyuman untuk memberitahu utusan suku itu, bahwa dirinya pasti akan menunggu kedatangan mereka.
Yamata-no-Orochi sudah hampir tamat, meski ada penduduk asli yang membantunya, hasilnya tetap sama.
Meski sihir Unsur Angin-nya memang tak tertandingi sepanjang masa, tapi Yitiao selain mengandalkan kekuatan, juga bermain peralatan.
Menurut perkataannya sendiri, Yamata-no-Orochi sehebat apapun tetap preman lokal, sedangkan dirinya adalah mesin negara.
Preman lokal melawan mesin negara, bukankah itu bunuh diri?
"Mulai!" Yitiao menginjak-injak rumput hijau yang berantakan di bawah kakinya, sambil mengedipkan mata ke arah gua gelap di bukit besar di tepi hutan. Tunggu selama ini tanpa kabar dari tulang hubung, membuktikan bahwa pihak bos sudah menyelesaikan masalah sendiri. Yitiao memutuskan akan memberikan Suizhu untuk bos, janji yang sudah diucapkan tak boleh ditarik kembali.
Empat pria perkasa antelop menekan pompa booster alat penyemprot kura-kura Gnome di punggung mereka, meraik pegangan pompa dan menyebar mengelilingi gua. Saat manusia masih berada 100 langkah jauhnya, empat aliran air panas menyembur ke gua seperti bilah tajam mengiris kue. Pancaran air bertekanan tinggi langsung menyapu bagian atas gua hingga terjadi longsoran besar, alkohol pekat tercurah deras ke dalam lubang.
Kaka telah menyelesaikan mantra transformasi. Seekor pinguin gemuk menggemaskan setinggi 5 meter dengan duri mahkota di kepala berwarna hitam-putih, matanya berbinar licik.
Secercah api kecil melayang dari jari Yitiao, tepat mengenai pancaran air di mulut gua. Dentuman "gemuruh" mengguncang, awan jamur hitam membuka tirai hujan dengan gelombang panas yang mengepul, kobaran api membakar hujan hingga membentuk area kosong.
Empat pria perkasa antelop terus menyemprotkan naga api panjang yang menjilat-jilat ke dalam gua. Rintihan "tersengal-sengal" yang mengerikan terdengar, tak lama kemudian tangki air seberat 100 pon telah benar-benar kosong.
"Berhenti!" Yitiao melambaikan tangan, menghentikan gerakan prajurit Kijang yang sedang mengganti tangki air.
"Bagaimana ini?" Kaka yang sudah bersiap lama mulai frustrasi karena Yamata-no-Orochi tak kunjung muncul.
“Aku ingin melihat sampai kapan karakter '' ini bertahan!” Yitiao tersenyum sinis, mulai melantunkan mantra rumit yang mendesak seperti suara bangau. Kekuatan elemen di ruang seketika terkonsentrasi hingga titik leleh. Saat jari Yitiao mengeluarkan nyala api berbentuk naga hitam, api besar di mulut gua yang menyentuh nyala Wulong ini tiba-tiba membeku seperti patung es, berkelok beberapa kali lalu mengkristal menjadi patung padat seperti mawar ungu.
“Dingdong Wulong!”
Inilah bentuk evolusi sihir api setelah Yitiao naik tingkat dengan madu Mengding, sekaligus sihir api tingkat tinggi - Sihir Aliran Api!
Bakat aliran api alami Kapten Beckham dari Pasukan Tai Bao Feilengcui, ditambah anugerah "sempurna" dari Mutiara Naga Hitam, hanya mencapai tingkat api dingin. Dingdong Wulong Yitiao sepenuhnya menunjukkan keahliannya mengendalikan kekuatan api.
Jika Yamata-no-Orochi tidak segera keluar dari gua dan melawan, dinginnya api beku ini akan segera membekukan suhu di ruang sempit, dengan cepat mengubah tubuhnya menjadi benda padat sekeras batu vulkanik!
Sihir api di tingkat tinggi ternyata memiliki sifat tanah dan racun!
Perkataan Master Puskash tentang "semua aliran akhirnya bersatu" ternyata ada benarnya juga.
"Anak Angin" Caniggia merasa dirinya benar-benar sial!
Karnigia menyelinap ke benua asing ini dari Aiqin setengah tahun yang lalu.
Benua Aigean belum pernah menyaksikan monster tingkat super menyeberangi samudera ke Timur yang mistis. Awalnya Karnigia menghibur diri dengan menganggap dirinya sebagai pionir monster terhebat dalam sejarah Aiqin yang membuka cabang di luar negeri dan memperluas wilayah Aiqin.
Sebenarnya, ia terpaksa kabur dari Aiqin karena secara tidak sengaja melepaskan monster prasejarah dari situs kuno bersalju.
Monster prasejarah itu bukannya berterima kasih, malah langsung menghajar Karnigia sampai tingkat kultivasinya turun satu tingkat!
Malangnya Karnigia yang baru saja naik tingkat menjadi "Badai Yamata-no-Orochi" kembali terdegradasi ke "Angin Yamata-no-Orochi", hak transformasi wujud manusia yang baru diperolehnya pun dicabut.
Setiap mengingat ini Karnigia ingin menangis histeris – Ya Tuhan!
Ia bersembunyi di hutan belantara selama ribuan tahun, baru berhasil mengkultivasi "Badai Yamata-no-Orochi"! Baru mendapatkan hak berubah wujud manusia! Baru bisa menggunakan sihir perubahan wujud angin "Peniru Kelas Atas" yang bersifat evolutif!
Tapi mimpi itu pecah seperti gelembung sabun, tak sempat memberi kesempatan untuk mengecap rasanya.
Karnigia selalu iri pada bangsa naga!
Sama-sama sebagai Monster Tingkat Super, di Benua Aigean, hanya dengan menyebut naga saja semua orang langsung ketakutan. Namun ketika menyebut monster tingkat super lainnya, reputasinya tidak mencapai separuh ketenaran bangsa naga!
Alasan Carnegia mengagumi bangsa naga bukan sekadar karena prestise mereka. Yang terutama adalah nafsu mengincar kecantikan dan keanggunan para perempuan naga.
Seribu tahun lalu, saat Carnegia masih berlatih di Pegunungan Hanfeng Utara, sebagai "Fengju Baqi", ia pernah secara kebetulan bertemu dengan seekor naga perak betina yang cantik.
Naga Unsur Angin umumnya berwarna putih susu murni. Warna perak menandakan naga angin level tiga ke atas, yang berarti bisa berubah wujud manusia. Tak diragukan lagi, naga perak betina ini pastilah "Cahaya Bangsa Naga" Christy Lunna!
Namanya yang gemilang tersebar luas di antara monster-monster tingkat super seluruh tingkat! Kecantikannya bisa menyaingi Sampa!
Namun justru karena kecantikannya, ia bahkan meremehkan kebanggaan klan naga angin - Kochis Sang Naga Emas yang menguasai ganda unsur angin dan logam. Ia terus menanti naga pelangi mulia mana yang akan meminangnya ke Tanah Suci Kota Naga!
Tanpa kejutan, ini mustahil terjadi. Bagi bangsa naga superior, naga pelangi yang menikahi naga biasa hampir setara dengan bangsawan manusia menikahi budak perempuan.
Ini membuat Carnegia merasa ada peluang.
Sebagai "Kaze Hachiki" (), Carnigia memiliki kepercayaan diri yang jauh lebih besar pada ketampanannya daripada kemampuan sihirnya. Berkali-kali ia bercermin di air, penuh kesombongan. Lihatlah! Betapa gagahnya delapan kepala ini! Betapa hitam pekat dan kotor sisik-sisikku! Enam belas tatapan penuh pesona! Berapa banyak monster betina yang pernah menjerit dan mengerang di bawah tubuhku!
Namun ketika ia sedang mempersiapkan pose terbaik untuk menggoda, Krist Ferranna bahkan tidak menganggapnya layak untuk dilihat, hanya menyemburkan dua kata dari lubang hidung naga——"makhluk rendahan"!
Meski merasa malu dan marah, ingin langsung memaksakan kehendak di tempat. Tapi Carnigia juga sadar, bertarung pasti kalah. Kekerasan hanya bisa digunakan pada monster biasa, jangan harap melawan bangsa naga. Entah Krist Ferranna naga level tiga atau empat, tetap saja bisa menaklukkan "Kaze Hachiki" yang sama-sama menguasai sihir Unsur Angin.
Kecuali kau adalah "Badai Hachiki", jangan nekat mencari mati! Sifat bangsa naga terkenal kejam, takkan memberi ampun saat bertindak!
Maka Carnigia bersumpah diam-diam, suatu hari nanti harus merasakan bangsawan monster tingkat super——kecantikan agung bangsa naga!
Baik itu "Kemilau Bangsa Naga" Krist Ferranna, bahkan Naga Peri yang lebih tinggi dan suci sekalipun!
Sepanjang hidup tidak menaklukkan naga berkepala tiga, sampai mati tetap ulat bulu! Pikir Carnigia dengan geram.
Sejak promosi menjadi "Angin Topan Yamata no Orochi", Carnigia menggunakan sihir transformasi angin rumit "Fu Yong Feng Ya" untuk menyamar sebagai Naga Pelangi; baru saja ingin merayu beberapa naga betina cantik, tak disangka dalam beberapa hari wujud aslinya terbongkar. Salahkan situs prasejarah itu dan dorongan impulsif untuk merusak segel!
Andai tidak cepat-cepat melompat dari tebing dan terbang, nyawanya pasti sudah dihabisi monster prasejarah bereaksi kilat dan kebal sihir itu!
Takdir adil bagi Carnigia. Setelah kabur ketakutan ke benua Timur Jauh yang asing dan tenang, ia menemukan di sini tak ada monster tingkat super. Penduduk lokal yang pengecut langsung menyembahnya sebagai Dewa Pelindung setelah melihat sedikit keahliannya. Sejak itu hidupnya bahagia bagai di surga!
Carnigia menganggap dirinya sangat romantis. Setelah kehilangan wujud manusia, mimpinya untuk tidur dengan perempuan cantik bangsa naga memang hancur. Namun benua ini justru memberinya kejutan tak terduga. Awalnya ia mengira hanya bisa mencari betina monster seperti dulu untuk melampiaskan nafsu. Tapi ternyata penduduk lokal di sini sangat ahli dalam hal ini! Dengan mengirimkan 80-100 perempuan, mereka tetap bisa membuat tubuhnya sepanjang 8 meter merasa nyaman. Bahkan hubungan intim pun memiliki variasi baru, ada segala teknik mayat hidup! Carnigia benar-benar jatuh cinta pada teknik ikat-ikat di kamar itu! Carnigia benar-benar mencintai tempat ini!
Yang lebih menggembirakan, secara kebetulan ia juga mendapatkan harta karun yang sangat kuat!
Harta karun ini langsung memberinya keyakinan penuh. Bahkan jika monster jahat yang dulu memukulinya tanpa alasan sampai linglung itu datang kembali, ia yakin tak akan gentar!
Soal monster Aiqin yang tidak pernah menggunakan alat atau perlengkapan? Carnigia sudah tak peduli lagi!
Penduduk lokal benua ini bahkan bisa memakan kotoran sebagai makanan, menyebutnya "Jin Liao" dengan nama indah. Mengapa aku tidak bisa mengikuti adat setempat? Pemikiran Sang Putra Angin Carnigia sangat realistis dan progresif. Gagasannya selalu realistis dan progresif - berubah wujud menjadi naga pelangi untuk mendekati perempuan naga, ini sesuatu yang bahkan tak terbayangkan oleh monster tingkat super biasa.
Sekarang mimpinya telah sirna.
Sejak orang-orang jancuk itu memprovokasi burung raksasa yang tidak seharusnya mereka ganggu, lalu menyeret Carnigia ke dalam kereta perang ini, sisi paling kejam takdir kembali menyeringai mengerikan pada Carnigia yang malang.
Masih ada burung raksasa yang bisa sepenuhnya mengurangi serangan dari harta karun!
Carnigia gemetar ketakutan, mengapa? Mengapa dalam waktu setengah tahun saja dia sudah bertemu dua makhluk mengerikan yang mengabaikan serangan magis?
Satu kali pertarungan, hanya satu kali!
Tulang belakangnya patah separuh, turun satu tingkat menjadi Yamata-no-Orochi biasa, sementara lawannya hanya mendapat bekas luka di wajah!
Carnigia benar-benar meragukan penglihatannya! Apakah ini Phoenix Suci?
Dunia ini benar-benar gila!
Menghadapi Api Beku yang menusuk tulang, 16 mata Carnigia berkaca-kaca. Dia tahu begitu keluar dari gua, pemandangan berbau darah pasti menyambutnya.
Yamata-no-Orochi Carnigia dengan heroik menerjang keluar. Dia memutuskan untuk menggunakan delapan mulutnya, dengan kecepatan perempuan kasar yang suka bertengkar dan volume sekeras Lei, mempersembahkan harta karun kepada burung raksasa ini untuk memohon ampun.
Saat patung es kaca itu pecah, 16 mata Anak Angin membelalak menyaksikan pertempuran yang mengejutkan!
Yitiao saat itu hampir meledak marah. Sejak debut hingga sekarang, ini pertama kalinya dia terlihat begitu compang-camping. Baru saja hendak menyerbu masuk ke gua, dua "panah api" yang tiba-tiba muncul memaksanya mundur terpental delapan zhang!
Meski ada Mutiara Naga Penghindar Api di tubuhnya, Yitiao yang sedang panik terpaksa mundur juga!
Dua "panah api" ini bukan ilmu sihir api biasa!
Ini adalah legenda ilmu sihir api tingkat tinggi - Ilmu Sihir Api Murni!
Satu tingkat lebih tinggi dari sihir api biasa!
"Panah api" berwarna emas murni ini saat melesat menuju Yitiao, tetesan hujan di sekelilingnya dalam radius ribuan yard tiba-tiba berubah menjadi hujan api seperti lilin yang meleleh!
Di Benua Sutera Timur, sihir api murni ini dijuluki "Sanmei".
Menyala saat bertemu air! Menyala saat bertemu batu! Menyala saat bertemu kayu!
Bab 533: Ahli Sihir Api Terkemuka (Bagian Tengah)
Meski kecepatan dua panah api murni ini secepat kilat, bahkan menciptakan ledakan sonik yang mencekam saat melesat, akhirnya mereka hanya menancap lemah di semak buah berry di tanah. Boom! Semak-semak langsung menyala seperti api unggun raksasa.
Menyala saat bertemu kayu! Ini benar-benar api murni!
Yitiao yang berpengalaman dalam pertempuran ini merasa lawannya hanya ingin menunjukkan daya gentar, bukan benar-benar ingin menyerang diam-diam.
"Api Biluochun!"
Karena khawatir para prajurit Kijang di belakang terluka oleh hujan api, Yitiao tidak sempat berpikir panjang. Di udara, dia berputar terbalik, kedua tangan menggambar garis bergerak yang angker. Setelah teriakan keras, seperti pelukis, dia dengan cepat melukis di udara seekor siput raksasa hijau zamrud yang terbentuk dari api teratai hijau yang mengepul. Siput raksasa itu langsung berputar kencang di udara, menciptakan pusaran angin topan yang jelas terlihat, berhasil menahan hujan lilin api yang jatuh deras dengan bentuk pelindung. Siput hijau raksasa itu pun segera menghilang.
"Biluo Chun Fire" juga termasuk sihir api!
Api dingin menghancurkan sihir, api beku mengkristal, api zamrud adalah embun api, api korosi sejati yang kejam seperti belatung penggerogot tulang!
Tapi sihir ini bukan termasuk barrier perisai, namun di tangan kemampuan kontrol Yitiao, serangan dan pertahanan memang menyatu. Master sejati memang begini, hanya orang bodoh seperti Liu Zhenhan yang berbeda.
"Mutiara Naga Penghindar Api" memang pantas menjadi produk andalan Ba Xia sang naga kecil. Barrier penghindar api yang tak kasat mata tidak hanya bisa mengisolasi kekuatan api, tapi juga memungkinkan Yitiao sukses menggunakan sihir api!
Tubuh Kaka yang berubah menjadi Penguin Kaisar Merlora menjadi kaku sepenuhnya, pandangan kosong, mulut menganga lebar sampai bisa menelan paus utuh.
Ini pertama kalinya dia menyaksikan duel sihir api yang begitu dahsyat!
Dia mengira, sihir api Kapten Beckham dari pasukan Tai Bao sudah yang paling hebat!
Yitiao mengerutkan kening, menahan napas, penuh kesungguhan dengan sedikit kekaguman. Memandang diam-diam tiga pria berpenampilan aneh dan seekor kuda putih yang luar biasa perkasa yang turun dari bukit tinggi.
Surai salju panjang kuda putih itu berkibar tanpa angin, kaki kuda berotot besar dipenuhi sisik berwarna emas dan hitam, jelas bukan makhluk biasa!
Alasan mengatakan ketiga pria ini berpenampilan aneh terutama karena dua di antaranya benar-benar terlihat sangat kasar, sementara satu lagi tampan secara aneh, kontrasnya terlalu mencolok!
Dua pria perkasa ini, satu mirip gorila dengan gigi taring tajam di sudut mulut, wajahnya seolah belum beradab. Tapi jika diamati lagi, dia seperti Druid karena bulunya sangat lebat, bertelanjang dada dengan otot berotot, hanya mengenakan kulit harimau di pinggang yang terdapat bekas kuno tebal, tangannya memegang tongkat logam sebesar cangkir penuh kotoran dan debu sampai bahan dasarnya tak terlihat.
Panah api berasal dari pria perkasa ini. Yitiao langsung mengenalinya. Pandangan lawannya meninggalkan kesan mendalam - teguh dan tidak takut.
Seorang pria perkasa lainnya memiliki postur tubuh yang lebih besar dan wajah yang lebih buruk rupa, dengan gaya rambut botak jahat ala "lautan di tengah padang rambut", insang retak di pangkal telinga, kalung tengkorak raksasa di leher, memegang sekop bulan sabit besar - tampak seperti campuran biadab antara Shaman Divine Comedy dan Raksasa Buddha.
Dibandingkan dengan dua pria perkasa ini, pria ketiga terlihat terlalu tampan!
Yitiao belum pernah melihat pria setampan Murinio ini!
Orang lain terlihat garang saat botak, tapi pria tampan botak ini justru memancarkan kharisma intelektual dan keanggunan yang tak terucapkan. Setiap gerakan dan pose terlihat mulia dan elegan di dirinya.
Ini adalah pria tampan yang membuat mata tak bisa berpaling hanya dengan sekali pandang!
Orang lain terlihat garang saat botak, tapi pria tampan botak ini justru memancarkan kharisma intelektual dan keanggunan yang tak terucapkan. Setiap gerakan dan pose terlihat mulia dan elegan di dirinya.
Ini adalah pria tampan yang membuat mata tak bisa berpaling hanya dengan sekali pandang!
Sorot matanya yang lelah menyimpan kedamaian tak terkatakan. Satu pandangan saja membuat orang merasa seakan memasuki dunia penuh bunga mekar, kehampaan dan ketenangan semesta.
Yitiao mencibir dan cepat-cepat mengalihkan pandangannya.
Dari ketiga orang plus seekor kuda ini, selain biarawan tampan itu, semua memiliki napas normal yang tertahan namun penuh kekuatan. Sulit menebak seberapa kuat para ahli kuat ini!
“Ya Tuhan tahu apakah sama seperti bos, di matanya ada 'pesona alami' yang siap merayu gadis kapan saja.”
Tiga biarawan dan Kuda putih segera mendekat, dikelilingi oleh penduduk asli Sangri yang bertubuh pendek, membuat mereka tampak semakin gagah dan perkasa.
“Biarawan asketik, kenapa ikut campur dalam perselisihan antara penduduk asli Sangri dan aku? Kalian pembantu yang dicari penduduk asli Sangri?” Yitiao telah berkelana di Benua Sutra selama bertahun-tahun, tentu bisa mengenali orang se tanah air, apalagi biarawan. Biarawan tampan di depannya jelas berasal dari Benua Sutra, sedangkan dua pria besar itu seakan-akan baru keluar dari neraka, Yitiao pun tak akan terkejut.
Bertemu orang senegara di negeri asing, Yitiao tak kuasa menahan haru. Karena terlalu emosi, logat daerahnya pun keluar. Kalau bukan karena bos yang menyuruh, mungkin dia sudah sampai di Benua Sutra!
“Sesama orang tanah air, beri aku sedikit harga diri. Bisa tidak kasih jalan keselamatan untuk penduduk asli Sangri?” Di antara tiga tamu tersebut, seorang pria berambut putih di pelipis yang mirip Druid gorila memegang tongkat logam dengan sopan dan memberi hormat pada Yitiao.
“Berdasarkan harga dirimu?” Yitiao tertawa renyah.
"Biasanya hanya dia yang memukul orang lain, hanya setelah datang ke Benua Sangri-lah dia diserang duluan. Amarah ini tidak bisa hilang dengan satu dua kalimat. Namun senyuman Yitiao tidak berniat jahat, sama sekali bukan meremehkan ahli kuat sihir api ini, tapi murni merasa cara bicaranya mirip sekali dengan bos - sangat ngotot menjaga harga diri sampai mati-matian."
Sebenarnya dia benar-benar berniat memberikan harga diri pada lawannya.
"Kalau harga diri tidak cukup, kita andalkan kekuatan!" Pria buruk rupa itu berubah ekspresi, sorot mata kejam berkilat. Dia jelas salah paham pada Yitiao, menghunjamkan tongkatnya ke tanah dengan keras.
Getarannya bahkan membuat rumput bergemetar.
200 ekor pria antelop langsung mengamuk, mengangkat pilar totem siap menghajar mereka. Meski Yitiao juga murka, dia merentangkan tangan menghentikan impuls teman-temannya. Lawan yang bisa menggunakan sihir api jelas bukan tandingan Prajurit Kijang.
Kaka cepat-cepat menyelinap di belakang Yitiao. Bergumam "Sial sial, ketiga orang ini sepertinya semakin kuat satu sama lain."
Dalam bentuk pinguin, sambil bergerak kikuk sambil bicara, dia terlihat sangat konyol.
"Xiao Kong. Bicara lebih sopan." Biarawan tampan yang memegang Mangkuk Logam itu menepuk pundak si besar ini.
"Sang Ri adalah negara bawahan Tang Zang. Sebagai anggota Kekaisaran Tang Zang yang sedang berwisata ke sini, aku tak bisa membiarkanmu menindas mereka, Bangau Api Burangsha yang perkasa! Dengan kebanggaan dan harga dirimu, kurasa kau pun tak mau mengganggu orang lemah seperti ini?" Biarawan tampan ini bersikap gentleman: "Semoga kau berbelas kasih memberi mereka jalan keselamatan."
"Hehe, bisa mengenali aku sebagai Bangau Api Burangsha?" Yitiao nyaris tertawa terbahak. Makhluk sebesar gorila adamantium ini malah dipanggil "Xiao Kong" (Udara dalam Pikiran). Dalam Bahasa Sutra terdengar biasa, tapi bila diterjemahkan ke Bahasa Umum Aiqin jadi terdengar filosofis.
"Pedang Qingming Hezhi, langsung kukenali dari pandangan pertama." Druid gorila bernama Xiao Kong tersenyum tipis, menunjuk pedang paruh bangau yang tergantung di pinggang Yitiao: "Dulu pernah bertarung dengan kerabatmu. Mereka memang tak sekuatmu, tapi itu wajar. Lagipula mereka cuma penjaga gerbang."
"Xiao Kong, jangan sok pamer!" Alis biarawan tampan itu berkerut. Dengan nada berat penuh wibawa, ia memotong ucapan Xiao Kong: "Kau ini..."
“Baiklah, karena kita sebangsa, serangan penduduk asli padaku bisa dimaafkan! Membunuh mereka hanya akan merendahkan kemampuanku! Tapi ular ini harus menjadi milikku, aku akan membelah otaknya untuk mengambil Suizhu.” Yitiao menyilangkan tangan dan berkata dengan tenang.
Dari jarak sedekat ini, Yitiao baru menyadari bahwa biarawan tampan ini yang terlihat lemah lembut ternyata memegang mangkuk logam dari adamantium-ungu!
Adamantium-ungu di Benua Sutra setara dengan adamantium di Benua Aigean - logam super langka dan keras. Sebutir seukuran biji gandum saja beratnya 10 pon, bagaimana mungkin pria ini bisa memegangnya dengan begitu santai?
Meski berusaha menyembunyikannya, Yitiao mulai menghilangkan sikap menilai dari penampilan.
Yamata-no-Orochi di mulut gua membeku ketakutan. Bukan tidak ingin kabur, tapi tulang belakangnya patah membuatnya sulit terbang. Jika nekat, bisa-bisa langsung "dikebiri"!
Ular raksasa ini sama sekali tak paham bahasa mereka, namun Carnegia tahu: siapapun dari kelompok ini bisa mengulitinya hidup-hidup.
Ia juga menyadari, tiga manusia dan seekor kuda yang dibawa penduduk asli mungkin datang untuk melindunginya.
Carnegia berdoa: Burung raksasa ini sudah ganas, semoga trio ini lebih ganas lagi.
“Bangau Api Burangsha yang perkasa, kekuatanmu bukan untuk menghancurkan! Kelahiran nyawa, tidak boleh sembarangan dimusnahkan, ular ini juga makhluk hidup.” Biarawan tampan itu menggelengkan kepala dengan tegas, pandangannya yang jernih dan mantap menatap Yitiao.
“Tidak menghancurkan musuh, apakah kita harus menunggu musuh menghancurkan kita?” Yitiao si pemikir meledak marah. Ular besar ini bukan rakyat Kekaisaran Tang Zang, tapi beberapa biarawan masih mau ikut campur? Sekuat apapun sihir elemen api, selama bentuk dasarnya tidak berubah, tetap tak bisa menyaingi Mutiara Naga Penghindar Api!
Melihat kilau ganas di mata Yitiao, biarawan bernama Xiao Kong tiba-tiba memancarkan kilau emas dari pupil matanya. Dua "Panah Api Yan" berwarna merah-biru yang terpancar dari emas murni melesat gagah ke hutan tak jauh, menyulut deretan pohon api seperti layar.
Seorang biarawan berbadan besar dengan insang di pangkal telinga, menggenggam sekop bulan sabit pengumpul mayat. Gerakan membaliknya melontarkan "Cakram Bulan Sabit Air" dahsyat ke hutan. Cakram tajam itu berputar liar di udara, merobohkan pepohonan seperti mencukur rambut, seketika menghantam deretan kayu pilar totem yang terbakar.
“Jancuk! Tanaman bukan makhluk hidup ya?” Yitiao merasa lega, dalam hati tertawa. Ini cuma api dan air, sementara dirinya kebal air, api, plus angin - benar-benar tak terkalahkan!
"Dia yang melompat ke atas langsung dipukul dengan tongkat oleh biarawan bernama Xiao Kong, benjolan yang langsung muncul di dahinya mirip seperti seekor Unicorn."
"Kamu pikir kami tidak bisa melihat kamu punya tiga kekebalan elemen air, api, dan angin?" Muka gorila ini juga kena serangan "Pelangi Api" dari Yitiao, dadanya tertusuk pedang meninggalkan koyakan berdarah miring. Tapi dari ekspresinya, sepertinya sama sekali tidak peduli dengan luka ini, tetap tenang.
"Kamu juga kebal api?" Yitiao langsung memerah matanya karena amarah, tidak menyangka lawannya ini sama sekali tidak takut sihir api, bahkan tidak berniat melepaskan sihir elemen api, malah menunggu untuk bertarung tangan kosong.
Yitiao yang telah berubah menjadi wujud Bangau Api Burangsha langsung mengayunkan Pedang Ganda Bulu Angsa kembali bertarung dengan Xiao Kong. Tak disangka biarawan ini tidak hanya jago sihir api, tapi juga mahir sihir awan, melayang di langit dengan menginjak kabut seolah di tanah datar, mengayunkan tongkat kotor bertarung sengit dengan Yitiao sampai berbunyi 'oneng-oneng'.
Sihir awan di Aiqin bukan hal aneh, termasuk cabang sihir elemen udara, bisa dikategorikan bersama sihir Kabut Laut.
Tapi kelangkaan sihir ini di Timur, hampir setara dengan sihir arsenik di Aiqin!
Bara api beterbangan di langit, dentuman tabrakan pedang dan tongkat bagai guntur menggelegar. Yitiao semakin bersemangat, bulu-bulu panjang di punggungnya mengembang, "Ujung Bulu Kristal Api Matahari" siap menyemburkan api kapan saja.
"Asyik!" Teriak Xiao Kong penuh semangat di langit. Otot-ototnya tiba-tiba membesar, berubah menjadi Bangau Api Burangsha yang sama, mengayunkan tongkat dengan sayap untuk menghadapi dua pedang!
Kaka di bawah tanah tertegun, ini ilmu transformasi Druid! Kenapa Druid ini bisa berubah wujud secara dadakan?
Belum pernah ia melihat Druid yang bisa bertarung tangan kosong begitu lama melawan monster Tingkat Super sebesar badak dengan berat beberapa ton tanpa berubah wujud!
Apalagi monster Tingkat Super yang membawa pedang ke medan perang!
"Jancuk, ternyata sesama praktisi!" Kaka menggunakan kemampuan Penguin Kaisar Merlora-nya, menyemburkan "Gas Racun Transformasi Besar" ke Druid di langit, lalu buru-buru kembali ke wujud asal dan menyelinap di kerumunan prajurit Kijang. Tangannya gemetar merogoh Kotak Tulang sambil mengumpat "Bangsat" yang baru dipelajarinya!
"Anak Angin" Caniggia yang ingin menyelinap menyerang 200 prajurit Bimon itu, delapan bilah senjata angin baru saja disemburkan dari mulutnya langsung dihancurkan oleh hujan Panah Air Mutiara yang padat.
Pria perkasa yang memegang sekop bulan sabit masih menatap ke langit, tapi Yamata-no-Orochi tahu bahwa panah air tadi berasal darinya!
Pandangannya seperti kait pada tirai mutiara, memiliki lengkungan angker dan tajam. Meski tidak menatap langsung, itu membuat Kanijia menggigil sampai ke tulang.
Suara "dentuman" bergema tak henti-hentinya, gema elemen dari teleportasi ruang.
16 pupil Kanijia kembali melebar sampai batas maksimal.
Ia melihat pasukan besar muncul di atas formasi teleportasi sihir raksasa di belakang para prajurit Behemoth.
Gelombang elemen yang menjulang tinggi mengdistorsi ruang dengan ganas.
Yang memimpin adalah pria perkasa berambut jambul sampai pantat dengan kostum landak, dikelilingi banyak wanita cantik.
Di pundak pria ini bertengger dua Shuangxue Piqiu kiri-kanan, seekor burung beo gemuk duduk di kepalanya.
Matanya berkelip seperti bintang salib perak. Sorot mata yang terpancar darinya bagai pedang perang tajam yang diangkat dari air es jernih - sanggup merobek segalanya!
Jika pandangan ini mewakili sebuah bab konstitusi, sudah pasti itu adalah hukuman mati.
Dari delapan kepala Kanijia, hanya tersisa satu pikiran - melarikan diri.
Bab 534 Ahli Sihir Api (Bagian Akhir)
Liu Zhenhan yang baru keluar dari formasi teleportasi sihir belum sempat mengayunkan lengannya, pose dan gaya baru terbentuk setengah, tiba-tiba tertegun.
Amarah yang menggelegak di perutnya hendak dicurahkan, namun alih-alih, pandangannya justru menangkap sosok familiar!
Biarawan Timur yang tampan luar biasa ini tak lain adalah Pangeran Tangzang yang pernah Liu Zhenhan dan Vieri selamatkan dari pertempuran sengit melawan Dark Elf di Ngarai Obsidian!
Pertempuran di Ngarai Obsidian merupakan pertempuran perdananya yang penuh kerugian: kehilangan tubuhnya dan satu Patung Emas Yunqin, membuatnya takkan pernah melupakan momen itu!
Apalagi, keturunan Penyihir Besar Pigge yang tak sengaja meminum "Mata Air Kehidupan" - anak babi Katyusha - juga telah dipercayakan kepada Lao Liu oleh Yang Mulia Pangeran, jelas-jelas membentuk hubungan kekerabatan!
Melihat Yamata-no-Orochi yang lesu dan lemah melayang di udara, Liu Zhenhan menggerakkan jarinya ke arah tanah.
Karnyaji segera mendarat, melingkar membentuk seperti telur kotoran dengan delapan kepalanya tertanam dalam lipatan tubuhnya, gemetar ketakutan.
"Yamata-no-Orochi" bukan tidak ingin melarikan diri, namun terluka parah dan terkikis oleh "Dingdong Wulong". Sang "Putra Angin" yang dulu kini merasa seperti "Putra Gunung" yang memikul Pegunungan Salju Himalaya Taymur, kecepatan larinya bagai berlomba dengan kura-kura model. Sebelum sempat mempercepat di udara, dua monster kuat yang sangat tidak ingin dihadapinya telah menghadang di depan dan belakang.
Hydra berkepala sembilan dan Geruin Tuan Tanah Pasang Surut telah mengembalikan postur tubuh mereka setelah memangsa banyak makhluk kuat. Sembilan kepala Hydra berkibar angkuh dengan taring terkembang, kaki raksasa seperti batu berkilauan biru tua. Tulang punggung Geruin dipenuhi duri merah darah berukuran raksasa, ruas-ruas tulang terkunci erat dengan jejak es dan kabut hitam yang melingkupi cakar emas kemerahan dan kait ekor tulangnya, seolah sengaja memamerkan sihir non-nekromansi yang dimiliki makhluk tak bernyawa ini.
"Putra Angin" Caniggia bahkan tak berani mengangkat pandangan. Munculnya dua monster kuat ini membuat jantungnya berdebar kencang meski dalam kondisi prima, apalagi dengan aura yang lebih kuat dari balik mereka. Perbedaan kekuatan yang sangat besar ini membuat hatinya membeku dari tenggorokan hingga lubang anus.
"Liu Zhenhan" tersenyum manis mendekati Pangeran Tangzang, tapi dia lupa satu hal besar — penampilannya sekarang sudah jauh berbeda dari sebelumnya!
Anak babi sedang bermain dengan Wei Zhi di Feilengcui. Vieri pergi ke Weisisipang mengunjungi mantan atasannya Cui Beixi. Jika Pangeran Tangzang masih bisa mengenalinya, itu benar-benar seperti melihat mayat hidup!
"Berdiri di situ!" Biarawan botak berbadan besar itu langsung naik darah melihat kalung tengkorak di leher lawan. Dengan teriakan keras, dia segera memberi diri dan mentornya perisai air beriak.
"Ini aku, tidak kenal?" Liu Zhenhan mengerutkan alis melihat dua bangau raksasa yang sedang bertarung di langit, lalu menunjuk wajahnya sendiri sambil menyeringai bodoh ke dua biarawan itu.
Ucapan dan senyumannya ini menimbulkan efek yang sangat buruk.
Selain dia, hanya Vieri di Feilengcui yang pernah melihat Pangeran Tangzang. Orang lain sudah lama lupa. Ucapan aneh dan senyum menyeringai ini bahkan tidak dipahami sang Pangeran sendiri, apalagi orang lain?
Di mata prajurit Istana Musim Panas, senyum bos selalu jadi pertanda aksi!
Di medan perang biasanya bos akan memaki jika ada omong kosong, tapi kali ini tidak!
Maka, bergegaslah deretan Tombak Pemburu Iblis segitiga dan pisau terbang Gurkha menyelimuti penduduk asli Sangri dan dua biarawan itu seperti air terjun awan.
Kurcaci Emas dan putri duyung air tawar serta Elf Xifu, telah dilatih oleh Kapten Beckham hingga patuh sepenuhnya. Dengan satu gestur tangan, formasi perang magis 442 langsung terkembang lebar, lalu mulai menembak dengan intensitas paling dahsyat!
Formasi perang 442 berarti: 40% Pasukan Ajaib fokus menyerang satu titik untuk meledakkan perisai magis musuh; 40% lainnya menembaki area frontal musuh dengan jeda satu napas; sementara 20% sisanya memperkuat perisai magis kawan sebelum membersihkan sayap kiri-kanan musuh. Tembakan korektif Sang Kapten menandai target gelombang serangan berikutnya!
Pola serangan magis bergelombang ini bisa menghancurkan ritme dan fokus musuh dalam sekejap, namun juga menuntut kecepatan tembak yang sangat tinggi dari pihak sendiri!
Dalam sistem pelatihan Feilengcui, Xiao Bei menetapkan indeks toleransi kesalahan untuk serangan pembuka 2x lebih ketat dari standar kerajaan Kekaisaran St. Francis - hanya 5 milimeter. Ini bertujuan meruntuhkan perisai magis musuh dengan cepat dan efisien, memaksimalkan keunggulan kecepatan tembak Pasukan Istana Musim Panas!
Semua perisai magis berbasis barrier defensif area. Serangan acak sulit menembusnya seketika, namun ketidakseimbangan di satu titik akan segera meruntuhkan seluruh sistem pertahanan magis.
Pasukan Ajaib Istana Musim Panas yang terlatih sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan serangan kacau para penyihir tentara bayaran. Kilat dan es yang terkumpul bagai langit runtuh menghancurkan "barrier air bertekstur" yang dipanggil biarawan botak dalam sekejap!
Dua biarawan Timur yang sudah berpengalaman dalam formasi perang ini sama sekali tidak mengubah ekspresi wajah meski tiba-tiba diserang.
Kuda Putih legendaris meringkik "Xi Yu Yu", menyemburkan pilar air super perak sebesar kayu gelondongan dari mulut bersisiknya, menghantam semua kilat dan es hingga tercerai-berai di udara!
Sementara itu, biarawan botak bertubuh besar melompat mundur 7 ren sambil bergumam mantra dengan cepat. Dengan cangkul bulan sabit, ia menggoyangkan tiga lapis "Perisai Tirai Gulung Mutiara" di udara, butiran mutiara air sebesar air terjun putih yang mengalir terbalik menahan serangan kilat dan es!
Pangeran Tangzang yang tampak lemah justru menunjukkan kekuatan paling mengejutkan. Dengan mangkuk di satu tangan dan Tongkat Cincin Emas di tangan lain, tanpa perlu nyanyian sihir, ia berputar dan memancarkan kubah emas yang menyelimuti sebagian penduduk asli Sangri.
"Pisau Api Dingin" hitam legam yang ditendang oleh Xiao Bei melalui salto udara, menyambar perisai emas lawan dengan lengkungan yang rewel dan angker, hanya menimbulkan riak cahaya ganas namun gagal menembus!
"Xifu, serangan bertahap 3-3-1-2! Pemanah dan prajurit, fokuskan terobosan!" Perintah Xiao Bei tetap tenang.
Sebenarnya si tampan ini dalam hati menjerit, "Bertemu mayat hidup! Bertemu mayat hidup!" Sekalipun dua Archmagister, dalam jarak sedekat ini menghadapi serangan mendadak Regu Penjaga Istana Musim Panas pasti binasa! Bagaimana dua makhluk ini bisa memanggil begitu banyak perisai magis kuat secara spontan? Bahkan formasi 4-4-2 dengan kekuatan serangan terhebat pun tak mampu menerobos?
Dalam barisan tempur Pasukan Ajaib Feilengcui, peran utama peri bunga adalah menganugerahkan perisai, kemudian menggunakan Intan Guntur, lalu Tongkat Augustus Ogus.
Cara ini dapat menggambarkan secara menyeluruh!
Kini dimanfaatkan selangkah lebih cepat, Xiao Bei ingin melihat sampai kapan mereka bisa bertahan! Peri bunga memiliki keunggulan unik dalam menghalau, mengurangi, dan mengkorosi perisai magis lawan - mana mungkin penyihir manapun berani mengabaikan begitu banyak peri bunga!
Dalam desain formasi Beckham, semua serangan penetrasi pertahanan disesuaikan dengan jenis profesi tempur lawan. Untuk menghadapi sesama penyihir, taktik yang digunakan selalu berupa penembakan presisi diikuti serangan bertubi-tubi, kemudian dilanjutkan dengan pembersihan target spesifik!
Setelah melakukan introspeksi, ia merasa telah meremehkan lawan. Seharusnya pasukan cadangan langsung dikerahkan sejak awal!
Sebagai Pengawal Berzirah Emas Titan yang berpatroli di langit, serta anak kesayangan Moradin, Anak-anak Guntur terlahir sebagai partner kembar - satu prajurit dan satu penyihir!
"Palu Emas Badai" dari prajurit Kurcaci Emas bukanlah kemampuan yang bisa disamakan dengan Raja Bukit biasa. Sekali terkena gelombang kejutnya, musuh pasti hancur!
Meski Mari tidak ada, dengan jarak sedekat ini, 103 Pelayan Istana Musim Panas sudah cukup untuk mengantar penyihir mana pun menuju jalan kematian!
Pelayan Istana Musim Panas merupakan bagian dari struktur artileri berat Feilengcui. Setiap prajurit membawa dua busur dan tiga kantong panah: satu kantong Durex, satu kantong anak panah berat tiga sisi penetrasi zirah, satu kantong panah Taixi. Seperti panah Chimei milik ras Elf, panah Taixi dirancang manusia sebagai Panah Anti Sihir dengan mata spiral dan bulu ekstra panjang yang menggunakan gaya bor untuk menembus sihir. Meski tidak sebagus panah sihir armor-piercing, di tangan centaur pemanah ulung, satu gelombang serangan setara dengan empat gelombang! Serangan bertubi panah Taixi ini benar-benar dirancang khusus untuk membantai penyihir!
“Berhenti!” Liu Zhenhan terkejut bukan main. Wah! Serangan kilat yang ditunjukkan anak buah di belakangnya membuat sang tuan tanah ini terperangah. Serangan magis terkonsentrasi ini sama sekali tidak menampilkan efek visual spektakuler layaknya serangan magis biasa. Seluruh lintasan peluru nyaris menyatu dalam satu berkas, energi dahsyat yang terkandung di dalamnya membuat sang Penyihir Senior ini hingga berkeringat dingin!
Inilah kekuatan mesin negara, tak ada bandingannya dengan kekuatan individu!
Jika jumlah Penyihir yang sama berantakan melawan Pasukan Ajaib Istana Musim Panas, dalam lima ratus yard, musuh pasti akan ditumpaskan tanpa sempat membalas!
Mendengar teriakan bos, Pasukan Ajaib yang terlatih segera mengerem. Diikuti prajurit Kurcaci Emas yang bertugas sebagai pembawa perisai, gerakan penggantian tangan mereka sedikit terlambat, tapi masih tepat waktu.
Tapi Penjaga Utama yang paling gesit sudah melepas dua kali tembakan. Nedved bersama Shenjian Zheqin segera melesatkan deretan "Panah Daun Berputar", teknik pertahanan memanah tingkat tinggi warisan penemu pemanah ulung Orang Kesturi zaman dulu - menggunakan anak panah untuk mengejar anak panah sebelumnya, menyasar kepala atau ekor anak panah lawan, dengan presisi sudut dan tenaga yang sempurna untuk mengubah panah terbang menjadi batang berputar di udara seperti kanji dandelion yang berhamburan menangkis hujan panah!
“Dalam setiap perang dunia, asalkan ada lebih dari sepuluh Shenjian Zheqin berkumpul di satu tempat dan bersama-sama menggunakan teknik panah defensif ini, meskipun musuh memiliki resimen dengan tembakan massal, panah mereka hanya akan bertabrakan di udara dan jatuh ke tanah.”
“Meskipun Pelayan Istana Musim Panas memiliki dua puluh dua Shenjian Zheqin, karena mereka tidak menghadapi musuh secara frontal melainkan mengejar panah mereka sendiri, puluhan 'panah berputar daun' gagal mencegat semua panah terbang. Sebagian besar hanya berputar 'Hiks-hiks' di udara seperti helikopter bambu, melukis lingkaran-lingkaran di langit tanpa mau mendarat.”
“Biarawan bertubuh kekar itu mengayunkan sekop bulan sabitnya, menciptakan tembok bunga perak berkilauan yang memantulkan ribuan anak panah. Tembok sekop yang rapat itu bahkan mampu menahan hujan dari langit. Tapi ketika ia berhenti, lengannya sudah dipenuhi anak panah—pemanah ulung Hao hanya membidik bagian vital musuh. Rupanya, demi melindungi Mentor di belakangnya, biarawan ini terpaksa menggunakan lengan besarnya sebagai perisai hidup.”
“Hanya dengan mereka berdua dan seekor kuda putih, mustahil menahan serangan massal musuh. Dua biarawan ini benar-benar pertama kali menghadapi situasi seperti ini!”
“Memanfaatkan kesempatan ini, mereka segera memanggil kembali perisai magis mereka dengan ekspresi serius.”
“Ini aku! Tang...”
“Bangsat! Aku akan membunuhmu!” Sebayang bayangan hitam menerjang Lao Liu yang belum selesai bicara dari udara, mengayunkan gada besar menghantam wajahnya!
Biksu bernama Xiao Kong ini benar-benar memiliki kekuatan melebihi Yitiao. Dalam duel pisau vs tongkat di udara, setiap kali Yitiao bertarung, dia terlempar jauh. Adegan ini terjadi terlalu mendadak. Saat menunduk dan melihat lengan adik seperguruannya di tanah telah tertancap senjata seperti sarang burung, wajahnya penuh kengerian. Dia segera berubah wujud asli, melesat seperti busur silang kencang menuju Lao Liu yang paling mencolok.
Matanya menyala api berkobar-kobar. Jelas dia sudah sangat murka!
Yitiao terlempar jauh oleh pukulan tongkat terakhirnya. Sekarang dalam hal kelincahan, Bangau Api Burangsha yang otot-ototnya lemas ini menyadari bahkan tidak punya keyakinan bisa mengejar kecepatan lawan, wajahnya langsung pucat ketakutan!
Ekspresi Liu Zhenhan masih menyisakan senyum tipis yang belum hilang. Mana sangka situasi tiba-tiba berubah seperti ini. Pertempuran sekejap ini sama sekali bukan underingannya. Mulanya pisau terbang prajurit Panda dan lemparan lembing para prajurit Kijang merobohkan banyak penduduk asli Sangri, lalu biksu botak ini terluka, tiba-tiba bayangan hitam menerjang dari langit menghantam dengan tongkat.
"Tongkat ini seluruhnya terbungkus api emas berkedip merah-biru! Di sepanjang lintasan tongkat, udara bahkan terbakar membentuk bola api selebar 10 ren! Terus menghantam ke bawah, bagai koridor api yang diciptakan Dewa Api Kasus!"
"Api Surgawi!" Liu Zhenhan dalam hati mengumpat Jancuk! Dia bukan tidak tahu barang bagus, tapi tetap tak menyangka akan bertemu sihir api tingkat tinggi legendaris! Saat hujan turun dari langit, menyiram api surgawi ibarat menuang minyak! Bisa menciptakan terowongan api seganas ini, betapa dahsyatnya pukulan tongkat ini!
Serangan ini terlalu cepat dan ganas!
Menghadapi pukulan yang mustahil dihindari ini, Liu Zhenhan hanya bisa menggetarkan bahu untuk melemparkan Guo Guo dan A-Xiannu. Sambil mengangkat lengan menyilang, berharap tubuhnya bisa menahan pukulan setara petir ini - jangan sampai kepala dan burung beo kecilnya hancur lebur.
Transformasi Liar dan wujud Adamantium penakluk iblis hanya butuh sekejap untuk berganti. Pas tepat waktu! Empat set Tuan Tanah Kematian bisa diperluas menjadi "Zirah Takhta Es yang Terbeku". Liu Zhenhan tentu tak lupa menciptakan pelindung lengan.
Liu Zhenhan merasa dirinya benar-benar dikorbankan. Bagaimana bisa dia terkena pukulan tak masuk akal ini?
Sekarang perisai aliran darah sudah hilang, perisai Tuan Tanah Kematian yang baru diaktifkan lambat memulai, entah apakah resistensi magis tubuh aslinya bisa bertahan selama efek pembakaran Api Yan bekerja. Jika tidak tahan, tamatlah riwayatnya! Begitu ada setetes darah yang terpapar, dengan kandungan air yang melimpah dalam darah, api jenis ini akan secepat kilat menggunakan darah sebagai bahan bakar minyak, membakarnya menjadi kepala lilin merah raksasa yang menjulang ke langit!
Nyala api berwarna amber nyaris transparan tiba-tiba muncul melintang di atas kepala Lao Liu, membentuk selubung berbentuk telur yang mengurungnya erat.
Udara seakan tertular wabah. Aroma belerang mulai tercium, disusul kilauan bintik emas bertebaran di angkasa bagai mimpi indah yang ilusif. Tiba-tiba terdengar suara "Braak!" dahsyat membuat mata semua orang dipenuhi cahaya api yang menutupi pandangan. Rantai api ini terus merambat hingga ribuan ren jaraknya, memenuhi langit dan bumi!
Api yang menjalar terus membakar, menggelindingkan bola api raksasa yang kemudian lenyap seketika. Guncangan dahsyat dan panas api yang membakar hampir menyedot semua udara dalam sekejap!
Barrier perisai kristal yang dipasang oleh dua puluh persen Pengawal Istana Musim Panas, ditambah perisai kilat Helen-Mo'er dan penghalang magis Ailijie yang melemah, hancur berkeping-keping oleh amukan api yang memenuhi angkasa ini. Guncangan di tanah membuat para prajurit Kurcaci Emas yang memegang perisai khimera serentak mundur selangkah!
Dua perisai emas dan perisai air milik biarawan bertahan dalam ujian, meski setengahnya hancur. Penduduk asli Sangri di luar perisai sangat menderita, seluruh tubuh mereka terbakar menjadi lilin manusia, menyemburkan api dari tujuh lubang di wajah, pemandangan yang mengerikan. Tanah seluas ribuan yard menghitam, pepohonan arang di tepi hutan mengeluarkan asap hitam.
Karnigia hampir mati ketakutan. Jika bukan karena dua Monster di depannya dan belakangnya yang menghalangi serangan api ini, pasti ia sudah tewas!
"Braak!" Suara benturan keras bergema. Hampir bersamaan, kulit Liu Zhenhan memancarkan kilau keemasan semi-transparan. Dengan susah payah, ia menahan serangan tongkat menggunakan kedua lengannya. Ledakan udara sebelumnya telah mengurangi sebagian besar tenaga Xiao Kong.
"Yi Huo!"
Tak terhitung mata terbelalak memandang burung beo kecil, karena semburan api semi-transparan berwarna amber tadi jelas berasal darinya!
Jika "Yan Huo" adalah sihir api tingkat tinggi dalam legenda, maka "Yi Huo" adalah sihir api tingkat tinggi dalam mitos!
Menyala begitu bersentuhan dengan udara! Udara menjadi bahan bakar terbaik bagi api ini!
Inilah Api Kematian yang sesungguhnya, sang Penghabisan di medan perang!
"Aku benci mata ketiga!" Xiao Kong melakukan salto menggunakan daya pantul, tongkatnya menyambar ke dagu Lao Liu.
Tongkatnya sekarang sudah tak ada bekas kotor, terbakar api menjadi ungu berkilauan—ternyata itu adalah tongkat panjang adamantium!
Penampilannya pun berubah aneh menjadi pria tampan bermata jernih dan bibir merah, hanya rambut acak-acakannya masih seperti dulu. Entah karena efek listrik statis dari sihir petir Kurcaci Emas, yang pasti dia memang memiliki kekebalan terhadap api!
"Xiao Kong, berhenti!" Pangeran Tangzang berteriak.
Bab 535: Angin Menyelinap, Api Bersembunyi (Bagian 1)
Terlepas dari teriakan Pangeran Tangzang, tongkat ini sudah melesat seperti kilat yang menyambar, mustahil dihentikan.
Saat kata terakhir "berhenti" sang Mentor selesai, Xiao Kong sudah menghantam Lao Liu 7-8 kali—hampir dua pukulan per kata—dengan perubahan jurus secepat kilat, teknik tongkatnya mengalir bak awan berarak, selesai dalam satu tarikan nafas!
Ilmu bela diri biarawan Timur ini anggun mempesona, tapi Liu Zhenhan bahkan lebih jago sampai tak terkalahkan!
Baru berganti jubah Shaman, Lao Liu tak membawa senjata. Dengan tangan kosong, dia bertarung melawan biarawan asketik ini bak Sampa menabrak Dibo Luo.
Dari awal sampai akhir, Xiao Kong tak pernah menyentuh tanah. Cukup dengan menginjak asap hitam melayang, dia bisa melompat sambil salto dan menghantam dengan ribuan bayangan tongkat, seolah menginjak tangga nyata.
Kulit Liu Zhenhan dipenuhi kilau emas dan awan kemerahan, bagaikan batu giok kuning yang dipahat. Setiap kali tinju atau tumitnya bertabrakan dengan tongkat Adamantium, terdengar dentuman logam yang keras.
Perubahan aneh ini membuat Helen yang menyaksikan seakan melihat Richard berubah menjadi Naga Pelangi.
Pasukan Istana Musim Panas semakin bersemangat, saling membenturkan perisai dan senjata mereka. Teriakan "Kampas!" dan bunyi benturan persenjataan bergema serempak.
Pertarungan tangan kosong melawan tongkat emas ini benar-benar mencerminkan kegagahan para kesatria Bimon kuno!
"Sial!" Hidung Liu Zhenhan nyaris melintang. Sejak merintis karir, ini pertama kalinya dia menghadapi tukang tawar-menawar yang ulung seperti ini!
Saat tongkat mengait dari arah bawah, dia sudah menggelinding seperti keledai menghindar. Tangan kirinya memegang kalung tengkorak "Kemarahan Menggelegar", siap mengaktifkan teknik "Mempersempit Jarak". Namun ulah lawannya yang merepotkan justru membangkitkan semangat kompetisinya.
Pada pukulan pertama yang ditahan dengan lengan, dia hampir tak merasakan apapun, seolah memiliki "tubuh Adamantium yang tak terlukai"!
Buat apa mundur lagi?
"Braak!"
Dentuman logam keras menggema. Liu Zhenhan tak hanya menahan pukulan tongkat Xiao Kong dengan lengan, tapi juga mencengkeram ujung tongkat dan menariknya keras.
Kekuatan Liu Zhenhan hanya dengan saja sudah naik satu tingkat, ditambah lagi promosi dari , setidaknya kekuatannya sekarang dua kali lipat lebih besar dari sebelumnya. Tapi saat ditarik, tiba-tiba terasa sangat berat di tangannya, benar-benar di luar perkiraan, hampir-hampir tidak bisa dikendalikan.
! Dalam sekejap, berbagai pikiran berkelebat di benak Liu Zhenhan, keringat di punggungnya mengucur deras!
Ternyata tongkat emas si brengsek ini bukan sekedar dilapisi , tapi benar-benar terbuat dari murni!
Ini bukan B biasa!
dan dikenal sebagai dua logam paling misterius di . Jika ringan seperti bulu angsa, justru sebaliknya, sangat padat dan berat!
Sebutir seukuran biji gandum saja sudah berbobot 10 pon. Makanya senjata pada umumnya hanya dilapisi, bukan benar-benar terbuat dari murni!
Tongkat si brengsek ini sebesar mulut cangkir, langsung terasa sangat berat di tangan Liu Zhenhan. Pasti 100% terbuat dari !
Kalau dihitung, tongkat ini minimal berbobot 100.000 pon!
! Beratnya sudah setengah dari ! Liu Zhenhan yakin masih bisa mengangkatnya, tapi untuk mengayun-ayun sebagai senjata? ! Ini seperti pria berotot 400 pon yang maksimal hanya bisa menggunakan pedang dua tangan 40 pon. Terlalu berat, mana mungkin digunakan lama-lama dengan lincah?
“ orang juga terlalu kuat ya?” meski terkejut, tak lupa menggunakan trip licik. Bila tak bisa menandingi tenaga, bukankah masih bisa menggunakan ?
yang melayang di atas kepalanya telah mempersiapkan serangan. Tangan mereka menyapu udara, melontarkan perak berkilau yang menghantam yang sedang memegang tongkat.
Transformasi yang terjadi kurang dari sedetik itu sepenuhnya menunjukkan yang bahkan melebihi . Tapi takkan melewatkan kesempatan ini. Dengan sigap seperti elang menyambar burung, ia menerjang sambil meraih rambut lebat , lengan kokohnya mengunci lawan dalam sekejap, menjatuhkannya ke tanah.
Saat ini, telah membentuk garis lurus vertikal dari langit. Ujung pedang -nya yang berapi menyala-nyala mengkristal menjadi elemen api yang mematikan, tepat mengarah ke tubuh !
Jurus andalan - ""!
Dengan kombinasi berat badan dan kecepatan jatuh bebas, tombak api ini akan menembus tubuh bagai pisau panas menembus mentega, sekalipun itu tubuh dari besi.
Sifat yang terus memprovokasi dan serangan mematikan demi mematikan telah memicu meledak-ledak!
Koordinasi dia dengan bos telah teruji dalam kobaran perang, kedekatan mereka sudah mencapai tingkat sempurna. Pada jarak sedekat ini, dengan ritme kerjasama yang presisi sampai milidetik, Pangeran Tangzang dan muridnya yang lain pun takkan sempat memberikan bantuan!
Dengan suara "Braak" yang nyaring, Liu Zhenhan mengosongkan satu tangannya, mencengkeram ujung pedang Yitiao yang tertancap.
Gaya inersia yang dahsyat, tenaga Yitiao, serta daya rusak elemen api membuat wajah Lao Liu menyeringai kesakitan. Tekanan ke bawah yang kuat membuat ujung pedang hampir mengenai tulang punggung Xiao Kong!
Perisai Tuan Tanah Kematian dan elemen api saling beradu dengan sengit, meledakkan bunga api bagai kembang api yang berkilauan.
Hampir bersamaan dengan gerakan tangkapannya, Xiao Kong yang tercekik itu melayangkan empat pukulan kilat tepat di tulang rusuk Lao Liu. Dengan dua salto udara, ia meloloskan diri licin seperti belut. Kini pedang itu takkan bisa mengenai lagi.
"Bantu dia buat apa!" Yitiao berapi-api. Andai tak cepat menarik pedang, tenaga bos sekuat apa pun takkan sanggup menahan beban tubuh yang tergantung terbalik!
Sayap Bayangan Langit yang gemerlap mekar dengan megah di punggung Lao Liu, membentang diagonal menghadang Yitiao yang mengembangkan sayap sambil mendengus, bersiap untuk menyerang lagi.
Begitu ada celah dalam pertarungan tangan kosong, para Penjaga Istana Musim Panas langsung menyambar kesempatan. Segudang serangan magis "syuut" menghujani Xiao Kong.
Melihat situasi tak menguntungkan, Xiao Kong melangkah di awan dan berguling seperti monyet lincah menghindari sihir, seolah berjalan di tanah datar.
"Berhenti!" Ini sudah kedua kalinya Liu Zhenhan mengangkat tangan hari ini. Guo Guo yang sedang mengacungkan palu tembaga besar langsung melemparkan dua "bola bowling" tembaga dengan suara "whoosh" lalu kabur.
"Xiao Kong, hentikan aksimu!" Pangeran Tangzang kembali bersuara, kali ini dengan nada serius dan berwibawa yang tidak dapat disangkal.
Xiao Kong menangkis dua palu bowling yang melayang dengan tongkatnya, mendengar perintah itu langsung mendarat dan berdiri patuh di samping.
"Biarawan perkasa." Yang Mulia Pangeran mengangguk elegan pada Lao Liu yang melayang di langit: "Bolehkah saya bertanya, mengapa logat Anda menggunakan bahasa Benua Aigean?"
Bahasa yang digunakan Pangeran telah berganti ke Bahasa umum Aiqin yang fasih. Benua Aigean bukan hal asing baginya, murid keduanya pernah mekar sebagai "bunga kehidupan" di sana.
"Aku biarawan?" Liu Zhenhan meniup telapak tangan yang terbakar sambil bergumam bingung: "Bagaimana mungkin Pangeran Tangzang ini tidak mengenaliku?"
“Bagaimanapun, aku tak menyangka bisa menyaksikan langsung biarawan agung yang telah mencapai ‘kaca patri Adamantium’. Silakan terima sembah sujudku.” Pangeran Tang membuka ujung jubahnya hendak bersujud, membuat dua murid di sampingnya buru-buru menahannya.
“Tunggu!” Liu Zhenhan semakin panik, berpikir ini adegan opera Lampu Merah macam apa: “Yang Mulia Pangeran, benarkah kau tak mengenaliku lagi? Aku Richard! Aku Pendeta Pig itu! Tidakkah kau ingat? Anak babi itu pun kau serahkan padaku untuk kujaga!”
“Andakah Pendeta Pig itu? Imam Bemon yang menyelamatkan nyawa kami dari cengkeraman Dark Elf Aiqin?” Pangeran Tang terpaku menatap Lao Liu, tak percaya memandangi pria tampan bermata tiga di hadapannya yang tak sesuai dengan ingatannya akan pendeta berhidung jelek tahun lalu.
“Hanya setahun berpisah, Yang Mulia sudah melupakanku?” Wajah Liu Zhenhan memperlihatkan kekecewaan: “Apakah Yang Mulia juga lupa pada anak babi Katyusha?”
“Tuan Richard... Apakah... penampilanmu... mengalami perubahan?” Pangeran Tang mengerutkan alisnya, bertanya dengan gagap.
“Jancuk! Kalau tidak kamu ingatkan, aku malah lupa! Ya, penampilanku memang sudah banyak berubah dibanding sebelumnya, saat bertemu dengan Yang Mulia dulu, hidungku sedang terluka. Sekarang hidungku sudah sembuh total.” Liu Zhenhan tersadar, sambil menepuk dahinya dengan senyum getir: “Tapi aku sama sekali bukan biarawan asketik, aku adalah Shaman Divine Comedy dari Kerajaan Bimeng, Pejalan Bumi sang Dewa Perang.”
“Tak kusangka, kita malah berkelahi dengan sang penyelamat nyawa kami sendiri.” Pangeran Tangzang tersipu malu sambil menundukkan kepala. Dua muridnya juga terpaku kaku, wajah mereka merah membara sampai ke pangkal telinga bagai tersengat besi panas.
“Tak kenal maka tak sayang, tidak apa-apa!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: “Aku mengadopsi anak babi ini, berarti kita sudah menjadi keluarga, bisa dianggap kerabat! Jangan terlalu sungkan.”
“Tapi mengapa Yang Mulia memiliki 'Tubuh Kaca Patri Adamantium'? Ini jelas simbol biksu agung, mana mungkin shaman memiliki pencapaian nirwana para biarawan?” Pangeran Tangzang keras kepala, bersikukuh menganggap Lao Liu sebagai biksu: “Master Richard, mengapa mempermainkan kami? Aku dan para murid telah menempuh ribuan mil ke Aiqin demi mencari catatan latihan para master biarawan sepanjang zaman, tapi Yang Mulia yang jelas-jelas adalah orang bijak di antara para biksu malah sengaja menghindar. Apakah ketulusan kami tidak cukup?”
Bab 536 Angin Tersembunyi dan Api yang Menyamar (Bagian Tengah)
“Putri, Anda telah kehilangan muka.” Liu Zhenhan berpura-pura misterius seolah sangat berilmu: "Bahkan dengan 'Adamantium Kaca Patri', apa gunanya? Sebagai biarawan asketik, yang penting adalah melatih diri sendiri. Di tiga ribu Surga, sehelai daun atau sekuntum bunga pun tak patut ditahan. Mengapa Putri bersikeras mempertahankan kulit busuk ini?"
Ucapan bijak ini sebenarnya hanya modifikasi dari perkataan Kepala Suku Raksasa Buddha yang menegur Kepala suku Andulan, intinya masih mengutip mentah-mentah; Dulu Kepala Suku Desaili menganggap hubungan suami-istri sebagai hasrat alami manusia, apa yang perlu disembunyikan? Sikap jujur yang menggemaskan ini membuat Kepala suku Andulan tertegun, tak menemukan kata untuk membantah.
Kali ini Pangeran Tangzang juga seperti dipukul gong di kepala, namun yang merepotkan adalah ekspresi antusias yang justru semakin menguat di wajah sang Putri: "Master Richard, dengan memberi pencerahan seperti ini pada murid, masihkah engkau enggan mengaku sebagai biarawan asketik?"
"Putri, jangan salah paham!" Liu Zhenhan menyesali kecerobohannya yang malah memancing kesalahpahaman: "Aku adalah Weituo Asing dari suku Raksasa Buddha, sedangkan mereka memang perintis ajaran biarawan asketik. Aku hanya mendengar satu dua kata bijak dari sesuku, bisa dibilang setengah biarawan, jadi baru belajar langsung mempraktikkan! 'Adamantium Kaca Patri' yang Putri sebut bukan jelmaan kebijaksanaan suci, melainkan kekuatan 'Adamantium penakluk iblis' dari Weituo pelindung suku Raksasa Buddha, itu saja!"
“Benarkah?” Yang Mulia Pangeran menatap Lao Liu, ekspresinya masih tak bisa menahan kegembiraan.
“Kami Raksasa Buddha tak pernah mengucapkan dusta.” Kalimat yang keluar secara jujur dari mulut Liu Zhenhan ini justru terasa sangat ironis.
“Jika memungkinkan, bisakah aku mempelajari esensi sejati Ajaran Surga dari para Master Raksasa Buddha kalian?” Sorot mata Pangeran Tangzang tiba-tiba menjadi menyala-nyala, pandangannya membuat Lao Liu teringat masa lalu di desa terpencil saat lampu minyak dinyalakan saat mati listrik, lalu tiba-tiba bohlam 50 watt menyala kembali.
“Tak masalah! Jika waktu Yang Mulia memadai, aku akan mengadakan 'Pertemuan Tanpa Tirai' khusus untukmu. Lagipula formasi teleportasi sihir sudah siap di sini.” Liu Zhenhan menepuk payudaranya dengan penuh semangat. (PS: "Pertemuan Tanpa Tirai" adalah istilah resmi debat ajaran Buddha, di sini bermakna sama, jangan disalahartikan.)
“Aku punya waktu! Aku punya waktu! Terima kasih atas kemurahan hatimu!” Yang Mulia Pangeran menitikkan air mata haru, suaranya tersekat. Dia bersama tiga muridnya telah menempuh 10.000 li, makan angin dan tidur diembun hanya untuk mencari Ajaran Surga!
“Helen. Cepat! Hubungi mereka via Kotak Tulang, suruh bawa Katyusha ke sini. Juga beberapa Raksasa Buddha.” Liu Zhenhan segera menyuruh rubah kecil yang masih terdiam.
Helen masih terpaku bersama yang lain, baru bereaksi setelah diperingatkan Lao Liu untuk kedua kalinya.
“Bos, ngapain kamu meladeni biarawan-biarawan ini?” Yitiao berbisik ke Lao Liu: “Kayaknya kamu nggak ada kerjaan ya? Masih ngomongin rapat tanpa busana? Dari tiga biarawan ini mana yang cewek? Kok aku nggak bisa bedain?”
“Biarawan paling ganteng ini adik kandung Raja Tangzang. Dengan bantuan mereka, kita bisa menghancurkan Lishan Men seperti menggilas seekor kutu. Itu juga tanpa risiko konflik diplomatik.” Liu Zhenhan berkomunikasi dengan Penyampaian Suara Rahasia ke Yitiao, membuat burung phoenix itu tertegun.
Di sinilah bedanya bos dan karyawan. Siapa di dunia birokrasi yang bukan penjilat ulung?
“Putri, sepertinya kita emang ditakdirkan bertemu.” Usai bercanda dengan Yitiao, Liu Zhenhan menatap Pangeran Tangzang sambil tertawa: “Aku nggak akan berurusan dengan penduduk asli Sangri ini. Hadirnya bangsawan suci sepertimu membuat menghancurkan nyawa jadi terasa menghina keluhuranmu!”
“Terima kasih atas kemurahan hatimu.” Pangeran Tangzang dalam hati menghela nafas. Penduduk asli Sangri di sekelilingnya hampir semua tewas oleh ledakan api tadi. Dari yang tersisa dalam perisai, dua tiga puluh orang itu seperti mengalami breakdown saraf, matanya kosong menatap hampa.
“Burung beo kecil dengan santai terbang dari otak Liu Zhenhan ke otak Xiao Kong, membuat sarang di tengah rambut kusutnya, memutar-mutar pantat gemuknya lalu duduk, bahkan menggunakan sayap untuk menyibakkan rambut panjang yang menutupinya, seolah masuk ke parit beton, hanya menyisakan sepasang bola mata yang licik.”
Berhadapan dengan Kurcaci Emas Penyihir adalah hal yang menyebalkan. Siapapun Anda, meski bisa bertahan dari serangan kilat Anak-anak Guntur, rambut pasti akan berdiri tegak karena reaksi listrik statis yang kuat, seperti ditarik lurus oleh pengering rambut. Sekarang tiga biarawan Tangzang dan penduduk asli Sangri memiliki model rambut seperti itu, seolah kepala masing-masing terkena ledakan mercon.
“Ini binatang peliharaanku.” Liu Zhenhan tersipu malu sambil tersenyum ke "udara imajiner": “Dia suka rambut yang lebat.”
Xiao Kong mengepal tinju, menarik napas dalam-dalam. Jelas dia sedang menahan kehinaan. Di antara yang hadir, rambutnyalah yang paling tebal. Setelah terkena ionisasi listrik statis, tiba-tiba mengembang dan menjadi besar.
“Peliharaan Magis Tuan Richard ini sangat langka. Jika bisa melangkah lebih jauh dengan menguasai 'Api Lima Kalpa', dia akan memiliki kemampuan membakar segalanya.” Perkataan Pangeran Tangzang ini menunjukkan pemahaman mendalam tentang sihir, jauh dari kesan lemah penampilannya.
Liu Zhenhan belum sempat bersikap sopan, tiba-tiba Xiao Kong mengalami kecelakaan.
“Senior seperguruan, kamu...” Biarawan botak bertubuh besar itu tiba-tiba berteriak, menatap kosong ke Xiao Kong.
Dari sudut mulut dan hidung Xiao Kong mengalir perlahan darah segar, terus mengucur meski diusap berulang, seperti orang yang kebanyakan makan Ginseng Merah hingga kepanasan.
“Tuan Richard, ini... ini... apa yang sebenarnya terjadi?” Pangeran Tang sambil menyebarkan lingkaran cahaya doa penyembuhan untuk mengobati muridnya, bertanya kebingungan.
“Ini...” Liu Zhenhan sendiri juga bingung, tadi sepertinya tidak melukainya? Kenapa sudut mulutnya berdarah?
Sekarang pertanyaan di otak Liu Zhenhan sebenarnya tidak hanya satu—tadi saat menggenggam "Tombak Panji Terbalik" Yitiao, kekuatan api itu membuat tangannya sangat perih! Meskipun "Adamantium penakluk iblis" telah terbukti memiliki resistensi magis yang kuat, tapi tadi "udara dalam bayangan" ini jelas memukulnya berkali-kali dengan tongkat, tapi dia sama sekali tidak merasakan apa-apa. Jika dikatakan tongkat Adamantium biarawan ini belum sehebat satu sihir Yitiao, Liu Zhenhan sendiri merasa ini sangat aneh!
Apalagi, karena sentimen nostalgia tertentu, dia selalu punya kesan paling mendalam pada biarawan Timur pemegang tongkat ini. Jelas ingat dulu ini adalah gorila beruban dengan tubuh perkasa, bagaimana tiba-tiba berubah menjadi pemuda tampan?
“Mentor, tidak apa-apa, ini hanya luka kecil.” Xiao Kong mengusap noda darah di sudut mulutnya, malah menghibur mentornya.
“Tuan Richard, mengapa murid saya tiba-tiba berubah seperti ini?” Pangeran Tangzang memandang Lao Liu dengan bingung.
Sebenarnya pertanyaan ini sudah ditahan Sang Pangeran sejak tadi. Sejak Xiao Kong terjun dari langit ke tanah, penampilannya yang kasar tiba-tiba berubah. Meski pinggangnya masih dibalut kulit harimau dan rambutnya tetap acak-acakan, seluruh sosoknya seolah mengalami regenerasi - Tinggi badannya tak berubah, tapi bulu panjang yang semrawut di seluruh tubuhnya telah hilang, memperlihatkan otot kekar berwarna perunggu kuno; Garis wajahnya sama, namun kini bermata bintang dan beralis pedang, dengan janggut pendek yang menambah aura pemberontakannya.
Jika diperhatikan lebih seksama, penampilan barunya ini agak mirip dengan gaya Liu Zhenhan.
“Aku!” Kaka maju selangkah: “Ini ‘Gas Transformasi Besar’!”
“Kau membuatnya jadi tampan?” Liu Zhenhan antara ingin tertawa dan menangis. Adik Druid ini memang jenius, tapi sekaligus tolol tak terbantahkan. Sihir transformasinya yang brilian ini malah memilih Penguin Kaisar Merlora dari dunia iblis sebagai bentuk - monster tingkat super yang hanya punya satu mantra racun “Gas Transformasi Besar”: setelah penderitaan mengubah tulang sumsum, bisa jadi monster jelek atau berubah jadi pria tampan dalam kenikmatan.
"Aku rasa aku cukup menyukainya. Druid seperkasa ini sangat jarang ditemui." Ekspresi Kaka menunjukkan "persaudaraan gorila": "Dulu, penampilanku juga sekeras dia. Menurutku pasti dia Druid Timur yang hebat, bahkan setingkat Costa! Sebagai sesama profesi, aku harus membantunya!"
"Ada cara untuk kembali ke bentuk semula?" Xiao Kong bertanya buru-buru.
"Tidak." Jawaban Kaka tegas: "Kecuali dengan cara tidak langsung untuk menyelamatkan negara, mungkin masih ada harapan."
"Xiao Kong, mengapa kau terpaku pada penampilan fisik?" Pangeran Tangcang menasihati muridnya dalam Bahasa Umum yang halus. Xiao Kong membungkuk takzim, wajahnya penuh khawatir.
Yitiao mendengar lalu tertawa "Kretak". Pangeran ini kok rasanya seperti pedagang kacang kwaci, langsung praktik teori?
"Yang Mulia Pangeran, belum sempat bertanya nama Tuan dan murid-murid Tuan?" Liu Zhenhan menahan segudang pertanyaan, mulai merangkul hubungan.
"Master Richard, namaku adalah 'Pria Perkasa yang Misterius'." Pangeran tersipu malu, terjemahan bahasa sutra ke bahasa Aiqin terlalu berbeda secara budaya: "Ini murid utamaku 'Udara dalam Pikiran', dan murid ketiga 'Kebersihan dalam Pikiran'..."
Wajah tampan Pangeran mendung: "...Murid keduaku 'Kemampuan dalam Pikiran' juga pernah Anda temui..."
“Dentuman” suara teleportasi ruang yang tak henti-hentinya terdengar tepat di saat ini. Setelah lingkaran cahaya megah berkilauan perak menghilang, sekelompok Raksasa Buddha setinggi awan muncul di tengah Formasi Teleportasi Sihir Logam Ajaib.
Katyusha dipeluk erat oleh Wei Zhi, menggerakkan hidungnya dengan kesal sambil terus berusaha melepaskan diri dari cengkeraman kerang hitam bermotif sihir.
Pertemuan keluarga yang mengharukan membuat Liu Zhenhan tak kuasa menahan emosi. Melihat tiga biarawan dan kuda putih itu, air matanya mengalir deras saat memeluk Katyusha, sementara hatinya sendiri terasa sesak.
"Bos, bagaimana dengan Yamata-no-Orochi ini?" Bangau Api Burangsha mendekati majikannya. "Jika kita membunuhnya, bukankah ini akan menyinggung ketiga biarawan itu?"
BAB 537: Angin yang Menyelinap dan Api yang Bersembunyi (Bagian Akhir)
"Dulu Ai Wei'er bilang, sihir Unsur Angin ular berkepala delapan ini seratus kali lebih hebat dari Geryon! Kenapa sekarang berkelakuan seperti cacing kena garam begini!" Liu Zhenhan hanya melirik sekilas ke arah "Anak Angin" Carnage. Seketika itu juga Yamata-no-Orochi langsung membungkuk-bungkuk panik, merentangkan tubuhnya dan berbaring patuh di tanah. Enam belas matanya memandang Lao Liu penuh iba seperti cacing tanah yang kesakitan.
Liu Zhenhan melihat ke kiri dan kanan, sama sekali tidak merasakan kekuatan elemen dari Yamata-no-Orochi ini sebagaimana yang digambarkan Ai Wei'er. Jauh berbeda dari bayangannya! Aura nya pun tidak seperti itu!
Monster Tingkat Super, terutama yang mencapai level kekuatan puncak, memiliki kesombongan unik yang terbentuk dari kehidupan tak terkalahkan. Kesombongan ini tidak bisa dihancurkan sepenuhnya hanya dengan satu kekalahan. Untuk makhluk kuat ini, kita bisa menyebut mereka licik dan curang, bahkan tidak tahu malu dan licik, tapi menyebut mereka pengecut dan penakut jelas keterlaluan - karena mereka juga memiliki harga diri yang tinggi!
Liu Zhenhan sudah pernah menghadapi banyak monster kuat, mulai dari Tiran Mata Jahat, Kaisar Api, hingga Tuan Tanah Kerang Tembaga. Bahkan dalam keadaan terluka parah sekalipun, tidak ada yang sepengecut ini!
Padahal makhluk-makhluk kuat itu sama sekali tidak memiliki kekuatan ratusan kali lipat melebihi Tuan Tanah Pasang Surut! Mengapa Yamata-no-Orochi yang kekuatannya seratus kali Geryon ini justru tidak berharga seperti ini?
"Sebenarnya aku juga heran, saat pertama kali bertarung dengannya, ular Yamata-no-Orochi ini langsung menghembuskan angin kencang eksplosif selama sepuluh menit penuh, dan bisa mengeluarkannya secara instan tanpa nyanyian sihir! Sungguh mengejutkan! Kekuatan anginnya bahkan bisa menyaingi arus angin topan di Selat Badai! Ini benar-benar mantra terlarang yang bisa dikeluarkan seketika! Untung saat itu aku bertarung di langit, kalau tidak pasti prajurit Bimon kita akan binasa!" Yitiao menggeleng-gelengkan kepala sambil berdecak: "Sayangnya, dia hanya menunjukkan kesaktian itu sekali saja, setelah itu aku tak pernah melihatnya menggunakan mantra angin terlarang itu lagi. Aku benar-benar tak mengerti kenapa!"
"Tak perlu dipikirkan, tangkap saja lalu bawa pulang untuk roh cincinku..." Liu Zhenhan melirik diam-diam ke arah Pangeran Tang dan muridnya, lalu membalikkan badan sambil membuat gerakan menyayat leher ke arah Yitiao.
Gerakan ini membuat Kanigia sangat ketakutan, sebagai monster angin, pendengarannya sangat tajam.
"Jangan bunuh aku!" Anak Angin segera memohon kepada dua ahli kuat dengan pandangan mata garang ini: "Aku akan memberikan harta karun pada kalian, atau potong saja dua kepalaku, asalkan biarkan aku hidup!"
"Wah, kau bisa bicara juga?" Liu Zhenhan berdecak kagum, Yitiao juga terkekeh-kekah. Monster yang begitu blak-blakan memang langka.
“Sebenarnya aku tidak bisa bicara, suara ini dihasilkan melalui sihir imitasi suara Unsur Angin dengan getaran udara.” Yamata-no-Orochi yang memang spesialisasi di Unsur Angin masih bisa melakukan ini, berbeda dengan Hydra berkepala sembilan. Meski dulunya Jaina juga menguasai ganda Unsur Angin dan Air, sebagai monster laut, fokus kultivasinya lebih ke sihir air. Tingkat penguasaan sihir Unsur Anginnya jauh kalah dibanding Klanigia Sang Anak Angin yang fokus total pada satu bidang.
“Keluarkan biar kulihat, harta karun apa sebenarnya?” Liu Zhenhan cukup puas dengan kesadaran Yamata-no-Orochi ini. Jika semua Monster Tingkat Super bisa sebijak ini, Lao Liu pasti tak perlu sering-sering nyaris mati.
Klanigia Sang Anak Angin menggelengkan delapan kepalanya, lalu dari mulut utama bertaring di bagian tengah mengeluarkan sebutir mutiara kuning telur dengan bercak hitam. Dengan suara "braak", mutiara itu jatuh ke tanah hangus.
Mutiara sebesar telur ini seperti amber, di bagian intinya terdapat miniatur daun pisang dengan urat-urat jelas. Daun itu memancarkan pusaran elemen yang seolah bisa menyedot pandangan.
Guo Guo mengambil mutiara kuning itu, mencoba mengukur ke mulutnya tapi tak muat, lalu menyimpannya ke dalam rompi bayi. Dengan ceria, musang itu melompat ke pangkuan Wei Zhi seolah sudah akrab.
“Mutiara ini fungsinya apa？”Monster kura-kura dan ular bisa memuntahkan mutiara, Liu Zhenhan pun langsung berasumsi ini pasti Suizhu () milik Yamata-no-Orochi.
“Mutiara ini kudapatkan di lembah dekat Selat Badai, tumbuh dari pohon pisang. Kulihat angin topan di selat itu tersedot masuk ke dalamnya!” Yamata-no-Orochi Karnigia mempromosikan harta tebusan nyawanya dengan suara sekeras Bahasa Naga dan kecepatan busur panah silang berantai: “Ini pasti alat penataan elemen alami legendaris! Wahai penguasa perkasa, demi persembahan harta luar biasa ini, demi kita sesama perantau, bebaskanlah nyawaku!”
“Pi-pi...pohon pisang bisa berbuah mutiara?” Mata Liu Zhenhan membelalak: “Jancuk! () Bisa menyerap angin topan juga? Bukannya fungsinya sama seperti mutiara kabut Wuyin () dan mutiara guntur Leizang ()?”
“Berlawanan fungsinya dengan Mutiara Antianginku?” Yitiao ikut bengong.
Tiba-tiba pandangan Liu Zhenhan gelap, langsung pingsan.
Yitiao kaget, buru-buru mencubit titik renzhong di bawah hidungnya dua kali, baru berhasil menyadarkannya.
Sekelompok prajurit Istana Musim Panas berlari tergopoh-gopoh dengan gemerincing zirah, mengira terjadi masalah besar.
“Obisilachi!” Kepala Liu Zhenhan masih pusing, dunia terasa berputar: “Jancuk! () Kita berhasil! Kita punya dua butir mutiara legendaris!”
"Helen, Ai Wei'er, dan Ailijie mendengar penjelasan Yitiao yang penuh semangat, langsung terpana.
"Angin topan di Selat Badai bisa mengubah burung terbang menjadi benang langit! Tanpa kekuatan Monster Tingkat Super, jika nekat menerobos, kemungkinan besar akan tertiup ke ufuk langit! Keren!" Bintik-bintik di wajah Yitiao menonjol berkilau: "Haha, kita tinggal menanam formasi magis ruang di Benua Sangri, nanti bisa ekstrak angin topan kapan saja! Dengan mutiara dan Kaka ini, tak perlu takut lagi pada Bangsa Iblis dan Bangsa Laut!"
"Untuk apa tinggal di sini?" Liu Zhenhan tiba-tiba melompat: "Bukankah dunia bawah tanah kita punya jurang tak teratasi yang dipenuhi angin kencang? Angin di sana lebih mematikan dari angin topan Selat Badai! Bayangkan, jembatan batu sepanjang itu, bukan Monster Tingkat Super takkan bisa lewat! Lapisan pusaran angin topan Selat Badai lebih panjang dari jurang angin kencang kita, kan?"
"Benar! Senjata angin tak kasat mata itu benar-benar dahsyat, sialan!" Yitiao menganga lebar, tak menemukan kata untuk menggambarkan perasaannya.
"Kau memberikan kontribusi terbesar!" Bos menepuk bahu Yitiao keras-keras, lalu memeluknya erat-erat.
"Tuan Richard, mutiara di tangan Anda ini seharusnya disebut 'Mutiara Angin Tersembunyi'. Di Benua Sutra kami dulu juga pernah ada mutiara serupa bernama 'Api Tersembunyi' yang bisa menyerap magma bumi." Yang Mulia Pangeran menggendong anak babi Katyusha, tiba-tiba muncul bersama dua muridnya entah sejak kapan.
"Benarkah?" Liu Zhenhan mengangkat A-Xiannu ke bahunya, matanya berputar-putar sambil merancang alasan untuk meminjam "Mutiara Api Tersembunyi" dari Yang Mulia Pangeran. Magma di gunung berapi bawah tanah memang melimpah.
"Pada masa Kekaisaran Han Liu sebelum Kekaisaran Tang Zang, ada seorang bijak terpandai di dunia yang mendapatkan 'Mutiara Api Tersembunyi' ini. Dengan mutiara itu, dia membakar empat wilayah sekaligus dan melumpuhkan musuh tak terhitung!" Wajah Yang Mulia Pangeran penuh kesakralan.
"Api bisa menyebar dan terus menjalar. Ilmu sihir api juga sihir paling mematikan! Kalau 'Mutiara Angin Tersembunyi' ini, mustahil digunakan empat kali saja bisa membunuh jutaan musuh." Lao Liu tahu sang Pangeran ingin mencegahnya menggunakan mutiara sequence yang mengerikan ini. Bagi dia, nasihat macam ini Jancuk!
"Orang bijak nomor satu di dunia itu, dengan mengandalkan 'Mutiara Api Tersembunyi', meraih prestasi luar biasa. Namun karena terlalu banyak membunuh, langit menjatuhkan hukuman pemotongan umur. Hukuman ini begitu berat, bahkan ilmu perbintangan luar biasa sang bijak pun tak bisa menebusnya! Jadi, sebelum meninggal, di dataran tinggi lima zhang, menghadap hamparan langit maha luas, ia menghancurkan 'Mutiara Api Tersembunyi' dengan tangannya sendiri sebagai peringatan bagi generasi penerus agar tak mengulangi kesalahan!" Sorot mata Yang Mulia Pangeran berapi-api, hendak melanjutkan nasihat pada Lao Liu untuk mencontoh tindakan bijak ini, tiba-tiba tercekat oleh desisan dinginnya sendiri.
Moncong anak babi Katyusha dengan licik menyusup ke kerah baju Yang Mulia Pangeran, di area dada mulai "basyah-basyah" menghisap tak karuan, bersuara nyaring, ekor kecilnya melingkar penuh kesombongan.
"Cuma satu mutiara ini tak cukup untuk menebus nyawa! Yamata, cepat keluarkan Mutiara Ular-mu! Atau kuambil sendiri!" Liu Zhenhan memanfaatkan kesempatan membalikkan badan menghadap belakang kepala Pangeran, terus memeras ular besar ini dengan garang.
Yamata-no-Orochi Carnage sama sekali tak tahu tentang kemampuan ras suku Moshao manusia kerang 'mengambil mutiara dari naga'. Dicecar omongan Lao Liu, bayangan berdarah-darah langsung memenuhi pikirannya. Dengan wajah muram, ia segera memuntahkan Mutiara Ular-nya sendiri.
“Bicara! Apa fungsi mutiara Suizhu ini?” Yitiao tak perlu menunggu perintah bos, langsung berteriak meniru gaya Macan Fox yang berwibawa.
“Ini 'Delapan Perak', percikan pecahan Unsur Angin.” Carnegie tahu nyawanya sudah aman, tapi bonus bakat Unsur Angin untuk kultivasi sihirnya di masa depan sudah hilang selamanya.
“Wah! 'Delapan Perak'? Jadi ular berkepala delapan ini pernah mencapai level kulit perak, jago top Unsur Angin!” Liu Zhenhan bersiul riang, hatinya berbunga-bunga. Tak disangka ular besar ini pernah mencapai level "Yamata-no-Orochi Angin Topan", setara naga perak Unsur Angin!
“Apa itu 'Delapan Perak'?” Helen tak paham istilah ini, dia bukan Penyihir.
“‘Delapan Perak’ adalah bonus serangan pecahan. Tapi mutiara ular ini berbeda dengan 'Mutiara Sembilan Lengkung Hydra' yang hanya memantulkan sembilan seri kekuatan berkurang. Ini membelah jadi delapan senjata angin perak! Misal Richard menembak target dengan sihir bunga, setelah kena, akan meledak jadi delapan senjata angin perak yang menyebar ke segala arah, sangat dashyat!” Ailijie melemparkan beberapa pandangan menggoda ke Lao Liu, tersenyum manis: “Esensi kehidupan memang luar biasa, lebih hemat dari kristal sihir! Berikan mutiara ular ini padaku, Richard~ Aku kan Ratu Bungamu!”
“Suara Putri Bunga terdengar manja sekali, membuat tulang-tulang Lao Liu serasa meleleh. Tapi mutiara perak delapan kati ini tetap dia berikan pada Xiao Bei, membuat Bunga Aiqin menghentakkan kaki kesal.”
“Xiao Bei cukup lihai, segera menyerahkan Mutiara Ular itu pada nyonya bos Helen.”
“Siapa bisa menjamin bakal punya berapa nyonya bos di masa depan? Xiao Bei tak mau menanggung fitnah seperti ini.”
“Beri aku!” Ai Wei'er membentak dengan wajah garang pada Xiao Hulijing.
“Adik, memberi mutiara ini padamu kan cuma sia-sia? Panah Airmu bahkan tak sekuat senjata angin perak yang bisa membelah!” Ujar Xiao Hulijing dengan sindiran pedas, lalu menyodorkan mutiara itu pada Wei Zhi yang berdiri di samping. Pipi Wei Zhi memerah hendak menolak, tapi Guo Guo di pelukannya langsung merampas dan memaksakannya ke tangannya.
“Fegao! Fegao! Cepat bantu aku rampas mutiara!” teriak Ai Wei'er panik.
“Urusan dalam istana, hamba sungguh tak pantas ikut campur.” Prajurit Banilu yang pemberani itu terdiam tanpa kata, tak berani merebut mutiara dari tangan nyonya bos baru. Ini benar-benar tabu.
“Tuan Richard, Anda bisa sihir bunga? Berarti Anda juga anggota bangsawan bunga dong?” Xiao Kong menutupi mulutnya dengan tinju sambil batuk dua kali, menghapus noda darah di sudut bibir, lalu tiba-tiba bertanya pada Liu Zhenhan.
Semua mata tertuju pada Xiao Kong.
Liu Zhenhan tersenyum manis sambil memeluk Xiao Ai, sedang menenangkan Putri Duyung yang kesal. Mendengar perkataan itu, ia memandang Xiao Kong dengan ekspresi aneh dan balik bertanya: "Aku ini Raja Bunga! Lalu kamu?"
"Pantas saja!" Xiao Kong menggelengkan kepala, tersenyum getir: "Aku Jenderal Bunga."
Bab 538: Laporan dan Bunga Persik Mekar Bersama (Bagian Atas)
Meski telah menangkap petunjuk dari sepatah dua kata, Xiao Kong yang menyebut diri "Jenderal Bunga" ini tetap membuat Raja Bunga Yang Mulia tertegun lama tak bisa bicara.
Sebagai pemilik Ribuan Merah di Satu Gua, Liu Zhenhan kini telah mengumpulkan Ratu Bunga, Perdana Menteri Bunga, dan sebelas Pejabat Bunga - angka yang sungguh luar biasa. Di dunia nyata, para bangsawan bunga tidak memiliki hierarki, hanya perbedaan kemampuan mengontrol bunga. Namun Liu Zhenhan berhasil menyelaraskan seluruh gelar bangsawan bunga yang ditemuinya, meski prosesnya tak sepenuhnya mulia.
Semua sihir yang digunakan bangsawan bunga ini menggunakan bunga sebagai media. Bahkan Ratu Bunga Ailijie - satu-satunya yang memiliki bakat ilmu bela diri - saat menggunakan "Tinju Bunga Kaki Bordir" pun dikelilingi bunga yang berputar seperti pisau, memperluas jangkauan serangan. Ciri khas gelar bunga ini mudah dikenali oleh sesama praktisi.
Tapi "Udara dalam Pikiran" jelas-jelas menggunakan sihir api, sihir transformasi, sihir awan, dan teknik tongkat super kuat! Sama sekali tak ada hubungannya dengan bunga!
Dibandingkan dengan anggota Hua Xian lainnya, apakah "Jenderal Bunga" ini terlalu berbeda dari yang lain?
Liu Zhenhan dan Ailijie saling pandang, keduanya terlihat bingung.
"Putramu..." Xiao Kong terbata-bata, tubuhnya gemetar perlahan saat berlutut satu kaki, menundukkan kepala dalam-dalam ke arah Liu Zhenhan.
Adegan ini mungkin tak terbayangkan oleh Lao Liu meski otaknya dipaksa berpikir.
"Menghadap Ayahanda..." Terdengar jelas betapa beratnya Xiao Kong mengucapkan kalimat itu.
"Apa... apa?" Kulit kepala Liu Zhenhan serasa terbakar. Ia terdiam lama sebelum buru-buru mengangkat "udara imajiner" itu: "Ini... ini... darimana datangnya sebutan ini..."
Bukan hanya Lao Liu yang panik, warga Feilengcui lain juga linglung. Burung beo kecil Martellaci yang bersembunyi di rambut Xiao Kong membelalakkan matanya. Guo Guo mengeluarkan kenari dari rompi bayi dan menggigitnya keras.
"Yang Mulia Richard." Pangeran Tangzang di sampingnya menahan tangan Lao Liu yang hendak mengangkat Xiao Kong: "Muridku yang tak berbakat ini pantas menyebutmu Ayahanda! Setelah mengetahui kau adalah Raja Segala Bunga, akhirnya aku pahami mengapa dia terluka."
"Melanggar hierarki? Pantulan Sihir? Tapi apa hubungannya dengan memanggilku Ayahanda? Dia adalah Jenderal Bunga!" Liu Zhenhan benar-benar merasa geli dan kesal. Bakat sihirnya memang tidak terlalu tinggi, tapi pengalamannya luas. Dalam sihir sejenis, jika penyihir tingkat rendah melanggar penyihir tertinggi, munculnya Kilau Sihir adalah hal normal, terutama pada sihir elemen udara dan Unsur Angin. Tapi bagaimana mungkin hukum sihir ini bisa dikaitkan dengan panggilan "Ayahanda" yang begitu emosional? (PS: Kilau Sihir berarti 100% pantulan sihir.)
"Bagaimana mungkin ada Kilau Sihir! Dari tadi kuperhatikan, Jenderal Bunga ini sama sekali tidak menggunakan sihir bunga!" Ailijie yang bahkan memiliki lima bunga Xifu pun bingung total, sebab-akibat ini terlalu rumit untuk dipahami!
Memang wajar jika mantra bantu berbagai sihir memiliki kesamaan, tapi sihir bunga yang berubah menjadi sihir api jelas melanggar hukum elemen! Apalagi Jenderal Bunga memanggil Raja Bunga sebagai Ayahanda, ini benar-benar tidak masuk akal! Jika logika ini diteruskan, bukankah Ailijie harus dianggap sebagai pasangan Tuan Tanah Feilengcui? Dan memiliki hubungan ibu-anak dengan Jenderal Bunga?
Demi Dewi Bulan! Ailijie memerah sampai ke telinga, menolak melanjutkan pikiran ini. Dengan sifatnya yang tempramental, rasanya ingin berteriak "Aku mewakili Sampa menghukummu" lalu menghajar Pangeran Tangzang dengan tiga pukulan dua tendangan sampai roboh.
"Mengapa muridku terluka? Memang berasal dari pantulan kerusakan! Tapi bukan hanya 'melawan atasan' sesederhana itu, dia juga melakukan kejahatan 'membunuh keluarga dan mengkhianati etika', inilah poin utamanya! Muridku yang tak berbakat ini, kemampuan bunga-bungaannya hanya akan memantulkan kerusakan ke dirinya sendiri ketika melukai dua orang!" Pangeran Tang mengencangkan pelukan pada Katyusha, memandang Liu Zhenhan dengan lembut: "Salah satunya adalah Anda, Raja Bunga Yang Mulia."
"Apakah orang lain yang tak bisa dilukai itu adalah Ratu Bunga?" Liu Zhenhan melirik bos Ai dengan penuh makna, lalu menatap Pangeran dengan ekspresi aneh.
"Raja Bunga, Ratu Bunga, dan Jenderal Bunga terlahir berpasangan. Munculnya salah satu berarti dua lainnya juga akan muncul." Ucapan Pangeran Tang bagai petir dari sembilan lapis langit: "Dalam hierarki bunga, hanya tiga jabatan ini yang mengandung hubungan etika tak terputuskan!"
Liu Zhenhan dan Yitiao menarik-narik rambut mereka, menatap kosong ke arah Pangeran, lalu ke Xiao Kong yang masih bersujud, akhirnya bersama-sama mengarahkan pandangan ke Ailijie.
“Lihat-lihat… lihat aku ngapain!” Bunga Aiqin merasa tidak nyaman dengan tatapan ambigu itu, buru-buru bertanya pada Yang Mulia Pangeran: “Yang... Yang Mulia Pangeran yang misterius... Bisakah Anda jelaskan lebih jelas? Bagaimana bunga jenderal bisa terkait dengan Raja Bunga dan Ratu Bunga? Apa maksud hubungan etika yang tak bisa dikhianati? Perbedaan hanya muncul saat menggunakan kekuatan bunga, kok tiba-tiba ada etika dunia nyata?”
“Aku pemilik kuncup emas.” Xiao Kong menundukkan kepala, berkata dengan suara lemah. (PS: Kuncup emas sebenarnya adalah bunga krisan.)
“Tak gentar senjata angin atau pedang es, teguh menghadapi embun beku, lebih baik mati daripada lepas dari ranting, kuncup emas memang layak disebut jenderal bunga!” Helen memuji: “Bunga krisan emas di Aiqin semua disebarkan dari Benua Sutra Timur Jauh selama ribuan tahun terakhir, aku juga sangat suka bunga ini! Tapi bagaimana jenderal bunga ini bisa terkait dengan Raja Bunga dan Ratu Bunga? Bahkan sampai ada istilah 'membunuh keluarga dan melanggar etika'?”
Di sini Helen sendiri tak tahan tertawa “Kretak”, meski Richard dikenal playboy, mana mungkin punya anak sebesar ini? Apalagi Ailijie, dia kan pahlawan epos, masih perawan dengan telinga runcing yang belum tersentuh pria muda – perempuan Elf punya makna khusus dalam pemakaian anting, orang yang tahu rahasia bisa langsung melihat status pernikahan bahkan usia hanya dari perhiasan telinganya.
“Di Timur Jauh kami, Bunga Jinrui juga memiliki nama lain.” Pangeran Tang tersenyum: “Bunga Dinuü.”
“Bunga Dinuü?” Liu Zhenhan hampir tersedak oleh ucapannya sendiri!
Bagus! Bunga Dinuü, Bunga Dinuü! Bukankah ini berarti bunga anak kaisar?
Bukankah ini sama dengan putra Raja Bunga?
Anak memukul ayahnya, bukankah ini "pembunuhan orang tua dan pelanggaran etika"?
“Jancuk! Ternyata pangeran mahkota?” Yitiao membayangkan penampilan seperti gorila saat pertama kali bertemu Xiao Kong, gemetar tak terkendali.
“Raja Bunga, Ratu Bunga, dan Jenderal Bunga adalah entitas simbiosis. Para bangsawan bunga lainnya tidak termasuk dalam kategori ini! Jika di dunia lahir Jenderal Bunga, tentu ada Raja dan Ratu Bunga, karena anak pasti memiliki orang tua! Seperti sebab pasti ada akibat!” Pangeran Tang melihat keheranan Lao Liu, mengusap kepala murid yang masih berlutut, lalu membungkuk hormat pada Liu Zhenhan: “Yang Mulia Richard, di samudra manusia dan dunia fana yang luas, Xiao Kong bertemu Paduka sudah merupakan keberuntungan besar. Kami biarawan mempercayai jodoh, pertemuan kembali bapak dan anak ini sungguh berkah langit!”
“Putri, Paduka terlalu bercanda!” Wajah Liu Zhenhan memerah 'teng', perubahan status ini terlalu mendadak dan rumit.
Wajah cantik Ailijie berganti-ganti antara merah dan pucat.
Dia selama ini menjaga sikap ahli sejati, tidak ikut dalam perkelahian massal, sehingga identitas Ratu Bunga belum terbongkar.
“Tiga biarawan Tangzang tidak tahu hal ini, tapi siapa di Feilengcui yang tidak tahu dia adalah Ratu Bunga?”
Bos Ai bahkan tidak berani mengangkat ekornya, dia sudah merasakan sorot mata yang semakin ambigu terfokus pada tubuhnya.
Gadis hijau mana pun yang tiba-tiba menghadapi anak laki-laki yang seolah muncul dari batu, pasti akan kewalahan seperti Ailijie.
"Mengangkat anak sebagai jenderal, sungguh bernuansa kuno." Jenderal Pan bergumam sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Jenderal Pan adalah pria berotot yang tak berpikir rumit, ucapannya memang benar - baik di Benua Aigean maupun Benua Sutra zaman dulu, para Pangeran yang memimpin pasukan dan menyerbu ke medan perang adalah hal biasa; tidak seperti pangeran zaman sekarang yang dikurung di dalam istri seperti Putri, akhirnya malah jadi sampah masyarakat!
Tapi ucapan Jenderal Pan saat ini membuat orang menghubungkan seni tempur Xiao Kong, kebiasaan bertaruk bos, dan sifat Ratu Bunga Ailijie yang gemar pertarungan jarak dekat - benar-benar keluarga yang kompak!
Raja Bunga, Ratu Bunga, dan Jenderal Bunga - terlalu mirip seperti dicetak dari cetakan yang sama!
Sorot mata semua orang semakin menjadi ambigu.
“Aku masih tak mengerti! Orang dengan gelar bunga seharusnya tak punya kendali di dunia nyata, bagaimana mungkin...” Liu Zhenhan menggaruk-garuk kepalanya hingga serpihan kulit kepala beterbangan seperti salju, ia berusaha keras menjelaskan maksudnya dengan mengganti lima atau enam gestur tangan, tapi tetap tak tahu cara mengungkapkannya.
Orang lain paham apa yang ingin ia katakan, juga mengerti perasaannya, tapi memang sulit merangkum ini semua dengan kata-kata yang gamblang.
“Kami biarawan asketik sering menyebut tiga ribu Surga, apa artinya tiga ribu Surga? Tak lain adalah tiga ribu dunia! Dunia mana yang tak punya bunga? Di luasnya tiga ribu dunia, berapa banyak bunga langka yang ada? Sebagai keluarga gelar bunga trinitas satu-satunya dengan dasar etika, bisa bertemu di dunia yang sama, ini menunjukkan jodoh yang seberapa besar?” Pangeran Tang membungkuk dalam-dalam kepada Liu Zhenhan, berkata dengan permohonan: “Yang Mulia, jangan lagi menolak, terimalah murid tak berbakat ini sebagai anak! Nyawa bandelnya memang tercipta untuk menjadi pasanganmu.”
Bab Lima Ratus Tiga Puluh Sembilan: Laporan dan Bunga Persik Mekar Bersama (Bagian Tengah)
“Putri, inilah Yang Mulia Ratu Bunga!” Liu Zhenhan yang telah mengalami banyak situasi genting sejak debutnya kali ini benar-benar tak tahu harus berbuat apa, dengan mentalitas umum "kalau sial biar sama-sama", ia menarik Ailijie yang tak bersalah ke dalam masalah ini.
“Surga di atas! Benarkah Tuhan membuka mata-Nya? Keluarga bangsawan bunga satu-satunya yang ada di tiga ribu dunia ini benar-benar bisa berkumpul di satu tempat?” Pangeran Tangzang yang terkenal anggun dan bijaksana pun tak bisa menahan keterkejutannya terhadap kemungkinan kecil ini!
Tentu saja, usia muda dan kecantikan Ailijie juga menjadi faktor lain.
“Paduka Pangeran Perkasa yang misterius!” Ailijie memerah wajahnya, mencubit Lao Liu dengan keras, lalu bertanya pada Pangeran Tangzang dengan gugup: "Raja Bunga, Ratu Bunga, dan Putri Kaisar kami! Sejujurnya! Kami hanyalah tiga bangsawan bunga! Dalam kenyataan kami berasal dari ras yang berbeda! Bagaimana mungkin dipaksakan memiliki hubungan etika?"
Sang bos Ailijie sengaja berbicara dengan tempo lambat dan penekanan berat. Kali ini dia tidak menggunakan nyanyian untuk berkomunikasi, anehnya ucapannya justru cukup lancar.
“Sudah kukatakan, kami biarawan sangat mementingkan jodoh.” Pangeran Tangzang melambaikan tangan dengan anggun: “Paduka Putri Bunga, cobalah serang Yang Mulia Raja Bunga dengan sihir atau tinjumu! Lihat apakah ada efek memantulkan! Yang Mulia Richard, harap Jangan hindari atau tangkis, termasuk menonaktifkan perisai magismu! Jika tidak, tingkat kerusakan tak bisa terdeteksi!”
Ailijie langsung merah padam wajahnya. Dia bukan tidak pernah berkelahi dengan Lao Liu, tentu sudah lama menyadari fenomena ini.
“Demi Surga! Hari ini kita benar-benar menyaksikan pertemuan takdir yang besar ini.” Sekelompok Raksasa Buddha serentak berseru setuju: “Dunia ini penuh dengan anak durhaka yang melanggar etika namun tak tersentuh hukum, bukankah kekuatan pengikat yang tak kasat mata ini justru membuktikan hubungan etika antara kalian? Tuan Tanah, Ailijie, hentikan sikap keras kepala kalian!”
Raksasa Buddha yang mulai berfilosofi adalah hal yang mengerikan. Hal-hal tak berhubungan pun di mulut mereka tiba-tiba jadi berkaitan. Walau hari ini Kepala Suku Desaili tidak hadir, tetap tak berbeda – Masuk akal juga! Di dunia ini begitu banyak anak durhaka yang menyiksa orang tua, namun tak ada yang bisa menghukum. Mengapa harus mengabaikan hubungan orang tua-anak ketika hukuman untuk pelanggaran etika itu faktual ada di depan mata?
“Diam kalian semua!” Tuan Tanah menggelegar.
Tapi ini tak mengintimidasi Raksasa Buddha.
“Weituo, jangan lupa kau juga bagian dari Raksasa Buddha! Nyawamu tak terpisahkan dari takdir!” Raksasa Buddha Ming Yao berkata khidmat: “Lagipula kau dan Ailijie memang pernah bersuami-istri, jadi ini membuktikan kebenaran takdir yang tersirat!”
Benar-benar menggemparkan!
Gosip ini membuat semua orang menyimak!
Bahkan Helen dan Ai Wei'er pun terdiam. Kapan ini terjadi? Kok tak ada yang menyadari?
“Ngibul!” Liu Zhenhan hidungnya sampai melengkung marah. Ini kan fitnah belaka?
“Ailijie gemetar karena marah, menatap ke langit, menunjuk Ming Yao si Raksasa Buddha setinggi 11,22 meter. Air matanya berlinang seperti mutiara yang putus talinya. Raksasa Buddha tak pernah berbohong, ini fakta yang sudah disepakati semua orang. Sejak ucapan Ming Yao keluar, bahkan pandangan peri bunga terhadap Bunga Aiqin pun berubah total. Bagaimana mungkin ini tidak membuat Ailijie marah dan malu!
Ini jelas-jalus perkara yang tak berdasar!
"Jangan memandangku seperti itu! Aku bicara fakta. Cinta suami-istri memang berasal dari alam, apa yang perlu malu? Apa yang perlu disangkal? Jika semua orang hidup suci dan tak berhasrat, masih adakah makhluk berakal di dunia ini setelah seratus tahun?" Ming Yao mulai panik setelah melihat air mata Ailijie: "Mata wanita Raksasa Buddha kami bisa menembus hati semua orang, masak Jiskeibi juga bicara sembarangan tanpa dasar?"
Teori ini benar-benar pertama kali didengar Pangeran Tangzang. Ajaran biarawan Benua Sutra berasal dari Aiqin, juga menganut pantang nafsu, namun karena faktor lingkungan mengalami perubahan tertentu seperti berpuasa. Meski ajaran biarawan Aiqin berasal dari ajaran biarawan Raksasa Buddha, tetap ada perbedaan regional. Singkatnya, kabar burung yang menyimpang ini sudah tak karuan.
"Di mana Kebi?" Liu Zhenhan bertanya kasar pada Helen.
"Sedang berkhotbah di bawah tanah bersama Joan d'Arc." Helen juga mulai gugup. Dia sadar, mungkin Richard benar-benar difitnah.
"Suruh dia datang segera!" Liu Zhenhan marah tak terbendung, tak menyangka selir kecil yang paling penurut dan manis ini malah menyebarkan gosip tentangnya.
"Tidak perlu dipanggil! Weituo, ketahuilah bahwa hubungan suami-istri secara rohani dan jasmani sebenarnya tak ada bedanya." Seorang wanita Raksasa Buddha maju selangkah, tersenyum bijak pada Lao Liu.
Giliran Lao Liu tertegun, Ailijie pun ikut terpana.
Klimaks Kematian memang pertama kali diujicobakan padanya, rasa malu yang ditimbulkannya membuat bos Ailijie kapan pun teringat pasti ingin menyelip ke dalam tanah.
Mata berserakan di lantai.
Meski kebanyakan tak paham apa yang sebenarnya terjadi, namun tak bisa disangkal: bos dan bos Ai ternyata tak bersih!
Gosip ini akan menyapu padang gurun seperti angin esok hari, menyebar ke seluruh Kerajaan Bimeng!
Ailijie mulai panik.
Dia terbangun dari penyegelan oleh "Cincin Penjaga Suhu Nol Mutlak" selama 10.000 tahun. Dari sudut pandang takdir, masa jaya hidupnya lebih pantas dimiliki masa kini daripada 10.000 tahun lalu.
Apakah penyeberangannya selama 10.000 tahun ini benar-benar takdir Dewi Bulan Elune, demi menggenggam tangan Bimon ini seumur hidup? Sudut mata Ailijie menyelinap memandang Lao Liu berambut Mohican yang terjuntai hingga pantat, hati gadis itu berdegup kencang bagai gendang kesabaran "" milik Helen.
Ratu Bunga baru pertama kali memandangi Raja Bunga dengan penuh perhatian. Gaya rambut Mohican yang awalnya terkesan kasar, setelah dibiarkan tumbuh sepanjang satu meter lebih, tiba-tiba berubah menjadi rambut panjang yang bergerak gemulai secara tak terduga. Terutama setelah kembali dari dunia iblis, mutiara riak air di pelipis Yang Mulia Raja Bunga yang kini dihiasi runa mata perak, membuat mata ketiganya yang indah berbentuk vertikal ini berhasil melunakkan garis-garis keras di wajahnya, menambahkan kesan intelektual, keanggunan, dan daya tarik misterius. Ditambah dengan sepasang mata yang seolah bisa bicara dan menyemburkan listrik, menurut pepatah umum, sungguh tampak jahat sekaligus tampan.
Sementara Ratu Bunga mengamati Lao Liu, Putri Bunga Surgawi Xiao Kong juga diam-diam mendongak memandanginya.
Xiao Kong dalam hati mengeluh pilu!
Tak terpikirkan bahwa dirinya yang selama ini menjadi pahlawan penakluk Negeri Sutra, akhirnya malah terdampar menjadi anak dua bocah ingusan!
Raja Bunga masih bisa dimaklumi, tapi Ratu Bunga ini jelas masih terlihat kekanak-kanakan di wajahnya, seluruh tubuhnya memancarkan rasa malu - tanda jelas masih berada di usia yang suka bermimpi tentang pangeran berkuda putih. Ibu semacam ini bisa membuatnya sendiri terjebak di tiga ribu Surga, benar-benar tak tahu ini nasib sial jenis apa!
"Aku terima takdir ini. Bangunlah, udara dalam alam pikiran. Mulai sekarang kau adalah putra kesembilanku." Begitu Liu Zhenhan tak punya pilihan lain, dialah yang paling cepat menerima takdir. Punya anak tambahan bukan masalah, apalagi anak sehebat dan sekuat ini!
“Putri, mulai sekarang Kekasih akan tinggal di Feilengcui, sekalian membantu merawat Katyusha. Anak babi ini sudah menjadi anak angkatku, aku tidak tega melepasnya ke tempat lain, lagipula dia pasti tidak akan betah.” Liu Zhenhan melanjutkan pada Pangeran Tang: “Paling tidak aku punya formasi teleportasi sihir, jika kita ingin saling mengunjungi, semudah bertetangga.”
“Dengan formasi teleportasi sihir, itu benar-benar kabar baik. Sejujurnya Yang Mulia Richard, setelah kembali ke Tang nanti, aku perlu waktu lama untuk mengumpulkan tim penerjemah catatan biarawan Da De, sedang khawatir tidak bisa merawat harta karun kecilku ini.” Pangeran Tang memeluk Katyusha lebih erat, pipinya menggesek hidung anak babi itu dengan penuh kasih sayang.
“Hei? Xiao Kong, kenapa belum menyapa para sesepuh lainnya?” Pangeran Tang melihat Xiao Kong berdiri bodoh di samping dengan wajah tak berperasaan, seketika wajahnya berubah masam: “Apakah etika Timur sudah kulupakan? Ini sikap yang pantas terhadap orang tua?”
Liu Zhenhan sudah mempelajari banyak tata krama Timur dari Ning Yu dan Yitiao, hari ini kembali merasakan langsung. Setelah terbiasa hidup di Aiqin, dia agak sulit menyesuaikan diri dengan protokol yang terkesan berlebihan dan kaku ini.
“Jiu Lang memberi salam kepada Ibu Suri.” Xiao Kong menarik napas dalam-dalam, diam-diam menyatukan tangan ke arah Bunga Aiqin. Penampilannya yang tampan sekarang membuat gerakan sopannya terlihat seperti pangeran yang berbakti dan penurut, meski raut wajahnya menunjukkan keengganan.
Ailijie memerah sampai wajahnya seperti mau meneteskan darah, bersembunyi dalam pelukan Helen tanpa berani mengangkat kepala.
“Jiu Lang memberi salam kepada tiga Ibu Selir.” Pengalaman bertahun-tahun di dunia membuat mata Xiao Kong tajam membaca hubungan Helen, Ai Wei'er, Wei Zhi dengan Laozi. Setelah melewati sepuluh gunung, tak ada alasan untuk ragu di ambang ini.
Tiga nyonya bos berkeringat deras, bahkan lupa tradisi pemberian hadiah pertama kali bertemu.
“Jiu Lang memberi salam kepada Paman.” Xiao Kong kembali memberi hormat ke Yitiao. Hubungan Pendeta dengan Peliharaan Magis adalah keluarga - pengetahuan yang didapatnya selama petualangan di Aiqin.
Tangan Yitiao yang pernah membantai naga gemetar tak karuan, bingung harus menjawab bagaimana.
Guo Guo menunjuk-nunjuk hidung kecilnya tak henti.
Martelazi yang jongkok di kepala Xiao Kong meraung: “Xiao Ri Bu Luo~ Xiao Ri Bu Luo~ Jangan lupa Laozi~”
Tinju Xiao Kong berkeretak, ingin sekali menghajar dua Xiao Chusheng ini.
"Aduh! Baru sebentar Ailijie sudah merebut posisi permaisuri utama Kakak Ning Yu." Ai Wei'er berbisik pelan. Ailijie buru-buru memeluk Helen, malu untuk mengangkat kepala membantah, gemas sampai kaki mungilnya menghentak-hentak lantai.
"Putri, mengapa Yang Mulia begitu memahami misteri gelang bunga..." Yitiao melihat kode mata dari bosnya, segera tersadar. Ia memberi hormat ala Timur kepada Pangeran Tang Zang: "...Apakah Yang Mulia pernah bertemu dengan anggota Gelang Bunga sebelumnya..."
"Aku tahu kalian masih ragu." Yang Mulia Pangeran menggeser posisi anak babi. Katyusha yang terus menyedot di satu titik, membuat "pria perkasa misterius" sekalipun tak tahan, apalagi "pria super misterius".
Bab 540: Laporan dan Bunga Persik Mekar Bersama (Bagian Bawah)
"Di salah satu gunung terkenal Kekaisaran Tang Zang, terdapat 'Lembaga Bunga'. Ini bukan pemerintahan resmi, hanya organisasi yang dibentuk para bangsawan bunga, struktur hierarkinya sangat mirip birokrasi resmi." Sebagai pejabat tertinggi pemerintah Tang Zang, perkataan Yang Mulia Pangeran memiliki kredibilitas tinggi: "Keberadaan Lembaga Bunga memaksa kami mempelajari mereka. Karena itu aku tahu banyak rahasia bangsawan bunga. Xiao Kong sebelumnya punya konflik panjang dengan mereka, bertahun-tahun berperang. Kebetulan aku menyelamatkan nyawanya, sebagai balas budi dia menemani ke Aiqin."
“Putri, Xiao Kong sebenarnya termasuk ras Shu Ru yang mana?” Liu Zhenhan berpikir dalam hati, jangan-jangan dia benar-benar muncul dari batu?
“Xiao Kong bukan Shu Ru, dia adalah makhluk ilahi jenis Kera Raksasa Berkekuatan yang telah mencapai kultivasi wujud manusia.” Pangeran Tangzang tersenyum: “Sejujurnya jangan kaget, masyarakat di Benua Sutra kami tidak hanya terdiri dari manusia, tapi juga banyak makhluk ilahi berwujud manusia yang biasa disebut siluman gunung danau.”
“Apakah ‘Huating’ ini juga termasuk sektelah? Aku tahu di Benua Sutra ada banyak guild dan sekte.” Liu Zhenhan menarik napas lega setelah mendengar makhluk udara dalam konsep spiritualnya bukan berasal dari batu. Hal-hal yang disebutkan Yang Mulia Pangeran ini sebenarnya sudah pernah diceritakan Yitiao sebelumnya. Total luas Benua Sutra jauh lebih besar dari Benua Aigean. Kalau bahkan monster biasa saja tahu membentuk geng setelah berubah wujud manusia, tentu tidak aneh jika sekelompok bangsawan bunga membentuk guild.
Sebenarnya organisasi semacam ini mirip dengan kelompok petualang dan pasukan tentara bayaran di Aigean, hanya namanya yang berbeda tapi esensinya sama.
Tapi sepertinya "Huating" ini cukup Berbual B, berani menggunakan nama sekeren itu dengan karakter "" sebagai nama guild. Kalau di Feilengcui, dalam tiga jam berdiri, tiga jam juga akan dihancurkan, kecuali mereka juga lembaga keagamaan seperti gereja. Liu Zhenhan bergumam dalam hati.
“Aneh, bagaimana mungkin aku tak pernah mendengar nama ‘Hua Ting’ ini?” Yitiao mengingat-ingat kembali. Saat ia meraih julukan "Aurora Malam Abadi" di Benua Sutra, memang tak pernah bertemu sekte ini. Tapi Yitiao juga tak berani memastikan, mengingat seribu tahun berikutnya ia habiskan untuk memulihkan luka di Gunung Teh, setiap hari hanya ditemani angin sepoi-sepoi dan cahaya bulan. Urusan-urusan remeh di dunia itu, kini sudah banyak yang tak bisa diingatnya dengan jelas.
“Setiap Bangau Api Burangsha bukanlah sosok biasa. Karena kau pernah mengembara di Dunia Fana, bisakah kau memberitahukan namamu?” Pangeran Tangzang tersenyum lebar menatap Yitiao.
“Aku adalah Aurora Malam Abadi.”
“Apa?” Senyum Pangeran Tangzang tiba-tiba membeku.
“Kau ternyata legenda Bangau Api Tak Terkalahkan ‘Aurora Malam Abadi’? Yang tiga ribu tahun lalu sudah mencapai ‘Pencapaian Nirwana’, selamat sepenuhnya dari ratusan kali pengepungan sambil membinasakan semua musuhnya?” Biarawan botak itu menggaruk-garuk kepala gundulnya sambil tertawa terkekeh: “Dunia ini ternyata sempit sekali ya?”
“Yitiao, rupanya kau begitu termasyhur di kampung halaman!” Lao Liu tersipu malu sambil tertawa: “Baiklah, tandatangani dulu namamu untukku.”
“Aurora Malam Abadi, nama 'Hua Ting' baru diubah dalam seribu tahun terakhir, mereka sekarang lembaga keagamaan, bukan lagi sekte!” Pangeran Tangzang tersenyum: “Jika saya sebut 'Istana Bunga Sukma', pasti kamu langsung paham! Dalam beberapa ratus tahun terakhir, kekuatan 'Hua Ting' berkembang sangat besar. Informasi internal mereka tak mungkin disusup oleh kekuatan dunia, sedangkan saya sebagai pejabat resmi tentu tahu lebih banyak.”
“Kupikir siapa, ternyata Istana Bunga Sukma.” Yitiao tersenyum sinis, matanya tiba-tiba memancarkan kilau dingin.
“Ada apa?” Liu Zhenhan melirik Yitiao, merasa "Istana Bunga Sukma" ini sepertinya punya latar belakang kuat.
“Luka yang kudapat dulu, dipimpin oleh Istana Bunga Sukma. Karena aku menolak ajakan mereka! Kalau bukan ayahku yang menyelamatkanku saat itu, pasti aku sudah mati. Bangsat pengecut!” Yitiao geram sampai gigi gemeretak: “Yang paling membuatku kesal, setelah seribu tahun keluar dari Gunung Teh, ternyata Gunung Yunmeng tempat Istana Bunga Sukma dijaga Bangau Api Burangsha mereka, malah semakin kuat!”
“Aku pernah bertarung dengan beberapa Bangau Api Burangsha penjaga gunung itu, mereka tak sehebat kamu.” Kata Xiao Kong.
“Dengan bergabungnya para Bangsawan Bunga, sekte ini mulai berkembang dan kemudian berganti nama jadi Hua Ting.” Pangeran Tangzang menepuk bahu Yitiao: “Sudahlah, lupakan masa lalu. Tersenyum saat bertemu dan melupakan permusuhan.”
“Aku agak bingung! Bagaimana bisa sebuah sekte tiba-tiba berubah menjadi lembaga keagamaan? Gereja?” Liu Zhenhan terlihat bingung: “Akulah Raja Bunga! Mau menyembah siapa anggota bangsawan bunga ini? Apa ada Dewata Bunga juga?”
“Ayahanda, bukan Dewata Bunga.” Xiao Kong menggeretakkan giginya: “Mereka adalah Empat Peri Bunga, semuanya anggota bangsawan bunga, sekaligus monster berwujud manusia.”
“Sungguh keterlaluan! Ini...” Liu Zhenhan benar-benar tak tahu harus berkata apa, makhluk ilahi berwujud manusia dari Timur ini masih pantas disebut makhluk ilahi? Mereka sudah seperti etnis minoritas Elf Aiqin dan Kurcaci, bahkan gelar bangsawan bunga bisa diwariskan: “Kekasih, peri bunga mana saja? Sama sepertiku? Bisa membuat bunga mekar di luar musim juga?”
“Di Benua Sutra, narcissus disebut 'Peri Langkah Angkasa'; teratai disebut 'Peri Kulit Es'; osmanthus disebut 'Peri Aroma Tersembunyi'; bunga plum disebut 'Peri Luofu'! Jadi keempat bangsawan bunga ini juga dijuluki Empat Peri Bunga. Mereka bisa membuat bunga mekar di luar musim, tapi tidak selalu berhasil! Untuk selalu berhasil, haruslah Qingdi, Qingdi adalah Raja Bunga. Di Benua Sutra kami menyebut Raja Bunga sebagai Qingdi!” Xiao Kong menggerutu: “Keempat peri bunga ini menghimpun sekelompok orang, membentuk Istana Bunga, menggunakan nama ratusan bunga, menyembah mereka, berlagak misterius! Aku adalah Bunga Putri Kaisar, tentu tak bisa menerima hal ini, lalu kami bertempur. Tahu-tahu keempat wanita ini bersekutu dengan penguasa mutlak giok yang dijuluki 'Kaisar Giok', jumlah mereka banyak, aku banyak menderita kerugian, tapi mereka juga tak mendapat keuntungan.”
“Kaisar Giok?” Liu Zhenhan tidak sampai menghubungkan nama ini dengan Kaisar Giok legendaris, orang ini jelas juga "Yang Diberkati Dewata"! Tentu saja, sebutan "Yang Diberkati Dewata" ini dari Aiqin, tidak tahu bagaimana sebutannya di Benua Sutra; tapi yang pasti, Kaisar Giok sama seperti Qingdi-nya, memiliki kewenangan mutlak dan kemampuan mengendalikan material tertentu!
“Bos, ini pertarungan klasik antara kekuasaan gereja dan kekuasaan kerajaan.” Yitiao tertawa terbahak-bahak, setidaknya setengah kakinya sudah masuk ke dunia birokrasi, setelah sekian lama terpapar, melihat saja sudah paham.
“Sial! Tak terpikirkan angin busuk ini sudah sampai ke dunia bunga. Jancuk! Sekarang aku sedang ada urusan. Kalau tidak sibuk, lihat bagaimana aku menghajar mereka. Bunga peri? Bunga peri jancuk B!” Liu Zhenhan hanya bisa menggeram. Sekarang mana sempat dia urus hal begini. “Kekejaman para bangsawan bunga terletak pada kecepatan pelatihan. Empat Bunga Peri punya hak merekam dayang bunga, juga mengangkat guru dan teman bunga. Kalau di Benua Aigean, ini jalan pintas membina penyihir! Tapi perbedaan antar bangsawan bunga juga besar! Dan ilmu sihir bunga yang digunakan para bangsawan, baik sutera maupun Aiqin, harus pakai bunga sebagai media. Ini prinsip yang tak bisa dilanggar! Termasuk Empat Bunga Peri, meski bisa pakai bunga lain, belum tentu selalu berhasil.”
Pangeran Tangzang memandang muridnya dengan penuh kasih, lalu menatap sekeliling sambil berkata kata demi kata: "Muridku ini berbeda! Dia bunga putri kerajaan, dia 'tunas emas' bawaan lahir!"
“Apa maksudnya?” Liu Zhenhan seperti menangkap sesuatu.
“Yang disebut 'tunas emas', dalam pengetahuan sihir Aiqin kalian, berarti Xiao Kong adalah pengendali logam dan penilai giok bawaan lahir! Tentu saja dia hanya bisa kendali logam dan nilai giok, jenis logam dan batu lain tetap tak bisa dia kuasai!” Pangeran Tangzang tertawa.
“Hibrida Naga Pelangi dan Naga Giok Putih tingkat enam aliran tanah!” Kaka tak bisa menahan diri lagi, menjerit histeris.
“Omong kosong!” Liu Zhenhan melotot ke adik Druid: “Kaka, pengetahuanmu tentang bangsa naga terlalu dangkal! Naga Pelangi hanya ahli sihir logam, bukan pengendali logam bawaan! Jika mereka punya kemampuan itu, aku sudah meminta bantuan mereka sejak lama!”
“Penerima berkah ganda dari Dewata?” Ekspresi Helen persis seperti wajah Lao Liu saat menghadapi bunga laut Hua Shi.
“Jika ‘Kaisar Giok’ dari Paviliun Bunga itu adalah penerima berkah aliran giok, maka Pangeran Kesembilan juga. Bagaimana mungkin muncul dua penerima berkah aliran giok sekaligus?” Beckham penasaran. Dirinya terlahir dengan bakat aliran api, yang seharusnya merupakan penerima berkah paling mematikan. Sayangnya, bakat api juga paling berbahaya – salah menggunakan kekuatan bisa langsung menyemburkan api dari tujuh lubang wajah hingga tebak. Penerima berkah aliran lain tak punya masalah ini, makanya Xiao Bei sangat iri.
“Kemampuanku fokus pada ‘ranting emas’, bukan ‘daun giok’. Dalam hal mengendalikan giok, aku hanya punya kemampuan ‘menilai mutu giok’, yang bahkan Kaisar Giok tak memilikinya.” Penjelasan Xiao Kong membuat banyak orang bingung.
Kaka tertawa licik, frasa "Memakan Giok" ini sama sekali tidak asing baginya. Setelah beberapa lama tinggal di Feilengcui, Kaka pernah menemukan buku cabul di perpustakaan sang penyelamat sekaligus kakak angkatnya, yang berisi teknik profesional lidah seperti mengambil mutiara dan membedakan rasa.
"Yang dimaksud 'Memakan Giok' adalah meningkatkan kekuatan elemen dengan mengonsumsi giok berkualitas." Pangeran Tangzang menambahkan penjelasan untuk muridnya, sekaligus menghapus sama sekali pikiran mesum Kaka: "Xiao Kong adalah Pengendali Logam mutlak, teknik giok hanyalah kemampuan pendukungnya khusus untuk meningkatkan kemampuan elemen."
"Ooh!" Semua mata tertuju pada Kaka. Sang bos kedua sangat suka membual. Tak lama setelah tiba di Feilengcui, ia telah menyombongkan trik rahasianya berubah menjadi Unicorn dan dengan melahap kristal permata di wilayah tambang kristal dunia iblis untuk meningkatkan kekuatan elemen dan level secara drastis. Tampaknya Pangeran Kesembilan dan bos kedua memiliki gaya shortcut yang serupa.
"Paduka Putri, kurasa aku mengerti." Liu Zhenhan mengangguk pada Pangeran Tangzang: "Alasan Jiu Lang bisa menggunakan tongkat dari adamantium murni hanyalah karena kemampuan kontrol logamnya, bukan kekuatan fisik."
“Yang Anda katakan benar, tongkat emas Xiao Kong memang seluruhnya terbuat dari Adamantium! Jika dikonversi ke sistem pengukuran Aiqin, berat tongkat ini mencapai 108.000 pon! Meski Xiao Kong memiliki kekuatan fisik bawaan, mustahil baginya menggunakan senjata seberat ini dalam pertempuran hanya mengandalkan tenaga sendiri!” Yang Mulia Pangeran Tangzang berkata dengan bangga: “Justru karena Xiao Kong adalah pengendali logam alami, dia bisa mengayunkan tongkat 108.000 pon ini seperti menggerakkan udara, sama sekali tidak terbebani oleh beratnya!”
Perkataan Yang Mulia Pangeran memicu seruan kaget!
Jancuk! Bayangkan jika tongkat seberat 108.000 pon ini menghantam!
108.000 pon!
Ini setara dengan 54 ton!
Jika bukan pengendali logam, siapa yang bisa bertarung jarak dekat dengan Pangeran Hua Jiang ini?
Sekalipun Naga Emas terbesar dan terkuat terkena pukulan ini, pasti muntah darah setengah mati!
Ai Wei'er dan Helen agak bingung. Mereka menghitung jari berkali-kali: "Kenapa Richard selalu memanggil Xiao Kong 'Jiulang'? Dari mana asalnya 'Jiulang'? Katyusha, Guo Guo, burung beo, Ershao, Sanshao, tambah satu di perut Joan d'Arc, satu lagi di perut Tanya... Seharusnya disebut 'Balang' (delapan) kan?"
Dua gadis polos ini tidak tahu bahwa bayi dalam perut ular wanita cantik Cui Beixi juga hasil ulah Lao Liu.
“Senior seperguruanku menemani guru sepanjang perjalanan dari Benua Sutra ke Aiqin, jumlah makhluk ilahi kelas super yang dibunuh setidaknya ratusan ekor!” Biksu botak itu tak bisa menahan diri untuk memamerkan prestasinya. Ternyata tak semua biarawan asketik mampu sepenuhnya menghilangkan keangkuhan, setidaknya biksu botak ini belum mencapai pencapaian nirwana itu.
Prestasi ini membuat para Raksasa Buddha di sekeliling menggelengkan kepala dan menghela napas.
Kekecewaan pasukan Istana Musim Panas terpancar jelas. Pangeran yang begitu hebat ini, dalam petualangannya ke seluruh dunia hanya membunuh sekitar seratus ekor monster tingkat super! Jumlah ini sungguh memalukan! Bos saja saat bertahan sendirian di lorong makam naga di dunia bawah tanah, sekali serangan langsung membunuh tidak kurang dari lima ratus ekor Adidasma. Ternyata masih ada jarak yang cukup besar antara pencapaian sang anak dengan sang ayah!
"Xiao Jing, diam!" Pangeran Tangzang memotong dengan tidak senang saat muridnya sedang asyik pamer, lalu berulang kali mengangguk meminta maaf kepada deretan Raksasa Buddha.
Liu Zhenhan berusaha keras menahan keinginan bertanya apakah mereka mengambil kristal sihir. Dari sikap Yang Mulia Pangeran, kemungkinan besar dia akan melarang perbuatan membedah jenazah untuk mengambil inti kristal. Pertanyaan itu akan sia-sia, lebih baik tidak usah ditanyakan.
Bab 541: Seluruh Kota Dipenuhi Zirah Emas
"Putri Perkasa yang misterius, jika 'Kemampuan Emas' Jiu Lang adalah kekuatan mutlak mengendalikan logam, meski hanya bisa mengendalikan logam jenis 'emas' secara absolut, dia tetap panglima perang tak terkalahkan di dunia! Misalnya dia mengayunkan gunung emas dari langit untuk menghantam musuh, bukankah ribuan pasukan akan dianggap remeh?" Ai Wei'er berkata dengan penuh khayalan.
Mendengar ini, semua penduduk asli Feilengcui tiba-tiba teringat satu hal besar!
Di dasar Sungai Gibraltar bawah tanah terdapat gunung Adamantium!
Gunung Adamantium ini telah dilebur oleh magma vulkanik menjadi emas murni, lalu dibersihkan dari kotoran oleh arus sungai selama ribuan tahun. Si Raksasa Kecil dengan bantuan lima Mutiara Naga Hitam, sampai sekarang baru bisa menambang beberapa butiran emas sebesar biji kacang. Jika Pangeran Kesembilan benar-benar bisa...
Di benak semua orang langsung terbayang Pangeran Kesembilan membawa gunung Adamantium di udara, lalu "Braak!" menghantamkan ke tengah pasukan iblis dan bangsa laut hingga mayat berhamburan.
Deretan tawa mengerikan ini membuat bulu kuduk para Raksasa Buddha dan biarawan semuanya merinding.
“Teknik pengendalian logamku terutama untuk memimpin pasukan dan membangun angkatan bersenjata, karena aku adalah Jenderal Bunga, seorang komandan perang bukan petarung tunggal. Belum lagi tidak ada gunung emas, bahkan jika ada, aku tak bisa mengangkat seluruh gunung emas karena teknik pengendalian logam juga memiliki batasan!” Xiao Kong berkata dengan keringat dingin: “Saat mengendalikan logam, meski berat tidak berpengaruh padaku, batasan ruang tetap ada. Aku tak bisa menggerakkan emas melebihi ukuran tubuhku! Selain itu, saat mengendalikan logam, jaraknya tak boleh melebihi setengah inci dari telapak tangan, jika tidak tak bisa dikendalikan.”
“Bukankah kau punya sihir transformasi?” Liu Zhenhan tak mau menyerah: “Seperti tadi yang berubah jadi Bangau Api Burangsha, bukankah bisa mengendalikan gundukan emas sebesar bukit? Atau berubah jadi Landak Batu!”
“Tidak bisa.” Xiao Kong menggelengkan kepala, tersenyum getir: “Bentuk asli menentukan kemampuan asli.”
“Jenderal Bunga bisa memimpin pasukan? Bukankah ini setara dengan kemampuan Menteri Bunga dalam menganugerahkan jabatan?” Ailijie yang sudah membaik sekalipun masih bermuka merah, mendengar perkataan sang pangeran, ia menyikut Lao Liu sambil bertanya: “Bisakah kau jelaskan lebih detail tentang memimpin pasukan? Apakah juga menganugerahkan gelar bunga? Berapa banyak yang bisa diberikan?”
“Lapor pada Ibu Permaisuri!” Jawaban Xiao Kong bergema seperti besi dan kuda perang, membawa hawa kematian yang menusuk: “Saat musim gugur tiba di bulan kesembilan, bungaku mekar sementara seratus bunga layu, aroma harum menembus langit tinggi, seluruh kota dipenuhi baju zirah emas!”
“Yitiao di sebelah menerjemahkan sedikit, karena empat kalimat terakhir Pangeran Kesembilan menggunakan bahasa Benua Sutra.”
Di bawah terjemahan Yitiao yang sudah tidak karuan, para penduduk asli Aiqin semakin bingung mendengarnya. Untungnya Wei Zhi membantu menerjemahkan, sehingga semua orang setidaknya mengerti makna kalimat terakhir Xiao Kong - Sang Jenderal Bunga "udara dalam pikiran", yaitu Pangeran Kesembilan baru Feilengcui, bisa mengubah seluruh pasukan sebuah kota menjadi prajurit berbaju zirah emas.
“Apa maksudnya ini?” Ailijie tampak kebingungan, kata "kota penuh" terlalu bernuansa Timur dan agak abstrak. Lagipula ukuran kota berbeda-beda, populasi pun pasti berbeda.
“Apakah bisa mengubah semua prajurit di sebuah kota menjadi Ksatria Emas?” Imajinasi Liu Zhenhan dan Helen masih terbatas pada level Bimon.
“Kota penuh? Bisakah kau menciptakan jutaan prajurit emas? Apakah semuanya punya kemampuan mengendalikan logam sepertimu?” Mata Ai Wei'er berbinar-binar. Tapi Putri Duyung sepertinya lupa, basis populasi kota Bangsa Laut jelas berbeda dengan kota daratan.
“Tidak seekstrim itu, maksimal tiga ribu Ksatria Bunga.” Xiao Kong buru-buru menjelaskan melihat ucapannya mulai disalahartikan sebagai Berbual B: “Ksatria Bunga ini tentu tidak akan sekuat saya. Bagaimanapun hanya ada satu Jenderal Bunga. Saya hanya bisa memberi pencerahan, membuat mereka sedikit memiliki 'kualitas emas dan giok'!”
“Lalu 3.000 ksatria bunga ini sebenarnya prajurit macam apa? Prajurit sihir?” Ai Wei'er bertanya lagi.
“Prajurit biasa, prajurit yang mengenakan armor emas.”
“Apa?” Ai Wei'er heran: “Setidaknya perdana menteri bunga saat mengangkat pejabat, masih menggunakan bunga induk sebagai media sihir untuk melepaskan sihir serangan tingkat tinggi! Kamu kan pangeran, kok terlalu payah?”
“Lapor Ibu Suri! Cornflower dan Dahlia adalah dua kemampuan yang kuberikan kepada Ksatria Bunga. Setiap Ksatria Bunga bisa memilih satu: menjadi pemanah atau prajurit!” Xiao Kong pusing dibuatnya oleh dua sebutan berbeda Ba Lang dan Jiu Lang: “Cornflower adalah keahlian memanah, Dahlia adalah kekuatan fisik luar biasa. Serangan jarak jauh dan dekat, ini kemampuan yang cukup bagus bukan?”
“Cornflower dan Dahlia adalah bunga nasional dua negara manusia di Aiqin, juga dua varietas utama Golden Stamen yang paling terkenal.” Helen mengangkat alisnya.
“Di Benua Sutra, Cornflower dan Dahlia tetap menjadi dua Golden Stamen paling termasyhur.” Yitiao menambahkan.
“Tapi... aku adalah pemilik Rantai Emas, jadi armor dan senjata 3.000 prajurit bunga minimal harus berlapis emas halus. Jika tidak, meski kemampuan bunga emas sudah terbuka, 3.000 prajurit ini tetap tak layak disebut Ksatria Bunga Negeri, takkan memiliki 'kualitas mutiara dan rupa emas'.” Xiao Kong menghela napas panjang: "Ini butuh biaya besar! Tak mudah membuat seluruh kota dipenuhi armor emas. Kalau tidak, aku sudah mengerahkan pasukan untuk menyerang Istana Bunga dan memusnahkan para penipu agama tak bertuhan itu!"
“Ada cara untuk mengubah bentuk emas? Misalnya memisahkan gumpalan besar emas menjadi potongan seukuran tubuhmu?” Helen menghentikan semua orang, tersenyum penuh selidik sambil mendesak Xiao Kong.
“Tentu bisa! Ibu Permaisuri, aku adalah Pengendali Emas mutlak, bukan ahli sihir logam bodoh yang terbebani berat fisik! Aku bahkan bisa membuat emas menyatu secara otomatis sesuai bayanganku, seperti membuat armor dengan cepat. Tapi ini menghabiskan banyak kekuatan api, batas kemampuanku yang menghambat produksi massal!” Kurang ajar! Si Xiao Kong yang malang ini hampir mati tersiksa oleh bombardir pertanyaan kekanak-kanakan sejak mengungkapkan identitasnya.
“Alkemis bawaan lahir!” Krupp tua mengaum keras.
Sebagai Dui'jal darah murni, Kurcaci Emas seharusnya menganggap tak ada alkemis jenius di Benua Aigean selain Kurcaci Liar. Tapi mereka jelas kehilangan kendali melihat kemampuan Pangeran Kesembilan yang luar biasa dashyat!
"Berhasil!" Yitiao diam-diam mengucapkan isi hati semua orang. Tapi setelah mengalami banyak keajaiban, semua sudah belajar bersikap sopan. Di bawah pimpinan bos, para penduduk asli Feilengcui dengan cepat menyembunyikan emosi mereka, tak sedikitpun kegembiraan yang terlihat. Tapi bagaimana mungkin panasnya hati ini bisa diungkapkan dengan kata-kata?
Senjata adamantium itu kan senjata para pahlawan epos! Ternyata hampir menjadi perlengkapan standar Feilengcui, itupun masih termasuk peralatan dasar!
Ini namanya membentuk pasukan?
Ini jelas-jelas membakar uang dan pamer kemewahan!
Nanti pasukan mana pun yang melawan Feilengcui, satu resimen gabungan pun takkan sanggup mengumpulkan uang untuk membeli perlengkapan satu prajurit Istana Musim Panas!
"Sihir transformasi, sihir api Yan, sihir kabut, punya keahlian alkimia bawaan, bahkan bisa menciptakan 3000 prajurit bunga berbaju zirah emas dengan 'kualitas mutiara dan emas'—Sembilan Kekasih memang benar-benar anak kesayangan Tuhan." Liu Zhenhan benar-benar kagum pada anaknya ini.
Dari Ratu Bunga sampai Perdana Menteri Bunga, lalu jenderal bunga ini, kemampuan bunga mereka semua lebih praktis daripada Raja Bunga. Liu Zhenhan semakin dipikir semakin merasa memalukan.
“Richard, tidak sebagus yang kau katakan! Sihir transformasi Xiao Kong dikarenakan tubuhnya yang merupakan 'tunas emas', jadi selama elemen emas dan giok dalam tubuhnya difusi, ditarik, dan diperluas, secara alami bisa berubah wujud!” Pangeran Tangzang mengangkat bahu: “Sebenarnya transformasi ini tak ada gunanya, hanya hiburan semata. Mungkin kalian heran, bagaimana giok bisa diregangkan? Sebenarnya giok lunak itu ada. Di Timur kami ada pepatah 'Giok lunak harum hangat'.”
Liu Zhenhan dan Yitiao saling pandang – Bukankah ini bentuk kolaborasi antara "kaca patri" dan "giok patri"?
Bangsat! Benar-benar khimera berwujud manusia!
“Kukira itu 72 perubahan.” Liu Zhenhan menghela napas. Meski sejak awal tahu itu mustahil, tetap saja hatinya tak kuasa berharap.
“72 perubahan pasti lebih dari itu! Tapi transformasi jenis ini tak bisa mengecil melebihi ukuran tubuh aslinya, persis seperti sihir transformasi Druid Aiqin.” Pangeran Tangzang tersenyum: “Ilmu api Yan Xiao Kong sebenarnya bukan hasil kultivasinya, melainkan efek samping dari 'kontrol logam'-nya. Dia harus menyerap api. Tanpa kekuatan api, mustahil memanipulasi keadaan emas. Inilah yang kalian sebut bakat alami alkemis! Api Yan-nya adalah kenangan dari lawan tangguh yang kami hadapi dulu. Tapi hari ini levelnya naik ke wilayah api Yi!”
"Yang Mulia Pangeran mengelus burung beo kecil yang bersembunyi di rambut Xiao Kong, tersenyum ramah: "Xiao Kong sendiri tidak bisa berlatih sihir api. Dia hanya bisa meningkatkannya dengan menyerap dan memakan giok indah. Kemampuan bawaan ini jika digunakan dalam pertempuran hanya bisa dipakai pada jarak dekat, tidak bisa diandalkan sebagai serangan utama! Sihir awan dan kabutnya sebenarnya berasal dari efek 'Sepatu Langkah Emas', dalam bahasa Aiqin, ini hanya hasil kerja peralatan magis."
"Konstitusi penyerap api?" Kapten Pasukan Sihir Tai Bao Beckham menggelengkan kepala. Awalnya mengira Pangeran Kesembilan memiliki kekebalan api, ternyata malah kemampuan langka penyerapan api.
"Pangeran Kesembilan adalah prajurit magis sejati, Raja Pertarungan Jarak Dekat." Yitiao harus mengakui, bertarung dengan makhluk yang mahir dalam teknik tongkat seberat 108.000 pon sama sekali bukan hal menyenangkan.
Bab 542: Langit Luas, Embun Beku Sepuluh Ribu Li
"Sihir awan Pangeran Kesembilan juga bukan hasil kultivasinya sendiri? Berarti dia bahkan tidak punya sihir jarak jauh?" Liu Zhenhan langsung memiringkan hidung dan menyipitkan mata. Saat ini dia lebih membutuhkan Penyihir Besar daripada prajurit biasa!
Ailijie memandang dengan tatapan kosong ke arah anak angkatnya.
"Sepatu Emas Berlapis Sutra Menjulang ke Langit" namanya memang indah, tapi yang menempel di kaki kecil Lao Liu sekarang hanyalah sepasang sepatu bot compang-camping penuh lumpur dan serpihan rumput. Jika diperhatikan seksama, bisa dirasakan adanya gelombang elemen khusus di atasnya. Barang langka yang merusak peralatan magis tapi tak bisa hancur ini benar-benar sosok Dewata!
"Berkelana di antara awan dan kabut juga bisa kulakukan." Wei Zhi berbisik pada Liu Zhenhan: "Kami Putri Duyung Cantik dan makhluk laut di Laut Kabut Beracun berenang kesana-kemari, semuanya mengandalkan teknik mengarungi kabut."
Celaka! Aku sudah berencana meminta putri duyung air tawar memproduksi massal Lencana Pelembab Tanpa Air untuk dikirim ke Bangsa Laut Dunia Iblis kalian, agar kalian menginvasi daratan dan menciptakan bencana bagi Bangsa Iblis! Hati Liu Zhenhan langsung dingin. Untung Wei Zhi mengatakan ini, kalau tidak dia pasti akan membuat masalah lagi!
Basis populasi Bangsa Laut Dunia Iblis lebih banyak daripada Bangsa Iblis. Sihir racun mereka memiliki daya penghancur yang kejam. Mereka juga bisa menginjak awan dan kabut. Jika benar-benar memberi mereka Lencana Pelembab Tanpa Air, lalu mereka berhasil meniru dan merebut sumber produksinya, bukankah itu seperti membuka kotak Pandora? Bukan hanya mengancam Bangsa Iblis, tapi juga Aiqin?
Ini jurus pamungkas terakhir. Tampaknya tidak boleh digunakan kecuali negara dalam keadaan hancur. Liu Zhenhan mengusap keringat di dahinya. Ini adalah strategi anti-sihir yang dipikirkannya lama, tapi belum sempat dilaksanakan sudah gagal sebelum dilaksanakan.
“Xiao Kong juga telah mengkultivasi dua sihir baru. Satu adalah pertarungan klon yang belum digunakan tadi. Satunya lagi adalah memanggil elemen giok, tapi di sini tidak ada giok jadi tidak berguna!” Pangeran Tangzang terlihat sangat ingin membuat Xiao Kong mendapatkan simpati para senior, terus mempromosikannya dengan giat.
“Pertarungan klon mirip dengan Bayangan milik Fatty Luo, entah berapa jumlah klonnya.” Yitiao berbisik ke telinga sang bos: “Yang Mulia Pangeran ini benar-benar sangat memahami sihir Aiqin. Elemen giok yang dia sebut mungkin tidak Anda pahami. Sebenarnya itu adalah bentuk mutasi dari pemanggilan elemen tanah, lebih pendek tapi lebih kuat, bisa mencabut pohon sebagai... eh, sebagai senjata.”
“Bukankah ini masih belum memiliki sihir serangan jarak jauh?” Liu Zhenhan mengusap dagunya, diam-diam mengamati Pangeran Tangzang sambil berpikir bagaimana cara merebut biarawan raksasa pengguna sihir elemen air dari tangan pangeran ini.
“Jangan hanya berdiri diam saja! Yang Mulia Perkasa, mari kita singgah ke Feilengcui. Saat Yitiao tiba di Benua Sutra, kita bisa menggunakan formasi teleportasi sihir untuk mengirim kalian kembali tanpa membuang waktu berharga. Saya akan memanggil Kepala Suku Desaili dari Provinsi Barat Daya, kita pelajari bersama rahasia Surga.” Helen yang cerdik segera mengundang tiga biarawan Tangzang ke Feilengcui setelah membaca ekspresi Lao Liu.
Di tengah keramahan yang tak bisa ditolak, sekelompok besar Raksasa Buddha yang menjulang tinggi dan Pangeran Tangzang berbincang akrab, lalu melewati formasi teleportasi sihir dengan riuh-rendah sebelum pergi.
Ailijie tidak ikut pergi, matanya terpaku menatap Lao Liu yang sedang melamun.
Liu Zhenhan juga sedang melamun. Kehadiran Mutiara Angin Laten, Mutiara Ular Perak Delapan Bagian, dan Xiao Kong membuatnya hampir sesak napas. Tapi keberuntungan sebesar ini masih belum cukup untuk menghadapi perang di masa depan.
Timur! Timur yang jauh dan misterius!
Bagaimana cara memperkuat pasukannya dengan memanfaatkan Benua Sutra dalam waktu singkat? Menghadapi jaringan hubungan baik yang menggiurkan, klaim Liu Zhenhan bahwa dia tak tergoda jelas bohong. Tapi sebagai pemimpin negara Bimon, dia belum sampai gila meminjam pasukan untuk perang. Seorang politikus ber-IQ standar pun tak akan mempertimbangkan kemungkinan ini.
"Andai saja aku bisa mendapatkan 'Mutiara Api Tersembunyi'!" teriak Liu Zhenhan ke langit. Dua butir Mutiara Sekuen yang berhasil didapatkannya tak sebanding kekuatannya dengan satu "Mutiara Api Tersembunyi". Tak pernah dengar nama itu mungkin masih bisa ditahan, tapi setelah tahu, sungguh tak tertahankan!
"Dari semua Mutiara Sekuen, yang paling berharga adalah Api Tersembunyi. Sayangnya sudah lama hancur, jadi bos jangan berkhayal lagi." Yitiao melirik sekeliling misterius, lalu berbisik: "Sebenarnya Qingya·Baiyu juga punya satu Mutiara Sekuen! Meski kualitasnya biasa, tapi lebih baik daripada tidak. Untuk pertempuran skala besar, ini cukup berarti."
"Qingya·Baiyu" yang disebut Yitiao, tentu saja adalah terjemahan nama Bai Suqing dalam Bahasa Bimon.
"Mutiara penyerap air?" Liu Zhenhan spontan mengucapkannya, bahkan tanpa berpikir, seolah sudah mengetahuinya sejak lama.
"Kok kamu tahu? Dia sama sekali tidak berani memberitahu orang lain setelah mendapatkan mutiara ini!" Yitiao sangat terheran-heran.
"Apakah ada kejadian membanjiri Gunung Jinshan untuk menyelamatkan sang pelajar itu?" Liu Zhenhan merasa dirinya hampir gila, jika Yitiao menjawab "ya", pasti dia akan langsung menjadi gila.
"Tidak! Mutiara ajaib yang bisa menampung dunia dalam biji sesawi ini kalau sampai ketahuan, bukankah sama dengan mengundang masalah dari pihak kerajaan?" Yitiao menggelengkan kepala: "Meski kerajaan tidak datang, 'Istana Yi Hua' pasti akan datang!"
"Istana Yi Hua lagi! Gerombolan bunga sialan ini sebenarnya apa sih? Kok kamu juga jadi terlihat misterius begini?" Liu Zhenhan langsung naik darah mendengar nama ini, semata-mata karena ada yang berani menantang otoritasnya di dunia bunga. Banyak hal di dunia ini seperti ini, tidak takut kamu sukses, tapi takut kamu sukses di wilayahku.
"Istana Yi Hua sekarang dengan bergabungnya Empat Dewata Bunga dan Kaisar Giok, seberapa kuat dan misteriusnya mereka, aku yakin meski tidak kujelaskan pun kamu pasti bisa merasakannya!" Yitiao tersenyum: "Perkumpulan ini, bukan, lebih tepat disebut agama! Posisinya di Benua Sutra hampir mirip dengan Feilengcui di Benua Aigean, termasuk jenis yang tidak bisa diusik oleh siapa pun."
“Bukan urusanku, aku tidak berniat mencari masalah dengan mereka. Kalau ada waktu, para anggota sekte sesat ini tidak akan kulewatkan satu pun.” Liu Zhenhan menyeringai. Seandainya benar-benar berkonflik dengan Istana Bunga ini, sihir bunga yang mungkin terlihat hebat bagi orang lain, baginya hanyalah angin sepoi. Cukup bawa pisau dapur saja bisa membantai Empat Dewa Bunga itu.
“Bos, mungkin Anda benar-benar harus meluangkan waktu untuk berurusan dengan mereka!” Yitiao tertawa terkekeh. “Sebenarnya sudah lama ingin mengatakan ini.”
“Maksudmu apa?” Alis Liu Zhenhan berkerut. “Aku benar-benar tidak punya waktu untuk keributan. Segera harus mempersiapkan perang. Jangan cari masalah, ini bukan saatnya balas dendam pribadi. Lagipula Istana Yihua dulu dan Istana Bunga sekarang bukan kelompok yang sama. Jangan-jangan kamu terlalu picik?”
“Sejak sebelum aku dikhianati Lishan Men, aku pernah mendengar Qingya·Baiyu bercerita betapa kaya-rayanya Istana Yihua. Mereka menyebut diri manusia setengah dewa, di markas besar Gunung Awan Kabut menyimpan harta tak terbayangkan - ‘Jade Yu Dewa Kekayaan’!” Yitiao mengamati ekspresi bosnya dengan tenang. “Waktu itu aku dan Qingya·Baiyu bahkan menyelinap ke sana, tapi ternyata penjaga gerbangnya Bangau Api Burangsha, hampir saja aku mati marah.”
“Lanjutkan.” Liu Zhenhan mulai tertarik.
"Dari obrolan santai Qingya·Baiyu dan aku dulu, aku sudah tahu Istana Yihua adalah guild terbesar yang jadi sorotan dunia. Kekayaan mereka berasal dari 'Mangkuk Giok Dewa Kekayaan'! Mangkuk ini sangat ajaib, konon jika koin emas dimasukkan lalu diisi air, dalam 7-8 jam akan berubah menjadi mangkuk penuh koin emas!" Begitu Yitiao selesai bicara, wajah Liu Zhenhan langsung berubah total. Keserakahan, niat menguasai, dan aura negatif perampasan terpapar sempurna di wajah brengseknya di bawah terang matahari.
"Obisilachi! Bukannya ini Mangkuk Penghasil Harta?" Liu Zhenhan hampir gila. Masih ada barang beginian di dunia?
"Salah! Tanya pernah bilang, makhluk cerdas hasil evolusi mineral zaman dulu pernah menciptakan alat sains yang memakai sinar matahari sebagai energi dan air bersih sebagai bahan baku. Dengan mengubah susunan partikel elemen paling dasar, mereka bisa mengklon sampel dan memproduksi benda lain dalam skala besar!" Liu Zhenhan menggaruk-garuk kepalanya: "Kalau begitu, aku curiga 'Mangkuk Giok Dewa Kekayaan' ini adalah kristalisasi sains makhluk mineral itu! Bukankah giok juga mineral? Kalau ada Manusia Kristal, kenapa tak ada Manusia Giok?"
"Bos, ngapain dipikirin?!" Yitiao nyaris mati ketawa. Tanya bahkan bilang semua flora-fauna sekarang adalah ciptaan manusia zaman mereka. Apa mereka Dewata? Omong kosong! Kok bos bisa percaya beginian?
"Poin penting yang ingin saya sampaikan adalah, Benua Sutra kita berbeda dengan Benua Aigean! Di tempat kami, tidak ada Intan Guntur, tidak ada Tongkat Augustus Ogus, apalagi kristal perisai!" Yitiao tertawa sebentar, tiba-tiba berubah serius: "Setiap wilayah punya keunggulannya sendiri. Meski penuh kebanggaan akan kampung halaman, aku juga mencintai Benua Aigean sebagai tanah air kedua! Harap bos bisa mengombinasikan keunggulan masing-masing wilayah! Dengan formasi teleportasi kristal yang dimiliki Feilengcui, kita pasti akan menjadi merek nomor satu sepanjang masa!"
"Aku mengerti maksudmu. Apa kau menyuruhku merampas mangkuk harta karun itu... bukan... maksudku 'Guci Giok Dewa Kekayaan'!" Liu Zhenhan tertawa licik: "Dengan 'Guci Giok Dewa Kekayaan' ini, kita bisa mengklon Intan Guntur, kristal perisai, bahkan mutiara berurutan?"
"Menurutmu ini mungkin?" sang bos membalas bertanya pada Yitiao.
“Tapi menurut kabar burung di Benua Sutra, 'Istana Yi Hua' memang memiliki harta karun seperti itu! Apa pun nama mereka sekarang, apakah disebut Huating atau lainnya, fakta ini tetap benar! Kalau tidak, bagaimana mungkin mereka begitu kaya? Kalau tidak, bagaimana mungkin mereka bisa merekrut pasukan? Kalau tidak, mengapa mereka disebut manusia dewa? Kalau tidak, mengapa pemerintah mengawasi mereka? Pemerintah bukan tidak mampu menekan mereka, tapi khawatir merusak guci saat mengusir tikus – takut mereka menghancurkan harta karun ini! Apa yang kita takutkan? Kita punya alasan sah, Anda adalah Raja Bunga, mereka sekte sesat. Kalau tidak bisa merampas juga tidak apa, berkurangnya ancaman ini sudah merupakan hal baik!” Yitiao memutar matanya: "Bos juga lihat, Mutiara Naga yang Anda berikan padaku adalah peralatan bertipe pertahanan. Ini mencerminkan karakter Timur kita yang berat dan terkendali. Benua Sutra tidak punya 'Mutiara Ular Delapan Kati' seperti Suizhu yang bisa langsung menyerang! Jangan sia-siakan kesempatan baik ini dengan percuma!"
“Jangan bilang kami Aiqin memiliki sifat agresif. Prop penyerang alami seperti Intan Guntur juga jarang. Di alam liar, herbivora selalu lebih banyak, yang baik lebih dominan!” Liu Zhenhan tersenyum getir: "Meski tahu ini agak tidak masuk akal, aku benar-benar mulai tertarik. Jika benar seperti katamu, biarkan bangsa iblis dan laut makan tahi! Cuma Feilengcui kita saja sudah bisa menyapu bersih mereka."
“Bos, Qingya Baiyu juga merupakan monster unsur angin yang cukup baik. Dia pernah berguru dan mempelajari ilmu sihir dari Benua Sutra.” Yitiao tertawa terkekeh: “Aku juga kenal beberapa teman makhluk ilahi di gunung teh. Begitu kembali ke Benua Sutra, pasti akan kuhimpun mereka semua untuk membentuk Pasukan Pengawal Bendera!”
“Bukannya kau bilang Qingya Baiyu mengorbankan lima ratus tahun kultivasi dengan menggunakan 'Teknik Kulit Ular' untuk melepaskan diri, lalu menyelinap ke Pagoda Tujuh Permata? Hanya mengandalkan 'Mutiara Penyerap Air'-nya? Padang Rumput Donau seluas ini, mau menenggelamkan siapa? Barang ini lebih tidak berguna daripada sebuah batu permata petir!” Liu Zhenhan mengejek. Ular giok yang setara dengan monster tingkat tinggi, tapi setelah kehilangan lima ratus tahun kultivasi, sama saja dengan sampah!
Meskipun Yitiao pernah mengatakan bahwa makhluk ilahi Benua Sutra lebih mengandalkan teknik bertarung daripada sihir, tapi Lao Liu tidak sampai begitu bodoh mempercayai omongan maniak cinta.
“Bukan Mutiara Penyerap Air, tapi 'Mutiara Penakluk Ombak'.” Yitiao sendiri juga tertawa. Fungsi mutiara penyimpan dimensi ini di Dataran Liar Donau memang sangat terbatas, bagaimanapun juga air tidak seperti api yang bisa menjalar ke mana-mana.
“Andai aku punya waktu satu tahun lagi.” Liu Zhenhan menyesal. Seandainya dia mengirim Yitiao pulang ke Benua Sutra lebih awal dan membentuk guild di sana, pasti sekarang sudah bisa mengalokasikan banyak tentara bayaran makhluk ilahi. Seandainya dia mengenal Ailijie lebih cepat, pasti sudah mengetahui rahasia perlengkapan Tuan Tanah Kematian yang saling memangsa untuk memperkuat roh cincin. Dengan semua monster tingkat super dan semi-dewa super yang telah dibunuhnya, sekarang pasti bisa membina roh cincin yang hampir tak terkalahkan!
“Bagaimana dengan makhluk ini?” Setelah dihibur lama oleh Ai Wei'er dan Wei Zhi, Ailijie akhirnya menerima kenyataan. Melihat Yamata-no-Orochi yang meringkuk, Bunga Aiqin menatap Lao Liu. Bos Ai awalnya berniat menggunakan "Siput Peniru Ucapan" untuk menjadikan ular berkepala delapan ini sebagai peliharaannya. Tapi melihat kondisinya yang terluka parah – mungkin butuh bertahun-tahun untuk pulih – Bunga Aiqin mulai ragu-ragu.
Tujuan memelihara makhluk magis adalah untuk dijadikan pengawal. Ailijie tak berminat menunjukkan belas kasihan saat ini.
“Karakter Yamata-no-Orochi ini tipikal bajingan, sangat lajang.” kata Liu Zhenhan.
“Bajingan adalah makhluk paling berbahaya di dunia ini, selalu balas dendam dan tak kenal lelah.” Yitiao tertawa kecut: “Setiap hari ada monster yang menghilang dari dunia ini. Yang kuat maupun lemah, 'menghilang' dan 'mengasingkan diri' kadang bermakna sama.”
Yamata-no-Orochi Karnijia mulai merasa ada yang tidak beres, dua monster perkasa yang sebelumnya melayang di atas tubuhnya tiba-tiba menghilang di udara.
"Izinkan aku memperagakan proses pembuatan roh cincin yang tak tertandingi," Liu Zhenhan tersenyum sinis.
Bab 543: Kesepian di Puncak (Bagian Atas)
Dengan latar gunung berapi bersalju dan hutan belantara, Geryon dan Jaina muncul megah di langit Benua Sangri.
Hujan rintik-rintik masih turun membasahi bekas bakar hitam dan noda darah di tanah, pemandangan indah di kejauhan tetap samar-samar.
Kerangka hitam-merah Geryon kini diselimuti kilau mistis biru permata. Di kepalanya terdapat mahkota tulang bergaya ganggang, cakarnya berubah menjadi dua trisula biru dengan kilauan dingin di mata senjata.
Tubuh Jaina berubah menjadi perak murni, diselimuti lingkaran cahaya menyilaukan. Sembilan kepalanya tumbuh tanduk bercabang hitam, kaki gemuknya dipenuhi duri tulang mengerikan.
Hujan menyapu wajah Yitiao. Ia dan beberapa nyonya bos hanya bisa terpaku diam.
Beberapa pria perkasa antelop membuka payung raksasa, menutupi hujan gerimis seperti asap. Liu Zhenhan dan Guo Guo menyemburkan asap dengan garang dari hidung mereka.
"Ini... ini... apa yang sebenarnya terjadi?" Yitiao mengedipkan matanya keras, menatap bosnya dengan tajam.
Awalnya Yitiao mengira bosnya hanya membual, tapi ternyata dia benar-benar membuat dua roh cincin melahap penyihir api neraka kerangka, langsung naik satu tingkat! Yang dimangsa termasuk Yamata-no-Orochi, ikan pari buta, dan banyak prajurit elit Bangsa Iblis - bahkan dua Raja Horor dan seorang Ksatria Bersayap Empat!
"Kau tanya aku? Aku harus tanya siapa?" Liu Zhenhan mencabut cerutu besar dari mulutnya, memerintahkan delapan Jiwa Pengembara banteng untuk melahap delapan puluh Bimon Ymir.
Delapan puluh Bimon Ymir ini sebelumnya telah menyerap kekuatan elemen tiga Naga Zombie. Hari ini Tuan Tanah Feilengcui benar-benar bertekad melakukan rasionalisasi pasukan.
"Mengapa empat set Tuan Tanah Kematian memiliki kemampuan mengerikan seperti ini?" Ai Wei'er menggeleng-gelengkan kepala dengan wajah tak percaya.
"Katanya sudah kembali dari dunia iblis, tapi bagaimana mungkin Richard hanya dengan meneteskan darah di 'Anting Tuan Tanah Kematian' bisa memanggil dua Raja Horor yang dibunuhnya dan seorang Ksatria Bersayap Empat dari ruang Hitam Teratai, lalu membiarkan pasukan roh cincin memangsanya?" Ai Wei'er benar-benar tidak mengerti, apakah Penyihir Tengkorak Api Neraka yang harus diubah dari mayat ini bisa melintasi tingkat dimensi?
"Jujur saja, aku juga tidak berharap bisa memanggil bangsa iblis." Liu Zhenhan memeluk Guo Guo lebih erat, menggoyangkan kantong air di tangannya. Intisari darah dalam kantong yang disimpan di barrier vakum lencana kristal masih terlihat segar dan menggoda.
"Dalam empat set Tuan Tanah Kematian, cincin khusus merekrut roh cincin, anting khusus merekrut Penyihir Tengkorak Api Neraka. Persyaratannya sederhana - asal lawan dibunuh langsung dengan tangan sendiri, dan mengambil setetes darah sebagai penuntun roh, maka panggilan akan berhasil!" Liu Zhenhan membuat muka lucu pada semua orang: "Meski begitu, aku belum pernah mencoba menggunakan 'perlengkapan Tuan Tanah Kematian' untuk panggilan antar dimensi, jadi tadi aku sendiri juga tidak yakin! Tapi bagaimanapun juga, harus dicoba bukan? Penyihir Mayat Hidup tanpa peralatan apapun juga bisa memanggil makhluk abadi kan?"
“Panggilan lintas tingkat macam apa yang kau lakukan ini? 'Jurang ruang-waktu' sudah sepenuhnya terbuka, sekarang Aiqin dan dunia iblis bisa dianggap sebagai satu tingkat. Dengan darah sebagai media dan perlengkapan Tuan Tanah Kematian sebagai bantuan, wajar saja kau bisa memanggil bangsa iblis yang pernah kaubunuh. Kalau benar-benar panggilan lintas tingkat, tanpa ilmu sihir mayat hidup, hanya mengandalkan perlengkapan Tuan Tanah Kematian pasti tidak memenuhi standar panggilan.” Ailijie hampir mati iri. Empat set Tuan Tanah Kematian 10.000 tahun lalu adalah barang bangsa iblis yang paling dibenci olehnya dan empat rekannya, sekarang semuanya terbalik, waktu dan takdir benar-benar suka bercanda.
“Tidakkah kau takut bangsa iblis tahu ini perbuatanmu?” Wei Zhi bertanya khawatir pada Lao Liu: “Hanya kau yang membunuh dua Raja Horor dan Ksatria Bersayap Empat. Sekarang mayat mereka hilang, prosedur pelepasan Sandi Sutra Arwah juga tidak bisa digunakan lagi. Pasti langsung ditebak ini ulahanmu.”
“Mau cari ke mana?” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: “Ke Pulau Mowenruoke? Tiang dasar pulau setinggi ratusan ren, ribuan gua besar kecil. Jika pandangan mereka tidak bisa menembus batu, jangan harap bisa menemukan tempatku menyembunyikan cincin ruang.”
“Sekarang Geryon sudah naik ke level apa?” Yitiao tertawa terkekeh: “Kurasa aura rajanya terasa sangat kuat.”
"Dia sekarang bukan Tuan Tanah Pasang Surut tapi Adipati Pasang Surut! Dan sudah bisa berubah wujud manusia!" Liu Zhenhan mengangkat dagu ke arah Geryon, sang Adipati Pasang Surut yang baru segera menggoyangkan tubuhnya dengan pancaran kabut es, berubah menjadi kerangka manusia tinggi besar yang diselimuti es. Sekilas seperti kristal, tapi tetap terlihat miskin.
"Sial! Lebih bagus sebelum berubah!" Yitiao menggeleng melihat kerangka bertangan gunting ini.
"Sekarang Geryon selain bisa memicu badai pasang surut, juga punya 'Wilayah Kekuasaan Istana Kristal' yang menggabungkan tekanan air dan pembekuan!"
"Bagaimana dengan Hydra Jiana? Dia bukan roh cincin, tapi mayat hidup sejati. Sudah menelan begitu banyak Naga Hitam Neraka, Tuan Tanah Kerang Tembaga, Raja Horor – sekarang tingkatannya sudah seberapa?"
"Aku mana tahu? Suruh saja dia mencoba!" Liu Zhenhan memasukkan jari ke mulut dan membunyikan peluit, menunjuk ke arah penduduk asli Sangri.
Dua puluh lebih penduduk asli Sangri yang tersisa, sejak burung beo kecil membakar rekan mereka bersama segala sesuatu dalam radius ribuan yard menjadi arang dengan ledakan udara, terus membeku dalam penampilan idiot: tatapan kosong, ekspresi beku seperti patung.
Sembilan kepala besar Hydra yang bersinar keperakan menyemburkan debu bintang mirip kunang-kunang, bagai angin tak kasatmata menembus tubuh para penduduk asli. Seketika, lubang hidung, mulut, mata, dan telinga mereka menyemburkan api fosfor riang bak kembang api, berkilauan menari-nari di udara.
Umumnya mayat hidup lautan hanya bisa menguasai hawa dingin abadi, sulit mengembangkan Api Neraka. Ini karena air dan api tak bisa bersatu, meskipun Api Neraka termasuk jenis sihir spesial milik eksklusif undead.
Api fosfor adalah satu-satunya pengecualian, di lautan pun ada api fosfor yang tercipta secara alami.
"Bonefire Phosphor" yang digunakan Hydra sekarang adalah ilmu sihir mayat hidup keji dengan membakar fosfor dalam tulang untuk menghancurkan nyawa secara total!
"Terlalu kejam." Ailijie dan Wei Zhi serentak memalingkan kepala, tak tegas menyaksikan lagi.
Setelah "Bonefire Phosphor" habis terbakar, penduduk asli Sangri itu ambruk bagai pagar tertimpa beban berat. Tubuh mereka berderak retak tulang sebelum akhirnya remuk seperti guci tanah liat.
"Tuan Tanah Hantu..." Ai Wei'er menghela napas pilu, matanya berkaca-kaca memandang Lao Liu penuh permohonan.
"Setelah hidup bersama selama ini, dan berbagi emosi melalui Bidang Perlindungan dual cultivation, jika Ai Wei'er masih tidak bisa menebak pikiran suaminya, itu sungguh meremehkan Putri Duyung kita."
"Jika Geryon dan Hydra kembali ke laut, terus-menerus mengganggu garis belakang Bangsa laut, kurasa itu cara terbaik memanfaatkan kelebihan mereka! Hydra punya kecerdasan, Geryon juga bijak, mereka pasti mengerti maksudku." Liu Zhenhan membelai lembut pipi Xiao Ai: "Ini memang satu-satunya cara, maafkan aku Ai Wei'er! Mengapa Bangsa laut tidak bisa mengatasi Monster Tingkat Super? Mengapa ras darat yang lebih lemah justru punya Pembunuh Naga? Karena di laut tidak seperti darat, monster laut yang terbang ke udara ibarat monster darat terbang ke luar angkasa - ini hukum alam. Jika tidak, Geryon dan Hydra takkan membuat Bangsa laut kalang-kabut ribuan tahun lalu. Aku hanya menerapkan kembali sejarah untuk masa kini, benar-benar tak ada pilihan lain."
Ai Wei'er tersenyum getir.
Menghadapi ancaman ganda Bangsa laut dan Bangsa iblis, Richard sudah memeras seluruh akalnya. Jika dirinya tak mampu menghentikan agresi Bangsa laut ke daratan, atas dasar apa dia menghalangi kontra-agresi Richard?
Guo Guo mengulurkan cakar kecilnya, dengan manis menyeka tetesan kristal air mata yang mengalir di pipi Ai Wei'er.
“Benar.” Liu Zhenhan berbalik sambil tersenyum bertanya pada Yitiao: “Aku belum tahu wilayah kekuasaan apa yang kamu miliki, Yitiao. Sekarang setelah kamu pulih sebagai Embun Manis Puncak Gunung, wilayah kekuasaan kuat apa yang kamu punya sekarang?”
“Aku adalah makhluk ilahi Timur, mana ada kekuatan wilayah? Makhluk ilahi Sutra terutama berlatih bukan sihir, tapi teknik bertarung.” Yitiao menggelengkan kepala: “Jika benar-benar terdesak, kami akan menyemburkan inti energi (neidan), alias kristal sihir, untuk meledakkan diri dan mengorbankan nyawa melawan musuh. Tapi umumnya kami mengolah inti energi menjadi senjata, seperti Pedang Hijau yang kubawa ini. Lihat, tak tertandingi kan? Ini hasil pemurnian inti energi, bisa mengatur dan menambahkan kekuatan api secara bebas.”
“Monster yang menggunakan kristal sihir sebagai senjata pamungkas? Jancuk! Sungguh heroik.” Liu Zhenhan berpikir, sama seperti bangsa kita, orang Timur memang punya jiwa keberanian dalam darah: “Tapi Yitiao, jangan terlalu merendah. Sihir aliran api yang kamu kuasai sudah sangat langka. Apa tertarik mempelajari sihir lain? Ahli Naga Aigean seperti Kochis atau Ayah Anglam, mereka menjadi ahli kuat yang mendunia justru karena menguasai sihir aliran lain!”
Mendengar perkataan Lao Liu ini, Ailijie dan Wei Zhi diam-diam mencibir, bahkan Ai Wei'er yang matanya berkaca-kala pun tak tahan tersenyum.
“Oh?” Dua mata Yitiao membelalak seperti lonceng. Ia menyadari bahwa Lao Liu sedang mempromosikan ilmu sihir. Tapi yang membuat Bangau Api Burangsha merasa lucu adalah, sepertinya bos ini tidak lebih berbakat dalam sihir dibanding seorang ogre. Apa hari ini dia minum obat yang salah? Berani-beraninya pamer di hadapanku?
“Apakah kamu tertarik mempelajari sihir jaring laba-laba?” Liu Zhenhan mengulangi trik lamanya, menembakkan sehelai benang perak mengkilap yang menjerat mayat penduduk asli Sangri.
Sinar hitam pekat mengalir di sepanjang benang tersebut. Kekuatan jiwa yang melayang di udara sekitar segera berkumpul ke benang ini. Dari mayat penduduk asli itu merayap keluar seekor laba-laba tulang hitam dengan pisau taring yang menggeretakkan giginya dengan suara "srekk-srekk".
Bab 544: Kesepian di Puncak (Bagian Bawah)
“Benang ini mengandung kekuatan gelap dan niat untuk mengendalikan jiwa. Sihir ini sangat jahat.” Yitiao mengangkat alisnya, memandang bos dengan takjub. Dalam ingatannya, sepertinya bos tidak memiliki ilmu semacam ini sebelumnya.
“Sudah, setelah urusan selesai, segera bersihkan medan perang! Hancurkan semua bukti!” Liu Zhenhan melambaikan tangan ke arah prajurit Kijang, lalu menyeringai khas pada Yitiao: “Setelah kau menyelamatkan istrimu dari Benua Sutra, baru akan kuajarkan sihir ini padamu.”
“Ayo pergi ayo pergi, kita juga pulang saja. Aku juga ingin segera meminta Kekasih dan Haihuasi membantu melatih prajurit dan penyihir secara kilat.” Liu Zhenhan menepuk tangan, lalu berteriak ke Pasukan Istana Musim Panas lainnya: “Cepat cepat! Jangan buang-buang waktu, segera persiapkan Yitiao untuk perjalanan ke timur dengan tunggangannya sendiri!”
Pasukan Istana Musim Panas yang paham legenda "menunggang bangau ke barat" langsung berbondong-bondong kembali sambil tertawa riuh.
“Kau kenapa?” Liu Zhenhan merinding sekujur tubuh melihat Yitiao menatapnya dengan pandangan kosong. Yitiao mengamati bosnya lama sekali, lalu berjinjit melihat dua pelayan darah.
Sebenarnya dia sudah merasakan perubahan kekuatan elemen sang bos, tapi sulit menentukan bagian mana yang berubah. Dua Pelayan Darah Dunhuang tadi bersembunyi di kerumunan, namun setelah kerumunan bubar, tatapan kosong mereka yang masih menatap jauh tiba-tiba mencolok bagai bangau di antara kawanan ayam.
Pelayan Darah Dunhuang sekarang memiliki esensi kehidupan yang jernih transparan, kekuatan elemen mereka seperti lenyap. Menyembunyikan diri mudah bagi mereka, tapi jika terlihat, ahli Jalan Tertinggi pasti akan merasakan kengerian yang mereka pancarkan!
“Obisilachi!” Yitiao mengumpat.
Da Xiao S bersama-sama menoleh, melirik Yitiao dengan dingin. Pandangan itu bagaikan gletser yang tak pernah mencair sepanjang masa, membekukan hati.
"Hebat sekali! Bahkan di dalam sorotan mata terkandung telepati yang sangat besar, ini pasti bisa mengalirkan sihir jadi secara langsung!" Yitiao menyipitkan mata, meninju telapak tangannya sendiri keras-keras: "Bos, kalau mau cepat jadi Penyihir, harus minta bantuan mereka berdua!"
"Minta bantuan mereka? Aku hampir terjebak tipu daya mereka! Dua gadis kecil licik ini sangat pandai memilih waktu untuk mengucapkan hal yang paling ditakuti orang. Yitiao, kau harus hati-hati, jangan percaya omongan mereka berdua!" Liu Zhenhan mencibir keras.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Yitiao belum tahu Lao Liu sudah naik tingkat secara menyeluruh. Meski imajinasinya bagus, tak terpikirkan olehnya hal itu.
"Aku naik tingkat lagi di dunia iblis, sialan! Mungkin 'Mata Mimpi Indah' yang dibuka Ahli Sihir Kitab Suci dulu sebenarnya adalah Mata Langit. Jadi kali ini dengan bantuan bangsa iblis, semua kemampuan naik satu tingkat. Kau pasti sudah lihat 'Adamantium penakluk iblis' tadi, itu salah satunya." Liu Zhenhan tersenyum getir sambil menjelaskan semua hal yang tidak diketahui Yitiao, membuat Bangau Api Burangsha membara oleh api iri hati.
"Mengikutimu, sepertinya mustahil tidak tercatat dalam sejarah. Aku sendiri ingin tetap rendah hati. Hehe!" Yitiao mulai melayang dalam lamunan tak berujung.
"Sayangnya, kedua pelayan darah ini justru tidak bisa dikendalikan olehku lagi." Liu Zhenhan menghela napas panjang, menceritakan seluruh rangkaian peristiwa secara detail. Yitiao adalah orang kepercayaannya, jadi tak ada yang perlu disembunyikan. Tapi hal ini pasti tidak boleh diketahui oleh Ayah Anglam.
Setelah mendengar kisah berbelit penuh dosa ini, Yitiao yang suka berpikir itu menundukkan kepala sambil menggosok hidungnya, terbenam dalam perenungan tanpa mengucap sepatah kata pun.
"Setelah An Rui Da menyelesaikan kultivasi tertutupnya, aku akan bertanya padanya tentang hal ini. Mari kita lihat apakah ada cara untuk menyelesaikannya. Kupikir dia yang berpengalaman luas pasti tahu." Liu Zhenhan melirik kedua S besar dan kecil, mengambil kenari dari tangan Guo Guo, lalu menyerahkan kantong air padanya: "Ayo, Guo Guo, serap semua esensi darah ini sekarang!"
"Tunggu sebentar!" Yitiao tiba-tiba menghentikan Lao Liu: "Esensi darah ini sebaiknya jangan diserap Guo Guo dulu untuk sementara!"
"Ada apa?" Liu Zhenhan heran menatap Yitiao yang terlihat serius.
"Aku mencium sesuatu yang tidak beres." Yitiao merebut kantong air dengan kasar. Gerakan ini membuat Liu Zhenhan tertegun. Guo Guo memperlihatkan dua gigi kecilnya sambil mengayunkan tinjunya ke arah Yitiao dengan wajah kesal.
"Yitiao, katakanlah! Sebenarnya apa yang kau rasakan tidak beres ini?" Ailijie bertanya.
"Bos Ailijie, apakah kau juga sudah punya pertanyaan dan pikiran dalam hati tapi tidak memberitahuku?" Liu Zhenhan mencium sesuatu yang tidak beres, matanya bolak-balik mengamati Yitiao dan Ailijie.
"Bos, di Benua Sutra kami, Penyihir Besar setingkat dirimu memang sangat langka, tapi bukan berarti tidak ada." Ucapan Yitiao langsung membuat Lao Liu tertawa terpingkal-pingkal.
"Di Benua Sutra kalian juga ada tingkatan Yang Mulia? Penyihir tingkat Yang Mulia! Yitiao, kau benar-benar yakin?" Liu Zhenhan terlalu paham betapa dahsyatnya level ini, jadi dia tidak percaya ada orang di dunia yang bisa mencapai pencapaian nirwana-nya. Kesempatan untuk naik dua tingkat sekaligus tanpa usaha bukanlah hal yang bisa ditemui sembarang orang!
"Aliran Elemen di Timur lebih kuat dibanding Benua Aigean. Fakta bahwa makhluk ilahi Timur bisa dengan mudah berubah menjadi manusia sudah cukup membuktikannya." Yitiao berkata serius: "Bos, jangan tidak percaya. Dalam sejarah Benua Sutra benar-benar ada yang mencapai level tertinggi sepertimu! Para Penyihir Besar ini sudah menjadi legenda sejak aku mulai menjelajah!"
"Yitiao, lanjutkan." Ailijie memegang lengan Lao Liu, menghentikan niatnya untuk berbicara.
"Bukankah bos pernah bilang, saat peningkatan terakhirmu di dunia iblis, kau pernah dihajar sembilan lapis kilat?"
“Benar, aku memang merasa lucu. Konon katanya di dunia iblis hanya ada guntur kering tanpa kilat, tapi waktu itu benar-benar muncul kilat! Sayangnya, sembilan kilat itu terlalu lemah. Kilat yang dikeluarkan penyihir Kurcaci Emas kami dengan kelingking saja lebih kuat. Reaksi listrik statisnya justru sangat dramatis, rambut semua orang langsung berdiri tegak seperti kepang raksasa.” Liu Zhenhan semakin memikirkannya semakin merasa lucu. Awalnya dia hanya menceritakan kejadian langka ini sekilas. Kalau bukan karena keanehannya, dia malas membahas.
“Tahukah kamu, semakin kuat kilat yang melewati udara, reaksi listrik statisnya akan semakin besar? Ini resonansi elektromagnetik!” kata Ailijie.
“Dunia iblis memang hanya punya guntur tanpa kilat. Mutiara Railei Kaka juga baru bisa digunakan setelah sampai di Aiqin! Mungkin langit dunia iblis secara alami mengandung elemen resistansi. Sembilan kilat surgawi itu bahkan tak mampu menyentuh bulu ketiakku, ini buktinya.” Liu Zhenhan menunjukkan ekspresi "urusan apa lagi ini".
“Tapi di Benua Sutra kami, penyihir sekuat dirimu yang berhasil mencapai puncak kultivasi akan mendapat 'hadiah' sembilan kilat menghantam kepala! Dalam sistem sihir Benua Sutra, ini ada istilah khusus bernama 'Du'e'! Penyihir Besar yang berhasil menahan sembilan kilat dan 'melewati bencana' bisa naik level ke langit, lepas dari dunia fana.” Yitiao tersenyum sinis: “Dengan kata lain, para Penyihir Besar itu telah menjadi Dewata!”
“Kalau begitu, ketika kalian para Penyihir Besar mencapai tingkat di atas santo, apakah ada pelayan darah?” Liu Zhenhan mengerutkan alisnya.
“Tidak! Tapi saat mereka naik level, memang ada bidadari yang menyambut.” Yitiao berkata: “Jangan kira aku ngibul. Aku sudah menjelajahi masyarakat manusia di Benua Sutra selama ribuan tahun!”
“Lalu apa masalahnya? Saat mencapai tingkat di atas santo, aku sudah punya pelayan darah, atau bisa dibilang bidadari.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
“‘Tato Kekuatan’mu berbeda dengan perisai sihir mana pun. Menggunakan tato sebagai perisai, itu hanya ada dalam sihir darah!” Ailijie tersenyum sinis: “Jadi wajar saja jika di tingkat santo muncul pelayan darah.”
“Hukum dasar kekuatan elemen sama di mana-mana.” Yitiao menepuk bahu Lao Liu: “Selamat bos. Anda berhasil ‘melewati bencana’!”
“Lalu kenapa aku tidak langsung naik ke langit menjadi Dewa?” Liu Zhenhan merinding mendengar penjelasan Yitiao dan bos Ai – jangan-jangan bisa bertahan dari sembilan kilat itu karena berada di dunia iblis yang punya ruang khusus dengan resistansi tinggi, bukan karena kemampuan tahan pukulannya bagus?
Bagaimana jika di Aiqin?
Liu Zhenhan tak berani membayangkan. Dia belum sesombong itu untuk menantang Petir Guntur. Kilatan petir dari langit bukan sembarang kilat sihir!
"Ini juga bagian yang paling aneh bagiku! Ayah angkatku, dia juga seorang Penyihir Besar, pasti tidak akan membohongiku. Dia pernah bilang, dari seribu Penyihir Besar yang berhasil mencapai level 'Mengatasi Bencana', yang akhirnya bisa bertahan dari sembilan lapis kilat dan sukses mengatasi bencana, tidak akan lebih dari tiga orang!" Yitiao menatap bos dengan serius: "Karena itu, aku sarankan Guo Guo untuk sementara menghentikan penyerapan kekuatan magis darah!"
"Guo Guo baru mencapai level Santo, masih kurang dua tingkat lagi dari tingkat tertinggi Santo!" Liu Zhenhan mengecup bibirnya, memandang Ailijie: "Konduktor elemen-ku, ada yang ingin kau katakan?"
"Aku merasa ada yang tidak beres!" Bunga Aiqin meremas-remas pelipisnya, mengangkat kepala: "Saat ini sihir darahmu, apakah masih tersisa satu perisai akhir? Begitu perisai ini diaktifkan, semua serangan fisik dan magis akan terkurangi, tapi kamu sendiri juga terjebak di dalamnya?"
"Omong kosong! Bukankah sudah kubilang sebelumnya, kenapa masih menanyakan ini?" Liu Zhenhan teringat novel laris di Benua Aigean berjudul "Benteng yang Dikepung", perisai akhir sihir darah ini maknanya persis sama dengan benteng - yang di dalam tidak bisa keluar, yang di luar tidak bisa masuk.
Perisai sampah seperti ini tidak sesuai dengan karakter Lao Liu, jadi dia tidak akan menggunakannya kecuali dalam keadaan darurat.
"Ketika sihir mencapai puncaknya, kekuatan magis bisa menolak gravitasi bumi, terbang murni dengan kekuatan magis justru menjadi simbol Penyihir Besar super." Ailijie bertanya pada Lao Liu: "Apa yang kukatakan ini benar tidak?"
“Apakah kau sengaja ingin mengejekku? Archmagister saja sudah bisa terbang menggunakan kekuatan magis, mana ada penyihir yang tidak tahu prinsip ini?” Liu Zhenhan memerah wajahnya. Meski levelnya tiga tingkat lebih tinggi dari Archmagister, cara terbangnya masih mengandalkan "Sayap Bayangan Langit", benar-benar memalukan sampai ke luar negeri.
“Aku tidak mengejekmu, hanya menyampaikan fakta! Jika Archmagister bisa melawan gravitasi bumi dengan kekuatan magis untuk terbang, apalagi level kekuatanmu yang sudah mencapai Yang Mulia Tertinggi?” Ailijie tersenyum getir. “Jika penilaian elemenku sebagai peri bunga Xifu berkemampuan lima elemen ini tidak salah, perisai darah ultimatmu saat diaktifkan akan menghasilkan gaya tolak gravitasi yang mendorongmu ke angkasa! Perisaimu adalah perisai sejati yang seharusnya menolak semua kekuatan. Gravitasi bumi pasti yang pertama kau tolak!”
“Setelah kau jelaskan begitu, masuk akal juga.” Liu Zhenhan mengangguk. Perisai ultimat yang terbentuk dari kekuatan elemen level Yang Mulia Tertinggi memang pantas memiliki skala pertahanan seperti itu.
“Bukankah ini seperti ‘naik level ke surga di siang hari’ dari Benua Sutra kita?” Yitiao membuka paruhnya lebar-lebar.
“Prinsip kekuatan elemen sama saja, baik di Timur maupun Aiqin.” Ailijie mengusap keringat dingin. “Sudah kuduga! Di dunia dengan keseimbangan elemen, mana mungkin ada yang mencapai level Yang Mulia Tertinggi?”
“Bos Ai, maksudmu apa ini?” Ai Wei'er yang sudah mendengar lama akhirnya tidak tahan, membentak dengan penuh amarah.
“Richard, mungkin aku tidak seharusnya mengatakan ini.” Ailijie sama sekali tidak menghiraukan Ai Wei'er, langsung berbicara pada Lao Liu: “Demi kehormatan peri bunga Xifu berkemampuan lima elemen, aku bersumpah setiap kata yang kuucapkan berikut ini benar! Sekarang kau benar-benar tidak seharusnya berada di dunia ini lagi, karena kau telah merusak keseimbangan elemen! Pembukaan tiba-tiba 'jurang ruang-waktu' adalah buktinya!”
“Lalu harus bagaimana aku? Mengakhiri nyawa?” Liu Zhenhan tertawa terbahak: “Atau mengaktifkan perisai untuk naik level di siang bolong? Jancuk! Aku idiot ya, masuk ke dalam perisai itu, bagaimana jika efeknya berlangsung sebulan? Di luar angkasa, di dalam perisai mau makan dan minum apa? Tunggu sampai mati kelaparan? Sekalipun perisai aktif, luar angkasa kan lingkungan vakum, tetap saja mati?”
“Bos, dari mana dengar kabar luar angkasa itu dunia vakum? Isu desas-desus ya? Siapa sih yang bisa muter-muter di alam semesta?” Yitiao heran bertanya.
Lao Liu juga malas menjawab pertanyaan kekanak-kanakan itu, langsung mengangguk mengakui kalau dirinya sedang omong kosong.
"Bisa jadi prediksi Richard benar! Kita bahkan bisa berasumsi begini—para Penyihir Besar dari pihak Yitiao yang susah payah 'mengatasi bencana' dan akhirnya naik level di siang bolong, sebenarnya sama sekali tidak menjadi Dewata. Malah mati kelaparan di luar angkasa! Dengan kekuatan tingkat Santo yang tertinggi, tidak aneh jika efek Perisai Terakhir bisa bertahan hingga setahun lamanya! Tapi sehebat apa pun penyihir tetap butuh makan. Terjebak dalam perisai tanpa bisa keluar, hanya ada satu pilihan: mati kelaparan!" Nada suara Ailijie tiba-tiba berat: "Richard, jangan kira aku sedang mengancammu! Aku adalah peri bunga Xifu berkemampuan lima elemen, seorang konduktor elemen tingkat tinggi. Caraku memahami kekuatan elemen adalah dengan mengamati fenomena dulu baru meneliti esensi jiwanya. Jadi pemahamanku jutaan kali lebih mendalam daripada kalian para penyihir!"
"Tidak mungkin?" Yitiao merasa sulit menerima asumsi Ailijie ini: "Para Penyihir Besar yang naik level itu orang-orang paling cerdas. Mana mungkin mereka menjerumuskan diri sendiri ke jalan buntu?"
“Mereka berbeda dengan Richard! Kekuatan magis mereka menghilang seluruhnya, berubah menjadi perisai. Kalau jadi kamu, pasti juga akan mencoba mengaktifkannya—karena bosan, karena tak ada kerjaan, karena tak rela! Berapa banyak jalan pintas tak lazim yang dimiliki Richard? Dengan karakternya yang punya Boundary Cultivation, karunia Dewata, dan lagu perang, mana sempat dia bereksperimen dengan perisai itu? Lagipula dia memang tak terlalu peduli dengan sihir. Seperti anak yang menjual sawah warisan tanpa rasa sakit hati!” Ailijie menohok tepat ke bagian vital: “Jika semua koin emas di dompet seorang konglomerat berubah jadi keping tembaga, pasti dia akan memeriksanya. Tapi kalau di dompetnya tumpukan kertas tiba-tiba jadi batu permata, mana sempat dia memikirkan tembaga?”
“Ini benar. Aku tak bisa melepaskan sihir, kekuatan magis sebanyak apapun percuma.” Liu Zhenhan mengangkat bahu: “Ngapain dipedulikan!”
“Sial! Pantas saja tak ada senior yang naik level pernah kembali!” Yitiao bulu kuduknya berdiri semua: “Seharusnya tidak mungkin! Dia punya keluarga, murid, teman—masa setelah jadi Dewata malas sekadar pulang? Ternyata mati kelaparan di alam semesta!”
"Duke adalah jebakan yang penuh niat membunuh, tak disangka naik level pun tetap jebakan, kebohongan indah tentang terbang ke angkasa, godaan menjadi Dewata." Liu Zhenhan tak bisa menahan tawa, tubuhnya berguncang: "Lelucon ini keterlaluan, membuat semua orang pintar berubah jadi bego level dewa!"
"Menurut hukum keseimbangan elemen, perusak keseimbangan hanya akan menemui kehancuran. Ini sesuai dengan keteraturan alam." Perkataan Ailijie membuat Ai Wei'er dan Wei Zhi hampir pingsan.
"Ini cuma tebakanmu. Walau aku percaya omonganmu, atau lebih tepatnya, ketakutanmu membuatku percaya! Tapi apakah benar demikian, baru bisa diketahui setelah perisai ultimate diaktifkan." Liu Zhenhan terkekeh licik: "Sekarang mati pun aku takkan pakai perisai ini!"
"Mereka mewarisi kebijaksanaanmu, tapi rupanya juga tidak tahu hal ini." Ailijie menunjuk dua pelayan darah besar-kecil S yang sedang menyimak dengan seksama.
Mereka tidak makan, tapi tetap perlu bernapas. Liu Zhenhan tersenyum sinis: Kalau benar pergi ke luar angkasa, keduanya juga tamat.
"Lalu Guo Guo bagaimana? Masih menyerap kekuatan magis darah ke depannya?" Ai Wei'er bertanya.
"Kenapa tidak?" Liu Zhenhan mencibir: "Sudah tahu rahasianya, meski langsung melonjak ke tingkat Santo Tertinggi, asal tidak mengaktifkan perisai ultimate kan tidak masalah?"
"Memang tak lepas dari sifat bajingannya." Bunga Aiqin menyindir.
“Yitiao, di tempatmu ada makhluk ilahi kelas super yang bertelur? Aku butuh telur monster yang kuat untuk Guo Guo menetaskan bayi darah.” Liu Zhenhan bertanya dengan wajah jumawa.
“Ngapain butuh telur makhluk ilahi? Mending kita usik lagi Murinio! Bangsat, ambil juga telur Cui Beixi itu!” Yitiao berkata dengan garang: “Biar jadi rezeki nomplok!”
“Pergi sana lu!” Liu Zhenhan langsung berpaling dan pergi.
Yitiao tertegun bodoh, dalam hati bertanya-tanya: Salah apa ucapan tadi? Anak Cui Beixi pasti keturunan angsa tua itu!
※※※
『Terakhir mau ngomong lagi, sudah lama kuminta, bagian kecil di sini sama sekali tak ada hubungannya dengan Perjalanan ke Barat, jangan asal tuduh! Ingatlah, dalam Darah Bangsa Binatang ini aku menulis dengan disiplin mengikuti hukum keseimbangan yang kubuat sendiri, semua ada logikanya!
Musuh begitu kuat, Feilengcui juga punya pasukan elite, barulah seimbang kan?
Empat Mutiara Ilahi dahsyat kan? Periuk Harta dahsyat kan? Satu banyak pasukan, satu kuat persenjataan, kalau mau fantasi ya sampai akar-akarnya!
Tapi akhirnya ada hal yang bikin bimbang, sedang kupikir apakah harus membasmi semua Bimon di akhir! Dengan kekuatan laut, iblis, dan ras neraka yang belum muncul, 6 juta Bimon pasti binasa. Tapi agak ragu juga, karena seperti Liu Zhenhan, aku mulai menyukai kerajaan Bimeng yang dulu megah kini kecil ini.』
"Bab Lima Ratus Empat Puluh Lima: Hujan Deras Menyirami Youyan"
Grand Shaman Weian Cui Beixi dari Provinsi Timur Laut meminum banyak jus Cornus officinalis hingga mabuk berat.
Bimon adalah keluarga besar dengan adat istiadat berbeda di setiap ras. Selain minuman beralkohol, Garfield akan mabuk setelah minum jus peppermint, Harimau jika makan terlalu banyak daging anjing, sementara Medusa benar-benar tak berkutik setelah mengonsumsi jus Cornus officinalis.
"Sebagai Dawi'an, bagaimana kau masih berani memimpin para pendeta Kuil setelah skandal seperti ini? Kau sendiri tahu apa yang harus dilakukan!"
"Apakah jabatan Dawi'an hanya alat tawar bagimu? Aku merasa sedih untukmu."
"Ini membuktikan penilaianku dulu tidak salah, Cui Beixi."
Ucapan Yang Mulia Paus, Sang Raja, dan Adipati Tua Brückner kemarin bergema dalam kepala Cui Beixi yang pusing berat, seperti dentuman gendang yang tak henti.
Cui Beixi telah melakukan hal yang tak pantas - sesuatu yang bertentangan dengan prinsip yang selalu dipegangnya.
Demi menyelamatkan nyawa Kevin, diam-diam ia melakukan transaksi gelap dengan Dewan Beibeituo - sang Pendeta Tongkat malang yang mengenakan topi hijau; Dengan mengajukan surat pengunduran diri secara sukarela ke Kuil Utama Shabak dan merekomendasikan Dewan Beibeituo sebagai penggantinya sebagai Dawi'an Timur Laut, sebagai syarat pertukaran, ia memohon Dewan Beibeituo memberikan jalan keselamatan bagi Kevin, suami nominal Cui Beixi.
Tindakan Cui Beixi ini bukan didasari cinta pada Kevin. Faktanya, pasangan nominal ini bahkan belum menjalin persahabatan. Mentor Ular Wanita Cantik hanya ingin menghindarkan bayang-bayang masa kecil bagi anaknya di masa depan. Bagi seorang anak, ayah adalah koordinat hidup dan idola yang tak tergantikan.
Seluruh perasaan dan kasih sayangnya telah dialihkan sepenuhnya pada janin yang belum lahir ini.
Sejak kabar kehamilannya tersebar, para pendeta dan bangsawan yang sealiran dengan suku Smyer tidak lagi berhubungan dengan Cui Beixi, termasuk anggota bangsa Medusa dari Kota Caiyu.
Meskipun suku Smyer bukan bagian dari tiga kekuatan utama raja, Senat, dan Kuil, pengaruh mereka di kerajaan sangat menakutkan berkat legenda pendeta Murinio. Tak ada yang berani mempermalukan tuan tanah bertopi besi dari Bordir untuk urusan seperti ini!
Saat ini, baik sanjungan maupun pendekatan pada Cui Beixi akan memberi kesan bahwa anak dalam kandungannya adalah keturunan Tuan Mourinho! Para bangsawan tua suku Smyer memiliki daya panggil yang sangat besar di Senat Kerajaan. Untuk mempertahankan kebanggaan dan tradisi Klan Angsa, mereka akan mengesampingkan semua prasangka dan tanpa ragu menyerang siapa pun yang berniat merusak kehormatan Smyer.
Para pendeta yang taat dan konservatif beserta kaum bangsawan juga tidak bisa menerima kenyataan bahwa Dawi'an Timur Laut hamil di luar nikah, apalagi mendekati Cui Beixi yang telah menodai kehormatan posisi Dawi'an.
Sejak kabar kehamilannya tersebar, seluruh lapisan penguasa di Kerajaan telah mengasingkan Cui Beixi.
Meski semua orang tahu anak dalam kandungan Cui Beixi adalah milik Murinio, tak ada yang berani mengatakannya. Inilah dunia birokrasi.
Ketika mengetahui Hosea mabuk berat di Provinsi Barat Daya, sang Mentor Ular Wanita Cantik juga tidak bisa memejamkan mata sebulan penuh, setiap malam menangis membasahi bantal.
Meski telah mempersiapkan diri bahwa pria ini takkan lagi menemuinya atau berbicara sepatah kata pun, Cui Bei tetap merasakan kesedihan yang putus asa dan kesepian yang tak tertolong. Di relung hatinya, masih tersisa sedikit mimpi dan harapan bahwa Hosea akan meninggalkan segalanya untuk datang padanya.
Tak terhitung kali terbangun di tengah malam, Cui Beixi selalu mengalami mimpi yang sama - Hosea menikahinya dengan megah di musim semi yang cerah dan dipenuhi bunga-bunga.
Setelah mimpi itu berlalu, bantal di sampingnya basah oleh rembesan air mata.
Cui Beixi tidak menyalahkan kekejaman Hosea, kebanggaan dan kesopanan bangsawan Smyer sulit dibayangkan ras asing, tidak ada yang lebih memahami karakter Milané daripada dirinya.
Demi suku Smyer, kehormatan, dan keluarga, Hosea yang menanggung beban berat bahkan tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun padanya tanpa menimbulkan kesalahpahaman. Ini semua dipahami Cui Beixi dengan sedih.
Seperti kulit yang terbakar hingga kehilangan saraf, hati Mentor Ular Wanita Cantik perlahan memindahkan semua cintanya pada janin yang aktif di rahimnya, menyerahkan luka-luka pada waktu untuk dilupakan.
Semula semua tampak tenang, namun kasus Kevin kembali membuat Cui Beixi yang sudah kelelahan menghadapi rintangan hidup yang tak teratasi.
Cui Beixi sungguh tak ingin anaknya tumbuh dalam cemoohan, ia ingin memberikan ayah bagi buah hatinya - meski hanya ayah secara!
Meski Kevin bertindak sembrono, setidaknya ia masih menghormati Cui Beixi. Mentor Ular Wanita Cantik benar-benar kehabisan akal. Ia pernah memohon pada Helen, namun tak pernah mendapat jawaban - persoalan ini memang berada di luar jangkauan campur tangan Feilengcui. Tapi satu-satunya kerabat yang masih bisa diajak berbagi hati di Kerajaan hanyalah Helen.
Setelah harapan ini pupus, Mentor Ular Wanita Cantik yang putus asa terpaksa menukar nyawa Kevin dengan jabatannya kepada Beibei Tuo Da-da. Inilah satu-satunya tebusan yang bisa ia berikan.
Beibei Tuo Da-da hampir tergoda, namun Kevin yang pengecut menghindari duel maut justru kabur membawa harta benda bersama Lady Lancer, istri Beibei Tuo, melarikan diri dari Viserspon. Kejadian ini kembali mendorong Imam Tongkat ke ujung tanduk tanpa pilihan.
Baginda Raja dan Yang Mulia Paus tak bisa lagi berpura-pura tuli-buta! Mereka harus memberi penjelasan kepada para pendeta!
Tak seorang pun boleh menghina abdi Dewa Perang, bahkan Raja sekalipun! Apalagi hanya seorang Dawi'an provinsi!
Dalam kitab hukum kerajaan terdapat satu undang-undang yang terkesan kejam, namun juga merefleksikan perhatian Kerajaan Bimeng terhadap para pendeta - Jika pasangan pendeta melakukan perselingkuhan diam-diam, maka pria pelakunya harus menerima duel untuk menebus harga diri pendeta dengan darah! Jika si pezina pengecut melarikan diri bersama kekasih gelapnya, Inkuisisi akan mengeluarkan Surat Pencarian Duri, mengirimkan Surat Merpati ke seluruh pendeta untuk menangkap pasangan pezina tersebut dan menghadapkannya ke Inkuisisi!
Sedangkan pasangan si pezina akan menggantikan kesalahan memalukan suaminya, menjadi budak perempuan khusus bagi pendeta yang dihinakan itu, dengan seluruh hartanya disita sebagai kompensasi.
Cui Beixi benar-benar terpojok di jalan buntu.
Tanpa dukungan bangsawan tinggi yang berkuasa, bahkan seorang Dawi'an provinsi seperti Cui Beixi pun takkan luput dari hukuman ini!
Seorang Dawi'an tanpa akar dan modal ibarat eceng gondok di arus sungai!
Namun mengingat status mulia Cui Beixi yang juga merupakan korban perselingkuhan pasangan, kerajaan tentu tak bisa bertindak terlalu kejam.
Lord Bebeto yang sangat mengagumi pesona primadona pertama Medusa ini berjanji memberikan status istri sah setara, asalkan Cui Beixi bersedia menggugurkan janin dalam kandungannya.
Paus Bulat menyetujui keputusan ini. Entah itu anak haram atau keturunan terakhir si pezina, pokoknya masalah ini telah diselesaikan dengan baik. Jika dua hukuman dijatuhkan sekaligus, status pendeta Cui Beixi mungkin tidak bisa dipertahankan!
Dalam urusan agama seperti ini, begitu Yang Mulia mengeluarkan perintah, hampir tak ada yang berani menyela.
Cui Beixi akhirnya mengeluarkan kembali Kotak Tulang.
Helen telah menghadiahkan 300 unit Kotak Tulang ke Provinsi Timur Laut khusus untuk komunikasi instan.
Mentor Ular Wanita Cantik yang terisolasi ini terpaksa meminta bantuan muridnya lagi. Jika tidak, dia lebih memilih mati.
……
Putri pria perkasa yang misterius bersama dua muridnya benar-benar pusing dibuatnya oleh Raksasa Buddha.
Sejujurnya, sejak awal pertemuan, sang Putri sudah tidak suka dengan biarawan-biarawan kekerasan bertato garang di lengan yang ukuran jarinya saja sebesar batang murbei ini.
Namun sejak percakapan dimulai, penghormatan Raksasa Buddha terhadap nyawa, pemahaman akan ajaran biarawan asketik, serta berbagai jenis mantra baru segera membuat Yang Mulia terkesima - Biarawan asketik Aiqin memiliki lima mantra doa: Penyembuh Luka, Penyembuh Luka, Transfusi Darah, Penenang Jiwa, dan Penguburan. Hanya tiga mantra yang tersebar ke biarawan asketik Timur: Penyembuh Luka, Penenang Jiwa, dan Penguburan. Sedangkan Raksasa Buddha memiliki sepuluh mantra! Selain lima mantra biarawan Aiqin ini, Raksasa Buddha juga memiliki Mantra Penangkal Racun Da Lei Yin, Mantra Sambung Tulang, Mantra Hipnotis Embun Surgawi, Mantra Kehamilan, dan Mantra Darah Mendidih - Mantra ini dapat dengan cepat meningkatkan suhu darah untuk menyembuhkan berbagai penyakit langka, prinsipnya mirip dengan cara pastor manusia Aiqin yang mengobati pasien dengan demam tinggi. Namun Raksasa Buddha memiliki Mantra Hipnotis Embun Surgawi dan Mantra Darah Mendidih yang bekerja sama, sehingga tidak menyakiti pasien. Hal ini saja sudah cukup membuktikan kehebatan dan orisinalitas mereka.
Ajaran biarawan asketik Benua Sutra adalah barang impor yang setengah matang, dalam proses pewarisan dan penerjemahan terjadi banyak diskontinuitas budaya dan kontradiksi. Justru ambiguitas inilah yang memaksa Pangeran Misterius untuk melakukan perjalanan ke Barat mencari catatan biarawan bijak.
Saat mimpi melampaui perkiraan dan begitu dekat dengan genggamannya, soket mata Yang Mulia Pangeran berkaca-kaca.
Liu Zhenhan sangat memuaskan dengan situasi ini.
Bahkan tuan tanah yang paling menyelidik sekalipun, akan merasa puas dengan lapisan kepemimpinan Feilengcui saat ini serta struktur pengaturannya.
Mengandalkan kekerasan saja takkan bisa menyelesaikan masalah sepenuhnya. Metode lembut dan kekuatan fisik yang kuat bagaikan daun hijau dan bunga merah - keduanya tak terpisahkan dan saling melengkapi. Feilengcui tidak kekurangan prajurit, juga tidak kekurangan ide kreatif personel komisaris tipe orangtua.
Dengan Ayah Anglam yang berkedudukan di Bukit Merah menguasai semua situasi, Ning Yu bertanggung jawab mengatur pemerintahan, mengelola harem kerajaan dan mengendalikan budak-budak tanpa ada yang berani membantah; Daisy dan Nana mengontrol produksi persenjataan dengan ketat; Helen dan Mo'er menguasai kekuatan pendeta yang bahkan di kalangan petinggi Kuil pun termasuk penguasa besar; Xixi mewakili kekuatan analisis lagu perang yang menjadi kelebihan tak dimiliki penguasa mana pun di Kerajaan Bimeng; Fei Wenli dan dua bunga saudari dari keluarga Hosea telah banyak membantu memperbaiki dan memperkuat hubungan Feilengcui dengan kota-kota tetangga; Jiskeibi dan Joan d'Arc melalui khotbah mereka di dunia bawah tanah berhasil menarik banyak manusia gua yang polos untuk memeluk agama, wibawa mulia mereka memberikan manfaat besar bagi reformasi dan penyebaran agama di masa depan.
Sifat Ai Wei'er yang mudah tersulut, selalu buru-buru mengambil keputusan, meski tak bisa membantu urusan besar, setidaknya bisa melakukan hal-hal seperti merangkul hati orang. Patut diketahui bahwa saat ini bisa bertemu langsung dengan Istrinya Shaman Divine Comedy, bagi banyak orang merupakan kehormatan besar dan bahan pembicaraan yang layak dibanggakan seumur hidup nanti.
Memiliki banyak istri sekarang benar-benar menunjukkan manfaatnya. Jika semua urusan ini harus ditanggung Lao Liu seorang diri, mana mungkin ia bisa sesantai ini? Dengan begitu banyak suku-suku bawahan yang baru bergabung, tanpa arahan dan pendekatan dari pihak atasan, bagaimana mungkin tercapai kedamaian dan kemakmuran?
Dalam hal pembangunan pasukan, Liu Zhenhan juga melepaskan tanggung jawab. Ksatria naga Lampard sebagai Kapten resmi Ordo Ksatria Suci, Beckham yang berasal dari penyihir istana Kekaisaran St. Francis, Kepala Staf Robby sebagai perwira militer Bairen paling cerdas di antara Bimon, Vieri dengan pengalaman militer bertahun-tahun, Fegao yang pernah menjabat sebagai Komandan Penjaga Istana Kerajaan Xiya — semua perwira ini ahli dalam pelatihan dan pembangunan pasukan. Mengelola pasukan dengan struktur yang sangat ringkas seperti sekarang tentu dapat dijalankan dengan baik.
Ditambah lagi semua Pasukan Istana Musim Panas berasal dari ras pejuang Bimon yang secara alami memiliki darah disiplin militer, keberanian, dan kesetiaan dalam diri. Selama Feilengcui tidak melakukan agresi ke luar, kebutuhan akan kecakapan strategi dan seni komando sebenarnya tidak terlalu penting.
Di aula kediaman Tuan Tanah tempat Raksasa Buddha dan Pangeran Tangzang sedang menggelar "Pertemuan Tanpa Tirai", Liu Zhenhan benar-benar ingin menyelundup masuk saat ini juga, menarik Kekasih Kesembilan keluar untuk segera mencerahkan tiga ribu prajurit bunga; namun dia juga tahu tindakan ini akan terlihat terlalu gegabah, apalagi mengingat Pangeran Tangzang masih menjadi tamu di Feilengcui.
Sebenarnya ini bukanlah logika yang terlalu rumit, sejak awal dia sudah memahaminya, namun tetap saja hasratnya sulit dikendalikan - mencerahkan tiga ribu prajurit dengan keahlian memanah dan kekuatan raksasa, plus kemampuan menyuling Adamantium, keuntungan sebesar ini jelas terlihat di depan mata tapi tak bisa segera direalisasikan, benar-benar menyiksa saraf Liu Zhenhan.
Ailijie dan Ai Wei'er juga tak kalah gelisah, sama-sama menatap penuh harap. Hanya Helen dan Xixi yang sibuk mengantarkan teh dan air di samping mereka, membuat Lao Liu dalam hati mengutuk kedua perempuan ini yang dianggapnya tidak punya perasaan.
"Ayo, lebih baik kita urus dulu masalah pejabat bunga." Ailijie melihat sekelompok Raksasa Buddha mengeluarkan cerutu salju lotus sebesar tongkat taring serigala, langsung tahu segalanya telah berakhir. Begitu Raksasa Buddha mulai menghisap cerutu, pertanda obrolan mereka telah memanas, dan tak akan berhenti dalam tiga empat jam ke depan.
Liu Zhenhan melihat mata Jiu Lang terus menatap sekretaris dan Ailijie, tahu dia juga mulai tidak sabar berada di "rapat tanpa penutup" ini mendengarkan khotbah, dan pasti ada yang ingin dibicarakan dengan dirinya dan bos Ai. Awalnya ingin menunggu lebih lama, tapi melihat raksasa Buddha mulai menghembuskan asap, tahu sudah tidak ada harapan, berbalik menyuruh pelayan-pelayan memberitahu Hobbit Setengah Manusia di dapur untuk mempersiapkan jamuan bunga lengkap, sementara dirinya bersama Wei Zhi dan Shuang Ai menghela napas lesu sambil melangkah pergi.
Perasaan tidak bisa menangkap kebahagiaan ini benar-benar tidak menyenangkan, Lao Liu terus-menerus menggerutu Dewa Perang Campas benar-benar suka mempermainkan manusia, sudah memberi harapan sebesar langit, tapi akhirnya bilang: "Pergilah si miskin! Tunggu saja di samping sini pelan-pelan!"
Wei Zhi yang baru mengenal Lao Liu merasa sangat lucu dengan ekspresi dan ucapan seperti ini, sementara Shuang Ai sudah terbiasa, dengan bersemangat bercerita pada putri duyung cantik tentang kejadian memalukan Lao Liu, membuat Wei Zhi terus tertawa sepanjang jalan.
Saat Mentor Cui Beixi menghubungi Helen, kemarahan Liu Zhenhan kembali meledak.
Bab 546 Saat Palsu Bertemu yang Asli, yang Asli pun Menjadi Palsu (Bagian Atas)
Kota Wisesepang, arena pertarungan yang dipadati kerumunan orang.
Bendera-bendera warna-warni bagai awan di langit, menghiasi bab termegah dalam sejarah manusia; sorak-sorai mengguncang langit membakar jiwa setiap ksatria.
Masih tiga hari lagi menuju final, "Bintang Hyjal" ternyata selama tujuh hari berturut-turut belum pernah menggunakan ilmu bela diri yang sama!
"Seni bela diri pengejar angin dari Green Party!" "Teknik Cakar Elang Angin Gurun Gold!" "Panah Melengkung Mengambang!" "Teknik Pedang Gulung Petir!"
"Tendangan Berguling Tanah!" "Teknik Melompat di Atap dan Berlari di Tembok!" "Gulat Lengan Bersilang!" "Teknik Bela Duri Kuda Keringat Darah!"
"Tombak Ganda Harimau Mendaki Gunung dengan Keras!" "Palu Meriam Perisai Kembar Model!" "Tinju Saint Kaulu!" "Panah Ekor Melompat Panibi!"
Ini benar-benar sulit dipercaya!
Jika dikatakan "Bintang Hyjal" bisa menggunakan keahlian Orang Kesturi dan Manusia Elang, masih bisa dimaklumi karena kedua ras ini baru punah 1000 tahun lalu. Tapi suku lebah Panibi sudah punah sejak sepuluh ribu tahun lalu, bagaimana mungkin masih ada yang menguasai teknik panah mereka?
Panah Ekor Melompat sebenarnya tidak terlalu rumit, tapi siapa yang bisa melompat setinggi 7-8 chi tanpa sayap, lalu menarik busur dengan bokong untuk melakukan serangan panah licik ini?
Setiap penonton terus menebak-nebak: akankah "Bintang Hyjal" mengulang ilmu-ilmu ini di babak eliminasi? Tapi mereka juga menantikan dengan penuh harap, berharap sang "Bintang Hyjal" terus melanjutkan kegilaan ini!
Mengenai menang atau kalah, setiap penonton sudah yakin seakan kebenaran mutlak bahwa "Bintang Hyjal" pasti akan merebut Mahkota Emas gladiator. Kini yang ingin diketahui penonton adalah, Ksatria Bimon mana yang bisa bertahan dua jurus di tangan "Bintang Hyjal" tanpa menggunakan trik bajingan ulung!
Banyak Ksatria Bimon sengaja datang menyaksikan petarung bak turun dari mitos ini, bahkan para jenderal dari berbagai daerah juga berbondong-bondong ke Weisisipang hanya untuk menyaksikan pertunjukan ahli ilmu bela diri yang lengkap ini!
Hari ini Weisisipang bahkan kedatangan pemimpin tertinggi Kuil, Pendeta Tertinggi Bulat!
Konon baik Yang Mulia Paus maupun Sang Raja sangat berminat merekrut Bintang Hyjal ini ke dalam barisan Ksatria Kuil dan pengawal pribadi, sementara para jenderal dari berbagai provinsi juga sama bergairahnya merekrut talenta. Namun sayangnya, pilihan akhir Bintang Hyjal jatuh pada Istana Musim Panas Feilengcui. Semua Bimon tidak merasa ini tindakan nekat, sebab hanya prajurit yang terpilih Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui-lah yang layak disebut Ksatria Bimon sejati, dan berhak mendapat persenjataan terbaik. Tempat lain mungkin bahkan tak bisa dapatkan zirah bekas Feilengcui.
Hari ini "Bintang Hyjal" akan menghadapi dua lawan: seorang anggota suku Beruang Bier yang perkasa dan seorang Wolff bertubuh gesit.
Kedua bangsawan Bimon ini terlibat kasus pembunuhan akibat sifat suka berkelahi. Meskipun gelar bangsawan turun-temurun menyelamatkan nyawa mereka, hukuman tetap harus dijalani. Menjadi gladiator adalah takdir terbaik mereka! Pertarungan Mahkota Emas tahunan menjadi batu loncatan satu-satunya untuk meraih kebebasan kembali!
Situasi 2 lawan 1 di arena Pertarungan Mahkota Emas merupakan preseden yang belum pernah terjadi di Kerajaan. Alasan di balik ini: pertama, permintaan langsung dari "Bintang Hyjal"; kedua, panitia pertandingan telah sepakat bahwa satu lawan bagi "Bintang Hyjal" adalah bentuk penghinaan!
Diterjang sorak-sorai bergemuruh, dua gladiator Bimon mengapit "Bintang Hyjal" dari kiri dan kanan. Tatapan mereka tajam bagai elang, dipenuhi haus darah.
Beruang dan Wolff termasuk ras petarung tangguh di Bimon. Lelaki dari kedua ras ini terlahir sebagai tentara alamiah, menerima pelatihan bela diri ketat sejak kecil. Kedua gladiator Bimon ini pun tak terkecuali. Faktanya, kejahatan yang mereka lakukan justru karena kepercayaan berlebihan pada kemampuan tempur.
Kehidupan gladiator yang bergelimang darah telah menempa teknik membunuh mereka dengan cepat. Kerinduan akan kebebasan membuat mereka tak ragu merobek setiap penghalang di jalan!
Gladiator Beruang yang gagah perkasa menggunakan Palu Perang Taring Serigala. Kepalu sepanjang 1 ren dipenuhi paku besi kebiruan, tangkai palunya sebesar telur albatros dengan mata tombak di ujungnya yang juga berfungsi sebagai senjata. Ras Beruang dengan kekuatan fisik bawaan selalu memilih senjata berat yang mengerikan ini, membuat musuh ciut nyali.
Gladiator Wolff yang bertubuh tegap memilih jaring lempar Mises dan pisau melengkung berkilau. Jaring besi ini dipenuhi duri tajam, sementara pisau bergaya Mulan dari baja Uzi ini mampu memotong rambut tertiup angin. Senjata biasa bisa terbelah dua dengan sekali tebas. Sejak penaklukan Kota Gallimard, senjata ini cepat populer di Kerajaan Bimeng, terutama menjadi favorit para Wolff.
Bintang Hyjal dengan rambut hitam panjangnya tersenyum sinis penuh kharisma. Dengan tangan kosong ia menghadapi dua gladiator tangguh, sorot matanya tajam seperti belati baru diasah yang sanggup melukai pandangan.
Ksatria ini sangat unik. Sejak berperang, setiap kali ia memilih senjata, selalu meminjam dari penonton di tempat. Awalnya ia harus bernegosiasi, tapi kemudian cukup dengan membuka mulut, senjata-senjata langsung berhamburan dari tribun penonton bagai bunga yang dilempar dewi. Bagi Bimon yang menjunjung budaya bela diri, tak ada kebanggaan yang lebih besar daripada menghadiahkan senjata pusaka kepada pahlawan legendaris.
Namun hari ini Bintang Hyjal tidak meminjam senjata dari penonton. Dengan sepasang telapak tangan kosong, ia bertarung melawan dua gladiator Bimon. Gladiator berpengalaman ini tidak tersinggung seperti prajurit biasa menghadapi sikap meremehkan lawan. Mereka langsung menyergap, berusaha menyelesaikan lawan merepotkan ini secepat mungkin.
Lempar jaring gladiator Wolff bagaikan nelayan tua ahli. Jaring besi mengembang sempurna di udara seperti burung besar, membentang seperti tirai besi berbentuk payung yang menyergap kepala Bintang Hyjal. Gladiator Beruang yang sudah siaga mengayunkan palu perang menghantam tubuh Bintang Hyjal. Hampir bersamaan, pisau melengkung Mulan yang berbinar-binar menyambar dari sisi lain!
Gladiator Suku Bier pertama kali melolong keras, pria beruang memang selalu gemar mengaum saat bertarung. Tapi aumannya segera berubah menjadi jerit kesakitan saat Bintang Hyjal menampar gagang palu perangnya. Kekuatan dahsyat langsung melengkungkan gagang palu perang, sisa tenaganya masih cukup untuk menghantam dada berbulu nan kekar si gladiator Bier!
Jurus Bantingan Batu Nisan! Inilah keahlian andalan Suku Bier!
Di tribun penonton terdengar ksatria Suku Bier, teriakan terkejut mereka membuktikan fakta ini pada semua orang!
Inilah telapak murka ras beruang yang sanggup meremukkan pohon raksasa. Hari ini Bintang Hyjal menggunakan "Jurus Bantingan Batu Nisan" seperti mencap stempel, menghantam gladiator Bier berpostur raksasa bagai bukit berikut senjata palu perangnya hingga terhempas seperti layang-layang!
Penonton melolong penuh darah panas. Momen seperti ini selalu paling menggemparkan, terutama bagi segelintir pedagang manusia yang jarang di tribun! Di Benua Aigean tak ada prajurit yang lebih perkasa dari Kesatria Beastman. Saat menyaksikan para ksatria raksasa ini bertarung hingga berdarah-darah, sensasi stimulasi saat ini mengalahkan segalanya di dunia!
Pisau melengkung gladiator Wolff menyambar kosong. Saat satu telapak tangan menghantam Berserker Beruang hingga terpental, Bintang Hyjal meraih jaring lempar Miserath yang mengudara, lalu mengibaskan pedang perangnya. Kawat lentur dan biji besi berduri melilit pelindung pisau seperti ular. Dengan kibasan ringan, pisau berkilau itu terseret dari genggaman tuannya. Kilau dingin melesat melintasi jarak jauh, menancap lurus ke pilar batu. Serpihan batu beterbangan sementara gagang pedang masih bergoyang-goyang seperti ekor burung nasar.
Masih satu jurus!
Apakah Wolff tanpa pisau melengkung masih layak disebut Wolff?
Raungan bergema memenuhi arena pertarungan. Semua orang menyaksikan!
Wajah Bintang Hyjal kini tertutupi sisik hitam aneh, membuatnya mirip binatang berkaki dua. Setiap Bimon tahu ilmu bela diri macam apa ini. Hanya ada satu keahlian yang bisa menghindari luka dari biji besi berduri jaring lempar Miserath!
Gladiator Wolff menggertakkan taringnya hingga "kreek-kreek" berbunyi. Dia tahu lawan bisa saja mengarahkan pedang yang menancap di pilar ke dadanya. Tapi gladiator tak pernah mengakui cara bertarung konyol seperti itu! Bila memberi belas kasihan di arena, tak ada gladiator yang bisa keluar hidup-hidup!
Kehilangan Pisau melengkung, Wolff masih memiliki taring dan keterampilan bertarung tangan kosong. Dalam kamus gladiator, tidak ada kata menyerah!
Tiba-tiba, langit dan bumi seolah kehilangan warna. Dibo Luo yang membara tertutupi oleh bayangan hitam raksasa yang tak terhitung jumlahnya.
Bayangan kematian menyelimuti arena pertarungan. Semua pupil mata membuka soket mata lebar-lebar, menatap kosong ke langit luas.
Angin kencang yang menerbangkan pasir dan batu membuat tiang bendera di tengah arena bergoyang tak henti. Saat satu per satu binatang peliharaan raksasa mengerikan mendarat perlahan, hembusan angin yang menyengat wajah pun akhirnya menghilang.
Tubuh gagah perkasa bagai menara baja melompat turun dari tubuh binatang raksasa. Armor logam berduri seperti mawar memancarkan kilau berat nan tertahan; sayap logam pada zirah perlahan terlipat, pantulan emas yang menyilaukan seakan mampu melukai pandangan.
Di bawah sorotan dingin bagai es dari ribuan pasang mata ini, arena pertarungan sunyi senyap, bahkan jarum jatuh pun terdengar.
Hanya pasukan satu orang di seluruh Kerajaan yang memiliki aura seperkasa ini. Mereka adalah Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui yang tak terkalahkan - angin gunung bersalju paling dahsyat dari Padang Gurun Selatan!
Liu Zhenhan menarik tepi mahkota kulit beruang, merapikan lencana perak potret keluarga Dewa Perang di tengah mahkota, lalu membantu Helen dan Mo'er turun dari pelana punggung khimera. Ratusan pasang mata menatapnya tak berkedip. Perubahan penampilan Shaman Divine Comedy membuat semua Bimon tertegun. Pembantaian di Weisisipang yang terjadi belum lama ini telah meninggalkan kesan mendalam pada para Bimon. Perubahan wajahnya yang tiba-tiba ini membuat semua orang sedikit kebingungan.
Bab 547: Saat Palsu Bertemu Asli, Asli pun Jadi Palsu (Bagian Tengah)
Secara umum, ketakutan para Bimon terhadap Juru Bicara Dewa Perang ini melebihi rasa hormat mereka.
Di seluruh Kerajaan, yang beredar hanyalah kisah-kisah heroik Yang Mulia ini dalam penaklukan ke timur dan barat, membantai musuh di segala penjuru. Setiap kemunculannya selalu diiringi bau darah yang pekat. Setiap orang yang pernah menyaksikan formasi Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui akan mengakui hal ini serentak.
Kekuasaan yang memabukkan manusia sebenarnya baru bisa benar-benar dirasakan ketika menikmati tatapan penuh perhatian dari ribuan pasang mata ini. Namun Liu Zhenhan sekarang tidak tertarik menarik-narik gelar Juru Bicara Dewa Perang untuk melakukan salam perkenalan palsu dengan begitu banyak para Bimon. Matanya menyapu tribun penonton utama sejenak dan langsung menemukan targetnya - Yang Mulia Paus sang guru agung yang ditemani gubernur baru dan para pejabat, juga sedang memandangnya dengan sikap superior dari atas tribun. Namun di balik tatapan Yang Mulia, terlihat lebih banyak kengerian dibandingkan kegembiraan pertemuan setelah lama berpisah.
“Beri jalan!” Prajurit Paus Fegao yang mengenakan zirah kepala buaya berwarna emas, menggunakan jangkar besi raksasanya menyodok Gladiator Wolff di pusat arena pertarungan hingga terjungkal. Dengan gerakan selancar menyapu, ia meminggirkan penghalang jalan itu.
Di hadapan pria perkasa super dengan berat hampir satu ton, bahkan gladiator Bimon yang paling angkuh pun hanya bisa mengalah dan memberi jalan, apalagi ini adalah prajurit Istana Musim Panas! Pasukan Timur Laut yang terlibat penuh dalam pertempuran gurun bersama Yang Mulia, telah mengukir kekuatan Pasukan Istana Musim Panas dalam ingatan setiap rakyat Timur Laut! Pertempuran membantai Gubernur Rosenberg semakin memperlihatkan kekuatan tempur Pasukan Istana Musim Panas secara ekstrem di hadapan mata semua Bimon Timur Laut!
Liu Zhenhan sebenarnya sudah melewatinya, tiba-tiba mundur beberapa langkah dan memiringkan kepala untuk mengintai Bintang Hyjal.
Sangat mirip! Benar-benar sangat mirip!
"Liu Zhenhan nyaris terkejut saat pertama kali melihat Bintang Hyjal ini. Ada perasaan seperti sedang bercermin: mata hitam, rambut panjang hitam, tatapan liar yang memancarkan cahaya meremehkan segalanya, kesepian namun penuh kebanggaan."
"Tapi postur Bintang Hyjal adalah punggung macan dan pinggang lebah, tidak sebrutal fisik Lao Liu."
"Kulitnya sekarang telah berubah menjadi hitam kebiruan dengan pola sisik ikan yang padat. Kilau tembaga kuno yang samar melingkar-lingkar di atas baju zirahnya. Jaring besi tergantung di bahunya, duri tajam di genggamannya seperti memegang biji kurma."
"'Apakah ini 'Ilmu Baja' dari Klan Lingli?'" Liu Zhenhan mengangkat alisnya, mencoba bertanya pada prajurit ini.
"Lingli adalah trenggiling, disebut 'Binatang Weijin' di zaman kuno. Di keluarga besar Bimon, populasi mereka sekarang sangat langka. Tapi dulu mereka setara dengan Kurcaci sebagai pembuka gunung. Mayoritas tambang besar di Kerajaan Bimeng dikelola oleh Klan Lingli."
"Ini adalah ras yang ahli dalam menggali dan menambang tapi tidak pandai menciptakan. Namun ini tidak mengurangi jasa besar mereka. Tanpa Bimon Lingli, mustahil Dataran Liar Donau yang miskin mineral ini bisa menambang logam untuk memasok kebutuhan harian Kerajaan selama ribuan tahun."
“Bimon Suku Pangolin memiliki seni rahasia 'Seni Baja' yang tidak diungkapkan ke publik, bisa mengubah kulit menjadi sekeras baju besi, membuat kuku tajam seperti pahat. Ini adalah teknik terhebat mereka dalam eksplorasi dan penggalian tambang.”
“Benar, itu memang Seni Baja Pangolin.” Sorot mata Bintang Hyjal berkedip-kedip tak fokus sejenak, banyak wanita cantik tiba-tiba muncul di belakang tokoh legendaris itu, membuat napasnya terhenti sejenak.
“Kau sebenarnya Bimon dari ras apa?” Liu Zhenhan tertawa kecil, tak menyangka bisa bertemu orang yang mirip dirinya sendiri. Jika disebut kebetulan, ini terlalu mengherankan. Lagipula, dalam tubuh pemuda ini jelas terasa getaran irama elemen, meski dia menyembunyikannya dengan sangat baik sampai Liu Zhenhan pun tak bisa melihat detailnya. Namun fakta tentang misteri dan kekuatannya tak terbantahkan.
Di antara Bimon, yang memiliki kekuatan elemen hanyalah Pendeta. Penyihir sangat langka. Termasuk kategori manakah Bintang Hyjal ini? Liu Zhenhan sangat ingin tahu jawabannya.
“Yang Mulia, melihat kemiripan wajah kita, masih perlu ditanya dari suku mana aku berasal?” Bintang Hyjal memberikan penghormatan tanpa merendahkan diri, sangat elegan.
“Jawaban yang menarik.” Liu Zhenhan agak mengakui kemampuan panitia penyelenggara Turnamen Mahkota Emas ini. Mereka berani membiarkan orang yang mirip manusia menyusup ke arena pertandingan. Jancuk! Dulu Liu Zhenhan sendiri juga harus sampai hidung berdarah-darah baru bisa menyusup ke Kerajaan.
“Ikut aku.” Melihat prajurit Biao turun dengan hormat dari tribun penonton utama untuk menyambutnya, Liu Zhenhan mengibaskan lengan bajunya lalu melambaikan jari ke arah Bintang Hyjal.
Begitu menginjak tribun penonton utama, Pendeta Tertinggi Bulat langsung menyambut dengan wajah berseri. Ia menyapa Shaman Divine Comedy, Imam Agung Cambridge, dan Nabi Langit Biru dengan penuh perhatian layaknya ayah dan anak yang terpisah bertahun-tahun bertemu secara kebetulan di arus kacau ruang-waktu.
Para bangsawan sekitar tak kalah sigap. Berdasarkan masing-masing, mereka berbaris untuk mencium cincin Juru Bicara Dewa Perang sebagai bentuk kesetiaan. Banyak wanita ningrat yang matanya berbinar melihat penampilan Lao Liu yang kini tampan, namun tatapan mereka segera berubah masam ketika para beauty Feilengcui mulai bermunculan.
Pengalaman bertahun-tahun mengajarkan Liu Zhenhan prinsip dasar "Tak ada yang memukul orang yang tersenyum". Ia takkan menunjukkan muka masam pada sekutu sendiri. Ketika kau tak mengancamnya, ketulusan dan kebaikan pria ini akan mekar seperti bunga.
“Yang Mulia, bolehkah hamba bertanya—apakah kedatanganmu terkait urusan Yang Mulia Cui Beixi?” Usai ritual sapaan, sebelum Liu Zhenhan semit mengutarakan maksud, Pendeta Tertinggi Bulat lebih dulu melontarkan pertanyaan.
“Formasi teleportasi sihir yang kuhadiahkan ke Provinsi Timur Laut, awalnya kupikir akan dipasang di Kuil. Tapi siapa sangka malah terpasang di Kediaman Gubernur. Begitu keluar, kudengar Yang Mulia sedang menonton pertunjukan di arena pertarungan. Akhirnya kuputuskan tak langsung ke Kuil, melainkan mampir dulu ke sini menemui Anda.” Liu Zhenhan tersenyum pada Paus, sorot matanya menyapu sekilas Gubernur Fox yang baru dilantik. Bangsawan manusia rubah ini namanya tak begitu diingatnya, hanya terasa agak familiar.
Sorotan sekilas dari Yang Mulia Shaman Divine Comedy membuat otot-otot Gubernur Fox yang baru langsung menegang, senyumnya terpaksa mengembang kaku. Ucapan yang bernada sarkastik itu bagai tamparan keras baginya. Formasi teleportasi sihir memang milik Feilengcui, dan saat dihadiahkan ke Provinsi Timur Laut sudah jelas disebutkan sebagai alat transportasi magis untuk Kuil. Namun kenyataannya justru terpasang di kediaman gubernur, benar-benar mengundang tanya.
“Apakah Mentor Cui Beixi yang berkuasa sekalipun tak pantas memiliki satu formasi teleportasi sihir?” Suara Liu Zhenhan rendah namun berwibawa, tatapan dinginnya menancap seperti belati ke arah Gubernur Fox tersebut. Kelopak matanya yang mengerut mempertegas tekanan dalam setiap katanya.
“Kuil saat ini tidak memiliki Penyihir Unsur Angin yang khusus, jadi...” Gubernur yang juga orang-orang licik di dunia birokrasi ini, berbohong dengan lancar: “...Sejak pertempuran Kalimantan berakhir, Yang Mulia Sal terus bernegosiasi dengan beberapa suku elf padang rumput di Dataran Liar Donau, menjelaskan bahaya invasi Bangsa Iblis yang akan datang. Akhirnya kami mendapatkan dukungan dari suku-suku elf ini. Provinsi Timur Laut sekarang juga telah mendapatkan seorang Master Sihir elf, jadi saya menyimpan formasi teleportasi sihir ini di Kediaman Gubernur. Tapi sebelumnya saya sudah berdiskusi dengan Yang Mulia Cui Beixi, dan beliau setuju.”
"Yang Mulia juga tidak lambat bertindak." Liu Zhenhan terdiam cukup lama setelah mendengar ini, akhirnya mengeluarkan ucapan kagum yang tulus.
Perkataan Gubernur ini memang ada logikanya. Tanpa Penyihir Unsur Angin, formasi teleportasi sihir hanya bisa berfungsi satu arah. Memikirkan hal ini, dendam dalam hatinya pun sedikit berkurang, ekspresinya juga menjadi lebih tenang.
"Yang Mulia, sudah lama tidak bertemu. Saya sengaja datang ke Provinsi kali ini sebenarnya ingin menjenguk Yang Mulia, bernostalgia." Liu Zhenhan menyuruh pengawal mengangkat kotak hadiah berlapis emas, meletakkannya di hadapan Yang Mulia Paus: "Ini sedikit produk khas dari Bukit Merah, semoga tidak menyinggung."
"Baik saat Feilengcui pergi urusan bisnis maupun saat ada tamu yang datang, selama mereka adalah teman, pasti akan mendapat hadiah." Ini aturan yang ditetapkan Ning Yu, sangat efektif merebut simpati, namun juga memberi celah bagi Naga Pelangi Ibu. Menghadapi musuh besar, Liu Zhenhan masih memiliki keluasan hati ini. Bagaimanapun juga, Paus adalah pemimpin tinggi Bimon.
Yang Mulia Bulat perlahan membuka tutup kotak hadiah berlapis emas. Di dalamnya terlihat mahkota tiga lapisan bermata giok dan emas, di tengahnya dihiasi Mutiara Malam yang dipahat rumit menjadi sembilan rangkaian bola hias, dilengkapi penumbai rumbai mewah. Kerajinan tangan yang begitu indah dan elegan ini mencapai kesempurnaan yang tak tertandingi. Mahkota tiga lapisan yang biasa dikenakan Paus, jika dibandingkan dengan mahkota ini, bagaikan gadis desa yang mengupil berdiri di samping kecantikan Diao Chan.
Jika pandangan mata bisa merenggut, mahkota tiga lapisan megah ini sudah hancur berkeping-keping oleh tatapan penuh hasrat dari ratusan pasang mata.
"Terima kasih yang sebesar-besarnya, Yang Mulia. Kedermawananmu membuat langit malam yang indah pun malu." Paus Bulat tersenyum menutup kotak hadiah: "Cicak penjaga Istana Musim Panas yang sedang disiapkan masih diberi makan sinabar terakhir. Begitu latihan selesai, akan segera dialokasikan. Maafkan kemiskinanku, Yang Mulia Liu Zhenhan, hanya ini yang bisa kupersembahkan."
“Anda terlalu sopan.” Liu Zhenhan tidak punya banyak waktu untuk basa-basi, langsung menuju inti persoalan: “Saya datang kali ini juga ingin memohon bantuan Yang Mulia terkait urusan Yang Mulia Cui Beixi. Bisakah saya meminta keringanan hukuman untuk beliau?”
“Yang Mulia, jika ini untuk membela Yang Mulia Cui Beixi, saya secara pribadi tidak hanya tidak menentang tapi malah mendukung. Tapi sebagai struktur kepemimpinan, kita harus mempertimbangkan prinsip dasar bahwa kitab hukum Kerajaan berada di atas otoritas siapapun! Apakah Yang Mulia punya cara untuk menyelesaikan masalah ini?”
Bab 548: Kepalsuan yang Menjadi Kenyataan (Bagian Atas)
“Apakah Mentor harus mengangkat bayi dari kandungannya? Ini terlalu kejam! Mentor masih seorang Dawi'an, mengapa harus merendahkan diri menikah dengan seorang Imam Tongkat?” Helen tidak bisa menahan diri.
“Yang Mulia Helen, kita bisa mempertimbangkan sebaliknya. Pertama, Yang Mulia Cui Beixi juga adalah korban, karena suaminya berselingkuh di belakangnya! Ini tercatat jelas dalam kitab hukum, Yang Mulia Cui Beixi berhak mengajukan duel kepada wanita pezina itu. Tapi sekarang si pezina telah kabur, menurut pasal terkait dalam kitab hukum, sebagai kompensasi, Tuan Bebeto akan menjadi budak laki-laki Yang Mulia Cui Beixi! Namun Tuan Bebeto juga seorang pendeta dan korban, sehingga pasal kitab hukum yang sama berlaku untuknya!” Paus Bulat yang licik tersenyum manis memainkan permainan kata: “Dengan demikian, sebagai dua korban dalam konflik pasal hukum, menyatukan kembali Yang Mulia Cui Beixi dan Tuan Bebeto dalam keluarga utuh adalah pilihan terbaik! Meski pernikahan campur ras tidak ada tradisi di Bimon, Kuil kami selalu mendorong pernikahan campur ras. Tuan Bebeto yang murah hati bersedia memberikan status istri utama kepada Yang Mulia Cui Beixi, bukankah ini hal yang baik?”
“Tapi bagaimana dengan anak? Anak tidak bersalah!” Helen sedikit bingung, hukum Kerajaan ini memang memiliki celah, tapi sejujurnya bukan hanya celah ini yang bisa dieksploitasi dalam hukum Kerajaan.
"Yang Mulia, mungkin tidak ada pria yang mau membesarkan anak yatim piatu orang lain? Setelah Kevin ditangkap, dia pasti akan dihukum bakar di tiang pancang." Pendeta Tertinggi Bulat tentu tidak akan mengungkapkan bahwa anak ini adalah milik Murinio. Sebenarnya, mengenai penanganan Cui Beixi, Yang Mulia telah mendapatkan persetujuan sebelumnya dari Adipati Tua Brückner dari suku Smyer.
Begitu bayi ini lahir ke dunia, pasti akan membuat malu suku Smyer – ini fakta yang telah disepakati oleh semua ras Bimon.
Adipati Tua Brückner selama sepuluh tahun melakukan ekspedisi ke luar negeri, menorehkan jasa luar biasa bagi Kerajaan. Bahkan raja pun tidak bisa meremehkannya. Kembalinya sang adipati yang berpikiran kolot ini ke tanah air secara tidak langsung telah mengurangi pengaruh dan kekuatan pengambilan keputusan Murinio.
Pendeta Tertinggi Bulat sangat ingin memanfaatkan masalah ini untuk menjalin hubungan baik dengan klan Smail, bersama-sama melawan dua kekuatan oposisi pendeta – pihak militer dan Istana Musim Panas. Telah muncul tiga sistem kekuatan pendeta di Kerajaan, fakta yang tak bisa dihindari siapa pun.
Jika kemunculan pendeta militer sebagai kekuatan utama disebabkan oleh pengaruh raja dan kekosongan sistem, maka munculnya Istana Musim Panas Feilengcui justru merupakan hasil rekayasa Paus Bulat sendiri. Bisa dikatakan Yang Mulia telah menghantam kakinya sendiri dengan batu, karena gelar Imam Agung Cambridge dan Nabi Langit Biru yang dianugerahkan kepada Helen dan Mo'er justru merupakan usulannya sendiri.
Dengan penerjemah lagu perang serba bisa - Tarian Perang Helen, pasukan pendeta muda dari sekolah pendeta, laboratorium lagu perang yang terdiri dari keturunan Keluarga Penguasa Nyanyian Dunia, ditambah peralatan mewah seperti Hati Bulu Darah dan kristal sihir, Feilengcui bagaikan kuda hitam yang muncul tiba-tiba. Kekuatan lama dihadapan kekuatan baru ini, pantas disematkan semua kata negatif terkait kegelapan, kelambanan dan keterbelakangan sekaligus!
Saat Yang Mulia Bulat menyadari tak mampu mengendalikan kekuatan dahsyat ini, ia harus mencari lagi dukungan dan sekutu. Dengan kecepatan bangkitnya Feilengcui, jika dibiarkan terus, tak lama lagi pasti akan menggantikan dominasi Kuil sepenuhnya!
Murinio yang telah membangun bertahun-tahun dengan komunitas pendeta berbasis Medusa sebagai inti, nyaris bisa mendirikan kuil baru. Meski kekuatan ini belum setara Tiga Raksasa, bergabung dengan pihak manapun akan mengubah keseimbangan kekuatan!
Inilah alasan Paus berusaha keras mengambil hati Adipati Tua Brückner!
Yang Mulia benar-benar tak mengerti seribu satu hal tentang Feilengcui. Padang gurun selatan tak punya produk khas kecuali perampok, bagaimana Shaman Divine Comedy bisa memelihara begitu banyak pengawal? Bagaimana bisa membangun wilayah kekuasaan sebegitu semaraknya?
Baju Zirah Duri Mahkota yang sangat berat itu, satu setnya cukup untuk membeli seratus set Armor Milan manusia! Jika semua persenjataan baja prajurit Istana Musim Panas dikumpulkan, cukup untuk mempersenjatai seluruh korps tentara reguler Kerajaan Bimeng di masa lalu!
Dua resimen lebih pasukan dengan kebutuhan logistik kuda dan manusia. Dari mana Yang Mulia ini mendapatkan dana untuk perbekalan, perlengkapan, dan biaya militer semacam ini?
Jika dikatakan ia membangun kekayaan dengan merampas, itu sama sekali tidak masuk akal. Sejak perang Kalimantan dimulai, kekuatan bersenjata Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui telah mencapai puncaknya, bahkan memiliki Mesin Gaocen! Dengan hanya satu tahun memiliki tanah apanase, dari mana Yang Mulia ini mendapatkan perajin? Sumber keuangan? Aparat birokrasi? Dan sumber pasukan?
Paus Bulat merasakan teror yang mendalam dari lubuk hatinya!
Selain para pendeta, Yang Mulia ini juga telah membentuk kelompok penyihir yang setara dengan negara militer kuat nomor satu manusia. Jika Istana Musim Panas ini terus berkembang, betapa mengancamnya kekuatan ini nantinya?
Tiga raksasa pendeta Feilengcui sedang mempertimbangkan perkataan Yang Mulia Bulat yang baru saja diucapkan. Suasana seketika menjadi tegang.
"Paduka Richard, Yang Mulia Helen, Tuan Mo'er." Paus Bulat tampak puas menyaksikan kesenyapan ini. Setiap permainan memiliki aturan, siapapun kau dan sekuat apapun kau, selama ikut bermain harus tunduk pada aturan: "Sebenarnya aku tak ingin bertindak terlalu kejam. Namun sebagai Shaman Kepala sebuah provinsi, Yang Mulia Cui Beixi malah menggunakan jabatan suci untuk menyuap orang guna menutupi dosa Kevin. Menurutku keputusan Kuil terhadap Yang Mulia Cui Beixi ini sepenuhnya adil. Tongkat kekuasaan yang dianugerahkan Dewa Perang memiliki kesucian yang tak boleh dinodai, harga diri para pendeta juga harus dijaga. Jika membuka preseden ini dengan tidak menuntut tanggung jawab Cui Beixi, aku tak bisa mempertanggungjawabkan diri pada ribuan pendeta di Kerajaan!"
"Apakah benar tidak ada cara lain?" Mo'er mengerutkan alis lentiknya, berkata dengan penuh amarah: "Bagaimana dengan Tuan Beibeituo itu? Tidakkah ia bisa melepaskan keinginannya menikahi Yang Mulia Cui Beixi? Jika kedua belah pihak sama-sama korban, mengapa ia tidak memberikan hak memilih pada Yang Mulia Cui Beixi?"
"Tuan Mo'er, Yang Mulia Cui Beixi telah menghina kesucian jabatan Grand Shaman Weian. Status korban seharusnya berada di bawah Yang Mulia Beibeto." Paus Bulat dengan hati-hati memilih kata-kata, menyadari pandangan Paduka Liu Zhenhan yang membuatnya gelisah meski tak bersuara. Preman ini bukan lawan biasa, Paus sudah merasakan keganasannya dulu di Kota Shabak yang nyaris membuatnya babak belur. Yang Mulia Bulat yakin betul ancaman ini bukan sekadar gertakan!
"Siapa Yang Mulia Beibeto?" wajah cantik Helen berkerut dingin, matanya menyapu para pendeta di tribun penonton utama dengan tatapan membeku.
"Keluar!" teriakan Mo'er membuat banyak pendeta kaget mengangkat kepala.
Kewibawaan pejabat, sekalipun orang sembrono akan terlihat angkut bila dikelilingi prajurit baja berat gagah. Apalagi elit Feilengcui yang sudah biasa menghadapi situasi genting!
Jubah pendeta Helen berhiaskan bulu merak memancarkan kemewahan menyilaukan; jubah bulu bangau Mo'er putih seputih giok elegan dan anggun; ditambah Shaman Divine Comedy berduri seperti landak penuh duri yang memutar kalung tengkorak dalam diam - pandangan para pendeta secara tak sadar tertuju pada seorang pendeta jubah hitam berwajah tampan dari suku rubah.
Dua prajurit panda mendengus dingin, mengacungkan tombak perang besi hitam siap maju untuk mengusirnya. Tuan Beibei Tuo ini cukup tahu diri, segera berdiri sendiri dengan tangan terlipat di samping, wajah dipenuhi rasa kesal dan kemarahan.
"Kasih harga! Berapa yang harus kubayar untuk kau menyerah!" kata Mo'er langsung membuat semua orang terbelalak. Tawar-menawar vulgar seperti ini hampir tak pernah terdengar di dunia birokrasi.
"Yang Mulia Nabi Langit Biru, apakah Tuan tidak menyadari bahwa Tuan sedang mengulangi kesalahan Yang Mulia Cui Beixi?" Bulat menyembunyikan senyum sinis. Kini dia tak takut keributan. Sekuat apapun Feilengcui, hukum Kerajaan Bimeng tak boleh dihinakan. Jika dipaksakan, hanya akan melukai hati para pendeta. Bila persatuan retak, sehebat apapun Feilengcui berkutat di tanah seluas hektaran, pengaruhnya tetap terbatas.
Bulat mengukur hati pria terhormat dengan pikiran piciknya. Mana dia tahu Liu Zhenhan sama sekali tak pernah mengincar kekuasaan tertinggi atas Padang Gurun Donau maupun Kerajaan Bimeng.
"Tuan Beibei Tuo, Yang Mulia Nabi sedang menanyaimu. Mengapa diam saja?" Helen yang terlalu lama bersama Liu Zhenhan kini terbiasa menangani masalah dengan cara langsung nan tegas.
“Tuan Mo'er, Yang Mulia Helen, saya menolak menerima suap dari kalian!” Pendeta rubah ini ternyata keras kepala, matanya menatap tajam Helen dan Mo'er, pandangannya penuh tekad seperti binatang buas yang terluka.
Sorotan mata seperti ini justru membuat Liu Zhenhan agak mengagumi.
Jika seorang pria bisa terus menerus menahan diri ketika istrinya memberinya "topi hijau", maka dia benar-benar tidak layak disebut pria! Mengotori wanita pihak lawan hingga puas sebagai pertukaran setara, ini memang cara yang baik untuk menciptakan keseimbangan psikologis. Mungkin tindakan ini terlalu kotor, tidak tahu malu, dan hina, tapi memang paling memuaskan dendam!
"Yang Mulia, menurutmu apa yang harus dilakukan sekarang?" Pendeta Tertinggi Bulat tahu bahwa pengambil keputusan sebenarnya adalah Shaman Divine Comedy ini. Ia juga tak mungkin memberi waktu lagi untuk berpikir tenang. Beibeto sebelumnya telah dipanggil secara terpisah oleh Pendeta Tertinggi Bulat dan Adipati Brückner. Dengan dukungan dua penguasa besar ini, tentu ia harus memperjuangkan keadilan untuk dirinya!
Begitu kata-kata Paus ini keluar, Liu Zhenhan langsung menjadi pusat badai. Semua pandangan tertuju padanya.
Jika Shaman Divine Comedy terang-terangan menggunakan ancaman kekerasan, tentu Paus tidak akan menentang. Tapi nanti jika semangat umat mulai luntur, posisi dominan Kuil tidak akan takut lagi dengan ancaman Istana Musim Panas!
Jika Shaman Divine Comedy menyetujui keputusan ini, di kemudian hari tidak akan ada lagi ruang untuk negosiasi. Di hadapan banyak saksi, setiap orang penting harus menepati janjinya.
“Yang Mulia Bulat tidak menganggap bahwa dengan kecerdasan Paduka Liu Zhenhan, bisa menemukan solusi sempurna!” Menghadapi pendeta seperti Beibeituo yang tidak takut pada kekuasaan, ditambah dukungan Kuil dan Adipati Smyer, Yang Mulia Bulat yakin bahkan jika berada di posisi bajingan kecil seperti Liu Zhenhan, tidak ada cara lain yang bisa ditemukan. Dengan kata lain, Cui Beixi pasti akan menjadi anak timbangan untuk mendapatkan dukungan suku Smyer!
Liu Zhenhan tersenyum sinis. Ia bersikap baik hanya karena Kerajaan Bimeng akan berperang melawan musuh eksternal. Di tengah ancaman musuh, ia masih bisa membedakan prioritas. Jika bukan karena ini, menghadapi Paus yang berhati sempit seperti ini, Lao Liu pasti sudah memberi pelajaran!
“Paduka! Aku harap Yang Mulia bisa membela keadilan untukku. Anda adalah Juru Bicara Dewa Perang!” Yang Mulia Beibeituo melihat pandangan yang dikirimkan Paus, membusungkan dada dan memberanikan diri menekan Lao Liu.
“Yang Mulia Beibeituo, aku turut merasakan nestapa keluarga yang sama denganmu. Izinkan aku menyampaikan salam yang terlambat.” Ekspresi Liu Zhenhan sangat serius.
Haha! Contoh klasik kehabisan alasan, mencari-cari pembicaraan. Yang Mulia Bulat ingin tertawa, menahan diri sambil berpikir ''.
“Mengapa urusan pernikahan ulang Yang Mulia Cui Beixi denganmu, maaf, aku tidak bisa menyetujui.” Perkataan Liu Zhenhan langsung membuat wajah Yang Mulia Bulat dan para pendeta di sekitarnya menjadi dingin.
"Sebagai juru bicara Dewa Perang, apakah Yang Mulia juga akan memaksa orang melakukan hal yang mustahil?" Wajah Yang Mulia Beibeto berubah menjadi warna jubah pendeta. Sebagai Imam Tongkat, ia mengenakan jubah hitam.
Selanjutnya akan menggunakan ancaman kekerasan? Senyum sinis mengembang di sudut bibir Yang Mulia Paus.
"Saya ingin menegaskan, saya sama sekali bukan mencari-cari alasan atau menyalahgunakan kekuasaan! Alasan sebenarnya Mengapa Yang Mulia Cui Beixi tidak bisa menikah dengan Yang Mulia Beibeto adalah karena saya sudah membuat janji sehidup semati dengan beliau!" Liu Zhenhan menyalakan cerutu besar dengan gerakan santai, menyemburkan asap sejuk beraroma bunga salju.
Kalimat ini bagaikan hawa dingin abadi dari Pegunungan Salju Himalaya Taymur, dalam sekejap membekukan semua bangsawan di tribun penonton.
Paus Bulat seperti ayam yang tenggorokannya terpotong, mengeluarkan suara aneh "he-he". Perubahan ekspresi wajahnya yang dramatis membuat semua orang tertegun. Wajah anggun Yang Mulia tiba-tiba berubah menjadi bentuk geometris: mata segitiga, hidung trapesium, mulut persegi, dengan pandangan bagaikan jangka sorong.
Helen dan Mo'er pun membeku tak berdaya, sama sekali kehilangan akal. Ekspresi para penguasa yang hadir semakin beragam. Tak seorang pun menyangka ekspresi keterkejatan bisa memiliki varian sebanyak ini. Lebih lagi, tak ada yang mengira Shaman Divine Comedy berani mengucapkan kata-kata terbuka seperti ini!
“Maafkan saya, semuanya.” Liu Zhenhan tertawa kecut, “Meskipun hubunganku dengan Yang Mulia Cui Beixi adalah hubungan mentor dan murid, tapi di manakah dalam hukum Kerajaan disebutkan bahwa murid tidak boleh menikahi mentornya? Perbuatan inses yang kalian sebutkan, sepertinya tidak ada satu pun pasal hukuman dalam kitab hukum yang mengaturnya, bukan? Soal gunjingan orang, biarkan saja mereka yang suka bergosip terus mengoceh!”
Menguasai pasal-pasal hukum dengan baik adalah pelajaran wajib bagi semua penjahat, atau mereka yang akan menjadi penjahat. Liu Zhenhan selalu menjadi murid yang berprestasi dalam hal ini.
“Yang Mulia! Baginda adalah Shaman Divine Comedy... Bagaimana mungkin Baginda mengucapkan kata-kata seperti ini di sini...” Pendeta Tertinggi Bulat panik, sama sekali tidak tahu harus menghadapi situasi seperti ini. Akhirnya dia menyadari perbedaan dirinya dengan bajingan kecil ini - di otak orang ini tidak pernah ada rasa hormat pada pandangan duniawi atau opini publik! Dia telah sepenuhnya meninggalkan sikap politikus, benar-benar orang nekat dan gegabah tulen!
“Cukup! Aku mencintai Cui Beixi, sesederhana itu! Untuk apa menyembunyikan cinta indah yang telah dipuja-puja umat manusia selama ribuan tahun? Cinta sendiri bukanlah dosa!” Liu Zhenhan benar-benar menjiwai ajaran Raksasa Buddha, sikap polos nan menggemaskan ini kembali menghantam moral semua orang di sekitar, meremukkan saraf mereka.
"Tuan Bebeto, sejujurnya, anak dalam kandungan Cui Beixi adalah milikku!" Perkataan Liu Zhenhan membuat banyak pendeta merasa anemia: "Kevin hanyalah bajingan. Maaf, awalnya ingin merahasiakan ini, tapi sekarang tak bisa lagi. Aku dan Cui Beixi sudah lama menjalin hubungan suami-istri. Tuan Bebeto, masih mau merebutnya dariku? Maaf, aku takkan biarkan anakku yang belum lahir dibunuh. Jika bersikeras, aku terima tantangan duel adil darimu!"
Imam Tongkat Bebeto terpaku, bola matanya hampir melotot seperti Menara Bela Diri.
Perubahan situasi ini sungguh angker, tapi secara logika tak bisa disebut memaksakan. Sebagai pendeta, tentu takkan izinkan anak sendiri dibunuh dalam kandungan! Berani mengaku hubungan inses terlarang, butuh keberanian sebesar apa?
Yang Mulia Bulat akhirnya menyerah. Meski yakin anak dalam kandungan Cui Beixi pasti dari Murinio bukan Richard, tapi di forum ini tak ada yang berani mengklaim terbuka kecuali Richard.
Sekalipun Murinio punya seribu nyali, Yang Mulia Bulat yakin Imam Utama Angsa takkan berani berdiri di arena pertarungan ini untuk mengaku!
Ini tribun penonton utama yang dipenuhi pejabat Provinsi Timur Laut dan banyak penguasa!
“Pembicaraanku selesai. Kalian bisa menangkap si pezina itu, yang jelas Kevin tidak ada hubungan apa pun dengan Cui Beixi! Dia hanya boneka yang diatur Cui Beixi untuk menutupi fakta kehamilan di luar nikah! Sebagai pertanggungjawaban, mulai hari ini, Cui Beixi akan melepaskan status Pendeta dan lambang Medusanya akan kuserahkan ke Kuil.” Liu Zhenhan menatap sekeliling tanpa ekspresi: “Hari ini juga aku akan membawa Cui Beixi ke Feilengcui. Terima kasih semuanya, kalian telah mewujudkan mimpiku selama ini - memutuskan untuk menikahi Cui Beixi!”
Sunyi menyelimuti ruangan. Tatapan saling bersilangan, seolah ingin berkomunikasi namun terhalang kebisuan.
Reputasi Yang Mulia memang selalu dipertanyakan, terutama masalah gaya pergaulan lawan jenisnya yang sudah menjadi buah bibir di Kerajaan. Tapi tak ada yang menyangka, dia berani terang-terangan mengumumkan pernikahan dengan guru leluhurnya sendiri!
“Tuan Beibetuo, cepat berikan keputusan! Bagi Mentor Cui Beixi, ini musibah tak terduga. Karena tidak ada hubungan nyata dengan Kevin, dan Yang Mulia telah mengakui fakta ini, kitab hukum pun tidak melarang hubungan mentor-murid, maka hukuman Kuil otomatis batal!” Helen segera tersadar dari keterkejutannya.
Tentu saja dia tidak percaya Cui Beixi memiliki anak dengan Richard. Itu terlalu menggelikan.
"Apakah Yang Mulia bersikeras ingin membunuh anak Paduka Liu Zhenhan dan mengadakan duel dengan Paduka, atau bermurah hati memilih untuk mengejar pasangan mesum yang melukai Yang Mulia?" Mo'er terus menekan. Dia dan Helen sepaham - Richard mungkin bisa berhubungan dengan wanita manapun, kecuali Cui Beixi!
Cinta Yang Mulia Cui Beixi kepada Tuan Mourinho sama sekali tidak dapat diragukan!
Beibeto menggelengkan kepala dengan wajah kosong, ekspresi muram. Siapapun di posisinya pasti akan merasa seperti orang yang terjatuh tiba-tiba.
Yang Mulia Paus benar-benar sangat marah!
Cara Richard ini terlalu kejam! Benar-benar solusi tuntas!
Dia seolah mengorbankan reputasi, tapi sama sekali tidak menggoyahkan wibawa Shaman Divine Comedy di Kerajaan!
Dia jelas punya kekuatan militer kuat, tapi sama sekali tidak menggunakannya! Sejak kapan orang ini menjadi begitu pintar?
Dalam situasi dimana semua Bimon tahu bayi dalam perut Cui Beixi pasti keturunan Mourinho, dia tetap berani melanggar norma dunia dengan terang-terangan mengaku sebagai mantan kekasih Cui Beixi - ini justru akan meningkatkan pengaruhnya di kalangan Bimon!
Seorang pendeta yang berani mengorbankan diri untuk menyelamatkan mentornya, mana mungkin kehilangan wibawa hanya karena masalah reputasi?
Bayi itu adalah milik Mourinho! Semua Bimon tahu ini!
"Hebat sekali! Kebijaksanaan tersembunyi di balik kesederhanaan!" Pendeta Tertinggi Bulat menggelengkan kepala dengan senyum getir.
"Ayah, kekagumanku padamu hanya bisa diungkapkan dengan 'sujud syafak'." Bintang Hyjal tiba-tiba tersenyum pada Lao Liu.
Senyum Liu Zhenhan langsung membatu, cerutu besar yang terbakar sampai ke jarinya sama sekali tidak dirasakannya.
Kali ini, semua orang seolah terpetrifikasi selamanya.
※※※
『Dapat dipastikan kepada saudara-saudara sekalian, Bintang Hyjal sama sekali bukan anak Liu Zhenhan dari masa depan. Adapun Xiao Dao, itu omong kosong belaka. Xiao Dao adalah anak angkat ibu Lao Liu, tak ada hubungan darah sama sekali dengan Lao Liu. Bagaimana mungkin bisa sampai ke dunia lain?
Selain itu, di bab-bab sebelumnya, "kota penuh baju zirah emas" bukanlah parodi Zhang Yimou. Ini jelas merujuk pada puisi Huang Chao tentang krisan. Mengingat yang ditulis adalah Bunga Putri Kaisar, judul bab-bab itu semua merupakan puisi pujian untuk krisan. Membaca komentar pembaca benar-benar membuatku tertawa.』
Bab 549 Perwujudan Kitab Ilmu Bela Diri Bimon (Bagian Atas)
Usia Shaman Divine Comedy bukanlah rahasia. Julukan "bakat muda yang termasyhur" adalah hak eksklusif Paduka Liu Zhenhan. Selain dirinya, belum ada orang yang dalam waktu singkat satu tahun bisa terkenal di seluruh Benua Aigean, bergaul dengan cendekiawan terpelajar dan menjauhi orang biasa; Namun sekalipun Paduka Liu Zhenhan jenius tiada tanding dan gagah perkasa, tak ada yang percaya ia bisa secepat ini memiliki keturunan dewasa, apalagi prajurit super yang menguasai berbagai ilmu bela diri Bimon yang telah punah!
Ini sama sekali mustahil terjadi!
"Ingin menguasai satu ilmu bela diri Bimon tradisional, tak peduli seberapa berbakatnya dirimu, tetap membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mempelajari dan berlatih agar bisa digunakan dengan mahir!"
"Apalagi Bintang Hyjal menguasai beberapa ilmu bela diri tradisional Bimon sekaligus, seperti ilmu pedang Klan Hijau yang melatih kekuatan pikiran, teknik baju besi yang melatih pengaturan napas. Metode latihan khusus ini bertentangan dengan Transformasi Liar - semakin tinggi tingkat pencapaiannya, semakin sulit untuk berdampingan. Proses pelatihannya pun sangat sulit, tidak lebih mudah dibandingkan meditasi untuk mempelajari sihir!"
"Paduka Richard yang mulia." Pendeta Tertinggi Bulat menggeser pantatnya, memberi hormat pada Lao Liu, keriput di wajah tuanya merekah seperti bunga aster yang mekar: "Awalnya saya ingin meminta Ksatria Tak Terkalahkan Bintang Hyjal mengganti namanya karena melanggar tabu nama Paduka, menurut hukum Kerajaan ini sudah termasuk kejahatan melampaui wewenang. Tapi karena dia adalah keturunan Paduka, sama sekali tidak perlu mengganti nama lagi."
Semua bangsawan Bimon di tribun penonton utama saling menyusul, menahan tawa dengan kepala tertunduk.
Ekspresi Paduka Richard saat ini yang sangat-sangat aneh telah menyampaikan pesan yang sangat jelas pada semua orang - Bintang Hyjal jelas-jelas bukan anaknya!
Wajah para Jenderal Bimon memancarkan ekspresi meremehkan dan kecewa. Mereka semua menganggap Bintang Hyjal ini terlalu hina, demi menjilat seorang pejabat tinggi, dia bahkan berani memainkan drama pengakuan leluhur, sungguh menyia-nyiakan ilmu bela diri luar biasa yang dimilikinya!
"Aku baru dua puluh tahun. Jika kau tidak bisa memberikan penjelasan masuk akal, kau tamat." Liu Zhenhan menyipitkan matanya, cerutu di tangannya menunjuk tepat ke hidung Bintang Hyjal di belakangnya.
Orang-orang tak berprinsip dan tak bernyali ada di mana-mana. Jika dirinci, para pengecut ini bisa dibagi menjadi dua tipe: Pertama, benar-benar penakut yang suka menjilat dan mengejar ketenaran. Kedua, mereka yang punya prestasi gemilang di bidang tertentu. Ketidakberanian mereka biasanya berasal dari kemampuan menahan hal-hal yang tak tertahankan orang biasa. Kelicikan yang dalam, licik dan kejam, siap melakukan hal besar.
Bintang Hyjal jelas termasuk tipe kedua. Dan Liu Zhenhan sangat-sangat membenci orang dengan karakter seperti ini!
Dia sama sekali tidak bercanda. Jika Bintang Hyjal tidak bisa memberi penjelasan logis, pemandangan indah jalan menuju neraka akan segera terpampang di depan mata ksatria ini.
Orang semacam ini terlalu berbahaya. Entah demi tujuan meminjam kekuatan Dongfeng atau motif lain, Liu Zhenhan takkan membiarkannya hidup!
Pasukan Istana Musim Panas membentuk tembok manusia menghadang jalan sang ksatria. Senjata-senjata berbinar-binar itu seketika membuat udara di tribun penonton membeku.
Di bawah tatapan penuh keraguan dan aura maut yang mengelilinginya, Bintang Hyjal tetap tenang menceritakan asal-usulnya - Menurut pengakuannya, dia adalah putra kedua Liu Zhenhan dan Naga Peri Ruoerna dari dunia masa depan puluhan tahun kemudian, berusia 420 tahun. Sejak kecil gemar berlatih ilmu bela diri, dalam sebuah petualangan dia secara tidak sengaja mendapatkan keajaiban di Gunung Suci Hyjal. Barulah ia menguasai ilmu bela diri Bimon yang luar biasa!
Semua orang hampir tidak percaya dengan telinga mereka sendiri, ternyata ada hal seperti perjalanan lintas waktu!
Paus Bulat benar-benar bingung, terus menggelengkan kepala sambil tersenyum getir.
Jika Bintang Hyjal ini berbohong, ilmu bela dirinya memang memiliki cap khas Bimon yang dalam. Semua kuda-kuda awalnya bergaya kuno asli, sama sekali tidak mungkin dipalsukan!
Logatnya menggunakan bahasa Bimon kuno, bahasa paling elegan yang menjadi hak istimewa para Pendeta dan bangsawan sejati. Rakyat biasa sama sekali tidak punya akses mempelajarinya, apalagi orang luar!
Yang terpenting, wajahnya memang sangat mirip dengan Paduka Liu Zhenhan!
Semua ini adalah bukti tak terbantahkan. Ketika bukti-bukti ini disatukan, konsep absurd seperti perjalanan waktu tiba-tiba menjadi sangat nyata.
Selain penjelasan perjalanan lintas waktu, benar-benar tidak ada teori lain yang bisa menerangkan semua kebetulan ini!
“Demi Bintang Hyjal bicara jujur,” Yang Mulia Bulat masih sulit menerima kenyataan seorang manusia masa depan tiba-tiba muncul di hadapannya dan mengaku identitasnya.
Yang Mulia Paus merasakan pusing berputar-putar yang tak tertahankan, mencerminkan perasaan semua bangsawan Bimon di tribun penonton.
“Ilmu bela diri tradisional Bimon mana saja? Sinar Pedang Monyet juga bisa?” Liu Zhenhan terus menggosok-gosok pelipisnya. Sekuat apapun mentalnya, saat ini kepalanya pusing tujuh keliling.
Dengan mengibarkan bendera "penjelajah waktu", keaslian anak ini hanya Tuhan yang tahu. Tapi dari kemiripan wajah yang nyaris identik, siapapun pasti akan ragu-ragu.
Master Einstein yang menciptakan "Penghentian Waktu" dalam sejarah sihir telah membuktikan kemungkinan penjelajahan waktu. Meski peluangnya kecil, bukan mustahil.
Helen dan Mo'er tertegun menutup mulut, lalu buru-buru mengeluarkan Biaqiao 3000. Mereka menghubungi Ruoerna yang masih sibuk di laboratorium alkemi bawah tanah membuat senjata sihir. Tapi saat bergantian merampas Kotak Tulang untuk menjelaskan, Ruoerna tetap bingung.
Istilah "anak kedua" membuat Ruoerna yang belum punya anak sama sekali semakin kalang kabut.
"Ayahanda, teknik Sinar Pedang Monyet tentu saja juga ku kuasai." Menghadapi pertanyaan Lao Liu, Bintang Hyjal bahkan tak perlu waktu untuk mengumpulkan Dou Qi. Dengan jentikan jari, tiga helai sinar pedang hijau berbentuk bulu melesat. Suara "whoosh" yang seperti kain minyak terkoyak masih menggema di telinga semua orang, ketika pilar Doric besar di sisi kanan tribun penonton utama mulai bergemuruh "Dug dug dug" akibat serangkaian ledakan dahsyat. Di titik-titik yang ditembus Jari Cahaya Dou Qi, batu-batu besar dan kecil beterbangan dengan gemuruh.
Saat debu akhirnya mengendap, tiga lekukan tajam berbentuk sudut lancip terlihat jelas pada ornamen pilar. Retakan seperti jaring laba-laba menyebar dari tepi lekukan. Belum cukup sampai di situ! Di bawah pantulan cahaya hijau Dou Qi yang beriak, bagian dalam retakan pilar seolah ditanami benih tanaman ajaib. Setelah gerakan-gerakan aneh merayap, suara "kreek-kreek" menggema saat pecahan batu menerobos retakan radial dan berjatuhan dalam potongan besar!
Pilar Doric yang megah itu langsung kehilangan sebagian besar tubuhnya hanya dengan sekali serangan sinar pedang. Kerusakan terus-menerus dari Dou Qi membuat patung dewa pada relief pilar Doric itu terpenggal separuh badan!
Ini benar-benar Dou Qi dengan daya tembus melebihi sihir! Dari segi daya rusak berkelanjutan, ini jelas termasuk jenis Dou Qi kelas tertinggi!
Tapi ini sudah tidak penting lagi, karena Bintang Hyjal masih menggunakan "Jari Cahaya" yang bahkan sudah punah dari Jago Pedang manusia!
Dengan kemampuan yang dia tunjukkan ini, para Jago Pedang di Benua Aigean sekarang sudah bisa minggir!
"Ini adalah 'Dou Qi Bulu', termasuk Dou Qi elemen kayu, sekaligus jenis Dou Qi dengan daya rusak terlama." Bintang Hyjal tersenyum menjelaskan: "Daya penghancur Jari Cahaya tradisional terlalu besar, jadi dalam pertandingan sebelumnya aku tak pernah bisa menggunakannya! Menurutku dengan menggabungkan ilmu bela diri Bimon lain seperti Bayangan Green Party, Jari Cahaya punya ruang pengembangan lebih luas. Ini juga pengalaman pribadiku."
"Sekarang jari berapa Sinar Pedangmu? Tingkat tertinggi Jari Cahaya sudah kultivasi sampai level berapa?" Liu Zhenhan memutar mata putih. Sinar Pedang yang baru saja dilepaskan Bintang Hyjal ini daya rusaknya hampir menyamai mantra tinggi! Ini termasuk Jari Cahaya tingkat empat, tapi tipe serangan tunggal. Pastinya Bintang Hyjal masih punya Jari Cahaya tipe serangan bertubi. Sekarang tinggal lihat berapa jarinya yang bisa melepaskan Jari Cahaya!
Jari Cahaya punya ciri khas jelas: bisa dikeluarkan secara instan!
Sulit dibayangkan, jika Bintang Hyjal bisa menembakkan Sinar Pedang bertubi dari sepuluh jari sekaligus, betapa mengerikannya pemandangan itu!
Jika dia menjadi lawanku, lawan ini Jancuk bukan main! Liu Zhenhan menelan semua sikap meremehkan, untuk pertama kalinya memandang serius Bintang Hyjal ini!
“Ayah, aku baru saja mencapai tingkat satu tangan dalam kultivasi, bisa melepaskan Sinar Pedang tingkat empat! Tapi aku tidak akan melanjutkan latihan karena tangan satunya harus kugunakan untuk menguasai senjata dalam pertempuran!” Bintang Hyjal menjawab pertanyaan Lao Liu dengan sikap sopan namun tegas.
“Sinar Pedang tingkat empat setara dengan kekuatan serangan mantra Magister Senior! Tapi dalam hal serangan tunggal, Sinar Pedang lebih dahsyat daripada sihir. Melepaskan lima Sinar Jari tingkat empat sekaligus, ini benar-benar...” Liu Zhenhan terdiam tak berkata-kata.
Jika Bintang Hyjal bahkan menguasai Sinar Jari, dia bukan sekadar ahli ilmu bela diri yang menguasai delapan belas seni bela diri biasa!
Dou Qi dan Sinar Pedang adalah puncak piramida seluruh ilmu bela diri. Bimon suku Monyet yang cerdas – yaitu manusia – menciptakan sistem keseimbangan sempurna antara sihir dan Dou Qi. Inilah yang membuat mereka melampaui semua ras beradab lain di Benua Aigean!
Sinar Jari Dou Qi adalah ilmu tertinggi yang memungkinkan prajurit setara dengan penyihir. Selama ada metode kultivasi Sinar Jari, era kejayaan prajurit akan kembali ke seluruh Benua Aigean!
“Richard, putramu hanya satu tingkat di bawah Aragorn.” Helen tak tahan memberitahu Lao Liu, “Aragorn memiliki Enam Jari Sinar Pisau, level tertinggi Sinar Jari adalah lima tingkat! Dia memiliki Lima Jari Sinar Pisau dengan Sinar Jari tingkat empat tertinggi!”
Bab Lima Ratus Lima Puluh: Perwujudan Kanon Bela Diri Bimon (Bagian Bawah)
“Tapi Prajurir Liar Aragorn tidak menguasai ilmu bela diri Bimon lain! Misalnya Bayangan Green Party!” Mo Ji juga tak tahan memuji: “Sungguh luar biasa, pantas disebut Bintang Hyjal!”
“Dewata Perang di atas, ini benar-benar makhluk yang mengerikan!” Yang Mulia Paus mengusir pengawal yang berjaga-jaga di depannya karena kekuatan Jari Cahaya, memandangi Bintang Hyjal dengan iri lalu menatap Lao Liu, menghela napas dalam.
Gila, kenapa kalian begitu yakin Bintang Hyjal ini cuma punya Jari Cahaya level empat? Mungkin level lima? Perbedaan level empat dan lima bagaikan Magister Senior dan Magister Sihir, satu Perdana Menteri satunya raja, selangkah bedanya bagai langit dan bumi! Apalagi kalau ternyata dia punya level enam atau tujuh! Liu Zhenhan benar-benar tak berani membayangkan lebih jauh.
“Sinar Pedang Monyet memang termasuk dalam ilmu bela diri tradisional Bimon, sementara Jari Cahaya adalah rahasia tertinggi Sinar Pedang. Tapi sepengetahuanku, metode kultivasi Jari Cahaya sudah hilang sejak lama, tak mungkin prajurit masa depan bisa mempelajarinya sementara prajurit sekarang harus bergantung pada senjata untuk melepaskan Sinar Pedang?” Seorang Jenderal Lion mengungkapkan keraguan semua prajurit: “Paduka Liu Zhenhan, bawahanmu juga ada prajurit manusia ahli Sinar Pedang, pasti tahu Transformasi Liar adalah kekuatan spesial yang bertolak belakang dengan Dou Qi. Bintang Hyjal ini menguasai Dou Qi, Transformasi Liar, kekuatan pikiran, kunci napas, ini...”
"Pertanyaan ini lebih baik diserahkan pada dirinya sendiri untuk menjawab." Liu Zhenhan tertawa kecut pada Sang Jenderal, memandangi Bintang Hyjal dengan penuh kasih: "Nak, mengapa di dunia masa depan kau bisa mempelajari begitu banyak ilmu bela diri Bimon yang telah lama hilang? Oh ya. Bagaimana caramu melintasi portal waktu? Ini harus kau jelaskan sampai tuntas! Jika kau bisa merangkai semua alur cerita ini dengan sempurna, ayah pun takkan sanggup menyangkalmu sebagai anak!"
"Ayah. Para bangsawan terhormat, alasan hamba bisa melintasi zaman adalah karena dalam perjalanan, hamba menemukan air terjun yang deras. Airnya mengikis batu hingga membentuk pola formasi hexagram alami. Gemericik airnya membentuk melodi mantra sihir yang unik. Saat itu hamba sedang beristirahat dan minum di dekat batu itu, heran mengapa air terjun bisa membentuk pola formasi alami. Tiba-tiba Aliran Elemen bergejolak, pandangan hamba berkunang-kunang, dan saat sadar sudah berada di zaman ini." Wajah Bintang Hyjal memancarkan kegembiraan: "Ini adalah kecelakaan yang sangat langka."
"Lanjutkan. Bagaimana cara kau mempelajari ilmu bela diri itu? Apa kau bertemu dengan klan penjaga di Gunung Suci Hyjal?" Beberapa bangsawan dengan imajinasi subur mulai bertanya serempak.
“Omong kosong! Setelah Pertempuran Hyjal, mana mungkin masih ada Suku Penjaga?” Para bangsawan konservatif yang hati-hati menertawakan: “Kehilangan jumlah populasi tertentu, sama sekali tidak memenuhi syarat dasar untuk berkembang biak. Bahkan jika benar ada Suku Penjaga, sekarang tidak terlihat, bagaimana mungkin bisa bertahan sampai masa depan?”
Suku Penjaga yang disebut-sebut hanyalah legenda Bimon semata. Gunung Suci Hyjal menempati posisi tertinggi dalam hati Bimon. Konon sejak zaman kuno, para petarung kuat mulai hidup menyendiri di Gunung Suci Hyjal untuk menjaga setiap helai rumput dan pepohonan di sana. Tapi ini tetap saja hanya kabar angin, tak seorang pun pernah melihat wujud Suku Penjaga. Luas keseluruhan gunung suci yang tak terkira, lembah dalam dan hutan tua dengan jurang-jurang rapat, memungkinkan semua orang untuk mengarang cerita sesuka hati.
Pada era Perang Hyjal seribu tahun silam, Bimon dan manusia saling serang dari awal sampai akhir, pertempuran yang membakar separuh langit. Bahkan gunung suci akhirnya ditaklukkan, tak pernah terlihat petarung legendaris yang muncul membantu. Jadi legenda tetaplah legenda!
“Aku tak pernah melihat klan penjaga di Gunung Suci Hyjal. Semua ilmu bela diri ini kupelajari melalui 'proyeksi alam'!” Bintang Hyjal menggaruk kepalanya dengan malu-malu: “Saat baru dewasa, dalam sebuah perjalanan, aku pernah terjatuh ke jurang yang dalam tak terukur. Jaring ikan dari rotan dan tinja burung setebal lutut di dasar jurang menyelamatkan nyawaku. Di dasar jurang itu terdapat deposit magnetit yang sangat melimpah. Setiap bulan purnama, permukaan cermin bijih magnet terkadang memproyeksikan gambar-gambar praktik ilmu bela diri berbagai petarung. Dengan mempelajari 'proyeksi alam' ini, butuh waktu ratusan tahun bagiku untuk menguasai semua jurus. Akhirnya dengan Teknik Melompat di Atap dan Berlari di Tembok Suku Garfield, aku bisa memanjat keluar dari jurang itu! Mengapa Transformasi Liar bisa selaras dengan Dou Qi, kekuatan pikiran, dan penguncian napas? Mungkin karena fisikku berbeda dari orang biasa, tapi detail pastinya tidak kuketahui. Ini hanya asumsiku belaka.”
Liu Zhenhan mengerlingkan mata penuh ironi.
"Proyeksi alam" yang disebut oleh Bintang Hyjal adalah konsep yang sangat menarik. Bagi orang biasa, ini hanya bisa dikaitkan dengan mukjizat ilahi. Namun bagi penyihir Aiqin, munculnya "proyeksi alam" semata-mata karena pengaruh khusus medan magnet ruang. Prinsipnya sama dengan kristal ingatan dan Kristal Di Wei yang kaya medan magnet. Pada lokasi dan waktu tertentu, dalam rentang medan magnet spesifik, adegan-adegan kuno dapat diregenerasi pada momen tertentu.
Fakta bahwa Bintang Hyjal bisa mempelajari begitu banyak ilmu bela diri tradisional Bimon melalui "proyeksi alam", meski terdengar mistis, tetap memiliki logika yang dapat dipahami!
Mengenai mengapa fisiknya memungkinkan harmonisasi Dou Qi dan Transformasi Liar, ini adalah misteri yang tak terpecahkan. Bagaimanapun, misteri tubuh manusia memungkinkan berbagai keajaiban. Siapa berani menyangkal bahwa keturunan campuran Naga Peri dan Shaman Divine Comedy bukanlah bakat super?
"Sebenarnya melatih Dou Qi menjadi Sinar Jari tidaklah sulit, kuncinya adalah membuka meridian tangan. Jika terlalu bergantung pada senjata untuk melepaskan Sinar Pedang, justru akan menyimpang dan masuk ke jalan buntu dalam pengembangan Dou Qi!" Bintang Hyjal terus membeberkan berbagai metode latihan Dou Qi, Transformasi Liar, dan ilmu rahasia Bimon lainnya, menganalisis kelebihan dan kekurangan masing-masing dengan sangat detail.
Di antara para Bimon yang hadir, tidak sedikit yang memiliki keunggulan dalam ilmu bela diri suku mereka sendiri. Mendengar penjelasan Bintang Hyjal tentang penguasaannya terhadap tradisi ilmu bela diri Bimon, keringat dingin pun mengalir deras. Kedalaman pemahamannya benar-benar tak terukur! Beberapa konsep sama sekali tidak bisa dipalsukan oleh orang awam, seperti halnya kaligrafi atau lukisan - seorang ahli langsung bisa melihat perbedaan kualitas hanya dari sapuan pertama!
Sulit dipercaya! Hanya dalam waktu seratus tahun lebih, dia telah menguasai begitu banyak ilmu bela diri langka dan memahami intisari dari berbagai teknik bertarung! Para Jenderal Bimon menggeretakkan gigi dengan perasaan frustasi. Mereka yang berjuang keras mempelajari ilmu bela diri suku sendiri benar-benar tidak mengerti - bagaimana mungkin seseorang bisa mencapai tingkat kesempurnaan dalam ratusan jenis ilmu bela diri hanya dalam waktu sekitar seratus tahun?!
"Di Gunung Suci Hyjal, jumlah lembah berhutan yang tersembunyi tak terhitung. Lembah tak bernama yang bisa memproyeksikan 'bayangan alami' ini," Liu Zhenhan bertanya dengan nada penuh makna kepada Bintang Hyjal, "Apakah kau bisa menemukannya kembali jika disuruh mencari sekarang?"
"Ayah, aku akan berusaha sebisanya. Tapi Hyjal adalah gunung tiga dimensi dengan luas ratusan li – terlalu besar untuk dipastikan."
"Siapa nama lengkapmu?"
"Wentekelaier Desalelin Richard Zhenhan Liu." Jawaban Bintang Hyjal sesuai dengan kebiasaan penamaan di Benua Aigean: Desalelin berasal dari nama keluarga ibu Ruoerna, sedangkan Richard Zhenhan Liu mempertahankan nama lengkap ayahnya.
“Bagi orang penting yang tercatat dalam sejarah, memberikan nama lengkap mereka sebagai marga kepada keturunan darah murni adalah hal yang sangat biasa, karena ini berarti melanjutkan kejayaan besar! Contohnya Kaka, karena ada beberapa Druid senior Costa yang sangat Berbual B di antara leluhurnya, maka nama lengkapnya mencapai 28 huruf.”
“Di Benua Aigean, semakin panjang rangkaian nama seseorang, semakin murni darahnya. Ketika Bintang Hyjal menyebutkan namanya, meski tidak menyebut diri sebagai anak Ruoerna, orang tetap bisa mengenali bahwa dia adalah keturunan Ruoerna dan Liu Zhenhan dari marga ibu dalam namanya - inilah yang disebut silsilah dan studi darah murni.”
“Wentaikelai'er, katakan padaku, berapa banyak anak laki-laki yang akan kumiliki di masa depan?” Liu Zhenhan menahan tawa, bertanya dalam bahasa Han.
“Ayah, di masa depan Anda memiliki 47 putra dan 13 putri.” Bintang Hyjal menundukkan kepala, menjawab dalam bahasa Bimon dengan sedih: “Tapi Ayah dan Ibu akan bertengkar! Saya dibawa pergi Ibu sebelum lahir, jadi sama sekali tidak pernah bertemu Ayah.”
Jawaban ini secara tidak langsung menjelaskan alasan Bintang Hyjal tidak bisa berbahasa Han. Terlihat jelas bahwa pemuda ini memiliki kemampuan telepati yang cukup baik, bisa memahami makna melalui bahasa orang lain dengan telepati. Selain bangsa iblis yang khusus melatih telepati, jarang ada ras beradab di Benua Aigean yang mencapai pencapaian nirwana seperti ini.
"Ahli Green Party yang khusus mempelajari kekuatan pikiran mungkin bisa mencapai pencapaian nirwana seperti ini, karena kekuatan pikiran juga merupakan cabang khusus dari telepati. Sang Bintang Hyjal ini adalah ahli terkemuka ilmu pedang Klan Hijau, meski tidak menguasai bahasa Han, kekurangan ini bisa ditutupi."
"Aku akan punya begitu banyak keturunan? Aku juga akan bertengkar dengan Ruoerna di masa depan?" Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
Banyak bangsawan Bimon yang emosional mulai memandang Yang Mulia dengan cara berbeda. Mereka mulai benar-benar percaya pada perkataan Bintang Hyjal.
Pasangan bangsa naga umumnya memiliki karakter mandiri. Selama kehamilan, sindrom kehamilan sering menyebabkan mereka tidak berhubungan lagi. Hal ini bukan mustahil, tapi sangat mungkin terjadi.
"Menurutmu, di masa depan kita akan selamat dalam pertempuran melawan Bangsa iblis?" Liu Zhenhan beralih ke Bahasa Bimon: "Wentai Kelier, benarkah demikian?"
"Benar, ayahanda. Di bawah pimpinan Yang Mulia, para penjajah pasti akan kalah." Bintang Hyjal mengangguk penuh kebanggaan dan kehormatan.
Yang Mulia Paus di samping terus mencibir keras. Ucapan bocah ini membuat Cicak tua geram—Apa maksudnya "di bawah pimpinan Shaman Divine Comedy, penjajah pasti kalah"? Kekuatan Istana Musim Panas sekuat apapun hanyalah wilayah kekuasaan kecil seperti biji wijen, dibandingkan dengan Kerajaan, tetap menjadi bagian yang paling kecil!
"Wentelclair, anakku tercinta, apakah kau bisa menggunakan sihir?" Ucapan Shaman Divine Comedy terdengar di telinga orang lain sebagai pengakuan atas keaslian putra ini: "Ibumu di masa depan seharusnya mengajarkanmu sihir bangsa naga, bukan?"
"Ibunda pernah menyuruhku berguru pada Naga Giok untuk mempelajari sihir tanaman, tapi aku benar-benar tidak tertarik dengan sihir..." Putra angkat ini menjulurkan jarinya. Telapak tangannya perlahan diselimuti lapisan tali rotan dan dedaunan hijau. Dari gelombang sihir yang terpancar, memang levelnya tidak tinggi - tapi hanya Tuhan yang tahu sebenarnya.
"Mulai hari ini, Wentelclair, kau adalah anak kesepuluhku." Liu Zhenhan berdiri dan memeluk putra palsu dari Keluarga Xi Bei yang mirip seperti cetakan dirinya sendiri.
Bintang Hyjal yang diduga melintasi portal waktu sama sekali tidak menarik minat si bajingan tua. Tapi satu hal yang pasti: bocah ini jelas-jelas bukan darah dagingnya!
Asal-usul dan detailnya, mana mungkin tidak diketahui oleh para istrinya?
Bahkan jika Ruoerna suatu hari nanti bermusuhan dengannya, mungkinkah dia memberi nama yang tidak sesuai kebiasaan Tiongkok pada anaknya?
Lagipula mustahil Ruoerna dan Liu Zhenhan akan bertengkar!
Lao Liu sangat yakin akan hal ini. Keyakinannya berasal dari kemampuan di ranjang yang meski kasar, tapi terbukti ampuh.
Telepati Liu Zhenhan setelah perubahan dunia iblis juga telah berhasil naik tingkat, "Klimaks Kematian Ganda" kini memiliki kekuatan yang lebih membekas dibanding sebelumnya. Setelah satu kali eksperimen, dia telah memastikan bahwa "Klimaks Kematian Ganda" ini tidak lagi memiliki daya pukul mematikan, namun justru memiliki sifat kecanduan yang lebih mengerikan - ini hampir setara dengan kekuatan penganugerahan permanen! (PS: Sebenarnya masih jauh dari penganugerahan permanen sejati.)
Penganugerahan permanen termasuk dalam pencapaian nirwana tertinggi dari kebenaran elemen!
Artinya, wanita yang pernah tidur dengan Liu Zhenhan dan merasakan klimaks tiga kali alih-alih dua kali akan kecanduan seperti menghisap opium. Bagaimana mungkin Ruoerna di masa depan meninggalkannya? Bagaimana mungkin bisa pergi?
Anak angkat Keluarga Xi Bei ini seharusnya tidak menggunakan alasan seperti ini!
Alasan Liu Zhenhan tidak langsung membunuh anak angkat ini adalah karena dia mengagumi keahlian Jari Cahaya-nya.
Jika langsung menghancurkannya, berarti teknik penggunaan Dou Qi - satu-satunya ilmu bela diri yang bisa menyaingi kekuatan sihir - akan punah lagi. Liu Zhenhan tidak tega melakukan pemborosan seperti ini. Prinsip "percaya atau tidak percaya" berlaku: sehebat apa pun Shi Lang, fakta bahwa dia memilih bergabung membuktikan dia tidak yakin bisa mengalahkan Lao Liu. Itu sudah cukup.
"Kapan Lampard mempelajari Jari Cahaya, saat itulah kematian Wentaikelai'er." Liu Zhenhan menepuk bahu putranya dengan kasar, seolah penuh keakraban, namun sebenarnya menyimpan niat membunuh yang tersembunyi.
"Selamat atas pertemuan ayah dan anak, Yang Mulia Li. Keberhasilan Paduka mendapatkan dua putra dalam satu hari juga merupakan kehormatan bagi seluruh Kerajaan. Saya akan melaporkan kepada Yang Mulia Raja dan Senat untuk segera menganugerahkan gelar bangsawan yang pantas untuk kedua putra Paduka." Paus Bulat tersenyum sinis. Meski narasi Bintang Hyjal terlihat sempurna, justru karena terlalu sempurna dan ambigu, Paus yang licik ini malah tidak percaya. Penilaian ini berasal dari intuisi, bukan logika.
Ucapan selamat yang tidak seragam bergema setengah hati. Urusan apakah Yang Mulia memiliki putra yang datang dari portal waktu masa depan bukanlah kepedulian orang lain. Bagi semua Bimon, ini hanya tambahan kisah angker untuk dibanggakan di obrolan nanti.
"Terima kasih banyak, Yang Mulia." Liu Zhenhan tertawa getir. Orang sering bilang Tuan Tanah Feilengcui punya empat kelebihan: uang melimpah, persenjataan lengkap, preman banyak, istri banyak. Sekarang tampaknya harus ditambah satu lagi - anak juga banyak!
“Segera pergi ke Kuil untuk membawa Mentor Cui Beixi pulang, aku harus segera ke Pegunungan Salju Himalaya Taymur untuk menenangkan diri.” Helen tersenyum getir sambil mengangkat bahu mungilnya ke Lao Liu: “Ini membuatku merasa seperti bermimpi.”
“Aku juga.” Mo'er juga tersenyum getir: “Richard, untunglah bukan putra kita yang melewati portal waktu, kalau tidak aku pasti akan pingsan dan tak pernah bangun lagi.”
Mo'er tidak pingsan, tapi tribun penonton dipenuhi orang-orang yang kolaps seketika!
Tak ada yang menyangka, Yang Mulia Nabi Langit Biru secara terang-terangan mengungkapkan hubungan terlarangnya dengan Yang Mulia Shaman Divine Comedy yang juga mentornya!
Ekspresi Yang Mulia Paus kembali berubah menjadi bentuk geometris, setelah lama akhirnya melontarkan kata kasar yang tak pantas: “Richard, aku benar-benar Sialan kagum padamu!”
Bab 551 Serangan Kereta Perang (Bagian Atas)
Setelah kembali ke Feilengcui, Liu Zhenhan membawa Cui Beixi yang mabuk berat ke "Menara Seribu Salju".
Mentor Ular Wanita Cantik yang mabuk tak sadarkan diri terus bergumam menyebut nama Murinio, kedalaman cintanya membuat Liu Zhenhan merasakan perasaan campur aduk di perut – bukan iri hati maupun cemburu, pokoknya terasa aneh.
"Rumah Salju Seribu" adalah bekas kediaman suku Mammoth, yang kini menjadi gudang es alami Feilengcui. Gua salju terbesar dipenuhi gunungan kuda liar dan banteng liar, ditambah rusa perunggu serta ikan segar yang membeku menjadi lempengan-lempengan kerasnya bisa digunakan untuk memukul orang.
Alasan membawa Mentor Cui Beixi ke sini adalah karena mata air panas di dekat "Rumah Salju Seribu" memiliki efek menyegarkan yang sangat baik untuk meredakan mabuk.
Harus diakui, status Bangsa Manusia Berbulu Mamut - sang juara kuat terkuat Bimon di Pegunungan Salju Himalaya Taymur - benar-benar luar biasa Berbual B. Meski pegunungan salju membentang ribuan li dengan ratusan suku asli berbeda, Tetua suku Mammoth Pogi dengan bangga menyatakan: "Baik suku beradab maupun primitif, dalam radius 200 li pasti tak ada yang berani mendekati wilayah Mammoth!"
Suku Mammoth menduduki dataran es terbaik di ketinggian 4.000 yard. Kawasan ini dipenuhi mata air panas dengan berbagai suhu, mata air es yang tidak membeku, bahkan sumber air mendidih alami - harta karun pegunungan salju. Dengan ini, siapa pun bisa memasak makanan matang tanpa perlu menyalakan api.
Daerah lain di Pegunungan Salju Himalaya Taymur tidak seberuntung ini. Di dataran es ketinggian 6.500 yard terdapat "Kolam Mendidih" alami yang disebut suku Mammoth sebagai "Kolam Surgawi". Tempat ini menjadi kantin umum bagi berbagai suku pegunungan untuk beramai-ramai menyantap hotpot.
Liu Zhenhan juga secara tidak sengaja diingatkan, jika suatu hari nanti berhasil menyelamatkan kekasih Yitiao, dengan kemampuan "Mutiara Fubo" miliknya yang bisa menyerap dan melepaskan air. Jika dia menyerap air mendidih dari kolam suci gunung bersalju dalam jumlah besar, entah bagaimana rasanya jika dituangkan ke kepala pasukan bangsa iblis?
Memikirkan hal ini, Liu Zhenhan merasa pemikirannya sebelumnya seperti masuk ke jalan buntu yang sempit!
Mengapa selalu berpikir menggunakan "Mutiara Fubo" untuk membuat banjir besar seperti kisah Biksu Jinshan?
Di padang gurun yang luas, berapa banyak manusia burung yang bisa ditenggelamkan dengan banjir?
Mengapa tidak berpikir untuk merebus bulu ayam... maksudku, merebus sampai mati para anjing agresor sialan ini?
Atau mungkin membekukan mereka sampai mati?
Baik kolam dingin Sepuluh Mutiara di bekas wilayah peri bunga maupun mata air es gunung bersalju, semuanya adalah sumber air dingin yang bisa membekukan seketika - melimpah dan tak pernah habis!
Apalagi air mendidih kolam suci yang digunakan penduduk asli gunung untuk hot pot, jumlahnya tak terbatas!
Mengikuti karakteristik mutiara elemen lainnya, "Mutiara Fubo" seharusnya juga bisa mempertahankan suhu air yang disimpannya!
Sedikit ketidaknyamanan karena mendengar Cui Beixi menyebut nama Murinio dalam keadaan mabuk, segera terlupakan oleh "penemuan besar" ini.
Setelah menemani Helen dan Mo'er berendam sebentar di mata air panas, Lao Liu yang masih menyimpan banyak rencana segera kembali ke Feilengcui.
"Matahari senja yang merah seperti darah menyelimuti Lapangan Merah yang dipadati kerumunan manusia dengan warna merah anggun, menciptakan keindahan yang menakjubkan."
Ailijie dan Ai Wei'er menghabiskan seluruh sore di Feilengcui. Menunggu Liu Zhenhan menyelesaikan semua urusan berantakan, Bunga Aiqin dan Putri Duyung telah memerintahkan Xiao Kong untuk mengangkat tiga ribu pejabat bunga di Lapangan Merah, sementara Haihuasi ditugaskan mengangkat ratusan pejabat bunga.
Liu Zhenhan melirik ke dalam aula kediaman Tuan Tanah. Raksasa Buddha dan Sang Pria Perkasa yang misterius masih asyik mengobrol ngalor-ngidul, sepertinya diskusi mereka bisa berlanjut sehari semalam tanpa henti.
Jiskeibi dan Joan d'Arc baru kembali dari khotbah bawah tanah. Dengan manis mereka menyandar di sisi Lao Liu. Si tulang rusak ini langsung lupa pernah difitnah Jiskeibi, memeluk dua istri mudanya sampai tulangnya rasanya meleleh separuh.
"Sudah lama tak pulang, apa kalian merindukanku dalam mimpi?" Si bajingan tua menyeringai nakal.
"Rindu!" Jawaban Jiskeibi lantang dan jelas.
Santa Joan d'Arc mengenakan jubah sutra emas yang anggun dan modis. Tak seperti Kebi yang berani mengungkapkan isi hati, dia hanya menatap Lao Liu dengan kedua matanya yang indah, entah sedang melamun apa.
"Panggil pengawal untuk mengambilkan beberapa kursi!" Liu Zhenhan dengan gaya Berbual B langsung duduk di kursi utama. Silf, Wei Zhi, dan para Gadis Merak berkerumun di belakangnya, membuat suasana seperti kontes kecantikan.
Silf dengan lihai memijat bahu Liu Zhenhan. Perlu dijelaskan, Liu Zhenhan tak pernah menyuruh siapapun melakukan ini, tapi ke mana pun perempuan berada di belakangnya akan melakukannya. Semua terjadi alami seperti lapar perlu makan, haus harus minum.
Dikelilingi lautan kecantikan, sorot mata Liu Zhenhan berubah bak Raja. Matanya menyapu sekeliling, melihat Daisy dan Ruoerna sedang berbincang hangat dengan 10 orang kekasih Wentai Kelaier di bawah pohon Pisang Suoluo. Tatapan Daisy rumit, mata Ruoerna memancarkan cahaya keibuan yang meluap, sementara Wentai Kelaier tampak bahagia. Burung beo kecil membawa Guo Guo dan A-Xiannu di dahan pohon, mengintip dengan curiga.
Adegan keharmonisan ibu-anak ini nyaris membuat Lao Liu tersedak.
"Memandangi apa?" Ning Yu dan Xixi bersama belasan pelayan elf cantik membawa pot bunga indah, bertanya heran saat melewati Lao Liu: "Bukankah seharusnya kau menyapa putramu dulu?"
“Kau pikir bocah ini benar-benar anakku yang menembus portal waktu untuk bertemu denganku?” Liu Zhenhan menurunkan suaranya sambil memandangi istri pertamanya yang paling cerdas.
“Kau pikir hanya kau yang pintar? Nana tidak punya firasat?” Ning Yu menahan tawa dengan bibir terkunci: “Cepat, jangan banyak bicara. Bantu aku - gadis kecil Diao Chan yang kau bawa ternyata membawa banyak biji tanaman khusus, seperti Bunga Cermin, Xiangxuehai, dan Bunga Obor Asam. Katanya bunga ini bisa menggantikan obor! Aku mau mencoba menyiraminya dengan Mata Air Kehidupan! Oh iya, ada juga Bunga Qingnang dari Master Titian.”
“Qingnang? Bunga Puisi? Dari mana Master Titian dapat bunga langka semacam itu?” Liu Zhenhan bersiul: “Luar biasa! Bahkan ada biji Bunga Cermin! Komunikasi jarak jauh jadi lebih mudah nanti!”
“Bunga Qingnang ini hadiah dari seorang pangeran manusia untuk Master Titian. Bunganya botak, katanya saat mekar tidak muncul puisi sama sekali. Si pangeran kecewa lalu memberikannya ke Master Titian. Karena Master Titian datang ke sini untuk membuat sketsa malaikat dan dewi, dia tidak bisa datang tangan kosong.” Ning Yu tertawa: “Kau tahu sifat seniman - mereka benci berhutang budak.”
“Kamu sibuk saja dulu, aku mau bicara soal urusan penting dengan Ailijie.” Liu Zhenhan merasa senang, Raja Bunga tapi tak punya beberapa jenis bunga terkenal untuk memperkuat citra? Hanya dengan Penjaga Bunga Haihuasi barulah kekurangan besar ini bisa terisi!
Prosesi penobatan pejabat bunga berlangsung megah. Sekelompok gadis kecil membawa berbagai bunga warna-warni, satu per satu menerima gelar dari Diao Chan sang kecantikan Haihuasi. Di tengah kelopak terbang yang berhamburan, Haihuasi yang cantik bak dewi turun ke bumi, seolah sedang menuntun umat yang tersesat.
Saat ini Haihuasi masih memiliki 88 kuota penjaga bunga tersisa. Sebelumnya dia telah menetapkan 12 jenis bunga terkenal dunia iblis sebagai bunga yang sesuai dengan 12 gelar bunga. Sebelas Gadis Merak telah berhasil diangkat sebagai penjaga bunga, namun "Hyacinth Parfum" sebagai bunga sihir terlalu langka. Meski ada gelar penjaga, tak ada yang sanggup membiayai kemewahannya, sayang kuota terbuang percuma!
Ailijie memilih 88 gadis muda cantik dari Suku Yuanfurui kupu-kupu Bimon untuk dibina sebagai penjaga bunga. Setelah menghitung jumlahnya, Liu Zhenhan terkejut bukan main.
Di Feilengcui, terdapat tiga ras penggemar bunga – Raksasa Buddha, kupu-kupu Bimon, dan Elf Xifu. Dari ketiganya, Raksasa Buddha mutlak tidak akan turun ke medan perang, jadi sudah pasti dikeluarkan dari daftar pejabat bunga. Tapi peri bunga dan orang kupu-kupu sama-sama mencintai bunga sehidup semati. Tidak mungkin Ailijie memihak pihak luar sampai tidak memilih satu pun Elf Xifu, malah memberikan semua kuota pejabat bunga kepada Suku Kupu-Kupu Wanfurui?
"Bos Ai, apa kamu salah minum obat?" Liu Zhenhan memanggil Ailijie, tak kuasa mengelus dahi sempurna Bunga Aiqin ini. "Hari ini apa Dibo Luo terbit dari timur? Kamu bisa rendah hati? Apa mataku tidak salah lihat?"
"Pergi mati! Pikirmu kesadaranku setara denganmu? Mengukur orang dengan dirimu sendiri ya, Richard?" Ailijie melirik Lao Liu dengan ekspresi setengah marah. "Kami Elf Xifu punya teknik komando unik. Jika mereka jadi pejabat bunga, sumber daya akan terbuang sia-sia. Kamu mengerti?"
"Nona, akhirnya kamu dewasa." Pandangan Liu Zhenhan penuh apresiasi. "Tak sia-sia kuperlengkapi Elf Xifu dengan Intan Guntur dan Tongkat Sihir Tulang. Performamu tak menyia-nyiakan jerih payahku!"
“Aku ini kan Dewi Feilengcui, semua aset di sini milikku. Masa aku tidak boleh berpikir dari sudut pandang keseluruhan?” Ailijie sama sekali tidak terpengaruh: “Pelajaran sihir harus dimulai sejak kecil. Tidakkah kau lihat, kupilih semua orang kupu-kupu yang muda? Dengan IQ-mu, bisakah kau memikirkan sejauh ini?”
“Richard, jangan dengarkan omong kosong Ailijie. Pasukan wanita kupu-kupu ini semuanya urusanku.” Ai Wei'er menghampiri lalu duduk di pangkuan Liu Zhenhan dengan santai, melirik tajam ke Bunga Aiqin.
“Penyihir yang menguasai titik tertinggi ini akan mendapat bonus jarak tembak yang baik dalam pertempuran. Aku tidak keberatan baik orang kupu-kupu maupun Xifu yang menjadi pejabat bunga.” Beckham mendekati Liu Zhenhan sambil melirik takut ke nyonya bos Ai Wei'er: “Bos, jangan-jangan 88 pejabat bunga plus 11 gadis merak ini mau kau buat struktur penyihir terpisah?”
Bab 552: Serangan Kereta Panah (Bagian Tengah)
“Xiao Bei tenang, Pasukan Ajaib Feilengcui berapapun anggotanya, hanya akan ada satu kesatuan. Hanya kau yang layak jadi Kapten Taibao.” Liu Zhenhan tertawa terbahak. Mo'er dan Ai Wei'er suka mengancam Kapten Taibao ini, selalu mengancam mau buat pasukan Tai Bao baru. Rupanya tekanan psikologis Xiao Bei cukup besar.
“Bagus kalau begitu.” Beckham menghela napas panjang, mengeluarkan "Mutiara Ular Suizhu delapan kati" dari saku celana dan mengembalikannya ke Lao Liu: "Bos, mutiara ular ini diberikan oleh nyonya bos baru Wei Zhi kepadaku, aku tidak berani menerimanya, terlalu berharga! Lebih baik Bapak yang menyimpannya, aku tidak ingin nyonya bos lainnya membuat masalah untukku."
"Aku tidak akan membuat masalah untukmu." Ai Wei'er melototi Xiao Bei: "Tapi kabarnya akhir-akhir ini kamu sering mendekati Putri Nancy Feniya Sal, juga punya hubungan tidak jelas dengan pelayan Putri yang bernama Victoria si gadis panas itu. Tuan Jabbar, kepala rumah tangga, juga memberitahuku bahwa sekretaris cantikmu beberapa kali terlihat menyelinap keluar dari kamarmu pagi-pagi buta. Kuharap kamu tahu diri, jangan sampai ayah Putri Nancy memenggal kepalamu!"
Kepala pelayan penguin jancuk ini. Xiao Bei benar-benar marah dan malu.
"Xiao Bei yang tampan, apa kamu pernah main serong dengan para pelayan di kediaman tuan tanah?" Ailijie sengaja menuangkan minyak ke api.
"Siapa yang bilang?" Wajah Xiao Bei pucat pasi. Bagaimanapun juga, para pelayan itu adalah milik eksklusif tuan tanah. Bos belum memberi izin, kalau aku berselingkuh dengan mereka bukannya mencari mati? Fitnahan ini terlalu kejam!
"Sudahlah, aku malah ingin kamu cepat-cepat mengejar Putri. Kalau dia terus nempel di sini, aku jadi jengkel! Simpan saja mutiara ular perak delapan bagian itu. Hanya dengan memberikan Suizhu dan Jiǔqū Suizhu ini padamu, baru bisa menutupi kelemahanmu yang tidak bisa melepaskan sihir area." Liu Zhenhan tertawa sambil memaki: "Lihat dirimu, mana mirip murid Master Stefano? Kayak murid penyihir pengemis, pelit banget! Siapa yang berani mencuri peralatanmu? Bangsat! Pencuri yang berani masuk Feilengcui belum pernah aku lihat!"
"Mentorku Stefano rencananya mau ke Feilengcui malam ini. Dia sudah minta koordinat magis beberapa kali." Xiao Bei mengangkat bahu malu-malu: "Baru dengar dari nyonya bos Daisy, Master Emmar juga sudah beberapa kali minta koordinat magis lewat Kotak Tulang. Sekarang gimana?"
Meskipun kristal teleportasi sangat berharga, bagi keluarga kerajaan Benua Aigean ini merupakan alat transportasi magis wajib untuk antisipasi keadaan darurat.
Setiap koordinat formasi teleportasi kristal magis bersifat unik. Hanya dengan mengetahui koordinat magis yang tetap, transmisi dua arah lintas wilayah dapat dilakukan. Yang membuat dua Penyihir Besar istana manusia begitu panik tak lain adalah efektivitas ancaman Lao Liu - selama laboratorium alkemi bergabung dengan Feilengcui, mereka akan mendapat keuntungan pembagian 50-50!
Syarat ini bukan sekadar menguntungkan, tapi begitu menggiurkan hingga hampir membuat mata sulit terbuka!
Bagi para alkemis Aiqin, material magis berkualitas tinggi ibarat umpan obat berharga di mata Raksasa Buddha, atau bahan masak premium yang paling didambakan koki Setengah Manusia - benar-benar sesuatu yang langka dan sulit diperoleh!
Tanpa bahan obat berharga, Raksasa Buddha sehebat apapun takkan bisa menyembuhkan penyakit rumit. Tanpa bahan masak premium, Setengah Manusia seandal apapun membuat minuman takkan bisa menciptakan rum lezat dari lumpur dan air bersih!
Demikian pula, tanpa material sihir yang sesuai, alkemis sekaliber apapun dengan pengetahuan luas dan kemampuan luar biasa tetap tak bisa membuat peralatan magis yang layak.
Tingkat kekayaan Feilengcui benar-benar merupakan surga yang didambakan setiap alkemis!
“Kekaisaran Pompeii dan Kekaisaran St. Francis sama-sama merupakan negara militer kuat utama di Benua Aigean, dan memiliki laboratorium alkemi masing-masing. Namun bahan baku kelas premium tidak bisa diatasi hanya dengan kemampuan ekonomi yang kuat. Sumber mineral magis ditentukan oleh takdir. Monster Tingkat Super juga bukan domba yang bisa disembelih sembarangan!”
“Kesepakatan bagi hasil 50-50 dari Feilengcui ini, bagi mereka, sama vitalnya dengan pengemis yang tertimpa tumpukan koin emas saat tidur! Wajar jika mereka langsung kalap!”
“Kita sekarang memiliki banyak formasi teleportasi sihir. Berikan parameter koordinat formasi teleportasi kristal kepada dua Master ini untuk memudahkan perjalanan di masa depan.” Koordinat magis formasi teleportasi kristal adalah rahasia tertinggi. Liu Zhenhan tentu menguasai ketat parameter koordinat ini. Tapi untuk formasi teleportasi di lokasi non-vital, memberi tahu dua Penyihir Besar istana manusia tidak akan menimbulkan efek samping, mustahil terjadi konsekuensi tak terduga.
Beckham mengangguk. Dengan bergabungnya laboratorium alkemi dua kekaisaran manusia, pasokan peralatan magis pasti akan melonjak secara drastis dalam waktu singkat. Manfaatnya bagi pasukan Tai Bao sangat jelas.
Tapi Xiao Bei tetap mengagumi bosnya dalam hati. Bagi hasil 50-50 dengan bahan baku berharga Feilengcui, sama saja dengan memberi hadiah kepada dua kekaisaran manusia. Di kemudian hari, keluarga kerajaan Pompeii dan St. Francis mungkin bisa tidak menghargai siapapun, tapi hutang budi pada Feilengcui pasti sangat besar.
“Kedua Kekaisaran manusia kali ini benar-benar mengumpulkan kekayaan dari perang.” Ailijie menghela napas panjang dengan rasa tidak puas. Ras Elf sebenarnya juga ahli dalam membuat peralatan magis, hanya saja saat ini tidak bisa mengumpulkan semua anggota mereka. Jika seluruh Elf di Benua berkumpul, buat apa Ailijie harus meminjam kekuatan manusia?
“Tidak sepenuhnya begitu. Peralatan yang dibuat untuk mereka pasti dipilih dengan selektif. Bahan-bahan berharga tentu tidak perlu bantuan mereka! Lagipula beberapa desain tidak mungkin dibagikan. Meski dibagikan, tanpa bahan baku, bukankah percuma?” Liu Zhenhan justru bersikap legawa: “Tidak ada makan siang yang gratis. Siapa mau membantu tanpa imbalan? Mengirim anak-anak pintar untuk belajar dari para Master manusia ini baru langkah tepat.”
“Aku yang akan mengurus ini.” Ai Wei'er menawarkan diri: “300 anak laki-laki dan perempuan saat ini sedang membuat gulungan lagu perang untukmu. Menurutku gulungan ini tidak berguna, lebih baik dihentikan dan mereka langsung jadi murid alkimia. Aku akan pilih anak-anak cerdas dari suku-suku bawahan lain. Sihir harus diajarkan sejak dini, kata bos.”
"Kekuatan gulungan lagu perang jauh lebih kecil dibanding lagu perang itu sendiri, tapi entah apakah gulungan bunuh diri milikku berguna? Kamu nanti pindahkan 300 anak-anak lelaki dan perempuan, cari dulu pendeta muda untuk menyalurkan Kekuatan Nyanyian ke darah bangsa binatang, lalu suruh mereka membuat gulungan bunuh diri. Aku ingin pendeta itu menguji apakah gulungan bunuh diri ini benar-benar mematikan!" Liu Zhenhan berkata dengan licik: "Secara logika seharusnya tidak, karena gulungan lagu perang menggunakan pembakaran darah monster dan ledakan lingkaran cahaya Kekuatan Nyanyian. Secara prinsip, gulungan bunuh diri hanya bisa menghasilkan Kilat Berantai Nebula yang sangat terbatas, seharusnya tidak berhubungan dengan nyawa. Kita coba dulu, kalau berhasil, 300 anak-anak ini akan sibuk terus!"
"Hatimu bukan hitam biasa, warnanya sudah seperti bulu burung gagak." Ailijie menggigil ketakutan.
"Jangan cuma mengoceh seperti burung gereja Newcastle! Dengan pengaruhku sekarang, mencari pendeta muda untuk jadi ksatria pengorbanan itu mudah sekali!" Liu Zhenhan tersenyum sinis: "Kalau nyawaku sendiri yang kujadikan percobaan, bukankah itu pemborosan?"
"Gulungan lagu perang harus dilempar oleh yang berotot kuat. Bagaimana kalau kita suruh Kekasih kesembilan menciptakan ksatria kuat dulu, menyisakan 100 kuota untuk pendeta muda?" Ai Wei'er mengerutkan alisnya: "Kalau-kalau gulungan bunuh diri itu benar-benar bekerja..."
"Ailijie langsung bertindak tegas mendengar perkataan ini, memberi isyarat pada 'anak kesayangannya' dengan gerakan jari."
Xiao Kong meninggalkan Kaka yang sedang mengobrol ngalor-ngidul dengannya, lalu berjalan tertatih-tatih mendekat.
"Jiulang, apakah pencerahan tiga ribu Prajurit Bunga Negeri Bunga-mu sudah selesai?" Liu Zhenhan melirik ke Lapangan Merah yang dipadati kepala manusia, melihat sekumpulan penyair kuda nil menggendong perut gendut mereka sambil bercengkerama akrab dengan Orang-orang Ao. Prajurit Paus Fegao bersama O'Neill dan Belami berdiri berjejer, sedang membusungkan dada di depan Pasukan Istana Musim Panas lainnya seolah memberikan jaminan, tampak begitu percaya diri.
"Untuk mencerahkan tiga ribu Prajurit Bunga 'Berbakat Emas dan Berjati Diri Giok', aku tak perlu bertanggung jawab penuh. Cukup mencerahkan 30 Komandan Istana. Setiap Komandan Istana akan mencerahkan 10 Komandan Brigade. Lalu 300 Komandan Brigade masing-masing mencerahkan 10 prajurit. Begitu lah tiga ribu Prajurit Bunga tercipta." Xiao Kong memutar matanya. Bukankah sistem pencerahan Prajurit Bunga ini sama prinsipnya dengan perkembangan jaringan piramida tikus? Kenapa Aiqin tetap tak bisa mencerna logika sederhana ini?
"Kalau dihitung begitu, jumlah Prajurit Bunga akan melebihi tiga ribu!" Liu Zhenhan tertawa. "Denganmu sebagai puncak, 1.665 pemanah kereta panah dan 1.665 prajurit penggede, totalnya harusnya 3.331 Prajurit Bunga Negeri Bunga!"
"Tiga ribu pejuang bunga yang kupilih adalah angka kosong." Xiao Kong mengedipkan matanya lagi, konsep angka ala Timur rupanya tak dipahami oleh orang-orang Aiqin yang kaku ini.
"Richard, pemilihan pejuang bunga kali ini ada triknya. Aku memilih 500 prajurit kijang udara untuk menjadi pemanah kereta panah. Pertempuran udara membutuhkan senjata jarak jauh yang hebat, penembak jarak ultra jauh justru menjadi kartu as terbaik!" Ailijie tersenyum misterius pada Lao Liu.
"Hanya 500 orang? Mengapa tidak semuanya? Pasukan kijang udara ditambah satu resimen Ksatria Siluman sudah hampir 1.500 orang!" Liu Zhenhan bertanya heran: "Bukankah kuota pemanah kereta panah 1.665 orang? Seharusnya cukup untuk ditahbiskan!"
Bab 553: Formasi Serbu Kereta Panah (Bagian Bawah)
“Keahlian prajurit Kijang dengan pisau terbang Gurkha juga merupakan teknik andalan, apa Anda ingin saya menyia-nyiakan kemampuan ini? Jika semua kavaleri udara dikategorikan sebagai pemanah jarak jauh, bagaimana dengan lemparan lembing prajurit Panda Panta? Dalam pertarungan jarak dekat, lembing segitiga berat dan hujan pisau terbang jauh lebih mematikan daripada panahan!” Ailijie menikmati pertanyaan naif Lao Liu ini: “Richard, rencanaku adalah menjadikan sisa 'pemanah kereta panah' diisi oleh penyair kuda nil suku Haus dan orang Ao dari Suku Dog! Sejak Kerajaan menyerahkan dua suku bawahan ini padamu, banyak pemuda dewasa yang bisa dipilih - seribu pria perkasa pun mudah didapat! Mereka memiliki keberanian tak kenal takut, tubuh kekar, dan dengan lencana pelembab dari putri duyung air tawar, kulit kering kuda nil pun menjadi ras tempur ampuh di darat-air! Sumber pasukan sehebat ini takkan disia-siakan negara mana pun, tapi ambisimu terlalu tinggi untuk pemula tanpa pengalaman! Jadi, aku manfaatkan kesempatan ini untuk mengubah penyair kuda nil dan pejuang Aul yang memiliki kekuatan fisik bawaan ini menjadi 'pemanah kereta panah' berkualitas terbaik!”
Liu Zhenhan tiba-tiba tersadar, Bunga Aiqin ternyata cukup cerdik, bukan sekadar patung hias!
"Orang bodoh! Akhirnya mengerti juga? Baik Bimon Kuda Nil maupun Orang Ao Bimon, kekuatan mereka sangat luar biasa. Begitu menjadi pemanah tembakan busur silang, pasti bisa menggunakan busur perang senar Merkuri Quarkdor yang membutuhkan kekuatan fisik besar!" Ailijie mengetuk dahi Lao Liu dengan jarinya: "Pasukan pemanah kita selalu menjadi kelemahan fatal. Ini kesempatan emas untuk mengubahnya! Dengan busur panjang air raksa magis berjarak tembak super, pemanah kita akan memiliki jarak minimal dua kali lipat dari lawan. Baik dalam pengepungan kota, pertempuran udara, atau duel panah, kita akan menguasai musuh sepenuhnya!"
"Menyuruh O'Neill beralih jadi pemanah? Akhirnya dia bisa memimpin barisan depan sambil menggotong Busur Silang Sayap Burung!" Liu Zhenhan membayangkan 1.665 pria perkasa menghujani musuh dengan tembakan. Bayangkan pemandangan di mana musuh hanya bisa terpana sambil dihancurkan dari jarak ribuan yard.
"Richard, Fegao belum pernah belajar keahlian memanah. Katanya dia ingin bergabung dengan Pasukan Pemanah Tembakan Busur Silang, jadi aku izinkan," kata Ai Wei'er sambil tersenyum.
"Jancuk!" Liu Zhenhan kaget. Dengan kekuatan Fegao sebagai pemanah, busur perang dan anak panahnya pasti harus dibuat khusus. Mungkin anak panah berat yang ditembakkannya bisa membuat naga pun berkeringat dingin seperti air terjun.
“Akan kuceritakan lagi tentang pengaturan Prajurit Kekuatan Besar, kuota ini prioritasnya kuberikan pada Pelayan Istana Musim Panas! Meski Centaur dengan gelar Shenjian Zheqin jago memanah, tapi tali dari Merkuri Quarkdor ini tarikannya terlalu kuat. Kecuali Ronaldo si Kuda Nil perkasa dan Nedved yang memiliki 'ikat pinggang makhluk tanpa wajah' untuk amplifikasi kekuatan fisik Haus penuh keringat darah, para Pelayan lain sama sekali tak bisa menggunakan busur panjang bertali air raksa magis. Dengan busur perang biasa kita yang hanya menggunakan air raksa magis di lengan busurnya, jangkauan tembaknya belum mencapai seribu yard! Tapi begitu kekuatan fisik para Pelayan ditingkatkan, masalah ini akan terpecahkan seperti memotong rumput dengan pisau tajam. Dengan tali busur air raksa magis, biarkan musuh menunggu jadi sasaran tembak mereka!" Ailijie memamerkan ekspresi: "Richard, kalau kau perlu menambah kekuatan lengan pendeta untuk menghantam gulungan lagu perang, aku bisa mencarikan posisi. Lagipula saat ini baru 102 Pelayan Istana Musim Panas yang telah menerima pencerahan, sebagian besar kuota masih menganggur!"
“Pikiranmu sangat detail, Dewiku.” Liu Zhenhan merasa malu, dia benar-benar tidak memikirkan sejauh yang Ailijie bayangkan: “Rupanya maksudmu melalui penjadwalan dan pemanfaatan teknik, menciptakan tiga resimen pemanah jarak jauh dari ketiadaan! Saat ini Feilengcui masih memiliki satu resimen pemanah Dongfeng Po dari Orang Kesturi, Kerajaan juga memiliki banyak Shenjian Zheqin dan Pemanah Bintang Emas, serta 300 pemanah Elf di Resimen Harimau cadangan. Penganugerahan kekuatan dari para pendeta tidak terlalu diperlukan, mari kesampingkan dulu, menurutmu bagaimana aku harus memilih kandidat prajurit kuat yang tersisa?”
“Inilah yang sedang kupertimbangkan! Meski Orang Kesturi adalah pemanah alami, dalam waktu singkat sulit bagi mereka menjadi pemanah berkualitas, hanya memiliki tenaga saja tidak cukup! Dari dua pilihan tersisa, Kerajaan Bimeng memang memiliki banyak Pemanah Bintang Emas dan Shenjian Zheqin, namun setelah diberkati, Feilengcui tidak hanya tidak bisa mengatur mereka, tapi juga harus bertanggung jawab atas busur air raksa magis mereka! Pabrik senjata saat ini harus membagi kebutuhan peralatan untuk pemanah Kereta Panah, jadi dalam waktu dekat, meski kau berhasil menciptakan sekelompok Hao yang perkasa, pasokan logistik tidak bisa mengikuti juga percuma! Situasi pemanah Elf dan Hao perkasa hampir sama, semuanya membutuhkan pasokan peralatan!” Ailijie menghela nafas: “Sebenarnya intinya, sekarang tergantung apakah produksi busur air raksa magis bisa menyusul, kalau tidak, meski kita mengambil jalan pintas menciptakan pemanah perkasa, mungkin tetap tidak bisa digunakan.”
“Dengan menghilangkan tiga proses ukiran, dekorasi, dan polishing, ditambah teknik pengecoran Raksasa Typhoon dan banyak pandai besi pembantu, tiga ribu busur air raksa magis bisa selesai dalam seminggu. Hanya bentuknya mungkin sedikit kasar.” Liu Zhenhan terus mempertimbangkan, merasa tiga ribu penembak mungkin tercapai, tapi kuncinya ada pada pemilihan personel dan penyesuaian peralatan.
“Kalau begitu mudah! Tunggu sampai Sang Raja kembali ke Feilengcui malam nanti, langsung mintalah satu setengah resimen Penembak jitu Hao. Kami bangsa Elf pasti tidak ada yang mau menggunakan busur perang berpenampilan kasar!” Perkataan Ailijie adalah fakta. Bagi Elf pencinta estetika, busur perang tanpa ukiran, hiasan, dekorasi, atau polesan – bahkan jika dipaksa digunakan – tidak akan bisa mengeluarkan 1% pun kemampuan memanah mereka.
“Hanya ini jalan keluarnya!” Liu Zhenhan memasukkan jari ke mulut dan membunyikan peluit, lalu melambai ke O'Neill di kejauhan: “Kemarilah!”
O'Neill bergegas datang dengan sekumpulan prajurit yang lari tergopoh-gopoh mengelilinginya. Sekilas terlihat seperti gerombolan mau berkelahi.
“O'Neill, tunjukkan teknik panah Bunga Kereta Baru yang baru kau kuasai!” Liu Zhenhan memberi isyarat ke Nedved: “Pavel, pinjamkan busur panahmu ke si Gendut O ini.”
“Busur panah tanpa lapisan emas tidak bisa digunakan oleh Ksatria Bunga Kereta.” Xiao Kong berbisik mengingatkan ayah angkatnya.
"Liu Zhenhan" mendengar permintaan ini hatinya langsung berdegup kencang karena refleks. Dia benar-benar trauma dihantui "Kurcaci Emas". Tapi dibandingkan "Anak-anak Guntur", permintaan "Pahlawan Bunga" ini jauh lebih masuk akal - hanya lapisan emas bukan emas murni. Feilengcui masih mampu membiayai ini.
Para pelayan segera mengambilkan puluhan koin emas dan menyerahkan ke tangan "Jiu Lang". Mata semua orang melotot sebesar mata Lao Liu, ingin menyaksikan keahlian "tunas emas" yang legendaris.
"Xiao Kong" matanya memerah, menahan malu sambil menggosok-gosokkan koin-koin emas di telapak tangannya. Ajaibnya, logam itu meleleh menjadi aliran air emas yang hidup bagai ular. Cairan ini menyelubungi busur pendek-panjang "Nedved" dan puluhan mata panahnya dengan lapisan emas mengkilap.
"Sudah selesai?" tanya Liu Zhenhan pada Jiu Lang.
"Tidak ada masalah," jawab Xiao Kong sambil mengangguk.
"Jancuk! Ini kan puluhan koin emas!" teriak O'Neill sambil memegang busur dan panah emas. Tangannya yang kekar bergetar kuat. Dua busur emas itu tiba-tiba melayang sendiri di udara belakangnya. Dua panah emas seolah diambil tangan tak terlihat, terpasang di tali busur yang ditarik penuh hingga berbentuk bulan purnama.
Mata Liu Zhenhan melebar hampir keluar dari soket mata, teknik memanah ini benar-benar memiliki aura kontrol logam seperti Naga Pelangi!
Dua kilatan emas melengkung menghilang di udara, suara kreek-kreek ranting patah bergema dari hutan bambu di kejauhan, hamparan cabang dan dahan remuk berantakan, membuat Jenderal Pan mengumpat marah seperti petani yang sawahnya dihancurkan burung pipit.
Liu Zhenhan melihat dengan jelas, kedua kilatan emas ini masing-masing menuju targetnya, benar-benar penerapan konsep satu pikiran dua tujuan!
"Bagaimana menurutmu Pavel?" Dalam hal teknik memanah, Liu Zhenhan hampir tidak mengerti sama sekali, namun dari sikap O'Neill yang terlihat sangat perkasa, demi kehati-hatian dia tetap ingin meminta pendapat ahli.
"Terlalu banyak gaya, kurang daya tempur." Nedved dengan blak-blakan memberikan penilaian: "Teknik kontrol panah seperti ini kurang kecepatan tembak, jika bertarung denganku, cukup dengan satu 'panah daun berputar' saja aku bisa menghalangi serangan si Gendut O, atau dengan tembakan lebih cepat, satu panah langsung mengunci tenggorokannya!"
"Jika musuh kita semua memiliki keahlian memanah sepertimu, kurasa lebih baik aku segera membelot dan menyerah saja." Liu Zhenhan tertawa.
"Pavel jangan sok!" O'Neill tidak mau kalah: "Saat ini hanya ada dua busur, sebenarnya aku bisa mengendalikan empat busur secara mengambang, ditambah satu busur perang di tangan, sekaligus bisa melepaskan lima panah! Bisakah kau menghadapinya?"
"Dengan kecepatan tembakanmu, sepuluh busur pun takkan bisa menyaingi satu busurku! Teknik tak bisa digantikan. Jika keahlian memanah bisa dikebut, lalu untuk apa kami para Zheqin ada?" Nedved tersenyum sinis: "Si Gendut O, kita sama-sama dari suku Haus. Kuberi nasihat jujur: keahlian memanah bukan soal gaya yang wah! Kecepatan tangan hanya bisa dicapai melalui latihan bertahun-tahun hingga mencapai puncak kesempurnaan!"
"Kau bisa menembak lima busur sekaligus? Wah, kualitas emas dan giok yang luar biasa!" Liu Zhenhan berseri-seri. Dia tak peduli soal teknik memanah suku Haus. Berapa orang yang bisa mencapai level ekstrim seperti Nedved? Di mata Shenjian Zheqin, mengenai daun pohon poplar dari jarak 100 langkah saja masih level amatir. Tapi di mata Lao Liu, itu sudah level dewa!
"Ayahanda, 'Kereta Panah' memang terinspirasi dari hujan anak panah yang rapat seperti kereta perang!" Si Kecil Kosong tersenyum getir menjelaskan: "Prajurit kuda nil ini adalah penembak kereta panah level komandan istana. Bisa kendalikan lima busur - empat mengambang di udara, satu di tangan! Level di bawahnya, komandan brigade, empat busur - tiga mengambang, satu di tangan. Penembak bunga kereta panah biasa minimal tiga busur! Mereka semua bisa bagi target dengan kesalahan tak lebih dari satu jarak kelopak bunga."
Bab 554 Atas Nama Ibu (Bagian Atas)
"Lalu kau, Kekasih Kesembilan?" Liu Zhenhan balik bertanya: "Sepuluh busur? Atau seratus?"
"Kereta panah adalah taktik prajurit bunga, sedangkan aku jenderal bunga." Jawab Si Kecil Kosong tegas: "Jadi aku tak bisa."
“Kamu bisa atau tidak menggunakan teknik panah Shiche juga tidak penting, bahkan pemanah paling lemah pun bisa menembakkan tiga panah sekaligus ke target berbeda, ini sudah sangat hebat!” Liu Zhenhan merasa lega, apa lagi yang tidak puas jika pemanah hasil pelatihan kilat bisa mencapai level seperti ini? Jangan-jangan mengharapkan semua orang jadi Nedved dalam sekejap?
“Ayahanda dan Ibunda, jika kalian mempersiapkan 3.000 pemanah, lalu siapa yang akan kubawa untuk menyerbu ke medan perang?” Xiao Kong sudah menahan diri lama, akhirnya tak tahan bertanya kepada Lao Liu dan Ailijie: “Bahkan saat aku menjelajah Benua Sutra, mana mungkin aku membawa pemanah untuk bertarung jarak dekat?”
“Jiu Lang, sudah kukatakan berkali-kali, kita bisa berpura-pura di depan mentormu, tapi secara pribadi tolong jangan sebut aku 'Ibunda' atau dia 'Ayahanda' lagi, ya?” Bunga Aiqin ini tampak sangat tersiksa.
Kau pikir aku suka? Xiao Kong juga frustrasi. Di Daratan Timur, tata krama dan rasa malu sangat dijunjung tinggi, ketidakpatuhan pada orang tua adalah dosa besar. Perbedaan budaya dua wilayah membuatnya ingin menuruti kata "Ibunda", tapi tak bisa mengkhianati hati nuraninya sendiri.
“Jiu Lang, darimana kau tahu kita akan perang? Bahkan sampai harus kau yang maju ke medan tempur?” Liu Zhenhan tertawa getir. Tampaknya visi Jiu Lang ini cukup tajam, tidak perlu mobilisasi politik tambahan lagi.
“Intuisi! Soalnya aku juga sudah bertempur bertahun-tahun. Cuma setelah ikut mentor jadi lebih menahan diri.” Xiao Kong tertawa kecut ke arah sang 'Laozi' murahan: “Kau kira mentor ingin menahanku? Bertahun-tahun di sisinya, aku selalu tak tahan ingin membunuh, sampai-sampai dia muak! Sekarang dia sudah menemukan catatan pasangan bijak, dan berdiskusi dengan banyak Raksasa Buddha tentang ajaran fundamentalis paling otentik. Si mentor tua itu mungkin malah ingin membuangku ke sini.”
“Ayahanda, dari sorot mata Bapak saja sudah jelas, mengikuti Bapak pasti akan menumpahkan lautan darah. Sejak pertama kali bertemu, aku langsung merasa Bapak adalah jenderal kejam yang penuh bau amis darah.” Xiao Kong melanjutkan dengan tertawa: “Mentorku punya mata tajam, katanya kejahatan Bapak hanya mekar untuk kejahatan. Tapi sepertinya, mentor justru cukup mengagumi Bapak.”
“Kujuro, kau salah.” Liu Zhenhan menunduk dengan ekspresi welas asih suci: “Aku Raksasa Asing. Kami Raksasa Buddha menganut prinsip 'menyapu lantai tanpa melukai nyawa semut, menyayangi ngengat dengan menutupi lentera'. Biksu harus berhati welas, mana boleh setiap hari mengumbar kata 'bunuh'?”
Xiao Kong langsung memutar pantat dan pergi. Ucapan dogmatis macam itu membuatnya jengah. Selama bertahun-tahun, sang mentor raksasa misterius terus mengomel di telinganya. Andai gendang telinga bisa berkapur, pastilah sudah setebal tembok ibu kota.
“Sayang, sepertinya kita berdua menemukan harta karun besar.” Lao Liu tersenyum licik ke arah Ailijie.
“Yang Mulia, lebih baik Urusan Yang Mulia memikirkan beberapa selir muda itu.” Ailijie tersenyum sinis: “Kedua saudari Hosea dan Fei Wenli telah kembali ke Kota London di Provinsi Barat Laut dengan formasi teleportasi sihir. Sejak Adipati Brückner kembali, saudari-saudari keluarga Hosea tak pernah lagi menggunakan formasi teleportasi untuk datang ke Feilengcui!”
“Orang tua ini memang sulit dihadapi...” Liu Zhenhan sendiri merasa gelisah, bahkan Murinio pun tak bisa mengatasi kakek angsa ini, apalagi dirinya yang tak yakin.
“Saat ini perang adalah prioritas utama! Bagaimana mungkin kita bisa berkeluarga jika bangsa iblis belum dihancurkan? Milikilah tekad!” Ailijie memarahinya dengan kesal: “Cinta asmara itu urusan kotor macam apa? Leksa dan kawan-kawannya tak pernah terbuai wanita seperti dirimu! Hanya mereka yang berpikir untuk dunia lah yang pantas disebut pahlawan sejati!”
“Maaf mengecewakanmu, Sayang.” Liu Zhenhan menarik suaranya dengan tertawa aneh: “Seumur hidup, kesenanganku yang terbesar adalah menghajar para 'pahlawan besar' yang mengaku peduli dunia!”
“Sudah tidak mau bicara lagi denganmu, aku akan mengatur Kaka besok pulang ke pegunungan sejauh 100.000 li. Para Druid memang punya kebiasaan merekrut banyak pengikut, apalagi Kaka adalah Druid senior Costa termuda sepanjang sejarah! Menurutnya sendiri, sejak suku Druid Aiximilan bergabung dengan Raksasa Voodoo Suku Dubin, status mereka di Kerajaan Orang Durbin cukup tinggi. Dengan kualifikasinya, menurutku merekrut pasukan bayaran Dubin seratus orang pasti bisa dilakukan, seperti yang dia sebut sebagai formasi charge!” Ailijie kesal sekaligus geli: “Menurutku kamu ini sepenuhnya diangkat jadi pahlawan karena faktor keberuntungan. Bukan kemampuan, semua kesempatan baik jatuh ke kamu!”
“Jangan main-main, omongan macam ini tidak akan membuatku goyah.” Liu Zhenhan mendengus sambil menunjukkan sikap meremehkan: “Bukan bermaksud sombong, andai dulu aku muncul di dunia iblis, sekarang pun pasti namaku tetap terkenal!”
Bunga Aiqin mencebikkan bibir. Meski tak mengerti maksud Richard tentang "dulu muncul di dunia iblis", dia mengakui bahwa dengan karakter dan sifat seperti ini, ke mana pun pasti tidak akan hidup susah.
Tentang keyakinan ini, tidak ada alasan logis atau sebab khusus, pokoknya Ailijie dengan enteng menerima pernyataan tersebut.
Sepasang tangan lembut dari belakang menutupi mata Lao Liu.
“Mo'er, apakah Mentor Cui Beixi sudah sadar?” Liu Zhenhan menepuk tangan kecil Mo'er, berkata dalam bahasa Han: "Nona, aku harus mengingatkanmu sekali lagi, jangan lupa bantu aku merahasiakan! Urusan Silf jangan sampai diberitahu siapa pun, terutama Ayah Anglam!"
"Mentor Ular Wanita Cantik malu bertemumu, dia dan Helen sudah kembali ke kamar dulu." Mo'er menggoyangkan rambut panjangnya yang basah kuyup, tertawa terpingkal-pingkal: "Jangan khawatir Ayah akan balik mencari masalah, aku pasti bantu merahasiakan! Silf sudah ceritakan semuanya padaku! Gadis-gadis Merak dan Diao Chan cantik yang kamu bawa ini kan tidak bisa bahasa Bimon, tak perlu takut ketahuan?"
"Di mata Ayah Anglam, apakah gelar incubus-ku sangat menakutkan?" Silf menutupi mulutnya dengan kipas merah, mendekat ke telinga Lao Liu sambil tertawa gemerincing seperti lonceng perak.
"Tak peduli kau incubus, kuda mimpi buruk, atau Dewi Mani! Yang pasti sekarang kekuatan elemenmu sudah hilang, tenang saja jadi istriku." Liu Zhenhan heran: "Silf. Kenapa kau mengenakan baju merah besar dan mengendarai kereta kuda mimpi buruk menembus ruang?"
"Saat itu aku sedang dalam pernikahan, makanya pakai baju merah! Lupa? Sudah kukatakan sebelumnya, aku punya pacar." Silf mengangkat bahu mungilnya pasrah: "Mungkin telepatimu terlalu kuat, jangkauan transmisimu terlalu luas, sampai menyedotku beserta kereta kuda mimpi buruk ke sini."
“Ah？”Liu Zhenhan tertegun.
Kalimat keduanya nyaris membuat Silf pingsan.
“Kalau kamu sudah punya pacar di Dunia Mimpi sejak lama...” Lao Liu melirik Silf dengan tatapan jorok, “...apakah kamu masih perawan...”
Melihat ekspresi aneh Silf, Mo'er tertawa terbahak-bahak sampai susah bernapas. Yang lain tidak paham bahasa Han, hanya bisa bingung.
“Dia masih.” Wei Zhi berkata malu-malu dalam bahasa Han ke Lao Liu: “Malam itu aku sekamar dengan Silf... Kamu...”
Pasti si cowok itu impoten, pasti. Liu Zhenhan dalam hati menyayangkan si bego itu. Gadis secantik ini tidak digarap duluan? Kalau dia, meski harus memaksakan kehendak pun akan dihabisi dulu!
“Aku ingin sekali memukulmu.” Silf antara marah dan geli. Meski sudah paham betul sifatnya lewat "membaca pikiran", saat berhadapan langsung tetap tidak bisa mengikuti alur pikirannya.
“Kuda mimpi burukmu cocok jadi kendaraan tungganganku!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, “Bayangkan aku menunggang kuda berapi sambil menggenggam serangkaian kepala manusia, meneriaki bangsa iblis: ‘Gemetarlah penjajah! Tubuhmu akan mengawang di tanah panas ini!’ Pasti terlihat sangat Berbual B!” Tiba-tiba ia melihat dua butir Mutiara Hitam di pelipis Wei Zhi, baru ingat belum mengatur "Mutiara Harmoni".
“Kepercayaan yang berbeda, dasi kupu-kupu dual cultivation tentu juga berbeda.” Ai Wei'er melihat Richard memandangnya, langsung memahami pertanyaan yang akan diajukan, lalu berbicara lebih dulu: "Dibandingkan putri duyung air tawar dengan putri duyung laut, populasi angka mereka selalu sedikit, Bidang Perlindungan dual cultivation dalam sejarah mereka sepertinya belum pernah muncul, setidaknya aku belum pernah dengar! Tapi dasi kupu-kupu dual cultivation mereka pasti berbeda dengan putri duyung laut, ini tidak diragukan lagi karena kami menganut dua Dewata yang berbeda... satu adalah Dewi Laut Amphitrite dan Neptunus, satunya lagi Dewa Air Oceanus."
“Itu bagus.” Liu Zhenhan menyerahkan Mutiara Harmoni-nya kepada Wei Zhi, menukarnya dengan sepasang Mutiara Harmoni.
“Secara teori, putri duyung Kou Tao juga harus punya dasi kupu-kupu dual cultivation mereka sendiri, apakah pasukan Tai Bao harus menambah struktur tumbal Tai Bao? Pokoknya mereka punya lencap pengawet air putri duyung air tawar ini, masih takut putri duyung Kou Tao tidak bisa memenuhi jumlah?” Mo'er tertawa: “Setidaknya bisa melepaskan panah air, kalau dilengkapi dasi kupu-kupu dual cultivation, pasti akan lebih hebat!”
“Ini cara yang bagus, tapi Xiao Bei yang sombong mungkin tidak akan menerima.” Liu Zhenhan mengangkat tangan dengan pasrah: “Dia sama seperti aku, meremehkan semua personel tempur tidak resmi, membenci bawahan yang paling lemah.”
“Kalau kamu merampas seratus putri duyung cantik untuk dijadikan istri, bukankah akan punya seratus 'Kembar Takdir'! Ini lebih licik!” Silf dengan gagasan liar mengungkapkan psikologi gelap yang tersembunyi di hati Lao Liu.
“Itu tidak mungkin, dasi kupu-kupu dual cultivation sejenis tidak bisa ditumpuk. Kalau bisa ditumpuk, masih pantas disebut Bidang Perlindungan dual cultivation? Lebih baik disebut dasi multi-cultivation!” Ai Wei'er menyemburkan tawa "pfft!".
“Mungkin Richard bisa mendapatkan putri duyung air tawar, aku tahu ada gadis kecil bernama Scarlett yang cantik bak teratai di air jernih, langka terutama kulitnya putih lembut seperti susu!” Mo'er cukup pandai membantu Liu Zhenhan merencanakan: “Kalau Richard nekat, dapatkan putri duyung Kou Tao, dengan kemampuan Mutiara Harmoni, pasti sukses besar, empat dasi kupu-kupu berkumpul!”
Liu Zhenhan terdiam. Ia baru sadar betapa hebatnya istri-istrinya ini. Mereka menggunakan metode pujian berlebihan yang memaksa dirimu merasa malu; Persis seperti menepuk pantat kuda Hao yang sombong, dengan sanjungan tak karuan sampai membuatmu merasa tak punya tempat berlindung, benar-benar kejam.
“Joan d'Arc, kenapa kau terus menerus memandangi Richard seperti itu?” Ai Wei'er mengerutkan alis memandangi Bunda Maria manusia.
Joan d'Arc yang duduk di kursi menggigil seluruh tubuh. Tatapannya pada Lao Liu seolah melihat mayat hidup transparan, dari jiwa hingga raga bergetar dalam histeria.
Bab 555: Atas Nama Ibu (Bagian Bawah)
"Pelayan Jiwa Sejati" ternyata berwujud ibu kandung Joan d'Arc!
Kabar yang diucapkan oleh Joan d'Arc ini benar-benar membuat Lao Liu frustrasi hingga tak bisa bernapas lama.
Kekuatan telepati Liu Zhenhan terutama berasal dari Tuan Tanah Kerang Tembaga dan Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun. Dengan bantuan Ailijie si peri bunga Xifu berkemampuan lima elemen selama proses penyerapan, serta efek amplifikasi ganda dari "Gada Unsur" yang sangat kuat, kekuatan telepati akhir yang dimiliki Liu Zhenhan setara dengan gabungan dua Tuan Tanah Kerang Tembaga dan dua Putri Bunga Bangkai Berumur Seribu Tahun.
Setelah melalui proses penganugerahan pelepasan telepati oleh Master Puskash dan seluruh ritual "Mantra Serap-Panggilan Xuenanduer" yang melampaui tingkat, kini kekuatan telepatinya telah menjadi sekuat sihir darah, benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya.
Kepakaran Master Puskás si Penyihir Besar level saint dalam sihir tidak perlu diragukan lagi. Fakta bahwa mantra "Kutukan Domba Penyihir" bisa diubahnya menjadi "Kutukan Wanita Telanjang Penyihir" dengan membalikkan bentuk aslinya, telah menjadi bukti terbaik.
Wujud unsur "Pelayan Jiwa Sejati" yang terpancar dari telepati, sejak awal memang memiliki kemiripan sempurna dengan sosok wanita telanjang yang diilusi oleh "Kutukan Wanita Telanjang Penyihir". Terhadap hal ini, Liu Zhenhan sebenarnya sudah mencurigai keanehan, namun tidak mengejarnya lebih jauh.
Kini misteri tersebut telah terungkap.
Master Puskash memodifikasi "Mantra Domba Penyihir", mengubah kekuatan magis yang seharusnya berubah menjadi domba menjadi sosok ibu Joan d'Arc; Mengenai mengapa "Jiwa Api" Liu Zhenhan tiba-tiba berubah menjadi sosok wanita telanjang setelah menerima anugerah pemisahan dari "Sandi Sutra Arwah", jelas ini adalah hadiah terakhir yang diberikan Master Puskash kepada Lao Liu - sosok wanita telanjang ini tetap merupakan citra ibu Joan d'Arc.
Bagi kekuatan kendali level saint, selama materi cukup, mereka dapat dengan bebas melukiskan pemandangan magis. Saat menyambungkan telepati, Liu Zhenhan memiliki modal yang cukup untuk mendukung orang tua itu melakukan pemborosan terakhir.
Master Puskash sebagai Master Santo Qi Ao yang termasyhur di Benua Aigean, selalu memiliki reputasi buruk dalam kehidupan pribadi. Baik kebiasaannya berkeliaran dengan pelacur maupun penggunaan sihir elemen udara untuk memperbesar payudara wanita penghibur, semua ini adalah fakta yang diketahui umum.
Kehidupan sehari-hari penyihir didominasi oleh penelitian, eksperimen, dan meditasi. Ditambah dengan makan dan tidur, umumnya sebagian besar penyihir adalah orang-orang obsesif yang tidak menikah; Namun mereka juga manusia biasa yang memiliki tujuh emosi dan enam keinginan, Master Puskash adalah contoh terbaik.
Ibu Joan d'Arc meninggal karena komplikasi persalinan di lokasi tersebut, ini merupakan penyesalan seumur hidup yang tak terhapuskan bagi Master.
Namun sebagai seorang pelacur Gipsi berambut kastanye dan Penyihir Besar level saint yang menjadikan penelitian sihir sebagai hidup utamanya, cinta yang dimulai dari nafsu jasmani di antara keduanya bagaikan eceng gondol tanpa akar. Master Puskash tak mungkin memberikan janji seumur hidup kepada ibu Joan d'Arc sebelum itu - inilah penyesalan yang tak tergantikan. Sesuatu dan seseorang baru terasa berharganya setelah hilang, peribahasa usang ini tetaplah kebenaran mutlak.
Dari hadiah yang ditinggalkan Orang tua untuk menantunya, sesungguhnya ibu Joan d'Arc telah menempati posisi terpenting dalam hati Master Puskash. Meski sang tua tak pernah mengakuinya secara langsung sampai akhir hayatnya.
Liu Zhenhan pernah memanipulasi dua Raja Horor dengan "Mantra Wanita Telanjang Penyihir", prestasi gemilang ini membuatnya jumawa cukup lama. Tapi kini tersadar: bagaimana mungkin memamerkan sosok telanjang mertua di bawah terang matahari? Mana ada kebanggaan di situ?
Masalahnya tak cuma itu! Lao Liu juga berniat menggunakan "Mantra Wanita Telanjang Penyihir" untuk membantu Patung Koral Tanya keluar dari status terpetrifikasi!
"Mantra Transformasi Penyihir" dalam ilmu ramalan agung termasuk jenis transformasi ultimate. Meski durasi maksimalnya cuma tiga detik, bagi Liu Zhenhan waktu ini sudah lebih dari cukup.
Dengan bantuan "Jari Pembentukan Api Gambaran Besar" milik Yitiao, Tanya yang telah bertransformasi akan disegel permanen dalam wujudnya saat ini. Baik berubah menjadi domba, katak, maupun wanita Gipsi, ia akan sepenuhnya kehilangan identitas lamanya sebagai Manusia Kristal dan benar-benar menjadi domba/katak/wanita Gipsi seutuhnya! Ia takkan lagi mengalami petrifikasi abadi akibat menghirup komponen gas tertentu di udara!
Tapi jika sekarang Tanya diubah menjadi wanita telanjang Gipsi lalu disegel dengan "Jari Pembentukan Api Gambaran Besar", meski Tanya bisa berjalan, melompat, dan berbicara, setiap kali Lao Liu memeluknya nanti, pasti akan muncul perasaan dosa besar seolah sedang memeluk mertua!
Hampir tidak ada cara lain untuk menyelesaikan masalah ini!
Patung Koral Tanya yang bisu mustahil bisa berlatih sihir hingga mencapai level "Transformasi Ultimate" - ini pengetahuan dasar sihir. "Transformasi Ultimate" adalah bukti penguasaan sihir puncak, sementara "mantra transformasi penyihir" adalah satu-satunya cara transformasi eksternal yang diketahui, itupun efeknya sangat terbatas.
Dengan kata lain, satu-satunya cara bagi Lao Liu untuk membuat Tanya menjadi manusia hidup adalah dengan mengubahnya menjadi sosok mertua!
Mantra perubahan wujud tidak akan bekerja pada dua nyawa sekaligus, jadi meski Tanya diubah menjadi wanita Gipsi, dia tetap akan menjadi wanita hamil Gipsi; Liu Zhenhan harus segera mengambil keputusan, karena jika sudah tiga bulan lagi, siapa tahu patung koral yang terpetrifikasi itu akan mencekik bayi di jalan lahir saat persalinan.
Melihat Joan d'Arc yang menangis tersedu-sedu, Liu Zhenhan terpaksa menunda lagi waktu untuk mengembalikan Tanya ke keadaan semula yang lincah.
Ini adalah kabar buruk, tapi tak lama kemudian kabar baik datang menghampiri Lao Liu.
Kedatangan dua Archmagister manusia, Emmar dan Stefano, bagaikan dua cangkir air bersih yang diberikan kepada musafir kehausan di gurun, membuat Liu Zhenhan sangat bersemangat.
Dua Archmagister manusia yang penuh keyakinan ini tidak hanya membawa tim alkemis kerajaan masing-masing, tapi juga hadiah bernilai tinggi!
Yang menemani Master Emmar ke Feilengcui adalah "Tim Kontrol Api Hook" yang dipimpin oleh Yang Mulia Pangeran Pompeii, Ilhan.
Sedangkan Kekaisaran St. Francis mengirim Yang Mulia Pangeran Suka Wanita Chamberlain untuk menemani Master Stefano ke Feilengcui, sang pangeran membawa desain senjata asli dari Master Michael Jordan.
"Unit Kontrol Api Hooke" dari Kekaisaran Pompeii, terdiri dari sepuluh ahli hukum sihir yang membawa sejumlah instrumen magis berharga. Lembaga ini berada di bawah satuan terkait pasukan penyihir istana Pompeii, berfungsi utama untuk menganalisis dan menghitung "Titik Buta Hooke" pada perisai magis musuh melalui instrumen ilmiah.
Di antara kurcaci Aiqin tersebar luas "Hukum Pemantulan Hooke" yang termasyhur. Makna hukum ini adalah: pada sebuah dinding batu, cukup dengan membuat beberapa lubang di posisi spesifik, dinding tersebut akan ambruk hanya dengan dorongan ringan; posisi khusus pembuatan lubang inilah yang disebut "Titik Buta Hooke".
Namun "Titik Buta Hooke" memiliki karakteristik yang sulit diprediksi, membuat lubang sembarangan tidak akan berguna.
Kurcaci memiliki kemampuan alami untuk dengan cepat mendeteksi posisi "Titik Buta Hooke" pada jalur bijih dan batu. Berdasarkan hukum ini, mereka menembus gunung dan membelah batu dengan sukses tiada tara.
Manusia yang paling ahli dalam belajar dan mengadopsi, menerapkan "Hukum Pemantulan Hooke" kurcaci ke dalam sihir. Melalui metode penghitungan ilmiah oleh ahli hukum, mereka dengan cepat menemukan "Titik Buta Hooke" pada perisai magis musuh, memungkinkan penghancuran perisai lawan dengan biaya minimal.
Secara teori, bahkan jika magang sihir berhasil mengenai "Titik Buta Hooke", itu sudah cukup untuk menghancurkan perisai magis penyihir tingkat suci - tentu saja ini hanya teori, jika dikaitkan dengan pertempuran nyata maka menjadi urusan lain. Setidaknya belum pernah terdengar magang sihir Aiqin yang jangkauan tembaknya bisa menyaingi area jangkauan Master Santo Ajaib.
Sebenarnya fungsi utama "Tim Kontrol Api Hooke" Kekaisaran Pompeii bukan untuk menyerang musuh, melainkan mendeteksi barrier perlindungan magis kawan sendiri, menemukan kelemahan, lalu mengisi celah tersebut dengan cara fisik melalui koordinasi, serta menstabilkan berbagai indikator untuk memaksimalkan pertahanan pasukan sendiri.
Berbeda dengan Pompeii, Kekaisaran St. Francis memiliki unit khusus dalam struktur pasukan penyihir istana mereka - "pelatih sihir". Setiap pelatih sihir menguasai berbagai formasi tempur magis, mampu memanfaatkan formasi taktis secara optimal di berbagai medan dan situasi untuk mengeluarkan kekuatan tempur kolektif maksimal para penyihir.
Kapten Beckham dari Pasukan Tai Bao Feilengcui adalah salah satu pelatih sihir bersertifikat dengan rekam jejak yang sangat gemilang.
Dari sini terlihat betapa rumitnya pasukan penyihir reguler manusia. Hanya dalam hal ini saja, ras Elf yang melahirkan banyak penyihir tak bisa dibandingkan dengan manusia, ibarat dukun kampung yang tidak bisa diandalkan. (PS: Ini membuktikan bahwa dominasi manusia atas Aiqin memang wajar adanya.)
Yang Mulia Pangeran Ilhan yang mewakili keluarga kerajaan Pompeii datang ke Feilengcui untuk memberikan tim "Hook Fire Control Team" sebagai hadiah kepada Tuan Tanah Feilengcui, membangun jembatan persahabatan antar kedua belah pihak.
Kekaisaran Pompeii memiliki niat ini, Kekaisaran St. Francis pun tidak terkecuali.
Desain senjata Master Michael Jordan yang dibawa oleh Yang Mulia Pangeran Suka Wanita Chamberlain tak lain adalah naskah asli legendaris "Zirah Pelat Perak" yang termasyhur!
Empat ratus tahun lalu, Michael Jordan sang jenius alkemi super dari Kekaisaran St. Francis menciptakan "Zirah Pelat Perak" yang menggabungkan tiga formasi magis sekaligus - Pertama, "Formasi Magis Angin Mengambang" dapat mengurangi berat 50%, memungkinkan prajurit bergerak gesit; Kedua, "Formasi Magis Keselarasan Logam" mampu menutup zirah secara otomatis saat istirahat dan merakitnya seketika saat bertempur, sangat mengurangi tenaga manusia, sumber daya material, dan waktu berharga. Perlu diketahui, zirah berat biasa membutuhkan setidaknya dua pelayan dan kereta kuda, sangat membebani tenaga logistik; Ketiga, "Formasi Magis Ruang Nebula" yang paling hebat, mampu menyerap kekuatan elemen udara secara otomatis untuk menyediakan tenaga abadi dan kemampuan regenerasi diri!
Bab 556 Perang Telah Tiba
Penemuan agung ini melampaui semua zirah magis termasyhur dalam sejarah - Zirah dengan tiga formasi magis yang terukir benar-benar mengerikan, konsep ini hanya bisa digambarkan sebagai karya jenius yang tak tertandingi!
Zirah Pelat Perak tidak terlalu menekankan pada logam magis langka yang sangat jarang di Benua Aigean, melainkan pada level penataan ketiga formasi magis ini agar tidak terjadi konflik elemen yang menyebabkan kerusakan. Ini mirip dengan pelukis yang mencampur tiga pigmen - urutan penempatan dan takaran masing-masing pigmen akan langsung mempengaruhi hasil akhir. Penataan tiga formasi magis pada Zirah Pelat Perak juga memerlukan presisi serupa.
Pangeran Chamberlain dengan terbuka memperlihatkan "Zirah Pelat Perak", harta karun Kekaisaran St. Francis, di hadapan Liu Zhenhan, tak lain ingin menukarnya dengan persahabatan berharga Tuan Tanah Feilengcui.
Baik Kekaisaran Pompeii maupun Kekaisaran St. Francis bukanlah bodoh. Kesediaan mereka membayar mahal untuk membeli Tuan Tanah Feilengcui sebenarnya karena mengharapkan keuntungan lebih besar dari Liu Zhenhan.
Dengan menerima hadiah, mustahil Feilengcui masih menyembunyikan harta berharga seperti bahan baku langka laboratorium alkemi, logam magis, Meriam Raksasa Babilon, senjata magnetik, Menara Permohonan Cahaya, dan senjata Goblin dari dua kekaisaran manusia.
Sebaliknya, Feilengcui bisa saja mempekerjakan ahli alkemi manusia hanya untuk memproduksi komponen-komponen kecil peralatan magis.
Jika demikian, meski dengan pembagian hasil 50-50, keuntungan yang bisa diraup dua kekaisaran manusia dari Feilengcui akan sangat terbatas.
Tak ada yang bodoh, niat licik Liu Zhenhan untuk menipu manusia yang cerdik jelas tidak realistis.
Liu Zhenhan langsung menerima kedua hadiah mewah itu tanpa ragu sedikit pun.
Dengan "Kelompok Kontrol Api Hook", Pasukan Sihir Feilengcui mengkombinasikan keunggulan dua kekaisaran manusia, memimpin di bidang serangan dan pertahanan! Pasukan penyihir dengan jumlah dan level sama, tanpa formasi ilmiah dan perhitungan kontrol api, hanyalah pasukan dadakan yang mudah dikalahkan.
Keuntungan ini juga berlaku untuk kelompok pendeta. Pendeta muda Feilengcui memiliki kemampuan pertarungan sihir dan pertahanan yang mumpuni. Komando ilmiah dan alokasi sumber daya menjadi jalan pintas mengubah pasukan tak resmi menjadi elit!
Dengan blueprints asli "Zirah Pelat Perak" dari Kekaisaran St. Francis, zirah standar Feilengcui "Baju Zirah Duri Mahkota" kini naik ke tingkat lebih tinggi!
Armor ritual kedewasaan Raksasa Typhoon bukan zirah magis, tapi memiliki kemampuan perlindungan yang lebih gila! Bahkan tak perlu dilapisi Adamantium untuk memperkuatnya.
Dengan bantuan teknologi suspensi magnetik, berat fisik zirah adamantium super berat yang sebenarnya mencapai 1.000 pon ini telah berkurang 70%. Jika ditambah "Formasi Pengapungan Angin" yang mengurangi separuh berat lagi, maka berat "Baju Zirah Duri Mahkota" akan turun menjadi 150 pon - bagi kekuatan fisik prajurit Istana Musim Panas, mengenakan zirah 150 pon hampir sama dengan memakai baju zirah kulit ala perempuan! Penggunaan klinis "Formasi Penyatuan Logam" dan "Formasi Ruang Nebula" bahkan memungkinkan prajurit Istana Musim Panas merakit Baju Zirah Duri Mahkota dengan santai saat bertempur jarak dekat. Manfaatnya jelas tak perlu diragukan lagi.
Dengan keahlian kontrol logam Pangeran Kecil Xiao Kong yang sempurna, gunung adamantium di sungai bawah tanah, Baju Zirah Duri Mahkota yang sudah jadi, serta desain asli - pembaruan generasi keempat zirah standar Feilengcui bisa diselesaikan dalam waktu singkat!
Meski Feilengcui tidak memiliki batu giok untuk mengisi ulang kekuatan magis api Pangeran Kecil, kami punya sumsum darah dan Mata Air Elemen yang jauh lebih hebat!
Zirah generasi keempat ini begitu selesai diproduksi, pasti akan menjadi baju zirah magis super berat termahal, perlindungan terkuat, dan teringan dalam sejarah Aiqin!
Liu Zhenhan tak mungkin menolak godaan ini. Baik Tim Pengendali Api maupun desain Zirah Pelat Perak, semuanya sangat vital bagi Feilengcui.
Yang agak tidak harmonis adalah, kedua kekaisaran manusia besar sama-sama tidak menyangka pihak lawan juga diundang ke Feilengcui.
Kekaisaran St. Francis memiliki Beckham dan Otga yang memimpin kelompok penyihir di Feilengcui, sementara Master Emmar dari Kekaisaran Pompeii pernah terlibat dalam proyek alkemi Feilengcui fase pertama. Keduanya menganggap hubungan mereka dengan Feilengcui sangat erat, namun tak menyangka dua pencuri ini malah sama-sama mengulurkan tangan ke kantong yang sama. Dalam situasi ini, hadiah yang dibawa pun terkesan tak sesuai dengan level yang direncanakan semula.
Mengingat hubungan permusuhan antar kedua pihak, Kekaisaran St. Francis enggan berbagi rahasia desain "Zirah Pelat Perak" dengan Kekaisaran Pompeii, sementara Kekaisaran Pompeii juga tak ingin prosedur operasional sihir pengacara ajaib mereka diketahui Kekaisaran St. Francis.
Ini memasuki jalan buntu - kedua belah pihak sangat ingin mendapatkan keuntungan dari "daging gemuk" Feilengcui, namun tak bisa bekerja sama dengan pihak lawan.
Solusi akhirnya justru muncul dari perundingan internal elit kedua kekaisaran manusia besar: Pabrik Timur dan Barat Feilengcui masing-masing menjadi lokasi laboratorium alkemi kedua kekaisaran, dengan prinsip "membersihkan salju di depan pintu sendiri tanpa peduli es di atap tetangga". Aktivitas sehari-hari diawasi ketat oleh Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui yang melarang kunjungan silang untuk memata-matai rahasia. Sementara "Tim Kontrol Api Hooker" akan dialihkan langsung di bawah kendali nyonya bos Ai Wei'er, memutus kemungkinan Kapten Pasukan Sihir Beckham ikut campur tangan.
Dua tim alkimia manusia ini menunjukkan semangat kerja yang luar biasa tinggi. Setelah semua kesepakatan, mereka dengan sukarela meminta untuk bekerja lembur sepanjang malam segera memproduksi peralatan magis, tidak mau membuang waktu sedetik pun. Daisy dan Ruoerna sampai tidak sempat makan malam karena sibuk mengatur distribusi dan koordinasi pekerjaan.
Kabar baik yang luar biasa besar seperti biasa diikuti kabar buruk yang sama besarnya.
Saat malam tiba, Sang Raja, Kepala suku Andulan, dan Adipati Tua Brückner kembali ke Feilengcui dengan penuh debu perjalanan.
Yang Mulia Grayke Sal seolah membawa serta Angin Utara dari padang gurun. Di bawah pandangan penuh serangannya, aula kediaman Tuan Tanah yang diterangi lampu gemerlap langsung diliputi ketegangan.
Pangeran Tangzang yang sedang asyik berdiskusi tentang ajaran biarawan sambil menikmati pesta bunga, Raksasa Buddha, serta dua pangeran manusia yang sedang berdiskusi urusan negara dengan elit Feilengcui, semua terpaku memandang raut wajah serius Yang Mulia Sal.
Ksatria naga Lampard yang bertugas mengawal dan pasukan udara antelop menerobos masuk ke aula dengan bau anyir darah menyengat. Senjata dan zirah mereka berlumuran noda darah, menunjukkan pengalaman Yang Mulia di Provinsi Tenggara sama sekali tidak damai.
Suasana membatu membuat gerakan pelayan yang sedang menuangkan teh terhenti total, membiarkan air teh menggenangi meja kayu cendana mewah.
Setelah tertegun sejenak, suara geseran meja kursi "crek-crok" bergema serempak. Semua Bimon bangkit berdiri memberi penghormatan kepada raja mereka.
"Yang Mulia, sebenarnya apa yang terjadi?" Melihat wajah Sang Raja yang pucat lesi, otot-otot Liu Zhenhan menegang. Sepasang sumpit logam khusus itu terpuntir menjadi bentuk lengkungan di tangannya.
Secara logis, Bangsa Iblis sama seperti Aiqin – belum sepenuhnya siap menghadapi perang. Karena Yue Bisu baru akan kembali enam bulan lagi, "jurang ruang-waktu" seharusnya juga baru terbuka setengah tahun kemudian.
Kehilangan waktu persiapan setengah tahun secara tiba-tiba membuat baik Bangsa Iblis yang masih dalam proses seleksi Raja Langit Zuo'an dan perekrutan pasukan pertama, maupun Feilengcui yang belum cukup menimbun labu minyak, sama-sama kewalahan.
Namun dari segi kapasitas perang, Bangsa Iblis jelas lebih unggul daripada Aiqin – tambang kristal di dunia iblis sangat melimpah. Kristal teleportasi yang berlimpah memungkinkan mereka dengan cepat mengerahkan pasukan agresi. Jadi kemungkinan serangan mendadak Bangsa Iblis tetap ada.
Lagipula, jutaan pasukan Bangsa Iblis tidak perlu langsung dikerahkan ke garis depan sekaligus. Dalam perang dunia yang berkepanjangan, pergantian pasukan yang bergiliran beristirahat adalah hal yang lumrah.
“Yang Mulia Pangeran dari dua kekaisaran manusia besar, setelah mengetahui bahwa pria Lion ini adalah Raja Bimon, segera bangkit dan mewakili negara masing-masing untuk memberikan penghormatan kepada penguasa Dataran Liar Donau ini. Pangeran Tangzang juga melakukan hal yang sama - ini adalah etiket diplomatik paling dasar.”
Yang Mulia Sal dengan sopan menyapa ketiga pangeran tersebut, sambil memberikan kode mata kepada Lao Liu: "Aku perlu berbicara berdua denganmu. Siapkan tempat sepi dan atur makan malam sederhana untukku, sesederhana mungkin."
Liu Zhenhan buru-buru melemparkan serbet putihnya dan berdiri, bahkan tak sempat menyapa ketiga pangeran. Ia segera membawa Yang Mulia, Ayah Anglam, dan Adipati Tua Brückner ke sebuah gua besar di sebelah aula kediaman Tuan Tanah.
"Yang Mulia, apakah perang sudah dimulai?" Liu Zhenhan mempersilakan Yang Mulia Sal duduk terlebih dahulu.
Tuan Jabbar, kepala pelayan penguin, datang dengan empat pelayan membawa beberapa kandil perak dan menghidangkan empat cangkir teh wangi sebelum mundur diam-diam.
"Perang memang sudah dimulai." Ucapan sang raja membuat Lao Liu yang sudah sedikit mempersiapkan diri ini tetap tak bisa menahan desisan nafas terkejut.
“‘Jurang ruang-waktu’ yang terbuka lebih awal adalah hal yang tak terduga. Dalam tiga jam sejak pembukaannya, sejumlah besar bangsa iblis telah memasuki Aiqin. Namun mereka bukan pasukan reguler sejati, sehingga tidak menimbulkan kerusakan besar di Provinsi Tenggara." Yang Mulia Sal menggelengkan kepala dengan lesu: "Richard, ambilkan ayah sebatang cerutu dulu."
"Ternyata bukan tentara reguler." Liu Zhenhan mengelus dada sambil menghela napas lega.
"Apakah mereka pasukan reguler bangsa iblis atau bukan, yang pasti rencana migrasi Provinsi Tenggara masih baru dimulai. Bagi kita, waktu telah menjadi pisau yang mengganas di leher." Ayah Anglam menghela napas berat, wajahnya muram.
Bab 557 Seratus Ribu Prajurit Mati
"Berdasarkan pemahamanku tentang Bangsa Iblis, baik tentara maupun rakyat biasa mereka memiliki semangat fanatik untuk menyerang balik Benua Aigean! Pembukaan prematur 'Jurang Ruang-Waktu' pasti tidak akan bisa mereka tahan lama. Seperti kata Ayah, waktu kita memang sangat terbatas sekarang." Liu Zhenhan menyalakan cerutu untuk Yang Mulia: "Tapi kita juga bisa berpikir positif - Bangsa Iblis sebenarnya sama seperti kita, belum siap perang! Di dunia iblis ada 3 juta pemberontak Mesin Kebencian yang terpojok di satu kota bawah tanah. Pasti mereka harus meninggalkan pasukan besar untuk mengawasi pemberontak ini! Dari informasi yang kudapat, rekrutan pertama mereka bahkan belum lengkap, bahkan komandan belum terpilih! Tanpa latihan 2-3 bulan, prajurit baru itu tak beda dengan petani!"
"Ngomong-ngomong Ayah, tahukah kau apa itu Naga Iblis?" Lao Liu mengerdipkan mata memandang Kepala Suku Andulan.
Kepala Suku Andulan mengangkat kepala mendadak, kedua matanya membelalak seperti terkena pukulan.
"Ada apa?" Anaknya ini pertama kali melihat orang tua itu bersikap tak pantas. Penari Es biasanya tak pernah menghiraukan siapapun.
"Mayat hidup! Bagaimana kau tahu soal Naga Iblis?" Kepala Suku Andulan bertanya dengan panik.
“Naga Iblis sepertinya ingin membantu bangsa iblis dalam invasi ke Aiqin. Aku pernah bertarung dengan mereka, ada satu makhluk yang kutusuk sampai terluka, tampaknya sejenis Naga Bayangan Malam.” Liu Zhenhan justru merasa Naga Iblis tidak begitu hebat, ditusuknya pun tidak berani melawan, malah berpura-pura jadi gentleman.
“Ini bukan urusanmu. Akan kusuruh Daisy dan Ruoerna memberitahu Kota Naga. Kali ini benar-benar dunia sedang kacau balau.” Kepala suku Andulan berkeringat deras di dahinya, bergumam seperti orang gila dengan suara tidak jelas.
“Richard, selama kau menyusup ke dunia iblis, sampai level apa pencapaianmu?” Yang Mulia Sal menghisap asap tembakaunya dalam-dalam, mengajukan pertanyaan yang sama sekali tidak nyambung.
“Aku mencapai gelar Raja Langit Bersayap Iblis.” Dalam hati Liu Zhenhan bergumam: Aku juga perwujudan Dewi Mimpi Iblis, Pangeran Zhenwu, Pangeran Shengwu. Sayang gelar-gelar ini tak bisa kusampaikan padamu, Bos.
“Raja Langit bangsa iblis mungkin yang kita sebut malaikat yang jatuh. Tingkatan ini termasuk struktur kepemimpinan tertinggi, hak komando pasukan minimal 500 ribu.” Adipati Tua Brückner mengangkat alis peraknya yang berkilau, dengan anggun menyeruput teh asam dari kepingan teh berkualitas tinggi dunia iblis yang membuatnya tak sadar mengerutkan kening.
“Richard, aku hampir lupa memperkenalkan.” Yang Mulia Sal menghembuskan asap tebal, dengan serius memperkenalkan orang tua di sebelah Lao Liu: “Ini adalah ayah dari Tuan Mourinho, Pendeta terkenal dari Kerajaan, Beethoven, Adipati Tua Brückner. Beliau adalah senior langsung dalam garis perguruanmu! Sepuluh tahun lalu, Adipati Tua Brückner secara sukarela pergi ke luar negeri untuk mencari klan Medusa yang hilang secara misterius, baru-baru ini kembali ke tanah air.”
“Guru Mulia, Richard merasa sangat terhormat bisa bertemu Anda.” Liu Zhenhan sudah sejak tadi menyadari bahwa Smail tua ini adalah ayah Mourinho. Di bahu orang tua ini bertengger seekor burung kecil yang sangat lucu, berekor panjang berwarna biru langit dan paruh bengkok yang indah – ciri khas Penyanyi Jiwa Bawaan: burung duri.
Orang tua ini sama seperti Mourinho, bahkan jika semua kata sifat tentang ketampanan dan kemenarikan dikumpulkan untuk menggambarkannya, tetap terasa kurang memadai.
Keriput di wajah Ayah Anglam menunjukkan jejak dekaden yang ditinggalkan waktu yang kejam, sedangkan keriput di wajah kakek angsa ini adalah dekaden pria berkualitas; rambut pirang platinumnya memancarkan kesombongan yang senyap dan sikap sopan, sayap putihnya penuh keanggunan dan kemuliaan, jubah linen putih sederhana yang dikenakannya justru membuat aura kemuliaannya bagai gunung berapi yang tak terbendung. Jika ada pria tua yang masih bisa memikat gadis kecil hingga linglung dengan ketampanannya, pastilah orang tua tampan seperti ini.
"Merupakan kehormatan bagi saya juga bisa berkenalan dengan Paduka Liu Zhenhan." Pandangan bijaksana dan tenang Adipati Tua Brückner saat mengamati Lao Liu dipenuhi kekaguman dan apresiasi yang tak disembunyikan: "Saya juga merasa sangat senang bahwa warisan pendeta dari aliran kami telah melahirkan bakat secemerlang Paduka."
"Tidak pantas, tidak pantas..." Liu Zhenhan berpura-pura merendah sambil dalam hati diam-diam gembira, rupanya si angsa tua ini punya kesan yang cukup baik padanya.
"Selamat siang, Paduka Liu Zhenhan yang terhormat." Burung duri cantik yang bertengger di bahu adipati tua itu mengangguk-angguk dengan manis ke arah Lao Liu, suara kecilnya jernih dan manis seperti baru mengunyah banyak tebu.
“Sayang kecilku, kau benar-benar pintar.” Liu Zhenhan mengelus kepala makhluk kecil ini. Ia langsung jatuh hati pada burung duri yang menggemaskan ini. Kecerdasan dan kesopanan makhluk mungil ini bagai langit dan bumi dibandingkan dengan Martelazi yang mulutnya selalu menyemburkan kotoran.
Tapi pada akhirnya, Lao Liu tetap lebih menyukai Martelazi.
“Yang Mulia, akhir-akhir ini Mari dan Gormeth sering mengeluarkan kata-kata kotor. Setelah saya tanya, mereka bilang belajar di Feilengcui. Benarkah ini?” Adipati Brückner melirik tajam ke Lao Liu. Serangan mendadak ini membuat Liu Zhenhan yang sedang minum teh tersedak sampai airnya nyembur keluar, hampir menjatuhkan cangkir.
“Tidak mungkin!” Liu Zhenhan menyeka air di mulutnya, tidak memerah wajah atau gugup membela diri: “Di sini tidak ada yang bicara kasar!”
Kalimat ini layak dinobatkan sebagai kebohongan terbesar tahun ini. Kaka si brengsek kecil baru tinggal beberapa hari di Feilengcui, sudah "Bangsat" ke sana kemari di mulutnya. Apalagi Mari dan Gormeth. Siapa pun yang pernah "mengenyam pendidikan" di Feilengcui, wajar jika bicaranya penuh kata kotor!
Tapi sampai mati pun Lao Liu takkan mengakui hal ini. Suku Smyer bukan bangsawan biasa, disiplin keluarga mereka sangat ketat. Mengaku terang-terangan sama saja mencari masalah.
"Omong-omong Mentor, apakah akhirnya Anda menemukan klan Medusa kita di seberang lautan?" Liu Zhenhan segera mengalihkan topik, bertekad mencegah kemungkinan tersulut masalah.
"Ditemukan! Klan Medusa menghilang secara misterius karena saat itu mereka seluruh klan pindah ke Benua Bonaparte! Saat itu mereka sudah kehilangan kepercayaan total pada Kerajaan, menganggap Kerajaan sama sekali tidak mampu menghadapi agresi kuat Bangsa Laut ke pedalaman! Sebenarnya penilaian mereka tidak bisa dikatakan salah, meskipun Kerajaan kita bertahan dalam Perang Darat-Laut, Bimon Suku Air hampir punah seluruhnya! Dan kemudian kita juga menderita kerugian besar dalam Perang Hyjal. Sekini lebih parah, dalam Perang Dewa dan Iblis kedua yang akan datang, kemungkinan seluruh ras Bimon kita punah semakin besar." Adipati Smail Tua tersenyum getir: "Awalnya saya meninggalkan formasi teleportasi sihir untuk mereka, tapi sekarang jelas tidak perlu lagi mencarinya, toh sudah lebih dari dua ribu tahun. Meski kita saudara sebangsa, sudah terlalu lama terpisah, tidak perlu menarik mereka ke pusaran bahaya ini untuk bunuh diri."
Liu Zhenhan menggaruk pelipisnya, bingung mencari kata-kata.
Benua Bonaparte secara kasar terletak di sebelah barat Kerajaan Bimeng, jarak pastinya dari Benua Aigean tidak ada yang tahu. Konon benua itu kaya akan karet dan orang berbulu pendek, selain itu tidak ada data lebih detail.
Meskipun Adipati tua tidak menjelaskan secara rinci bagaimana ia menyeberangi samudera ke Benua Bonaparte, Liu Zhenhan dapat menyimpulkan dari perkataannya bahwa adipati tua ini tidak memiliki peliharaan magis terbang besar. Jika tidak, perjalanan pulang-perginya ditambah pencarian ke berbagai tempat tidak akan memakan waktu sepuluh tahun. Dari sini terlihat, burung duri sang adipati tua mungkin memanggil monster laut sebagai peliharaan.
"Apa yang Adipati tua katakan benar. Dalam Perang Dewa dan Iblis kali ini, kemungkinan kepunahan ras Bimon kita mencapai 99,9%." Yang Mulia Sal tersenyum legawa: "Hanya ada harapan sangat kecil untuk menyelamatkan sebagian keturunan terakhir!"
"Yang Mulia, janganlah Tuanku meninggikan semangat musuh dan merendahkan diri kita sendiri." Kata-kata ini membuat Liu Zhenhan merasa sangat tidak nyaman.
"Jurang ruang-waktu" yang terbuka lebih awal adalah ulah tangannya sendiri. Meski telah mengeluarkan perintah penghentian gosip, rasa bersalah yang besar seperti duri beracun tertancap dalam hatinya. Sedikit tersentuh saja akan terasa sangat perih.
"Richard, engkau dan Feilengcui adalah 0,1% harapan penyelamatan yang kumaksud. Dalam sebulan ke depan, aku akan memindahkan sebagian anak di bawah umur dari setiap komunitas kepadamu. Nama Bimon di Aiqin di masa depan, semuanya tergantung padamu." Mata Yang Mulia Sal berbinar menatap Lao Liu: "Bisakah kau lakukan?"
Liu Zhenhan memalingkan mukanya, menyembunyikan diri dalam kegelapan, lalu mengangguk pelan.
"Hari ini di Provinsi Tenggara aku sudah berhadapan dengan sebagian pasukan bangsa iblis! Tidak sopan kalau kita tidak membalas! 100.000 kavaleri Wolff kita sudah resmi memasuki dunia iblis siang tadi!" Kalimat Yang Mulia Sal ini membuat Liu Zhenhan hampir melompat dari tempat duduknya!
Sungguh tak terduga! Dibandingkan dengan bangsa iblis yang raksasa itu, Bimon yang cuma sebesar biji wijen ini berani menyerbu lebih dulu ke dunia iblis!
"Yang Mulia! Aku segera bawa pasukan ke Provinsi Tenggara untuk terjun ke garis depan pertempuran!" Keberanian Yang Mulia Sal membuat darah Liu Zhenhan berdesir panas!
"Tidak perlu!" Sorot mata hijau Raja Bimon berkedip menyiratkan kepedihan: "100.000 pasukan penunggang serigala ini menjalani tugas penyergapan yang pasti berakhir dengan kematian. Nyawamu harus dihemat untuk pengabdian lebih besar bagi kerajaan!"
"Tugas... penyergapan?" Seluruh tubuh Liu Zhenhan membeku, matanya kosong: "100.000 Wolff..."
“Anak baik, ini memang tidak ada cara lain.” Ayah Anglam menghela napas panjang. Hari ini, orang tua ini seakan telah menghabiskan semua helaan nafas sisa hidupnya: “Jika Yang Mulia tidak memutuskan demikian, Bangsa Iblis akan bisa dengan cepat mengerahkan pasukan besar untuk menginvasi Aiqin dalam waktu singkat! Kau dan aku tahu, serangan utama Bangsa Iblis tepat mengarah ke Dataran Liar Donau. Begitu pasukan perintis mereka tiba, bagaimana nasib komunitas Wolff di Provinsi Tenggara yang sedang bermigrasi? Karena itu, Yang Mulia harus mengirim kavaleri Wolff untuk menyebar ke dunia iblis bagai belalang. Bangsa Iblis pasti membutuhkan waktu untuk memusnahkan mereka. Waktu itu mungkin dua bulan, sebulan, atau lebih singkat. Namun meski hanya sehari, kita bisa mendapat tambahan waktu untuk menyusun strategi.”
“Aku sudah memberitahu Yang Mulia, yang paling kita butuhkan di Feilengcui sekarang adalah waktu!” Ayah Anglam membelai kepala Lao Liu dengan penuh kasih: “Baik itu labu minyak maupun khimera.”
“100.000 kavaleri Wolff, padahal total populasi Suku Serigala hanya 600.000 lebih!” Air mata Liu Zhenhan mengalir deras, suaranya tersedu-sedu: “Yang Mulia, ini sama saja menyuruh mereka bunuh diri! Bunuh diri!”
Bab 558: Perintah Pemotongan Payudara
"Richard, apa artinya 'kasih sayang tidak boleh menguasai pasukan'? Kau pikir aku tidak merasa sakit hati? Tapi apa lagi yang bisa dilakukan? Pertahanan terbaik adalah menyerang, menyerang, dan terus menyerang!" Sorot mata Yang Mulia Sal juga berkilat oleh air mata, namun ucapannya tetap tegas seperti baja: "Bagaimana mungkin tidak bersikap keras? Rencana relokasi Provinsi Tenggara kita baru saja dimulai. Jika bangsa iblis berhasil menyerbu Aiqin sekarang, yang pertama menjadi korban adalah Suku Wolf! Bukan cuma sepuluh ribu nyawa yang akan melayang! Menurutmu seberapa besar harapan komunitas Wolf kita untuk berpindah dari padang gurun terbuka ke Provinsi Selatan dan Timur Laut dikejar tentara reguler iblis? Berapa banyak waktu persiapan yang tersisa bagi Kerajaan? Kita harus tegas, ini tak terhindarkan! Dengan panji kilat serigala peninggalan pahlawan Swar, Suku Wolf akan mengarungi dataran dunia iblis. Sekalipun gugur, mereka mati dengan kemuliaan! Mereka telah memenangkan waktu berharga bagi kita!"
"Mereka mati karena kesalahanku." Liu Zhenhan tersenyum getir: "Bukan karena aku, 'Jurang Ruang-Waktu' takkan terbuka lebih awal."
“Bahkan jika pembukaan jurang ruang-waktu ini disebabkan olehmu, apakah situasi kita akan lebih baik setengah tahun kemudian?” Yang Mulia Sal sama sekali tidak terkejut, malah menghibur Lao Liu: “Jangan berpikir labu minyakmu bisa menguasai dunia! Pada akhirnya kita tetap harus mengandalkan pertarungan tangan kosong tradisional untuk menentukan arah kemenangan! Jika 'jurang ruang-waktu' terbuka setengah tahun lagi, maka bangsa laut dan bangsa iblis akan bersatu. Sekuat apapun persiapan Bimon, hasilnya akan sama seperti sekarang.”
“Lalu apa tugasku?” Liu Zhenhan sudah tidak sabar, darahnya bergejolak ingin segera ke medan perang.
“Aku ingin waktu yang dibeli dengan nyawa 100.000 penunggang serigala ini memberimu ruang persiapan terbesar!” Suara Yang Mulia Sal dingin menusuk: “Nanti di seluruh padang gurun selatan, Feilengcui akan menjadi pos terdepan satu-satunya. Provinsi selatan kita di dalam hutan, provinsi barat daya berbatasan dengan rawa. Bagi bangsa iblis, kondisi alam ini akan menghambat langkah mereka. Tapi Feilengcui tidak punya pertahanan alami, jadi kau pasti akan jadi yang pertama bertempur habis-habisan dengan mereka! Aku ingin kau mengubah Bukit Merah menjadi pabrik penggiling daging-darah, mengeringkan setiap tetes darah agresor bangsa iblis. Bunuh sebanyak mungkin yang kau bisa!”
“Aku pasti akan mengubah Feilengcui jadi Stalingrad!” Liu Zhenhan menggeretakkan giginya berjanji: “Aku akan menjadi duri beracun yang tertancap di hati mereka!”
“Di belakangmu adalah Sungai Sanggan, melewati sungai ini berarti memasuki jantung wilayah tanah air kita. Mengorbankan ruang untuk waktu, sangat mengerikan. Tapi tak ada pilihan lain, karena ras Bimon kita terlalu lemah!” Yang Mulia Sal mengangguk, melanjutkan: “Kabar buruk tak hanya itu. Pos pengintaian Cambridge kita baru-baru ini telah menemukan jejak pengintai manusia gurun. Artinya, kerajaan kita yang penuh derita ini mungkin akan menghadapi perang dua front!”
“Jancuk!” Liu Zhenhan mencengkeram rambutnya sambil menggeleng-gelengkan kepala.
“Berdasarkan laporan pengintai kita, semua perbekalan pengintai manusia gurun ini disuplai melalui kapal-kapal yang berlabuh di Pantai Barat. Dari sini terlihat, para perampok Mulan kemungkinan besar menyerang kita melalui jalur laut bukan darat! Mereka juga punya hubungan dagang dan jalur komunikasi dengan Bangsa Laut! Bagi Bangsa Laut yang sedang bersiap menyerang pedalaman, pertikaian antara kita dan orang-orang Mouran ibarat kerang dan burung kuntul yang bertengkar – memberi kesempatan emas bagi pemungut keuntungan!” Yang Mulia Sal tersenyum sinis: “Seandainya aku Bangsa Laut, pasti sangat mengharapkan situasi seperti ini.”
“Perang dua front...” Liu Zhenhan menggeretakkan giginya: “Lebih baik perang tiga front sekalian! Biar Bangsa Laut juga ikut mengganggu kita!”
“Justru karena itu,” Yang Mulia Sal memutar cerutu di jarinya lalu mematkannya: “Setelah aku kembali ke Ibu Kota malam ini, aku akan mengeluarkan 'Dekret Mobilisasi Haidingjia'!”
Beberapa pelayan Medusa membawa tiga porsi makan malam yang masih mengepul, meletakkannya di meja kopi. Mereka sedang menyerahkan serbet putih kepada Sang Raja, Ayah Anglam, dan Adipati Tua Brückner. Saat mendengar frasa "Dekret Mobilisasi Haidinga", wajah bunga para pelayan Medusa itu langsung pucat pasi, hampir menjatuhkan nampan di tangan mereka.
"Apa? 'Dekret Mobilisasi Haidinga'?" Liu Zhenhan merinding sekujur tubuhnya. Sebuah hawa dingin merambat dari telapak kaki hingga ke jantungnya, mengubah darahnya menjadi es yang membeku.
Bimon memiliki dua dekret militer tertinggi. Pertama adalah "Dekret Mobilisasi Sabuk Duri". Begitu dekret ini dikeluarkan, dalam satu hari, para pria dewasa dari ras-ras pejuang Kerajaan harus mempersiapkan diri untuk medan tempur. Dalam lima hari, seluruh pria dewasa dari suku-suku bawahan wajib siap bertempur! Kemampuan Wolff mengerahkan 100.000 pasukan ke dunia iblis dengan cepat karena sebelumnya telah menerima "Dekret Mobilisasi Sabuk Duri" yang memberi waktu persiapan cukup.
Dekret kedua "Dekret Mobilisasi Haidinga" lebih ekstrem - begitu dikeluarkan, dalam satu hari seluruh wanita dewasa dari ras-ras pejuang di Kerajaan harus siap untuk gemuruh pertempuran. Jika mobilisasi tahap kedua diberlakukan tepat waktu, maka wanita dewasa dari suku-suku bawahan juga harus siap bertempur dalam lima hari!
"Wanita berbeda dengan pria, terutama wanita dari ras pejuang Bimon. Mereka bertubuh besar dengan payudara alami yang subur. Ciri fisik mencolok ini menjadi simbol kecantikan di hari biasa, namun sangat mengganggu dalam pertarungan. Maka ketika 'Perintah Mobilisasi Haitingga' dikeluarkan, itu berarti para wanita Bimon harus memotong payudara kanan mereka untuk bersiap perang!"
Perintah mobilisasi ini berasal dari Era Hyjal. Ia memiliki nama lain yang lebih berdarah, heroik, dan populer - Perintah Potong Payudara!
Begitu perintah ini dikumandangkan, berarti wanita dewasa dari sepuluh suku pejuang - Lion, Harimau, Beruang, Berbual, Hao, Elefen, Pigge, Wolff, Model, dan Zuodanu - harus memotong payudara kanan mereka! Jika perintah tahap kedua dikeluarkan, meski wanita dewasa dari suku-suku bawahan Bimon tidak memiliki payudara alami subur, tradisi memperlakukan semua sama rata tetap mewajibkan mereka memotong payudara kanan untuk persiapan perang!
"Tidak! Aku tidak setuju! Kapan kita sampai harus mengandalkan wanita berperang? Pria belum punah semuanya!" Sebagai tentara profesional, Liu Zhenhan tak bisa menerima situasi ini di depan matanya. Amarahnya begitu meluap sampai ia bersikap sembrono meraih kerah baju Sang Raja.
“Diam! Aku lebih darimu ingin bertarung secara jujur dengan musuh, prajurit Bimon kita bisa 1 lawan 100, tapi jumlah musuh melebihi kita ratusan kali lipat? Masih banyak senjata yang kita rampas dari orang Mouran, cocok untuk membentuk pasukan wanita.” Yang Mulia Sal menatap langsung ke mata Liu Zhenhan, pandangannya sekeras batu karang: “Hidup atau mati, pilihan kita hanya satu! Ini bukan aib, ini keterpaksaan, lebih baik aku menuliskan kejayaan terakhir ksatria Bimon dengan perempuan, daripada melihat mereka diperkosa lalu dibantai musuh!”
“Aku mutlak tidak setuju.” Liu Zhenhan memalingkan muka, satu per satu kata diucapkan dengan tegas: “Jika Baginda benar-benar melakukan ini, tunggu sampai semua pendeta kami tewas dulu! Yang Mulia, aku belum pernah membencimu sekeras ini, jangan buat kebencianku bertambah!”
“Aku juga menentang keputusanmu, Yang Mulia.” Adipati Tua Brückner dengan teguh berdiri di pihak Lao Liu.
Ayah Anglam diam, dalam bangsa naga tidak ada tradisi aneh melarang naga betina ke medan perang, tapi sang ayah mengerti alasan kemarahan anaknya. Justru tradisi unik antar ras-lah yang membuat Benua Aigean begitu penuh warna.
“Aku setuju, jika bisa secepatnya menyeret Bangsa laut ke kubangan perang, Perintah Potong Payudara bisa ditunda.” Yang Mulia Sal terdiam cukup lama, akhirnya goyah di bawah tatakan memohon Liu Zhenhan dan Adipati Tua Smail.
“Yang Mulia, sebenarnya seberapa besar keyakinan Anda untuk membuat Bangsa laut juga segera terlibat dalam perang?” Liu Zhenhan mutlak percaya pada kemampuan Yang Mulia, tapi target ini tidak kecil, dia agak gelisah.
“Air keruh baru mudah menangkap ikan, meski aku bukan nelayan, tapi prinsip ini aku pahami. Semakin banyak ras yang ikut perang, situasi akan semakin kacau, dan kemungkinan Bimon untuk bertahan justru semakin besar.” Yang Mulia Sal menggigit roti dengan keras: “Richard, apakah Bangsa laut bisa secepatnya masuk ke kubangan perang ini, memang sudah ada Rencana, tapi manusia berusaha Tuhan yang menentukan. Jadi jangan tanya berapa persen keyakinanku, jawabanku hanya: entah.”
“Yang Mulia, aku benar-benar percaya kemampuanmu.” Liu Zhenhan menelan ludah dengan susah payah.
“Ada kalimat yang mungkin akan melukai harga dirimu—hanya pengendali strategi yang benar-benar menentukan hidup-mati ribuan orang!” Yang Mulia Sal menunjuk hidung bawangnya: “Akulah orang itu! Sedangkan kau hanya bidak catur, taruhan terbesarku dalam permainan melawan lawan. Di saat genting bahkan akan kukorbankanmu untuk menyelamatkan seluruh rakyat, bersiaplah mental!”
“Yang Mulia, Anda terlalu blak-blakan.” Liu Zhenhan mengangkat bahu, mencibir dengan senyum getir: “Tapi selama Anda tidak menjadikan Ai Wei'er sebagai taruhan, 200 pon daging busuk ini silakan dijual sesuka hati.”
“Ai Wei'er？Putri Duyung？Cukup, aku tidak akan serendah itu memanfaatkan seorang gadis kecil untuk kepentingan. Kami Bimon akan bertindak terang-terangan, dengan gemuruh dan heroik!”
Liu Zhenhan awalnya ingin mengusulkan kembali ke dunia iblis untuk menipu kekuasaan memimpin pasukan dan memperdaya bangsa iblis, namun setelah pernyataan Yang Mulia ini, dia sendiri malah menjadi malu untuk mengungkitnya lagi.
"Baru saja kulihat di sini ada dua Pangeran dari Kekaisaran Pompeii dan Kekaisaran St. Francis sebagai tamu. Nanti tolong aturkan agar aku bisa berdiskusi dengan kedua pemimpin kekaisaran manusia ini tentang urusan pertahanan. Bagaimanapun, melawan agresor juga merupakan tanggung jawab manusia. Logika 'gigi akan merasa dingin jika bibir sudah terkoyak' bahkan manusia paling bodoh pun bisa memahaminya! Menurutku, meminta mereka mendukung kita dengan senjata pertahanan modern seharusnya bisa mereka penuhi!" Yang Mulia Sal meletakkan roti di tangannya, ragu sejenak, lalu berkata pada Lao Liu: "Li Cha, belakangan ini kamu bisa mencoba mendatangi para Elf Jatuh di Lusern. Apa pun perseteruan sebelumnya, jika bangsa iblis datang, kita semua akan berada di parit yang sama. Bekerjasamalah sebisa mungkin!"
Bab 559 Berlomba dengan Waktu (Bagian Atas)
"Elf Lusern saat ini seharusnya masih berada di Hutan Salib Selatan untuk menaklukkan Elf permukaan. Namun dengan pembukaan dini 'Celah Besar Waktu', saya perkirakan mereka juga dibuat kaget. Pasti mereka akan segera memundurkan pasukan. Saat itu tiba, saya akan mencari mereka." Liu Zhenhan berbicara manis, namun dalam hati bergumam: "Aku akan mencari mereka? Mustahil!"
"Tapi Yang Mulia, menyuruh saya mengatur pertemuan Anda dengan Pangeran Pompeii tidak masalah. Hanya untuk Pangeran Suka Wanita dari Kekaisaran St. Francis itu, lebih baik dihapuskan saja. Saat jamuan makan tadi, kedua matanya terus menatap Pangeran Tang Zang yang tampan. Kalau bukan karena hubungan antar negara, sudah kupukul dia!" Liu Zhenhan tak tahan menambahkan: "Bajingan seperti ini jangan kotori pandangan Yang Mulia. Saya akan menyuruh Master Stefano menghubungi keluarga kerajaan mereka secara terpisah, meminta mereka mengirim orang yang pantas!"
“Pangeran Chamberlain yang mengoleksi pasangan pria maupun wanita, dikenal memiliki hingga 20.000 personel mitra seksual. Meski kehidupan pribadinya yang bobrok itu menjijikkan, apakah ada hubungan logis dengan kecerdasan politiknya?” Yang Mulia Sal melirik Lao Liu, dengan nada seorang ayah yang menasihati anak: “Richard, katakan padaku siapa yang menetapkan pezina tak boleh punya visi politik? Siapa yang bilang orang berkarakter mesum tak layak jadi pemimpin tinggi? Hmm? Coba jelaskan! Jangan menilai orang dari permukaan, apalagi dengan prasangka pribadi! Kemampuan manajerial sama sekali tak terkait dengan keserakahan atau kebejatan karakter. Sebagai politikus, kau masih terlalu hijau, terlalu banyak yang harus dipelajari!”
“Pejabat bersih belum tentu mampu mengelola wilayahnya dengan makmur, itu fakta tak terbantahkan.” Adipati Brückner senior tersenyum: “Integritas memang tak terkait langsung dengan kemampuan manajemen maupun kompetensi politik.”
“Pezina bisa mengelola negara jadi menteri termasyhur?” Pandangan Liu Zhenhan pertama kali terguncang. Tapi ia lupa satu hal – mestinya ia berkaca pada dirinya sendiri. Kemakmuran Feilengcui justru terkait erat dengan ahli inses macam dirinya!
“Anak muda, tadi aku melihat jelas. Kali ini pulang dari dunia iblis, kau membawa banyak gadis asing. Rambut mereka menunjukkan mereka gadis merak! Kau sendiri juga tidak bermoral, berani merendahkan orang lain?” Ayah Anglam melototi Lao Liu: “Apalagi perbuatan memalukanmu dulu!”
“Mereka bukan gadis merak, mereka bangsa iblis.” Liu Zhenhan menundukkan mata, mencabut belati dan menusukkannya perlahan ke kaki meja.
“Kepala suku, urusan pribadi Richard tak perlu kau campuri. Bagi pemimpin negara, ini hal sepele. Dulu saat selirku dipilih masuk istana, apakah ada yang meminta persetujuan mereka? Kemampuan Richard membawa siapapun patut dihargai, tak perlu mempersoalkan caranya. Ini era dimana air mata tak berguna bagi yang lemah.” Yang Mulia Sal tertawa mencairkan ketegangan.
“Yang Mulia, berikan aku setengah resimen pemanah Haus. Akan kugunakan untuk keperluan penting.” Liu Zhenhan tak ingin melanjutkan topik ini. Masalah ini sekarang membuatnya jengkel, sebenarnya dia juga berniat berubah ke jalan yang benar.
“Berdasarkan pilar totem lingkaran cahaya Divine Comedy yang kau serahkan ke Kerajaan, bahkan jika kau minta 'Cambuk Dewa Perang' pun akan kuberikan! Tapi bisakah kita bernegosiasi?” Yang Mulia Sal mengerutkan kening, terdiam sejenak: “Begitu bangsa iblis memasuki padang gurun, tekanan militer di Provinsi Selatan akan semakin besar. Meminta Beruang-Beruang meminjamkan pemanah Haus untukmu, yang jelek tak mau kau terima, yang bagus pasti tak rela mereka berikan. Jadi aku punya ide lain.”
“Apakah Yang Mulia ingin mengirimkan 1.500 pelembing landak untukku?” Liu Zhenhan tersenyum getir: “Atau pelempar tali Suku Dog? Kalau begitu, lebih baik aku tak usah meminta.”
“Lebih baik kelaparan bambu daripada tunasnya. Aku tak mungkin mengabaikanmu! Baru-baru ini aku membuat perjanjian saling bantu dengan empat suku elf padang rumput di Dataran Liar Donau. Aku akan memilih 2.000 pemanah elit elf padang rumput untukmu, bagaimana?” Yang Mulia Sal tertawa: “Di Ibu Kota banyak penyihir elf, formasi teleportasi sihir pasti lebih cepat daripada di Provinsi Selatan. Jika tak ada keberatan, dalam tiga hari Kahn akan menyelesaikan ini!”
“Aku tak mau elf. Aku bisa bertukar pasukan, menukar pemanah elf padang rumput ini dengan pemanah Haus dari Provinsi Selatan.” Liu Zhenhan yang telah diingatkan Ailijie, tahu elf estetika ini tak mungkin menggunakan busur air raksa magis yang primitif, tentu menolak mentah-mentah.
"Ini adalah sikap sok superior etnis!" Yang Mulia mengkritik dengan keras diskriminasi ras Lao Liu: "Sudahlah, aku akan mengalokasikan Resimen 'Bimons' dari Pasukan Pengawal dan sisa pemanah Haus dari pertempuran gurun sebelumnya untukmu! Tapi maksimal hanya 1.500 orang, lebih dari itu aku tidak sanggup."
"Aku juga hanya perlu 1.500 orang." Lao Liu tahu Yang Mulia benar-benar memberikan aset terakhirnya. Resimen "Bimons" merupakan unit pemanah pengawal khusus - seorang komandan resimen beserta wakilnya bergelar Shenjian Zheqin, 100 komandan batalyon semuanya pemanah ulung tingkat Bintang Emas, qingyise manusia zebra dari Suku Haus. Ditambah pemanah Haus yang berhasil Meloloskan Diri dari Bahaya Maut di pertempuran gurun, pasukan pemanah Feilengcui kini hampir memadatkan esensi seluruh ras Bimon!
Pemanah ulung yang tangguh di medan perang nyaris menjadi momok bagi semua jenis pasukan. Liu Zhenhan benar-benar tak menemukan kata untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya pada kebaikan Yang Mulia.
“Segera selesaikan urusan khimera Anda! Seratus pendeta muda itu akan Kuperintahkan lepas dari klan induk dan bersumpah setia seumur hidup pada Istana Musim Panas.” Yang Mulia Sal menatap Lao Liu dengan ramah: “Di kas negara mungkin masih tersisa sekitar lima juta koin emas, sebagian besar berasal dari hasil penaklukan Kota Gallimard sebelumnya. Aku tidak akan membutuhkannya lagi, empat juta akan Kualokasikan untuk mempersenjatai Kurcaci Emas! Selain itu, kamu sendiri perlu lebih sering berkoordinasi dengan Paus manusia untuk mendapatkan lebih banyak Landak Batu! Termasuk Ksatria Kuil kita, menurutku sudah saatnya beralih ke Armor Zirah Monster terbang!”
“Untuk Armor Zirah Monster, saya bisa menyediakan 200 set tambahan untuk Yang Mulia. Korps Cadangan kami memiliki persediaan kendaraan tunggangan terlatih. Mengenai Landak Batu, karena nantinya akan dikirim ke berbagai medan perang kapan saja melalui formasi teleportasi sihir, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.” Liu Zhenhan tidak ingin banyak bicara karena terharu, menerima pemberian Yang Mulia dengan tenang. Secara singkat dia menjelaskan penemuan barunya: pemahaman atas bagian ketiga Nyanyian Perang Spiritual yang memungkinkan para pendeta memiliki dua hewan peliharaan sekaligus dan Lingkaran Perintah, serta peningkatan Kekuatan Nyanyian semua pendeta melalui "Siput Peniru Ucapan" kepada Yang Mulia dan Adipati Tua.
Baik Sang Raja, Adipati Tua Brückner, maupun Ayah Anglam, semuanya terpana oleh penemuan Shaman Divine Comedy ini.
"Hal ini akan saya sampaikan ke Kuil dan pasukan secepatnya. Para pendeta akan segera dikumpulkan di Feilengcui untuk mendistribusikan semua Imam Angin secara resmi." Wajah Yang Mulia Sal akhirnya menunjukkan senyum lega yang tulus.
"Murinio punya Aura Serangan Keras, Helen secara alami mengembangkan Aura Tarian Perang, saya memiliki Aura Kekeringan. Tapi dibandingkan milikmu, penemuan kami terlihat begitu tidak berarti dan menggelikan." Adipati Tua Brückner terus mengulang pujian "Generasi muda yang luar biasa".
"Aura Kekeringan?" Liu Zhenhan memandang sang adipati tua dengan heran, lalu menoleh ke raja: "Apakah Aura Serangan Keras Tuan Murinio merujuk pada 'Nyanyian Angin Besar' ciptaannya?"
"Selama sepuluh tahun mengembara di negeri asing, saya telah menciptakan nyanyian perang baru - 'Melodi Pasang Surut Hijau'! Aura nyanyian ini bisa menyerap nyawa makhluk hidup dan tumbuhan lalu mengubahnya menjadi kekuatan elemen!" Sang adipati tua menyeka sudut mulutnya dengan serbet: "Tingkat nyanyian ini tidak tinggi, bisa digunakan Imam Perang. Setiap penggunaan akan menghasilkan kekuatan elemen dua kali lipat dari kekuatan nyanyian yang dikeluarkan, efek saling memperkuat."
"Ini seperti menginvestasikan satu koin emas untuk mendapatkan dua koin emas sebagai bunga." Liu Zhenhan tersenyum. Nyanyian ini memang merupakan Injil bagi pendeta biasa, juga efektif terhadap penyihir. Tampaknya masih banyak potensi tersembunyi dari Imam Bemon sebagai raja unit pendukung.
“Satu-satunya kekurangan adalah, lingkaran cahaya tandus hanya menyebabkan tanaman layu, sementara pada hewan hanya menyebabkan kelelahan dan kelemahan, sungguh disayangkan. Jika lagu perang ini memiliki daya pukul mematikan, maka lingkaran serangan akan menjadi keahlian khusus keluarga Hosea.” Yang Mulia Sal menganggap dirinya cukup berpikiran luas, namun saat ini juga tak bisa menahan munculnya pikiran buruk "kilas balik" dalam hatinya.
Bagi para imam Bemon, lompatan pencapaian spiritual sebesar ini dalam waktu singkat hanya bisa dijelaskan dengan alasan ini untuk merasionalkan hubungan sebab-akibat.
Lingkaran serangan? Bukankah "Harmoni Dinding Air Mata" yang ditembakkan dari alat musik juga sama? Liu Zhenhan menghela napas penuh penyesalan. Meskipun dalam beberapa bulan terakhir di bawah bimbingan Helen, seratus pendeta muda Cambridge telah mampu memainkan "Lagu Pisau Suara" adaptasi keluarga Penguasa Nyanyian Dunia dari kemampuan ras buaya teluk menggunakan kecapi tujuh senar mutiara, namun sebagian besar pendeta di Kerajaan masih belum sempat mempelajarinya. Bukan hanya itu, "Nyanyian Angin Besar" yang diterjemahkan Helen melalui Tarian Perang juga hanya diajarkan kepada para pendeta muda Cambridge, sama sekali belum ada waktu untuk menyebarluaskannya!
Waktu! Tanpa persiapan setengah tahun, semua kelemahan akibat kurangnya persiapan muncul tiba-tiba.
Jika ada waktu setengah tahun lagi, semua pendeta di Kerajaan bisa belajar menggunakan kecapi tujuh senar mutiara dan Tarian Perang Angin Besar, lalu "Siput Peniru Ucapan" ditingkatkan hingga mencapai kekuatan nyanyian tongkat menengah, bukankah Kerajaan akan memiliki sekumpulan besar penyihir tingkat menengah? Penyihir berkualitas yang tidak membutuhkan bantuan peliharaan magis tumbuhan atau hewan!
Sekarang bagaimana?
Kelas pendeta dengan kekuatan nyanyian terbesar dalam sejarah, hanya bisa dijadikan senjata bunuh diri cadangan. Liu Zhenhan dan Yang Mulia saling pandang tanpa kata, hanya tinggal seribu aliran air mata.
Bab 560 Berlomba dengan Waktu (Bagian Tengah)
Pertemuan trilateral antara Yang Mulia Grak Sal, Raja Bimon dengan Yang Mulia Pangeran Chamberlain dari Kekaisaran St. Francis dan Yang Mulia Pangeran Ilhan dari Pompeii setelahnya, tidak langsung menghasilkan kesepakatan substantif.
Bukan karena kedua pangeran dari kekaisaran manusia tidak percaya akan invasi Bangsa Laut dan Bangsa Iblis ke Aiqin, juga bukan karena mereka tidak mengerti prinsip sederhana "bibir hilang gigi kedinginan", namun masalah ini terlalu besar dan kompleks, tidak bisa langsung diputuskan hanya melalui satu pertemuan elit.
Dua pangeran manusia ini belum memiliki kewenangan sebesar itu.
Namun di bawah tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya, tindakan manusia tetap cukup cepat. Dipimpin Kekaisaran St. Francis dan Pompeii, dengan bantuan berbagai alat komunikasi magis, tiga hari kemudian diadakan lagi pertemuan multilateral antara Kerajaan Bimon dan negara-negara manusia di Kota Shabak, ibu kota Bimon.
Dalam pertemuan multilateral kali ini, dua puluh satu pemimpin puncak negara manusia turut berpartisipasi - dari total dua puluh tiga negara manusia di Aiqin. Kecuali dua negara netral permanen yaitu Kerajaan Saint Laurentius dan Kerajaan Saint Ruixue yang masih ragu-ragu, seluruh negara manusia lainnya telah berdiri di pihak Kerajaan Bimeng.
Sebagai salah satu pemimpin tertinggi Kerajaan Bimeng, Liu Zhenhan juga terlibat penuh dalam pertemuan multilateral ini.
Menghadapi invasi bangsa iblis yang perkasa, berbagai negara manusia dengan kebijakan berbeda-beda menunjukkan sikap kooperatif langka dan merumuskan Rencana Bantuan Militer awal. Implementasi teknis akan dikelola bersama oleh tiga kekuatan militer terkuat Aiqin: Kekaisaran St. Francis, Kekaisaran Pompeii, dan Kekaisaran St. Jose di Pantai Timur. Begitu persiapan selesai, bantuan akan segera dikirim melalui kristal teleportasi dari Feilengcui ke empat kota besar Kerajaan Bimeng.
Selain persenjataan berat untuk pertahanan kota yang diajukan Kerajaan Bimeng, negara-negara manusia juga akan mengirim delegasi pengamat militer untuk membimbing pembangunan pertahanan kota dan mempelajari taktik tempur pasukan bangsa iblis.
Kelancaran proses negosiasi yang bahkan tidak menyisakan waktu untuk debat kusir ini terutama disebabkan oleh reputasi mengerikan "Bencana Mayat Hidup" milik bangsa iblis.
Bahkan struktur kepemimpinan manusia paling bodoh sekalipun tahu, Bangsa Iblis pasti akan menyimpan wabah sihir arkan ini untuk menghadapi manusia, bukan Bimon - ras Bimon terlalu banyak varietasnya. "Bencana Mayat Hidup" yang hanya menghapus gen spesifik ini bahkan terlalu tidak efisien untuk memusnahkan Suku Pig yang memiliki populasi terbesar di Bimon.
"Bencana Mayat Hidup" bukanlah kol biasa yang bisa dibeli satu keranjang dengan satu koin tembaga. Mantra terlarang sihir arkan nekromansi tingkat tertinggi ini membutuhkan wewangian arkan khusus dalam jumlah besar. Selain Raja Lich, tak ada anggota Bangsa Iblis lain yang mampu memanggilnya. Dalam Perang Dewa dan Iblis 10.000 tahun lalu, selain goblin Aiqin yang memiliki peradaban teknologi paling maju saat itu yang pernah merasakan "Bencana Mayat Hidup" sekali, sampai perang berakhir Bangsa Iblis tak pernah bisa menggunakan "Bencana Mayat Hidup" untuk kedua kalinya.
Prinsip dasar "Baja bagus harus digunakan pada mata pisau" ini bukan hanya dipahami kurcaci. Jika penjajah Bangsa Iblis saat ini tidak menyimpan "Bencana Mayat Hidup" untuk ras manusia Aiqin dengan total populasi 80 juta - setengahnya ras Yafian putih, peradaban teknologi termaju dan sihir paling berkembang - itu benar-benar seperti melihat mayat hidup!
Situasi benua saat ini jelas terlihat. Bangsa iblis berencana membersihkan Dataran Liar Donau terlebih dahulu sebagai basis, lalu secara bertahap menguasai seluruh Benua Aigean. Dari segi rencana militer, invasi bangsa iblis dengan pendekatan bertahap seperti ini benar-benar membuat semua ras Aigean gemetar ketakutan. Namun di sisi lain, ini memberi kesempatan baik bagi manusia Aiqin. Jika strategi bangsa iblis seperti ini, maka satu-satunya tempat yang bisa mereka serang dengan "Bencana Mayat Hidup" untuk melawan manusia hanyalah Kadipaten Dolot!
Tentu saja, "Jurang Ruang-Waktu" yang terletak di Dataran Carimodo juga bisa menjadi opsi kedua karena cakupannya yang luas.
"Bencana Mayat Hidup" pada dasarnya adalah sihir arkan tingkat mantra terlarang. Mengaktifkan dan memanggil sihir besar ini membutuhkan waktu persiapan yang sangat panjang serta pasukan besar untuk melindungi Raja Lich yang melantunkan mantra terlarang ini. Tanpa informasi bahwa ras Aigean sudah memiliki cara untuk menghadapi "Bencana Mayat Hidup", tiga Raja Lich iblis sama sekali tidak perlu mengerahkan pasukan besar untuk mencari lokasi baru melepaskan serangan ini.
Wabah sihir jenis ini memiliki waktu tunggu. Satu kali kegagalan berarti kerugian besar. Meskipun bangsa iblis sangat kuat, mereka hanya memiliki tiga Raja Lich yang tak bisa dihambur-hamburkan berulang kali!
Dengan penetapan daerah strategis, menghadapi "Bencana Mayat Hidup" bukan lagi perkara sulit. Bagian paling mengerikan dari wabah buatan ini adalah kemampuannya menyesuaikan gen kehidupan spesifik, lalu menyebar secara masif melalui pergerakan manusia.
Kengerian utama terletak pada metode penyebaran ini.
Dengan "kacang merah penyerap aroma" dari Feilengcui, meski Raja Lich iblis mengeluarkan "Bencana Mayat Hidup", manusia bisa langsung mengendalikan sumber infeksi - selama tidak ada korban massal akibat wabah di sekitar, rakyat biasa dan pasukan TIDAK AKAN panik! Tanpa kepanikan, tidak akan ada gelombang pengungsi besar! Tanpa arus pengungsi masif, jangkauan "Bencana Mayat Hidup" terkunci di area sempit! Begitu melewati waktu tunggu, mantra terlarang ini bahkan kalah dengan sihir magang sihir biasa.
Tanaman rambat Wisteria seribu daun, seperti bunga mawar dan tanaman merambat lainnya, setiap batangnya bisa menghasilkan ribuan buah. Feilengcui menggunakan "Lotus Silk" untuk menukar 10 pon "Mata Air Kehidupan" dari Elf Jatuh di Kota Lucerne. Setiap tetes "Mata Air Kehidupan" yang diencerkan berkali-kali lipat bisa menumbuhkan "kacang merah penyerap aroma" dalam jumlah masif. Saat dibagikan ke manusia, meski tidak bisa memenuhi satu buah per orang di seluruh benua, setidaknya cukup untuk mengamankan seluruh wilayah strategis!
Namun bagi manusia licik, cara paling tuntas untuk mengatasi wabah buatan ini adalah dengan segera menyeret bangsa laut ke dalam kubangan perang. Dengan kekuatan bangsa laut, begitu mereka terjun ke medan perang, "Bencana Mayat Hidup" bangsa iblis pasti akan mengalihkan sasaran ke bangsa laut daripada manusia Aiqin.
Raja Sal sebelumnya pernah mengatakan kepada Liu Zhenhan bahwa dia memiliki keyakinan bisa menarik bangsa laut ke dalam perang abad ini.
Dalam pertemuan multilateral kali ini, teka-teki itu terungkap karena para elit manusia juga mengusulkan untuk melibatkan bangsa laut dalam perang, dengan cara yang sama persis seperti Raja Sal.
Cara ini sebenarnya sangat sederhana - langsung mengirimkan surat perang resmi ke bangsa laut!
Namun manusia lebih teliti daripada Yang Mulia Sal, mereka mengusulkan untuk menyertakan gaun panjang berpotongan rendah wanita bersama surat perang tersebut.
Jika bangsa laut tidak berani menerima tantangan, lebih baik mereka memakai gaun itu dan menjadi wanita.
Kelicikan manusia benar-benar membuat para Bimon tercengang.
Dengan kekuatan militer bangsa laut yang dahsyat, bahkan pasukan penjaga perbatasan saja bisa membuat Benua Aigean porak-poranda. Tantangan dan penghinaan terang-terangan melalui saluran diplomatik resmi ini mustahil diabaikan oleh penguasa Xiya maupun Alexius. Penolakan akan menghancurkan wibawa mereka sebagai raja.
Bagi Aiqin, rencana tantangan ini terlihat sederhana namun memiliki keunggulan alamiah - karena keterisolasian bawaan, Bangsa laut sama sekali tidak memiliki cara untuk mengetahui informasi tentang "jurang ruang-waktu" yang terbuka lebih cepat dan invasi Bangsa iblis yang akan datang ke Aiqin. Jika Bangsa laut terjebak, panah yang telah dilepas tidak bisa ditarik kembali, dua pencuri yang memasukkan tangan ke dalam kantong yang sama mustahil berharap salah satu pihak menghentikan aksinya.
Namun harus diakui, jika Bangsa laut dan Bangsa iblis secara bersamaan menyerang benua, bagi semua ras permukaan di Aiqin ini akan menjadi taruhan besar tanpa jaminan esok. Tapi dalam situasi saat ini, baik manusia maupun Bimon terpaksa dengan nekat memasang taruhan untuk mencoba keberuntungan.
Desakan waktu membuat Liu Zhenhan ingin membagi satu detik menjadi dua bagian. Selain menyerahkan Mata Air Kehidupan dan benih Wisteria seribu daun ke berbagai negara manusia, dia juga memanfaatkan waktu berharga ini untuk melakukan reorganisasi besar-besaran pada kekuatan bersenjatanya pribadi.
Komposisi Pasukan Pengawal Istana Musim Panas saat ini sangat kompleks dengan tingkat pengisian yang beragam, perbedaan jumlah personel antar jenis pasukan sangat mencolok; Misalnya resimen pasukan udara yang dipimpin ksatria naga Lampard, bahkan setelah memindahkan Burung Raksasa Newton dan pemanah kesturi ke Korps Cadangan, masih memiliki lima bagian utama: 76 Panda pelembing, 500 pemanah kereta panah, 12 penembak cermin Batu Bulan, 160 penyerbu badai magnet Kembar, dan 252 ahli pisau terbang Gurkha.
Jika dilihat dari sudut pandang komandan militer aliran akademis, struktur organisasi yang berantakan seperti ini lebih mirip gerombolan perampok yang mencari keuntungan ilegal daripada pasukan bersenjata resmi. Liu Zhenhan sendiri menyadari hal ini, sehingga reorganisasi mutlak diperlukan.
Sebagai pasukan elit dalam struktur militer Feilengcui, Resimen Pasukan Udara Istana Musim Panas bertanggung jawab utama untuk pemboman daripada pertempuran udara. Dengan persenjataan labu minyak dan tong alkohol pekat, mereka telah memiliki kemampuan dahsyat untuk mengubah jalannya pertempuran! Setelah memperoleh 500 pemanah panah ledakan, Liu Zhenhan juga menyerahkan hak penggunaan "Panah Ledakan Durex" kepada resimen udara ini. Hal ini membuat Ksatria Naga Lampard mengumpulkan tiga senjata strategis utama Feilengcui: jika perang tidak dimulai, namun begitu dimulai, mustahil untuk tidak tercatat dalam sejarah.
Untuk menyesuaikan kebutuhan pertempuran udara dan mengurangi beban, Liu Zhenhan mengganti pilar totem senjata tradisional Pasukan Udara Antelop dengan batang baja, serta meningkatkan kapasitas pembawaan pisau terbang Gurkha.
Bab 561: Berlomba dengan Waktu (Bagian Bawah)
Pasukan udara ini setelah reorganisasi dibagi menjadi tiga bagian utama: Bagian pertama adalah pemanah kereta panah (), mereka adalah pembunuh ganda dalam pertempuran jarak dekat dan jauh; Bagian kedua terdiri dari prajurit dengan kekuatan armor monster gaib () tertinggi, bertugas melindungi titik atas dan bawah seluruh formasi udara; Bagian ketiga terdiri dari penembak cermin () yang mengerikan dan penyerbu badai magnet kembar (), mereka membentuk jaringan tembakan sniper dengan cakupan terluas; Bagian keempat berada di lingkar terdalam, terdiri dari prajurit udara Chimera () yang bertugas bombardir dan komandan kereta panah () yang menggunakan "Panah Ledakan Durex ()", ini adalah unit inti pasukan udara.
Susunan hierarki seperti ini memungkinkan: Pertempuran jarak jauh dapat mengandalkan jarak tembak super panah kereta panah () untuk menekan lawan, jarak menengah memanfaatkan lembing, pisau terbang, meriam cahaya, dan lentera ilahi magnetik () untuk membangun pertahanan tembakan, sementara pertempuran jarak dekat mengandalkan kekuatan zirah untuk pertarungan fisik, benar-benar menjamin penyelesaian misi bombardir darat. Meskipun penggunaan pilar totem () yang luas dihapus, Liu Zhenhan tetap menggunakan kemampuan angkut super Chimera berkepala dua () untuk menciptakan area kekebalan sihir menengah di lingkar dalam formasi udara dengan pilar totem lingkaran cahaya Divine Comedy () - Sebagian besar Ksatria Siluman Feilengcui () tidak dapat memasuki area ini, karena monster hasil modifikasi () dari Monster Tingkat Tinggi () selain 76 prajurit panda () yang sangat kuat, belum ada yang mampu menaklukkannya.
Namun, kekuatan armor khimera menutupi kelemahan ini. Selama menjaga formasi terbang yang tepat, Angkatan Udara Khimera Feilengcui dengan pertahanan fisik dan magis yang luar biasa hampir tak memiliki pemangsa alami! Para Prajurit Panda Panta yang paling mematikan dalam pasukan udara ini bahkan telah dilengkapi zirah dan senjata pembantai naga - armor khimera tingkat tinggi mereka tak bisa ditembus oleh sihir di bawah tingkat pemandu, sementara daya potong tombak adamantium mereka akan menjadi teror yang tak tertandingi!
Meski memiliki kekuatan tempur sehebat ini, Liu Zhenhan tetap memberikan perintah tegas kepada Lampard: Dalam kondisi apapun, Angkatan Udara Feilengcui dilarang keras mengejar musuh. Tujuan utama Resimen Udara Istana Musim Panas adalah menjaga ritme formasi terbang yang stabil, menggunakan kemampuan tempur jarak jauh-dekat dan zirah kokoh untuk menunggu lawan datang ke pelukan maut, sambil memastikan kelancaran serangan udara.
Prajurit Banilu Fegao ditugaskan Tuan Tanah sebagai asisten Lampard. Sebagai komandan pasukan panah, Fegao telah memiliki "Buaya Darat Kulit Jamur" sebagai kendaraan tunggangan khimeranya. Postur tubuhnya mengharuskan penggunaan busur khusus, hal yang sama berlaku untuk 500 pemanah antelop. Tubuh kekar mereka membutuhkan busur panjang dan anak panah berat khusus - senjata ini mampu merobek lawan manapun!
Resimen udara yang ditakdirkan tercatat dalam sejarah ini dihiasi dedaunan bambu hijau, dikelilingi bendera perang emas bermotif Kanun dan ukiran kepala naga. Mereka diberi nama "Ksatria Siluman Stuka" oleh Tuan Tanah. Selain mobilitas yang kurang, kesatria udara ini sudah cukup sempurna, terutama dalam hal perlindungan. Mereka pantas menyandang gelar megah seperti benteng udara dan ksatria lapis baja udara. Pasukan Penjaga Istana Musim Panas yang baru dibentuk merupakan formasi militer terbesar di Feilengcui. Setelah menggabungkan Pejuang Aul dengan keterampilan memanah, penyair kuda nil, serta resimen pengawas panah zebra "Laut Bijia" yang memiliki kekuatan super, ditambah dengan satuan seratus Penjaga Istana Musim Panas yang sudah ada sebelumnya. Total pasukan ini mencapai 2.933 personel.
Dari 104 Penjaga Istana Musim Panas sebelumnya, kecuali Pangeran Mali yang masih merawat ayahnya Murinio, sisanya adalah pemanah ulung berpengalaman. Mereka tepat ditempatkan sebagai perwira di tingkat lapisan dasar.
Liu Zhenhan memberikan semua stok kulit monster kepada Pasukan Pemanah untuk membuat baju zirah kulit yang melekat di tubuh. Ratusan Adidasma berkontribusi terbesar. Adidasma yang dijuluki "Serigala Dunia Arwah" ini adalah monster tingkat super semu. Meski kualitas kulitnya setelah disamak masih kalah dari kulit naga, sebagai perlengkapan standar, ini pertama kalinya di seluruh Benua Aigean seseorang bisa melengkapi tiga resimen pemanah dengan baju zirah kulit monster tingkat super semu!
Karena waktu yang terlalu mendesak dan kurangnya penjahit, Liu Zhenhan mengerahkan wanita biasa dan pemanah untuk bekerja sama membuat sebagian besar baju zirah kulit secara DIY. Dari penampilan hasil akhirnya, jahitan berkelok seperti kelabang dan desain aneh pada baju zirah pemanah biasa sama sekali tidak bisa dibilang estetis. Terutama ketika pemanah biasa berdiri bersama perwira mereka, baju zirah perwira buatan penjahit elf membuat baju zirah pemanah biasa terlihat compang-camping seperti pengemis.
Meskipun zirah lunak dari kulit monster tingkat dewa - tanpa perlu penguatan sihir - sudah melebihi baju zirah berat mithril dalam hal resistensi fisik dan magis, ketidakindahan ini tetap membuat Dewi Ailijie kesal dalam waktu yang sangat lama.
Sebagai tim pemanah dengan kekuatan terbesar sepanjang sejarah, Korps Pelayan Istana Musim Panas selain busur dan baju zirah kulit, juga dilengkapi perisai gitar perang berbentuk layang-layang untuk setiap personel. Karena dibuat terburu-buru, sebagian besar perisai berbentuk layang-layang yang biasa digunakan infantri berat ini merupakan produk pengecoran kasar, namun unggul dalam luas area dan kekokohan. Dengan kekuatan lengan luar biasa yang dimiliki para pelayan, perisai ini mampu membentuk formasi perisai raksasa penghalang pandangan dalam sekejap; Selain perlengkapan aneh ini, seluruh pemanah korps ini - mengandalkan kekuatan ilahi mereka - membawa senjata jarak dekat pribadi mulai dari kapak perang, batang baja, pisau melengkung, pedang, hingga pilar totem lingkaran cahaya Divine Comedy, bahkan 75 ekor anjing perang berzirah kulit monster. Bagi lawan yang pertama kali menghadapi mereka, mungkin akan mengira ini sebagai pasukan pemburu langka alih-alih korps pemanah.
Busur berlapis merkuri Quarkdor yang tidak diukir, perisai berbentuk layang-layang tanpa hiasan, baju zirah kulit buatan sendiri yang jelek, serta senjata bela diri berbagai model membuat penampilan korps pelayan ini terlihat sangat kasar hingga memalukan. Namun radius tembak yang mencapai ribuan yard justru menjadikan korps pelayan compang-camping ini memiliki jangkauan busur terluas sepanjang sejarah Benua Aigean. Ungkapan "Berguna tapi tidak menarik" seolah diciptakan khusus untuk mereka.
Dijuluki "Pahlawan Berhati Baja Bukit Merah" oleh tuan tanah dan dipuji memiliki "pandangan tajam Legolas" oleh Dewi Ailijie, Haus penuh keringat darah Pavel Nedved adalah Kapten pertama Pasukan Pelayan Istana Musim Panas ini. Dua Taman Gantung Babilonia yang melayang di udara akan menjadi bentengnya bersama seluruh pemanah. Enam Pohon Perang Durian dan Menara Bela Diri menjadi menara panah mereka. Pasukan pemanah dengan bendera perang bermotif ukiran kepala Naga Hitam dan harpa emas, dihiasi tongkat tulang dan laba-laba hitam berwarna biru ini, secara resmi dinamai "Pasukan 100 Penjaga Istana" oleh tuan tanah!
Dari bendera perangnya saja sudah terlihat betapa tangguhnya pasukan ini. Di antara para pemanahnya, terdapat seratus pemanah ulung yang pernah bertempur melawan Black Dragon Neraka di dunia bawah tanah - mereka yang berhak menyulam lambang naga di lengan baju!
Sebagai mantan pasukan infanteri Istana Musim Panas yang pernah jaya, setelah reorganisasi kali ini, jumlah mereka dipangkas menjadi 856 orang, bahkan belum memenuhi struktur resimen penuh. Namun senjata dan zirah yang mereka gunakan adalah perlengkapan termahal di seluruh Feilengcui bahkan Benua Aigean - Zirah Tempur Berbasis Adamantium Mahkota Duri, Pilar Totem Lingkaran Cahaya Divine Comedy, lima Busur Silang Sayap Burung Feilian, dan tiga belas Penyembur Api Tipe Cangkang Kura-kura. Selain mahal, yang lebih penting dari senjata-senjata ini adalah kekuatannya; ditambah enam Mesin Gaocen Kristal Kaca Patri beserta operatornya, pasukan ini sebenarnya merupakan resimen infanteri campuran yang terdiri dari mesin perang, prajurit api, penembak busur silang, dan prajurit berat yang kebal sihir tingkat menengah.
Harus diakui, karena zirah pasukan ini hanya berbobot 150 pon, dan prajurit-prajuritnya terdiri dari Prajurit Cincin Emas yang memiliki aura stamina bawaan dan kekuatan ilahi luar biasa, mereka setara dengan pasukan pencuri yang bergerak cepat.
Pasukan "Infantri Berat Tengkorak" dengan tengkorak babi dan bunga wisteria sebagai bendera perang merah ini, semua perwiranya menggunakan perisai yang terbuat dari tengkorak monster tingkat super. Dari jumlah tersebut, terdapat 51 buah tengkorak naga, benar-benar bergaya tengkorak hingga ke ekstrim. Siapapun yang berhadapan dengan mereka, nafsu serakah dan iri di mata lawan mungkin akan lebih menyala-nyala daripada semangat perang. Namun sebagai komandan pasukan, Pangeran Kesembilan Feilengcui akan membangunkan setiap orang yang tak sadar diri akibat keserakahan dengan tongkat adamantium seberat 108.000 pon.
Kavaleri Istana Musim Panas hampir tidak mengalami perubahan: 474 ksatria lapis baja yang terdiri dari Ksatria Mammoth dan Prajurit Antelop. Prajurit menggunakan zirah Mahkota Duri, tunggangan tetap menggunakan Zirah Rantai Youku'er dan Zirah Pasir Pelangi Amber, senjata tetap tombak naga sepanjang 7 meter dan pedang besar super berbentuk gading. Pasukan ini juga dilengkapi Pilar Totem Divine Comedy. Namun dalam pertempuran selanjutnya, karena keterbatasan kekuatan sendiri, kavaleri berat ini sulit berprestasi. Dalam konsep Liu Zhenhan, "Kesatria Berat Bayi" dengan bendera bunga salju, pisang, dan api ini umumnya muncul sebagai pasukan cadangan infanteri dalam formasi tempur. Jika diperlukan, mereka bisa berubah cepat menjadi kavaleri berat.
Alasan utama penamaan pasukan ksatria yang terdiri dari para pria berbadan besar ini sebagai "Bayi" adalah karena beberapa anggota mereka tidak bisa lepas dari pisang, seperti anak kecil yang belum dewasa, sehingga dinamakan demikian.
Namun di hadapan Kapten Ksatria Kuda Besi Kolina, belum ada orang yang berani mengejek nama pasukan ksatria ini sebagai konyol, dan kemungkinan besar tidak akan pernah ada di masa depan.
Sebagai salah satu dari dua unit persiapan elemen utama Feilengcui, "Pasukan Sihir Legendaris" yang dipimpin Beckham terdiri dari 242 Kurcaci Emas kembar, 112 putri duyung air tawar, 88 petugas bunga kupu-kupu, 187 Elf Xifu, dan 7 pesulap misterius Moshao. Seluruh penyihir sebelumnya kecuali Otga dan sekretaris pribadi Beckham, Rebekah, termasuk Siren, Naga, dan beberapa penyihir Elf, semuanya diturunkan ke Korps Cadangan untuk bertugas menjaga kelancaran penggunaan formasi teleportasi sihir.
Dewi Ailijie, Nyonya bos Ai Wei'er, dan Wei Zhi akan memimpin "Tim Kontrol Api Hook" untuk mendukung Kapten Beckham dalam pertempuran di masa depan. An Rui Da, putri mahkota, juga ditugaskan ke unit ini setelah menerima cincin Tuodu pemberian ayah mertuanya yang mampu menyimpan tenaga magis setara Archmagister.
Bab 562: Masih Berlomba dengan Waktu (Bagian Atas)
Namun ayah mertua memiliki pandangan tersembunyi tentang menantu perempuannya. Nama buruk Raja Iblis Api Beracun terlalu legendaris. Liu Zhenhan selalu memegang pepatah kuno "Hati-hati dalam mengarungi bahtera selama ribuan tahun". Oleh karena itu, Kapten Xiao Bei dan dua nyonya bos menerima instruksi rahasia: An Rui Da harus selalu ditempatkan di garis depan. Jika ada gerakan mencurigakan, pisau api dingin Xiao Bei bisa dengan mudah membunuh Archmagister dalam jarak dekat.
Pasukan Sihir Tai Bao yang berjumlah 643 orang kini hampir menyamai struktur pasukan infanteri Feilengcui. Seluruh formasi bertingkat ini sangat terorganisir dengan baik.
Sebagai penjaga langit Titan dan putra tercinta Moradin, empat ras Kurcaci Emas Dui'jal darah murni memiliki kemampuan alami sebagai Magister Senior sihir petir. Bahkan anak kecil pun setara penyihir menengah. Tiga puluh delapan tokoh besar termasuk Krupp memiliki kekuatan serangan setara Magister Sihir. Namun sihir Kurcaci Emas monoton seperti monster, hanya mengandalkan "Pilar Petir" dengan kecepatan mantra cepat. Dibandingkan penyihir manusia yang variatif, mereka masih kalah. Selain penyihir, prajurit Kurcaci Emas juga tangguh. "Palu Badai" mereka memiliki properti sengatan listrik yang hampir seperti sihir, meski membutuhkan biaya lebih besar.
Secara objektif dan adil, prajurit Kurcaci Emas yang mengenakan Armor Zirah Monster sebenarnya terlalu mubazir jika hanya dijadikan penjaga penyihir. Liu Zhenhan telah mempertimbangkan masalah ini dengan matang, memutuskan untuk membuat mereka terbang membantu pasukan udara pada saat-saat kritis demi menunjukkan kekuatan Raja Bukit dari Kurcaci Emas.
Setelah penembak jitu Pelayan Istana Musim Panas mundur dari pasukan Tai Bao, kehadiran pejabat Kupu-Kupu masih memungkinkan Kapten Beckham mempertahankan kekuatan tembakannya. Sebenarnya setelah pembentukan "Pasukan Penjaga 100 Orang", Liu Zhenhan telah menugaskan Nedved untuk membidik penyihir musuh, sementara Xiao Bei berusaha menyelesaikan semua masalah dari perspektif pasukan Tai Bao.
Putri Duyung Air Tawar sama seperti Kurcaci Emas, merupakan tulang punggung pasukan Tai Bao. Kemampuan dual cultivation es dan air mereka sudah sangat mengesankan. Kehadiran "Mutiara Harmoni" membawa Injil baru: 17 pasangan putri duyung air tawar telah membuka "Bidang Perlindungan dual cultivation Narcissus" mereka. Evolusi awal barrier ini sesuai prediksi Liu Zhenhan memang berupa perisai, namun bukan berbentuk putri duyung elemen air melainkan sepasang kerang elemen. Selain menahan serangan, kerang elemen ini juga bisa berfungsi sebagai sayap kerang untuk terbang jarak menengah.
Jumlah pasangan putri duyung air tawar sebenarnya lebih dari tujuh belas pasang, namun cukup banyak pasangan yang tidak mau menggunakan cara pintas ini untuk mendapatkan dasi kupu-kupu dual cultivation.
Bagi putri duyung air tawar, Bidang Perlindungan bisa Bangkit dan terbuka kapan saja. Belum terbuka sekarang bukan berarti tidak akan pernah terbuka di masa depan.
Berkat dari Dewa Air Oseanus ini memiliki efek khusus yang berbeda-beda. Mayoritas putri duyung air tawar yang taat beriman masih meyakini mereka akan mendapat perhatian dewa di masa depan. Liu Zhenhan mendukung penuh upaya mereka mempertahankan tradisi dan kemandirian, karena jalan pintas bukanlah cara yang benar.
Baik dari segi perangkat lunak/hardware maupun struktur organisasi, "Pasukan Sihir Terhebat" dengan lambang pisau melengkung bulan purnama, mahkota, dan motif bunga Murolodan pada bendera perangnya sudah menjadi yang terunggul di Benua Aigean. Dengan bergabungnya peri bunga dan pesulap misterius Moshao, diperkirakan siapa pun yang menghadapi mereka nanti akan pusing tujuh keliling - terutama Xifu berkemampuan lima elemen Ailijie. Semakin tinggi level Penyihir yang bekerja sama dengannya, semakin mengerikan kekuatan tempur yang bisa dikeluarkan!
Dengan penggunaan skala besar Tongkat Augustus Ogus, Batu Permata Perisai, Kristal Sihir Tingkat Super, dan Intan Guntur, serta prioritas pasokan Mata Air Elemen, Liu Zhenhan merasa Pasukan Sihirnya lebih menyerupai sekumpulan monster buas daripada penyihir dalam penampilan visual. Perasaan ini membuatnya berpuas diri cukup lama.
Sebagai unit tempur elemen lain di Feilengcui, dengan bendera Potret Keluarga Dewa Perang dan Gunung Suci Hyjal, "Kelompok Pendeta Penyerang Budaya dan Penjaga Militer" yang terdiri dari 100 Pendeta Cambridge muda dan Imam Senior Istana Musim Panas, merupakan kekuatan inti nyonya bos Helen. Kekuatan tempur magis kelompok pendeta ini hampir menyamai Pasukan Sihir dengan jumlah setara, karena mereka memiliki: Panah Air transformasi air mata dari Kecapi Tujuh Senar Mutiara! Tarian Perang Angin Besar! Kekuatan Nyanyian dari Imam Tongkat tingkat menengah! Serta persediaan melimpah kristal sihir top-level, sumsum darah, dan Hati Bulu Darah! Ditambah dua hewan peliharaan magis mereka!
Peliharaan tumbuhan magis sang Pendeta, Liu Zhenhan sebenarnya memiliki lima pilihan: Pertama adalah "Pinang Lingsong Daun Jarum" di bagian tengah hutan cemara kaki Gunung , pohon pinus magis emas setinggi 30 meter yang jarumnya bisa menyemburkan hujan peluru kendali; Pilihan kedua tetap tanaman magis "Pinus Raksasa Menara Salju" di kaki gunung bersalju, pinus raksasa setinggi 100 meter ini bisa melemparkan buah pinus dengan serpihan pisau salju sebagai senjata; Pilihan ketiga adalah tanaman magis dari hutan purba dunia bawah tanah, tanaman botak yang disebut "Wulute" oleh manusia gua Batu Rahang, lubang di batangnya bisa menyemburkan asam korosif; Pilihan keempat adalah pohon jeruk magis di hutan purba Benua Chesang yang mampu melepaskan "gelombang cahaya pulsa gravitasi", ditemukan sejak Kepala Suku Krouieff mulai menggembalakan hutan bersama Ent muda; Sang tua pernah menangkap monyet untuk menanam persik dan membuat anggur di Chesang, bahkan mencoba menggunakan jeruk sukade yang menghasilkan rasa anggur monyet yang enak; Pilihan kelima adalah "Maple Air Terjun" di pusat Hutan Salib Selatan, maple merah magis yang bisa menyemburkan "Panah Air Air Terjun" yang sangat ganas; Pilihan keenam tetap tanaman magis Hutan Salib Selatan - "Padi Bunga Sakura", padi magis khusus berbentuk ceri yang meledak menjadi percikan bunga api lengket dengan daya bakar.
Sebenarnya di Hutan Salib Selatan masih ada tanaman sihir bernama "Ek Sihir Ruang Cheng Milan Xi", namun efek sihir pohon ek ini adalah "ruang halusinogen" yang non-lethal, sehingga kurang cocok sebagai peliharaan tumbuhan tempur. Tapi batang dan daunnya sangat ideal untuk membuat lencana perawatan tanaman sihir. Untuk lencana penyimpanan dan pengawetan tanaman, Kepala Suku Krouieff memang mampu menganugerahkan kekuatan dan membuatnya, semudah lencana barrier hibernasi Bimon.
Secara logika, Hutan Salib Selatan adalah gudang harta hijau tempat Kepala Suku Krouieff menggembala. Baik menggunakan "Padi Bunga Sakura" maupun "Maple Sungai Mengalir" sebagai peliharaan tanaman sihir Pendeta Feilengcui, semestinya bisa menghasilkan efek berlipat ganda. Sekalipun Penjaga Pohon tua tak bisa terlalu mencampuri otonomi tanaman sihir, setidaknya tanaman-tanaman ini harus memberikan sedikit kehormatan padanya.
Namun Liu Zhenhan akhirnya memilih "Pohon Jeruk Bali Pulsa Gravitasi" dari Benua Chesang sebagai peliharaan tumbuhan untuk para pendeta muda. Untuk "Maple Sungai Mengalir" dan "Padi Bunga Sakura" yang lebih mudah dikendalikan, dia merasa lebih baik diserahkan kepada pendeta lain di Kerajaan.
Pohon jeruk bali ajaib di Benua Chesang ini tingginya mencapai 10 meter, mahkotanya hijau lebat seperti payung, sarat dengan buah-buahan. "Gelombang Pulsa Gravitasi" yang ditembakkan dari batang inti pohon memiliki jangkauan 500 yard dengan waktu tunggu satu menit. Saat digunakan, dapat menghasilkan efek hisapan gravitasi bumi yang kuat pada suatu objek. Dari segi karakteristik magisnya, ini merupakan tanaman sihir yang sangat menarik.
"Gelombang Pulsa Gravitasi" merupakan bentuk transformasi ajaib dari sihir elemen listrik, yang selama ini hanya ada di alam liar. Efeknya sama dengan gravitasi bumi. Sihir ini bisa dikategorikan sebagai mantra medan perang khas daripada mantra duel - begitu "Gelombang Pulsa Gravitasi" menganugerahkan efeknya pada seorang yang sial, akan terbentuk lingkaran magnet gravitasi bumi yang kuat berpusat pada orang tersebut. Setelah suara "braak", semua benda dalam radius 50 yard akan tertarik oleh rantai gravitasi bumi dan bertabrakan dengan keras ke lingkaran magnet tersebut.
Liu Zhenhan membayangkan kecelakaan tabrak belakang berkecepatan tinggi traktor. Ia memperkirakan kekuatan sihir ini setara dengan tabrakan Traktor Combine berkecepatan tinggi. Siapa pun yang berada di zona lingkaran magnet pusat akan sangat sial, sedangkan area terluar mungkin masih aman. Bagi prajurit rendahan tanpa resistensi magis di medan perang, mantra semacam ini sangat menakutkan. Radius efek seluas 250 meter persegi merupakan bencana bagi formasi infanteri yang padat!
Upaya besar-besaran untuk menaklukkan pohon jeruk bali sihir ini sebagai peliharaan tumbuhan para pendeta muda membutuhkan perjuangan keras dari Lao Liu. Meski tanaman sihir lebih jinak dibanding monster, bukan berarti mereka mau menerima panggilan para pendeta.
Awalnya Lao Liu berniat membakar mereka sampai menyerah jika menolak. Lagipula jangkauan tanaman sihir tidak terlalu jauh dan tak bisa bergerak menghindar seperti monster, meski daya tahannya sangat luar biasa. Dengan kemampuan Otga, api bisa dikendalikan sesuka hati - sihir elemen api jauh lebih efektif terhadap tumbuhan dibanding sihir jenis lain!
Tanaman sihir ini mungkin tak punya kemampuan lain, tapi ketahanan mereka benar-benar mengagumkan. Membakar mereka sampai rusak pun mustahil.
Namun Penjaga Pohon Kepala Suku Kruyff hampir memarahi Liu Zhenhan sampai mati. Sang kepala suku sangat murka, menganggap tindakan Lao Liu sebagai Ent Luar Negeri yang tega menyiksa pohon seperti itu sungguh tak pantas untuk status gandanya sebagai Raja Bunga dan Penjaga Pohon.
Sayangnya niat baik Kepala Suku Krouieff sia-sia belaka. Saat bernegosiasi dengan pohon jeruk bali sihir ini, tanaman-tanaman itu sama sekali tidak menghiraukannya. Sebagian besar menolak menjadi peliharaan pendeta muda, tapi justru antusias menjadi peliharaan Liu Zhenhan.
Yang paling tak terduga adalah, tepat ketika Lao Liu hendak memberi pelajaran, pohon jeruk bali sihir ini tiba-tiba berubah seperti orang gila, bersedia menerima rekrutan dan dengan patuh menjadi peliharaan tumbuhan para pendeta muda.
Bab 563 Masih Berlomba dengan Waktu (Bagian Tengah)
Setelah kejadian ini, Kepala Suku Krouieff tidak banyak bicara dengan Liu Zhenhan, hanya diam-diam menyadarkan Lao Liu untuk lebih memperhatikan Pangeran Kesepuluh Wentaikelai'er. Meski tidak punya bukti langsung, Kepala Suku Krouieff merasa perubahan sikap pohon jeruk bali sihir ini pasti ada hubungannya dengan sang pangeran.
Liu Zhenhan hampir tak kuasa menahan diri untuk menanyai Wentaikelai'er tentang kebenaran hal ini. Belum pernah dia dengar penyihir tanaman bisa menguasai keputusan tumbuhan. Tapi dalam dunia sihir, jurusan berbeda bagai gunung terpisah - siapa tahu jika penyihir cukup kuat, kemampuan seperti itu mungkin ada? Terhadap "anak" misterius yang muncul tiba-tiba ini, Liu Zhenhan masih belum bisa melihat detail aslinya. Motif sebenarnya juga belum tertebak. Tapi bantuannya merekrut peliharaan tumbuhan untuk pendeta Feilengcui, setidaknya bukan hal buruk.
Setelah menyelesaikan masalah peliharaan tumbuhan, kelompok pendeta Feilengcui yang asli murni ini, di bawah jebakan licik bos berhati hitam yang jahat, mengirim semua peliharaan magis mereka secara bergiliran ke rawa garam hangus yang mengerikan untuk bunuh diri. Geryon dan Hydra - dua roh cincin ini - tak luput dari noda darah.
Usai mencapai tujuan kematian ini, para pendeta yang masih menangis tersedu-sedu merekrut Landak Batu khimera yang bodoh sebagai peliharaan magis eksklusif mereka di bawah perintah bos.
Awalnya Landak Batu di Feilengcui tidak cukup untuk dibagikan. Namun ketika Liu Zhenhan menawarkan Wisteria seribu daun kepada manusia, ia memeras sejumlah Landak Batu dari dua puluh satu negara manusia. Di bawah tekanan "Bencana Mayat Hidup", tak satu pun negara manusia yang bisa menawar - mereka terpaksa menyerahkan dengan terpaksa.
Faktanya, Liu Zhenhan akhirnya mendapatkan tambahan sebelas ekor Landak Batu. Ini cukup untuk mempersenjatai seratus pendeta muda dan dua Imam Senior Chickin, sekaligus melengkapi Ai Wei'er dan Ailijie - dua gadis kecil penggila kerusuhan - masing-masing dengan satu khimera Landak.
Begitu pula dengan peliharaan tumbuhan. Dua wanita cantik berlatar belakang penyihir ini tampaknya sangat menginginkan status sebagai pendeta.
Setelah perubahan di lapisan pendeta Istana Musim Panas, selain Imam Senior Rehagel yang masih mempertahankan Bimon Raksasa berbulu putih Bolanatu, Xixi dengan tiga hewan suci Dewa Perang, dan Mo'er dengan kupu-kupu magis tingkat super Gabriel yang dianggap sampah, Liu Zhenhan tetap tidak memiliki apa-apa. Para pendeta lainnya seragam memiliki khimera Landak Batu.
Pendeta dengan hewan dan tumbuhan peliharaan ganda yang dilengkapi lencana Guo Guo dan lambang Medusa merupakan kekuatan pamungkas tertinggi Feilengcui. Sebagai salah satu dari tiga belas Pendeta Hao muda, Liu Zhenhan setelah mengamati teknik memanah amatir mereka, dengan puas memberitahu ketiga belas Pendeta Hao muda ini bahwa khimera Landak Batu mereka cukup berubah wujud menjadi "pemanah manusia naga". Pabrik senjata Feilengcui akan menyiapkan panah super berat dan busur raksasa berpeluru air raksa khusus untuk ketiga belas binatang raksasa ini. Dengan daya tarik Landak Batu sebesar dua tiga ratus ton, transformasi menjadi pemanah manusia naga diharapkan mampu menarik busur puluhan ton tanpa masalah.
Meski keahlian memanah para Pendeta Hao terbilang amatir, setidaknya mereka masih bisa menggunakan teknik panah tradisional hiasan seperti "Panah Bulu Merak Berkembang". Walau kecepatan tembak tak mencapai level profesional, begitu kekuatan komando mental mereka ditransfer ke khimera Landak Batu, monster raksasa yang memainkan busur super berat ini cukup membuat siapa pun mengalami kehinaan. Para pendeta muda lainnya juga mendapat pelatihan kilat ilmu pedang Green Party. Liu Zhenhan kini tak ingin menakut-nakuti orang, dia hanya ingin mengubah semua Landak Batu ini menjadi tukang pukul bertubuh besar yang membawa senjata primitif, terbang ke langit untuk menghajar para bodoh yang menghalangi. Jika nanti diperlukan serbuan darat, khimera ini akan bertransformasi menjadi unicorn, berlari kencang ke arah pasukan musuh, menginjak sebanyak mungkin musuh.
Selain itu, di seluruh Feilengcui ada pasukan yang terdiri dari para lansia. Pasukan ini adalah Korps Artileri Babilon. Saat ini Feilengcui memiliki enam Meriam Raksasa Babilon, angka ini terus bertambah. Pabrik senjata yang mempekerjakan ribuan pandai besi ini mampu memproduksi Meriam Raksasa Babilon secara terus-menerus, asalkan palu pemantik sihir dari laboratorium alkemi bisa mengimbangi kecepatan produksi.
Resimen Artileri "Red Alert" yang menggunakan lambang tradisional penembak arquebus Kurcaci Guli kuno, dengan pola dua pisau komando berdarah bersilangan sebagai motif bendera perang, seluruhnya terdiri dari para tetua yang luar biasa kuat. Para orang tua mammoth, kuda nil, dan antelop yang tak mau mengaku tua ini memang memiliki kekuatan fisik yang mencengangkan. Setelah orang tua panda berhasil masuk ke pasukan utama, jika Liu Zhenhan tidak menempatkan mereka dengan baik, Feilengcui akan gempar oleh keributan mereka.
Resimen artileri ini menggunakan bola es cetakan raksasa sebagai peluru. Kaliber yang seragam dan bobot yang lebih ringan dari batu peluru memungkinkan titik jatuhnya tembakan meriam Babilon Raksasa mencapai lebih dari 5.000 yard. Ini adalah senjata dengan jarak tembak terjauh di Feilengcui, sekaligus senjata dengan jangkauan terpanjang di seluruh Benua Aigean!
Peluru es yang membekukan "Kemarahan Moradin" di dalamnya akan menghasilkan ledakan berantai yang mengerikan saat bertabrakan. Baik mengenai sasaran langsung maupun percikan, keduanya memiliki daya penghancur yang dahsyat. Bagi Feilengcui yang memiliki gudang es pegunungan salju, membuat peluru es seperti ini sama mudahnya dengan membalik telapak tangan. Yang perlu dipersiapkan hanyalah formasi teleportasi sihir, cetakan dengan kaliber standar, dan "Kemarahan Moradin" dalam jumlah cukup.
Dalam hal akurasi, dengan adanya ahli geometri yang diambil dari Kekaisaran Mugalan, penembak Meriam Raksasa Babilon bisa melakukan tembak sniper dengan sangat presisi. Namun formasi pasukan artileri saat ini terlalu besar - 334 tokoh besar yang enggan disebut tua, tapi hanya enam pucuk meriam raksasa yang tersedia. Rata-rata lebih dari 50 orang harus berbagi satu meriam raksasa!
Dalam ingatan Liu Zhenhan, Meriam Raksasa Babilon jenis ini sepertinya hanya membutuhkan tiga orang untuk mengoperasikan satu pucuk: satu orang mengangkut peluru, satu mengontrol arah dasar, dan satu lagi menembak.
Tapi dia juga tidak berani mengurangi personel. Jika melakukan itu, para orang tua ini bisa sakit hati. Dia hanya bisa menutup sebelah mata dan membiarkannya.
Formasi pasukan inti saat ini terdiri dari tujuh divisi ini. Korps Cadangan mengosongkan kelebihan Armor Zirah Monster untuk mendukung Kerajaan, tetap mempertahankan struktur asli. Putri duyung Kou Tao dari bawah tanah dikumpulkan sebagai penyihir amatiran untuk Korps Cadangan, sebagai persiapan darurat. Empat Raksasa tetap bertanggung jawab atas produksi pabrik senjata bawah tanah, rumah sakit, labu minyak, Kemarahan Moradin, dan modifikasi monster gaib karena nilainya yang berharga. Jika memungkinkan, mereka juga bisa dicoba di medan perang untuk menunjukkan kelincahan.
Liu Zhenhan juga memiliki pasukan pengawal porseni pribadi. Selain pengawal pribadi, 16 Penjaga Pohon muda yang dipimpin Kepala Suku Krouieff juga menjadi anggota pasukan ini. Mereka mengenakan jubah sihir perlindungan logam qingyise dari kulit Katak Emas Tiga Kaki - dua ekor kuda ribuan li tunggangan Nedved dan Ronaldo benar-benar tersiksa oleh Liu Zhenhan. "Lagu Memabukkan" dari Keluarga Penguasa Nyanyian Dunia juga berpengaruh pada mereka. Setiap kali Katak Emas Tiga Kaki ini berhubungan, mereka akan berganti kulit. Setelah terkumpul 17 lembar kulit untuk membuat jubah Penjaga Pohon, kedua kuda ribuan li itu terlihat seperti direndam air panas - bulu mereka rontok semua hingga kulitnya memerah.
Selain itu, Liu Zhenhan juga tidak berani membiarkan Wenteklaire - anak yang asal-usulnya misterius - berkeliaran bebas seperti Xiao Kong. Akhirnya dia ditempatkan di pasukan pengawal porseni, atas nama perhatian, namun sebenarnya memata-matai.
Yitiao pernah mengatakan akan mengumpulkan sekelompok makhluk ilahi Timur. Dengan daya panggil "Aurora Malam Abadi" di gunung teh Benua Sutra, meningkatkan kekuatan Pasukan Pengawal seharusnya bukan hal sulit. Liu Zhenhan yang memiliki mutiara penjara jiwa berukuran biji sesawi ini, sebagai jiwa dan inti wilayah kekuasaan, mewakili kekuatan pamungkas Feilengcui. Kaka kembali ke pegunungan sejauh 100.000 li, berjanji akan membawa formasi charge. Liu Zhenhan belum tahu seberapa hebat tembakan pelangi Raksasa Voodoo, tapi pastinya tidak buruk. Menjadi pengawal Druid Costa sama seperti pengikut Pendeta Naga, pasti memiliki keahlian khusus.
Dengan adanya formasi charge ini, struktur Pasukan Ajaib bisa menambah jenis pasukan baru.
Yang Mulia Sal bercanda bahwa kompleksitas struktur militer Feilengcui sudah jauh melampaui Pasukan Pengawal Kerajaan Cambuk Dewa Perang.
Raja yang berhati terbuka pada Lao Liu, dibalas Liu Zhenhan dengan mengirimkan 10 moka "Pirang Platinum" yang bisa membentuk resimen ksatria monster, bersama sebagian armor zirah monster, diserahkan kepada Sang Raja.
Dengan menambahkan lebih dari seribu ekor Semut Terbang Pemakan Logam yang lebih ganas dari monster sebelumnya, sebenarnya Liu Zhenhan sendirian telah membentuk dua resimen ksatria monster yang diperkuat dan sekitar 400 kavaleri udara khimera untuk Kerajaan Bimeng! Jika ditambah dengan pilar totem lingkaran cahaya Divine Comedy, semua korps tentara reguler kerajaan kini memiliki kekebalan sihir tingkat menengah - semuanya berkat jasa Liu Zhenhan!
Prestasi seperti ini, bahkan setelah membalik-balik seluruh sejarah Bimon dan sejarah Aiqin, tetap merupakan satu-satunya dalam catatan.
Bawahan seperti ini pasti menjadi impian setiap raja. Saat Paus Bulat iri pada keberuntungan Yang Mulia Sal, dia juga menyadari telah kehilangan talenta brilian yang seharusnya diperlakukan dengan tulus.
Seluruh proses reorganisasi memakan waktu Liu Zhenhan tiga hari tiga malam. Masalah utamanya adalah mengatasi peliharaan magis para pendeta. Belokan tak terduga dari pohon jeruk bali magis telah menghemat waktu berharga - sebelumnya dia memperkirakan mungkin membutuhkan sepuluh setengah bulan!
Untuk memperkuat kemampuan tempur udara Resimen Penerbang Feilengcui, Liu Zhenhan mengajukan permohonan ke suku Smyer untuk mengalokasikan 40 prajurit angsa yang mampu menggunakan "Nyanyian Pelarangan Langit" ke Legiun Ksatria Siluman Stuka. Di bawah godaan besar untuk kembali terbang di langit, Adipati Tua Brückner tidak mempersulit Liu Zhenhan dan memenuhi semua permintaannya.
Liu Zhenhan menyerahkan tugas meningkatkan Kekuatan Nyanyian dan mempelajari lagu Komunikasi Arwah para Pendeta Kerajaan kepada Helen. Tanpa sengaja, ia menemukan kecurangan para alkemis manusia saat mengamati persenjataan strategisnya.
Bab 564: Masih Berlomba dengan Waktu (Bagian Bawah)
Saat ini, alkemis manusia yang berada di Feilengcui bukan hanya berasal dari dua negara yaitu St. Francis dan Pompeii. Negara militer kuat lainnya di Benua Aigean - Kekaisaran St. Jose di Pantai Timur, entah melalui cara apa, mengetahui kabar bahwa Feilengcui yang kaya raya mampu menawarkan bagi hasil alkimia 50-50. Setelah konferensi aliansi 22 negara, mereka dengan muka tebal menyelundupkan ahli alkimia kerajaan mereka ke sini.
Sama seperti St. Francis, St. Jose merupakan cabang dari Kekaisaran Manusia Yeste kuno. Negara manusia ini memiliki teknologi pembuatan busur silang paling maju di Aigean. Ballista tembakan beruntun 10 laras, busur panah silang berantai, dan busur lipat kumbang suci yang termasyhur semuanya diproduksi di sini.
Berbeda dengan Pompeii yang kaya akan sumber mineral logam atau St. Francis yang melimpah bahan pangan, Kekaisaran St. Jose yang sepertiga wilayahnya dikelilingi Danau Mississippi 800 li, berhasil menciptakan kapal selam berbentuk cerutu. Setiap tahun, mereka mampu mengangkat batu permata alami berkualitas tinggi dari Danau Mississippi, sehingga dijuluki Negeri Permata.
Negara manusia ini bagi Bimon yang sangat membutuhkan senjata pertahanan kota, jelas layak untuk direkrut. Tentu saja, Liu Zhenhan juga tidak akan menolak jika ada alkemis yang datang untuk mengabdi padanya demi kepentingan pribadi.
Setelah menyelesaikan reorganisasi Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui, hal pertama yang dilakukan Liu Zhenhan adalah memasuki pabrik senjata bawah tanah untuk memantau kecepatan produksi militer saat ini. Dengan adanya bantuan alchemy dari tiga negara militer manusia kuat, jika potensi pekerja manusia bisa dimaksimalkan untuk memproduksi perangkat sihir bagi Kerajaan, itu akan menjadi kabar gembira baginya.
Pada awalnya suasana hatinya masih cukup baik.
Lembah lava di dunia bawah tanah setelah hampir setahun renovasi, telah berhasil dibangun menjadi permukiman besar. Selain penerangan dari "matahari bawah tanah" dan lampu jalan uap Gnome, lentera kristal yang dibawa dari dunia iblis juga dipasang di cabang pohon sepanjang jalan aspal dan Menara Bela Diri, mempercantik kota yang tak pernah tidur ini.
Setelah Pasukan Utama Feilengcui dipindahkan ke Benua Chesang untuk alasan kerahasiaan, saat ini yang bertugas menjaga keamanan pabrik senjata bawah tanah adalah Korps Cadangan dari tentara bayaran Harimau. Kedatangan manusia tidak mengganggu kedamaian dunia bawah tanah, semuanya tetap tertata rapi.
Setelah melakukan inspeksi di pabrik senjata, Liu Zhenhan menangkap adanya sesuatu yang tidak beres.
Tiga ahli alkemi dari kekaisaran manusia ini telah mengumpulkan banyak blueprint dan data. Namun saat mulai memproduksi, para ahli alkemi dari tiga negara manusia ini secara mengejutkan fokus pada bidang masing-masing: Pompeii hanya membabat habis produksi palu pemantik untuk Meriam Raksasa Babilon, Kekaisaran St. Francis mati-matian membuat Mesin Gaocen, sedangkan Santo Jose sibuk memproduksi Menara Permohonan Cahaya!
Pembagian tugas yang jelas ini seolah menunjukkan mereka memandang rendah peralatan magis lainnya!
Dari sudut pandang pertahanan nasional, Meriam Raksasa Babilon dan Mesin Gaocen memang pilihan sempurna sebagai senjata berat. Tindakan Pompeii dan St. Francis bisa dimengerti Liu Zhenhan - Palu pemantik meriam raksasa harus menggunakan logam magis dalam jumlah besar. Pompeii tidak memiliki cadangan Jin Gang dan besi semut melimpah seperti Feilengcui, jadi mereka memanfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan sebanyak mungkin. Sementara Kekaisaran St. Francis yang selalu iri dengan Legiun Golem Pompeii, kali ini membuat Mesin Gaocen demi mendapatkan boneka perang yang setara dengan golem. Tanpa bantuan perajin raksasa seperti Raksasa Typhoon, proses pembuatan mesin ini hanya mengandalkan blueprint mereka sendiri membutuhkan waktu dan tenaga yang sangat besar untuk trial-error dan penyesuaian. Wajar jika mereka ingin mencari keuntungan.
Yang paling tidak bisa dipahami Lao Liu adalah orang-orang Santo Jose.
"Menara Permohonan Cahaya" yang dibuat oleh manusia gurun memang memiliki keunikan konseptual dan kekuatan dahsyat; dengan blueprints yang diambil dari Istana Khalifah, dari sudut pandang dan kemampuan alkemis Aiqin, meniru perangkat magis semacam ini sama sekali bukan hal sulit. Namun aspek terpenting Menara Permohonan Cahaya terletak pada pengasahan lensa cembung dan Batu Bulan yang langka! Tanpa dua material dasar ini, mustahil membuat Menara Permohonan Cahaya!
Lensa cembung saja sebenarnya tidak masalah. Dengan 13 ton kristal teleportasi jernih yang dibawa Liu Zhenhan dari dunia iblis, serta banyak perajin pengasah lensa Mulan, masalah ini sebelumnya menjadi hambatan namun kini sudah terpecahkan. Lensa cembung dari kristal teleportasi jauh lebih kokoh dan jernih dibanding lensa kaca rapuh. Bahkan Liu Zhenhan sendiri berencana mengganti 12 lensa kaca pada meriam cahayanya dengan lensa kristal yang lebih kuat.
Jika orang-orang Saint Holty hanya meminta bantuan Feilengcui untuk mengasah lensa, itu masih bisa dimaklumi. Tapi bagaimana dengan Batu Bulan? Benda ini bukan sembarang orang bisa sediakan! Jika Lao Liu punya banyak Batu Bulan, sejak dulu dia sudah membuat meriam cahaya dalam jumlah besar!
Dengan demikian, kesibukan Saint Holty membuat Menara Permohonan Cahaya secara terus-menerus benar-benar menimbulkan pertanyaan.
Para alkemis Saint Holty sama sekali tidak terlihat seperti sekumpulan bodoh. Mengapa mereka mau membuang waktu membuat senjata strategis yang tidak berguna?
Liu Zhenhan yang sudah memahami hubungan sebab-akibat ini, benar-benar ingin memukul para alkemis Saint Jose untuk melampiaskan amarahnya!
Pompeii harus menyerahkan satu palu pemantik meriam raksasa ke Feilengcui sebagai imbalan untuk setiap dua yang dibuat; St. Francis juga wajib memberikan satu Mesin Gaocen untuk setiap dua yang diproduksi. Tapi Saint Jose hanya membuat setengah produk, lalu menambahkan Batu Bulan setelah kembali - bagaimana Lao Liu bisa menemukan Batu Bulan untuk setengah produk yang ditinggalkan di Feilengcui?
Jarak waktu tujuh hari lagi menuju malam purnama bulan ini. Bahkan jika Ritual Bayangan Bulan Guanghan sukses dilaksanakan, tetap saja sedikit Elf yang mau menyumbangkan Batu Bulan mereka secara cuma-cuma untuk Bunga Aiqin Ailijie - zaman sekarang sudah dipenuhi aroma uang, bukan lagi dunia harmonis 10.000 tahun lalu.
Setelah berkonsultasi dengan Master Emmar, Liu Zhenhan baru memahami situasi sebenarnya. Ternyata sejak 12 Ksatria Cahaya ikut dalam pertempuran pemusnahan manusia kelelawar di Kadipaten Dolot, berbagai akademi militer dan institusi pasukan manusia telah meneliti senjata baru Feilengcui, termasuk Kekaisaran Saint Jose tentu saja.
Karena desain "Menara Permohonan Cahaya" tidak memiliki keunikan teknis yang signifikan, ditambah dengan kurangnya kesadaran kerahasiaan dari prajurit Kijang yang polos selama tinggal di Doluote, banyak ahli alkimia dari berbagai negara berhasil mengamati meriam cahaya dan pilar dasar sumber cahaya tambahan melalui berbagai cara.
Kendala utama berupa lensa dan Batu Bulan membuat sebagian besar kerajaan manusia hanya bisa menatap frustasi. Namun Kekaisaran Santo Hose berhasil memecahkan masalah Batu Bulan - varian ekspor busur silang militer berkekuatan tinggi buatan negara manusia ini tidak dilengkapi bidikan. Sedangkan versi internal yang digunakan pasukan mereka telah menggunakan bidikan laser dari "Batu Laser", produk khas dasar Danau Mississippi!
"Batu Laser" sebenarnya termasuk kategori batu permata pemfokus cahaya seperti Mutiara Malam dan Batu Bulan. Perbedaannya, Batu Laser menyerap sinar inframerah. Dengan membentuknya menjadi silinder tertutup, batu ini dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak menyebar meski diproyeksikan jarak jauh, tetap fokus membentuk titik cahaya. Busur silang berkekuatan tinggi yang dilengkapi bidikan semacam ini memiliki akurasi sempurna, mampu mengubah pemula menjadi pemanah ulung yang mampu menembus sasaran sehelai daun dari jarak seratus langkah.
Rahasia ini jelas merupakan rahasia militer tingkat tinggi Kekaisaran St. Jose. Mengenai bagaimana Kekaisaran Pompeii mengetahuinya, Liu Zhenhan tidak berminat mengejar lebih jauh; sama seperti ketika Kekaisaran St. Francis dan Kekaisaran Pompeii datang ke Feilengcui dengan pembagian 50-50, namun dengan cepat diketahui Kekaisaran St. Jose - antar manusia memang tak pernah bersih.
Setelah kepalsuan babi ini terbongkar, orang-orang St. Jose dengan jujur memasang setiap meriam cahaya dengan 30 batu permata sesuai rasio 50-50 sebagai imbalan untuk Feilengcui. Tentang apakah mereka akan memasang 100 atau 200 batu permata pada meriam cahaya setelah pulang, itu sudah di luar kendali Liu Zhenhan. Keadilan absolut memang tidak ada, apalagi "batu laser" ini tidak mungkin sebanyak bulu kerbau. Kalau sampai sebanyak itu, St. Jose tentu tidak hanya memasang bidikan inframerah ini pada busur silang berkekuatan besar.
Seperti drama komedi, orang St. Jose yang terbongkar rahasianya bisa menebas bahwa dua kekaisaran manusia lain yang mengadu domba. Dalam kemarahan, mereka pun membocorkan rahasia militer Kekaisaran St. Francis dan Kekaisaran Pompeii kepada Liu Zhenhan secara diam-diam.
Alasan Kekaisaran St. Francis terburu-buru memproduksi Mesin Gaocen adalah karena Kurcaci Perak dari Empat Keturunan Darah Murni Dui'jal telah keluar dari Pegunungan Azeroth dan bergabung dengan pasukan Kekaisaran St. Francis, bersiap menyumbangkan tenaga mereka untuk menghadapi krisis terbesar sepanjang sejarah Benua Aigean.
Sejak zaman kuno, Kurcaci Perak telah ahli dalam memurnikan "Heisuoyin" dari perak - senyawa tidak stabil dengan daya ledak luar biasa yang setara dengan bubuk hitam penembus batu yang diciptakan Bijak bestari goblin Gabilan 10.000 tahun silam. Namun karena senyawa ini terlalu berbahaya (sedikit benturan atau perubahan suhu bisa memicu ledakan), penemuan agung Kurcaci Perak ini tak pernah bisa digunakan secara praktis.
Tapi seiring waktu, Kurcaci Perak modern telah menemukan metode pemurnian khusus yang memungkinkan penggunaan Heisuoyin secara aman. Meriam penghancur yang mereka desain mampu melontarkan peluru Heisuoyin dalam bentuk parabola sejauh 500 yard.
Awalnya perajin Goblin menciptakan Mesin Gaocen hanya untuk menebang pohon raksasa, bukan untuk perang. Desain tubuh laba-laba biomimetik memungkinkannya mendaki gunung dengan mudah. Tubuh logamnya memang tak tertembus, tapi senjata tunggalnya - Gergaji Rantai Overlord - memiliki daya penghancur yang tidak memadai untuk perang skala besar.
Kekaisaran St. Francis ingin memasang pelapis logam di cangkang mesin Gaocen, mengubah boneka mekanik ini menjadi Ksatria Boneka. Dengan memanfaatkan daya penghancur meriam penghancur Heisuoyin yang luar biasa, mereka berusaha memberikan daya bentur dan daya gentar yang lebih besar pada senjata Goblin ini!
Alasan Kekaisaran Pompeii terburu-buru membuat Meriam Raksasa Babilon adalah karena di bawah lapisan tanah beku di utara yang ekstrem, terdapat es ungu alami yang terbentuk secara alami. Es ini dapat menyala seketika seperti minyak tanah, dan tidak bisa dipadamkan dengan air. Dalam bahasa Viking, es yang mudah terbakar ini disebut "Es Haifei", yang berarti anugerah Dewi Es dan Salju. (PS: Di Bumi sebenarnya juga ada es jenis ini – "es yang dapat terbakar" hasil pembekuan metana dan air, termasuk dalam kategori hidrat gas alam.)
Jelas bahwa penggunaan peluru es untuk membuat amunisi Meriam Raksasa Babilon bukanlah ide eksklusif Feilengcui.
Dibandingkan dengan metode Feilengcui yang menggunakan fosfor putih untuk memicu percikan api, Pompeii yang memiliki dasar alkimia kuat menggunakan kertas natrium kapas yang lebih ekonomis. Tabrakan keras saja sudah cukup untuk memicu pembakaran cepat – es Haifei yang meledak dan menyebar ini sama sekali tidak kalah daya hancurnya dengan "Kemarahan Moradin" yang mahal.
Liu Zhenhan adalah orang kasar, dia tidak akan melontarkan perasaan seperti "Di tengah situasi genting antara hidup dan mati yang tak ada celah, masih ada orang jahat yang saling siasat, menyingkirkan yang berbeda, ah~" di momen krusial ini. Satu-satunya pikirannya hanyalah mengulurkan tangan ke dua kekaisaran besar untuk meminta Es Haifei dan Perak Hitam.
Jika Kurcaci Perak kekurangan perak, tidak masalah. Di dunia bawah tanah ada Sungai Merkuri, mereka bisa menyuling sebanyak yang mereka mau.
Untuk Es Haifei, ambisinya tidak besar. Cukup satu Meriam Raksasa Babilon yang menyediakan 300 peluru es mudah bakar per basis, plus lembaran pemantik natrium kapas tak terhitung.
Menghadapi dua permintaan ini, Santo Fransiskus dan Pompeii hanya bisa menjepit hidung mereka dan menerima.
Selain licik dan culas, kecerdasan manusia juga membuat Liu Zhenhan tercengang. Mereka bahkan bisa memikirkan untuk memasang lapisan logam eksternal di punggung Mesin Gaocen! Feilengcui punya Busur Silang Sayap Burung dan penyembur api pompa, kalau orang lain bisa memasang, kenapa Liu Zhenhan tidak?
Selama pengaturan bobot dan keseimbangan dikontrol dengan baik, transformasi boneka mekanik ini menjadi tank infanteri sama sekali bukan masalah!
Setelah mendengar kabar kemunculan Kurcaci Perak, Liu Zhenhan juga teringat pada Kurcaci Kapak-Perisai dari empat klan Darah Murni Dui'jal. Kurcaci jenis ini punya teknik khusus membuat sayap perisai, bisa melayang di langit seperti burung kecil dengan dua perisai terbang, sambil menghabisi musuh menggunakan kapak lempar di tangan!
Sebagai garis keturunan Titan yang menjaga Empat Pilar Penyangga Langit Aiqin, tidak masuk akal jika tiga cabang Dui'jal lainnya berdiri menghadapi krisis belum pernah terjadi sebelumnya di Aiqin, sementara Kurcaci Kapak-Perisai justru memilih mundur; sayangnya hingga kini belum ada kabar pasti tentang cabang Dui'jal ini.
Sistem persenjataan Feilengcui saat ini memiliki 262 Kurcaci Liar. Darah Murni Dui'jal ini merupakan pasukan Imam Utama Angsa Murinio yang dipinjamkan sementara ke laboratorium alkemi Feilengcui. Jika mereka suku bawahan Feilengcui, Lao Liu pasti akan pergi ke pegunungan Tilu di timur Aiqin - tanah asal Kurcaci Kapak-Perisai - untuk mencoba memanggil leluhur menggunakan "Terompet Badai Douglas" yang terkristal dari darah Kurcaci Liar dan Kurcaci Emas.
Namun harus diakui kontribusi besar para Kurcaci Liar ini. Sejak hari pertama mereka terjun ke industri alkemi Kota Fei, ahli alkemi dalam jumlah besar ini telah memberikan jasa luar biasa bagi Feilengcui!
Liu Zhenhan menugaskan mereka untuk membuat "Panah Ledakan Durex".
Bab 565: Tali Panjang di Tangan
Setiap bangkai monster kuat, kecuali bagian yang sangat keras seperti tengkorak raksasa atau jimat perampok makam Adidasma yang tak bisa diolah, seluruh bagian tubuhnya bisa digunakan untuk membuat panah ledakan.
Kekuatan tempur sekali pakai yang menggunakan atribut sihir Monster semasa hidupnya, ditransformasikan menjadi panah ledakan melalui keahlian alkimia ini, meski agak boros sumber daya, merupakan jalan tercepat untuk mengkonversi kekuatan tempur.
Berdasarkan perkiraan kasar sebelumnya, mayat Monster yang ditimbun Feilengcui dapat menghasilkan sekitar 6000～8000 Panah Ledakan Durex, dimana 99% diantaranya berasal dari kontribusi Penjaga Sungai Kematian.
Alasan Penjaga Sungai Kematian menjadi terkenal: pertama karena bergerak berkelompok, kedua karena kemampuan tangan kosong yang luar biasa, sedangkan sihir Api Neraka sebenarnya tidak terlalu istimewa.
Karakteristik ini menyebabkan panah ledakan yang dibuat dari tubuh mereka memiliki daya penghancur dan radius jangkauan yang jauh kalah dibanding ahli kuat tingkat super seperti Kaisar Api dan Semut Raksasa Kamboja Bermata Biru yang sok gagah. Sayangnya, belakangan Lao Liu mengembalikan ratusan kerangka Naga Hitam yang dicuri dari Makam Naga dan Lich Naga yang tak sadarkan diri ke Kota Naga, serta menyia-nyiakan banyak Monster berkualitas melalui proses dimangsa menggunakan "perlengkapan Tuan Tanah Kematian". Kesalahan dan kegagalan ini membuat jumlah total "Panah Ledakan Durex" saat ini sangat mengejutkan, namun kualitasnya tidak tinggi.
Dengan kecepatan produksi 5-6 panah ledakan per hari oleh alkemis Feilengcui, meski dibantu perajin ulung seperti Raksasa Typhoon, diperlukan setidaknya setengah tahun untuk menyelesaikan semua produksi panah ledakan.
Namun setelah banyak Kurcaci Liar bergabung, situasi ini benar-benar terbalik.
Kurcaci Liar adalah Master Alkemis alami dari empat Darah Murni Dui'jal. Mereka mewarisi sejarah panjang, menganut prinsip "diam setengah hari", serta memegang teguh ajaran leluhur "cepat bertindak namun hemat bicara". Kecuali saat minum anggur, membuat peralatan magis, atau mengobrol dengan saudara seperguruan seperti Kurcaci Emas, mereka selalu menjaga ekspresi dingin bak batu.
Meski terlihat sedikit sulit diajak bergaul, makhluk-makhluk ini memiliki keunggulan yang tak tertandingi oleh para alkemis lain - sinergi sempurna.
Kurcaci Liar tidak pernah membuat peralatan magis sendirian. Bahkan untuk membuat belati penguatan magis paling sederhana pun, mereka akan berkumpul dalam kelompok. Sebagian mengontrol suhu api, sebagian melukis lingkaran sihir, sementara yang lain menyiapkan bahan ritual - berbagi tugas selaras bak satu tubuh.
Secara umum, alkimia sama seperti bercinta - urusan yang sangat pribadi.
Dalam hal mengukir atau menggambar lingkaran sihir tertentu, serta penggunaan wewangian magis dan bahan tambahan, setiap alkemis memiliki kebiasaan unik dan prosedur khusus. Sedikit gangguan saja bisa menghancurkan seluruh proses.
Ini sama seperti alasan mengapa seorang penulis terkenal bisa menulis novel brilian, tapi tak pernah ada mahakarya abadi yang lahir dari kolaborasi sekelompok penulis ternama.
Karena itu para alkemis jarang berkolaborasi dengan rekan sejawat. Mereka hanya membutuhkan asisten untuk pekerjaan kasar.
Kurcaci Liar merupakan satu-satunya pengecualian. Di Benua Aigean, metode alkemis mereka yang memiliki pembagian kerja jelas, kerja sama tim, dan koordinasi sempurna disebut "Model Alkimia Ant", yang berarti beralkimia layaknya semut!
Ini adalah ungkapan pujian, karena dalam seluruh sejarah Aigean, hanya Bimon suku Ant-lah ras beradab yang paling ahli dalam bekerja sama dengan erat bersama rekan.
Liu Zhenhan pernah mengamati proses alkimia Kurcaci Liar beberapa kali. Baginya, cara para kurcaci kerdil ini membuat peralatan magis persis seperti produksi jalur perakitan. Namun harus diakui, metode alkimia kolaboratif ini jauh lebih cepat dibanding alkemis biasa. Dengan 10 orang bekerja sama, mereka bisa menghasilkan sekitar 120 panah ledakan per hari. Angka ini sungguh mengerikan! Sebagai perbandingan, bahkan sepuluh Master Emmar sekalipun hanya bisa membuat 200 "Panah Ledakan Durex" dalam sehari!
Dari 262 Kurcaci Liar, setelah dikurangi anak-anak dan yang sudah uzur, setidaknya 150 orang bisa melakukan pekerjaan alkimia. Artinya, produksi harian mereka bisa mencapai hampir 2.000 panah ledakan!
Setelah Liu Zhenhan kembali dari dunia iblis, proses pembuatan "Panah Ledakan Durex" telah selesai. Hasil penghitungan akhir menunjukkan jumlah 6.770 batang Durex. Sebagai imbalan untuk Murinio, Liu Zhenhan berencana menyerahkan sepersekian kepada Imam Utama Angsa, sementara Kerajaan akan menerima 4.000 panah ledakan.
Di bawah pengaturan Daisy dan Ruoerna, para Kurcaci Liar ini sejak lama telah membantu peri bunga dan Shenjian Zheqin membuat panah sihir lainnya. Namun kecepatan produksi panah sihir fase kedua seperti "Panah Penuntun Hati", "Panah Pukulan Berat", dan "Panah Kontra-Sihir" tidak lagi secepat produksi "Panah Ledakan Durex" - Kecepatan produksi Durex terutama karena kelengkapan bahan baku. Di bawah pimpinan Master Emmar, semua langkah pengolahan awal telah diselesaikan seperti hidangan yang siap dimasak. Dengan keunggulan jumlah Kurcasi Liar dan model kerjasama, ditambah dukungan logam magis Feilengcui yang tak terhitung biayanya, api inti bumi, serta bahan bakar alkohol kemurnian tinggi, wajar jika produksinya cepat!
Namun bahan baku untuk panah sihir fase kedua ini sangat langka. Meski bawah tanah kaya akan sumber mineral, tidak semua jenis logam magis dan bijih tersedia. Adapun komponen seperti darah binatang langka dan bulu-bulu tertentu, sebelumnya sama sekali tidak ada persediaan di gudang.
Alkimia tidak sulit, yang sulit adalah mengumpulkan bahan yang tepat. Proses pembuatan hanya membutuhkan sepuluh setengah bulan, tetapi mencari bahan bisa menghabiskan waktu satu tahun, sepuluh tahun, bahkan seumur hidup. Meskipun Feilengcui kaya, mereka bukanlah segalanya.
Namun perang adalah tentang tenaga logistik dan uang. Sistem alkimia yang kuat pasti mampu memengaruhi jalannya pertempuran. Dengan kehadiran ahli alkemi Kurcaci Liar, Liu Zhenhan sendiri merasa sangat puas.
Saat ini ada 4.532 buah labu minyak di gudang. Senjata strategis yang dirawat Raksasa Hijau ini memiliki siklus produksi mingguan, menghasilkan sekitar 500 buah per minggu. Jika digunakan hemat, jumlah ini cukup untuk mempertahankan kebutuhan pemboman. Sama seperti panah ledakan, kelebihan angka akan diberikan kepada Murinio sebagai imbalan.
Produksi harian alkohol mutiara kura-kura mencapai 1.200 pon - angka yang fantastis. Namun karena konsumsi bahan bakar khusus untuk alkimia, hingga kini persediaan alkohol pekat Feilengcui masih kurang dari 10 ton.
Dengan mencampurkan sepertiga bagian madu, bahan bakar ini bisa diubah menjadi bahan bakar gel yang memiliki efek perekat saat terbakar.
Untuk memastikan kekuatan serangan udara, Liu Zhenhan secara drastis mengurangi jumlah infanteri penyembur api. Sebenarnya Feilengcui memiliki 100 set alat penyembur api, namun saat ini hanya 13 set yang dibagikan ke infanteri; "Kemarahan Moradin" justru berlimpah. Dengan dukungan Pohon Kehidupan dan Sumur Bulan Abadi, produksi Buah Emas jauh melebihi labu minyak. Berbagi kebahagiaan lebih baik, setiap kali Meriam Raksasa Babilon selesai dibangun, Liu Zhenhan berencana membagikan meriam ini ke kota-kota Bimon lain untuk pertahanan.
Sejak hari kelima, situasi perang semakin jelas terlihat.
Daisy, Ruoerna, dan Kepala Suku Andulan telah kembali ke Kota Naga, membuat ketegangan meningkat karena misteri bangsa naga.
Berkat Kotak Tulang Komunikasi, Sang Raja dan Liu Zhenhan setiap hari menerima kabar dari 100.000 penunggang serigala. Pasukan Wolff yang pemberani ini sejak awal tidak berkumpul, melainkan menyebar masuk ke Benua Kontribusi Pantai di dunia iblis.
Taktik serangan menyebar membuat mereka meraih kemenangan di tahap awal. Namun Bangsa Iblis bukanlah pihak yang mudah dikalahkan, apalagi angkatan udara mereka sungguh luar biasa besar!
Dari aspek mobilitas, kecepatan angkatan udara jauh melebihi kavaleri serigala. Bagi Bangsa Iblis, mengendalikan rute serangan penunggang serigala tidak memerlukan pemikiran rumit. Dengan memanfaatkan keunggulan formasi teleportasi sihir, tentara reguler Bangsa Iblis yang telah sadar segera menyelesaikan pengepungan dan memulai operasi pembersihan besar-besaran.
Berdasarkan informasi harian yang diterima, sejak hari kelima Liu Zhenhan memperkirakan pasukan penunggang serigala ini kemungkinan hanya mampu bertahan seminggu lagi.
Melalui penggunaan cincin ruang, portal teleportasi, dan Mesin Terbang Qibulin, rencana relokasi Provinsi Tenggara diperkirakan akan selesai dalam periode ini. Meski banyak logistik yang terbuang dan hilang, persediaan bahan pangan di Feilengcui masih melimpah ditambah stok daging raksasa dari gudang es pegunungan, sehingga kebutuhan pangan pengungsi Wolff seharusnya tercukupi.
Pada hari kelima, Yitiao akhirnya kembali ke Benua Sutra yang telah lama ditinggalkan. Kini ia hanya berjarak satu hari satu malam penerbangan dari Pagoda Tujuh Permata tempat kekasihnya ditahan. Pertempuran sengit dengan Lishan Men semakin mendekat.
Di hari yang sama, Liu Zhenhan secara resmi diakui oleh Serikat Penyihir Aiqin dan dianugerahi gelar Santo Xiao Penyihir Besar.
Kehadirannya mengisi dua kekosongan besar dalam sejarah sihir. Sejak itu, di atas tingkat Penyihir Suci Santo Ajaib, muncul dua gelar baru: Penyihir Besar Suci Pu dan Penyihir Besar Suci Xiao. Lima Archmagister ternama dari Benua semuanya datang ke Feilengcui untuk memberi selamat, termasuk Archmagister Badai Salju Fanatik dari Sekte Dewi Es dan Salju, Pa Fan.
Liu Zhenhan yang muncul sebagai Pelindung Suci dalam pandangan manusia Aiqin, ternyata menerima ucapan selamat dari Archmagister kaum bidah. Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Gereja Saint Paul.
Lima Archmagister sangat mengagumi kemampuan Big S dan Little S dari pasukan pelayan darah - seperti yang dikatakan Yitiao, jika Big S dan Little S mau, mereka bisa menanamkan sihir darah ke siapa pun hanya melalui pandangan mata yang mengandung telepati luar biasa kuat, persis seperti mengaktifkan kemampuan ras!
Ini benar-benar kemampuan yang sangat mengerikan!
Dari kekuatan Big S dan Little S, jika benar-benar bertarung, semua makhluk berdarah di dunia ini akan mati seketika di bawah mantra darah mereka!
Namun keraguan Liu Zhenhan selama ini akhirnya terjawab oleh lima Archmagister manusia.
Sebagai entitas elemen trinitas dan inang elemen, Big S, Little S, dan Liu Zhenhan seharusnya merupakan keseimbangan yang utuh.
Jika Big S dan Little S ingin menggunakan sihir, mereka harus berbagi dengan Liu Zhenhan.
Dalam hukum keseimbangan elemen, sama sekali tidak mungkin elemen elemental menggunakan sihir secara mandiri lalu berbalik menyerang tuannya! Dalam hal bentuk kehidupan, hubungan simbiosis ini juga tetap ada! Teori sihir modern yang matang sudah cukup untuk membuktikan kesimpulan yang benar ini!
Soket mata Liu Zhenhan berkaca-kaca. Sebelumnya dia terus khawatir dua pelayan darah ini akan membunuhnya.
※※※
『Terima kasih kepada dua pembaca bersaudara yang namanya terlupa, haha, sudah membantu memberi gelar Santo Sihir Fajar, mengingatkan saya untuk memperhatikan detail-detail tertentu.』
Angkatan laut tidak perlu dibangun karena bangsa laut di masa depan sudah naik ke darat, tidak perlu perang di air. Pasukan pembunuh bayaran adalah sampah, belum pernah dengar ada pembunuh yang bisa mengambil kepala jenderal di tengah jutaan pasukan. Perang bukan main-main seperti itu.
Mobilitas tinggi Feilengcui benar-benar unggul, namun dalam rencana saya tetap mengadopsi pola Stalingrad. Mungkin efek samping dari terlalu banyak main misi Red Alert. Saya terobsesi dengan pembantaian lawan melalui medan tempur dalam pertahanan.
Pasukan Artileri Kedua sudah ada. Mutiara Leizang, Angin Tersembunyi dan Futuo di tangan Liu Zhenhan, bukankah itu senjata strategis? Bocoran: Benua Aigean juga punya mutiara sequence, di Sekte Dewi Es dan Salju. Kapal rusak pun punya tiga pon paku, Aigean juga bukan sembarangan! Manusia lebih tidak bisa diremehkan!』
Bab 566: Kapan Naga Biru Keabadian Bisa Ditaklukkan
Sebagai sebuah kehormatan langka, dua hari kemudian, lima Archmagister manusia dari Benua Aigean diundang untuk menghadiri "Ritual Bayangan Bulan Guanghan" yang diselenggarakan di Feilengcui.
Menurut legenda ras Elf, ritual sakral pemujaan dewa ini seharusnya mutlak tidak memperbolehkan orang luar untuk menyaksikan upacara.
Tapi ras Elf sekarang jelas bukan Kekaisaran Elf delapan ribu tahun silam yang memiliki "Boneka Perang Kristal Azeroth". Ingin bersikap angkuh pun harus lihat apakah bos mau memberi harga diri.
"Terakhir kali kalian mengadakan ritual pemujaan ini di bekas wilayah Hutan Salib Selatan, dalam sekejap langsung menarik perhatian Naga Hitam Neraka. Kali ini, kita mengadakan ritual di Dataran Liar Donau yang luas dan rata. Meski tanpa naungan hutan, tanpa perlindungan gunung, gua jamin! Tanpa izin gua, tak ada satu pun pandangan berani mengintip setengah langkah ke Feilengcui!" Deklarasi Liu Zhenhan penuh kesombongan: "Inilah keuntungan kalian Peri Bunga mengikuti gua!"
"Gua sumpah, siapa berani mengganggu, gua basmi seluruh keluarganya!" Yitiao menyokong dengan garang: "Kami di dunia hitam selalu tepati janji. Bilang basmi seluruh keluarga, pasti dibasmi sampai habis!"
Bangau Api Burangsha telah kembali ke Kota Helu di Benua Sutra. Malam ini setelah mengikuti Ritual Bayangan Bulan Guanghan, bos akan membawanya untuk menyelamatkan kekasihnya. Dengan impian yang hampir terwujud, Yitiao yang dadanya berdebar tak karuan tentu tidak mengizinkan siapa pun menyia-nyiakan atau menunda waktunya yang berharga.
Para Elf Xifu sangat memahami betapa sangar dan tidak bisa diganggu gugatnya sang tukang tawar-menawar ulung yang menjadi kartu as bos ini. Mereka juga mengerti betapa gentingnya keinginan makhluk ini untuk menyelamatkan kekasihnya. Di saat genting seperti ini, meski kesal, mereka hanya bisa menahan diri.
Sebenarnya aneh juga. Di antara rakyat Feilengcui, selain Elf Hutan dan sang tuan tanah, penduduk lainnya sama sekali bukan dari ras Elf. Mengingat "Ritual Bayangan Bulan Guanghan" diadakan di Feilengcui, pasti akan ada banyak orang luar yang menyaksikan. Tapi peri bunga sepertinya lupa akan hal ini, hanya sibuk mempermasalahkan kedatangan lima Archmagister manusia, seolah-olah penduduk Feilengcui lainnya sudah resmi menjadi Elf Naturalisasi.
Perasaan memiliki dan kesenjangan psikologis yang aneh ini membuat Ailijie geli sekaligus jengkel.
Bunga Aiqin malam ini mengenakan cheongsam brokat mewah, sepatu pot bunga bertumit kristal, hiasan kepala Manchu besar, dengan sepuluh jarinya dipenuhi sarung kuku gading berlapis emas yang menyerupai cakar elang - tentu saja, dia adalah "Ratu Dowager" yang sangat cantik.
Cheongsam dengan belahan tinggi membuat setiap langkahnya memperlihatkan dua kaki indah berwarna putih salju dengan lekukan elegan.
Setelah diolesi putih telur, rambut keriting biru permata-nya mengalir sehalus mi rebus dalam air jernih.
Kecantikan yang memancar ini benar-benar membunuh pandangan.
Yang bertugas mendukung Dewi adalah 24 Gadis Merak dan kecantikan Diao Chan Haihuasi, semua mengenakan seragam cheongsam.
Pakaian khusus yang mampu menonjolkan keindahan lekuk tubuh hingga puncak ini membawa para bunga zaman ini pada pesona mematikan yang memesona.
Menurut rencana awal Liu Zhenhan, "Bangsa iblis" ini seharusnya dinonaktifkan selamanya - Sang Tuan Tanah teguh menolak mengakui mereka sebagai Bimon, bahkan dengan perasaan bersalah sekalipun; Namun Ibu Suri Ning Yu menganggap ini terlalu kejam, akhirnya membujuk Liu Zhenhan untuk mengubah status Gadis Merak bersama Haihuasi menjadi Santo Perempuan penuh waktu di Istana Musim Panas.
Sudah beberapa hari di Feilengcui, jika para mantan Santo Perempuan Iblis ini masih belum bisa menebak di mana mereka berada, itu sungguh meremehkan kecerdasan mereka. Namun dibandingkan negara dan etnis, para rohaniwan agama tidak terlalu mempermasalahkan perbedaan ras - mereka lebih memikirkan di mana perwujudan Dewi Mimpi Iblis berada. Setelah ditunjuk sebagai santo perempuan, para Gadis Merak dan Haihuasi tidak melawan dengan keras, malah menerimanya dengan sukarela - dengan satu catatan: mereka belum tahu bahwa perwujudan Dewi Mimpi Iblis yang mereka ikuti sebenarnya adalah Pejalan Bumi Dewa Perang Campas yang asli!
Liu Zhenhan hari ini mengenakan setelan resmi Dinasti Qing khusus dengan pola bangau api terbang di dada, paruh bangau menggigit lingzhi. Di kepala tersemat topi agate bermata tiga dengan bulu merak, tangan memegang untaian manik-manik agate, penampilannya sangat mirip Zuo Zongtang atau Zeng Guofan.
Semua Pendeta Cambridge baik pria maupun wanita berpakaian sama dengannya, termasuk Helen, Xixi, dan Mo'er. Tiga gadis ini terlihat sangat memesona dengan kostum tersebut.
Bukan berarti Lao Liu punya ideologi sisa-sisa Dinasti Qing di alam bawah sadarnya, faktanya garis keturunan Han-nya benar-benar murni.
Alasan memakai kostum resmi Dinasti Qing untuk dirinya dan para pendeta adalah karena dia benar-benar tidak bisa menemukan perlengkapan yang cocok dengan setelan ala Cixi milik Ailijie.
Sebelumnya dia pernah mencoba beberapa gaya berpakaian, setiap gaya terlihat sangat tidak serasi dengan cheongsam; malam ini dia dan Ailijie adalah tokoh utama "Ritual Bayangan Bulan Guanghan", jika kostum tidak serasi akan sangat memalukan. Dalam keputusasaan, Liu Zhenhan hanya bisa mencoba efek seragam dinasti Qing.
Tak disangka, setelan ini justru mendapat persetujuan bulat dari penjahit elf. Mereka semua mengatakan meski terlihat biasa saja sendiri, saat dipasangkan dengan Ailijie yang memakai cheongsam, tercipta kesan bunga merah dan daun hijau yang harmonis.
Mengingat status mulianya, Liu Zhenhan sempat berpikir untuk menambahkan rompi kuning atau pita merah. Namun usul ini ditertawakan oleh penjahit elf sebagai bukti idiot dalam selera estetika.
Bagaimanapun juga, drama istana Qing ini harus dimainkan.
Saat cahaya bulan mengalir seperti air raksa menyinari bumi, "Ritual Bayangan Bulan Guanghan" resmi dimulai di bawah sorotan ribuan pasang mata.
Kilau perak formasi Batu Bulan menembus sembilan lapis langit. Di permukaan Sampa yang bulat sempurna, kawah-kawah gunung berapi raksasa perlahan terkubur dalam bayangan.
Pendeta Peri Bunga yang mengendarai harimau terbang kecil, menari anggun untuk memamerkan kembalinya kejayaan bangsa Elf ke Aiqin.
Sebuah cermin tembaga raksasa berdiri di pusat formasi. Dua pria perkasa antelop bertelanjang dada dengan otot menonjol, memutar cermin itu untuk menyapu setiap sudut ruang di luar formasi.
Di bawah pukulan Mammoth pahlawan kuat, gemuruh genderang perang yang megah mengguncang semesta; Dipimpin Helen, nyanyian lagu perang para pendeta yang nyaring menusuk langit yang sunyi. Angin berhembus melintasi padang gurun yang senyap, gunung bersalju yang megah di kejauhan memandangi panorama agung dunia manusia.
Gadis Merak yang membawa lentera istana kristal, menyangga Ailijie yang anggun bak dedaunan, bagai alang-alang tertiup angin, melangkah dengan langkah-langkah kecil yang anggun di atas karpet merah menuju formasi bulan batu.
Pantulan cermin tembaga merekam keindahan Bunga Aiqin tanpa sisa di Sampa. Demikian pula, para prajurit Bimon yang berjaga di sisi karpet merah buatan tangan, menampilkan citra gagah dan pemberani mereka sepenuhnya di hadapan semua orang.
Dalam putarannya, cermin tembaga menampilkan Feilengcui yang bagai istana surgawi dengan jelas dan nyata di atas Sampa.
Bukit Merah yang sejak tahun lalu telah diukir oleh suku-suku bawahan di bawah komando Gatanie mengikuti jalur setapak membentuk wujud Putri Tidur, setelah dibakar mantra terlarang "Three-Day Flame", kini mengeras menjadi kota glasir. Dengan demikian, gambaran umum kota Putri Tidur ini pun terawetkan selamanya.
Angin sejuk musim panas bagaikan napas manis seorang gadis cantik, membuat ribuan Wisteria seribu daun merambati kota padang gurun yang baru berkembang ini. Bunga-bunga Wisteria berwarna-warni bagai taburan bintang, menghiasi rambut panjang Putri Tidur yang terbuat dari tanah merah dengan hiasan rambut yang memukau. Sebuah tong raksasa berbentuk botol berdiri megah di puncak Bukit Merah, air terjun mengalir deras dari "mulut" botol di atas, membasahi rambut sang Putri Tidur. Air yang diterangi sinar bulan membuat sang gadis memancarkan keharuman.
Cangkang telur burung unta satu per satu dipenuhi kunang-kunang, digantung dengan tali sutra panjang pada pilar-pilar tunas tanah merah tinggi. Cahaya redup yang berkelap-kelip menyinari patung dewi mata air, menciptakan suasana bak mimpi. Sorak-sorai bergemuruh dari Menara Bela Diri yang menjulang, tongkat-tongkat kristal berkilauan yang dikibaskan menciptakan ilusi yang tak mungkin ada di dunia nyata.
Rumpun bambu bergoyang lembut, pohon sikas menari-nari, suara jangkrik bernyanyi bagai melodi surgawi.
Dua buah Taman Udara Babilonia yang dipenuhi bunga dan tali rotan melayang tenang di atas kepala sang Putri Tidur. Ribuan helai hijau menjuntai, bergerak lembut dalam desau angin malam yang memabukkan, bagaikan penjaga setia nan romantis.
Di bawah sinar Sampa, Aiqin bahkan membuat udara pun diam membisu.
Saat Ailijie berdiri tegap di depan formasi bulan batu, genderang perang yang mengguncang langit tiba-tiba terhenti.
Pada saat yang sama, ribuan kembang api magis melesat ke langit malam yang gelap dan dalam dengan derit panjang, meledak menjadi rumpun-rumpun cahaya gemilang, malam yang suram kini diterangi sepenuhnya.
Di bawah langit yang dipenuhi kilauan kembang api, Liu Zhenhan bersama semua pendeta Istana Musim Panas yang membawa kecapi tujuh senar mutiara, berjalan melintasi kerumunan orang menuju formasi bulan batu di karpet merah dengan langkah mantap.
Angin sepoi-sepoi ikut bergabung dalam keriangan, menerbangkan rambut Mohican Liu Zhenhan seperti bendera yang berkibar-kibar.
Ratusan bunga melayang ke udara secara magis, membentuk gelombang di udara yang bermain-main berputar-putar dan berpatroli di sekitar tubuh Liu Zhenhan.
Pada detik ini, semua orang yang menatap Sampa menahan napas, pupil mata mereka menyempit.
"10.000 tahun memang terlalu lama." Liu Zhenhan berdiri di depan cermin tembaga di pusat formasi bulan batu, saling bertukar senyum dengan Ailijie. Fungsi pengeras suara "Hyacinth Parfum" membuat seluruh dunia menyimak ucapannya: "Malam ini, dengan lima identitas sebagai Raja Feilengcui, Shaman Divine Comedy Kerajaan Bimeng, Raja Bunga, Pelindung Suci, dan Penyihir Besar Suci, aku secara resmi menyatakan kepada setiap orang Aiqin yang diterangi Sampa: Pahlawan kita telah pulang!"
"Berapa banyak yang masih mengingat Perang Dewa dan Iblis 10.000 tahun lalu? Berapa banyak yang masih mengingat asap mesiu purba yang menyelimuti selama bertahun-tahun?" Suara Liu Zhenhan terus bergelora penuh semangat: "Kita orang Aiqin patut bangga seumur hidup akan malam ini! Karena pahlawan agung yang keluar dari epos, orang bijak yang membuat semua Elf terkesan selama ribuan tahun - Bunga Aiqin Ailijie, akhirnya bangun dari tidur panjang suhu nol absolut, sekali lagi berdiri di tanah subur Aiqin ini!"
Cermin tembaga raksasa menyapu deretan wajah lugu. Sampa memantulkan cahaya melalui formasi bulan batu, dengan setia mereproduksi para Elf Xifu yang tak kuasa menahan gejolak emosi. Mereka menangis membasahi wajah, menegakkan dada menghadapi inspeksi seluruh dunia.
"Sebagai rekan seperjuangan yang pernah berdampingan dengan Leksa, Aragorn, Legolas, dan Jin di masa lalu, saya bersukacita dapat berdiri bersama seluruh orang Aigean sekali lagi, melawan agresi barbar ras asing terhadap Benua Aigean! Perang Dunia II akan segera dimulai, dan setiap orang Aigean yang hidup dalam sistem sosial pasti telah mengetahuinya! Apakah kita akan hidup dalam kehinaan? Atau mati dengan gagah berani? Aigean tidak punya pilihan lain!" Suara merdu Ailijie bagai nyanyian itu menyimpan keteguhan baja, wajahnya yang mengguncang kota dan negara memancarkan ketenangan tak kenal takut: "Dengan status sebagai Dewi Istana Musim Panas Feilengcui, sekaligus sebagai seorang Elf, saya menyerukan kepada seluruh saudara sebangsa Aigean - baik yang bersembunyi di pegunungan terpencil, hutan lebat, maupun lembah sunyi - di saat genting hidup-mati benua ini, beranilah kalian berdiri tegak, melancarkan serangan balasan tanpa takut kepada semua penjajah yang mengincar tanah subur Aigean, mempertahankan tanah air kita sendiri!"
"Lima Archmagister dari dunia manusia akan memberikan bukti paling konkret untuk setiap perkataan dan tindakanku!" Tangan mungil Ailijie melambai, cermin tembaga menangkap bayangan angkuh lima Penyihir Besar manusia ke dalam Sampa. Kelima Archmagister yang melayang naik dengan kekuatan magis itu membuktikan secara nyata kepada setiap orang yang meragukan dengan tindakan nyata mereka.
“Padang Rumput Donau akan menjadi medan perang pertama yang menjadi fokus, semua ksatria Aiqin, angkat senjata kalian dan datanglah ke tanah penuh semangat ini! Pertempuran sedang menunggu, gelar pahlawan sedang memanggil kalian!” Ailijie benar-benar terlalu cantik, jika kata-kata ini disampaikan, jumlah ksatria yang datang masih belum pasti, tapi serigala berbulu domba pasti akan berduyun-duyun datang: “Aku, Ailijie, menantikan untuk berdampingan dengan kalian para pemberani membela Aiqin kita!”
“Lindungi Aiqin!” Seluruh Pasukan Istana Musim Panas mengacungkan senjata masing-masing, menggemuruh sekeras Lei.
Cermin tembaga terus menyapu, pemandangan darah mendidih ini memang cukup megah, sayangnya Guo Guo yang mengenakan seragam dinasti Qing dengan kacamata hitam katak, ditemani Katyusha, A-Xiannu dan burung beo yang melompat-lompat meniru lompatan zombie, benar-benar sedikit mengganggu pemandangan.
“Aku peringatkan setiap perampok yang akan menyerang Aiqin, aku dan Ailijie sedang menunggu kalian di sini!” Tuan Tanah Feilengcui di atas Sampa menatap tajam dunia penuh dosa ini: “Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui sedang menunggu kalian! 6 juta Bimon sedang menunggu kalian! Seluruh orang Aiqin sedang menunggu kalian!”
Pasukan udara khimera yang melintas dengan gemuruh di bawah pimpinan ksatria naga Lampard, menempatkan senjata di pelipis dengan sikap sopan dan dingin memberi hormat ke seluruh dunia di bawah sinar Sampa. Kilauan cahaya yang mengalir saat ini merampas keindahan bulan, memenuhi langit dan bumi dengan pancaran kaca patri keemasan yang menyilaukan.
Galaksi Hesperus masih tetap berkilauan.
Bab 567 Tuan Tanah Baru Ksatria Naga
Liu Zhenhan yang menganut prinsip sederhana "jika ada sumber daya harus dimanfaatkan sebelum kedaluwarsa", tidak hanya mengundang lima ahli sihir manusia tingkat tinggi untuk menyaksikan upacara "Ritual Bayangan Bulan Guanghan" demi pamer kekuatan. Alasan utama di balik persiapan megah ini adalah serangkaian operasi militer Feilengcui di Benua Sutra pasca ritual, yang mutuh membutuhkan dukungan lima ahli sihir manusia tersebut. Inilah tujuan sebenarnya mengundang mereka ke Feilengcui.
Setelah kepunahan Master Santo Qi Ao, seliau dan Guo Guo serta burung beo yang lebih mirip bantal hias tak berguna, lima ahli sihir manusia ini merupakan puncak piramida sihir Benua Aigean. Mereka satu-satunya strata penyihir yang masih menguasai mantra terlarang, fungsinya setara dengan senjata nuklir dalam persenjataan modern.
Apapun jenis operasi militer, apakah perlu lima ahli sihir manusia ini turun tangan atau tidak adalah satu hal, kehadiran mereka untuk menunjukkan muka adalah hal lain lagi.
Liu Zhenhan yakin, tidak peduli dari benua mana atau tingkat mana seorang bos besar, selama berhadapan dengan lima ahli sihir manusia, pasti akan membuka mata lebar-lebar! Apalagi dia tidak hanya mengundang lima Archmagister manusia sebagai bala bantuan perjalanan ke Timur Jauh, tetapi juga memiliki pasukan elite pribadi yang mewah, bahkan mengundang mertua dan ibu mertuanya untuk mendengus di garis belakang——Sebelumnya, ketika dua nyonya bos Naga Peri dan Ayah Anglam pulang ke Kota Naga untuk urusan dinas secara misterius, Liu Zhenhan pernah meminta ketiganya menyampaikan pesan lisan kepada pasangan Ibu: Jika ada waktu luang pada malam purnama tanggal 15, harap datang ke Feilengcui untuk membantu urusan kecil.
Setelah ritual permohonan kepada Dewata bangsa Elf diumumkan ke seluruh dunia, kekuatan tertinggi bangsa naga Aiqin di bawah pimpinan Daisy, Ruoerna, dan Kepala suku Andulan juga segera tiba di Feilengcui melalui formasi teleportasi sihir; Namun yang datang bersama Ayah Anglam dan dua nyonya bos Naga Peri kali ini bukan hanya pasangan Ibu, tetapi juga sepasang Naga Peri dan Naga Pelangi lainnya, serta seorang pria tua berambut putih namun berpenampilan gagah perkasa.
“Pasangan Naga Peri asing ini memiliki aura bangsawan surgawi, wajah anggun dan tampan, dengan tanduk naga yang ramping dan elegan masing-masing dihiasi tato sihir Dibo Luo dan Sampa – tato sihir bulan di kanan dan matahari di kiri ini merupakan lambang Walikota Kota Naga, melambangkan kekuasaan inti dari dua bangsa naga superior: Naga Pelangi dan Naga Peri.
Namun orang tua yang datang bersama merekalah yang sesungguhnya tokoh besar. Tokoh besar berkulit sehalus bayi ini memiliki sepasang alis pedang putih salju yang melengkung tajam ke pelipis, pandangan mata yang menusuk, serta aura kuat yang tak henti-hentinya memancar dari seluruh tubuhnya seolah menguasai dunia.
Melihat sekumpulan bangsa naga yang mengelilinginya bagai bintang mengitari bulan, siapapun yang punya mata akan langsung tahu bahwa latar belakang orang tua ini luar biasa besar.
Menyaksikan begitu banyak bangsa naga terhormat datang ke markas, alis Yitiao langsung berkerut membentuk angka delapan.
Tamu-tamu dari Kota Naga ini jelas merupakan bangsa naga tinggi berkedudukan sangat mulia. Sebagai bentuk kesopanan minimal, bos tentu tak mungkin hanya mengobrol sebentar lalu mengusir mereka. Yitiao terpaksa mengeluh tentang pepatah kuno "hal baik membutuhkan kesabaran", nampaknya penyelamatan kekasihnya Bai Suqing harus ditunda lagi.
"Walikota Agassi, Nyonya Brooke Shields, sejak Yang Mulia tiba dengan megah di Feilengcui, bahkan semak belukar di padang gurun pun seketika memancarkan vitalitas baru." Setelah mengantar para tamu kehormatan Kota Naga ini ke ruang resepsi, Liu Zhenhan memuji dengan lebay pasangan walikota tersebut.
Dalam kamus bangsa naga tidak ada kata "rendah hati". Segala kata sifat hiperbolis di dunia ini bisa mereka terima dengan tenang, karena mereka adalah bangsa naga, memiliki modal untuk itu.
"Tuan Richard, bertemu Anda secara langsung juga merupakan kehormatan bagi kami. Keperkasaan dan kemurahan hati Anda sesuai dengan legenda." Terhadap tuan tanah Feilengcui yang termasyhur ini, sepasang Naga Pelangi dan Naga Peri dari Kota Naga Pelangi dan Kota Naga Chenxing pun tak pelit mengucapkan pujian. Namun saat pertama melihat Liu Zhenhan, simbol runa mata perak lich iblis di pelipisnya membuat mereka kaget.
Sebagai bentuk kesopanan wajib, lima ahli sihir manusia juga menyapa pasangan Naga Peri ini satu per satu.
Kota Naga biasanya hanya berhubungan dengan Master Santo Qi Ao manusia, namun kekuatan ahli sihir manusia juga tak bisa diabaikan. Maka pasangan pemimpin Kota Naga membalas salam dengan sopan. Tapi keturunan Naga Suci tetaplah keturunan Naga Suci - ekspresi mereka terhadap lima Archmagister manusia jelas berbeda sikapnya dibanding saat menghadapi Liu Zhenhan.
Pepatah mengatakan "Mata anjing memandang rendah orang", sebenarnya mata naga-lah yang paling suka memandang dari celah pintu.
Sama-sama materialistis, orang biasa menggunakan uang dan status sebagai tolok ukur, sedangkan bangsa naga menggunakan kekuatan nyata.
“Lima ahli sihir manusia ini memiliki etika yang baik, tentu tidak sudi mempermasalahkan persoalan sepele seperti ini. Pandangan tinggi bangsa naga, tanpa disadari penyihir manusia masa kini dengan kemajuan sistem sihir yang semakin sempurna, sudah lama kehilangan rasa hormat terhadap bangsa naga.”
“Zaman sudah berubah. Aiqin sekarang dipimpin oleh manusia, bukan bangsa naga.”
“Senior bangsa naga yang perkasa ini adalah…” Sorot mata Liu Zhenhan mengarah ke orang tua itu. Di dahi tokoh besar ini tidak terlihat tanduk naga berkilauan, jelas-jasuk naga berdarah biasa. Tapi mengingat sudah dalam wujud manusia, pastinya levelnya tidak rendah—Sejak pandangan pertama, Liu Zhenhan dan lima ahli sihir manusia telah mengkategorikannya setara dengan penyihir tingkat suci. Getaran kuat memiliki nama lain—kartu nama.
“Tuan Richard, serta para ahli terhormat…” Orang tua bangsa naga itu menyapu pandangannya ke sekeliling formasi gemilang bagai bintang, tersenyum dingin: “Aku adalah Weng.”
Desahan nafas tercekat bergema, menyapu habis oksigen di ruangan dengan frekuensi yang luar biasa cepat.
Weng! Ternyata naga purba Weng! Naga tanah level empat yang paling panjang umur di bangsa naga!
Bagi pengguna elemen yang memahami sejarah sihir, nama ini bagai guntur menggelegar—sangat termasyhur.
Meskipun Winger berasal dari Naga Sihir Tanah, mantra andalannya adalah Sihir Pemanggilan Besar Bahasa Naga. Semua naga terkenal tidak mengandalkan sihir elemen asli mereka, tapi menguasai mantra naga dari cabang lain! Sihir Pemanggilan Besar Bahasa Naga adalah mantra paling rumit di antara semua mantra naga, dijuluki "sihir di atas sihir". Konon tingkat tertingginya bisa memanggil elemental.
Ruoerna saat ini juga sedang mempelajari mantra ini. Namun perbedaan tingkat penguasaannya dengan Winger mungkin lebih jauh dari jarak antara Sampa dan Aiqin. Level empat naga sebenarnya bukan level tertinggi, tapi ketika dikaitkan dengan Sihir Pemanggilan Besar Bahasa Naga yang sangat rumit, ini menjadi pencapaian yang luar biasa mengerikan!
Umur Naga Sihir Tanah memang yang terpanjang di antara semua jenis naga, tapi secara teori tidak mungkin melebihi 10.000 tahun. Sedangkan usia Winger sudah sekitar 20.000 tahun. Dalam ukuran manusia, ini setara dengan tong tua bangka berusia 200 tahun.
Fenomena langka bangsa naga ini memiliki banyak keturunan karena sering menikah. Ruoerna sendiri memiliki 1/8 garis keturunan darah Winger. (PS: Di Benua Aigean, perkawinan campur naga menghasilkan keturunan jantan mengikuti sistem klasifikasi sihir ayah, sedangkan betina mengikuti ibu.)
"Naga purba seperti Wenger seharusnya tidak muncul di dunia fana! Dia seharusnya hanya ada dalam epos! Bahkan banyak Penyihir manusia mengira dia sudah menghilang diterbangkan angin! Tak disangka dia masih hidup!"
"Cepat sajikan teh! Sajikan teh terbaik! Sajikan teh awan kabur pilihan! Kakek Buyut jarang berkunjung!" Liu Zhenhan buru-buru memberi tiga perintah berturut-turut ke para pelayan. Sebagai suami Ruoerna, secara garis keturunan darah dia memang pantas memanggil Wenger "Kakek Buyut". Meski hubungan darah 1/8-nya agak jauh, tapi tetap termasuk keluarga inti.
Tanpa sengaja, Liu Zhenhan menangkap kilatan cahaya aneh di pandangan sepuluh kekasihnya Wen Tailai.
Meski sudah memiliki dua pelayan kekuatan (naga dan harimau) plus penglihatan 360 derajat multi-frekuensi, rahasia mutlak ini sama sekali tidak diketahui Wen Tailai yang sedang berdiri sopan di belakang sang "Ayah Tua".
"Kekasih kesepuluh, cepat beri hormat ke Kakek Buyutmu." Liu Zhenhan menoleh sambil tersenyum ke Wen Tailai. Mengingat pemuda ini mengaku sebagai anak Ruoerna, pantaslah memberi salam kepada sesepuh.
Dengan wajah datar, Pangeran Kesepuluh Feilengcui memberikan sungkem berisik ke Kakek Buyut si Tong Tua, imbalannya adalah sebuah inti magis sebesar perisai yang putih bersinar.
“Kamu seharusnya mengkultivasi sihir tanaman. Menurut Ruoerna, ilmu beladiri-mu juga luar biasa. Inti sihir ini berasal dari tanaman, dengan elastisitas perluasan hingga 20 meter, bisa berubah menjadi senjata apapun. Efek penyimpanan dan amplifikasi magisnya pun sangat kuat untuk pelepasan sihir.” Wen Ge membelai rambut hitam cicitnya dengan lembut: “Ini adalah inti sihir 'Pohon Kamper Surgawi'.”
Inti sihir hanya dimiliki oleh tanaman magis. "Pohon Kamper Surgawi" termasuk dalam kategori tingkat tinggi di antara tanaman magis terkuat di dunia yang diketahui. Inti sebesar ini pasti berasal dari pohon kamper purba berusia sepuluh ribu tahun, kualitasnya jauh melebihi inti kristal monster ajaib setingkat.
Pangeran Kesepuluh kembali membenturkan kepalanya ke tanah dua kali dengan keras.
"Angin apa yang bertiup hari ini?" Yitiao tersenyum getir sambil menggerakkan paruhnya. Meski memiliki kelambanan, ia paham betul kehormatan besar yang dibawa oleh kunjungan bersama pasangan Wali Kota Kota Naga dan Naga Purba ke Feilengcui.
Liu Zhenhan memutar mata bertanya ke arah Ayah Anglam. Sang tua mengangkat bahu dan mencibir, ekspresinya aneh.
“Hubungi sang Kekasih, katakan kita perlu menunda lagi waktu pertemuan, mohon Pangeran Perkasa yang Misterius menunggu kami sebentar.” Tuan tanah dengan tenang membunyikan jari ke Fatty Luo, pengawal bertubuh besar itu segera mengeluarkan batu bata besar Bianqiao untuk menghubungi Pangeran Kesembilan yang sedang menemani mentornya di Negeri Sutra.
“Richard, kedatangan kami kali ini tidak bermaksud menyita waktumu. Kami hanya ingin menyampaikan keputusan baru dari seluruh Kota Naga. Kehadiran leluhurmu Wen Ge adalah untuk mengesahkan keputusan resmi ini.” Ujian Walikota Kota Naga Chenxing, Naga Pelangi Agassi membuat Yitiao lega, namun kalimat berikutnya hampir membuatnya tersedak: “Richard tercinta, kami berdua dengan bangga mewakili dua Kota Naga Aigean, mengangkatmu sebagai Penguasa Wilayah Naga baru di Benua Aigean.”
Walikota Kota Naga Pelangi, Naga Peri Bojixiaosi menyerahkan lencana hitam bermuatan jejak sihir logam kepada Liu Zhenhan. Pada lencana logam hitam itu terukir galaksi berkilauan yang mengalir perlahan, disinari bulan perak dan matahari emas yang bergantian naik turun, menciptakan ilusi warna yang memukau.
Awan uap teh kabut berharga yang dibawa pelayan-pelayan, menguap dari bibir cangkir dan mengasapi lencana ini, tiba-tiba mematerialkan pelangi berbentuk naga melengkung di udara, membentang di atas lencana dengan tujuh warna yang berganti-ganti, berpatroli dengan lincah.
Kemampuan mematerialkan pelangi nyata hanya dengan paparan uap air, jelas ini adalah lencana yang ditempa dari logam khusus elemen air termahal "Air Raksa Magis Okalira"!
Logam magis khusus hanya tercipta untuk empat aliran sihir utama, seluruh Aiqin hanya memiliki empat sub-jenis: Udara, Api, Air, dan Tanah! Mereka lebih langka daripada Mithril dan Adamantium!
Pembuatan tongkat sihir dengan lapisan logam magis khusus yang sesuai dengan alirannya, merupakan perlengkapan amplifikasi magis sejati bagi penyihir aliran utama - dapat menggandakan kekuatan setiap mantra yang dilepaskan, termasuk mantra terlarang!
Kebetulan sihir yang dikultivasikan Archmagister manusia Ventola adalah aliran air. Sejak kemunculan lencana ini, mata sang Master menjadi terkunci tajam bagai disetrika dengan setrika panas.
Mata-mata di sekeliling juga melotot seperti Master Ventola, namun semua orang tidak sedang memperhatikan lencana yang ditempa dari "Air Raksa Sihir Okalira" ini. Logam magis spesial hanya memiliki efek perluasan sihir pada sihir utama tertentu, bagi penyihir aliran lain, benda ini tak ubahnya tongkat penggilas adonan. Jadi selain terkejut melihat kemewahan Kota Naga, sulit bagi mereka untuk merasakan getaran emosi sekuat yang dirasakan Master Ventola. Yang benar-benar mengagetkan mereka adalah Tuan Tanah Feilengcui! Gelar pemimpin baru dari Kepemimpinan Naga!
Kepemimpinan Naga adalah sebutan umum untuk wilayah kekuasaan suatu silsilah naga di Dunia Naga, sedangkan pemimpin Kepemimpinan Naga, sesuai namanya, adalah kepala dari suatu garis keturunan naga!
Setiap garis keturunan naga di Aiqin memiliki pemimpin turun-temurun, gelar kehormatan yang murni diwariskan melalui garis keturunan darah.
Meskipun naga biasa di Aiqin terbiasa hidup menyendiri, antar naga sejenis memiliki metode komunikasi spiritual khusus, sehingga dalam situasi darurat dapat merespons panggilan pemimpin mereka dan bersama-sama melawan musuh - yang tidak diketahui orang luar adalah, berbagai silsilah naga di Benua Aigean juga saling memiliki permusuhan turun-temurun, contohnya Naga Hitam Neraka dulu sering berperang dengan Naga Unsur Angin.
Solidaritas bagi naga biasa hanya terwujud dalam lingkup semangat perang antarras, kekuatan mereka yang luar biasa membuat lawan mereka hanyalah saudara sebangsa dari silsilah berbeda.
Bab 568 Panah di Tali Busur
Setelah melewati debu zaman yang jauh dan tingkat kelahiran bangsa naga yang rendah, wilayah kekuasaan naga Aiqin sekarang hanya memiliki kepala suku, bukan lagi tuan tanah. Jika Liu Zhenhan menjadi tuan tanah di suatu wilayah naga, maka dia akan menjadi satu-satunya Tuan Tanah di antara semua jenis naga Aiqin. Dari perspektif sejarah bangsa naga, tuan tanah wilayah naga bersama dengan Naga Pelangi dan Naga Peri termasuk dalam golongan bangsa naga superior.
Dengan demikian, dua Kota Naga besar harus memanggil tuan tanah wilayah naga ini dalam setiap rapat penting!
Tempat yang paling membuat semua orang terkejut juga ada di sini!
Jika dikatakan Tuan Tanah Feilengcui adalah anggota luar bangsa naga, mungkin tak ada yang keberatan. Bagaimanapun dia sudah mengubah beras mentah menjadi nasi matang dengan dua Naga Peri, dan Kota Naga pun mengakui hal ini. Tapi apa hubungannya dengan pengangkatannya sebagai tuan tanah wilayah naga?
Bahkan jika Kota Naga melakukannya, masih jadi pertanyaan apakah naga biasa mau mengakuinya!
"Hasseibaink! Jika aku menjadi tuan tanah baru klan Naga Emas kalian, maukah kalian menerimanya?" Liu Zhenhan menahan gejolak sukacitanya, menoleh ke kendaraan tunggangan level tiga milik ksatria naga Lampard.
“Mimpi!” Naga Emas Berkepala Dua Hasselbaink dengan tegas memberikan jawaban pada bosnya. Dia tidak menyangkal kekuatan bos, tapi membiarkan seorang Bimon menjadi tuan tanah Klan Naga Emas - tak peduli seberapa Berbual B-nya Bimon ini - merupakan penghinaan besar bagi semua Naga Emas. Penghinaan ini jelas tak bisa diredam hanya dengan otoritas Kota Naga.
“Hassel, kami tidak bermaksud menyerahkan Klan Naga Emas kepada Tuan Richard. Apa kau terlalu paranoid?” Wali Kota Chenxing Agassi menyindir dengan santai radikalisme Naga Emas: “Menurut kami, Klan Naga Emas masih jauh dari kata kuat. Wilayah naga kalian belum layak menjadi bawahan Richard.”
Ekspresi Hasselbaink penuh kekesalan, marah tapi tak berani protes.
“Apakah itu Naga Hijau sihir tanaman? Atau Naga Es? Atau Naga Biru racun? Atau...” Liu Zhenhan menatap Naga Purba Weng sambil bersiul genit: “...atau mungkin Kota Naga akan menyerahkan seluruh wilayah sihir tanah padaku? Bagus! Aku menuntut jadi tuan tanah wilayah sihir tanah!”
Suara riuh rendah segera memenuhi ruangan.
Bangsa naga tidak pernah turut campur dalam perang duniawi, namun kini Perang Dewa dan Iblis kedua akan segera pecah. Jika Tuan Tanah wilayah naga diserang, itu berarti seluruh wilayah naga akan berperang – menyerang Tuan Tanah wilayah naga sama sekali berbeda dengan menyerang naga biasa, bahkan semut pun tahu melindungi ratu mereka, apalagi naga?
Jika gelar Tuan Tanah Naga Sihir Tanah diberikan kepada Tuan Tanah Feilengcui, berarti Naga Kuno Weng juga akan terlibat dalam perang duniawi. Naga tua yang menguasai "Sihir Pemanggilan Besar Bahasa Naga" ini adalah entitas terkuat yang telah mencapai tingkat tertinggi dalam kultivasi sihir khusus bangsa naga sejak zaman kuno! Ditambah dengan naga-naga sihir tanah lain di Aiqin, jika hal ini benar-benar terjadi, Feilengcui akan menjadi terlalu mengerikan.
"Tidak, tidak, tidak!" Pemimpin Pelangi Bojixiaosi melihat kerumunan yang panik di sekelilingnya dengan perasaan campur aduk, lalu segera menjelaskan: "Kota Naga kami tidak bermaksud menyerahkan wilayah naga mana pun kepada Richard, ini adalah prinsip utama."
"Jancuk! Apa maksudnya ini?" Wajah Liu Zhenhan langsung berubah masam. Di sampingnya, Naga Emas Hasselbaink terengah-engah sambil terus mengusap dada.
“Obisilachi！Apakah kalian dari Kota Naga sedang mengolok-olok bos?” Yitiao menahan amarah sambil mengerutkan alisnya: “Tuan-tuan dari bangsa naga, aku tidak menyangkal kekuatan Kota Naga, tapi apakah kalian tidak sedang mencari masalah sendiri dengan menghina seorang Santo Xia Penyihir Besar sekaligus Tuan Tanah Feilengcui seperti ini?”
“Yitiao jangan asal bicara!” Ayah Anglam segera menegur. Pasangan Ibu dan dua nyonya bos Naga Peri juga buru-buru melerai. Bagi bangsa naga, perkataan Yitiao tadi sudah berpotensi memicu kobaran perang.
Pangeran Kesepuluh Wentai Kelaier maji dengan gagah berani, menggulung lengan bajunya sambil melototkan mata, wajahnya penuh tekad membela kehormatan ayahnya.
“Bangsa naga belum cukup makmur untuk bermain-main dengan logam magis spesial. Lanjutkan, dua Tuan Walikota.” Setelah sedikit menenangkan diri, Liu Zhenhan langsung menebak maksud Kota Naga.
“Mengolok-olok? Tidak berani. Kota Naga ingin mengakui Naga Pelangi sebagai bagian dari bangsa naga Aiqin, dan Richard akan menjadi Tuan Tanah pertama wilayah Naga Pelangi.”
Ternyata benar.
Naga Pelangi adalah candaan Liu Zhenhan dulu pada dua istrinya Naga Peri, merujuk pada khimera Landak. Sejujurnya, meski bangsa naga kuat, mereka selalu kekurangan spesies naga yang mampu bertarung tangan kosong melawan binatang peliharaan raksasa berbulu emas - ini menjadi luka hati semua naga.
Melawan binatang peliharaan raksasa berbulu emas yang memiliki cakar baja sepanjang seratus inci dan kekuatan tak terbatas dalam pertarungan tangan kosong, bahkan Naga Tiga Kepala Emas berukuran terbesar atau Naga Sihir Tanah dengan pertahanan terkuat sekalipun tidak memiliki kemungkinan untuk menang. Untungnya binatang peliharaan raksasa berbulu emas hanya memiliki daya lompat yang baik, tidak bisa terbang. Jika bisa terbang, mengingat sifat kolonial mereka, langit akan menjadi milik mereka.
Kini khimera Landak Feilengcui telah melengkapi kekurangan ini. Khimera Landak tidak hanya bisa terbang, tetapi juga memiliki tubuh dua kali lebih besar dari naga dan kekuatan dua hingga tiga ratus ton. Kehadiran mereka berarti pasukan tangan kosong pamungkas tidak hanya memiliki binatang peliharaan raksasa berbulu emas, tetapi juga tambahan subspesies baru yang mengerikan!
Mengakui Naga Sekunder sebagai bagian resmi dari silsilah bangsa naga memang agak memalukan bagi bangsa naga superior, tetapi masih bisa diterima, terutama ketika naga sekunder ini telah memiliki kemampuan membantai naga sejati! Kemampuan sihir logam Naga Pelangi justru dapat mengimbangi jenis naga baru ini, posisi Kota Naga tetap tak tergoyahkan. Jadi meski terdengar angker, secara logika tidak sepenuhnya tidak masuk akal - bangsa naga memiliki penilaian paling adil terhadap kekuatan nyata.
"Apa itu Naga Pelangi?" Lima ahli sihir manusia saling pandang. Sungguh aneh bahwa dengan pengetahuan luas mereka, mereka belum pernah mendengar tentang silsilah naga ini.
Liu Zhenhan memandang Daisy dan Ruoerna dengan senyum getir.
“Richard, mulai sekarang kita adalah satu rumpun. Kabarnya kau sudah memiliki perlengkapan kristal untuk menguji tingkat telepati. Jika nanti ada bayi berbakat istimewa, hubungan Kota Naga dengan wilayah Naga Pelangi cukup baik. Kami bisa membantumu memikul sebagian tanggung jawab membina generasi penyihir berikutnya.” Wali Kota Agaxi langsung akrab seperti keluarga, seolah-olah dia dan Lao Liu sudah berteman lama.
Lima Archmagister manusia langsung ribut lagi mendengar pernyataan ini.
Perlengkapan kristal penguji telepati? Jika benda ini benar ada, untuk apa lagi mencari-cari murid penyihir secara manual? Cukup buka pusat pemeriksaan, setiap orangtua bisa bawa bayi baru lahir untuk dites. Betapa praktisnya!
“Mengingat hubungan kita begitu baik, apakah Kota Naga bisa mendukung dana pembangunan wilayah Naga Pelangi? Aku mau emas! Umat gereja saja mengakui statusku sebagai Pelindung Suci sekaligus memberikan 1,5 juta koin emas!” Liu Zhenhan pura-pura bodoh dengan muka tebal, setengah bercanda setengah serius.
“1,5 juta? Tidak masalah.” Wali Kota Naga Peri, Boji Xiaosi sama sekali tidak tampak kecewa, malah menghela napas lega.
Liu Zhenhan menyesal setengah mati!
Ngapain bilang 1,5 juta? Kenapa tidak 15 juta sekalian?
"Tapi Naga Peri ini sungguh licik, langsung menangkap celah pembicaraan dan 'memukul ular dengan tongkat'. Membatalkan janji di depan banyak orang seperti ini, Liu Zhenhan benar-benar tidak bisa melakukannya meski sangat ingin mengingkari!"
"Kami akan menyebarkan kabar ini ke seluruh wilayah Naga. Sayang sekali kami terlambat satu langkah untuk menghadiri 'Ritual Bayangan Bulan Guanghan', kalau tidak kami tak perlu repot lagi dan bisa langsung memproklamasikannya ke seluruh dunia." Dua wali kota Kota Naga tersenyum licik.
Melihat bahwa 'kapal sudah berlayar', lima ahli sihir manusia meski tak mengerti apa itu Naga Pelangi, segera memberikan ucapan selamat kepada tuan tanah baru ini, dengan pandangan penuh kekaguman dan penghormatan.
"Kakek Wenge mau temani aku pergi ke luar kota sebentar? Bantu sedikit boleh?" Liu Zhenhan menghela nafas lalu menerima gelar ini. Untuk perjalanan ke Negeri Sutra berikutnya, kakek berjanggut panjang ini pilihan yang cukup baik.
"Tidak masalah, tapi waktunya jangan terlalu lama. Masih banyak urusan Kota Naga yang perlu didiskusikan dengan Senior Wenge." Dua wali kota Kota Naga saling bertukar pandang dengan Wenge, setelah mendapat jawaban pasti, mereka memberi Lao Liu cukup 'harga diri'.
Setelah mengantar pergi dua penguasa Kota Naga dengan pujian yang membuat merinding, Liu Zhenhan menunjuk Daisy dan Ruoerna sambil terus menghela nafas.
“Ada apa bos?” Yitiao melihat Vangea masih ada, tidak berani berisik terang-terangan, berbisik di telinga Lao Liu: “Menjadi tuan tanah wilayah naga kan bagus? Kenapa wajahmu muram begitu?”
“Omong kosong! Kabar bahwa naga iblis dari dunia iblis akan datang ke Aiqin adalah beritaku ke Nana dan Daisy. Begitu dengar, mereka langsung pulang ke Kota Naga untuk lapor! Jika tebakanku benar, naga iblis pasti jadi lawan tangguh Naga Aigean. Meski aku tak tahu apa itu naga iblis, yang pasti pengaturan Kota Naga ini juga menarikku dan khimera landak ke dalam perang melawan mereka! Sebagai tuan tanah wilayah naga, jika aku tak bantu bangsa naga lawan ras asing, akan dikutuk sepanjang masa!” Liu Zhenhan menggunakan jurus Penyampaian Suara Rahasia: “Bangsa naga licik sekali! Hanya dengan uang receh sudah berhasil menyogokku!”
“Banyak monster tingkat super, tapi nama Naga Aigean tetap perkasa. Sekarang aku tahu alasannya.” Yitiao melototi bosnya. “Kota Naga sudah kasih dua Naga Peri kau tiduri, tak minta ganti rugi, masih mau apa lagi?”
Tapi Yitiao benar-benar kagum. Dia sudah lama merasakan betapa sombongnya bangsa naga Aiqin, terutama bangsa naga superior. Keputusan Kota Naga ini membuktikan kekuatan Naga Iblis yang tak terbantahkan. Tapi kekuatan bos yang sesungguhnya mungkin menjadi alasan utama. Sebagai monster setingkat, Yitiao mengakui Bangau Api Burangsha tak pernah memiliki organisasi seketat ini. Inilah perbedaannya.
"Tenang saja Richard, kau hanya pasukan penyergap kami. Jika sampai membutuhkan bantuan Naga Pelangi, kurasa bangsa naga Aiqin juga hampir punah." Naga Kuno Weng tersenyum menatap Yitiao dan Liu Zhenhan, seolah menebak isi pesan rahasia yang Lao Liu sampaikan ke Yitiao.
"Lumayan menarik." Liu Zhenhan tertawa, memberi isyarat hormat ke naga tua itu: "Kakek, mari ikut saya jalan-jalan ke luar kota. Kita bahas urusan perang sambil menikmati pemandangan."
"Jalan-jalan ke luar kota" versi Liu Zhenhan jelas omong kosong. Dari awal, agenda ini sudah dibayangi lingkaran cahaya berwarna darah.
Sejak Yitiao kembali ke "Kota Helu" yang penuh kenangan, Pangeran Tangzang membawa dua murid dan keturunan pencari obat Yun Qin pindah ke metropolitan selatan Tang Zang ini. Raksasa Buddha juga diundang meriah untuk menyelenggarakan ritual tanpa tirai dan menyebarkan ajaran Surga di kota timur ini.
Konon pada hari pertama perayaan biarawan, ratusan ribu pengikut berkumpul menciptakan suasana gegap gempita. Bunga-bunga membentang seperti karpet menutupi kota Timur ini.
Alasan Liu Zhenhan membawa pasukan tempur sekuat ini malam hari bukan karena makhluk suci ular dari "Lishan Men" - musuh bebuyutan Yitiao - yang begitu kuat dan mengerikan. Feilengcui saja bisa menghancurkan sepuluh "Lishan Men"!
Liu Zhenhan lebih memperhatikan hubungan dengan Pangeran Tangzang yang misterius, Sang Pangeran Perkasa.
Dengan adanya hubungan dua lapis antara anak babi Katyusha dan "udara dalam bayangan" sang Kekasih, Liu Zhenhan dan Sang Pangeran Perkasa yang Misterius bisa dibilang masih saudara.
Hubungan yang terlalu dekat terkadang bukan hal baik. Setelah lama berkecimpung di Aiqin, Liu Zhenhan telah mengalami sendiri hal ini.
Seiring meningkatnya kekuatan dan status, orang-orang yang berurusan dengan Liu Zhenhan kini bukan lagi sampah seperti perampok padang gurun setahun lalu. Obrolan mungkin tak selalu dengan cendekiawan, tapi pergaulan pasti tanpa orang rendahan.
Setiap profesi dan individu harus masuk ke lingkaran pergaulan sejak menginjakkan kaki di masyarakat. Untuk diterima di lingkaran dan dihargai semua orang, selain harus cukup kuat, pertama-tama Anda juga harus belajar menghargai orang lain.
Jika terus-menerus mengandalkan kekuatan dan meremehkan yang lemah, siapapun akan sulit bertahan. Sedikit saja lengah, bisa menjadi sasaran boikot kelompok, bahkan dikeroyok. (PS: Boikot: Menjauhi dan menolak secara diam-diam, tidak berbicara maupun berkomunikasi, membuatmu merasakan dinginnya pengasingan dalam kesepian. Gerakan boikot produk Jepang yang sedang tren saat ini juga termasuk dalam kategori boikot.)
Feilengcui pada tahap awal adalah bentuk isolasi diri yang khas, mengabaikan perubahan dunia luar, terus membusungkan diri dengan kesombongan. Namun setelah Liu Zhenhan mengenal Master Puskash, ideologi kuno dan terbelakang ini akhirnya hancur. Liu Zhenhan mulai berinteraksi dengan ahli kuat Jalan Tertinggi level lebih tinggi, dan memperkuat posisinya melalui jaringan relasi.
Andai dulu dia menolak menjalin hubungan mendalam dengan Master Puskash, lalu meremehkan level saint dan otoritas seperti pemuda sombong yang cepat puas diri, nasibnya pasti akan semuram perlakuan setengah hati di lingkungan pendeta - kalau begitu, di lingkaran sihir takkan ada pendukung kuat seperti Yang Mulia Grak Sal yang membantu Liu Zhenhan membangun dasar kekuatan yang begitu kokoh!
Inilah kesempatan Liu Zhenhan.
Tapi begitu terlalu aktif dalam pergaulan, berarti jaringan luas dan kenalan di mana-mana; sekarang Lao Liu tak bisa lagi bertindak seperti dulu, langsung mengayunkan senjata saat terjadi perselisihan. Memukul orang asing sampai mati tak masalah, tapi bagaimana mungkin melukai kenalan sendiri?
Justru karena hubungan kekerabatan, dan karena Pangeran Misterius itu baik hati, Liu Zhenhan merasa sangat dilema.
Selain sebagai biarawan asketik, Pangeran ini juga kerabat kekaisaran terkuat di Benua Sutra - Kekaisaran Tang Zang!
Bab 569: Masalah Orang Sukses
Jika tak ada hubungan di antara kedua pihak, Liu Zhenhan bisa membantai habisan di wilayah Tang Zang hingga mayat bergelimpangan dan darah menggenang seperti sungai. Meski Tang Zang lebih kuat dari bangsa laut, bagaimana mungkin mereka bisa menuntut Feilengcui?
Tapi hubungan mereka terlalu dekat justru menimbulkan masalah besar - Sebagai pangeran Tang Zang, mampukah Sang Pangeran Misterius berdiam diri melihat pasukan asing membasmi oposisi di wilayahnya?
Tentu tidak.
Membiarkan pasukan asing membuat kerusuhan besar di dalam kota adalah tindakan yang tak bisa ditoleransi mesin negara manapun.
Seandainya pasukan Tang Zang datang ke Padang Gurun Donau untuk memberantas perampok, Liu Zhenhan juga pasti tak akan membiarkannya.
Alasan mengumpulkan begitu banyak ahli Jalan Tertinggi untuk membantu, Liu Zhenhan hanya ingin memberikan peringatan kepada Putri yang Misterius - malam ini pasti situasinya seperti panah di busur yang harus dilepaskan, pertahanan Kota Helu sekuat apapun takkan sanggup melawan sejumlah besar ahli Aiqin.
Terkadang formasi pasukan jauh lebih meyakinkan daripada kata-kata apapun, begitulah maksudnya.
Meski merasa agak bersalah, Lao Liu tak bisa memikirkan itu sekarang.
Bisa berunding ya berunding, harus membayar ganti rugi ya bayar, kalau benar-benar tak bisa damai, lakukan apa yang harus dilakukan.
Seperti jari tangan yang tak sama panjang, karena hanya bisa fokus ke satu sisi, Liu Zhenhan tetap mengutamakan Yitiao.
Ketika Naga Kuno Weng dan pasangan Ibu mengetahui Liu Zhenhan akan pergi ke Benua Sutera Timur bahkan siap berperang, mereka sempat menasihatinya.
Dalam legenda bangsa naga, anggota ras dilarang keras menjelajah ke benua lain. Larangan yang menghina sifat kuat dan angkuh naga ini bukan karena bangsa naga Aiqin penakut, tapi berasal dari pemahaman mendalam mereka tentang keseimbangan kekuatan dunia.
Rahasia di balik kepergian Daisy, Ruoerna dan Ayah Anglam ke Kota Naga untuk rapat akhirnya terungkap sebagian - ternyata ras Naga Iblis dari dunia iblis punya kemampuan "Memangsa Naga" yang bisa memperoleh kemampuan sihir Naga Aiqin dengan melahap kulit, tulang dan Inti Kristal mereka!
Secara teori, jika seekor Naga Iblis berhasil memangsa semua subspesies naga, maka ia akan menjadi ahli sihir semua elemen!
Tentu saja ini hanya teori. Untuk mewujudkannya sungguh sangat sulit. Bahkan jika bisa menguasai semua sihir elemen sekalipun, apa gunanya? Meski semua cabang sihir mencapai level naga, melepaskan sihir bukan seperti menggunakan busur panah silang berantai. Membutuhkan pemanggilan dan nyanyian sihir! Pencapaian sihir tidak mengejar keragaman, melainkan spesialisasi!
Dari analisis ini, kamp konsentrasi sihir api yang mengumpulkan empat Naga Hitam dewasa penyerang utama dan An Rui Da, sesungguhnya burung beo kecil yang suka mengumpat Martellaci-lah yang paling menakutkan!
Namun kengerian Naga Iblis tak perlu diragukan. Siapapun, termasuk Liu Zhenhan yang pernah memukulinya, harus mengakuinya.
Saat itu ia bisa memukul Naga Iblis hingga tak bersuara, sekarang jelas karena pengaruh gelar Raja Langit bangsa iblis dan pasukan elite militernya yang mengelilingi.
Logikanya sama. Jika di dunia iblis ada monster kuat yang menjadikan Naga Aigean sebagai umpan, siapa yang bisa memastikan benua lain tidak memiliki makhluk serupa?
Di alam liar, singa dan harimau saja memiliki wilayah teritori yang jelas, apalagi Monster Tingkat Super yang perkasa? Masuk sembarangan ke wilayah ras lain pasti diserbu. Ahli kuat bukan hanya monopoli Aiqin!
Konsep larangan bepergian bangsa naga ini sangat sederhana. Faktanya, contoh invasi monster dimensi lain ke Aigean juga tidak jarang terjadi. Dan Naga Aigean sendiri juga tidak pernah absen ikut campur dalam konflik pihak lain. Tindakan ikut campur seperti ini, tak ada yang ingin menjadi sasarannya.
Sebenarnya bukan hanya di dunia monster, ras beradab juga memiliki wilayah kekuasaan. Hanya namanya diganti menjadi negara, namun pada dasarnya itu urusan lain.
Malam ini Lao Liu membawa pasukannya memasuki Benua Sutra, pada dasarnya ini adalah agresi terhadap wilayah negara lain.
Saat dia memimpin pasukan keluar dari formasi teleportasi sihir di ujung Benua Sutra, seorang biarawan cilik yang masih terlihat kekanak-kanakan segera menyambut. Dengan penuh hormat, dia memimpin sekelompok besar "penyerbu Aigean" yang beraura mengintai melewati koridor kayu yang berderit, menyusuri jalan setapak berbatu kerikil yang sunyi, menembus kompleks bangunan kayu bergaya klasik dan gerbang utama, akhirnya tiba di batu karang menjulang yang sangat terpencil di luar tembok merah tembikar berlapis emas.
Di bawah beberapa pohon natal purba yang kokoh menjulang bagai menyangga langit, Putri Pria Perkasa yang Misterius duduk bersila di atas bantal giok bersama dua murid dan banyak biarawan Sutra. Dengan wajah suci nan khidmat, tatapan lurus ke depan, mereka bersama para Raksasa Buddha memandang sungai di kaki bukit sambil menyimak gemuruh angin di antara dedaunan pinus, teguh bagai genta perunggu.
Adegan ini adalah perpaduan khas antara kepala plontos yang berkilauan di bawah sinar bulan, botak yang bersaing gemerlap dengan bintang-bintang.
Lokasi di sini cukup tinggi, posisi yang strategis untuk melihat seluruh Kota Helu dari ketinggian.
Di tengah malam, kota Timur ini bagaikan gadis giok yang sedang berdandan di tepi air, memperlihatkan semua keanggunan, pesona, dan keindahan Benua Sutra di hadapan para "penjajah Aiqin".
Danau yang membelah pusat kota seperti pita giok berkelok-kelok, di musim panas ini permukaannya dipenuhi teratai berdaun lebat yang semerbak. Di bawah sinar bulan dan gemerlap lampu bagai bintang jatuh, kuntum-kuntum bunga teratai sebesar mangkuk bersaing merekah.
Dari ketinggian, setiap kali angin hangat nan sepoi-sepoi berhembus, harum lotus menusuk otak. Sekali saja menghirup udara di sini, seolah kita telah melampaui dunia fana.
Ada pepatah terkenal di Benua Sutra: "Di atas ada Gerbang Hongjun, di bawah ada Kota Helu". "Gerbang Hongjun" dalam legenda Timur adalah istana surgawi tempat para dewa bersemayam. Siapa pun yang pernah menyaksikan pemandangan Kota Helu pasti setuju dengan pujian hiperbolis ini.
Liu Zhenhan pertama kali menginjakkan kaki di Benua Sutra. Di bawah sinar bulan, ia menyadari perbedaan mencolok antara kota Timur ini dengan Donau. Khas Timur yang anggun sulit dibayangkan ada di Padang Gurun Donau. Pemandangan di sini seolah hanya pantas ada dalam lukisan, bukan di dunia nyata.
Tempat tinggal Pangeran Tangzang ini tampaknya merupakan "Vihara" berskala sangat besar.
"Vihara" ini dibangun di atas bukit yang tinggi. Dari bayangan pantulan di kaki bukit dalam kegelapan senja, seluruh bangunan membentuk "bentuk spiral klasik" yang harmonis dengan kontur bukit, memancarkan aura kesucian dan harmoni yang tak terucapkan di tengah dentang lonceng malam yang syahdu.
Aroma cendana dan teratai yang menyebar ke mana-mana menyatu dalam angin, melingkupi jubah biarawan, bertahan lama tak pudar.
Xiao Kong telah menjelaskan pada 'ayah angkat'-nya bahwa "Vihara" adalah tempat tinggal dan pusat pembelajaran ajaran bagi biarawan asketik di Benua Sutra. Menurut pemahaman Liu Zhenhan, ini seharusnya mirip kuil biksu atau biara bikuni, namun arsitekturnya cukup berbeda dengan gaya Tiongkok - meski sama-sama mengusung "kesan megah dan sakral" yang menjadi ciri khas bangunan keagamaan.
Berdasarkan pengetahuan Liu Zhenhan, konsep "Vihara" ini bertentangan dengan ajaran Surgawi ortodoks. Ini jelas perbedaan akibat penyebaran lintas wilayah - di Benua Aigean, biarawan asketik menganut prinsip "tidak menginap tiga malam di bawah pohon mulberry", hidup sederhana dan prihatin, tak mungkin tinggal di tempat yang begitu damai dan elegan.
Namun tak bisa dipungkiri kesucian dan keanggunan tempat ini. Seolah siapa pun yang lama tinggal di sini, meski berhati hitam dan bertangan besi, akan tersucikan jiwanya hingga tak lagi melekat pada urusan duniawi.
Kini, suasana transenden yang melampaui duniawi ini telah diselubungi aroma kekerasan yang khas dari denting senjata dan derap kuda perang.
Kehadiran Liu Zhenhan yang sunyi seolah membawa serta angin utara paling ganas dari Padang Gurun Donau; tanpa disadari, genta tembaga yang tergantung di cabang pinus dan bawah atap bergemerincing riuh menyebarkan melodi lonceng yang memikat.
"Paduka, maafkan hamba yang membuat Paduka menunggu." Liu Zhenhan berdiri di belakang Pangeran Tangzang, mengusap dagu, setelah lama bergumul akhirnya menghela nafas dalam hati——Menyampaikan masalah berdarah-darah dalam atmosfer yang sarat nuansa Zen seperti ini benar-benar merusak keindahan.
"Li Cha, kau terlalu formal." Sang Pangeran Perkasa yang Misterius tetap membelakangi tanpa bergerak, suaranya tenang dan damai: "Tadi kulihat bayanganmu dan Ratu Bunga Ailijie di permukaan bulan, kalian berdua memang sangat serasi. Kami mengamati dengan penuh minat sampai tak merasa kesepian."
Ailijie merah padam malu dan marah, namun tak bisa membantah. Mustahil berdebat dengan para biarawan ini. Mereka hanya butuh tiga kalimat untuk membuat orang pusing, dan sanggup menemani bicara tiga hari tiga malam tanpa lelah——benar-benar makhluk nomor wahid yang tak boleh diganggu.
"Kunjungan larut malam ini hamba memiliki satu permohonan." Liu Zhenhan tak suka berputar-putar tanpa arti, mengeratkan gigi lalu langsung ke inti: "Kedatangan hamba kali ini adalah untuk menyelamatkan kekasih Yitiao dari Kota Helu Tangzang, selain itu..."
“Richard, lihatlah Danau Selatan ini.” Pangeran Tangzang mengulurkan tangan, menunjuk ke aliran sungai di kaki bukit yang dipenuhi teratai.
“Yang Mulia, apa yang ingin Anda tunjukkan pada saya?” Liu Zhenhan terlihat sangat bingung.
Penglihatannya yang tajam sudah lama memperhatikan banyak dayang istana sedang memetik teratai untuk membuat lentera di tepi sungai, aliran air yang berkelok dengan cahaya gemerlap.
Dalam riak air hijau dan bayangan yang bergoyang, tawa manis para gadis pun sudah lama terdengar.
Tapi tentu saja Yang Mulia Pangeran tidak akan duduk seharian hanya untuk melihat gadis-gadis cantik. Hal membosanan seperti itu mungkin dilakukan Lao Liu, tapi tidak mungkin dilakukan oleh Yang Mulia Pangeran yang Misterius dan Perkasa.
“Biksu tampan ini sedang bermain teka-teki apa lagi?” Lao Liu dalam hati mengeluh, ini bukan bidang keahliannya.
“Di ujung Danau Selatan terdapat pagoda yang dibangun di era Yun Qin, disebut Pagoda Tujuh Permata.” Jari Pangeran Tangzang menunjuk bayangan hitam berbentuk pintal yang samar-samar di kejauhan, tertutup kabut malam dan ranting pohon yang mengharuskan mata fokus untuk melihatnya: “Dahulu Kaisar Yun Qin merampas semua senjata dunia setelah mempersatukan negeri, mencetaknya menjadi Dua Belas Patung Emas, Tujuh Pagoda Emas, dan perangkat gamelan perunggu, mengubah perang menjadi seni. Pagoda Tujuh Permata Kota Helu adalah kenangan dari era agung itu.”
“Tampaknya Yang Mulia sudah menebak apa yang akan saya katakan.” Liu Zhenhan tertawa terkekeh: “Berbicara dengan Yang Mulia sama sekali tidak melelahkan.”
Bab 570: Teknologi untuk Diplomasi
“‘Aurora Malam Abadi’ di Benua Sutra kami juga sangat termasyhur. Jika di kota kami pernah terjadi sesuatu karena dia, sementara instansi pemerintah kami setelahnya tidak bisa mendapatkan informasi pasti, maka Kekaisaran Tang Zang seharusnya sudah lama menjadi wilayah makhluk ilahi.” Yang Mulia Pangeran tersenyum dengan anggun, penuh keyakinan: “Sejak aku tahu status 'Aurora Malam Abadi' ini, aku sudah menduga bahwa Tuan dan pasukan pengawal akan datang ke Kekaisaran Tang Zang kami untuk membalas dendam.”
Apakah biarawan tampan ini membuat Kekasih dan Ailijie mengakuiku sebagai ayah dan ibu angkat justru karena alasan ini? Liu Zhenhan tidak bisa menahan pikirannya yang melenceng.
“Jika memang begitu, mengapa pasukan penjaga kota Helu waktu itu yang dimanfaatkan 'Lishan Men' sebagai bidak yang dikorbankan, dan juga pernah berselisih denganku tanpa alasan, tidak ditindaklanjuti tanggung jawab 'Lishan Men' oleh pemerintah Tang Zang setelah mengetahui kebenarannya?” Yitiao tersenyum sinis, emosinya langsung memuncak saat mengingat kejadian itu. Busur besar pasukan penjaga kota waktu itu benar-benar membuatnya menelan banyak kehinaan.
"Makhluk ilahi, terutama monster berwujud manusia, di Benua Sutra kami sebenarnya adalah kelompok etnis minoritas. Status mereka sama seperti Elf dan Raksasa di Feilengcui, meski jumlahnya sedikit namun tetap dianggap warga negara yang tercatat sebagai penduduk sah! Pasukan penjaga kota yang mereka manfaatkan hanyalah celah hukum dalam konstitusi yang mereka eksploitasi secara legal. Untuk hal ini, tentu pihak berwenang sulit menuntut setelah kejadian, karena mereka tidak melanggar hukum apapun! Tapi jika mereka berbuat sewenang-wenang dan menindas rakyat, pemerintah tentu tak akan membiarkannya." Pangeran Tangzang menepuk lututnya, bangkit perlahan dari bantal giok, lalu memberi hormat dengan sopan kepada Liu Zhenhan dan Yitiao: "Richard, ada pepatah 'di posisi apa bertanggung jawab sesuai perannya', sebagai seorang pangeran, yang ingin kukatakan adalah: seandainya 'Aurora Malam Abadi' dulu mendaftarkan status dan kualifikasinya ke pemerintah, pengangkatan sebagai abdi kerajaan pasti sudah pasti terjadi. Andai begitu, masalah-masalah sebelumnya takkan terjadi!"
Yitiao di samping terus menggelengkan kepala sambil tersenyum getir.
Setelah petualangan dan pengembaraan yang panjang, sifat liar Bangau Api Burangsha yang dulu sudah luntur seluruhnya; Pepatah "Kuasai seni bela diri, persembahkan pada keluarga raja" benar-benar sebuah kebijaksanaan. Kini Yitiao justru karena bergantung pada kekuatan resmi, baru mendapat kesempatan untuk membalaskan dendam dan menyelamatkan sang pujaan hati!
"Jika sejak awal sudah bisa memahami logika ini, untuk apa melakukan perjalanan ke barat sendiri? Mengapa dulu aku tidak memikirkan solusi sederhana ini?" Yitiao tak bisa menahan desah penyesalan.
"Yang Mulia Putri, sekarang Anda sudah mengetahui seluruh kisahnya, dari sudut pandang pemerintah Tangzang, apakah Anda akan menghalangi kami dalam urusan Yitiao ini?" Liu Zhenhan yang cenderung berpikir tak biasa, sambil mencerna kata-kata Pangeran Tangzang, merasa ada maksud terselubung dalam ucapan sang pangeran. Ia segera mengembalikan pembicaraan ke topik semula: "Bicara terus terang saja."
"Menyelamatkan orang tentu kusetujui, tapi formasi penjara yang dibuat oleh Yunqin Fangshi zaman dulu tidak mudah dipecahkan. Ini harus kalian pahami sendiri." Pangeran menunduk merenung sejenak, lalu menatap Lao Liu. Sinar bulan menyinari wajah tampannya yang sempurna: "Mengenai penyerbuan ke guild makhluk ilahi 'Lishan Men', kuharap Richard bisa berbesar hati. Seperti kata peribahasa, tersenyum saat bertemu dan melupakan permusuhan. Jika memaksakan pembantaian, pasti akan memicu badai darah! Jika nanti sekte-sekte makhluk ilahi di Benua Sutra bersatu melawanmu, itu bukan situasi yang diinginkan pemerintah."
“Tujuan utama kita kali ini adalah menyelamatkan orang, balas dendam hanya sekunder! Dengan kemampuan Yitiao, kesulitan sebenarnya hanyalah formasi penguncian Yunqin Fangshi! Untuk balas dendam, saya bisa secara adil mengundang guild makhluk ilahi ini bertarung dalam duel dengan jumlah personel sama! Bagaimana pendapat Putri?” Liu Zhenhan sendiri merasa agak muka memerah setelah mengucapkan ini.
Sebagai penyihir tingkat tertinggi di Aiqin, ditambah membawa begitu banyak ahli Jalan Tertinggi untuk merebut kembali markas, duel dengan jumlah personel sama bukankah itu jelas-jasad ingin menghancurkan yang lemah?
Lima Archmagister manusia dan beberapa bangsa naga tidak tahu situasi sebenarnya, mengira Richard sedang berurusan dengan guild kuat, diam-diam mempersiapkan mantra andalan untuk menunjukkan kemampuan.
Berbeda dengan para Master lain yang sedang mencari-cari tongkat sihir, Master Stefano lebih langsung - dari lengan bajunya ia mengeluarkan gulungan sihir berpendar mengerikan yang langsung dilemparkan ke muridnya Otga. Master Pa Fan dari Sekte Dewi Es dan Salju lebih ekstrim, mengeluarkan kompas magis putih salju. Gejolak elemen kompas ini sangat unik, membuat Liu Zhenhan yang memiliki mutiara sequence langsung menoleh sambil tersengal-sengal menatapi runa rapat di permukaannya. Irama gelombang elemen alat ritual ini persis seperti mutiara sequence - padat, kuat, dan menyimpan ciri penghancuran tersembunyi.
“Richard benar-benar punya harga diri besar! Ini adalah anugerah Dewi Es dan Salju Haifeisi, 'Cakram Meteorologi Badai Salju' artefak legendaris Sekte Dewi Es dan Salju yang belum pernah digunakan sebelumnya!” Master Emmar si Archmagister Pompeii memutar-mutar lencana khusus untuk menyimpan golem perangnya, tertawa kecut sambil menjelaskan nama benda ini kepada banyak orang yang sama sekali tak mengenal Sekte Dewi Es dan Salju.
Pangeran Tangzang terpaku melihat kekuatan militer penuh kejutan ini, akhirnya mengeluarkan kata-kata setelah lama terdiam: “Ya Tuhan! Apakah kalian ingin menghancurkan kota ini?”
“Tidak!” Liu Zhenhan mengibaskan topi pejabat bermata tiga hiasan bulunya, berusaha menunjukkan sisi baiknya: “Putri, aku sama sekali takkan merusak persahabatan kita. Para Master ini hanya pembantu yang kudatangkan, belum tentu benar-benar akan bertindak. Kuharap Putri mengerti kesulitan kami dengan Yitiao. Kebencian adalah luka kehidupan yang tak terlupakan, kami hanya ingin mengambil kembali apa yang pernah hilang.”
“Putri, aku harus mengembalikan harga diri setiap rekan di bawah panjiku!” Melihat sang Putri tetap bungkam, Liu Zhenhan meningkatkan tekanan suaranya, kali ini dengan ancaman terselubung.
Ekspresi Pangeran Kesepuluh Wentai Kelaier tiba-tiba terlihat angker.
“Dari sudut pandang seorang pangeran, dengan hubungan antara kita, aku bisa menerima pernyataan ini; tapi dari sudut pandang seorang biarawan, aku tetap harus menasihatimu Richard, segala sesuatu harus mengutamakan kedamaian, jangan membunuh begitu banyak monster berwujud manusia dari Lishan Men!” Yang Mulia Pangeran merenung sangat lama, akhirnya menyodorkan sebuah giok putih sebagai simbol kepercayaan, matanya tak berkedip memandang Lao Liu. Kebaikan, ketulusan, dan permohonannya terasa jelas oleh semua yang hadir.
Tampak jelas, Yang Mulia terasa kesepian dan tak berdaya di hadapan pasukan sehebat ini. Ini adalah kekuatan yang mampu menghancurkan seluruh Kota Helu.
“Cara membalas dendam, dan berapa banyak lawan yang harus dihabisi, terserah padamu Yitiao.” Liu Zhenhan menggaruk-garuk kepalanya. Dia orang yang jelas dalam urusan balas budi - perlakukan dia sebagai pahlawan, dia akan membalas sebagai pahlawan. Sifat keras kepala dan licik tak mempan padanya, hanya kesopanan dan keramahan yang bisa meluluhkannya. Pangeran Tangzang sangat paham hal ini, seperti Yang Mulia Sal, mereka sudah mengerti kelemahan fatal Lao Liu.
Yang Mulia Pangeran yang Misterius itu mengintai Yitiao.
“Kau bicara dong!” Liu Zhenhan menatap Yitiao yang gelisah.
“Ini...” Yitiao mengerenyit sambil menggaruk-garuk kepala, bolak-balik berpikir tak tahu harus menjawab apa.
Bangau Api Burangsha yang biasa menghadapi situasi besar bersama bosnya, kini sangat terpengaruh oleh budaya Aiqin akibat proses pertukaran budaya timur-barat.
Di Benua Aigean, ahli kuat Jalan Tertinggi yang memiliki latar belakang kuat mencari masalah dengan pihak yang lebih lemah adalah hal yang sangat memalukan. Bahkan jika menang, mereka akan dihina.
Bagi Yitiao saat ini, kekuatan seperti Lishan Men yang melawan mesin negara seperti Feilengcui, tingkat perlawanannya tidak jauh berbeda dengan suku perampok padang gurun. Pangeran Tangzang telah berbicara dengan tulus sebelumnya, tidak menghargai permintaan ini terasa tidak pantas. Tapi jika menuruti permintaan, bukankah kultivasinya akan turun satu tingkat? Membiarkan kekasihnya terkurung di Pagoda Tujuh Permata begitu lama?
Yitiao mulai ragu-ragu. Ular dan Bangau pada dasarnya adalah musuh abadi. Akar perseteruan masa lalu sebenarnya tidak jelas siapa yang benar atau salah. Membantai 500 k anggota Lishan Men adalah hal yang tidak mungkin dilakukannya, apalagi di dalamnya ada guru dan senior seperguruan kekasihnya, Bai Suqing.
Sebelum membalas dendam, Yitiao tidak pernah memikirkan sebab-akibat ini. Tapi ketika balas dendam sudah di depan mata, dia tak bisa menghindari perenungan mendalam.
Di dunia ini, memikirkan segala sesuatu terlalu dalam justru tidak baik. Terkadang kesederhanaan dan kejelasan adalah suatu kebahagiaan.
"Yitiao, tidak perlu ragu lagi. Kita gempur Lishan Men!" Liu Zhenhan melihat keraguan Yitiao, mengambil keputusan tegas untuknya. Jarinya menggeser kembali segel giok putih yang dipegang Putra Misterius.
“Tapi...” Yitiao yang suka berpikir tetap memiliki pertimbangan makro. Jika melakukan kekerasan tanpa izin di Kota Helu, pasukan penjaga kota pasti tak akan tinggal diam. Saat itu pasti akan terjadi bentrokan berdarah dan memicu sengketa diplomatik. Dengan situasi waktu dan lokasi seperti ini, serta hubungan bilateral yang begitu erat, jika situasi memburuk sampai seperti itu, Yitiao akan merasa sangat bersalah.
“… Atau mungkin aku hanya mencari masalah dengan beberapa pelaku utama, murid Pergunungan Li biasa tidak usah diusik?” Yitiao melirik Pangeran Tangzang, lalu melihat bosnya.
“Bisakah kita memberi mereka jalan keselamatan?” Pria Perkasa Misterius itu menunjukkan raut tak tega di wajahnya. Xiao Kong yang berdiri di samping mentornya terus-menerus menggelengkan kepala sambil mencibir, wajahnya penuh ketidaksetujuan. Sepertinya sebelumnya dia juga sering mendapat doktrin kaku semacam ini dari Yang Mulia Pangeran.
“Pergunungan Li memiliki 500 anggota dari atas ke bawah. Entah apakah jumlahnya bertambah, tapi di antaranya ada banyak makhluk ilahi yang memiliki hubungan lama dengan Qingya. Bahkan jika berperang, aku tak mungkin membantai mereka semua.” Yitiao sudah bulat tekad: “Berikan pelajaran saja, takkan ada yang kubunuh!”
“Tak ada yang dibunuh sama sekali?” Pangeran Tangzang terkejut sekaligus gembira.
Biarawan biasa tentu tak mengerti arti "tidak membunuh" ala Feilengcui. Saat Yitiao mengucapkan "tak ada yang kubunuh", dari Liu Zhenhan hingga prajurit Istana Musim Panas berlatar belakang milisi awal, semua serentak menunjukkan senyum mengerikan di balik kelamnya malam. Sementara Archmagister manusia yang familiar dengan prestasi Feilengcui justru berkeringat dingin di punggung.
“Putri, setelah urusan ini selesai, mengenai kerja sama antara negara kami dengan Kekaisaran Tang Zang di bidang industri persenjataan, saya masih memiliki beberapa ide spesifik yang ingin didiskusikan lebih detail dengan Anda.” Liu Zhenhan tersenyum sambil mengambil giok simbol kepercayaan dari tangan Pangeran Tangzang, mengajukan syarat yang sudah lama dia persiapkan.
"Terima kasih atas kemurahan hati Anda." Ekspresi Pangeran Tangzang sangat kompleks, berbagai pikiran kacau membayangi wajah tampannya, akhirnya dengan susah payah dia mengucapkan kata-kata terima kasih ini.
Liu Zhenhan menghela napas dalam hati, sekali lagi dia tidak salah menilai orang.
Pangeran yang Misterius dan Perkasa ini benar-benar memisahkan dengan jelas dua statusnya sebagai biarawan asketik sekaligus pangeran kekaisaran.
Seharusnya seorang biarawan asketik harus menjauhi peralatan militer yang bertugas membantai, namun sebagai pangeran kekaisaran, Pangeran yang Misterius ini memang tidak bisa tinggal diam melihat perlengkapan canggih Feilengcui. Setelah bermain di Feilengcui selama seminggu, kualitas persenjataan standar Feilengcui yang luar biasa itu benar-benar bisa membuat iri para pemimpin negara manapun.
Menurut informasi yang didengar Liu Zhenhan dari Xiao Kong Kekasih, meskipun Kekaisaran Tang Zang kuat, ada beberapa negara barbar kuat di sekitarnya yang terus mengawasi penuh kewaspadaan terhadap wilayah mewah Tang Zang. Pada awal berdirinya Tang Zang, kakak dari Pria Perkasa yang Misterius yaitu Yang Mulia "Petani Miskin Generasi Penanam Pohon Plum" - Kaisar pertama Tang Zang, bahkan pernah dikepung pasukan suku Rong di gerbang Ibu Kota hingga terpaksa menandatangani perjanjian pernikahan diplomatik yang memalukan dengan darah Kuda Putih.
Meskipun Kekaisaran Tang Zang sekarang telah makmur, bekas luka ini masih terasa perih.
Letak geografis Bimon dan Tang Zang yang terpisah jauh tidak memiliki konflik strategis. Selama kedua pihak saling memenuhi kebutuhan, kerja sama bilateral ini menguntungkan semua. Membuat persenjataan negara berada di puncak adalah cara terbaik untuk menggertak semua agresor!
Orang yang sedikit punya kecerdasan tahu: Dunia ini tidak pernah memiliki perdamaian sejati. Ajaran Surga biarawan asketik tentang "Dunia Harmoni Tiga Ribu" bisa dikejar sebagai mimpi, bisa diwujudkan sebagai tujuan, tapi sama sekali tidak boleh dianggap sebagai realitas.
Mengapa suku Raksasa Buddha memiliki penjaga Weituo? Mengapa ada struktur prajurit di antara biarawan asketik? Pada dasarnya, karena dunia ini terlalu berbahaya. Biarawan asketik mencintai perdamaian, tapi mereka bukan idiot.
“Pria Perkasa yang Misterius” Yang Mulia Pangeran yang begitu cerdas ini tentu bukan orang bodoh, kemampuan luar biasanya pastilah tidak dipelajari hanya karena hobi? Untuk memperoleh catatan biksu agung, ia tak kenal lelah menempuh 10.000 li, telah membuktikan betapa teguhnya imannya; Namun sementara memegang status sebagai biksu berkeyakinan kuat, ia masih bisa menjaga hati pemimpin struktur kepemimpinan, tahu bagaimana membawa kesejahteraan bagi negara dan rakyat. Meski bertentangan dengan status kebiksuannya, ini justru membuktikan bahwa ia pantas disebut Yang Mulia Pangeran yang luar biasa.
Orang ini hidupnya sangat menderita. Seorang Juru bicara kekuasaan gereja diam-diam berdecak kagum sekaligus bersukacita - untunglah ia benar-benar orang tanpa keyakinan.
Bab 571 Jangan Terlalu Sombong
Markas guild binatang suci ular "Lishan Men" terletak di sudut barat laut Kota Helu.
Di sini ada bunga osmanthus tiga musim gugur, bunga teratai sepuluh li.
Perkebunan megah berdiri di tengah kolam teratai luas, ditopang pilar kayu raksasa yang memberikan kesan kuno dengan pemandangan pedesaan; Jika bukan karena menara benteng dan menara panah yang berjejer di dalamnya, serta tembok kecil berbentuk bulan sabit, hanya dengan deretan pohon willow di tepian dan aroma bunga yang semerbak di atas air, tempat ini layak disebut kediaman dewa.
Lima Archmagister manusia melalui teropong perunggu, mengamati dengan cermat vila yang dipenuhi lentera terang ini, sambil terus mengerutkan kening.
Bangunan besar ini dibangun di atas permukaan air, satu-satunya akses melalui jembatan gantung. Di atas parapet, bergantian muncul regu penjaga bersenjata pedang dan tombak yang berpatroli, persis seperti benteng militer mini.
Karena latar belakang profesi, para penyihir manusia ini memiliki sedikit pemahaman militer. Setelah mengamati struktur vila, mereka dalam hati memuji kecerdasan "Lishan Men" - tanah terbuka berbentuk labu di depan vila yang tidak terlalu luas, dipenuhi hutan pohon willow, membatasi ruang gerak pasukan penyerang. Sementara pihak bertahan dengan posisi tinggi dan medan menguntungkan bisa memanfaatkan parapet untuk menyebarkan pasukan secara optimal.
Setelah mempelajari adat istiadat Benua Sutra secara intensif, kelima penyihir manusia kini tahu siapa lawan yang akan mereka hadapi.
Di Benua Aigean, pertarungan antara manusia dan monster memang hal biasa. Tapi berperang melawan pasukan monster terorganisir? Ini benar-benar pengalaman pertama dalam sejarah.
Bagaimanapun, bayangan lima ratus ekor monster ular yang akan bertempur melawan mereka, membuat hati kelima penyihir manusia ini bergidik.
Di bawah cahaya bulan yang sejuk seperti air, koor suara katak menyatu menjadi melodi surgawi, mengingatkan semua orang pada kenangan masa kecil.
“Kapan lagi kita harus menunggu?” Yitiao mulai tak sabar, bertanya pada bos.
Awalnya dia bersikeras ingin menyelamatkan kekasihnya Bai Suqing terlebih dahulu. Tapi sang bos mengingatkan: Jika kekasihmu diselamatkan duluan, bisakah kau jamin si gadis ini tidak malah membela binatang suci ular? Bisakah kau pastikan dia tidak menghalangi? Bisakah kau yakini setelah menyaksikan adegan berdarah ini dia tidak merasa jijik dan merusak hubungan kalian? Jika tidak bisa menjamin, lebih baik balas dendam dulu baru menyelamatkan!
Alasan mengapa bos tetap menjadi bos, sedangkan karyawan selamanya jadi karyawan, jawabannya bisa ditemukan disini.
"Kita tunggu lima menit lagi. Apapun yang terjadi setelah itu, serang!" Liu Zhenhan meludahkan kuntum cerutu dari mulutnya, menginjak-injaknya dengan sepatu bot seolah menggilas musuh bebuyutan.
Di bawah kakinya sudah bertebaran puntung-puntung cerutu seperti kepala belalang.
Semua mata tertuju pada Jenderal Tang Zang dari Kota Helu dengan tatapan tak bersahabat.
Jenderal Tang Zang berjanggut hitam keriting, bertubuh kekar, mengenakan zirah sisik besi hitam kebiruan. Ia menunggang kuda pacuan gagah sambil memimpin ribuan prajurit Tang Zang bersenjata pedang yang sedang membentuk garis pengaman dan mengusir orang-orang tak berkepentingan.
Giok tanda pengenal Yang Mulia Pangeran benar-benar berguna. Dengan membawa benda ini untuk berkoordinasi dengan pasukan penjaga kota, Jiu Lang hanya butuh waktu singkat membuat pasukan Tang Zang di Helu memberikan respon dan pengaturan.
Sekarang semua jalan menuju lokasi "Lishan Men" telah dipasang rintangan rusa, kapal perang juga telah mengosongkan rumah-rumah perahu di bagian aliran danau ini, memblokir jalur air.
Liu Zhenhan sekarang menunggu instruksi dari Jenderal Tang Zang ini untuk memberi sinyal pada Kekasih agar bisa bertindak. Tapi Yang Mulia Jenderal ini sepertinya masih sibuk dengan berbagai urusan, entah apa yang sedang dia kerjakan.
Karena "Siput Peniru Ucapan" ditinggalkan di Feilengcui untuk memungkinkan para Pendeta Bemon berlatih keras meningkatkan Kekuatan Nyanyian, dalam situasi kendala bahasa, Liu Zhenhan hanya bisa melalui Kekasih untuk menanyakan kapan tepatnya sang Jenderal akan mengizinkannya bertindak. Sudah tiga kali ditanyakan, sang Jenderal tetap beralasan persiapan belum sepenuhnya matang.
Terlihat jelas bahwa Jenderal Tang Zang ini menyimpan kecurigaan dan permusuhan yang mendalam terhadap tamu-tamu dari Aiqin. Buktinya dia bahkan mengerahkan "Ballista Tempat Tidur Besar" untuk memblokir persimpangan jalan. Senjata pengepungan ini kini sedang diangkut oleh kereta-kereta kuda yang berdatangan silih berganti, derap kuku kuda bergema di Jalan Batu Hijau.
Busur besar Timur ini jelas merupakan senjata pengepungan, sebesar ranjang dengan mekanisme pengait yang memuat sepuluh anak panah besi - satu tebal dan sembilan tipis. Ancaman visualnya sangat menakutkan. Jika senjata semacam ini digunakan untuk mencegah rakyat biasa mendekati area yang diblokir, tampaknya berlebihan. Pasukan Istana Musim Panas sangat membenci permusuhan terselubung dan tatapan penuh kecurigaan seperti ini.
“Tak terpikirkan orang Tang Zang juga suka memelihara budak kulit hitam.” Helen terus memperhatikan jenderal Tang Zang ini. Yang memegang tali kuda sang jenderal adalah seorang budak berambut keriting, kulit hitam legam, dan gigi putih bersinar. Ini memang ada kesamaan dengan Benua Aigean, karena bangsawan manusia di sana juga menyukai budak dari Benua Pantai Emas. Budak yang hidup di daerah terpanas ini termasuk ras semi-beradab, setia tapi bodoh, memiliki tenaga kuat, plus bakat istimewa yang membuat mereka disukai para nyonya bangsawan.
Feilengcui juga memiliki beberapa budak hitam, kebanyakan adalah tawanan perang dari pasukan bayaran Angin Puting Beliung dan keluarga Sherpa setelah Pertempuran Mempertahankan Wilayah. Tuan Jabbar sang kepala pelayan memilih beberapa petinju Kanguru Saint Kailu untuk melatih mereka bertinju. Menurutnya, budak hitam yang ototnya kuat tapi otaknya sederhana cocok untuk mempelajari serangkaian pukulan kombinasi.
“Di Benua Sutra kami menyebut budak ini 'Qiu Nu Tanpa Panas'. Kalangan bangsawan memang suka memelihara mereka, mungkin karena tempat tinggal mereka yang terlalu panas membuat kulit mereka hitam pekat tak wajar.” Pangeran Kesembilan Xiao Kong menjelaskan adat istiadat Timur kepada ibu selirnya sambil membuka kipas logam lipat dengan suara "swish". Kipas ini adalah senjata generasi kedua yang dibuat Liu Zhenhan bersama Daisy tahun lalu, bisa untuk pamer gaya maupun merampok nyawa.
"Karakter memang sesuatu yang sulit dijelaskan. Sejak terpapar 'Gas Transformasi Besar' yang mengubah penampilan kasarnya menjadi tampan, Xiao Kong langsung meninggalkan gaya berpakaian liar yang nyaris telanjang. Setiap hari ia mengenakan jubah brokat mewah, berpenampilan intelektual dan bertutur kata anggun. Bahkan Mentor Pangeran Perkasa Misterius dan adik seperguruannya 'Kebersihan dalam Pikiran' hampir tidak mengenalinya."
"Dia benar-benar berniat mengulur waktu. Tidak perlu menunggu lagi, serang!" Liu Zhenhan melihat Jenderal Tang Zang ini masih terlihat ragu-ragu, akhirnya kehilangan kesabaran. Dengan melambaikan tangan pada Pasukan Istana Musim Panas, ia memberikan perintah serangan pamungkas.
"Richard, monster ular memang ahli dalam air. Kekuatan kita pasti bisa menguasai Serikat Tentara Bayaran ini. Tapi bagaimana jika mereka melompat ke kolam teratai untuk melarikan diri? Dengan padatnya tanaman teratai di aliran danau ini..." Master Stefano mengingatkan sang tuan tanah, "Jangan lupa, Anda berjanji pada Yang Mulia Pangeran untuk tidak membuat keributan. Tampaknya mustahil menyelesaikan misi tanpa skandal!"
"Selain itu, pasukan Prajurit Berbual di bawahmu terlalu banyak." Master Emmar memandang sekeliling sambil menggerutu, "Seharusnya kita bertempur di siang hari, bukan malam hari."
"Master, prajurit Istana Musim Panas saya berbeda dengan praju*rit manusia." Liu Zhenhan memberi isyarat pada prajurit kijang Duncan yang memegang meriam cahaya, pria perkasa Berbual yang membungkuk itu dicengkram bosnya pada tanduk banteng spiralnya dan langsung diseret ke hadapan beberapa Archmagister manusia. Duncan mengembuskan sepasang cincin emas di hidungnya hingga berbunyi braak.
Master Stefano dan empat Archmagister manusia lainnya memandang takjub pada pria besar Berbual ini. Di Benua Aiqin semua tahu, Bimon dari Suku Berbual memiliki rabun senja bawaan. Mengirim praju*rit Berbual ke medan perang di malam hari adalah tindakan tidak rasional. Namun di pupil hijau tua praju*rit kijang ini, tanpa disadari telah muncul lapisan tipis selaput pelangi yang jika tidak diperhatikan mirip darah beku tebal.
"Dalam seribu tahun di dunia bawah tanah, Bimon kijang telah berevolusi memiliki mata berselaput pelangi. Bahkan di kegelapan total, mereka bisa menemukan target dengan cepat." Liu Zhenhan mengambil busur pelontar kumbang suci yang diambilkan Fatty Luo, mengisi peluru dengan suara "krak", lalu pamer pasukan andalannya pada para manusia dengan bangga.
Busur pelontar kumbang suci ini adalah hadiah dari Kekaisaran Suci Hexi untuk kerja sama industri militer, diberikan pada Liu Zhenhan sebanyak lima puluh set lengkap.
Busur silang bergaya kerajaan dengan dekorasi luar biasa ini, seperti pisau pegas yang sering dimainkan Liu Zhenhan dulu, memiliki mekanisme tombol di bagian pegangan ren. Dengan menekan tombol ini, alur tembak akan mengeluarkan sayap indah berbentuk kumbang tujuh bintang. Sayap ini bisa dibuka untuk memasang magazen. Bagian pegangan depan bergaya pompa merupakan modifikasi terbesar Kekaisaran Santo Hexi, menggunakan daya pegas logam dan tuas pengait maju-mundur. Busur silang kumbang suci ini bisa menembakkan 12 bilah salib secara beruntun dalam mode tembakan tunggal.
Bilah salib logam ini tidak ditembakkan secara horizontal tradisional, melainkan melalui alur tembak miring dengan sudut 35 derajat. Berkat penggaris infra merah dari batu permata laser, busur silang ini bisa dikatakan memiliki akurasi sempurna.
Ini adalah busur silang dengan daya tembus yang mengerikan! Desain khususnya memungkinkan bilah salib tajam menembus perisai magis tingkat tinggi dalam jarak 100 meter! Jarak tembak mematikannya mencapai 300 yard, jauh melampaui busur tangan kecil yang biasanya hanya untuk serangan jarak dekat - benar-benar membuat mata terbelalak! Goblin menciptakan tenaga gir, Gnome mengembangkan tenaga uap, kini manusia akhirnya menemukan tenaga pegas logam. Meski belum sempurna, ini memang kemajuan nyata.
Bagian termahal dari Pelompat Santo Kumbang adalah pegas elastisnya. Karena fenomena kelelahan logam, pegas ini secara teori hanya dapat digunakan 300 kali. Begitu pegas patah tanpa penggantian, busur silang semewah karya seni ini akan menjadi sampah tak berguna.
Saat ini hanya Kekaisaran San Jose yang menguasai teknik pembuatan pegas ini. Dalam proses peleburannya harus menggunakan campuran beberapa logam dengan proporsi rumit. Pegas buatan kerajaan manusia biasa maksimal hanya bertahan 20-30 kali penggunaan dengan daya lontar jauh lebih rendah.
Seperti Prajurit Singgasana Perak dari Kekaisaran St. Francis dan Penebas Berat Pompeii, senjata super San Jose adalah Resimen Pelompat Kerajaan dengan formasi resimen - seluruhnya menggunakan Santo Kumbang, dikenal sebagai momok semua prajurit berat.
Untuk menghadapi zirah berat berbagai negara, San Jose memproduksi beberapa model pegas elastis dengan daya lontar berbeda agar mudah disesuaikan. Konon mereka telah berhasil mengembangkan pegas "Kincir Angin Model 5" khusus untuk Prajurit Singgasana Perak dan Penebas Berat. Meski membutuhkan tenaga dan waktu besar saat memasang, temuan ini telah memenangkan persaingan. Karena itu San Jose tak pernah membagikan busur baru ini ke negara lain.
Feilengcui memang menunjukkan harga diri besar. Tiga negara militer manusia terkuat mengirimkan senjata rahasia andalan mereka sebagai bentuk kerjasama militer.
Sebenarnya sejak hari pertama mendapatkan busur silang jenis ini, Liu Zhenhan sudah merasa agak menyesalkan bagi Kekaisaran Santo Hexi.
Untuk pegas logam senjata silang ini, di dunia yang diketahui ada dua jenis logam yang paling cocok untuk ditempa: satu adalah Hitam Teratai dari dunia iblis, satunya lagi adalah Merkuri Quarkdor. Kedua logam ini memiliki elastisitas super yang sekali dibentuk tak akan patah, jauh melebihi logam campuran.
Hitam Teratai terlalu mahal, sedangkan Merkuri Quarkdor hanyalah kotoran cacing di tepi Sungai Merkuri dunia bawah tanah. Andai bukan karena waktu terbatas, Lao Liu pasti bisa mempersenjatai seluruh Legiun Trisula Provinsi Timur Laut dengan senjata dingin semacam rifle ini - untuk seluruh negara terlalu berlebihan, persediaan Merkuri Quarkdor belum sebanyak itu.
Tapi malam ini, busur silang super dengan "penggaris inframerah batu permata laser" ini tetap akan mengguncang pasukan Tang Zang. Sejak Lao Liu mengeluarkan benda ini, kedua mata jenderal Tang Zang langsung terbelalak.
Kumbang suci dengan ukiran relief kincir angin dan lambang tulip kerajaan Santo Hexi yang indah, menyembunyikan aura mematikan di balik keindahannya. Senjata seperti ini langsung terlihat hebatnya oleh setiap prajurit profesional!
Jenderal Tang Zang yang sangat bersemangat mengendarai kendaraan tunggangannya, melesat ke depan Lao Liu sambil berbicara panjang lebar dengan wajah tegang seolah-olah menangkap basah istrinya di ranjang. Saat ini, resimen khimera Stuka Feilengcui sudah mulai bersiap untuk lepas landas, sementara Pasukan Ajaib, kelompok pendeta, dan pasukan berat telah bergerak menuju Medan terbuka di depan perkebunan Lishan Men.
"Dia ngomong apa?" Liu Zhenhan bertanya pada Xiao Kong.
Meski merupakan pendeta yang berilmu, namun ia bukan biarawan Sutra yang sering menerjemahkan bahasa asing. Setengah hari Jenderal Tang Zang berbicara, tak sepatah katapun ia pahami.
"Katanya mereka belum siap." Pangeran Kesembilan mengangkat bahu, pasrah: "Jenderal ini meminta kita menunggu sebentar, jangan sampai menakuti warga kota."
"Masih harus menunggu?" Liu Zhenhan menahan Yitiao yang hendak meledak, lalu menoleh tajam pada jenderal yang sedang menunggang kuda perang ini.
Jenderal Tang Zang ini terlihat sangat pendek bahkan saat menunggang kuda, apalagi di tengah prajurit Bimon yang gagah. Tapi ia tetap berlagak seolah bisa menghancurkan ribuan pasukan, membuat Liu Zhenhan merasa sangat lucu.
"Kau lihat dia tidak?" Lao Liu menunjuk naga tua berambut putih namun berwajah awet muda, Wen Ge, dengan sungguh-sungguh berkata pada sang jenderal: "Saat kami tiba, dia masih seorang anak kecil!"
"Serang!" Yitiao tak menunggu terjemahan Xiao Kong, langsung memerintahkan para ahli sihir manusia.
Beberapa Penyihir Besar manusia tertawa terpingkal-pingkal sambil mengusap sudut mata mereka yang basah oleh air mata.
“Richard, Medusa sama seperti elf, adalah makhluk berdarah dingin! Jika iris mata prajurit antelop menggunakan sensor panas, mereka tidak akan bisa mendeteksi makhluk berdarah dingin!” Wajah Cui Beixi memerah saat berbisik lembut pada Lao Liu: “Artinya, jika Medusa Sutra ini benar-benar ingin kabur dengan terjun ke air, lima ratus pemanah Cornflower khimera tidak akan bisa menghentikan mereka!”
Ini pertama kalinya Mentor Ular Wanita Cantik berbicara dengan Lao Liu sejak datang ke Feilengcui.
“Jancuk!” Liu Zhenhan terlihat kebingungan.
Bab 572: Menggunakan Pisau Sapi untuk Menyembelih Ayam
Setelah pertempuran resmi dimulai, celah strategis yang sangat jelas ini justru tidak menimbulkan masalah – karena sepertinya tidak ada anggota Lishan Men yang berpikir untuk kabur, atau mungkin belum sempat melarikan diri!
Yang menarik bagi Komandan amatiran kelas kakap seperti Liu Zhenhan adalah, menghadapi pasukan paling berdarah dingin di padang gurun benua asing, seluruh anggota “Lishan Men” tampaknya sudah mempersiapkan diri. Begitu bayangan Prajurit Behemoth muncul di medan terbuka berbentuk labu di depan perkebunan, tembok ibu kota yang rendah langsung diterangi ratusan lentera besar, menyala serempak seperti kekasih yang datang tepat waktu.
Menurut istilah Liu Zhenhan, tindakan ini berarti “Lishan Men” sengaja mengucilkan diri dari rakyat, nekat melawan arus!
Tidak mengalahkan mereka sama sekali tidak masuk akal!
"Braak! Braak!" Kembang api menyemburkan busur cahaya menyilaukan dari perkebunan "Lishan Men", meledak di udara dengan gemuruh. Bola cahaya sebesar bintang fajar melayang ringan seperti api hantu, menerangi area seluas beberapa kilometer hingga terang benderang.
"Obisilachi! Ini lebih keren daripada flare penerangan!" Liu Zhenhan mengagumi kembang api penerangan yang tergantung di langit. Di Aiqin belum ada teknologi seperti ini, sepertinya perlu membeli beberapa untuk dibawa pulang main.
Kemajuan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas benar-benar bergaya khas Bimon - menerjang tanpa tedeng aling-aling, menganggap halangan tak ada artinya.
Rumpun pohon willow sepanjang jalan dihantam pilar totem oleh prajurit Kijang berpostur tinggi besar. Dengan suara "krak! krak!" ranting patah, mereka membuka jalan lurus bagai merobohkan tembok. Pemandangan spektakuler ini membuat para penjaga di benteng Lishan Men terdiam bodoh.
Benua Sutra memang punya adat unik. Ada makhluk ilahi yang bergabung dengan pemerintah, tapi juga manusia yang memihak guild makhluk ilahi. Liu Zhenhan memperhatikan, dari 400-500 orang di benteng, sebagian besar adalah prajurit manusia biasa.
"Berhenti di situ!" Bendera biru bergambar kura-kura, ular, dan pedang terangkat di benteng Lishan Men. Seorang pria botak perkasa dengan wajang sangar berdiri di bawah bendera yang berkibar, meneriakkan peringatan hingga menggema ke penjuru.
Di samping pria botak ini, terdapat kuali besi raksasa yang mengeluarkan asap kehijauan satu per satu. Jelas isi kuali tersebut adalah minyak panas. Di balik gerigi pagar, tanpa pencahayaan yang cukup terang, kuali minyak yang dipanaskan dengan tungku tertutup, arang, dan serbuk gergaji ini sulit terdeteksi.
Kembang api penerang yang terang memberikan visibilitas paling jelas di sekitar. Lishan Men sepertinya ingin menunjukan daya gentar kepada lawan yang datang dengan penuh amarah ini.
Baik di Timur maupun Aiqin, minyak yang digunakan untuk pertahanan kota di era ini tidak bisa langsung terbakar, sehingga biasanya dipanaskan dan disiramkan. Suhu air mendidih menurut skala Roland adalah 100 derajat, sedangkan minyak mendidih mencapai 250 derajat. Bayangkan seperti apa rasanya terkena siraman minyak mendidih ini! Yang lebih penting, ketika suhu minyak mencapai titik tertentu, obor atau bahan bakar lain bisa cepat memicunya terbakar, tanpa perlu "tumpukan kayu bakar"!
Fasilitas militer Lishan Men tidak hanya ini. Suara senar yang kreek-kreek dan menusuk di telinga dari menara panah benteng, hanya bisa berasal dari ballista!
Daya gentar! Ini adalah bentuk daya gentar yang khas!
Liu Zhenhan yakin, Pangeran Tangzang pasti sengaja menyembunyikan sesuatu darinya.
Penampilan Lishan Men terlalu mendadak. Meskipun gerakan tidak biasa pasukan penjaga Kota Helu membuat mereka waspada, seharusnya tidak langsung mengeluarkan begitu banyak senjata berat militer. Di dalam kota, mereka harus tetap mempertimbangkan kewibawaan lembaga pemerintah. Apakah sikap yang hampir seperti pemberontakan membunuh pejabat ini agak berlebihan?
"Dengarkan semua murid Pergunungan Li!" Pangeran Kesembilan Xiao Kong yang mengenakan "Hyacinth Parfum", melesat ke langit menginjak kabut malam. Suara kerasnya yang diperkuat menggema di seluruh Kota Helu: "Atas nama pemerintah Kota Helu, kami secara resmi memperingatkan kalian untuk segera menurunkan senjata dan menerima pemeriksaan!"
"Bocah melengking kewanitaan! Dengarkan baik-baik Laozi, mimpi kalau kalian mau kami menyerah!" Jawab pria botak di benteng dengan gagah berani, membuat Xiao Kong yang tampan langsung berubah muka.
Sebenarnya omong kosong seperti ini sama sekali tidak berarti. Karena Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui sudah mulai menyerbu.
Serbuan kelompok pasukan utama Bimon di Benua Aigean memiliki ciri khas yang sangat unik.
Pada tahap awal penyerbuan, prajurit Bimon berjalan dengan langkah tegap, kemudian perlahan mulai mempercepat langkah. Dengan iringan genderang perang, langkah teratur dan aura menggentarkan bisa membuat pasukan dengan mental lemah langsung kocar-kacir tanpa kontak fisik. Dalam proses ini, lingkaran lagu perang akan menyegarkan semua prajurit Bimon!
Lebih dari seratus pendeta, meskipun mayoritas hanya bisa menggunakan Lingkaran Gemilang, keunggulan mereka terletak pada Kekuatan Nyanyian yang dahsyat dan jumlah yang sangat besar. Kilatan pembaruan lingkaran lagu perang yang terjadi seketika ini nyaris membuat mata lima Archmagister manusia menjadi buta.
Susunan pasukan Lishan Men mungkin cukup untuk menghadapi pertempuran di dunia persilatan, tapi terlalu lemah untuk melawan mesin negara, apalagi melawan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui yang merupakan pasukan elit!
Meskipun beberapa pertempuran terkenal Feilengcui mengandalkan pertahanan untuk menunjukkan keperkasaannya, bukan berarti Pasukan Pengawal Istana Musim Panas lemah dalam hal penyerangan.
Sebagai pasukan berat sejati, metode pertempuran yang paling cocok untuk Pasukan Pengawal Istana Musim Panas sebenarnya adalah penyerangan ke benteng pertahanan!
Sejak dentuman genderang perang Helen menggema di bumi, rantai besi penahan jembatan gantung di luar perkebunan "Lishan Men" langsung menyala dengan percikan api pertunjukan pembuka. Rantai-rantai ini sekejap mata telah diputus oleh ribuan anak panah berat yang menghujam.
Busur air raksa magis yang digunakan para Pelayan Istana Musim Panas memiliki daya tembus luar biasa. Dengan Keahlian Memanah yang presisi dalam menembakkan panah beruntun, rantai besi tipis berkualitas rendah ini memang tak akan bertahan lama.
Saat jembatan gantung bergemuruh jatuh, kelompok infanteri dan pasukan udara langsung memulai serangan terkoordinasi sempurna.
Taktik Pasukan Pengawal Istana Musim Panas sebenarnya sangat monoton. Gelombang serangan pertama adalah hujan panah dari Pelayan Istana Musim Panas, diikuti serangan bertubi maksimal satu kali dari Pasukan Ajaib dan peliharaan tumbuhan pendeta. Kemudian pasukan udara mulai menyapu tembok ibu kota dengan labu minyak ganda, meriam cahaya berseliweran di langit, pemanah Cornflower menghujani dari segala penjuru.
Dalam pengepungan konvensional, infantri berat yang seharusnya menjadi pasukan utama justru paling santai. Tanpa membawa tangga darurat atau kait penerbang, mereka dengan santai membuka jalan menggunakan Mesin Gaocen, Busur Silang Sayap Burung mengawal formasi. Sebelum jembatan gantung terlewati separuh, menara gerbang yang tidak terlalu tinggi sudah berubah menjadi lautan api - minyak panas yang belum sempat disiram justru menjadi bahan bakar sempurna, sayangnya kali ini yang terbakar adalah orang-orang Lishan Men sendiri.
"Fayir!" Setiap kali Baron Zebra Federer dari suku Haus - salah satu wakil kapten Pelayan Istana Musim Panas - memberi perintah dalam bahasa Bimon, hujan panah dari Pasukan Penjaga 100 orang langsung menghujani perkebunan malang ini seperti air terjun hitam yang jatuh dari langit.
Pasukan Penjaga 100 orang dengan formasi setara tiga resimen ini, berkat keunggulan alami Keahlian Memanah Cornflower dan pemanah centaur enam jari, setiap kali melepaskan anak panah mampu menyaingi legiun pemanah 10.000 orang. Skala hujan panah seperti ini hanya bisa digambarkan sebagai longsoran salju atau banjir bandang.
"Shenjian Zheqin sejati dan Pemanah Bintang Emas sebenarnya sudah membersihkan menara panah dan bangunan pertahanan di luar jangkauan ballista sejak lama. Elastisitas luar biasa dari busur air raksa magis memungkinkan anak panah berbulu dengan jarak tembak mengerikan menembus operator ballista yang terpapar cahaya lampu dengan cara paling langsung."
"Meskipun parapet panah di menara pertahanan sempit, bagi Shenjian Zheqin, para pemanah yang bersembunyi di dalamnya tetap terlihat jelas seperti orang-orangan sawah di padang terbuka."
"Pavel, panah sihir apa yang baru saja kau gunakan?" Liu Zhenhan berjinjit sambil berteriak kepada pemanah andalannya.
Anak panah berbulu yang baru saja ditembakkan Nedved secara ajaib berbelok beberapa kali di udara, menembus beberapa leher sekaligus.
"'Panah Penuntun Hati'." Tanpa perlu Nedved berbicara, Pangeran Muda Kesepuluh Wentai sudah memberi jawaban kepada sang ayah. Ini adalah mahakarya keahlian alkimia manusia. Teknik putaran Haus dari suku Haus tak mampu menyaingi teknologi sihir. Namun karena bahan baku yang kurang, panah sihir ini baru diproduksi dalam jumlah sangat terbatas, masih menunggu perburuan dari Korps Cadangan dan pembelian dari luar."
Alasan mengapa keunggulan alkimia berarti keunggulan perang bisa dibuktikan secara langsung di sini.
Janji Yitiao kepada Pangeran Tangzang untuk tidak membunuh satu orang pun sekarang menjadi omong kosong belaka. Bangau Api Burangsha yang berada di garis terdepan, sejak awal serangan sudah bertindak kejam tanpa ampun.
Ada perlawanan, pasti ada korban. Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui tidak akan gila sampai menyerahkan diri untuk dibantai.
Lishan Men yang mengklaim memiliki 500 binatang suci ular, bukan hanya kalah total dalam perlawanan fisik, serangan balik magis mereka juga sama-sama hancur. Gelombang serangan pertama langsung membuat mereka ambruk.
Begitu serangan magis Pasukan Pengawal Istana Musim Panas dimulai, ratusan bayangan langsung "Syuut" melayang ke langit, membiarkan benteng yang terbakar itu menjadi lautan ledakan yang menyala-nyala.
Pada detik itu, ada beberapa hal yang tidak bisa dipahami Liu Zhenhan.
Pertama: Menurut kebiasaan di Aigean, baik dalam pertempuran besar maupun kecil, para Penyihir pasti akan mengeluarkan barrier perisai untuk melindungi pasukan mereka. Bagaimana mungkin anggota Lishan Men ini begitu cepat meninggalkan medan perang dan memisahkan diri dari pasukan biasa, bahkan malas menggunakan penghalangan sihir? Di Benua Aigean, tingkah laku seperti ini bahkan akan membuat pendekar kelas kambuhan tertawa terbahak-bahak! Jika ini adalah cara perang magis di Benua Sutra, bukankah terlalu ketinggalan zaman?
Kedua: Makhluk-makhluk yang terbang ke langit ini tidak menggunakan sistem sihir apapun yang dikenal Liu Zhenhan untuk melayang bebas di udara. Mereka menginjak senjata untuk melambung - pedang, tombak, pentung, semua diinjak dengan gaya khas. Senjata favorit mereka adalah pedang Tiga Ren yang lembut namun kokoh. Gelombang elemen dari senjata-senjata ini mirip dengan sepatu bot compang-camping Xiao Kong, jelas-jelas termasuk peralatan magis!
Peralatan magis yang begitu umum dan massal ini benar-benar membuat Liu Zhenhan pusing tujuh keliling.
Masalah ketiga yang paling sulit diterima Lao Liu adalah, dalam gelombang serangan magis pertama Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui, "Pilar Petir" yang ditembakkan oleh Kurcaci Emas Penyihir dengan kecepatan mantra tercepat justru terhalang oleh barrier perisai berbentuk telur raksasa sebelum mencapai benteng. Barrier elemen semi-transparan yang berubah menjadi tirai putih salju ini memiliki cakupan yang begitu luas, sepenuhnya melingkupi perkebunan seluas puluhan hektar ini!
Barrier pertahanan sebesar ini belum pernah bisa dibuat oleh penyihir mana pun di Benua Aigean!
Jika harus disebutkan, itu hanyalah Wilayah Anti Sihir tingkat Santo!
Barrier perisai super besar ini jelas bukanlah Wilayah Anti Sihir!
Bab 573 Pasukan Utama Menguap
Hanya dengan satu gelombang serangan gila-gilaan dari Kurcaci Emas Penyihir, barrier besar ini langsung hancur berantakan, membuat benteng yang tak lagi terlindungi menjadi sasaran empuk serangan magis berikutnya.
Tidak bisa dipungkiri, kekuatan pertahanan barrier super besar ini benar-benar di luar nalar! Pasukan Ajaib Feilengcui yang memiliki formasi ketat dan ahli dalam penembakan presisi perisai magis, harus mengerahkan kekuatan gabungan Kurcaci Emas Penyihir untuk menghancurkan barrier ini. Hal ini memaksa semua orang untuk menyingkirkan segala sikap meremehkan terhadap kekuatan Lishan Men!
“Bentuk biasa dari barrier perisai besar bisa mencapai cakupan yang begitu menakutkan, seberapa tinggi tingkat pencapaian sang penyihir yang memasang barrier ini?”
Hanya dalam sekejap, Liu Zhenhan dan para Penyihir Aiqin yang sama terkejutnya langsung memahami situasi. Alasan murid Pergunungan Li ini begitu percaya diri - tidak melakukan penghalangan sihir dan cepat-cepat meninggalkan medan perang untuk bertempur di udara - ternyata karena mereka telah memasang barrier rahasia yang sangat besar, mengira barrier ini bisa sepenuhnya menahan serangan magis!
Pada akhirnya, ini semua karena mereka terlalu percaya diri!
“Ini cara bertarung sesat macam apa?!” Beberapa Archmagister manusia ini otaknya seperti penuh bubur.
Pikiran mereka masih belum sepenuhnya mengikuti adat Benua Sutra. Alam bawah sadar mereka masih mengklasifikasikan monster berwujud manusia setara dengan naga level tiga. Penampilan mewah ratusan makhluk ilahi berwujud manusia dari Pergunungan Li yang mengendarai senjata ke angkasa semakin memperkuat persepsi kelima Archmagister ini. Hasilnya, ketika kelima Archmagister ini melepaskan gelombang sihir sekuat tenaga ke langit, mayat-mayat justru berjatuhan seperti hujan.
Kontrasnya benar-benar terlalu mencolok!
"Level seperti ini pantas disebut monster berwujud manusia?" Lima Archmagister melanjutkan serangan dengan nekat, semakin yakin dengan penilaian mereka. Kebanyakan monster berwujud manusia dari Benua Sutra ini hanya setara daya tahannya dengan monster kelas menengah Aiqin, bahkan beberapa hanya sebanding monster tingkat rendah Aiqin. Lawan seperti ini di mata para magister terasa sangat tidak sepadan.
Keperkasaan khimera Landak dan peliharaan tumbuhan yang dikendalikan para pendeta tak perlu disebut lagi. Setelah dua kali charge, ksatria naga Lampard sendiri merasa tak enak meneruskan pemburuan. Beberapa makhluk ilahi berwujud manusia yang pernah bertarung dengannya memiliki gaya bertarung mirip prajurit sihir Aiqin dan legenda Ksatria Kematian bangsa iblis. Mereka gemar bertarung tangan kosong dengan senjata sambil menggabungkan berbagai sihir. Namun level makhluk-makhluk ini terlihat terlalu rendah. Pertahanan mereka sangat lemah, baik perisai maupun resistensi magis tubuh aslinya bahkan tak mampu menahan serangan Ksatria Siluman, apalagi bombardir meriam cahaya, senjata magnetik, dan panah Cornflower.
Pasangan Ibu yang datang membantu hampir ingin memukul menantu mereka. Lawan macam apa ini? Sungguh menyedihkan! Jika kabar ini tersebar, pasti akan mempermalukan nama Naga Pelangi dan Naga Peri!
Naga Purba Weng hampir terkena stroke karena marah. Seperti yang lain, ia juga terkesima oleh penampilan anggun monster berbentuk manusia ini. Alhasil, "sihir pemanggilan besar Bahasa Naga" langsung memanggil enam ekor naga elemen: naga air, naga tanah, naga kilat, naga api, naga pohon, dan naga angin. Namun sekarang sama sekali tidak menemukan target karena targetnya hampir habis!
Kehebatan "sihir pemanggilan besar Bahasa Naga" terlihat dari sini. Jika ada Penyihir pemula yang menyaksikan, pasti mengira Weng adalah ahli semua elemen sihir. Bagaimana tidak, ia memanggil enam unit tempur sihir dari elemen berbeda - sesuatu yang mustahil dalam teori sihir Aiqin, apalagi elemen air dan api yang saling bertolak belakang ini bisa muncul bersamaan!
Sebenarnya tidak seseram itu. "Sihir pemanggilan besar Bahasa Naga" hanya bisa memanggil unit tempur elemen apapun asal bahan bakunya tersedia. Itupun hanya unit tempur elemen biasa.
Mantra panggilan ini harus menggabungkan bahan mentah untuk menciptakan unit tempur elemen. Contohnya, karena tidak ada es di danau sekitar, Weng tua tidak bisa memanggil naga es.
Meski naga elemen tak sebanding naga sejati, mereka tetap tangguh baik dalam pertarungan jarak dekat maupun sihir. Apalagi jika enam ekor sekaligus dipanggil, kekuatannya tak perlu diragukan lagi!
Dibandingkan dengan ke-RAMAS-an Wenge, performa An Rui Da juga mengejutkan. Permaisuri pangeran yang selama ini diklaim sebagai burung phoenix racun ini ternyata menggunakan sihir asap!
Sihir asap adalah bentuk mutasi dari sihir elemen api, termasuk metode promosi khusus monster dengan keunikan tersendiri.
An Rui Da berubah menjadi binatang peliharaan raksasa terbang yang terbentuk dari asap hitam pekat di udara. Monster ini panjangnya minimal 10 meter, sepasang sayap kelelawar menutupi langit, kepala dengan empat tanduk bercabang asap tebal yang melengkung, taring menyala seperti api, mata merah menyala. Setiap kali terbang, ia menyisakan jejak asap panjang yang terlihat sangat jahat. Korban yang terkena semburan asap hitamnya langsung berubah seperti pekerja cerobong yang belum mandi seratus tahun, terjatuh terbalik sambil mengepulkan asap. Nasib sama menanti yang tergigit monster asap hitam ini.
Pemandangan ini membuat bulu kuduk merinding hanya dengan sekali pandang.
Dalam sekejap, langit sudah bersih kembali.
Prajurit Kijang tak perlu banyak pilar totem untuk menghantam gerbang kayu yang rapuh. Mereka menerobos masuk ke dalam kompleks perkebunan, memicu teriakan histeris. Semua khimera Landak berubah wujud menjadi binatang peliharaan raksasa berbulu emas, mulai membersihkan medan darat. Pasukan udara terus maju ke perlindungan. Kelancaran pertempuran membuat mereka tak ada kerjaan, sehingga sebagian Ksatria Siluman mendarat untuk menjadi infanteri dadakan.
Liu Zhenhan bersama rombongannya berdiri di tanah lapang berbentuk labu, menyaksikan pertarungan sengit antara Yitiao dan pria botak di udara. Hanya tersisa satu monster berwujud manusia ini sebagai sisa terakhir.
Pria botak itu adalah orang penting yang tadi berpidato di benteng. Teriakan Yitiao menyebut namanya—Fajiang, musuh bebuyutan yang paling dibencinya.
Saat ini Fajiang tampak kerepotan. Pedang Qingming Hezhi Yitiao telah membuat beberapa luka dalam di punggungnya. Darahnya menyembur bagai hujan, menciprati langit.
Liu Zhenhan mengerlingkan mata, sulit mempercayai pemandangan ini.
Ketajaman pedang paruh bangau Yitiao bukanlah hal remeh. Ular Feiwenli dan Naga Emas Hasselbaink pernah merasakan betapa mematikannya paruh itu.
Namun setiap kali terpojok, Fajiang botak ini selalu bisa menghindar dengan mengorbankan punggungnya. Pedang Qingming Hezhi ternyata tak mampu menembusnya!
Wajah bermuka garang Fa Jiang meski berada dalam posisi terdesak, semakin bertarung semakin terhina, tetap menunjukkan nyali. Dari mulutnya terus menyemburkan api merah, tangannya mengayunkan mangkuk logam besar berwarna emas. Sesekali dari mulut mangkuk memancarkan lingkaran cahaya kemerahan yang menghantam tubuh Yitiao, menunjukkan sikap bajingan nekat.
Tapi semua mantra ini selain menghasilkan pecahan elemen yang menyilaukan, hampir nol efeknya terhadap serangan Yitiao, bahkan tak bisa memperlambat gerakannya!
Sebaliknya, serangan Dingdong Wulong dan Biluo Chun Fire dari Yitiao membuat Fa Jiang semakin babak belur. Pedang paruh bangau yang muncul tak terduga terus melukainya hingga darah berceceran.
Tak lama kemudian, pria botak ini berubah kembali menjadi kura-kura hijau berbulu berekor sembilan. Dahi bertanduk ganda, cangkang raksasa, dengan sembilan ekor seperti cambuk baja di pantatnya yang panjangnya mencapai 7-8 meter.
Liu Zhenhan tahu monster berwujud manusia dari Benua Sutra yang kembali ke bentuk aslinya hanya ada dua kemungkinan: pertama karena terluka parah dan ingin bertarung habis-habisan; kedua karena terlalu bersemangat seperti saat berhubungan intim. Model jelas termasuk kategori pertama.
"Yitiao sudah kebal api?" Pandangan Naga Tua Wenge pada Bangau Api Burangsha penuh keheranan. Kemampuan ini bagi monster api berarti pencapaian nirwana yang sangat tinggi. Wenge tak menyangka Peliharaan Magis cicitnya sudah sekuat ini.
“Model berekor sembilan dari Benua Sutra ini, sekilas terlihat jelas juga sebagai monster unsur api. Sihir api merahnya yang mengandung racun mematikan termasuk ilmu sihir api kelas atas, bisa dikategorikan ke tingkat super. Namun sayangnya, dia kebetulan menghadapi Yitiao yang kebal api dan atribut anti racunnya jelas sangat tinggi. Tampaknya kehancurannya hanya soal waktu saja.”
“Richard, kau mengumpulkan kami semua hanya untuk melawan lawan seperti ini?” Master Stefano sambil menyaksikan pertarungan, tak lupa meledek Lao Liu.
Perkataan itu membuat Lao Liu malu setengah mati, terbata-bata lama tak tahu harus menjawab apa.
Menurut informasi dari Yitiao sebelumnya, Sekte Lishan seharusnya memiliki 500 monster berwujud manusia. Meskipun makhluk ilahi tingkat super di guild Benua Sutra langka seperti fenghuang, ketua sekte Lishan Laomu adalah Ular Emas Giok Hitam, sedangkan wakil ketua Fa Jiang adalah Kura-kura Beracun Api Merah – keduanya bisa dianggap makhluk ilahi tingkat super!
Secara logika kekuatan seperti ini seharusnya sudah cukup "Berbual B", tapi malam ini Feilengcui melakukan mobilisasi total plus bantuan luar, akhirnya hanya bertemu sekitar 100 monster berwujud manusia. Selain Fa Jiang si Kura-kura Api Merah yang sedang dipukuli Yitiao, monster-monster lainnya cuma kelas kacangan. Para tukang pukul manusia dengan kemampuan payah itu bahkan tidak layak disebut.
Sekitar 300-400 monster berwujud manusia sisanya dan ketua sekte Lishan Laomu sama sekali tak terlihat bayangannya. Tak ada juga yang terlihat melarikan diri dengan terjun ke air!
"Ini benar-benar membuat Lao Liu bingung."
Apakah mungkin mereka ingin mengandalkan sisa pasukan untuk bertempur di jalan-jalan? Kemungkinan ini hanya melintas di benak Liu Zhenhan sebelum segera ditolaknya sendiri. Logikanya, jika Lishan Men sudah mendapat kabar dan benar-benar bersiap perang kota, mengapa sebelumnya mengirim pasukan untuk menghadang? Lebih baik langsung menyerahkan tembok ibu kota saja! Dengan begitu kekuatan mereka bisa lebih terjaga!
Kalau alasan mereka memancing musuh masuk, itu semakin ngibul. Sihir sangat mengandalkan posisi tinggi. Dengan sukarela melepas keunggulan ini, di area sempit yang bahkan tidak punya ruang untuk manuver, ini jelas bukan taktik jebakan, tapi bunuh diri.
Bab 574 Mengolah Obat, Mengolah Emas
Khimera Landak, An Rui Da, ditambah Resimen Udara Khimera Stuka dan infanteri darat telah menerobos masuk ke dalam kompleks ini. Sampai sekarang belum ada permintaan bala bantuan melalui tulangkomunikasi. Bahkan jika ada penyergapan, seratus ekor Khimera Landak saja sudah cukup mencabik-cabik sisa monster berwujud manusia Lishan Men.
Feilengcui paling ahli dalam pertempuran kacau dan perang kota.
"Hari ini aku benar-benar menyaksikan bagaimana monster Benua Sutra bertempur. Memang luar biasa," kata Master Emmar yang sedang asyik menyaksikan pertarungan Yitiao melawan Model Sembilan Ekor.
Sebagai Archmagister yang berpengalaman luas, tidak ada yang akan naif menganggap sekumpulan lawan rendahan sebagai anak timbangan untuk mengukur kekuatan keseluruhan Benua Sutra.
Monster berwujud manusia di Benua Sutra, terutama yang berlevel tinggi, lebih suka bertarung jarak dekat dibanding monster Aiqin dalam pertempuran. Dalam hal pertarungan magis, selain menggunakan sihir tubuh asli, mereka juga gemar memanfaatkan berbagai peralatan magis seperti mangkuk logam emas milik Fa Jiang ini. Beberapa monster berwujud manusia tadi bahkan mengeluarkan jimat kertas yang mampu melakukan serangan magis ganda.
Ini sangat berbeda dengan Aiqin. Di Aiqin, hanya ahli kuat tingkat super yang bisa berubah wujud manusia. Para ahli kuat Jalan Tertinggi ini sama sekali tidak mau menggunakan peralatan atau alat magis sebagai bantuan pertempuran. Sejujurnya mereka juga tidak bisa, karena bertentangan dengan kebiasaan bertarung mereka. Seperti halnya kebiasaan makan, Tuan Tanah Feilengcui lebih suka menggunakan alat makan khusus bernama "sumpit". Bagaimana mungkin orang yang terbiasa dengan pisau dan garpu bisa meniru kebiasaan uniknya yang luar biasa ini?
Jika level monster berwujud manusia Sutra tergolong rendah, keunggulan penggunaan alat magis tidak terlalu mencolok. Tapi begitu levelnya tinggi, kombinasi serangan magis ganda yang lancar plus pertarungan jarak dekat benar-benar menunjukkan keunggulannya! Andai bukan karena mangkuk logam emas yang melindungi, mungkin Fa Jiang tidak akan bisa bertahan sampai sekarang!
"Teknik pertarungan jarak dekat Yitiao sudah sangat termasyhur di Aiqin. Ini saya tahu, tapi mengapa dia yang berasal dari Benua Sutra dan memiliki tingkat begitu tinggi justru tidak memiliki peralatan serangan magis? Sepertinya ini tidak sesuai dengan tradisi mereka. Serangan magis ganda jelas lebih hebat daripada serangan magis tunggal dari tubuh asli!" Wen Ge bertanya heran pada menantu laki-lakinya: "Ada hal lain yang membuatku penasaran, apakah monster berwujud manusia dari Benua Sutra ini semuanya berlatar belakang ahli alkimia? Bagaimana bisa mereka semua memiliki peralatan magis? Bahkan sebagian adalah perlengkapan serangan magis, apakah tingkat alkimia di benua ini sudah mencapai tahap begitu tinggi?"
"Kakek, Yitiao sejak kecil ditinggalkan orang tuanya, jadi hanya menyempurnakan paruh Bangau Apinya sebagai pedang perang magis. Dia tidak punya cara lain untuk mendapatkan perlengkapan serangan magis, makanya agak kurang mampu! Perkembangan alkimia di Benua Sutra sebenarnya bagaimana, saya juga tidak tahu pasti. Tapi yang saya tahu, makhluk ilahi di sini sangat ahli dalam belajar. Hal ini tidak kalah dengan Aiqin kami." Liu Zhenhan tidak berani menjelaskan secara detail, karena ceritanya akan sangat panjang. Benda pusaka magis——yang disebut 'harta karun' oleh monster berwujud manusia Benua Sutra——kebanyakan dibuat dari bagian tubuh mereka sendiri, hanya bisa digunakan oleh pemiliknya, orang lain tak bisa meminjamnya.
Setiap sekte makhluk ilahi setelah perkembangan ribuan tahun, telah membentuk metode rahasia untuk menciptakan senjata pusaka pertempuran yang tak pernah dibocorkan. Yitiao yang mengembara telanjang di antara pegunungan dan sungai, dari mana dia bisa mengetahui rahasia dalam ini? Dengan kekuatannya, bisa dibilang dia sama sekali tak membutuhkan metode bantu seperti itu.
Liu Zhenhan yakin teknologi alkemi Benua Sutra pasti tidak lebih maju dari Aiqin. Peralatan magis yang bisa digunakan semua orang, terutama senjata serangan magis, tetap menjadi barang langka bernilai tinggi di sini.
Yitiao adalah bakat langka dari Bolangsha. Perlengkapan biasa tak menarik minatnya, sementara peralatan bagus sulit diperoleh. Andai dia mau meninggalkan kesombongannya yang suka menyendiri dan bergabung dengan kekuatan resmi atau guild makhluk ilahi besar, mungkin dia bisa menjadi yang terdepan. Dengan gaya hidup penyendiri dan kebiasaan mengasingkan diri ke pegunungan sebelumnya, mustahil artefak legendaris jatuh ke tangannya - itu seperti hujan kue dari langit!
Tapi sejak Yitiao mengikuti Lao Liu, meski Liu Zhenhan tak memberinya alat serangan magis langsung, dengan empat Mutiara Naga Kebal Sihir dan Cincin Giok Zhai Dai, perlukah tambahan senjata?
Lima ahli sihir manusia dan beberapa petarung naga terkejut mendengar Yitiao adalah yatim piatu. Mereka menghela napas sedih, heran bagaimana ada orangtua tega meninggalkan keturunan berbakat seperti ini.
“Teknologi alkemi di Negeri Sutra jauh tertinggal dibanding Benua Aigean, namun pembuatan sihir awan justru berada di puncak zaman dan sangat populer! Para tetua, alasan senjata yang digunakan monster berwujud manusia dari Lishan Men bisa menopang tubuh mereka untuk terbang di udara adalah efek khusus dari formasi sihir awan yang diukir pada senjata. Saya tahu kalian semua sudah menyadari, level monster-monster berwujud manusia ini mustahil bisa melayang di langit hanya mengandalkan kemampuan alami.” Pangeran Kesembilan Xiao Kong melihat perhatian tulus para tetua terhadap tanah airnya, tak kuasa menahan kerendahan hati: “Sebenarnya sistem sihir kami juga memiliki kesenjangan dibanding Aiqin. Meski mengembangkan beberapa sistem sihir baru yang tak ada di Aiqin, ada pula sistem sihir Aiqin yang sama sekali asing di sini!”
“Semua alkimia lain gagal, hanya sihir awan yang populer di Negeri Sutra kalian?” Master Emmar sebagai otoritas alkimia merasa geli mendengar kabar ini.
Sihir awan, seperti sihir Unsur Angin, merupakan cabang dari sihir elemen udara yang menjadi pemimpin utama empat aliran utama sihir.
Di Benua Aigean, hanya Raksasa Kabut Laut yang melakukan kultivasi sihir awan. Orang lain sama sekali tak memiliki akses untuk mempelajarinya. Karena keterbatasan alami ini, perlengkapan atau alat sihir awan sama sekali tak pernah muncul dalam alkimia Aigean.
Tak disangka, di Negeri Sutra, sihir langka ini justru menjadi primadona alkimia dan dipopulerkan.
“Mentorku adalah seorang ahli sihir awan sejati, benar-benar ahli tingkat tinggi.” Xiao Kong tertawa ringan, tak merasa heran. Banyak mantra Aiqin yang belum pernah ia lihat, seperti sihir asap yang baru saja digunakan An Rui Da. Jika dibandingkan dengan Benua Sutra, ini juga merupakan sihir yang tak terbayangkan. Adapun peralatan magis Aiqin, membuat Xiao Kong penuh kekaguman. Perlengkapan di Benua Sutra terlalu personal dan eksklusif. Sebagian besar tidak bisa digunakan setelah dirampas.
"Oh begitu rupanya." Liu Zhenhan akhirnya paham alasan Putri Pria Perkasa yang Misterius bisa dengan mudah menopang mangkuk logam adamantium. Ternyata menggunakan efek pengapungan dari sihir awan! Benar-benar Putri yang luar biasa!
"Meski alkimia kami kalah dari Aiqin, teknologi farmasi Benua Sutra jauh lebih unggul! Wilayah kami kaya tumbuhan langka dan mineral. Inti energi (neidan) dari makhluk ilahi pun bisa diolah jadi obat! Pil peningkat tenaga magis juga ada, bahkan tumbuhan langka tertentu bisa langsung meningkatkan satu tingkat kultivasi tanpa efek samping. Juga memperpanjang usia!" Setelah memuji Aiqin, Xiao Kong tak lupa pamer keunggulan sendiri: "Ini warisan ajaran kuno Ahli Strategi dan biarawan. Keberadaan ahli kuat super yang mampu naik ke langit di Benua Sutra, utamanya bergantung pada pil obat! Hanya mengandalkan kultivasi mandiri, sangat sulit mencapai pencapaian nirwana!"
“Jancuk!” Liu Zhenhan langsung memutar matanya dengan liar，sekelompok besar tatapan sinis mengelilinginya.
Jalan pintas，ini adalah jalan pintas mutlak!
Jika Kaka yang berubah menjadi Unicorn dan memakan bijih kristal di dunia iblis selama lima puluh tahun hingga akhirnya promosi menjadi Druid senior Costa termuda dalam sejarah bisa disebut kebetulan，maka tradisi Benua Sutra ini jelas-jelas merupakan cara meningkatkan kekuatan tanpa bergantung pada metode kejatuhan apapun，sepenuhnya aman.
Dengan demikian，pernyataan Liu Zhenhan bahwa Meditasi adalah pekerjaan kasar tampaknya bukan omong kosong tanpa dasar sama sekali!
Satu-satunya obat berharga yang bisa meningkatkan satu tingkat kultivasi yang pernah Liu Zhenhan lihat adalah "Pirang Platinum" dari dunia iblis.
Tapi benda itu menggunakan umur pendek dan cacat wajah sebagai biaya promosi，dan hanya cocok untuk Monster，jadi tidak bisa dianggap sebagai barang kelas atas.
Meningkatkan satu tingkat kultivasi sekaligus memperpanjang umur—kalimat ini bagi Penyihir Aiqin mungkin lebih menggoda daripada apapun di dunia，terutama bagi Archmagister dan Naga yang sudah kuat!
Teknologi alkemi terbaik di Benua Aigean jelas milik biarawan. Diikuti oleh pastor dan Dukun.
Tak bisa dipungkiri，Benua Aigean memang tidak kaya akan ramuan alami berkhasiat khusus，Monster，atau mineral. Setelah biarawan disapu sebagai kaum bidah，saat ini ilmu alkemi Benua Aigean malah mundur ribuan li，mulai terkubur dalam debu sejarah.
Obat yang bisa meningkatkan kultivasi satu tingkat secara tiba-tiba sekaligus memperpanjang umur, hal ini bahkan tak pernah terbayangkan oleh orang Aiqin.
"Kalian tidak percaya?" Pangeran Kesembilan melihat pandangan penuh keraguan di sekelilingnya, harga dirinya langsung tersakiti. Wajahnya berubah kaku: "Begini saja! Bukankah pastor Aiqin bisa menyembuhkan luka dengan mantra? Benua Sutra kami terlalu luas, jumlah biarawan tak sebanyak itu dan enggan direkrut militer. Karena itu kami terutama mengandalkan pil ajaib! Prajurit cukup membawa pil penyembuh, saat terluka tinggal menelannya untuk menghentikan pendarahan dan tetap bertempur! Untuk pil kelas tinggi, luka parah sekalipun bisa pulih seketika! Jika tak percaya, besok akan kubawa contoh dari mentorku!"
"Terpujilah engkau, Timur yang misterius!" Archmagister pemanggil Rijkard matanya berbinar-binar.
Karakteristik profesi master ini membuatnya sama seperti Imam Bemon, sangat mendambakan pil-pil ajaib dari Benua Sutra.
Sistem mantra panggilan dalam pengetahuan sihir Aiqin saat ini terbagi menjadi delapan kategori:
Jenis pertama adalah keajaiban seperti turunnya Lin Meimei dari langit. Misalnya beberapa monster tiba-tiba ingin bunuh diri dengan menawarkan kontrak. Kontrak sepihak ini umumnya bersifat tak setara: tak bisa meninggalkan penguasa dan berbagi nyawa. Di Benua Aigean, bangsa naga adalah spesialis kontrak bodoh semacam ini!
Yang kedua adalah sihir pemanggilan besar bangsa naga paling BerbualB, Wenger telah membuktikan kehebatan sihir pemanggilan arwah ini dengan sempurna!
Yang ketiga dan keempat adalah sihir arkan necromancy dan sihir arkan Tongyou bangsa iblis. Yang pertama khusus memanggil makhluk abadi, yang kedua khusus memanggil monster dimensi lain. Namun kedua sihir arkan ini hanya berfungsi pendukung, fokus utama tetap pada serangan sihir arkan!
Yang kelima adalah sihir kegelapan Dark Elf, sihir dekaden ini paling baik digunakan untuk memanggil makhluk kontrak seperti Black Dragon Neraka. Tentu saja, sihir gelap juga bisa memanggil makhluk abadi atau monster dimensi lain, tetapi persyaratan levelnya sangat tinggi. Selain mantra panggilan, sihir gelap memiliki kemampuan bertarung tertentu, namun jauh kalah dibandingkan kekuatan serangan sihir arkan bangsa iblis!
Yang ketujuh adalah Panggilan Liar Pendeta Altar Bimon, terlihat monoton tapi sebenarnya memiliki peliharaan magis yang selaras batin. Ini sangat menguntungkan, apalagi sekarang Imam Bemon memiliki dua peliharaan (hewan dan tumbuhan) karena kemunculan Liu Zhenhan.
Teknik panggilan terakhir adalah sihir eksklusif yang dikembangkan oleh penyihir manusia, di mana Master Rijkard mempraktikkan teknik ini; Teknik panggilan manusia juga dikenal sebagai "Teknik Panggilan Gerbang Perang", sihir panggilan ini konon dicuri oleh penyihir manusia dari Dewa Perang Campas pada masa lampau, meskipun ada versi lain yang menyebutkan bahwa penyihir manusia mencuri ilmu dari sihir arkan bangsa iblis dan "Mimpi Giok" Naga Peri.
Asal-usul pastinya kini tak dapat dilacak. Satu-satunya hal yang dipahami adalah bahwa sejak pertama kali digunakan, Teknik Panggilan Gerbang Perang manusia telah terpatri pada satu dimensi paralel tertentu yang tak dapat diubah. Sekali panggilan dapat memunculkan maksimal tiga peliharaan magis dengan kontrak bantuan tempur – perlu ditekankan bahwa kontrak ini sebenarnya adalah "kontrak preman", di mana meskipun hubungan antara pemanggil dan peliharaan magis adalah tuan-hamba, mereka tidak memiliki koneksi batin seperti yang dimiliki para pendeta.
Pemanggil manusia tidak membawa lencana ruang. Peliharaan magis datang melintasi dimensi dan kembali dengan cara yang sama. Tingkat sihir penyihir secara langsung menentukan level peliharaan magis yang dapat dipanggil, serta durasi waktu pertempuran mereka.
Keuntungan terbesar sebagai penyihir panggilan manusia adalah kemampuan mereka untuk meminjam tenaga magis satu peliharaan magis untuk bertarung mandiri, sementara peliharaan tersebut tetap dapat memberikan dukungan tempur.
Dari pola ini, "Teknik Panggilan Gerbang Perang" manusia tampak seperti persilangan antara ilmu gelap bangsa iblis, kekuatan Dewa Perang Campas, dan Mimpi Giok.
Master Rijkard memiliki dunia paralel yang sesuai yaitu dunia chaos, tiga peliharaan magisnya masing-masing adalah Tuan Tanah Ular Rakus, Makhluk Api Mijialuo, dan Penyusup Lumpur, lengkap dengan tiga angkatan darat, laut, dan udara. Satu Tingkat Super dan dua Tingkat Tinggi, kekuatannya benar-benar luar biasa.
Semua pengguna elemen yang memiliki peliharaan magis tahu bahwa cedera pada peliharaan magis saat menggantikan majikan menyerbu ke medan perang adalah hal yang sangat wajar, terutama bagi penyihir pemanggil seperti Master Rijkard yang tidak bisa mengendalikan peliharaannya dari jarak jauh.
Cedera pada peliharaan magis sangat merepotkan. Jika hanya mengandalkan penyembuhan alami, entah berapa lama harus menunggu. Imam Bemon masih lebih baik, karena peliharaannya selalu dibawa, bisa mencari tabib ternama ke mana-mana. Tapi penyihir manusia harus mengeluarkan kekuatan magis untuk memanggil peliharaan mereka, dan ada batasan waktu tertentu, ini agak merepotkan.
Dengan ramuan ajaib yang dibualkan Xiao Kong ini, masalah itu jelas tidak lagi bisa disebut masalah.
Kelima Archmagister manusia masing-masing memiliki negara yang mereka setiai. Setelah mengamati lama dan yakin Xiao Kong tidak berbohong, para Master ini mengerubungi Lao Liu, mendesak untuk membeli ramuan ini. Obat yang bisa meningkatkan satu tingkat jelas langka seperti Artefak Legendaris, tapi ramuan penguat kekuatan elemen dan obat penyembuh pasti menjadi "daging gemuk" yang tidak boleh dilewatkan oleh negara Aiqin mana pun.
“Para Master, izinkan saya mengingatkan, Feilengcui tidak pernah menimbun tanaman obat!” Liu Zhenhan sama sekali tidak sepakat dengan anggapan mereka yang menganggap Feilengcui sebagai toko oleh-oleh. Jika bicara pil ajaib, satu-satunya yang pernah dicicipi Lao Liu adalah Hongqian yang dibuat oleh Yunqin Fangshi.
“Dasar bodoh! Seharusnya kau tahan semua Yunqin Fangshi itu, buat apa dikembalikan ke Kekaisaran Tang Zang? Lagipula, Raksasa Buddha-mu pasti ahli meracik obat. Tak ada tanaman obat, beli saja! Masak iya datang ke Benua Sutra percuma?” Beberapa Archmagister manusia menertawakan kebodohan Lao Liu dengan riuh.
Sebelum Lao Liu sempat berkomentar, Yitiao sudah kembali dalam bentuk aslinya, membawa kura-kura api beracun Fa Jiang dengan wajah penuh kemenangan.
Model malang itu babak belur sekarat, seluruh tubuhnya seperti papan catur, dipenuhi alur darah dalam yang berjejer rapi.
BAB 575 Sistem Pertahanan Timur
“Kenapa dia tidak meledakkan kristal sihir... maksudku... inti energi (neidan)! Kenapa dia tidak meledakkan neidan-nya untuk menyerang balik?” Liu Zhenhan memandangi Model berekor sembilan yang tubuhnya penuh luka silang-menyilang, wajahnya penuh penyesalan seolah kehilangan momen serangan bunuh diri khas Timur yang seharusnya dialami Yitiao.
"Sama seperti Pendeta Kuil yang harus menggunakan nyanyian sihir untuk mengaktifkan Elegi Terakhir, kami makhluk ilahi Benua Sutra juga tidak bisa langsung meledakkan inti energi (neidan) sesuka hati. Ada prosedur tertentu yang harus dijalankan, bukan melalui nyanyian, tapi dengan mengalirkan energi internal." Yitiao kembali berubah ke wujud manusia, menginjak kepala Model yang masih menggeliat dengan kaki, mengeluarkan pedang paruh bangau sambil membuat pola pedang gemerlap seolah bersiap membelah tengkorak: "Sayangnya, Tuan Kura-kura sepertinya tak punya waktu untuk menyelesaikan proses aliran energi internalnya."
"Cih!" Wajak buruk Facang yang penuh luka terlihat garang. Ia menyemburkan ludah darah dengan geram, namun karena kepalanya terinjak kaki Yitiao, semburan dahak berdarah itu hanya beradu dengan debu tanah.
"Bisakah beberapa Master membantu memberikan 'Tanda Belenggu Sihir', masing-masing satu, untuk menyegel kekuatan magis model ini." Liu Zhenhan memberikan kode mata pada Yitiao. Masih ada pertanyaan yang belum ia pahami dan ingin ditanyakan pada makhluk ini, jadi untuk sementara belum bisa diuapkan.
Kecuali Emmanuel dan Stefano, dua Archmagister yang memahami situasi, Ventola, Pa Fan dan Rijkard bertiga memandang aneh pada Lao Liu - Mengapa seorang Penyihir Besar Suci Xiao masih membutuhkan bantuan orang lain untuk memberikan "Tanda Belenggu Sihir" yang khusus digunakan untuk mengurung penyihir?
Anak muda ini benar-benar pandai menyuruh orang dan pamer kewibawaan ya?
Tiga Archmagister yang angkuh pun tak terhindar dari pikiran seperti ini.
Yang belum diketahui ketiga Master ini adalah, meski Liu Zhenhan memiliki prestasi perang gemilang, sebenarnya dia benar-benar buta sihir. Apalagi mantra penguncian dan penyegelan kekuatan elemen jelas terlalu sulit baginya. Untuk mengurung penyihir, cara yang selalu dia gunakan hanyalah melepas rahang, sendi anggota badan, atau mematahkan tulang belakang – metode primitif dengan cara yang sangat kasar dan kekerasan; Karena masih ada proses interogasi berikutnya, jika tetap menggunakan cara itu maka Fajiang tak bisa bicara, sehingga dia terpaksa minta bantuan para Archmagister ini.
Di tengah ada yang menyeringai dan ada yang kesal, lima Archmagister manusia tetap memenuhi permintaan Tuan Tanah Feilengcui dengan penuh tanggung jawab.
Setelah berturut-turut mendapat lima cap sihir penguncian dari lima Archmagister Aiqin dengan elemen berbeda, Kura-kura Beracun Api Merah Fajiang langsung terkapar setengah hari tak bergerak saat Yitiao melepaskannya.
Teknik penguncian Benua Sutra menggunakan metode yang sama sekali berbeda dengan Benua Aigean. Mendadak menghadapi sistem kultivasi lain, selain terkejut, Fajiang lebih banyak merasakan keterpukulan.
"Bung. Bisakah kau beri tahu, kemana perginya rekan-rekanmu dari Lishan Men yang tersisa?" Liu Zhenhan bertanya langsung ke Fajiang via telepati: "Kalian terlalu meremehkan orang ya? Hanya menyisakan sekumpulan pemula untuk kuhadapi? Kalau mau kabur kenapa tidak kabur semua? Percaya diri berlebihan itu kesombongan. Bung, kau ini terlalu arogan!"
Fa Jiang Kura-kura Api Merah Beracun perlahan mengangkat otaknya, memandangi para pemuda dengan gaya rambut aneh dan pakaian unik menggunakan tatapan penuh dendam dan keanehan, lama tak memulai pembicaraan.
"Sepertinya Lishan Men sudah lama mengetahui kedatangan kita! Siluman gunung danau yang tersisa pasti sekarang bersembunyi di sudut aman sambil beristirahat." Yitiao tersenyum legawa, melirik Xiao Kong: "Benar bukan, Pangeran Kesembilan?"
Xiao Kong mengangkat bahu dengan ekspresi canggung.
"Barrier perisai tadi adalah penghalang sihir terluas yang pernah kulihat! 'Barrier Badai Douglas' yang dulu dilepaskan Archmagister Naga Berkaki Delapan dibanding barrier perisai kastil ini, ibarat kelambu tempat tidur bayi!" Liu Zhenhan menatap kompleks Lishan Men sambil mendengar gemuruh pertempuran yang mereda, bertanya sabar pada Fa Jiang: "Penyihir yang melepas barrier perisai raksasa di kastilmu mana? Kenapa tak muncul bertempur?"
"Tenang, akan ada kesempatan untukmu melihatnya." Fa Jiang akhirnya bersuara.
"Bisakah kau undang Master tersebut menemui kami? Atau beri tahukan di mana dia sekarang?" Liu Zhenhan membersihkan kotoran mata berbentuk tai darah di sudut mata Fa Jiang: "Aku tahu dia tak di sini."
“Mana ada Master! Barrier besar tadi itu cuma 'Formasi Pertahanan Lima Elemen'! Itu warisan kebijaksanaan Yunqin Fangshi.” Yitiao sekali lagi memandang sinis Pangeran Kesembilan Xiao Kong, berkata dengan nada sarkastik: "Haha, asyik! 'Formasi Pertahanan Lima Elemen' ini termasuk peralatan militer rahasia tingkat tinggi. Setiap kota di Kekaisaran Tang Zang hanya boleh punya satu set alat pertahanan seperti ini, umumnya mustahil bocor ke masyarakat..."
“Maksudmu barrier pertahanan ini bukan dilepaskan oleh penyihir, melainkan fasilitas sihir besar edisi terbatas? Termasuk rahasia militer negara?” Liu Zhenhan langsung bersemangat mendengar frasa "peralatan militer rahasia" dan "satu kota cuma punya satu set".
"Benar! Menurut istilah Aiqin, formasi pertahanan ini termasuk kategori peralatan magis! Alasan barrier defensif ini memiliki cakupan seluas ini karena 'Five Elements Defense Formation' terbagi menjadi lima bagian utama. Dengan menempatkan kelima bagian di lima penjuru lokasi, begitu ada serangan elemen, kelima formasi pertahanan akan otomatis menyatu membentuk barrier sihir berbentuk telur yang menyelubungi seluruh area! Bukan hanya Lishan Men, 'Five Elements Defense Formation' bahkan bisa melindungi seluruh Kota Helu tanpa masalah!" Xiao Kong melihat sorot mata Ayahanda tertancap padanya, menggigit gigi dan melanjutkan: "Memang benar 'Five Elements Defense Formation' adalah perangkat pertahanan militer rahasia Tang Zang, memang hanya satu set per kota, itupun hanya kota besar yang berhak memilikinya. Karena itu sangat berharga!"
"Bagaimana mungkin? Membuat barrier raksasa yang menyelimuti seluruh kota, berapa besar kekuatan elemen yang dibutuhkan?" Master Emmar membelalakkan mata: "Dan bukankah ini terlalu boros? Dalam pertempuran bertahan, barrier defensif biasanya hanya dipasang di front utama yang menghadapi serangan musuh. Jika semua penjuru dipasang barrier dengan skala sama, bukankah itu pemborosan besar-besaran kekuatan elemen?"
Bukan Master Emmar yang berlebihan, tetapi di Benua Aigean memang belum pernah muncul barrier raksasa yang bisa sepenuhnya melingkupi kota! Peralatan magis tipe barrier di Benua Aigean juga memiliki kerajaan manusia yang melakukan penelitian khusus; contohnya Kadipaten Saint Ruixueer yang dipersembahkan kesetiaan oleh Archmagister Ventola termasuk salah satu yang terdepan.
Saint Ruixueer dan Saint Roland sebagai dua negara netral permanen di Aigean sejak zaman kuno sangat memprioritaskan pengembangan peralatan magis bertipe defensif. Saat ini, "Menara Barrier Mata Air Imajinasi" yang dikembangkan oleh Laboratorium Alkemi Nasional Saint Ruixueer beserta unit pendukung "Ahli Barrier Magis" telah jauh melampaui kemajuan teknologi Aigean!
"Menara Barrier Mata Air Imajinasi" yang dioperasikan ahli barrier magis Saint Ruixueer memanfaatkan air hidup melalui dasar menara dan tenaga kristal sihir, menyemburkan barrier pertahanan elemen air berbentuk kipas. Setiap menara dapat membangun dinding air transparan berbentuk kipas dalam radius lima ratus yard yang berputar tanpa henti, melindungi dari serangan magis dan sebagian serangan fisik eksternal - Seperti diketahui umum, barrier magis biasanya tidak efektif melawan serangan fisik, namun menara barrier Saint Ruixueer mengkombinasikan aliran air nyata dan sihir elemen air dalam struktur ganda, sehingga mampu menahan sebagian serangan fisik. Inilah alasan mengapa dianggap sebagai yang terunggul di Aigean.
Namun fasilitas barrier magis terbaik di Aiqin ini hanya memiliki pertahanan satu arah, sama sekali tidak mampu menyelimuti seluruh kota secara tertutup! Untuk menyelimuti kota besar seperti Helu City, setidaknya diperlukan ribuan "Menara Barrier Mata Air Mimpi". Ini adalah angka yang hampir mustahil, mengingat seluruh Kadipaten Saint Ruixueer memiliki kurang dari 100 menara barrier semacam itu - hasil akumulasi lambat selama hampir tiga ratus tahun sejak berdirinya negara!
Di Benua Aigean, tidak pernah ada yang menyebut "Menara Barrier Mata Air Mimpi" Saint Ruixueer sebagai peralatan yang belum matang, tidak pernah!
Dalam perang, pertempuran kedua belah pihak selalu terkonsentrasi di depan. Terutama dalam pertempuran pengepungan kota!
Pertahanan sayap dan belakang bukanlah fokus utama. Ancaman dari langit jelas lebih tidak diperhitungkan.
Sama seperti prajurit, penyihir Aiqin masih mengandalkan saling tembak-menembak sebagai taktik bertahan. Pertahanan pasif bukanlah arus utama! Ideologi "utilitas di atas segalanya" ini tidak hanya tercermin pada perisai magis dan barrier, tetapi juga pada zirah kavaleri berat tipe setengah yang menghilangkan pelindung punggung - logikanya sama: perisai hanya perlu menahan serangan depan. Dalam charge berkecepatan tinggi, kavaleri mustahil diserang dari belakang. Mengapa repot-repot membuat zirah punggung dari baja mahal?
"Maka menjaga bagian depan, hampir menjadi tugas akhir semua barrier pertahanan. Barrier tiga dimensi yang menyelimuti Benua Sutra ini benar-benar membuat tamu-tamu dari Aiqin tak bisa melihat jelas dan memahami!"
"Formasi Pertahanan Lima Elemen kami Tang Zang tidak mengenal istilah pemborosan! Jika tidak menerima 'serangan elemen', formasi ini otomatis berada dalam status tak kasat mata; namun begitu diserang 'elemen', seluruh formasi akan langsung bereaksi! Mampu dengan cepat mengumpulkan kekuatan pertahanan, memperkuat titik-titik tertentu yang mengalami terobosan besar, seperti serangan frontal yang kalian khawatirkan! Kecuali dihancurkan oleh serangan kuat yang melampaui kapasitas secara tiba-tiba dan beruntun, formasi ini tidak akan lenyap!" Xiao Kong berkata dengan bangga: "Bagaimana menjelaskannya... Prinsip formasi ini sebenarnya berasal dari formasi kuno ciptaan Yunqin Fangshi, menggunakan formasi untuk mengkoordinasi dan mendistribusikan kekuatan elemen. Secara teori, cakupan maksimal Formasi Pertahanan Lima Elemen bisa mencapai dua kali luas Kota Helu! Ini adalah formasi pertahanan yang sangat unggul, fungsinya sama persis dengan barrier Aiqin, tapi metode penggunaan elemennya sangat berbeda!"
"Bukan cuma unggul! Ini adalah barrier pertahanan yang sempurna dan cerdas!" Master Stefano memberikan penilaian tajam: "Wah-wah—Barrier ini jelas merupakan pemangsa alami bagi pelatih sihir Kekaisaran St. Francis kami!"
“Bukan hanya pelatih sihir, formasi magis ini juga musuh bebuyutan ahli hukum sihir! Apakah kalian dengar apa yang baru saja dikatakan Kekasih? Pada saat serangan terjadi, ‘Barisan Pertahanan Lima Elemen’ akan langsung aktif dan mengumpulkan kekuatan pertahanan besar untuk menahan kerusakan di titik-titik serangan utama! Ini hampir seperti barrier pertahanan tanpa ‘Huke Blind Spot’!” Liu Zhenhan merasakan Darah Bangsa Binatang-nya mendidih, matanya berkilau penuh niat RAMAS.
Perlengkapan barrier besar selalu menjadi harta karun yang didambakannya. Tapi dua negara penghasil barrier terbaik di Benua Aigean, Saint Ruixier dan Saint Laurentius, adalah negara netral permanen yang tidak pernah melakukan agresi. Kedua kadipaten ini juga merupakan negara pegunungan dengan pertahanan alam yang kuat, sulit diserang. Karena tidak perlu khawatir akan serangan, mereka tidak menimbun persenjataan ofensif. Liu Zhenhan belum menemukan cara baik untuk mendapatkan harta karun nasional mereka.
Barrier sihir di mata Liu Zhenhan bagaikan kacamata hitam, orang di dalam bisa menembakkan sihir keluar, tapi serangan dari luar tidak bisa masuk. Benda hebat seperti ini jika tidak muncul di depan mata mungkin masih bisa ditahan, tapi sekarang sudah ada di hadapannya, bagaimana bisa dibiarkan begitu saja?
“Richard, segala sesuatu pasti memiliki ‘Huke Blind Spot’, barrier ajaib dari Timur ini tentu tidak berbeda!” Master Emmar tidak sepenuhnya setuju dengan pendapat Lao Liu: “Respons intelijennya hanyalah kompensasi, bukan berarti tidak bisa ditembus. Bukankah performa Kurcaci Emas sudah membuktikan hal ini secara tidak langsung?”
“Apa yang dikatakan Master Emmar memang masuk akal! 'Lima Elemen Pertahanan Besar' ini terinspirasi dari fragmen kuno yang ditinggalkan oleh ahli strategi kuno, kemudian dikembangkan perlahan oleh keturunan Negeri Sutra. Sehebat apapun daya tahannya, tetap tidak bisa menyaingi formasi pertahanan sekuat tembok baja milik Yunqin Fangshi di masa lalu! Lagipula, ini tidak bisa menahan serangan fisik. Bagi pasukan yang berjumlah seperti lautan manusia, formasi pertahanan ini sama rapuhnya dengan kertas!” Yitiao menyeringai jahat: “Aku cuma tidak mengerti satu hal. Katanya formasi ini membutuhkan lima seri berlian elemen logam, kayu, air, api, dan tanah untuk dibuat. Teknologi pembuatannya selalu dikuasai keluarga kerajaan Tang Zang. Kok Sekte Lishan bisa memiliki barang canggih seperti ini?”
“Fajiang, bisakah kau memberitahuku jawabannya?” Yitiao tersenyum manis sambil menunduk, menatap Kura-kura Beracun Api Merah.
“Bukankah jawabannya sudah ada?” Sorot mata kejam Fajiang tiba-tiba menyiratkan ejekan yang angkuh dan konyol: “Aurora Malam Abadi, kau yang cerdik ini pasti sudah bisa menebak makna di balik kemunculan formasi Lima Elemen Pertahanan—yang hanya ada satu set per kota—di Sekte Lishan. Meskipun orang-orang yang kau bawa ini sangat kuat, ingatlah! Berkolusi dengan orang luar untuk menyakiti saudara sebangsa akan membuatmu kehilangan muka dan mati tanpa kuburan!”
Wajah Yitiao berubah pucat.
"Sejujurnya, aku benar-benar mengagumi orang pintar sepertimu! Kalian bisa mengubah dendam pribadi menjadi urusan nasional dan semangat kebenaran etnis yang tak ada hubungannya! Tapi aku juga harus tegaskan, orang pintar sepertimu adalah jenis yang paling kubenci. Jadi kau pasti mati." Liu Zhenhan menyilangkan lengan sambil tersenyum sinis berulang kali ke arah Fa Jiang: "Kau sial, bertemu denganku yang tak percaya takhayul! Sekarang tak peduli apakah pemerintah Tang Zang melindungimu atau ada kekuatan besar yang menjagamu, kau tak akan hidup sampai besok! Sampaikan pesan terakhirmu, kau masih punya hak untuk mengucapkan satu kalimat terakhir."
"Ayahanda, tenangkanlah amarah!" Xiao Kong segera memeluk Lao Liu dari belakang, berbisik di telinga orang tua itu: "Bisakah kita biarkan dia hidup? Aku tahu Ayah pasti marah dengan tindakan Mentor, tapi jika benar membunuhnya, praktisi lain dari Benua Sutra mungkin akan keberatan! Budaya Benua Sutra dan Aigean sangat berbeda. Di sini kami sangat membenci campur tangan pihak asing dalam urusan lokal, apalagi sosok kuat sepertimu! Kekuatan 'Lishan Men' yang bertarung denganmu malam ini jauh dari representasi kekuatan sejati Benua Sutra! Jika para praktisi kuat Benua Sutra datang. Bila terjadi kebuntuan, situasinya akan sangat memalukan! Mentor juga akan sulit bertindak!"
"Mentormu benar-benar tidak tahu diri!" Liu Zhenhan memasang wajahnya muram: "Lepaskan aku sekarang!"
“Awalnya aku ingin membujuk mereka menurunkan senjata, tapi siapa sangka Pasukan Pengawalmu menyerang begitu cepat!” Xiao Kong ingin melepaskan tapi tak bisa, wajahnya penuh kekesalan. Baru satu kalimat negosiasi dengan lawan, seluruh Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui sudah menenggelamkan Lishan Men, bahkan tak menyisakan waktu untuk ucapan keduanya.
“Kalian berdua.” Fa Jiang menantang Lao Liu dan Yitiao dengan mengangkat dagu: “Jangan anggap remeh, aku ini pemimpin perguruan. Jika kalian orang luar nekat membunuhku, pasti kalian akan masuk Benua Sutra dengan kaki sendiri tapi pulang sebagai mayat!”
“Dulu memang ada permusuhan antara Lishan Men dan Aurora, tapi mana ada siluman gunung yang tak punya sejarah konflik?” Fa Jiang paham betul taktik keras-lunak. Setelah menunjukkan keberanian, ia melunak: “Aurora dulu juga selamat, apa pantas hari ini kalian mengambil nyawaku? Kalian sudah membunuh banyak murid kami, bukankah ini sudah seimbang?”
“Jangan lupa, kalian sekarang berada di Benua Sutra!” Dengan raungan ganas, preman lokal Fa Jiang memberi peringatan resmi kepada para pendatang kuat ini.
“Selalu pakai alasan negara dan etnis, tak ada dalih baru lagi?” Liu Zhenhan geli-geli kesal: “Berkali-kali menekankan ini wilayahmu, seolah Yitiao pengkhianat negara. Apa ini berguna?”
“Berguna.” Yitiao tersenyum getir: “Pasti ada bego kuat yang termakan hasutan dia atau murid Lishan Men lainnya dengan alasan begitu. Kami di sini memang sangat nasionalis.”
“Kau takut?”
“Jujur, agak takut juga!” Yitiao menyeringai: “Tapi dulu kalau aku sedikit saja ceroboh, nyawaku pasti sudah melayang! Bisa kabur itu keahlianku, bukan karena Lishan Men menahan kekuatan! Turunnya tingkatan sihaku, penderitaan tahanan Qingya, mana mungkin rasa takut ini bisa menghapus dendam sedalam itu? Karena sudah janji pada Pangeran Tangzang untuk menyisakan nyawanya, maka cukup kuputuskan keempat anggota badannya saja!”
“Santai dulu!” Liu Zhenhan menggelengkan bahu melepaskan pelukan Xiao Kong, menghentikan gerakan Yitiao yang hendak menghunus pedang. Ia mendekati Fa Jiang, berputar tiga kali sambil tersenyum ambigu: “Fa Jiang, kau sudah ancam kami. Seperti kata pepatah naga tak bisa lawan preman lokal. Aku paham aturan dunia! Begini, kami tak akan membunuh atau melukaimu. Cukup kau jilati aku dan Yitiao sekarang. Tanpa luka atau patah tulang. Ini solusi terbaik, bukan?”
“Jangan sekali-kali kau menolak!” Melihat ekspresi Fajiang berubah drastis dengan sorot mata penuh kebuasan, Liu Zhenhan langsung mencengkeram rahangnya, tersenyum mengerikan dengan serius: “Kalau berani menolak, aku akan sangat senang melihat bagaimana lubang anusmu disodomi sampai mekar. Di sini ada ribuan pria perkasa, pasti akan memuaskanmu sampai puas!”
“Kau tidak akan berani melakukan itu.” Fajiang berkata dengan nada merendahkan.
Sebagai orang licik yang sudah lama berkecimpung di dunia, setelah amarahnya mereda, dia cepat kembali tenang.
Meskipun kebiasaan menggauli pria juga populer di Benua Sutra, dia sama sekali tidak percaya "pesona"-nya bisa membangkitkan nafsu seperti itu.
“Aku sedang menghinamu, bodoh!” Liu Zhenhan tertawa: “Ini penghinaan, kau mengerti? Aku tidak tertarik dengan wajahmu!”
“Bukan aku meremehkanmu, tapi apakah seorang pria tampan sepertimu benar-benar bisa melakukannya?” Sorot mata Fajiang yang tajam menyapu sekeliling dengan penuh kesombongan.
“Perhatikan baik-baik.” Liu Zhenhan membuka ikat pinggangnya: “Apa pun yang aku keluarkan, kau harus mengatupkannya erat dengan mulutmu!”
Banyak orang di sekitar dengan ekspresi bodoh menatap Tuan Tanah Feilengcui, sepertinya tidak menyangka dia akan berkata dan bersikap seperti ini.
Tapi para penonton yang sudah familiar dengan gaya Tuan Tanah, sama sekali tidak merasa aneh.
Justru karena ekspresi datar kebanyakan orang di sekeliling, penilaian Fa Jiang mengalami kesalahan besar. Karena kebiasaan banyak orang, dia benar-benar mulai mengira pemuda tampan dengan penampilan aneh ini pernah melakukan hal serupa sebelumnya!
Kalau tidak, mengapa bahkan banyak wanita cantik menunjukkan ekspresi acuh tak acuh?
Logika menentukan reaksi sesaat. Fa Jiang tiba-tiba melakukan gerakan harimau lapar menerkam. Dampak yang tiba-tiba muncul dari tubuhnya yang babak belur benar-benar mengejutkan. Jika bukan karena beberapa pria kekar mammoth menjatuhkannya, tak ada yang meragukan kemampuan, tekad, dan keberaniannya untuk menggigit leher Tuan Tanah Feilengcui sampai putus.
"Aku akan menggigit putus barang apa pun yang berani masuk ke mulutku dengan gigiku!" Ketika sebuah ikat pinggang dilemparkan di hadapan Fa Jiang, Kura-kura Beracun Api Merah yang tertindih ketat di tanah ini terus berjuang melepaskan diri sambil mengeluarkan raungan histeris.
"Terima kasih telah mengingatkanku." Liu Zhenhan menyentil dua kali tendangan lurus ke bibir tebal Fa Jiang. Dua tendangan ini menunjukkan teknik yang cukup mumpuni, membuat gigi tajamnya langsung menyembur keluar bersama darah dari mulut Kura-kura Beracun Api Merah itu.
Raungan aneh dan kutukan keji meluncur deras dari bibir Fa Jiang yang bengkak seperti buah persik, awalnya berupa umpatan tak jelas. Ketika Liu Zhenhan mulai mengangkat jubah resmi Dinasti Qing hingga terlihat jubah hitam Haqing di dalamnya, Kura-kura Beracun Api Merah mulai merengek-rengek memohon ampun. Pupil matanya mulai dipenuhi keputusasaan dan ketakutan yang mendalam.
Dibandingkan kematian, penghinaan seperti ini jauh lebih menakutkan.
"Hampir saja kubilang dia pahlawan sejati." Liu Zhenhan memunggut ikat pinggang di tanah, membersihkan debunya dengan kibasan, lalu melambai ke Yitiao dengan wajah kecewa: "Kalau cuma pengecut bermulut besar, lebih baik kita antarkan dia menunggang bangau ke barat."
Xiao Kong membuka mulut hendak maju bicara, tapi ditahan Wentekelaier. Pangeran Kesepuluh menggelengkan kepala dengan tegas pada kakak Xi Bei-nya.
"Janji harus ditepati! Aku sudah berjanji pada Pangeran untuk menyisakan nyawanya! Cukup lumpuhkan anggota badan dan cungkil kedua matanya!" Yitiao menyeringai, menghalangi Ning Yu yang hendak mengungsikan orang-orang dari tempat bakal berdarah-darah ini: "Mohon bantuan nyonya bos, tolong ambil dulu Mutiara Kura-kuranya."
Raungan pilu tak bertahan lama. Lidah Kura-kura Beracun Api Merah segera diputuskan Yitiao.
Beberapa ahli sihir manusia dan bangsa naga di belakangnya sampai mengeluarkan keringat dingin. Tangan mereka juga tidak bersih dari darah manusia, tetapi trik kotor seperti ini benar-benar pertama kali mereka saksikan. Sifat pendendam Tuan Tanah Feilengcui dan Peliharaan Magis-nya benar-benar membuat mereka merinding. Bajingan seperti ini sungguh sulit dihadapi.
Liu Zhenhan membolak-balikkan sebuah Mutiara Kura-kura hijau pucat di tangannya. Di dalam mutiara ini terdapat sekumpulan api merah gelap yang berdenyut, mekar seperti bunga. Ini adalah mutiara yang bisa menganugerahkan kemampuan percikan api beracun. Secara teori hadiah ini tidak buruk, tapi dia masih ragu-ragu.
Bagaimanapun juga, kekuatan Fa Jiang Kura-kura Api Merah Beracun ini berada di antara level setengah super dan Tingkat Super. Sebagai monster api beracun yang terkenal dengan daya penghancur luas, apakah lebih baik langsung membunuhnya untuk mengambil darah dan kristal sihir, lalu membuat Durex atau meningkatkan kekuatan tempur roh cincin? Atau tetap menepati janji untuk menjaga harga diri Sang Pangeran Misterius yang diam-diam main curang?
Bab 576: Jabat Tangan Kedua (Bagian Atas)
Liu Zhenhan masih terjebak antara keuntungan dan pertimbangan hubungan pribadi, sementara Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui yang menyerbu ke dalam perkebunan Lishan Men telah menyelesaikan misi dan mulai menarik pasukan.
Meski teriakan tangis tadi terdengar menggelegar, sebenarnya pasukan darat Istana Musim Panas sama sekali tidak melakukan pembantaian habis-habisan.
Selain empat hingga lima ratus pasukan yang ditempatkan di tembok ibu kota, yang tersisa di perkebunan Lishan Men hanyalah sekelompok orang tua, lemah, sakit, dan cacat.
Jeritan memilukan dan tangisan putus asa yang meledak secara besar-besaran hanyalah akibat dari para orang tua dan lemah ini tiba-tiba melihat prajurit Bimon.
Di dalam perkebunan Lishan Men semuanya adalah pelayan dan dayang manusia biasa, mereka sama sekali tidak memiliki ilmu bela diri atau tenaga magis; sebagai manusia biasa dari Negeri Sutra, tiba-tiba melihat prajurit Bimon yang bersenjata lengkap bagai air bah - bagi manusia Benua Sutra, prajurit asing setinggi rumah mereka sendiri yang berpakaian zirah baja dan membawa senjata berkilauan ini benar-benar seperti monster!
Menghadapi prajurit berat bertubuh raksasa, berotot kekar, dan berwajah garang seperti ini, wajar saja jika manusia biasa Benua Sutra berteriak ketakutan!
Hal yang sama juga akan terjadi pada manusia Benua Aigean!
Bagi tentara reguler negara mana pun di Benua Aigean, membantai rakyat biasa tak bersenjata yang tak bisa melawan adalah tindakan tidak bermoral yang sangat keji. Meski semangat ksatria tidak lagi dipatuhi ketat seperti dulu, tentara profesional tetap memiliki prinsip dan batasan etika. Tanpa pita merah sebagai penanda, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui justru menangkap lebih dari seribu tawanan sebelum mundur dari perkebunan ini seperti air surut.
Pasukan Tang Zang yang selama ini mengawasi dari luar segera bereaksi cepat. Di bawah komando jenderal berjanggut hitam, mereka menunjukkan disiplin militer yang luar biasa. Selain tetap mengarahkan ballista ke pasukan Bimon, mereka juga dengan gesit mengambil alih semua tawanan dan menerjang seperti angin puyuh ke dalam kompleks vila di atas air yang masih mengepulkan asap.
Meski para prajurit Tang Zang ini sengaja menutupi tindakan mereka, Xiao Kong justru tidak menyembunyikan hal ini dari "bapak angkat"-nya.
Tujuan para prajurit Tang Zang yang menerobos ke dalam kompleks vila adalah untuk membongkar dan mengangkut empat komponen utuh lainnya dari "Formasi Pertahanan Lima Elemen" - setiap kali formasi ini ditembus, satu komponennya akan hancur. Saat ini di kompleks Lishan Men masih tersisa empat komponen formasi pertahanan yang utuh.
"Aurora Malam Abadi", bangau api Burangsha yang termasyhur dari Benua Sutra, sebenarnya adalah tangan kanan sang "bapak angkat". Xiao Kong merasa jika tidak menjelaskan dengan jelas, "bapak angkat" ini mungkin akan salah paham terhadap maksud sang Mentor.
Sesungguhnya "Formasi Pertahanan Lima Elemen" membutuhkan ahli "Kanyu Luopanshi" (ahli kompas geomansi) profesional agar dapat mengeluarkan kekuatan sepenuhnya.
Misalnya "Formasi Pertahanan Lima Elemen" dari Lishan Men ini, meskipun pernah ditembus sekali dan satu komponen formasi rusak, asalkan ada "Master Kompas Kanyu" yang membantu menentukan posisi fengshui baru dan memindahkan empat komponen pertahanan yang tersisa ke lokasi baru, maka keempat komponen tersebut masih bisa membentuk "Formasi Pertahanan Empat Simbol"!
Bahkan jika "Formasi Pertahanan Empat Simbol" kembali ditembus, dengan bantuan "Master Kompas Kanyu", tiga komponen yang tersisa masih bisa diatur ulang menjadi "Formasi Pertahanan Tiga Keharmonisan" melalui penyesuaian posisi fengshui! Sekalipun tersisa dua komponen, selama ada bantuan "Master Kompas Kanyu", dua komponen tersebut tetap bisa membentuk "Formasi Pertahanan Dua Prinsip"!
Inilah cara penggunaan yang benar dari "Formasi Pertahanan Lima Elemen"!
Sama seperti "Formasi Pertahanan Lima Elemen", "Formasi Pertahanan Empat Simbol", "Formasi Pertahanan Tiga Keharmonisan", dan "Formasi Pertahanan Dua Prinsip" juga termasuk dalam struktur barrier perisai pertahanan tiga dimensi berskala besar. Namun kemampuan pertahanannya akan menurun signifikan dibandingkan formasi lima elemen - penguatan kecerdasan formasi lima elemen bergantung pada kombinasi kekuatan elemen langka dari lima seri berlian (emas, kayu, air, api, tanah) yang membentuk lima lapisan pertahanan hybrid. Setiap komponen yang hilang akan mengurangi satu tingkat kemampuan pertahanan.
Namun perlu dijelaskan, bahkan "Pertahanan Dua Elemen" tingkat terendah sekalipun, efek pertahanannya tetap sangat tangguh!
Inti kehebatan "Pertahanan Lima Elemen" bukan terletak pada komponen formasi yang mahal dan presisi, melainkan "Master Kompas Feng Shui" yang mampu menentukan arah feng shui menggunakan kompas berdasarkan konstelasi astronomi dan kontur geografis - merekalah jiwa sejati formasi pertahanan!
Meski Lishan Men telah dilengkapi "Pertahanan Lima Elemen", mereka tidak memiliki Master Kompas Feng Shui - inilah fakta yang ingin Xiao Kong sampaikan kepada Ayahanda.
Liu Zhenhan bukanlah orang tua pikun, ia memahami makna tersirat dalam ucapan Kekasih.
Selama proses serah terima tawanan, ia memaksa Jenderal Kumis Hitam untuk memperlihatkan struktur terpisah "Pertahanan Lima Elemen" dari jarak dekat setelah banyak bujukan.
Empat komponen formasi pertahanan ini berbentuk seperti delapan lempeng logam seukuran bakul, bertuliskan aksara kuno dan simbol astrologi, dengan berlian berkilauan di bagian tertentu. Selain tampak mistis dan indah, sama sekali tidak terasa gejolak elemen yang dahsyat.
Di Benua Aigean, semakin kuat peralatan magis, semakin kuat irama elemennya - ini fakta yang diketahui umum; "Formasi Pertahanan Lima Elemen" Kekaisaran Tang Zang tak diragukan lagi merupakan peralatan magis yang sangat kuat, namun gejolak elemennya justru biasa-biasa saja. Fakta yang bertolak belakang dengan tradisi Aiqin ini membuat Liu Zhenhan merenung lama.
Setelah menyerahkan tugas membersihkan medan perang dan merapikan situasi kepada pasukan Tang Zang, Liu Zhenhan sambil melamun membawa Yitiao yang sedang panik ke Pagoda Tujuh Permata untuk menyelamatkan kekasihnya Qingya·Baiyu.
Pagoda Tujuh Permata yang dibangun pada era Yun Qin ini, meski telah mengalami ribuan tahun terpaan angin dan embun, tetap memukau dengan kemegahannya.
Kemegahan pagoda yang menjulang hingga menyentuh awan dan pemandangan indah di tepi danau membuat tamu-tamu dari Aiqin berdecak kagum. Tak ada yang segan memberikan pujian terhadap kristalisasi peradaban dan seni kuno benua asing ini.
Sedikit berbeda dengan bayangan awal Liu Zhenhan, pagoda ini tidak berpenampilan seperti gumpalan tembaga berkilauan keemasan.
Bagian luar menara setinggi 70 meter lebih ini dipenuhi batu bata persegi panjang berwarna hijau tua. Selain jejak debu zaman dari asap mesiu dan kobaran perang masa lalu, sudut-sudut atap yang melengkung ditumbuhi rerumputan liar yang subur, menciptakan kesan dekaden yang kuat.
Dibandingkan dengan pagoda Tiongkok dalam kesan Liu Zhenhan, Pagoda Tujuh Permata adalah bangunan berbentuk kumparan dengan bagian atas ramping dan bawah gemuk. Di luar tubuh pagoda terdapat tangga spiral yang sudah dibangun, membuatnya terlihat seperti siput raksasa yang luar biasa besar.
Jika sebelumnya di dalam hati Liu Zhenhan masih tersisa sedikit harapan aneh dan kompleks, maka pagoda lain di seberang danau memberitahunya: "Kau pasti terlalu rindu rumah." Di tepi danau tempat teratai bermekaran, berdiri sebuah pagoda berbentuk siput yang elegan di antara gunung dan air.
Jelas terlihat bahwa pagoda-pagoda di Benua Sutra memang memiliki bentuk kumparan seperti ini. Tidak ada kemiripan sama sekali dengan Bumi atau Tiongkok.
Meski adat istiadat Benua Sutra memiliki sedikit kemiripan ambigu dengan Tiongkok, namun peradaban, bahasa, dan seni di sini pada akhirnya tetap sangat berbeda. Perbedaan inilah yang memutuskan sisa kerinduan terakhir Liu Zhenhan terhadap benua ini.
Di dunia ini, hanya Dataran Liar Donau yang menjadi kampung halaman sejatinya. Hanya Kerajaan Bimeng yang merupakan tanah airnya yang sesungguhnya.
"Lepaskan aku! Cepat lepaskan!" Yitiao berjuang seperti orang gila. Baru saja dia hendak menerobos masuk ke ruang bawah tanah Pagoda Tujuh Permata, Pangeran Kesembilan tiba-tiba memeluknya dari belakang.
Meskipun Pangeran Kesembilan tidak menggunakan kekuatan fisik sejati untuk mengayunkan pentung Adamantium seberat 108.000 pon, Kera Raksasa Penggedor telah dikenal sebagai makhluk suci level tinggi dengan kekuatan fisik bawaan yang termasyhur di Benua Sutra. Jika bicara soal tenaga murni, makhluk ilahi kelas super pun tidak memiliki keunggulan di hadapan Kera Raksasa ini.
"Jangan gegabah! Tak kau lihat Pagoda Tujuh Permata ini sudah lapuk dan tak terurus? Tak ada yang berani mendekat! Jika kau masuk ke ruang bawah tanah, kau takkan bisa keluar lagi! Ruang bawah tanah ini memiliki formasi penguncian peninggalan ahli strategi Yunqin kuno!" Pangeran Kesembilan Xiao Kong memeluk Yitiao sekuat tenaga. Setiap makhluk yang kehilangan akal karena cinta akan mengalami lonjakan kekuatan mendadak. Bangau Api Burangsha bukan terbuat dari emas, Xiao Kong merasa sedang memeluk seekor Kera Raksasa Penggedor lainnya.
"Aku hitung sampai tiga. Jika kau belum melepaskan, jangan salahkan aku!" Setelah menyadari perjuangannya sia-sia, Yitiao melirik marah ke Pangeran Kesembilan Xiao Kong. Mendengus rendah, ia berseru: "Satu!"
"Ini untuk kebaikanmu!" Pangeran Kesembilan berteriak sambil menoleh meminta bantuan ke Ayahanda.
"Baik Dasar tai B! Dua!" Yitiao tidak tahu, ucapannya telah melanggar pantangan. Xiao Kong memiliki beberapa ibu, yang tak boleh dihina siapapun.
"Yitiao, tak ingin memberi kejutan untuk istrimu?" Liu Zhenhan mencubit wajah Bangau Api di Pasir Gelombang yang sudah berkerut, satu kalimatnya langsung meredakan amukan Yitiao.
"Ya! Aku harus memberinya kejutan! Qingya pasti sedang tidur panjang dalam 'sihir hibernasi'!" Napas Yitiao mulai memburu, melihat ini Xiao Kong segera melepaskan orang gila ini.
"Siapa yang punya cermin?" Yitiao gemetar mengusap wajahnya, bicara tak karuan mengejar nyonya bos: "Apakah aku tampan sekarang... Dibanding dulu, lebih gagah atau jelek..."
"Bintik-bintik di wajahmu masih belum hilang sepenuhnya, Si Bopeng." Liu Zhenhan memberitahu tangan kanannya dengan sedih: "Endapan pigmen yang ditinggalkan Kaisar Api Basturk sepertinya tidak bisa dihilangkan 'Empedu ular Feiwenli'."
"Aku sial!"
"Kamu punya keindahan batin yang sama." Melihat Yitiao layu seperti bola kempes, Helen merasa tidak tega: "Bagi wanita, kecantikan luar bukan segalanya."
"Aku contohnya, dulu aku jauh lebih jelek dari sekarang, beberapa nyonya bosmu tetap memaksaku, tak mau lepas! Bahkan dalam arsip bangsa iblis, potret magis hidung pecahku, para perempuan iblis itu tetap meneteskan air liur seperti air terjun!" Liu Zhenhan menjulurkan lehernya, mengintip masuk ke pintu bawah tanah Menara Siput.
Di bagian depan Menara Siput Raksasa, terdapat pintu masuk terowongan batu berbentuk cangkang siput. Pintu kayu yang lapuk dan rusak tergantung dengan gembok tembaga. Melalui celah-celah papan, terlihat bagian dalam istana bawah tanah yang gelap dan dalam seperti tenggorokan monster, diiringi angin dingin yang menusuk.
"Ayahanda, istana bawah tanah ini sama sekali tidak boleh dimasuki! Dulu Tiran Yun Qin sengaja menyuruh ahli strategi membuat formasi penguncian untuk menghapuskan prajurit literati terkuat. Begitu masuk, pasti tidak bisa keluar!" Xiao Kong tahu perkataannya ini akan membuat Yitiao sangat marah, namun dia tetap harus mengatakannya.
"Udara dalam bayangan, Benua Sutra kalian sampai sekarang belum mengembangkan formasi teleportasi sihir antar wilayah kan?" Liu Zhenhan berkata dengan bangga kepada kekasihnya: "Anak baik! Niatmu Ayahanda hargai! Tapi formasi teleportasi sihir Ayahanda tidak hanya bisa melintasi wilayah, bahkan sudah bisa menembus tingkat dimensi, karena formasi teleportasi portabelku terbuat dari Kristal Malon!"
"Benua Sutra belum mengembangkan perlengkapan teleportasi ruang?" Beberapa Archmagister manusia terkejut mendengarnya: "Menurut karakteristik empat aliran utama sihir, selama berkembang sampai ketinggian tertentu, sebuah gulungan sihir saja sudah bisa melakukan teleportasi antar wilayah!"
“Di sini memang tidak ada perlengkapan teleportasi ruang, karena kami bergantung pada penerbangan untuk berpindah tempat! Adapun gulungan sihir untuk teleportasi antar-dimensi, sepertinya belum pernah ada praktisi Benua Sutra yang mengembangkan ke arah ini.” Yitiao membuat gerakan mengepakkan sayap kepada para Archmagister Aiqin: "Ini masalah ideologi, bukan karena kemampuan praktisi Benua Sutra kurang mumpuni!"
Melihat wajah-wajah bingung di sekelilingnya, Yitiao menyederhanakan penjelasannya - saat ini alkemis resmi Benua Sutra disebut "Shuoshi", yang pada hakikatnya memiliki kesamaan konsep dengan Yunqin Fangshi dari Tang Zang.
Perubahan nama ini merupakan penghormatan kepada Penyihir Besar Han Liu "Dongfang Shuoshi" sebelum era Kekaisaran Tang Zang. Sang jenius kuno inilah yang melalui ekskavasi Makam Kuno, berhasil merekonstruksi budaya Fangshi era Yun Qin dan menghidupkan kembali profesi kuno tersebut.
Shuoshi Tang Zang masa kini fokus pada pengolahan merkuri dan pemurnian timbal - atau lebih tepatnya meracik pil elixir.
Sedangkan pembuatan benda pusaka, akibat hilangnya pengetahuan tentang formasi kuno, perlahan menjadi pekerjaan sampingan Shuoshi - patut dicatat bahwa "Formasi Pertahanan Lima Elemen" justru merupakan karya sampingan Shuoshi yang berkutat dalam fabrikasi artifak magis ini.
Dalam hal pembuatan peralatan magis, saat ini yang paling canggih di Benua Sutra adalah berbagai sekte makhluk ilahi yang memiliki sejarah panjang dan kekuatan besar; Dibandingkan dengan peralatan magis Aiqin, sebagian besar peralatan magis Benua Sutra ini bergantung pada penyulingan bagian tubuh, hanya bisa digunakan sendiri, sulit dipinjam orang lain. Meski lebih umum, namun juga lebih terprivatisasi.
Selain beberapa benda pusaka kuat peninggalan kuno, saat ini satu-satunya peralatan serbaguna yang bisa diproduksi massal di Benua Sutra hanyalah peralatan awan.
Para praktisi tingkat menengah ke atas di Benua Sutra semuanya bisa terbang jarak jauh menggunakan peralatan awan, dengan kecepatan bervariasi sesuai kekuatan masing-masing.
Berkat kemampuan terbang cepat ini, praktisi yang lebih kuat di Benua Sutra justru membutuhkan waktu lebih singkat untuk menempuh jarak antar wilayah.
Keunggulan penerbangan yang terdemokratisasi ini juga merupakan pencapaian besar yang tak terbayangkan oleh alkimia Aiqin.
Dapat dikatakan, Benua Sutra dan Aiqin memiliki sistem praktik dan alkimia yang sama sekali berbeda, bagaikan bunga musim semi dan bulan musim gugur - masing-masing unggul di bidangnya! Namun sepopuler apapun peralatan awan ini, secepat apapun terbangnya, fakta bahwa Benua Sutra tidak pernah memiliki formasi teleportasi sihir tetap tak terbantahkan.
Bab 577: Jabat Tangan Kedua (Bagian Bawah)
Dalam hal memecahkan formasi penguncian Yunqin Fangshi, sistem penerbangan awan Benua Sutra secara teori memang tak sehebat formasi teleportasi sihir.
“Tunggu apa lagi!” Liu Zhenhan tersenyum manis memanggil penyihir elf hutan di bawah komandonya, lalu berkata pada Yitiao: "Untuk memberi kejutan pada Qingya·Baiyu, sebaiknya kamu jangan masuk dulu. Aku akan menyuruh para nyonya bos menggantikanmu. Setelah orangnya diselamatkan, kalian berdua bisa bertemu kembali setelah lama berpisah!"
Ekspresi Yitiao terlihat kontradiktif. Di satu sisi ia ingin memberi kejutan pada Qingya, di sisi lain ia tak tahan ingin langsung masuk ke istana bawah tanah untuk bersatu dengan sang kekasih.
"Sudah diputuskan begitu!" Liu Zhenhan menarik tubuh Yitiao yang linglung ke belakangnya, lalu memberikan kode mata pada Mo'er dan Helen.
Acara seru seperti ini tak mungkin dilewatkan para nyonya bos lainnya. Ailijie, Ai Wei'er, Daisy, dan Ruoerna sudah siap-siap ingin melihat wajah sang kekasih Yitiao. Dengan tertawa riang, mereka menghantam pintu kayu dan berbondong-bondong masuk ke istana bawah tanah.
Bibir Xiao Kong bergetar lama. Ia masih ingin menasihati ayahanda agar berhati-hati, karena para Yunqin Fangshi sama sekali bukan lawan sepele, apalagi formasi penguncian mereka tiada duanya sejak zaman kuno!
Namun akhirnya kata-kata itu tak terucap, karena ia sendiri tidak yakin apakah formasi teleportasi sihir bisa menembus formasi penguncian dari era Yun Qin kuno.
“Para hadirin, maaf saya harus pamit sebentar!” Liu Zhenhan yang sudah menghitung waktunya, melihat waktu rutin dua kali sehari hampir tiba, segera berpamitan pada tamu undangannya. Dengan menggulung kasur kulit hewan dan ditemani dua pelayan darah Big S dan Little S, ia menaiki tangga spiral Pagoda Tujuh Permata.
Meski ruang bawah tanah di dasar pagoda memiliki formasi penguncian, bagian atasnya tidak.
Kelima Archmagister manusia dan naga tua Winger awalnya bingung dengan kepergian mendadaknya. Tak lama kemudian, suara decit ranjang tak terkendali bergema dari paviliun udara. Para senior bijaksana itu tersadar maknanya, malu hingga hampir menyelamatkan diri ke ruang bawah tanah.
Ini benar-benar skandal!
Bagi para penyihir, ini merupakan penghinaan besar!
Elemental dalam sudut pandang tertentu adalah Dewa bagi semua penyihir. Perbuatan mesum terang-terangan dengan elemental benar-benar memalukan komunitas sihir!
Kecuali Pa Fan si ahli sihir fanatik, keempat Archmagister manusia lainnya menunjukkan ekspresi garang seolah ingin melemparkan mantra terlarang.
Nyonya bos Ning Yu bersembunyi di belakang O'Neill, pipinya merah padam sambil mengutuk Richard si terkutuk sampai tujuh turunan.
“Bukan karena Richard sengaja melakukannya, ini adalah tanggung jawab tak terelakkan setelah dipromosikan menjadi Santo Aiqin.” Silf dengan malu-malu maju ke depan, membuat kebohongan besar untuk menutupi aib Lao Liu: “Setiap malam, tepat pada waktunya, elemental akan secara aktif...”
Mendengar penjelasan ini, lima Archmagister akhirnya terlihat sedikit lega. Tingkat Santo Aiqin terlalu tinggi, di Benua Aigean tak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi setelah promosi ke level ini. Trinitas simbiosis antara elemental dan penyihir memiliki logika yang bisa diterima - kehidupan elemen yang memiliki tujuh emosi dan enam keinginan, siapakah lagi yang layak selain Santo Aiqin?
Beberapa ahli sihir manusia tak bisa menahan perasaan lega. Seandainya merekalah yang dipromosikan menjadi Santo Aiqin, bagaimana tulang-tulang tua ini bisa bertahan dengan "terbang berdua" setiap hari?
Meskipun penampilan dan tubuh dua pelayan darah ini sangat seksi, frekuensi dan intensitas setinggi ini bagi para Archmagister yang minimal berusia tujuh puluh tahun ke atas, jelas merupakan siksaan mematikan yang terselubung.
“Entah kapan Richard bisa naik tingkat lagi?” Lima Archmagister Aiqin berpikir dengan niat jahat dalam hati.
Jika sebelumnya Tuan Tanah Feilengcui naik tingkat menjadi Archmagister Suci, mereka masih sedikit tidak puas, maka sekarang mereka dengan rela ingin melihat Tuan Tanah Feilengcui bisa naik tingkat lagi! Setelah mendengar tentang pil ajaib di Benua Sutra yang bisa melompati satu tingkat sekaligus, lima Archmagister semakin berharap Richard bisa mendapatkan kesempatan seperti itu lagi!
Jika Archmagister Suci yang terkenal dengan "keahlian ranjang"-nya di Aiqin ini bisa naik tingkat lagi, maka satu naga, satu harimau, dan dua pelayan kekuatan-nya akan secara otomatis setiap malam...
Para Archmagister Aiqin ini hanya perlu memikirkan hal ini, mereka langsung ingin memohon kepada langit agar segera mengizinkan Richard naik tingkat lagi!
Urusan yang harus ditangani memang terlalu banyak. Liu Zhenhan yang sedang bekerja keras pun tidak berani menunda. Dia menyelesaikan "tugas" dengan kecepatan maksimal, sambil mengikat ikat pinggang sambil turun dari menara.
Kecepatan penarikan pasukan yang begitu cepat ini membuat para Archmagister kembali tercengang.
Apakah ini yang disebut kharisma "Santo ranjang" yang legendaris itu?
Lebih baik disebut "Penghancur Kilat Ranjang", kecepatannya benar-benar luar biasa!
"Kecepatan dan kualitas adalah dua hal yang berbeda. Sama seperti level Penyihir yang tinggi, belum tentu mencerminkan kekuatan tempur yang tinggi." Liu Zhenhan terkekeh-kekeh, berusaha menutupi kesalahpahaman para Archmagister manusia tentang kemampuannya yang dianggap kurang karena kecepatannya yang berlebihan.
“Kenapa belum keluar juga?” Liu Zhenhan menatap formasi teleportasi logam ajaib yang kosong tergeletak di tanah, heran mengapa hingga kini penyelamatan belum berhasil. Meski kecepatannya sudah maksimal, setidaknya perlu beberapa menit. Waktu tersebut seharusnya cukup untuk menyelamatkan Qingya·Baiyu, kecuali Daisy dan kawan-kawan sengaja membuat Yitiao gelisah.
Saat ini Yitiao sedang mengarahkan pedang perang ke wajahnya bolak-balik. Pantulan cahaya di bilah pedang yang sehalus cermin itu memungkinkannya mengamati wajahnya dengan leluasa. Bos tidak membohonginya - wajahnya memang dipenuhi bercak kusam, tak terlalu mencolok jika tidak diperhatikan, tapi kini ia memang menjadi "anak berbintik".
Meski cacat kecil ini tidak merusak garis wajah tampannya, Yitiao yang mengenang kembali pesona sempurna masa lalunya, lalu membandingkan dengan sikapnya sekarang, langsung dilanda kesedihan luar biasa. Tanpa berpikir panjang ia mengumpat: "Dasar tai B!"
“Ayahanda, aku rasa para Ibu Selir tidak akan bisa keluar lagi! Sudah kukatakan sebelumnya, Formasi Penguncian Yun Qin dari ahli strategi itu sangat hebat! Kekuatan penguncian yang ditandai melalui fengshui dan lokasi geografis ini, begitu masuk ke dalam formasi, hanya bisa dibuka dengan prosedur yang ditetapkan untuk menemukan Mata Formasi, baru bisa merusak formasi untuk keluar! Ini satu-satunya cara memecahkan Formasi Ajaib Yun Qin!” Xiao Kong menyiramkan air dingin ke otak Liu Zhenhan: “Meski para praktisi di Benua Sutra kita tidak mampu melakukan teleportasi antar wilayah atau dimensi, tapi kemampuan teleportasi singkat masih ada yang bisa. Namun Formasi Penguncian Yun Qin konon juga bisa mengurung teleportasi!”
“Teleportasi tidak bisa menembus Formasi Yun Qin, ini juga kuketahui karena dulu pernah terperangkap dalam ‘Formasi Delapan Gerbang Emas’. Tapi apakah formasi teleportasi sihir juga tidak bisa menembus Formasi Yun Qin, kamu yakin?” Liu Zhenhan mengingat-ingat kejadian di pulau Dewa Laut dulu. Saat itu dia belum pernah ke dunia bawah tanah, belum ada Formasi Teleportasi Sihir Logam Ajaib. Tapi waktu itu Daisy dan Nana memang pernah mencoba teleportasi untuk menerobos penghalang tak kasat mata dari “Formasi Delapan Gerbang Emas”, dan benar-benar gagal.
“Ayahanda, sepengetahuanku. Formasi penguncian di ruang bawah tanah Pagoda Tujuh Permata adalah 'Formasi Sembilan Istana Sudoku', di Benua Sutra terdapat makhluk ilahi berusia sangat panjang. Jadi legenda ini pasti akurat! 'Formasi Sembilan Istana Sudoku' lebih tinggi tingkatnya dari 'Formasi Delapan Gerbang Emas'. Walau aku tidak yakin apakah formasi teleportasi sihir bisa menembus formasi ini, tapi melihat para Ibu Selir tak kunjung keluar, fakta sepertinya sudah jelas...” Pangeran Kesembilan mengerutkan dahi menatap gelapnya pintu masuk ruang bawah tanah, lalu mengangkat bahu pada Lao Liu.
Yitiao menatap kosong ke Xiao Kong, pedang perang di tangannya jatuh ke tanah dengan suara "braak".
"Jangan jadi orang gila!" Liu Zhenhan memeluk tukang pukul andalannya. Mendengar perkataan Xiao Kong, Yitiao tertegun sejenak, matanya langsung memerah dan bersiap menerjang masuk ke ruang bawah tanah: "Kalau benar masuk tidak bisa keluar, buat apa mengorbankan dirimu disana?"
"Daisy! Helen! Sialan!" Liu Zhenhan melepaskan Yitiao, membungkuk di mulut ruang bawah tanah yang gelap gulita sambil berteriak keras. Tak ada sedikitpun gema dari dalam. Lao Liu tahu situasi buruk - dulu 'Formasi Delapan Gerbang Emas' tidak bisa memutus suara, tapi 'Formasi Sembilan Istana Sudoku' ini bahkan bisa menahan gema!
“Pagoda Tujuh Permata mengawasi sembilan provinsi di dunia. Konon di era Yun Qin, jenderal Shu Ru dengan kekuatan tempur terhebat dikurung di ruang bawah tanah pagoda oleh sang tiran hingga mati kelaparan. Padahal para Shu Ru ini adalah prajurit super yang memiliki makhluk ilahi kelas super.” Xiao Kong terus saja membahas asal-usul pagoda tanpa sadar ucapannya membuat sang ayah angkat hampir gila.
“Yitiao, dulu pernahkah kau menghubungi Qingya·Baiyu di luar Pagoda Tujuh Permata?” Meski keringat harum sudah membasuh dahinya, Nyonya bos Ning Yu tetap menjaga ketenangan.
“Tidak. Setelah Qingya dikurung di ruang air bawah tanah, aku kehilangan wujud Embun Manis Puncak Gunung! Sebagai makhluk ilahi kelas super di Benua Sutra yang paling sulit mencapai wujud manusia, kehilangan bentuk manusia berarti kehilangan kemampuan berbahasa! Itulah mengapa Fajiang disebut makhluk ilahi semi-dewa super – dia bisa bicara dalam bentuk aslinya!” Yitiao menghela napas berat.
“Tenang, biar aku hubungi Helen dulu.” Ning Yu mengeluarkan bata besar Biya Qiao, memutar koordinat untuk menyambungkan Kotak Tulangkomunikasi Xiao Hulijing yang terjebak di ruang bawah tanah.
Alih-alih raungan Oushou yang dinantikan, yang terdengar hanyalah suara dengung. Ini hanya terjadi saat menghubungi Kotak Tulangkomunikasi dari tingkat dimensi berbeda.
“Jancuk!” Liu Zhenhan menepuk dahinya, lalu menghantam kerikil di tanah dengan tendangan keras.
“Ini... Ini bagaimana?” Beberapa Archmagister tertegun.
Di Benua Aigean, setiap formasi penguncian sihir memiliki pusat. Umumnya, semakin kuat formasi penguncian sihir, semakin kuat pula makhluk elemen yang dipanggil untuk menjaga pusat sihir tersebut. Asalkan penjaga dikalahkan dan pusat sihir dihancurkan atau dirusak, seluruh formasi penguncian akan runtuh, sehingga orang sial yang terperangkap bisa bebas.
Korban yang terkurung dalam Formasi Penguncian Aigean tak bisa membebaskan diri sendiri. Hanya orang luar yang bisa merusak formasi!
Sementara formasi penguncian Benua Sutra justru sebaliknya - harus masuk ke dalam formasi terlebih dahulu, lalu dari dalam ke luar, mengikuti prosedur tertentu untuk memecahkan Mata Formasi!
Seberapa luas pun pengetahuan Archmagister, mereka sama sekali tak pernah mendengar cara memecahkan formasi penguncian dari benua asing ini, termasuk naga tua berpengalaman seperti Wen Ge!
“Jangan panik! Di antara rombongan pencari obat Yun Qin kami ada keturunan Ahli Strategi. Meski Tuan Ferguson Xu telah tiada, masih ada beberapa ahli strategi. Mereka kini berada di Kota Helu, akan kusuruh orang menjemput mereka.” Ucap Ning Yu meredam keriuhan. Ksatria naga Lampard sukarela maju, menggunakan formasi teleportasi logam ajaib untuk segera kembali ke "Fanyu" meminta bantuan Pangeran Tangzang. Seluruh keturunan Yun Qin telah diserahkan kepada Putri untuk diurus.
"Waktu menunggu adalah yang paling menyiksa. Penduduk Feilengcui yang gelisah seperti semut di wajan panas, satu per satu mengeluarkan Kotak Tulangkomunikasi, dengan gigih memutar koordinat sihir, berharap bisa menghubungi para nyonya bos di istana bawah tanah, namun semuanya sia-sia.
Liu Zhenhan seperti boneka pegas yang diputar, berjalan mondar-mandir di depan Pagoda Tujuh Permata sambil menendang debu ke mana-mana. Yitiao meremas rambutnya sambil berjongkok, pandangannya kosong bagai mayat kaku; Hanya Guo Guo yang paling bahagia, karena tak bisa bicara, tak ada yang bisa menanyakan apa yang sebenarnya terjadi di istana bawah tanah, apa yang dilihat Daisy.
"Andai Master Puskash ada di sini. Dengan Wilayah Anti Sihir-nya, formasi penguncian macam apa lagi yang bisa bertahan?" Ucapan tanpa sengaja Master Stefano nyaris membuat Penyihir Santo itu muntah darah.
Benar. Wilayah Anti Sihir milik Master Santo Qi Ao memang luar biasa!
Sejak kembali dari kenaikan tingkat di dunia iblis, Liu Zhenhan juga pernah mencoba menggunakan "Kembar Takdir" untuk menghidupkan kembali Master Puskash, namun berkat Enam Bintang Nandou gagal total!
Berkat yang melawan takdir ini, harapan yang bertentangan dengan hukum alam ini, apakah mungkin suatu hari terwujud? Tak ada yang bisa memastikan!
Di benua cinta sekarang, tak ada lagi yang bisa menggunakan wilayah kekuasaan ultimat para penyihir!
Ksatria naga Lampard menghabiskan waktu sekitar setengah jam untuk membawa kembali empat kepala suku dari Pengelana Yun Qin.
Keempat tetua ini adalah Ahli Strategi asli, terlihat jelas mereka baru saja ditarik dari tempat tidur dengan mata bengkak dan pakaian berantakan.
"Empat Tetua, tolong bantu saya!" Liu Zhenhan sudah panik sampai hidungnya mengeluarkan asap, langsung menyambut kedatangan para kepala suku Ahli Strategi.
"Kami sudah mendengar penjelasan Lampard. 'Formasi Jiu Gong Sudoku' memang bisa mengurung segala bentuk transfer energi! Tapi urusanmu adalah urusan kami, sebagai keturunan Yun Qin ini kewajiban kami!" Manichi Timur, tetua paling senior di antara mereka, memberi jaminan pada Lao Liu sambil menggosok kotoran mata dan tersenyum getir. "Tapi..."
"Tapi apa?" Liu Zhenhan buru-buru bertanya.
"Tapi niat kami mungkin tidak sebanding dengan kemampuan!" Tetua Manichi Timur menjawab dengan malu. "Meski kami keturunan Yun Qin asli, seni formasi Ahli Strategi kini sebagian besar telah terkubur sejarah! Kemampuan kami hanya sampai level formasi Enam Harmoni, formasi Tujuh Bintang ke atas sudah punah. Apalagi formasi 'Jiu Gong Sudoku' yang rumit itu!"
“Membuat pil abadi mudah, mempelajari formasi sulit.” Seorang kepala suku ahli strategi menghela nafas, menekankan bahwa alasan hilangnya formasi bukan karena keturunan Yun Qin tidak berusaha, namun formasi Yun Qin kuno terlalu rumit.
“Lagipula, bahkan jika bisa membuat 'Formasi Sembilan Istana Sudoku', itu tidak ada hubungannya dengan merusak formasi! Formasi yang dibuat ahli strategi Yun Qin, selain dirinya sendiri, tidak ada yang tahu rahasia Mata Formasi!” Seorang kepala suku ahli strategi lain menambahkan.
“Richard, bisakah kau menyampaikan syarat ke pemerintah Kekaisaran Tang Zang agar kami tidak makan sayur terus setiap hari?” Seorang kepala suku ahli strategi lain menjilat bibirnya, mengucapkan omong kosong yang tidak nyambung: “Sekarang air liurku langsung menetes saat membayangkan daging babi merah Feilengcui.”
Liu Zhenhan memandangnya dengan ekspresi "Aku ingin menyembelihmu untuk dibuat daging merah".
“Jangan buru-buru, Richard! Sebenarnya masih ada satu orang yang bisa memecahkan 'Formasi Sembilan Istana Sudoku'!” Kepala Suku Mannichi Timur batuk keras dua kali, menyadarkan kepala suku ahli strategi itu untuk mengendalikan nafsu makannya di depan umum dan menjaga citra.
“Siapa?”
“Ferguson Xu.” Kepala Suku Mannichi Timur menjawab dengan wajah serius.
“Dia?!” Liu Zhenhan hampir pingsan.
“Ahli Strategi yang pergi ke luar negeri mencari obat, semuanya adalah Ahli Strategi dengan kemampuan terhebat! Ferguson Xu bahkan lebih hebat dariku, dia telah mempelajari semua formasi seri Tujuh Bintang, meski kemampuannya belum cukup untuk memecahkan formasi Sembilan Istana. Tapi sebagai keturunan langsung generasi pertama Ahli Strategi, dia memiliki catatan rahasia yang hanya diwariskan kepada anak sulung! Dalam catatan itu terdapat rekaman detail generasi pertama Ahli Strategi Yun Qin tentang mata formasi terkenal, termasuk Pagoda Tujuh Permata di Benua Sutra, serta berbagai formasi yang ditinggalkan leluhur kita selama perjalanan ke Barat di laut!” Kepala suku Maniki Timur bertanya kepada Lao Liu: "Meski Ferguson Xu gugur dalam perjalanan mencari obat, apakah catatan rahasianya itu masih ada?"
"Jancuk!" Liu Zhenhan menatap langit dengan frustrasi. Dulu bahkan kapal Penglai saja diberikan kepada Pangeran Simirian, mana mungkin masih menyimpan catatan usang itu?
Pantas saja! Liu Zhenhan akhirnya paham, mengapa Ferguson Xu bisa begitu mudah memecahkan "Formasi Delapan Gerbang Emas" di pulau Dewa Laut. Ternyata bukan karena keberuntungan, tapi dia sudah membaca catatan rahasia tentang itu sebelumnya!
"Apa catatannya hilang?" Kepala suku Maniki Timur membaca kefrustrasian Lao Liu, bertanya dengan hati-hati namun tak percaya.
“Apakah awak panda di kapal Penglai dan Ning Yu tahu tentang catatan ini dulu?” Liu Zhenhan sekarang pusing tujuh keliling. Meski Ferguson Xu masih "hidup", meminta orang ke Bangsa Laut sama vitalnya dengan meminta kulit harimau dari harimau. Ini masalah rumit.
“Ini rahasia ahli strategi, kurasa Ferguson Xu takkan memberitahu bawahan! Tapi selama kapal Penglai masih di tanganmu, catatan itu pasti masih ada!” Kepala Suku Timur Manniki berkata sambil tertawa terkekeh, matanya berbinar licik.
“Panggil pengawal, antar keempat kepala suku ini pulang tidur.” Liu Zhenhan menghela napas lesu dan melambaikan tangan.
“Bagaimana dengan Helen dan kekasih Yitiao?” Ning Yu menarik tangan Lao Liu dengan mata berkaca-kaca, tampak memilukan.
“Aku akan ke Kerajaan Laut Xiya sekarang!” Yitiao menggeretakkan gigi, bersiap mengobrak-abrik Istana Kristal.
“Aku ikut!” Pangeran Kesepuluh Wentekelaier menepuk dadanya.
“Tidak perlu!” Liu Zhenhan memandang Pagoda Tujuh Permata itu dengan galak, menjentikkan jari: “Bawakan Kapak Perang Chevroline-ku! Bawakan Kalung Kemarahan Menggelegar! Malam ini purnama, aku tak percaya! Apa aku tak bisa membuka jalan di tumpukan perunggu ini!”
Beberapa pasang mata yang nyaris kram memelototi tuan tanah ini. Membuka jalan di pagoda perunggu utuh?
“Kalau bisa membuat jalan di sini, aku akan memanggilmu kakek.” Naga tua Wenge berkata sambil mencemooh.
Bab 578 Kelembutan Mengalahkan Kekerasan (Bagian Tengah)
Naga Kuno Weng segera menyadari bahwa ucapannya salah.
Menantu lelakinya sama sekali tidak sedang bicara sembarangan atau mengutarakan ide kebetulan - dia benar-benar bersiap menghancurkan ruang bawah tanah Pagoda Tujuh Permata yang seluruhnya terbuat dari tembaga ini!
Lima ratus pandai besi Kurcaci Abu-abu yang didatangkan darurat dari Feilengcui, mengerahkan bakat alami ras mereka dalam membelah gunung dan memahat batu. Di bagian luar ruang bawah tanah yang gelap dan dalam, mereka membongkar tanah granit yang keras, menggali tiga lubang raksasa sedalam 10 meter dengan tiga arah berbeda.
Disertai gerutuan khas kurcaci dan debu beterbangan, palu perang besar bergerak cepat bagai kelinci melompat dan elang menyambar, menghantam pondasi batu yang membungkus pagoda bawah tanah.
Saat lapisan terakhir timah cair yang meleleh di dasar pondasi dihancurkan, tembok tembaga tebal berbentuk setengah lingkaran berkilauan keemasan pun tersingkap, membawa aroma tanah segar ke udara musim panas yang terik.
Semua orang tahu: ruang bawah tanah Pagoda Tujuh Permata ini benar-benar telah kehilangan akar fondasinya.
Kini, pertunjukan utama yang sesungguhnya pun dimulai.
Ahli metalurgi yang sangat berpengalaman, Tifon si Raksasa Kecil, hanya perlu mengetuk dinding tembaga ini dua kali dengan jarinya dan menyimak gema berat yang kembali dari dinding, langsung menyimpulkan hasil pasti - ketebalan dinding perunggu ruang bawah tanah ini tidak merata, namun bahkan di bagian tertipis masih mencapai 11,32 meter.
Ini baru sebatas fondasi menara perunggu penuh di satu sisi saja.
Para tamu dari Aiqin sulit membayangkan bagaimana ribuan tahun lalu, Kaisar Yun Qin dari Benua Sutra mampu memerintahkan para perajin untuk melebur dan mencetak menara perunggu megah setinggi ini.
Tingkat keahlian seperti ini hanya bisa digambarkan sebagai sesuatu yang melampaui batas manusia.
Yang lebih menakjubkan, di Benua Sutra ternyata terdapat tujuh menara serupa.
Ini benar-benar merupakan keajaiban terbesar di dunia.
Jika mengikuti kecepatan pemotongan Pedang Api milik Tifon Napoleon, untuk membuat lubang seukuran manusia di dinding tembaga setebal ini, diperlukan waktu sekitar dua tahun kerja non-stop siang dan malam.
Akumulasi kuantitas akhirnya mengubah kualitas. Mematahkan satu ranting mungkin mudah bagi siapa pun, tapi mematahkan seratus ranting sekaligus lain cerita. Prinsip ini berlaku universal, termasuk dalam memotong logam - semakin tebal materialnya, semakin sedikit progres yang bisa dicapai.
Sebagai anggota bangsa naga Aiqin, Wenger juga menghitung berapa lama Naga Pelangi perlu untuk menembus dinding tembaga ini.
Jawabannya tidak diketahui.
Sihir bukanlah segalanya, terutama untuk gumpalan logam sebesar ini.
Merusak struktur molekul tembaga yang sangat stabil di ruang bawah tanah Pagoda Tujuh Permata dengan sihir logam, bahkan ahli sihir logam sekelas Naga Pelangi hanya bisa menyebabkan karat atau korosi dengan tingkat berbeda, bukan pelepasan cepat!
Kekuatan fisiknya sendiri menjadi batasan kemampuan manipulasi logam Naga Pelangi.
Pagoda Tujuh Permata dengan tonase menakjubkan adalah bangunan, bukan makhluk hidup. Keahlian "korosi logam" Naga Pelangi bagaimanapun hebatnya tetap sia-sia.
Menurut hukum keseimbangan, inilah batasan yang melekat pada setiap jenis sihir atau bakat.
Tapi bagi Liu Zhenhan malam ini, batasan ini tidak ada.
Yang harus dihadapinya hanyalah tembok tembaga yang tak bisa bergerak.
Bagi pria dengan kekuatan fisik luar biasa ini, ini adalah target penghancuran yang paling diidamkan.
Logam Isidintin dalam kapak perang bermata ganda Snowdonia, meski bukan logam magis langka terbaik, namun efek Transformasi Liar yang tenang dan bonus khusus Transformasi Liar Tingkat Dua di malam purnama, membuatnya menempati posisi tertinggi di hati setiap prajurit Bimon, melampaui empat logam magis khusus!
Ketika tubuh Adamantium penakluk iblis Liu Zhenhan dan Kekuatan Naga Ba Xia mengalami tiga kali peningkatan melalui Amuk Mandiri, Kemarahan Menggelegar, dan Transformasi Liar Tingkat Dua, tembaga padat di bagian luar ruang bawah tanah Pagoda Tujuh Permata mulai memasuki siklus reinkarnasi yang tak terelakkan. Pedang perang tajam berlapis Adamantium yang baru saja diperkuat oleh Xiao Kong, berputar bagai kincir angin di tangan Liu Zhenhan, menciptakan gemuruh mengerikan yang menusuk telinga saat bertabrakan dengan tembaga.
Di Benua Aigean, senjata Adamantium memang identik dengan ketajaman tak tertandingi!
Terlebih bila digunakan dengan kekuatan ekstrem, daya potong senjata Adamantium bisa mencapai ketinggian menakutkan yang sulit dibayangkan orang biasa!
Daripada menyaksikan tuan tanah menembus tembok baja penuh rintangan, lebih tepat disebut menyaksikan ritual suci - setiap kekuatan yang mencapai puncak kesempurnaannya akan memicu rasa hormat bak menyembah. Sekalipun hanya sesaat, namun hal itu memang terjadi.
Menghadapi adegan spektakuler ini, Xiao Kong tak lupa mengeluarkan bola kristal Di Wei untuk merekam momen bersejarah.
Pangeran Kesembilan belakangan jatuh cinta pada seni fotografi Divi. Sejak wajahnya menjadi tampan, bahkan hobinya pun berubah menjadi lebih elegan.
Namun bahkan pedang Adamantium pun mulai rusak setelah menerima beban tebasan yang begitu berat.
Bilah baja misterius di bawah lapisan Adamantium akhirnya remuk menjadi serpihan, tak lagi mampu menahan daya pental yang dahsyat.
Meski lapisan Adamantium tidak pecah, serpihan yang mengalir cepat memengaruhi keseimbangan alami bilah pedang, langsung mengganggu kenyamanan penggunaan.
Dengan teratur, Fatty Luo melemparkan pedang baru ke bos. Total 14 pedang perang telah disiapkannya untuk bos, semuanya dilapisi Adamantium secara dadakan oleh Pangeran Kesembilan.
Urusan besar membutuhkan biaya besar. Feilengcui mungkin miskin segalanya, kecuali uang.
Setiap kekerasan bersifat relatif. Di bawah kekuatan senjata Adamantium yang tajam dan kekuatan fisik tak tertandingi, tembaga tebal meski berhasil menghancurkan pedang-pedang Adamantium dengan getarannya, namun dalam percikan api, bilah-bilah itu perlahan mengukir luka bergerigi di permukaannya. Luka ini membesar seperti keju hitam yang terbelah pisau, akhirnya menyingkap inti lezat di dalamnya.
Saat dua bilah terkenal mulai digunakan untuk membobol dinding tembaga istana bawah tanah, kerusakan terbesar pun dimulai!
Setelah beberapa waktu menebas, Liu Zhenhan menyadari metode membuka terowongan sebelumnya terlalu kasar, lebih baik menggunakan teknik mengukir dan menggerus.
Dalam koleksi senjatanya terdapat Pedang Perang Citroën milik Raja Langit Bersayap Enam dari bangsa iblis, yang dijuluki paling tajam se-dunia iblis. Sedangkan Pedang Kupu-kupu yang direbut dalam pertempuran gurun sebelumnya, termasuk dalam Sepuluh Pedang Terkenal Benua Sutra, mampu membelah besi seperti memotong bulu.
Memperlambat gerakan, dengan menusuk tembaga lalu memutar satu lingkaran untuk memotong, Liu Zhenhan meski tak lagi menunjukkan sikap merusak yang garang seperti sebelumnya, justru memiliki efek yang lebih cepat dan dahsyat. Setiap gumpalan besi tua raksasa yang berhasil dicungkilnya dari lubang tanah dan dilemparkan ke udara, selalu memicu desahan kagum—siapapun yang melihat seseorang melempar pilar tembaga seukuran peti mati seperti melempar kacang polong, pasti akan bereaksi sama!
Venger termasuk yang paling penuh perasaan campur aduk.
Sebagai naga purba yang pernah mengalahkan "Penari Notasi Berat" dari bangsa naga 10.000 tahun silam, Venger bukan tak mendengar kabar tentang kekuatan fisik bawaan Tuan Tanah Feilengcui. Tapi dia benar-benar tak menyangka, di dunia Aiqin ini ada Bimon dengan kekuatan ekstrim seperti ini!
Dengan kekuatan selevel ini, jika terjadi konfrontasi langsung, entitas di dunia yang diketahui mampu menghalanginya melakukan perusakan, mungkin sudah bisa dihitung dengan jari!
Liu Zhenhan tak tahu dirinya kembali mengguncang para ahli kuat Aiqin. Belakangan nasibnya sedang sial, apapun yang dikerjakan selalu tak beres. Kini satu-satunya pikiran dia adalah segera menembus tembok tembaga ini, menyelesaikan urusan rumit di Benua Sutra, lalu cepat-cepat pulang untuk melawan agresi!
Seiring semakin dalam masuk ke dalam dinding perunggu, terowongan tembaga yang digali Liu Zhenhan semakin menyempit, mengurangi ruang geraknya dan menghabiskan lebih banyak waktu. Namun berkat bantuan pelayan kekuatan naga dan harimau, dia tidak perlu seperti tikus tanah yang harus sesekali merangkak keluar untuk membuang tiang besi tua hasil galian.
Tidak ada yang menghitung berapa lama tepatnya menembus dinding perunggu ini, termasuk Liu Zhenhan sendiri. Saat menendang tiang terakhir hingga pecah (braak!), suara cipratan air menggema di telinganya. Sebelum sempat lega, air kotor berbau karat tumpah menghantam wajahnya.
Andai terowongan perunggu tidak cukup luas dan dirinya tidak punya kemampuan hidup di air, Liu Zhenhan pasti tersapu arus banjir asing ini ke dalam terowongan. Banjir berbau aneh ini cepat surut, dan saat arus stabil, Liu Zhenhan segera merangkak keluar, berenang menuju istana bawah tanah dan muncul ke permukaan.
Wanita api perak dari nyala jiwa yang dianugerahkan burung beo kecil memancarkan cahaya keperakan, menerangi istana bawah tanah yang gelap gulita. Di permukaan air tepat di depan hidung Liu Zhenhan, mengapung bangkai tikus yang sudah memucat. Matanya melotot, perutnya kembung, bergoyang perlahan di riak air yang mulai tenang.
Liu Zhenhan penasaran menusuk-nusuk bangkai tikus ini dengan tangan, hasilnya perut tikus mengeluarkan suara "pfft! pfft!" seperti balon kempes, membuatnya kaget.
Dalam rintik-rintik tetesan air yang tak beraturan, Liu Zhenhan mengamati sekeliling ruangan ini.
Ini adalah makam bawah tanah berbentuk buah pir setinggi 10 meter dan selebar ratusan yard, seluruhnya terbuat dari logam.
Di bagian depan makam ini terdapat pintu lorong lain, tampaknya menuju ke ruang samping.
Dinding coklat tua di sekeliling dipenuhi lumut hitam, pola runa dan garis formasi magis yang terukir di permukaan membentuk relief yang khas, genangan air kehijauan setinggi satu setengah orang dengan bau menyengat memenuhi lantai.
Liu Zhenhan memperhatikan di dasar air terdapat banyak mayat basah, permata, serta zirah dan senjata berukir indah. Mayat-mayat perkasa ini masih terlihat segar dengan baju perang yang berkilau.
Bab 579: Kelembutan Mengalahkan Kekerasan (Bagian Bawah)
Di kalangan penjarah makam Aiqin ada pepatah "Basah awet sepanjang era, kering tahan ribuan tahun" - artinya pengawetan jenazah di tempat basah justru lebih baik daripada di tempat kering.
Liu Zhenhan menyadari mayat-mayat perkasa di dasar air ini memang berasal dari Bangsa Manusia Berbulu.
Dalam istilah Benua Sutra, mereka disebut Shu Ru.
Tepat seperti yang dikatakan sang Kekasih, Pagoda Tujuh Permata ini adalah senjata pamungkas yang digunakan penguasa lalim Yun Qin untuk membasmi mantan sekutu setelah menyatukan dunia.
"Diterangi cahaya perak samar dari wanita api perak, rambut mayat basah ini menari-nari seperti ganggang air, berkilauan bersama hiasan emas-permata seolah menyambut kedatangan Lao Liu."
"Ini benar-benar mengenai titik vital Lao Liu."
"Dia mulai berpikir diam-diam: apakah sebaiknya mencari istri nanti saja, sambil mencoba mengangkat sedikit harta karun untuk dilihat kualitasnya?"
"Li Cha? Apakah Li Cha?" Teriak Helen dari ruang samping di ujung lorong.
"Pasti mereka juga mendengar suara ledakan yang menghancurkan terowongan tembaga tadi."
"Aku!" Lao Liu memandang penuh kerinduan ke dasar air. "Haha! Kebanyakan mayat basah ini adalah prajurit Panda Panta hitam-putih! Memang benar kabar bahwa panda adalah prajurit andalan Benua Sutra!"
"Senjata yang digunakan prajurit Panda ini semuanya berupa tong logam gemuk berhias emas-jade. Gelombang elemen di atasnya berdenyut seperti api dalam angin, membuat jantung Lao Liu ikut berdegup kencang tak karuan."
"Selain Panda, di dasar air juga banyak mayat basah prajurit manusia berambut emas."
"Prajurit berambut emas ini sangat mirip ras manusia Benua Aigean. Di pergelangan tangan mereka terdapat sarung tangan logam bermata tajam yang elegan, dengan bilah panjang menjulur dari buku-buku jari. Bentuknya mirip senjata generasi kedua Kota Fei 'Cakar Shaman', tapi pengerjaannya jelas lebih mewah dan canggih."
"Manusia Benua Sutra sekarang semuanya berambut hitam, manusia Aiqin yang berambut emas. Tapi sebenarnya di era Yun Qin di Benua Sutra, manusia berambut emas juga ada, meski jumlahnya sangat langka."
"Para prajurit manusia berambut emas ini adalah ahli pertarungan jarak dekat yang luar biasa, mahir menggunakan cakar lentur. Tentang hal ini, Ning Yu dan Lao Liu pernah menyebutkan secara santai dalam obrolan. Alasan mengapa ahli strategi tidak membawa prajurit kuat ini saat berlayar mencari obat dulu, terutama karena manusia berambut emas ini secara alami takut air dan mabuk laut."
"Liu Zhenhan menggunakan metode klasifikasi ras Aiqin, berpendapat bahwa manusia berambut emas ini seharusnya dikategorikan sebagai Monyet Sutra Emas."
"Tapi para sialan ini rupanya pernah sangat menghina tirani Yun Qin, sehingga tidak mendapat pengampunan meski sama-sama manusia."
""Richard! Gadis kecil ini sangat hebat, cepat panggil Yitiao!" Teriakan Ai Wei'er disertai desing sihir menembus udara, sampai ke telinga Lao Liu."
""Ada apa?" Liu Zhenhan sedang meneliti prajurit Kadile Timur di dasar air dan tombak perang mereka. Mendengar suara pertarungan, ia segera menggunakan kemampuan menginjak ombak dari "Tahi Lalat Linglong Biru" untuk berdiri di permukaan air dan berlari kencang ke pintu gerbang."
"Sambil berlari, ia tidak lupa menoleh lagi untuk mengagumi terowongan tidak beraturan yang dibuatnya, dalam hati berseru 'untunglah'."
"Untung hari ini malam purnama. Tanpa bantuan Transformasi Liar Tingkat Dua dari Isisidine, sulit mengatakan apakah ada kekuatan untuk menembus tembok tembaga setebal ini."
“Richard! Tunggu sebentar, kamu belum boleh mendekat untuk sementara!” Suara Daisy dan Nana yang gugup dan tegang segera menyusul.
“Jancuk!” Liu Zhenhan mendengar suara tembakan sihir semakin intens, sama sekali tidak berani berhenti.
Suara lembut dan jernih bergema mengikuti, menggunakan Bahasa Umum Benua Sutra. Separuh kalimat pertama tidak sempat dipindai telepatinya, separuh terakhir baru terasa - pertanyaan bernada panik: "...Kalian siapa...Jangan mendekat..."
“Aku bos Aurora Abadi...” Liu Zhenhan mengerenyit kesakitan sambil mengibaskan tangan, menerjang masuk ke ruang samping melalui permukaan air.
Aksi gebrak-gebrak di tahap awal membuat telapak tangannya terkoyak beberapa luka. Baru sadar darah mengotori seluruh tangan setelah euforia menemukan harta karun mereda. Rasa perih menyengat saat air meresap ke luka.
Sambutan baru terucap separuh, Liu Zhenhan terpaku.
Akhirnya dia memahami alasan para istri melarangnya masuk.
Ruang samping oval seluas ratusan meter persegi ini berbentuk lereng bukit besar, hanya separuh terendam air.
Di lereng bukit terdapat meja altar dan meja teh, serta tempat tidur giok putih. Ailijie, Ai Wei'er, Helen, Daisy, dan Nana sedang menjelaskan maksud mereka dengan gerakan tangan kepada seorang wanita berambut hitam bertubuh ramping, namun sepertinya kurang efektif. Kedua pihak sesekali melepaskan sihir untuk berkomunikasi.
Wanita dengan lekuk tubuh memesona ini mengenakan pakaian yang compang-camping. Dengan satu tangan menutupi dada dan tangan lain memegang pedang oranye, ia berdiri tegang di tengah air di bawah lereng bukit berhadapan dengan para nyonya bos Feilengcui.
Sendirian, ia tak mungkin melawan pasukan perempuan Feilengcui. Khimera Landak milik Helen di ruang tertutup ini saja sudah cukup menakutkan, apalagi kombinasi sihir ganda dari peri bunga dan putri duyung!
Karena sibuk berhadapan, wanita berambut hitam bertubuh anggun ini membelakangi Liu Zhenhan yang baru saja menerobos masuk ke ruang samping.
Pantatnya yang seksi dan imut, punggung halus putih bersih, serta pinggang ramping yang memesona - semuanya tertangkap jelas oleh Lao Liu.
Pasti seorang super cantik!
Dengan pengalaman berburu pria tampan yang melebihi pengalamannya dalam sihir, Lao Liu langsung yakin 100% hanya dari melihat bagian belakangnya!
Belum sempat otaknya pulih dari pemandangan asyik ini, perempuan berambut hitam sudah menyadari riak air yang datang dari belakang. Tubuhnya meluncur mundur di atas air seperti orang main seluncur es, membelah gelombang dengan mulus. "Swish!" Pedangnya menusuk balik, ujung oranye menghujam ke dada Lao Liu dari bawah tulang rusuk. Gerakannya elegan, lancar, dan mematikan—dari awal sampai akhir tak sekali pun menoleh.
Kecepatan pedang, refleks, serta jalur serangan yang sangat angker ini membuktikan gadis kecil ini benar-benar ahli ilmu pedang tingkat tinggi.
Tak perlu diragukan lagi, dia pasti Qingya·Baiyu. Sang jantung hati Yitiao.
"Aku ini bos Aurora!" Liu Zhenhan nyaris celaka karena serangan mendadak ini. Berkat lompatan super dari "Wujud Raja Laut", dia nyaris menghindari tusukan pedang di detik-detik kritis.
Qingya·Baiyu tak memberi Lao Liu kesempatan menjelaskan. Sebelum kalimatnya selesai, tubuhnya sudah melayang mundur sambil berputar seperti Angin Puting Beliung. Pedang oranye di tangannya menciptakan lingkaran cahaya menyilaukan bagai roda mutiara, sekaligus menutupi aib pakaiannya yang compang-camping sambil terus mengincar bagian vital Lao Liu.
"Ini cewek edan juga!" Liu Zhenhan dalam hati merintih kesakitan. Ceroboh! Qingya·Baiyu sudah dikurung di Pagoda Tujuh Permata bukan sehari dua. Kenapa waktu Helen dan yang lain masuk tidak bawa baju ganti untuknya?
“Sudah!” Mengandalkan kekuatan fisik untuk mengalahkan musuh, betapapun indahnya trik Qingya, Liu Zhenhan hanya mencabut Citroën-nya dan dengan sekali tebasan berhasil melontarkan pedang jingga sang putri.
"Braak!" Pedang berwarna aneh yang mengeluarkan aroma mistis itu jatuh ke dasar air di kejauhan, memercikkan riak-riak air.
"Dengar, aku adalah bos dari Aurora Malam Abadi!" Liu Zhenhan berusaha terlihat tulus sambil menjelaskan status dan asal-usulnya pada gadis cantik yang wajahnya memerah malu, kedua tangan mencengkeram sisa kain untuk menutupi area sensitifnya.
Kekasih Yitiao memang secantik Fei Wenli, dengan sorot mata yang memiliki tujuh persamaan mencolok dengan sang dewi ular. Pantas saja dulu Yitiao terlihat linglung saat melihat Fei Wenli.
Kini gadis jelita itu hampir seluruhnya terendam air, hanya menyisakan sepasang mata indah yang memandang Lao Liu dengan perpaduan duka dan amarah.
"Aurora! Aurora Malam Abadi!" Liu Zhenhan tersenyum pelan sambil merapikan senjatanya, membuka kancing jubah dinasti Qing-nya untuk dilemparkan ke Qingya sebagai pakaian pengganti.
Di tengah terik musim panas ini, si brengos ini memang terbiasa bertelanjang dada. Sejak ia membuka jubahnya memperlihatkan bulu dadanya yang lebat, Qingya yang putus asa langsung menyelam ke dasar air. Bayangan hitam melesat dari dalam air, menerjang Liu Zhenhan yang sedang bersandar di sudut dinding.
Lao Liu tahu dirinya mungkin sekali lagi melanggar aturan dunia Benua Sutra!
"Saya tegaskan kembali, saya bos Aurora!" Kali ini Lao Liu tidak berniat menghindar. Dengan tubuh Adamantium penakluk iblisnya, tak peduli ditinju atau ditendang gadis ini, bahkan ditusuk pedang pun tak masalah?
Penjelasannya kembali sia-sia. Sebuah pemandangan angker tak terduga terjadi.
Liu Zhenhan yang tak pernah terkalahkan di Aiqin, hanya terluka sekali oleh serangan licik Penyihir Mayat Hidup, nyaris tumbang di Benua Sutra!
Qingya·Baiyu melompat dari air dengan percikan basah. Tak ada yang melihat gerakannya, Lao Liu tiba-tiba membeku bagai kayu totem yang bodoh.
"Mata Pemfosilan!" Para nyonya bos Feilengcui yang tadinya tertawa menonton, terkejut dengan perubahan drastis ini sampai tak sempat menyiapkan sihir.
"Teknik titik meridian?" Liu Zhenhan sendiri merintih. Hanya dia yang tahu: gadis pedas Qingya hanya menusuk dada Lao Liu dengan jari rampingnya, membuat seluruh tubuhnya kaku seperti fosil.
Kemampuan ajaib ini mengingatkan Lao Liu pada novel silang usang yang pernah dibacanya puluhan tahun lalu. Hanya di novel-novel itulah dia pernah melihat "teknik titik meridian" - ilmu rahasia yang membuat darah pendekar lemah mendidih!
Karena mencintai rumah hingga burung gagaknya, sampai sekarang dia masih ingat siapa penulis novel silat itu - sebuah nama pena yang sangat termasyhur, bila diterjemahkan ke bahasa Aiqin artinya "Emas yang Biasa".
Sebenarnya saat dia pertama kali bertugas di garis depan Nanjiang untuk misi penyusupan balik intelijen, komandan pasukan juga mengundang tabib tua untuk mengajari pasukan pengintai teknik titik meridian penghenti pendarahan. Liu Zhenhan sempat sangat antusias, tapi akhirnya tabib tua ini malah mengajar begini - jika terluka di medan perang, selain area telur, pelipis dan dada yang tak boleh disentuh, bagian lain tusuk saja dengan jarak di mana sakit!
Sejak itu, Lao Liu menganggap "teknik titik meridian" murni ngibul.
Tak disangka, sekarang di dunia lain dia malah benar-benar mengalami teknik titik meridian!
Benarlah ada yang bisa mengalahkan yang lain. Kekuatan fisik Lao Liu yang baru saja merobek tembok baja, langsung ketemu lawan sepadan saat berhadapan dengan teknik ini!
"Braak!" suara auman naga terdengar, Qingya tak memberi ampun. Sukses dengan satu jurus, tangannya yang lain langsung mencabut pedang Lao Liu.
Di jarak sedekat ini dengan perubahan situasi secepat ini, menghadapi keahlian pedang dan kelincahan Qingya, Liu Zhenhan tak sempat bereaksi. Melihat pedang Citroën yang hendak menyayat lehernya, hatinya campur aduk.
Ternyata mati di tangan sekutu sendiri!
Sungguh tak ada nasib sial yang lebih parah dari ini di dunia!
"Tidak!" Teriakan Yitiao bagai melodi surgawi yang tiba tepat waktu, bergema di dalam istana bawah tanah.
Pedang perang Qingya berhenti mendadak di arteri besar leher Lao Liu, meninggalkan garis merah redup di kulit.
Cakar tajam dua pelayan kekuatan naga-harimau hanya berjarak sehelai rambut dari wajah cantik Qingya.
Suara "Braak, Byur" benturan benda keras dengan air terdengar bersamaan.
Satu suara berasal dari pedang Qingya yang jatuh ke dasar air, satunya lagi tetesan keringat dari dahi Lao Liu.
"Bangsat!" Liu Zhenhan bertekad dalam hati, mulai sekarang akan tidur pun mengenakan zirah.
Bab 580 Jurus Rahasia Negeri Sutra
Pertemuan Yitiao dan Bai Suqing Jin Feng Yu Lu seharusnya dipenuhi rindu tak terucap, namun akhirnya berubah menjadi pelukan yang lebih bermakna dari ribuan kata.
Membelai wajah tampan yang dipenuhi bekas luka, air mata Bai Suqing hampir membanjiri istana bawah tanah.
Selain tatapan lembut sang kekasih, Yitiao juga menerima pancaran lain - tatapan yang sanggup membakar istana bawah tanah!
Jika pandangan Liu Zhenhan saat ini bisa ditukar dengan hukuman penjara, dengan tenggat waktu di depannya, pasti 10.000 tahun.
"Meski musim panas, jangan sampai masuk angin." Liu Zhenhan ingin menyungging senyum sinis, tapi otot dan kulitnya sudah kaku, bahkan bicara pun tak bisa.
Untungnya telepati tidak terpengaruh oleh "teknik titik meridian", kalau tidak, dia dan patung marmer benar-benar tak ada bedanya.
Yitiao tertegun sejenak, masih mencerna maksud perkataan bos, merasakan sentuhan tentakelnya yang dingin dan licin. Saat menunduk melihat, wajahnya tiba-tiba memerah sepanjang satu li.
"Bos, kau benar-benar jahat!" Yitiao panik melepas jubahnya, membungkus sang kekasih rapat-rapat seperti kubis.
"Lu mau suruh gua berdiri seperti orang-orangan sawah sampai kapan?" Jika keseriusan nada Liu Zhenhan ini dikonversi menjadi batu bata, Yitiao pasti sudah menjadi Wan Xiliang, terkubur di Tembok Besar 10.000 li.
Yitiao menggaruk-garuk kepalanya, buru-buru mendekat ke pelipis sang kekasih dan berbisik dua patah kata.
Wajah Medusa Timur yang memerah malu perlahan melepaskan pelukan sang kekasih, melayang pelan ke sisi Lao Liu. Dengan kepala tertunduk, dua jari lentiknya menekan kuat bulu dada Liu yang terbuka setengah.
Liu Zhenhan mengira satu kali tekan sudah cukup, tapi si gadis kecil ini menekan berulang kali. Ia tetap kaku seperti kayu.
Entah karena gugup atau takut, tangan Qingya·Baiyu gemetaran hebat.
Kita semua tahu, dalam bidang-bidang presisi tinggi, selisih tipis bisa berakibat fatal.
“Lao Liu merasa seperti Chopin di bulan November sedang mengadakan konser piano di dadanya.”
Para nyonya bos yang bisa terbang dan berenang semua datang, menatap Qingya·Baiyu seperti menonton sirkus.
Lao Liu yang membeku bagai patung membuat para nyonya bos tertawa terpingkal-pingkal, berpelukan menjadi satu.
Usaha tak mengkhianati hasil, setelah upaya gigih Qingya·Baiyu akhirnya berhasil mengembalikan Lao Liu ke wujud semula. Yitiao di sampingnya sudah menunggu sampai keringat membanjiri dahinya.
“Iskusmi! Obisilachi!” Liu Zhenhan yang murka melompat berdiri, mencekik leher Yitiao sambil menunjuk garis merah di lehernya: “Lihat! Kau lihat? Di posisi mana ini?”
“Arteri besar...” Mutiara Naga Air membelah permukaan air, seiring suara Yitiao yang terputus-putus.
“Ini apa lagi?” Liu Zhenhan menyepak pedang Citroën dari lantai, mengayunkan bilah pedang yang berpendar.
“Pedang perang Citroën yang dijuluki paling tajam di dunia iblis.”
“Jancuk nenekmu!” Gemuruh suara tuan tanah mengguncang ruang bawah tanah: “Kau pikir tubuh Adamantium penakluk iblisku sudah terkultivasi sampai level arteri besar bisa tahan pedang paling tajam dunia iblis?!”
“Tidak.”
"Kalau begitu, tolong jelaskan padaku, apa sebenarnya maksud 'motor listrik kecil'mu itu?" |Liu Zhenhan menatap |Yitiao sambil menunjuk |Qing Ya yang terbungkus seperti |bakcang di sampingnya: "Tindakannya keterlaluan! Aku heran, bukannya |Helen dan yang lain sudah masuk beberapa saat lalu? Kenapa 'motor listrik kecil'mu masih dalam posisi |mengawasi penuh kewaspadaan? Apa dia tidak mengerti |Bahasa umum Aiqin kita?"
"Qing Ya memang tidak paham bahasa Aiqin! Di |Benua Sutra kami, selain |biarawan dan penerjemah, jarang yang mempelajari bahasa Aiqin karena memang tidak diperlukan!" |Yitiao |memutar mata, lalu berbisik beberapa patah kata dengan Qing Ya. Seketika wajahnya menunjukkan ekspresi |tersadar.
"Artinya, aku harus |merugi sia-sia kali ini!" Setelah melampiaskan kemarahannya, |Liu Zhenhan merasa napasnya mulai lega. Sensasi |dingin menusuk tiba-tiba merambat di punggungnya.
Wajar saja, |keringat dingin yang baru saja dikeluarkannya itu volumenya seketika bisa menyaingi banjir bandang |Sungai Sanggan.
"Ini hanya kecelakaan," kata |Yitiao dengan wajah penuh penyesalan: "|Bos, aku bersumpah, Qing Ya benar-benar tidak sengaja! Bayangkan, dia sendirian di ruang bawah tanah begitu lama, tiba-tiba muncul banyak orang yang bicara bahasa |bahasa asing yang tak dipahami. Apalagi |nyonya bos Helen memiliki |ekor rubah, sementara dua nyonya bos lainnya |Daisy dan |Ruoerna memiliki |tanduk naga di kepala..."
“Apa maksudmu? Yitiao?” Kedua nyonya bos Naga Peri meluapkan kemarahan. Tanduk naga yang anggun dan unik bukanlah milik sembarang orang, wujud manusia naga biasa takkan bisa menumbuhkan tanduk seperti ini!
“Yitiao, apakah ekor Fox kami jelek?” Wajah cantik Helen memerah karena tersinggung, harga dirinya agak tersipu. Bukankah ekor merah menyala yang menjadi kebanggaan Suku Rubah Bimon ini justru menjadi bahan tertawaan di Benua Sutra?
“Akan kubantu memotongnya!” Ai Wei'er terus mendorong Helen: “Sebenarnya sejak lama ingin kuberitahu, tapi takut kamu marah. Ekormu memang sangat jelek! Lihat, sekarang bahkan orang luar tak tega melihatnya, lebih baik dipotong saja!”
Raungan Landak Batu secara tidak langsung menggambarkan perasaan Xiao Hulijing setelah mendengar ini.
"Para nyonya bos jangan marah! Begini ceritanya, makhluk ilahi Benua Sutra begitu memiliki wujud manusia, penampilannya persis sama dengan manusia biasa, sama sekali tidak punya ekor, tanduk, atau sayap! Hanya makhluk ilahi di Padang Rumput Juerong yang masih mempertahankan ciri fisik belum sepenuhnya berevolusi ini!" Yitiao melirik para nyonya bos sembari menelan ludah, lalu melanjutkan: "Sejak zaman dulu, suku barbar dari Padang Rumput Juerong sering menyerang jantung wilayah Benua Sutra. Makhluk ilahi Juerong pun mental dan gayanya sama seperti suku barbar itu, suka melakukan agresi. Makanya kami makhluk ilahi Benua Sutra dan mereka sudah jadi musuh bebuyutan sejak lahir..."
"Rupanya istri Yitiao mengira kita adalah musuh turunan makhluk ilahi Benua Sutra. Pantas saja tadi dia langsung memusuhi begitu melihat kita! Seharusnya dari awal hanya aku yang masuk saja." Ai Wei'er melirik ekor merah berbulu Xiao Hulijing dengan tatapan penuh arti, lalu tersenyum nakal.
Helen memalingkan wajah ke samping, berusaha menenangkan diri dengan tarikan napas dalam-dalam.
“Bangsat kau!” Liu Zhenhan yang tadinya sudah hampir tenang, mendadak naik darah lagi mendengar penjelasan Yitiao, “Aku tidak punya tanduk naga di kepala, juga tidak punya ekor di pantat, mana mungkin mirip makhluk ilahi Juerong? Telepatiku juga bukan bahasa Aiqin yang tidak dimengerti istrimu! Lalu mengapa setelah tiga kali kukatakan padanya bahwa aku adalah bosmu, malah nyaris kubayar dengan nyawa?”
“Bukan nyawa, cuma kena 'Jiexue' aja.” Yitiao memerah wajahnya, bergumam pelan, “Aku yang lebih rugi... Qingya tadi hampir telanjang... Kau lihat dia dalam keadaan begitu... Mana mungkin dia mau dengar penjelasanmu... Daripada menikahimu, mending dia bunuh kau...”
“‘Jiexue’ itu apa? Sama dengan teknik 'Dianxue'?” Liu Zhenhan merasa bersalah, buru-buru mengalihkan topik. Sejak hubungannya dengan Ning Yu, dia sudah paham betul pandangan kesucian wanita Timur. Kekesalan Yitiao bisa dimengerti.
Tapi Lao Liu merasa dirinya benar-benar dikorbankan!
Tadi dia lihat apa?
Cuma pantat mungil putih bersih itu saja kan?
“Para pelayan Feilengcui setiap malam memakai bikini kulit ikan untuk bermain air di Sungai Sanggan. Jika dihitung berdasarkan rasio melihat pantat sekali harus kehilangan satu kepala, Liu Zhenhan bahkan tidak akan cukup kepala untuk dipenggal meski berubah jadi Hydra dan Yamata-no-Orochi!”
“Hal paling membuatnya frustrasi adalah masalah Wu Long ini sama sekali tidak bisa dijelaskan. Jika dijelaskan malah semakin terlihat mencurigakan, hanya bisa dilupakan saja, dianggap tak pernah terjadi.”
“Apa? Titik meridian?” Yitiao tertegun.
“Dalam sistem bahasa Aiqin, karakter 'xue' sama sekali tidak mengandung makna 'titik akupunktur' atau 'jalur energi' - dengan sendirinya, 'dianxue' hanya bisa dimaknai sebagai 'menunjuk gua dengan jari'.”
“Sejujurnya, jika dipahami seperti ini, sangat mudah membuat orang membayangkan gadis yang sedang birahi di kamar tidur...”
“Bangau Api Burangsha merasa sangat terhina, sampai ingin menghabisi nyawa bos.”
“Para nyonya bos mendengar ini semakin malu dan marah. Ingin memarahi Lao Liu tapi tak tahu harus berkata apa, akhirnya hanya bisa mencubit beberapa kali untuk melampiaskan dendam.”
“Richard bukan bermaksud begitu! 'Dianxue' yang dia maksud adalah teknik menekan titik kritis pada urat dan jalur energi tubuh manusia, membuat orang tak bisa bergerak bahkan bisa membunuh seketika!” Mo'er justru memahami maksud Lao Liu.
“Ini maksudku!” Liu Zhenhan hampir meledak. Orang-orang macam apa ini? Sungguh suka menafsir sembarangan!
“Oh... Aku kira itu ‘teknik titik meridian’! Ternyata yang bos maksud adalah ‘teknik meridian rahasia’!” Wajah Yitiao akhirnya mulai tenang: “Hm, ‘teknik meridian rahasia’ memang ilmu bela diri yang sangat tinggi, menyerang ‘meridian dan titik rahasia’ tubuh lawan, bisa melumpuhkan atau bahkan membunuh seketika. Banyak orang di Benua Sutra yang mempelajarinya, tapi yang benar-benar mahir tidak banyak.”
“Tadi kamu bilang ‘pemotongan aliran darah’? Kok tiba-tiba muncul istilah ‘teknik meridian rahasia’?” Liu Zhenhan merasa pusing tujuh keliling.
“‘Pemotongan aliran darah’ dan ‘teknik meridian rahasia’ itu memang berbeda.” Yitiao mengangkat bahu: “Qingya tidak menggunakan ‘teknik meridian rahasia’... Dia menggunakan ‘pemotongan aliran darah’ untuk mengalahkan bos. Qingya bilang tubuhmu seperti dilatih dengan teknik bela diri keras, ‘teknik meridian rahasia’ tidak akan berpengaruh pada ‘meridian rahasia’-mu!”
“Sekadar bertanya, berapa jumlah ‘meridian dan titik rahasia’ di Benua Sutra kalian?” Liu Zhenhan tahu istilah ini pasti merujuk pada titik akupunktur. Samar-samar dia ingat titik akupunktur ada 365.
“Lebih dari seribu.”
“Jancuk! Banyak amat?”
“Titik rahasia urat' yang bisa menyebabkan luka atau cacat juga sangat sedikit, sebagian besar 'titik rahasia urat' sebenarnya sama sekali tidak berguna.” Yitiao tertawa: "Teknik pencegat darah dan seni titik rahasia memiliki banyak kemiripan, tapi ada perbedaan mendasar! Ilmu ajaib ini dipelajari Qing Ya dari seorang senior misterius yang mengembara, namanya lengkapnya 'Jari Pencegat Darah', sesuai namanya ini adalah teknik jari yang bisa memutus aliran darah! Senior misterius itu sangat baik pada Qing Ya. 'Mutiara Penakluk Ombak' adalah hadiah yang diberikan senior itu padanya!"
"Ada orang yang berani menghadiahkan mutiara sequence kepada orang lain, kenapa aku tidak pernah mengalami keberuntungan seperti itu?" Ai Wei'er benar-benar iri dengan keberuntungan Qing Ya.
"Sial! Memutus aliran darah bukankah sama dengan menyegel 'titik rahasia urat'?" Perkataan Liu Zhenhan terdengar sangat aneh.
"Bos benar! 'Seni titik rahasia' memang termasuk ilmu bela diri yang memutus aliran darah, tapi 'titik rahasia urat' hanya ada di permukaan tubuh 'makhluk berwujud manusia', posisinya tetap dan jumlahnya tidak berubah, jadi 'seni titik rahasia' memiliki keterbatasan alami - kaku." Yitiao tertawa: "Jari Pencegat Darah berbeda! Darah mengalir di semua makhluk hidup, asal kita memutus sumber cabang aliran darah - yaitu 'kepala darah', tubuh akan menjadi kaku seperti batu!"
"Lanjutkan." Lao Liu mulai terhanyut mendengarkan.
"Kehebatan Jiexuezhi (Teknik Penyegelan Darah) terletak di sini. Seperti kita ketahui, darah dalam tubuh makhluk hidup terus mengalir di pembuluh darah setiap saat. Dengan logika yang sama, setiap pembuluh darah memiliki 'kepala darah' yang terus berpindah posisi naik-turun dalam tubuh!" Yitiao sengaja menggigil: "Bayangkan, dibandingkan dengan ribuan 'titik rahasia meridian', berapa keunggulan kuantitatif yang dimiliki 'kepala darah' ini sejak awal!"
"Bukan hanya kelebihan itu, 'Jiexuezhi' bisa mempengaruhi semua makhluk berdarah, sedangkan 'Mikongshu (Teknik Titik Rahasia)' hanya efektif pada makhluk berwujud manusia!"
Liu Zhenhan terus bergumam: "Guaiguai Long di dong, babi hidungnya ditusuk daun bawang!"
"Mikongshu" tampak serupa dengan "teknik titik meridian", cukup ajaib untuk menyandang predikat itu. Namun "Jiexuezhi" milik Qingya·Baiyu jelas lebih Berbual B——Selain mayat hidup, para ahli kuat di berbagai tingkat dimensi yang diketahui kebanyakan bukan berwujud manusia, tapi adakah yang tidak memiliki darah dalam tubuhnya?
"Tapi teknik ini sulit dikultivasikan. Tanpa pelatihan ketajaman mata yang tinggi, sangat sulit menentukan posisi 'kepala darah' yang bergerak; Dan kekuatan jari yang digunakan dalam 'Jiexuezhi' juga bukan sekadar menekan biasa, ia memiliki metode kultivasi kekuatan jari yang unik!" Yitiao menghela nafas: "Tapi harus diakui, dibandingkan 'Mikongshu' yang bisa membunuh, 'Jiexuezhi' terlalu lemah dalam hal daya rusak——ia hanya bisa membuat tubuh kaku, apalagi membunuh, melukai pun tak mampu!"
“Hei hei! Jari memang tak bisa membunuh, tapi pedang bisa!” Nada bicara Lao Liu terdengar sedikit getir: “Ini benar-benar keahlian yang luar biasa!”
“Biasa-biasa saja! Cocok untuk serangan tiba-tiba. Tapi kalau lawan sudah tahu detail dan waspada, baik 'Jari Penghalang Darah' maupun 'Teknik Titik Rahasia' tidak seefektif pedang besar. Sehebat apapun tetap tak bisa menandingi pisau yang tertancap di jantung!” Yitiao mengusap hidungnya, tersenyum canggung: “Sebenarnya dulu aku juga belajar 'Jari Penghalang Darah' dari Qingya, cuma gagal menguasainya.”
“Ilmu bela diri yang benar-benar mengagumkan! Jika berhasil digunakan dalam pertempuran, efeknya setara dengan tatapan yang memetrikan!” Helen memuji tanpa henti: “Dan ini bisa digunakan tanpa batas seperti tatapan petrifikasi!”
“Ada syaratnya, musuh harus tidak memakai zirah.” Ailijie tertawa: “Setelah mendengar panjang lebar akhirnya aku paham, sebenarnya 'Jari Penghalang Darah' dan 'Teknik Titik Rahasia' ini sama saja dengan menyerang Titik Buta Hooke, menyerang titik lemah yang muncul di permukaan tubuh makhluk hidup!”
“Baik saat melawan ‘Jutsu Titik Rahasia’ maupun bertarung dengan ‘Jari Pemutus Darah’, sekadar mengandalkan zirah tidak ada gunanya. Yang terpenting adalah mengacaukan ritme serangan lawan! Pernah lihat ‘Pukulan Berbual Tembus Benda’ yang digunakan para Panda? Memukul objek melalui penghalang, bahkan menyerang dari kejauhan, itu semua adalah ilmu bela diri tradisional Benua Sutra kami! Meski teknik ini cukup tinggi, banyak orang di Benua Sutra yang menguasainya, Qingya kebetulan salah satunya! Dulu dia adalah petarung muda terbaik Lishan Men. Dalam hal ilmu bela diri, bahkan mentornya Nenek Li Shan jauh kalah darinya. Dia belajar banyak teknik hebat dari senior pengembara misterius itu, ‘Jari Pemutus Darah’ cuma salah satunya!” Yitiao memerah wajahnya karena bangga: “Makhluk ilahi Benua Sutra semua fokus pada pertarungan jarak dekat, sangat memperhatikan kultivasi ilmu bela diri! Monster Aiqin kebanyakan masih mengandalkan insting dan tubuh untuk bertarung, sangat miskin strategi serangan, terlalu bergantung pada sihir, sangat primitif!”
“Siapa bilang? Bangsa naga selalu sangat mementingkan keterampilan bertarung! Dalam pertempuran, kami naga lebih sering menggunakan hembusan napas, taring, dan cakar daripada sihir!” Ruoerna merasa perkataan Yitiao terlalu bias.
“Bahkan kalau jalur sihir, bukankah itu juga bukan kelemahan?” Lao Liu tertawa terbahak-bahak: “Sok superior Benua Sutra Yitiao mulai muncul lagi nih.”
“Kekuatan magis pada akhirnya terbatas, tubuh dan ilmu bela diri adalah senjata pamungkas yang tak pernah habis untuk mengalahkan musuh!” Yitiao terkekeh: “Tentu saja, maksudku bukan bahwa rajin melatih sihir itu buruk. Jika sihir dan ilmu bela diri bisa berjalan seiring, mencapai kesempurnaan bersama, barulah itu disebut jalan terbaik menuju puncak!”
Suara riuh rendah bergema di dalam istana bawah tanah. Rupanya pasukan Istana Musim Panas tidak percaya diri dan menyusup masuk melalui terowongan tembaga.
Tak lama kemudian, teriakan terkejut bergema beruntun, dengan suara Jenderal Pan yang paling keras menggelegar.
Tampaknya harta emas-perak dan senjata peninggalan mayat basah itu tidak hanya mengguncang Lao Liu, tapi juga membuat keturunan Yun Qin terpana.
“Dengarkan baik-baik!” Liu Zhenhan mengancam dengan garang setiap orang yang melihatnya dipermalukan, sebelum pasukan Istana Musim Panas melewati pintu koridor masuk ke ruang samping: “Peristiwa darah terputus oleh Qingya tadi, jangan sampai ada yang bocorkan! Siapa yang berani membocorkan, akan kuhadapi dengan 'Klimaks Kematian'!”
Bab 581 Pasukan Pemburu Harta
Kekejaman Liu Zhenhan bisa menekan bawahan, tapi tidak semua orang mau menurut padanya.
Jenderal Pan yang masuk ke istana bawah tanah membawa kabar buruk - pasukan Tang Zang datang lagi. Kali ini jumlah mereka lebih banyak, dengan aura mengancam dan niat jahat.
Liu Zhenhan segera menyerahkan tugas menggarap harta karun Yun Qin kepada Jenderal Pan, lalu menyelinap keluar istana bawah tanah untuk memeriksa situasi.
"Bayangan bulan redup, di ufuk Timur fajar mulai menampakkan semburat putih seperti perut ikan."
Langit, sebentar lagi akan terang.
Yang menyambut Liu Zhenhan adalah hutan pedang-tombak dan bendera-bendera yang berkibar-kibar.
Pasukan Tang Zang yang mencapai puluhan ribu orang mengepung Pagoda Tujuh Permata berlapis-lapis, rapat seperti tembok.
Sekitar lima batalyon pasukan udara, mengendarai bangau merah bersayap lebar, melayang-lipat di langit bagai menembus bintang dan bulan.
Di bawah desakan terompet yang tak putus-putus, pasukan Tang Zang dari kejauhan terus mengalir seperti air mengepung ke sini.
Di danau, kapal perang berjejal rapat, perahu-perahu yang hilir mudik membajak teratai mekar di danau hingga tercabik-cabik.
Pantas disebut sebagai kerajaan terkuat di Benua Sutra, kualitas militer prajurit Tang Zang memang bukan main!
Sebuah resimen kavaleri lapis baja hitam yang mendekat, selain derap kuku kuda, tak ada satu pun ringkikan kuda—dalam senyap tersimpan niat membunuh yang mengerikan!
Pasukan Pengawal Istana Musim Panas merebut titik tertinggi Pagoda Tujuh Permata, dan membentuk formasi perisai tebal di bawahnya. Pasukan Penjaga Utama dan kelompok penyihir siap siaga dari atas dengan panah terkokang dan pedang terhunus.
"Ini peringatan pertama dan terakhir! Jika kalian melewati garis pemisah ini, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas akan menganggapnya sebagai provokasi bersenjata sengaja, dan berhak membalas!" Nedved berdiri di lantai kedua pagoda, kedua tangannya mengayun ke depan.
"Syuut syuut" suara panah melesat memenuhi udara. Seketika hamparan bayangan hitam bergegas melintas, di tanah kosong antara dua pasukan yang berhadapan tertancap hutan anak panah rapat seperti pagar, membentuk garis batas alami.
Ancaman telanjang seperti ini tak butuh penjelasan bahasa untuk dipahami secara universal.
Genderang berbunyi tiga kali, pasukan Tang Zang menghentikan langkah pengepungan; formasi mereka tetap kokoh bagai karang, prajurit-prajuritnya dingin dan tenang, tak gentar oleh keajaiban ilmu memanah tadi.
Pangeran Kesembilan Xiao Kong yang sedang berunding dengan jenderal berjanggut hitam di bawah bendera komando, melihat orang tua itu akhirnya keluar dari istana bawah tanah, menggelengkan kepala, menghentikan pembicaraan dengan sang jenderal, lalu menghela napas dengan wajah kesal sambil berjalan kembali.
"Putri Terbang macam apa ini?" Liu Zhenhan heran bertanya pada Xiao Kong: "Mentormu adalah Yang Mulia Pangeran, masa para jenderal di sini tak menghargai harga dirinya?"
"Bukan tak menghargai, tapi mereka sudah terdesak!" Xiao Kong mengangkat tangan sambil tersenyum getir: "Jenderal Helu Cheng bilang, atas dasar apa Yang Mulia mengizinkan pasukan asing main-main di wilayahku? Lebih baik aku menjemput Mentor saja, kalau tidak masalah ini takkan selesai!"
"Tak perlu segitunya, kita takkan bertempur, Kekasih jangan khawatir!" Liu Zhenhan menepuk bahu Xiao Kong, lalu memberi isyarat pada Pasukan Istana Musim Panas untuk menyarungkan pedang.
"Sebagai tuan rumah lokal, lembaga resmi Kota Helu pasti telah mengirimkan banyak mata-mata yang diam-diam memantau setiap gerakan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui." Lao Liu sudah lama mempersiapkan mental untuk hal ini, karena negara atau kekuasaan mana pun tidak akan membiarkan pasukan asing berkeliaran di wilayah mereka tanpa pengawasan!
"Istana Musim Panas yang datang dari jauh, pertama-tama membuat keributan besar di Kota Helu, kemudian melakukan penggalian besar-besaran di ruang bawah tanah Pagoda Tujuh Permata. Meskipun sebelumnya ada nota resmi dari Yang Mulia Pangeran, mustahil bagi pemerintah lokal untuk tidak marah!"
Liu Zhenhan sebenarnya sudah punya persiapan mental, tapi dia tetap yakin pasukan Tang Zang ini bukan datang untuk berperang. Mereka ingin memberi Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui pelajaran pertama yang mengejutkan, mengurangi semangat tempur, sekaligus menyadarkan semua orang siapa penguasa sejati di sini!
"Yang Mulia Jenderal, saya secara resmi memprotes tindakan Anda yang mengerahkan pasukan besar untuk mengepung delegasi diplomatik kami!" Liu Zhenhan berdiri di garis batas bersama Xiao Kong, tersenyum ramah menyambut jenderal berjanggut hitam yang sedang mengarahkan kudanya mendekat.
"Tuan Richard, meskipun Anda adalah utusan dari benua asing dan tamu kehormatan Yang Mulia Pangeran, itu bukan berarti Anda bisa bertindak semena-mena!" Penerjemah Kota Helu yang ditunjuk jenderal berjanggut hitam itu menegur Lao Liu dengan bahasa umum Aiqin yang kaku: "Siapa yang memberi Anda hak untuk merusak situs bersejarah negara kami?"
"Yang Mulia Jenderal, perkataanmu terlalu berlebihan. Apakah ini bisa disebut merusak peninggalan kuno? Jika permukaan tanah diratakan, Pagoda Tujuh Permata Yun Qin ini akan kembali seperti semula! Tentu saja, sebagai bentuk permintaan maaf, aku bersedia mengeluarkan dana untuk perbaikan dan ganti rugi!" Liu Zhenhan melirik tanah yang terkoyak berantakan, lalu berkata licik: "Tapi aku harus tegaskan, kedatanganku ke Pagoda Tujuh Permata untuk menyelamatkan orang adalah atas izin langsung Sang Pria Perkasa yang Misterius! Jika kalian keberatan, suruh pejabat pengawas untuk mengajukan tuduhan pada Beliau, bukan mencariku!"
Xiao Kong yang mendengarkan di samping menyeringai. Orang tua ini jelas-jelas memanfaatkan celah dalam logika bahasa!
Mentor memang mengizinkan orang tua ini datang ke Pagoda Tujuh Permata untuk menyelamatkan orang, tapi kapan Beliau mengizinkan penggalian ruang bawah tanah? Sekali pun otak Mentor sangat jenius, mustahil Beliau bisa membayangkan ada yang mampu membuat terowongan di dinding tembaga setebal lebih dari sepuluh meter!
Dengan menyeret Mentor ke dalam masalah dan membersihkan tanggung jawabnya sendiri, pasti para pejabat Kota Helu memutar mata tanda tak percaya.
"Tuan Richard, jika ini memang izin Yang Mulia, aku tak punya alasan untuk memprotes!" Jenderal Janggut Hitam melalui penerjemah berkata khidmat: "Sekarang, aku perlu pasukanmu segera membuka jalan! Ini adalah wilayah Tang Zang, tentara kami harus bisa lewat tanpa hambatan! Mulai sekarang, aku akan mengambil alih sepenuhnya ruang bawah tanah Pagoda Tujuh Permata. Nanti saat Yang Mulia Pangeran tiba, kita akan menyelesaikan masalah yang tersisa!"
Liu Zhenhan menoleh ke belakang dan melihat Jenderal Pan telah memimpin Prajurit Panda keluar dari istana bawah tanah, hatinya pun tenang. Ia langsung menyetujui permintaan Jenderal Janggut Hitam.
Kedua pihak mendapatkan bagian masing-masing. Pasukan Pengawal Istana Musim Panas mundur ke sisi lain Pagoda Tujuh Permata, menyerahkan istana bawah tanah kepada pasukan Tang Zang. Sebagai balasan, meski pasukan Tang Zang masih mengepung Pasukan Pengawal dari empat penjuru, senjata mereka telah dimasukkan kembali ke sarungnya, tak lagi seangkuh sebelumnya.
Xiao Kong tahu situasi memburuk. Ia segera meminta Formasi Teleportasi Sihir Logam Ajaib dari orang tua itu dan kembali mencari mentornya.
Tak lama kemudian, Jenderal Janggut Hitam benar-benar meledak dalam kemarahan!
Dalam sejarah resmi maupun legenda Benua Sutra tentang Pagoda Tujuh Permata tercatat jelas: Dulu sang Tiran Yun Qin memenuhi istana bawah tanah dengan emas, permata, dan harta karun. Para prajurit berjasa besar diiming-imingi masuk untuk mengambil hadiah, hingga akhirnya terkubur hidup-hidup bersama jenderal perang Shuru yang paling perkasa!
Kini di istana bawah tanah megah ini, selain air kotor hanya ada tikus mati. Jangankan emas permata, bahkan tengkorak atau tulang belulang pun tak ditemukan satu pun!
Jenderal Janggut Hitam hampir kehilangan akal!
Peralatan penyimpan dimensi 'Naje' juga ada di Benua Sutra. Jenderal ini yakin, orang-orang barbar itu pasti telah menyedot semua harta karun bawah tanah menggunakan peralatan Naje hingga tandas!
Ini keterlaluan!
“Atas perintah jenderal, pasukan Tang Zang segera mengerahkan semua busur pengepungan berat ke depan pasukan pengawal Istana Musim Panas.”
“Yang Mulia Jenderal hanya memberi kalian waktu selama sebatang dupa terbakar. Kalian harus menyerahkan senjata dan mengeluarkan semua harta karun ruang bawah tanah!” Penerjemah berteriak keras ke arah Liu Zhenhan dan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas: “Jika melawan, akan dibantai tanpa ampun!”
Sebatang dupa tipis ditancapkan di tanah. Berdasarkan kecepatan asapnya yang membubung, diperkirakan waktu bakarnya setara dengan lima ons waktu jam pasir.
“Fakta tentang harta karun di Pagoda Tujuh Permata sebenarnya sudah diketahui umum di Benua Sutra.” Yitiao bertanya pada bosnya: “Apa yang harus kita lakukan? Bagaimana jika Yang Mulia Pangeran tidak sempat datang? Benar-benar akan terjadi pertempuran?”
“Jancuk! Kepemilikan peninggalan budaya Yun Qin ini jelas milik Kekaisaran Yun Qin, bukan Tang Zang! Sekarang Yun Qin sudah runtuh, seharusnya menjadi hak keturunan Yun Qin! Apa hubunganku dengan keturunan Yun Qin? Lagipula, selain aku, siapa yang bisa membuka ruang bawah tanah Pagoda Tujuh Permata? Mengapa semua harta ini harus diberikan ke Tang Zang?!” Liu Zhenhan menatap pasukan Tang Zang yang mengepungnya rapat-rapat, lalu meniup peluit keras: “Jenderal Tang Zang ini tidak mau memberikan sedikitpun keuntungan, malah mau melucuti senjata kita. Dia benar-benar gila!”
“Ini alasan yang dipaksakan! Kekaisaran Yun Qin sudah lama runtuh, wilayah ini sekarang masuk teritori Kekaisaran Tang Zang! Memang menurut tradisi internasional, hak prioritas memilih dan separuh kepemilikan harta karun yang kau gali seharusnya menjadi milikmu. Tapi Kekaisaran Tang Zang tidak mengundangmu untuk membantu penggalian situs kuno! Penguasa besar menindas rakyat, budak berkuasa melawan majikan. Ini wilayah Tang Zang, apa kau benar-benar berniat berperang dengan mereka?” Ailijie tertawa: “Lebih baik segera mundur, kalau benar-benar bertempur akan jadi canggung!”
“Sepertinya sudah tidak bisa kabur!” Master Stefano mengerutkan bibir.
Di ufuk timur yang mulai terang, segumpal kapas raksasa berwarna emas melayang mendekat dengan kecepatan setara panah terbang.
Awan tersebut dipadati pasukan yang sangat rapat, setidaknya dua tiga ratus orang. Irama elemen mereka telah mengguncang ruang dari kejauhan.
“Wanli Feiyun!” Yitiao tersenyum: “Di Benua Sutra, benda ini setara dengan formasi teleportasi sihir di Benua Aigean. Yang berhak memilikinya hanyalah pedagang terkaya dunia atau bangsawan berkuasa! Warna emas adalah simbol eksklusif keluarga kerajaan. ‘Wanli Feiyun’ emas ini pasti membawa ‘Zhi Jin Wu’ – pasukan pengawal kerajaan Tang Zang, kekuatan elite sejati!”
"Semakin banyak ahli yang datang, mereka bukan berniat berkelahi, melainkan mencari markas untuk memberi kita pelajaran pertama yang mengejutkan." Liu Zhenhan membaca situasi dengan jernih: "Lihat saja, meski Kekasih pergi menjemput Yang Mulia Pangeran, tapi aku yakin Pangeran takkan muncul sebelum kita menderita kerugian! Pertama Formasi Pertahanan Lima Elemen diberikan ke Lishan Men, sekarang '10.000 Li Terbang' membawa 'Penjaga Emas', sikap militer Tang Zang ini sungguh menarik untuk dicermati."
Awan emas "10.000 Li Terbang" mendarat perlahan di depan formasi pasukan Tang Zang. Platform awan kapas ini terlihat spektakuler seperti bukit setinggi 3 meter! Begitu orang-orang melompat turun dan menginjak tanah, semua prajurit Tang Zang serentak berlutut satu kaki dengan sikap hormat.
Kabut emas pekat yang menyelubungi "10.000 Li Terbang" mulai menyusut cepat, memperlihatkan lempeng logam segi delapan raksasa di pusat awan.
Seperti paus menyedot air, seluruh awan emas yang bergulung-gulung terserap masuk ke lempeng logam itu hingga bersih dalam sekejap.
Master Emmar terpaku melihatnya, berulang kali mengagumi betapa kecerdasan ahli alkemi Timur sungguh tak boleh diremehkan!
Qingya menarik lengan Yitiao dan berbisik sesuatu.
"Istriku bilang, pihak lawan mengirimkan seorang pangeran lagi, karena mereka membawa bendera dan kapak upacara pangeran!" Yitiao mengangkat kepala dan mengernyitkan alis ke Lao Liu: "Istriku bilang, Kekaisaran Tangzang awalnya punya empat pangeran, dua di antaranya sudah dibunuh kaisar! Karena Yang Mulia Pria Perkasa Misterius ada di Kota Helu, berarti pangeran yang datang ini pasti sang jawara terkuat Tangzang - Yang Mulia 'Penakluk Awal Bulan'!"
Begitu Yitiao selesai bicara, pangeran Tangzang yang bertubuh ramping dan mengenakan jubah upacara emas telah mendekati Pagoda Tujuh Permata dengan segerombolan pengawal.
Sang pangeran melangkah gagah seperti naga dan harimau, aura berkelasnya sama sekali tak sesuai dengan stereotip pria perkasa pada umumnya.
Orang seperti ini terlihat mudah diajak bicara, tapi justru sering kali paling menakutkan.
BAB 582: Hati Samurai, Bertekad Menghentikan Pertempuran
Semakin dekat langkah Yang Mulia "Penakluk Awal Bulan" dari Tangzang, justru semakin ragu-ragu hati Lao Liu.
Dia bukan tipe yang meremehkan diri. Pasukan yang dibawanya malam ini, di dimensi manapun bisa disebut Armada Galaksi supermegah!
Masalahnya justru terletak pada kekuatan yang terlalu besar! Semakin kuat pendatang asing, semakin mudah memancing kecurigaan dan permusuhan penduduk asli yang kuat; Sedikit kesalahan penanganan, konflik berdarah sudah pasti terjadi!
Menurut konsep awal Liu Zhenhan, dia hanya ingin menggunakan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas sebagai tulang punggung, memanfaatkan daya panggil dan jaringan koneksinya untuk mengerahkan kekuatan Kota Naga dan lima Penyihir tingkat tertinggi di Benua Aigean guna membentuk pasukan elite Aigean. Tujuannya ke Benua Sutra adalah menyelesaikan semua masalah dengan cepat dan efisien, hanya itu!
Pola pikir ini sendiri sama sekali tidak salah!
Para ahli Jalan Tertinggi dari benua atau tingkat dimensi mana pun umumnya tidak akan toleran terhadap pendatang kuat, karena ahli kuat itu sendiri merepresentasikan ancaman dan tantangan!
Liu Zhenhan mengerahkan kekuatan magis terkuat di Aigean bukan untuk pamer kekuatan di Benua Sutra, apalagi bertarung di arena.
Tujuan utamanya adalah Kota Helu dengan sasaran Lishan Men; selain itu, dia sama sekali tidak berniat melakukan agresi atau meremehkan para ahli kuat Benua Sutra - sebaliknya, dia menyimpan rasa hormat mendalam terhadap Daratan Timur yang misterius ini. Jika tidak, tidak mungkin dia menyusun formasi megah seperti ini sekadar untuk formalitas!
Logikanya sederhana: meski Benua Sutra dipenuhi ahli kuat, jumlah ahli di Kota Helu tak mungkin menyaingi seluruh Benua Aigean! Maka kekuatan tinggi yang dikumpulkannya pasti bisa menggentarkan para ahli asli Kota Helu yang hendak bertindak. Begitu preman lokal ini terdiam, si pendatang ini otomatis terhindar dari banyak masalah tidak perlu, menghemat waktu berharga untuk menyelesaikan masalah, lalu segera meninggalkan tempat berbahaya ini setelah sukses!
Seperti yang dia duga, para ahli kuat Kota Helu memang terpukau, namun realitas kejam masih membawakannya candaan kecil!
Siapa yang menyangka Sang Pria Perkasa yang Misterius ini adalah seorang biarawan sekaligus pemimpin yang peduli pada negara?
Siapa yang menyangka Sang Pangeran ini hanya dengan sekilas pertemuan, telah menyimpulkan "Aurora Malam Abadi" akan pulang ke Benua Sutra untuk menyelamatkan istri dan membalas dendam?
Siapa lagi yang menyangka, Sang Pangeran ini langsung mengetahui Pasukan Pengawal Istana Musim Panas akan melakukan intervensi kuat?
Bahkan tanpa dukungan lima ahli sihir manusia dan kekuatan Kota Naga, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas tetaplah pasukan bersenjata yang sangat kuat! Dengan pertimbangan kehati-hatian, Sang Pria Perkasa yang Misterius memberitahu keluarga kerajaan Tang Zang untuk mengerahkan pasukan setara sebagai pendukung, ini sepenuhnya logis!
Situasi sekarang memang canggung - malam ini Liu Zhenhan seperti naga menyeberangi sungai, membawa pasukannya melakukan pembersihan berdarah "Lishan Men" di Kota Helu, menggali situs kuno Pagoda Tujuh Permata, serta menyimpan banyak peninggalan budaya secara ilegal! Jika kekuatan resmi Kota Helu lemah, tentu tak ada masalah. Tapi Liu Zhenhan belum menyelesaikan urusannya, apalagi sempat melarikan diri. Pangeran lain dari Kekaisaran Tang Zang telah tiba di Helu dengan Pasukan Penjaga Kekaisaran!
Mengingat kekuatan Kekaisaran Tang Zang, pasukan penjaga istana ini pasti memiliki ahli Jalan Tertinggi setara Archmagister bahkan Master Santo Qi Ao!
Malam ini, semua yang dilakukan di wilayah orang lain—baik membunuh dan membakar, menggali istana bawah tanah, maupun menelan peninggalan budaya—semuanya membuat Liu Zhenhan merasa dirinya menjijikkan dan arogan ketika mencoba berpikir dari sudut pandang pemerintah Tang Zang!
Tapi semua ini justru harus dia lakukan!
Bukankah balas dendam Yitiao harus dituntut? Bukankah Qingya harus diselamatkan? Dan mustahil baginya untuk berbuat seperti Lei Feng dengan harta karun yang sudah di tangan!
Dengan kontradiksi-kontradiksi ini, bagaimana mungkin pemerintah Tang Zang yang didukung pasukan pengawal kerajaan memilih untuk diam saja?
Dengan hubungan Sang Pria Perkasa Misterius, pertumpahan darah besar mustahil terjadi. Tapi para ahli kuat Negeri Sutra pasti takkan berhenti sebelum meruntuhkan kewibawaan tamu dari Aiqin!
Dari niat awalnya, Liu Zhenhan benar-benar tidak ingin dan tidak berencana membuat masalah.
Tapi memintanya untuk sengaja mengalah di hadapan lima Archmagister Aiqin, pasangan Ibu, dan Naga Purba Weng—membiarkan ahli kuat Negeri Sutra mempermalukannya—adalah hal yang tak bisa diterimanya. Mustahil! Jika Archmagister Suci Xiao yang tak terkalahkan tumbang di Benua Sutra, apakah reputasi Tuan Tanah Feilengcui masih bisa dipertahankan di Benua Aigean?
Liu Zhenhan terjebak dalam dilema.
"Begitu Yang Mulia 'Penakluk Hari Pertama Setiap Bulan' ini memulai perselisihan dan bersikeras menyelesaikan dengan pertarungan, sebenarnya tidak masalah jika pihak Liu Zhenhan benar-benar kalah. Tapi bagaimana jika mereka menang?"
Sudah hampir seminggu Yang Mulia Pria Perkasa yang Misterius kembali ke Benua Sutra. Entah berapa banyak ahli kuat Jalan Tertinggi yang sudah mengetahui kabar yang disebarkannya!
Entah berapa banyak pendekar Benua Sutra sedang menuju Kota Helu!
Entah berapa banyak orang bersiap menantang tamu dari Aiqin untuk membawa kejayaan Benua Sutra!
Liu Zhenhan tak punya waktu untuk menghabiskan energi sia-sia di sini. Entah berapa urusan Kerajaan Bimeng yang menunggunya!
Belum lagi pedang dan golok tak kenal ampun. Meski hanya pertarungan satu lawan satu tanpa konflik besar, jika kedua pihak ngotot mengejar kemenangan, kecelakaan berujung nyawa melayang sangat mungkin terjadi!
Jika sampai terjadi, entah yang tewas penduduk asli Benua Sutra atau tamu dari Aiqin, situasi akan menjadi seperti menunggangi harimau - sulit untuk turun dan tak terkendali!
"Harus ada cara untuk mencegah pertarungan ini!" Dengan tekad ini, Lao Liu menyambut Pangeran dari Timur tersebut.
"Raja Bunga Yang Mulia, hamba adalah Pangeran Tangzang 'Penakluk Hari Pertama Setiap Bulan'. Karena Yang Mulia bersahabat dengan Kakak Keempat, panggil saja hamba Xiao Wu." Yang Mulia 'Penakluk Hari Pertama Setiap Bulan' berhenti di garis pembatas, dengan anggun memberikan hormat tepuk bahu ala Bimeng: "Na Ai Zhi Tu Mi You!"
“Liu Zhenhan terkejut, dia tidak menyangka pangeran tampan bermata indah ini selain fasih berbahasa Bimon, juga bisa berbicara 'bahasa Elang' Bimon——"Naaizitu Miyou" adalah ucapan salam klasik dalam bahasa Elang, logat sang pangeran bahkan masih menyisakan aroma khas Tennessee yang autentik!
Dalam salon dan pesta Kerajaan Bimeng kuno, bahasa pergaulan paling elegan bukanlah bahasa Bimon, melainkan bahasa Elang Gord!
Seperti diketahui, Suku Manusia Elang Gord telah punah selama ribuan tahun. Di Kerajaan Bimeng saat ini, selain Pendeta Kuil yang mewarisi "Pencerahan Kebijaksanaan" turun-temurun, hanya kalangan bangsawan tua tertentu yang masih menggunakan bahasa Suku Bordir ini.
Bahkan banyak Bimon tak bisa berbahasa Elang, dari mana pangeran Timur ini mempelajarinya? Liu Zhenhan merasa otaknya mulai berkabut.
"Yang Mulia, saya hanya bisa satu kalimat bahasa Elang ini, itu pun belajar sembarangan dari transliterasi buku kuno, entah benar atau tidak pengucapannya." "Bazhan di hari pertama setiap bulan" Putri tersenyum melihat kebingungan dan keterkejutan Lao Liu.
"Bahasa Elang Paduka sangat sempurna!" Liu Zhenhan menganggukkan rahang hormat pada sang putri: "Naaizitu Miyou. Putri Kelima, pengetahuan mendalam Paduka mampu menghidupkan gurun budaya paling tandus."
Sambil berbicara, pandangan Liu Zhenhan merambat mengikuti arah tubuh sang pangeran.
Dia melihat barisan ksatria pedang berbaju zirah emas yang gagah perkasa, juga lima penyihir tua berambut putih namun berwajah awet muda dengan gelombang elemen yang sangat kuat.
Perlu dicatat, Putri Kelima Kekaisaran Tang Zang juga sedang mengamati formasi pasukan di sekitar Lao Liu.
Pandangan Yang Mulia Pangeran ini tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Sebenarnya yang berjalan bersama Lao Liu ke garis batas hanyalah Pasukan Pengawal Bendera, tapi tujuh belas Penjaga Pohon baik postur maupun penampilan mereka yang garang seperti tumbuhan benar-benar mengesankan.
"Sejak menerima surat api dari Kakak Keempat, mengetahui Yang Mulia Richard akan berkunjung ke Kekaisaran Tang Zang, baik Kaisar maupun saya merasa sangat gembira!" Pangeran menarik pandangannya dari Wentekelaier, tersenyum sopan kepada Lao Liu. Seni diplomasi pangeran ini langsung terlihat lebih unggul dibanding Jenderal Berkumis Hitam dari Helu City: "Yang Mulia Richard, mohon maafkan kelancangan bawahan-bawahan bodoh ini yang menuduh Paduka mencuri peninggalan budaya kami. Fitnah konyol ini membuat saya malu sampai ke tulang sumsum. Tenang saja, nanti akan saya hukum mereka dengan siksaan paling kejam! Menghina tamu termulia Kekaisaran Tang Zang adalah kejahatan yang tak bisa ditolerir anggota keluarga kerajaan mana pun!"
"Jancuk..." Wajah Lao Liu yang setebal apa akan termakan oleh akting seperti ini.
“Kakak keempat memberitahuku, di bawah Khemah Kerajaan Yang Mulia terdapat banyak ahli bela diri. Hari ini dengan mata kepala sendiri, Xiao Wu baru tahu perkataan kakak keempat bukanlah omong kosong!” Putri Kelima tersenyum tipis pada Lao Liu: “Kakak keduaku, Kaisar Kekaisaran Tang Zang memiliki tiga ribu pendekar pedang yang masing-masing dikenal sebagai penakluk sepuluh ribu musuh. Xiao Wu yang tidak berbakat ini kebetulan menjabat sebagai Pemimpin Pengawal Ibukota. Dalam patroli ke Helu hari ini, aku membawa sebagian pasukan pendekar. Melihat prajurit Yang Mulia begitu perkasa, Xiao Wu benar-benar tidak tahan untuk...”
“Aku tahu Putri Kelima adalah jawara terkuat Benua Sutra, tapi tak menyangka juga menjabat sebagai Kepala Xi Yi Ou Pasukan Pengawal Istana!” Liu Zhenhan segera memotong pembicaraan si dia.
Benar-benar yang ditakuti malah datang. Putri Kelima ini belum tiga kalimat bicara sudah mulai mengarah ke pertukaran ilmu bela diri. Hal yang paling tidak ingin didengar Liu Zhenhan saat ini adalah perkataan semacam ini.
Dia benar-benar takut. Takut jika tanpa sengaja membunuh orang penting di Benua Sutra, menyebabkan masalah besar seperti menyentuh sarang lebah.
“Yang Mulia Raja Bunga terlalu memuji! Xiao Wu hanya kebetulan memakan sebatang 'Herba Adamantium' di masa kecil, sehingga mendapat kekuatan Dewata Enam Penjuru. Kekuatan kasar seperti ini sungguh bukan kemampuan berarti!” Putri Kelima tertawa terbahak-bahak: “Gelar jawara terkuat juga hanyalah kabar burung dari orang iseng. Jika mereka menyaksikan kekuatan ilahi Yang Mulia saat menggali tembok tembaga ruang bawah tanah Pagoda Tujuh Permata, gelar itu pasti akan beralih ke Yang Mulia Raja Bunga...”
Liu Zhenhan baru saja menyaksikan apa yang disebut sebagai keanggunan bangsawan kelas atas. Pertama, Pangeran Kelima mengatakan bahwa kekuatan fisik bukanlah keahlian sejati, gelar "Jago Kekuatan Terhebat" hanyalah julukan kriminal. Lalu tiba-tiba dia berpendapat bahwa gelar-gelar tersebut seharusnya menjadi milik Lao Liu. Bukankah ini cara halus untuk merendahkan orang?
"……Berbicara tentang kekuatan, Xiao Wu tak bisa menahan gatalnya ingin menunjukkan keahlian……" Tatapan Pangeran Kelima yang tiba-tiba memancarkan cahaya aneh saat menatap Lao Liu mengungkapkan kegairahan sejati - semangat kesepian seorang master yang menari dengan bayangannya sendiri, merindukan kekalahan yang tak kunjung datang.
"Paduka, menurutku kekuatan sejati ada pada mesin, bukan tubuh manusia!" Liu Zhenhan tertawa kecut, kembali memotong ucapan Pangeran Tangzang ini, lalu menoleh memberi perintah pada Fatty Luo di sampingnya.
Jago Pedang mammoth mengangguk, lalu bergegas memanggil delapan belas orang suku Yuanfurui berkepala kupu-kupu - para pilot dan penembak Mesin Gaocen.
Kilau cincin tujuh lapis emas berpendar, enam laba-laba logam berlapis kristal indah muncul di tanah.
Di punggung setiap Mesin Gaocen kini terpasang dua menara meriam penyembur api semi-tertutup, ditambah gergaji rantai raksasa bermoncong mengkilap - gagah perkasa tak tertandingi.
"Laba-laba mekanis bertenaga roda gigi ini bisa menghancurkan kota dan benteng, tak terkalahkan! Benar-benar kekuatan ilahi!" Liu Zhenhan menjentikkan jari. Enam Mesin Gaocen di bawah kendali operator tiba-tiba menyapu rendah, gergaji rantai raksasa membajak lantai batu hingga terbentuk enam parit, serpihan batu beterbangan seperti hujan.
Pasukan Tang Zang di sekelilingnya, dari dalam ke luar, membeku bagai patung kayu.
Menghadapi boneka logam setinggi lebih dari 6 meter ini, tekanan mental yang harus ditanggung prajurit biasa sungguh terlalu besar!
"Dulu di Benua Sutra kita juga pernah ada pedagang Goblin yang datang ke sini menggunakan airship untuk berdagang. Ini seharusnya disebut Gaocen kan? Mesin serbaguna untuk menebang pohon, transportasi, dan pertahanan diri milik pedagang Goblin. Bisa melintasi gunung seperti jalan datar. Aku pernah baca di catatan sejarah." Putra Mahkota Kelima memang berpengetahuan luas. Tapi jelas, dia juga terpesona oleh boneka logam canggih ini: "Ini benar-benar boneka perang unggul... Hampir setara dengan Manusia Emas Zhaidai buatan Yunqin Fangshi zaman dulu!"
"Paduka, menggunakan Manusia Emas Zhaidai untuk melawan Mesin Gaocen bukankah seperti menggunakan ballista untuk membunuh nyamuk? Terlalu berlebihan." Liu Zhenhan tertawa: "Anda tak perlu melebih-lebihkan kekuatan tempur Mesin Gaocen. Prajurit manusia biasa pun bisa menghancurkannya!"
“Seorang prajurit manusia biasa bisa menghancurkan Gao Cen? Yang Mulia sedang bercanda ya, ini terlalu mengangkat derajat kami manusia!” Putri Kelima menjilat bibirnya, tak tahan tertawa terkekeh: “Senjata berat seperti palu perang memang bisa merusak gir, tapi ketinggian Gao Cen dari tanah setara gedung dua lantai! Prajurit manusia pakai egrang pun takkan bisa mencapainya!”
“Paduka, kenapa fokus menyerang Gao Cen? Menyerang pilotnya juga sama saja!” Liu Zhenhan menunjuk kokpit yang terletak di antara mata laba-laba logam.
Gao Cen adalah karya perajin Goblin, dan ras Goblin terkenal penakut. Karena itu kokpit Mesin Gaocen dirancang tertutup rapat dengan perlindungan maksimal.
Untuk mempertahankan jarak pandang pilot, perajin Goblin yang cerdik menggunakan pelat logam sudut ganda khusus di jendela kokpit Gao Cen. Desainnya mirip jalousie, meski sudut pandang agak sempit tapi perlindungannya luar biasa. Dua pelat logam setebal satu jari ini dirancang dengan sudut serang mati - mustahil menyerang pilot tanpa menembus kedua pelat ini terlebih dulu.
“Benar, jika menggunakan ballista dari jarak dekat, pilot Gao Cen pasti tewas.” Putri Kelima mengamati Mesin Gaocen lama-lema, lalu melontarkan candaan ke arah Lao Liu.
"Ballista terlalu primitif! Jika ingin menghadapi pilot Gao Cen, tidak ada pilihan yang lebih baik daripada meriam cahaya." Liu Zhenhan tanpa sadar mengarahkan pembicaraan Putri Kelima ini.
"Apa yang dimaksud dengan meriam cahaya?"
"Ini contohnya." Liu Zhenhan melengkungkan jarinya, segera seorang Prajurit Kijang mendekat dan menyerahkan meriam cahaya berbentuk peti mati kristal ke tangannya. Ini adalah meriam cahaya baru hasil kombinasi "Batu Permata Laser" Santo Hexi dan "Kristal Teleportasi" Feilengcui.
Sebuah batu laser kecil yang tertanam di bawah lensa utama meriam memancarkan sinar merah panjang, meninggalkan titik merah di mana pun ia menyorot.
Liu Zhenhan mengarahkan meriam cahaya itu ke Jenderal Janggut Hitam di kejauhan.
Jenderal Tang Zang bertubuh besar ini sedang mengendarai kuda perang putih bersih sambil memegang sepasang tongkat baja segi empat, tampak gagah mengawasi sekeliling.
Titik bidik infra merah berhenti di pelipis Jenderal Janggut Hitam. Dia melototi Lao Liu dengan marah, karena jarak yang jauh membuatnya tidak tahu maksud Lao Liu, hanya merasa secara spontan bahwa Lao Liu berniat jahat padanya.
"Bidikan inframerah perlahan meluncur ke bawah, mengikuti dada jenderal berjanggut hitam, terus berpatroli hingga ke bagian pelana sebelah kanan. Di posisi ini tergantung sebuah perisai ksatria berbentuk elang, pada permukaan perisai terukir relief burung elang yang sedang mengepakkan sayap. Titik merah meriam cahaya membentangkan jembatan cahaya lurus di udara, tepat mendarat di perut elang di tengah perisai."
Kuda perang itu gelisah meringkik, mondar-mandir melakukan dansa dressage, berharap bisa menghindari titik merah yang membuatnya resah ini.
Ini adalah seekor kuda ilahi yang seputih salju, hanya di kepalanya tumbuh surai merah menyala seperti api. Dalam seni penilaian kuda suku Haus, ini seharusnya merupakan jenis "Lentera Padang Salju" - kuda ribuan li.
Putri Kelima Tang Zang memandang Lao Liu dengan tatapan aneh, tidak mengerti apa yang hendak dilakukannya.
"Meriam cahaya jenis ini menggunakan sinar bakar tipe fokus, bidik inframerah menjamin tembakan akurat 100%! Dalam 700 yard, efek penetrasi dan pembakaran terhadap benda logam sangat luar biasa!" Liu Zhenhan berkata sambil menekan tombol batu pirus dengan keras.
Hanya terdengar suara "zzzztt" yang tumpul. Pada lensa kristal terkumpul semburan cahaya merah tebal yang mengikuti jejak bidik inframerah sebelumnya, tepat menghantam perisai yang digantung di samping pelana sang jenderal berjanggut hitam.
Kuda "Lentera Padang Salju" yang mahal melengking kesakitan "Hiiiii!", mengangkat kaki depan dan berdiri tegak. Dengan suara "Kuang dang", tubuhnya roboh ke tanah, melemparkan Jenderal Janggut Hitam yang sedang di pelana setidaknya 5 meter jauhnya.
Ternyata sang jenderal memiliki kelincahan yang luar biasa. Meski diserang secara dadakan, ia masih bisa melakukan salto di udara dan mendarat dengan mantap, memancing sorak-sorai gemuruh dari penonton.
Sorak-sorai itu segera terputus bagai dipenggal. Hanya dalam hitungan detik sejak berdiri hingga terjatuh, kuda putih perkasa seberat setengah ton itu mulai kejang-kejang liar. Surai indahnya rontok bagai dicukur hantu. Kulitnya yang terbuka dipenuhi bisul-bisul besar yang meletus bertubi-tubi seperti petasan, menyisakan otot hitam hangus yang mengucurkan darah.
Pemandangan mengerikan ini diiringi gemerincing senjata-senjata yang terjatuh. Sang Jenderal Janggut Hitam yang malang terpaku diam, lututnya gemetar, tangan mencengkeram rambutnya sendiri. Ia menatap kuda perang kecokelatan di tanah dengan rasa tak percaya, lalu memandang budak kulit hitam dari Wu Reqiu yang masih memegang tali kekang.
"Meriam cahaya yang luar biasa kejam!" Ucap Sang Putri Kelima dengan wajah dingin. Ia melihat, di bawah Pagoda Tujuh Permata masih ada belasan prajurit literati bertubuh kekar yang mengarahkan peti kristal semacam itu.
“Aku sudah berbicara dengan Sang Pria Perkasa yang Misterius. Aku sangat menantikan kerjasama militer antara Bimon dan Tang Zang, termasuk meriam cahaya.” Liu Zhenhan melempar meriam laser ke prajurit antelop, tersenyum sinis. "Jancuk nenekmu! Setelah berbelit-delapan belas kelok, aku penasaran apakah kau berani memutus hubungan denganku!"
“Raja Bunga Yang Mulia...” Pangeran Kelima Tang Zang terdiam lama, lalu menyunggingkan senyum penuh arti. "Bekerja sama dengan raksasa industri militer seperti Anda adalah kehormatan bagi Kekaisaran Tang Zang! Tapi apakah Yang Mulia juga bersedia mengekspor senjata hebat ini ke negara kami?"
Jari Pangeran Kelima menunjuk pilar totem Divine Comedy yang dipegang prajurit antelop. Tak ada yang bodoh di sini - barang bagus mana bisa lolos dari mata ahli?
“Ini pilar totem lagu perang yang bisa membuat barrier kekebalan sihir tingkat menengah sejauh 250 yard! Dengan satu pilar di medan perang, ratusan prajurit bisa terlindungi!” Liu Zhenhan tak bisa menyembunyikan kebanggaan saat memperkenalkan senjata lagu perang andalannya yang termahal ini.
Di Benua Aigean, penyihir tingkat menengah ke bawah menyumbang sekitar 80% total penyihir. Rasio ini berlaku di semua tingkat dimensi, dengan fluktuasi sangat kecil!
Negara-negara manusia juga memesan pilar ini, tapi dia belum sempat mengurus mereka.
Ini adalah kartu as sejatinya!
“Senjata lagu perang ini begitu muncul, semua peralatan sihir di dunia akan kehilangan kilau magisnya!”
Senjata sihir mana yang bisa dibuat lebih cepat dan lebih kuat dibanding pilar totem lagu perang?
Sama sekali tidak ada!
“Kalau begitu maksud Yang Mulia...” Sikap Putri mulai melunak. Di hadapan senjata lagu perang ini, tak ada yang bisa tetap keras kepala.
“Sistem Pertahanan Lima Elemen dan Wanli Feiyun Kekaisaran Tang Zang sudah saya saksikan. Saya sangat berharap Putri bisa mendukung negara kami - 100 pilar totem ditukar dengan satu Sistem Pertahanan Lima Elemen dan satu Wanli Feiyun. Daripada memberi ikan, lebih baik ajari memancing. Bisakah Putri mengirimkan dua ahli strategi juga? Saya sudah mengembalikan semua keturunan Yun Qin ke Tang Zang, setidaknya ada jasa kecil kan? Dengan bantuan keturunan ahli strategi Yun Qin kuno ini, persenjataan Tang Zang pasti akan melesat maju!” Liu Zhenhan selain bermain kartu emosi, juga berlagak sok kuat. Selama ini dia meremehkan kemampuan ahli strategi Yun Qin, sekarang baru sadar tapi sudah terlambat. Orang-orangnya sudah diberikan ke Kekaisaran Tang Zang, mana bisa diminta kembali?
“Ini bukan wewenang saya, tapi akan segera saya laporkan ke atas.” Putri diam-diam menghitung: Meski Sistem Pertahanan Lima Elemen agak menyakitkan, syarat pertukaran ini cukup menguntungkan.
"Tapi politikus tetaplah politikus, meski Putri Kelima diam-diam merasa senang di hati, beliau tak akan menunjukkan ekspresi yang dangkal, apalagi langsung menyetujui permintaan yang justru mengekspos kebutuhan mendesak dari pihaknya."
"Paduka Putri, di antara senjata Kekaisaran Tang Zang, apakah ada peralatan rahasia dengan pembuatan khusus?" Liu Zhenhan mengembangkan sifat aslinya sebagai spekulan persenjataan. Menurut sistem alkemi saat ini, pasukan kurcaci liar sebagai komposisi utama milik Murinio, bukan pasukannya. Sedangkan tiga bengkel alkemi kekaisaran manusia hanyalah tamu sementara. Tapi dengan teknologi pihak lain dan bahan baku miliknya, ia tetap bisa sukses.
"Yang Mulia, topik ini tidak pantas dibicarakan di sini kan?" Putri Kelima berbisik pada Lao Liu.
"Hehe, pil ajaib bukan rahasia di Benua Sutra kan?" Liu Zhenhan mendekatkan telinganya ke Putri Kelima dan berbisik: "Apa kalian punya pil pemulih tenaga magis?"
"Pil Emas memiliki sembilan tingkatan transformasi." Putri Kelima menyeringai.
"Benua Sutra kaya akan tanaman obat, sedangkan Aiqin tidak. Menurutku kedua negara kita yang terpisah jauh ini, karena tidak memiliki strategi yang bertolak belakang, ke depannya bisa membangun hubungan dagang jangka panjang sebagai sekutu sejati! Aku tahu Paduka tidak bisa memutuskan, tapi aku tak bisa menunggu lama. Kuharap jawaban dari Paduka hari ini juga." Liu Zhenhan menepuk bahu Putri Kelima dengan akrab.
"Aku akan segera mengirim pesan api kepada Kaisar, pasti tak akan membuat Yang Mulia menunggu lama." Putri Kelima tersenyum.
“Terima kasih banyak! Saya akan mengirim beberapa manajer keuangan Suku Rubah untuk berdiskusi detail dengan negara Anda mengenai penetapan harga dan rasio pertukaran perdagangan. Semoga kerjasama kita berjalan lancar.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak.
“Raja Bunga Yang Mulia, setidaknya Anda harus mengembalikan separuh harta karun di istana bawah tanah ke negara kami! Tentu kami akan mengumumkan ke publik bahwa Anda telah mengembalikan seluruh harta karun!” Suara Putri Kelima terdengar seperti dengungan nyamuk.
“Tidak masalah.” Prioritas utama Liu Zhenhan adalah senjata Shu Ru di istana bawah tanah. Untuk permata dan perhiasan lainnya, tidak masalah mengembalikan sebagian setelah menyaring yang terbaik ke Kekaisaran Tang Zang.
“Selanjutnya, kami berharap Yang Mulia dan ksatria bawahan Anda dapat berbagi pengetahuan. Saya sudah lama mengagumi sihir dan ilmu bela diri Aiqin.” Putri Kelima tiba-tiba menaikkan volume suaranya, terdengar jelas oleh semua: “Sebagai tuan rumah, pasukan pengawal Tang Zang Zhi Jin Wu tentu tidak akan menyembunyikan keahlian kami!”
Ekspresi Lao Liu berubah dramatis dalam sekejap: dari membeku, bingung, hingga berubah marah.
“Untuk keamanan, pertukaran ilmu kali ini akan fokus pada demonstrasi individu. Mari kita saling mengamati keunikan ilmu masing-masing!” Putri Kelima menyeringai licik, berjinjit mendekati Lao Liu dan berbisik pelan: “Raja Bunga, ini hasil yang paling Anda inginkan, bukan? Saya senang Anda bisa bersikap logis. Seperti kata kakak keempat, kejahatan Anda memang hanya mekar untuk kejahatan yang lebih besar.”
“Tapi sebenarnya kedatanganku kali ini memiliki tugas lain yang berkaitan dengan gelar Yang Mulia.” Putri Kelima mengedipkan mata ke arah Lao Liu: “Kita bicarakan nanti.”
Bab 583: Dewata Panah Sutra
Liu Zhenhan merasa bingung bagai biksu setinggi dua zhang—sama sekali tak mengerti.
Apa maksud "tugas lain"? Dan apa hubungannya dengan "gelarku"? Dalam hati Liu Zhenhan bertanya-tanya, jangan-jangan Putri Kelima ini juga pejabat dalam hierarki bunga?
“Pendudukan di hari pertama setiap bulan.” Sang Putri menepuk tangan memanggil pasukan untuk membersihkan garis batas anak panah berbulu yang tertancap di tanah, seperti mencabuti bulu ayam.
Fatty Luo juga tak tinggal diam. Dari cincin ruangnya dikeluarkannya satu set lengkap kursi malas dan meja teh, mengatur tempat duduk untuk bos, nyonya bos serta beberapa pendukung kuat. Lalu ia menyuruh koki Hobbit Setengah Manusia segera menyiapkan sarapan.
“Putri Kelima, silakan duduk di sini.” Liu Zhenhan menepuk tempat kosong di sampingnya.
Seluruh set meja kursi ini terbuat dari batu vulkanik langka merah menyala yang dipoles halus. Permukaan sehalus cermin itu memantulkan cahaya matahari pagi, membuat garis-garis merah menyala bagai api yang meliuk-liuk.
“Yang Mulia Richard tak perlu repot. Aku lebih baik berdiri. Sekarang areanya sudah bersih, maukah Yang Mulia menunjukkan keahliannya?” Putri Kelima dalam hati bergumam: Dia benar-benar hidup mewah tanpa batas!
“Tamu tak boleh merebut peran tuan rumah, Putri baiknya perlihatkan keahlian pada kami para pengelana Aiqin ini dulu!” Liu Zhenhan menyilangkan kaki dengan sikap munafik yang tak terbendung: “Setelah menyaksikan seni mumpuni Tang Zang, baru kami berani memperlihatkan sedikit kelihaian untuk dimintai koreksi oleh Putri dan para Zhijinwu.”
Pertarungan budaya semacam ini biasanya berakhir dengan saling mengagumi selama kesenjangan kekuatan tak terlalu besar; Mengingat situasinya, pembuka terbaik patut diserahkan pada pengawal kerajaan Tang Zang untuk unjuk gigi. Mereka sudah menempuh perjalanan jauh dengan tekad membara, mana mungkin Lao Liu tegas merebut panggung hingga menimbulkan kesan keliru bahwa orang Aiqin itu sembrono dan kampungan.
“Hoho, Yang Mulia terlalu rendah hati. Xiao Wu mana berani menolak?” Putri "Penakluk Awal Bulan" sejatinya telah lama menanti kalimat ini.
Bisnis tetaplah bisnis, harga diri tetaplah harga diri. Mustahil bagi Putri Kelima Kekaisaran Tang Zang untuk menerima tanpa bertukar ilmu dengan para naga pengarung samudera ini!
Kedatangan rombongan megah mereka ke Benua Sutra jelas bukan untuk wisata; Kehadiran Putri bersama 200 Zhijinwu di Helu City pun pasti bukan sekadar piknik musim semi.
Meski telah menyadari bahwa para ksatria asing ini datang ke Benua Sutra tanpa niat jahat, sebagai penguasa Kekaisaran Tang Zang, Putri Kelima tetap harus merespon tindakan mereka. Peringatan tidak langsung mutlak diperlukan—Benua Sutra bukan taman belakang yang bisa dimasuki atau ditinggalkan semaunya!
"Sudah lama mendengar reputasi pemanah Haus dari Aiqin dan pemanah Elf yang termasyhur. Melihat formasi pemanah yang besar di pasukan pengawal Yang Mulia, pastinya banyak pemanah Centaur yang mahir sakti." Tatapan Putri Kelima menyapu ringan formasi Pelayan Istana Musim Panas yang menduduki Pagoda Tujuh Permata, Ia mengangguk pada Lao Liu: "Pertandingan pertama, biarkan pemanah Tang Zang yang lebih dulu mencari hiburan dari Yang Mulia!"
Lima Archmagister manusia yang sedang berkumur dengan teh wangi serentak "Blak!" menyemburkan air ke lantai.
Termasuk Liu Zhenhan, seluruh tamu dari Aiqin terpaku memandangi Putri Kelima.
Sombong!
Sungguh keterlaluan!
Bimon Haus yang lincah berlari dengan pandangan luas, terlahir sebagai material pemanah andal—ini diakui sepakat di Benua Aiqin!
Di seluruh Aiqin, selain Orang Kesturi dan Elf, tak ada ras lain yang keahlian memanahnya bisa disetarakan dengan suku Haus!
"Tentu saja, melalui latihan keras, ras lain juga bisa melahirkan pemanah ulung. Namun kemampuan pemanah-pemanah ini paling-paling hanya setara level 'memanah target statis' - dalam sistem tingkatan panahan suku Haus, kemampuan seperti itu masih dikategorikan sebagai amatiran."
Ingin mengadu keahlian memanah dengan Penembak jitu Hao, lebih baik manusia mencoba berlomba tinggi badan dengan raksasa.
"Dia ini pasti punya andalan atau terlalu sombong," Master Emmar membalikkan badan, berbicara kepada Lao Liu dalam Bahasa Chiklatin: "Keinginannya mengungguli Aiqin untuk membuktikan kehebatan Negeri Sutra sebenarnya wajar. Lagipula dia tuan rumah kita tamu! Kukira serangan pembukanya pasti menggunakan sihir jenis baru dari Benua Sutra, tapi ternyata malah keahlian panahan! Ya ampun... bahkan berani menantang pemanah Haus..."
Bahasa Chiklatin adalah bahasa baru yang dikembangkan 300 tahun lalu oleh sarjana Pompeii bernama Basler, dengan merekonstruksi dan mensistematisasikan slang-slang kuno yang digunakan para pencuri Viking.
Bahasa ini mustahil dikuasai Pangeran Tangzang, sehingga Master Emmar yang berasal dari utara tak merasa perlu menjaga sopan santun dalam ucapannya.
“Manusia Benua Sutra dan kami manusia Aiqin, selain perbedaan ras, sepertinya tidak ada bedanya! Jika keahlian panah manusia Benua Sutra melebihi Shenjian Zheqin Suku Haus, itu benar-benar tamparan telak!” Master Pa Fan tertawa dalam bahasa rahasia Viking: “Cara terbaik menghancurkan keangkuhan orang adalah dengan mengungguli keahlian terbaik mereka. Yang Mulia Pangeran Tangzang ini cukup percaya diri.”
“Yitiao!” Liu Zhenhan mengamati sang pangeran yang sama sekali tidak terlihat seperti orang sembrono, memanggil Yitiao dan bertanya: “Apakah di antara manusia Benua Sutra ada ras pemanah legendaris?”
“Di zaman kuno, orang-orang negara Youqiong mahir dalam seni panah Yi.” Yitiao menyeringit: “Tapi sekarang negara Youqiong sudah hancur lebur, mungkin bahkan debunya pun tak tersisa.”
“Pangeran Kelima, tentang seni memanah...” Liu Zhenhan mengulum bibir, berhenti sejenak lalu memilih kata-kata yang tidak terlalu sensitif untuk menghindari menyakiti perasaan “Sang Penguasa Hari Pertama Setiap Bulan” ini: “...Di bawah komandoku ada banyak Shenjian Zheqin... Gelar ini hampir menjadi momok bagi semua jenis pasukan...”
Sebenarnya Lao Liu ingin berkata: “Lu lebih baik menyerah saja. Kalau bertanding panah dengan pemanahku, aku khawatir pantatmu akan hilang tertiup angin.”
“Yang Mulia Richard, niat baik Anda saya hargai! Tapi... dalam Olimpiade Nasional para janda, Medusa dan Elefen selamanya absen.” Putri Kelima Kekaisaran Tang Zang melambaikan tangan memanggil prajurit berzirah emas, menggunakan pepatah Bimon yang ambigu dengan penuh keluguan untuk mengekspresikan keyakinannya.
Semua yang hadir hampir terjengkang.
Liu Zhenhan sedang menyalakan cerutu, tertawa terbahak-bahak hingga api yang dinyalakannya padam tertiup.
Fatty Luo dan sekelompok Mammoth pahlawan kuat hampir mengalami Transformasi Liar di tempat.
Mentor Cui Beixi yang sedang menggendong Guo Guo yang tertidur pulas dan duduk bersama Helen, wajahnya pucat pasi karena marah, nyaris pingsan.
Pepatah Bimon "Dalam Olimpiade Nasional para janda, Medusa dan Elefen selamanya absen" ini maknanya sulit dipahami orang awam, perlu perenungan mendalam untuk memahaminya.
Kita semua tahu, ketika seorang pria sedang bercinta dengan istrinya, karena alasan psikologis atau fisiologis, meski memiliki niat kuat namun tak berdaya, ingin sekuat batu karang tapi lembek seperti lumpur—itu adalah penderitaan yang sangat menyakitkan! Ancaman ini bagaikan pisau baja yang menggelayut di atas kepala semua pria, namun tak berlaku bagi Medusa dan Elefen—Bimon Bangsa Gajah memiliki belalai panjang, sementara Bimon Suku Ular berekor runcing. Kedua anggota tubuh ini berbentuk batang, ukurannya pas, fleksibel bergerak, dan tak akan melemah meski dimakan usia.
Pepatah "Di Olimpiade Nasional para istri tersakiti, Medusa dan Elefen selalu absen" memang berasal dari sini. Sebenarnya selain bersifat humor cabul, metafora sejatinya mengacu pada makna seperti "menemukan jalan alternatif", "orang gunung punya trik sendiri", atau "strategi tersembunyi".
Ketika Pangeran Tangzang menggunakan pepatah ini untuk mengekspresikan kepercayaan dirinya dalam "penguasaan di hari pertama setiap bulan" terhadap Putri, jelas ia menyatakan "Aku punya caraku sendiri, trik rahasia milikku"—meski terdengar konyol, kita harus mengakui keluasan wawasan dan kelucuan Pangeran ini.
Di tengah gelak tawa riuh, seorang prajurit berbaju zirah emas berwajah kuning langsat membawa busur Hua Mei dan kantong anak panah berbulu putih, melangkah gagah menghadap Lao Liu lalu membungkuk hormat dengan khidmat.
"Prajurit Tang Zang ini mengikat rambutnya dengan kuncir kuda, garis wajahnya tegas seperti diukir pisau, pandangannya menggetarkan, seluruh tubuhnya memancarkan aura pahlawan berhati baja; Dari cara berjalannya yang seperti mencabut lobak hingga membawa tanah, dia sepertinya juga seorang ahli ilmu bela diri."
Yang patut dicatat, gelombang elemen dalam tubuh prajurit Tang Zang ini tertahan dan bergerak lamban, persis seperti kondisi penyakit kronis yang belum sembuh atau luka parah yang mengancam nyawa. Murni dari irama elemen, getaran aneh ini mirip Dou Qi tapi tidak sepenuhnya sama.
Qingya·Baiyu juga memiliki getaran elemen tipis seperti benang ini. Sekilas tak mencolok, tapi ketika tiba-tiba meledak bagai pergeseran lempeng, meledak secara eksponensial!
Sebelumnya Liu Zhenhan mengira ini akibat hibernasi panjang Qingya yang membuat energinya terkuras, sekarang baru tahu bahwa ini sebenarnya sistem kultivasi elemen khas Benua Sutra!
"Ksatria ini bernama 'Kemiskinan Era Yun Qin'! Dia adalah pemanah legendaris terhebat Kekaisaran Tang Zang kami, tangan secepat kilat! Dalam sebutan Bimon Aiqin, dia adalah Shenjian Zheqin, kalau memakai gelar manusia Aiqin, dia adalah Penembak Cupid!" Putri Kelima menyilangkan lengan sambil memperkenalkan Lao Liu.
Tangan sang pemanah legendaris Tang Zang ini segera menarik perhatian banyak mata ahli.
Di tangan kirinya tergenggam busur besi kuno dan sederhana. Pada bagian lengan busur, terdapat burung hwa mei yang sedang mengepakkan sayap, diukir dan dipasang dengan gading. Senar busurnya terbuat dari sutra putih tak dikenal yang ditenun. Pengerjaannya halus tapi bukan termasuk peralatan magis.
Tangan kanannya tidak mengenakan cincin besi khusus pemanah. Di bagian 'mulut harimau' (ruang antara ibu jari dan telunjuk), ibu jari, dan jari telunjuk, terdapat kapalan tebal berwarna kuning kecoklatan - detail ini hampir bisa membuat semua pemanah mengalami breakdown.
Seperti diketahui umum, tanpa cincin pelindung, senar busur bisa menyambar dan memotong jari. Kepercayaan diri berlebihan pria ini tentu didukung keahlian yang luar biasa.
Sorot mata pemanah terbaik Tang Zang ini hanya tertuju pada Nedved sejenak, sementara orang lain dipandangnya seperti udara.
"Yang Mulia Pemanah Ilahi Pertama Kekaisaran Tang Zang, 'Semoga Anda Selalu Menjadi Shenjian Zheqin'." Tuan Tanah Feilengcui menyeringai, melontarkan guyonan khas pemanah Aiqin untuk membalas Pangeran Tangzang dan "Kemiskinan Era Yun Qin".
"Semoga Anda Selalu Menjadi Shenjian Zheqin" sebenarnya adalah kutukan yang sangat keji. Dalam konteks tertentu, frasa "menembak cepat" ini tentu tak diinginkan oleh pria mana pun.
Dalam gelak tawa Pangeran Kelima Tang Zang, pria berwajah kuning langsat itu berjalan ke tengah area kosong dan mulai mengenakan sarung panahnya dengan cara unik - bukan di punggung, tapi digantung di bawah ketiak kiri seperti pedang.
"Apa tidak merepotkan mengambil panah dari posisi begitu?" Liu Zhenhan bertanya pada Wentekelaier.
“Kebiasaan pribadi. Tidak mengganggu.” Pangeran Kesepuluh mengangkat bahu.
“Memakai sarung panah seperti ini lebih menghemat jarak dibanding tas punggung saat memasang anak panah ke busur, lebih menghemat waktu.” Nedved tersenyum: “Tapi bagi Zheqin, kecepatan tembak yang hanya mengandalkan level seperti ini agak terlalu rendahan.”
Pemanah Tang Zang telah memasang sarung panah, lalu mengeluarkan selembar pita merah dari dalam jubah. Saat Lao Liu mengira dia akan melakukan pembantaian kota, dia justru mengikatkan pita merah itu untuk menutup matanya.
“Tembakan buta?” Nedved mengerutkan bibir.
Sebuah panah bersiul melesat dari formasi pasukan Tang Zang ke langit, meninggalkan desisan tajam seperti elang.
Seperti telah dipersiapkan selama 10.000 tahun untuk momen ini, terompet tanduk, genderang perang, dan kecapi besi dari formasi Tang Zang bergema serentak!
Langit dan bumi berubah warna, angin dan awan bergolak.
Adegan pertempuran ribuan pasukan dan derap kuda putih dalam angin barat yang kejam, muncul di benak semua orang di bawah alunan musik militer yang megah.
“Ini adalah ‘Qinwang Pozhen Daqu’. Musik wajib saat pasukan Tang Zang melancarkan serangan!” Pangeran Kelima melirik tamu-tamu dari Aiqin. Ekspresi kebanyakan orang dan Raja Bunga Yang Mulia yang acuh membuat sang Pangeran terkejut.
“Andai pertama kali mendengar musik militer seperti ini, mungkin aku benar-benar akan terkesima. Sayangnya, Rundstedt sudah lebih dulu memperlihatkannya padaku.” Liu Zhenhan menyembunyikan tawa. “Laozi belum mengeluarkan rekaman Divi pertarungan Suanni Bermata Api melawan pawang singa! Jika itu ditayangkan, musik militer paling membara sekalipun akan keluar irama!”
Pemanah Tang Zang yang matanya tertutup mulai memamerkan kemampuannya.
Sejak "Musik Penghancur Formasi Kaisar Qin" mengguncang bumi, sekumpulan besar burung gereja yang bersarang di Pagoda Tujuh Permata beterbangan panik. Makhluk-makhluk kecil ini berputar-putar di langit dengan riuh, tak mampu menenangkan diri karena dentuman musik perang perkasa yang mengusik kebiasaan mereka akan kedamaian.
Hampir tak ada yang bisa menangkap gerakan pemanah ulung nomor satu Tang Zang ini. Hanya terlihat dia menarik busur ke langit, seberkas cahaya dingin menyambar fajar - seekor burung gereja langsung tertembus di perut rapuhnya. Anak panah berbulu keemasan yang berlumuran darah merah menyala melengkung indah di angkasa, lalu kembali dengan sempurna ke sarung panah sang pemanah terhebat Tang Zang.
“Ini adalah ‘Panah Angin Mengusap Dedaunan’!” Putri Kelima berkata dengan tenang. “Kuketahui di Aiqin, fenomena ini disebut ‘Kembalinya Burung Layang-layang’!”
“Dia pemanah magis?” Liu Zhenhan mengerutkan alisnya. “Irama elemen yang terpancar dari tubuh pemanah ulung Tang Zang tadi jelas bukan sihir. Tak kusangka dia benar-benar pemanah magis!”
Liu Zhenhan agak kesal, Pangeran Tangzang ini benar-benar konyol. Masak membandingkan keahlian memanah pemanah magis dengan pemanah tradisional!
Perlu diketahui, pemanah tradisional dan pemanah magis sama sekali berbeda konsepnya!
Pemanah elf emas membuat Bangsa Iblis zaman dulu kelimpungan, bukan karena keahlian memanah mereka yang luar biasa, tapi karena kemampuan mereka mengendalikan sihir angin dan kayu secara bebas! Ini memungkinkan anak panah berbulu mengubah trajektori terbang di udara sesuka hati, bagaikan hantu!
Bagi Hao dan Orang Kesturi yang ingin mencapai pencapaian nirwana seperti itu dengan teknik panah tradisional, sungguh terlalu sulit!
Menggunakan teknologi untuk melawan sihir, itu sendiri sudah merupakan ketidakadilan!
Sayangnya Mari sudah pulang ke Provinsi Barat Laut untuk merawat Murinio, sekarang kelompok Penjaga Utama Istana Musim Panas sama sekali tidak memiliki pemanah magis sejati!
Tapi harus diakui, pemanah magis Tangzang ini bisa menembak jatuh burung terbang dalam kondisi mata tertutup hanya dengan mengandalkan pendengaran angin di tengah gemuruh musik militer, selain kemampuan magisnya, teknik memanahnya juga benar-benar brutal.
Di hadapan semua yang menyaksikan, pemanah buta dari Tangzang ini kembali melepaskan anak panah.
Kali ini, sebuah anak panah dari sarung panahnya terbang keluar secara otomatis, dua anak panah melesat bersamaan, menjatuhkan seekor burung pipit lagi.
"Ini adalah 'Panah Kekasih'!"
"Yang Mulia Pangeran!" Baru saja memulai kalimat, sebentuk anak panah berbulu putih salju melesat melintasi angkasa, berputar membentuk bola perak berkilauan yang meledak menjadi kupu-kupu debu bintang, menghancurkan gerombolan burung gereja yang beterbangan tak karuan.
"Ini adalah 'Panah Meteor Kupu-kupu'!" Penjelasan Yang Mulia Pangeran sudah tak sanggup mengimbangi tempo, ketika anak panah lain meluncur dengan siulan aneh ke langit, meledak bagai petasan. Seketika, gemuruh kering menggema di lapisan awan, burung gereja berjatuhan bagai hujan.
Suara ledakan itu begitu keras, membuat gendang telinga semua orang terasa sesak.
"Ini adalah 'Panah Guntur Menggelegar di Sembilan Langit'!"
Sebatang anak panah lagi melesat. Pemanah sakti Tang Zang merobek pita merah penutup matanya, menatap langit biru nan luas.
Anak panah ini terbelah tiga di udara, lalu masing-masing terbelah tiga lagi menjadi sembilan anak panah terbang, bergegas menembus sembilan burung gereja yang terjatuh - kini tak ada satupun burung gereja hidup di angkasa, entah telah terbang jauh atau terjatuh oleh "Panah Guntur" tadi.
Anak panah yang bisa "beranak pinak" ini, tanpa sasaran hidup, hanya bisa bermain-main menusuk bangkai.
"Ini adalah 'Panah Sembilan Matahari'!" Putri Kelima menghela napas berat setelah selesai menjelaskan, sesi komentator ini benar-benar menguras tenaganya.
Liu Zhenhan bersama lima Archmagister dan tiga tetua naga saling pandang kebingungan.
Menggemparkan!
Benar-benar menggemparkan!
"Elf Emas, salah satu dari tiga elf bangsawan utama di Aiqin, diakui sebagai pemanah magis terkemuka. Mereka lebih mahir dalam menganugerahkan sihir dibanding elf lain, membuatnya unggul dalam bidang kepanahan."
Tapi Elf Emas mengandalkan unsur angin magis untuk mempercepat laju anak panah, memperjauh jangkauan, dan meningkatkan daya tembus. Mereka juga menggunakan unsur kayu magis untuk mengarahkan anak panah kayu pendamping!
Lebih sering, mereka memanfaatkan unsur angin magis untuk mengubah trajektori anak panah di udara, menciptakan serangan tanpa celah yang mustahil dihindari musuh.
Sebanyak apapun alasan yang diberikan, daya penghancur panah Elf Emas tetap berasal dari "anak panah" itu sendiri, bukan "sihir"! Peran sihir hanyalah sebagai pendukung!
Untuk melengkapi panah dengan sihir utuh yang memiliki daya rusak masif setelah dilepaskan, hanya panah sihir buatan khusus alkemis yang mampu!
Dari "Panah Guntur Sembilan Langit" dan "Panah Meteor Kupu-Kupu" yang ditembakkan oleh pemanah Tang Zang terhebat ini, yang satu setara mantra tinggi, satunya lagi mantra menengah. Daya penghancurnya sepenuhnya berasal dari ledakan elemen, bukan anak panah!
"Jancuk! Bagaimana dia bisa menyatukan sihir dengan anak panah?!" Liu Zhenhan sampai otaknya panas memikirkannya.
Busur perang yang digunakan pemanah Tang Zang ini adalah barang biasa berkualitas tinggi, anak panahnya juga bukan panah sihir khusus. Jika ini tipuan, mustahil lolos dari persepsi telepatinya!
Tapi jika itu hanya anak panah berbulu biasa, bagaimana mungkin bisa menganugerahkan sebuah sihir begitu saja?
Dalam sistem sihir Aiqin, memaksakan sihir pada anak panah biasa sebenarnya masih mungkin, ini disebut "menganugerahkan permanen", setiap kali dilakukan, tingkat Penyihir akan turun empat level!
Biaya yang harus ditanggung ini, mungkin takkan sanggup dibayar oleh Penyihir mana pun!
"Sekarang giliran Yang Mulia." Putri Kelima tersenyum manis memandang Lao Liu, benar-benar sesuai pepatah kuno Bimon—"Di Olimpiade Nasional para perawan kesepian, Medusa dan Elefen selalu absen", Putri ini memang punya caranya sendiri!
Bab 584: Satu Panahan Mengguncang Sembilan Belas Provinsi
Menghadapi "undangan" macam ini dari Putri Kelima, Liu Zhenhan benar-benar bingung harus bagaimana.
Jika kekuatannya tak tertandingi, cukup berpose anggun dan mengaku kalah, itu namanya santai, itu namanya memberi harga diri pada orang lain!
Tapi sekarang?
Penembak jitu nomor satu Kekaisaran Tang Zang ini, tak ubahnya pesulap terkaya yang asal nembak Durex seperti bulu ayam!
Soal tekniknya? Lupakan saja!
Menembak buta dengan mengandalkan suara angin di tengah keramaian, sekilas terlihat hebat, tapi di mata Shenjian Zheqin, itu cuma pelajaran dasar!
Mana ada Shenjian Zheqin dari Pasukan Penjaga Utama Istana Musim Panas yang tak bisa melakukan ini?
"Mendengar angin menentukan posisi" itu istilah apa lagi?
Shenjian Zheqin Suku Haus tidak hanya mampu mendengar angin, tetapi juga bisa "mengidentifikasi posisi melalui aroma"! Juga bisa "mengantisipasi dengan firasat keenam"! Bahkan mampu "mengingat kuat posisi ruang"!
Sejak Shenjian Zheqin dari Suku Deer Musk mendirikan aliran panah, teknik memanah Bimon yang diwariskan telah diperkaya oleh generasi pemanah ulung Hao, mencapai titik puncak perkembangannya!
Bisa dikatakan, selama di dunia ini ada busur dan anak panah, semua teknik memanah yang murni mengandalkan teknologi, tidak ada yang tidak dikuasai Shenjian Zheqin!
Tapi masalah hari ini justru karena ini bukan ujian teknik memanah tradisional sejati, apalagi ujian kendali panah magis!
Pemanah nomor satu Tang Zang ini sama sekali bukan pemanah dalam kategori Aiqin. Daripada disebut pemanah, lebih tepat menyebutnya Penyihir.
"Jancuk! (umpatan khas Tionghoa)" Bahkan Master Stefano yang paling elegan pun tak tahan, mengumpat dalam bahasa ChiClatin: "Aku benar-benar tidak rela! Kalau memang kalah secara teknik masih bisa diterima, tapi ini jelas-jelas bukan ujian memanah! Perangkap! Konspirasi!"
“Tidak bisa dibilang begitu! Mungkin teknik memanah di Benua Sutra memang seperti itu, mungkin teknik panah mereka sejak lahir sudah berbeda dengan Aiqin. Kalau memang begitu, ini hanya perbedaan budaya antara dua wilayah, bukan konspirasi atau perangkap.” Master Rijkard menganalisis dengan kepala dingin: “Baru saja pemanah Tang Zang ini sudah menggunakan teknik mendengar angin dan mengganggu suara, Richard, kau harus menyuruh pemanahmu mencoba variasi lain, jangan hanya meniru! Jangan sampai menyerah, menyerah langsung terlalu kehilangan martabat, setidaknya harus merebut kembali sedikit harga diri!”
“Jangan bercanda, dia menggunakan panah biasa tapi bisa melepaskan ledakan elemen! Pelayan Istana Musim Panas yang tidak menggunakan peralatan magis pasti akan dipermalukan, pakai peralatan magis pun tetap memalukan. Teknik memanah ini sama sekali tidak sebanding! Bagaimana pun kita tetap kalah satu tingkat dari kurcaci.” Master Ventola menghela nafas lesu.
Sangat sulit diterima!
Bahkan jika Santo Aigean kalah dari penyihir Benua Sutra, tetap tidak bisa dibandingkan dengan puluhan pemanah legendaris Hao Shenjian Zheqin yang dikalahkan telak oleh seorang pemanah manusia Benua Sutra!
Ini seperti menyaksikan mayat hidup tengkorak yang lebih subur daripada tikus tanah!
Selain tidak bisa memahami, tetap tidak bisa memahami!
Tiga naga juga ikut berkomentar, terus-menerus berkata bahwa ini membuka wawasan, ternyata penyihir Benua Sutra melepaskan mantra bukan dengan tongkat sihir tapi menggunakan panah.
“Yang Mulia, apakah Anda sudah mempertimbangkannya?” Senyum Putri Kelima Tang Zang terlihat santai dan nyaman, memancarkan keyakinan akan kemenangan.
“Tidak perlu pertimbangan!” Liu Zhenhan belum sempat bicara, sifat keras Ai Wei'er sudah lebih dulu meledak: "Pavel, serang!"
“Ksatria Centaur, apakah kau yakin bisa mengalahkan pemanah ulung pertama kami dari Tang Zang 'Kemiskinan Era Yun Qin'?” Wajah Putri Kelima tak menyembunyikan nada merendahkan, menatap Nedved yang sedang mengganti busur air raksa biasa.
Menurut pengetahuannya tentang Benua Aigean, kemungkinan itu hampir setara dengan nol.
“Tidak bisa.” Ksatria paling tangguh di Bukit Merah kami, tak pernah mengucapkan kata-kata basa-basi.
“Kalau begitu kau menyerah?”
“Dalam kamus Zheqin Centaur tidak ada kata kalah, hanya mati berperang.” Kata-kata Nedved berdentang keras seperti koin emas: “Ujian seperti ini, dari lubuk hatiku, sama sekali tak layak diikuti!”
“Tak layak? Atau tak berani? Hehe...”
“Putri!” Nedved merapikan sarung panahnya, menggoyangkan rambut emasnya dengan garang, tersenyum dingin: “Ilmu memanah dan sihir setidaknya punya tujuan akhir sama, yaitu menjatuhkan lawan! Meski aku tak bisa mengubah panah jadi sihir ajaib seperti pemanahmu, aku tetap bisa mengalahkan pemanah ulungmu! Terutama dalam kompetisi tak berbobot seperti ini!”
“Mengalahkan? Dengan apa kau akan mengalahkan?” Wajah Putri Kelima memerah oleh amarah yang tertahan, bergumam rendah.
“Putri tukang tawar-menawar yang ulung bukan tak pernah kulihat sebelumnya, tapi jenis orang gegabah yang tetap bersikukuh meski jelas-jelas kalah, pura-pura bermuka suci dengan semangat kebenaran begini memang jarang ada.”
“Maksud Nedved sederhana, meski Pemanah Suci Putri bisa melepaskan mantra terlarang melalui panah, anak panahnya akan lebih cepat selangkah, menembus tangan yang hendak melepas mantra terlarang itu!” Liu Zhenhan menghela napas. Ini benar-benar pertaruhan harga diri, percakapan tadi memicu bau bubuk mesiu.
“Paduka, sihir sekuat apapun baru bisa membunuh jika dilepaskan! Jika tak sempat dilepaskan, mantra terhebat pun hanya omong kosong!” Senyum Nedved di mata Pangeran Tangzang lebih menyeramkan dari iblis.
Putri Kelima memutar kepala dengan geram, berbicara cepat dalam bahasa asing kepada Pemanah Terbaik Pertama Tangzang.
Pipi pria berwajah kuning itu memerah mendadak, matanya menyala menatap Nedved, berkata kasar sesuatu pada pangerannya dengan geram.
“Pemanah Terbaik Pertama Tangzang kami menerima tantanganmu, Pemanah Centaur terhormat. Biarku lihat, seberapa cepat panahmu dibanding pemanahku!” Putri Kelima membuat gerakan mengundang pada Nedved dengan wajah dingin.
Sesuai rencana semula sang Putri tak ingin mencari masalah, tapi ucapan pemanah centaur yang terkesan jujur ini setiap kalimatnya menusuk, membuatnya tak lagi sanggup menahan diri.
“Richard, benarkah kita harus bertaruh nyawa? Bagaimana jika terjadi masalah?” Lima ahli sihir manusia awalnya sangat antusias melihat pemanah Aiqin maju memperjuangkan harga diri. Namun ketika benar-benar menyaksikan Nedved berjalan tegak menuju area kosong, hati mereka tiba-tiba diliputi kecemasan. Bukan karena takut masalah, tapi para ahli sihir merasa tak sepadan mempertaruhkan nyawa hanya untuk urusan sepele ini. Apalagi kedua benua ini sama sekali tak memiliki hubungan, dan justru pihak kitalah yang datang mengacau di wilayah kekuasaan mereka.
“Tenang, dalam jarak 100 yard, tak ada yang bisa menyaingi kecepatan tembak Nedved. Bahkan tanpa perintahku, Pavel pasti akan menyisakan nyawanya.” Liu Zhenhan sangat yakin. Dalam hal kecepatan menembak tradisional, Pavel tak memiliki tandingan di seluruh Aiqin.
“Yang Mulia terlalu mengagungkan pemanahmu! Pemanah utama pertama ku berlatih kecepatan menembak dengan mengejar kilat saat hujan badai!” Putri Kelima semakin geram mendengar klaim berani ini. Sisa penyesalan terakhirnya pun langsung lenyap.
“Richard, haruskah kita meminta Nedved mematahkan mata panahnya dulu? Jangan sampai benar-benar membunuh pemanah Tang Zang ini.” Ning Yu mengajukan saran dengan niat baik. Namun saran ini hampir membuat Putri Kelima yang sudah penuh amarah menjadi semakin kalap.
“Shenjian Zheqin jika bahkan kekuatan panah berturut-turut tak bisa dikontrol, masih pantas disebut Zheqin? Ning Yu, jangan khawatir tanpa alasan.” Liu Zhenhan melirik Putri Kelima, menepuk bahu pria itu lalu tertawa renyah.
Setelah menarik napas panjang, Putri Kelima Tang Zang memutuskan untuk memberi pelajaran pedas pada gerombolan ini setelah menang.
Nedved dan pemanah ulung pertama Tang Zang berkomunikasi dengan isyarat tangan cukup lama. Akhirnya kedua pihak sepakat dengan tiga jari sebagai persetujuan.
Setelah menentukan jarak tembak duel, kedua pemanah berdiri saling membelakangi. Mereka melangkah 30 langkah lurus ke arah berlawanan, berbalik, lalu saling bertukar senyum. Serentak mereka mengambil dua anak panah berbulu dari sarung, "plok-plok!" menancap di kiri-kanan kaki masing-masing sebagai batas.
Ini tradisi internasional: pemanah wajib menancapkan dua panah di sisi kaki sebagai batas formasi, dikenal sebagai "menancapkan formasi dengan panah".
Makna tersiratnya adalah larangan bergerak atau menghindar.
Pemanah legendaris memiliki kelincahan ekstrim. Tanpa batas formasi, duel mereka hanya akan jadi tarian monyet!
Sebagai duel pemanah, mereka harus mengandalkan keahlian memanah dan kecepatan tangan, bertarung jujur sampai titik darah penghabisan.
Ini benar-benar pertarungan paling kejam di dunia yang dikenal, pertarungan hidup-mati yang sejati!
Seringkali, dua pihak yang berduel jelas memiliki perbedaan kemampuan, tapi akhirnya sama-sama binasa!
Situasi seperti ini tercipta karena duel antar pemanah tidak memperbolehkan penghindaran, gaya bertarungnya garang dan kejam.
Dalam duel pemanah seperti ini, ketahanan mental seringkali lebih penting daripada teknik memanah. Pikiran yang kacau akan mengurangi efektivitas teknik memanah terbaik sekalipun!
Sepanjang sejarah, tak terhitung pemanah ulung dengan teknik lebih baik justru tewas oleh lawan yang kemampuannya lebih rendah namun mentalnya lebih kuat!
Dua pemanah yang berdiri di sini hari ini adalah ahli sejati. Pandangan mata mereka sama-sama dingin dan menggetarkan, napas mereka sama-sama stabil dan tenang, aura mereka sama-sama tak tertandingi!
Para penduel tetap tenang dan percaya diri, tapi para penonton sudah tidak tahan.
Suasana seperti ini terlalu mencekam, membuat orang bahkan tidak berani bernapas lega!
Duel semacam ini sangat berbeda dengan pertempuran hidup-mati di medan perang. Tak peduli seberapa nekatnya bajingan itu, cobalah merasakan sensasi menunggu di garis batas kematian ini - jiwa dan raga pasti akan gemetar!
Lao Liu mengakui, jika dia harus memegang senapan semi-otomatis Tipe 56 dan menunggu pelatuk ditembakkan seperti orang bego ini, pasti tidak bisa setenang Nedved dan pemanah dewa Tang Zang ini, teguh bagai pohon pinus!
Sang Putri terus menelan ludah, mengusap keringat di telapak tangan dengan gila-gilaan di jubah upacara berbenang emas.
Dua pemanah ini meski tak memahami bahasa satu sama lain, saat ini bagaikan dua bintang panggung opera, serentak menunjukkan senyum saling menghargai.
Mereka serentak mengangkat busur perang sebagai penghormatan, lalu memasukkan kembali ke sarung busur dengan gerakan membuka tangan yang sinkron sempurna.
Seperti kata Liu Zhenhan sebelumnya, sekalipun pemanah Tang Zang ini bisa melepaskan mantra terlarang melalui panahnya, Nedved tetap mampu menggagalkannya.
Gelombang tembakan pertama antara kedua pemanah—yang juga menjadi satu-satunya—hanya bisa ditangkap oleh segelintir ahli dengan penglihatan luar biasa.
Saat anak panah Nedved menyambar di depan pemanah ulung Tang Zang, sang pemanah dewa baru sempat mengangkat lengan untuk menarik tali busur. Dengan gerakan spontan, ia memutar busur dan menangkis anak panah berbulu itu.
Berdasarkan kecepatan tangan pemanah utama Tang Zang ini, kemampuannya setara dengan Wakil Kapten Pasukan Penjaga Istana Musim Panas, Ronaldo. Di antara pemanah-pemanah dewa Kerajaan Bimeng saat ini, ia layak masuk 20 besar.
Peringkat ini sama sekali bukan penghinaan. Harus diketahui bahwa bisa menyentuh busur saat berhadapan dengan Nedved—apalagi menarik tali—sudah merupakan kehormatan tersendiri.
Pertarungan pemanah, yang diperebutkan adalah momen berharga yang bahkan tak terhitung. Siapa yang memenangkan waktu akan meraih senyum Dewi Kemenangan! Menyadari kekalahannya, Pemanah Dewa Tang Zang tidak berlaku seperti preman, melainkan tersenyum getir sambil mengangkat bahu, menurunkan busur perangnya dengan penuh keluhuran.
Untungnya dia tidak berlaku bajingan ulung. Jika bersikeras tak mengakui kekalahan, Nedved akan menghujani panah berbulu tak henti hingga tubuhnya menjadi kaktus berduri.
Anehnya, dua pemanah yang baru saja bertarung mati-matian tiba-tiba berpelukan mesra, berceloteh dalam bahasa yang tak dimengerti satu sama lain. Bahu-membahu, sesekali meledak tawa terbahak-bahak.
Banyak dagu terjatuh ke lantai.
Ratusan pasang mata putih lebih dominan menatap mereka. Sunyi senyap menyelimuti, seolah waktu telah dilupakan.
Nedved mempertunjukkan teknik memanah Bimon sejati kepada pemanah ulung Tang Zang ini, juga seluruh prajurit Tang Zang.
Selain teknik spiral Masai, Panah Bulu Merak Berkembang, Panah Cacat Langit-Bumi, tembakan beruntun enam kali, dan tembakan membalik badan; Nedved juga mendemonstrasikan teknik jarak dekat: panah tiup, panah lengan, panah kerah, panah sepatu, dan panah jentik jari.
Teknik jarak dekat mengandalkan pola langkah strategis. Selain Teknik Bela Duri Kuda Keringat Darah, ini adalah senjata pamungkas pemanah dalam pertarungan tangan kosong melawan musuh.
Di mata orang awam, pemanah Centaur ini bagaikan monster yang melesatkan panah ke segala arah dari seluruh tubuhnya!
Panah panjang, panah pendek, panah jarum, panah kepala sekop, panah spiral, panah heksagonal, panah ular, panah roda gergaji, panah tiga bilah bulan kecil...
Hampir semua jenis panah yang ada di dunia ini terlihat pada tubuh Hao! Yang membingungkan adalah, bagaimana Shenjian Zheqin berambut emas dengan postur agak bungkuk ini bisa menyembunyikan begitu banyak anak panah di tubuhnya tanpa terlihat sama sekali!
Suku Haus bukan ras yang kolot. Mayoritas pemanah Centaur tidak menolak penggunaan busur panah tentara - ini murni berasal dari kecintaan sejati terhadap profesi pemanah. Senjata apapun yang berhubungan dengan panah menjadi objek penelitian utama suku Haus.
Busur silang kumbang suci laser Kekaisaran St. Jose, busur silang sayap fenghuang elf bulan, busur silang pertahanan diri Gnome "Hujan Deras Bunga Pir", busur silang Viking Pompeii, busur silang peluru Kekaisaran St. Francis, busur silang tujuh bintang Teluk Selatan, bahkan busur silang pendulum kuno Kerajaan Bimeng - semua busur silang yang dikirim ke Feilengcui atau dirampas Feilengcui, semuanya telah digunakan oleh Pavel!
Tembakan udara, tembakan berguling, penguasaan dua tangan, tembakan buta, tembakan prediksi posisi, langkah-langkah pertarungan dalam ruangan...
Bahkan Liu Zhenhan yang pernah mengalami perang senjata api pun hampir breakdown melihatnya!
Jaringan tembakan yang ditembakkan Nedved dengan berbagai busur silang mencakup semua titik, titik dukungan tembakan tersebar merata tanpa celah frontal, tembakan pendek dan panjang yang terpajang di antara bahkan menghasilkan lagu lengkap "Rumahku di Bukit Merah".
Jika diberi kapasitas amunisi tembak terus-menerus, pria ini pasti bisa menahan serangan resimen infanteri sendirian di daerah sempit.
Yang lebih mengerikan, dia juga mengajari pemanah ilahi pertama Tang Zang cara membuat busur perang tubuh sederhana dalam 10 detik menggunakan rambut dan lengan; cara membuat anak panah darurat dengan belati dan ranting, cara menembakkan anak panah berbulu dengan batu dan busur perang.
"Jancuk... Ini gila banget..." Beberapa Archmagister manusia tak percaya dengan pandangan mereka.
Pemanah seperti ini benar-benar menampilkan pesona keterampilan, pencapaian ini lebih mengguncang persatuan daripada prestasi sihir.
Pasukan Tang Zang terpaku, para prajurit menyaksikan demonstrasi pemanah ajaib ini dengan mulut menganga.
Semua pemanah baru sadar, bertahun-tahun belajar memanah ternyata mereka hanya buta panahan.
"Yang Mulia, saya ingin mengundang pemanah Anda menjadi pelatih di negara kami." Putri Kelima tiba-tiba tersentak dari lamunan panjangnya, napasnya berat, pandangannya berapi-api menatap Lao Liu tanpa berkedip.
"Lihat ekspresi Putri, kalau Lao Liu berani menolak sedikit pun, konsekuensinya akan fatal!"
"Tidak masalah." Liu Zhenhan sudah menunggu kalimat ini sejak lama: "Katakanlah Putri, sebenarnya Dou Qi apa yang dilatih pemanahmu? Jangan bohongi aku, kekuatan elemennya tidak mungkin kekuatan magis, mustahil ada yang bisa menggunakan menganugerahkan permanen empat kali berturut-turut!"
Bab 585 Dou Qi Dua Kutub
Sebuah interupsi kecil memotong percakapan kedua pihak.
Tujuh Hobbit bertubuh pendek dan gemuk membawa nampan makanan, berjalan seperti kepiting melewati kerumunan orang, lalu menaruh piring dengan keras di meja batu vulkanik di depan bos.
Di atas nampan besar gaya Mulan berlapis emas murni tersedia roti lapis biji bambu, kiwi segar, telur asin angsa, dan paus kukus dengan zaitun - ini menu sarapan hari ini.
Kue biji bambu panggang berwarna kuning keemasan diisi daun peppermint hijau segar, dipadukan daging rusa panggang dengan saus oranye berminyak, tiga warna kontras yang memikat mata; paus mini asin yang bulat sudah direndam anggur selama tiga hari untuk menghilangkan rasa asin dan amis, lalu dikukus dengan olive vegetable hingga mengeluarkan aroma laut yang menggugah selera.
"Kiwi segar adalah produk khas Benua Chesang, setiap buahnya sebesar bola sepak. Meski penuh bulu hijau dan tampak jelek, daging buahnya luar biasa manis, aromanya menggugah selera, benar-benar permata di antara buah-buahan." Telur asin angsa hitam adalah hadiah dari dua ipar laki-laki untuk Feilengcui. Angsa hitam yang dipelihara suku Smyer tumbuh besar di rawa-rawa dengan memakan siput, setiap telurnya memiliki dua kuning telur dengan kandungan minyak yang melimpah.
Sederhana namun tak biasa, hanya sarapan ini saja sudah mengumpulkan produk khas dari 4-5 wilayah di dua benua berbeda.
"Dia benar-benar pelit." Sang Putri Kelima memandangi Lao Liu yang sedang merasa puas diri dengan penuh kasihan; Baginda tak menyangka seorang pemimpin negara ternama hanya menyajikan beberapa hidangan kecil untuk sarapan, pengeluaran seperti ini bahkan tak sebanding dengan pejabat kabupaten di Kekaisaran Tang Zang.
Para pelayan cantik membawa kendi perak dan peralatan makan, bergerak lincah bagai kupu-kupu membuka jamuan. Mereka menuangkan madu susu sapi semut ke dalam cangkir-cangkir; Guo Guo yang sedang tertidur pulas di pelukan Cui Beixi dan Martelazi mengendus-endus, lalu tiba-tiba membuka empat bola mata kecil mereka.
Tuan Jabbar sang kepala pelayan penguin, mengenakan jas ekor burung, berjalan dengan kepala tegak mendekati Liu Zhenhan. Dengan gerakan jari anggrek yang anggun, ia membuka serbet putih bersulam benang emas dan mengalungkannya di leher sang tuan tanah.
“Ayo Putri, jangan hanya bicara, mari duduk dan isi perut bersama.” Liu Zhenhan pura-pura dengan garang mengundang Putri Kelima Tang Zang.
“Mana ada tamu yang mengundang tuan rumah makan?” Putri Kelima segera melambaikan tangan sambil tertawa, “Kota Helu sudah menerima pesan api tentang kedatanganku, pastinya sarapan sedang disiapkan. Awalnya aku ingin mengundang Yang Mulia untuk sarapan bersama, tak sangka juru masak kerajaan begitu cepat.”
“Kalau begitu aku tidak akan sungkan. ‘Persis seperti’ kesehatan Paduka...” Liu Zhenma mengangkat segelas madu sapi semut sambil tersenyum, tiba-tiba teringat sesuatu. Ia segera meletakkan gelas dan memanggil Yitiao untuk mengajak Qingya·Baiyu duduk.
Gadis kecil ini sudah lama tidak makan.
Bai Suqing terlihat kaku. Dituntun Yitiao sambil menggenggam tangannya, ia duduk dengan canggung di sebelah Ibu Suri Ning Yu.
Liu Zhenhan mengulurkan sandwich padanya. Gadis itu panik, menengadahkan wajah cantiknya memandang Yitiao minta tolong, pipinya lebih merah dari daging rusa panggang.
Guo Guo menggemgam kiwi lebih besar dari tubuhnya, mengunyah sambil memiringkan kepala mengamati Medusa Timur ini.
Bai Suqing dan Fei Wenli memiliki kecantikan yang mirip, kesantunan klasiknya memancarkan pesona tak tertandingi.
“Mirip banget sih——apalagi Ying Mao-nya!” Burung beo kecil melirik Yitiao dan Lao Liu, berkicau kreek-kreek: "Dua Medusa~ Kalian berdua bego nanti pas bercinta~ Jangan sampai ada tekanan psikologis ya~"
Braak... braak... braak...
Lima Archmagister dan tiga bangsa naga benar-benar tak tahan, menyemburkan susu sapi semut ke seluruh meja.
Liu Zhenhan dan Yitiao terpaku, mulut mereka membentuk seperti wajan, empat alis mencuat bak semak-semak, keringat mengucur deras.
Kebiasaan burung beo kecil menyebut rambut orang sebagai "Ying Mao" ini berasal dari kebiasaannya saat di dunia bawah tanah dulu.
Fei Wenli dan Bai Suqing sama-sama berambut hitam legam, wajah ayu mereka tujuh puluh persen mirip. Bagi yang tak mengenal, mudah mengira mereka sebagai sepasang bunga kembar.
Andai burung beo tak bilang, Lao Liu takkan pernah sadar——Fei Wenli sekarang sedang merawat ayah angkatnya Murinio di Provinsi Barat Daya, tapi pasti akan kembali. Kata pepatah, perpisahan singkat bagai madu baru. Saat bercinta nanti, akankah ada rasa bersalah seolah sedang memeluk istri Yitiao?
Yitiao pun merasakan hal serupa.
Tekanan psikologis memang begitu adanya. Tak terpikirkan mungkin biasa saja, tapi sekali tersadar, tidur nyenyak pun jadi mustahil.
“Bos...” Yitiao dengan wajah memelas memandang Lao Liu. Bangau Api Burangsha sebenarnya tidak khawatir pada dirinya sendiri, tapi reputasi bos yang doyan wanita memang sudah sangat terkenal... Julukan "Santo Ranjang" dan "Ahli Inses", dua cap ini jelas bukan gelar yang dibuat-buat orang!
“Jangan takut! Tunggu Kaka pulang, suruh dia bantu operasi plastik.” Liu Zhenhan merinding!
"Ilmu Transformasi Ramalan Besar" hanya bisa mengubah Tanya menjadi rupa mertuanya, ini sudah memberi tekanan mental yang luar biasa. Beberapa hari ini dia mempertimbangkan apakah akan meminta Kaka membantu operasi plastik Tanya. Masalah ini belum selesai direncanakan, sekarang tiba-tiba muncul Qingya·Baiyu yang mirip Fei Wenli!
Sepertinya Yang Di Atas benar-benar gila, sampai menghukumnya seperti ini.
Tapi Lao Liu bukan yang paling canggung. Wajah cantik mentor ular wanita Cui Beixi sudah memerah sampai hampir berdarah.
Dia tidak tahu kalau Lao Liu sudah menggunakan cara kasar untuk menguasai Fei Wenli. Burung beo kecil mengatakan dua Medusa dan tekanan mental, mentor ular wanita langsung berasumsi itu mengacu pada dirinya dan Qingya – Kita semua tahu, Fei Wenli sebenarnya adalah keponakan kandung Cui Beixi. Karena hubungan darah, mereka berdua memang agak mirip, jadi Cui Beixi dan Qingya juga punya kemiripan.
Kasihan! Walau Mentor Cui Beixi sangat berterima kasih pada Richard yang telah membantunya, status resmi sebagai istri Richard juga membuatnya hampir sesak napas!
"Jika bukan karena benar-benar tidak punya pilihan, dia pasti tidak akan menerima status resmi inses ini." Ejekan terang-terangan hari ini sungguh membuat Mentor Ular Wanita Cantik kehilangan muka.
Bahkan mengucap salam pun tak sempat, Mentor Cui Beixi langsung berlari terhuyung-huyung menuju formasi teleportasi logam ajaib, meninggalkan tatapan bingung dan cekikan tawa Guo Guo yang menutup mulut.
Burung beo kecil itu menyapu Lao Liu dan Yitiao dengan pandangan licik, lalu melanjutkan acara mematuk-matuk paus mini gemuk dengan angkuhnya.
"Richard, aku mulai menyukai binatang peliharaanmu ini. Bukan hanya kuat secara sihir, tapi juga menggemaskan." Naga Tua Wenger tersenyum.
"Pulang nanti langsung kubantai untuk sup!" Liu Zhenhan menggeram sumpah serapah sambil dengan lembut membuang tulang paus mini untuk burung beonya.
"Berani-beraninya kau--Matahari Tidak Pernah Terbenam!" Burung beo itu mengibaskan tiang layar di pelipisnya yang seperti peluit dengan angker, menunjukkan cibirannya.
"Yang Mulia, apakah Baginda tidak berencana tinggal lebih lama di Negeri Sutra?" Ucapan Putri Kelima "Perebutan Hari Pertama Setiap Bulan" menghentikan gelak tawa di sekeliling.
"Sebentar lagi aku akan pergi, karena semua urusan sudah selesai." Liu Zhenhan mengangguk sambil tersenyum: "Bisa berkenalan dengan Putri adalah hasil terbesar kunjunganku ke Negeri Sutra."
“Yang Mulia jangan buru-buru pergi. Saya datang ke He Lu setelah menerima pesan api dari kakak keempat, memang ada urusan yang perlu didiskusikan dengan Yang Mulia! Apalagi kerja sama ekonomi antara dua negara kita, juga pelatih panahan...” Putri kelima mulai panik. Rupanya dia mengira pertanyaan polosnya disalahartikan sebagai perintah pengusiran.
“Tenang! Saya lebih peduli pada kerja sama ekonomi Bimon-Tang Zang daripada Anda. Untuk ini, saya akan mengirim beberapa manajer keuangan Suku Rubah khusus untuk bernegosiasi. Sedangkan pelatih panahan, saya akan mengundang Penembak jitu Hao kelas atas untuk bertugas di sini!” Liu Zhenhan mengusap mulutnya dengan serbet, tersenyum: “Putri, apakah Anda lupa sesuatu?”
“Apa itu?”
“Anda belum memberitahu saya, jenis Dou Qi apa yang digunakan oleh pemanah sakti Anda.”
“Dou Qi? Haha... Itu sebutan di Aiqin. Di Benua Sutra kami menyebutnya Gang Qi!” Putri Kelima Tang Zang tertawa getir: “Yang Mulia memang cerdas! Sebenarnya teknik panahan Tang Zang berasal dari Youqiongshi zaman kuno, awalnya sangat mengutamakan teknik. Baru dalam beberapa ratus tahun terakhir 'Gang Qi' diperkenalkan ke seni memanah, perlahan teknik panahan mulai ditinggalkan!”
Liu Zhenhan dan stafnya saling bertukar pandangan diam-diam.
Setelah konfirmasi langsung dari Putri Kelima, justru Liu Zhenhan sendiri yang pertama kali merasa tidak percaya.
Tadi dia hanya menebak – tanpa sihir, hanya Dou Qi yang memiliki kemampuan serangan elemen.
Dari senjata bilah lurus berkembang menjadi senjata bilah melengkung, tingkat tertinggi Dou Qi Aigean adalah Jari Cahaya; Di Benua Aigean, Dou Qi sama sekali tidak dikembangkan untuk senjata serangan jarak jauh - bagi prajurit DouQi biasa, begitu senjata terlepas dari telapak tangan, berarti saluran transmisi DouQi terputus paksa, secara alami sinar pedang tidak bisa dilepaskan!
Setelah anak panah berbulu ditembakkan dari busur, bagaimana mungkin tetap berada di telapak tangan prajurit?
Jika ingin anak panah yang ditembakkan bisa melepaskan sinar pedang DouQi, bukankah sama tidak realistisnya dengan bermimpi makan kentut?
Liu Zhenhan menggeretak lidah, dengan suara "brak" menancapkan telur asin di meja, melepas pedang Citroën yang selalu dibawanya, lalu melemparkannya ke Wentekelaier di sampingnya sambil menoleh ke area kosong.
Pangeran Kesepuluh paham, sambil menggigit sandwich panas di mulut, "Syuut!" melompat mundur beberapa meter, sebelum mendarat sudah "Braak!" menghunus pedangnya, kilatan cahaya dingin menyapu udara disertai "swish" munculnya sinar pedang hijau bulan sabit.
Sinar pedang bulan sabit yang bergulir maju itu mengaum bagaikan angin utara khas DouQi, melesat di atas batu paving dengan gemuruh dahsyat, meninggalkan alur dalam yang terkoyak oleh sinar pedang DouQi di jalan batu.
Dua baris sayap tanah seperti buih membentang di kedua sisi alur tanam, serpihan batu yang beterbangan hampir membuat orang menutup mata.
“Putri, inilah Dou Qi dari Aiqin kami, apakah ini sama dengan energi tempur kalian?” Liu Zhenhan sambil mengeluarkan telur asin menatap Putri Kelima. Sejak Sinar Pedang ini ditunjukkan oleh Wentekelaier, mata Yang Mulia Pangeran bagai lintah mencium darah, tak berkedip menatap tubuh Wentekelaier.
“Benar, energi tempur kami juga bisa digunakan seperti ini!” Putri Kelima tersenyum pada Lao Liu. Dengan tepuk tangan sopan ia mengungkapkan kekaguman: “Yang Mulia, bawahan Anda benar-benar menyimpan harimau dan naga tersembunyi. Bolehkah Xiao Wu menanyakan nama pahlawan muda ini? Di usia sedini ini sudah mampu mengeluarkan Sinar Pedang yang begitu murni, sungguh langka!”
“Hei, lupa memperkenalkan, ini anakku Wentekelaier! Anak kandung!” Tekanan Lao Liu pada kata “anak kandung” begitu kentara.
“Yang Mulia, Anda benar-benar terampil menjaga keremajaan.” Putri Kelima memandang baru pada Lao Liu, dalam hati bergumam: Orang ini perawatan tubuhnya sungguh sempurna, sudut mata pun tak ada garis ekor ikan.
“Jaga keremajaan? Ayah baru dua puluh tahun, buat apa jaga keremajaan?” Wentekelaier dengan lihai memainkan pola pedang, memasukkan Citroën kembali ke sarungnya dengan suara “braak”, disusul ledakan tawa panjang seperti petasan.
“Ini……” Putri Kelima matanya membelalak seperti umbi lotus, terdiam tanpa kata selama berjam-jam tak bisa mengeluarkan satu kalimat utuh.
Orang lain hampir mati ketawa. Urusan rumah tangga Tuan Tanah Feilengcui, mana cuma ini yang aneh?
“Putri Kelima! Kalau boleh tahu, bisakah jelaskan prinsip 'kemiskinan era Yun Qin' yang bisa meledakkan energi mata pisau setelah anak panah berbulu ditembakkan?” Lao Liu juga tak bisa menemukan alasan logis mengapa punya anak seusia dirinya, hanya tersipu-sipu: “Maafkan kebodohanku, sungguh tak tahu aliran silsilah Dou Qi mana yang bisa menunda ledakan energi mata pisau di senjata.”
“Yang Mulia Richard, 'Panah Gang' kami dalam silsilah energi Gang, termasuk cabang yang sangat spesial!” Putri Kelima tersenyum bangga, wajahnya memancarkan kesombongan yang tak tersembunyikan: “Bukan bermaksud sombong, 'Panah Gang' kami benar-benar satu-satunya di dunia!”
“Aku percaya kata-kata Yang Mulia.” Pangeran Kesepuluh Wentekelaier mengangguk: “Pemanah andalanmu yang bisa melepaskan energi mata pisau melalui panah, sungguh suatu keagungan! Senjata jarak jauh adalah Wilayah Terlarang yang tak terjangkau Dou Qi Aiqin, bahkan secara teori pun mustahil!”
“Belum sempat bertanya pada Yang Mulia Pangeran Wentekelaier, aliran silsilah energi Gang apa yang Yang Mulia kultivasikan?”
“Dou Qi Bulu! Namanya mungkin terdengar muluk, sebenarnya cuma Dou Qi elemen kayu.”
“Kebetulan!”“Penguasaan di hari pertama setiap bulan” Putri mengerlingkan mata: “Pemanah ilahi terbaik di bawah komandoku 'Kemiskinan Era Yun Qin', latihan panah-nya juga menggunakan elemen kayu.”
“Dou Qi elemen kayu juga?” Liu Zhenhan mengerutkan alisnya, semakin bingung.
Saat ini silsilah Dou Qi di Benua Aigean sangat terbatas, hanya ada lima aliran yang tersebar: api, air, kayu, tanah, dan logam.
Dari lima silsilah Dou Qi ini, aliran logam memiliki tingkat populasi tertinggi dan persebaran terluas. Sekitar 90 dari 100 prajurit Aigean mempelajari Dou Qi logam. Alasan ekstrimnya perbandingan ini karena kekuatan serangan Dou Qi logam pada tahap awal jauh lebih dominan dibanding aliran lain. Selain itu, pelepasan energiharus melalui senjata, sehingga Dou Qi logam lebih mudah dipelajari dibanding aliran lain.
Saat ini Dou Qi logam Benua Aigean telah berkembang menjadi cabang yang sangat beragam karena lingkungan yang mendukung - emas, perak, tembaga, besi, timah, seng, dll. Menurut statistik tidak resmi, setidaknya ada 50-60 cabang dalam aliran logam! Manifestasi paling nyata terlihat dari warna DouQi prajurit Aigean; Sejalan dengan warna logam, sebagian besar warna DouQi mereka berkilauan seperti ekor merak!
Tapi, meski Dou Qi dari silsilah lain sudah hampir kehilangan pasar karena persaingan dari Dou Qi logam, Dou Qi dengan elemen kayu di Benua Aigean masih belum punah!
Ingin menjadikan anak panah berbulu seperti efek Durex, sama sekali tidak masuk dalam cakupan kemampuan DouQi kayu manapun!
Liu Zhenhan dan sekelompok penasihat senior memandang penuh tanda tanya ke arah Putri Kelima.
Wentekelaier mengambil seekor burung gereja yang ditembak mati oleh pemanah ulung Tang Zang, mencabut anak panah berbulu darinya dan mengamati dengan seksama.
Pengamatan ini mengungkap sesuatu yang mengejutkan.
Ternyata anak panah berbulu yang digunakan oleh pemanah dewa nomor satu Tang Zang itu sama sekali tidak dilengkapi mata panah logam!
Karena batang panahnya dilapisi cat emas mengkilap, mata panah kayu yang diukir dari batang itu terlihat persis seperti logam. Tanpa pengamatan jarak dekat di tangan, mustahil mengetahui rahasianya.
"Crek!" Wentekelaier dengan lembut membengkokkan anak panah itu hingga patah menjadi dua bagian.
Para pemanah elf Aiqin juga ada yang menggunakan panah kayu, tapi mereka pasti memilih kayu sekeras pohon besi, bukan bahan yang mudah patah hanya dengan sekali tekuk.
"Tipe media! Ini Dou Qi tipe media!" Sesuai reputasinya sebagai penyihir paling dekat dengan dewa, Master Stefano yang pertama menemukan jawabannya.
"Benar!" Lao Liu dan empat Archmagister lainnya juga telah menebaknya.
Dalam sistem sihir Aiqin, sihir berbasis media adalah jenis sihir khusus yang paling baru berkembang. Contohnya, "Elektrolisis Logam" dalam sihir petir dan "Bunga Terbawa Air" dari Penjaga Bunga Haihuasi termasuk dalam kategori sihir media tipikal - semua sihir ini mengubah objek yang ditembak menjadi serangan magis melalui kontak dengan media tertentu, benar-benar mengubah batu menjadi emas, ayam betina tua menjadi bebek.
Seperti diketahui, silsilah Dou Qi dan sihir sepenuhnya kompatibel. Jika sihir bisa melahirkan teknik media, maka secara teori Dou Qi juga seharusnya bisa menciptakan silsilah serupa. Alasan belum terwujud saat ini adalah karena lingkungan makro dan sumber daya penelitian yang masih terbatas.
"Media akhir dari Dou Qi ini sebenarnya apa?" Wentekelaier masih bingung. Jika ini adalah Dou Qi media, maka panah kayu yang ditembakkan oleh Tang Zang itu kontak dengan media apa sehingga bisa memancarkan bilah energi Dou Qi?
"Udara media kayu?" Pangeran Kesepuluh mengerutkan kening, tapi segera menyangkalnya. Meski bilah energinya mirip karakteristik elemen udara, tapi karena udara ada di mana-mana, jika benar menggunakan udara media kayu, panah itu pasti akan meledak di tangan sebelum sempat ditembakkan.
"Mungkin angin media kayu?" Master Stefano tersenyum. "Saat kecepatan panah kayu mencapai titik kritis tertentu selama terbang di udara, media kayu yang berinteraksi dengan angin akan melepaskan kekuatan bilah angin Unsur Angin!"
“Tidak heran! ‘Panah Guntur Sembilan Langit’ sebenarnya adalah ledakan suara unsur angin, ‘Panah Kekasih’ adalah tarikan angin, ‘Panah Sembilan Matahari’ adalah belahan angin, ‘Panah Meteor Kupu-kupu’ adalah senjata angin yang berubah wujud! Bagus, bagus!” Wentekelaier akhirnya memahami: “Bakat! Jancuk, benar-benar jenius! Dou Qi tipe medium seperti ini bisa dipahami! Ini benar-benar perpindahan bintang-bintang!”
“Di Benua Sutra kami, Dou Qi medium yang kalian sebut kami namakan ‘Pohon Ingin Tenang Tapi Angin Tak Berhenti’, energi tempur kayu ini hanya dimiliki khusus oleh Pemanah Dewata, orang lain kultivasinya pun tak akan berguna!” Putri Kelima mengangguk sambil tersenyum: “Tanpa dasar profesional Pemanah Dewata, prajurit mana pun tak bisa menyesuaikan kecepatan angin yang diperlukan energi ini, karena setiap panah Dou Qi membutuhkan kecepatan angin berbeda!”
“Apakah masih ada silsilah khusus lain dari energi tempur Sutra kalian?” Wentekelaier tak tahan bertanya, sebagai penggemar berat Dou Qi yang terdampar di tanah di mana Dou Qi telah merosot, dia sudah menahan diri cukup lama.
“Jin Jie Qi, ini energi tempur paling populer di Sutra saat ini, kami menyebutnya ‘Kendali Pedang’!”
“Dua jenis Dou Qi berbasis medium? Sepertinya Dou Qi di Negeri Sutra sudah mencapai puncak perkembangannya!” Pangeran Kesepuluh menggenggam tinju erat-erat, matanya bersinar menyala-nyala. Ia membuka mulut hendak berkata sesuatu, tapi memilih menoleh diam-diam ke arah orang tua. Saat melihat senyum pengertian dan dorongan darinya, ia berbalik tegas ke Pangeran Kelima: "Yang Mulia yang mendominasi hari pertama setiap bulan, hamba adalah penggemar seni bela diri. Bagaimana jika prajurit Yang Mulia bertarung latihan dengan hamba?"
“Aku juga sudah lama menunggu kalimat ini dari Yang Mulia.” Pangeran Kelima menghela napas panjang. Ekspresinya sekarang mirip penjudi yang memegang kartu bagus, harapan balik modal sudah di depan mata.
“Selesaikan secepatnya, usahakan hasil seri.” Bersamaan dengan itu, suara Penyampaian Suara Rahasia orang tua bergema sunyi dalam benak Pangeran Kesepuluh.
Bab 586: Transformasi Liar Berdarah Besi
“Selesaikan segera, usahakan hasil imbang!” ujar Pangeran Kelima.
Saat mengucapkan ini, Pangeran menggunakan dialek Luobei. Kekaisaran Tang Zang yang luas memiliki lebih dari 2000 dialek daerah. Bukan hanya orang Aiqin, bahkan penduduk asli Negeri Sutra pun tak mungkin memahami semuanya.
Ksatria baju zirah emas yang dipanggil Pangeran mengangguk berat.
Penjaga imperial ini menyebarkan aroma harum bunga osmanthus samar. Tubuhnya ramping lentik, tangan kanan putih bak giok mencengkeram erat belati dengan dua rumbai berwarna. Sebuah topeng logam bergambar wajah biru dengan taring runam menutupi mukanya.
"Secara umum, hanya prajurit yang terlalu tampan yang akan mengenakan topeng menyeramkan untuk mengintimidasi musuh."
"Kerajaan megah kami menganut etika negara besar, cukup beri tahu mereka betapa luasnya langit dan dalamnya bumi!" Yang Mulia Pangeran Kelima terus menasihati Zhi Jinwu-nya: "Tapi tamu dari jauh ini adalah utusan, Gongsun, kau jangan sampai membuat Pangeran mereka terlalu malu."
Ahli bisa langsung mengetahui level lawan dari satu gerakan. Setelah menyaksikan pedang aura Pangeran Wentekelaier, Yang Mulia Pangeran yakin bahwa kecepatan dan level pedang aura seperti ini tidak akan merepotkan prajurit pedang terbaiknya.
Liu Zhenhan memandang Pangeran Kelima dan Zhi Jinwu-nya dengan perasaan antara ingin tertawa dan menangis.
Jika menanggalkan semua kewaspadaan dan tipu muslihat, murni dari sudut teknik tempur, Liu Zhenhan sepenuhnya mengakui kemampuan Wentekelaier - putra palsu dari Keluarga Xi Bei ini bukan hanya menguasai delapan belas seni bela diri, tapi juga sihir tanaman. Dou Qi, Transformasi Liar, kekuatan pikiran, dan penguncian napas yang saling bertentangan ini justru menyatu secara ajaib dalam dirinya.
Hanya dengan pencapaian eklektik ini, ke mana pun Wentekelaier muncul di era Aiqin manapun, dia pasti akan tercatat dalam sejarah sebagai pahlawan super!
Ini baru kemampuan permukaannya saja!
Tak ada orang licik yang akan memamerkan semua senjata rahasianya!
Inilah hal yang paling menakutkan dari Wentekelaier—bahkan Sinar Pedang Lima Jari yang dahsyat digunakan sebagai ilusi penglihatan, sampai ketinggian seberapa mengerikankah kekuatan sebenarnya yang dimilikinya?
Siapa sebenarnya dia? Untuk tujuan apa bergabung dengan Feilengcui?
Desakan waktu membuat Lao Liu tak bisa lagi menunggu kelinci tertabrak pohon menanti Jawaban, dia harus segera mengungkap status asli Wentekelaier dan tujuan sebenarnya memalsukan diri sebagai anaknya!
Hari ini adalah kesempatan terbaik!
Kekaisaran Tang Zang saja wilayahnya mencakup seluruh Benua Sutra, kemampuan ekonomi yang begitu makmur ini jauh melampaui negara mana pun di Aiqin; sebagai pengawal kerajaan Tang Zang, kekuatan Zhi Jinwu pasti berada di level yang tak bisa dicapai oleh Gladiator Mahkota Emas Bimon!
Menggunakan Zhi Jinwu sebagai batu ujian, baik alasan maupun kandungan emas, semuanya memenuhi standar ujian Liu Zhenhan untuk menguji anaknya yang didambakan!
Di bawah prinsip menyelesaikan cepat dan mempertahankan hasil seri, Wentekelaier yang terkekang ini hanya perlu menunjukkan sedikit trik baru saat dipaksa oleh Zhi Jinwu—detail dan asal-usulnya takkan luput dari ratusan mata tajam di sekeliling ini!
Tapi Liu Zhenhan tak menyangka Putri Kelima Tang Zang ternyata memiliki keyakinan yang sama kuatnya dengannya!
Sepertinya pertunjukan Sinar Pedang Wentekelaier tadi malah membangun keyakinan akan kemenangan mutlak di pihak lawan.
“Hati-hati, lawanmu bukanlah Jago Pedang Aiqin, melainkan Jago Pedang Negeri Sutra!” Liu Zhenhan kembali menggunakan Penyampaian Suara Rahasia untuk memberi tahu Wentekelaier. Ia tak ingin anak muda ini langsung tumbang saat pertemuan pertama. Jika demikian, percobaan ini sama sekali kehilangan makna.
Wentekelaer menoleh dan memandang sang Orang Tua dengan tatapan penuh arti.
Bahkan tanpa "peringatan Ayah" sekalipun, Wentekelaer tetap tak akan meremehkan lawannya!
Bagi ahli Jalan Tertinggi, menghadapi lawan sesampah apapun harus dilakukan dengan segenap kemampuan - ini adalah sikap paling dasar dalam bertarung!
Logika sederhana ini meski dipahami semua orang, belum tentu bisa dijalankan selamanya; Wentekelaer berbeda. Jalan hidup yang berbatu membuatnya mengukir pelajaran berharga, kesalahan yang sama takkan terulang.
"Yang Mulia, saat saya bertarung dengan dua pendekar pedang Paduka, selain energi pelindung, bolehkah menggunakan kemampuan di luar ilmu pedang?" Sang Putri tersenyum manis menatap Lao Liu.
"Kalau ditambah sihir jadi tidak karuan!" Liu Zhenhan menggelengkan kepala dengan lapang: "Sebenarnya Wentekelaer juga cukup mahir dalam sihir tanaman, sudah saya larang menggunakan sihir!"
Yang membuat Lao Liu canggung, sang Putri juga sedang memberi peringatan pada pendekar bertopeng seramnya. Rupanya bukan hanya Wentekelaer yang menguasai pedang dan sihir.
"Pedang perang Citroën yang tajam membelah angin kencang di udara. Wentekelaier dengan sopan menegakkan bilah pedang yang berkilau di depan hidungnya, memberi penghormatan pada lawannya."
Penjaga Emas Tang Zang perlahan mengeluarkan belatinya. Dengan gerakan terpisah kedua tangan, ia menari-narikan rangkaian sinar dingin yang memukau, lalu berhenti dalam pose elang terbang bertumpu satu kaki – dua belati berkilauan di tangan mengangguk halus pada Wentekelaier.
Dari topeng logam penjaga itu, memancar dua sorot mata yang lebih dingin dari sinar pedang. Dua belati pendek di tangannya memancarkan kilau perak bak galaksi, dengan untaian rumbai kuning elegan yang melambai sepoi-sepoi, seakan tak tersentuh dunia fana.
"Putri, apakah pendekar pedang Anda ahli dalam penggunaan dua tangan?" Liu Zhenhan mengangkat alis, melirik Putri Kelima.
"Ini pedang Yin-Yang." Putri Kelima pura-pura tak mengerti: "Mohon maaf Yang Mulia, hamba buru-buru datang sehingga hanya membawa ahli pedang terlemah dari Empat Pendekar Tang Zang – 'Tiga Generasi' Sang Dewa Pedang!"
"Itu agak tidak adil!" Liu Zhenhan mengangkat bahu, terus terang: "Putraku Wentekelaier adalah Jago Pedang nomor satu Aiqin, dijuluki Bintang Hyjal."
"Yang Mulia, keunggulan mutlak itu mustahil dan tak masuk akal." Putri Kelima tertawa kecut, bicara bermakna ganda: "Begitu pula dengan kelemahan."
Liu Zhenhan tidak menjawab, karena Wentekelaier sudah bertarung sengit dengan Dewata Pedang Tang Zang "Tiga Generasi" dalam jalinan sinar pedang yang saling silang.
Hanya dalam sekejap mata, senjata kedua pendekar super ini saling bertabrakan menciptakan gemerincing logam "cring-cring" tak putus-putus; Dua gumpalan sinar pedang yang menyilaukan saling bersinggungan lalu berpisah. Hanya dari suaranya, lebih mirip puluhan pandai besi yang sedang menempah logam ketimbang duel pedang antar ahli.
Terlihat jelas bahwa kedua pihak hanya melakukan serangan percobaan, mengukur kekuatan lawan.
Wentekelaier menggunakan "Teknik Pedang Gulung Petir" yang penuh momentum, pedang Citroën-nya menyelubungi seluruh tubuhnya bagai kincir angin raksasa, menerjang dengan bayangan pedang yang memenuhi langit. Sesekali ia melayang ke udara, menghujani lawan dengan tusukan super cepat dan tebasan penuh tenaga.
Dua belati Dewata Pedang Tang Zang menenun jaring perak berkilauan di depan tubuhnya, benteng baja kokoh yang menghalau semua serangan Wentekelaier.
Keduanya saling bertahan, tak ada yang mau mengalah.
Satu-satunya perbedaan yang terlihat: Setiap jejak langkah Dewata Pedang Tang Zang meninggalkan retakan radial di jalan batu pualam, berpusat di sepatu botnya.
Di mana dua gumpalan sinar pedang ini bergulir, angin pedang kian menjadi-jadi, menerbangkan debu dan kerikil bagai pusaran tornado.
"Prajurit Tang Zang yang menyaksikan pertempuran dari kejauhan mundur selangkah demi selangkah. Hembusan pedang yang menggila itu terlalu perkasa. Begitu mengenai wajah, rasanya seperti silet yang menggesek kulit."
"Pedang yang bagus!" puji Liu Zhenhan. Bisa bertarung setara dengan Citroën, pedang terkuat di dunia iblis, berarti belati kembar Sang Dewa Pedang Tang Zang ini juga termasuk senjata kelas atas.
"Yang Mulia Pangeran tidak menggunakan Dou Qi?" Pangeran Kelima menarik napas tersengal-sengal, matanya tak berkedip memandang Lao Liu.
"Oh~ Wentekelaier menggunakan Transformasi Liar yang bersama Dou Qi dikenal sebagai Dua Keistimewaan Aiqin!" Liu Zhenhan mengangguk, menambahkan penekanan: "Ini adalah keahlian tradisional prajurit Bimon kami."
Fakta bahwa Wentekelaier langsung menggunakan Transformasi Liar alih-alih Dou Qi di awal pertarungan tidak terlalu mengejutkan Lao Liu.
Transformasi Liar Behemoth memiliki tiga jenis: "Transformasi Liar Lagu Perang", "Transformasi Liar Tingkat Dua", dan "Amuk Mandiri". Dua yang pertama bisa dilakukan semua Behemoth asal kondisi eksternal terpenuhi. Hanya "Amuk Mandiri" yang menjadi hak eksklusif prajurit Bimon tingkat tinggi, terkait langsung dengan bakat alami tanpa jalan pintas!
Saat ini jumlah ksatria Bimon tingkat tinggi di Kerajaan Bimeng yang mampu melakukan "Amuk Mandiri" tidak akan melebihi jumlah Pendeta Kuil; Selain meningkatkan daya tahan tubuh, kekuatan fisik, mengurangi rasa sakit, dan memicu semangat bertarung, kemampuan amuk bawaan ini juga memiliki keistimewaan - setiap gerakan musuh dalam pertempuran akan terlihat melambat dan terurai di mata para ksatria Bimon yang memasuki kondisi "Amuk Mandiri"! Semakin tinggi tingkat "Amuk Mandiri" seorang ksatria Bimon, semakin lambat penguraian gerakan yang terlihat!
Liu Zhenhan menyebut kemampuan khusus ini sebagai "Penglihatan Montase".
Alasan dia sering mengejek bahwa musuh terlihat diam di matanya bukan karena kesombongan, melainkan keyakinan dari kemampuan "Amuk Mandiri"-nya.
Tingkat pencapaian "Amuk Mandiri" Wentekelaier termasuk yang terbaik di Kerajaan Bimeng saat ini. Jika bertarung dengannya, sedikit saja kelambanan akan berujung pada penghinaan.
Dewa Pedang Tang Zang ini tidak hanya mampu menahan serangan kilat pedang Wentekelaier, tapi juga tampil seimbang. Keahlian bermain pedangnya membuat semua warga Feilengcui yang menyaksikan bergumam takjub; Meski kekuatannya masih kurang, Wentekelaer juga gagal memecah keseimbangan pertahanannya dengan kekuatan kasar. Dari sisi ini, kedua pihak saling unggul di bidang masing-masing.
Dalam situasi seperti ini, jika masih ingin menentukan pemenang dengan teknik pedang tradisional, tentu membutuhkan konsumsi waktu yang besar untuk mencapai hasil akhir. Dua ahli pedang dengan keahlian luar biasa sama-sama mengambil keputusan masing-masing tanpa koordinasi sebelumnya.
Wentekelaer menggunakan Sinar Pedang. Pedang Perang Citroën-nya menyapu empat bilah energi hijau yang hampir tak terputus, menderu menerobos udara.
Pedang kembar Yin-Yang Sang Dewata Pedang Tang Zang memancarkan aura keemasan muda. Sinar pedang keemasan yang seperti kain sutra terlihat nyata, menjulur dan menarik kembali di ujung kedua pedangnya seperti lidah ular raksasa.
Hanya dalam sekejap, sepasang belati pendek Yin-Yang tiba-tiba berubah menjadi dua pedang raksasa emas sepanjang 3 meter.
Energi pedang berbentuk bilah pedang yang dahsyat tidak hanya menghancurkan empat bilah energi hijau, tapi masih memiliki tenaga tersisa untuk menyerang langsung ke arah Wentekelaer.
Liu Zhenhan dan stafnya terbelalak matanya menyaksikan.
Energi pedang keemasan Sang Dewata Pedang Tang Zang ini terus memancar dari ujung pedangnya, menjulur hingga mencapai 10 meter!
Wentekelaer terus mundur oleh dua energi pedang ini; Jika bukan karena terus-menerus memukul mundur energi pedang lawan yang terus menjulur dengan "Sinar Pedang 'Yu Luo'", jika bukan karena kecepatan gerakan "Teknik Melompat di Atap dan Berlari di Tembok" warisan Suku Garfield, mungkin Wentekelaer sudah tenggelam dalam gelombang energi pedang sutra yang bergulung-gulung seperti ombak ini!
"Ini Jin Jie Qi?" Lima ahli sihir manusia berdecak kagum: "Teknik mengendalikan pedang ini benar-benar luar biasa kuat!"
Tangan Liu Zhenhan yang memegang bola kristal Di Wei gemetar, nyaris menjatuhkan kristal tersebut.
Andai Wentekelaier tidak punya kemampuan, serangan kali ini pasti sudah berakhir dengan kekalahan memalukan.
Mengusap keringat dingin, Liu Zhenhan harus mengakui: Kekuatan Sang Dewa Pedang Tang Zang ini benar-benar mengerikan!
Sama seperti sihir, Dou Qi di Aiqin umumnya melepaskan bilau energi sebagai serangan. Membentuk Dou Qi menjadi senjata memang mungkin, tapi di Aiqin sekalipun sudah terbentuk, biasanya tetap dilempar sebagai proyektil!
Cara Dewa Pedang Tang Zang menggunakan "Tiga Generasi" - menggenggam senjata Dou Qi seperti senter untuk menyorot lawan - benar-benar cara penggunaan yang keterlaluan dan terlalu kuat!
Dou Qi sama seperti kekuatan magis, cepat terkuras. Cadangan harian terbatas, bukan sumber tak habis-habis. Dengan gaya bertarung Sang Dewa Pedang ini: Entah dia punya cadangan Dou Qi tak terbatas, atau ingin menuntaskan pertarungan dalam satu gebrakan! Liu Zhenhan berkeringat dingin, metode kultivasi Benua Sutra memang aneh: Sebelum bertindak, gelombang elemennya biasa saja, tapi saat bertarung tiba-tiba memancarkan aura mengerikan yang bikin merinding.
“Wentekelaier saat ini tidak punya pilihan selain menggunakan Jari Cahaya, kekuatan lawan yang luar biasa membuatnya langsung melepaskan lima sinar jari sekaligus.”
“Kelima sinar jari ini masing-masing berubah menjadi tiga mata pisau hijau berbentuk bulan sabit, di ruang terbatas, bayangan hijau beterbangan secepat kilat.”
Semua yang masih duduk di kursi langsung berdiri serentak dengan suara ‘Huo’.
“Kelima sinar jari ini semuanya adalah Mata Pisau Tingkat Empat!”
“Ini adalah lima Mata Pisau Tingkat Empat yang setara dengan mantra tinggi!”
“Ini adalah lima Mata Pisau Tingkat Empat dengan daya tembus dan efek kerusakan berkelanjutan yang jauh melebihi sihir setingkat!”
Menurut pengakuan Wentekelaier sendiri, ini sudah merupakan level tertinggi Jari Cahaya yang bisa dia lepaskan.
Jika perkataannya benar, berarti dia juga menggunakan strategi ‘seperti singa menangkap kelinci’, langsung mengerahkan seluruh kekuatan sejak awal!
“Yang Mulia Pangeran ternyata menguasai ‘Enam Meridian Pedang Langit’?” Senyum tenang Pangeran Kelima Tang Zang langsung menghilang, digantikan raut wajah yang sangat serius.
“Ini adalah pencapaian ultimat Dou Qi Aiqin, Jari Cahaya. Shi Lang (anak kesepuluh) hanya bisa melepaskan lima jari saja.” Liu Zhenhan menjawab sambil menyeringai, dia baru sadar bahwa Dewata Pedang Tang Zang yang bermasker mengerikan ini ternyata seorang perempuan muda.
"Melihat lima sinar jari Wentekelaier meluncur, Jian Shen dari Tang Zang mengeluarkan teriakan lembut yang justru mengungkap identitas gender aslinya. Menurut Lao Liu, suara merdu ini layaknya kicauan burung bulbul yang pandai 'bernyanyi' di ranjang! Slogan pemimpin 'Perempuan bisa menopang separuh langit' hari ini membuktikan kebijaksanaannya bagi para misoginis. Setelah teriakan feminin sang pendekawati Tang Zang ini, sepasang belati Yin-Yang di tangannya yang menyala-nyala dengan aura emas Gang Qi mulai membesar secara eksplosif, volume energi pedang langsung mengembang lebih dari sepuluh kali lipat, persis dua batang kayu gelondongan hutan raksasa!
"Braak!"
Dentuman menggema bagai guruh, gelombang kejut menyebar ke segala penjuru. Pasukan Tang Zang yang berada lima puluh yard jauhnya bergegas roboh seperti burung hantu di sawah, sementara Pasukan Istana Musim Panas yang lebih dekat terhuyung-huyung bagai orang mabuk.
Liu Zhenhan menyipitkan mata, menatap ngeri di tengah hempasan angin kencang yang menerpa wajahnya.
Lima sinar jari Wentekelaier ternyata berhasil dihalau seluruhnya oleh dua energi pedang raksasa sang pendekawati Tang Zang!
Namun aura emas Gang Qi yang sebelumnya menyala-nyala di sepasang belati Yin-Yang sang pendekawati itu juga ikut lenyap tanpa sisa.
"Dua pendekar pedang super laksana macan tutul paling liat di hutan belantara, melompat dan berguling menghindari pusat ledakan dahsyat dari tabrakan Sinar Pedang mereka."
Sebelum serangan balik Wentekelaier meluncur, sebuah belati "swish" terlepas dari genggaman Dewi Pedang Tang Zang, melesat membentuk bayangan perak ke arah wajahnya.
"Jancuk! Ini Penyihir Pedang!" Liu Zhenhan memutar matanya keras.
Wentekelaier mengayunkan Citroën kirinya menangkis pedang terbang, belum sempat melepaskan Jari Cahaya kanan, belati lawan sudah meliuk membentuk lengkungan angker menyambar pinggangnya.
Di Benua Aigean, hanya Blood Elf yang mampu mengendalikan pedang terbang.
Pertarungan sengit dua pendekar tingkat super ini memuncak, memukau semua yang menyaksikan.
Dewi Pedang Tang Zang menggerakkan jemarinya di udara bagai memetik senar tak kasat mata. Belatinya menari lincah di belakang Wentekelaier, menusuk bagian vital dengan ganas. Sementara belati kiri tetap menyemburkan pisau emas Jin, saling serang dengan Jari Cahaya tak kalah sengit.
Skill Penyihir Pedang lawan menyebabkan kesulitan besar bagi Wentekelaier!
Dalam pertempuran sengit ini, harus membagi perhatian untuk menghadapi pedang terbang di belakang, bahkan "Bintang Hyjal" Wentekelaier pun merasa kewalahan. Perubahan tak terduga ini langsung mempengaruhi Jari Cahaya tangan kanannya - tidak hanya kecepatan pelepasan melambat, jumlahnya pun berkurang. Sekali serangan hanya bisa melepaskan dua sinar jari yang bertabrakan dengan pedang energi lawan, persis seimbang.
Mengendalikan dua senjata dengan dua bentuk pertempuran memberikan pengaruh kecepatan yang nyata bagi kedua belah pihak. Meski bagi awam, duel pedang mereka masih terlihat gemerlap dan sulit diikuti, namun intensitasnya sudah jauh berkurang dibanding sebelumnya.
Situasi ini terasa canggung bagi Wentekelaier.
Pedang energi senter yang dikendalikan tangan kiri Dewi Pedang Tang Zang mencapai panjang 7-8 meter, hampir setara tombak naga lapis baja. Sedangkan pedang terbang di tangan kanannya memiliki radius serangan yang lebih ekstrem, terus berpatroli di belakang Pangeran Kesepuluh dengan serangan menusuk paling licin dan berbahaya.
Bagi Pangeran Kesepuluh, meski pedang Citroën-nya bisa sesekali menangkis pedang terbang lawan, namun jarak 7-8 yard antara mereka membuat panjang pedang perang Citroën tak bisa mencapai lawan, bahkan dengan waktu balasan yang cukup.
Jari Cahaya memang bisa digunakan untuk serangan jarak jauh, tapi sinar pedang senter lawan sama sekali tak memberinya kesempatan.
Situasi saat ini adalah Penyihir Pedang wanita Tang Zang sedang melakukan serangan penuh, sementara Pangeran ke-10 hanya bisa setengah menyerang setengah bertahan.
Meski tak ada pihak yang mendapat keuntungan, memang secara visual Wentekelaier terlihat lebih canggung.
Ahli pertarungan tahu cara mengontrol jarak tempur dengan tepat, Penyihir Pedang wanita Tang Zang pun tak terkecuali. Dia sesekali meluncur mundur dengan lincah, mempertahankan jarak serang optimal dan inisiatif di tangannya, tak membiarkan Wentekelaier mendekat.
Ini adalah pertempuran jalan baku standar. Ketika dua pendekar pedang dengan kekuatan hampir setara terus bertarung, akhir seperti inilah yang paling sering terlihat.
Karena kedua belah pihak sama-sama sulit menampakkan celah, hanya ada satu cara: terus menarik waktu sampai salah satu pihak menunjukkan kelemahan.
Liu Zhenhan sangat mengagumi penyihir pedang wanita ini. Dengan stamina fisiknya, jika dia tak menggunakan teknik Penyihir Pedang sejak awal untuk memaksa Wentekelaier membagi konsentrasi dan tak bisa mendekat, pasti dia akan kalah!
Serangan uji coba di tahap awal tidak hanya membuat Wentekelaier memahami kelemahan lawan, tapi juga menyadarkan sang penyihir pedang akan kekurangan dirinya sendiri!
Kini kekurangan itu telah tertutupi, begitulah seharusnya seorang ahli sejati!
“Yang Mulia, melanjutkan pertarungan ini tidak ada gunanya. Jika mereka berdua kehabisan tenaga vital dan terluka parah, itu akan sia-sia.” Putri Kelima menghela nafas, dengan nada kecewa berkata pada Lao Liu: “Sebaiknya kita hentikan. ‘Sinar Pedang Enam Meridian’ Yang Mulia Pangeran benar-benar membuka wawasan baru bagiku!”
“Jika tingkat Jari Cahaya Wentekelaier naik satu tingkat lagi, atau berhasil mengkultivasi satu jari tambahan, ‘Tiga Generasi dalam Satu’ Dewa Pedangmu pasti akan kalah.” Liu Zhenhan juga menghela nafas, “Kulihat Wentekelaier memang tidak berbohong. Putra palsu dari Keluarga Xi Bei ini dalam hal kultivasi dan pencapaian nirwana Jari Cahaya memang seperti dikatakannya - hanya lima jari pedang cahaya yang dikuasai, dengan kekuatan maksimal pedang energi selevel empat.”
“Mengkultivasi satu jari lagi? Hehe... Bukankah itu mencapai enam meridian tertinggi? Menurut Yang Mulia, jika Dewa Pedang ‘Tiga Generasi dalam Satu’-ku mencapai puncak ‘Sinar Pedang Melintasi Ruang’, bukankah aku juga pasti menang?” Putri Kelima Tang Zang tidak suka mendengar ucapan Lao Liu, lalu menyeringai dingin.
“Puncak nirwana? Tidak-tidak... Di Aiqin pernah ada yang mencapai sepuluh jari cahaya. ‘Sinar Pedang Melintasi Ruang’ yang Yang Mulia maksud, apakah maksudnya pedang terbang yang bisa tiba-tiba menyemburkan energi pedang untuk serangan jarak jauh?” Liu Zhenhan tertawa: “Meski sama-sama puncak, dua pedang terbang Negeri Sutra mungkin tak bisa menyaingi sepuluh jari cahaya kami?”
“Meskipun 'Enam Urat Pedang Cahaya' telah punah di Negeri Sutra, tapi manusia hanya memiliki enam urat di tangan - Xiao Wu tahu ini. Jenis manusia apa bisa mengembangkan sepuluh jari cahaya seperti yang Yang Mulia katakan?” Putri Kelima tertawa terbahak-bahak. Raja Bunga ini benar-benar kompetitif, bahkan berbohong pun tanpa malu.
“Tangan hanya punya enam urat?” Liu Zhenhan hampir tersedak.
Dalam sejarah Aiqin, hanya Tuan Tanah Kematian Samuel yang mencapai sepuluh jari cahaya, disusul Prajurir Liar Aragorn. Enam jari cahaya? Jika tangan manusia cuma punya enam urat, bagaimana mungkin Tuan Tanah Kematian punya sepuluh?
“Tentu hanya enam urat! Lalu mengapa disebut 'Enam Urat Pedang Cahaya'? Kita semua makhluk cerdas di bawah Sampa. Tak mungkin kalian orang Aiqin punya sepuluh! Aku paham dasar pengobatan, masa hal dasar ini tak kuketahui?” Putri Kelima meraba lengan Lao Liu, tertawa semakin keras. Membongkar kepalsuan babi Raja Bunga di depan umum memang memberi kepuasan tersendiri.
“Raba juga mereka.” Liu Zhenhan menyuruh Lampard dan Fatty Luo mengulurkan tangan untuk diraba denyut nadinya oleh Sang Pangeran.
“Sama saja... Enam urat semua. Kecuali lima urat di tangan kanan, ada tambahan urat Sanjiao di kelingking kiri.” Putri Kelima dalam hati bergumam: Lu memang mati-matian menjaga harga diri!
“Sialan!” Liu Zhenhan saat ini sebenarnya tidak merasa malu. Setelah komentar sang Putri, dia mulai curiga—jangan-jangan Tuan Tanah Kematian Samuel dari era Perang Dewa dan Iblis dulu sama sekali bukan manusia, melainkan bangsa iblis tulen! Dalam sejarah, bahkan Aragorn sang Prajurir Liar dengan pencapaian Jari Cahaya tertinggi hanya bisa mencapai enam jari. Tak mungkin Samuel lebih berbakat daripada Aragorn!
Hanya bangsa iblis dan orang Aiqin yang tidak hidup di bawah Sampa yang sama. Struktur tubuh mereka mungkin berbeda!
Liu Zhenhan menduga—jangan-jangan dulu Samuel sama seperti dirinya, awalnya datang sebagai mata-mata. Karena perubahan wajah akibat suatu peristiwa, akhirnya dikira orang Aiqin dan mendapat cap buruk sepanjang masa.
“Jancuk!” Putri Kelima juga tak tahan mengumpat.
Dua pendekar yang sedang bertarung sudah kalap. Atau lebih tepatnya, mereka terjerumus dalam jurang pertarungan seni pedang yang tak berujung, saling kunci tak mau melepaskan!
Seperti dua ekor burung camar, Wentekelaier dan Dewi Pedang Tang Zang melayang di udara dengan Dou Qi dan energi pelindung. Dentuman elemen dari benturan pedang mereka bergemuruh seperti guntur menyambar bumi!
Yang tadinya masih ada toleransi, kini sinar pedang dan energi tajam mereka sudah tak menyisakan ruang kompromi. Pertarungan murni logam vs logam berkualitas tertinggi.
Lima orang Archmagister Aiqin demi keamanan telah menyiapkan barrier sihir skala besar, untuk mencegah gelombang sisa Dou Qi mereka berdua melukai prajurit biasa.
Lawan sepadan yang baik ibarat istri, langka dan sulit diperoleh. Baik Pendekar Pedang Wanita Tang Zang maupun Wentekelaier, keduanya telah mengerahkan Dou Qi dan energi pelindung maksimal. Bayangan hijau dan pelangi emas saling bertabrakan di langit dalam gemuruh tak henti. Sekarang mustahil meminta mereka berhenti tanpa menentukan pemenang. Persaingan setara seperti pasangan suami-istri di ranjang, mana mungkin pertarungan sengit dihentikan separuh jalan dengan kata "stop"?
"Biarkan mereka bertarung. Dou Qi bukan air putih. Begitu persediaan Dou Qi mereka habis, aku danmu akan menangkap masing-masing satu." Liu Zhenhan menghibur Putri Kelima yang cemas.
"Tapi sepertinya tidak mungkin... Kita..." Ucap Putri Kelima tercekat ketika pertarungan udara kedua ahli pedang mulai memasuki fase akhir.
Seperti prediksi Lao Liu, pertarungan Dou Qi intensif ini tak bisa dipertahankan lama. Salah satu dari dua pendekar terpaksa menggunakan senjata pamungkas ultimat.
Pendekar Pedang Wanita Tang Zang melepas kedua belatinya, menyatukan telapak tangan, dan dengan teriakan keras membelah udara menggunakan pisau emas penembus awan yang seolah merobek ruang.
"Gelombang pedang dahsyat murni dari kekuatan elemen ini awalnya berbentuk bola emas berkilauan, dengan kemilau yang hampir mengalahkan sinar Dibo Luo, lalu terbelah menjadi bilah bulan raksasa yang langsung menyasar posisi Wentekelaier."
Gejolak elemen bagai badai pasang surut mengguncang tatanan ruang. Setiap Penyihir wajahnya berubah pucat, segera membentangkan barrier perisai andalan mereka.
"Ini adalah 'Mengubah Diri Menjadi Pedang', jurus pamungkas terakhir ahli pedang level tertinggi." Saat Yitiao berkata demikian, Pendekar Pedang Wanita Tang Zang menyemburkan darah dari mulutnya, tubuh rampingnya goyah di udara bagai akan terjatuh.
Bilah cahaya emas yang terlihat bergerak lambat ini sebenarnya telah mengunci posisi Wentekelaier, tak mungkin dihindari.
Dari getaran elemen yang terasa, daya penghancur jurus "Mengubah Diri Menjadi Pedang" ini mutlak mengerikan.
Sampai di titik ini, Dou Qi Wentekelaier pun hampir habis. Dou Qi Aiqin tidak memiliki jurus "Mengubah Diri Menjadi Pedang" yang memicu potensi dengan cara melukai diri sendiri ini. Semua orang yakin dia pasti kalah, bahkan mungkin kehilangan nyawa.
"Putri Kelima Tang Zang, para Archmagister Aiqin, dan tiga tetua naga sempat ragu sejenak. Mereka mengira Tuan Tanah Feilengcui tak akan membiarkan anaknya tewas, namun Liu Zhenhan sama sekali tak bergerak. Saat mereka hendak menolong, sudah terlambat.
Kedua mata Liu Zhenhan menatap tajam Wentekelaier. Saat ini, Dou Qi Wentekelaier telah sepenuhnya menghilang.
"Auuu!" Terdengar raungan seperti singa jantan. Wentekelaier mencengkeram erat pedang Citroën dengan kedua tangan, rambut hitamnya yang panjang berdiri bagai duri landak. Baju di tubuh atasnya terkoyak berkeping-keping oleh otot yang menggelembung berotot.
Seiring urat wajahnya yang menonjol bagai cacing tanah, pedang Citroën yang berkilauan seperti cermin cepat-cepat diselimuti warna merah darah yang jahat.
Bagai Sampa selama gerhana bulan menabrak Dibo Luo, Pangeran Kesepuluh mengayunkan Citroën dengan sekuat tenaga. Dari ujung pedang menyembur bulan sabit berwarna merah menyala bagai air mancur, tepat menghadang gelombang pedang emas Dewi Pedang.
Pertama-tama meledak cahaya menyilaukan yang membutakan mata, disusul keheningan mencekam, lalu akhirnya gemuruh dahsyat. Seluruh pandangan dan permukaan tanah bergetar hebat dalam erangan.
Bilah bulan sabit berwarna merah darah yang dilepaskan Wentekelaier hanya memiliki panjang setengah ren, terlihat sangat tidak berarti jika dibandingkan dengan gelombang pedang emas raksasa yang dikeluarkan Dewi Pedang Tang Zang. Namun, bilah darah berbentuk bulan sabit ini justru berhasil membelah gelombang pedang emas yang datang dengan dahsyat!
Tidak hanya itu, bilah darah bulan sabit ini masih menyisakan momentum yang tak surut. Terbawa oleh debu bintang emas yang berkilauan, ia terus melesat menuju Dewi Pedang Tang Zang yang melayang di udara!
Bilah darah bulan sabit ini seolah terbuat dari darah beku yang tak terhitung jumlahnya. Merahnya begitu menyala, memancarkan pesona yang menyentuh, keganasan yang mengerikan, dan aura pembunuhan yang kental. Sisi iblis dan malaikat yang melekat pada darah, menyatu sempurna dalam bilah ini. Aroma amis manis yang pekat menjadikan udara sarat dengan bau darah.
Liu Zhenhan sama sekali tidak perlu khawatir dengan Dewi Pedang tersebut. Lima Penyihir Tua dari Pasukan Pengawal Emas Tang Zang telah bertindak. Saat ini, yang ingin dia ketahui hanyalah rahasia di balik bilah darah bulan sabit yang luar biasa kuat yang baru saja dilepaskan Wentekelaier.
Setiap Bimon yang memiliki mata bisa melihat dengan jelas bahwa Pangeran Kesepuluh Wentekelaier jelas-jelas menggunakan Transformasi Liar, bukan Dou Qi!
“Ayah, aku menggunakan 'Transformasi Liar Darah-Besi', mengubah amarah menjadi kekerasan seperti baja melalui darah, lalu melepaskannya lewat senjata, persis seperti Dou Qi.” Pangeran Kesepuluh dengan wajah pucat, menampakkan otot berbatu di bagian atas tubuhnya yang telanjang, perlahan mendekati Lao Liu.
Tanpa perlu ditanya, Pangeran Kesepuluh yang tahu diri langsung mengaku semuanya.
Melihat kasihan, Ruoerna sang ibu penyayang langsung berkaca-kaca matanya, buru-buru mengambil jubah dan menyelimutkan ke tubuh anaknya.
Liu Zhenhan menatap pedang Citroën di tangan Wentekelaier. Bilah pedang sehalus air musim gugur itu masih berkilauan, menyisakan semburat merah menyala yang menyakitkan mata.
“Matahari Tidak Pernah Terbenam~ dasar bego~” burung beo kecil mengepakkan sayapnya dengan gembira, berkotek-kotek: “Tusuk terus sampai mati~”
Bab 587 Juara Pertama Gulat Bimon Sepanjang Masa
Bersumpah atas nama Mao Zedong, saat ini Liu Zhenhan benar-benar ingin membunuh.
Sejak kemunculan mengejutkan "Transformasi Liar Darah-Besi", Pangeran Kesepuluh Feilengcui Wentekelaier sudah tak bisa lepas dari kecurigaan sebagai mata-mata.
Transformasi Liar adalah teknik tradisional prajurit Bimon yang membanggakan di medan perang! Transformasi Liar merupakan satu-satunya modal prajurit Bimon untuk mengandalkan tubuh fisik melawan sihir! Namun semua gelar gemilang tak bisa menyembunyikan fakta - sejak hari pertama kemunculannya, "Transformasi Liar" telah diwarnai nuansa tragis yang mendalam! Siapapun orangnya, sehebat apapun penguasaan Transformasi Liar-nya, pada akhirnya ini tetaplah kemampuan pendukung belaka!
Jujur saja, ini adalah kemampuan perisai daging yang bisa membuat embun beku pada pedang Wu Geng bersinar lebih terang, tapi takkan pernah menyamai sihir atau Dou Qi yang bisa membunuh musuh dalam sepuluh langkah.
Dalam seluruh *Epos Kuda Nil*, berapa banyak pahlawan Bimon berbakat cemerlang bagai bintang jatuh yang pernah terpikir untuk meneliti Transformasi Liar sebagai senjata ofensif?
Ini adalah hal yang sama sekali tidak terpikirkan oleh siapapun!
Pernahkah penyihir mana pun berencana mengubah perisai magis menjadi benteng magis yang bisa menyerang sekaligus bertahan?
Dari perspektif inovasi teknologi, "Transformasi Liar Berdarah Besi" memang sehebat ini!
Melihat daya penghancur "Transformasi Liar Berdarah Besi" ala Wentekelaier, andai para prajurit Bimon di era Hyjal dulu menguasai kemampuan Transformasi Liar baru ini, mimpi manusia menggantikan Bimon sebagai penguasa Aiqin mungkin hanyalah mimpi indah belaka!
Wentekelaier sudah berada di Feilengcui bukan satu dua hari. Mustahil dan tak ada alasan baginya untuk tidak mengetahui arti penting "Transformasi Liar Berdarah Besi" yang revolusioner ini bagi ras Bimon!
Jika dia belum bergabung dengan Kerajaan Bimeng, sikap diamnya dan keengganannya berbagi masih bisa dimaklumi. Tapi setelah meraih gelar Jawara Ilmu Bela Diri Bimon dan menjadi Pangeran Kesepuluh Feilengcui, masih menyembunyikan ilmu bela diri baru yang vital ini - motif dan tujuan Wentekelaier patut dipertanyakan.
Menurut Liu Zhenhan, kelakuan Xiao Wen ini keji setara dengan istri yang tahu suaminya sangat mendambakan penerus keturunan, namun diam-diam memasang spiral kontrasepsi dan melahap pil KB seperti permen!
Untung Xiao Wen ditarik ke Feilengcui terlebih dahulu. Bayangkan jika dia dilepas ke keluarga bangsawan Bimon lain atau masuk kesatuan militer. Tanpa yang bisa mengendalikannya, betapa dahsyat kerusakan yang bisa dia timbulkan di saat genting!
Liu Zhenhan ragu-ragu. Beberapa kali dia berusaha tegas namun tetap tak tega menusuk Wentekelaier sampai mati seperti saran burung beo, untuk menyelesaikan masalah sekali untuk selamanya.
"Keraguan tidak berarti Lao Liu plin-plan. Ini baru beberapa hari bersama, ditambah dengan ganjalan di hati, bahkan jika Liu Zhenhan sepenuh perasaan, mustahil bisa mengembangkan ikatan darah dengan anak kesepuluh ini."
Alasan dia tidak tega hanyalah karena rasa sayang.
Seperti dulu Master Puskash memperlakukan Liu Zhenhan, kini Liu Zhenhan juga memandang bakat muda dengan kacamata yang sama seperti master di masa lalu.
Bakat seperti Wentekelaier mungkin baru muncul sekali dalam 10.000 tahun! Jika dihancurkan sembarangan, itu benar-benar pemborosan tak termaafkan! Hingga hari ini, hanya Rundstedt dan Wentekelaier yang bisa membangkitkan rasa sayang Lao Liu di tengah prinsip besar!
"Ayah, mengapa Ayah tidak menanyakan alasan ku menyembunyikan 'Transformasi Liar Berdarah Besi'?" Mata hitam Wentekelaier yang berkilau seperti bintang menatap langsung ke mata Lao Liu.
Kini setiap orang yang punya mata bisa melihat Tuan Tanah Feilengcui sedang berperang batin. Ekspresinya yang tak tertutupi jelas mencerminkan pergolakan dalam hati.
Tentu Wentekelaier juga melihatnya. Dia memang sangat cerdas.
Setiap orang yang memahami sejarah Bimon dapat merasakan betapa pentingnya "Transformasi Liar Berdarah" bagi ras ini; Ketika Pangeran Kesepuluh secara gegabah membuka mulut kali ini, banyak yang diam-diam merasa cemas untuknya. Tak ada yang meragukan bahwa jika Tuan Tanah Feilengcui benar-benar berniat, langit benua asing ini pasti akan dipenuhi bau darah... Di hadapan seluruh kekuatan bersenjata Istana Musim Panas, tak ada satu individu pun yang bisa selamat sepenuhnya, di Benua Aigean pun tak ada ahli kuat seperti itu!
"Anak baik, kalau alasanmu sudah disiapkan, mengapa masih mau tindas IQ ayah?" Liu Zhenhan akhirnya memilih untuk tidak bertindak, terkekeh kretak: "Lagipula sedang tidak ada kerjaan, coba katakan biar ayah juga belajar, alasan apa yang membuatmu menyembunyikan 'Transformasi Liar Berdarah' ini."
"Ayah, alasan aku bisa memahami 'Transformasi Liar Berdarah' secara tiba-tiba adalah karena suatu kali aku teringat kebetulan pada sebuah kisah kecil dalam sejarah Bimon." Wentekelaier sangat terampil dalam bercerita, dengan mudah membangkitkan rasa penasaran para pendengar: "Entah apakah kalian pernah dengar cerita ini. Dahulu kala, ada seorang ksatria dari Suku Pig bernama 'Hai' yang sejak lahir sudah memiliki keberanian luar biasa, sama sekali tidak takut."
"Juga pahlawan Suku Pig kita?" Liu Zhenhan heran, sebagai Pendeta Pencerahan Kebijaksanaan, mengapa tak ada jejak kesan tentang ksatria ini dalam ingatannya?
“‘Hai’ Ini adalah nama tunggal standar, menurut tradisi, hanya zaman kuno saat pencatatan dengan simpul tali yang menggunakan penamaan seperti ini.” Helen berkata.
“Jangan kalian menyela, biarkan Xiao Wenku saya melanjutkan ceritanya.” Sang ibu Ruoerna berkata dengan tak sabar.
“Karena satu kesalahan tak disengaja, ksatria Pigge ‘Hai’ menyinggung Raja Bangsa Manusia Berbulu saat itu; Untuk menghukum ‘Hai’, Raja yang marah memasukkannya ke kandang hewan lalu menangkap seekor harimau raksasa padang gurun beku untuk dikurung bersamanya!” Pangeran Kesepuluh menjulurkan jarinya, dengan hati-hati membantu ibu Ruoerna membersihkan sehelai rambut yang menempel di tanduk naganya: “Kita semua tahu, harimau raksasa padang gurun beku adalah puncak rantai makanan di tanah beku utara, satu ekor harimau bisa dengan mudah memburu tiga ekor beruang salju! Saat semua orang mengira ksatria Pigge ‘Hai’ akan tercabik-cabik oleh harimau raksasa itu, ‘Hai’ tiba-tiba meraung dan rambutnya tegak berdiri...”
“Anak baik, jangan bicara seperti orang awam dong?” Liu Zhenhan tertawa: “Ini bukan rambut tegak karena marah! Ini jelas merupakan pencapaian nirwana tinggi dari ‘Amuk Mandiri’!”
“Hukuman ini termasuk dalam Delapan Hukuman Kuno ‘Sangkar Ular Berbisa’. Penyiksaan barbar seperti ini sungguh penghinaan terhadap status seorang ksatria! Tidak heran ‘Hai’ menjadi liar, Raja sampai ingin menjadikannya panganan perut binatang buas!” Helen menghela nafas panjang: “Yang Mulia Sal kita, pasti tidak akan melakukan hal absurd seperti ini.”
“Kalian selalu menyela!” Ruoerna melirik Lao Liu dan Helen, sementara Xiao Hulijing menjulurkan lidahnya dengan nakal dan membuat muka lucu.
“Baiklah baiklah, aku tidak akan ikut campur lagi! Nana, bukan maksudku metode pendidikanmu salah, tapi bukankah kau terlalu memanjakan anak? Bukankah bangsa naga biasanya sangat ketat dalam mendisiplinkan keturunan? Mengapa kau...” Liu Zhenhan menggelengkan kepala pada Nana, menghela napas, lalu memandang ke arah Putri Kelima Tang Zang yang sedang sibuk merawat Sang Dewata Pedang Perempuan.
“Saat ‘Hai’ murka hingga rambutnya tegak, dari sudut matanya menyembur setetes darah yang tepat mengenai pipi harimau raksasa es!” Pangeran Kesepuluh batuk dengan canggung dan membersihkan tenggorokannya: “Anehnya, penguasa rantai makanan yang kulitnya sekeras besi di tanah beku tundra, seekor harimau es yang ganas itu, ternyata pingsan hanya karena setetes darah dari sudut mata ‘Hai’! Kemudian harimau es yang dikurung bersama ‘Hai’ ini menjadi lebih jinak daripada kucing hutan, seharian hanya diam di kaki ‘Hai’ tanpa berani bergerak!”
“Lalu? Apakah raja membebaskan ksatria Pigge bernama ‘Hai’ ini dan mengangkatnya menjadi jenderal?” Mo Er yang masih terlalu muda memang polos.
“Dia pasti mati.” Daisy berkata dengan tegas.
“Jika di masa awal Kekaisaran Bimeng, melihat karakter Raja Bangsa Manusia Berbulu, kecuali tiga raja Bimon lain yang memiliki hak suara dalam rapat bersama berbicara bersamaan, kesatria Pigge ini tidak punya kesempatan menyelamatkan nyawanya.” Ailijie tersenyum: “Di zaman kuno, hierarki antarras Bimon begitu ketat, sama sekali tidak bisa dibayangkan oleh kalian sekarang!”
“Ibu Ailijie benar. Kesatria Pigge 'Hai' memilih mengakhiri nyawa dengan memutus lehernya sendiri karena tidak mau menerima penghinaan dari Sang Raja.” Wentekelaier menghela napas: “Kematiannya sangat heroik.”
Wajah cantik Ailijie langsung memerah seperti apel besar.
Gelar 'Ibu' terkadang juga merupakan siksaan, terutama bagi sang bos.
Di Feilengcui sedang tren yang mengkhawatirkan, status nyonya bos secara perlahan menggerus identitas Dewi sang bos. Yang menakutkan, sepertinya tak ada yang merasa tren ini aneh, bahkan sebagian besar Xifu mulai menerimanya. Atau mungkin pasrah.
“Memang khas Suku Pigge, otak kepala babi.” Ai Wei'er tertawa terpingkal-pingkal: “Begitu saja mati!”
“Kekuatan jari yang bisa memutus nyawa sendiri pasti berasal dari kekuatan ilahi luar biasa.” Liu Zhenhan tersenyum sinis: “Kalau aku yang mengalaminya, Raja Bangsa Manusia Berbulu itu bukan cuma akan kumasukkan kandang, sentuh satu jari pun kulitnya akan kukupas tiga lapisan.”
Tak seorang pun mengira Lao Liu sedang mengeluarkan Chui Buer B. Bagi karakternya, justru akan aneh jika dia tidak menangani masalah dengan cara seperti ini.
"Ayah, Anda adalah pahlawan pertama sepanjang sejarah Suku Pigge sekaligus Shaman Divine Comedy. 'Hai' tidak layak disetarakan dengan Anda." Wentekelaier dengan tenang melontarkan celetukan konyol khas Hao kepada Lao Liu, lalu melanjutkan: "Kisah tentang 'Hai' inilah yang memicu ide gila saya. Jika 'Hai' bisa menggunakan kemarahan untuk membangkitkan darah dan mengalahkan Harimau Raksasa, mengapa saya tidak? Dengan pemikiran ini, saya mencoba mencari cara untuk mengubah 'Transformasi Liar' menjadi kemampuan tempur yang ofensif!"
"Jelas-jelas kamu sudah berhasil."
"Tidak!" Ekspresi Wentekelaier tiba-tiba berubah penuh gejolak: "Untuk menyempurnakan 'Transformasi Liar Berdarah Besi', saya pernah mencoba tujuh ratus empat puluh tiga metode berbeda. Tapi tetap saja, setelah masuk ke kondisi 'Amuk Mandiri', saya tidak bisa menggunakan kemarahan untuk membangkitkan darah sebagai sumber kekuatan tempur..."
“……Sampai akhirnya, aku teringat metode hipnosis diri dan anestesi mental para ahli sihir fanatik. Dengan cara inilah aku memecahkan rahasia bagaimana menggunakan kemarahan untuk mengaktifkan darah menjadi kekuatan serangan. Setelah eksperimen tak terhitung, aku menemukan metode mengarahkan darah melalui senjata logam untuk melepaskan serangan berdarah besi, hingga akhirnya berhasil menciptakan 'Transformasi Liar Berdarah Besi'!” Wentekelaier menambahkan: “Sebenarnya 'Transformasi Liar Berdarah Besi' sama sekali tidak rumit, bahkan bisa dibilang sederhana sampai menggelikan. Setiap Ksatria Bimon yang mampu 'Amuk Mandiri' bisa dengan mudah melakukannya! Yang kita perlukan hanya masuk ke kondisi amuk, lalu fokuskan seluruh pikiran untuk membayangkan sedang melepaskan darah menyerang lawan. Begitu hipnosis diri mencapai puncak, dan tangan sedang memegang senjata, maka semuanya akan berjalan sempurna!”
“Kau sedang mengakui cara menggunakan 'Transformasi Liar Berdarah Besi' padaku?” Liu Zhenhan semakin merasa aneh mendengar penjelasan ini. Seperti banyak prajurit Istana Musim Panas, tangannya refleks menggenggam senjata. Sesuai petunjuk sang Pangeran Kesepuluh, diam-diam ia mencoba menerapkan metode tersebut pada dirinya sendiri.
Benar-benar sederhana dan mudah dipraktikkan.
"Amuk Mandiri" yang tercipta dari kemarahan, sepertinya hanya membutuhkan konsentrasi tinggi untuk melakukan hipnosis diri, lalu memicu sirkulasi darah yang bergolak cepat, kemudian melalui cara pelepasan yang dipandu... Senjata, ciri pertama dari "Amuk Besi-Darah" terlahir, senjata dilapisi darah yang membeku merata!
Proses amuk yang sederhana ini, ternyata dalam sejarah panjang Bimon, tak ada satu pun prajurit kuat yang pernah terpikirkan!
Seperti pepatah, mungkin ini masalah ideologi.
Dulu kavaleri Benua Aigean berkuda di medan perang selama ribuan tahun sebelum sanggurdi akhirnya muncul. Penemuan teknologi revolusioner ini membuat kereta perang yang perkasa menghilang dari panggung sejarah! Tapi mengapa sebelumnya tak ada orang pintar yang merancang sanggurdi yang strukturnya sederhana namun efeknya dahsyat?
Contoh lain, Shaman Divine Comedy. Selama ini mereka hanya memberi lingkaran cahaya Divine Comedy ke dua-tiga Kuil Utama. Mengapa sebelum Liu Zhenhan, tak ada yang terpikir membuat pilar totem lagu perang dengan lingkaran cahaya ini alih-alih memberikannya ke bangunan keagamaan?
Lingkaran cahaya Divine Comedy di Kuil Utama hanya hiasan. Pilar totem lagu perang adalah perlengkapan super yang bisa menyelamatkan ribuan nyawa di medan perang!
Setelah mengupas lingkaran cahaya yang menyilaukan, pelopor zaman mungkin terlihat biasa saja.
Tentu saja, kesulitan modifikasi transformasi liar Wentekelaier ribuan kali lebih kompleks dibandingkan penemuan sanggurdi dan pemanfaatan rasional lingkaran cahaya Divine Comedy.
Jika ada yang tidak puas, silakan coba ubah perisai magis menjadi perisai khusus dengan kemampuan menyerang terlebih dahulu, jika tidak maka tidak berhak mengucapkan pernyataan merendahkan tentangnya.
"Putri Wentekelaier, mohon perhatikan diksi Anda! Kami Penyihir Fanatik sama sekali tidak mengandalkan anestesi mental atau hipnosis diri untuk mengumpulkan kekuatan ilahi saat berlatih sihir suci. Kami menggunakan kepercayaan fanatik untuk mengendalikan doa! Melalui doa paling tulus, para Dewa akan menganugerahkan kekuatan tertinggi-Nya!" Master Pa Fan dari Sekte Dewi Es dan Salju tampak tidak nyaman dengan istilah sensitif dalam ucapan Wentekelaier: "Pangeran Bunga yang terhormat, jangan jadikan penghinaan pada dewa sebagai karakter, apalagi merendahkan keyakinan sebagai kebijaksanaan! Kepercayaan fanatik adalah bentuk pemujaan paling primordial. Berkat kekuatan keyakinan yang teguh inilah saya bisa menjadi Archmagister Badai Salju!"
Semua orang tertawa.
Fanatisme dan meditasi pada dasarnya adalah urusan lain yang sama. Sejujurnya, keduanya sama-sama terus-menerus memikirkan satu ide, memaksa diri membayangkan bisa sukses... Ini tentu bentuk anestesi mental dan hipnosis diri!
Namun tidak bisa dipungkiri, anestesi mental dan hipnosis diri justru merupakan cara terbaik untuk mengaktifkan potensi manusia.
"Di hati para penyihir Aiqin yang ateis, Master Pa Fan bukanlah satu-satunya yang mempersembahkan kesetiaan pada Dewi Haifeis. Namun faktanya tak terbantahkan, dialah satu-satunya Archmagister dalam Sekte Dewi Es dan Salju - ini sudah cukup menjelaskan segalanya."
"Anakku, kau benar-benar berbakat!" Liu Zhenhan menepuk bahu anak kesepuluh, memuji Wentekelaier dengan tulus.
Hanya melalui kisah sejarah kecil, langsung bisa menghubungkan Transformasi Liar dengan kemiripan cerita - ini jelas wawasan luar biasa dan kepekaan tajam! Berani mengabaikan tradisi, mewujudkan idealisme, melakukan eksperimen berulang tanpa dasar pengalaman pendahulu - inilah tekad baja dan karakter pantang menyerah! Mampu menyaring berbagai pemikiran, merangkum keunggulan banyak pihak, menciptakan pola kultivasi sistematis yang baru - ini simbol kebijaksanaan dan bakat sejati!
Andai anak ini benar-benar milikku... Liu Zhenhan hanya bisa menghela napas ke langit. Selain melahirkan sekumpulan Biksu Perut Besar, dia tak berani berharap keturunannya memiliki genius level tertinggi seperti ini - bahkan dalam mimpi sekalipun.
"Andai waktu bisa diputar, aku lebih memilih tak pernah memiliki ide gila ini dan berhasil meneliti 'Transformasi Liar Berdarah Besi'!" Wentekelaier menundukkan pandangan, matanya menatap kaku ke arah kakinya: "'Transformasi Liar Berdarah Besi' terlihat hebat - bisa menyerang, bertahan, meningkatkan kekuatan fisik. Tapi kenyataannya..."
“Apa maksudnya?”
“Transformasi Liar Baja milikku tidak termasuk dalam sistem kultivasi elemen mana pun, murni mengandalkan kemarahan yang menggelegak dan hipnosis diri yang fanatik untuk menggerakkan dan memicu darah dalam tubuh melepaskan daya penghancur dahsyat! Ini terlalu jahat! Baik Dou Qi, Kekuatan Nyanyian maupun kekuatan magis - setiap kali naik satu tingkat, kapasitas penyimpanan elemen juga akan berkembang, meningkat dan bertambah!” Wentekelaier memandang Lao Liu dengan tatapan memelas: “Ayah, meski level Amuk Mandiri semakin tinggi, kekuatan serangan Baja juga akan meningkat, tapi jumlah darah dalam tubuh manusia pada dasarnya tetap, tidak mungkin bertambah! Bagaimana pun dilatih, mustahil untuk ditambah! Aku selalu membenci diriku sendiri, kenapa menciptakan ilmu bela diri jahat seperti ini! Alasan ku tidak ingin mempublikasikannya juga karena ini! Bisakah Ayah memahamiku?”
“Tentu saja aku memahamimu.” Liu Zhenhan dalam hati berkata: Kalau aku percaya kamu berarti aku bego, buat apa Lagu Perang Penghisap Darah milikku ini?
“Xiao Wen, apakah hanya prajurit Bimon tingkat tinggi dengan Amuk Mandiri yang berhak menggunakan Transformasi Liar Baja? Bagaimana dengan prajurit biasa kita yang mengandalkan lagu perang untuk ber-amuk?” Sebagai Imam Agung Cambridge, Helen yang termasuk pemimpin tinggi negara harus mengumpulkan data paling lengkap tentang Transformasi Liar Baja.
“Mama Helen, untuk prajurit biasa, aku tidak punya kelinci percobaan, jadi kurang jelas.” Wentekelaier menoleh ke orang tua itu dengan penuh penyesalan: "Ayah, sebenarnya aku selalu ingin menemukan cara serangan Transformasi Liar yang lebih aman. Awalnya sama sekali tidak ada petunjuk, tapi sejak datang ke Feilengcui, aku punya penemuan baru! Selain berlatih Dou Qi dengan Kapten Lampard, sisa waktuku selama ini habis untuk penelitian."
"Berhasil tidak?" Liu Zhenhan dalam hati menggerutu, "Lu sok pinter aja!"
"Baru mencapai keberhasilan awal, belum sempat memberitahu Bapak! Transformasi Liar ini masih belum sempurna, saat ini baru bisa serangan tunggal, tidak sehebat 'Transformasi Liar Berdarah Besi'." Perkataan Pangeran Kesepuluh ini kembali membangkitkan rasa penasaran semua orang.
Jangan-jangan bocah ini adalah reinkarnasi Dewa Perang Campas? Lima ahli sihir manusia itu menatap Wentekelaier dengan mata terbelalak. 'Transformasi Liar Berdarah Besi' saja sudah cukup Berbual B, dia malah bisa menciptakan jenis serangan Transformasi Liar baru. Mau apalagi para bakat di dunia ini?
"Apakah 'Transformasi Mabuk'?" Liu Zhenhan langsung tebak. Kalau bicara soal Transformasi Liar di Feilengcui yang bisa menginspirasi Wentekelaier, pastilah para Panda dari Timur, prajurit kelas satu yang bisa menyemburkan "Nyala Api Membakar Sang Pendekar Mabuk" dengan alkohol keras!
“Benar! Dengan mengadopsi strategi ‘Transformasi Liar Berdarah Besi’, menggunakan senjata dan hipnosis diri, aku juga berhasil melepaskan ‘Nyala Api Membakar Sang Pendekar Mabuk’ tanpa perlu mempelajari teknik kultivasi Timur ala Prajurit Panda Panta.” Pangeran Kesepuluh mengangkat bahu: “Tapi api ini hanya bisa digunakan sekali, masih belum sempurna. Mungkin karena bukan darah, semburan alkohol juga tak punya daya potong. Hanya mengandalkan gesekan udara untuk menciptakan nyala api nyata yang punya daya penghancur!”
“Untuk membedakan dari ‘Transformasi Mabuk’ para Prajurit Panda, Ayah, aku ingin menamakan transformasi ini sebagai ‘Transformasi Liar Panda’ sebagai penghormatan pada jasa ksatria asing pertama Feilengcui, agar dikenang sepanjang masa.” Putra yang bijak ini mengajukan sambil tersenyum, kalimatnya yang penuh diplomasi langsung memancing sorot mata penuh simpati dari prajurit inti Feilengcui.
Liu Zhenhan entah harus berkata apa lagi. Sungguh tak ada yang bisa diucapkannya.
Meski tanpa Air mata Ruoerna yang berlinang, mana mungkin bakat sejenius ini tega dihapuskan oleh Liu Zhenhan?
Saat sedang merenungi lika-liku takdir dan ironi kehidupan, sosok yang familiar ditemani Xiao Kong dan Xiao Jing perlahan mendekati Liu Zhenhan.
Bab 588: Dipaksa Naik ke Panggung Seperti Bebek
"Liu Zhenhan sebelumnya pernah berkata, jika tidak ada kejadian tak terduga di Kekaisaran Tang Zang, Sang Pria Perkasa yang Misterius pasti tidak akan muncul."
"Sekarang Dewi Pedang Tang Zang terluka, dia langsung muncul. Benar-benar kebetulan yang mencurigakan."
"Selamat pagi, Yang Mulia Pangeran Keempat." Suara-suara bergema silih berganti menyapa Sang Pria Perkasa yang Misterius.
"Para tamu terhormat dari Aiqin, semoga hari ini membawa kebahagiaan bagi kalian semua." Sang Pria Perkasa yang Misterius melepas topi anyam putih Fan Yichen dari kepalanya, menyerahkan topi dan tongkat sembilan cincin kepada muridnya Xiao Jing di belakang, lalu merangkapkan tangan sambil tersenyum mengangguk ke para tamu dari Aiqin.
Xiao Kong yang tampan dengan kipas bulu dan penutup kepala sutra, membawa kantong kain gembung dengan enggan mengikuti langkah mentornya. Penampilannya mengingatkan pada Ximen Qing yang mengemis di jalanan.
"Selamat pagi, Yang Mulia. Semoga Surga selalu menyertai Anda." Liu Zhenhan merangkapkan tangan di hidung, membungkuk 45 derajat untuk menyapa Pangeran.
Gerakan ini adalah ritual khusus persembahyangan biksu. Sebagai Raksasa Buddha kehormatan, Lao Liu jauh lebih memahami tata cara ritual asli dibanding Sang Pria Perkasa yang Misterius yang merupakan biarawan asketik setengah jalan ini.
"Surga juga menyertaimu, perwujudan iblis Boyi, Penyihir Besar Suci Richard..." Tatapan Putri Keempat agak tidak natural ketika menatap Lao Liu, matanya dipenuhi darah beku, jelas dia tidak tidur semalaman.
"Iblis Boyi?" Liu Zhenhan hampir pingsan: "Paduka, apakah para Raksasa Buddha telah menceritakan segalanya pada Anda?"
"Para Master dari suku Raksasa Buddha memang bertukar pandangan denganku. Menurutku mereka benar! Penjaga Weituo yang bertugas berperang, memang memiliki konflik alami dengan ajaran Surga. Sedangkan Anda adalah Raja Bunga Weituo yang menguasai Sihir Tujuh Luka, karma burukmu pasti lebih berat." Sang Pria Perkasa Misterius tak menyangka reaksi Lao Liu sebesar ini, merasa perlu menjelaskan: "Richard, penyebutan gelar iblis Boyi ini bukan untuk menghinamu, tapi agar kau selalu ingat untuk mengurangi pembantaian."
"Iskusmi, Paduka, lihatlah ke atas," Liu Zhenhan dengan serius menunjuk ke ufuk langit: "Fajar hari ini merah darah, pasti semalam terjadi lagi malam pembantaian."
Kebiasaan buruk Penjaga Pohon yang suka berpura-pria dalam dengan metafora, ternyata juga diwarisi oleh Ent Luar Negeri Liu Zhenhan.
Kepala Penjaga Pohon Kruyef dan enam belas Entu muda yang berdiri di samping mendengar pepatah klasik suku Entu ini, masing-masing tersenyum lebar memperlihatkan gigi.
Sebagai inti Pasukan Pengawal Bendera, pengawal khusus Feilengcui, ketujuh belas Entu ini seragam menggunakan putih telur untuk menyisir rambut panjang ke belakang dengan gaya licik, seragam memiliki janggut pendek yang terawat, seragam mengenakan pakaian tradisional Wolff Zhongshan hitam berkancing ganda, seragam memakai kacamata hitam Kristal Biru Mewah; Pandangan mata mereka tajam dan waspada, ekspresi dingin dan kaku; Setelan hitam Zhongshan yang dipotong pas sempurna menonjolkan otot-otot kekar mereka. Membuat siapapun gentar.
Sesekali menyentuh headset Biaqiao 3000 yang tertanam di telinga dengan jari, menjadi satu-satunya gerakan berulang mereka.
Tadi malam saat melangkah keluar dari formasi teleportasi sihir menuju Benua Sutra di Fanyu, Pasukan Pengawal Bendera sudah sedikit memperlihatkan kelincahan mereka.
Biksu kecil yang datang menyambut kedatangan Suci Raja Bunga, disangka sebagai pembunuh oleh pasukan pengawal yang terlalu waspada. Hampir dalam waktu bersamaan, separuh pengawal Entu mengembangkan lengan selebar-lebarnya membentuk perisai manusia untuk melindungi tubuh bos dan nyonya bos, sementara separuh lainnya dengan gesit membuka kancing setelan hitam Zhongshan, lihai mengeluarkan busur panah logam pemburu paus dari sarung kulit ketiak, bergegas mengarahkannya ke otak kecil biksu itu.
Busur Paus termasuk dalam kategori katapult daratan, dengan struktur logam penuh yang dapat meluncurkan lima anak panah jangkar raksasa dilengkapi tali rami sekaligus. Di hadapan kekuatan super ini, biksu kecil itu hanya bisa menangis histeris sebagai bentuk perlawanan tanpa harapan.
Lima Archmagister Aiqin yang menyaksikan kejadian ini langsung dilanda rasa iri——pengawal seperti ini benar-benar terlihat sangat gagah!
Saat pertama kali bertemu dengan Putra Kelima Kaisar Tang Zang, ketujuh belas prajurit pengawal berbaju hitam berkacamata hitam bertubuh kekar ini juga membuat sang pangeran terkesima lama. Gerakan berputar dan patroli mereka yang mekanis sangat mengesankan.
Namun para prajurit pengawal ini dilarang tersenyum. Jika mereka tertawa terbahak-bahak, penampilan garam mereka yang setegar naga tanah akan langsung hancur.
Liu Zhenhan kesal menoleh dan melototi para pengawal nekat mendekatnya——apakah mudah merancang penampilan khusus untuk mereka?
Putra Keempat Kaisar Tang Zang tidak sempat memperhatikan perubahan ekspresi para prajurit pengawal. Makna tersirat dari Raja Bunga Weituo membuat sang pangeran menggigit bibirnya lama, akhirnya menelan kembali kata-kata yang sudah di ujung lidah.
"Kakak Keempat! Kakak Keempat!" Putra Kelima berlari kencang dari kejauhan sambil melambaikan tangan ke arah Sang Pria Perkasa Misterius. Kehadirannya berhasil mencairkan situasi canggung yang terjadi.
“Adik!” Putra Keempat Tang Zang seketika matanya yang jernih langsung berkaca-kaca begitu melihat Putra Kelima.
Kedua saudara itu berjabat tangan dengan linangan air mata, saling memandang dalam-dalam.
“Empat belas tahun!” Suara Putra Kelima tersedu-sedu: “Kakanda Keempat akhirnya pulang!”
“Kali ini tidak pergi lagi.” Sang Pria Perkasa yang Misterius mengangguk kuat, wajah tampannya berusaha menyembunyikan namun gagal menahan gejolak di dadanya.
“Hamba ingin mengucapkan terima kasih lagi pada Yang Mulia Richard, berkat Paduka kakanda bisa pulang lebih cepat.” Putra Kelima membungkuk hormat pada Lao Liu: “Hamba sebagai adik, juga Kaisar Kakanda kami, sudah lama merindukan kepulangan Kakanda Keempat.”
“Paduka yang mendominasi hari pertama tiap bulan, apakah Dewi Pedang 'Tiga Generasi' Paduka baik-baik saja?” Liu Zhenhan menyentil kerumunan orang di kejauhan: “Barusan sepertinya dia muntah darah banyak sekali.”
“Terima kasih atas perhatian Yang Mulia, dengan para Penyihir Zhi Jin Wu yang selalu mengawasi, mustahil 'Tiga Generasi Bersama' terluka oleh pedang Yang Mulia Pangeran Wentekelaier; luka utamanya berasal dari efek samping saat baru saja melepaskan teknik 'Mengorbankan Diri Menjadi Pedang'. Dengan bantuan Pil Emas Istana, istirahat beberapa hari lagi pasti pulih.” Pangeran Kelima sekali lagi memberi hormat panjang pada Lao Liu: “Dalam pertarungan tadi, baik Yang Mulia Pangeran Wentekelaier maupun Dewa Pedang Tang Zang kami 'Tiga Generasi Bersama' sama-sama tak bisa mengendalikan situasi, jadi wajar saja ada sedikit insiden…”
“…Xiao Wu melihat raut wajah Yang Mulia terus-menerus tak berseri. Maka dengan lancang saya memohon…” Pangeran Kelima menatap Lao Liu sambil tersenyum: “Semoga Yang Mulia tidak menghukum Yang Mulia Pangeran Wentekelaier!”
“Yang Mulia Pangeran Kelima, kelapangan dada Anda setara dengan Samudera Xiya.” Liu Zhenhan dalam hati menghela napas, ekspresi masamku sama sekali bukan karena dewi pedang Tang Zang terluka.
Melihat kesopanan Pangeran Kelima, Liu Zhenhan pun tak bisa tidak membalas budi.
“Hadiah kecil ini sebagai tanda hormat, mohon Pangeran Kelima menyampaikannya pada Dewi Pedang 'Tiga Generasi Bersama'.” Liu Zhenhan menyuruh pelayan mengambilkan kotak brokat, membuka tutupnya dengan sentuhan jari: “Kemampuan pedangnya benar-benar yang terhebat seumur hidupku.”
Di dalam kotak brokat, di atas kain beludru ungu tersemat sepasang anting rantai perak yang elegan dan halus, masing-masing dihiasi dengan dua mutiara hitam dan putih. Mutiara hitam adalah mutiara kerang madu yang bisa direndam air untuk menghasilkan minuman rasa jeruk. Mutiara putih adalah bola es gunung bersalju yang digunakan untuk mendinginkan di musim panas.
Sepasang anting mutiara hitam-putih ini jelas termasuk barang mewah tingkat persembahan upeti. Bola es dan mutiara kerang bawah tanah bukanlah benda yang bisa dibeli dengan uang.
"Yang Mulia terlalu baik." Putri Kelima tersentuh mendengar asal-usul dan penjelasan tentang anting tersebut, segera memerintahkan pengawal untuk menyimpan kotak brokat itu dengan hati-hati: "Atas nama 'tiga generasi dalam satu rumah', Xiao Wu mengucapkan terima kasih atas kemurahan hati Yang Mulia. Hehe... agak malu juga... Saya dan kakak juga menyiapkan hadiah kecil untuk Yang Mulia."
"Xiao Kong, bawa hadiah yang akan kuberikan untuk ayahandamu." Sang Pangeran Perkasa yang Misterius melambaikan tangan ke murid utamanya.
Udara dalam bayangan dengan gesit menaruh kantong kain besar di depan Lao Liu, lalu membuka ikatannya.
Kedua mata Liu Zhenhan langsung melotot. Hadiah dari kedua pangeran ternyata adalah sekarung penuh beras.
Ini benar-benar "beras" sejati. Setiap butirnya panjangnya minimal dua setengah ren, harum semerbak, putih bagai giok.
Jika butir padi sebesar ini dimasak, panjangnya mungkin mencapai satu "meter", pasti membutuhkan panci khusus yang dibuat khusus.
“Yang Mulia Richard jadwal Anda sangat padat, tidak lama lagi harus segera pulang ke Aiqin. Saya juga tidak punya hadiah istimewa, ini adalah 'Padi Harimau Salju' yang ditanam oleh Shu Ru Suku Rusa, makan satu suap bisa kenyang tiga hari. Anggap saja sebagai acara perpisahan saya.” Pangeran Kelima menunjuk beras raksasa dalam karung itu: “Beberapa waktu lalu Kakak Keempat sudah lama merepotkanmu di Feilengcui, sekalian saya ucapkan terima kasih.”
“Shu Ru? Bimon Timur? Aku tidak menyangka masih ada keturunan Shu Ru yang tersisa di Benua Sutra sekarang.” Liu Zhenhan menjepit sebutir beras, bersama para istrinya terpaku memeriksa dari atas ke bawah, lalu mengendus-aroma harumnya dengan kuat, terus memuji: “Wanginya luar biasa! Makan satu suap kenyang tiga hari, 'Padi Harimau Salju' ini bukanlah 'Lotus Silk'-nya Timur!”
“Suku Rusa kami adalah petani Shu Ru yang terlahir sebagai penanam padi.” Sang Pangeran Perkasa yang Misterius mengangguk sambil tersenyum: “Menurut klasifikasi ras Bimon Aiqin, Suku Rusa seharusnya termasuk dalam Suku Deer.”
“Terima kasih atas hadiah berharga dari Dua Yang Mulia Pangeran. Ngomong-ngomong Pangeran Keempat, Katyusha dan para Raksasa Buddha mana? Mengapa mereka tidak ikut ke sini? Aku justru ingin mengajak mereka pulang bersama.” Liu Zhenhan melemparkan 'Padi Harimau Salju' ke dalam karung, dalam hati memahami bahwa pemberian hadiah oleh kedua pangeran hanyalah kedok, isyarat halus untuk mempersilakan kami pergi yang sebenarnya.
“Mereka masih beristirahat di kuil.” Sang Pria Perkasa yang Misterius melirik adiknya, lalu menatap Liu Zhenhan: "Richard, adikku punya pertanyaan untuk Anda, entah pantas ditanyakan atau tidak?"
"Semua yang kuketahui akan kusampaikan tanpa tedeng aling-aling."
"Yang Mulia, begini..." Pangeran Kelima melirik kakaknya, lalu ragu-ragu bertanya pada Lao Liu: "Bolehkah saya bertanya, mengapa pasukan pengawal Anda bisa menerobos 'Ritual Pertahanan Lima Elemen' Kota Helu dengan begitu cepat? Oh, bukan meragukan kekuatan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Anda, tapi waktu penetrasinya terasa terlalu singkat. Kota Helu kami kan setingkat kabupaten, dan beberapa Master ini pun sepertinya belum bertindak."
"Pasukan Ajaib-ku menggunakan taktik 'Penembusan Titik Tunggal' untuk menghancurkan ritual itu."
"Titik tunggal? Dalam kondisi pasukan besar, tembak serentak bisa diatur dengan komando. Tapi memusatkan seluruh kekuatan pada satu titik, bagaimana menjamin akurasi mutlak?" Pangeran Kelima menyeringai penuh keraguan: "Sedikit saja meleset, akan melenceng ribuan li! Pasti ada trik khusus pasukan penyihir Yang Mulia, sampai bisa melakukan serangan presisi massal yang mengerikan di kegelapan malam?"
"Aku memiliki 'Unit Kontrol Api Hooke'. Ada ahli hukum sihir." Liu Zhenhan menjelaskan secara singkat fungsi ahli hukum sihir, kemudian melanjutkan: "Karena waktu yang cukup longgar, sebelum melancarkan serangan ke 'Lishan Men', Unit Kontrol Api Hooke-ku telah menggunakan instrumen magis untuk mengukur struktur bangunan vila air 'Lishan Men'; Meskipun selama ini mereka gagal menemukan 'Pertahanan Lima Elemen', namun area barrier yang menjadi fokus pertahanan 'Lishan Men' bisa mereka perkirakan!"
"Ahli hukum sihir membuat daftar titik buta barrier yang paling mungkin berdasarkan pengalaman dan tradisi, lalu menggunakan 'Batu Laser' untuk menandai koordinat inframerah di posisi hipotesis tersebut. Sisanya tinggal melihat kinerja Pasukan Ajaib!" Liu Zhenhan mengangkat bahu: "Tentu saja, Pasukan Ajaib-ku memiliki strategi khusus dalam formasi penyerangan. Mereka menggunakan formasi penetrasi cepat bergelombang yang memaksimalkan kepadatan tembakan; Ini pun belum melibatkan komposer Xifu-ku. Jika para penghancur elemen ini juga ikut bergabung, kecepatan menghancurkan 'Pertahanan Lima Elemen' akan lebih cepat lagi!"
"Rupanya dengan membuat target magis! Memiliki sasaran tetap, akurasi tentu lebih tinggi daripada perkiraan visual!" Putri Kelima tersadar. Saat baru tiba di Kota Helu, dia pernah menyaksikan meriam cahaya yang terus memancarkan titik merah terang. Keunikan dan ketajaman senjata itu membuatnya tak bisa melupakan.
“Itu adalah 'signum sihir', bukan target.” Yang Mulia Pangeran Keempat memperbaiki kesalahan kosakata Aiqin yang digunakan adiknya.
“Begitu daya tembak dan akurasi terkoordinasi, kekuatannya bisa dibayangkan.” Liu Zhenhan melirik kedua Yang Mulia Pangeran dengan tatapan licik: “Ah... Penyihirku juga hadiah dari negara lain, jumlahnya terlalu sedikit, seandainya tidak mungkin akan kuhadiahi Kekaisaran Tang Zang beberapa ahli hukum untuk membantu.”
“Terima kasih atas kebaikan Yang Mulia, signum inframerah dari meriam cahaya juga cukup.” Yang Mulia Pangeran Kelima tersenyum lapang: “Di medan perang yang berubah dalam sekejap, mana ada waktu untuk menghitung titik buta?”
“Sebenarnya saat menghancurkan 'Barisan Pertahanan Lima Elemen', aku juga berkeringat dingin. Tak kusangka harus mengerahkan semua kekuatan Kurcaci Emas baru bisa menembus barrier perisai ini!” Liu Zhenhan mengacungkan jempol: “Barisan pertahanan sihir Kekaisaran Tang Zang benar-benar Berbual B!”
“Kekaisaran Tang Zang tidak hanya unggul dalam 'Barisan Pertahanan Lima Elemen'. Sistem mantra kami juga memiliki keunikan tersendiri.” Yang Mulia Pangeran Kelima segera memanfaatkan momentum: “Yang Mulia, dalam kunjungan ke Helu ini, lima dari Sepuluh Penjaga Hukum Emas turut mendampingi hamba. Apakah Yang Mulia...”
“Daya sihir ini terlalu dahsyat, sekarang sudah pagi, kalau sampai mengejutkan dunia, itu akan menjadi kejahatan mengganggu rakyat!” Liu Zhenhan menggelengkan kepala, langsung membatalkan tantangan Putra Kelima Kaisar: “Yang Mulia Putra, jadwal saya benar-benar padat, karena urusan sudah selesai, sebentar lagi saya harus pamit.”
Jika menerima tantangan ini, tantangan berikutnya akan tak ada habisnya, Liu Zhenhan paham betul dalam hatinya.
Sejujurnya, dia sekarang agak takut pada potensi Kekaisaran Tang Zang. Mereka punka pasukan pemanah Durex yang terlatih, berapa banyak Shenjian Zheqin yang dimiliki Aiqin? Mereka punya Empat Dewa Pedang, sementara Benua Aigean hanya memiliki Wentekelaier yang menguasai Jari Cahaya.
Dua ujian tadi terlihat seperti Aiqin tidak mengalami kekalahan, tapi kesenjangan tersembunyi sudah membuat setiap orang Aiqin merinding. Jika ujian dilanjutkan, aib yang akan diterima pasti sangat besar.
“Yang Mulia,” Putri Zhan di hari pertama setiap bulan menunjukkan wajah kecewa dan tak rela, bergumam pelan: “Mengontrol daya sihir dalam skala kecil kan mudah... Beberapa ujian persahabatan... Tidak akan menyita banyak waktu Baginda...”
“Adik Kelima, hasrat menang yang berlebihan bukan hal baik, kau perlu menjaga pikiran yang tenang.” Putra Keempat Kaisar mengerutkan alis, menggunakan nada khas biarawan asketik untuk menasihati adiknya.
“Burung terbang meninggalkan suara, manusia pergi meninggalkan nama. Yang Mulia Richard, sebagai Shaman Divine Comedy sekaligus Penyihir Besar Suci tingkat tertinggi di Aiqin, tentu harus meninggalkan kisah legendaris yang menginspirasi generasi penerangsaat berkunjung ke Benua Sutra ini?” Putri Kelima masih belum menyerah. Dengan kecerdikannya, saat melihat sang tamu enggan menerima tantangan, ia segera mengubah taktik: "Yang Mulia Richard, bagaimana kalau Anda memperlihatkan sedikit keahlian dan membimbing para penyihir Benua Sutra? Seorang Master seperti Anda, satu kata bernilai seribu keping emas. Pengalaman Anda bisa mempersingkat jalan banyak pemula!"
"Paduka, ini terlalu berlebihan." Liu Zhenhan kaget. Dirinya hanyalah seorang buta sihir yang bahkan mungkin tak layak membimbing magang sihir.
"Rupanya harga diriku tak cukup besar. Kakak Keempat, tolong dukung aku!" Putri Kelima menarik kakak keempatnya, lalu membungkuk dalam-dalam ke Lao Liu dengan ketulusan: "Kami mohon Penyihir Besar Suci berkenan menunjukkan kearifan dan kegeniusan penyihir puncak Aiqin!"
Meski insiden lain menghalangi Putri Kelima membawa semua pasukan elit Zhi Jinwu ke Helu, kekalahan dua pertandingan berturut-turut tetap membuatnya tak rela!
Dirinya sendiri belum bertanding. Masih ada Pasukan Terbang, Pasukan Darat, dan lima sesepuh Zhi Jinwu yang belum beraksi. Jika acara berakhir tercerai-berai begini, bahkan dengan muka setebal tembok ibu kota pun, Putri Kelima takkan sanggup menanggung malu!
"Menurut informasi dari Si Keempat sebelumnya, Raja Bunga Yang Mulia ini sudah mencapai tingkat Jinxian Du'e. Jika kita bisa membuatnya memamerkan sihir ajaib yang mengagumkan dan memberikan wejangan, maka harga diri Putri Kelima tidak hanya terselamatkan, malah akan mendapat kehormatan baru yang bisa dibanggakan."
Tingkat dewa seperti Du'e ini benar-benar terlalu tinggi untuk dijangkau!
Kalah dari siapapun itu memalukan, tapi kalah dari Jinxian Du'e justru sebuah kehormatan!
Tapi di hati Putri Kelima masih ada simpul yang belum terurai. Baik dia sendiri, Zhi Jinwu, maupun pasukan penjaga Helu—tak satu pun yang melihat aura dewa atau kesucian tingkat Du'e pada Raja Bunga ini! Kalau bukan karena kabar dari Si Keempat yang terkenal jujur melalui pesan api, Putri Kelima yang super sibuk ini tak mungkin khusus datang ke Kota Helu—mana ada Jinxian Du'e yang mau repot-repot mengganggu guild makhluk ilahi kecil? Ini sama memalukannya seperti kaisar berkelahi dengan pengemis di jalan!
Kalau Raja Bunga ini ternyata barang KW juga tidak masalah. Yang penting Putri Kelima bisa merebut kembali markasnya. Asal harga diri bisa dipulihkan.
"Putri, gelar Shengxiao itu cuma julukan konyol dari teman-teman Aiqin untukku." Liu Zhenhan mengerenyit. Putri Kelima ini licik sekali. Langsung menohok titik vitalnya.
“Yang Mulia Pangeran sungguh memahami Benua Aigean kami dengan sangat mendalam.” Beberapa Archmagister Aigean saling bertukar senyum: “Tak terpikirkan level sihir Richard baru saja diakui oleh Serikat kami, tapi Benua Sutra yang berjarak 10.000 li sudah mengetahuinya.”
Mendengar perkataan Archmagister Aigean tersebut, Putri Kelima Tang Zang tampak terkejut.
Baru saja Raja Bunga Yang Mulia ini mendengar permintaan bimbingan dan demonstrasi, wajahnya langsung panik seperti penipu kelas kakap yang terbongkar kepalsuannya di depan umum! Putri Kelima yang berpengalaman tentu bisa membedakan apakah ekspresi ketakutan ini berasal dari emosi asli atau rekayasa! Saat Putri Kelima hampir memastikan raja bunga ini adalah dewa KW, perkataan Archmagister Aigean justru mengakui bahwa Yang Mulia ini memang adalah Penyihir Besar Suci Benua Aigean!
Bagaimana ini bisa terjadi?
“Yang Mulia, hamba datang khusus ke Kota Helu untuk menemui Santo Aigean ini. Atas nama ketulusan dan harga diri Kakak Keempat, berikanlah hamba kehormatan!” Putri Kelima menekan berbagai keraguan dan kembali menyampaikan undangan yang penuh ketulusan.
Semangat dalam undangan kali ini begitu membara, sampai-sampai siapa pun yang menolak pasti akan mengalami trauma psikologis.
“Sial!” Liu Zhenhan menggaruk-garuk kulit kepalanya hingga serpihan ketombe beterbangan. Baru sekarang dia sadar, ternyata sikap sopan Putri Kelima selama ini bukan ditujukan pada gelar Raja Bunga atau pemimpin Kerajaan Bimeng, melainkan pada gelar Penyihir Besar Suci-nya.
Mungkin karena "terlalu dekat dengan gunung sehingga tak nampak bentuknya", seluruh penghuni Feilengcui sama sekali tidak mengagungkan gelar "Suci" ini. Nilai sesungguhnya dari gelar ini hanya terasa saat berinteraksi dengan pihak luar.
“Setelah Yang Mulia berkenan memberikan petunjuk, biarkan Xiǎo Wǔ yang tak tahu malu ini mempersilakan penyihir sutra kami tampil terlebih dahulu sebagai pembuka!” Sang Putri Kelima yang licik ini langsung menganggap diamnya Lao Liu sebagai persetujuan. Tanpa memberi kesempatan menolak, ia melesat pergi sambil memanas-manasi suasana: “Ayo! Mari kita semua berterima kasih kepada Utusan Persahabatan Benua Aigean, Sekutu Agung Kekaisaran Tang Zang, Penyihir Besar Suci setara Dewata Emas, Shaman Divine Comedy Bimon, Yang Mulia Richard Sang Raja Bunga, yang akan mempersembahkan Angin Pasat Andes dari Samudera Xiya dan Sihir Ajaib Benua Aigean!”
Teriakan serempak sepuluh ribu tentara Tang Zang membuat wajah pahit Liu Zhenhan semakin mirip buah pare yang direndam kunyit.
Para nyonya bos hanya bisa memandangi Lao Liu dengan tatapan tak berdaya.
Di sini terlalu banyak ahli, untuk membuat para penyihir Benua Sutra benar-benar tunduk, dengan sihir pornografi Tuan Tanah Feilengcui dan lagu perang amatir, pasti akan mempermalukan diri.
Di bawah pimpinan Putri "Penguasaan Hari Pertama Setiap Bulan", lima penyihir tua Tang Zang memasuki pusat sorotan pandangan umum.
Mereka bagai lima bintang yang datang untuk mendampingi bulan.
Kelima "bintang" ini mengenakan jubah emas terang yang berkibar seperti layar, setiap gerakan tangan dan langkah kaki memancarkan kewibawaan Master sejati.
Setelah pengawal membantu melepas jubah emas, lima penyihir tua itu memperlihatkan jubah sihir hitam di lapisan dalam.
Entah di bordir atau ditulis, pada jubah-jubah hitam itu terpahat kaligrafi sinabar bergaya enerjik bagai naga dan phoenix.
Sinar matahari senja menyinari lima orang tua renta yang gigi mereka hampir habis ini, memberi warna kuning keemasan lembut pada rambut putih mereka; pandangan mata mereka tenang dan percaya diri, ekspresi wajah penuh ketenangan dengan kepercayaan diri yang luar biasa.
Gelombang elemen kelima penyihir tua ini sangat kuat - karakteristik yang sangat mengerikan!
Tamu-tamu dari Aiqin telah mengetahui bahwa metode kultivasi elemen di Benua Sutra sangat halus dan terkendali. Mampu mengembangkan kekuatan elemen sekuat ini di Benua Sutra berarti kelima penyihir berambut perak ini pastilah master di antara master, kartu as di antara kartu as!
Yang paling aneh adalah perlengkapan kelima penyihir tua ini.
Mereka awalnya memegang sebuah kantong kain hitam di tangan, kini kantong tersebut telah dilepas, lima Penyihir Tua masing-masing membawa Qin berekor hangus, timbangan catur giok hitam, labu adamantium-ungu, kuas besar sebesar balok, dan empat gulungan lukisan lanskap tegak.
Meski Benua Sutra memiliki tradisi menggunakan peralatan magis - yang disebut "benda pusaka", namun lima alat yang digenggam orang tua jompo ini jelas bukan peralatan serangan magis. Perlengkapan artistik ini memancarkan irama elemen yang hampir identik dengan gelombang penyimpanan sihir dari tongkat sihir Aiqin. Dengan demikian, Qin berekor hangus, timbangan catur giok hitam, labu adamantium-ungu, kuas besar sebesar balok, dan lukisan lanskap tegak ini adalah tongkat sihir kelima Penyihir Tua dari Benua Sutra!
"Biksu Kasaya! Kelima orang tua ini adalah Xianshi Danau Kawah! Mereka ahli sejati, pakar puncak yang meremehkan penggunaan benda pusaka!" Yitiao mengintip sambil berbisik ke Lao Liu: "Tingkat ini setara dengan Archmagister Aiqin."
"Baru saja mendengar Putra Mahkota Kelima berkata, Istana Tang Zang memiliki total sepuluh Xianzhang. Tampaknya Kekaisaran Tang Zang yang menguasai seluruh Benua Sutra ini memiliki kekuatan komprehensif yang jauh lebih hebat daripada Aiqin." Kalimat Liu Zhenhan ini awalnya ditujukan kepada lima Archmagister, namun setelah melirik Putra Mahkota Keempat serta Xiao Kong dan Xiao Jing, dia mulai bertanya-tanya apakah perlu menambah kuota jumlah total penyihir puncak Tang Zang?
“Yang Mulia.” Putri Kelima menyilangkan tangan dan mendekati Lao Liu, membungkuk sambil tersenyum: “Negeri Sutra kami sama seperti Aiqin, sistem sihir juga dibagi berdasarkan tradisi silsilah logam, kayu, air, api, tanah. Tapi lima dewa ini berbeda, mereka menciptakan lima jenis sihir baru: qin, qi, shu, hua, jiu!”
Mendengar penjelasan singkat Putri Kelima, sebagian besar tamu dari Aiqin memutar mata tak percaya.
Jumlah elemen alam terbatas. Yang bisa dikembangkan sudah dikembangkan. Dari mana asal jenis sihir baru ini? Apakah sekadar formalisme yang sama isinya? Atau elemen unik dengan pendekatan berbeda?
“Ini hanya demonstrasi sederhana.” Melihat ekspresi terkejut para Penyihir Aiqin yang bergegas serempak, Putri Kelima merasa tujuannya tercapai. Ia menepuk tangan sambil tersenyum, memberi isyarat pertunjukan dimulai.
Reputasi Gunung bukan omong kosong. Hanya dengan pembukaan pertunjukan, penyihir istana Tang Zang langsung membuat semua Penyihir Aiqin terpana.
Seorang penyihir tua Negeri Sutra dengan alis panjang horizontal, menggunakan labu Adamantium-ungu di tangannya, memanggil deretan Panah Air kristal dari udara. Panah-panah air tajam itu menyebar seperti kipas – separuhnya tiba-tiba menyala menjadi gelombang api biru muda yang bergemuruh, sementara separuh lainnya tetap sebagai panah air jernih yang membentuk huruf "Y" menembus langit... Separuh air bersih? Separuh api?
Dalam aroma anggur yang memabukkan, semua tamu dari Aiqin terbelalak kagum, rupanya inilah sihir anggur dari Benua Sutra!
Sihir anggur ini ternyata telah mencapai wilayah terlarang yang tak pernah ditembus sihir Aiqin - harmoni api dan air!
Anggur bisa menciptakan api sebenarnya masih bisa dimengerti, karena Prajurit Panda Panta juga punya kemampuan tempur dengan aliran api yang dihasilkan dari gesekan anggur dan udara. Yang paling membingungkan orang Aiqin adalah - bagaimana penyihir Sutra bisa menyelaraskan diri dengan elemen anggur?
Di alam liar sama sekali tidak ada elemen anggur!
Baik Archmagister maupun bangsa naga, benar-benar ingin memecahkan otak mereka, tidak mengerti bagaimana elemen yang melanggar hukum alam ini bisa dipanggil.
Lao Liu yang berpengalaman mengingatkan semua orang, sebenarnya elemen anggur ada di alam liar. Benua Aiqin juga memilikinya.
Kura-kura mabuk gurun yang hidup di mata air anggur bawah tanah Gurun Pasir Taklamakan, telah menyumbangkan banyak mutiara kura-kura untuk Feilengcui - bukankah mata air anggur bawah tanah bukan buatan manusia?
"Praktik adalah satu-satunya standar untuk menguji kebenaran." Liu Zhenhan mengucapkan ini sambil menghisap cerutu, ekspresinya persis seperti Santo Xiao: "Pertama-tama kita harus berani melepaskan imajinasi, dan berani melakukan eksperimen! Jangan hanya mengandalkan pengetahuan dangkal kita, lalu gegabah menyatakan ini tidak mungkin itu tidak mungkin."
Kisah Wentekelaier telah mengajarkan banyak orang memahami logika ini, bahkan jika Penyihir Besar Suci tidak mengatakannya, orang lain tetap akan mengerti.
Sihir alat musik berikutnya bahkan lebih menakjubkan.
Setidaknya ada satu hal yang benar ditebak para tamu dari Aiqin - sihir alat musik memang melepaskan berbagai bentuk pisau suara melalui petikan senar.
Ini sepenuhnya mengikuti metode yang sama dengan kecapi tujuh senar mutiara milik pendeta Istana Musim Panas.
Namun pendeta Istana Musim Panas menggunakan "Harmoni Dinding Air Mata". Meskipun "Panah Air transformasi air mata" digerakkan oleh Kekuatan Nyanyian alih-alih kekuatan magis, pada dasarnya masih termasuk kekuatan elemen air - ini tidak diragukan lagi.
Berbeda dengan Penyihir Tua alat musik dari Benua Sutra ini. Pisau suara yang dilepaskannya berwarna kuning keruh, sangat lincah dan hidup. Dari tingkat distorsi udara yang ditimbulkannya, bahkan lebih panas dari magma gunung berapi!
Putri Duyung yang memiliki resonansi alami dengan elemen air bisa memastikan: pisau suara kuning keruh ini pasti merupakan kekuatan elemen air!
Muncul pertanyaan: elemen air berwarna keruh seperti ini belum pernah muncul sepanjang sejarah Benua Aigean. Pisau air bersuhu tinggi belum pernah terdengar.
Putri Kelima membuka tabir misteri: Ini adalah Miao Ren - menurut teori sihir Aiqin, ini adalah sihir tingkat tinggi dari elemen air.
Miao Ren memiliki tingkat penguapan yang mengerikan seperti sauna tiga dimensi, eksklusif untuk sihir alat musik. Pemanggilannya harus melalui kecapi kuno - tidak bisa dikultivasi atau dipahami melalui cara lain.
Setelah pukulan tumpul ini, giliran sihir elemen buku. Wajah tamu-tamu dari Aiqin semakin berkerut penuh kekhawatiran.
Seorang Penyihir Tua dari Negeri Sutra berwajah tajam seperti pisau menulis di udara dengan kuas raksasa. Aksara kuno Negeri Sutra yang asing bermunculan jelas di angkasa. Dengan satu tangan ia menulis lincah bagai naga, jari-jari tangan lainnya memetik aksara-aksara tersebut. Setiap aksara gas itu bagai peluru udara, menderu menusuk langit.
Semakin kompleks struktur goresan aksara gas, semakin dahsyat kekuatannya.
Setiap kali serangkaian kalimat ditembakkan bersama, itu jelas merupakan rantai sihir raksasa.
Sihir elemen udara bisa digunakan seperti ini?
Cara pelepasan ini benar-benar mengerikan! Bahkan nyanyian sihir dihilangkan, murni mengandalkan "tulisan"!
Yang lebih mengejutkan ada di belakang!
Penyihir tua berwajah pisau ini menyuruh orang membawakan selembar kertas putih. Ia menyobek sebagian, memperlihatkannya satu per satu di depan tamu Aiqin untuk membuktikan ini hanyalah kertas biasa. Lalu dengan kuas raksasa, ia menulis sebaris aksara gas samar di atasnya.
Seorang prajurit Tang Zang bertubuh kekar menurut perintah sang Penyihir Tua. Ia menghunus pedang horizontal gaya Tang yang sangat tajam di pinggangnya, lalu menghantam dengan lengan terayun sekuat tenaga ke kertas itu.
Bilah pedang berkilauan dan kertas memercikkan bunga api mempesona. Setelah prajurit itu mengembalikan pedangnya, kertas yang bahkan mungkin sobek saat dipakai cebok ini - selain bekas lipatan jelas - tetap utuh sempurna.
Perisai sihir elemen udara menggunakan cara seperti ini untuk dianugerahkan?
Meskipun setiap orang Aiqin tahu bahwa penganugerahan sihir aliran buku ini pasti memiliki waktu tunggu, tapi mereka tetap tidak tahan dengan metode yang begitu arogan!
Apakah ini masih disebut sihir elemen udara? Jika iya, maka ini pasti sihir elemen udara khusus para tunawicara!
Tiga mantra baru ini belum sempat dicerna oleh orang-orang Aiqin, mantra keempat dari aliran lukisan kembali membuat mereka terpana.
Penyihir Tua Negeri Sutra yang mengkhususkan diri pada aliran lukisan, memilih satu dari empat gulungan lukisan pegunungan yang dipeluknya, lalu melemparkannya ke udara. Melalui nyanyian mantra dan pengucapan mantra, gulungan lukisan itu mengembang seperti burung terbang, kemudian membesar hingga menutupi langit.
Lukisan tinta pegunungan dalam gulungan itu dengan cepat meresap ke dunia nyata, menciptakan sebuah alam kecil yang berbeda.
Karena ini latihan, Penyihir Tua aliran lukisan jelas membatasi kekuatannya, membuat alam pegunungan kecil pengganti dunia nyata ini hanya mencakup area 50 meter persegi.
Alam pegunungan kecil ini memiliki air terjun dan bunga-bunga liar, sungai mengalir gemericik, hutan dan pegunungan hijau, kicau burung dan harum bunga - semuanya terlihat hidup.
Satu-satunya perbedaan dengan dunia nyata adalah, begitu memasuki alam pegunungan kecil ini, semua orang bisa ringan seperti burung, gerakan sekecil apapun bisa membuat melayang anggun di udara.
Menurut tradisi Aiqin, dunia kecil pegunungan dan sungai seperti ini adalah kekuatan wilayah yang hanya dimiliki oleh Penyihir Santo dan Monster Tingkat Super tipe yang bisa naik tingkat; Jika dianalisis dari bentuknya, ini adalah "Wilayah Tanpa Gravitasi" yang khas.
Kekuatan wilayah itu sendiri tidak memiliki daya penghancur, tetapi wilayah memiliki sifat yang tidak dapat diubah. Sifat mengerikan ini akan memicu banyak efek negatif! Ambil contoh "Wilayah Tanpa Gravitasi" ini, baik prajurit maupun penyihir, begitu memasuki dunia kecil pegunungan dan sungai ini, tubuh akan langsung kehilangan keseimbangan. Saat itu, jangankan bertempur, sekadar berdiri tegak pun membutuhkan usaha ekstra.
Seperti yang diduga, bersama penyihir lukis ini muncul dua puluh prajurit berbaju zirah emas dengan kelincahan luar biasa.
Di dunia kecil pegunungan dan sungai tanpa gravitasi, para prajurit ini bergerak lincah seperti burung terbang atau ikan berenang, melayang-layang, menghindar, dan bermanuver dengan gerakan alami yang menunjukkan pelatihan intensif.
Tanpa pelatihan khusus, bertarung dengan mereka dalam kondisi tanpa gravitasi dengan pisau komando sama vitalnya dengan orang daratan yang nekat bertarung tangan kosong melawan hiu di Samudera Xiya.
"Bukannya kau bilang Benua Sutra tidak punya wilayah kekuasaan? Ini jelas-jelas penyihir wilayah profesional!" Liu Zhenhan memarahi Yitiao habis-habisan.
Si tua licik ini masih menyimpan tiga gulungan lukisan pegunungan vertikal. Tidak diragukan lagi, setiap gulungan berarti satu kekuatan wilayah sihir dimensi ruang!
"Di Negeri Sutra kami tidak menyebutnya wilayah kekuasaan, melainkan 'Tungku Langit dan Bumi'. Gulungan lukisan ini juga bukan gulungan sihir Aiqin kalian, bisa digunakan berulang kali." Penjelasan Putri Kelima Tang Zang membuat lima Archmagister Aiqin tersipu malu: "Menurut teori sihir Aiqin, Pemimpin Aliran Lukis kami sebenarnya adalah penyihir yang mengkhususkan diri dalam kekuatan wilayah."
Lima Archmagister Aiqin dan tiga naga benar-benar takjub. Andai tidak mengunjungi Benua Sutra, mungkin mereka takkan pernah menyaksikan penyihir yang sama sekali tidak mempelajari mantra, hanya fokus pada penguasaan wilayah!
"Sialan, ini benar-benar mengerikan!" Liu Zhenhan tidak bisa menemukan kata-kata yang lebih kuat untuk menggambarkan perasaannya saat ini.
Di Benua Aigean, hanya penyihir level saint yang memiliki wilayah, itupun cuma satu - Wilayah Anti Sihir!
Gelombang elemen penyihir tua Aliran Lukis ini jelas belum mencapai tingkat Master Santo Qi Ao. Tapi dia tidak hanya memiliki kekuatan wilayah, bahkan bisa memproduksinya secara massal!
"Aku tahu Master Santo Qi Ao Aiqin memiliki 'Wilayah Anti Sihir', itu benar-benar wilayah ultimat, wilayah pembunuh dewa. Aku sangat mengaguminya." Putri Kelima Tang Zang berkata rendah hati: "'Lukisan Negeri dan Rakyat' Aliran Lukis kami baru mengembangkan empat jenis Tungku Langit dan Bumi: Luofu, Menindih, Hitam Kosmos, dan Alam Cahaya. Yang kami perlihatkan kepada tamu terhormat ini adalah 'Tungku Luofu'."
Orang-orang Aiqin hampir mati karena iri hati.
Karena "Tungku Luofu" adalah "Wilayah Tanpa Gravitasi", "Tungku Yading" jelas merujuk pada "Wilayah Kekuasaan Gravitasi", sedangkan "Tungku Heizhou" mungkin adalah "Wilayah Ruang Kekacauan". Adapun "Tungku Guangyu" kemungkinan merupakan wilayah khusus yang menyamarkan segalanya dengan cahaya menyilaukan bagai matahari.
Habislah sudah. Lao Liu membayangkan betapa memalukannya dirinya nanti?
Mantra terakhir dari sistem catur tak mengecewakan orang Aiqin. Mantra spektrum baru ini seperti menabur kacang menjadi prajurit. Melalui nyanyian mantra Penyihir Tua Negeri Sutra, segenggam bidak hitam-putih ditaburkannya ke tanah. Seketika mereka berakar, berkumpul cepat di atas batu hijau, membentuk dan menjulang dengan kecepatan luar biasa - 16 elemen batu raksasa setinggi lima enam meter!
Elemen-elemen batu ini memiliki formasi pasukan terperinci: lima prajurit perisai batu, dua pemanah batu, dua ksatria kuda batu, dua ksatria gajah batu, dua kereta perang batu, ditambah dua ksatria burung batu dan satu raksasa bermahkota batu yang luar biasa tinggi!
Di bawah komando penyihir catur tua, 16 elemen batu ini berganti empat formasi perang berbeda. Pergerakan mereka terstruktur dan teratur bak pasukan paling canggih.
Meski hanya 16 elemen batu, mereka berhasil menciptakan hawa kematian menusuk yang biasanya hanya dimiliki ribuan pasukan.
“Putri Kelima dengan bangga menyatakan, sihir aliran Catur dapat menciptakan pasukan elemen dengan jumlah sama dari tanah, batu, giok indah, dan kerikil.”
“Pencapaian sihir tanah seperti ini hanya bisa disaingi oleh 'Pemanggilan Agung Bahasa Naga' di Benua Aigean.”
“Sayangnya harus terburu waktu, kalau tidak, Ahli Catur kita bisa menghabiskan lebih banyak waktu untuk memanggil prajurit Catur terkuat di dasar danau!” Putri Kelima sangat puas dengan ekspresi tamu-tamu dari Aigean: “Prajurit Catur Lumpur Kolam adalah unit pertempuran terkuat!”
“Lumpur kolam?” Tamu-tamu dari Aigean sulit menerima teori Putri Kelima, lumpur yang encer seperti apa bisa membentuk unit pertempuran elemen?
“Benar! Alasan zirah terbaik di Benua Sutra kami disebut 'Zirah Berkah Lumpur Kolam' adalah karena ini!” Putri Kelima melirik Master Emmar dengan penuh makna: “Tubuh Prajurit Catur Lumpur Kolam, selama durasi panggilan, ketahanannya tidak akan kalah dengan baja!”
“Legiun Golem yang mengerikan! Penyihir aliran Catur yang luar biasa!” Master Emmar tahu Putri Kelima merujuk pada boneka perang Benua Aigean.
“Penyihir Benua Sutra sebenarnya tidak menciptakan elemen baru, tapi membuka mode kultivasi yang sama sekali baru!” Archmagister Stefano yang paling dekat dengan Dewata tak tahan untuk berbagi: “Sebenarnya sihir aliran Kecapi tidak boleh dibatasi pada penggunaan pisau suara elemen air, pisau suara dari aliran lain juga harus bisa dilakukan. Mengapa tidak mencoba pisau suara api? Mengapa tidak pisau suara es?”
"Sihir berbasis catur dari Benua Sutra seharusnya tidak terbatas pada elemen tanah saja. Bukankah 'Pemanggilan Agung Bahasa Naga'-ku bisa digunakan untuk semua elemen?" Naga tua Weng setuju: "Jika sihir catur mampu menembus batas alami antar elemen, memanggil berbagai elemen pertempuran dengan bebas, maka sihir catur pasti akan menjadi sistem baru! Sistem magis yang memanggil kekuatan elemen melalui bidak catur, bukan tongkat sihir!"
"Sihir berbasis kitab dan lukisan juga sama. Jika bisa melewati keterbatasan saat ini, pasti akan menjadi dua sistem magis baru." Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: "Sihir anggur juga memberiku inspirasi. Setelah pulang nanti, aku harus meneliti sihir minyak dan menciptakan sihir dengan bentuk ganda!"
"Saya yakin Yang Mulia memiliki kebijaksanaan dan kemampuan untuk meneliti tipe sihir baru..." Putri Kelima tersenyum sopan sambil melambaikan tangan ke Lao Liu: "...Apakah... hehe, rakyat Tang Zang dan saya sudah menunggu keahlian tingkat Suci Yang Mulia sampai bunga-bunga hampir layu!"
"Tidak masalah!" Penyihir Besar Suci kami yang Berbual B berkata: "Entah Yang Mulia ingin melihat sihir dulu, atau lagu perang?"
Karena rasa malu sudah pasti akan datang, sifat preman Lao Liu pun muncul.
Sebagai Elf Malam asing, harga dirinya tentu lebih tebal dari kegelapan malam.
Bab 589: Satu Karya Mengungguli Seluruh Dinasti Tang
Putri Kelima memilih melihat sihir terlebih dahulu, baru kemudian lagu perang.
"Sebenarnya aku lebih ingin menyaksikan Nyanyian Perang Bangsa Behemu yang legendaris itu!" "Penguasaan di hari pertama setiap bulan" Putri berkata tegas: "Dari sudut pandang pembangunan militer, Nyanyian Perang Behemoth yang mampu meningkatkan kekuatan tempur prajurit secara masif dan signifikan sebenarnya tak kalah hebatnya dengan sihir!"
"Tapi Santo Xiao tetaplah Santo Xiao!" Ini bukan hanya suara Hati Putri Kelima, tapi juga seluruh penduduk asli Negeri Sutra.
"Santo apaan sih!" Liu Zhenhan mengutuk dalam hati. Kali ini dia tak bisa mengandalkan siapa pun. Big S dan Little S pasti takkan membantunya. Bukan gaya Lao Liu untuk memalukan diri sendiri.
"Klimaks Kematian", "Mantra Transformasi Wanita Telanjang", serta "Teknik Penyedotan Odi" yang tersimpan dalam Mutiara Kloning Tenaga Magis, berputar-putar di otaknya seperti lentera ajaib.
"Prajurit Tang Zang yang merasa diri kuat, maju satu langkah!" Liu Zhenhan segera mengambil keputusan. Dengan wibawa dia mengawasi semua prajurit Tang Zang, mengaumkan telepati dahsyat yang menggema ke seluruh kota: "Aku butuh ratusan target eksperimen!"
Pertunjukan pembuka yang megah ini cukup menggetarkan. Selain dunia iblis, tak ada tempat lain yang memiliki ahli telepati yang khusus berkultivasi.
Penyihir tingkat dewa di mata rakyat jelata sama dengan Dewata. Baik di Aiqin maupun Negeri Sutra, prinsip ini tetap sama.
Meskipun prajurit Tang Zang dikenal sebagai pejuang ulung, menghadapi permintaan terbuka seperti ini, mereka hanya saling pandang tanpa satu pun yang berani maju merespons seruan. Hanya orang idiot yang mau menjadikan kepala dan bahunya sebagai sasaran latihan Xianshi yang perkasa.
"Saya jamin dengan integritas pribadi, eksperimen kali ini benar-benar tanpa risiko apa pun!" Liu Zhenhan akhirnya merasakan keunggulan status tinggi para Penyihir, sensasi yang sungguh memuaskan.
Putri Kelima Tang Zang dalam hati menyimpan protes, "Kalau memang tak berbahaya, kenapa tidak pakai prajuritmu sendiri? Harus pilih pasukanku sebagai sasaran?"
Meski keengganan tetap ada, di momen krusial seperti ini bagaimana mungkin gagal fungsi. Atas perintah Putri Kelima, para perwira militer memilih 700-800 pria Tang Zang berpostur lantang dengan cepat.
Para pria Tang Zang ini memiliki qingyise postur pengawal kehormatan - gagah, kuat, tinggi menjulang.
Untuk perlindungan diri, setiap prajurit mengganti senjata dengan perisai. Di bawah komando perwira, mereka membentuk formasi perisai persegi yang rapat di tanah lapang. Citra Penyihir yang melekat di benak orang awam adalah: tak bertindak biasa saja, sekali bertindak langsung penghancur dunia. Janji Liu Zhenhan yang begitu bombastis pun tak mampu menghapus prasangka tradisional dalam sekejap.
Di tepi Pagoda Tujuh Permata, suasana senyap bagai ditekan kapas. Ratusan pasang mata mengintai Liu Zhenhan.
Tak mengecewakan siapa pun.
Serangkaian mantra kuno yang rumit dan panjang mengalir dari mulut Penyihir Besar Suci kami, gerakan tangan yang kompleks membentuk jejak asap mirip pesawat di udara; Seiring meningginya nada pengucapan mantra, tembok udara raksasa mulai terkumpul dengan kecepatan yang terlihat mata.
Dalam sekejap mata, tanah tiba-tiba seolah naik ribuan yard (≈914 meter), udara tipis membuat banyak orang kesulitan bernapas; Aliran Elemen yang menakutkan bagai pelabuhan sebelum badai, menggoncang keseimbangan ruang dengan aliran gelisah dan keganasan.
Dari bentuk eksternal dan aura perkasa saat mengucapkan mantra sihir ini, gelar Penyihir Besar Suci memang layak disandang!
Di bawah dorongan mantra yang cepat, pusaran udara tak terhitung jumlahnya berputar kencang di tembok transparan, memperluas panjang struktur pertahanan.
Tepat di depan tembok udara ini, berdiri para pria Tang Zang berpinggang sebesar batu gilingan.
Menghadapi sihir Aiqin yang megah ini, para pria Tang Zang yang tak paham detail mulai gelisah. Teriakan para perwira memicu gemuruh formasi, perisai tempur dan tameng berkilat diacungkan ke langit dan depan formasi, tersusun rapat seperti sisik naga.
Pasukan Tang Zang yang terlatih memang layak disebut sebagai musuh tangguh. Formasi perisai tiga dimensi yang dibangun secara tergesa-gesa ini benar-benar setara dengan pasukan Teutonik dan prajurit Model di Benua Aigean yang terkenal ahli menggunakan perisai.
"Ying Jie Er Fa Le!" Liu Zhenhan yang telah siap sedia menggeretakkan gigi dan meneriakkan nama sihir yang sangat terkenal itu.
Kedua tangannya menekan dan menarik dinding udara raksasa di depannya. Dinding transparan bagai kaca itu melengkung seperti busur panah yang ditarik, membentuk lengkungan ekstrim. Pusaran udara di dinding itu melepaskan tawa nyaring bagai gemerincing bel, melepaskan diri dari belenggu dinding udara, lalu berubah menjadi peri sihir kecil transparan yang menyerbu seperti gerombolan belalang ke arah prajurit Tang Zang yang mengkerut dalam formasi perisai.
Kemunculan peri elemen kecil saat melepas sihir Aiqin biasanya hanya terjadi pada mantra andalan Penyihir tingkat atas!
Ini adalah simbol kesempurnaan koordinasi seketika, bukan sesuatu yang bisa didapat dengan mudah!
Penduduk asli Tang Zang terpaku dengan tatapan kosong, mulut-mulut mereka yang menganga dalam seperti gua.
Tamu dari Aiqin berkeringat dingin mengucur deras, wajah memerah canggung seperti orang yang sedang di toilet tapi terkena sembelit.
"Ying Jie Er Fa Le" sihir elemen udara ini merupakan ciptaan eksklusif Master Puskash. Karena terkait kehidupan pribadi sang master yang kontroversial, serta tidak memiliki fungsi lain selain memperbesar payudara wanita, para penyihir Aiqin jarang menyebutkannya dalam forum resmi.
Sihir ini termasuk ilmu terlarang yang tidak tercatat dalam arsip resmi. Namun harus diakui, saat menciptakan "Ying Jie Er Fa Le" ini, Master Puskash menunjukkan keahlian luar biasa selayaknya Santo - selain pemberkatan individual, sihir elemen udara ini juga bisa digunakan untuk pemberkatan area luas, dengan kemampuan penguncian multi-target dan distribusi merata yang berciri komunisme.
Liu Zhenhan memperoleh sihir ini secara paksa melalui "Sandi Sutra Arwah" yang menyebabkan keterpisahan, sehingga bentuk "Ying Jie Er Fa Le"-nya telah terkunci hanya pada mode pemberkatan area, tanpa kemampuan pemberkatan individual.
Justru karena inilah keahlian master Santo ini begitu mengagumkan - sang orang tua pernah pada tahun 54 Kalender Aegean, di distrik lampu merah terkenal Aiqin yaitu Kota Serbia, Kadipaten Saint Roland, membantu lebih dari 3000 penari Moulin Rouge memperbesar payudara sekaligus. Peristiwa ini tercatat dalam sejarah sebagai "Kota Penuh Gadis Berpayudara Besar".
Kini dengan hanya tujuh delapan ratus orang saja, Lao Liu masih memiliki cadangan kemampuan yang berlimpah untuk digunakan sepuasnya.
"Orang-orang besar Tang Zang yang sial" yang semula gemetar memegang perisai tiba-tiba melihat silau. Ribuan wanita transparan bersayap seperti kupu-kupu menyusup celah perisai, menebar tawa merdu bak untaian mutiara, lalu menyusup ke dalam zirah dan masuk ke dada mereka.
Setelah serangkaian gerakan halus, setiap prajurit Tang Zang terkejut menemukan otot dada mereka dingin menggigil seperti adonan yang sedang mengembang, atau gedung pencakar langit yang tiba-tiba menjulang. Dada mereka "whoosh-whoosh" membengkak keluar, mendorong zirah hingga membentuk tonjolan bulat seperti bola.
Bunyi "oneng-oneng" zirah berjatuhan tak henti. Para prajurit Tang Zang yang dijadikan target itu membelalakkan mata, kulit kepala bergidik ngeri, seluruh tubuh gemetar menatap dada mereka sendiri. Kini mereka lebih pantas memakai kemben daripada zirah.
"Ying Jie Er Fa Le" adalah sihir non-fatal yang hanya memengaruhi area dada. Ukuran pembesaran mengikuti pola tetap - 36 Ai Fu. Ukuran ini sulit dijelaskan, sederhananya setara dengan buah pepaya. (PS: Standar ini mengacu pada lingkar dada Satou Eriko.)
Berkat kemampuan pembentukan gas yang luar biasa dan elastisitas kulit, dada yang paling rata pun akan berubah menjadi bulat sempurna setelah mendapat "Ying Jie Er Fa Le". Sensasi elastis yang menggoda ini akan bertahan selamanya.
"Membuat 700-800 prajurit Tang Zang berbadan besar dan berotot tiba-tiba memiliki sepasang payudara besar yang kencang. Kontrasnya begitu kuat, tidak kalah dari membuat pelayan istana yang cantik tiba-tiba tumbuh janggut lebat."
"Ini...ini..." Putri Kelima menunjuk ke arah sekumpulan pria perkasa berpayudara besar, terbata-bata memandang Lao Liu.
"Sihir ini memiliki efek luar biasa di medan perang!" Liu Zhenhan berkata dengan serius: "Kecuali orang setinggi 3 meter, ksatria sehebat apapun akan terganggu bertarung saat dadanya memiliki dua 'tumor' sebesar pepaya. Ini juga akan mempengaruhi moral pasukan karena kepanikan."
Kedua Yang Mulia Pangeran dari Kekaisaran Tang Zang gemetar ketakutan. Mereka tidak berani membayangkan betapa mengerikannya jika ini terjadi pada mereka.
"Yang Mulia, mohon hentikan mantra ini." Putri Kelima melihat prajurit yang mulai sadar mulai menunjukkan amarah, buru-buru berkata ke Lao Liu: "Aku khawatir pasukan akan memberontak."
"Gas sudah terperangkap di jaringan subkutan. Tidak bisa ditarik, tapi solusinya mudah..." Liu Zhenhan mengangkat jari anggreknya membuat gerakan menusuk: "Tusuk dengan jarum untuk mengeluarkan gasnya."
"Putri Kelima segera menyuruh pengawalnya mendekati para target sialan itu, memberitahu cara mengatasi dada bergelombang mereka."
"Tunggu dulu!" Liu Zhenhan menghentikan para pengawal itu, berkata serius: "Jangan sembarangan menusuk jarum, takut nanti meletup seperti balon. Saran saya cari rumput ekor anjing berongga, pelan-pelan diputar masuk untuk mengeluarkan udara."
"Yang Mulia, inikah sihir suci Anda? Inikah tingkat Penyihir Aiqin?" Putri Kelima menyipitkan mata ke arah Lao Liu, wajah penuh penghinaan.
Sebijak dirinya, tentu melihat tujuan sebenarnya sihir ini. Pembelaan Lao Liu tak mampu mengaburkan penilaiannya.
Wajah lima Archmagister Aiqin memerah membara seperti besi panas. Hebat, satu kalimat Pangeran langsung menjerat semua penyihir Aiqin bagai kelinci dalam semak.
"Dalam sejarah Aiqin pernah ada penyihir aliran klasik yang menjadikan pelayanan rakyat sebagai tujuan tertinggi." Liu Zhenhan tetap tenang melanjutkan omong kosongnya: "Sihir tak boleh terpaku pada kehancuran dan pembunuhan. Keragaman adalah ciri lain sihir. Jika hanya untuk perang, sihir jadi terlalu sempit!"
"Yang Mulia, sudahlah. Perlihatkan lagi lagu perang Anda pada kami," ujar Putri Kelima lesu.
“Putri Kelima sekarang memandang Raja Bunga Yang Mulia dengan tatapan yang jelas mengandung penghinaan. Jika mudah sekali tertipu oleh omongan muluk-muluk ini, maka politikus tidak pantas disebut politikus, harusnya diganti jadi idiot! Teknologi terdepan zaman harusnya terutama melayani militer dan pertahanan nasional. Bukan tidak boleh untuk kesejahteraan rakyat, tapi apa hubungannya operasi payudara dengan kebutuhan dasar rakyat? Bukan omong kosong ini!”
Gendang bagus tak perlu dipukul keras. Lima Archmagister Aiqin dan tiga senior bangsa naga merasa tak punya muka lagi untuk tinggal. Mereka buru-buru berpamitan pada dua Putri Tang Zang. Hanya dengan melihat tatapan sinis dan mengejek dari para Penyihir Tang Zang, beberapa ahli kuat Aiqin ini merasa seperti duduk di atas duri.
“Yang Mulia, ingin melihat jenis lagu perang yang mana?” Liu Zhenhan meski berwajah tebal, tapi merasa tidak nyaman dengan tatapan hinaan yang terkonsentrasi ini.
“Transformasi Liar.” Putri Kelima membuang pandangan malas ke kejauhan.
Saat Lingkaran Gemilang turun dari langit, Lao Liu langsung menoleh pergi. Tak ingin berlama-lama sedetik pun di sini.
Setelah sebelumnya diagung-agungkan oleh Putri Kelima, sekarang jatuh tersungkur seketika. Rasanya sungguh tak enak.
Entah karena malu atau marah, Lao Liu yang agak pusing itu baru menyadari tak ada yang mengikuti saat sudah sampai di Formasi Teleportasi Sihir Logam Ajaib dekat Pagoda Tujuh Permata, berjalan bersama lima Archmagister.
Kembali melihat ke belakang, para Pasukan Istana Musim Panas terpaku menatap para pria perkasa berotot dari Kekaisaran Tang Zang.
Lima Archmagister dan Liu Zhenhan mengikuti pandangan mereka, keenam mulut terbuka membentuk huruf O dengan tatapan kosong.
Para pria perkasa ini beserta puluhan Pasukan Penjaga Jinwu yang sedang menghibur mereka, otot-ototnya berjuntai dengan pembuluh darah menonjol seperti cacing tanah, fisik kasar mereka kini bertambah garang.
Ini sebenarnya wajar, karena sebelumnya Lao Liu memang mengarahkan lingkaran cahaya Transformasi Liar ke mereka.
Yang membuat semua orang terpaku adalah meski mata para prajurit ini berkaca-kaca penuh darah beku, kesadaran mereka masih utuh. Mereka saling memandangi perubahan pada diri sendiri dan rekan-rekan dengan ekspresi bingung.
Yang paling mencengangkan, di bawah kaki setiap orang muncul proyeksi lingkaran cahaya berbentuk teratai berkilau emas.
Proyeksi lingkaran cahaya adalah ciri khas dari lagu perang menganugerahkan permanen - seperti Divine Comedy Cahaya Dewa Perang.
Transformasi Liar permanen?
Itu pun Transformasi Liar dalam kondisi tenang?
Apa artinya ini?
Para Mentor dari Lima Aliran - Zither, Catur, Kaligrafi, Lukis, dan Anggur - dari Kekaisaran Tang Zang berduyun datang memberi hormat pada Lao Liu yang terdiam membeku.
Tata krama Timur sangat ketat. Menghadapi Jinxian Du'e yang kekuatannya mencapai puncak, lima Penyihir Tua berjanggut panjang menunjukkan penghormatan murid dengan sikap yang sangat rendah hati.
Ini bukan sikap menjilat, melainkan bentuk penyembahan terhadap kekuatan yang luar biasa.
Putri Kelima sedang berbicara dengan gembira padanya, namun Lao Liu sama sekali tidak bisa mendengar jelas - dan tak ingin mendengarnya.
Matanya yang kosong teringat satu hal: Dalam hal kultivasi Lagu Perang, dia sudah mencapai "Lingkaran Tunggal", meski kadang berfungsi kadang tidak, tapi level itu memang sudah tercapai! Tahun lalu saja berhasil dipakai dua kali!
Transformasi Liar terkendali termasuk dalam kategori Lingkaran Tunggal.
Setelah evolusi tingkat di dunia iblis, mungkinkah "Lingkaran Tunggal" ini melonjak lebih tinggi lagi?
Jika benar ada peningkatan, apakah "Lingkaran Tunggal" sudah berevolusi menjadi "Lingkaran Abadi"?
Otak Liu Zhenhan yang membeku hanya menyisakan satu pikiran: penyesalan!
Sebagai anggota luar bangsa naga, kekayaannya memang sepadan dengan statusnya, tapi siapa yang sanggup membiayai kemewahan dan pemborosan seperti ini?!
Bab 590 Kekagetan Negara Sahabat
Raungan Oushou dari Kotak Tulang bergema bagikan katak di kolam bulan yang menceritakan panen harum padi, silih berganti tak henti.
Peristiwa hari ini terlalu besar, begitu besarnya hingga setiap saksi mata memiliki keinginan tak tertahankan untuk bercerita, ingin segera berbagi dengan orang lain.
"Transformasi Liar Tenang" yang dianugerahkan permanen, sekaligus meliputi 876 prajurit - Jika ini disebut hadiah, maka kemewahan hadiah ini sudah cukup membuat Kaisar Tang Zang "Generasi Petani Miskin Penanam Pohon Li" Yang Mulia terkena stroke karena terlalu bersemangat hingga akhirnya menunggang bangau ke barat.
"Aku sedang muntah darah..." Suara Yang Mulia Grak Sal dari ujung Kotak Tulang terdengar terengah-engah seperti sapi, sang raja jelas telah menggunakan kemampuan ras "Raungan Singa": "Richard, katakan yang sebenarnya, apa lu mau membelot?!"
"Aku... maafkan..." Wajah Liu Zhenhan telah berubah menjadi bentuk geometris, ia memeluk Biaqiao 3000 sambil terus mengulang omong kosong itu.
Mo'er yang sedang emosi langsung menghubungi Kotak Tulang Yang Mulia dan menceritakan hal ini dengan penuh semangat, tapi bagaimana Lao Liu yang masih linglung harus menjelaskan masalah ini kepada raja?
Ia sendiri pun tak tahu bagaimana harus mempertanggungjawabkan hal ini pada dirinya sendiri!
"Cukup dengan sekali maaf? Demi Di Boluo..." Semua kesopanan dan kewibawaan telah lenyap, soket mata Yang Mulia Sal mulai berkaca-kaca.
Mesin pembunuh wujud manusia yang paling mengerikan di medan perang bukanlah penyihir maupun ksatria lapis baja, melainkan pejuang amok tingkat tinggi yang selalu bisa menjaga ketenangan pikiran! Prajurit amok adalah mesin pembantai yang rasional namun haus darah. Mereka tak takut kesakitan, tak kenal lelah! Setiap orang adalah raksasa kekar dengan tulang sekuat baja!
Logika sederhana ini, siapa di Benua Aigean yang tidak mengetahuinya?
Dari total populasi 6 juta Kerajaan Bimeng, prajurit amok yang mampu "Amuk Mandiri" dan menjaga kesadaran penuh di medan perang tidak melebihi 1.500 orang! Bagi sebagian besar prajurit Behemoth. Tanpa senjata dari logam langka "Isisidine", bahkan dengan bantuan pendeta, mereka hanya bisa mempertahankan "tingkat rasionalitas terbatas" setelah ber-transformasi liar!
"Amuk Tenang" yang dianugerahkan permanen oleh Tuan Tanah Feilengcui kepada 876 prajurit Tang Zang ini, selain tidak bisa mencapai pencapaian nirwana yang lebih tinggi, sama persis dengan "Amuk Mandiri" - meski tanpa "Visor Montase", efek transformasi mereka takkan pernah hilang dan akan menyertai seumur hidup!
Ini luar biasa!
Bahkan juara bela diri Wentekelaier pun tidak mungkin mempertahankan Transformasi Liar dalam waktu lama. Setelah waktu tunggu berlalu, semua kemampuan akan kembali normal. Tapi Transformasi Liar yang dianugerahkan permanen berbeda! 876 prajurit Tang Zang ini telah dianugerahkan lima kemampuan permanen: Lingkaran Cahaya Stamina, Lingkaran Cahaya Kulit Baja, Amplifikasi Kekuatan, Pengurangan Rasa Sakit, dan Haus Darah!
Tidak ada cara lain. Alasan Transformasi Liar dijuluki teknik terhebat ras Bimon adalah karena kombinasi kemampuan-kemampuan ini sangat tangguh!
Jika tiba-tiba memiliki 876 prajurit tingkat tinggi dengan Transformasi Liar permanen yang tetap tenang, bahkan jika Yang Mulia Sal adalah raja paling idiot sepanjang masa, pasti akan terbangun sambil tertawa dalam mimpi!
Tapi... daging gemuk ini telah menjadi cadangan talenta Kekaisaran Tang Zang - dianugerahkan permanen! Tidak bisa dikurangi! Tidak bisa dihilangkan! Artinya kapal sudah berlayar, air tumpah tak bisa dikembalikan, nasi sudah menjadi bubur!
Hadiah perpisahan mungkin masih bisa diminta kembali dengan muka tebal. Tapi hadiah yang satu ini, bahkan dengan merampok dan membunuh pun takkan bisa direbut kembali.
Yang Mulia Sal tidak keberatan negara lain memiliki pejuang amok tingkat tinggi. Tapi seharusnya pejuang amok ini milik Bimon! Inilah yang membuat Yang Mulia Sal harus menahan kehinaan. Bimon selalu hidup pas-pasan, sebagai raja pun ia harus mengirit sampai menjilat jari sehabis menggaruk pantat. Kini kesempatan emas terlepas di depan mata, Baginda bukan hanya menahan malu, bahkan sudah punya niat gantung diri atau menyayat leher dengan pisau dapur!
“Aku... Aku Sialan tidak membunuhmu benar-benar tidak bisa meredakan kemarahan rakyat! Kau pemboros yang menggelapkan matahari-bulan! Kau telur model penjahat tak terhitung!” Jika amarah Yang Mulia Sal diubah menjadi pisau cukur, bahkan ruang-waktu seberang samudra pun akan terbelah.
Otak Liu Zhenhan terlalu kacau. Untuk menenangkan hati Yang Mulia, dia sebodoh itu menceritakan penemuan Wentekelaier tentang Transformasi Liar Darah Besi dan Transformasi Liar Panda kepada Sang Raja. Niat awalnya ingin menghibur. Tapi malah sebaliknya—begitu mendengar 870 prajurit dengan Transformasi Liar permanen dan dua skill serangan Transformasi Liar, Yang Mulia Sal langsung gelap mata.
Liu Zhenhan jelas mendengar suara "braak" dari Kotak Tulang di seberang, diikuti jeritan panik para pelayan yang bersahutan.
Bukan cuma Yang Mulia Sal yang tak tahan, bahkan ahli-ahli Aiqin dari Benua Sutra yang datang sebagai bala bantuan pun matanya merah membara, dipenuhi iri hati dan keterkejutan yang luar biasa!
Di Benua Aigean, opini umumnya menganggap lagu perang tak sebanding dengan sihir. Terutama setelah Perang Hyjal, para penyihir bahkan tak lagi memandang pendeta sebagai lawan atau musuh hipotetis - kekuatan lagu perang terbatas, tak mampu menyelamatkan situasi genting maupun mempengaruhi arah medan perang. Kekuatan tempur peliharaan magis pun terbatas, sama sekali tak sebanding dengan mantra terlarang dan sihir besar tingkat Archmagister!
Ini fakta tak terbantahkan, sekaligus penyakit kronis dalam sejarah Kerajaan Bimeng.
Mayoritas pendeta Bimon masa kini, sama piciknya dengan Liu Zhenhan, nilai eksistensinya sepenuhnya ditentukan oleh tingkat peliharaan magis. Yang mereka pikirkan bukanlah cara meneliti dan memodifikasi lagu perang, atau kultivasi menuju pencapaian nirwana yang lebih tinggi, melainkan khayalan untuk merekrut peliharaan magis tingkat super agar bisa melompati Gerbang Naga, langsung naik ke langit!
Pendeta nomor satu era modern Murinio menggambarkan fenomena aneh di kalangan pendeta ini sebagai - jalan sesat yang semakin menjauh!
Hari ini, kebijaksanaan Sang Jenderal Mu terwujud secara sempurna pada diri Liu Zhenhan.
Seberapa sulitkah menganugerahkan permanen?
Jika menggunakan sihir untuk menganugerahkan mantra bantu kepada 876 pria perkasa berpayudara besar, dibutuhkan 876 Archmagister yang bertindak bersama. Setelah pengabulan selesai, 876 Archmagister tersebut akan berubah menjadi calon penyihir, takkan ada kemajuan sedikitpun seumur hidup!
Bagaimana dengan menggunakan lagu perang?
Hari ini Liu Zhenhan berhasil menganugerahkan 876 pria perkasa Tang Zang sekaligus!
Selain Kekuatan Nyanyian-nya agak melemah dan kepalanya sedikit pusing, dia bahkan tidak kehilangan setengah level pun—ini satu-satunya konsekuensi yang bisa ditemukan!
Kemampuan yang begitu menakutkan ini bahkan membuat elemental darah Big S dan Little S tidak mampu menyainginya!
Dari kemampuan kedua pelayan darah, mereka pasti bisa menganugerahkan sihir darah secara permanen kepada siapa pun melalui pandangan mata. Tapi ini harus dilakukan bersama Liu Zhenhan dan satu per satu, sama sekali tidak mungkin menganugerahkan hampir seribu orang sekaligus! Apalagi memiliki kekuatan magis sebesar itu untuk dikonsumsi!
Mengutip terminologi agama Gereja Saint Paul: Peran yang dimainkan Pelindung Suci Liu Zhenhan hari ini adalah "Tangan Tuhan" (PS: Latar belakang Darah Bangsa Binatang: Dalam hal menganugerahan permanen, sihir dan lagu perang memiliki kelebihan masing-masing—sihir permanen bisa mencakup objek apa pun, sedangkan lagu perang hanya bisa untuk manusia, tidak berlaku untuk senjata atau alat. Divine Comedy adalah satu-satunya pengecualian.)
"Xiao Wu baru saja lancang! Xiao Wu baru saja lancang!" Putri Kelima yang bersyukur sampai menangis terus berputar-putar mengelilingi Lao Liu yang pucat seperti kena embun beku, selain meminta maaf juga terus berterima kasih: "Yang Mulia... 'Seni Titik Mata'-mu ini benar-benar... benar-benar..."
Ucapan terima kasih hambar ini sudah diulang-ulang selama setengah hari, Putri Kelima sendiri merasa agak malu, tapi dia benar-benar tidak punya kata-kata lain untuk diucapkan.
“Mengingat kembali pandangan dan nada bicaranya sendiri, Yang Mulia Pangeran Kelima merasa begitu canggung! Begitu menyesal!”
“Mengapa harus menilai dari penampilan? Pelajaran berharga! Mana ada Duxian Emas Penderitaan yang tidak unik? Bagaimana bisa kau lupa bahwa kesederhanaan ekstrim pun mengandung keanggunan!”
“Dengan pengalaman dangkalmu, berani-beraninya mengandalkan pengamatan wajah untuk membedakan benar-salah?” Yang Mulia Pangeran Kelima hampir-hampir ingin menampar dirinya sendiri.
“Yang Mulia Dua Pangeran, para ahli-ahli kuat Jalan Tertinggi dari Benua Sutra.” Dalam situasi ini, Liu Zhenhan yang sudah tenang tidak mengamuk, malah memanfaatkan situasi untuk berpura-pura bermurah hati: “‘Ying Jie Er Fa Le’ tadi hanyalah lelucon kecilku; sebagai gantinya, kuhadiahkan ‘Transformasi Liar Permanen yang Tenang’ untuk para prajurit Tang Zang yang pemberani ini! Semoga persahabatan abadi terjalin antara Tang Zang dan Kerajaan Bimon!”
“Harus kukakui, tadi adalah pertama kalinya aku mencoba menganugerahkan permanen, tapi ternyata berhasil secara kebetulan, sungguh beruntung!” Ekspresi polos Lao Liu saat ini bisa dijadikan contoh buku teks pura-pura sok: “Aku harus berterima kasih pada Benua Sutra. Tanah subur yang misterius dan agung ini bukan hanya indah pemandangannya, tapi juga menyimpan energi spiritual yang membantuku mencetak ajudan setia seperti Yitiao, sekaligus membuatku mencapai terobosan dalam pencapaian nirwana... Sepertinya aku memang punya jodoh dengan Sutra!”
"Ucapannya mengandung makna mendalam. Ekspresi kehilangan nyawa dan penyesalan yang ditunjukkannya tadi terlalu jelas. Hanya dengan cara ini kebohongan bisa ditutupi dan harga diri tetap terjaga."
"Richard... Apakah kau nanti... akan memimpin prajurit Behemoth menyerang balik Dataran Carimodo?" Beberapa Archmagister Aiqin memandang Lao Liu dengan penuh harap. Menurut para Master, pencapaian nirwana ini paling sulit untuk ditembus. Begitu terpecahkan, artinya sudah dikuasai, tak ada lagi kemungkinan kadang berhasil kadang tidak.
Wajah Master Stefano paling pucat. Kekaisaran St. Francis tepat berada di jantung Dataran Carimodo, mencakup tanah suci Behemoth Gunung Hyjal. Doluot yang menjadi gerbang Padang Gurun Donau, juga merupakan kadipaten bawahan Kekaisaran St. Francis.
"Padang Gurun Donau tidak baikkah? Jika diberi waktu cukup, kubahsuri hijau ini bisa kujadikan Carimodo kedua!" Liu Zhenhan dalam hati mengejek. Menganugerahkan permanen berikutnya entah kapan muncul lagi. Dengan populasi dan kekuatan 23 negara manusia sekarang, Behemoth menyerang balik manusia sama saja bunuh diri: "Perang memakan korban. Donau kini cocok untuk kami. Masa lalu sudah lewat, kami Behemoth juga sedang belajar menerima sistem dan pemikiran baru. Hidup damai bersama bukankah lebih baik?"
Lima Archmagister manusia memandang curiga, jelas tidak begitu percaya pada Lao Liu—tidak bisa disangkal, "Lingkaran Cahaya permanen" benar-benar memiliki dominasi yang luar biasa!
Imajinasi para Master saat ini telah mengembangkan sayap, terus-menerus berhitung dalam pikiran...
Bimeng memiliki populasi enam juta, setidaknya bisa merekrut tiga ratus ribu pasukan...
Tiga ratus ribu prajurit ini masing-masing telah dianugerahi Transformasi Liar, anti racun, kelincahan, kulit sekeras batu, amplifikasi kekuatan, kekebalan sihir tingkat menengah, dan Lingkaran Gemilang lainnya secara permanen...
Pasukan manusia malah dikenai Lingkaran Jahat seperti memabukkan, amplifikasi rasa sakit, kelemahan, kelambanan, kelumpuhan, dan lain-lain secara permanen...
Kemudian kedua pasukan mulai berperang...
"Ada kalimat yang ingin kusampaikan pada para Master. Di era kejayaan Kekaisaran Bimeng yang megah dulu, mereka yang berdiri di puncak zaman bukanlah prajurit dengan pedang di pelana seperti bayanganmu... melainkan penyair!" Liu Zhenhan berkata serius pada lima Archmagister: "Para penyair ini menuangkan kegagahan dalam anggur, tujuh bagian menjadi sinar bulan, tiga bagian terakhir menjadi aura pedang, setiap helaan nafasnya menghampar di perbatasan sejauh 10.000 li! Kumohon, jangan selalu menganggap kami Bimeng sebagai bangsa barbar yang haus perang!"
"Ucapan yang luar biasa!" Sang Pangeran Perkasa yang misterius bersorak gemuruh: "Mereka yang berdiri di puncak peradaban dan zaman agung seharusnya adalah seniman! Ini sejalan dengan keyakinan kami di Tang Zang!"
“Putri, sejujurnya aku memandang kepercayaan agama sebagai filosofi tingkat tinggi.” Liu Zhenhan tertawa: “Hal ini dipengaruhi oleh ayah mertuaku Master Puskash, dia seorang ateis, seorang penyihir yang bekerja di lembaga agama.”
Sang Pria Perkasa yang Misterius tertegun. Dia tak menyangka juru bicara Dewata dari ajaran Shaman bisa mengucapkan hal seperti itu di depan umum.
“Bimon bisa membuat puisi?” Beberapa Archmagister manusia terbelalak lama, berulang kali berkata ini tak terpikirkan.
Secara objektif, mereka masih bisa memandang Bimon dengan tenang, namun tetap dengan perasaan superior.
Di mata manusia biasa, Bimon sama dengan binatang yang berjalan tegak.
Bahkan jika mendengar Bimon makan daging mentah atau mayat, manusia biasa akan menganggap itu wajar. Prasangka duniawi ini kini sudah mendarah daging di dunia manusia.
"Dua kali perang dunia melawan agresi ras asing, ditambah kelemahan sistem internal kami, membuat Bimon mulai merosot pasca Hyjal. Tapi selama peradaban masih ada, kami takkan pernah punah!" Liu Zhenhan menatap lima ahli sihir manusia: "Para Master, tolong singkirkan prasangka kalian. Kami Bimon juga ras beradab, bukan binatang buas pembantai, bukan sekadar tubuh kuat dan watak keras! Memomokkan kami takkan menghapus peradaban gemilang kami! Kami punya puisi, seni, cinta. Semua keindahan di dunia ini! Kami juga belajar, mempelajari segala hal yang patut diteladani! Kami cinta damai, benci perang! Hari ini aku bersumpah atas nama Dewa Perang: Kami takkan memulai perang agresi sembarangan!"
"Richard, aku percaya padamu. Kuharap keturunanmu akan selalu ingat sumpah mulia yang kau ucapkan hari ini." Master Stefano masih trauma efek samping "Lingkaran Cahaya Permanen", tapi mempertimbangkan situasi Aiqin saat ini, ia merasa perselisihan internal rakyat ini belum perlu dipikirkan terlalu dini. Jika suatu hari nanti benar-benar menjadi pertentangan musuh, ya itu sudah takdir.
"Jika memungkinkan, saya sangat berharap dapat menyewa Gunung Suci Hyjal dari Kekaisaran St. Francis dalam bentuk daerah konsesi dengan membayar sewa!" Liu Zhenhan tiba-tiba melontarkan pernyataan yang menggemparkan. Baru saja memulai pembicaraan dengan Master Stefano, wajah sang penyihir senior langsung berubah pucat. "Master, jangan memandang saya dengan ekspresi seperti itu... Saya tegaskan, meskipun menjadi daerah konsesi, hak kepemilikan wilayah Gunung Hyjal tetap milik St. Francis! Kami Bimon hanya akan menempatkan pasukan Sikou dalam jumlah kecil di konsesi untuk menjaga ketertiban dan manajemen harian."
"Richard, kami tidak akan menjual wilayah Kekaisaran St. Francis!" Master Stefano tegas menolak.
"Bukan dijual, tapi disewa dengan jangka waktu dan harga sewa tertentu! Jika kalian setuju menyewakan, saat masa sewa berakhir kalian bisa mengambilnya kembali. Bagaimanapun juga, Gunung Hyjal selamanya tetap merupakan wilayah tak terpisahkan dari Kekaisaran St. Francis!" Gagasan menyewa Gunung Hyjal ini sebenarnya telah lama dipikirkan matang-matang oleh Liu Zhenhan. Kali ini dia mengajukannya tepat setelah momentum "lingkaran cahaya permanen", seperti menuai hasil di Timur setelah kehilangan di Barat: "Konsesi yang saya maksud sebenarnya seperti menyewa kios di pasar. Kami tidak akan menempatkan pasukan, hanya beberapa petugas Sikou untuk menjaga ketertiban dan manajemen harian! Master, sungguh, harap pahami - Gunung Suci Hyjal terlalu sakral dalam hati kami bangsa Bimon. Gunung ini tidak ada gunanya bagi kalian, lebih baik disewakan kepada kami sebagai tanda persahabatan!"
“Maaf Richard...” Archmagister yang paling dekat dengan Dewata tertegun oleh istilah "konsesi", sesuatu yang sama sekali asing baginya: "Sepertinya aku harus melaporkan hal ini ke atasan... Ini di luar wewenangku..."
“Guru. Di Benua Aiqin, hutang budi Feilengcui pada Anda pasti lebih bermakna daripada siapapun, bukan?” Helen dan Mo'er mewakili pemimpin tinggi Kerajaan Bimeng, maju tanpa ragu-ragu.
“Pergi rampas saja! Buang-buang waktu untuk apa? Lagipula kita punya formasi teleportasi. Bebas datang dan pergi!” Ai Wei'er dari kelompok muda radikal selalu berpikiran ekstrem.
Master Stefano takkan gentar menghadapi ancaman seperti ini. Bukan Stefano namanya kalau sampai ciut.
“Xiao Ai jangan asal bicara!” Liu Zhenhan tak ingin memprovokasi Stefano: “Ini hanya usul. Kekaisaran St. Francis yang berdaulat penuh! Mari selesaikan perbedaan ideologi dengan damai melalui perundingan. Apapun hasilnya, persahabatan tetap prioritas! Kita bisa saling tukar konsesi wilayah. Aku akan menyediakan area luas di Dataran Liar Donau sebagai konsesi untuk St. Francis, sebagai ganti sewa Gunung Hyjal.”
“Kalau dunia bawah tanah mau tidak?” Master Stefano menyeringai licik.
"Konsesi sewa yang kita tukar adalah di permukaan, bukan di bawah tanah." Liu Zhenhan juga tersenyum: "Master tidak perlu terburu-buru menerima atau menolak. Kembalilah dulu untuk berdiskusi dengan Yang Mulia McGrady. Intinya, jangan ada pihak yang menggunakan ini sebagai senjata untuk saling memeras!"
Lao Liu berpikir sejenak lalu berkata kepada empat Archmagister lainnya: "Para Master, Li Cha juga ingin meminta bantuan. Aku tahu di pedalaman jantung Aiqin, di hutan belantara terpencil, masih ada keturunan Bimon yang tersisa. Tolong bantu meyakinkan para raja untuk melarang perdagangan budak Bimon secara hukum! Jika menemukan keturunan Bimon di wilayah kalian, segera hubungi aku melalui tulangkomunikasi! Kalian semua memiliki koordinat tetap formasi teleportasi sihir Feilengcui. Percayalah, aku tidak akan membiarkan usaha kalian sia-sia!"
"Jangan terlalu formal." Beberapa magister menjawab ramai-ramai: "Apa hubungan kita dengan Feilengcui? Ini kewajiban yang tidak bisa ditawar!"
"Yang Mulia, jika memungkinkan, Kekaisaran Tang Zang bersedia saling bertukar konsesi dengan Kerajaan Bimeng." Putri Kelima yang telah lama menyimak berkata: "Pertukaran konsesi ini intinya adalah saling mengirim misi diplomatik. Hanya perlu memperluas area 'protokol' tempat tinggal delegasi, menguasai wilayah kecil tanpa pasukan militer. Karena sifatnya timbal balik, tidak akan merugikan kedaulatan negara."
“Kerajaan Bimeng dan Kekaisaran Tang Zang terpisah sangat jauh, sedemikian jauhnya hingga sama sekali tidak ada kemungkinan permusuhan di antara keduanya, bahkan yang bisa dilakukan kedua negara hanyalah perdagangan. Dalam situasi seperti ini, sebagai pemimpin tinggi Kerajaan Bimeng yang telah memberikan kontribusi begitu besar bagi Kekaisaran Tang Zang, Putri Kelima tidak mungkin tidak berterima kasih, dan terpaksa harus berterima kasih.”
“Putri, Benua Aigean kami sedang menghadapi agresi dari ras asing, dan perang akan segera pecah. Saat ini Kerajaan Bimeng sudah berada dalam masa genting. Mohon maaf, demi keamanan wilayah konsesi, bisakah kita membicarakan hal ini setelah kami mengalahkan para agresor?” Liu Zhenhan tidak pernah berpikir untuk meminjam pasukan perang, apalagi menarik Kekaisaran Tang Zang ke dalam kubangan perang Aigean.
Akibat dari tindakan seperti itu tidak ada yang bisa memprediksi. Contoh seperti Korea yang sepenuhnya bergantung pada Prajurit Sukarelawan Tiongkok untuk melawan musuh asing, benar-benar kasus yang sangat khusus dan langka – Pada akhir Perang Delapan Tahun melawan Jepang, Tentara Merah Soviet pernah memasuki Timur Laut Tiongkok untuk mengejar tentara Jepang, tapi orang Rusia itu juga banyak melakukan kekejaman di sana. Hal ini selalu diingat oleh Liu Zhenhan.
“Kalau begitu... Hadiah apa yang Baginda ingin saya berikan sebagai balasan?” Putri Kelima berkata dengan penuh penyesalan: “Saya tahu Baginda membutuhkan Pil Emas, Formasi Pertahanan Lima Elemen, Shuo Shi dan Wanli Feiyun, tapi proyek-proyek ini masih harus saya gunakan untuk kerjasama militer dengan Baginda... Saya... Sungguh tidak bisa menemukan hadiah yang pantas untuk membalas, karena semua hadiah terasa terlalu tidak berharga!”
"Aku dan kakakmu adalah saudara, secara alami kamu juga saudaraku. Hadiah antar saudara mana ada yang mengharapkan imbalan? Masih membahas hal remeh begini apa tidak kampungan?" Liu Zhenhan tersenyum di luar, namun hatinya berdarah-darah: Jancuk! Laozi sepanjang tahun lalu cuma bisa mengeluarkan dua kali "Lingkaran Tunggal". Setelah "Lingkaran Permanen" hari ini, entah kapan bisa pakai lagi.
"Kemurahan hati Yang Mulia mampu menyinari bumi, menumbuhkan aroma harum abadi!" Retorika agung semacam ini tentu memenangkan simpati penduduk asli Tang Zang dari level atas hingga bawah terhadap Liu Zhenhan.
"Sebenarnya masih ada permintaan maaf yang belum kuucapkan." Sekali merengkuh dayung, Lao Liu memperkuat citra santo hingga puncak: "Tadi beberapa puluhan prajurit Zhi Jin Wu juga kuterapi 'Transformasi Liar Tenang Permanen', Dou Qi mereka benar-benar hancur karena Dou Qi dan Transformasi Liar tak bisa digunakan bersamaan! Walau kekuatan tempur mereka belum tentu turun, tapi ini adalah kelalaianku. Aku ingin mengucapkan maaf."
"Tidak-tidak! Tidak apa!" Putri Kelima malah merasa malu dengan kesantunan Lao Liu ini: "Yang Mulia, tadi Anda menyebut zona sewa, aku punya ide. Entah berkenan atau tidak, ingin kujadikan hadiah untukmu."
"Zona sewa?" Liu Zhenhan tertegun. Proposal ini sudah ditolaknya sekali, kenapa Putri Kelima angkat lagi?
“Dia baru saja melontarkan begitu banyak janji kosong, pada dasarnya tujuannya adalah untuk meminta hadiah; hari ini Kekaisaran Tang Zang telah mengambil keuntungan besar, tidak menerima hadiah balasan benar-benar tidak realistis, tetapi jika hanya bisa menukar dengan satu wilayah konsesi, bagaimana mungkin Liu Zhenhan rela? Untuk apa dia membutuhkan wilayah konsesi?”
“Cerita ini harus dimulai dari awal.” Putri kelima terdiam sejenak, lalu berkata kepada Lao Liu: “Yang Mulia belum tahu, sebenarnya hamba bukan datang dari ibu kota, melainkan dari Kota Mulan di Provinsi Hedong yang terburu-buru ke Helu! Beberapa hari ini Kota Mulan sedang mengadakan 'Hero Assembly', saat ini para ahli Wushu kami sedang melakukan pengawasan di sana, kedatangan hamba kali ini hanya memindahkan sebagian kecil pasukan Wushu.”
“‘Hero Assembly’? Apakah ini acara besar yang serupa dengan 'Olimpiade Pendeta' kami?”
“Secara sifat hampir sama. Tapi 'Hero Assembly' di sini tidak memiliki latar belakang resmi pemerintah, melainkan kompetisi yang diadakan secara mandiri oleh berbagai guild makhluk ilahi di Benua Sutra! Guild atau kelompok makhluk ilahi besar akan menawarkan hadiah dalam 'Hero Assembly' untuk merekrut talenta berbakat! Setiap tahun di waktu seperti ini, para jagoan dari dunia bawah tanah akan berduyun-duyun ke Kota Mulan untuk mengikuti 'Hero Assembly'.” Putri kelima menggeretakkan gigi: “Menyebalkan, para jagoan liar ini baik dalam sihir maupun ilmu bela diri memiliki keahlian yang berguna, tapi sangat sedikit yang mau mengabdi pada pemerintah, karena kemampuan tinggi mereka, seringkali melanggar hukum dengan kekerasan!”
“Alasan mengapa ‘Lishan Men’ di Kota Helu saat ini hanya menyisakan anggota lemah dan tua adalah karena seluruh pasukan elit mereka dikerahkan ke Mulan City untuk menghadiri ‘Heroic Assembly’!” Xiao Kong berbisik pada orang tua itu: “Bagi perkumpulan seperti Divine Beast Society, Heroic Assembly merupakan kesempatan terbaik untuk merekrut, mengembangkan, dan memperkuat diri.”
“Putri, sekte-sekte dan perkumpulan makhluk ilahi di Benua Sutra ini, tanpa intervensi resmi dari kekuatan pemerintah maupun manajemen terpusat dari serikat pekerja, dibiarkan berkembang begitu saja. Tidakkah pemerintahmu merasa khawatir?” Liu Zhenhan mengangguk pada Xiao Kong, lalu menatap tajam Sang Putri. Sebenarnya ia tak sepenuhnya memahami maksud sang putri, namun hal itu tak menghalanginya untuk menyampaikan pendapat: “Di Aiqin kami, setiap acara besar bernuansa pertarungan wajib dikendalikan pemerintah, jika tidak akan dianggap perkumpulan ilegal! ‘Heroic Assembly’ kalian justru diadakan secara spontan oleh kalangan masyarakat bawah, berkumpul massal secara terbuka bahkan melakukan perkelahian bersenjata! Ini sungguh tak masuk akal! Ini merupakan provokasi terbuka terhadap mesin negara! Ini faktor ketidakstabilan yang harus segera dibubarkan atau diformalisasi!”
“Aku sebenarnya ingin melarangnya, tapi sama sekali tidak mungkin.” Putri Kelima tersenyum getir: “‘Pertemuan Pahlawan’ di Benua Sutra memiliki sejarah yang sangat panjang, sudah tertanam kuat dalam hati masyarakat, bahkan sakral seperti totem mereka! Jika pemerintah gegabah melarang, dikhawatirkan akan memicu transformasi terbalik! Penertiban juga sulit, mereka adalah makhluk ilahi, kita manusia, perbedaan ras memang sudah ada. Sebenarnya mereka sangat rendah diri, tapi semakin rendah diri semakin sulit diatur, semakin liar!”
Liu Zhenhan agak ragu untuk menyela sembarangan.
Monster berwujud manusia di Benua Aigean tidak sebanyak di Benua Sutra, jadi orang Aigean tidak punya pengalaman maupun hak bicara.
Setelah dipikir-pikir, tekanan pemerintah Tang Zang memang besar. Masalahnya adalah monster berwujud manusia di sini sama sekali tidak berbeda penampilan dengan manusia biasa, mereka sangat mudah berbaur dengan masyarakat!
Membuat monster berwujud manusia ini tunduk pada hukum negara, dari sistem yang pernah Lao Liu temui, sepertinya sulit berhasil – Jika monster Aigean juga bisa bertransformasi massal menjadi wujud manusia, dikhawatirkan negara-negara Aigean akan lebih kerepotan daripada Kekaisaran Tang Zang.
Matahari Merah pernah berkata: "Kekuasaan lahir dari laras senjata". Dunia ini jauh lebih berbahaya daripada bumi, kekuatan ultimat di sini tidak mudah dikendalikan negara. Bagaimana jika seorang gila berhasil menguasai mantra terlarang dan memiliki sifat bengis? Bahayanya setara dengan orang sinting di bumi yang membuat bom atom sendiri.
Liu Zhenhan merasa pemerintah Tang Zang sudah cukup baik. Pengakuan monster berwujud manusia sebagai kelompok etnis minoritas merupakan lompatan besar. Di Benua Aigean, orang berpengetahuan tahu makhluk monster punya kecerdasan. Tapi selain Pendeta Bemon, siapa yang bisa memandang mereka setara?
Tidak ada! Kesombongan dan prasangka tradisional adalah jurang tak terjembatani!
Dari informasi yang didapat saat berkomunikasi dengan Yitiao, Liu Zhenhan juga merasa pernyataan Pangeran Kelima agak hiperbolis.
Yang Mulia Pangeran berbicara dari sudut pandang penguasa. Menurut Lao Liu, monster berwujud manusia di Benua Sutra juga takkan sengaja merusak keseimbangan lingkungan sosial. Memang mereka keras kepala, tapi belum tentu liar tanpa aturan.
Siapa mau hidup dalam kekacauan dan asap mesiu perang?
Setiap lingkungan punya aturan tak tertulis. Penghancur aturan adalah musuh bersama. Musuh bersama takkan berumur panjang.
"Kekaisaran Tang Zang kami selama beberapa tahun terakhir telah makmur dan kuat, bahkan sudah merencanakan ekspedisi militer melawan suku barbar Rong di wilayah barat. Namun faktor ketidakstabilan dalam negeri ini sungguh menyebalkan. Konflik di dunia persilatan telah menyita banyak kekuatan elit pemerintah kami. Seperti pertemuan pahlawan tahunan yang selalu mengharuskan kehadiran Pasukan Pengawal Jinwu, kami harus mengambil tindakan pencegahan tepat karena kekuatan yang terang-terangan berkumpul ini benar-benar membuat kami waspada!" Putri Kelima menghela napas: "Andai bisa seperti Aiqin, di mana semua makhluk ilahi harus tinggal patuh di hutan belantara, tak mungkin menyusup ke dunia gemerlap untuk membuat kekacauan."
"Ini memang tak ada solusinya. Situasi di dua benua kita berbeda." Liu Zhenhan mengangkat bahu, menandakan ketidakberdayaan. "Menangani makhluk ilahi sama seperti memberantas gerombolan perampok di Padang Rumput Donau - mustahil diberantas hanya dengan pembantaian. Kita perlu gada dan imbalan, yang terpenting menjaga keseimbangan agar situasi tetap stabil."
"Pemikiran saya seperti ini. Saya berencana nanti akan mendirikan banyak pos rekrutmen legiun asing di seluruh negeri. Bukankah ada permusuhan di dunia antar monster berwujud manusia? Tidak masalah! Siapapun yang melarikan diri ke pos rekrutmen, berarti secara sukarela bergabung dengan legiun asing! Sebagai prajurit legiun asing, baik permusuhan sebesar apapun sebelumnya maupun kejahatan yang pernah dilakukan, semuanya akan dihapuskan dan mendapat hak suaka serta imunitas dari pemerintah kami!" Putri Kelima tersenyum manis memandang Lao Liu, mengajukan proposal yang telah dipersiapkan: "Tapi dengan bergabung secara sukarela ke legiun asing, berarti otomatis mendapatkan kewarganegaraan ganda Kerajaan Bimeng dan Kekaisaran Tang Zang. Sebagai prajurit legiun asing, mereka bertanggung jawab untuk pergi ke Benua Aigean menjaga wilayah konsesi Tang Zang di Kerajaan Bimeng!"
"Apa... apa? Legiun asing... untuk saya?" Liu Zhenhan tertegun mendengar pola pikir melompat-lompat Putri Kelima.
"Dengan cara ini, Kekaisaran Tang Zang bisa mengurangi permusuhan dunia dan menstabilkan keamanan. Sedangkan Yang Mulia akan mendapatkan pasukan makhluk ilahi Timur." Putri Kelima tersenyum: "Yang Mulia tidak perlu khawatir. Begitu monster berwujud manusia ini pergi ke negeri asing, berarti mereka memutuskan jalan mundur dan harus mengabdi sepenuhnya! Bukankah Aigean akan berperang dengan penjajah ras asing? Biarkan mereka menjadi tumbal!"
Sekelompok orang Aigean terpana memandang Putri Kelima. Setelah mencerna maksud sang Putri, mereka benar-benar bersujud syafak penuh kekaguman.
Ini cara yang terlalu kejam! Terlalu solusi tuntas!
Jika monster berwujud manusia dari Negeri Sutra mau bergabung dengan legiun asing, pasti mereka adalah bajingan yang sudah kehabisan akal.
Sebuah tepukan tak akan berbunyi, bila tak ada musuh lagi, monster berwujud manusia yang tinggal di Negeri Sutra pasti akan tenang sendiri.
Dengan cara ini menyelesaikan perseteruan di dunia, pemerintah Tang Zang hampir tidak mengeluarkan usaha apa pun – ini urusan sukarela kedua pihak, pemerintah tidak memaksa siapa pun untuk mengungsi dengan todongan pedang! Bila ada urat telur yang keras kepala masih ingin memburu musuh, mereka harus bergabung dengan legiun asing dulu baru boleh ke Benua Aigean. Soal bagaimana Benua Aigean akan diobrak-abrik monster-monster ini, itu urusan nun jauh di seberang lautan, bukan lagi tanggung jawab Kekaisaran Tang Zang.
Hal ini juga tidak merugikan Kerajaan Bimeng. Bahkan jika makhluk ilahi asing yang diterima semuanya brengsek dan sampah, mereka tetap punya sedikit kekuatan tempur. Cukup kirim orang tangguh untuk mengontrol mereka, lalu di Benua Aigean yang penuh kobaran perang, mana mungkin tidak ada tempat untuk mengonsumsi tumbal? Jeruk di selatan jadi jeruk, jeruk di utara jadi jeruk pahit. Dengan lingkungan yang berbeda, monster berwujud manusia ini takkan bisa membuat keributan. Mustahil bagi mereka menghindar dari medan perang dengan licik. Aiqin bukan Negeri Sutra, perbedaan antara ras beradab dan orang Timur sangat jelas, bahasanya pun sama sekali berbeda. Dengan ciri khas alami ini, selain berkeliaran di tanah seluas hektaran yang ditentukan, ke mana pun mereka pergi akan langsung ketahuan identitasnya. Jika ingin berbuat jahat, mereka harus pikir-pikir konsekuensinya.
"Bajingan nekat ini memang sudah mengikat otak di ikat pinggang. Jika diberi jalan hidup, kupikir mereka akan menghargainya." Setelah berdiskusi dengan beberapa Archmagister Aiqin, Liu Zhenhan langsung menyetujui proposal Putri: "Yang Mulia, saya menerima proposal pengasingan ini!"
"Jika Yang Mulia tidak mengatakan Aiqin sedang menghadapi agresi ras asing, saya tidak akan mengajukan proposal pengasingan ini. Saya khawatir Yang Mulia salah paham." Terlihat jelas Putri sangat bangga dengan idenya: "Sebenarnya konsep ini sudah lama matang dalam pikiran saya, tapi belum menemukan daerah pengasingan yang tepat! Terlalu jauh - sulit mengirim mereka. Terlalu dekat - tidak efektif. Sekarang dengan bantuan formasi teleportasi sihir Yang Mulia, semua masalah ini terpecahkan seperti memotong rumput dengan pisau tajam!"
“Cara ini benar-benar luar biasa.” Liu Zhenhan dalam hati berkali-kali bergumam tak terpikirkan, tak terpikirkan di dunia yang terang benderang ini, dia malah menemukan versi nyata hukuman pengasingan. Hanya saja Putri Kelima bertindak lebih kejam, perbatasan tempat pengasingan bukanlah Ningguta untuk menjadi budak prajurit baja, melainkan Benua Aigean yang bahkan Yitiao perlu terbang setengah tahun!
Monster berwujud manusia dari Benua Sutra telah lama menyatu dengan masyarakat manusia di Tang Zang. Mereka memiliki satu metode belajar lebih banyak dibanding monster Aiqin. Ketika monster berwujud manusia ini diasingkan ke Kerajaan Bimeng, berbagai macam ilmu silat sutra dan metode kultivasi energi akan perlahan bertunas di Kerajaan Bimeng seiring kedatangan dan berjalannya waktu.
Jika bisa melewati perang dunia kali ini, Kerajaan Bimeng di masa depan pasti akan mengalami perkembangan pesat. Gelar "padang pasir sihir" sudah saatnya dicabut dari kepala Bimeng! Liu Zhenhan semakin memikirkannya semakin senang.
"Serahkan para brengsek ini ke gua, gua jamin tak ada satu pun yang berani melawan!" Yitiao dengan inisiatif mengajukan diri ke bos.
Sekalipun Putri Kelima tidak mengajukan proposal pengasingan ini, Bangau Api Burangsha juga berencana kembali ke Gunung Teh untuk mengumpulkan mantan makhluk ilahi sepergunungan, membentuk pasukan pengawal berbaju Zhongshan berkacamata hitam. Karena dua hal ini kebetulan bersamaan, mendingan diaduk jadi satu.
“Dengan kehadiran 'Aurora Malam Abadi' yang menjaga kedisiplinan, masalah disiplin Legiun Asing benar-benar terselesaikan.” Putri Kelima menepuk tangan sambil tertawa: "Ini juga mempermudah komando, lagipula yang memimpin adalah senior ahli berpengalaman."
"Bagaimana dengan Hua Ting? Apakah Putri punya cara untuk membantuku menghancurkan sekte makhluk ilahi ini?" Liu Zhenhan yang telah berpikir lama akhirnya mengungkapkan kegelisahan tersembunyi di hatinya.
Karena keterbatasan waktu selama berada di Benua Sutra, dia terus-menerus ragu apakah akan mengunjungi Hua Ting - Jika pergi, satu-satunya kemungkinan adalah berperang untuk merebut 'Guci Giok Dewa Kekayaan', tapi para Yang Diberkati Giok jelas bukan tipe yang mudah diatur. Dengan betapa berharganya Guci Giok ini, Kaisar Giok pasti akan menghancurkannya dalam situasi terjepit.
Lao Liu sangat khawatir akan membuang waktu tanpa hasil berarti, karena dia masih harus menyelamatkan sebagian pasukan Wolff yang masuk ke dunia iblis!
Tapi jika tidak pergi ke Hua Ting, 'Guci Giok Dewa Kekayaan' itu benar-benar membuat Lao Liu tidak bisa melupakannya!
Mangkuk Penghasil Harta ini terlalu berharga, sampai-sampai Liu Zhenhan tidak akan merasa bersalah sedikitpun jika berhasil merampoknya.
Ini bukan lolipop anak kecil. Untuk harta nasional tingkat strategis seperti ini, cara sopannya disebut 'milik yang berbudi', cara kasarnya 'siapa kuat dia menang'. Punya kekuatan untuk merebut tapi tidak mencoba, benar-benar membuat Lao Liu tidak rela.
“Sepertinya Yang Mulia juga punya niat pada ‘Guci Giok Dewa Kekayaan’.” Putri Lima mengamati Lao Liu lama sekali, baru kemudian menggelengkan kepala dengan senyum getir: “Itu mustahil, Yang Mulia. Bayangkan, sebuah guci giok di bawah perlindungan penguasa giok mutlak, siapa yang bisa merampasnya utuh? Kalau bisa, pemerintah kami sudah lama bertindak. Siapa yang tidak ingin merebut Guci Giok Dewa Kekayaan? Ini seperti khawatir merusak guci saat mengusir tikus!”
“Lupakan saja.” Liu Zhenhan menghela napas. Ia memutuskan untuk kembali menyelamatkan suku Wolff dulu. Hal yang mustahil tak perlu dipaksakan. Dari nada bicara Putri Lima, meski berhasil mendapatkan Mangkuk Penghasil Harta, mustahil membawanya keluar dari Benua Sutra dengan aman.
“Bukan aku tidak mau membantu Yang Mulia, tapi benar-benar tidak bisa. Hua Ting ini…” Wajah Putri Lima semakin suram saat menyebut Hua Ting: “Pemimpin Hua Ting, Kaisar Giok, juga hadir di Kota Mulan dalam ‘Pertemuan Pahlawan’ kali ini! Dia dan tiga siluman gunung-danau sakti lain dijuluki Empat Kaisar Liar Benua Sutra! Hanya dari gelar ‘kaisar’ yang mereka sembarangan pakai, pemerintah sudah bisa menjatuhkan hukuman ‘penyamaran kekuasaan’! Alasan aku tidak suka pada golongan liar di dunia persilatan juga karena ini—mereka terlalu sombong dan arogan!”
“Empat Kaisar Liar Besar? Mereka benar-benar berani mengibarkan bendera dan menembakkan meriam? Bukan sekadar omong kosong?” Liu Zhenhan hampir tidak percaya, "Langit tidak memiliki dua matahari, negara tidak memiliki dua raja", logika sederhana ini bahkan dipahami anak tiga tahun, mengapa keluarga kerajaan Tang Zang bisa menerima penghinaan ini! Perlu diketahui di Kerajaan Bimeng, Orang Ao hanya karena mirip dengan Lion, langsung dihukum "kejahatan melampaui aturan" dan dilempar ke penjara untuk menghantam batu mengumpulkan poin kerja!
"Ya! Mereka benar-benar berani mengibarkan bendera dan melepaskan meriam! Yang pertama adalah Kaisar Giok, Yang Mulia juga tahu. Dia adalah Penguasa Giok mutlak, Empat Dewa Bunga sebagai pendukungnya, benar-benar kaya dan berkuasa! Yang kedua adalah Raja Naga, makhluk ini adalah entitas pohon, perwujudan 'Kayu Penjinak Naga', memiliki kemampuan alami menjinakkan Jiao, mengendalikan 45 ekor Jiao di tiga wilayah perairan: Yunmeng Daze, Danau Panlong, dan Sungai Jing! Yang ketiga adalah Kaisar Kegelapan. Makhluk ini sendiri adalah gajah perak Diting, Penguasa Roh mutlak, bisa memerintah zombie mayat hidup bertempur! Terakhir adalah Sang Jun, makhluk ini adalah jamur hasil kultivasi yang berubah menjadi wujud manusia, lahir dengan tiga mata, energi keras kayu yang tak tertandingi! Yang lebih hebat, dia memiliki lebih dari 100 anggota suku yang sama seperti dirinya, lahir dengan tiga mata! Mata ketiga di pelipis para manusia jamur ini bisa melepaskan kabut spora dalam jumlah besar. Jika menghirup kabut spora ini berlebihan, energi sejati Dewata, Penyihir, atau prajurit mana pun akan dipaksa berubah menjadi energi keras kayu!" Putri Kelima sendiri tertawa sambil berkata: "Yang Mulia lihatlah, apakah kekuatan empat kaisar pinggiran ini hebat atau tidak? Mudah diusik atau tidak?"
Kaisar Giok? Raja Naga? Kaisar Kegelapan? Sang Jun? Liu Zhenhan hampir mati ketawa. Ini apaan sih!
"Kaisar Kegelapan yang bisa mengendalikan mayat hidup? Bukannya itu kemampuan Aragorn?" Ailijie menjulurkan lidah merah mudanya: "Yang satu ini saja sudah sulit dihadapi."
"Apakah entitas pohon adalah Penjaga Pohon dari Negeri Sutra? Kayu penjinak naga? Menjinakkan naga?" Kepala Suku Krouieff terkesiap: "Tidak mungkin berlebihan seperti ini? Kapan anggota suku Penjaga Pohon kita punya anggota sesuku yang sok gagah B seperti ini?"
"Aku benar-benar tidak suka dengar ini! Bukankah Jiao hanya hibrida antara ayam hutan dan naga, apa artinya menjinakkan naga sekunder macam ini?" Naga tua Weng di samping mengeluarkan suara hinaan keras melalui hidungnya, pasangan Ibu serta Daisy dan Nana juga menunjukkan ekspresi meremehkan.
"Kakek, Jiao dari Benua Sutra kami termasuk spesies ular, bukan naga sekunder, tapi mereka adalah makhluk ilahi kelas super elemen air!" Yitiao segera menjelaskan: "Sama seperti Hasseibaink, Jiao Sutra bisa tumbuh hingga tiga kepala; seperti Geryon, mereka juga makhluk air; meski di darat kemampuannya jauh lebih lemah; tapi 45 ekor Jiao jelas bukan kekuatan yang bisa diremehkan."
"Kalau hidup di air seharusnya disebut ikan, bukan naga." Weng yang tua terus mencibir.
"Jika Jiao termasuk monster tingkat super, meski jenis akuatik, wilayah kekuasaan Raja Naga ini pasti melebihi kekuatan seorang tuan tanah dari wilayah naga Aiqin!" Kepala Suku Krouieff melirik tajam ke arah beberapa anggota bangsa naga Aiqin.
Saat ini tidak ada naga air di antara bangsa naga Aiqin.
"Naga Laut Biru di Samudera Xiya, meskipun menguasai sihir elemen air dengan sangat baik, namun karena kelemahan alami tidak bisa berubah wujud manusia sehingga tidak bisa meninggalkan air, membuat dua Kota Naga besar sejak bertahun-tahun lalu terus-terang mengejek silsilah naga ini - Kota Naga Pelangi dan Chenxing berpendapat: Yang tinggal di air sepanjang hari harusnya disebut 'ikan' bukan 'naga'."
"Tentu ada juga ahli kuat berwujud manusia di antara Naga Laut Biru. Menghadapi ejekan kasar dari dua Kota Naga besar, setelah menahan diri sekian lama akhirnya tidak tahan lagi, dengan sopan mengirim surat perang mengundang bangsa naga Aiqin untuk bertanding di dalam air, membuktikan mana yang lebih hebat antara 'naga' yang menaklukkan langit dan bumi atau 'ikan' yang bersembunyi di air sepanjang hari."
"Hasilnya, dua Kota Naga besar mengerahkan sekelompok ahli naga pilihan, dengan angkuh pergi ke laut namun pulang dengan wajah kesal. Sejak itu mereka tidak pernah lagi membicarakan naga laut, dan bangsa naga Aiqin kehilangan satu wilayah naga elemen air."
"Kasus ini terjadi ketika Kepala Suku Cruyff baru tiba di Aiqin dari Benua Atlantis. Naga tua Weng juga ikut serta dalam kompetisi bawah laut tahun itu."
"Penjaga Pohon tua tidak menyangka, setelah bertahun-tahun berlalu, Weng tua masih belum mau mengakui kekalahan."
"Kepala Suku, Zhenjun bermata tiga itu adalah perwujudan jamur, apakah termasuk dalam golongan Penjaga Pohon kita?" Seorang Penjaga Pohon muda penasaran bertanya kepada Kepala Suku Krouieff.
“Tidak dihitung! Mereka adalah ras Fitter. Dulu di Benua Atlantis juga ada manusia jamur, di dunia bawah tanah Feilengcui kita juga ada manusia jamur, semua ini termasuk Fitter bukan Penjaga Pohon.” Kepala Suku Krouieff menggelengkan kepala.
“Tiga Yang Diberkati Dewata ditambah seorang ahli modifikasi monster gaib.” Liu Zhenhan menghela napas panjang: “Jumlah Yang Diberkati Dewata di Benua Sutra benar-benar mengerikan! Di Aiqin yang kita kenal, saat ini hanya ada Xiao Bei satu-satunya. Sepertinya hanya Putri Duyung yang terkenal dengan Bidang Perlindungan-nya yang mungkin bisa menyaingi kuantitas dan kualitas Yang Diberkati Dewata dari Sutra.”
“Zhenjun dan Kaisar Giok di sini semua adalah musuhku.” Xiao Kong menyentil batu di tanah dengan kesal: “Dulu Zhenjun itu hampir memodifikasiku dengan energi tak berguna! Jangkauan spora Jancuk itu terlalu luas, menindas orang berbakat seperti aku yang mengandalkan serangan utama pertarungan jarak dekat.”
“Ucapan Santo kembali membahas hal yang klise, masih tentang dendam dunia... Huh... Sebenarnya kami pemerintah paling tidak ingin melihat perseteruan semacam ini! Tapi untungnya keempat kaisar jalanan ini masih tahu diri, tidak punya catatan buruk. Meski kami pemerintah agak tidak nyaman, kami tak bisa mencari-cari masalah hanya karena sebutan kriminal.” Putri Kelima mengangkat bahu, memandang Xiao Kong, lalu Lao Liu: “Hehe... Bukan karena ada kenalan hari ini aku bicara begitu. Monster berwujud manusia tetap kelompok yang besar, kami pemerintah juga takut sikap berlebihan malah kontraproduktif. Lagi pula sekarang ada makhluk ilahi yang mengabdi pada pemerintah, kami tak bisa bertindak seperti rubah yang berduka saat kelinci mati! Ambil contoh Jun Tiga Mata itu, hubungannya dengan pemerintah cukup baik. Berkat kemampuannya memodifikasi energi Gang, kami sudah membina banyak pemanah energi panah!”
“Mu Jiefeng?” Liu Zhenhan memandang dengan sinis Putri Kelima: “Ternyata energi panah kalian berasal dari modifikasi Jun Tiga Mata? Kenapa dia memodifikasi energi Gang bukannya kekuatan magis? Apa hubungan antara spora dan energi Gang?”
“Tidak sepenuhnya. Teori panah angin saat ini sudah sangat matang di Benua Sutra, musuh kita suku barbar Rong juga memiliki pemanah Yi seperti ini. Kemampuan modifikasi Jun memang membantu kami, tapi kami tidak sepenuhnya bergantung padanya.” Kepala Putri Kelima menggeleng seperti mainan drum berputar: “Mengapa modifikasi Jun hanya menghasilkan energi angin bukan tenaga magis, aku juga tidak paham! Bagi kami, hanya satu kondisi yang memerlukan bantuan Jun—misalnya pemanah kami yang tidak bisa mengkultivasi energi angin kayu, tapi bisa menguasai energi angin spektrum lain, kasus seperti ini cocok untuk dimodifikasi Jun menjadi panah angin!”
“Aku ingin bertemu dengan Jun ini.” Liu Zhenhan menarik napas dalam-dalam: “Putri Kelima, bisakah Tuan membantu meyakinkan Jun untuk mengirim anggota sukunya memodifikasi pemanah Bimon kami? Menciptakan pemanah yang bisa mengendalikan angin antarkayu dan menggunakan energi panah angin! Banyak pemanah ulung suku Haus kami yang ahli mengontrol kecepatan angin melalui kecepatan panah!”
“Pemanah Haus?” Putri Kelima tampak bingung, apakah Yang Mulia ini gila? Pemanah harus menguasai kekuatan elemen untuk bisa dimodifikasi. Pemanah Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui hanya mengandalkan teknik murni, mau dimodifikasi pakai apa?
“Benar, pemanah Haus, pemanah manusia kesturi, termasuk beberapa pemanah elf di bawahku.” Liu Zhenhan menegaskan kembali ucapannya. Tiba-tiba dia terinspirasi oleh pemikiran baru.
“Kalau begitu, mohon Yang Mulia ikut saya ke Kota Mulan. Saya rasa Jun Sejati tidak akan menolak harga diri saya.” Pangeran Kelima meski tak bisa menebak pikiran Raja Bunga, ia cukup bijak memilih tidak bertanya lagi.
“Ayahanda! Aku juga mau mencari Jun Sejati dan Kaisar Giok! Sudah saatnya menghitung semua utang mereka!” Xiao Kong mengayunkan tinjunya dengan garang.
“Cukup! Xiao Kong, bukankah kau belum belajar mengendalikan diri?” Sang Pria Perkasa yang Misterius yang semula bermeditasi, terpancing oleh ucapan murid utama yang penuh aura maut: “Begitu banyak nyawa musnah di tanganmu, tak sedikitsedikit pun kau menyesal?”
Wajah Xiao Kong menyiratkan penderitaan. Begitu omelan dimulai, tak ada habisnya - baik Raksasa Buddha maupun Sang Pria Perkasa Misterius sama saja.
“Lupakanlah Santo Xiong, tersenyumlah saat bertemu dan lupakan permusuhan! Sudah 14 tahun berlalu! Dulu kau juga seorang pahlawan yang disegani, nama perkasamu tak kalah dari Jun Sejati atau Kaisar Giok. Kini dengan dukungan Raja Bunga, perlu apa bersaing dengan mereka?” Pangeran Kelima tampak mengagumi Xiao Kong: “Sebenarnya yang paling kukagumi adalah ketaatanmu! Manakah dari Empat Raja Liar yang tidak dikelilingi pengawal? Tapi dulu kau menyendiri, tetap bisa sejajar dengan mereka - ini benar-benar legenda!”
Dipuji demikian oleh Pangeran Kelima, Xiao Kong justru merasa pilu mengingat masa lalunya, bukannya senang.
Dahulu kala, bukankah dia juga pernah ingin menjadi pendekara tunggal? Bukankah dia juga ingin membentuk tiga ribu pejuang bunga? Namun pasukan Bunga Dinuü sama sekali tidak mungkin diorganisir - bukan karena kurang emas, tongkat panjang Adamantium yang dikumpulkannya dengan susah payah memiliki berat mencapai 108.000 pon, sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan penyepuhan tiga ribu pejuang bunga.
Masalahnya adalah kepadatan Adamantium yang luar biasa besar, sebesar butir gandum saja sudah berbobot sepuluh pon!
Saat pemanah kereta panah mengenakan zirah berlapis emas dan menggunakan teknik "kualitas emas dan giok" untuk menyepuh panah mereka sendiri, bagaimanapun mereka mengontrol ketebalan lembaran emas dalam prosesnya, panah sepuhan yang terbuat dari Adamantium tetap saja terlalu berat!
Setiap anak panah berat Adamantium yang mencapai 2-3 pon, hampir menyamai berat bambu runcing! Bisakah busur perang biasa melontarkan panah seberat ini sejauh beberapa langkah? Bagaimana menjamin akurasinya? Teknik kontrol busur mengambang "kualitas emas dan giok" sama sekali tidak bisa menambah jarak tembak!
"Ksatria Bunga adalah pasukan, memiliki kesucian yang serius. Pemanah kereta panah dan pejuang bunga jenis kekuatan besar harus dibentuk melalui pencerahan massal, karena tanpa bunga-bunga termasyhur yang sesuai, Jenderal Bunga sama sekali tidak bisa menahbiskan Komandan Brigade dan Komandan Istana secara bertahap seperti cara penjaga bunga menganugerahkan jabatan kepada para pejabat. Jadi tanpa memecahkan masalah pemanah kereta panah, Xiao Kong selamanya tak akan bisa membangun pasukan besar Bunga Dinuü—memilih emas sebagai pengganti adamantium memang opsi lain, tapi 1.600 lebih pemanah kereta panah, sekali tembakan massal membutuhkan hampir 5.000 anak panah berbulu berlapis emas. Emas yang dibutuhkan setara dengan pendapatan tahunan sebuah kota. Jumlah sebesar ini bukan hanya tak terjangkau oleh orang miskin seperti Xiao Kong, bahkan Kekaisaran Tang Zang pun tak sanggup membiayainya.
Sebaliknya, busur perang super dari Feilengcui yang menggunakan senar busur Merkuri Quarkdor, karena daya lontarnya terlalu dahsyat, justru anak panah berbulu konvensional yang ringan kurang cocok dibanding anak panah berat adamantium sebagai amunisi standar—seolah takdir telah menentukan, Ksatria Bunga hanya bisa lahir di wilayah kekuasaan Raja Bunga.
"Santo Pemberani?" Lao Liu memandang Xiao Kong yang diam setengah hari sambil tertawa terkekeh, julukan Kekasih ini mengingatkannya pada pemimpin besar orang India, sosok yang juga cocok menjadi biarawan asketik.
"Julukan kriminal ini jauh tak sebagus keanggunan Jenderal Bunga yang akan datang." Xiao Kong mengibaskan kipasnya dengan swish, menunjukkan kesan intelektual.
“Bicara tentang gelar bunga, aku teringat satu hal lagi. Dalam 'Pertemuan Pahlawan' kali ini, gelar bunga baru telah lahir. Kaisar Giok kali ini mengeluarkan modal besar, berencana menggunakan 'Empat Bunga Dunia Malam' sebagai hadiah untuk merekrut talenta masuk ke Hua Ting! Ini taktik lamanya, mengibarkan bendera manusia dewa, menggunakan pesona kecantikan bunga-bunga di bawahnya untuk memikat dan menarik pendekar!” Wajah Putri Kelima tersapu warna iri: “Dia benar-benar ahli memanfaatkan momentum. Dalam 'Pertemuan Pahlawan' tahunan, bakat berdatangan bagai ikan menyusuri sungai. Dengan melemparkan jurus ini, benar-benar menggemparkan. Sebelum aku tiba di He Lu, hadiah dari sekte-sekte makhluk ilahi lain sudah sepenuhnya tertutupi oleh Hua Ting.”
“Putri, sebenarnya apa itu 'Empat Bunga Dunia Malam'? Gelar ini kenapa aneh sekali?” Dibanding yang lain, Ning Yu sangat memperhatikan soal kecantikan, karena Richard kalau tidak keluar rumah biasa saja, tapi begitu pergi selalu membawa pulang perempuan cantik ke Feilengcui. Ini sudah menjadi tradisi, tinggal lihat apakah perjalanan ke Negeri Sutra kali ini bisa memecahkan lingkaran aneh ini.
Nyonya-nyonya bos Feilengcui lainnya, tersadar oleh ucapan Ning Yu, langsung teringat hal ini. Mereka bertanya berulang kali kepada Putri Kelima tentang makna Empat Bunga Dunia Malam.
“Di Benua Sutra semua orang tahu, Hua Ting memiliki Empat Dewa Bunga yang menjaga. Jadi begitu muncul anggota pejabat bunga lain di dunia, Hua Ting pasti akan merekrut mereka, seperti Santo Pahlawan zaman dulu.” Putri kelima mengedikkan bibir ke arah Xiao Kong: “‘Empat Bunga Debu’ ini juga sama, karena kemampuan mengontrol bunga sudah terlihat sejak kecil, jadi mereka sudah lama direkrut Hua Ting yang mendengar kabar angin ke dalam pucuk gerbang.”
“Dulu Kaisar Giok memancingku dengan giok indah untuk masuk Hua Ting dan melayaninya.” Xiao Kong merasakan tatapan orang tua itu, lalu menjelaskan sekenanya: “Aku memang pernah beberapa hari di Hua Ting. Karena Empat Dewa Bunga selalu bilang aku terlalu jelek dan kotor, tidak pantas jadi pejabat bunga, akhirnya aku kesal. Sekali tidak melakukan, tidak perlu berhenti, langsung mencuri dan memakan tanaman obat dan bunga yang mereka tanam, lalu...”
“Begitulah konflikmu sebagai Jenderal Bunga dengan Empat Dewa Bunga? Awalnya kukira ini perseteruan antara kekuasaan kerajaan dan gereja.” Yitiao hampir tertawa, mengingat penampilan Pangeran Kesembilan dulu memang terlalu barbar. Sebenarnya ucapan Empat Dewa Bunga juga tidak salah.”
“Kau ini ‘tunas emas’, memang menambah kekuatan elemen dengan memakan giok. Kaisar Giok ini cukup pintar, tahu harus memakai apa untuk memancingmu!” Liu Zhenhan menyeringai: “Tapi... hanya makan tanaman obat saja mau bertumpah darah denganmu, apakah mereka terlalu semena-mena?”
“Ini bukan salah mereka, karena yang kumakan adalah ‘Jelatang Lembut Seperti Giok’!”
“Apa itu?”
“Ini adalah jenis jarak yang sangat ajaib, begitu dimakan, secara persepsi dapat menghasilkan resonansi khusus dengan semua spesies kuda. Aroma khusus yang dikeluarkan tubuh bahkan bisa memenangkan simpati semua jenis kuda, sama ajaibnya seperti bunga semanggi yang menarik kupu-kupu dan lebah! Ayahanda juga pernah melihat kuda 'Kristal Sisik Naga' yang digunakan Mentor untuk transportasi, berkat memakan 'Jarak Wenliang Ruyu', aku bisa merasakan keberadaannya di bawah sungai besar dan menipunya agar mau bekerja untukku.” Xiao Kong memeluk perut sambil tertawa terbahak-bahak: “Aku telah memakan 'Jarak Giok Wenliang' yang dikembangkan Hua Ting selama ratusan tahun dengan giok-giok indah! Pasti Kaisar Giok dan Empat Dewa Bunga akan mencariku sampai mati! Mereka tadinya ingin menggunakan tanaman ini untuk menangkap kawanan 'Harimau Rusa Shu'!”
“Ada lagi tanaman ajaib seperti ini?” Liu Zhenhan hendak tertawa tapi tiba-tiba wajahnya berubah pucat: “Tunggu! Kalau begitu, seharusnya kau juga bisa membangun hubungan baik dengan Unicorn Aiqin!”
“Belum dicoba, tapi sepertinya tidak masalah. 'Jarak Wenliang Ruyu' yang kumakan ini memang bukan tanpa hasil.”
“Aku pernah bertemu unicorn sekali sebelumnya, di Hutan Salib Selatan. Monster batu permata jenis ini terlalu sensitif, begitu kamu memikirkan niat jahat di hati, dia langsung bisa merasakan dan kabur! Katanya selain elf, jarang ada yang bisa mendekati mereka.” Liu Zhenhan membunyikan peluit: “Setelah pulang nanti, kunjungi Hutan Salib Selatan. Bisa bawa sekawanan unicorn kalau berhasil; kalau tidak ya sudah, yang penting nanti saat berburu kuda nightmare di bawah tanah, aku akan bawa kamu.”
“Putri, lanjutkan cerita tentang 'Empat Bunga Dunia'.” Lao Liu mengeluarkan sebatang cerutu dan melemparkannya ke Putri Kelima, lalu memasang satu di mulutnya sendiri.
“Sejak kecil, Kaisar Giok mengasuh 'Empat Bunga Dunia'. Orang luar hanya tahu namanya tapi tidak pernah melihat wajahnya. Dalam pertemuan pahlawan kali ini, Kaisar Giok memperkenalkan keempat bunga itu, katanya ingin mencari jodoh yang cocok untuk mereka. Dipilih yang terkuat.” Putri Kelima memutar-mutar cerutu di tangannya, tak mengerti fungsi batang rumput ini.
“Gelar pejabat bunga biasanya sangat megah, kenapa gelar 'Empat Bunga Dunia' aneh begini?” Liu Zhenhan menyalakan cerutu sambil mengusap keningnya: “Mereka adalah empat wanita, ya?”
"Semuanya gadis." Barulah Pangeran Kelima tahu kegunaan batang rumput yang dilemparkan Raja Bunga padanya. Meniru Lao Liu, dia menyalakannya dan menghisap asap sejuk yang menyenangkan, berkata puas: "Saat ini 'Empat Bunga Duniawi' ini, satu adalah Penguasa Hehuan, bergelar Bunga Pelacur; satu Penguasa Yanghua, bergelar Bunga Pemuas; satu Penguasa Begonia, bergelar Bunga Penghibur; dan satu Penguasa Persik, bergelar Bunga Seniman. Menurut Empat Dewa Bunga, sebenarnya 'Empat Bunga Duniawi' seharusnya 'Lima Bunga Duniawi', tapi saat ini masih ada satu bunga yang hilang - Penguasa Apricot Merah, bergelar Bunga Badut."
"Kami pejabat bunga punya julukan seperti ini? Penghibur, Seniman, Pelacur, Pemuas, Badut? Ini... ini..." Liu Zhenhan menggigit cerutu yang langsung terjatuh dari mulutnya, hampir mati karena kemarahan. Apa itu Lima Bunga Duniawi, lebih manis dari nyanyian! Sebenarnya bisa diringkas dalam empat kata - Pelacur Bunga!
Ini benar-benar mengkritik habis-habisan semua pejabat bunga. Baik Ailijie, Pangeran Kesembilan, maupun pejabat bunga dari pasukan Tai Bao, semua merah padam marah. Mimpi pun tak terpikir, gelar bunga yang puitis dan indah ini ternyata memiliki sebutan tak karuan seperti ini.
“Yang Mulia, para hadirin, kalian jangan sekali-kali meremehkan 'Lima Bunga Duniawi' ini! Menurut Empat Dewa Bunga, kelima bunga ini terlahir sesuai Lima Elemen. Siapa yang bisa merebut keperawanan mereka, akan mengalami lompatan pencapaian nirwana dalam energi murni dan kekuatan elemen!” Suara Putri Kelima mengguncang Tianmen: “Meski saat ini hanya ada empat bunga, tapi sudah mencakup aliran logam, kayu, air, dan api. Hanya tinggal tanah yang belum ada.”
“Jangan berisik!” Teriak kemarahan Liu Zhenhan meredakan keriuhan di sekelilingnya. Ia kembali bertanya pada Putri Kelima: “Yang Mulia, tadi terlalu bising sehingga hamba kurang jelas mendengar. Ingin memastikan, apakah maksud Yang Mulia bahwa dengan berhubungan dengan keempat bunga ini, seseorang bisa melompati tingkat dalam kekuatan elemen tertentu, artinya langsung naik satu tingkat?”
“Benar.” Putri Kelima mengangguk: “Tuan Hehuan, alias pelacur bunga, bisa meningkatkan logam; Tuan Yanghua, alias selir bunga, meningkatkan air; Tuan Begonia, alias penghibur bunga, meningkatkan kayu; Tuan Bunga Persik, alias pemain bunga, meningkatkan api; serta Tuan Apricot Merah yang belum muncul, meningkatkan tanah. Lima Bunga Duniawi ini tepat sesuai Lima Elemen: logam, kayu, air, api, tanah.”
“Jancuk neneknya.” Liu Zhenhan antara ingin tertawa dan menangis: “Ini terlalu pragmatis, terlalu merendahkan martabat! Sejak kana kultivasi kekuatan elemen harus ditempuh dengan jalan pintas konyol seperti ini?”
"Yang Mulia, sosok agung seperti Anda yang memiliki keluasan hati dan menjunjung tinggi kehormatan tentu banyak, namun orang yang mengutamakan ambisi di atas segalanya juga tidak akan pernah kurang di mana pun." Putri kelima tersenyum getir: "Saat ini, para ahli kultivasi empat aliran elemen (emas, kayu, air, api) di Benua Sutra telah berkumpul di Kota Magnolia, berusaha memperoleh bunga legendaris untuk mencapai pencapaian nirwana yang lebih tinggi. Seluruh pasukan elite Zhijinwu dikerahkan untuk mengantisipasi pertumpahan darah yang pasti akan sangat berdarah dan sengit!"
"Tuan Bunga Persik meningkatkan aliran api! Sungguh semarak bagai bunga yang merekah... Xiao Bei dan Yitiao sama-sama ahli aliran api, bukan?" Lao Liu bercanda pada dua bawahannya.
"Anda benar-benar berniat menggunakan 'Empat Bunga Debu Angin' untuk meningkatkan kekuatan elemen bawahan Anda?" Ailijie menatap tajam Lao Liu. Penyihir Feilengcui yang menguasai empat aliran elemen (emas, kayu, air, api) bisa dihitung jari, dan sang tuan tanah tidak termasuk di dalamnya. Jika Richard masih ingin merampas bunga-bunga ini, jelas itu untuk kepentingan bawahannya.
Sebagai seorang perempuan, Ratu Bunga Ailijie merasakan amarah dan penolakan yang mendalam terhadap tindakan semacam ini.
"Aku adalah Raja Bunga, tidak tahu siapa yang memberi nama aneh 'Lima Bunga Angin Debu' ini. Tapi melihat kemampuan lima bunga termasyhur ini, seharusnya mereka tidak diberi gelar menjijikkan seperti ini! Apa itu penari dan pelacur? Jancuk! Kenapa tidak bisa disebut 'Bunga Dewata Lima Unsur'? Karena aku akan minta bantuan Zhenjun, tentu tak bisa diam melihat empat pejabat bunga diperlakukan semena-mena!" Liu Zhenhan melirik Ratu Bunga: "Bos Ai, jangan berlagak gila! Juga jangan meragukan niatku."
"Kau punya catatan kriminal!" Bos Ai membongkar kepalsuan babi Lao Liu.
"Sialan anak perempuan ibumu!" Liu Zhenhan yang selama ini berlagak suci, anggun, dan ahli, akhirnya tak bisa menahan diri. Kesalahan sebanyak apapun takkan diakuinya, penyesalan hati adalah urusan lain.
"Yang Mulia, ingin kuingatkan bahwa jika hendak ke Kota Mulan bersamaku, bawalah sedikit pengawal. Dengan begitu identitasmu bisa kusamarkan." Putri Kelima mengerutkan alis: "Harap maklum, jika asal Benua Asingmu terbongkar, situasi akan rumit. Orang sini agak xenofobia..."
"Tak masalah. Lima Archmagister Aiqin dan tiga tetua naga memang kekurangan waktu, lebih baik mundur bersama pasukanku." Liu Zhenhan mengangguk: "Nasionalisme eksklusif bukan cuma di Negeri Sutra, tempat kami juga begitu, pendatang selalu jadi sorotan."
“Selain itu ada Empat Dewa Bunga... Aku khawatir Yang Mulia akan bentrok dengan mereka, mengingat Yang Mulia dan mereka sama-sama termasuk pejabat bunga.” Putri Kelima masih merasa was-was: “Kaisar Giok pasti akan mencari masalah, karena dia ingin mengandalkan 'Empat Bunga Duniawi' untuk merekrut ahli kuat dan memperbesar kekuatan. Sedangkan kemungkinan Yang Mulia bergabung dengan Hua Ting sangat kecil. Jika Yang Mulia merebut keempat bunga ini, dikhawatirkan Kaisar Giok dan Empat Dewa Bunga...”
“Aku tidak berniat meminta persetujuan mereka.” Liu Zhenhan berbicara terus terang: “Yang kukhawatirkan adalah Paduka, Putri! Jika aku membawa pergi keempat bunga ini, apakah pemerintah Tang Zang tidak akan keberatan?”
“Yang Mulia, meskipun naik satu tingkat terdengar hebat, tapi harus benar-benar dipegang ahli kuat baru bisa maksimal! Menurut perasaanku, begitu mencapai level Guru Xian Danau Ding, tingkat sebenarnya sudah tidak penting lagi, karena semua punya keahlian mematikan.” Putri Kelima tertawa terbahak-bahak: “Sebagai hadiah balasan, keempat bunga ini cukup berlevel. Tapi sebagai politikus, lebih baik kutanggapi pertanyaan Yang Mulia dengan teori sesat permaisuri tua terkenal dalam sejarah...”
“Pendapat resmi pemerintah Tang Zang adalah...” Putri Kelima mengerutkan bibir lalu tertawa: “Lebih baik diberikan ke negara sahabat daripada budak domestik!”
Liu Zhenhan tak sadar menatap seragam dinasti Qing-nya sendiri, terpana.
Bab 591 Garfield Tidak Ada di Rumah
Di perbukitan berkelok seperti naga tidur, sebuah istana megah berkilauan emas berdiri menjulang di tengah lautan pohon laurel bulan. Di tangga giok yang menanjak ke langit, genteng kaca patri hijau dan patung tembaga naga penjaga puncak istana memancarkan cahaya klasik yang menenangkan.
Sesekali burung terbang melintas di langit biru, meninggalkan rangkaian suara burung tekukur.
Jeram sunyi dan air terjun gemericik menyatu membentuk dua kolam jernih, saling memandang bagai kekasih di depan gerbang giok; tunas teratai merah muda dan bunga narcissus segar menghiasi permukaan air. Pada ukiran tembok pagar batu, mata air hidup menyemburkan pilar-pilar air yang berhamburan, menciptakan pelangi indah di atas kelopak bunga.
Yitiao dan Bai Suqing berdiri berdampingan di jalan setapak berbatu yang membelah rimbunnya pepohonan plum tua, mengintai istana surgawi ini.
Sinar matahari temaram menembus celah-celah dahan plum, menorehkan bayangan bercak-bercak di wajah tampan Bai Suqing. Sulur hijau daun sirih bagai tangan penuh rindu menyentuh ujung gaunnya, sementara kabut tipis bagai tirai menari-nari di sekitar kerah bajunya.
"Bermewah-mewah palsu adalah kekasaran terbesar!" Yitiao menggenggam erat tangan sang pujaan hati, melambai-lambaikan tangan seperti negarawan agung yang sedang memberi komando.
Inilah penilaiannya terhadap pemandangan surgawi ini.
Di samping pasangan Mandarin Duck kecil ini terdapat sebuah prasasti batu giok. Prasasti ini ditopang oleh makhluk batu raksasa kuno bertempurung kura-kura penuh retakan, lumut kelabu menutupi tubuhnya. Tertulis tujuh karakter: Tujuh Pembunuhan.
Pengunjung yang nekat menerobos gunung—Bunuh!
Pengunjung yang tidak melepas pedang—Bunuh!
Pengunjung yang bertingkah mesum—Bunuh!
Pengunjung yang menyebarkan takhayul—Bunuh!
Pengunjung yang berniat jahat—Bunuh!
Pengunjung yang menghina Dewi—Bunuh!
Pengunjung yang berani mengkritik Kaisar Giok—Bunuh!
"Bunuh ibumu!" Yitiao mencabut pedang panjangnya, gemerisik menambahkan satu larangan baru di prasasti Tujuh Pembunuhan——Dilarang Buang Air Sembarangan di Area Ini.
Inilah Gunung Awan Kabut. Markas besar Hua Ting.
Setelah pertemuan dua raksasa Kota Helu, sang bos pergi berburu ke Kota Mulan. Sementara Yitiao menghabiskan satu hari dua malam terbang ke Gunung Awan Kabut, memasang Formasi Teleportasi Sihir Logam Ajaib, memindahkan seluruh Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui dan ahli bantuan luar yang telah menunggu.
Ini adalah misi rahasia yang diam-diam diinstruksikan bos melalui Penyampaian Suara Rahasia saat berpisah di Kota Helu, dengan kode operasi "Garfield Tidak di Rumah".
Satu-satunya tugas Pasukan Pengawal Istana Musim Panas adalah merebut Hua Ting ini, dengan segala cara dan dalam waktu sesingkat mungkin.
Kesampingkan masalah kebenaran dan kejahatan. Jarak antara tentara reguler dengan preman dunia, benar-benar terlihat jelas dalam pertempuran penaklukan benteng kali ini.
Reaksi Hua Ting terlalu Kelambanan. Mungkin karena terlalu lama menikmati kedamaian, atau tidak menyangka ada yang berani mencabut kumis harimau, atau mungkin terpana oleh jumlah pasukan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui. Setelah seluruh Pasukan Pengawal Istana Musim Panas menjawab pertanyaan dengan Senyap, pasukan penjaga Hua Ting justru mundur dari posisi strategis yang menguasai medan saat dihadapkan pada langkah maju Pasukan Pengawal Istana Musim Panas, lalu mundur ke aula utama dan berlindung di balik tembok tinggi tebal—mereka memilih bertahan alih-alih menerobos kepungan!
Harus diakui, Gunung Awan Kabut tempat Hua Ting berlokasi memang memiliki pemandangan indah bak negeri dongeng. Namun karena terlalu mengejar estetika, tidak ada menara panah, benteng pertahanan, maupun struktur tembok kota di istana mereka.
Tanpa bangunan militer bernuansa kekuatan ini, keindahan pemandangan hanyalah seperti tirai jendela dari kertas tipis.
Di hadapan lima Archmagister, Yitiao, Ksatria Naga Emas, dan tiga tokoh senior bangsa naga, empat ahli kuat Jalan Tertinggi dari pasukan penjaga Hua Ting terpaksa mundur ke aula utama. Meski belum terjadi kontak fisik, para ahli Hua Ting bisa merasakan kekuatan lawan—kali ini Feilengcui tidak hanya punya sekutu kuat, tapi juga mengerahkan tiga pasukan cadangan utama: Raksasa Typhoon, Raksasa Hijau, dan Raksasa Berkaki Lumpur, menciptakan daya gentar yang sangat mumpuni.
Yitiao bukanlah komandan dalam penyerangan kali ini. Yang bertanggung jawab memimpin adalah Kepala Staf Istana Musim Panas Robert Baggio. Seorang pria tampan suku Wolff yang suka mengikat rambutnya menjadi kuda poni.
Bairen adalah garis keturunan langka dalam ras manusia serigala Wolff. Mereka diakui sepakat sebagai orang bijak di seluruh Bimon. Dalam struktur pasukan Bimon, selain menjabat sebagai Pendeta Salamander, identitas lain Bairen adalah penasihat strategi militer.
Karena fisik yang lemah, setiap Bairen sejak kecil tidak belajar cara menggunakan pedang perang atau lempar jaring, melainkan menganalisis topografi melalui maket perang dan menilai keuntungan medan tempur. Meski Robby berasal dari perwira junior, ini tidak menghalanginya mengoordinasikan pertempuran dan menyusun taktik. Sebenarnya Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui pun tidak memerlukan banyak perencanaan taktis - dengan Biaqiao 3000 Kotak Tulang, koordinasi formasi dan penyesuaian titik serangan bisa dilakukan secara real-time. Setiap prajurit telah menghafal tugas masing-masing jenis pasukan. Yang perlu Robby lakukan hanyalah menyusun lapisan serangan yang jelas.
Hal yang bahkan Liu Zhenhan bisa lakukan ini, bagaimana mungkin Robby yang cerdas tidak mampu?
Bai Suqing menyaksikan seluruh proses penyerangan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas dengan tubuh basah kuyup oleh keringat harum, masih terengah-engah bahkan setelah pertempuran usai.
Ketika genderang perang yang mengguncang langit berubah menjadi notasi terakhir yang diam, Komandan Robby pertama-tama mengeluarkan kartu kristal Di Wei, memasang kristal sihir, lalu memutar rekaman Di Wei pertempuran paling kejam dalam sejarah Feilengcui - "Pertempuran Kota Kuno Huye".
Ini adalah cara mobilisasi pra-perang Feilengcui, menggunakan kekalahan tragis untuk memicu ambisi kemenangan dan hasrat membantai para prajurit.
Hua Ting baru menyadari ketika sudah dipojokkan sampai tahap ini, bahwa pasukan kuat yang senyap dan aneh ini benar-benar serius ingin berperang dengan mereka! Meski telah melancarkan mobilisasi pertahanan, mereka masih menyimpan secercah harapan untuk menyelesaikan permusuhan melalui cara-cara dunia dengan saling mengumumkan julukan - mana mereka tahu Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui sama sekali tidak berniat memberitahu identitas mereka.
Trik pertama Robby langsung jahat, memaksa lawan masuk ke jalan buntu yang harus diselesaikan dengan pisau komando.
Dua Archmagister Ventola dan Stefano langsung membuka topik, menaburkan wewangian ritual sambil melantunkan mantra, bersiap memanggil dua sihir besar tingkat master - "Air Terjun Tekanan Berat Karyana" dan "Nyanyian Api Kasus". Kedua sihir ini hanya selangkah lagi dari kekuatan wilayah, hanya jangkauan radiasinya belum luas. Sekali lagi bersifat tetap, tak bisa dikendalikan sesuai keinginan penyihir.
Di tangan Master Ventola terdapat tongkat sihir dengan desain elegan berwarna hitam pekat. Kabut lembab yang menyentuh area sekitar tongkat sihir ini segera berubah menjadi pelangi yang jelas—jelas terlihat ini adalah tongkat sihir logam spesial yang dilapisi "Air Raksa Magis Okalira".
Sebagai salah satu dari empat logam magis spesial, satu-satunya fungsi "Air Raksa Magis Okalira" adalah melakukan amplifikasi ganda pada kekuatan sihir elemen air, termasuk mantra terlarang sekalipun.
Sejak Liu Zhenhan mendapatkan lencana tuan tanah wilayah Naga Pelangi, benda itu langsung diserahkan ke Raksasa Tifon oleh Xiao Ai untuk dilebur. Logam lencana tersebut kemudian dilapisi menjadi sepuluh tongkat sihir, dan Master Ventola memanfaatkan kesempatan ini untuk meminjam satu tongkat.
Master Stefano tidak memiliki tongkat sihir spesial dari logam magis api "Tembaga Magis Bluenelgern". Tongkat sihir Xiao Bei yang dipasang lima inti kristal naga api terlihat seperti durian raksasa, terlalu berat untuk digenggam Master Stefano yang sudah tua dan lemah.
Namun Master tetap meminjam sementara sebuah ikat pinggang dari murid utama. Sabuk ini dijahit dari kulit sayap Flame Demon bersayap enam yang paling mahal, mampu mengamplifikasi 10% kekuatan api. Pada sabuk tersebut tertanam lima buah Mutiara Naga Hitam Neraka, satu buah "Mutiara Ular Delapan Kati", satu buah "Mutiara Hydra Berkelok-kelok", satu buah "Mutiara Kura-kura Api Hijau" dan deretan "Hati Bulu Darah".
Master Stefano memberi nama profesional untuk sabuk tak bernama ini - "Sabuk Rumah Tua", maksudnya jika sabuk ini mulai membakar api di tangannya, pasti tidak akan bisa diselamatkan.
Tak ada yang meragukan kebenaran pernyataan ini.
Yang lebih mengerikan, ketika sihir elemen air dan elemen api terkena secara bersamaan, akan terjadi ledakan berantai yang sangat dahsyat.
Melihat kekuatan dan perlengkapan dua Archmagister Aiqin ini, konsekuensinya pasti sangat serius jika dua mantra tingkat master ini dilepaskan.
Saat mantra besar mulai diucapkan, irama elemen di ruang sekitar akan langsung bereaksi keras. Perubahan pasang surut yang begitu ekstrem ini bahkan bisa dirasakan prajurit rendahan sekalipun sebagai tanda bahaya besar sebelum bencana datang.
Pasukan yang tinggal di Hua Ting juga jelas merasakannya.
Sebagai pihak bertahan, membiarkan mantra besar musuh berkobar di wilayahku sama saja dengan menempatkan diri dalam posisi seperti ikan di atas talenan!
Pada saat ini satu-satunya cara adalah melancarkan serangan balik!
Penyihir sama sekali tidak boleh terganggu konsentrasinya saat melepaskan sihir besar, dengan kata lain, pada saat ini penyihir menjadi target paling rentan yang membutuhkan perlindungan; semakin kuat sihirnya, semakin lama waktu pengucapan mantranya. Meskipun mantra tingkat Archmagister tidak akan seperti ketika Raja Horor melepaskan "Sihir Penenggelam Daratan" yang membutuhkan pembacaan mantra sepanjang kamus dan waktu berjam-jam untuk menyelesaikannya, namun secara normal, sebuah mantra besar tingkat Archmagister tetap membutuhkan waktu pengucapan sekitar sepuluh menit.
Dalam periode waktu ini, bahkan jika hanya mengalami cedera ringan sekecil apapun, penyihir sekuat apapun pasti akan tewas.
Jika dua pasukan reguler bertempur, sangat jarang melihat situasi yang begitu sombong seperti ini.
Bahkan jika pihak A memiliki seorang Santo sementara pihak B hanya memiliki seorang Archmagister, bukan berarti Santo bisa dengan seenaknya melepaskan mantra besar dan mantra terlarang untuk menindas Archmagister - Santo yang sedang mengucapkan mantra juga sama seperti melakukan pengebirian mental dan fisik. Jika kekuatan perlindungan gagal mencegah serangan balik Archmagister lawan selama periode pengucapan mantra, maka nasib Santo pasti akan berakhir dengan kematian.
Robby menggunakan taktik khas yang mengandalkan kekuatan besar, terang-terangan mempersiapkan diri untuk menindas lawan. Intinya, dia sedang berlaku bajingan—Jika kau tidak memanfaatkan kesempatan untuk memburu Archmagisterku yang kehilangan kemampuan bertahan, aku akan menghadiahkanmu mantra besar. Jika kau mencoba mengalihkan perhatian Archmagisterku dengan serangan balasan hingga menyebabkan pembalikan elemen, pasukan ahli Jalan Tertinggiku siap menghajarmu.
Terpaksa, pasukan yang tersisa di Hua Ting melancarkan serangan bunuh diri. Meledakkan inti energi (neidan) juga membutuhkan waktu persiapan. Siapa tahu apakah istana masih akan menyisakan tiga batang tiang setelah persiapan selesai. Salah satu langkah, seluruh strategi berantakan. Terlalu sulit mengejar ketertinggalan waktu.
Hampir bersamaan, para ahli Hua Ting menerjang ke langit di luar istana untuk menghadang dua Archmagister yang sedang mengucapkan mantra. Seluruh ahli Jalan Tertinggi Feilengcui dan pasukan khimera udara menyambut mereka, masing-masing mencubit target yang telah ditentukan.
Dari awal sampai akhir, Feilengcui bahkan tidak memberi peringatan sebelum langsung bertarung mati-matian.
Yang dilakukan Bai Suqing saat itu adalah menutup mata secara refleks, seakan terkejut oleh kilat yang menembus langit.
Ia tak bisa tidak menutup mata. Anak panah berbulu yang padat bagai gerombolan belalang hitam pekat menutupi sinar matahari, menyebarkan bayangan besar.
Ini juga pertama kalinya ia menyaksikan pertarungan sihir besar dengan skala begitu dahsyat!
Dibandingkan perselisihan dunia yang seperti aliran kecil yang tenang, pertarungan mantra yang meletus saat ini bagaikan banjir bandang menyapu bumi, menghancurkan segalanya dalam sekejap ribuan li!
Tak ada waktu untuk bereaksi, aliran mantra yang membentang di langit dan tanah telah menenggelamkan semua suara di antara langit dan bumi.
"Panah Air transformasi air mata" yang dimainkan Pendeta Istana Musim Panas dengan kecapi tujuh senar mutiara, merupakan serangan mantra paling spektakuler.
"Panah Air" adalah pisau air yang bisa berubah wujud bebas, bentuk luarnya sepenuhnya bergantung pada keinginan sang Pendeta. Maka pendeta muda yang arogan membentuk panah air menjadi naga terbang, harimau garang, dan elang emas; pendeta muda yang kalem membentuknya menjadi kelopak terbang, selendang wangi, dan burung duri; sementara pendeta jahat membentuknya menjadi siluman, prajurit tulang, dan zombie.
Mereka menjadikan langit sebagai palet lukisan mereka, mencoret-coret sesuka hati.
Rooney yang mengalahkan bos di Olimpiade Pendeta, bersama Max yang namanya membuat bos merinding, dua pendeta muda paling nakal ini: satu membentuk panah airnya menjadi wanita jalang berpayudara besar dan pinggul montok, satunya lagi menjadi Suanni bermata api, saling kejar-mengejar di udara.
“Panah Air transformasi air mata” memiliki daya penghancur setara mantra tinggi. Mempertahankan serangan bilah suara seperti ini membutuhkan Kekuatan Nyanyian yang hampir sama besar dengan melepaskan Lingkaran Jahat. Bagi para pendeta Istana Musim Panas di masa lalu, ini pasti tak bisa kuasai. Tapi kini para pendeta Istana Musim Panas yang memiliki tingkat Imam Tongkat menengah bisa dengan mudah melepaskan dua kali "Panah Air transformasi air mata", meski tiga kali serangan bilah suara masih di luar jangkauan.
Sekali tembak, ratusan "Panah Air transformasi air mata" melesat serempak. Kemewahan pemandangan ini bagai hujan meteor Leo membelah gemintang malam, kecantikan mempesona yang membuat napas tertahan.
Di tengah beragam pola elemen air yang indah, pertarungan sengit di medan tempur ini tiba-tiba diselipi sentuhan kelembutan dan kehangatan. Seolah para pendeta bukan sedang memanen nyawa, melainkan menggelar pameran seni Naga Pasir.
Tapi kristal seni yang indah ini akhirnya membuktikan wajah mengerinya di balik cadar kelembutan, melalui panorama mayat berhamburan yang merah menyala.
Jika "Panah Air transformasi air mata" adalah yang paling artistik, maka "Gelombang Pulsa Gravitasi" yang ditembakkan dari pohon jeruk bali sihir milik pendeta hanya bisa digambarkan sebagai mengerikan. Sihir ini tipikal mantra formasi perang - kurang efektif pada ahli, tapi daya penghancurnya luar biasa terhadap orang biasa.
Apapun target yang terkena "Gelombang Pulsa Gravitasi", setelah bola perak berkedip, berbagai benda acak akan berbenturan seperti meteor menghantam bumi dengan pusat di lokasi target.
Serangan magis Raksasa Typhoon, Raksasa Hijau dan Raksasa Berkaki Lumpur sebenarnya fokus pada serangan tunggal. Namun mengikuti gaya magis khas garis keturunan Titan, baik itu "batu meteor api", "tali rotan Shaman", maupun "lembing logam" - semuanya memiliki skala besar dan aura yang menggentarkan.
Pendeta bermain seni, raksasa bermain aura, Pasukan Sihir bermain profesionalisme.
Mereka tidak seperti Pendeta dan raksasa yang mudah panik lalu menembak bayangan semata; Lebih-lebih tidak berkerumun ramai-ramai memberi porsi serangan acak layaknya ikut campur dalam konflik pihak lain. Tindakan Pendeta yang melepaskan gelombang pisau suara lalu bermain kecapi tujuh senar mutiara berjam-jam sebelum melepas gelombang berikutnya, adalah kesalahan tak termaafkan bagi Pasukan Sihir. Sedangkan gaya raksasa yang mengandalkan kecepatan mantra instan untuk menebar serangan acak, di mata Pasukan Sihir hanyalah kekacauan sihir - tanpa level disiplin, bahkan mantra instan kelompok pun akan memiliki celah mematikan yang tak bisa diabaikan.
Formasi Pasukan Ajaib menentukan bahwa setiap anggota memiliki area koordinat tetap yang dikelola, dengan sistem pertahanan beton dan serangan berantai yang dipimpin formasi ini. Keunggulan utamanya adalah tidak menyia-nyiakan satu pun sihir.
Dalam situasi lawan melancarkan serangan balik, memberi sedikit ruang agar lawan bisa membentangkan formasi adalah tindakan bijak. Memaksa lawan berkubang bertahan mati-matian hanya akan membuat perluasan kemenangan menjadi omong kosong.
Di Gunung Awan Kabut tempat Hua Ting berada, tidak ada "Formasi Pertahanan Lima Elemen". Hanya ada perisai barrier besar berwarna awan kabut yang sangat tersembunyi. Belajar dari pelajaran "Lishan Men" sebelumnya, ahli hukum sihir kali ini menggunakan "Debu Penampak Kerajaan" - peralatan magis yang bisa membongkar semua penyamaran elemen. Dengan serangan magis pengujian super halus yang diaktifkan melalui resonansi magnet, alat ini hanya berfungsi untuk memvisualkan target tanpa kemampuan merusak.
Dengan bantuan alat ini, para ahli hukum telah mengungkap barrier besar lawan sejak dini dan menghitung Titik Buta Hooke sebelum waktunya. Saat pertempuran dimulai, Pasukan Ajaib dengan mudah menghancurkan barrier besar tersebut menggunakan "Penetrasi Titik Presisi" di bawah panduan penanda koordinat.
Runtuhnya prematur perisai barrier besar ini membuat serangan balik Hua Ting benar-benar kacau balau.
Ahli di mana pun jumlahnya terbatas, sebagian besar prajurit Hua Ting juga memerlukan perlindungan formasi pertahanan besar untuk punya waktu menyusun formasi dan formasi bertingkat; sejak serangan pisau suara para pendeta dan hantaman magis gila-gilaan raksasa melanda, kerumunan orang yang berbondong-bondong keluar dari pintu kuil dihantam tembakan pembuka ini, menyemburkan genangan darah setinggi setengah ren. Angin gunung menerbangkannya seperti hujan rintik-rintik yang menciprati dinding kuil dan tangga giok.
Pendeta dan raksasa tingkat amatir bagaikan pengantin pria yang baru masuk kamar pengantin, gelombang serangan pertama mereka sangat ganas. Tapi setelah hujan serangan bertubi-tubi, muncul masa jeda. Saat anggota Hua Ting yang terus berdatangan menginjak mayat rekan mereka untuk keluar, Pasukan Ajaib mulai unjuk gigi.
Jika serangan terkoordinasi para pendeta dan raksasa sebelumnya ibarat tongkat raksasa yang menusuk pintu jerami, maka tembakan massal rendah pertama Pasukan Ajaib yang meluncur setelah lawan membuka kuda-kuda, benar-benar seperti arit Dewa Maut!
Orang awam yang menyaksikan tembakan massal rendah Pasukan Ajaib pasti akan terpukau. Baik "Pilar Petir", "Pisau Salju Lima Sisi", berbagai kelopak terbang, "Panah Air Air Terjun", Tongkat Augustus Ogus, maupun Intan Guntur—lebih dari seratus jenis sihir dengan bentuk berbeda-beda menyatu menjadi busur bulan sabit yang rapi, benar-benar menyerupai pisau melengkung bulan purnama yang menyapu membentuk bidang potong horizontal, melesat rendah lalu melambung, mengukir parabola indah yang bergoyang-goyang!
Di hadapan pisau sihir ini, terbentang darah yang membentang seperti kipas merah.
Pasukan Ajaib juga memiliki angkatan udara. Baik putri duyung air tawar yang terbang ke langit menggunakan "kerang elemen" hasil evolusi pertama dari "Bidang Perlindungan dual cultivation Narcissus", maupun petugas bunga kupu-kupu - mereka yang berada di posisi tinggi ini secara bersamaan melepaskan pisau sihir lainnya.
Dua pisau sihir ini membentuk sudut 45 derajat standar, melakukan intersepsi tiga dimensi. Namun yang paling mematikan adalah kontinuitas serangan Pasukan Ajaib. Ketika orang-orang dunia yang belum pernah menyaksikan pertempuran legiun penyihir formal melihat pisau melengkung sihir silih berganti menyilang membentuk pola seperti papan catur, terus-menerus menerobos udara - rasa gentar dan putus asa akan teramplifikasi hingga puncaknya.
Serangan Pasukan Ajaib menggunakan lintasan rendah yang relatif terkonsentrasi, berusaha menghujani lawan dengan serangan campuran ala koktail. Metode ini tampak biasa, namun daya penghancurnya baru terlihat jelas: lintasan rendah merupakan jenis serangan magis paling sulit diintervensi. Menganut prinsip Kapten dalam mengejar sudut serangan, seluruh Pasukan Ajaib Istana Musim Panas telah menguasai teknik lengkungan pada tingkat tertentu. Kerja sama sudut sempit ala koktail ini juga bisa memanfaatkan ledakan silang elemen berbeda untuk mempercepat keruntuhan perisai magis musuh atau menciptakan efek percikan mematikan.
Jadi adegan yang sangat menarik pun tercipta. Di satu sisi, bilur suara para pendeta dan sihir raksasa menyapu bersih pasukan musuh, dengan level sihir yang tidak rendah. Namun banyaknya pemborosan akibat serangan berulang yang tidak perlu, membuat angka korban mereka jauh lebih sedikit dibanding Pasukan Ajaib — ini baru sekedar pemanasan bagi Pasukan Ajaib. Beberapa ahli tingkat pemandu termasuk kapten yang mengawasi langit, sama sekali tidak memperhatikan medan darat!
Keunggulan formasi dan mantra instan memungkinkan Pasukan Ajaib melancarkan gelombang serangan yang semakin cepat pada momen-momen tertentu. Begitu lawan yang sudah terjerat hidungnya gagal merespons ritme serangan, celah mematikan akan muncul dan keseimbangan pertahanan pun runtuh — skenario seperti ini hanya terjadi dalam pertarungan jujur. Serangan balik Hua Ting justru penuh celah, sama sekali tidak memiliki keseimbangan pertahanan. Setiap orang yang berlarian keluar dari aula utama dihujani sihir dan anak panah berbulu hingga linglung. Di antara mereka ada banyak petarung handal dengan kekuatan tempur individu yang luar biasa, namun kurang visi keseluruhan. Ada yang memilih menerjang ke depan, terbang ke langit, atau tercerai-berai ke segala penjuru, bagai burung-burung yang berpencar dalam panorama dramatis.
Sesuai dengan pelatihan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui, baik ketika menghadapi serangan mendadak maupun menerobos garis depan, apapun jumlah korban, formasi tidak boleh kacau. Dalam 15 detik harus bergerak maju ke lokasi yang cukup untuk mengembangkan tekanan daya tembak, dalam 30 detik harus melancarkan serangan balik resmi - ada tiga keharusan di sini: Harus dilakukan sekaligus, harus saling bergantian tanpa henti, dan harus fokus pada satu target tetap.
Serangan balik Hua Ting sama sekali tidak memenuhi ketiga persyaratan ini. Yang paling fatal adalah mereka tidak memiliki mentalitas stabil untuk mengorbankan korban jiwa guna memperoleh waktu membangun formasi yang maju stabil. Satu-satunya taktik yang masih bisa dianggap memiliki pemikiran adalah, sebelum berbondong-bondong keluar, ada orang pintar di Hua Ting yang lebih dulu melepaskan kabut tebal di depan gerbang aula untuk mengganggu pandangan dan menutupi pergerakan pasukan mereka.
Justru karena alasan inilah sebagian ahli Hua Ting berhasil membuka Shuiditian dengan melemparkan batu.
Namun sayangnya, para ahli yang selamat dari serangan bertubi-tubi ini justru tidak memilih untuk berkumpul dan menyatukan kekuatan seperti kepalan tinju. Sebaliknya, mereka membentuk kelompok kecil 3-5 orang per kelompok, membangun tim tempur kecil untuk saling melindungi, dan malah berusaha menerobos untuk membunuh dua Archmagister yang sedang mengucapkan mantra.
Terlihat jelas ini adalah metode tempur andalan mereka. Kerja sama yang mulus dan performa yang mengesankan, namun formasi yang dibutuhkan untuk pertempuran skala besar sama sekali berbeda dengan konflik skala kecil. Sungguh tidak masuk akal menggunakan kombinasi ala tentara bayaran seperti ini untuk menghadapi pasukan besar.
Monster berwujud manusia manapun tidak bisa mengabaikan daya penghancur ballista, sedangkan jarak tembus panah resmi Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui persis setara dengan ballista. Fitur tersembunyi ini akan membuat banyak orang mati sia-sia, hari ini bukan awal dan juga tidak akan berakhir di masa depan.
Panah resmi Istana Musim Panas bahkan sedikit lebih mematikan daripada ballista, karena pemanah Istana Musim Panas menggunakan anak panah Adamantium.
Bahkan tanpa formasi magis armor-piercing yang terukir, daya potong senjata Adamantium tetap membuat Naga mengernyitkan kening.
Pasukan Pengawal Istana Musim Panas memiliki struktur pemanah yang mendekati tiga resimen, ini merupakan jenis pasukan terbesar sekaligus angka yang sangat menakutkan.
Dalam 300 yard, semua tubuh yang terkena tembakan langsung Penjaga Utama sama sekali bukan seperti orang-orangan sawah penuh panah dalam imajinasi tradisional. Anak panah berbulu Adamantium yang tajam langsung menembus daging, meninggalkan pola siluet manusia dari anak panah berdarah di tembok, pohon, dan pilar istana.
Robby sebagai staf tidak lupa mencatat kelemahan Penjaga Utama dalam pertempuran ini di memo medan perang - kemampuan pertarungan jarak dekat. Daya tembus anak panah berbulu cukup, tapi daya henti kurang. Disarankan memodifikasi mata panah menjadi berbentuk kepala bergaya Ksatria Suci.
Yitiao merupakan yang paling sentimental dalam pertempuran ini karena harus berhadapan dengan sesama spesies sejati - dua ekor Bangau Api Burangsha.
Bab 592: Cinta yang Sulit Dipahami
Seperti pepatah "pangkat lebih tinggi mematikan", level Bangau Api Burangsha juga demikian - selisih satu tingkat bagai langit dan bumi.
Jika "Pencapaian Nirwana" Yitiao diibaratkan sebagai Kaisar di dunia manusia, maka dua Bangau Api yang belum bisa berubah wujud manusia adalah Perdana Menteri. Meski sama-sama memandang rendah dunia, perbedaan tetaplah perbedaan, kelemahan tetaplah kelemahan.
Tapi harus diakui sebuah fakta - apapun profesinya maupun rasnya, tingkat hanyalah ciri eksternal, sama seperti wajah dan karakter, hanyalah atribut lahiriah.
Level tinggi membuktikan bakat istimewa, ketekunan kultivasi, dan kualifikasi baik, tetapi tidak bisa menjamin kemenangan dalam pertarungan.
Banyak contoh kemenangan pihak lemah atas yang kuat di dunia ini telah membuktikan: pihak inferior belum tentu kalah saat menghadapi ahli kuat.
Teknik luar biasa, ketajaman membaca momen kritis, ditambah sedikit keberuntungan, memiliki kekuatan penentu mutlak dalam pertempuran.
Dalam darah setiap Bangau Api Burangsha mengalir warisan teknik bertarung, bakat bawaan sejak lahir. Baik Yitiao maupun dua Bangau Api Hua Ting tak kekurangan kemampuan ini. Dalam kondisi normal, dua Bangau Api biasa sekalipun takkan kalah terlalu cepat melawan Bangau Api bangsawan, bahkan jika kalah pun harus memberikan perlawanan berarti.
Tapi dua Bangau Api Hua Ting hari ini sama sekali tak punya kesempatan itu. Mereka punya keberanian, tapi kemampuan mereka terlalu rendah!
Di tangan Yitiao yang kebal api, dua Bangau Api Hua Ting hanya bertahan satu jurus sebelum kalah.
Sementara dua makhluk penjaga gunung lainnya dari Hua Ting, seekor dan seekor yang sudah bisa berubah wujud manusia, juga hampir kalah pada saat bersamaan!
Hanya bergantung pada ahli kuat Jalan Tertinggi Feilengcui yang jumlahnya hampir tiga kali lipat dari lawan, mustahil bisa mengalahkan lawan secepat ini!
Alasan pertempuran bisa berakhir secepat ini sepenuhnya berkat kekuatan tempur gabungan dari berbagai jenis pasukan!
Empat makhluk penjaga gunung Hua Ting tidak kalah oleh siapa pun - mereka kalah dari Shenjian Zheqin.
Dalam kondisi normal, panah Shenjian Zheqin paling hanya bisa menembus pertahanan empat makhluk ilahi. Tapi hari ini, panah armor-piercing sihir yang dikembangkan manusia Aiqin dengan keunggulan alkimia telah menciptakan terobosan lintas zaman. Kehadiran panah sihir ini meruntuhkan mitos tubuh emas tak terkalahkan Naga Aigean, menjadikan Membunuh Naga sebagai fakta yang secara teori bisa direalisasikan.
"Pemanah adalah momok semua jenis pasukan!" Deklarasi heroik ini bukan sekadar lelucon kosong!
Saat empat makhluk penjaga gunung Hua Ting terkekang oleh para ahli Pasukan Ajaib, empat bangsa naga, lima Archmagister, dan Yitiao, gerak mereka yang terbatas membuat mereka menjadi target jelas bagi Shenjian Zheqin.
Target disebut target karena tidak bisa melawan.
Menghadapi sasaran seperti ini, Shenjian Zheqin hanya butuh satu anak panah untuk menentukan arah kemenangan. Sesederhana itu.
Mantra besar tingkat master dari Master Ventola dan Master Stefano sama sekali tidak digunakan, ini juga merupakan sebuah perangkap.
Alasan kedua master melakukan hal ini hanyalah untuk mengancam lawan, memaksa Hua Ting segera melancarkan serangan balik agar masuk ke dalam jebakan yang telah dipersiapkan Feilengcui sebelumnya.
Sejak kemunculan empat makhluk ilahi penjaga gunung Hua Ting, dua mantra besar tingkat master langsung menghilang. Digantikan oleh mantra serangan tunggal dua Archmagister yang langsung menyasar empat makhluk ilahi penjaga gunung Hua Ting, bukan istana megah nan luas.
Bagi penyihir mana pun, sekali pengucapan mantra mulai stabil dan memicu reaksi berantai elemen ruang, sama sekali tidak boleh dihentikan paksa. Jika tidak, akan memicu pembalikan elemen mengerikan. Bahkan Santo pun tidak bisa terkecuali.
Di masa lalu, kedua Archmagister ini hanya bisa terus melanjutkan nyanyian sihir. Meski pedang sudah menempel di tenggorokan, tetap harus nekat menyelesaikan sihir ini.
Tapi hari ini berbeda, karena di Pasukan Istana Musim Panas terdapat Elf Xifu.
Apa artinya penghentian aman pengucapan mantra penyihir oleh konduktor elemen?
Masih terlalu mudah!
Tongkat komando Elf Xifu Tingkat Tinggi bahkan mampu mengeluarkan mantra menakutkan "Ambil Bunga Saat Bisa Dipetik" - ini adalah ritual pemberdayaan yang oleh penyihir manusia disebut "Pemutusan Suara", begitu dilepaskan, penyihir yang terkena ritual ini bisa mengabaikan bagian akhir skala nada mantra saat melantunkan, langsung melepaskan sihir lengkap secara prematur!
Meski Elf Xifu tidak memiliki kekuatan serangan, kemampuan khusus mereka justru lebih mengerikan daripada kekuatan tempur!
Penyihir mana pun yang bekerja sama dengan peri bunga bukanlah penyihir biasa, begitu pula Archmagister yang didukung Kepala Suku Xifu tentu bukan Archmagister konvensional.
Kehebatan Elf Xifu mana mungkin hanya terwujud pada tingkat sempit ini?
Penghalang pelemahan sihir yang mereka pasang di depan Istana Hua Ting, lapis demi lapis mengurangi serangan balik sihir pasukan penjaga, membuat Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui yang sudah memiliki kekebalan sihir menengah bisa tidur nyenyak - di manapun, kekuatan sihir tingkat menengah selalu menempati 80% porsi besar. Setelah disaring lapisan penghalang pelemahan Elf Xifu, bahkan mantra tinggi pun turun menjadi sihir menengah.
Untuk Tingkat Super sudah ada yang menanganinya, janganlah prajurit rendahan yang mengkhawatirkannya.
Medan perang yang berubah sekejap mata tidak menyisakan waktu bagi Hua Ting untuk berpikir atau terkejut. Hujan anak panah berbulu menenggelamkan setiap ekspresi ketakutan, keterkejutan, atau keraguan di wajah mereka, sekaligus mengubur selamanya pertanyaan mereka mengapa serangan itu gagal.
Seluruh Hua Ting akhirnya hanya menyisakan dua ekor Bangau Api Burangsha yang berhasil meloloskan diri.
Bagaimanapun mereka adalah Bangau Api, memiliki ketahanan racun yang luar biasa dan teknik penerbangan mumpuni.
Seperti Yitiao di masa lalu yang tak terluka oleh racun panah armor-piercing, mereka pun takkan tumbang oleh panah sihir semacam ini.
Hanya pertarungan tangan kosong yang mayat berhamburan dan sihir Aiqin yang kuat yang bisa melukai mereka.
Yitiao membiarkan kedua bangau api itu lolos hanya karena pertimbangan sesama spesies. Seandainya tidak, mustahil mereka bisa kabur.
Saat khimera Landak dan infantri berat mulai bergerak masuk ke dalam istana untuk membersihkan sisa-sisa perlawanan, operasi penyerangan benteng pertahanan ini pun resmi berakhir dengan sukses.
Bai Suqing yang menyaksikan seluruh proses penyerangan Istana Musim Panas ini terdiam membeku. Dingin yang menusuk merambat perlahan dari relung hatinya hingga ke ujung kaki.
Hanya dengan anak panah berbulu, angkatan udara, dan sihir - tanpa peralatan penyerangan khusus lainnya - Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui ternyata mampu menghancurkan guild makhluk ilahi terkemuka di Benua Sutra, Hua Ting yang perkasa, hanya dalam setengah shichen!
“Tiga ribu lebih monster berwujud manusia ditambah empat Tingkat Super, akhirnya hanya dua Bangau Api yang berhasil lolos!”
Bai Suqing benar-benar tak bisa membayangkan jenis ahli kuat seperti apa yang telah diikuti auroranya selama bertahun-tahun ini.
“Memikirkan apa?” Yitiao memandang sang pujaan hatinya dengan tatapan penuh keheranan.
Keraguan Bai Suqing sama sekali tak ada dalam pikiran Yitiao. Bahkan tak terpikir olehnya bahwa kumpulan elite seluruh Benua Aigean bisa kewalahan menghadapi organisasi kacangan seperti Hua Ting.
“Aurora... dirimu yang sekarang... telah berubah...” Bai Suqing merasakan dingin yang menjalar dari jantungnya hingga ke sumsum tulang. Tatapannya gemetar selaras dengan tubuhnya: “Kau berubah sampai aku mulai tak mengenalimu lagi.”
Yitiao tertegun.
Angin kencang berhembus, menyapu kabut tipis di pegunungan dengan garang, membawa bau mesiu dan darah, melesat liar di atas awan melayang.
“Apa maksudmu?” Yitiao sudah menebak apa yang ingin dikatakan Bai Suqing.
Tapi dia telah belajar pura-pura bodoh, trik andalan yang dipelajarinya dari sang bos.
Bai Suqing menggigit bibirnya, lalu menjulurkan jari mungilnya menunjuk ke arah alun-alun pualam di depan istana.
Di alun-alun yang luas, darah dan anak panah berbulu bertebaran di mana-mana. Pohon-pohon kamper dipenuhi atau dikelilingi mayat-mayat bergantung dan tergeletak secara rapat. Asap tebal mengepul dari bangunan megah, genangan darah tanpa rintihan - hanya mata-mata penuh dendam dan lubang-lubang darah yang rapat.
Seekor binatang peliharaan raksasa bersisik hijau dengan kepala naga bermata emas, serta beruang hitam pekat paling mencolok. Mereka menghantam tanah hingga membentuk cekungan besar, luka mengerikan terlihat jelas di tubuh raksasa mereka yang tertutupi anak panah berbulu berserakan.
Bishui Jinjing Shou (Makhluk Mata Emas Air Zamrud) meninggalkan kesan mendalam bagi Bai Suqing. Makhluk ilahi kelas super ini yang jatuh dari langit masih berusaha bangkit, mengabaikan luka parah di sekujur tubuhnya. Dengan anggota badan gemetar, ia berusaha keras menyerang pasukan berkuda berhidung panjang berbaju baja yang berada di dekatnya, yang menunggangi gajah perang.
Membentuk lorong panjang dari darah segar, Bishui Jinjing Shou yang terluka parah masih mampu menciptakan kecepatan inersia yang mengerikan dengan tubuh raksasanya!
Prajurit perkasa di barisan terdepan pasukan berkuda itu hanya berdiri dari gajah perang, mengangkat lengan dan melemparkan tombak perang sepanjang tiang bendera, lalu duduk kembali tanpa gerakan lebih lanjut.
Tombak perang yang tajam melesat di udara membentuk garis parabola, menusuk mata binatang peliharaan raksasa berwarna hijau keemasan. Hal ini membuat makhluk itu semakin mengamuk dan berlari kencang, membuat bumi bergetar.
Di Benua Sutra, sebenarnya banyak kavaleri pemerintah yang berani menghadapi serangan binatang peliharaan raksasa ini. Namun Bai Suqing belum pernah mendengar ada satupun pasukan berkuda pemerintah yang bisa tetap diam membatu, memandang dingin saat monster itu menerjang mereka.
Pandangan mereka seolah yang datang hanyalah seekor kucing hutan, bukan makhluk raksasa sepanjang 30 ren.
Kesombongan pasukan kavaleri berhidung panjang ini memang beralasan. Tak seorang pun mengangkat tangan terhadap binatang peliharaan raksasa yang sudah terluka parah ini.
Karena luka terlalu berat, binatang peliharaan raksasa itu akhirnya tersungkur di depan pasukan kavaleri berhidung panjang, sambil masih menyeret gagang tombak besar yang menancap di dahinya. Saat tergelincir, hidung besarnya mendorong bebatuan dan tanah membentuk gundukan kuburan.
Hanya selangkah lagi. Hanya selangkah lagi binatang ini akan menabrak pasukan berkuda berhidung panjang itu.
Tapi... masih kurang satu langkah.
Angin yang ditimbulkan oleh jatuhnya makhluk raksasa itu menerbangkan jubah-jubah kavaleri berkibar-kibar. Namun pandangan mata pasukan berhidung panjang itu tetap sekuat batu karang.
Inilah yang paling membuat Bai Suqing merasa merinding.
“Qingqing,” Yitiao memandangi jenazah-jenazah ini sambil tersenyum getir: “Apa kau ingin bertanya padaku, mengapa sekarang aku jadi tidak peduli hitam putih? Mengapa jadi kejam dan tak berperasaan begini?”
“Sebenarnya bos yang kau ikuti sekarang ini siapa?” Bai Suqing menggigit bibirnya, menatap Yitiao: “Dua hari semalam ini kau hanya sibuk bergegas, mengapa tidak ceritakan padaku, sosok seperti apa yang kau ikuti sekarang?”
“Bos itu sudah kau temui sebelumnya, bukankah...” Yitiao menarik napas dalam-dalam, mengembuskan dada dengan keras: “...Qingqing... apa kau tidak menyukai bosku?”
“Aku hanya merasa, bosmu dan pasukannya terlalu kejam, terlalu beringas.” Sorot mata hitam Bai Suqing yang berkilau tiba-tiba redup: “...Aurora, kau kan makhluk ilahi Benua Sutra kita...”
“Benua Sutra dan Aiqin berada di tingkat yang sama. Suqing, pandanganmu agak sempit, juga sedikit sok superior benua.” Yitiao menggunakan istilah baru yang baru dipelajarinya, terkekeh: “Sebenarnya kau belum melihat rekaman Divi pertempuran kami sebelumnya, gaya tempur kami memang selalu seperti ini. Memberi ampun di medan perang sama dengan bunuh diri. Ini bukan kejam tapi kebiasaan!”
“Tapi ini tidak bisa dikatakan kalau aku adalah pengkhianat negara, kan? Aku tidak membawa orang asing untuk menginvasi Benua Sutra! Apalagi kamu juga pernah melihat, bahkan Pangeran Tangzang dan bos pun punya hubungan yang baik.” Yitiao tersenyum getir lagi: “Sebenarnya aku cukup takut dengan pikiranmu tadi... Atau lebih tepatnya, aku takut setiap orang Benua Sutra akan memandang dan menganggapku seperti itu.”
“Cepat bersihkan medan perang, bawa semua yang bisa diambil! Kerahkan sekelompok Kurcaci Abu-abu, suruh mereka periksa struktur bangunan apa saja yang mirip ruang rahasia atau terowongan!” Robby berjalan mundur mendekat, melihat Bai Suqing dengan heran, lalu menepuk bahu Yitiao yang terlihat linglung: “Tidak apa-apa?”
“Tidak apa.”
“Bukan aku yang berpikir begitu, tapi kamu memang sudah melakukannya.” Bai Suqing berbisik setelah melihat Robby pergi: “Aurora. Kamu membawa pasukan dari benua asing untuk membasmi sekte makhluk ilahi kami di Benua Sutra, ini belum dianggap pengkhianat? Kalau bukan karena kamu, mana mungkin bosmu bisa menemukan lokasi Hua Ting?”
“Hua Ting dan Pangeran Kesembilan memang sudah bermusuhan, bukankah wajar kami datang membalas dendam?” Yitiao memotong ucapan sang pujaan hati dengan kesal.
Seolah menyadari kekasarannya, Yitiao merapikan helai rambut indah Bai Suqing yang berantakan dengan gerakan merayu, menggenggam tangan kecil sang kekasih sambil tersenyum meminta maaf: “Qingqing, jangan selalu mengaitkan segala sesuatu dengan masalah etnis dan wilayah dong? Aku bersumpah, aku sama sekali bukan pengkhianat negara! Aku juga tidak pernah berpikir untuk mengkhianati tanah leluhur demi mendapatkan apapun!”
"Datang ke Hua Ting untuk membalas dendam yang dipaksakan. Ini alasanmu? Tidak benar, kan? Seharusnya karena Hua Ting memiliki Kaisar Giok dan 'Guci Giok Dewa Kekayaan'! Kalian datang ke sini hanya untuk merampas benda pusaka ini!" Bai Suqing menarik tangannya dari genggaman Yitiao dengan geram, matanya memancarkan kepedihan dan keterkejutan saat menatap sang kekasih, suaranya gemetar: "Agar perampasan ini terlihat sah, kalian memaksakan alasan untuk diri sendiri!"
"Logikamu benar-benar menggelikan!" Yitiao merasakan tembok tak kasatmata mulai tumbuh seperti gunung di antara mereka yang dulu saling memahami.
"Aku tidak sependapat..."
"Andai kata kau benar!" Yitiao menyeringai sinis: "Kalau guild makhluk ilahi dari Benua Sutra lain yang datang merampas 'Guci Giok Dewa Kekayaan' di Hua Ting, apakah kemarahanmu akan sama?"
"Perbuatanmu merampas berbeda dengan orang lain!"
"Ini standar ganda! Keadilan harus dijaga dengan satu standar!" Yitiao mencibir: "Kaisar Giok Hua Ting memikat talenta dengan pesona wanita, pernahkah ia memikirkan perasaan gadis-gadis yang dijadikan alatnya? Apakah ini keadilan? Tentu tidak! Mengapa tak ada yang menantang Kaisar Giok? Karena kekuatan Hua Ting tak terbantahkan!"
“Apa yang baru saja kau katakan sebenarnya omong kosong belaka!” Bai Suqing seluruh tubuhnya gemetar, menggelengkan kepala, pandangannya menatap tak berkedip pada Yitiao: “Aku bisa melihat, bahkan jika Hua Ting tidak memiliki celah di tanganmu, bahkan tanpa Pangeran Kesembilan, kalian tetap tidak akan membiarkan guild makhluk ilahi yang memiliki 'Guci Giok Dewa Kekayaan' ini! Kalian sedang mencari-cari alasan untuk menghibur diri sendiri agar tidak merasa bersalah!”
“Aku benar-benar takut... Bos yang kau ikuti sekarang... Aku sering melihat kilau jahat dalam sorot matanya, kekejaman dan kebuasan yang tersembunyi di balik pandangan itu membuatku sangat takut...” Bai Suqing perlahan bersandar di dada Yitiao, mengangkat wajah basah air mata memohon: “Aurora, aku takut kau juga akan berubah seperti itu.”
“Dunia tempat kita hidup sekarang sudah sama sekali berbeda.” Hati Yitiao dipenuhi perasaan campur aduk, ia benar-benar bingung bagaimana melanjutkan pembicaraan. Atau mungkin ia memiliki banyak pemahaman dan perasaan, namun tak bisa dirangkai menjadi bahasa untuk meyakinkan sang pujaan hati agar sejalan dengannya.
“Mungkin kau benar, tapi aku tetap mempertahankan pendapatku saat ini.” Yitiao terdiam sejenak: “Bos pernah bilang, akumulasi modal awal mana pun pasti berbau darah! Kami pun tak terkecuali! Tapi dari pembangunan hingga kemakmuran Feilengcui, aku menyaksikan semuanya. Aku tak menyangkal kalau bos kadang bertindak terlalu pragmatis. Cara berpikirnya memang blak-blakan, tak suka berbelit, apa yang diinginkan harus diraih! Tapi bos pun punya prinsip. Kau baru akan jadi targetnya jika punya noda di tangannya! Setidaknya aku tak pernah lihat dia menyakiti pria terhormat! Ini bisa kau sebut sebagai melaksanakan keadilan atas nama langit, atau anggap saja tak ada orang bersih di dunia ini!”
“Kenapa aku tak boleh menghukummu kalau kau berbuat jahat? Kenapa? Hanya karena beda benua? Tak lihatkah kau penampilan bos? Dia juga bermata hitam berambut hitam. Aku selalu curiga dia asli orang Benua Sutra!” Yitiao memeluk Bai Suqing, napasnya berat dan nada mulai emosional: “Soal keadilan dan kejahatan itu omong kosong! Di dunia ini mana ada yang benar-benar adil atau jahat? Yang ada hanyalah perspektif! Kau punya pendapatmu, aku punya pendapatku. Bukankah kita semua hanya memikirkan kepentingan diri sendiri?”
“Perspektif diri sendiri? Hehe...” Bai Suqing tersenyum sinis berkali-kali.
“Suqing, aku berani bersumpah kepadamu di atas langit. Feilengcui benar-benar tak punya niatan memanfaatkan kekuatan kami untuk membuka kobaran perang tak berujung di Benua Sutra demi keuntungan. Kami hanya datang untuk balas dendam! Benda pusaka itu cuma bonus tambahan!”
“Ini logika perampok yang sangat mengerikan.” Bai Suqing hampir tidak percaya dengan telinganya sendiri: “Akhirnya kau mengakui, kalian datang untuk merebut benda pusaka!”
“Hua Ting dibentuk oleh pejabat bunga, berdasarkan perbuatan Kaisar Giok dan Empat Dewa Bunga, bos yang merupakan Raja Bunga pasti tidak akan membiarkan mereka!” Yitiao mengangkat bahu: “Feilengcui menyelesaikan masalah dengan pedang dan api, ke mana pun kau menyebut kami perampok atau bukan, itu adalah fakta!”
“Bagaimana jika nanti ada orang lebih hebat yang datang merampas kalian? Bisakah kau masih begitu yakin diri?”
“Tak mampu melindungi diri sendiri, dijarah bukanlah hal yang pantas? Masih berharap pahlawan keadilan muncul melindungimu?” Yitiao tertawa getir: “Kau pasti akan bilang ini logika perampok lagi! Tapi inilah fakta! Mengharapkan kebaikan dari karakter orang lain itu ibarat burung unta! Bahkan biarawan asketik pun tahu tak semua orang baik di dunia ini! Daripada meratapi kekejaman perampok, kenapa tak persenjatai diri dulu? Ratapan dan tuduhan tak bisa mengembalikan harga diri! Ingin harga diri? Jancuk bicara dengan kekuatan senjata!”
“……”
“Suqing, aku juga tidak bermaksud menyuntikkan teori perampok apapun padamu, apalagi mengatakan bahwa merampas harta orang lain dengan mengandalkan ukuran fisik besar adalah kebenaran yang legal!” Yitiao menghela napas panjang. Dia mulai menyadari bahwa Bai Suqing mungkin telah salah paham akan ucapannya hari ini: "Setiap orang yang kukenal memiliki konsep dasar baik dan buruk! Kita semua tahu membela keadilan itu perlu, tapi terkadang tindakan kita di mata orang lain belum tentu dipahami. Kau punya sudut pandangmu, aku punya sudut pandangku. Posisi dan pandangan dunia setiap orang berbeda."
Melihat sang pujaan hati mulai menunjukkan tanda ketidaksabaran, Yitiao memendam sebuah kalimat yang ingin diucapkannya.
Bos sebenarnya juga melindungi kaum lemah. Kalau tidak punya rasa simpati, mengapa dia membebaskan ratusan juta manusia gua dari cengkeraman Elf Jatuh?
Tapi Bai Suqing belum tahu apa itu manusia gua, percuma menjelaskan.
Lagipula, argumen ini tetap bisa disanggah - Bukankah Feilengcui mengusir Elf Jatuh hanya untuk melanjutkan perbudakan manusia gua, mengincar lumbung pangan bawah tanah gratis itu?
Kalian sama saja dengan Elf Jatuh!
Perbudakan tidak tepat, tapi mengincar lumbung bawah tanah memang fakta. Bos tidak pernah menyangkal hal ini.
Yitiao yang kebingungan mengeluarkan tulangkomunikasi, menghubungi koordinat bos.
Dia ingin memecahkan kebuntuan hatinya, lebih lagi ingin memperbaiki cintanya.
“Urusan yang kita anggap benar, kenapa tidak boleh dilakukan? Peduli pendapat orang lain? Jancuk! Ngapain gue peduli? Apa mereka juga peduliin gue sebelumnya?” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak lewat Kotak Tulang: “Yitiao, biar aja si bego mikir apa-apa, kita tetap lakuin yang harus dilakukan. Nggak perlu minta laporan ideologi atau nota kesepahaman dari siapapun!”
“Bangsat!” Liu Zhenhan menggeram: “Angin berhembus, mengusik kulupku. Urusan orang lain apaan?”
Bab 593: Denyut Nadi Perang
Saat Liu Zhenhan berkoar-koar ke Yitiao via Kotak Tulang, operasi pengepungan di Kota Mulan sudah rampung seluruhnya.
Beberapa hari ini dia benar-benar sibuk tujuh keliling, kerja sampai kepala pusing.
Yitiao butuh dua malam satu hari untuk sampai ke lokasi Hua Ting di Gunung Awan Kabut, sedangkan naik "Awan 10.000 Li" dari Kota Helu ke Mulan hanya perlu semalam plus setengah hari. Makanya sejak merancang Rencana "Garfield Tidak di Rumah", Lao Liu sudah mengatur untuk menunda perampasan pejabat bunga biar sinkron dengan operasi militer di sana.
Meski ke Mulan nggak bisa bawa pasukan besar, tapi cuma dengan Lao Liu, keluarga, plus sekelompok Penjaga Pohon berkacamata hitam dari Pasukan Pengawal Bendera - bukan cuma bisa merampas "Empat Bunga Dunia" dari tangan jagoan Benua Sutra, bahkan bentrok langsung dengan elite Bangsa Iblis pun dia nggak gentar.
"Pada awalnya Liu Zhenhan bisa dengan tenang tinggal di Kota Helu, hanya perlu menyerahkan Formasi Teleportasi Sihir Logam Ajaib kepada Putri Kelima untuk dibawa ke Kota Mulan."
"Namun karena pengaruh nostalgia tertentu, ia terus terobsesi dengan sosok gagah para prajurit surgawi dan Raja Langit Li yang mengendarai awan. Kesempatan emas ini tentu harus dimanfaatkannya untuk merasakan langsung sensasi mengendarai salto awan."
"Perlengkapan Shuoshi 'Awan Terbang 10.000 Li' memang memiliki keajaiban tersendiri. Hanya dengan mengandalkan lingkaran sihir besar yang terukir pada plat logam segi delapan, ia mampu mengumpulkan kabut dan membentuk barrier awan melayang yang kuat. Saat diperluas maksimal, bahkan bisa menampung ribuan orang. Sistem penggeraknya sepenuhnya memanfaatkan angin kencang di ketinggian sebagai tenaga alami, memungkinkan penerbangan cepat yang stabil tanpa biaya."
"Meski ajaib, perangkat ini tetap memiliki kekurangan fatal - tidak bisa digunakan saat cuaca mendung/hujan karena petir akan mengganggu struktur awannya. Selain itu, serangan elemen berlebihan dapat merusak stabilitas barrier awan melayang. Jadi perlengkapan Shuoshi ini tidak bisa berfungsi sebagai benteng militer seperti Taman Udara Babilonia, hanya murni sebagai alat transportasi."
Tanpa pengalaman langsung, semuanya terlihat indah. Baru setelah merasakan sendiri, Lao Liu baru sadar bahwa melayang di awan belum tentu senyaman bayangan. Tak lama setelah mencoba kecepatan tinggi di "Wanli Feiyun", angin utara yang menusuk langsung mengubah rambut Liu Zhenhan menjadi gaya lilin yang terlihat seperti "dinding runtuh didorong banyak orang".
Baru saat ini dia paham mengapa Zhi Jinwu Tang Zang semua memakai helm sebelum naik "Wanli Feiyun". Untungnya seluruh keluarga ditinggal di Kota Helu untuk mempelajari kebijaksanaan Zen bersama Putri Keempat. Seandainya dibawa semua, pasti akan ada beberapa yang kena flu berat.
Menurut Putra Kelima Tang Zang, Kota Mulan yang menjadi tuan rumah "Pertemuan Pahlawan" termasuk ibukota kuno termasyhur di Kekaisaran Tang Zang. Kota ini terkenal dengan kapas dan murbei, di mana suara alat tenun terdengar di setiap rumah. Tempat ini adalah "Ousi Zhiye" zaman kuno - kampung halaman ras ulat sutra Leizu dari Shu Ru Timur, daerah makmur dengan reputasi "Ribu keluarga ajarkan musik sebelum besarkan putri, ratus li tanam murbei dianggap bertani".
Hingga kini kota ini masih dihuni sejumlah ras ulat sutra yang khusus menangani penenunan dan sulaman untuk keluarga kerajaan Tang Zang.
"Di seluruh Timur Bimon, suku Mi dan Can adalah dua contoh khusus yang masih tersisa di dunia saat ini." Putri Kelima pernah melakukan dialog menarik dengan Lao Liu di atas "10.000 Li Terbang di Awan", saat angin kencang "whoosh" membuat cerutu di mulut Yang Mulia Pangeran berdesis seperti sumbu yang menyala: "Mungkin karena suku Mi dan Can tidak memiliki kekuatan tempur dan sifat pemberontak, ditambah kemampuan hidup mereka yang luar biasa, tiran Yun Qin saat itu memilih menahan kekuatan dan tidak membasmi mereka habis-habisan."
"Sebenarnya aku sama sekali tidak menganggap tiran Yun Qin masa lalu itu 'kejam'. Setelah kaisar berpakaian rakyat biasa menstabilkan kekuasaan, wajar jika melakukan pembersihan terhadap pejabat berjasa. Tidak ada yang aneh, prestasi dan kesalahan harus dinilai 70-30. Kita tak boleh memandang sejarah dengan prasangka." Liu Zhenhan memahami tindakan tiran Yun Qin. Sutra dan beras adalah mata uang keras di benua mana pun, seburuk-buruknya membuang busur usai burung habis, tak masuk akal menghancurkan pabrik pencetak uang sendiri.
“Yang Mulia memang benar. Dulu berkah Yun Qin diputuskan oleh Kaisar Kedua, tapi sisa loyalis lama dan generasi muda masih menganggap Kekaisaran Han Liu yang menggantikan Yun Qin sebagai tidak sah. Jadi para pengungsi itu pindah ke 'Benua Kain Sutra', yaitu benua di utara Benua Sutra kita. Orang-orang 'Benua Kain Sutra' menyebut diri mereka warga Sutra karena menganggap diri mereka sebagai pewaris sah.” Putri Kelima terkekeh, “Sebenarnya kalian pedagang Aiqin semua membeli sutra dan keramik dari 'Benua Kain Sutra', tapi mungkin kalian tak tahu.”
“Benarkah?”
“Tentu! Kalau benar-benar datang ke Benua Sutra asli, mana mungkin kapal kalian bisa melewati Selat Badai?” Putri Keliba menohok, “Benua Kain Sutra membentang di laut luar, persis memotong Selat Badai di bagian tengah. Ras dan bahasa mereka sama persis dengan Benua Sutra, mereka juga mengaku sebagai Benua Sutra, mana mungkin kalian tahu aslinya! Meski mengaku warga Sutra, bagi kami mereka adalah warga Kain Sutra.”
“Haha, ini aku kurang paham karena aku datang dari sisi Benua Sangri.”
“Yang Mulia, identitas yang kubuatkan untukmu adalah seorang Pangeran dari Benua Kain Sutra. Kebetulan matamu juga hitam, jadi kurang lebih bisa lolos. Menurutku, statusmu ini semakin samar semakin baik.” Putri Kelima sedikit menjilat Lao Liu: “Yang Mulia yang tampan ini harus berhati-hati di Kota Magnolia! Gadis-gadis ulat sutra di sana sangat agresif. Kalau mereka tertarik, akan mengikatkan pita sutra di lehermu. Bukan kau yang menikahi mereka, tapi merekalah yang menikahimu. Jika berani menolak, seluruh klan mereka akan menyerbumu!”
“Inilah asal usul 'merampas pria dan memperbudak wanita'.” Liu Zhenhan terkekeh-kekeh, tak kuasa mengeluhkan ketidakadilan dunia: “Kalau pria merampas wanita di jalanan, pasti dicap bajingan. Tapi kalau wanita merampas pria, takkan ada yang berani menyebutnya bajingan.”
“Pria itu makhluk emosional. Kalau gadis cantik merampasmu, itu dianggap keberuntungan. Tapi kalau yang jelek, pasti kau tak mau mengakui.” Putri Kelima tertawa terbahak-bahak: “Bukankah antar negara juga sama? Agresi militer itu si jelek, tak ada yang mau mengaku. Tapi agresi ekonomi? Itu si cantik. Ada berapa negara yang berani melawan? Atau mampu melawan?”
Perkataan ini membuat Lao Liu memandang dengan sinis cukup lama.
“Sangat menakutkan jika negara lain menguasai urat nadi perekonomian suatu negara.” Pangeran Kelima memang bermakna tersirat: “Perang bergantung pada uang. Prajurit yang gugur perlu santunan, pahlawan berjasa perlu hadiah emas, senjata, zirah, perbekalan—semua butuh uang. Dari mana biaya untuk makan manusia dan kuda? Uang! Memobilisasi pekerja sipil dan pemuda akan mengganggu musim tanam dan panen, tetap harus dibiayai negara! Jika ekonomi negara tidak dikuasai sendiri, bagaimana jika saat perang meletus, negara lain menutup perusahaan dan menarik kafilah dagang? Seberapa besar gejolak yang akan terjadi? Hanya mengandalkan kas negara, berapa kali bisa berperang? Melancarkan perang total? Setelah selesai bagaimana? Semua produksi terhenti, mesin menang, negara pasti porak-poranda!”
“Paduka, apakah Anda khawatir saya akan melakukan dumping perdagangan ke Kekaisaran Tang Zang di masa depan?” Liu Zhenhan menghela napas dalam-dalam.
Mungkin pembicara tak bermaksud, tapi pendengar memaknai. Liu Zhenhan tak bisa tidak mengaitkannya dengan kondisi Kerajaan Bimeng saat ini.
Sejak Perang Hyjal, Kerajaan Bimeng yang kekurangan baja selalu dikuasai negara manusia dalam perdagangan luar negeri. Produk khas Dataran Liar Donau hanya bisa diperdagangkan dengan manusia. Manusia bisa membeli atau tidak sesuka hati, sangat pasif.
Sejak Yang Mulia Sal naik takhta, "Perang Bintang Selatan" pertama yang meletus melawan bangsa barbar dimenangkan berkat tabungan selama sepuluh tahun plus tipu daya terhadap "Penjelajah Hutan". Sedangkan pertempuran kedua di gurun, jika bukan karena akhirnya merampas habis-habisan di metropolis super Kalimantan yang berpopulasi jutaan, kerugian pasti sangat besar.
Manusia masih khawatir Bimon tidak melupakan dendam lama dan akan melancarkan serangan balik. Sekarangpun jika ingin menyerang balik, bagaimana caranya?
Menghentikan semua produksi? Memaksa semua pria wajib militer?
Tak sampai tiga bulan, separuh dari orang tua, wanita, dan anak-anak di dalam negeri mungkin akan mati kelaparan.
Pertempuran melawan bangsa iblis dan bangsa laut nanti mungkin akan berlarut-larut. Meski pertahanan militer bisa dipertahankan, mampukah perekonomian Kerajaan Bimeng bertahan?
Sebagai Juru bicara kekuasaan gereja, wajar jika Liu Zhenhan tidak memikirkan lapisan ini. Tapi setelah menyadarinya, sungguh membuatnya menahan kehinaan.
“Bukan maksud saya Yang Mulia melakukan dumping perdagangan, saya akui, kerajaan Tang Zang kami memang sangat makmur. Orang kaya tidak akan pelit mengeluarkan uang untuk barang impor! Tapi situasi saat ini adalah Yang Mulia punya formasi teleportasi sihir sedangkan Tang Zang tidak, inisiatif perdagangan ada di tangan Yang Mulia. Dalam jangka pendek tidak masalah, tapi jika terus berlanjut dan membiarkan produk khas Aiqin terlalu banyak dijual ke negara kami, saya khawatir aliran keluar mata uang akan melampaui kendali pemerintah! Saya tahu berat koin emas Aiqin berbeda dengan negara kami, koin Tang Zang lebih besar! Dengan begini, satu transaksi perdagangan akan melibatkan banyak aspek masalah.” Putri Kelima terkikik: “Yang Mulia, berbisnis harus saling menguntungkan, apalagi antara negara bersaudara. Saya tahu sutra kami dijual ke Aiqin dengan harga selangit! Jika Yang Mulia mengambil untung besar dari perbedaan berat emas, Tang Zang bisa bangkrut.”
“Apa artinya politikus sejati? Jancuk! Justru kamu lah!” Liu Zhenhan mulai pusing mendengar, mereka sama-sama pemimpin negara, tapi Putri Kelima bisa mengerti semua konsep berbelit-belit ini.
“Sistem barter barang mungkin primitif, tapi itu bisa jadi pilihan yang diterima kedua belah pihak.” Putri Kelima tersenyum kecut.
“Masalah ini jangan dibahas denganku, aku benar-benar tidak paham! Tunggu saja manajer keuangan Suku Rubah datang, kita bisa berdiskusi perlahan.” Liu Zhenhan baru tahu koin emas sutra lebih besar dan berat dari koin Aiqin. Jika benar demikian, sepertini menyangkut masalah kurs valuta.
Jancuk nenekmu! Kakak keempatmu pasti mata-mata! Butuh tiga belas tahun dari Negeri Sutra ke Aiqin, tapi pulang hanya setahun. Liu Zhenhan dalam hati mengutuk, pengetahuan Pangeran Kelima Tang Zang tentang Benua Aigean ini benar-benar terlalu mendalam dan mengerikan!
(PS: Sejarawan masih mempertanyakan tujuan sebenarnya perjalanan Tang Seng ke Barat - apakah untuk mengambil kitab suci atau menjadi mata-mata, karena dalam 《Catatan Perjalanan ke Barat Dinasti Tang》terdapat deskripsi detail tentang kehidupan 128 negara yang nyaris menyeramkan. India tidak punya sejarah karena orang India menganggap mitos sebagai sejarah. Tanpa catatan Tang Seng, India sekarang hanya akan menjadi peradaban kuno yang Chui Buer B. Di sini saya hanya menyelaraskan plot, tak ada makna khusus. Pembaca bisa menganggap Kekaisaran Tang Zang sebagai negara megah yang membuka mata pada dunia, dan Lao Liu sebagai si picik.)
Dengan pikiran picik yang mengukur hati orang terhormat, Lao Liu yang masih asyik merenungkan makna ini belum puas menikmati sensasi terbang di awan, tiba-tiba dipanggil kembali ke Feilengcui melalui tulangkomunikasi.
Sang Raja datang dengan aura mengerikan untuk menuntut pertanggungjawaban.
Liu Zhenhan menemui Yang Mulia di tepi Sungai Sanggan yang sedang bergelombang putih, kilauan sisik ikan memenuhi pandangan seperti bintang bertebaran.
Rahang Yang Mulia Sal dan Lao Liu nyaris membuat dua lubang tak berdasar di tanah.
Ini terlalu mistis!
Musim ikan seharusnya hanya ada di musim hujan, sekarang sudah lama lewat musimnya. Tapi entah kenapa di Sungai Sanggan, airnya penuh sesak dengan berbagai jenis ikan besar. Jumlahnya begitu banyak sampai menyumbat aliran sungai yang meluap melebihi rawa-rawa, menenggelamkan alang-alang, dan hampir mencapai sudut belakang Bukit Merah.
Seluruh warga Feilengcui dikerahkan, bahkan kaum kijang hutan dari bawah tanah pun semuanya dipanggil oleh Kepala suku Andulan. Berkerumun di kedua tepi Sungai Sanggan menangkap ikan. Gerombolan perampok dari padang gurun juga berduyun-duyun datang ke sini.
"Jancuk!" Liu Zhenhan merasa pasti sedang bermimpi, menggosok matanya tiga kali baru yakin ini nyata.
Bagian terlebar Sungai Sanggan di kedua tepinya berjarak lima panah. Di sisi Feilengcui ada lekukan sungai terpendek, tapi jarak antar tepinya masih sekitar lima ratus yard!
Berapa banyak ikan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh Sungai Sanggan?
Menghirup bau amis ikan yang memenuhi hidung, Liu Zhenhan yang otaknya mulai mati rasa teringat pepatah kuno dari "Hutan Salju" - pukul rusa dengan tongkat, timba ikan dengan gayung! Sekarang warga Feilengcui bahkan tidak pakai gayung, tapi pakai bambu runcing ditusuk-tusuk, sekali tusuk langsung dapat ikan. Jaring ikan sekarang jadi hiasan belaka. Air sungai yang bergolak dipenuhi ikan melompat-lompat, putih berkilauan, cukup ulur tangan langsung bisa tangkap!
Tumpukan ikan besar sebesar gunung di tepian berukuran raksasa, bahkan para wanita antelop harus bekerja sama berdua untuk mengangkat satu ekor. Ikan-ikan ini memiliki sirip panjang seperti bendera dan sisik warna-warni yang indah, benar-benar tak tahu dari mana asalnya.
"Bangsa laut segera bergerak, nampaknya pesan manusia membuahkan hasil!" Yang Mulia Sal menepuk bahu Lao Liu: "Richard. Tak diragukan lagi, ikan-ikan ini adalah bahan pangan pasukan laut! Dalam Perang Darat-Laut sebelumnya, Danau Mississippi selebar 800 li juga pernah mengalami pasang ikan seperti ini."
"Aku punya seluruh Pegunungan Salju Himalaya Taymur! Aku punya cincin tujuh lapis emas! Takkan kupercaya ikan di sini bisa memenuhi beberapa gua es raksasa 'Ribu Mata Salju'! Satu dataran es tak cukup, kubuka dua!" Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, mana ada keberuntungan seperti ini? Pantas saja ikan-ikan ini aneh, ternyata semua hasil laut. Sepertinya kedepan ikan akan jadi makanan pokok.
"Kecepatanmu menangkap ikan baru bisa disebut mayat hidup jika menyamai kecepatan Bangsa laut menggiring kawanan ikan!" Yang Mulia Sal tertawa: "Tapi bagaimanapun, harus tetap ditangkap sebanyak mungkin! Hanya kau yang punya lubang es di kerajaan ini, mungkin nanti aku harus meminjam bahan pangan darimu!"
"Richard! Yang Mulia! Lihat ini!" Kepala suku Andulan memegang ikan pedang sepanjang bambu Buddha sambil tertawa terbahak-bahak pada Lao Liu dan raja: "Gila! Besarnya! Lebih panjang dari bambu perut Buddha!"
"Richard, situasinya tidak baik. Belakangan ini di Oasis Cambridge sudah mulai ditemukan banyak pengintai gurun." Yang Mulia Sal memeluk Lao Liu yang sedang berteriak-teriak riang ke segala arah, berkata dengan serius: "Sekutu bangsa laut adalah orang Mouran, sekutu bangsa iblis adalah Naga. Meskipun kita di Aiqin sekarang bersatu, begitu pasukan laut bergerak pasti akan menyerang dari semua penjuru. Manusia pasti akan memprioritaskan diri sendiri. Maka tekanan di Dataran Liar Donau untuk kita Bimon terlalu besar! Baik bangsa iblis maupun laut memusatkan kekuatan di sini!"
"Manusia gurun? Nanti akan kulepas Hydra dan Geryon ke laut! Kalau orang Mouran datang tidak dengan kapal, biarkan saja. Tapi jika mereka naik kapal, satu gelombang pasang dahsyat akan kuhancurkan semuanya!" Wajah Liu Zhenhan penuh kebengisan, cincin mahkota air mata di tangannya berderit keras saat dipelintir.
"Bicarakan soal penganugerahanmu kepada 876 pejuang amok Tang Zang! Dulu kau pernah cerita tentang Lingkaran Tunggal-mu, tapi jangan coba-coba bilang lingkaran permanen ini juga kadang bekerja kadang tidak!" Yang Mulia Sal seperti landak yang terkena asap kebakaran, kedua matanya merah menyala menatap Lao Liu: "Nak, jangan kecewakan aku! Seluruh harapan Bimon ada di tanganmu!"
“Sejak usia tiga tahun aku sudah bisa berbohong, jika Baginda memang memaksa ku melakukannya, keinginanmu terkabul, Yang Mulia.” Ucapan Liu Zhenhan menghancurkan gelembung sabun terakhir Yang Mulia Sal.
Kesedihan mendalam yang merupakan aura negatif, tak terbendung lagi menyembur seperti gunung berapi dari wajah Lion yang telah berusia lanjut.
“Cara yang kau sarankan sudah kucoba, baik serangan darah dengan meledakkan senjata maupun serangan api dengan mengekstrak alkohol dari lambung menggunakan senjata, Wentekelaier telah membuka era baru bagi kita.” Yang Mulia Sal terdiam lama, lalu menghela napas. Akhirnya menerima kenyataan pahit ini.
Setiap kali teringat seribu pejuang amok permanen yang diberikan gratis ke negara lain, jantung Sang Raja seolah dipukul ogre dengan tongkat, lalu ditendang raksasa bukit.
“Omong-omong, di mana Wentekelaier?” Sang Raja bertanya heran pada si lajang Lao Liu yang sedang telanjang bulat, “Meski belum dilaporkan ke Senat, sebagai raja aku wajib menganugerahi medali untuk putramu dulu.”
“Dia masih di Benua Sutra.” Liu Zhenhan dalam hati bergumam: Aku belum nemu cara menangani bocah ini, buat apa medali Mao.
“Sebenarnya pemberian gelar atau tidak tidak terlalu penting. Kau adalah ayahnya, juga Juru Bicara Dewa Perang. Prestasi duniawi sama sekali tidak berarti bagi kalian.” Yang Mulia Sal terus menghela napas: “Setelah menerima kabarmu, aku sengaja memilih seorang prajurit biasa dari tahanan hukuman mati. Mencoba menggunakan lagu perang untuk Transformasi Liar, lalu mengandalkan ‘Lingkaran Perintah’ dari Imam Angin untuk mengarahkannya melancarkan serangan amuk. Tebak apa hasilnya?”
“Mati!”
“Darah di seluruh tubuhnya menyembur keluar melalui senjata. Kekuatannya hanya bisa dibilang pas-pasan, dalam sepuluh langkah masih ada daya penghancur, lebih jauh dari itu sudah tidak mempan.” Yang Mulia Sal tertawa getir: “Lebih baik ada daripada tidak. Setidaknya kita punya satu cara untuk bertarung habis-habisan. Lagipula prajurit tingkat tinggi yang bisa ‘Amuk Mandiri’ sangat langka, dan logam Isidintin juga tidak diproduksi di negara kita.”
“Sial!” Liu Zhenhan bergumam: “Ini mirip fungsi ledakan diri dari suku hiu Gaburin bangsa laut.”
Masalah ini memang sudah diperkirakannya. Pada dasarnya "Transformasi Liar oleh lagu perang" adalah sinonim dari kehilangan akal sehat. Meskipun "Lingkaran Perintah" bisa berfungsi sebagai pengarahan, tetap tidak bisa membuat prajurit Bimon yang sudah tak waras itu menguasai serangan "Amuk Darah Besi" dengan fleksibel!
Ini sebenarnya bukan pukulan pertama. Saat menyerang "Lishan Men", Lao Liu meminta pendeta muda untuk secara sukarela mengikuti eksperimen "gulungan lagu perang bunuh diri", dan hasilnya jelas gagal. Lagu perang bunuh diri yang membakar seluruh kekuatan nyanyian masih belum bisa digunakan dalam bentuk gulungan.
"Sekarang daerah mana di yang menghasilkan logam Isidintin? Aku akan merampasnya!" kata Liu Zhenhan dengan penuh ketidakrelaan.
Hanya logam Isidintin di dunia ini yang bisa membuat prajurit Bimon biasa melakukan Transformasi Liar secara tenang, dan hanya membutuhkan sepuluh ons peleburan. Dengan prasyarat ini, selama bisa menemukan lokasi produksinya, Liu Zhenhan punya segudang cara.
"Ide ini terlalu konyol. Setidaknya ras Aigean sekarang adalah kawan seperjuangan dalam parit yang sama." Yang Mulia Sal tertawa getir: "Tapi saat ini memang ada sekelompok prajurit ganas, sekitar tiga ribu orang, sedang melintasi perbatasan Pompeii menuju Doluote, lalu ke Dataran Liar Donau. Aku baru tahu kabar ini kemarin saat berkomunikasi dengan Yang Mulia Pompeii, Raja Lauderup. Entah untuk apa mereka datang ke Donau, apakah untuk membantu Bimon kita?"
"Bocah-bocah goblok yang otaknya kurang akar itu? Mereka pantas disebut pejuang amok?" Liu Zhenhan tersenyum sinis: "Prajurit Ganas yang berperang dengan mata tertutup, jangankan 3.000 orang, 30.000 orang pun bisa kuhadapi dengan mudah! Sudah ada trik khusus untuk mereka. Prajurit jenis ini tak boleh distimulasi, sekali terprovokasi akan menyerang membabi buta. Jika kulepaskan Nyanyian Perang Kegilaan lebih dulu, dijamin mereka akan saling cubit sesama sekutu sendiri."
"Lu benar-benar jahat!" Yang Mulia Sal memutar mata, meski taktik serupa tak bisa dipakai dua kali pada pendeta, tapi otak Shaman Divine Comedy ini memang punya bakat nyeleneh. Mana ada Nyanyian Perang Kegilaan diberikan ke pihak lawan? Tapi kalau benar dilakukan, ini akan menjadi mimpi buruk bagi para pejuang amok!
"Soal Transformasi Liar, sebagai raja berlatar belakang prajurit, aku sudah meneliti baik-baik kelebihan dan kekurangan 'Transformasi Darah Besi' dan 'Transformasi Panda' yang kau ceritakan. Hasil analisisnya cukup menggembirakan." Yang Mulia Sal menggaruk tengkorak kepalanya, menarik Lao Liu ke sudut sepi di pinggir hutan bambu, lalu duduk berdua.
“Kita semua tahu, bukan hanya kehilangan darah seluruh tubuh, kehilangan seperempat darah pun sudah mematikan! Kemampuan serangan 'Transformasi Liar Berdarah Besi' pertama-tama tergantung tingkat transformasi. Jika tingkatnya tinggi, setetes darah bisa melubangi logam dan batu! Jika tingkatnya rendah, harus mengandalkan volume darah. Semakin banyak darah yang dilepaskan, semakin tinggi kekuatan serangan! Ini sudah kujelaskan pada prajurit istana dan terbukti benar!” Yang Mulia Sal memang lebih teliti daripada Liu Zhenhan dalam mempertimbangkan hal: “Di antara Bimon banyak yang bertubuh besar, volume darah kita lebih banyak dibanding Bangsa Iblis dan Bangsa Laut. Jadi dalam hal ini kita masih untung.”
“Tapi... ini hanya mencakup prajurit Bimon tingkat tinggi yang bisa 'Amuk Mandiri', tidak termasuk prajurit biasa!” Liu Zhenhan hampir tertawa getir, Baginda benar-benar pandai menghibur diri: “Melepaskan darah bukan melepaskan Dou Qi. Prajurit Elefen yang bertubuh paling besar pun, paling hanya bisa melepaskan Pisau Darah 1-2 kali lebih banyak daripada prajurit Bimon lain. Lebih dari itu tetap membahayakan nyawa. Ini untung apanya!”
"Richard, jangan lupa dalam 'Amuk Mandiri' masih ada satu jenis amuk paling istimewa – 'Sinkronisasi Amuk' antara ksatria dengan kendaraan tunggangan saudara hewan!" Yang Mulia Sal menunjukkan ekspresi seperti sudah tahu akan dikatakan begitu: "Bukankah Ksatria Kuda Besi Kolina di bawah komandomu contohnya? Meski 'Kavaleri Gemini' di Kerajaan Bimeng kita tidak banyak, setidaknya ada 153 orang! Darah ksatria ditambah darah saudara hewan tunggangan, kekuatan yang dilepaskan dari darah baja itu sangat luar biasa. Sungguh sebanding dengan monster!"
"Ini memang tidak terpikir olehku." Liu Zhenhan membuka mulutnya, membayangkan berapa banyak darah yang bisa disemburkan mammoth raksasa dalam 'Sinkronisasi Amuk' untuk berubah menjadi bilah tajam. Ia terus-menerus menggelengkan kepala: "Jahe Tua Lebih Pedas, Yang Mulia memang berpikir lebih jauh."
"Selain itu, kehilangan volume darah sepenuhnya bisa ditutupi dengan 'Lagu Perang Penghisap Darah'-mu! Tapi di seluruh kerajaan, hanya kau satu pendeta yang menguasai 'Lagu Perang Penghisap Darah'. Kita tidak punya waktu lagi, sekalipun kau rekam Divi lagu perang dan sebarkan, para pendeta pasti tetap tidak sempat mempelajarinya!" Yang Mulia Sal berkata dengan serius: "Semua prajurit 'Amuk Mandiri' tingkat tinggi di kerajaan kita pada dasarnya adalah perwira. Mengalokasikan semuanya untukmu tidak realistis. Tapi 'Kaveleri Gemini' hanya 153 orang, semuanya bertugas di Pasukan Pengawal. Kupikir aku masih punya wewenang untuk menugaskan mereka semua padamu, demi memaksimalkan kekuatan tempur mereka!"
“Anda tidak perlu sungkan atau berpura-pura rendah hati! Tindakanku ini hanyalah bentuk tanggung jawab kecil untuk para Ksatria Bimon yang agung, agar kemampuan mereka tidak terbuang percuma!” Yang Mulia Sal menghentikan gerakan Lao Liu yang hendak berbicara: “Akan kuurai kelebihan dan kekurangan ‘Transformasi Liar Panda’! Keunggulan serangan ini adalah tidak membutuhkan darah melainkan minuman keras. Kelemahannya hanya memiliki satu kemampuan serangan karena diambil dari perut! Ingatlah, Banteng Berbual dari ras Berbual, Domba Suku Chiel, dan Manusia Rusa Suku Deer termasuk ras ruminansia. Mereka punya empat perut! Eksperimenku membuktikan ‘Transformasi Liar Panda’ bisa dipertahankan empat kali, baik melalui lagu perang maupun Amuk Mandiri prajurit! Pasukan Berbual di bawah komandomu yang berlimpah, hanya Andalah yang mampu menimbun minuman keras. Jadi dalam pertempuran mendatang, metode ini wajib dicoba! Dengan ‘Lingkaran Perintah’ dan ‘Cahaya Kesadaran’, segenap banteng mabuk tetap bisa dikendalikan, apalagi prajurit Berbualmu adalah Antelop Cincin Emas!”
"Kali ini pergi ke Benua Sutra, aku akan kembali membahas permintaan ini dalam perdagangan luar negeri dengan Kekaisaran Tang Zang, berusaha memenuhi kebutuhan kita, minuman keras dan bahan pangan!" Liu Zhenhan merasakan darahnya mendidih: "Yang Mulia, ada kabar baik untukmu. Di Benua Sutra nanti, aku bisa mengundang para ahli modifikasi monster gaib dari Timur. Mereka bisa mengubah kekuatan elemen menjadi Dou Qi!"
"Bisa Dou Qi tapi tak bisa menggunakannya buat apa?! Ini sama saja dengan memaksakan penganugerahan Kekuatan Nyanyianmu? Dengan rekaman nyanyian perang Divimu dan Siput Peniru Ucapan, aku akui para Imam Angin cepat mendapatkan Kekuatan Nyanyian, tapi apa gunanya? Yang kita butuhkan sekarang bukan hanya Kekuatan Nyanyian, Dou Qi, atau kekuatan magis, tapi juga cara melepaskannya!" Yang Mulia Sal tak bisa menahan diri menggelengkan kepala: "Untung dulu kau menyelamatkan Xixi. Keluarga Penguasa Nyanyian Dunia telah membawa kecapi tujuh senar mutiara dan Panah Air transformasi air mata ke Kerajaan. Sekarang aku sudah menyebarkan rekaman teknik memainkan kecapi itu ke semua wilayah. Masih belum tahu berapa Imam Angin dan pendeta resmi yang bisa mempelajarinya, mungkin Suku Berbual agak lebih mudah."
“Dengan tambahan Imam Angin, total jumlah pendeta kita bisa melebihi 4.000 orang! Sekalipun hanya satu pendeta tambahan yang bisa menggunakan kecapi tujuh senar mutiara, itu sudah bagus! Mutiara aku punya banyak, bahkan diangkut dengan bakul!” Liu Zhenhan bergumam kesal: “Aku tidak percaya! Apa susahnya mempelajari teknik bermain kecapi yang kaku itu? Yang Mulia, menurut saya Anda harus meningkatkan hukuman. Jika dalam seminggu mereka masih belum bisa, cambuk mereka dengan rotan! Lihat apakah ingatan mereka akan membaik! Ini bukan skala nada rumit, menghafal saja tidak bisa?”
“Aku berencana memindahkan semua pemain musik Berbual terbaik ke sini. Dengan menggunakan ‘Siput Peniru Ucapan’, mereka akan diberi Kekuatan Nyanyian. Dengan keahlian musik mereka, mempelajari ‘Harmoni Dinding Air Mata’ pasti semudah memegang siput dengan sepuluh jari! Yang penting ada Kekuatan Nyanyian, selama nada dimainkan benar, pisau suara bisa dilepaskan. Bukankah itu lebih cepat daripada menggali potensi Imam Angin?” Yang Mulia Sal tersenyum bijak: “Richard, lanjutkan. Transformasi Dou Qi yang kamu maksud itu apa?”
“Jenis Dou Qi itu adalah panah angin, murni bergantung pada kecepatan angin dari anak panah berbulu untuk menentukan waktu percikan mata pisau energi tempur. Dalam hal ini, pemanah suku Haus kami punya bakat alami!” Liu Zhenhan tertawa: “Untuk hal lain aku tak berani jamin, tapi Pemanah Bintang Emas dan Shenjian Zheqin pasti bisa! Tentu yang paling cocok sebenarnya adalah elf pemburu yang punya kepekaan alami terhadap sihir angin dan kayu. Orang Kesturi juga sangat cocok, mereka toh penemu teknik kontrol tali busur yang mengubah jalur panah terbang! Aku bisa beri mereka Kekuatan Nyanyian dulu, lalu ubah itu menjadi Dou Qi, jadikan mereka semua pemanah magis!”
“Lalu tunggu apa lagi!” Yang Mulia Sal langsung berdiri: “Aku segera keluarkan dekrit ke wilayah Beruang, kirim pemanah Haus terbaik ke Feilengcui untuk dimutasi! Juga elf padang rumput dari Ibu Kota! Gila! Kali ini benar-benar cuan! Dengan rekaman lagu perang Divi dan Siput Peniru Ucapan, cukup tiru sekali langsung dapat Kekuatan Nyanyian, mudah sekali!”
“Tak kusangka siput peniru ucapan kecil ini begitu berguna bagi kita, benar-benar di luar dugaan.”
“Lu juga cukup jahat, membuat semua orang menggunakan ‘Siput Peniru Ucapan’ untuk meniru Lingkaran cahaya Divine Comedy, terus-menerus menganugerahkan pilar totem Divine Comedy. Apakah senjata lagu perang ini ingin ditukar dengan barang-barang manusia?” Yang Mulia Sal benar-benar mengakui kecerdikan Lao Liu. Baru tiba di Feilengcui, dia langsung melihat pilar totem Divine Comedy bertumpuk seperti gunung di Lapangan Merah. Diduga Feilengcui telah memindahkan semua senjata Orang-orang banteng dari Pasukan ‘Bergulat dengan Naga’ untuk dimodifikasi.
“Ini inisiatif Ayah, aku tidak mengurus program administratif spesifik.” Liu Zhenhan terdiam sejenak, berkata dengan hati-hati: “Yang Mulia, ada satu hal lagi yang entah pantaskah kuutarakan.”
“Bicaralah!”
“Raksasa Berkaki Lumpurkupun memiliki kemampuan modifikasi kaca patri, ini Yang Mulia juga tahu. Aku terus berpikir, bisakah beberapa prajurit yang memiliki Kekuatan Nyanyian dimodifikasi menjadi kaca patri, lalu diubah menjadi manusia naga atau burung pemangsa, membentuk angkatan udara transformasi mirip Druid!” Liu Zhenhan tersenyum getir: “Tapi ideku ini sepertinya menyinggung ras Bordir.”
“Ide bagus, tapi Bordir pasti akan keberatan. Tekanan tradisi menjadi penghalang bagi Smail. Ini memberiiku teka-teki sulit.” Yang Mulia Sal pusing tujuh keliling. Dari situasi saat ini, baik Bangsa Iblis maupun Elf Jatuh yang statusnya belum jelas, jumlah pasukan udaranya luar biasa besar. Tanpa kekuatan penyeimbang, memang mudah terjadi pasivitas dalam pertahanan.
“Saat ini hanya Feilengcui di Kerajaan Bimeng yang memiliki pasukan udara. Meskipun 'Lagu Perang Larangan Udara' suku Smyer sangat kuat, setiap orang hanya bisa menggunakannya sekali saja, sama sekali tidak tahan dengan konsumsi berkelanjutan skala kecil dari lawan. Jika bisa memiliki lebih banyak kavaleri udara Bimon yang bisa bertransformasi bebas seperti Druid, pasti lebih aman dalam pertempuran udara daripada hanya mengandalkan suku Smyer.”
“Setelah perang selesai, kita bisa ubah prajurit transformasi ini menjadi Dou Qi! Darurat mengharuskan kelonggaran, Yang Mulia perlu berkomunikasi dengan Adipati Tua Brückner. Lupakan omong kosong tentang 'langit biru adalah wilayah Bordir'!” Liu Zhenhan mencibir: “Sekarang mana ada Bordir yang masih bisa terbang?”
“Adipati Tua Brückner punya kesan buruk padamu, terutama soal kasus Cui Beixi kali ini...” Yang Mulia Sal sebenarnya enggan membicarakan ini, tapi entah mengapa tetap melanjutkan: “...Selain itu, kabarnya Hosea yang tahu hubunganmu dengan Cui Beixi sampai mabuk berat tak sadarkan diri.”
“Benarkah? Aku... aku tidak tahu... Gatanie dan tiga saudarinya terkunci di Provinsi Barat Daya, komunikasi denganku sudah lama terputus.” Liu Zhenhan menghindari tatapan sang Raja, hatinya dipenuhi kegelisahan.
Murinio adalah orang yang sangat cerdik. Tentang identitas ayah bayi dalam kandungan Cui Beixi, pastinya dia juga punya pertanyaan.
“Seperti bajingan macam Kevin, bahkan jika dipukul sampai mati pun Murinio sama sekali tidak akan percaya bahwa bayi yang dikandung Cui Beixi adalah anak dari orang ini.”
Keraguan ini mungkin sudah lama ada. Sekarang setelah Lao Liu membawa Cui Beixi kembali ke Feilengcui, meskipun bisa menyembunyikan dari seluruh dunia, tapi tidak mungkin menyembunyikan dari Murinio. Lao Liu benar-benar tidak punya keberanian karena orang ini terlalu pintar.
Mungkin persahabatan yang baru terbangun akan hancur karena masalah ini, tidak akan berhubungan lagi selamanya. Liu Zhenhan berpikir dengan sedih: Kesalahan ini pada dasarnya bukan sepenuhnya salahnya, tapi juga tidak bisa dikatakan bukan salahnya. Lagipula hal ini begitu aneh hingga tidak ada ruang untuk penjelasan sama sekali.
“Nak, pandangan matamu masih belum belajar menyembunyikan isi hati.” Yang Mulia Sal menatap Lao Liu lama-lama, tiba-tiba tersenyum kecut: “Kau adalah Juru Bicara Kekuasaan Gereja! Di kerajaan Bimeng kami yang menganut penyatuan agama dan politik ini, sebenarnya kamulah pemimpin negara nomor satu secara! Kumohon, jangan terlalu menunjukkan perasaan! Beberapa hal lebih baik dikubur selamanya, jangan beri tahu siapa pun, ini lebih menguntungkan semua pihak!”
“Aku tahu.” Liu Zhenhan menggelengkan kepala lesu, tersenyum getir.
"Ada kabar baik lagi. Adipati Tua Brückner dulu saat pergi ke Benua Bonaparte menemukan kaum Medusa, juga meninggalkan formasi teleportasi sihir portabel untuk mereka. Untungnya yang mencari adalah suku Smyer, kalau diganti Bimon lain, mungkin tidak ada biaya untuk membawa formasi teleportasi sihir melintasi samudera." Yang Mulia Sal memainkan kukunya, tersenyum sinis: "Aku sudah bertemu dengan raja Medusa yang sekarang. Langka sekali mereka para Medusa perantauan ini masih bisa memahami situasi Kerajaan, bersedia mendukung kita dengan 500 Abdi Dewata untuk berperang."
"Abdi Dewata?" Liu Zhenhan membelalakkan mata, butuh beberapa saat baru ingat bahwa "Abdi Dewata" adalah zombie manusia ular yang tercipta setelah kematian Medusa karena alasan mistis tak diketahui.
"Penduduk asli Benua Bonaparte hanya Kurcaci berbulu panjang. Medusa berkembang sangat baik di sana, saat ini sudah mencapai sekitar 500.000 populasi, hampir setara basis populasi suku Wolff kita. Mereka menguasai hampir 3 juta Kurcaci berbulu panjang, hidup makmur." Yang Mulia Sal berkata dengan nada menghina: "Langka! Langka sekali mereka masih punya niat membantu tanah air. Selama 2000 tahun ini mereka hampir tidak pernah berperang. 500 Abdi Dewata yang abadi ini, sekaligus berada di bawah kepercayaan agama tingkat tinggi Medusa, sangat cocok dijadikan tumbal."
"Sudahlah. Yang Mulia, memiliki lebih baik daripada tidak sama sekali." Liu Zhenhan tertawa: "Ada pepatah 'Hantu Banteng dan Dewa Ular', 'Kapak Hantu dan Busur Ajaib'. Pasukan kapak Orang-orang Banteng yang dipanggil oleh pengawal keliling Bantengku menggunakan 'Roh Leluhur' masih bisa diterima. Konon Abdi Dewata bisa memanggil sepuluh pemanah tengkorak, pasti tidak terlalu buruk. Dengan perhitungan ini, lima ratus Abdi Dewata bisa setara dengan lima ribu pemanah."
"Tapi kesadaran Medusa bahkan tidak sebanding dengan keturunan Bimon lainnya! Dengan populasi lebih dari lima ratus ribu, kami tidak berharap seratus ribu pasukan bantuan. Tidakkah mereka bisa mendukung tanah air dengan tiga puluh hingga empat puluh ribu Prajurit Medusa?" Yang Mulia Sal marah sampai rambutnya berdiri, meski tanpa pagar bambu, teriakan dan pukulan pada bambu tetap sama heroiknya.
"Yang Mulia, apa maksud Yang Mulia dengan 'keturunan Bimon yang tersisa'?"
"Bahkan keturunan Bimon yang bersembunyi di pegunungan negara manusia pun tahu harus sepenuhnya membaktikan diri pada tanah air!"
"Yang Mulia, bagaimana Yang Mulia tahu di pegunungan liar negara manusia mana tersembunyi keturunan Bimon kita?"
"Kita sudah mendirikan negara selama seribu tahun! Pasti ada satu dua cabang keturunan yang mengirim utusan untuk menghubungi kita!"
"Benarkah? Aku baru saja berdiskusi tentang hal ini dengan ahli sihir manusia!"
“Saat ini saya hanya memiliki informasi tentang dua keturunan Bimon yang tersisa. Satu adalah suku Hao yang tinggal di Pegunungan Tengah, sekitar tiga ribu orang. Satunya lagi adalah suku campuran Orang Kesturi dan Orang-orang Banteng yang bersembunyi di padang gurun Gunung Berapi Huohu, sekitar lima ribu orang. Keturunan campuran Orang Kesturi dan Banteng ini sudah memiliki generasi campuran, memang tidak ada cara lain! Dengan populasi yang kurang namun ingin bertahan, hanya bisa melakukan perkawinan campur.”
“Orang Kesturi-Banteng?” Liu Zhenhan terbelalak.
“Benar!” Yang Mulia Sal tersenyum getir: “Dulu saya sudah ingin mencoba kelayakan ras campuran Bimon untuk meningkatkan populasi negara, tapi gagal! Namun suku Kesturi-Banteng ini tidak memiliki cacat fisiologis, mereka bisa terus berkembang biak! Sekarang hubungan Bimon dengan manusia cukup baik, kedua suku Bimon ini bersiap untuk kembali ke tanah air untuk melawan agresi!”
“Pasti masih ada di tempat lain, tapi kita belum tentu bisa menemukan mereka.” Liu Zhenhan menghela nafas. Lima ratus ribu lebih Medusa yang mengorek lubang anus dan menjilat jari hanya mengirim lima ratus abdi dewa, sementara keturunan Hao, Kesturi, dan Berbual yang tua, lemah, sakit, dan cacat hanya delapan ribu orang, tapi tahu harus kembali membela negara. Perbedaan antara kedua pihak ini terlalu mencolok!
“Lupakan saja Medusa! Tanpa mereka, bulan Sampa tetap terbit dan terbenam!” Yang Mulia Sal menggeretakkan gigi: “Dengan meninggalkan kita, mereka juga tidak bisa mempelajari Lagu Perang yang baik. Ini adalah hukum karma! Richard, saya ingin memberikan tugas penting padamu.”
“Menyelamatkan suku Wolff?”
"Bahkan jika Anda pergi juga tidak bisa menyelamatkan. Mereka sudah dikepung, ruang gerak sedang perlahan terkikis." Yang Mulia Sal menatap tajam mata Lao Liu: "Tugasmu sendiri juga sangat berat, Kota Caiyu, Feilengcui, Gunung Cukur adalah tiga titik penyangga segitiga, ke mana pun pasukan iblis atau bangsa laut menyerang, jika tidak bisa menguasai sini, mereka pasti tidak akan rela! Di sini akan menjadi pabrik penggiling daging-darah paling mengerikan! Aku tidak tahu rencana Hosea untuk Kota Caiyu, harapan di Gunung Cukur kecil, karena itu yang paling kuhargai tetap kau! Aku ingin menyerahkan semua senjata rahasia Suku Rhein kami padamu!"
"Senjata rahasia? Pelatih hewan?" Liu Zhenhan cepat-cepat melambaikan tangan: "Aku tidak butuh barang itu, itu hanya akan membebaniku."
"Kau terlalu meremehkan Wangsa kerajaan!" Yang Mulia Sal berkata dengan tidak senang: "Kapal rusak masih punya tiga pon paku, masa Wangsa kerajaan kami tidak punya sedikit pun senjata rahasia yang tidak diketahui orang luar? Tahukah kau tentang suku bawahan kami Kucing Garfield?"
"Kucing bawahan Lion dan kelinci bawahan Harimau dikenal sebagai Wangsa kerajaan generasi kedua, meski aku terasing tetap tahu julukan ini."
"Lion dan Harimau sebagai Wangsa kerajaan, selalu bergantian menduduki tahta Raja Bimon, pemilihan suku bawahan bukan tanpa pertimbangan! Mengapa kami tidak pilih Elefen? Mengapa tidak pilih Hao? Apakah benar seperti kata orang luar, karena tekanan Senat dan Kuil?" Yang Mulia Sal menyeringai.
“Garfield dan Pulaibo sepertinya tidak berhubungan dengan kekuatan tempur? Satu prajurit manusia bisa dengan mudah mengalahkan lima manusia kucing dan kelinci!”
“Bukan kekuatan fisik yang kumaksud! Aku ingatkan, kamu sepertinya lupa kemampuan ras!”
“Kelinci dan manusia kucing punya kemampuan ras? Kukira mereka seperti Suku Pigge, tidak memiliki kemampuan ras.”
“Ada! Tapi kami menekan penyebaran informasinya. Faktanya kemungkinan munculnya kemampuan ras mereka memang lebih kecil, tidak sesering ras pejuang.”
“Tidak tahu, belum pernah dengar.” Lao Liu benar-benar tidak tahu: “Aku tak pernah dengar siapa pun menyebutkannya, secara logika seharusnya tidak mungkin, aku kan Pendeta Warisan Kebijaksanaan.”
“Jangan remehkan pengaruh dan kecerdikan Wangsa kerajaan.” Yang Mulia Sal tersenyum misterius: “Tahu kenapa Garfield punya julukan sembilan nyawa?”
“Bercanda! Jangan-jangan kemampuan ras manusia kucing benar-benar sembilan nyawa? Hahaha!” Lao Liu tertawa terbahak: “Bahkan dengan sembilan nyawa, siapa yang tak bisa dikalahkan? Satu tamparanku bisa menghajar sekelompok manusia kucing! Sembilan nyawa cuma butuh sembilan tamparan!”
"Memang sembilan nyawa! Tapi kemampuan ras Garfield bukanlah sembilan nyawa seperti yang kau pahami, melainkan kemampuan untuk berubah menjadi prajurit mumi, prajurit tengkorak, dan enam jenis raksasa elemen (udara, es, tanah, kayu, air, api) secara bertahap setelah mengalami kematian tidak wajar. Setiap kali dihancurkan, mereka akan berevolusi ke bentuk berikutnya." Yang Mulia Sal berkata dengan nada menyesal: "Sayangnya, saat ini aku hanya memiliki tiga belas Garfield dengan kemampuan ras ini, mereka adalah harta karunku! Kau tentu tahu kekuatan tempur raksasa elemen kan!"
"Ternyata mirip penyihir mayat hidup!" Liu Zhenhan langsung paham: "Ini bukan sembilan nyawa, dalam teori penyihir kami, ini adalah contoh klasik 'peniruan jiwa' dimana tubuh asli bisa melakukan delapan kali 'peniruan jiwa' setelah mati, sial! Luar biasa, manusia kucing jauh lebih hebat dari penyihir mayat hidup!"
"Aku akan memberimu ketiga belas manusia kucing ini. Biarkan mereka beraksi bersamamu di garis depan!" Yang Mulia Sal menepuk tangan Lao Liu dengan penuh kasih.
"Jujur saja, ini agak kejam. Jika manusia kucing harus mengorbankan nyawa mereka untuk berubah menjadi entitas lain, mereka takkan bisa kembali ke kehidupan semula, sama seperti mati! Lebih baik kuserahkan mereka pada Yang Mulia, melindungi Anda adalah tugas utama mereka! Aku belum butuh bantuan manusia kucing ini!" Liu Zhenhan tak tahan bertanya: "Tapi... kalau Garfield punya sembilan nyawa, lalu apa kemampuan ras Pulaibo?"
“Alasan Harimau menginginkan kelinci sebagai bawahan adalah karena Pulaibo memiliki kemampuan 'tiga liang', bisa membelah tanah menjadi tiga lubang besar.” Yang Mulia Sal tertawa ringan: “Dalam teori sihir, ini mungkin bisa disebut sebagai 'teknik belah bumi' dalam sihir elemen tanah, ya?”
“Sepertinya tidak ada 'teknik belah bumi' khusus dalam sihir tanah yang bisa membuat tiga lubang sekaligus. Ini sangat mematikan bagi kavaleri yang sedang menyerbu.” Liu Zhenhan menjulurkan lidahnya, tak disangka! Sungguh tak terduga kelinci-kelinci yang hanya bisa menari tap dance ini punya kelebihan Berbual B seperti ini!
“Lupakan saja ide itu, Pendeta Tertinggi Bulat sudah sangat membencimu. Aku tidak yakin berapa banyak kelinci duaja dengan kemampuan ras yang telah diaktifkan yang dia miliki sekarang, tapi perkiraanku tidak lebih dari dua puluh. Dan hampir mustahil dia akan menyerahkannya padamu.”
“Bukan bermaksud sombong, bahkan jika Pendeta Tertinggi Bulat memberikanku kelinci-kelinci itu secara cuma-cuma, aku tetap tidak mau!” Meskipun terkesan unik, Liu Zhenhan benar-benar meremehkan kemampuan sepele seperti ini.
“Aku tidak peduli bagaimana kau membual. Asalkan kau bisa mempertahankan tepi selatan Sungai Sanggan, itu berarti kau telah memberikan kontribusi terpenting bagi Kerajaan.” Yang Mulia Sal menggelengkan kepala, lama kemudian baru mengucapkan kalimat klise: “Aku punya firasat, setelah Perang Dunia ini, mungkin hanya Feilengcui yang masih akan bertahan di Benua Aigean untuk seluruh Kerajaan Bimeng.”
“Lihat saja apa yang bisa kubawa kembali dari Negeri Sutra kali ini!” Mendengar kata-kata Sang Raja, Liu Zhenhan merasa sesak di hatinya.
“Guci Giok Dewa Kekayaan” pasti akan kuambil kembali dengan tanganku sendiri, aku bersumpah pada Mao Zedong! Ini adalah kali kedua dalam hidupnya dia bersumpah serius.
Kemarahan rakyat jelata, kepala menabrak tanah; kemarahan kaisar, darah mengalir ribuan li.
Perang Dunia Ketiga yang penuh mayat berhamburan di Benua Aigean, secara resmi dimulai dari saat ini.
Bab Lima Ratus Sembilan Puluh Empat: Sebuah Alasan untuk Berbuat Bajingan
Sebelum kembali ke Kota Mulan untuk berburu, Liu Zhenhan dan Yang Mulia Sal juga menyelesaikan dua persiapan perang terpenting di Feilengcui.
Yang pertama adalah mendirikan "Laboratorium Operasi"; laboratorium ini akan dibentuk di Benua Chesang, dengan anggota utama terdiri dari perwira staf yang direkrut dari lima provinsi, bertugas memantau papan pasir magis Feilengcui secara real-time.
Feilengcui memiliki hampir seribu "Mata Penyihir Saruman" yang terbuat dari mata monster tingkat super, kini telah tersebar di seluruh Dataran Liar Donau; setiap "Mata Penyihir" yang bisa bergerak bebas di ketinggian ini mampu mencakup area daratan ratusan li, memproyeksikan gambar udara ke "Papan Pasir Magis" dengan setia; gambar resolusi tertinggi bahkan bisa menunjukkan bintik-bintik di wajah tikus tanah sekalipun.
Karena keterbatasan sumber daya manusia dan material, Kerajaan Bimeng hingga kini belum bisa mengukur luas total Dataran Liar Donau secara akurat.
Menurut perkiraan pribadi Liu Zhenhan, total luas Padang Liar Kuno setidaknya sebanding dengan gabungan Provinsi Jiangsu dan setengah Provinsi Anhui.
Bahkan Kota Taierzhuang seluas telapak tangan bisa mempertemukan ratusan ribu pasukan Tiongkok dan tentara Jepang dalam pertarungan sengit, apalagi Dataran Liar Donau yang begitu luas dan panjang ini?
Asalkan mekanisme peringatan dini di papan pasir magis berfungsi baik, ditambah Kotak Tulang yang menjamin komunikasi real-time, pasukan kavaleri gerilya Bimon pasti bisa melakukan serangan tiba-tiba dan manuver di padang gurun di bawah kendali jarak jauh laboratorium tempur.
Tapi berharap perang gerilya bisa membalikkan situasi inferioritas jelas tidak realistis - jumlah pasukan Kerajaan Bimeng terlalu kalah jauh dibanding musuh! Jadi fungsi utama "laboratorium tempur" lebih ke memantau penyebaran dan pergerakan musuh di seluruh Dataran Liar Donau, agar struktur kepemimpinan kerajaan bisa mengoptimalkan strategi pertahanan.
Penggunaan "Mata Penyihir" dan "Piring Terbang Pengintai" di medan perang selalu menjadi hak eksklusif pasukan manusia. Yang Mulia Sal tertawa sambil berkata tak menyangka Kerajaan Bimeng bisa semewah ini di akhirnya.
Memenuhi permintaan tuan tanah, Pasukan Ajaib Feilengcui juga membuat replika peta pandangan udara skala 1:50.000 di "papan pasir magis", dilengkapi garis bujur dan lintang akurat untuk kebutuhan operasi militer mendatang.
Persiapan perang kedua Liu Zhenhan adalah mengembalikan dua roh cincin ke Samudera Xiya.
Dibandingkan makhluk mayat hidup biasa, sembilan ular laut dan Perwujudan Sang Penipu yang telah berubah total tidak hanya memiliki kekuatan yang lebih besar, tetapi juga kecerdasan dan memori kehidupan sebelumnya. Mengembalikan mereka ke kampung halaman untuk membuat kekacauan benar-benar pilihan agen rahasia yang paling tepat.
Lao Liu membuat perhitungan logis: Kekaisaran Mugalan toh adalah kekaisaran militer terbesar di Gurun Pasir Taklamakan. Dengan basis populasi puluhan juta, mereka setidaknya bisa mengerahkan pasukan besar berjumlah 800.000 hingga 1.500.000 tentara.
Namun pasukan sebesar ini, baik yang menempuh jalur darat melintasi ribuan li gurun pasir maupun jalur laut melalui jalan pintas ke Dataran Liar Donau, sama-sama menjadi bencana bagi persediaan air tawar dan logistik. Sumber air oasis gurun sekalipun tidak dirusak, paling-paling hanya cukup untuk 100.000 tentara. Sementara di laut, mustahil mendapatkan air tawar.
Karena kapal pengintai Mouran telah muncul di perairan dekat Oasis Cambridge, tidak diragukan lagi bangsa laut yang sejak dulu melarang pasukan darat melintasi wilayah mereka pasti telah membantu orang Mouran. Berdasarkan logika ini, dalam rencana militer Kekaisaran Mugalan selanjutnya, pasti akan menggunakan paus bungkuk dalam jumlah besar sebagai penarik kapal pengangkut pasukan melalui jalur laut untuk mendekati Dataran Liar Donau dengan cepat. Dengan meningkatkan kecepatan pelayaran secara bertahap, waktu tempuh bisa dihemat sehingga kebutuhan air tawar bisa diminimalkan.
Begitu Pasukan Mouran tiba di Padang Rumput Donau, tekanan air tawar tidak perlu dipertimbangkan lagi.
Jika benar demikian, selain bisa membakar markas Bangsa laut dengan mengirim Geryon dan Hydra kembali ke lautan, Liu Zhenhan mungkin juga bisa sekaligus menghancurkan pasukan Kekaisaran Mouran. Lautan berbeda dengan darat - pasang surut dan badai yang ditimbulkan dua Monster laut besar ini bisa dengan mudah menghancurkan armada raksasa. Air laut yang tak terbatas bisa menenggelamkan semua makhluk darat, efeknya jauh lebih dahsyat daripada mantra terlarang apapun.
Namun untuk melaksanakan rencana ini, harus ditemukan jalur pelayaran orang Mouran terlebih dahulu. Jadi tugas dua roh cincin ini tetap sangat berat. Rencana indah Liu Zhenhan belum tentu bisa berjalan mulus.
Inilah yang disebut "urusan manusia sudah selesai, sekarang bergantung pada takdir". Liu Zhenhan telah memberikan semua kemampuannya. Jika akhirnya Kerajaan tetap tidak bisa menghindari nasib hampir punah, itu memang sudah takdir.
Sebenarnya Liu Zhenhan sadar, pembukaan dini "jurang ruang-waktu" karena ulahnya sendiri telah menjadi vonis kepunahan ras Bimon secara keseluruhan. Fakta ini tetap ada terlepas dari apakah Feilengcui akhirnya bisa dipertahankan atau tidak.
Jika dikatakan Kerajaan akhirnya akan runtuh, biang keladinya tentu Liu Zhenhan. Hal ini tidak bisa disangkal.
Jika bisa membuat "jurang ruang-waktu" tertutup kembali, dia rela mengorbankan nyawanya untuk tanah air keduanya ini.
Sayangnya...
"Kondisi Kerajaan saat ini membuat Liu Zhenhan tak bisa menahan diri untuk tidak mengingat bagaimana 500 juta anak bangsa Tionghoa dulu menghadapi senjata kejam tentara Jepang, dengan semangat heroik bersama-sama menghadapi malapetaka nasional."
Dua latar zaman berbeda di dua portal waktu yang terpisah, latar belakang era yang sama sekali berbeda antara Bimon dan etnis Tionghoa, namun kesedihan heroik dan keberanian yang meledak di saat genting hidup-mati kedua etnis ini ternyata sangat miris; setiap memikirkan ini, Liu Zhenhan selalu merasakan misi tak terbendung yang muncul dari dalam hatinya.
Ia semakin yakin bahwa perjalanannya melintasi portal waktu ke Dunia Aiqin yang tak dikenal ini mungkin bertujuan untuk mengalami langsung perang dunia menggelegar ini, menyaksikan seberapa heroiknya nyali sebuah etnis yang pantang menyerah bisa menumbuhkan bunga kehidupan yang sedemikian megah!
Saat Yitiao hampir tiba di Gunung Awan Kabut, ia menghubungi bosnya melalui tulangkomunikasi. Liu Zhenhan baru bisa tiba di Kota Mulan, dua segmen waktu ini diatur dengan presisi sempurna.
Begitu bertemu, Putri Kelima dengan sedih memberitahu Lao Liu bahwa dari "Empat Bunga Debu", hanya tersisa dua gelar bunga air dan kayu. Gelar bunga emas dan api sudah direbut oleh ahli-ahli kuat.
"Yang Mulia, jika Baginda terlambat lagi mungkin bahkan kuahnya pun tak akan kebagian!" canda Putri Kelima pada Lao Liu.
"Berapa hari totalnya Pertemuan Pahlawan ini?" tanya Liu Zhenhan tanpa terburu-buru.
"Total sepuluh hari, hari ini sudah hari ketujuh!"
"Apakah setelah dua ahli kuat itu merebut gelar bunga emas dan api, mereka langsung mengambil kapsul merah keperawanan?"
“Tidak semudah itu, untuk bersaing merebut 'Empat Bunga Angin', harus setuju mengabdi pada Kaisar Giok dan Hua Ting. Jika tidak, tak berhak ikut kompetisi; meski bersedia loyal pada Hua Ting dan berhasil mengalahkan lawan menjadi 'Empat Bunga Angin', pengambilan darah keperawanan juga harus menunggu pesta besar di Hua Ting setelah status resmi ditetapkan. Mana bisa serampangan begini?" Putri Kelima tertawa: "Bukan aku tak mau membantu Yang Mulia, tapi janji pria terhormat bernilai seribu keping emas. Tanpa status Raja Bunga-Mu, pemerintah kami pun tak bisa ikut campur! Mana mungkin pasukan Zhi Jin Wu ikut kompetisi 'Empat Bunga Angin' lalu malah mengabdi ke Hua Ting? Lagipula bawahan ku yang ahli empat elemen logam, kayu, air, dan api juga tak banyak."
"Ekor rubahmu ketahuan juga? Sebenarnya pemerintah Tang Zang sangat ingin ikut kompetisi 'Empat Bunga Angin', cuma terhambat reputasi semu ini." Liu Zhenhan dalam hati menahan tawa.
"Putri tak perlu sungkan, meski 'Empat Bunga Angin' habis dipetik, aku punya cara merebutnya kembali." Liu Zhenhan mengeluarkan Kotak Tulang, memanggil seluruh keluarganya dari Kota Helu. Daripada buru-buru ke arena, ia minta Putri Kelima mengajaknya berkeliling kota Timur ini dengan dalih melihat-lihat arena pertarungan sekte makhluk ilahi Benua Sutra, menikmati pesona eksotis metropolitan ini.
Seperti dijelaskan Putri Kelima sebelumnya, metropolitan Timur yang bersih dan rapi ini dipenuhi pohon kapuk dan murbei tinggi yang menghijau memanjakan mata.
Karena musim panas, cabang-cabang pohon yang rimbun dipenuhi buah murbei ungu bergelantungan seperti anggur. Buah yang terlalu matang berceceran di tanah. Terinjak roda kereta, membentuk bekas jejak merah darah; aroma manis buah murbei meresap di udara, menghirup wangi dongeng ini terasa menyegarkan jiwa.
Di setiap pohon murbei hijau, terdapat beberapa wanita cantik duduk di atasnya. Mereka mengenakan pakaian brokat bak awan berwarna, tubuh seperti ular merayap di ranting. Berdesir mengunyah daun murbei, sesekali mengeluarkan benang sutera berkilau yang dililitkan pada tongkat kayu di tangan, mirip pedagang gulali.
Tidak diragukan lagi, wanita-wanita cantik ini adalah orang ulat sutera dari suku Leizu.
Memang pantas disebut "Kecantikan Sutera" yang sejajar dengan kerang sedih suku Mo Shao. Setiap Leizu ini memiliki ekspresi memikat yang mengundang rasa iba.
"Di antara orang ulat sutera di pohon ini, ada pria dan wanita. Entah apakah Tuan Pangeran Richard bisa membedakannya?" Pangeran Tangzang "Penakluk Awal Bulan" tidak salah menyebut gelar Lao Liu. Status Liu Zhenhan sekarang adalah Pangeran Dinasti Ji dari "Benua Sutera", bukan Raja Bunga Yang Mulia - ini identitas yang sudah ditentukan sebelumnya.
Pejalan kaki di jalanan Kota Magnolia berkerumun menyaksikan rombongan besar berpenampilan asing ini, tak henti memberikan komentar dan menunjuk-nunjuk.
Pasukan pengawal kerajaan Zhi Jin Wu yang gagah menyebar seperti ikan, tanpa sepatah kata pun, hanya menunjuk ke kejauhan. Kerumunan pejalan kaki yang semula ribut langsung bubar bagai kawanan burung dan binatang liar.
Guo Guo, Martelazi, dan Katyusha melihat buah murbei ungu yang bergelantungan seperti anggur, mana mungkin mereka berhenti? Mereka semua mengangkat ekor sambil membuka mulut lebar-lebar. Beberapa prajurit pengawal bertubuh tinggi besar, dengan tangan mereka yang panjang langsung memetik tumpukan buah murbei dan melemparkannya ke mulut tiga si kecil yang manja ini.
"Kalau Putri tidak bilang, aku takkan sadar. Setelah diperhatikan benar-benar, memang ada laki-laki dan perempuan." Liu Zhenhan mendongak, membuat pelindung mata dengan tangannya sambil memandang tajam ke pepohonan hijau yang rindang, lalu berkata pasti: "Yang payudaranya besar pasti perempuan, yang dada rata pasti laki-laki."
Putri Kelima tak kuasa menahan tawa, "Kretak!" Dia tertawa. Perspektif Sang Raja Bunga ini benar-benar sederhana dan langsung.
"Entah di Negeri Sutra ada laki-laki yang suka hubungan sesama jenis tidak?" Liu Zhenhan asal ceplas-ceplos.
Melihat pria-pria ulat sutra berpostur anggun ini, dia teringat sembilan selir pria dari negara kecil di Kalimantan yang dirampasnya. Selir-selir gurun itu terlalu mirip wanita cantik, sampai prajurit Bimon sengaja menangkap mereka untuk dipersembahkan kepada Shaman Divine Comedy dan Sang Raja. Baru saat menghitung rampasan perang, kebenaran jenis kelamin mereka terungkap.
Selir pria dari kerajaan kecil di gurun memiliki selaput pantat alami yang bisa hancur lalu bangkit; ditambah kebiasaan mandi kaldu tulang monyet sejak kecil, tubuh mereka selembut kapas dengan pesona lemah lembut yang memikat; Liu Zhenhan tidak tega memberikannya ke orang lain, semuanya dijadikan pelayan pria di Feilengcui.
Tak peduli seberapa maju sebuah peradaban, pasti ada sisa feodal yang buruk. Hal ini berlaku sama di dimensi manapun.
Baik di Benua Aigean maupun Kerajaan Bimeng, hubungan sesama jenis tidak dianggap tabu. Dua Pendeta Pahlawan era Hyjal, Tyson dan Jackson, yang satu gemar memuaskan nafsu sedangkan satunya lagi doyan menggauli anak laki-laki, juga tidak dicela oleh generasi penerus.
"Di zaman apa kita harus main lakon apa. Liu Zhenhan meski tak tertarik pada pria secantik apapun, tapi menyimpan beberapa pelayan pria yang memesona di sampingnya tetap merupakan hal yang menambah harga diri."
"Dia ini punya rasa kesombongan yang membara, hal ini saja sudah bisa dilihat keseluruhannya."
"Putri... Apakah Paduka juga punya selera yang sama?" Putri Kelima Tang Zang terkejut.
"Sepanjang perjalanan kemari, rombongan harem Raja Bunga Yang Mulia yang membawa begitu banyak selir cantik sudah tak terhitung membuat orang terpana. Andaikan bukan karena diriku dan pasukan Zhi Jin Wu yang menjaga, pasti sudah ada masyarakat nekat yang tak tahan ingin menculik mereka."
"Bisa dibilang, bahkan harem kerajaan Kekaisaran Tang Zang pun tak pernah memiliki kumpulan wanita super cantik sebanyak ini!"
Sudah menikmati sepenuhnya 'berkah' dunia, penguasa Raja Bunga Yang Mulia ini masih hasrat yang tak puas?
“Di lingkungan keluarga kerajaan, perzinahan adalah tema abadi. Meski Pangeran Kelima sebenarnya sudah punya persiapan mental, saat ini ia tak bisa menahan diri untuk tidak menghela nafas sedih melihat begitu banyak bunga-bunga cantik di harem Raja Bunga yang terbuang percuma.”
“Sial pantatmu, lebih nikmat dari dewa...” Burung beo kecil mengangguk-anggukkan paruh bengkoknya yang keunguan seperti gagak, dengan sikap jumawa bersiap menyampaikan pendapatnya. Tapi Guo Guo langsung mencengkramnya cepat-cepat.
“Kalau… Yang Mulia suka, nanti akan kuberikan dua pria ulat sutra paling tampan untukmu.” Pangeran Kelima tersenyum lega. Sebenarnya “bermain dengan pria” juga bukan hal aneh di Benua Sutra. Sudah menjadi tradisi di kalangan pejabat tinggi dan bangsawan. Toh kalau Raja Bunga menyukainya, memberi hadiah seperti ini hanyalah bentuk basa-basi.
Liu Zhenhan dan para istrinya saling bertukar senyum.
Setelah jalan-jalan sebentar, mereka segera tiba di arena pertarungan yang didirikan Kaisar You.
Empat gerbang Kota Mulan masing-masing dikuasai oleh empat raja dunia bawah. Sementara guild dan sekte lainnya berjejer rapi di sepanjang sudut tembok ibu kota. Dari letak geografisnya saja sudah bisa langsung terlihat mana guild yang lebih menjanjikan. Bagian yang terkena sinar matahari pagi ditempati guild-guild kuat, sedangkan sisi gelap diisi guild-guild kelas teri. Tapi guild mana pun yang berani memasang spanduk di Pertemuan Pahlawan Mulan pastilah punya reputasi lumayan di Benua Sutra.
Sekilas melihat, Liu Zhenhan memperkirakan ada tidak kurang dari 300 guild makhluk ilahi yang sedang merekrut anggota di Pertemuan Pahlawan ini.
“Serikat Kaisar Gelap bernama 'Gerbang Bumi'. Hadiah yang dia keluarkan tahun ini adalah 《Gambar Putri Macan Tutul》, di dalam gambar itu tersegel seorang kecantikan dunia bawah dan seekor zombie macan tutul, keduanya bisa dikeluarkan untuk bertempur; Tentu saja, kecantikan dunia bawah juga bisa menemani tidur, bahkan bisa menghisap esensi orang lain untuk mengisi tenaga magisnya.” Putri Kelima menunjuk ke arah pria gemuk berjanggut tiga helai seperti udang di arena bertulang hiasan, “Orang ini adalah Kaisar Gelap, tapi tahun ini hadiahnya bersama dua kaisar pinggiran lainnya benar-benar kalah oleh Paviliun Bunga.”
Liu Zhenhan mengikuti arah tangan Putri Kelima, di sisi utara kota terlihat kerumunan orang bersenjata dari berbagai aliran dunia, memadati arena megah yang dipenuhi lentera dan bunga hingga sesak, riuh rendah suara manusia.
Tentara reguler pemerintah Tang Zang juga berkerumun paling banyak di sana, berpatroli lengkap senjata di atas tembok ibu kota, sesekali mengarahkan tatapan waspada ke tanah.
“Dia ini melihat kita…” Putri Keliga menyenggol lengan Lao Liu dengan sikut.
“Dia minum pakai apa?” Liu Zhenhan memperhatikan pria berjanggut udang yang duduk santai di kursi malas, mengangkat piala pipih untuk memberi hormat dari jauh ke arah Putri Kelima, merasa heran.
Putri Kelima tersenyum cerah melambai ke Kaisar Gelap, lalu menoleh ke Lao Liu, “Itu cawan sepatu, dibuat dari sepatu kecantikan.”
“Sungguh keterlaluan, meski menggunakan sepatu gadis cantik untuk wadah minum, bagaimana mungkin masih bisa diminum?” Ailijie yang mendengar ini merinding sekujur tubuhnya.
“Aroma bedak dan parfum kecantikan yang larut dalam anggur justru menambah keanggunan! Ini adalah hal paling elegan dan asyik!” Putri Kelima memandang aneh Raja Bunga Yang Mulia dan anggota keluarga kerajaan bunga yang terpaku, berbisik: “Yang Mulia mungkin belum tahu, di Benua Sutra kita bahkan suami-istri pun belum tentu boleh menyentuh kaki lotus istri, jadi minum dari sepatu justru menunjukkan status mulia.”
Sama seperti pelayan priaku, hanya untuk pamer. Liu Zhenhan tertawa terpendam, tapi menggunakan sepatu gadis untuk minum demi harga diri, hal ini takkan dilakukannya.
“Ini mirip telinga runcing elf perempuan, meski sudah menikah suami belum tentu boleh menyentuh, melambangkan batas akhir harga diri.” Xiao Ai mengarahkan bibirnya ke telinga Bos Ai yang tersembul dari rambut, Liu Zhenhan lalu mengamati dengan seksama dari atas ke bawah, kiri ke kanan.
Ailijie merasa seluruh tubuhnya lemas terkena pandangan bajingan tua itu.
“Aku akhirnya paham, kenapa Kakak Ning Yu tak pernah melepas kaos kakinya.” Helen menyeringai khas pada Lao Liu dalam bahasa Chick Latin.
“Lihatlah apakah aku bisa berhasil malam ini.” Liu Zhenhan terus-menerus melirik sepatu bot kristal Ning Yu, tatapan jahatnya membuat pipi putih Ning Yu yang cantik tanpa sadar memerah seperti dua kuntum bunga persik.
“Lihat apa yang terjadi di depan!” Melihat jalan majunya tiba-tiba dipenuhi kerumunan orang, Putri Kelima dengan marah memberi perintah kepada pasukan Zhi Jin Wu.
Jalan raya yang luas dipenuhi kerumunan hitam pekat hingga membentuk gumpalan besar. Di sekelilingnya ada yang ikut-ikutan braak-braak, ada yang berjinjit mengulur leher, ada juga yang bersorak sorai; Pasukan Zhi Jin Wu yang ganas seperti serigala dan harimau tanpa bicara langsung menerjang, menghujani pukulan hingga terbentuk lorong manusia di antara jeritan kesakitan. Anehnya, orang-orang yang dipukuli ini merayap ke samping seperti air pasang, tetap berkeliaran dan tak mau pergi, masih menoleh-noleh penasaran.
Di tengah kerumunan yang bubar, terlihat seorang pria besar berwajah sangat kejam dan jelek sedang menarik-narik gadis manis berusia 15-16 tahun dengan wajah memerah dan urat leher menegang, berteriak dengan suara serak sesuatu.
“Brengsek ini mengancam gadis itu! Jika si gadis masih membantah, dia akan menelanjanginya! Orang-orang sekitar ikut ribut karena alasan ini.” Tanpa perlu diterjemahkan Pangeran Tangzang, Lao Liu langsung paham setelah mengaktifkan telepatinya.
“Fatty Luo, habisi brengsek ini!” Ai Wei'er berteriak marah.
“Tunggu sebentar!” Putri Kelima dengan wajah memerah menghentikan Jago Pedang mammoth: “Biarkan kami yang menangani ini.”
Dalam perdebatan, pria buruk rupa dan gadis itu melihat sekelompok orang beraura kuat menyibak kerumunan, lalu serentak diam.
Sorot mata gadis itu tiba-tiba berseri, tanpa bicara langsung berlari ke arah Liu Zhenhan.
Pria buruk itu tertegun sebentar, menjangkau dengan kasar. Suara kain terkoyak terdengar, hanya menyisakan sepotong lengan gaun sutra di tangannya.
Sebelum gadis bertangan putih telanjang itu mendekat, Pangeran Kesembilan dan Kesepuluh sudah menghadang Orang tua, para Penjaga Pohon membuka bagian bawah jas hitam Zhongshan.
Gadis ini cukup lihai, dengan gesit bersembunyi di belakang Xiao Kong, kedua tangan memegangi bahunya sambil terengah-engah.
“Tolong aku…” Sorot mata indah gadis itu berlinang air mata, sanggul berhiaskan lily emas berantakan, memancarkan aroma tubuh manis yang memabukkan.
Seluruh otot Pangeran Kesembilan mengencang, seperti kesurupan membiarkan gadis itu memegangi bahunya, tubuhnya berputar menghalangi pandangan penuh kebencian dari pria buruk itu.
Pasukan Zhi Jin Wu Tang Zang mengeluarkan plakat pinggang kekaisaran, meredam amuk pria buruk yang hendak melawan, lalu membawanya pergi sambil dicaci seperti menggendong bagal.
"Gadis yang lolos dari bahaya itu menghela napas kecewa, hidung mancungnya mendengus sinis. Saat berbalik hendak pergi, belum beberapa langkah, sekelompok pria besar Penjaga Pohon berwajah dingin menghadangnya."
"Kau pakai kami sebagai jimat pelindung, habis manis sepah dibuang?" Telepati Liu Zhenhan terdengar jelas oleh semua orang di sekitar: "Kau anggap kami apa? Kertas kemasan untuk bersih-bersih pantat?"
"Richard, perlu apa kau menyulitkan seorang gadis kecil?" Ning Yu memandang kekasihnya heran. Gadis ini jika dinilai cantik, paling hanya biasa saja. Kecantikannya mungkin kalah dari pelayan Feilengcui, hanya punya daya tarik kecerahan remaja.
Ning Yu tahu tipe wanita idaman Richard adalah kecantikan sempurna, lebih baik lagi yang tinggi besar seperti kuda liar. Bawang kecil seperti ini mungkin tak menarik hatinya.
"Bagaimana jika tadi kami bertarung dengan si jelek itu? Bagaimana jika dia jagoan? Bagaimana jika ada korban? Siapa yang bertanggung jawab!" Liu Zhenhan tersenyum getir: "Menyelamatkan gadis jadi pahlawan belum pernah kulakukan, tapi merampas gadis desa sudah sering. Gadis ini tak boleh gratis pakai kami sebagai tameng!"
Ning Yu hendak melanjutkan bujukan, bos Ai menyentil lengan bajunya pelan.
"Mata tiga, apa yang kau sombongkan! Meski tanpa kalian, aku tetap bisa lepas dari si jelek itu." Gadis kecil itu dengan lincah memainkan bunga lili emas di jarinya, berkata dengan angkuh: "Kupikir kalian bisa membunuh atau melumpuhkan si jelek itu. Ternyata cuma menangkapnya. Lalu apa yang perlu kusyukuri dari kalian?"
Baru sekarang semua orang menyadari detail penting - tangan gadis ini mengenakan kalung mutiara merah menyala, bunga lili emasnya tidak berputar di jari, melainkan melayang di udara mengitari ujung jarinya.
Putri Kelima Tang Zang mundur diam-diam ke samping, tanpa maksud ikut campur.
Gadis kecil ini dikenalnya. Siapakah Sang Putri? Satu kali bertatapan, mustahil terlupakan.
Gadis ini adalah "Pemilik Bunga Lili" dari Empat Bunga Dunia Fana, pelacur bunga yang bisa meningkatkan level kemampuan elemen logam.
Karena Raja Bunga Yang Mulia telah mengetahui ini adalah pejabat bunga, tentu ada pertimbangannya sendiri. Putri Kelima paham kapan harus mundur.
"Adik kecil yang lancang mulut, jaga bicaramu! Aku belum marah, malah kau yang mulai menggerutu?" Liu Zhenhan tertawa.
Hanya karena status sesama pejabat bunga-lah dia bersikap baik. Seandainya di Benua Aigean, mana mungkin perempuan berani menjadikannya tameng menghadapi pemuda nakal atau pelamar, lalu tak mengucap terima kasih? Pasti langsung dihancurkan wajahnya.
"Perasaan dimanfaatkan adalah hal yang paling tidak nyaman dan dibenci Lao Liu. Rasa simpatinya hanya mekar untuk yang benar-benar lemah. Untuk telur retak yang cuma diincar lalat, dia tak berminat."
"Oh? Mau apa kamu?" Gadis kecil ini belum sadar sudah berurusan dengan siapa, dengan santai menjulurkan lidah merah muda ke arah Lao Liu.
"Kekasih, beri dia pelajaran." Liu Zhenhan menganggukkan kepala ke Pangeran Kesembilan, memberi isyarat untuk maju.
"Pelajaran bagaimana... dia?" Pangeran Kesembilan bertanya bodoh pada orang tua itu.
"Bicara besar, awas gigi depannya copot."
"Aku khawatir tak bisa..." Pangeran Kesembilan tersenyum getir.
"Sombong apa! Aku tahu kau didukung keluarga kerajaan, tapi persoalan dunia persilatan tak urusan mereka!" Gadis kecil itu tersenyum licik: "Aku Purple Mist Cloud, anggota Hua Ting. Berani-beranilah sentuh aku!"
"Lihat kau sombong." Liu Zhenhan menggerakkan tangan, bunga emas yang sedang dimainkan gadis itu langsung berpindah ke tangannya.
Wajah Purple Mist Cloud langsung pucat pasi, jemarin gemetar seperti orang gila menekan gagang pedang di pinggang. Pedang itu sangat antik, gagangnya berbentuk Phoenix.
“Bawalah jalan di depan, aku ingin berbicara dengan bosmu dan menanyakan cara dia mendisiplinkan bawahannya.” Liu Zhenhan memetik sehelai kelopak bunga lili emas dengan jari, lalu menghentakkannya. Kelopak emas itu berputar-putar melesat di udara, "Braak!" suara ledakan keras menggema, sebuah lubang tembus muncul di batang pohon kapas tinggi di tepi jalan.
“Sebaiknya kau tidak mencoba melarikan diri. Terakhir kali ada orang yang tidak mendengarku, hasilnya wajahnya mendapat lubang tambahan.” Liu Zhenhan kembali menghentakkan jari, tanah berbatu di dekat kaki gadis itu juga tertembus lubang kecil oleh kelopak bunga.
Sejak lemparan kelopak pertama, mata para penonton di sekeliling hampir copot dari soket. Saat lemparan kedua datang, mereka harus memungut kembali mata yang tercecer itu dan memasangnya sebelum bisa terus menyaksikan.
“Kau ini siapa sebenarnya?” Zixia Yun menarik pedang fenghuang berkilauan dari sarungnya dengan gugup, pola awan pelangi berkelap-kelip di bilah pedang. Jelas ini adalah bilah terkenal dari Negeri Sutra.
Pasukan Pengawal Bendera serempak mengacungkan senjata mereka, mengarahkan ujungnya ke kepala gadis kecil itu.
“Akulah Raja Bunga.” Liu Zhenhan mengumumkan gelarnya. Di hadapan julukan ini, pejabat bunga mana pun hanyalah hiasan belaka.
Zixia Yun tak bisa berkata-kata lagi, hanya bisa patuh membimbing jalan di depan.
“Kau gila?” Lao Liu memandangi Kekasih yang tampak bodoh dengan heran. Pangeran Kesembilan yang tampan menggenggam kipas, matanya terpaku membelalak ke arah siluet ramping awan ungu yang menjauh, tak bergerak sedikitpun.
“Oh...” Xiao Kong menggaruk-garuk kepala dengan gelisah untuk menutupi kekagetan tadi, suaranya gugup: “...Ayahanda tadi sungguh hebat...”
“Ibumu juga sering memujiku seperti itu.” Liu Zhenhan menghela nafas, dia sudah paham bahwa Kekasih jelas-jelas sedang kasmaran.
Bab 595 Godaan yang Tak Tertolak
Saat awan ungu berjalan memimpin di depan, pinggang rampingnya bergoyang lembut bagai ranting willow yang meliuk.
Ini bukanlah sikap yang dibuat-buat, melainkan pesona alami setiap gadis yang mulai dewasa dan menarik perhatian lawan jenis.
Setiap langkahnya meninggalkan cap berbentuk benang sari keemasan di tanah, semerbak harum menyeruak.
Jelas terlihat, sol sandalnya yang berbentuk bunga telah diukir dengan cetakan bunga dan diisi serbuk sari emas.
Angin hangat menerbangkan ujung rok awan ungu yang dipenuhi kaligrafi indah, helaian kainnya menari-nari bagai kupu-kupu bermain di bunga.
Keanggunan yang melayang keluar dari dunia ini membuat pandangan Pangeran Kesembilan semakin terpana tak berkedip.
“Putri, semua gaun para kecantikan Hua Ting dituliskan syair-syair romantis terkini dan elegan. Tren ini kini telah memimpin banyak dayang istana Tang Zang untuk belajar! Keanggunan yang melampaui duniawi ini, tak mungkin diabaikan oleh pria mana pun yang masih punya mata.” Putri Kelima tersenyum pada Lao Liu yang terus melirik Pangeran Kesembilan: “Yang lebih menarik, tren ini bahkan secara tak langsung melahirkan banyak penyair Tang Zang.”
“Di pita gaunnya tertulis syair-syair mesum? Aku kira itu runa elemen!” Liu Zhenhan tertawa getir: “Mengenai syair romantis, sebenarnya 80% puisi terkenal Bimon, baik kuno maupun modern, secara terselubung menggambarkan kisah asmara, memantik perselingkuhan dan pelarian...”
“Haha! Di sini pun sama, nyaris semua syair Yuefu kuno berisi pantikan perselingkuhan.” Putri Kelima bersemangat menemukan teman sependapat: “Terbukti, di era kuno maupun modern, di Aiqin maupun Negeri Sutra, sastra lamunan mesum tak akan lekang waktu.”
“Mendengar ucapan Putri, aku tahu Tuan pasti seorang budayawan.” Liu Zhenhan teringat Tanya juga pernah menilai sastra demikian. Tanya adalah penulis super kuno.
“Pangeran Kesembilan bukan tergoda oleh kecantikan, apalagi terpesona oleh sikap genit semacam ini; Tuan Hehuan memiliki daya tarik yang semakin kuat terhadap praktisi logam yang mumpuni, persis seperti godaan madu premium bagi anggota suku Beruang Bier.” Putri Kelima berbisik pelan kepada Lao Liu: “Jangan terus-menerus melototi Pangeran Kesembilan, sebagai ‘tunas emas’, dia tak bisa menolak godaan ini.”
Liu Zhenhan tertegun mendengarnya, dalam hati bergumam, 'Pantas saja!'
Lao Liu tak terlalu percaya dengan konsep jatuh cinta pada pandangan pertama, karena belum pernah mengalaminya sendiri.
Jiwa Kekasih yang telah ditempa berbagai cobaan jelas jauh melebihi orang biasa, hanya penjelasan Putri Kelima inilah yang masuk akal untuk menjelaskan keterikatan cinta secepat ini.
“Bukankah ini ‘Pesona Alami’ yang sesuai spesialisasi?” seru Helen yang tersadar setelah mendengar penjelasan Putri Kelima. Menunjuk pelipis Lao Liu dengan genit dia berkata: “Karma, karma! Hutang ayah dibayar anak!”
“Kalau suka, ramas saja. Cuma melototin takkan dapat hasil.” Ailijie menepuk bahu Xiao Kong dengan gaya bijaksana, mengajari anak kesayangannya tentang tindakan yang harus diambil.
Setelah pengalaman merangsang merampas gadis di jalanan dunia iblis, Ratu Bunga ingin mengulangi aksi serupa kapan saja.
Xiao Kong membeku. Sebagai pahlawan sejati, mana mungkin dia melakukan hal memalukan secara terang-terangan begini?
Sambil mengobrol santai, mereka segera tiba di tembok kota utara.
Tiga dari delapan penyihir istana Kekaisaran Tang Zang yang bertugas sebagai Zhi Jin Wu, telah mendirikan markas di sini untuk mengawasi situasi.
Putri Kelima tersenyum manis sambil memanggil ketiga penyihir untuk diperkenalkan kepada Liu Zhenhan.
Yang mengejutkan Liu Zhenhan, ketiga penyihir ini ternyata dua pria dan satu wanita berusia di bawah tiga puluh tahun, kontras dengan lima penyihir tua berambut putih namun berpenampilan gagah.
Penyihir Gongbao memiliki janggut lebat berantakan, postur tubuh kekar, pandangan garang, lebih mirip preman daripada penyihir.
Dua penyihir Shangsu: satu pria tampan bermuka putih, satunya lagi wanita cantik berbaju merah dengan aura memikat.
"Master 'Kumis Penyambut Tamu' kami ahli sihir Gongbao tingkat tinggi pengkhusus elemen logam dan air!" Putri Kelima memperkenalkan penyihir berjanggut itu, lalu menunjuk pasangan tampan dan cantik: "Penyihir 'Menara' dan 'Penyedot Debu Merah' masing-masing menguasai air-es dan kayu-es. Mereka pasangan suami-istri yang harmonis, keduanya penyihir Shangsu tingkat tinggi."
"Jancuk..." Lao Liu kembali terperangah.
Benua Sutra memiliki satu tingkatan jabatan serikat penyihir lebih banyak dibanding Benua Aigean. Shangsu Xianshi tepat berada di atas Dinghu Xianshi, kira-kira setara dengan Santo Aigean. Sementara Gongbao Xianshi bahkan lebih tinggi satu tingkat dari Shangsu Xianshi, setara dengan Penyihir Besar super tingkat Santo Pu! Dua Santo dan satu Santo Pu, ditambah lima Archmagister - inilah kekuatan penyihir Kerajaan Tang Zang! (PS: Latar belakang Darah Bangsa Binatang: Duke Jinxian yang setara dengan Penyihir Besar Suci di Benua Sutra tidak dihitung sebagai tingkat penyihir; alasannya sederhana, karena Duke Jinxian telah naik ke langit di siang hari, mana mungkin dikategorikan dalam tingkat dunia fana?)
"Tiga Penyihir Besar Sutra yang terhormat, bertemu dengan kalian adalah kehormatan terbesarku." Mengira ketiga penyihir ini sangat berilmu, Liu Zhenhan langsung menyapa dengan kalimat klasik bahasa Bimeng: "Na Ai Zhi Tu Mi You."
Terhadap ahli kuat Aigean setingkat Duke Jinxian ini, Gongbao Xianshi "Hu Xu Ying Ke" masih menyisakan sedikit keraguan. Tapi meski ragu, dia dan sepasang suami-istri Xianshi tetap membalas salam Lao Liu dengan hormat, sambil berkata "tidak berani-tidak berani".
"Karena sudah mencapai tingkat Gongbao, pastinya Master 'Hu Xu Ying Ke' sudah memiliki elemental ya? Makhluk yang bisa membantumu melepaskan mantra!" Liu Zhenhan menggerakkan tangan sambil berkata: "Bisa diperlihatkan untuk kupelihatkan?"
“Apakah Yang Mulia maksud 'Bayi Energi Murni'?” Penyihir berjanggut "berderai-derai" memutar matanya, mengangguk seperti tersadar, bahunya bergerak. Tiba-tiba terdengar "syuut", setelah bayangan emas berkilauan memusingkan, di kepala penyihir berjanggut muncul bayi putih gemuk. Dengan dua kuncir menjulang, Gendut tapi tetap lucu.
“Cuma satu?” Liu Zhenhan terbelalak lama.
“Hmm... 'Bayi dalam Bayi' sementara ini belum bisa saya kultivasi.” Wajah penyihir berjanggut memerah sedikit.
“Guru Gongbao yang juga ahli elemen logam dan air, kenapa tidak mencoba bersaing untuk jadi Penguasa Hehuan atau Penguasa Yanghua demi harapan naik tingkat?” Liu Zhenhan setengah becanda bertanya pada penyihir berjanggut yang bermuka preman ini: “Menurutku jika pemerintah Tang Zang benar-benar meminta kontribusi dua bunga terkenal dari Hua Ting, mereka pasti tidak berani menolak!”
Putri Kelima menyilangkan lengan dengan senyum percaya diri, tidak berkomentar.
“Saat ini saya belum yakin bisa melewati bencana, kalau nekat naik level bukan bunuh diri?” Penyihir berjanggut itu kembali memutar mata pada Lao Liu.
“Sebenarnya punya Dewa Emas Penolong yang bisa naik ke langit, bagi Tang Zang tidak sebermanfaat memiliki Guru Gongbao yang tetap tinggal di dunia fana.” Perkataan Putri Kelima ini membuat Lao Liu semakin melotot.
Ini alasan untuk menolak promosi? Liu Zhenhan benar-benar kehabisan kata.
“Guru spiritual ‘Tuota’ saya tidak hanya ahli dalam sihir dan strategi perang, tapi juga mahir dalam seni ramalan wajah!” Putri Kelima merekomendasikan kepada Lao Liu: “Maukah Yang Mulia mencoba ramalan nasib darinya?”
“Baiklah!” Liu Zhenhan sebenarnya sama sekali tidak percaya pada ramalan dan nubuat yang bersifat idealistis, tapi tak bisa menolak niat baik Putri Kelima yang antusias.
“Yang Mulia... Mohon jangan marah jika kata-kata saya salah! Di pelipis Yang Mulia ada tahi lalat, ini jelas pertanda hasrat berahi yang kuat...” Kata-kata pertama si Penyihir tampan langsung membuat Putri Kelima berkeringat dingin, buru-buru melambaikan tangan untuk menghentikannya.
Liu Zhenhan mengusap mukanya, menggelengkan kepala, antara kesal dan tertawa.
“Mohon maafkan Raja Bunga Yang Mulia!” Penyihir wanita cantik "Pembersih Merah" dari Shangsu membungkuk hormat, bergegas menjelaskan: “Ramalan suami saya terkadang meleset. Baru-baru ini dia pernah meramalkan bahwa Pemilik Aprikot Merah dari ‘Lima Bunga Dunia’ yang belum lahir akan naik takhta Tang Zang, memerintah sebagai perempuan dengan dekret: ‘Bunga mekar di Hutan Shanglin, jangan tunggu angin fajar’ untuk memaksa ratusan bunga mekar di musim dingin! Omong kosong ini pasti membuat Yang Mulia tertawa. Mohon maafkan suami saya, hari ini pasti salah ramal lagi!”
“Kapan saya pernah berbohong?” Penyihir tampan itu berkata dengan bingung: “Fakta sebenarnya memang begitu!”
“Selain aku, mungkin bahkan Ratu Bunga pun tak bisa mudah membuat ratusan bunga mekar di luar musim.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, dalam hati menganggap ini ngibul belaka, mana mungkin pejabat bunga kecil bisa menggantikan tugas Raja Bunga!（PS: Yang pernah baca 《Bunga Cermin》 pasti tahu legenda "Gantang's Peninggalan Cinta" ini kan?）
Deruman Oushou yang berwibawa dan berat terus bergema dari pinggang Fatty Luo. Fatty Luo menyambungkan tulangkomunikasi dan menyerahkannya ke bos.
“Waktu juga sudah sore, lebih baik kita langsung ke arena Hua Ting dulu.” Liu Zhenhan mengangkat Biaqiao 3000 sebesar bata ke telinganya, terdengar tanpa sepatah kata pun sebelum dilempar kembali ke tangan Fatty Luo.
Yitiao sudah sampai di Gunung Awan Kabut. Dia bertanya apakah bos mau memanggil orang sekarang. Lao Liu menggunakan Telepati memberitahunya untuk menunggu sebentar.
“Dewa Jin Duo ini membawa karma pembunuhan tak berujung. Putri sebaiknya jangan terlalu dekat dengannya.” Penyihir pria tampan itu berbisik di telinga Putri Kelima: “Terus terang, dia adalah bintang sial, ke mana pun dia pergi pasti timbul kekacauan.”
Putri Kelima tersenyum tipis, sama sekali tak memedulikan perkataan itu.
Gadis kecil bernama Ungu Xia Yun berdiam dengan ekspresi kompleks di depan arena pahlawan Hua Ting, matanya tak lepas mengawasi rombongan Lao Liu tanpa bicara.
Arena Hua Ting yang terbuat dari struktur giok berbentuk altar besar itu letaknya tak jauh dari kantor tiga Penyihir Besar Tang Zang.
Hijauan rambat dan bunga-bunga berwarna-warni bagai tirai sutra, menghiasi seluruh arena dengan kemerahan yang mempesona dan gemerlap cahaya.
Karena ketinggian arena dari tanah minimal 10 yard dan tidak ada tangga di keempat sisinya, siapa pun yang ingin naik harus menunjukkan kemampuan sejati terlebih dahulu, sekaligus menjadi ujian kecil.
Kerumunan orang biasa yang sebelumnya padat mengelilingi arena pertarungan pahlawan kini sunyi senyap, terpaku menatap pasukan bendera Ent yang bertubuh raksasa.
Bahkan di Benua Aigean sekalipun, keberadaan Ent sebesar ini selalu menarik perhatian, apalagi hari ini begitu banyak Penjaga Pohon berkumpul bersama.
Kerumunan orang berhamburan bagai air pasang, memberi jalan bagi rombongan ini hingga ke bawah arena.
Di bawah sorotan mata semua orang, para Ent mengangkat bos dan para nyonya bos ke atas arena dengan telapak tangan sebesar penggilingan.
Gadis-gadis istana yang semula berjajar di kedua sisi arena tertegun menyaksikan cara naik yang tak biasa ini.
Sejak rombongan raksasa ini muncul dari kejauhan, otak mereka sudah mulai berkabut.
Di hadapan makhluk berukuran mengerikan ini, semua bangunan di sepanjang jalan terlihat konyol bagai mainan.
Kedatangan hampir dua puluh raksasa ini secara berdampingan menciptakan tekanan visual yang menjadi beban berat bagi mata dan saraf.
Liu Zhenhan melepaskan mahkota bunga di kepalanya, merapikan sedikit jubah resmi Dinasti Qing-nya. Bagi utusan yang menghadiri acara diplomatik, penampilan elegan adalah keharusan - ini pesan yang berulang kali ditekankan oleh Tuan Jabbar, kepala rumah tangga.
Rambut Mohican ungu yang menjuntai seperti air terjun berkibar-kibar di udara, liar namun tetap teratur, tegak bagaikan bendera di atas kulit kepala yang dicukur licin. Di kedua pelipisnya, terdapat dua kepang kecil berbentuk tali rami yang dihiasi mutiara hitam - tanda putri duyung cantik yang ditanam sendiri oleh Wei Zhi.
Sejak Raja Bunga menginjakkan kaki di arena pahlawan ini, semua orang bisa merasakan perubahan aura pada bunga-bunga di sekitar. Mereka bersinar lebih terang, lebih memesona - bagaikan sinar matahari yang bersinar penuh kasih, seperti pengantin baru yang baru saja merasakan hujan pertama.
Perasaan ini memang tidak masuk akal, tapi nyata adanya.
Di hadapan sensasi seperti ini, siapapun akan merasa diri mereka hanya daun hijau latar belakang.
"Tuan-tuan, bukankah diam tanpa salam itu kurang sopan?" Putri Kelima naik ke arena dengan tangan terkunci di belakang. Setelah berpura-pura batuk, dia menunjuk Lao Liu di kursi utama: "Ini Pangeran Richard dari Dinasti Ji di Benua Sutra, Sang Penakluk Seribu Kecantikan, Piala Ratusan Pesona - Qingdi." (PS: Qingdi bermakna Raja Bunga Sutra.)
Kaisar Giok dan Empat Dewa Bunga duduk tegak di kursi malas yang dipenuhi bunga mekar, wajah mereka yang terkejut masih menyisakan senyum tipis yang belum sempat menghilang.
Secara lahiriah, Kaisar Giok yang mengenakan jubah brokat putih salju dan memegang seruling melintang putih masih terlihat seperti pemuda tampan yang sangat muda; Namun alis dan matanya yang bagai lukisan seharusnya bukan milik pria, melainkan seorang wanita lemah tak berdaya.
Wajahnya yang terlalu halus membuat ketampanannya terlihat rapuh bagai air, memicu keinginan pelindung berlebihan pada pria yang pertama kali melihatnya untuk memeluk dan merawatnya.
Di sanggul keempat Dewa Bunga terpasang masing-masing bunga plum, narcissus, teratai, dan osmanthus, bunga berbeda yang menunjukkan status mereka; Wajah mereka bukanlah yang tercantik, namun aura kemuliaan dan kedewaan yang terpancar sulit ditiru.
Kesucian dan kemurnian yang bukan milik dunia fana ini membuat mereka terlihat begitu tak terjangkau.
Di belakang Kaisar Giok dan Empat Dewa Bunga, berdiri ratusan dayang istana berhias bunga yang memesona, masing-masing anggun namun dingin; Banyak orang-orang kasar dari dunia persilatan yang berbaur di kerumunan, memperburuk kesan buruk.
Liu Zhenhan bersama seluruh keluarganya membentangkan tangan, memberikan penghormatan gaya Elf yang paling anggun kepada Kaisar Giok dan Empat Dewa Bunga dengan sikap yang penuh makna.
“Burung beo menggulung sayapnya menjadi dua jari tengah, menggerakkannya ke atas-bawah dengan kencang ke arah Empat Dewa Bunga, tiga kali dangkal dan satu kali dalam, seolah mengikuti buku pedoman.”
“Baik dari segi geografis maupun ras, mereka yang menjadi pejabat bunga tentu adalah pencinta bunga. Dengan demikian, semua pejabat bunga bisa dianggap sebagai satu keluarga.” Pandangan Liu Zhenhan menyapu Empat Dewa Bunga dan Kaisar Giok satu per satu, lalu meluas ke belakang: “Qingdi Richard menyampaikan salam kepada seluruh pejabat bunga. Baik dewa bunga, dayang bunga, guru bunga, maupun teman bunga, terimalah berkat tulusku.”
Kaisar Giok dan Empat Dewa Bunga saling pandang sejenak, bertukar pandangan, lalu bangkit dengan anggun untuk membalas hormat Lao Liu.
Para pejabat bunga tidak memiliki hubungan hierarki vertikal, perbedaan baru terlihat ketika ilmu sihir bunga digunakan.
Empat Dewa Bunga sama sekali tak memahami maksud Qingdi ini. Mempertahankan sikap formal tampaknya menjadi pilihan terbaik.
“Qingdi Richard, entah apa tujuan kedatanganmu kali ini…” Mata phoenix Kaisar Giok yang indah mengarah ke pemilik bunga kamper di samping Lao Liu, bertanya dengan hati-hati.
Mengingat Qingdi ini adalah “Yang Mulia Pangeran dari Benua Kain Sutra” yang datang dengan pengawal kerajaan berpostur raksasa, mustahil sosok berkuasa seperti ini bergabung ke Hua Ting. Pikiran ini membuat Kaisar Giok mulai waspada.
Pemerintah Tang Zang, karena pertimbangan sejarah, enggan melanggar norma dunia dengan mencampuri konflik dunia; Kini siapa pun yang ingin bersaing memperebutkan "Empat Bunga Angin Debu" harus bersumpah mengabdi pada Hua Ting terlebih dahulu untuk berhak naik ke arena; Tapi Qingdi berbeda. Sejak era Istana Bunga Sukma, Empat Dewa Bunga telah mengumbar janji untuk membangun status elit—setiap pejabat bunga harus tunduk di bawah kendali mereka! Kini muncul Qingdi entah dari mana, jika ia memaksa ikut campur dan mengklaim berkuasa atas semua bunga termasyhur di dunia, meski logikanya ngawur, bukan tanpa dasar.
Kaisar Giok khawatir ada campur tangan pemerintah Tang Zang di balik masalah ini.
Siapa bajingan ulung terbesar di Benua Sutra?
Pemerintah!
Sekalipun hanya mengandalkan alasan samar-samar, selama tidak menyentuh sensitivitas guild makhluk ilahi lain, pemerintah pasti akan menyerang habis-habisan Hua Ting!
"Tadi aku tak sengaja bertemu Nyonya Hehuan di jalan, dan menyaksikan sendiri dia bertengkar dengan seorang pria kasar. Si kasar itu bahkan berusaha menelanjangi Nyonya Hehuan di depan umum!" Liu Zhenhan mulai berlagak bajingan, telepati-nya sengaja diperdengarkan ke sekeliling: "Hehe... Richard baru tahu setelah bertanya pada Putri Kelima Tang Zang, ternyata Empat Bunga Surga menggunakan pesona 'Empat Bunga Dermaga' untuk menarik prajurit kuat bergabung dengan Hua Ting... Bukankah ini keterlaluan? Memaksakan pernikahan dengan mengabaikan kehendak orang itu salah! Sebagai Qingdi, aku tak bisa tutup mata..."
Senyap sejenak.
"Kupikir nama 'Empat Bunga Dermaga' - Bunga Pelacur, Bunga PSK, Bunga Penghibur, Bunga Pemain dan Bunga Komedian itu sendiri adalah penghinaan!" Liu Zhenhan meniru gerakan tangan agung seorang tokoh besar yang menyatakan proklamasi ke seluruh dunia dari atas gerbang kota: "Mulai hari ini, termasuk Tuan Hongxing yang belum lahir, sebagai Kaisar Hijau, kuumumkan secara resmi lima bunga ini dinobatkan sebagai 'Lima Bunga Emas'! Berstatus keluarga kerajaan bunga, setara dengan kehadiranku!"
Tawa meledak seperti petasan bergema di sekeliling.
Putri Kelima memandang Lao Liu dengan sinis, wajahnya memerah seperti pare pahit.
“Qingdi Richard, entah apakah di Benua Kain Sutra ada pepatah kuno ini——‘Satu hari sebagai guru, seumur hidup sebagai ayah’! Empat Dewa Bunga kami di Paviliun Bunga adalah guru spiritual dari ‘Empat Bunga Debu Angin’, memilih calon suami yang layak untuk mereka berdasarkan perintah orang tua dan kata perantara. Mana ada yang berlebihan di sini?” Kaisar Giok dalam hati berpikir memang yang datang bukan orang sembarangan, matanya menyala-nyala menatap si Mata Tiga ini, membalas dengan kata-kata tegas: "Hanya prajurit terkuat yang pantas menyunting ‘Empat Bunga Debu Angin’. Baik dari segi status orang tua maupun kekuatan institusi Paviliun Bunga kami, kami tidak salah! Merayu? Hmph, saya agak tidak berani sependapat dengan pernyataan Qingdi Anda!"
“Ahli kuat dari Laut Selatan ‘Golden Bell Armor’ berhasil mengalahkan semua lawan dengan kemampuannya sendiri, memenangkan gelar aliran logam terkuat. Aku menyuruhnya jalan-jalan dengan Zixia Yun untuk membina hubungan. Perselisihan kecil pasangan muda itu adalah hal yang wajar.” Dewi Luofu dengan sanggul bermotif bunga plum tersenyum: “Apakah ini membuat Kaisar Hijau timbul keinginan melindungi si cantik? Soal kekasaran yang Yang Mulia sebut, menurutku itu hanya bentuk kejujuran ‘Golden Bell Armar’ belaka!”
“Si Xiao Hehuan mengira Yang Mulia Raja Bunga murka karena hamba menubruk iring-iringan Suci, ternyata Yang Mulia memikirkan hal ini.” Bahkan Zixia Yun di samping menutup mulut sambil tertawa.
"Raja Bunga asing ini jelas datang untuk mencari masalah di markas kami, tapi alasan yang dia cari terlalu buruk!"
Lao Liu yang tadinya begitu bersemangat tiba-tiba menyadari telah melakukan kesalahan.
Di Benua Sutra, praktik pernikahan yang diatur oleh guild atau Mentor tampaknya adalah hal yang lumrah.
Tak seorang pun merasa keberatan dengan hal ini, bahkan para pihak yang bersangkutan sendiri!
Meskipun Tuan Hehuan sendiri tidak menyukai pria buruk rupa itu, dia tidak menganggap ada yang salah dengan pernikahan paksa.
Benua Aigean berbeda, bahkan Mentor yang paling usil sekalipun tidak akan menguasai urusan pernikahan dan percintaan muridnya.
Jika Benua Aigean sama seperti Benua Sutra, bagaimana dulu Helen bisa bersama Liu Zhenhan?
Mengabaikan perbedaan budaya kedua benua, langsung memberikan efek negatif pada kelakuan bajingan yang akan dilakukan Lao Liu - titik masuk sudah salah, bagaimana mungkin kata-kata yang sudah disiapkan bisa terlontar?
"Qingdi. Jika Xiao Hehuan telah menabrak kendaraan suci Yang Mulia, saya mewakilinya untuk meminta maaf, dan akan memberikan hukuman sesuai atas kebodohan dan ketidaksopanannya." Kaisar Giok yang licik segera mengambil sikap sesuai ucapan awan ungu, tidak memberi kesempatan pada Lao Liu untuk berkelit atau berbuat jahat.
Kebenaran akan menembus seluruh dunia, setiap lingkaran pergaulan memiliki aturan seperti ini, Benua Sutra tentu tak terkecuali.
“Jika Yang Mulia Qingdi juga memiliki ahli lima elemen khusus, jika Anda berkenan mengizinkan mereka menjadi menantu di Hua Ting, silakan ikut bersaing untuk posisi Tuan Poplar dan Tuan Begonia yang tersisa. Hua Tíng kami tidak menolak keanggotaan pemuda berbakat.” Peri Lingbo yang menyematkan narcissus di sanggul kerajaan mulai berbicara. Sikap bermurah hati yang tampak ini benar-benar memupus rencana Lao Liu untuk merepotkan.
Setelah menyadari niat buruk pihak lawan, Kaisar Giok dan Empat Dewa Bunga tentu tahu harus bertindak bagaimana.
Karena Raja Bunga pengacau ini didukung bayang-bayang pemerintah, Hua Tíng harus lebih dulu membersihkan posisi moral mereka. Jika lawan masih nekat merepotkan, harus mempertimbangkan reaksi solidaritas guild makhluk ilahi lainnya.
"Aneh! Mengapa hanya tersisa Tuan Poplar dan Tuan Begonia? Apakah Tuan Hehuan dan Tuan Bunga Persik tak bisa diusulkan lagi? Apakah ahli yang terlambat langsung dicabut haknya padahal pertemuan pahlawan belum usai?" Liu Zhenhan dalam hati tersenyum sinis. Andai tak ada persiapan cadangan, benar-benar terperangkap tipu muslihat mereka.
"Qingdi, Hua Tíng selalu adil. Jika ada ahli sejenis yang ingin ikut berebut posisi Tuan Hehuan dan Tuan Bunga Persik, harus dari golongan logam atau api! Selain itu, kami harap setiap calon mempertimbangkan matang syarat menjadi menantu dan bersumpah setia pada Hua Tíng sebelum bertanding." Kaisar Giok menegaskan kembali prasyarat ini.
“Cukup dengan ucapan Anda ini!” Liu Zhenhan mengangguk, mundur selangkah lalu melambaikan tangan.
Pangeran Kesepuluh dan Pangeran Kesembilan berdiri berdampingan dengan sikap gagah berani.
"Dou Qi Bulu" yang padat seperti substansi nyata melesat seperti api di tubuh Wentekelaier, dengan cepat mengkristal menjadi zirah hijau berbentuk bulu di permukaan tubuhnya. Inti sihir "Pohon Kamper Surgawi" yang sangat fleksibel berubah menjadi tombak panjang di tangannya. Jarinya menggerakkan tombak itu, menciptakan dua bunga tombak yang melompat-lompat dengan gemerisik.
Xiao Kong mengenakan "Zuo'an Quanjia" yang diberikan orang tua itu kepadanya. Dengan sedikit mengerahkan kekuatan pengendalian logam, kedua sarung tangan hitam mutiara berubah menjadi tongkat emas yang terpilin.
Kaisar Giok dan Empat Dewa Bunga tidak menyangka Qingdi benar-benar mengirim orang untuk bersaing, membuat mereka tertegun sejenak.
"Yang ini adalah..." Kemampuan Xiao Kong membuat Kaisar Giok dan Empat Dewa Bunga merasa familiar. Namun kontras antara Jenderal Bunga yang buruk rupa dahulu dengan Pangeran Kesembilan yang tampan sekarang terlalu mencolok. Mereka tahu musuh itu tidak akan mau mengubah penampilan, sehingga meski merasa familiar, mereka segera menyangkal intuisi sendiri.
"Ini adalah putra kesembilan dan kesepuluhku. Salah satu menguasai energi kayu dan air, yang lain menguasai logam dan api! Jangan sangka aku serakah - biarkan mereka berdua memenangkan hati dua pemilik bunga terpilih. Meski terlihat gegabah, ini bukti keyakinanku! Wahai empat peri bunga, bukankah saatnya kalian mengirim penasihat yang sedang bertahan di arena?" Pandangan Liu Zhenhan menyapu tubuh keempat peri. Sang peri berambut sanggul dengan bunga teratai, meski bertubuh mungil, memiliki payudara yang berkembang sempurna dan menggairahkan - persis tipe favorit Lao Liu.
Citra suci mereka tak memberi beban mental bagi Lao Liu. Menodai kesucian selalu menjadi kegemarannya.
"Satu lawan dua? Maafkan keangkuhanmu, Qingdi. Kaisar Hijau, kau terlalu percaya diri." Bunga Harum yang berwajah ayu menyunggingkan senyum sinis.
"Oh ya?" Liu Zhenhan mencibir. Jarinya mengaitkan bunga osmanthus yang terselip di pelipis Bunga Harum, lalu mengendusnya dengan genit.
Kemampuan mengendalikan bunga ini tak membuat gentar. Kaisar Giok memalingkan pandangan beratnya ke "Penakluk Awal Bulan".
"Bawa kemari 'Golden Bell Armor' tadi!" Putri Kelima paham maksud Kaisar Giok. Ia memberi perintah pada pengawal kerajaan Zhijinwu-nya.
Putri Kelima sebenarnya tidak terlalu paham maksud tersembunyi Raja Bunga Yang Mulia. Ia tahu soal sihir elemen logam dan api milik Pahlawan Suci Jin, tapi kapan Pangeran Kesepuluh sempat mempelajari sihir air atau energi jingga?
"Qingdi, siapa pun yang ingin sukses dalam kompetisi 'Empat Bunga Angin-Debu' harus bersumpah setia kepada Hua Ting kami. Dengan kata lain, nanti jika aku menyuruh Pangeran Kesembilan dan Kesepuluh untuk menyerangmu, mereka harus patuh. Tidakkah Yang Mulia khawatir?" Kaisar Giok sepertinya ingin memastikan, sekali lagi mengingatkan Lao Liu tentang prasyarat ini.
"Aku tak takut setan!"
"Baguslah." Kaisar Giok tersenyum sambil mengeluarkan botol giok putih berleher ramping dari balik jubah: "Ini berisi 'Susu Giok Sepuluh Ribu Tahun' koleksiku selama bertahun-tahun, sangat berharga! Cukup setetes saja bisa mengalir permanen dalam darah, menjamin pembukaan satu meridian utama di tangan, sekaligus membuka jalur ganda untuk melepaskan energi jingga! Jika kedua pangeranmu benar-benar serius ikut kompetisi, silakan masing-masing minum dua tetes dulu!"
"Ini membuktikan betapa besar pengaruh dan kekayaan Hua Ting. 'Susu Giok Sepuluh Ribu Tahun' memang obat ajaib percepatan untuk 'Enam Meridian Pedang Jingga' di Benua Sutra kita," bisik Putri Kelima kepada Lao Liu.
Liu Zhenhan tiba-tiba merasa dirinya agak meremehkan para pahlawan di dunia.
Bahkan Raja Lich pun tahu cara mengantisipasi bawahan berkekuatan dahsyat, apalagi Kaisar Giok yang jelas bukan orang sembarangan?
"Asal minum setetes 'Yuzhongru Berusia 10.000 Tahun', cairan giok permanen yang mengalir dalam darah dan meridian ini, saat diperlukan Kaisar Giok bisa memanggilnya dengan kekuatan mengendalikan giok, berubah menjadi bilah tajam yang menembus tubuh!"
"Meski biaya menggunakan obat ajaib seperti ini untuk mengontrol bawahan agak besar, tetap merupakan cara yang sangat baik."
"Kemampuan Memakan Giokku bisa mencerna semua jenis giok, susu gioknya tidak akan mempan padaku." Xiao Kong berbisik ke telinga Orang tua: "Sementara aku tidak menggunakan kemampuan Memakan Giok dulu, cukup mengelabui Kaisar Giok."
"Aku bisa pakai 'Transformasi Liar Berdarah Besi' untuk menyemburkan darah yang mengandung 'Yuzhongru Berusia 10.000 Tahun', kalau perlu semua darah di tubuh." Pangeran Kesepuluh lebih tegas: "Asal 'Lagu Perang Penghisap Darah' Ayah bisa mengikuti langkah, pasti aku tidak akan mati!"
"Qingdi/Kaisar Hijau. Sudahkah Baginda mempertimbangkan?" Kaisar Giok tidak tahu apa yang mereka bahas, tetap santai dan tenang mengejar jawaban.
"Terima kasih atas kebaikan Kaisar Giok, dengan obat ajaib ini membantu meningkatkan kekuatan anakku, aku sangat mengharapkannya!" Liu Zhenhan pura-pura menunjukkan ekspresi terjepit seperti menunggangi harimau, setelah lama ragu-ragu akhirnya mengangguk dengan geram: "Tapi aku belum tahu apakah Kaisar Giok berani bertaruh? Aku akan bertaruh dengan 'Mutiara Kloning Tenaga Magis' yang bisa menggandakan mantra secara sinkron! Jika anakku akhirnya menang, botol 'Giok Abadi Cairan Lonceng Susu' milikmu jadi milikku! Jika bahkan satu pun dari 'Empat Bunga Debu' gagal direbut, mutiara berharga ini jadi milikmu!"
"Tidak tertarik." Kaisar Giok langsung menolak.
"Bagaimana kalau ditambah 'Mutiara Ingatan Tenaga Magis'? Ini bisa menyimpan mantra musuh secara otomatis!"
"Hehe... Aku tidak terlalu suka berjudi." Sikap Kaisar Giok mulai melunak.
"Ditambah lagi 'Mutiara Lupakan Tenaga Magis'! Ini bisa membuat orang melupakan mantra secara permanen!" Liu Zhenhan membuka jubahnya, melepas sabuk bertatahkan mutiara dan sisik naga berbentuk belah ketupat dari dalam pakaian.
"Aku..." Tatapan Kaisar Giok dan Empat Dewa Bunga perlahan berubah.
Mata siapa di sekeliling yang tidak seperti ini? Termasuk Putri Kelima Tang Zang.
“Jika Kaisar Giok masih berani bertaruh lebih besar, aku tak keberatan mempertaruhkan Mutiara Futuo! Apa itu Mutiara Futuo? Satu adalah 'Mutiara Angin Tersembunyi', satu lagi 'Mutiara Penakluk Ombak'! Ini adalah dua mutiara penyimpan dimensi alami yang bisa menyerap air dan angin...”
Perkataan Liu Zhenhan belum selesai, Putri Kelima sudah melompat dan menahan tangannya.
“Kau gila? Jika ingin menjual, bisa kubicara darimu! Buat apa bertaruh!” Putri Kelima berkata dengan emosi kepada Lao Liu: “Raja Bunga Yang Mulia, cukup sebutkan syaratmu, selama pemerintah Tang Zang bisa memenuhinya, pasti kami penuhi!”
“Taruhan yang sangat menarik, sulit dipercaya seorang pangeran dari Benua Sutra bisa bermewah-mewah sampai level ini!” Meski kata-kata Kaisar Giok terdengar rasional, ekspresinya sama sekali tidak menunjukkan kewarasan. Sepasang mata fenghuang indahnya dipenuhi darah beku keserakahan.
“Tentu saja tidak ada yang gratis! Asalkan Yang Mulia berani mempertaruhkan 'Guci Giok Dewa Kekayaan'! Aku bertaruh lima mutiara legendaris melawan sebotol larutan giok dan satu guci giokmu!” Liu Zhenhan melepaskan genggaman Putri Kelima, menunjukkan karakter aslinya sebagai penjudi sejati sambil menantang mengangkat dagu ke arah Kaisar Giok.
Mereka yang telah lama berjalan di tepi kekuasaan, memiliki nafsu tak tertahankan terhadap benda pusaka dominasi yang bisa diraih dengan mudah.
Ke mana pun harapan Liu Zhenhan untuk mendapatkan "Guci Giok Dewa Kekayaan" dan "Batu Stalaktit 10.000 Tahun", atau keinginan Kaisar Giok untuk memperoleh lima mutiara legendaris, semuanya sama membara. Daripada mengatakan Lao Liu memanfaatkan kelemahan kemanusiaan, lebih tepat jika dikatakan Liu Zhenhan sendiri dipenuhi nafsu posesif. Bukankah dia juga sedang mempertaruhkan hari esok?
"Putri Kelima, apakah Qingdi Richard ini datang bersama Paduka dari Kota Helu?" Kaisar Giok menutup matanya, menarik napas dalam-dalam. Tiba-tiba matanya terbuka menyemburkan sorotan tajam ke arah Pangeran Tangzang: "Jangan membohongiku, Putri Kelimaku! Meski Kota Helu saat itu dalam keadaan lockdown, masih ada orang-orang dari dunia yang melihat 'Wanli Feiyun'-mu!"
"Tebakanmu tepat, aku memang pernah mengunjungi Kota Helu." Putri Kelima tetap tenang: "Tapi itu untuk menjenguk kakakku, ada hubungan apa denganmu? Kaisar Giok?"
“Aku juga mendengar kabar bahwa Yang Mulia Pangeran Keempat yang termasyhur akhirnya kembali dari seberang lautan. Katanya dia menghadiahkan ‘Formasi Pertahanan Lima Elemen’ ke Lishan Men, dengan alasan khawatir suatu hari nanti ada yang akan menyerang mereka. Tapi siapa tepatnya, Yang Mulia Pangeran Keempat tidak menjelaskan!” Kaisar Giok tersenyum: “Seperti yang kita semua tahu, Lishan Men masih termasuk guild luar Hua Ting kami. Jadi kebetulan aku tahu soal ini. Sungguh tepat prediksi Yang Mulia Pangeran Keempat. Dua malam lalu, Lishan Men benar-benar diserang sekelompok bandit. Surat api minta tolong sampai dikirim ke sini! Kebetulan malam itu juga adalah waktu Yang Mulia Putri Kelima menghilang secara misterius. Mengingat Qingdi dan Yang Mulia Putri Kelima sama-sama datang dari Kota Helu, aku ingin bertanya: Pasukan kuat yang menyerang Lishan Men malam itu sebenarnya siapa? Jangan-jangan Yang Mulia Putri Kelima dan Qingdi pura-pura tidak tahu?”
“Aku benar-benar tidak tahu.” Putri Kelima Tang Zang mengelak: “Yang Mulia Pangeran Richard adalah utusan diplomatik yang menemani kakak keempatku dari Benua Kain ke Benua Sutra untuk kunjungan kenegaraan. Kaisar Giok tentu tahu, pemerintah kami tidak pernah campur tangan dalam konflik dunia persilatan kalian. Jadi apa yang terjadi di Lishan Men tidak kuketahui, juga tidak berminat mencari tahu.”
“Lishan Men itu apa?” Liu Zhenhan dalam hati mengumpat Jancuk setengah mati pada alat komunikasi Benua Sutra bernama “surat api”, tapi raut wajahnya tetap bisa berpura-pura bodoh dengan sempurna.
“Apa yang sebenarnya terjadi di Lishan Men, saya belum tahu pasti. Tapi hutang darah ini pasti tidak akan kami di Hua Ting diamkan. Nanti akan ada kesempatan untuk menagih dari si pembunuh.” Kaisar Giok menatap Lao Liu: "Qingdi, maafkan sifat picik saya. Modal saya terbatas, agak takut kalah. Jika lain kali ada kesempatan bertaruh lagi, hari ini mari kita tunda dulu. Silakan kedua pangeran Anda minum 'Giok Sedimen Sepuluh Ribu Tahun' dan segera ikut kompetisi!"
Kaisar Giok membuka sumbat giok dengan suara "blak". Empat tetes sedimen giok putih seperti susu melayang keluar dari botol giok mutiara, seolah ditopang tangan tak kasat mata, perlahan mengapung ke Xiao Kong dan Wentekelaier. Aroma manis seperti Permen Susu Kelinci Putih menyebar dari keempat tetes giok sedimen itu.
"Sayang sekali tidak berani bertaruh." Liu Zhenhan mengangkat bahu, wajahnya penuh kekecewaan.
Setelah menelan giok sedimen, kedua pangeran Feilengcui berdiri di pusat arena.
Siluet dua pemuda gagah itu memancing sorotan mata penuh kekaguman dan sorak-sorai gemuruh.
Pertarungan sengit antara naga dan harimau ini semakin menarik pengunjung. Bahkan tiga kaisar dunia bawah - Youdi, Raja Naga, dan Zhenjun - tak tahan ikut menyaksikan keramaian.
“Terakhir satu pertanyaan lagi, jika aku menambahkan Cincin Giok Zhai Dai dari Patung Emas Yunqin, apakah kau masih mau bertaruh?” Liu Zhenhan mengambil Cincin Batu Darah yang dilepas Mo'er, menggenggamnya dan mengacungkannya ke arah Kaisar Giok.
Empat Dewa Bunga dan Kaisar Giok hampir melompat dari tempat duduk mereka.
Putri Kelima memancarkan kilau RAMAS dari kedua matanya, tak berkedip sedikitpun menatap Lao Liu.
Patung Emas Yunqin adalah puncak seni budaya Ahli Strategi dari zaman kuno Yun Qin. Siapa pun yang memilikinya, hampir berarti tak terkalahkan dalam pertempuran darat.
“Ternyata Ahli Strategi Yun Qin yang mencari obat ke laut dulu bersembunyi di Benua Sutra! Menarik!” Wajah cantik Kaisar Giok yang tampan hingga mirip orang sakit berkerut.
Semua bisa melihat, hatinya sedang berjuang dalam kesakitan.
“Bertaruh!” Kaisar Giok akhirnya memutuskan; jika menang tentu semua selesai, jika kalah, hmph, bahkan dengan risiko dicaci maki seluruh dunia, dia akan merampas harta itu.
Menyaksikan perjudian sebesar ini dimulai, raut wajah tiga Kaisar Kelas Bawah lainnya terlihat sangat tidak nyaman.
“Yang Mulia menjadi saksi, taruhanku dengan Kaisar Giok. Jika ada orang tak berkepentingan berani campur tangan, berarti menghina Yang Mulia!” Liu Zhenhan menyerahkan lima mutiara legendaris dan Cincin Giok Zhai Dai kepada Putri Kelima, lalu melambaikan tangan ke Kaisar Giok menyuruhnya segera menaruh taruhan.
“Putri Kelima” seluruh tubuhnya gemetar, dia memiliki dorongan kuat untuk langsung berubah sikap atau kabur setelah mendapatkan taruhan dari Kaisar Giok.
Empat Dewa Bunga mendorong empat gadis kecil yang lemah gemulai ke depan, lalu mengambil botol giok mutiara susu dari tangan Kaisar Giok dan menyerahkannya kepada Putri Kelima.
“Di mana Guci Giok Dewa Kekayaan?” Suara Putri Kelima gemetar.
“Aku tidak percaya menyerahkan guci ini ke siapapun. Qingdi, tenang saja, kalau benar kalah, apa statusku sampai mau ingkar janji?” Kaisar Giok tersenyum sinis dalam hati, mustahil aku membawa barang berharga itu, kalau dicuri maling habislah sudah.
“Eksekusi!” Liu Zhenhan tahu usahanya sia-sia lagi. Perintahnya ini ditujukan baik pada Pangeran Kesembilan dan Kesepuluh, maupun pada Yitiao yang sedang menunggu di ujung Kotak Tulang.
Begitu perintah ini dikeluarkan, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui yang sudah siap tempur akan melalui Formasi Teleportasi Sihir Logam Ajaib, secara terus-menerus menyerbu Gunung Awan Kabut.
Andai ada sedikit celah, Lao Liu tak ingin bertindak kejam. Tindakan seperti ini terlalu nekat, tanpa permusuhan pribadi, tak perlu sampai sejauh itu. Namun situasi akhirnya memaksanya ke titik ini.
Liu Zhenhan sekarang hanya bisa mengutuk, mengutuk bahwa 'Guci Giok Dewa Kekayaan' tidak akan lagi menjadi milik Kaisar Giok.
Putri Duyung elemen mengangkat Tujuh Bintang Bei Dou yang berputar gila-gilaan di langit, akhirnya berhenti di bintang utama yang paling bersinar.
Bab 596: Guntur di Siang Cerah
Baru saja Xiao Kong dan Wentekelaier bertarung dengan lawan, Kaisar Giok dan Empat Dewa Bunga langsung menerima burung kertas kuning yang memancarkan kilatan api, melayang di udara sambil mengepakkan sayapnya.
Burung kertas kuning terang ini adalah alat komunikasi Benua Sutra yang disebut "pesan api".
Awalnya saat Kaisar Giok dan Empat Dewa Bunga membuka burung kertas dan membaca pesannya, ekspresi wajah mereka sama sekali tidak berubah. Mereka hanya berbisik beberapa patah kata, lalu kembali fokus pada pertarungan di arena.
Seiring berjalannya waktu, burung kertas pesan api di hadapan Kaisar Giok dan Empat Dewa Bunga mulai muncul semakin sering.
Wajah lima petinggi Hua Ting juga mulai mengeras seperti dilapisi timah cair, semakin suram.
Belakangan setiap terdengar suara seperti gesekan kepala korek api, Liu Zhenhan bahkan tidak perlu menoleh untuk tahu bahwa pasukan cadangan Hua Ting sedang mengirim permintaan bantuan darurat ke para petinggi.
Saat dua Archmagister Aiqin mulai memanggil sihir besar tingkat master di Gunung Awan Kabut, Kaisar Giok dan Empat Dewa Bunga yang menerima pesan api akhirnya tak bisa lagi menjaga kesopanan. Mereka bangkit dan segera menghentikan ujian yang sedang memanas.
"Sepertinya aku pasti kalah. Aku akan kembali untuk mengambil 'Guci Giok Dewa Kekayaan'." Kaisar Giok meninggalkan kalimat ini lalu kabur bersama semua anggota Hua Ting.
"Empat Bunga Berdebu" ditinggalkan sebagai jaminan sekaligus saksi.
"Karena Xiao Kong dan Wentekelaier belum bisa menentukan pemenang dalam pertarungan melawan lawan."
Ketegasan Kaisar Giok meninggalkan kesan mendalam bagi Lao Liu, namun jarak antara Kota Mulan dan Gunung Awan Kabut sangat jauh. Bahkan jika Kaisar Giok segera kembali sekarang, yang bisa dilakukan hanyalah mengurus jenazah.
Tak ada yang bodoh di sini. Tatapan terakhir Kaisar Giok ke Lao Liu dan Putri Kelima sebelum naik ke "Wanli Feiyun" dipenuhi tekad dan dendam, mengisyaratkan niat balas dendam ala pria terhormat yang tak terburu-buru.
"Yang Mulia. 'Aurora Malam Abadi' seharusnya sudah tidak berada di Feilengcui sekarang?" Putri Kelima seolah mendapat pencerahan, berbalik perlahan dengan tatapan tajam mengarah ke Raja Bunga Liu Zhenhan.
Begitu ucapannya meluncur, Pangeran Kesembilan dan Pangeran Kesepuluh serentak menjatuhkan lawan masing-masing.
"Selanjutnya!" Pangeran Kesembilan memainkan tongkat hitam mutiara di tangannya dengan puas.
Logam hitam mutiara dari dunia iblis yang bisa memanjang tak terbatas ini memungkinkan Xiao Kong tiba-tiba memperpanjang tongkatnya beberapa chi saat bertarung, menusuk tubuh lawan seperti tombak panjang - sungguh taktik licik.
"Bagaimana mungkin ini bukan sihir air? Ini adalah sihir tingkat tinggi elemen air! Hanya karena kau belum pernah melihat pisau air merah, bukan berarti tidak ada!" Ning Yu menghardik pria botak berkepala plontos dengan wajah dingin. Ahli sihir air ini kalah oleh blood blade Wentekelaier dan merasa tak puas dengan kekalahannya.
Menurut sistem klasifikasi sihir Aiqin, aliran darah memang merupakan cabang dari elemen air, tetapi sama sekali bukan sihir bangsawan, melainkan sihir nyeleneh dengan sifat kejatuhan.
"Raja Bunga Yang Mulia, apakah 'Aurora Malam Abadi' sekarang sudah tidak berada di Feilengcui?" Putri Kelima mengulangi pertanyaan ini sambil menatap tajam Lao Liu yang sedang tersenyum-senyum memandang Ning Yu.
"Ha? Maksudnya apa?" Liu Zhenhan tersentak dari lamunannya, memandang Putri Kelima dengan wajah bingung: "Yang Mulia bilang apa? Yitiao tidak ada di Feilengcui? Di mana dia?"
Putri Kelima mengamati ekspresi Lao Liu dengan saksama.
Liu Zhenhan memandang Putri Kelima dengan tatapan penuh keheranan, pandangannya jernih bagai air.
"Aku hanya bertanya sembarangan." Putri Kelima menggelengkan kepala.
Mundurnya Kaisar Giok secara tiba-tiba juga bisa jadi karena takut kalah dan harus menyerahkan "Guci Giok Dewa Kekayaan" sebagai taruhan, lalu mencari-cari alasan untuk kabur; lagipula semua ahli bisa melihat, kedua pangeran Feilengcui ini jelas-jelas sedang mempermainkan orang, sebenarnya bisa menang kapan saja jika mau.
Seandainya Putri Kelima berada di posisi Kaisar Giok, pasti akan melakukan hal yang sama. Harga diri bukan apa-apa, "Guci Giok Dewa Kekayaan" jauh lebih berharga daripada muka mana pun!
"Kaisar Giok dan Empat Dewa Bunga baru saja menerima pesan api bertubi-tubi, tepat pada saat ujian kompetisi 'Empat Bunga Angin-Debu' baru dimulai. Ditambah lagi dua pangeran jelas-jelas mengulur waktu ujian. Dengan menggabungkan semua detail ini, Putri Kelima segera menyimpulkan sebuah konsekuensi mengerikan."
"Yang Mulia, jika suatu hari Kaisar Giok juga ingin bergabung dengan Legiun Asing, aku akan mengizinkannya." Jika situasi benar-benar berkembang ke arah itu, semua perkataan sekarang sudah terlambat. Putri Kelima pun langsung berterus terang pada Lao Liu: "Jangan tersinggung, ini hanya sebuah kemungkinan hipotetis."
"Tidak mungkin? Kalau benar begitu, bagaikan harimau bersayap!" Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak. Putri Kelima sebagai anggota struktur kepemimpinan Tang Zang memang cerdik. Gaya bicaranya mengandung Khas Timur yang penuh sindiran - Jika Feilengcui benar-benar menyerang markas besar Hua Ting, dan suatu hari Kaisar Giok menuntut pemerintah Tang Zang atas hal ini, aku akan menjualmu. Jangan menyalahkanku nanti.
Bergaul dengan orang pintar ternyata tidak selalu menyenangkan. Liu Zhenhan menghela napas pelan.
"Jika Yang Mulia bersedia menyerahkan satu mutiara penyimpan dimensi alami, aku bisa membantu." Putri Kelima tersenyum melihat tatapan Lao Liu yang tertuju pada taruhan di sisinya.
“Ini tidak mungkin!” Liu Zhenhan mulai menyesal menitipkan taruhannya pada pria bermata hijau seperti serigala ini: “Xiao Wu, jangan lupa, aku dan kakak keempatmu adalah saudara!”
“Di hadapan kepentingan negara, semua bisa dikorbankan.” Andai Putri Kelima tidak pernah menyaksikan langsung kekuatan Santo Aiqin ini, mungkin dia sudah menghabisi orang ini.
Namun sekuat apapun lawannya, hasrat Putri Kelima untuk mendapatkan mutiara legendaris ini tak terbendung.
“Apa artinya lima mutiara ini? Aku masih punya satu 'Mutiara Railei' dan empat Mutiara Naga Kebal Sihir! Aku berjanji, jika suatu hari Kekaisaran Tang Zang membutuhkanku, sebagai negara sahabat aku takkan ragu membantu!” Dalam hati Liu Zhenhan mulai menghitung: Haruskah aku merampas sekarang? Situasi semakin gawat, ekspresi Putri Kelima semakin tak terkendali!
Janji seperti ini sangat luar biasa. Meminjam pasukan untuk perang tentu tidak realistis, tapi mendatangkan satu-dua penyihir kuat sebagai bantuan luar bisa mengubah jalannya pertempuran di saat genting.
Andai Lao Liu tidak berada di kubu yang sama dengan manusia Aiqin, mustahil baginya mengajak lima Archmagister menyerang Hua Ting.
Senjata tajam negara, mana mungkin diberikan cuma-cuma ke tangan orang?
Janji semacam ini mustahil main-main bagi Penyihir Besar berpengaruh dan pemimpin negara.
Putri Kelima mulai ragu. Jika benar seperti yang dijelaskan Raja Bunga, apakah pantas mempertaruhkan nyawa dan harga diri untuk merebut harta karun ini?
“Sudahlah, aku berikan cincin giok 'Zhaidai' ini padamu.” Liu Zhenhan dalam hati menggerutu, sepertinya hari ini harus mengeluarkan 'darah'. Untungnya di dalam cincin ini hanya ada satu patung emas dan tumpukan besi tua.
Putri Kelima bergumul lama sebelum akhirnya dengan berat hati mengembalikan taruhan kepada Lao Liu.
Dari raut wajak Yang Mulia Pangeran, mutiara legendaris dan tetesan giok abadi itu seolah bukan harta Lao Liu, melainkan milik pribadinya.
Dengan perasaan sakit hati, Lao Liu membisikkan mantra panggilan Zhaidai ke telinga Putri Kelima. Dalam hati ia bersumpah tak akan mengulangi drama berbahaya ini. Harta di tangan orang lain terlalu riskan - meski sudah membantu Kekaisaran Tang Zang, Putri Kelima tetap tergoda oleh kekayaan.
“Ini cincin ruang tujuh lapis emas, berisi harta dari ruang bawah tanah Pagoda Tujuh Permata. Sekarang kuserahkan semuanya padamu.” Liu Zhenhan menyelipkan cincin berbentuk mahkota air mata ke tangan Putri Kelima, meredam kegelisahannya.
“Aku akan minta Junzhun mengirim beberapa murid untuk menemanimu pulang nanti.” Putri Kelima menghela napas panjang, lalu memanggil seorang Zhi Jin Wu (Pasukan Pengawal Kerajaan Tang Zang) untuk memberi instruksi.
“Beberapa hal tak bisa dibicarakan di sini. Kedepannya kita berkomunikasi secara privat saja.” Liu Zhenhan melemparkan perangkat Biaqiao 3000 sebesar bata kepada Putri Kelima.
“Selesai!” Wentekelaier dan Xiao Kong berdiri di samping Lao Liu, mengusap keringat di wajah.
“Bawa mereka, kita pulang ke rumah.” Liu Zhenhan mengangguk ke arah "Empat Bunga Dunia".
“Yang Mulia... 'Turnamen Pahlawan' masih tersisa tiga hari.” Putri Kelima mengusap pelipisnya: “Bukankah tidak baik jika Baginda pergi begitu saja?”
“Kita bisa kembali jika ada yang menantang, bukankah 'formasi teleportasi sihir' memudahkan?” Liu Zhenhan tertawa terbahak. Tanpa bukti Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui menyerang Hua Ting, siapa yang akan menerima tuduhan kosong? Feilengcui tak pernah takut pertarungan satu lawan satu!
Lagipula, kendali formasi teleportasi sihir ada di tangan Feilengcui. Masuk kembali ke Benua Sutra tergantung situasi. Dengan segudang masalah belum terselesaikan, tentu harus pertimbangkan arah angin sebelum kembali.
Baru sekarang Putri Kelima teringat peringatan Guru Xian "Penopang Menara" - Jangan dekat-dekat Raja Bunga Yang Mulia ini. Dia benar-benar pembawa malapetaka! Ke mana pun pergi, ketidaktenangan menyertainya!
Berkedok berbelanja, "Empat Bunga Dunia" dibohongi kembali ke Feilengcui. Begitu mengatur sepuluh jamur sutra, Kotak Tulang Liu Zhenhan berdering. Yitiao yang menelepon.
Menghibur Yitiao yang di ambang putus cinta, Liu Zhenhan mulai berhadapan dengan tiga bom waktu Feilengcui.
“Waktuku terbatas, tak bisa berlama-lama lagi!” Pandangan Lao Liu menyapu An Rui Da, A-Xiannu, dan Wentekelaier: “Berikan jawabanmu sekarang!”
Setelah menyelesaikan urusan di Benua Sutra dengan cepat dan tegas, hal terakhir yang harus dilakukan Liu Zhenhan adalah menghilangkan tiga ancaman potensial ini.
Perang besar yang akan berlangsung lama sudah di depan mata, menyimpan mereka benar-benar akan menjadi ganti rugi.
Untuk A-Xiannu, solusi Liu Zhenhan sama seperti Lich Naga: meminta pasangan Ibu membawanya kembali ke Makam Kota Naga.
Untuk An Rui Da dan Wentekelaier, dua pilihan tempat pengasingan: Benua Sangri atau Benua Sutra.
Liu Zhenhan memiliki kebiasaan buruk khas orang kaya: selalu meninggalkan formasi teleportasi sihir di setiap benua asing yang dikunjunginya.
"An Rui Da, cincin Buah Tuo darah magi milik ayah mertua masih kutinggal untukmu! Wentekelaier, katakan apa perlengkapan yang kau butuhkan - aku pasti tak akan pelit! Dengan begini, ke mana pun kalian pergi (Sangri atau Sutra), kekuatan kalian sudah cukup agar tak ada yang bisa menindas kalian!" Liu Zhenhan tertawa sendiri melihat tak ada yang berani bicara: "Aku tahu, selama ini kalian berperilaku baik! Tapi Feilengcui tak menerima orang berlatar belakang samar! Pasukan bersenjataku harus punya garis keturunan jelas! Para ahli kuat misterius yang terus bermain kucing-kucingan sepertimu - aku tak bisa memakaimu!"
"Ayah, apakah ini berarti engkau mengasingkan kami?" Wentekelaier bertanya dengan wajah pucat dan terbata-bata.
"Tepat sekali!"
"Ayah mertua, aku tak mau pergi..." An Rui Da menitikkan air mata panas.
Guo Guo duduk di samping dengan wajah tidak punya perasaan, memeluk ubi shenshu sambil mengunyah dengan rakus. Sama sekali tidak terlihat kesakitan karena dua istri akan bercerai darinya. Malah Ruoerna dari keluarga Xi Bei di sebelah yang menangis seperti orang kesedihan, sambil menangis juga terus memaki: "Richard dasar brengsek... Anak sendiri saja kau usir... Aku takkan berhenti bersamamu... Aku akan bertarung habis-habisan denganmu..."
"Jangan pakai strategi ini denganku! Yang paling kubenci dari kalian adalah sikap pura-pura lemah! Usiamu sudah cukup dewasa, main-main dengan taktik seperti ini di hadapanku apa menariknya?" Liu Zhenhan tersenyum sinis sambil menatap An Rui Da: "Menantuku yang baik, kau ini penguasa level tiran dari dunia jurang. Kerajaanmu apakah dibangun dengan tangisan? Menurut sifat Raja Iblis Api Beracun, kehilangan tenaga magis bukan masalah - sembunyi dan lakukan kultivasi perlahan saja. Apa perlu bergabung denganku untuk mencari rasa aman?"
"Dan kau!" Liu Zhenhan melotot ke Wentekelaier: "Jangan pakai sistem kualitas rendah dari novel ksatria seperti penjelajah waktu ini! Kutanyakan: Jika kau benar penjelajah waktu dari masa depan, maka aku dan Ruoerna sekarang sudah tahu peristiwa perceraian yang akan terjadi nanti, pasti akan menghindarinya! Lalu jika kelak lahir Wentekelaier lagi, siapakah kau? Apa aku punya dua anak yang satu orang?"
“Jancuk! Jancuk! Kalian sebenarnya sedang mempermainkanku seperti monyet! Jika mengikuti sifatku dulu, pasti sudah kubunuh kalian semua!” Liu Zhenhan mengumpat penuh kebencian: “Tapi bagaimanapun juga, kita sudah bersama cukup lama. Mustahil sama sekali tidak ada ikatan emosional. Aku juga tidak ingin bertindak terlalu kejam. Pergilah jauh-jauh dariku, jangan pernah kembali lagi! Dengan begitu aku tak perlu pusing lagi! Mau kalian jadi penguasa di benua lain atau jadi raja sewenang-wenang, aku tak mau ikut campur!”
Kepala suku Andulan melongok dari pintu, melihat Lao Liu yang sedang mengumpat kasar, menggelengkan kepala lalu mundur keluar.
“Kenapa mengusirku? Dulu kau bilang tidak akan mengusirku!” A-Xiannu menatap Lao Liu dengan pandangan membangkang, dagunya terangkat penuh perlawanan.
“Kau bego asli atau pura-pura bego?” Liu Zhenhan tertawa sinis: “Aku akui Guo Guo salah memperlakukanmu dulu. Tapi mau apa lagi? Mau kubunuh dia untuk menebus kesalahan? Mungkin? Jujur saja, banyak orang berbuat jahat karena impulsif. Siapa sih yang sengaja merencanakan kejahatan setiap hari? Banyak ketidakadilan di dunia, kebetulan kau jadi korbannya ya sial! Salahkan dirimu sendiri yang terlalu sombong! Sekarang aku tak ada waktu berdebat logika! Hanya mau bicara omong kosong! Mau dengar atau tidak, terserah!”
“Aku mau Guo Guo dan kau minta maaf padaku!”
“Aku tidak pernah minta maaf pada wanita!” Liu Zhenhan mengangkat tangan tanda menyerah: “Tapi karena sekarang aku sudah jadi Tuan Tanah Wilayah Naga, dan kita bisa dianggap satu ras, untuk semua yang terjadi dulu, aku bisa mewakili Guo Guo minta maaf padamu.”
“Minta maaf apaan～Dia emang pantas di-*Sial*-in～” Burung beo melototi Lao Liu.
“Sudah putuskan belum, anak-anakku.” Liu Zhenhan membelai kepala burung beonya dengan penuh kasih, menyapu pandang tiga makhluk aneh yang menghela napas kesal: “Tujuan apa pun yang kalian bawa kemari, aku sudah cukup bermurah hati. Jangan terlalu menantang kesabaran dan akal sehatku! Tuan Tanah Feilengcui bisa memastikan siapa pun takkan keluar hidup-hidup dari pucuk pintu ini jika kuberkehendak!”
“Ayah mertua, kalau aku mengaku semua detailnya, apa Bisa menahan aku di sini?” Ekspresi memelas An Rui Da tiba-tiba berubah dingin. Ekspresi itu terlihat sangat angker di tubuh bocah perempuan.
“Tidak bisa janji!” Liu Zhenhan menggeleng. Dia benar-benar tak tertarik menyelidiki latar belakang An Rui Da. Menantu perempuannya ini sudah lebih lama di Benua Aigean daripada Kepala Suku Krouieff. Dengan IQ dan pengalamannya, asal ngibul saja takkan ada yang bisa lacak kebenarannya.
“Aku adalah entitas kuat tingkat Jun dari Jurang. Dulu sengaja tinggal setelah dipanggil ke Benua Aigean.” An Rui Da terus berbicara sendiri: “Karena aku ingin bawa semua rakyatku ke Aiqin, lepas dari Jurang yang gelap!”
"Mimpi yang agung." Liu Zhenhan hampir tidak bisa menahan tawa. Makhluk kuat dari dunia lain yang dipanggil ke Benua Aigean hanya memiliki satu cara. Mereka harus melalui ritual jahat atau mantra panggilan dimensi dari seorang ahli sihir panggilan yang hebat. Untuk tetap tinggal di Aigean, hal pertama yang harus dilakukan adalah menghancurkan ritual pemanggil atau membunuh ahli sihir tersebut. Jika tidak, setelah waktu tunggu habis, mereka akan terpental kembali ke tempat asal melalui formasi teleportasi waktu yang tidak bisa dikurangi.
"Dulu aku menyamar di antara para Elf, ingin mempelajari pembuatan formasi teleportasi sihir Benua Aigean. Saat itu sihir ruang belum ada, sihir Unsur Angin milik Elf merupakan pencapaian tertinggi dalam teleportasi jarak jauh." An Rui Da melanjutkan: "Tapi setelah mempelajarinya, aku menyadari teleportasi antar tingkat dimensi sangat sulit dilakukan."
"Omong kosong!" Liu Zhenhan mulai kehilangan kesabaran: "Pengetahuan sihir dasar ini sekarang bahkan diketahui anak kecil! Setidaknya kau adalah raja iblis dengan puluhan ribu pengikut, mau memindahkan semuanya ke Benua Aigean? Mungkinkah? Gunakan otakmu dong!"
"Sebenarnya bukan hanya aku yang punya pemikiran seperti ini di dunia jurang. Dunia jurang yang gelap memang tidak layak ditinggali. Permintaan kami sederhana, hanya ingin menikmati sedikit sinar matahari dan sinar bulan!" Perkataan An Rui Da ini membuat Lao Liu merasa familiar.
“Seperti apa sebenarnya jurang tak berdasar itu?” Liu Zhenhan bertanya heran.
“Jurang tak bertepi yang luas tak terbatas, samudra gelap tanpa ujung! Kami hidup di sana, bergantung pada makhluk bioluminesen dan alga untuk penerangan. Setiap hari perang meletus hanya untuk mendapatkan sedikit cahaya yang menyedihkan itu.” An Rui Da tersenyum getir: “Setiap jun jurang tahu betapa bahagianya dunia materi utama! Jadi jun yang datang ke tingkat ini hampir tak mau kembali, berusaha mengubah kondisi jurang tak berdasar! ‘Semut Raksasa Kamboja Bermata Biru’ yang dibunuh Ayah mertua sebenarnya juga salah satu jun jurang.”
“Bukankah Semut Raksasa Kamboja Bermata Biru itu makhluk darat?” Liu Zhenhan semakin bingung.
“Jurang tak berdasar tetap jurang. Wilayah utamanya adalah jurang dalam, meski ada daratan dengan skala kecil, mirip Benua Aigean dimana lautan mencakup 90% area.” An Rui Da membuat analogi vivid: “Sebenarnya jurang tak berdasar adalah Benua Aigean tanpa Dibo Luo dan Sampa! Semut Raksasa Kamboja Bermata Biru termasuk jun darat, sedangkan aku jun jurang sejati. Tapi aku bisa naik ke darat meninggalkan air.”
“Bukan maksudku menghancurkan mimpi-mu, tapi impianmu mustahil terwujud.” Liu Zhenhan menghancurkan khayalan An Rui Da tanpa ampun: “Jika kau tak mau tinggal di sini, dengan kemampuanmu sekarang, kau seharusnya bisa kembali ke jurang tak berdasar menggunakan koordinat empat dimensi. Kalau tidak bisa, pulanglah! Daripada menderita terkurung ribuan tahun di sini.”
“Siapa bilang tidak mungkin terwujud?” An Rui Da memerah mukanya: “Sekarang aku sudah menemukan cara!”
“Cara apa? Bawa semua anak buahmu ke Aiqin? Kau sedang mengigau!” Liu Zhenhan nyaris terbahak, seandainya ada cara seperti itu, dia pasti sudah membawa Pasukan Pengawal Istana Musim Panas kembali ke medan perang Nanjiang untuk menangkap hidup-hidup Le Duan si gendut itu.
“Aku dipanggil ke Aiqin, di otakku masih tersimpan jelas penanda portal waktu dulu!” An Rui Da memandang ayah mertuanya dengan wajah polos: “Ayah, bukankah Ayah punya formasi teleportasi Kristal Malon? Sekarang aku tahu, untuk melintasi portal waktu hanya bisa dilakukan dengan kristal langka jenis ini.”
“Satu Kristal Malon hanya bisa menteleportasi 80 unit sekaligus, plus harus terus mengonsumsi tenaga magis. Tidak cocok untuk migrasi besar-besaran.” Liu Zhenhan tertawa: “Meski kuberikan padamu, di jurang sana juga tak akan banyak berguna.”
“Memang benar, tapi Benua Aigean juga punya 'jurang ruang-waktu', ini kan lorong waktu-ruang yang sudah ada! Karena kebetulan, bukankah ada beberapa monster dimensi lain yang datang ke Aiqin juga? Contohnya kura-kura berekor bintang.” An Rui Da tersenyum bijak: "Ayah, mungkin Ayah tidak terlalu mempelajari teleportasi sihir Unsur Angin. Saya bisa beri tahu, selama ada koordinat portal waktu dari Dunia Abyss ke dunia material utama, lalu menghitung koordinat empat dimensi 'jurang ruang-waktu' di Benua Aigean, lalu menggabungkan titik temu keduanya - saya akan bawa 'Formasi Teleportasi Kristal Malon' yang sudah di-set koordinatnya kembali ke Dunia Abyss, maka saya bisa mengajak semua rakyat bermigrasi ke sini!"
“Tapi kalau dilakukan seperti ini, Formasi Teleportasi Kristal Malon harus dibuat khusus, harus seperti formasi magis yang dulu saya buat untuk Elf Jatuh, bisa menyerap kekuatan Unsur Angin sendiri! Apakah di Dunia Abyss juga ada fasilitas alami seperti jurang tak teratasi yang dipenuhi angin kencang bawah tanah?" Ruoerna berhenti menangis.
“Di Dunia Abyss, ada banyak pusaran angin di gua, yang kadang meledak menjadi Angin Puting Beliung yang kuat.” An Rui Da mengangguk.
“Kamu tinggal di Feilengcui demi Kristal Malon?" Liu Zhenhan menghela nafas. Pantas saja menantu perempuannya tidak bisa pergi. Semua logistik dan perlengkapan penting Feilengcui ada dalam genggamannya. Siapa pun tidak boleh sembarangan menggunakannya. Lagi pula, untuk mengatur ulang koordinat empat dimensi "Formasi Teleportasi Kristal Malon" harus dilakukan oleh alkemis profesional.
“Ayah mertua, jika Anda bersedia membantu, aku akan mengingat kebaikanmu seumur hidup!” An Rui Da memandang Lao Liu dengan penuh harap.
“Kau anggap aku seperti apa? Apakah kau pikir aku mudah dibujuk? Begitu kalian tiba di Aiqin, pasti akan merebut ruang hidup, lalu bagaimana dengan kami nanti?”
“Kami makhluk Jurang, sebagian besar bergantung pada air. Kami hanya masuk ke laut, tidak ada konflik dengan Aiqin! Apalagi Ayah mertua sekarang juga akan berperang melawan bangsa laut. Meski kami tak bisa membantu besar-besaran sementara ini, setidaknya bisa jadi pengalih perhatian!” Seluruh tubuh An Rui Da gemetaran: “Ayah, sebenarnya aku sudah memikirkan cara mengutarakan ini, tapi takut Ayah marah. Aku tahu, kalian makhluk Aiqin juga tak toleran pada pendatang!”
“Ini terlalu besar.” Liu Zhenhan merasa kakinya lemas. Dia benar-benar tak berani memutuskan hal sebesar ini. Jika permulaan ini dibiarkan, nanti akan lebih banyak agresor dari dunia lain menginjakkan kaki di Aiqin, kedamaian pun sirna.
“Sebenarnya mengendalikannya tidak sulit. Koordinat ada di tangan kami. Menghancurkan lingkaran sihir di Jurang yang jauh itu mudah. Ada banyak cara.” Ruoerna membisik di telinga Lao Liu: “Misalnya kirim seseorang untuk menghantam lingkaran sihir itu, lalu kembali dengan lingkaran sihir lain; atau pasang labu minyak besar atau Heisuoyin yang sudah dinyalakan sumbunya, langsung ditransmisikan ke sana.”
"Jika ingin menekan Bangsa Laut, membuat mereka tidak pernah menyerang daratan selamanya, cara terbaik adalah memicu perang di sarang mereka sendiri! Begitu Formasi Teleportasi Kristal Malon tidak lagi digerakkan oleh kekuatan magis tapi secara alami, setiap pengaktifan bisa mengirim 80 unit! Jumlah yang bisa dikirim setiap hari akan sangat mengerikan!" Daisy juga setuju dengan pandangan ini: "Makhluk Jurang tidak hanya berfungsi mengalihkan perhatian Bangsa Laut! Dalam dua tiga bulan, Bangsa Laut akan menemukan garis belakang mereka diserbu oleh penjajah misterius!"
"Cara ini terlalu kejam, bukan?" Ai Wei'er berkeringat dingin mendengarnya.
"Bukankah bangsa naga sering mengirim idiot besar untuk mencari ksatria dan menandatangani kontrak budak? An Rui Da, jika kau bisa membuat monster kuat dari Jurang menandatangani kontrak ini tanpa syarat dengan imam Bemon, aku akan membantumu! Aku tahu kalian raja dunia lain punya kekuatan alami untuk menekan jiwa bawahan!" Lao Liu memutuskan. Urusan masa depan biarlah nanti, yang penting menyelesaikan masalah sekarang.
"Ayah, ini mustahil!!! Semakin kuat monster, semakin tinggi harga dirinya! Syarat Ayah terlalu keras!" An Rui Da memprotes: "Meskipun aku raja iblis tingkat Jun, tak mungkin asal perintah begitu! Meski cap jiwaku bisa menekan bawahan, perintah yang merendahkan martabat ini takkan ada yang patuhi! Kecuali monster kelas rendahan, itu masih mungkin!"
“Makhluk magis payah buat apa aku?” Liu Zhenhan membalas kesal: “Apa maksudmu ini sudah tidak bisa dinegosiasikan lagi?”
“Bukan!” An Rui Da buru-buru menjelaskan: “Sebenarnya makhluk magis payah juga ada beberapa jenis, contohnya di antara rakyatku di Dunia Jurang ada spesies ‘Laba-laba Biru Racun Yuan’, laba-laba beracun amfibi ini punya sayap jangkrik kecil untuk meluncur, sekali bergerak bisa ratusan ekor mengikuti Ratu Laba-laba berburu bersama, racunnya juga lumayan! Asal menguasai satu ratu, berarti sudah memiliki sarang penuh ‘Laba-laba Biru Racun Yuan’.”
“Ini lumayan bagus, mirip ‘Kumbang Mayat Busuk’ milik Tuan Tanah Bawah Tanah.” Mata Liu Zhenhan berbinar-binar.
“Ayah, hanya makhluk magis payah seperti ini yang mau menerima perintah dan aktif mencari mitra perjanjian.” An Rui Da antara ingin tertawa dan menangis: “Jika Ayah berkenan, sekarang bisa berikan mantra panggil spesifik yang bermakna pemanggilan, nanti aku pulang ke Dunia Jurang untuk proses dengan ‘Cap Jiwa’, sehingga bisa jadi mantra wajib untuk memanggil ‘Laba-laba Biru Racun Yuan’.”
“Mantra panggil spesifik?” Liu Zhenhan bertanya sembarangan: “Bagaimana dengan bagian pertama Lagu Spiritual?”
“Bagus, mantra ini memang memiliki makna panggilan tersendiri.” An Rui Da yang melihat negosiasi dengan ayah mertuanya hampir berhasil, suaranya gemetar karena gugup: “Jika aku membawa anak buah ke Aiqin, pertama-tama akan menempatkan ‘Laba-laba Biru Yuan Du’ di area khusus dekat garis pantai, khusus untuk direkrut oleh para pendeta!”
“Jancuk! Aku meremehkanmu An Rui Da, tak kusangka kau begitu berpengaruh di dunia Abyss!” Liu Zhenhan merasa seperti bermimpi, dulu dia malah menendang raja iblis hingga jatuh dan kehabisan tenaga magis. Dari logika ini, kemampuan burung beo kecil benar-benar bukan sekadar 'kuat'—mungkin kata 'tak terkalahkan' lebih tepat!
“Tampaknya para pendeta kita selain memiliki dua hewan peliharaan sekaligus, bisa menambah satu peliharaan magis lagi.” Helen dengan tersenyum menyerahkan kartu kristal Di Wei kepada menantunya, kartu ini berisi rekaman Lagu Spiritual pertama.
“Peliharaan magis ini kusisakan untuk Imam Angin. Pendeta resmi tidak perlu, mengendalikan dua hewan sekaligus sudah maksimal, tambah lagi malah kewalahan.” Liu Zhenhan berdiri mendadak, memburu Daisy dan Nana: “Cepetan! Kalian cari ‘jurang ruang-waktu’ di garis pantai terdekat, hitung koordinat empat dimensi! Suruh menantuku segera pulang bunyikan peluit panggil pasukan!”
“Pilih 'jurang ruang-waktu' dekat Provinsi Barat Daya, perairan di sana adalah wilayah Naga. Awal perkembangan tidak akan menemui hambatan besar. Nanti kita bisa buat kandang besar, masukkan semua 'Laba-laba Biru Beracun Yuan', lalu para Imam Angin akan memanggilnya satu per satu.” Daisy semakin antusias dengan idenya.
“Entah ribuan tahun lagi, saat makhluk jurang menginvasi permukaan, apakah keturunan kita akan menyebutku brengsek?” Liu Zhenhan tersenyum getir sambil merentangkan tangan, mencoba menghibur diri.
“Ayah, aku akan selalu ingat kebaikanmu. Nanti semua makhluk jurang akan lebih toleran terhadap perekrutan para Imam Bemon karena hubungan ini. Mana mungkin kami menyerang daratan! Cukup bisa melihat cahaya dari laut!” An Rui Da memegang cakar kecil Guo Guo yang masih mengunyah ubi Shenshu, entah tulus atau tidak, tapi terlihat mengharukan: “Aku ini Putri Mahkota Istana Musim Panas, hubungan ini pasti takkan berubah!”
Guo Guo mengangkat wajah kecil An Rui Da lalu "bzzzt bzzzt" menciumnya dua kali kuat-kuat, sebelum kembali fokus pada ubi Shenshu panggangnya.
“Baik, masalah selesai.” Liu Zhenhan memberi kode pada Daisy dan Nana: “Kalian berdua segera ke Provinsi Barat Daya. Pulangnya bawa juga empat harta karun Hosea, sekalipun harus mencuri.”
"Tidak usah buru-buru, kamu belum menyelesaikan masalah anak kesepuluh!" Nana memegang bahu putra palsu Keluarga Xi Bei, air mata yang tak terkendali kembali mengalir deras dari soket mata yang indah. Jatuh berderai di bahu Pangeran Kesepuluh: "Aku mohon Richard, biarkan Wentekelaier tinggal boleh tidak? Katamu dia bukan anak kita, tapi mengapa aku merasa dia seharusnya adalah anak kita?"
"Kamu cari masalah ya?" Liu Zhenhan mulai kehilangan kesabaran: "Aku tidak ingin mengulangi perkataan yang sama. Nana, naluri keibuanmu berlebihan kali ini."
"Mengapa kamu membiarkan 'udara dalam bayangan' tetap tinggal? Mengapa kamu memberi Ailijie seorang anak, tapi mengusir anakku?" Nana mulai bicara tanpa logika.
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi.
"Ada orangtua yang tidak tahu detail anaknya sendiri?" Liu Zhenhan hendak menampar lagi, tapi dihalangi Ai Wei'er.
Semua nyonya bos tercengang ketakutan, para pengawal pun kebingungan.
"Kalau mau mengusir, usir aku juga sekalian!" Nana menutupi wajahnya, rambutnya berantakan, tetap membelalakkan mata penuh kesombongan pada pria yang marah seperti banteng.
"Diam!" Ning Yu tak tahan mendengar, sebuah tamparan juga mendarat di pipi cantik Nana: "Ruoerna, kau sungguh tak tahu sopan santun!"
"Jangan pukul ibuku!" Pangeran Kesepuluh mengepal tinju, berbicara perlahan dengan gigi yang menggeretak: "Satu. Porsi. Perkataan."
Seluruh tubuhnya perlahan bangkit dari tempat duduk, bagai gunung berapi yang sedang menyimpan semburan dahsyat.
"Anak baik, kau sudah berkembang! Berani ulangi perkataanmu tadi." Liu Zhenhan menarik sebuah kursi, menginjakkannya dengan satu kaki: "Akan kulihat, trik apa yang bisa kau mainkan denganku!"
"Kau tak bisa membunuhku!" Wentekelaier menggeram, sorot matanya tajam bagai pisau.
"Tak bisa? Setelah kau berubah jadi wanita telanjang, akan kuhancurkan tubuhmu jadi tiga bagian!"
Kapak Perang Chevroline mendarat "Pong" di meja, gagangnya bergemuruh liar.
"Ayahanda..." Xiao Kong hendak melerai, namun pedang perang berkilauan mengusirnya.
Aura mematikan menyelimuti Liu Zhenhan, delapan tangan menggenggam senjata berbeda. Enam lengan elemen transparan bagai kaca, tercipta dari kekuatan magis fisik.
"Maaf, setelah kekuatan wilayahku menyebar, tak ada sihir perubahan wujud yang bisa melekat." Wentekelaier tersenyum sinis memandang orang tua itu. Gelombang hijau memancar dari tubuhnya, badai elemen mulai mengguncang keseimbangan dimensi.
"Kekuatan wilayah?" Liu Zhenhan tak merasakan energi khusus, namun memahami betapa ganasnya kekuatan elemen yang berkecamuk ini.
"Aku tahu mungkin tak bisa mengalahkan Ayah! Tapi aku juga belum tentu kalah!" Wajah tampan Wentekelaier mulai berkerut: "Ingat, aku memanggilmu Ayah hanya demi Ibu! Jangan paksa aku bertindak dan mempermalukan kita semua!"
"Kau siapa sebenarnya?" Liu Zhenhan mengacungkan jari, Fatty Luo segera menarik Ruoerna yang wajahnya pucat pasi. Para pengawal berkacamata hitam Pasukan Pengawal Bendera meraba senjata mereka.
"Akulah Luo Natexie Lanbing!" Pangeran Kesepuluh dengan angkuh menyebut nama yang sangat termasyhur, nama yang pernah berjaya di masa lampau.
"Rupanya 'Penghancur Kilat' dari Empat Momok Aiqin yang terakhir!" Liu Zhenhan tertegun sejenak, lalu tertawa terbahak: "Ha ha! Ternyata kau, Luo Natexie Lanbing! Legenda tubuh abadi! Anakku yang manis, aku tak mengerti, sebagai ahli kuat sejati mengapa kau berpura-pura menyerah padaku? Apa maksudmu? Tiran Mata Jahat, Semut Raksasa Kamboja Bermata Biru, dan Tuan Tanah Kerang Tembaga pun tak memilih jalan ini!"
“Jangan samakan aku dengan tiga orang bodoh itu. Alasan aku mencarimu hanya untuk mencari pengalaman. Aku tak paham, kenapa kau yang menghina bangsa naga justru hidup lebih nyaman daripada siapa pun, sedangkan kami dulu begitu sial! Kau benar-benar hebat, seluruh Benua Aigean menyebarkan kisah heroikmu. Aku juga ingin datang menghormati!” Pangeran Kesepuluh tersenyum sinis: “Sejujurnya, aku tak pernah berharap bisa menipumu dengan silsilah palsu itu. Apalagi berniat tinggal lama di Feilengcui!”
“Sepertinya kau sudah cukup lama dibebaskan,” Liu Zhenhan mengeluarkan suara decak.
“Tidak terlalu lama, baru setengah tahun lebih. Kebetulan, Yamata-no-Orochi yang kaubunuh adalah sang pembebasku! Saat itu dia masih dalam wujud Angin Topan Yamata no Orochi, sudah bisa berubah wujud. Sayang dia memilih berubah jadi Naga Pelangi. Aku hampir membunuhnya dalam pertarungan sengit. Andai tak kulihat dia tak menggunakan sihir logam, dan bukan monster angin yang larinya cepat, pasti sudah mati di tanganku.”
“Dunia memang kecil.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: “Untung tak mati, kalau tidak ‘Mutiara Angin Tersembunyi’-ku akan hilang.”
“Alasan lain aku ke Feilengcui – kaulah pemimpin tertinggi Penjaga Pohon se-Aiqin!” Wentekelaier menatap tajam Kepala Suku Krouieff yang memegang cambuk benang emas dan para Penjaga Pohon muda, lalu kembali memandang Lao Liu: “Sebenarnya, aku bukan monster. Aku juga Penjaga Pohon!”
Kalimat yang menggemparkan.
Dari Lao Liu hingga semua Penjaga Pohon hingga orang-orang lain semuanya terpetrifikasi.
"Bagaimana mungkin! Di Aiqin tidak ada pohon yang bisa tumbuh sampai 20.000 tahun! Apakah tidak akan disambar petir?" Mo'er memandang semua Penjaga Pohon dengan bingung.
"Di dunia bawah tanah tidak ada petir, aku juga berasal dari bawah tanah!" Wentekelaier menyapu semua orang dengan pandangan yang tak terdefinisikan: "Tidak menyangka? Aku juga penduduk asli bawah tanah! Tapi bukan dari tiga lapisan benua yang kalian kenal, aku berasal dari benua lapisan keempat, Benua Padang Belantara Hutan! Jangan memandangku seperti itu, untuk masuk ke benua lapisan keempat hanya melalui satu sumur tangga, dan harus melewati gua-gua bawah tanah tiga dimensi yang tak terhitung, liku-liku berbelit seperti labirin ini bukanlah hal yang mudah ditemukan!"
Dunia bawah tanah memiliki total tiga lapisan benua. Sumur tangga di setiap lapisan benua ada di mana-mana, jumlahnya benar-benar angka astronomis. Di bawah sumur tangga terdapat ruang tiga dimensi, ada jurang tak terukur, ada gua berantai yang rumit. Tanpa lokasi pasti, menemukan benua lapisan keempat adalah tugas mustahil.
"Sekarang ada berapa Penjaga Pohon di Benua Padang Belantara Hutan?" Penjaga Pohon tua Cruyff bertanya dengan suara gemetar, ekspresinya bagai anggota bawah tanah melihat puncak menara Gunung Pagoda Yan'an, kebahagiaan yang meluas.
“Saat aku pergi, jumlah Penjaga Pohon masih sangat sedikit, usia pohon 20.000 tahun adalah batas yang tak bisa dilanggar.” Melihat pandangan penuh perhatian dari Penjaga Pohon tua, sorot mata Wentekelaier terharu: "Setelah dibebaskan, aku kembali mengunjungi mereka. Sekarang sudah ada 123 orang, Kepala Suku. Kami Penjaga Pohon bawah tanah sama seperti Anda, tubuh kami sangat besar sehingga tak bisa melewati lorong gua vertikal bawah tanah ke benua lain. Hanya ukuran tubuhku yang cocok."
“Kamu…” Penjaga Pohon tua menggerakkan tangannya tak karuan: “…Bagaimana bisa kamu belajar ilmu bela diri Bimon? Bahkan Transformasi Liar pun bisa?”
“Aku adalah perwujudan pohon Catalpa.” Wentekelaier menghela nafas: “Aku terlahir dengan wilayah kekuasaan, tapi sulit berkembang dalam sihir tanaman. Dulu saat berkelana di permukaan, hanya bisa belajar ilmu bela diri untuk perlindungan diri. Soal Transformasi Liar, itu sebenarnya bukan hak paten Bimon. Hanya saja ras lain tak punya cara atau keberanian untuk mempelajarinya! Seperti yang pernah kusebutkan, ksatria Pigge ‘Hai’ adalah mentorku yang pertama.”
“Wilayah kekuasaan bawaan lahir?” Penjaga Pohon tua tersadar: “Raja Kayu Catalpa, julukan ini benar-benar sesuai dengan kenyataan!”
Liu Zhenhan diam saja. Ia percaya Wentekelaier tidak berbohong, karena dirinya sendiri juga bukan Bimon, tapi tetap bisa melakukan Transformasi Liar dan menyanyikan nyanyian sihir lagu perang.
“Bakat adalah kerja keras ditambah ketekunan. Wentekelaier juga menghabiskan bertahun-tahun mempelajari ilmu bela diri Bimon hingga mencapai pencapaian hari ini.” Ailijie menghela napas kagum: “Tak kusangka, benar-benar tak kusangka, ternyata anak kesepuluh kita adalah 'Penghancur Kilat' yang termasyhur.”
“Kemampuan berubah wujud manusia sayur bukanlah keahlian istimewa. Tulang dan kulit kami tidak sekaku makhluk cerdas hasil evolusi hewan seperti kalian.” Kepala Suku Krouieff berkata dengan bangga.
“Apa itu keahlian 'abadi'?” Helen masih penasaran: “Kudengar Ayah Anglam bercerita, 'Penghancur Kilat' di masa lalu memang tak bisa dibunuh!”
“Wilayah kekuasaan alamiahku adalah 'Wilayah Hijau Abadi'. Aku bisa membuat semua pohon dalam radius lima puluh li menyerap kerusakan elemen untukku, jadi di area hutan aku hampir abadi.” Ucapan Pangeran Kesepuluh cukup unik: “Tapi di Kota Naga tak berlaku, karena semua batu di sana tanpa pohon! Tentu saja aku bukan kebal serangan fisik, hanya fisikku lebih kuat sedikit. Bagaimanapun aku adalah Penjaga Pohon.”
"Astaga, ini adalah 'Damage Pengganti'!" Liu Zhenhan akhirnya mengerti mengapa anaknya tadi berani berkata "Kau tak bisa membunuhku". Di sekitar Feilengcui terdapat ratusan hektar hutan bambu, setiap batang Bambu Perut Buddha setebal pelukan orang dewasa dengan kelenturan luar biasa. Sihir sehebat apa yang bisa menghancurkan hutan bambu seluas lima puluh li dalam sekejap? Sekalipun mengerahkan sepuluh ribu Prajurit Panda untuk menggerogoti, mungkin gigi mereka akan copot semua.
"Luar biasa!" Semua orang menarik napas tersengal-sengal bagai sedang sakit gigi.
"Pohon catalpa hanya dijuluki Raja Kayu, bukan yang sebenarnya. Tapi aku memiliki sedikit tekanan hierarkis terhadap pepohonan. Bantuan kulah yang memungkinkan kalian menjinakkan pohon jeruk bali ajaib sebagai peliharaan tumbuhan." Pangeran Kesepuluh tersenyum samar.
"Dengar bicaramu, apakah maksudmu ingin kutunggu berterima kasih?" Liu Zhenhan mencibir.
"Awalnya, aku ingin melihat apakah Suku Pig memiliki prajurit sekuat 'Hai'; juga ingin melihat bagaimana rupa saudara seukuranku. Hasilnya tak mengecewakan! Aku juga penasaran kenapamu bersikap tak hormat pada bangsa naga, tapi mereka malah menjilatmu! Mungkin karena ibu, atau karena waktu telah lama berlalu, aku sadar kebencianku pada bangsa naga tak separah dulu." Wentekelaier mengangkat bahu pada Lao Liu: "Seperti kukatakan tadi, kepergianku dari Feilengcui tidak penting. Jangan terlalu khawatir, tak ada dendam antara aku dan Feilengcui."
"Ruoerna, lihatlah ini anak lelakimu yang baik." Liu Zhenhan menyeringai sarkas ke arah Nana yang membeku kaku.
"Jauhkan penghinaanmu dari ibuku! Kau tak bisa merasakan betapa kuat kasihnya! Tahukah kau beberapa waktu lalu adalah ulang tahunku? Sepanjang hidupku, tak pernah ada yang merayakan, mengucapkan selamat, atau memberi hadiah! Ibuku Ruoerna-lah yang mewujudkan mimpi ini!" Wentekelaier nyaris kehilangan kendali.
"Oh ya?" Lao Liu samar-samar ingat Wentekelaier pernah menyebut soal ulang tahun, tapi hal remeh seperti itu mana mungkin diingatnya.
"Empat bulan tujuh hari lagi ulang tahun Kekasih." Ailijie menyadarkan Lao Liu, seolah wanita memiliki ingatan bawaan untuk hal-hal semacam ini.
“Baiklah, karena semuanya sudah dijelaskan dengan jelas, maka ini akan mudah diselesaikan.” Liu Zhenhan membuat isyarat mengusir tamu.
“Jangan pergi, anak kesepuluh!” Ruoerna berjuang dalam pelukan kuat Fatty Luo, tersedu-sedu dengan mata berkaca-kaca: “Aku tak peduli siapa kau, yang kutetahui kau adalah anakku, mohon pada ayahmu, jangan biarkan dia mengusirmu, kau bukan musuh kami, bagaimana tega meninggalkanku?”
“Nana, nanti aku akan menyelesaikan perhitungan denganmu, ini pertama kalinya kau tidak mendengarkanku, semoga juga yang terakhir.” Suara Liu Zhenhan penuh dengan nada kejam: “Aku tak izinkan kau mengabaikan perasaanku demi pria manapun, jika itu anakku bisa kumaafkan. Tapi sayangnya bukan.”
“Aku dan Feilengcui tidak punya kebencian, jika Anda mau mengakui saya sebagai anak, bisakah Anda memaafkan ibu?” Wentekelaier melirik Ruoerna, memandang Liu Zhenhan dengan wajah memohon: “Saya akan mendedikasikan hidup saya untuk Anda. Seperti semua kesetiaan Penjaga Pohon kepada Anda!”
“Di bawah tanah masih ada 123 Penjaga Pohon ya?” Liu Zhenhan menggerutu.
“Benar! Dengan saya total 124, kami juga menggembalakan hutan, kami punya 'Mata Air Elemen' dan 'Mata Air Kehidupan'! Meski sihir kami Penjaga Pohon bawah tanah tidak terlalu hebat, tapi kami punya tenaga dan fisik kuat!” Wentekelaier tahu ini tak terhindarkan, bagi Feilengcui yang memiliki formasi teleportasi sihir, tidak ada jalan di dunia ini yang dapat menghalangi.
“Mengapa tidak menggunakan ‘Mata Air Kehidupan’ untuk membina lebih banyak Penjaga Pohon?” Kepala Suku Krouieff bertanya sambil menepuk kepalanya sendiri dengan malu-malu: “Benar, kalian bisa mengandalkan seleksi alami, tidak seperti saya yang terpaksa menggunakan cara darurat ini.”
“Perlu ditegaskan, saya menerimamu murni karena alasan politik. Tapi saya mulai percaya hubungan ibu-anakmu dengan Ruoerna memang memiliki takdir yang unik.” Liu Zhenhan membuat pernyataan mengejutkan: “Begini saja. Wentekelaier... hehe... sudah terbiasa memanggilmu begitu... mulai sekarang saya tidak akan memanggilmu Notarashiebings, tapi Wentekelaier... Di Kerajaan Bimeng kita ada pemilihan raja setiap dekade. Yang Mulia sudah berkali-kali menyuruhku mencalonkan diri, tapi aku tahu bukan ahlinya. Bagaimana kalau nanti kamu yang kita usung?”
“Mengapa?” Bukan cuma Wentekelaier yang terkejut, semua yang hadir pun terdiam.
“Di zaman sekarang, persahabatan sudah tidak laku! Kalau kau berbakti, punya prinsip, dan anakku sendiri, kenapa tidak bisa jadi raja? Sistem Bimon harus direformasi. Ini bukan pekerjaan satu generasi. Kau Penjaga Pohon yang berumur panjang, sempurna jadi raja!” Pemikiran Liu Zhenhan langsung dan tanpa tedeng aling-aling.
Pangeran Kesepuluh tidak menyangka beban sebesar ini jatuh di pundaknya. Otaknya penuh kekacauan, mulutnya terbuka lama tak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
"Nanti aku akan carikanmu Naga Peri sebagai istri! Sialan! Berani mengurung anakku selama ini, brengsek! Kota Naga harus membayar mahal, aku takkan membuat mereka mudah!" Liu Zhenhan bergumam sendiri, membuat atmosfer sekitar semakin tegang.
"Carikan satu untukku juga~" Burung beo mengangkat dadanya: "Seumur hidup tak kawin naga berkepala tiga~ Lebih hina dari ulat bulu sampai mati~"
"Haha!" Liu Zhenhan tertawa terbahak: "Sudah diputuskan! Tak kusangka hari ini bereskan tiga masalah sekaligus, untung aku cepat buka kartu, nanti tak tahu kalian akan bikin masalah apa lagi!"
"Ayah, Ibu, maafkan aku. Aku perlu tenang dulu." Wentekelaier berlari terhuyung-huyung. Perubahan drastis ini terlalu berat baginya.
"Sayang, aktingmu tadi sempurna! Wanita memang aktris alamiah." Melihat anaknya kabur, Liu Zhenhan langsung memeluk pinggang ramping Nana, membelai lembut bekas jari di wajah cantiknya sambil mencium penuh kasih.
"Kau pikir semua ini sandiwara?" Nana mencoba melepaskan diri dari Lao Liu, tapi malah dipeluk lebih erat. Perlawanannya melemah, tubuhnya lungluh diserbu aroma maskulin itu.
"Bagaimana denganku?" A-Xiannu gelisah memandang sekeliling: "An Rui Da boleh tinggal, tapi kalian mau usir aku?"
“An Rui Da tidak akan tinggal, dia akan kembali ke dunia jurang, dan nanti akan memimpin rakyatnya di lautan.” Liu Zhenhan menekankan kesalahan penggunaan kata oleh Ratu Lich Naga: "Kau pasti harus pergi, kembalilah ke Makam Naga! Di sanalah sumber kekuatanmu. Hanya di sana kau bisa menjadi makhluk yang kuat. Tinggal di sisi Guo Guo adalah kesalahan besar."
Guo Guo menghela napas penuh simpati pada A-Xiannu, wajah mungilnya yang kemerahan menunjukkan ekspresi yang sangat hidup.
"Cabut kontol langsung lupa sayang~" Burung beo kecil memberikan penilaian paling objektif terhadap ekspresi ini.
"Aku mengandung anaknya, kalian berani mencampakkanku?" A-Xiannu menjerit histeris seperti kucing yang diinjak ekornya.
"Gak bisa, trik ini sudah kuakali sejak lama." Liu Zhenhan yang berpengalaman mana mungkin terjebak oleh si tukang tawar-menawar ulung ini?
Apalagi ini cuma makhluk mayat hidup yang mencoba menipunya. Tidak lihat sedang berhadapan dengan siapa?
"Siapa bilang mayat hidup tak bisa mengandung janin?" A-Xiannu membelalakkan perutnya yang sedikit menggembung dengan penuh kemarahan: "Tidak tahu soal janin roh ibu-anak?"
Liu Zhenhan memutar bola matanya ke atas, hampir terkena serangan jantung.
"Bos kedua Jalan tiba!" Suara tawa Kaka bergema dari luar pintu: "Kawan-kawan, aku sangat merindukan kalian!"
Bab 597 Lukisan Kehidupan di Zaman Kacau
“Druid senior Costa termuda sepanjang sejarah membentangkan kedua tangannya, berjalan masuk ke aula kediaman Tuan Tanah dengan gagah seperti merak yang mengembangkan bulu ekornya, lalu memeluk perutnya sambil menjulurkan leher dan tertawa terbahak-bahak.”
“Sambutan meriah yang diharapkan untuk menyambut kepulangan sang pahlawan justru tidak terjadi, karena semua orang terpaku memandangi A-Xiannu.”
“Obisilachi!” Perasaan diabaikan seperti ikan asin yang dijemur ini membuat bos kedua langsung kesal, berteriak: “Apa yang kalian perhatikan sampai melongo seperti umbi lotus ini? Tidak lihat aku yang pulang?!”
Masih tak ada yang menghiraukannya.
“Ada urusan mayat hidup apa ini?” Kaka penasaran mendekat dan melambaikan tangannya di depan mata Liu Zhenhan yang melotot.
“Lao-er, memang benar urusan mayat hidup yang jadi masalah.” Ai Wei'er yang bersandar di meja melirik Kaka dan pengawalnya dengan mata indahnya, lalu kaget: “Ya Tuhan! Apakah daerah kalian baru saja dilanda banjir dan kelaparan? Kok bisa berpakaian seperti ini?!”
Teriakan ini akhirnya berhasil menarik semua pandangan dari A-Xiannu.
Kaka berdiri berdampingan dengan seorang Druid besar berjanggut panjang hijau yang bergerak-gerak diterpa angin. Di belakang mereka berbaris enam pria perkasa setinggi sekitar 3 meter.
Keenam pria perkasa ini memiliki rambut panjang biru laut yang seragam dan wajah tampan nan anggun; seluruh tubuh mereka hanya mengenakan celana pendek kulit biru segi empat dan jubah biru permata yang dikenakan di bahu. Selain kalung bulu dan beberapa perhiasan logam, otot-otot atletis mereka yang terdefinisi sempurna sepenuhnya terekspos di udara, seperti gladiator Olimpiade kuno, menghantam saraf optik semua orang dengan gelombang testosteron yang pekat.
"Pria yang sangat seksi." Kepala Suku Krouieff bersiul dengan sikap tak pantas seorang tua: "Tapi otot lengan kalian terlalu berlebihan, agak merusak keharmonisan estetika. Ingat, seni mengukir otot yang klasik selalu mengutamakan proporsi besar namun seimbang."
"Lao Er, apakah para pria keren ini adalah Penembak Pelangi Suku Dubin yang pernah kau ceritakan?" Liu Zhenhan memiringkan kepalanya, mengamati para prajurit berbadan kekar dari ujung kepala hingga kaki. Bagaimanapun juga, para pria tampan ini sama sekali tidak mirip ogre yang terkenal buas. Menilik sikap Lao Er, hampir pasti mereka telah diubah oleh "Gas Transformasi Besar".
"Kali ini aku membawa pulang 300 prajurit Mok'nathal Sal, mereka semua adalah Penembak Pelangi dua tangan terbaik! Enam prajurit ini adalah 'pemimpin' dari 300 Mok'nathal Sal, prajurit Perisai Biru Juedi yang termasyhur dari pegunungan sejauh 100.000 li!" Kaka mengangkat jempolnya tinggi-tinggi, wajahnya penuh kesombongan: "Sudah lama kukatakan, aku akan bawa pulang satu pasukan charge!"
Enam prajurit Perisai Biru Juedi serentak berlutut satu kaki melakukan salam ksatria kepada Lao Liu, pandangan mata mereka penuh kekaguman dan kegembiraan, langsung terlihat bahwa Kaka sudah terlalu banyak membual tentang gelar-gelar mulia Lao Liu yang sebanyak bintang jatuh.
Keenam prajurit Perisai Biru Juedi ini tidak membawa senjata tradisional apapun. Di pergelangan tangan kiri masing-masing terpasang pelindung logam biru berukir bunga, di pergelangan kanan tergantung rantai pinggiran kucai yang menjuntai deretan batang logam merah darah berukir motif elang.
"Selamat datang di Feilengcui, putra-putra darah biru." Liu Zhenhan melambaikan tangan, menyuruh para prajurit Perisai Biru Juedi berdiri: "Kesetiaan, kehormatan, dan kerendahan hati akan menemani langkah kalian meninggalkan jejak abadi di bumi."
Adakah kata-kata lain yang lebih mampu menyentuh hati prajurit daripada frasa klasik ini?
Adakah pujian yang lebih membakar darah prajurit daripada sanjungan dari seorang Penyihir Besar Suci?
Enam Prajurit Perisai Biru Langit sedang gemetar hebat karena terlalu bersemangat.
“Sayangnya, Raksasa Voodoo seberapa pun berdandan tetap bukan bagian dari Druid.” Ailijie tak tahan mengucapkan sindiran pedas.
Semakin kuat seorang Druid, semakin mereka suka mendekati alam. Kaka adalah seorang Druid senior Costa, bahkan jika semua pengawalnya diolesi minyak zaitun dan berjalan telanjang bulat di jalan pun bukan hal aneh; namun begitu terpikir bahwa Druid sekarang sudah bukan bagian dari ras Elf lagi, Ratu Bunga langsung merasa geram. Dalam pandangan dunianya, pengkhianat tak tahu malu seharusnya mengalami kemunduran sumber daya manusia agar logis.
“Kak, ini adalah ayahku yang agung, Rivaldo Izenson Santos Wright.” Kaka tertawa kecut, sama sekali mengabaikan Ailijje, memperkenalkan pria berotot seperti rusa perunggu ini kepada Lao Liu: “Anda bisa memanggilnya Tuan Rivaldo atau Yang Mulia Adipati. Selain sebagai Druid senior Tarkuta, beliau juga Adipati Bunga Kamper Kerajaan! Ayah, inilah Penyihir Besar Suci yang kubicarakan, si tukang tawar-menawar super Richard Zhenhan Liu yang pernah menyelamatkan nyawaku di dunia iblis.”
“Pujian bagi Dewi Hutan Meilikai! Paman, pada tubuhmu kurasakan gelora kekuatan alam yang dahsyat.” Liu Zhenhan menggunakan salam khas Druid dengan elegan, memeluk ringan Adipati Rivaldo ayah Kaka.
Penyebutan "Paman" yang sopan dari mulut seorang Santo Sihir Fajar membuat Druid Senior Takuta Rivaldo tersanjung bukan main.
“Ketidaktahuan akan masa depan adalah motivasi sejati kemajuan kita.” Druid Adipati berwajah sekop ini juga membalas salam khas Pendeta Bemon dengan menepuk bahu Lao Liu: “Shaman Divine Comedy yang agung, semangat motivasi sejati menyertai kita.”
“Anda telah menyelamatkan putraku. Sebagai ayah, rasa terima kasihku tak terucapkan.” Rivaldo langsung menyusul dengan pelukan beruang super yang membara, menepuk-nepuk punggung sang penyelamat dengan kuat.
Bagi Druid yang cenderung emosional tertahan, ini sudah termasuk bahasa tubuh tingkat-R paling ekstrim.
“Kebetulan saya menghadapi masalah sulit, sekarang ada Druid senior Tarkuta dan Druid senior Costa yang berilmu, masih apa lagi yang saya tunggu?” Liu Zhenhan mengetuk tengkoraknya sendiri, menunjuk A-Xiannu sambil memasang wajah muram kepada Adipati Riwaldo: “Saya tahu semua makhluk non-alami adalah musuk kalian Putra Alam, kaum Druid punya pandangan unik terhadap makhluk non-alami. Bolehkah saya bertanya pada Paman, menurutmu apakah mayat hidup bisa hamil?”
Liu Zhenhan baru saja menggunakan telepati untuk menyelidiki tubuh A-Xiannu secara detail.
Di dalam tubuh Ratu Lich Naga memang terdapat dua gelombang elemen. Salah satu irama elemennya sangat kabur namun memancarkan kelincahan tak terucapkan; amplitudo getaran irama elemen ini sangat unik, memiliki kemiripan mencolok dengan irama elemen Liu Zhenhan dan Guo Guo.
Saat itu perasaan Liu Zhenhan seperti sedang merasakan denyut nadi Guo Guo.
Di dunia ini tak mungkin ada dua orang yang sama persis, juga tak mungkin dua irama elemen yang identik. Nyanyian dan resonansi gelombang elemen sudah cukup membuktikan segalanya.
Namun seberapa pun terbukanya pikiran Liu Zhenhan, seberapa tak berperasaannya dia, konsep mayat hidup hamil tetap tak bisa diterimanya.
Dari sudut fisiologis saja, hantu wanita bahkan tak punya datang bulan, kalau mau hamil, apakah telurnya dipesan lewat layanan antar?
“Mayat hidup... hamil?” Adipati Liwaldo membuka mulutnya lebar-lebar. Andai tidak memegang tongkat sihir rotan tebal di tangan, Druid senior Tarkuta ini pasti sudah terjungkal.
“Wah~ Wah~ Asyik banget!” Kaka memiringkan hidung dan menyipitkan mata, memandangi Lao Liu dengan tatapan jahat.
Di hati bos kedua, kakaknya yang gagah ini bahkan bisa membuat karang punya keturunan. Apalagi cuma meniduri menantu mayat hidup sampai hamil?
“Mungkinkah?” Liu Zhenhan sempat berpikir memanggil Kepala suku Andulan untuk diskusi. Tapi setelah dipikir lagi, sepertinya pengetahuan medis biarawan asketik tidak relevan.
“Secara teori tidak mustahil, tapi kemungkinannya kecil.” Adipati Liwaldo menggerak-gerakkan kumis panjangnya, memeriksa A-Xiannu sambil menggeleng-gelengkan kepala. Setelah lama, ia menatap Lao Liu: “Richard, anggapan Druid memusuhi semua makhluk non-alami itu sudah kuno! Sekarang kami meyakini - semua kehidupan, baik elemen maupun material, berhak melanjutkan keturunan dan hidup setara!”
“Selama tidak merusak alam, kami yang toleran bisa menerima segala bentuk kehidupan.” Druid Adipati menambahkan: “Kami Putra Alam sekarang sangat menentang diskriminasi ras.”
“Seumur hidup aku paling benci dua jenis orang, pertama orang rasis, kedua bangsa iblis.” Kaka menyeringai nakal.
“Sebuah kemajuan yang rasional dan toleran! Sudah lama kurasakan datangnya masa transisi sihir, sebuah pandangan dunia magis baru sedang dilukiskan oleh para bijak, perlahan lahir di hadapanku.” Liu Zhenhan setengah hati menepuk punggung Druid senior suku Takuta ini sambil melontarkan celetukan konyolnya: “Paman, bisakah jelaskan padaku, mengapa mayat hidup bisa hamil? Apa maksudnya peluangnya kecil itu?”
“Roda zaman terus bergulir ke depan, hanya dengan kemajuanlah ada perkembangan.” Adipati Rivaldo tersenyum: “Richard, untuk pertanyaanmu, mari kita urai secara sederhana - nyawa mayat hidup termasuk entitas elemen, setiap kehidupan mayat hidup tersusun dari kekuatan jiwa yang membentuk wujud hidup. Singkatnya, energi Yin mayat hidup sangat kuat! Jika mayat hidup bersatu dengan sesamanya, itu berarti Yin ditambah Yin, tentu tak akan menghasilkan keturunan! Tapi berbeda jika mayat hidup bersatu dengan makhluk fisik, karena energi Yang makhluk fisik sangat kuat, harmonisasi Yin-Yang ini memungkinkan kelahiran keturunan.”
“Tapi ada syaratnya, energi Yang makhluk fisik harus cukup kuat agar setelah bersatu dengan mayat hidup, ada peluang kecil untuk menghasilkan keturunan.” Kaka menyambung ucapan orang tua itu: “Contohnya kakak sendiri bibit unggul! Pewaris Kekuatan Naga, energi Yangmu begitu perkasa!”
"Siapa yang mau bergabung dengan mayat hidup tanpa alasan?" Liu Zhenhan geli-geli tidak karuan sambil mencubit telinga Kaka: "Si brengsek kecil, jangan coba-coba menjerumuskanku! Aku sama sekali tidak punya hubungan dengan A-Xiannu, dia cuma pernah jadi pasangan semalam dengan Guo Guo!"
"Inilah yang aku maksud dengan janin spiritual!" A-Xiannu menatap ayah mertuanya dengan geram: "Ahli-ahli kuat di Dunia Arwah, bukankah mereka semua makhluk janin spiritual? Kalian benar-benar cupet pengetahuannya!"
"Ilmu sihir mayat hidup adalah ilmu terlarang, sama jahatnya dengan sihir arkan necromancy. Buat apa kita mempelajarinya?" Helen mengelus lembut kepala kecil Ratu Lich Naga: "Tapi apapun yang terjadi, kita tidak akan menolak mengakui anak ini. Tenanglah, Nunu."
"Seperti pepatah 'Yin kesepian takkan tumbuh, Yang tunggal takkan lahir', keturunan yang lahir dari perpaduan Yin-Yang adalah bentuk kehidupan paling harmonis dan seimbang. A-Xiannu adalah Ratu Lich Naga, Guo Guo adalah eksistensi perkasa dengan Kekuatan Naga, maka keturunan mereka..." Mata Kaka terbelalak, dia menarik nafas dalam-dalam dua kali: "...Astaga! Bayi campuran yang mencapai puncak kedua kutub Yin-Yang ini, pasti akan menjadi sosok yang mengerikan dalam mempelajari segala jenis sihir! Bahkan bisa menyatu dengan kehidupan elemen dan materi untuk melahirkan keturunan baru!"
"Tampaknya dunia materi utama akan kedatangan spesies biologis baru." An Rui Da berkata dengan nada kecut.
“Jancuk! Ini apaan sih？Kisah cinta manusia dan hantu？Mayat hidup keturunan campur？”Liu Zhenhan seperti kucing yang mencuri cabai, linglung duduk terperosok di kursi, lama tak bisa bicara.
Guo Guo mengangkat jubah resmi Dinasti Qing, memeluk ubi Shenshu yang sudah digigit setengah, belajar lompatan zombie di atas meja dengan girang, pantat kecilnya bergoyang seperti motor listrik.
“Siput kecil～Kau Xiao Ri Bu Luo～” burung beo kecil mengoceh sambil mengejar pantat Guo Guo: “Pelaku pemerkosa kecil～Kenapa tidak dihajar～”
“Kalau... kalian masih mau mengusirku？”A-Xiannu bertanya gugup, nadanya masih kaku seperti tongkat penggilas adonan: “Jika masih mau usir aku, nanti saat anakku besar, akan kubuat dia menghancurkan kalian semua!”
Liu Zhenhan melirik tajam ke arah gadis kecil itu.
Beberapa nyonya bos tertawa-tawa maju merukunkan suasana, segera membawa pergi A-Xiannu.
Richard si orang nekat ini berbeda dengan yang lain. Jika sampai memancing amarahnya dan melemparkan 'lingkaran cahaya Pengorbanan', mimpi para nyonya bos punya cucu akan hancur berantakan.
“Naga betina yang sedang berahi maternal tak bisa diajak logika.”Adipati Rivaraldo mengeluarkan senyum ambigu dari wajah tuanya yang mirip alat pembuka sepatu.
"Kalimat ini memang benar. Tingkat reproduksi bangsa naga yang sangat rendah membuat setiap naga betina memiliki naluri keibuan yang luar biasa kuat."
Mengenai hal ini, Liu Zhenhan sudah mengalami sendiri, karena Ruoerna yang baru saja tadi telah membuktikannya dengan baik.
"Lao Er, apakah urusan yang kuperintahkan sudah kau selesaikan dengan baik setelah pulang kali ini?" Setelah mengatur Ayah Kaka dan enam pengawal yang hampir telanjang itu duduk, Liu Zhenhan menyuruh para pelayan menyajikan teh berkualitas tinggi.
"Perdagangan itu urusan sepele, pekerjaan kecil seperti ini bisa kuserahkan ke orang biasa." Kaka jongkok nakal di atas kursi, mengedipkan mata penuh arti ke Lao Liu: "Kali ini kubawa ayah ke Feilengcui, selain untuk berterima kasih atas pertolonganmu menyelamatkan nyawa, juga ada kabar baik penting untukmu."
"Kau mau menikah?"
"Istriku? Jancuk! Entah apakah sudah dilahirkan oleh mertuaku atau belum!" Baru saja kalimat cabul Kaka meluncur, kepalanya langsung ditampar keras oleh sang ayah.
"Bicara apa kau ini?" Liwa Erduo marah sampai kumisnya bergelombang. Anak ini tidak tahu kemasukan roh jahat apa, tiba-tiba mulai bisa mengumpat, padahal dulu tidak pernah demikian.
"Kakak, begini ceritanya." Kaka mengusap kepalanya sambil tersenyum genit ke Lao Liu: "Kerajaan Dobin di pegunungan sejauh 100.000 li sedang mengadakan rapat dewan kerajaan untuk memutuskan apakah akan mengirim pasukan membantu Bimon!"
"Setelah mengucapkan kalimat ini, Kaka berharap bisa melihat gejolak sukacita dan kegembiraan yang menyembur seperti magma dari wajah Lao Liu."
"Dia kecewa."
"Lao Er, aku tahu kamu dan keluargamu cukup sukses di Kerajaan Orang Durbin! Faktanya, dengan kekuatan keluarga kalian, ke mana pun kalian menunjukkan kesetiaan pasti akan berkembang pesat!" Liu Zhenhan menggelengkan kepala dengan sikap ambigu, lalu menunduk sambil tersenyum sinis: "Tapi Lao Er harus pahami satu hal, politik tidak pernah menggunakan perasaan! Paman juga jangan tersinggung dengan ucapan kurang sopan ini - bahkan jika setiap Druid dari Suku Aiximilan kalian adalah Dakosta sekalipun, kerajaan tempat kalian mengabdi belum tentu akan menjaga harga diri kalian untuk membantu negara asing tanpa hubungan diplomatik mengirim pasukan perang! Saudaraku, perang memakan korban jiwa dan membutuhkan biaya! Aku menghargai usahamu, tapi ini tidak perlu! Sungguh tidak perlu!"
"Tapi..."
"Urusan kami Bangsa Bimon bisa kami selesaikan sendiri, kami belum begitu payah sampai harus meminjam pasukan untuk berperang!" Liu Zhenhan melambaikan tangan menghentikan gerakan Kaka yang memerah wajah hendak membantah, melanjutkan: "Kau sudah ratusan tahun hidup, kenapa masih tidak punya otak? Atas dasar apa kau yakin Kerajaan Durbin akan mendengarkan pendapatmu? Mengajak mereka membela Aiqin? Bangsa Laut dan Bangsa Iblis tidak akan mencapai pegunungan sejauh 100.000 li, target mereka adalah Bagian Tengah, apa urusannya dengan Orang Durbin?"
"Richard..." Adipati Liwarldo terkekeh: "...Maafkan kelancanganku, bolehkah aku bertanya satu hal kecil terlebih dahulu."
"Masalah apa?"
“Pada era Perang Dewa dan Iblis pertama, inkarnasi Dewa Perang Bimon Campas turun ke dunia fana. Dalam pertempuran terakhir, dengan kekuatan dahsyatnya ia berhasil membunuh Raja Lich Ner'zhul. Lalu ke mana perwujudan eksistensi keilahian Dewa Perang itu pergi?”
“Menurut catatan 《Epos Kuda Nil》 kami, dahulu keempat Raja Bersama kami pernah mengundang inkarnasi Dewa Perang untuk bersama-sama membangun kembali peradaban. Namun Sang Dewa dengan halus menolak. Katanya: Takdirku adalah mengembara ke ujung dunia, aku milik padang belantara yang luas!” Liu Zhenhan hafal betul sejarah ini: “Ucapan ini menjadi moto para Pendeta kami. Sejak itu, setiap Pendeta menjadikan ujian dan pengembaraan sebagai inti kultivasi.”
“Tapi Kaka memberitahuku, Ailijie – yang dikenal sebagai Sahabat Dewa Perang dari kombinasi Empat Terkuat sepanjang masa, si Bunga Aiqin – kini telah bangkit kembali.”
“Seperti yang Tuan lihat, Elf Ritual 'Meredam Kecantikan' yang cantik ini adalah Ailijie.” Liu Zhenhan mengangkat rahang indah nan sempurna: “Dia masih jauh dari level terkuat. Dulu cuma figuran kelas dua.”
“Hei Richard sialan! Kalau terus begitu, kutantang dengan panah!” Bos Ai tak senang. Masak mau membongkar aib orang seperti itu.
“Yang Terhormat Ailijie sang filsuf, dari mulut Anda Kaka mendengar bahwa inkarnasi Dewa Perang di masa lalu bernama Leksa, keturunan campur manusia berbulu dan ogre. Benarkah ini?” Adipati Rivaldo membungkuk penuh hormat pada Bunga Aiqin, namun dalam hati bergumam: Kenapa harus dia? Baru masuk saja gadis kecil ini sudah bersikap kurang ajar, mengejek bahwa prajurit Dobin bagaimanapun berdandan tetap bukan Druid.
Wajah Liu Zhenhan membeku.
Sebagai Juru Bicara Dewa Perang, menyebutkan di hadapannya bahwa inkarnasi Dewa Perang yang diakui publik adalah keturunan campur manusia berbulu dan ogre, baik dari segi protokol diplomatik maupun perasaan pribadi, terasa sangat kurang ajar.
Bercanda dengan orang yang sudah akrab masih bisa dimaklumi, namun sebagai ayah Kaka yang baru pertama kali bertemu dengan Lao Liu, sikap terbuka seperti ini sungguh menunjukkan ketidaktahuan diri.
“Ya... ya... benar...” Ailijie melihat ekspresi Lao Liu yang mulai memerah, menjawab dengan gugup pertanyaan sensitif yang diajukan Adipati Rivaldo.
“Saya tidak mengakui pernyataan ini! Empat Pendekar Legenda dulu tidak banyak berinteraksi dengan pasukan Bimon kami. Literatur kuno kami bahkan tidak meninggalkan nama inkarnasi Dewa Perang. Ia bahkan selalu mengenakan topeng setiap kali bertempur bersama pasukan Bimon!” Liu Zhenhan melirik bos Ai dengan geram: “Jadi sekalipun Ailijie mengonfirmasi secara langsung, belum tentu apa yang dikatakannya benar!”
“Richard, jangan marah dulu.” Adipati Rivaldo tersenyum merebut giliran bicara: “Intinya terletak pada Leksa, inti paling penting adalah status Leksa sebagai keturunan campur manusia berbulu dan ogre! Tenang, saya akan perlihatkan sesuatu pada Anda...”
Sang adipati mengeluarkan sebuah lencana logam berbentuk perisai dari dalam jubahnya, lalu menyerahkannya pada Lao Liu.
Ini adalah lencana kerajaan, terlihat dari hiasan puncak menara di bagian atas dan tulisan runcing yang misterius.
Pada bagian utama lencana terukir sosok pria perkasa bermuka bopeng berjanggut keriting, sedang mengelus penuh kasih sayang burung elang berbulu besi yang bertengger di bahunya.
Teknik ukiran lencana ini terkesan kasar namun penuh karakter, menyiratkan aura kebuasan yang kental. Terutama pandangan mata pria perkasa ini yang dihadirkan dengan sangat hidup dan manusiawi.
Pandangan mata ini sangat familiar, Liu Zhenhan pernah melihat ekspresi serupa pada cincin Divi milik Ailijie.
“Dia juga bernama Leksa Mok'nathal Sal, keturunan campur ogre dan suku Wolff!” Sorot mata Adipati Rivaldo berkilat menatap Lao Liu: “Dia adalah Raja di atas segala raja bangsa Dubin, penguasa sejati pegunungan 100.000 li di zaman kuno.”
"Tidak heran dia bilang dirinya termasuk bagian dari padang belantara yang luas, ternyata dia adalah raja para raksasa. Kalau tinggal di Kerajaan Bimeng, perbedaan perlakuan pasti terlalu besar." Liu Zhenhan mengeluarkan suara decak lama, frustrasi bertanya pada Kaka: "Lao Er, kenapa tidak memberitahu aku sejak awal?"
"Bagaimana aku harus mengatakannya? Walaupun Ailijie memberi kesaksian langsung, bukankah kalian bangsa Bimon tetap tidak mau mengakui inkarnasi Dewa Perang adalah manusia berbulu?" Kaka menunjukkan wajah penuh kekecewaan: "Aku pulang ke Ayah untuk konsultasi, merasa perlu membantu Durbin dan Bimon membangun kembali jembatan persahabatan. Awalnya ingin memberi kejutan untukmu!"
“Richard, mungkin alasan mengapa Yang Mulia Leksa tidak tinggal di Kerajaan Bimeng saat itu adalah karena hatinya terluka terlalu dalam! Tiga binatang peliharaannya gugur di medan perang, ini merupakan pukulan berat bagi setiap Pendeta. Bertahan di tempat yang menyakitkan seperti ini adalah siksaan yang luar biasa!” Ucapan Adipati Liwar membuat keenam prajurit Durbin menegakkan dada dengan khidmat: “Apalagi Yang Mulia Leksa baru merebut takhta setelah kembali ke pegunungan sejauh 100.000 li pasca Perang Dewa dan Iblis! Di pegunungan sejauh 100.000 li saat itu, para Raksasa Voodoo telah membentuk komunitas suku, meninggalkan sistem poligini ogre, dan memiliki peradaban awal dengan pencatatan tali simpul. Tapi tanpa upaya Yang Mulia Leksa menyatukan semua suku Raksasa Voodoo, membentuk negara, menyatukan tolok ukur dan tulisan, serta menyebarkan pengetahuan secara besar-besaran, mustahil Kerajaan Durbin saat ini bisa mencapai kemajuan begitu pesat dalam sihir dan peradaban!”
“Saya sungguh percaya, karena di Dataran Liar Donau pun terdapat ogre. Saya sangat memahami kebodohan dan keterbelakangan mereka. Makhluk yang memakan manusia hanya pantas disebut bangsat, bukan ras beradab.” Liu Zhenhan memahami maksud Adipati Liwar. Ia mulai melantunkan legenda abadi dari 《Epos Kuda Nil》: “Takdirku adalah pengembaraan di padang belantara nan luas. Tapi ingatlah: Aku tetap bagian dari Bimon. Saat kalian membutuhkan, aku akan datang. Selamat tinggal...”
“Kalian adalah generasi yang pindah ke Kerajaan Dubin di periode akhir, pastinya mengetahui sejarah ini. Jadi kalian ingin menggunakan sumpah persekutuan padang belantara Leksa dulu untuk meyakinkan struktur kepemimpinan kerajaan Dubin mengirim bantuan militer ke Bimon, benarkah demikian?” Liu Zhenhan terkekeh.
“Negara bangsa Dubin yang dibentuk Yang Mulia Leksa kini telah memiliki populasi lebih dari 30 juta jiwa. Meskipun karena faktor waktu, secara bertahap terpecah menjadi belasan kerajaan besar kecil, sumpah agung tidak boleh ikut memudar oleh waktu!” Adipati Liwaraldo berkata dengan penuh semangat: “Saat ini Kerajaan Bimeng sedang berada di titik kritis yang paling membutuhkan bantuan. Menurutku setiap keturunan Leksa, setiap orang Dubin wajib mengikuti sumpah kuno, melanjutkan wasiat Yang Mulia Leksa, dan memberikan kontribusi bagi sekutu historis Bimon!”
“Paman, terima kasih tulus telah menyalakan kembali kebahagiaan di hatiku yang telah membeku.” Liu Zhenhan berusaha mati-matian menahan tawa, namun akhirnya tak berhasil menahannya.
“Apakah Yang Mulia tidak percaya pada janji dan kejujuran bangsa Dubin?” Adipati Liwaraldo memandang Lao Liu seolah melihat monster.
"Secara pribadi saya sangat berharap dongeng ini bisa menjadi kenyataan, tapi setelah setahun berpolitik, saya sudah mulai memahami kompleksitas keputusan negara! Mempersiapkan perang bagi sebuah negara tidak sesederhana yang Anda berdua bayangkan! Ini melibatkan terlalu banyak aspek!" Liu Zhenhan berbicara jujur: "Bukan saya meragukan tradisi menjaga janji Suku Dubin, apalagi tak percaya sumpah mulia Yang Mulia Leksa Mok'nathal Sal di masa lalu. Tapi zaman sudah berubah. Sekarang bukan masyarakat 10.000 tahun lalu! Maafkan kejujuran saya, seberapa keras pun Suku Dubin berusaha, hasil akhir mereka pasti menolak mengirim pasukan! Alasan mudah dicari - jarak terlalu jauh, niat ada tapi kemampuan tak cukup!"
"Kaka, apakah 300 prajurit Mok'nathal yang kau bawa memiliki marga yang sama dengan Leksa?" Ailijie menatap tajam enam prajurit Blue Shield tampan dan perkasa itu dengan penuh kesadaran.
"Siapapun yang dibawa anak kedua, saya hanya tahu pepatah kuno: 'Berkah pria terhormat, tiga keturunan lalu terputus'! Persahabatan Bimon dengan Yang Mulia Leksa sudah terjadi 10.000 tahun lalu." Liu Zhenhan mengangkat bahu meminta maaf pada Kaka dan Livaldo, ayah-anak itu: "Sumpah 300 tahun lalu saja sudah tak berlaku, apalagi yang 10.000 tahun? Menaruh harapan pada sumpah kuno bukanlah tindakan dewasa. Saya tak pernah berharap keajaiban seperti itu terjadi."
“Belum tentu, rapat dewan Kerajaan Dubin masih berlangsung!” Kaka menggelengkan kepala dengan tegas: “Aku percaya komitmen Suku Dubin, aku tumbuh besar di Pegunungan Sepuluh Ribu Li, aku yakin pada mereka.”
“Lao Er, begini saja, biar kuceritakan fakta berdarah lagi. Setelah ini kau akan pahami betapa kejamnya politik.” Liu Zhenhan memberi isyarat pada pengawal untuk menutup pintu, sambil mengeluarkan sebatang cerutu.
“Tahukah kamu bahwa kita memiliki seratus ribu Wolff telah bergerak ke dunia iblis?”
“Benarkah?”
“Terjadi setelah kepergianmu. Jurang ruang-waktu terbuka lebih awal, Yang Mulia Sal mengirim 100.000 kavaleri Wolff ke dunia iblis, mengawal anggota Suku Serigala lain mundur ke provinsi selatan dan timur laut.” Liu Zhenhan menyemburkan asap tebal: “Secara permukaan, ini untuk membangun penyangga strategis dan waktu persiapan. Setujukah kau?”
“Tepat!”
“Sebenarnya keputusan Yang Mulia Sal memiliki makna lain!”
“Aku tahu, bangsa Bimon paling berani, menyerang sebagai pertahanan, membuktikan keberanian!”
"Ras! Kekuatan mereka membuat Kepala Suku Serigala terus memegang kendali kuat atas Senat! Apa itu Senat? Di Kerajaan Bimeng, Senat adalah lembaga kekuasaan ketiga yang sejajar dengan Kuil dan kekuasaan raja!" Ucapan Liu Zhenhan dingin seperti pisau baja: "Dalam pengiriman pasukan ke dunia iblis ini, populasi 600.000 Wolff mengirimkan 100.000 penunggang serigala, ini hampir mengerahkan separuh lebih pria dewasa! Apapun hasil akhirnya, Yang Mulia Sal tidak hanya mendapat waktu penyangga strategis, tapi juga akan menghapuskan hak suara Kepala Suku Serigala di Senat!"
Semua orang terpaku oleh rahasia dalam ini.
"Apakah ini terdengar tidak enak? Apakah sulit diterima?" Liu Zhenhan tersenyum getir melihat dua Druid: "Inilah keputusan politik! Strategi paling sederhana - satu batu membunuh dua burung!"
"Bagaimana bisa begini?" Kaka merasakan tulang punggungnya menggigil. Baru saja dia mendengar 100.000 penunggang serigala menyerbu dunia iblis dan darahnya mendidih, tak disangka disiram air dingin seember ini.
“Masalah ini diungkapkan langsung oleh Yang Mulia Sal sendiri kepadaku, kalau tidak aku mana mungkin tahu begitu banyak liku-likunya!” Liu Zhenhan menghela napas: “Aku memberitahukan pada kalian hanya agar kalian paham, elit politik sejati dalam mempertimbangkan sesuatu sangat berbeda dengan kita! Karena itu aku berani memastikan, struktur kepemimpinan Kerajaan Orang Durbin pasti tidak akan mengirim pasukan membantu Bimon! Sumpah persekutuan apa? Di zaman ini, sumpah persekutuan hanyalah janji palsu tak berharga!”
“Aku akan ikut ke dunia iblis bersamamu untuk menyelamatkan suku Wolff!” kata Kaka dengan geram: “Tidak peduli keputusan akhir Kerajaan Durbin, kaumku pasti akan membuat semua keturunan Mok'nathal Sal di Durbin tahu, mereka harus menepati sumpah agung leluhur!”
“Aku tidak akan sungkan denganmu.” Liu Zhenhan mengangguk: “Sebentar lagi setelah Yitiao dan yang lain kembali, kita langsung berangkat. Kavaleri Wolff membawa formasi teleportasi sihir untuk perbekalan, aku punya koordinat mereka!”
Saat itu, pintu balairung tebal bergemuruh oleh suara ketukan "pong pong".
“Sepertinya Yitiao dan kawan-kawan pulang dengan hasil membawa banyak.” Liu Zhenhan menyeringai, memberi isyarat pada Fatty Luo untuk membuka pintu.
Pintu terbuka, yang berdiri di luar bukan Yitiao melainkan Kepala suku Andulan, wajahnya sangat muram.
“Ada apa, Ayah?” Lao Liu samar-samar merasa ada yang tidak beres.
“Saya baru saja bersiap untuk memberitahumu, hari ini Kota Lucerne mengirim utusan dari Elf Jatuh untuk menyampaikan surat perang kepada kita.” Kepala suku Andulan mengusap mukanya dengan sedih: “Melihatmu sibuk menangani urusan Wentekelaier, A-Xiannu, dan An Rui Da, saya bernahan untuk memberitahumu nanti. Tapi tadi Wentekelaier bertengkar dengan utusan Elf Jatuh di luar dan langsung membunuhnya.”
“Elf Lusern menantang kita Bimon berperang?” Pikiran pertama Liu Zhenhan adalah Elf Jatuh sudah gila. Selain soal invasi bangsa iblis dan laut yang akan datang yang seharusnya memicu solidaritas, secara praktis apa alasan Elf Lusern berperang melawan Kerajaan Bimeng? Populasi mereka hanya 3 juta, sementara Bimon 6 juta!
Dalam hal kekuatan tempur, prajurit Bimon lebih tangguh daripada prajurit Elf!
Soal angkatan udara besar mereka, di hadapan "Qinliu'an" ras Bordir, itu tak lebih dari sebatang akar!
“Bukan Bimon, tapi Feilengcui kita.” Ayah membetulkan kesalahan dalam ucapan anak laki-lakinya.
"Kenapa Wentekelaier tidak paham sopan santun? 'Dua negara berperang, tidak membunuh utusan' - bukankah logika sederhana ini tidak diketahui? Membunuh duta besar adalah cemoohan bagi kami, kami bukan gerombolan perampok barbar!" Liu Zhenhan menggaruk-garuk kepalanya: "Tapi... untuk apa Elf Jatuh mencari masalah denganku? Aku baru saja memberikan 'Lotus Silk' kepada mereka, apakah mereka begitu cepat berubah sikap tidak mengakui orang lain? Sungguh aneh! Di mana pasukan mereka? Apakah sudah mundur dari Hutan Salib Selatan?"
"Sebagian sudah ditarik mundur, tapi tidak semuanya." Kepala suku Andulan teringat gulungan surat perang bernoda darah yang masih ia pegang, segera menyodorkannya kepada Liu Zhenhan: "Lihat sendiri, aku juga tidak paham siasat apa yang direncanakan Elf Jatuh ini."
"Mereka punya Rundstedt, seharusnya tidak sembarangan mengeluarkan akal busuk. Pasti ada tujuan di balik ini." Liu Zhenhan membentangkan surat perang sambil melirik sekilas, isinya hanya retorika kuno berirama Pan-Du, lalu disobek-sobeknya hingga hancur.
Kotak Tulang tiba-tiba mengaum keras dengan suara tak beraturan.
Benar-benar gelombang belum reda, gelombang baru sudah datang.
Setelah menerima Kotak Tulangkomunikasi ini, Liu Zhenhan yang sedang marah menghujamkan kakinya hingga meja di hadapannya terbelah dua, membuat Kaka dan Liwa Erduo terkejut setengah mati.
“Yang Mulia Paus baru saja memberitahu saya, suku Smyer secara resmi mengumumkan di Senat bahwa mulai hari ini mereka memisahkan diri dari Kerajaan Bimeng dan membentuk 'Aliansi Bordir'!” Liu Zhenhan menggeretakkan gigi sambil memberitahu setiap orang yang memandangnya: "Murinio dan Brückner malah melakukan urusan kotor memecah belah negara di saat seperti ini!"
Bab 598 Ketenangan Terakhir Sebelum Badai
Tindakan memecah belah negara oleh ras Bordir telah menimbulkan gejolak besar di Feilengcui.
Sejak zaman kuno hingga sekarang, Bimon dikenal kejam terhadap musuh, tapi lebih kejam lagi terhadap pengkhianat.
Lagipula Bimon tidak pernah memiliki tradisi kompromi. Bahkan ketika manusia berada di puncak kejayaan, setelah bendera perpecahan dikibarkan, Kerajaan Bimeng yang sadar akan kekalahannya tetap dengan tegas memulai Pertempuran Hyjal melawan manusia. Bahkan ketika akhirnya terpaksa mundur ke Dataran Liar Donau di bawah sinar matahari terbenam, Bimon tetap tidak menyesal.
Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui yang baru kembali dari Pertempuran Gunung Awan Kabut hampir seluruhnya terdiri dari perwira muda. Mendengar kabar ini, semua prajurit bersikeras meminta Tuan Tanah segera menggerakkan pasukan ke Kota Caiyu untuk menghapus kota pengkhianat itu dari peta.
Paus Bulat yang pertama kali menyampaikan kabar ini kepada Liu Zhenhan juga bermaksud demikian.
Seandainya Liu Zhenhan adalah Bimon yang mudah terbakar emosi tanpa mempertanyakan benar salah, mungkin dia benar-benar akan segera menyerang Kota Caiyu dan menghancurkan pengkhianat hingga berkeping-keping.
Sayangnya, dia bukanlah seorang Bimon sejati.
Banyak orang terlalu percaya pada sikap radikal dan impulsif yang selalu ditunjukkan Liu Zhenhan, sehingga mengabaikan kecerdikannya, akhirnya dimakan sampai tulang pun tak tersisa.
Liu Zhenhan tidak punya pandangan makro maupun kecakapan strategi yang menonjol, tapi dia tahu siapa yang tulus padanya dan siapa yang tidak.
Jika saran datang dari orang yang punya permusuhan lama dengannya, pasti akan dia pertimbangkan matang-matang.
Kebetulan malang, Paus Bulat dan dirinya memang tidak pernah akur.
Untuk masalah sebesar ini, seharusnya Sang Raja yang memberitahu situasi, bukan Paus Bulat yang ikut campur.
Berdasarkan alasan yang sangat sederhana ini, Liu Zhenhan mustahil gegabah mengirim pasukan ke Kota Caiyu.
Memanfaatkan sistem komunikasi yang canggih, Liu Zhenhan menghubungi Yang Mulia Sal melalui tulangkomunikasi.
Awalnya yang menerima tulangkomunikasi adalah para pelayan yang selalu beralasan Sang Raja sedang rapat, baru setelah dua jam akhirnya tersambung ke Yang Mulia Sal.
"Hmm... Saya masih menangani masalah ini, tapi Anda jangan sekali-kali termakan hasutan Paus! Segala hal memiliki dua sisi, tidak bisa disamaratakan." Sang Raja berkata dengan nada bijaksana dan tenang yang khas kepada Lao Liu: "Perpecahan suku Bordir, sejujurnya adalah karena lemahnya kekuatan Kerajaan Bimeng kita! Jika negara kita kuat, siapa berani memisahkan diri? Mulai dari Monyet dan Warronbal di masa lalu, Smail sekarang, hingga Medusa yang mengungsi ke negeri asing, mana yang bukan seperti ini? Dari sudut pandang ini, ini semua kesalahan saya, sebagai raja yang gagal membawa rakyat ke jalan yang lebih mudah, membuat mereka tidak melihat harapan dan masa depan, terpaksa mengandalkan tangan sendiri untuk bertaruh pada esok hari."
"Yang Mulia, jangan bercanda!" Liu Zhenhan naik pitam: "Kalau menurut Anda, apakah anak yang punya kemampuan boleh menendang orang tua? Kita adalah satu etnis bukan gerombolan bajingan, mana bisa bubar semau sendiri!"
"Richard, jangan emosi dulu! Sebagai raja, sebenarnya saya lebih marah dari Anda selaku juru bicara Dewata. Tapi secara pribadi, saya memahami tindakan Murinio." Senyum getir Yang Mulia Sal tetap terasa pahit meski terpisah ribuan li: "Anda juga tahu, Brückner dan Murinio selalu ingin memulihkan status tradisional Bordir; tapi bagi Kerajaan Bimeng saat ini, ini sama sekali tidak mungkin dilakukan..."
Berhenti sejenak, Sang Raja melanjutkan dengan nada berat: "Kerajaan Bimeng saat ini dibangun dengan kerangka sosial bangsa manusia berbulu, bukan era empat ras yang setara, dan tidak akan ada lagi pertemuan empat besar! Apa inti politik? Kartu truf, kekuatan nyata, bukan perasaan! Keinginan Smail hanyalah ekspresi kesombongan dan harga diri mereka yang merindukan kejayaan masa lalu, sayangnya harga diri seperti ini tidak akan mendapat banyak pengakuan. Seperti manusia harus menerima penuaan, kejayaan ras pun demikian."
"Sebenarnya banyak bangsawan tinggi yang mempertahankan pasukan sendiri, bukankah kerajaan juga tak pernah campur tangan! Mana ada bangsawan di wilayah kekuasaan yang bukan penguasa lokal?" Liu Zhenhan tersenyum sinis: "Aku benar-benar tak mengerti mengapa Smail memilih saat genting ini untuk berkonfrontasi dengan kerajaan demi gelar raja kosong! Seribu tahun mereka tahan, kenapa sekarang tak bisa? Hidup mereka setelah memisahkan diri bukankah sama saja? Apakah dengan ini suku Bordir lain bisa bangkit dari kubur?"
"Anda menyentuh masalah terbesar Kerajaan kita selama ini. Alasan utama saya memperkuat sistem sentralisasi kekuasaan kerajaan selama bertahun-tahun juga karena ini." Yang Mulia Sal menghela nafas: "Demokrasi palsu lebih buruk daripada kediktatoran rasional! Para tuan tanah dan bangsawan di tanah apanase saat ini sejatinya adalah raja lokal. Masing-masing menjalankan kebijakan sendiri, hidup dalam dunianya sendiri. Pertikaian antar ras di struktur kepemimpinan terus berlangsung dari atas ke bawah! Jika semua energi ini dicurahkan untuk pembangunan negara, mungkin kita tidak akan terusir ke padang gurun oleh manusia dulu."
"Yang Mulia, jangan bicara omong kosong ini. Kapan kita benar-benar bertindak?" Liu Zhenhan sangat membenci pertikaian faksi politik. Dia tidak mengerti banyak teori besar, hanya berpegang pada logika sederhana: Jika ras Bordir ingin memisahkan diri, hanya ada dua jalan - membangun negara baru di atas mayat Bimon, atau menghancurkan diri sendiri.
Seseorang dengan anggota tubuh utuh tidak akan membiarkan dirinya dipotong satu lengan. Begitu pula dengan sebuah etnis.
Meskipun Juru Bicara Dewa Perang kita memiliki banyak kekurangan karakter, dalam hal prinsip besar, tidak ada keraguan sama sekali dalam dirinya.
“Tidak bisa sembarangan berperang! Sekarang aku mencoba meningkatkan suara suku Smyer di Kerajaan untuk membuat mereka tetap tinggal. Sejujurnya, sebagai mantan Raja Bordir yang pernah setara dengan Raja Bangsa Binatang, membuat Smyer tunduk selama ini memang tindakan keji!” Yang Mulia Sal terdiam lama, lalu berkata dengan berat: “Sayangnya, upayaku tidak efektif karena Kerajaan bukan kuasa mutlakku. Ada Kuil dan Senat yang menolak keras meningkatkan hak suara Smyer. Aku tidak punya cara.”
“Jika Smyer pergi, bagaimana pertahanan udara kita?” Liu Zhenhan tiba-tiba tersadar masalah krusial. Tanpa "Nyanyian Pelarangan Langit" Smyer, langit akan menjadi koridor musuh yang tak terkendali. Bimon akan hancur. Hanya mengandalkan pemanah dan pelembing, baik mobilitas maupun penyebaran pasti ada celah.
“Smyer masih mengaku sebagai Bimon. Mereka tidak mendirikan negara, tapi aliansi. Murinio berjanji akan mengirim pasukan bantu pertahanan udara.” Yang Mulia Sal melanjutkan: “Inilah yang paling menghiburku – Bordir masih mengakui diri sebagai Bimon! Mereka tidak seperti Monyet yang mengganti nama jadi manusia! Hati mereka masih ada Kerajaan! Mungkin ini cara mereka menyetarakan status denganku, tak perlu menunduk pada Raja Bangsa Binatang lagi. Seperti seribu tahun silam, kita sejajar.”
“Lalu apakah ini termasuk memecah belah negara?” Liu Zhenhan agak bingung.
“Bisa dianggap, bisa juga tidak. Jika mereka mendirikan negara sendiri, jika mereka tidak lagi mengakui diri sebagai Bimon melainkan mengganti nama seperti Monyet menjadi ‘manusia’ atau sejenisnya, maka itu adalah pengkhianatan dan perpecahan yang tak terbantahkan. Saat itu kita harus mengirim pasukan.” Sang Raja kembali tersenyum getir: “Sebenarnya, Richard, jangan berpikir terlalu rumit. Jujur saja, jika Smail tidak melakukan ini sekarang, mereka tidak akan punya kesempatan lagi! Seandainya aku adalah Murinio, pasti juga akan memanfaatkan kesempatan terakhir untuk berkilah, karena begitu Bangsa Laut dan Bangsa Iblis datang, keberadaan Bimon sendiri masih jadi pertanyaan! Jadi aku sangat memahami Murinio.”
Liu Zhenhan termangu. Kejayaan masa lalu Bordir memang tak bisa dilupakan generasi penerus. Bagi kaum Smail yang angkuh, ini jelas target ultimat yang paling sulit ditolak dan didambakan. Pepatah 'berbicara sambil berdiri tak sakit pinggang' – yang bukan Bordir tentu tak paham asal-usul perasaan ini.
“Kurasa, selain alasan di atas, keputusan besar Murinio ini mungkin juga dipengaruhi olehmu dan Cui Beixi.” Yang Mulia Sal tiba-tiba mendengus: “Tapi ini pendapat pribadiku, belum tentu benar. ‘Shaman Divine Comedy Yang Agung’ tidak perlu memikirkannya.”
Liu Zhenhan memerah malu, tapi tak bisa berbuat apa-apa.
"Kami di Senat masih berdiskusi tentang bagaimana menangani Smail. Ruang lingkup diskusi saat ini bukan mengirim pasukan menyerang Smail, melainkan membahas apakah akan menolak bantuan militer mereka!" Yang Mulia Sal berkata dengan wajah kesakitan: "Cukup sampai di sini dulu, saya harus menghadiri rapat. Richard, ingat baik-baik, jangan percaya kata-kata Pendeta Tertinggi Bulat. Jika benar-benar menyerang Kota Caiyu, kita akan jadi bahan tertawaan pihak luar. Lagipula Smail belum bertindak keterlaluan."
"Pertanyaan terakhir, apakah Smail dan Elf Jatuh sekarang bersekongkol?" Liu Zhenhan buru-buru menyela: "Elf Jatuh sudah mengirim ultimatum padaku. Dalam satu minggu, kembalikan kendali atas dunia bawah tanah, atau Feilengcui akan berubah menjadi tanah hangus dan abu."
"Sialan! Elf-elf ini mungkin sudah gila! Aku tidak tahu apakah Smail terlibat dalam hal ini. Tapi bisa kukatakan, tindakan Smail memecah belah negara sudah merupakan dosa tak termaafkan. Jika mereka bersekongkol dengan pihak asing untuk menyakiti saudara sebangsa, meski Kerajaan Bimeng harus berperang hingga prajurit terakhir, aku akan membuat mereka membayar dengan darah!" Yang Mulia Sal melemparkan pernyataan tegas ini lalu memutus sambungan tulangkomunikasi.
Liu Zhenhan memegang Biaqiao 3000 dengan bengong lama. Ia tahu, kedepannya mungkin tak akan lagi ada hubungan dengan Murinio. Baik luka yang ditimbulkannya pada Murinio, maupun tindakan pengkhianatan Murinio, semuanya telah menutup kemungkinan kerja sama di masa depan.
"Apakah di balik tindakan Elf Jatuh kali ini ada bayang-bayang suku Smyer?" Liu Zhenhan memikirkannya lama sekali, akhirnya merasa tidak mungkin. Alasan utamanya adalah karakter Mourinho - mungkin dari sudut pandang politik ini alasan yang konyol, tapi Liu tetap yakin si angsa tua bukan tipe orang seperti itu.
Melepaskan konsep benar-salah, Murinio adalah pria terhormat dengan moral tertinggi yang pernah Liu kenal. Di alam bawah sadarnya, Liu tak ingin melihat mantan guru/sejawat/lawan ini jatuh sedemikian jauh. Jika benar terjadi, ia akan menghancurkan idola masa lalunya dengan tangannya sendiri.
"Richard, cepat periksa rampasan perangmu, jangan berdiri bengong begitu." Ayah Anglam memandangi anak yang semakin kelelahan ini dengan perih.
"Ayah, aku merasa semakin tak mampu mengendalikan situasi." Liu Zhenhan menghela nafas: "Bakatku memang terbatas, tak pantas berada di posisi setinggi ini."
"Mao! Orang lain di posisimu belum tentu lebih baik!" Ayah Anglam yang selalu menganggap tai anjing sendiri lebih wangi itu tak menerima pandangan merendahkan diri ini.
"Bagaimana dengan Gatanie? Ershao dan Sanshao? Lalu Kepala Suku Raksasa Buddha Desaili, Bangsat! Semua terjebak di Provinsi Barat Daya, tak ada yang bisa dihubungi!" Kepala Liu Zhenhan pusing tujuh keliling.
“Mereka juga tidak akan mati, bukankah ini sudah selesai?” Ayah berkata tanpa sopan santun seorang biarawan: “Selesaikan satu per satu masalah, akhirnya pergi rampas mereka kembali, bukankah itu bisa dilakukan!”
“Masuk akal!” Liu Zhenhan merasa lega, ya, Nini dan yang lain tidak akan dibunuh Murinio, masih takut tidak bisa dirampas kembali?
Baru saja hati ini tenang, setelah periksa rampasan perang, Liu Zhenhan kembali kaget setengah mati.
Perjalanan kali ini ke Benua Sutra, Feilengcui bisa dibilang telah mengundang segudang masalah, efek samping apa yang akan timbul di kemudian hari masih belum diketahui, tetapi hasil yang didapat sebanding dengan risikonya. Kekayaan Hua Ting sama sekali tidak bisa ditandingi oleh organisasi tentara bayaran mana pun di Aiqin. Selain memiliki harta emas-perak yang melimpah, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui juga membawa pulang pil ajaib dalam jumlah besar dari Gunung Awan Kabut – guild makhluk ilahi yang mayoritas anggotanya pejabat bunga ini memiliki keunggulan lebih dibandingkan ahli obat Benua Sutra biasa dalam menanam tanaman herbal. Jadi pil yang mereka buat tidak hanya jumlahnya sangat banyak, tetapi khasiatnya juga lebih manjur.
“Pil Sembilan Istana Embun Giok.” Xiao Kong mengangkat botol giok mutiara sambil memamerkan dengan semangat ke orang tua: “Ayahanda, lihat! Lihatlah, Ayahanda! Begitu banyak Pil Emas Tiga Transformasi, setiap buahnya bisa mengisi ulang 50% tenaga magis!”
Lebih dari seratus peti kayu huanghuli yang dilapisi brokat mewah dipikul oleh para Prajurit Kijang berpostur tinggi ke dalam aula kediaman Tuan Tanah, ditata rapi di depan Lao Liu hingga membentuk gundukan rapat bagaikan bukit kecil.
Setiap peti berisi ratusan botol giok mutiara putih yang tersusun rapi, badan botol dihiasi motif awan tinta dan kaligrafi dari proses pembakaran merkuri, pancaran keindahannya memukau hati.
"Ada ini juga!" Xiao Kong membuka gulungan kulit anjing sebesar seprai yang belum dipotong: "Ini plester luka emas dari 'Calamus Tujuh Telinga Abad', untuk hentikan pendarahan dan regenerasi jaringan, juga mencegah infeksi bernanah!"
Liu Zhenhan dan Kepala Suku Andulan bersama Biksu Green memeriksa satu per satu, sesekali mengendus aroma pil ajaib yang diambilnya.
Harta emas-perak hanyalah benda duniawi, sedangkan sutra dan pil ajaib adalah materi strategis yang paling dibutuhkan Feilengcui saat ini.
Peradaban pil ajaib dari Benua Sutra benar-benar membuat setiap orang Aiqin berdecak kagum. Pil-pil yang disita ini mencakup enam kategori unggul: penambah energi, penghenti darah, penawar racun, penyambung tulang, pembersih luka, dan penyegar pikiran, baik untuk oral maupun oles, ditambah bahan baku obat setengah jadi berjumlah berton-ton.
Sama seperti kelangkaan bahan alkimia sihir di Benua Sutra, sumber daya tumbuhan obat di Benua Aigean juga sangat terbatas; Perempuan terampil tak bisa memasak tanpa beras. Dulu memang tak ada bahan baku, tapi sekarang dengan bahan setengah jadi ini, para biarawan asketik dan Raksasa Buddha akhirnya bisa menunjukkan kemampuan mereka.
"Aku memberikan sejumlah pil ajaib kepada para Archmagister itu sampai mereka sibuk pergi," Kepala suku Andulan terkekeh. "Kenapa aku tidak merasa sayang? Bukankah pil ini sama berharganya dengan 'Mata Air Elemen'!"
"Kita memang RAMAS dengan tepat! Bagikan satu basis dulu, sisanya catat dan masukkan gudang!" Liu Zhenhan mengangguk sambil tersenyum ke para perwira militer: "Dengan bangga kuumumkan, kalian adalah anggota pertama legiun pengonsumsi pil di Benua Aigean."
Semua tertawa geli. Istilah "pengonsumsi pil" terdengar agak aneh.
"Hematlah penggunaan. Lampard, kemari." Liu Zhenhan memanggil Kapten Legiun Khimera, melemparkan botol giok dari sakunya. "Cari rumput ekor anjing, celupkan. Jangan lebih dari enam tetes."
"Bos, ini apa?" Lampard memandang botol giok di tangannya dengan bingung.
"Jade Zhongru Abadi." Yitiao menyeringai: "Barang bagus! Menembus aliran darah, menyatukan meridian tangan. Selamat Lanlan, kau akan jadi ahli Jari Cahaya."
"Benar atau tidak?" Mata Lampard berbinar. Meski seorang Ksatria Suci harus selalu menjaga ksatriaan, mendengar kabar bisa langsung memiliki Jari Cahaya, bahkan ksatria paling religius pun akan gemetar bahagia hingga pingsan. Melalui pembelajaran dari Pangeran Kesepuluh, Lampard telah memperoleh metode kultivasi Jari Cahaya, tapi tanpa latihan puluhan tahun mustahil bisa dikuasai.
"Jangan girang dulu. Aku bisa memberimu enam jari cahaya secara instan, tapi Dou Qi-mu tidak akan ikut naik." Liu Zhenhan berbicara serius pada Ksatria Naga Emas: "Setiap metode instan punya kekurangan! Meski kau punya enam jari cahaya, berapa kali tembakan massal enam jari bisa kau lepaskan? Level berapa yang bisa dicapai? Jika metode instan bisa menciptakan ahli, lalu dimana tempat para bakat yang berlatih keras?"
"Saya paham, bos! Kedepan saya akan giat latihan Dou Qi!" Ucap Lampard rendah hati, tapi raut wajahnya tak bisa menyembunyikan gejolak sukacita.
Dibanding Sinar Pedang, Jari Cahaya punya kelebihan bisa dikeluarkan secara instan. Jangankan enam bilau energi, satu jari cahaya saja sudah membuat Lampard tak bisa tidur! Kurang Dou Qi? Bukankah ada pil ajaib? Bukankah ada Mata Air Elemen? Tinggal isi ulang saat habis!
Kultivasi Dou Qi lewat meditasi itu pekerjaan kasar! Lampard bergumam dengan geram.
“Masih banyak sisa ‘Jade Nektar Abadi’ ini, setidaknya seperempat pint. Apa kita bisa merekrut lebih banyak prajurit Dou Qi manusia?” Liu Zhenhan bertanya lagi pada Lampard: “Fran, dulu di Ordo Ksatria Suci Palem Emas yang kau pimpin kan ada banyak ahli? Bantu aku merekrut dua orang dari sana, dong? Aku akan jadikan mereka Ksatria Siluman tetap di bawah komandomu.”
“Jangan bercanda!” Lampard melotot aneh ke arah bos: “Kau kan Pelindung Suci, Joan d'Arc adalah Bunda Maria. Buat apa mencuri orang? Lebih baik aku langsung panggil mantan anak buahku saja. Siapa yang berani protes?”
“Iya iya! Kau benar. Kok aku bisa lupa status Pelindung Suci-ku! Tentu kita juga harus berikan sedikit ‘Jade Nektar Abadi’ ke Ordo Ksatria Daun Ek Pedang.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: “Kalau tidak, Paus dan para uskup kardinal pasti akan memanggilku ‘anak haram’ di belakang.”
“Yitiao, kenapa ekspresimu begitu muram?” tiba-tiba Lao Liu berhenti tertawa, mengerutkan alis menatap Yitiao yang wajahnya pahit seperti makan empedu.
“Boss, istriku hampir kabur. Mana ada mood untuk senang.” Yitiao menunduk malu-malu melihat ke pintu gerbang, di kejauhan terlihat sosok wanita anggun berdiri menyendiri di tepi hutan bambu, menatap kosong ke horizon.
“Nanti aku akan ajak dia bicara. Tenang saja, urusanmu akan kuselesaikan sampai tuntas.” Liu Zhenhan dengan gaya Berbual B menepuk dadanya: “Bos yang jamin!”
Yitiao setengah percaya setengah ragu menatap bosnya.
"Yitiao, hidup ini sangat ajaib. Terkadang kau sebenarnya tidak boleh mengatakan kebenaran." Liu Zhenhan membaca keraguan Yitiao: "Aku akan beri contoh untuk membuktikannya. Misalnya nyonya bos Ning Yu baru saja melahirkan anak laki-laki gemuk untukku, semua datang memberi selamat. Lampard bilang, pangeran kecil pasti akan menjadi ksatria. Gud bilang pangeran kecil pasti jadi cendekiawan besar. Menurutmu, apakah aku senang?"
"Tentu senang." Yitiao mengangguk dengan ekspresi kosong.
"Jika kau yang memberi selamat padaku, bilang pangeran kecil pasti akan mati, menurutmu apa akibatnya?"
"Satu porsi pukulan brutal."
"Benar sekali!" Liu Zhenhan membuka tangannya sambil tertawa: "Padahal yang kau katakan adalah kebenaran mutlak! Lahir, tua, sakit, mati jelas hukum alam. Tak ada yang lolos dari kematian! Tapi kenapa kau masih dipukul?"
"Karena..." Yitiao paham maksudnya tapi bingung merangkum, terjebak diam.
"Berbicara kebenaran harus lihat situasi. Berbohong untuk menipu orang tercinta belum tentu salah!" Liu Zhenhan membimbing kuda andalannya: "Jika masih belum paham, kuberi contoh lain. Jika ada pasangan baru menikah, kusampaikan selamat: 'Sekian lama akhirnya kalian bisa legal berbaring di ranjang yang sama untuk berhubungan intim.' Menurutmu apakah aku akan ditampar?"
"Pasti dihajar habis-habisan." Yitiao tertawa: "Ini pasti terjadi."
“Tapi yang kukatakan tetaplah kebenaran! Apa perbedaan terbesar antara suami-istri dan kekasih? Bukankah hak untuk melakukan hubungan intim secara legal di ranjang yang sama? Selain itu apa lagi?” Liu Zhenhan mengangkat bahu dengan pasrah: “Inilah akibat berkata jujur! Krisis antara kau dan Qingya juga timbul karena kejujuran. Sudah kukatakan, taruh dulu dia di Feilengcui, tapi kau tak percaya, tak tega merasakan perpisahan sementara. Lihat hasilnya? Untung kita sudah berhasil mengambil 'Mutiara Penakluk Ombak'!”
“Lalu sekarang gua harus gimana?”
“Tenang, semuanya ada aku!” Perkataan bos terasa seperti pemberat timbangan, memberikan rasa aman yang mantap.
Yitiao percaya, karena bos tak pernah mengecewakannya.
“Orang tua, bagaimana dengan 'Empat Bunga Debu'? Membiarkan mereka berempat di Benua Chesang, berada setiap hari bersama keturunan Yun Qin juga bukan solusi yang baik!” Wentekelaier bertanya dengan tatapan memohon.
“Tujuanku membawa mereka keluar dari Hua Ting sudah tercapai! Entah mereka kabur atau mau tinggal nanti, itu bukan urusanku. Kau ahli aliran kayu, Xiao Kong ahli logam, Beckham ahli aliran api, di antara putri duyung air tawar juga ada bakat muda. Kalau tertarik, kejarlah sendiri! Tapi kuingatkan, jangan pakai kekerasan untuk menaklukkan gadis lemah demi promosi level! Bisa memikat hati itu kemampuanmu, kalau gagal ya sudah. Kita bukan sampah yang mengandalkan perut wanita untuk membangun kekuasaan!” Liu Zhenhan memerah wajah sendiri saat bicara: “Jangan tiru aku! Sekejam apapun penjahat, takkan mau keturunannya jadi bejat. Harapan punya anak sukses bukan cuma milik orang baik! Kalau kalian salah dalam gaya hidup, jangan salahkan aku!”
Pangeran Kesembilan dan Kesepuluh mengangguk seperti ayam mematuk beras.
Kepala suku Andulan tersenyum membisu di samping, keriput di wajahnya yang seperti bunga krisan merekah penuh ekspresi lega "Jin Buhuan" akhirnya kembali.
“Kurcaci Abu-abu nemu ruang rahasia di Hua Ting, kami dapet baskom giok, tapi entah itu ‘Guci Giok Dewa Kekayaan’ atau bukan. Soalnya belum ada yang pernah liat, bos mau periksa?” Yitiao yang sudah lega berkata penuh semangat: “Kalau beneran ‘Guci Giok Dewa Kekayaan’, kita kaya raya!”
“Jangan kalian semua lihat saya! Walaupun aku pernah tinggal beberapa hari di Hua Ting, Kaisar Giok tidak pernah memperlihatkan harta karunnya padaku.” Xiao Kong menghindari pandangan aneh dari sekitar.
“Kalau aku punya harta karun seperti itu, yang harus selalu waspada terhadap rencana orang lain, aku juga pasti bingung menyembunyikannya di mana? Jadi sangat mungkin Kaisar Giok tidak membawa benda itu ke tempat ramai, apalagi ini bukan senjata pertempuran! Artinya, baskom giok yang kalian bawa pulang kemungkinan besar adalah ‘Guci Giok Dewa Kekayaan’.” Liu Zhenhan tertawa terkekeh: “Orang-orang dunia berbeda dengan pemimpin negara kita. Mereka harus bergaul, menjalin persahabatan, bertemu berbagai kalangan setiap hari. Aku berbeda, aku tinggal di rumah menunggu orang datang menjilat! Jadi pencuri ulung pun takkan mendapat kesempatan!”
“Tapi... meskipun benda itu ‘Guci Giok Dewa Kekayaan’, kalau kita tidak tahu cara menggunakannya juga percuma!” Yitiao memutar matanya, membayangkan kekacauan besar yang akan terjadi di Benua Sutra jika Kaisar Giok benar-benar kehilangan ‘Guci Giok Dewa Kekayaan’. Anjing terpojok saja bisa melompati pagar, apalagi pemimpin dunia sekuat Kaisar Giok.
“Ikut aku. Apakah itu ‘Guci Giok Dewa Kekayaan’ dan bisa digunakan atau tidak, kita akan segera tahu.” Liu Zhenhan memiringkan kepala ke arah Yitiao.
Sekelompok orang saling pandang, tidak mengerti maksud sang bos yang tersembunyi.
Tidak lama kemudian, Liu Zhenhan dan Yitiao kembali, membawa seorang wanita cantik berambut panjang kecokelatan yang mengenakan gaun warna-warni.
Wanita cantik dengan tubuh seksi ini memiliki perut yang membuncit tinggi, wajahnya memancarkan cahaya sempurna khas seorang ibu.
"Selamat, Nyonya Bos." Para goblok ini ternyata tidak terlalu bodoh, mereka semua mengenali ini adalah Patung Koral Tanya - nyonya bos yang diubah oleh "Mantra Transformasi Penyihir" dan dipatri permanen dengan "Jari Pembentukan Api Gambaran Besar".
"Halo semuanya." Tanya mengangguk ramah kepada semua rakyatnya, sorot matanya berkilau penuh pesona.
Meskipun "Mantra Transformasi Penyihir" dapat mengendalikan semua kekuatan elemen, dan setelah dipatri permanen, Tanya yang pernah menerima "Pencerahan Kebijaksanaan" dari Lao Liu tidak mungkin lagi menjadi Pendeta yang sah. Namun pengetahuan para Pendeta dari generasi ke generasi tetap tersimpan utuh di otaknya, sehingga Tanya tidak mengalami kesulitan dalam berkomunikasi.
"Lao Er, bantu Bunda merapikan wajahnya agar mirip seperti semula." Liu Zhenhan melambai pada Kaka.
"Tidak masalah, Bunda tetap cantik bagaimanapun perubahan wajahnya!" Gelak tawa nakal Kaka langsung dipotong tamparan dari Laozi-nya.
Adipati Liwaldo sedang kesal karena seperti yang diduga Richard, melalui Kotak Tulang yang ditinggalkan Kaka untuk keluarga kerajaan, Raja Dubin baru saja mengirim kabar bahwa karena jarak yang terlalu jauh, orang-orang Dubin benar-benar tidak bisa membantu Bimon.
“Bawa baskom wajad jade itu ke sini.” Lao Liu tidak tahu bahwa kemampuannya meramal telah menciptakan beban mental yang berat bagi Druid senior, sambil mengambil memorandum medan perang yang diberikan Kepala Staf Robby, dia berkata kepada para perwira militer.
Baru membuka-buka memorandum medan perang, alis Liu Zhenhan langsung berkerut.
Tak disangka pertempuran melawan Hua Ting telah mengekspos begitu banyak kelemahan yang ada di Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui saat ini.
Dengan percepatan proses modernisasi, hampir semua pertempuran Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui – kecuali pertempuran gurun – hanya melawan lawan tingkat rendah; Dalam kondisi seperti ini, target nol korban sudah bukan prestasi yang layak dibanggakan lagi.
Tapi kelemahan tetaplah kelemahan, jika harus melawan mesin negara yang sama-sama elit, celah ini begitu dieksploitasi lawan akan menjadi fatal.
Kerangka yang dibuat Robby sangat detail, pada dasarnya telah mencakup semua jenis pasukan di Istana Musim Panas.
Kelemahan pertama: Serangan api dari Kelompok Pendeta Penyerang Budaya dan Penjaga Militer sangat kurang levelisasi, efisiensinya sangat rendah. Pemborosan akibat serangan berulang sangat mencolok, kelemahan serupa juga terlihat pada pasukan penyihir Korps Cadangan, disarankan untuk menyatukan sistem pelatihan dan mengalokasikan separuh Unit Kontrol Api Hooke ke kelompok pendeta.
Kelemahan kedua: Penembak cermin Batu Bulan dari Ksatria Siluman memiliki jangkauan serangannya luas dan kekuatannya tak terbatas, namun jumlahnya kurang dan frekuensi tembakannya terbatas. Meskipun meriam laser adalah senjata serangan unit, daya bakarnya sangat kuat dan hampir membunuh seketika monster kelas menengah. Sangat disarankan untuk membeli Batu Bulan dan harta laser dalam jumlah besar, serta memproduksi meriam cermin secara massal.
Kelemahan ketiga: Busur berat Pasukan Penjaga Utama memiliki tarikan tali yang terlalu kuat, menyebabkan daya tembus anak panah berbulu berlebihan namun kemampuan pengereman dan gulingnya kurang. Disarankan pabrik senjata membuat mata panah berbentuk T untuk memperbesar kaliber luka.
Kelemahan keempat: Dalam pertempuran pengepungan, tembakan busur silang bersayap burung memiliki dominasi kerusakan sektoral yang luar biasa, namun saat ini hanya ada lima unit. Disarankan untuk menambah jumlahnya. Penyembur api alkohol memiliki efek penghancur dan daya gentar yang tak tertandingi di darat, disarankan untuk mengalihkan sebagian dari 87 unit pemadam kebakaran untuk kebutuhan militer. Kekuatan fisik khimera Landak sangat mengagumkan, namun komando pendeta masih kurang terkoordinasi. Perlu ditingkatkan pembelajaran formasi tempur.
Kelemahan kelima: Pesulap misterius Moshao dalam Pasukan Ajaib sangat kurang latihan. Dalam pertempuran ini bahkan ada yang muntah di medan perang, hampir tidak memainkan peran militernya untuk menipu musuh. Segera perlu ditambahkan pelatihan dasar dan kemampuan adaptasi psikologis.
"Kelemahan keenam: Fenomena pemborosan mulai menunjukkan tren peningkatan. Panah ledakan sihir senilai ribuan keping emas per buah, tong alkohol Heisuoyin sekali pakai, dan labu minyak ganda harus dikelola dengan prinsip menghemat pengeluaran dan mencari sumber pendapatan baru."
"Kesimpulan: Sorotan utama pertempuran ini terletak pada senjata Shu Ru yang ditemukan di ruang bawah tanah Pagoda Tujuh Permata. 'Tong Anggur Thunder' milik Prajurit Panda menghasilkan arus karbonisasi kuat melalui gesekan saat bersentuhan dengan musuh, jelas termasuk senjata energi seperti Sarung Tangan Wenna dan Lentera Ilahi, bukan senjata elemen sihir. Perlu diselidiki apakah trisula dan Cakar Shaman yang tersisa dalam senjata Shu Ru juga merupakan senjata energi kuno dengan desain serupa, disarankan untuk melakukan investigasi menyeluruh dan distribusi."
"Serahkan urusan ini padamu, Robby." Liu Zhenhan menggelengkan kepala, mengembalikan catatan medan perang kepada Robert: "Kita bisa mempercepat persiapan selama dalam batas kemampuan, kalau di luar kemampuan kita, lupakan saja." Kepala Staf Bairen memberi hormat militer dengan gerakan cepat lalu mundur ke samping.
Xiao Kong membawa basin giok seukuran baskom, berjalan dengan hati-hati mendekati orang tua itu, meletakkan basin giok ini di atas kasur kulit hewan yang dibentangkan di tanah.
"Apakah ini benar-benar 'Guci Giok Dewa Kekayaan'?" Kerumunan orang berdesakan mendekat, berisik saling memberi komentar.
Ini adalah baskom giok dengan bentuk aneh, seluruh tubuhnya berwarna hijau pucat, mulut bundar dengan dasar bulat, memiliki tiga kaki tebal. Di bagian luar baskom terdapat banyak benjolan seperti kutil katak. Menurut Liu Zhenhan, benjolan ini mirip seperti resistor pada papan sirkuit.
Baskom giok ini juga memiliki dua "telinga" besar yang halus dan mengkilap, sepertinya jejak bekas sering dipegang dalam waktu lama.
Di dinding dalam baskom terdapat banyak benjolan seukuran biji wijen, hampir tak terlihat jika tidak diperhatikan seksama.
Di dasar baskom terukir sekumpulan makhluk aneh mirip Ikan Buntal tapi bukan, mirip tikus tapi bukan, dengan garis-garis sederhana yang memalukan.
"Oh~ ternyata ini hanya 'basuhan giok' paling sederhana, alat rumah tangga yang digunakan keluarga miskin di antara Manusia Giok Timur." Tanya agak pusing, dia harus memilih kata-kata yang bisa dimengerti orang lain sekaligus menyampaikan ide utamanya, benar-benar sulit.
Menerjemahkan dua peradaban yang berbeda bukanlah hal mudah, apalagi Tanya harus menerjemahkan peradaban yang sangat berhasil ke dalam bahasa peradaban terbelakang, ini semakin rumit.
Orang-orang di sekeliling mendengarkan dengan penuh hormat. Meski tidak mengerti apa yang dijelaskan nyonya bos, yang pasti Tanya si nyonya bos ini kemungkinan benar-benar ras beradab dari peradaban super kuno lainnya.
“Jangan bengong lihat aku, kamu harus paham betapa sulitnya aku menjelaskan benda ini. Kalau kamu punya kamera sekarang, bagaimana cara menjelaskannya ke anak buahmu?” Tanya mengelus perutnya sambil melirik Lao Liu.
“Penulis besar, aku akan jelaskan begini: ini adalah kotak ajaib yang bisa membuat replika potret magis.” Liu Zhenhan juga berkata dalam bahasa Han.
“Penjelasanku sekarang kurang lebih sama ambigu dengan penjelasanmu soal kamera tadi.” Tanya tersenyum: “Terserah kalian paham atau tidak, aku sudah berusaha maksimal. Banyak istilah teknis tidak bisa diterjemahkan.”
“Bunda, maksudmu benda ini persis seperti 'Guci Giok Dewa Kekayaan'?” Kaka membelalakkan matanya: “Harta karun ajaib yang bisa mengubah satu koin logam menjadi sepanci koin emas!”
“Ajaib?” Tanya mencibir: “Setiap materi bisa diubah menjadi materi lain dengan mengubah susunan molekul elemennya! 'Yu Xi' ini hanya menggunakan air sebagai medium, meniru referensi melalui getaran suara untuk menyusun ulang struktur molekul air menjadi objek referensi! Lagipula, 'Yu Xi' ini produk usang yang ketinggalan zaman, proses pembuatannya lama masih harus dioperasikan manual, sama sekali tidak ajaib!”
“Lalu cara mengubahnya bagaimana? Cuma masukkan satu koin emas sebagai referensi, taruh sepanci air, besok langsung jadi penuh koin emas?” Lao Liu tidak terlalu paham istilah-istilah teknis yang diucapkan Tanya, dia hanya peduli hasil akhir, itu saja yang penting.
Tanya tahu bahwa berbicara lagi hanya sia-sia, akhirnya langsung mengambil tindakan dengan menyuruh seseorang mengambilkan seember air dan menuangkannya ke dalam basin giok ini, lalu meminta Lao Liu menggosok kuat-kuat kedua telinga senar di pinggiran basin giok dengan kedua tangannya.
Ajaibnya, begitu Lao Liu menggosok perlahan, air di dalam basin giok langsung mendidih seperti air mendidih, bergolak "gloops-gloops".
Alunan musik jernih bagai dentingan giok pun bergema berirama, di tengah riak dan percikan air, ikan-ikan aneh di dasar basin giok terlihat hidup kembali.
Tanya mengatakan ikan-ikan aneh di dasar basin itu sebenarnya adalah tulisan Manusia Giok Timur, tapi tidak ada yang percaya.
Setelah beberapa saat menggosok, Liu Zhenhan mencoba melepaskan tangannya. Air dalam basin giok tetap bergolak "gloops-gloops", dan musiknya juga belum berhenti.
Tanya hendak membungkukkan pinggangnya, namun perutnya tak memungkinkan. Dengan senyum getir dia berkata pada Yitiao: "Si Bintik, tolong lempar satu koin emas ke dalam sebagai referensi."
"Jangan bergerak!" Liu Zhenhan bangkit sambil menghunus belati, memerintahkan Ai Wei'er: "Ayo, Xiao Ai, berikan tongkat sihirmu padaku." Ai Wei'er masih terpana menatap perut Tanya, baru sadar setelah diperingatkan Lao Liu tiga kali.
Seperti mengupas sebatang tebu, Liu Zhenhan mengandalkan kekuatan fisik luar biasanya, memaksa lapisan "Air Raksa Magis Okalira" yang melapisi tongkat sihir Xiao Ai terkupas menjadi serpihan-serpihan. Dengan menggenggam erat di telapak tangan, ia meremas-remasnya menjadi bola logam hitam, lalu meletakkannya dengan hati-hati ke dalam baskom giok yang airnya masih bergolak tak henti.
"Lagu blues ini hampir berakhir, teruskan gesekan." Tanya mengingatkan: "Kalian harus menjaga air tetap bergolak, kira-kira... sekitar tujuh delapan jam. Nanti air dalam baskom ini akan habis, dan akan muncul logam dengan volume yang sama dengan air. Ingat, jangan biarkan air berhenti bergolak, perhatikan panjang lagu blues itu - begitu hampir selesai segera gesek telinga giok baskomnya."
Sebelum bos sempat bertindak, beberapa pria perkasa langsung berhamburan berebut ingin menggesek telinga cekungan giok. Tuan tanah yang panik langsung menendangi mereka satu per satu: "Jancuk! Kalau sampai ada sedikit serpihan terlepas, pantat B ini akan kukuliti sampai babak belur!"
“Boss, ini Air Raksa Magis Okalira lho! Salah satu dari empat logam magis spesial! Kau benar-benar mau memproduksinya secara massal?” Kaka memandang baskom giok ini dengan penuh kepedihan. Jika sesuai deskripsi Bunda, dalam 7-8 jam akan terisi sebaskom "Air Raksa Magis Okalira", apa maksudnya ini? Setiap Putri Duyung Air Tawar Feilengcui punya satu tongkat sihir spesial? Lalu buat dua lagi sebagai tongkat pencuci baju?
“Aku juga punya Kapak Perang Chevroline! Nanti suruh pandai besi menyuling 'Logam Isidintin', terus produksi sebanyak-banyaknya!” Liu Zhenhan mengibaskan percikan air di tangannya: “Jancuk! Kalau tanganku dimasukin, besok bisa panen sebascom tangan nggak ya?”
“Bodoh!” Tanya tertawa terpingkal-pingkal: “Ini cuma 'Pencuci Giok' yang dipakai di permukiman kumuh. Menurut pengetahuanmu, alat ini cuma bisa memproduksi unsur tunggal dan zat anorganik manual. Kloning benda organik di luar kemampuan barang kacangan ini. Ngomong-ngomong, dulu mata uang kami sistem kredit, bukan pakai logam seperti kalian. Jadi di zaman kami, barang ini cuma sampah buangan!”
“Kumuh ya kumuh, asal punya Mangkuk Penghasil Harta ini aku sudah puas!” Liu Zhenhan menyayat pergelangan tangannya dengan belati, menutup mata sambil menarik napas dalam-dalam. Jika tidak segera dikeluarkan, darahnya bisa naik ke kepala dan mati.
Banyak orang yang melakukan gerakan yang sama.
"Kakak, apakah... apakah... mutiara sequence juga bisa diproduksi massal?" Wajah Kaka pucat pasi, dia tak berani membayangkan lebih jauh — ribuan mutiara sequence yang menembak bersamaan, betapa megahnya pemandangan itu?
Obisilachi! Siapa lagi yang berani menindasku di masa depan? Bos kedua semakin larut dalam lamunannya.
"Mutiara, kristal sihir, Tongkat Augustus Ogus, Intan Guntur, semua harta karun yang diambil dari kepala binatang tak berakal dan tumbuhan ini, tak bisa diproduksi massal! Selain tujuh lapis emas, hitam mutiara, dan logam khusus, kita hanya punya Batu Bulan, Batu Laser, dan kristal perisai yang bisa dibuat secara kuantitas." Liu Zhenhan awalnya ingin menjelaskan konsep organik kepada adiknya, tapi sadar dirinya pun tak sepenuhnya paham.
"Jancuk! Batu Bulan dan batu laser butuh meriam cahaya untuk berfungsi, kristal perisai hanya melindungi dari elemen! Sebanyak apapun takkan sanggup halau pedang tajam!" Kaka putus asa: "Kalau tak bisa buat mutiara sequence, bagaimana kita bisa mendominasi dunia?"
"Bagaimana kalau kita cari 'Permata Kajaride'! Bukannya kakak bilang bisa musnahkan seribu pasukan elit Bangsa Iblis hanya dengan mengangkat permata nyawa?" Kaka menjulurkan lehernya, menelan air liur sambil membayangkan dirinya berhiaskan permata nyawa.
“Aku juga ingin mencarinya, tapi mungkinkah? ‘Permata Kajaride’ bukanlah kubis!” Liu Zhenhan tidak serakah, dia sudah puas. Belum lagi, meriam cahaya sebesar peti mati bisa dihiasi 400-500 buah Batu Bulan dan permata, meriam memang belum siap dibuat, tapi memasang permata tidak butuh waktu lama.
Duncan di samping gemetaran hebat seperti kena malaria, meriam cahayanya punya satu Mutiara Naga lebih banyak dibanding anak-anak cahaya lain, plus 72 spiral cincin api membara, tapi tetap saja cincin apinya belum mencapai 100. Jika bisa menembakkan semua cincin api, betapa sempurnanya!
“Akan kususun jadwal kerja, gilirkan orang untuk menggesek ‘Guci Giok Dewa Kekayaan’ ini.” Ning Yu tersenyum tipis pada Lao Liu.
“Ning Yu, panggil Qingya masuk dulu, ada yang mau kubicarakan.” Liu Zhenhan menarik tangan Tanya duduk di kursi: “Yang lain keluar, jaga Mangkuk Penghasil Harta baik-baik, aku mau bicara dengan Xiaomada. Yitiao, kau juga keluar.”
Bangau Api Burangsha malang itu berkeringat dingin, mengikuti orang-orang gembira lainnya keluar dari aula kediaman tuan tanah.
Melihat Qingya yang bingung dibawa masuk, pintu aula berat itu “Pong” tertutup, hati Yitiao seakan ikut terhimpit, sakit tak tertahankan.
Melihat Guo Guo yang sedang terbangkan layang-layang di Lapangan Merah, tiba-tiba terdengar suara "pek!" yang nyaring, tali layangan putus. Kertas layang-layang semakin menjauh di langit. Yitiao tiba-tiba dipenuhi pikiran buruk yang menyedihkan, ia berkata pada diri sendiri ini adalah sampah feodal yang idealistis, tapi tetap tak bisa menahan berbagai konsekuensi tak tertahankan yang bermunculan di benaknya.
Hanya dalam waktu lima menit, rambut Yitiao hampir berubah setengah putih.
Pintu aula terbuka, Qingya menundukkan kepala, dipimpin Nyonya bos Ning Yu dengan malu-malu menaiki jalur setapak di Bukit Merah.
"Apa yang kau katakan padanya?" Yitiao melompat setinggi tiga ren, menatap bos dengan gugup.
Liu Zhenhan memeluk pinggang ramping Tanya, dengan congkaknya menggigit cerutu besar, sengaja membuat penasaran.
"Bos, gua bisa tahan!" Hati Yitiao semakin panik.
"Sudah dihadapi!"
"Apa maksudnya sudah dihadapi?"
"Artinya aku sudah membujuknya!" Liu Zhenhan membersihkan abu cerutu: "Aku bilang padanya, aku ini orang kasar, tidak pakai logika tapi omong kosong. Sebagai bos Yitiao, aku harus bertanggung jawab untuknya. Jika kau mencintai Yitiao, nikahlah dengannya. Jika tidak, jangan lukai dia - segera pergi dari sini!"
"Apa?!" Kulit kepala Yitiao serasa bergidik.
"Yitiao, bosmu hanya bilang satu hal pada istrimu: Jika kau benar-benar mencintainya, sudah waktunya menikahinya dan merawatnya! Bantu dia perbaiki kekurangannya, baru itu namanya bertanggung jawab pada orang tercinta." Tanya menggelengkan kepala sambil tersenyum: "Strategi penipuan klasik! Mana ada gadis polos yang tak mau jadi satu-satunya kekasih? Tapi siapa sangka, jangan pernah mencoba mendekati pria yang ingin kau ubah atau pria yang ingin mengubahmu."
“Penulis memang beda, satu set demi satu set.” Liu Zhenhan mencium wajah cantik Tanya seperti beruang hitam menjilat madu, memicu jeritan.
“Lalu?” Jakun Yitiao bergerak gemetar ketakutan.
“Lalu istrimu menunduk, wajah memerah, tidak menolak juga tidak menyanggupi. Bos bilang dia sudah mengakui diam-diam.”
“Gadis kecil ini sebenarnya punya karakter. Tidak dibutakan cinta, bisa bedakan kekacauan.” Liu Zhenhan berkata penuh pujian: “Wanita seperti ini baru pantas untukmu!”
“Aku akan menikah?” Yitiao tercengang.
"Benar, malam ini juga." Liu Zhenhan tersenyum sambil berkata: "Masih ingat tidak apa yang pernah ku katakan tentang pernikahan? Pernikahan adalah pasangan suami-istri yang secara legal telanjang dan tidur! Soal dia ingin mengubahmu nanti, itu urusan lain. Pokoknya kau sudah menidurinya juga tidak ada yang dirugikan, itu analisisku."
"Kami berdua sungguh saling mencintai..." Yitiao terbata-bata.
“Menikah dulu baru jatuh cinta bukanlah cinta sejati?” Liu Zhenhan menunjuk kepala Yitiao dengan jarinya: "Pergi sana, siap-siap jadi pengantin baru!"
Malam itu Feilengcui disinari cahaya paling megah sepanjang sejarah. Tukang pukul andalan sang tuan tanah, Yitiao, berdandan merah menyala bersama pengantin perempuannya yang lembut mengucapkan terima kasih kepada para tamu.
Bahkan Sang Raja yang sibuk mengirim utusan khusus dengan hadiah ucapan - sebuah Medali Puncak Awan Hati Ungu.
Medali ini hanya diberikan kepada peliharaan magis yang gugur demi kerajaan. Pemilik sebelumnya adalah Naga Unsur Angin Hesky, peliharaan legendaris Pendeta Kochis dari Hyjal. Ini pertama kalinya Kerajaan Bimeng menganugerahi medali kepada peliharaan magis yang masih hidup.
Saat ritual sujud pengantin, terjadi kejadian lucu. Yitiao bersikeras menyuruh istrinya bersujud kepada Guo Guo, tapi menolak bersujud kepada Daisy dengan alasan status mereka setara sebagai peliharaan magis Guo Guo.
"Satu hal adalah satu hal!" Yitiao berteriak sambil menegangkan leher: "Nanti aku akan bersujud padamu sebagai nyonya bos, tapi sekarang tidak bisa!"
Sebelum pengantin masuk kamar pengantin, sang tuan tanah menyelinap membawa peliharaannya untuk memberikan berbagai tips pengalaman praktis.
“Ingat, semuanya harus kamu lakukan secara alami, natural seolah-olah memang seharusnya begitu!” Liu Zhenhan awalnya ingin memberikan dua butir Hongqian yang bebas efek samping racun kepada Yitiao, tapi mengingat ketahanan racun makhluk ini terlalu kuat, akhirnya urung.
Malam itu.
“Rasanya... gimana...” Yitiao berbaring telanjang di atas ranjang mewah yang ditutupi sutra indah, gemetar seperti ayakan, bertanya pada Qingya yang sedang menunduk kesulitan menggerakkan tangannya naik turun.
“Hmm...” Wajah malu Qingya memerah manis, bibir merahnya mengernyit sambil meludahkan air liur ke lantai: “...Aurora... kamu bohong... mana ada rasa nanas... terlalu amis... susah ditelan...”
“Benarkah?” Yitiao tiba-tiba membalikkan badan, menindih tubuh Qingya yang lembut dan membara, berbisik pelan: “Bos bilang, ini karena kebanyakan makan daging, besok aku akan lebih banyak makan sayur dan buah.”
BAB 599 JALAN BUNTU
Dua Sampa hitam dan putih tergantung miring di langit dunia iblis, kawah bulan raksasa yang terlihat jelas menyemburkan asap berkepul-kepul, melemparkan dingin dan kesepian ke bumi; dataran luas Saint Helmet yang luas bagai disiram embun beku, mengalirkan perak ribuan li.
Saat Yitiao sedang asyik bermain cinta, Liu Zhenhan sudah tiba di dunia iblis.
Di sinilah tanah penuh luka hatinya. Jika bisa, seumur hidupnya dia tak ingin kembali untuk kedua kalinya. Keputusan menyelamatkan kavaleri Wolff sepenuhnya adalah ide pribadi Liu Zhenhan. Dia tidak berdiskusi dengan siapapun, dan juga tidak berniat melakukannya.
Meskipun hubungan dengan elit Suku Wolf tidak baik, sebagai Juru Bicara Dewa Perang, setiap Bimon adalah anak kesayangannya. Jika bisa mencegah prajurit Wolff menjadi tumbal, Liu Zhenhan ingin menyisakan benih harapan bagi Kerajaan.
Dari sisi ini, Liu Zhenhan sepenuhnya layak sebagai prajurit. Namun sebagai panglima, mentalitas petani kecilnya yang feodal masih melekat. Yang Mulia Sal pernah mengkritik keras sifat piciknya ini.
"Seratus ribu saja sudah sakit hati? Jangan katakan seratus ribu, bahkan jika harus mengorbankan satu juta atau sepuluh juta prajurit, kau harus tetap tenang melihat genangan darah! Kelopak mata bahkan tak perlu berkedip! Baru itu ketahanan mental komandan senior!" Yang Mulia Sal memberi pelajaran dasar pada Lao Liu tentang seni memimpin pasukan: "Perang itu apa? Perang adalah prajurit rendahan Laizi yang menumpuk nyawa untuk membangun kemenangan jenderal! Sejak dulu, jenderal ulung mana yang tidak menganggap nyawa seperti rumput? Semua mengandalkan konsumsi awal untuk menghabiskan kekuatan musuh dan sendiri, lalu mengandalkan pasukan cadangan untuk menentukan kemenangan!"
“Jenderal ulung? Jenderal ulung hanyalah sekumpulan jagal berdarah dingin plus Model brengsek!” Perkataan Yang Mulia Sal masih bergema di telinga, namun Liu Zhenhan tetap tak tega. Seratus ribu nyawa segar bukanlah seratus ribu lembar kertas toilet yang bisa dengan mudah dihabisi.
Meski hanya ada secercah harapan, Liu Zhenhan tetap harus mencobanya.
"Yang Mulia..." Lima Jenderal Wolff melihat Shaman Divine Comedy telah mengintai bulan di langit cukup lama. Mereka menghentakkan kaki, menggosok tangan dan menghembuskan kabut putih. Ingin mereka berbicara, namun entah harus berkata apa.
Bagi kavaleri Wolff yang menjalankan misi bunuh diri ini, situasi saat ini sungguh mematikan.
Perintah memasuki dunia iblis dikeluarkan terburu-buru. Meski Suku Serigala telah mempersiapkan mobilisasi perang, sebuah kelalaian kecil nyaris menewaskan seluruh kavaleri Wolff setelah masuk ke dunia iblis - siangnya terik membara, malamnya membekukan tulang.
Panas masih bisa ditahan, tapi dingin yang mematikan ini sungguh tak tertahankan.
Di antara semua prajurit Behemoth, kemampuan adaptasi lingkungan dan karakter tangguh Suku Serigala diakui nomor satu. Karena itulah Kerajaan menugaskan mereka menjaga hutan tanah asin Florun yang paling gersang di Aiqin. Namun setelah masuk ke dunia iblis, barulah semua Wolff menyadari: ternyata hutan tanah asin yang mereka tinggali selama ini adalah surga yang sesungguhnya.
Demi mobilitas tinggi, hampir semua prajurit Wolff tidak membawa pakaian kulit penghangat. Malam pertama memasuki dunia iblis, prajurit Wolff yang berkarakter tabah mengalami banyak korban non-tempur karena tidak bisa beradaptasi dengan suhu dingin.
Beruntung Wolff membawa beberapa formasi teleportasi sihir. Dengan dukungan komunikasi yang cepat, Kerajaan memanfaatkan kemampuan transmisi kuat cincin tujuh lapis emas untuk mengirimkan pakaian musim dingin yang cukup ke kavaleri Wolff dalam dua hari, sangat meringankan tekanan mereka.
Namun meski demikian, dalam tiga hari singkat, sekitar 20.000 penunggang serigala dengan fisik lemah tak pernah bangun lagi di tanah beku gersang negeri asing ini - mereka hanya bisa memeluk hewan tunggangan untuk menghangatkan diri akibat minimnya perlengkapan antidingin.
Kejadian tak terduga ini memaksa rencana awal kavaleri serigala untuk langsung menyebar dan mengganggu garis belakang musuh ditunda. Namun saat pakaian musim dingin selesai didistribusikan, pasukan iblis sudah tidak memberi kesempatan lagi bagi kavaleri Wolff untuk melakukan gerakan penyebaran.
Setelah tujuh pertempuran besar kecil, pasukan Wolff kini terkepung rapat oleh kekuatan superior iblis di Dataran Saint Helm. Jumlah pasukan menyusut drastis menjadi sekitar 30.000 orang. Kehancuran total sudah tak terhindarkan.
“Obisilachi!” Liu Zhenhan menatap bulan di dunia iblis hingga matanya perih, menguras habis otaknya, tapi tetap tak menemukan ide brilian untuk mengatasi krisis ini.
Malam di dunia iblis terlalu dingin, sedemikian beku hingga kencing pun langsung membeku saat menyentuh tanah, sedingin air terjun yang membeku menjadi gletser.
Dalam kondisi ekstrem seperti ini, bahkan pasukan bangsa iblis sekalipun tak akan melancarkan serangan di malam hari.
Inilah alasan mengpasukan penunggang serigala masih bisa bertahan. Di siang hari, Wolff mengerahkan sebagian pasukan untuk menghadang sekaligus melindungi pasukan utama yang mundur. Dalam hal kecepatan, dengan mobilitas tinggi serigala mount, Wolff tak kalah dengan angkatan udara bangsa iblis. Soal kekuatan tempur, meski angkatan udara musuh lebih banyak, teknik lempar jaring penunggang serigala bukanlah makhluk yang lemah. Begitu malam tiba, semua pihak menghentikan pertempuran demi menghindari dingin yang tak tertahankan.
Namun seiring terbentuknya lingkaran pengepungan pasukan besar bangsa iblis, ruang gerak Wolff semakin terdesak. Di dataran luas tak berujung ini, bahkan jika penunggang serigala memasang sayap pun sulit lolos dari kepungan musuh.
Liu Zhenhan kali ini juga membawa peta Benua Kontribusi Pantai di pesisir dunia iblis.
"Dulu di perpustakaan dunia iblis, dia pernah mencuri beberapa set peta; tapi sekarang terlihat tidak terlalu berguna, karena sistem pengukuran dunia iblis sama sekali berbeda dengan Aiqin. Peta-peta ini tidak memiliki garis bujur/lintang, sama sekali tidak bisa menggunakan penggaris untuk pekerjaan peta, patokan terlalu abstrak, benar-benar tidak bisa mencari tahu posisi Wolff di mana di Dataran Santo Helm sekarang."
"Sebenarnya rencana licik Lao Liu cukup cemerlang. Asal bisa menemukan 'jurang ruang-waktu', dia bisa membawa semua pasukan penunggang serigala kembali ke Aiqin semudah membalik telapak tangan. Tujuan akhir setelah melewati 'jurang ruang-waktu' tidak penting, yang pasti semua negara Aiqin sekarang adalah sekutu strategis, kemunculan pasukan serigala tidak akan menyebabkan masalah diplomatik."
"Tapi di Dataran Santo Helm ini sepertinya tidak ada 'jurang ruang-waktu', membuat mimpi indah Lao Liu hancur berkeping-keping."
"Waktu yang dia miliki sangat terbatas. Jika tidak segera menemukan cara menyelesaikan masalah pasukan serigala, begitu Elf Jatuh benar-benar menyerang Bukit Merah, jumlah pasukan Pengawal Istana Musim Panas sama sekali tidak cukup mendukung perang dua front. Saat itu Liu Zhenhan hanya bisa pasrah melihat Wolff ditelan bangsa iblis."
"Apakah kalian percaya diri untuk berjuang membuka jalan darah kembali ke tempat yang ada 'jurang ruang-waktu'?" Liu Zhenhan menatap lima jenderal Wolff yang wajahnya penuh retakan dan radang dingin: "Satu-satunya cara sekarang ini. Mundur dulu ke Aiqin, selamatkan diri."
"Yang Mulia, misi kami bukanlah mundur, melainkan mengganggu garis belakang musuh! Dengan banyaknya korban saat ini, semakin tak ada alasan untuk kembali ke Aiqin!" Di luar dugaan Liu Zhenhan, lima Jenderal Wolff serentak menolak: "Yang Mulia, kedatanganmu sangat kami hargai, namun Anda bukan pejabat Departemen Militer. Maaf kami tak bisa menerima saranmu. Meski jurang ruang-waktu tak ada, sekalipun ada, kami akan bertempur sampai orang terakhir! Karena misi kami belum selesai!"
Liu Zhenhan menghela napas. Ia ingin mendengar ketegasan berani seperti ini, karena prajurit sejati harus punya nyali dan keberanian. Tapi ia juga takut mendengarnya, sebab artinya para Wolff pemberani ini akan menjadi tumbal.
Kehadiran Shaman Divine Comedy bagai suntikan semangat bagi seluruh Wolff. Lentera hijau seperti kacang polong bergoyang dalam kelam malam - mata para nelayan, sorot-sorot muda penuh gejolak yang memuja idola pahlawan paling bersemangat di Kerajaan.
Tapi pahlawan pun bukan segalanya. Yang bisa dilakukan Liu Zhenhan hanya menatap langit, terus menanti.
Gemuruh angin yang mencekam bergulung-gulung. Setelah getaran halus bumi, kilatan emas menyibak awan hitam kelam.
Liu Zhenhan menaikkan tangan menahan debu dan kerikil beterbangan saat Ksatria Naga Emas mendarat.
"Kali ini datang ke dunia iblis, Liu Zhenhan tidak membawa banyak pasukan. Kavaleri serigala tidak memiliki angkatan udara, hal pertama yang dilakukannya di sini adalah mengorganisir pengintaian udara dalam skala besar."
"Tuan Ksatria Naga, mengapa ada noda darah di senjata Anda? Apakah bertemu penghalang musuh?" Jenderal Wolff tertinggi di sini, Schumacher, melihat darah ungu kental menetes dari trisula Naga Emas sang ksatria, bertanya dengan penuh perhatian.
"Kami bertemu patroli pasukan Bangsa Iblis, yaitu kavaleri Kongju." Lampard mengangguk sopan dari pelana naganya, berterima kasih atas perhatian sang jenderal.
"Apakah kalian bertarung?"
"Tentu, karena kami berdua melawan lima puluh orang mereka." Lampard tersenyum: "Trisula Timur yang baru diberikan ini sangat mudah digunakan, saat menusuk dada musuh langsung muncul arus listrik karbon, membuatku seolah-olah menjadi prajurit sihir."
"Jangan hitung aku, karena aku tidak ikut bertarung." Pangeran Kesembilan mengangkat tangan menunjukkan diri sebagai warga baik: "Hei Lampard! Ini bukan trisula, ini tombak trisula bermata dua prajurit Kadile Timur! Bahannya dari tembaga kaca Yun Qin formula khusus kuno, tidak hanya bisa memotong besi seperti tahu busuk, saat bergesek dengan daging juga menghasilkan listrik seperti gesekan kulit kucing dan kaca."
"Aku punya firasat, era di mana senjata energi dan senjata sihir saling bersaing setara telah tiba. Tak kusangka Kekaisaran Yun Qin ribuan tahun lalu sudah memiliki teknik pengecoran persenjataan sehebat ini." Liu Zhenhan semakin yakin bahwa perbuatannya menggali ruang bawah tanah Pagoda Tujuh Permata adalah keputusan bijak: "Lampard, mulai sekarang bahkan jika menghadapi Wilayah Anti Sihir milik Santo tingkat tertinggi, senjatamu tetap bisa melepaskan energi listrik, tak terbatasi oleh blokade elemen! Tapi saat ini di dunia iblis belum ada yang mencapai level saint, jadi mungkin kamu belum akan menemukan lawan sepadan. Bisakah kau ceritakan penemuanmu?"
"Di sini di mana-mana ada pasukan bangsa iblis. Lubang perlindungan dari hawa dingin yang mereka gali sebanyak bintik-bintik di permukaan Sampa." Lampard dengan lincah melompat turun dari pelana Naga Emas, menunjuk ke arah langit malam yang gelap di sebelah kanan: "Aku tak tahu itu arah mana, tapi baru terbang kurang dari empat ratus li, sudah menemukan wilayah hitam yang sangat luas, hampir tak berujung, dengan barisan pegunungan menjulang! Padahal cahaya bulan di sini cukup terang, dan penglihatanku pun cukup tajam, tapi tetap tak bisa melihat apa yang ada di bawah sana! Bahkan Hasselbaink pun tak bisa melihatnya!"
"Aku yang melihat jelas. Tempat itu sepertinya adalah hamparan kabut hitam besar." Xiao Kong berjungkir balik turun dari pelana naga, lalu mendarap mantap di depan orang tua itu: "Itu pastilah Kabut Laut Dunia Iblis yang pernah Ayah sebutkan. Barisan pegunungan yang menjulang itu mungkin pulau-pulau."
“Utara di atas, selatan di bawah, barat di kiri, timur di kanan. Untuk sementara kita sebut arah itu sebagai sisi timur.” Liu Zhenhan bertanya lagi: “Apakah pasukan bangsa iblis di arah itu banyak?”
“Ada pasukan, tapi jauh lebih sedikit dibanding arah lain, paling banyak 10.000. Tapi unit patroli udara mereka cukup banyak.” Kekhawatiran terlihat di wajah tampan Lampard: “Bos, situasinya sudah jelas. Pasukan bangsa iblis sedang menerapkan taktik pengepungan tiga sisi, mereka ingin memaksa Wolff masuk ke Laut Kabut Beracun dan menghapuskan penunggang serigala tanpa perlawanan.”
“Kalau aku jadi bangsa iblis, aku juga akan begitu. Strategi tak perlu canggih, asal efektif.” Liu Zhenhan membentangkan kembali peta dan memeriksanya dengan kaca pembesar Mulan.
Garis pantai masih bisa dilacak di peta kulit binatang ini. Mobilitas penunggang serigala memang luar biasa, belum genap seminggu mereka sudah bergerak dari Pegunungan Tersesat di Dataran Saint Helmet sampai ke tepi Laut Kabut Beracun.
Situasi sangat genting. Jangankan tiga hari lagi, besok pun Wolff sudah tidak punya jalan kabur. Pasukan bangsa iblis telah menyiapkan formasi kantong besar dan sedang menutupnya.
Lusa pagi, Wolff hanya punya dua pilihan: bertempur habis-habisan atau masuk ke Samudera Kabut Beracun dan mati keracunan.
"Beberapa hari ini Wolff masih bisa mundur secara terorganisir dan teratur, tampaknya ini adalah hasil dari kesengajaan pasukan bangsa iblis yang sengaja mengalah." "Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?" Lampard melihat ke lima jenderal manusia serigala, mengerutkan kening: "Di tiga arah lainnya, setiap bagian memiliki setidaknya ratusan ribu pasukan, formasi bertingkat dan lapisan pertahanan yang diatur dengan sangat baik. Penunggang serigala kita hampir mustahil untuk menerobos. Begitu terhambat, kita akan segera terjepit seperti sandwich."
"Kalau begitu kita bertarung dengan tekad mati-matian." Jenderal Schumacher tersenyum sambil mengelus gagang pedang perangnya: "Terima kasih kepada Yang Mulia yang telah membawa senjata tajam Mulan untuk kita. Dalam pertempuran melawan bangsa iblis belakangan ini, prajurit kita telah memenggung tak terhitung banyaknya senjata musuh dan tengkorak mereka! Kami tidak mencoreng nama perkasa Wolff pahlawan kilat Swar! Besok, kita akan membuat bangsa iblis mengingat selamanya keteguhan dan keberanian kavaleri serigala Bimon."
"Jika saya mengerahkan semua Penyihir Angin, sekali teleportasi bisa mengirim 80 orang. Hanya perlu 400 kali teleportasi untuk mengirim semua 30.000 penunggang serigala kita..." Liu Zhenhan tidak bisa menahan diri untuk mengulangi saran ini.
"Yang Mulia, dalam waktu semalam saja, meski para penyihir Anda mampu melakukan transmisi tenaga magis 400 kali, mustahil bagi kami untuk mengerahkan lebih dari 30.000 pasukan secara teratur untuk evakuasi. Perintah pengumpulan dari perwira, penyusunan formasi pasukan, penyesuaian sistem keamanan - semua ini membutuhkan waktu dan perencanaan! Namun meski bisa pergi, kami takkan meninggalkan posisi. Meski perang gerilya memang gaya tempur bangsa serigala, melarikan diri dari medan perang bukanlah pilihan! Setiap orang di sini bukan pengecut!" Jenderal Schumacher menolak usulan Lao Liu dengan nada paling tegas: "Harap Yang Mulia jangan mengulang saran ini lagi. Sampaikan saja pada setiap Bimon: 100.000 Wolff telah menepati janji dengan nyawa mereka, tertidur selamanya di dunia iblis."
"Bagaimana jika saya ambil perintah mundur dari Departemen Militer?" Liu Zhenhan menatap tajam Jenderal Schumacher.
"Prajurit di medan perang bisa menolak perintah dari atas." Jenderal serigala yang garang itu menoleh ke prajurit sinyal di sampingnya: "Sampaikan perintahku: Sarapan besok harus dinikmati baik-baik, karena kita akan makan malam di neraka."
"Tunggu dulu!" Liu Zhenhan menghentikan prajurit sinyal yang hendak pergi: "Masih ada waktu satu hari. Dengarkan aku - aku takkan membawamu keluar dari dunia iblis lagi. Sekarang aku perintahkan kalian ke Laut Kabut Beracun!"
"Ke Laut Beracun?" Lima jenderal Wolff tertegun memandang Shaman Divine Comedy, tak paham apakah Yang Mulia menyuruh mereka bunuh diri atau apa.
“Kalian berhenti di tepi Laut Kabut saja, untuk sementara jangan masuk ke laut.” Liu Zhenhan mengangguk: “Percayalah, jika besok malam belum ada kabar dariku, hancurkan semua formasi teleportasi sihir dan lawan mereka dengan tekad mati-matian!”
“Lampard, hubungi Duncan melalui tulangkomunikasi. Aku butuh Mutiara Naga Ba Xia untuk menghalau kabut.” Liu Zhenhan menjentikkan jari ke arah Ksatria Naga Emas.
“Bos, jangan-jangan kau ingin semua penunggang serigala ini masuk ke laut?” Lampard menggunakan naluri Komandan Ksatria Suci, tak kuasa bertanya: “Bos, ini sama saja menyuruh mereka mengakhiri nyawa! Seberapa banyak pendeta pun tak bisa melindungi 30.000 penunggang serigala ini!”
“Pendeta memang tidak bisa, tapi penyihir elemen udara bisa.” Kata Liu Zhenhan.
“Penyihir elemen udara? Untuk 30.000 penunggang serigala, barrier sebesar apa yang harus dibuat!” Lampard yakin bosnya sudah gila. Hanya penyihir elemen udara yang bisa melawan kabut racun tak berujung ini, bahkan penyihir unsur angin pun tak cocok. Tapi di seluruh Benua Aigean, mana ada sebanyak itu penyihir elemen udara? Ditambah Raksasa Kabut Laut dari legenda pun tetap tak cukup!
"Kami memang tidak punya banyak penyihir elemen udara, tapi di Laut Kabut ada banyak. Di lautan dunia iblis ini, setiap penduduk asli adalah ahli bermain-main dengan awan dan kabut." Liu Zhenhan menunjukkan senyum mengerikan: "Frank, mungkin kau tidak tahu, di antara Bangsa Laut Dunia Iblis pun ada perang sengit. Cara termudah mereka menghapuskan lawan adalah - membuat kabut di wilayah musuh hilang sama sekali! Jadi di lautan kabut ini, tidak ada suku kecil. Mari kita berbisnis dengan mereka."
"Awalnya aku tidak suka poligami, tapi sepertinya ada pria yang pantas menjadi pengecualian." Ksatria Naga Emas melontarkan candaan pada bos dengan gaya kocak.
Bab Keenam Ratus: Menarik Satu Helai
Ksatria Salib Berdarah Waldner memandang lesu mayat-mayat ksatria ketakutan yang berserakan di hadapannya. Hidungnya tersengal, air mata hampir tumpah.
Ksatria ketakutan yang dijuluki "Pohon Hijau Abadi" oleh rekan-rekannya ini baru genap berusia 620 tahun. Seorang ksatria senior sejati. Menurut tradisi ksatria ketakutan, pria berkarakter tegas dan bergaya tempur garang ini seharusnya sudah pensiun menikmati hidup tenang di hutan - waktu bagaikan pisau tak tertandingi yang tak hanya mengikis kejayaan masa lalu, tapi juga mengiris desahan heroik di senja kehidupan.
Namun, Waldner masih aktif di garis depan pasukan. Meskipun kemampuan pedangnya mungkin tidak lagi secepat generasi muda, sihir arkannya mungkin tidak lagi setajam dan seganas dulu, pengalaman, wawasan, dan otak bijaknya yang luar biasa tetap menjadi mercusuar paling terpercaya bagi rekan dan atasan.
Serangan balik mendadak 100.000 penunggang serigala Bimon ke dunia iblis kali ini benar-benar di luar perkiraan seluruh bangsa iblis, termasuk tiga Raja Lich. Padahal dalam propaganda resmi dunia iblis, ras jahat yang menduduki Benua Aigean - tanah air bangsa iblis - ini selalu digambarkan sebagai pengecut yang mudah lari ketakutan!
Meski dalam sejarah pernah kalah dari para "pengecut" ini sekali, prajurit iblis tetap memegang keunggulan psikologis. Dengan banyaknya "jurang ruang-waktu" yang ada, sejak zaman purba sampai sekarang, kapan pernah pasukan Aiqin menyerbu dunia iblis?
Tapi dalam pertempuran beberapa hari terakhir, para "pengecut" ini justru menggunakan teknik lempar jaring dan pedang perang mereka untuk menunjukkan kenyataan yang sama sekali berbeda dari propaganda resmi kepada prajurit iblis!
Waldner baru mengetahui dari obrolan tidak resmi para perwira tinggi: Pasukan Aiqin yang menerobos masuk ke wilayah iblis dengan gerakan secepat angin ini ternyata adalah kavaleri serigala Bimon! Para Wolff ini adalah pasukan kavaleri paling terkenal di dunia di antara Ksatria Bimon! Mereka juga pantang menyerah dan siap mati!
Waldenir telah bergabung dalam kemiliteran selama lima ratus tahun, hingga hari ini barulah ia tahu bahwa ada arsip rahasia tingkat tertinggi yang tidak bisa diakses oleh ksatria setingkat dirinya. Bahkan rahasia-rahasia tertentu dari agama Tak Berwujud takkan pernah tersentuh oleh perwira seperti dirinya!
Hanya dalam beberapa hari, lebih dari 60.000 kavaleri serigala Bimon berhasil dimusnahkan. Namun pasukan bangsa iblis sendiri kehilangan 150.000 tentara - ini hasil dari taktik kombinasi udara-darat! Inilah fakta yang disaksikan sendiri oleh Waldenir. Bagi seorang Ksatria Ketakutan bangsa iblis yang percaya diri dan sombong, angka ini jelas merupakan penghinaan yang memalukan.
Sebagai ksatria, Waldenir harus mengakui keberanian dan ketangguhan lawan. Setiap genderang perang berbunyi, lautan penunggang serigala akan menerjang bagai menuju pesta pora, mengabaikan segala rintangan!
Teriakan mereka membuat bulu kuduk berdiri!
Lengkungan dingin yang ditarik pisau melengkung mereka di udara, telah menjadi personifikasi mimpi buruk bagi pasukan bangsa iblis!
Zirah kristal dan senjata kristal pasukan bangsa iblis yang kokoh, di hadapan pisau-pisau ini rapuh bagaikan mainan kulit yang dijahit sembarangan!
Pada malam-malam ketika air terjun membeku, para penunggang serigala ini kerap melancarkan serangan mengerikan. Tubuh mereka seolah kebal terhadap dingin ekstrem, menunjukkan ketabahan yang melebihi bangsa iblis penghuni tanah subur ini!
Bahkan ksatria bangsa iblis yang paling angkuh pun harus mengakui bahwa pasukan Bimon di depan mereka membuat pasukan iblis terlihat seperti anak manja; Waldner pernah menyaksikan 10-an penunggang serigala yang terkepung, tanpa jalan mundur, tetap menolak menyerah dan membentuk formasi charge meski tidak sempurna, melancarkan serangan terakhir sambil membelah tengkorak yang beterbangan ke langit!
Mata mereka memancarkan kedinginan, penuh ejekan dan penghinaan tulus! Keberanian darah dan kegarahan di bawah sinar mentari senja itu, setiap kali Waldner teringat, membuatnya seakan berada di padang luas Helm Suci malam hari - menggigil dari ujung rambut sampai kaki.
Kali ini Raja Langit bersayap enam Stockton memberi Waldner tugas penting: memimpin blokade horizontal garis pantai "Lautan Kabut". Pasukan utama akan mengepung dari tiga sisi, menggiring sisa pasukan kavaleri serigala Bimon masuk ke samudra racun beracun. Dari pertempuran sebelumnya terlihat, kekuatan militer Benua Kontribusi Pantai tak sanggup menanggung ras korban tak seimbang ini - dampaknya terlalu besar bagi moral pasukan!
Jika rencana Raja Langit Bersayap Enam Stockton berhasil, dengan kabut beracun yang mematikan, pasukan bangsa iblis bahkan tidak perlu bertempur sendiri untuk menghapuskan pasukan kavaleri serigala Bimon dengan mudah dan tuntas!
Waldner sangat memahami tugas militer yang diembannya. Dia bersama 15.000 prajurit bangsa iblis yang gagah berani berperan sebagai tumbal - harus melakukan perlawanan terukur untuk mengacaukan struktur pasukan kavaleri serigala Bimon, sekaligus menjaga diri agar nyawa berharga prajurit tidak terbuang sia-sia di tanah air.
Awalnya Pak Wald sangat yakin dengan rencana ini. Pasalnya pasukan kavaleri serigala Bimon kini sudah terjepit. Dengan 15.000 prajuritnya mengacaukan ritme mundur terakhir musuh dan mencegah mereka bertahan di sekitar garis pantai, saat pasukan utama datang menyerbu, sekuat apapun pasukan Bimon, tanpa waktu cukup untuk menyusun strategi, bahkan bertarung habis-habisan pun mustahil.
Saat itu, baik melakukan perlawanan putus asa tanpa organisasi maupun terpaksa masuk ke Lautan Kabut, akhirnya akan sama-sama berujung kehancuran.
Semula semuanya berjalan sesuai situasi terbaik, tetapi malam ini Valdenar menerima kabar buruk: lima puluh Ksatria Ketakutan yang sedang patroli tidak kembali sesuai jadwal. Pasukan pengintai lainnya melakukan pencarian bertahap di radius patroli mereka, dan menemukan mayat-mayat itu di dataran berkerikil di luar garis pantai.
Mendengar kabar ini, hati Valdenar hancur. Di antara lima puluh Ksatria Ketakutan itu, ada putra bungsunya. Seperti pemuda lainnya, anak ini penuh semangat dan keberanian, ingin membuktikan diri dalam Perang Suci, menikmati tatapan penuh kekaguman para gadis di tengah hamparan bunga.
Tujuan Valdenar membawa putra bungsunya ke medan perang adalah agar dia merasakan atmosfer perang dari jarak dekat. Ingin menjelaskan bahwa medan pertempuran berdarah bukanlah panggung pertunjukan. Di sini hanya ada jarak antara hidup dan mati, bukan gairah atau romansa.
Setelah pertempuran berkepanjangan, setiap komandan Bangsa Iblis mulai memahami pola Pasukan Berkuda Serigala Bimon. Pasukan Bimon tidak membawa angkatan udara, juga tidak ada Pendeta Kuil dengan peliharaan magis terbang. Ini alasan utama Valdenar membawa putra kesayangannya ke medan perang.
Namun kenyataan pahit mengolok-olok Valdenar dengan candaan kejam!
Memeriksa mayat ksatria ketakutan ini, Waldner merasa jantungnya berdegup kencang.
Setiap ksatria ketakutan memiliki bekas luka bakar listrik. Yang parah seluruh tubuhnya seperti lahan pertanian kekeringan panjang, dipenuhi retakan radial menyerupai tempurung kura yang hancur saat disentuh; yang kondisi lebih baik memiliki luka tembus besar dan lurus di dada, daging terbuka seperti bibir terkelupas, seluruh tubuh menghitam seperti arang, mata meledak menjadi vitreous cair.
Satu detail membuat Waldner semakin tidak tenang - ia menyadari jantung hatinya Poldi hanya sempat menarik setengah pedang dari sarungnya sebelum tewas seketika, dengan luka-luka di tubuhnya yang mengerikan seolah dimasukkan ke mesin penggiling daging.
Termasuk Poldi, lima puluh ksatria ketakutan ini berasal dari "Batalyon Gloucester" yang terhormat, unit elit legendaris berusia sepuluh ribu tahun di bawah Resimen Tanda Salib Berdarah. Dalam perang suci dulu, batalyon ini pernah membalikkan kekalahan dalam situasi sulit. Setiap anggota memiliki pedang emas Gloucester bertuliskan "Angkatan Udara Kerajaan" yang diberikan langsung oleh Raja Horor, sehingga dijuluki Batalyon Pedang.
Meski hanya separuh batalyon, tapi seberapa kuat kekuatan tempur dan keberanian para pemuda "Batalyon Gloucester" itu, Waldner sendiri pasti tahu! Apalagi setelah dilatihnya, ilmu bela diri Boll muda bahkan sudah jauh melampaui Waldner tua di masa lalu. Lima puluh Ksatria Ketakutan sehebat ini, ternyata bahkan tidak sempat minta bantuan atau melarikan diri sebelum dihabisi musuh sampai tak bersisa. Tidak diragukan lagi, pasti ada setidaknya dua ahli Jalan Tertinggi yang bersembunyi di antara kavaleri serigala Bimon. Para ahli ini sedang mencari kesempatan untuk membunuh perwira militer iblis berlevel tertinggi.
"Segera beri tahu Raja Langit di singgasana! Kerahkan dua ribu Ksatria Ketakutan level taring dan gargoyle level cakar di sekitar garis pantai. Tambahkan seratus Ksatria Mimpi Buruk dan sepuluh Ksatria Bersayap Putih! Kita harus memperkuat sistem keamanan!" Waldner menahan kesedihan dan dengan tenang memberi perintah pada ajudannya.
Di saat seperti ini, kematangan dan ketenangan seorang komandan adalah obat terbaik bagi prajurit. Jika tidak, rasa takut pada musuh yang menyebar akan menjadi bencana transparan.
Sang ajudan baru saja hendak memberi hormat, ketika beberapa gemuruh guntur kering yang sanggup memecahkan gendang telinga menggelagar di langit. Hujan deras tiba-tiba mengguyur dari kegelapan malam bagai ditumpahkan dari ember.
Udara dingin membuat tetesan hujan membeku dengan cepat menjadi butiran es seukuran kenari selama jatuh, menghantam wajah setiap pejalan malam dan menciptakan konserto pilu saat berbenturan dengan zirah dan senjata.
Bayangan hitam raksasa menyapu awan di kejauhan, diselimuti lapisan-lapisan sinar bulan hitam-putih, dengan cepat memasuki jangkauan pandangan Waldner dan para kavaleri udara Bangsa Iblis.
Di udara yang membeku, derit menusuk telinga yang melukai udara dan denting es yang saling berbenturan terdengar sangat mencolok.
Butiran es yang rapat seperti tabir membuat siluet bulan di tubuh bayangan raksasa ini semakin kabur dan magis seiring jarak yang semakin dekat.
Tak lama kemudian, bayangan kolosal itu telah tiba di dekat mereka.
Ternyata seekor naga berkepala dua berwarna emas, sayap dagingnya sebesar gunung, sisik-sisiknya runcing, empat mata sebesar lentera memancarkan kilau ganas. Di punggung makhluk garang ini duduk empat ksatria tegap nan senyap, mengendalikan naga tanpa mempedulikan kerumunan pasukan udara Bangsa Iblis yang melintas.
Termasuk Waldner, semua prajurit Bangsa Iblis terpana oleh keperkasaan lawan, hanya bisa menatap kosong saat mereka berlalu. Beberapa bahkan tak kuasa memberi jalan...
Sampai naga emas ini yang mengangkut empat ksatria menghilang di lautan berkabut, Waldner dan sekelompok prajurit bangsa iblis masih menoleh ke belakang.
"Harusnya kita habisi saja bangsa iblis itu." Lampard menoleh ke belakang dengan penyesalan: "Seperti menggiling gandum yang sudah dituai, harusnya kita tuntaskan satu per satu."
"Dari sikap licik mereka saja sudah kelihatan bukan ahli. Membunuh mereka bukan malah mempermalukan diriku?" Liu Zhenhan menyipitkan cerutunya, meniup bara api dengan sikap merendahkan: "Menggunakan senjata energi untuk membasmi ikan kecil? Itu seperti memakai ballista untuk membunuh nyamuk, buang-buang tenaga!"
"Tapi... di antara mereka jelas ada yang bertubuh besar... Kurasa... itu tidak bisa dianggap ikan kecil?" Xiao Kong mengerutkan alisnya, memikirkan makhluk bertanduk itu yang konon disebut-sebut warga Feilengcui sebagai Ksatria Ketakutan. Bukankah semakin besar tubuh dan semakin pucat wajah, semakin kuat?
"Ksatria Ketakutan bukan ikan kecil lalu apa lagi?" Liu Zhenhan menjentikkan abu cerutu dengan sikap angkuh.
"Kami warga Feilengcui hanya berurusan dengan orang penting." Duncan menyeringai sambil mengarahkan Meriam Cahaya Mutiara Naga di tangannya. Lingkaran cahaya keemasan dari senjata itu menyibak tirai racun hitam yang mengambang di lautan berkabut, memperlihatkan sekilas bayangan makhluk-makhluk laut yang bergeliat di bawah.
Prajurit Cincin Emas pertama dari Kluster Berbual memang punya alasan untuk tidak bangga. Bagi orang lain di Benua Aigean, senjata sihir mungkin sudah mewakili puncak tertinggi industri militer, namun bagi dua pabrik senjata di Bukit Merah, senjata sihir hanyalah peralatan canggih generasi kedua.
Jika mengesampingkan senjata logam langka dan senjata lagu perang, maka senjata energi barulah termasuk peralatan canggih generasi keempat Kota Fei.
Setelah pertempuran di Kota Kuno Huye, Tuan Tanah secara tak sengaja menemukan bahwa "Lentera Ilahi Magnetik" yang digunakan prajurit burung nasar sama sekali tidak terpengaruh oleh Wilayah Anti Sihir kota magnetik. Sejak itu, pabrik senjata Feilengcui yang memiliki "Menara Permohonan Cahaya" dan "Lentera Ilahi Magnetik" terus mengembangkan senjata energi sebagai persenjataan serangan yang melampaui zamannya.
Senjata energi yang menggunakan kekuatan alam murni sebagai sarana serangan tidak membutuhkan keahlian alkimia yang tinggi, namun sangat menuntut bahan baku berkualitas. Bahkan alkemis tingkat tertinggi pun tidak bisa mengatasi kekurangan bahan baku melalui keahliannya - ini merupakan keterbatasan besar yang tak teratasi.
Awalnya Feilengcui juga tidak bisa memproduksi massal "Lentera Dewata Penembus Awan", "Sarung Tangan Wenna" dan "Menara Permohonan Cahaya". Tapi setelah memiliki "Pencuci Giok", situasi berubah total. Meriam cahaya bermata "Batu Bulan" meski jarak tembaknya hanya 300-400 Ren, keunggulannya terletak pada radius lingkaran cahaya yang mencapai 100 meter persegi dengan daya penghancur yang dahsyat. Sedangkan meriam cahaya bermata "Batu Laser" memiliki jarak tembak hingga 1.500 Ren, mengandalkan lingkaran cahaya ultraviolet superkonsentrasi yang bisa membunuh seketika seekor monster tingkat menengah!
Hanya dengan waktu yang cukup, Duncan benar-benar yakin 12 Ksatria Cahaya di bawah komandonya bisa membentuk skuadron udara meriam cahaya yang tangguh dalam pertahanan jarak dekat maupun jauh, dengan daya penghancur individual maupun kelompok yang sama-sama luar biasa!
Niat serupa juga dimiliki Kapten Lampard dari Ksatria Siluman. Uji coba kecil hari ini dengan membasmi 50 ksatria ketakutan, Ksatria Naga Suci memperlihatkan pada bos betapa hebatnya senjata energi seperti Tong Anggur Petir, Cakar Shaman, dan Tombak Trisula yang digunakan para jenderal Shu Ru di era Kekaisaran Yun Qin. Dengan keahlian empat kurcaci Darah Murni Dui'jal dalam riset logam, hanya dengan melebur satu senjata, mereka bisa langsung mengidentifikasi jenis dan komposisi logamnya. Saat itu tiba, meniru desainnya tinggal soal waktu – logam langka sekalipun takkan sanggup melawan teknologi replikasi getaran audio molekul air "Pencuci Giok"!
Lampard tiba-tiba merasa, memimpin resimen udara pertama di Benua yang menggunakan senjata energi bukan lagi mimpi. Nantinya mustahil namanya tidak tercatat dalam catatan sejarah!
Begitu seseorang terjerumus dalam lamunan mesum, waktu berlalu dengan cepat. Tanpa kesulitan, Liu Zhenhan menemukan Bangsa Laut Dunia Iblis yang hidup di Laut Kabut.
Seperti semua negara berdaulat, Bangsa Laut Dunia Iblis juga menempatkan pasukan perbatasan di wilayah perbatasan mereka, secara simbolis menjaga keamanan seluruh garis pantai.
Cangkang raksasa setinggi puluhan meter bertumpuk membentuk benteng militer Bangsa Laut di tengah kabut laut pekat. Koral tanduk rusa tumbuh alami membentuk rintangan rusa yang kokoh. Kantung-kantung ikan berwarna madu bergantungan di sudut-sudut benteng cangkang, dipenuhi plankton bercahaya yang berkelap-kelip dalam kabut hitam.
Pulau karang bentuk aneh dan ikan warna-warni menjadikan lautan beracun Dunia Iblis sebagai kristalisasi keindahan alam sempurna. Benteng cangkang raksasa yang kontras dengan kobaran perang ini justru menampilkan keanggunan pemandangan bawah laut.
Untuk empat tamu tak diundang yang datang menunggangi Naga Emas, Benteng Kerang Raksasa Bangsa Laut Dunia Iblis mengalami kekacauan hebat. Nama besar Naga Aigean telah tersohor di berbagai tingkat dimensi. Bagi sebagian besar makhluk, perbedaan antara naga dan Dewa tidak terlalu signifikan, setidaknya dalam hal kuasa mutlak atas hidup dan mati.
Setelah melalui komunikasi yang cukup tegang, Raja Bangsa Laut Dunia Iblis dengan dikawal sejumlah besar penjaga tingkat tinggi segera tiba di benteng terpencil yang sepi ini, melakukan pertemuan tatap muka dengan Penyihir Besar Suci dari Benua Aigean.
Dunia Iblis memiliki tiga benua utama. Di setiap wilayah pesisirnya, terdapat satu negara laut perkasa yang mendominasi.
Wilayah sekitar Benua Bollywood dikuasai oleh putri duyung cantik, tanah kelahiran Rakel Wei Zhi. Sementara di sekitar Benua Hollywood merupakan wilayah Manusia Landak Laut Suku Dafeixu, sebuah sub-ras Bangsa Laut Dunia Iblis yang mirip secara fisik dengan Suku Palung Pelangi Manusia Landak dari Benua Aigean. Di daerah pesisir Benua Kontribusi Pantai, terdapat wilayah kekuasaan Suku Naga Laut Maikesi Gaofei. Bangsa Naga Laut ini bukanlah bangsa naga sejati, hanya memiliki kepala yang menyerupai ukiran kepala naga. Tubuh mereka juga tidak berupa daging membungkus tulang seperti umumnya, melainkan bertulang yang membungkus daging, dengan karakter kasar dan sangat berbeda dengan manusia biasa.
Seperti semua proses evolusi peradaban ras beradab, Bangsa Laut Dunia Iblis tidak hanya meneliti sihir arkan seri racun dan kabut. Mereka juga memiliki pencapaian luar biasa dalam sihir arkan Tongyou Dunia Iblis - yang disebut Penyihir Aiqin sebagai "sihir ruang".
Di Samudra Kabut Laut, formasi teleportasi kristal sebagai alat transportasi jarak jauh juga cukup umum ditemui. Peradaban bangsa laut ini pun mampu membuat siapapaun terkesima.
Menghadapi satu-satunya Penyihir Besar Suci Aiqin, Yang Mulia Naga Laut Kerajaan Nasdaq Leidongduo memancarkan tatapan tajam beracun, sama sekali tidak menyembunyikan permusuhan mendalamnya.
Di manapun terdapat pemukiman ras beradab, informasi selalu tersebar cepat. Setiap dimensi memiliki kecepatan penyebaran informasi yang luar biasa mengenai para ahli kuat terkemuka. Jatuhnya dua Santo Aiqin sempat menjadi bahan ejekan pihak tertentu, namun kemunculan seorang Penyihir Besar Suci telah cukup membuat semua ahli kuat gemetar ketakutan.
Meski tidak memiliki data pasti tentang Penyihir Besar Suci Aiqin, aura para master terhebat selalu memiliki ciri khasnya sendiri. "Kartu nama" paling langsung ini tak bisa disembunyikan dari mata orang berpengalaman. Yang Mulia Naga Laut Leidongduo sama sekali tidak meragukan penilaiannya sendiri.
“Saya datang kali ini ingin menemui Yang Mulia, hanya untuk melakukan sebuah bisnis!” Liu Zhenhan memandang Kaisar Lei Dongduo dengan tatapan hangat dan tenang. Dia menggunakan tatapan pujian dan harapan seperti seorang master senior melihat junior, sangat menghangatkan hati. Belakangan ini dia selalu menggunakan tatapan seperti ini pada orang lain: “Sebuah bisnis yang akan menguntungkan Bangsa Laut Dunia Iblis kalian, sekaligus memberi keuntungan besar bagi Bimon Aiqin kami!”
“Jika ini soal bisnis, cara Master menunjukkan niat justru membuat hati dingin.” Merasakan getaran telepati Santo Aiqin yang mengerikan, alis Kaisar Lei Dongduo berkedut: Tapi ini bukan alasan bagi seorang kaisar untuk menyerah, setidaknya puluhan mayat Bangsa Laut yang hangus terbakar di luar Benteng Kerang Raksasa tak bisa dibiarkan tanpa penjelasan.
“Gesekan tak sengaja tadi, mari kita bahas nanti. Pertama izinkan saya jelaskan maksud baik saya.” Liu Zhenhan tidak berbelit-belit, langsung ke inti: “Saya datang untuk menawarkan kesempatan aman naik ke darat bagi Bangsa Laut Dunia Iblis. Bawahan saya telah menciptakan Lencana Pelembab Tanpa Air. Dalam bahasa Aiqin, kami menyebutnya 'Lencana An'erle'. Saya tahu kalian tak bisa jauh dari Laut Berkabut, bukan karena racun, tapi karena membutuhkan kabut lembab yang terus meresap ke kulit. Ini persis seperti Bangsa Laut Aiqin kami.”
“Aku pernah mendengar nama lencana ini.” Raja Nasdaq Leidongduo Yang Mulia melirik Lao Liu dengan ekspresi aneh: “Tapi seingatku, lencana semacam ini sepertinya diciptakan oleh putri duyung Aiqin, bukan ras darat sepertimu.”
“Ha! Pasukanku kebetulan memiliki sekelompok putri duyung air tawar, dan aku sendiri juga merupakan putri duyung asing.” Fakta lebih meyakinkan daripada kata-kata, Liu Zhenhan mengeluarkan setumpuk lencana logam magis berbentuk kerang, mengocoknya hingga berbunyi "krik-krik" membentuk formasi panjang seperti naga. Irama elemen yang samar pada lencana itu bagai mata air jernih paling menyegarkan, meresap perlahan ke dalam hati Naga Laut.
“Bayangkan, begitu keluar dari Laut Beracun ini, umur kalian akan bertambah tiga kali lipat - dari tiga ratus tahun menjadi seribu tahun! Kalian bisa menyaksikan keindahan bulan purnama dan mentari terbit, merasakan belaian angin sepoi-sepoi, memandang langit biru, daratan luas, dan warna hijau tumbuhan.” Liu Zhenhan merasakan tatapan lawannya seperti kail pancing yang mencengkeram erat lencana anti-airnya, semakin menggoda dengan nada merdu: “Pernah lihat gurun? 'Sungai panjang menelan mentari bulat!' Pernah lihat gunung salju? 'Jendela mengapit salju abadi di pegunungan barat!'”
Liu Zhenhan merasa dirinya benar-benar terkesan sakti saat ini, hampir seperti berkata pada manusia Aiqin: Dasar! Surga ada di depan matamu, mau masuk atau tidak, bego?
“Sinar bulan tidak jatuh ke bumi dengan sia-sia. Tolong beritahu saya, Santo Aiqin yang agung, mengapa Anda melakukan ini? Atas dasar apa Anda merasa bisa membantu kami? Belasan lencana terlalu sedikit. Populasi kerajaan saya jauh melebihi ratusan juta?” Raja Naga Laut berusaha keras untuk kembali tenang.
“Perang antara Bimon Aiqin kami dengan Bangsa Iblis daratan, pastinya Yang Mulia juga mengetahuinya?” Liu Zhenhan mengajukan pertanyaan yang tidak perlu.
“Apa yang kalian sebut sebagai perang itu hanyalah permainan anak-anak.” Yang Mulia Lei Dongduo menyemburkan asap hitam dari hidungnya dengan nada merendahkan: “Bahkan dalam perang terbesar kalian sebelumnya, jumlah pasukan yang dikerahkan tidak sampai 10 juta. Ini tidak ada apa-apanya dibanding skala perang Bangsa Laut kami! Hanya 'Pertempuran Longhai' 10.000 tahun lalu antara Aiqin dan Bangsa Iblis daratan yang masih memiliki kandungan emas.”
“Luas lautan puluhan kali lipat daratan, skala perang Bangsa Laut secara alami juga puluhan kali lebih besar. Untuk hal ini, saya harus memberikan penghormatan!” Liu Zhenhan tidak keberatan dengan orang yang Chui Buer B dihadapannya: “Tapi situasi saat ini adalah, Perang Dewa dan Iblis Kedua telah pecah lagi. Pasukan Bimon kami sekitar 30.000 orang, setelah memasuki dunia iblis mereka terjebak dan sekarang terkepung Bangsa Iblis daratan di sekitar garis pantai Benua Kontribusi Pantai. Saya sendiri tidak bisa menyelamatkan mereka, jadi saya harap Yang Mulia Lei Dongduo bisa membantu...”
“Bagaimana caranya?”
“Saya ingin Yang Mulia memerintahkan ahli sihir arkan bawahan Anda untuk membuat barrier pengusir kabut raksasa. Bagi bangsa laut yang ahli memanipulasi kabut seperti kalian, ini seharusnya tidak sulit. Syarat saya sederhana: barrier harus bisa mencakup seluruh pasukan Bimon sejumlah 30.000 personel, memungkinkan mereka masuk ke laut tanpa keracunan.”
“Pasukan 30.000 orang? Kalau dihitung begitu, aku harus mengerahkan hampir seperlima dari total ahli sihir arkan kami untuk membuat barrier sebesar itu!”
“Bahkan jika jumlah ahli sihir arkan Anda 20.000 personel, seperlimanya hanya 4.000 saja. Saya yakin Yang Mulia sanggup menyediakan.”
“Apakah imbalan kami hanya mendapatkan 'Lencana An Er Le' milikmu?”
“Tidak!” Liu Zhenhan menolak dengan tegas: “Untuk mendapatkan 'Lencana An Er Le', Yang Mulia juga harus menyediakan 30.000 unit 'Pirang Platinum'! Artinya, Anda harus membantu mengubah seluruh 30.000 penunggang serigala ini menjadi kavaleri Oushou!”
“Ambisi Anda benar-benar menggiurkan. Tahukah Anda betapa sulitnya memurnikan 'Pirang Platinum'?” Yang Mulia Lei Dongduo tersenyum sinis: “Dengan semua stok yang ada, belum pasti bisa memenuhi kebutuhan 30.000 Binatang Ajaib Mutasi ini!”
“Itu bukan urusanku, waktuku sangat terbatas. Jika Yang Mulia tidak bisa memberi jawaban sekarang, pasukan penunggang serigala-ku akan dihabisi semua oleh bangsa iblis darat. Saat itu terjadi, transaksi kita jadi tak berarti.” Suara Liu Zhenhan sama sekali tidak seperti pedagang: “Aku tegaskan, saat ini kondisiku sangat mendesak. Jadi aku bukan untuk tawar-menawar. Setuju ya setuju, tidak ya sudah! Ini transaksi sekali jalan! Jika setuju, segera kirim ahli sihir arkan. Begitu pasukan penunggang serigala aman masuk laut, segera kuberikan pola formasi asli dan tabel struktur terpisah 'Lencana An'erle'. Aku yakin di laut tidak kekurangan kristal, jadi peralatan pembuatan sihir tidak kusediakan.”
“Meski ada barrier penghindar kabut dari ahli sihir arkan, kami tetap tidak bisa menjamin pasukan penunggang serigalammu tidak menyentuh kabut beracun dalam waktu lama. Tenaga magis ahli sihir arkan terbatas. Meski kukirim semua ahli sihir arkan di kerajaan, tetap tidak bisa jamin barrier bertahan lama.” Yang Mulia Lei Dongduo merenung sejenak, menemui masalah sulit: “Dengan begini, akhirnya kalian harus kembali ke darat. Bangsa iblis darat pasti tetap mengejar 30.000 prajurit Bimon. Bagaimana hitungan transaksi kita?”
Ujung-ujungnya, perkataan Raja Naga Laut itu benar. Jika masalah fundamental ini tidak dipecahkan, mustahil Santo Aiqin yang menyaksikan pasukannya tewas semua akan menyerahkan desain diagram dekomposisi asli "Formasi pisah-air lembab" - itu sama dengan mengaku kalah.
"Ini mudah diselesaikan! Di kabut laut ada banyak pulau. Kita cukup memindahkan 30.000 penunggang serigala ini ke pulau-pulau, biarkan mereka menghindari serangan kabut racun dengan ketinggian. Tidak perlu khawatir Yang Mulia Lei Dongduo, saya tidak membutuhkan perbekalan untuk pasukan ini - mereka tidak akan mati kelaparan!" Liu Zhenhan sudah memikirkan solusi ini sebelumnya.
Raja Naga Laut dari Kerajaan Laut Nasdaq, Lei Dongduo, menatap Lao Liu tanpa berkedip, seolah mencoba membedakan apakah pria ini berbohong atau tidak.
"Jika Yang Mulia ragu, saya bisa bersumpah atas nama Dewa Perang dengan sumpah paling berat. Jika masih tidak percaya, saya bisa membuat kontrak tertulis. Dengan status saya, kemungkinan melanggar kontrak... Yang Mulia pasti bisa menghitung risikonya." Setelah menunggu lama dan melihat keraguan di wajah sang Raja Naga, Liu Zhenhan menghela napas. Bangsa Laut Aiqin memang tidak percaya sumpah, ternyata bangsa laut dunia iblis juga sama.
"30.000 kavaleri terpojok tiba-tiba menjadi 30.000 kavaleri Oushou. Perhitungan Yang Mulia sangat cerdik." Raja Naga Laut kembali terdiam lama, akhirnya mengangguk pasrah.
Meskipun sang putri duyung cantik yang turun dari langit ini memberikan syarat menguntungkan yang didambakan seluruh bangsa laut dunia iblis, ia tidak mungkin bermain tipu muslihat atau menyembunyikan jebakan angker. Cukup dengan menarik mundur ahli sihir arkan, 30.000 perwira militer Bimon benar-benar bukanlah lawan yang sepadan. Walau kejadian ini terlalu misterius sampai sulit dipercaya, Yang Mulia Lei Dongduo segera menemukan logika sederhana di baliknya.
Omong kosong! Kalau syaratnya tidak ada cacatnya, mana mungkin lu percaya? Liu Zhenhan menggerutu dalam hati.
Ksatria naga Lampard memandang bosnya dengan tatapan kompleks. Sang bos jelas-jelas sedang kejebak. Saat metode pembuatan "Lencana Pelembab Tanpa Air" diberikan kepada bangsa laut dunia iblis, konsekuensi mengerikan apa yang akan terjadi di kemudian hari, tak seorang pun tahu!
Sebuah bangsa laut Aiqin saja sudah cukup membuat dunia kacau-balau, apalagi jika bangsa laut dunia iblis turut campur?
Lao Liu tentu paham logika ini, tetapi ia sudah seperti kuda liar yang tak bisa dikendalikan. Bagi dirinya yang tak memiliki kecakapan strategi, bulan di dasar air tetaplah bulan di langit, orang di depan mata adalah prioritas utama. Mengurus keadaan saat ini sudah merupakan jalan terbaik.
Bab 601 Senjata Rahasia Bangsa Iblis: Sang Perayu
Senja keesokan harinya, Benua Kontribusi Pantai di dunia iblis, Dataran Suci Helm.
Rumput liar yang jarang-jarang merayap di tanah berpasir tandus, membungkuk tertunduk oleh terpaan angin kencang yang kejam.
Ksatria Tanda Salib Waldner dengan mantap menggenggam "Teropong Kristal", membeku dalam pose bagai patung yang mengawasi garis cakrawala di kejauhan. Di depan tubuh perkasa sang ksatria, bendera perang bergambar runa mata perak dan mahkota tengkorak berkibar gagah. 15.000 prajurit iblis membentuk sabuk hitam sepanjang beberapa li, siap menyambut lawan mereka.
Pemusik berbaju lipit ungu menyanyikan melodi Lonceng Tulang Bencana yang merdu, mengantarkan angin barat di jalan tua. Dua matahari miring di langit mencampurkan senja merah darah dan biru keemasan ke dalam warna bumi yang sunyi. Gelombang panas menyala-nyala membelokkan udara seperti uap dari oven yang menguap, menyelusupkan dingin samar dalam keringat yang menetes.
Kuku Waldner yang runcing panjang berderik pelan saat menekan Teropong Kristal. Ia tahu dalam beberapa jam lagi, padang Saint Helmet yang luas ini akan terkubur dalam malam beku, genangan darah menyilaukan, dan ribuan mayat. Di ujung dataran tak bertepi, seperti naga mutiara yang dinanti-nanti, gulungan debu riang mulai menari-nari perlahan!
Dari udara berombak panas yang bergeliat di garis cakrawala, pertama-tama muncul bendera perang merah menyilaukan. Panji yang berkibar ini dipenuhi genangan darah, asap mesiu, dan lubang-lubang bekas luka, membawa semangat heroik yang menembus langit, menusuk senja kelam bagai pedang tajam; Di belakang bendera merah ini, kavaleri yang tak terhitung jumlahnya bagai burung migrasi muncul secara bertubi-tubi dari garis cakrawala dengan gesit, menunggangi serigala mount yang melesat melintasi hamparan pasir membara dan semak-semak rendah, bagai banjir bandang yang menginjak-injak dataran Santo Helm.
Angin Utara di padang tiba-tiba menghembus kencang, dengan gagah menggerai rambut setiap prajurit iblis. Kerikil di tanah berguling-guling dalam ratapan. Sekawanan gagak kurus yang sedang mencari makan terkejut terbang, mengeluarkan suara "kwaak" aneh, panik melarikan diri ke kejauhan, meninggalkan keheningan khas sebelum maut tiba.
Serigala datang!
Serigala mount memiliki telapak kaki empuk yang lebar, memungkinkan mereka berlari melompat tanpa mengeluarkan suara; Kavaleri Wolff terlatih juga tidak akan meneriakkan semboyan kosong selama pergerakan. Lebih dari 30.000 penunggang serigala ini bagai aliran deras tanpa suara, gunung berapi diam menunggu meletus, kilatan abu-abu yang bergulir. Melesat, melesat, bergerak maju dalam kecepatan sunyi!
Prajurit gargoyle yang menutupi langit, ksatria ketakutan, pasukan terbang kematian, dan perusak obsidian, mengepakkan sayap ganda mereka yang kuat, mengikuti pasukan Wolff dari belakang dan samping, menunjukkan arah dan target bagi pasukan berikutnya.
Melihat penunggang serigala tidak menuju ke arah lain tapi langsung ke posisinya, Ksatria Salib Berdarah Waldner dengan cepat menyimpan "teropong kristal" kembali ke tabung pendek, memandang sisa pasukan penunggang serigala di depannya dengan penuh hormat.
Dengan hanya 15.000 pasukan penghadang, dan mempertimbangkan kedalaman dan level formasi yang diperlukan, kekuatan Waldner tidak cukup untuk memblokir seluruh garis pantai - elit Bangsa Iblis juga tidak pernah berniat memblokir total garis pantai hingga memaksa musuh terdesak.
Sekarang pasukan penghadang bagaikan pengait baja, mencengkeram erat di bagian tengah garis pantai - ini sebenarnya uji psikologis. Jika sisa pasukan penunggang serigala kehilangan semangat setelah perjalanan jauh, pasti akan terpecah dua, menghindari kontak frontal dengan pasukan Iblis, lalu beristirahat di dua area kosong garis pantai.
Kenyataannya justru bertolak belakang dengan prediksi perang! Pasukan penunggang serigala ini langsung menyerbu formasi penghadang Bangsa Iblis. Gerakan mereka tegas dan pasti, tanpa sedikitpun keraguan atau jeda!
Namun keberanian terhormat ini tetap sia-sia. Keberadaan Pasukan Penghalang bertujuan untuk menyeret penunggang serigala ke dalam pertempuran kacau, tidak memberi mereka waktu untuk menyesuaikan diri atau mengatur ulang formasi!
Waldner tak kuasa menahan diri untuk tidak bersorak-sorai gemurah atas kebijaksanaan Raja Langit di singgasana. Ia merasa terhormat bisa ditunjuk sebagai Komandan Pasukan Penghalang. Seperti musafir paling kehausan di gurun yang merindukan air bersih, ia sangat berharap bisa membunuh sendiri si pembunuh yang telah memadamkan nyawa Polchaoyang seperti matahari terbenam dalam pertempuran selanjutnya!
Membunuhnya seinci demi seinci, dengan cara paling kejam!
Setelah berabad-abad ikut berperang, "Pohon Hijau Abadi" Waldner baru pertama kali merasakan semangat tempur yang begitu membara.
Melalui panji-panji perang yang dikibarkan prajurit sinyal, para perwira lapangan dengan teratur menyesuaikan formasi prajurit mereka sesuai konsep Ksatria Waldner, membentuk formasi penghadang depan paling sempurna yang menguasai ketat wilayah komando masing-masing.
Sebagai tulang punggung pasukan penghalang, 8.000 prajurit Ghoul mengenakan Cakar Duma khusus. Senjata kristal berat ini setajam belati, memantulkan kilau dingin tak berperasaan dalam cahaya senja. Formasi linear mereka terdiri dari tiga lapisan, seperti tiga tanggul setengah lingkaran yang mampu melemahkan daya hantam frontal penunggang serigala secara maksimal!
Di Benua Aigean, infanteri manusia melawan serbuan kavaleri dengan tombak super dan Perisai Menara berat. Pasukan bangsa iblis tidak memiliki tradisi menggunakan senjata panjang, namun ini tidak berarti pasukan mereka tidak memiliki taktik khusus untuk melawan kavaleri.
Di barisan depan Ghoul yang berhadapan langsung dengan penunggang serigala, terdapat banyak jebakan lubang yang digali oleh penembak liang tanah. Dalam hal menggali, Iblis liang tanah memiliki kecepatan yang tak tertandingi oleh insinyur manapun. Lubang-lubang ini menjadi perangkap maut bagi kavaleri yang melakukan charge dengan kecepatan tinggi.
Jebakan licik ini tidak hanya ada di bagian depan. Sayap kiri dan kanan Pasukan Penghadang juga dipenuhi lubang-lubang rapat. Waldner telah menyiapkan beberapa formasi perang untuk menghadapi serangan penunggang serigala, memungkinkan perubahan formasi untuk melawan serangan tiga arah lawan.
Sebagai penyerang jarak jauh Pasukan Penghadang, 2000 Iblis liang tanah ditempatkan di sambungan kosong antara tiga formasi infanteri linear. Mereka mencondongkan pinggul montok, mengarahkan lembing beracun yang telah terpasang di "pantat" mereka ke depan dengan stabil.
Penembak liang tanah ini adalah prajurit profesional dengan awalan "Qiang" di nama mereka. Selain keahlian menembak yang canggih dan kemampuan merangkap sebagai insinyur, tubuh kekar mereka dan cakar berbentuk sabit yang tajam mampu menyaingi jenis pasukan tangan kosong manapun!
Tiga ratus Ksatria Ketakutan dan tiga ribu prajurit gargoyle elit di bawah komando mereka membentuk formasi bulan sabit emas yang rapi seperti pisau memotong keju di langit di atas tiga formasi busur melingkar; Di bawah bayangan hitam pekat pasukan udara, dua ribu Ksatria Kematian menarik kendali kuda mimpi buruk mereka - mereka akan menjadi pisau paling tajam dan pasukan cadangan paling terpercaya Walderviel. Pada momen paling kritis, api dari derap kuda mimpi buruk dan pedang perang kristal para kavaleri kematian akan membunyikan lonceng kematian neraka bagi semua musuh Bangsa Iblis.
Lima ratus ahli sihir arkan reguler di barisan belakang formasi garis lurus adalah unit jiwa sejati dari pasukan penghadang. Hari ini mereka akan menghadapi legenda hidup - Pendeta Salamander Bairen dari ras Bimon. Keunggulan baik dalam kuantitas maupun kualitas sangat jelas - para Lich memiliki dua sihir arkan dalam pertempuran jarak jauh, Prajurit Kebencian dalam pertarungan jarak dekat, unit pendukung elemen luar biasa yaitu Perusak Obsidian, serta formasi taktis legendaris "Formasi Gerbang Naga"!
Selain keahlian teknis-taktis, "Formasi Gerbang Naga" pasukan sihir arkan Bangsa Iblis terkait erat dengan kebanggaan abad industri militer mereka. Setiap resimen ahli sihir arkan reguler beranggota lima ratus orang dilengkapi dengan senjata spesial yang luar biasa perkasa!
Waldenell tidak bermaksud meremehkan para ksatria sejati di dunia, namun dengan bangga ia yakin bahwa pasukan ahli sihir arkan terhebat dari semua dimensi pasti berada di dunia iblis. Dan pasukan ahli sihir arkan terunggul di dunia iblis tentu saja ada di Benua Kontribusi Pantai!
Tak ada satupun pasukan ahli sihir arkan di dimensi mana pun yang memiliki keunggulan bawaan dan hasil latihan sebanyak ini!
Bagi para Imam Bemon yang hanya memiliki binatang peliharaan Oushou, pasukan ahli sihir arkan bangsa iblis yang terorganisir benar-benar merupakan kekuatan yang tak tertandingi!
Waktu terus berlalu detik demi detik. Pasukan penunggang serigala yang semakin mendekati barisan penghadang bangsa iblis tiba-tiba menyebar membentuk formasi serangan berbentuk kipas di Dataran Saint Helm. Tanpa jeda, tanpa keraguan, hanya gelombang serangan yang menyapu segala arah.
Dalam derap kuda yang saling berganti posisi, pasukan penunggang serigala bagaikan ular raksasa yang lincah dan berkelok-kelok. Setelah melakukan manuver silang yang memukau, mereka dengan cepat membentuk lengkungan serangan yang sepadan dengan formasi pasukan penghadang iblis. Keterampilan berkuda dan kemampuan komando yang memesona ini masih membuat Waldenell terkagum-kagum, ketika tiba-tiba kilatan cahaya yang sangat terang dan luas menyapu permukaan tanah!
Semua prajurit iblis yang terlibat dalam pertempuran penghadang, pada detik ini secara spontan memiringkan kepala dan pupil mereka menyempit tajam.
Ini bukanlah kilat!
Ini adalah kilatan cahaya dingin keperakan yang terpancar saat pedang perang pasukan penunggang serigala terhunus!
Karena gerakan para Wolff terlalu serempak, kilatan pedang yang meledak secara luas bersinar gemilang, bagaikan kilat yang menyapu dataran.
Beberapa saat kemudian, dentang naga yang nyaring bergema perlahan menghantam gendang telinga setiap prajurit iblis!
Tiba-tiba, lagu perang yang bergema dan genderang perang yang megah bagai guruh musim semi meletus, disertai lolongan ganas serigala yang mengguncang padang; semua serigala mount mulai mempercepat laju, setiap butir pasir di Dataran Helm Suci bergetar dalam erangan!
Jarak tersisa dua li!
Pada jarak ini, pasukan udara dengan penglihatan tajam sudah bisa melihat bulu mewah di ekor berbulu khas kavaleri Wolff.
"Anak-anak, pertahankan pertahanan!" Waldner mengibaskan sayap daging hitamnya, terbang susah payah dari ujung garis depan ke ujung lain, hambatan udara membuatnya kesulitan melakukan gerakan terbang yang sudah dikuasainya.
Benar-benar tak terduga!
Sama sekali tak terduga!
"Pohon Hijau Abadi" Waldner hampir tak percaya: Mengapa pasukan Bimon yang sudah terjepit ini masih memiliki mental sekuat baja dan semangat tempur sehebat ini?
Para penunggang serigala ini bahkan memberinya ilusi – hari ini yang terpojok bukanlah mereka, melainkan seluruh pasukan bangsa iblis!
Keyakinan kemenangan yang begitu penuh percaya diri ini terpancar hingga puncaknya melalui gerakan taktik mereka!
Menyaksikan langsung aksi menghunus pedang massal yang begitu megah tadi, sebagian besar prajurit gargoyle dan ghoul yang menjadi pasukan utama penghadang mulai menunjukkan ekspresi ragu-ragu dan ketakutan. Bahkan di antara perwira lapangan prajurit pedang bermata perak, kilau perak mulai bermunculan di pupil mata mereka - pertanda ketakutan!
Lao Wa tahu ini bukan salah anak buahnya yang dianggap lemah. Di dunia iblis dengan kesatuan kekuasaan yang tinggi, kesempatan prajurit iblis mengalami ujian pertempuran sangatlah langka. Pertama kali menghadapi pertempuran berskala besar seperti ini, seberani apapun pemula, tekanan atmosfer sebelum perang yang mencekik ini tetap sulit ditahan!
Menghadapi musuh kuat yang mendekat bagai badai, tidak seperti menghadapi satu dua ekor Oushou perkasa. Perubahan kuantitatif akhirnya memicu perubahan kualitatif! Ketegangan dan kepanikan menyebar seperti wabah, bahkan pasukan kavaleri kematian paling elit pun, melalui kendaraan tunggangan mimpi buruk di selangkangan mereka, mengeluarkan braak gelisah yang membuktikan kegelisahan mereka.
Mungkin setelah kontak dengan musuh, semburan darah akan cepat menghapus rasa takut mereka. Tapi kurangnya pengalaman tetaplah kekurangan yang tak bisa ditutupi oleh keberanian atau ilmu bela diri. Ini fakta yang tak bisa disangkal oleh komandan manapun.
"Ini bukan pertanda baik!" Walderne benar-benar tidak ingin meninggikan semangat musuh dan memadamkan semangat pasukannya sendiri. Tapi kali ini dia memang merasa agak frustasi. Meski beberapa hari sebelumnya dia sudah berhadapan langsung dengan pasukan penunggang serigala ini, Old Wa tetap tidak menyangka pasukan berkuda serigala ini bisa sehebat ini!
Dibandingkan beberapa hari lalu, sisa pasukan penunggang serigala ini tampaknya telah menjadi lebih murni, lebih menyerupai pasukan kavaleri elit sejati!
Hanya dengan satu gerakan mencabut pedang yang serempak dan teratur, mereka telah menghancurkan lebih dari separuh kepercayaan diri pasukan penghadang. Hal ini membuat Old Wa merinding hanya dengan memikirkannya!
"Para Mata Perak, pertahankan formasi! Siapa yang mundur satu langkah, penggal kepala!" Ksatria Iblis bersayap ganda Davenport berteriak keras, mengayunkan pedangnya dan membantai seorang prajurit Ghoul yang tak tahan melarikan diri ke belakang. Mayat yang terbelah dan darah yang berceceran bagaikan lonceng peringatan yang menggelegar di hati setiap prajurit penghadang.
Menanggapi permintaan Ksatria Tanda Salib Berdarah, markas besar hari ini melalui formasi teleportasi kristal mengirimkan 200 kavaleri udara elit dan 10 Ksatria Iblis bersayap ganda khusus untuk menghadapi ahli Jalan Tertinggi yang bersembunyi di antara pasukan penunggang serigala. Meski tidak bisa ikut campur dalam urusan komando, sebagai komandan 10 Ksatria Iblis bersayap ganda, Ksatria Davenport paham: Jika rasa takut bertempur dalam pasukan tidak segera dicegah sekarang, pertempuran penghadang berikutnya tidak perlu dilanjutkan!
“Segera sampaikan perintahku, kerahkan 'Mesin Penggiling Daging'!” Bahkan di langit, Lao Wa bisa merasakan aura mengerikan dari pasukan penunggang serigala yang datang bergelombang; Setiap langkah mereka mendekat, mempertebal bayang-bayang kematian; Bulu serigala yang berkibar dan pedang melengkung yang diayunkan, ditambah sorot mata dingin bak cahaya fosfor, semua memancarkan aroma haus darah paling pekat!
Komandan saja merasa ngeri, apalagi para rekrutan yang belum pernah ke medan perang?
"Gemuruh!"
Saat prajurit sinyal memberi perintah cepat dengan kode bendera, lima unit "Mesin Penggiling Daging" mulai menggerus tanah berpasir dengan rantai kristalnya, meninggalkan sepuluh jejak dalam, perlahan menerobos dari celah formasi tempur linier, bergeser ke garis depan formasi infanteri.
Setiap Mesin Penggiling Daging bagaikan benteng bergerak raksasa. Badan kristal berbentuk bajak dengan aura superior, mundur perlahan sambil mengarahkan bagian depannya yang mengerikan ke pasukan besar penunggang serigala yang semakin mendekat.
Dayung pedang berputar, sabit raksasa dan sekop tiga bilah di bagian depan kendaraan berputar semakin cepat seperti kincir angin, mengeluarkan desiran di udara yang membuat bulu kuduk merinding!
Alat mekanis yang awalnya dirancang untuk mencuci pakaian ini, dimodifikasi secara kreatif oleh Raja Lich legendaris Skolas 10.000 tahun lalu menjadi mesin perang. Dalam Perang Suci pertama, karena teknologi pembuatan yang belum matang, hanya ibarat bunga sepatu yang mekar semalam tanpa prestasi gemilang. Tapi kini berbeda! Setelah penelitian dan modifikasi selama ribuan tahun oleh para pengrajin ulung dunia iblis, "Kereta Pembuat Bubur Daging" akhirnya mencapai terobosan spektakuler dan menjadi kebanggaan kedua dalam sejarah industri militer bangsa iblis!
"Kereta Pembuat Bubur Daging" dengan struktur kristal murni ini digerakkan oleh kekuatan kristal ogus, dioperasikan oleh tiga kru: satu ahli sihir arkan sebagai komandan, dua operator senjata. Dilengkapi dayung pedang berputar raksasa, dua sabit pemotong tekan bawah, dan bilah pengikis kutu, dengan berat total mencapai 45.000 moka. Ke mana pun objek itu menghantam, akan tercincang oleh bilah berputar berkecepatan tinggi! Melalui silinder pompa kantong udara pada dayung pedang, bubur daging dan darah yang hancur akan diserap ke ruang penyimpanan, lalu diubah menjadi cairan mayat beracun mendidih menggunakan ragi khusus, sebelum disemburkan ke musuh-musuh lain!
Sebagai senjata andalan dalam pertempuran penghadang kali ini, lima unit "Mesin Penggiling Daging Perang" yang dikirim khusus oleh struktur kepemimpinan awalnya ditempatkan Waldner di lapisan kedua pertahanan. Setiap kendaraan perang dilengkapi kristal penyimpanan berdaya ledak tinggi yang sangat mahal, memastikan unsur kejutan untuk menghabisi lawan - Tidak diragukan lagi, pada benturan pertama, lapisan pertahanan pertama pasti akan hancur menjadi bubur daging dan tumbal. Oleh karena itu Waldner harus mempertimbangkan penyusunan pertahanan, ia menyembunyikan "Mesin Penggiling Daging Perang" di lapisan kedua pertahanan dengan tujuan memaksimalkan kerusakan terhadap pasukan penunggang serigala yang daya serangnya sudah melemah. Dengan mengandalkan struktur perlindungan sekuat bukit dari kendaraan kristal ini, prajurit infanteri Bangsa Iblis baru bisa terlibat pertempuran kacau dengan penunggang serigala, tanpa memberi mereka sedikit pun waktu untuk terengah-engah!
Namun performa pasukan penunggang serigala benar-benar di luar perkiraan, demi menjaga moral pasukan, Waldner terpaksa mengerahkan senjata rahasia ini lebih cepat ke garis depan. Tujuannya menstabilkan semangat pasukan yang mulai gemetar; Asalkan bisa memenangkan waktu berharga dalam pertempuran sengit berikutnya, angkatan udara Bangsa Iblis yang datang sebagai bala bantuan akan menyusun formasi perang terbaik, bergabung dengan pasukan besar Bangsa Iblis yang datang kemudian untuk segera terjun ke pembantaian berdarah ini, menggiling para penunggang serigala menjadi lumpur di garis pantai!
Sejujurnya, Waldner benar-benar tidak menyangka pertempuran pamungkas akan terjadi secepat ini. Sebelumnya dia selalu berpikir, bahkan jika kavaleri serigala ini berani menyerang Pasukan Penghalang, setidaknya mereka akan berhenti sejenak di garis pantai yang kosong untuk beristirahat, mengumpulkan energi vital sebelum melancarkan serangan.
Sampai saat ini, Waldner merasa baik dirinya maupun Singgasana Bersayap Enam agak meremehkan semangat juang dan keberanian Kavaleri Bimon. Dari sudut strategis, penempatan Pasukan Penghalang di garis pantai memang keputusan tepat - gangguan dan pelemahan musuh yang terus-menerus memberikan efek menentukan dalam pertempuran akhir. Namun secara taktis, Waldner tahu dia dan anak-anak Pasukan Penghalang akan menghadapi masalah besar. Kavaleri serigala ini jelas bukan lawan mudah!
Meski mereka tidak punya angkatan udara, pasukan jarak jauh, ahli sihir arkan, maupun kendaraan perang berat - hanya tubuh daging-darah dan pisau melengkung tajam - Waldner tetap merasa ini masalah besar!
Prajurit rendahan Lai Zi tidak punya pikiran serumit komandannya. Melihat lima kendaraan perang raksasa dan posisi mereka di garis depan, semua prajurit iblis Pasukan Penghalang menarik napas lega. "Mesin Penggiling Daging" itu adalah benteng kristal berat murni. Bahkan Raja Horor pun tak bisa menghancurkan benteng kristal seberat ini dengan cepat!
Bagi prajurit biasa, lima kendaraan ini adalah keberadaan yang tak terkalahkan!
Dengan mesin perang sekuat ini berdiri di sampingku dalam pertempuran, rasa aman yang terasa seberat bobot kereta perang itu sendiri! Hal ini juga terbukti secara visual melalui bodi kristal transparan kereta perang, terlihat dari ekspresi sang pengemudi yang penuh kepercayaan diri hingga nyaris arogan!
"Bangsa iblis memang bangsa iblis, menghadapi 30.000 penunggang serigala Bimon, mereka hanya menempatkan 15 resimen pasukan penghadang. Rupanya selain kerja sama multikorps, kesombongan dan kepercayaan diri ini juga didukung oleh lima 'Kereta Mesin Penggiling Daging'!" Liu Zhenhan muncul diam-diam dari tepi Laut Kabut yang gelap menggelora, mengepakkan "Sayap Bayangan Langit" dengan santai, sambil terus memuji-muji keganasan "Kereta Mesin Penggiling Daging".
Yang Mulia Raja Naga Laut Lei Dongduo mengambang di atas kabut, melirik Lao Liu dengan tatapan ambigu, mengerenyitkan bibir tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Santo Aiqin yang penampilannya persis seperti Ras Mata Perak ini, statusnya semakin terasa mistis. Saat dia memuji-muji kereta perang bangsa iblis, orang yang melihat dan mendengarnya akan langsung berpikir bahwa dia jelas-jelas mata-mata bangsa iblis yang menyamar dalam masyarakat Bimon.
Kecepatan Yang Mulia Raja Naga Laut dalam memenuhi transaksi ternyata jauh lebih cepat dan lebih "Berbual B" daripada perkiraan Liu Zhenhan.
Kemarin malam dia telah menyepakati kerjasama yang sangat sederhana dengan Yang Mulia Redondo, lalu kembali ke Feilengcui untuk tidur nyenyak. Ketika kembali ke Laut Kabut Dunia Iblis saat matahari sudah tinggi keesokan harinya, Yang Mulia Redondo ternyata telah memindahkan 10.000 ahli sihir arkan bangsa laut bawahannya melalui formasi teleportasi kristal!
Angka ini jauh melebihi perkiraan awal Lao Liu. Tidak ada cara lain, Yang Mulia Redondo dari Kerajaan Laut Naske sebenarnya lebih memperhatikan transaksi ini dibanding Lao Liu - Bukan bangsa laut dunia iblis, siapa bisa memahami kesulitan bangsa laut dunia iblis!
Menghadapi kesempatan emas untuk selamanya terbebas dari lautan, lepas dari erosi kabut racun, memperpanjang usia dari tiga ratus tahun menjadi seribu tahun; Menghadapi anugerah langit untuk meninggalkan kegelapan abadi dan menikmati langit biru serta awan putih, Yang Mulia Redondo benar-benar terkena titik vitalnya.
Kini 5.000 ahli sihir arkan bangsa laut telah menyusup di bawah permukaan air dekat karang pantai, berdiri berjajar seperti lampu jalan. Lapisan kabut pasang tinggi menyembunyikan bentuk tubuh mereka tanpa jejak. Begitu perintah diberikan, para ahli sihir arkan yang masing-masing memegang gulungan cangkang kerang ini akan membuka saluran pemisah kabut raksasa yang mengagumkan, memungkinkan setiap serigala Wolff memasuki laut beracun kemudian menyusuri jalan datar menuju ribuan pulau besar di permukaan laut.
5.000 ahli sihir arkan Bangsa laut lainnya bertugas sebagai cadangan dan pengawal. Terowongan bawah tanah yang terpisahkan kabut besar ini dibuka di tengah kabut laut; jika dilihat dari permukaan laut, kabut tebal menyelimuti sehingga tidak terlihat jelas. Namun Bangsa Iblis daratan memiliki angkatan udara, tidak mungkin mereka hanya diam melihat pasukan penunggang serigala menerobos ke dasar laut. Jika ada pasukan udara yang datang berputar-putar, 5.000 ahli sihir Naga laut ini akan berdiri di atas gelombang kabut laut dan memberikan pelajaran keras dengan sihir andalan mereka kepada Bangsa Iblis daratan, agar tidak sembarangan melanggar batas negara.
Liu Zhenhan sangat puas dengan sikap profesional lawannya. Sebagai pembayaran, dia telah memberikan sebagian diagram struktur dekomposisi "Formasi 'An Er Le'" kepada Raja Naga ini. Sisanya akan dibayarkan setelah transaksi akhir selesai.
Sebagai bagian lain dari rencana hari ini, dia juga akan membuat Korps Penghalang Bangsa Iblis yang berjumlah 15.000 orang ini membayar mahal, sekaligus menuntut balas darah untuk semua kavaleri Wolff yang gugur di dunia iblis.
Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui saat ini sedang menyergap di lapisan kabut dekat pantai. Raja Naga Lei Dongduo secara khusus mengumpulkan para master ahli sihir arkan untuk membuat barrier pemisah kabut, melindungi pasukan sekutu mereka.
Dari lapisan kabut laut di bawah pantai hingga formasi perang terakhir Pasukan Penghalang Bangsa Iblis, jaraknya sekitar lima ratus yard. Jarak ini tidak terlalu panjang tapi juga tidak pendek. Di posisi paling belakang formasi penghalang, tepat terdapat lima ratus lich iblis dan Perusak Obsidian yang sedang mengarahkan pinggul montok berwarna putih mereka ke arah serangan utama Pasukan Pengawal Istana Musim Panas.
Dengan barrier gangguan gelombang yang dipasang oleh Elf Xifu, Pasukan Penghalang Bangsa Iblis yang menunggu penunggang serigala datang untuk bunuh diri di darat sama sekali tidak merasakan reaksi elemen aneh di Lautan Kabut Racun - mereka bahkan tidak pernah sengaja memindai lautan kabut dengan persepsi!
Bahkan jika Raja Lich Skolas dari 10.000 tahun lalu dibawa ke zaman modern, dia pasti tak akan menyangka ada orang dari ras Bimon yang bisa menyuap Bangsa Laut Dunia Iblis!
Situasi musuh dan sekutu yang rumit ini membuat Yang Mulia Raja Naga Lei Dongduo merinding. Banyak ahli sihir arkan dari bangsa iblis darat tidak tahu bahwa di belakang mereka bersembunyi ribuan pria perkasa bersenjata hingga ke ujung rambut - nanti mereka benar-benar tidak akan tahu bagaimana kata 'mati' ditulis.
Sekadar aura dan penampilan garang Pasukan Pengawal Istana Musim Panas saja sudah membuat Yang Mulia Lei Dongduo yang berpengalaman perang merinding. Dengan intuisi-nya, Raja Naga yakin para prajurit perkasa dengan ukuran fisik saling mengalahkan ini pasti adalah jagal profesional yang terlatih melalui lautan api dan hutan pedang.
“Master Richard, pasukan Anda bisa mulai bergerak!” Di tengah kekaguman, Yang Mulia Redondo yang pertama kali menyaksikan perang darat langsung menyampaikan pandangan profesionalnya.
Logika militer bersifat universal. Raja Naga Laut menghitung langkah dan kecepatan kavaleri serigala dengan jarinya, segera menemukan interval serangan Wolff. Pasukan serigala terdepan kini tinggal 1 li dari garis terluar pasukan blokade iblis. Beberapa saat lagi, para Lich dalam jangkauan tembak akan melakukan tembakan massal pertama. Sekejap kemudian, penembak liang tanah dan pasukan udara akan melakukan penekanan tembakan, diikuti "Kereta Perang Daging Giling" dan bentrokan frontal antara ghoul garis depan dengan kavaleri serigala!
Jika Pasukan Pengawal Istana Musim Panas menyerang pasukan blokade iblis darat dari belakang sekarang, ini adalah kesempatan emas dengan korban minimal, hasil maksimal, dan kekacauan terbesar.
"Tidak perlu terburu-buru." Liu Zhenhan tetap tenang: "Tunggu sebentar lagi."
Yang Mulia Redondo menyeringai, menebak rencana Santo Aiqin ini - dia pasti ingin menunggu Legiun Sihir Arkan iblis darat menyelesaikan tembakan massal pertama, lalu menyerang saat mereka dalam kondisi lemah untuk menghancurkan pasukan sihir lawan secepatnya.
Sebenarnya Raja Naga laut benar-benar meremehkan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas. Jika menyangkut serangan tiba-tiba dari belakang, Pasukan Penjaga Utama saja sudah cukup membasmi 500 ahli sihir arkan bangsa iblis yang tidak waspada. Alasan Liu Zhenhan menunda serangan terutama karena ingin mengamati bagaimana ahli sihir arkan resmi dalam pasukan bangsa iblis saat ini benar-benar bertempur.
Waktu 10.000 tahun memang terlalu lama, sampai-sampai catatan sejarah epos Aiqin tentang pasukan bangsa iblis di masa lalu tidak bisa lagi diterapkan di era modern. Contohnya formasi tempur setengah resimen ahli sihir arkan bangsa iblis di depan ini yang memiliki tata perang tersendiri: lapisan luar terdiri dari, sementara bagian dalam diisi ratusan Perusak Obsidian. Para penunjang sihir ini seperti bunga matahari mengelilingi delapan Perusak Obsidian bertubuh raksasa yang bukan membawa Palu Rantai Meteor, melainkan mengangkat cakram logam hijau tua.
Roda logam berwarna hijau tua ini sebesar meja konferensi bundar, dihiasi batu permata perisai yang berkilauan sesuai tatanan bintang khusus. Di tengah roda berdiri patung wanita telanjang dengan kristal ogus berkualitas tinggi, penampilannya sangat mirip wanita cantik manusia kelelawar klan Wallenpol - dada berisi, lengan montok, kurva tubuh yang sensual, sayap kristal hitam pekat di belakang bahu yang bergetar sendiri seperti dua "bibir kecil" patung yang terlihat tak puas.
Roda logam berpatung wanita telanjang ini menciptakan barrier perlindungan tiga dimensi raksasa yang mencakup 500 ahli sihir arkan bangsa iblis. Dinding barrier berkilau seperti kaca patri, jelas merupakan perlengkapan perlindungan magis berskala besar.
Pasukan ahli sihir arkan bangsa iblis dalam sejarah epik Aiqin terkenal dengan "sihir gabungan" - kemampuan menyatukan kekuatan magis banyak orang untuk melancarkan serangan. Keahlian ini tak bisa ditiru penyihir Aiqin, bahkan dengan bantuan peri bunga sekalipun, karena mayoritas penyihir Aiqin tidak menguasai aliran sihir yang sama.
Sejak era Perang Dewa dan Iblis, para (lich) bangsa iblis dengan dukungan Perusak Obsidian selalu unggul dalam pertahanan. Tampaknya warisan sejarah ini tetap terpelihara sempurna hingga kini.
Liu Zhenhan awalnya ingin bertanya detail tentang seorang penyihir bangsa iblis kepada Raja Naga laut. Ternyata penguasa bangsa laut dari dunia iblis ini hanya memiliki informasi terbatas, seolah-olah dalam alam bawah sadar mereka - sama seperti bangsa laut Aiqin - merasa enggan mencari tahu detail ras darat.
Waldner tak tahu dirinya sudah dijebak. Menghadapi gelombang penunggang serigala yang menerjang, dengan gerakan tegas ia mengayunkan tangan ke bawah. Para Lich yang telah menahan diri seketika melancarkan serangan penekanan gelombang pertama!
Sesuatu yang tak terduga tiba-tiba terjadi.
Tepat saat sihir arkan para Lich meluncur, semua penunggang serigala serentak menarik tali kekang. Serigala-serigala mount berdiri di kaki belakang, mencakar udara dengan cakar depan sebelum berputar di tempat dan mendarat ringan dengan lincah.
Menghentikan charge secara mendadak adalah keterampilan berkuda tingkat tinggi. Gerakan berhenti statis secara kelompok seindah ini, bahkan prajurit Wolff yang dibesarkan di punggung serigala pun belum tentu bisa melakukannya secekatan ini!
Karena kesalahan perhitungan jeda waktu, sebagian besar serangan sihir arkan para Lich menyapu zona mati sejauh 800 yard, menghujam dataran Saint Helmet hingga tanah dan kerikil berhamburan bak diterjang badai!
Memang Behemoth tidak memiliki penyihir, tapi bukan berarti semua prajurit Behemoth menghadapi sihir hanya bisa menerima begitu saja!
Taktik "offside" penunggang serigala adalah contoh klasik kecerdasan dalam menghindari serangan magis!
Pada detik ini, "Lagu Perang Xihun" dari Bairen Salamander Pendeta juga tepat menganugerahkan kekuatan pada barisan terdepan penunggang serigala yang menarik tali kekang. Ini juga hasil latihan sebelumnya. "Lagu Perang Xihun" Bairen mampu membuat Wolff langsung memasuki Transformasi Liar - lagu kemampuan ras yang memiliki efek pertahanan terhadap serangan magis. Jadi meski ada sebagian sihir arkan yang mencapai area perluasan, tidak menimbulkan korban besar. Selain Transformasi Liar, para pendeta resmi juga memberikan dua lingkaran lagu perang: kulit sekeras batu dan kelincahan pada barisan terdepan penunggang serigala!
Di antara lima provinsi Bimon, satu-satunya korps tentara reguler yang tidak membutuhkan "Nyanyian Perang Kegilaan" dari imam pendamping adalah Legiun Wolfgang Mig! Hal ini secara tidak langsung menghemat sumber daya manusia dan kekuatan nyanyian para imam, meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya. Begitu prajurit Bimon memasuki Transformasi Liar, itu menandai dimulainya charge serangan. Dengan jarak 700-800 yard yang tersisa, kavaleri Wolff masih memiliki ruang cukup untuk meningkatkan kecepatan dan menunjukkan keganasan pasukan berkuda!
Pertempuran baru saja membuka tirainya!
"Keterampilan berkuda yang luar biasa!" Yang Mulia Leidongduo di kejauhan hampir stroke otak melihatnya. Putaran dan berhenti mendadak yang indah seperti ini tak mungkin dilakukan oleh ksatria Bangsa Laut yang mengandalkan taktik kerumunan manusia untuk serangan frontal. Tapi 30.000 lebih penunggang serigala justru melakukan manuver ini secara serempak, bagaimana bisa disebut 'jahat'?
"Obisilachi!" Liu Zhenhan mengumpat spontan. Korps Sihir Arkan Bangsa Iblis memang bukan kelas rendahan. Mereka memiliki formasi matang dan lapisan serangan terstruktur, bukan seperti penyihir amatir yang menyerbu seperti bebek digiring. Setelah keterkejutan singkat, gelombang kedua dan ketiga serangan sihir arkan dengan cepat dan berturut-turut menghujani para penunggang serigala, di mana jelas terlihat jejak tembakan dari Tongkat Augustus Ogus.
"Resimen Khimera Stuka, hancurkan lima pucuk perang kristal musuh terlebih dahulu!" Liu Zhenhan mengangkat Dayabata Qiao-nya, dengan tenang memberi perintah serangan total: "Prajurit Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui, jarak sekarang lebih menguntungkan kita, jangan sampai kalah kecepatan dari pasukan penunggang serigala!"
Kabut laut yang bergulung-gulung bagai Gerbang Neraka yang terbuka tiba-tiba, memuntahkan barisan siluet gagah perkasa dari kedalaman tak berujung. Gelombang pertama adalah kavaleri lapis baja, gelombang kedua Ksatria Khimera, gelombang ketiga kelompok infanteri yang didahului konstruksi kristal Gao Cen, sedangkan pasukan serangan jarak jauh semuanya berada di barisan belakang.
Pasukan penghalang bangsa iblis pertama yang menyadari keanehan adalah ahli sihir arkan. Serangan Pasukan Istana Musim Panas bahkan lebih cepat daripada kecepatan pasukan udara. Sebuah sihir campuran yang ditingkatkan menghantam keras barrier tiga dimensi besar yang diciptakan oleh roda logam. Titik buta sudah diperhitungkan sebelumnya, tepat untuk menguji kualitas penyihir formal bangsa iblis ini.
Bukan karena tujuan ini, satu tembakan terkonsentrasi kecil dari Penjaga Utama sudah cukup untuk mengubah lima ratus ahli sihir arkan bangsa iblis menjadi bulu babi.
Eksperimen ini sukses! Barrier perisai besar tempat lima ratus ahli sihir arkan bangsa iblis berlindung, runtuh hanya dengan satu tembakan massal Pasukan Ajaib! Meski memanfaatkan faktor kejutan dan ketidaksiapan lawan, jelas terlihat bahwa kekuatan serangan Pasukan Istana Musim Panas semakin matang dan solid melalui beberapa latihan pertempuran nyata!
Dengan bantuan pemimpin sihir peri bunga, "Pilar Petir" Kurcaci Emas dan "Panah Air Air Terjun" putri duyung air tawar membentuk dua berkas sihir terpisah. Gelombang kekuatan langit yang tercipta setelah diluncurkan bahkan membuat Raja Naga Laut berubah pucat!
Pasukan utama Istana Musim Panas sebelumnya adalah Kurcaci Emas, karena putra-putra kesayangan Moradin setidaknya memiliki kualifikasi Penyihir Kilat Instan tingkat tinggi, sementara para kepala sukunya bahkan setara kekuatan Magister Sihir. Meski hanya menguasai satu sihir bawaan, kekuatan destruktif dan kecepatan serangannya luar biasa. Namun kini mahkota pasukan utama jatuh ke tangan Putri Duyung Air Tawar. Dengan tongkat sihir logam khusus elemen air dan gulungan cangkang kerang, sihir air mereka yang sebelumnya setara kualifikasi menengah kini berkekuatan ganda - benar-benar ikat pinggang emas pembantai.
Tapi eksperimen ini memicu efek samping. Saat barrier perisai besar menghilang, delapan perusak obsidian di tengah formasi ahli sihir arkan tiba-tiba mengaktifkan cakram logam raksasa. Setiap batu permata perisai di cakram memancarkan kilatan cahaya menyilaukan. Aliran sinar tajam seperti anak sungai mengalir dari batu-batu itu, menyatu menjadi bola-bola cahaya di skala bintang, lalu membanjiri setiap inti kristal Oushou di permukaan patung wanita kelelawar telanjang di pusat cakram.
Dalam getaran gila inti kristal binatang ajaib, setiap sayap jangkrik di punggung patung wanita telanjang berdiri tegak membawa debu bintang hipnotis. Getaran sayap-sayap itu menciptakan bayangan ilusi, sementara gesekan hebat nan sunyi terjadi antar sayap jangkrik.
Sekejap kemudian, kedua "bibir kecil" pada patung wanita telanjang yang berdiri di tengah-tengah roda perlahan-lahan terbuka.
Delapan perusak obsidian yang memegang roda logam tersentak kaget, tiba-tiba mengangkat roda logam tersebut dengan gemetar.
Sayangnya agak terlambat, prajurit bangsa iblis yang berhadapan langsung dengan patung wanita telanjang di roda logam itu berjatuhan seperti desa diterjang badai, rambut dicukur pisau cukur, membentuk lorong daging manusia lurus bagai tumpukan kayu bakar.
Di sepanjang jalur lurus hampir setengah mil, setiap korban sial yang roboh diam-diam mengeluarkan darah dari tujuh lubang wajah, mata melotot, dengan tangan kejang-kejang menggaruk wajah sendiri sampai hancur berdarah, seperti sekelompok penderita epilepsi.
Bab 602 Musim Semi Senjata Energi
Dalam teriakan histeris yang memilukan, rumput liar yang merayap di tanah di sepanjang lorong daging manusia itu seolah diremas-remas tangan tak terlihat, menyemburkan cairan hijau; kerikil besar kecil melonjak-lonjak gila dari tanah seperti dansa waltz, hingga akhirnya meledak menjadi debu dan butiran yang beterbangan.
Peristiwa sesaat ini persis seperti tangan Dewa yang menyapu semua makhluk malang di garis lurus di permukaan tanah, memasukkannya ke wadah kedap udara lalu mengguncangnya liar seperti mengocok dadu, hingga semuanya hancur berkeping-keping.
"Liu Zhenhan" dan mata Raja Naga Laut sama-sama terbelalak.
Benar-benar tahun ini penuh kejadian sialan yang aneh-aneh!
Sebuah lorong daging manusia tiba-tiba muncul di bawah tunjukan roda patung wanita telanjang. Rumput hancur bersama mayat, bahkan kerikil di tanah berubah menjadi debu, namun di seluruh ruang sama sekali tidak terdeteksi gejolak elemen yang kuat.
"Apa sebenarnya yang terjadi ini?" Yang Mulia Lei Dongduo benar-benar bingung. Meski mengerahkan seluruh kecerdasannya, Raja Naga Laut tetap tak bisa memahami: Bagaimana mungkin ada perlengkapan sihir arkan di dunia ini yang bisa melancarkan serangan tanpa bentuk, warna, suara, bahkan tanpa jejak gelombang elemen? Jika benar ada, betapa licik dan mengerikannya perlengkapan semacam itu! Apakah tingkat sihir arkan bangsa darat iblis sudah berkembang sedemikian pesat? Otot pipi Yang Mulia Raja Naga Laut Nasadark berkedut tak terkendali.
Meski Bangsa Laut menguasai dunia, mereka harus mengakui keterbatasan alamiah akibat kondisi geografis: Dalam kabut laut yang tebal dan lembab, mustahil menyalakan api untuk metalurgi.
Kebijaksanaan bisa mengatasi keterbatasan alam. Walau tanpa api, bergantung pada keahlian pengrajin ulung dalam mengasah dan memahat, serta memanfaatkan sumber daya laut yang melimpah, Bangsa Laut Dunia Iblis tetap mengembangkan peradaban alkimia dan perlengkapan sihir arkan.
Namun jika berbicara tentang tingkat alkimia dan standar pengecoran industri militer, Bangsa Laut Dunia Iblis jelas jauh kalah dengan Bangsa Iblis darat. Ini fakta yang tak bisa disangkal siapapun. Meski sudah mempersiapkan mental, ketika Yang Mulia Raja Naga Laut menyaksikan langsung kesenjangan industri militer di antara kedua pihak, tulang punggungnya tetap merinding. Takdir memang adil - menganugerahkan pasukan besar, kekayaan melimpah, dan populasi padat pada bangsa laut, namun mencampakkan lingkungan pengembangan senjata canggih kepada ras-ras darat.
Liu Zhenhan dalam hati mengutuk 18 generasi leluhur semua bangsa iblis. Dia bukan harimau kertas seperti Raja Naga Laut yang tak berpengalaman. Di hadapan telepatinya yang tak tertandingi, senjata rahasia bangsa iblis yang tak berwujud ini sama sekali tak bisa bersembunyi!
Roda patung wanita telanjang yang dikendalikan delapan Perusak Obsidian, mana mungkin hanya sekadar peralatan magis penganugerah barrier perisai tiga dimensi?
Itu jelas merupakan senjata energi.
Senjata kuat yang menggunakan "gelombang ultrasonik" sebagai metode serangan energi.
Gelombang ultrasonik tak kasat mata dan tak terdengar telinga manusia, namun gelombang suara khusus ini sama sekali tak asing bagi Liu Zhenhan!
Apa itu "gelombang ultrasonik"?
"Gelombang ultrasonik" adalah dialek ras suku kelawar manusia Hua Lunbo'er dari Bimon, sekaligus esensi kekuatan kemampuan ras "Ultrasonic Mirage" para manusia kelelawar.
Kemampuan ras manusia kelelawar "Ultrasonic Mirage" diklasifikasikan berdasarkan jumlah bintik emas pada sayap daging. "Ultrasonic Mirage" di bawah 36 bintang hanya bisa berfungsi sebagai ilusi penglihatan untuk melindungi pelarian, tanpa kemampuan menyerang. Namun begitu mencapai 36 bintang ke atas, "Ultrasonic Mirage" memperoleh kemampuan serangan gelombang suara - ultrasound level ini dapat menghancurkan batu ginjal atau empedu manusia dalam sekejap!
Semakin tinggi jumlah bintang, semakin dahsyat kekuatan gelombang suaranya.
Mayoritas manusia kelelawar masa kini adalah keturunan campur. Kebangkitan kemampuan ras sudah sulit, ditambah usaha tak kenal lelah manusia dalam memberantas, mustahil ada manusia kelelawar yang mencapai "Ultrasonic Mirage" level 36 bintang ke atas. Namun dalam sejarah Bimon, Bruce Wayne si manusia kelelawar legendaris pernah mencapai 108 bintang kemampuan ras.
Saat Perang Darat-Laut dulu, Bruce Wayne berubah menjadi 109 manusia kelelawar sekaligus, menembakkan "gelombang ultrasonik" ke musuh dari langit - betapa megah dan heroiknya pemandangan itu!
Kebetulan, Liu Zhenhan adalah imam Bemon sejati yang menerima "Pencerahan Kebijaksanaan" turun-temurun. Dalam silsilah imamnya, mentor di era Perang Darat-Laut ternyata adalah imam Warronbal sendiri - Bruce Wayne si manusia kelelawar termasyhur.
Liu Zhenhan dapat memastikan, senjata rahasia bangsa iblis ini pasti memiliki hubungan langsung dengan manusia kelelawar yang berkhianat dan bergabung dengan mereka! Tanpa data penelitian gelombang ultrasonik dari manusia kelelawar, tanpa manusia kelelawar yang menjadi kelinci percobaan bangsa iblis, bagaimana mungkin senjata energi yang menggunakan gelombang ultrasonik untuk menyerang bisa muncul di dunia iblis?
"Pavel, Penjaga Utama jangan membersihkan ahli sihir arkan bangsa iblis dulu, biarkan Xiao Bei menguji kemampuan mereka lagi!" Dengan pikiran yang berputar cepat, Liu Zhenhan berteriak liar ke Kotak Tulang; senjata dual-core yang menggabungkan pertahanan sihir dan serangan energi ini telah membangkitkan rasa ingin tahunya yang besar.
Karena sebelumnya mengandalkan serangan tiba-tiba dari belakang dan titik buta sistem tembakan, sekarang mari bertarung secara berhadapan muka. Liu Zhenhan sangat ingin melihat keunikan apa lagi yang dimiliki senjata dual-core yang mengagumkan ini.
Pasukan Penghalang bangsa iblis kini dalam keadaan kekacauan. Kemunculan pasukan segar dari belakang ini telah menggagalkan rencana Komandan Waldner. Semua formasi yang telah dipersiapkan sebelumnya menjadi tidak berguna, lawan telah menusuk tepat di kelemahan fatal yang tidak terduga.
“Ksatria Kematian bergerak!” Meski hati Ksatria Salib Berdarah sudah seperti meledak, ekspresi wajahnya masih mempertahankan kesopanan dan ketenangan. Situasi saat ini memaksanya untuk bertindak seperti tukang tambal panci, menutup kebocoran terlebih dahulu. Beruntung, dia masih menyimpan satu pasukan cadangan paling elit.
Di masa biasa, Waldner memiliki seribu bahkan sepuluh ribu keyakinan pada Ksatria Kematian. Namun hari ini, pasukan yang tiba-tiba muncul di belakang ini memberinya perasaan berbeda. Kecemasan yang muncul dari dalam sanubari ini membuatnya menolak untuk melanjutkan imajinasi. Dalam sekejap, situasi medan perang berubah drastis: Di satu sisi, pasukan penunggang serigala meneriakkan lolongan garang, mengayunkan pisau melengkung berkilauan menuju formasi Ghoul; Di sisi lain, ksatria mammoth berbaju zirah menginjak-injak bumi, menyerbu sekumpulan Lich Iblis dan Perusak Obsidian yang berbalik tubuh dengan wajah pucat; Banyak ksatria kematian memacu kendaraan tunggangan mereka, berharap bisa meningkatkan kecepatan untuk melindungi pasukan ahli sihir arkan.
Jika dilihat dari ketinggian, pasukan penghalang Bangsa Iblis dan dua pasukan serang Bimon saat ini membentuk sandwich tanpa selada.
Karena Tuan Tanah Feilengcui untuk sementara membiarkan ahli sihir arkan bangsa iblis, Ksatria Ketakutan dan prajurit gargoyle malang menjadi target utama para Penjaga Istana Musim Panas. Tiga resimen Pasukan 100 Penjaga Istana bahkan tidak perlu menyeberangi Laut Kabut, dengan mengandalkan keunggulan jarak tembak yang luar biasa, langsung menghujani 2000 pasukan udara Bangsa Iblis dengan hujan panah.
Anak panah berbulu yang sepadat air terjun berhamburan dari Laut Kabut dalam gelombang demi gelombang, diselingi suara panah bersiul yang menusuk. Pasukan udara Bangsa Iblis yang terjebak di udara berjatuhan bagai hujan. Daya penghancur anak panah adamantium yang tak tertandingi menembus tubuh perkasa Ksatria Ketakutan, merobek daging gargoyle yang belum terpetrifikasi. Bahkan dua yang mengendarai naga tulang pun terkena imbas, serentak ditembus panah di tenggorokan.
Serangan jarak dekat dengan intensitas tinggi ini mencapai puncak efektivitasnya, sampai-sampai banyak Penjaga Utama Istana merasa pertempuran ini tidak memuaskan, karena lawan sama sekali tidak waspada dan tidak sempat membalas.
"Dalam pertempuran tak lebih dari tiga kali tembakan," begitulah pepatah kuno. Dari saat Pasukan Udara Istana Musim Panas menerobos Laut Kabut hingga kontak dengan musuh, Pasukan Penjaga Utama hanya sempat meluncurkan tiga gelombang hujan panah. Namun setelah tiga gelombang ini, 2000 lebih pasukan udara Bangsa Iblis bagai pagar yang diinjak badak, tersisa renggang dan nyaris habis.
Satu-satunya formasi yang berhasil lolos sepenuhnya hanyalah sepuluh Ksatria Iblis bersayap ganda. Para panglima bermata perak yang ditugaskan sementara untuk menghadapi ahli Jalan Tertinggi ini memang memiliki kemampuan reaksi luar biasa. Meski diserang tiba-tiba sekejap mata, mereka tetap bisa menggunakan kemampuan Teleportasi untuk menghindar ke luar lingkaran pertempuran. Dua ratus Ksatria Gargoyle yang mereka bawa juga membuktikan diri sebagai pasukan elit. Meski menerima pukulan berat, banyak yang berhasil mendarat ke tanah dengan menggunakan tubuh rekan sebagai tameng, berubah menjadi patung batu berbentuk manusia yang keras, melindungi diri dengan bakat bawaan yang luar biasa.
Pasukan Udara Istana Musim Panas terbang lebih cepat dari pasukan darat. Mereka menjalankan instruksi bos dengan membagi lima formasi di langit yang terbuka lebar, menyambar lima unit "Kereta Pemangsa" Berbual B yang sombong.
Lima lingkaran cahaya meriam bergema di langit, menembus kabin kristal transparan "Kereta Pemangsa", membakar tiga awak di dalamnya menjadi arang berasap.
Sebenarnya komandan "Kereta Pemangsa" adalah ahli sihir arkan. Andai mereka memasang perisai sihir arkan, pasti tak akan menjadi arang oleh lingkaran cahaya Batu Bulan. Tapi mereka tak menyangka ada senjata di dunia ini yang bisa menembus kabin kristal setebal tembok, membunuh mereka seketika.
Setelah kehilangan dukungan kekuatan arkan, bilah-bilah roller yang bergerak seperti kincir angin, sabit raksasa, dan pisau sekop tiga daun tiba-tiba terhenti. Senjata dengan bobot luar biasa ini sama sekali tidak boleh kehilangan pasokan energi walau sedetik pun.
Tak lama kemudian, pasukan penunggang serigala yang bergerak bak air pasang bertubrukan dengan prajurit Ghoul yang bertahan kokoh bagai karang.
Dalam rentang waktu singkat sejak penunggang serigala memulai charge dari jarak 700-800 yard hingga menerobos formasi musuh, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui telah melumpuhkan dua unit tempur utama pasukan blokade bangsa iblis: angkatan udara dan kendaraan perang penghancur. Dengan mengandalkan daya tembak magis awal yang luar biasa, mereka berhasil membobol barrier perisai besar milik 500 ahli sihir arkan bangsa iblis, sekaligus membinasakan hampir seperlima dari mereka - jika ada penyihir Aiqin berpengalaman di sini, pasti akan menyadari bahwa serangan magis ini hanyalah pemanasan dan kalibrasi lintasan.
Pertempuran magis resmi pertama antara dua peradaban ini membuka tirai permulaan paling menggetarkan melalui bentrokan ksatria kedua belah pihak.
Bab 603 Melihat Kartu Lawan
"Xiao Bei! Tekan mereka mati-matian, jangan beri kesempatan bernapas, tapi juga jangan memojokkan mereka!" Liu Zhenhan segera mengirim instruksi tertinggi melalui Kotak Tulang kepada Kapten pasukan Tai Bao-nya. Di antara pasukan penghalang Bangsa Iblis ini, setengah resimen ahli sihir arkan adalah satu-satunya pasukan yang masih menarik minatnya untuk dipelajari dan diteliti. Sayang jika langsung dibunuh.
Sejak pertempuran penuh jebakan dan serangan tiba-tiba ini dimulai, Liu Zhenhan sebagai mastermind terus tertawa terbahak-bahak di langit bagai mercon yang dinyalakan. Kini dengan kemenangan di depan mata, ekspresinya berubah seperti bawahan yang lama ditindas akhirnya memperkosa istri cantik bosnya yang menjengkelkan - penuh keangkuhan dan kebahagiaan tak terkira.
Menghancurkan pasukan penghalang Bangsa Iblis ini sebenarnya bukan hal sulit bagi Lao Liu.
Bahkan tanpa keuntungan serangan mendadak, bahkan tanpa bantuan penunggang serigala, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui tetap bisa mengatasi mereka seperti membasmi kutu.
Musuh hanya 15.000 orang, sementara Pasukan Pengawal Istana Musim Panas memiliki struktur lima resimen!
Dalam pandangan Liu Zhenhan, rasio militer 20:1 pun belum cukup bagi pasukan mana pun untuk berhadapan langsung dengan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas!
Yang paling menggelikan baginya adalah lima kendaraan perang kristal angkuh milik musuh itu!
Lima unit "kendaraan perang pencincang daging" ini tampak gagah dan mengesankan, merupakan benteng bergerak dengan daya penghancur dahsyat di medan perang. Jika dijual di pasar persenjataan pasti bernilai selangit. Namun bagi Lao Liu, mereka tak ubahnya lima potong daging merah kecap yang berminyak. Sejak pertama kali melihat lima kendaraan tempur berat ini, Liu Zhenhan langsung tahu hari ini keberuntungan sedang menyertainya!
Memang kekerasan kristal dunia iblis setara baja berkualitas tinggi, dan transparansi kristal memungkinkan pandangan 360 derajat bagi pengemudi. Tapi... adakah kristal transparan yang bisa menahan penetrasi sinar?
Andai saja kelima "kendaraan perang pencincang daging" berbobot minimal 30 ton ini berstruktur logam penuh, cincin cahaya Batu Bulan mustahil bisa menembus zirah logam setebal itu - bagai janda kehilangan anak, tak ada harapan lagi. Tapi lima kendaraan kristal ini justru memperlihatkan segala isinya melalui dinding kristal bak kaca: bintik-bintik wajah pengemudi hingga jerawat remaja mereka! Menghadapi sasaran yang nyaris telanjang begini, jika meriam cahaya Batu Bulan tidak dengan tenang menyantapnya, bukankah itu menyia-nyiakan kesempatan langka?
Lima lingkaran cahaya menyala-nyala itu langsung melumpuhkan lima "kendaraan perang pencincang daging" yang tak ternilai harganya. Rasio efisiensi ini membuat Lao Liu hampir mati kegirangan! Secara nilai tukar pertempuran, ini setara dengan seorang jagoan di garis depan Nanjiang yang menghancurkan lima tank utama musuh hanya dengan lima tembakan pistol!
"Kejadian baik seperti ini selain aku, siapa lagi yang bisa mengalaminya?" Menggunakan kekerasan tak terbatas untuk menginjak-injak orang lain dengan gila-gilaan adalah salah satu perasaan yang paling dicintai dan dicandui Liu Zhenhan. Setiap kali aroma penuh dosa dan kegelapan ini mekar di hadapannya, raga dan jiwanya akan gemetar tak terbendung.
Tapi sekarang masih ada masalah besar menunggu Lao Liu, pasukan utama Bangsa Iblis sedang bergegas datang tanpa henti.
Pertempuran penghancuran membutuhkan waktu, memasuki laut juga perlu waktu. Sekarang bagi Lao Liu, waktu adalah hambatan yang sulit diprediksi.
Tapi hari ini keberaniannya datang ke sini bukanlah tindakan nekat orang bodoh yang hanya mengandalkan dua pundak dan satu kepala. Dia sudah mengorbankan modal besar, membawa semua Panah Ledakan Durex, Labu Minyak Gunung Salju, Tong Alkohol Peledak, dan Peluru Penghancur Heisuoyin. Bahkan sudah siap untuk menghabiskannya semua!
Karena kebencian yang terakumulasi dalam sejarah, Bimon tidak perlu dimobilisasi saat bertempur melawan Bangsa Iblis. Sebagai Juru Bicara Dewata, kesadaran dan radikalisme Liu Zhenhan jauh lebih fanatik daripada Bimon mana pun. Setiap Bimon adalah anak dari Juru Bicara Kekuasaan Gereja. Ayah mana yang bisa tahan melihat anaknya disembelih seperti anak domba?
Untuk memastikan keberhasilan operasi penyelamatan Wolff kali ini, Liu Zhenhan telah mempersiapkan "Mutiara Penakluk Ombak". Mutiara sequence ini kini telah terisi penuh dengan sumber air belerang mendidih yang cukup panas untuk mencelup bahan hotpot. Pada saat genting, siapapun yang berani menghalangi jalan Liu Zhenhan akan mendapat "perawatan wajah ekspres" dari Lao Liu - Sayangnya dari tiga mutiara sequence yang dimilikinya, hanya satu ini yang bisa digunakan karena dua lainnya masih dalam masa pendinginan.
Menyingkap cadar debu sejarah yang telah tertutup selama 10.000 tahun, pasukan kavaleri lapis baja Bimon dan bangsa iblis yang merupakan musuh abadi ini akhirnya bertemu kembali di medan perang yang penuh darah panas, di bawah sorotan mata penuh antisipasi.
Ini juga merupakan dialog pertama sejak berakhirnya Perang Dewa dan Iblis antara pasukan elit kavaleri berat dari dua etnis bermusuhan berdarah. Tak terhitung bola kristal Di Wei dengan setia merekam momen bersejarah nan simbolis ini.
Pasukan kavaleri mammoth pimpinan Kolina bagai bukit daging yang bergerak cepat. Mereka ibarat binatang purba yang melesat keluar dari zaman prasejarah, meremukkan lapisan es sejarah dan debu zaman. Aura garang dan kejam mereka hanya bisa digambarkan dengan kata-kata seperti megah, agung, dahsyat. Setiap pandangan mata hanya layak menyaksikan tekanan berat penghancur dunia ini dari bawah ke atas.
Bahkan antelop tunggangan yang sudah berukuran sangat besar dan Ksatria Cincin Emas, di bawah bayang-bayang mammoth berbulu panjang ini, menjadi terlihat kecil dan anggun seperti pengantin baru; apalagi Ksatria Kematian yang menjadi lawan, Ksatria Mata Perak yang menunggangi kuda mimpi buruk, secara visual langsung terdegradasi ke tingkat rendah seperti goblin dengan kuda kerdil.
"Gemuruh..."
Gelombang sihir dahsyat yang tak terkatakan telah memulai riak kematian di Dataran Saint Helmet.
Kombinasi udara-darat dan penekanan daya tembak dalam doktrin Istana Musim Panas bukanlah omong kosong. Dua ribu Ksatria Kematian belum sempat berhadapan dengan pasukan kavaleri binatang raksasa yang mengerikan ini, mereka sudah lebih dulu disambut oleh serangan massal seperti karpet gelombang pertama.
Dibanding pasukan lain, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas memiliki tiga unit tempur elemen - Pasukan Ajaib, Pemanah Durex, dan Pendeta Cambridge. Saat penyihir dari bangsa iblis dan Bimon saling bersiap menghiasi langit seperti taman meteor, panah ledakan Durex di udara, hujan panah Cornflower di tanah, pisau terbang berdawai dan gelombang pulsa, ditambah gangguan dari para raksasa kelas dua, membuat persiapan pertempuran Ksatria Kematian yang sedang bersiap mengangkat pedang tiba-tiba terhantam pukulan memusingkan bagai langit runtuh.
Pasukan ahli sihir arkan yang dilindungi mati-matian oleh Pasukan Ksatria Maut bukan tidak ingin mencegat, melainkan tidak mampu mencegat!
Para penyihir aneh dari pihak lawan yang berdiri di pantai mengenakan mantel kulit asli dan topi besar itu, terus-menerus melemparkan bilah sihir secara beruntun. Para dan perusak obsidian harus bertahan sambil melakukan perubahan formasi "" dengan berlari membelakangi, mana ada cadangan tenaga untuk memberikan dukungan tambahan pada kavaleri kematian!
Apalagi kekuatan arkan pihak lawan begitu dahsyat!
Memanfaatkan kekacauan lawan, Ksatria Kuda Besi Kolina yang tiba-tiba menyerbu dalam sekejap, membawa seluruh kavaleri berat Istana Musim Panas, menuangkan garam ke luka Pasukan Ksatria Maut dengan kejam.
Dalam pekikan "Si Ang Si Ang", Ksatria Kuda Besi Feilengcui di atas gajah perang menarik kendali besi dengan kasar. Saudara hewan kembarnya langsung menegakkan dua kaki sebesar pilar Doric, mengibaskan belalai sambil melompat berdiri. Saat daun telinga raksasa seperti kipas pisang berkibar, dua bilah darah berbentuk bulan sabit besar dan kecil tiba-tiba terlontar!
Pisau darah besar itu tingginya setara gedung, sementara yang kecil setinggi satu orang. Seperti dua kipas besar berwarna merah darah yang terbentang di langit, berputar-putar dan bertabrakan secara langsung dengan ksatria kematian yang datang menghampiri dalam ciuman basah jarak nol.
Ksatria kematian yang dihantam dua pisau darah raksasa itu, disertai gemerisik yang tak putus-putus, bersama kuda mimpi buruk di selangkangan mereka terbelah sempurna menjadi dua bagian kipas daging.
Tidak ada pedang perang, perisai, atau zirah yang bisa menahan pisau darah sebesar ini!
Dalam suara pemisahan daging dan tulang yang membuat mata perih dan kaki lemas, para ksatria kematian bagai tunas gandum hijau segar yang menghadapi arit raksasa Dewa Maut yang tiba-tiba beralih profesi bertani. Mereka bergegas terpisah dan roboh seperti domino, satu-satunya yang bisa dilakukan adalah menggunakan darah segar yang menyilaukan untuk menuduh betapa rapuhnya nyawa.
Inilah hadiah abadi yang dibawa juara Bimon, Pangeran Kesepuluh Wentaikelai'er kepada dunia Bimon: Transformasi Liar Berdarah Besi!
Bahkan sekutu sendiri Bimon pun merinding melihat pemandangan mengerikan ini: darah menyembur seperti mata air setinggi tiga ribu ren, daging terbelah beterbangan memenuhi langit!
Tak disangka serangan berdarah yang dibawa oleh "Transformasi Liar Bersama" Kavaleri Gemini ini begitu ganas dan perkasa!
Mammoth berbulu panjang dengan tubuh raksasa yang tak tertandingi jelas menjadi pengguna yang paling cocok untuk gaya serangan ini!
Ini baru permulaan! Menyusul Kolina, tak terhitung jurang api yang membentang di langit melintasi angkasa!
Serangan Transformasi Liar efektif di jarak dekat. Meski tak semua Ksatria Istana Musim Panas mampu "Amuk Mandiri" atau menggunakan kekuatan baja, "Transformasi Liar ala Panda" di bawah kendali Lingkaran Perintah bisa digunakan oleh semua!
Pelangi jejak putih membelah langit, membentangkan amarah berapi-api sambil dengan anggun melayang di udara. Baik pasukan kavaleri mammoth bermonolambung, maupun kavaleri bison bertrilambung, serentak melepaskan "Nyala Api Membakar Sang Pendekar Mabuk" yang dipenuhi kemarahan dan alkohol dari senjata mereka!
Seolah merespons seruan, pasukan kavaleri khimera di langit pun menghujani bumi dengan hamparan Pelangi Api yang membara!
Seolah gerbang neraka membuka lebar ke dunia iblis, kiamat tiba-tiba datang! Api dan lava siap menguasai dunia penuh dosa ini!
Prajurit Behemoth dari Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui memang bertubuh raksasa. Keahlian bertempur dan kapasitas minum mereka tak terbantahkan. "Amuk Mabuk ala Panda" jelas paling cocok untuk para raksasa ini!
Kavaleri kematian yang berbaris dalam dua formasi sayap untuk melindungi formasi utama ahli sihir arkan, bahkan belum sempat bertemu musuh sudah tenggelam dalam lautan api yang membentang; Terjepit serangan tiga dimensi ini - api di depan, jalan buntu di belakang - bagai tikus dalam perangkap, mereka kehilangan arah dan berhimpun menjadi dua gumpalan daging manusia yang kacau balau.
Kecuali kendaraan tunggangan ksatria kematian tingkat tinggi, sebagian besar kuda mimpi buruk biasa hanya bisa menyerap api melalui empat kuku dan mata. Kekuatan serangan Transformasi Liar Panda terhadap ksatria ini bersifat menghancurkan, lilin-lilin raksasa berbentuk ksatria ini menerangi senja yang suram.
Alkohol keras dengan daya bakar ganas membungkus kuda mimpi buruk dan ksatria mata perak dalam kobaran api. Setelah beberapa kali melompat panik, urat mereka yang tak tahan panas langsung putus, menjatuhkan mereka dengan keras.
Di tengah desisan suara yang riuh dan jerit kesakitan, bahkan perwira militer mata perak paling tenang pun kehilangan kendali menghadapi serangan sihir arkan yang bergema.
Satu-satunya serangan jarak jauh Ksatria Kematian adalah "Serangan Telepati", kemampuan ini tidak mematikan, efeknya hanya membuat lawan tertegun sesaat; Kini menghadapi Ksatria Arkan yang bisa menyemburkan naga api raksasa, belum lagi apakah "Serangan Telepati" bisa efektif, bahkan mendekat saja tidak mungkin, bagaimana pertempuran ini bisa dilanjutkan?
Ksatria Kematian mungkin gentar, tapi Kesatria Berkuda Istana Musim Panas tidak akan ragu!
Pasukan Ksatria Bayi yang hanya berjumlah 800 orang ini didukung oleh lingkaran lagu perang dari tiga generasi pendeta: Helen, Mo'er, dan Cui Beixi. Kemewahan pasukan seperti ini jarang ditemui di seluruh negeri!
Sejak awal charge, kavaleri berat ini telah diselimuti Api Pengorbanan yang legendaris. Dengan kekebalan api dari pengorbanan, kavaleri lapis baja Istana Musim Panas yang bersinar dengan zirah garam, zirah kulit sekeras batu, zirah duri, ditambah buff kelincahan, Transformasi Liar dan api altar - bagaikan paus raksasa menerjang samudera. Mereka menerobos barisan "kepala lilin" yang terbakar, menginjak-injak arang manusia berasap, menembus Lautan Api di tanah, dengan langkah terukur dan ritme seragam membuka jalan melalui koridor darah-daging yang bergulung.
Adegan paling mengerikan bagi para Ksatria Kematian terjadi. Saat pasukan kavaleri Bimon raksasa ini melintasi lautan api dan semakin mendekat, energi arkan yang sebenarnya tak seberapa di tubuh mereka tiba-tiba menguap bagai tetesan air di gurun pasir!
Lebih mengerikan lagi adalah lingkaran cahaya hitam yang jatuh dari langit. Aura gelap ini seolah berasal dari angin dingin terdalam Dunia Arwah, membawa kutukan tak berujung yang merampas kekuatan dan nyali para Ksatria Kematian, memadamkan keberanian dan gairah.
Propaganda elit dunia iblis yang sengaja memonsterkan makhluk Aiqin dalam pendidikan selama ini akhirnya menuai hasil buruk - Mana mungkin Prajurit Behemoth bisa dikalahkan secepat badut panggung? Bagaimana mungkin lagu perang Pendeta Bemon tak berpengaruh pada ksatria bangsa iblis yang pemberani?
Sebelum para korban malang bangsa iblis ini sempat memahami apa yang terjadi di dunia, deretan pilar totem lagu perang yang berat, tombak naga lapis baja yang tajam, dan tanduk unicorn Youk'er yang berkilau telah membungkam mereka berbaris-baris, mengubur semua pertanyaan bersama mayat-mayat.
Gemuruh genderang perang mengguncang langit dan bumi. Angin senja yang panas meniupkan aroma manis darah panas. Raungan liar prajurit Behemoth membangkitkan setiap inci faktor pertempuran dalam garis keturunan darah leluhur yang masih tertidur!
Dalam Lautan Api, ledakan silang, dan hujan panah, sebuah lagu derap besi yang liar bergema dengan gemilang lingkaran cahaya!
Dataran Helm Suci mengerang dalam kegelisahan, seolah setiap inci tulang dan dagingnya diinjak-injak menjadi remukan!
Yang Mulia Raja Naga Laut memandang dengan wajah pucat pasukan kavaleri berat Bimon yang mengeluarkan pelangi api dan sabit darah dari senjata mereka, tertegun dalam kesunyian yang panjang.
Sejujurnya, Yang Mulia Lei Dongduo sedikit terkejut.
Kekuatan elemen adalah tiket masuk yang dihormati di semua dimensi dunia. Di seluruh negara yang dikenal, kesatria arkan yang begitu perkasa ini adalah kekuatan yang tak tertandingi!
Mereka mengandalkan formasi kelompok, melepaskan naga api yang menyapu bumi bagai putra kesayangan Dewa Api!
Tak terbendung dan tak terkalahkan, sabit darah bulan sabit yang mereka tembakkan menghancurkan segalanya seperti iblis yang baru bebas dari Laut Darah Kharon!
Postur tubuh mereka besar, kekuatan yang mengerikan, gaya bertarung yang garang dan kejam. Setiap serangan mengubah penghalang di depan menjadi debu!
"Ya Tuhan... Apakah ini benar-benar Bangsa Manusia Berbulu Aiqin yang legendaris?" Siapa yang bilang Bimon Aiqin anti-sihir? Yang Mulia Raja Naga Lei Dongduo berpikir keras, ingin sekali membunuh si brengsek penyebar rumor itu.
“Yang Mulia!” Liu Zhenhan menggandeng tangan Raja Naga Laut, terbang bersama ke hamparan pasir putih yang bersinar. Dengan bangga ia menunjuk pasukan kavaleri berat yang bergerak maju dengan cepat: "Anak-anakku ini memang bangsa manusia berbulu, tapi mereka juga anak-anak kesayangan Dewa Perang Kampas!"
“Master, bolehkah saya bertanya? Ilmu arkan apa yang digunakan anak-anakmu tadi?” Raja Leidongdu menatap Lao Liu dengan penuh hormat dan kehati-hatian.
Ya Tuhan, Raja Naga Laut hampir mati iri! Pelangi api yang dikeluarkan kavaleri berat Bimon ini tebalnya seperti belalai gajah raksasa!
Bahkan beberapa ksatria tingkat tinggi tidak hanya mengeluarkan pelangi api, tapi juga bisa melepaskan pisau darah sepanjang kerang kipas Carmen!
Ini adalah dua jenis kekuatan elemen sekaligus!
Istilah "penguasaan ganda" untuk pengguna elemen, di mana pun pasti akan membuat orang angkat jempol!
"Hmm..." Liu Zhenhan menarik napas dalam-dalam, merasa kesulitan menjelaskan konsep serangan Transformasi Liar. Transformasi ini murni mengandalkan amarah untuk membangkitkan potensi, prinsipnya agak mirip dengan telepati, tapi jelas bukan kekuatan elemen melainkan insting alami.
"Ini ilmu hitam." Akhirnya Lao Liu menemukan istilah yang pas.
“Raja Leidongduo” Yang Mulia segera mempercayai pernyataan ini, karena Mo'er tepat di hadapannya mulai melantunkan "Lagu Perang Darah dalam Cinta", menyelimuti Ksatria Kematian dengan lingkaran cahaya merah yang megah, mengumpulkan kabut darah tebal di udara, lalu mendistribusikannya ke tubuh kavaleri berat Bimon.
Lao Liu menghela napas kecil dalam hati, merasa ada sedikit kekurangan dalam kesempurnaan.
Setelah kekuatan mengerikan dari "Serangan Berdarah Besi" baru saja diperagakan oleh Ksatria Kuda Besi Kolina, dia sempat sangat bersemangat; namun tak lama kemudian, bilah darah yang ditembakkan oleh kavaleri berat antelop yang mampu "Amuk Mandiri" mulai menunjukkan ketidaksempurnaan - bilah bulan sabit berdarah besi mereka, baik dalam kekuatan maupun ukuran, jauh tertinggal dibanding bilah darah ganda Kolina dan saudara mammoth. Bahkan pengawal istana Vieri pun harus mengakui perbedaan ini.
Pasukan kavaleri kembar Gemini yang lahir dari rahim yang sama, memang menunjukkan kekuatan tak tertandingi dalam "Transformasi Liar Bersama" dibanding amuk mandiri. Sayangnya pasukan Gemini yang dijanjikan Yang Mulia belum tiba, kalau tidak hari ini akan jadi sangat spektakuler! Liu Zhenhan kembali menghela napas, bergantung pada orang lain tetap tidak sebaik mengandalkan diri sendiri. Rupanya produksi massal "Logam Isidintin" harus dipercepat - tanpa bantuan logam transformasi tenang itu, mustahil bagi prajurit Bimon biasa untuk menggunakan "Transformasi Liar Berdarah Besi" dengan bantuan "Lagu Perang Penghisap Darah".
Pasukan Kavaleri Ganda Liar, Liu Zhenhan merasa namanya saja sudah membuatnya berdebar.
Pertempuran hingga saat ini, pasukan darat Bangsa Iblis telah dibajak bolak-balik oleh meriam cahaya dan serangan udara. Penunggang serigala dengan keunggulan jumlah, telah berhasil menembus pertahanan ghoul yang tanpa kereta perang penghancur, tanpa perlindungan udara maupun tembakan jarak jauh, lalu membagi mereka menjadi potongan-potongan kue lezat; Kini setiap kilatan pedang berbinar menyambar, anggota tubuh tercabik beterbangan. Pasukan penghadang Bangsa Iblis kekurangan personel, kualitas, dan senjata yang memadai. Penghabisan total hanyalah masalah waktu.
Tapi yang membingungkan Liu Zhenhan adalah: Di tengah panasnya pertempuran antara pasukan Bimon dan pasukan penghadang Bangsa Iblis, para pengintai udara musuh yang mengikuti penunggang serigala justru diam membeku di langit sejauh belasan li. Jumlah mereka sekitar seribu-dua ribu, tapi tak satu pun datang memberi bala bantuan. Mereka hanya mematung menyaksikan Pasukan Udara Istana Musim Panas menghujani tanah dengan labu minyak, hujan panah, pisau terbang, tombak bermata, serta peluru penghancur Heisuoyin sebesar nanas.
Tiga kepulan debu dari cakrawala yang sebelumnya bergerak mengurung juga berhenti. Sepertinya pasukan utama Bangsa Iblis menghentikan langkah.
Liu Zhenhan benar-benar tak memahami situasi ini.
Dengan menggunakan barrier bayangan lemah dari peri bunga, formasi teleportasi kristal yang dibawa pasukan penyergap bangsa iblis telah dinonaktifkan. Jika tak bisa menambah pasukan lewat teleportasi jarak jauh, sementara pasukan utama juga menghentikan langkah di kejauhan, bukankah komandan tertinggi bangsa iblis hanya bisa menyaksikan pasukan penyergap mereka dihancurkan prajurit Behemoth?
Jangan-jangan mereka ketakutan oleh Naga Emas bajakan? Liu Zhenhan curiga mencuri pandang ke Raja Naga laut Yang Mulia Leidongduo yang matanya membelalak seperti kaca, menatap tajam Naga Emas bajakan di langit.
Selain 100 ekor khimera Landak dari kelompok pendeta, Chimera berkepala dua pasukan udara antelop juga menyamar sebagai naga emas. Di langit medan perang sekarang berkerumun Naga Emas berkepala dua, sayangnya hanya tunggangan Kapten Lampard, Hasseibaink, yang benar-benar bisa menyemburkan kilat.
Berdiri di posisi lain, Liu Zhenhan memastikan penilaiannya.
Seberani apa pun komandan tertinggi bangsa iblis, melihat ratusan Naga Emas pasti membuat jantungnya berdebar. Naga Aigean memang bukan satu-satunya Monster Tingkat Super, tapi merekalah yang paling Berbual B dan termasyhur di berbagai tingkat dimensi - fakta yang diakui semua orang.
Apalagi di bawah pengawasan ketat para pengintai bangsa iblis, sekawanan Naga Emas dan sekelompok Ksatria Siluman yang membawa tong anggur telah mencabik-cabik sepuluh Ksatria Bersayap Dua menjadi potongan daging di langit!
Liu Zhenhan segera memanfaatkan momen langka ini, memerintahkan para pendeta untuk mengarahkan khimera Landak mulai mendarat secara menyebar. Begitu Bolanatu bajakan mengeluarkan cakar Adamantium sepanjang 200 inci, bekerja sama dengan Mesin Gaocen dan infantri berat yang menyapu area dengan penyembur api, dalam sekejap tempat ini hanya akan menyisakan tumpukan mayat berserakan. Namun dia juga paham, kali ini pasukan bersenjatanya telah diamati dari jarak dekat oleh bangsa iblis. Setelah khimera tampil di dunia iblis, mustahil lagi menggunakan mereka untuk menipu orang di masa depan.
Setelah melihat kondisi langit, Liu Zhenhan mengangguk pada Xiao Bei, memberi isyarat untuk mengakhiri pertempuran.
Yang agak disayangkannya, meskipun Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui telah memberikan ruang gerak yang cukup luas bagi Resimen Ahli Sihir Arkan bangsa iblis, mereka tetap tidak menunjukkan performa yang mengesankan. Formasi yang disusun masih bisa diterima, pergeseran formasi saat diserang mendadak juga cukup lincah, tapi menurut Xiao Bei mereka masih terlalu kaku. Formasi yang digunakan ahli sihir arkan bangsa iblis sekarang mengandalkan pola serangan kelompok tetap: tembakan panjang, tembakan rapat, tembakan dorong, dan tembakan parabola - serangkaian taktik yang sudah menjadi catatan usang bagi para pelatih sihir Aiqin. Semuanya bisa dirangkum dalam satu kata: primitif.
Adapun roda wanita telanjang yang diangkat oleh delapan perusak obsidian itu, juga tidak pernah menunjukkan fungsinya. Hanya terlihat para perusak obsidian itu berkeringat deras, berjongkok panik sibuk mengganti batu permata perisai pada skala konstelasi roda. Jika bukan karena Pasukan Ajaib sengaja menahan serangan, dengan keunggulan jumlah pasukan saja mereka sudah bisa menghabisi para perusak itu. Mana mungkin membiarkan mereka dengan seenaknya berjongkok sibuk mengutak-atik pekerjaan tangan.
Hanya ada satu hal yang sedikit patut diperhatikan, yaitu para ahli sihir arkan bangsa iblis ini memiliki rasio persenjataan tongkat Augustus Ogus yang sangat tinggi!
Setiap orang dari mereka memiliki minimal lima tongkat sihir tulang!
Sedangkan para komandan lapangan yang berpenampilan luar biasa, semuanya membawa sepuluh tongkat sihir tulang, bahkan ada yang lebih banyak lagi!
Menurut pandangan tradisional Benua Aigean, seorang penyihir biasa yang bisa melepaskan lima atau enam mantra dalam pertempuran sudah dianggap sangat hebat. Jika melepaskan mantra yang lebih "berbual B", mampu mengeluarkan satu kali saja sudah dianggap ahli.
Jika para penyihir formal bangsa iblis masing-masing membawa lima tongkat sihir tulang, ini memberi mereka kemampuan serangan elemen dua kali lipat lebih besar dibanding penyihir Aiqin, plus keunggulan mantra instan - kecepatan dan pentingnya serangan pembuka, Liu Zhenhan sangat memahami bobotnya.
Untuk hal ini, Lao Liu sama sekali tidak merasa iri. Dunia iblis sejak dulu diperintah oleh pemerintahan diktator dengan sentralisasi kekuasaan standar. Tulang Rusuk yang diambil dari kepala Binatang Ajaib Mutasi ini memiliki signifikansi strategis, dengan kata lain merupakan senjata dan perlengkapan alami. Siapapun Raja Lich yang berkuasa, pasti tidak akan melepaskan pengumpulan dan manajemen distribusi terpusat.
Selama 10.000 tahun, berapa banyak Tongkat Augustus Ogus yang bisa diproduksi dari Binatang Ajaib Mutasi di dunia iblis?
Akumulasi selama waktu sedemikian lama, pastilah jumlahnya mencapai angka astronomis!
Dengan perhitungan seperti ini, tidak aneh jika setiap penyihir bangsa iblis resmi memiliki lima Tongkat Sihir Tulang.
Bagaimanapun juga, kekayaan yang terakumulasi bertahap oleh negara selama 10.000 tahun jauh melampaui apa yang bisa dicapai individu mana pun.
Mengenai hal ini, Liu Zhenhan masih memiliki sedikit kesombongan. Sehebat apapun Tongkat Sihir Tulang, hanya bisa menembak sekali. Tapi Feilengcui memiliki Mata Air Elemen, sumsum darah, dan Pil Emas Hua Ting. Putri duyung air tawar, Kurcaci Emas, dan Pejabat Bunga semuanya adalah ahli mantra spontan. Jika kekuatan magis habis, tinggal diisi ulang - ini jauh lebih praktis daripada Tongkat Sihir Tulang!
Pagi ini Wentekelaier kembali ke dunia bawah tanah, menuju Benua Bawah Tanah lapis keempat untuk memanggil kerabatnya. Sebentar lagi akan ada banyak Mata Air Elemen dan Mata Air Kehidupan yang datang, ingin ditolak pun tidak bisa.
Setelah menerima instruksi bos, Beckham dengan santai memimpin beberapa ahli Magister Sihir tingkat tinggi bawahannya untuk mulai turut campur dalam pertempuran secara agresif.
Bahkan jika Xiao Bei tidak bergabung, situasi para ahli sihir arkan bangsa iblis sudah berada di ujung tanduk.
Pada tahap awal, mereka yang penuh semangat masih mencoba menggunakan serangan bertubi-tubi Tongkat Sihir Tulang untuk mengalahkan lawan sekaligus, namun hasilnya diintervensi.
Setelah kehabisan Tongkat Sihir Tulang, mereka mulai menggunakan gulungan tulang, tapi lagi-lagi diintervensi.
Ketika gulungan tulang habis dan keringat mengucur, mereka meminta perusak obsidian mengisi ulang kekuatan arkan, berusaha bertarung dengan kemampuan asli. Hasilnya nyaris membuat mereka muntah busa, sementara lawan tetap santai sesekali melempar buah pil ke mulut dengan gaya santai.
Di antara para Lich, kini hanya komandan yang memiliki sumsum darah cadangan yang masih bertahan. Sebagian besar sudah kelelahan total, hanya menyisakan beberapa buah kristal ogus untuk satu kali pengisian kekuatan arkan. Bayangan pesimisme dan keputusasaan mulai muncul - setiap barrier perisai yang mereka lepaskan selalu dihancurkan, sementara serangan sihir arkan mereka terus diintervensi. Tanpa perlindungan barrier, mereka sudah "telanjang" cukup lama.
Setiap Lich masih menyimpan Prajurit Kebencian mekanis yang belum digunakan. Bukan karena tidak ingin melepaskannya, tapi karena malu. Melihat prajurit Behemoth dan raksasa berbadan tegap yang mengelilingi mereka dengan tatapan waspada, mereka tidak ingin menambah penghinaan diri - lawan jelas sedang mempermainkan mereka.
Dengan campur tangan langsung sang Kapten, Regu Penjaga Istana Musim Panas yang terbebas dari gangguan pilar totem lagu perang bagaikan singa tidur yang membuka mata mengantuk, memperlihatkan deretan taring tajam yang mengerikan.
Yang Mulia Raja Naga Laut Lei Dongduo hari ini sudah mengalami kejutan berkali-kali, namun kali ini yang paling dahsyat.
Jika ingin diungkapkan dengan kata-kata yang lebih berapi-api: Sungguh sialan, betapa megahnya!
Pasukan pengawal ahli sihir arkan Santo Aiqin ini tiba-tiba berubah aura bertarungnya. Dari serangan balasan pasif bagai hujan rintik-rintik, berubah menjadi gelombang sapuan dahsyat. Semua sihir arkan terkumpul menjadi bilah-bilah elemen berwarna-warni yang melesat rendah menyudut, sambung-menyambung bagai puncak dan lembah ombak. Setiap bilah elemen yang mematikan ini memiliki lengkungan sempurna nan mempesona!
Serangan tiga dimensi yang menghujam dari atas dan mengiris dari bawah ini, berputar-putar bagai lentera ajaib, membuat siapapun yang melihatnya merasa mata mereka mau kejang-kejang. Sang Raja Naga Laut yang perkasa tak pernah menyangka sekelompok ahli sihir arkan bisa melakukan kombinasi serangan elemen seindah ini secara bersamaan.
Yang lebih mengerikan adalah para peri bunga yang terbang di langit!
Meski terisolasi, nama Xifu sudah sering didengar Sang Raja Naga Laut. Tapi sebelumnya tak terlihat keistimewaan mereka. Baru ketika mereka menunjukkan kekuatan sebenarnya, barulah tersadar apa itu ahli terkemuka sistem komando elemen!
Penghalang Pelemahan Elemen!
Panah Umpan Magis Lingxi!
Panah Amplifikasi Kekuatan!
Panah Penganugerahan Kecepatan!
Panah Serangan Pecahan!
Dibandingkan dengan rival sesama profesi Pendukung Elemen - Perusak Obsidian yang merupakan penduduk asli dunia iblis yang termasyhur, performa peri bunga benar-benar mendominasi! Baik dari segi jumlah maupun kekuatan!
Keahlian utama Perusak Obsidian adalah "Pencurian Magis", jurus andalan mereka yang mencuri kekuatan elemen bumi lawan untuk dialihkan ke ahli sihir arkan sekutu. Namun hari ini berhadapan dengan panah pemurnian dan panah penghalau peri bunga, "Pencurian Magis" mereka belum pernah berhasil sekalipun.
Awalnya hanya seperempat jumlah peri bunga yang bertarung melawan seluruh Perusak Obsidian. Kini setelah semua pasukan turun tangan, situasi berubah drastis - hujan panah efek negatif yang membuat Perusak Obsidian kocar-kacir membubarkan mantra mereka memenuhi langit.
Belum lagi efek "Beban Ganda" dan "Kebocoran Elemen" saja sudah cukup membuat pengguna elemen mana pun buru-buru ingin melompat ke sungai.
Saat semua ahli sihir arkan bangsa iblis kehabisan kristal ogus, saat mesin kebencian - perisai daging terakhir - sudah dipotong seperti saus tomat, saat mereka terdesak oleh pisau sihir arkan bagai badai dan mengira ajal sudah dekat, tiba-tiba barrier perisai raksasa turun dari langit! Dengan gemetar namun teguh, barrier itu menahan serangan mengerikan dari beberapa jurus tebasan pisau sihir arkan yang menghujam!
Delapan Perusak Obsidian yang mengusung roda wanita telanjang, tiba-tiba mengangkat tubuh raksasa mereka dan melantunkan mantra aneh.
"Ini mantra pengalih Perusak Obsidian, alias mantra provokasi!" Ailijie yang terus memantau gerak-gerik delapan bajingan ini segera membaca maksud mereka dari irama elemen ketika mereka mulai bergerak: "Delapan makhluk ini rupanya ingin mati! Mantra provokasi mereka bukan panah terbang kita yang bisa menembus jauh!"
"Barrier lagi? Memang layak hasil hantaman ratusan batu permata perisai, kelihatannya cukup kuat!" Xiao Bei bersemangat: "Tim Pengendali Api segera pasang penanda koordinat Leibao! Mari kita lakukan penetrasi terarah lagi!"
"Kampas!" Terlepas dari status mereka sebagai Bimon atau bukan, seluruh Pasukan Ajaib meneriakkan respons terhadap panggilan bos kecil mereka.
Tanpa kejutan, barrier besar yang susah payah dibuat ahli sihir arkan bangsa iblis melalui roda wanita telanjang kembali ditembus. Pasukan Ajaib sekali lagi menghina Perusak Obsidian. Peri bunga terlebih dahulu membubarkan mantra provokasi lawan, lalu semua orang mengarahkan sinar sihir ke roda wanita telanjang itu.
Dalam ledakan silang elemen, barrier perisai besar perlahan tercerai-berai dengan perasaan enggan.
Menyaksikan Pasukan Ajaib bawahannya berhasil menghancurkan barrier perisai besar lawan untuk kedua kalinya, Liu Zhenhan sedikit terkesan. Barrier perisai besar yang unggul seharusnya memiliki kemampuan ledakan silang melalui reaksi berantai, menghapuskan semua sihir lawan yang ditembakkan sekaligus dalam sekejap. Menara Barrier Mata Air Mimpi manusia memiliki efek seperti ini, formasi pertahanan Lima Elemen Tang Zang juga demikian. Tak disangka bangsa iblis pun memiliki kemampuan setara.
"Kakak, sekarang giliranku tampil! Prajurit Dobermannku sudah tak sabar!" Bos kedua yang telah lama mengamati dengan dingin mendekati Lao Liu dengan wajah penuh semangat.
Sebelum Liu Zhenhan sempat menjawab Kaka, bulu kuduknya tiba-tiba berdiri. Saat menengadah, delapan Perusak Obsidian yang mengangkat piringan wanita telanjang itu sedang menggeretakkan gigi, mengarahkan patung wanita telanjang itu ke semua Pasukan Ajaib.
"Pavel!" Teriakan Liu Zhenhan pecah tiba-tiba disertai firasat buruk.
Bab 604 Penari di Ujung Pisau
Sebelum gema suara menghilang, anak panah berbulu pertama Nedved telah menancap di tenggorokan seorang Perusak Obsidian.
Mata panah Adamantium yang tajam membabat tulang leher rapuh tanpa hambatan. Ekor panah yang bergetar keras menyemburkan percikan darah, seketika menghapuskan nyawa rentan ini.
Sebenarnya tanpa perlu bos membuka mulut untuk mengingatkan, para Shenjian Zheqin dari Pelayan Istana Musim Panas telah menyadari keanehan.
"Firasat keenam" mereka yang luar biasa memiliki kepekaan akurat terhadap niat membunuh tersembunyi dan ancaman potensial!
Dapat menggunakan satuan waktu terpendek dan terpadat untuk menggambarkan hujan panah yang luar biasa rapat berikutnya.
Seolah-olah matahari kecil tiba-tiba terbit di garis cakrawala, ribuan sinar emas menyebar ke segala arah, berkumpul menuju delapan Perusak Obsidian yang mengangkat roda wanita telanjang.
Ratusan Shenjian Zheqin dengan kecepatan tembak tak terlihat oleh mata, bersama-sama menembakkan panah hingga delapan Perusak Obsidian tewas di depan umum.
Di mata Penjaga Pohon, delapan Perusak Obsidian hidup ini tiba-tiba berubah menjadi delapan rangkaian bunga mawar.
Di mata Bangsa Laut, delapan makhluk hidup ini seketika berubah menjadi delapan buah bulu babi.
Di mata ras Bimon, delapan tubuh hidup ini tiba-tiba menjelma menjadi delapan ekor landak.
Dentuman "Braak" disertai percikan api marah, sebilah Pisau Api hitam melesat menerobos hujan panah yang rapat, menyusul kemudian memotong pinggang perkasa seorang Perusak Obsidian dengan gerakan berputar.
Serangkaian serangan kombinasi telah selesai dalam sekejap mata. Mayoritas Pasukan Ajaib hanya sempat mengarahkan tongkat sihir mereka ke delapan perusak obsidian, namun kedelapan makhluk itu telah menemui ajalnya!
Apa arti "tak ada yang tak bisa dihancurkan, hanya kecepatan yang tak tertandingi"?
Apa maksud "penyihir sejati harus menguasai pengaturan jarak"?
Semua yang terjadi di depan mata menjadi jawaban yang gamblang!
Dalam jarak yang tepat, kecepatan yang semakin tinggi justru mewakili semangat penghancur yang tak terbendung!
Roda patung wanita telanjang kehilangan penyangga utamanya. Bagai gunung emas yang runtuh, patung itu perlahan roboh bersama delapan perusak obsidian berduri seperti landak. Gesekan antara logam padat dengan kerikil tanah melahirkan suara nyaring yang menusuk telinga.
Semua terjadi dalam sinkronisasi sempurna. Sayap kristal hitam legam di punggung patung Warronbal masih tegak berdiri, terus-menerus bergesekan dalam kesunyian yang angker. Karena miring di tanah, arah mulut kecil patung itu tepat mengarah ke formasi padat pasukan sayap kiri ahli sihir arkan bangsa iblis.
Dalam sekejap mata, kristal ogus yang berjejal di tubuh mulus patung wanita tiba-tiba memancarkan kilauan cahaya.
Semua perubahan terjadi terlalu cepat. Puluhan ahli sihir arkan bangsa iblis yang tepat berada di depan patung wanita telanjang dengan mulut kecil seperti ceri, bahkan masih membawa ekspresi terkejut di wajah mereka. Tanpa sempat mengeluarkan setengah erangan, secara kolektif mereka mengeluarkan suara "kreek-kreek" yang membuat bulu kuduk merinding seperti kacang meledak. Lubang wajah dan pori-pori tubuh mereka menyemburkan darah bersama-sama, lalu ambruk seperti pilar kayu yang lapuk.
Badai tak kasat mata yang seolah mampu menghancurkan segalanya ini bahkan menjalar ke kejauhan. Sepanjang jalur lurus sepanjang lima ratus yard, pasir bergetar terurai menjadi debu, rumput liar remuk menjadi asap hijau. Sebuah parit persegi panjang raksasa dengan lebar 5 chi dan kedalaman 10 chi tercipta dari tanah yang ambruk!
Kanal buatan yang tiba-tiba muncul ini memancarkan gelombang debu pekat seperti semburan sumur, mengerikan seperti pertanda gempa! Untungnya lokasi pertempuran dua pasukan sihir ini jauh dari front utama medan perang. Jika tidak, dalam radius mematikan "kanal buatan" ini, entah berapa banyak ikan yang akan menjadi korban!
Liu Zhenhan menyaksikan semua yang terjadi, betisnya bergetar seperti urat yang kejang.
Kali ini, kekuatan gelombang ultrasonik meninggalkan kesan yang tak tertandingi dalam dirinya.
Dibandingkan dengan serangan pertama, serangan gelombang ultrasonik yang dilancarkan oleh ahli sihir arkan bangsa iblis menggunakan patung wanita telanjang berputar kali ini kekuatannya meningkat berkali-kali lipat! Mengingat dahsyatnya serangan ultrasonik ini, jika terkena langsung, batu permata perisai Pasukan Ajaib kemungkinan tidak bisa menahan. Meski ada perisai besar prajurit Kurcaci Emas sebagai tameng depan, korban pasti akan sangat besar!
Karena gelombang ultrasonik memiliki kemampuan menembus zirah, dan gelombang suara ini memiliki daya hancur mengerikan terhadap objek berukuran kecil seperti sumsum tulang, urat, dan pembuluh darah manusia!
Tubuh penyihir umumnya lemah. Tanpa perlindungan perisai magis, serangan seperti ini bersifat menghancurkan!
Tidak hanya Liu Zhenhan, semua orang lain juga terpaku membeku!
Bahkan ahli sihir arkan bangsa iblis yang selamat pun terbelalak dengan mata putih terbalik.
Serangan ini bisa langsung mengukir kanal kecil sepanjang lima ratus yard di tanah, siapa yang tidak takut melihatnya?
"Diam saja ngapain? Serbu sekarang!" Bos kedua Kaka yang melihat semua orang terdiam bodoh, dengan sigap menggerakkan tangannya. Pasukan prajurit Dobermannnya yang sudah mengasah kuku sejak tadi langsung maju membersihkan medan perang.
"Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui sekarang dipenuhi talenta! Unit tempur sudah mulai tumpang tindih, dan setiap unit memiliki pasukan elite yang tangguh. Bagi pendatang baru yang ingin menonjol, ini sungguh sangat sulit!"
Ambil contoh pertempuran sihir. Bahkan kelompok pendeta yang dipimpin nyonya bos Helen pun sepenuhnya ditekan oleh Pasukan Sihir Beckham. Mereka hanya bisa mencari celah untuk misi sampingan yang tidak penting, apalagi Pasukan Charge Sihir yang baru bergabung?
Orang bodoh menunggu kesempatan, orang bijaklah yang merebut kesempatan. Bagaimana mungkin Kaka melupakan prinsip turun-temurun Druid ini?
"Huh! Huh! Huh!" Tiga ratus prajurit Mok'nathal Sal dipimpin enam prajurit Perisai Biru Juedi. Setiap 50 orang membentuk unit tempur, dengan cepat menyusun enam formasi perang terpisah berbentuk kuncup plum. Dengan teriakan serempak, mereka melakukan charge bergantian ke depan.
Tabung lonceng angin yang terpasang di pergelangan tangan mereka dicopot. Setelah digoyangkan perlahan, pilar-pilar cahaya merah muda terlontar dari tabung logam pendek itu, mengkristal menjadi tombak-tombak cahaya merah sepanjang dua meter. Tombak-tombak berwarna darah ini terlihat substansial, berkilauan di bawah senja yang suram; Enam petarung utama selain memegang tombak cahaya dengan satu tangan, pelindung pergelangan tangan logam di lengan kiri mereka juga memancarkan tirai cahaya biru besar, membentuk perisai cahaya biru baja berbentuk sayap pedang yang menyilaukan.
Serangan-serangan sihir arkan berhamburan seperti bunga yang ditaburkan dari formasi utama, membawa teriakan kepungan terdesak, langsung menuju para keturunan yang mengalirkan darah Leksa ini.
Sekalipun seberapa lamban pun, menyaksikan orang lain datang membunuh ke depan pintu, para ahli sihir arkan bangsa iblis pasti akan melawan mati-matian - menunggu disembelih bukanlah sifat bangsa iblis!
Upaya Pasukan Ajaib untuk mencegah serangan sihir lawan dihentikan oleh Liu Zhenhan dengan keras.
Wilayah tertutup manapun, setelah mengalami evolusi selama ribuan tahun, akan melahirkan sistem peradaban uniknya sendiri.
Meskipun pegunungan sejauh 100.000 li masih termasuk dalam wilayah Benua Aigean, daerah itu bahkan lebih sedikit berinteraksi dengan dunia luar dibanding Gurun Pasir Taklamakan. Jika di gurun bisa lahir peradaban sihir yang berbeda dari Aigean, tentu pegunungan 100.000 li juga mampu.
Liu Zhenhan tidak khawatir Prajurit Doberman yang nyaris telanjang ini akan menghadapi bahaya. Ahli sihir arkan bangsa iblis kini tersisa kurang dari 400 orang yang sudah kelelahan dan mencapai batas maksimal. Prajurit iblis lain dari pasukan penghalang telah dihancurkan atau kabur. Sekarang tak ada yang peduli nasib mereka, apalagi memberi dukungan tembakan. Dalam situasi sejelas ini, jika garis keturunan darah inti Leksa tidak bisa mengatasi musuh kelas kacangan seperti ini, pantaskah mereka disebut unit tempur resmi Feilengcui?
Tiga ratus prajurit Doberman yang dibawa dari pegunungan sejauh 100.000 li tidak mempermalukan Kaka sebagai bos kedua Feilengcui, juga tidak menodai marga Mok'nathal Sal yang terhormat. Cara bertarung mereka yang brutal nyaris membuat semua penonton pertempuran menjadi gila!
Untuk setiap sihir arkan yang menyasar kelompok, entah akan terpental kejauhan secara tidak beraturan setelah terkena pantulan cahaya biru dari perisai energi sang pemimpin prajurit, atau dihancurkan dari kejauhan oleh tombak-tombak cahaya merah yang dilemparkan! Para prajurit Dober ini mengenakan rangkaian tabung logam pendek berbentuk lonceng angin di pergelangan tangan mereka. Setiap kali sebuah tombak cahaya dilemparkan, tabung logam baru langsung muncul di tangan mereka dan segera berubah menjadi tombak cahaya merah baru. Gerakan mereka terampil dan penuh kesombongan, jelas menunjukkan mereka adalah tukang pukul terlatih bereputasi.
Mencegat sihir arkan skala besar lawan belum seberapa, cara mereka menghadapi serangan sihir arkan tipe tunggallah yang benar-benar "Berbual B"!
Setiap kali serangan sihir tunggal seperti tengkorak tikus gerigi atau panah terbang berlapis tulang datang, prajurit Mok'nathal Sal di barisan depan dengan tenang mengayunkan tombak cahaya merahnya. Dengan menggunakan gagang tombak untuk menghantam sihir-sihir tersebut, mereka memukul habis serangan tunggal itu seperti sedang bermain kriket!
Menyaksikan pemandangan tak masuk akal ini, setiap ahli sihir arkan bangsa iblis harus terlebih dahulu membungkukkan pinggang untuk memungut rahang mereka yang terjatuh ke tanah. Karena tanpa melakukan itu, mereka sama sekali tidak bisa mengeluarkan teriakan kekaguman.
Bagaimana mungkin?!
Serangan sihir arkan seharusnya meledak saat bersentuhan, mana mungkin bisa dipukul seperti bola kriket seenaknya?!
Yang Mulia Raja Naga Laut dan para pengawal kerajaan benar-benar hampir gila! Hari ini mereka sudah menyaksikan banyak hal menakjubkan, tapi tak menyangka di akhir masih bisa melihat teknik langit-terbalik yang benar-benar meruntuhkan keseimbangan elemen!
Ini cukup melukai kepercayaan diri Raja Naga Laut dan para ahli bawahannya.
Liu Zhenhan dan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui juga tercengang sampai mata melotot.
Kemampuan Penyihir Senapan Magis Suku Dubin, si bos kedua yang mulut besar itu sudah membualkan ribuan kali.
Jadi menghadapi 300 prajurit Mok'nathal Sal yang mempertontonkan pertunjukan memukul bola magis layaknya si tokoh anime, Liu Zhenhan dan seisi Feilengcui tidak terlalu terkejut - Sihir Cahaya Suci memang ahli dalam kilatan dan pantulan, sihir pelangi Suku Dubin juga termasuk cabang sihir cahaya. Kemampuan memantulkan sihir seperti ini wajar, yang paling mentereng cuma tombak pilar cahaya nyata yang bisa mereka wujudkan. Adegan 300 prajurit Mok'nathal Sal menyerbu sambil membawa tombak itu membuat Lao Liu hampir berkhayal mereka sedang bertempur dengan lampu neon di tangan - Dulu waktu tawuran, Lao Liu juga pernah pakai lampu neon, senjata licik yang lukanya sulit sembuh.
Yang benar-benar membuat Lao Liu dan seluruh warga Feilengcui terperangah adalah teknik tusukan spektakuler namun penuh risiko ala Suku Dubin.
Tiga ratus prajurit Mok'nathal Sal tidak sekadar memantulkan sihir arkan bangsa iblis. Formasi tempur mereka yang longgar namun teratur menyediakan ruang manuver yang cukup, memungkinkan tombak cahaya mereka terus berayun memindahkan setiap sihir arkan secara bolak-balik antar sesama prajurit.
Ini bukan lagi tiga ratus prajurit Doberman biasa!
Di mata Lao Liu, mereka bagaikan tim basket raksasa yang terbagi menjadi enam unit, melakukan serangan operan tanpa henti!
Hanya saja yang mereka oper bukan bola basket, voli, atau pingpong, melainkan sihir!
Ratusan sihir sekaligus!
Bagi orang awam yang belum pernah menyaksikan metode pertempuran seperti ini, gerakan oper-tangkap tiga ratus prajurit Doberman ini benar-benar membuat tak sempat bernapas!
Ratusan unit sihir bergerak simultan!
Hampir setiap prajurit Doberman terus-menerus mengayunkan tombak cahaya, memantulkan sihir yang menderu ke rekan terdekat.
Koordinasi oper-tangkap mereka begitu cepat dan lincah, tak putus-putusnya!
Di ruang sempit yang mencekik ini, mereka bahkan harus sesekali melemparkan tombak cahaya untuk mencegat sihir arkan kelompok besar dari ahli sihir bangsa iblis!
Hanya kata "gila" yang bisa menggambarkan tindakan menari di ujung pisau seperti ini.
Tiga ratus prajurit Mok'nathal Sal hanya mengenakan jubah dan celana pendek empat persegi. Zirah yang hampir mirip telanjang ini memang memiliki keindahan klasik, tapi bahkan orang buta pun bisa melihat——begitu koordinasi operan mereka sedikit saja meleset, sudah pasti mati kaku.
Dalam hitungan detik saat semua orang tak mampu mengikuti prajurit Durbin yang mengoper sihir melalui pukulan, prajurit Durbin yang berlari kencang telah mendekati ahli sihir arkan bangsa iblis dalam jarak 100 yard.
Mereka tidak memperlambat kecepatan lari meski sambil mengoper-oper sihir.
Kecepatan charge jarak pendek raksasa pernah Liu Zhenhan alami saat memberantas perampok. Hari ini ia bisa memastikan: tiga ratus Raksasa Voodoo dari Pegunungan 100.000 Li ini, meski saling memukul untuk mengoper sihir, sama sekali tidak mengurangi kecepatan lari mereka!
Mereka keren banget!
"Huu! Huu! Huu!" Teriakan liar serempak kembali meledak dari mulut setiap prajurit Mok'nathal Sal. Enam formasi tempur yang semula seperti putik bunga tiba-tiba berubah sejajar. Kali ini setiap prajurit Durbin mengayunkan tombak cahaya secara serempak, memuntahkan sihir arkan yang dioper ke formasi penyihir bangsa iblis dengan dahsyat!
Mereka berhenti melakukan operan.
Melainkan memukulkan semua sihir itu ke musuh di depan mata!
Pemandangan yang secemerlang bunga api di tengah formasi ahli sihir arkan bangsa iblis meledak, menerangi wajah-wajah yang dipenuhi ketakutan.
"Biarkan beberapa tahanan hidup!" Liu Zhenhan segera membentak. Ia merasa campur aduk antara gembira dan khawatir - gembira karena keturunan Leksa ini ternyata begitu hebat, hanya dengan mengandalkan pukulan tongkat mereka bisa membawa sihir lawan sejauh seratus yard ke depan musuh lalu mengembalikannya dalam keadaan utuh; khawatir jika semua ahli sihir arkan bangsa iblis ini dibantai, siapa lagi yang akan mengungkap misteri senjata inti ganda?!
Perintah ini masih tepat waktu. Prajurit Dobin mengalihkan sisa sihir arkan mereka dengan tombak cahaya merah ke kejauhan, lalu serentak mengacungkan tombak darah sepanjang dua meter. Di bawah tatapan penuh kekaguman, mereka seperti harimau kelaparan menerkam mangsa langsung ke formasi inti ahli sihir arkan bangsa iblis. Perusak Obsidian bertubuh kekar yang mencoba mengayunkan palu untuk perlawanan terakhir, langsung ditusuk tembus seperti tanghulu oleh tombak prajurit Dobin.
Ini adalah pembantaian yang paling teratur!
Bahkan komandan militer yang paling cerewet sekalipun akan mendeskripsikan gaya bertarung prajurit Dubin seperti ini: Setiap prajurit di barisan terdepan, melalui gerakan memutar tubuh yang seragam dan menusukkan tombak dengan frekuensi sinkron, seperti pagar yang menusuk secara serempak setiap penghalang; Sementara prajurit Dubin di barisan berikutnya melompat ke depan dengan tombak terhunus secara rapi, diikuti barisan terakhir yang melemparkan tombak cahaya secara bersamaan, berulang seperti siklus.
Pembantaian tiga putaran bergiliran ini, sangat mekanis dan efisien.
Bahkan Pasukan Istana Musim Panas yang dilindungi prajurit Kurcaci Emas pun merinding menyaksikannya - barrier perisai sekuat apapun takkan mampu menahan prajurit pertempuran tangan kosong yang berhasil menerobos! Apalagi yang datang adalah ogre besar berpostur gagah dengan keahlian tombak mumpuni! Bagi penyihir dengan fisik rentan, menghadapi lawan seperti ini pasti berakhir bencana!
Bagaimanapun, tidak setiap penyihir memiliki fisik sekuat Kurcaci Emas, dan bahkan jika memiliki kekuatan fisik setara, belum tentu memiliki ilmu bela diri yang sepadan.
Menghadapi tombak cahaya dengan daya tembus luar biasa, semua lich iblis bagaikan anak ayam di bawah cakar elang - gemetar menundukkan tangan, wajah pucat bagai tanah.
Mereka bukan perusak obsidian, fisik mereka sangat lemah. Ketika ogre raksasa yang kemampuannya dalam pertarungan jarak dekat setara raksasa perbukitan Benua Aigean mendekat, hanya ada satu akhir: menyerah pada maut.
“Tinggalkan prajurit Dubin untuk terus menghancurkan nyawa!” Enam perisai biru Jedi yang memimpin petarung dengan gagah menggiring enam tawanan menghadap Liu Zhenhan, mengetuk dada kekar mereka dengan hormat militer.
“Sudah kubilang! Lihatlah betapa hebatnya prajurit Monasal ini!” Kaka kali ini tampak bangga, jempol teracung tinggi dengan wajah penuh kesombongan: “Keturunan Raja Leksa takkan pernah pengecut!”
“Berapa unit sihir maksimal yang bisa dialirkan formasi perangmu?” Liu Zhenhan tersenyum lebar sambil menepuk perut seorang pemimpin petarung. Tingginya terlalu pendek, hanya mencapai bagian bawah tubuh Raksasa Voodoo.
“Setiap 'Formasi Perang Dahairo' bisa menyalurkan dua ratus unit sihir, total enam formasi seribu dua ratus. Hari ini hanya latihan kecil, Tuan!” Pemimpin petarung itu membungkuk hormat sambil merangkul dadanya: “Setiap prajurit Dubin harus membagi empat sihir sekaligus.”
“Luar biasa!” Liu Zhenhan terdiam. Pikirannya melayang pada badut sirkus yang melempar-lempar apel.
“Tuan, kami hanya level menengah. Pengawal kerajaan yang sebenarnya lebih hebat - 'Formasi Perang Dahairo' mereka bisa menampung tiga ratus unit!” Pemimpin itu jujur mengakui: “Kami harus membuang kelebihan jumlah melalui barisan belakang jika melebihi dua ratus!”
“Tidak ada persyaratan batasan tingkat sihir saat kalian melakukan transmisi?” Beckham tak tahan bertanya.
“Penyanyi tombak hanya bertugas mentransmisikan sihir di bawah tingkat tinggi, pemandu juga hanya bisa memantulkan sihir tingkat pemandu beberapa kali. Menghadapi sihir level lebih tinggi, biarkan para penyihir yang bertindak!” Enam prajurit Perisai Biru Jedi saling bertukar senyum, sopan mengangguk ke Xiao Bei: "Kapten, di pegunungan sejauh 100.000 li kami, selain penyanyi tombak, juga ada struktur untuk Penyihir Pelangi."
Xiao Bei hendak melanjutkan pertanyaan, sang bos menghentikan rasa ingin tahunya dengan gerakan tangan.
“Pasukan utama bangsa iblis mulai bergerak.” Liu Zhenhan memandang jauh ke arah tiga gumpalan debu panjang yang bergulir, berkata pada Kepala Staf Robby: “Segera kumpulkan pasukan penunggang serigala dan mundur!”
“Masih ada waktu.” Robby tersenyum sinis: “Kita tidak mengejar para lolosan yang berhasil kabur, pasukan utama iblis secepat apapun, paling-paling hanya angkatan udara mereka yang sempat menyusul!”
“Semua Penjaga Utama ganti panah!” Liu Zhenhan menyeringai kejam: “Begitu mereka datang, beri mereka Durex! Pasukan Istana Musim Panas bersihkan medan perang, jangan lupa kereta kristal dan Tongkat Sihir Tulang!”
"Bos, benda ini sebenarnya apa sih?" Fatty Luo dan , dua pengawal istana ini menggotong roda wanita telanjang sambil terhuyung-huyung. Karena "Jawaban" terlalu pendek sedangkan Fatty Luo terlalu tinggi, terus mengumpat sambil menuduh Fatty Luo telah membebankan seluruh berat roda padanya.
"Siapa yang mau jelaskan benda apa ini?" Liu Zhenhan menunjuk roda wanita telanjang sambil menyapu pandangan ke arah tawanan yang ditangkap oleh enam petarung. "Kau yang jawab." Ia menganggukkan dagu ke arah seorang penyihir wanita.
Perempuan ini jelas pemimpin tertinggi para ahli sihir arkan bangsa iblis. Fakta ini bisa disimpulkan dari pandangan hormat tawanan lain yang sesekali meliriknya, serta ikat pinggang tujuh permata yang dipenuhi empat belas tongkat sihir tulang ogus tersusun rapi.
Perlu disebutkan bahwa wajah penyihir wanita ini luar biasa cantik, sampai-sampai bisa mengguncang kota dan negara. Lekuk tubuhnya sensual mematikan, memancarkan daya tarik memabukkan yang jarang ditemui di dunia fana. Lao Liu tak bisa menahan desahan: "Sialan! Zaman sekarang gadis cantik semua bukan sembarang orang bisa dekati!"
"Cih!" Tak disangka si cantik ini punya nyali besar. Ia meludahi Lao Liu.
"Penggal!" Tuan Tanah Feilengcui mengusap mukanya lalu menjentikkan jari ke arah prajurit perisai biru yang mencengkeram lengan penyihir cantik itu.
"Prajurit Blue Shield terakhir dari pegunungan sejauh 100.000 li ini baru saja bergabung dengan Feilengcui, sama sekali tidak bisa mengikuti ritme. Ia menunduk melihat penyihir wanita cantik ini, lalu mendongak melihat Lao Liu, jelas-jelas tertegun."
Sebelum sempat sadar, Fatty Luo sudah menangkap perempuan iblis ini dan menginjakkannya ke tanah. Swish! Pedang besar langsung ditarik, lengan diayunkan penuh, seketika darah panas menyirami musim semi dan musim gugur.
"Sekarang sedang masa perang, bos!" Kaka menegur keras kebodohan pemimpin prajurit ini, lalu berbisik: "Feilengcui memang begini, perintah dari atas harus dilaksanakan. Lain kali jangan bertingkah lamban seperti ini, tidak mirip prajurit profesional sama sekali, membuat Laozi malu!"
"Sekarang giliranmu bicara!" Liu Zhenhan menunjuk penyihir wanita iblis lainnya. Dari enam tawanan yang ditangkap pemimpin prajurit, empat adalah penyihir wanita iblis. Rasa iba pada kecantikan jelas terlihat.
Lagi-lajiak suara meludah.
Lagi-lagi sebuah kepala menggelinding ke debu.
Empat orang berturut-turut dipenggal, akhirnya dua tawanan terakhir ini benar-benar kalem.
Memang benar bangsa iblis memandang kematian sebagai kebahagiaan, tapi ketakutan alami terhadap kematian mana bisa diredam hanya oleh tradisi budaya?
Kalau pendidikan moral berguna, dunia iblis sudah lama bebas kejahatan! Liu Zhenhan yakin betul dengan ini.
Fakta pun sesuai dugaan: takut mati bukan aib. Kalau semua tidak takut mati dan jadi bajingan nekat, bagaimana dia bisa berkuasa?
Dia tidak takut tidak mendapat pengakuan, selama masih ada satu tawanan tersisa, dia punya segudang metode interogasi untuk membuat lawan mengungkap kebenaran.
Seperti dugaan Lao Liu sebelumnya, "Roda Wanita Telanjang Fenwu Yaoji" ini adalah kebanggaan industri militer Bangsa Iblis abad ini, benar-benar senjata dual-core yang menggabungkan alat elemen dan alat energi!
Tapi ke-"Berbual B"-an senjata ini jauh melampaui imajinasi Lao Liu.
Senjata ini bergantung pada 365 buah batu permata perisai yang ditanam melalui pola formasi sihir arkan khusus, bisa menyatukan barrier perisai raksasa; Barrier ini tidak hanya bisa menahan serangan elemen musuh, tapi juga menyerap kekuatan elemen dari serangan lawan, lalu menyimpannya kembali dan mengkonversinya melalui kristal ogus untuk menggerakkan sayap jangkrik kristal patung wanita telanjang bergetar dalam kecepatan tinggi!
Sayap jangkrik kristal di belakang patung wanita telanjang ini menggunakan jenis kristal langka dari dunia iblis - "Kristal Khusus Putobaranchi". Kristal langka ini memiliki karakteristik seperti logam khusus Aiqin, khusus untuk media gelombang suara tak bersuara. Melalui pemotongan melintang yang presisi, gesekan bisa menghasilkan gelombang ultrasonik, infrasonik, dan gelombang tak bersuara lainnya.
Delapan ratus tahun yang lalu ketika manusia kelelawar pertama kali bergabung dengan bangsa iblis, pola serangan gelombang ultrasonik Warronbal telah dimasukkan ke dalam penelitian oleh para pakar terkemuka industri militer dunia iblis. Setelah menggabungkan keunggulan kristal khusus gelombang suara tak bersuara dan tenaga penggerak kristal ogus, senjata energi ultrasonik ini akhirnya berhasil dikembangkan tiga ratus tahun kemudian.
Ahli persenjataan bangsa iblis dengan cerdik mengkombinasikan senjata akustik ini dengan barrier sihir arkan. Tidak hanya dapat menghalangi serangan elemen musuh, tetapi juga memanfaatkan kekuatan elemen dari sihir lawan untuk memenuhi pasokan tenaga penggerak "Fairy Dance Maiden", benar-benar meraih dua tujuan sekaligus!
Formasi perang "Pucuk Naga" dari ahli sihir arkan bangsa iblis tercipta dengan cara ini. Melalui "Spell Panggil" dari Perusak Obsidian, semakin dekat dan kuat serangan elemen musuh dengan titik G "Fairy Dance Maiden", semakin besar energi konduksi yang diperoleh senjata dual-core, sehingga kekuatan serangan ultrasonik yang dihasilkan semakin dahsyat - sebutan "Pucuk Naga" merujuk pada delapan "Fairy Dance Maiden" yang dikendalikan Perusak Obsidian.
Karena itu ketika serangan sihir terkonsentrasi terakhir dari pasukan elit Regu Penjaga Istana Musim Panas berhasil menerobos perisai barrier besar yang dikembangkan "Fairy Dance Maiden", serangan ultrasonik dari senjata dual-core ini baru bisa menunjukkan kekuatan yang begitu luar biasa!
Barang ini pada dasarnya "semakin kuat lawan, semakin kuat pula serangannya".
Tapi pasukan ahli sihir arkan bangsa iblis ini benar-benar sial, harus berhadapan dengan Pasukan Ajaib Feilengcui.
Meskipun setiap "Dewi Tari" membawa batu permata perisai cadangan, tak ada satupun pasukan ahli sihir iblis yang terlatih dalam pengisian ulang batu permata - bagaimanapun juga, perisai 360 derajat mereka langsung tembus hanya dalam sekejap.
Siapa sangka Feilengcui punya penanda koordinat inframerah Leibao?
Siapa sangka Feilengcui punya Unit Kontrol Api Hooke?
Siapa sangka Feilengcui memiliki Pasukan Ajaib berkualitas super?
Andai bukan karena pasukan cadangan tak terduga ini, dengan satu pasukan ahli sihir arkan lengkap ditambah 15.000 prajurit iblis yang didukung lima tank penghancur, menghentikan 30.000 penunggang serigala tanpa ahli sihir, kavaleri udara, atau pasukan jarak jauh tentu mudah!
Saat Raja Langit Bersayap Enam Stockton tiba di pantai berasap mesiu dan berlumuran darah ini bersama pasukan utama, seruan yang keluar dari mulutnya persis seperti di atas.
Dengan tendangan, Stockton membalikkan mayat penunggang serigala yang dadanya ditembus tombak, lalu mencabut pedang perang yang masih melekat di tangan mayat itu.
Bilah pedang berkilau perak dengan corak awan berlapis-lapis memanjang seperti brokat, sisi tajamnya yang memikat dipenuhi celah sebesar butiran beras. Saat disentuh jari, terdengar suara "braak" nyaring.
“Waldner, kemari, coba lawan aku dengan pedangmu!” Raja Langit Bersayap Enam menggenggam erat pedang perang ini, mengarahkan mata pedang ke atas, berteriak kepada ksatria ketakutan yang berlumuran darah.
“Braak...” Ksatria Tanda Salib Berdarah perlahan mengeluarkan pedang kristalnya, mengusap darah yang masih menetes dari perban di pelipisnya, menggigit gigi lalu menghantam dengan keras sebuah tebasan ke bawah.
“Braak!”
Dentangan tajam menggema, yang tersisa di tangan Waldner hanyalah gagang pedang patah. Pisau melengkung di tangan Raja Langit Bersayap Enam bergetar pelan dalam dentang naga, kini muncul celah pelapukan sebesar kelingking.
“Pedang resmi Ksatria Tanda Salib Berdarah terbuat dari kristal Yunlan formasi tempur kelas satu, butuh perajin ahli sebulan untuk membuatnya! Tapi Bimon? Bahkan prajurit biasa pun punya pedang pusaka seperti ini!” Mata Raja Langit Bersayap Enam menyala penuh amarah dan kekecewaan, melengking ke langit: “Mengapa? Mengapa? Mengapa? Mengapa sekarang...”
“Yang Mulia... Saya...” Suara Waldner tersedu-sedu. Meski musuh tidak mengejar prajurit iblis yang lolos, setelah pertempuran ini formasi pasukan penghadang sudah hancur, pasukan elit musnah total, panji resimen direbut. Tampaknya pembubaran nama resimen sudah tak terhindarkan.
Tapi apakah ini bisa disalahkan pada saya dan anak-anak? Waldner tua bertanya pada diri sendiri dengan pilu.
Raja Langit bersayap enam Stockton mengangguk mengerti sambil menepuk bahu Lao Wa, memungut sehelai kelopak putih dari tanah, meletakkannya di hidung, dan menghirup kesejukan serta keharuman yang memancar dari kelopak itu.
“Ini adalah bunga salju gunung tinggi yang tumbuh di ketinggian lebih dari tujuh ribu yard garis hutan. Dalam tradisi Bimon, hanya prajurit yang benar-benar hidup di pegunungan tandus yang berhak mengenakannya, karena ini adalah bunga suku mereka.” Raja Langit bersayap enam seolah berbicara pada diri sendiri, sekaligus menasihati para perwira tinggi yang saling pandang bingung: “Mengenali kecantikan melalui aroma bukanlah omong kosong. Sepuluh ribu tahun lalu, semua perwira iblis berpengalaman bisa menebak lawan mereka melalui kelopak bunga yang disematkan di kerah baju.”
“Hari ini prajurit mammoth telah datang ke sini. Mereka benar-benar jawara terkuat pertama Bimon, pastinya kavaleri binatang peliharaan raksasa itulah.” Stockton menghela napas, melemparkan kelopak di tangannya: “Mereka memang terkenal sebagai pejuang sejati terunggul di Aigean.”
“Singgasana, sepertinya beberapa dokumen rahasia perlu dibuka aksesnya.” Kepala Staf berkata dengan berat hati kepada Yang Terhormat Raja Langit.
“Yang lebih menyedihkanku adalah si pengkhianat itu...” Raja Langit bersayap enam berbalik dan menghela napas, nada suaranya penuh kesepian: “Aku turut berduka untuk Yang Mulia...”
Kabut laut yang pekat seperti tinta, bagaikan monster purba yang mengintai, bergulung cepat dalam kepulan, mendorong ombak yang seperti kain linen yang terkoyak, laksana helaan napas berat Yang Terhormat Raja Langit.
Bab 605 Jebakan? Kesempatan?
Rundstedt duduk membungkuk penuh hormat di kursi kayu cendana air yang harum semerbak. Jubah sutra hijau danau yang dipotong sempurna serasi dengan paras tampannya, memancarkan aura bangsawan yang anggun namun percaya diri.
Di atas kepalanya berkobar api jiwa keperakan yang berputar-putar, Rundstedt menyeruput teh pahit-manis sambil matanya tak lepas mengamati Nyonya bos Ning Yu yang secantik bunga di Feilengcui.
Mengutip pepatah basi: roda sejarah terus menggelinding, manusia pun menua dalam debu zaman. Tapi Rundstedt tetap tak paham: mengapa dia yang berbakat justru terpuruk, sementara Tuan Tanah Feilengcui Richard yang kasar dan beringas malah punya istri cantik dan kekuatan sebesar itu?
Hanya keberuntungan?
Rundstedt meragukannya. Setelah mempelajari sejarah perang Feilengcui dan tradisi imam Bemon, tuan tanah "goblok" itu ternyata selalu menunggu momentum tepat dan punya kemampuan taktis brilian.
Wajar, karena setiap imam memperoleh pengetahuan melalui "Pencerahan Kebijaksanaan".
"Pencerahan Kebijaksanaan" telah mencakup akumulasi pengetahuan peradaban selama puluhan ribu tahun dan ratusan generasi, mana mungkin ada pendeta yang menjadi bahan mentah? Menjadi orang kasar? Menjadi orang bodoh?
Namun keunggulan-keunggulan ini tidak bisa menjadi alasan utama kesuksesan besar Tuan Tanah Feilengcui. Bukan hanya dia satu-satunya imam Bemon yang menerima "Pencerahan Kebijaksanaan", mengapa orang lain tidak bisa mencapai posisinya?
Kesuksesannya benar-benar melampaui batas pemahaman mana pun, kecepatan meroketnya belum pernah ada preseden sepanjang sejarah!
Setiap kali memikirkan hal ini, Rundstedt yang sombong merasa dadanya seperti ditindih dinding batu, sesak tak tertahankan.
"Ini adalah Teh Bunga Emas kelas dari dunia iblis. Mungkin agak tidak biasa saat pertama diminum. Tuan hanya perlu menikmati aftertaste-nya, maka dari rasa asam sepat akan muncul aroma misterius yang tak terlukiskan." Ning Yu melihat "sepupu jauh" ini mengerutkan kening saat menyesap teh, merasa agak bersalah: "Tuan Rundstedt, jika memang tidak cocok, maukah Tuan saya ganti dengan teh baru?"
"Tidak perlu. Kedatanganku ke Feilengcui bukan khusus untuk minum teh." Ekor rubah merah menyala Rundstedt menyapu lembut tanah yang bersih, dia mengangkat kepala dengan senyum samar: "Sudah lama menunggu, mengapa Richard dan Helen belum kembali juga? Ke mana mereka pergi? Aku sedang menunggu untuk memberi mereka saran bagus. Jika melewatkan saran ini, mereka pasti akan menyesal!"
"Mereka berdua pergi ke Istana Shabak untuk menghadiri rapat istana, sudah cukup lama. Saya rasa mereka akan segera kembali." Ning Yu menjawab dengan diplomatis, meski hatinya dipenuhi keraguan.
Elf Lusern baru saja mengirimkan surat perang ke Feilengcui. Sekarang tersisa lima hari sebelum ultimatum berakhir. Tiba-tiba Rundstedt datang berkunjung ke Feilengcui saat ini, bahkan mengaku punya saran penting untuk Richard, terasa sangat tidak wajar - mengingat "kakak sepupu" ini sama sekali tidak punya ikatan emosional dengan Kerajaan Bimeng.
Apa sebenarnya yang dia inginkan? Pikiran pertama yang spontan muncul di benak Ning Yu adalah bahwa sang kakak sepupu ini pasti punya niat jahat.
"Kalau Richard sedang sibuk, saya tidak akan menunggu. Sebenarnya usulan ini juga berlaku untuk Ibu dan Kepala Suku." Setelah duduk diam beberapa saat, Rundstedt yang melihat hari mulai senja mengangguk pada Ning Yu dan Ayah Anglam yang mengantuk di kursinya: "Nyonya Ning Yu, Yang Mulia Kepala Suku Andulan, mengenai pengiriman pasukan Kota Lucerne ke Feilengcui ini, saya yakin alasan sebenarnya sudah kita pahami bersama..."
“Alasan? Bukankah karena Feilengcui telah menguasai dunia bawah tanah, merebut lumbung pangan dan basis perbudakan Elf Jatuh Lusern kalian?” Kepala suku Andulan yang sebelumnya mendengkur tiba-tiba membuka mata mengantuknya, dua titik kilatan cahaya hijau seperti kacang bersinar terang: “Tapi Panglima Rundstedt, saya masih punya pertanyaan yang belum terpecahkan. Bukankah dunia ini bukan milik satu orang? Sejak zaman kuno, pangkat dan kedudukan bukanlah warisan. Lelaki sejati harus mandiri, yang berkompetensi layak dihormati – bukankah logika sederhana ini pasti dipahami oleh orang bijak seperti Anda dan seluruh struktur kepemimpinan Lusern? Jika posisi kalian lebih lemah, mengapa masih ngotot mempertahankan dunia bawah tanah? Lagipula, bukankah kami mendukung kalian menggunakan ‘Lotus Silk’ sebagai bahan pangan? Orang yang berpikiran jernih pasti bisa melihat niat damai Feilengcui!”
“Saya secara pribadi sangat mengutuk perang!” Ekspresi Rundstedt penuh welas asih suci sambil mengepal tinju: “Tapi saya juga harus mengakui, dunia ini memang segelap yang Tuan gambarkan – siapa kuat dialah raja... Tapi...”
Saat mengatakan ini, kilatan kejahatan yang buas tiba-tiba muncul di pupil mata Meishuai Mouran yang dipenuhi darah beku.
“......Apakah ini juga berarti, jika suatu saat kekuatan Elf Jatuh Kota Lusern melampaui Feilengcui, merebut dunia bawah tanah dengan kekerasan juga akan dianggap sah?” Tubuh Rundstedt condong ke depan, pandangannya penuh sifat agresif, bertanya dengan tegas satu per satu kata.
“Tidak masalah, jika tetangga benar-benar punya niat ini, Feilengcui pasti akan menemani.” Kepala suku Andulan mengangguk sambil tersenyum.
“Maafkan kebodohanku. Tuan Rundstedt, atas dasar apa Elf Lusern begitu yakin kekuatan militernya bisa melebihi Feilengcui?” Ning Yu yang biasanya rendah hati pun tak tahan mengejek setelah mendengar perkataan Rundstedt: “Berdasarkan informasi yang dikumpulkan suamiku, Blood Elf dan Elf Malam sekarang sudah meninggalkan ilmu panah yang menjadi kebanggaan bangsa Elf. Meskipun sihir kedua ras Elf jatuh ini bisa dikuasai cepat dan cukup populer, faktanya kekuatannya tidak tinggi. Menurutmu keuntungan kecil ini cukup untuk mengalahkan Feilengcui? Atau mungkin prajurit Elf jatuhmu lebih kuat dari prajurit Bimon kami?”
“Satu prajurit Bimon Feilengcui bisa mengalahkan satu batalyon prajurit Elf!” Kepala suku Andulan tersenyum sinis.
“Kepala suku terlalu merendah. Menurutku mungkin satu batalyon pun belum cukup, harus satu resimen!” Rundstedt tertawa terkekeh: “Aura prajurit Bimon terlalu kuat, cukup dengan menakut-nakuti sudah bisa membuat banyak prajurit Elf kabur.”
Ning Yu dan Kepala suku Andulan tertegun.
“Saya tidak punya alasan untuk menyangkal hal ini. Prajurit Feilengcui mengumpulkan ras pejuang terkuat dari Kerajaan Bimeng. Jangan bandingkan dengan prajurit Elf Lusern, bahkan di seluruh Benua Aigean pun tak ada yang bisa menyaingi kualitas komprehensif mereka.” Rundstedt mengangkat tangan: “Tak hanya prajurit, kelompok penyihir Feilengcui juga luar biasa mengerikan. Kurcaci Emas yang menyebut diri sebagai penjaga benua, Putri Duyung air tawar yang punya bakat komunikasi dengan elemen air, ditambah Elf Xifu—kekuatan total kelompok penyihir Kota Fei pasti dua kali lipat dari kelompok penyihir level sejenis!”
“Terima kasih atas pujiannya.” Kepala suku Andulan dalam hati tersenyum puas. Kekuatan sejati Pasukan Sihir Feilengcui kami, mana cuma segini yang terlihat di permukaan?
“Ditambah Bukit Merah yang sudah ditempa gulungan mantra terlarang 'Three-Day Flame', kini sekeras tembok baja. Dengan medan pertahanan ini, dukungan logistik terjamin, kekuatan militer mumpuni—siapa pun yang nekat menyerang akan menanggung kerugian besar!” Rundstedt semakin bersemangat memuji: “Apalagi Feilengcui punya seluruh Kerajaan Bimeng sebagai pendukung. Sekalipun pasukan udara campuran elang-banteng Kota Lusern kami sebanyak apa pun, nasibnya akan sama seperti di Hutan Salib Selatan—dihapuskan diam-diam oleh wabah tiba-tiba!”
“Kepala suku Andulan dan Ning Yu saling pandang, sama-sama tak berniat menyela.”
Mereka berdua agak kesulitan memahami maksud di balik pujian gila Rundstedt terhadap Feilengcui.
"Tapi pernahkah kalian berpikir, sejak kami Elf Lusern berani mengirim surat perang, itu pasti berarti kami TIDAK mengandalkan kekuatan saat ini untuk menyerang Feilengcui!"
"Lalu apa yang kalian andalkan? Siapa yang memberi kalian keberanian sebesar ini?" Ning Yu merasa agak cemas, jangan-jangan Elf Jatuh benar-benar bersekongkol dengan ras Bordir?
"Sementara ini aku tak bisa menyebutkan siapa, tapi aku bersumpah atas nama Ahli Sihir Kitab Suci dan Dewi Mani - kekuatan besar ini BUKANLAH sesuatu yang bisa ditantang Feilengcui! Kerajaan Bimeng pun takkan sanggup!" Rundstedt langsung memangkas dua dugaan paling logis: "Tenang, kami warga Lusern tetap penduduk asli Aiqin, belum sampai serendah bergabung dengan Bangsa Laut atau Bangsa Iblis!"
Mendengar itu, Ning Yu dan Kepala Suku Andulan lega karena sekutu Lusern pasti bukan ras Bordir.
Murinio dan Adipati Tua Brückner, seberapa kaya pun kekuatan mereka, tak pantas mendapat pujian setinggi itu dari mulut Rundstedt.
Tapi masalahnya, siapa yang bisa memastikan kebenaran ucapan Rundstedt?
"Pemimpin Elf Jatuh Lusern kami tidak pernah membenturkan otak mereka ke tembok secara beramai-ramai. Karena kami berani mengirim ultimatum ke Feilengcui, itu membuktikan kami sudah siap seperti panah di busur! Begitu waktunya tiba, kami pasti akan menyerang Feilengcui!" Rundstedt menyeringai sambil menyesap teh asamnya, lalu menambahkan perlahan: "Mengenai siapa yang membantu kami, rahasia ini akan terbuka dalam beberapa hari. Tak perlu kalian berdua nebak-nebak. Jika tak ada perubahan, cukup tunggu saja. Nanti juga akan jelas sendiri."
Ini memang benar. Mustahil Elf Jatuh mengirim surat perang resmi kalau tidak yakin dengan persiapan mereka.
Justru penjelasan Rundstedt ini membuat Kepala Suku Andulan dan Ning Yu semakin penasaran.
Siapakah yang berani melawan arus dunia, membantu Elf Jatuh menyerang Feilengcui?
Seluruh kekuatan besar di Benua saat ini, baik yang pernah bermusuhan dengan Feilengcui atau tidak, sedang menghadapi agresi bangsa asing. Secara logika, semua pihak seharusnya berada di parit yang sama. Tak mungkin ada yang melakukan tindakan bodoh seperti menghancurkan Tembok Besar sendiri di saat seperti ini.
Dua kelompok Elf Jatuh ini sudah lama tinggal di dunia bawah tanah. Mereka baru setengah tahun lebih berada di permukaan. Mustahil punya waktu cukup untuk membangun jaringan relasi yang kuat!
Kalau bukan bangsa iblis atau bangsa laut, dan tidak ada pihak di Aiqin yang membantu mereka, lalu siapa lagi sekutu mereka ini?
"Dengan menyingkirkan kandidat-kandidat ini, Benua Aigean benar-benar sudah tidak memiliki kekuatan yang berarti lagi!"
Orang Mouran?
Kemungkinan ini sebenarnya ada, tapi sekalipun punya sayap, orang-orang Mouran tidak mungkin bisa tiba di Feilengcui dalam lima hari!
"Sebenarnya, saat Benua Aigean menghadapi invasi besar-besaran dari Bangsa Laut dan Bangsa Iblis, setiap warga Aigean harusnya berdiri melawan agresi bangsa asing! Terus berkonflik internal di saat seperti ini sungguh tidak berguna." Gagasan Rundstedt hari ini semakin aneh, dia seolah sepenuhnya berada di pihak Feilengcui, sama sekali bukan bagian dari Lusern.
"Pernyataan ini saya setuju, Anda sebaiknya menasihati bos Anda agar tidak terlalu tidak tahu keadaan! Sekarang adalah masa paling kritis bagi Aigean, setiap penduduk asli harus menunjukkan kesadarannya!" Kepala suku Andulan merinding, semakin Rundstedt berbicara seperti ini, semakin ia merasa ada sesuatu yang mencurigakan.
"Bos saya juga paham logika ini. Baik Wangsa Kerajaan Blood Elf maupun para Ibu Pemimpin Dark Elf, mereka sebenarnya ingin memberikan kontribusi kecil dalam mempertahankan Aigean dari invasi bangsa asing!" Rundstedt tertawa ringan: "Demi Yang Maha Kuasa, semua yang kukatakan di atas adalah kebenaran."
Kepala suku Andulan dan Ning Yu tertawa bersama.
“Sebenarnya kami tidak ingin berperang dengan Feilengcui! Kita semua orang Aiqin, tak ada artinya sesama orang Aiqin saling bertempur! Kini 'jurang ruang-waktu' telah terbuka lebih awal, sinyal ikan tak biasa di Sungai Sanggan juga sudah muncul, ini membuktikan bangsa iblis dan laut akan segera datang!”
“Sungguh ironis mendengar ini keluar dari mulut Anda!” Ning Yu tak kuasa menahan sarkasmenya: “Kalau begitu, kenapa tidak suruh Lusern menarik surat perang itu?”
“Atau mungkin kami harus menyerahkan dunia bawah tanah kepada kalian dengan patuh!” Kepala suku Andulan menyindir dengan pedas ketidaktahuan malu mereka: “Dengan begitu, kalian tak perlu membawa bala bantuan kuat untuk mengusik Feilengcui kami!”
“Tidak, tidak, tidak!” Kata-kata Rundstedt kembali mengaduk-aduk pikiran Ning Yu dan sang Ayah bagai bubur: “Mau kami menghentikan perang juga tidak sulit, asalkan Feilengcui bisa memenuhi satu syarat kami, kami bisa memilih untuk menarik kembali surat perang yang memalukan ini. Lusern tidak butuh dunia bawah tanah lagi!”
“Kalian tidak mau dunia bawah tanah?” Alis Kepala suku Andulan hampir melompat dari kelopaknya, harta apa lagi di Feilengcui yang lebih berharga dari dunia bawah tanah hingga membuat Elf Jatuh begitu rakus?
“Pencucian giok”?
Mutiara sequence?
Tidak mungkin!
Harta-harta ini adalah perlengkapan level rahasia tertinggi, hanya anggota inti sejati Feilengcui yang tahu, dari mana pihak luar bisa mendapatkan informasi akurat!
“Lalu sebenarnya apa yang kalian Elf Lusern inginkan?” Ning Yu juga bingung, urusan militer bukan main-main. Elf Lusern sudah mengirimkan surat perang resmi, utusan yang dikirim pun sudah dibunuh oleh Pangeran Kesepuluh Feilengcui. Jika mereka berhenti berperang sekarang, harga diri mereka pasti akan hancur lebur, malu yang tak terkira.
Baik Zhuoer maupun Moore, kalian bisa menyebut mereka licik, hina dan tak tahu malu. Tapi kata-kata hina seperti pengecut dan penakut tidak tepat untuk menggambarkan mereka. Meski jahat, mereka tetap memiliki nyali dan harga diri!
Harta karun apa di Feilengcui yang begitu berharga hingga Elf Lusern rela meninggalkan dunia bawah tanah? Bahkan mengabaikan muka, menarik pasukan dan menghentikan perang? Kepala suku Andulan dan Ning Yu menatap tajam Meishuai, berharap dia memberikan jawaban yang masuk akal.
"Kami menginginkan Bukit Merah, wilayah ini." Setelah menggantungkan rasa penasaran dua elit Feilengcui selama berjam-jam, Rundstedt akhirnya membuka kartu.
Wajah Kepala suku Andulan dan Ning Yu sama-sama menunjukkan kilatan kemarahan yang tak tertahankan, tapi cepat-cepat mereka sembunyikan.
"Izinkan saya menganalisis untung ruginya untuk kalian berdua." Rundstedt mengagumi sopan santun bangsawan mereka. Jika yang di sini adalah si tuan tanah goblok itu, mungkin tamparan sudah mendarat di wajahnya saat mendengar ini.
"Populasi Feilengcui kalian sebenarnya tidak terlalu besar, ditambah dengan formasi teleportasi sihir. Menurut perkiraanku dalam pertempuran melawan Bangsa Iblis dan Bangsa Laut nanti, rakyat biasa pasti akan mundur ke dunia bawah tanah terlebih dahulu karena tempat itu paling aman. Entah tebakanku benar atau tidak?" tanya Rundstedt.
"Benar!"
"Dengan kata lain, fungsi awal Bukit Merah sebenarnya adalah benteng militer!" lanjut Rundstedt: "Jika dikatakan sebagai kota, menurutku itu tidak tepat. Karena kalian baru-baru ini juga membangun Menara Bela Diri, jelas terlihat Bukit Merah ini tidak cukup menyediakan ruang tinggal bagi banyak rakyat!"
"Benar!"
"Jadi, Bukit Merah sebenarnya tidak terlalu vital bagi kalian, karena dunia bawah tanah yang menjadi basis perlindungan strategis raksasa inilah garis belakang paling aman!" Rundstedt melambaikan tangan, memotong gerakan Kepala Suku Andulan yang hendak berbicara: "Dengarkan terus! Aku tahu, sebagai tuan tanah Bimon dan Juru Bicara Kekuasaan Gereja, Richard dan semua hadirin tidak akan lari dari tanggung jawab melawan penjajah! Tapi meski meninggalkan Bukit Merah, warga Feilengcui tetap bisa memenuhi kewajiban melawan agresor! Karena kalian masih punya Gunung Cukur!"
“Bukit tanah itu tingginya mencapai 100 meter, hanya ada satu jalan curam di atas dan bawah. Dari segi lokasi strategis, jauh lebih unggul dibanding Bukit Merah!” Rundstedt semakin bersemangat: “Kami Lusern tidak meminta kalian meninggalkan dua pos tembak udara. Nanti kalian bisa menarik dua Taman Udara ke sana, dengan kota pertahanan setinggi 100 meter plus dua pos tembak udara, baik Bangsa Laut maupun Bangsa Iblis pasti akan pusing menghadapi kalian!” Kepala Suku Andulan dan Ning Yu tersedak.
Sebenarnya, sejak awal setelah menaklukkan Perampok Goblin, Richard sempat ragu-ragu apakah harus memindahkan kediaman tuan tanah ke Gunung Cukur. Karena topografi Gunung Cukur memang sangat strategis, bisa disebut "satu prajurit bisa mempertahankan posisi, ribuan pasukan tak bisa menembus".
Rencana ini akhirnya dibatalkan setelah Otga menggunakan "Bumi Api Membakar Kota" yang mengubah Bukit Merah menjadi gumpalan tanah liat bakar. Sejak saat itu, Bukit Merah sudah memenuhi standar benteng yang mudah dipertahankan dan sulit diserang.
"Bagi Feilengcui kalian, memiliki dua benteng alam yaitu Bukit Merah dan Gunung Cukur! Bagaimana dengan Lusern kami? Jutaan penduduk kami hanya punya kota kayu sederhana dan gua di gunung bersalju untuk berteduh! Karena kita semua menghadapi agresi ras asing, jika Feilengcui bisa lebih dermawan dengan menghadiahkan kota strategis ini kepada Elf Lusern, dendam masa lalu bisa dilupakan!" kata Rundstedt dengan tulus: "Ini juga keinginan semua Ibu Pemimpin Zhuoer dan Wangsa kerajaan Moore, yang terpenting sekarang adalah melawan penjajah asing! Kami sangat membutuhkan benteng militer dengan posisi geografis unggul!"
"Bukit Merah tidak bisa menampung jutaan orang!" Kepala Suku Andulan menggelengkan kepala, baru hendak melanjutkan bicara, kembali dipotong Rundstedt.
"Tidak semua orang kami akan tinggal di sini, sistem aliran, Kepala Suku, sistem aliran mengerti tidak? Dua kota saling membentuk formasi tanduk, secara strategis sangat menguntungkan, terutama bagi angkatan udara kami yang besar dan lincah!" Rundstedt tersenyum: "Lihatlah, lingkungan di Bukit Merah ini sangat bagus. Ratusan hektar hutan bambu di sekitarnya tidak berguna bagi kalian, tapi bagi 'Pohon Kehidupan' kami, ini sumber energi terbaik. Di seluruh Danube, hanya di sini tempat paling cocok untuk kami!"
"Tuan Rundstedt, tidak perlu melanjutkan! Richard sama sekali tidak akan melepas Bukit Merah, ini tempat awal mula karirnya!" Ning Yu menggelengkan kepala dengan penuh ketegasan.
"Nyonya! Jika kalian tidak menyetujui permintaan kecil kami dari Lusern yang sudah tak bisa diperkecil lagi ini, itu berarti perang! Kalian tak memberi, kami terpaksa RAMAS! Tapi yang ingin kukatakan, menghambur-hamburkan pasukan yang seharusnya melawan Bangsa Iblis dan Bangsa Laut, apa ini ada artinya bagi Aiqin, Bimon, Lusern, maupun Feilengcui? Apalagi sekarang bagi kalian, melepas kota tanah merah ini sama sekali bukan masalah, karena kalian masih punya benteng alam Gunung Cukur!" Rundstedt menguraikan logika dengan penuh wibawa, setelah ragu sejenak, menambahkan syarat tambahan yang menggiurkan: "Sekarang kuberikan batas akhir, jangan buat aku kecewa! Kami tak akan lagi membahas bagaimana Feilengcui dulu menindas Elf Jatuh Lusern dan merampas dunia bawah tanah! Hari ini Elf Lusern mundur selangkah lagi, asal kalian berikan Bukit Merah, kami akan menyerahkan Kurcaci Kapak-Perisai dari Empat Darah Murni Dui'jal penjaga Aiqin kepada kalian, sebagai harga beli!"
"Kau sedang becanda?" Kepala suku Andulan nyaris mati ketawa. Meski merasakan Benua Aigean di ujung tanduk, kemunculan Empat Dui'jal yang biasanya menyembunyikan diri tak berarti mereka akan bodoh-bodohan bergabung dengan kekuatan lemah!
"Elf Jatuh Lusern, posisi mereka di Dataran Liar Donau mungkin tidak bisa menyaingi Feilengcui, tapi yang pasti mereka sama sekali tidak bisa menandingi Kerajaan Bimeng! Bahkan jika Kurcaci Kapak-Perisai datang, seharusnya mereka bergabung dengan Kerajaan Bimeng!"
Ning Yu juga menganggap sepupu jauh ini sedang ngibul. Saat ini ada tiga garis keturunan Darah Murni Dui'jal yang melayani Feilengcui. Selain Kurcaci Emas, Kurcaci Liar dipinjam sementara dari Murinio, sedangkan Kurcaci Perak dikirim oleh Kekaisaran St. Francis. Karena di dunia bawah tanah ada sungai air raksa besar yang menyediakan bahan baku cukup untuk memproduksi "Heisuoyin" sebanyak mungkin.
Dari sini terlihat, masih banyak kekuatan kuat di dunia ini yang layak untuk dimintai perlindungan!
Bahkan Feilengcui yang perkasa pun harus bergantung pada keunggulan sumber daya yang melimpah untuk meminjam dua garis keturunan Darah Murni Dui'jal dari pihak lain!
Mengapa Kurcaci Kapak-Perisai yang tinggal di wilayah utara tidak bergabung dengan Kekaisaran Pompeii yang kuat, malah datang ribuan li ke padang gurun untuk bergabung dengan Elf Jatuh yang dibenci semua orang?
"Asalkan kalian menerima syarat kami, kami akan segera menyerahkan Kurcaci Kapak-Perisai! Fakta lebih meyakinkan daripada retorika!" Rundstedt berbicara dengan penuh keyakinan, suaranya menggema bak banteng mengamuk.
Ayah Anglam dan Ning Yu mengamatinya lama-lama, menyimpulkan bahwa Meishuai ini mungkin mengatakan yang sebenarnya - ini bukan candaan atau rekayasa belaka.
Dengan begini, Ayah dan Ning Yu malah bingung bagaimana harus menjawab.
Transaksi ini sepertinya sangat menguntungkan dari segi mana pun.
Baik Bukit Merah maupun Gunung Cukur Kota Xueli, hanya Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui yang memiliki ruang gerak cukup.
Selain itu, jumlah pasukan Feilengcui memang terbatas. Jika harus mempertahankan mati-matian antara Bukit Merah dan Gunung Cukur Kota Xueli, hanya bisa memilih satu. Yang satunya lagi tidak berguna - Korps Cadangan bisa bertahan ya syukur, tidak ya sudah.
Saat ini fokus strategis Feilengcui ada di Bukit Merah, tapi memindahkannya ke Gunung Cukur bukankah mudah?
Dari segi keunggulan geografis, Kota Xueli yang hanya punya satu jalur di bagian atas-bawah jelas lebih unggul dibanding Bukit Merah.
Dalam kondisi seperti ini, menukar Bukit Merah dengan bergabungnya Darah Murni Dui'jal - selain ada kerinduan mendalam yang sulit dilepas - adakah sisi yang tidak menguntungkan?
Jika Elf Jatuh benar-benar memiliki kesadaran sebagai bagian dari Aiqin untuk melawan invasi bangsa iblis dan laut, dari semangat kebenaran, pertukaran ini seharusnya dilakukan.
Ayah tahu siapa Rundstedt, jadi sangat waspada akan kemungkinan jebakan tak terlihat. Tapi setelah berpikir keras, tetap tidak menemukan celah niat jahat tersembunyi dari Elf Jatuh!
Relokasi Feilengcui semua melalui formasi teleportasi sihir. Elf Jatuh ingin melakukan serangan tiba-tiba? Mustahil!
Sekalipun Elf Jatuh berhasil mendapatkan Bukit Merah dan menguasai medan yang menguntungkan, mereka hanya bisa mendapat sedikit keuntungan dalam pertahanan, selain itu sama sekali tidak memiliki keunggulan lain?
"Begini saja." Ning Yu setelah lama berpikir, berkata dengan tenang kepada Rundstedt: "Bukit Merah tidak usah, kami akan menukar Gunung Cukur kepada Elf Lusern kalian. Toh Bapak Rundstedt juga bilang, posisi geografis Gunung Cukur lebih strategis dari Bukit Merah. Menurutku syarat pertukaran ini bisa diterima semua pihak!"
"Tidak bisa! Kota Caiyu klan Angsa kalian berbatasan dengan Gunung Cukur. Pasukan udara keturunan campur banteng-elang kami sekarang tidak berani mendekati wilayah kekuasaan Bordir lagi!" Rundstedt tersenyum getir: "Kecuali kalian bisa membujuk Tuan Mourinho untuk melepaskan rencana menguasai Kota Caiyu!"
Ning Yu terdiam. Membujuk Murinio? Sekarang Bordir sudah mendeklarasikan kemandirian ke seluruh dunia, mana ada penguasa Bimon yang berani jadi penengah? Lebih mudah menyerbu langsung!
"Maaf, Panglima Rundstedt. Masalah ini terlalu besar. Aku dan Ning Yu tidak bisa memutuskan. Lebih baik tunggu Richard pulang dulu." Kepala Suku Andulan merenung lama sebelum akhirnya berkata demikian.
"Besok aku akan datang lagi. Lagipula masih ada lima hari." Rundstedt tersenyum: "Tidak perlu terburu-buru."
Bab Keenam Ratus Enam: Kebingungan yang Membingungkan
Pagi hari berikutnya, Liu Zhenhan kembali ke Feilengcui dengan sikap penuh kemenangan.
Tuan tanah kita benar-benar tidak bisa tidak merasa bangga — secara permukaan, upaya menyelamatkan kavaleri Wolff yang dipojokkan oleh pasukan bangsa iblis ini benar-benar seperti misi mustahil!
Tentang hal ini, diperkirakan siapapun di Benua Aigean yang memahami situasi sulit yang dihadapi penunggang serigala saat itu, pasti tidak akan menyangkal!
Operasi penyelamatan militer yang diluncurkan secara mandiri oleh Feilengcui ini, sebelumnya tidak berdiskusi dengan siapapun, tidak mendapat otorisasi dari Departemen Militer Kerajaan, juga tidak menyusun rencana operasi yang matang dan skenario darurat; namun "aksi tiga tanpa" yang agak amatir ini, dalam pelaksanaannya bagaikan bola lumpur menggelinding di lereng curam, setiap langkah diselesaikan dengan rapi dan sempurna!
Baik dalam pertempuran pemusnahan di tahap awal maupun strategi mundur yang dikepung ketat oleh pasukan musuh di tahap akhir, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui dan 30.000 penunggang serigala terus menyesuaikan taktik, selalu mengendalikan irama takdir dengan mantap, akhirnya berhasil melaksanakan pelarian besar yang gemilang!
Kelancaran yang begitu mulus ini, bahkan membuat Liu Zhenhan sendiri merenung merasa agak tidak masuk akal!
Dia awalnya mengira pasukan utama Bangsa Iblis pasti akan melakukan serangan balik mati-matian! Tak disangka, entah karena panik atau lambat bereaksi, tiga sayap pasukan pengepung Bangsa Iblis itu malah berhenti di tempat. Mereka hanya bisa menyaksikan 30.000 penunggang serigala yang seolah terjepit itu menembus barisan penahan, lalu menyusun formasi rapi sebelum masuk ke terowongan raksasa sebesar gua di pantai yang terbuka di Laut Kabut, menghilang tanpa jejak.
Angkatan udara Bangsa Iblis sempat mengejar dengan memanfaatkan kecepatan dan ketinggian. Namun melayang di atas Laut Kabut yang gelap gulita, sekalipun penglihatan terbaik kavaleri udara tak bisa menembus kabut untuk menemukan persembunyian pasukan serigala. Ditambah serangan mendadak 5.000 ahli sihir arkan Naga Laut, pasukan udara ini akhirnya memilih mundur dengan bijak.
Ya Tuhan!
Demi menghadapi serangan balik pasukan besar Bangsa Iblis, Liu Zhenhan sebenarnya sudah mempersiapkan segalanya sampai mau bangkrut sekalipun!
Hasilnya, dari 6.770 Panah Ledakan Durex yang dibawa Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui, hanya sebagian kecil yang terpakai. Dari 5.000 lebih labu minyak, hanya 500-an buah yang dihantam. Bahkan "Mutiara Penakluk Ombak" yang sudah diasah tajam tak sempat "dibuka perawanannya" di tubuh pasukan Bangsa Iblis. Dari persenjataan strategis berat, hanya peluru "Heisuoyin" yang stok terbatasnya habis terkuras.
Entah apakah surplus di luar rencana ini seharusnya dianggap sebagai keberuntungan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas atau nasib baik bangsa iblis—andai semua persenjataan strategis benar-benar terkuras, Feilengcui ibarat memotong separuh kekuatan tempurnya; sebaliknya jika serangan penuh ini benar-benar terjadi, komandan iblis mana pun pasti akan menangis kehilangan penglihatan. Kedua belah pihak sama-sama sulit menerima skenario ini.
Melihat situasi telah terkendali, Liu Zhenhan kembali ke kebiasaannya sebagai bos yang lepas tangan. Urusan lanjutan kavaleri serigala yang mendarat di pulau, setelah menangani bagian strategis, sepenuhnya diserahkannya kepada Kepala Staf Robby dan Lampard. Sedangkan untuk diagram dekomposisi Formasi 'An Er Le', begitu semua "Pirang Platinum" tiba, akan langsung diserahkan ke Raja Naga Laut, mengakhiri kerja sama saling menguntungkan ini dengan sempurna.
Ada pepatah terkenal di Benua Aigean yang tepat menggambarkan situasi genting kavaleri serigala ini: "Selain waktu dan cinta, segala sesuatu di dunia ini bisa dibeli—asal harga yang kau tawarkan cukup tinggi."
Bantuan Bangsa Laut Dunia Iblis menjadi titik kritis kesuksesan penyelamatan kavaleri Wolff sekaligus kejutan tak terduga bagi pasukan iblis yang memperlambat serangan mereka. Alasan Liu Zhenhan bisa membeli kerja sama mereka terletak pada kemampuan "Formasi An Er Le" yang tepat mengenai titik vital Bangsa Laut Dunia Iblis.
Namun Rundstedt ingin menukar Kurcaci Kapak-Perisai dengan Bukit Merah, perdamaian, dan kerjasama melawan invasi asing - ini juga harga yang membuat bergumam!
Liu Zhenhan menjepit empat lengan berdarah di ketiaknya, memutar mata ke Ning Yu dan Kepala suku Andulan.
Empat Darah Murni Dui'jal Aiqin adalah keturunan langsung Titan kuno! Mereka lebih misterius daripada Naga sebagai keturunan kuno! Semua memiliki bakat luar biasa di bidang spesialisasi masing-masing!
Kurcaci Emas dengan kombinasi Prajurit magis dan Penyihir adalah komunitas tempur terhebat di Benua Aigean!
Kurcaci Perak ahli membuat bahan peledak Heisuoyin dan meriam jarak jauh, menjadi ahli kekuatan tembak terpadu paling merinding di medan perang!
Keahlian alkimia Kurcaci Liar setara dengan semua tim alkemis Benua Aigean. Memiliki mereka berarti menguasai peralatan magis dan perlengkapan pendukung!
Sedangkan Kurcaci Kapak-Perisai yang belum muncul, mereka adalah penguasa langit!
Klan Darah Murni Dui'jal ini ahli dalam penelitian dan pembuatan logam campuran. Mereka telah lama mampu mencampur emas, perak, tembaga, dan besi dengan rasio khusus untuk menciptakan "Logam Andale" dan "Logam Deralebuss" melalui proses peleburan!
"Andale" dan "Deralebuss" adalah dialek khas kurcaci. Yang pertama berarti "kaya oksigen", sedangkan yang kedua berarti "ledakan oksigen".
Logam kaya oksigen "Andale" dapat melayang di udara seperti awan, dengan daya angkat dan kekerasan yang luar biasa. Setiap Kurcaci Kapak-Perisai memiliki sepasang "Perisai Ksatria Andale" dari logam ini, memungkinkan ras yang tak bersayap ini menemani elang, mengarungi langit biru dengan sepasang sayap perisai kaya oksigen!
Sedangkan "Drelebus", logam ledakan oksigen, dapat menciptakan serangkaian ledakan oksigen yang menyebar luas melalui gesekan saat bertabrakan keras dengan objek; Ledakan fisik berbasis gas ini terutama menyerang gendang telinga, meski tidak mematikan namun memiliki karakteristik pusing yang mirip dengan "Palu Badai" milik Raja Bukit; Setiap Kurcaci Kapak-Perisai membawa beberapa "Kapak Perang Ekor Pendek Drelebus" yang terbuat dari logam ledakan oksigen. Belum lagi menyebut kerusakan fisik dahsyat yang bisa dihasilkan oleh kekuatan legendaris kaum kurcaci saat melemparkan kapak ini, hanya karakteristik ledakan oksigen dari "logam ledakan oksigen" saja sudah cukup membuat pasukan udara mana pun berpikir dua kali sebelum berhadapan dengan Kurcaci Kapak-Perisai!
Kurcaci Kapak-Perisai memiliki banyak julukan terhormat di Benua Aigean, seperti "Manusia Terbang Empat Lengan" yang memuji kelincahan kaki mereka yang setara tangan, mampu makan, berpakaian bahkan melempar kapak dengan kaki; Ada juga yang menyebut mereka "Putra Angkasa" karena logam kaya oksigen mereka kebal terhadap stagnasi udara, bahkan "Nyanyian Pelarangan Langit" suku Smyer tak mampu membelenggu mereka; Julukan lain adalah "Penyihir Oksigen" karena selain penyihir elemen udara, tak ada yang mampu memanipulasi gas tak kasat mata dengan gaya fisik seanggun mereka.
Menurut kriteria penilaian Liu Zhenhan, para Kurcaci Kapak-Perisai ini layak menyandang gelar "Perintis Senjata Energi".
Senjata energi Feilengcui didirikan berdasarkan penelitian manusia gurun, sementara senjata energi Bangsa Iblis juga merupakan produk peradaban modern. Bahkan senjata kaca-tembaga dari Kekaisaran Yun Qin kuno di Timur pun tidak bisa menyaingi kelengkapan sejarah Kurcaci Kapak-Perisai.
Secara permukaan, Kurcaci Kapak-Perisai tidak menciptakan senjata energi yang mematikan. Namun "Kapak Perang Pendek Dreyerbus" dari logam ledak oksigen tetap menjadi senjata udara yang bisa melumpuhkan segerombolan musuh sekaligus. Selain ahli-ahli terkuat, siapa berani bilang tidak takit pingsan di udara?
Kapak tak membunuhmu, jatuhnya yang akan!
Pasukan udara sekuat ini, siapa tega memberikannya ke orang lain?
Alasan orang mau meminjamkan Kurcaci Liar dan Kurcaci Perak ke Feilengcui adalah karena kedua cabang Darah Murni Dui'jal ini termasuk bibit unggul generasi akhir, sementara Feilengcui punya sumber bahan melimpah - semua dapat keuntungan!
Kurcaci Kapak-Perisai bahkan bebas dari keterbatasan baju zirah emas seperti Kurcaci Emas. Didapat langsung jadi pasukan udara tangguh siap pakai. Selama otak masih normal, mana ada yang mau menyerahkan!
Inilah teka-teki terbesar Feilengcui: Apakah Rundstedt dan Elf Jatuh memang segitu royalnya?
“Konspirasi! Ini pasti konspirasi!” Bunga Aiqin yang sudah lama terpengaruh pandangan semua orang, sama sekali tidak memiliki kesan baik terhadap Meishuai Mouran yang licik ini: “Rundstedt pengkhianat ini pasti punya rencana jahat!”
“Pemerasan politik!” Ai Wei'er juga menyambut dengan lantang: “Richard, jangan sekali-kali menukar dengannya! Rundstedt sedang mengancammu! Kalau Elf Jatuh benar-benar punya sekutu super, dengan sifat asli mereka pasti sudah menyerbu untuk balas dendam, mana mungkin mau melakukan pertukaran damai denganmu!”
“Pemerasan politik? Maksudmu Rundstedt sengaja Chui Buer B, ingin menakut-nakuti kita dengan bayangan perang agar akhirnya berkompromi dengannya?” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: “Tidak mungkin! Orang sepintar dia pasti tidak akan melakukan hal bodoh seperti itu!”
“Aku sama seperti Ayah, juga curiga Rundstedt punya konspirasi. Tapi... kami tidak pernah menemukan celah dalam perkataan Rundstedt!” Ning Yu mengulangi penjelasan Rundstedt tentang keuntungan dan kerugian: “Coba pikirkan baik-baik, jika Elf Jatuh benar-benar ingin melawan agresi Bangsa Iblis dan Bangsa Laut, bersedia berkontribusi untuk Benua Aigean, mereka memang sangat membutuhkan kota kokoh sebagai basis! Lagipula, meski kita pindah ke Kota Xueli dan memberikan Bukit Merah kepada Elf Jatuh, mungkinkah mereka bisa menyakiti kita dengan kota tanah ini? Kota tanah ini bukan kastil yang dibangun dari Heisuoyin!”
“Kurcaci Perak menggunakan perak untuk menyuling Heisuoyin, berbentuk butir-butir, warnanya mirip tanah. Oleh karena itu Ning Yu baru mengatakan hal ini.”
“Bagaimanapun juga, aku tetap merasa Rundstedt tidak bisa dipercaya! Otaknya terlalu cerdik, semakin syarat pertukaran terlihat tidak berbahaya, kita harus semakin waspada terhadap tipuannya!” Helen yang sudah menikah bagai air yang sudah ditumpahkan, sama sekali tidak memihak sepupu besarnya.
“Bukan hanya kamu, Helen, aku dan semua orang juga merasa Rundstedt sangat tidak bisa diandalkan! Tapi kenyataan adalah kenyataan, semua sebab-akibat sudah terpampang jelas di depan mata, secara logika tidak ada celah, membuat kita tidak bisa menolak rejeki nomplok ini!” Ning Yu menambahkan dengan hati-hati: “Mungkin kita terlalu paranoid, mungkin Elf Jatuh benar-benar sudah sadar! Apakah kita tidak mau Kurcaci Kapak-Perisai? Dengan menambahkan Darah Murni Dui'jal ini, Feilengcui kita bisa melengkapi empat besar...”
“Menurutku permintaan Rundstedt akan Bukit Merah tetapi menolak Gunung Cukur, tidak semata-mata karena takut Angkatan Udara Sapi Elang kembali dijebak Bordir Kota Caiyu!” Liu Zhenhan melambaikan tangan, menyuruh Ning Yu mengambil peta sihir Padang Rumput Donau, melemparkan empat lengan patah yang terjepit di ketiaknya ke tanah, lalu tengkurap menggunakan kaca pembesar untuk memeriksa peta secara detail.
“Siapakah sebenarnya sekutu super kuat Elf Lusern yang disebut Rundstedt itu?” Liu Zhenhan menggarap peta dengan jangka sorong dan pena bulu angsa, terus-menerus menggores-garis selama setengah hari, semakin dipelajari semakin aneh: “Melihat seluruh Dataran Liar Donau, tidak ada kekuatan berarti yang bisa tiba dalam batas ultimatum lima hari ini untuk membantu, jaraknya segini jauh! Sekutu ini tidak mungkin punya formasi teleportasi sihir dan cincin tujuh lapis emas seperti kita, kan?! Sialan! Di Padang Liar Kuno selain Bimon cuma ada Elf Jatuh, tak ada kekuatan besar ketiga, bukan Bangsa Iblis maupun Bangsa Laut, lantas siapa lagi?”
“Jangan-jangan suku barbar yang terusir dari Perang Bintang Selatan oleh Bimon dulu? Mereka Kembali Berkuasa!” Imajinasi Ai Wei'er sangat liar, jari-jari mungilnya menari-nari di atas peta bak staf cerdas: “Lihat, Hutan Salib Selatan paling dekat dengan Feilengcui, kalau kavaleri barbar menyerang, pasti bisa sampai dalam lima hari!”
“Bisa jadi!” Helen berseri-seri: “Bangsa barbar dan Bimon kita punya permusuhan abadi, belum lagi Elf Jatuh baru-baru ini berkeliaran di Hutan Salib Selatan, jangan-jangan mereka bertemu kebetulan lalu bersekutu!”
“Bangsa barbar adalah suku di hutan, sama sekali tidak memiliki kavaleri.” Liu Zhenhan menggelengkan kepala: “Dengan kecepatan gerak infanteri saja, bahkan jika Elf Jatuh dan bangsa barbar bersekutu, bangsa barbar tidak mungkin mencapai Feilengcui dalam lima hari! Lagipula bangsa barbar bukan kekuatan yang kuat, begitu keluar dari hutan, kekuatan tempur mereka tidak ada artinya!”
“Richard, jangan hanya menghitung kekuatan besar di Padang Rumput Donau. Jika mengukur kecepatan manuver angkatan udara, terlalu banyak kekuatan kuat yang bisa menyerang Feilengcui dalam lima hari.” Daisy yang selama ini diam mengerutkan alisnya: “Tapi saat ini jumlah angkatan udara di berbagai negara Aiqin sangat terbatas, siapa yang berani menyinggung kami dan membantu Elf Jatuh dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya?”
“Kalau begitu, jika Elf Jatuh benar-benar punya sekutu super, hanya ras manusia di Benua Aigean yang layak menyandang gelar ini.” Liu Zhenhan juga hanya bisa membuat kesimpulan ini: “Mungkin ada negara manusia yang selama ini menyembunyikan kekuatan.”
“Negara manusia? Baiklah, anggaplah ada negara manusia yang diam-diam mengumpulkan kekuatan sangat besar, tapi tidak seharusnya meledak ke arah kami! Yang paling perlu diwaspadai manusia adalah sesama ras mereka sendiri. Kami tinggal di Dataran Liar Donau, sama sekali tidak ada konflik kepentingan dengan dunia manusia!” Daisy mencibir: “Negara manusia mana yang begitu bodoh? Menyerang Feilengcui pasti butuh alasan yang masuk akal!”
“Yitiao mana?” Liu Zhenhan teringat sosok penting, melirik ke sekeliling namun sang tukang pukul andalan sama sekali tidak terlihat.
“Yitiao baru saja menikah, tidak mungkin datang pagi-pagi kan？” Ning Yu berkata dengan nada menggugat.
“Jangan suruh dia datang! Kemarin kau menyuruhnya pergi ke Kota Lucerne bersama Qingya membawa Guo Guo dan burung beo untuk misi pengintaian rahasia. Begitu pulang malam itu, dia langsung melapor padaku!” Kepala suku Andulan menghentikan Lao Liu: "Pasukan di Kota Lucerne masih seperti biasa, tidak ada tanda-tanda penambahan pasukan atau campur tangan ras lain. Tapi pasukan udara manusia elang-banteng terus bolak-balik ke gunung salju menuju wilayah negara manusia."
“Sekutu Elf Jatuh ternyata manusia？” Liu Zhenhan terkejut. Sejak Konferensi Raja di Shabak, semua negara manusia - kecuali dua negara netral permanen - telah menandatangani perjanjian aliansi dengan Kerajaan Bimeng. Di saat genting melawan agresi bangsa asing ini, siapa berani memulai konflik internal bodoh？
“Masih terlalu dini untuk menyimpulkan. Yitiao menyelinap mengikuti manusia elang-banteng dan menemukan banyak Prajurit Ganas berkumpul di Kadipaten Dolot. Perkiraan jumlahnya sudah mencapai 20.000. Di negeri pasukan bayaran ini, prajurit berkapak dan berkulit beruang terlihat di mana-mana.” Kepala suku Andulan tersenyum: “Yitiao juga melihat banyak kurcaci kerdil berbentuk cangkang kerang yang beterbangan bersama para prajurit. Pasti itu Kurcaci Kapak-Perisai!”
“Prajurit Ganas?” Tidak hanya Liu Zhenhan yang tidak menyangka, orang lain juga tercengang.
Prajurit ganas dari tanah beku di utara memiliki karakter tertutup dan xenofobia, sangat sedikit yang mau menjadi tentara bayaran.
20.000 prajurit ganas - jumlah ini mungkin membutuhkan seluruh prajurit ganas yang bekerja di dunia manusia untuk dikumpulkan.
Dengan luasnya dunia manusia dan prajurit ganas yang berada di bawah suku masing-masing, mustahil mengumpulkan mereka sekaligus.
Kadipaten Dolot yang tiba-tiba dipadati begitu banyak Prajurit Ganas hanya memiliki satu penjelasan: gelombang besar prajurit ganas dari kampung halaman utara telah datang.
Liu Zhenhan samar mengingat, beberapa waktu lalu entah Master Emmar atau siapa yang pernah menyebutkan tentang pasukan besar prajurit ganas yang memasuki Kekaisaran St. Francis dari perbatasan Pompeii, membuat dua kekaisaran itu cemas mengira gelombang pengungsi.
Setelah dipikir, prajurit ganas memang memiliki konflik dengan Feilengcui. Dalam Pertempuran Bukit Merah tahun lalu, duel epik antara prajurit ganas Bimon dengan prajurit ganas manusia setinggi lutut berakhir dengan kekalahan memalukan dan rasio nol korban yang mempermalukan semua Prajurit Ganas di Aiqin.
"Jika tujuan mereka adalah ini, para Pejuang Amok yang berkumpul dalam skala besar dan menempuh ribuan li dari tanah beku gurun untuk datang ke Padang Rumput Donau membalas dendam, sepertinya agak berlebihan."
"Kurcaci Kapak-Perisai juga tinggal di wilayah utara. Kelihatannya pasukan Pejuang Amok ini memiliki hubungan baik dengan mereka, jadi mengundang mereka sebagai bala bantuan." Ai Wei'er memahami: "Rupanya yang dimaksud Rundstedt dengan menyerahkan Kurcaci Kapak-Perisai ke Feilengcui sebagai syarat pertukaran adalah untuk menjadikan mereka mata-mata!"
"Ini tidak mungkin! Empat Darah Murni Dui'jal yang menyebut diri sebagai Empat Pilar Penyangga Langit Aiqin, mana mungkin ikut campur dalam perang duniawi yang tidak berguna seperti ini?" Liu Zhenhan meski masih belum mengerti maksud sebenarnya dari Kurcaci Kapak-Perisai, namun dari sikap para Kurcaci Emas, Kurcaci Liar, dan Kurcaci Perak di bawah komandonya, ia tahu Darah Murni Dui'jal tidak akan melakukan hal sembrono seperti itu.
“Saya bilang tidak bisa mengambil kesimpulan secara gegabah, inilah maksudnya! Jika sekutu super Elf Jatuh yang dimaksud adalah pejuang amok dan Kurcaci Kapak-Perisai, maka Rundstedt seharusnya tidak memiliki kepercayaan diri sekuat itu!” Kepala suku Andulan bergumul beberapa saat, akhirnya merasa lebih baik mengatakan yang sebenarnya: “Richard, saya belum pernah melihat kepercayaan diri seperti itu di mata seseorang, tapi kemarin saya melihatnya di mata Rundstedt. Jika itu kepercayaan diri palsu, pasti tidak bisa mengelabui mata dan intuisi saya! Menurut saya Elf Jatuh kali ini memang memiliki andalan, tapi sama sekali bukan pejuang amok atau Kurcaci Kapak-Perisai! Sungguh lelucon besar, Kurcaci Kapak-Perisai ditambah pejuang amok, kombinasi seperti ini tidak bisa dibilang lemah, tapi di hadapan Feilengcui dan Kerajaan Bimeng, mereka belum berarti apa-apa! Sekalipun kekuatan ini membantu Elf Jatuh, mereka paling banter hanya figuran, pemeran utama sebenarnya masih ada pihak lain!”
“Ini benar.” Liu Zhenhan merasa ucapan Ayah tepat sasaran. Pejuang amok itu apa? Prajurit Feilengcui juga bisa Transformasi Liar, satu orang acak pun ukurannya lebih besar sepanjang satu li dibanding pejuang amok. Lagipula pejuang amok bahkan tidak punya pendeta, Pasukan Ajaib Feilengcui bisa menjadikan mereka target latihan tembak, di area terbuka akan menghancurkan mereka jadi serpihan daging.
Apalagi mengingat sifat tertutup Kurcaci Darah Murni Dui'jal yang telah lama tinggal di pegunungan untuk menjaga Pilar Penyangga Langit, ras Kurcaci Kapak-Perisai sebenarnya tidak punya alasan logis untuk menjalin persahabatan erat dengan prajurit amok yang juga berkarakter tertutup!
Jika melihat tiga saudara sebangsa mereka mengabdi di Feilengcui, mungkin saja para Kurcaci Kapak-Perisai ini akan berbalik mendukung di tengah pertempuran.
Mungkinkah ini alasan Rundstedt secara sukarela mengajukan pertukaran?
Liu Zhenhan mengusap pelipisnya, wajahnya dipenuhi frustasi yang tak terbendung.
Jika prajurit amok tidak memenuhi syarat, kita kembali ke masalah awal: kekuatan super mana yang menjadi sekutu andalan Elf Jatuh?
Bahkan jika Rundstedt berbohong, dan Elf Jatuh sebenarnya bersekutu dengan Bangsa Iblis atau Bangsa Laut, tetap saja waktunya tidak cukup!
Termasuk hari ini, waktu ultimatum tersisa empat hari!
Pasukan iblis telah dihambat taktik gangguan penunggang serigala, sementara pasukan laut sama sekali tidak terlihat mendekati garis pantai. Kedua kekuatan besar ini mustahil bergerak cepat!
Tantangan Elf Jatuh terhadap Feilengcui sama dengan menantang seluruh Kerajaan Bimeng. Tanpa dukungan kuat, mustahil mereka berani bertindak terang-terangan!
Bab 607 Tata Letak Strategis Sang Raja
Untuk sekutu super Elf Jatuh yang disebutkan Rundstedt, Yang Mulia Grak Sal dan Liu Zhenhan sama-sama merasa sangat membingungkan.
Mungkin Sang Raja sendiri tidak menyadari bahwa belakangan ini dalam《Kitab Harian》dan《Catatan Harian》, sering muncul catatan menarik: Yang Mulia Sal dipanggil Paduka Richard untuk membahas urusan negara... Yang Mulia Sal dipanggil Paduka Richard untuk membahas urusan negara... Yang Mulia Sal kembali dipanggil Paduka Richard untuk membahas urusan negara...
《Kitab Harian》dan《Catatan Harian》adalah arsip istana yang mencatat ucapan, tindakan, dan peristiwa penting harian Sang Raja oleh Sejarawan Bimon. Dengan prinsip tanggung jawab terhadap sejarah, setiap detail terkait Sang Raja wajib dicatat lengkap.
Gelar "Dewa Perang Campas Sang Pejalan Bumi" memang megah, namun semua tahu ini hanya gelar kehormatan tanpa kekuasaan nyata. Sepanjang sejarah Bimon, bukan hanya mustahil Shaman Divine Comedy sering memanggil Sang Raja, bahkan berbicara dua patah kata utuh dengan Sang Raja saja sudah masalah.
Namun Liu Zhenhan berhasil melakukan hal ini. Kini bukan Raja yang memanggilnya, tapi dialah yang sering memanggil Sang Raja.
Perlu ditegaskan, Liu Zhenhan melakukan ini bukan untuk sengaja pamer atau bersikap sok tinggi. Di seluruh Kerajaan Bimeng, tak seorang pun merasa ada yang salah dengan Yang Mulia Sal yang sering dipanggil menghadap oleh Paduka Liu Zhenhan. Semua ini terjadi secara alami, seolah-olah sejak zaman kuno para raja memang selalu sering dipanggil oleh Yang Mulia Shaman Divine Comedy.
"Li Zhenhan, maaf. Aku benar-benar tak bisa menebak apa kartu truf Rundstedt bajingan itu." Raja Sal sama sekali tak memiliki kesan baik terhadap Meishuai Mouran ini, jadi saat membicarakan orang ini secara pribadi, wajar saja kata-katanya kasar: "Aku juga tak mengerti, di Benua Aigean sekarang ini, siapa lagi yang mau membantu Elf Jatuh yang reputasinya buruk untuk menyinggung kita Bimon!"
Menghindari perang tentu hal yang baik. Kerja sama melawan musuh juga merupakan hal yang didambakan Kerajaan Bimeng. Tapi semua perkataan ini keluar dari mulut Elf Jatuh dan Rundstedt, membuatnya terasa tak bisa dipercaya.
Yang paling tak bisa diterima oleh Yang Mulia Sal adalah Elf Jatuh ini bahkan berani bersikap sok menggabungkan iming-iming wortel dan ancaman gada. Sepanjang sejarah, semua Elf yang berani bersikap seperti ini selalu berakhir tragis.
"Ini belum tentu." Liu Zhenhan tak setuju bahwa reputasi buruk ada hubungannya dengan kepentingan negara: "Asal ada keuntungan yang bisa diambil, 99,9% politikus di dunia ini akan dengan sukarela menjual nurani mereka ke iblis."
"Tetap harus ada keuntungan yang bisa diambil! Dulu Kerajaan Bimeng memang hanya bisa dianggap negara kelas dua-tiga, karena Dataran Liar Donau tidak menghasilkan baja maupun bahan pangan, bahkan tentara reguler kami pun tidak bisa menjamin zirah baja, apalagi punya formasi penyihir! Kalau dulu ada yang membantu Elf Jatuh mungkin masih bisa dimaklumi. Tapi sekarang?" Sang Raja Sal tertawa terbahak-bahak dengan penuh kebanggaan: "Sekarang kerajaan kami, hanya Feilengcui saja sudah punya kelompok penyihir beranggotakan 600 orang! Tak ada penyihir dunia atau penyihir pengembara yang asal-asalan, apalagi tentara bayaran penyihir berkualitas rendah! Ditambah aliansi dengan elf padang rumput, ibu kota sekarang juga punya pasukan penyihir kecil! Dalam hal jumlah dan kualitas penyihir, Kekaisaran St. Francis dan Pompeii digabung pun kalah dari kami! Bahkan soal tingkat penyihir tinggi, kami punya kamu, Santo Aiqin tingkat tertinggi di dunia! Siapa yang tidak tahu ini?"
"Katakanlah, sekarang siapa berani menganggap Bimon bukan negara militer kuat kelas satu?" Sang Raja seolah ingin menyatakan ke seluruh dunia dengan auman rendah khas Suku Lion yang berwibawa: "Selain Elf Jatuh yang tidak tahu diri ini, selain ras terkutuk yang seharusnya punah ini, siapa lagi?"
Wajah Liu Zhenhan sedikit memerah. Yang Mulia terlalu memujinya. Sekalipun sudah tidak punya muka, dia harus mengakui gelar Santo Aiqin-nya sangat tidak pantas.
Jangankan mantra terlarang, bahkan sebuah sihir area penutup pun tak bisa dia lepaskan. Santo semacam ini dalam perang besar hanyalah hiasan belaka. Namun setelah dipuji Sang Raja, Lao Liu tiba-tiba tersadar—ternyata kekuatan Feilengcui sekarang sudah sebesar ini! Entah karena "hanya berada di tengah gunung itu sendiri", selama ini dia sama sekali tidak menyadarinya. Menurut statistik resmi Serikat Penyihir Aiqin, saat ini jumlah penyihir manusia di Benua Aigean tidak lebih dari 1.500 orang; sedangkan penyihir dari ras lain tidak bisa dihitung secara akurat, tapi berdasarkan peluang peningkatan kemampuan, jumlahnya seharusnya tidak terlalu fantastis.
Mengingat kembali Pertempuran Bukit Merah tahun lalu yang membakar separuh Feilengcui, bahkan dengan menggabungkan kekuatan keluarga Sherpa dan pasukan bayaran Angin Puting Beliung, hanya ada lima penyihir dan tiga magang sihir! Pada masa itu, ini sudah dianggap formasi magis yang sangat mewah! Kelangkaan ekstrim "Raja Perang" seperti penyihir Aiqin ini bisa dilihat dari contoh kecil ini.
Lalu bagaimana dengan Feilengcui sekarang?
Feilengcui saat ini memiliki lebih dari 600 anggota resmi Pasukan Ajaib yang menyandang Lencana Lide!
Ini belum termasuk penyihir lini kedua dari pasukan bayaran Harimau dan para raksasa!
Bahkan di dunia iblis sekalipun, kekuatan magis seperti ini sungguh membuat merinding!
Ketika pasukan besar Bangsa Iblis dari Pantai Persembahan menghadang penunggang serigala di Dataran Helm Suci, mereka mengerahkan 500 ahli sihir arkan dalam formasi tempur. Dengan total 7.000 ahli sihir arkan terdaftar di seluruh bangsa iblis, angka ini sungguh luar biasa besar dan mengagetkan!
Setelah merenung, Liu Zhenhan akhirnya paham alasan semua pasukan bangsa iblis berhenti bergerak kemarin. Ternyata mereka memang benar-benar tertahan oleh kekuatan yang menggentarkan!
Pengalihan unit sihir sebesar 1/14 dari total kekuatan sihir bangsa iblis ke formasi penghadang menunjukkan betapa elite Bangsa Iblis bersungguh-sungguh ingin menghancurkan penunggang serigala. Kekuatan ini seharusnya cukup untuk melenyapkan 30.000 penunggang serigala sekalipun. Tapi di depan mata semua orang, lima ratus ahli sihir arkan ini diperas habis tenaga arkannya oleh Pasukan Ajaib bagai monyet sirkus, lalu ditusuk berbaris-baris oleh prajurit Mok'nathal Sal!
Ini adalah lima ratus ahli sihir arkan!
Hanya dengan merenung dalam-dalam sambil mengingat perjuangan masa lalu, Liu Zhenhan baru bisa merasakan bobot angka yang sangat berat ini!
Lao Liu sungguh heran: Mengapa saat Pertempuran Bukit Merah tahun lalu, dia merasa sangat gembira hanya dengan membunuh beberapa penyihir manusia? Tapi sekarang setelah membinasakan lima ratus ahli sihir arkan bangsa iblis sekaligus, dia malah sama sekali tidak merasa ada yang aneh, seolah ini memang sudah seharusnya terjadi?
"Lao Liu tertawa licik sambil bertanya pada diri sendiri: Apa sekarang sudah terbiasa bermain di sungai dan laut besar?"
"Menyimpulkan semua kesimpulan di atas, saya perkirakan sekutu super Elf Jatuh kemungkinan bukan bagian dari kekuatan Aiqin." Yang Mulia Sal menepuk punggung Lao Liu yang sedang melamun: "Mantumu itu bagaimana? Apakah baru-baru ini masih berhubungan denganmu?"
"Yang Mulia, jangan-jangan Anda mencurigai An Rui Da?" Liu Zhenhan memutar matanya: "Asumsi ini terlalu tidak masuk akal!"
"Benar! Saya memang mencurigainya!" Raja Sal mengangguk dengan wajah serius. Sebenarnya sejak beberapa hari lalu menerima laporan lisan dari Helen, Yang Mulia selalu merasa ragu terhadap perjanjian antara An Rui Da dan Liu Zhenhan.
Saat ini para Pendeta Kuil resmi Kerajaan Bimeng, setelah bergiliran menerima modifikasi Kekuatan Nyanyian di Feilengcui, telah berkumpul di Provinsi Selatan melalui formasi teleportasi sihir. Mereka sedang sibuk menjinakkan peliharaan tumbuhan magis setiap detik. Kemampuan memiliki tambahan satu peliharaan magis sebagai unit tempur ini tentu merupakan jasa besar Shaman Divine Comedy. Jika dalam daftar peliharaan pendeta bisa ditambahkan sekumpulan "Laba-laba Biru Beracun" yang bersedia mengakui majikan, tentu Yang Mulia Sal akan menganggap ini sebagai keuntungan tak terduga dari langit!
Namun, tiran tingkat Jurang di Benua Aigean bukanlah istilah asing. Gelar ini bukan sekadar tanaman sihir yang hadir dengan damai, melainkan mimpi buruk beraroma amis darah yang pekat! Terhadap kompetensi dan ketegasan Shaman Divine Comedy, Yang Mulia memiliki kepercayaan penuh 100%, tapi lawan yang dihadapi adalah tiran tingkat Jurang—mungkinkah mereka menjadi mitra dagang yang mudah diajak kerja sama?
Jangan-jangan nanti seperti pepatah "Memanggil dewa mudah, mengusirnya sulit"!
"Yang Mulia terlalu khawatir! Ruoerna dan An Rui Da pergi ke Pantai Barat membantu merakit lingkaran sihir. Jika dugaanmu benar, Nana pasti sudah tewas. Tapi aku baru saja mengobrol dengan Nana via tulangkomunikasi! Lagipula, An Rui Da tak pernah lepas dari pengawasanku—dia sama sekali tak punya kesempatan berkolusi dengan Elf Jatuh!" Liu Zhenhan tidak meragukan kecerdasan beberapa monster, juga mengakui bahwa tiran tingkat Jurang bukanlah tipe yang mudah diatur. Tapi An Rui Da benar-benar tidak memiliki syarat untuk bersekutu dengan Elf Jatuh.
Sekalipun dugaan Yang Mulia benar, dalam beberapa hari ini, berapa banyak pasukan elit yang bisa diangkut An Rui Da melalui Formasi Teleportasi Kristal Malon untuk membantu Elf Jatuh?
Di tingkat mana pun, Monster Tingkat Super selalu langka!
Soal kuantitas dan kualitas petarung, Feilengcui benar-benar tidak takut menghadapi siapapun!
"Tentu saja, jika An Rui Da benar-benar punya otak, dia tidak seharusnya meninggalkan Feilengcui dan memilih Elf Jatuh sebagai sekutu."
Liu Zhenhan merasa An Rui Da sama sekali tidak terlihat seperti orang bodoh.
"Aku percaya penilaianmu, tapi dengan begini, aku benar-benar tidak bisa membayangkan siapa lagi sekutu Elf Jatuh." Sang Raja mengerti arti ultimatum Elf Jatuh. Urusan negara berbeda dengan hal biasa, keberanian Elf Jatuh bersikap arogan pastilah karena punya sandungan: "Richard, apa rencanamu sekarang? Benar-benar mau menukar Bukit Merah dengan Kurcaci Kapak-Perisai? Atau bersiap bertempur dengan Elf Jatuh?"
"Tukar! Tentu harus ditukar! Ini kan Kurcaci Kapak-Perisai, salah satu dari Empat Darah Murni Dui'jal!" Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: "Tapi perang juga harus terjadi! Sudah lama kupikir Feilengcui dan Elf Jatuh Lusern pasti akan berperang. Sekarang mereka sudah menginjak harga diriku, aku harus memberi mereka pelajaran!"
"Omong kosong! Tukar sama sekali tidak boleh!" Yang Mulia Sal menarik peta sihir ke hadapannya, memandang Lao Liu dengan wajah berwibawa: "Richard, hari ini aku akan memberimu pelajaran lagi, membuatmu mengerti betapa beratnya beban yang harus kau pikul di posisimu sekarang!"
Melihat Sang Raja begitu serius, Liu Zhenhan tidak berani bersikap main-main lagi.
“Lihatlah, Sungai Sanggan sebagai sungai ibu ini membentang melintasi seluruh Padang Rumput Donau, dari timur ke barat, tepat membagi Padang Liar Kuno menjadi dua bagian.” Yang Mulia Sal menunjuk simbol anak sungai air salju, mengetuk-ngetuk peta hingga berbunyi kreek-kreek: “Sedangkan Feilengcui yang merupakan mutiara padang gurun ini, letak geografisnya berada di tepi selatan Sungai Sanggan. Richard, sebagai tuan tanah lokal, aku harap kau memeriksa secara teliti medan tempur seluruh padang gurun besar, lalu ceritakan padaku kesanmu.”
“Kesan?” Liu Zhenhan menggaruk-garuk kepala sambil melihat peta: “Aku hanya melihat di tepi selatan padang gurun ini hanya ada satu tuan tanah, yaitu aku.”
“Mengapa?”
“Karena di sini pencuri bertebaran bagai bulu kerbau. Sebagian besar tuan tanah di Kerajaan tidak punya kekuatan bersenjata cukup untuk menguasai daerah ini. Sedangkan para bangsawan tinggi justru mendapat wilayah kekuasaan yang subur dan aman. Jadi yang kulihat hanyalah bayangan orang sial yang sedang menangis menghadap Sungai Sanggan.” Walau sudah lama berlalu, Liu Zhenhan tetap tak bisa menahan keluh kesah.
“Omong kosong!” Yang Mulia Sal setengah tertawa setengah kesal, spontan membentak: “Dasar juru bicara kekuasaan gereja! Kesadaranmu hanya segini! Buka matamu lebar-lebar, lihat betapa pentingnya posisi strategis Feilengcui ini! Kerajaan menitipkan beban terberat padamu, itu tanda kepercayaan dan harapan besar!”
“Kok aku nggak ngerti?”
“Sampah! Kau tahu tidak, jarak antara tepi utara dan selatan di seluruh wilayah Sungai Sanggan umumnya selebar lima panah! Lima panah itu seberapa jauh? Paling tidak sekitar empat li panjangnya?”
“Sepertinya iya.”
“Panjang seperti ini bahkan Dewa Perang pun tak bisa membangun jembatan, jadi transportasi antar tepi Sungai Sanggan hanya bisa dilakukan dengan perahu!” Sang Raja berucap sambil menunjuk ke Sungai Sanggan di peta hingga air liur berceceran: “Tapi tak semua bagian Sungai Sanggan bisa dilayari, tahu kenapa? Karena setiap musim hujan airnya meluap, membuat perbedaan ketinggian antara tanggul sungai dan permukaan air mencapai sepuluh ren! Selain itu, arus di sebagian besar wilayah Sungai Sanggan sangat deras dengan pusaran dan aliran bawah air! Hanya di bagian arus relatif tenang dengan rawa-rawa yang cukup luas, perahu bisa lewat!”
“Soal ini saya punya pengalaman.” Liu Zhenhan tersenyum lebar: “Tahun lalu saya bikin dermaga penyeberangan, untung lumayan dari keuntungan geografis ini.”
“Bodoh! Aku bicara strategi kok malah ngomongin untung!” Yang Mulia Sal menghela napas kecewa: “Sungai Sanggan membentang ribuan li, tahu tidak berapa banyak rawa-rawa yang bisa jadi dermaga? Sembilan! Cuma sembilan!”
“Ini memang belum pernah aku hitung, yang kuketahui hanya di daerah hilir 500 li dari Feilengcui ada tempat lain yang bisa dijadikan dermaga.” Liu Zhenhan mengangkat bahu, untuk apa dia repot memperhatikan hal ini, lagipula tidak berniat pindah profesi jadi nahkoda perahu.
“Dermaga yang kau sebutkan itu volume lalu lintasnya hampir sama dengan tujuh dermaga lainnya, luas rawa-rawanya jauh kalah dibanding Feilengcui, perbedaan ketinggian tanggul sungai sekitar 1 ren sangat membatasi kemampuan navigasinya, arus deras membuat hanya 1-2 perahu kecil seperti belalang yang bisa lewat sekaligus!” Sang Raja mengangkat alis: “Hehe, dengan hormat kuberitahukan, Paduka Liu Zhenhan, tanah apanase Bukit Merahmu justru merupakan dermaga sungai terbaik di seluruh Padang Rumput Donau! Di sini tidak ada perbedaan ketinggian tanggul, rawa-rawanya paling luas, karena dekat sumber air salju, topografinya cukup tinggi sehingga kecepatan arus merupakan bagian paling tenang di seluruh aliran Sungai Sanggan, ditambah jarak antar tepi utara-selatan sungaimu yang terpendek, kurang dari 500 yard, makanya pedagang manusia selama bertahun-tahun selalu menyeberang dari sini!”
“Masih ada!” Yang Mulia menoleh, menghentikan gerakan Daisy yang hendak berbicara: “Untuk membuat perahu penyeberangan, harus ada kayu! Tapi di Dataran Liar Donau kami hanya tumbuh rumput liar tanpa pepohonan, tumbuhan tertinggi hanyalah semak-semak dan rumpun beri, sama sekali tidak bisa dibuat kapal!”
“Bukannya kita Bimon menggunakan perahu rotan dari anggur liar? Sama sekali tidak pakai kayu!” Liu Zhenhan heran.
“Rotan anggur liar harus melalui sembilan proses pencucian minyak dan penjemuran untuk membuat perahu rotan yang bisa mengangkut orang. Selain kami ras Bimon, siapa lagi yang menguasai teknologi ini? Dan jangan lupa, orang lain sama sekali tidak tahu trik ini!” Sang Raja menunjukkan ekspresi seperti sudah tahu jawaban Liu Zhenhan: “Mari kita asumsikan, jika ada yang ingin mencari kayu untuk membuat perahu menyeberangi sungai, dari sembilan dermaga mana yang akan dia pilih?”
Semua yang hadir mulai menunjukkan ekspresi pencerahan bagai awan tersibak menampakkan bulan.
“Dermaga lainnya, jika ingin menebang kayu di hutan, jaraknya ribuan li lebih jauh! Arus sungainya juga deras, sekali jalan tidak bisa membawa banyak perahu!”
Liu Zhenhan mulai memahami maksud Raja: “Tak perlu dijelaskan lagi, pasti Feilengcui milikku! Tapi aku bisa membakar hutan bambu duluan, lihat mereka mau pakai apa untuk membuat perahu!”
“Bahkan jika kau bakar hutan bambu, Feilengcui tetap yang terdekat dengan hutan pinus di kaki gunung bersalju!” Helen tersenyum getir: “Sebenarnya kita tak perlu membakar hutan bambu. Selama Bukit Merah belum direbut musuh, rakit bambu yang mereka buat pun takkan bisa menyentuh rawa-rawa tepian!”
"Dengan demikian, di masa depan jika Bangsa Iblis ingin menyerang Ibu Kota di tepi utara Sungai Sanggan dan Weisisipang, mustahil mereka tidak akan mencari masalah dengan Feilengcui kami! Hehe... Meski Bangsa Iblis memiliki formasi teleportasi kristal, mereka tidak punya cincin tujuh lapis emas. Mengandalkan kristal penyimpanan vakum saja, mereka bisa memindahkan perbekalan dalam skala besar, tapi memindahkan pasukan dalam jumlah besar melalui formasi teleportasi sama sekali tidak mungkin!" Liu Zhenhan terkekeh: "Ditambah lagi Bangsa Iblis sama sekali tidak memiliki pasukan laut. Untuk menyeberangi sungai harus menggunakan kapal, tapi delapan penyeberangan lainnya tidak punya kayu dan tidak memadai untuk pasukan besar! Haha... Tampaknya Feilengcui kami akan menghadapi masalah serius!"
"Richard, sepertinya kau lupa. Angkatan udara Bangsa Iblis bisa terbang melintasi Sungai Sanggan. Mereka tidak perlu membuat kapal untuk menyeberang." Daisy melirik Lao Liu.
"Percuma." Sang Raja tersenyum tipis: "Setelah konsultasi panjang dengan Senat dan Kuil, Kerajaan akhirnya memutuskan untuk menerima dukungan larangan udara dari Suku Bordir. Angkatan udara Bangsa Iblis yang datang pun takkan berguna, kecuali mereka juga memiliki labu minyak Feilengcui. Jika tidak, angkatan udara mereka tetap hanya bisa menjadi pasukan pengintai udara dan pendukung, takkan pernah menjadi pasukan tempur utama."
"Rupanya otak Senat dan Kuil belum kemasukan air." Liu Zhenhan menghela nafas: "Aku sempat khawatir, bagaimana jika Kerajaan menolak dukungan larangan udara dari Klan Angsa? Sialan, perang macam apa ini nanti!"
Kekhawatiran itu nyata, tapi Liu Zhenhan juga tidak tanpa langkah antisipasi. Dengan pengorbanan besar mengubah 30.000 penunggang serigala yang hampir masuk peti mati, target utamanya adalah mengatasi ketidakseimbangan pertahanan udara jika Kerajaan menolak bantuan militer Bordir - transformasi melalui Kekuatan Nyanyian dan sinar Raksasa Berkaki Lumpur hanya menciptakan pasukan udara sementara, ini jelas belum cukup!
Dengan menukar Formasi 'An Er Le' untuk "Pirang Platinum" dari Bangsa Laut Dunia Iblis, nyaris mengabaikan ancaman masa depan bagi Aiqin, tujuannya jelas: membangun kavaleri udara Oushou!
30.000 penunggang serigala yang mengalami transformasi ganda "Pirang Platinum" dan Sinar Doppler akan berubah menjadi 30.000 penunggang khimera udara!
Khimera udara ini bukan jenis pelindung, mereka adalah pasukan udara yang mampu melancarkan serangan magis!
Ditambah lebih dari 30.000 veteran Wolff pilihan, ini akan menjadi angkatan udara impian!
Dengan populasi yang cukup besar, serigala mount khimera akan berkembang biak dan berakar di Kerajaan Bimeng, menjadi spesies monster udara baru yang bermanfaat bagi generasi mendatang!
Tapi karena Kerajaan telah menerima dukungan larangan udara Bordir, Liu Zhenhan memutuskan untuk sementara merahasiakan 30.000 penunggang serigala dari Yang Mulia Sal. Kejutan di kemudian hari mungkin lebih baik.
"Mengingat posisi strategis Bukit Merah begitu penting, sungguh tidak masuk akal Kerajaan sebelumnya tidak menunjuk tuan tanah atau mendirikan pos garnisun tetap di sini." Helen menghela napas pelan. Sudah seribu tahun Bimon tinggal di Padang Liar Kuno, apakah tidak ada satu pun raja sebelum Yang Mulia Sal yang memiliki visi seperti ini?
"Bukan kelalaian. Alasan sebelumnya Bimon tidak menempatkan pasukan di sekitar Sungai Sanggan: pertama, Celah Doluote adalah penghalang alami yang mudah dipertahankan, dijaga kavaleri serigala sehingga tidak perlu khawatir. Kedua, di Sungai Sanggan hidup Bimon Suku Air. Manusia yang ingin menyeberang untuk menyerang Bimon harus mempertimbangkan kemungkinan mereka menenggelamkan kapal." Daisy tersenyum, menjelaskan logika ini pada Helen: "Kedatangan Bangsa Iblis melalui 'Jurang Ruang-Waktu' di Pegunungan Bering ke padang gurun selatan adalah kejadian di luar rencana!"
“Sebelumnya kami memang mempertimbangkan hal ini. Selain menguasai Celah Doluote dengan ketat, di wilayah Sungai Sanggan terdapat Bimon Suku Air seperti suku Haus (kuda nil), klan berang-berang Minke, dan berang-berang pantai Ande. Meskipun jumlah Bimon Suku Air ini tidak banyak, mereka bersembunyi di bawah air dan pasti bisa menguasai sembilan penyebrangan kecil. Pertahanan Feilengcui dulu telah membuktikan kemampuan penyair kuda nil!” Yang Mulia Sal mengangguk setuju dengan dugaan Daisy: “Sebenarnya raja-raja kami sebelumnya sama sekali tidak khawatir serangan manusia, karena Padang Rumput Donau tidak memiliki tambang mineral maupun bahan pangan, sama sekali tidak bernilai strategis! Bangsa iblis memang musuh tak terduga, apalagi bangsa laut. Di garis pantai kami hampir tidak ada pos pemeriksaan atau pos militer. Jika bukan karena intel yang tepat waktu, entah bagaimana akibatnya jika diserang tiba-tiba!”
“Yang Mulia tenang saja!” Lao Liu menepuk dadanya keras-keras: “Aku memang tidak berniat menukar Bukit Merah dengan Kurcaci Kapak-Perisai. Tadi aku bilang mau menukar, hanya ingin menipu Rundstedt dengan tipuan kosong!”
Sebelum selesai bicara, Liu Zhenhan menarik napas tersengal-sengal. Tiba-tiba ia teringat peta Aiqin yang disita dari oasis gurun, dibuat oleh orang Mouran. Di peta itu Feilengcui ditandai sebagai titik strategis penting!
"Orang lain tidak tahu, tapi Liu Zhenhan ingat betul: catatan kaki di peta Mouran itu bukan ditulis orang lain, melainkan Rundstedt sendiri."
"Jangan-jangan si bajingan ini juga punya tujuan sama buat incar Feilengcui?" Liu Zhenhan merangkai sebab-akibat ini, bulu kuduknya meremang!
"Gila!"
"Kalau Rundstedt benar-benar bisa tukar Bukit Merah, lalu kasih gratis ke Bangsa Iblis, dia bakal punya modal promosi yang luar biasa. Dasar si Y, sekarang hidupnya sengsara, lagi cari-cari peluang buat mencuat."
"Obisilachi!" Semakin dipikir Liu Zhenhan semakin yakin: Rundstedt pasti merencanakan ini. Tapi si bajingan ini pasti tak menyangka catatan di peta Mouran dulu akan jadi lentera yang mengungkap niat gelapnya sekarang.
"Rundstedt meremehkan visi strategi Li Cha. Dia mau gunakan Kurcaci Kapak-Perisai sebagai perangkap bunga indah untuk mengelabui kita agar lepaskan posisi strategis Bukit Merah!" Daisy, lulusan terbaik akademi militer, menyimpulkan dengan cepat setelah mengamati ekspresi kekasihnya.
"Kalau Rundstedt menganggap semua Bimon berkepala udang, itu salahnya." Yang Mulia Sal mencibir. "Tapi dia sudah tamat. Jangan anggap dia penting! Elf Jatuh pasti takkan beri kekuasaan ke ras asing. Tanpa pasukan sendiri, dia ibarat paus terdampar di pantai, sehebat apapun takkan bisa bikin ombak besar!"
"Saya masih punya satu pertanyaan. Jika Elf Jatuh benar-benar bisa merebut Feilengcui, bukankah tindakan Rundstedt seperti menggambar ular berkaki? Dengan menukarkan Kurcaci Kapak-Perisai ke saya, bukankah itu malah memperkuat pasukan saya? Jika empat Dui'jal bersatu, kekuatannya pasti luar biasa!" Liu Zhenhan masih belum sepenuhnya paham: "Lalu, bagaimana Elf Jatuh bisa bersekutu dengan pejuang amok?"
"Kita juga tak boleh meremehkan energi kinetik musuh. Kemampuan mereka membawa ribuan pejuang amok dari jauh ribuan li ke Padang Rumput Donau, pasti memiliki kelebihan dan harga yang tak bisa ditolak." Yang Mulia Sal kurang berminat membahas masalah ini, toh dalam beberapa hari akan ada pertempuran dimana semua misteri ini terungkap.
"Benar juga. Setelah bertempur sekali, semua akan jelas." Liu Zhenhan sepakat, tapi sekarang yang lebih dipikirkannya adalah cara menipu agar mendapatkan Kurcaci Kapak-Perisai. Begitu empat Dui'jal terkumpul, "Kapal Perang Patroli Titan" akan bisa diwujudkan.
"Sebenarnya pembicaraan kita ini agak berlebihan, posisi geografis Feilengcui sudah menentukan bahwa tempat ini mustahil ditinggalkan! Dengan adanya Bukit Merah, Bangsa Iblis baru bisa dihadang di tepi selatan Sungai Sanggan! Di padang gurun selatan, wilayah kekuasaan Beruang berada di Hutan Salib Selatan, setiap posisi di jurang memiliki medan yang sangat berbahaya, cukup dengan satu batalyon sudah bisa mempertahankannya. Di tengah hutan purba yang lebat menutupi langit, Bangsa Iblis baik pasukan udara maupun pasukan darat sama-sama tidak bisa mengerahkan pasukan dalam skala besar! Sedangkan di Provinsi Barat Daya, tidak, sekarang harus disebut Wilayah Otonom Bordir, wilayah keluarga Hosea terletak di Rawa Senja, Bangsa Iblis tidak memiliki pasukan laut, di rawa-rawa, keunggulan jumlah pasukan mereka juga tidak bisa dimanfaatkan!" Ucapan Sang Raja membuat bahu Lao Liu terasa berat: "Weisisipang dan Shabak berbeda, Ibu Kota dan Provinsi Timur Laut semuanya adalah dataran tak berujung, begitu Bangsa Iblis menyeberangi Sungai Sanggan, dengan jumlah pasukan mereka yang besar, mustahil bagi kita untuk mempertahankan!"
"Lalu Bangsa Laut? Bangsa Laut mendarat di padang gurun utara!" Liu Zhenhan tidak bisa menahan diri bertanya: "Apakah Weisisipang dan Shabak bisa bertahan?"
"Bangsa laut bukanlah pasukan darat! Keunggulan mereka hanya terletak pada jumlah penyihir dan pasukan yang banyak! Selain itu, mereka tidak punya apa-apa! Jika lokasi pendaratan bangsa laut dan bangsa iblis ditukar, kita Bimon pasti sudah hancur total, bahkan tidak bisa melawan balik!" Sang Raja terkekeh geli: "Selama Feilengcui tetap tegak berdiri, pasukan besar bangsa iblis akan terjebak bertempur di area hutan dan rawa yang menghambat mobilitas mereka! Sedangkan bangsa laut harus menyerang kota di padang terbuka. Tapi selain Ahli Sihir Pencabik Badai, mereka tidak memiliki ketapel atau pemanah untuk serangan jarak jauh. Pasukan mereka hanya infanteri, sementara kita punya gabungan berbagai jenis pasukan ditambah senjata pertahanan dan ahli militer dari manusia. Ditambah pengalaman mengepung kota yang minim, kita masih punya peluang bertahan!"
"Air datang, tanah menahan! Musuh datang, tentara menghadang!" Liu Zhenhan tertawa terkekeh: "Aku jamin akan menjalankan tugas dengan baik, mempertahankan Bukit Merah! Tidak satu pun bajingan bangsa iblis akan kulewatkan masuk ke padang gurun utara!"
"Malam ini juga akan kusiapkan semua pasukan kavaleri kembar untukmu, sekaligus memperkenalkan beberapa 'pahlawan perantauan'. Meski Elf Jatuh ganas, kami Bimon bukanlah patung tanah liat! Jancuk! Sekarang semua berani menindas kita!" Sang Raja menggeretakkan giginya: "Bukankah pemusik terbaik Suku Berbual sedang menjalani transformasi Kekuatan Nyanyian di Feilengcui untuk mempelajari 'Harmoni Dinding Air Mata'? Pasukan pemanah Panah Gang juga kusuruh sementara membantu di Feilengcui. Akan kulihat trik apa lagi yang dimiliki Elf Jatuh ini!"
Para pemusik Berbual dan calon pemanah Panah Gang ini adalah harta yang paling berharga bagi Yang Mulia Sal.
"Siput Peniru Ucapan" yang dibawa Wei Zhi memungkinkan Bimon biasa menyanyikan lagu perang melalui kartu kristal Di Wei untuk memperoleh Kekuatan Nyanyian setara Imam Tongkat tingkat menengah. Meski awalnya kekuatan ini tak berguna, Xixi - yang dulu diselamatkan Shaman Divine Comedy di ibu kota - menghadirkan melodi perang yang mampu menetralkan Kekuatan Nyanyian melalui permainan "kecapi tujuh senar mutiara", melepaskan Panah Air transformasi air mata.
Di Kerajaan Bimeng, "memetik kecapi di depan sapi" sama absurdnya dengan "berjualan air di tepi sungai". Dalam hal kemampuan mempelajari partitur musik, selain Pendeta, siapakah yang lebih ahli dari Suku Berbual?
Sekalipun "Harmoni Dinding Air Mata" membutuhkan teknik jari yang cepat dan rumit pada nada-nada Gong Shang, namun ada lebih dari tiga ribu pemain musik tingkat satu dari Suku Berbual di seluruh negeri. Setelah dimodifikasi, seorang pemain musik Berbual hanya bisa melepaskan tiga kali "Panah Air Transformasi Air Mata" dengan kekuatan nyanyiannya, dan tidak bisa memulihkannya melalui meditasi. Tapi tetap saja, tiga ribu lebih iblis musik yang setara dengan Magister Senior sihir!
Ditambah penembak tingkat tinggi yang telah dimodifikasi dengan energi panah, peliharaan tumbuhan dan lingkaran perintah, ditambah serangan mengamuk yang berhasil ditemukan sebelumnya, serta prajurit transformasi hasil modifikasi sinar kaca patri dari Raksasa Berkaki Lumpur, Kerajaan Bimeng seolah-olah naik kelas dari padang pasir sihir menjadi tempat persemaian elemen yang mengungguli benua dalam semalam.
Mendengar Yang Mulia membicarakan para iblis musik itu, Lao Liu kembali pusing. Jika tidak bisa membeli pil pemulih sihir dalam jumlah besar dari Negeri Sutra, para iblis musik yang tidak bisa memulihkan kekuatan nyanyian melalui meditasi ini hanya akan menjadi pasukan elemen sekali pakai!
Hanya mengandalkan stok pil ajaib miliknya sendiri, mungkin bisa bertahan sementara tapi tidak selamanya.
Tapi sebelumnya dia sudah menipu habis-habisan Pangeran Tangzang. Kehilangan "Guci Giok Dewa Kekayaan" dan markas besarnya yang dihancurkan, Kaisar Giok pasti sedang mengamuk. Kalau sekarang minta membeli Pil Emas dari Putri Kelima, pasti mereka akan meminta harga yang sangat tinggi.
“Guci Giok Dewa Kekayaan” meski bukan milik pemerintah Tang Zang, Putri Kelima sama sekali tidak akan membiarkan Lao Liu menyentuhnya! Barang ini terlalu berharga, hubungan baik antar pihak tidak bisa dijadikan alasan negosiasi!
“Jangan lupa kabari aku saat hari pertempuran, biar aku juga lihat trik apa yang direncanakan Elf Jatuh!” Yang Mulia Sal yang melihat Liu Zhenhan terus diam, mengira dia mengalami tekanan psikologis, berusaha menenangkan pemuda ini.
“Bercanda apa ini? Cuma menghadapi Elf Jatuh saja perlu mengerahkan raja, lalu di mana harga diri Feilengcui kita?” Liu Zhenhan tahu Yang Mulia salah paham, buru-buru klarifikasi: “Tenang Yang Mulia, aku sama sekali tidak menganggap bajingan ini berarti!”
“Bagaimana kalau begini...” Yang Mulia Sal melirik Lao Liu dengan ragu, masih khawatir: “...Aku akan memindahkan para pendeta manusia kucing Suku Garfield ke Feilengcui untuk berjaga-jaga...”
“Tidak perlu!” Liu Zhenhan mengeluarkan kata-kata sesombong langit: “Simpan saja pedang pusat negara untuk keperluan besar! Pasukan cadanganku pun cukup untuk menyapu bersih Elf Jatuh!”
Mereka yang mengenal Lao Liu pasti tahu, dia jarang membual di saat genting. Jika kau anggap dia arogan, itu karena kau belum memahami detail kemampuan sebenarnya.
Dia pergi ke dunia iblis untuk menyelamatkan penunggang serigala. Sejak berani merencanakan untuk menghabiskan semua Panah Ledakan Durex, labu minyak gunung salju, dan Heisuoyin, tentu ada yang diandalkan!
Dari tiga mutiara sequence, Mutiara Railei masih butuh 8 hari masa pendinginan, Mutiara Angin Tersembunyi butuh 14 hari - ini senjata pamungkas pertama Liu Zhenhan!
Masih ada senjata super lain yang bersembunyi di kegelapan, makanya dia berani selevel ini!
Kali ini, Liu Zhenhan berencana menuangkan semua persenjataan strategis yang belum dihantamkan ke bangsa iblis, sekaligus ke otak Elf Jatuh.
Tapi sebelumnya, tentu harus cari cara mengelabui Kurcaci Kapak-Perisai dulu.
Bab 608 Invasi Dunia Arwah
Kunjungan kedua Rundstedt tepat di tengah hari.
Matahari emas musim panas melemparkan gelombang panas membara, menenggelamkan hamparan hijau padang gurun. Angin pun menghela napas dengan wajah kesal.
Lao Liu menerima ipar lelaki ini dengan sangat sopan, mengajaknya makan siang sederhana dengan penuh antusiasme.
Yang menemani hanya keluarga inti: Helen dan Liu Zhenhan.
Anggur yang disajikan adalah Royal Salute kemasan emas berusia 600 tahun dari pohon tua. Saat gabus dibuka, aroma memabukkan langsung menusuk mata.
Pisau dan garpu semuanya dari emas murni, berat di genggaman seperti memegang Tongkat Taring Serigala.
"Hidangan memang tidak banyak, tapi sangat hangat."
Seekor ikan trout tua berjanggut yang dijadikan sashimi, didinginkan dengan es dan daun peppermint; seekor ayam muda dipanggang hingga merah merata, ditambah siput gemuk berkulit putih yang direndam dalam arak dan semangkok capit kepiting saus garam, semua merupakan produk khas padang gurun, ditangkap dan dimasak langsung, Helen yang turun tangan memasak.
Rundstedt yang tak pernah merasakan kehangatan keluarga sebelumnya, langsung basah soket matanya saat Helen memanggilnya "kakak", tak sempat lagi diusap.
"Kakak ipar, coba cicipi sashimi ikan buatan Helen dulu." Liu Zhenhan dengan sangat antusias menggeser irisan lobak putih dan daun perilla ungu, menyusun potongan ikan merah yang disiram air lemon di piring Rundstedt: "Ha! Kau tahu, di antara istri-istriku ada Putri Duyung, sashimi ala bangsa laut mereka memang tiada tanding di dunia. Helen belum mahir betul, jangan ditertawakan ya!"
"Adikku jago masak, tekstur ikan sashiminya istimewa!" Rundstedt dengan elegan mengelap sudut bibirnya menggunakan serbet, penasaran mengambil botol garam emas di tepi meja, memeriksanya dari berbagai sudut. Baru saja karena terlalu emosi ia menaburkan garam berlebihan, tapi hasilnya ternyata tidak terasa asin sama sekali: "Aroma garam jenis ini sangat unik, meski pernah melihat berbagai hal, tapi benar-benar belum pernah mencicipi garam dengan cita rasa sehebat ini."
"Pasti sangat mahal ya?" Meishuai mengangkat kepala, menatap Lao Liu tajam.
Memang garam yang bagus, serpihan garam yang baru saja ditaburkan di atas irisan ikan ternyata berwarna biru safir, bagaikan bintang-bintang di langit yang berkelap-kelip menyilaukan mata. Rasanya gurih bercampur manis, elegan dan menyenangkan. Setelah mencicipi, aroma mawar samar tetap menguar di sela gigi dan pipi, bahkan setelah Rundstedt mengulum tiga kali masih tersisa aftertaste.
"Kakak yang jarang datang, tentu harus dihidangkan yang terbaik." Suara Helen tersedu-sedu sambil menyajikan siput gemuk untuk Rundstedt.
"Ini adalah 'Garam Kekasih' kelas tertinggi dari ribuan hektar tambak garam di Provinsi Tenggara. Konon dulunya ada gadis yang merindukan kekasihnya di jauh sana, air matanya yang berharga setiap hari mengkristal menjadi garam ini. Sekarang harga satu ons 'Garam Kekasih' setara dengan emas." Liu Zhenhan memamerkan kekayaan layaknya orang kaya, tiba-tiba berbelit: "Kakak ipar, tanah air yang subur seperti ini, siapa yang mau menyerahkannya ke orang lain?"
"Richard, kapan kau belajar bicara berbelit-belit ala bangsawan itu?" Rundstedt tertawa getir: "Langsung saja katakan maksudmu, apakah kau tidak setuju menukar Bukit Merah dengan Kurcaci Kapak-Perisai?"
“Setiap provinsi Bimon memiliki produk khas masing-masing, hanya Feilengcuiku yang menghasilkan perampok dan penjahat. Mengapa aku tidak menukarnya?” Liu Zhenhan tertawa jahat hehe: “Tapi... Aku hanya tidak yakin apa tujuanmu mendapatkan Bukit Merah... Bisa ceritakan jika tidak keberatan?”
“Kau takut aku menjebakmu?” Rundstedt memotong paha ayam, meletakkannya di piring Helen, lalu dengan tangannya sendiri menyemprotkan saus salad.
“Tentu! Kau adalah Meishuai Mouran yang bijaksana, mustahil bertindak tanpa alasan!” Liu Zhenhan bersiap memanfaatkan momentum, memberikan alasan agar lawan masuk perangkap: “Kau menukar Bukit Merah... apakah ingin membangun kekuatan sendiri?”
“Tebakanmu tepat, Richard!” Rundstedt mengangguk, dengan tenang meneguk sedikit anggur.
Pura-pura! Lu terus berpura-pura saja! Liu Zhenhan bergumam dalam hati.
"Sebenarnya sejak pertama kali melihatmu saat aku tiba, aku sudah tahu bahwa kau pasti memahami betapa pentingnya posisi strategis Bukit Merah di Padang Rumput Donau! Di Oasis Sumit sebelumnya, kau juga pernah menyita peta militer yang digunakan pasukan Mulan. Panglima Yabushan Ali Daei itu muridku, peta militer yang digunakannya berisi catatan tangan asliku!" Rundstedt tersenyum dingin, meletakkan gelas anggur, memandang dengan sinis Lao Liu yang wajahnya beku: "Richard, kau pikir aku benar-benar meremehkanmu? Berkhayal begitu tinggi? Apa kau sangka trik remeh ini bisa menipu kecerdasan semua ras Bimon kalian?"
"Kalian sangat waspada padaku. Dengan merenung sejenak, tentu bisa membongkar niatku menukar Bukit Merah." Rundstedt tersenyum pada Helen yang tercengang, membelai lembut pipinya: "Adik bodoh..."
"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti." Wajah Lao Liu masih pura-pura bodoh, tapi hatinya sudah setengah beku.
Buat apa lagi tipu Kurcaci Kapak-Perisai? Kenapa Rundstedt malah mengaku duluan?
“Maafkan kelancanganku. Masalah ini tidak bisa kubahas dengan Nyonya Ning Yu, Kepala Suku Andulan, bahkan Helen sekalipun. Hanya denganmu aku bisa jujur.” Rundstedt menyentuhkan gelasnya dengan Lao Liu: “Kurcaci Kapak-Perisai tetap akan kuberikan padamu. Tentang caranya, kita bisa bekerjasama memainkan sandiwara. Umumkan pada dunia bahwa kau melanggar perjanjian pertukaran dengan menipu mereka menggunakan Bukit Merah! Lagipula reputasi Elf Jatuh memang buruk - ini takkan membuat orang salah paham pada karaktermu!”
“Aneh! Bukankah hubungan kita tidak sedekat ini?” Liu Zhenhan memandang Rundstedt seperti baru mengenalinya: “Mengapa? Mengapa kau melakukan ini?”
“Bukankah kau sudah menebaknya tadi? Karena aku tak mau hidup di bawah bayang-bayang orang! Aku ingin merintis jalanku sendiri!” Api perak jiwa di atas kepala Meishuai yang bermata penuh darah bergejolak hebat, menandakan emosinya yang meluap: “Sesederhana itu, adik iparku!”
“Masih ada yang belum kau katakan. Lanjutkan.”
“Rencana menggunakan Kurcaci Kapak-Perisai untuk mengelabui Bukit Merah sebenarnya adalah ide bodoh dari struktur kepemimpinan Moore dan Zhuoer, bukan aku! Mereka mengira otak ras Bimon lamban, mungkin tidak menyadari pentingnya posisi strategis Bukit Merah! Yang lucu, meski rencana ini dirancang Elf Jatuh, saat eksekusi mereka semua ciut nyali. Tak satu pun berani datang ke Feilengcui untuk negosiasi, akhirnya aku yang dikirim!” Rundstedt menggelengkan kepala pilu: “Sejak utusan pertama dipenggal, Elf Jatuh menganggap negosiasi di Feilengcui adalah bunuh diri. Tampaknya nyawaku yang paling murah!”
“Lalu bagaimana dengan Kurcaci Kapak-Perisai dan Prajurit Ganas? Apa sebenarnya hubungan mereka?” Liu Zhenhan mendesak.
“Angkatan Udara berpatroli setiap hari. Beberapa waktu lalu, pengintai menemukan pasukan prajurit amok besar sedang bergerak ke Kadipaten Dolot. Setelah investigasi, kami tahu tujuan dan maksud mereka.” Rundstedt menatap Helen lalu Lao Liu: “Helen, Richard, coba tebak ke mana dan untuk apa Prajurit Ganas ini pergi?”
“Jancuk! Mana mungkin aku bisa nebak!”
“Kak, bukankah mereka sekutu yang dicari Elf Jatuh?”
“Beberapa bulan yang lalu, seorang shaman senior dari suku Prajurit Ganas tiba-tiba mengklaim telah menerima petunjuk dari Dewa Petir Odin——bahwa Pejalan Bumi sang Dewa Petir telah muncul di Dataran Liar Donau, dan menyeru semua prajurit amok untuk bersama-sama mengikuti Utusan Dewa ini dalam membangun kejayaan abad bagi Prajurit Ganas!” Rundstedt tak bisa menahan tawa: “Yang lucu, ternyata banyak prajurit amok benar-benar mempercayai ramalan apokaliptik ini, berbondong-bondong meninggalkan kampung halaman bersalju menuju dunia luar, bergegas ke Padang Liar Kuno! Sedangkan Kurcaci Kapak-Perisai, para Darah Murni Dui'jal ini kebetulan bertemu prajurit amok saat turun gunung. Mendengar kabar Utusan Dewa Petir telah muncul, mereka juga ternyata mempercayainya, dan bersiap bergabung dengan para prajurit amok ini untuk menghadap Utusan Dewa Odin! Para kurcaci ini menganggap Aiqin sedang di ujung tanduk, hanya dengan mengikuti tokoh agung seperti inilah mereka bisa menyelamatkan benua!”
“Pujilah Dewata, alangkah setianya para pengikut ini.” ujar Helen.
“Pujilah Dewata, alangkah bodohnya para idiot ini.” Liu Zhenhan menghela napas.
“Jangan bicara begitu, faktanya memang ada Utusan Dewa Odin yang muncul di Padang Liar Kuno.” Rundstedt tersenyum lebih lebar.
“Kaulah Utusan Dewa Odin itu?” Lao Liu dan Helen berseru serentak, nada suara melambung ratusan desibel.
“Benar!”
“Apakah semua prajurit amok ini buta kedua matanya?” Liu Zhenhan berkomentar dengan nada paling dramatis: “Sialan! Jendral tampan dari Kekaisaran Mugalan juga menjadi Pejalan Bumi Dewa Petir Aiqin? Ini...”
“Aku memang Utusan Dewa Odin, lihat buktinya!” Rundstedt berkata dengan wajah serius: “‘Guntur Murka’ kapak perang itu kau tahu kan? Bukankah semua prajurit amok di Aiqin memakai tiruan ‘Guntur Murka’? Senjata asli milik Odin sendiri ada padaku!”
“Bagaimana kapak legendaris yang bisa melepaskan tiga kilat lumpuh bahkan naga pun tak bisa mengurangi, senjata sakral Odin itu bisa ada di tangan Kakak?” Helen heran. Sepupunya ini jelas bukan orang Aiqin, apakah dia mengalami petualangan ajaib belakangan ini?
“Aku paham sekarang.” Liu Zhenhan mengerenyit lama, matanya melirik ke kiri-kanan sebelum meledakkan tawa khasnya yang menggelikan: “Orang Mouran memang punya hobi mengoleksi senjata! Dulu di Kalimantan aku juga pernah merampas Kapak Perang Chevroline dan busur ilahi Elf. Sebagai jendral berkuasa, wajar jika kau punya ‘Guntur Murka’ asli! Jancuk! Pantas saja selama ini tak ada ‘Guntur Murka’ asli di Benua Aigean, ternyata tersembunyi di gurun!”
“Sama seperti permata Kajaride itu, kapak perang 'Guntur Murka' juga kubeli dari lelang dulu.” Rundstedt mengangguk sopan: “Aku juga tak menyangka, kapak perang ini dianggap para pejuang amok sebagai benda sakral Utusan Dewa.”
“Lumayan kaupetik, puluhan ribu pejuang amok memang kekuatan yang menakutkan.”
“Bukan sekadar untung, lebih tepat disebut kesempatan! Sekarang aku cuma punya Raksasa Arsenik dan angkatan udara burung nasar, jumlahnya terlalu sedikit. Di Kota Lucerne, suaraku tak didengar, hanya dikasih kerjaan kasar! Dengan adanya pejuang amok ini, aku bisa membangun kekuatan baru tanpa perlu melihat muka orang lagi.” Rundstedt mengayun-ayunkan gelas anggur di tangannya, menjilat bibir: “Ini rahasia antara kita, Moore dan Zhuoer untuk sementara belum tahu, mereka malah senang dapat tambahan pasukan pejuang amok!”
“Kurcaci Kapak-Perisai? Mengapa kau serahkan mereka padaku?” Liu Zhenhan heran, bukannya kekuatan tambahan justru dibutuhkan saat mau membangun faksi baru?
Mata besar Helen dipenuhi tanda tanya dan kebingungan.
“Kau pikir aku tidak menginginkan Kurcaci Kapak-Perisai ini?” Rundstedt menghela napas panjang: “Elf Jatuh adalah suku terbuang, sedangkan aku secara nominal masih termasuk kekuatan Lusern. Bagaimana mungkin Kurcaci Dui'jal darah murni yang sombong ini bisa tunduk pada bawahan dari bawahan suku tercemar? Mereka tidak memiliki kepercayaan seperti pejuang amok! Reputasimu begitu besar, Kurcaci Emas pun melayani di Feilengcui. Siapa di Benua Aigean yang tidak tahu? Sekarang Kadipaten Dolot bahkan menyebarkan rumor bahwa Kekaisaran St. Francis juga mengirim Kurcaci Perak untuk melayanimu di Feilengcui!”
“Memang benar.” Liu Zhenhan mengangguk. Bukan hanya Kurcaci Perak, Kurcasi Liar juga ada di sana.
“Kalau bukan karena Moore dan Zhuoer yang terus menyuguhkan anggur enak, Kurcaci Kapak-Perisai ini sudah terbang dari Dolot ke Feilengcui sejak lama untuk bergabung dengan Penyihir Besar Suci dan sesama ras mereka! Sekarang mereka merasa berhutang budi, setuju untuk masuk ke Danube bersama pejuang amok. Nanti pejuang amok akan pergi ke Kota Lucerne, sementara mereka datang ke Feilengcui.” Rundstedt mengangkat bahu: “Begitulah keadaannya. Bahkan jika aku tidak menyerahkan Kurcaci Kapak-Perisai ini padamu, mereka tetap akan datang sendiri.”
"Elit Elf Jatuh memang punya sedikit kecerdasan. Pertama-tama mereka menenangkan Kurcaci Kapak-Perisai dengan anggur pilihan untuk mendapatkan waktu berharga, lalu mengirim penengah berbicara manis, menukar Bukit Merah-ku dengan janji pelayanan Kurcaci Kapak-Perisai di Feilengcui? Benar-benar tipuan kosong! Perbedaan waktu ini cukup kreatif!" Liu Zhenhan sama sekali tidak marah. Ketenaran memang penting - status Penyihir Besar Suci jelas lebih bergengsi daripada Utusan Dewa Petir bawahan suku tercemar.
"Bukit Merah adalah posisi strategis yang mudah dipertahankan. Dengan menguasai sini, Elf Jatuh bisa menjadikannya markas atau hadiah untuk Bangsa Iblis sebagai tiket masuk!" Rundstedt membenarkan dugaan Lao Liu sebelumnya.
"Kakak iparku, mengapa kau bocorkan rahasia ini padaku?" Liu Zhengan menghabiskan anggur merahnya sambil bersendawa dan melirik Meishuai: "Andai saja waktu itu kau berani bertaruh, mungkin aku benar-benar tertipu!"
"Tipuan kekanak-kanakan macam apa ini? Siapa di antara kalian Bimon yang akan percaya padaku? Pada Elf Jatuh? Begitu ada kecurigaan, niat tersembunyi ini langsung ketahuan!" Rundstedt tersenyum getir: "Kecurigaan bukan hal buruk. Aku juga sama. Mengapa aku tidak berani bicara begini pada istri dan kepala sukumu? Karena kaulah pengambil keputusan!"
"Jawaban yang sangat menarik."
“Di dunia ini tidak ada musuh abadi, juga tidak ada teman abadi. Kepentinganlah kunci sesungguhnya.” Rundstedt menyatakan maksud kedatangannya: “Kejujuranku hari ini bertujuan untuk mendapatkan persahabatan 'sementara' antara kita! Berapa pun dendam di masa lalu, hari ini kubawa ketulusan, dan kuharap kau juga menunjukkan ketulusanmu! Mungkin di masa depan kita bisa bersama melawan Bangsa Iblis!”
“Elf Jatuh saja tak berani melawan Bangsa Iblis, kau berani?” Liu Zhenhan meragukan kesadaran Meishuai.
“Mulai hari ini, aku berjuang untuk diriku sendiri. Membangun dari nol, mana ada istilah berani atau tidak?” Rundstedt tersenyum: “Tapi mungkin suatu hari aku akan bergantung pada Bangsa Iblis! Tapi saat itu kekuatanku pasti sudah sangat besar, sampai tak bisa diabaikan. Jika tidak, aku takkan pernah tunduk pada siapapun untuk menjadi anjing penjilat yang tak dikenal.”
Helen memandang Lao Liu dengan tatapan penuh harap.
“Demi kejujuranmu, mulai hari ini kita tak saling mengganggu.” Liu Zhenhan menunjuk Meishuai dengan sorot mata menggetarkan: “Jika bisa melewati perang dunia, baru kita bicara lagi!”
Jika Rundstedt berkata jujur, maka ambisinya membangun kekuatan pasti akan membuat Elf Jatuh tersinggung.
Tapi Bimon juga punya dendam lama dengannya, dan kebencian ini sangat mendalam.
"Malangnya di Padang Rumput Donau, hanya ada dua kekuatan besar yaitu Bimon dan Elf Jatuh. Jika langsung bermusuhan dengan keduanya, sebagai pendatang baru, Rundstedt benar-benar tidak akan punya tempat berpijak."
"Dengan memberikan hadiah kepada Kerajaan Bimeng saat ini, dia bisa mendapatkan persahabatan sementara dan hubungan bilateral. Pemikiran ini sepenuhnya benar."
Liu Zhenhan merasa "persahabatan" ini bisa diterima. Faktanya, Bimon saat ini memang tidak punya waktu untuk menyelesaikan utang lama dengan Rundstedt. Zaman kacau telah tiba, semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing. Nanti ketika situasi stabil, apapun perkembangan Rundstedt, Bimon pasti tidak akan melepaskannya - ini adalah hal yang dipahami bersama tanpa perlu diucapkan.
"Sebenarnya ada alasan penting lain mengapa Elf Jatuh sangat menginginkan Bukit Merah." Melihat Tuan Tanah Feilengcui memberikan janji, Rundstedt kembali menghadiahkan porsi besar: "Elf Jatuh sangat takut Bukit Merah diratakan dengan tanah!"
"Bagaimana maksudnya ini?"
"Dari segi pertahanan kota (bukan strategi), Bukit Merah adalah benteng langka di padang gurun. Baik Moore maupun Zhuoer, semua memimpikannya!" Rundstedt menekankan setiap katanya: "Perhatikan kata-kataku - Elf Jatuh TAKUT Bukit Merah 'diratakan dengan tanah'! Aku tahu kau pasti heran mengapa Elf Jatuh begitu arogan, karena lawan yang akan kau hadapi beberapa hari lagi, yaitu sekutu super mereka, adalah kekuatan yang membuat bulu kuduk berdiri!"
“Oh?” Liu Zhenhan mengendus keras, sama sekali tidak percaya: “Jika kau bilang ada yang bisa mengirim pasukan untuk menaklukkan dan menguasai Feilengcui, kemungkinan itu tidak bisa kusangkal. Tapi kau bilang ada yang bisa meratakan Bukit Merah ini, menurutku mustahil! Kota Keramikku ini dibakar dengan api mantra terlarang, luas areanya pun sangat besar. Siapa yang punya kemampuan sehebat itu? Bahkan mantra terlarang pun, harus berani memanggilnya di hadapanku!”
“Sekutu Elf Jatuh adalah ras neraka, bukan satu dua iblis Dunia Arwah yang dipanggil, melainkan pasukan besar.” Angin dingin menusuk keluar dari gigi Rundstedt dengan suara "Braak".
“Pas...pasukan ras neraka?” Liu Zhenhan dan Helen terpaku, kekuatan ini sepenuhnya di luar perkiraan: “Ini...ini...ini bagaimana mungkin?”
Dunia Arwah adalah tanah kematian, kampung halaman jiwa. Makhluk berakal di sana adalah iblis dan hantu yang penuh kekerasan dan kekejaman.
Kekuatan ras neraka takkan ada yang menyangkal, tapi bagaimana mungkin mereka tiba-tiba datang ke dunia material utama Benua Aigean untuk membantu Elf Jatuh yang tak dikenal?
Seandainya semua raja Elf Jatuh dari generasi ke generasi dikumpulkan, takkan cukup untuk membeli harga diri sebesar ini!
Sinar matahari musim panas bagi ras neraka, sama seperti orang biasa menghadapi curahan air terjun asam sulfat!
Bahkan jika ras neraka ingin menjadi prajurit internasionalis seperti Bethune, mustahil mencapai pencapaian nirwana yang dipaksakan ini!
“Bagaimana kau bisa lupa? Kau pernah melukai salah satu dari tiga komandan besar Dunia Arwah, putra kesayangan Dewa Kematian Odius yang membawa trisula baja dan menguasai Sungai Darah Biru - Naiwen'eryinke!” Rundstedt menunjuk kepalanya sendiri: “Tengkorak Komandan Sungai Darah ini hingga kini masih sering berdenyut-denyut, katanya ada sebilah kapak perang Viking di dalamnya!”
“Sial!” Liu Zhenhan benar-benar sudah melupakan peristiwa ini! Setelah Rundstedt mengingatkan, barulah ia teringat.
Dulu di Pemakaman Naga Hitam dunia bawah tanah, Ratu Lich Naga A-Xiannu yang terpojok olehnya terpaksa membuka Pintu Makam Tulang untuk memanggil suku penjaga Sungai Darah Adidasma yang dijuluki "Serigala Dunia Arwah". Akibatnya, serigala neraka ini terjebak di terowongan gunung oleh Liu Zhenhan hingga berdesak-desakan seperti gumpalan daging, maju tak bisa mundur tak mungkin, lalu dihabisi satu per satu dengan tombak naga dan kapak perang berlapis trombin milik Lao Liu.
Mungkin karena pembantaian yang terlalu kejam, akhirnya Komandan Besar Sungai Darah penguasa Serigala Dunia Arwah pun terpaksa muncul.
Saat menggebrak mundur Naiwen'eryinke dengan kapak dulu, A-Xiannu pernah mengingatkan Lao Liu bahwa sang Komandan Sungai Darah sudah mengunci napasnya. Menurut sifat panas darah putra kesayangan Dewa Kematian Odius, hutang darah ini pasti akan ditagih!
Ternyata ramalan A-Xiannu terbukti benar.
“Jangan bingung lagi, sihir gelap Dark Elf juga termasuk dalam kategori sihir pemanggilan, dan memang keahlian mereka adalah memanggil makhluk Dunia Arwah. Benua Aigean sudah terdaftar di Dunia Arwah, setiap kali makhluk dari sana datang ke Aiqin, pasti akan menanyakan kabarmu, kamu terlalu terkenal.” Senyum Rundstedt jelas mengandung sedikit sikap mengejek: “Ibu Pemimpin Zhuoer baru mengetahui hubungan rumit antara kamu dan Komandan Sungai Darah saat memanggil makhluk Dunia Arwah untuk membantu dalam pertempuran di Hutan Salib Selatan!”
“Tapi... Dunia Arwah dan Aiqin sama sekali tidak terhubung oleh ‘jurang ruang-waktu’. Meskipun makhluk super dari Dunia Arwah punya penelitian tentang sihir tingkat dan spasial, perjalanan antar dimensi mustahil dilakukan!” Wajah Helen memucat pasi: “Jangan-jangan mereka juga punya Kristal Malon?”
“Tentu ada Kristal Malon, ini kan teleportasi lintas dimensi! Menurutmu, dengan dua formasi teleportasi Kristal Malon plus ‘jurang ruang-waktu’, ditambah Lembah Angin Dingin di Dunia Arwah, apakah lalu lintas antara Aiqin dan Dunia Arwah masih jadi masalah?” Rundstedt menyebutkan cara yang sangat familiar bagi Lao Liu - An Rui Da juga sedang berencana menggunakan metode ini untuk mengirim makhluk jurang ke Aiqin dengan dukungan Feilengcui.
“Kalau menurut caramu, pastinya Kristal Malon disediakan oleh Elf Jatuh.” Lao Liu bingung setengah mati: “Dari mana mereka mendapatkan Kristal Malon yang hanya bisa diproduksi di dasar laut?”
“Kamu lupa lagi? Dulu saat kamu mengeluarkan Elf Jatuh dari bawah tanah, di Kota Lucerne diletakkan dua formasi teleportasi kristal untuk penerimaan di permukaan! Soal mengubah koordinat, dengan biaya dan sumber daya Elf Jatuh, tidak sulit menyewa alkemis kan?”
“Obisilachi!” Liu Zhenhan kehabisan kata. Formasi teleportasi kristal memang berpasangan. Setelah mengusir Elf Jatuh dari dunia bawah tanah, dua formasi di dekat jurang angin kencang sudah dihancurkan, tapi dua formasi di Kota Lucerne terpaksa ditinggalkan.
Masalah ini sudah lama terlupakan. Siapa sangka kumpulan hal-hal kecil yang tampak sepele ini justru mengungkap fakta serumit ini!
Menghitung garis waktu, Liu Zhenhan merasakan dingin di hati. Elf Jatuh sudah membabat Hutan Salib Selatan selama berbulan-bulan. Ada jurang ruang-waktu di sana yang cukup tersembunyi. Entah berapa banyak pasukan ras neraka yang sudah dipindahkan.
"Dengan Lembah Angin Dingin sebagai sumber tenaga permanen, Formasi Teleportasi Kristal Malon bisa mengangkut 80 unit sekaligus, diperkirakan bisa mentransfer sekitar 8.000 unit per hari. Elf Jatuh menyembunyikan informasi ini dengan ketat, aku baru mengetahuinya belakangan. Mereka sudah tidak bisa menyembunyikan dari internal lagi, karena saat ini di Hutan Salib Selatan setidaknya ada 700.000 makhluk neraka yang bersembunyi menghindari sinar matahari. Bahkan termasuk entitas kuat seperti Iblis Besar Ribrock, Penyusup Neraka, Iblis Perut Bumi, Serigala Arwah Hades, dan Adidasma! Mayoritas pasukan utamanya adalah monster tingkat tinggi seperti iblis bertanduk kambing, dipimpin langsung oleh Komandan Sungai Darah Naiwen'eryinke!" Rundstedt menangkap keraguan Lao Liu, tubuhnya gemetar ketakutan: "Mungkin kau tidak percaya, tapi di Hutan Salib Selatan sekarang, ada wilayah luas yang sudah dilahap habis semua makhluk hidup oleh pasukan neraka ini!"
Setiap kali Rundstedt menyebut nama makhluk neraka yang mengerikan, Helen berteriak histeris.
Posisi makhluk kuat seperti Iblis Besar Ribrock, Penyusup Neraka, Iblis Perut Bumi, dan Serigala Arwah Hades di neraka, setara dengan Royal Salute dalam dunia minuman beralkohol.
Ditambah dengan monster tingkat tinggi seperti iblis bertanduk kambing yang membawa palu besar sebagai pasukan utama, kekuatan pasukan besar neraka ini bukan hanya kuat, tapi sangat luar biasa kuat.
Dibandingkan dengan pasukan iblis neraka yang terorganisir ini, semua tentara biasa akan tampak tidak berarti.
“Apa kaum neraka ini tidak berniat pulang sama sekali? Formasi Teleportasi Kristal Malon hanya bisa menggunakan lembah angin dingin neraka sebagai tenaga penggerak untuk mengirim mereka ke Aiqin, tapi ini teleportasi satu arah. Jika mereka ingin kembali, mana mungkin bisa menemukan begitu banyak penyihir Unsur Angin untuk mengaktifkan formasi bagi pasukan sebesar ini?” Kilatan pencerahan tiba-tiba muncul di otak Liu Zhenhan yang masih berkabut: “Obisilachi! Jangan-jangan mereka mengincar angin kencang bawah tanah?”
“Pintar.” Rundstedt mengacungkan jempol.
“Tapi mencapai jurang tak teratasi yang dipenuhi angin kencang juga bukan perkara mudah.” Liu Zhenhan menyeringai memperlihatkan gigi: “Bahkan jika kaum neraka ini berhasil membalas dendam, menyiksa ku hingga dagingku tercincang, meratakan Feilengcui sampai rata dengan tanah, tapi untuk menuju dunia bawah tanah, mereka tetap harus melewati negara-negara manusia dulu baru bisa sampai ke pintu masuk bawah tanah pegunungan Azeroth!”
“Kaum neraka sama sekali tidak menganggap manusia sebagai ancaman.” Rundstedt tertawa: “Mereka juga tidak menghormatimu sebagai Santo Aiqin. Kali ini meski dalihnya balas dendam, tapi jumlah yang datang begitu besar jelas juga punya tujuan berburu. Daging-darah makhluk berdarah panas adalah umpan favorit mereka, ini pasti lebih kau pahami daripada aku!”
“Setelah melahap daging, mereka bisa menyusun kembali tulang-belulang menjadi pasukan mayat hidup, mengubah dunia ini jadi medan pertempuran berdarah.” Liu Zhenhan juga tertawa: “Memang, kedatangan mereka dalam jumlah sebesar ini bukan cuma untuk balas dendam, tapi lebih untuk berpesta pora!”
“Menurut pendapat pribadi saya, Feilengcui bukanlah tempat yang mudah ditaklukkan. Dari pasukan ras neraka yang memiliki kekuatan Tingkat Super, jumlah iblis berkekuatan tinggi hanya sekitar empat puluh hingga lima puluh. Yang lebih penting, Komandan Sungai Darah sendiri masih menyimpan luka di otaknya, sehingga kekuatan tempurnya turun drastis! Bangsa naga Aiqin sebagai penjaga benua, pasti tidak akan mentolerir invasi terang-terangan dari Dunia Arwah!” Rundstedt memberikan saran bijak untuk Lao Liu: “Perang ini mustahil dihadapi sendiri oleh Feilengcui. Kau harus segera mencari bantuan bangsa naga dan manusia. Aku tahu hubunganmu dengan mereka cukup baik!”
“Aku akan segera menemui Daisy!” Helen berlari keluar pintu seperti angin.
“Setidaknya kita bertempur di wilayah sendiri. Hukuman sinar matahari saja sudah cukup membuat ras neraka ini kewalahan. Nanti mereka mungkin hanya bisa mengeluarkan separuh kekuatan!” Liu Zhenhan merasa setengah tenang setelah mengetahui komposisi pasukan ras neraka ini. Makhluk neraka memang dikenal sebagai puncak rantai makanan yang lebih kuat dibanding makhluk dimensi lain, namun mereka juga memiliki karakteristik mayat hidup yang membuat kekuatan mereka menyusut drastis di dunia materi utama.
Teori saling mengalahkan lingkungan juga menemukan pembuktian terbaik di sini.
“Jangan kau anggap ras neraka semuanya bodoh, mereka pasti akan menyergapmu di malam hari! Dengan kecepatan kaki mereka, kurasa besok lusa adalah waktu mereka keluar dari Hutan Salib Selatan masuk ke padang gurun. Waktu ultimatum lima hari sebenarnya bukan ditentukan Elf Jatuh, melainkan waktu serangan total yang ditetapkan ras neraka. Elf Jatuh hanya ingin memanfaatkan selisih waktu ini untuk mengacau dan menipu Bukit Merah!” Rundstedt benar-benar jenius militer, langsung bicara strategi dan taktik: "Sekarang ada kesempatan untukmu, pasukan ras neraka ini hampir seluruhnya pasukan darat, seperti burung gagak darah yang jumlahnya sangat banyak itu, monster terbang yang tidak tahan sinar matahari musim panas Aiqin, sama sekali tidak datang membantu; jadi sambil menghubungi bangsa naga, kau bisa manfaatkan siang hari saat mereka masuk ke padang gurun dengan kekuatan yang melemah, lakukan serangan tiba-tiba bersama angkatan udara dan bangsa naga!"
“Aku sampai tidak tahu harus berkata apa.” Liu Zhenhan mengangkat gelas menyentuh gelas Rundstedt, berterima kasih dengan setengah hati.
Sebenarnya meski Rundstedt tidak mengungkapkan ini, saat ras neraka keluar dari hutan masuk ke padang gurun, "Mata Penyihir Saruman" yang mengawasi Padang Liar Kuno dari langit tetap akan membuat Feilengcui mengetahui situasi musuh lebih dini.
Liu ZhenhanRundstedt。，，，“Mata Penyihir Saruman”。
“。”，，RundstedtLao Liu。
Meishuai。
，Liu Zhenhan，Lao Liu。
Bab 609 Sang Jago yang Kesepian
，Benua Aigean，。
，。
，Benua Aigean，，——neraka！
，haus darah，Benua Aigeanmanusia、Bimon，Elf、Kurcaci，，umpan。
Seperti orang biasa menyembelih seekor ikan atau memotong seekor ayam, ras Neraka juga tidak akan merasa bersalah karena memakan beberapa makhluk berakal Aiqin. Nilai eksistensi dan pandangan hidup yang berdarah-darah ini membuat setiap penduduk asli Aiqin merinding ketakutan.
Meskipun bangsa iblis dan laut juga merupakan agresor yang menyerang Aiqin secara gegabah, dibandingkan dengan makhluk neraka ini, bangsa laut dan iblis yang kejam itu tampak seperawan salju - perbedaan mendasar antara membunuh dan memakan manusia terlalu besar.
Jika hanya beberapa makhluk neraka yang datang berburu ke Aiqin, sehebat apapun mereka tidak akan menimbulkan gelombang besar.
Tapi yang datang sekarang adalah pasukan besar ras Neraka, jumlahnya bahkan mencapai tujuh ratus ribu!
Ini tidak bisa diungkapkan dengan kata "mengerikan", kehancuran dan kepunahanlah definisi yang paling tepat.
Di hadapan pemangsa biadab yang sama sekali tidak mengikuti aturan dan tidak memiliki etika moral ini, makhluk Aiqin hanya punya satu pilihan: melawan mati-matian!
Bahkan orang paling pengecut dan penakut pun tahu, ras Neraka tidak membutuhkan tawanan!
Meskipun saat ini pasukan Neraka ini bersembunyi di Hutan Salib Selatan, dengan target serangan utama di Padang Gurun Donau bukan jantung Aiqin, tapi bahkan penduduk asli Aiqin yang paling bodoh pun paham - jika Kerajaan Bimeng runtuh, berikutnya yang akan menjadi korban adalah manusia, lalu semua makhluk Aiqin tidak akan ada yang bisa lolos!
Di saat genting seperti ini, sumpah serapah untuk di masa depan mengalihkan malapetaka ke timur dan membasmi habis-habisan Elf Jatuh sama sekali tak berguna. Yang penting adalah bagaimana menghapuskan pasukan penjajah ras neraka yang kuat ini.
Untuk tujuan bersama ini, Gereja Saint Paul yang telah bermusuhan selama ribuan tahun, Sekte Dewi Es dan Salju, dan Kuil Bimon akhirnya duduk bersama untuk pertama kalinya, merumuskan langkah selanjutnya.
Dalam menghadapi makhluk Dunia Arwah yang memiliki karakteristik mayat hidup, para pemuka agama ini memiliki otoritas tertentu untuk berbicara.
Para perwakilan kekuasaan gereja sibuk seperti kucing kepanasan, sementara orang-orang dunia juga tak kalah sibuk.
Tiga negara militer kuat manusia tak perlu disebut lagi. Bahkan Saint Roland dan Saint Ruixier yang dikenal sebagai dua negara netral permanen Aiqin, kali ini terpaksa mengabaikan tradisi dengan menyumbangkan dua menara barrier legendaris.
Kadipaten Saint Roland menyumbangkan Menara Air Mancur yang sangat cocok dipasang di Bukit Merah dekat Sungai Sanggan.
Sedangkan Saint Ruixier menyumbangkan Menara Es dan Salju yang tepat digunakan di Kota Caiyu yang berbatasan dengan Pegunungan Salju Himalaya Taymur.
Saat para pemimpin sibuk berdebat menyusun rencana perang dan mengerahkan ahli-ahli tempur, Liu Zhenhan sang Penyihir Besar Suci yang pertama kali mengabarkan kedatangan ras neraka justru asyik mengurus urusannya sendiri.
Waktu ultimatum Elf Jatuh hanya beberapa hari singkat. Saat manusia berhasil mengumpulkan semua ahli dan menyusun rencana lengkap untuk melawan ras neraka, Feilengcui mungkin sudah hancur hingga ke tulang-tulangnya oleh ras neraka.
Lebih baik mengandalkan diri sendiri daripada orang lain. Pada saat seperti ini, Liu Zhenhan tidak bisa mengandalkan siapapun kecuali dirinya sendiri. Meski banyak raja manusia terus menghubungi Lao Liu melalui tulangkomunikasi, berharap dia sementara meninggalkan Bukit Merah untuk menghindari serangan pasukan neraka dan menyelamatkan diri demi masa depan, namun betapa mungkin Lao Liu melepaskan posisi strategis Bukit Merah di Dataran Liar Donau?
Mundur selangkah berarti mengkhianati tanah air! Bahkan jika Sang Raja sendiri yang membujuk, Liu Zhenhan tetap akan menolak tegas!
Setelah menerima laporan intelijen dari Wilayah Naga Pelangi, kedua Kota Naga menunjukkan sikap yang luar biasa tegas: Langsung berperang!
Karena baru saja menyelesaikan mobilisasi seluruh bangsa naga untuk persiapan melawan Naga Iblis, persiapan perang kedua Kota Naga cukup matang. Hanya dalam satu hari, sebagian besar wilayah naga telah merespons seruan Kota Naga dan berkumpul di Kota Naga Chenxing, siap membantu Wilayah Naga Pelangi melancarkan perang melawan ras neraka!
Selain mengundang Kota Naga untuk berperang, Liu Zhenhan juga menggunakan Kotak Tulang untuk mengundang ahli Jalan Tertinggi dari dalam dan luar negeri ke Feilengcui sebagai bala bantuan.
"Yang paling cepat menyetujui undangan adalah Putri Kelima Tang Zang. Kekaisaran Tang Zang bersedia mengirim pasukan elit Zhi Jin Wu untuk membantu di Feilengcui. Tapi syaratnya, Lao Liu harus menyerahkan Guci Giok Dewa Kekayaan, yaitu jade basin, terlebih dahulu kepada pemerintah Tang Zang di Benua Sutra."
Jawaban Liu Zhenhan tentu saja tidak mungkin.
"Xiao Wu, membagi sebagian keuntungan untukmu boleh saja, tapi lebih baik jangan bermimpi mendapatkan Guci Giok Dewa Kekayaan." Liu Zhenhan dengan tenang memberi tahu Yang Mulia Pangeran yang serakah ini: "Marah atau dendam terserah, yang jelas ini jawaban terakhirku!"
Begitu kembali ke Feilengcui, Lao Liu langsung mengubah koordinat formasi teleportasi sihir. Sekarang Lao Liu bisa ke Benua Sutra kapan saja, tapi orang dari Benua Sutra mustahil datang ke Feilengcui melalui formasi teleportasi kristal. Sekalipun Putri Kelima mengancam lewat Kotak Tulang, Lao Liu tetap tidak akan mengalah.
"Deal!" Putri Kelima memang menunggu jawaban ini. Orang bodoh pun tahu mustahil merebut kembali Guci Giok Dewa Kekayaan yang sudah jatuh ke tangan orang. Selama ini Lao Liu memperlakukan Putri Kelima seperti ikan asin yang dijemur, sang Putri bahkan khawatir ia akan menghilang begitu saja setelah memanfaatkan situasi.
"Sebagai politikus rasional, memaksimalkan keuntungan dalam situasi apa pun adalah tujuan ultimat. Karena pihak lain bersedia berbagi keuntungan, Putri Kelima pun merasa puas. Bagaimanapun, Guci Giok Dewa Kekayaan kini berada di tangan Santo Aiqin. Seperti pepatah 'di bawah atap orang, harus menundukkan kepala', Pangeran Tangzang benar-benar memahami logika ini."
"Mengenai masalah kredibilitas, Putri Kelima benar-benar yakin bahwa setiap kata yang diucapkan Santo Aiqin ini ibarat paku yang tertancap kokoh."
"Suruh Kakanda Keempatmu juga datang membantu. Membunuh iblis Dunia Arwah ini tidak melanggar sumpah biarawan, kan?" Liu Zhenhan langsung memutuskan: "Tenang! Aku takkan membuat saudara rugi. Kali ini aku akan menghadiahkan 500 Tongkat Augustus Ogus dan 500 buah batu permata perisai untukmu, Xiao Wu. Harta karun ini bisa digunakan semua orang, dan Benua Sutra sama sekali tidak memproduksinya!"
"Kakanda Keempat sedang dalam retret menerjemahkan kitab suci, kecil kemungkinan bisa datang. Pasukan Zhi Jin Wu juga perlu meninggalkan sebagian untuk menjaga negeri. Baiklah, kali ini aku sendiri akan membawa lima Xianshi Danau Kawah untuk membantu! Tapi bagaimana dengan meriam cahaya itu? Hanya tongkat sihir tulang dan batu permata perisai? Aku mau meriam cahaya!" Putri Kelima juga tak mau kalah: "Kedatanganku kali ini pasti akan membawa 'Formasi Pertahanan Lima Elemen' dan 'Wanli Feiyun'. Bagaimanapun, jangan perlakukan aku terlalu buruk!"
“Mangkuk Penghasil Harta membuat barang, sehari penuh tanpa henti hanya bisa membuat tiga kali. Aku sendiri sedang sibuk mempersiapkan perang, mana sempat membuat meriam cahaya ekstra untukmu? Tunggu urusan ini selesai, semuanya bisa dibicarakan!” Liu Zhenhan sangat kesal: “Benua kita tidak saling Jancuk, kau tak mungkin menyerangku, aku juga tak bisa menjangkaumu. Masih takut aku menipumu? Kali ini bawa beberapa Ton pil ajaib pengisi energi! Aku ingatkan dulu, ke depannya aku masih perlu andalkan dukungan pil ajaib darimu!”
“Pil Emas itu mudah.” Putri Kelima bertanya dengan wajah memelas: “Tapi Kaisar Giok sedang menghubungi sesama anggota seperguruan, bersiap gabung untuk menuntut penjelasan kenapa pemerintah kami bersekutu dengan bandit asing menindas rakyat. Menurutmu harus ku jawab apa? Waktu itu kau muncul bersamaku, jangan kira Kaisar Giok tidak tahu! Dia sangat temperamental, meski kau hancurkan markas utamanya, kekuatan-nya masih besar! Aku bingung harus memberi jawaban apa pada masyarakat ini. Hari ini aku membantumu, jika nanti aku perlu bantuanmu menekan masyarakat ini, jangan tinggal diam.”
"Masalah ini akan kuselesaikan untukmu. Nanti akan kusuruh orang mengantarkan peta dan koordinat baru, lalu kumpulkan semua masyarakat itu untuk rapat. Katakan saja aku dari dunia iblis. Berikan peta itu ke mereka, lalu melalui formasi teleportasi sihir yang kutinggalkan, teleportasi mereka semua melintasi ruang ke dunia iblis!" Liu Zhenhan sudah merencanakan solusinya. Banyak ahli dari Benua Sutra, daya panggil Kaisar Giok juga kuat, lebih baik biarkan mereka membuat keributan di dunia iblis.
Di Pulau Wennock di dunia iblis ada formasi teleportasi sihir peninggalan Liu Zhenhan, jadi tak perlu khawatir soal basis transit. Kemiripannya dengan bangsa iblis bermata perak juga sempurna, saat masyarakat Benua Sutra sampai di sana, mau tak mau harus percaya.
Soal kemungkinan masyarakat Benua Sutra menyeberangi jurang ruang-waktu ke Benua Aigean, Lao Liu sementara belum mau memusingkannya.
"Cara ini benar-benar efektif?" Putri Kelima yang hanya paham separo tentang asal-usul bangsa iblis masih ragu.
"Setelah diteleportasi ke dunia iblis, kemungkinan mereka kembali ke Benua Sutra hampir nol!" Liu Zhenhan tertawa. "Bukankah Putri selalu ingin mengasingkan masyarakat itu? Aku sedang membantumu menghilangkan duri dalam daging!"
Perkataan ini tepat menusuk relung hati Putri Kelima yang langsung menyetujui tanpa berpikir panjang.
Hanya undangan kepada ahli Tang Zang yang berjalan lancar, undangan lainnya karena berbagai alasan hampir tak membuahkan hasil.
Di antara ini, menantu perempuan Lao Liu, An Rui Da, karena sudah lebih dari 10.000 tahun tidak muncul di dunia jurang, hanya untuk mengkonsolidasi bawahan lama dan mereorganisasi suku saja sudah memakan waktu lama, sehingga tidak sempat membantu. Sementara Raja Naga Laut dari Kerajaan Laut Nasdaq di dunia iblis hanya memiliki hubungan dagang dengan Lao Liu tanpa persahabatan erat. Setelah menerima undangan, mereka enggan mengirim ahli ke pertempuran berbahaya ini - ini bukan sekadar mengirim Master untuk melepas mantra terlarang! Dalam pertempuran kacau skala besar, sedikit kesalahan saat mengucapkan mantra bisa berakibat fatal!
Namun Lao Liu belum menyerahkan semua diagram struktur Formasi 'An Er Le' kepada Raja Naga Laut. Yang Mulia Lei Dongduo yang bijak tentu tidak bisa langsung menolak undangan ini. Setelah lama berpikir, Raja Naga Laut setuju membawa beberapa ahli untuk mengobservasi pertempuran. Mempertaruhkan nyawa tidak mungkin, tapi ikut campur dalam konflik pihak lain masih bisa dilakukan.
Banyak pihak memiliki sikap serupa dengan Raja Naga Laut. Lima Archmagister Aiqin juga tidak semuanya datang membantu. Bukan karena mereka tidak memiliki semangat pengorbanan melawan invasi alien, tapi karena risiko yang terlalu besar. Ini adalah pertahanan pribadi yang diprakarsai Penyihir Besar Suci, datang sembarangan bisa seperti kendi yang pecah di tepi sumur.
Negara-negara manusia tempat beberapa Archmagister berasal telah menemukan berbagai alasan untuk menghalangi mereka datang membantu di Feilengcui.
Kemungkinan seorang Archmagister muncul di sebuah negara terlalu kecil. Seberapa pun beraninya para Archmagister, sang Kaisar tidak bisa mengambil risiko seperti itu.
Bagaimanapun ini adalah pertarungan melawan ras neraka yang kuat, reputasi Penyihir Besar Suci sekalipun tak akan berpengaruh.
Menurut hukum keseimbangan Dunia Aiqin, bahkan para Dewata yang datang ke dunia materi utama - selama memiliki metabolisme sebagai makhluk hidup - tetap bisa dibunuh. Entah dikeroyok seperti semut melawan gajah atau dihabisi dengan mantra pamungkas, kedua kemungkinan ini sama besarnya. Dan ras neraka memenuhi kedua syarat tersebut.
Selain Master Pa Fan dan Master Emmar yang sedang memimpin pekerjaan alkimia di Feilengcui, ketiga Archmagister Aiqin lainnya segera menghubungi Liu Zhenhan melalui tulangkomunikasi, berulang kali menyampaikan permintaan maaf. Mereka menegaskan bahwa jika ini adalah serangan total terhadap ras neraka, pasti akan turut bertempur tanpa ragu.
Kedatangan Master Pa Fan yang khusus membantu sebenarnya memiliki syarat tersendiri.
Yang Mulia Paus Sekte Dewi Es dan Salju telah menjelaskan sebelumnya pada Lao Liu: Tindakan nyata ini untuk memperkuat persahabatan sejati kedua pihak, sekaligus memberikan harga diri bagi Feilengcui dan Penyihir Besar Suci. Namun Master Pa Fan hanya bisa menggunakan "Bintang Jatuh Badai Salju Kompas" untuk satu kali serangan pendukung, lalu harus segera kembali via formasi teleportasi sihir.
Demikian pula, Kekaisaran Pompeii menyatakan keprihatinan mendalam atas keamanan Master Emmar. Meski mereka mengetahui persis jumlah Panah Ledakan Durex yang disimpan di Feilengcui, mereka tetap mengirim seorang Pangeran sebagai utusan khusus untuk berdiskusi dengan Liu Zhenhan di Feilengcui mengenai detail partisipasi perang, dengan upaya maksimal memastikan keselamatan sang Master Alkemi.
Sejujurnya, tindakan manusia ini cukup dimaklumi. Sebab bahkan jika seluruh Kota Naga turut berperang, tetap takkan mampu menghadang laju pasukan ras neraka yang mencapai 700.000 jiwa. Runtuhnya Feilengcui tampaknya sudah tak terhindarkan.
Liu Zhenhan secara moral memahami hal ini, namun secara emosional tak bisa menerimanya.
Rupanya di mata dunia, karena ras neraka pertama-tama akan membersihkan Feilengcui, perlawanan yang dia dan Feilengcui lancarkan dianggap seperti Green Party menghentikan kereta - sia-sia belaka!
Perlawanan ini hanya sekadar membeli waktu persiapan dan penyangga strategis bagi pihak lain!
Logika omong kosong macam apa ini! Liu Zhenhan sama sekali tak sepakat. Apa semua pertempuran harus menunggu persiapan?
Mengenai bantuan luar, Liu Zhenhan sejak awal berpikir "datang satu diterima satu". Ada lebih baik, tak ada pun tak masalah. Harapan utamanya tetap pada penggalian tenaga magis internal.
Pasukan pendahulu pertempuran udara, Kurcaci Kapak-Perisai, berhasil direbutnya dari Elf Jatuh.
Para elit Elf Jatuh sebenarnya telah mengangkat batu dan menghantam kaki sendiri. Andai saja mereka tidak mengintip kemampuan tempur udara Kurcaci Kapak-Perisai, melainkan menggunakan racun dalam hidangan lezat untuk membunuh mereka, pasukan Dui'jal ini tidak mungkin bisa memperkuat kemampuan udara Feilengcui yang sudah sangat hebat.
Kesalahan sebenarnya terletak pada Rundstedt yang membawa pulang kontrak tertulis dengan cap tangan Lao Liu setelah kembali dari Feilengcui.
Di Benua Aigean, bahkan seorang Archmagister tidak akan melanggar janji setelah menandatangani kontrak, apalagi seorang Juru bicara kekuasaan gereja sekaligus Penyihir Besar level saint! Ditambah dengan hubungan dagang sebelumnya antara Elf Jatuh dan Lao Liu, meskipun Feilengcui dikenal otoriter namun kredibilitasnya sangat baik. Pola pikir inersia inilah yang sepenuhnya menipu Elf Jatuh.
Saat Kurcaci Kapak-Perisai menggerakkan Sayap Perisai dan mendarap perlahan seperti kerang terbang di Lapangan Merah Feilengcui, Regu Penjaga Istana Musim Panas menghujani pasukan Elf Jatuh yang bertugas serah terima dengan serangan bertubi-tubi. Blood Elf Benitez yang baru saja bercanda dengan Lao Liu, tiba-tiba dicekik oleh Fatty Luo sementara lebih dari sepuluh belati tajam menembus tubuh Pangeran Blood Elf dari berbagai sudut.
Dari dua ribu prajurit Elf Jatuh yang bertugas serah terima, kurang dari dua puluh orang yang berhasil kabur hidup-hidup. Rundstedt dan Ibu Pemimpin Zhuoer Youyue'er lari lebih cepat dari tikus yang mencuri minyak.
"Lain kali ketemu, sekali pukul langsung babak belur!" Xiao Bei menggulung lengan bajunya, menunjuk gerombolan Elf Jatuh yang berlarian kocar-kacir di padang gurun sambil memaki: "Buta matamu! Feilengcui mana mungkin berunding dengan kalian para bego!"
Para Kurcaci Kapak-Perisai di samping hanya bisa menggaruk-garuk kepala bingung, sekaligus terkesima oleh gempuran sihir tiga dimensi dari Feilengcui.
Meski Empat Besar Dui'jal berasal dari garis keturunan dekat, hubungan antar mereka selama bertahun-tahun tidak terlalu intens karena jarak yang jauh. Biasanya hanya acara besar seperti pergantian kepala suku yang mengundang tiga cabang lainnya untuk menyaksikan upacara.
Pertemuan terakhir antara Kurcaci Kapak-Perisai dan Kurcaci Emas harus dirunut kembali ke lima ratus tahun silam. Setelah sekian lama tak jumpa, penampilan Kurcaci Emas benar-benar membuat kaget - dulu hanya kepala suku Anak-anak Guntur yang bisa memakai zirah emas, kini semua prajuritnya berbalut emas.
Dengan indra penciuman logam tajam khas kurcaci, para Kurcaci Kapak-Perisai yakin palu perang di tangan prajurit Kurcaci Emas itu terbuat dari adamantium.
"Mana mungkin adamantium?" Para Kurcaci Kapak-Perisai menggosok-gosok mata, merasa mungkin penglihatan mereka mulai rabun.
Sebelum para Kurcaci Kapak-Perisai berhasil mengurai kekacauan pikiran mereka, Penyihir Besar Suci tiba-tiba mengucapkan kalimat yang sangat melukai harga diri mereka.
"Jancuk, kenapa kalian semua miskin begini?" Ucapan Liu Zhenhan ini sebenarnya tanpa maksud buruk. Yang dia maksud adalah seluruh ras Dui'jal, bukan khusus Kurcaci Kapak-Perisai. Setiap sub-ras Darah Murni Dui'jal yang pertama kali bertemu dengannya selalu berpakaian seperti pengemis pemulung.
Pasukan Kurcaci Kapak-Perisai ini pun tak berbeda. Mereka memiliki tengkorak botak runcing, tubuh pendek kekar seperti buah zaitun raksasa. Pakaian mereka compang-camping penuh lubang dan noda hitam pekat.
Andai bukan karena deretan kapak perang berekor pendek bertepi tajam yang terselip di pinggang mereka, atau lambang tong bir menyembur busa di perisai perak yang menghiasi lengan-lengan berotot bak tong anggur itu, Liu Zhenhan takkan pernah menyangka ini adalah pasukan Darah Murni Dui'jal.
Seratus dua puluh tujuh Kurcaci Kapak-Perisai langsung layu seperti terong beku mendengar ucapan Penyihir Besar itu. Di hadapan para Kurcaci Emas berkostum kulit berkerah tegak dan sepatu bot berkilau, mereka yang hanya berbaju rajutan akar compang-camping dan bertelanjang kaki kotor sama sekali tak punya cara untuk membela harga diri.
“Ini bukan kesalahan kami.” Kepala suku Kurcaci Kapak-Perisai Tuofuding memerah malu, sosoknya yang kekar berbentuk persegi sama sisi seolah tak berleher. Bergumam membela diri: "Kami penjaga Pilar Penyangga Langit dari Dui'jal... pertapa yang mengasingkan diri... kebutuhan hidup swasembada... kualitas hidup memang tak bisa diharapkan mewah..."
"Feilengcui adalah rumah kedua kalian. Nanti keluarga kalian akan kami pindahkan ke sini. Sekarang akan kusiapkan pemandian anggur untuk kalian." Nyonya bos Ning Yu yang pandai bersikap segera memperbaiki ucapan Lao Liu yang mengandung kesalahan linguistik.
Mendengar kata "pemandian anggur", tenggorokan semua kurcaci Kapak-Perisai mengeluarkan suara "guluk" saat menelan liur.
"Ini pasti mekanisme khusus untuk mendarat meluncur ya?" Liu Zhenhan menepuk-nepuk sayap perisai berbentuk kerang perak milik Tuofuding. Kedua sayap perisai yang dibungkus kulit ikan transparan itu dilengkapi alat pelontar seperti ketapel di tepinya untuk mengontrol perluasan penutup.
“Kulit ikan tipis ini adalah sutra Jiao Xiao dari hiu raksasa berkepala harimau utara! Saat ingin mendarat, cukup tekan pegas mekanisnya, sutra Jiao Xiao akan langsung terlempar dan menutupi permukaan perisai secara otomatis!” Kepala Suku Tofudin memancarkan kebanggaan saat membicarakan keunggulan sukunya: “Dengan memblokir udara, perisai logam kaya oksigen otomatis kehilangan daya apung. Mengandalkan gaya luncur, kami bisa mendarat di mana saja!”
“Kalau begitu, desain asli 'Kapal Patroli Titan' pasti kalian bawa, kan?” Liu Zhenhan melambaikan tangan kepada semua Kurcaci Kapak-Perisai: “Dengan bergabungnya kalian, Feilengcui kini genap memiliki Empat Dui'jal.”
“Kapal Patroli Titan” adalah kendaraan Raksasa Titan kuno saat berpatroli di langit. Struktur utamanya menggunakan logam kaya oksigen, dengan tenaga penggerak berasal dari gaya reaksi roda kemudi logam pembakar oksigen.
Sebagai keturunan langsung Titan, Empat Dui'jal masing-masing memegang seperempat desain asli “Kapal Patroli Titan”. Tanpa salah satu bagian blueprints ini, mustahil membuat kapal perang udara yang begitu perkasa ini.
"Sekarang adalah situasi darurat terbesar di Aiqin, Feilengcui juga telah mengumpulkan empat besar Dui'jal! Dari segi kekuatan perangkat lunak, Feilengcui memiliki Raksasa Typhoon bertubuh tinggi dan ribuan pandai besi Mulan serta Kurcaci Abu-abu yang terampil; dari segi kekuatan perangkat keras, empat jenis logam biasa untuk membuat logam kaya oksigen dan logam ledakan oksigen tersedia lengkap di Feilengcui; tidak ada alasan untuk tidak membuat kapal perang udara ini guna melawan agresi ras asing."
"Kurcaci Liar juga ada di Feilengcui?" Para Kurcaci Kapak-Perisai berbisik-bisik dengan riuh. Selama tinggal di Doluote, mereka telah mendengar kabar bahwa Kurcaci Perak dikirim oleh Kekaisaran St. Francis untuk mengabdi di Feilengcui, tapi sama sekali tidak menyangka bahwa Kurcaci Liar ternyata juga ada di sini!
"Mengumpulkan empat besar Dui'jal dari seluruh penjuru ke satu tempat, ini bukanlah hal yang mudah!"
"'Meskipun saya tidak membawa blueprints 'Kapal Patroli Titan' secara fisik, tapi saya menyimpannya di otak!' Kepala suku Tofudin yang awalnya terkejut segera tersadar. Bagaimanapun juga, tuan tanah Bimon ini adalah Penyihir Besar Suci, apa lagi yang tidak bisa dia lakukan?"
“Bagus!” Liu Zhenhan sangat puas dengan jawaban ini, melihat sayap perisai kepala suku tersebut. Setelah berpikir sejenak, dia melanjutkan: "Meski logam kaya oksigen cukup kokoh, menurutku masih ada kekurangan. Begini saja, nanti akan kubantu lapisi permukaan perisai kalian dengan mithril. Mithril ini ringan seperti bulu angsa, ulet seperti sisik naga, pasti paling cocok untuk kalian!"
Apa yang disebut orang kaya? Apa artinya orang penting?
Ucapan Liu Zhenhan yang santai ini bisa menjelaskan penjelasan di atas dengan sempurna.
"Mithril?" Para Kurcaci Kapak-Perisai hampir pingsan mendengarnya. Ini logam langka yang sama mahalnya dengan adamantium!
Lapisan mithril di permukaan sayap perisai setiap orang?
Dari mana Penyihir Besar Suci ini akan mendapatkan begitu banyak mithril?
"Meski punya mithril dalam jumlah cukup, tapi masih ada keperluan lain. Jadi untuk sementara belum bisa kubuatkan lapisan. Jangan buru-buru, setelah selesai menghadapi ras neraka, pasti kalian dapat bagian." Liu Zhenhan tersenyum kecut, menjentikkan jari ke dua pengawal Raja Bukit di belakangnya.
Keranjang besar penuh jarum mithril berkilauan di bawah terik matahari.
"Kilau perak yang indah berkelap-kelip itu, bagai merampas keagungan dan kejernihan Sampa selamanya, hampir membuat mata para Kurcaci Kapak-Perisai melotot keluar. Seorang di antaranya dengan tangan gemetar mencubit sebatang logam, menggigitnya keras-keras hingga setengah gigi depannya patah berderak."
Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui tertawa terbahak-bahak, bahu-membahu sambil menyeringai memperhatikan gerombolan orang kampung yang nyaris tak bisa berdiri tegak ini.
"Nama Kurcaci Kapak-Perisai termasyhur sepanjang masa, aku merasa terhormat bisa menerima kalian di Feilengcui." Liu Zhenhan menepuk bahu lebar Kepala Suku Torfinn yang membeku kaku: "Bersamaku, memang tak mungkin kudatangkan Sampa dari langit, tapi selama ada di dunia ini, pasti kupenuhi!"
Setelah mengantar rombongan Kurcaci Kapak-Perisai yang gembira itu pergi, Lao Liu dan Yitiao saling bertukar senyum penuh arti.
"Hari ini Martelazi menggendong Guo Guo entah terbang ke mana. Dua bangsat kecil ini jadi makin licik tiap hari, bilangnya mau cari bala bantuan." Yitiao menghela napas: "Memang hati mereka mulia, tapi tinggal tiga hari lagi. Andai gua bisa pulang ke Gunung Teh, setidaknya bisa bawa balik satu pasukan makhluk ilahi."
“Waktumu habis di ranjang, mana sempat urusan lain?” Liu Zhenhan melototi dia, sungguh tak tahu malu. Setiap hari bangun saat matahari sudah tinggi, masih tak merasa malu. Semalaman bergulat pun belum cukup.
“Hehe…” Yitiao menggaruk-garuk kepala dengan gelisah, tersenyum konyol sambil menatap kosong. Diam-diam ia menarik lengan Lao Liu ke sudut, melirik ke sana-sini lama sekali, terbata-bata seolah ragu.
“Aku bilang, Yitiao. Apa masalahmu di 'bagian itu'?” Setelah urusan Kurcaci Kapak-Perisai selesai, Liu Zhenhan hanya perlu memindahkan 30.000 penunggang serigala ke dunia bawah tanah. Tanpa beban, semangat gosipnya pun menggebu.
“Bos, kecilkan suaramu.” Yitiao gugup melihat sekeliling, lega tak ada yang memperhatikan.
“Masalah apa sebenarnya?”
“Hmm… ini… itu…”
“Dasar kau! Cepat bicara atau ku panggil Qingya untuk bertanya!”
“Gua bicara! Gua bicara!” Yitiao panik. Bos ini benar-benar bisa melakukannya: “Tapi janji jangan bocorin! Kalau setuju merahasiakan, gua kasih tahu rahasia lain soal Feilengcui! Pasti belum tahu! Tapi semua ini harus dijaga, sumpah sama Qingya!”
“Jangan khawatir, kalau benar rahasia mulutku paling kedap.”
“Begini ceritanya……” Yitiao menelan ludah dengan susah payah, memandang Lao Liu dengan penuh harap: “Bos... soal decit ranjang yang kamu sebutkan itu... Qingya tidak bisa melakukannya... Bagaimanapun dia berusaha menahan... paling-paling cuma mengeluarkan suara dengus halus dari hidungnya...”
“Ada wanita yang memang begitu, harga dirinya tipis, tidak bisa terbuka.” Lao Liu mengira ada masalah serius, langsung kehilangan semangat: “Jancuk! Kenapa tidak tanya lebih awal, ini sederhana...”
Lao Liu melirik sekeliling, ternyata masih siang hari, membicarakan hal ini membuatnya takut kena sambaran petir.
“Saat dia mulai terangsang... gunakan jarimu... usap kacang kecilnya... dijamin dia akan berteriak keras... sampai tidak bisa menahan!” Seorang bos bejat memeluk bahu Yitiao, berbisik serendah mungkin.
Ekspresi Bangau Api Burangsha tiba-tiba berubah menjadi pola geometris, mulai dari terdistorsi lalu persegi panjang, amarah membara hampir melelehkan kulit wajahnya.
“Darimana kamu tahu?!” Yitiao tiba-tiba mencekik leher Lao Liu, mengguncang-guncangnya sambil menggeretakkan gigi: “Darimana kamu tahu?! Apa kamu pernah melihatnya?!”
Wajah Liu Zhenhan membiru karena dicekik, dengan susah payah mendorong anak buah utamanya sambil memegangi tenggorokan muntah-muntah, matanya berkunang-kunang.
“Hei!” Melihat Yitiao masih ingin melanjutkan aksinya, Lao Liu berdiri tegak dan menunjuknya: “Aku melihat apa?! Ini ada pada semua wanita!”
“Benarkah?” Yitiao terdiam membeku.
“Masih ada satu rahasia apa lagi?” Liu Zhenhan kesal menggosok bekas jari hijau di lehernya: “Tadi kau bilang ada dua rahasia? Kalau kau bohong, habis kau!”
“Maaf maaf... gua linglung...” Yitiao buru-buru mengaku salah.
“Jangan main-main seperti ini!”
“Rahasia kedua ini diungkapkan diam-diam oleh Qingya padaku, jangan sampai bocor! Aku sudah bersumpah padanya. Qingya dulu juga pernah bersumpah untuk tidak membocorkan rahasia ini!”
“Mau cerita atau tidak?”
“Cerita! Aku cerita!” Melihat bosnya mulai naik pitam, Yitiao cepat-cepat mendekati telinga Lao Liu dengan kecepatan busur panah silang berantai dan volume suara nyamuk: “Sebenarnya guru pertama Qingya, yaitu yang memberinya 'Mutiara Penakluk Ombak' dan mengajarinya teknik 'Jiexue', adalah seorang Raksasa Buddha yang sedang berkelana di Timur!!”
Bab 610 Sekali Lagi, Seperti Bapak Begitu Anak
Sambil memainkan empat lengan patah di tangannya, Liu Zhenhan dan sekelompok besar Raksasa Buddha menyewa ruangan khusus untuk berdiskusi dengan semangat membara.
Keempat lengan patah ini sengaja dipotong dari mayat prajurit iblis oleh Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui setelah menyelesaikan serangan mendadak di dunia iblis, tepat sebelum mundur.
Dipilih masing-masing satu dari , mata perak, ksatria ketakutan, dan ghoul.
Setelah melalui otentikasi resmi dari dua sistem pengobatan - Tabib Shaman Behemoth dan Raksasa Buddha - terbukti bahwa keempat jenis ras iblis ini memang memiliki sepuluh meridian di tangan mereka.
Penemuan ini membenarkan dugaan Lao Liu sebelumnya. Ternyata Tuan Tanah Kematian Samuel di masa lalu benar-benar bukan pengkhianat Aiqin, melainkan mata-mata Bangsa Iblis tulen.
Sebenarnya tidak ada artinya mengungkit kembali sejarah usang ini untuk rehabilitasi, lagipula Perang Dewa dan Iblis sudah berlalu 10.000 tahun. Selain memperbaiki kesalahan catatan sejarah, satu-satunya yang terbukti adalah penduduk asli dunia iblis lebih cocok untuk kultivasi Jari Cahaya Dou Qi dibanding penduduk Aiqin.
Namun menurut pengamatan Liu Zhenhan di dunia iblis, meskipun mata-mata besar Bangsa Iblis Samuel pernah menyebarkan Dou Qi Aiqin ke sana, praktik ini tetap tidak berkembang luas. Setidaknya hingga kini, sebagian besar ksatria Bangsa Iblis masih mengikuti jalan tradisional kombinasi Ou dan Wu.
Alasan Liu Zhenhan mengumpulkan kembali Raksasa Buddha hari ini untuk pertemuan empat mata, tentu bukan untuk menanyakan hal ini.
Tujuan satu-satunya adalah untuk mengorek informasi melalui percakapan berliku-liku.
"Bicara soal Dou Qi, bicara soal ilmu bela diri, memikirkannya memang memalukan. Sebagai Weituo zaman sekarang, sampai sekarang aku lupa bertanya pada kalian: Seni pertempuran seperti apa yang digunakan prajurit Weituo di komunitas kita sebelumnya?" Setelah mengobrol basa-basi, Lao Liu kembali ke topik utama: "Hei, Raja Bunga memang sangat langka. Aku heran, sepanjang generasi Weituo hanya punya 'Jemari Memetik Bunga', tidak bisa terbang. Apakah mereka semua mengandalkan 'tenaga Adamantium yang menaklukkan iblis' untuk bertarung jarak dekat dengan musuh? Ini terlihat terlalu monoton!"
Raksasa Buddha semuanya membeku di tempat, saling memandang dengan wajah bodoh.
Kepala Suku Desaili yang pergi ke Provinsi Barat Daya bersama saudara-saudara keluarga Hosea untuk mengobati luka Murinio, sampai sekarang tak ada kabar berita bagaikan menguap dari dunia. Menurut tradisi suku Raksasa Buddha, status transendental Weituo memang memiliki hak sebagai pengambil keputusan utama.
"Xiao Ming, jelaskan padaku biar aku bisa belajar." Liu Zhenhan memeluk bahu mungil Jiskeibi, berbaring santai di sandaran kursi sambil mengarahkan pandangan malasnya pada Ming Yao si raksasa tertinggi di antara Raksasa Buddha. Tingginya yang mencapai 10 meter ini memecahkan rekor, sepanjang sejarah selain Titan kuno, belum ada yang melebihi ini.
Siapakah Liu Zhenhan sebenarnya?
Meskipun metode interogasi cepat nan berdarah dari medan perang Nanjiang tak bisa diterapkan pada sekutu sendiri, setidaknya kemampuan membaca ekspresi dan memahami psikologi masih dimilikinya. Dari raut wajah raksasa Buddha yang terbata-bata itu, jelas rahasia Qingya pada Yitiao memang benar adanya.
"Dengan ilmu bela diri." Ming Yao yang diinterogasi Raja Bunga Weituo akhirnya mengakui dengan gigit gigi, tak mungkin berbohong karena raksasa Buddha tak pernah membual.
"Kalian bisa ilmu bela diri? Kok aku tak pernah tahu?" Liu Zhenhan pura-pura terkejuk, akting buruknya bahkan kalah dari pemain teater kampung: "Ilmu apa? Bisa kaujelaskan?"
"Seratus delapan jenis ilmu bela diri." Ming Yao geleng-geleng kepala sambil menghela napas: "Kau tak pernah bertanya..."
"Ha ha..." Lao Liu tertawa sambil mengatur napas, takut paru-parunya meledak akibat emosi.
Logika apa ini?
Tak ditanya, lantas tak perlu diungkapkan?
Belum lagi seratus tujuh ilmu lainnya, ambil contoh "Jari Penghalang Darah" milik Qingya - seni bela diri super yang bisa melumpuhkan makhluk apa pun dalam sekejap!
Efektif pada semua makhluk berdarah-daging dengan metabolisme!
Bukan cuma manusia!
Jika "Jari Penghalang Darah" sudah se-Berbual B ini, bagaimana dengan 107 ilmu lainnya?
“Jancuk! Jancuk!” Liu Zhenhan benar-benar ingin menangkap Kepala Suku Desaili dari Provinsi Barat Daya dan menghajarnya habis-habisan saat ini juga.
“Aku heran, kalian bisa begitu banyak ilmu bela diri, kenapa dulu bisa tumbang di tangan Rundstedt?” Lao Liu tersenyum pada Jiskeibi, gadis cantik kesayangannya, sambil menahan amarah. Sang kekasih masih menyembunyikan sesuatu darinya, ini membuatnya kesal.
“Kami tidak berlatih ilmu bela diri. Hanya Weituo dan kepala suku, juga raksasa Buddha yang menyebarkan ajaran biarawan ke luar yang boleh belajar, un... untuk bela diri.” Gadis cantik itu memandang kekasihnya dengan mata berkaca-kaca: “Richard, jangan marah... Kepala suku bilang ini tidak boleh kuberitahukan padamu... Dari 108 jenis ilmu bela diri ini, selain 'Jari Penghalang Darah', semuanya jurus mematikan... Kepala suku takut kau akan menciptakan lebih banyak pembantaian jika mempelajarinya... Karena kau adalah iblis dari Laut Darah Poyi...”
“Lagi-lagi ini!” Liu Zhenhan menutupi mukanya dengan tangan. Kenapa semua raksasa Buddha ini keras kepala seperti urat telur, terus menerus ngotot menyebutnya iblis dari Laut Darah Poyi?
Atas dasar apa?
Gelar ini tidakkah terlalu?
Sejak Feilengcui berdiri, memang sudah banyak pertumpahan darah dan musuh yang dimusnahkan, tapi kapan Lao Liu pernah memulai konflik lebih dulu?
Apakah disebut orang baik jika kita membersihkan leher dan menunggu dibantai saat diserang? Membela diri malah disebut iblis?
“Siapa yang menguasai ilmu bela diri di suku kita sekarang?” Liu Zhenhan menahan kesabarannya dan terus bertanya.
“Tak ada yang menguasai, 108 jenis ilmu bela diri diajarkan langsung oleh para kepala suku dari generasi ke generasi. Weituo dan biksu pengembara dilarang menyebarkannya meski mempelajarinya.” Ming Yao melihat tak ada yang berani menjawab, akhirnya berkata dengan nekat: “Aku tahu istri Yitiao, Qingya, telah mempelajari 'Jari Penghalang Darah' kami. Pasti ada raksasa Buddha yang melanggar aturan suku saat menyebarkan ajaran Surgawi di Negeri Sutra melalui jalur pasir kuno dulu...”
“Pantasan Qingya menyuruh Yitiao merahasiakannya! Sialan!” Liu Zhenhan langsung paham saat mendengar Desaili yang menguasainya, menyadari seumur hidupnya mungkin takkan bisa mempelajari ilmu-ilmu itu. Ia mengangguk pasrah: “Sudahlah! Urusan ini selesai di sini. Tapi untuk pertempuran selanjutnya, kuharap kalian juga turut serta!”
“Dengan memandang satu per satu wajah setiap Raksasa Buddha, Lao Liu melanjutkan dengan sangat serius: ‘Kalian sudah tahu tentang invasi Dunia Arwah. Setiap jiwa yang sirup dari Aiqin akan berubah menjadi energi murni dan kembali ke pelukan sungai jiwa Dunia Arwah, sehingga disebut sebagai surga mayat hidup. Monster di sana telah lama bertempur dengan mayat hidup, bisa dibilang sebagai pasukan paling kuat, haus darah, dan kejam di seluruh dimensi. Di Dunia Arwah, jumlah monster level tiran dan iblis sangat besar. Kedatangan mereka merupakan ujian berat bagi kita! Mantra kalian sangat efektif terhadap makhluk mayat hidup, kemampuan tempur fisik juga luar biasa. Karena itu aku ingin kalian mendukungku di medan perang!’”
Raksasa Buddha diam seribu bahasa.
“Jika ‘Cahaya Yin Pembersih’ dari wanita Raksasa Buddha muncul, kurasa tak ada lagi lawan di dunia ini.” Liu Zhenhan terkekeh: “Kita ini satu keluarga, jangan sampai kalian menghilangkan harga diriku!”
“Jika untuk melawan mayat hidup, kami tidak bisa menawar. Tapi untuk melawan iblis Dunia Arwah, Richard, maaf kami benar-benar tak bisa kuasai karena monster sana adalah makhluk berdarah daging!” Kali ini tak satu pun Raksasa Buddha mengalah, serentak berkata: “Nyawa sangat berharga, tidak boleh dihancurkan sembarangan. Ini bertentangan dengan ajaran kami!”
"Kemampuan mata adalah kekuatan primordial paling misterius dan kuat di dunia ini. Mata kita adalah penjaga keseimbangan, tidak boleh sembarangan membunuh!" Jiskeibi menundukkan kepala dengan wajah memelas berkata pada Lao Liu: "Akan terkena kutukan langit..."
Liu Zhenhan masih bisa berkata apa?
Dia benar-benar kehabisan kata. Seperti pepatah 'jalur berbeda tak bisa bekerja sama', dia sungguh tak paham mengapa pasukan ras neraka yang menyerang Feilengcui, para Raksasa Buddha ini masih mempertahankan kebaikan yang begitu absurd!
Melihat sang bos keluar dari aula kediaman Tuan Tanah dengan wajah merah padam, Yitiao langsung tahu usahanya gagal. Alasan mengapa para Raksasa Buddha menyembunyikan hal ini sedemikian rahasia, Yitiao bisa menebaknya hanya dengan pikirannya sebatas lutut.
Feilengcui itu tempat seperti apa?
Kumpulan para bintang!
Lampard yang masih muda sudah mencapai gelar Ksatria Emas di Gereja Saint Paul, pasti bakat di antara para bakat!
Tapi bahkan pemuda berbakat sehebat ini, setelah tiba di Feilengcui, kilaunya langsung meredup!
Helen, Mo'er, Beckham, Kaka - mana satu dari para pemuda ini yang tidak memiliki pencapaian menakjubkan di bidang masing-masing?
Belum lagi dua sosok mengerikan seperti Pangeran Kesepuluh dan Pangeran Kesembilan!
Tapi jika dibandingkan dengan sang bos, mereka masih jauh tertinggal!
"Hanya dalam waktu satu setengah tahun, bos berubah dari seorang tuan tanah Bimon yang tak dikenal menjadi Penguasa Wilayah Naga Pelangi yang menggemparkan dunia. Ini semua adalah perjalanan Yitiao yang menemani setiap tetes keringat dalam pertumbuhan dan kebangkitannya!"
"Hanya dengan membina Shuangxue Piqiu—monster tingkat terendah di Aiqin—dan seekor burung beo biasa menjadi peliharaan magis terkuat di bawah langit berbintang, sudah cukup membuktikan betapa mengerikannya dia!"
"Lihatlah cara bos membunuh dan pandangannya. Bahkan Raksasa Buddha yang menganut kasih sayang pun tak berani menambah kekuatannya lagi!"
"Jangan marah, tidak baik untuk kesehatan." Yitiao mendekati bosnya, lalu menoleh ke Qingya memberikan isyarat agar istri tercintanya mengambilkan segelas air.
"Bukan marah." Liu Zhenhan memandang kosong ke arah Lapangan Merah di kejauhan. Para pemain musik Berbual yang menggunakan "Siput Peniru Ucapan" untuk memperkuat Kekuatan Nyanyian, serta pemanah centaur yang sedang dimodifikasi Panah Gang dengan Kabut Laut Hijau dalam skala besar, semua sibuk seperti semut.
"Meski telah menerima 'Pencerahan Kebijaksanaan' dan mewarisi pengetahuan laut para pendeta generasi sebelumnya, aku sama sekali tidak berbakat dalam penerapannya! Aku punya sedikit kelicikan, keahlianku ada pada taktik tak biasa, tapi aku jelas bukan bakat!" Liu Zhenhan menatap Yitiao sambil menggeleng: "Sebenarnya aku ini tolol. Untuk Kerajaan, untuk pengikut, untuk rakyatku—semua yang kubawa hanyalah keuntungan jangka pendek!"
“Tapi di Kerajaan Bimeng juga tidak ada yang lebih baik darimu.” Yitiao menerima cangkir tanduk banteng yang dibawa Qingya, mengecek suhunya lalu memberikannya ke Lao Liu.
“Peningkatan cepat jangka pendek punya banyak kekurangan. Pengalaman pendeta senior memberitahuku, bakat sama sekali tak bisa digantikan!” Liu Zhenhan menerima cangkir sambil mengangguk hormat ke Qingya: “Yitiao, pernahkah kau pikirkan...”
Meski pemanah Panah Gang sudah dimodifikasi, bagaimana dengan generasi penerus jika manusia jamur dari Benua Sutra pulang? Kita sama sekali tidak menguasai metode kultivasi panah udara media kayu!
'Siput Peniru Ucapan' memang bisa menganugerahkan Kekuatan Nyanyian secara instan, mengubah banyak pemain kecapi Berbual level 1 menjadi iblis kecapi pisau suara, membentuk pasukan penyihir besar. Tapi bagaimana jika siput ajaib ini rusak?
Atau bagaimana jika pasokan pil ajaib Benua Sutra terputus?
Sekarang bukan zaman di mana ramuan elemen dijual bebas di Toko Goblin!
Penunggang serigala udara hasil modifikasi 'Pirang Platinum' memang kuat, tapi penggunaan 'Pirang Platinum' memperpendek umur. Bagaimana jika nanti tidak bisa membentuk komunitas khimera serigala tetap?
Sinar Raksasa Berkaki Lumpur bisa menciptakan khimera bahkan memodifikasi ulang, mengubah prajurit kita menjadi druid generasi baru untuk mengatasi penyesalan Bordir. Tapi bagaimana jika raksasa itu menghilang?
"Kekuatan Feilengcui kita sekarang memang sangat besar, tapi kau harus pahami, empat musisi Dui'jal setelah perang berakhir akan kembali ke kampung halaman mereka; lalu bagaimana dengan putri duyung air tawar dan Elf? Jika perang benar-benar usai, mereka juga akan mengumpulkan sesuku dan mendirikan kekuatan baru! Unit Kontrol Api Hooke dan Xiao Bei adalah manusia, cepat atau lambat akan pergi, lalu bagaimana dengan kekuatan magis kita di masa depan?"
"Ini..." Yitiao tak pernah memikirkan sejauh itu, dia hanya melihat kejayaan saat ini.
"Awalnya aku juga sombong, tapi ada yang menyadarkanku, jadi sekarang aku tak berani lagi! Selain serangan Transformasi Liar yang bisa kita wariskan, sistem kekuatan lainnya dibangun di atas pondasi yang rapuh!" Liu Zhenhan menghela nafas: "Pendidikan budaya ada dua jenis: murni akademis dan murni bela diri. Harus diakui, bahkan pendidikan dasar Feilengcui kita masih dalam tahap awal. Jika dasar tidak kita kuatkan sekarang, masa depan akan sukar diprediksi!"
"Ini..." Qingya dan Yitiao saling memutar mata.
"Karena itulah sikap pelit pengetahuan Raksasa Buddha sangat mengecewakanku, sungguh mengecewakan!" Liu Zhenhan menghabiskan secangkir penuh air dalam sekali teguk, lalu melempar keras cangkir tanduk banteng ke lantai: "Jancuk! Jika visi politik Yang Mulia Sal tidak salah, sekalipun kita selamat dari Perang Dunia ini, dengan pasukan yang kita tunjukkan, manusia tak akan membiarkan negara Bimon sekuat ini bangkit kembali di Aiqin. Arah angin selama ribuan tahun selalu begitu!"
“Ini tidak saya khawatirkan, Celah Doluote adalah benteng alam, manusia diperkirakan tidak bisa melewati!” Yitiao berkata dengan ragu: “Tapi jika dipikir lagi, apakah terlalu dini untuk mengkhawatirkan ini sekarang?”
“Lebih baik antisipasi sejak awal agar tidak kacau formasi di masa depan.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: “Tidak masalah, besok dalam pertempuran kita harus tampil dramatis, buat manusia benar-benar takjub!”
“Seharusnya tidak ada masalah, saya juga yakin karena Hutan Salib Selatan adalah markas Kepala Suku Krouieff, gudang harta hijau itu adalah hasil penggembalaannya. Saya juga tahu, hutan yang dijaga Ents terkadang berarti bahaya ekstrim!” Yitiao juga tertawa: “Kalau bangsa iblis atau laut mungkin tahu legenda ini, keganasan tumbuhan sekali meledak, sungguh menggelegar!”
“Ini bukan salah ras neraka, mereka memang harus menghindari matahari, tempat mana yang lebih baik dari bawah naungan pohon lebat?” Liu Zhenhan mengedipkan mata ke Yitiao: “Ini namanya sengaja cari mati, siapa yang bisa disalahkan?”
Qingya di samping mendengar ucapan bos ini, melihat kilatan jahat di matanya, langsung merinding.
“Bos, Yang Mulia Sal tiba.” Xiao Bei dan Kaka berjalan berdampingan mendekati tangga, menunjuk ke jalur setapak tanah merah tempat Lao Liu yang sedang tertawa lebar dengan Yitiao.
Sang Raja dengan rombongan besar berdiri di tempat tinggi melambai ke Lao Liu.
“Hari ini tamu yang datang akan sangat banyak, perintahkan kamar tamu dan makan malam disiapkan.” Lao Liu menepuk bahu adiknya: “Aku sudah minta Pabrik Timur menyiapkan baju zirah untuk prajurit pengawalmu, nanti suruh mereka ambil, jangan lagi bertelanjang badan berkeliaran.”
“Aku berdiskusi dengan Kapten Xiao Bei, berharap bisa dapatkan jatah Tongkat Sihir Tulang untuk prajurit Dobermannku. Kapten Xiao Bei bilang ini harus seizinmu.” Kaka berkata dengan muka tebal: “Batu permata perisai juga kuminta.”
“Mengembangkan dukungan tembakan jarak dekat?” Liu Zhenhan tertawa, tak menyangka Kaka punya pemikiran taktis mirip Bumi: “Tak masalah, setujui!”
“Bos, hanya dari hasil rampasan terakhir saja Tongkat Sihir Tulang sudah lebih dari 2.500 batang. Meski kualitasnya tidak tinggi dan hanya serangan tunggal, tetap merupakan kekuatan magis yang mengesankan. Ditambah batch Tongkat berkualitas tinggi yang Bos bawa dulu, terlalu banyak dibagikan justru tidak efektif! Dari pengamatanku dalam duel sihir, Xifu lebih bermanfaat fokus mengkoordinasi kekuatan magis daripada langsung bertempur!” Xiao Bei menyela cepat: “Tongkat Sihir Tulang memang bisa dikeluarkan secara instan, tapi kecepatan pelepasan energinya masih bisa ditingkatkan!”
“Tingkatkan bagaimana?” Lao Liu yang sudah berbalik menaiki tangga langsung berhenti mendengar ini.
"Dalam hal kecepatan serangan, tak ada yang melebihi penembak profesional! Pasukan cadangan Orang Kesturi kebetulan merupakan bibit terbaik, saya sengaja melakukan tes. Kecepatan Orang Kesturi mengeluarkan Tongkat Sihir Tulang 0.5 detik lebih cepat dibanding peri bunga dan Pejabat Bunga, ini pun hasil tanpa pelatihan sistematis! Jika kita menganugerahkan Kekuatan Nyanyian pada mereka dan melengkapi dengan Tongkat Sihir Tulang, saya yakin daya tembak magis kita akan melesat satu tingkat! Keuntungan ini terutama akan terlihat dalam serangan magis mendadak!" Xiao Bei menaiki tangga dengan langkah cepat, antusiasnya meluap: "Bos, jangan remehkan selisih setengah detik ini. Dengan kecepatan terbang sihir, dalam jarak 100 yard selisih ini sudah bisa menentukan hidup-matinya seorang Penyihir. Pada jarak 200 yard, ini akan menjadi tekanan dominan! Saya yakin setelah pelatihan sistematis, kecepatan Orang Kesturi masih bisa ditingkatkan!"
"Mana ada Penyihir yang mau bertarung dalam jarak 200 yard dengan kalian?" Liu Zhenhan teringat pada penembak cepat koboi Barat saat mendengar penjelasan Xiao Bei: "Karena saya sudah menyerahkan Pasukan Tai Bao padamu, urus saja sendiri, tak perlu tanya saya! Pasukan Tulang Ogus? Nama yang bagus! Seragamnya sudah saya desain mengikuti pakaian Guo Guo di gurun!"
"Kalau begitu saya segera eksekusi!"
"Sibuk sekali!" Raja Bimon tertawa geli menuruni tangga. Melihat Feilengcui yang hiruk-pikuk namun sama sekali tak menunjukkan kepanikan seperti yang dibayangkan, Yang Mulia Sal merasa sangat terhibur.
“Haha! Yang Mulia bercanda, aku sibuk sembarangan setiap hari.” Liu Zhenhan mana bisa disebut orang sibuk? Dengan Kepala Suku Andulan dan istri bijaknya, Kepala Staf Robby dan Lampard, bahkan transfer pasukan penunggang serigala ke dunia bawah tanah pun tak dia urus, sama sekali tidak sibuk.
Beberapa elit Feilengcui serempak menempelkan tangan di dada, mengangguk hormat kepada sang bos nomor wahid.
Hari ini Yang Mulia membawa banyak pengawal, hal yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Di antara pengawal ini ada manusia kucing dari Suku Garfield, Lion, juga Hao, terlihat sangat tidak sesuai dengan tradisi keluarga kerajaan.
Baru saja senja tiba, Liu Zhenhan dengan sorot mata tersembunyi di balik rembulan redup, mengamati dengan cermat para pengawal campur aduk di samping Yang Mulia.
Terhadap Kucing Garfield yang telah membangkitkan kemampuan ras, Lao Liu sama sekali tak berniat mengintervensi. Tapi sepertinya Yang Mulia masih tak percaya pada Feilengcui, menjelang pertempuran besar, tetap mengirim mereka semua ke sini.
"Jangan lihat aku seperti itu, malam ini aku tak berniat pulang ke istana Shabak. Besok pagi aku akan menemanimu ke Hutan Salib Selatan. Kucing-Kucing Garfield ini khusus dikirim sebagai pengawal pribadiku." Niat tersembunyi Lao Liu sudah diketahui sang bos. Dengan senyum kecut, dia mengulurkan tangan ke belakang: "Mari, Richard! Aku perkenalkan dua ksatria yang baru pulang!"
Seorang Lion gagah perkasa dan seorang perempuan centaur cantik serentak maju, membungkuk dalam-dalam menghormati Yang Mulia Shaman Divine Comedy.
“Ksatria pulang kampung? Kapan... kapan ada anggota Suku Rhein yang mengasingkan diri di luar? Bukannya hanya ada tiga suku yaitu Haus, Orang Kesturi, dan Berbual?” Liu Zhenhan dalam hati berdecak kagum. Baru sekarang ia menyadari, pria besar Suku Rhein berbaju zirah Mithril emas ini ternyata memiliki rambut panjang seputih salju yang berkibar anggun, wajah tegas dengan tatapan mata penuh keyakinan – jelas-jelas ini adalah Singa Salju yang paling langka dari Suku Rhein!
Sementara wanita Suku Haus satunya lagi bertubuh jangkung dan berotot, wajahnya bisa tampak manja maupun ceria. Kostum berburu kulit hijau zamrudnya membentuk kontur tubuhnya yang sempurna, terutama sepasang kaki putihnya yang sungguh memikat hati!
Jujur saja, tipe wanita Haus seperti inilah yang paling disukai Lao Liu – kuda liar, benar-benar kuda liar standar!
Namun yang lebih mengejutkan daripada wanita Haus ini, pria berambut salju Rhein ini juga mengenakan sepasang busur perang kayu cendana pendek dan panjang di pinggang, dengan dua sarung panah tersampir di punggung. Bulu-bulu panah berwarna-warni terhampar seperti ekor merak yang sedang dikembangkan.
Memang wajar jika Suku Haus mahir memanah, tapi melihat Suku Rhein memainkan busur sama anehnya dengan goblin menggunakan palu perang. Hal ini membuat Lao Liu tak henti-hentinya berdecak kagum.
“Pemanah Suku Haus, Andriy Shevchenko...”
“Pemanah Suku Haus, Kevin Leontyne...”
"Sampaikan salam terhormat dari anak rantau jauh kepada Paduka Liu Zhenhan yang agung!" Dua ksatria yang pulang ke tanah air perlahan meluruskan pinggang mereka, pandangan penuh kekaguman dan penghormatan menatap legenda Pendeta Mitos yang termasyhur di seluruh benua.
"Agung? Hehe... Apa... Apa?" Senyum Liu Zhenhan tiba-tiba membeku, serentak bertanya bersama Xiao Bei, Kaka, dan pasangan Yitiao di sekelilingnya: "Haus?"
"Shevchenko memang Haus, bukan Lion." Sang Raja tersenyum sambil menyilangkan lengan, sudah menunggu reaksi ini sejak tadi.
"Ini... Bagaimana mungkin?" Kaka sama sekali kehilangan kesopanan seorang Druid senior, mendekat dan mengamati Shevchenko yang mengaku Haus dari ujung kepala sampai kaki. Hidung berbentuk siung bawang yang khas Lion dan tubuh kekar sang prajurit membuat bos kedua ini kebingungan.
"Apakah ini Kuda Totem Yuzhao Putih dari Delapan Kuda Legendaris?" Liu Zhenhan langsung paham. Suku Haus dahulu memiliki delapan klan bangsawan sejati yang dijuluki Delapan Kuda Totem, kini hanya tersisa klan Haus penuh keringat darah di Kerajaan Bimeng.
Delapan Kuda Totem berbeda dengan Haus biasa. Keahlian mereka umumnya bukan di bidang panahan, namun jika muncul seorang pemanah, pasti akan menjadi Zheqin kelas atas - Seperti yang diketahui, pahlawan berhati baja Feilengcui Nedved si pemanah tangguh memang berasal dari Haus penuh keringat darah.
Kuda Giok Zhao Ye merupakan sub-ras yang paling unik dalam Totem Delapan Kuda Perang. Penampilan mereka sangat mirip dengan ras Lion, bahkan lebih mirip daripada Orang Ao.
"Benar." Sang Raja mengangguk sambil mengangkat alis ke arah Sheva.
Pemanah dari suku Haus, Andriy Shevchenko, membungkuk hormat lalu melambai-lambaikan rambut panjangnya. Kedua matanya menyorot tajam ke depan. Sebelum orang-orang sempat bereaksi, dua pilar cahaya keperakan menyembur tanpa suara dari pupil matanya, menerangi hutan bambu di kejauhan. Di bawah sorotan lingkaran cahaya yang menyilaukan, setiap helai rumput dan pepohonan terlihat jelas dalam cahaya senja.
Alasan mengapa Kuda Giok Zhao Ye disebut "Zhao Ye" (Penerang Malam) berasal dari kemampuan ini!
Pilar cahaya yang dipancarkan dari mata Haus Zhao Ye mampu menjangkau hingga ratusan meter. Cahayanya begitu terik, jika seseorang terkena sorotan langsung di mata, dapat menyebabkan kebutaan sementara!
Fenomena ajaib ini langsung menarik kerumunan penonton yang berdecak kagum, saling tunjuk dan bergumam takjub.
"Huh! Untung sekarang baru pulang. Kalau datang beberapa tahun lalu, pasti ikut dijebloskan ke penjara bersamaku." Belami berjalan gaya bebek sambil menggoyang-goyangkan badan, komentar sarkastisnya langsung memicu ledakan tawa dari para hadirin.
"Richard, sebenarnya Lun Dini juga termasuk dalam Delapan Kuda Totem." Yang Mulia Sal juga tak bisa menahan tawa, melirik Lao Liu, lalu menganggukkan kepala ke arah penembak wanita Hao yang berdiri di samping.
"Sudah kulihat, itu Dilu Hao." Hobi utama Liu Zhenhan memang mengamati kecantikan. Meskipun rambut hijau bersinar gadis kecil ini menutupi separuh wajah cantiknya, jika diperhatikan baik-baik akan terlihat dua garis alami mirip bekas air mata di bawah matanya.
Delapan Kuda Totem masing-masing memiliki keunikan. Dilu Hao dikenal terutama dengan ciri khas garis air mata di bawah mata ini. Tapi... reputasi Dilu Hao tidak terlalu baik. Konon mereka memiliki kemiripan dengan Shuangxue Piqiu - sama-sama membawa sial! Artinya, siapa pun yang dekat akan ketiban sial!
Jika yang menjadi anggota Dilu Hao adalah seorang wanita, sudah pasti dia akan mendapat cap buruk tambahan sebagai "pembawa sial bagi suami".
"Penembak kijang kasturi di antara para ksatria yang kembali ke tanah air, telah direkrut terlebih dahulu oleh Yang Mulia Paus ke dalam pasukan Ksatria Altar Suci. Sebenarnya Sheva juga mendapatkan gelar Ksatria Emas, tapi aku tetap merekrutnya. Bersama Luntini, mereka kuserahkan ke bawah komandomu!" Sang Raja benar-benar tidak main-main dengan hadiah yang diberikan Liu Zhenhan: "Richard, kau tahu kalau Delapan Kuda Totem tidak menghasilkan penembak biasa. Begitu muncul, pasti luar biasa! Meskipun Sheva dan Luntini belum pernah diuji, menurut perasaanku mereka sudah setara dengan tingkat Zheqin. Dari segi keahlian, mereka bisa masuk lima besar di kalangan penembak Kerajaan!"
"Pernah mencoba menembak target dari jarak seribu yard?" Liu Zhenhan menatap kedua penembak jitu Hao sambil tersenyum.
"Dengan busur biasa, jarak sejauh itu di luar jangkauan tembak kami. Tapi kami punya insting prediksi panah. Asal ada busur yang cukup kuat, seharusnya tidak sulit," jawab Sheva dengan rendah hati.
"Tenagaku tidak sekuat Sheva, belum bisa membuka busur sekuat itu, Yang Mulia." Wajah cantik Luntini memerah karena gugup.
"Lalu, elemen utama dalam tembak jarak jauh apa? Bagaimana kalian menghitung perhitungan jeda waktu?" Liu Zhenhan bertanya lagi. Suara gadis kecil ini bening seperti burung bulbul, saat gugup terdengar seperti decit ranjang, menggoda sekali.
“Ini terutama tergantung pada perasaan. Jika latihan sudah memadai, kelembaban, persepsi cahaya, kecepatan angin, dan denyut nadi semuanya akan terkontrol secara alami.” Shewa melirik Lun Di Ni, mengisyaratkan gilirannya untuk melanjutkan.
“Juga harus... merasakan rotasi halus permukaan tanah... dan membiasakan serta mengendalikannya dalam latihan...” Suara Lun Di Ni semakin gemetar, jelas menunjukkan ketegangan yang tak terkendali.
Sialan! Pasti Shenjian Zheqin! Liu Zhenhan memahami bahwa planet tempat Aiqin berada pasti juga berotasi seperti Bumi. Mampu merasakan rotasi planet ini dengan kemampuan diri sendiri jelas bukan pencapaian nirwana yang bisa dicapai pemanah biasa. Mengingat para ksatria pengembara ini selalu hidup menyendiri tanpa atmosfer pembelajaran dan komunikasi!
“Shewa, Lun Di Ni, tindakan lebih bermakna daripada kata-kata. Tunjukkan kemampuanmu pada Yang Mulia!” Sang Raja tahu Feilengcui terkenal sebagai sarang pemanah ulung. Tanpa keahlian sejati, mustahil bertahan di sini. Bahkan rekomendasi kerajaan pun harus dibuktikan dengan kemampuan emas murni untuk menyatu dengan tanah seluas hektaran ini.
Dua bangsawan darah murni Hao dari Delapan Kuda Totem benar-benar mengejutkan. Sebelum suara Raja sirna, dua anak panah melesat mengiris udara—Dok! Dok!—menancap kuat di batang pohon sukun yang kokoh di kejauhan.
Dua anak panah berbulu masing-masing menembus gelembung. Kedua gelembung ini adalah hasil tiupan air buah lerak dari anak-anak kecil yang sedang bermain di Lapangan Merah. Tertusuk panah tajam dan tertancap di batang pohon, mereka masih bergetar lembut tanpa pecah!
Gila!
Ini benar-benar tantangan tingkat dewa dalam mengontrol kekuatan busur!
Hanya dengan kemampuan ini, tak sampai lima Shenjian Zheqin di Feilengcui yang bisa menyainginya!
"Berbual B~" Burung beo kecil turun dengan angkuh dari langit, hinggap di bahu Lao Liu yang terpaku. Setelah mengumbar pendapatnya, ia tak lupa merapikan bulu punggungnya yang kotor.
Mengikuti Martelazi, seekor burung duri dan burung kecil biru juga kembali, mendarat di bahu Lao Liu secara berurutan.
Bulu panjang burung duri itu bagai bintang biru yang misterius dan mempesona. Sedangkan burung biru kecil itu memancarkan gelombang elemen dahsyat, matanya yang mirip fenghuang memancarkan wibawa, bulu-bulu halusnya rapi seperti sutra, dengan bulu ekor yang melambai anggun.
“Ini... Ini...” Liu Zhenhan dan Sang Raja sama-sama terkesima, apa mungkin ada burung duri liar kedua? Jangan-jangan ini Peliharaan Magis Adipati Tua Brückner? Lalu burung kecil hijau imut ini apa? Gelombang elemennya kok dahsyat sekali? Hampir menyamai Phoenix api Murinio!
“Ngapain liatin～Gua dah Sial-in tuh～Kreek-kreek～” Burung beo kecil itu mengibaskan jambul besarnya yang berbentuk seperti peluit dengan angkuh.
Mendengar kata-kata mesum tingkat ekstrem keluar dari paruh burung beo, dua Penembak jitu Hao baru nyaris pingsan.
“Guo Guo mana?” Liu Zhenhan berkeringat dingin, Yitiao bilang dua Xiao Chusheng ini pagi-pagi pergi cari bantuan, ternyata bukan omong kosong.
Kerumunan di bawah tangga tanah merah tiba-tiba berbagai seperti ombak, Guo Guo berjalan congkak seperti kepiting dari kerumunan, diikuti barisan panjang Shuangxue Piqiu yang berbaris gagah.
Setiap Shuangxue Piqiu ini gemuk montok dengan sikap angkuh.
BAB 611 KEMARAHAN HUTAN
Pagi hari tanggal 4 Juli tahun 141 Kalender Aegean, tanpa angin.
Kabut tipis seperti asap membumbung lembut di atas Hutan Salib Selatan.
Setelah menikmati mimpi indah semalaman, seluruh ras neraka menyambut masa tersulit tiap hari - matahari terbit.
Tempat sementara ras neraka bermukim adalah lembah cekungan yang membentang ratusan li, dikelilingi hutan pegunungan yang sunyi dengan pepohonan lebat.
Secara geomorfologis, lokasi ini merupakan peninggalan sejarah dari pergeseran lempeng tektonik. Batu-batu karang kuno dan air terjun rendah yang mengalir gemericik pernah menjadi rumah bagi suku Elf Lembah selama bertahun-tahun. Namun sejak Elf Jatuh menguasai wilayah ini, hanya dalam hitungan bulan tempat ini diubah menjadi basis pasukan neraka.
"Jurang ruang-waktu" yang membentang di kedua sisi lembah memberikan jalur sempurna bagi makhluk dimensi lain yang datang berburu di Aiqin.
Bagi iblis tingkat tinggi yang membenci namun tak takut hukuman sinar matahari, setelah matahari terbit sebagian besar makhluk neraka menyusup ke kedalaman hutan. Di bawah bayang-bayang gelap setiap pohon raksasa, baik iblis bertanduk kambing dengan palu besar maupun Nahuodhar berkaki empat yang membawa lembing raksasa, semuanya bergegas merebahkan tubuh raksasa mereka di tumpukan tulang-belulang. Mereka meringkuk sambil menyesuaikan posisi untuk menghindari bintik-bintik cahaya matahari yang menembus kanopi.
Tanah merah kecoklatan yang jenuh darah menjadi ranjang nyaman mereka, namun sinar matahari di atas kepala tetap menjadi gangguan.
Kombinasi surga-neraka yang setengah air laut setengah api ini membuat setiap anggota ras neraka terperangkap antara senyum dan keluh kesah.
Di atas otot-otot kuat yang bergerumbul, deretan bisul dan kudis seperti buah anggur menjadi saksi penderitaan yang dibawa sinar matahari. Setiap gerakan tangan yang sesekali dilakukan, mengusir lalat kerbau dan lalat rumah yang berputar-putar, lalu hinggap kembali di kulit yang compang-camping, menghisap nanah dan darah dengan rakus.
Bunyi "tepuk-tepuk" yang bersahutan dan kutukan rendah, menjadi satu-satunya melodi yang tersisa saat ini.
Siapa sangka, penolakan pertama terhadap agresi ras neraka di Benua Aigean bukan berasal dari bangsa naga maupun ahli sihir manusia, melainkan serangga kecil seperti lalat dan lalat kerbau!
Selain lalat-lalat menjijikkan yang mengejar luka ini, setiap pagi semua anggota ras neraka dikerumuni nyamuk-nyamuk besar bercorak kuning yang perutnya gendut, melompat-lompat namun tak bisa terbang - merayap di tanah dengan jumlah yang hitam pekat!
Sekali tepuk langsung berdarah menempel di tangan!
Pemandangan mengerikan ini membuat bulu kuduk merinding, bahkan ras neraka yang paling kasar sekalipun merasa jijik.
Seluruh ras neraka yang mengikuti Komandan Sungai Darah berburu ke Benua Aigean ini minimal berlevel tinggi. Di Dunia Arwah yang penuh aura kematian, manakah dari mereka yang bukan penguasa daerah terkemuka? Manakah yang pernah menerima perlakuan hina seperti ini?
Di Dunia Arwah tak ada sinar matahari menjengkelkan, apalagi nyamuk dan lalat yang menyebalkan!
Di wilayah asing ini, mungkin hanya kanopi pohon yang rimbun menutupi langit yang bisa dianggap sebagai satu-satunya teman ras neraka - bahkan jika setitik cahaya matahari menyinari binatang neraka, akibatnya adalah munculnya benjolan berisi nanah besar yang mengeluarkan darah di kulit beberapa saat kemudian, disertai rasa sakit seperti terbakar dan gatal tak tertahankan yang ingin digaruk!
Untuk kerusakan pada tubuh yang disebabkan sinar matahari, ras neraka hanya bisa memperbaiki kerusakan maksimal melalui konsumsi makanan!
Komandan Sungai Darah Naiwen'eryinke bersandar pada pohon zelkova raksasa setinggi 100 meter dengan diameter luar biasa, sambil menikmati sarapan lezat dan mengutuk Jancuk sinar matahari sialan ini.
Meski hanya sinar matahari pagi yang baru terbit, namun bercak-bercak cahaya yang menembus celah rimbunnya dedaunan tetap membuat putra kesayangan Dewata Neraka merasa frustrasi tak terkira.
Bukan karena sinar terkutuk ini, pasukan ras neraka mana cuma bisa datang dalam jumlah segini?
Bukan karena sialan sinar ini, bagaimana mungkin Panglima Pertama Sungai Jiwa Yingelieqibao dan Panglima Kedua Sungai Tulang Ruikadunyaibu akan menghalangi niat balas dendamku sekeras itu?
"Setiap wilayah memiliki karakteristiknya sendiri. Seperti 'energi terkumpul' yang ada di mana-mana di Dunia Arwah yang mendorong penduduk asli Aigean ke jurang kehancuran, sinar matahari Benua Aigean yang menyuburkan semua makhluk, yang dikenal sebagai Dibo Luo sang penyinaran umat manusia, bagi makhluk Dunia Arwah kami juga merupakan hukuman kejam yang tak tertandingi!" Komandan Kedua Sungai Tulang Rui Kadunya Bu memberi nasihat kepada Naiwen'eryinke: "Menggunakan kelemahan sendiri untuk menyerang keunggulan musuh adalah tindakan yang sangat bodoh. Komandan Sungai Darah Biru, apakah kau terlalu meremehkan lawanmu?"
"Selama ribuan tahun, ras neraka kami tidak pernah membuka lorong waktu-ruang ke dunia materi utama! Bukan tidak bisa, tapi tidak berani! Apakah kau lupa peringatan Dewata Arwah? Tindakanmu ini sungguh nekat! Kau sedang mendatangkan malapetaka maut bagi ras neraka kami!" Komandan Pertama Sungai Jiwa Yin Geliqie Bao langsung memarahi Naiwen'eryinke: "Begitu makhluk dunia materi utama masuk ke Dunia Arwah melalui lorong waktu-ruang yang kau buka, konsekuensinya siapa yang bisa prediksi? Siapa yang bertanggung jawab?"
"Sialan kalian!" Inilah jawaban Komandan Sungai Darah.
Secara nominal, tiga komandan besar Dunia Arwah adalah putra kesayangan Dewata Arwah. Meskipun kedua komandan besar mengatakan tidak akan membantu, Naiwen'eryinke tetap percaya bahwa ketika waktunya tepat, kedua kakaknya pasti tidak akan tahan dan datang ke Aiqin untuk ikut mengambil bagian.
Begitu memikirkan ini, darah di seluruh tubuh Komandan Sungai Darah seolah mendidih dan bergolak dalam gejolak semangat.
Suara dengus sedih yang melengking bergema bolak-balik di tengah hutan yang sunyi sepi.
Naiwen'eryinke mengeluarkan lidah raksasa berwarna lava, perlahan menjilati darah emas di antara cakar tajamnya. Matanya dipenuhi ejekan dan belas kasihan, dengan sedikit sentuhan main-main, memandang dengan superior ke Unicorn putih salju yang sedang kejang-kejang di tanah. Separuh tubuh depan makhluk malang ini sudah tercabik dua kaki kuda, dengan luka bergerigi dan tulang yang runcing mencuat.
Tiga iblis neraka bertubuh raksasa berebutan merangkak di tanah, menghisap darah emas yang menyembur deras.
Bahkan monster tingkat super yang dijuluki sebagai pertahanan terkuat di Aiqin, tetap terlihat kerdil dan rapuh di hadapan Naiwen'eryinke yang tingginya mencapai 8 meter hanya di bagian kepala.
Semua yang suci selalu memberi kenikmatan saat dinodai, seperti hasrat setiap pria untuk mencoba rasanya Santo Perempuan yang perawan di ranjang. Ras neraka juga memiliki keinginan kuat untuk mencicipi kesucian Unicorn, monster Aiqin yang sangat sakral ini.
Di zaman sekarang, segala hal harus punya kelas. Naiwen'eryinke pun tak luput dari tren. Kemarin untuk menangkap Unicorn licik ini, dia dan anak buahnya harus bersusah payah.
Demikian pula, delapan Ibu Pemimpin Zhuoer dengan tubuh menggoda dan seorang tua berjubah darah yang renta merangkak di tanah. Tubuh mereka gemetar hebat, sepertinya tak lebih baik nasibnya dibandingkan unicorn di sampingnya.
"Luar biasa, Raja Moore juga muncul di hadapanku! Sebagai tuan yang murah hati, Komandan Sungai Darah selalu memenuhi permintaan hamba!" Naiwen'eryinke mengunyah daging unicorn dengan lahap sambil mengabaikan Elf Jatuh yang merunduk seperti semut di tanah: "Tapi sinar matahari siang Aiqin tetap menjadi beban berat bagi pasukan neraka kami! Jadi aku tetap akan menjalankan rencana semula, malam ini bergerak dari Hutan Salib Selatan! Dalam dua malam satu hari, semua makhluk di wilayah kotor itu akan menjadi santapanku! Tenang saja, hamba-hambaku yang setia! Aku pasti akan membalaskan dendam Pangeran Benitez yang malang!"
Komandan Sungai Darah fasih berbahasa umum Aiqin. Aksen manis dengan tekanan lidah yang khas bahkan sarat dengan nuansa dialek selatan.
Dunia Arwah tidak memiliki lingkungan untuk mempelajari bahasa Aiqin, juga tidak ada Imam Bemon baik hati yang membantu ras neraka melakukan "Pencerahan Kebijaksanaan". Bagi iblis neraka tingkat tinggi, hanya ada beberapa cara cepat untuk menguasai bahasa dimensi lain. Seperti yang digunakan Komandan Sungai Darah – memangsa otak.
"Yang Mulia Komandan Sungai Darah, kami akan menanti dengan penuh antisipasi bagaimana pasukan kuat Yang Mulia akan membalas dendam kami!" Raja Blood Elf Hagridfes tidak berani banyak bicara. Setelah melakukan tiga kali kowtow berturut-turut, dengan tangan gemetar ia mengangkat nampan emas melewati kepalanya.
Di atas nampan emas yang berkilauan itu, teronggok gundukan pasir merah setajam bukit pasir.
Nuansa merah menyala di udara menyebarkan aroma aneh yang mirip bau tembaga berkarat.
"Hah? Hamba Moor-ku. Persembahan apa lagi yang kau bawa?" Komandan Sungai Darah menggedor-gedor kepalanya sendiri. Sepasang tanduk besar yang melingkar di langit menyabet pohon bezu raksasa di belakangnya hingga remukan kayu berhamburan seperti hujan. Hidungnya mengeluarkan suara gemuruh seperti gunung berapi yang akan meletus - suara yang membuat iblis neraka paling pemberani sekalipun gemetar ketakutan.
Memang, setiap kali Komandan Sungai Darah ini berpikir keras, luka di alis putih dahinya yang belum sembuh akan mengalirkan nanah berbau busuk.
Jika rasa sakit kepala dahsyat yang muncul tak terduga ini berlangsung terlalu lama, Komandan Sungai Darah akan menghancurkan segala benda yang tak disukainya dalam amukan tak sadar.
Seperti tubuh sebesar bukit yang semakin gemetar hebat, Naiwen'eryinke yang mengacungkan trisula raksasa membuat setiap ras neraka gemetar. Tak ada yang berani menjamin apakah Komandan Sungai Darah yang kehilangan akal sehat itu akan menghancurkan mereka menjadi debu di detik berikutnya.
"Ini adalah obat yang baru saja disuling oleh suku kami, Moore. Dapat segera meredakan rasa sakit di otak Yang Mulia yang kerap kambuh!" Raja Moore Hargreaves yang berpostur tua menundukkan kepala lebih dalam sakin mengangkat nampan emas lebih tinggi: "Jika ada sepatah kata dusta, nyawaku siap menjadi penebus penghinaan terhadap Yang Mulia!"
Layaknya dayang-dayang paling setia, delapan Ibu Pemimpin Zhuoer dengan cekatan melipat kertas timah berkilau menjadi talang panjang. Sendok batu permata mereka menyendok pasir merah dari nampan emas, menaburkannya berulang kali di atas kertas timah.
Setelah dipanaskan dengan lampu api, butiran merah itu segera meleleh di atas timah. Deretan mutiara hitam berbentuk lingkaran berguling-guling sambil berputar liar membentuk pola diagonal, semburan asap kehijauan meletup deras.
Mungkin karena tidak menyangka sama sekali bahwa Raja Moore yang sudah lama sakit dan renta ini memiliki niat memberontak, atau mungkin karena panik sehingga mencoba segala cara, Komandan Sungai Darah Naiwen'eryinke yang tak pernah mendengar nama "Bloody Mary" ini benar-benar mengikuti arahan pelayannya, menghirup asap biru yang mengepul perlahan dengan gerakan mengendus berulang.
Di hadapan semua mata yang menyaksikan, Komandan Sungai Darah yang sebelumnya hampir meledak amukannya kini memejamkan mata dengan nyaman, bersandar anggun di pohon zelkova raksasa di belakangnya. Helaan napas panjang yang dikeluarkannya beberapa saat kemudian bagai angin topan menyapu hutan, menggulung dedaunan seperti ombak dahsyat.
Semua iblis Dunia Arwah terpana menyaksikan komandan mereka, lalu mulai bersorak riuh.
Mereka melewatkan kilatan cahaya samar yang melintas di mata sembilan Elf Jatuh.
Saat Komandan Sungai Darah sedang melayang tak tertandingi dalam euforia, Lao Liu baru saja mengencangkan dasi kupu-kupu gaya Windsor yang sangat elegan.
Tuan Jabbar sang kepala rumah tangga menegakkan tengkoraknya dengan angkuh, menjepit kain putih di lengannya, dengan lembut membersihkan serpihan kulit dari bahu sang tuan tanah. Setelah mengamati dengan cermat di cermin, ia mengeluarkan sapu tangan merahnya, dengan lihai melipatnya menjadi bunga kain yang diselipkan di saku baju Zhongshan hitam sang bos, sambil mengambil tiga pena yang sebelumnya tertancap di sana.
"Ini bukan pergi berperang! Ini kencan!" Liu Zhenhan terkekeh, mengambil kotak kerang, mengorek segumpal besar salep dari dalamnya, menggosoknya halus di telapak tangan, lalu mengoleskannya habis-habisan ke kepala.
Salep ini terbuat dari minyak kutu ikan sungai bawah tanah, fungsinya cuma satu: menghilangkan bulu dan menghambat pertumbuhan bulu. Rambut Mohican Liu Zhenhan harus diolesi barang ini setiap beberapa hari.
Mengambil handuk yang diberikan kepala rumah tangga, ia membersihkan kulit kepala dengan cepat. Liu Zhenhan lalu menggunakan putih telur untuk membentuk jambul tegak di bagian tengah kepala, sementara Ning Yu mengikat rambut belakangnya menjadi kuncir kuda panjang.
"Hampir menyamai ketampanan Mi Shuai," ujar Sang Raja sambil tepuk tangan lembut, pujiannya tak putus-putus.
Liu Zhenhan yang sedang memegang gunting untuk membentuk kumis ala Li Shimin, begitu mendengar pujian Sang Raja, hampir saja melukai mulutnya sendiri karena terlalu bersemangat.
Mi Shuai dan Mu Shuai dijuluki dua pria tampan terhebat dalam sistem imam Bemon. Mu Shuai tentu saja Imam Utama jubah emas termashur Murinio, sedangkan Mi Shuai hanyalah imam angin Suku Rubah tak dikenal. Imam tampan ini menjadi terkenal karena berhasil melarikan diri dari Penjara Sungai Fox musim dingin lalu, hingga kini belum tertangkap.
"Penjara Sungai Fox adalah penjara agama yang dikendalikan oleh Inkuisisi Bid'ah Provinsi Timur Laut. Dikelilingi anak sungai air salju seperti pulau terpencil, sistem penjagaan sangat ketat. Sejak berdirinya negara ini belum pernah ada yang berhasil melarikan diri dari sana."
Pendeta Angin Fox bernama Michael Scofield (nama panggilan Mi Shuai) ini tidak hanya berhasil Meloloskan Diri dari Bahaya Maut, tapi juga membawa kabur beberapa narapidana lain. Sungguh ajaib!
Poster buronan Mi Shuai juga ada di Feilengcui. Tapi bukan ditempel di papan pengumuman, melainkan di tempat tidur oleh Daisy dan Ruoerna.
Daisy bilang, kalau poster buronan yang menggambarkan wajah Mi Shuai ini dipakai untuk mencari jodoh, pasti akan membuat semua wanita yang tergila-gila cinta di Benua Aigean kepincut.
Master Pa Fan dan Master Emmar duduk bosan di samping, mengobrol sekenanya dengan Putri Kelima Tang Zang serta lima Xianshi Danau Kawah: Qin, Qi, Shu, Hua, dan Jiu.
Dua Kota Naga besar sudah siap sejak lama. Pangeran Kesepuluh yang seharusnya pergi ke benua lapisan keempat bawah tanah juga sudah ditarik kembali oleh Tuan Tanah Feilengcui. Sekarang hanya tinggal menunggu Raja Naga Laut Dunia Iblis yang belum datang.
"Wei Zhi, tolong hubungi lagi via tulangkomunikasi, ingatkan Yang Mulia ini!" Liu Zhenhan merapikan jenggotnya, mulai tak sabar menunggu. Semua sudah berkumpul, hanya Raja Naga Laut yang berlagak sok penting belum datang, membuatnya jengkel diam-diam.
"Di zaman sekarang, yang berutang jadi raja, yang nagih utang jadi budak. Kok si orang ini bisa sok gagah banget sih?"
Kepala Suku Kurcaci Perak Riquelme dan Kepala Suku Raksasa Typhoon Yankele ragu-ragu mendekat. Ruangan yang penuh orang penting membuat mereka tak punya tempat berpijak.
Kepala Suku Riquelme membawa kotak besi raksasa, sementara Kepala Suku Yankele menggenggam kapak perang bermata ganda berlapis emas.
"Seperti perintahmu, kapak ini bahan utamanya besi hitam, dicampur logam Isidintin, lalu dilapisi adamantium." Kepala Suku Typhoon mengayunkan senjata sebesar mainan itu, lalu meletakkannya di karpet sutra mewah di depan Lao Liu.
Kapak bermata dua itu terlihat mungil di tangan Yankele, padahal sebenarnya senjata maut sepanjang 1,5 meter.
"Peluru penghancur juga sudah selesai sesuai perintahmu." Kepala Suku Riquelme menepuk-nepuk kotak besi yang lebih tinggi dari badannya.
"Terima kasih atas kerja keras kalian!" Liu Zhenhan menerima kapak itu, menguji beratnya dengan puas.
Ning Yu dan Ai Wei'er mengaitkan rantai pedang Citroën, Sayap Kupu-kupu, dan Fiat ke ikat pinggangnya. "Rantai Rune Angin" yang pernah patah itu sudah disambung lengkap, kini tergantung di pinggang Lao Liu – efek ikatan magisnya memang sudah hilang, tapi buat cambuk orang tetap mantap.
“Yankele, berikutnya apakah giliran ‘Logam Isidintin’?” Liu Zhenhan merapikan pakaiannya, lalu menoleh ke Kepala Suku Tifon dengan senyum menyeringai.
“Tentu saja.” Kepala Suku Yankele mengembuskan kumisnya dengan penuh kesombongan.
Yu Xi bisa beroperasi tiga kali berturut-turut dalam sehari. Selain memproduksi logam khusus elemen air, Batu Bulan, dan Batu Laser dalam fase uji coba awal, sisa waktu sepenuhnya digunakan untuk membuat Mithril. Sekarang memang waktunya membuat “Logam Isidintin”.
Fatty Luo menarik lengan bosnya, menunjuk ke formasi teleportasi sihir di aula.
Kilatan cahaya dan suara teleportasi temporal bergema. Yang Mulia Redondo muncul di hadapan semua orang dikawal segerombolan pengawal.
“Yang Mulia, ini…” Liu Zhenhan memandang sinis Raja Naga. Selain sang raja dan sepuluh pengawal naganya, di belakangnya jelas terlihat empat anggota bangsa laut gemuk berduri dan empat putri duyung yang angkuh.
“Richard, demi membantumu, aku mengambil inisiatif mengundang dua klan raja lainnya!” Raja Naga tersenyum sambil menunjuk anggota bangsa laut berduri seperti landak yang paling angkuh: “Ini Pangeran Qiwo dari Suku Dasyatidae!”
“Yang ini adalah Pangeran putri duyung cantik, Yang Mulia Muller!” Raja Naga Laut sedikit membungkuk, lalu menunjuk pemuda tampan di antara empat putri duyung yang mengenakan mahkota karang dan dua mutiara hitam yang menjuntai di rambut pelipisnya.
Dua Raja Bangsa Laut itu dengan hormat memberi salam membungkuk kepada Lao Liu, namun sorot mata mereka jelas menyimpan sejuta tanda tanya, seolah-olah terkejut dengan citra Liu Zhenhan yang berbeda dari bayangan mereka.
Liu Zhenhan mengerutkan keningnya, memandang Pangeran bangsa landak laut yang berbentuk seperti bawang putih, lalu menatap Pangeran putri duyung cantik yang tampan dan muda, akhirnya mengarahkan pandangan penuh makna ke Raja Naga Laut.
Putri duyung cantik, bangsa naga laut, ditambah bangsa landak laut—artinya tiga penguasa lautan berkabut di dunia iblis kini berkumpul di Feilengcui.
Dari lencana pemisah air yang dikenakan semua orang, bisa dilihat bahwa hadiah berharga yang sebelumnya diberikan Liu Zhenhan kepada Raja Naga Laut, telah dengan murah hati disumbangkan Sang Raja yang dermawan ini kepada dua wangsa kerajaan lain di dasar laut dunia iblis.
Ini bukan pertanda baik!
Di antara bangsa laut dunia iblis pun terjadi perang. Hubungan bangsa landak laut, bangsa naga laut, dan putri duyung cantik bahkan tidak akrab sampai bisa berbagi sehelai celana.
Dalam skenario awal Liu Zhenhan, jika bangsa naga laut menguasai teknologi pembuatan "Formasi Pelembab An'erle", demi kelangsungan hidup dan lingkungan hidup mereka, begitu persiapan matang, pasti akan menyerang benua dunia iblis!
"Tapi sekarang Raja Naga Laut malah memperlihatkan 'Lencana Air Lepas' di depan dua bangsa laut lainnya!"
Bukankah ini berarti dia sengaja mencari masalah untuk dirinya sendiri?
Jika ketiga bangsa laut dari dunia iblis semuanya menguasai rahasia meninggalkan air, dan bisa pindah ke darat, apakah ruang teritori masih cukup untuk dibagi?
Mana lebih enak, dunia dibagi tiga atau Bangsa Naga Laut yang memonopoli daratan sendirian?
Apa maunya dia ini? Jangan-jangan dia jadi nekat setelah melihat Benua Aiqin, tapi takut kekuatannya kurang, jadi mengajak dua bangsa laut iblis lainnya ikut campur? Liu Zhenhan ragu, apakah masih harus memberikan diagram dekomposisi Formasi 'An Er Le' yang tersisa kepada Yang Mulia Redondo ini?
"Richard, nanti setelah urusanmu selesai kita bicara panjang lebar." Raja Naga Laut tersenyum licik: "Tapi tenang saja, kami benar-benar tidak punya niat jahat!"
"Baiklah." Liu Zhenhan melirik tiga raja bangsa laut iblis, dalam hati juga khawatir merusak guci saat mengusir tikus. Pasukan penunggang serigala belum sepenuhnya mundur dari Laut Kabut dunia iblis ke dunia bawah tanah. Kalau tidak, dia benar-benar ingin mencoba menghabisi saksi mata.
Seluruh orang di dalam ruangan terlihat kebingungan. Banyak yang memperhatikan ekspresi aneh di wajah Lao Liu, namun mereka tidak tahu dari mana Raja Bunga Yang Mulia menemukan pasukan bantuan ini. Citra Bangsa Laut Dunia Iblis terlalu asing bagi mereka. Tidak ada yang memiliki kemampuan telepati cukup tinggi untuk berkomunikasi bebas. Bahasa Bangsa Laut Dunia Iblis yang diucapkan Raja Naga Laut hampir seperti bahasa burung bagi mereka.
Setelah pasukan centaur terkumpul, Liu Zhenhan tidak sempat memikirkan hal-hal lain. Ia segera menggunakan formasi teleportasi sihir menuju rawa-rawa hutan tempat peri bunga dahulu tinggal.
Kebiasaannya menyisipkan formasi teleportasi sihir di setiap lokasi yang dikunjungi, secara tidak langsung menghemat banyak waktu perjalanannya.
Habitat lama Xifu terletak pada jarak yang cukup strategis dari wilayah operasi terbaru Elf Jatuh - tidak terlalu dekat maupun terlalu jauh, sangat cocok untuk serangan mendadak.
Melalui formasi teleportasi sihir, Liu Zhenhan dengan cepat memobilisasi seluruh pasukan naga dari Kota Naga Pelangi dan Kota Naga Chenxing yang sedang berkumpul di pegunungan sejauh 100.000 li.
Ini mungkin kali pertama dalam hampir sepuluh ribu tahun pasukan Naga Aigean berkumpul secara besar-besaran. Selain 64 ekor Naga Emas sihir petir, Naga Putih unsur angin, Naga Es, Naga Hijau sihir tanaman, Naga Biru racun, dan Naga Merah sihir tanah yang sudah dewasa, terdapat juga dua Naga Pelangi lajang, dua Naga Peri lajang, dan tiga pasangan Naga Suci yang bergabung dalam perang kedua wilayah naga Aiqin melawan pihak luar!
Dibandingkan dengan 104 khimera Landak, dua Kota Naga besar ini memang terlihat sedikit kalah jumlah. Namun secara kualitas, mereka sama sekali tidak kalah. Pembagian Naga biasa berdasarkan kategori pelayan dan prajurit menunjukkan rasio dan struktur usia yang mendekati sempurna. Tiga pasangan pemimpin termasuk Naga Kuno Weng dan pasangan Ibu memiliki kekuatan yang tak terbantahkan. Mempertimbangkan masalah penjagaan wilayah dan kesulitan komunikasi, inilah kekuatan maksimal yang bisa dikerahkan oleh Kota Naga Pelangi dan Chenxing!
Sulit digambarkan betapa megah dan arogannya pemandangan hampir 200 Naga Aiqin yang melayang di angkasa. Dalam deru angin dan petir yang dahsyat, langit dan bumi seakan mengerang ketakutan. Angin utara yang menderu membuat Hutan Salib Selatan memasuki musim gugur lebih awal. Jejak asap dari dedaunan dan kelopak bunga yang tertiup angin membentuk sabuk hijau udara yang panjang!
“Kepala suku. Mulailah pertunjukanmu!” Begitu mencapai jarak yang tepat, Liu Zhenhan mengeluarkan perintah ultimat melalui Kotak Tulang kepada Kepala Suku Krouieff yang telah lama bersiap-siap di ujung sana.
Pasukan Aiqin yang megah terbagi menjadi dua di langit. Satu regu didominasi bangsa naga yang langsung menuju wilayah hutan kekuasaan Elf Jatuh, sementara regu lain terdiri dari Mesin Terbang Qibulin dan pasukan khimera udara yang berbelok ke padang gurun di luar Hutan Salib Selatan.
Hari ini Liu Zhenhan secara proaktif menyerbu markas musuh, bahkan lebih cepat sehari dari ultimatum yang diberikan Elf Jatuh. Taktik yang dirancang Daisy untuk mencegah ada yang lolos dari hutan adalah pengepungan dua arah.
Aura dahsyat pasukan ini sudah tercium oleh ras neraka sejak jarak puluhan li.
Para Monster Tingkat Super seperti Rakshasa, penyusup neraka, iblis bawah tanah, dan serigala Hades mulai melayang dengan kekuatan magis atau sayap. Di barisan terdepan berdiri Komandan Sungai Darah Naiwen'eryinke setinggi 40 meter dengan garpu trisula, tubuhnya memancarkan kengerian!
Gemuruh kemarahan mengguncang angkasa dari mulut sang Komandan Sungai Darah, disusul rentetan makian dalam dialek kuno yang tak terpahami.
Komandan Sungai Darah tak menyangka dirinya bisa terjebak sedemikian parah!
Hampir sekejap mata, hutan luas yang hijau ini tiba-tiba seperti dirasuki roh jahat. Setiap pohon raksasa mengeluarkan bunyi kreek-kreek aneh, akar-akar tua yang menjulur di permukaan tanah bergerak seperti cacing raksasa yang melata, membuka lubang-lubang dalam yang menenggelamkan, memelintir, dan mengubur pasukan neraka yang berbaring di bawahnya!
Untuk menghindari sinar matahari, setiap makhluk neraka hampir selalu memilih pohon kuno dengan kanopi terbesar dan diameter terlebar sebagai tempat berteduh. Ironisnya, ini justru menyebabkan tragedi paling mengerikan terjadi di depan mata Naiwen'eryinke!
Akar-akar kuno yang melingkar raksasa di permukaan tanah tiba-tiba berubah menjadi pembunuh ganas. Mereka mencekik tubuh-tubuh makhluk neraka hingga meledak, menyirami akar dan tanah dengan darah yang menyembur!
Tulang-tulang remuk dalam nyanyian kematian! Darah menyembur seperti semburan sumur minyak! Jerit kesakitan bergema di atas hutan!
Bahkan Naiwen'eryinke sendiri terkena jebakan dari pohon zelkova raksasa yang dijadikan sandarannya. Akar yang terbuka membuatnya terjatuh ke lubang dalam, dibelit erat oleh ribuan akar sebesar pelukan yang menggeliat!
Udara dipenuhi keganasan, kegelisahan, dan amarah - bahkan... kebencian!
Kebencian yang menyayat tulang!
Naiwen'eryinke sama sekali tidak mengerti apa yang sedang terjadi di depannya!
Dalam catatan sejarah Benua Aigean, sosok Penjaga Pohon Entu hanya muncul sekejap seperti bunga sepatu lewat figur Kepala Suku Krouieff, yang terkubur di bawah kemilau pahlawan-pahlawan epos.
Sejarah yang tertutup debu ini sudah terlalu jauh, sampai-sampai orang Aiqin sendiri hampir melupakannya!
Apalagi Elf Jatuh yang tak ikut Perang Dewa dan Iblis, atau Komandan Sungai Darah di Dunia Arwah yang nun jauh di sana - mana mungkin mereka mengetahui rahasia Entu?
Hutan purba yang dijaga Entu mana mungkin bisa diremehkan?
Meski sebagian besar pepohonan tak bisa bergerak, akar-akar raksasa pohon kuno setinggi langit itu tetap menyimpan kekuatan liar yang dahsyat!
Di bawah komando Penjaga Pohon, pepohonan tua di pegunungan ini bisa menghancurkan apapun di debat batang mereka - namun harus ditegaskan: bahkan di hutan yang dijaga Entu, hubungan antara pohon dan Entu adalah persahabatan setara. Entu tak berhak mencampuri kebebasan pohon secara berlebihan, atau ikut campur dalam seleksi alam. Untuk memerintahkan serangan tak kenal ampun, Entu harus memenuhi satu syarat mutlak: amarah hutan telah mencapai puncaknya!
Aksi perburuan besar-besaran ras neraka telah merusak keseimbangan ekosistem Hutan Salib Selatan di wilayah ini. Perilaku ini membuat kemarahan hutan mencapai batas yang tak terbendung lagi!
Dulu Liu Zhenhan hanya bergantung pada Patung Emas Yunqin untuk berburu beberapa monster, karena sikapnya yang terlihat arogan, Penjaga Pohon Kepala Suku pun pernah menerima pesan dari pepohonan dan khusus datang untuk menasihatinya. Apalagi sekarang saat 700.000 ras neraka melakukan pembantaian sistematis?
Jika tak ada binatang tak berakal, tak ada burung, hutan pun tak bisa disebut hutan lagi. Segala sesuatu di alam liar saling melengkapi!
Saat penjajah menunjukkan taring dan cakar, tumbuhan di hutan juga tak segan menggunakan kekuatan perkasanya!
Dunia arwah terjerumus dalam kekacauan, bagai kolam air yang terguncang hebat.
Tak ada yang menyangka teman baik yang sebelumnya menaungi sinar matahari, kini berubah menjadi tangan besar penggali kubur.
Seluruh area lembah yang dulunya dihuni Elf Lembah ini memiliki pepohonan relatif jarang di ruang hidupnya. Namun mayoritas ras neraka yang membenci sinar matahari tetap memasuki kedalaman hutan lebat, membuat Naiwen'eryinke tak sempat menyelamatkan!
Bencana Berlipat datang saat kekuatan kuat yang membentang luas dari belakang ikut mengunjungi, membuat Komandan Sungai Darah sama sekali tidak siap!
“Naga Aigean?” Naiwen'eryinke mengayunkan trisula raksasa, matanya melotot penuh kebencian ke arah pasukan naga. Tubuhnya yang telah menyerap Bloody Mary kini penuh vitalitas. Bagi Komandan Sungai Darah, kawanan makhluk lezat ini sama sekali tidak menakutkan.
Liu Zhenhan bangkit dari pelana punggung Yitiao, menampakkan tubuh mungilnya sepenuhnya dalam pandangan mata Komandan Sungai Darah.
“Kurasa bel pintu Benua Aigean kita pasti rusak! Kalau tidak, mana mungkin kita tidak tahu ras neraka sedang berkunjung ramah ke Aiqin selama ini!” Liu Zhenhan tersenyum licik berulang kali, memainkan kapak perang bermata ganda seolah hendak melempar: “Komandan Sungai Darah Naiwen'eryinke yang terhormat, kapan kau akan mengembalikan kapakku?”
Bab 612: Ayah dan Anak Bertempur
Ucapan ini terlalu menyakitkan.
Dulu di Pemakaman Naga Hitam dunia bawah tanah, Komandan Sungai Darah baru saja muncul langsung dihujani kapak oleh Liu Zhenhan. Lorong waktu-ruang "Pintu Makam Tulang" yang menghubungkan dua tingkat segera ambruk. Penguasa tertinggi Dunia Arwah yang perkasa ini sama sekali tidak sempat membalas setelah dipukul, hanya mendapatkan efek samping parah yang akan menghantuinya seumur hidup dengan aib!
Setelah peristiwa ini, Naiwen'eryinke seakan menjadi bahan tertawaan seluruh Dunia Arwah.
Iblis-iblis dari wilayah otonom Sungai Darah Biru dan Sungai Tulang Belulang di Dunia Arwah, karena tidak memiliki banyak pertimbangan tingkat rendah, bahkan diam-diam membuat rumor bahwa Komandan Sungai Darah Biru yang mulia terburu-buru ke toilet tapi salah pintu, akhirnya dibuat cacat oleh seorang Penyihir Benua Aigean dengan kapak — hei! Kapak ini bukan senjata sihir, bukan senjata epos, apalagi senjata wahyu ilahi, hanya produk jelek dari bengkel desa terpencil!
Bertemu musuh hari ini, mata sudah merah menyala. Liu Zhenhan langsung membuka panci yang tidak seharusnya dibuka, membuat jantung Komandan Sungai Darah yang sudah berapi-api semakin mendidih tak tertahan!
Pertarungan menggelegar antar ahli kuat tingkat super langsung meletus seketika!
Naga-naga Aigean sangat paham tujuan mereka ke Hutan Salib Selatan, iblis Dunia Arwah juga tahu kawanan naga ini bukan untuk wisata. Kedua pihak bahkan mengabaikan mobilisasi dan basa-basi dasar, langsung bertarung mati-matian dengan mata merah.
Mengesampingkan kekuatan dan tingkat, pada hakikatnya pertarungan maut hari ini yang menghimpun makhluk terkuat dari dua dimensi Benua Aigean dan Dunia Arwah ini, lebih mirip perkelahian bajingan jalanan daripada perang serius.
Semua adalah karakter Berbual B yang biasa berjalan menyamping seperti kepiting, baik itu Naga Aigean maupun iblis Dunia Arwah, tak satu pun memiliki kesadaran atau pengalaman kerja sama dalam pertempuran massal. Mereka semua tidak kekurangan keberanian darah dan nyali, yang ada hanyalah keterampilan tempur individual yang luar biasa, atau sekadar berkerumun bersama!
Lao Liu terus mengerenyit melihatnya. Harus dikatakan apa ini? Melepas bebek atau menusuk sarang lebah?
Bahkan formasi pertempuran bergantian paling dasar pun tidak ada. Dua kelompok centaur saling berebut berkerumun, pertama-tama mantra spontan yang cemerlang dan ganas seperti biji wijen hitam di kue bakar, menutupi langit dengan rapat. Lalu pertarungan tangan kosong gila seperti Sampa menabrak Dibo Luo, menyobek hujan darah mewah yang tercurah deras!
Sayangnya, Penyihir Besar Suci Aiqin nomor satu Liu Zhenhan ternyata tidak bisa langsung bertarung dengan Komandan Sungai Darah. Karena Naga Kuno Weng sudah lebih dulu maju.
Mengapa Naga Aigean menjadi Monster Tingkat Super paling ditakuti dan termasyhur di berbagai dimensi, bisa terlihat sedikit dari pertempuran kejam hari ini; Naga tak kenal takut, penuh semangat bak peziarah dalam pertempuran berdarah. Bahkan seekor naga biasa pun, ketika menghadapi iblis terkuat dari Dunia Arwah, tetap tampil penuh percaya diri!
Sebagai iblis Dunia Arwah yang diakui oleh berbagai tingkat sebagai yang paling unggul dalam hal kekuatan, performa mereka tetap tidak buruk meskipun ada hukuman sinar matahari yang mengganggu. Meski jumlahnya kalah, di bawah pimpinan Komandan Sungai Darah Naiwen'eryinke, mereka tetap melancarkan serangan kelompok terpusat di front utama dengan gaya garang dan liar sambil meneriakkan lolongan aneh yang mengguncang langit.
Alokasi pasukan Aiqin hari ini jelas lebih unggul. Selain sebagian khimera Landak yang bekerja sama dengan Mesin Terbang Qibulin dan pasukan khimera udara untuk mengepung daerah padang gurun di pinggiran hutan, ada 54 ekor khimera Landak dan naga yang membentuk pasukan kuat, ditambah Archmagister sebagai penopang. Sementara iblis Dunia Arwah tidak lebih dari 60 unit! Tapi pertempuran level tinggi seperti ini bukan soal siapa yang lebih banyak jumlahnya pasti menang.
Setelah pertempuran dimulai, baik dalam sihir maupun pertarungan tangan kosong, iblis Dunia Arwah tidak hanya tidak kalah, malah semakin menunjukkan performa yang memukau. Hanya dalam pertemuan pertama, empat Naga Unsur Angin Aiqin yang paling cepat menyerang langsung meledak di udara oleh sihir kelompok mereka hingga tak bersisa, sementara pihak Dunia Arwah hanya kehilangan dua iblis yang jatuh ke tanah!
Liu Zhenhan, si orang licik ini, menyusut lebih cepat dari siapa pun. Duduk di pelana punggung Yitiao, dengan kecepatan Bangau Api, ia segera membawa Xiao Kong dan Wentekelaier menjauh dari front utama pertempuran yang sengit, melindungi Mesin Terbang Qibulin yang tak jauh di belakang.
Pesawat ini memuat semua ahli bantuan luar dan prajurit Istana Musim Panas yang datang membantu. Mereka tidak memiliki bakat resistensi magis berlebihan seperti naga. Sekali kena serangan sihir terkonsentrasi, akibatnya akan fatal.
Meski dihibur oleh Helen dan Mo'er, para pendeta muda di Mesin Terbang Qibulin masih gemetar ketakutan dan wajahnya pucat pasi menyaksikan situasi mencekam ini.
Meski tubuh khimera Landak lebih besar satu lingkaran daripada naga alami, tonase beratnya membuat kemampuan terbang mereka jauh kalah dibanding kelincahan naga alam atau iblis Dunia Arwah. Ditambah gejolak mental para pendeta muda yang mengendalikannya secara mental, baik gerakan terbang maupun koordinasi taktis khimera Landak menjadi tidak sempurna. Hanya dalam dua putaran serangan, khimera naga gagal menyentuh sehelai bulu musuh, malah kebagian serangan sihir.
Sihir-sihir ini sebagian berasal dari serangan terkonsentrasi iblis Dunia Arwah, sebagian murni tembak teman. Seketika tiga ekor khimera Landak jatuh, sisanya meraung kesakitan semakin keras.
Liu Zhenhan bahkan tidak mengernyitkan alis sedikit pun.
Situasi seperti ini sangat wajar terjadi!
Ini bukan kesalahan komando pendeta muda. Adegan sebesar ini bahkan membuat Lao Liu sendiri diam-diam berkeringat dingin, apalagi anak-anak muda ini! Juga, ini bukan karena khimera Landak tidak tangguh. Di bawah sinar Dibo Luo hari ini, semua adalah petarung hebat. Ukuran raksasa dan kelambanan kecepatan udara khimera Landak membuat mereka menjadi target paling mencolok. Meski perisai magis mereka diperbarui cepat, tetap tak bisa menyaingi intensitas tembak-menembak sihir yang kacau sekarang!
Praktek adalah satu-satunya standar untuk menguji kebenaran. Secara teori, kekuatan tempur khimera Landak dan Bimon raksasa hampir setara. Tapi Bimon raksasa bisa jadi raja di darat, bukan berarti khimera Landak amfibi bisa berkuasa sewenang-wenang di langit.
Di langit biru, jika khimera Landak diibaratkan kupu-kupu, maka naga dan iblis Dunia Arwah ibarat layang-layang. Kecepatan, kelincahan, dan respons mereka benar-benar berbeda level!
Padahal faktor-faktor ini sangat krusial dalam pertempuran udara. Tak ada iblis Dunia Arwah yang bodoh menunggu khimera naga raksasa datang menggaruk mereka dengan cakar!
Ini adalah pertempuran berdarah yang kejam. Kesenjangan kekuatan sekecil apapun akan diperbesar sampai ke batas ekstrim!
Ini juga merupakan pertempuran yang sangat megah, bahkan hujan meteor Leo di awal musim panas tahun ini tidak akan lebih spektakuler dari langit saat ini!
Ini masih di siang hari, seandainya terjadi di malam yang gelap gulita, entah pola apa yang akan terbentuk di langit oleh sinar sihir yang begitu padat!
Kemarahan hutan besar juga tidak sepenuhnya menenggelamkan perlawanan ras Neraka. Setelah melewati periode yang sangat mengerikan, Adidasma yang berjumlah sangat banyak dengan kekuatan fisik dan kemampuan mereka, tetap berhasil lolos dari hutan ke bagian tengah lembah, segera menguasai satu per satu dataran tinggi, dan menyemburkan api neraka ke udara!
Dua Archmagister Aiqin yang berada di Mesin Terbang Qibulin, serta tiga Xianshi Danau Kawah dari Kekaisaran Tang Zang, dengan cepat mengalihkan mulut senjata mereka dan mulai menekan gerombolan Serigala Dunia Arwah yang jumlahnya sangat besar di darat.
Jarak tembak monster jauh kalah dibanding penyihir. Sebagai Semi-dewa super, jarak tembak Adidasma hanya sekitar 1000 hingga 1500 yard, bahkan lebih pendek dari jarak tembak seorang Magister Sihir. Sedangkan pilot Mesin Terbang Qibulin telah diberi penekanan tentang pentingnya jarak dan ketinggian sebelum penerbangan, sehingga ketinggian pesawat saat ini sepenuhnya di luar jangkauan Adidasma. Selama iblis-iblis neraka lain yang terbang di udara tidak mendekat, kelima Master bisa dengan leluasa menghujani tanah dengan sihir andalan mereka.
"Ini terlihat sedikit tindas orang, tidak cukup adil. Tapi dalam pertarungan sihir, menguasai posisi strategis mutlak memang memberikan keuntungan besar. Koridor kemenangan ini akan tetap bertahan selamanya jika tidak ada iblis Tingkat Super lain yang datang merusak."
Liu Zhenhan bisa melihat, meski Mesin Terbang Qibulin telah menguasai posisi strategis mutlak, lima Master yang belum menggunakan sihir besar-besaran, serta Putri Kelima Tang Zang yang hanya berdiam diri, dua Xianshi Danau Kawah, dan ahli Bangsa Laut Dunia Iblis masih menyimpan jurus cadangan untuk mengantisipasi keadaan darurat yang tak terduga.
"Helen! Segera turunkan semua khimera Landak kita ke tanah, fokuskan pembersihan Adidasma di permukaan tanah!" Seru Liu Zhenhan sambil mengusap keringat deras di kepalanya, mengirimkan perintah serangan baru melalui Kotak Tulang.
Meskipun Mesin Terbang Qibulin telah menghindari radius serangan Serigala Dunia Arwah di darat, hal ini tidak berlaku untuk Naga Aigean. Dalam pergulatan sengit, serangan magis dari darat memberikan gangguan besar bagi mereka. Bagaimanapun, peningkatan ketinggian bukanlah keputusan sepihak sang Naga, karena iblis neraka pun bukan makhluk bodoh. Daripada membiarkan khimera Landak yang lamban terus bergulat tak seimbang dengan iblis neraka di udara, lebih baik turunkan mereka untuk membasmi Serigala Dunia Arwah yang tak bisa terbang. Di daratan, jika khimera Landak yang setara kekuatan binatang peliharaan raksasa berbulu emas ini masih ragu-ragu seperti dalam pertempuran udara, Liu Zhenhan pasti akan muntah darah.
Inilah pelajaran pertama yang disarikan Liu Zhenhan dari pertempuran berkualitas tinggi ini.
"Siap!" sahut Helen dengan lantang, menoleh untuk menyampaikan perintah baru ini kepada para pendeta muda di dalam Mesin Terbang Qibulin.
"Pasukan cadangan juga harus dikerahkan. Maju!" Dalam kilau dingin Baju Zirah Takhta Es yang Terbeku yang berkilauan, Liu Zhenhan mengembangkan "Sayap Galaksi" yang indah bak Bima Sakti dengan suara "swish", memberi kode peluit kepada Xiao Kong dan Wentekelaer sambil mengacungkan kapak perang bermata ganda-nya ke depan.
Setelah pertempuran kacau di fase awal yang mengubah gelombang pertama orang sial menjadi tumbal, kini Naga Aigean dan iblis Dunia Arwah telah berpasangan saling terkam. Setelah khimera Landak berjatuhan satu per satu, rasio jumlah pasukan antara kedua pihak mulai mendekati keseimbangan, dan dinamika pertempuran tak lagi semrawut seperti bunga persik yang bermekaran di langit. Intervensi tepat saat situasi mulai jelas adalah spesialisasi Liu Zhenhan.
Taktik militer sebenarnya tak ada yang misterius, intinya hanya mengorbankan tumbal terlebih dahulu, lalu menggunakan pasukan cadangan untuk menentukan kemenangan di saat pertempuran mencapai fase genting.
Seperti slogan Jenderal Peng: "Bangsat B! Laozi tidak mau angka korban, yang Laozi mau adalah posisi pertahanan!"
Dulu saat masih jadi prajurit rendahan Laizi, harus serbu ya serbu, harus jadi tumbal ya memang tak ada pilihan. Tapi sekarang coba suruh Lao Liu jadi tumbal? Sampai mati pun dia tak mau!
Setelah Guo Guo terbang di punggung burung beo kecil, Yitiao segera melepas pelananya. Dengan suara nyaring menembus langit, dia melesat bagai anak panah berbulu yang meninggalkan jejak bayangan, menerobos naik ke awan.
Ailijie di Mesin Terbang Qibulin memegang busur ilahi "Kemurkaan Langit" berwarna hijau muda, menarik anak panah berbulu pertama sambil memberi isyarat ke Liu Zhenhan. Kaka yang telah berubah menjadi bangau abu-abu raksasa mendampingi Qingya yang memegang pedang kuning oranye, terus mengangguk-angguk pada Lao Liu.
“Jangan pukul yang rajin jangan pukul yang malas, pukul yang tak punya mata! Ingat, kita fokus serang yang paling garang, ikuti aku, lakukan perlindungan bergantian!” Liu Zhenhan tersenyum sinis sambil mengamati tanah. Gila, suara gemuruh tanah dan kayu berterbangan di hutan, sepertinya ras neraka sudah benar-benar babak belur di Hutan Salib Selatan.
Yang pertama sial adalah seorang Iblis Besar Reebok yang gerakannya sangat lincah dan arogan. Hari ini ada sepuluh Iblis Besar Reebok di tempat ini, tapi yang satu ini paling mencolok.
Meski reputasinya tak secemerlang Naga Aigean, menurut standar silsilah Benua Aigean, Iblis Besar Reebok lebih Berbual B satu tingkat dibanding naga. Karena monster keturunan campur naga sekunder hanya dianggap Tingkat Tinggi, sedangkan keturunan campur Reebok yaitu Adidasma termasuk Semi-Tingkat Super.
Sang Iblis Besar Reebok berpostur 13 meter ini merupakan yang terunggul, memiliki sepasang sayap daging hitam legam dengan motif sihir di permukaan sayapnya yang menonjol seperti jaringan otot terkuat. Ini membuktikan kekuatan elemennya yang luar biasa besar; Sementara empat tanduk bercabang penuh bekas gigitan di kepalanya dan ekor buaya panjang dengan sisik naga yang banyak terlepas, secara visual menunjukkan teknik bertarungnya yang mumpuni.
Matanya berwarna hijau pekat, terus memancarkan kebencian, agresi, dan hasrat melahap.
Mirip dengan makhluk ilahi Timur, di kalangan Iblis Besar Dunia Arwah juga banyak yang menggunakan senjata. Senjata nekat mendekat dari Iblis Besar Reebok ini adalah sebuah pisau pendek segitiga raksasa yang dipenuhi kekuatan Kutukan negatif. Di bawah kendali kekuatan dahsyat Reebok, senjata mematikan ini telah memenggal tubuh seekor naga raksasa dan melukai seekor naga lainnya dengan cedera permanen selama peperangan yang berlangsung hingga kini.
Meski sama seperti Naga Aigean, Ribock lebih sering mengandalkan keterampilan tangan kosongnya untuk mengakhiri lawan, namun sihir iblis besar ini jelas tak kalah dari teknik bertarung fisiknya. Dengan keunggulan waktu yang didapat dari dominasi mutlak dalam Pertempuran Berdarah melalui penggunaan triangel pendek, semburan napas abu-abu menyembur deras dari mulut bertaring lebarnya, seketika mengubah seekor Naga Pelangi muda yang sedang menyerbu menjadi mumi kebiruan.
"Ritual Rahasia Zombie Ultimat!"
Kemampuan melepaskan sihir kegelapan sekuat ini dengan cepat menunjukkan bahwa Ribock ini telah menjadi Adipati Besar Kegelapan berlevel sangat tinggi!
Siapapun yang terkena "Ritual Rahasia Zombie Ultimat", jiwanya akan terpenjara tanpa ampun dalam tubuh; meskipun sihir ini untuk sementara tidak akan mencabut nyawa target, namun mampu merampas kendali atas tubuh sang target.
Artinya, siapa pun yang terkena sihir ini hanya bisa pasrah melihat diri mereka berubah menjadi unit tempur bawahan Ribock yang membantu kejahatan!
Bahkan Pendeta Naga profesional pun akan kesulitan memurnikan dan mengusir sihir jahat yang mengerikan ini dalam waktu singkat!
Setiap detik di medan perang sangat berharga, Iblis Besar Ribock hanya membutuhkan sekejap untuk menentukan kemenangan!
Dari menjadi zombie hingga Naga Pelangi memuntir leher Naga Peri di belakangnya, serangkaian perubahan terjadi begitu cepat hingga hampir tak terlihat oleh mata.
Dari lima pasangan keturunan naga yang dikirim Kota Naga ke pertempuran ini, dua pasangan Naga Pelangi dan Naga Peri muda - baik dalam koordinasi maupun kecepatan transisi serangan-bertahan - tidak bisa menyaingi tiga pasangan naga senior. Menghadapi Adipati Gelap Ribock yang kuat, pasangan muda ini bahkan belum sempat melepaskan Aura Naga bawaan dan Mimpi Giok sebelum nyawa mereka dihancurkan!
Mereka sial, meski empat naga mengepung, Iblis Besar Dunia Arwah ini masih menemukan celah dalam transisi pertahanan dan pola langkah mereka!
Inilah jurang perbedaan kekuatan dan pengalaman - realitas kejam yang harus diterima meski tak terelakkan!
Dari pertempuran kelompok yang membuka tirai, hingga pertarungan satu lawan satu yang menyusul, Adipati Kegelapan Reboch ini bergantung pada serangan beruntun halus bak awan berarak. Ia pertama-tama membunuh seekor Naga Biru, lalu melukai perut Naga Emas, kemudian mengubah Naga Pelangi menjadi zombie dengan sihir jarak jauh, dan memanfaatkan Naga Zombie untuk membunuh Naga Peri. Seluruh proses diselesaikan secepat kilat, dengan hanya dua kali putaran dalam gerakan terbangnya!
Sebagai imbalannya, Adipati Kegelapan Reboch ini hanya menerima tiga serangan sihir.
Serangan tingkat ini bahkan bisa ditahan oleh naga biasa sekalipun!
Meski sama-sama dikepung, situasi berubah drastis saat Adipati Kegelapan Reboch yang sedang jumawa ini bertemu dengan Liu Zhenhan dan rombongannya.
Saat lembing segitiga bermuatan efek negatif hendak menghujam leher tebal Naga Emas yang terluka, sebuah kapak perang bermata dua yang membawa bayangan manusia terbang kecil menghalangi gerakan serangan Adipati Reboch.
Bara api yang beterbangan seperti air terjun emas mengalir deras ke tanah akibat gesekan dan benturan dua senjata.
Tak hanya lengan yang mati rasa, dalam benturan ini bahkan gusi di mulut bertaring besar Adipati Kegelapan Reboch bergetar hebat.
Lembing segitiganya terbuka dengan celah bergerigi, serpihan logam yang beterbangan memiliki diameter satu meter, melayang jauh dan menebas mahkota pohon sebelum menancap di pantat seekor Adidasma.
Sang Adipati Kegelapan Riboque benar-benar master di antara master. Meskipun dalam situasi tak terduga dan goncangan mental, ia masih menyemburkan "Peluru Peleburan Nuklir" hitam untuk menghentikan bola perak yang melesat dari jarak dekat.
"Transformasi Penyihir" bukanlah sihir pertempuran. Peluru nuklir berhasil menembus bola telepati perak ini dan tetap melaju ke arah Lao Liu.
Ribock iblis besar pertama kaget, lalu bersukacita.
Yang membuatnya terkejut: Bagaimana manusia kecil ini memiliki kekuatan sehebat itu?
Yang membuatnya senang: Di jarak sedekat ini, setelah "Peluru Peleburan Nuklir" menembus sihir lawan, pastilah si manusia kecil ber-kekuatan-aneh ini akan terkena serangan.
"Peluru Peleburan Nuklir" adalah peluru Api Neraka dengan ledakan berantai, mampu menciptakan ledakan silang gila dalam area bola sempit. Meski ini hanya mantra spontan Riboque, cukup untuk menghapuskan tubuh manusia Aiqin tanpa masalah!
Semua ini hanya khayalan sang Adipati Kegelapan Riboque. Tubuh manusia Aiqin memang terkenal lemah, tapi Liu Zhenhan bukanlah penduduk asli Aiqin.
Sebuah pukulan tongkat membosankan yang sangat berat, dari belakang kepala menghantam keras Adipati Ruiboke yang baru saja merasakan kenikmatan belum sempat dinikmati. Setelah serangan menukik dari tongkat adamantium seberat 108.000 pon, iblis neraka perkasa ini melihat pemandangan terakhirnya di tumpukan bintang-bintang yang berputar di soket matanya: Liu Zhenhan terbungkus lingkaran cahaya fusi nuklir, melesat maju dan membelah pelipisnya dengan kapak berat.
Suara patahan tulang raksasa pasti tidak terdengar oleh Adipati Ruiboke ini, karena bersamaan dengan itu sepasang tangan menusuk telinga kirinya. Lima jari cahaya Dou Qi yang meledak tanpa suara merobek gendang telinga, otak, dan separuh wajah sepanjang 3 meter miliknya.
Irama serangan yang sempurna dan teratur!
Zombie Naga Pelangi memandang semua ini dengan tatapan menyala-nyala.
Bab 613 Api Ganda
Tiba-tiba muncul pasukan baru yang penuh aura bandit dan menyerang diam-diam, situasi medan perang pun berbalik 180 derajat.
Kecuali Naga Kuno Weng dan Naiwen'eryinke yang terbang cukup tinggi dan berhasil kabur setelah dua-tiga kali bergulingan, sebagian besar iblis ras neraka bertarung di ketinggian menengah. Liu Zhenhan dan dua pangeran dengan leluasa menjadikan mereka roti empuk dalam oven, menangani satu per satu.
Taktik tumbal pengepungan ditambah serangan pasukan cadangan yang diterapkan Liu Zhenhan dalam perkelahian massal ala bajingan jalanan, benar-benar menunjukkan efek kejutan yang luar biasa. Saat sebagian besar naga dan binatang neraka sedang bertarung satu lawan satu dengan sengit, tiba-tiba muncul beberapa ahli kuat beringas yang ikut campur, hasilnya bagi binatang neraka jelas merupakan bencana.
Apapun jenis perangnya, setelah kedua belah pihak menyesuaikan ritme pertempuran, akan terbentuk inertia psikologis. Ketika tiba-tiba diserang pasukan cadangan, sangat mungkin pertahanan akan runtuh bagai tanah longsor. Saat ahli setingkat saling bertarung sengit, begitu formasi kacau, hidup-mati bisa ditentukan dalam hitungan napas.
Menerima serangan gabungan dari Tuan Tanah Feilengcui beserta dua putranya, bukanlah hal sederhana seperti terkena hembusan napas naga.
Pada titik ini, tuduhan bahwa Liu Zhenhan tak memiliki kesadaran luhur dan kehormatan sebagai ahli sihir terkuat di bawah langit berbintang memang beralasan. Minimal ahli top seharusnya menjaga reputasi, apalagi sebagai penyihir nomor satu di dunia. Menyerang diam-diam saja sudah keterlaluan, bahkan mental perkelahian massal Suku Dog pun ditiru habis-habisan. Ini terlalu kontras dengan status transendental Santo Aiqin.
Setelah menjatuhkan Adipati Kegelapan Reebok, trio ayah-anak yang keji ini berturut-turut menebas dua penyusup neraka dan seekor makhlik langka "Jun Mata Mengecil" yang hampir punah dari dunia arwah, sambil menggiring tuan tanah cacing busuk berkaki seratus lari seperti kelabang.
Mengenakan Zirah Bunga di luar dan Baju Zirah Takhta Es yang Terbeku di dalam. Liu Zhenhan yang mengaktifkan "Adamantium Penakluk Iblis" dan Transformasi Liar hingga frekuensi maksimum, menggenggam berbagai senjata sambil menerjang ke segala penjura dengan wibawa tak tertandingi.
Enam lengan elemen aliran kekuatan yang transparan membuat penampilannya terlihat angker bagai hantu. Setiap iblis neraka yang menjadi sasarannya selalu terkejut dahulu sebelum dihancurkan sampai arwahnya beterbangan.
Melihat kekuatan para pengacau ini semakin tak terbendung, seekor serigala neraka berkepala tiga Hades dengan corak biru dan merah menyala membunuh naga sihir tanah lawannya, lalu menerjang sambil mengaum gemuruh dan memuntahkan tiga elemen sihir untuk mengutuk para bajingan tak tahu malu ini.
Sebagai utusan bintang yang mengawal kendaraan tunggangan Dewa Kematian Hades, Serigala Hades memiliki status yang sangat tinggi di Dunia Arwah. Kekuatannya beberapa kali lipat melebihi Anjing Neraka berkepala tiga Cerberus yang menjaga Gerbang Neraka. Dengan tiga kepala bawaan lahir yang menguasai sihir angin, api, dan es, Serigala Hades mampu memuntahkan serangan magis dengan kecepatan tiga kali lebih padat dibanding monster tingkat super biasa.
Bisa dikatakan, ini adalah makhluk arwah kelas atas yang setara dengan Naga Emas Berkepala Tiga tingkat lima.
Corak biru terang dan garis-garis merah menyala di tubuhnya membuktikan bahwa serigala arwah yang sedang menyerang trio ayah-anak ini telah menyandang gelar "Utusan Bintang Rasi Orion", sekaligus menguasai mantra campuran api-es yang bisa dikeluarkan secara instan!
Xiao Kong melakukan lebih dari sepuluh terjungkir balik ke atas, seolah menaiki tangga udara yang melambung puluhan meter, menghindari serangan tiba-tiba dari belakang Serigala Hades. Dua suara "braak" bergema, Pangeran Kesembilan berputar elegan di awan sambil mengibaskan dua klon identik dari dirinya.
Dalam terminologi Timur, ini disebut "Satu Qi Menjelma Tiga Kesucian"!
Dalam terminologi Aiqin, ini adalah "Bayangan Klon"!
“Tiga pangeran masing-masing memegang tongkat panjang Adamantium, menginjak Sepatu Emas Berlapis Sutra Menjulang ke Langit, mengenakan zirah sisik Adamantium-ungu, dengan Mahkota Emas di kepala yang dihiasi dua bulu burung pegar pelangi panjang yang melambai miring. Sungguh tak tergambarkan kemerahan bibir dan keputihan gigi mereka, tampan bak pemuda gagah.”
Liu Zhenhan dan Wentekelaier bergerak mengitari dari kiri dan kanan, menyusup ke sisi Serigala Hades Berkepala Tiga.
“Sudah lama mengincar serigala neraka ini, jarang dia datang sendiri ke perangkap. Kebetulan pas sesuai rencana Lao Liu.”
Serigala Hades Berkepala Tiga sepertinya mencium aura bahaya yang sangat mengancam, sedikit ragu sejenak.
“Gebukin dia!” Liu Zhenhan mengayunkan senjata berlumuran darah yang lengket, menerjang garang ke arah Serigala Hades Berkepala Tiga ini.
Meski dibantu “Sayap Angkasa”, kecepatan terbang Liu Zhenhan tetap tak bisa menyaingi Yitiao yang telah lama mengandalkan sayap untuk hidup. Pangeran Kesembilan dan Kesepuluh juga hampir sama, tapi jumlah personel dan posisi taktis yang tepat bisa menutupi kelemahan ini. Soalnya keluarga Lao Liu bertiga bukanlah khimera Landak tanpa cara serangan magis, dan binatang neraka ini juga bukan gerilyawan kampungan yang kabur jika kalah.
Dalam sekejap, Serigala Hades Berkepala Tiga berhasil menangkis satu kelopak terbang sebesar labu, sebuah bola perak yang bisa berubah bentuk, dan sebuah “Paku Penembus Jantung Nail Ao Zu”. Kecepatan mantra Liu Zhenhan hampir menyamai ketiga kepalanya yang bisa multitasking.
Ini adalah serangan palsu, Pangeran Kesepuluh yang menjadi penyerang magis sesungguhnya.
Wentekelaier yang menyerbu membabi buta memanfaatkan jeda saat kekuatan Hellwolf Hades melemah, tak menghalangi maupun menembak balik. Langsung menghujani Hellwolf Hades dengan enam Jari Cahaya Dou Qi, membiarkan lawannya memuntahkan mantra ke arahnya, menunjukkan sikap bajingan nekat yang masih muda dan tak tahu batas langit-bumi.
Taktik gerombolan perampok alih-nyawa ini saja sudah cukup membuat Hellwolf Hades pusing tujuh keliling dan kalang kabut hanya dengan menyaksikannya.
Tentu saja Wentekelaier berani bertindak demikian karena memiliki modal berlimpah! Sebagai pengecualian tak tertandingi di Benua Aigean selama ribuan tahun, sebagai "Penghancur Kilat" paling merepotkan dari Empat Malapetaka Aigean dulu, Wentekelaier si Penjaga Pohon Catalpa bergelar Raja Kayu selalu mengandalkan taktik menggebrak pertama dan bertarung habis-habisan secara berhadapan langsung untuk mempertaruhkan nyawa.
"Wilayah Hijau Abadi" bawaan Penjaga Pohon Catalpa memungkinkan transfer semua kerusakan magis ke pepohonan dalam radius 50 li. Di gunung tandus tentu tak berguna, tapi medan perang saat ini jelas berada di atas Hutan Salib Selatan - di bawahnya membentang lautan hijau lebat ribuan li, di mana pohon purba terkecil pun sepuluh pelukan lebarnya! Di markas alami ini, Wentekelaier hampir mustahil dibunuh dengan sihir. Secara teori, cara tercepat menghapuskannya hanyalah melalui serangan fisik!
Serigala Hades belum pernah melihat ahli kuat yang begitu angkuh seumur hidupnya!
Layaknya orang nekat yang tidak menghindar, Pangeran Kesepuluh Feilengcui yang menerjang membabi buta ini menggunakan kepala dan dadanya untuk menahan serangan bertubi-tubi berupa senjata angin, bilah api, bilah es, dan sihir campuran koktail yang menyerbu bergelombang. Dengan tubuhnya sebagai radius, riak berombak berwarna hijau rumput menyebar lingkaran demi lingkaran. Ombak sihir yang menimpanya secara membabi buta itu sama sekali tidak melukai kulitnya sedikit pun, seolah-olah serangan sihir Serigala Hades yang dahsyat ini hanyalah kabut tipis di lembah yang samar baginya.
Hukuman sinar matahari di Benua Aigean memang telah sangat mengurangi kekuatan Serigala Hades, namun ini sama sekali tidak berarti ada yang bisa seenaknya mengabaikan mantra berantai yang dilepaskan oleh Pembawa Bintang Serigala Orion!
Serigala Hades berkepala tiga yang kuat namun bodoh ini mengabaikan getaran merata di hutan tanah sejauh puluhan li di sekitarnya. Ia juga tidak menyadari pemandangan megah dedaunan yang berguguran dari pepohonan kuno menjulang, apalagi mendengar suara siulan melengking dari kulit kayu yang meledak-ledak, menggema bagai nada akhir yang bergetar di antara pegunungan dan hutan.
Kekebalan sihir? Serigala Hades benar-benar kehilangan semangat. Melawan ahli kebal sihir seperti ini, dalam sekejap telah menghancurkan seluruh kepercayaan dirinya.
Satu-satunya yang tidak dipahaminya adalah, jika lawan sudah memiliki tubuh kebal sihir, bagaimana masih bisa menyimpan dan menggunakan kekuatan elemen? Bahkan yang dilepaskan sekaligus adalah enam gelombang badai elemen yang bergelora!
Ini sama sekali tidak sesuai dengan hukum elemen!
Sebatang tongkat Adamantium sepanjang tombak naga menembus tubuh Hades Serigala Neraka, sekaligus menghapus semua keraguannya.
Xiao Kong mengembalikan tongkat panjang Adamantium di tangannya ke ukuran semula. Tiga bayangan yang bergerak serempak membuatnya terlihat sangat keren.
Hari ini dia kembali mengejutkan lawan dengan kemampuan tongkat Adamantium yang bisa memanjang. Panjang maksimalnya berkaitan langsung dengan luas permukaan tubuhnya, mencapai sekitar 15 meter. Dalam perjalanan mencari catatan biksu agung, Pangeran Kesembilan sering menggunakan trik tiba-tiba mengubah tongkat menjadi tombak super panjang ini untuk menusuk Monster Tingkat Super dari jarak yang tampak aman.
Memanfaatkan kemampuan kontrol logam Tunas Emas, Xiao Kong membengkokkan tongkat emasnya menjadi bentuk busur. Dengan gerakan cepat, dia mengaitkan tubuh serigala neraka dan mengangkatnya tepat saat orang tua itu menyabetkan pedang dari atas, membelah rapi perut bagian bawah sang monster.
"Aku akan meledak hebat!" teriak Xiao Kong dengan semangat.
“Baik! Arahkan titik serangan front utama ke tanah, jangan sampai melukai sekutu!” Liu Zhenhan mengerti maksud Xiao Kong. Sejak di Benua Sangri saat Xiao Kong menyerap sihir api tingkat tinggi dari burung beo kecil Martellaci menggunakan matanya, kemampuan itu belum pernah digunakan lagi.
Saat menggali ruang bawah tanah Pagoda Tujuh Permata di Benua Sutra, banyak ditemukan peralatan giok dan ranjang giok. Selama ini semua telah dilahap Xiao Kong sebagai camilan tengah malam, sudah waktunya energi terisi penuh untuk meledakkan kemarahan.
Dua bintik emas melesat keluar dari pupil Pangeran Kesembilan. Di tengah lembah yang luas, tiba-tiba kilatan cahaya merah menyebar selebar garis hutan; Dari tanah ke langit, ruang seakan balon yang pecah mengembang seketika. Seluruh penglihatan makhluk hidup tiba-tiba dipenuhi warna api dan panas membara. Paru-paru yang mengerut kering seolah melangkah ke ruang hampa, sensasi tercekik mematikan memenuhi semesta, mengguncang setiap saraf.
"Yi Huo!"
Inilah yang dijuluki "terbakar saat bertemu air, kayu, batu, bahkan udara", sihir api tingkat tinggi promosi keempat yang berada di atas "Sanmei Yan Huo" - "Yi Huo"!
Saat ini, semua pujian di dunia pun takkan cukup untuk Pangeran Kesembilan!
"Menyerap api" bukanlah "kekebalan terhadap api". Kemampuan "menyerap api" memiliki batas kejenuhan. Raksasa Typhoon juga punya kemampuan serap api, tapi apakah Api Neraka ini berani menyerap "Yi Huo" yang luar biasa kuat?
Hanya Pangeran Kesembilan yang aneh seperti ini yang berani menyerap, dan hanya dia yang bisa meningkatkan kekuatan "Yi Huo" melalui metode khusus memakan giok untuk memperkuat dasar dan meningkatkan energi!
Berharap burung beo kecil melepaskan sihir api tingkat tinggi ini, entah sampai kapan harus menunggu. Kehadiran Pangeran Kesembilan sempurna menutupi kekecewaan ini!
Neraka api tak berujung memenuhi seluruh pandangan, pertempuran seketika membeku dalam diam.
Ini hanyalah "Yi Huo" murni, seperti "bola api", termasuk penggunaan sihir paling dasar.
Dari segi daya penghancur, mungkin "Yi Huo" ini belum bisa disebut sihir tingkat atas. Tapi ini mewakili pencapaian nirwana, tingkat kesempurnaan yang layak disembah!
Jika "Yi Huo" bisa diterapkan pada sihir api puncak seperti "Neraka Teratai Merah" atau "Gunung Api Sempurna", pasti akan menjadi mantra terlarang super dalam kelasnya – ketika sihir mencapai puncak, tak penting lagi apakah itu Archmagister multi-elemen atau Sainto spesialis tunggal!
Untungnya Xiao Kong tidak memiliki kemampuan aplikasi destruktif itu, dan beruntung dia hanya meningkatkan sedikit kekuatan "Yi Huo" melalui giok – hanya sedikit lebih kuat dari "Yi Huo" yang pernah dilepaskan burung beo di Benua Sangri.
Adidasma yang berada dalam jangkauan serangan frontal "Yi Huo" seketika berubah menjadi kepala lilin berapi-api oleh gelombang kejut api yang luar biasa dahsyat; Dengan resistensi magis tubuh asli mereka, mustahil bertahan dari sihir api bangsawan seganas ini secara mendadak!
Tertimpa gelombang kejut frontal "Yi Huo" adalah mimpi buruk yang mengerikan. Hanya tiga hal yang bisa diandalkan: resistensi magis, resistensi magis, dan resistensi magis! Faktor lain sama sekali tak berarti. Sekuat apapun tubuh, setebal apapun sisik, atau sekokoh apapun kulit - di bawah serangan frontal "Yi Huo", udara yang dihirup dan darah yang mengalir dalam tubuh makhluk hidup akan berubah menjadi bahan bakar ganas seperti fosfor merah yang langsung menyala, hingga habis terbakar sempurna.
Setidaknya tujuh ratus ekor Adidasma yang tak waspada tewas seketika. Xiao Kong sengaja membidangi kerumunan terpadat mereka!
Adidasma yang tersisa berdiri dungu di tengah lautan api, menatap kosong ke langit dengan pandangan membeku.
Hutan raya berubah menjadi samudera api. Roh-roh api yang menjerit-jerit dengan tawa riang bagai gemerincing perak, meliuk-liuk dan menari-nari membubung ke angkasa.
Saat ini, seolah-olah Karsus sang Dewata Api yang telah lama kehilangan pengikutnya kembali membangun Koridor Api Suci dan Kuil Agung di dunia fana.
Tidak ada bau gosong. Karena "Yi Huo" adalah pembakaran yang paling menyeluruh!
Tidak ada jeritan. Karena kelembapan kulit telah merampas semua kekuasaan pita suara!
Alam dengan cepat mengedarkan udara bersih ke ruang vakum sementara yang disapu oleh "Yi Huo", namun angin hangat tak mampu menghapus dingin yang menusuk tulang.
Pepohonan selatan memang sulit terbakar. Liu Zhenhan sudah memahami hal ini sejak di medan perang Nanjiang, saat alat penyembur apinya gagal membakar benteng tanah Xiao Ba. Karena itu dia tak khawatir Hutan Salib Selatan akan terbakar seperti Pegunungan Greater Khingan dan membuat Kepala Suku Krouieff merana.
"Yi Huo" memiliki karakteristik menempel dan terbakar, namun akan padam sendiri setelah mencapai waktu tunggu.
Yang Liu Zhenhan butuhkan hanyalah efek sensasional seperti ini.
Dua mayat Nao Shoumo jatuh dari langit bagai patung marmer hidup, menyala-nyala dengan lingkaran cahaya api putih susu dan hitam pekat, mendarat lembut dalam pose kaku.
Ini satu-satunya adegan bergerak yang tersisa, sehingga semua mata menatap dalam diam.
Kedua patung Nao Shoumo yang terkesan perkasa itu menghantam batu datar harimau tidur, namun tak mengeluarkan suara benturan keras yang diantisipasi, melainkan seperti dua helai bulu angsa jatuh ke permukaan danau musim gugur yang sepi, tanpa suara.
Satu-satunya keanehan adalah, kedua patung marmer mirip perburu otak ini setelah mendarat di batu datar harimau, anehnya tidak pecah maupun terpental. Seperti bayangan dalam air, mereka menyusup diam-diam ke permukaan batu yang masih membara oleh api.
Di permukaan batu tak ada abu jenazah, hanya dua potret hitam-putih utuh dengan alis-mata jelas dan ekspresi hidup. Seolah pernah ada pelukis agung yang melukiskan sosok dua perburu otak dengan tinta tradisional di batu ini.
Bahkan tirani paling kejam sekalipun, jika menyaksikan langsung dua potret perburu otak yang tergores di batu ini, pasti akan tersentuh oleh ketakutan mencekam yang terpancar dari sorot mata mereka.
Suasana sepi mencekam.
Liu Zhenhan pun terpaku.
Inilah seni potret paling kejam dan realistis di dunia, menggunakan api suhu ultra-tinggi untuk mencetak makhluk hidup ke permukaan benda lain.
Benua Aigean menyebut sihir ini "Nyawa Api Fusi Non-Klasik". Jika terkena mantra ini, satu-satunya peninggalan di dunia hanyalah potret hitam-putih. Selain itu, baik tulang, daging, zirah, maupun jiwa - semuanya lenyap tanpa bekas.
Tapi Yitiao lebih suka menyebut sihir baru yang dipahaminya ini sebagai "Api Lukisan Tinta Tieguanyin".
"Fusion Nuklir Atipikal" bukanlah pencapaian sihir elemen api yang bisa diraih hanya dengan kultivasi biasa. Dibutuhkan bakat luar biasa, afinitas yang nyaris mesra dengan elemen api, serta peluang sangat kecil yang muncul secara kebetulan.
Di Benua Aigean, pencapaian ini juga disebut "Jalan Tertinggi Aliran Terpisah", artinya: mereka yang memahami lapisan pencapaian khusus ini berpotensi menciptakan aliran cabang sihir api atau sihir bangsawan. Dengan kata lain, mereka berpeluang menjadi master legendaris.
Selama ribuan tahun, cabang-cabang sihir yang berkembang dari empat aliran utama sihir "Udara, Api, Air, Tanah" di Benua Aigean tidak sampai tiga puluh silsilah. Ini membuktikan betapa langkanya munculnya "Jalan Tertinggi Aliran Terpisah".
Yitiao yang menyambar vertikal dari langit menggunakan paruh panjangnya yang tajam membelah beberapa ras neraka penghalang. Dua kilatan cahaya dingin berkelebat - kepala seorang Reibock yang masih bengong terpenggal oleh pedang gandanya, melesat ke angkasa seperti panah api dengan suara "Syuut!"
"Kalau mau bertarung, ngapain melamun?!" Bangau Api Burangsha mengumpat tak karuan: "Sialan! Kalian ras neraka datang ke Benua Aigean mau bikin onar atau pentas seni kontemporer? Bangsat! Ngapain berpose-pose gaya di depan Laozi!"
Bab 614 Pertemuan Tiga Pahlawan
Di jantung Laut Kabut yang gelap gulita, sebuah pulau terpencil menjulang bagai pilar sebesar langit, menembus langit suram.
Sekumpulan awan tipis melilit tubuhnya, bagaikan istana megah di langit tempat para Dewa bersemayam.
Dibandingkan dengan permukaan laut kabut hitam yang menyemburkan aura kematian, pulau tak terjangkau ini memancarkan kegelapan yang lebih pekat, kesunyian tak bertepi, serta kekacauan dan haus darah.
Inilah Kota Naga Fajar, sarang Naga Iblis, tanah suci pengasingan satu-satunya di dunia iblis yang tak tersentuh sinar matahari.
Ruang aula yang dibangun dari tumpukan tulang raksasa Mandiagga merupakan satu-satunya bangunan di pulau sepi nan terpencil ini.
Selaras dengan kuil raksasa berbentuk tulang rusuk yang bolong di delapan penjuru ini, berdiri patung dewa setinggi 100 meter yang hanya tersisa separuh badan.
Palu perang berbentuk tulang simbol pembantaian telah lenyap bersama lengan yang menghilang, hanya menyisakan neraca siklus reinkarnasi lambang kelahiran kembali yang terpaut pada lengan kesepian dan patung separuh badan.
Sebenarnya dalam Pertempuran Longhai dahulu, Kuil Olynthius asli ras Naga Iblis telah hancur total. Kuil yang ada sekarang hanyalah bangunan rekonstruksi, sementara patung Ner'zhul yang cacat ini menjadi satu-satunya bukti peninggalan pertempuran tersebut.
Di udara dingin yang menusuk, berkelap-kelip cahaya biru redup bagai bintang-bintang.
Tulang rusuk binatang peliharaan raksasa Mandyagoro tidak hanya halus seperti giok, api fosfor dalam sumsum tulangnya juga berfungsi sebagai penerangan mengambang. Di dunia iblis, biasanya hanya kuil-kuil Santo yang paling paling paling mulia yang berhak menggunakan material bangunan semacam ini.
Di kedua sisi aula kerajaan, berjejer obor raksasa berbahan lemak putri duyung cantik sebagai bahan bakar. Api abadi berasap kehijauan ini tidak menerangi aula kerajaan yang gelap dan berat ini, malah menambah nuansa misterius dan bahaya yang tak terduga.
Di ujung pandangan yang samar-samar, di atas singgasana spiral duri yang menjulang di bawah patung Ner'zhul, Yang Mulia Kaisar Naga Iblis Chaplin tenggelam dalam bayangan tebal, pupil mata ambernya berkedip-kedip memandang dengan superior para menteri yang ekspresinya beragam.
Meski terikat oleh masker hitam gaya Zorro, otot wajah Yang Mulia Kaisar Naga Iblis yang mulai mengendap di pipinya masih menyiratkan ketegangan, kegelisahan, keraguan, serta antisipasi - antisipasi yang sangat besar.
Di bagian tengah ruang aula, berdiri megah prisma segi empat kristal raksasa yang menyedot semua pandangan ke permukaan berbidang-bidangnya yang halus.
Pada lantai batu tulang yang licin seperti lemak, tergambar lingkaran-lingkaran runa emas kuno yang rumit dan pola bintang misterius. Di pusat setiap simbol heksagram tertera lambang Api Neraka, aura elemen yang megah memantulkan pelangi tujuh warna, terkumpul pada prisma kristal dan memproyeksikan gambar gerakan cepat——satu per satu Naga Iblis berukuran lebih dari 15 meter, mengibaskan sayap daging ungu, terbang membelah angkasa dipimpin oleh pasangan Naga Bayangan Malam dan Naga Berwarna-warni.
Mereka meninggalkan dua matahari dunia iblis jauh di belakang, cahaya terik dan angin panas yang membara mengantarkan kepergian mereka.
Mereka memberikan punggungnya pada seluruh dunia, memilih garis cakrawala di kejauhan.
Dalam udara yang berdistorsi, dataran luas nan tak bertepi hampir mencapai ujungnya.
Pasir, debu, dan rumput kering bergulung-gulung seperti ombak di bawah sayap naga iblis.
"Yang Mulia, setelah serangan tiba-tiba ini, ras Naga Iblis kita pasti akan mendapatkan kekuatan berkali lipat dari sekarang." Seorang Pangeran Naga Bayangan Malam tak kuasa memecahkan kesunyian yang berkepanjangan, nada suaranya menyimpan secercah kekecewaan yang hampir tak terdeteksi.
Tak ada yang memahami tradisi kesatriaan ras Naga Iblis, juga tak ada yang mengerti semangat berperang mereka, terlebih ketika semua ini dibangun di atas permainan kekuasaan.
“Tugas serangan tiba-tiba yang mulia dan sederhana ini, Yang Mulia Kaisar justru tidak menyerahkan kepada naga tua berpengalaman untuk memimpin, melainkan memilih Pangeran Naga Iblis yang muda. Meskipun ini adalah upaya Yang Mulia Kaisar Naga Iblis untuk membangun otoritas mutlak Putra Mahkota Arandolon sebelum naik tahta, tindakan ini justru membuat naga-naga tua yang pernah berjaya di masa lalu dan para Pangeran yang masih perkasa merasa tidak puas dan menggerutu setelah merenungkannya.”
“Pergantian dan perubahan zaman adalah hambatan yang tak terhindarkan! Richard Kiel yang kusayangi.” Kaisar Naga Iblis berbicara dengan nada tenangnya yang khas: “Pengalaman dan kedalaman para sesepuh memang merupakan kekuatan tempur yang tangguh. Tapi saudaraku, kau harus mengakui bahwa baik kita Naga Iblis maupun Naga Aigean, dalam pertempuran kita lebih sering mengandalkan taring, cakar, dan tanduk naga untuk bertarung langsung. Ini adalah naluri bawaan sekaligus aset terbesar kita.”
“Waktu memang membawa kelapukan, tapi Kembar Takdir selalu adil. Generasi tua memperoleh kebijaksanaan lebih daripada anak muda, juga menguasai sihir arkan yang lebih kuat dan kompleks melalui kultivasi bertahun-tahun. Ini pun merupakan aset kita.” Pangeran Richard Kiel membalas dengan keras kepala khas ras Naga Iblis kepada raja dan kakaknya.
Menghadapi keraguan akan kekuatannya, bahkan yang berasal dari Yang Mulia Kaisar sekalipun, hanya naga bisu yang akan memilih untuk senyap.
"Alasan! Ini semua adalah alasan yang tidak berguna!" Pangeran Naga Iblis berteriak dalam hatinya.
"Richard Kyle, adikku tercinta, menurutmu dalam pertarungan jarak dekat, apakah lebih banyak ruang untuk mengembangkan keterampilan tangan kosong atau lebih banyak peluang untuk serangan sihir arkan? Saat itu, apakah cakarmu lebih berguna atau sihir?" Yang Mulia Chaplin berdiri dengan anggun, melangkah dengan gaya bebek yang memiliki lintasan khusus, mengayunkan tongkat kerajaan emasnya, perlahan mendekati Pangeran Naga Iblis: "Jangan berpikir kau telah kuhina, aku tidak bermaksud begitu! Semangat muda dan vitalitas anak-anak memungkinkan mereka meraih keunggulan lebih besar dalam pertarungan jarak dekat, hei! Bahkan jika terluka, mereka bisa bertahan lebih baik daripada naga-naga tua!"
"Tidak bisa tidak menerima ketuaan." Yang Mulia Kaisar Naga Iblis menghela napas panjang.
Pengakuan pilu dan kesepian ini, entah ditujukan untuk sang pangeran atau dirinya sendiri.
"Kebijaksanaan Yang Mulia mampu mengusir kegelapan abadi Laut Kabut." Pangeran Naga Iblis yang masih perkasa tidak menganggap kemampuan fisik dan teknik tangan kosongnya telah menurun, namun ia juga harus mengakui bahwa kesempatannya merebut tahta dari tangan Pangeran Mahkota semakin menipis, mengingat kebiasaannya yang selalu merangkul kekuatan-kekuatan tua.
Tiga pasang Naga Bayangan Malam dan Naga Berwarna-warni ditambah tiga puluh ekor Naga Iblis dikirim untuk menyergap dua Kota Naga Aiqin, memilih rute paling aman dengan keunggulan jumlah pasukan yang jelas, pembatasan informasi begitu ketat bahkan pihak resmi Bangsa Iblis pun tidak tahu. Setiap mengingat hal ini, Pangeran Naga Iblis merasa tidak puas dan frustrasi.
Mungkin saat anak-anak ini kembali lagi nanti, kekuatan mereka sudah bukan lagi level yang bisa dijangkau oleh para naga tua.
Ner'zhul, mengapa Engkau menganugerahi ras Naga Iblis kemampuan "Memangsa Naga"? Melalui "Cermin Seribu Pencarian" di tengah aula kerajaan yang memperlihatkan pasukan Naga Iblis melintasi "Jurang Ruang-Waktu" secara besar-besaran, Yang Mulia Pangeran Naga Iblis Richard Kil tak bisa menahan pikiran jahat: Jika Putra Mahkota Arandolon mengalami kerugian besar, bukankah aku berpeluang menjadi Kaisar Naga Iblis berikutnya?
※※※
Di tengah ombak dahsyat, karakter asli pahlawan baru terlihat.
Pada momen genting, Raja sejati selalu menggunakan punggungnya yang kokoh untuk melindungi para pejabat dari badai.
Naga Purba Weng adalah entitas agung yang tak bisa diabaikan oleh ahli mana pun. Naga tanah level empat ini merupakan master "Sihir Pemanggilan Besar Bahasa Naga" terhebat dalam sejarah Aiqin, telah ikut serta dalam semua perang eksternal bangsa naga selama 10.000 tahun lebih. Pengalamannya hampir setara dengan kronik Benua Aiqin.
Namun kuda tua yang sudah pensiun, meski masih memiliki ambisi besar, harus menerima kenyataan bahwa usia muda telah berlalu bersama debu zaman.
Pertarungan jarak dekat dan perkelahian tangan kosong, dibandingkan dengan keahlian sihir, bukan lagi keunggulan Weng sang naga berumur panjang ini.
Meskipun Weng pernah menjadi jawara terkuat yang termasyhur di bangsa naga. Tapi itu masa lalu.
Ketika kekuatan, pengalaman, dan teknik bertarung kedua pihak berada di garis start yang sama, Naiwen'eryinke yang muda dan perkasa dengan kejam menunjukkan pada Weng yang tua: panggung pertempuran sesungguhnya bukan lagi miliknya.
Berbeda dengan serangan tiba-tiba dan perkelahian massal pasukan ayah-anak tak tahu malu dari Feilengcui. Pertarungan antara Naiwen'eryinke dan Weng adalah pertarungan pisau komando yang berdarah-darah.
Trisula Hijau Langit warisan turun-temurun Komandan Sungai Darah, ditempa menggunakan Api Hijau dari jurang Dunia Arwah, secara alami memiliki properti ganda: kerusakan api dan racun asam. Dengan campuran logam gelap "Tinarunel", kualitasnya yang unggul membuat trisula baja ini tak tertandingi sekaligus mampu mengamplifikasi dua kali lipat kekuatan gelap Sang Komandan.
Bergantung pada senjata turun-temurun ini, Naiwen'eryinke menusuk deretan luka tiga mata yang mengerikan di Pangkal Sayap Weng, leher, dan batang hidung. Darah naga yang mengalir deras menyembur keluar dengan gelembung-gelembung besar "gloops-gloops", meninggalkan cedera terdalam bagi naga legendaris ini - Dari posisi luka-luka ini kita bisa melihat kecerdikan Komandan Sungai Darah Naiwen'eryinke, bagian yang diserangnya hampir seluruhnya adalah kelemahan fatal dan bagian vital sang naga.
Yang patut dipuji khususnya, Naiwen'eryinke bahkan tidak menggunakan satu pun serangan magis selama pertarungan dengan Weng!
Terhadap tubuhnya yang menjulang setinggi sekitar 40 meter dan kekuatan agung yang hampir tak terbatas, Komandan Sungai Darah selalu memiliki keyakinan membuta.
Tidak... Harus dikatakan keyakinan teguh!
Ia yakin 90% sihir di dunia ini tidak bisa menandingi daya rusak garpu baja di tangannya!
Demikian pula, Naiwen'eryinke memiliki kepercayaan mutlak pada "kulit lava terkeras"-nya.
Kecuali cakar Weng yang masih membuat Komandan Sungai Darah sedikit waspada, dua belas naga elemen yang dipanggil sesepuh bangsa naga untuk membantu pertempuran sama sekali tidak dianggapnya remeh. Gigitan dan robekan mereka mungkin merupakan bencana bagi orang biasa, tapi bagi Penguasa Dunia Arwah, ini hanya hal sepele.
Meskipun dada dan pangkal paha telah berubah menjadi bubur daging-darah yang berlumpur dalam pertempuran sengit, semangat Komandan Sungai Darah Naiwen'eryinke justru semakin membara. Selama bagian vital tidak terluka, Naiwen'eryinke tidak keberatan membayar harga - bahkan dengan mengorbankan lengan kirinya untuk memadatkan hembusan napas Weng menjadi pilar batu raksasa.
Mungkin dengan taktik pengurasan darah yang hati-hati, Naiwen'eryinke bisa mengalahkan naga legendaris ini. Namun situasi genting di medan tempur lain membuatnya tak bisa menunggu. Baik Adipati Ruiboke, Duta Serigala Bintang Kembar, maupun "Jun Mata Layu" - ahli Dunia Arwah langka yang baru direkrutnya - semua bawahan tangguhnya ini mulai kewalahan menghadapi serangan musuh. Intensitas pertempuran benar-benar di luar perkiraan.
Saat "Yi Huo" mulai muncul, Komandan Sungai Darah Naiwen'eryinke tak lagi bisa menahan diri. Kemampuan serangan kilat musuh membuat hatinya seperti ditusuk pisau, memaksanya bertindak tanpa lagi menyimpan tenaga.
Naiwen'eryinke yang tak tertandingi dalam pertempuran tangan kosong di Dunia Arwah, sejatinya juga merupakan ahli sihir kelas atas.
Meskipun tingkat sihirnya masih memiliki jarak dengan Komandan Pertama Sungai Jiwa Yingelieqibao dan Komandan Kedua Sungai Tulang Ruikadun Yabu, jarak ini relatif terhadap dua komandan besar lainnya—jangan lupa, Dunia Arwah adalah puncak rantai makanan yang diakui oleh berbagai dimensi.
Naiwen'eryinke yang menguasai empat elemen sihir, hampir tanpa berpikir langsung melantunkan mantra yang bahkan telah lama hilang dari Dunia Arwah.
Notasi mistis yang kecil dan lembut seperti aliran sungai kecil, bagaikan ujung kaki penari yang mengetuk-ngetuk lantai, berputar-putar dari tenggorokannya menyebar ke udara yang diterpa Angin Utara menusuk. Yang membuat merinding, nyanyian mantra Komandan Sungai Darah terdengar seperti pertunjukan multi-lapis orkestra simfoni, setiap detiknya ada puluhan mantra kuno yang saling bertautan di udara dengan level yang jelas.
Aliran Elemen mulai gelisah bergerak tak menentu, kegelisahan ini bukan merangsang indera, melainkan menyentuh esensi jiwa.
Notasi mantra rahasia yang rumit bagaikan terompet penyerbuan di medan perang kuno. Menembus jarak dan kelindan sejarah panjang, terhambur di langit murni Aiqin.
Selain Weng yang berada sedepa jaraknya bisa mendengar setiap suku kata jelas, mantra-mantra ini tersembunyi rapat, hampir tak terdengar oleh orang lain.
Naiwen'eryinke membuktikan dengan tindakannya sendiri bahwa ukuran raksasa tidak selalu berarti volume nyanyian sihir yang sama megahnya. Faktanya, baik dalam pertarungan tangan kosong maupun sihir, Komandan Sungai Darah menunjukkan ketangkasan yang setara dengan memasukkan benang ke lubang jarum.
Dalam rentetan mantra berbisik yang bergulir cepat ini, angin topan yang mengalir deras di langit seolah menampakkan pertanda khusus. Dibo Luo tiba-tiba kehilangan warnanya, aliran waktu pun terasa melambat dengan jeda yang jelas akibat campur tangan manusia.
Kepingan kristal es yang dingin muncul dan menghilang di angkasa bagai mimpi.
Seperti desahan kematian yang hanya ada di Tanah Kematian yang Sepi, melayang dengan kehampaan yang memesonakan.
Ekspresi Weng tiba-tiba berubah pucat.
Dengan pengetahuannya yang luas, ia menyadari tubuhnya mulai mengalami kelambanan berat seiring dimulainya nyanyian sihir lawan.
Belenggu tak wajar ini semakin menguat dengan setiap skala nada yang mekar.
Naga purba yang berpengetahuan luas ini hampir langsung menebak jenis sihir apa yang digunakan.
Legenda "Putusan Raja Biru Tua"! Aria Kematian Ganda!
Ini adalah ledakan hawa dalam yang telah lama hilang, menggunakan kekuatan hawa dingin untuk menarik udara dalam tubuh target dan menciptakan ledakan berantai dari dalam!
Tidak ada sihir serangan kelas berat yang bukan termasuk sihir serangan tingkat atas!
Menurut klasifikasi level sihir umum di Benua Aigean, "Putusan Raja Biru Tua" berada di puncak piramida serangan tunggal tingkat Mentor! Ini setara dengan jurus andalan naga tingkat lima dalam pertarungan satu lawan satu!
Alasan Weng terkejut bukan semata karena kekuatan "Putusan Raja Biru Tua".
Keunikan terbesar sihir ini terletak pada kemampuannya memanfaatkan teknik elemen udara untuk mengontrol pita suara, memungkinkan getaran ganda pita suara menyelesaikan dua notasi mantra dalam satu gelombang nyanyian sihir - inilah alasan utama hilangnya "Putusan Raja Biru Tua", karena menggunakan sihir ini membutuhkan "mulut kedua"!
Bukankah ini pantas disebut Aria Kematian Ganda?
Jelas, dibandingkan sihir kuat selevelnya, "Putusan Raja Biru Tua" bisa menyelesaikan mantra dua kali lebih cepat. Artinya, apapun mantra yang dinyanyikan Weng sekarang takkan bisa menyaingi kecepatan Naiwen'eryinke!
Sudah jelas, Naiwen'eryinke berani melakukan ini karena yakin dalam waktu pembacaan mantra, Weng tak bisa mengandalkan serangan magis atau pertarungan jarak dekat untuk mengganggu nyanyiannya - melalui pertempuran sebelumnya, Komandan Sungai Darah telah sepenuhnya memahami kekuatan sebenarnya lawannya. Untuk hal seperti ini, praktis mustahil terjadi kesalahan penilaian dari ahli berpengalaman.
Kemampuan penetrasi pertahanan mantra serangan tunggal tingkat Mentor memang tak tertandingi. "Surat Putusan Raja Biru Tua" adalah yang terunggul di antaranya. Meski Weng belum pernah mencoba menghadapi langsung sihir sekuat ini, secara teori dengan resistensi magis dan tubuhnya, ditambah mantra proteksi elemen tanah "Tembok Batu Keras" yang bisa dipanggil dalam waktu ditentukan, tetap sulit baginya untuk bertahan.
Pendapat ini juga diyakini oleh Naiwen'eryinke.
Di hadapan pilihan yang tampak mustahil, naga legendaris Weng tidak menyerah maupun menghindar.
Satu kalimat Bahasa Naga yang megah dan misterius segera menggema di udara. Langit yang berubah warna seolah terbalik, sinar matahari membentuk pusaran spiral yang padat. Sebuah pelangi megah membentang di angkasa, setiap skala nada diikuti kristal permata berkilauan yang mengkristal diam-diam di atasnya.
Saat rangkaian mantra pertama selesai, mulut naga Weng mulai mengatup rapat.
Ia menerjang ke depan, menggunakan tanduk naganya yang tajam untuk mulai memburu Naiwen'eryinke yang gesit menghindar.
Menghadapi trisula baja yang tak tertembus angin dan tak tertandingi ini, Naga Purba melepaskan aura garang yang tak kenal takut.
Ia tak lagi segan menyentuhkan cakarnya dengan senjata lawan, bahkan rela membayar dengan daging dan darah yang beterbangan.
Meski Weng telah menghentikan nyanyian sihirnya, skala nada Bahasa Naga di udara tak juga berhenti.
"Suara mantra yang kadang bergemuruh kadang lantang mengalir tanpa henti. Seperti mengalir perlahan dari kartu kristal Di Wei yang diputar otomatis."
Setiap kali ada jeda singkat dalam skala nada mantra, pantulan kristal batu permata di jembatan pelangi bertambah satu, berkilauan menyilaukan.
"Nyanyian Pembimbing!"
Ini adalah sihir level empat tertinggi dalam "Sihir Pemanggilan Besar Bahasa Naga", sekaligus sihir eksklusif yang hanya bisa digunakan sekali.
Saat skala nada awal "Nyanyian Pembimbing" bergema, frekuensi khusus Bahasa Naga akan melakukan resonansi berantai, secara otomatis melahirkan skala mantra berikutnya hingga sihir selesai.
Selama proses ini pengguna sihir tidak perlu melakukan nyanyian sihir. Namun pengguna sihir juga tidak bisa mengucapkan mantra lain untuk memanggil sihir tambahan.
Ini adalah sihir yang tetap akan terlaksana meski sang pengguna mati seketika, sekaligus satu-satunya sihir khusus di dunia yang dikenal yang tidak dapat diinterupsi.
"Nyanyian Pembimbing" memanggil naga alam tingkat tinggi dari Dunia Naga: Bao Shi Long.
Silsilah naga alam ini juga tidak ada di Benua Aigean, disebut pula sebagai Naga Permata.
Weng tidak memilih kabur pengecut, juga tidak mempertaruhkan nyawa dengan sihir perlindungan ampuh dari sihir elemen tanah. Dengan tekad baja ia memilih gugur dalam kehormatan, sekaligus membimbing kehidupan baru.
Seekor naga perkasa dari dunia lain akan menggantikannya melawan Naiwen'eryinke.
Sedangkan mantra puncak "Surat Putusan Raja Biru Tua" yang kecepatan nyanyiannya dua kali lebih cepat, langsung menjadi pudar di hadapan "Nyanyian Panduan".
Jika waktu mundur 2000 tahun, Naiwen'eryinke mungkin tidak akan berhasil menindas kelemahan usia tua Weng. Namun hari ini, Komandan Sungai Darah jelas-jelas memanfaatkan keuntungan ini.
Saat trisula baja-nya menghentikan serangan terakhir Weng, bunga teratai es transparan mekar gemilang di bawah tubuh naga purba. Hawa dingin yang memabukkan meresap cepat ke dalam tubuh Naga Kuno Weng bagaikan uap saat membuka oven.
Jejak putih yang menyebar dari sisik-sisiknya seketika membentuk jaring di permukaan tubuh Weng.
Setelah cahaya putih menyilaukan memenuhi langit, Naga Kuno Weng menjadi bagian dari sejarah panjang.
Tubuhnya yang transparan bagai kristal es berubah menjadi patung berongga, organ dalamnya hancur menjadi remukan debu dalam ledakan udara.
Saat itu, "Api Lukisan Besi Guanyin" Yitiao baru saja menorehkan citra dua iblis pemburu di batu harimau.
Pemanggilan Agung Bahasa Naga masih bergema sunyi di angkasa, jembatan pelangi keemasan terus memadatkan batu permata satu per satu.
"Dengan luka dan darah yang membalut tubuhnya, Naiwen'eryinke meluncur dari ketinggian bagai meteor. Dengan gemuruh dahsyat menggelegar, lalu gesit seperti capung menyentuh air, ia mendarap dengan anggun di hadapan Yitiao yang sedang pongah."
Penguasa Dunia Arwah ini menatap semua ahli kuat Aiqin dengan pandangan merendahkan yang tak kenal kompromi.
Lautan Api yang bergulung-gulung dan hutan kepala lilin di bawahnya, bergoyang ketakutan di bawah tekanan aura mengerikannya yang sanggup membelah langit-bumi.
Naiwen'eryinke menggeser trisula baja raksasa di cakarnya, semua binatang arwah segera meninggalkan lawan dan berkerumun di sekelilingnya.
Naga-naga Aigean tak menghalangi atau menghadang, dengan sikap gentleman mereka membuka jalur.
Ini pertarungan setara level, bukan menindas manusia lemah. Keberanian dan hasrat bertarung yang menggelegak di dada pun mulai menguap setelah pertempuran panjang.
Tinggal kurang dari 20 ekor binatang arwah yang tersisa, sementara naga Aigean masih sekitar 40 ekor.
Rasio kuantitas kedua pihak mulai terlihat jelas sejak pertempuran dimulai.
"Berbual B kamu Yitiao! Sampe bikin flame cocktail dua warna!" Pangeran Kesepuluh Wentaikelai'er mengacungkan jempol dengan nada kecut.
"Segala bentuk sihir koktail pasti merusak keseimbangan tatanan sihir, meskipun hanya menggabungkan dua jenis api bangsawan dari aliran api yang berbeda, pencapaian ini tetap luar biasa mengerikan, membuat orang tak bisa tidak iri dan dengki."
"Mulai sekarang semua penyekat rumah jadi tanggung jawabmu. Gambarlah bayangan binatang Dunia Arwah tingkat super di sana, hehe, itu pasti keren banget." Liu Zhenhan menggenggam kapak perang, sebelah matanya menyipit sinis ke Naiwen'eryinke, sebelah lagi mengawasi Yitiao yang sedang kebingungan.
"Makhluk rendahan! Jika kekuatan kita setara, jangan lagi gunakan taktik serangan tiba-tiba dan perkelahian massal yang merendahkan status ahli kuat!" Komandan Sungai Darah menggetarkan trisula bajanya sembur menembakkan anak panah api biru baja: "Hadapilah aku dalam duel!"
"Dasar cecunguk!" Liu Zhenhan bersembunyi di belakang Yitiao, memanfaatkan kekebalan terhadap api dari Mutiara Naga Penghindar Api untuk membelah "Panah Aliran Api" biru baja itu menjadi dua bagian: "Kau pasti idiot! Sekarang jumlah kami lebih banyak, beri satu alasan mengapa kami harus tidak berkelahi massal?"
"Bicara soal jumlah, apa kau lupa kami masih punya dua komandan lain di Dunia Arwah?" Naiwen'eryinke tersenyum getir karena marah: "Apa kau pikir dua kakakku tak bisa datang ke Aiqin?"
"Kau pikir cuma kau yang bisa memanggil bala bantuan?" Liu Zhenhan tersenyum dingin, mencabut Kotak Tulang komunikasinya sambil berseru: "Semua datang ke sini! Sekarang ada kesempatan ikut campur dalam konflik pihak lain!"
Seolah menjawab seruan Lao Liu, "jurang ruang-waktu" yang membentang di atas lembah bergemuruh keras. Sekelompok ahli kuat tingkat super yang penuh aura mengancam menyembul keluar.
Sekumpulan naga berkepala dua dengan helm tulang berbentuk sayap, tubuh raksasa, dan rentang sayap tak berujung. Yang terdepan adalah enam pria-wanita tampan bermasker gaya Zorro dengan tanduk terpotong di kepala.
Aliran elemen di sekitarnya tiba-tiba diselimuti aroma anyir darah. Kekuatan dahsyat ini memancarkan napas naga yang jahat dan bergelora - sesuatu yang sangat dikenali semua orang.
Semua orang tertegun sejenak.
Naga Iblis yang semula bingung langsung siaga penuh, karena sekumpulan Naga Aigean sedang berkumpul di sini - persis seperti pasukan penyergap.
Naga Aigean yang mengenali para pendatang langsung bulu kuduk berdiri.
Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui dan para ahli luar hanya bisa memutar mata dengan liar.
"Sial!" Liu Zhenhan benar-benar linglung.
Yang paling geram adalah Komandan Sungai Darah Naiwen'eryinke. "Bangsat, mereka menyembunyikan pasukan naga sebanyak ini! Pikir aku ini boneka tanah liat?!"
Bab 615: Bencana Alam atau Malapetaka Buatan Manusia?
Matahari merah terbit di timur, awan bergulung-gulung tak menentu.
Padang Liar Donau yang dipenuhi bunga semanggi mekar, bagai batu permata jernih yang membentangkan ungu mengalir di bawah terik musim panas.
Biji dandelion berbulu halus berputar-putar ditiup angin, terkumpul menjadi awan kapas setebal lutut, melayang mengikuti arus udara ke cakrawala.
Di atas hamparan hijau yang liar ini, mesin terbang Qibulin yang mengepulkan uap "braak-braak" dan khimera bersayap daging telah siap siaga; sorot mata tajam penjaga Istana Musim Panas mengunci garis perbatasan antara Padang Liar Kuno dan Hutan Salib Selatan.
Garis hutan hijau zamrud yang tak berujung ini mengasah setiap pandangan hingga berbinar-binar.
Dalam kesunyian aneh yang bergoyang-goyang, pepohonan raksasa purba yang gelisah bagai raksasa renta, menggemuruhkan suara dahsyat dalam goyangan lambat mereka.
Derit kayu kasar yang menusuk telinga, rintihan pedih, suara daging terkoyak dan remukan tulang, membanjiri seluruh Hutan Salib Selatan.
Padang gurun yang dipenuhi hamparan rumput bergulung-gulung seperti ombak, aroma amis darah pekat terbawa Angin Pasat Andes menjauh. Di sabuk hutan hijau yang berbatasan dengan padang gurun, semakin banyak makhluk neraka terhuyung-huyung keluar dari semak belukar, diselingi suara "braak" pohon tumbang dan debu beterbangan, menciptakan pemandangan kekacauan perang dan kiamat.
"Bersiap!"
"Bersiap!"
"Bersiap!"
Ksatria Naga Emas Lampard, Kapten Beckham dari Pasukan Tai Bao, dan pahlawan berhati baja Nedved dari Bukit Merah berteriak serentak, mengalahkan semua suara lain. "Hyacinth Parfum" yang menempel di pelipis mereka memiliki fungsi pengeras suara super, memungkinkan perintah terdengar jelas oleh setiap anak buah tanpa perlu berteriak.
Kaburnya sisa-sisa pasukan neraka dari hutan ke padang gurun memang sudah diprediksi. Pasukan neraka ini berjumlah 700,000 jiwa. Pepohonan muda di pinggir hutan dengan lingkaran tahun sedikit, diameter dan ketinggian terbatas, jelas tak mungkin menghabisi semua makhluk neraka ganas yang bersembunyi di bawahnya menghindari matahari.
Bagaimanapun juga, sebagian besar makhluk Underworld, terutama yang memiliki kekuatan tempur tinggi, masih bersembunyi di pedalaman hutan yang rimbun dan gelap. Pepohonan di sana memiliki diameter puluhan pelukan manusia dengan ketinggian menjulang. Di tengah hamparan hutan raya yang lebat, nasib makhluk Underworld yang bergerak dengan kaki—kecuali makhluk Tingkat Super dengan kekuatan maha dashyat yang mampu terbang—tampaknya telah ditentukan!
Ini pertama kalinya semua orang menyaksikan langsung betapa mengerikannya "Kemarahan Hutan". Beberapa divi kristal milik nyonya bos sibuk merekam pemandangan megah ini, sementara Tanya terus bergumam tentang Undang-Undang Perlindungan Satwa Liar dengan wajah pucat, mengeluarkan kata-kata aneh yang tak dipahami siapa pun.
Siapa sangka pepohonan yang tampak jinak dan damai ini, begitu terbakar amarah, kekuatan serangan dan daya penghancurnya bisa sebegitu menakutkan!
Makhluk Underworld haus darah dan sihir kuat ternyata tak berdaya menghadapi murka Hutan Salib Selatan. Di bawah belitan akar pohon raksasa yang meliuk-liuk dengan diameter beberapa pelukan dan panjangnya puluhan meter, tubuh-tubuh mereka remuk seperti kertas basah, berubah menjadi pupuk lumpur yang dipadatkan ke dalam tanah gembur.
“Menggelengkan kepala, membuang kekaguman dalam hati, prajurit Pasukan Pengawal Istana Musim Panas mengusap keringat dingin, memegang erat anak panah berbulu, Tombak Bermata, dan Pisau Terbang mereka, lalu mengangkat tongkat sihir, Tongkat Augustus Ogus, dan peralatan magis - serangan dari ketinggian terhadap khimera neraka yang tak bisa terbang ini juga merupakan bentuk penghancuran yang memuaskan.”
“Baik pilot pesawat terbang maupun Ksatria Siluman, kendalikan ketinggian penerbangan kalian! Jangan biarkan sihir binatang neraka ini mengenai kalian! Aku tak mengizinkan aksi pamer manuver penerbangan, apalagi menurunkan ketinggian sembarangan untuk menunjukkan keberanian!” Perintah tegas Kepala Staf Robby bergema di telinga setiap penjaga Istana Musim Panas: “Majulah, hapuskan sisa-sisa bajingan ras neraka ini di padang liar ini!”
Sepanjang garis hutan ratus li yang terlihat mata, binatang-binatang neraka yang bermunculan satu per satu dengan cepat mencapai 3.000 hingga 4.000 ekor, dan terus bertambah secara terus-menerus; meski angka ini tak berarti dibanding total 700.000 pasukan ras neraka, namun postur besar dan tampang mengerikan khimera-khimera ini tetap menciptakan kepadatan yang menggetarkan meski tersebar di sepanjang garis hutan yang luas.
Sinar matahari tanpa hambatan menyinari tubuh-tubuh khimera neraka ini, seketika membakar kulit mereka hingga timbul lepuhan-lepuhan melepuh dan bercak-bercak luka bakar.
Bisul seperti anggur dan ruam beracun yang mengeluarkan nanah terus bermunculan dan meletus di permukaan tubuh mereka, bagai menyalakan gunung berapi kecil yang bertalu-talu.
"Kontrol level serangan dengan baik, jangan langsung menyerbu bersama-sama menyebabkan serangan berulang dan pemborosan daya tembak!" Nyonya bos Daisy sambil menimbang arquebus Guli di satu tangan dan memegang teleskop tua Eagle Eye di tangan lainnya, mengawasi seluruh garis depan, lalu menambahkan peringatan.
"Ambil! Ganti dengan panah jenis ini." Robby menyerahkan dua sarung panah Durex Panah Ledakan penuh kepada Sheva dan Lendini, sambil membuka magazen busur pelontar Kumbang Suci dengan tangan, memeriksa bilah salib yang berkilau tajam di dalamnya di bawah sinar matahari, lalu memasukkan kembali ke alur tembak di sayap perisai, "klik!" suara tali yang dikaitkan dengan kaki.
Puluhan Mesin Terbang Qibulin membunyikan peluit uap, membentuk formasi serangan besar berbentuk bunga plum bersama pasukan khimera udara, bergemuruh maju; Mammoth pahlawan kuat bertubuh kekar mengayunkan Tulang Palu, memukul genderang perang yang mengguncang langit. Setiap kali momen ini tiba, jiwa prajurit dan darah panas mereka seolah tersulut, lagu perang turun-temurun menggema di angkasa, menerbangkan awan yang terserak.
"Tunggu dulu sebelum melancarkan serangan, Robert dan Daisy!" Raja Sal yang kebetulan berada dalam Mesin Terbang Qibulin yang sama dengan Robby dan Daisy, segera menghentikan komando Kepala Staf Istana Musim Panas dan Naga Peri.
"Ada apa Yang Mulia?" Nyonya bos Naga Peri memandangi raja dengan ekspresi bingung, tidak buru-buru menghentikan formasi perang yang terus bergerak maju di udara.
Daisy sebenarnya sangat ingin dengan genit berkata pada raja kalimat heroik seperti "Pasukan di medan perang boleh tidak mematuhi perintah raja", namun ketika benar-benar menatap mata Raja Sal, tiba-tiba ia merasa sangat tidak tenang, sama sekali tidak berani mengucapkannya.
Lagipula dia adalah bangsa naga, bahkan bangsa naga superior, seharusnya tidak perlu grogi menghadapi seorang Bimon kan?
Daisy sendiri juga agak bingung.
"Sekarang 'Kemarahan Hutan' sudah diaktifkan, apalagi ini siang bolong. Makhluk bayangan ini jika kembali ke hutan akan mati, jika tetap di padang gurun akan terkena 'hukuman sinar matahari'. Karena mereka sudah terjepit, mengapa kita harus bertindak?" Raja Sal menunjuk Panah Ledakan Durex di tangan Sheva dan Luntini sambil tersenyum: "Membuang panah ledakan sihir berharga ini untuk menghadapi mereka, bukankah sayang sekali?"
"Yang Mulia, meskipun 'hukuman sinar matahari' akan menyakiti fisik dan mental iblis, tetapi sulit untuk membunuh mereka langsung. Jika membiarkan para ikan yang lolos ini berkumpul kembali dan mengganggu Feilengcui, sekadar 20-30 ribu iblis pun sudah cukup merepotkan kita! Lagipula level terendah mereka adalah Monster Tingkat Tinggi!" Daisy mengerutkan alisnya yang indah. Para komandan di medan perang paling membenci campur tangan pejabat tinggi; setiap komandan memiliki strategi uniknya sendiri, intervensi mendadak sangat tabu. Sebenarnya Raja Sal juga pernah menunjukkan strategi brilian sebagai panglima Bimon dalam "Perang Bintang Selatan", Daisy heran mengapa Sang Raja hari ini melakukan kesalahan dasar seperti ini.
"Hutan Salib Selatan berjarak ribuan li dari Feilengcui, bahkan dengan kecepatan binatang neraka tingkat tinggi pun membutuhkan beberapa hari untuk mencapainya. Dalam keadaan dihukum sinar matahari di depan dan murka hutan di belakang, makhluk-makhluk neraka ini sudah panik. Tanpa pemimpin iblis besar, dengan kecerdasan mereka yang terbatas, bagaimana mungkin mereka bisa mencapai Feilengcui?" Raja Sal tersenyum lebar menjelaskan maksudnya: "Aku tidak sengaja ingin mengganggu komandomu, Daisy. Persiapan sebelum perang adalah satu hal, tetapi fleksibilitas di medan perang juga diperlukan. Makhluk-makhluk ini sama sekali tidak memahami konsep logistik - tidak punya persediaan makanan/minuman, tidak ada pemandu jalan. Mengapa kau memperlakukan mereka seperti pasukan sungguhan? Gerombolan tak terorganisir seperti ini, bahkan jika tidak mati oleh terik Dibo Luo, pasti akan tersiksa hingga mati. Mengapa tidak biarkan mereka berkeliaran seperti hantu di padang gurun?"
Sebagai pihak yang terlibat langsung, Daisy termenung sejenak. Setelah merenungkan logika tersebut, ia segera memerintahkan semua prajurit Istana Musim Panas untuk menghentikan serangan.
Menghadapi ancaman 700.000 pasukan neraka, mustahil mengatakan tidak ada ketegangan. Seluruh penghuni Feilengcui sebenarnya sudah berkeringat dingin.
Ini bukan pasukan biasa. Jika pasukan neraka ini berhasil mendekati Bukit Merah, pernyataan Rundstedt tentang meluluhlantakkan Feilengcui benar-benar mungkin terwujud.
Kekhawatiran menyebabkan kekacauan. Daisy terus memikirkan cara memberantas habis Binatang Kegelapan ini, malah melupakan perspektif damai Raja Sal untuk pertimbangan jangka panjang—Binatang Kegelapan toh bukan penduduk asli padang gurun. Mereka tidak memiliki keterampilan bertahan hidup di Padang Liar Kuno, tidak bisa membedakan air manis gunung bersalju dengan air asin beracun, apalagi menggali lubang untuk menangkap marmut. Mereka bahkan tidak tahu cara menentukan liang mana yang berisi kelinci telinga besar di antara ribuan lubang tanah!
Binatang Kegelapan bukan vegetarian. Mereka tidak mengenal sayuran liar maupun mau memakan semanggi dan tunas mawar yang lezat berair. Bandit dan perampok di padang gurun di hari kelaparan bahkan bisa memasukkan akar rumput dan tanah liat ke dalam perut—kemampuan bertahan hidup ekstrim seperti ini tidak mungkin dipelajari Binatang Kegelapan.
Lagipula sekarang kuda liar kerdil dan banteng liar kerdil telah bermigrasi ke padang gurun selatan yang subur dengan air dan rumput. Daerah ini sama sekali tidak memiliki satwa liar besar untuk mengenyangkan Binatang Kegelapan yang jumlahnya begitu banyak. Daripada membuang-buang tenaga menyembelih mereka, lebih baik biarkan mereka mati kelaparan.
Sehebat apapun Binatang Kegelapan itu, kekuatan magis tidak bisa ditukar jadi makanan untuk mengisi perut!
Setelah rencana ditetapkan, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui yang semula membawa persenjataan lengkap untuk melakukan operasi penggrebegan besar-besaran tiba-tiba berubah menjadi penonton yang menyaksikan dari kejauhan. Mereka menyaksikan kumpulan makhluk neraka di sepanjang padang gurun semakin banyak berkumpul, bergerak tak menentu seperti kawanan kecoak tak berkepala.
Tepat seperti yang diucapkan Sang Raja sebelumnya, para makhluk nerawa ini benar-benar terjepit; Maju, sinar matahari akan membakar tubuh mereka hingga melepuh seperti kodok berkulit tahap kedua sifilis. Mundur pun tak mungkin, akar-akar pohon di hutan bergerak seperti cacing tanah yang menghancurkan tubuh segar menjadi bubur daging. Makhluk neraka paling bodoh pun tak akan kembali untuk bunuh diri.
Bagi makhluk neraka, makan sebenarnya cara terbaik melawan "hukuman sinar matahari". Tapi di padang gurun yang tandus ini, apa yang bisa mereka buru? Hewan besar di Dataran Liar Donau sudah habis dilahap Bimon yang mundur dari Hyjal seribu tahun lalu. Binatang kecil berisi seperti biul tanah dan berang-berang daging masih tidur nyenyak di liang mereka!
"Lihatlah di langit ada begitu banyak makanan lezat yang kembali melayang, pasukan iblis bertanduk kambing dan Naga Darsha Berkaki Empat berkerumun bagai lebah. Mereka berdesakan di tanah di bawah Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui, mati-matian mencoba berburu dengan sihir dan lembing. Tapi jarak tembak yang pendek membuat mereka tak berdaya menghadapi Mesin Terbang Qibulin dan Ksatria Siluman yang terbang di ketinggian 1.500 ren. Sebaliknya, sihir dan lembing yang jatuh justru menyebabkan banyak korban sia-sia akibat serangan salah sasaran.
"Ayo! Mari kita tambahkan api pada mereka. Aku tak percaya makhluk-makhluk ini akan menolak daging. Dengan sifat alami mereka, saling membunuh pun takkan menimbulkan beban mental." Raja Sal tertawa terbahak-bahak, pedangnya berbunyi braak saat terhunus, melemparkan Pisau Darah berwarna merah ke kawanan makhluk neraka yang padat di bawahnya.
Robby dan Nyonya Bos Daisy saling pandang, lalu melambaikan tangan dengan tegas ke Pasukan Pengawal Istana Musim Panas.
Raungan Oushou dari Kotak Tulang bergema "wara-wara" di tengah mayat berhamburan makhluk neraka.
……
Dari ketinggian, Pegunungan Bering terlihat seperti gerbang melingkar yang menjaga hutan tanah asin sepanjang ribuan li. "Jurang ruang-waktu" di kaki gunung bagai semak-semak, tumbuh bertumpuk-tumpuk.
Ksatria Tanda Salib Waldner meneteskan air mata, menggenggam tanah dari permukaan, lalu mengendus aroma segar yang asin dan lembap dengan penuh semangat.
Setelah memimpikannya selama 10.000 tahun, kaki-kaki Bangsa Iblis akhirnya kembali menginjak tanah air leluhur.
Sampa yang cantik dan Dibo Luo akan kembali menyinari umat manusia dengan cahaya penuh kasih Ner'zhul.
Sejak tadi malam, pasukan perintis Bangsa Iblis mulai memasuki Aiqin. Setelah mengalami serangan balik penunggang serigala, reputasi tak tergoyahkan dunia iblis yang tak pernah ditembus sejak zaman purba hancur berkeping-keping. Mesin perang tiga benua yang terprovokasi oleh penghinaan memalukan ini segera menyusun pasukan suci pertama yang terkoordinasi rapat bagai pegas yang diputar penuh.
Sebagai pasukan pelopor, 200.000 tentara Bangsa Iblis bertugas menyapu bersih wilayah turun-temurun Wolff di tenggara Padang Rumput Donau secepat mungkin setelah masuk Aiqin, menguasai perbatasan Kadipaten Doluote dengan padang gurun, serta memutus paksa jalur masuk manusia ke Dataran Liar Donau - Belajar dari pelajaran 10.000 tahun lalu, Rencana strategis Bangsa Iblis kali ini adalah mengkonsolidasi kekuatan di Donau terlebih dahulu, mendirikan basis tenaga logistik yang aman sebelum bergerak ke jantung Aiqin!
Ini adalah rencana perang paling andal, terlindungi sempurna, sempurna dan stabil!
Sebagai ahli strategi militer terkemuka di Benua Kontribusi Pantai, Valdenar tidak menerima hukuman tidak adil meski mengalami kekalahan dari pasukan penunggang serigala. Kali ini ia akan bertugas sebagai Kepala Staf Pasukan Perintis, bekerja sama dengan Raja Langit bersayap enam Stockton untuk mengoordinasikan pelaksanaan strategi secara menyeluruh.
"Yang Mulia, lihatlah ke sini!" Melihat atasan turun di sampingnya, Valdenar yang sudah berusia lanjut tak bisa menahan kegembiraannya. Ia menunjuk sekitar sambil berkata penuh kekaguman: "Alangkah indahnya kampung halaman! Pemandangan yang begitu memesona! Semuanya berwarna-warni di sini, tidak seperti dunia iblis yang hitam putih. Untuk pertama kalinya mataku merasa seperti sedang bernyanyi."
Meskipun berada di hutan tanah asin paling tandus di Padang Rumput Donau bahkan seluruh Aiqin, kampung halaman suku Wolff Florlund tetap memiliki keindahan unik. Kaktus raksasa setinggi 13-14 meter dan pohon kaktus berbunga penuh warna-warni, dipenuhi lebah dan kupu-kupu yang beterbangan. Tunas-tunas garam menjulang dari tanah bagikan tombak yang menantang langit.
Di tepi Danau Air Asin Florlund yang luas membentang, berdiri rumah-rumah rendah dari kristal garam berkilauan. Petak-petak ladang garam membentuk pola persegi seperti karakter '', membentang putih cemerlang di atas dataran subur.
Segalanya di sini berwarna putih, bagaikan kota yang dilumuri embun beku. Dalam formasi pasukan bangsa iblis yang berjalan berliku di Jalan Garam Kristal, bahkan prajurit paling dingin sekalipun tak bisa menahan diri untuk melirik ke sekeliling di tengah candaan dan makian para perwira.
"Sungguh pemborosan! Garam tambang kita jauh lebih pahit daripada garam air ini. Bimon ternyata mewah sampai menggunakan ini untuk jalan raya." Raja Langit bersayap enam Stockton menjilati kristal garam di jarinya, tatapan serakahnya terus menjelajah sambil tak henti mengeluh.
Saat ini, baik raja langit maupun prajurit rendahan, jelas sama-sama mengalami guncangan dalam pikiran.
"Tempat yang begitu indah, ternyata Bimon Wolff mundur tanpa perlawanan. Ini agak tidak seperti karakter mereka." Beberapa perwira staf berkerumun sambil tertawa, ikut serta dalam diskusi besar spontan ini.
"Valdenar, segera hubungi tulangkomunikasi. Undang raja iblis kita serta para perwira dari Benua Bollywood dan Holywood. Masih ada urusan penting yang harus kuobrolkan dengan mereka." Raja Langit bersayap enam memberi perintah pada Ksatria Tanda Salib Waldner. Lalu dengan tatapan aneh memandang staf mata perak di sampingnya: "Tuan Iguain, apa yang ada di tanganmu?"
"Hehe..." Di tangan staf mata perak itu tergenggam kabut kristal garam berbentuk ranting, berkilauan seperti karya seni di bawah sinar matahari: "Entah siapa yang menancapkannya di ladang garam. Karena terlihat indah, kucabut saja."
“Saya yakin istri Anda pasti sangat menyukainya.” Raja Langit Bersayap Enam berkata dengan nada agak iri. Sang raja langit ini belum tahu, bahwa sebatang ranting indah bagai embun beku ini ketika ditancapkan di ladang garam, langsung membuat seluruh kolam garam terbuang percuma.
“Yang Mulia, pasukan pengintai kami juga menangkap beberapa warga Wolff yang masih tinggal di sini, namun kebanyakan adalah orang tua, lemah, sakit, dan cacat. Apakah perlu dibawa untuk interogasi tentang informasi musuh?” Valdenar memegang Kotak Tulangkomunikasi, membungkuk bertanya.
“Mengingat pasukan Wolff sudah mundur, ini membuktikan dugaan kita sebelumnya benar! 100.000 penunggang serigala yang menyerbu dunia iblis pasti masuk ke sana terpaksa untuk memperoleh waktu penyangga strategis! Sudah kukatakan, mana ada pasukan Aiqin yang seberani ini! Lupakan! Para tua-lemah-sakit-cacat ini cuma orang kampung yang terlalu melekat pada tanah kelahiran, apa yang bisa mereka ketahui tentang situasi musuh!” Raja Langit Bersayap Enam Stockton melambaikan tangan: “Pilih beberapa untuk jadi pemandu, sisanya...”
“Dikorbankan untuk bendera perang atau dibuat tugu kepala manusia?” Valdenar menjilat bibirnya.
“Biarkan mereka hidup! Pembantaian yang hampir memusnahkan ras tidak sesuai dengan strategi perang saat ini. Darah para lemah takkan memberi aura keberuntungan pada pedang ksatria bangsa iblis kita.” Raja Langit bangsa iblis merenung sejenak, lalu memberi perintah tambahan pada staf: "Beritahu semua pasukan untuk disiplin ketat! Jika menemukan pemandangan indah di sepanjang rute, dilarang keras memasukkan perangkat berat seperti kendaraan perang penggiling daging. Aku takkan izinkan siapa pun merusak situs bersejarah dan tempat wisata!"
"Siap!" Serentak semua staf menegakkan dada dan menjawab lantang.
"Raja Langit Stockton, kapan kita ke Feilengcui?" Dua kelompok perwira iblis gagah perkasa mendarat dari langit, menginjak gemeretak lapisan garam. Di bawah pimpinan empat Raja Horor dan seorang Raja Langit Bersayap Enam, mereka melangkah besar menghadap Stockton. Yang berbicara adalah Raja Langit Bersayap Enam Sinclair dari Benua Bollywood dunia iblis.
Dari struktur kepemimpinan asli tiga benua dunia iblis, hanya tersisa George Best dari Benua Kontribusi Pantai - si kacang ajaib yang baru muncul dari tiga hektar lahan. Namun melalui penggunaan "Sandi Sutra Arwah" dengan dua Raja Horor lain sebagai unit transmisi, Pantai Kontribusi akhirnya memenuhi kuota tiga Raja Horor.
Sementara itu, di Benua Holywood, Raja Horor bernama Ron Harper yang terkena "Cahaya Yin Pembersih" dan terjebak dalam keadaan kacau, juga menjalani "prosedur pelepasan Sandi Sutra Arwah" oleh Yang Mulia Raja Lich Paul Newman, sehingga tercipta generasi baru Raja Horor. Adapun dua Raja Horor lainnya yang tubuhnya hancur akibat menggunakan "Teknik Penyedotan Odi" dan berhadapan langsung dengan Liu Zhenhan, meskipun Yang Mulia Paul Newman bertindak cepat, hanya sebagian jiwa yang berhasil dipanggil kembali, sehingga hanya tercipta seorang Ksatria Ketakutan yang memiliki sebagian kemampuan raja iblis, bukan Raja Horor seutuhnya.
Hari ini, bersama pasukan pelopor yang memasuki Benua Aigean, selain komandan militer Stokton, terdapat juga satuan tugas khusus yang terdiri dari empat Raja Horor, satu Raja Langit bermata perak, empat Ksatria Bersayap Empat, 158 ksatria bersayap putih, dan seribu pasukan angkatan udara elit. Mereka datang bukan untuk orang lain, melainkan langsung menuju Feilengcui!
Dengan mengesampingkan Raja Langit Bersayap Enam Artest yang masih bertugas merekrut pasukan di dunia iblis, tiga Ksatria Bersayap Empat, dan lima puluh ksatria bersayap putih, Bangsa Iblis kali ini benar-benar mengerahkan seluruh pasukan elitnya dengan tekad bulat. Dibandingkan dengan tim perintis elite yang sebelumnya menyerang Santo Aigean, kekuatan Bangsa Iblis kali ini terkumpul lebih dahsyat dan luar biasa.
“Tidak perlu terburu-buru.” Wajah Stokton tenang seperti air, memerintahkan staf untuk membawa peta militer: "Silakan lihat, celah perbatasan Kadipaten Dolot dengan padang gurun adalah target utama pasukan pelopor kita. Saya perkirakan baru besok bisa menyelesaikan penyebaran awal! Kalau tidak, saya akan terjebak urusan militer dan tidak bisa ke medan perang membantu kalian."
"Sama sekali tidak perlu Tuan turun tangan, pasukan khusus kita sudah cukup untuk menghapuskan pengkhianat tak tahu malu dan Tuan Tanah Feilengcui ini!" Tiga Raja Horor generasi baru yang belum pernah mengalami badai kehidupan berbicara dengan angkuhnya, membuat Raja Iblis Bersayap Enam mengerutkan kening.
"Jangan bicara sembarangan, Yang Mulia Raja-Raja Iblis. Karena Pangeran Zhenwu membantu ksatria serigala melarikan diri ke dunia bawah laut, pasti dia telah bergabung dengan Bimon. Dari data yang saya miliki, kemungkinan besar dia bergabung dengan Tuan Tanah Feilengcui! Staf kami semua sepakat, hanya Pendeta Richard yang pernah menghancurkan pasukan pancung Bollywood yang mampu membuat Pangeran Zhenwu yang keras kepala dan ambisius ini menyerah." Sebagai perwira staf berpengalaman, Valdenar sengaja mendinginkan semangat para pemula ini sambil membagikan arsip memo kepada tiga Raja Horor generasi baru yang sok tahu.
“Richard Zhenhan Liu, usia 19 tahun, Tuan Tanah Feilengcui di Provinsi Timur Laut Kerajaan Bimeng, Pendeta Jubah Bintang dengan kemampuan Kombinasi Nyanyian dan Pertempuran, penyihir besar level Santo. Pahlawan pengendali naga yang pernah membunuh dua ekor naga, ahli boneka magis pertama Bimon yang mengalahkan boneka magis Pompeii, serta berulang kali mengalahkan lawan dengan pasukan inferior tanpa mencatatkan satu pun kematian...” Seorang Raja Horor generasi baru melihat memo sambil memutar matanya, bergumam: "Dia masih disebut pahlawan!"
"Data ini seharusnya hanya diakses oleh Raja Iblis dan Raja Langit. Tiga Putri Raja Horor mungkin belum sempat membacanya?" Raja Langit Stockton tersenyum sinis: "Saya tegaskan kembali, operasi pemancungan terhadap Santo Aigean sebelumnya hanya mengakibatkan kepunahan total pasukan pendahulu Benua Bollywood!"
"Dia juga telah menerima Medali Bintang Salib Selatan, Medali Awan Kejayaan, Medali Ksatria Dewa Perang, dan Medali Jalur Sutra dari Kerajaan Bimeng. Sebagai rohaniwan, dia telah mengumpulkan semua medali yang bisa diraih oleh Pendeta Kuil. Makna Medali Ksatria Dewa Perang tentu bisa kalian pahami." Valdenar tersenyum getir: "Para Raja Horor, Raja Langit, dan Ksatria terhormat, kita berhadapan dengan sosok agung yang mampu membuat Pangeran Karu tunduk. Jika mereka bersatu, kita harus menghentikan semua sikap meremehkan."
“Lalu... bagaimana dengan pasukan penunggang serigala yang dikirim Pangeran Karu ke dunia bawah laut? Bagaimana kita menanganinya?” Seorang Raja Horor generasi baru bertanya lagi.
“Tidak mungkin 30.000 penunggang serigala terus tinggal di dasar laut! Aku tidak tahu kesepakatan apa yang dibuat pengkhianat Karu dengan bangsa laut, tapi mustahil mempertahankan pasukan sebanyak ini di sana. Yang Mulia telah menempatkan 200.000 pasukan di sekitar garis pantai sebagai persiapan, pasti tidak akan memberi mereka kesempatan sedikitpun.” Raja Langit bersayap enam Stockton menjelaskan dengan wajah datar.
“100.000 pasukan menguasai jalur manusia ke Padang Rumput Donau, 100.000 pasukan bersama unit elit kita menyerang Feilengcui. Aku benar-benar tidak menemukan alasan untuk tidak merebut Bukit Merah ini. Menurut data, total populasi di sini kurang dari 10.000 orang!” Raja Horor George Best tertawa terbahak-bahak: “Memang benar prajurit Bimon terbaik di dunia, tapi itu hanya berlaku untuk ras pejuang utama mereka. Untuk Bimon bawahan, prajurit Ghoul paling lemah pun bisa mengalahkan 100 dari mereka! Memang perlu menghormati lawan, tapi berlebihan juga tidak perlu.”
Perkataan raja iblis ini membuat setiap wajah bangsa iblis memancarkan senyum penuh harga diri yang dibungkus kesopanan.
Aura kemenangan ini seolah menembus permukaan tanah. Tiba-tiba bumi seperti terserang epilepsi, berguncang hebat dengan gemuruh "braak" yang menggema.
"Frekuensi getaran tanah ini tidak asing bagi Bangsa Iblis yang terbiasa dengan gempa di dunia iblis. Ini adalah lonceng kiamat, pertanda kematian; Bagi mayoritas Bangsa Iblis yang tak bisa terbang, bahkan ksatria yang siap mati pun tak ingin mengalami kematian tak jelas begini."
Senyum di wajah setiap elite Bangsa Iblis lenyap seketika.
"Ada yang tidak beres, datang dari arah sana!" Valdenar berkulit kepala menggigil, jarinya gemetar menunjuk Hutan Salib Selatan di barat Pegunungan Bering.
"Jangan-jangan..." Wajah staf Bangsa Iblis pucat pasi, gigi mereka berderap-derap: "Ini... ini... ini bukan candaan!"
Air asin di tambak garam beriak besar-besar. Semua prajurit iblis yang sedang bergerak menoleh-noleh gugup, formasi panjang seperti naga terhenti membeku. Setiap iblis membeku seperti zombie, ekspresi serius seolah takut gerakan sekecil apapun akan memicu retakan lempeng tektonik.
Bukan Bangsa Iblis yang terlalu heboh. Di dunia iblis dengan gunung berapi dan gempa yang sering meletus, setiap permukiman dipilih melalui survei geologi ketat. Sejarah Umum Bangsa Iblis mencatat banyak contoh kota bawah tanah yang tertimbun pergeseran lempeng. Terhadap bencana alam yang tak bisa dilawan ini, rasa takut Bangsa Iblis lebih mendalam daripada siapapun.
"Ada bau yang tidak normal di udara." Entah sudah berapa lama menunggu, Raja Langit Bersayap Enam Stockton yang punggungnya basah keringat dingin itu mengendus-endus hidungnya dengan kuat.
"Ini aroma sisik." Raja Horor George Best yang wajahnya pucat seperti abu memang berpengalaman, menggenggam udara dan mengendusnya dekat wajah, lalu menyimpulkan: "Agak aneh, intensitas aroma sisik ini luar biasa tinggi..."
Istilah "aroma sisik" dalam bahasa Bangsa Iblis, jika diterjemahkan ke bahasa Aiqin berarti "Napas Naga", aroma khas makhluk naga.
Setiap naga sejati maupun makhluk Naga Sekunder yang memiliki garis keturunan bangsa naga, pasti memiliki aroma sisik dalam kadar tertentu; Baik di Benua Aigean maupun dunia iblis, aroma ini seperti bau badan - ciri khas biologis yang justru melambangkan kekuatan dahsyat yang tak tertandingi.
Angin tenggara hari ini membawa aroma sisik pekat yang tercium jelas di hidung, sementara getaran tanah di bawah kaki membuat wajah setiap elite Bangsa Iblis tertutup bayangan kegelisahan.
"Mari kita intip!" Bangsa Iblis yang percaya pada kekuatan mereka takkan ragu-ragu. Portal waktu "jurang ruang-waktu" di dunia iblis ke Benua Aigean sudah memiliki catatan lokasi pasti. Melalui formasi teleportasi kristal, perpindahan dari "jurang ruang-waktu" dekat Dataran Saint Helm ke Hutan Salib Selatan hanya membutuhkan dua kali belokan, bisa dicapai dalam sekejap.
Bab 616 Pesta Besar Ahli Kuat Jalan Tertinggi
Mantra panggilan berantai Naga Purba Weng masih bergema tak henti-hentinya di atas Hutan Salib Selatan.
Akar-akar hutan mengguncang bumi dengan dahsyat, lolongan menyayat hati ras neraka bergema silih berganti. Naga Iblis, penduduk asli Aigean, dan ras neraka bagai pencuri yang saling menyenggol di kantong yang sama, saling menatap penuh kebencian namun tak tahu harus berbuat apa.
Pertempuran sebelumnya sungguh terlalu sengit. Di benak ras neraka dan penduduk asli Aigean, ketegangan sudah mencapai puncaknya. Ketika mereka tiba-tiba berhadapan dengan Naga Iblis yang tak diundang ini - baik ras neraka maupun penduduk asli Aigean - setelah keterkejatan sesaat, serentak menjadikan Naga Iblis sebagai lawan yang harus dimusnahkan sampai ke akar-akarnya!
Persiapan awal Naga Aigean yang begitu matang memang ditujukan untuk menghadapi Naga Iblis yang dijuluki "Pemburu Naga". Bagi Naga Aigean, di hadapan kebencian "Derby" ini, segala hal lain sudah tak lagi penting! (PS: Dalam Bahasa Naga Aigean, "Derby" berarti perang sesama keturunan, sederhananya adalah konflik internal. Perlu ditekankan bahwa kebencian "Derby" mengatasi segalanya.)
Adapun masalah invasi ras neraka ke Aigean yang sepele itu, kini sama sekali tak lagi masuk dalam pertimbangan Naga Aigean yang matanya sudah memerah oleh amarah.
Para Naga Iblis pun sama. Ketika melihat umpan yang selama ini didambakan tidak jauh di depan mata, selain kebingungan dan kekhawatiran samar akan berkumpulnya Naga Aigean dalam skala besar, serta sedikit waspada terhadap sekumpulan monster yang terlihat menyeramkan, yang lebih mendominasi pandangan mereka adalah keserakahan dan keinginan kuat untuk membantai.
Meski di lokasi tidak ada Black Dragon Neraka yang bisa meningkatkan sihir api Naga Iblis jantan, tapi terdapat banyak Naga Es yang langsung bisa meningkatkan sihir hawa dingin Naga Iblis betina. Untuk garis keturunan naga lainnya, walau Naga Iblis terhambat level sehingga tidak bisa memperoleh sihir garis keturunan tersebut dengan memakannya, fakta bahwa konsumsi ini dapat sangat meningkatkan kekuatan arkan tetap tak terbantahkan.
Siapa di dunia ini yang bisa mengandalkan "makan" untuk mencapai evolusi kekuatan elemen yang cepat?
Ini adalah jalan pintas dari semua jalan pintas!
Naga Iblis berkepala dua dengan tubuh yang lebih besar dan perkasa sama sekali tak punya alasan menolak hidangan lezat yang diantarkan ke mulut ini. Mereka memang sengaja datang untuk menyergap Kota Naga Aigean dengan pasukan terkuat sepanjang sejarah dan kepercayaan diri yang membumbung tinggi.
Namun perlu dijelaskan sebuah fakta memalukan: selain pasangan musuh bebuyutan Monster dan Naga Aigean, saat ini banyak makhluk neraka juga terjebak dalam pusaran perang ini. Baik dilihat dari atas, bawah, kiri, maupun kanan Hutan Salib Selatan, Komandan Sungai Darah kita bersama para monster tingkat super neraka yang perkasa, terjepit tepat di antara dua kubu bangsa naga yang saling bermusuhan. Posisi mereka seperti sandwich atau pai, terjepit dari depan dan belakang.
Baik itu Naiwen'eryinke sang penguasa Dunia Arwah, maupun para pejuang neraka yang selamat dari ratusan pertempuran - permusuhan mendadak yang dipancarkan Naga Iblis dan Naga Aigean dalam sekejap telah menjepit hati ras neraka dari dua arah.
Sungguh pantas disebut Komandan Sungai Darah yang mengguncang Dunia Arwah! Dalam kondisi terjepit ini, Naiwen'eryinke tetap tenang dan mengambil keputusan berani yang layak disebut "tukang tawar-menawar ulung"!
Dialah orang pertama yang berhasil melepaskan diri dari pikiran kacau balau!
Seketika itu juga, Naiwen'eryinke mencengkeram tanduk kepalanya sendiri. Dengan hentakan keras kedua lengannya, terdengar subrak keras saat ia merobek tanduk melingkar di kepalanya yang masih hidup dan berlumuran darah.
Sepasang tanduk ini jika diluruskan pasti melebihi 10 meter. Lengkungannya seperti kait langit, tajam namun kokoh. Beratnya minimal ribuan pon dengan lengkungan spiral yang anggun.
"Siapa pun yang melihat pemandangan ini pasti bingung, karena di ketiak Naiwen'eryinke terselip trisula baja, sama sekali tidak kekurangan senjata untuk berkelahi."
Sepasang tanduk bercabang yang dipatahkan sendiri oleh Naiwen'eryinke ini segera melesat, bagai dua lembing yang tajam!
Tanduk raksasa pertama menembus udara kosong, menyemburkan debu bintang berkilauan di dalam "jurang ruang-waktu"; sementara tanduk lainnya meluncur ke kawanan Naga Iblis, dengan suara gemuruh yang menggelegar, menancap tepat di tulang punggung antara dua kepala naga jantan perkasa.
Gerakan Naiwen'eryinke yang patahkan tanduk hingga serangan mematikan ini terjadi begitu cepat, sampai para saksi hampir tak sempat melihat jelas. Hanya terlihat bayangan samar, seekor Naga Iblis sudah terjatuh ke hutan sambil membawa tiang tanduk raksasa yang berkelok-kelok, diselimuti aura cahaya berwarna-warni.
Bekas patahan tanduk raksasa di kepala Naiwen'eryinke menyemburkan darah hitam seperti mata air, pandangannya menyala dengan kegilaan dan kegarangan!
Para naga arkan teratas yang ahli ilmu gelap, meski belum pernah menyaksikan langsung Naiwen'eryinke sang Komandan Sungai Darah dengan trisula bajanya, setelah melihat demonstrasi kekuatan ini, baik Naga Bayangan Malam maupun Naga Berwarna-warni serentak meneriakkan nama yang membuat banyak orang gentar.
"Teknik Gladiator Ultimate!"
Ini adalah jurus pamungkas dari tiga komandan Dunia Arwah yang terdesak dalam situasi terjepit!
Tanduk kiri Naiwen'eryinke mewakili netralitas dari tiga tatanan dunia, mampu merekam situasi saat ini dan mengirimkannya melalui portal waktu ke dua kakaknya yang berada di Dunia Arwah. Tanduk kanannya mewakili kejahatan dari tiga tatanan dunia, mengandung 24 sifat negatif yang mematikan bagi siapa pun yang menyentuhnya.
Tanduk komandan Dunia Arwah tidak bisa tumbuh kembali. Penggunaan jurus ini menandakan Naiwen'eryinke telah siap bertarung mati-matian! Ini juga berarti ia sudah mempersiapkan diri untuk gugur dalam pertempuran! Lebih dari itu, kematiannya akan dibalaskan oleh dua penguasa Dunia Arwah yang jauh lebih mengerikan!
Pikiran Pangeran Naga Iblis Aranduron mendadak kosong. Ia tak memahami: bukankah masuk ke Aiqin berbeda dengan memasuki Dunia Arwah? Mengapa ia harus berhadapan dengan ahli kuat sekelas Naiwen'eryinke yang berada di puncak dunia?
Pikiran sang pangeran naga itu masih berkecamuk ketika sisa-sisa pasukan neraka di bawah pimpinan Naiwen'eryinke menerjang dengan meraung-raung ke arah kawanan naga - bukan karena kekuatan naga yang terlalu dominan, melainkan karena "jurang ruang-waktu" secara tak sengaja terhalang oleh tubuh para naga di belakang mereka.
"Jurang ruang-waktu" di Hutan Salib Selatan telah dimodifikasi oleh Kristal Malon. Jika memasuki dari sisi dunia iblis, lokasi tiba tetap di Hutan Salib Selatan Benua Aigean. Namun jika memasuki "jurang ruang-waktu" dari sisi Benua Aigean, tujuan akhirnya adalah Dunia Arwah yang dipenuhi aura kematian.
"Jurang ruang-waktu" yang berubah dari transmisi dua arah menjadi transit tiga arah ini merupakan harapan terakhir makhluk neraka untuk kembali ke kampung halaman!
Niat Naiwen'eryinke sederhana: Ia akan membuka jalan dengan darah, membawa sisa-sisa para menteri kembali ke Dunia Arwah!
Pasukan lawan benar-benar terlalu kuat, Komandan Sungai Darah terpaksa mengakui fakta menyakitkan ini!
Jika bisa kembali ke markas utama di Dunia Arwah, kekuatan makhluk neraka minimal akan naik satu tingkat dibanding di Benua Aigean. Saat itu siapapun yang berani mengejar hanya akan menemui satu kata: Mati!
Liu Zhenhan menggenggam kapak perang, jantungnya berdebar kencang dalam rongga tubuh.
Keberuntungan semacam ini ternyata bisa terjadi padanya, meski benar-benar terjadi di depan mata, ia tetap merasa sulit percaya!
Penduduk asli Aigean pun terdiam tak percaya.
Bagi Naga Iblis yang sial, ini adalah perkelahian buruk yang tak terhindarkan meski mereka masih bingung memahami situasi.
Menghadapi makhluk neraka yang berani macam-macam menyerang, Naga Iblis yang keras kepala tentu tak akan diam menerima pukulan. Soal watak, Naga Iblis bahkan melebihi Naga Aigean dalam hal kekerasan hati.
Adegan yang jauh lebih mengerikan daripada pertarungan Naga Aigean dengan Makhluk Underworld tadi, kembali dimulai di langit Hutan Bintang Salib Selatan.
Jika sebelumnya Makhluk Underworld hanya bertarung, sekarang mereka benar-benar mempertaruhkan nyawa - dua hal yang sama sekali berbeda sifatnya.
Makhluk-makhluk Underworld ini sudah tak lagi peduli dengan penghindaran atau pertahanan. Sebagai puncak rantai makanan di semua tingkat dimensi, dengan portal waktu ke Dunia Arwah yang sudah di depan mata, tak ada alasan untuk tidak mengambil risiko!
Kilau dan gemerlap yang terpancar dari bentrokan pertama antara Sihir Arkan Naga Iblis dan magi Makhluk Underworld tak terucapkan. Makhluk Underworld memang layak disebut penguasa multiverse. Naga-naga Iblis memanfaatkan keunggulan jumlah dan sihir ganda mereka. Meski jarak antar pihak sebenarnya cukup dekat - hampir sekejap mata bagi makhluk terbang - di lintasan sempit itu hampir separuh Makhluk Underworld hancur berkeping-keping oleh serangan sihir. Sebaliknya, kerugian di pihak Naga Iblis juga hampir setara.
Tanpa jeda untuk bernapas, sisa Makhluk Underworld yang masih menyala-nyala dalam lingkaran sihir dan penuh luka langsung menerjang masuk ke jarak tempur dekat. Hembusan napas saling beradu, cakar-gigi saling mencabik, langit seakan bergetar oleh bara api beterbangan dan genangan darah.
Pentingnya pengalaman dan keterampilan benar-benar terlihat jelas dalam pertempuran hari ini. Bahkan bangsa naga superior dengan garis keturunan mulia sekalipun, keunggulan darah bangsawan dan bakat luar biasa tidak selalu memberikan keuntungan berarti dalam pertarungan hidup-mati. Sepasang naga pelangi dan naga peri muda dari Aigean baru saja membuktikan kemungkinan ini bukanlah hal yang tidak masuk akal. Tak disangka, contoh serupa juga muncul di kalangan naga iblis dengan cepat.
Sepasang kekasih naga berwarna-warni dan naga bayangan malam, melihat binatang neraka mendekat dengan sikap arogan tanpa berusaha menghindar. Pasangan naga bayangan malam dan naga berwarna-warni yang belum tahu diri ini langsung melesat maju untuk menghadang.
Naga bayangan malam ini bukan lain adalah Pangeran Muto, putra kedua Kaisar Naga Iblis Chaplin Yang Mulia.
Karena baru mencapai usia dewasa, Muto belum mendapatkan julukan dan gelar resmi. Tak bisa dipungkiri, Muto termasuk generasi muda paling menonjol di antara naga iblis. Kekuatan dahsyatnya memberinya kepercayaan diri yang tak terbantahkan.
Bakat sehebat ini ternyata langsung tumbang dalam pertemuan pertama. Korbannya termasuk tunangannya, naga berwarna-warni Xiarfen. Komandan Sungai Darah Naiwen'eryinke yang licik menggunakan trisula baja super panjangnya, menusuk seekor binatang neraka yang sudah terluka parah - yang kebetulan menghalangi pandangan pasangan naga - bersama Pangeran Kedua dan Putri Mahkota naga iblis, menjadikan mereka tusukan daging yang mengerikan.
Bisa dibayangkan, betapa mengerikannya pemandangan saat makhluk bertubuh besar setinggi lebih dari 40 meter menggunakan trisula seukuran pilar Doric, menusuk dengan kekuatan penuh dua ekor naga arkan teratas yang hanya setinggi 3 meter hingga tembus dada!
Visi keseluruhan, penempatan taktis, insting pertempuran, wawasan luas dan kemampuan membaca momentum pertempuran - meski kini telah jatuh miskin tanpa batas, Naiwen'eryinke tetap tak menyia-nyiakan satu pun kesempatan untuk menunjukkan kekuatannya!
"Adik!" Mata Pangeran Naga Iblis Aranduron seketika memerah darah.
"Anakku!" Kaisar Chaplin yang sedang melacak pergerakan naga melalui "Cermin Seribu Pencarian" langsung ambruk lemas di tangga tulang markas besar naga dengan suara Dum!
"Bagus pukulannya!" Liu Zhenhan berteriak memberi semangat untuk Naiwen'eryinke sambil meniup peluit dengan ganas.
Kemampuan rahasia seumur hidup Naga Bayangan Malam adalah "Pisau Keputusan", dikatakan sebagai belati elemen yang benar-benar tak tertandingi bahkan bisa merobek ruang! Bakat khusus Naga Berwarna-warni adalah "Panggilan Akhir Nyawa" yang langsung menyapu jiwa lawan, hanya "Desahan Titan" yang bisa menyainginya!
Tapi apa gunanya?
Dua naga arkan teratas ini bahkan tak sempat melepaskan kemampuan andalan mereka sebelum tewas.
Pemula tanpa pengalaman meski membawa jutaan koin emas, tetap akan kalah hingga tinggal celana dalam di tangan penjudi tua.
Menyaksikan Komandan Sungai Darah Naiwen'eryinke dengan lancang membunuh adik kandungnya sendiri, Pangeran Naga Iblis Aranduron yang awalnya ragu-ragu kini menggigit gigi dan mempertaruhkan seluruh modal terbesarnya.
Bakat rahasia naga arkan teratas sebenarnya disimpan untuk melawan Naga Pelangi dan Naga Peri, tetapi sekarang Aranduron tak bisa diam melihat adiknya tewas mengenaskan tanpa beraksi!
Dua bilah "Pisau Keputusan" yang berkilau seperti kipas perak tiba-tiba muncul di udara, melesat cepat bagai kilat.
Pedang elemen berwarna menyala perlahan mengkristal dari bayangan menjadi nyata. Setiap kali berputar, gelombang partikel hitam pebak seperti asap mengepul keluar, membelah portal waktu samar-samar dan membentuk jalan gelap yang jelas, merambat jauh ke tubuh kekar Naiwen'eryinke.
Dari jarak sedekat ini, Naiwen'eryinke mustahil menghindari "Pisau Keputusan". Walau dia buru-buru melepaskan beberapa sihir penghalang, senjata tak tertandingi ini tetap menghujam keras. Kretak-kretak! Dua belati elemen perak menyobek dua koyakan lebar di perutnya, lalu menembus keluar dari pinggang belakang.
Aranduron sang Pangeran Naga Iblis merasa puas sekaligus frustrasi.
"Aku saja yang pakai, kenapa Tristan juga menggunakan 'Pisau Keputusan'?" Putra Mahkota Arandolon ingin memaki namun tak kuasa membuka mulut. Melihat Moutu dan Xiarfen gugur, Marquis Tristan Naga Bayangan Malam yang bersama dirinya menembak menghalangi Naiwen'eryinke memang tak bisa disalahkan.
Tapi dalam serangan tiba-tiba ke Kota Naga Aiqin ini, hanya dikerahkan tiga pasang naga arkan teratas. Belum sempat bertempur dengan Kota Naga Aiqin, keahlian andalan paling mematikan Naga Bayangan Malam sudah habis terkuras.
Postur tubuh yang hampir setinggi langit membuat daya penghancur "Pisau Keputusan" pada tubuh Naiwen'eryinke berkurang drastis. Meski perut depan-belakang tertembus bolong dengan luka hampir 1 meter, makhluk ini tetap hidup, bahkan masih bisa melompat-lompat.
Namun setelah serangan dahsyat ini, Naiwen'eryinke akhirnya berhenti bergerak maju. Mundurnya dia diikuti oleh beberapa makhluk Dunia Arwah lainnya.
Darah hitam pekat menyembur deras dari lubang besar di perut Naiwen'eryinke. Di pinggang Panglima Besar Sungai Darah ini bergelantungan usus-usus berasap yang masih menggeliat seperti tumpukan piringan besar.
Diiringi desisan napas terkejut, Naiwen'eryinke memasukkan kembali usus yang keluar dari perutnya. Dia mengikat ujung-ujung ususnya dengan simpul di sekitar pusar selebar penggilingan, mengencangkannya erat-erat.
Adegan Berbual B yang menunjukkan kelicikan negosiasi tanpa batas ini, bahkan Lao Liu yang berdiri di samping pun merasa sangat kagum.
Penduduk asli Aigean menggigil kaget sambil merasa lega, untunglah mereka tidak bertemu dengan negosiator ulung seperti ini.
"Naiwen'eryinke yang terkutuk, mengapa kau menyerang naga iblis kami tanpa alasan?" Pangeran Naga Iblis Aranduron menggeretakkan gigi marah. Sekarang bahkan si bodoh pun bisa melihat bahwa naga-naga ini menjadi korban musibah tak terduga. Bangkai binatang Dunia Arwah dan sisa-sisa Naga Aigean yang berserakan di tengah cekungan hutan cukup untuk menyambungkan semua rantai sebab-akibat.
Naiwen'eryinke bahkan tidak menghiraukan pangeran naga iblis itu, mengarahkan jarinya dan melepaskan hawa dingin keabu-abuan ke luka di perutnya.
Perutnya segera berhenti mengeluarkan darah, tapi pupil matanya justru mulai mengucurkan darah.
Berkunjung ke Benua Aigean sekali saja, hampir semua pasukan terbaiknya habis terkikis. Menghadapi situasi tragis seperti ini, mungkin bahkan kaisar paling licik pun tidak akan bisa tetap tenang.
Pangeran Mahkota Aranduron menutup rapat bibirnya. Dia tahu, apapun yang diucapkannya sekarang hanyalah omong kosong.
Adiknya Muthu tewas, 14 naga iblis gugur. Mustahil bagi Aranduron untuk tidak membalas dendam - perseteruan ini telah mencapai titik puncak!
Demikian pula, usus Naiwen'eryinke telah tertembus, bawahan yang sudah sedikit itu kembali dibantai habis oleh Naga Iblis, lorong waktu-ruang ke Dunia Arwah masih tersumbat rapat di belakang, dendam Komandan Sungai Darah ini juga merupakan musuh bebuyutan!
Aranduron dan Naiwen'eryinke secara serempak memandang dengan sinis ke arah semua penduduk asli Aigean.
Mantra spiral Weng akhirnya mengakhiri nada terakhirnya yang melengking pelan.
Butiran batu permata yang mengkristal di jembatan pelangi langit memancarkan lingkaran cahaya yang luar biasa mempesona. Setelah kilauan menyilaukan itu menghilang, di bawah langit Aiqin muncul makhluk aneh berbadan naga berkepala singa dengan surai mahkota, tubuh bersisik, sayap daging berkilau seperti batu safir.
Merasakan gejolak dahsyat Aliran Elemen di ruang angkasa, Naga Iblis dan makhluk neraka sama-sama memalingkan pandangan.
Griffin Benua Aigean? Beberapa pemuda bego di antara Naga Iblis berpikir demikian.
Jantung Naiwen'eryinke merosot sampai ke lubang anus. Meski belum pernah makan Hewan Luo Sha, setidaknya pernah melihatnya kabur. Makhluk mirip griffin ini pasti bangsa naga perkasa dari tingkat paling misterius "Dunia Naga", legenda Boss Lion!
Liu Zhenhan menoleh melihat pasangan Ibu. Sekarang dia agak bingung harus melakukan apa, siapa yang harus diserang lebih dulu?
Pasangan Ibu memutar mata dengan liar, mereka berdua juga tidak tahu langkah selanjutnya harus bagaimana.
"Jurang Ruang-Waktu" kembali bergemuruh dahsyat, pasukan elite bangsa iblis yang angkuh dan penuh wibawa di bawah pimpinan dua Raja Langit Bersayap Enam dan empat Raja Horor, tiba dengan megah di atas Hutan Salib Selatan.
Seandainya pepohonan memiliki mata, niscaya ngarai terdalam di Hutan Salib Selatan hari ini akan terisi penuh.
Bab 617: Sihir Darah - Wilayah Kekuasaan Borgol Kirmizi
Keringat dingin yang mengucur dari penduduk asli Aiqin seketika itu, cukup untuk menghidupi seekor paus yang terdampar di pantai.
Jika kemunculan mendadak Naga Iblis bagaikan tamparan keras yang membuat pikiran penduduk asli Aiqin kacau dan bingung, maka kedatangan mendadak legiun elite bangsa iblis ini ibarat menendang semua penduduk Aiqin ke dalam jurang kegelapan yang tak dikenal.
Di medan perang kacau-balau dengan berbagai kekuatan yang saling bertaut ini, bahkan orang bijak Aiqin paling tenang dan cerdas sekalipun tak bisa menebak ke mana arah perkembangan situasi selanjutnya.
Naiwen'eryinke dan sisa-sisa monster ras neraka yang nyaris punah itu akhirnya menyerah total.
Hawa dingin merambat dari telapak kaki mereka hingga ke jantung, melumpuhkan penglihatan dan jiwa, membawa keputusasaan yang dalam.
Meskipun Komandan Sungai Darah baru saja membuat kesalahan konyol, dengan tergesa-gesa menyamakan Naga Iblis dan Naga biasa yang memiliki bentuk dan napas yang sangat mirip, namun dalam menghadapi bangsa iblis yang memiliki ciri fisik khusus, ia tidak akan melakukan kesalahan konyol seperti itu lagi.
Di dimensi mana pun, atau dalam pengetahuan ruang versi apa pun, label "bangsa iblis" tak diragukan lagi merupakan peran berbahaya dengan sifat agresif yang tinggi!
Nama-nama seperti Malaikat Jatuh Bersayap Enam, Raja Horor, dan Raja Lich yang dijuluki "Lubang Hitam Elemen" - para ahli kuat puncak bangsa iblis ini - telah termasyhur di seluruh dimensi.
Keberadaan Naga Iblis saja sudah membuat para binatang neraka tak bisa menerobos masuk ke "jurang ruang-waktu", apalagi sekarang ditambah sekelompok ahli bangsa iblis yang telah mencubit tenggorokan "jurang ruang-waktu"?
Jalur kembali ke Dunia Arwah ada di depan mata, namun Naiwen'eryinke tahu dirinya sudah tak punya jalan keluar.
Melihat kemunculan bangsa iblis, wajah Liu Zhenhan juga berubah masam. Senyum di sudut bibirnya seketika membeku.
Dalam rencana awalnya, dengan intelijen Rundstedt dan keunggulan geografis Hutan Salib Selatan, Feilengcui yang telah mengumpulkan banyak sekutu kuat seharusnya - setidaknya - bisa melumpuhkan penjajah ras neraka dan merusak fungsi transmisi terdistorsi "jurang ruang-waktu", jika tak bisa menghancurkan mereka sepenuhnya.
Kenyataan yang terjadi justru berkebalikan dengan niatnya - ras neraka memang menjadi buruan Aiqin, namun para ahli Aiqin juga terkepung oleh pasukan gabungan dunia iblis.
Seperti kata pepatah, dia hanya menebak awal cerita dengan benar, tapi gagal menebak akhirnya.
Dibandingkan ras neraka dan penduduk asli Aiqin, Legiun Elit Bangsa Iblis menerima pukulan mental yang lebih berat.
Bahkan jika tiga Raja Lich datang bersamaan ke lokasi, menghadapi pasukan arogan yang terdiri dari Naga Aigean, Naga Iblis, dan ras neraka tingkat atas, menyaksikan hutan purba tak bertepi berguncang hebat, apakah mungkin mereka masih bisa mempertahankan sikap superior dan kesopanan? Apalagi bangsa iblis lainnya?
Berhadapan dengan ahli kuat tingkat super sebanyak ini, bahkan George Bates sang Raja Horor dengan ketahanan mental terbaik pun menarik napas panjang, lama tak bisa berbuat apa-apa.
Kecuali Naga Iblis yang menghela napas berat, baik ras neraka, bangsa iblis, maupun penduduk asli Aiqin, semua terjerembab dalam keheningan yang singkat namun terasa selaksa abad bagi yang mengalaminya.
Sorot mata penuh permusuhan yang saling menyilang membakar udara hingga terasa menyengat.
Berdiri di persimpangan takdir ini, berada di mulut gunung berapi yang pasti akan mempengaruhi catatan sejarah masa depan, setiap pemimpin merasa kebingungan.
Kecuali Pangeran Naga Iblis Aranduron yang sedang berbisik-bisik dengan Raja Horor dan Raja Langit Bersayap Enam, seluruh mata bangsa iblis tertancap tajam pada Lao Liu.
“Baju Zirah Takhta Es yang Terbekau” pada Bendera Perang Teratai Hitam yang berkibar-kibar, tak mampu menyembunyikan mata yang memancarkan bintang salib perak dan runa mata perak di pelipis.
Liu Zhenhan membalas pandangan penuh kebencian kepada para bodoh itu.
Braak yang memancarkan kilau biru safir, tubuhnya jernih bagai kristal permata, dengan elegan mengepakkan sayap daging birunya sambil mengangkat leher bersisik yang ramping mengarah ke langit mengeluarkan auman naga yang nyaring.
Sebagai naga antar-dimensi yang agung, perasaan Braak sangat tidak nyaman karena diabaikan dan dilupakan sejak kemunculannya.
"Saudara-saudara Aigean, apakah kalian menyambut kedatanganku dengan pengecut?" Bahasa telepati Braak yang beriak seperti air menggelitik nyali yang tertanam dalam diri setiap naga Aigean.
Makhluk panggilan memiliki hubungan telepati langsung dengan penyihirnya. Kematian Naga Kuno Weng dalam pertempuran bukanlah rahasia bagi Braak.
Berbeda dengan sihir panggilan lainnya, "Pemanggilan Agung Bahasa Naga" menargetkan makhluk Dunia Naga. Kedekatan alami dan hubungan darah yang misterius dengan naga Aigean membuat Braak mustahil mengingkari misi pemanggilan ini.
"Gerakan kecil yang memicu perubahan besar! Kegelisahan Naga Aigean seketika memicu kewaspadaan total dari Naga Iblis, Bangsa Iblis, dan ras neraka. Pertempuran dahsyat yang menggelegar seolah akan pecah kapan saja."
"Jangan ada yang bergerak dulu!" Liu Zhenhan mengibaskan "Sayap Langit"-nya, melesat ke depan sekumpulan naga yang gelisah sambil menghunus kapak perang adamantium bermata dua.
Kepala singa Bao Shilong menoleh memandangi semua Naga Iblis. Dengan kepakan sayap birunya, tubuhnya meliuk-liuk di udara membentuk rangkaian angka 8 miring, meninggalkan jejak bayangan ilusi sebelum tiba-tiba berhenti mendadak dan melayang tenang di hadapan semua Naga Iblis.
"Tenanglah kalian semua..." Mata biru Bao Shilong yang dalam bagai samudra menyapu seluruh Naga Iblis dengan makna tersirat. Hidung bawang transparannya sesekali menyemburkan udara, menggerakkan tiga kumis biru panjang yang melambai-lambai: "Sudah lama kudengar perseteruan kalian, tapi tetap saja ingin kutanyakan langsung: Wahai Naga Iblis pengkhianat lingkaran cahaya Hebo, bukankah kalian dan Naga Aigean berasal dari garis keturunan yang sama? Mengapa harus saling membunuh?"
"Omong kosong! Kami adalah mahakarya Dewa Iblis Nai'ozu! Apa hubungan darah denganmu atau Naga Aigean?" Pangeran Naga Iblis tertawa terkekang, pandangan rakusnya menyapu tubuh Bao Shilong bagai ingin melahapnya hidup-hidup.
Menghadapi Naga Batu Permata legendaris ini, para Naga Iblis seperti kucing yang melihat Ikan Autumn Blade, memiliki keinginan untuk mencicipi rasa dan teksturnya.
"Kepala batu!" Bosserion menggelengkan kepala singa transparannya yang besar, membuat manuver berputar elegan di udara. Gema masih bergema saat ia sudah terbang dengan gaya memanfaatkan gaya inersia menuju kumpulan Naga Aigean.
Rangkaian manuver terbang ini menunjukkan kemampuan aerobatik Bosserion yang luar biasa, bahkan Yitiao pun tak bisa tidak menghormati.
Para Naga Iblis tidak mencoba menghentikan naga antar-dimensi ini dengan sihir arkan. Bukan karena takut atau enggan, juga bukan karena pertahanan sihir Bosserion yang tak tertandingi, melainkan karena Pangeran Mahkota, Raja Horor, dan Raja Langit Bersayap Enam belum mencapai keputusan final. Bertindak sekarang bisa memicu pertempuran kacau berantai.
Konsentrasi jumlah pendekar di atas Hutan Salib Selatan hari ini begitu besar, membuat siapapun enggan memikul tanggung jawab memulai perang.
"Wahai Naga dari Dunia Lain, aku adalah Richard Zhenhan Liu, Tuan Tanah wilayah Pelangi-Naga di Benua Aigean. Merupakan kehormatan bertemu denganmu." Di bawah tatapan semua, Liu Zhenhan dengan ramah mengusap hidung Bosserion sebagai bentuk sapaan.
“Naga Pelangi？” Bosi Long memindai Lao Liu dengan tatapan curiga istrinya selingkuh. Secara teori, komunikasi antara Naga Aigean dengan Dunia Naga tak pernah terputus terlalu lama, namun wilayah kekuasaan naga Aiqin yang asing ini sama sekali belum pernah didengar oleh Bosi Long.
“Ini tak perlu diragukan lagi.” Pasangan Ibu membungkuk hormat kepada Bosi Long, menjawab keraguan sekaligus memperkenalkan diri dengan sopan.
“Tuan Tanah Richard, para kerabat sebangsa Aiqin, namaku Lan Ruoshi, Naga Batu Permata Meilan.” Bosi Long butuh usaha besar untuk kembali tenang. Menggelengkan kepala melupakan segudang pertanyaan, ia memberi hormat ke sekeliling dengan anggun: “Merupakan kehormatan bagiku Lan Ruoshi bisa menerima panggilan 'Lagu Penuntun' agung dan melintasi sungai ruang waktu untuk bertemu kalian.”
Gemuruh riuh rendah mengguncang komunitas Naga Aigean.
Ternyata Naga Batu Permata Meilan!
Legenda mengatakan, begitu Naga Aigean mencapai puncak kultivasi sebagai Naga Intan tingkat tujuh, mereka akan memperoleh kemampuan supernatural untuk melintasi ruang-waktu ke Dunia Naga. Nama lain Bosi Long sebagai Naga Permata konon berasal dari darah campuran antara Naga Intan tingkat tujuh dengan "Singa Terbang Permata" dari Dunia Naga.
Naga Batu Permata Meilan termasuk dalam tujuh klan Bosi Long sebagai naga perang bangsawan. Ia memiliki hembusan napas petrifikasi permata alih-alih hembusan perisai.
Dalam sistem pertahanan magis berbasis batu permata di Naga Pelindung, tanggung jawab Naga Pelindung kelas atas ini adalah bertempur!
"Bantuan kuat!" Pasangan Ibu sangat bersemangat: "Bantuan yang tak terbantahkan!"
Weng telah gugur dalam pertempuran, ini juga berarti Naga Pelindung yang dipanggil ke Aigean melalui "Lagu Pemanggil" tak mungkin kembali ke Dunia Naga.
Meski bangsa naga tak memiliki keangkuhan seperti manusia, pemikiran tentang munculnya wilayah Naga Pelindung baru di Benua Aigean membuat Naga Peri dan Naga Pelangi sebagai bangsa naga superior merasakan sukacita dan antusiasme yang tulus. Hasil ini juga mengurangi kesedihan Kota Naga atas kematian heroik Naga Purba Weng.
Dialog sederhana ini terdengar oleh Bangsa Iblis bagai halilintar menyambar tengkorak.
Setiap prajurit iblis yang mendengar, matanya terbelalak maksimal, memandang Lao Liu dengan tatapan kosong.
Kejutan mereka bukan karena Naga Batu Permata Meilan, melainkan pengakuan terang-terangan identitas asli Liu Zhenhan!
Selama ini Bangsa Iblis mengira Pangeran Zhenwu Karu adalah pengkhianat yang membelot ke Aigean. Mereka tak menyangka bahwa "Pangeran Zhenwu" dan Tuan Tanah Feilengcui Richard legendaris ternyata orang yang sama.
“Ini... Bagaimana mungkin...” Raja Langit bersayap enam Stockton memandang kosong, tak percaya mengamati mata dan kulit Pangeran Zhenwu.
Dari sudut mana pun dilihat, Liu Zhenhan bukanlah ras orang Aiqin melainkan seharusnya mata perak dunia iblis, bahkan kaum Bimon pun mengakui hal ini.
“Lama tidak bertemu, Yang Mulia Stockton.” Lao Liu menyapa dari kejauhan dengan semangat menggebu: “Maafkan tipu muslihatku, siapa yang suruh kalian membunuh mertuaku!”
Saat mengucapkan kalimat terakhir, sorot mata Liu Zhenhan telah berubah menjadi kilatan pedang yang tumpul namun melukai.
“Napas nagamu suci dan murni.” Burung singa terus mengendus-endus hidung bawangnya, kumis baja nyaris menusuk dada Lao Liu, tatapan matanya menjalar ke belakang menatap Guo Guo yang sedang menunggangi burung beo.
Dengan darah langka berkilauan seperti naga mengelilingi tubuh, Guo Guo berkostum bajak laut profesional melepas topi kapal delapan sudutnya menggunakan kait perak, memberi hormat ala gentleman di atas punggung burung beo.
Mata kiri Guo Guo tertutup penutup mata bajak laut hitam.
Di bibir mungilnya yang kemerahan, tergigit erat sebuah cerutu besar.
Hidung Guo Guo menyemburkan asap dengan garang, terlihat jahat sekaligus keren.
"Wahaha~ Punya wajah yang 'melampaui aturan'~ Kalau setahun lalu datang ke sini~ si bego ini pasti sudah meringkuk di penjara~" Burung beo mengejek wajah Boss Long dengan sombong. Burung duri mungil dan burung misterius berwarna hijau yang awalnya bersandar di sisinya, langsung malu-malu menjauh, sepertinya merasa sangat dipermalukan.
Boss Long tidak mendengar jelas pertama kali. Baru setelah burung beo mengulangi dua kali, ia akhirnya paham panggilan "bego" itu. Julukan ini membuat Boss Long Lanruoshi hampir pingsan.
"Mau kabur?" Liu Zhenhan tiba-tiba berteriak keras, menjentikkan kelopak bunga dari zirahnya. Kelopak sebesar mangkuk melesat di udara dengan suara mendesis, menghantam tengkorak belakang Iblis Bayangan Malam Merayap yang sedang kabur. Disusul "roda darah bulan" Guo Guo yang membelah luka, menyemburkan percikan darah dan otak. Iblis yang sudah sekarat itu langsung tumbang ke tanah tanpa sempat bersuara.
Naiwen'eryinke sama sekali tidak bergerak, hanya mematung menyaksikan Lao Liu dan Guo Guo membantai bawahannya.
Komandan Sungai Darah sebenarnya masih memiliki tenaga untuk menghalangi kelopak terbang ini. Namun harga diri Penguasa Dunia Arwah membuatnya tidak bisa mentolerir tindakan pengecut pengikutnya yang melarikan diri dari medan perang. Kematian iblis Bayangan Malam yang terluka parah dan kehilangan nyali ini pun tidak masalah - bahkan jika Liu Zhenhan tidak bertindak, sang penguasa akan membersihkan pasukannya sendiri.
Insiden kecil ini memicu keheningan panjang berikutnya.
Semua pihak sadar bahwa hari ini pasti tidak akan berakhir damai, namun tak seorang pun berani memicu bahan peledak pertempuran.
Ini bukanlah penyergapan yang direncanakan. Semua pihak belum siap secara mental menghadapi skenario sebesar ini.
Jika benar-benar bertempur, konsekuensinya terlalu sulit diprediksi dan ditanggung!
Bertahan dalam kebuntuan mungkin bukan pilihan yang salah.
Posisi paling canggung dialami oleh pasukan bantuan Feilengcui di Mesin Terbang Qibulin dan dua Archmagister Aiqin.
Sebelumnya mereka sengaja menyimpan kekuatan dengan harapan bisa segera meninggalkan medan perang, namun kini situasi memaksa mereka tetap berada di tempat.
Dengan kehadiran Bangsa Iblis, dua Archmagister Aiqin mustahil kabur meski memiliki "ketebalan muka" sekalipun.
Sedangkan ahli Tang Zang dan Bangsa Laut Dunia Iblis yang berstatus pasukan bantuan, ingin pergi namun takut bertindak.
Siapa yang bisa menjamin bahwa gerakan mencurigakan sekecil apapun tidak akan memicu serangan sihir besar-besaran? Bahkan memicu pertempuran kacau akhir?
“Pangeran Naga Iblis masih berbisik-bisik dengan elite Bangsa Iblis, pandangannya berkedip-kedip, tapi sepertinya mereka tak bisa merundingkan solusi yang baik.”
“Mengepung kekuatan Aiqin yang terdiri dari naga-naga dalam jumlah besar dan penyihir puncak, mustahil dilakukan tanpa korban berat. Baik Naga Iblis maupun Bangsa Iblis, tak ada yang mau menanggung kerugian besar.”
“Waktu terus berlawan. Para ahli kuat tingkat super ini mengencangkan raut wajah, waspada terhadap lawan. Hanya Bosirena Lanruoshi yang tetap tenang dan santai.”
“Obisilachi!” Liu Zhenhan mengatupkan gigi, otaknya terus berpikir tapi tak kunjung menemukan solusi.
“Selain menggunakan 'Permata Kajaride' untuk solusi permanen, senjata rahasia yang disiapkannya sama sekali tak mempan menghadapi begitu banyak ahli kuat. Membuat Liu Zhenhan mengakhiri nyawa untuk melepaskan lagu terakhir Pendeta adalah hal mustahil, kecuali sebagai opsi terakhir.”
“Dia tidak sebodoh itu.”
“Karena ini adalah perang kalian, aku tak ingin ikut campur!” Komandan Sungai Darah Naiwen'eryinke mengacungkan trisula baja ke arah "Jurang Ruang-Waktu" di balik pasukan sekutu, menggabungkan ancaman dan permohonan: “Jika kalian tak memberi jalan untukku kembali ke Dunia Arwah, ini berarti memaksaku memulai perang!”
“Naiwen'eryinke, haha, kalau mau bertarung lawan aku saja!” Liu Zhenhan takkan melepas mangsa besar ini, “Mau kabur? Coba kau geser satu langkah!”
Demi sumpah kepada langit, Komandan Sungai Darah benar-benar ingin menghantam Liu Zhenhan hingga gepeng dengan trisulanya.
Tapi "jurang ruang-waktu" tidak berada di belakang makhluk ini, meski Naiwen'eryinke penuh amarah, ia harus menelan ludah. Pasukan iblis masih membutuhkan sisa kekuatan ini untuk kembali ke dunia iblis. Jika berdebat dengan bajingan ini, hari ini benar-benar tak bisa lolos.
“Bego!” Burung beo kecil menghina habis-habisan penguasa neraka ini. Guo Guo juga berlagak sombong dengan mengacungkan jari tengah ke arah Komandan Sungai Darah.
“Pertanyaan terakhir, mau minggir atau tidak?” Komandan Sungai Darah yang berlumuran darah menahan napas, menggoyang-goyangkan trisula baja, mengeluarkan ultimatum mengerikan kepada pasukan gabungan iblis.
Tentu saja Naga Iblis dan bangsa iblis takkan membiarkan Komandan Sungai Darah lewat begitu saja hanya dengan beberapa kata.
Jangan main-main!
Dalam situasi sekarang, ke mana lagi pasukan gabungan iblis harus bergeser?
Pernyataan Tuan Tanah Feilengcui sudah jelas. Bagaimana jika pergeseran pasukan memicu pertempuran besar-besaran?
Bagaimana jika ras neraka melakukan serangan tiba-tiba saat proses perpindahan?
Soal kekejaman dan dendam kesumat, siapa yang tak tahu ras neraka adalah juara tak terbantahkan!
Harapan terbesar pasukan gabungan iblis sekarang adalah Naiwen'eryinek menyerang penduduk asli Aiqin, sehingga mereka bisa memungut keuntungan seperti pemancing yang dapat ikan.
"Tapi mereka mana tahu, justru mereka yang menghalangi jurang ruang-waktu, bukan penduduk asli Aiqin!"
Naiwen'eryinke mengatupkan gigi, mengangkat trisula baja tanpa basa-basi, mulai melantunkan mantra-mantra dengan suara mengerikan satu per satu.
Duet!
Masih duet mantra yang mengerikan!
Nyanyian duet yang dua kali lebih cepat dari mantra biasa!
Bagai bayangan malam, trisula hitam itu menuliskan rangkaian runa misterius berwarna jelaga di udara, laksana kibasan ekor naga suci.
Udara merintih, pegunungan bergulat, bumi berguncang.
Langit biru yang luas tiba-tiba diselubungi awan hitam pekat, cahaya Dibo Luo tenggelam oleh gelombang kekuatan elemen yang bergelora.
"Jancuk! Perisai!" Liu Zhenhan tak menyangka dia langsung menyerang, cepat-cepat menepuk breastplate-nya hingga enam "Perisai Tuan Tanah Kematian" bermotif bunga telang hitam bermunculan. Lewat Kristal Naga dan batu permata perisai, dua belas "Perisai Kilat" dan satu "Perisai Batu Permata" terpanggil.
Ditambah zirah putri duyung elemen air, Zirah Bunga, Baju Zirah Takhta Es yang Terbeku, tubuh Adamantium penakluk iblis, serta zirah garam, zirah duri, dan zirah kulit sekeras batu yang disikatkan Helen, lapisan pertahanan yang menyelimuti Liu Zhenhan saat ini benar-benar keterlaluan.
Tak perlu diingatkan, siapa lagi yang belum tahu harus memanggil perisai magis duluan!
Cahaya sihir, kilau arkan, dan lingkaran lagu perang memenuhi langit dengan gemuruh yang memekakkan telinga.
Seketika, langit di atas Hutan Salib Selatan tenggelam dalam hiruk-pikuk elemen yang tak terkendali.
Siapa berani meremehkan Naiwen'eryinke yang baru saja bertarung sengit dengan naga purba, meski kekuatannya di ujung tanduk?
Trisula Bi Luo warisan komandan Sungai Darah, penguasa Dunia Arwah ini, adalah senjata Epos yang ditempa dengan logam gelap "Tinai Lun'er"!
Hanya dengan kemampuan logam khusus Dunia Arwah yang menggandakan kekuatan gelap, Naiwen'eryinke tak boleh dianggap remeh!
Mantra sihirnya di tahap awal pengucapan saja telah menciptakan gangguan elemen mengerikan - jika berhasil dilancarkan, daya rusaknya sanggup menghancurkan dunia!
Di balik perisai magis dan barrier pertahanan raksasa, baik penduduk asli dunia iblis maupun Aiqin tak ragu melancarkan serangan sihir paling dahsyat kepada penguasa neraka ini!
Sihir sekuat apapun baru berguna saat berhasil dipanggil - jika terinterupsi, akibatnya akan tragis seperti yang semua orang tahu!
Menghadapi serangan gabungan ahli Jalan Tertinggi dari dua dimensi Aiqin dan dunia iblis, bahkan komandan tertinggi Dunia Arwah Inggriqibao dengan "Cermin Penghancur"-nya pun takkan bisa menyelesaikan mantra kuat!
"Ini tentu juga dipahami Naiwen'eryinke, otaknya tidak dikendalikan oleh emosi negatif seperti kemarahan, kebencian, maupun penyesalan yang mengaburkan nalar."
"Yang dipanggilnya bukan mantra terlarang, melainkan wilayah kekuasaan!"
"Kekuatan wilayah merupakan manifestasi ekstrim dari kekuatan elemen diri. Dalam pemanggilannya tidak terlalu bergantung pada pengucapan mantra."
"Melalui nyanyian duet dan pengorbanan bawahannya yang menutupi titik lemah, Komandan Sungai Darah akhirnya memperoleh waktu terbatas yang berharga untuk berhasil memanggil wilayah kekuasaannya."
"Air terjun elemen merah tua menghujam dari langit diiringi lolongan jahat bagai angin dingin dan api hantu, dengan cepat membentuk kubah telur yang menyelimuti segalanya."
"'Bidang Borgol Merah Tua!'"
"Inilah wilayah rahasia Komandan Sungai Darah!"
"Sejak zaman purba, belum pernah ada petarung kuat yang mampu memaksa Penguasa Dunia Arwah ke ujung tanduk hingga melepaskan wilayah kekuasaannya!"
"Makhluk berdarah yang terjebak dalam 'Bidang Borgol Merah Tua' akan mengalami tarikan kekuatan elemen pada darahnya. Sekalipun perisai sihir dan barrier bertahan, keterikatan elemen pada darah akan membuat gerakan mereka sangat lamban!"
"Bagi makhluk biasa tanpa kemampuan pertahanan magis, nasibnya lebih mengenaskan - seluruh darah akan menyembur keluar dari permukaan tubuh seketika di bawah tarikan kekuatan wilayah ini!"
“Jancuk!” Liu Zhenhan bergumam takjub.
Ia juga bisa dibilang burung gereja di Sungai Sanggan, setidaknya pernah melihat beberapa badai. Tapi melihat kecepatan Naiwen'eryinke melepaskan wilayah kekuasaannya, selain Master Puskash, sosok seperti Tuan Tanah Copper Mirage Sylvester benar-benar tak bisa menyainginya!
Apa artinya kecepatan lebih tinggi saat melepaskan wilayah kekuasaan?
Tentu berarti kekuatan sihir yang luar biasa!
Liu Zhenhan sebelumnya masih mengira bahwa kekuatan tempur Komandan Sungai Darah terutama bergantung pada kondisi fisik sempurna. Tapi sekarang jelas pandangan ini terlalu menyederhanakan dan tidak adil!
Kemampuan sihir Naiwen'eryinke meski tak setara Santo, perbedaannya sangat tipis!
Nyanyian sihir duet-nya pasti merupakan mahakarya dalam sejarah sihir!
Yang lebih mengejutkan Lao Liu, Komandan Sungai Darah yang dikenal menguasai empat aliran sihir ini ternyata juga ahli terkemuka sihir darah - "Wilayah Borgol Kirmizi" jelas merupakan wilayah dengan karakteristik sihir darah!
Alasan berani mengatakan ini pasti karena Liu Zhenhan sendiri adalah penguasa tertinggi sihir darah!
Wilayah ini tetap berpengaruh padanya, tapi efeknya sangat kecil. Elemen darah dalam tubuhnya bergetar riang dan menciptakan resonansi unik dengan wilayah tersebut!
Guo Guo juga sama!
Sambil melirik dua pelayan darah yang bersembunyi di sudut terpencil tanpa bicara sepatah pun. Lao Liu semakin yakin dengan penilaiannya, permukaan tubuh Big S dan Little S juga memancarkan gelombang harmonisasi elemen yang berputar-putar.
Lao Liu baik-baik saja, bukan berarti orang lain juga selamat.
Meski tak ada yang lemah di langit Hutan Salib Selatan hari ini, setiap makhluk yang terjebak dalam "wilayah Borgol Merah" - baik bangsa iblis maupun penduduk asli Aiqin, entah naga, naga iblis, manusia, atau Bimon - dengan cepat atau lambat terus mengeluarkan mutiara darah dari pori-pori tubuh mereka yang beterbangan!
Burung beo dengan nilai kekuatan magis tertinggi sepanjang masa pun mengeluarkan setetes mutiara darah dari paruhnya. Setelah berjuang keras, akhirnya berhasil melepaskan diri, menembus blokade "Perisai Teratai Api Biru", dan melesat ke angkasa.
Kehilangan darah dalam jumlah terbatas ini tentu tak mematikan, namun rasa kaku yang dibawa kekuatan wilayah terus menggerogoti perlindungan perisai magis, menembus sumsum tulang!
Paling menderita adalah khimera bawah tanah yang masih bertarung di tanah dalam jangkauan wilayah. Para orang sial yang sedang bertarung tangan kosong dengan khimera Landak dan pohon kuno hutan ini - tanpa perisai tingkat tinggi, hanya mengandalkan pertahanan alami - jelas tak mampu menyaingi kecepatan regenerasi perisai khimera Landak, sehingga tak kuasa melawan kekuatan wilayah.
Ini membuat mereka sama seperti karakter biasa seperti prajurit Ghoul dari legiun elite Bangsa Iblis dan perusak obsidian, yang darah mereka bagikan kawanan ikan yang berenang melawan ariran, terkumpul di udara oleh tarikan ganas kekuatan wilayah - meski sementara masih hidup, konsekuensi kehilangan darah dengan kecepatan seperti ini sungguh tak terduga.
Pohon-pohon raksasa di hutan menyemburkan getah hijau ke langit bagai mata air, dedaunan menyusut dan mengering dengan cepat.
Pemandangan spektakuler kelompok hutan purba yang menyemburkan ini, bagaikan ribuan kembang api magis mekar serentak, keindahan yang langka di dunia.
Munculnya wilayah kekuasaan membuat serangan sihir terkumpul yang awalnya ditujukan pada Naiwen'eryinke tiba-tiba menjadi redup.
Seperti cermin penilai level sihir yang tak memihak, di wilayah Komandan Sungai Darah, hanya segelintir ahli Jalan Tertinggi dengan level tertinggi dan kekuatan magis luar biasa yang masih bisa bergerak lincah. Sisanya harus memborong perisai ke tubuh agar tubuh yang kian kaku masih bisa bertahan terbang, tidak jatuh menghantam tanah menjadi bubuk daging.
Naiwen'eryinke yang tubuhnya bolong-bolong seperti saringan darah akibat serangan sihir, mengeluarkan lolongan aneh seperti tangisan dan tawa. Dengan mengacungkan trisula, ia mengaduk butiran darah merah-hijau bulat kecil seperti angin puting beliung, menggulung, menderu, dan mengeras di udara kelam, lalu menyatu bagai Mengumpulkan Pasir Menjadi Menara menjadi monster merah darah yang semakin membesar.
Inilah kehebatan "Wilayah Belenggu Merah Tua"!
Berbeda dengan "Wilayah Anti Sihir" milik Penyihir Suci Santo Ajaib yang bisa langsung menciptakan zona vakum magis layaknya Dewata turun ke dunia.
Tapi wilayah ini mampu menarik-narik aliran darah, memaksa semua makhluk berdarah di dalamnya mati kehabisan darah atau bergerak sangat lamban dan kaku!
Dengan memadukan tetesan darah menjadi unit tempur elemen "Makhluk Kolam Darah", Naiwen'eryinke juga bisa menggunakan serangan fisik makhluk darah yang mampu menyedot darah ini untuk menghabisi lawan satu per satu!
Pasukan bantuan Feilengcui yang tergopoh-gopoh datang, melihat wilayah mengerikan di langit itu dari jauh, memilih diam di utara dengan mulut menganga di luar tirai wilayah, merekam pemandangan spektakuler ini dengan bola kristal Di Wei.
Liu Zhenhan juga sempat ber-tulangkomunikasi dengan Yang Mulia Sal untuk membahas situasi di sana.
Yang Mulia Sal menceritakan suatu hal, wajah Lao Liu awalnya berseri-seri, namun segera suram kembali, dipenuhi penyesalan yang tak bisa disembunyikan.
Pasukan gabungan dunia iblis tak memiliki gaya santai seperti Penyihir Besar Suci yang bisa bergerak leluasa di tengah musuh. Hanya menerima serangan tanpa membalas sama sekali bukanlah sifat asli Bangsa Iblis!
Jika bicara tentang penantang terbaik untuk "wilayah kekuasaan Borgol Merah", tentu saja Hydra dan Geryon - mayat hidup perkasa yang tak memiliki darah - adalah jawabannya!
Di antara ahli-ahli bangsa iblis, tidak sedikit yang mampu memanggil makhluk abadi level tinggi.
Saat melihat beberapa Naga Tulang dan iblis neraka berlari ke arahnya, Naiwen'eryinke yang tubuhnya masih lemah maju menghadang.
Sebenarnya ia sadar, hanya mengandalkan wilayah kekuasaan, mustahil baginya menghancurkan dua esensi dari dimensi berbeda di hadapannya.
Tapi ia tak punya pilihan lain.
Tanpa menggunakan wilayah kekuasaan, dalam hujaman sihir bak badai dan hujan deras ini, ia takkan bisa bertahan lama.
Liu Zhenhan dari lubuk hatinya memandang rendah tindakan bertahan hidup seperti ini. Baik karena karakteristik sihir darah yang harus membunuh lawan untuk menyerap esensi darah, maupun demi menghormati ahli kuat, ia menyambar kapak perang Adamantium bermata dua dan menerjang penguasa Dunia Arwah yang matanya sudah dipenuhi keputusasaan ini.
Di bawah langit kelam yang suram, sepasukan penerbang mendekat cepat dari arah selatan.
Bersamaan dengan itu, "jurang ruang-waktu" di atas Hutan Salib Selatan kembali bergemuruh dahsyat.
Bab 618 Kode Nama Rubah Api
Seekor elang berbulu putih yang lincah melantunkan suara melengking di langit, meluncur miring melewati menara jam runcing tertinggi Kastil Yifu.
Inilah Kastil Yifu, titik strategis di perbatasan antara dunia manusia dengan Padang Liar Kuno, pos perbatasan terpencil Kadipaten Dolot.
Pegunungan Salju Himalaya Taymur yang menjulang ke langit dan Pegunungan Bering membentuk formasi segitiga terbalik sempurna di sini, menegaskan julukan "Benteng Alam" Kastil Yifu.
Jika berjalan lurus dari depan kastil ini: ke kiri akan sampai di Hutan Tanah Asin Florun, ke kanan terbentang Padang Liar Donau. Selama benteng alam ini dipertahankan, ras Bimon takkan bisa menyerang pedalaman, terkubur selamanya impian melihat kembali Gunung Suci Hyjal.
Setelah berputar 2-3 kali di angkasa, elang putih itu mengembangkan sayapnya sepenuhnya lalu menyambar menukik ke arah benteng megah dengan bendera-bendera berkibar.
Di atas benteng Kastil Yifu yang dibangun dari batu persegi panjang hijau dan cairan timbal, para prajurit manusia berkeringat deras mengangkut anak panah, batang gelinding, dan batu peluru dalam jumlah besar di bawah komando seorang jenderal tua bermata berkilau. Di bawah gerbang, rombongan insinyur sibuk memasang rintangan rusa dan kubu kayu, menanam biji besi berduri, sementara kereta-kereta penarik terus mengalirkan tong besar berisi ikan pemakan manusia hidup-hidup ke parit kota.
"Atur semua parameter tembak dengan tepat, aku tidak mau kalian menembak sembarangan, tapi harus menutupi area sepenuhnya!" Seorang jenderal tua berbaju zirah perak berkata dengan wajah dingin, mendesak prajurit-prajurit kurcaci yang sedang memasang ballista besar dan ketapel di jalur kuda di belakang benteng: "Lebih cepat lagi! Apakah kalian masih layak disebut prajurit 'Legiun Bulan Sabit Perak'? Bahkan seorang wanita biasa bisa lebih lincah dari kalian!"
Seekor elang putih membubung di atas benteng, melepaskan cakar dan menjatuhkan tabung kayu berlapis pernis yang diikat benang merah.
Sang jenderal tua dengan mantap mengibaskan jubah sutra emas berwarna merah darah, lalu menangkap tabung kayu yang jatuh dari langit.
Saat segel lak merah dibuka, sebuah perkamen kulit domba langsung meluncur keluar dari tabung.
Sang jenderal membuka perkamen bernoda darah itu dengan swish, tak sampai beberapa napas, alis pedang keperakannya sudah mengerut.
"Marsekal Sidoff..." Master Stefano yang memegang tongkat sihir rubi elegan berdiri dari kursinya: "Apakah ada kabar tentang ras neraka?"
"Tidak!" Marskal Sidoff berkata datar: "Ini Bangsa Iblis. Bukan ras neraka!"
"Bangsa Iblis?"
“Ya!” Marsekal Sidoff yang berwajah tegas menyimpan gulungan kulit, dengan ekspresi datar menghunus belati. Ia mengambil sepotong daging tenderloin bernoda darah dari penjaga, memotong seiris dan memasukkannya ke paruh elang yang bertengger di bahunya: "Pos pemeriksaan McDonald sudah menjadi pos terdekat dari Kastil Yifu. Pasukan bangsa iblis sekarang mungkin hanya berjarak kurang dari 200 li dari kita!"
"Tak kusangka bangsa iblis juga datang." Master Stefano tertawa getir: "Tapi ini sesuai dengan perkiraanmu tentang waktu pengerahan pasukan mereka."
"Tak satu pun pengintai yang kukirim kembali hidup-hidup. Pos-pos depan lainnya juga tidak mengirim surat merpati." Marsekal Sidoff mengeluarkan saputera sutra, perlahan membersihkan noda darah di jarinya: "Sepertinya reputasi bangsa iblis memang pantas. Taktik mereka sangat terampil."
"Sahabatku, bangsa iblis memiliki angkatan udara besar. Dalam hal mobilitas dan serangan mendadak, kita memang tak bisa menandingi." Master Stefano tersenyum getir: "Menurutku Yang Mulia perlu dimohon lagi agar Kotak Tulang Komunikasi juga dialokasikan untuk Kastil Yifu, bukan hanya untuk pasukan di Dataran Carimodo. Kemungkinan pasukan iblis menyerbu Dataran Carimodo sangat kecil - fokus strategis mereka tetap di Padang Liar Donau."
"Tidak apa-apa!" Marsekal tua yang rambutnya sudah memutih tersenyum bangga: "Lebih dari lima puluh tahun berkarier di militer. Sidoff selalu terbiasa menggunakan rampasan perangnya sendiri, kali ini tentu tidak boleh berbeda!"
"Entah bagaimana keadaan para Prajurit Ganas sekarang, tapi kurasa mereka pasti bertemu ras neraka atau Bangsa iblis. Sebenarnya kita seharusnya menahan mereka." Master Stefano tak bisa menyembunyikan penyesalannya: "Lebih dari 20.000 prajurit ganas, itu kekuatan tempur yang cukup besar."
"Di medan perang, prajurit yang hanya patuh pada perintah dan tunduk tanpa syarat pada komando adalah yang terbaik, bukan dilihat dari keberanian atau kekuatan fisik." Mendengar ucapan awam ini, Marsekal Sidoff tersenyum ramah: "Sahabatku Stefano, barbar Viking itu tidak terorganisir dan disiplin, bukan prajurit unggul. Kita punya penyihir dari berbagai negara, 'Legiun Bulan Sabit Perak'-ku, tentara bayaran tetap Doluote, serta benteng alam kastil Yifu. Entah ras neraka atau Bangsa iblis yang datang, aku pasti akan membuat mereka menderita di sini!"
"Aku sama sekali tidak pernah meragukan hal itu." Master Stefano juga tersenyum: "Sahabatku, melihat gelarmu sebagai 'dewa perang tak terkalahkan' Kekaisaran St. Francis, jika aku tidak percaya, tentu tidak akan berangkat ke Hutan Salib Selatan dengan tenang."
“Untuk ilmu sihir, saya sebenarnya tidak punya hak bicara, tetapi logika 'gigi akan merasa dingin jika bibir sudah terkoyak' masih saya pahami.” Marsekal Sidoff mengangguk: “Guru, di belakang Kastil Yifu, sedang ada prajurit Sabit Raksasa dari Kekaisaran Pompeii, pasukan Teutonik dari Kerajaan St. Almani, prajurit Pedang Berat dari Kerajaan St. Berlan, pasukan Tombak Naga dari Kerajaan St. Trank, penembak crossbow lompat dari Kekaisaran St. Jose, pemanah busur panjang dari Kerajaan St. Germa yang sedang bergegas ke sini. Sedangkan Guru dan para penyihir jika pergi ke Hutan Salib Selatan, tidak akan ada bala bantuan lagi. Karena itu saya mohon, patuhi kesepakatan sebelumnya: hindari muncul jika tidak perlu, hanya bertarung saat yakin menang, dan segera mundur tanpa ragu jika situasi memburuk!”
“St. Francis tidak bisa kehilangan kalian, Benua Aigean kita juga tidak bisa kehilangan kalian!” Marsekal Sidoff menatap tajam sang Archmagister yang dijuluki paling dekat dengan Dewa ini, menyampaikan permohonan tulusnya.
Master Stefano mengencangkan bibirnya, mengangguk kuat, lalu membalikkan badan sambil mengayunkan tongkat sihirnya. Sekelompok penyihir dengan tinggi badan beragam segera bangkit dalam diam, berjalan tanpa menoleh ke formasi teleportasi sihir yang sudah disiapkan.
……
Di bawah bayangan gunung bersalju dan Pegunungan Bering yang hijau permai, Hutan Garam Florerendo yang indah mempesona berubah menjadi semangkuk bubur gandum yang baru saja mendidih.
Pasukan besar Bangsa Iblis yang semula berbaris rapi dengan langkah teratur di jalanan kristal garam yang putih dan lebar, kini bagaikan gerombolan semut yang tersiram air mendidih; Teriakan para perwira dan jeritan ketakutan prajurit bergema membentuk gelombang suara yang riuh.
200.000 pasukan, jumlah ini sudah dua kali lipat dari kekuatan militer reguler Kerajaan Bimeng.
Tapi jumlah segini bagi Bangsa Iblis hanyalah pelopor pembuka jalan.
Namun seelit apapun pasukan, tanpa kehadiran petarung-petarung handal, pasti akan panik menghadapi Naga - terutama empat ekor Naga sekaligus.
Ksatria Tanda Salib Waldner yang berkeringat deras, sambil memerintahkan pasukan logistik di barisan belakang untuk segera mengangkut busur silang, mati-matian menghubungi Kotak Tulangkomunikasi Takhta Stokton.
Empat Naga Hitam Neraka di langit meski diam bagaikan jurang dalam, belum menyerang, namun penampilan mengerikan mereka yang penuh tekanan dan kisah-kisah berdarah dalam novel ksatria membuat jantung Waldner langsung berdebar kencang.
Kotak Tulangkomunikasi tidak dapat tersambung, suara "siiraa-siiraa" yang berisik menandakan Takhta Stokton sedang berada di pusat badai elemen. Waldner mencoba tiga koordinat tulangkomunikasi berbeda, hasilnya tetap sama.
Gangguan sehebat ini pada fungsi komunikasi Kotak Tulangkomunikasi jelas bukan efek sihir arkan biasa yang bisa mencapainya.
Valdenar sudah panik sampai bibirnya muncul lepuhan melepuh.
Dia tidak khawatir Raja Langit Bersayap Enam akan mengalami masalah.
Kali ini ketika Stokton pergi memeriksa mengapa Hutan Salib Selatan mengeluarkan aura sisik begitu pekat, pasukan elit bangsa iblis yang disiapkan untuk menyerbu Feilengcui ikut terbawa. Di mata Ksatria Tanda Salib Waldner, kekuatan kelas tinggi seperti ini adalah simbol tak terkalahkan.
Tapi justru karena itu, dari 200.000 pasukan perintis bangsa iblis saat ini, sama sekali tidak ada ahli Jalan Tertinggi yang bisa menandingi Naga Aigean!
Angkatan udara? Dari 30.000 pasukan udara, 20.000 sudah dikirim untuk mengintai musuh dan membersihkan rintangan. Kini hanya tersisa 10.000 yang tinggal di pasukan tengah. Dengan ketinggian dan kecepatan terbang mereka, mungkin saja tidak bisa menyentuh ekor Naga sekalipun!
Kalaupun bisa menyentuh, lalu apa gunanya?
Laporan intelijen musuh sudah jelas-jelas menyatakan: bahkan banteng dari Benua Aigean pun hanya bisa memotong satu sisik Naga dengan kapaknya!
Penembak liang tanah? Sihir arkan Naga bisa menghujani dari langit, sementara penembak liang tanah hanya memiliki jangkauan tembak 300-400 yard!
Lagipula kalaupun mengenai, bukankah itu cuma menggaruk-garuk naga?
Pasukan busur silang mungkin jadi pilihan, tapi jangan lupa - peralatan berat ini harus dibongkar dan ditarik dengan gerobak.
Kalaupun dengan susah payah berhasil memasang busur silang, lalu apa? Empat ekor Naga ini mau menunggu diam saja dibidik senjata?
Pasukan ahli sihir arkan beranggotakan 500 orang adalah satu-satunya andalan Valdenar saat ini. Namun dia sendiri paham, bagi empat ekor Naga Aigean, para ahli sihir ini masih jauh dari cukup untuk mempertahankan markas.
Dengan skala pasukan 200.000 yang terbentang luas, jika keempat Naga itu berkehendak, mereka bisa menghancurkan sewenang-wenang!
Valdenar hampir yakin, Sang Raja Langit di singgasana pasti terjebak dalam "perangkap pengalihan harimau" musuh.
Seekor gajah perak kecil melayang mendekat. Melihat sosok ramping duduk tegak di atas gajah perang yang dihiasi ornamen dan tirai, Valdenar tiba-tiba menjadi tenang.
Takdir yang harus datang takkan terelakkan. Rasa takut takkan mendatangkan keajaiban.
"Aku Valdenar, Kepala Staf Legiun Pelopor Bangsa Iblis! Hentikan langkahmu!" Ksatria Tanda Salib Waldner menghentakkan kaki terbang ke langit, berseru dalam Bahasa Umum Aiqin yang kaku sambil mencabut pedangnya dengan gemerincing logam.
Gajah perak kecil ini tak bersayap, namun bisa melayang. Gerakannya adalah rangkaian teleportasi berantai.
Jika Oushou memiliki ciri seperti ini, pasti termasuk kategori Tingkat Super.
Meski hati Valdenar dipenuhi keluh kesah, dia tetap menyembunyikan kepanikannya dengan baik, ekspresinya tetap tenang dan bermartabat.
“Selamat siang, Yang Mulia Kepala Staf.” Bayangan di atas gajah perak berdiri, jari-jari pucatnya mengaitkan tirai tipis seperti sutra: “Saya Rundstedt, Rundstedt dari Kota Lucerne.”
“Tak perlu khawatir, keempat Naga Hitam Neraka ini tidak berniat jahat.” Mata Rundstedt yang penuh darah beku menyipit menatap pasukan besar Bangsa Iblis yang tegang di bawah.
Valdenar terkesima, pemuda tampan ini sungguh memancarkan aura kegagahan!
Bahkan di antara para pemilik mata perak yang terkenal rupawan, pria selembut dan setampan ini mungkin satu dalam sepuluh ribu li!
“Orang asing. Segera nyatakan maksud kedatanganmu!” Valdenar menelan ludah, berusaha mengumpulkan keberanian.
Dia pernah mendengar Kota Lucerne, namanya tercatat dalam data pra-perang sebagai kota yang dikuasai Elf Jatuh Aiqin. Artinya adalah “mutiara yang lahir dari cangkang kerang tercantik di dunia”.
Konon sebelumnya staf pernah mengirim utusan untuk melakukan kontak dengan kota Lusern ini, mungkin ingin merekrut suku tercemar sebagai mata-mata, namun akhirnya tak ada perkembangan lebih lanjut.
“Apakah kau belum pernah mendengar namaku?” Alis Rundstedt berkerut membentuk karakter ‘’: “Yang Mulia Kepala Staf, saya Rundstedt! Kode nama ‘Rubah Api’!”
“Rubah Api? Berarti kamu adalah mata-mata yang dipilih Badan Penyusupan ya?” Valdenar menarik napas lega: “Maaf, Rubah Api. Karena kesalahan fatal berturut-turut dalam operasi, Badan Penyusupan telah dibubarkan dan kini digabung ke dalam struktur logistik di bawah Departemen Staf!”
“Tapi permintaanmu bisa langsung disampaikan padaku. Sebagai Kepala Staf, aku berwenang penuh mewakili!” Valdenar membersihkan tenggorokannya, mengamati empat ekor Naga dan pria tampan yang duduk di atas gajah perak. Pandangannya penuh iri, cemburu, namun juga sukacita.
Rundstedt menunduk menghela napas, perasaannya sangat kompleks.
Pasukan pendahulu bangsa iblis yang berantakan di darat ini, menurut penilaiannya, hanyalah 20.000 pemula bodoh! Formasi mereka masih bisa ditolerir, tapi ketahanan mental sangat buruk. Koordinasi unit tempur penuh celah, sampai-sampai membiarkan empat Naga berpatroli di udara tanpa ada ahli yang mencegat!
Jika ini pertempuran sesungguhnya, Napas Berapi dari empat Naga Hitam Neraka bisa melenyapkan panglima pasukan ini dalam sekejap!
“Yang Mulia Kepala Staf. Kemarin dulu aku masih berkomunikasi dengan Manajer Rubah Api yang bertugas menghubungiku. Dia bilang, mulai tadi malam, Pasukan Pendahulu Perang Suci akan mulai memasuki Benua Aiqin!” Rundstedt menggoyang-goyangkan Kotak Tulangkomunikasi di tangannya - hadiah dari Penyihir Mayat Hidup Zandi dulu, katanya khusus untuk menghubungi pejabat iblis setelah "Jurang Ruang-Waktu" terbuka.
“Saya sudah memberitahu Kepala Staf FireFox, hari ini saya akan bertemu dengan panglima pasukan perintis dan menyampaikan rahasia militer. Sebuah rahasia besar yang bisa menghapuskan kekuatan penyihir tingkat tinggi di Benua Aigean!” Rundstedt berhenti sejenak, matanya memandang Valdenar yang kebingungan dengan tatapan aneh: "...Yang Mulia Kepala Staf, maafkan kehati-hatian saya, karena informasi ini baru bisa dipastikan sepenuhnya hari ini, jadi saya tidak bisa memberi detail kepada Kepala Staf FireFox! Tapi yang aneh adalah... Sepertinya Kepala Staf FireFox belum memberitahu Anda tentang hal ini? Dan... Di mana panglima Raja Langit dari pasukan perintis?"
“Mengapa sampai sekarang, saya bahkan tidak melihat bayangan seorang ksatria bersayap putih?” Rundstedt mengerutkan bibirnya ke segala arah dengan bingung, lalu menatap Valdenar langsung tanpa berkedip.
Sampai saat ini belum terlihat ahli bangsa iblis yang maju melawan empat ekor Naga Hitam Neraka, dengan kecerdikannya, Rundstedt sudah bisa memastikan bahwa pasukan besar Bangsa Iblis yang terlihat megah ini ternyata sama sekali tidak memiliki ahli yang memimpin.
Ini agak menyimpang dari kebiasaan.
“Ini...” Valdenar tentu tidak akan membocorkan keberadaan Raja Langit di singgasana kepada mata-mata yang belum dikenal asal-usulnya. Namun dengan naluri tajam seorang staf, dia menangkap bau masalah dalam ucapan ini.
Mengingat kekalahan memilukan dalam Perang Suci sebelumnya, Departemen Staf Dunia Iblis telah membentuk biro penyusupan khusus sejak seribu tahun lalu. Mereka berhasil merekrut manusia kelelawar Warronbal di Benua Aigean, serta menyediakan dana besar untuk membantu ras kelelawar yang ditindas kejam oleh gereja manusia ini, secara bertahap meraih posisi tinggi di Kadipaten Dolot.
Jika kondisi ini terus berlanjut, setelah pasukan besar Bangsa Iblis memasuki Aigean, Dataran Liar Donau dan celah pertahanan alam di dunia manusia bisa direbut semudah membalik telapak tangan. Ini memiliki peran vital sebagai jembatan strategi Bangsa Iblis yang pertama-tama akan berakar di Padang Liar Kuno, membangun basis belakang dan logistik yang stabil.
Namun sejak tahun ini, seluruh upaya puluhan tahun biro penyusupan tiba-tiba musnah tak berbekas.
Setelah identitas mata-mata manusia kelelawar Warronbal terbongkar, orang-orang Aigean melakukan pembersihan total bagai membajak ladang dan membersihkan sarang. Jaringan komunikasi rahasia yang selama ini diurus para kelelawar pun langsung lumpuh total.
Saat itu "Jurang Ruang-Waktu" belum terbuka. Petugas terkait biro penyusupan sama sekali tidak bisa menggunakan Kotak Tulang yang telah disiapkan sebelumnya oleh para kelelawar untuk berkomunikasi langsung dengan mata-mata seperti Naga Laut dan manusia gurun.
Dalam penyelidikan kelalaian biro penyusupan belakangan, banyak perwira militer yang haus perang berpendapat: Daripada menghabiskan dana besar untuk menyuap mata-mata, lebih baik uang itu diberikan sebagai hadiah bagi para prajurit!
Bahkan TANPA mata-mata sekalipun, pasukan kuat Bangsa Iblis tetap bisa menyapu bersih Benua Aigean!
Argumen ini mendapat dukungan luar biasa saat itu, bahkan Valdenar yang bijaksana dan hati-hati sebagai staf berpikir ini memang sesuai fakta.
Bahkan petani pun tahu telur tak boleh ditaruh dalam satu keranjang, badan penyusupan yang menghabiskan hampir seribu tahun dan sumber daya besar, akhirnya gagal total karena manusia kelelawar - sungguh konyol sampai tingkat ekstrem.
Jika ingatan Valdenar tidak salah, setelah lembaga penyusupan yang kehilangan fungsi dibubarkan dan digabung ke unit logistik staf, personel yang tidak dipecat sekarang mungkin semua sedang memberi babi di peternakan.
Di pasukan bangsa iblis, melapor melewati tingkat adalah larangan mutlak. Jadi meski mantan personel penyusup bisa menghubungi mata-mata melalui koordinat tulangkomunikasi yang ditinggalkan manusia kelelawar setelah "pembukaan jurang ruang-waktu", mereka tetap harus lapor level demi level.
Terhadap pembukaan dini "jurang ruang-waktu", seluruh dunia iblis agak kaget. Persiapan serangan balasan terhadap penunggang serigala memang kurang matang. Staf harus menangani dokumen menggunung setiap hari, ditambah mental meremehkan musuh dan catatan buruk badan penyusupan. Jika bukan karena mata-mata kode "Rubah Api" yang datang sendiri, Valdenar yakin laporan baru akan diterima 15 hari kemudian.
Ini bukan birokrasi membunuh, tapi prosedur wajib yang harus dijalani.
Agen dalam yang berjuluk "Rubah Api" ini, jika bukan karena permintaan untuk menyampaikan langsung, melainkan menjelaskan secara detail kepada kontak tentang "rahasia besar yang mampu menghancurkan kekuatan penyihir tingkat tinggi Benua Aigean", maka semua tingkat departemen tidak akan berani menunda penyampaian informasi penting ini ke tingkat tertinggi sekalipun nyali mereka sebesar langit!
Tapi dia tidak menjelaskan dengan jelas, bahkan tidak berani memastikan keakuratan intel ini. Inilah masalahnya. Para atasan tidak akan mempercepat pengiriman 800 li untuk kabar yang belum terkonfirmasi - sejujurnya, klaim "rahasia besar yang mampu menghancurkan kekuatan penyihir tingkat tinggi Benua Aigean" ini terdengar terlalu tidak masuk akal!
Dari sudut pandang logis seorang perwira staf senior, Valdenar bisa memahami kesulitan "Rubah Api" ini. Intelijennya baru bisa dipastikan keakuratannya hari ini, benar-benar tidak mungkin diberikan lebih awal. Peristiwa sebesar ini memang harus disampaikan langsung kepada pejabat tinggi seperti Raja Langit Bersayap Enam. Gaya kerja yang sangat hati-hati dan teliti seperti ini patut dipuji.
Tapi... ini adalah "rahasia besar yang mampu menghancurkan kekuatan penyihir tingkat tinggi Benua Aigean"!
Valdenar sampai merinding hanya dengan memikirkannya.
Jika intel ini ternyata salah mungkin tidak masalah, tapi jika benar-benar terbukti, para idiot di lembaga infiltrasi yang sedang memberi babi di peternakan dan para atasan yang menerima laporan, pasti akan digiring semua ke tiang gantungan!
"Yang Mulia Kepala Staf..." Rundstedt menatap Ksatria Ketakutan yang wajahnya berganti-ganti antara pucat dan merah ini. Meski sangat cerdas, dia agak bingung bagaimana melanjutkan pembicaraan.
“Fox, maaf, saat ini saya sementara tidak dapat menghubungi Yang Terhormat Raja Langit. Mohon beri saya waktu untuk menyampaikan kabar ini kepada Yang Mulia Raja Lich.” Valdenar menarik napas dalam-dalam.
“Maaf!” Rundstedt segera menambahkan: “Saat ini ada pasukan pejuang amok milikku yang sedang berhadapan dengan pasukan udara Pasukan Perintis Perang Suci kalian di daerah Celah Tanggula. Meskipun sudah mengerahkan empat ekor Naga untuk mengawasi perkembangan situasi, aku khawatir penundaan akan menimbulkan konflik berdarah yang tidak perlu. Mohon Kepala Staf segera memberitahu jenderal yang memimpin angkatan udara agar pasukanku bisa melintas dengan aman.”
“Apa... Kau masih memiliki empat ekor Naga di bawah komandomu?” Valdenar membuka mulutnya lebar-lebar, Kotak Tulang terjatuh dari tangannya dan menghantam tanah dengan lemah.
“Ya!” Rundstedt menatap jauh ke Hutan Salib Selatan yang diselimuti kabut dan tak berujung, lalu mendesak: “Yang Terhormat Kepala Staf, mohon segera bertindak! Jika terlambat, kita tidak akan bisa menjadi pemungut keuntungan dalam situasi kali ini!”
BAB KE-619 LOST
Saat Rundstedt menyebut kata "pemungut keuntungan", Liu Zhenhan tiba-tiba merasa dirinya bagai "kerang dan burung camar" dalam perumpamaan itu.
Tepat ketika ia mengayunkan kapak perang Adamantium hendak mengakhiri nyawa Naiwen'eryinke, "jurang ruang-waktu" justru membawa tamu tak diundang gelombang ketiga.
“Bahkan jika imajinasi Liu Zhenhan diberi sayap malaikat, dia tetap tak akan menyangka bahwa ‘jurang ruang-waktu’ di Hutan Salib Selatan hari ini akan mekar tiga kali berturut-turut!”
Gelombang pertama yang muncul adalah naga iblis, gelombang kedua adalah pasukan elite Bangsa Iblis, sedangkan gelombang ketiga adalah...
“Kaisar Tulang!”
“Laba-laba Berwajah Hantu Hejia!”
“Ulat Es Sungai Arwah!”
“Firaun Kumbang Perisai!”
“Binatang Raksasa Bisikan Penghancur!”
“Zeusrak Faiga!”
“Patung Lilin yang Melahap!”
“Fierpni!”
“Tawon Pelikan Pedang Iblis!”
……
Makhluk-makhluk abadi tingkat super dari dunia arwah yang seharusnya hanya ada dalam pengetahuan dimensi ini, bagaikan air bah yang meluap dari bendungan, terus-menerus menyembur keluar dari ‘jurang ruang-waktu’ hingga akhirnya terbelenggu oleh ‘Wilayah Kekuasaan Borgol Merah’.
Selain monster-monster tersebut, dari jurang itu juga muncul tujuh proyeksi ‘Sirip Api Miqialuo’ yang memancarkan cahaya api, serta... empat ekor ‘Naga Arwah Zuma’ yang selama ini hanya terdengar namanya!
Yang dimaksud dengan ‘Proyeksi Sirip Api Miqialuo’ adalah ketika monster api tingkat super yang menjelang ajal menggunakan bayangannya untuk menggandakan dan melanjutkan kehidupan, berubah menjadi makhluk abadi unik di dunia arwah.
Bahkan ahli api sekaliber Kaisar Api pun belum memenuhi syarat untuk memiliki ‘Proyeksi Sirip Api Miqialuo’!
Mengenai "Zumaminglong" (Naga Kegelapan Zuma) bahkan lebih luar biasa. Mereka adalah satu-satunya naga aneh di dunia yang dikenal tanpa jaringan otot, seluruh tubuhnya berupa tulang. Namun mereka bukan makhluk abadi, melainkan makhluk alami. Meski memiliki bentuk mirip naga, "Zumaminglong" tak pernah mengakui hubungan dengan Dewa Naga Hesperus. Mereka termasuk segelintir super naga kegelapan yang menguasai sihir ruang! Penjaga Sungai Jiwa Detroit! Binatang perang istana Dewa Kematian Odius!
Namun perlu diperhatikan, proyeksi Huoqi Mijialuo dan Zumaminglong sama-sama bawahan langsung Panglima Tertinggi Dunia Arwah!
Kehadiran mereka saat ini jelas menandakan Yin Ge Li Qie Bao, pemegang "Cermin Roda Penghancur" yang menguasai tanah leluhur jiwa, telah tiba di Aiqin!
Meski sangat ingin memanfaatkan kelemahan Naiwen'eryinke untuk menghabisi nyawanya dan merebut darah murni peningkatan level, Tuan Liu terpaksa menghentikan langkah dan mundur dengan malu.
Liu Zhenhan terus-menerus menyeka keringat deras di wajahnya. Dia sungguh khawatir matanya akan tenggelam dalam banjir keringat ini.
Jika hari ini diadakan Kompetisi Melotot Olimpiade, semua pahlawan Aiqin yang hadir jelas punya bakat juara!
Di Dunia Arwah ada legenda yang bisa disebut tradisi maupun takhayul, konon Dewa Kematian Odius pernah berkata: Jika suatu hari Panglima Pertama Inggrilichbao datang ke dunia materi utama, itu berarti Dunia Arwah telah mencapai titik akhir!
Tak peduli seberapa angkuh suatu makhluk, di hadapan kepercayaan mereka semua setara.
Liu Zhenhan menggosok-gosok matanya dengan kasar, bertekad tak membiarkan keringat dingin yang lebih deras dari air mata mengaburkan pandangannya.
Sama seperti semua penduduk asli Aiqin, ia tak sabar ingin menyaksikan kewibawaan Panglima Tertinggi Dunia Arwah Inggrilichbao!
Meski Komandan Sungai Darah Naiwen'eryinke berwajah buruk seperti aliran terbalik Sungai Sanggan, dalam catatan kuno tentang pengetahuan tingkat dimensi, Panglima Sungai Jiwa Detroit Inggrilichbao justru digambarkan memiliki "kecantikan yang mempesona"!
Layar elemen "Jurang Ruang-Waktu" yang berkilau seperti sutra tiba-tiba tertembus anak panah tak bersuara. Tonjolan panjang berbentuk tajam membentuk garis lurus, namun tepat saat hendak meletus, layar elemen itu buyar bagai debu tanpa suara.
Sungguh teknik kontrol sihir ruang yang luar biasa! Alis Liu Zhenhan berkedut kencang.
Seorang pria raksasa buruk rupa setinggi sekitar 5 meter dengan tanduk kambing melengkung di telinga, membawa palu perang tulang, menyeret ekor bui berduri berdiri di tengah debu elemen yang beterbangan dari "jurang ruang-waktu", mengamati dunia asing ini dengan mata tunggal jahat di wajahnya.
Ini bukan Panglima Pertama Dunia Arwah Yinggelieqibao yang menguasai Sungai Jiwa!
Panglima Tertinggi Dunia Arwah tidak sebesar ini, jelas ini Panglima Kedua Dunia Arwah Ruikadun Yabu yang membawa "Bunga Tulang Dewa Maut" dan menguasai Sungai Tulang!
Meski tokohnya sedikit berganti, tetap saja penguasa puncak yang berdiri di puncak dunia!
Yang paling panik menghadapi perubahan ini adalah pasukan sekutu dunia iblis, mereka kebetulan berada di depan "jurang ruang-waktu", hampir saja bertabrakan dengan para binatang arwah yang baru datang ini.
Sayangnya, ketika Ruikadun Yabu memimpin binatang-binatang arwah memasuki Aiqin, pemandangan pertama yang mereka lihat justru para ahli tingkat atas dari pasukan iblis yang sedang menggempur Komandan Sungai Darah yang terluka parah dengan sihir arkan - penduduk asli Aiqin juga tidak diam, namun yang terdekat dengan binatang arwah justru pasukan iblis!
Siapapun yang menyaksikan pertempuran ini pasti akan sujud syafak mengagumi Komandan Sungai Darah kita, dan menjadi penggemar fanatiknya.
Tubuh raksasa setinggi 40 meter tidak hanya menyimpan kekuatan ilahi tak terbatas dalam diri Naiwen'eryinke, tetapi juga memberikannya kemampuan tahan pukulan sekuat tembok kota!
Secara teori, setelah melepaskan wilayah kekuasaan, meski mendapat amplifikasi tiga kali lipat energi gelap dari Trisula Hijau Langit dan efek penganugerahan kekuatan, Naiwen'eryinke seharusnya mengalami efek samping seperti kelelahan dan letih. Namun lihatlah gerakannya yang gesit menghantam trisula baja melawan pasukan mayat hidup tingkat tinggi, tubuh kecoaknya yang tetap hidup meski terus dihajar sihir dan arkan dari segala penjuru - mana mungkin makhluk segesit ini baru saja melepaskan wilayah kekuasaan?
Dia bagaikan bandit tunggal yang baru menenggak satu ton obat perangsang!
Jika dihitung, gabungan pasukan Dunia Iblis dan pendekar-pendekar pilihan penduduk asli Aiqin, hanya dengan satu gelombang serangan saja sudah cukup mengirim 90% makhluk kuat di dunia yang dikenal untuk menunggang bangau ke barat. Tapi Naiwen'eryinke kita masih tetap melompat-lompat!
Inilah yang disebut kemampuan!
Sebenarnya Naiwen'eryinke yang diselimuti lingkaran cahaya darah hijau ini sedang seperti perahu dayung Huanglian—bertahan dengan susah payah. Untuk bertarung terdesak dan melakukan perlawanan terakhir, dia telah menggunakan mantra "Pengorbanan Darah Hijau".
"Pengorbanan Darah Hijau" bukanlah "Pengorbanan Api Suci" milik Imam Bemon. Ritual ini menggunakan pembakaran darah sebagai metode unik untuk meningkatkan kekuatan tempur secara instan.
Tak diragukan lagi, "Pengorbanan Darah Hijau" sama seperti "Metode Disintegrasi Iblis", termasuk dalam sihir jahat yang bersifat melukai diri sendiri. Penggunaannya pasti akan menyebabkan luka permanen dan kemunduran kekuatan bagi Naiwen'eryinke.
Namun Naiwen'eryinke tak punya pilihan - semua tindakannya hari ini terpaksa dilakukan tanpa alternatif.
Saat melihat kakaknya melintasi "jurang ruang-waktu" dan tiba di atas langit Aigean, soket mata Naiwen'eryinke mulai berkaca-kaca.
Ternyata "teknik gladiator ultimat" yang dilepaskan dengan mematahkan kedua tanduknya berhasil menyampaikan informasi genting ke tangan sang kakak tepat waktu!
Mengapa Rui Kadun Yabu bisa tiba di Benua Aigean dengan begitu cepat? Naiwen'eryinke tak tahu dan tak ingin tahu.
Hanya satu keyakinan tersisa di pikirannya: merobek semua umpan yang menjengkelkan ini menjadi bubur daging, lalu melahapnya sedikit demi sedikit, baru bisa memadamkan api kebencian yang membara di hatinya!
Menyaksikan adiknya yang merupakan penguasa Dunia Arwah dalam keadaan begitu mengenaskan, mata tunggal Rui Kadun Yabu yang tegak lurus pertama-tama menunjukkan keterkejutan tak percaya, lalu berubah cepat menjadi amarah!
Setelah lolongan aneh yang merobek gendang telinga, Rekadun Yabu mendongakkan kepala dan memukul dada kekarnya dengan gada tulang yang suram.
Pasukan segar iblis yang baru tiba seolah mendapat instruksi ultimat, menerjang pasukan sekutu dunia iblis di jarak nol dengan raungan gila!
Mata air daging-darah yang tiba-tiba menyembur membuat Liu Zhenhan mengernyit, memalingkan wajah tak tega melihat.
Darah segar yang berhamburan menghiasi langit bagai kebun mawar musim gugur, hujan merah beterbangan di angkasa.
Karena berada dalam "Wilayah Borgol Merah Tua", bahkan iblis baru pun gerakannya menjadi kaku akibat sirkulasi darah atipikal yang terpengaruh kekuatan wilayah.
Tapi dalam jarak serang hampir nol, efek ini belum cukup untuk menghentikan pertempuran!
Kita semua tahu, dalam "Wilayah Borgol Merah Tua" sekecil apa pun luka akan menyebabkan pendarahan dahsyat, apalagi dalam skala pertempuran hari ini yang mustahil hanya melukai ringan!
Jarak antara hidup-mati, jarak dari surga ke neraka, dalam "Wilayah Borgol Merah Tua" telah dipadatkan hingga batas ekstrem!
Iblis Tingkat Super puncak rantai makanan ini, kekuatannya tak tertandingi di berbagai tingkat dimensi. Gelombang kedua iblis yang mendarat di Aiqin bahkan lebih unggul level dan kekuatan tempurnya - yang terunggul di Dunia Arwah!
Tetapi setelah tiba di Benua Aigean, karena "hukuman sinar matahari", kekuatan mereka juga mengalami penurunan drastis.
Kualitas rata-rata pasukan gabungan dunia iblis memang kalah dengan Legiun Binatang Neraka yang baru tiba, tapi kesenjangan ini sebenarnya terbatas.
Meski diserang dadakan dari belakang oleh binatang neraka, dengan mengandalkan keunggulan jumlah yang luar biasa, pasukan gabungan dunia iblis cepat pulih dan membalas serangan hingga bunga persik bermekaran!
Saat ini mustahil membedakan dua kelompok yang sudah menyatu. Bangsa iblis dan ras neraka yang berbaur telah membentuk pusaran kematian. Setiap detik darah segar menyembur dan lingkaran cahaya ledakan silang elemen berwarna-warni memenuhi langit kelam, memenuhi pandangan hanya dengan bayangan berkedip-kedip.
"Obisilachi!" Liu Zhenhan dan penduduk asli Aigean terpaku menyaksikan pemandangan ini, mulut menganga seperti kuda nil dengan radang amandel.
Saat pasukan elite bangsa iblis tiba sebelumnya, penduduk Aigean sudah menganggap pasukan gabungan dunia iblis terlalu mengerikan.
Tapi setelah melihat gelombang kedua ras neraka yang mendarat di Aigean, para pahlawan baru sadar betapa sempitnya wawasan mereka.
Meski jumlah binatang neraka ini jauh lebih sedikit dari pasukan gabungan dunia iblis, kualitas mereka justru lebih luar biasa!
"Proyeksi Sirip Api Miqialuo" sepenuhnya adalah mayat hidup yang sama sekali tak memiliki darah dalam tubuhnya. Di dalam "Wilayah Kekuasaan Borgol Kirmizi", mereka bagaikan ikan yang masuk ke air, dengan kekuatan tempur garang dan liar, tujuh ekor "Proyeksi Sirip Api Miqialuo" ini menghancurkan segala rintangan di tengah pasukan gabungan dunia iblis yang tubuhnya membeku kaku!
"Wilayah Kekuasaan Borgol Kirmizi" yang dilepaskan Naiwen'eryinke, kini akhirnya memperlihatkan keganasannya yang sesungguhnya!
Duel antar ahli bela diri, bahkan jika tubuh tegang dan gerakan melambat, sekecil apapun kelalaian bisa sangat mempengaruhi arah penentuan hidup-mati!
Baik bangsa iblis maupun Naga Iblis, tak kekurangan ahli bela diri tingkat atas yang mahir memanggil makhluk abadi. Melihat proyeksi tujuh ekor "Sirip Api Miqialuo" yang begitu arogan, sihir arkan necromancy tentu tak boleh disembunyikan!
Tapi kampung halaman ras neraka adalah wilayah Laut Arwah, mereka juga ahli dalam memanggil mayat hidup tingkat atas yang tertinggal di berbagai tingkat dimensi!
Mantra panggilan yang ramai-ramai bercampur dengan robekan daging dan jeritan menyedihkan, bagai pasar sayur berskala raksasa. Tentu saja "pasar" ini khusus untuk grosir mayat hidup.
Satu demi satu lubang cacing ruang-waktu yang hitam dan terdistorsi, bermekaran di langit bergema seperti lingkaran konsentris.
Tiupan angin es jahat yang dingin dan kejam, menyertai mayat hidup kuat melintasi dunia lain, tiba di medan perang tempat darah panas berhamburan ini.
“Lorensa Jingguai!”
“Kaisar Ksatria Hitam!”
“Mumi Makam Kuno!”
“Raja Penyihir Mayat!”
“Ulat Peti Mati Busuk!”
“Utusan Kegelapan!”
“Hantu Purba!”
“Naga Tengkorak Penghancur!”
“Tuan Tanah Phaethon!”
“Pemburu Kirmizi!”
Entah dua ahli terkemuka yang sok gagah ini, satu memanggil "Titan Kegelapan", sementara lainnya memanggil "Cap Dewa Maut" yang membawa sabit raksasa berantai hitam!
"Sialan..." Liu Zhenhan menggigil seperti malaria, sangat bersemangat.
Selama ini dia mengira Geryon dan Hydra yang dikirimnya untuk misi gangguan di laut adalah makhluk mayat hidup terhebat, sampai hari ini baru menyadari betapa naifnya sikap piciknya.
Nasihat bijak Master Puskash kembali bergema di benak Liu Zhenhan - Betapa banyaknya pahlawan di dunia ini!
Makhluk abadi yang terpanggil secara acak ini, karena levelnya sungguh tinggi sehingga memiliki kecerdasan tertentu. Justru karena berakal, mereka tertegun oleh begitu banyak entitas kuat dalam pertempuran ini.
Kesombongan dan sikap formal yang menjadi ciri ahli tingkat atas, lenyap seketika dari ekspresi mereka.
Bangsa naga superior Aigean, termasuk Naga Emas dan Naga Perak Unsur Angin, secara alami membenci makhluk abadi.
“Makhluk-makhluk yang menyebut diri sebagai 'Penjaga Aiqin' ini, pada hakikatnya masih memegang teguh prinsip kesucian dan keluhuran. Melihat begitu banyak mayat hidup jahat yang merajalela di langit Aiqin, mereka benar-benar tak bisa menahan diri. Dalam pandangan para naga, jika ini bukan provokasi, lalu apa lagi?
Bukan karena Liu Zhenhan terus-menerus menahan diri, naga-naga Aiqin yang emosional pasti sudah menerjang ke medan perang.
"Tenang! Tenang! Tenang!" Liu Zhenhan jelas harus berusaha keras menghindari pertempuran. Rui Kadun Yabu dan empat "Zuma Underworld Dragons" sampai sekarang masih belum bertindak!
Apa arti sesungguhnya dari "ahli sejati"?
Mata jahat tunggal Panglima Kedua Dunia Arwah itu nyaris tak berkedip memandang Lao Liu. Di balik tatapan ganas dan penuh kekerasannya, ternyata terselip secercah rasa hormat yang tak bisa disembunyikan.
Rasa hormat ini berasal dari naluri, lahir dari kekaguman terhadap kekuatan sejati, bukan karena ketakutan.
Otak Liu Zhenhan benar-benar terasa tiga kali lebih berat dari biasanya.
Meskipun pasukan yang dibawanya hari ini cukup berkualitas, tapi mereka tidak kompak.
Selain para naga Aiqin yang dengan bodohnya bertarung mati-matian, Putri Kelima Tang Zang beserta Xianshi Zhi Jin Wu, dua Archmagister Aiqin, serta Raja Naga Laut dari dunia iblis - semua ahli bantuan luar ini terus menyembunyikan kemampuan sejati mereka. Berharap mereka ikut campur dalam konflik pihak lain mungkin bisa, tapi mengharapkan pengorbanan dari mereka? Mustahil!
Setiap mengingat hal ini, Lao Liu merasa perutnya penuh dengan kemarahan yang tertahan.
"Kekuatan seorang Archmagister bisa mengalahkan naga level empat, betapa hebatnya kekuatan ini!"
Tapi mereka malah berubah jadi kura-kura model, takut kekuatan magis mereka tidak bisa bertahan, satu kesalahan bisa bikin nyawa melayang!
Di pihak Feilengcui juga tak banyak yang bisa diandalkan, karena lawan hari ini tingkatannya benar-benar mengerikan, bahkan penyihir level Magister Sihir yang datang langsung ke lokasi pun sulit mempertahankan diri.
Perasaan Liu Zhenhan sangat kontradiktif, dia benar-benar tak ingin melakukan strategi mundur, tapi akal sehatnya berkata jika tetap bertahan di penggiling daging berdarah ini, bisa-bisa nyawanya sendiri yang terancam!
Cuaca kembali berubah, awan hitam pekat seperti kawanan kuda berlari kencang, menyapu pegunungan dan hutan, dengan gaya bak panglima perang menggema di langit Aiqin.
Udara memutus semua suara.
Semuanya terasa seperti terendam dalam air.
Penglihatan kabur mengoyak saraf, pemandangan alam di kejauhan terdistorsi menjadi kekosongan.
Kilatan elemen listrik menusuk bumi seperti pedang, gelombang elemen yang membesar bagai amukan ombak laut, menyapu bersih segala sesuatu seketika.
"Jancuk!" Naga Pelangi Ibu menggigit giginya sampai berbunyi: "Wilayah kekuasaan lagi!"
"Sungguh memalukan untuk dikatakan, dari segi level, penduduk asli Aigean memiliki Liu Zhenhan yang tertinggi dan termulia, bahkan juga gudang kekuatan magis seperti Guo Guo dan burung beo kecil. Tapi tak ada satu pun yang bisa melepaskan wilayah kekuasaan! Bagaimana ini tidak membuat para pahlawan Aigean malu dan marah!"
Secepat kilat, ketika tirai langit berbentuk telur perak menyelimuti medan perang yang luas dan kacau ini, baik penduduk asli dunia iblis, Aigean, maupun Dunia Arwah, tanpa sadar merasa pusing sejenak, lalu terkejut menemukan tubuh mereka tiba-tiba berada dalam posisi terbalik dengan kepala di bawah yang mengerikan.
Di atas kepala mereka bukan lagi langit, melainkan hutan di tanah.
"Wilayah Pembalikan Ruang!"
Sihir ruang Benua Aigean berasal dari "sihir arkan Tongyou" Bangsa Iblis. Dalam hal penelitian, pencapaian Bangsa Iblis di bidang "sihir arkan Tongyou" atau sihir terkait tingkat dimensi, mungkin merupakan perwakilan paling berwibawa di dunia yang dikenal.
Kecuali Raja Horor senior, tak ada yang bisa melepaskan "Wilayah Pembalikan Ruang" ini.
Untungnya ini hanya kekuatan wilayah!
Dibandingkan dengan kehancuran mantra terlarang, kekuatan wilayah lebih mengutamakan efek pendukung.
Bagi makhluk biasa, kekuatan wilayah mungkin juga memiliki daya bunuh yang mengerikan. Tapi bagi ahli Jalan Tertinggi, kekuatan wilayah tidak berfokus pada pembunuhan, melainkan menganugerahkan medan gaya tak kasat mata yang memaksa mengekspos celah dan kelemahan mematikan!
Dalam cakupan efek "wilayah kekuasaan inversi ruang", apapun makhluk hidup yang tiba-tiba mengalami pembalikan postur 180 derajat, sistem persepsi tiga dimensi yang biasa dan tubuh mereka akan sulit beradaptasi!
Jangan meremehkan perubahan postur tubuh yang terlihat sederhana seperti "lonceng emas terbalik". Tanpa pembelajaran dan adaptasi khusus, bertarung dalam posisi seperti ini akan menjadi bencana bagi ahli Jalan Tertinggi manapun!
Hampir sekejap setelah wilayah kekuasaan ini dilepaskan, banyak ahli Jalan Tertinggi dan makhluk Tingkat Super menghantam tanah seperti meteor.
Inilah efek samping lain dari "wilayah kekuasaan inversi ruang" - amplifikasi dahsyat gravitasi bumi!
Bagi setiap ahli Jalan Tertinggi dan makhluk super yang terbang di langit, dalam pertempuran sengit, manuver menghindar pasti membutuhkan peningkatan ketinggian terus-menerus. Langit adalah penghalang tanpa batas, naik level terus pun tak masalah. Tapi setelah masuk "wilayah kekuasaan inversi ruang", postur terbang terbalik akan membuat mereka meluncur ke tanah!
Di bawah amplifikasi gravitasi bumi yang menyesatkan dalam "wilayah kekuasaan inversi ruang", semakin kuat usaha terbang, semakin cepat mereka akan menghantam tanah - logikanya sama seperti membenturkan otak ke tembok!
"Untuk bisa bergerak leluasa di wilayah angker seperti ini, harus mengubah total cara terbang sebelumnya—artinya, yang awalnya mengepakkan sayap ke bawah, sekarang harus dibalik ke atas; sementara ahli Jalan Tertinggi atau makhluk Tingkat Super yang mengandalkan kekuatan magis juga harus melakukan sebaliknya."
"Kebiasaan yang sudah mengakar mana mungkin bisa diubah begitu saja?"
"Apalagi ini pertempuran berdarah yang mematikan, tak ada waktu berpikir panjang, sebagian besar bergantung pada pengalaman dan improvisasi di medan perang!"
"Teori saling mengalahkan lingkungan bisa terlihat jelas di sini, lagipula tak ada yang sehari-hari makan-minum-buang air-tidur dengan kepala di bawah!"
"Posisi angker yang muncul tiba-tiba ini paling langsung mempengaruhi tingkat keberhasilan frekuensi serangan dan peluang menghindar."
"Elite Bangsa Iblis jelas telah menjalani pelatihan khusus di bidang ini, berbeda dengan ras neraka dan Naga Iblis!"
"Situasi kembali berubah seketika!"
"Dia pasti mati!" Liu Zhenhan tersenyum sinis. Keempat Raja Horor mana pun yang melepaskan wilayah kekuasaannya, di medan perang kacau seperti ini kemungkinan besar tak akan bertahan lama, karena di sini masih ada "Wilayah Borgol Merah Dalam", karena di sini masih ada banyak ahli siap menjadi penghancur nyawa!
Dibandingkan dengan pertempuran berdarah antara ras iblis dan setan, dia bersama penduduk asli Aigean sempat kerepotan karena harus mengubah posisi terbang semula. Namun tetap lebih ringan daripada pihak lain yang masih harus memikirkan pertempuran. Mesin Terbang Qibulin yang mengangkut pendeta dan pasukan bantuan hampir menabrak tanah, namun dengan kehadiran para ahli asing, kesalahan kecil ini cepat diperbaiki.
Pasukan terbang yang datang dari langit selatan akhirnya tiba.
Ini adalah sekutu kita.
Di medan perang ini, kawan dan lawan hanya dibedakan berdasarkan ras dan wilayah.
Pasukan udara ini dipimpin oleh tiga ekor Chimera dewasa berukuran raksasa.
Berbeda dengan kendaraan tunggangan Angkatan Udara Feilengcui yang bersembunyi di kejauhan, Chimera jenis ini memiliki tiga kepala: kepala domba, kepala singa, dan kepala naga. Sedangkan Chimera Feilengcui hanya memiliki kepala singa dan domba.
Nama ilmiah Chimera jenis ini adalah "Chimera Berkepala Tiga", sedangkan Chimera Feilengcui bernama resmi "Chimera Berkepala Dua".
Meski hanya berbeda satu kata dalam penamaan, perbedaan kekuatan tempur kedua Chimera ini setara dengan jurang antara sapi dan siput.
Chimera Berkepala Tiga adalah satu-satunya monster tingkat super di Benua Aigean yang secara alami menguasai tiga elemen sihir. Sedangkan Chimera Berkepala Dua Feilengcui hanyalah monster tingkat menengah kelas bawah, hampir tak berguna selain ukurannya yang besar!
Menyusul Chimera, datang pula empat ekor Unicorn, tiga ekor rusa perunggu pelangi, dan dua ekor Elang Emas Abraham. Selain monster tingkat super ini, pasukan tak resmi ini juga memiliki ratusan Griffin, serigala Griffin, macan tutul Griffin, beruang Griffin, bahkan seekor Xiangjiu yang ukurannya tak kalah dari khimera Landak - dari segi kelangkaan, Xiangjiu adalah varietas terancam punah dalam keluarga Rajawali sihir yang setara dengan Gryphon!
Keluarga Rajawali Sihir memiliki silsilah yang sama luasnya dengan bangsa naga, namun mereka hanyalah Monster Tingkat Tinggi. Hanya Xiangjiu dengan kekuatan fisik bawaan yang termasuk Tingkat Super. Oleh karena itu, menghadapi dua kekuatan wilayah kekuasaan ini, sebagian besar pasukan monster tak resmi itu tetap berada di luar kubah wilayah kekuasaan.
"Apakah kalian penduduk asli monster dari Hutan Salib Selatan?" Liu Zhenhan memijit-mijit dagunya dengan keras. Ia merasa tidak nyaman berbicara dalam posisi tubuh terbalik, meski sebelumnya pernah melewati latihan anti-interogasi serupa.
"Hah? Laozi sedang bertanya pada kalian!" Melihat monster-monster lokal ini ternyata mengabaikannya dan terus terbang menuju Guo Guo, Liu Zhenhan secara spontan menggenggam erat kapak perangnya.
Naga Aigean juga dengan amarah seluruh mage Mulan mengikuti tuan tanah wilayah Pelangi-Naga, memandang geram kepada tamu tak diundang ini.
Kita semua tahu, naga yang sombong memiliki perasaan superior alami terhadap makhluk lain di Benua Aigean. Bahkan monster tingkat super pun oleh naga tetap dihina sebagai "makhluk rendahan".
"Medan perang ini tidak membutuhkan kelemahan kalian, segera pergi dari sini!" Naga Pelangi Ibu berkata dengan suara berat: "Melindungi Aiqin adalah tanggung jawab bangsa naga kami!"
Dimulai dari Chimera berkepala tiga hingga burung gajah yang terbang di ujung formasi, setiap Monster Tingkat Super membalas pandangan Ibu dengan ekspresi tidak puas dan kesal.
"Makhluk rendahan, ini bukan peringatan! Jika tidak segera berhenti, berarti kematian kalian akan segera tiba!" Liu Zhenhan menjentikkan kelopak terbang, matanya mulai memancarkan kewaspadaan dan dinginnya es.
Pasukan Monster Tingkat Super yang diam bagai patung ini semakin mendekati Guo Guo.
Tubuh raksasa mereka memancarkan tekanan seberat Adamantium. Meski disebut makhluk rendahan, kekuatan para "rendahan" ini membuat Lao Liu harus menghadapi mereka dengan serius.
Pasukan Monster lokal benar-benar berhenti.
Tapi bukan karena perintah Lao Liu, melainkan burung misterius berwarna hijau kebiruan yang menyertai burung beo kecil itu yang berbicara.
"Saat kejahatan menyelimuti tanah bebas ini, saat rumah kita diinvasi oleh agresi jahat, saat angin sepoi-sepoi tak lagi lembut, saat aliran sungai dinodai tanpa ampun..." Burung hijau itu berbicara dengan logat London yang fasih dalam bahasa Aiqin, menunjukkan dirinya sebagai penduduk asli rawa barat daya: "...Para Monster Aiqin yang membawa kebebasan dan mimpi, biarkan aku memimpin kalian! Dengan darah dan harga diri, mari kita pertahankan kedamaian kampung halaman!"
Semua Naga Aigean, termasuk Liu Zhenhan selaku Penguasa Wilayah Naga, hampir terjatuh ke tanah mendengar kalimat ini.
"Kau pikir diri siapa?" Ibu menggemaskan:"Dewa Pelindung Aigean? Apa kau pikir Benua Aigean bisa diselamatkan cuma oleh makhluk rendahan sepertimu?"
"Dia istriku~" Burung beo memandang sinis pasangan Ibu, paruhnya bergerak dua kali dalam diam. Bagi yang paham bahasa bibir, jelas terlihat ia mengucapkan kata "Bego".
"Aku adalah Shangyang, namaku Felin." Burung biru itu mengabaikan tatapan hina dan ejekan di sekitarnya. Dengan anggukan kecil ke Lao Liu, suaranya yang nyaring memperkenalkan diri: "Komunitas kami bukan hanya penjaga Aiqin, tapi juga penjaga seluruh dunia!"
Monster Tingkat Super memiliki kecerdasan yang sangat berkembang. Meski tak seambisius manusia dalam urusan gengsi, namun saat menyangkut reputasi, yang punya kemampuan pasti akan memperjuangkannya habis-habisan! Gelar Penjaga Aiqin selalu menjadi klaim eksklusif bangsa Naga. Di hadapan silsilah bangsa Naga yang megah, monster super lain memang tak pantas bersaing.
Tapi Phoenix adalah pengecualian!
Bahkan Kepala Suku Andulan sendiri mengakui, silsilah Phoenix tak kalah panjang dari bangsa Naga!
Mereka menyebut diri Penjaga Seluruh Dunia, slogan mereka bahkan lebih Berbual B daripada bangsa Naga!
Shang Yang, tepatnya adalah Phoenix elemen air!
Dari mana Martelazi mengenal Shang Yang bernama Felin ini? Karena bisa berbicara, sudah pasti ini adalah Phoenix yang telah memiliki wujud manusia! Liu Zhenhan berpikir sampai otaknya mau pecah tapi tetap tak menemukan jawaban, untuk sementara hanya bisa terdiam bodoh.
"Karena kita punya tujuan yang sama, mari kita usir bersama-sama semua ras asing jahat ini!" Sebelum Lao Liu yang masih bengong sempat bereaksi, Shang Yang Felin sudah meneriakkan slogan yang memantik semangat.
Monster-monster asli Hutan Salib Selatan yang datang jauh dari selatan benar-benar menuruti perintahnya, langsung berpencar dan mengikuti Shang Yang ini, dengan formasi terbang berantakan dan kepala mengarah ke bawah, menerjang ke kerumunan Bangsa Iblis dan ras Neraka yang sedang bertempur kacau di kejauhan!
Burung beo kecil itu tiba-tiba berubah menjadi wujud raksasa maksimal, mengibaskan kumis peluit sebesar tiang layar, membawa burung duri ikut menerjang bersama Shang Yang sambil terus memaki tak karuan.
"Dasar tai B!" Liu Zhenhan hampir tersedak napas. Burung beo ini menerjang begitu saja, membawa Guo Guo yang sedang duduk di punggungnya ikut terbawa.
Begitu sang pangeran maju, beberapa naga Aigean yang kurang pikiran ikut terbawa emosi dan ikut menerjang.
Bahkan pasangan Ibu pun terlihat tak sabar ingin bergabung.
"Kalau fenghuang berani maju ke medan perang, tak ada alasan bangsa naga tertinggal! Jika kita gentar dalam hal momentum, bukan hanya harga diri, bahkan pantat bangsa naga Aigean akan hilang semua!"
Bangsa naga tetap menghormati fenghuang, meski persaingan tak kasat mata antara dua ras ini tetap ada.
"Liu Zhenhan, jangan lupa kau juga anggota luar bangsa naga!" Ibu mertua berseru memompa semangat menantunya: "Manusia memperjuangkan harga diri, pohon merebut cahaya! Tunggu apa lagi!"
"Sudah lama ingin menghadapi Naga Underworld! Hari ini sungguh hari baik, semua pengkhianat keturunan darah yang meninggalkan kemuliaan Hebo telah berkumpul!" Suara Lan Ruoshi dari BOSS Long masih bergema di tempat, tubuhnya sudah melesat jauh.
Begitu kejadian ini, semua naga Aigean tak bisa menahan diri lagi.
"Jancuk!" Liu Zhenhan melirik Wentekelaier: "Anak, masih kuat bertahan?"
"Tak masalah!" "Wilayah Hijau Abadi" Pangeran Kesepuluh bekerja pada semua pepohonan raksasa dalam radius 50 li. Sihir lain justru kurang efektif dibanding "Wilayah Borgol Merah" dalam melukainya. Tapi Pangeran Kesepuluh tak hanya mengandalkan "Wilayah Hijau Abadi", tingkat Dou Qi-nya juga yang terunggul di Aigean saat ini.
"Sebenarnya tak seharusnya begini." Liu Zhenhan menggelengkan kepala sambil tersenyum getir pada Xiao Kong dan Wentekelaier. Ia sendiri sudah tak tahan - begitu banyak monster tingkat super yang siap dipanen nilai levelnya: "Ayo, habisi para bodoh itu!"
“Kalian mundur!” Di akhirnya, Lao Liu tidak menoleh sama sekali dan melemparkan kalimat itu ke Mesin Terbang Qibulin di belakangnya.
Sekarang situasi benar-benar kacau balau!
Ketika penduduk asli Aiqin bergabung dalam pertempuran kacau ini, baik Bangsa Iblis maupun Ras Neraka mulai mengalami pertumpahan darah besar-besaran. Dibandingkan dua ras yang saling terkait seperti gumpalan, organisasi para pahlawan Aiqin relatif lebih terstruktur. Bagai pisau cukur tajam, mereka membentuk keunggulan jumlah lokal melalui kombinasi sihir dan pertarungan tangan kosong, seolah tak ada yang bisa menghentikan mereka.
Sementara kedua ras harus menghindari tembak tembakan sesama, bagi penduduk asli Aiqin, baik Ras Neraka maupun Bangsa Iblis sama-sama musuh bebuyutan. Mereka hanya perlu menerjang maju.
Aliran Elemen kembali mengamuk dengan dahsyat. Sebuah kubah langit berbentuk telur berwarna pucat jatuh dari langit.
Sialan, ini wilayah kekuasaan lagi!
Dalam pertempuran kacau jarak dekat hari ini, selain pengguna wilayah kekuasaan, benar-benar tak ada yang punya waktu untuk melepaskan mantra terlarang atau sihir besar!
Liu Zhenhan baru saja menghajar seorang Firaun Kumbang Periuk dengan dua pedang perang dan kapak, tiba-tiba penglihatannya gelap. Penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba-nya lenyap seketika.
Yang lebih mengerikan, bahkan firasat keenam dan indera ketujuh Manas-vijnana-nya juga ikut menghilang!
Tak ada yang lebih menakutkan daripada kehilangan indera ketujuh!
Manas-vijnana adalah akar pembeda antara diri dan objek. Kehilangannya berarti tak bisa membedakan kawan dan lawan.
Bahkan jika Liu Zhenhan bisa menggunakan telepati untuk menyelidiki esensi spiritual, memindai sekelilingnya satu per satu, ini hanya bisa merasakan keberadaan objek, tidak bisa membedakan benda apa sebenarnya ini!
Meski sadar otaknya masih mengendalikan gerakan tangan, Liu Zhenhan yang matanya gelap gulita sudah tidak bisa merasakan keberadaan dirinya sendiri.
Ia merasa seperti rohnya keluar dari tubuh, kehilangan wujud aslinya.
"Ranah Taji!"
Dalam legenda kuno nan jauh, Dewa Kematian Odius meninggalkan ruas jarinya di tanah kematian yang sunyi tanpa hati.
Tombak perang tulang yang dipegang Ratu Kedua Dunia Arwah, Rikadun Yabu, penguasa Sungai Tulang, konon dibuat dari jari Odius - Artefak legendaris "Kuntum Dewa Arwah"!
Artefak ini paling termasyhur karena ranah alamiahnya - "Ranah Taji"!
Ini adalah wilayah kekuasaan yang menyeramkan, tak tertandingi, menggemparkan langit dan bumi - wilayah perampasan tujuh indera!
Medan perang yang riuh seketika hening, tapi semua tahu ini bukan ketenangan sejati!
Momen pembantaian paling kejam telah tiba!
Bab 620 Pertempuran Wilayah Kekuasaan
Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui yang menyaksikan dari jauh hampir kolaps bersama-sama.
"Ranah Belenggu Merah"...
"Ranah Pembalikan Ruang"...
"Ranah Taji"...
“Wilayah kekuasaan yang bahkan takkan dilihat orang biasa dalam delapan keturunan, hari ini Hutan Bintang Salib Selatan seolah sedang mengadakan obral barang licik dengan potongan harga!”
Saat ini, di benak seluruh anggota Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui, selain kekaguman yang tak tertandingi, hanya tersisa ketakutan mendalam yang merasuk hingga tulang sumsum.
“Demi Hebo!” Daisy mengulangi sebuah nama yang sangat termasyhur dengan berbisik: “Perampasan tujuh indra… Ternyata itu adalah ‘Wilayah Perampasan Tujuh Indra’…”
“Daisy, meskipun aku hampir buta sihir…” Yang Mulia Sal yang berada di Mesin Terbang Qibulin yang sama terlihat berpikir sejenak, wajahnya sedikit memerah saat bertanya dengan rendah hati: “Tapi kudengar kekuatan wilayah bahkan tak bisa dikurangi oleh perwujudan eksistensi keilahian… Jika tujuh indra sudah dirampas… Bukankah Rekaton Yabu juga terjerat dalam jebakannya sendiri?”
“Yang Mulia, tidakkah Anda lihat wajah Panglima Kedua Dunia Arwah hanya memiliki satu mata tunggal?” Daisy tak melepaskan pandangan dari layar wilayah, tubuhnya gemetar tak tertahan: “Mata tunggal ini adalah bakat rahasia Rekaton Yabu—‘Mata Alayavijnana’, yang dapat memancarkan ‘Cahaya Penglihatan Sejati Indra Kedelapan’, khusus mendeteksi cap khusus yang ditinggalkan berbagai elemen pada esensi spiritual, dan dengan itu membedakan kawan dan lawan! Telepati orang lain tidak bisa membedakan kawan dan lawan, tapi Rekaton Yabu bisa!”
“Lalu mengapa kita masih diam di sini?” Yang Mulia Sal mulai panik: “Hanya menyaksikan Richard dan yang lain dibantai satu per satu oleh Rekaton Yabu?”
“Wilayah kekuasaan adalah ruang elemen yang diciptakan oleh kekuatan magis luas, kekuatan paling dekat dengan Dewata, cakupannya dari langit ke bumi, merupakan barrier tiga dimensi berskala besar.” Daisy tersenyum getir: “Kecuali ada Santo Aigean di sini sekarang, kalau tidak, masuk sembarangan ke wilayah kekuasaan berarti bunuh diri!!”
Bukankah ini sama saja omong kosong! Yang Mulia Sal dalam hati mengeluh pilu, sekarang mau cari Santo di mana?
“Ya Tuhan! Bumiku! Dewataku!” Tiba-tiba Daisy berteriak seperti menelan kecoak di Mesin Terbang Qibulin: “Lagi sebuah wilayah kekuasaan! Lagi satu! Lagi satu... Oh! Tuhan...”
Dalam desahan sakit Daisy, Yang Mulia Sal dan semua penjaga Istana Musim Panas terpaku melihat tirai langit wilayah kekuasaan multi-campur di kejauhan. Beberapa bola kristal Di Wei jatuh tanpa suara.
"Wilayah Perampasan Tujuh Indra" bagai bahan peledak, membuka prolog epik "Pertempuran Dewata Bintang Salib Selatan" dalam sejarah epos masa depan.
Di hadapan semua mata, pertama-tama tirai langit berbentuk telur merah menyala jatuh dari langit.
Dalam gemuruh auman naga yang mengguncang padang, sembilan ekor Elemen Naga Api bersisik mengerang melesat ke angkasa!
Nyala api menari berubah menjadi kelopak teratai, jatuh berhamburan seperti kupu-kupu, berputar-putar di udara.
Sebuah elemental elemen api dengan postur samar dan tubuh raksasa, berkondensasi dari bagian tengah kubah wilayah kekuasaan. Setelah mengeluarkan rangkaian tawa dan desahan seperti gemerincing perak yang samar, makhluk ini mengangkat lengannya yang diselimuti api yang mengepul. Sembilan ekor naga api kembali meraung ganas, saling menyambung dari segala penjuru bagai sembilan pilar langit raksasa yang menyangga alam semesta, membangun sangkar api kokoh yang mencakup langit dan bumi.
Gelombang api jingga kemerahan yang memancarkan cahaya keemasan, tiba-tiba berkilauan di dalam kubah wilayah kekuasaan, membuat orang-orang menyipitkan mata.
Nyala api merah yang terkekang namun penuh potensi letupan, bahkan membuat Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui yang berada jauh di sekitarnya merasakan kabar mengerikan dan kaki lemas.
"Wilayah Penghalang Naga Api!"
Ini adalah raksasa di antara wilayah kekuasaan aliran api!
Dengan memanfaatkan kemampuan pembakaran cepat sembilan naga api, kekuatan wilayah akan menyedot paksa seluruh udara di dalam kubah, menciptakan lautan api vakum!
Sebelum wilayah keji aliran api ini sepenuhnya terbentuk, tirai air berbentuk telur berwarna biru permata lainnya mengalir turun sejajar tiga ribu ren, membawa kilau cahaya yang beriak-riak.
Seorang dewi sederhana membawa kendi suci, dengan awan berwarna-warni elemen yang aneh melintas di atas kepalanya, tersenyum manis di puncak langit sambil menuangkan banjir bandang dari kendi di tangannya.
Tak ada gemuruh yang mengguncang jiwa, hanya kekuatan dahsyat air bah yang jatuh dari langit.
“Pemandangan megah dan berwibawa ini cukup membuat seluruh makhluk Dunia Fana bersujud di hadapan bencana alam ini, menggunakan kerendahan diri mereka untuk berdoa, memuji, menyembah, dan mengagungkan!”
“Bidang Aliran Awan dan Air Mentada!”
Ini adalah bidang penguapan air yang sangat mengerikan, dengan meniru kewibawaan Dewi Aquarius Mentada, memaksa penciptaan lingkungan 100x percepatan kehilangan keringat dalam kubah langit!
Jangan tertipu oleh nama lembut dan memikat bidang elemen air ini - semakin indah sesuatu di dunia ini, seringkali semakin mematikan!
Kilauan air masih terus berlanjut, sebuah kubah langit berbentuk gundukan dari tulang-belulang putih yang terjalin segera menghunjam ke bawah.
Api fosfor beterbangan bagikan malam musim panas dengan kunang-kunang yang dipindahkan ke siang hari. Aroma mayat pekat menyebarkan napas khas sembilan lapis kegelapan, mengecat bumi luas!
Nyanyian hantu melankolis dan seruling yang mencekam mendorong dunia ke dalam kegelapan dan kejahatan yang pekat.
“Bidang Simfoni Pucat!”
Inilah bidang sejati Panglima Kedua Recadonya Bub!
“Bidang Perampasan Tujuh Indra” sebelumnya hanyalah bidang alami dari artefak legendaris “Bunga Tulang”!
Panglima Sungai Tulang Dunia Arwah, Rikadon Yabu, ahli dalam sihir ruang dan penelitian unik sihir kalsium. Meski tidak seluas pengetahuan adiknya Naiwen'eryinke yang menguasai empat elemen, "Wilayah Simfoni Pucat" yang diciptakannya melalui sihir kalsium memiliki karakteristik yang jauh lebih mengerikan daripada "Wilayah Borgol Merah Tua" sang adik!
"Wilayah Borgol Merah Tua" Naiwen'eryinke berfungsi menghisap darah, sedangkan "Wilayah Simfoni Pucat" Rikadon Yabu menyerap kalsium dari tulang!
Bajingan berdaya lemah yang nekat memasuki "Wilayah Simfoni Pucat" akan segera kehilangan seluruh kerangka tubuhnya oleh kekuatan wilayah, menyaksikan tulang belulangnya sendiri berubah menjadi unit tempur Rikadon Yabu yang akan menyobek-nyobek hidup-hidup dirinya. (PS: Dalam realita ada manusia tanpa tulang, kehilangan seluruh tulang belum tentu mematikan tapi pasti melumpuhkan.)
Bukan hanya itu wilayah terakhir!
Air terjun magma berpijar jatuh dari langit, asap tebal menyembur bak gunung berapi purba yang dipindahkan melalui portal waktu ke Hutan Bintang Salib Selatan. Raungan monster zaman biadab yang bergema menambah nuansa keputusasaan pada pemandangan kiamat ini!
"Awan jamur hitam muncul di langit wilayah kekuasaan, mata air gelombang api yang menyala-nyala, berputar dan menggelegak disertai kepulan asap hitam pekat, membentuk aliran marah yang terjungkir balik, tirai api seperti air terjun membuat langit biru tertutup dosa, diwarnai kabut merah menyala suram bagai mata dingin yang mengintai bumi penuh kesialan."
"Wilayah Fajar Kiamat!"
"Murphy! Ini Murphy!" Daisy entah gembira atau tertekan, menunjuk ke arah proyeksi "Makara Sirip Api" yang sedang menyangga langit dengan kedua tangan di dalam kubah wilayah sambil melompat-lompat histeris.
Murphy, Paus Api dari dunia chaos, juru bicara Dewa Sesat Morison Sang Pembawa Api.
Ini adalah ahli terkemuka aliran api super yang hanya dengan namanya saja sudah membuat orang hormat, cukup dengan gelarnya saja mampu menyapu bersih delapan penjuru angin!
Bahkan setelah mati menjadi "Proyeksi Makara Sirip Api" yang kemampuannya jauh menurun dibanding masa hidupnya, Murphy masih bisa memiliki wilayah kekuasaan, membuktikan betapa arogannya kekuatan komprehensifnya!
Karakteristik wilayah api "Fajar Kiamat" ini agak mirip dengan "Wilayah Tembok Naga Api", namun daya bakarnya tidak bisa menciptakan lingkungan vakum sempurna, hanya mampu menganugerahkan atmosfer pengendapan semi-vakum dan semi-gas beracun. Nama "Fajar Kiamat" pun berasal dari sini.
Gas vulkanik beracun mematikan yang bercampur kekuatan layu adalah karakteristik paling ganas di wilayah kekuatan ini.
Awan jamur hitam segera terbungkus dalam kubah kristal transparan, memisahkan pusat badai elemen sepenuhnya.
Tirai kristal murni jatuh dengan megah. Saat ini, seolah kompetisi wilayah kekuasaan Olimpiade yang diselenggarakan para dewa akhirnya memasuki tahap memanas!
Langit wilayah sejernih es ini sering disalahpahami sebagai kekuatan wilayah elemen es oleh orang awam, namun sebagai bangsa naga superior, Naga Peri Daisy yang sedang panik tetap segera menyadari: Ini adalah "Wilayah Balada Melankolis Meilan", keahlian naga batu permata Meilan!
Wilayah ini memiliki sifat unik dalam menganugerahkan kulit berlian.
Kemampuan pertahanan sihir batu permata tak diragukan lagi yang terunggul di antara semua jenis sihir, terutama kulit berlian yang paling menonjol. Sekilas, "Wilayah Balada Melankolis Meilan" ini seperti penolong ulung di tengah badai salju, tapi mana ada kekuatan wilayah yang memberi keuntungan gratis?
"Wilayah Balada Melankolis Meilan" selain menganugerahkan kulit berlian dan meningkatkan pertahanan, juga mampu melakukan korosi target dengan cepat dan mendalam hingga terasimilasi sepenuhnya menjadi kristal berlian!
Mengubah batu jadi emas bukan apa-apa! "Bidang Lagu Kuno Melankolis Meilan" mengubahnya jadi berlian!
Bagi kekuatan wilayah, tidak ada batasan jelas antara serangan dan pertahanan—sama-sama berbahaya dan mematikan!
Notasi akhir bab ini diselesaikan oleh dua wilayah besar: "Bidang Belenggu Brusco" dan "Bidang Pembungkam Haire".
Titan Kegelapan yang dipanggil ahli Naga Iblis dan Tanda Dewa Maut masing-masing melepaskan kekuatan wilayah yang luar biasa kuat ini!
Titan Kegelapan adalah suku tercemar dari zaman kuno Aiqin, tapi tempat pengasingannya berada di tingkat dimensi paralel.
Kebencian yang gigih dan kutukan abadi membuat arwah makhluk kuat ini setelah mati memiliki kekuatan yang mengerikan!
"Bidang Belenggu Brusco" yang dipenuhi serpihan hantu dan jeritan mengerikan, mengganggu stabilitas dan ritme elemen ruang melalui dendam tak berujung ilmu nekromansi. Bagi ahli Jalan Tertinggi dan ahli kuat tingkat super, kegagalan memanggil sihir mungkin sudah jadi kenangan lama. Tapi di dalam "Bidang Belenggu Brusco" yang penuh gejolak, peluang gagal memanggil sihir melonjak ke tingkat mengerikan—31.15148% peluang gagal, mengabaikan level!
Angka ini bukan berarti gagal 3 dari 10 sihir, tapi bisa saja 100 sihir gagal semua!
Karena dalam teori probabilitas, peluang kegagalan 31,15148% adalah bayangan besar yang selalu mengintai setiap kali menggunakan sihir panggilan. Kalau karakter moral tidak kuat, tidak ada yang bisa disalahkan jika selalu gagal memanggil!
Sekalipun tujuh indera direnggut, semua makhluk kuat dalam wilayah kekuasaan sepanjang satu li tetap bisa menggunakan sihir - hanya saja mereka sendiri tidak bisa mendengar atau melihat. Kehadiran "Wilayah Belenggu Brucek" dengan murah hati menghadiahkan kegagalan memanggil sihir yang biasanya hanya dialami penyihir level rendah sebagai kenangan nostalgia masa kecil kepada para ahli sihir puncak dunia ini!
Sebagai perbandingan, "Wilayah Bungkam Heier" yang dilepaskan oleh "Stigma Dewa Maut" jauh lebih langsung dan murni!
"Stigma Dewa Maut" adalah ahli terkemuka yang tinggal di dimensi astral misterius. Faktanya, tidak ada satu pun nyawa di dimensi astral yang bukan ahli puncak.
Dalam catatan tidak resmi legenda kuno, "Stigma Dewa Maut" adalah satu-satunya klon Eksistensi Keilahian Dewa Maut Mufarak di berbagai tingkat dimensi. Meski hanya diciptakan dari sisa-sisa telepati yang ditinggalkan Sang Dewa Maut karena kebaikan hati-Nya pada dimensi astral, kekuatannya sudah mencapai ketinggian yang tak terpandang oleh mata duniawi!
Makhluk mengerikan penggenggam sabit berdarah ini adalah Penguasa Badai Dimensi Astral. Wilayah anginnya "Wilayah Bungkam Heier" pada dasarnya adalah versi "Silent Spell" yang diperkuat tak terhingga, menggunakan badai senyap untuk menghancurkan semua medium transmisi suara, mengubah setiap orang menjadi bisu yang tak bisa bersuara!
Seperti diketahui, tidak peduli seberapa Berbual B-nya seorang ahli sihir terkemuka, kemampuan mengeluarkan sihir melalui pengedapan juga memiliki batasan level! Beberapa sihir harus diaktifkan melalui nyanyian sihir!
Dengan kemampuan Master Santo Aiqin, sihir tertinggi yang bisa dikeluarkan secara pengedapan hanyalah sihir tingkat mentor, dan itu sangat menguras energi mental!
Di sini ada berapa banyak Santo?
Jika benar-benar ada, takkan ada kesempatan bagi berbagai bidang untuk melakukan pertunjukan liar.
Daisy benar-benar bingung menggambarkan perasaannya sendiri. Broadway bidang yang luar biasa ini membuatnya bersemangat sekaligus cemas.
Meski memiliki keyakinan penuh pada Richard, pertempuran hari ini jelas telah melampaui batasan level dan menjadi perang sihir tanpa batas! Menurut prinsip keseimbangan ruang, bahkan jika seorang Dewa tiba-tiba ikut campur, tak aneh jika dia terbunuh dalam wilayah kekuasaan itu!
Bidang adalah pertunjukan solo dari berbagai aliran sihir!
Bidang adalah gunung elemen yang mengalahkan semua keseimbangan!
Bidang adalah panggung pribadi para ahli sihir kuat!
Bidang bahkan adalah dunia kecil yang menetapkan kembali hukum ruang dan tatanan seimbang - jangan masuk jika tidak mau mematuhi aturan dunia ini!
Bagaimana mungkin ini tidak membuat Daisy semakin takut!
Kapten Pasukan Sihir Feilengcui Beckham hanya bisa tertawa getir.
Pertempuran wilayah yang menggelegar hari ini membuatnya terpana, hingga melupakan keselamatan bos hingga ke sembilan lapis langit.
Murni dari sudut pandang profesional, Xiao Bei menemukan fakta yang sangat menggelikan.
Entah siapa yang melepaskan "Wilayah Barrier Naga Api", seharusnya bisa membakar habis udara di dalam wilayah melalui sembilan naga api, menciptakan lingkungan vakum; Jika berbicara murni tentang kemampuan pembunuhan, wilayah elemen api ini layak menjadi juara di antara berbagai wilayah yang silih berganti hari ini - kecuali untuk mayat hidup. Siapapun yang berada dalam lingkungan vakum, meski dilindungi perisai magis dan barrier besar sekalipun, tak akan bertahan lama.
Tapi "Wilayah Fajar Kiamat" yang dilepaskan oleh "Proyeksi Sirip Api Mephisto" Murphy, justru menciptakan wilayah pengendapan setengah vakum setengah gas beracun!
Meski asap beracun dengan kekuatan layu ini sangat keji, dibandingkan dengan vakum total, racun tambahan ini sama vitalnya dengan memberi air beracun kepada orang yang hampir mati kehausan di gurun.
Dengan kata lain, kehadiran "Wilayah Fajar Kiamat" justru secara tak langsung menetralisasi sebagian besar efek vakum dari "Wilayah Barrier Naga Api"!
Dari segi level, "Wilayah Kekuasaan Fajar Kiamat" memang tidak sehebat "Wilayah Kekuasaan Tembok Naga Api". Namun wilayah level rendah ini justru mampu menetralisasi kekuatan wilayah level tinggi, menunjukkan keajaiban dan keagungan sihir - setiap mantra memiliki makna eksistensinya sendiri, level hanyalah penampilan palsu yang tak menyentuh hakikat!
Yang lebih menarik bagi Xiao Bei adalah "Wilayah Penjara Sunyi Haier" yang dilepaskan oleh "Tanda Dewa Maut".
Andai "Wilayah Kekuasaan Fajar Kiamat" tidak menetralisasi "Wilayah Kekuasaan Tembok Naga Api", dalam lingkungan vakum tanpa oksigen, suara tetap takkan bisa merambat - tanpa udara, semua orang akan menjadi bisu yang tak bisa bersuara!
Namun kehadiran "Wilayah Kekuasaan Fajar Kiamat" justru mencegah terciptanya vakum, sementara "Wilayah Penjara Sunyi Haier" memanfaatkan fungsi sunyi khas vakum melalui wilayah unsur angin, ibarat menambal "Wilayah Kekuasaan Tembok Naga Api" dengan tambalan yang tak sempurna.
Belum lagi efek "Wilayah Kekuasaan Aliran Awan Meinian" yang menguapkan keringat 100 kali lipat, dan "Wilayah Kekuasaan Simfoni Pucat" yang menghilangkan kalsium tulang - dua wilayah dahsyat yang seharusnya sangat mematikan. Namun "Wilayah Kekuasaan Lagu Purba Melankolis Meilan" dengan kulit berliannya berhasil menetralisasi sebagian besar kekuatan kedua wilayah tersebut!
Sama seperti semua penonton, Beckham saat ini merindukan Santo Aigean sampai tak terkira!
Seandainya ada "Wilayah Anti Sihir" yang tiba-tiba muncul saat ini, dan semua wilayah kekuasaan langsung lenyap, betapa Berbual B-nya itu?!
Tapi Xiao Bei juga agak lega, untung yang muncul hari ini hanya wilayah kekuasaan. Seandainya yang muncul adalah mantra terlarang, ledakan silang antara elemen api dan air saja sudah cukup untuk menyapu bersih segala sesuatu dalam radius ratusan li!
Bersumpah pada Mao Zedong, seorang Penyihir Besar Suci yang berada di pusat wilayah ini setelah tujuh inderanya dicabut, bahkan ingin menukar levelnya dengan Santo Aiqin yang asli!
Meski tak bisa mendengar suara luar, melihat keadaan di sekitarnya, bahkan tak bisa merasakan keberadaan dirinya sendiri, Liu Zhenhan sama seperti semua orang sial yang terjebak dalam wilayah ini, tetap memahami dengan jelas bahwa saat ini pasti sedang terjadi badai sihir gila-gilaan di dalam wilayah ini!
Sepenuhnya mengandalkan insting, Liu Zhenhan menembakkan kelopak terbang secara sembarangan, lalu memanggil "Jiang's Endurance Kuige".
Mengandalkan ingatan yang masih tersisa, Lao Liu melemparkan kelopak terbang dan lagu perang ke arah ras neraka yang sebelumnya berada di depannya - apakah "depan" ini benar atau tidak, Lao Liu sendiri tak tahu. Terjebak dalam lingkungan yang bahkan membuatnya kehilangan diri ini, ruang sekitar terasa seperti alam semesta kosong tanpa rasa arah sama sekali. Telepatinya hanya bisa mendeteksi titik-titik telepati berkelap-kelip seperti bintang di sekelilingnya, entah itu musuh atau kawan, hanya Dewata yang tahu.
Begitu teringat Guo Guo dan burung beo juga masuk ke wilayah kekuasaan, mata Liu Zhenhan langsung menyala seperti api.
Dasar tai B! Dalam hati Lao Liu menghibur diri, pokoknya langsung serang saja. Kalaupun kena teman, perisai magis burung beo dan Guo Guo pasti kuat menahan serangan sekecil ini.
Lao Liu merasa dirinya benar-benar sial. Setelah tujuh indra dicabut, keahlian andalannya dalam serangan fisik jadi tak berguna. Bintik cahaya yang terdeteksi telepati ini ukurannya cuma sebesar biji wijen di kue dibanding tubuh aslinya. Gimana mau ditangkep?
Mau kena atau tidak, dia juga nggak bisa merasakan!
Perasaan tak berdaya ini membuat Liu Zhenhan terjerumus dalam kesedihan yang tak terucapkan.
Daripada mengayun kapak perang secara membabi-buta, dia memilih mengandalkan sihir yang bukan keahliannya.
Lagipula sihir bisa menyerang dari jarak jauh, menghindari situasi canggung seperti bertabrakan dengan musuh sambil bawa kapak tapi nggak sadar.
Sempat terlintas pikiran untuk kabur lewat "Pintu Langit" atau "Jubah Nyanyian" ke luar kubah wilayah kekuasaan. Tapi begitu ingat harus masuk lagi dan tetap nggak bisa apa-apa, semangatnya langsung pupus.
Sebenarnya di dalam wilayah kekuasaan, banyak ahli kuat yang menguasai sihir arkan Tongyou dan sihir ruang. Bagi mereka, berkedip atau teleportasi seharusnya bukan hal sulit. Tapi saat ini, tak satu pun berani melakukannya. Jangkauan kanopi wilayah kekuasaan terlalu luas! Siapa tahu teleportasi mereka malah menabrak sihir yang beterbangan? Mereka tak memiliki fungsi transmisi "Pintu Langit" yang bisa mengabaikan jarak!
Mentalitas konservatif yang hampir seragam ini menciptakan kompetisi wilayah kekuasaan yang bergema di mata Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui di kejauhan, sekaligus memicu banyak kasus saling bunuh.
Kaum lemah mengamati dunia dengan mata, ahli kuat menggunakan persepsi. Ahli Jalan Tertinggi dan ahli kuat tingkat super memiliki telepati yang luar biasa kuat. Meski tak semua bisa seperti Liu Zhenhan yang bisa memindai radius 500 yard, tapi 100-200 yard bukan masalah bagi mereka!
Untuk perlindungan diri, semua orang sial ini melepaskan wilayah kekuasaan (bagi yang punya) atau mengeluarkan senjata rahasia sihir (bagi yang tak punya). Tak peduli musuh atau sekutu, pasti dihantam duluan.
Tanpa pilihan lain, semua orang membombardir titik telepati yang terasa seperti musuh dan berada di dekat mereka dengan kekuatan penuh!
Sebelum munculnya "Wilayah Belenggu Brusco" Titan Kegelapan, amukan sihir di bawah langit wilayah tersebut mencapai tingkat keganasan seperti banjir tahunan Sungai Sanggan. Mayat-mayat yang terbunuh berjatuhan ke tanah bagai hujan deras - ada yang karena kesalahan identifikasi, ada pula kebetulan buta yang berhasil, namun sama-sama kejam dan berbau darah.
Ksatria Bersayap Tunggal dan Ksatria Bersayap Dua dari Bangsa Iblis menjadi kelompok yang paling menderita dalam gelombang pertempuran kacau tanpa pandang bulu ini.
Kekuatan ksatria-ksatria bersayap ini jelas tidak sebanding dengan entitas kuat lainnya, terutama dalam hal perisai magis dan resistensi magis tubuh asli yang sangat krusial.
Dalam kondisi normal, dengan jumlah mereka yang banyak, perkelahian massal pasti akan membunuh dewa mana pun yang mereka temui; namun setelah wilayah "Pencabutan Tujuh Indra" menghujam dari langit, keunggulan kelompok mereka lenyap seketika. Ditambah beberapa wilayah kekuasaan lain yang telah meluluhlantakkan mereka, disusul gelombang sihir yang berisi saling bunuh antar sesama dan serangan acak yang kebetulan tepat sasaran, membuat para orang sial ini menderita kerugian besar.
Namun syukurlah, ketika peluang kegagalan 31.15148% dianugerahkan oleh "Wilayah Belenggu Brusco", Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui di pinggiran langsung menyaksikan amukan sihir yang menyebar bagai ranting pohon tiba-tiba menjadi jarang.
Lucunya, para orang sial yang tujuh inderanya dicabut sama sekali tidak menyadari ancaman kegagalan mantra. Mereka juga tidak tahu bahwa setelah kemunculan terakhir "Wilayah Penjara Sunyi Haier", mereka telah secara kolektif berubah menjadi bisu, namun tetap sibuk dengan urusan masing-masing.
Inilah keuntungan hilangnya tujuh indera. Sebelum mati, baik Sepuluh Wilayah Kekuasaan maupun sihir serangan tanpa pandang bulu, semua rasa sakit yang mereka timbulkan tidak akan dirasakan - untungnya mereka tidak merasakannya, kalau tidak mungkin beberapa akan mati ketakutan.
Ini adalah pertempuran tanpa nilai teknik. Satu-satunya pikiran para ahli kuat ini adalah melepaskan satu demi satu sihir serangan yang dominan, menganugerahkan diri dengan perisai-perisai kuat, serta memerintahkan tubuh yang tak berperasaan untuk melakukan gerakan kurva - karena pengaruh Sepuluh Wilayah, ahli Jalan Tertinggi dan ahli kuat tingkat super yang kemampuannya lebih rendah sebenarnya tak bisa bergerak bebas. Tapi sebagai pemeran utama yang menipu diri sendiri, keuntungan dari ketidaktahuan ini tetap mempertahankan kepercayaan diri buta banyak ahli.
Pertempuran sengit terus berkecamuk. Di tengah kemegahan dan bau darah, sama sekali tidak terlihat pengalaman maupun keahlian. Naluri primitif dan penilaian yang angkuh justru menjadi bintang utama.
Rikardon Yab yang memiliki "Mata Alayavijñana" telah mengalami pencucian Sepuluh Wilayah. Setelah sadar dari keterkejutan, target pertamanya tak lain adalah Penyihir Besar Suci kami, Liu Zhenhan.
Jika para ahli kuat lainnya adalah lentera di tengah kegelapan, maka Penyihir Besar Suci adalah Dibo Luo yang menyapu bersih semua kegelapan!
Tak peduli ahli kuat mana yang hadir hari ini, dibandingkan dengannya mereka hanyalah jamur kecil di bawah pohon raksasa!
Pemimpin Tertinggi kedua Dunia Arwah sudah tak sabar ingin menghapuskan keberadaan agung yang tak tertandingi ini, memberantas ancaman potensial yang besar ini!
Bab 621: Niat Membunuh Tersembunyi
Dalam kondisi tujuh indra mereka dicabut, setiap orang sial di wilayah kekuasaan ini terburu-buru memanggil perisai magis. Sambil berusaha menjamin keselamatan diri, mereka juga tak lupa menguras otak mencari cara memecahkan "Wilayah Cith" dan menemukan metode membedakan kawan-lawannya.
Dibanding para orang sial lainnya, waktu bagi Liu Zhenhan masih relatif longgar - Tuan Liu si anggota badan kekar percaya, yakin, dan fanatik bahwa dalam setiap pertempuran hidup-mati, menguatkan perisai magisnya ke batas maksimum lalu menyerbu terbuka dengan kapak untuk membunuh musuh, jauh lebih praktis, efektif, sederhana, dan cepat dibanding serangan magis lainnya!
Teori pertempuran magis ala coba-coba yang mirip barbar dan penuh mental tukang tawar-menawar yang ulung ini selalu dijalankan Liu Zhenhan secara konsisten. Dalam setiap pertempuran yang dialaminya, pertahanan dirinya selalu ekstrem, dan hari ini pun tidak berbeda!
Karena menggabungkan keunggulan sihir, lagu perang, Transformasi Liar, zirah, alat, dan kemampuan ras, kemampuan Liu Zhenhan dalam menahan serangan dan kecepatan memperkuat pertahanan benar-benar tak tertandingi. Dalam pertempuran wilayah yang penuh liku-liku hari ini, dialah satu-satunya yang tidak sibuk memperkuat perisai diri setelah tujuh inderanya direnggut - semua perisai magis yang bisa diaktifkan sudah dia siapkan sejak awal pertempuran. Sekarang bahkan jika ingin menambah, persediaannya sudah habis.
Setelah melancarkan "Kelopak Terbang" dan "Lagu Kelambanan", Liu Zhenhan mengabaikan kekacauan di sekitarnya, menjadi yang pertama fokus merenungkan cara memulihkan tujuh inderanya yang hilang.
"Opera Ronunsa - Lagu Identifikasi Makhluk Tak Dikenal" mengalun pertama kali dari nyanyian sihirnya. Ini adalah lagu perang dasar Imam Jiwa, dan satu dari sedikit lagu perang yang berhasil dikuasai Lao Liu melalui latihan keras selama setahun lebih - prestasi luar biasa Tuan Liu ini bukan karena bakatnya yang tiba-tiba menyembur, melainkan berkat skala nada tersulit dalam "Opera Ronunsa" yang menggunakan Bahasa Elf Kuno, bukan Bahasa Naga yang rumit.
Dengan bantuan transmisi instan dari "Lagu Identifikasi Makhluk Tak Dikenal", Lao Liu memperkirakan posisi kasar seekor "Zusrakfaga" dan sebuah "Patung Lilin Pemangsa". Setelah menghujani mereka dengan kelopak terbang dan belati secara membabi buta, entah berhasil atau tidak, dirinya malah kehabisan tenaga lebih dulu.
Bertarung secara kacau seperti ini benar-benar tidak efisien, dan sama sekali tidak bisa dipastikan apakah lawan berhasil ditembak atau tidak!
Pelayan kekuatan naga dan harimau pun akhirnya berhasil dipanggilnya.
Kedua pelayan kekuatan ini, sama seperti pelayan darah sebelumnya, bisa berbagi kekuatan magis dan penglihatan dengan Liu Zhenhan.
Awalnya Lao Liu masih berharap sedikit keberuntungan, mengira bahwa dua pelayan kekuatan ini hanyalah kehidupan elemen yang mungkin bisa mengurangi efek dahsyat "Wilayah Kekuasaan Cisi" yang merampas tujuh indera.
Jika benar seperti yang dia bayangkan, melalui mata pelayan naga dan harimau dia bisa mengamati dunia luar dengan bebas, maka hari ini semua agresor di dalam wilayah ini pasti akan menjadi korban pembantaian Liu Zhenhan!
Tapi wilayah kekuasaan tetaplah wilayah kekuasaan!
Meski pelayan naga dan harimau belum menjadi kehidupan nyata, penglihatan mereka tetap dilucuti, sama sekali tidak bisa membantu Lao Liu.
Gagal dengan satu rencana. Liu Zhenhan masih tak menyerah, memanggil pengawal bayangan yang tidak ingin diketahui orang lain.
Yang disebut pengawal bayangan, tentu saja penjaga dari dimensi bayangan.
Belum lama ini, kekuatan keseluruhannya di dunia iblis meningkat satu tingkat, semua kemampuan ras naik ke tingkat yang lebih tinggi; Kekuatan Weituo "Jemari Memetik Bunga" melahirkan sistem sihir bunga yang dapat dikultivasi orang lain, kemampuan malam "jaring laba-laba" juga melahirkan mantra dasar sihir jaring laba-laba yang dapat dipelajari orang lain! Sebagai kemampuan ras ilahi Liu Zhenhan lainnya - "Serangan Bayangan", sebenarnya juga melahirkan mantra dasar sihir bayangan yang dapat dikultivasi orang lain!
Baik di Feilengcui maupun Serikat Penyihir, yang tercatat dalam arsip saat ini hanyalah dua jenis sihir baru yaitu sihir bunga dan jaring laba-laba yang diteliti oleh Tuan Tanah Feilengcui. Adapun keberadaan sihir bayangan, selalu sengaja disembunyikan oleh Liu Zhenhan.
Menciptakan jenis sihir baru merupakan prestasi gemilang yang tercatat dalam sejarah dan dikagumi generasi bagi penyihir mana pun, Liu Zhenhan tentu tidak terkecuali; Alasan sebenarnya dia menyembunyikan sihir bayangan yang berevolusi dari "Serangan Bayangan" adalah karena dua faktor utama.
Alasan pertama adalah sihir bayangan sudah memiliki contoh buruk dari manusia gurun - fakta bahwa Ahli Sihir Kitab Suci Kekaisaran Mugalan harus mengebiri diri sendiri saat mempelajari sihir bayangan, justru disebarluaskan dari Feilengcui ke seluruh Aiqin oleh Lao Liu sendiri. Dia tidak ingin dicurigai orang lain sudah menjadi kasim.
Alasan kedua yang lebih penting, sihir bayangan yang berevolusi dari "Serangan Bayangan" memiliki metode kultivasi yang sangat angker! Selain meditasi untuk mengumpulkan kekuatan magis, terdapat juga jalan pintas jahat berupa "menyerap jiwa"!
Entah mengapa, sihir jaring laba-laba yang berevolusi dari kemampuan Penjaga Malam "Jaring Laba-Laba" justru tidak memiliki jalan pintas jahat seperti ini.
Sihir yang bisa meningkatkan kekuatan dengan menyerap jiwa, sudah pasti termasuk dalam kategori sihir jahat 100% sama seperti sihir mayat hidup.
Sihir jahat semacam ini yang bisa memicu badai darah jika menyebar luas, jika dilaporkan ke Serikat Sihir pasti akan dikategorikan sebagai sihir terlarang dan dilarang keras untuk dipelajari.
Meskipun kemunculan sihir bayangan telah menutupi kekurangan besar sistem sihir bayangan sebelumnya yang mengharuskan kebiri, namun jelas tidak mungkin bagi Lao Liu yang sangat gila hormat ini untuk mempertaruhkan reputasinya sebagai "Penemu Sihir Terlarang" dalam catatan sejarah masa depan dengan mengumumkan jenis sihir baru ini - siapapun dengan reputasi gemilang pasti akan berhati-hati seperti Lao Liu!
Tentu saja, jika Liu Zhenhan meluangkan waktu untuk meneliti, menyempurnakan dan menggali lebih dalam, sihir bayangan pasti bisa berkembang menjadi setingkat dengan strategi sihir bayangan kompleks milik Ahli Sihir Kitab Suci yang memiliki ratusan variasi taktik, bahkan mungkin sepenuhnya menghilangkan karakteristik jahat sihir bayangan.
Namun sebuah jenis sihir baru membutuhkan waktu yang sangat lama untuk berkembang dari tahap awal hingga matang, serta memerlukan dedikasi seumur hidup dari banyak penyihir berbakat; Dengan keterbatasan bakat Liu Zhenhan, mustahil baginya mencapai kesuksesan besar dalam sihir bayangan yang baru diciptakan ini—itu hanyalah mimpi belaka.
Sihir bayangan yang berevolusi dari kemampuan Penjaga Malam ini memiliki pola yang berbeda dengan sihir bayangan milik Ahli Sihir Kitab Suci yang relatif mapan sejak awal; Sihir bayangan bertujuan membina bayangan sendiri menjadi unit tempur, memiliki kemiripan dengan dasi kupu-kupu bawaan Putri Duyung "prajurit bayangan".
Mengingat kekuatan luar biasa Liu Zhenhan, sihir setengah matang ini sebenarnya hampir tak mungkin pernah terpakai. Namun setelah tujuh indranya terampas hari ini, dengan mentalitas darurat "mengobati kuda mati sebagai upaya terakhir", terpaksa dia mencoba kemampuan tak berguna ini mengandalkan keberuntungan.
Dalam arti tertentu, pelayan bayangan ini adalah klon bayangan yang terhubung batin dengan Lao Liu; Hanya saja klon ini belum memiliki lima indra seperti pelayan kekuatan naga dan harimau—ia hanya memiliki penciuman alami untuk melacak bayangan lain. Indra independen di luar indra kedelapan ini sebenarnya juga dimiliki Liu Zhenhan, tapi hanya efektif dalam jarak dekat. Di ketinggian ini, tentu tak seprofesional pelayan bayangan.
Harus diakui, "kucing buta" Liu Zhenhan benar-benar berhasil menangkap "tikus mati".
Terlepas dari seberapa tinggi kemampuan tersembunyi sihir mencapai pencapaian nirwana yang tak terjangkau, atau apakah berada dalam dunia gelap yang tak terlihat jari sendiri, bayangan dan tubuh asli - pasangan kembar alami ini - tetap ada secara objektif. Bayangan makhluk apa pun tidak tergantikan dan unik!
Melalui indra penciuman alami pelayan bayangan untuk mengamati dan menangkap bayangan para ahli kuat yang tertinggal di tanah, Liu Zhenhan tiba-tiba memiliki perspektif unik terhadap posisi bayangan!
Kedatangan Rucketon Yahb kebetulan bersamaan dengan momen Lao Liu sedang membuka bisnis.
Berdasarkan informasi jejak bayangan yang disampaikan pelayan bayangan, dikombinasikan dengan titik cahaya yang terdeteksi telepati, target utama yang ingin Lao Liu eksekusi pertama kali adalah ahli terkemuka Dunia Arwah - Panglima Besar Kedua Rucketon Yahb!
Peluru sihir nyasar yang meledak tak terduga menghantam perisai magis Liu Zhenhan dan Rucketon Yahb, memercikkan cahaya ledakan yang cemerlang. Para ahli dari dua tingkat dimensi berbeda ini melakukan serangan membabi-buta pertama mereka dengan perspektif yang berlainan.
Sesuai kebiasaan, Liu Zhenhan mengayunkan delapan senjata sambil menyerbu bersama pelayan kekuatan dan pelayan bayangan, sambil menyelipkan tebasan pedang dan kapak pada naga Dunia Arwah dan Ksatria Bersayap Empat yang menghalangi jalan.
Rucketon Yahb mengayunkan gada tulangnya menghancurkan otak seekor naga angin, kemudian berteleportasi ke posisi udara di depan Lao Liu. Dengan gerakan tangan kiri, dia melemparkan bola hitam berkilauan energi gelap.
Bola cahaya redup yang terdiri dari partikel hitam pekat ini bergetar dengan ganas seperti sayap lebah, setiap kali bergerak maju sejauh satu ren ukurannya membesar, dalam sekejap dari sebesar apel menjadi bola sepak, keranjang, hingga seukuran ukiran kepala naga.
Karakteristik tidak stabil khas sihir ruang mengalirkan kekuatan bola redup ini ke seluruh dunia, langit dipenuhi awan berbentuk riak raksasa yang bergelombang melingkar, gemuruh suaranya bagaikan genderang perang Dewa Petir.
Andai bukan karena kekuatan wilayah merampas tujuh indra, sihir ini pasti akan memicu sorak-sorai gemuruh tak terkira.
"Penembus Ruang Planet!"
Ini adalah sihir ruang tingkat tinggi dari tingkat Mentor, termasuk dalam kategori sihir penusuk yang unik dan dahsyat!
Namun karakteristik penusukan "Penembus Ruang Planet" tidak seperti efek Gedang Shan Da Niu pada "Anting Tuan Tanah Kematian" Liu Zhenhan, melainkan sihir penusuk khusus yang menciptakan planet mini dengan sihir ruang, menjerat target lalu memindahkan seluruh perisai magis ke dalam planet mini tersebut!
Sihir ruang agung ini dalam teori Aiqin dijuluki "Sang Penghancur Perisai Magis"!
Jelas terlihat, Penguasa Sungai Tulang Dunia Arwah juga sangat waspada terhadap lapisan perisai magis Liu Zhenhan yang bertumpuk-tumpuk.
Dari kecepatan pelepasan Ricketonyabu, terlihat ia telah menyiapkan aktivasi elemen sihir ruang ini sejak lama.
Diam-diam menyimpan niat membunuh sejak lama, hanya menunggu momen kritis ini untuk kemenangan mutlak.
Yang tidak diketahui oleh Rekardon Yab adalah, bahkan sihir pun memiliki bayangannya. Demikian pula, bermain-main dengan alat sihir di hadapan Liu Zhenhan yang kaya raya sama seperti berjual air di tepi Sungai Sanggan!
Orang lain membuat alat sihir harus bergantung pada ahli alkimia ulung, penyihir ruang, dan bahan baku premium. Namun Liu Zhenhan memiliki terlalu banyak inti kristal monster tingkat super, cukup dengan teknik penyepuhan sederhana, dia bisa memiliki alat sihir yang sangat kuat!
Pada kapak perang adamantium barunya, terpasang empat kristal naga yang berkilauan. Tapi yang tersimpan di sini bukan hanya tiga mantra "Roda Darah Bulan", melainkan juga sebuah Lagu Perang Penghisap Darah.
Yang membedakan, saat "Wujud Raja Laut" Liu Zhenhan diaktifkan, akan muncul enam lengan elemen tambahan. Kini keenam lengan ini tidak hanya memegang pedang dan kapak perang, tapi juga Tongkat Augustus Ogus!
Setelah serangkaian mantra saling bertukar, Liu Zhenhan dan Rekardon Yab sama-sama tersadar.
Rupanya bukan hanya dirinya yang mengincar lawan, sang lawan pun sudah lama memendam rasa tidak suka padanya!
Namun persiapan mental Rekadon Yab agak kurang. Ia tidak menyangka di dalam wilayah pengurangan tujuh indra, lawan ternyata bisa begitu cepat mengunci posisinya. Tidak hanya "Planet Penembus Ruang" yang hancur total oleh serangan sihir megah dari Tongkat Sihir Tulang, ia juga mendapat 'hadiah' tembakan bertubi-tubi yang luar biasa padat.
Untungnya, dalam serial sihir Panglima Besar Kedua Dunia Arwah, tidak hanya ada satu sihir yang telah diaktifkan. Kontrol jarak bagi veteran seperti Rekadon Yab memang diukur dengan sempurna. Meski terkejut, ia masih bisa bertahan dari serangan gila ini.
Meski begitu, Rekadon Yab tetap dibuat berkeringat dingin!
Ini bukan salah Liu Zhenhan yang licik. Bagaimana tidak? Ia sudah lama menyimpan dua Tongkat Augustus Ogus edisi koleksi kerajaan milik Raja Lich! Dari 2000 lebih tongkat sihir tulang koleksi Feilengcui, sebagian besar sampah, tapi 111 di antaranya berasal dari istana dunia iblis. Terutama tongkat hadiah Ratu Jiabao untuk Liu Zhenhan, itu adalah perlengkapan serangan magis alami terbaik dan tersempurna dari Binatang Ajaib Mutasi Tingkat Super yang sangat berbahaya!
Ditambah sihir dalam Kristal Naga, lagu perang, dan keunggulan delapan lengan, siapa pun yang bertemu Lao Liu pasti akan terkejut.
"Melihat lawan semakin mendekat, Rui Cardonyabu ragu sejenak, lalu membuat pilihan bijak. Dengan mengandalkan kemampuan teleportasi sihir ruang, ia segera menjauh dan tetap menjaga jarak aman yang tepat dari Lao Liu!"
Kilatan sihir Rui Cardonyabu lebih autentik dibanding Naga Peri. Setiap jeda singkat tubuh setelah teleportasi, pada dirinya telah diminimalkan hingga batas ekstrim – hanya sekejap mata。
Kekuatan ilahi tak tertandingi dan kemampuan serangan fisik mengerikan dari Santo Aiqin Penyihir Besar menjadi alasan utama Rui Cardonyabu mengontrol jarak. Tentang informasi detail Santo Aiqin, berbagai tingkat dimensi tidak kekurangan sumber intelijen.
Berbeda dengan Naiwen'eryink yang tingginya 40 meter dengan fisik hampir mencapai batas maksimal, Rui Cardonyabu yang hanya setinggi 5 meter tidak memiliki kepercayaan diri untuk ujian pertarungan fisik dengan Santo Aiqin.
Menjaga jarak tepat dan menentukan melalui sihir, ini juga nasihat dari Panglima Tertinggi Dunia Arwah Yingelieqibao sebelum keberangkatan. Karena tekanan tradisi dan kepercayaan, Yingelieqibao tidak berani melangkah setapak pun ke dunia materi utama, namun kebijaksanaan langitnya mampu membuat dua panglima Dunia Arwah tunduk patuh.
"Obisilachi!" Setelah tiga ronde pertarungan dengan Rui Cardonyabu, Liu Zhenhan secara aktif impoten.
Tongkat Sihir Tulang dan Kristal Naga yang menyimpan sihir dan lagu perang hanya bisa digunakan sekali jalan. Saat pertempuran sengit, dia tak sempat mengambil persediaan dari dalam "Baju Zirah Takhta Es yang Terbekau". Ketiga jurus dasar pembukaannya luput dihindari musuh, sementara Rekadun Yabu yang licin seperti belut terus menjaga jarak. Ini membuat Liu Zhenhan yang tak bisa bertarung jarak dekat merasa kehabisan akal.
Dunia bayangan bukanlah pandangan nyata. Perlu terus menghitung perkiraan posisi, membuat Lao Liu tak nyaman dan performanya tak secemerlang biasa. Terjebak dalam situasi buntu yang membosankan ini, tak ada lagi semangat untuk melanjutkan pertarungan tanpa kesenangan tempur.
Rekadun Yabu juga merasa tak nyaman.
Sebagai Panglima Kedua Dunia Arwah yang menguasai Sungai Tulang, kapan pernah menggunakan cara tempur yang membubarkan pertarungan tangan kosong? Mana ada dari Tiga Panglima Dunia Arwah yang tak mahir pertarungan jarak dekat?
Tapi Rekadun Yabu terpaksa mundur. "Mata Kebenaran Indra Kedelapan"-nya menyaksikan bagaimana Santo Aiqin dengan mudah membunuh naga arwah Zuma hanya dengan sekali hantam kapak perang!
Rekadun Yabu harus mengakui: Semua rumor tentang Santo Aiqin ternyata benar!
Zuuma Underworld Dragon memiliki kerangka luar yang menutupi seluruh tubuhnya seperti zirah, di dalam "Wilayah Lagu Kuno Kesedihan Meilan", lapisan tulang ini telah menjadi transparan seperti berlian, kemampuan menahan serangan jelas jauh lebih unggul dari biasanya!
Namun Santo Aiqin ini seolah memiliki pemahaman mendalam tentang struktur tubuh Zuuma Underworld Dragon. Efek tujuh indra yang terampas tampaknya tak berpengaruh padanya. Kapak perang bermata ganda yang diayunkannya terlihat sembarangan, namun sebenarnya tepat menghantam sambungan garis yang paling rapuh di tengkorak Underworld Dragon!
Tengkorak semua naga memang merupakan perisai terkuat, namun di bagian terkuat ini tersembunyi area kelemahan paling mematikan. Tanpa kepercayaan diri cukup, siapa berani menyerang tulang kepala terkuat Underworld Dragon?
Rekadun Yabu sebenarnya cukup bangga dengan kemampuan bertarung jarak dekatnya, namun sekarang bahkan dengan seratus nyali pun takkan berani adu pertarungan fisik dengan Santo Aiqin ini! Masalahnya... bahkan duel sihir dari jarak jauh pun tak efektif. Kecepatan pelepasan sihir Santo Aiqin ini luar biasa cepat, selalu mengendalikan gerak-gerik Rekadun Yabu, dan setiap sihir yang dilepaskan memiliki level yang mengerikan tinggi. Kekuatan magisnya seolah tak pernah habis, benar-benar lawan yang sulit dihadapi!
Setelah menghabiskan semua sihir yang belum diaktifkan dalam urutan elemen, Rekadun Yabu melihat kembali perisai magis lawan yang rapat dan utuh, hati mereka dipenuhi keluhan - tampaknya tanpa menyanyikan mantra pemanggilan sihir serangan besar, mustahil menggerakkan orang ini sedikit pun.
Rekadun Yabu akhirnya tetap tidak menggunakan mantra serangan tinggi skala besar. Dengan jujur bertarung menggunakan mantra spontan melawan Liu Zhenhan yang pantang menyerah, ini bukan karena "Wilayah Belenggu Bruce" dengan kegagalan 31.15148% membatasi kemampuannya, "Mata Kebenaran Indra Kedelapan"-nya tidak bisa merasakan gelombang elemen eksternal. Melainkan karena tidak berani - serangan kelopak terbang tak henti dan pengejaran gila lawan sedang mengejar pantatnya, Rekadun Yabu kurang yakin perisai magisnya bisa bertahan hingga sukses memanggil sihir besar! Tentu, teleportasi instan terus-menerus menyebabkan jeda singkat pada tubuhnya, sama sekali mustahil memanggil sihir serangan besar!
Liu Zhenhan yang juga kehilangan kemampuan serangan tinggi aliran darah, berhenti mengejar setelah beberapa saat.
Sihir bunga yang dia gunakan sekarang memanfaatkan bunga dari dunia iblis. Kelopak bunga yang luar biasa besarnya bisa menimbulkan kerusakan parah pada musuh. Namun "Jemari Memetik Bunga" tidak seperti "Panah Darah Campuran" atau "Roda Darah Bulan" yang memiliki cadangan kekuatan magis darah tak terbatas. Sedangkan "Transformasi Penyihir" terlalu rentan dihancurkan oleh sihir penangkal lawan. Adapun "Klimaks Kematian", jangkauannya hanya 500 yard sesuai cakupan telepati - terlalu pendek untuk pertempuran udara magis!
Jika terus mengejar seperti ini, begitu penggunaan "Jemari Memetik Bunga" habis, perisai sebanyak apapun takkan bisa mengejar Rekadonyab. Liu Zhenhan pun mengalihkan sasaran ke ras neraka dan bangsa iblis - resistensi magis para goblok ini jauh di bawah Santo Aiqin. Kebanyakan hanya bisa diam di tempat memperbarui perisai, menjadikan mereka target empuk!
Taring tajam Pelayan Kekuatan Naga-Harimau ditambah senjatanya langsung memicu badai darah mengerikan!
Postur Liu Zhenhan bagai kecambah tauge dibanding ahli kuat di wilayah kekuasaan. Tapi tak ada yang sanggup menahan satu tebasan kapak atau tusukan pedangnya. Gerakannya lugas dan arogan, selalu mengincar bagian vital kepala. Sekali tersentuh, konsekuensinya fatal!
Dua pelayan kekuatan naga-harimau yang "ikut membantu harimau" ini bahkan lebih ganas. Dibandingkan dengan pelayan darah, dua pelayan kekuatan ini dalam pertarungan jarak dekat hanya bisa digambarkan sebagai tak tertandingi. Baik saat menggigit maupun menabrak, bahkan ahli kuat tingkat super paling kejam pun seperti karung goni yang diobrak-abrik mereka.
Rui tidak bisa tinggal diam melihat bawahannya disembelih seperti hewan oleh Santo Aiqin ini yang terus menebas bagian vital, terpaksa maju lagi memaksa Liu Zhenhan terlibat dalam duel sihir saling kejar-kejaran.
Lao Liu pusing tujuh keliling!
Ia berpikir ke sana kemari tapi tak berani menggunakan "Teknik Penyedotan Odi" yang tersimpan dalam "mutiara ingatan tenaga magis".
Sihir arkan tingkat dewa Raja Horor ini sama seperti "Wilayah Hijau Abadi" Wentekelaier, tidak khawatir akan serangan sampingan sihir selama proses penggunaan, tapi tak berdaya menghadapi serangan fisik!
Menggunakan sihir super ini tanpa pengawal dan bodyguard, kalau sampai terbunuh, itu benar-benar konyol!
Situasi berubah seketika. Guo Guo yang terbungkus lapisan "Tato Kekuatan" membawa burung duri di pelukannya, tiba-tiba mengangkasa dengan menginjak "roda darah bulan", tanpa ragu melontarkan satu demi satu "roda darah bulan" seperti obralan langsung ke arah Rui!
Sesaat kemudian, Yitiao yang berwujud Bangau Api entah dari mana muncul, tanpa jeda langsung melepaskan Siput Raksasa Api Giok yang hanya bisa digambarkan secara makro, sasaran tepat mengarah ke Riekain Jarp.
Panglima Kedua Dunia Arwah yang sedang bertarung sengit dengan Liu Zhenhan yang tak henti mengejarnya, tiba-tiba diserang pendatang baru. Hal ini membuat sang panglima nyaris kehilangan nyawa.
Dalam keadaan tujuh indra dicabut, fakta bahwa Liu Zhenhan bisa menemukan Riekain Jarp sudah membuat Panglima Sungai Tulang Dunia Arwah bingung tujuh keliling. Tapi bagaimanapun Lao Liu adalah Penyihir Besar Suci, statusnya terlalu luar biasa. Kemampuannya ini masih bisa diterima logika Riekain Jarp.
Namun keikutsertaan Guo Guo dan Yitiao benar-benar membuat Riekain Jarp panik!
Mencabut tujuh indra!
Di Benua Aigean ternyata ada tiga entitas kuat yang bisa menggunakan indra kedelapan dengan lihai! Ini sudah melampaui batas pemahaman Riekain Jarp!
Sang Panglima Kedua Dunia Arwah meremehkan kemampuan Imam Bemon!
Alasan Guo Guo dan Yitiao bisa menemukan posisi Panglima Kedua Dunia Arwah adalah berkat Daisy!
Daisy dan Yitiao sama-sama peliharaan magis Guo Guo. Dibandingkan jenis peliharaan magis manapun, hanya peliharaan Imam Bemon yang bisa selaras batin dengan penguasanya. Bahkan mengabaikan hambatan ruang dan jarak!
Setelah terkejut sejenak saat menyaksikan pertempuran dari luar, Daisy segera menyadari kepanikan Guo Guo. Melalui komandonya, Guo Guo yang menggunakan kemampuan telepati berhasil mengidentifikasi lokasi samar dan segera mengunci bola energi telepati milik Rekadonyabu.
Berkat arahan taktis Daisy, Guo Guo juga berhasil memperbaiki persepsi ruang tiga dimensi Yitiao, sehingga Bangau Api Burangsha pun bergabung dalam pertempuran!
Meskipun arahan dadakan Daisy jauh dari membuat Guo Guo dan Yitiao segesit dalam kondisi normal, namun koreksi dan petunjuk kecil ini sudah cukup mempengaruhi jalannya pertempuran dibandingkan 'orang buta-tuli' lain yang kehilangan tujuh indra!
Liu Zhenhan juga terkejut, bukan karena keterlibatan Guo Guo dan Yitiao, tapi karena merasakan bayangannya di tanah diserang oleh bayangan lain!
Penyerangnya tak lain adalah dua pasang naga arkan teratas yang dipimpin Pangeran Naga Iblis Aranduron dari pusaran pertempuran kacau!
Bayangan Perisai Kilat dan Perisai Tuan Tanah Kematiannya hancur dalam sekejap, membuat Liu Zhenhan gemetar antara kaget dan murka!
Namun sama seperti Rekadonyabu, Liu Zhenhan lebih terkejut karena musuh bisa secara kolektif menemukan posisinya!
Ia juga sulit percaya bagaimana para naga iblis bisa begitu cepat terbebas dari efek negatif perampasan tujuh indra!
Hanya mereka yang berada di luar wilayah kekuasaan lingkaran badai yang tahu alasannya!
Setiap naga arkan teratas merobek masker gaya Zorro yang menutupi mata mereka. Di sekitar soket mata dan dahi mereka, terdapat barisan bintik-bintik merah seperti cinabar yang rapat. Bintik-bintik ini mirip jerawat matang yang mengeluarkan buah putih kecil, sekilas terlihat lebih menjijikkan daripada tulang punggung kodok berkulit!
Ini sebenarnya bukan jerawat, melainkan mata tambahan naga arkan teratas!
Naga Berwarna-warni secara alami memiliki 36 mata tambahan, sedangkan Naga Bayangan Malam memiliki 72 mata tambahan sejak lahir!
Ini bukan mata yang memiliki kesadaran Alaya indra kedelapan, melainkan "Mata Tambahan Bermuda" yang memancarkan "rambut penangkap jiwa" dengan membakar jiwa untuk menangkap pergerakan jiwa musuh!
Jelas ini bukan kemampuan bawaan, melainkan sihir merusak diri yang memerlukan kerja sama antara tubuh dan ilmu gaib!
Setiap naga arkan teratas yang menggunakan "Mata Bermuda" dengan membakar jiwanya pasti akan mengalami kemunduran besar dalam kekuatan di kemudian hari!
Tapi seperti kata Raksasa Buddha, teknik mata adalah kekuatan primordial terhebat di dunia ini!
Alasan utama naga arkan teratas tetap menggunakan "Mata Tambahan Bermuda" meski berisiko melukai diri adalah niat mereka untuk menyelesaikan pertempuran secepatnya, menghabisi musuh paling berbahaya secepat mungkin, dan menangkap ikan di air keruh untuk menimbulkan kerusakan maksimal!
Apa yang perlu ditakutkan dari kemunduran kekuatan? Klan Pemburu Naga bisa meningkatkan kekuatan mereka dengan sangat cepat melalui "Memangsa Naga"! Asalkan perang ini dimenangkan, tak perlu khawatir kekuatan tak bisa dipulihkan!
Rencana naga arkan teratas ini sangat matang! "Rambut Pengikat Jiwa" yang ditembakkan dari "Mata Kedua Bermuda" memiliki fungsi ajaib menangkap dan meredam vitalitas jiwa. Ditambah serangan sihir arkan tiba-tiba, tentu sudah pasti berhasil!
Sayangnya, Lao Liu adalah Pendeta burung duri yang jiwa bawaan-nya sudah bisa bernyanyi. Separuh rencana naga arkan teratas itu sia-sia. Untungnya serangan sihir yang sudah dipersiapkan tak terbuang percuma, semua menghujam tubuh Lao Liu hingga enam lapis Perisai Hitam Teratai pun hancur!
Merasa jiwa Santo Aiqin masih penuh vitalitas, dua pasangan naga arkan teratas itu putus asa.
Seandainya "Pisau Keputusan" Naga Bayangan Malam yang bisa merobek ruang masih ada, seandainya "Panggilan Akhir Nyawa" Naga Berwarna-warni yang setara dengan "Desahan Titan" belum digunakan sejak awal kedatangan wilayah kekuasaan untuk mempertahankan diri - sekarang bukan hanya Santo Aiqin, bahkan klon dewa pun pasti binasa!
Ahli disebut ahli bukan tanpa alasan!
Tidak hanya Recadhon Yab dengan Mata Kebenaran indra kedelapan, Liu Zhenhan yang memiliki penglihatan bayangan, Guo Guo dan Yitiao yang dikendalikan jarak jauh oleh Daisy, serta naga arkan teratas yang mengorbankan diri untuk mengamati pergerakan jiwa yang terbebas dari belenggu pencabutan tujuh indra; Raja Langit Bersayap Enam dan Ksatria Bersayap Empat bangsa iblis juga segera memahami situasi sekitar melalui pelepasan "Pembelahan Akhir Zaman".
"Pembelahan Akhir Zaman" adalah seni bela diri Mata Perak yang dikembangkan oleh Raja Langit Bersayap Enam Christian Bale sezaman dengan Tuan Tanah Kematian Samuel dan Raja Lich Skolas. Suku Mata Perak secara alami memiliki mata berkilau perak - simbol telepati dalam bentuk padat. Raja Langit legendaris Christian Bale mengembangkan bakat bawaan ini menjadi teknik serangan langsung: melalui pancaran maksimal sekejap, telepati di mata Mata Perak dapat membentuk jaringan badai telepati sepadat kisi listrik, menciptakan Pembelahan Akhir Zaman yang merobek segalanya!
Secara perkiraan konservatif, kekuatan "Pembelahan Akhir Zaman" yang dilepaskan Raja Langit Bersayap Enam cukup untuk menghancurkan seekor Naga Aigean biasa!
Namun kali ini, "Kiamat yang Terkoyak" yang dilepaskan Raja Langit Bersayap Enam dan Ksatria Bersayap Empat hanyalah versi miniatur kekuatannya. Tujuannya adalah menyentuh berbagai esensi kekuatan spiritual melalui jaringan badai telepati, lalu mengidentifikasi musuh dan sekutu melalui berbagai pantulan - Jaringan Badai Mini yang tidak terlalu menguras kekuatan spiritual ini, setiap kali menyala, memungkinkan Ksatria Mata Perak mengenali lawan di sekitar mereka dengan pasti. Sungguh praktis dan efisien!
Tak lama kemudian, Naga Aigean pun terbebas dari belenggu tujuh indera yang terampas!
Setiap anggota bangsa naga dari berbagai silsilah memiliki metode komunikasi spiritual yang sangat misterius, mampu saling menentukan koordinat posisi.
Metode komunikasi ini sebenarnya memanfaatkan efek khusus dari tato magis yang terukir di tanduk setiap naga, bekerja langsung pada jiwa. Sedangkan untuk Naga Peri dan Naga Pelangi yang telah menikah, kemampuan komunikasi batin telah mereka dapatkan saat melakukan hubungan intim.
Meski metode identifikasi sekutu-musuh ini agak merepotkan - pertama harus menyinkronkan koordinat sekutu, lalu menghabiskan waktu untuk menyortir dan mengeliminasi - setidaknya bangsa naga memiliki pegangan samar tentang posisi, jauh lebih baik daripada orang buta yang membuka mata!
Bukan semua ahli kuat dalam wilayah kekuasaan menunjukkan kemampuan yang sepadan dengan kekuatan sejati mereka. Raja Horor, naga dunia bawah, proyeksi Miqialo bersirip api, Titan Kegelapan, Cap Dewa Maut, burung beo kecil, serta Pangeran Kesembilan dan Kesepuluh—meski kuat, namun dalam kondisi tujuh indera terampas, tetap belum menemukan cara alternatif untuk mengobservasi dunia luar.
Namun yang tidak disadari oleh para entitas kuat yang sedang bersiap meraih kemenangan dengan gembira ini: di lingkaran luar wilayah kekuasaan, bencana maha dahsyat sedang mengancam akan menghantam kepala mereka!
Dalam nyanyian mantra yang tenang dan berwibawa, Master Stefano ahli aliran api, Master Ventola ahli aliran air, dan Master Rijkard ahli pemanggilan dari keluarga militer, berdiri di puncak gunung ngarai basin, memandang dingin ke medan perang penuh dosa ini.
Kedua tangan ketiga master terus membuka dan menutup sambil menaburkan wewangian. Di tengah perubahan awan dan angin, mereka sedang memanggil mantra terlarang yang sesuai dengan level mereka!
Pandangan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas dari kejauhan berubah dari terkejut menjadi marah, lalu berakhir pada keputusasaan.
Ketiga Archmagister menggunakan gulungan dan Kristal Naga. Bahkan untuk memanggil mantra terlarang, tidak memakan waktu terlalu lama.
Dengan jarak yang begitu jauh di antara mereka, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas hanya bisa menjadi penonton!
Pasukan kecil yang terdiri dari banyak penyihir Aiqin ini ternyata tidak menghindari pertempuran seperti yang dikatakan sebelumnya.
Mereka jelas-jelas bersiap untuk tidak membedakan musuh atau kawan, akan menghancurkan semua makhluk hidup di dalam wilayah kekuasaan ini hingga ke akar-akarnya!
Dari sudut pandang rasional, semua anggota Pasukan Pengawal Istana Musim Panas termasuk Yang Mulia Sal bisa menerima tindakan ini, karena ini adalah kesempatan emas untuk memusnahkan kekuatan tertinggi penjajah ras neraka dan iblis!
Tidak ada perisai magis siapa pun yang bisa menahan tiga mantra terlarang secara frontal! Tanpa para ahli kuat ini, perang selanjutnya benar-benar akan menjadi pertempuran konvensional!
Namun dari sudut pandang emosional, tidak ada yang bisa menerima tindakan keji manusia ini!
Bagaimanapun juga, Tuan Tanah Feilengcui dan semua Naga Aigean sedang bertempur habis-habisan melawan penjajah ras asing di dalam lingkaran wilayah, setiap tetes darah yang mereka tumpahkan demi kedamaian Aiqin!
Coba bayangkan, jika Kerajaan Bimeng memiliki tiga Archmagister hari ini, pasti tidak akan membuat keputusan sekejam ini!
Inilah mungkin alasan mengapa manusia tetap menjadi manusia, sedangkan Bimon selamanya hanya akan menjadi Bimon.
Bab 622 Penghakiman Terakhir
Archmagister Stefano adalah "Penyihir Paling Mendekati Dewata" di dunia manusia, gelar sok gagah seperti Berbual B ini bahkan tidak pernah dimiliki oleh dua Master legendaris Santo Puskash dan Van Basten, membuktikan kehebatannya yang luar biasa!
Ahli terkemuka yang khusus mempelajari sihir aliran api ini telah lama terkenal di Aiqin karena keahliannya membuat gulungan mantra terlarang. Masyarakat gemar membicarakan bagaimana ahli api ini menyegel tujuh gulungan mantra terlarang, dengan lima murid utamanya masing-masing menyimpan satu gulungan mantra terlarang sebagai senjata rahasia!
Hari ini Master Stefano membawa tiga gulungan mantra terlarang: "Red Netherworld Sea", "Bumi Api Membakar Kota", dan "Hujan Meteor Mahkota Utara"!
Saat ini sang Master sedang melantunkan nyanyian sihir untuk memanggil mantra terlarang "Red Netherworld Sea Scroll" yang dahulu direbut kembali dari Xiao Bei!
Mantra terlarang yang disimpan Archmagister Ventola dari aliran air dan Archmagister Rijkard dari aliran panggilan, keduanya tersimpan dalam Kristal Naga sebagai sihir yang siap diaktifkan; satu adalah mantra terlarang air "Battle Chant of Beluga Assault" dengan kekuatan setara tekanan air jurang 1.600 meter, satunya lagi mantra terlarang angin yang meminjam kekuatan Pangeran Ular Rakus dari dunia chaos, menghancurkan segalanya dengan kekuatan pusaran lima kali lipat - "Overlapping Vortex March"!
Ironisnya, Kristal Naga yang digunakan kedua Archmagister ini untuk menyimpan mantra terlarang justru hadiah dari Liu Zhenhan sebagai imbalan bantuan mereka dalam ekspedisi Timur Feilengcui. Barang yang diberikan sendiri suatu hari malah mengancam nyawanya - ini pasti sesuatu yang tak pernah terbayangkan oleh Liu Zhenhan sekalipun dalam mimpinya.
Saat ini, ketiga Archmagister Aigean tidak terikat oleh "Bidang Belenggu Bruceko" yang memiliki tingkat kegagalan 31,15148%, dilihat dari kultivasi mereka, kemunculan tiga mantra terlarang ini secara bersamaan telah menjadi kepastian!
Ketidaktahuan adalah kebahagiaan.
Baik "Mata Alaya Vijñana" milik Rekadun Yabu maupun "Dunia Penglihatan Kesadaran" milik Liu Zhenhan, atau metode alternatif lain yang digunakan ahli Jalan Tertinggi dan makhluk Tingkat Super untuk memindai dunia luar, semuanya tidak termasuk dalam indra konvensional; Perampasan tujuh indra tetap menjadi realitas yang harus mereka terima, kekurangan yang tak bisa di-Mengurangi ini membuat hampir semua ahli kuat di sepanjang wilayah kekuasaan takkan bisa mengetahui bahwa ada tiga Archmagister Aigean yang sedang bersiap memberikan pukulan mematikan - Andai saja tak ada perampasan tujuh indra ini, tiga Archmagister Aigean ini takkan berani memanggil mantra terlarang di hadapan begitu banyak ahli kuat sekalipun mereka memakan jantung beruang dan empedu macan tutul!
Ironi takdir memang tak terduga, Rekadun Yabu, Panglima Kedua Dunia Arwah yang awalnya ingin memanfaatkan "Mata Visi Indra Kedelapan" untuk mengeruk keuntungan dalam kekacauan, justru tanpa sengaja menjadi panggung bagi tiga pemungut keuntungan besar di belakang layar.
Alasan mengapa manusia menjadi ras paling bijaksana dan mampu mendominasi Benua Aigean, bukanlah tanpa alasan!
Jika bukan karena menghadapi kesempatan emas yang langka seperti ini, Master Stefano, Master Ventola, dan Master Rijkard pasti tidak akan bertindak gegabah. Bahkan mungkin mereka tidak akan menampakkan diri sama sekali! Sejak menerima konfirmasi invasi dari Feilengcui, mengumpulkan pasukan, merencanakan strategi perang, hingga menyusup ke Hutan Bintang Salib Selatan untuk menyiapkan titik transmisi sihir - manusia hampir menyelesaikan semua persiapan dalam waktu sesingkat mungkin.
Efisiensi, kesabaran, ditambah kekuatan dan sedikit keberuntungan mereka, akhirnya menghadirkan peluang emas!
"Tunjukkan belas kasihan jangan bertindak, bertindak jangan tunjukkan belas kasihan" - ini bukan hanya pepatah bangsa naga!
Keahlian terhebat manusia adalah mengadopsi pengetahuan untuk diri sendiri!
Liu Zhenhan yang sedang diserang tiba-tiba oleh dua pasang naga arkan teratas ini, masih bertarung habis-habisan dengan dua kelompok musuh bebuyutan Aiqin. Tingkat kegagalan "Wilayah Belenggu Bruce" dan efek bisu dari "Wilayah Penguncian Hymne Haire" membuat para ahli kuat tingkat langit ini menderita. Karena tujuh indera mereka terampas, dua pasang naga arkan teratas tidak menyadari mereka sudah kehilangan suara, juga tidak tahu mantra mereka berisiko gagal besar. Setelah serangan sihir instan pertama terhadap Lao Liu berhasil, Pangeran Naga Iblis bersama Putri Mahkota nekat menerjang Lao Liu, sementara pasangan naga lainnya tetap di tempat sambil melantunkan mantra naga tingkat tinggi untuk memanggil sihir arkan paling mematikan - meski tidak bisa langsung mengalahkan Lao Liu, setidaknya membuatnya babak belur.
Memukul ular harus di tujuh inci, semua tahu membiarkan Santo Aiqin tingkat tertinggi musuh ini tetap hidup di dunia ini terlalu berbahaya!
Ras Naga Iblis mempelajari sihir arkan Bahasa Naga khas suku mereka, selama bisa mengulur waktu sedikit saja, Adipati Naga Iblis Niwaxinge pasti bisa memanggil sihir arkan yang memadai dengan mantap!
Tapi... bisakah orang bisu yang tak bisa bersuara memanggil sihir arkan tingkat atas?
Tentu tidak bisa!
Jangankan naga arkan teratas, Penyihir Besar Suci pun tidak mampu!
Guo Guo menginjak roda terbang, bagai pangeran kecil yang terbang keluar dari mitos Timur, dengan teknik mengeluarkan mantra roda iblis level Santo secara instan plus hujan deras panah bunga pir dan tongkat sihir Augustus Ogus, membuat pasangan adipati naga iblis ini tercengang menjadi sarang lebah - pasangan naga iblis naas ini sampai matipun tak bisa memejamkan mata, mereka tak paham, mengapa perisai magis yang dipanggil khusus oleh naga warna-warni pun tak sanggup menahan serangan ini?
Salahkan diri mereka sendiri, "Tanda Dewa Maut" yang melepaskan "Wilayah Kekuasaan Pembisuan Haier" memang dipanggil oleh Adipati Naga Iblis Niwaxinge...
Guo Guo yang berhasil melakukan serangan pertama dengan bangga meniup asap mesiu imajiner di lubang peluncur Hujan Deras Bunga Pir. Makhluk ini hanya bisa mengeluarkan mantra spontan, sama sekali tidak perlu membuka mulut untuk nyanyian sihir. Bahkan jika sesekali gagal memanggil mantra, dengan kecepatan pelepasan secepat badai dan paku busur panah penetrasi armor yang sangat mematikan, hasil akhirnya tetaplah sama!
Hubungan bapak-anak ini jelas berasal dari cetakan yang sama. Jangankan tidak tahu, sekalipun sadar telah terperangkap dalam "Wilayah Kekuasaan Bruce Co" dan "Wilayah Bungkam Hail", Liu Zhenhan sama sekali tidak khawatir. Dirinya memang tak pernah membutuhkan sihir yang memerlukan pemanggilan mantra - lagu perang pun demikian. Penyanyi Jiwa Bawaan ini telah terbiasa mengumpulkan kekuatan secara diam-diam melalui teknik pengedapan.
Tak ada yang lebih sial daripada Pangeran Naga Iblis dan istrinya. Berharap dukungan sihir yang tak kunjung datang, saat mereka menerjang ke arah Lao Liu, Tuan Tanah Feilengcui yang telah menunggu dalam keadaan segar dengan mudah menangkis cakar setajam pisau baja Aranduron.
Putri mahkota Naga Iblis yang cantik jelita itu tercabik-cabik oleh dua pelayan kekuatan - satu naga yang menggigit kepala dan satu harimau yang mencengkeram kaki - bagaikan dua anjing penjaga yang memperebutkan mangsa. Kekuatan Naga Ba Xia yang tak tertandingi membuat kedua binatang elemen ini penuh kekerasan. Di hadapan serangan fisik langsung seperti ini, semua perisai magis tak ada artinya.
Di tengah suara patahan tulang, Pangeran Naga Iblis yang perkasa bagai anak ayam ditangkap elang, mengerenyit kesakitan saat sendi-sendinya dikunci mantap oleh Lao Liu yang memiliki delapan tangan.
Prajurit pengintai di garis depan Nanjiang, khususnya unit penangkap tawanan, sangat mahir dalam teknik mencekik leher yang mematikan seketika. Dalam latihan tangan kosong pasukan Tiongkok, teknik mencekik leher terbagi dua: Pertama untuk musuh berhelm dengan cara menekan leher dan menarik ke bawah, kedua untuk musuh tanpa helm dengan cara memutar kepala menggunakan gaya sentrifugal hingga tulang belakang patah.
Tulang belakang sebenarnya cukup rapuh. Dengan teknik tepat, bahkan wanita lemah pun bisa membunuh pria perkasa. Liu Zhenhan ingin menguji apakah keterampilan tangannya yang sudah lama tidak digunakan masih tajam.
Suara "braak!" menggema saat kepala Pangeran Naga Iblis terpuntir lepas. Tulang dan daging naga arkan teratas yang setara baja berkualitas tinggi, tak lebih berharga dari keju di hadapan kekuatan dan keahlian Tuan Tanah Feilengcui.
Aksi mencekik leher yang sempurna ini membuat Pangeran Richard Kiel yang sedang menonton pertempuran melalui "Cermin Seribu Pencarian" di 10.000 li jaraknya, dilanda perasaan campur aduk. Bahagia karena perebutan tahta sudah jelas pemenangnya, sekaligus cemas akan masa depan ras Naga Iblis.
Adapun Kaisar Naga Iblis Chaplin, sekali lagi pingsan tanpa perlawanan.
Sebelum kehilangan kesadaran, Yang Mulia ini menyesali satu hal: Mengapa sang putra harus mempertahankan harga diri dan kedudukannya sampai mati? Mengapa tidak segera menghancurkan "Kristal Hitam Ruang" untuk kabur kembali ke Pulau Naga Iblis!
Naga Aigean sudah cukup menderita di bawah kekuatan ilahi Liu Zhenhan yang perkasa. Sekarang giliran bangsa naga iblis merasakan pahitnya getir. Sejak tewasnya Pangeran Naga Iblis ini, bangsa naga gurun, naga Aiqin, naga dunia iblis, dan naga Dunia Arwah telah memiliki kuota kematian di tangan Tuan Tanah Feilengcui.
Gelar Pembunuh Naga Nomor Satu di Bawah Langit Berbintang kini pantas disematkan pada Liu Zhenhan. Sayangnya lengan bajunya mungkin tak cukup kosong untuk menyulam prestasi perang yang menggetarkan sepanjang sejarah ini.
Dalam waktu singkat saat Lao Liu dan Guo Guo masing-masing menghadapi lawannya, Yitiao dan Komandan Kedua Dunia Arwah Ruikadun Yabu juga sudah bertukar dua jurus. Kedua ahli terkemuka ini adalah petarung udara dengan kecepatan terbang luar biasa. Meski Ruikadun Yabu bisa menguras tenaga Lao Liu sampai mati dengan kecepatannya, menggunakan taktik yang sama untuk menindas Bangau Api Burangsha jelas merupakan sikap meremehkan yang keterlaluan.
Dalam sekejap mata, mantra spontan dari kedua belah pihak saling beradu. Setelah menyadari kecepatannya tak mampu mengungguli lawan, Recadonthar memutuskan untuk berbalik dan bertubrukan dengan Yitiao bagai meteor, mengingat hanya ada satu Santo Aiqin di dunia.
Yitiao yang mencengkeram dua pedang angsa raksasa dengan sayapnya, dan Recadonthar yang menggenggam palu tulang, sama-sama menderita dalam pertemuan ini. Pisau ganda Yitiao membelah tengkorak Recadonthar sekaligus merontokkan dua tanduk melingkarnya, sementara palu tulang Recadonthar menghantam perut Yitiao dengan dahsyat.
Indra mereka yang sudah mati rasa membuat keduanya tak merasakan sakit. Setelah menjauh, mereka tetap gesit bagaikan naga dan harimau.
Sebelum Yitiao sempat menerjang lagi, pesan telepati tentang tindakan tiga Archmagister nyaris membuat Bangau Api Burangsha mengalami breakdown.
Melihat Santo Aiqin menghampiri dengan senjata berbagai rupa, Recadonthar segera kabur seperti minyak di telapak kaki, melanjutkan taktik bajingan ulungnya.
Liu Zhenhan bukan bodoh. Ia sangat menyadari kelemahan fatalnya. Jika pertarungan jarak jauh dengan Recadonthar ini berlanjut, Panglima Sungai Tulang itu pasti akan menjatuhkannya cepat atau lambat.
Dalam hal kelimpahan kekuatan magis dan kemampuan mengeluarkan mantra secara instan, Ruikadunya benar-benar tak terbantahkan sebagai ahli kuat di era ini! Selama dia tetap menjaga jarak dan kecepatan yang tepat, serta bersikeras tidak melakukan pertarungan jarak sangat dekat, bagaimana mungkin Liu Zhenhan yang cacat tingkat dua dengan kekuatan magis darah hampir nol bisa menandingi Panglima Besar Kedua Dunia Arwah?
Alasan Liu Zhenhan selalu dikelilingi pengawal saat berperang adalah untuk menutupi kekurangan kecepatan terbang dan teknik tempurnya, mencegah pertemuan dengan ahli-ahli super yang menggunakan taktik perang gerilya Mongolia seperti ini!
Meski tiga jurus pembukanya terlihat megah, itu bukanlah kekuatan sejatinya! Prajurit sihir bertipe artifak yang mengandalkan benda pusaka dan perlengkapan seperti dirinya, di balik kemegahannya tersimpan kelemahan yang sama mematikannya!
Tapi sekarang dengan Guo Guo dan Yitiao, Liu Zhenhan sangat percaya diri menghadapi Ruikadunya. Yang membingungkannya adalah, di momen krusial ini, Guo Guo dan Yitiao justru terbang ke arah lain, menyeret dan mengusir ksatria naga Lampard, Xiao Kong, Wentekelaier, serta burung beo kecil untuk berkumpul. Sungguh khas warga Feilengcui, para bodoh yang kehilangan tujuh indra ini masih bisa melancarkan serangan ke Yitiao yang sedang mengumpulkan mereka di bawah pengaruh Sepuluh Wilayah Kekuasaan.
Pergerakan sosok yang sangat mencolok di tanah membuat Lao Liu sama sekali tidak mungkin salah mengenali.
“Semua orang di Feilengcui berhenti, mereka di samping kalian adalah sekutu kita sendiri!” Liu Zhenhan melemparkan kelopak terbang ke arah Lao Er dari Dunia Arwah sambil memaksimalkan telepati; Dalam wilayah kekuatan tujuh indera yang terampas, telepati adalah satu-satunya cara komunikasi yang masih bisa digunakan, bahasa ini langsung bekerja di tingkat spiritual yang tak bisa dihalangi oleh kekuatan wilayah.
Guo Guo dan Yitiao tak bisa menggunakan telepati, hanya bisa melambai-lambaikan tangan putus asa ke arah Lao Liu.
Gelombang kecemasan Ai Wei'er akhirnya menyebar ke hati Lao Liu, telepati misterius pasangan putri duyung yang melakukan dual cultivation biasanya hanya muncul di saat-saat paling genting.
Liu Zhenhan tiba-tiba tersadar, menyadari telah menghadapi masalah rumit yang besar!
Di atas Hutan Salib Selatan, angin barat yang muram membelai pegunungan hijau seperti tinta, mengusir kobaran perang dan asap mesiu. Di langit, pusaran awan hijau besar berputar dan berkumpul, kilat merah darah muncul senyap dari awan merah muda, para elf awan dan kilat mengenakan riasan mencolok yang menyembunyikan kekuatan dahsyat di balik pesonanya. Udara diselimuti lapisan tipis riak transparan, bayang-bayang jurang perlahan memakan cahaya dalam ruang, gemuruh aliran air memenuhi setiap rongga telinga yang semakin lama semakin keras.
Hujan lebat disertai butiran es sebesar biji gandum mengguyur dari langit, kreek-kreek menghantam tanah hingga perih, kawanan burung berisik beterbangan dari pegunungan jauh, saling bertabrakan tanpa arah; hutan yang sebelumnya gelisah tiba-tiba menghentikan keganasannya, dedaunan bergemerisik jatuh dengan jiwa yang gemetar, seolah memasuki musim gugur sebelum waktunya.
Mantra terlarang! Inilah mantra terlarang! Bahkan sebelum benar-benar turun, kesucian ilahi yang menguasai langit-bumi telah memicu kegentaran alam semesta, berbagai fenomena aneh ini adalah pertanda peringatan bagi semua orang!
Meskipun mantra terlarang Archmagister masih jauh tak sebanding dengan mantra terlarang level saint, namun mantra terlarang tetaplah mantra terlarang!
Beberapa ahli sejati di puncak piramida wilayah kekuasaan mulai merasakan keanehan, memalingkan wajah kosong ke puncak gunung tempat tiga Archmagister berdiri, berkonsentrasi seolah merenungkan sesuatu; meski tujuh indera mereka direnggut, naluri akan bahaya tetap tajam layaknya telepati.
Saat Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui menutup mata putus asa, tak tega menyaksikan simfoni pamungkas tiga mantra terlarang ini, "jurang ruang-waktu" di Hutan Salib Selatan kembali menggemuruh dahsyat!
Yang terburu-buru datang ke medan perang ini bukan lain, adalah penguasa tertinggi Bangsa Iblis: Yang Mulia Paul Newman dari Benua Hollywood, Yang Mulia Clark Gable dari Benua Bollywood, dan seekor burung raksasa bermuka manusia pucat dengan lebar sayap dan tubuh setidaknya 30 meter!
Seperti semua raja agung, Raja Lich yang mulia sama sekali tidak akan menginjakkan kaki di medan perang kecuali dalam keadaan terdesak!
Namun kali ini masalahnya terlalu serius. Setelah menerima laporan darurat dari Ksatria Valdenar, Kepala Staf Legiun Pelopor, tiga Raja Lich hanya melakukan konsultasi singkat sebelum memutuskan - selain Yang Mulia Jiabao yang sibuk mengkoordinasikan urusan militer, dua Raja Lich lainnya segera menuju lokasi untuk membatasi keterlibatan kekuatan tinggi Bangsa Iblis dalam pertempuran kacau antara ras neraka dan Aiqin!
Karena datang tergesa-gesa, dua Raja Lich ini meninggalkan semua protokol dan pengawal berlebihan, hanya membawa burung hantu raksasa bermuka manusia hitam Mutoni yang baru ditaklukkan oleh Yang Mulia Clark Gable - akibat Rencana Pemenggalan sebelumnya yang menyebabkan kerugian besar, ketiga Raja Lich kini sedang mencari berbagai cara untuk memperkuat diri, bahkan sampai menerima pahlawan Oushou yang sebelumnya mereka remehkan.
Burung hantu raksasa berwajah manusia Munih ini dulunya adalah ancaman super kuno di dunia iblis. Sebagai Oushou Tingkat Super yang mengalami mutasi langka dua kali, kekuatannya sebanding dengan reputasi buruknya. Raja Lich Bollywood Clark Gable yang berpikiran terbuka dalam merekrut talenta, juga harus bersusah payah untuk menarik hati penguasa Oushou dunia iblis ini.
Untungnya karena pelajaran pahit dari serangan balik kavaleri serigala, kini setiap "Jurang Ruang-Waktu" di dunia iblis yang berbatasan dengan Dataran Liar Donau telah dilengkapi pos militer dan formasi teleportasi kristal. Dua Raja Lich ini akhirnya tidak terlalu terhambat dan berhasil tiba tepat waktu sebelum tiga mantra terlarang - kubah telur Sepuluh Wilayah yang kebetulan mencakup "Jurang Ruang-Waktu". Artinya, tujuan dua Raja Lich dan burung hantu raksasa Munih persis berada di pusat sasaran mantra terlarang.
Kekuatan wilayah tak bisa dihindari siapa pun, bahkan oleh Raja Lich sekalipun. Begitu melangkah keluar dari "Jurang Ruang-Waktu", Raja Lich dan burung hantu raksasa langsung merasakan kepala panas dan penglihatan gelap, seolah tubuh mereka terlempar ke jurang tak berdasar dalam pusaran chaos.
Berbagai efek aneh dari Sepuluh Wilayah yang bertumpuk ini memicu respons refleks dari dua Raja Lich dan burung hantu raksasa dalam sekejap mata!
Wilayah!
Masih wilayah!
Kita semua tahu, semakin cepat pelepasan kekuatan wilayah, semakin membuktikan kemampuan magis yang luar biasa!
Raja Lich yang termasyhur dan burung hantu raksasa berwajah manusia benar-benar sesuai dengan reputasinya! Dalam sekejap mereka membakar habis kekuatan arkan miliknya, terus menganugerahkan kekuatan wilayah mereka ke dalam campur-aduk wilayah kacau-balau!
Kegagalan "Wilayah Belenggu Bruce" dengan peluang 68% dan efek bisu dari "Wilayah Penjara Sunyi Hyr", ternyata hanya membuat Yang Mulia Raja Lich Paul Newman gagal melepaskan wilayahnya. Raja Lich Clark Gable dan burung hantu raksasa München yang bermutasi dua kali sama sekali tidak mengucapkan mantra, langsung melepaskan wilayah mereka dengan membakar kekuatan arkan! Baik keberuntungan maupun kekuatan nyata mereka benar-benar luar biasa!
Kecepatan pelepasan wilayah ini sudah melampaui Master Puskash saat melepaskan wilayahnya. Kekuatan Raja Lich senior dan Oushou Tingkat Super yang bermutasi dua kali tak perlu diragukan lagi!
Sebuah lubang cacing ruang-waktu hitam nan dalam, bagaikan mata raksasa monster purba yang mengerikan, terbuka di udara.
Dari dalam lubang cacing bagaikan Dibo Luo hitam itu, gemerlap jutaan bintang berkedip-kedip memandang angkuh ke panorama Aiqin.
Aliran Elemen yang mengganas tiba-tiba jatuh dalam kesunyian mencekam, bagai pertanda sebelum banjir bandang yang menggentarkan segalanya!
Bersamaan dengan itu, tiraitirai langit berbentuk telur perak-hitam bagaikan jaring papan catur raksasa jatuh dari langit.
Ruang yang kacau mengeluarkan suara aneh yang tak tertahankan, irama khusus yang langsung menyentuh jiwa, bahkan para orang sial yang dicabut tujuh inderanya masih bisa mendengarnya jelas!
"Wilayah Lubang Hitam!"
"Wilayah Kemiringan Ruang!"
Dalam sekejap, dua wilayah legendaris lagi muncul ke dunia. Hingga saat ini, dua belas wilayah besar telah berkumpul di atas Hutan Salib Selatan. Tidak berlebihan menyebutnya sebagai "Perang Wilayah Dewata"!
"Wilayah Lubang Hitam" yang dilepaskan Yang Mulia Raja Lich Clark Gable adalah wilayah terkuat yang paling mendekati tingkat "Wilayah Anti Sihir" Santo Aigean dalam kekuatan wilayah yang diketahui!
"Wilayah Anti Sihir" Santo bisa langsung menciptakan ruang hampa sihir, melarang semua kekuatan elemen eksis di dalam kubah wilayah!
"Wilayah Lubang Hitam" Raja Lich mampu memangsa semua kekuatan elemen dalam jangkauannya. Sama seperti "Wilayah Anti Sihir", tujuan akhirnya juga menciptakan wilayah hampa sihir! Tapi dibanding "Wilayah Anti Sihir", efek anti-sihir "Wilayah Lubang Hitam" yang bergantung pada pemangsaan jelas kurang instan.
"Wilayah Kemiringan Ruang" yang dilepaskan Burung Hantu Besar Bermuka Manusia Mutasi Munih mampu menciptakan ruang tidak beraturan dengan garis bujur-lintang kacau dalam kubahnya. Baik penguncian visual maupun mental, semua serangan ke Burung Hantu Munih di ruang miring ini akan menyimpang dari jalur peluru!
"Secara sederhana, di dalam wilayah kekuasaan ini, siapa pun akan menjadi target pukulan Burung Hantu Besar Berwajah Manusia Munihei yang hanya bisa menerima pukulan tanpa bisa membalas!"
Pada saat yang sama, ketiga Archmagister baru saja menyelesaikan pemanggilan mantra terlarang.
Bahkan untuk mengaktifkan mantra terlarang saja, ketiga Archmagister ini harus bersusah payah, mantra terlarang tetaplah mantra terlarang - dalam kondisi normal, waktu pemanggilan kurang dari tiga jam sama sekali tidak mungkin diselesaikan!
Lima pusaran angin puting beliung yang menyerupai ular aneh dari awan hitam keruh, bergemuruh dan bergulung-gulung, berkelok-kelok turun dari langit.
Sekumpulan awan merah api setebal tirai menumpuk dan mengembang di atas lingkaran wilayah kekuasaan, kemudian menghujam ke bawah dengan gemuruh disertai api berbentuk pita sutra yang melilit.
Kubah kaca patri raksasa bermotif mosaik riak air, dengan rangkaian gelembung yang naik ke atas, perlahan-lahan turun.
Seluruh sendi Hutan Salib Selatan bergema dengan suara mengerikan seperti patahan bertubi-tubi pada saat itu juga!
"Wilayah Lubang Hitam" memancarkan ribuan sinar hitam, menerjang seperti air terjun yang menggulung ribuan ombak, menyedot kekuatan elemen di dalam wilayahnya seperti paus menelan air.
"Wilayah Kemiringan Ruang" dengan langit-langit berbentuk telur bermotif papan catur hitam-putih memancarkan cahaya menyilaukan, dihiasi ular-ular listrik yang bergerak acak di seluruh langit!
Lingkaran elemen berwarna-warni bagai kembang api raksasa menutupi semua cahaya yang ada.
Sepertinya kebetulan yang takdirkan, tiga Archmagister Aiqin melepaskan mantra terlarang mereka dengan pola serangan bertubi dari langit ke bumi, atas ke bawah - Tidak bisa dikatakan salah, tapi harus diakui bahwa barrier langit wilayah juga merupakan perisai tiga dimensi dari langit ke bumi. Jadi target pertama tiga mantra terlarang ini bukanlah orang-orang sial dalam wilayah, melainkan barrier langit wilayah itu sendiri!
Andai ada "Wilayah Anti Sihir" tingkat Santo di sini, ketiga mantra terlarang ini pasti akan lenyap seketika saat menyentuh barrier langit wilayah, berubah menjadi debu kosong.
Tapi hari ini tak ada "Wilayah Anti Sihir" di lokasi, yang ada hanya 12 kekuatan wilayah seperti: "Wilayah Belenggu Kirmizi", "Wilayah Pembalikan Ruang", "Wilayah Lagu Kuno Melankolis Meilan", "Wilayah Penghalang Naga Api", "Wilayah Simfoni Pucat", "Wilayah Mirinda yang Halus Bak Awan Berarak", "Wilayah Fajar Kiamat", "Wilayah Perampas Tujuh Indera", "Wilayah Belenggu Brucus", "Wilayah Pengunci Sunyi Haier", "Wilayah Lubang Hitam", dan "Wilayah Kemiringan Ruang"!
Meskipun "Wilayah Lubang Hitam" milik Raja Lich mampu menciptakan dunia vakum sihir dengan menelan kekuatan elemen secara cepat, proses ini membutuhkan waktu tertentu. Secara logika, tanpa "Wilayah Anti Sihir" Santo, tiga mantra terlarang seperti Hari Penghakiman ini akan membuat Aiqin, Dunia Arwah, dan dunia iblis berkabung dalam waktu 24 jam – sebuah takdir yang tak terhindarkan!
Namun, dari dua belas wilayah ini ternyata ada satu "Wilayah Kemiringan Ruang"!
Satu-satunya fungsi wilayah ini adalah: semua serangan yang ditujukan kepada Munikh Burung Hantu Berwajah Manusia akan menyimpang dari lintasan aslinya setelah bersentuhan dengan kekuatan wilayah!
Wibawa mantra terlarang tak terbantahkan, namun status wilayah juga sama mulianya!
Ahli kuat yang berada dalam wilayah kekuasaannya sendiri setara dengan dewa, karena wilayah adalah tanah suci yang bisa menetapkan aturan permainan sendiri!
Wilayah bukanlah ruang pribadi yang bisa dihancurkan oleh sihir, bahkan jika inangnya mati, wilayah tetap tak akan lenyap selama durasi waktunya!
Hanya wilayah yang bisa menghapuskan wilayah, bukan mantra terlarang!
Pertarungan langsung antara mantra terlarang dan wilayah di atas Hutan Salib Selatan hari ini juga menjadi dialog pertama sepanjang sejarah antara dua kekuatan tertinggi!
Tiga mantra terlarang pertama yang menyentuh kubah langit wilayah hanya terganggu oleh dua wilayah.
Yang pertama adalah "Wilayah Lubang Hitam", wilayah dengan daya serap kuat terhadap kekuatan elemen ini, dengan haus akan menyedot kekuatan elemen mantra terlarang. Namun karena waktu kontak yang terlalu singkat, efek pelemahan dari "Wilayah Lubang Hitam" masih jauh dari cukup untuk menghilangkan daya penghancur mantra terlarang. Tapi peran penyimpangan dari "Wilayah Kemiringan Ruang" yang kedua sangat membantu!
Tiga mantra terlarang penghancur segalanya, karena targetnya mencakup Burung Hantu Berwajah Manusia Munih, segera setelah menyentuh "Wilayah Kemiringan Ruang", wilayah ini langsung memberikan respons - menyimpang garis lintang serangan!
Jika terjadi di lokasi lain, seberapa pun "Wilayah Kemiringan Ruang" menyimpangkan garis lintang, dengan kekuatan serangan mantra terlarang, bukan hanya Burung Hantu Berwajah Manusia Munih yang pasti binasa, para ahli Jalan Tertinggi dan makhluk super pun takkan luput dari pemusnahan massal!
Tapi di wilayah yang tercakup dalam dua belas wilayah besar ini, kebetulan terdapat "Jurang Ruang-Waktu" berdiameter raksasa!
Kebetulan lagi, garis bujur dan lintang dari penyimpangan lintasan Burung Hantu Berwajah Manusia Munih, tepat mengarah ke "Jurang Ruang-Waktu".
Jangkauan serangan tiga mantra terlarang Archmagister belum sebesar luasnya kanopi wilayah. Karena kesalahan takdir, tiga mantra terlarang yang semula berupa serangan massal tanpa diskriminasi ini, setelah menyentuh kanopi telur "Wilayah Kemiringan Ruang", seluruhnya mengalami perubahan garis lintang serangan.
Seperti banjir bandang yang menemui persimpangan, aliran deras dari tiga mantra terlarang membelok dengan anggun nan ajaib. Di tengah gemuruh ledakan berantai, mereka mengalir deras masuk ke dalam "Jurang Ruang-Waktu".
Sesaat kemudian, dari dalam "Jurang Ruang-Waktu" menyembur material vulkanik elemen bagai letusan gunung berapi, pemandangan yang sungguh megah luar biasa.
Memasuki "Jurang Ruang-Waktu" yang telah dimodifikasi dari sisi Benua Aigean, tujuan akhir sudah pasti Dunia Arwah yang penuh aura kematian. Sekarang bahkan dengan berpikir sekilas pun, kita bisa membayangkan betapa tragisnya keadaan Dunia Arwah saat ini!
Hanya ledakan berantai tiga mantra terlarang sebelum masuk ke "Jurang Ruang-Waktu" saja, sudah membuat Hutan Salib Selatan bagai ladang gandum yang diinjak-injak banteng liar. Ratusan pohon purba tumbang tercabut, batu-batu seberat ribuan pon beterbangan bagai burung di angkasa, lapisan tanah subur di permukaan batuan hijau terkikis hingga menampakkan permukaan tandus yang menyedihkan di siang bolong.
Meski lolos dari daya rusak mantra terlarang, gelombang kejut dahsyat tetap mencukur gundul area pusat ledakan. Mereka yang tersapu angin kencang ini - baik yang di udara maupun di tanah - jika kekuatannya kurang sedikit saja, akan tercabik seperti layangan putus tali atau puncak gunung yang hancur oleh ledakan, jasadnya terlempar tak karuan tanpa bentuk utuh.
Pesawat terbang Qibulin yang ditumpangi Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui berada puluhan li dari pusat ledakan silang. Namun di bawah pengaruh gelombang kejut elemen yang begitu dahsyat, mereka hampir saja mengalami kecelakaan massal. Andai Putri Kelima Tang Zang tidak membawa Master Kompas Kanyu, andai Pasukan Pengawal Istana Musim Panas tidak menyusun formasi "Formasi Pertahanan Lima Elemen" untuk mengantisipasi serangan sihir dari petarung tiga alam, kekacauan hari ini pasti tak terhindarkan!
Saatnya "Bidang Lubang Hitam" menunjukkan kekuatannya. Dengan daya serap yang luar biasa, gelombang besar elemen bagai air bah yang meluap deras, mengaliri ribuan benang hitam cahaya menuju portal waktu.
Aliran elemen yang deras itu membuat langit di atas Hutan Salib Selatan bagai kabut pagi di bawah terik matahari, perlahan mulai menampakkan diri dengan kontur yang tajam.
Beberapa siluet kesepian yang teratur rapi berdiri menghadap garis cakrawala yang ternoda darah.
Bab 623 Peta Misterius
Hanya yang pernah mengalaminya sendiri yang benar-benar memahami betapa dahsyatnya dua belas bidang kekuasaan yang bertumpang-tindih!
Selain dua bidang baru seperti "Wilayah Lubang Hitam" dan "Wilayah Kemiringan Ruang", sepuluh efek negatif dari "Wilayah Borgol Merah Tua" yang menghisap darah, "Wilayah Pembalikan Ruang" dengan gravitasi terbalik, "Wilayah Lagu Kuno Melankolis Meilan" yang mengerosi hingga menjadi berlian, "Wilayah Penghalang Naga Api" yang menyebabkan sesak napas vakum, "Wilayah Konser Pucat" yang menyerap kalsium tulang, "Wilayah Kefasihan Meinian" yang menguapkan keringat 100 kali lipat, "Wilayah Fajar Kiamat" dengan asap beracun mematikan, "Wilayah Thorn" yang merampas tujuh indera, "Wilayah Belenggu Brucos" yang menggagalkan sihir panggilan, serta "Wilayah Bungkam Haier" dengan anugerah kebisuan - semuanya telah membuat banyak ahli Jalan Tertinggi dan ahli kuat tingkat super tanpa sadar menjadi orang buta-tuli, menjadi kutu buku yang hanya bisa melantunkan nyanyian sihir tanpa bisa memanggil perisai magis, menjadi mayat malang yang jatuh "bzzzt bzzzt" ke tanah menjadi bubuk daging karena terus kehilangan darah dan kalsium tulang, terus menghirup asap beracun, serta terus mengalami erosi berlian dan penguapan keringat ekstrim.
Kekuatan wilayah-wilayah dengan variasi baru dan tak saling terkait ini bagai kikir-kikir tak terlihat yang mengembalikan semua entitas kuat ke bentuk aslinya yang lemah; Bahkan petarung terhebat dengan pertahanan terbaik pun, di bawah pengaruh begitu banyak kekuatan wilayah, tak bisa menghindar dari munculnya banyak celah pertahanan!
Jika kekuatan wilayah adalah matahari musim panas, maka semua ahli kuat hanyalah tumpukan manusia salju!
Namun dibandingkan dengan daya rusak langsung mantra terlarang, kekuatan wilayah masih belum ada apa-apanya.
Mantra terlarang ibarat minyak zaitun mendidih, sekuat apapun manusia salju yang tersiram minyak panas ini, hanya akan berakhir satu!
Meski tiga mantra terlarang tidak meledak langsung di bagian tengah wilayah ini, gelombang kejut dahsyat dari ledakan silang tiga elemen Api, Air, dan Angin tetap tak boleh diremehkan! Gelombang elemen inilah jerami terakhir yang mematahkan punggung unta - banyak ahli tingkat tinggi yang sebelumnya masih melayang di langit wilayah hanya karena kehilangan tujuh indera (tidak merasakan sakit, sesak napas, atau lelah), setelah tersapu gelombang kejut lebih ganas dari angin topan naga angin, langsung berantakan seperti sampah yang disapu sapu.
Kejayaan masa lalu, reputasi gemilang, gelar tertinggi, kekuatan mumpuni - di hadapan dua kekuatan tertinggi wilayah dan mantra terlarang, semuanya tiba-tiba terklasifikasi dalam level nyata yang tegas: yang kemampuan sedikit lebih lemah, langsung membunuh dengan satu tembakan tanpa ampun!
Jika pengalaman, trik, dan otak bisa membuat yang lemah sering menang melawan yang kuat, maka dalam simfoni wilayah dan mantra terlarang hari ini, tak ada kemungkinan seperti itu. Hidup atau mati hanya bergantung pada kemampuan sejati!
Dari para ahli tiga dunia dimensi, yang bisa bertahan hidup hingga "wilayah kekuasaan lubang hitam" menyapu bersih wilayah lain dan menghisap sisa-sisa elemen mantra terlarang, di Benua Aigean hanya tersisa grup Feilengcui, Bosaurus, Xiangjiu, dan sebuah telur Phoenix berpendar hijau di tanah. Dunia Arwah hanya menyisakan Recardonyab dan Naiwen'eryinke yang tergeletak seperti saringan rusak. Dunia Iblis hanya menyisakan Raja Lich Paul Newman, Raja Langit bersayap enam Stockton, dan dua Raja Horor generasi baru; hampir semuanya terluka parah.
Pasukan bantuan Feilengcui yang sejak awal menjaga kekuatan mereka adalah yang paling beruntung. Mereka selalu menjaga jarak aman dari zona pertempuran sengit, dan mundur tepat waktu. Kekuatan wilayah hampir tidak memberi mereka masalah; ditambah dengan dukungan dari sekitar sepuluh Archmagister di Mesin Terbang Qibulin yang mengatur strategi dengan sempurna, wajar jika mereka bisa selamat sepenuhnya tanpa cedera.
Bangsa naga jelas yang paling sial. Baik naga biasa, Naga Iblis, maupun Naga Zuma dari Dunia Arwah, semuanya punah seluruhnya.
Terutama yang memiliki rasa ironi dan humor gelap adalah, pada saat-saat genting ketika mantra terlarang berhasil diselamatkan oleh Raja Lich Clark Gable yang memanggil wilayah kekuasaannya sendiri dan burung hantu raksasa berwajah manusia München juga tewas dalam kekacauan perang. Keduanya mengalami kerugian energi arkan yang parah setelah melepaskan wilayah kekuasaan, tanpa sempat memulihkan diri atau mengatur napas, langsung dihempas gelombang kejut mantra terlarang menjadi benang langit. Dengan kekuatan sebesar itu namun mengalami nasib seperti pahlawan tanpa pamrih, jelas mereka agak tak bisa tenang dalam keabadian.
Tapi inilah ketakterdugaan pertempuran. Nasib adalah lingkaran yang berputar. Kekuatan besar belum tentu bisa mengatasi kesulitan. Sebaliknya juga berlaku.
Clark Gable Sang Raja Lich dan burung hantu raksasa berwajah manusia München sebenarnya tidak sendirian. Mayoritas entitas kuat lain yang pernah melepaskan wilayah kekuasaan juga mengalami nasib serupa - karena kehabisan kekuatan magis secara parah, mereka tak mampu melawan sapuan gelombang kejut mantra terlarang. Dengan perasaan kesal yang tak terkira, mereka harus merelakan nyawa berharga mereka! Jika dulu mereka tidak melepaskan wilayah kekuasaan, pasti saat ini mereka bisa hidup dengan aman. Reaksi yang terlalu tajam dan kekuatan yang terlalu besar justru menjadi penyebab kematian mereka!
Makhluk yang masih bisa bertahan hidup setelah melepaskan wilayah kekuasaannya, hanya ada dua komandan besar Dunia Arwah, Bao Shi Long dengan pertahanan batu permata terkuat di dunia, burung beo kecil Martellaci, dan sebutir telur Fenghuang hijau kebiruan di bumi - ini disebut "Nirwana Berubah Telur", jurus pamungkas menyelamatkan nyawa garis keturunan Phoenix, namun harganya mengerikan: kekuatan turun tingkat.
Alasan Liu Zhenhan dan geng Feilengcui bisa selamat sepenuhnya tidak sepenuhnya karena keahlian bertarung mereka.
Tim tempur memang selalu menjadi ciri khas Feilengcui. Sejak awal, para ahli Feilengcui selalu menyerang secara berkelompok. Meskipun wilayah kekuasaan langit turun berturut-turut, sifat tenang dan pengalaman matang membuat mereka tidak panik hingga menjaga jarak antar anggota tetap rapat. Hal ini memudahkan Guo Guo dan Yitiao mengumpulkan personel dengan cepat.
Yang lebih penting, Bangau Api Burangsha mengorbankan diri menutupi titik serangan sebelum mantra terlarang turun! Tubuh super kuatnya menutupi langit, memblokir maksimal gelombang kejut elemen dari front utama!
Dengan empat Mutiara Naga Kebal Sihir, mantra terlarang air, api, dan angin sama sekali tidak menakutkan bagi Yitiao!
Namun demikian, getaran udara dari gelombang kejut masih membuat setiap ahli Feilengcui seolah dipukuli Patung Emas Yunqin. Ini adalah serangan fisik yang ditimbulkan sihir kuat, tak ada yang bisa Mengurangi. Sebaliknya, burung unta berkulit tebal dan berukuran raksasa yang selamat membuktikan kemampuan tahan banting memang memberi keunggulan besar dalam bahaya.
Dibanding ahli Feilengcui yang kaya raya, pasukan elit dari berbagai tingkat dimensi yang tersisa terlihat mengerikan hingga tak tertahankan untuk dilihat!
Sebelumnya tujuh indera dicabut, tidak merasakan keanehan tubuh masih bisa dimaklumi! Ketika "fungsi penelanan elemen dari Wilayah Kekuasaan Lubang Hitam" mulai membersihkan berbagai wilayah, mengembalikan tujuh indera yang hilang ke setiap tubuh, pusing akibat kehilangan darah dan menghirup racun asap, dehidrasi dari hilangnya kalsium tulang dan keringat, sensasi berat akibat erosi seperti berlian, serta rasa sakit luar biasa dari pertempuran sengit dan gelombang kejut, membuat setiap entitas kuat mengerenyit kesakitan seolah ingin mati.
Setidaknya seluruh penghuni Feilengcui mengenakan "kacang merah penyerap aroma" yang bisa menciptakan ruang oksigen bersih di sekujur tubuh. Kantung harum kecil yang tak mencolok ini justru membuat "Wilayah Fajar Kiamat" yang paling kejam di antara semua wilayah gagal melukai mereka. Dibandingkan dengan para korban sial yang kini bernapas seperti memompa bellow dan paru-parunya terasa seperti berisi bara api, Liu Zhenhan harus bersyukur warisan keluarganya cukup kaya.
Kebahagiaan selalu singkat. Ketika "Wilayah Lubang Hitam" semakin cepat menyedot kekuatan elemen di dalam wilayahnya dan menghancurkan sebelas wilayah lainnya, Liu Zhenhan akhirnya melihat jelas danau darah dan bubur daging yang terletak di bawah tubuhnya.
Setelah terkena hantaman gelombang elemen secara langsung, hutan di bawah wilayah pertempuran telah tertiup hingga membentuk area putih seperti crop circle di ladang gandum.
Pepohonan dan tanah tertiup hingga beterbangan, permukaan batu hijau yang terbuka dipenuhi serpihan daging dan anggota tubuh yang hancur bertebaran. Darah berbagai warna mengalir deras seperti air terjun, mengalir menuju ngarai besar di cekungan.
Mayat-mayat tak utuh bagai lukisan abstrak yang membeku, memicu rasa tidak tenang yang menusuk jiwa.
"Semuanya hancur..." Suara Liu Zhenhan gemetar seirama dengan tubuhnya.
Hanya dalam pertempuran ini, mertuanya dan semua naga jantan dewasa dari bangsa naga Aiqin tewas. Selama 2000 tahun ke depan, energi vital bangsa naga Aiqin mustahil pulih. 50 ekor khimera Landak yang sedang bertarung di darat dengan Adidasma pun tak luput. Lao Liu kini tak mampu merasakan kesedihan atau kepedihan, hanya kebekuan dan mati rasa.
Raja Lich Paul Newman dan Komandan Sungai Arwah Dunia Arwah Ruikadun Yabu memancarkan ekspresi yang sama persis dengan Lao Liu. Otot wajah mereka berkedut seperti orang gila, menatap kosong ke medan perang yang telah disirami darah panas ini.
Hancur!
Hancur lebur!
Dunia Arwah kehilangan seluruh keturunan terakhir binatang super-tingkatnya setelah pertempuran ini. Komandan Sungai Darah Naiwen'eryinke tergeletak dalam genangan darah, kulit terkoyak seperti karung goni robek, tak diketahui hidup atau mati.
Bangsa iblis kehilangan 90% ahlinya setelah pertempuran ini, bahkan salah satu Raja Lich mereka tewas. Naga Iblis kini tak lagi perkasa.
Hanya manusia Aiqin yang menjadi pemenang terbesar. Meskipun Rencana strategis yang semula ditetapkan tidak tercapai 100%, namun dengan bantuan wilayah kekuasaan dan gelombang kejut mantra terlarang, hasil buruan mereka sudah cukup untuk menorehkan tinta emas dalam sejarah epos generasi mendatang.
Beberapa sorot mata penuh dendam yang sanggup melahap tulang dan daging, tertuju serentak ke Archmagister Aiqin di puncak Gunung Hijau.
Setelah menghindari sisa kekuatan gelombang kejut dengan mengandalkan keunggulan geografis, pasukan kecil yang terdiri dari penyihir Aiqin ini - dipimpin Master Stefano - kembali mengapung di udara menggunakan gulungan sihir Unsur Angin, tanpa rasa takut menghadapi pandangan penuh kebencian dari Raja Lich, Panglima Tertinggi Dunia Arwah, dan Tuan Tanah Feilengcui.
"Mundur!" Liu Zhenhan menggeram dengan geram, menjadi yang pertama menarik pasukan centaur keluar dari langit-langit "wilayah kekuasaan Lubang Hitam".
Saat Sang Raja muncul, siapa yang berani menantang? Di hadapan "wilayah kekuasaan Lubang Hitam" yang mampu melahap kekuatan elemen, bukan hanya sebelas wilayah kekuasaan lain yang luluh lantak, bahkan Lao Liu pun merasakan kekuatan elemen dalam tubuhnya bocor keluar seperti darah yang dihisap jarum suntik. Bertahan di wilayah ini sama saja dengan mencari masalah sendiri.
Meski Raja Lich Clark Gable telah tewas, wilayah kekuasaannya takkan memberikan keringanan.
Yang Mulia Paul Newman bersama dua Raja Horor generasi baru dan Raja Langit Bersayap Enam, juga menyusul terbang keluar dari langit-langit wilayah kekuasaan.
Rekadon Yab menunjuk Komandan Sungai Darah dengan gada tulang putihnya, tubuh raksasa Naiwen'eryinke setinggi 40 meter langsung terbungkus lingkaran cahaya seperti kepompong perak. Dalam sekejap, tubuhnya menyusut menjadi pria perkasa setinggi lima meter. Komandan Sungai Darah dengan diam-diam menggendong adiknya dan ikut mundur dari kubah telur "Wilayah Kekuasaan Lubang Hitam".
Sebuah detail yang patut diperhatikan!
"Jurang Ruang-Waktu" jelas-jelas berada di belakang sisa kekuatan ras iblis dan undead. Jika mereka ingin pergi, tak ada yang bisa menghentikan! Namun alih-alih meninggalkan tempat menyedihkan ini, mereka justru mengikuti Liu Zhenhan ke tanah lapang. Ekspresi penuh kebencian di wajah mereka dengan jelas menyiratkan keputusan dan niat melalui setiap gerak-gerik.
Kerugian yang diderita telah melampaui batas toleransi tiga kekuatan. Melepaskan dalang utama begitu saja sungguh tak bisa diterima.
Dalam hierarki sihir, semakin tinggi levelnya, perbedaan satu tingkat bagaikan langit dan bumi. Meski terluka, Panglima Dunia Arwah dan Raja Lich masih memiliki kekuatan untuk bertempur!
Tiga Archmagister Aiqin ternyata tidak kabur. Mungkin menyadari mustahil melarikan diri, mereka malah dengan santai memimpin pasukan penyihir melayang melewati atas ngarai cekungan, perlahan mendekati lokasi ini.
Setelah kabut menghilang, Dibo Luo yang kembali bersinar terang, menenun sinar keemasan menjadi jubah kemilau yang menyelimuti setiap penyihir Aiqin. Setiap manusia yang melintas di atas jurang cekungan membawa sikap anggun bak melayang keluar dari dunia, serta kebanggaan sang pemenang.
Liu Zhenhan menahan amarah, merobek lengan bajunya untuk membalut kasar lengan Yitiao yang penuh noda darah.
Saat mengumpulkan sekutu, Yitiao terkena hantaman keras bola energi telepati dari beberapa pangeran dan Lampard, membuat lukanya cukup parah.
Yang lain juga tak kalah buruk. Bahkan Pangeran Kesepuluh Wentaikelai'er - Penjaga Pohon super dengan "Wilayah Hijau Abadi" yang bertempur di markas hutannya sendiri - menderita luka serius. Ini menggambarkan betapa dahsyatnya pertempuran kacau di dalam wilayah saat tujuh indera menghilang.
Burung beo kecil telah menyusut ke ukuran aslinya. Kedua cakarnya mencengkeram telur Phoenix hijau, bulu oranye kemilaunya penuh luka bakar keunguan, membuatnya terus-menerus mengumpat kasar.
"Tangkap!" Liu Zhenhan menyimpan kembali "Baju Zirah Takhta Es yang Terbeku" ke dalam perlengkapan Tuan Tanah Kematian, mengeluarkan kendi arak perak dari jubah shaman. Setelah meneguk sendiri, ia melemparkannya ke Lanruoshi sambil menunjuk burung hantu raksasa.
"Anggur Mugge yang dibuat dari darah perawan suku Fox Piala Ratusan Pesona" memiliki kemampuan unik untuk menghilangkan semua efek negatif.
"Richard..." Master Stefano bersama semua penyihir manusia turun perlahan dari udara, dengan rasa bersalah yang dibumbui tekad bulat, langsung berjalan menuju Lao Liu.
Area tempat Lao Liu berdiri adalah bekas luka hutan yang tersapu gelombang kejut elemen. Bintang Salib Selatan yang hijau subur kini memiliki banyak bekas luka seperti ini, setiap area kosong rata seperti tanggul, batu-batu basah berlumuran tanah dipenuhi coretan darah.
Sisa-sisa klan Iblis dan Dunia Baka juga berdiri di bekas luka hutan bersama Lao Liu. Tiga pihak membentuk formasi segitiga, sibuk membalut luka dalam diam, tatapan penuh dendam mereka seolah melelehkan permukaan tanah.
Meski tak ada yang bertindak, semua berpura-pura menjadi pria terhormat. Namun bahkan orang bodoh pun tahu, tak ada yang bisa selamat sepenuhnya dari situasi ini.
"Kami terpaksa melakukan ini, kami harus melakukannya!" Master Stefano menatap Lao Liu tanpa berkedip, nada bicaranya tiba-tiba berubah datar setelah sebelumnya berapi-api: "Begini, aku akan berikan Otga sebuah 'Gulungan Bumi Api Membakar Kota' sebagai..."
“Jangan bicara padaku dengan nada memberi anugerah!” Liu Zhenhan akhirnya tak bisa menahan amarahnya, meraih kerah penyihir yang paling dekat dengan Dewata itu sambil menggeretakkan gigi: “Dasar tai B! Kenapa? Kenapa kau menipuku? Kenapa kau tak ikut ke Hutan Salib Selatan melawan agresi ras neraka? Kenapa kau diam-diam membawa pasukan bersembunyi di sini untuk melepas mantra terlarang?”
Lao Liu menarik Master Stefano hingga berhadapan muka, hidung mereka hampir bersentuhan. Jika pandangan mata bisa menjadi mulut, ia pasti akan melahap Stefano bulat-bulat: “Dasar brengsek tua! Siapa yang butuh gulungan mantra terlarangmu! Jika kau berani sebut mantra terlarang lagi, kubunuh kau sekarang juga!”
Melihat wajah Tuan Tanah Feilengcui yang berubah merah padam, para pengawal yang menyertai Penyihir Aiqin mulai hendak bertindak. Tapi tindakan gegabah itu segera dihentikan oleh Master Ventola dan Master Rijkard yang mengangkat tangan.
“Kami manusia tidak pernah terbiasa menyerahkan nasib pada tangan orang lain, sekalipun itu Santo Aiqin dari Bimon.” Master Stefano menatap dingin ke mata Lao Liu: “Apakah alasan ini cukup?”
Segala kosakata dari semua bahasa di dunia pun takkan mampu menggambarkan kekecewaan Liu Zhenhan saat mendengar kalimat itu.
Yang selama ini mengira diri sebagai tokoh terpandang di Aiqin...
Yang menganggap diri sebagai Penyihir Besar Suci yang berdiri di puncak dunia...
Awalnya mengira dirinya adalah pahlawan yang melawan agresi bangsa asing...
Saat inilah Liu Zhenhan baru menyadari, ternyata dunia ini tidak sepenuhnya sesuai dengan asumsinya yang selama ini dianggap sudah seharusnya demikian.
Manusia bisa memperlakukannya sebagai tamu kehormatan, mengakui jabatan serikatnya, menghujani dirinya dengan berbagai gelar gemilang dan lingkaran cahaya menyilaukan. Namun ketika dia mengira diri sebagai pionir zaman dan kesayangan para Dewa, pada momen kritis manusia tetap memilih untuk mempercayai dirinya alih-alih Santo Aiqin Bimon atau bangsa naga.
Keyakinan inilah yang membentuk manusia sebagai penguasa Aiqin saat ini.
Dengan lemas melepaskan genggaman pada kerah baju Stefano, Liu Zhenhan benar-benar kehilangan semangat. Akhirnya dia paham: sekalipun dirinya tewas hari ini oleh mantra terlarang, di masa depan Benua Aigean takkan menyalahkan tindakan ketiga Archmagister ini. Yang ada hanyalah pujian dan sanjungan. Adapun seorang Santo Aiqin yang ibarat bunga sepatu yang hanya mekar semalam, akan menjadi korban malang yang membuktikan kebijaksanaan manusia.
Logika "pahlawan memotong pergelangan tangan" memang dipahami banyak orang, termasuk Liu Zhenhan. Namun ketika benar-benar terjadi pada dirinya, tetap sulit diterima.
Yang lebih kejam, Master Stefano juga telah memecahkan gelembung ilusi lingkaran cahaya kemuliaan. Segala kontribusi dan semangat Liu Zhenhan dianggap remeh, direduksi menjadi bidak yang bisa dikorbankan alih-alih pahlawan besar yang tak tergantikan.
Dibandingkan pengorbanan fisik, fakta inilah yang lebih melukai harga diri Lao Liu.
“Pergi sana! Cepat pergi!” Liu Zhenhan dengan muka pucat, jarinya menuding ke ujung cakrawala, tak ingin lagi melihat wajah-wajah menjijikkan manusia Aiqin ini: "Di sini sudah tak ada tempat yang cukup untuk menampung keangkuhanku, seorang Bimon, dan kesombongan kalian manusia!"
“Richard!” Master Ventola berdiri dengan geram: "Kau bicara apa ini! Secara usia kami adalah seniormu! Bahkan Master Puskás pun memperlakukan kami setara!"
Alis Liu Zhenhan berkerenyit, hendak meledak. Master Rijkard buru-buru menengahi: "Bisa dimengerti, bisa dimengerti..."
"Richard yang berpikiran terbuka ini pasti bisa memahami logika..." Archmagister pemanggil dari keluarga militer itu sendiri merasa canggung: "Tenangkan diri... saling mengalah..."
"Mengalah ibumu yang B!" burung beo kecil spontan memaki.
"Manusia memang tak bisa dipercaya!" Wentekelaier dan Xiao Kong juga geram. Berasal dari kalangan jelata, mereka paling benci diperalat, perasaan ini setara dengan dikhianati.
Tadinya manusia hampir memuji orang tua itu sampai ke langit, ternyata hanya menjadikannya umpan untuk dikorbankan di saat kritis. Bagaimana pun lapang dadanya, dua pangeran ini tak bisa menerima.
Yitiao memunggungi tanpa sepatah kata, sementara ksatria naga Lampard menunduk, sepatu botnya menginjak-injak batu di tanah dengan keras, setiap injakan meninggalkan retakan berbentuk jaring laba-laba.
Pepatah terkenal di benua, "Kejayaan milik manusia, sedangkan kebesaran milik Bimon", setelah peristiwa hari ini, akan memberikan penjelasan terbaik bagi semua yang sebelumnya tidak mengerti.
"Aku sedang , tapi jangan sampai kesabaranku habis! Jika bukan karena masih tersisa sedikit kesadaran, kalian semua sudah jadi mayat berserakan!" Liu Zhenhan tersenyum. Orang sepertinya selalu membalas dendam pada yang terakhir, omong kosong tentang krisis Aiqin dan kepentingan bersama sama sekali tak berguna. Sekarang dia benar-benar punya pikiran untuk membunuh para Penyihir Aiqin ini.
"Master Richard! Aku tidak setuju dengan perkataanmu! Demi keamanan Aiqin, setiap kita harus siap mengorbankan nyawa tanpa ragu di saat diperlukan!" Seorang prajurit manusia muda yang tampan luar biasa maju ke depan, wajah polosnya dipenuhi kegembiraan bertemu idola dan emosi yang tak terbendung. Di sekitarnya, beberapa gadis cantik dan lugu berkerumun dengan gugup.
Liu Zhenhan melirik mereka sekilas, dalam hati agak terkejut. Benarlah manusia itu manusia, anak-anak muda sebaya ini ternyata masing-masing memiliki gelombang elemen yang luar biasa. Dari kombinasi mereka—penyihir, pemanah, pejuang, pencuri—jelas ini adalah tim petualang dengan kekuatan sangat mumpuni. Yang lebih mengagumkan, mereka masih sangat muda.
“Saya selalu menganut kekerasan tak terbatas untuk menghancurkan segalanya. Tipu muslihat kalian manusia tidak ingin saya pelajari, juga tidak layak saya pelajari.” Lao Liu malas meladeni anak-anak muda ini, matanya menatap tajam ketiga Archmagister: “Saya hitung sampai tiga, jika belum pergi, kalian tak perlu pergi selamanya.”
“Saya tahu Richard sangat marah, saya bisa mengerti.” Master Stefano mengeluarkan gulungan dari dalam jubahnya, membukanya dengan gerakan cepat: “Tapi ada sesuatu yang ingin saya tunjukkan. Setelah melihatnya, silakan bunuh atau siksa saya, alis saya tak akan berkerut sedikitpun!”
Ini bukan gulungan mantra terlarang, melainkan lukisan gulungan. Pola yang ditransfer dari Bola Kristal Memori menggunakan kekuatan magis murni, detailnya yang sangat presisi bahkan tak kalah dengan foto di Bumi. Kabut samar, kilatan listrik, dan api yang mengelilingi seluruh gambar membuat siapa pun langsung tahu: penyihir yang membuat replika ini pasti bukan orang sembarangan.
Liu Zhenhan awalnya ingin merobek gulungan ini, tapi begitu matanya menangkap gambarnya, tangan yang terulur membeku di udara.
Mata pangeran Lampard, Bossini dan Feilengcui seolah berlomba melompat keluar soket, sementara rahang para penyihir Aiqin lainnya seperti dipasang pegas, serentak memanjang setengah chi.
Gambar pada gulungan ini mereplikasi adegan perang yang mengerikan. Awan hitam yang menakutkan menyelimuti bumi, kilat menyambar-nyambar di langit gelap. Asap mesiu dan kobaran perang menyebar ke segala penjuru. Bendera-bendera yang rusak tertancap di antara mayat-mayat bergelimpangan. Anak panah dan lembing beterbangan di udara. Seorang Ksatria Mata Perak berbaju zirah Takhta Es yang Terbeku, membawa Tombak Bendera Hawa Dingin Bunga Mawar Pandora di punggungnya, berdiri di tengah genangan darah. Senyum kejam mengembang di bibirnya saat ia menusukkan pedang berat bergaya Frostmourne yang berlumuran darah ke dada seorang Penyihir manusia. Sorot matanya yang tenang sekilas mengarah ke Penyihir manusia lain yang ketakutan di kejauhan.
Gambar yang direplikasi dengan kekuatan magis ini merekam dengan nyata ekspresi ketiga tokoh utama. Kegeraman, kesombongan, dan pandangan meremehkan dari Ksatria Mata Perak, serta ketakutan, keputusasaan, dan kegugupan kedua Penyihir Aiqin, dapat dirasakan secara jelas bagaikan mengalami langsung melalui gambar ini.
Hanya sebuah gambar replika kekuatan magis mungkin tidak akan membuat banyak orang kehilangan kendali. Kunci masalahnya adalah Ksatria Mata Perak dalam gambar ini jelas-jelas adalah Liu Zhenhan, Tuan Tanah Feilengcui. Dua penyihir manusia dalam gambar itu, yang tertusuk pedang di dada adalah Master Puskash yang lusuh, sementara penyihir manusia lain yang panik dan putus asa di kejauhan mungkin tidak dikenal oleh warga Feilengcui. Namun setiap penyihir manusia pernah melihat potret idola mereka di Serikat Penyihir - Master Fan Basten, Sang Master Santo Qi Ao yang menemukan sihir cahaya suci, namun tewas karena tersedak bubuk daging.
"Apa maksudnya?" Liu Zhenhan mengalihkan pandangan dari gambar, menyipitkan mata sambil memindai ketiga Archmagister Aiqin: "Para Master, saat ini aku tidak punya mood untuk bercanda dengan kalian."
"Richard, lihat dulu siapa yang menandatangani ini?" Master Stefano mengusik bagian akhir Gambar Replikasi Kekuatan Magis dengan jarinya, di mana api oranye yang berkedip membentuk tanda tangan unik Master Puskash.
Liu Zhenhan tidak berkata-kata. Dia menunggu Archmagister aliran api ini melanjutkan penjelasannya.
Gambar Replikasi Kekuatan Magis bukanlah lukisan minyak. Lukisan mungkin bisa dipalsukan dengan tiruan yang meyakinkan, tapi Gambar Replikasi Kekuatan Magis tidak mungkin karena diambil langsung dari rekaman Bola Kristal Memori. Harus ada rekaman gambar yang sama di dalam kristal sebelumnya, tidak bisa dipalsukan.
Liu Zhenhan benar-benar tidak mengerti, dari mana gambar aneh yang tercatat pada peta magis ini diambil oleh makhluk suci menggunakan Bola Kristal Memori——Penyebab kematian Master Puskash dan Master Fan Basten, mungkin semua orang di Benua Aigean yang punya telinga sudah tahu. Jika ingin menggunakan alasan konyol seperti ini untuk memfitnah Lao Liu, itu sama saja meremehkan kecerdasan semua orang.
"Hubungan pribadi saya dengan Master Puskash selalu sangat baik, peta ini diserahkan langsung oleh beliau kepada saya untuk dijaga awal tahun ini. Asal-usul peta ini juga bisa saya jelaskan padamu." Stefano menundukkan pandangannya, seolah tak ingin lagi berinteraksi dengan Lao Liu, mendesah pelan: "Lebih dari setahun yang lalu, Master Puskash pernah menggunakan teknik ramalan melalui bola kristal untuk memprediksi situasi Benua Aigean setelah invasi Bangsa Iblis!"
"Lanjutkan." Lao Liu cukup familiar dengan kemampuan Master Puskash. Sihir Aigean termasuk aliran yang sangat spesifik. Selain terbang dengan sapu terbang dan sihir perubahan wujud, kemampuan terhebat para penyihir adalah meramal masa depan menggunakan bola kristal. Namun kemampuan supranatural bernuansa sakti ini selalu diragukan kredibilitasnya.
"Master Puskash berkata, seharusnya kau adalah pembunuh utama invasi dunia iblis ke Aiqin, seharusnya kau lebih sulit ditaklukkan daripada Tuan Tanah Kematian Samuel 10.000 tahun yang lalu! Di mana pun kau menginjakkan kaki, burung-burung di Benua Aigean akan menghilang dan jejak manusia lenyap!" Master Stefano menarik napas dalam-dalam: "Replika magis ini bukan hasil rekaman langsung, melainkan ramalan situasi masa depan dari bola kristal yang ditransfer Master Puskash dengan kekuatan magis! Richard, jangan ragukan kejujuranku - replika magis tidak bisa dipalsukan! Jika tak percaya, silakan minta ahli memverifikasi keaslian gambar ini!"
Orang tua ini lucu. Bukankah semua yang hadir di sini adalah ahli sihir terkemuka? Jika mereka sudah memverifikasi, siapa lagi di Benua Aigean yang berani mengkritik?
"Omong kosong!" Liu Zhenhan menyeringai sinis. Ia tak meragukan keaslian replika itu - gelombang sihir elemen petir, api, dan udara milik mertuanya Master Puskash memang tak bisa ditiru. Tapi Lao Liu adalah ateis tulen. Upaya Stefano mengacaukan pikirannya dengan omong kosong mistis ibarat menjual sisir di depan biksu.
"Aku memuja dan menghormati kemampuan Master Puskash, jadi aku tidak percaya teknik ramalannya melakukan kesalahan dalam memprediksi masa depan!" Master Stefano mendengus keras: "Richard, meski aku tak mengapa kau akhirnya menjadi Santo Aiqin, satu hal sangat kumengerti - alasan Master Puskash bersikap baik sejak pertama bertemu, terus mempromosikan dan menjagamu, bahkan mempercayakan putrinya padamu, adalah agar kau tidak tersesat ke jalan salah! Kalau tidak, mengapa dia begitu baik? Tidakkah kau merasa ini tiba-tiba dan aneh? Tahun lalu di waktu seperti ini, jujur saja, kau cuma orang sok kaya! Apa arti Pendeta Naga? Pantaskah Santo merendahkan diri untuk berteman?"
"Semakin ngawur! Aku akan jadi pembunuh bayaran Bangsa Iblis yang malah memusnahkan Aiqin? Lelucon tingkat internasional macam apa ini?" Liu Zhenhan hampir tertawa getir: "Sudahlah, jangan cari-cari alasan! Karena tadi tidak bertindak, sekarang pun aku takkan membunuh pengkhianat penikam belakang seperti kalian! Anggap saja kalian beruntung. Demi harga diri Master Puskash, biarlah kalian tidak punya hati, tapi aku harus tetap bermoral! Pergilah, aku sungguh tak ingin melihat kalian lagi."
"Lelucon terbesar di dunia!" Yitiao sambil memeluk perutnya tertawa terbahak-bahak: "Bahkan jika bos ingin membelot ke bangsa iblis sekarang, Master Puskash dan Master Fan Basten sudah menunggang bangau ke barat. Lalu bagaimana mungkin dua Santo Qiao yang tercatat dalam peta kristal sihir ini akan bertarung melawan bos di masa depan?"
"Ini namanya ramalan?" Pangeran Kesepuluh juga tertawa ngakak: "Memprediksi masa depan? Bahkan dukun amatir takkan membuat kesalahan sebesar ini!"
"Gemuruh... gemuruh..."
Suara peluit keras bergema. Mesin Terbang Qibulin yang membawa ahli bantuan luar dan pendeta muda mendekat, baling-balingnya meniup angin berbau anyir-manis, berhenti perlahan 30 yard di samping Lao Liu.
Di kejauhan, peluit berbunyi sambung-menyambung diselingi suara "kruk-chi kruk-chi" katup uap. Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui akhirnya memberanikan diri maju. Dibanding sebelumnya, sekarang para ahli kuat dari tiga tingkat itu ada yang terluka, ada yang tewas. Tidak memanfaatkan kesempatan untuk ikut campur dan mengeruk keuntungan jelas sangat tidak masuk akal.
"Jancuk!" Lao Liu tak punya waktu untuk berdebat dengan manusia-manusia ini. Sisa-sisa tulang punggung ras neraka dan iblis yang tadi sibuk mengobati luka, sekarang sudah mengeluarkan kristal sihir dan sumsum darah sebagai suplemen untuk mengisi ulang kekuatan magis mereka. Mata mereka mulai kembali mengincar makhluk-makhluk Aiqin.
Raja Lich Paul Newman dengan mata merah darah mengeluarkan tongkat kekuasaan kuno berwarna putih salju dari balik jubahnya.
Ruikadunyaibu yang sendirian dan lemah, secara ajaib mengeluarkan roda cermin logam jernih berbentuk labu dari dalam dekapan bajunya.
Penduduk asli Aiqin yang melihat jelas kedua objek di tangan kedua Raja itu, ekspresi santai di wajah mereka lenyap dalam sekejap.
Tak seorang pun menyangka bahwa "Tongkat Titan Scepter of Saffron" dan "Cermin Penghancur" dari legenda ternyata muncul bersamaan!
Bab Enam Ratus Dua Puluh Empat: Siapa Bilang Pendeta Tak Sehebat Penyihir
Dua senjata epos ini cukup untuk membuat para dewa minggir dengan malu!
Setiap kemunculannya berarti sejarah panjang mungkin memasuki orbit yang tak terduga!
"Tongkat Titan Scepter of Saffron" bukanlah Artefak legendaris dunia iblis, melainkan senjata peninggalan suku Titan kuno dari Benua Aigean. Tongkat Titan yang selalu muncul dalam mitos ini mampu memancarkan "Cahaya Kekuasaan", memberikan anugerah permanen "resistansi magis yang terwujud" pada objek apapun!
Apapun materi yang mengalami resistansi magis yang terwujud, berarti sejak saat itu selamanya takkan bisa lagi memiliki sedikitpun kekuatan elemen!
Di dunia yang dikenal sebenarnya tidak ada entitas resistensi magis mutlak. Bahkan materi seperti batu dan baja yang mengandung resistensi magis tinggi pun memiliki tingkat kompatibilitas elemen tertentu. Bahkan di bidang astral tingkat rendah, bukan berarti kekuatan magis benar-benar punah. Namun "Tongkat Sakti Saffron" mampu mengubah hukum alam ini, dengan mudah mengubah materi apapun menjadi entitas resistensi magis absolut!
Bagi semua pengguna elemen, artefak legendaris, dan peralatan magis, "Tongkat Sakti Saffron" yang mampu memberikan anugerah permanen "Materialisasi Resistensi Magis" adalah sinonim dari Penghancur Elemen!
Dahulu kurcaci Aiqin yang bertugas menjaga "Tongkat Sakti Saffron" pernah bergantung pada pusaka leluhur ini dan keberanian mereka, tidak memandang rendah ahli Jalan Tertinggi dan makhluk super di bawah langit berbintang selama bertahun-tahun. Di era primitif saat peradaban baru mulai bertunas, artefak kuno yang hancur oleh tongkat ini tercatat tujuh buah dalam sejarah, belum lagi makhluk kuat yang tak terhitung jumlahnya - bahkan ada catatan dewa yang ditumbangkan oleh tongkat Titan ini. Namun kebenarannya sulit diverifikasi, yang pasti kepercayaan pada Dewa Api Cassius memang tiba-tiba terputus dalam sejarah periode itu.
Dalam Perang Dewa dan Iblis yang menggemparkan 10.000 tahun lalu, "Tongkat Scepter Surtrflame" kembali menunjukkan kekuatan ilahinya, membantu bangsa kurcaci menghapuskan Raja Langit Bersayap Enam Christian Bale dari dunia iblis - sosok legendaris yang mengubah kemampuan telepati Ras Mata Perak langsung menjadi metode serangan "The End of Tears"!
Menurut catatan 《Sejarah Umum Aiqin》, indeks bahaya Raja Langit Bersayap Enam Christian Bale ini bahkan jauh melebihi Tuan Tanah Kematian Samuel. Tanpa "Tongkat Scepter Surtrflame", di bawah kepemimpinan Christian Bale yang ahli strategi militer, Bangsa Iblis mungkin tidak akan menderita kekalahan telak di fase akhir!
Meskipun Tongkat Scepter Surtrflame mengubah jalannya sejarah, sejak saat itu tongkat legendaris ini juga hilang dalam kekacauan perang bersama Raja Langit Bersayap Enam, secara tidak langsung memicu Gloin Jin - bakat muda terbaik bangsa kurcaci saat itu - untuk memulai pencarian.
Namun tim magis yang terdiri dari Kurcaci Emas, inkarnasi Dewa Perang Leksa, Pangeran Elf Legolas, dan kavaleri Aragorn, tetap gagal menemukan artefak pusaka bangsa kurcaci ini hingga berakhirnya Perang Dewa dan Iblis!
Siapa sangka, tongkat legendaris yang oleh para sejarawan dianggap telah hancur dalam kobaran perang ini, ternyata diam-diam dibawa pulang ke dunia iblis sebagai rampasan perang oleh Bangsa Iblis!
"Cermin Roda Penghancur" bahkan memiliki latar belakang yang lebih legendaris dibanding "Tongkat Scepter Surtrflame"!
Ini adalah senjata totem Yingelieqibao, Panglima Sungai Jiwa Dunia Arwah dan Penguasa Utama Tanah Kematian.
Trisula Biluo milik Komandan Sungai Darah Naiwen'eryinke mampu mengamplifikasi dua kali lipat kekuatan gelap!
"Gada Dewata Neraka" milik Komandan Sungai Tulang Ruikadunyaibu secara alami memiliki wilayah perampasan tujuh indera!
Sebagai panglima tertinggi Dunia Arwah, senjata totem "Cermin Kepunahan" Yingelieqibao tentu lebih Berbual B (sok gagah)!
Artefak legendaris ini adalah senjata pamungkas yang diberikan Dewata Neraka Odius kepada keturunannya untuk menggentarkan para ksatria. Separuh lingkaran cahaya panglima tertinggi Dunia Arwah berasal dari senjata mitos ini! Di hadapan "Cermin Kepunahan", semakin kuat musuh justru semakin lemah. Begitu terkena "Sinar Kepunahan" cermin, kekuatan elemen akan berbalik seperti ikan salmon yang bermigrasi - baik penyihir, monster, maupun peralatan magis, begitu terjadi "arus balik elemen", setiap helai kekuatan magis akan liar seperti kuda yang lepas kendali. Anomali elemen ini hanya mengakibatkan satu konsekuensi: Ledakan Kanibal!
Bukan berbalik menyerang, melainkan ledakan kanibal!
Serangan balik belum tentu mematikan, tapi ledakan kanibal pasti menghancurkan semuanya tanpa ampun!
Jika "Tongkat Kekuasaan Saffron" adalah terminator elemen, maka "Cermin Kepunahan" jelas merupakan penghancur elemen sejati!
Bagi orang biasa, mungkin dua artefak legendaris ini masih kalah mengancam dibandingkan dua pisau dapur; namun bagi semua pengguna elemen, berhadapan dengan kedua artefak ini tidak ubahnya menghadapi kiamat – biasanya bertemu satu musuh bersenjata epos saja sudah cukup mencekam, apalagi sekarang sekaligus dua?
Seperti penduduk asli Aiqin lain yang pernah mendengar nama perkasa kedua artefak ini, Liu Zhenhan sama sekali tidak meragukan bahwa ini adalah dua barang palsu keluaran Xi Bei.
Dari kedua artefak legendaris ini terpancar gelombang elemen yang padat dan terkonsentrasi, meski tak seterang peralatan magis lain, setiap penyihir berpengalaman bisa merasakan kekuatan tersembunyi di balik kesederhanaan ini melalui persepsi mereka!
Bagai gadis cantik kelas atas yang tak bisa menyembunyikan pesonanya meski berpakaian lusuh, artefak legendaris tingkat tinggi pun tak bergantung pada penampilan untuk menarik perhatian.
Tiba-tiba berhadapan dengan ancaman "Tongkat Kekuasaan Saffron" dan "Cermin Pemusnah", kawanan semut kecil yang tak berarti ini menunjukkan reaksi masing-masing.
Semua penyihir manusia serentak menarik napas dalam-dalam. Dari tiga Archmagister, hanya Master Stefano yang tetap diam, sementara yang lain ikut arus mundur selangkah sambil limbung.
“Liu Zhenhan pertama kali melangkah maju, menutupi semua sekutu sendiri, punggung kokohnya bagai gunung dan bukit yang kokoh, dengan teguh melindungi anak buah dan putra-putranya dari segala badai. Guo Guo dengan gesit memanjat ke bahunya, mengembungkan perut gendut, lalu merogoh sebutir kemiri dari rompi bayi dan melemparkannya ke mulut mungilnya yang merah muda.
Lampard, Yitiao, Xiao Kong dan Wentekelaier serentak mengangkat dada hendak maju berdiri sejajar dengan orang tua itu, namun Lao Liu membentangkan lengan dan mendorong mereka hingga berguling-guling seperti labu bulat, sepintas terlihat seperti sang tua terlalu emosional melindungi anak buah hingga tak bisa mengontrol kekuatan, padahal tindakannya ini jelas punya alasan.
“Bodoh! Berkumpul jadi satu hanya akan mempermudah musuh menghabisi sekaligus!” Lao Liu segera menggunakan telepati untuk menegur para bego ini secara rahasia.
Beberapa pangeran dan Lampard perlahan bangkit dari tanah, saling bertukar pandangan, lalu berdiri tegak dalam diam.
Di sisi lain, Burung Hantu dan Gajah Rajawali mengawasi setiap gerak-gerik Lao Liu dengan sorot mata tajam, hanya burung beo kecil yang tetap angkuh, melontarkan kata “Bego” seperti biasa, sembari lubang hidungnya yang masih berdarah menyemburkan asap cerutu.
Berbeda dengan kekacauan di Feilengcui. Meskipun kalang kabut, para Penyihir manusia setidaknya tidak langsung bubar tak karuan.
Namun para penyihir manusia juga jarang memiliki kebiasaan bertarung jarak dekat dengan musuh. Meskipun para penyihir ini adalah ahli terpilih yang pada dasarnya telah mencapai gelar Magister Sihir dan Penyihir Senior, memaksa mereka menghadapi langsung Penguasa Tertinggi Neraka dan Dunia Iblis tetap terasa berat. Dengan kemunculan dua artefak legendaris ini, kekacauan yang terjadi bisa dimaklumi.
Setiap reaksi spontan yang muncul dalam sekejap ini sama sekali tanpa rekayasa atau pertimbangan otak, namun justru dari detail-detail kecil inilah karakter asli terungkap jelas.
Apa itu aura raja? Performa Liu Zhenhan hari ini adalah jawabannya!
Sebagai bangsawan tertinggi, tahun-tahun menentukan hidup-mati telah membekas tak terhapuskan pada dirinya. Setiap gerak-gerik dan kebiasaannya terus mempengaruhi orang sekitar, meskipun aura khusus ini biasanya tertutupi oleh tipikal bajingannya. Namun di momen genting, aura unik ini akan muncul bagai pedang baja yang gemerencing keluar dari sarungnya, membangun penghalang kokoh di depan sekutu sendiri tanpa ragu-ragu, memimpin bawahan untuk tenang menghadapi hidup-mati dan menatap darah segar!
Sebagai lawan Liu Zhenhan, banyak ahli kuat yang kalah dalam hal aura darinya. Di momen kritis, pertahanan mental mereka benar-benar breakdown, sehingga terjerumus ke jurang tak terselamatkan; Hal ini terutama tercermin dari "Penghancur Kilat" dalam Empat Bahaya Aiqin masa lalu, yang kini menjadi Pangeran Kesepuluh Wentaikelai'er - saat Lao Liu baru-baru ini menjebaknya untuk mengungkap detail dirinya, sang pangeran ini sebenarnya setara secara kekuatan dengan Lao Liu, namun tanpa alasan jelas justru kehilangan kepercayaan diri terlebih dahulu, secara sukarela mengaku tak bisa mengalahkan Laozi murahan ini!
Tentu saja, tidak semua orang terlahir dengan karakter mencolok dan keyakinan kuat seperti ini. Karakter semacam itu perlu ditempa melalui pertempuran berdarah tak terhitung dan ketahanan mental; Selain aura pantang mundur, sebagai seorang Raja, yang lebih penting adalah memiliki kecerdasan cepat untuk tetap tenang menghadapi berbagai situasi buruk.
Ini murni seni pertempuran yang hanya bisa terkumpul melalui ujian medan tempur bertahun-tahun.
Liu Zhenhan secara sempurna menginterpretasikan hal ini. Baik "Cahaya Kekuasaan" dari Tongkat Sakti Safras maupun "Cahaya Pemusnahan" dari Cermin Annihilasi, pola serangannya sama seperti Menara Permohonan Cahaya - berupa lingkaran cahaya terkonsentrasi. Jika tidak menyebar sekarang, kapan lagi ada kesempatan?
"Raja Lich dan Panglima Sungai Tulang yang awalnya hendak melangkah maju, tiba-tiba mengerem keras di bawah pandangan tajam seperti pisau dari Tuan Tanah Feilengcui! Sorot mata Santo Aiqin membuat mereka seolah melihat sabit Dewa Maut yang baru diangkat dari sungai es, memancarkan kilau dingin di bawah sinar bulan redup - terutama gerakan heroiknya yang melemparkan beberapa sosok, benar-benar mengguncang hati mereka!"
"Memang pantas disebut Santo Aiqin." Baik panglima Dunia Arwah maupun Raja Lich dunia iblis sama-sama merasakan getaran dalam hati.
Berdiri di posisi lain, dalam situasi serupa mereka yakin takkan bisa sesantai ini. Pandangan mata sang Santo membuat mereka berhalusinasi seolah pemegang Artefak legendaris pengendali nyawa bukan mereka, melainkan Santo Aiqin ini.
"Tongkat Scepter Saphiras hanya bisa digunakan oleh keturunan Titan! Jangan khawatir!" Master Ventola maju selangkah dengan muka memerah, berusaha menyemangati yang lain. Namun dari suara lemahnya, jelas dia juga sedang berusaha menyemangati dirinya sendiri.
“Benar!” Master Rijkard langsung menyambut kesempatan, melangkah gemetar ke depan sambil melihat sekeliling. Setelah menelan ludah, dia mendekati Master Ventola dan mengobarkan semangat dengan kata-kata heroik untuk diri sendiri dan semua orang: "Cermin Roda Annihilasi adalah senjata Panglima Pertama Sungai Jiwa Yingelieqibao! Ruikadunyaibu hanya panglima kedua, belum tentu bisa menggunakan artefak legendaris ini! Kita yang berjumlah banyak ini, masa takut melawan dia sendirian!"
Langkah kecil dua Archmagister ini agak dipersingkat. Mereka tampak khawatir Master Stefano yang paling menonjol akan menjadi sasaran utama serangan musuh, sehingga keduanya sengaja menjaga jarak dari Master Stefano.
Justru ksatria manusia yang tadinya menuduh Lao Liu tidak punya kesadaran berkorban, maju mantap menghalangi Master Stefano dengan pedang di tangan. Tatapannya kokoh bagai batu karang. Di bawah pimpinan ksatria muda tampan ini, para prajurit manusia langsung melompat ke depan, membentuk perisai tubuh berkilat Dou Qi untuk melindungi dua Master lainnya.
Wajah Master Ventola dan Master Rijkard baru mulai sedikit cerah.
“Bego!” Liu Zhenhan gelisah melihat mereka. Dua Master ini malah berdiri berdekatan, bukankah ini seperti meminta dua artefak legendaris itu untuk menembaki dirinya?
Tapi sekarang peringatan sudah terlambat. Periode paling krusial telah terlewat. Ekspresi Ruikadunyaibu dan Paul Newman kini jelas-jelas menunjukkan sikap: jika ada gerakan mencurigakan lagi, jangan salahkan mereka akan bertindak cepat!
Tiga bangsawan laut terkuat dari dunia iblis yang berdiri di Mesin Terbang Qibulin dan para ahli bela diri istana Kekaisaran Tang Zang membeku di tempat. Dua Artefak legendaris membuat mereka mencium aroma bahaya ekstrim; Pendeta muda dan dua Archmagister Aiqin lainnya juga tertegun, tidak berani bergerak sembarangan.
Helen, Mo'er, dan Kaka saling bertukar pandangan. Dengan isyarat tangan ke para pendeta muda untuk tetap di posisi, mereka secara kompak membuka penutup kabin. Dengan tenang melangkah turun dari Mesin Terbang Qibulin, berjalan anggun ke belakang Lao Liu dan berhenti.
Perubahan kecil ini membuat Lao Liu berkeringat dingin seperti air terjun. Ingin marah tapi bingung cara memulai, untungnya Ruikadunyaibu dan Paul Newman tidak bertindak gegabah.
Master Ventola dan Master Rijkard memandang penuh harap ke Master Emmar dan Master Pa Fan. Namun yang disebut terakhir tetap kukuh berada di Mesin Terbang Qibulin, sama sekali tidak berniat berpindah.
"Menarik!" Raja Lich Paul Newman tersenyum sinis, pandangan meremehkan menyapu seluruh penduduk asli Aiqin. Dengan santai mengangkat tangan kirinya: "Para ahli kuat Dunia Aiqin, izinkan saya memperkenalkan sarung tangan yang saya kenakan ini."
Sama seperti tangan kanan yang memegang Tongkat Saffron, tangan kiri Raja Lich ini tanpa disadari telah mengenakan sarung tangan transparan tipis seperti sayap capung. Kulit berwarna oranye dari sarung tangan ini membentuk kontras tajam dengan kulit pucat pergelangan tangan suku Lich.
"Haha, Yang Mulia Paul, Tampan sekali! Tidak mengenakan jubah naga pun tetap pangeran." Liu Zhenhan melontarkan candaan kecil pada Raja Lich yang terkenal dengan pandangan liar dan angkuh di dunia iblis ini: "Cepat katakan, sarung tangan apa ini?"
"Sarung tangan ini terbuat dari kulit ubun-ubun anak kurcaci, mengandung aroma garis keturunan Titan paling murni!" Raja Lich Paul Newman melirik Lao Liu, sama sekali tidak menunjukkan kemarahan, melanjutkan dengan bahasa umum Aiqin yang fasih: "Tadi master mana yang bilang aku tidak bisa menggunakan tongkat ini? Di sini aku bersumpah atas nama Ner'zhul, aku, Paul Newman pasti bisa menggunakan tongkat ini!"
Master Ventola memutar matanya dengan liar.
“Dulu pernah dengar Greta Garbo menyebut, bahwa di istana tiga Raja Lich kalian, masing-masing menyimpan senjata epos yang dirampas dari Benua Aigean kami. Busur Ilahi Kemurkaan Langit milik Greta Garbo sudah berhasil kudapat, tak disangka bagian terbesar justru ada di sini.” Lao Liu memiringkan mulut: “Kalau dipikir-pikir Greta Garbo memang rugi, ternyata tak berhasil merebut Tongkat Titan Scepter of Saffron, mana bisa Busur Kemurkaan Langit menandingi ketenaran tongkat Titan ini!”
“Paduka keliru, Yang Mulia Pangeran Zhenwu! Barang rampasan perang ini sejak zaman pemisahan tiga benua dulu, tak ada yang menyangka kelak akan ada Raja Lich agung yang bisa memanfaatkannya!” Paul Newman Raja Lich mengetuk pelipisnya dengan tangan kiri: “Inilah yang disebut kebijaksanaan!”
"Alasan kakakku Yingelieqibao memberikan 'Cermin Roda Pemusnah' sebagai perlindungan dalam perjalanan ke dunia materi utama ini adalah untuk mengantisipasi keadaan darurat. Kini kekhawatirannya terbukti benar, dunia materi utama memang menyimpan banyak ahli kuat tersembunyi." Ruikadunyaibu menyela, mata tunggalnya yang besar memancarkan aura jahat ke arah penduduk asli Aiqin dan bangsa iblis, sambil tersenyum sinis: "Sayangnya kami salah memilih lokasi dan waktu untuk ikut campur dalam perang ini. Namun perkenankan kami memperkenalkan - senjata totem tiga komandan besar Dunia Arwah adalah senjata nasib yang tidak memiliki batasan penggunaan. Berkat konektivitas 'jurang ruang-waktu', kakakku bisa mengendalikan cermin ini dari jarak jauh... seperti ini!"
Begitu ucapannya melandai, lingkaran cahaya putih berbentuk silinder melesat dari "Cermin Roda Pemusnah" yang menyerupai labu. Kilatan cahaya itu menyelimuti seorang prajurit manusia dengan kecepatan luar biasa. Lingkaran berdiameter sekitar dua meter ini tepat membungkus tubuh perkasa sang prajurit. Master Ventola, Master Rijkard, dan beberapa penyihir lain yang berdiri di belakangnya juga terkena imbas semburan cahaya yang menembus tubuh sang prajurit.
Hampir bersamaan dengan kilauan lingkaran cahaya yang menyelimuti, baik prajurit manusia yang terkena serangan frontal maupun penyihir manusia yang tersapu cahaya sisa, bahkan termasuk Dou Qi pelindung dan perisai magis di depan mereka, semuanya bersamaan mengeluarkan suara letupan "bipok-bipok".
Unsur-unsur berbeda berubah menjadi angin, api, air, dan tanah, melesat tinggi dari tubuh setiap korban sial yang tertembak "Sinar Pemusnah", bagai api unggun yang disiram minyak mendidih. Pori-pori mereka seketika berubah menjadi gunung berapi yang menyemburkan bunga api elemen sesuai dengan silsilah sihir masing-masing.
Inilah yang disebut efek magis balik!
Konsekuensi mengerikan yang ditimbulkan oleh aliran balik elemen!
Meskipun efek balik ini tidak memiliki kekuatan serangan sehebat nyanyian bunuh diri Pendeta Bimon, hanya manifestasi ekstrim dari efek magis balik, ledakan kekuatan magis seperti kembang api di tahap akhir dan tubuh yang terkoyak tetap menguji ketahanan perisai para penyihir manusia di sekitarnya.
Beberapa pastor wanita muda tidak tahan menyaksikan pemandangan mengerikan ini. Ada yang pingsan lemas, ada pula yang menggigit gigi sambil menahan isakan tangis.
Manusia yang selamat, baik prajurit pemberani maupun penyihir kuat, wajah mereka pucat dan muram seolah tiba-tua sepuluh tahun. Beberapa bahkan gemetar seperti spageti, gigi mereka gemertak "braak-braak".
"Inikah kekuatan dari 'Cahaya Pemusnahan'? Setiap orang mempertanyakan batas ketahanan mental mereka sendiri."
Bahkan sisa sorotan cahaya sekilas saja bisa menyebabkan kekuatan magis mengalir tak terkendali dan memicu ledakan kanibal!
Bahkan perisai magis dan Dou Qi pelindung tubuh langsung terbakar habis saat terkena aura cahaya!
Dua Archmagister Aiqin terhormat, bahkan tak sempat mengucapkan kata perpisahan sebelum berubah menjadi serpihan daging!
Jarak sekarang begitu dekat, siapa yang bisa menghindari pancaran kecepatan cahaya?
"Jangan panik... Berani mengorbankan diri sendiri tak masalah... Tapi jangan sampai mencelakakan orang di sekitarmu!" Ekspresi Ruikadunyaibu bagai kucing hutan yang sedang mempermainkan tikus, dengan pandangan mengejek dan iba sambil menggoyang-goyangkan cermin di tangannya, menggoda sisa manusia yang ada. Dua Archmagister malah berdesakan jadi satu, membuat Panglima Sungai Tulang ini tak kuasa menahan diri!
Memanen keputusasaan dan ketidakberdayaan dari pandangan lawan adalah hal paling diinginkan Ruikadunyaibu saat ini. Ia telah tertekan terlalu lama, kebencian yang menggunung takkan terlampiaskan hanya dengan membunuh beberapa ahli Aiqin ini. Ia ingin menyiksa umpan ini dari jiwa hingga raga perlahan-lahan, baru kemudian melahap mereka satu per satu sampai habis!
Raja Lich bersama tiga bawahannya yang tersisa menyaksikan penduduk asli Aiqin yang bagai domba potong itu dengan penuh kepuasan, sorot matanya dipenuhi kegirangan.
Di hadapan penduduk asli Aiqin yang jumlahnya besar dan pasukannya perkasa, ras Neraka dan Iblis bahkan tak perlu berkomunikasi untuk membentuk aliansi tak kasat mata; bagaimanapun kuatnya Tongkat Saffron dan Cakra Annihilasi, frekuensi pelepasan lingkaran cahaya mereka terbatas. Bukankah lebih menyenangkan menghina dan menyiksa saraf mereka ketimbang langsung menghabisi musuh dalam pertempuran kacau?
Master Stefano nyaris putus asa pada saat ini.
Sebagai Archmagister yang berada di puncak kekuatan dunia, meski mungkin masih ada kekurangan dibandingkan Raja Lich yang perkasa atau Panglima Neraka, perbedaan ini seperti jurang antara Archmagister dengan Santo - seperti miliuner sepuluh miliar versus seratus miliar. Bukankah kita sama-sama punya modal cukup untuk membiayai kemewahan? Tak berarti yang lebih kuat pasti lebih "Berbual B"!
Meski Raja Lich dan Panglima Neraka setara dengan Santo Aigean, bukan berarti mereka bisa mengalahkan seorang Archmagister! Di medan perang selain kekuatan, yang lebih penting adalah kerja sama, keberuntungan, dan performa. Dalam hal pengalaman dan keterampilan, Archmagister yakin tak kalah dari ahli kuat di tingkat mana pun.
Namun kehadiran artefak legendaris telah mengubah situasi secara drastis. Senjata rahasia sekuat ini memang langka dan sulit diperoleh. Alasan para ahli kuat enggan menggunakan peralatan magis semata karena belum menemukan barang yang cukup berkualitas.
Ingin mengandalkan tenaga manusia untuk melawan Artefak legendaris tingkat dewa seperti ini, secara teori hanya wilayah kekuasaan yang bisa! Wilayah kekuasaan adalah tingkat dimensi kecil, bahkan artefak legendaris pun jika masuk, harus tunduk pada hukum ruang ini!
Tapi penduduk asli Aiqin sekarang, benar-benar tak ada satu pun yang bisa melepaskan wilayah kekuasaan! (Sebenarnya Wentekelaier bisa, hanya "Wilayah Hijau Abadi" memang agak terlalu spesialis.)
Mundur 10.000 langkah, meskipun ada pahlawan keajaiban seperti itu yang tampil, tak ada cukup waktu untuk melepaskan wilayah kekuasaan. Raja Lich dan Ruikadunyaibu yang sedang mengawasi penuh kewaspadaan takkan memberi kesempatan seperti itu - jika benar bisa mendapatkan sedikit waktu, Master Stefano yang memanggil gulungan mantra terlarang juga sama!
Waktu! Waktu sialan!
Hati Master Stefano dipenuhi penyesalan dan ketidakrelaan, andai saja bisa mengetahui lebih awal bahwa Panglima Sungai Tulang dan Raja Lich memiliki dua artefak legendaris yang sebenarnya bukan milik mereka!
Perasaan Liu Zhenhan juga rumit, jika Raja Lich atau Panglima Dunia Arwah Ruikadunyaibu pertama-tama menggunakan artefak legendaris untuk menghadapi Feilengcui, meskipun posisi tersebar, korban pasti tak terhindarkan. Tapi saat itu, selama masih hidup, warga Feilengcui pasti akan menerjang untuk bertarung habis-habisan dengan dua entitas kuat ini!
Tapi lawan hanya menyerang manusia dulu, sebenarnya tadi dia sudah bersiap untuk maju, tapi akhirnya tidak dilakukan.
"Dulu mungkin dia akan berkorban nyawa untuk membantu manusia, tapi setelah mengalami dampak mantra terlarang tadi, benih 'dendam' telah bertunas dalam hatinya—bukan soal kesadaran, tapi manusia benar-benar melukai hatinya. Seorang kesatria bisa mati untuk sahabat sejati, tapi tak boleh mati dengan cap orang bodoh."
"Cermin Penghancur hanya bisa dipakai tiga kali. Kami banyak di sini, berapa kali kau bisa gunakan?" Dalam tekanan atmosfer yang mencekik, Master Stefano tak tahan lagi, berteriak penuh amarah pada komandan kedua Dunia Arwah ini. Sekarang dia benar-benar ingin menyusul Ventola dan Rijkard ke kematian daripada menderita di sini.
"Aku tak pernah berniat menghabisi kalian semua. Hari ini kuhabisi beberapa yang terkuat, nanti masih banyak kesempatan untuk menyelesaikan urusan dengan sisanya!" Ruikadunyaibu tersenyum puas: "Jika aku ingin kembali ke Dunia Arwah, siapa yang bisa menghalangi?"
Ini bukan sekadar Chui Buer B. Meski "Wilayah Kekuasaan Lubang Hitam" menyelimuti "Jurang Ruang-Waktu", dengan kekuatan komandan tertinggi Dunia Arwah ini, setelah membunuh beberapa Archmagister, fokus bertahan dan kabur ke Dunia Arwah memang takkan terhalang—kecuali Aiqin punya Artefak Legendaris tingkat dewa.
“Komandan Ruikadunyaibu, tenang saja, kenapa harus pergi? Bukankah masih ada aku di sini!” Raja Lich Paul Newman tertawa kecil: “Jangan lupa, Tongkat Scepter Saffronku juga punya satu kesempatan penggunaan. Siapa yang tertembak 'Cahaya Mahkota Kekuasaan' akan selamanya jadi sampah yang tak bisa menguasai kekuatan elemen. Sungguh disayangkan Benua Aigean, melihat begitu banyak ahli kuat akan binasa!”
“Tengkorak hebat ini, siapa yang berhak mengambilnya?” Liu Zhenhan mencibir, menepuk lehernya dengan punggung tangan sambil tertawa terbahak-bahak kepada dua penguasa tertinggi Dunia Arwah dan Iblis: “Sebagai sesama ahli kuat aku menghormatimu, tapi aku juga berharap kalian memberikan kehormatan bagi Aiqin kita. Cukup sudah penghinaan ini, lebih baik kalian langsung bertindak sekarang atau kita akhiri pertemuan hari ini. Kita sama-sama sudah rugi, bagaimana kalau saling mengalah satu langkah?”
“Aku sangat menghormatimu, Penyihir Besar Suci dari Benua Aigean!” Ruikadunyaibu membuat gerakan tawa tanpa suara: “Tapi tahukah engkau, berapa banyak monster Dunia Arwah di dalam wilayah kekuasaan tadi? Tujuh indera kita telah direnggut, semua bertarung dengan kemampuan masing-masing. Jika memang kalah olehmu, aku takkan protes. Tapi siapa sangka kalian ternyata punya penyihir Aiqin yang begitu licik di luar wilayah kekuasaan, melepaskan mantra terlarang ke kami? Berdamai? Mengakhirinya di sini? Saling mengalah? Mungkinkah?”
“Mengapa harus menyisakan sedikit harga diri untuk kalian?” Raja Lich Paul Newman juga tertawa terbahak-bahak ke langit dengan penuh kepedihan: "Lalu kepada siapa Ksatria Mata Perak dari bangsa iblis yang tewas harus menuntut harga diri? Tak kusangka Archmagister Aiqin yang terhormat sekarang malah main serangan tiba-tiba!"
“Serangan tiba-tiba?” Wajah tua Master Stefano memerah seperti hati babi karena marah: "Mengejek! Kalian berada dalam wilayah kekuasaan kami, tujuh indra sudah dilucuti - bagaimana mungkin kami memberi tahu kalian?"
“Apakah harus menunggu kalian mengeluarkan artefak legendaris dan bertarung terbuka baru disebut adil?” Prajurit manusia muda tampan yang berdiri di depan Master Stefano menyeringai sinis: "Jangan lupa, kedatangan kalian ke Aiqin bukan wisata - kalian adalah agresor! Kami tak perlu beretika dengan perampok!"
“Kau siapa lagi?” Raja Lich dan Ruikadunyaibu serentak mengerutkan alis, memandang tajam ke arah prajurit muda ini. Tampang gagah dan pandangan pantang menyerahnya membuat hati mereka berdesir - sialan, ada lagi yang tidak tak mati!
“Namaku Higuain!” teriak prajurit muda itu lantang. Beberapa gadis cantik dan pemuda tampan yang berdempetan di sampingnya berseri-seri wajahnya, tak tergoyahkan oleh situasi tegang, seolah Higuain membawa rasa aman setebal Pegunungan Salju Himalaya Taymur.
"Nama ini sekarang hanyalah orang tak dikenal, tapi tak ada yang menyangka, di masa depan yang penuh gejolak, nama yang sedikit konyol ini akan menjadi legenda di seluruh Aiqin menyusul Perang Dunia Keempat!"
"Meski pahlawan lahir dari pemuda, tapi anak muda, jangan lupa bahwa pertumbuhan memerlukan pengorbanan!" Ruikadunyaibu memuji tiga kali sambil menyeringai, mengarahkan cermin ajaibnya ke Igwain yang marah sampai rambutnya tegak, "Karena omong besar mu telah membuatku murka, maka kau harus berlutut memohon ampun! Jika tidak, Master di belakangmu akan mati karena ulahmu!"
Prajurit manusia muda Igwain menggenggam gagang pedangnya erat-erat, breastplate birunya bergerak naik turun cepat, namun ia tak kuasa mengumpulkan keberanian untuk menyerang lawan terkutuk itu.
Bukan karena kurang keberanian, tapi usia dan pengalamannya belum cukup untuk menanggung beban kematian seorang Archmagister yang disebabkan olehnya.
"Memeras nyawa orang untuk mengintimidasi junior, itu keahlian apa?!" Liu Zhenhan tak tahan lagi: "Ruikadunyaibu. Apakah kau tak berniat pulang ke Dunia Arwah hari ini?"
"Coba kau melangkah satu langkah lagi?" Ruikadunyaibu segera mengarahkan cermin ajaibnya ke Lao Liu yang mendekat.
Lao Liu tertawa terbahak-bahak, berhenti di tempat sambil mengangkat bahu tanda tak berniat jahat. Guo Guo menggigit kalungnya, matanya berbinar licik seperti sedang merencanakan sesuatu.
Sosok tubuh kokoh dan kuat perlahan mulai muncul dari samping Ruikadunyaibu.
Komandan Sungai Darah Naiwen'eryinke menekuk lutut, perlahan-lahan meluruskan punggungnya dari genangan darah di tanah.
Aliran darah yang bergolak bagai anak sungai mengalir deras dari luka-luka berbentuk bibir bayi yang saling bersilangan di tubuhnya. Meski Naiwen'eryinke yang telah kembali ke wujud manusia hanya setinggi lima meter, tatapan pupil yang dipenuhi api balas dendam dan wajah yang terdistorsi membuatnya tetap terlihat perkasa seolah berpostur empat puluh meter.
"Hptui!" Naiwen'eryinke meludahkan gumpalan darah kental, menusuk bangkai di tanah dengan trisula bajanya lalu mengunyahnya dengan suara krak-krak. Trisula itu ikut memendek seiring perubahan tubuhnya - senjata pamungkas Tiga Komandan Dunia Arwah memang multifungsi.
"Santai saja adik, nanti kuserahkan Cermin Roda padamu untuk memilih korban pertama," kata Ruikadunyaibu sengaja menggunakan bahasa Aiqin dengan volume keras.
Naiwen'eryinke menundukkan kepala, seluruh tubuhnya bergetar hebat bagai tersengat listrik.
Deru peluit Mesin Terbang Qibulin di kejauhan menghilang. Lao Liu melirik sekilas - armada udara itu menggantung diam di langit dengan kabel besi menjulur dari lambung kapal. Siluet-siluet lincah mulai turun menggunakan tali.
Helen melepaskan formasi teleportasi sihir dari cincin tujuh lapis emas. Segera terdengar suara khas teleportasi ruang-waktu. Sekelompok prajurit Bimon yang dipimpin Yang Mulia Sal keluar dari formasi teleportasi kristal.
"Cepat bubar!" Liu Zhenhan segera mengirim peringatan melalui Telepati kepada Sang Raja.
Raja Bimon tertegun sejenak, namun tetap memberikan isyarat agar seluruh Pasukan Istana Musim Panas mundur bersamanya.
Ruikadunyaibu dan Paul Newman bahkan tidak menganggap remeh prajurit Bimon ini. Bimon yang berasal dari padang pasir sihir tak layak menjadi lawan mereka.
Pendeta muda yang datang dari jauh bagaikan anak sapi baru lahir yang tak takut harimau. Hal pertama yang dilakukannya adalah melepaskan dua hewan peliharaan sekaligus.
Karena kemampuan tahan pukulan tanaman sihir sangat luar biasa, seketika terbentuk hutan gaib yang rimbun di depan Sang Raja. Sekawanan khimera Landak mengepakkan sayap dagingnya dengan gagah di udara.
Para pemain musik Berbual berpostur kekar dan perkasa mengangkat kecapi tujuh senar mutiara. Mereka membentuk formasi barisan dengan cepat di hadapan raja, sementara pasukan pemanah ulung Hao membuka garis depan.
Kedisiplinan dan perlengkapan serta peliharaan magis yang belum pernah dilihat sebelumnya membuat para manusia tertegun.
Sejak kapan pendeta Bimon memiliki kemampuan memanggil peliharaan tumbuhan magis?
Kapan urutan imam Bemon memiliki sekelompok shaman banteng yang memegang kecapi tujuh senar? Jumlahnya pun begitu banyak! Gelombang elemen masing-masing begitu kuat!
"Berikan padaku..." Komandan Sungai Darah Naiwen'eryinke menggigil hebat, perlahan mengulurkan tangannya ke arah kakaknya.
"Balas dendam sepuasnya, Naiwen'eryinkeku!" Komandan Sungai Tulang menjerit pilu seperti binatang terluka, suaranya menggema melintasi kejauhan.
Saat Cermin Pemusnah berpindah ke tangan Komandan Sungai Darah, tubuh semua penduduk asli Aiqin langsung menegang. Hanya Helen yang tersenyum manis bak bulan purnama.
Senyum rubah selalu menyimpan konspirasi, kali ini pun tak berbeda.
BAB KEENAM RATUS DUA PULUH LIMA: TAK ADA MASA MUDA TANPA KENAKALAN
Tinggi Komandan Sungai Darah Naiwen'eryinke masih tetap 5 meter. Dengan postur sebesar ini, penggunaan "Cermin Pemusnah" untuk menyerang penduduk Aiqin manapun akan dilakukan dari ketinggian, jelas terlihat, secara teori tidak ada sudut serang mati - performa Ruikadunyaibu sebelumnya telah membuktikan hal ini. Meski ada prajurit bertubuh kekal berdiri sebagai perisai hidup, postur pendek penduduk Aiqin tetap membuat mereka tak bisa menghindari serangan menyapu vertikal "Sinar Pemusnah" dari atas.
"Cermin Pemusnah" telah digunakan sekali, masih tersisa dua kesempatan penggunaan sebelum masa pendinginan.
Saat nyawa tergantung di tangan orang lain, bilang tidak takut itu jelas dusta. Liu Zhenhan merasakan punggungnya tiba-tiba seperti didiami Kaisar Sui Yang, keringat dingin mengalir deras bagai Kanal Besar. Tapi entah kenapa, dalam sekejap ini dia masih sempat berpikir: seandainya dia berada di posisi Naiwen'eryinke, siapakah yang harus dihabisi lebih dulu untuk meraih kemenangan terbesar?
Feilengcui jelas bukan prioritas. Posisi para jagoan kelas kakap terlalu tersebar, prajurit Istana Musim Panas biasa tak bernilai diserang. Menggunakan "Sinar Pemusnah" yang hanya tersisa dua kali di sini ibarat model makan gandum – mubazir.
Nilai Archmagister Stefano juga tidak terlalu tinggi. Meski di sekeliling master ini berkumpul cukup banyak penyihir manusia, tapi dibandingkan dengan pasukan megah di atas Mesin Terbang Qibulin, selisihnya terlalu jauh!
Di atas Mesin Terbang Qibulin kini berkumpul tiga keluarga kerajaan bawah laut dunia iblis, banyak jagoan bangsa laut, Archmagister Es Pa Fan, Raja Alkemi Emmanuel, Putri Kelima Tang Zang, dan lima Xianshi Danau Kawah. Seandainya Lao Liu yang menguasai "Cermin Roda Pemusnah", serangan pasti difokuskan pada para ahli licik yang sengaja menyimpan tenaga ini.
Target serangan akhir Naiwen'eryinke membuat semua orang tercengang.
Ia tidak mengarahkan "Sinar Pemusnahan" ke penduduk asli Aiqin, malah mengayunkan lengan sepenuhnya sambil berteriak marah, menggunakan Cermin Penghancur yang tak ternilai harganya sebagai batu bata, menghantam keras dahi Ruikadun Yabu.
Komandan Sungai Darah membuka gaya bertarungnya lebar-lebar, seolah khawatir kakaknya Ruikadun Yabu tidak waspada.
Meski kejadiannya tak terduga, Komandan Sungai Tulang yang mahir dalam sihir maupun pertarungan jarak dekat masih bisa menghindar dengan gesit sambil menunjukkan wajah terkejut dan bingung, lolos dari serangan tiba-tiba yang amatiran ini.
"Mayat hidup merasukimu?" Ruikadun Yabu mengacungkan gada tulangnya, "Dum!" menghantam kepala adiknya hingga benjol.
Naiwen'eryinke tentu saja tidak dirasuki mayat hidup. Setelah gagal dalam serangan pertama, wajah buruknya yang terdistorsi semakin menunjukkan penderitaan dan pergulatan batin.
Sebelum semua penonton sadar dari kebingungannya, Naiwen'eryinke kembali berteriak, berputar di tempat sambil mengayunkan lengan dengan kuat. Cermin Penghancur berharga itu "syuut!" melesat menghantam Paul Newman sang Raja Lich dari dunia iblis yang berada di sisi lain.
Perubahan ini benar-benar menghancurkan logika semua yang menyaksikan.
Raja Lich Paul Newman meskipun telah membentuk aliansi serangan dan pertahanan dengan Ruikadunyaibu sejak awal dengan koordinasi sempurna, hubungan sekutu ini sepenuhnya terpaksa oleh situasi tanpa akar emosional; Baik dia maupun Raja Langit bersayap enam Stockton, atau dua Raja Horor generasi baru, semuanya selalu waspada terhadap ras neraka secara diam-diam.
Gerakan absurd Naiwen'eryinke yang tiba-tiba seperti kehilangan akal sehat dan tidak mengenal kerabat sendiri, benar-benar membuat Bangsa Iblis kewalahan. Namun untungnya yang dilemparkan hanyalah sebuah cermin roda, bukan "Cahaya Pemusnahan" yang mengerikan.
Murni refleks, Raja Langit bersayap enam Stockton yang mahir ilmu bela diri melompat berdiri. "Pedang Perang 'Blue Castle Kenney'" berbraak terhunus, kilatan cahaya dingin menyapu, memotong cermin roda berbentuk labu yang meluncur di udara menjadi dua bagian di tengah percikan bara api. Dua Raja Horor dengan koordinasi sempurna mengayunkan cakar, menggunakan tubuh raksasa mereka untuk menghalangi di depan Raja Lich.
Yang Mulia Paul Newman bergerak lebih cepat. Begitu cermin roda Naiwen'eryinke terlepas, dia yang telah menyadari keanehan segera mengarahkan "Cahaya Kekuasaan" dari Tongkat Saphlas ke Komandan Sungai Darah ini.
Seberkas sinar berwarna kuning gandum membasuh seluruh tubuh tinggi besar Naiwen'eryinke. Lingkaran cahaya bagai pita warna yang meliuk, berputar-putar di sekeliling tubuh Komandan Sungai Darah, kemudian menyusup ke pori-pori tubuh dan menghilang dengan desahan megah berirama.
Gelombang sihir yang semula berkilauan di permukaan tubuh Naiwen'eryinke lenyap seketika. Jika memejamkan mata, bahkan persepsi setajam Liu Zhenhan pun hanya akan mengirainya sebagai batu karang.
Menganugerahkan permanen resistansi magis terwujud!
Sang penguasa Negeri Kematian, pemegang trisula baja penakluk Sungai Darah Biru, mulai saat ini menjadi insulator mutlak bagi segala elemen.
Senyap membeku menyelimuti ruangan.
Karena otak tak mampu menanggung perubahan drastis ini, banyak yang luput memperhatikan sosok Penjaga Pohon berkepala dua setinggi pohon ginkgo berusia ratus tahun yang telah berdiri di depan Penyihir Besar Suci, persis saat Naiwen'eryinke menghantam kaca ajaib ke kepala sang kakak.
Serangan bertubi-tubi Naiwen'eryinke bagai palu godam yang membangunkan setiap kelambanan saraf.
"Xuenai, kau kenapa?!" teriak Ruikadunyaibu sambil menangkis trisula baja dengan tulang Dewata Neraka, bola matanya nyaris terlepas dari soket.
"Cepat pergi dari sini!" Naiwen'eryinke berteriak dengan suara gemetar, trisula baja-nya diayunkan keras. Seandainya Ruikadunyaibu tidak menghindar cepat, parit batu yang terhantam di tanah akan muncul di tubuhnya.
"Cepat katakan apa yang terjadi?" Bahkan kehancuran Artefak legendaris nomor satu Dunia Arwah tidak bisa menandingi pukulan yang diterima Ruikadunyaibu akibat kegilaan Naiwen'eryinke saat ini.
"Karena aku!" Xiao Hulijing menggerakkan pinggang rampingnya dengan anggun, maju ke depan untuk menjawab pertanyaan di hati Ruikadunyaibu.
Naiwen'eryinke akhirnya menghentikan serangannya.
Karena luka parah, Komandan Sungai Darah yang gerakannya lamban ini sama sekali tidak bisa mengancam Ruikadunyaibu secara nyata. Seandainya komandan kedua Dunia Arwah tidak enggan menyakiti adiknya sendiri, Naiwen'eryinke pasti sudah menjadi tumpukan daging mati.
Semua mata berputar mengarah pada kecantikan magis rubah jelita ini.
Jubah ritual dari bulu merak tujuh warna memantulkan aura magis di bawah sinar matahari. Kecantikan Helen membuat semua pandangan tertegun, tapi tak ada yang menyadari bahaya dari pesona mematikan ini.
"Pandangan empat elite Bangsa Iblis hampir membeku. Setelah melihat jelas kecantikan gadis Fox ini, mereka bahkan merasa perjalanan ke Benua Aigean yang penuh pengorbanan ini menjadi berharga karena bisa menikmati keindahan ini dari jarak dekat."
Ai Wei'er dan Ailijie terbang keluar dari "Pintu Langit" secara bersamaan, bahkan belum sempat berdiri di belakang Lao Liu mereka sudah mulai berdebat.
"Ini kan Artefak legendaris! Kenapa kamu menyuruh Naiwen'eryinke menghancurkannya, Xiao Hulijing!" Umar bos ini masih cukup objektif.
"Dasar gadis boros! Kapan kamu bisa membuatku tenang?" Ai Wei'er mengetuk kepala Helen dengan tongkat sihirnya: "Katakan, berapa banyak Artefak legendaris yang kamu bawa sebagai mas kawin? Sombong sekali!"
"Bukan aku! Itu trik Panglima Sungai Darah sendiri! Dia yang sengaja melakukannya!" Wajah Helen memucat karena marah, bertengkar sengit dengan Ai Wei'er sementara Bunga Aiqin dengan senang hati memanas-manasi situasi.
Suara manis ketiga gadis cantik ini bagaikan nyanyian, ditambah kecantikan mereka yang melebihi bunga, membuat pertengkaran mereka terlihat seperti pertunjukan yang memukau para penonton.
"BERHENTI BERTENGKAR!" Teriakan menggelegar bagai guntur yang merusak pemandangan ini akhirnya mengakhiri perseteruan tiga nyonya bos.
Jika tatapan tajamnya bisa diubah menjadi nyala api, Ruikadunyaibu sudah membakar seluruh daratan menjadi abu.
"Jika kecemasan dalam nada suara bisa diubah menjadi suhu, Ruikadunyaibu sudah mengubah seluruh langit menjadi oven."
Di hadapan aura penguasa Dunia Arwah yang tak tertandingi ini, wajah bunga Helen memucat ketakutan. Tanpa sadar dia mundur selangkah hampir membentur dada Lao Liu. Bahkan Ailijie dan Ai Wei'er yang biasanya tak takut apapun juga terpana.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Dua napas kemudian, Ruikadunyaibu kembali tenang. Sikapnya yang sangat tidak wajar ini mirip ketenangan sebelum badai, lebih menakutkan daripada kemarahan yang ditunjukkannya tadi.
"Bego~ Sembahyun padaku, baru kukasih tahu!" Burung beo kecil ini menggoda jun yang bisa mengguncang dunia bawah dengan sekali injak kakinya.
Ruikadunyaibu merasa darah naik ke kepala, hampir pingsan.
"Pernah dengar mantra 'Pujian Kehidupan' dari Pendeta Bimon?" Liu Zhenhan menyilangkan tangan sambil tersenyum manis mengajukan pertanyaan.
Sebenarnya dalam Rencana sebelum perang yang dibuat Feilengcui, penyerang utama sesungguhnya adalah Helen Lena.
Melawan Naiwen'eryinke yang ahli sihir Berbual B plus sekumpulan makhluk neraka tingkat super, Lao Liu tentu harus menanam trik licik bertubi-tubi.
Secara teori, jika khimera Landak peliharaan magis Helen berhasil membunuh Komandan Sungai Darah, tentu itu kabar baik—kemungkinan ini hampir nol, bahkan jika mengabaikan sihir dan hanya bertarung tangan kosong, Komandan Sungai Darah membunuh seekor khimera Landak sama mudahnya dengan melihat garis telapak tangan terbalik.
Tapi Helen adalah pendeta "Pujian Kehidupan". Jika makhluk cerdas berwujud manusia sungguhan membunuh peliharaannya, dia hanya bisa menggerutu dan menerima nasib; jika yang membunuh bukan makhluk cerdas berwujud manusia sejati, bersiaplah menerima "kontrak jiwa" yang otomatis ditransfer!
Naiwen'eryinke adalah jun iblis tingkat puncak dari dimensi lain, kemampuan dasarnya yang luar biasa sejak lahir jelas berbeda dengan makhluk cerdas berwujud manusia yang mengandalkan kerja keras dan kecerdasan untuk mengubah dunia!
Sasaran utama "Pujian Kehidupan" adalah keberadaan kuat semacam ini yang terlahir dengan sendok emas di mulut!
Dunia ini selalu adil: semakin hebat kemampuan bawaan sejak lahir, semakin kuat pula roda takdir yang mengikat!
Namun setelah tiba di Hutan Salib Selatan, kedatangan tamu tak diundang secara bertubi-tubi telah mengubah situasi secara drastis; Setelah pertempuran tiga pihak yang mengguncang langit dan bumi dimulai, Lao Liu yang terbuai dalam mimpi "belalang memangsa jangkrik, burung pipit mengintai di belakang" pun melupakan hal ini. Baru sekarang ini ia tersadar bahwa Helen ternyata telah menyelesaikan misi pra-perang secara diam-diam - Sejujurnya, setelah sepuluh wilayah kekuasaan menutupi langit, Naiwen'eryinke yang terluka parah sudah lama diabaikan oleh semua orang.
Mendengar istilah "Pujian Kehidupan" yang legendaris dan penuh wibawa ini, bukan hanya Ruikadunyaibu, bahkan empat elit Bangsa Iblis dan para Penyihir manusia pun menarik napas tajam.
Sekalipun seseorang sangat terisolasi dari dunia luar, Perang Hyjal yang termasyhur sepanjang masa pasti pernah didengar oleh mereka yang memiliki telinga.
Dalam pertempuran epik yang menentukan penguasa sejati Aiqin itu, kisah Pendeta Naga Bimon Kochis yang bergantung pada naga elemen angin Hesky untuk melawan sepuluh Ksatria Naga manusia, dan hampir melakukan "pembalikan keadaan ala ikan asin" melalui "Pujian Kehidupan", telah menyebar seperti angin ke berbagai tingkat dimensi.
Sebenarnya dalam hierarki pengguna elemen, Pendeta Bimon selalu sulit masuk ke dalam perhatian utama, namun mereka kerap memberikan kejutan tak terduga bagi dunia. Baik "Pencerahan Kebijaksanaan" yang diwariskan melalui hubungan guru-murid, "Kilat Berantai Nebula" yang mengorbankan nyanyian perang untuk meningkatkan kekuatan serangan, maupun "Transformasi Liar Permanen" yang baru-baru ini dianugerahkan Shaman Divine Comedy kepada hampir seribu prajurit Timur sekaligus – semuanya membuat orang mulai memandang serius profesi religius yang unik ini.
Kini "Pujian Kehidupan" yang termasyhur muncul dari debu sejarah, langsung menunjukkan hasil yang mencengangkan. Selain Panglima Dunia Arwah yang diliputi kesedihan, para pengamat dari Bangsa Iblis dan manusia merasakan gejolak emosi yang kompleks, bagai beragam saus tercampur dalam hati.
"Sinar Kekuasaan Tongkat Sefrus sekali pakai langsung mendingin, sekarang sudah habis! Cermin Penghancur malah lebih parah – sudah hancur lebur! Masih ada jurus atau artefak legendaris yang belum kalian gunakan? Jangan sungkan!" Liu Zhenhan tak menyia-nyiakan kesempatan untuk melontarkan sindiran tajam kepada pemimpin Dunia Arwah dan Iblis yang sebelumnya sok jumawa: "Tapi sebelumnya, aku ingin kalian membuka mata lebar-lebar! Meskipun kedua artefak legendaris itu masih berfungsi, apa bisa menggangguku?"
Pasangan mata kosong nan bodoh itu beralih ke Penjaga Pohon berkepala dua yang berdiri di depan Lao Liu.
Semua yang hadir bisa merasakan: Ent yang bertubuh besar ini sama sekali tidak memancarkan gelombang elemen dari tubuhnya.
Penjaga Pohon berkepala dua tentu saja adalah Guo Guo.
Kalung yang dikenakan Lao Liu di lehernya menggunakan liontin "Jian Die Tuo Du". Dengan menempatkannya di mulut dan mengaktifkan kekuatan magis darah, ia bisa berubah bebas menjadi angsa tua atau Penjaga Pohon - setelah transformasi, "Jian Die Tuo Du" akan memblokir semua kekuatan elemen inang, inilah alasan Guo Guo sama sekali tidak memiliki gelombang elemen.
Tanpa kekuatan elemen, bahkan jika tertembak "Sinar Pemusnah" dari Cermin Pemusnah, ledakan kanibal tidak akan terpicu.
Sedangkan "Sinar Kedaulatan" dari Tongkat Kerajaan Saffron hanyalah penganugerahan permanen resistansi magis yang terwujud, tidak mematikan, tertembak pun tidak masalah.
Menghadapi situasi terburuk, Feilengcui tidak tinggal diam. Perlengkapan yang tak ada habisnya adalah modal kebanggaan terbesar Lao Liu.
Tapi harus diakui, kata-kata heroik Liu Zhenhan saat ini hanyalah omong kosong penutup aib belaka.
Awalnya tiga kubu membentuk formasi '' dengan jarak sekitar lima puluh yard antar mereka. Jika Ruikadunyaibu dan Paul Newman benar-benar ingin membunuh Liu Zhenhan, dengan kecepatan tembak "Sinar Kedaulatan" dan "Sinar Pemusnah", sulit dipastikan apakah Guo Guo sempat bertransformasi untuk mencegat.
Sayangnya, Ruikadunyaibu dan Paul Newman tidak menyangka perkembangan situasi seperti ini. Kini penyesalan sudah terlambat.
Meskipun penduduk asli Aiqin kehilangan dua Archmagister, mereka masih memiliki banyak petarung handal. Sekarang bahkan jika sisa kekuatan ras neraka dan Bangsa Iblis digabungkan, tak mungkin lagi melakukan apa pun.
Perkataan Liu Zhenhan bagai bahan peledak. Saat Ruikadunyaibu dan empat pimpinan tertinggi Bangsa Iblis hendak membalas, prajurit manusia Iguain di depan Master Stefano langsung mencengkeram seruling perak di lehernya, meniupnya dengan lembut. Seketika lingkaran cahaya perak berkilauan muncul, dan dari kabut cahaya yang bergerak ritmis di udara, seekor naga perak raksasa yang luar biasa besar muncul.
Tubuh aerodinamis naga perak ini mencapai panjang 20 meter, sayap dagingnya megah, sisik-sisik peraknya yang berkilauan hampir membutakan mata.
Di antara naga Unsur Angin yang terkenal bertubuh ramping dan elegan, raksasa perak ini bagaikan kurcaci di antara bukit!
Iguain melompat ke pelana naga yang berkilauan perak. Satu tangan memegang pedang, tangan lain mengangkat tombak naga. Dengan tarikan tali kekang, naga perak mengibaskan sayap daging raksasanya, menghalangi jalan udara menuju "jurang ruang-waktu".
Bunyi seruling naga yang nyaring bergema bertubi-tubi. Dua naga perak lagi dan seekor naga putih berukuran besar muncul dari kabut cahaya, membawa tiga prajurit manusia melayang di langit ke-sembilan.
“Bangsat！”Liu Zhenhan menatap kosong keempat ekor naga perkasa yang mengudara di langit, menggeratak beberapa saat sebelum akhirnya mengumpat pelan.
Dari keempat ksatria naga di langit, Lao Liu hanya mengenal satu - Ksatria Naga Putih Denilson dari Kekaisaran St. Francis. Orang ini pernah bertarung dengan Lao Liu sebelumnya. Adapun tiga ksatria naga perak lainnya sungguh aneh - seperti diketahui, dunia manusia hanya memiliki tiga ksatria naga: Lampard di Feilengcui, Garthia di gereja. Lalu dari celah batu mana tiga ksatria naga tambahan ini muncul tiba-tiba?
Lagipula, naga unsur angin baru bisa berubah menjadi naga perak raksasa setelah mencapai tingkat tiga atau lebih. Naga perak sepanjang 20 meter ini mungkin hanya ada pada naga purba! Yang lebih menakutkan, ketiga naga perak ini dipanggil oleh pemuda tampan bernama Igualin dan rekannya - mungkinkah kelompok petualang memiliki kekuatan sebesar ini?
Hanya terkejut selama kurang dari dua detik, Lao Liu kembali menemukan fakta baru.
Napas Naga dan gelombang elemen dari ketiga naga perak ini tidak terlalu kuat, sama sekali tak bisa dibandingkan dengan naga sejati!
Baik dari segi postur maupun aura... ketiga naga perak ini sangat mirip dengan khimera Landak dari Feilengcui!
Jangan-jangan ini juga barang bajakan? Lao Liu agak ragu. Pengetahuan Pendeta Bemon bisa dibilang sangat luas, menguasai ilmu kuno dan modern. Tapi dalam ingatannya, di Benua Aigean sama sekali tidak ada ahli khimera seperti Raksasa Berkaki Lumpur - Kalau benar ada orang seperti itu, tak mungkin tersembunyi di dunia fana.
Empat elit tertinggi Bangsa Iblis dan panglima kedua Dunia Arwah, Ruikadunyaibu, langsung bersiap-siap tanpa gentar, bersiap menghadapi tantangan.
Sisi Feilengcui semua memandang bos. Lao Liu diam-diam memberikan kode mata, mengisyaratkan untuk membiarkan harimau bertarung sendiri.
Alhasil, para Penyihir manusia malah terjebak dalam situasi "menunggangi harimau - sulit turun".
Mereka kali ini hanya datang kurang dari tiga puluh orang. Sekarang dua Archmagister sudah gugur, sisa personil ini jelas tak cukup untuk menghadapi seorang panglima Dunia Arwah, seorang Raja Lich, dua Raja Horor, dan seorang Raja Langit Bersayap Enam - meskipun lawan masih terluka.
Master Stefano malu mengajak Lao Liu mengobrol lagi, menoleh terus memandang dua Archmagister Pa Fan dan Emmanuel di Mesin Terbang Qibulin.
Selatan dan utara Benua Aigean adalah dua dunia berbeda. Baik adat istiadat maupun kepercayaan sama sekali bertolak belakang, negara-negara manusia di kedua wilayah juga selalu berseteru diam-diam. Selatan dipimpin Kekaisaran St. Francis, sedangkan utara dikomandoi Kekaisaran Pompeii.
"Mengapa Master Stefano memimpin tim ke Hutan Bintang Salib Selatan tanpa menghubungi dua Archmagister dari wilayah utara sebelumnya?" Jarak dan sikap dingin di balik tindakan ini jelas terlihat.
Bagaimanapun juga, Master Emmar dan Master Pa Fan tetap bagian dari ras manusia. Pada momen genting ini, kedua Archmagister akhirnya mengesampingkan perselisihan dan turun dari Mesin Terbang Qibulin.
Beckham dan Otga dengan wajah canggung membungkuk meminta maaf kepada bos, lalu diam-diam bergabung dengan barisan penyihir manusia. Lampard ragu sejenak sebelum akhirnya menaiki Hasselbaink dan terbang ke langit.
"Hanya dengan pasukan sedikit seperti ini ingin menghentikan kami?" Yang Mulia Paul Newman meludahkan dahak berdarah, mengusapnya di ujung jari lalu menjilatnya dengan santai.
"Apa lagi yang bisa dilakukan ahli-ahli Aiqin selain mengandalkan jumlah untuk perkelahian massal?" Ruikadun Yabu dengan cerdik melanjutkan sindiran Raja Lich: "Para pengecut ini hanya bisa melakukan serangan tiba-tiba!"
"Perampok yang kurang ajar!" Harga diri ahli terkadang bukanlah kelebihan. Sebagai pria utara, Master Emmar yang berwatak keras tak tahan berteriak: "Kapan Benua Aiqin perlu mengeroyok kalian? Aku akan lawan kalian satu lawan satu!"
Para penghuni Feilengcui menyeringai mendengar ini. Hanya Santo yang layak bertarung satu lawan satu, seorang Archmagister biasa seperti apa yang mau pamer?
“Master Emmar, kalau untuk menghadapi penjajah dari dunia lain saja membutuhkan campur tangan Anda, lalu apa harga diri kami generasi muda ini!” Iguain yang sedang menunggangi pelana perak naga berseru dengan gagah: “Biarkan para perampok ini kami dari pasukan tentara bayaran 'Fajar Perak' yang hadapi!”
Panglima Sungai Tulang Ruikadunyaibu dan Raja Lich Paul Newman hampir tidak bisa menahan amarahnya. Bagaimanapun mereka adalah penguasa tertinggi yang pernah menguasai dunia, bahkan tak terhitung makhluk super pun harus merunduk di hadapan mereka. Kini dalam keadaan terpuruk, mereka ternyata dianggap remeh oleh anak kecil.
“Obisilachi! Aku saja belum tentu berani bicara seenaknya!” Liu Zhenhan menghela nafas: “Sudah lama kudengar anak muda zaman sekarang demi meraih status tinggi sengaja mencari masalah dengan pahlawan ternama agar bisa langsung melesat, rupanya rumor itu memang benar.”
Tiga gadis cantik dan dua pemuda tampan melangkah keluar dari barisan penyihir manusia, berdiri berhadapan langsung dengan raja-raja dari ras iblis dan setan sambil saling memandang dingin.
Di antara tiga gadis cantik tersebut, satu adalah elf rambut hijau, dua lainnya berambut emas - semuanya memiliki wajah ayu dan tubuh molek. Profesi mereka berturut-turut adalah pastor, pemanah, dan penyihir. Dari dua pemuda, satu membawa belati dan busur kecil mirip pencuri profesional; satunya lagi adalah kurcaci kekar dengan kapak roda besar di tangan, janggut coklat lebatnya hampir menyentuh lutut.
"Sama seperti tiga ksatria naga perak di udara, para pemuda yang berpakaian tentara bayaran ini juga mengenakan lencana perak dengan motif matahari terbit di dada. Di bagian depannya terukir kata-kata dalam tulisan Elvish yang anggun: 'Perak Fajar'!"
"Master Stefano, Anda tidak benar-benar akan menyuruh anak-anak ini bertarung sampai mati, kan?" Master Emmar tak tahan berteriak, "Ini bukan saatnya bercanda!"
"Kamu bicara begitu karena tidak tahu reputasi 'Perak Fajar'," Master Stefano menghindari jawaban langsung, "Alasan kami bisa datang ke Hutan Salib Selatan adalah berkat pencuri dari pasukan tentara bayaran 'Perak Fajar' yang menyusup ke hutan untuk memasang formasi teleportasi sihir di lokasi aman."
"Lalu itu apa?" Liu Zhenhan menunjuk naga perak di langit.
"Mereka seperti Landak Batu Feilengcui, tapi bukan dari kaca patri melainkan air raksa," jawab Master Stefano dingin, "Kau bisa sebut mereka khimera air raksa."
Liu Zhenhan akhirnya membuktikan dugaannya benar. Manusia memang manusia, sudah bisa menciptakan khimera dalam waktu singkat.
Di dunia yang dikenal saat ini, hanya ada satu jenis Monster air raksa yaitu Siput Raksasa Air Raksa milik Gorini; meski belum diketahui cara manusia membuat Khimera Air Raksa, satu hal yang pasti bagi Liu Zhenhan - kedepannya mungkin tidak ada yang akan menjual Landak Batu lagi padanya.
"Para perampok dunia lain yang konyol, kalian sudah ketinggalan zaman!" Teriak penuh semangat Iguaín yang bergema di langit: "Ini bukan era dimana sihir dan ilmu arkan merajalela lagi! Di masa depan, Yang Diberkati Dewata akan menggantikan sihir sebagai arus utama! Hari ini 'Fajar Perak' kami akan membuka tabir misteri terdalam! Rasakan keindahan kekuatan ultimat!"
Yang Diberkati Dewata? Menggantikan sihir? Seruan ini membuat Lao Liu tertegun.
Bab 626 Tembak Markas Komando
Sebagian besar ras beradab di Benua Aigean - baik ras permukaan, ras bawah tanah, maupun ras lautan - memiliki kemampuan ras bawaan dengan kadar berbeda; karunia berharga dari Dewata ini diwariskan melalui garis keturunan, hanya bangkit dalam situasi khusus.
Tapi tidak semua ras beradab memiliki garis keturunan kekuatan supernatural. Contohnya, suku Pigge dan Monyet dalam ras Bimon adalah perwakilan kelas bawah yang khas. Takdir selalu adil. Ras beradab yang terlahir tanpa kemampuan supernatural pun, karena alasan mistis dan tak diketahui, tiba-tiba bisa memiliki kekuatan gaib yang luar biasa pada segelintir orang beruntung, seolah mendapat berkah dewa.
Dibandingkan kebanyakan pemilik kekuatan supernatural, para Yang Diberkati Dewata yang jumlahnya langka biasanya lebih dominan — Phoenix emas yang muncul dari sarang jerami, tentu tak bisa disamakan dengan burung biasa!
Meski belum ada guild profesional untuk pemilik kekuatan supernatural, bila harus mengklasifikasikan level, para Yang Diberkati Dewata jelas adalah "Gunung Himalaya" di antara semua pemilik kekuatan supernatural.
Di Benua Aigean, status Yang Diberkati Dewata selalu menjadi hak paten Bimon suku Monyet, alias manusia.
Terhadap pernyataan arogan Ksatria Khimera Iguaín bahwa Yang Diberkati Dewata bisa menggantikan posisi sihir, Liu Zhenhan secara pribadi menganggap ini sebagai omong kosong kekanak-kanakan yang tak tahu diri.
Peluang kelahiran Yang Diberkati Dewata sungguh terlalu kecil!
Total populasi manusia di Benua Aigean hampir 100 juta. Ada lebih dari seribu penyihir, tapi berapa banyak Yang Diberkati Dewata?
Feilengcui juga punya beberapa Yang Diberkati Dewata, tapi pernahkah pertempuran berdarah bertahan hanya mengandalkan mereka?
Banyak hal tak akan bisa dipercaya sebelum melihatnya sendiri.
Tidak hanya Lao Liu yang berpikir demikian, Raja Lich Paul Newman juga memiliki pemikiran yang sama.
"Yang Diberkati Dewata?" Penguasa dunia iblis ini tersenyum sinis: "Apakah Benua Aigean kalian sekarang sudah sampai pada tahap dimana burung camar Aragorn berkeliaran di mana-mana? Baiklah. Kalau begitu perkenankan aku melihat bagaimana para Yang Diberkati Dewata kalian bisa menggantikan sihir arkan!"
"Sekalian perlihatkan padaku juga." Ruikadunyaibu menyetujui.
"Aku bersumpah, takkan mengecewakan kalian!" Higuain duduk di pelana naga sambil tersenyum dingin: "Robby, mulai sekarang!"
"Saksikan 'Natural Gou Lou Shou'-ku!" Teriak tentara bayaran berpenampilan pencuri di tanah itu sambil menyelipkan busur tangan dan belati ke ikat pinggang, lalu menepukkan kedua telapak tangannya ke depan dengan gerakan menggosok cepat.
Asap kehijauan mulai menyembur dari ujung jarinya, meliuk-liuk di udara membentuk garis lengkung angker sebelum masuk ke hidung tujuh anggota lain Pasukan Tentara Bayaran "Fajar Perak" dan tiga Archmagister Aiqin.
Angin kencang menerpa langit, aliran udara yang bergerak cepat berputar dan menyatu membentuk pusaran naga yang berputar kencang. Batu-batu hijau di tanah retak dengan suara "krak-krak" menyeramkan; Di tengah gempa bumi dan goncangan dahsyat, stalagmit raksasa menjulang dari tanah, pohon-pohon besar di sekitarnya terhisap oleh pusaran seperti naga dan dengan cepat berkumpul di udara. Dalam sekejap, terbentuklah penjara berbentuk sangkar burung tiga lapis yang terdiri dari pagar tunggul pohon, hutan stalagmit, dan dinding pusaran angin, menyelimuti sisa-sisa anggota klan iblis sepenuhnya.
"Penjara tiga lapis alami" ini mencakup area yang sangat luas, meliputi sebagian besar tanah lapang di sekitarnya, bahkan bagian tepinya hampir menjangkau wajah semua penduduk asli Aiqin. Tentara bayaran muda berpenampilan pencuri itu menempelkan telapak tangannya erat pada dinding pusaran angin terluar, tubuhnya kaku tak bergerak, mata tertutup samar, seolah sedang mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh operasi sangkar ini.
Sangkar alami sehebat ini bahkan membuat Lao Liu yang pernah dikurung dalam "Kandang Logam" Kaisar Beckenbauer dari Xiya tak mampu menahan degup jantungnya.
Bersamaan dengan itu, tiga gadis dari pasukan tentara bayaran "Fajar Perak" juga mengaktifkan kekuatan supernatural mereka masing-masing.
"Elf cantik berambut hijau" memegang busur perak, di belakangnya langsung mengembang barrier nebula yang megah dan misterius. Seorang bayi gemuk membawa panah emas, pantatnya terbuka, mengepakkan sayap putih kecil, dengan santai terbang keluar dari barrier, meninggalkan rangkaian tawa polos seperti gemerincing lonceng perak.
Penyihir di antara dua wanita berambut emas melingkarkan tangan di udara, perisai berbentuk hati merah bergaya kartu remi yang indah seperti pelangi langsung muncul di depannya. Perisai semacam ini tidak termasuk dalam aliran sihir mana pun. Gadis kecil berpenampilan pastor di sebelahnya tiba-tiba rambut emasnya memanjang beberapa ren, kilau hitam yang menyilaukan meledak, setiap helai rambut emasnya berubah menjadi ular hitam yang menjulurkan lidah merah dan menari liar. Meski di siang bolong, penampilan seperti hantu danau ini benar-benar mengejutkan para penonton.
"Medusa!" Terdengar teriakan bego dari seseorang yang memaksakan tenggorokannya.
Manusia telah memomokkan ras Bimon bukan sehari dua. Dalam beberapa novel ksatria, citra Medusa digambarkan sebagai wanita aneh berambut ular air. Liu Zhenhan tak menyangka ternyata ada yang percaya pada lamunan mesum sastrawan yang jelas-jelas melanggar hukum alam ini.
"Luar biasa! Sepertinya selain prajurit kurcaci yang tak punya kemampuan khusus, sisa anggota pasukan tentara bayaran 'Fajar Perak' ini semuanya adalah Yang Diberkati Dewata!" Ai Wei'er menyapu pandangannya ke tiga ksatria naga perak di langit. Selain Iguaín, dua ksatria naga perak lainnya - satu tubuhnya dibalut sulur daun hijau lebat dengan polong-polong tumbuh, satunya lagi memiliki tentakel pisau cukur perak yang menjuntai dari tulang rusuknya, bergoyang tak menentu.
Sebagai pemimpin, Iguaín pasti bukan komandan tanpa pasukan. Xiao Ai menduga kemampuan khusus bocah manusia ini tidak terlihat dari penampilan luarnya.
"Ini disebut Yang Diberkati Dewata?" Liu Zhenhan agak kecewa. Dalam pikirannya, hanya mereka yang mampu menguasai penuh satu elemen lah yang pantas menyandang gelar mulia "Yang Diberkati Dewata". Anak-anak ini jelas tidak sebanding dengan sang kavaleri Aragorn dalam sejarah yang bisa mengendalikan mayat hidup, paling-paling setara dengan Putri Duyung yang punya dasi kupu-kupu bawaan lahir.
Tapi yang mengejutkannya, tentara bayaran kurcaci itu ternyata memanggil kendaraan tunggangan: seekor Siput Raksasa Air Raksa dengan ulir halus berkilau perak.
Mungkin karena posturnya terlalu kecil untuk memakai zirah khimera sebesar itu, akhirnya tentara bayaran kurcaci ini mengangkat kapak perang rodanya dan menunggangi cangkang Siput Raksasa Air Raksa. Tatapannya yang tajam justru menciptakan kesan gagah yang unik.
Di alam liar hampir tidak ada tunggangan yang cocok dengan postur tubuh Kurcaci, hanya beberapa kadal dan trenggiling yang hidup di gua bawah tanah yang memiliki "dasar lebih rendah", mampu menahan berat badan besar Kurcaci sekaligus sesuai dengan postur tubuh pendek mereka.
Secara umum, Kurcaci yang memiliki tunggangan adalah prajurit berkumis kepang terhebat.
Namun tentara bayaran Kurcaci ini jelas belum menjalani upacara kedewasaan karena kumisnya belum dikepang; memiliki tunggangan monster tingkat tinggi meski masih di bawah umur, hal ini menunjukkan kekuatannya secara tidak langsung.
Ruikadunyaibu dan Raja Lich Paul Newman sama sekali tidak menganggap remeh anak-anak ini, bahkan tidak mau memanggil perisai magis, menunjukkan sikap "silakan serang saja" layaknya ahli sejati.
Delapan anggota pasukan tentara bayaran "Fajar Perak" tetap tenang, hanya tiga ksatria khimera Landak yang melakukan beberapa kali penyelaman uji coba tanpa menggunakan kekuatan, hanya mengandalkan sinar pedang untuk menggoda dua Raja Agung dari tingkat dimensi berbeda.
Raja Langit bersayap enam Stockton sendiri yang mengusir mereka.
Tiga Archmagister hanya melipat tangan, seolah tidak terlibat.
"Berenyem-renyem terus begini?" Helen menengok ke sekeliling. Melihat situasi yang mandek secara canggung, dia merasa agak frustrasi.
“Peliharaan magisnya, Naiwen'eryinke, juga terjebak dalam sangkar kekuatan yang disebut 'Tangan Pengait Alami'. Sekarang para penguasa tertinggi dari ras Iblis dan Dunia Arwah, serta pasukan tentara bayaran 'Fajar Perak' yang memprovokasi, semuanya terlihat santai. Tak ada yang terburu-buru menyerang, seolah sedang mengincar dan menunggu momen pertempuran yang tepat. Sampai kapan kita akan terus menunggu begini?”
"Menarik." Lao Liu terkekeh licik sambil menurunkan volume suaranya: "Ruikadunyaibu dan Paul Newman bukan takut pada anak-anak ini. Mereka sedang waspada terhadap kita! Tapi tentara bayaran manusia ini meski muda, cukup matang juga. Kalau mereka nekat menyerang tanpa pikir panjang, entah akan jadi seperti apa dipukulinya nanti!"
“Apa yang harus kita lakukan?” Yitiao memandang bosnya dengan tatapan memelas: “Benar-benar menarik diri?”
“Kita semua terluka, terutama kamu, sudah saatnya istirahat.” Lao Liu menepuk bahu Yitiao, sembari diam-diam memberikan isyarat taktis kepada Nedved yang berdiri di sisi Sang Raja.
“Kalau manusia begitu hebat, biarkan mereka yang maju dulu.” Ai Wei'er sengaja berbicara keras: “Aneh, kok sepertinya ada bau mantra terlarang lagi?”
“Richard!” Master Stefano tersentak oleh ejekan dingin itu, janggut putihnya bergetar. Dengan bibir pucat yang gemetar, dia membentak Lao Liu: “Ventola dan Rijkard juga bisa dianggap sebagai sahabat dan gurumu, apa kau tega melihat mereka gugur demi Aiqin tanpa berbuat apa-apa? Apakah melawan agresi hanya tanggung jawab kami manusia?”
Menilai hati orang terhormat dengan pikiran picik. Liu Zhenhan mencebik, memalingkan kepala dan mengabaikan sang Archmagister.
Kapan Laozi pernah berniat melepaskan pemimpin ras iblis dan undead?
Kapan Laozi tidak melawan agresi?
Tapi harus ada rencana yang jelas untuk pertempuran ini!
Kalau para ahli itu benar-benar nekat kabur, siapa yang bisa menghadang?
Jangan lupa, Raja Lich Paul Newman belum melepaskan wilayah kekuasaannya!
Kesempatan datang dengan menunggu. Ingin menjadikan Laozi tumbal? Mimpi! Liu Zhenhan bersumpah dalam hati, takkan melakukan hal di luar kemampuan Feilengcui.
“Kami juga membawa Master Sosa, yang baru saja gugur!” Master Stefano masih bersikeras: “Kami juga membawa ‘Gulungan Sihir Angin Zaman’, yang ikut hancur dalam ‘Cahaya Pemusnahan’ bersama Master Sosa. Richard, apa kau sama sekali tak peduli? Pengorbanan manusia juga sangat besar!!!”
Liu Zhenhan mendengar ini merasa jengkel sekaligus geli.
Sosa adalah salah satu penyihir berbakat yang diakui oleh Serikat Sihir Aiqin sebagai jenius abad ini. Di usia 31 tahun ia telah menjadi Magister Sihir, dan diprediksi akan naik pangkat menjadi Archmagister sebelum usia 60 tahun. Adapun "Gulungan Sihir Angin Zaman" ini, sama seperti "Gulungan Sihir Penghentian Waktu" yang pernah dicicipi Lao Liu, berasal dari tangan yang sama - termasuk dalam sepuluh gulungan warisan legendaris Einstein si Jenius Sihir Angin yang menciptakan sihir waktu. Sihir serangan tunggal ini mampu mempercepat aliran waktu, dengan peluang 21.35% untuk mengubah target menjadi fosil kuno. (PS: Ketepatan presentase hingga desimal ini justru membuktikan keseriusan sihir Aiqin.)
Tapi masalah apa semua kerugian ini bagi Lao Liu?
Bisakah kerugian-kerugian ini dibandingkan dengan kerugian Feilengcui dan bangsa naga?
Hutan Salib Selatan kelak pasti akan dijuluki "Air Mata Naga" - separuh dari khimera Landak koleksi Lao Liu habis dikorbankan di sini!
"Aku... terlalu kecewa padamu!" Melihat ekspresi dinginnya, Archmagister yang paling dekat dengan Dewata ini benar-benar sakit hati dan frustasi.
“Bukan aku mengejek ketidaktahuan dan kelemahan manusia. Tapi kalian benar-benar kekurangan keberanian menghadapi petarung kuat!” Liu Zhenhan tak tahan membalas tuduhan Archmagister itu: “Apa masalahnya dengan dua artefak legendaris tadi? Apakah kehilangan cara melawan harus membuat kalian berkerumun seperti kawanan burung puyuh? Kalian manusia, bukan puyuh! Sekarang juga, cuma ada Raja Lich, panglima Dunia Arwah, plus tiga bajingan Bangsa Iblis. Tanpa artefak pun apa yang perlu ditakuti?”
“Aku cuma mau tanya satu hal, Richard. Maukah kau membantu kami?”
“Aku adalah aku, kalian adalah kalian! Tanpa kalian pun, aku tetap berani datang ke Hutan Salib Selatan!” Liu Zhenhan menyeringai sinis: “Yang bisa menolong kalian cuma diri sendiri, bukan aku! Urusan Feilengcui tak perlu dicampuri manusia. Otakku meski bodoh, tak perlu mantra terlarang untuk mencerahkannya!”
Empat Raja Bangsa Iblis dan Ruikadunyaibu menyilangkan tangan, wajah penuh ejekan, berdiri kaku dalam tiga lapis sangkar sambil menyaksikan perselisihan penduduk asli Aiqin.
“Master Stefano, biarkan Pasukan 'Fajar Perak' kami yang membuktikan pada Penyihir Besar Suci bahwa manusia bukan burung puyuh!” Ikatan naga digetarkan oleh Iguain yang muda berang, terompet serangan total ditiup dengan penuh amarah.
Ksatria naga perak bajakan yang dipenuhi tali rotan pertama kali menembak. Kacang-kacangan di tubuhnya terbuka seperti mulut, "kreek-kreek" memuntahkan kacang hijau bulat tak terhitung; Ksatria naga perak mirip gurita itu juga mengibaskan tentakel pisau cukur perak, melontarkan pisau terbang berkilauan sepadat hujan panah.
Di tanah, pastor kecil yang menyerupai perwujudan Medusa legendaris mengulurkan ular air hitam dengan desisan "sisss-sss", mulut ularnya meregang ke depan secara ekstrem; Pemanah elf di sampingnya menarik tali busur, melesatkan empat anak panah panjang. Kupid elemen di atas juga menarik busur emas kecil, tertawa manis sambil melepaskan sinar keemasan menyilaukan.
Penyihir tentara bayaran berambut emas itu ternyata menguasai sihir pasir langka. Setelah tongkat sihirnya diayunkan, pusaran pasir kuning tiba-tiba muncul di bawah kaki Raja Suku Iblis dan Arwah di tiga lapis penjara, berputar gila seperti corong yang terus mengisap.
"Hanhai Pasir Hisap!"
Ini adalah mantra tinggi yang khusus untuk serangan darat!
Prajurit kurcaci menggeser pantatnya mengendalikan Siput Raksasa Air Raksa, melepaskan dua semburan "peluru kendali air raksa", bersama rekan-rekan mereka menyerang pemimpin Suku Iblis dan Arwah.
Selain Yiguayin dan pencuri yang kedua telapak tangannya menempel pada sangkar tiga lapis, enam anggota sisanya dari pasukan tentara bayaran "Fajar Perak" secara serentak melancarkan serangan bertubi-tubi tiga dimensi dari langit ke bumi terhadap dua penguasa tingkat dimensi!
"Ini lumayan menarik." Liu Zhenhan yang paling suka melihat orang berkelahi ramai-ramai segera memanggil Fatty Luo untuk mengambil bola kristal Di Wei.
Pasukan tentara bayaran "Fajar Perak" ini memang punya trik licik. Baik serangan sihir Ruikadunyaibu maupun empat elit tinggi bangsa iblis, semua menghantam dinding dalam sangkar tiga lapis dan berhamburan menjadi pecahan elemen. Stalagmit, kayu totem, dan pilar angin yang mengalir seperti air terus bergerak membentuk pagar yang seakan-akan diperbaiki setiap saat - hancur satu bagian langsung terganti oleh yang baru tanpa henti.
Sementara serangan tentara bayaran manusia dengan mudah menembus tiga lapisan sangkar ini, menghujam ke dua pemimpin dimensi yang berdiri di dalamnya.
Lao Liu akhirnya tersadar. Pantas saja para penyihir manusia hanya berdiam diri! Rupanya sangkar tiga lapis yang dibentuk dengan "Tangan Pengalih Alam" ini memiliki "izin serang"! Diduga asap sepuluh jari yang diusapkan pencuri di awal pertempuran itu adalah metode konfirmasi "izin serang"!
Tapi Lao Liu masih bingung: Asap jari itu jelas-jelas juga masuk ke hidung tiga Archmagister Aiqin, tapi ketiga orang tua itu tetap berpose keren tanpa sedikit pun berniat ikut menyerang.
“Pencuri manusia ini meletakkan kedua tangannya di barrier, terlihat khusus mengendalikan operasi barrier kurungan ini. Tanpa izinnya, tak ada yang bisa melewati tiga lapis kurungan dari materi alami ini.” Bunga Aiqin mengonfirmasi pemikiran Lao Liu: "'Penanganan Celah Alami', nama ini sangat tepat, langsung terasa makna 'tanpa celah'."
"Luar biasa! Kurungan alami ini menggunakan bahan lokal yang tak pernah habis! Jika belenggu ini tak bisa dihancurkan, bukankah tentara bayaran manusia ini bisa semena-mena menyiksa orang sial dalam kurungan?" Mata Ai Wei'er berbinar, ia berbalik memeriksa kembali pasukan tentara bayaran manusia di kejauhan.
Sihir interceptor mereka hancur sia-sia di barrier, sementara serangan musuh bebas menembus barrier untuk menyerang. Perubahan tak terduga ini membuat para pemimpin ras iblis dan bangsa neraka menelan kerugian diam-diam.
Dalam situasi kritis yang mendadak ini, Raja Lich yang berpengalaman dan Panglima Sungai Tulang dengan mudah melepaskan gelombang sihir kedua, menyapu serangan yang datang. Raja Langit Bersayap Enam yang mahir dual cultivation juga tampil memukau: Pedang Perang Jianni Blue Castle yang dijuluki "Lentur Melilit" bergetar di ujungnya, menyemburkan pola pedang berbentuk teratai raksasa yang menghancurkan ribuan ular air hitam yang menerjang.
Hanya dua Raja Horor generasi baru yang agak kewalahan. Hujan polong di langit dan badai pisau terbang, pasir hisap di tanah, ular hitam dan peluru kendali air raksa, ditambah empat anak panah panjang yang mengarah ke mereka berdua. Jika bukan karena campur tangan Raja Lich, mereka hampir harus mengandalkan perisai arkan untuk menahan serangan ini.
Namun panah cahaya emas yang ditembakkan oleh Cupid Elemen itu langsung menghilang seketika, bahkan mengabaikan perisai arkan, dan menancap dalam di dada kiri seorang Raja Horor.
Serangan tembus!
Panah cahaya emas dari Cupid Elemen ternyata adalah serangan tembus!
Jika digunakan melawan penyihir manusia yang fisiknya lemah, satu panah ini bisa menentukan kemenangan!
"Akhirnya menunjukkan aura Yang Diberkati Dewata!" Liu Zhenhan menggerutu. Tentara bayaran manusia ini cukup berpengalaman. Target serangan mereka jelas adalah Raja Horor yang paling lemah, menunjukkan strategi menghindari yang kuat dan memutus satu jari daripada melukai sepuluh. Dari sini terlihat mereka punya pemahaman jelas tentang kemampuan diri dan musuh, tidak terlalu sombong.
"Terlihat jelas Ruikadun Yabu dan Paul Newman hanya sedang menguji kemampuan mereka. Jika bukan karena sedikit khawatir pada kita, mana mungkin komandan Dunia Arwah dan Raja Lich dunia iblis akan berlambat-lambat seperti ini." Ailijie tersenyum bangga dengan anggun.
"Memang benar." Lima ahli kuat dari ras Arwah dan Iblis masih tetap berdiri di atas "pusaran pasir hisap" yang terlihat cukup hebat, sama sekali tidak berniat melayang ke udara. Kemampuan pertahanan magis sekuat ini membuat beberapa Penyihir manusia yang belum banyak melihat dunia menelan air liur "gloops-gloops".
"Peliharaan Magisku..." Helen merengek dengan wajah cantiknya yang muram, ekor merah berbulunya gelisah bergerak-gerak.
Naiwen'eryinke telah kehilangan semua kekuatan elemennya, terjebak dalam sangkar tiga lapis, tidak bisa masuk maupun keluar. Jika bukan karena perintah Helen yang menyuruhnya menghindar dengan cepat, nyaris tertelan bencana "pusaran pasir hisap". Namun meski begitu, pisau terbang perak dan hujan polong yang jatuh dari langit tetap membuat panglima Dunia Arwah ini berlubang-lubang seperti saringan darah.
Kulit tebal dan tubuh kekar Naiwen'eryinke mungkin tahan menerima beberapa pukulan, tapi setelah terluka parah terus menerus menerima siksaan tak henti-henti seperti ini juga bukan solusi.
“Ada yang tidak beres!” Xiao Hulijing tiba-tiba menyadari keanehan. Pisau terbang perak yang menembus tubuh Naiwen'eryinke kembali terbang ke udara dengan tetesan darah, menyusun kembali tentakel gurita. Namun biji kacang hijau yang ditembakkan Sang Legume, justru mulai bertunas hijau segar di luka Komandan Sungai Darah. Seolah menyerap nutrisi daging-darah, tunas itu tumbuh dengan kecepatan luar biasa. Dalam sekejap, seluruh tubuh Naiwen'eryinke diselubungi jubah anyaman daun halus, membuatnya terlihat seperti katak hijau mengkilap.
"Sial! Tali rotan parasit!" Liu Zhenhan menarik Helen yang panik. Ia tak menyangka kekuatan Yang Diberkati Dewata ini begitu angker - biji legume yang ditembakkannya ternyata benih parasit. Di alam liar pun ada tumbuhan khusus semacam ini. Begitu biji atau spora tertanam di tubuh, sekuat apapun fisik akan dijadikan pupuk tinja oleh tanaman parasit.
"Bagaimana ini?" Mata Helen memerah. Baru saja ia menangisi khimera Landaknya, tak ingin menangis untuk kedua kalinya.
Naiwen'eryinke yang kehilangan kekuatan elemen hanyalah pria bertubuh besar dan kekar. Mustahil bertahan dari serangan jahat nan aneh seperti ini!
Ruikadunyaibu bahkan lebih cemas daripada Helen. Melihat adiknya berjongkok sambil merobek-robek tunas hijau di tubuhnya dengan teriakan aneh, hati Komandan Sungai Tulang ini remuk redam.
“Xuenai, jangan tinggalkan sisi ku lagi!” Ruikadunyaibu langsung berteleportasi ke samping adiknya, memancarkan lingkaran cahaya "Penyerapan Ruang" yang menyedot semua polong yang menembus tubuh Naiwen'eryinke ke udara dan menghancurkannya menjadi partikel halus.
Sepertinya teringat bahwa Naiwen'eryinke sekarang sama sekali tak bisa mengendalikan diri, Ruikadunyaibu mengangkat kepala dengan kasar dan melototi Helen.
Xiao Hulijing teriak ketakutan sambil melambai-lambaikan tangannya.
Setelah mengetahui kekuatan sejati tentara bayaran manusia ini, Empat Raja Bangsa Iblis secara kompak mengonsentrasikan sihir arkan untuk menggempur tiga lapis sangkar. Dua Raja Horor bahkan melepaskan 200 Prajurit Kebencian Kristal bertubuh besar yang membawa sabit dan kait raksasa, mulai menghujani tembok sangkar dengan gebukan dan tebasan liar.
Melihat kelakuan arogan Bangsa Iblis, banyak Penyihir manusia yang tak bisa menahan diri lagi. Mereka melepaskan berbagai sihir untuk mengurangi semangat lawan.
Kecuali anggota pasukan "Fajar Perak", semua serangan baik dari dalam maupun luar sangkar berhasil dihalau oleh "Tangan Penghalang Alami" yang ditempelkan tentara bayaran pencuri di dinding tiga lapis sangkar.
Serpihan batu beterbangan, remukan kayu memenuhi langit, pilar angin yang menderu-deru melolong pilu dalam tabrakan beruntun.
Stalagmit, kayu, dan pilar angin yang terus bermunculan dengan cepat memperbaiki setiap titik lemah, mempertahankan kekokohan tiga lapis sangkar secara terus-menerus.
“Bahkan teleportasi Ruikadunyaibu pun tidak bisa keluar, ini akan jadi tontonan menarik.” Ekspresi Lao Liu semakin serius. Tadinya dia mengira Eguain Berbual B terlalu membesar-besarkan. Ternyata pemuda ini dan kawanannya benar-benar bukan orang sembarangan.
Kekokohan tiga lapis kurungan ini jelas di luar perkiraan Ruikadunyaibu dan empat Raja Dunia Iblis. Mereka mulai menyingkirkan semua sikap meremehkan, serius mengamati para manusia muda ini.
Empat "Roda Api Neraka Penusuk Jantung" ditambah satu "Peluru Kendali Rantai Ruang" menghantam tiga lapis kurungan. Serangan sihir penusuk ini dipilih karena terperangkap dalam kurungan alami aneh - bahkan teleportasi tak bisa menembus belenggu. Wajar jika Ruikadunyaibu dan Empat Raja Bangsa Iblis menggunakan serangan tembus!
Target mereka adalah pencuri muda yang kedua telapak tangan menempel erat di penghalang, berkeringat deras mempertahankan siklus stabil tiga lapis kurungan.
Empat serangan sihir berat dengan level terendah setara tingkat pemandu, hanya berhasil menembus lingkaran stalagmit lapisan terdalam. Pagar kayu di lapisan kedua tiga kurungan hancur hingga tak berbentuk.
Pilar angin di lapisan terluar tiga kurungan meraung-raung aneh, seolah mengejek ketidakmampuan ahli kuat tingkat langit ini.
Kekuatan aneh bernama "Tangan Penjebak Alam" ini melebihi semua perkiraan. Bahkan dalam level tertentu sudah mendekati konsep kekuatan wilayah!
Tiga Archmagister yang selama ini diam-diam berjaga-jaga akhirnya menunjukkan ekspresi lega. Terikat oleh status mereka, di tengah kerumunan orang, sungguh memalukan untuk ikut serta dalam perkelahian massal.
Raja Lich Paul Newman akhirnya benar-benar murka.
Dua Raja Horor bergandengan tangan dengannya, melantunkan skala mantra yang lantang dan merdu.
"Mantra Sihir Gabungan!" Ailijie yang paling memahami bangsa iblis segera mengenali sihir arkan ini. Ahli sihir arkan bangsa iblis telah menguasai teknik gabungan sejak 10.000 tahun lalu, mampu menyatukan kemampuan beberapa ahli sihir untuk melepaskan sihir super kuat dengan efek bertumpuk!
Sampai saat ini, para Penyihir di Benua Aigean masih belum mampu melakukan hal serupa!
Secepat kilat, "Roda Penusuk Tiga Lapis" yang menyemburkan Api Neraka bergejolak melesat seperti kapak yang dihujamkan oleh amarah Raja Lich ke arah pencuri manusia di luar sangkar tiga lapis.
Roda Api Neraka menerobos hutan stalagmit, menyambar kayu pagar totem, menembus dinding pusaran angin, menghujam keras pencuri yang menempelkan kedua telapak tangan di sangkar tiga lapis. Mayatnya tercabik menjadi dua, menyemburkan ombak darah yang menghantam perisai hati merah di depan penyihir wanita berambut emas sebelum akhirnya menghilang.
Setelah pencuri manusia terbunuh, stalagmit yang berterbangan, kayu-kayu totem, dan pusaran angin pun berjatuhan ke tanah bagai layu.
"Lagi dua kilatan cahaya dingin!" Bajingan yang jatuh dari langit seperti kilat melesat, meninggalkan ledakan suara menusuk di telinga.
Rantai cahaya perak yang bergoyang seperti ular berekor berderak dan bilah ruang yang berputar-putar, melukai jejak aerodinamis di udara, menghujam perisai Hati Merah dengan kecepatan tak terlihat mata!
Aliran telepati yang lebih kuat dari kilat, bagai cambuk budak yang diacungkan Raja, mencambuk tanpa ampun bagian tengah perisai raksasa Hati Merah. Derit menusuk telinga itu hampir mampu menyedot jiwa dari tubuh.
"Kiamat yang Terkoyak!" Ini adalah manifestasi tertinggi serangan telepati!
Bilah ruang yang menghantam perisai Hati Merah tiba-tiba mekar seperti merak, ribuan serpihan beterbangan bagai kawanan lebah, memenuhi pandangan dengan kilau perak.
"Dimensi Equation Slash!" Ini adalah sihir tingkat tinggi ruang. Pergeseran lempeng persamaan, menghimpun kekuatan serangan tunggal sekaligus daya hancur area!
Ruikadunyaibu telah menguasai ritme pertempuran Empat Raja Bangsa Iblis. Pada momen paling tepat ini, ia menyergap dengan sinkronisasi Raja Langit Bersayap Enam, menghantam perisai musuh demi menyapu bersih kerumunan manusia!
Tapi yang tak disangka semua orang, perisai raksasa berbentuk hati merah di depan penyihir wanita berambut emas dari pasukan tentara bayaran "Fajar Perak", ternyata mampu menahan serangan ganda dari Raja Langit Bersayap Enam dan Panglima Besar Dunia Arwah!
"Perisai Penetralan Tenaga Magis!"
Sebagai pemimpin sihir, para peri bunga langsung memahami hakikat perisai hati merah ini saat terjadi pertukaran elemen!
Teknik "penetralan tenaga magis" yang menggunakan tombak lawan untuk menyerang perisainya sendiri, membagi kekuatan elemen sihir serangan menjadi dua bagian yang saling menetralkan - inilah keahlian turun-temurun Xifu!
Tapi "penetralan tenaga magis" Elf Xifu hanya berlaku untuk tubuh manusia dan bersifat sekali pakai. Entah dari mana asal perisai hati merah ini, bisa digunakan berkali-kali tanpa hancur!
Serangan pertama gagal. Empat Raja Bangsa Iblis dan Ruikadunyaibu tidak berlama-lama, satu per satu dengan cepat 'teng' melesat ke angkasa.
Selama tidak ada nyawa melayang, kebuntuan bisa terus berlanjut. Begitu ada korban jiwa, semua tahu pertempuran pamungkas akan pecah. Lebih baik pergi sekarang.
Ruikadunyaibu sempat ingin memeluk adiknya untuk kabur bersama, malah terkena pukulan jantung dari Naiwen'eryinke. Dengan gigit bibir, ia terpaksa meninggalkannya. Andai bukan karena "Pujian Kehidupan", sungguh ingin ia menyelesaikan adiknya sendiri agar Naiwen'eryinke terhindar dari penghinaan.
"Empat Raja Bangsa Iblis dan Ruikadunyaibu" adalah ahli terkemuka dalam sihir ruang. Dalam hal melarikan diri, mereka adalah pakar kelas satu. Hanya dengan satu pertemuan pertama, mereka berhasil melewati empat ksatria naga yang menghalangi jalur pelayaran menggunakan kedipan atau teleportasi, lalu langsung menuju "jurang ruang-waktu" dengan cepat.
Sudut terbang yang dipilih sangat sempurna, baik penyihir manusia maupun penyihir Feilengcui, sudut serangan mereka terhalang oleh empat ekor naga raksasa yang berukuran tiga kali lipat gajah.
"Minggir cepat!" Master Stefano terus-menerus melambaikan tangan ke langit. Kini ketiga Archmagister tidak lagi mempertahankan gengsi. Jika membiarkan pasukan yang mundur ini pergi hari ini, selain potensi masalah di masa depan, mereka sendiri juga merasa sangat disayangkan.
Untungnya "wilayah kekuasaan lubang hitam" telah menyedot seluruh kubah telur menjadi zona vakum magis. Keempat Raja Iblis dan Ruikadunyaibu yang tiba-tiba melakukan teleportasi ke dalam wilayah ini secara tak terelakkan tersedak sejenak - kini tanpa bantuan gelombang mantra terlarang atau wilayah kekuasaan lain, fungsi "penyerapan elemen" dari "wilayah lubang hitam" sepenuhnya terfokus pada lima target mencolok ini, menyedot kekuatan magis seperti spons yang dicelupkan air.
Di dalam "Wilayah Lubang Hitam", kemampuan teleportasi sama sekali tidak bisa digunakan. Penguasa tertinggi ras Underworld dan Iblis terpaksa terbang maju dengan nekat, berharap bisa melarikan diri ke "Jurang Ruang-Waktu" sebelum kekuatan magis mereka habis tersedot. Momen genting antara hidup dan mati ini benar-benar menguji kemampuan sejati. Raja Lich dan Ruikadunyaibu hampir sejajar, meninggalkan Raja Langit Bersayap Enam dan Raja Horor jauh di belakang.
Setelah empat Ksatria Naga sedikit menaikkan ketinggian, gelombang sihir dahsyat dari penduduk asli Aiqin mengejar pantat lima ahli kuat dari dunia lain. Namun "Wilayah Lubang Hitam" tetaplah wilayah kekuatan yang paling mendekati tingkat "Wilayah Anti Sihir". Saat berkas sihir memasuki "Wilayah Lubang Hitam", kekuatan penghancur elemen dengan cepat merusak struktur stabil partikel sihir. Satu per satu sihir lenyap seketika, sama sekali tidak bisa mengancam para penguasa Underworld dan Iblis yang sedang menuju Jurang Ruang-Waktu.
Para Pelayan Istana Musim Panas Feilengcui memberikan kontribusi besar. Jumlah yang banyak, keterampilan memanah yang tinggi, ditambah mata panah Adamantium yang tajam luar biasa dan kekuatan busur yang menyamai ballista, membuat mereka berhasil menghujani Raja Horor yang berada di barisan paling belakang dengan anak panah hingga seperti landak. Dengan jeritan kesakitan yang memilukan, sang raja iblis itu terjatuh ke tanah.
"Wilayah Lubang Hitam" yang dilepaskan oleh Raja Lich Clark Gable akhirnya kembali menyakiti sekutu sendiri. Jika bukan karena wilayah ini yang membatasi, dua Raja Horor pasti sudah kabur ke "jurang ruang-waktu" menggunakan teleportasi kilat - meskipun mereka tidak tahu bahwa "jurang ruang-waktu" ini sebenarnya sama sekali tidak terhubung ke dunia iblis.
Igwain menghentikan Raja Langit bersayap enam Stockton. Tentara bayaran Fajar Perak yang selama ini belum bertindak ini, mengeluarkan dua sinar hitam dari matanya yang tepat mengenai Stockton yang baru saja memasuki area "Wilayah Lubang Hitam".
Igwain menggunakan serangan prediksi posisi, lintasan peluru dan perhitungan jeda waktu yang sempurna. Jelas dia telah menahan diri sangat lama demi menunggu momen strategis ini.
Tubuh Raja Langit bersayap enam yang terkena sinar hitam tiba-tiba membengkak berkali-kali lipat. Seluruh tubuhnya terbungkus bulu cambuk hitam yang bergoyang, seperti kue onde raksasa berjamur yang jatuh dari langit. Saat menyentuh tanah, dia seperti bola sepak yang ditampar keras, meloncat-loncat sambil mengeluarkan jeritan mengerikan yang membuat jijik.
Tiga belas Anak Cahaya menyusun meriam cahaya mereka menjadi satu meriam raksasa. Tiga belas berkas cahaya yang menyatu menjadi energi murni ini meluncur bebas dalam "Wilayah Lubang Hitam", menyambar punggung Ruikadunyaibu dan membuat penguasa Dunia Arwah ini hampir terjatuh.
“Cara penggunaan gabungan meriam cahaya ini sepenuhnya merupakan hasil coba-coba Feilengcui sendiri, sinar multi-fokus memiliki daya penghancur yang lebih besar daripada tembakan tunggal.”
“Dan melalui uji tempur oleh para Prajurit Kijang, meriam cahaya terbukti sangat efektif melawan makhluk Dunia Arwah, bahkan satu ekor Adidasma bisa dirobohkan dengan satu tembakan——Hal ini wajar, sebab sinar matahari saja sudah bisa melukai makhluk Dunia Arwah, apalagi cahaya panas super terkonsentrasi!”
“Secara teori pencapaian ini sudah cukup membanggakan, baik bagi manusia maupun Feilengcui, kelak akan menjadi bahan kebanggaan seumur hidup.”
“Tapi Feilengcui jelas tidak puas dengan hasil pertempuran ini.”
Tiga buah nanas besar perak berekor api panjang, bagai meteor yang melesat di angkasa, mengejar pantat Raja Lich, Raja Horor, dan Ruikadunyaibu yang lolos sambil “syuut syuut syuut” memasuki “jurang ruang-waktu”.
“Gemuruh!”
“Jurang ruang-waktu” kembali memuntahkan pemandangan spektakuler bak letusan gunung berapi. Udara seperti mulut nenek ompong yang menyedot keras, kemudian awan jamur hitam mulai mengepul keluar dari dalamnya.
Hutan berguncang-guncang seolah terserang malaria. Semua orang merasa gendang telinga tertekan, sulit berdiri tegak, tanah bergoyang-guncang hebat.
Arah Hutan Salib Selatan yang menghadap ke "jurang ruang-waktu" terlihat seperti disapu pisau cukur tak kasat mata. Gelombang kejut ganas menyapu bersih membentuk jalan raya yang jelas, pohon-pohon terlempar ke angkasa menjadi titik-titik hitam kecil di kejauhan.
"Apa ini... mantra terlarang? Tidak mungkin... mustahil..." Master Emmar duduk lesu di tanah, pandangan kosongnya tertuju pada tiga Shenjian Zheqin Suku Haus yang berlutut setengah.
Nedved bangkit berdiri, menurunkan tabung meriam penghancur perak dari bahunya. Tangannya mengelus alur spiral kuno nan indah di badan meriam, sorot matanya penuh kelembutan.
Lun Di Ni dan Shevchenko juga berdiri, melepas meriam penghancur jarak jauh mereka. Mereka mendekatkan mulut meriam, meniup lembut asap tipis yang masih mengepul dari Alur Heliks buatan tangan.
Seluruh Feilengcui saling pandang, mata besar melotot kecil.
Manusia Aiqin saling menatap dengan ekspresi penuh kengerian.
"Richard, jangan-jangan tadi itu..." Master Stefano membuka mulutnya lebar-lebar, tatapan bodohnya tertancap pada Lao Liu yang sama bengongnya.
Master Stefano sudah menebak apa yang terjadi, tapi masih meragukan kemungkinannya.
“Jancuk! Mulai saat ini, dunia ini bukan lagi era di mana sihir dan sihir arkan merajalela, apalagi zaman di mana kemampuan ras, dasi kupu-kupu bawaan, dan Yang Diberkati Dewata menyapu segala penjuru.” Liu Zhenhan baru sadar, gemetaran mengambil sebatang cerutu dan menyalakannya, menyemburkan asap cerutu dengan garang dari hidungnya, melambaikan tangan gagah seperti tokoh agung di Benteng Tiananmen.
“Mulai saat ini, ini akan menjadi era orang biasa dan senjata energi yang bergelora!”
Bab 627 Duka dan Sukacinta yang Bercampur
Hutan belantara yang lebat, angin hangat menyesakkan, terik matahari membakar puncak gunung hijau hingga tanah berminyak.
Sebuah kelompok petualang beranggotakan empat orang meretas jalan dengan susah payah melintasi Hutan Fangong.
Yang bertugas membuka jalan adalah seorang Banteng Berbual dari Suku Berbual berbaju zirah daun, setiap tebasan kapak perang bermata ganda-nya membuka jalan lebar dan rata.
“Master Anelka, kapan kita sampai tujuan? Sudah hampir setengah bulan berjalan!” Pencuri dalam rombongan itu kesal mengeluarkan pisau terbang dan melemparkannya ke belakang tanpa menengok – Braak! – pisau itu tepat menancap di batang pohon tempat seekor jangkrik terkutuk yang baru saja kencing menyirami wajah pencuri itu.
Penyihir berkepala seperti zaitun runcing itu mendengar keluhan pencuri, mengusap keringat berminyak di lehernya dengan handuk, lalu mengeluarkan peta kulit binatang kuno dari dalam jubahnya. Dengan gnomon di tangan, dia mengukur posisi matahari dan memverifikasi koordinat geografis. "Branco, jangan buru-buru! Sudah dekat, tinggal tiga jam lagi di depan!" katanya sambil mengangguk yakin.
"Aduh, ucapan itu sudah kau ulangi seharian!" erang pemanah Elf di belakang rombongan. "Master Anielka, tak bisakah kau cari kata-kata baru?"
Pipi penyihir itu memerah. Dengan terbata-bata, dia berusaha menanggapi cercaan rekan-rekannya.
Kelompok petualang "Iron Box Peninsula" meski kecil, terkenal di Kekaisaran St. Jose sebagai pemburu harta karun. Keberadaan penyihir bersertifikat membuat mereka disegani di kalangan tentara bayaran.
Setelah menerima tugas dari guild, mereka telah menjelajahi Hutan Fangong selama lebih dari setengah bulan. Penderitaan panjang itu belum juga berbuah. Andai tak ada Prajurit Berbual berotot yang mereka rekrut, mungkin rombongan ini sudah menyerah setelah tiga hari membuka jalur di hutan purba.
Meski terus mengeluh, tim "Banjiao Tiehe" yang terdiri dari pasukan elit industri ini setelah istirahat sejenak, akhirnya menguatkan tekad dan melanjutkan perjalanan masuk ke dalam hutan dengan langkah tertatih-tatih.
Bagaimanapun juga, tugas penggalian situs bersejarah kali ini sangat langka - reruntuhan Toko Goblin kuno.
Sesuai peraturan guild, pembagian hasil penggalian adalah 30% untuk guild dan 70% untuk kelompok petualang, dengan hak prioritas memilih diberikan kepada tim petualang.
Siapa di Benua Aigean yang tidak tahu tentang harta karun melimpah di Toko Goblin kuno?
Jika bukan karena Master Anelka yang memiliki pengetahuan tentang tulisan berbentuk paku milik Goblin, misi pencarian harta karun yang dipasang guild ini tak mungkin jatuh ke tangan "Banjiao Tiehe".
Setiap kali memikirkan hal ini, keempat petualang itu langsung dipenuhi energi tak terbatas.
Mungkin setelah petualangan ini, bagi hasil saja sudah cukup untuk menghidupi mereka dengan nyaman di sisa hidup.
Setelah susah payah melewati daerah berhutan lebat, keempat petualang memasuki rawa hutan yang dipenuhi kubangan air.
Pencuri yang bertugas memimpin jalan berhati-hati memeriksa sekeliling. Sepuluh hari lalu di lingkungan serupa mereka pernah bertemu naga terbang rawa - kewaspadaan ekstra mutlak diperlukan.
Tidak ditemukan tinja naga rawa yang memperingatkan penyusup. Keempat petualang lega, melihat kantong air hampir habis. Pencuri yang berpengalaman bertahan hidup di alam liar memimpin rekan-rekannya memotong celah di Artemisia raksasa, mengisi semua kantong air dengan sari rumput liar yang manisnya menyamai tebu.
Hidup sebagai petualang memang seperti ini - di tengah pengembaraan yang penuh kesulitan, sesekali kita mendapat hiburan alam yang tak bisa dinikmati orang biasa.
Penyihir yang gelisah diam-diam melihat peta lagi.
Sebenarnya dia hanya setengah mengerti tulisan paku Goblin. Banyak kata di peta yang harus dia tebak maknanya.
Meski situs Toko Goblin masih seperti Bunga Cermin di air, pencuri manusia, pemanah elf, dan Orang-orang banteng tetap tak bisa menahan diri membicarakan kehidupan mewah di masa depan. Tawa riang menggema di atas rawa hutan. Noveski si Prajurit Berbual yang biasanya serius, bahkan mengeluarkan kecapi Gafmyo dari punggungnya, memetik melodi indah dengan jari sebesar wortel.
Penyihir itu merasa gelisah. Jika tak bisa menemukan situs Toko Goblin, entah apakah teman-temannya masih bisa tertawa nanti.
"Sssst!" Pemanah Elf tiba-tiba mengangkat tangan, memutus komunikasi gembira para rekannya.
“Semua petualang melompat berdiri serentak, saling berbalik punggung, menahan napas, mata mereka waspada menyapu ke segala arah.”
“Artemisia raksasa menjulang hingga menyentuh awan menutupi sebagian besar pandangan, di antara rerumputan hijau setinggi lutut, sesekali terdengar suara gelembung ‘gloops-gloops’.”
“Penyihir melantunkan mantra rumit dengan suara rendah, serbuk perak wewangian dilemparkan ke udara, ‘Mata Penyihir’ putih pucat seperti bulan muncul di langit.”
“Master Anelka berasal dari Kerajaan Durandon di utara, menguasai sihir es, karena berselisih dengan penguasa agama Sekte Dewi Es dan Salju, terpaksa mengungsi ke selatan. Namun kualifikasi Penyihir tingkat menengahnya benar-benar asli, diakui di seluruh dunia.”
“Dengan bantuan Penyihir dan ‘Mata Penyihir’, musuh yang bersembunyi di kegelapan akhirnya terbongkar.”
“Di rerumputan sebelah barat 120 ren, ada sekawanan ‘lumpur jahat’.” Penyihir yang perlahan membuka mata mengarahkan tongkat sihirnya, sebatang anak panah berbulu melesat membawa lolongan serak.
“Prajurit Bimon berkepala sapi menginjakkan jejak percikan air, mengayunkan kapak perang bermata ganda menyerbu ke sana tanpa sepatah kata.”
“Tiga petualang lainnya saling bertukar pandang dengan ekspresi setengah geli setengah kesal, tak berdaya mengangkat bahu.”
"Lumpur Monster" hanyalah sejenis monster biasa yang hidup berkelompok, memiliki naluri liar yang kuat dan bisa menyemburkan "peluru lumpur" berbau busuk; Secara umum, petualang sebisa mungkin menghindari makhluk yang dijauhi semua orang ini—bukan karena takut kekuatan serangannya, tapi karena takut bau busuk yang bisa bertahan selama berbulan-bulan setelah bertempur dengannya.
Tapi karena rekan yang berhati keras ini sudah mengejar, anggota tim yang tersisa tak mungkin hanya berdiri menonton.
Dalam waktu singkat bersama, semua orang sudah menyukai pria besar Berbual ini—berani, jujur, kuat, selalu berada di garis depan setiap pertempuran, tak pernah mengeluh meski bagi hasil sedikit.
Sayangnya diskriminasi ras terhadap manusia terlalu parah, sangat sedikit prajurit Bimon yang bekerja di dunia berperadaban. Jika tidak, kelompok petualang "Kotak Besi Semenanjung" pasti akan merekrut lebih banyak prajurit Bimon. Kehadiran mereka bahkan memberi rasa aman lebih dari penyihir. Setiap kali mengingat tentara reguler Kerajaan Bimeng pun tak punya cukup logam untuk persenjataan, para petualang "Kotak Besi Semenanjung" selalu merasa sedih.
Dengan serangan jarak jauh dari Penyihir dan pemanah elf, ditambah serangan tiba-tiba pencuri yang menyamar serta kapak perang tajam orang-orang banteng, mereka berhasil merobohkan sekitar selusin lumpur monster secepat menebang pohon. Melihat situasi berbahaya, seorang "Pelopor Lumpur" berukuran raksasa dengan tubuh merah tua mengeluarkan jeritan aneh, lalu dengan dikawal empat lima anak buah, buru-buru mundur "terengah-engah" ke dalam rawa.
"Tunggu!" Penyihir itu matanya berbinar, langsung menarik lengan pemanah elf.
Meski tubuh "Pelopor Lumpur" yang sedang kabur itu penuh lumpur busuk, Master Annielka berhasil mendeteksi tiga gelombang elemen aneh darinya selama pertarungan tadi. Setelah diamati lebih seksama, terlihat di leher "Pelopor Lumpur" itu terdapat jimat logam berbentuk mangkuk, dua pelindung pergelangan tangan logam di kedua tentakelnya, dan pancaran aura magis yang samar-samar.
"Itu 'Jimat Perlindungan Sihir', 'Sabuk Loreng', dan 'Kalung Perlambat'!" Penyihir itu hampir tak bisa bicara karena terlalu bersemangat. Mendengar ini, mata ketiga petualang lainnya langsung membelalak.
"Jimat Perlindungan Sihir" bisa mengurangi satu sihir tingkat menengah setiap lima menit, "Sabuk Loreng" bisa melemahkan serangan di bawah level Penyihir Senior, sementara "Kalung Perlambat" bisa meningkatkan kekuatan serangan sihir pemakainya sekaligus memberikan efek negatif "Perlambatan" pada musuh.
Ini adalah tiga peralatan magis yang sangat berharga, yang lebih penting lagi, ketiga peralatan magis ini semuanya merupakan produk unggulan dari Toko Goblin kuno.
Jika di waktu biasa, keempat petualang pasti akan membunuh "Perintis Lumpur" ini lalu membagi jarahan, tapi hari ini mereka jelas tidak akan melakukannya.
Dengan tenang mengikuti gerombolan lumpur ini selama sekitar setengah jam, di tengah rawa yang berbatasan dengan hutan metasequoia Fenghuang, para petualang menemukan sebuah rumah batu reyot. Bangunan ini ditopang empat pilar batu, setinggi sekurang-kurangnya 3 meter di atas tanah. Tangga putar di luar sudah benar-benar lapuk, di atapnya terdapat sebuah kapal udara berbentuk cerutu yang sudah kehilangan kantong udaranya, hanya menyisakan lambung tua berkarat hijau yang miring antara atap dan pucuk pohon.
Dengan sorak gembira, para petualang bergegas maju dan dengan cepat menjatuhkan "Perintis Lumpur".
Sedangkan sisa gerombolan lumpur yang lari pontang-panting, keempat petualang yang sedang bersemangat ini sudah malas mengejarnya lagi.
Sang Penyihir menunjukkan kelincahan yang melebihi pencuri, dengan gesit merampas tiga peralatan magis yang sudah lama diincar dari tubuh "Perintis Lumpur". Tanpa peduli kotor dan bau, ia buru-buru mengenakan ketiga peralatan magis yang jorok itu satu per satu, merasakan lonjakan kekuatannya sendiri dengan perasaan girang yang tak terbendung.
"Pencuri dan pemanah Elf tak sabar melompat ke balok dasar rumah batu yang rusak, dengan lincah berputar lalu 'braak-braak-braak' memanjat koridor runtuh di luar rumah batu."
"Prajurit Bimon berkepala sapi bersandar pada kapak perang, hanya bisa berdiri di tanah memandangi rumah batu tanpa tangga ini."
"Cepat ceritakan, kalian menemukan apa?" Penyihir menggulung tangannya seperti bunga terompet, berputar-putar gelisah di tanah.
"Retakan keras batu pecah terdengar, siluet ramping terjatuh dari dasar rumah batu menghantam rawa hingga airnya muncrat kemana-mana."
"Jancuk!" Pencuri berdiri sambil mengernyitkan wajah, mengusap percikan air di mukanya: "Lantai dalam rumah ini terlalu rapuh, diinjak sedikit langsung jebol."
"Usianya sudah tua, besi pun takkan bertahan." Penyihir berjalan ke antara empat pilar batu penopang, mendongak mencoba melihat ke dalam melalui celah lantai yang rusak parah.
"Elf bisa melangkah di salju tanpa jejak, Annearca kini berharap pemanah gesit itu bisa mengangkat barang berharga dari dalam."
"Lihat ini apa?" Bimon mengangkat botol kristal bernoda hitam dari semak di kakinya.
“Ini ramuan kekuatan magis, produk unggulan goblin kuno, sayangnya sudah mengering.” Penyihir mengecap-ngecap mulutnya, memutar-mutar botol kristal di tangan sambil memandangi gumpalan hitam yang telah membeku di dalamnya dengan penuh penyesalan.
“Aku menemukan banyak barang!” Elf menerobos keluar dari rumah batu ke koridor seperti angin puyuh, tertawa terbahak sambil menjatuhkan tumpulan harta karun dari pelukannya.
Penanda koordinat pemikat, kotak musik negasi, kalung transportasi pikiran...
Tongkat rantai sihir, tongkat penghenti, tongkat pencuri sihir...
Debu reka ulang, topeng petrifikasi, makhluk mekanis...
“Kita kaya!” Pencuri bersimpah di genangan air sambil menangis dan tertawa, merangkul semua harta karun ini ke dadanya.
“Ya Tuhan!” Penyihir limbung tak bisa berdiri, jatuh terduduk di tanah basah, kedua tangannya gemetar memegang dua lembar foil tembaga sambil menatap kosong tulisan berbentuk paku di atasnya, seluruh tubuhnya bergetar tak terkendali seperti terserang stroke.
“Ini resep ramuan kekuatan magis! Semua kata ini aku pahami! Terima kasih Dewi Es dan Salju!” Penyihir bergumam dengan mata berkaca-kaca.
“Resep ramuan yang bisa mengisi ulang kekuatan magis? Kita kaya, kali ini benar-benar kaya raya!” Pencuri menarik napas dalam-dalam, mengeluarkan belati untuk menyayat pergelangan tangannya. Ia benar-benar khawatir darah naik ke kepala karena terlalu terstimulasi sampai mati.
"Dan ini juga!" Master Anelka mengangkat lembaran tembaga berukir tulisan versi lain di tangannya, berusaha menarik napas dalam-dalam untuk meredam kegembiraannya, namun upaya itu sia-sia belaka.
Tiga petualang menatap penuh harap ke rekan penyihir mereka, menanti pengungkapan misteri.
"Lembaran tembaga ini berisi resep 'Danxue', dan semua kata disini aku pahami!" Penyihir itu memeluk orang banteng di sampingnya sambil tertawa histeris, mencium penuh semangat dua kali dengan suara 'bzzzt bzzzt'.
Pencuri dan elf nyaris pingsan.
"Apa itu 'Danxue'?" Prajurit Berbual yang lugu tak memahami nama itu karena keterbatasan pendidikannya.
"'Danxue' adalah bubuk hitam ciptaan Bijak Bestari Goblin Gaburin zaman dulu, bahan ajaib pembelah gunung!" Pencuri menutupi wajah, memandang langit, tanah, lalu rekan orang bantengnya sambil menghela napas: "Noveski, signifikansi strategis Danxue bagi negara tak terucapkan dengan kata. Bila kau terjemahkan resep ini untuk Raja Bimon, gelar adipati pasti kau dapat! Kekayaan turun-temurun!"
“Apa yang kupikirkan!” Prajurit Berbual mengangkat bahu, meniup keras cincin tembaga di hidungnya, berkata dengan nada meremehkan: “Baru-baru ini kudengar dari tentara bayaran Bimon yang mencari nafkah di Kekaisaran St. Francis, mereka telah mengirim Kurcaci Perak ke wilayah Feilengcui kerajaan kita. Bukankah Kurcaci Perak itu juga bisa membuat ‘Heisuoyin’ yang bisa membelah gunung? Kenapa tak kudengar Raja Bimon kita memberi gelar adipati pada Kurcaci Perak itu?”
“Kau benar-benar berkepala batu!” Master Anelka melompat setinggi tiga ren dari tanah, menegur orang-orang banteng yang bebal ini dengan muncratan ludah: “Tadi kulihat sekilas, bahan baku ‘Danxue’ buatan Master Goblin hanyalah bijih tak berharga. Tahukah kau bahan apa yang digunakan Kurcaci Perak untuk membuat ‘Heisuoyin’?”
“Perak!” Pencuri manusia menyambar bicara tak sabar: “Noveski, si Banteng Tolol!”
“Konon Kurcaci Perak hanya bisa menyuling 2 drams 'Heisuoyin' dari satu pon perak, setara dengan berat 1/8 ons; Sedangkan untuk meriam penghancur jarak jauh buatan Kurcaci Perak, satu peluru setidaknya membutuhkan satu pon 'Heisuoyin' sebagai bahan peledak?” Pemanah elf tertawa terkekeh di samping: “Noveski, kalau dihitung begitu, satu peluru 'Heisuoyin' membutuhkan 768 pon perak untuk disuling! 768 pon perak setara dengan 2.048 koin perak, atau lebih dari 200 Louis emas. Berapa lama uang segitu bisa menutupi biaya hidup seluruh keluargamu Bimon?”
“Sebutir peluru semahal itu?” Orang-orang banteng terbelalak: “Ya ampun, seluruh desa kami harus berhemat 10 tahun tanpa makan minum pun takkan bisa kumpulkan uang sebanyak itu!”
“Hehe…” Penyihir menundukkan kepala, kembali memerhatikan aksara kuno di lembaran tembaga: “Untuk membuat satu peluru menggunakan 'Danxue', bijih yang dibutuhkan kira-kira… hmm… sekitar 40 koin perak saja, bahkan mungkin lebih murah!”
Master Anneirka mengangkat kepala bertanya pada orang-orang banteng: “Noveski, jujurlah menurut nuranimu, mana yang lebih efisien antara 'Danxue' dan 'Heisuoyin'? Jika kita persembahkan 'Danxue' ke suatu negara, apakah kita akan mendapatkan ketenaran dan keuntungan besar?”
“Haha! Kalau bukan karena terlalu mahal, mengapa Kekaisaran St. Francis mau memberikan Kurcaci Perak kepada kalian Bimon?” Pencuri manusia tertawa sampai membungkuk: “Apa kalian pikir kami manusia bodoh? Mau memberikan pasukan strategis secara cuma-cuma?”
“Omong kosong! Shaman Divine Comedy kami tidak bodoh, dia menguasai dunia bawah tanah yang penuh sungai merkuri! Jangan menganggapku tolol, Elf Jatuh sudah menyebarkan kabar ini. Lusern memasang pengumuman di mana-mana, menghasut tentara bayaran kami untuk menembus jurang tak teratasi yang dipenuhi angin kencang ke bawah tanah mencari kekayaan, bukankah ada penjelasan tentang ini!” Prajurit Berbual yang keras kepala mengerutkan mulutnya: “Hanya kalian manusia yang pintar!”
“Anak muda, proses ekstraksi 'Heisuoyin' oleh Kurcaci Perak itu seperti memasaknya Hobbit, tetap membutuhkan bahan baku! Di dunia ini apa yang tidak memerlukan bahan baku? Bagaimana bisa merkuri disamakan dengan perak? Jauh berbeda!” Penyihir menggelengkan tangan, memandang pria perkasa Bimon yang sulit dimengerti ini: “Sayangnya Noveski, jika Shaman Divine Comedy kalian memiliki Sungai Merkuri Putih, Benua Aigean sekarang akan menjadi miliknya sendiri...”
“Master Anelka, Anda salah!” Pencuri manusia tak tahan mengeluarkan sindiran: “Bukan hanya Sungai Merkuri Putih? Noveski terus membual tentang betapa hebatnya Shaman Divine Comedy mereka, kukira Shaman yang juga Santo Aiqin itu bisa menggunakan Mithril untuk mengekstrak 'Heisuoyin', dan kekuatannya pasti luar biasa besar!”
“Kau……” Prajurit Berbual marah besar, benar-benar ingin menebas pria menyebalkan ini dengan kapak.
Meski lamban, ia tetap bisa menangkap sarkasme dalam ucapan pencuri. Mithril adalah logam magis yang sangat berharga. Walau prajurit Bimon sangat memuja Shaman Divine Comedy, mereka belum cukup sombong untuk menganggap Paduka Richard memiliki banyak Mithril.
“Aku kenapa?” Pencuri manusia itu memutar matanya.
“Branco, kau benar-benar tukang omong kosong!” Penyihir tak tahan tertawa: “Kalau punya begitu banyak Mithril, siapa yang tega menyuling ‘Heisuoyin’? Itu nilainya selangit!”
“Sebenarnya aku belum pernah melihat wujud asli Mithril. Konon logam magis ini setara dengan Adamantium, lebih ringan dari bulu!” Pemanah Elf berkomentar: “Kalau pakai Mithril untuk menyuling ‘Heisuoyin’, kurasa kita perlu merampas semua Zirah Pelat Perak dari Kekaisaran St. Francis untuk membuat satu peluru Heisuoyin yang sekuat Mantra Terlarang!”
“Sudah-sudah! Berhenti mengoceh omong kosong!” Melihat Bimon mulai mendengus-dengus hingga hidung menyemburkan uap putih, sang Penyihir khawatir ia akan memasuki Semi-Transformasi Liar, segera melerai.
Saat mulai menghitung jarahan dan duduk berbagi jarahan, ketegangan kecil di antara keempat petualang itu pun sirna.
Tanpa disadari, sekelompok "Lumpur Monster" hitam pekat mulai mengepung dari segala arah. Pemimpinnya adalah "Khan Lumpur Monster" setinggi 3 meter dengan tubuh merah darah.
"Wah! Anak buah 'Lumpur Monster' tadi sudah memanggil bala bantuan!" Si pencuri membunyikan peluit: "Aku hampir jatuh cinta pada makhluk-makhluk imut ini!"
"Domba gemuk ternyata ada di sini. Pantas saja di Toko Goblin terasa kurang lengkap. Hari ini benar-benar hari keberuntungan kita!" Mata Penyihir berbinar penuh keserakahan melihat "Khan Lumpur Monster". Pada tubuh raksasa ini, setidaknya ada lima jenis gelombang elemen berbeda yang memancar, lapisan kotoran tebal tak mampu menyembunyikan aura magis yang berkilauan di berbagai bagian tubuhnya.
Ekspresi keempat petualang tetap santai. Wajar saja, serangan fisik dan magis "Lumpur Monster" sangat payah. Meski jumlahnya mencapai dua tiga ratus ekor, bahkan jika jumlahnya dilipatgandakan, konsekuensinya paling-paling tubuh akan bau selama beberapa bulan ke depan.
Penyihir yang penuh dengan alat bantu magis mengeluarkan "Gulungan Sihir Tarian Salju Gila" yang telah lama disimpannya. Gulungan penyelamat nyawa ini sekarang sudah tak berharga lagi. Begitu kembali ke dunia peradaban, bukankah Master Annelka bisa membeli apa saja dengan uang?
“Raja Lumpur” mengeluarkan raungan rendah, kedua tangannya menyapu cepat di udara meninggalkan jejak aura sihir merah tua. Sosok raksasa tak terduga tiba-tiba muncul di tengah rawa-rawa hutan.
Makhluk setinggi delapan meter ini memiliki tubuh kekar yang tersusun dari batu-batu besar. Di bawah helm berbentuk tanduk banteng, terlihat sepasang mata merah menyala seperti lentera.
“Ya Tuhan, itu... Penjaga Batu!” Penyihir itu membuka mulut lebar-lebar hingga gulungan mantra terjatuh dari tangannya. Tiga petualang lainnya pun membeku tak percaya.
Aura hitam lainnya berkelebat, memunculkan sosok raksasa bungkuk bertubuh hitam legam dengan cakar sabit besar.
“Pemburu Kepala Neraka!” Petcuri manusia itu menggigil ketakutan. Sebelum ucapannya tuntas, “Raja Lumpur” kembali mengayunkan lengannya dua kali. Lingkaran putih dan biru menyambar berurutan, memanggil “Hantu Es” berkabut dengan mahkota es serta “Prajurit Beruang” berwajah biru bertaring runcing yang berduri tegak. Bersama dua unit tempur lainnya, mereka mengepung empat petualang dari segala penjuru.
Perlu diketahui, keempat unit tempur ini dipanggil melalui “Prasasti Batu”, “Cincin Martir Aksa”, “Serpihan Es”, dan “Tanda Perang Liar” - empat alat sihir level dua belas yang merupakan mahakarya Pedagang Goblin di masanya.
"Danxue" yang dahsyat, dalam genangan darah yang menyebar, kembali terkubur dalam Dunia Fana.
※※※
"Sialan..." Memanfaatkan kesibukan semua orang membersihkan medan perang, Liu Zhenhan menyelinap menarik Nedved ke samping dan langsung bertanya: "Ned, tadi itu bagaimana?"
"Apa maksudmu?" Pemanah Centaur itu kebingungan dengan pertanyaan tak jelas ini: "Aku sudah lakukan semua sesuai perintahmu sebelumnya! Lihat... Aku pilih 'Singa Salju Malam' dan 'Dilu' dari Delapan Kuda Totem yang paling ahli memanah, ditambah 'Kuda Keringat Darah' macam aku ini! Pasti tepat sasaran! Meriam penghancur jarak jauh buatan Kurcaci Perak juga kami pakai, peluru nanas besar pakai sumbu tunda!"
"Yang kutanya kenapa 'peluru Heisuoyin' ini bisa sekuat ini!" Lao Liu gugup melirik sekeliling, mendekatkan telinganya ke pemanah Centaur itu dan berbisik: "Jancuk! Tiga peluru nanas ini kekuatannya setara mantra terlarang! Untung ditembakkan ke 'jurang ruang-waktu'. Kalau sesuai rencana awal, bukankah kita juga ikut meledak?"
"Itu aku tidak tahu." Nedved mengangkat bahu: "Apa yang kau suruh, itu yang kulakukan."
"Obisilachi! Raja Lich, Panglima Tertinggi Dunia Arwah ditambah Raja Horor, akhirnya dikalahkan oleh tiga pemanang Haus yang bahkan tidak memiliki kekuatan elemen. Ini membuatku merasa sangat memalukan hanya dengan memikirkannya. Lihat berapa banyak ahli Jalan Tertinggi yang berdiri di sini hari ini!" Liu Zhenhan menghela napas panjang, menggelengkan kepala tak tahu harus berkata apa, disertai senyum getir.
Karena mendengar keluhan Kurcaci Perak tentang bahan baku yang buruk dan efisiensi rendah dalam memurnikan "Heisuoyin" menggunakan air raksa, setelah mendapatkan "Guci Giok Dewa Kekayaan", Lao Liu membuat tiga baskom besar jarum Mithril yang semuanya diberikan kepada mesin pembakar uang ini untuk memurnikan "Heisuoyin" - seperti yang dikatakan Kurcaci Perak sendiri, semakin baik kualitas "perak", semakin besar daya ledak "Heisuoyin" yang dihasilkan!
Lao Liu sempat berkonsultasi dengan kepala suku Kurcaci Perak: Seberapa besar daya ledak "Heisuoyin" yang dibuat dari Mithril?
Kepala suku Kurcaci Perak mengaku tidak tahu, karena dalam sejarah belum pernah ada Kurcaci Perak yang cukup mewah untuk menggunakan Mithril dalam memurnikan "Heisuoyin".
"Pasti sangat kuat." Begitu kata kepala suku Kurcaci Perak waktu itu, "Setidaknya lebih hebat dari 'Heisuoyin' yang dimurnikan dari perak sihir!"
Tanpa referensi dan enggan melakukan tembakan uji, Liu Zhenhan tidak bisa memperkirakan seberapa besar daya ledak "peluru Heisuoyin" yang terbuat dari Mithril. Tapi dia yakin kekuatannya pasti luar biasa! Senjata rahasia kali ini adalah "peluru Heisuoyin" hasil penyulingan Mithril. Awalnya amunisi ini diberikan kepada Nedved untuk menghadapi makhluk neraka yang sulit diatasi. Siapa sangka akhirnya malah digunakan melawan Penguasa Tertinggi Neraka dan Dunia Iblis, bahkan menimbulkan keributan sebesar ini!
Tatapan manusia Aiqin, bangsa laut dunia iblis, dan ahli-ahli Tang Zang kepada Lao Liu tadi terasa aneh. Selain terpana, yang lebih mendominasi adalah rasa takzim yang mendalam.
"Sekarang masih berapa buah nanas besar tersisa?" Liu Zhenhan bertanya lagi setelah berpikir.
"Habis! Total cuma dibuat tiga buah!" Nedved menatap wajah Lao Liu dengan hati-hati: "Bukankah pagi ini Kepala Suku Kurcaci Perak yang menyerahkannya langsung ke bos? Apa bos tidak mengeceknya?"
"Jancuk!" Liu Zhenhan benar-benar kehilangan kata-kata. Tiga baskom besar jarum Mithril! Feilengcui hanya mendapatkan sepuluh jarum Mithril dari hasil peleburan Zirah Pelat Perak yang dirampas sebelumnya! Ternyata kaum Kurcaci Perak ini hanya membuat tiga buah nanas besar dari "Heisuoyin" hasil penyulingan Mithril sebanyak itu!
“Ngomong-ngomong, kalau bisa membuat lebih banyak peluru, aku juga akan mengerahkan lebih banyak Shenjian Zheqin untuk menembakkannya!” Hao Zheqin mengusap rambut emasnya sambil terkekeh: “Bos, ini kan yang kau ajarkan padaku, untuk memusatkan tembakan pada satu titik! Soalnya ketiga ahli Jalan Tertinggi tadi benar-benar penguasa dunia neraka dan iblis! Aku malah khawatir tiga buah peluru terlalu sedikit, kekuatannya tidak cukup!”
Lao Liu berulang kali melipat tangan memberi hormat pada bos besar ini. Terlalu kejam, ternyata masih menganggap tiga baskom besar jarum Mithril yang disuling menjadi "Heisuoyin" kekuatannya kurang – tapi kalau dipikir-pikir, sebelumnya jika posisinya ditukar, pasti dia juga akan melakukan hal yang sama seperti Nedved. Inilah yang disebut "tidak tahu maka tak takut".
“Bos, komunikasi tulang Ayah.” Fatty Luo mengacungkan Biaqiao 3000 sambil melambai pada Lao Liu dari kejauhan.
“Para Ksatria Bersayap Bangsa Iblis itu semuanya bangsawan tinggi. Senjata mereka, termasuk Tongkat Augustus Ogus, semuanya bukan barang sembarangan. Cepat, beri tahu Helen dan Mo'er, jangan sibuk menyanyikan lagu perang untuk menenangkan jiwa dulu, segera bersihkan medan perang! Yang tidak hancur semuanya harta karun!” Lao Liu memberi instruksi sambil menerima Kotak Tulangkomunikasi: “Halo, Ayah, ada apa?”
“Satu kabar baik, satu kabar buruk.” Kepala suku Andulan terbata-bata lama, sepertinya ragu untuk mengatakannya.
“Bukankah aku sudah meninggalkan semua infanteri, kavaleri, dan sebagian besar Penjaga Utama di rumah? Dengan keberadaan mereka, masak ada yang berani menyerang Feilengcui?” Liu Zhenhan terheran-heran, masih ada kabar buruk apa lagi?
“Jangan banyak omong, kabar baik atau kabar buruk yang mau kau dengar duluan?”
“Aku sudah kebanyakan kabar buruk. Orang tua Daisy, mertuaku, serta semua naga dari Kota Naga yang ikut perang sudah gugur! Menurutmu kabar apa lagi yang mau kudengar?” Liu Zhenhan diam-diam mengusap sudut matanya.
“Kembali ke pelukan Hebo dalam pertempuran adalah cara mati paling terhormat bagi bangsa naga. Kau tak perlu berduka berlebihi. Naga tidak sentimentil seperti Bimon.” Meski kata-kata Kepala suku Andulan terdengar mulia, nadanya tiba-tiba menjadi muram: “Richard... Tolong kumpulkan jenazah mereka dengan baik... Mereka adalah ksatria...”
“Ini tak perlu Ayah ingatkan. Cepat katakan. Kabar baik dan buruk apa sebenarnya?”
“Kabar baiknya adalah 'Logam Isidintin' sudah selesai dibuat satu baskom.”
“Ini kabar baik? Bukannya ini tugas yang sudah direncanakan sejak lama?” Lao Liu tak tahan menutupi komunikasi tulangnya, menyelinap ke sudut yang tak diperhatikan, sambil tersenyum menceritakan bagaimana tiga “peluru Heisuoyin”nya berhasil melumpuhkan tiga ahli terkemuka.
“Maaf!” Ayah tak sabar memotong pembicaraan Lao Liu, berkata dengan dingin: “Kabar buruk yang ingin kusampaikan adalah: 'Guci Giok Dewa Kekayaan' kita rusak!”
“Apa?” Lao Liu langsung merasa matanya gelap, deng deng deng mundur tiga langkah, terduduk "braak" di tanah, pantatnya sampai terkelupas satu lapisan kulit.
“Bukan karena dirusak siapa-siapa, rusaknya karena proses pembuatan 'Logam Isidintin'!” Kepala suku Andulan berkata dengan sedih seolah kehilangan orang tua: “Kita semua lupa, 'Logam Isidintin' adalah logam dengan kepadatan kedua setelah Adamantium. Sebutir 'Logam Isidintin' sebesar biji gandum beratnya lima pon! Saat berhasil dibuat tadi, satu baskom penuh 'Logam Isidintin' langsung menghancurkan Guci Giok menjadi tiga bagian!”
“Jancuk... Jancuk... Sial...” Liu Zhenhan benar-benar mau breakdown, siapa yang menyangka harus mempertimbangkan kepadatan logam saat membuat harta karun dengan 'Guci Giok Dewa Kekayaan'? Sudah waspada siang malam, tapi tetap saja ada kecerobohan fatal seperti ini.
Mimpi menggunakan Mithril untuk memproduksi massal 'Peluru Heisuoyin' yang akan menggilas para agresor, bagai gelembung sabun manis yang langsung pecah "bruk" sebelum Lao Liu sempat menikmatinya.
Liu Zhenhan merasa seperti mengalami Putus Asa Total.
Kontrasnya terlalu besar! Baru saja bersukacita, tiba-tiba Yang Di Atas bilang: "Pergi sana, Bego! Kau pikir pantas dapat keberuntungan sebaik ini?!"
Siapa yang bisa menerima keadaan seperti ini!
“Aku bukan takhayul feodal! Richard, apa karena pengaruh wanita cantik Hao yang baru datang ini? Aku sudah lama dengar ramalan 'Kuda Dilu membawa sial'!” Kepala suku Andulan tampak panik, hanya ketika terdesak barulah beliau mengucapkan kata-kata idealistis seperti ini.
“Ayah, kenapa tidak menyebut Guo Guo? Dia kan Makhluk Sial...” Liu Zhenhan bermuka muram, seolah baru saja diperkosa bergiliran oleh sekumpulan wanita ogre.
“Memang ada kemungkinan itu,” sang kepala suku terdiam lama lalu menghela nafas: “Mengenai Makhluk Sial, ada hal yang sebenarnya ingin kuperhatikan beberapa hari lagi, tapi sekarang kuberi tahu lebih dini... Bukan hal baik maupun buruk... Tapi kejadian aneh...”
“Kejadian aneh? Dengan pengalamanmu masih ada hal yang dianggap aneh?”
“Ingat tidak, anak kesayanganmu Guo Guo membawa pulang sekelompok Shuangxue Piqiu?”
“Ingat! Apa mereka membuat onar? Makhluk kecil begini memang suka usil, tapi kau bilang mereka membawa malapetaka? Sejak bersama Guo Guo, peruntunganku tidak pernah sebaik ini!”
“Mereka tidak onar.” Sang ayah menghela nafas lagi: “Aku juga sedang sakit telur, melihat gerombolan Xiao Chusheng ini tak bisa diam, jadi berkhayal: kalau Guo Guo bisa kultivasi sihir darah, mengapa Shuangxue Piqiu tidak bisa?”
"Sihir dari silsilah lain memiliki mantra dasar yang memerlukan pembukaan mulut, tentu saja Shuangxue Piqiu tak mampu melakukannya! Jika ada sihir yang bisa dikultivasi hanya dengan meditasi, dengan kecerdasan Shuangxue Piqiu pasti bisa berlatih!" Liu Zhenhan berbicara layaknya ahli penelitian Shuangxue Piqiu: "Ayah, coba pikir, berapa Monster yang memiliki tingkat kecerdasan setara Shuangxue Piqiu? Tidak ada! Bahkan makhluk berwujud manusia pun tak bisa menandingi! Kau tahu, di dunia manusia pernah ada anak serigala yang dibesarkan induk serigala, juga Tarzan si manusia kera. Setelah kembali ke peradaban, butuh sepuluh tahun pun belum tentu bisa menghilangkan kebiasaan makan daging mentah. Lihatlah Guo Guo kita..."
"Sudah cukup! Kepintaran Guo Guo tak perlu kau ingatkan!" Ayah memotong dengan tak sabar omongan panjang Lao Liu yang sedang memamerkan harta: "Dengarkan lanjutanku. Pagi tadi karena terlalu bosan, kusuruh kumpulkan semua Shuangxue Piqiu di aula untuk mengajari mereka 'Meditasi Bangsa Naga', hasilnya..."
“Apa? Kau... kau mengajari mereka ‘Meditasi Bangsa Naga’?” Lao Liu hampir mati ketawa. "Meditasi Bangsa Naga" dalam teori sihir manusia disebut "Meditasi Dalam". Ini adalah metode kultivasi unik bangsa naga dari berbagai silsilah di Aiqin. Dalam biografi dunia, naga sering digambarkan tidur di gua selama N tahun. Sebenarnya mereka tidak tidur, tapi masuk ke "Meditasi Dalam". Tapi terkadang memang memakan waktu sangat lama, bahkan ada kasus ekstrem dimana beberapa naga bermeditasi hingga seribu tahun.
Alasan bangsa naga begitu kuat justru karena metode meditasi unik ini memungkinkan akumulasi kekuatan magis lebih cepat dan lebih dahsyat.
Tapi tidak semua bisa mempelajari "Meditasi Dalam" ala bangsa naga ini. Belum lagi soal apakah ada naga yang mau membagikan rahasianya. Kalau semudah itu dipelajari, monster tingkat super tidak pantas disebut monster tingkat super lagi, lebih baik ganti nama jadi hewan Luo Sha.
"Guo Guo membawa pulang lebih dari seribu Shuangxue Piqiu... Enam puluh tujuh diantaranya masuk ke Meditasi Dalam... Sekarang sedang tertidur..." Kepala Suku Andulan berkata dengan suara serak: "Jangan meragukan mata Penari Es Aston Villa, aku bisa membedakan mana tidur biasa dan mana Meditasi Dalam..."
"Sial!" Liu Zhenhan langsung merinding. Dingin menggelora dari tulang ubun-ubun hingga ke telapak kakinya.
"Meditasi Dalam" bukanlah mantra dasar dari aliran sihir manapun, tapi bisa digunakan untuk kultivasi semua aliran sihir.
Efek khusus dari meditasi bangsa naga ini adalah meningkatkan kekuatan magis dan menaikkan level.
Meskipun Shuangxue Piqiu adalah monster paling lemah, mereka tetap memiliki hawa dingin alami. Jika terus berlatih melalui "Meditasi Mendalam", meski terbatas oleh umur, mereka bisa mencapai pencapaian mengerikan - asal memiliki bakat cemerlang, mantra tingkat menengah-tinggi bisa dikuasai dengan sangat cepat!
Shuangxue Piqiu yang mampu mempelajari "Meditasi Mendalam", siapa berani mengatakan mereka tak berbakat?
Total populasi manusia Aiqin hampir 100 juta, tapi hanya ada 1.000+ penyihir; 6 juta Bimon bahkan tak bisa mengumpulkan 2.000 pendeta resmi. Meski ada faktor pendidikan yang tak merata, fakta bahwa tingkat keberhasilan pengguna elemen sangat rendah tak terbantahkan!
Dari 1.000+ Shuangxue Piqiu, 67 bisa masuk ke "Meditasi Mendalam". Rasio keberhasilan ini dibanding manusia dan Bimon sungguh menakutkan! Yang lebih mengerikan, mereka sama sekali tak memiliki darah naga!
"Aku cuma main-main..." nada suara kepala suku penuh kekecewaan: "...Jancuk... Sekarang aku benar-benar takut... Bukan karena kekuatan magis Shuangxue Piqiu berkembang terlalu cepat... Tapi takut bakat mereka lebih hebat dari naga... Nanti aku jadi penjahat bangsa naga... Bagaimana menjelaskan ke Kota Naga? Kasihan reputasiku seumur hidup..."
“Kota Naga? Kota Naga malah harus berterima kasih padamu. Sekarang wilayah naga terbesar adalah Feilengcui kami.” Liu Zhenhan tersenyum sinis: “Kalau aku sudah jadi penguasa nyata, kenapa kota naga ketiga tidak bisa dibangun di Aiqin? Secara logika, bukankah aku punya hak mengangkat anggota luar bangsa naga?”
“Ngibul!” Kepala suku Andulan hampir gila: “Bagaimana mungkin Shuangxue Piqiu jadi anggota luar bangsa naga?”
“Kenapa Shuangxue Piqiu tidak bisa jadi anggota luar bangsa naga?” Liu Zhenhan mungkin terlalu terstimulasi, berdiri sambil berteriak ke Kotak Tulang: “Bangsat! Aku akan membuat semua Naga Aigean jadi Piqiu luar negeri!”
Kalimat ini terlalu keren. Semua orang yang sedang sibuk mengangkat kepala, terpana menatap Tuan Tanah Feilengcui yang tampak gila.
“Ngapain lihat!” Liu Zhenhan benar-benar tersulut kabar buruk, menunjuk ke sekeliling sambil memaki: “Kalau masih ngeliat, mata kalian para bego ini akan kucongkel!”
※※※
『Nama samaran bubuk mesiu dalam teks ini: "Danxue", dari 《Empire Under the Firmament》. Ini buku yang cukup Berbual B, konflik budaya Timur-Barat ditulis menarik, berlatar low-magic, dulu pernah direkomendasikan, sekarang direkomendasikan lagi.』
Bab 628 Kekecewaan Rampasan Perang
Pertempuran Dewata "Bintang Salib Selatan" yang menggelegar akhirnya berangsur reda. Baik Aiqin, Dunia Arwah, maupun dunia iblis, semuanya menuai buah pahit.
Istana Musim Panas Feilengcui menyumbangkan setengah dari khimera Landak mereka. Pasukan utama nyaris beberapa kali mengalami kepunahan total. Berkat peralatan magis super mewah, hampir semua personel terluka. Bahkan orang tua Daisy dan 62 ekor naga seperjuangan gugur. Rasio korban pertempuran melebihi 60%!
Sekarang, hanya urusan bagaimana memberi penjelasan ke dua Kota Naga besar saja sudah cukup membuat Lao Liu kewalahan.
Nasib manusia Aiqin tidak lebih baik. Setelah kepergian dua Archmagister suci, hari ini dua Magister Sihir dan empat Magister Sihir junior gugur di Hutan Salib Selatan. Bagi manusia yang hanya menyisakan lima Archmagister sebagai kekuatan elit, ini bagai angsa yang patah satu sayapnya.
Pasukan gabungan Dunia Arwah yang semula antusias berburu di Aiqin akhirnya menderita: Komandan Sungai Darah tertangkap, lebih dari 100 binatang Dunia Arwah tingkat super gugur, dan 700.000 pasukan utama makhluk neraka ditelan amukan Hutan Salib Selatan. Yang lolos tak lebih dari 150.000!
Di Padang Liar Kuno yang gersang ini, 100.000 lebih makhluk neraka yang sudah ketakutan ini tidak berani memasuki hutan lagi. Terjepit antara terik matahari di atas dan kelaparan di bawah, berapa lama mereka bisa bertahan benar-benar menjadi pertanyaan besar!
Namun Dunia Arwah masih memiliki seorang pemimpin Sungai Jiwa yang paling berbahaya. Jika Naiwen'eryinke adalah Magister Sihir dan Ruikadunyaibu adalah Archmagister, maka Yingelieqibao pasti setara dengan Santo! Dalam semalam, tiga Artefak legendaris Dunia Arwah hancur di Aigean, dua adiknya tewas total. Masih belum jelas apakah Yingelieqibao berani menantang kutukan Dewata Neraka untuk balas dendam ke Benua Aigean - tapi satu hal pasti: jika dia datang, panglima utama Dunia Arwah ini pasti akan membawa badai darah.
Bangsa iblis dan Naga Iblis menjadi korban terparah. Berbeda dengan ras neraka yang masih menyisakan sedikit keturunan terakhir, mereka mengalami kepunahan seluruhnya.
Bahkan dalam pertempuran akhir Perang Dewa dan Iblis 10.000 tahun lalu, bangsa iblis tidak pernah menderita kerugian sebesar ini!
Ini baru permulaan? Perang Suci kedua bahkan belum dimulai, namun sudah ada dua Raja Lich, empat Raja Horor, dua Raja Langit Bersayap Enam, empat Ksatria Bersayap Empat, 158 ksatria bersayap putih, dan seribu elite udara yang tumbang di medan perang!
Kekuatan elite bangsa iblis yang tersisa kini hanya satu Raja Lich, satu Raja Langit Bersayap Enam, tiga Ksatria Bersayap Empat, dan lima puluh ksatria bersayap putih. Meskipun wilayah dunia iblis lebih luas dari Aiqin dan populasinya lebih banyak, sehingga potensi perang masih bisa digali lebih dalam, kerugian sebesar ini sudah cukup menyebabkan guncangan besar di kalangan penguasa dunia iblis!
Ras Naga Iblis kehilangan 30 ekor naga arkan biasa dan 3 ekor naga arkan teratas, termasuk dua pangeran mahkota. Dalam pertempuran ini, para pemburu naga tidak hanya gagal mendapatkan "apa" dari naga Aigean, malah dibuat cacat! Sekarang sarang naga di Kota Fajar hanya menyisakan 3 pasang naga arkan teratas dan 17 ekor naga arkan biasa. Kekuatan sebesar ini mustahil bisa membalas dendam kecuali mengerahkan semua pasukan!
Di Kerajaan Bimeng ada pepatah populer: Perdamaian yang paling dipaksakan sekalipun, tetap lebih baik daripada perang yang paling adil.
Pada 4 Juli tahun 141 Kalender Aegean, Perang Tiga Dunia di Hutan Bintang Salib Selatan membuktikan kebenaran pepatah ini. Tidak ada pemenang dalam perang ini. Yang ada hanya darah dan air mata.
Bahkan dalam hal reputasi, prestasi gemilang manusia Aiqin yang mengandalkan strategi sempurna dan serangan tepat waktu untuk melenyapkan banyak ahli kuat Jalan Tertinggi, sepenuhnya tertutupi oleh tiga pemanah legendaris Shenjian Zheqin yang bahkan tidak memiliki kekuatan elemen.
Kekuatan tertinggi akhirnya musnah di tangan yang lemah, fakta canggung ini tidak hanya menunjukkan ironi besar, tetapi juga menggoyang standar pengukuran kekuatan sebelumnya; Sejak hari ini, semua orang baru menyadari bahwa selain senjata sihir dan senjata lagu perang, Feilengcui diam-diam telah mengembangkan senjata energi super yang mampu mengarahkan situasi dunia - meski manusia Aiqin tak kunjung paham mengapa "Heisuoyin" yang disuling Kurcaci Perak memiliki daya ledak begitu dahsyat!
Mendengar belum tentu percaya, melihat baru yakin. Meriam penghancur Heisuoyin yang bahkan bisa membunuh komandan Dunia Arwah dan Raja Lich, serta meriam cahaya yang tetap berfungsi di "wilayah kekuasaan lubang hitam" tempat sihir terurai, seketika membuat tiga raja laut dunia iblis dan Kekaisaran Tang Zang berebut. Mereka bagai lalat mengerubungi bangkai, memaksa Lao Liu untuk kerja sama militer besar-besaran.
Liu Zhenhan yang kesal sampai ingin memukuli mereka. Terlalu banyak urusan menunggu: masalah datang bertubi-tubi - Semula berharap bisa panen kristal sihir kualitas tinggi usai membersihkan medan perang, tapi ternyata semua bangkai makhluk neraka mengeluarkan asap putih "gloops-gloops" di terik matahari, mengalirkan nanah seolah direndam asam sulfat.
Ini benar-benar membuat Lao Liu panik luar biasa.
"Makhluk neraka yang mengikuti Naiwen'eryinke dan Ruikadunyaibu ke Benua Aigean, level terendah pun sudah Tingkat Tinggi! Ini kekayaan yang luar biasa! Tapi sekarang kekayaan ini ibarat payudara perawan - semua tahu keberadaannya, tapi tak satu pun bisa menyentuhnya."
Ketika Liu Zhenhan melihat nanah yang mengalir dari mayat-mayat makhluk neraka itu membakar batu hingga mengeluarkan gelembung mendesis dan asap putih menyengat, amarahnya benar-benar meledak.
Feilengcui pernah memperoleh ratusan bangkai Adidasma sebelumnya, tapi kapan pernah menghadapi pemandangan aneh seperti ini?
Lao Liu merasa hari ini benar-benar sial. Yang Di Atas seolah terus menghalanginya. Tadinya dia berencana membawa semua bangkai makhluk neraka ini untuk membuat "Panah Ledakan Durex"! Sekarang buat apa lagi ini? Semua bangkai telah berubah menjadi genangan nanah korosif, bahkan Inti Kristalnya pun terkikis!
"Sudahlah," Ailijie terus menghibur Lao Liu: "Ini memang kesialan kita. Harusnya kita membunuh mereka di dunia bawah tanah yang gelap! Bayangkan, saat masih hidup saja kulit mereka melepuh terkena sinar matahari, apalagi setelah mati? Mayat-mayat ini sama sekali tak punya resistensi magis sekarang!"
“Sinar matahari, sialan!” Liu Zhenhan tersentak oleh ucapan bos Ai, berteriak "Jancuk!" tiga kali berturut-turut!
Pantas saja waktu itu Adidasma bisa memanfaatkan sampah, ternyata di dunia bawah tanah sama sekali tidak ada sinar matahari, makhluk neraka tidak mengalami korosi otomatis!
"Tapi kalau dipikir-pikir, daya korosinya terlalu tinggi ya? Bahkan kristal sihir bisa meleleh? Jancuk!" Lao Liu masih merasa tidak rela, setelah berusaha 38 langkah, eh di detik terakhir gagal lagi!
Bukankah pohon-pohon raksasa di Hutan Salib Selatan tadi menggunakan akarnya untuk menelan banyak makhluk neraka ke dalam tanah? Kalau mayat-mayat itu digali dan cepat dipindahkan ke cincin ruang, mungkin masih bisa digunakan? Namun ide licik untuk mengeruk keuntungan dari mayat ini segera ditolaknya sendiri - pohon-pohon raksasa di Hutan Salib Selatan yang membentang ratusan li ini jumlahnya tak terhitung. Meski seluruh pasukan centaur Feilengcui dikerahkan, butuh berapa tahun untuk menggali akar dan tanah di setiap pohon? Sistem perakaran pohon-pohon tua ini terlalu besar dan berhasil berkembang!
Tanpa jenazah makhluk neraka, sisa-sisa Monster Aiqin dan Naga pun tak tega dihinakan. Feilengcui akhirnya hanya memperoleh 30 ekor Naga Iblis dan tiga pasang bangkai naga arkan teratas. Adapun mayat bangsa iblis yang sama-sama berwujud manusia dan termasuk ras beradab, kematian mereka tak menyisakan kekuatan magis bawaan dalam tubuhnya. Tanpa kristal sihir atau Mutiara Naga sebagai harta karun, juga tak bisa dijadikan Panah Ledakan Durex, mayat-mayat itu benar-benar hanya sampah.
Kemampuan manusia mengumpulkan rampasan perang tak kalah dari Feilengcui. Meski ini pertempuran pertama mereka melawan bangsa iblis, pengetahuan tentang "Tongkat Augustus Ogus" yang berharga sudah sangat mahir. Sejak mulai membersihkan medan perang, mereka fokus mencari tongkat sihir tulang yang terserak di sudut-sudut tersembunyi, bahkan yang terpotong separuh pun tetap diambil.
Satuan tugas khusus bangsa iblis yang datang ke Aiqin kali ini seluruhnya berasal dari bangsawan tinggi. Tongkat-tongkat sihir tulang yang dibawa merupakan koleksi keluarga-keluarga terkemuka di dunia iblis, kualitasnya setara dengan koleksi kerajaan Raja Lich.
Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui tetap berdiam diri, tidak menghalangi maupun berebut sumber daya strategis ini dengan manusia. Dengan khidmat mereka mengumpulkan jenazah rekan seperjuangan dari Aiqin. Setelah manusia hampir selesai bekerja, Jenderal Pan bersama prajurit-prajurit Panda bertubuh kekar mendatangi para manusia ini. Dengan sopan mereka mengucapkan terima kasih, menyita Tongkat Sihir Tulang dan senjata Ksatria Bersayap Putih yang masih melekat di tangan para prajurit dan penyihir manusia ke dalam kantong, lalu berlalu setelah menepuk pantat, hanya menyisakan sekumpulan manusia yang saling pandang dengan mata terbelalak.
Prajurit manusia yang baru sadar tentu menolak. Beberapa pria berani marah besar menghunus senjata, tubuh bersinar aura Dou Qi. Saat hendak menuntut penjelasan, tiga Meriam Penghancur jarak jauh langsung mengarah ke mereka. Mengingat nasib Panglima Dunia Arwah dan Raja Lich sebelumnya, amarah manusia pun lenyap seketika.
Setelah debu telah mereda, sebuah batu prasasti raksasa berdiri kokoh di medan perang yang porak-poranda ini.
Di prasasti itu terpahat jelas dua Perburu Otak yang dibakar oleh "Api Lukisan Tinta Tieguanyin", disertai epitaf yang ditulis langsung oleh Santo Aiqin:
〖Wahai pengelana dari negeri asing,
Tolong hentikan langkahmu sebentar, hentikan sebentar,
Sampaikan pesan kami kepada semua penduduk asli Aiqin,
Bahwa tujuh puluh empat ksatria Bangsa Naga telah setia menepati janji menjaga Aiqin,
Bersama Kaisar Tertinggi ras neraka, Bangsa iblis, dan Naga Iblis,
di sini beristirahat untuk selamanya.〗
Seperti prasasti yang sama sekali tidak menyebut jasa umat manusia, retakan telah muncul secara tak terelakkan di antara saudara sepenanggungan manusia dan Bimon.
Begitu menyangkut masalah prinsip, pilihan pribadi harus mengalah pada kepentingan ras. Setelah Lao Liu menolak menjawab pertanyaan manusia tentang mengapa peluru "Heisuoyin" memiliki kekuatan mantra terlarang, lalu bertengkar hebat karena tak sepaham, selain ksatria naga Lampard yang masih bisa bertugas, Kapten Pasukan Sihir Beckham dan Otga terpaksa berpisah dari Feilengcui dengan perasaan berat.
Liu Zhenhan sangat sakit hati melihat kepergian mereka. Meski Otga agak pengecut, dia telah setia mendampingi Liu dalam membangun kekuasaan. Sedangkan Xiao Bei, dialah yang membentuk kelompok penyihir terbesar di Benua Aigean untuk Feilengcui, serta membawa kerja sama formasi dan seni komando tercanggih dari dunia manusia ke padang pasir sihir Bimon.
Di hadapan prinsip tak ada pilihan lain. Memahami peribahasa "Buah ara yang dipaksa dipetik tidak akan manis", Liu Zhenhan hanya bisa menahan kesedihan dan melepas dua mantan anak buah kesayangannya.
Mekanisme pembentukan darah manusia benar-benar membuat Liu Zhenhan iri dan cemburu. Selain Xiao Bei, mereka juga memiliki pemuda berbakat seperti pasukan tentara bayaran "Fajar Perak". Dengan luasnya Benua Aigean dan populasi manusia yang mencapai ratusan juta, berapa banyak lagi bakat muda seperti pasukan Fajar Perak dan Xiao Bei yang masih tersembunyi di pedalaman?
Di sisi lain Bimon, selain mengandalkan para senior berwajah keriput untuk menjaga gengsi, kapan akan muncul generasi baru yang membuat mata berseri-seri?
Sebelum berpisah, Liu Zhenhan merendahkan statusnya khusus untuk mengobrol sebentar dengan para pemuda berbakat dari kalangan manusia ini.
Iguain dari pasukan Fajar Perak yang berhasil menangkap Raja Langit bersayap enam Stockton, meninggalkan kesan mendalam pada Liu Zhenhan. Pemuda ini memiliki kekuatan aneh bernama "Mata Raksasa" yang bisa memancarkan "Sinar Pembesaran" dari pupilnya. Sinar ini akan melapisi permukaan tubuh musuh dengan selaput cahaya tahan lama, di mana bakteri permukaan tubuh dalam selaput tersebut akan membesar 1000 kali secara instan - yang lebih mengerikan, efek selaput sinar ini bisa bertahan hingga setengah jam!
Sebenarnya daya penghancur kekuatan ini tidak terlalu besar, paling-paling hanya bakteri yang membesar menyerap nutrisi tubuh lebih banyak dari biasanya. Tapi ini tidak cukup mematikan bagi ahli Jalan Tertinggi. Hanya saja kekuatan ini lebih menyiksa mental musuh dibanding serangan apapun. Siapapun yang pertama kali mengalaminya mudah terstimulasi hingga gila. Inilah sisi menyebalkan dari "Mata Raksasa".
Liu Zhenhan baru tahu setelah investigasi, ternyata pasukan tentara bayaran "Fajar Perak" benar-benar terdiri dari Qingyise Yang Diberkati Dewata! Bahkan prajurit kurcaci yang paling tidak mencolok pun punya kemampuan unik "berkomunikasi lewat pandangan"!
Khimera Landak sistem air raksa milik manusia juga berutang budi pada pasukan tentara bayaran para pemuda ini. Berkat penelitian tidak sengaja pastor perempuan berambut emas dalam pasukan ini, ditemukan bahwa jika lendir siput air raksa dicampur dengan beberapa obat dalam rasio tertentu, bisa dibuat ramuan modifikasi kekuatan magis sistem air raksa!
Nilai eksistensi para pemuda ini membuat Lao Liu terkesima.
Dengan ramuan modifikasi kekuatan magis sistem air raksa, Landak Batu di pasukan manusia bisa segera bertransformasi dari hewan pekerja kasar menjadi pasukan utama! Perubahan revolusioner ini ternyata hanya karena seorang cewek cantik yang lebih mirip gundik daripada pastor!
"Untungnya ramuan transformasi kekuatan magis ini dikembangkan oleh pastor," ujar Liu Zhenhan selaku Pelindung Suci, dengan mengatasnamakan Putra Suci, Roh Suci, dan Bunda Maria, setengah memaksa setengah memeras formula ramuan transformasi dari pastor perempuan itu - sebagai pastor Gereja Saint Paul, tentu tak ada yang berani mengabaikan pertanyaan pemimpin agama secara terang-terangan!
Meski formula ramuan transformasi kekuatan magis air raksa ini sebenarnya tidak terlalu penting bagi Feilengcui, Lao Liu tetap merasa puas bisa membalas dendam pada manusia dari hasil ini.
"Mengapa kau tidak menangis?" Saat melepas kepergian semua manusia, menatap mentari senja yang merah darah di ufuk langit, Liu Zhenhan bertanya lirih pada Daisy, juga pada dirinya sendiri: "Menangis mungkin akan membuatmu lebih lega."
"Air mata adalah hak paten para pengecut," mata Daisy menyala api kebencian tak bertepi, jawabannya sekeras berlian: "Bangsa naga hanya mengucurkan darah, bukan air mata!"
"Jika takdir bisa dipilih..." Liu Zhenhan memeluk Daisy dengan penuh kasih, berbisik pada dunia penuh pembantaian ini: "Aku berharap kau hanya akan menangis, tak perlu berdarah."
Deklarasi cinta ini seketika membuat Daisy menangis membasahi wajah.
Bab 629: Warisan Naga Suci untuk Aiqin
Di dalam istana Benua Kontribusi Pantai Dunia Iblis, Yang Mulia Raja Lich Jiabao dan Rundstedt baru saja menyelesaikan jamuan istana, sedang asyik bercakap-cakap.
Bagi mata-mata yang memiliki delapan ekor Naga Hitam Neraka dan dibantu oleh makhluk super tingkat tinggi, tidak ada Raja Lich yang akan meremehkannya. Sejak menerima laporan dari Ksatria Tanda Salib Waldner, Yang Mulia Jiabao telah meninggalkan urusan kerajaan yang rumit dan menyisihkan waktu khusus untuk bertemu dengan "Rubah Api" ini.
"Panglima Rundstedt, aku juga mempelajari sejarah Aiqin. Aku sangat mengerti apa artinya sebuah kekaisaran kuat dengan puluhan juta penduduk di Aiqin! Kekaisaran Mugalan telah menaklukkan ratusan etnis, hampir di setiap perang selalu ada jejakmu. Dengan jumlah pasukanmu yang terbatas, prestasi gemilang yang kau raih benar-benar pencapaian luar biasa yang tak bisa kubayangkan!" Yang Mulia Jiabao mengusap runa mata perak di pelipisnya, memuji habis-habisan agen dalam yang berjuluk "Rubah Api" ini: "Seni komando dan insting perangmu yang luar biasa ini, sepertinya bahkan jika kami mencari di seluruh Bangsa Iblis, tak akan menemukan talenta sepertimu."
"Yang Mulia, pujianmu membuat semua kehormatan yang kuraih di separuh hidupku menjadi pudar." Rundstedt membungkuk rendah dengan penuh kerendahan hati, berterima kasih atas pujian Ratu Lich.
"Bisakah kau menilai rencana strategis Bangsa Iblis dengan sudut pandangmu?" Yang Mulia Jiabao tersenyum mengangkat tangan, menunjukkan sikap menghormati orang berbakat agar "Rubah Api" tidak terlalu kaku.
“Rencana strategis Bangsa Iblis benar-benar bagus, saya bisa memberi nilai 80.” Nada suara Rundstedt membuat Jiabao merasa tidak nyaman di dalam hati. Dari nada bicaranya yang penuh kepercayaan diri, jelas bahwa dia tanpa malu-malu menempatkan dirinya lebih tinggi dari siapapun dalam hal kemampuan militer: "Kerajaan Bimeng yang menduduki Dataran Liar Donau hanya berpopulasi 6 juta. Begitu pasukan besar Bangsa Iblis bergerak, pasti akan seperti membajak ladang dan membersihkan sarang! Asalkan celah pertahanan alam Doluote diblokir, pasukan manusia terkuat di Aiqin takkan bisa mengancam Bangsa Iblis! Begitu basis tenaga logistik yang kokoh berdiri di Padang Liar Kuno, dengan keunggulan jumlah pasukan, Bangsa Iblis pasti akan menguasai seluruh wilayah Aiqin secara pasti! Tapi..."
“Tapi apa?” Yang Mulia Jiabao mengerutkan alisnya, menatap tajam rubah campuran ini.
“Yang Mulia, apakah Anda pernah mempelajari langkah-langkah yang diambil Bimeng setelah Perang Hyjal saat mundur ke Dataran Liar Donau?” Rundstedt tersenyum tipis.
“Tidak juga.” Jiabao berpikir dalam hati, mungkin saya terlalu banyak waktu luang: "Pasukan yang kalah perang, apa gunanya bicara soal keberanian? Tapi saya juga tertarik mendengar pendapatmu, Longmeier."
“Tidak bisa dikatakan demikian, Bimon juga masih memiliki beberapa talenta langka.” Rundstedt menghela napas halus dalam hati, tampaknya tidak hanya Benua Aigean, bahkan dunia iblis pun mulai tidak menganggap Bimon sebagai ancaman: “Yang Mulia Jiabao, sistem negara kota yang menjadi struktur Kerajaan Bimeng saat ini menggunakan kota besar sebagai pusat dengan desa-desa mengelilinginya. Pembagian administratif seperti ini tidak cocok untuk mengelola wilayah yang terlalu luas. Tapi apakah Yang Mulia tahu, seberapa luas sebenarnya wilayah Kerajaan Bimeng sekarang? Hehe, wilayah kekuasaan mereka tidak hanya mencakup Dataran Liar Donau saja!”
“Silakan Yang Mulia melanjutkan penjelasannya.”
“Provinsi Tenggara Bimon adalah hutan tanah asin, Provinsi Selatan adalah hutan purba, Provinsi Barat Daya adalah Rawa Senja, Provinsi Timur Laut berbatasan dengan Pegunungan Salju Himalaya Taymur, sementara ibu kota mempertahankan pintu keluar Gurun Pasir Taklamakan. Garis perbatasan lainnya semuanya adalah garis pantai.” Rundstedt berbicara lancar: “Sebenarnya, garis perbatasan yang perlu diwaspadai Kerajaan Bimeng hanyalah Celah Pertahanan Alam Doluote di sekitar Provinsi Tenggara. Karena hanya manusia yang bisa menyerang dari sana dan mengancam Kerajaan Bimeng! Tapi dengan pasukan penunggang serigala Wolff yang terkenal di dunia yang berjaga di sana, bahkan jika manusia ingin menyerang Bimon, pasukan besar tidak bisa dikerahkan! Bahkan jika kita mundur sepuluh ribu langkah, misalkan ada yang bisa menembus Padang Liar Kuno, Yang Mulia lihat, Bimon Beruang dari Provinsi Selatan bisa menyelinap ke hutan purba, Bimon Smail dari Provinsi Barat bisa bersembunyi di kedalaman rawa-rawa, Fox Timur Laut bisa mengungsi ke pegunungan salju besar, sementara Bimon Singa-Harimau dari ibu kota bisa mundur ke gurun...”
“Benar-benar cara melarikan diri yang serba terbuka.” Ratu Jiabao mengejek: “Tapi Yang Mulia Rundstedt, jika sebuah negara benar-benar terpecah seperti itu, masih pantaskah disebut negara? Kehidupan di hutan belantara bukanlah kisah bahagia sempurna seperti dongeng!”
"Yang Mulia Ratu, mohon dengarkan penjelasan hamba! Sejak lama sekali, hamba sudah melakukan penelitian menyeluruh dari berbagai aspek tentang Kerajaan Bimeng! Yang selalu membuat hamba penasaran adalah, mengapa setelah Perang Hyjal dulu, ketika populasi Bimon tersisa kurang dari satu juta, mereka masih rela mengorbankan nyawa berharga semua pendeta rubah demi mantra 'Kilat Berantai Nebula' untuk menghentikan pasukan sekutu manusia di Celah Doluote! Lalu dengan pasukan yang sedikit itu, mereka berani membagi lima kelompok besar untuk menguasai wilayah seluas ini!" Rundstedt berkata serius: "Yang Mulia Jiabao, mungkin Paduka belum tahu. Kerajaan Bimeng yang terlihat hanya menguasai Padang Liar Kuno seluas ratusan ribu kilometer persegi, sebenarnya Hutan Salib Selatan, Rawa Senja, Gurun Pasir Taklamakan, dan Pegunungan Salju Himalaya Taymur jauh lebih luas daripada Dataran Liar Donau. Semua wilayah ini termasuk dalam lingkaran kekuatan Bimeng!"
"Apakah Paduka ingin mengatakan bahwa sejak seribu tahun lalu setelah Perang Hyjal, keberanian Bimeng membagi pasukan yang sudah sedikit untuk menguasai wilayah sebesar ini sebenarnya adalah bentuk kesadaran akan krisis?" Ratu Jiabao baru pertama kali menyadari masalah ini. Sekarang setelah diingatkan Rundstedt, ia mulai mencerna dan merasakan sesuatu yang tidak biasa - Bimeng sudah ketakutan setengah mati.
“Yang Mulia, jika kita bicara tentang populasi Bimon setelah Perang Hyjal dulu, bahkan dengan pemulihan Energi Vital saat ini, jumlah mereka hanya sekitar 6 juta. Basis populasi sekecil ini di negara lain pasti akan dikonsolidasikan seperti tinju, bukan seperti Bimon sekarang yang tersebar di wilayah luas dengan sistem kota-kota otonom.” Rundstedt mengangguk: “Mari kita lihat kembali, seribu tahun lalu ketika Bimon terpukul mundur ke Dataran Liar Donau, sebenarnya mereka bisa mundur ke padang gurun utara. Dengan Sungai Sanggan yang deras sebagai benteng alam, keamanan mereka akan terjaga! Tapi mereka tidak melakukannya - ini langkah yang patut direnungkan!”
“Baiklah. Anggap saja analisis Anda benar, Bimon punya kesadaran krisis! Tapi apa hubungannya dengan Rencana strategis Bangsa iblis kami? Mengapa Anda memberi nilai 80 bukan sempurna untuk rencana kami? Bahkan jika perang suci pecah dan Bimon mundur ke hutan, rawa, dan gurun, kami tidak perlu repot memusnahkan mereka. Cukup dikepung.” Yang Mulia Jiabao tersenyum sinis: “Yang kami butuhkan hanya Dataran Liar Donau sebagai basis tenaga logistik untuk materi strategis. Ancaman apa bisa datang dari Bimon yang lari ke hutan belantara? Dengan jumlah pasukan mereka yang sedikit? Masih layakkah mereka disebut ancaman?”
"Saya baru saja mengatakan, Bimon menguasai wilayah seluas ini bukan tanpa alasan! Pertama, mereka memiliki Celah Doluote yang strategis; kedua, ada Sungai Sanggan sebagai pertahanan alam ganda." Rundstedt tersenyum: "Sekarang Bangsa Iblis tiba di Padang Liar Kuno melalui 'Jurang Ruang-Waktu', pertahanan pertama Bimon sudah otomatis ditinggalkan. Tapi pertahanan kedua Sungai Sanggan pasti tidak akan mereka lepaskan! Jika Bangsa Iblis tidak merebut padang gurun utara, basis logistik kalian sulit dikatakan stabil. Nanti kalian mungkin terjebak perang stagnan melintasi sungai dengan Bimon. Ditambah Kastil Yifu di Celah Doluote dijaga manusia, saya khawatir pasukan besar kalian harus terpecah di dua front, terjebak di padang gurun selatan! Inilah alasan utama saya hanya memberi nilai 80 untuk Rencana Strategis Bangsa Iblis!"
"Ini mustahil!" Ratu Jiabao tertawa getir: "Dengan pasukan sedikit itu, Bimon bisa halangi laju pasukan kami menguasai Padang Rumput Donau? Dengan apa? Smail? Baik. Saya akui angkatan udara kami tak bisa menyaingi Bimon Angsa. Tapi meski harus mengorbankan nyawa, kami pasti bisa menyeberangi Sungai Sanggan ke utara. Pasukan darat Bimon tidak punya keunggulan seperti Smail dalam pertahanan udara, kan? Manusia lebih mudah diatasi. Kami punya angkatan udara tak terhitung, mungkinkah Celah Doluote kecil menghalangi? Ingat, satu-satunya angkatan udara manusia hanya Ksatria Naga plus sedikit Ksatria Suci!"
Rundstedt menggelengkan kepala sambil tersenyum getir, tak melanjutkan pembicaraan.
"Menurutku apakah Yang Mulia terlalu mengagungkan Bimon? Memang, prajurit Bimon dari ras tertentu memang sangat perkasa, satu lawan seratus! Tapi populasi ras pejuang utama itu terlalu sedikit. Dari 6 juta Bimon sekarang, lebih dari setengahnya adalah sampah pengecut tak berguna dengan tinggi tak sampai 1.3 meter!" Ratu Jiabao menangkap ketidaksetujuan "Rubah Api" ini: "Menteri Mei, istilah 'prajurit Bimon terbaik di dunia' itu merujuk pada era Kekaisaran Bimeng kuno, bukan pasukan Bimon sekarang!"
"Bimon adalah etnis yang dalam sejarah menyempurnakan seni perang sampai tingkat tertinggi. Yang lebih menakutkan, meski terdiri dari multietnis, mereka memiliki kohesi dan peradaban maju yang tak terbayangkan; ahli dalam merusak, tapi juga ahli membangun. Negara seperti ini, asal memiliki pemimpin besar, pasti bisa bangkit kembali!" Rundstedt menghela napas: "Jika saya yang merancang rencana, pasti menjadikan manusia sebagai titik lemah, bukan Bimon! 'Jurang ruang-waktu' di Dataran Carimodo cukup untuk invasi besar-besaran, dengan padang rumput luas yang ideal untuk mengerahkan keunggulan jumlah pasukan iblis!"
“Manusia Aiqin terlalu kuat. Jika terlalu cepat melakukan kontak dengan mereka, kerugian Bangsa Iblis akan sangat besar.” Ratu Jiabao sebenarnya meragukan kemampuan Meishuai Mouran. Mana ada logika memilih kenari keras dulu ketimbang terong lembek? Apakah prestasi militer yang pernah diraihnya selama ini asli atau palsu?
Yang tidak disadari, Rundstedt juga sedang memendam rasa hina terhadap kecakapan strategi elite Bangsa Iblis.
Sebenarnya menurutnya, Rencana strategis Bangsa Iblis ini sama sekali bernilai nol!
Sangat tidak masuk akal!
Mereka malah melepaskan jantung Aiqin yang memungkinkan pengerahan pasukan besar-besaran, justru berkonflik dulu dengan Bimon yang kekurangan pasukan. Sungguh bodoh dan picik! Rundstedt tersenyum sinis. Berbeda dengan Bimon yang punya harga diri tinggi, jika Bangsa Iblis menyerang lebih awal sambil melakukan taktik adu domba terhadap negara-negara manusia yang belum bersatu, kerajaan kecil mana lagi yang berani melawan?
Lagipula, jika Bangsa Iblis ingin menginvasi Aiqin, perang dengan manusia pasti terjadi! Apakah manusia Aiqin akan menjadi lemah setelah Padang Liar Kuno ditaklukkan? Dengan adanya waktu persiapan berharga ini, jika negara-negara manusia bersatu membentuk pasukan gabungan, Bangsa Iblis akan menelan akibatnya di masa depan!
"Mengenai kerugian, Yang Mulia, di sepanjang Sungai Sanggan hanya ada beberapa dermaga, selain satu dermaga terbesar. Dermaga-dermaga kecil lainnya hanya bisa melayani 3-4 perahu sekaligus, bahkan Bimon Suku Air saja sudah bisa membuat pasukan besar Bangsa Iblis tak mampu menyeberang..." Rundstedt tahu mana informasi yang perlu disampaikan, setelah berpikir sejenak ia melanjutkan: "Jika Bangsa Iblis ingin membersihkan Padang Rumput Donau utara, mereka harus merebut Feilengcui terlebih dahulu! Untuk ini, saya sarankan kalian mengerahkan unit elit untuk menyerang Kota Tanah Merah ini! Tanah merah di Dataran Liar Donau mengandung logam yang sangat kaya, kota ini juga pernah dibakar oleh mantra terlarang Three-Day Flame, kekuatannya tidak kalah dengan kota baja..."
"Jangan khawatir, Yang Mulia kedua Raja Lich sekarang telah menuju Hutan Salib Selatan. Dengan intel yang Anda berikan, kami yakin bisa menghabisi Tuan Tanah Feilengcui dan ahli-ahli Jalan Tertinggi di bawahnya!" Ratu Jiabao berkata dengan bangga: "Di hadapan kekuatan terhebat Bangsa Iblis, siapapun hanyalah Green Party yang mencoba menghentikan kereta. Bahkan Santo Aiqin sekalipun! Tanpa ahli Jalan Tertinggi, sekeras apapun Kota Tanah Merah itu takkan bisa menghentikan langkah pasukan kami!"
"Semoga saja." Rundstedt menundukkan kepala dalam-dalam, pikirannya tenggelam dalam kesenyapan yang sulit diungkapkan.
Ia sangat memahami bahwa intel yang diberikan kepada Bangsa Iblis pasti akan membawa bencana besar bagi saudara iparnya tercinta.
“Tapi entah mengapa, saat ini hatinya sama sekali tidak merasakan sedikit pun kegembiraan.”
“Bahkan dia masih berharap, seandainya Richard bisa lolos dari bencana ini betapa baiknya...”
“Tidak mengalahkannya secara jujur di medan perang, Rundstedt merasa ini akan menjadi penyesalan seumur hidup...”
“Yang Mulia, izinkan saya bertanya satu hal lagi,” Ratu Jiabao menyuruh pelayan membawa kotak brokat memanjang, menyerahkannya ke Rundstedt: “Menurutmu apa sebenarnya makna ini? Apakah... industri persenjataan Feilengcui sudah berkembang sampai tingkat semewah ini?”
Rundstedt membuka kotak itu, di dalamnya terdapat sebatang anak panah berbulu berwarna emas gelap.
Panah ini panjangnya sekitar 1,4 meter. Batang panahnya sebesar ibu jari kaki, dari mata panah hingga bulu semuanya dilapisi emas, terasa sangat berat di genggaman.
Mata panahnya berbentuk tiga（prisma） dengan tanda salib, hanya dengan melihat gaya merusak ini saja, sudah bisa dibayangkan betapa mengerikannya luka yang akan ditimbulkan saat panah ini menembus daging.
“Ini adalah anak panah berat bertanda salib berlapis Adamantium, lagi-lagi senjata agama yang tidak diasah, sudah pasti ini adalah panah standar yang digunakan para Penjaga Utama Istana Musim Panas Dewa Perang Feilengcui.” Rundstedt mengangguk-angguk sambil mengagumi teknik pelapisan emasnya. Dengan daya tembus Adamantium yang luar biasa, panah ini secara alami menjadi panah armor-piercing sempurna.
“Anak panah ini ditemukan di medan perang pemberantasan penunggang serigala baru-baru ini. Menurut para master Kurcaci kami, kemurnian Adamantium pada anak panah ini mencapai 99%, mustahil untuk dilebur atau dipisahkan dengan teknologi saat ini.” Ratu Jiabao bertanya heran: "Menteri Mei, Anda bertetangga dengan Feilengcui, tahukah bagaimana pandai besi mereka menempa Adamantium dengan kemurnian setinggi ini menjadi senjata? Apakah Kota Tanah Merah sudah begitu makmur sampai menggunakan anak panah Adamantium? Kalaupun iya, dari mana busur mereka mendapatkan kekuatan tembak sebesar itu?"
“Feilengcui memiliki dunia bawah tanah yang kaya akan sumber mineral, di sana terdapat bijih mentah tak terhitung seperti semak-semak di permukaan! Tapi aku belum pernah mendengar di Kota Lucerne tentang keberadaan tambang Adamantium dalam jumlah besar di dunia bawah tanah. Logam magis langka semacam ini jika diproduksi massal sebagai senjata standar sungguh tidak masuk akal!” Rundstedt juga ragu: “Kekaisaran Mugalan tempatku dulu juga merupakan negara metalurgi besar. Aku belum pernah dengar ada pandai besi yang bisa memurnikan Adamantium sampai 99%, kemurnian ini sudah mengeras permanen, bagaimana cara membuat senjatanya? Kecuali menggunakan sihir elemen api tingkat tinggi, tapi tetap saja produksi massal senjata tetap mustahil!”
"Feilengcui sebenarnya punya berapa pandai besi?" Pelipis Ratu Jiabao semakin berkerut. Fakta mengejutkan bahwa Feilengcui bisa menjadikan senjata Adamantium sebagai persenjataan standar, bahkan membuat Raja Lich yang menguasai satu benua pun merasa sulit dipercaya. Tapi kenyataan di depan mata, tidak percaya pun tidak bisa.
"Setidaknya ada tiga ribu pandai besi! Tuan Tanah Feilengcui itu saat Pertempuran Gurun saja sudah menyedot habis semua pandai besi di Kota Gallimard Kekaisaran Mugalan kami! Mugalan adalah negara metalurgi terbesar di gurun, apalagi Kota Gallimard adalah tempat persembunyian Sultan Agung sebelumnya. Dari segi sumber daya pandai besi, pasti nomor satu di Mugalan! Ditambah dia juga merebut sekitar seribu pandai besi Kurcaci Abu-abu dari tangan Elf Lusern, belum lagi pandai besi Tifon yang sudah dimilikinya sejak awal..." Rundstedt merentangkan tangan, tersenyum getir: "Kota Tanah Merah ini sampai sekarang jumlah prajuritnya baru sekitar lima ribu, hampir sama dengan satu prajurit punya satu pandai besi khusus! Pantas kekuatan tempur mereka begitu kuat, persenjataan mereka begitu bagus, bukan tanpa alasan."
"Kalau begitu aku harus merebut kota tanah merah ini!" Ratu Jiabao matanya berbinar-binar mendengar penjelasan Rundstedt. Jika bisa memiliki begitu banyak pandai besi dan dunia bawah tanah yang kaya mineral, kemampuan persenjataan Benua Kontribusi Pantai pasti akan melompat ribuan li.
Pada saat itu, seorang Ksatria Ketakutan yang panik terhuyung-huyung masuk ke istana dari luar, merangkak dan bersujud di tangga bawah singgasana. Karena terlalu keras membentur lantai batu, dahi ksatria ini terkoyak selebar jari, darah ungu menggenangi lantai.
Sebelum Ratu Jiabao sempat memarahi sikap tidak sopan ksatria itu, kabar bencana tentang kepunahan pasukan perintis dan dua Raja Lich langsung membuatnya pingsan.
Jiabao membeku bagai patung di singgasananya, pandangan kosong, tak mengucapkan sepatah kata pun selama bertahun-tahun.
Rundstedt berdiri di aula megah istana, kepalanya berputar-putar, hampir mengalami breakdown saraf.
Pasukan perintis Bangsa Iblis yang dihancurkan Benua Aigean ini, dari segi apapun, jauh melampaui tingkat kekuatan era Perang Dewa dan Iblis 10.000 tahun silam. Menurut intelijen pengintai, bukan hanya pasukan elite ini yang binasa di Hutan Salib Selatan, tapi juga pasukan Naga Iblis yang muncul secara misterius di hutan itu mengalami nasib serupa!
Rundstedt benar-benar tak bisa membayangkan bagaimana iparnya bisa memenangkan perang ini!
Bukan hanya Bangsa iblis dan Naga Iblis. Ada juga ras neraka yang berkumpul di Hutan Salib Selatan!
Bahkan jika Richard bisa mengkoordinasi semua kekuatan tinggi Benua Aigean dalam waktu singkat, bagaimana mungkin menghancurkan tiga kekuatan tinggi Naga Iblis, Bangsa iblis, dan ras neraka yang keluar semua sekaligus?
Seluruh Benua Aigean tahu, Penyihir Besar Suci yang perkasa ini hanya menguasai "sihir tangan kosong".
Dalam hal penguasaan sihir dan kemampuan serangan elemen, dia bahkan tidak layak mengangkat sepatu dua Santo masa lalu!
Yang paling membingungkan Rundstedt adalah: tiga kekuatan di atas Hutan Salib Selatan ini terdiri dari ahli Jalan Tertinggi. Sehebat apa pun kemampuan tangan kosong Richard, berapa banyak yang bisa dibunuhnya? Lagipula, sihir ras neraka, Bangsa iblis, dan Naga Iblis bukan makhluk yang lemah, mana mungkin semuanya bisa dibunuh dengan mudah!
Jangan-jangan Dewa Maut berubah menjadi manusia biasa dengan nama Richard untuk menghancurkan dunia? Rundstedt berpikir cepat, merenungkan apakah harus berpindah pihak.
※※※
Liu Zhenhan yang merupakan nama samaran Dewa Maut ini justru tidak berpikir untuk menghancurkan dunia. Dia malah meragukan penglihatannya sendiri.
Setelah kembali dari Hutan Salib Selatan ke Feilengcui, sebelum sempat duduk, Putri Kelima Tang Zang dan tiga bangsawan kerajaan bawah laut dari dunia iblis sudah mengepung Lao Liu, mendesaknya untuk menyetujui kerjasama militer besar-besaran.
Lao Liu tersenyum ramah menyuruh mereka berbaris, lalu menendang bertubi-tubi hingga anggota keluarga kerajaan yang biasa menguasai angin dan hujan itu memegangi perut seperti udang rebus.
"Jancuk perempuan seluruh keluargamu!!! Jika rasa tak tahu malumu bisa diubah menjadi air, bahtera Nuh pasti tenggelam!" Liu Zhenhan yang sudah menahan amarah akhirnya meledak, menuding hidung para ahli asing ini: "Bangsat! Kalian lebih hina dari binatang! Untuk apa aku mengundang kalian? Cuma main-main? Jancuk! Masih mau kerjasama militer? Jancuk ibumu! Pergi sana!"
Anehnya, jika orang lain menghina keluarga kerajaan seperti ini, pasti sudah terjadi keributan. Tapi Lao Liu yang memukul dan memaki justru membuat mereka merasa terhormat.
Setelah amukannya reda, kerumunan orang segera mengerubunginya untuk mengadu.
Dari dua belas wilayah kekuasaan sampai tiga mantra terlarang, dari "Tongkat Saffron" hingga "Cermin Penghancur", semua alasan dikemukakan berulang-ulang.
Sebenarnya Putri Kelima Tang Zang dan tiga keluarga kerajaan bawah laut memang tidak bersalah.
Andai mereka tidak menyimpan kekuatan dan ikut gegabah dengan Lao Liu, pasti sudah binasa.
“Kalau saat itu bukan burung beo kecil dan Guo Guo yang lebih dulu menerjang, pasti kamu juga akan mengkerut di belakang seperti kami!” Putri Kelima Tang Zang berbicara penuh keyakinan, membuat Lao Liu tertegun.
“Jancuk, jadi menurutmu aku yang salah menyalahkan kalian?” Lao Liu benar-benar tak tahu harus tertawa atau menangis.
“Tentu saja.” Tiga anggota keluarga kerajaan Bangsa Laut Dunia Iblis mengangguk seperti ayam mematuk beras.
“Kerjasama militer dengan kalian di area terbatas masih mungkin; tapi tentang teknologi pembuatan senjata energi rahasia, lupakan! Aku sudah dirugikan oleh manusia. Sekarang selain Bimon, tak ada yang kupercaya!” Liu Zhenhan membenci politik, apalagi permainan kartu lawan dalam negosiasi. Tanpa perlu mengemis, bicaranya pun tak lagi menjaga harga diri.
“Saudaraku! Tang Zang dan Bimon terpisah gunung-sungai, takkan bisa ada konflik kepentingan. Mengapa tak mau bekerja sama?” Putri Kelima Tang Zang mengulang jargonnya: “Tak perlu beri teknologi meriam penghancur Heisuoyin, cukup jual senjatanya! Syaratmu apapun, bahkan pinjam pasukan akan kupenuhi!”
“Kami juga sama. Kami sama sekali tidak memiliki konflik kepentingan dengan Bimon, kami adalah sekutu kuat Bimon, teman abadi! Asalkan Anda mau menjual barang jadi!” Tiga keluarga kerajaan bawah laut paham hanya dengan mengatakan ini mereka punya harapan meraih kerja sama. Senjata tajam negara, siapa yang mau menyerahkan pegangan kepada orang lain secara cuma-cuma? Prioritas utama adalah membangun hubungan sekutu yang kokoh dengan Feilengcui, baru kemudian mencari cara membahas hal lain.
“Itu juga mustahil!” Liu Zhenhan dalam hati berkata Laozi bahkan sudah merusak Yu Xi, aku lebih membutuhkan peluru Heisuoyin dari Mithril daripada kalian.
“Master Richard, demi Yang Mulia Lei Dongduo yang pernah membantu penunggang serigala, tolong bantu seluruh bangsa laut dunia iblis kami!” Pangeran dari suku bulu babi yang melihat orang ini tak bisa dirayu dengan keras maupun lunak, dengan cerdik memainkan kartu emosional: “Kami tiga bangsa laut dunia iblis datang ke Feilengcui untuk berunding denganmu, bagaimana membantu sekutu Bimon menghadapi Xiya dan Bangsa Laut Alis. Anda juga tak bisa menyuruh kami bertarung hanya dengan otak di pundak kan?”
“Kalau begitu, izinkan saya membawa 'Guci Giok Dewa Kekayaan' dari Negeri Sutra, lalu berencana mengasingkan orang-orang yang merusak Paviliun Bunga ke dunia iblis, apakah ini tidak bisa dianggap sebagai jasa?” Putri Kelima Tang Zang juga segera ikut mengklaim jasa: “Saya sama sekali tidak bermaksud minta imbalan! Jika Anda benar-benar tak mau menjual meriam penghancur, tolonglah demi harga diri Kakanda Keempat dan Xiao Kong, bantu kami Tang Zang membentuk pasukan khimera?”
“Putri Kelima memang pantas dijuluki politikus ulung, begitu tahu tak ada harapan langsung mengubah sikap. Bagaimanapun, dia sudah menyaksikan sendiri kekuatan khimera Landak yang merupakan pasukan khusus yang sungguh luar biasa kuat.”
Tanpa banyak bicara, Lao Liu menyuruh orang mengambil guci giok yang sudah retak menjadi dua dan melemparkannya ke Putri Kelima Tang Zang: “Nah, karena kau menyebut ‘Guci Giok Dewa Kekayaan’, sekarang kukembalikan. Kita sudah lunas.”
Kedua mata Pangeran Timur langsung membelalak seperti kenari overnutrisi, menatap tajam pecahan giok di lantai.
“Richard, jangan terlalu keras.” Yang Mulia Raja Naga Lei Dongduo pura-pura menghibur Lao Liu dengan nada sok akrab: “Tenang dulu, lihat, kami bertiga dari keluarga kerajaan laut datang bersama menunjukkan kesungguhan hati!”
“Yang Mulia Lei Dongduo, jangan khawatir. Janjiku padamu takkan kupungkiri!” Liu Zhenhan tersenyum sinis: “Tapi jangan coba main tipuan kosong! Barangku tak mudah dikeluarkan! Sudah, aku sibuk. Kalian pulang saja ke tempat masing-masing!”
“Tunggu sebentar, Richard! Kami tidak bermaksud membuatmu rugi. Untuk kerja sama menyeluruh dan mempererat persahabatan, kami dari keluarga kerajaan bulu babi dan putri duyung cantik sudah berdiskusi…” Raja Naga Laut mengusap moncong tulangnya yang runcing panjang, santai dan tenang melanjutkan: “…Selain menyediakan 30.000 porsi 'Pirang Platinum' untukmu, dua keluarga kerajaan laut lainnya juga bisa menyediakan jumlah yang sama. Menurutmu, cukupkah ini menunjukkan kesungguhan kami?”
“Kalau begitu, tiga bangsa laut dari dunia iblis ini ingin bersama-sama menginvasi lautan Benua Aigean?” Tentu Liu Zhenhan menginginkan begitu banyak 'Pirang Platinum', tapi dia tidak bodoh. Kehadiran bangsa laut sebanyak ini di perairan Aigean bisa menjadi bibit Perang Darat-Laut di masa depan.
“Benar! Untuk mengatasi bangsa Xiya dan Alexius, ras naga laut saja mungkin tidak cukup. Jadi aku mengajak dua penguasa laut lainnya plus Bimon kalian. Dunia akan menjadi milik kita!” Raja Naga Laut berkata dengan angkuh: “Sedangkan bangsa iblis daratan itu, sama sekali bukan masalah besar!”
“Hehe, aku hanya menyediakan teknologi pembuatan 'Lencana Pemisah Air' untuk Yang Mulia. Bukankah seharusnya Anda fokus dulu ke benua dunia iblis?” Liu Zhenhan tersenyum sinis dalam hati: “Aku tidak pernah berjanji akan memberikan Kristal Malon untuk memodifikasi 'Jurang Ruang-Waktu' ke laut Aigean!”
"Dunia yang bermandikan sinar matahari dan bulan, jika tidak melihatnya langsung, tentu kami tidak akan berkata demikian. Tapi sekarang kami sudah menyaksikannya sendiri, tentu tak boleh melewatkan kesempatan ini!" Pangeran putri duyung cantik buru-buru menyela, "Lagipula Xiya dan Bangsa Laut Alis adalah musuhmu. Asalkan Anda bersedia menyediakan Kristal Malon untuk memodifikasi 'jurang ruang-waktu', memberikan jalur cepat untuk mengirim pasukan ke laut Xiya, seharusnya ini tidak merugikan kedua belah pihak!"
"Mustahil!" Lao Liu menolak tegas. Bercanda, begitu tiga bangsa laut dunia iblis masuk ke perairan dekat Benua Aigean, siapa yang bisa menghentikan jika mereka juga menyerang daratan!
"Tidakkah Tuan takut kami bersekutu dengan bangsa iblis?" Raja Naga juga mulai panik.
"Cukupkah daratan Aigean untuk menampung kalian semua yang begitu banyak?" Liu Zhenhan tertawa, "Lagipula meski punya teknologi pembuatan 'lencana pemisah air', tak mungkin kalian bisa mempersenjatai seluruh pasukan dalam sehari dua hari! Jika berani mengirim ahli membantu bangsa iblis, jangan protes saat kubombardir kalian dengan peluru Heisuoyin!"
"Kami tidak bermaksud begitu, sama sekali tidak!" Pangeran putri duyung cantik segera meratakan suasana, "Jika masuk ke lautan, kami tak perlu membuat lencana pemisah air lagi, tenanglah. Kami tidak berniat menguasai daratan, hanya ingin masuk ke laut Xiya. Aku tahu Kerajaan Bimeng punya banyak 'jurang ruang-waktu' dekat pesisir barat. Asalkan Master Richard bersedia menyediakan formasi teleportasi Kristal Malon untuk kami..."
“Jangan bicara lagi, ini mustahil!” Liu Zhenhan tidak menyisakan ruang negosiasi sedikitpun bagi tiga bangsa laut dunia iblis ini.
“Master, kami mengakui bahwa bangsa laut dunia iblis memang selalu memimpikan untuk menetap di daratan! Selama bertahun-tahun, kami terus melakukan penelitian sihir arkan untuk mencari cara agar pasukan laut kami bisa menginjakkan kaki di darat!” Pangeran bangsa landak laut tersenyum sinis memandang Lao Liu: “Dalam penelitian ini, ras kami memang selalu menjadi yang terdepan.”
“Oh? Jadi kalian sudah menciptakan 'lencana pemisah air'?” Liu Zhenhan mengejek tanpa tedeng aling-aling kepada pangeran berduri ini: “Lalu untuk apa mencari kami? Taklukan dulu tiga benua dunia iblis, baru urus Aiqin!”
“Janganlah begitu...” wajah pangeran bulu babi memerah: “Arah penelitian kami melenceng, hanya berhasil menciptakan formasi sihir arkan yang bisa menganugerahkan barrier anti-air berskala besar...”
“Haha! Orang lain menanam melon dapat melon, menanam kacang dapat kacang. Kalian menanam rumput laut malah dapat kastanya?” Lao Liu hampir terbang gelak tawa. Formasi sihir seperti ini seharusnya diciptakan ras darat yang ingin menginvasi lautan!
“Kami bangsa bulu babi tahu Yang Mulia Richard khawatir tentang apa, jadi kami memutuskan untuk memberikan diagram struktur elemen formasi sihir arkan yang bisa menganugerahkan Kungkungan Air Besar tanpa air ini sepenuhnya kepada kalian Bimon! Jika suatu hari nanti kami bangsa laut mengkhianati janji, kalian bisa menyerang kami dengan pasukan membawa Kungkungan Air Besar. Tak ada bangsa laut yang bisa bertempur lama di lingkungan tanpa air!” Pangeran Bulu Babi menatap Lao Liu yang tertawa terbahak-bahak dengan mata berbinar-binar: “Yang Mulia Raja Bunga, Santo Aiqin yang agung, apakah persembahan ini masih bisa mewakili niat tulus kerjasama bangsa laut Dunia Iblis dengan Yang Mulia?”
“Richard, jangan kira kami bangsa laut Dunia Iblis sama serakahnya dengan Bangsa Laut Xiya atau Bangsa Laut Alisius. Kami yang bisa keluar dari Laut Kabut pekat nan gelap, lalu menduduki lautan Xiya yang indah, sudah merasa sangat puas.” Raja Naga Laut membersihkan tenggorokannya, menatap Lao Liu tanpa berkedip dengan pandangan tulus penuh harapan.
“Tidakkah kalian takut suatu hari nanti aku membawa ras-ras permukaan dalam jumlah besar, menggunakan Kungkungan Air semacam ini untuk menginvasi lautan?” Liu Zhenhan balik bertanya: “Aku waspada pada kalian, kalian juga harus waspada padaku, bukan?”
“Di lautan ada tekanan air. Kungkungan Air tak bisa menahan tekanan air yang terlalu kuat.” Pangeran Bulu Babi menjawab sambil tersenyum.
“Hanya ini belum cukup. Aku tak tertarik mengambil risiko.” Liu Zhenhan tetap menggelengkan kepala. Dia tak ingin Ai Wei'er nanti menyalahkannya karena terlalu kejam.
“Anda adalah anggota luar bangsa naga dari Benua Aigean, jika saya menyediakan telur Naga Suci Benua Aigean untukmu, bisakah Anda menerima permintaan kami untuk menginjakkan kaki di bawah langit berbintang Aigean?” Pangeran putri duyung cantik tiba-tiba melemparkan bom besar yang membuat Lao Liu pusing tujuh keliling.
“Telur Naga Suci?” Mata Liu Zhenhan langsung membulat seperti telur naga.
Naga Suci Benua Aigean sudah menjadi legenda dan mitos belaka, mana mungkin ada telur Naga Suci di lautan dunia iblis?
“Dalam Pertempuran Longhai 13.000 tahun yang lalu, Naga Suci kalian pernah bertempur melawan Qifeiyanuo - Utusan Dewa Naga Iblis pilihan Ner'zhul - di dunia iblis. Akhirnya Qifeiyanuo gugur, sedangkan Naga Suci Aigean menghancurkan diri satu tingkat kultivasinya, berubah menjadi Model besar, dan bersembunyi di lautan dunia iblis kami untuk memulihkan luka...” Ucap Pangeran putri duyung cantik belum selesai ketika Lao Liu sudah menyela.
“Barusan kau bilang Naga Suci kami berubah jadi Model? Apa aku tidak salah dengar?” Liu Zhenhan menatap tajam bocah putri duyung yang tidak tahu diri ini dengan wajah muram: “Perhatikan kata-katamu, Yang Mulia Pangeran. Kau juga tahu aku anggota luar bangsa naga, kebetulan hari ini suasana hatiku tidak baik. Lebih baik jangan kau bikin aku marah.”
"Faktanya memang demikian, Naga Suci kalian saat itu sedang menjalani pemulihan di wilayah kami para putri duyung cantik, nenek moyangku bahkan pernah memberikan bantuan kecil kepada Naga Suci ini!" Pangeran putri duyung cantik sama sekali tidak gentar menghadapi pandangan Lao Liu yang nyaris ingin memakan orang: "Utusan Naga Iblis Cifiano sebelum gugur dalam pertempuran, pernah menggunakan daging-darah dan jiwanya sebagai pengorbanan agar Dewata Iblis Ner'zhul menurunkan avatar penghancur Aigean! Naga Suci kalian terus berjaga di lautan dunia iblis justru untuk merusak kutukan Cifiano. Tidak ada satu kata pun dusta dariku, sekitar tiga ribu tahun setelah Pertempuran Longhai berakhir, sebuah meteor membawa avatar Ner'zhul jatuh ke dunia iblis, persis dibantai di tempat oleh Naga Suci kalian! Menurut pandangan kami para putri duyung cantik, inilah kunci kemenangan akhir Benua Aigean dalam Perang Dewa dan Iblis pertama!"
Ini benar-benar rahasia super besar yang menggemparkan!
"Lalu? Mengapa Naga Suci masih terus tinggal di dunia iblis alih-alih kembali ke Benua Aigean?" Liu Zhenhan terdiam terpaku hampir setengah hari, baru kemudian tertawa: "Aku benar-benar heran, jika tugasnya sudah selesai, kutukan Utusan Naga Iblis Cifiano juga sudah dipatahkan, untuk apa masih betah tinggal di dunia iblis kalian? Untuk wisata? Atau jalan-jalan?"
"Pengorbanan yang dilakukan Utusan Dewa Naga Iblis Qifeiyanuo dengan daging dan jiwanya sendiri termasuk dalam kutukan kembar. Dewata Iblis Ner'zhul akan dua kali merespons panggilannya. Meskipun kesempatan pertama dihancurkan oleh Naga Suci Aiqin, masih ada kesempatan kedua untuk avatar penghancur turun! Kapan tepatnya avatar penghancur ini akan tiba di dunia iblis, tidak ada yang tahu. Namun yang pasti, kedatangannya pasti sebelum pembukaan kedua 'jurang ruang-waktu'. Jadi Naga Suci Aiqin harus tetap bertahan di dunia iblis!" Pangeran Putri Duyung Cantik berkata dengan penuh penyesalan: "Sayangnya... tak lama setelah avatar penghancur pertama yang diturunkan Dewata Iblis Ner'zhul dibunuh Naga Suci Aiqin, penjaga dunia iblis Raja Buaya Kuno Piacenza menghadap Naga Suci tersebut. Raja Buaya Kuno berpendapat Naga Suci telah merusak tatanan alam dunia iblis, lalu menantang Naga Suci ini..."
"Bagaimana hasilnya?" Liu Zhenhan yang baru kedua kali mendengar nama Raja Buaya Kuno Piacenza ini bertanya. Setiap kali seorang Raja Lich akan naik takhta, penjaga dunia iblis ini selalu menyediakan setetes air mata. Air mata buaya ini bila diminum dapat meningkatkan kemampuan sihir arkan Tongyou Raja Lich secara signifikan.
"Hasilnya Naga Suci Aiqin langsung disegel oleh 'Mata Penyegel Dimensi' Raja Buaya Kuno Piaqinzha." Pangeran putri duyung cantik menggigil: "Masa penyegelan pupil Raja Buaya Purba adalah 10.000 tahun. Meski bisa bertahan dari segel ini, seumur hidup akan kebal terhadap 'Mata Penyegel Dimensi'. Tapi yang sulit dipercaya, tahun lalu Naga Suci Aiqin benar-benar berhasil bertahan hidup sampai akhir masa penyegelannya!"
"Lalu bagaimana?" Liu Zhenhan bertanya dengan gugup. Jika benar-benar bisa menemukan Naga Suci, dua wali kota Kota Naga mungkin tak akan lagi menyalahkannya atas kematian banyak ksatria naga. Tentu saja, menemukan Naga Suci juga akan menjadi bantuan besar bagi Benua Aigean. Saat panglima besar pertama Dunia Arwah Yingelieqibao datang membalas dendam, setidaknya ada lawan seimbang yang bisa menghadang.
"Saat itu Naga Suci sedang hamil..." Pangeran putri duyung cantik terbata-bata.
"Kau mengolokku?" Liu Zhenhan mulai menyadari kelakuan pangeran ini sejak saat ini: "Jancuk! Naga Suci disegel di pupil dimensi selama 10.000 tahun, mana mungkin hamil? Dari air mata Raja Buaya Purba? Sialan kau, coba kau hamilkan sendiri!"
"Tidak! Dulu saat Naga Suci bertarung dengan Utusan Dewa Naga Iblis Zifiano, Zifiano secara licik menggunakan 'Mata Air Kuning Biru Langit' untuk menyerang tiba-tiba Naga Suci, dan menyemprotkan air suci itu ke mulut Naga Suci! Dengan kekuatan dahsyatnya, sebenarnya Naga Suci bisa menekan efek 'Mata Air Kuning Biru Langit' agar tidak aktif! Tapi setelah 10.000 tahun tersegel di 'Mata Dimensi Lain', Naga Suci sudah sangat lemah, tak lagi punya sisa tenaga untuk menekan efek 'Mata Air Kuning Biru Langit', dengan susah payah melahirkan sebutir telur naga, lalu mempercayakannya pada putri duyung cantik yang pernah membantunya dulu!" Pangeran putri duyung mengangkat bahu pada Lao Liu yang terpaku: "Jangan tidak percaya, Naga Suci ini tidak hanya mengandung satu telur naga, tapi dua butir sekaligus! Saat itu masih ada satu telur di perutnya yang belum lahir! Setelah menyerahkan satu telur yang sudah lahir pada kami, dengan perut buncitnya yang masih menggantung, dia nekat membuka 'jurang ruang-waktu' datar di langit, persis seperti kerang raksasa yang menampung meteor jatuh! Dia sendiri lalu masuk ke dalam 'jurang ruang-waktu' itu, menghilang tanpa jejak!"
“Bicara seolah itu nyata, kalau begitu, ‘jurang ruang-waktu’ itu seharusnya masih ada kan?” Liu Zhenhan menggertakkan jarinya hingga berbunyi kreek-kreek, tersenyum sinis. "Mata Air Kuning Biru Langit" adalah "Mata Air Kehidupan" dari dunia iblis. Menggunakan benda ini untuk menjebak orang, benar-benar ide yang bisa terpikir oleh Pangeran putri duyung cantik ini.
“Tentu masih ada! ‘Jurang ruang-waktu’ itu berbeda dengan yang lain, ia terbentang seperti awan di atas Laut Kabut dunia iblis, tepat di Kerajaan Putri Duyung kami! Jika tidak percaya, aku bisa mengajakmu melihat!” Pangeran putri duyung cantik tertawa: “Lagipula kita punya formasi teleportasi sihir, perginya sangat mudah! Asal kau setuju dengan syarat kami, sekarang juga bisa kuberikan telur naga itu, dan mengajakmu melihat ‘jurang ruang-waktu’ itu. Aku tahu ceritanya terdengar mustahil, tapi begitu kau melihat langsung, kau tak akan menganggapku berbohong!”
Lao Liu memang bermaksud demikian. Seribu kata tak sebanding bukti nyata.
Melalui formasi teleportasi sihir menuju dasar laut dunia iblis, putri duyung segera menyerahkan telur Naga Suci kepada Lao Liu untuk diperiksa.
Ini adalah telur putih raksasa tak terperi, memancarkan napas naga murni. Baik Lao Liu, Daisy, maupun Ayah Anglam, semua bisa langsung memastikannya.
Pangeran putri duyung juga menunjukkan "jurang ruang-waktu" yang terbentang di antara langit dan laut kepada Lao Liu.
Di langit suram, "jurang ruang-waktu" ini jika tidak diperhatikan, benar-benar mirip gumpalan awan.
"Bentuknya sangat aneh, terhampar sepenuhnya di udara seperti panci besar yang berdiri menghadap langit. Hanya dengan terbang ke langit dan melihat ke bawah baru bisa ditemukan."
Jika "Jurang Ruang-Waktu" ini benar-benar dibuat oleh Naga Suci, Liu Zhenhan benar-benar kagum setengah mati pada naga suci ini!
Siapa yang masih bisa memiliki kemampuan luar biasa seperti itu setelah mengalami penyegelan selama 10.000 tahun, mengandung anak, dan dalam kondisi fisik yang lemah?
"Versi bangsa naga dari Mu Guiying!" Pujian tulus Liu Zhenhan untuk naga suci yang agung ini.
"Bangsa Laut dunia iblis kami tidak ada yang bisa terbang, jadi kami tidak bisa menyelidiki ke mana 'Jurang Ruang-Waktu' ini mengarah. Secara pribadi saya menyarankan Yang Mulia, sebaiknya jangan sembarangan mengambil risiko. Saya khawatir di seberang 'Jurang Ruang-Waktu' itu ada tingkat dimensi misterius yang berbahaya." Kaisar Putri Duyung Cantik melihat ekspresi antusias Lao Liu, segera menasihati.
"Omong kosong!" Kalau Liu Zhenhan takut dengan ini, dia bukan Liu Zhenhan lagi.
"Sayap Galaksi" melesat vertikal tiga ribu ren, langsung terbang ke atas "Jurang Ruang-Waktu" lalu menyelam menembusnya seperti meteor.
Pandangan tiba-tiba menjadi terang benderang.
Yang tidak pernah terbayangkan oleh Liu Zhenhan, tempat yang dia datangi justru adalah sini.
Bab Enam Ratus Tiga Puluh: Tanduk Kerang Bangsa Laut Ditiup
Tak ada yang tahu ke tempat seperti apa Tuan Tanah Feilengcui pergi setelah menembus "Jurang Ruang-Waktu".
Tak lama kemudian Lao Liu sudah kembali ke Laut Kabut dunia iblis.
Tapi setelah kembali, sorot matanya dipenuhi kegelisahan, seluruh tubuhnya memancarkan penolakan dan kedinginan yang meledak dari dalam tulang.
Semua orang mencium aroma penolakan yang menyengat dari dirinya.
Menghadapi sosok berbahaya dengan wajah kiri bertuliskan "provokasi", wajah kanan bertuliskan "buat onar", dan tatapan mata yang menusuk ini, bahkan orang paling bodoh pun bisa melihat: Santo Aiqin ini mungkin sedang kesal karena sesuatu yang tidak beres. Dengan sifatnya, 90% kemungkinan dia sedang mencari sasaran pelampiasan amarah.
Jadi semua orang bijak menjaga mulut mereka.
"Bukan urusanku, tak perlu ikut campur" - Bangsa Laut Dunia Iblis tak ingin tahu kemana "Jurang Ruang-Waktu" yang dibuka Naga Suci ini mengarah; Apalagi ada orang bodoh yang mau mengorbankan nyawa untuk menyelidiki rahasia dunia asing ini sampai membuat Penyihir Besar Suci marah setengah mati.
"Obisilachi! Kalian pada kehilangan dompet ya? Kok pada melototin gue kayak patung?" Liu Zhenhan yang sudah berpose dingin lama tiba-tiba tertawa terbahak-bahak: "Jangan kayak rusa bodoh! Gue setuju dengan proposal kerjasama kalian tadi!"
Janji yang lebih berharga dari air mata Raja Buaya Purba Piacenza ini langsung membuat tiga keluarga kerajaan bawah laut Dunia Iblis girang bukan main.
Meski bangsa Naga Laut sudah memperoleh teknologi pembuatan "Lencana Pemisah Air" dari Feilengcui, basis populasi bangsa laut dunia iblis terlalu besar! Membuat lencana pemisah air untuk setiap individu mustahil diselesaikan dalam waktu singkat!
Dengan adanya Kristal Malon, situasi menjadi berbeda!
Dengan Kristal Malon, bangsa laut dunia iblis tak perlu lagi menghabiskan waktu N tahun untuk memproduksi "Lencana Pemisah Air". Mereka bisa langsung melakukan imigrasi besar-besaran ke lautan Aiqin!
"Tapi bisnis tetaplah bisnis, kekerabatan tetaplah kekerabatan! Aku menganut prinsip bayar di tempat." Liu Zhenhan menggesekkan jarinya dengan vulgar ke tiga bangsa laut dunia iblis: "Jangan banyak bicara, cepat bawa 'Pirang Platinum' untuk mutasi 60.000 Oushou, telur Naga Suci, dan diagram struktur elemen 'Lingkaran Sihir Kungkungan Air Tanpa Air' ke sini..."
Liu Zhenhan yang kembali ke Feilengcui dengan keuntungan melimpah langsung dikritik habis-habisan oleh Kepala Suku Andulan.
"Richard. Apa kau sadar apa yang kau lakukan hari ini?" Ekspresi sang Ayah seolah langit akan runtuh: "Bangsa laut Aiqin adalah serigala, bangsa laut dunia iblis adalah harimau, mana ada dari mereka yang baik? Logika ini harusnya bisa kau pahami sendiri kan?"
“Orang tua, apakah maksudmu: karena aku sudah memberikan teknologi pembuatan ‘lencana pemisah air’ kepada mereka, biarkan saja Bangsa Laut Dunia Iblis ini mengganggu benua dunia iblis; Tapi jika kita biarkan mereka menetap di lautan luas sekitar Aiqin, tidak ada jaminan suatu hari mereka tidak akan mengarahkan pedang pembantaian ke ras-ras permukaan Aiqin kita?” Liu Zhenhan tetap menunjukkan muka yang tidak punya perasaan.
“Kau masih sadar? Tindakanmu hari ini jelas seperti minum racun untuk menghilangkan dahaga! Meski Bangsa Laut ini harus membagikan 'Lencana Pemisah Air' ke setiap pasukan jika ingin naik ke darat, tapi bisakah kau jamin mereka takkan menggunakan 'Kungkungan Air Lembab An Erle' buatan Ferguson Xu saat membantumu membersihkan Bangsa Laut Aiqin? Kita sama-sama tahu, perlengkapan sihir buatan Ahli Strategi Sutra bahkan bisa menyelimuti seluruh kota!” Suara Ayah mulai bergetar marah: “Untuk apa tamak akan sedikit 'Pirang Platinum'? Mutasi Monster harus dibayar dengan wajah rusak dan umur pendek. Imam Bemon memperlakukan peliharaan magis seperti keluarga, seberapa bergunakah obat jahat 'Pirang Platinum' ini? Menurutmu berapa sisa penunggang serigala Suku Wolf yang bisa dikerahkan? Lagipula... buat apa telur Naga Suci itu? Apakah sembarang orang bisa menetaskan telur Naga Suci? Bahkan jika berhasil, berapa tahun harus menunggu sampai dewasa? Belum tentu juga ini benar-benar telur Naga Suci!”
“Dan formasi sihir arkan yang bisa menganugerahkan kungkungan tanpa air itu sama sekali tak bernilai, bukan?” Liu Zhenhan menyambung keluhan Ayah yang belum selesai.
"Bukan tidak bernilai! Aku akui baik Pirang Platinum, telur Naga Suci, maupun Kungkungan Air, semuanya sangat membantu kita; tapi keuntungan ini jika dibandingkan dengan bahaya Bangsa Laut Dunia Iblis yang menginjakkan kaki di lautan Aigean, sungguh tak sepadan!" Kepala suku Andulan tersenyum getir: "Kau sedang memelihara harimau yang akan menjadi masalah! Seluruh Benua Aigean akan membayar mahal dengan darah akibat kecerobohanmu hari ini di masa depan."
"Ayah, siapa yang tak paham logika ini?" Liu Zhenhan tersenyum sinis: "Tapi apa perlu memikirkan sejauh itu? Apakah tanpa kehadiran Bangsa Laut Dunia Iblis di Aigean, Benua kita akan damai sejahtera? Xiya, Alexius, atau Bangsa Iblis, adakah yang termasuk tipe yang mudah diatur? Masa depan? Aku sama sekali tak melihat masa depan, bahkan tak merasa kita masih punya masa depan! Jadi, biarlah semua mati bersama! Aku sudah menyuruh An Rui Da membawa penduduk asli jurang ke Aigean, tak ada salahnya menambah api ke lautan!"
"Kemana sebenarnya tujuanmu melewati 'jurang ruang-waktu' hari ini?" Kepala suku Andulan menatap tajam sang anak: "Aku benar-benar heran, sebelumnya kau menolak kerjasama dengan Bangsa Laut Dunia Iblis, tapi setelah kembali dari 'jurang ruang-waktu', kau jadi linglung dan seperti menjadi putus asa?"
“Tidak ke mana-mana, hanya kembali ke titik awal setelah mencapai akhir. Menurutku takdir manusia memang penuh dengan keajaiban.” Liu Zhenhan sengaja berbicara samar dengan kalimat aneh yang tak bisa dipahami siapa pun.
Melihat anak kesayangannya sudah bertekad bulat seperti kura-kura makan pemberat timbangan, Kepala suku Andulan menghela napas panjang dan tak melanjutkan perdebatan.
Kesulitan dan tindakan Richard sebenarnya bisa dimengerti oleh sang ayah.
Faktanya, berapapun jumlah musuh terbuka maupun tersembunyi yang datang sekarang, bagi Kerajaan Bimeng itu sama saja – pengemis mana pun tak akan takut dengan dua kutu tambahan di badannya.
Tapi masalah yang akan ditimbulkan bagi Benua Aigean di masa depan, tak ada yang bisa memprediksinya.
Seandainya Ayah Anglam punya kemampuan untuk membantu Kerajaan Bimeng melewati ujian Perang Dunia ini, tentu ia berhak menegur anaknya yang tak paham situasi dan mengundang bahaya. Tapi nyatanya, bahkan bangsa naga Aiqin pun tak bisa menjamin bisa mengubah situasi.
Kepala suku Andulan mulai menangkap bayangan keputusasaan dalam diri anak kesayangannya.
Emosi negatif pesimis seperti ini baru pertama kali terlihat dari sikap Richard.
Dulu dalam kondisi terpuruk sekalipun, Richard tak pernah kehilangan kepercayaan diri untuk tersenyum menghadapi badai. Tapi kali ini, jelas-jelas dia siap bertarung sampai hancur berantakan.
Kepala suku Andulan menggigil ketakutan membayangkan pemikirannya sendiri.
Tidak hanya Ayah yang panik, "Pertempuran Suci Hutan Salib Selatan" juga meninggalkan efek samping besar bagi hampir semua kekuatan di bawah langit berbintang. Karena hampir seluruh pemimpin tinggi tertangkap basah, serangan pasukan bangsa iblis yang sudah seperti anak panah di busur terpaksa dihentikan mendadak. Pasukan besar Bangsa Iblis yang rencananya akan menyerbu Aiqin kini dalam keadaan siaga penuh, sementara pasukan pelopor yang sudah masuk ke Aiqin bertahan di hutan tanah asin Florun menunggu bantuan.
Tiga hari, hanya tiga hari. Kawanan makhluk neraka yang mengembara di Padang Liar Kuno dengan tubuh penuh lepuhan dan perut keroncongan terbagi menjadi tiga gelombang: satu bertemu dengan pasukan prajurit amok Lusern, satu menerobos hutan tanah asin, dan satunya lagi mendekati celah pertahanan alam Kastil Yifu di Doluote.
Setiap gelombang makhluk neraka ini berjumlah sekitar 10.000 ekor, jauh lebih sedikit dari total sisa makhluk neraka yang ada. Namun kekejaman mereka menimbulkan masalah besar bagi Rundstedt, pasukan pelopor bangsa iblis, dan Kastil Yifu.
Rundstedt akhirnya menemukan kesempatan langka, menggunakan dalih agama untuk mengumpulkan sejumlah pejuang amok. Dari semua itu, kurang dari 6.000 prajurit yang berhasil kembali hidup-hidup ke Kota Lucerne. Sedikit keturunan yang tersisa ini terutama karena para pejuang amok benar-benar tak mampu melawan makhluk neraka haus darah, terpaksa melarikan diri ke hutan pinus di kaki gunung bersalju, dan secara tak terduga berhasil selamat - makhluk-makhluk neraka ini telah mengalami trauma psikologis akibat kemarahan Hutan Salib Selatan, sehingga sama sekali tidak berani memasuki hutan manapun.
Rundstedt baru mengetahui rahasia yang sebenarnya bukan rahasia ini belakangan, hampir membuatnya muntah darah karena marah.
200.000 pasukan pelopor Bangsa Iblis mengalami nasib lebih buruk dalam menghadapi makhluk neraka. Di hutan tanah asin yang terbentang luas tanpa penghalang alami, air asin yang diminum justru membuat makhluk neraka yang sudah ganas menjadi semakin buas. Untuk mengisi perut, mereka menyergap pasukan iblis seperti serigala kelaparan menemukan kawanan domba. Setelah pertempuran seharian, dengan kerjasama multi-jenis pasukan, Legiun Iblis terpaksa mundur 60 li sambil menanggung korban sekitar 80.000 jiwa baru bisa memukul mundur makhluk-makhluk ini - perlu dicatat bahwa ini hanya memukul mundur, bukan membasmi tuntas, karena banyaknya mayat yang menjadi makanan sementara untuk mengisi perut makhluk neraka yang tersisa.
Dibandingkan dengan kastil Yifu yang kondisinya paling baik, ada legiun "Bulan Sabit Perak" yang termasyhur di dunia manusia dan Marsekal Sidoff yang dijuluki Dewa Perang yang menjaga tempat ini. Jumlah makhluk neraka yang sangat besar sama sekali tidak bisa mengembangkan formasi di area segitiga sempit ini, hanya bisa mengirim gelombang demi gelombang seperti bunuh diri. Namun sisa-sisa ras neraka yang umumnya setara Monster Tingkat Tinggi benar-benar luar biasa dalam hal sihir. Meski tubuh kuat mereka tak berguna, serangan sihir yang membentang dari mana-mana tetap menyebabkan korban berat pada pasukan penjaga kastil Yifu.
Dalam satu malam, kekejaman dan kekuatan makhluk neraka menjadi terkenal di seluruh dunia.
Feilengcui yang merupakan musuh bebuyutan ras neraka, sama sekali tidak mengalami gangguan apapun dalam kegilaan terakhir sisa-sisa makhluk neraka.
Alasannya tidak lain karena di seluruh Padang Liar Kuno bagian selatan, permukiman Bimon hanya ada Feilengcui dan Kota Caiyu. Kedua kota ini memiliki jarak yang cukup jauh dari Hutan Salib Selatan, sehingga puluhan ribu makhluk neraka yang terombang-ambing sama sekali tidak bisa menemukannya.
Meski provinsi selatan adalah yang terdekat dengan makhluk neraka, para makhluk neraka yang sudah ketakutan ini sama sekali tidak berani memasuki Hutan Salib Selatan lagi. Alih-alih, manusia, pejuang amok, dan bangsa iblis lah yang menjadi korban kolateral ikan. Namun untungnya bukan ratusan ribu makhluk neraka yang datang bersama-sama mencari keuntungan ilegal, karena jika tidak, siapapun yang menghadapi kawanan hewan sebesar itu pasti akan dimakan sampai habis tak tersisa.
Memanfaatkan waktu singkat beberapa hari ini, Liu Zhenhan kembali menyelesaikan dua transaksi besar.
Transaksi pertama adalah Liu Zhenhan berhasil membawa pulang Raja Langit Bersayap Enam Stockton—yang matanya dipenuhi flagela dan mentalnya terganggu—dari wilayah manusia ke Feilengcui, dengan imbalan sebuah Tongkat Sihir Tulang.
Raja Langit malang ini tidak mendapat perlakuan terhormat. Tanpa memedulikan hubungan masa lalu, Lao Liu langsung menyembelihnya agar Guo Guo bisa menghisap darah langka berkilauan. Tak hanya itu, Lao Liu juga menyerap kekuatan jiwanya untuk meningkatkan kemampuan pelayan bayangan. Akhirnya, sang Raja Langit dimanfaatkan untuk ketiga kalinya menjadi Penyihir Tengkorak Api Neraka dalam "Anting Tuan Tanah Kematian".
Inilah kekejaman perang. Di antara dua ras yang bertolak belakang, hanya pembantaian yang bisa menghapus kebencian yang mengakar.
Lao Liu kurang puas dengan nilai eksistensi yang dibawa Raja Langit Stockton. Di Hutan Salib Selatan, ia telah menjatuhkan belasan ekor makhluk super, namun darah langka yang didapat Guo Guo tetap tak cukup untuk mempromosikan Penyihir Santo Pu. Bahkan setelah ditambah darah murni Raja Langit, hasilnya sama saja. Sulitnya promosi ke level santo benar-benar terlihat nyata.
Mengenai Lao Liu sendiri, sebenarnya juga cukup sial. Seharusnya semua jiwa makhluk yang dibunuhnya di Hutan Salib Selatan bisa diserap untuk memperkuat kemampuan pelayan bayangannya. Sayangnya, setelah pertempuran usai, "Nyanyian Perang Spiritual" yang dinyanyikan Helen dan Mo'er langsung menghancurkan semua jiwa tersebut menjadi debu - tindakan ini dilakukan karena Helen dan Mo'er khawatir jiwa-jwa makhluk super dan ahli kuat Jalan Tertinggi yang begitu banyak akan menjadi mayat hidup yang sulit ditaklukkan akibat dendam kesumat yang terlalu kuat. Namun kekhawatiran mereka justru membuat Lao Liu kehilangan kesempatan untuk membina pelayan bayangannya.
Dibandingkan dengan promosi Guo Guo, kerugian Lao Liu dalam hal pelayan bayangan hampir bisa diabaikan. Jika saja Naiwen'eryinke bukan sudah menjadi Peliharaan Magis resmi di lencana hibernasi Helen, Liu Zhenhan benar-benar ingin menyembelihnya untuk mengambil darahnya.
Kerjasama besar kedua yang diputuskan Lao Liu adalah dengan Kekaisaran Tang Zang.
Meskipun "Guci Giok Dewa Kekayaan" bukan termasuk aset Kekaisaran Tang Zang, setelah guci giok yang pecah itu diberikan kepada Putri Kelima, Pangeran Timur ini terlihat seolah-olah harta karun pribadinya yang dihancurkan, sampai kehilangan keberanian untuk tetap tinggal di Feilengcui.
Bahkan janji Lao Liu untuk membantu Kekaisaran Tang Zang membentuk pasukan khimera Landak pun tidak bisa mengembalikan semangat Putri Kelima yang sudah kehilangan nyawa.
"Jika ini terjadi di wilayah Tang Zang, aku pasti akan membunuhmu!" Pangeran Tang Zang menunjukkan wajahnya penuh amarah kepada Lao Liu.
Satu kalimat dari Lao Liu langsung menghilangkan kebencian yang menusuk tulang dari Yang Mulia Pangeran ini dalam sekejap.
"Aku bisa membantu ahli silat nomor satu Tang Zang 'Kumis Penyambut Tamu' naik level dengan aman." Liu Zhenhan berkata demikian: "Dulu kau pernah bilang, di istana Tang Zang tersimpan 'Pil Emas Sembilan Transformasi' yang bisa langsung menaikkan satu level. Tapi ahli silat nomor satu kalian 'Kumis Penyambut Tamu' takut tidak mampu menahan 'Sembilan Tribulasi Petir' saat Du'e, jadi tidak berani memakannya. Aku bisa membuatnya memakan pil itu lalu melewati Du'e dengan selamat!"
Putri Kelima sama sekali tidak meragukan hal ini. Karena Santo Aiqin dari Benua Aigean ini setara dengan Jinxian Du'e dari Negeri Sutra. Jika dia tidak yakin, siapa lagi di dunia ini yang bisa melewati Du'e dengan aman?
"Tapi kau harus memberiku waktu untuk persiapan. Sebelum itu, asingkan dulu Kaisar Giok dan kawan-kawannya ke dunia iblis!" Ekspresi Liu Zhenhan seperti iblis yang menggoda manusia untuk jatuh: "Hehe, aku bertanggung jawab atas perbuatanku. Karena sudah menghancurkan Guci Giok Dewa Kekayaan Negeri Sutra, beri aku kesempatan untuk menciptakan seorang Penyihir Besar Suci untuk kalian. Nilai seorang Penyihir Besar Suci tidak kalah dengan Guci Giok Dewa Kekayaan, bukan?"
"Masalah kecil! Untuk pil tenaga magis yang kau butuhkan nanti, Kekaisaran Tang Zang kami yang akan menyediakan semuanya." Putri Kelima menepuk dadanya sampai berbunyi braak.
Bangsa iblis! Ner'zhul! Jangan salahkan aku, kalian sendiri yang memaksaku ke jurang ini! Liu Zhenhan tersenyum sinis dalam hati. Rencana kejam ini telah lama dipendamnya, awalnya ingin disimpan untuk Guo Guo yang belum bisa naik tingkat menjadi Penyihir Santo Pu. Tapi nasib malang menghalangi, sementara Bangsa Laut Dunia Iblis telah dibawanya ke Aiqin, terpaksa dia mengambil jalan pintas.
Setelah menyelesaikan dua transaksi besar ini, Lao Liu dengan nekat mengunjungi dua Kota Naga besar.
Selain permintaan maaf dan belasungkawa tulus, dia menyerahkan telur Naga Suci sebagai tanda penyesalan kepada Kota Naga Pelangi dan Chenxing.
Dua wali kota, Agaxi dan Bojixiaosi, dengan tegas menyangkal bahwa telur naga ini adalah telur Naga Suci.
Alasan mereka masuk akal: masa inkubasi telur naga membutuhkan ratusan tahun, tanpa ikatan darah akan ditolak mentah-mentah. Memverifikasi asal-usul telur ini sebagai keturunan Naga Suci terlalu tidak realistis.
Sebenarnya jelas terlihat, penolakan untuk memverifikasi keaslian telur Naga Suci ini adalah bentuk kemarahan terselubung kedua wali kota terhadap Lao Liu.
Gugurnya seluruh pasukan naga yang dikirim ke Hutan Salib Selatan telah meninggalkan luka mendalam di hati kedua Kota Naga, sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Terutama pengorbanan lima pasang Naga Peri dan Naga Pelangi, nyaris memutus garis keturunan darah inti dua Kota Naga besar!
Saat ini pasangan keturunan darah Naga Suci yang sah hanya pasangan wali kota Agaxi dan Bojixiaosi.
Karena lima Naga Peri yang sudah menikah semuanya dinikahkan dengan naga jantan biasa tingkat atas, sedangkan Daisy dan Nana adalah istri Tuan Tanah Feilengcui, tiga Naga Pelangi lajang tersisa di Kota Naga Chenxing hanya bisa mencari naga betina biasa tingkat atas untuk dikawinkan demi melanjutkan keturunan. Namun melihat realita bahwa naga betina jarang mencapai level tiga, masalah yang harus dihadapi dua Kota Naga besar di masa depan mungkin akan sangat rumit.
Namun karena begitu banyak naga yang gugur bukan akibat ulah sengaja Lao Liu, melainkan tewas di bawah kekuatan gabungan mantra terlarang dan wilayah kekuasaan, atau dengan kata lebih mulia - semua naga ini berkorban demi membela keamanan Aiqin - maka dua wali kota sebesar apa pun kemarahannya tak bisa berubah sikap secara terbuka terhadap Lao Liu.
Kehadiran Bosirena Lanruoshi yang menemani Lao Liu mengunjungi Kota Naga sedikit meredakan kesedihan yang menyelimuti dua Kota Naga ini. Tapi karena saat ini tidak ada lagi Naga Peri lajang di Kota Naga, menghadapi Naga Batu Permata Meilan yang memilih tinggal di Aiqin ini, dua wali kota Agaxi dan Bojixiaosi langsung pusing tujuh keliling begitu memikirkan urusan pernikahan seumur hidupnya.
Bosirena Lanruoshi menolak permohonan tulus dua wali kota untuk tetap tinggal, kemudian kembali ke Feilengcui bersama Liu Zhenhan untuk memulihkan luka. Hal ini hampir membuat dua wali kota Kota Naga yang bertekad membalas dendam jatuh sakit. Namun alasan penolakan Bosirena Lanruoshi untuk tetap di Kota Naga justru membuat mereka frustrasi selama ribuan tahun kemudian.
"Aku telah berdiskusi dengan Tuan Richard tentang pernikahan di masa depan. Karena sudah berada di Aiqin, aku harus menghadapi dan mempertimbangkan masalah praktis ini. Aku tidak berhak memutus garis keturunan darah Naga Batu Permata Meilan di tanganku." Wujud manusia Lanruoshi tampan dan berwibawa, namun ucapannya sama sekali tidak sopan: "Yang Mulia Wali Kota, kalian hanya berjanji: Tenanglah Lanruoshi, nanti kami akan pilihkan naga betina tingkat atas biasa untukmu! Kalian terlalu konservatif dan tidak ambisius. Tahukah kalian apa yang dijanjikan Tuan Richard dari wilayah Pelangi-Naga padaku?"
Dua wali kota Kota Naga besar itu sama sekali tidak tahu cara Lao Liu merebut hati. Bukan karena takut menambah penghinaan diri, niscaya mereka sudah memukul Lao Liu satu porsi.
"Batu Permata Meilan dari Dunia Naga, Anda harus memahami bahwa naga-naga Aigean dari berbagai silsilah di Benua Aiqin semuanya tunduk pada dua Kota Naga besar, Pelangi dan Chenxing! Meski Richard sangat termasyhur, mana mungkin dia berhak memerintah naga-naga Aigean dari silsilah lain?" Wali Kota Chenxing Agassi dengan bodohnya melontarkan kata-kata sombong yang dianggapnya benar: "Jaminan yang dia berikan pasti bohong belaka! Di seluruh dunia, hanya Kota Naga kamilah yang berhak menjadi perantara pernikahan!"
"Hanya kamilah yang bisa menghubungkan dengan naga betina tingkat atas yang sesuai!" Pemimpin Pelangi Bojixiaosi juga bersikap sama: "Richard bahkan sama sekali tak bisa menghubungi naga-naga dari berbagai silsilah, bagaimana mungkin membantumu menemukan pasangan yang cocok? Tinggallah di Kota Naga, Naga Batu Permata Meilan! Mari kita bersama-sama berperang melawan musuh-musuh itu, menyebarkan kemuliaan Dewa Naga ke berbagai tingkat dimensi!"
"Kalian keliru." Lan Ruoshi tersenyum lembut bagai angin semi: "Tuan Richard memberitahuku, sebagai putra terbaik bangsa naga yang datang dari Dunia Naga ke Aiqin, pandanganku harus lebih jauh dan penuh kebanggaan! Hanya terpaku pada Aiqin sungguh terlalu picik. Jika Naga Iblis dan Naga Nether sudah menghina kita, mengapa tidak kita gempur sampai mereka menyerahkan gadis-gadis cantik untuk pernikahan diplomatik?"
"Aku datang, aku melihat, aku taklukkan!" Lan Ruoshi menggemuruh ke langit: "Takdir dan 'Nyanyian Panduan' yang membawaku ke Aiqin bukan untuk mencari pernikahan paksa!"
Ucapan Bao Shi Long memiliki gaya khas Liu Zhenhan. Dalam hal kemampuan memantik hati naga, nada gerombolan perampok ini secara sempurna menyatu dengan dua faktor utama bangsa naga: pemujaan ekstrem terhadap kekerasan dan sifat dasar naga yang bejat. Dibandingkan janji-janji kaku dan membosankan dari dua wali kota, tentu lebih menggugah hati Lan Ruoshi.
Sebenarnya bukan hanya Lan Ruoshi, Monster elemen tanah berbadan kuat bernama Gajah-Rajawali yang selamat di medan perang Hutan Salib Selatan berkat sihir elemen tanah bertahan luar biasa dan fisik perkasa, juga dibujuk oleh Lao Liu dengan retorika serupa.
Monster elemen tanah dengan kulit kepala yang kasar dan tebal setara tembok ibu kota baja ini termasuk dalam kategori Monster raksasa terbesar di Benua Aigean. Di keluarga Rajawali sihir, Gajah-Rajawali selalu menjadi lambang kesombongan dan kebanggaan - harga dirinya setara dengan naga mana pun. Namun seangkuh apa pun, tetap ada godaan yang tak tertahankan.
“Ikut aku. Aku tak butuh kau jadi Peliharaan Magisku, kebebasanmu sepenuhnya milikmu!” Kata-kata Liu Zhenhan saat merekrut bawahan selalu tegas dan penuh wibawa: “Mengapa keluarga Griffin kalian punya silsilah sebesar ini tapi tak punya kewibawaan Naga Aigean? Aku saja malu memikirkannya. Bahkan seribu tahun lalu masih banyak Griffin jadi tunggangan manusia! Dari mana manusia punya begitu banyak pahlawan? Asal kau mau ikut aku menembus bahaya, kelak kubangunkan Kota Griffin untukmu, satukan seluruh keluarga Griffin! Bangsat! Siapa pun yang pernah menindas kalian, nanti kita gilir satu per satu!”
Darahnya mendidih, Griffin gajah ini pun seperti Bao Shi Long, dengan bodohnya bergabung dalam barisan tukang pukul Feilengcui.
Sepulang dari Kota Naga, Lao Liu yang murung ini nyaris mengawetkan telur Naga Suci ini jadi telur asin atau merebusnya untuk pesta besar bagi bawahannya, kalau bukan karena bujukan Kepala suku Andulan.
Bagaimanapun, tanpa induk Naga Suci, telur naga ini sulit menetas dengan cara konvensional. Bahkan jika kebetulan bisa menetas, prosesnya butuh ratusan tahun. Siapa di Feilengcui yang punya waktu luang itu? Akhirnya Lao Liu menemukan ide nyeleneh: memberikan telur Naga Suci kepada Guo Guo untuk dierami dengan cara pemberian darah seperti bayi darah.
Sambil memeluk burung duri "Beibei", Liu Zhenhan mengobrol ngalor-ngidul dengannya sambil menunggu kelahiran bayi darah Guo Guo. Meski Model yang kehilangan tingkat kekuatan karena terkena "Mata Air Kuning Biru Langit" melahirkan dua telur naga, Lao Liu tetap menanti bayi darah ini yang diharapkan memiliki seperempat kekuatan magis Model sebelumnya, ditambah setengah kekuatan magis level santo dari Guo Guo – kehebatan bayi darah ini tak perlu diragukan.
Sekilas mengingat Model besar itu, dada Lao Liu langsung sesak. Untunglah burung duri yang lincah menyanyikan lagu merdu, sedikit menghilangkan rasa frustrasi dalam hatinya.
Setelah ditanya langsung, burung duri cantik berekor gemerlap bak galaksi ini membenarkan dugaan Lao Liu – ia memang peliharaan magis Adipati Tua Smail Brückner.
Liu Zhenhan tak tahu bagaimana burung beo kecil bisa terbang ke Kota Caiyu dan menggoda burung duri ini. Mengingat tubuh besar burung beo setelah bertransformasi, waktu terbang untuk pacaran bukan masalah. Tapi hubungan magis antara peliharaan dan pendeta seharusnya membuat Adipati Tua Brückner mustahil tak menyadari burung duri "Beibei" ini dibawa kabur ke Feilengcui dan diajak jalan-jalan ke Hutan Bintang Salib Selatan oleh si burung beo.
Anehnya sampai sekarang Adipati Tua Brückner belum juga datang menuntut Beibei. Apa lagi niat tersembunyi orang tua ini? Setelah menyadari hal ini, Liu Zhenhan semakin penasaran. Jangan-jangan burung duri ini adalah mata-mata yang dikirim sang adipati? Melalui penglihatan dan pendengaran Beibei, sang adipati bisa memantau Feilengcui 24 jam?
Semakin dipikir, Liu Zhenhan yakin Adipati Brückner yang berwatak tegas pasti tidak sebosanku itu.
Tapi sekalipun ini adalah pengintaian, semakin banyak rahasia inti Feilengcui yang diketahui orang lain, mungkin justru semakin membuat mereka putus asa.
Di hadapan semua orang, seorang preman berambut emas dengan jenggot kasar yang terlihat sembrono, memeluk gadis cantik bermata indah, melangkah dengan angkuh memasuki aula kediaman Tuan Tanah Feilengcui seolah masuk ke rumah sendiri. Ekspresi alami mereka membuat para penjaga di pintu hanya bisa terdiam di tempat dan lupa menghalangi.
"Contoh teks A-1?" Contoh teks A-2, contoh teks A-3, contoh teks A-4, contoh teks A-5.
Kombinasi pasangan aneh ini berjalan dengan angkuh menghampiri Lao Liu. Bahkan veteran seperti Lao Liu yang telah melihat banyak hal pun tertegun sejenak. Burung Duri Beibei meninggalkan derai tawa kristal, lalu terbang ke pelukan si punk rambut emas ini. Keakraban ini membuat Lao Liu terpaku.
"Kalian siapa?" Liu Zhenhan seketika merasakan elemen magis yang sangat lemah dari tubuh si punk rambut emas yang sok ini, jelas-jelas sampah tak berguna. Namun si cantik berkaki satu justru memancarkan kekuatan magis yang luar biasa, layak disebut Ahli Jalan Tertinggi.
"Dia salah mengira ini adalah sepasang pahlawan muda yang tersesat di hutan belantara datang bergabung dengan Feilengcui." Liu Zhenhan melambaikan tangan mengusir penjaga yang hendak mengusir tamu, belum sempat memanggil pelayan untuk menyajikan teh, si berandalan berambut emas itu mencium burung duri dalam pelukannya lalu menatap ke atas sambil tertawa kecut: "Kreek-kreek~ Pasti si tua bangka ini dalam hati menjulukiku sampah~ Entah benar tebakanku atau tidak~ Kreek-kreek~"
"Bocah brengsek, kapan kau bisa berubah wujud manusia?" Liu Zhenhan melompat bangkit dari kursinya. Suara itu terlalu familiar, langsung tahu itu burung beo kecil.
"Jancuk~ Aku selalu bisa berubah wujud manusia~ Cuma dalam bentuk manusia sama sekali tak punya kekuatan magis~ Jadi ogah dan takut berubah." Martelazi mengangkat bahu dengan sikap menggoda: "Entah kenapa bisa begini~ Mungkin sejak lahir aku bukan monster~ Transformasi wujud manusia pun tak bisa disamakan dengan makhluk magis."
"Apa maksudmu ogah dan takut berubah wujud manusia?" Liu Zhenhan melirik gadis berkaki tunggal di samping Martelazi, lalu menatap tajam burung beo itu.
"Artinya jika aku berubah wujud manusia～aku tak akan punya sedikitpun kekuatan magis～ini harga yang harus dibayar untuk berubah wujud manusia～bahkan jika kembali jadi burung beo pun sama." Martelazi memelas: "Bangsat～luka kali ini terlalu parah～kau gagal melindungiku, orang tua～sampai aku terpaksa berubah wujud manusia～satu-satunya keuntungan adalah lukaku langsung sembuh～seperti feniks bangkit dari abu～kerugiannya aku harus mulai dari nol latihan sihir～Ya Tuhan, semua ilmu elemen api di otakku～mana mungkin bisa dikuasai lagi dalam waktu singkat～"
Baru saat itu seisi ruangan sadar dari keterkejutan, masing-masing terpaku namun berdecak kagum mendekati Martelazi. Guo Guo menggenggam telur naga, berputar-putar mengelilingi Martelazi tiga putaran, mengamati dari ujung kepala sampai kaki.
"Bentuk burung biasa pun bisa berubah wujud manusia, sungguh menakjubkan misteri dan keagungan sihir!" Kepala suku Andulan merentangkan tangan, tersenyum sambil mengelus hidung bengkok Martelazi.
"Aku tidak peduli～orang tua～cepat ambilkan cincin Tuodu dari Archmagister An Rui Da～kalau tidak aku benar-benar jadi bego tak berguna!"
Ucapan Martelazi belum selesai, sudah lebih dulu dicaci maki oleh Ayah Anglam.
“Xiao Chusheng!” Sebatang tongkat mengetuk kepala burung beo terlebih dahulu, Ayah menyingsingkan lengan dan memaki: “Kau adalah tubuh yang direinkarnasi, peningkatan kekuatan magis dan kemajuanmu tak bisa disamakan dengan orang biasa. Dengan otakmu yang memadukan kebijaksanaan bangsa naga dan Raja Iblis Api Beracun, latihanmu pasti secepat ribuan li! Tak perlu sepuluh tahun, kau pasti bisa pulih ke tingkat sebelumnya, bahkan mencapai pencapaian lebih tinggi di kemudian hari! Mengapa kau tidak fokus berlatih, malah meniru kelakuan ayahmu dengan pikiran mesum setiap hari?”
“Ayah juga ahli sihir elemen api, nanti bisa melatih si bangsat kecil ini!” Liu Zhenhan berkeringat dingin, mengapa kesalahan anak selalu ditimpakan padanya?
“Tentu saja!” Ayah menghentakkan tongkatnya ke tanah dengan gagah: “Dulu gelar 'Penari Embun Beku' Aston Villa sebagai penari elemen api bukanlah gelar palsu...”
“Inikah Shang Yang Felin?” Liu Zhenhan memberi kode pada Martelazi, menarik si bangsat kecil ke samping dan bertanya: “Obisilachi! Kenapa gadis kecil ini hanya punya satu kaki?”
“Bodoh~ Phoenix Shang Yang emang cuma berkaki satu~ Jangan remehkan Felin~ Dia phoenix level empat~ Waktu itu aku terbang ke rawa besar barat daya buat refreshing~ Hampir kalah lawan dia~” Martelazi menghela nafas: “Sayang~ Setelah Nirwana, si gadis bodoh ini turun satu level~”
Liu Zhenhan memandang dengan sinis ke Felin yang melompat-lompat sambil berjalan, hatinya terasa perih memikirkan anak lelakinya.
"Orang tua~ Kau mungkin menganggapnya cacat satu kaki~ Tapi Felin di mataku adalah sempurna~ Dibandingkan dia, wanita lain di dunia ini malah kelebihan satu kaki~"
"Jancuk! Tak kusangka kau ini Xiao Chusheng ternyata romantis!"
"Ini semua mencontoh darimu!"
"Kau pikir aku akan setuju kau membawa pulang menantu cacat?" Wajah kiri Liu Zhenhan bertuliskan feodalisme, wajah kanannya bergambar pernikahan paksa, senyum sinisnya tak henti-henti.
"Ayah mertua, perkataanmu tidak pantas. Aku berasal dari ras Phoenix yang mulia!" Felin yang telinganya tajam melompat mendekati Lao Liu: "Kaki tunggal adalah bentuk tubuh alami Shang Yang, Bapak sebagai orang penting masih mengejek fisik orang dengan pandangan diskriminasi ras... Tidakkah merasa malu..."
Di tengah ucapan itu, Felin tiba-tiba menangis membasahi pipinya, perubahan suasana yang begitu cepat membuat Lao Liu kaget bukan kepalang.
Melihat ini, para nyonya bos langsung turun tangan, bersama Kepala suku Andulan menghibur menantu baru sambil menyalahkan Lao Liu yang bicara sembarangan.
Yitiao tertawa sampai lukanya terbuka, sudut mulutnya kedutan kesakitan, meski nyaris mati kesakitan tetap tak bisa berhenti tertawa.
Sang bos yang terlihat tercerai-berai seperti ini benar-benar pertama kali disaksikannya. Qingya segera mengeluarkan sapu tangan, sambil merajuk dengan rasa sakit hati, dengan lembut membersihkan noda darah di sudut bibir suaminya.
Raungan parau Oushou yang wara-wara tiba-tiba memutus suasana harmonis keluarga.
“Yang harus datang akhirnya tiba.” Liu Zhenhan menahan komunikasi tulang dengan ekspresi suram: "Pasukan laut telah mulai mendarat di garis pantai timur Aiqin!"
※※※
『Bab sebelumnya《Warisan Naga Suci untuk Aiqin》telah menjelaskan secara detail hal-hal yang ingin kusampaikan. Sebenarnya sebelumnya ada beberapa foreshadowing, seperti Raksasa Buddha yang menyebut iblis keluar dari Laut Darah Poyi, Helen yang pertama kali bertemu Lao Liu mengatakan dia mirip bangsa iblis... termasuk dialog sebelumnya dengan Naga Iblis... Tunggu...』
Bab 631 Kesatria Kuil
Dadu penentu nasib telah dilemparkan.
Semua orang memahami bahwa agresor Bangsa laut lambat laun akan menginjakkan kaki di Benua Aigean, tetapi ketika hari itu benar-benar tiba, bahkan penduduk asli Aiqin paling pemberani merasakan gemetar ganda dari tubuh hingga jiwa.
Hidup atau mati, masa depan ras permukaan, sejak detik kedatangan pasukan laut ini, akhirnya segera terungkap.
Karena tidak terlibat dalam "Perang Wilayah Dewata Hutan Salib Selatan" yang kejam dan berdarah, pasukan laut dengan Banyak pasukan dan jenderal serta moral pasukan yang membara, membawa sikap penakluk lebih arogan dibanding Bangsa iblis dan ras neraka, menyerbu pantai Benua Aigean seperti kepiting yang melintang garang.
Mereka masih menggunakan strategi invasi kuno yang dibuat saat Perang Darat-Laut pertama: Mengonsentrasikan pasukan besar untuk menyerang serentak di berbagai titik garis pantai Benua Aigean, melakukan pendaratan paksa, lalu bergerak maju ke pedalaman. Di setiap wilayah yang dilalui, pilihannya hanya tunduk atau punah!
Keunggulan jumlah pasukan yang luar biasa membuat Bangsa laut merasa tak perlu mempertimbangkan strategi maupun taktik apa pun.
Hanya dalam semalam, Kadipaten Santo Rosso dan Kadipaten Santo Antonio - dua negara kecil manusia - telah dihancurkan total oleh pasukan laut. Kekaisaran St. Jose yang merupakan salah satu dari tiga negara militer kuat, kehilangan dua kabupatennya. Asap serigala tanda bahasa membubung di seluruh benua, semua garis pertahanan dalam keadaan darurat.
Dari semua negara Aigean yang memiliki garis pantai, sementara hanya Kerajaan Bimeng, Kekaisaran Pompeii, dan Aliansi Dagang Besar Yilanter yang belum mendapat serangan dari Bangsa laut.
Kekaisaran Pompeii yang terletak di wilayah utara yang dingin dan keras, dengan suhu air laut yang menusuk tulang serta dipenuhi gunung es berbahaya, pada Perang Darat-Laut sebelumnya pasukan laut memang tidak mendarat dari sana, dan kali ini jelas tidak terkecuali; Aliansi Dagang Yilante di sudut tenggara Benua Aigean yang dihuni para pedagang budak terkaya di benua ini, hanya dilindungi oleh pasukan keamanan swasta para pedagang, secara logika seharusnya Bangsa laut tidak akan melewatkan kesempatan emas ini, namun entah mengapa kali ini para pedagang budak lolos dari serangan; Yang paling membingungkan adalah Kerajaan Bimeng yang ternyata tidak diserang oleh Bangsa laut, padahal kedua ras ini memiliki permusuhan abadi dalam sejarah, semestinya Bangsa laut akan menghancurkan Bimon terlebih dahulu.
Faktanya Bangsa laut memang tidak berniat memberi jalan keselamatan bagi Bimon. Tiga hari kemudian, ketika pasukan manusia dan Bangsa laut sedang bertempur sengit di Dataran Carimodo, pasukan laut yang terlambat datang akhirnya mendekati garis pantai utara Kerajaan Bimeng. Bersama mereka, datang pula Legiun Mulan yang menutupi cakrawala.
Legiun Mulan ini membangun benteng apung dari kayu gelondongan raksasa. Kawanan paus bongkok yang bermigrasi seperti arus pasang menarik tali-tali serat, menghela benteng-benteng air raksasa ini menerobos ombak; Unta tinggi menjulang, pisau melengkung berkilauan, pupil-pupil penuh darah beku, dan pandangan penuh dendam menjadi ciri khas para penguasa benteng apung ini.
Hanya Liu Zhenhan yang tahu mengapa pasukan gabungan Bangsa Laut dan orang Mulan terlambat satu langkah.
Dengan bantuan Bangsa Laut, pasukan Mulan sengaja menggunakan jalur air daripada darat untuk menuju Dataran Liar Donau, baik dari segi penyamaran maupun kejutan, taktik serangan kilat ini seharusnya cukup baik; namun sayangnya, selama perjalanan di laut mereka justru ditangkap oleh Geryon dan Hydra - atas perintah bos, dua roh cincin yang berpatroli sepanjang garis pantai Dataran Liar Donau ini, bahkan jika menggunakan lubang anus untuk mengawasi permukaan laut, mustahil tidak melihat armada Mulan yang menutupi langit.
Mungkin Geryon dan Hydra tidak istimewa dibanding monster tingkat super lain di darat, tapi gelombang pasang dan badai sempurna yang mereka ciptakan di laut adalah mimpi buruk bagi semua makhluk darat!
Andai bukan karena Ksatria Kadal Pasir dan ahli sihir Mu Zhe yang kuat dari Kekaisaran Mulan, andai bukan karena bantuan tepat waktu para ahli Bangsa Laut, dua roh cincin ini mungkin sudah mengirim semua orang Mulan ke dasar laut sebagai makanan ikan! Meski begitu, di bawah perlindungan ketat Bangsa Laut, hanya tersisa kurang dari satu juta pasukan Mulan yang tiba dengan selamat di Dataran Liar Donau.
Padahal saat berlayar dari Sungai Eufrat dulu, Sultan Agung mengirim 1,6 juta pasukan Mulan!
Namun meskipun kerugian sangat besar dan waktu serangan total terhambat, setelah pasukan Bangsa Laut dan pasukan Mulan mendarat di pantai Danube, garis pantai Kerajaan Bimeng yang membentang ribuan li dari barat ke utara tetap dipenuhi oleh kerumunan manusia yang bergerak rapat.
Karena hambatan terbesar dalam invasi ke Benua Aigean bukanlah Bimon melainkan manusia, pasukan Bangsa Laut yang ditempatkan di garis pantai negara-negara manusia jauh lebih banyak dibandingkan di garis pantai Padang Liar Kuno. Meski demikian, pasukan Bangsa Laut yang memasuki Dataran Liar Donau masih mencapai jumlah dua juta! Ditambah dengan pasukan Mulan yang kurang dari satu juta, jumlah agresor hampir mencapai setengah dari total populasi Bimon!
Karena kemampuan ekonomi terbatas, Kerajaan Bimeng tidak pernah memiliki rencana pertahanan di sekitar garis pantai. Dalam sistem administrasi berbasis kota-negara, tanpa kota utama berarti tidak ada desa rakyat biasa di sekitarnya. Maka "Pasukan Sekutu Laut-Mulan" yang menginjakkan kaki di garis pantai Kerajaan Bimeng tidak langsung terlibat pertempuran sengit seperti sekutu yang menginvasi negara manusia. Mereka bahkan tidak berhasil menyentuh sehelai bulu pun Bimon.
Liu Zhenhan tiba di ibu kota Provinsi Timur Laut, Weisisipang, satu hari lebih cepat dari pasukan pelopor "Sekutu Laut-Mulan".
Berdasarkan pemantauan real-time "Mata Penyihir Saruman", pasukan gabungan bangsa laut setelah mendarat terbagi menjadi dua kekuatan yang kira-kira seimbang. Satu kelompok bergerak cepat menuju ibu kota Bimon Shabak, sementara kelompok lain mengarahkan pedangnya ke ibukota provinsi Fox. Kedua pasukan ini datang dengan kekuatan penuh dan aura mematikan.
Setelah bangsa iblis dan ras neraka kebingungan akibat pukulan keras dari "Pertempuran Suci Hutan Salib Selatan", tentara reguler Bimon yang tersebar di berbagai perbatasan Dataran Liar Donau memanfaatkan jumlah formasi teleportasi sihir yang mereka miliki untuk memberikan dukungan penuh ke dua provinsi di padang gurun utara guna menahan serangan kuat bangsa laut.
Setelah menyerahkan tugas penjagaan Bukit Merah kepada para korban luka dan pasukan tentara bayaran cadangan, Liu Zhenhan memimpin Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui ke Wisesepang sesuai perintah Sang Raja, bersiap memberikan serangan balasan yang menghancurkan kepada para agresor ini.
Provinsi Timur Laut Kerajaan Bimeng memiliki populasi tetap sekitar 400.000 hingga 500.000. Karena sebelumnya telah mengeluarkan "Perintah Rekrutmen Cincin Wisteria", setelah perang pecah, rakyat biasa Bimon yang telah bersiap langsung mengamankan wilayah dan membawa senjata serta keluarga mereka ke kota utama. Saat ini kota Wisesepang dihuni sekitar 700.000 Bimon, sebagian besar berasal dari Suku Pig.
Weisisipang, kota terkokoh pertama di padang gurun Timur Laut, telah dikelola oleh suku Fox selama bertahun-tahun. Baik struktur pertahanan maupun penyusunan pasukan terbilang cukup lengkap. Ditambah dengan bantuan tim instruktur militer manusia yang baru-baru ini menyempurnakan kerangka lapisan pertahanan, Liu Zhenhan tidak melakukan banyak perubahan atau penyesuaian setelah tiba di sini. Faktanya, dia juga tidak punya waktu untuk mendesain ulang atau menyusun struktur pertahanan sempurna bagi Weisisipang.
Kedatangannya justru berperan paling besar sebagai pilar penyangga moral.
Alasan Yang Mulia Sal menugaskan Liu Zhenhan membantu Provinsi Timur Laut daripada mempertahankan ibukota Shabak juga karena faktor ini. Prajurit Babi di Weisisipang jauh kalah tangguh dibanding Pasukan Pengawal Ibukota. Jika lagi-lagi kehilangan pemimpin berkarakter tegas, entah bisa kacau sebelum perang dimulai.
Yang mengejutkan Liu Zhenhan adalah, Pendeta Tertinggi Bulat ternyata tiba di Provinsi Timur Laut pada hari yang sama dengannya untuk ikut dalam pertempuran melawan invasi Bangsa Laut. Bersama Imam Agung Jubah Merah yang datang ke kota Wisesepang, ada juga Pasukan Ksatria "Cahaya Senja Terbenam" yang baru dibentuk. Kekuatan religius khusus Kuil Bimon ini, sejak keputusan pembentukannya sebelum Pertempuran Gurun tahun lalu hingga mencapai skala tahun ini, menunjukkan perkembangan yang cukup pesat.
Dari segi kualitas prajurit, Ksatria Kuil "Sinar Senja" yang baru dibentuk jelas merupakan pasukan elit di antara pasukan elit di seluruh Kerajaan. Dengan formasi lima resimen, Ksatria Kuil ini hampir seluruhnya terdiri dari Bimon perkasa berbadan kekar kecuali prajurit harimau suku Tiger. Bahkan termasuk satu resimen prajurit Marga Panther, tampaknya dalam situasi genting kehancuran negara dan pemusnahan ras, pahlawan Panther yang biasa hidup menyendiri pun tak tahan untuk berbakti pada negara.
Tak dapat disangkal, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas yang mendominasi dunia telah memberikan pengaruh besar pada sistem militer Bimon. Ksatria Kuil "Sinar Senja" Pendeta Tertinggi Bulat juga hampir menjiplak seluruh formasi militer Istana Musim Panas, terutama struktur pemanah - Ksatria Kuil ini sama besarnya dengan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas. Sebanyak 2000 keturunan campur Bison kesturi yang baru pulang ke tanah air bergabung dalam Ksatria Kuil ini, ditambah 500 abdi Dewata ular dari Medusa seberang lautan yang selain ahli pertarungan jarak dekat, juga bisa memanggil pemanah tengkorak.
Selain itu, Ksatria Kuil ini juga memiliki banyak kavaleri khimera mutasi. Enam puluh ribu liang "Pirang Platinum" diserahkan Liu Zhenhan seluruhnya kepada raja, ditengah peminjaman separuh Raksasa Berkaki Lumpur untuk membantu ibu kota. Yang Mulia Sal yang mementingkan kepentingan nasional tampaknya tidak menimbun sendiri sumber daya strategis ini.
Yang paling menarik perhatian Lao Liu adalah dua puluh lebih anggota suku kelinci Pulayboai yang dilindungi ketat oleh Ksatria Emas di tengah pasukan Ksatria Kuil ini. Berdasarkan informasi yang pernah dibocorkan Yang Mulia Sal sebelumnya, para "paman kelinci" ini pasti merupakan senjata rahasia suku Tiger—para pengguna kemampuan ras "Retakan Tiga Liangga" yang telah bangkit dan terbuka. Bagi Lao Liu, para paman kelinci ini sendiri tidak istimewa. Yang membuatnya tertarik adalah pemimpin kelompok pengguna kekuatan berkepala kelinci ini—seorang pemuda tampan berambut panjang dengan mahkota tinggi, bermata dan berambut hitam. Dari pakaiannya yang kental nuansa etnis, pria tampan ini jelas berasal dari Benua Sutera Timur.
Perhatikan jubah pendeta ungu tua yang dikenakan pemuda Timur ini, lencana Medusa dan lencana Guo Guo di dadanya, tatapan tenangnya yang seolah tersenyum menghadapi badai, serta para wanita cantik Pulayboai, Garfield, dan elf padang rumput yang berputar-putar di sekelilingnya bagai kupu-kupu. Liu Zhenhan tak bisa menahan diri mengingat dirinya sendiri setahun yang lalu.
Sementara Liu Zhenhan mengamati pasukan Ksatria Kuil ini, seluruh anggota pasukan tersebut juga sedang mengamati Shaman Divine Comedy dan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui yang garang di belakangnya. Meski musuh telah di depan mata, tatapan yang saling bersilangan antara dua kekuatan agama yang baru pertama kali bertemu ini tetap dipenuhi bau bubuk mesiu yang menyengat.
Sebagai dua faksi terkuat dalam sistem imam Bemon, Kuil tidak bisa melepaskan statusnya sebagai pemimpin tertinggi, namun Istana Musim Panas sudah lama tidak menganggap siapa pun berarti. Kesombongan yang mendarah daging dari kedua belah pihak juga mendorong kekuatan bersenjata agama mereka ke posisi saling bersaing.
Melihat para Ksatria Kuil yang mengenakan zirah mithril pengerjaan canggih dan senjata baja Uzi berpola indah seperti awan, pandangan prajurit Istana Musim Panas bagai melihat badut-badut yang memakai mahkota monyet. Sementara para Ksatria Kuil dengan kesombongan bawaan dan iri yang tak tersembunyi, memandangi bendera perang Istana Musim Panas yang penuh sulaman kepala monster tingkat super dan ahli Jalan Tertinggi berlumuran darah dengan ekspresi rumit.
"Sudah lama tidak bertemu, Yang Mulia." Paus Bulat menyapa Lao Liu dan Helen terlebih dahulu dengan senyum ramah.
"Na Ai Zhi Tu Mi You, Yang Mulia yang terhormat." Lao Liu dan Helen membalas salam dengan bahasa Elang dan senyum manis, sementara Xiao Hulijing diam-diam menyentil lengan Lao Liu tanpa terlihat.
Liu Zhenhan sebenarnya sudah memperhatikan sejak tadi - para Pendeta Kuil yang mengikuti Imam Agung Jubah Merah itu memakai lencana Medusa dalam jumlah besar di dada, masing-masing setidaknya lebih dari sepuluh buah, dengan desain yang sangat klasik.
"Orang tua ini sedang kambing gila apa sebenarnya?" Lao Liu mengerutkan kening dalam hati. Banyaknya lencana Medusa kuno ini jelas menunjukkan bahwa Yang Mulia Paus telah menggali lencana pendeta berjasa dari bawah ubin kuil-kuil utama——Inilah yang membingungkan Liu Zhenhan. Sebagian besar lencana pendeta berjasa yang terkubur di bawah lantai kuil memang kosong, hanya sedikit yang masih menyimpan peliharaan magis dalam barrier hibernasi. Tapi makhluk-makhluk ini tidak abadi. Setelah bertahun-tahun tanpa makanan, bahkan jika tidak mati kelaparan, pasti umurnya sudah habis. Kalaupun ada beberapa peliharaan magis yang sangat kuat dan berumur panjang, buat apa dikeluarkan? Mana ada peliharaan magis yang mau patuh pada perintah pendeta lain!
"Jangan-jangan si cicak tua ini sedang mengumpulkan kristal sihir kualitas terbaik?" Setelah berpikir panjang, Liu Zhenhan hanya menemukan satu kemungkinan ini. Tapi kalau memang begitu, mengapa Pendeta Tertinggi Bulat melakukannya secara terbuka? Meski dalam keadaan darurat negara segala cara bisa ditempuh, tapi menggali 'tabungan terakhir' pendeta berjasa jelas bukan tindakan terpuji. Seharusnya dia bisa melakukannya secara diam-diam tanpa perlu pamer seperti ini.
"Pertama-tama, izinkan saya menyampaikan rasa terima kasih kepada Yang Mulia dan Istana Musim Panas atas kontribusi abadi bagi Kerajaan. Berkat kartu kristal Di Wei yang direkam lebih awal oleh Yang Mulia, beberapa jenis lagu perang baru yang diciptakan keluarga Hosea tidak punah setelah kemerdekaan suku Smyer. Selain itu, berkat rekaman nyanyian perang Divi dan rekaman tarian perang Divi yang dengan murah hati disediakan, semua pendeta kami bisa mempelajari lagu perang dan tarian perang kapan saja di mana saja!" Imam Agung Jubah Merah menyambar lengan Lao Liu dengan akrab, seolah hubungan mereka sangat mesra: "Saya juga ingin menyampaikan kabar gembira kepada Yang Mulia, saat ini para pendeta dari kesatria berkuda kuil telah menguasai 'Aura Kekeringan' dan kuplet ketiga 'Lagu Spiritual' yang dimainkan dengan instrumen amplifikasi. Dengan waktu yang cukup, kami pasti akan menguasai 'Nyanyian Angin Besar' - lagu perang aura serangan keras ini!"
"Debu zaman menanggung keagunganmu, waktu tak mampu menghitung kebajikanmu." Para pendeta yang ditugaskan di kesatria berkuda kuil ramai-ramai membungkuk sambil menepuk bahu Lao Liu: "Terima kasih atas lencana Guo Guo yang diberikan Yang Mulia kepada kami."
Lencana Guo Guo adalah lencana peliharaan tumbuhan yang dibuat dari kayu ajaib dimensi. Tanpa lencana ini, para pendeta harus membawa pot bunga besar untuk membawa peliharaan tumbuhan magis dalam perjalanan mereka; "Aura Kekeringan" adalah lagu perang legendaris "Melodi Pasang Surut Hijau" yang diciptakan oleh Adipati Smail Tua Brückner. Lagu perang ini menggunakan struktur bahasa Bimon untuk menyerap nyawa flora-fauna guna memperkuat kekuatan elemen pendeta atau penyihir, secara harfiah merebut sumber penghidupan utama peri bunga; Lagu Spiritual yang dipahami Liu Zhenhan dalam bagian ketiga dapat memanggil peliharaan tumbuhan magis atau "Lingkaran Perintah" untuk mengarahkan serangan prajurit Transformasi Liar; Fakta pemisahan tanah air oleh suku Smail tak terbantahkan, namun para pendeta berbakat dari garis keturunan mereka juga memberikan kontribusi tak tertandingi bagi Kerajaan Bimeng. Prestasi ini sama sekali tak boleh dihapuskan.
Namun sikap sopan Yang Mulia Paus saat ini, setengahnya adalah ungkapan terima kasih tulus kepada Lao Liu, setengahnya lagi merupakan pamer kualifikasi pendeta Kuil.
Dibandingkan dengan seratus pendeta muda dari Pasukan Pengawal Istana Musim Panas, lebih dari seratus pendeta khusus dari Kesatria Ksatria Kuil "Cahaya Matahari Terbenam" semuanya adalah Imam Tongkat senior dan Imam Utama jubah emas yang mahir dalam seni nyanyi serta memiliki peliharaan magis mumpuni. Tanpa bantuan Wentekelaier, mereka tetap bisa memanggil peliharaan tumbuhan magis dengan daya panggil sendiri, jauh lebih kuat daripada pendeta Cambridge yang masih hijau.
"Sama-sama, kita semua hamba Dewa Perang. Aku hanya melakukan kewajiban. Semoga motivasi sejati menyertai kita semua." Liu Zhenhan mengibaskan tangannya dengan datar. Dia semakin bingung, mengapa Yang Mulia Paus tidak tinggal di Ibukota Shabak untuk membantu pertahanan, malah datang ke Weisisipang? Meskipun ada formasi teleportasi sihir yang memudahkan perjalanan, apa maksud sebenarnya ini? Apakah Sang Raja sengaja mengusirnya ke sini karena kesulitan mengendalikannya?
Dengan kepergian tokoh senior Kuil ini, bukankah kekuatan pendeta di Shabak semakin melemah jelang pertempuran? Liu Zhenhan telah menyerahkan lebih dari dua ribu Buleiqinmo kepada Sang Raja sebelum perang, tapi dia tidak menganggap pasukan dua ribu orang banteng itu bisa menggantikan peran vital para pendeta.
Dengan sembunyi-sembunyi memberikan kode, Mo'er segera paham dan menyelinap ke kerumunan untuk mengeluarkan tulangkomunikasi, menghubungi koordinat Yang Mulia Sal.
"Yang Mulia, kapan Anda bisa menyediakan lebih banyak kecapi tujuh senar mutiara agar para pendeta bisa berlatih 'Harmoni Dinding Air Mata'?" Paus Bulat tersenyum manis memandang Lao Liu.
Tanpa kecapi tujuh senar mutiara mustahil berlatih "Harmoni Dinding Air Mata" - lagu perang pisau suara serangan kuat ini. Di seluruh kerajaan siapa lagi yang memiliki mutiara dalam jumlah besar selain Shaman Divine Comedy yang pernah melakukan pemerasan besar-besaran kepada Kerajaan Laut Xiya?
"Yang Mulia tak perlu khawatir, saya sudah menyuruh rakyat Suku Berbual di Feilengcui mempercepat produksi kecapi tujuh senar mutiara. Begitu selesai, akan segera saya distribusikan. Mohon beri saya sedikit waktu." Di masa damai, kecapi mahal ini tentu tak akan diberikan ke pendeta faksi lain. Tapi kini situasi genting, Liu Zhenhan yang sempit hati pun harus membuka dompet.
Mendengar komitmen nyata emas murni dan perak ini, wajah berkerut Pendeta Tertinggi Bulat merekah seperti bunga aster.
Lao Liu juga tersenyum, tapi senyumnya menyimpan sedikit ejekan.
Meski secara nominal dianggap lawan yang setara, sesungguhnya Kuil tak pantas dianggap sejajar dengannya.
Kekuatan pendeta di Istana Musim Panas saat ini tentu belum bisa dibandingkan dengan kekuatan mapan seperti Kuil, namun Feilengcui telah mendapatkan "Menara Kristal Yanluo" dari dunia iblis yang khusus mengukur frekuensi telepati dalam Hertz. Dengan populasi manusia gua di dunia bawah tanah yang hampir mencapai 100 juta jiwa, ditambah kekuatan penelitian Laboratorium Lagu Perang, dalam waktu kurang dari sepuluh tahun, baik secara kualitas maupun kuantitas, baik pendeta maupun penyihir Feilengcui akan melampaui Kuil bahkan Kerajaan sekalipun.
"Aku mendengar kabar burung, katanya sekarang siapa pun yang memberimu alat magis alami, kau akan mengembalikan sepuluh kali lipat jumlahnya?" Imam Agung Jubah Merah berbisik misterius sambil menarik Lao Liu ke sudut.
"Eh... Ini..." Lao Liu tahu Yang Mulia Bulat sedang merujuk pada proyek Yu Xi yang sengaja disebarkan Ayah Anglam ke seluruh benua melalui berbagai serikat pekerja. Tapi sekarang Yu Xi sudah rusak, takkan bisa dianggap valid lagi.
"Lihat ini..." Yang Mulia Bulat gemetar mengeluarkan kain merah dari jubahnya. Setelah membuka lapisan demi lapisan bungkusan, terlihat dua kristal permata berbentuk prisma transparan. Saat kedua kristal ini bergesekan, melodi surgawi samar-samar menggema di udara.
Mata Lao Liu langsung terbelalak - ini adalah "Kristal Bernyanyi" yang sangat langka!
Dalam sejarah Orang-orang Banteng Kerajaan Bimeng, pernah ada pendeta legendaris yang memiliki Monster Perang Komodo sebagai peliharaan magis.
“Monster Perang Komodo yang hampir rakus ini akan memakan apapun. Di antara mereka, ada sedikit yang beruntung karena memakan batu untuk mengisi perut, tanpa sengaja menelan 'Kristal Bernyanyi' yang tersembunyi di dalam bebatuan. Sejak itu, mereka memperoleh kemampuan untuk berkomunikasi dengan roh awan dan kilat.”
Dalam sudut pandang tertentu, jika "Kristal Bernyanyi" ini jatuh ke tangan Kekaisaran Tang Zang, maka Xianshi tingkat tertinggi mereka "Kumis Penyambut Tamu" tak perlu lagi khawatir menghadapi sembilan lapisan petir saat menjalani ritual. Petir alami dari langit tak akan pernah menyerang inang yang membawa "Kristal Bernyanyi".
Tak perlu diragukan lagi, saat Imam Agung Jubah Merah menggali lencana Medusa milik pendeta kuno, dia menemukan jenazah Monster Perang Komodo dwi-unsur. Sama seperti kristal sihir, "Kristal Bernyanyi" tak akan membusuk meski tertanam dalam waktu lama.
"Yang Mulia, beri saya sedikit waktu saja. Saya jamin satu barang bisa ditukar dengan sepuluh." Lao Liu menelan kembali kata-katanya yang semula, menyambar dua buah "Kristal Bernyanyi" dari tangan imam agung. Prinsipnya sederhana: tipu selama bisa, toh dia tak merasa bersalah.
Imam Agung Jubah Merah mengangguk puas, sama sekali tak menyadari tipuan itu. Memang reputasi Shaman Divine Comedy ini sangat terpercaya. Di seluruh Benua Aigean saat ini, belum ada korban penipuan yang berurusan dengannya - kecuali Ferguson Xu. Pendeta Tertinggi Bulat kini menjadi orang kedua yang terjebak dalam lubang tanpa dasar si bego level dewa ini.
“Dengan mudah mendapatkan dua ‘Kristal Bernyanyi’, suasana hati Liu Zhenhan sangat gembira. Mulutnya pun tak lagi pelit mengeluarkan pujian, memuji habis-habisan Pasukan Ksatria Kuil yang dibentuk oleh Pendeta Tertinggi Bulat. Ungkapan yang dibuatnya begitu menjilat dan berlebihan sampai Jenderal Reyes, komandan militer kota Wisesepang yang sengaja datang menemui dua pemimpin agama ini, merinding bulu kuduknya.
Jenderal Reyes adalah rekan lama Lao Liu selama Pertempuran Gurun. Hubungan mereka cukup akrab, dan dia sangat familiar dengan kemampuan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui. Mendengar Lao Liu memuji berlebihan Pasukan Ksatria Kuil, Jenderal Fox ini sampai merasa malu atas nama Pendeta Tertinggi Bulat.
"Jenderal Reyes, serangan Bangsa Laut ini cukup cepat. Tolong jelaskan situasi perang terkini kepada kami dan Yang Mulia, lalu berikan tugas yang harus kami emban masing-masing." Begitu dua pemimpin agama dari faksi berbeda ini duduk di Kediaman Gubernur, bahkan sebelum pelayan menyuguhkan kopi, Pendeta Tertinggi Bulat sudah tak sabar menanyakan situasi perang.
Lao Liu menyembunyikan senyum kecut di sudut mulutnya. Orang tua ini jelas-jelas belum pernah ke medan perang. Dia benar-benar mengira 5000 Ksatria Kuil bisa jadi pasukan utama dalam pertempuran kacau skala besar!
“Gubernur Mateus sedang berdiskusi dengan Gubernur Provinsi Selatan Gary Neville mengenai pengalokasian pasukan untuk bantuan perang, izinkan saya mewakili Gubernur menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran ini.” Jenderal Reyes mengangguk, menyuruh pengawal pribadinya mengambil peta dan membentangkannya dengan suara "braak" di depan para pemimpin agama: "Yang Mulia Bulat, Paduka Liu Zhenhan, Yang Mulia Helen, serta para bangsawan. Saat ini seluruh pria dewasa di wilayah Timur Laut telah dipersenjatai sepenuhnya, total sekitar 250.000 hingga 300.000 personel. Semua persediaan pertahanan kota termasuk lilin minyak, lembing, anak panah, dan batang gelinding telah terkumpul dalam jumlah besar. Sisa makanan di kota serta daging ternak yang disimpan di gua gunung bersalju Feilengcui setelah dipotong, diperkirakan cukup untuk konsumsi selama setengah tahun!"
“Jangan khawatir tentang logistik, dengan formasi teleportasi sihir dan cincin tujuh lapis emas, kita punya banyak bantuan! Laboratorium Operasi yang mengawasi 'Mata Penyihir Saruman' telah memberitahuku bahwa pasukan pendahulu musuh bergerak sangat cepat, diperkirakan akan tiba di Weisisipang dalam satu hari.” Liu Zhenhan menyambung pembicaraan: “Sebelum datang ke sini, aku khusus memeriksa wilayah luar Weisisipang. Pekerjaan pembumihangusan kalian cukup baik. Sekarang masalahnya adalah pasukan bertahan, benar bukan?”
“Saya sangat khawatir pengurasan pasukan yang terus-menerus terlalu besar, akhirnya bahkan anak-anak dan perempuan harus naik ke tembok ibu kota.” Reyes mengangguk: “Bahkan jika Provinsi Selatan bisa mendukung kita dalam jumlah pasukan secara signifikan, saya tetap khawatir kita tidak akan sanggup menghadapi Bangsa Laut dan orang-orang Muran ini! Dan saat ini masih ada sekitar seratus ribu penggemba yang belum sempat mengungsi ke Weisisipang karena lokasi pemukiman mereka relatif terpencil.”
“Jangan hanya bicara situasi buruk, saya sudah kebanjiran kabar buruk. Ceritakan di mana letak keuntungan kita?” Paus Bulat memainkan tongkat emas di tangannya sambil memutar mata.
“Keuntungan kita adalah tidak ada vegetasi besar atau batu di padang gurun, musuh tidak bisa membuat katapel atau alat pengepungan. Sementara kita memiliki tim pengamat militer manusia dan berbagai alat pertahanan kota yang mereka bawa.” Jenderal Reyes tersenyum: “Yang Mulia tidak perlu khawatir, dengan benteng kokoh sebagai penghalang, musuh sebanyak apapun hanya bisa datang berkelompok untuk bunuh diri. Saya tidak yakin pasukan Bangsa Laut bisa mengubur kita seketika dengan keunggulan jumlah mereka.”
“Lalu tugas pengikutku apa?” Yang Mulia Paus bertanya dengan polos.
“Saya harus mengendalikan pasukan cadangan elit yang cukup kuat untuk segera mendukung area berbahaya. Ksatria Kuil yang perkasa jelas merupakan pilihan terbaik.” Jenderal Reyes berkata dengan wajah penuh kepuasan.
“Tidak bisa, kami datang bukan untuk menyaksikan kalian berperang. Anda bisa mengorganisir pasukan cadangan dari Berserker Beruang dan prajurit Bimon berkepala sapi yang dialokasikan Provinsi Selatan. Jika Ksatria Kuil ingin bertempur, lawanlah musuh yang tangguh!” Dari kalimat ini terlihat jelas, Imam Agung Jubah Merah Bulat sama seperti semua Bimon, secara alami memiliki darah pejuang dalam dirinya.
“Bagaimana dengan Paduka? Paduka Liu Zhenhan?” Jenderal Reyes menatap Lao Liu yang sedang berbisik-bisik dengan Mo'er: "Yang Mulia memberi tahu saya, tidak perlu membatasi tindakan Paduka."
“Saya akan mengambil inisiatif menyerang 'Pasukan Sekutu Tirai Laut'. Untuk pertahanan, serahkan saja satu bagian tembok ibu kota kepada kami. Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui akan mengirim semua agresor yang mencoba memanjat tembok langsung ke neraka.” Liu Zhenhan mengangkat kepala sambil tertawa: “Sedangkan logistik dan perbekalan kami, tidak perlu Khawatirkan oleh Weisisipang.”
Jenderal Reyes benar-benar mencintai Pasukan Pengawal Istana Musim Panas. Sekutu seperti ini sangat menyenangkan, logistik dan perbekalan sama sekali tidak meminta bantuan pihak luar, mandiri dan sejahtera.
“Tapi Yang Mulia, panjang keempat tembok Weisisipang jauh melebihi Kota Kuno Huye. Hanya dengan 5.000 lebih pasukan Pengawal Istana Musim Panas, pertahanan akan sangat sulit. Saya akan menempatkan Ksatria Kuil Pendeta Tertinggi Bulat bersama Pasukan Pengawal Istana Musim Panas, lalu memilih 20.000 pasukan elit untuk bertempur bersama Paduka. Bagaimana pendapat Paduka?” Jenderal Reyes bertanya dengan hati-hati.
"Saya tidak punya keberatan." Lao Liu mengangguk, matanya menyipit menatap Paus Bulat. Baru saja Mo'er berkomunikasi melalui tulangkomunikasi dengan Yang Mulia Sal. Cicak tua ini ternyata yang mengajukan diri datang ke kota Wisesepang untuk membantu pertahanan. Alasannya, dia bertengkar lagi dengan Sang Raja. Si tua bangka ini bahkan masih ingin memperluas struktur Ksatria Kuil! Padahal skala Ksatria Kuil saat ini sudah lima kali lipat dari rencana awal!
"Reyes, simpan saja 20.000 pasukan elit itu untuk dirimu sendiri! Ksatria Kuil dan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui masing-masing akan memegang separuh tembok ibu kota. Nanti biarkan anak buahku bersaing dengan ksatria tak terkalahkan dari Istana Musim Panas, lihat siapa yang bisa membunuh lebih banyak musuh." Pendeta Tertinggi Bulat dengan penuh kepercayaan diri mengibaskan lengannya.
Liu Zhenhan yang berdiri di samping tak bisa menahan senyum sinis. Rupanya Paus ini nekat ingin mengalahkan popularitas Pasukan Pengawal Istana Musim Panas, agar bisa membentuk kekuatan militer secara sah. Rencana seperti ini terlalu berbahaya. Kekerasan negara hanya boleh ada satu. Jika ada lebih, pasti akan memicu benih perpecahan wilayah.
Pasukan Ksatria Kuil ini sepertinya benar-benar membuat si Cicak Tua percaya diri melambung. Tapi dia tidak berpikir, semua senjata dan zirah Ksatria Kuil mereka jika digabungkan pun masih kalah berharga dibanding satu pedang Adamantium Fatty Luo! Pasukan besar mereka hanya punya empat penyihir Elf Padang Rumput, bahkan formasi dasar 11 penyihir pun tak bisa dibentuk. Meski semua pendeta dilengkapi Kecapi Tujuh Senar Mutiara, termasuk dua hewan peliharaan dihitung sebagai kekuatan magis, ditambah pemilik kekuatan supranatural Kelinci, daya tembak mereka tetap tak bisa menyaingi Legiun Sihir Berbual Pasukan Pengawal Istana Musim Panas!
"Apa hakmu untuk menandingiku?" Liu Zhenhan menatap pemimpin agama Suku Tiger ini.
"Kita naik Naga sambil baca buku - nanti lihat hasilnya," balas Yang Mulia Bulat dengan tatapan sama. Dia tak merasa Pasukan Ksatria Kuilnya kalah dari Pasukan Pengawal Istana Musim Panas. Kapal rusak pun masih punya tiga pon paku. Suku Tiger yang menguasai kekuatan Kuil pasti punya jurus rahasia. Kalau tak unjuk gigi di depan Pasukan Pengawal, bagaimana caranya menggemparkan negara dan memperluas Pasukan Ksatria Kuil?
Bab 632 Memasukkan Jun ke Dalam Tempayan
Sehari kemudian, pasukan terdepan "Aliansi Haimu" tiba tepat waktu di Weisisipang.
Pasukan pendahulu ini seluruhnya terdiri dari ksatria elit Kekaisaran Mugalan, berjumlah sekitar 100.000 orang dengan masing-masing menunggang unta cokelat gemuk dan kuat.
Dalam sistem militer Tieletai Kekaisaran Mugalan yang mendominasi seluruh gurun besar, awalnya tidak ada struktur infanteri selain prajurit budak; kerajaan gurun ini memiliki terlalu banyak unta berpunuk dua dan berpunuk satu, bahkan rakyat biasa tidak pernah kekurangan alat transportasi; orang Mouran justru mengandalkan kavaleri unta yang secepat angin untuk menghancurkan satu per satu etnis gurun dan peradaban negara yang tidak mau tunduk.
Bagi Bimon, kedatangan legiun pelopor ini selain menandakan perang telah dimulai, juga menghadirkan kesempatan emas di depan Weisisipang - tinggal melihat apakah Bimon punya nyali untuk menelannya bulat-bulat. Unta di gurun sama seperti kuda perang Aiqin, memiliki varietas, kelas, dan harga berbeda. Unta keturunan mulia dengan pelatihan ketat memiliki punuk selembut kapas, kecepatan lari secepat angin, tetap tenang meski di medan perang, dan tidak panik meski terluka.
Unta cokelat yang dilengkapi Legiun Pelopor ini adalah varietas unggulan "Lancang" dari Kekaisaran Mugalan. Tunggangan mewah bernilai seribu keping emas ini setara dengan "Kuda Qinghai" di dunia kuda perang. Setiap ekor unta Lancang memiliki berat lebih dari setengah ton, tinggi lebih dua meter, surai tebal, dan tubuh yang sangat kekar.
Karena pasukan Mouran kali ini menggunakan jalur laut untuk menyerbu Kerajaan Bimeng, mereka sama sekali tidak bisa membawa banyak hewan tunggangan. Akibatnya, mayoritas pasukan Mouran yang tidak memiliki kendaraan tunggangan berubah menjadi infanteri setelah mendarat. Mereka bergabung dengan prajurit bangsa laut yang juga tidak bisa menggunakan hewan tunggangan di darat. Saat ini mereka sedang terengah-engah berjalan kaki menuju Weisisipang - Kecepatan gerak infanteri jika dibandingkan dengan unta Chesang bagaikan kura-kura dan kelinci berlomba. Secara tak terlihat, Legiun Pelopor yang memiliki mobilitas unggul telah terpisah dari pasukan utama.
Peluang taktis ini ditemukan oleh staf Bimon yang bertugas memantau "Mata Saruman" di Laboratorium Operasi di Benua Chesang. Pasukan gabungan "Hai-Mu" diperkirakan baru akan tiba di Weisisipang tujuh hari kemudian. Dengan kekuatan militer saat ini di Provinsi Timur Laut, waktu yang tersedia cukup untuk menghabisi legiun pelopor berjumlah 100.000 orang ini.
Efektivitas peralatan magis besar dalam perang telah terbukti sejak awal pertempuran. Jika menggunakan taktik konvensional dengan mengirim banyak pengintai untuk melakukan pengintaian bertahap, meski bisa menemukan peluang yang sama, waktu yang terbuang akan memungkinkan pasukan utama "Hai-Mu" datang menyerbu.
Namun menghancurkan 100.000 kavaleri unta ini bukanlah hal yang bisa dilakukan hanya dengan menggerakkan mulut.
Jenderal Mouran yang memimpin pasukan depan ini bukanlah orang bodoh. Dia tidak sesombong untuk mengandalkan kavaleri saja dalam menyerang benteng pertahanan. Setelah tiba di Wisesepang, pasukan berkuda Mulan pertama-tama mengelilingi kota sambil memetakan medan sekaligus mencari keberadaan pasukan musuh yang mungkin bersembunyi.
Setelah semua persiapan dasar selesai, legiun depan ini dengan tenang mendirikan perkemahan di luar kota Wisesepang sejauh 30 li (≈15 km).
Regu-regu kavaleri ringan terus berpatroli di sekitar Wisesepang sesuai jadwal giliran, dengan kewaspadaan tinggi.
Saat ini ada dua pendapat berbeda di dalam kota Wisesepang mengenai cara menghadapi 100.000 Kavaleri Mulan ini.
Pendapat pertama tentu saja keluar kota untuk bertempur dan menghabisi 100.000 pasukan berkuda Mulan.
Alasannya sederhana: Jika tidak memanfaatkan kesempatan untuk menghapuskan musuh sekarang, pasukan utama musuh nanti akan membuat para prajurit Behemoth harus bertempur di atas tembok kota. Membasmi mereka sekarang akan meringankan tekanan di masa depan. Logistik yang dirampas dari musuh juga sangat menguntungkan Wisesepang. Daging segar dari 100.000 unta yang disembelih, jika disimpan di gua gunung bersalju Feilengcui, bisa mencukupi kebutuhan pangan seluruh kota untuk waktu yang lama.
Pendapat kedua adalah bertahan di dalam kota dan mengabaikan 100.000 Kavaleri Mulan ini.
"Alasan yang sama juga sangat kuat, Dataran Liar Donau terlalu datar, pada dasarnya paling cocok untuk pertempuran kavaleri. Saat ini Weisisipang didominasi oleh infanteri, hanya dengan mengandalkan kota berbenteng tinggi kita bisa memaksimalkan kerugian musuh. Begitu keluar kota untuk bertempur, sangat mungkin menyebabkan korban besar di bawah serangan kavaleri Mulan! Bahkan jika mundur 10.000 langkah, sekalipun infanteri Bimon memiliki kekuatan untuk mengalahkan kavaleri Mulan, orang-orang Mulan bisa mundur. Dengan kemampuan mobilitas kavaleri unta mereka, prajurit Bimon tidak mungkin bisa mengejar.
Yang Mulia Bulat adalah pendukung teori pertama, sedangkan Jenderal Reyes bersikukuh pada pendapat kedua.
Liu Zhenhan tidak ikut serta dalam diskusi tidak relevan ini. Bagaimanapun dia akan bertindak sesuai rencananya sendiri. Tentang bagaimana orang lain menyusun strategi itu urusan mereka.
"Yang Mulia Bulat, ambisi Anda terlalu besar! 100.000 kavaleri unta ini sama sekali tidak mungkin kita habisi sekaligus!" Jenderal Reyes yang lebih konservatif namun berbicara fakta: "Kita sekarang kekurangan pasukan kavaleri yang memadai. Tanpa kavaleri kita tidak bisa mengikat lawan, mustahil bicara tentang strategi. Bisa-bisa malah kita yang dihabisi! Jumlah pasukan kita memang dua kali lipat musuh, tapi sebagian besar kita infanteri, sementara orang Mulan semua kavaleri! Sekalipun Weisisipang sekarang punya 200.000 prajurit Elephant, tetap takkan bisa menghancurkan musuh ini! Saya juga ingin merampas logistik mereka, tapi ini sama sekali tidak realistis!"
"Jenderal Fox, dalam sejarah Bimon, pertempuran infanteri melawan kavaleri memiliki catatan gemilang. Apakah Anda tidak pernah mempelajari ini di akademi militer?" Imam Agung Jubah Merah menyeringai: "Bahkan saya tahu taktik 'Tusuk Jantung', bagaimana Anda bisa melupakannya?"
Taktik "Tusuk Jantung" yang disebut si Cicak tua adalah metode klasik infanteri Bimon melawan kavaleri. Strategi ini sederhana namun efektif: unit elit dengan mobilitas tinggi melakukan manuver menyamping, melancarkan serangan mendadak ke sistem komando musuh pada momen kritis, lalu mengunci komandan tertinggi lawan untuk memaksa kavaleri musuh mundur menyelamatkan panglima mereka.
Asal bisa memperpanjang waktu tempur, begitu infanteri Bimon yang menyusul berhasil mengikat kavaleri musuh dalam pertempuran kacau, maka nasib pertempuran praktis sudah ditentukan.
"Saya PAHAM taktik itu! Tapi korban jiwa akan melampaui batas toleransi. Saat pasukan utama musuh tiba, dengan apa saya pertahankan kota?" Jenderal Reyes tersenyum getir: "Yang Mulia, jangan samakan prajurit Provinsi Timur Laut dengan pasukan ibukota! Prajurit Babi satu lawan satu pasti kalah dari manusia!"
"Kau menghina kemampuan prajurit Bimon!" Cicak tua langsung naik pitam. Meski tahu ucapan Reyes benar, secara emosional ia tak bisa menerimanya.
"Yang Mulia, sebagai rohaniwan, sepertinya kita tidak seharusnya terlalu banyak campur tangan dalam urusan militer." Liu Zhenhan benar-benar tidak tahan lagi. Setelah duduk mendengarkan lama, meski dalam hati dia cukup mendukung pandangan Imam Agung Jubah Merah, namun perkataan Reyes juga bukan sekedar menghindar dari pertempuran. Sebagai pasukan tamu, dia merasa perlu mengingatkan sang Cicak Tua untuk memperhatikan statusnya. Bagaimanapun, pertahanan keseluruhan Weisisipang tidak bisa diselesaikan hanya dengan Ksatria Kuil atau Pasukan Pengawal Istana Musim Panas.
Dalam hal ini, tim pengamat militer manusia justru melakukan lebih baik. Para staf militer dari negara-negara manusia ini tidak pernah sembarangan menyela atau mencampuri keputusan militer Weisisipang. Liu Zhenhan merasa sang Cicak Tua memiliki keinginan orang awam memimpin ahli, ini bukan pertanda baik.
Bobot perkataan setiap orang berbeda. Ketika Shaman Divine Comedy membuka mulut, meski Imam Agung Jubah Merah masih terlihat tidak puas, dia tidak berani terus-menerus membentak Lao Liu seperti saat menghardik Reyes.
"Bukan aku tidak mau bertempur, Yang Mulia Bulat, Paduka Liu Zhenhan. Sekalipun bertempur harus ada rencana! Gangguan skala kecil dan serangan tiba-tiba, bahkan tanpa perintah pun akan kujalankan! Tapi pertempuran pengepungan besar, meski kita punya cukup waktu untuk melaksanakannya, harus dipikir matang-matang!" Wajah tampan Jenderal Reyes memerah seperti ekornya: "Bagaimanapun, mempertahankan Weisisipang adalah tugas terbesar kita saat ini!"
Setelah sampai di situ, Imam Agung Jubah Merah menghela napas dan tidak melanjutkan perdebatan dengan balok pengungkit.
"Bagaimana kalau kita naik ke tembok ibu kota dulu untuk mengamati musuh? Mungkin kita bisa menemukan celah pertahanan mereka." Liu Zhenhan tersenyum kecut mencairkan keheningan.
Usulan ini disetujui secara bulat. Semua orang berbondong-bondong keluar dari ruang rapat dengan riuh.
Senja mulai tiba. Kamp pasukan Mulan dipenuhi api unggun yang berkelap-kelip.
Meski tak ada kayu di padang gurun, sulur-sulur kering tetap menjadi bahan bakar yang baik, meski asapnya agak pekat.
Di sisi timur dan barat kota Wisesepang, tenda-tenda seperti jamur telah memenuhi permukaan tanah bagai bintang-bintang.
Angin hangat membawa deru unta dan tawa kasar orang-orang Mouran. Karena kurangnya bahan kayu, kamp mereka hanya memiliki beberapa parit simbolis tanpa rintangan rusa, pagar, maupun menara pengawas.
Jelas terlihat, orang-orang Mouran ini sama sekali tidak percaya bahwa Bimon punya nyali untuk menyerang mereka.
Mereka memiliki sedikit pasukan khimera udara di pasukan depan, namun tanpa menara pengawas pun pasukan udara ini tetap tidak berpatroli - bukti kepercayaan diri yang luar biasa.
Selain perangkat pengintaian perunggu, Bimon dari Weisisipang juga memperoleh beberapa tabung mata elang dari manusia. Sekelompok perwira dengan pangkat cukup tinggi bergiliran mengamati kamp Mouran. Semakin lama mereka melihat, semakin geram hati. Mereka merasa jika tidak memberi pelajaran, amarah takkan reda - lagipula pasukan utama mereka masih membutuhkan 6-7 hari untuk tiba di Weisisipang, atas dasar apa mereka begitu arogan?
"Paduka Liu Zhenhan, Yang Mulia Butera. Pasukan pengawal kalian memiliki banyak angkatan udara. Mengingat kecerobohan pasukan Mouran, malam ini baiknya kita beri pelajaran pada manusia gurun ini." Sebenarnya Jenderal Reyes sejak tadi ingin mengusulkan ini. Mengandalkan kekuatan Weisisipang saja mustahil untuk menyerang kavaleri Mulan secara mendadak.
"Kekaisaran Mouran memiliki dua ksatria naga. Salah satunya sudah kubunuh. Entah apakah ada ksatria naga dalam pasukan kavaleri ini. Kalau tidak di sini, pasti di ibukota Shabak." Liu Zhenhan sambil memandang melalui teleskop tua Eagle Eye berkata santai: "Orang Mouran jago melempar lembing tapi buruk dalam panah. Kecuali para Ahong Mage, satu-satunya ancaman saat serangan udara adalah ksatria siluman mereka. Jika ingatanku benar, zirah monster mereka menggunakan 'Trenggiling Terpetrifikasi' yang kemampuan bertahannya cukup baik."
“Aku benar-benar ingin mengerahkan Ksatria Kuil sekarang juga, memberi pelajaran pada para pedagang budak barbar ini!” Imam Agung Jubah Merah mengibaskan lengan jubahnya, lalu turun ke dalam kota tanpa menoleh. Tidak perlu dikatakan, pasti dia pergi mengatur misi serangan Kesatria Kuil terhadap orang Mouran malam ini.
"Yang Mulia..." Jenderal Reyes melirik lemah ke arah punggung Imam Agung Jubah Merah, lalu menatap Lao Liu.
"Sepuluh ribu orang Mouran bukan masalah besar. Kalau mau, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui-ku bisa menyelesaikan mereka semua!" Liu Zhenhan melambaikan tangan, memberi isyarat agar Reyes tidak usah ikut campur: "Tapi kita menghadapi perang berkepanjangan. Harus menghancurkan nyali dan kesombongan lawan sekaligus! Ada perhitungan khusus dalam benakku yang sulit dijelaskan. Tugasmu hanya mengendalikan pasukan dan mempertahankan kota utama Provinsi Timur Laut ini! Untuk pendapat Paus, anggap saja masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Lagipula komandan militer tertinggi Wisesepang adalah kamu, bukan dia."
Jenderal Reyes mengangguk diam-diam.
Sebuah pasukan kavaleri Mouran dengan panji perak bintang bulan berlari sombong di bawah tembok kota Wisesepang. Debu yang ditendang kaki unta beterbangan di antara teriakan liar mereka.
"Pisau melengkung yang tajam!" Beberapa Jenderal Bimon dan penasihat militer dari tim pengamat manusia di atas benteng tak bisa menahan decak kagum.
“Pasukan kavaleri Mulan ini tidak menggunakan cambuk untuk mengendalikan kendaraan tunggangannya, melainkan menepuk dengan pisau rata. Selama berlari kencang, mereka berteriak sambil memutar pedang dengan trik indah.” Karena jaraknya cukup dekat, dari atas tembok ibu kota Weisisipang terlihat jelas pedang tajam yang dipegang pasukan berkuda Mulan.
Pedang melengkung berbentuk bulan sabit dengan lengkungan angker ini memiliki bilah yang tebal dan berat. Pada bagian mata pedang (Ren) terdapat pola awan ajaib berwarna coklat, sangat berbeda dengan pola awan biasa pada bilah pedang perang Mulan. Sekilas pandang saja, terasa aura mencekik seolah tenggorokan teriris.
“Ini adalah Pisau Damaskus.” Liu Zhenhan bukan pertama kali berurusan dengan orang Mouran: “Ibu kota Mulan menghasilkan bijih besi Wootz langka. Senjata yang ditempa dari bijih ini jauh lebih tajam daripada yang dibuat dari bijih Wootz biasa! Konon di Kekaisaran Mugalan, hanya Prajurit Makara terbaik di Khemah Kerajaan yang layak memiliki bilah berharga ini.”
Seolah ingin pamer, pasukan kavaleri Mulan ini memutar unta kemerahan di bawah selangkangan, berbelok membentuk lengkungan lebar di padang terbuka, lalu mengitari kembali kota Wisesepang; Kali ini mereka memamerkan keahlian berkuda yang canggih, masing-masing tubuh tergantung di pelana dengan satu kaki terkait sanggurdi, seluruh badan membentang bagai burung besar yang sedang mengembangkan sayap. Pisau-pisau melengkung terayun ke tanah, mengikuti derap gembira unta-unta kemerahan yang melesat ke depan. Di mana pun mereka lewati, rumput liar maupun tanaman merambat di tanah berbaring rapi membentuk garis lurus tanpa suara.
Keunggulan bilah pedang hanya bisa dirasakan saat digunakan memotong. Meski kavaleri Mulan ini hanya menggunakan pedang sabit besar mereka untuk merobohkan barisan rumput, dari kelancaran mata pedang menyabit rumput yang bahkan tidak menyisakan satu batang pun terlempar, dapat disimpulkan bahwa pedang perang ini pasti memiliki keganasan tak tertandingi saat digunakan untuk memancung kepala.
Pemimpin pasukan kavaleri Mulan yang berjanggut tebal ini, saat melintas di tepi parit kota, tanpa terlihat mengayunkan pedangnya dengan keras, hanya kilatan cahaya dingin menyambar. Setelah rombongan unta berlari sejauh 10 meter, pohon Toona sinensis tua berkanopi lebar di tepi parit kota itu terbelah diam-diam menjadi tiga bagian. Batang-batang selebar pelukan orang dewasa itu bergantian menghujam tanah dengan gemuruh.
“Sial!” Liu Zhenhan murka. Pohon Toona sinensis ini merupakan satu-satunya pohon besar di luar kota Wisesepang, konon ditanam 400 tahun lalu. Di bawah pohon inilah Cui Beixi membuatnya dan Helen menyadari kedalaman cinta mereka. Tak disangka, saksi cinta ini hancur lebur oleh sebilah pedang perampok Mulan.
Beberapa jenderal Bimon meski tak semarah Lao Liu, diam-diam terkesima oleh jurus pedang mumpuni dan ketajaman senjata orang Mouran.
Pasukan kavaleri Mulan itu menghentikan unta mereka di luar jangkauan panah, tertawa terbahak-bahak menghina prajurit Behemoth di atas tembok kota.
Sebelum tawa mereka sirna, keberuntungan mereka habis.
Hujan anak panah berbulu yang deras menusuk kavaleri unta yang berada 600 yard itu menjadi landak.
Meski beberapa kavaleri Mulan yang lincah sempat mengambil perisai baja tempurung kura-kura di pelana untuk melindungi bagian vital, mata panah tajam penembus baja itu menembus perisai sekaligus tubuh di baliknya tanpa ampun.
Perwira militer berjanggut yang baru saja menampilkan jurus pedang mengagumkan untuk membelah pohon Toona sinensis tua itu, kepalanya dipenuhi anak panah berbulu rapat-rapat, sekilas mirip seperti kaktus besar, terhuyung-huyung di punggung unta namun entah mengapa tak kunjung jatuh.
Para Shenjian Zheqin dari Pelayan Istana Musim Panas tetap mempertahankan posisi menarik busur, tali busur bergetar "xian weng xian weng", tangan kanan mereka semua membentuk kipas dari anak panah.
"Siapa yang bilang suka tadi? Turun dan ambil dua bilah pedang Damaskus untuk koleksi." Liu Zhenhan menyilangkan lengan sambil menatap kerumunan Kavaleri Mulan yang panik mendekat namun tak berani masuk dalam radius 600 yard (≈548.6m), senyum nakalnya mengembang: "Aku jamin aman!"
Bimon tetaplah Bimon. Setelah sorak-sorai memekakkan telinga bergema dari atas tembok, pintu gerbang Weisisipang ternyata dibuka lebar-lebar.
Rantai besi berderit-derit diputar oleh roda kereta, perlahan menurunkan jembatan gantung yang panjang.
Para staf dari tim pengamat militer manusia saling pandang bingung, menjulurkan lidah tanda takjub.
Kalau manusia, pasti sudah menurunkan prajurit dengan keranjang gantung untuk mengumpulkan rampasan perang. Mana ada Bimon yang berani sampai segitunya.
“Teriakan terompet yang muram bergema!” Tanda-tanda kekacauan langsung terlihat di kamp militer Mouran, sejumlah besar kavaleri mulai menaiki unta, pasukan Ksatria Siluman berhamburan ke angkasa dan menerjang ke arah Weisisipang.
Patroli kavaleri unta di empat penjuru kota berkerumun seperti semut tergoda madu menuju selatan kota. Gerbang kota yang terbuka lebar bagai pengantin perempuan yang telanjang, langsung memantik naluri barbar seluruh pasukan Mulan.
"Jangan tutup gerbang!" Liu Zhenhan menjulurkan leher melihat ke bawah benteng, merobek dasi Windsor dan melepas jas ekor burung mewah, memperlihatkan jubah kulit landak dan dada kekarnya.
"Apakah Yang Mulia ingin mengadu Pasukan Istana Musim Panas secara langsung?" Jenderal Reyes langsung menebak maksud Shaman Divine Comedy saat melihatnya mengambil kapak perang bermata ganda dari pengawal.
"Daripada menganggur. Saksikanlah." Liu Zhenhan menyelipkan jari ke mulut mengeluarkan siulan nyaring, mengacungkan tangan ke bawah kota. Pasukan berat Pengawal Istana Musim Panas langsung melompat sambil mengeluarkan napas kasar menuju tangga.
Tim pengamat militer manusia yang terdiri dari para staf senior gemetar karena terlalu bersemangat. Mereka sudah lama mendengar bahwa prajurit Behemoth ahli dalam menghadapi kavaleri secara frontal, namun belum pernah menyaksikan langsung. Tak disangka, komandan Behemoth sebelumnya sudah menolak ide untuk bertempur, namun sekarang masih ada kesempatan untuk menyaksikan keahlian mereka.
Baik manusia maupun Jenderal Reyes sama-sama salah menebak satu hal. Liu Zhenhan sama sekali tidak bermaksud menarik Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui ke padang terbuka untuk menerima serangan kavaleri unta secara jujur. Dia tidak sebodoh itu.
Memanfaatkan medan tempur adalah gaya bertempur konsisten Feilengcui. Kali ini pun tidak terkecuali.
Di luar gerbang kota Weisisipang terdapat jembatan gantung, sementara ke dalam terdapat jalan paving batu dengan lebar depan sekitar 35 meter. Area sempit seperti ini selalu menjadi favorit Pasukan Pengawal Istana Musim Panas. Liu Zhenhan hanya berencana menempatkan sekelompok prajurit Istana Musim Panas di gerbang kota untuk memancing serangan orang Mouran.
Gerbang kota yang terbuka lebar ibarat daging gemuk yang menggiurkan bagi setiap penyerang. Istilah "menembus pertahanan kota" biasanya merujuk pada momen ketika gerbang berhasil ditembus. Kavaleri yang tidak memiliki peralatan pengepungan berat pasti tidak akan sembarangan menyerang kota berbenteng, namun begitu jembatan gantung dan gerbang kota terbuka lebar di depan mata, tak ada komandan kavaleri pengepung yang akan melewatkan kesempatan untuk mencoba.
Ide untuk memancing musuh masuk ke dalam perangkap ini merupakan ilham spontan yang baru saja muncul di benak Lao Liu.
Pasukan Ajaib dengan tenang naik ke titik tertinggi di atas benteng. Tembok Weisisipang memiliki banyak menara lonceng dan menara pengawal yang awalnya dibangun untuk pertempuran udara para peliharaan magis pendeta. Kini selain menara yang dilengkapi ballista jarak jauh, titik strategis menghadap gerbang kota telah disita oleh Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui.
Mengetahui pasukan berkuda Mulan sama sekali tidak memiliki pemanah, Penjaga Utama Istana Musim Panas langsung menginjak parapet dan gerigi pagar. Setengah badan mereka menjorok keluar benteng, busur terentang dan anak panah terarah pada lautan pasukan berkuda Mulan yang mendekat.
"Para Prajurit Landak Suku Pig, perhatikan! Pertempuran ini tidak membutuhkan keterlibatan kalian. Aku juga tidak perlu bantuan tembakan jarak jauh lainnya. Serangan kalian terlalu keras, para perampok Mulan ini akan kabur lebih cepat dari kelinci!" Liu Zhenhan meneriakkan dari atas benteng: "Hari ini adalah pertempuran Pasukan Pengawal Istana Musim Panas kita! Biarkan para perampok penunggang unta ini menyaksikan apa itu kekuatan sejati!"
"Boom!"
Deru mesin kendaraan perang mekanis mengguncang jalan paving batu. Di bawah tatapan mata yang terpaku, dua unit Mesin Penggiling Daging berdiri bagai Pegunungan Salju Himalaya Taymur yang tak tergoyahkan, menyumbat mulut gerbang kota yang terbuka lebar. Sekejap kemudian, pisau sabit raksasa dan roller berduri mulai berputar dengan gila.
Lima unit Mesin Penggiling Daging dan dua Mesin Gaocen membentuk tiga lapis pertahanan. Di belakang mesin perang dari baja dan kristal ini, sekumpulan prajurit Bimon yang mematikan telah siap siaga.
Bab Ke-633: Pintu Jerami Kini Terbuka untuk Jun
"Apakah pasukan penjaga Bimon di kota ini sudah gila?" Seru Sayid Qass, panglima tertinggi Legiun Pelopor "Aliansi Mulan-Hai", sambil memperhatikan gerbang kota yang terbuka lebar dan jembatan gantung yang telah diturunkan, matanya nyaris tak percaya akan apa yang dilihatnya.
Selama 24 tahun berkarier militer, veteran perang ini baru pertama kali menyaksikan sebuah kota yang tetap membuka gerbangnya dengan tenang meski dihadapkan pada pasukan penyerbu yang begitu besar.
"Hanya ada dua kemungkinan: Entah mereka sudah gila, atau mereka terlalu percaya diri." Seorang Jenderal Mulan bertubuh besar melempar palu kayu raksasa sebesar gendang, menggeliatkan lengan berototnya, lalu menenggak semangkuk susu manusia yang disodorkan pelayan cantiknya. Sambil menyeka sisa susu di sudut bibir, ia berkata dengan semprotan ludah: "Panglima Sayid, saya yakin bangsa Bimon yang sangat memuja kekerasan jelas termasuk kategori kedua."
“Untuk menguasai pisau melengkung Uzi yang berat, setiap mage Mulan harus terus melatih kekuatan lengan dengan palu kayu berat di waktu luang; semua mage Mulan yang mahir jurus pedang pasti memiliki lengan cacat. Tangan yang memegang senjata, baik otot pergelangan maupun lengan, jauh lebih berkembang dibanding tangan satunya.”
Jenderal Mulan yang berbicara ini jelas memiliki kekuatan ilahi yang mengagumkan, terlihat dari palu raksasa yang baru saja digunakannya untuk melatih otot lengan.
“Aku tak suka mengejek kesombongan orang, tapi hari ini aku tak bisa menahan pikiran ini.” Panglima Mulan Said Kas mengerlingkan mata penuh darah beku di teropong perunggu, mengamati jumlah Prajurit Behemoth di tembok kota Wisesepang: “Lihat! Tak ada tanda mobilisasi pasukan besar di benteng, sungguh membingungkan. Apa bangsa barbar ini sengaja memancing serangan kita hanya mengandalkan pasukan kecil?”
"Jenderal Sai, bukankah sebaiknya saya yang perbaiki pemikiran salah mereka?" Jenderal bertubuh besar itu menyeringai, menepuk tangan dengan keras. Empat prajurit Mulan menggotong pisau melengkung raksasa sambil berseru "Heng You Heng You". Panjang dan lebar pedang perang raksasa ini setara postur pria dewasa, lengkungannya dingin menusuk, aura darahnya pekat. Sarung pedangnya bertabur batu permata mata kucing yang hanya diproduksi di Timur Jauh.
Seperti memegang kecambah tauge tak berarti, sang jenderal menyambar pedang raksasa yang digotong empat orang itu. Jarinya membelai sarung pedang megah berhiaskan emas dan giok: "Elang takkan tahan provokasi kelinci, singa akan menjawab ejekan kijang dengan cakar. Karena bangsa barbar Beastmen ini sudah mengundang, mustahil kami Mage Mulan menolak! Kali ini akan kupenggal seribu kepala bayi Bimon untuk hiasan kendaraan tunggangan kadal pasirku!"
“Humaid Fakhir Yabushan, pasti musuh sudah mempersiapkan segalanya sebelum bertindak nekat seperti ini! Meski Bimon itu impulsif, mustahil satu kota tak punya satu pun orang bijak! Karena pasukan Ksatria Siluman dan pengintai sudah mulai bergerak, kita tunggu saja! Pengawal, segera atur semua kavaleri berbaris di depan kota ini!” Setelah perintah pertama yang tenang itu, Panglima Mulan Sayid Kas dengan santai berkata kepada si besar: "Aku tak berharap bisa merebut kota ini sekarang. Sungai Eufrat tak mungkin digali dalam sehari! Cukup bagus bisa mengintai tembakan jarak jauh para barbar berbulu ini dari dekat. Aku dengar reputasi pemanah Hao. Meski data menyebut kota ini bukan markas pemanah Hao, lebih baik berhati-hati! Jika kita dapat data akurat sebaran tembakan, para mage Mulan akan kehilangan lebih sedikit nyawa saat menyerang nanti."
Jenderal besar bernama Humaid Fakhir di sampingnya memutar matanya, wajahnya penuh kekecewaan.
Dialah Pasha yang mengomandoi pasukan pengawal ibu kota Kekaisaran Mugalan. (PS: Menurut latar belakang <>, "Pasha" dalam bahasa gurun berarti Komandan Kepala. Kesatria kadal pasir lain dari Mugalan, ahli kekuatan ilahi dan jurus pedang terhebat di antara prajurit pilihan Wangsa Raja, di Gurun Pasir Taklimakan yang megah, aura jenderal ulung selalu didominasi oleh Rundstedt, sementara kesatria kadal pasir Humayd Fakhir adalah personifikasi dewa pembunuh.)
Kegiatan favoritnya adalah menangkap musuh, mengulitinya hidup-hidup seperti menyembelih anak domba, lalu memanggangnya dengan rempah-rempah mahal sebagai lauk minum anggur.
Yabushan Mugalan yang lebih kejam dari binatang buas ini, setelah menaklukkan berbagai kerajaan gurun, kini ingin menyebarkan reputasi sadisnya ke Benua Aiqin; jika kita tidak mempertimbangkan apakah ambisi ini normal atau tidak, dari sudut pandang tekad murni, hal ini mirip dengan hasrat sastrawan yang ingin karyanya dikenang sepanjang masa.
Berbagai jenis pasukan dan gaya tempur Kerajaan Bimeng telah dipelajari Kekaisaran Mugalan selama bertahun-tahun. Sejak Tragedi Kalimantan, sebagian besar data ini telah dideklasifikasi. Namun dengan pangkat militer Humayd Fakhir, bahkan jika data ini masih rahasia, Tieletai tidak akan menyembunyikannya dari seorang Pasya seperti dirinya. (PS: Latar belakang Darah Bangsa Binatang: Yabushan adalah sebutan terhormat untuk "jenderal" di gurun, sedangkan Tieletai berarti Departemen Militer. Sebenarnya pernah disebut sebelumnya, tetapi khawatir pembaca lupa, jadi diingatkan kembali.)
Terhadap strategi konservatif dan ambisi hati-hati Marsekal Sai, Penunggang Kadal Gurun Humayd Fakhir menunjukkan sikap meremehkan.
Kerajaan Bimeng diakui sebagai padang pasir sihir, bekas penguasa yang diusir dari panggung sejarah oleh manusia Aiqin. Para barbar ini berjuang keras di Dataran Liar Donau yang miskin sumber mineral logam seperti oasis di gurun, bahkan pasukan reguler mereka pun tidak bisa sepenuhnya dilengkapi zirah dan senjata logam. Saat pertama kali membaca data intelijen tentang Bimon, Humayd Fakhir hampir kehilangan gigi depannya yang besar karena tertawa terbahak-bahak.
Gaya tempur pasukan Mulan terkenal dengan mobilitas tinggi. Serbuan kavaleri yang datang seperti angin kencang dan mundur seperti air pasang, serta serangan mendadak yang misterius adalah keahlian andalan Kavaleri Mulan. Dengan kemampuan ini, tak terhitung negara gurun telah diinjak-injak menjadi debu di bawah telapak kuda Mulan.
Berbeda dengan Kerajaan Bimeng, ras Bimon yang merupakan ras pejuang utama semuanya adalah pria super perkasa dengan fisik yang besar. Berat badan mereka yang besar membuat sulit memiliki kendaraan tunggangan yang sesuai. Sementara itu, suku-suku bawahan Bimon yang bertubuh pendek terlalu tak mampu melawan. Mempekerjakan mereka dalam militer sama saja dengan membiarkan mereka bunuh diri. Oleh karena itu, Ksatria Sand Lizard Humade Fakher tidak terlalu menghargai Bimon - Menurut pandangan estetika militernya, pasukan suatu negara yang kekurangan kemampuan mobilitas tidak bisa dianggap sebagai pasukan elit sejati.
Meskipun dia tahu pasukan penunggang serigala Wolff adalah pasukan mobile yang cukup baik, Humade Fakher juga telah mengetahui dari laporan intelijen bahwa pasukan penunggang serigala ditempatkan di Provinsi Tenggara Kerajaan Bimeng, terpisah ribuan li dari Provinsi Timur Laut ini dengan Sungai Sanggan di antaranya, membuat mereka mustahil tiba dalam waktu singkat.
Jika musuh yang dihadapi hanyalah infanteri, apa lagi yang perlu ditakutkan?
Jika pasukan kavaleri Mulan yang membawa pedang Uzi dan pedang Damaskus bahkan tidak bisa mengalahkan lawan seperti ini, bagaimana mungkin mereka bisa menguasai dunia?
Jika Humade Fakher yang memimpin pasukan, dia pasti akan segera mengerahkan 100.000 pasukan unta baja menjadi formasi kolom, menggunakan charge berkecepatan tinggi tanpa henti untuk menerobos masuk melalui gerbang kota yang terbuka lebar!
Prajurit Bimon dari Aiqin, mage Mulan juga bukan main. Di seluruh Gurun Pasir Taklamakan, kavaleri Mulan yang garang adalah personifikasi dari ketangguhan yang tak terkalahkan! Sepuluh ribu pasukan kavaleri unta garda depan ini merupakan pasukan elit Mojie pilihan dari kemah-kemah raja para Pasha, Khalifah, dan Sultan. Mereka meniduri perawan tercantik, menggunakan pedang terbaik, mengendarai unta tercepat. Bagi mereka, bertempur satu lawan sepuluh sama mudahnya dengan memungut rumput sambil membungkuk atau melihat garis telapak tangan terbalik!
Jika harus menunggu pasukan utama yang berjumlah lebih dari satu juta itu datang, apa lagi artinya pertempuran pengepungan ini? Apakah dendam pembantaian Kalimantan harus bergantung pada kekuatan Bangsa Laut untuk membersihkan noda ini?
Ksatria kadal pasir Humayd Fakher semakin kesal setiap kali memikirkannya. Dalam pertempuran Kota Kuno Huye, Pasukan Pengawal Sultan di bawah komandonya kehilangan banyak pasukan elit. Dari 20.000 prajurit Mojie yang dikirim, hanya segelintir perwira yang berhasil kembali ke ibu kota dengan mental hancur. Dendam yang dalam ini belum terbalaskan, membuatnya bahkan tak bisa tidur nyenyak.
“Bodoh!” Hu Maide·Fakeher yang sedang kesal tak tahu harus melampiaskan ke mana, menyindir secara tidak langsung sambil mencambuk empat budak yang sedang membantunya mengenakan zirah. Melihat noda darah menyembur mengotori ukiran kurma di zirahnya, Ksatria Kadal Gurun ini akhirnya tak bisa menahan amarahnya yang meledak. Ia menghunus pedang perang dan menyabetkannya, membelah tubuh dua budak malang menjadi empat bagian.
Dua budak lainnya yang wajahnya pucat ketakutan langsung limbung, byur berjongkok di tanah.
“Pergi beri tahu semua Ksatria Siluman untuk segera berkumpul di sini!” Ksatria Kadal Gurun itu tertawa terbahak-bahak, mengangkat pisau melengkung raksasa di tangannya ke mulutnya. Sebutir mutiara darah seperti embun di daun teratai menetes dari bilah bermotif sihir nan indah ke dalam mulut Pasha Mulan ini.
Liu Zhenhan yang sedang berada di gerbang kota Wisesepang juga kesal setengah mati diganggu Reyes, hampir saja menebaskan kapaknya.
Pasukan Babi yang pergi membersihkan medan perang lari terbirit-birit seperti kelinci kena panah. Pengintai Mouran yang berkeliaran di sekitar Wisesepang datang terlalu cepat, bahkan membuat mereka tak sempat menarik kembali unta-unta, hanya berhasil mengambil pisau melengkung Damaskus yang sangat tajam.
Liu Zhenhan memilih pisau Damaskus dengan pegangan berlapis benang emas untuk koleksinya. Pisau melengkung ini memiliki motif magis yang sangat indah. Meskipun koleksinya banyak pisau emas Mulan, semuanya adalah pisau melengkung Uzi, bukan barang premium dari ibu kota Mulan ini.
Dengan menembakkan sehelai sutra laba-laba untuk menguji ketajaman pisau, Liu Zhenhan sangat puas. Bahkan sutra yang dijatuhkan dari udara bisa terbelah dua oleh mata pisau ini. Pisau Damaskus memang sesuai reputasinya.
Namun suasana hatinya yang baik langsung dihancurkan hingga tak tersisa oleh kedatangan tergesa-gesa Jenderal Reyes.
Jenderal Fox yang malang hampir menangis gelisah. Awalnya dia mengira Pasukan Pengawal Istana Musim Panas akan keluar kota untuk bertempur, tapi ternyata mereka malah menduduki gerbang kota, menunggu pasukan Mulan menyerbu.
Meski telah menyaksikan sendiri kekuatan tempur Pasukan Pengawal Istana Musim Panas, Jenderal Reyes yang memikul tugas penjagaan seluruh Weisisipang sama sekali tak mengizinkan trik berisiko seperti ini - Bagi komandan bertahan dalam perang, pentingnya gerbang kota benar-benar sejajar dengan nyawanya sendiri!
Lebih baik mencegah daripada menyesal. Jika benar-benar ada kavaleri Mulan yang berhasil menerobos masuk ke Weisisipang, itu akan menjadi masalah besar!
“Jika burung magpie Suku Newcastle masih hidup, mungkin tak akan semenjengkelkan kamu ini!” Liu Zhenhan berdiri di atas Mesin Penggiling Daging, menendang Jenderal Reyes yang berusaha memanjat naik: “Bahkan jika orang Mouran berhasil masuk kota, apa yang bisa mereka lakukan? Paling-ping kita berperang di jalanan!”
Jenderal Reyes terjatuh seperti kura-kura terbalik, terkapar tak beraturan di tanah. Setelah bangun, dengan keras kepala ia terus memanjat kendaraan kristal, menunjukkan sikap pantang menyerah.
Kota provinsial manusia Aiqin umumnya memiliki struktur pertahanan seperti kota gentong (wengcheng) dan kota tanggul (bacheng).
Wengcheng dan bacheng merujuk pada struktur setengah tertutup di belakang gerbang kota utama.
Jika musuh berhasil menerobos gerbang utama, struktur setengah tertutup ini akan menghambat penyebaran pasukan musuh untuk melakukan penetrasi. Pasukan bertahan tetap menguasai titik tinggi, memanfaatkan medan tempur untuk melakukan serangan dari atas tembok wengcheng atau bacheng.
Namun kota Wisesepang tidak memiliki struktur canggih seperti itu. Jika gerbangnya jebol, musuh akan langsung menghadapi jalan komersial terbuka dengan deretan toko-toko dan permukiman di kedua sisi. Jika orang Mouran berhasil masuk, nasib Wisesepang sudah pasti.
Keputusan sepihak Shaman Divine Comedy yang bagai bermain api ini membuat Jenderal Reyes sampai timbul lepuhan di mulutnya karena gelisah.
“Yang Mulia, saya mohon, cepat tutup gerbang kota!” Jenderal Reyes melihat sejumlah besar Kavaleri Mulan telah bersiap-siap menyerbu ke gerbang, sudut matanya merekah: “Kalau tidak ditutup sekarang, benar-benar akan terlambat!”
Gerbang kota Weisisipang terbuat dari pohon tua berusia ribuan tahun, semua celahnya telah diisi dengan cairan timbal, bagian luarnya dipasang deretan paku tembaga, besar dan berat. Setiap kali membuka atau menutup harus menggunakan sistem katrol yang digerakkan empat ekor gajah. Namun kini pusat kendali ini telah sepenuhnya dikuasai Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui. Di atas platform batu lebar di tembok kota tempat sistem katrol dan roda raksasa berada, para pekerja kasar telah disingkirkan dengan kasar oleh Mammoth pahlawan kuat bersenjata mengkilap.
Seandainya tidak mengenal watak Yang Mulia ini, Jenderal Reyes pasti sudah mengira Shaman Divine Comedy sedang berkhianat di medan perang.
“Cepat minggir dari sini!” Wajah Liu Zhenhan memerah membara. Ia merasa harga dirinya diinjak-injak berat. Ucapan Reyes yang seolah yakin Pasukan Pengawal Istana Musim Panas takkan sanggup menahan serangan Kavaleri Mulan membuatnya semakin geram.
Dia sama sekali tak mengira bahwa beberapa unta Mulan bisa menghancurkan pertahanan yang telah disiapkannya. Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui tetap memegang prinsip yang selalu dipegang teguh oleh Liu Zhenhan: selama kondisi memungkinkan, jangan pernah membiarkan punggung dan sisi kiri-kanan terbuka untuk musuh. Saat ini gerbang kota hanya memiliki satu jalur masuk-keluar. Dengan Pasukan Pengawal menghadapi musuh secara frontal, bahkan Liu Zhenhan yang paling rendah hati sekalipun yakin bisa menghentikan serangan beberapa ekor unta!
Berdasarkan lebar gerbang kota, setiap gelombang serangan Kavaleri Mulan maksimal hanya bisa mengirim 5-6 unta secara berdampingan. Selama ritme serangan mereka bisa dikendalikan, dan mereka dipaksa mengisi pasukan sedikit demi sedikit ke dalam, bahkan 10.000 Kavaleri Mulan pun tak perlu dikhawatirkan.
Lao Liu sama sekali tak pernah mempertimbangkan kemungkinan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui terkalahkan oleh kavaleri unta. Ini hanyalah skenario hipotetis yang mustahil terjadi.
Tapi Lao Liu belum menyadari bahwa dia telah melakukan kesalahan besar dalam hal ideologi!
Sebagai mantan prajurit pengintai yang berpengalaman dalam perang senjata api dan terlatih dalam pertempuran kota, dia sama sekali tak memiliki rasa takut dalam menghadapi pertempuran perkotaan. Karena itu menurutnya membuka gerbang kota dan langsung menghadapi musuh bukanlah masalah besar. Namun ketahanan mental seperti ini tak terbayangkan di era senjata tradisional Benua Aigean. Bahkan prajurit paling elit sekalipun, ketika bertahan di kota yang berhasil disusupi musuh, semangat dan keberanian mereka akan langsung luluh bagai es diterpa matahari.
Bukan hanya Reyes, bahkan jenius komando militer cerdas seperti Rundstedt pun tidak pernah mempelajari taktik penempatan pasukan untuk pertempuran skala besar melawan musuh di dalam kota.
Awalnya strategi 'Bunga Mekar di Pusat Kota' Lao Liu di Kota Gallimard yang membuat orang Mouran kalang kabut, justru karena kemunculan mendadak pasukan Bimon dalam jumlah besar di pusat kota yang menghilangkan keberanian dan cara bertahan pasukan Mouran.
Bukan salah Reyes mempermalukan Lao Liu di depan umum. Sekalipun Jenderal Fox yakin 100% Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui mampu menahan serangan beruntun Kavaleri Mulan, sebagai komandan tertinggi yang bertanggung jawab dengan visi keseluruhan, ia tidak boleh mengambil risiko ini.
Sama seperti ada orang yang tetap bisa hidup sehat walau makan racun, selama persediaan makanan melimpah, meski tak sampai mati, tak ada yang mau sengaja mengisi perutnya dengan racun; Kalau saja Weisisipang menutup gerbang kota, orang Mouran hanya bisa termangu di luar tembok, untuk apa mempertaruhkan keamanan seluruh kota demi melawan mereka? Jenderal Reyes hampir muntah darah melihat sikap Shaman Divine Comedy yang mempermainkan perang seperti permainan anak-anak——Kalau saja dia menarik pasukannya ke luar kota, bertarung secara jujur dengan lawan lalu kalah, terpaksa mundur ke dalam kota, maka wajar jika pasukan Weisisipang terlibat pertempuran kacau di depan gerbang dengan orang Mouran; Tapi sekarang dengan tiba-tiba membuka pertempuran di depan gerbang, menunggu musuh menyerang, apa bedanya dengan judi nekat yang ditentukan sekali tepuk?
Jika orang Mouran gagal menyerang, mereka bisa pergi begitu saja; Tapi kalau Bimon mengalami masalah, akibatnya seluruh kota akan banjir darah dan bertumpuknya mayat!
"Aku... aku..." Melihat bujukan baiknya tetap tak berguna, Jenderal Reyes yang marah dan panik langsung mencabut pedangnya dengan swish. Sebelum sempat naik ke kendaraan kristal untuk menebas Lao Liu, dia malah ambruk "Dum!" pingsan karena darah naik ke kepala.
Tak kurang dari seratus jenderal Bimon di Weisisipang saling pandang satu sama lain, kebingungan menyelimuti mereka semua.
Mereka bukan tidak mau mengatur, melainkan tidak berani. Jika bicara prestasi dan kekuatan, orang yang bisa mengatur-ngatur Divine Comedy Shaman di Kerajaan Bimeng belum lahir sampai sekarang.
Sebagai dalang utama, Liu Zhenhan sama sekali tidak menyadari betapa sombongnya penampilannya.
Logikanya sangat sederhana. Orang Mouran kan bukan bego, mana mungkin mereka jadi gila naik unta nabrak tembok kota. Kalau ingin memaksimalkan kerusakan musuh tanpa menanggung korban besar, dan tidak mau konyol berlaga di padang terbuka sampai diinjak-injak kavaleri unta Mouran, maka harus melempar umpan yang cukup menarik. Seperti memancing, tarik orang Mouran ke medan yang tidak menguntungkan, lalu hancurkan mereka dengan memanfaatkan keunggulan geografis.
Gerbang kota Weisisipang adalah umpan paling manis bagi Lao Liu.
Harus diakui, modal beberapa orang memang terlalu besar. Jadi meski mereka merasa melakukan hal yang biasa, di mata orang lain itu terlihat sangat kontroversial.
Staf senior delegasi pengamat militer manusia menganggap Lao Liu sok jagoan level dewa. Cara bertempur dengan pura-pura lemah dan sengaja membuat celah mematikan ini bagi mereka sulit dibayangkan.
Terlepas dari apakah ini kepercayaan diri atau kesombongan, pada saat ini adalah fakta tak terbantahkan bahwa Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui telah mengendalikan ritme pertempuran lawan. Tanpa melangkah maju sedikit pun, mereka memaksa Kavaleri Mulan untuk menyerang. Ini adalah bentuk seni perang - meski taruhannya sangat besar.
Gelombang pertama yang menyerbu gerbang kota Wisesepang adalah pasukan pengintai yang sebelumnya berpatroli di pinggiran kota. Jumlah kavaleri ini tidak terlalu banyak, totalnya kurang dari dua ribu orang. Awalnya mereka mengira pasukan Bimon akan keluar bertempur, namun setelah membentuk formasi, mereka justru melihat musuh berdiri kokoh di gerbang kota yang terbuka lebar tanpa niatan keluar.
Penemuan ini membuat perwira militer Mulan yang memimpin pasukan pengintai merasa bingung sekaligus dilanda gejolak sukacita.
Meski belum sepenuhnya memahami maksud lawan, situasi nyata di depan mata membuat para pengintai Mouran tidak bisa menahan kegembiraan mereka!
Mana ada keberuntungan semacam ini?
Ini bagaikan seorang genit yang merencanakan pemerkosaan, namun tiba-tiba menemukan si korban dengan sukarela membuka pakaian dan mengangkangi dirinya!
Pengintai adalah pasukan elit berpengalaman yang telah teruji di medan perang. Perwira yang memimpin unit pengintaian kecil seperti ini juga merupakan perwira militer berpengalaman dengan kualifikasi militer unggul. Ketika peluang taktis yang samar-samar ini muncul, perwira militer Mouran yang segera tersadar dari keterkejutannya langsung mengkonsolidasikan seluruh pasukan centaur yang ada, menyusun formasi serangan paling tajam, dan menerjang gerbang kota Weisisipang dengan mengayunkan pisau melengkung - Dari markas besar ke Weisisipang berjarak 30 li (≈15 km), jarak sejauh ini bahkan unta tercepat pun mustahil datang dalam sekejap. Kavaleri ringan harus memperjuangkan waktu yang cukup untuk pasukan utama.
Para pengintai Mouran ini tidak tahu bahwa Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui sama sekali tidak berniat menutup gerbang kota. Kecemasan mereka akan kemungkinan Bimon berubah pikiran dan tiba-tiba menutup gerbang kembali, sama gawatnya dengan kegelisahan Jenderal Reyes yang sebelumnya hampir terjun dari menara.
Air parit kota Weisisipang beriak membentuk lingkaran-lingkaran kacau. Tapak kaki unta yang rapat seperti hujan menghantam bumi dengan dahsyat. Para pengintai Mouran yang mahir menunggang ini mulai mengerahkan tenaga penuh saat mendekati jarak 200 yard (≈182.88 meter), tiba-tiba mempercepat laju serbuan mereka.
Untuk menahan tembakan sniper dari atas benteng, setiap pengintai Mouran menempel rendah di punuk unta, melindungi bagian atas tubuh dengan perisai tempurung kura-kura; sebagian kecil kavaleri Mulan yang berkarakter garang sama sekali mengabaikan perlindungan, satu tangan menggenggam lembing, tangan lain mengayunkan pedang perang, meneriakkan "Dilolo~Dilolo" dengan histeris sambil bergerak maju.
Jembatan gantung Weisisipang terbuat dari kayu gelondongan hutan berusia ratusan tahun yang sangat kokoh. Namun diinjak-injak oleh pasukan kavaleri unta yang begitu banyak, struktur ini mengeluarkan rintihan mengerikan yang tak tertahankan untuk didengar.
Jarak 100-200 yard bagi kavaleri yang sedang melaju kencang hampir bisa ditempuh dalam sekejap mata, bagai Angin Utara berwarna cokelat kemerahan. Pasukan pengintai ini menghantam Mesin Penggiling Daging kristal yang telah lama menunggu, kuku besi unta yang melompat dan roda duri berputar seketika menciptakan banjir darah!
Karakter orang gurun memang keras kepala. Meski tahu tabrakan frontal akan mengubah mereka menjadi bubur daging, tak satu pun mengerutkan kening. Satu per satu kavaleri unta bagai ngengat mendekati api, bergema mengorbankan tubuh daging-darah untuk menantang mesin perang.
Dua unit Mesin Penggiling Daging kristal seberat lebih dari 24 Ton bertabrakan dengan kavaleri unta, mengeluarkan rentetan suara menusuk di telinga bagaikan seng yang dipukul palu berat. Kedua kendaraan perang perlahan terdorong mundur oleh unta-unta tinggi yang bertubi-tubi menabrak, meninggalkan jejak goresan panjang dan dalam di lantai batu paving oleh rantai kristal yang lebar.
Wajah garang prajurit berkuda Mulan yang begitu dekat membuat rakyat biasa Bimon yang mengintip dari atap rumah di kejauhan menjadi pucat pasi.
Kesabaran dan ketenangan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui membuat semua penonton gemetar berkeringat dingin.
Bahkan ketika pemandangan mayat berhamburan terjadi di depan mata, bahkan saat organ dalam yang masih mengepul terciprat ke wajah, tak satu pun prajurit Istana Musim Panas berkedip. Di sambungan kedua Mesin Penggiling Daging terdapat celah yang cukup untuk sesekali lolosnya beberapa 'ikan'. Sebelum pertahanan kedua mesin bekerja, beberapa Tombak Bermata berat langsung melesat menghantam prajurit Mulan beserta untanya ke tanah dengan dentuman keras.
Sampai saat ini, Pasukan Ajaib dan Penjaga Utama Istana yang menguasai titik tertinggi benteng masih belum ada yang melancarkan serangan untuk menekan; malah banyak pelembing landak dari Suku Pigge yang melemparkan lembing mereka ke bawah tembok seperti pantat terbakar saat pasukan kavaleri Mulan menyerbu melewati jembatan gantung, hanya mendapat tamparan dari atasan mereka.
"Babi! Tidak dengarkah Yang Mulia bilang tak butuh bantuan kalian?" Para perwira militer Elefen memarahi seperti ini, padahal mereka sendiri tak jauh lebih baik – batu besar di tangan mereka sudah remuk menjadi debu karena genggaman. Gempuran kavaleri unta jauh lebih mengerikan daripada kavaleri kuda perang. Jika bukan karena prajurit gajah raksasa yang memiliki kepercayaan diri cukup, mungkin tekanan atmosfer yang hampir mencekik ini sudah membuat mereka menyerah.
"Bersiap!" Liu Zhenhan diam-diam menghitung gelombang serangan kavaleri unta. Saat dua Mesin Penggiling Daging akhirnya berbentuk huruf "Y" setelah dihantam bertubi-tubi, miring menghalangi gerbang kota dengan celah besar di tengah, ia akhirnya memberi perintah serangan total. Orang Mouran ingin menguji penyusunan kekuatan api Weisisipang, Liu Zhenhan pun punya niat sama. Hanya melalui pertempuran nyata ia bisa memastikan seberapa kuat rampasan perang dari dunia iblis ini menahan benturan tanpa bergeser.
Pasukan Ajaib dan Penjaga Utama masih belum menembak. Mereka ternyata masih bisa tetap tenang.
Seekor naga api panjang membawa kobaran api yang bergulung-gulung, "ziiiiip" menyembur keluar dari alat pemadam air gnome sejauh seratus yard, tepat menerobos celah antara dua Mesin Penggiling Daging, menyapu sekelompok Kavaleri Mulan yang berkerumun menjadi Adamantium berapi.
Kavaleri Mulan yang masih terbakar api terus menyerbu, tapi pertahanan kedua Mesin Penggiling Daging kembali menghalangi jalan mereka. Daging hancur bercampur hujan api beterbangan, dipenuhi tembok batu gerbang kota oleh kendaraan kristal.
Semburan air deras dari alat pemadam air pasukan Istana Musim Panas menyembur ganas, menghantam kendaraan kristal dan memercikkan buih-buih besar, menyapu bersih semua bara api.
Jerit kesakitan, raungan unta, semburan berkala naga api dan benturan air, bergabung menjadi riuh rendah gelombang suara yang bergema di dalam gerbang kota.
Beberapa desing "ngung" nyaris tak terdengar melesat. Beberapa Prajurit Kijang kekar berdiri di Mesin Penggiling Daging garis pertahanan ketiga, menembakkan busur silang bersayap burung mengeluarkan lengkungan cahaya perak bertubi-tubi.
Kavaleri Mulan yang terbungkus asap tebal dan kobaran api bergema suara robekan bilah tajam mengoyak daging, samar terlihat barisan bayangan tinggi tergeletak lemas seperti tumpukan jerami.
“Busur Silang Sayap Burung” dalam serangan horizontal jarak dekat, hanya bisa digambarkan dengan kata-kata "menyeramkan luar biasa". Lubang gerbang kota yang semula padat merata langsung dikosongkan membentuk area kosong yang luas; Sementara itu dua alat penyemprot menyemburkan naga api panjang yang mulai melakukan serangan perluasan. Kavaleri Mulan yang baru saja menyeberangi jembatan gantung, pertama dihajar oleh pisau terbang, kemudian dihantam aliran api yang lebih kuat dari air terjun, benar-benar menderita dan kerepotan.
Pancaran alkohol bertekanan tinggi dari pompa uap tidak hanya membakar Kavaleri Mulan dengan nyala api yang pedih, tapi juga memiliki daya pukul sekuat batu pelantak penumbuk gerbang kota. Jika terkena semburan naga api secara langsung, baik manusia maupun unta akan terhempas ke tanah.
Unta Lancang yang varietas unggul memang tidak takut panah, namun di hadapan kobaran api yang menyala-nyala, sebagai binatang tak berakal, mereka tetap spontan melakukan gerakan menghindar.
Kavaleri Mulan yang menyusul kemudian tiba-tiba kehilangan momentum kecepatan sebelumnya, formasi serangan mereka jelas-jelas mengalami perlambatan. Ketika ritme pertempuran telah masuk ke dalam genggaman Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui, dua Mesin Penggiling Daging yang sebelumnya telah menyimpang ke samping, setelah melumatkan hutang daging-darah dan api di tanah, mulai mundur perlahan dan membentuk kembali pertahanan sekuat tembok besi.
"Berhenti!" Liu Zhenhan melambaikan tangannya pada infantri berat, memberi isyarat untuk menghentikan serangan.
Alat penyemprot berbentuk cangkang kura-kura yang digunakan oleh perajin Gnome 10.000 tahun lalu untuk menyiram lapisan batuan, memompa semburan air bertekanan tinggi dengan tenaga uap, menyapu bersih lumpur merah-hitam dan serpihan daging ke luar gerbang kota.
Parit kota Weisisipang seketika berubah warna menjadi ungu pekat. Api yang masih menjilat-jilat di permukaan air mengeluarkan bau gosong daging matang, membuat bulu kuduk merinding.
Setelah gelombang terakhir pengintai Mouran digiling menjadi serpihan daging, kavaleri unta yang belum sempat memasuki jembatan gantung Weisisipang segera memutar tali kekang, mengarahkan tunggangan mereka berbelok tajam untuk merapikan formasi di kejauhan.
Hanya dalam sekali kontak ini, setidaknya 300-400 prajurit Kavaleri Mulan telah tumbang di dalam terowongan gerbang kota.
Bahkan dari kejauhan, para pengintai Mouran yang belum sempat menyeberangi jembatan gantung masih bisa mencium jelas bau darah yang membuat mereka gemetar.
"Keterampilan mengemudi tidak bisa dikuasai dalam satu dua hari. Aku yakin supir mesin penggiling daging Bangsa Iblis pasti tidak akan gagal mundur untuk mengisi posisi seperti kita hari ini." Liu Zhenhan dan Kepala Staf Robby masing-masing menghisap cerutu besar, menghela nafas panjang: "Untung kita punya cadangan. Bayangkan jika posisi tidak terkunci dan mereka berhasil menerobos - bukankah itu akan jadi lelucon besar?"
“Entah apakah mereka akan terus menyerang.” Robby duduk di atas otak Mesin Gaocen, memandangi pasukan kavaleri Mulan di luar gerbang kota sambil menggerutu.
“Aku akan membantu mereka mengambil keputusan.” Liu Zhenhan menggenggam pisau melengkung Damaskus bermotif sihir yang megah, ujung kakinya menjejak ringan. Whoosh! Tubuhnya melesat melewati beberapa mesin penggiling daging yang menghalangi, lalu berjalan tegap ke luar gerbang kota. Di bawah sorotan ribuan pasang mata, ia melompat setinggi delapan meter ke udara. Dua rantai besi jembatan gantung sebesar lengan anak itu diputuskan dengan sekali tebas dari masing-masing sisi.
Prajurit Behemoth di benteng langsung meneriakkan sorakan “Kampas!”. Banyak prajurit bodoh berkepala batu yang begitu bersemangat sampai melemparkan helm mereka ke udara.
Bunyi ketukan perisai yang serempak bergema di padang luas bagai tabuhan gendang yang ritmis.
Liu Zhenhan menggerakkan jari kelingkingnya ke arah semua kavaleri Mulan yang terpaku, lalu membuat gerakan menyayat leher dengan tajam. Sikap provokasi telanjang ini bisa dimengerti di semua tingkat dimensi.
Sekawan unta merah marun yang berserakan di gerbang kota, karena tubuhnya cukup berat, baru saja tidak tersapu oleh pancaran air bertekanan tinggi dari alat penyemprot berbentuk cangkang kura-kura. Sekarang mereka seperti sampah yang dibuang, satu per satu dilempar jauh ke parit kota tanpa menoleh; Banyak prajurit berkuda Mouran yang terkena pisau terbang sayap burung, meski tubuh terbelah dua, ajaibnya masih belum mati. Mereka merangkak di tanah sambil menyeret usus dan organ dalam, meninggalkan jejak darah panjang.
Lao Liu yang bersumpah meneladani Lei Feng tidak tega melihat penderitaan mereka. Dengan pisau melengkung, ia memenggal kepala satu per satu, lalu mengumpulkan senjata yang berserakan. Seperti membuat tanghulu, ia menusuk kepala-kepala itu bersama pisau ke dinding batu luar gerbang, menyusunnya berjajar panjang.
Setelah menyelesaikan semua pekerjaan ini, ia sengaja mencuci tangan di tepi parit kota.
Rantai besi jembatan gantung telah diputus. Gerbang Weisisipang sekarang terbuka lebar. Jenderal Reyes yang baru sadar langsung pingsan lagi setelah mendengar laporan pengawalnya.
Pengintai Mouran entah karena marah atau terlalu terprovokasi oleh tindakan Lao Liu, mereka turun dari pelana, menarik tali unta dan berlari kencang menuju gerbang Weisisipang.
"Hei! Masih bisa memikirkan cara kejam seperti ini, anak-anak haram itu!" Liu Zhenhan mengibaskan tangan basahnya, bersiul lega.
Menurut taktik perang konvensional, pengintai Mouran ini jelas bunuh diri. Mereka menarik unta berlari ke depan, bahkan tak bisa menyaingi kecepatan infanteri biasa. Hanya dengan panah, lembing, batang gelinding, dan batu guling di benteng sudah cukup menghantam mereka rata.
Tapi rupanya mereka melihat kelemahan Mesin Penggiling Daging yang tidak bisa bergerak cepat karena ketidakmampuan pengemudi, lalu mengubah taktik dari serangan kavaleri menjadi membangun piramida manusia untuk menyerbu.
Satu-satunya kelemahan cara ini: sama sekali tidak menganggap nyawa manusia sebagai berharga.
Di padang hijau tak berujung luar kota Wisesepang, pasukan utama Kavaleri Mulan yang bergulung seperti aliran deras semakin mendekat. Seluruh kegelapan dalam pandangan mata bukanlah langit kelam, melainkan bayangan ribuan kavaleri unta yang menutupi bumi.
Sekitar seratus Ksatria Siluman bergerak paling cepat, sayap emas berkibar di angin kencang, hampir tiba dengan megah di atas Wisesepang.
Saat Liu Zhenhan berbalik masuk ke dalam kota, masih terus menggerutu penuh ironi - Andai ada suku Smyer di sini, entah bagaimana tangisan para Ksatria Siluman ini nanti.
Bab Keenam Ratus Tiga Puluh Empat: Menghancurkan Pasukan Musuh
Dengan pikiran yang sama, para Ksatria Monster Fantasi Mouran yang pertama mendekati kota Wisesepang, tertahan di udara dari kejauhan, tidak berani mendekati kota ini terlalu dekat.
Fakta bahwa suku Smyer telah membangun basis baru belum diketahui oleh Bangsa Laut dan orang Mouran untuk sementara. Liu Zhenhan menyesali ketiadaan suku Smyer di Wisesepang, sementara para Ksatria Monster Fantasi Mouran juga diam-diam mewaspadai bangsawan angsa yang berbahaya.
Laporan intelijen tentang jenis pasukan Bimon telah diberikan kepada para Ksatria Monster Fantasi Mouran ini. Menghadapi sihir dan busur panah silang, pasukan khimera udara mungkin masih bisa menghindar dengan mengandalkan kekuatan Armor Zirah Monster, keterampilan terbang, dan mobilitas cepat. Namun di hadapan "Nyanyian Pelarangan Langit" dengan jangkauan ratusan meter persegi, segala manuver udara hanyalah pergumulan sia-sia yang menggelikan.
Semua mata tertuju pada lebih dari seribu pengintai Mouran yang menarik unta mereka berlari kencang, semakin mendekati gerbang kota.
Rantai besi jembatan gantung telah dipotong oleh Liu Zhenhan. Asalkan para pengintai bisa memberikan waktu penyangga sekitar dua puluh menit bagi pasukan utama, mencegah gerbang Viserspon tertutup dengan tenang, 100.000 Kavaleri Mulan yang menyusul pasti akan menghancurkan kota ini sepenuhnya!
Bahkan jika yang menghalangi gerbang kota sekarang adalah tembok baja, 100.000 kavaleri unta bisa menerobos dengan serangan beruntun membuka jalan darah!
Melihat pengintai Mouran yang berjalan kaki mendekati Weisisipang sekali lagi, Liu Zhenhan sekali lagi melakukan gerakan yang membuat darah bangsa binatang para prajurit Bimon mendidih. Dia mengangkat dua unit mesin penggiling daging yang menghalangi sisi kanan gerbang kota di atas kepalanya, lalu menumpuknya di atas kendaraan kristal di sisi kiri jalan seperti menyusun balok kayu.
"Ya Tuhan! Shaman Divine Comedy kalian pasti adalah perwujudan Dewa Kekuatan!" Para staf pengamat militer manusia terpana memandang. Jejak kaki sedalam lutut yang tertanam di jalanan granit keras itu juga mengukir kesan abadi dalam hati mereka.
"Dewa Kekuatan itu apa? Di dunia ini hanya ada satu Shaman Divine Comedy!" Para prajurit Behemoth mengejek dengan kasar namun penuh kebanggaan atas reaksi berlebihan staf manusia.
Garis pertahanan kendaraan perang di gerbang kota awalnya disusun dua unit per baris. Aksi Liu Zhenhan ini membuka celah lebar. Sebelum semua penonton sempat memahami maksudnya, pasukan berat Istana Musim Panas sudah mulai bergerak maju.
Pasukan infantri berat yang terdiri dari prajurit antelop ini seragam mengenakan pilar totem lagu perang berkilauan emas dan baju zirah Mahkota Duri penuh duri. Di bawah panji merah bergambar tengkorak dan bunga wisteria, pasukan Prajurit Cincin Emas dari dunia bawah tanah ini melangkah keluar dari terowongan gerbang dengan aura mematikan, membawa takdir sejarah yang dekaden dan kewibawaan pasukan terhebat Berbual, lalu berdiri tegak di ujung paling depan jembatan gantung.
Pengintai Mouran yang meninggalkan unta tunggangan untuk menyerang gerbang kota, kini tepat menginjak jembatan gantung. Mereka berdesakan di samping unta yang kekar, berharap bisa menggunakan daging hidup yang bergerak ini sebagai perisai dari serangan di atas benteng, sambil mencari perlindungan aman untuk menerobos masuk.
Penembak jarak jauh Bimon di atas benteng sama sekali tidak menghargai harga diri mereka, membiarkan mereka dengan acuh menyerbu jembatan gantung.
Pasukan Ajaib tetap Senyap, penyihir Buerqin masih diam, Penjaga Utama Istana terus bungkam, pelembing landak yang sudah belajar dari kesalahan kali ini juga memilih diam; Hanya Resimen Khimera Stuka di bawah komando komandan kedua Prajurit Paus Fegao yang bergegas mengenakan zirah monster berkilau emas, bersiap terbang kapan saja untuk menghadapi Ksatria Monster Fantasi Mouran.
Mungkin karena postur Fegao yang terlalu garang dan menakutkan, sang prajurit paus orca yang baru saja memanggil khimera buaya darat berkulit jamur ini, baru saja muncul, langsung membuat ratusan Ksatria Monster Fantasi Mouran mundur ketakutan.
Genderang perang Sang Jenderal yang mampu membelah awan pun bergema tepat waktu di atas benteng. Setiap tabuhan perkusi heroik yang bergema, memicu teriakan "Kampas!" serentak, sementara infantri berat Istana Musim Panas serentak melangkah maju selangkah.
Orang yang familiar dengan gaya bertempur Bimon tahu, begitu genderang perang berbunyi berarti pasukan Bimon akan segera melancarkan serangan!
Pertanda ini sama standarnya seperti hujan deras yang pasti menyusul setelah guntur, namun serangan pasukan Bimon mungkin lebih ganas daripada hujan lebat!
Sayangnya, pengetahuan orang Mouran tentang Bimon masih sebatas tahap teori belaka.
Mereka secara otomatis mengabaikan gemuruh genderang perang yang megah, sepenuhnya tertegun oleh infantri berat Istana Musim Panas.
Pengintai Mouran yang baru saja menapaki jembatan gantung menunjukkan gejala yang disebut "kebekuan kolektif". Mereka tidak menyangka lawan ternyata langsung bertempur dengan infanteri, apalagi menghadapi pria-perkasa Bimon berpostur lebih tinggi dari unta Lancang, seluruh tubuhnya bagai benteng logam.
Tabuhan gendang terus berlanjut, langkah infantri berat tetap mantap melangkah maju.
Para pengintai Mouran terdepan yang menuntun unta panik melihat ke sekeliling sambil berbalik badan.
Di hadapan gelombang kekuatan dahsyat bagai bukit logam yang bergerak maju, pengintai Mouran di barisan depan tak kuasa menahan diri untuk mundur, namun tubuh mereka tertahan erat oleh rekan seperjuangan di belakang; Lebih dari seribu pengintai Mouran, jumlahnya tidak banyak namun juga tak sedikit. Karena target seragam adalah menyerang jembatan gantung, ditambah pandangan terhalang unta-unta Langcang yang gagah di barisan depan, pengintai Mouran di barisan belakang sama sekali tak paham mengapa langkah pasukan depan tiba-tiba berhenti.
Para perwira militer Mouran satu per satu melompat ke pelana untuk mengamati situasi, pandangan mereka seketika membeku.
Lingkaran cahaya Transformasi Liar menyelimuti Prajurit Cincin Emas yang sedang bergerak maju. Baju Zirah Duri Mahkota mengeluarkan suara gesekan mekanis "kreek-kreek-kreek" yang berat dan menusuk telinga akibat tekanan otot prajurit yang membengkak secara drastis; Mekanisme gir yang telah dilumuri minyak pelumas tiba-tiba "Braak!" melebar saat postur prajurit Kijang mencapai ukuran tertentu, armor komposit di bagian punggung mulai terdiferensiasi dan meluas ke depan, menyesuaikan kembali postur prajurit Kijang.
Liu Zhenhan berdiri di atas kendaraan kristal yang tinggi, dengan wajah bengis menggeliatkan jari telunjuknya ke arah seorang Pendeta Tongkat dari Suku Serigala yang sedang tergesa-gesa melantunkan "Nyanyian Perang Spiritual" untuk memanggil "Cahaya Ketenangan", memberi isyarat agar dia jangan ikut campur.
Imam Tongkat dari Kuil Timur Laut ini awalnya hanya menonton dari samping. Namun ketika melihat Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui hanya mengirim seorang pendeta muda yang bertanggung jawab memberikan lingkaran cahaya kepada lebih dari delapan ratus prajurit Kijang, penyakit profesionalnya langsung kambuh. Pendeta Cambridge muda ini langsung memberikan Transformasi Liar kepada prajurit Kijang sejak awal, yang di mata Imam Tongkat suku Wolff ini jelas merupakan tindakan sembrono. Tanpa terlebih dahulu menyebarkan "Cahaya Kesucian" sebelum memberikan Transformasi Liar, selain berisiko membuat pasukan memasuki keganasan lebih cepat, efek samping Transformasi Liar yang parah juga bisa membuat prajurit Bimon dengan fisik lemah langsung pingsan karena tidak mampu menahan transformasi.
Banyak pendeta kuil lain yang memiliki pemikiran sama dengan imam tongkat ini. Tapi mereka cukup bijak untuk tidak ikut campur sembarangan.
Pasukan infanteri berat Istana Musim Panas mulai bergerak maju perlahan mendekati pengintai Mouran yang terjebak di jembatan gantung. Prajurit Kijang yang tinggi besar hingga mengerikan ini tidak mengalami breakdown mental meski telah mengalami Transformasi Liar. Di bawah helm perang mahkota ganda berwarna emas, mata-mata yang dipenuhi darah beku itu tetap memancarkan kilau kecerdasan yang jernih. Meskipun napas mereka berat seperti banteng, cincin hidung emas tidak bergemerincing keras.
"Fa Yier!" Seorang perwira Kijang Hutan yang memegang perisai ksatria kerangka naga meneriakkan teriakan liar, semua prajurit Kijang di barisan pertama melepas pilar totem logam dari bahu mereka. Dengan suara "gemuruh", mereka mengambil posisi awal tusukan depan, ujung pilar yang dipenuhi lingkaran cahaya Divine Comedy mengarah serentak ke wajah pengintai Mouran.
Semua ilmu bela diri Bimon memiliki posisi awal. Pilar totem Suku Berbual termasuk kategori senjata berat, jika posisi tusukan depan telah diambil, serangan yang dilancarkan berikutnya adalah sapuan balik dengan dasar pilar membentuk lengkungan dari atas ke bawah untuk menghantam tubuh musuh. Posisi awal ini menggabungkan blokir dan serangan dalam satu gerakan, sederhana namun dahsyat kekuatannya.
Melihat barisan pilar logam yang lebih tebal dari pohon kurma mengarah ke kepala mereka, pengintai Mouran yang berada di garis terdepan tak mampu menahan tekanan. Mereka benar-benar tak punya keberanian menghadapi para pria perkasa Bimon dalam jarak sedekat ini. Bahkan manusia unta terbesar dari Desert Boni pun takkan sanggup menandingi mereka. Berhadapan dengan raksasa seperti ini di jalan sempit, Mojie paling pemberani pun akan gemetar ketakutan.
Para pengintai Mouran di barisan paling depan semuanya "Braak Byur" melompat ke parit kota, meninggalkan benteng logam senyap ini untuk dihadapi kawan seperjuangan di belakang.
Desiran "Hiks" yang meredam menggema di udara, langit tiba-tiba dipenuhi banyak layang-layang merah.
Prajurit Kijang yang bergerak maju dengan rapi memulai pembantaian mekanis. Setiap kali pilar totem mereka berdiri tegak seperti hutan, serpihan daging dan anggota tubuh yang tercabik beterbangan ke udara. Jerit kesakitan yang memilukan, ledakan daging, dan suara kacau logam pecah tiba-tiba meledak dari suasana yang sebelumnya hening dan diam.
Di sepanjang jalan yang dilalui prajurit Kijang, semua penghalang berubah menjadi debu di hadapan mereka.
Celah-celah papan jembatan gantung bagai dipasangi ribuan keran, mengalirkan air terjun darah yang deras ke parit kota.
Bahkan unta Lantsang yang besar dan kuat pun hancur berkeping-keping di bawah hantaman pilar totem logam sekuat petir. Sedangkan orang Mouran yang terkena pilar totem, meski dilindungi perisai baja cangkang kura-kura, akan "kuang dang!" terdengar saat mereka dihantam terbang!
Pertempuran ini adalah pembersihan total tanpa ampun. Setiap kali prajurit Kijang mengayunkan pilar totem, bukan hanya satu dua lawan yang tumbang, tapi setiap sapuan mereka mampu membersihkan area kosong seluas lapangan!
"Perbedaan kekuatan dan hilangnya semangat tempur membuat pengintai Mouran bagaikan anak ayam yang diterkam serigala. Pisau melengkung Uzi yang mereka banggakan hancur berkeping-keping di hadapan pilar totem lagu perang. Tubuh tanpa baju zirah mereka beterbangan bagai kembang api yang meledak di langit, disapu benturan logam sekuat badai."
"Beri penilaian tentang situasi pertempuran, Yang Mulia." Liu Zhenhan setengah berjongkok di atas kendaraan kristal perang, memandang sinis ke arah Imam Agung Jubah Merah Bulat yang baru tiba.
Si cicak tua membuka mulutnya lebar-lebar, terdiam lama sebelum akhirnya bergumam: "Seperti hutan yang bergerak, menghancurkan semua yang menghalangi!"
Liu Zhenhan tersenyum sampai mulutnya miring. Benar juga pendeta senior berpendidikan ini, pujiannya sangat tepat.
Bayangan pilar totem berkilauan emas seakan menjawab pujian Yang Mulia Paus, mengiringi setiap langkah prajurit kijang hutan dengan banjir darah yang mengalir deras bagai air bendungan jebol.
Parit kota Weisisipang berkilauan diterpa cahaya, hujan rintik-rintik di langit menebarkan warna merah tua yang menjalar jauh di permukaan air.
Jenderal Reyes akhirnya sadarkan diri. Ia mondar-mandir di gerbang kota seperti boneka mekanik yang diputar kunci.
"Masih khawatir?" Liu Zhenhan menatap Jenderal Fox ini dengan ekspresi menggelikan.
“Brengsek besar! Rantai besi jembatan gantung semuanya kau potong!” Jenderal Reyes menggeretakkan gigi marah: “Nanti saat pasukan utama Mouran tiba, bagaimana nasib kota Weisisipang kita?”
“Kalau jembatan gantung tidak bisa ditarik, apa pintu gerbang juga tidak bisa ditutup?” Liu Zhenhan tersenyum sinis: “Kau pikir aku Bego? Asal panas kepala langsung memotong rantai jembatan? Anak Fox, hari ini aku akan memberimu pelajaran. Lihatlah bagaimana Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui membuat moral pasukan Mouran runtuh seketika?!”
Jenderal Reyes tertegun di tempat. Tiba-tiba ia menyadari rencana Shaman Divine Comedy!
Paduka Liu Zhenhan bukan bertindak gegabah, apalagi pamer di depan delegasi pengamat militer manusia dan Imam Agung Jubah Merah. Tujuannya menghancurkan moral musuh! Ini selalu menjadi gaya tempur Pasukan Pengawal Istana Musim Panas. Di gurun mereka melakukannya, hari ini pun akan sama!
Pentingnya moral bagi pasukan perang, Jenderal Reyes sangat memahaminya!
“Setelah pertempuran hari ini, biarkan orang Mouran gemetar di hadapan ras Bimon kita!” Liu Zhenhan melompat dengan lincah ke sisi Jenderal Fox, mencubit pipi putih tampan Reyes: “Anak kemarin sore! Ini bukan pertempuran terakhirmu. Suatu hari kau juga akan memimpin pasukan menguasai wilayah Kekaisaran Mugalan!”
Setelah menanggung korban berat, pengintai Mouran akhirnya menemukan taktik penanggulangan. Mereka serentak menaiki pelana unta dan berlari mundur; sekarang tidak ada pilihan lain. Jika tetap bertarung jalan kaki melawan prajurit Kijang ini, radius sapuan pilar totem mereka yang lima kali lebih panjang dari pisau melengkung saja sudah cukup untuk mengubur semua pengintai Mouran di tempat ini.
Sekarang satu-satunya harapan adalah menggunakan kecepatan tunggangan untuk menyerbu! Jembatan gantung sepanjang 50 meter telah dibersihkan oleh prajurit Kijang. Di bawah bayang-bayang Baju Zirah Duri Mahkota, kavaleri unta yang melarikan diri bagaikan gerombolan tikus yang lari ketakutan dari kucing hutan.
Pasukan utama Mouran semakin mendekat. Setiap prajurit berkuda tanpa ampun mencambuki tunggangannya, debu beterbangan membentuk tirai tak berujung di cakrawala.
Waktu! Saat ini mereka hanya kekurangan waktu!
Begitu memasuki wilayah Dataran Liar Donau, 856 prajurit infantri berat Kijang langsung menyebar membentuk formasi tempur linier dua lapisan. Garis depan horizontal yang terdiri dari 400 prajurit Kijang meski jumlahnya tidak banyak, namun aura mereka tetap seperti ribuan pasukan. Bahkan ketika pasukan utama musuh semakin mendekat, wajah mereka tetap dingin bagai batu karang yang kokoh.
Setelah menarik diri untuk memberi ruang cukup bagi charge, hampir seribu pengintai Mouran, dengan dukungan kedatangan pasukan utama yang segera tiba, digerakkan oleh kehormatan dan nyali, membentuk formasi wedge charge menggunakan semua unta, melancarkan serangan bunuh diri terakhir ke formasi infanteri Prajurit Kijang.
"Ini dia! Infanteri vs kavaleri! Infanteri vs kavaleri!" Tim pengamat militer manusia yang menyaksikan pertempuran saling berbisik-bisik dengan penuh semangat.
Ekspresi staf manusia ini terlihat lebih tegang daripada Liu Zhenhan sang pemimpin. Formasi tempur linier dua lapis Prajurit Kijang adalah formasi yang paling tidak cocok untuk menghadapi kavaleri. Dengan minimnya lapisan pertahanan, formasi infanteri ini di hadapan kavaleri bagai dua lapis kertas toilet yang mudah ditembus.
Prajurit Bimon berani melakukan ini pasti punya andalan, sebab mustahil mereka bisa tetap tenang di bawah tekanan pasukan besar yang mendekat!
Staf manusia tak bisa tidak mengakui ketahanan mental Prajurit Berbual ini luar biasa. Andai pasukan manusia dengan jumlah sama menghadapi 100.000 musuh yang akan tiba, hampir mustahil bisa tetap tenang dan siap bertempur lagi.
"Gemuruh..." Derap kaki semakin mendekat ke formasi tempur Berbual. Para pengintai Mouran mulai mengacungkan lembing.
Dengan memanfaatkan inersia kuat dari unta yang sedang berlari kencang, mereka yakin bisa menembus tubuh prajurit Kijang ini dengan lembing tajam sesaat sebelum bertemu musuh, lalu menginjak-injak barbar ini menjadi bubur dengan tapal besi di kuku unta!
Rekor pertempuran sebelumnya memberi keyakinan penuh pada kavaleri Mulan ini - di gurun pasir, belum ada infanteri negara mana pun yang bisa menghentikan serangan pasukan unta, bahkan pasukan baja Gorolo dengan cangkang kura-kura tebal sekalipun!
"Sekarang ini zaman apa sudah?" Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak penuh kesombongan saat melihat pengintai Mouran akhirnya mendekati prajurit Kijang dalam jarak seratus yard.
Pisau-pisau terbang berwarna darah bagai Pelangi bidadari beterbangan dari pilar totem yang diayunkan para prajurit Kijang.
Meski formasi tempur linier dua lapisan ini terkesan datar dan rapuh sekilas, namun formasi ini memiliki keunggulan jumlah pasukan yang besar pada barisan horizontal. Bagi gelombang serangan "Transformasi Liar Berdarah Besi", justru formasi inilah yang bisa memaksimalkan radius mematikan!
Badai merah menyapu padang gurun, membawa lebih banyak warna merah.
Barisan depan segera berjongkok, prajurit Kijang di lapisan kedua formasi tempur linier mengayunkan badai merah kedua. Bilah bulan berdarah yang berputar cepat, terbungkus sinar pertama bulan Sampa yang baru terbit, menerjang ke dalam rombongan unta Mouran yang berlari kencang.
Lima busur silang sayap burung dan dua puluh alat penyemprot cangkang kura-kura, setelah dua barisan pisau darah melesat, juga melepaskan bilah bulan raksasa dan semburan api panjang seperti naga.
Dua lingkaran jahat sekaligus turun ke tengah kekacauan rombongan unta Mouran: satu aura penghisap darah, satu lingkaran Kelambanan.
Darah yang tersedot ke udara berubah menjadi ribuan benang merah, masuk dengan lincah ke tubuh kekar para prajurit Kijang. Sementara itu, lingkaran Kelambanan mekar di antara pengintai Mouran yang lolos dari serangan jarak jauh pertama.
Koordinasi yang sempurna!
Ini adalah hasil kolaborasi Helen dan Mo'er di atas benteng. Kedahsyatan Pendeta Kuil dalam perang konvensional seketika terlihat. Pengintai Mouran yang kena lingkaran Kelambanan dan terjatuh seperti rumput liar akhirnya benar-benar breakdown - sebenarnya mereka sudah harus breakdown sebelumnya, hanya saja serangan separuh tahap dari prajurit Kijang yang terjadi seketika tidak memberi mereka kesempatan untuk breakdown.
Kecuali para pengecut yang ketakutan sampai jiwa melayang dan melarikan diri dari medan perang, akhirnya hanya sekitar seratus unta yang masih dengan keras kepala melangkah dengan langkah seperti mabuk, terus menerjang formasi perang prajurit Kijang.
Menyambut mereka pertama-tama adalah barisan "Nyala Api Membakar Sang Pendekar Mabuk", kemudian hujan pisau terbang Gurkha yang beterbangan bagai kelopak bunga! Para Prajurit Cincin Emas Bimon benar-benar memaksimalkan daya tembak dua formasi bertingkat mereka - jarak jauh dan jarak dekat!
Ketika pasukan kavaleri unta yang menyala seperti obor itu terhuyung-huyung mendekat, pilar-pilar totem akhirnya menunjukkan fungsinya; gerakan prajurit Kijang terampil dan angkuh, dengan pembagian tugas yang sangat jelas - seringkali menyerang secara simultan dari kiri dan kanan dengan pukulan menghantam.
Di tingkat dimensi yang diketahui, belum ada unta yang bisa menahan pukulan ganda dari dua prajurit Kijang. Pengorbanan heroik pasukan pengintai gagal memberi waktu cukup bagi pasukan utama. Ketika lautan kavaleri Mulan tiba di bawah tembok kota Wisesepang, para Prajurit Cincin Emas sudah dengan anggun mundur ke dalam kota lebih dulu.
Gerbang kota masih terbuka, Mesin Penggiling Daging Kristal juga belum menutup jalan masuk. Liu Zhenhan dan Kepala Staf Robby berdiri di tengah genangan darah setebal lutut, tersenyum puas sambil bersalaman dengan setiap prajurit Kijang yang lewat untuk merayakan kemenangan.
“Melalui uji pertempuran nyata, efek yang direncanakan sebelumnya sudah tercapai semua. Bagus, bagus!” Robby memegang pena bulu angsa, mencoretkan catatan penting di buku memorandum.
Pasukan infantri berat Istana Musim Panas yang kembali ke kota disambut dengan bunga dan sorak-sorai tak terhitung, sekaligus juga menerima beberapa 'mata manusia' yang berjatuhan di tanah.
Jika Busur Silang Sayap Burung dan alat penyembur api cangkang kura-kura yang diresmikan dalam formasi infanteri, serta menunjukkan keperkasaannya dalam perang, masih bisa disebut sebagai hasil tumpukan teknologi alkimia dan uang yang banyak, maka dua jenis serangan semi-jarak jauh yaitu Transformasi Liar Berdarah Besi dan Transformasi Panda benar-benar membuat semua staf manusia terpana.
Jika bahkan prajurit biasa memiliki kemampuan serangan jarak jauh yang mirip sihir ini, maka prajurit Bimon terlalu mengerikan! Orang Mouran tidak gentar oleh prestasi Pasukan Pengawal Istana Musim Panas, gerbang kota yang terbuka lebar bahkan membuat mereka mengendarai unta Langcang menerjang masuk tanpa menunggu perintah atasan.
“Tutup gerbang segera!” Jenderal Reyes kali ini benar-benar panik: “Cepat tutup gerbang!”
Fatty Luo menjepit pinggang Jenderal Fox yang sedang berteriak-teriak di ketiaknya, menutup mulut sang jenderal dengan tangan, lalu bergegas pergi menjauh.
Liu Zhenhan dengan sikap angkuh berjalan ke luar jembatan gantung. Dua Raja Bukit bersama-sama mengangkat benda besar terbungkus kain linen, berpura-pura bermuka masam sambil bersenandung irama pekerja sungai, pelan-pelan berdiri di belakang sang bos.
Setelah membuka kain linen yang dibungkus rapat, senjata baja berukuran raksasa memperlihatkan wujudnya yang mengerikan di depan semua orang.
Tak ada yang tahu, senjata raksasa ini adalah senapan mesin enam laras udara dari helikopter tempur. Prajurit zaman senjata api biasa menyebutnya "Meriam Mini".
Liu Zhenhan menggigit cerutu besar berasap, menyipitkan mata, dengan gerakan mahir menarik pelatuk senjata. Rantai peluru panjang dipasang, kedua tangannya menggoyang senapan mesin berat sebelum menjejakkan gagang baja di bahu.
Dua raksasa bukit patuh memegangi rantai peluru panjang untuk bos mereka. Kavaleri Mulan yang mengayunkan pisau melengkung akhirnya menginjakkan kaki di jembatan gantung.
Bab 635 Rahasia Cicak Tua
Dalam waktu kurang dari tiga detik, Liu Zhenhan telah menyemburkan lidah api panjang dari senapan mesin enam laras udaranya. Tembakan dahsyat itu menghancurkan Kavaleri Mulan yang datang, membuat penunggang dan unta terjungkal dengan mayat berhamburan.
Pasukan kavaleri Mulan yang bergerak bagai banjir bandang ini, laksana air terjun perkasa menghantam batu karang yang kokoh, terpaksa menorehkan prestasi lebih besar bagi Liu Zhenhan dengan darah dan nyawa.
Tapi senapan mesin enam laras di tangannya tak menggelegar seperti ledakan kedelai, juga tak mengeluarkan asap mesiu tebal. Lubang pelontar selongsong pun kosong melompong. Hanya dua Raja Bukit tolol berdiri di samping, meniru katak mengembungkan pipi, bersuara keras "dak-dak-dak-dak-dak" dengan garang.
"Rantai Kilat Empat Seri!"
"Hujan Anak Panah Es!"
"Bintang Api!"
"Peluru Korosif!"
"Tali Rotan Pencekik!"
"Bilah Angin Berondong!"
Diterjang enam serangan magis berbeda aliran dalam tiga detik, bagi siapapun ini adalah mimpi buruk di dalam mimpi buruk!
Prinsip kerja "Senapan Mini Enam Laras" di tangan Liu Zhenhan sesungguhnya sangat sederhana: Dengan menarik pelatuk, kristal sihir yang tertanam pada palu pemantik akan bersentuhan dengan formasi magis angin yang terukir di badan senjata. Tenaga magis yang tercipta akan memutar enam laras bagai kincir angin, sementara rantai peluru secara otomatis bergerak melalui mekanisme roda gigi untuk terus memasok amunisi ke dalam senjata.
Dari tingkat keahlian alkimia saat ini, membuat senapan mini enam laras seperti ini hampir tidak memiliki kesulitan teknis; faktanya, hanya mengajukan konsep, dan dengan mudah membuat sampelnya.
Sebenarnya para merasa tersinggung. Menurut mereka, sang bos tidak hanya menghina martabat tapi juga kecerdasan mereka. Dengan keahlian mereka, setiap peralatan magis buatan tangan seharusnya dibuat untuk menghadapi musuh kelas atau panglima . Paling tidak, harus membuat peralatan magis yang membuat Kaisar kabur ketakutan. Model senapan enam laras ini? Sama sekali hanya mainan!
Harus diakui, sejak peluru meriam mengalahkan penguasa dan dunia iblis, seluruh mengalami kepercayaan diri yang meluap-luap.
tidak bermain-main dengan ahli alkimia. Model senapan yang dibuat sesuai permintaannya mungkin terlihat seperti mainan biasa. Tapi dengan mengganti peluru di rantai amunisi dengan , mainan ini berubah menjadi senjata mematikan. adalah alami. Kristal sihir berbentuk prisma ini hanya memerlukan sedikit untuk mengaktifkannya, dan bisa melepaskan mantra lengkap sekali sehari.
Dengan kata lain, selama sistem pengisian senapan mesin enam laras ini menggunakan Tongkat Sihir Tulang, bahkan orang bodoh yang hanya mengandalkan kekuatan fisik pun bisa menggunakannya untuk menembakkan rantai serangan sihir arkan.
Langkah Liu Zhenhan ini merupakan pilihan terakhir. Saat ini Feilengcui memiliki lebih dari 2.000 Tongkat Sihir Tulang yang awalnya direncanakan untuk melatih Orang Kesturi di bawah bimbingan Xiao Bei sebagai penembak sihir cepat. Namun sejak Xiao Bei mengikuti Master Stefano kembali ke dunia manusia, kehilangan pelatih sihir khusus ini membuat latihan Pasukan Tai Bao menjadi sia-sia meski berhasil mencetak penembak sihir.
Dalam keadaan terpaksa, Liu Zhenhan yang mengambil alih komando Pasukan Sihir terpaksa membangun pasukan sesuai konsepnya sendiri. Mustahil baginya meniru kelincahan Xiao Bei dalam memimpin pasukan, tapi sebagai Liu Zhenhan yang legendaris, ia memilih jalur unik dan mengandalkan bakat spesialnya di bidang ini.
Prajurit dari era senjata api modern memahami betul pentingnya serangan intensitas tinggi.
Baik dalam pertahanan maupun penyerangan, tembakan beruntun memainkan peran dominan di medan perang.
Dalam pandangan Liu Zhenhan, "Tongkat Augustus Ogus" ibarat peluncur roket yang hanya bisa menembak sekali sehari. Jika dibagikan merata ke setiap anggota Pasukan Sihir, selain kelemahan penyebaran daya tembak dan kecepatan tembak yang lambat, ini juga sangat menghambat mobilitas - Pasukan serangan utama Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui di masa depan pasti akan mengandalkan angkatan udara. Sementara Pasukan Sihir sulit berkoordinasi dengan pasukan udara untuk melancarkan serangan sebelum "Kapal Perang Patroli Titan" selesai dibangun, sehingga menciptakan kekosongan tembakan.
Dengan merakit semua "Tongkat Augustus Ogus" menjadi satu titik tembakan beruntun menggunakan meriam mini enam laras, mobilitasnya bisa dipindahkan kapan saja dan di mana saja. Kehadirannya tidak hanya mengisi celah antara panah dan sihir, tetapi yang lebih penting adalah mobilitasnya yang baik, bisa digunakan siapa saja, berfungsi sebagai solusi serbaguna untuk mendukung jenis pasukan lain kapan pun, menjadi benteng tembakan di mana pun berada!
Pemikiran Liu Zhenhan sesederhana itu, tapi dia sama sekali tidak menyadari betapa visioner ide-idenya!
Baik di Benua Aigean, dunia iblis, dunia gurun, maupun dunia lautan, sihir selalu menjadi kekuatan akhir yang langka, berharga, dan menentukan kemenangan. Justru karena kelangkaan dan kemewahan serangan elemen inilah, tak pernah ada yang berpikir - atau berani membayangkan - membentuk pasukan tembakan sihir beruntun seperti yang dia lakukan.
Bahkan di tempat asalnya "Tongkat Augustus Ogus", Penguasa Tertinggi Benua Dunia Iblis, Raja Lich, tidak pernah terpikir hal ini - sebenarnya meskipun terpikir pun tidak bisa dilakukan! Tongkat Sihir Tulang adalah komoditas paling laris di dunia iblis. Tidak hanya kalangan bangsawan besar dan pasukan yang rela membayar mahal, bahkan petualang biasa pun tahu benda ini adalah jaminan keselamatan. Sehormat apa pun Raja Lich, dia tidak punya hak menyita Tongkat Sihir Tulang untuk kepentingan pribadi.
10.000 koin emas jika dibagikan ke 10.000 orang, tak ada yang jadi jutawan; tapi 10.000 koin emas untuk satu orang, maka orang itu pantas disebut orang kaya besar!
Liu Zhenhan adalah orang kaya besar seperti itu. Semua Tongkat Sihir Tulang direbutnya dari pasukan Bangsa Iblis. Dia bisa memakainya sesuka hati! Feilengcui memang sepenuhnya di bawah kendalinya!
Jika harus menggunakan perumpamaan yang agak kaku, keputusan darurat Liu Zhenhan ini setara dengan melompatkan konsep serangan magis di Benua Aigean dari senapan api ke tingkat senapan mesin berpendingin air Maxim.
Peran besar tembakan rapat dan beruntun dalam perang sama sekali tidak bisa dipahami oleh generasi yang terbiasa dengan era senjata tradisional. Ini adalah kristalisasi kebijaksanaan yang terakumulasi selama ribuan tahun perang senjata api di Bumi. Liu Zhenhan hanya mengambil alih konsep agung ini secara spontan karena kebiasaan lamanya.
Meskipun sebagian besar sihir dari Tongkat Sihir Tulang bukanlah mantra yang luar biasa, kebenaran sederhana bahwa "tetesan air melubangi batu, tali gergaji memotong kayu" tetap berlaku universal. Bahkan ahli terkemuka paling Berbual B sekalipun, jika tiba-tiba diserang begitu padat dan cepat oleh serangan magis, nyaris kehilangan separuh nyawa atau setidaknya ketakutan setengah mati.
Kecepatan tembakan teoritis senapan enam laras adalah 1.200 mantra per menit - konsep yang sungguh mengerikan! Hanya dengan data ini saja, senapan mini enam laras yang dikeluhkan alkemis Feilengcui sebagai "mainan" ini sudah layak tercatat dalam sejarah dan naik pangkat menjadi senjata epos setingkat Artefak legendaris!
Saat Liu Zhenhan menumbangkan kelompok pertama Kavaleri Mulan dengan Senapan Enam Laras Tulang, seluruh Weisisipang hampir tenggelam dalam lautan mata yang melotot. Ketika kelompok kedua tumbang, kota itu nyaris runtuh oleh rahang yang terjatuh. Saat kelompok ketiga unta dihancurkan, semua Bimon harus memungut pita suara mereka yang terlepas dulu sebelum bisa bersorak.
Gelombang demi gelombang Kavaleri Mulan bagai ngengat terbang ke api, terus menerus membanjiri jembatan gantung. Dengan pandangan penuh kengerian, mereka dihancurkan menjadi bubur daging oleh rantai sihir arkan yang ditembakkan beruntun.
Adegan luar biasa yang tak terbayangkan dalam mimpi ini membuat setiap saksi mata merasa langit berputar dan bumi terbalik.
Panglima tertinggi pasukan depan Kekaisaran Mugalan, Sayid Kas, hampir gila saat itu. Laporan intelijen Tieletai menyebut Kerajaan Bimeng sebagai gurun sihir, negara ini selain pendeta tidak memiliki unit serangan elemen - bahkan peliharaan magis pendeta pun jangkauan sihirnya jauh kalah dari penyihir. Seluruh Kekaisaran Mugalan penuh keyakinan akan meratakan Kerajaan Bimeng! Tapi sekarang? Ternyata ada seseorang berdiri di jembatan gantung, menyemburkan mantra seperti meludah, menembaki para mage Mulan yang terkenal di dunia menjadi sarang lebah! Kontras psikologis yang dialami Sayid Kas sungguh luar biasa!
Ini seperti seorang tuan tanah kaya dengan dompet gemuk hendak menghina si miskin, tapi saat sampai di rumah si terlihat miskin, ternyata si miskin sedang makan dengan mangkuk emas!
Bahkan Ksatria Kadal Pasir Humayd Fakhreddin, iblis pemakan daging manusia, benar-benar terpana oleh tembakan meriam enam laras tulang ogus. Merinding dan keringat dingin seperti air terjun membuat pasha Garda Sultan ini pertama kali merasakan Kongju dalam hidupnya!
Ia menyaksikan langsung sebarisan kavaleri Mulan yang baru saja menginjakkan kaki di jembatan gantung tersapu api fosfor kelabu, tiba-tiba berubah menjadi pasukan kavaleri tengkorak yang terus melakukan charge ke depan. Sebelum sempat terjatuh, pasukan kavaleri tulang ini telah dihancurkan oleh proyektil es menjadi ribuan pecahan tongkat tulang yang beterbangan!
Liu Zhenhan saat ini telah sepenuhnya tenggelam dalam suasana nostalgia yang tak terbendung. Suara senapan mesin tiruan yang diperagakan oleh dua Raja Bukit dengan semprotan liur begitu hidup, membuatnya seolah kembali ke medan perang Nanjiang tempo dulu dimana peluru beterbangan. Darah di seluruh tubuhnya mendidih dan bergolak.
Melihat semburan darah seperti air terjun mekar di hadapannya, Liu Zhenhan dengan bangga menyadari bahwa kemampuan menembaknya sama sekali tidak tumpul oleh waktu! Menembak dengan senapan mesin berat membutuhkan teknik tinggi. Penembak yang terampil bisa mengkombinasikan tembakan rentetan panjang dan pendek, menciptakan melodi yang ritmis! Mengandalkan insting latihan masa lalu, Liu Zhenhan memaksimalkan kemampuan menembaknya. Kavaleri Mulan di bawah bidikannya seperti gandum yang dituak sabit - dengan cakupan serangan sihir arkan dan tembakan jarak dekat, siapapun bisa menembak dengan baik. Tapi hanya Lao Liu yang bisa mengkombinasikan rentetan panjang dan pendek tanpa menyia-nyiakan sedikitpun daya tembak!
Serangan bunuh diri orang Mouran segera terhenti. Tak ada orang bodoh yang mau memerintahkan mereka menabrak Mesin Penggiling Daging. Ksatria gurun garang mungkin takkan mengerutkan kening, tapi menyerbu menghadapi sihir? Bahkan orang gila pun takkan melakukannya.
Adegan absurd terpampang di padang gurun. Pasukan kavaleri Mulan yang tak terhitung jumlahnya berputar di tempat seperti pantat terbakar, mengendarai unta mereka kabur pontang-panting ke belakang. Yang mengejar hingga mereka lari tunggang-langgang hanyalah satu orang.
Setelah "Sayap Galaksi" terkembang, Liu Zhenhan terus menembak sambil melayang di angkasa. Enam lengan elemennya menopang rantai peluru panjang, kecepatan tembaknya masih secepat kilat. Kavaleri unta murahan sudah tak layak dibunuhnya lagi. Gunungan mayat di tanah telah memuaskan dahaganya. Setelah dua kali berputar, mulut senjatanya diarahkan ke Ksatria Siluman yang terpaku bodoh di langit.
Lagi-lagi pembantaian tanpa suspense!
Jika seratus lebih Ksatria Siluman Kekaisaran Mugalan tak berpencar posisi, Lao Liu pasti menghabisi mereka sekaligus. Rantai sihir arkan yang menakutkan itu membungkus para Ksatria Siluman satu per satu, seperti pemberat timbangan yang jatuh ke air - para Ksatria Siluman berhamburan jatuh bagai hujan.
Armor Zirah Monster Trenggiling Terpetrifikasi sekuat apapun, tetap tak sanggup menahan serangan sihir arkan sepadat butiran es ini!
Teknik terbang Liu Zhenhan sebenarnya tidak terlalu hebat, namun di hadapan Ksatria Siluman yang lebih kikuk, dia justru mendapatkan keuntungan penuh! Sebenarnya meriam tulang ogus di tangannya hanya memiliki jangkauan lima ratus yard. Jika para Ksatria Siluman dari Kekaisaran Mugalan ini menyerang dari segala penjuru secara serentak, belum tentu mereka tidak bisa melawan Lao Liu! Tapi orang-orang Mouran ini sudah ketakutan setengah mati melihat makhluk berempat lengan, bersayap di punggung, dan bisa melepaskan sihir beruntun ini, hingga mereka kabur tercerai-berai tanpa sisa harga diri.
Kecepatan tembak meriam enam laras ini terlalu tinggi. Meski teknik menembaknya sangat ahli, setelah Lao Liu menjatuhkan 70-80 Ksatria Siluman, rantai amunisi yang dibawa enam lengan elemennya langsung habis total. Ketika dia terbang kembali mencari dua Raja Bukit untuk mengisi ulang, baru menyadari gerbang kota Wisesepang sudah tertutup.
Reaksi Jenderal Reyes cukup cepat. Memanfaatkan kesempatan Lao Liu pergi, dia segera memanggil dua Raja Bukit yang membawa kotak amunisi kembali ke dalam kota, akhirnya berhasil menutup gerbang Wisesepang.
"Bangsat!" Liu Zhenhan yang sedang asyik membantai langsung kesal karena ritme pertempurannya terganggu, perutnya mendidih oleh kemarahan.
Setelah kembali ke kota, andai saja Jenderal Reyes belum memanggil Raja Sal ke Wisesepang menggunakan Kotak Tulang, Liu Zhenhan yang sedang berang pasti sudah menghajar Fox ini sampai tiga hari tidak bisa bangun dari tempat tidur.
“Richard! Perhatikan dampaknya, perang bukanlah permainan, kamu juga bukan komandan tertinggi kota ini, jangan berulah lagi...” Sang Raja sudah mengetahui seluruh peristiwa dari Jenderal Reyes, juga menyaksikan pertunjukan Lao Liu tadi. Sebenarnya beliau sangat paham baik Reyes maupun Richard tidak bersalah, namun tetap mengkritik Lao Liu secara objektif.
"Apa? Aku yang berulah?" Liu Zhenhan tersenyum sinis karena geram. Andai bukan karena hubungan baik dengan Sang Raja, senapan mesin enam laras di tangannya mungkin sudah menghantam.
"Kamu ini..." Sang Raja tertawa geli, satu kalimatnya langsung meredakan kemarahan Lao Liu: "Setelah mempelajari sejarah perang para jenderal ulung dari masa lalu hingga kini, belum pernah kutemukan komandan sepertimu! Jika perang diibaratkan mengejar gadis, orang lain menggunakan segala cara untuk memenangkan hati sang putri, sementara kamu langsung ke tahap akhir - menelanjangi dan menghina si cantik terlebih dahulu! Membuat orang takut melihatmu!"
Perumpamaan yang menggunakan istilah "jenderal ulung" ini membuat Lao Liu yang suka pujian tersipu manis. Namun dia masih punya sedikit kesadaran diri, buru-buru merendah: "Yang Mulia terlalu memuji, mana mungkin saya pantas disebut jenderal ulung?"
"Dulu mungkin bukan, tetapi setelah mengalami tempaan perang kali ini, kamu telah mengembangkan gaya komando yang khas! Setiap jenderal harus punya ciri khas tersendiri, tidak harus ahli formasi atau strategi untuk disebut jenderal ulung! Banyak jalan menuju ! Sudah lama kupikirkan, pola operasimu yang fokus pada penjatuhan moral musuh dan penggunaan pasukan udara sangat inovatif! Yang lebih penting, kamu berhasil mengatasi segala kekurangan, membentuk pasukan inti dan gaya sendiri!" berkata serius: "Menghancurkan segalanya dengan kekuatan absolut, konsep ini paling cocok dengan karakter kita! Melihat pertempuranmu saja sudah memuaskan! Semua formasi dan rencana itu omong kosong, di hadapan kekuatan mutlak, itu semua cuma lelucon memalukan! Ke depan sistem militer kita harus mengikuti modelmu, cara belum tentu cocok!"
"Teknologi adalah kekuatan produktif utama, hanya mengandalkan kekuatan kasar tidak cukup." agak malu dipuji di depan umum, buru-buru mengalihkan topik: ", bagaimana kondisi sekarang? Pasti sudah sampai juga? Urusan perang penting, harus segera kembali memimpin! Aku tidak akan menyulitkan lagi!"
"Pasukan depan mereka sudah tiba! Tapi tanah di Provinsi Barat Laut kami bahkan lebih tandus dibanding Provinsi Timur Laut. Tak ada pepohonan, bahkan batu-batuan yang kadang ditemui hanyalah batu lapuk. Aku ingin lihat bagaimana Bangsa laut dan orang Mouran bisa menyerang kota!" Sang Raja menyeringai: "Kita ini kaki telanjang tak takut sepatu. Tanpa peralatan berat, meski bisa merebut kota kita, Bangsa laut dan Mouran pasti menderita korban berat! Tentu saja, yang terbaik adalah menyeret mereka ke dalam perang stagnan!"
"Provinsi Barat Laut memang lebih baik sedikit. Provinsi Timur Laut kami masih bersandar pada Gunung Himalaya Thamire. Meski hutan pinus di kaki gunung bersalju cukup jauh, dengan waktu yang cukup, pasukan sekutu laut-Mouran masih bisa memenuhi kebutuhan kayu untuk peralatan pengepungan. Sekarang aku sedang bersiap menggempur mereka di sana!" Liu Zhenhan mengangguk. Perang stagnan juga rencana terbaiknya. Dengan kondisi alam Padang Gurun Donau yang tandus, menahan pasukan sekutu laut-Mouran di sini adalah pilihan ideal. Begitu pasukan manusia bangkit dan situasi benua berubah, ras Bimon pun bisa terbebas.
"Aku harus segera kembali. Permusuhan berdarah dengan orang Mouran mungkin membuat mereka nekat menyerang kota dengan 100.000 kavaleri!" Sang Raja tersenyum: "Ingat janjimu padaku! Jangan menyulitkan Jenderal Reyes lagi! Dia tidak seberani dirimu, tapi berani memikul tanggung jawab besar ini. Kuharap kau bisa membantu Jenderal Fox menyelesaikan tugas pertahanan kota!"
“Kalau ada masalah di sana, hubungi saya. Meski saya tidak datang sendiri, pasti akan mengirim orang ke Ibu Kota untuk membantu!” Liu Zhenhan menepuk-nepuk senapan mesin enam laras di tangannya.
“Sepertinya tidak perlu bantuanmu, karena pasukan Aliansi Bordir sudah tiba di Ibu Kota dan bersiap membantu pertahanan kota!” Yang Mulia Sal menatap Lao Liu yang wajahnya mendadak kaku: “Jika ingatanku tidak salah, anakmu sebentar lagi lahir, bukan?”
“Tanggal perkiraan lahir Tanya sudah lewat bulan lalu, tapi belum juga lahir, mungkin terlambat. Soal Cui...” Lao Liu linglung sebentar, nyaris bocor: “…hmm… Joan d’Arc masih sekitar dua bulan lagi...”
“Anak-anakmu adalah harapan baru yang kutunggu. Kau juga tahu, ras Bimon seperti kita sama dengan Druid dan Elf, sangat mementingkan garis keturunan.” Melihat ekspresi Lao Liu semakin muram, Sang Raja menghela napas: “Sudahlah… urusanmu dengan Hosea… Ah! Anggap saja aku tidak pernah bicara ini...”
“Aliansi Bordir masih bisa diandalkan, tahu harus membantu saudara sebangsa di saat genting.” Jenderal Reyes yang tidak peka melihat raja berbalik meninggalkan Ibu Kota, berkata: “Hehe, sepertinya Gubernur bisa mengalokasikan lebih banyak pasukan dari Provinsi Selatan ke Timur Laut. Sudah kuduga, Tuan Mourinho adalah idolaku, mana mungkin beliau salah memilih pihak dalam prinsip besar.”
Perkataan ini membuat Lao Liu merasa canggung tak karuan. Nama Murinio bagai duri beracun yang sudah dihindarinya mati-matian, tapi akhirnya menyadari mustahil untuk lolos.
Tapi Murinio dan Brückner akan turun tangan membantu Bimon, hal ini tidak di luar perkiraan Lao Liu. Keluarga Hosea bukanlah orang jahat, sebaliknya mereka adalah bangsawan paling mulia dan tulus yang dikenal Lao Liu, tanpa sedikitpun selera rendah.
Hanya saja Lao Liu kembali merinding memikirkannya, jika Murinio datang memimpin pasukan untuk membantu Weisisipang, bagaimana harus menghadapinya nanti?
"Dalam setengah tahun lagi, para pendeta kuil kita mungkin bisa mempelajari 'Lagu Perang Darah dalam Cinta'." Imam Agung Jubah Merah bergumam di samping Lao Liu. Yang Mulia Bulat yang sejak tadi diam, sekarang bicara dengan nada kecut seolah habis makan buah prem hijau.
Sebenarnya Yang Mulia Paus ini sedang Chui Buer B. Pelafalan bahasa Han berbeda dengan semua bahasa di Aiqin, tingkat kerumitannya bagi para Imam Bemon tidak kalah dengan Bahasa Naga yang terkenal rumit. Selain itu, suku kata "Lagu Perang Penghisap Darah" dalam bahasa Han mengandung banyak peralihan antara pelafalan retrofleks dan dental. Meski ada rekaman nyanyian perang Divi untuk latihan meniru kapan saja, para pendeta mustahil bisa menguasainya dalam setengah tahun.
“Dari hasil latihan pertempuran nyata infantri berat Istana Musim Panas tadi, 'Transformasi Liar Berdarah Besi' memang sangat kuat, tapi masih ada masalah batas kemampuan kunci —— sekalipun Lagu Perang Penghisap Darah bisa dipelajari semua orang, mungkin kita tidak punya cukup prajurit Amuk Mandiri untuk dipasangkan dengan lagu perang ini!” Liu Zhenhan tahu pasti ini cuma Chui Buer B, dia tersenyum sinis: “Tapi aku harus memuji kualitas pendeta Kuil. Melihat bakat pendeta muda Istana Musim Panas Cambridge kita, tanpa waktu dua tahun, mereka tak mungkin menguasai sepenuhnya Lagu Perang Penghisap Darah.”
“Pelajaran kilat takkan pernah menggantikan bakat alam.” Cicak tua tertawa terkekeh, kalimat ini sudah lama ingin diucapkannya untuk menyadarkan Shaman Divine Comedy. Meskipun "Siput Peniru Ucapan" Feilengcui bisa memproduksi massal pendeta dengan Kekuatan Nyanyian tinggi, tapi siput ajaib hanya ada satu. Pendeta kilat sekalipun punya Kekuatan Nyanyian sekuat apapun, tetap butuh latihan keras untuk menguasai berbagai lagu perang. Kalau tidak, bagai roti dalam kendi arak, isi perut tak bisa dikeluarkan, punya level tongkat Kekuatan Nyanyian tapi tak bisa dimanfaatkan.
“Ini belum tentu!” Liu Zhenhan merasa sangat menggelikan, Cicak tua ini benar-benar tak bisa lepas dari urusan faksi, bahkan saat kentut pun masih menyelipkan isu perpecahan, dengan berbagai cara mengisyaratkan warisan Istana Musim Panas tak sehebat Kuil.
“Maksudnya?” Cicak tua mendesak penjelasan.
"Laboratorium lagu perangku sedang mengadaptasi banyak lagu perang. Ditambah Helen, selama Helen bisa mempelajari satu lagu perang, dia bisa mengubahnya menjadi tarian perang yang sesuai. Tarian perang tidak serumit lagu perang, jadi mudah untuk dipopulerkan." Liu Zhenhan tersenyum sinis: "Cukup beri aku waktu yang cukup, aku bisa memproduksi massal pendeta tarian perang yang kompeten dari bangsawan Bimon yang ahli menari. Dengan siput ajaib burung beo, bakat itu apa! Aku ganti kualitas dengan kuantitas!"
"Richard, bolehkah kita bicara di tempat lain..." Keringat deras mengucur dari Cicak tua, matanya melirik curiga ke sekeliling sebelum mendekat ke telinga Lao Liu: "Bagaimana kau melakukannya?"
"Melakukan apa?" Lao Liu bingung ditanya begitu.
"Mengapa begitu banyak prajurit Suku Berbual bisa mempertahankan kesadaran setelah menerima Transformasi Liar tanpa 'Cahaya Ketenangan'? Mengapa begitu banyak dari mereka bisa menggunakan 'Transformasi Liar Berdarah Besi' secara bersamaan? Bukankah hanya petarung tingkat tinggi dengan 'Amuk Mandiri' yang bisa melakukannya? Jangan katakan mereka semua adalah ksatria Amuk Mandiri, itu tidak realistis!"
Liu Zhenhan tidak menjawab. Dia mencabut kapak perang adamantium bermata dua dari ikat pinggangnya, memegangnya terbalik, lalu menunjuk dua butir gumpalan logam sebesar biji gandum yang tertanam di pangkal gagang kepada Cicak tua.
Setelah bersentuhan dengan energi kehidupan manusia, gumpalan logam ini tiba-tiba bereaksi dengan cahaya bulan yang redup. Seberkas sinar perak seperti aliran air mengalir dengan cepat membentuk lapisan membran cahaya keperakan di permukaan kapak perang adamantium bermata dua, kilauannya seketika menerangi wajah Cicak tua.
Yang Mulia Bulat menyentuh gumpalan logam itu, hawa dingin samar yang mengalir darinya membuatnya tersentak menarik kembali tangannya, lalu menatap Lao Liu dengan pandangan bodoh.
Logam khusus yang berasal dari lapisan tanah beku di padang tandus wilayah utara ini, yang bisa memantulkan cahaya bulan dan bintang saat bersentuhan dengan energi manusia, tentu saja diketahui namanya oleh Cicak tua!
Hawa dingin abadi yang melekat pada logam Isidintin memiliki efek pendinginan dan penenangan yang luar biasa!
Setiap malam purnama, logam Isidintin juga dapat mengumpulkan cahaya bintang dan bulan, mendorong prajurit liar masuk ke fase Transformasi Liar Tingkat Dua tanpa efek samping!
Logam langka ini sejak dulu menjadi harta karun pasukan ganas. Cukup dengan mencampur sepuluh pon logam khusus ini ke dalam senjata, efek tersebut bisa tercapai!
Jika ditanya senjata epos paling didambakan di dunia ini, setiap prajurit Bimon akan segera menjawab tanpa ragu - bukan adamantium maupun mithril, melainkan logam Isidintin!
"Cicak tua menoleh memandangi para Prajurit Kijang itu, dan benar-benar melihat lingkaran cahaya keperakan samar yang muncul dari lingkaran cahaya Divine Comedy pilar totem lagu perang."
"Tak diragukan lagi, semua senjata yang digunakan prajurit antelop ini terbuat dari Logam Isidintin!"
"Hanya saja sinar bulan dan bintang saat ini masih redup, sulit terlihat jika tidak diperhatikan. Ketika Sampa mencapai puncaknya, senjata-senjata ini pasti akan menjadi sumber pencahayaan alami!"
"Richard, aku ingin berdiskusi sesuatu denganmu..."
"Jangan mulai!"
"Aku tahu pasti kau punya cara, kau masih menyimpan Logam Isidintin..."
"Hmm, apa aku ini Dewata?" Liu Zhenhan melototi Cicak tua. Logam berdensitas tinggi ini telah merusak 'Guci Giok Dewa Kekayaan' yang merupakan materi strategis paling berharganya. Sekalipun ada guci kedua, dia takkan membuatnya lagi.
"Namun justru karena densitasnya yang tinggi, sebutir Logam Isidintin sebesar biji gandum saja beratnya lima pon. Jadi satu baskom penuh Logam Isidintin masih cukup untuk dibagikan ke Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui. Tapi ini pun hanya bisa terpenuhi karena sebagian besar Penjaga Utama tak membutuhkan logam khusus ini. Benar-benar tidak ada persediaan lagi untuk mendukung pihak lain."
"Jangan langsung menolak! Aku akan menukarnya dengan sesuatu yang bisa meningkatkan kemampuan pendeta Istana Musim Panas ke tingkat lebih tinggi!" Cicak tua menggigit kuku melihat para Ksatria Kuil yang melirik penuh harap ke senjata prajurit Istana Musim Panas.
Syarat ini membuat Lao Liu langsung menyipitkan matanya.
"Siapapun dirinya, pasti memiliki kecenderungan profesional. Meski telah menjadi Penyihir Besar Suci dunia sihir Aiqin, di hati Lao Liu, ia tetap menganggap diri sebagai seorang Pendeta bukan Penyihir. Sebanyak apapun alasan yang diberikan, ia sama sekali tak merasa lagu perang lebih buruk dari sihir!"
"Cicak tua bilang bisa meningkatkan kemampuan Pendeta ke tingkat yang lebih tinggi, Pasti semua Pendeta mana pun akan tertarik untuk mengetahuinya."
"Tapi Liu Zhenhan justru merasa semakin frustrasi dan kesal setelah mendengar ini."
"Dia merasa dirinya sudah sialan pelit, tapi saat negara dalam bahaya, semua harta Feilengcui tak pernah disembunyikannya. Siapa sangka si cicak tua yang menjabat sebagai Paus ini masih main trik kotor menyimpan ilmu!"
"Lonceng Peringatan di benteng tiba-tiba berdentang kencang, menghentikan percakapan dua orang penting ini."
"Serangan musuh～～" Teriakan aneh penjaga Pigge Api mengguncang kota: "Ada ksatria naga～～"
"Bab 636 Mengincar Artefak Legendaris"
"100.000 pasukan kavaleri unta ternyata dikalahkan oleh seorang Shaman Bimon sendirian hingga porak-poranda. Setelah sadar dari keterkejutan, semua Yabushan Mulan segera memohon izin bertempur kepada panglima tertinggi Sayid Cass."
"Asalkan masih punya untaian buah zakar di celana, Mage Gurun takkan bisa tetap tenang menghadapi provokasi dan penghinaan sebegitu keterlaluan! Orang Mouran juga punya ahli sihir, punya sihir api yang kuat, sihir cahaya-api, dan sihir magnetik!"
100.000 prajurit gagah tak boleh diperkosa kemauannya, apalagi dikebiri semangatnya! "Prajurit lemah hanya satu, jenderal lemah hancur seluruh pasukan" – jika Yabushan-Yabushan tak menunjukkan sikap ekstrem sekarang, bagaimana memimpin pasukan nanti?
"Panglima Besar Sayid!" Sepuluh Daqiong Pasha yang berkuasa serentak menghunus pedang emas mereka, berantakan mengajukan permohonan kepada Panglima Tertinggi Sayid·Kas: "Saat badai pasir datang, kambing pun bisa merobohkan kandang. 100.000 kavaleri gurun kami, meski harus menubruk dengan lautan manusia, akan menghancurkan gerbang kota ini!" (PS: "Daqiong" dalam sistem militer Mulan berarti "kemah besar sepuluh ribu orang".)
"Jangan bicara omong kosong!" Meski Panglima Sayid·Kas juga dipenuhi rasa malu, marah, dan kaget, sebagai komandan tertinggi 100.000 kavaleri Mulan, logikanya takkan dikendalikan emosi.
Seandainya "Kereta Pengepungan Gnome" sudah dibawa ke Weisisipang sebelumnya, mungkin Panglima Sayid·Kas berani mencoba dengan tubuh daging-darah 100.000 kavaleri. Tapi sekarang dengan tangan hampa, apa yang bisa dipakai menyerang benteng kokoh ini?
"Kemiskinan dan ketandusan Padang Rumput Donau telah disebutkan dalam laporan intelijen Tieletai Mulan."
Di Padang Liar Kuno yang tanpa pohon maupun batu ini, bahkan jika orang Mouran membawa ribuan pengrajin ulung, mustahil membuat sesuatu tanpa bahan baku. Pasukan utama telah mulai membongkar kayu dari benteng laut saat pasukan depan berangkat. Yang harus dilakukan pasukan pelopor sekarang adalah menunggu!
Jika pasukan utama tidak tiba dalam sehari, tanpa kayu yang cukup, peralatan pengepungan tidak bisa dibuat. Said Kas tak mungkin mengeluarkan perintah konyol untuk mengerahkan 100.000 Kavaleri Mulan menyerang Weisisipang tanpa persiapan!
"Lalu apa yang harus kita lakukan? Tidak mungkin terus duduk menunggu pasukan utama datang!" Sekelompok besar Yabushan Mulan mata merah karena kemarahan, kelambanan komandan semakin memicu amarah mereka: "Jenderal Sai, jika Anda terus bersikap acuh tak acuh, moral pasukan kita akan hancur! Tanpa menunjukkan kekuatan pada Behemoth, mana mungkin prajurit Mojie Mulan berani menghadapi Prajurit Behemoth nanti? Mereka telah membunuh tiga Honglu prajurit terbaik di depan mata kita. Kita harus membalas!" (PS: "Honglu" dalam sistem militer Mulan berarti "kemah seribu orang".)
“Akhund Rahed Abdulrahman, menurut pendapat Anda, sihir mengerikan apa yang sebenarnya digunakan oleh Shaman Bimon tadi?” Marsekal Sayid Kas tidak ingin lagi berurusan dengan orang-orang bodoh berotot ini. Ia mengubah rasa penasaran dan ketakutannya yang terbesar menjadi sebuah pertanyaan, berharap bisa mendapatkan jawaban dari Akhund Mage yang bijaksana ini: “Berdasarkan data intelijen musuh, seharusnya Pendeta Shaman Bimon sama sekali tidak memiliki kemampuan serangan sihir!”
Sebanyak 100 ahli sihir mendampingi Marsekal Sayid Kas dan pasukan pelopor yang tiba lebih dulu di Weisisipang. Akhund Mage Rahed Abdulrahman adalah pemimpin tertinggi pasukan ahli sihir ini. Di dunia gurun, ahli sihir setingkat ini statusnya setara dengan Archmagister di Benua Aigean.
Sama seperti Rundstedt, Akhund Mage besar ini juga merupakan keturunan campur orang Mouran. Rambut keritingnya yang merah tua ikal dan janggut lebat menghiasi wajahnya, hidung bengkok khas suku Qiemo membentuk garis busur yang kejam, sementara mata merah berdarahnya mewarisi keganasan dan haus darah orang Mouran. Seluruh tubuhnya memancarkan aura kejam karnivora.
Pertanyaan Marsekal Sayid ini seketika membuat semua Dapasha Agung terdiam.
Masalah ini adalah inti dari inti permasalahan, semua orang ingin tahu senjata iblis yang bisa melepaskan mantra beruntun itu sebenarnya apa.
Kemunculan senjata iblis ini tidak hanya mengacaukan formasi pasukan depan, tetapi juga membuat orang Mouran merasakan buah pahit yang mereka tanam sendiri.
Sejak masa mobilisasi pra-perang, semua perwira militer Mulan telah membual kepada anak buahnya bahwa Kerajaan Bimeng hanyalah "padang pasir sihir" yang menyedihkan, sedangkan prajurit Bimon adalah cacing tak berdaya yang hanya layak mati menjerit di bawah pukulan berat sihir para Ahong yang menghancurkan dunia.
Tapi kenyataan apa yang terlihat sekarang?
Prajurit Mulan paling bodoh pun bisa melihat: mustahil menemukan seorang Ahong pun di seluruh kekaisaran yang bisa melepaskan mantra beruntun dengan kecepatan seperti itu!
Bahkan Ahung Muzhe yang Maha Agung sekalipun takkan bisa melakukan hal ini!
Dengan senjata iblis ini saja, Kerajaan Bimeng sudah tak layak disebut padang pasir sihir - seratus Ahong dari Pasukan Depan Mulan pun mustahil melepaskan begitu banyak mantra dalam sekejap mata!
Sedangkan Ksatria Siluman Bimon yang siap tempur di benteng, serta dua mode serangan Transformasi Liar yang diperagakan prajurit Kijang, kini sama sekali terlupakan oleh orang Mulan yang sudah kacau mental karena senapan mesin enam laras ini.
“Jika dugaan saya benar, senjata iblis yang bisa menyemburkan sihir beruntun itu seharusnya termasuk peralatan magis tingkat tinggi di Benua Aigean! Sebenarnya peralatan magis ini tidak terlalu mengerikan, meskipun kecepatan pelepasan mantranya cepat, tetapi kekuatan serangan setiap mantra yang dilepaskannya tidak terlalu tinggi! Selain itu, sebagai peralatan magis, pasti ada waktu tunggu dan tak mungkin terus-menerus menembak tanpa henti!” Setelah merenung sejenak, Akhund Mage Rashed Abdulrahman memberikan pendapat profesionalnya: "Bagi para ahli sihir kami, peralatan magis semacam ini mungkin bukan ancaman; tapi bagi kavaleri unta biasa, ini mematikan! Jenderal Sai, kita harus segera RAMAS sebelum pasukan laut tiba!"
Usulan ini segera mendapat persetujuan dari semua perwira militer Mulan.
Pigge tak bersalah, tapi giok yang dimilikinya adalah dosa.
Liu Zhenhan sebagai pihak terkait sama sekali tidak menyangka bahwa meriam enam larasnya yang terlalu dahsyat justru memancing 100.000 kavaleri unta berani melanggar aturan perang untuk merebutnya.
Bagai gerombolan semut hitam pekat yang mengerubuti kurma, 100.000 unta yang melesat mengepung seluruh wilayah Weisisipang.
Di sisi gerbang utama selatan yang menghadap matahari terbit, terkumpul pasukan elit terkuat dari pasukan depan Mouran. Di sini terdapat 300 Ksatria Siluman yang dipimpin oleh ksatria kadal pasir Humade Fakher, kelompok Akhund pimpinan Akhund Mage Rahde Abdurahman, serta brigade pengawal unta terbuka pimpinan komandan utama Sayid Kas.
Begitu mendengar dentang lonceng tanda bahagia, Liu Zhenhan langsung melesat ke atas benteng.
Di bawah cahaya bulan dan bintang yang masih samar, gerak-gerik 100.000 kavaleri unta yang berbaris di padang gurun terlihat seperti hamparan semanggi yang subur di mata Liu Zhenhan. Luasnya tak bertepi, sulit dibayangkan betapa megahnya pemandangan saat 1 juta lebih pasukan utama musuh tiba di Weisisipang nanti!
"Pasukan yang sangat keren!" Helen menggantungkan lentera istana kristal pencahayaan di sampingnya, menyesuaikan fokus teropong perunggu, lalu mengarahkan bola kristal Di Wei ke Naga Sihir Pasir yang sedang melayang di udara untuk mengambil beberapa close-up.
"Aku justru penuh tanda tanya di perut!" Liu Zhenhan mengernyit. "Orang-orang Mouran ini bahkan tidak punya tangga darurat, berani menyerang Weisisipang? Apa mereka sebodoh itu? Meski dihina, tak mungkin hilang akal sehat kan? Komandan ini pantas dihukum mati!"
"Beberapa hari lalu aku membaca novel ksatria, di sana bahkan ada seratus ribu pengintai yang menyerang kota! Jika mengkonversi rasio ini, meskipun seratus ribu kavaleri unta mungkin tidak semuanya memiliki keahlian prajurit pengintai, perbedaannya tidak terlalu besar." Mo'er tertawa kecut: "Mungkin karena kau baru saja menghina mereka terlalu keras, mereka sedang emosi dan benar-benar tidak bisa menahan diri!"
"Tetap terasa agak konyol." Liu Zhenhan masih belum percaya kemungkinan ini, bagaimanapun Kekaisaran Mugalan adalah negara super yang menguasai Gurun Pasir Taklamakan. Komandan yang bisa memimpin seratus ribu kavaleri unta pasti bukan orang sembarangan: "Lupakan! Suruh orang bawa makan malam dulu. Jika setelah aku selesai makan mereka masih belum menyerang, aku akan cari pasukan udara mereka untuk latihan!"
Memanfaatkan jeda saat pasukan bergerak maju secara teratur, panglima Mugalan Sayid Kass yang menunggangi penunggang kadal pasir di pelana emas, terbang tinggi di angkasa untuk melakukan pengintaian menyeluruh terhadap penyebaran pasukan Weisisipang dan kompleks bangunan pertahanannya.
Panglima Sai semakin mengamati semakin merasa pahit dalam hati. Kota ini memang sesuai dengan catatan data intelijen musuh—telah dikelola selama ratusan tahun oleh Fox, ras Bimon yang paling bijaksana dan kaya. Parit kota berbentuk lingkaran selebar belasan meter ternyata terbentuk dari aliran cabang air salju alami. Tembok granit setebal lutut itu tingginya minimal 25 meter. Di atas benteng, selain jalan kuda selebar puluhan ren, terdapat banyak lubang persembunyian prajurit dan gudang batu untuk menyimpan logistik. Menara-menara pertahanan dan menara panah menjulang tinggi, dipenuhi prajurit bersenjata panah dan lembing. Dengan mengandalkan struktur pertahanan kompleks ini, sistem tembak silang di atas benteng tidak akan menyisakan sudut aman bagi penyerang.
Ksatria Kadal Pasir Humade Fakher mengamati tali rotan berduri yang menutupi tembok kota Wisesepang, tak bisa menahan kerutan dahinya. Sepuluh ribu kavaleri unta saja—apalagi tanpa senjata berat—bahkan dengan alat pengepungan yang memadai sekalipun, mungkin tetap tak bisa menaklukkan kota kokoh ini.
Dua perwira tinggi Kekaisaran Mugalan itu bertukar pandang penuh kesepahaman. Mereka sama-sama ragu apakah rencana serangan palsu yang baru saja disusun masih perlu dilanjutkan.
"Pasukan Mulan hanya mahir melempar lembing namun tidak ahli memanah. Lima puluh ribu pemanah Sile yang direkrut dalam ekspedisi kali ini tidak ikut dalam pasukan pelopor; Jika hanya mengandalkan serangan jarak jauh dari 100 ahli sihir sebagai perlindungan, bahkan untuk serangan palsu ke Weisisipang, diperkirakan kerugian tetap tidak kecil."
"Apa itu?" Ksatria Pasir Kadal Humayd al-Faqqār menunjuk ke benteng Weisisipang. Di balik gerigi pagar setinggi setengah badan manusia, terdapat benteng batu berbentuk nisan setiap jarak 50 langkah.
"Benteng Gerigi." Panglima Sayyid Qasth langsung berseru: "Dulu ini disebut 'Sarang Binatang'. Di atasnya penuh lubang sebesar otak, khusus untuk prajurit Behemoth bertubuh pendek bersembunyi sambil menusuk-nusuk keluar dengan tombak panjang. Ini adalah bangunan pertahanan tradisional Behemoth."
"Kita bisa memanjat tembok dengan kait dan tali, tapi hampir tidak ada tembakan jarak jauh. Jumlah pasukan pun kurang. Paling hanya bisa menyerang satu sisi tembok! Untuk peralatan magis yang bisa menembak sihir secara beruntun, apakah ini terlalu berisiko?" Ksatria Pasir Kadal Humayd menggerutu: "Hah! Mereka juga punya banyak Ksatria Siluman. Untuk menghabisi mereka, mungkin butuh waktu lama dariku."
“Pertempuran harus terjadi. Tapi bukan demi harga diri! Keberadaan peralatan magis itu terlalu berbahaya dan penting bagi kita, pasti itu Artefak legendaris dari Benua Aigean! Jika tidak bisa direbut, kita harus hancurkan. Bagaimanapun, jangan sampai jatuh ke Bangsa laut, dari sudut pandang antisipasi bahaya harus begitu!” Panglima Sayid Cass mengeratkan gigi: “Sekarang aku hanya mau hasil, bukan angka korban! Nanti saat serangan palsu dimulai, pantau dulu perkembangannya. Jika benar-benar mentok, akan kusuruh Akhund Mage menggunakan sihir dahsyat untuk mengubah kota ini jadi Lautan Api! Di Benua Aigean hanya ada segelintir ahli sihir manusia, mustahil kota ini punya Artefak legendaris sekaligus penyihir! Hmph, tanpa penyihir, lihat saja bagaimana mereka melawan Akhund kita!”
Prediksi sial Panglima Mulan ini ternyata tepat, Weisisipang memang tidak memiliki penyihir.
Yang ada di sana adalah penyihir tingkat suci, bahkan lebih dari satu.
Liu Zhenhan dan para pendeta terkemuka menggelar pesta makan malam dengan santai di bawah angin senja, sama sekali mengabaikan kavaleri unta yang berkerumun di bawah tembok. Meja panjang batu vulkanik dipenuhi bunga dan kandil perak, para pelayan sibuk mengantarkan hidangan lezat ke hadapan setiap orang penting, ditemani sekelompok penari yang anggun menampilkan tarian eksotis nan memukau.
Menara gerbang selatan saat ini telah diambil alih bersama oleh Pasukan Pengawal Istana Musim Panas dan Ksatria Kuil. Gubernur Neville kebetulan membawa pulang 5.000 pemanah suku Haus dari Provinsi Selatan. Menghadapi sikap agresif Kavaleri Mulan, Yang Mulia Gubernur menolak undangan makan malam dari Shaman Divine Comedy, lalu bersama para pemanah Haus langsung menduduki posisi strategis di menara gerbang untuk memantau setiap gerakan musuh.
"Menurutku orang Mouran hanya berpura-pura, mereka pasti tidak berani menyerbu kota." Pendeta Tertinggi Bulat dengan anggun mengunyah kue biji bambu panggang berwarna keemasan, sama sekali tidak menyentuh hidangan daging berkilat dan harum itu.
"Jika mereka benar-benar berani menyerang, 100.000 kavaleri unta ini tidak akan bertahan sampai pasukan utama tiba." Liu Zhenhan menyobek paha ayam gemuk dan memberikannya kepada Xiao Bala.
Xiao Bala adalah bayi darah Guo Guo. Makhluk kecil ini jarang bicara, memiliki kepala botak dingin bak model, postur tubuh setinggi Lao Liu yang gagah, namun penampilannya sepenuhnya adalah Shuangxue Piqiu, menarik banyak tatapan tertegun namun tak berani bersuara.
Xiao Balar menyodorkan paha ayam itu ke mulut Lao Liu untuk menggigit terlebih dahulu, lalu menggigit sendiri dengan lahap. Setelah itu, dia memberikan gigitan kepada Guo Guo dan Katyusha. Akhirnya, dia mengulurkan tulang ayam yang hanya tersisa beberapa serat daging dan air liur mengkilap ke bibir merah Helen, dengan penuh bakti ingin sang "nenek" ikut mencicipi. Adegan ini memancing gelak tawa semua orang.
Suasana jamuan terasa kaku. Para pendeta Feilengcui yang biasa berpesta daging tiap hari telah menginjak-injak sumpah pendeta. Makan roti tak beragi dengan air putih dan garam? Gaya hidup asketis seperti ini tak pernah ada dalam kamus mereka. Berbeda dengan pendeta Kuil yang tetap memegang teguh aturan keagamaan di depan umum, meski di belakang mungkin lain cerita. Mereka piawai berakting layaknya rakyat jelata.
Meski hidangan berlimpah, nuansa canggung tetap menyelimuti prosesi makan bersama ini.
Sejak awal duduk, pria tampan dari Timur berambut hitam dari Ksatria Kuil tak henti-hentinya menatap Lao Liu, membuat Shaman Divine Comedy kami merinding tak karuan.
"Yang Mulia Paus, bolehkah Anda memperkenalkan pendeta ini?" Liu Zhenhan mengusap mulut dengan serbet, lalu menunjuk pria Timur itu sambil tersenyum manis ke Imam Agung Jubah Merah. "Dia berasal dari komunitas Bimon mana?" Undangan Yang Mulia Bulat membawa pemuda ini ke jamuan bergengsi jelas menunjukkan apresiasi tinggi.
"Tapi anak ini agak tak selaras dengan lingkungan sekitarnya, mungkin karena kesombongan atau keangkuhan, yang pasti dia tidak suka bergaul, hanya sesekali menunduk dan berbicara beberapa patah kata dengan pendeta wanita Pulaibo di sampingnya."
"Tevesi sama seperti Yang Mulia, berasal dari Suku Pig, Yang Mulia yang terhormat." Sang Paus menunjuk rambut dan mata Lao Liu, maksudnya kalian berdua mirip, masih perlu dijelaskan lagi?
"Suku Pig? Haha, sungguh kreatif ide Anda!"
"Apa memalukan berasal dari ras yang sama dengan Yang Mulia? Tevesi baru berusia 19 tahun, sama seperti Yang Mulia Helen, dia juga 'Evolusi Alami' kesayangan Dewa Perang. Kuil kami menaruh harapan besar padanya."
Pendeta berambut hitam Tevesi segera berdiri, menunduk memberi hormat dengan tangan di dada kepada Lao Liu.
"'Evolusi Alami'? Apa kamu berevolusi sampai bisa Tarian Perang?" Helen penasaran mengangkat kepala.
"Belum, Yang Mulia yang terhormat, saya..." Tevesi baru ingin melanjutkan, melihat Sang Paus memberinya isyarat mata, segera menelan kembali kata-katanya.
"Semoga motivasi sejati menyertaimu, anakku." Lao Liu yang berusia 24 tahun sama sekali tak sadar sedang berbicara dengan sebaya 19 tahun, nada suaranya terkesan tua dan suci.
"Yang Mulia selamanya akan menjadi monumen yang kukagumi, Yang Mulia yang mulia." Tevesi tersenyum kaku. Ekspresi ini meruntuhkan ketenangan dan sikap dingin yang selama ini dipertahankannya.
“Ini adalah Yang Mulia Flor Mizuno, Imam Jiwa, dan Yang Mulia Teves adalah muridnya.” Cicak tua tersenyum memperkenalkan pendeta wanita Pulaibo yang cantik itu kepada Lao Liu.
Lao Liu tersadar, mengangguk berkali-kali.
Klan Mizuno dari ras kelinci Pulaibo, meski tak setenar keluarga Hosea, tetap merupakan sistem warisan imam berbakat terkenal yang tak boleh diremehkan.
Konon dua puluh tahun lalu, beberapa pendeta muda Mizuno membawa pengawal mereka menjelajahi dunia Timur melalui jalur pasir kuno. Kini mereka kembali, wajar saja jika membawa pendeta tampan berambut hitam dari Benua Sutra.
“Tak perlu sungkan. Silakan duduk! Terima kasih Dewa Perang telah memulangkan kalian tepat waktu. Kerajaan ini membutuhkan bantuanmu!” Helen dan Mo'er mengangkat gelas mereka, bersulang dengan kedua pendeta muda ini: “Bersulang untuk masa mudamu!”
“Terima kasih, Yang Mulia.”
“Jika tebakanku benar, 'tingkat baru' yang Yang Mulia sebutkan untuk meningkatkan kemampuan imam kita pastilah berasal dari kontribusi kedua pendeta muda ini?” Mata Liu Zhenhan tajam. Ia sudah paham betul kemampuan Cicak tua. Tanpa bantuan klan imam berbakat Mizuno, mustahil Pendeta Tertinggi Bulat berani membuat janji besar seperti itu.
“Cicak tua terbata-bata tak jelas menggerutu beberapa patah kata. Sebelum Lao Liu sempat mengejarinya, utusan Mouran yang membawa bendera putih sudah tiba di bawah kota Wisesepang untuk menyampaikan ultimatum perang sesuai protokol.
Ultimatum perang di zaman ini tak ada nilai taktisnya, hanya sekadar pemberitahuan: "Aku akan menyerangmu! Menyerahlah segera atau tunggu ajalmu!"
Perang psikologis seperti ini sama sekali tak berpengaruh pada pasukan yang matang.
"Sebelum Panglima kami mengibarkan panji pembantaian kota, semua barbar Bimon harus segera menurunkan senjata dan membuka gerbang kota! Jika tidak, begitu pasukan surgawi tiba, semua pria setinggi lutut unta di Wisesepang akan dihukum pancung!" Meski kurus kering, utusan Mouran ini bersuara nyaring. Teriakan dalam Bahasa Umum Bimon yang kacau-balau menggema di padang pasir dari atas untanya.
"Dasar perampok sombong! Tembak mati dia!" Cicak tua mendengus dingin, melambai tangan pada pemanah Ksatria Kuil.
Utusan Mouran itu berdiri sejauh lima ratus yard - jarak yang takkan bisa dicapai panji. Beberapa Shenjian Zheqin dari Ksatria Kuil menggelengkan kepala.
"Aku yang urus!" Tevis bangkit, mengambil busur panjang dan anak panah berbulu. Dari zirah seorang Ksatria Kuil, ia memetik satu keping zirah, lalu mengikatkannya erat di mata panah menggunakan pita sutra yang dicabut dari bajunya.
“Sayap tetap? Bukankah ini teknologi eksklusif Elf?” Beberapa Penjaga Utama Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui berbisik-bisik.
“Aturan tak tertulis medan perang tetap harus kita patuhi. Mereka mengibarkan bendera putih, masak kita membunuh antek-antek seperti ini?” Liu Zhenhan tetap duduk, berkata pada Tevis: “Beri dia pelajaran saja!”
Bunyi “Bzum” dari tarikan tali busur bergema, anak panah berbulu yang diikat lempengan baja melesat di udara menciptakan suara peluit yang merdu; Setelah jeda sebentar, terdengar suara “Krek!” kayu pecah berdentang. Panah ini seperti menusuk tanghulu, menembus lurus tiang layar bendera putih yang dipegang kurir Mulan, bulu ekornya masih bergoyang-goyang.
Kurir Mulan ini terbelalak, anak panah ini hanya berjarak dua jengkal dari dadanya.
Sorak sorai dan siulan memecah dari benteng.
“Rupanya kau juga Pendeta dengan Kombinasi Nyanyian dan Pertempuran.” Liu Zhenhan mengucek-ucek mulut sambil mengamati Tevis lama-lama, tiba-tiba tersenyum: “Tevis, dengarlah nasihatku. Meski ilmu bela dirimu bagus, nanti jangan sembarangan ikut pertarungan jarak dekat lagi. Ini bukan kebiasaan baik!”
“Mengapa?” Tevis bingung, bagaimana mungkin Shaman Divine Comedy yang termasyhur karena ilmu bela diri berkata demikian?
“Nyawa setiap Pendeta sangat berharga!” Liu Zhenhan mengatakan yang sebenarnya, faktanya baru-baru ini dia akhirnya memahami betapa relevan dan ketatnya pasal dalam Kodeks Pendeta: “Prajurit punya tanggung jawabnya, Pendeta punya kewajibannya. Aku tidak mengkritik keberanianmu, tapi jika kau sampai celaka, Kerajaan takkan sanggup menanggung kerugian seperti ini.”
Melihat ekspresi bingung Thevis, Liu Zhenhan tersenyum kecut. Dia tahu perkataannya sia-sia, hanya waktu yang akan membuat para pemuda matang.
“Kekaisaran Mugalan memiliki ratus negara bawahan, ribuan etnis. Kafilah kami bisa mengubur bayangan sendiri, pisau melengkung di tangan kami mampu menghentikan laju Angin Utara…” Utusan Mouran benar-benar nekat. Mengendarai unta mundur seratus yard hingga merasa aman dari panah, dia terus membual tentang betapa hebatnya orang Mouran dengan bendera putih berlubang panah di tangannya.
“Beri tahu pemimpinmu, aku sudah menyiapkan kandang anjing serigala khusus untuknya!” Liu Zhenhan bersandar di tembok ibu kota, sambil mengolok utusan itu, matanya mengawasi gerak-gerik pasukan Mulan.
Banyak kavaleri Mulan turun dari unta. Sekelompok ahli sihir sedang melantunkan nyanyian sihir. Tampaknya legiun depan ini benar-benar berniat menyerang kota dengan bertelanjang dada.
"Cicak tua" terus memaksa Ksatria Kuil bersiap-siap, suara gemuruh zirah dan riuh manusia seketika memenuhi benteng.
"Pengecut mulut lancang! Pasukan Mouran akan mengubah tengkorakmu jadi tempat kencing, dan istrimu jadi budak seks pria tak terhitung setelah kota ini hancur!" Utusan Mouran ini benar-benar jago melontarkan kutukan keji.
"Pavel, tutup mulut bego itu!" Liu Zhenhan merenggangkan pinggang, menatap sinis ke arah bajingan yang berada 600 yard jauhnya.
Dua anak panah berbulu saling bertabrakan dengan "teknik spiral Masai", mengubah trajektori sebelum salah satunya menusuk bibir atas utusan Mouran yang merasa aman itu. Mata panah menembus dagu, momentum dahsyatnya menariknya jatuh dari pelana unta.
"Ulama Malan menggunakan ilusi cahaya dan bayangan untuk menyamarkan Ksatria Siluman dan ksatria naga itu! Mereka ingin melakukan serangan tiba-tiba siluman!" Mata Mo'er berkilau aneh, bibir mungilnya menyentak halus ke depan.
"Hah!" Liu Zhenhan berseri-seri, segera berbisik ke Fatty Luo di belakangnya: "Suruh Ksatria Siluman lepas zirah dan istirahat di tempat! Pasukan Ajaib dan Penjaga Utama pura-pura bodoh dulu! Saat Mo'er mulai, kita serang bersama!"
Tanpa data tentang Suku Kupu-Kupu Wanfurui dari 10.000 tahun lalu, orang-orang Mouran kali ini terjebak oleh kecerdikan mereka sendiri dan menanggung kerugian besar.
Bab 637: Pembantaian yang Dipicu oleh Sebuah Artefak Legendaris
Sebuah pembantaian biadab pun dimulai!
Pasukan kavaleri Mouran yang membanjiri padang luas langsung melemparkan bungkusan tanah yang dibungkus jubah perang ke parit kota Weisisipang begitu sampai, lalu berbalik arah untuk mengulangi proses ini secara mekanis - berusaha mengisi aliran parit bersalju yang lebar dengan cara primitif ini.
Di jembatan gantung gerbang selatan yang tak bisa dinaikkan, anggota pasukan berani mati terus bergerak seperti gelombang menyerbu pintu gerbang.
Mereka semua adalah pria perkasa berpihak otot pilihan, mengangkat perisai-perisai tinggi di atas kepala membentuk tameng raksasa yang berkelok-kelok menuju bawah tembok bagai kelabang. Pria perkasa di barisan depan menghantam pintu gerbang dengan palu kayu besar bekas latihan kekuatan - senjata seberat ini sudah merupakan persenjataan terberat yang bisa mereka kumpulkan.
Anak panah berbulu dan lembing maut bahkan tak perlu dibidik untuk mengenai kepala-kepala padat di bawah menara. Para prajurit Mouran pengangkut bungkusan tanah ini hampir tak memiliki perlindungan sama sekali. Menghadapi hujan anak panah, lembing, dan batu dari langit, mereka hanya bisa pasrah pada takdir.
Pasukan berani mati yang menyerang gerbang kota mendapat perhatian khusus. Meski anggota pasukan ini menggunakan perisai untuk melindungi kepala dan membentuk formasi sangat rapat, desain arsitektur pertahanan dengan menara sudut ganda memungkinkan serangan panah berbulu dari kedua sisi secara gila-gilaan ke bagian samping kiri-kanan tak terlindungi pasukan berani mati Mouran di atas jembatan gantung.
Dalam riuh tangisan mengerikan, barisan prajurit Mouran berjatuhan seperti kue jiaozi ke dalam air parit kota, menyemburkan buih merah menyala. Anak panah bersiul khas suku Haus melengkingkan siulan mencekam, menebarkan mantra otak mematikan di medan perang yang kacau-balau. Lingkaran jahat pendeta dan sihir peliharaan magis bagai mantra kematian, menuangkan racun lebih ganas ke luka berdarah orang-orang Mouran.
Pasha Daqionglu yang memimpin serangan gelombang pertama gugur di bawah tembok Weisisipang hanya 10 menit setelah pertempuran dimulai.
Pedang motif sihir Damaskus berbenang emas dan zirah berpola kurma hias sepenuhnya mengkhianati status bangsawannya. Tak kurang dari 24 mata panah tajam dari jarak 1.200 yard menembus jantung dan otaknya secara bersamaan, membuat dua bagian vital itu terlihat seperti semak lebat di kuburan yang terlantar.
Api unggun orang Mouran, sinar bulan Sampa, dan lentera angin Bimon menerangi langit bawah bagai siang hari.
Darah merah berjumlah galon-galon menyirami bumi dengan deras, membuat bintang-bintang di langit berkedip gemetar ketakutan.
Cicak tua dengan gegabah membawa Ksatria Kuil memasuki formasi perang. Tanpa tekanan tembakan jarak jauh lawan, kerja sama dua hewan peliharaan pendeta dan lagu perang benar-benar menyapu bersih!
Peliharaan tumbuhan magis para pendeta Kuil semuanya "Padi Bunga Sakura". Tanaman sihir ini menggunakan sihir tipe serangan massal - segerombolan padi yang beterbangan membentuk "ledakan api berantai", kreek-kreek bunga api memenuhi langit yang sungguh mempesona.
Dalam istilah profesional, tanaman magis adalah "dua ujung runcing" - benar-benar menginjak-injak orang biasa, tapi tak berarti saat berhadapan dengan ahli Jalan Tertinggi!
Tapi di medan perang, yang diinjak-injak tentu orang biasa!
Sejak tanaman magis bisa menjadi peliharaan pendeta, peran binatang piaraan monster sepenuhnya tergantikan! Injil yang dibawa Shaman Divine Comedy benar-benar mengubah zaman! Status terbaik binatang monster tetap duel satu lawan satu, sementara tanaman magislah senjata pembunuh sejati untuk formasi perang!
"Orang lain membunuh hingga langit gelap!" Liu Zhenhan sama sekali tidak terburu-buru. Karena musuh yang tersembunyi oleh ilusi cahaya belum bergerak, selama lawan diam dia pasti tidak akan bergerak.
Puluhan kaleidoskop impor dari Kekaisaran Tang Zang tersusun rapi di atas benteng. Guo Guo menjepit puntung cerutu dan menyalakan sumbu satu per satu, menyemburkan rangkaian kembang api terang ke langit, menerangi pembantaian di bawah bintang dengan jelas.
"Serang!" Para prajurit gajah raksasa mengangkat batu sebesar keranjang, memimpin lembing Prajurit Landak menghantam ke bawah. Pasukan berani mati Mulan yang berkumpul di jembatan gantung bahkan dengan perisai di kepala, tetap menjadi bubur daging saat dihantam batu prajurit Elefen.
"Tembak!" Staf pengamat militer manusia berdiri di menara lonceng dengan tenang, memimpin pasukan busur panah silang menembak.
Busur panah silang adalah senjata berat ciptaan manusia. Setiap anak panahnya terbuat dari besi cor berbulu daun, sebesar lengan anak. Satu tembakan bisa meluncurkan 10 panah, bahkan mampu menancap setengah meter di tembok batu.
Cara efektif menggunakan senjata berat ini seharusnya adalah tembakan datar. Dengan daya tembus luar biasa, 10 panah berbentuk kipas bisa menembus banyak target sejajar. Jika formasi infanteri musuh kena, akibatnya pasti bencana!
Meriam busur berat yang garang dan perkasa ternyata tidak terlalu efektif saat digunakan untuk pertahanan kota. Karena ditembakkan dari posisi rendah dengan sudut yang terlalu kecil, anak panah raksasa tidak bisa menembus banyak musuh sebelum akhirnya menancap di tanah.
Menurut rencana awal staf manusia, 40 pucuk meriam busur yang dikirim untuk mendukung Weisisipang sebenarnya terlalu mubazir jika hanya digunakan melawan infanteri. Senjata ultimat ini seharusnya dipakai untuk menghancurkan alat-alat pengepungan berat pasukan sekutu Haimu!
Tapi malam ini para prajurit Bimon benar-benar menunjukkan pembantaian yang spektakuler dan membuat iri, sampai-sampai pasukan manusia pun tidak tahan ingin unjuk gigi juga.
Meski meriam busur sepuluh anak panah sekaligus tidak bisa membunuh banyak infanteri, efek ledakan saat panah raksasa menghantam tubuh manusia tetap memberikan pukulan besar bagi moral pasukan Mouran. Perampok dari gurun ini tidak memiliki pemanah, ballista, apalagi ketapel. Bahkan Ahong Mage yang menjadi andalan mereka sampai sekarang belum melepaskan sihir. Terhalang parit kota, lembing mereka sama sekali tidak bisa mencapai tembok Weisisipang. Rasa tidak berdaya seperti ini memang tak tertahankan bagi siapapun.
Prajurit Behemoth yang tak kenal takut sebagian besar menjulurkan tubuh keluar dari gerigi pagar dan parapet, menembaki area padat musuh sebisa mungkin. Bahkan pasukan vasal paling pengecut seperti Landak dan sigung berani menarik batang gelinding besar yang diikat rantai besi dengan sumbu roda, menghujamkannya ke bawah tembok. Setiap kali batang ditarik kembali, pasukan vasal ini menjerit kegirangan. Batang gelinding bulat yang licin telah dipenuhi genangan darah dan otak.
Manfaat moral pasukan yang tinggi langsung terlihat. Jenderal Reyes yang memimpin pertahanan diam-diam mengagumi keberanian Shaman Divine Comedy sebelumnya.
"Tambah arang. Tiup angin!" Seratusan perwira Fox dengan seragam emas yang kaku telah penuh debu hitam. Di samping mereka, wajan besi raksasa terpasang di podium batu, membara mengeluarkan panas. Prajurit Babi yang berbadan gemuk dan kuat merangkak di tanah, mengayunkan bellow sekuat tenaga. Nyala api yang berdesis cepat mengubah aspal beku menjadi larutan kental.
Saat prajurit Babi menciduk cairan hitam berasap dengan sendok besar dan menyiramkannya ke bawah gerbang kota, pria perkasa Mouran yang sedang memukul gerbang dengan palu kayu besar langsung menjerit sambil menutupi wajah dan roboh. Gumpalan aspal yang membeku karena dingin menutupi kulit mereka, merekah seperti retakan di tanah kering. Cukup dengan mengorek sedikit aspal, daging yang membusuk dan tulang putih langsung terlihat terbuka. (PS: Dari sini terlihat kemiskinan kaum Bimon, manusia pasti akan menyiram minyak mendidih untuk bertahan di kota.)
Ketapel di panggung tinggi belakang benteng, melalui gerakan tuas pendulum dan rem keranjang pemberat, melemparkan keranjang rotan ke udara, membentuk lengkungan indah sebelum menghantam kepala orang-orang Mouran.
Adegan paling lucu pun terjadi.
Karena kekurangan batu di Padang Liar Danube, sejak tahun lalu berbagai provinsi di Kerajaan mulai meniru Feilengcui dengan membangun tungku bawah tanah besar khusus untuk membakar batu bata dari tanah liat, guna memenuhi kebutuhan militer dan sipil.
Keranjang rotan anggur liar yang dipenuhi batu bata tidak kalah beratnya dengan batu peluru ketapel - tanah di Padang Liar Kuno yang kaya logam ini, meski tidak sehebat tanah merah Feilengcui, tetap menghasilkan batu bata yang sangat keras dan berat.
Karena digunakan sebagai "peluru keranjang", bentuk batu bata tidak perlu rapi - toh tidak dipakai untuk membangun tembok.
Di bawah panduan pemikiran seperti ini, legiun-legiun Bimon tidak kesulitan menimbun jumlah "keranjang peluru" yang cukup besar.
Tapi para Bimon lupa satu catatan penting: meski "keranjang peluru" sama beratnya dengan batu peluru, setiap "keranjang peluru" adalah keranjang terbuka!
Tentu harus terbuka, bagaimana mungkin keranjang bisa menampung batu bata tanpa bukaan?
Tapi bukaan yang terbuka tidak bisa dibiarkan begitu saja. Semua departemen logistik Bimon mengikat dan menutup bukaan "keranjang peluru" dengan tali serta tutup - kini saat "keranjang peluru" ini dilontarkan ketapel, kebanyakan akan terlepas di udara karena tali putus saat tutup tidak kuat menahan tekanan.
Saat itulah pemandangan megah mulai muncul!
Batu-bata berhamburan "gemerincing" dari langit bagai hujan batu bata yang menyapu!
Setiap "keranjang peluru" berisi minimal seratus batu bata. Bayangkan: hujan batu bata berbentuk kipas tanpa sudut aman yang tiba-tiba turun dari langit - apa artinya ini bagi tubuh daging-darah di bawah?!
Di bawah benteng kota Wisesepang kini, hanya sedikit "keranjang peluru" ketapel yang menghasilkan efek mengerikan daging hancur berceceran. Sebagian besar justru melemparkan batu-bata liar yang beterbangan gila-gilaan!
Ratusan batu bata seberat dua pon yang jatuh dari ketinggian ratusan meter menghujani pasukan Mouran seperti meteor, menjatuhkan mereka berkelompok. Ke mana batu-batu itu melesat dengan suara whoosh, di situ berguling-guling orang-orang sial yang memegangi kepala mereka.
Prajurit era senjata modern memahami kejamnya "senjata non-fatal". Perwakilan paling khas adalah ranjau darat - senjata yang ahli memotong kaki dan menciptakan korban cacat tak terhitung, favorit para ahli strategi militer dan bengkel tongkat. Singkatnya, bagi pasukan, prajurit terluka seratus kali lebih merepotkan daripada yang tewas! Mayat hanya perlu dikubur, tapi korban luka kehilangan kekuatan tempur, tak bisa bertarung, malah merusak moral. Mereka butuh perawatan khusus, memperlambat pergerakan pasukan, dan membebani tenaga logistik.
Secara tak sengaja, ketapel Bimon dengan "peluru keranjang"-nya menciptakan hujan batu bata yang memproduksi penderita gegar otak dan patah tulang tak terhitung di pihak Mouran - cedera tulang dan otak ini membutuhkan seratus hari pemulihan. Para korban ini mustahil kembali bertempur dalam tiga bulan.
Prestasi semacam ini jauh lebih merepotkan bagi orang Mouran dibandingkan batu peluru ketapel yang menghantam hingga menjadi lumpur daging! Pemandangan mengenaskan dengan jeritan di mana-mana memberikan daya gentar dan teror yang sangat besar bahkan bagi prajurit Mulan yang masih utuh anggota badannya. Setelah pertempuran ini, tim pengamat militer manusia yang bertugas membantu pertahanan Weisisipang secara bulat menganugerahkan gelar "Mesin Pembersih Medan Perang" kepada Pasukan Ketapel Bimon yang mulia!
Berbeda dengan batu yang membutuhkan perhitungan geometri dan trigonometri untuk menentukan titik jatuh, ketapel pendulum Bimon sama sekali tidak memerlukan keahlian menghitung lintasan saat melontarkan "keranjang peluru". Pokoknya tembak saja ke area yang paling padat orang, sekali hantam langsung bergelimpangan seperti bola-bola menggelinding.
Setelah Ksatria Siluman dari Ksatria Kuil dikerahkan, pertempuran memperebutkan Weisisipang akhirnya memasuki tahap memanas.
Ini kesalahan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui yang tidak bertindak. Sampai sekarang mereka bahkan belum menggerakkan jari sedikitpun! Di bagian barat tembok ibu kota sepanjang tiga li, para penjaga Istana Musim Panas yang berjaga secara terpisah sama sekali tidak berdiri di dekat gerigi pagar, melainkan berada di jalan kuda di sisi dalam benteng, berjarak setidaknya dua puluh langkah dari puncak tembok. Pada jarak ini, bukan saja menyerang orang Mouran mustahil, bahkan melihat mereka pun sulit.
Menghadapi titik serangan yang paling mencolok ini, prajurit Mulan yang berpenciuman tajam membangun jembatan ponton di atas parit kota menggunakan rumput liar dan rotan liar, mendekati tembok ibu kota dengan korban relatif kecil. Cakar-cakar kait terbang seperti layang-layang yang dilepaskan, whoosh-whoosh menancap di gerigi pagar. Prajurit Mulan seperti cicak menggigit pisau melengkung di mulut, memanjat tali dengan lincah.
Pasukan pertahanan Weisisipang penuh keyakinan pada Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui. Bahkan jika Liu Zhenhan menyuruh semua penjaga Istana Musim Panas tidur sekalipun, takkan ada yang berkeberatan. Namun di tembok ini masih ada Ksatria Kuil. Cicak tua sangat tidak menyukai sikap "kami yang terkuat di dunia" ala Pasukan Pengawal Istana Musim Panas ini. Sikap mereka yang langsung meninggalkan gerigi pagar dalam pertahanan kota ini membuatnya semakin geram.
Kesatria Kuil sama seperti Pasukan Pengawal Istana Musim Panas, memiliki formasi pemanah yang sangat besar. Dengan 2000 pemanah kesturi dan 500 ular suci, ditambah ksatria kuil yang mahir memanah dan berkuda, tidak ada satu pun prajurit Mulan yang bisa melewati parit kota di wilayah yang mereka jaga. Awalnya Cicak tua dengan sukarela meminta bantuan Ksatria Kuil untuk membantu Pasukan Pengawal Istana Musim Panas menanggung sebagian tugas pertahanan. Tapi garis pertahanan sepanjang 3 li yang dikuasai Pasukan Pengawal jelas tidak mungkin bisa dipertahankan hanya dengan panah Ksatria Kuil. Cicak tua ingin pamer dengan mengambil alih tugas, namun khawatir Shaman Divine Comedy yang keras kepala akan marah. Setelah berpikir panjang, akhirnya mengerahkan Ksatria Siluman - "Aku yang terbang keluar bertempur, kau tidak bisa menyalahkanku kan?"
Pasukan Ksatria Siluman Kuil hanya memiliki 400 personel. Meski jumlahnya sedikit, setiap anggota bukanlah orang sembarangan. Selain kemampuan tempur Pangeran Singa-Harimau, Ksatria Perak, Ksatria Perunggu, Ksatria Baja, dan Ksatria Duri - mana ada yang mudah dihadapi?
Setelah mengkonsumsi "Pirang Platinum" dan dimodifikasi oleh "Sinar Doppler", tunggangan monster Ksatria Kuil secara umum telah naik satu tingkat. Berbagai sihir logam seperti kaleidoskop yang beterbangan di udara, menghujani prajurit Mulan yang sedang berusaha memanjat tembok sisi Pasukan Pengawal Istana Musim Panas seperti longsoran salju.
“Empat ratus Ksatria Siluman ternyata masih terlalu sedikit! Selain itu, sihir khimera juga tak bisa digunakan tanpa batas. Setelah gelombang pertama siir terkuras habis, Ksatria Kuil dari Ordo Ksatria mengalami kekosongan tembakan. Memanfaatkan jeda ini, orang-orang Mouran kembali menggempur dengan ganas, menginjakkan kaki di jembatan darurat alang-alang kering menuju tembok ibu kota.”
Pasukan Pengawal Istana Musim Panas tertawa terpingkal-pingkal, raut wajah penuh candaan.
Kelemahan terbesar pasukan udara saat ini adalah minimnya sarana serangan ke darat. Di seluruh Benua Aigean, selain Feilengcui, adakah pasukan udara lain yang mampu melakukan serangan penghancuran menyeluruh berkepanjangan? Meski setiap Ksatria Kuil mahir memanah, bisakah empat ratus panah di udara menghentikan laju pasukan Mouran?
Cicak tua itu langsung merah matanya. Ia tak menganggap Ksatria Kuil lebih buruk dari Pasukan Pengawal Istana Musim Panas. Gelak tawa para penjaga istana yang terlalu lepas, meski tanpa maksud menghina, terasa seperti belati yang menusuk jantungnya.
“Ganti dengan 'Dragon Beracun'!” Pendeta Tertinggi Bulat mengibaskan tongkat keramatnya, meneriaki seluruh Ksatria Siluman dengan amarah yang meluap.
Di bawah pengawasan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas, keempat ratus Ksatria Siluman mutasi dari Ordo Ksatria kembali ke pangkalan. Satu per satu mereka menuju gudang logistik di bawah benteng untuk mengisi ulang amunisi berupa guci tanah liat berbentuk perut Buddha yang diikat tali rami.
Ketika 400 Ksatria Siluman itu kembali melayang di depan benteng sisi barat, orang-orang Mouran mulai bernasib sial.
Guci-guci tanah liat besar diikat dengan tali rami pada pelana khimera, mulut guci menghadap ke bawah. Sekilas tampak para Ksatria Siluman sedang menanam anggur, dengan untaian tali rami bergelantungan di bawah perut khimera bagai buah anggur yang lebat.
Segera kertas jerami yang menutupi mulut guci mulai termakan cairan, aliran air deras tumpah braak-braak dari guci-guci tanah liat itu, menyirami kerumunan prajurit Mouran. Asap pekat langsung mengepul desis-desis.
Ternyata guci-guci tanah liat itu berisi cairan abu-abu korosif yang kuat. Meski efeknya jauh di bawah asam sulfat, cairan ini bisa menyebabkan bisul-bisul dan kutil tumbuh di tubuh manusia. Walau begitu, jika terkena muka, korban praktis kehilangan kekuatan tempurnya.
Sang Cicak tua melirik Lao Liu dengan penuh ancaman.
Sejak Feilengcui menggunakan pasukan udara yang dipadukan dengan labu minyak ganda dan tong bahan bakar alkohol meraih banyak kemenangan gemilang dalam serangan udara ke darat, pasukan di seluruh Benua pun berusaha meniru pola serangan canggih dan aman ini, termasuk Sang Cicak Tua yang sedang menelitinya.
Namun bahan bakar di Benua Aigean umumnya membutuhkan api terbuka dan suhu tinggi, zat mudah terbakar yang bisa menyala hanya dengan sentuhan sulit diproduksi atau dikumpulkan. Labu minyak dan alkohol mutiara kura-kura yang digunakan Feilengcui termasuk metode sangat langka, mustahil ditiru oleh pihak lain.
Menyadari hal ini, Sang Cicak Tua dan Murinio telah bekerja sama sejak tahun lalu. Mereka mengerahkan dukun terbaik untuk menyuling cairan korosif kuat dari danau aspal yang melimpah di Provinsi Barat Daya. Gagasan Murinio ini menunjukkan bahwa serangan udara ke darat tak harus meniru taktik api Feilengcui - selama efektif, metode apapun bisa digunakan.
Danau aspal alami setelah mengalami penguapan dan oksidasi dalam waktu lama, lapisan padat permukaannya sudah tidak mengandung racun sama sekali. Tapi jika cangkang aspal dibongkar, di kedalaman danau aspal terdapat aspal semi-cair semi-padat yang sangat korosif. Cairan yang disuling dari aspal ini meski tidak sekuat asam sulfat, jika langsung mengenai mata dan kulit tetap bisa menyebabkan luka bakar parah. Walau tidak mematikan, sudah cukup untuk menunjukkan keampunan dalam perang. (PS: Aspal alami tidak bisa disuling menjadi bensin, ini bukan aspal minyak! Bagi yang bertanya mengapa tidak menambang minyak, perlu diketahui bahwa di Benua Aigean saat ini belum ada pengeboran sumur maupun "Raja Besi Wang Jinxi".)
Liu Zhenhan tidak bermaksud meremehkan pahlawan dunia, tapi bahkan sisa sorotan matanya pun tak sekilas menatap si Cicak tua.
Dia sama sekali tidak tergoyahkan oleh "Bom Naga Beracun" yang menggunakan cara alternatif itu.
Karena saat ini dia sedang memeras otak memikirkan suatu masalah.
Hingga kini, meski orang Mouran menderita korban berat, para Ahong Mage masih belum bertindak, bahkan belum memasuki jarak tembak! Sedangkan 100 Ksatria Naga Mouran dan Ksatria Siluman itu, menurut Mo'er, masih tetap dalam kondisi menyamar tanpa tanda-tanda bergerak.
Justru 200 Ksatria Monster Fantasi Mouran lainnya, tanpa perlindungan bayangan siluman, pura-pura dengan garang melakukan manuver mengitari tembok timur dan barat Weisisipang.
Liu Zhenhan tahu pasti ini adalah trik ilusi penglihatan orang Mouran.
Menghadapi trik dengan strategi, dia menyuruh Duncan dan Fegao membawa 400 personel angkatan udara campuran untuk menghadang 200 Ksatria Monster Fantasi Mouran ini dari dua arah.
Dengan jumlah dua kali lipat, Panah Ledakan Durex, dan keunggulan gabungan berbagai jenis pasukan, 200 Ksatria Monster Fantasi Mouran pengalih perhatian ini pasti akan menemui ajal di hadapan Angkatan Udara Feilengcui.
Tapi Lao Liu sampai memutar otak pun tak bisa menebak maksud sebenarnya orang-orang Mouran ini.
Di satu sisi mereka pura-pura nekat, terus menggempur Weisisipang dengan kavaleri beralih jadi infanteri, plus mengirim 200 Ksatria Siluman sebagai tongkat pengaduk tai; tapi di sisi lain diam-diam menyamarkan jejak ksatria naga dan 100 Ksatria Siluman dengan ilusi cahaya di kegelapan malam, bersama para Ahong yang mengendap.
Keanehan pasti menyimpan rencana jahat. Liu Zhenhan mengingatkan diri sendiri harus waspada terhadap tipu muslihat Mouran.
Si bodoh yang memanggul senapan mesin enam laras ini tak tahu: dia justru mempersulit niat sebenarnya orang Mouran.
Komandan tertinggi Mouran Sayid Kass tidak memerintahkan Ksatria Kadal Pasir Humayd Fakhr yang sedang dalam mode siluman cahaya dan Ksatria Siluman untuk bergerak, karena pasukan Mouran telah mencapai terobosan besar — bagian tembok ibu kota tempat Shaman Bimon pemegang "Artefak Legendaris Aiqin" berdiri, ternyata tidak ada pasukan bertahan yang memanfaatkan medan untuk melancarkan serangan sniper ke prajurit Mouran di bawah!
Meski dua kali berturut-turut dihajar habis-habisan oleh Ksatria Siluman Bimon, kerugian ini belum dianggap serius oleh Sang Panglima Sai.
Dalam pandangan komandan Mouran ini, bagian tembok yang tidak dijaga ini ibarat keju lezat, hanya dengan 400 Ksatria Siluman mustahil untuk menghalangi. Pasukan Mage Mulan bahkan siap mengorbankan nyawa untuk memanjat naik.
Taktik pengepungan yang dipilih Mouran kali ini sangat tradisional, mereka menyerang keempat sisi tembok sekaligus.
Serangan ke tembok timur, barat, dan utara hanyalah serangan palsu. Titik serangan utama sebenarnya adalah tembok selatan yang paling luas — tepat di bagian tembok tempat Shaman Bimon pemegang artefak legendaris ini berdiri.
Panglima Sayid Kass adalah komandan yang brilian. Hanya dengan mengamati medan perang dari jarak dekat, ia langsung bisa menilai pasukan mana di keempat sisi tembok Weisisipang yang memiliki kekuatan tempur tertinggi dan terendah.
"Menghindari yang kuat dan menyerang titik lemah" adalah prinsip taktik militer abadi dari zaman kuno hingga modern. Dengan mobilitas kavaleri unta, serangan palsu bisa berubah menjadi serangan utama kapan saja. Begitu satu titik keseimbangan jebol, seluruh garis pertahanan akan kolaps.
Panglima Sayid Kas semula mengira, tanpa alat pengepungan dan dukungan tembakan jarak jauh, 100.000 kavaleri unta mustahil menyerbu benteng Weisisipang. Tapi nyatanya, ada bagian tembok ibu kota yang terbuka lebar.
Penemuan ini segera membuatnya merevisi rencana penyerangan.
Rencana awalnya adalah mengerahkan Ksatria Kadal Pasir dan Ksatria Siluman sebagai serangan utama, dengan Ahong memberikan dukungan tembakan jarak jauh untuk menangkap Shaman Bimon itu. Sekarang ia berubah pikiran - jika prajurit Mulan bisa menembus tembok ini, lebih baik Ksatria Kadal Pasir, Ksatria Siluman dan Ahong baru bergabung saat pertempuran kacau di benteng dimulai, memenangkan kekacauan!
Untuk mengalihkan perhatian 400 Ksatria Siluman musuh, Panglima Sayid mengerahkan 200 Ksatria Siluman lainnya ke tembok timur dan barat untuk serangan palsu. Ternyata jumlah Ksatria Siluman di kota ini luar biasa - 400 lagi terbang menghadang! Dengan perhitungan ini, Weisisipang setidaknya memiliki 1.000 Ksatria Siluman!
Angka yang menakjubkan ini membuat staf Legiun Depan Mugalan hampir pingsan, perlu diketahui Ksatria Siluman Kekaisaran Mugalan jumlahnya tak sampai 800 orang!
"Pasukan Pengawal Unta Terbang, bergerak!" Panglima Sayid Kas akhirnya melihat Ksatria Siluman Bimon yang sedang mengisi ulang kendi tanah liat itu kembali ke markas, tangannya menebas garang ke bawah.
Unta Terbang adalah produk khas Kekaisaran Mugalan, Sang Raja tak terbantahkan dari berbagai jenis unta gurun. Jenis unta ini memiliki selaput sayap di rusuknya, meski hanya bisa meluncur, tapi setelah mencapai kecepatan maksimal bisa melayang setinggi 3-4 ren.
Para mage Mulan yang mampu menunggangi Unta Terbang ini semuanya adalah pendekar terbaik di bawah Khemah Kerajaan. Panglima Sayid sendiri hanya memiliki 2.000 Pasukan Pengawal Unta Terbang yang legendaris sebagai pasukan kartu as tak tertandingi, penakluk segala medan.
Baja terbaik harus ditempatkan pada mata pisau! Kalau tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menerjang tembok ibu kota, mau menunggu sampai Ksatria Siluman musuh selesai mengisi ulang kendi tanah liat baru?
Benar-benar pasukan elit di antara pasukan elit! Begitu perintah Panglima keluar, Pasukan Pengawal Unta Terbang langsung melesat bagai angin puyuh. Selaput sayap ganda mereka menggelembung seperti layar, unta-unta ilahi nan gagah itu membawa prajurit Mulan yang garang meluncur sejauh kurang dari 2.000 yard, mengapung di atas parit kota tanpa menyentuh air, lalu mendarat di kaki tembok.
Para pengawal Mojie ini tidak seperti prajurit Mulan biasa yang harus mengandalkan cakar terbang dan tali kait untuk memanjat tembok ibu kota.
Dengan pisau melengkung tajam terjepit di mulut, mereka mencabut dua pedang pendek yang dibawa dan menancapkannya langsung ke tembok. Menggunakan ketajaman dan kekerasan baja Damaskus yang tiada tanding, melalui pull-up berulang dengan pisau, para pengawal unta terbang ini mendaki lebih cepat dari cicak menuju benteng atas.
Alangkah tajamnya pedang perang ini! Alangkah dahsyatnya kekuatan ilahi ini! Alangkah megahnya metode pengepungan ini!
Panglima Sayid Kas memandang dengan bangga pada pengawal unta terbang kesayangannya. Jika diberikan 20.000 pengawal unta terbang, ia yakin tak ada lagi yang bisa menghalangi penaklukannya di dunia ini!
Prajurit Bimon di benteng ini jelas bukan lawan sembarangan, Sang Panglima tak meragukan itu.
Tapi ia juga yakin, pengawal unta terbangnya bukanlah pecundang yang tak bisa membalas serangan.
"Majulah!" seru Sang Panglima saat melihat gelombang pertama pengawal unta terbang melompat ke benteng, akhirnya melancarkan perintah ultimat.
Ksatria kadal pasir transparan Humaid Fakhur dan 100 ksatria khimera yang telah siap tempur, dengan mata penuh darah beku, mengayunkan pisau melengkung dalam serangan senyap nan ganas ke kota terkutuk ini!
"Artefak Legendaris Aiqin! Aku datang!" Ksatria Kadal Pasir Humade Fakher hampir 'bangun' karena terlalu bersemangat. Jika bukan karena sedang dalam keadaan menyamar, pasti dia akan menerjang kota ini sambil meraung.
Pasukan Pengawal Unta Terbang di benteng kota Wisesepang tidak mengalami pertarungan jarak dekat seperti yang dibayangkan. Taktik pertahanan yang dirancang Liu Zhenhan benar-benar meninggalkan strategi tradisional bertahan di tembok. Ini bukan kesombongan, apalagi gaya-gayaan, melainkan taktik murni - Bertahan di tembok sambil menghujani tanah dengan tembakan api berarti juga harus menerima serangan jarak jauh musib. Ini pedang bermata dua. Meski pihak bertahan diuntungkan oleh posisi tinggi, tetap ada risiko yang cukup besar.
Malam ini orang Mouran memang sangat kekurangan, bahkan bisa dibilang tidak punya dukungan tembakan jarak jauh. Tapi bukan berarti semua musib Feilengcui di masa depan akan seperti ini. Kapan lagi bisa latihan tempur nyata kalau tidak memanfaatkan kesempatan baik ini? Pasukan unggul harus menguasai beberapa formasi taktis khusus untuk berbagai situasi!
Liu Zhenhan menempatkan garis pertahanan di jalur kuda pacu benteng. Kecuali orang Mouran punya ketapel dengan tembakan melengkung, bahkan sihir biasa sekalipun tidak akan bisa mengancam Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui!
Adapun pasukan musuh yang berhasil memanjat benteng, untuk apa busur panah, tombak bermata, pisau terbang Gurkha, busur pelontar kumbang suci, Hujan Deras Bunga Pir, dan alat penyembur api yang sudah siap siaga? Sekalipun musuh berhasil mendekat, tidak masalah! Pasukan Istana Musim Panas di garis depan dengan bantuan mesin Gaocen, dalam pertarungan tangan kosong belum pernah takut pada siapapun!
Fakta juga membuktikan desain taktiknya sangat brilian. Pengawal Unta Terbang yang baru melompat ke tembok ibu kota, saat tubuh masih di udara langsung dihujani senjata logam bak gerombolan belalang. Satu per satu musuh yang muncul langsung dihabisi. Di mana alat penyembur api menyapu, di atas dinding benteng yang berapi-api membentang lautan api. Pengawal Unta Terbang yang melompat ke tembok langsung berubah jadi kepala lilin.
Dengan jarak dua puluh langkah, sekalipun Pengawal Unta Terbang semuanya lihai, bisa menangkis panah pertama tapi tidak yang kedua. Jika berhasil menangkis panah kedua, masih ada tombak bermata dan pisau terbang.
Keganasan serangan jarak dekat memang terletak di sini. Menghadapi jarak pertempuran sedekat ini, selain tidak siap, yang utama tidak ada waktu reaksi dan ruang untuk manuver menghindar!
Para Shenjian Zheqin, pemanah Bintik Emas, dan pemanah pengawal Zebra Feilengcui yang jumlahnya banyak, semuanya meninggalkan busur perang dan beralih ke teknik panah jarak dekat untuk menyergap prajurit andalan Mulan ini.
Diketahui umum bahwa polisi militer adalah pasukan elit penegak hukum, kebanggaan militer. Untuk bisa terpilih sebagai pemanah pengawas di Legiun Pengawal Ibu Kota "Cambuk Dewa Perang", pasti memiliki keahlian memanah yang luar biasa!
Seribu pemanah pengawas zebra Feilengcui, meski sebagian besar belum bisa disamakan dengan teknik memanah luar biasa Shenjian Zheqin dan pemanah Bintik Emas yang terus berinovasi, saat panah lengan, anak panah berbulu, panah lempar, dan busur panah silang berantai mereka memenuhi langit, tetap bisa "menenggelamkan" Pengawal Terbang Unta - harap dicatat, bukan menembak mati!
Para mage Mulan yang mahir jurus pedang dan terkenal di dunia sama sekali tak punya kesempatan menunjukkan ilmu beladirinya. Mereka sering terjatuh dari benteng dalam sekejap mata, bahkan tak tahu bagaimana matinya; Sedikit ahli bela diri yang berhasil maju beberapa langkah, nasibnya antara menjadi landak panah, terpotong pinggang oleh pisau terbang sayap burung, atau mati dalam kemarahan di bawah Pisau Darah "Transformasi Liar Berdarah Besi".
Banyak Pengawal Terbang Unta yang tubuhnya tertembus anak panah, hingga mata panah yang menembus itu bahkan menancap lagi ke mage Mulan lain yang sedang melompat ke benteng; Ini tak hanya karena Penjaga Utama Feilengcui yang kekuatannya tak terhingga dan orang Mouran yang hanya memakai baju zirah kulit, tapi juga karena senjata dari Pabrik Senjata Bawah Tanah yang tak tertandingi.
Setelah Ahong-Ahong itu masuk ke dalam jarak tembak dengan langkah tegap, mereka menengadah ke atas. Di atas benteng hanya terlihat deretan gerigi pagar yang tak berpenjaga. Tak ada musuh, bahkan bayangannya pun tak terlihat. Yang ada hanyalah para mage Mulan yang baru saja memanjat ke puncak benteng, satu per satu tercampak ke bawah dengan darah berhamburan.
"Ini perang apa sih?" Liu Zhenhan masih tak paham maksud orang-orang Mouran ini. Setelah menunggu lama, apakah tujuan mereka hanya mengirim pasukan elit untuk menyusup ke atas benteng?
Ini benar-benar omong kosong!
Tanpa alat pengepungan, berharap bisa merebut Weisisipang hanya dengan nekat menyerang? Lao Liu benar-benar meragukan apakah otak panglima Mouran ini bermasalah, membuatnya cemas sia-sia selama ini.
Para Pasukan Ajaib dan ahli Biola Bul yang berdiri di menara lonceng dan menara pengawas mulai berdiri tegak. Elf Xifu menarik kembali perisai isolasi tenaga magis mereka. Gelombang elemen yang dahsyat seketika mengguncang keseimbangan ruang.
Prajurit Kurcaci Emas mengayunkan lengan kuat mereka, mematahkan seluruh struktur kayu di menara lonceng dan menara pengawas lalu melemparkannya ke pasukan Mulan di bawah. Bukan untuk pamer, penghalang ini mengganggu pandangan Pasukan Ajaib. Lagipula, dengan mereka yang membawa perisai emas berjaga di sini, untuk apa lagi perlu penyamaran kayu?
Ksatria Kadal Pasir dan Ksatria Siluman yang terburu-buru menghunus pedang tiba di tempat kejadian. Mata mereka masih merah menyala siap membantai habis-habisan, namun tiba-tiba tertegun melihat sekumpulan Pasukan Ajaib dengan gelombang elemen kacau-balau namun kuat, serta Bulerkin muncul di hadapan mereka.
Sinar barrier hibernasi berkelap-kelip, dua "pembunuh rakyat biasa" yaitu Pohon Jeruk Bali Pulsa Gravitasi dan Khimera Landak muncul di atas benteng. Diikuti oleh barisan Raksasa, Penjaga Pohon, dan Pohon Perang Durian dengan berbagai bentuk.
Yitiao yang mengenakan kipas bulu dan penutup kepala duduk di atas gerobak kayu didorong Qingya. Dia muncul dari kerumunan bersama prajurit luka berpembalut, memandang medan perang berantakan ini dengan senyum manis.
Aliran deras sihir yang menyilaukan tiba-tiba meledak di cakrawala, menerjang Ksatria Naga Mouran yang masih bodoh mengira diri mereka tak terlihat, beserta Ksatria Siluman yang tak layak disebut!
Saat itu juga, Panglima Sayid Kas jatuh pingsan tanpa perlawanan.
Sebelum kehilangan kesadaran, dia tiba-tiba menyadari: Bukankah ini seharusnya kunjungan ke padang pasir sihir?
Jancuk! Ini jelas-jelas menerobos masuk ke gunung berapi sihir!
Bab 638 Kejayaan dan Mimpi
Bulan purnama, kabut tipis, hamparan Gurun Besar yang tak berujung.
Di bawah malam yang sunyi, cahaya bulan yang seperti air menyelimuti ibu kota Bimon Shabak dengan riasan malam keperakan.
Dentang lonceng malam yang damai dengan frekuensi tertentu bergema lembut di atas padang belantara yang tandus.
Kota jantung yang melambangkan kekuasaan kerajaan dan gereja Bimon ini, bagai hutan setelah hujan, dikelilingi oleh tenda-tenda seperti jamur yang tak terhitung jumlahnya.
Tiada kobaran perang dan asap mesiu Weisisipang, juga tiada darah dan kematian di Kota Suku Rubah.
Di sini tetap tenang seperti biasa, bagaikan dua penduduk perkemahan yang bertemu di padang belantara, pasukan Bimon dan pasukan Mulan tetap menjalani hidup masing-masing tanpa saling peduli, menikmati ketenangan terakhir sebelum pertempuran berdarah.
Penduduk ibu kota Bimon memang berbeda dengan penduduk asli manapun, mereka besar hati dan ceria, sama sekali tidak terganggu oleh perang yang akan datang. Pintu gerbang utama Shabak tetap terbuka lebar, banyak pedagang kecil Bimon mendorong gerobak ke luar kota untuk menjual jajanan khas dan cenderamata kepada prajurit Mulan.
Di hadapan Bimon Shabak yang secara alami memiliki keluhuran dan ketenangan ini, kavaleri Mulan pun menunjukkan sisi humor dan kegenakan mereka. Tanpa membawa pisau melengkung atau unta, hanya membawa kantong uang, mereka tawar-menawar dengan pedagang Bimon menggunakan bahasa yang tak saling dimengerti.
Penjaga Bimon di gerbang kota tegak tak bergerak memegang tombak, semua terlihat garang dengan ekspresi datar.
Banyak orang Mouran percaya, andai mereka tak membawa senjata dan ingin masuk kota ini menikmati pemandangan, penjaga Bimon di gerbang pasti tak akan menghalangi.
Tapi akhirnya mereka tetap tak berani melakukannya, nyali heroik seperti Bimon Shabak memang tak dimiliki mereka.
Raja Sal dan dua pemimpin Klan Angsa sedang duduk di Menara Pengamat Bulan, bangunan tertinggi Shabak, menyaksikan Rekaman Di Wei yang spektakuler; melalui layar hologram biru langit, terlihat jelas sejumlah Kavaleri Pengintai Mouran di bawah benteng sedang menengadah penasaran.
Di layar hologram, Shaman Divine Comedy sedang memamerkan berbagai teknik membunuh.
"Dengan serangan terselubung dan teknik pengaliran tenaga, bahkan yang lemah bisa membunuh musuh kuat dengan mudah!" Paduka Liu Zhenhan bertelanjang dada, otot punggungnya yang megah bagai sayap burung layang-layang terkembang, tangan kirinya mencekik leher seorang prajurit Mulan.
Pria perkasa gurun setinggi minimal dua meter itu terpaku dalam genggamannya, janggut lebatnya berkilauan oleh rasa Kongju.
Sudut kamera Rekaman Di Wei bergerak.
Ratusan prajurit bawahan Bimon yang pengecut dan tidak berguna itu membelalakkan mata, menyimak penjelasan Juru bicara kekuasaan gereja ini.
“Lihat ini apa?” Paduka Liu Zhenhan mengayunkan pisau komando berbentuk jarum di tangan kanannya, tertawa kecut: “Tengkorak manusia sangat keras, tapi belakang kepala adalah bagian paling rentan! Ada celah di antara tulang tengkorak belakang, jika senjata menusuk celah ini, musuh akan langsung lumpuh saraf dan otak mati! Untuk serangan tiba-tiba, saya sangat merekomendasikan jurus ini!”
Sebelum suaranya habis, pisau komando berbentuk jarum telah "blak" menancap di belakang kepala pria Mouran perkasa. Hampir bersamaan, tubuh kekar itu langsung ambruk tanpa sempat mengerang.
“Kalian tak perlu senjata khusus ini, karena pentung pun sama efektifnya! Belakang kepala yang rentan takkan tahan pukulan berat. Untuk menghadapi orang Mouran tanpa zirah, kita bisa bebas menggunakan taktik serangan tiba-tiba ini!”
Seorang lagi pria Mouran kekar digulung rambutnya oleh Mammoth pahlawan kuat, terjerembab sambil menjerit-jerit ditarik ke hadapan Shaman Divine Comedy yang sedang berpidato penuh semangat.
“Mari lihat pisau penerjun lipat ini!” Paduka Liu Zhenhan mengangkat tubuh orang Mouran, dengan gerakan sulap mengeluarkan kotak besi tipis yang dalam sekejap berubah menjadi belati ular lengkap. Bilah meliuk-liuk itu memancarkan hawa dingin di bawah sinar bulan: “Hehe, belati militer ini sangat tersembunyi, cukup dikibaskan untuk langsung siap pakai...”
"Jika menggunakan pisau parasut berbentuk ular ini menusuk perut musuh, lalu seperti ini..." Paduka Divine Comedy tiba-tiba menancapkan belati ularnya ke perut pria perkasa Mouran, pergelangan tangannya memutar sehingga pisau parasut itu seperti bor yang menggerus lingkaran di rongga perut.
Raungan bagai binatang langsung menggema, usus yang menjuntai seperti rangkaian anggur terseret keluar oleh belati ular, tergantung di perut pria Mouran itu.
"Lihat! Hanya dengan sekali tusuk dan putaran, organ dalam orang sial ini sudah seluruhnya berpindah tempat!" Shaman Divine Comedy mengibas-ngibaskan belati ular bernoda darah, lalu melemparkan mayat Mouran yang ususnya terburai itu: "Sebenarnya tidak harus selalu menusuk perut, arteri paha juga pilihan bagus! Terutama bagi kalian suku bawahan yang bertubuh pendek, target paha sangat ideal! Cukup tusukkan pisau lalu putar sepanjang satu li, kujamin musuh kalian akan mati dalam tiga menit meski ada keran pengisi darah!"
Para prajurit suku bawahan Bimon yang bertubuh pendek berbisik-bisik gemuruh, saling berbisik-bisik berdiskusi.
"Kalian bisa menggunakan batang baja untuk membuat belati ular sendiri, cukup asah menjadi deretan gerigi yang tidak beraturan!" Shaman Divine Comedy berteriak liar kepada para prajurit suku-suku bawahan: "Ingat! Tubuh pendek dan kekuatan yang kurang tidak akan membatasi kekuatan tempur kalian! Asalkan serangan disembunyikan, gerakan cepat, putar pisau segera setelah menusuk - musuh kuat pun akan tumbang di hadapan kalian!"
Rekaman Divi kemudian menunjukkan frame-frame realita yang lebih kejam. Juru bicara kekuasaan gereja Bimon ini mendemonstrasikan cara memutus leher musuh dengan kawat besi, memasang jebakan dengan tusuk sate goreng, menjatuhkan musuh dengan biji soba, serta membuat mekanisme injakan sederhana dari alat pertanian.
Setiap demonstrasinya menggunakan orang Mouran yang masih segar bugar sebagai objek percobaan.
Setiap serangan bertujuan mematikan, tidak ada yang sia-sia.
"Di medan perang ini ada banyak tentara Mouran terluka. Terhadap perampok ini kita tidak perlu humanisme!" Saat rekaman Divi mencapai akhirnya, Shaman Divine Comedy yang bertelanjang dada dengan otot-otot garang itu mengangkat tangan seperti negarawan, memberikan perintah beraroma amis darah kepada semua prajurit suku bawahan: "Pergi! Coba praktikkan yang saya ajarkan! Saat kembali ke Weisisipang, bawakan satu hidung orang Mouran untuk masing-masing! Siapa yang pulang dengan tangan kosong, potong hidungmu sendiri dan datang menemui saya!"
"Ucapan penutup yang berlumuran darah ini membuat setiap orang yang menonton Rekaman Di Wei merasa dingin menusuk di punggung mereka."
"Begitukah keadaan Weisisipang? Apakah Yang Mulia sudah mulai melatih prajurit dengan pertempuran nyata melawan suku-suku bawahan?" Setelah lama terdiam, Raja Sal berbalik badan, mengawasi seorang perwira komunikasi Suku Garfield yang berdiri dengan tangan terlipat.
"Benar, Yang Mulia." Perwira komunikasi manusia kucing mengangguk: "Saat saya tiba di Weisisipang, pertempuran pengepungan sudah berakhir. Pasukan udara khimera Mouran, ksatria naga, dan unit ahli sihir semuanya gugur. Akhund Mage tingkat tertinggi berhasil ditangkap hidup-hidup oleh Yang Mulia."
"Bagaimana cara menangkapnya? Bukankah Akhund Mage seharusnya cukup kuat?" Adipati Tua Brückner bertanya dengan penasaran: "Tingkat ini setara dengan Archmagister Aiqin kita? Atau Magister Sihir?"
"Perkembangan sihir ahli gurun terlalu monoton. Meskipun mereka mengembangkan sihir cahaya dan magnet yang unik, secara keseluruhan tingkat dan kekuatannya masih kalah dari penyihir Aiqin kita." Murinio tersenyum pada ayahnya: "Dilihat dari tingkatannya, Akhund Mage setara dengan Archmagister Aiqin, tapi kekuatan tempur sebenarnya pasti lebih rendah."
“Yang Mulia Adipati, menurut informasi Jenderal Reyes, Paduka Richard mengandalkan perisai magis-nya menerjang ke depan, lalu menggunakan Hujan Deras Bunga Pir menjungkirbalikkan Akhund Mage ini.” Petugas Komunikasi Garfield mengusap hidungnya, tak bisa menahan senyum getir: “Konon Paduka kita pernah berujar, selama berhadapan dengan penyihir berfisik lemah alih-alih monster tingkat super berkulit tebal, kombinasi perisai dan paku busur penetrasi zirah-nya adalah entitas tak terkalahkan!”
“Meski taktik bajingan ini kurang elegan, efeknya luar biasa! Jika harus saling tembak sihir secara konvensional, tak ada yang secepat metode Richard.” Sang Raja juga tak kuasa menahan tawa: “Dia memang selalu suka mengambil pendekatan tak biasa.”
“Sangat tidak pantas. Sebagai bangsawan dan penyihir, semestinya dia tidak bertindak demikian. Ini memberi pengaruh buruk bagi generasi muda!” Adipati Tua Brückner mengerutkan alis peraknya, nada penuh ejekan: “Kita adalah pendeta, kesayangan Dewa Perang. Bagaimana bisa bertingkah seperti preman? Gentleman sejati selalu lebih unggul dalam pertempuran daripada bajingan!”
Mendengar perkataan ayahnya, wajah Murinio langsung menjadi muram.
“Apakah ulama Malan tidak memiliki pengawal? Begitu saja membiarkan Akhund Mage dijungkirbalikkan Paduka?” Sang Raja tak kuasa bertanya: “Rekaman Divi tadi terlalu jauh jarak pengambilannya, aku tak bisa melihat jelas. Sebenarnya seperti apa kondisi pertempuran sebenarnya?”
"Menurut Jenderal Reyes, begitu pasukan ahli sihir masuk dalam jarak tembak, langsung dihujani serangan gila dari Berbual, Pendeta muda, Raksasa, Penjaga Pohon, prajurit Dobin, dan Penjaga Utama. Setelah Pasukan Ajaib menembakkan sihir massal yang menghabisi ksatria naga, sasaran dialihkan ke para ahli sihir itu. Di medan perang hanya tersisa satu Akhund Mage!" Wajah petugas komunikasi manusia kucing dipenuhi kebanggaan: "Siapa suruh ahli sihir mereka sok pintar, ternyata tidak tahu Tuan Mo'er sang Nabi Langit Biru memiliki 'Mata Kebenaran' bawaan. Berani-berainya mau menyelinap pakai siluman konyol untuk menyerang Paduka Liu Zhenhan, jelas bunuh diri!"
"Bagaimana hasil pertempuran sebenarnya? Sudah ada data statistik?" Sang Raja dengan ekspresi yang sudah menduga, melanjutkan pertanyaan ke petugas komunikasi manusia kucing: "Tuan Dudel, apakah para staf di Weisisipang punya saran baru untuk pasukan ibu kota kami melalui pertempuran ini?"
"Melapor Yang Mulia, pasukan depan Mouran yang menyerang Weisisipang total memiliki enam pasha kubah besar, yaitu kepala 'Komandan Kavaleri 10.000' yang berhasil direbut Yang Mulia! Komandan Tertinggi mereka juga ditangkap hidup-hidup oleh Yang Mulia, hanya saja rambut dan kulit kepalanya tak sengaja tercabut oleh Yang Mulia." Petugas komunikasi manusia kucing berusaha menyembunyikan kegembiraannya, namun nada suaranya yang terlalu riang tetap mengungkapkan perasaannya: "Sebanyak 100.000 kavaleri unta, setidaknya 25.000 orang tumbang di bawah tembok Weisisipang!
Yang Mulia, dua Yang Mulia, ini adalah prestasi yang dicapai hanya dalam setengah jam!
Prajurit Babi kita menunjukkan performa sangat baik, moral pasukan luar biasa tinggi, sama sekali tidak seperti pemula yang baru pertama kali ke medan perang!
Menurut Jenderal Reyes, bahkan prajurit dari suku-suku bawahan pun tampil sangat hebat!
Musuh sama sekali tidak menjadi ancaman bagi kita. Setelah seluruh komandan senior gugur, sisa kavaleri unta mengalami breakdown psikologis dan mundur malam itu juga!
Kita meraih kemenangan besar!
Perwira staf Weisisipang dan tim pengamat militer manusia sepakat menyatakan bahwa peliharaan tumbuhan Pendeta memainkan peran mengerikan dan luar biasa di medan perang. Mereka ratusan kali lebih ganas dibanding hewan peliharaan monster, setiap sihir yang dilepaskan bisa melumpuhkan ratusan orang Mouran!"
"Yang paling hebat adalah pasukan ketapel kami. 'Keranjang peluru' mereka dalam sekejap mata menciptakan hujan batu bata puluhan ribu buah di langit medan perang utama, melukai banyak prajurit Mouran. Bahkan staf manusia pun terkagum-kagum. Mereka berpendapat negara manusia bisa meniru cara ini!"
"Hujan batu bata?" Tidak hanya Sang Raja yang bingung, dua kepala suku Klan Angsa juga sama-sama tak mengerti.
"Benar!" Komandan manusia kucing tertawa terkekeh: "Saat 'keranjang peluru' kami terbang membentuk parabola di udara, delapan dari sepuluh akan hancur berantakan - yang tidak hancur hanya bisa menghantam beberapa orang menjadi bubuk daging. Justru yang hancur itu bisa merubuhkan satu area!"
Sang Raja menutup mata sejenak mengingat-ingat. Hmm... Di Weisisipang total ada 120 ketapel pendulum, 40 ketapel derek sumbangan manusia, 20 ketapel sendok tinja rampasan dari Kekaisaran Mugalan, dan 40 ketapel tak resmi dari Feilengcui. Artinya satu kali tembakan massal bisa melontarkan 220 'keranjang peluru'! Jika satu 'keranjang peluru' berisi 200 bata, berarti dalam sekejap bisa menghujani 30-40 ribu bata berbagai bentuk!
"Jancuk!" Meski Sang Raja adalah prajurit terhebat Bimon, bayangan puluhan ribu bata beterbangan menghujani kepalanya membuatnya merinding.
“Sayang. Yang Mulia Bulat hampir menarik semua pendeta tinggi yang memiliki peliharaan tumbuhan dari Kuil ke dalam kesatria Kuil. Weisisipang benar-benar diuntungkan. Tapi Shabak tidak memiliki kelebihan sebesar itu.” Petugas komunikasi manusia kucing berkata dengan campur iri dan sedih: “Yang Mulia, 'keranjang peluru' kita punya banyak di Shabak. Bagaimana dengan peliharaan tumbuhan? Apakah perlu memanggil kembali kesatria Kuil...”
“Tidak perlu! Kita punya lebih dari dua ribu Buer Qinmo, dan tidak semua pendeta tinggi yang memiliki peliharaan tumbuhan tidak ada di sini. Bukankah pendeta dari Provinsi Selatan dan Suku Smyer semuanya ada di Shabak!” Raja Bimon menghela napas panjang: “Sungguh disayangkan Provinsi Timur Laut bukan provinsi kavaleri besar! Kesempatan emas ini terbuang sia-sia. Jika bisa mengejar pasukan kalah Mulan ini, entah berapa banyak kemenangan yang bisa kita raih!”
Suku Wolff dari Provinsi Tenggara dievakuasi secara bertahap. Separuh ke Provinsi Timur Laut, separuh lagi ke Provinsi Selatan. Karena sebelumnya sudah merekrut seratus ribu prajurit mati, meski Weisisipang memiliki bangsa Bimon Suku Serigala, kini sulit mengumpulkan prajurit dewasa.
“Dua Yang Mulia, Raja yang terhormat.” Petugas komunikasi manusia kucing tersenyum bangga: “Sejak saya kembali, Yang Mulia kita telah mengejar pasukan pelarian Mulan itu. Yang Mulia tidak berniat membiarkan mereka lolos!”
"Oh? Saya kira dia sedang merekam Divi dan sibuk mengajarkan teknik membunuh musuh kepada prajurit suku-suku bawahan." Sang Raja tersenyum.
"Tuan Dudel, hanya mengandalkan angkatan udara untuk memburu orang Mouran, meskipun pasti akan meraih hasil yang lumayan, tapi masih kurang sempurna dibandingkan jumlah total musuh." Murinio mengangkat bahu sambil tersenyum getir kepada petugas komunikasi manusia kucing: "Kavaleri Provinsi Timur Laut tidak tergolong elit, sementara unta merah marun dari pasukan depan Mouran ini sangat gesit. Selain pasukan khimera udara, kavaleri kita tidak bisa mengejar mereka."
"Saya juga tidak begitu paham tentang ini." Petugas komunikasi Garfield bernama Dudel menggelengkan kepala: "Tapi samar-samar mendengar Jenderal Reyes menyebutkan bahwa Paduka Liu Zhenhan tampaknya tidak ingin menggunakan pasukan terbang untuk mengejar musuh, melainkan memilih formasi teleportasi sihir untuk menyergap di tengah jalan."
"Prajurit Babi tidak cocok untuk tugas seperti ini. Mereka infanteri, bahkan dalam formasi kotak sekalipun tidak bisa menahan gempuran gila unta Mouran. Meskipun musuh dalam formasi tidak teratur, keunggulan jumlah masih ada, dan perwiranya belum mati semua, masih tahu cara mengumpulkan sisa pasukan." Murinio menggelengkan kepala, memberikan penilaian yang cukup blak-blakan tentang kekuatan tempur prajurit Babi.
"Korps Tulun Timur Laut hanya memiliki struktur 20.000 personel. Weisisipang kami kali ini tiba-tiba memperluas pasukan menjadi 200.000 orang. Meskipun sebagian besar penggembala Pigge ini telah menjalani pelatihan militer singkat, mereka tetap perlu melalui proses belajar bertempur. Bagaimanapun, mereka bukan Bimon tempur sejati." Sang Raja mengangguk: "Aku sebenarnya juga sudah lama khawatir apakah prajurit amatir yang baru meletakkan cambuk penggembala ini akan langsung hancur saat bersentuhan dengan musuh. Penempatan Richard di Timur Laut juga karena alasan ini! Biarkan Richard membiasakan mereka dengan atmosfer medan perang. Setelah dua-tiga kali pertempuran, prajurit sejati akan terbentuk."
"Tapi... kenapa pasukan Mulan dari Weisisipang begitu gegabah melakukan pengepungan kota? Apakah mereka tidak memahami kemampuan sendiri?" Adipati Tua Brückner terus-menerus menggerutu, berpikir keras namun tetap tak mengerti: "Mereka sama sekali tidak memiliki senjata jarak jauh maupun alat pengepungan, tapi nekat datang untuk bunuh diri? Bukankah ini membantu kita dalam pelatihan militer?"
"Saya perkirakan karena sebuah Artefak legendaris milik Richard membuat orang Mouran iri, benda itu benar-benar menggoda, memancarkan sihir dengan kecepatan air terjun!" Sang Raja dengan mata tajamnya bersabda: "Jika saya berada di posisi jenderal Mouran itu, saya pun akan tergoda untuk merebut Artefak ini! Lagipula Mouran punya ksatria naga, sepuluh ribu kavaleri unta sekalipun habis, masih ada pasukan cadangan jutaan di belakang, cukup untuk menutup kerugian! Hanya saja mereka tak tahu, di hadapan Richard, seorang ksatria naga terlalu menyedihkan. Andai daftar komposisi pasukan Feilengcui diperlihatkan, pasti membuat mereka mati ketakutan."
"Artefak legendaris? Artefak macam apa yang memiliki efek seperti Yang Mulia katakan?" Adipati Smail Tua mengernyitkan alis, menurut deskripsi raja, benda itu mirip serial sihir, tapi sepertinya sistem sihir biasa tak sehebat ini?
"Saya juga tak tahu persis artefak mana. Para petinggi Pasukan Pengawal Istana Musim Panas, perlengkapan mereka mana yang bukan artefak legendaris? Saya malas menanyakan namanya." Raja Sal tertawa terbahak-bahak tanpa sikap formal: "Jika ada lebih banyak penjaga Istana Musim Panas seperti Nedved yang bisa membunuh Raja Lich dan Panglima Tertinggi Dunia Arwah, jantung saya pasti akan kolaps sebelum waktunya."
“Menurutku yang benar-benar mengerikan adalah khimera Landak.” Perwira komunikasi Duder menjulurkan lidahnya: “Yang Mulia, dua Yang Mulia Jose, Jenderal Reyes memberitahuku bahwa Paduka Liu Zhenhan kali ini mengubah seluruh 61 ekor khimera Landak menjadi Unicorn, lalu menerjang formasi kacau orang Mouran di padang gurun. Setidaknya menyebabkan 10.000 korban jiwa akibat terinjak-injak! Artinya, sepertiga pasukan Mouran yang gugur di Weisisipang adalah hasil tangan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui!”
“Kenapa rekaman pertempuran tadi tidak menampilkan bagian ini? Aku hanya melihat si brengsek ini memasang jebakan besar di tembok ibu kota, pura-pura lemah agar orang-orang Mouran berebutan memanjat untuk bunuh diri.” Yang Mulia Sal tertawa: “Dia terlalu jago memainkan trik ini. Memaksa kita untuk menyerangnya!”
“Sayangnya sekarang manusia juga punya cara membuat khimera Landak, Landak Batu di benua ini telah menjadi daging gemuk yang diperebutkan.” Adipati Tua Brückner mengelus bulu ekor biru burung duri di pundaknya, kembali menghela nafas: “Sebenarnya aku ingin berterima kasih pada Richard atas resep ramuan khimera sistem air raksa yang disampaikan melalui Yang Mulia. Tapi waktunya terlalu mendesak. Jika Bimon diberi waktu persiapan setengah tahun, bangsa iblis dan laut pasti sudah binasa.”
"Jangan terburu-buru, pasukan cadangan Feilengcui terus menangkap Landak Batu di dunia bawah tanah, beri mereka waktu!" Raja Sal mencibirkan bibir: "Mengenai Bangsa Iblis, kurasa mereka sekarang pasti tertawa terbahak-bahak, biarkan harimau bertarung sendiri! Dulu kita bersusah payah membuat jebakan, tapi akhirnya Bangsa Laut dan Bangsa Iblis kedua perampok ini tetap tidak bertarung; Sekarang sudah melangkah, melihat kembali mimpi masa lalu, benar-benar seperti mimpi di siang bolong."
"Meski pasukan kedua perampok ini banyak, tapi kita memiliki Paduka Richard! Sama saja bisa menyapu bersih mereka!" Kepercayaan diri petugas komunikasi manusia kucing jelas sangat menggelembung.
"Tuan Dudel, menurut Anda, apakah selama ada Paduka Richard ini, Bimon lain bisa diabaikan?" Adipati Tua Brückner memandang sinis petugas komunikasi manusia kucing itu, mendengus keras.
"Bukan itu maksudku..." Petugas komunikasi Garfield, Dudel baru sadar, ucapan barunya telah melanggar harga diri Klan Angsa.
"Hehe... Anggap saja candaanku, tidak tahu apakah kalian menyadari fakta menarik ini." Yang Mulia Sal tersenyum minta maaf pada dua petinggi Angsa, lalu mengucapkan kata-kata mengejutkan: "Aku ingin kita semua berpikir tenang...
Bagaimana Bangsa Laut bisa menyerbu darat kedua kalinya, dari mana mereka dapat perlengkapan anti-air?
Richard kan?
Dialah yang melemparkan Ferguson Xu ke Bangsa Laut.
Elf Jatuh yang jahat, Naga Hitam tercemar, siapa yang membawa mereka dari dunia bawah tanah ke permukaan?
Masih Richard!
Dialah yang membantu Elf Jatuh melewati Ritual Pencucian Matahari, menghapuskan hukuman sinar matahari.
Dialah yang menyediakan formasi teleportasi sihir untuk ras tercemar ini.
Mengapa orang Mouran dari gurun datang ke Benua Aigean?
Karena Richard merebut kota provinsi mereka, bahkan menerbangkan ayah kandung Sultan Agung Mulan seperti layang-layang!
Pembantaian dengan pita merah, menghentikan pedang dalam sepuluh hari!
Siapa lagi yang membawa ras neraka ke Benua Aigean?
Masih Richard!
Dialah yang melukai otak Komandan Sungai Darah Naiwen'eryinke dengan kapak, membuat panglima Dunia Arwah ini bersekongkol dengan Elf Jatuh, membawa 700.000 makhluk neraka ke Hutan Salib Selatan!
Siapa yang mempercepat kedatangan bangsa iblis ke Benua Aigean? Masih Richard!
Karena promosinya, 'Jurang Ruang-Waktu' terbuka lebih cepat!"
Wajah petugas komunikasi manusia kucing langsung pucat mendengar penuturan Yang Mulia yang tenang ini. Bahkan dua bos angsa pun mengubah ekspresi, memandang raja dengan tak percaya.
Prestasi melebihi raja...
Dibuang seperti busur yang sudah tak diperlukan lagi...
Anjing dibunuh setelah kelinci habis...
Pelayan lebih kuat dari tuan...
Rangkaian kata negatif yang menggambarkan pikiran kaisar ini muncul bersamaan di benak tiga pendengar.
“Yang Mulia Sal, meskipun Richard memiliki kekurangan dalam karakternya. Tapi tak diragukan lagi dia adalah pahlawan kita Bimon! Tidak perlu menyebut prestasi perang dan pengaruhnya, kontribusinya pada sistem pendeta saja sudah sungguh belum pernah terjadi sebelumnya dan tak akan terulang lagi!” Adipati Tua Brückner berdiri tegak, rambut peraknya berkibar-kibar diterpa angin malam, menunjukkan sikap bangsawan sejati: “Walau aku tidak terlalu menyukai sikap dan moral Paduka ini, tapi ucapan Anda tetap membuatku tidak nyaman, kuharap Anda menarik kembali tuduhan tanpa dasar tadi!”
“Yang Mulia, pernyataan Anda terlalu dipaksakan! Dalam hubungan sebab-akibat ada keharusan dalam ketidaksengajaan, dan ketidaksengajaan dalam keharusan! Anda tidak bisa menyalahkan semua dosa pada Richard seorang! Menurut logika Anda, bukankah Richard jadi pembawa kehancuran dunia?” Murinio menatap tajam Raja Liontin dengan khidmat: “Perang antara Bangsa Laut dan manusia di Dataran Carimodo saja dalam seminggu sudah menelan puluhan ribu nyawa, apakah ini juga harus ditanggungkan ke pundak Richard? Nanti ketika Bangsa Iblis datang ke Aiqin, korban perang termasuk Bimon kita, apakah semuanya juga akan dibebankan pada Richard?”
“Yang Mulia, aku tidak sepenuhnya setuju dengan pendapat Anda!” Petugas komunikasi manusia kucing yang baru sadar langsung berteriak: “Paduka Richard kita adalah pria sejati! Dia...”
“Cukup!” Wajah Sang Raja berubah berat, mengeluarkan teriakan tegas yang penuh wibawa: “Kalian semua menganggapku seperti apa? Kapan pernah Raja Bimon merasa iri hati pada juru bicara kekuasaan gereja? Dia adalah Raja Bunga sejati, memiliki lebih dari seratus juta rakyat di dunia bawah tanah. Jika benar-benar punya niat lain, pasti sudah lama dia bertindak. Apakah aku sudah begitu bodoh sampai tak bisa melihat fakta ini?”
“Yang Mulia, lalu apa sebenarnya maksud Anda?” Adipati Tua Brückner semakin bingung.
Murinio dan Dudel saling pandang bingung, mengerutkan kening memandang sang raja yang terhormat.
“Aku hanya ingin mengatakan, batas antara pahlawan dan pendosa sebenarnya tidak jelas! Pahlawan sejati mungkin juga adalah pendosa sejati. Richard adalah contoh nyata!” Yang Mulia Sal menggerakkan jarinya: “Jangan memandangku seperti itu. Ucapan tadi adalah perkataan Richard sendiri melalui Kotak Tulang beberapa hari lalu! Katanya, setelah mengupas semua lingkaran cahaya kehormatan berwarna-warni itu. Dia...”
Berhenti sejenak, Sang Raja menggelengkan kepala sambil menghela napas berat: “Pahlawan terbesar ternyata adalah pendosa terbesar... Hidup oh hidup... Bagaimana mungkin aku tidak merasa begitu terharu...”
“Jika bisa melewati Perang Dunia kali ini, maka dia bukanlah penjahat lagi. Setidaknya kebangkitan Bimon pasti akan terwujud di tangannya.” Adipati Tua Brückner tertawa: “Fusi multietnis berarti peluang besar. Richard bisa membuat begitu banyak ras beradab bergabung dalam jajaran Bimon asing, menciptakan lagu perang lintas zaman, membuka arah dan jalan baru bagi para Pendeta, membentuk tiga jenis pasukan kuat: Penyihir Harpa, Pemanah Panah Gang, dan Pasukan Khimera Mutasi Udara, serta mengembangkan industri berat yang lebih maju dari zamannya. Begitu peranannya sepenuhnya kita cerna, itu berarti Bimon akan mengalami lompatan era!”
“Provinsi Aliansi! Gurun kita!” Sang Raja mengangguk: “Ini juga yang dia katakan langsung padaku. Dia bilang jika bisa melewati perang besar ini, kelak ketika aku ingin turun tahta, dia akan meminta Wentekelaier bersaing untuk takhta raja. Dia ingin mengubah Gurun Pasir Taklamakan menjadi gurun kita, provinsi utara kita, dan perlindungan strategis kita! Dia ingin menyatukan kembali tanah tandus ini ke dalam wilayah Aiqin! Membawa Bimon kembali ke panggung utama dunia!”
“Kembali ke mainstream? Bisakah dia menghapus Suku Monyet? Ini agak tidak realistis. Populasi dan kekuatan manusia sudah terbukti.” Adipati Tua Angsa bukanlah orang pesimis, tapi ucapannya justru mengungkap fakta yang sudah diakui semua Bimon dengan pasrah – tuan era dan Aiqin sekarang adalah manusia, bukan Bimon.
"Bimon yang semakin kuat, cepat atau lambat pasti akan berperang dengan manusia, ini tidak diragukan lagi! Jika bisa melewati Perang Dunia kali ini, meskipun Bimon tidak bisa merebut kembali Dataran Carimodo, kekuatan kami pasti akan mengembalikan kita ke lingkup dunia mainstream!" Yang Mulia Sal berkata dengan penuh keyakinan: "Tidak perlu menunggu Wentaikelai'er yang mengurus, aku masih bisa terus menjabat sebagai raja untuk satu periode lagi. Kekayaan berharga yang dibawa Richard untuk kita saja sudah cukup membuat Bimon makmur di tangan ku!"
"Jika benar seperti itu, saya harap Yang Mulia yang sudah berada di puncak kejayaan saat itu bisa menggulingkan belenggu kekuatan feodal kolot, dan mengakui hak Dewan Bersama Suku Bordir! Medusa di seberang lautan sama seperti kami, hanya memiliki permintaan kecil untuk kembali ke tanah air!" Adipati Tua Brückner berkata dengan serius: "Kemuliaan milik manusia, keagungan milik Bimon. Keagungan ini seharusnya tidak hanya dimiliki Bangsa Manusia Berbulu Bimon, tapi dinikmati bersama oleh semua Bimon!"
"Asalkan bisa melewati perang kali ini, keinginan Anda juga menjadi harapan saya! Kemakmuran dan kekuatan negara membutuhkan lebih banyak orang berbakat yang bergabung!" Raja Sal tertawa terbahak-bahak: "Perlu diketahui bahwa calon raja yang ditunjuk Paduka Liu Zhenhan - Pangeran Kesepuluh Feilengcui Wentaikelai'er sebenarnya bukan Bimon, dia adalah Penjaga Pohon!"
“Shaman Divine Comedy sepertinya juga bukan Bimon dari Suku Pigge?” Adipati Smail Tua juga tersenyum: "Raja asing pertama? Hehe, cukup menarik. Sepertinya di kemudian hari akan muncul hutan besar di perbatasan Doluote sebagai pertahanan alami Kerajaan."
"Sekarang ini adalah permainan judi, hidup atau mati hanya bergantung pada hasil perang dunia ini! Tapi aku tidak khawatir. Jika Kerajaan Bimeng benar-benar akan punah, Richard dan Feilengcui pasti akan membuat tak terhitung ras menemani kita dalam kematian." Sang Raja tersenyum sinis: "Dia sedang mempersiapkan pembantaian besar-besaran untuk memberikan kesan mendalam bagi semua perampok!"
"Bukan hanya dia..." Pada wajah tampan Murinio, terpancar kepercayaan diri kuat yang meremehkan segala sesuatu: "Kami bangsa Smail juga sedang mempersiapkan."
"Apakah kabar itu sudah dikonfirmasi?" Sang Raja menarik napas dalam-dalam dan bertanya dengan hati-hati: "Haruskah aku memberitahu Richard..."
"Sal..." Murinio memandang ke langit luas: "Jangan buat aku membencimu..."
Dalam mata biru bagai kolam Raja Bimon, terpantul kualitas yang disebut luar biasa - kemurnian, keanggunan alami, harga diri dan kesopanan yang tak terhapuskan ini, mampu membuat semua kaisar terkemuka di dunia ini tampak pudar.
BAB 639 200.000 VS 1.400.000
100.000 kavaleri Mulan mungkin tidak sebanding dengan total besar pasukan aliansi Haimu, tetapi burung gereja sekecil apa pun tetap daging! Liu Zhenhan tentu tidak bisa membiarkan perampok gurun ini kembali ke pasukan utama dengan mudah, menunggu sembuh lalu kembali pamer kekuatan di Weisisipang.
Dalam pemikiran perang tradisional Benua Aigean, membunuh 40% musuh sudah dianggap "kemenangan utama", artinya jika bisa menghabisi 40.000 dari 100.000 kavaleri Mulan, Bimon sudah meraih kemenangan besar yang sempurna; Target ini sekarang tidak terlalu sulit dicapai, karena hanya dalam pertempuran pengepungan Kota Suku Rubah saja, 25.000 prajurit Mouran telah tumbang di bawah tembok Wisesepang untuk selamanya.
Mungkin karena terbiasa menghadapi ahli Jalan Tertinggi dan Monster Tingkat Super, Liu Zhenhan yang sudah lama tidak berurusan dengan orang biasa tiba-tiba menyadari dirinya agak kesulitan beradaptasi dengan intensitas perang konvensional.
Dalam pandangannya, prajurit Mulan ini tidak berbeda dengan harimau kertas.
Di bawah tembok pertahanan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui, lautan manusia telah terbentuk dengan padat.
Karena musuh sangat kekurangan bantuan tembakan jarak jauh, sementara pasukan kita berada di posisi lebih tinggi, Liu Zhenhan sudah memprediksi bahwa Pertempuran Kota Weisisipang akan menjadi pembantaian sepihak. Namun ketika menyaksikan langsung skala dan intensitas pembunuhan, dia masih merasa kompleks menyaksikan kecepatan gelombang serangan elemen dalam mencabut nyawa manusia—di satu sisi, membantai musuh memberinya kepuasan luar biasa, tapi di sisi lain, adegan mirip jawara bela diri yang menghajar manusia sayur tak berdaya ini membuatnya merasa kemenangan ini tidak membanggakan.
Baik faktor cuaca, medan pertempuran, jumlah pasukan, maupun unit tempur elemen, orang-orang Mouran yang malang sama sekali tidak memiliki keunggulan. Mengalahkan lawan yang bahkan tidak selevel ini sama sekali tidak membanggakan bagi Lao Liu. Karena prajurit sejati selalu ingin mengalahkan musuh yang lebih kuat dari diri mereka sendiri.
Pemimpin seperti apa akan membentuk pasukan seperti apa. Kelemahan lawan membuat Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui sedikit kebingungan. Awalnya, beberapa unit tempur elemen masih menjalankan taktik sesuai prosedur: unit penyerang merebut posisi, barisan belakang bertahan, komandan tengah mengatur tembakan sihir, menyusun lapisan serangan dan alur pertempuran. Tapi siapa sangka, tim ulama Malan langsung hancur lebur hanya dengan satu gelombang tembakan sihir terkoordinasi!
Tidak perlu lagi terlibat pertempuran sengit berulang dengan lawan yang setara...
Tidak perlu lagi mengandalkan formasi posisi sempurna dan taktik canggih untuk mengontrol ritme pertempuran...
Tak perlu lagi keunggulan sihir dikeluarkan secara instan...
Yang dibutuhkan hanyalah terus mengonsumsi pil, lalu seperti menyiram gerombolan semut dengan cerek air panas, terus menerus menghujani prajurit Mulan dengan gelombang sihir; lawan yang hanya diam menerima serangan tanpa melawan, membuat penjaga Istana Musim Panas menggeretakkan gigi... Jancuk... Ini bukan perang lagi! Ini latihan tembak...
Setelah lebih dari dua jam istirahat dan makan, Liu Zhenhan yang penuh semangat akhirnya melancarkan misi pengejaran pasukan sisa.
"Mata Penyihir Saruman" yang mengawasi seluruh Padang Liar Kuno membuat desertir Mouran tak bisa bersembunyi.
Menurut peta pengintaian udara dari laboratorium perang, pasukan Mulan yang kocar-kacir telah berkumpul dalam jarak 100-200 li. Kelompok terbesar berjumlah sekitar 30.000 orang, terkecil 3-4 ribu, tersebar tak beraturan seperti papan catur yang terbalik. Beberapa kelompok malah menuju Sungai Sanggan, jelas-jelas sudah kehilangan akal.
Pasukan Pengawal Istana Musim Panas memiliki unit udara yang diam-diam mengikuti kelompok terbesar. Kini Liu Zhenhan tinggal membawa pasukan melalui formasi teleportasi sihir untuk muncul tiba-tiba di depan orang-orang Mouran yang masih trauma ini, mengirim mereka semua ke neraka.
Setelah mempertimbangkan matang-matang, Liu Zhenhan akhirnya membatalkan rencana mengerahkan 30.000 pasukan kavaleri serigala mutasi ke medan perang. Menurutnya situasi pertempuran masih terkendali, senjata pamungkas ini lebih baik disimpan untuk kemenangan mutlak di kemudian hari.
Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui yang mengerahkan semua "Mesin Terbang Qibulin" memulai pembantaian pengejaran mengerikan yang menggemparkan benua, dengan andalan panah hamba, angkatan udara, dan unit tempur elemen.
Dengan kecepatan pasukan pelopor, jika tidak tersesat, mereka hanya perlu satu hari berlari kencang untuk kembali ke pasukan utama legiun.
Tapi bagaimana mungkin orang Mouran tidak tersesat di Dataran Liar Donau di bawah pengejaran bergilir 24 jam Pasukan Pengawal Istana Musim Panas?
Pengejaran panjang berdarah ini menewaskan semua perwira militer Mouran yang menonjol. Bahkan mage Mulan paling tangguh pun diambang breakdown saraf - ke mana pun mereka lari, tak bisa lolos! Ingin bertarung mati-matian, seratus nyawa tukar satu nyawa lawan, tapi mereka tak bisa menyerang Mesin Terbang Qibulin dan pasukan khimera udara di langit!
Musuh justru bisa terbang di ketinggian 50 hingga 60 meter dengan tenang, mengeliminasi target satu per satu layaknya mengabsen.
Setiap orang Mouran mengutuk diri sendiri: Andai terlahir di negara Salier yang punya keahlian memanah orang Sakra, takkan sengsara begini!
Untuk membuat orang Mouran benar-benar mengingat pelajaran ini, Liu Zhenhan tidak menghitung biaya, mengeluarkan sejumlah besar Pil Emas Sutra sebagai sumber energi pembantaian!
Perjalanan pengejaran kali ini sebenarnya juga merupakan kesempatan latihan tempur nyata dari langit. Pemanah Panah Gang yang baru saja menjalani modifikasi, melalui latihan tempur nyata ini, kemampuan aplikasi teknis mereka meningkat drastis - menggunakan Panah Gang sama sekali berbeda dengan teknik memanah biasa. Bahkan Shenjian Zheqin pun takkan bisa mencapai tingkat memanah secepat instruktur Pemanah Suci Tang Zang.
Para Penjaga Utama harus perlahan mengatur napas, mengumpulkan Dou Qi, menghitung dan mengukur kecepatan panah, baru kemudian bisa menarik busur!
Menurut kecepatan asli para Penjaga Utama, menggunakan satu kali Panah Gang lebih lambat dari Penyihir melepaskan sihir!
Di medan perang yang serba cepat, kecepatan tembak Panah Gang seperti ini jelas Omong kosong dan terlalu menyita waktu!
Tapi untuk meningkatkan kecepatan tembak Panah Gang dengan cepat, tidak ada jalan pintas. Hanya latihan intensif dan terus-menerus yang bisa mencapainya!
Pemanah Panah Gang modifikasi bukanlah instruktur Pemanah Suci yang dikirim Kekaisaran Tang Zang. Mereka tidak bisa Meditasi, sama sekali tak bisa mengakumulasi elemen kayu sendiri.
Dalam hal ketekunan, adakah Pelayan Istana Musim Panas yang tidak tekun dalam keahlian inti mereka?
Tapi betapapun kerasnya mereka berlatih, latihan Panah Gang hanya bisa dilakukan 2-3 kali sehari sebelum Dou Qi habis. Jika menunggu Gang Qi elemen kayu pulih secara alami, butuh waktu minimal sepuluh setengah bulan. Pil ajaib Benua Sutra yang berharga juga tidak tega digunakan Liu Zhenhan untuk latihan rutin pemanah Panah Gang. Bagaimana teknologi Panah Gang para Penjaga Utama bisa ditingkatkan?
Kesempatan ini benar-benar langka!
Orang Mouran yang tidak bisa melawan maupun melarikan diri ini menjadi target latihan Panah Gang sekaligus melemahkan kekuatan musuh. Meningkatkan skill Panah Gang tanpa menyia-nyiakan pil ajaib, seandainya ada Kompetisi Target Olimpiade, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui pasti akan menganugerahkan mahkota kemenangan kepada orang-orang Mouran ini.
Dari 100.000 pasukan depan Mouran, hanya 10.000 lebih prajurit yang berhasil kembali ke pasukan utama dengan mental nyaris breakdown. Kavaleri Mulan lainnya sudah ketakutan oleh pasukan udara Feilengcui, berlarian tanpa arah di padang gurun.
Enam hari kemudian, pasukan utama Sekutu Haimu akhirnya tiba di Kota Suku Rubah Weisisipang di pagi yang cerah. Sementara Pasukan Pengawal Istana Musim Panas telah memburu sisa pasukan Mouran selama enam hari di gurun, menghabiskan ratusan pon pil ajaib.
Sepuluh panji perang dari wol unta bergambar berbagai binatang buas, berkibar tinggi di menara tertinggi Kota Suku Rubah, menghina setiap pandangan prajurit gurun. Ini adalah panji resimen sepuluh Qionglu dari Pasukan Depan Mulan.
Shaman Divine Comedy telah menepati janjinya. Dia menangkap panglima Pasukan Depan Mulan Sayid Kass dan ahli sihir senior Magi, memotong tendon tangan-kaki serta lidah mereka sebelum mengurung semua dalam kandang anjing baja hasil pengelasan. Adapun Ksatria Kadal Pasir Humayd Fakhr - atau dalam bahasa Aiqin disebut Ksatria Naga Sihir Pasir - nasibnya paling sial, tewas hanya dengan sekali tembakan massal Pasukan Sihir, membuat Lao Liu hampir menyesal sampai mati.
Pasukan utama Aliansi Haimu sama sekali tidak terganggu oleh kekalahan pasukan depan. Formasi 1.4 juta tentara mereka bagai jaring ikan raksasa yang tepat menyelimuti Weisisipang di pusatnya.
Dari ketinggian, Aliansi Haimu dan Weisisipang membentuk pusaran daging manusia seluas puluhan li; Dari benteng Kota Suku Rubah, siluet musuh memenuhi garis cakrawala di empat penjuru.
Medan perang seluas ini bukan hanya tak pernah dilihat prajurit Bimon biasa, bahkan Lao Liu pun baru pertama kali mengalaminya. Pertempuran gurun terbesar yang pernah diikutinya hanyalah 240.000 orang yang bertempur berdesakan. Saat itu situasinya sudah cukup mencekam, namun dibandingkan dengan pemandangan di depan mata ini, Pertempuran Gurun hanyalah permainan anak-anak belaka.
Perkampungan pasukan Bangsa Laut terdiri dari cangkang kerang raksasa. Kura-kura laut berukuran besar yang tak terhitung jumlahnya, diikat dengan tali panjang, menyeret logistik ini melintasi padang gurun. Langkah berat mereka mengguncang tanah hingga bergetar.
Di antara kerumunan manusia yang lebih pendek, kura-kura raksasa ini mencolok seperti bangau liar di antara ayam. Mereka sesekali menjulurkan leher panjang, mengeluarkan teriakan aneh "Si-ang! Si-ang!" yang menggema ke langit. Pemandangan ini membuat pasukan Bimon yang belum pernah melihat monster sebesar itu panik. Andai bukan karena tekanan dan dorongan para perwira, mungkin moral dan keberanian pasukan suku-suku bawahan yang pengecut itu yang baru terkumpul akan runtuh tanpa perlawanan.
"Syukurlah parit kota sudah hampir terisi oleh orang-orang Mouran itu, tidak banyak menyita tenaga kami." Liu Zhenhan memandang formasi pasukan gabungan laut dan Mouran yang sangat megah, merasa lega. Selama beberapa hari ini, dia memerintahkan semua Bimon di kota untuk menggunakan mayat orang Mouran dan tanah untuk menutup parit kota. Tindakan ini dilakukan karena Ahli Sihir Pencabik Badai dari Bangsa Laut dan Putri Duyung sangat ahli dalam membuat kekacauan. Jika parit kota Weisisipang tidak ditutup, dikhawatirkan saat perang pecah, parit itu justru akan berbalik menyerang Bimon alih-alih melindungi.
Ibukota Shabak tidak perlu khawatir akan hal ini. Provinsi Barat Laut adalah Gurun Besar yang sangat kekurangan air.
"Kelihatannya sangat perkasa." Lao Liu yang berdiri di benteng bersama Imam Agung Jubah Merah mengamati pergerakan musuh. Cicak tua itu mengamati melalui teropong perunggu lama sekali, wajahnya semakin pucat. Mendengar ada 1,5 juta pasukan musuh dengan melihat langsung sendiri, perbedaan psikologisnya bagai terjun dari ketinggian.
Jumlah musuh yang memenuhi seluruh daratan dan langit membuat Yang Mulia Bulat gemetar. Diam-diam dia menghitung: jika benar-benar bertempur, berapa banyak musuh yang harus dibunuh setiap Prajurit Behemoth untuk mengusir para perampok ini?
"Luar biasa karya ahli strategi Negeri Sutra, jangkauan 'Barrier Pelembap An'erle' benar-benar mengerikan!" Ailijie terbang di langit, memandang jauh ke arah selubung berbentuk telur biru permata yang menyelimuti pasukan bangsa laut. Setiap barrier ini begitu besar, mampu menaungi seluruh kota. Jangkauannya persis seperti "Formasi Pertahanan Lima Elemen".
"Aku akan temui bangsa laut dulu." Liu Zhenhan menepuk bahu Ai Wei'er: "Nanti Xiao Ai juga sapa mereka. Jika benar-benar tidak memungkinkan, kembalilah bersama Fegao ke Feilengcui. Begitu perang mulai, tempat ini tidak lagi cocok untuk kalian berdua."
Ai Wei'er dan prajurit paus Fegao mengangguk diam-diam dengan muka muram.
Gerbang kota Weisisipang berderit terbuka, seekor kuda mimpi buruk hitam pekat meninggalkan jejak api yang menjauh, melesat ke markas pasukan sekutu laut.
Sinar keemasan menyinari padang liar kuno yang hijau. Rambut Mohican Liu Zhenhan berkibar liar ditiup angin, pandangannya seperti kuku kuda mimpi buruk yang menyemburkan api, membakar kenangan abadi di tanah tandus.
"Duuu—— Duuu—— Duuu——!"
"Auuu—— Auuu—— Auuu——!"
Melihat seorang ksatria pemberani datang sendirian, tanduk peringatan orang Mouran dan terompet kerang Bangsa Laut berbunyi bersamaan. Pasukan kavaleri unta dan pasukan kavaleri ikan pari terbang berhamburan dari markas besar aliansi laut-Mouran, mengepung ksatria Bimon dari segala penjuru.
Sebagai mahar Silf, kuda mimpi buruk yang luar biasa perkasa tidak hanya terlihat arogan dengan ciri khas empat kuku berapi, tetapi juga memiliki kecepatan sprint kelas atas. Formasi kavaleri unta dan ikan pari yang terlalu tersebar memungkinkan Lao Liu menerobos celah pasukan mereka seperti angin, hanya menyisakan jejak debu dan tapak kuku berasap untuk dinikmati kavaleri aliansi ini.
Memanfaatkan momentum berpapasan, Lao Liu memandang dengan sinis sambil mengamati kewibawaan kavaleri ikan pari Bangsa Laut.
Ikan pari juga disebut ikan bos atau ikan kemakmuran. Bentuk ikan ini mirip kelelawar raksasa, dengan tepi daging lunak di kedua sisi tubuhnya yang menyerupai sepasang sayap daging. Faktanya di lautan, gerakan berenang hewan ini persis seperti burung yang terbang di langit. Namun mereka tak bisa meninggalkan air.
Kini berada dalam jangkauan "An'erle Moisturizing Barrier", kavaleri Bangsa Laut pengendali ikan pari ini justru bisa terbang meninggalkan tanah, meski hanya setinggi satu dua meter - masih kalah dibanding unta terbang orang Mouran.
Pada Perang Darat-Laut sebelumnya, mungkin karena bangsa laut belum memiliki teknologi Kungkungan Air super besar seperti sekarang, tidak ada catatan kavaleri pari terbang yang muncul di daratan. Liu Zhenhan juga pertama kali melihat "angkatan udara" bangsa laut ini.
Murni dari naluri profesional seorang pemimpin militer, Liu Zhenhan langsung menilai kekuatan tempur "angkatan udara" pari terbang ini - dibandingkan kecepatan angkatan udara lain, "angkatan udara" bangsa laut ini terhambat oleh perlindungan Kungkungan Air, mobilitasnya pasti sangat kikuk. Karena hanya bisa terbang setinggi 2-3 meter, fungsi tempurnya mungkin mirip dengan hovercraft.
Kesimpulan Lao Liu: "angkatan udara" bangsa laut ini sangat sampah. Mungkin masih bisa dipakai buat numpang hidup di rawa-rawa barat laut, tapi datang ke Provinsi Timur Laut ini benar-benar buta! Melihat postur tubuh pendek dan gemuk kavaleri pari terbang, Liu Zhenhan meragukan apakah mereka bisa menang melawan pisau dapur Setengah Manusia dalam duel satu lawan satu.
Setelah masuk ke dalam Kungkungan Air, Liu Zhenhan mencoba menarik nafas dalam-dalam dua kali. Di dalam radius Kungkungan Air ini, selain tubuhnya terasa dibungkus udara lembap yang agak menjengkelkan, tidak ada sensasi khusus lainnya yang dirasakan.
Ketika dia melihat kavaleri unta Mulan lalu-lalang di dalam Kungkungan Air, akhirnya lega—Liu Zhenhan sempat khawatir kalau-kalau Kungkungan Air ini menempel di tembok ibu kota Weisisipang akan membuat semua Bimon mati lemas tenggelam. Ternyata barrier ini hanya menjaga kelembapan air tanpa kekuatan serangan.
Entah apa efeknya jika barrier anti-air dari bulu babi dunia iblis digabungkan dengan Kungkungan Air bangsa laut? Dengan segudang ide licik di perut, Lao Liu perlahan mendekati markas besar pasukan gabungan laut. Para perampok dari negeri asing sedang sibuk beraktivitas, insinyur seperti semut bolak-balik mengangkut peralatan, mendirikan benteng dan perkemahan. Sebuah kerang raksasa setinggi 10 meter seputih mutiara naga berdiri megah di pusat perkemahan, bagikan layar kapal yang menerjang ombak.
"Berhenti!" Seorang perwira militer Gaburin yang menunggang buaya air asin menyergap dari perkemahan. Prajurit Hiu Sihir ini sangat berbeda dengan yang pernah kulihat sebelumnya. Tubuh super kuatnya terbungkus baju besi coklat gelap alih-alih cangkang udang karang, senjata di tangannya pun telah berganti dari tombak tulang menjadi tombak besi mengkilap.
Di tengah hentakan kuda mimpi buruk yang mengangkat kedua kaki ke udara, suara dengusan keras "Hiiiii~" menggema. Diterpa angin utara padang gurun yang dahsyat, Liu Zhenhan dengan rambut panjang berkibar-kibar duduk tegak di atas pelana kuda mimpi buruk yang berdiri, sorot matanya menggetarkan menyapu seluruh garis depan pasukan sekutu laut-Mulan.
Tunggangan perkasa berkuku berapi dan sorot mata sanggaram Ksatria Bimon ini membuat Prajurit Hiu Sihir tertegun tak karuan. Buaya air asin di bawah selangkangannya mengibaskan ekor, menggeser pantat besar mundur selangkah sambil menganga taringnya, menggeleng-gelengkan kepala dengan gerakan ancaman.
Ketegangan ini menjalar ke prajurit-prajurit laut yang berjaga di sekitar markas. Ribuan senjata berkilauan serentak mengarah ke kuda mimpi buruk dan sang Ksatria Bimon.
Melihat banyak Putri Duyung, Siren, dan perwira Mulan muncul dari kerumunan bersama pengawal, Liu Zhenhan mengenakan mahkota menara Shaman Divine Comedy di kepalanya. Ia merapikan lencana Dewa Perang perak di tengah mahkota, lalu menggantungkan kalung tengkorak di leher.
"Benar juga kau!" Suara Pangeran Ximili'an berbaju zirah emas terdengar sebelum sosoknya terlihat.
“Siapa dia?” Seorang Marquis Wanita Siren yang berpakaian indah dengan perhiasan berkilauan, mengibaskan sayapnya sambil terbang dan bertanya dengan penuh keheranan.
"Hai! Saya Murinio." Liu Zhenhan tersenyum ramah kepada Marquis Wanita Siren dan semua Siren yang terbang di langit sambil memberikan salam topi. Mata memikatnya yang berkilauan dengan bintang salib perak membuat para Siren yang terkenal mesum itu tersengat listrik hingga seluruh tubuhnya gemetar.
"Sudah lama mendengar kabar tentang ketampananmu, tapi tak menyangka selain tampak juga sangat perkasa." Marquis Wanita Siren itu menyunggingkan senyum genit, tiba-tiba menyadari keanehan: "Hei? Jika kau benar Imam Phoenix Api, mana sayapmu?"
"Lihat! Bukankah ini?" Dari punggung Lao Liu mengembang sayap galaksi yang berkilauan laksana Bima Sakti. Para Siren yang berpengalaman baru sadar mereka telah dipermainkan dengan sangat.
"Tuan Tanah Feilengcui Richard! Sudah kuduga pasti ada di Weisisipang!" Pangeran Ximili'an melangkah gagah menghadap Lao Liu. Di belakangnya berjejer belasan Prajurit Banilu, semuanya berpostur tinggi dan garang, kuat bak dewa.
"Bukankah status seharusnya menjadi adik iparmu? Kakak ipar Ximili'anku." Liu Zhenhan mengetukkan kuda besi ke perut kuda mimpi buruk, kendaraan mistis dari Dunia Mimpi ini melangkah dengan dansa dressage disertai kobaran api, perlahan maju dua langkah. Melihat jarak antar kedua pihak sudah kurang dari 20 yard, para Prajurit Banilu dengan waspada menghalangi di depan Yang Mulia Pangeran.
"Apakah kamu tidak ingin pulang hidup-hidup?" Pangeran Ximili'an menggeretakkan gigi sambil mendorong prajurit paus orca di depannya: "Alasan aku datang ke Padang Rumput Donau bukannya ke Karimdo, adalah untuk menyelesaikan utang lama ini denganmu!"
"Gemuruh!" Para prajurit Bangsa Laut dan prajurit Mulan di garis depan markas bersama-sama menghentakkan senjata mereka ke tanah, membantu ancaman telanjang Yang Mulia Pangeran. Pasukan kavaleri ikan pari dan kavaleri unta di belakang Lao Liu dengan dingin menghunus senjata.
"Ai Wei'er sekarang berada di Weisisipang, Ximili'an, maukah kamu mengunjunginya?" Liu Zhenhan sama sekali tidak menghiraukan ancaman ini. Seperti belalang yang mengayunkan pedang, takkan mampu menghentikan roda kereta yang bergulir.
"Tidak perlu! Jangan harap aku akan memaafkan kalian bangsa Bimon karena hubungan dengan Ai Wei'er, kau salah! Richard, jika kau berpikir begitu, itu kesalahan besar!" Pangeran Ximili'an tertawa terbahak: "Begitu aku teringat adik perempuanku yang malang, kebencianku padamu dan semua Bimon semakin membara!"
"Kalau begitu tak perlu banyak bicara, berperanglah! Aku menanti kejutan dari kalian Putri Duyung, Siren, dan orang Mulan! Tapi ingatlah pepatah militer 'Prajurit Bimon Terbaik di Dunia', ini nasihat terakhirku!" Liu Zhenhan yang blak-blakan langsung menarik leher kuda mimpi buruknya, menggeram ke pasukan kavaleri ikan pari yang menghalangi: "Hei... anjing laut yang baik takkan menghalangi jalan, tak pernahkah kalian dengar?"
"Berdasarkan apa kau berani melawan kami? Apakah otakmu terbuat dari batu semua? Lihatlah pasukan kami! Setengah hari! Tidak! 420 jalur paus! Bahkan hanya 210 jalur paus! Aku bisa mengubah Weisisipang jadi puing dalam sekejap!" Pangeran Ximili'an menggebrak tinju ke arah punggung Liu Zhenhan: "Jika kau tak mau menjilat sepatu botku sekarang, nanti darahmulah yang akan membersihkan sol sepatuku!"
"Sistem waktu Bangsa Laut sedikit berbeda dengan darat, mereka menghitung waktu berdasarkan denyut paus. Banan Republic memiliki tujuh denyut nadi tetap per menit, Pangeran Ximili'an mengatakan hanya butuh 210 denyut paus untuk menaklukkan Weisisipang, setara dengan setengah jam."
Ucapan ini terdengar agak sombong. Tapi dengan sumber daya Simirian yang melimpah, hal itu bukan mustahil sama sekali.
"Pernah dengar 'Perang Wilayah Dewata Hutan Salib Selatan'?" Liu Zhenhan menoleh dengan gerakan konyol, menyeringai sinis ke arah Pangeran Putri Duyung.
"Perang apa?" Pangeran Ximili'an kebingungan, sama sekali tidak mengerti.
Karena perbedaan ras yang ekstrem, mustahil bagi Bangsa Laut untuk melakukan pengintaian di darat. Tentu saja mereka juga tidak berniat melakukannya; Pangeran Putri Duyung yang kepalanya pusing oleh urusan militer belakangan ini benar-benar belum mendengar prestasi gemilang Feilengcui di Hutan Salib Selatan yang membuat neraka dan dunia arwah berkabung.
"Sial! Anggap saja aku tidak mengatakan apa-apa..." Liu Zhenhan benar-benar kecewa. Kabar ini menyebar terlalu lambat, bagaimana mungkin Bangsa Laut sama sekali tidak tahu.
"Bimon, setelah pertempuran ini, rakyatmu akan selamanya menjadi budak paling hina di gurun kami!" Seorang jenderal Mulan bermata merah dengan kepala sebesar keranjang meneriakkan ancaman ke arah punggung Lao Liu: "Nikmatilah sisa waktumu, kau takkan lama lagi hidup!"
Liu Zhenhan kembali menoleh, menyeringai dengan ekspresi hina yang tak terbantahkan sebelum membungkuk mengambil seikat tengkorak yang diikat tali rami dari kantong pelana kudanya, lalu menggoyang-goyangkannya di hadapan jenderal Mouran ini.
Tengkorak-tengkorak ini jelas telah dibekukan. Alis dan rambutnya dipenuhi kristal es, bahkan pola hiasan pada helm emas pun tertutup lapisan embun beku.
Tatapan semua orang Mouran di lokasi langsung membeku menyaksikan "kalungan" kepala beku ini - jelas-jelas itu adalah tengkorak sepuluh Pasya agung dari Legiun Pelopor!
"Kau... kau iblis yang lahir dari Laut Darah Poyi!!" Andai tak ada yang menahan, sang jenderal Mouran berkepala sebesar keranjang ini pasti sudah menghunus pisau melengkungnya dan menerjang Lao Liu.
"Gemetarlah!" Liu Zhenhan mengacungkan untaian tengkorak itu tinggi-tinggi, sementara Kuda Mimpi Buruk-nya mengangkat kaki depan sambil meringkik keras: "Ini juga akan menjadi nasib kalian!"
Hyacinth Parfum yang tertempel di kerah bajunya membuat kata-kata heroik ini bergema di atas padang gurun bagai geledek bergulung.
"Kehancuran legiun depan telah membuat orang Mouran merasa sangat sakit hati! Cemoahan provokatif Liu Zhenhan yang menunggangi angin dan kipaskan api ini langsung memicu kemarahan mereka. Para perwira mengabaikan aturan tak tertulis medan perang tentang tidak membunuh utusan, mengirimkan pendekar pedang terbaik dan unta tercepat untuk membantai Bimon terkutuk ini di tempat. Siapa sangka Liu Zhenhan malah menghunus dua pisau melengkung Damaskus, menebas tujuh Mojie berikut untanya, membuka jalan darah dengan mudah lalu menghilang dalam debu."
Para prajurit sinyal yang seperti sarang lebah terganggu, membawa instruksi komandan, mencambuk kendaraan tunggangan mereka sekuat tenaga menuju legiun laut di tiga arah timur, barat dan utara yang mengepung Weisisipang.
"Terlalu membuang waktu! Menunggu tiga legiun di arah lain menerima perintah, paling cepat baru dua jam kemudian. Belum lagi menunggu mereka menyusun pasukan, sampai malam pun serangan tak bisa dilancarkan! Bagaimanapun tembok utama selatan ini paling luas, biar legiun elit kita sendiri yang menyerang! Asal tembok ini jatuh, kota ini pun tamat!" Bangsa laut dan orang Mouran tidak memiliki Kotak Tulang milik bangsa iblis. Meski beberapa unit bisa berkomunikasi via perangkat sihir, 90% unit tempur masih menggunakan metode komunikasi primitif. Setelah memerintahkan serangan total, Pangeran Ximili'an dengan tak sabar menyuruh pembatalan perintah yang baru saja dikeluarkan.
“Hanya kita?” Marchioness Siren segera mencegah: “Yang Mulia Pangeran, ini tidak baik, kan? Kita membutuhkan setidaknya dua minggu untuk membuat peralatan pengepungan. Yang Mulia tidak boleh terpancing oleh Bimon lalu bertindak gegabah! Pasukan kavaleri depan Mouran yang berjumlah 100.000 orang saja hancur oleh Bimon karena tidak memiliki peralatan pengepungan!”
“Apa itu gegabah? Siapa bilang kita tidak punya peralatan pengepungan? Prajurit Gurita kita paling ahli memanjat! Lagipula, bukankah orang Mouran punya dua tank pengepungan Gnome? Gunakan itu untuk menghantam gerbang kota, begitu gerbang terbuka kita langsung menang! Mereka juga punya 20.000 pemanah Sile! Plus batu peluru! Aku akan menyuruh Prajurit Paus melempar batu ke tembok, cukup sampai muncul lubang. Dengan permukaan yang tidak rata, Ksatria Kepiting kita pasti bisa memanjat tembok! Tidak ada tangga darurat, tidak ada menara serbu, benar? Kita punya kura-kura raksasa! Naik ke cangkangnya, lalu panjat lehernya untuk mencapai puncak tembok! Berapa jumlah pasukan mereka? Bandingkan dengan kita? Dengan mengulur waktu saja kita bisa menghabiskan mereka!” Pangeran Ximili'an mendengus: “Marchioness Camilla, apakah Yang Mulia ketakutan oleh omong kosong pasukan yang mundur itu? Mereka bahkan tidak waras lagi, mana bisa dipercata! Aku tidak percaya Bimon dari padang pasir sihir punya pasukan seperti itu! Pun kalau ada, apa artinya? Kita membawa 2.000 Ahli Sihir Pencabik Badai, ditambah Ai Wei'er yang melampaui zamannya!”
"Setidaknya tunggu ballista dan ketapel selesai dibuat dulu, kan? Selain budak penembak Sile, ahli sihir Pencabik Badai, dan Ai Wei'er, kita tidak punya daya tembak jarak jauh lainnya! Lagipula, Ai Wei'er butuh setengah hari untuk merakit!" Menteri Putri Siren masih merasa Pangeran Ximili'an terlalu gegabah.
Separuh alasan kehati-hatiannya karena senjata jarak jauh Bangsa Laut seperti ikan todak, tuna, dan barakuda memang tak bisa digunakan di darat. Separuh lagi berasal dari ketakutan bawaan Siren terhadap ras Bimon.
"Lagu perang 'Kelemahan'" sang pendeta memiliki daya penghancur langsung terhadap Siren. Andai lawan mereka manusia bukan Bimon, mungkin Menteri Putri Siren ini sudah lebih dulu mengajukan diri sebelum sang Pangeran memerintahkan. Meski pasukan gabungan Haimu yang bertugas menghadang tembok selatan Weisisipang hanya 300.000 orang, semuanya adalah jenis pasukan elit qingyise.
"Marquis Camilla, Anda sendiri tahu bahwa melawan Bimon saja pasukan Mulan sudah lebih dari cukup! Alasan kami menggunakan pasukan sekuat ini untuk mendarat di Dataran Liar Donau adalah tujuan strategis utama untuk bergerak ke selatan, menjepit manusia bersama sekutu dari Karimdo! Sekarang aku harus menyelesaikan Bimon secepat mungkin, ini sejalan dengan sudut pandang strategis! Bahkan jika sementara tidak bisa membuka jalan... Cih! Itu tidak mungkin! Jika benar ada kemungkinan itu, setelah merakit Ai Wei'er setengah hari, kota ini tetap takkan terselamatkan!" Pangeran Ximili'an dengan tak sabar melambaikan tangan pada Marquis Siren, lalu memanggil kembali kurir: "Pergi! Beri tahu semua Ahli Sihir Pencabik Badai dan ulama Malan untuk berkumpul di sini melalui 'portal transmisi sumur'! Juga, panggil Yang Mulia Pangeran Karang Rhineker yang memimpin Legiun Utara!"
Marquis Siren melihat para perwira Mulan yang bersemangat, dengan bijak mengundurkan diri dan tidak ikut campur lagi. Karena Pangeran Ximili'an bahkan sudah mempersiapkan Pangeran Karang dan ahli dasi kupu-kupu putri duyung, pertempuran besar ini pasti tak terhindarkan.
Liu Zhenhan yang kembali ke Weisisipang juga tahu pertempuran ini seperti panah di busur. Jumlah pasukan Bangsa Laut benar-benar luar biasa! Seandainya dia yang jadi Pangeran Ximili'an, mungkin bahkan takkan mendirikan kemah sebelum menyerang kota.
Setelah memberitahu Jenderal Reyes tentang situasi terperinci, Liu Zhenhan kembali ke benteng kota.
Sepanjang perjalanan, wajahnya dipenuhi kegelisahan. Otaknya bekerja keras mencari kata-kata yang tepat untuk menghibur perasaan sedih Ai Wei'er. Namun saat tiba di benteng, ternyata Xiao Ai dan Fegao sudah kembali ke Feilengcui. Usahanya sia-sia belaka.
"Ai Wei'er bilang dia paham karakter Putri Duyung Bangsa Laut. Dia tidak butuh penghiburanmu," ujar Helen menyampaikan pesan Xiao Ai kepada Lao Liu.
Liu Zhenhan tersenyum getir. Menyaksikan dua kelompok keluarga saling berperang, entah bagaimana Ai Wei'er menangis histeris di Feilengcui sekarang.
"Bos, pasukan musuh dari Ibu Kota bergerak lebih lambat, tapi sudah mendekati Garis Cakrawala Shabak! Aku sudah menyuruh Yitiao dan pasukan luka-luka untuk berjaga di sana! Yang Mulia berpesan agar Tuan tidak khawatir. Beliau telah mengirim Ksatria Siluman Mutasi untuk menghancurkan Ksatria Khimera Mouran dan membombardir pasukan ahli sihir mereka! Rasio kerugian kita satu banding dua puluh!" Kepala Staf Robby memberi hormat militer sambil menyerahkan laporan pengintaian udara kepada Lao Liu.
“Efek pengeboman sebenarnya cukup bagus, kan?” Liu Zhenhan membuka peta dan melirik sekilas. Lao Liu dan Murinio yang tahu bekerja sama memproduksi "Bom Naga Beracun" untuk Angkatan Udara, dia dan Yang Mulia Sal juga tidak diam-diam saja. Siapa yang tidak tahu kalau hanya mengandalkan labu minyak dan alkohol bukanlah solusi jangka panjang?
Lao Liu menemukan cara kejam: menggunakan serbuk kapur sebagai bom udara, dengan konsep sama seperti "Bom Naga Beracun", yaitu menyebarkannya dari ketinggian.
Serbuk kapur ini berlimpah di dunia bawah tanah, bisa dipasok tanpa batas untuk Angkatan Udara Bimon. Serbuk kapur yang disebar dari udara selain bisa mengganggu pandangan sebagai asap, jika masuk ke mata musuh... hehe... mereka akan sangat menderita...
Taktik licin ini dulu menjadi favorit preman Qingbang di Shanghai kuno. Bajingan pemalak di jalanan selalu mengandalkannya untuk pamer keberanian. Sebenarnya kapur yang masuk mata bisa dicuci dengan minyak wijen, tidak terlalu berbahaya. Yang berbahaya justru menggosok mata atau mencucinya dengan air - kapur bertemu air akan membakar retina sampai hancur, baru disebut mayat hidup!
Di Benua Aigean sepertinya tidak ada yang tahu pengalaman hidup sederhana ini. Liu Zhenhan memanfaatkan kesenjangan pengetahuan ini sebagai senjata andalannya.
Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui sekarang menggunakan strategi pengeboman dengan mengacaukan pandangan musuh menggunakan bubuk kapur terlebih dahulu, kemudian menghujani labu minyak dan tong alkohol saat kekacauan terjadi; Bom udara yang dikirim ke Shabak juga menggunakan kombinasi ganda ini. Menurut perhitungan teori, jika pandangan sudah terhalang kapur kemudian dihantam labu minyak besar, bahkan penyihir pun kemungkinan besar akan tewas.
"Luar biasa! Yang Mulia mengatakan bubuk kapur yang disebar di udara. Karena angkatan udara terbang terlalu tinggi, tertiup angin langsung hilang! Justru bubuk kapur dalam karung yang dijatuhkan, karena ulama Malan menggunakan penghalangan sihir, bubuk kapur tepat meledak di udara dan memberi efek signifikan!" Robby mengangkat bahu pasrah: "Pada dasarnya labu minyak dan tong alkohol lebih mematikan. Semakin dihalangi semakin menciptakan hujan api. Jika saja akurasi pengeboman angkatan udara bisa ditingkatkan, para penyihir biasa hanya menunggu mati saat menghadapi serangan udara!"
Masalah ini sudah menjadi masalah klasik yang belum ada solusi baik.
Pasukan udara harus melakukan penyelaman atau bertahan di ketinggian rendah jika ingin akurat dalam menjatuhkan bom. Hanya dengan begitu mereka bisa membidik sasaran.
Tapi berada di ketinggian rendah sangat berbahaya bagi angkatan udara. Sedikit kelalaian bisa membuat mereka ditembak jatuh.
Namun ketika pasukan udara berada di ketinggian yang dapat menghindari jangkauan sihir dan ballista, serta menjamin keselamatan diri sendiri, kita harus mengakui fakta objektif yang ada: meskipun angkatan udara hanya berputar-putar di langit membentuk lingkaran, ketika diproyeksikan ke permukaan tanah akan membentuk diameter beberapa kilometer!
Jadi serangan bom dari ketinggian masih bisa digunakan untuk formasi pasukan yang padat, tapi untuk menyerang titik tertentu hanya bisa mengandalkan untung-untungan.
Sejujurnya, bahkan Angkatan Udara Feilengcui sekalipun saat ini masih belum memiliki cara ampuh untuk one-hit kill terhadap kelompok penyihir.
Tapi Angkatan Udara Feilengcui sama sekali tidak kesulitan menghadapi jenis pasukan lain. Misalnya 1.4 juta pasukan sekutu Haimu yang hanya memiliki "Pasukan Udara Ikan Pari Terbang" ini, Liu Zhenhan memang tidak memiliki cukup labu minyak dan alkohol. Jika produksi bisa ditingkatkan, dengan mobilitas Angkatan Udara Istana Musim Panas, meskipun pasukan sekutu memiliki Ahli Sihir Pencabik Badai untuk pertahanan udara, mereka tak akan bisa mengimbangi kecepatan pergerakan pesawat, hanya bisa terima pukulan tanpa bisa membalas.
“Musuh datang.” Mendengar prajurit Babi membunyikan lonceng peringatan, Lao Liu melemparkan peta pengintaian udara, lalu berkata pada Robby: “Robert, ingat baik-baik, amati titik tembak musuh dan buat catatan detail. Sampaikan juga pada Pasukan Ajaib dan Berbual Qinmo untuk tidak terburu-buru menembak, jangan biarkan musuh mengamati posisi tembak kita! Koordinasi dengan Jenderal Reyes juga, jika bagian tembok lain terdesak, segera kirim unit tempur elemen dari sini. Susun dulu pengaturan jumlah dan gelombang pasukan.”
“Tugas-tugas ini sudah kusiapkan sejak tadi.” Kepala Staf Bairen terkekeh, mencoba menenangkan Lao Liu.
“Jancuk!” Liu Zhenhan melihat Legiun Selatan Aliansi Haimu mulai bergerak maju. Di dalam selubung berbentuk telur biru permata, sekitar dua puluh ekor kura-kura raksasa yang mencolok berjalan berat di tengah pasukan menuju Weisisipang. Ia tak tahan mengumpat: “Aku tahu si Model itu bukan barang bagus!”
Bab 640: Satu Lebih Kejam dari yang Lain
“Bùrú guīqù～Bùrú guīqù～Bùrú guīqù～”
Sepasang burung tekukur membawa buah beri merah menyala, mengepakkan sayap miring melintasi padang rumput hijau.
Patung-patung dewa batu berbagai ukuran berdiri sepi di Padang Liar Kuno, mata dekadennya yang tenang mengawasi dua sosok tegap yang berjalan tertatih.
“Burung ini adalah burung Kukuk, ya? Suara kicauannya sangat berirama, membangkitkan imajinasi.” Raja Lich Jiabao masih memancarkan kelembutan giok dan kilau mempesona.
"Wanita ingin tampil menawan, kenakan pakaian berkabung."
Gaun panjang putih gading, sandal high heels kristal transparan, dan wajah cantik yang sedikit pucat membuat Jiabao hari ini kehilangan keanggunan biasanya, namun justru menampilkan pesekor kelemahan yang menyentuh hati ala kecantikan yang rapuh.
“Bicara soal itu, Elf Jatuh dari dunia bawah tanah pernah menjadikan Bimon Kukuk sebagai bawahan; namun mantra lisan ‘Bùrú guīqù’ dari orang Kukuk akhirnya memicu kecurigaan Elf Jatuh, memaksa mereka kawin campur dengan Bimon Kumbang, sehingga mengakhiri ras ini.” Rundstedt juga mengenakan jubah putih berikat pinggang, tegak bagai pohon giok dengan keanggunan yang tak tertandingi.
Di kejauhan berdiri Pegunungan Salju Himalaya Taymur yang selalu diselimuti kabut dan salju abadi.
Di bawah kaki membentang padang belantara dengan riuhnya lebah dan kupu-kupu di antara bunga-bunga liar yang bermekaran.
Meishuai dan Jiabao yang bagaikan berjalan dalam lukisan, keduanya mengenakan pakaian putih bersalju.
Lelaki tampan dan wanita mempesona, dari kejauhan tampak seperti sepasang giok manusia ciptaan langit dan bumi.
Jangan meremehkan pakaian yang mereka kenakan. Kain brokat ini ditenun dari sutra ulat tuan tanah bawah tanah dunia iblis, kekuatannya tak kalah dari baja. Di benua dunia iblis, selain tiga Raja, hanya pejabat istana berkedudukan tinggi yang bisa mengenakan pakaian semacam ini.
"Dibandingkan dunia iblis, tempat ini bahkan lebih sempurna dari surga dalam mimpi." Greta Garbo membungkuk memetik bunga liar kekuningan, menyelipkannya di sanggul rambutnya yang berkilau. Sorot mata indahnya menatap hamparan laut bambu hijau tua di depan sambil menghela nafas: "Andai saja ini bukan daerah strategis militer. Aku tak akan mengizinkan pasukan bangsa iblis menginjakkan kaki di sini, merusak kedamaian dan keindahannya."
Di bawah dua puncak Feilaifeng yang megah melayang di angkasa, seorang Putri Tidur sedang terlelap di tengah ekor phoenix bambu Xiangxia.
Tong raksasa mengalirkan arus kecil, membasahi ribuan sulur hijau dan kelopak bunga yang membentuk rambut panjang sang Putri Tidur.
Ini adalah dunia kicau burung dan harum bunga, surga di dunia fana.
Di luar hamparan bambu yang luas, terdapat ratusan hektar bunga matahari keemasan dan kebun labu hijau segar.
Gubuk bambu dan orang-orangan sawah berjejer di tengah ladang, sementara petani sibuk bercocok tanam dengan lantunan kitab yang menggema dari kejauhan.
“Daerah ini awalnya dikenal sebagai tanah kudis di Padang Liar Kuno. Karena kandungan logam di tanah merahnya terlalu tinggi, bahkan rumput liar paling bandel pun tak bisa tumbuh.” Rundstedt tersenyum tipis: "Tapi setahun setelah kedatangannya, tempat ini berubah menjadi pusat padang gurun selatan, istana duniawi Dewa Perang Campas, dan tanah suci para perampok padang gurun untuk berziarah dan membayar upeti. Selama kau membawa ranting zaitun, semua akan mendapatkan toleransi dan keramahan di sini."
Puluhan unta gagah mengangkut ksatria suku liar mirip babun yang melintas dengan riuh. Seekor Adidasma sekarat terseret oleh jalinan tali melintasi hamparan bunga berguguran, langsung menuju Kota Putri Tidur.
Rundstedt dan Greta Garbo terpaku membeku selama setengah hari, sama-sama merasa para perampok padang gurun ini benar-benar nekat dan beruntung.
“Entah bagaimana dia bisa menaklukkan para perampok liar tanpa aturan ini!” Ratu Lich menghela napas panjang. Data sejarah pria itu telah habis dibacanya, sulit dipercaya ia ternyata memulai dari nol, hanya bermodal sedikit bisa mencapai kejayaan seperti ini di padang gurun.
“Kota ini memiliki kekuatan alkimia tertinggi di Benua Aigean. Mereka menciptakan proyeksi jurang yang bisa menghalangi pandangan. Jika dalam perang, kita takkan bisa melihat panorama Feilengcui hari ini.” Wajah Rundstedt kembali tenang: “Kota ini punya pasukan paling profesional dan garang, kepercayaan paling murni dan teguh. Persenjataan tingkat dewa yang bisa membuat kaisar mana pun bangkrut, cadangan logistik yang didukung ratusan juta rakyat. Mereka bangkit melalui ekspedisi militer, merampas teknologi dan konsep canggih dari berbagai wilayah, menjadikan diri mereka kota perang yang memimpin seluruh benua. Dalam catatan sejarah, tak pernah kulihat contoh khusus seperti mereka yang bisa memperkuat diri murni melalui perang mengembangkan perang! Wajar saja mereka bisa menaklukkan perampok padang gurun.”
“Kalau begitu, Yang Mulia Mei, coba jelaskan bagaimana perkembangan pertempuran antara pasukan Bangsa Laut dan Bimon?” Ratu Jiabao bertanya dengan suara sendu: “Apakah intervensinya akan mengubah jalannya perang antara Bangsa Laut dan Bimon?”
“Menurut perkiraanku, akhirnya akan terjadi kebuntuan. Pasukan Bangsa Laut mengepung tanpa menyerang, Bimon bertahan di dalam kota. Kedua pihak saling mengadu konsumsi.” Rundstedt tersenyum: “Tata Letak Strategis Bangsa Laut sangat jelas. Dua legiun besar mereka yang mendarat di Padang Rumput Donau, setelah membersihkan Kerajaan Bimeng akan langsung bergerak ke Doluote, menyerang punggung manusia Aiqin dari sisi barat! Sekarang setiap gerakan Bimon bukan hanya mempertahankan diri mereka, tapi juga membela garis belakang umat manusia.”
“Doluote mana mungkin mudah ditaklukkan!” Ratu Jiabao tersenyum sinis: “Benteng itu adalah kastil terkokoh dan paling curam yang pernah kulihat!”
“Jangan bicara sembarangan! Yang menjaga Doluote adalah pasukan elit manusia yang awalnya disiapkan untuk melawan pasukan besar Bangsa Iblis. Sekarang semua tahu pasukan bangsa iblis sementara tidak akan bergerak, jadi kemunculan pasukan bangsa laut pasti akan membuat mereka mengerahkan sebagian pasukan ke medan perang Dataran Carimodo! Setiap hari Bimon bisa bertahan, manusia akan mendapat napas lega satu hari lagi.” Rundstedt tersenyum dengan gaya intelektual: “Kami di Lusern juga akan ikut serta dalam Perang Darat-Laut untuk mempertahankan Aiqin. Pasukan bangsa laut terlalu gila, basis populasi mereka terlalu besar, ditambah dengan budak-budak, tanah Benua Aigean takkan cukup dibagi. Meski sekarang mereka mau menerima penyerahan, pelajaran dari Perang Darat-Laut terakhir menunjukkan begitu punya basis belakang yang kokoh, budak-budak permukaan ini akan dibantai secara sistematis!”
“Lusern kalian juga akan berperang? Di pihak siapa?”
“Tentu di pihak Bimon.” Rundstedt tersenyum: “Lusern dan Bimon bertetangga, tak masuk akal pergi jauh-jauh ke wilayah manusia.”
“Mereka akan percaya padamu?”
“Tentu curiga, tapi ketulusanku asli. Waktu akan membuktikan.”
“Meski ditambah Lusern, menurutmu pasukan Bimon bisa bertahan melawan pasukan bangsa laut?” Jiabao mengangkat alisnya: “Kurasa tidak realistis, jumlah pasukan bangsa laut terlalu besar!”
“Padang gurun di utara Sungai Sanggan adalah basis Bimon yang telah dikelola selama seribu tahun. Di sana sama sekali tidak terlihat patung batu manusia, karena semua patung itu telah mereka gunakan untuk membangun tembok kota dan rumah. Di sana juga tidak ada pepohonan. Kedua hal ini adalah sumber daya strategis. Tanpa kayu dan batu, berarti tidak bisa membuat peralatan pengepungan berat. Hanya mengandalkan pengorbanan nyawa, sungguh sulit merebut sebuah kota.” Rundstedt menggelengkan kepala: “Apalagi kota itu sekarang dijaga oleh Richard.”
“Keberanian individu tidak bisa mengubah pola keseluruhan.” Begitu mendengar nama itu, nada suara Ratu Jiabao langsung mengeras seperti batu.
“Saya akui sejarah ditulis oleh mayoritas, tapi saya juga yakin individu bisa mempengaruhi jalannya sejarah! Di Benua Aigean ada banyak contoh, seperti Pertempuran Thermopylae yang terkenal, atau Pertempuran Gerbang Membara. Hanya karena seorang pengkhianat menunjukkan jalan, keseimbangan perang langsung bergeser, akhirnya menghancurkan satu kerajaan manusia dan melahirkan kerajaan baru!” Rundstedt berbicara dengan argumentasi logis: “Yang Mulia. Pandangan Baginda terlalu berbahaya. Banyak yang meremehkan Richard, sekarang tulang-tulang mereka dikunyah cacing di dalam peti mati.”
“Aku tahu maksudmu, tapi seharusnya Bangsa laut juga punya petarung tingkat atas kan? Basis populasi mereka sangat besar, dan mereka juga tidak mengalami kekalahan memalukan seperti 'Perang Wilayah Dewata Hutan Salib Selatan'. Sehebat apapun si pengkhianat itu, mana mungkin bisa melawan banyak petarung Bangsa laut?” Ekspresi Jiabao menjadi muram, "operasi pemancungan" terhadap pasukan musuh memang sudah menjadi gaya dan keunggulan pasukan bangsa iblis sejak dulu. Hanya saja tak ada yang menyangka, sejarah kegagalan terbesar bangsa iblis juga disebabkan oleh "operasi pemancungan" ini.
“Yang Mulia, cara berpikir 'Berdiri di posisi lain' Anda jelas-jelas masuk ke jalan yang salah, Anda terlalu menganggap enteng!” Rundstedt dengan sopan mengeluarkan saputangan putih bersih, menyerahkannya kepada Ratu Jiabao yang matanya sudah memerah: “Yang Mulia mungkin tidak tahu, penyihir elemen air di Benua Aigean dengan penyihir air di lautan sebenarnya dua hal yang sama sekali berbeda. Karena perbedaan ras dan wilayah geografis yang sangat besar, perkembangan sistem sihirnya pun berbeda...”
“Apa maksudnya?”
“Ini sama seperti penyihir api di lautan dengan penyihir api di daratan, jalur yang ditempuh sama sekali berbeda.” Rundstedt terdiam sejenak, “Begini penjelasannya... Seluruh Benua mengakui bahwa Ahli Sihir Pencabik Badai Bangsa laut memang sangat kuat, karena mereka bisa dengan mudah membangkitkan pasang dan gelombang besar di lautan, menghancurkan kapal perang raksasa manapun yang berlayar!”
“Itu sudah setara kekuatan mantra terlarang.” Ratu Jiabao mengangguk: “Dunia iblis juga mengakui kekuatan Bangsa laut Aiqin. Mereka memang kuat, bahkan lebih kuat dari kita.”
“Tapi apakah para Ahli Sihir Pencabik Badai itu masih bisa membangkitkan ombak besar saat datang ke darat? Tentu tidak!” Rundstedt terkekeh: “Ini sama prinsipnya dengan penyihir elemen api dari dunia permukaan yang mustahil melepas mantra terlarang di dunia bawah laut! Bukan karena kekuatan mereka lemah, tapi mereka memasuki lingkungan baru yang sangat bertolak belakang dengan kemampuan mereka! Bangsa laut yang meninggalkan samudra dan menginjak daratan akan mengalami penurunan kekuatan yang bahkan lebih parah daripada makhluk neraka yang pergi ke dunia iblis dengan dua Dibo Luo menggantung di langit! Dunia permukaan dan lautan adalah dua dimensi yang sama sekali berbeda, molekul elemen air di darat tak bisa dibandingkan dengan kelimpahannya di lautan!”
Rundstedt menggaruk kepalanya: “Aku pernah mempelajari catatan sejarah Perang Darat-Laut Pertama, bangsa laut naik ke darat selalu mengandalkan keunggulan jumlah, menggunakan kuantitas untuk menaklukkan kualitas!”
“Kalau menurutmu begitu, bukankah beberapa Archmagister Benua Aigean juga bisa melakukan ‘operasi pemancungan’?” Ratu Jiabao heran: “Kalau bangsa laut tidak punya master terhebat, mengapa penduduk asli Aigean masih takut pada mereka!”
“Jumlah Ahli Sihir Pencabik Badai bangsa laut terlalu besar, seberapa pun kekuatan mereka menyusut, tetaplah mereka para penyihir! Sihir tidak mengenal tingkatan, 10.000 tembakan massal penyihir hampir menyamai sebuah mantra terlarang!” Pandangan Rundstedt beralih ke Feilengcui di garis cakrawala: “Selain itu, bangsa laut masih memiliki dua raja agung: Putri Duyung dengan dasi kupu-kupu bawaan lahir, dan Siren yang bisa terbang sekaligus memiliki lagu kendali pikiran!”
“Lalu bagaimana Richard bisa menghapuskan struktur kepemimpinan bangsa laut itu?” Greta Garbo tak mengerti: “Menurut kesimpulanmu, ‘operasi pemancungan’ hampir mustahil dilakukan!”
“Lingkungan kekuatan bawaan putri duyung, kita kesampingkan dulu! Yang penting Siren terlalu hebat, lagu kendali pikiran mereka biasanya tak mencolok, tapi saat mengucapkan mantra jika terkena lingkaran cahaya kendali pikiran mereka, sedikit gejolak mental langsung kena efek magis balik!” Rundstedt menggelengkan kepala: “Richard berbeda, Siren paling takut pada imam Bemon, terutama Penyanyi Jiwa Bawaan! Lagipula Richard adalah raja duel, tak pernah melepaskan mantra terlarang! Yang lebih penting, dia punya pilar totem lagu perang, penyihir level menengah ke atas di dunia yang dikenal selalu minoritas elit!”
“Kalau begitu, pasti semua jagoan dan komandan bangsa laut akan dibasmi satu per satu olehnya ya?” Ratu Jiabao bertanya buru-buru: “Benar begitu?”
"Jika tebakan saya benar, situasi seperti ini pasti akan terjadi." Rundstedt tersenyum getir: "Pasukan di bawah komando Richard benar-benar mengerikan! Kombinasi paling sempurna untuk 'operasi pemancungan' seharusnya adalah ahli kuat yang mahir dalam pertarungan jarak dekat dan duel satu lawan satu seperti mereka, bukan penyihir yang membutuhkan perlindungan dan waktu untuk menggunakan sihir penghancur dunia! Pasukan udara asli Bangsa laut hanyalah Siren. Ketika berhadapan dengan manusia yang juga lemah di udara mungkin masih bisa ditangani, tapi menghadapi Feilengcui yang mengandalkan angkatan udara sejak awal, bahkan jika tidak mati pasti akan babak belur. Ketika langit biru menjadi koridor yang bisa dilewati musuh dengan leluasa, apa gunanya memiliki pasukan sebanyak apapun!"
"Jika kita mengesampingkan dendam dan permusuhan, sebenarnya saya sudah menganggap Richard sebagai idola. Dia adalah komandan militer paling konsisten dalam melatih prajurit lapisan dasar, memperbarui pasukan udara dan perlengkapan yang pernah saya temui! Sekarang saya sadar, ketiga hal ini justru akan menjadi tren utama perang di masa depan." Rundstedt diam cukup lama sebelum akhirnya berkata dengan muram: "Orang ini terlalu paham kelemahan dirinya sendiri, jadi dia hanya bertempur ketika sudah yakin menang; Setiap pertempuran yang dia ikuti, entah mengerahkan jumlah pasukan unggul untuk menghabisi lawan, atau bertahan dengan memanfaatkan medan berbahaya untuk perang gesekan; Siapa pun yang melawannya, meski memiliki bakat militer sehebat apapun tetap harus berhadapan langsung... Tapi siapa yang bisa menjadi lawan sepadannya dalam berhadapan langsung?"
“Benarkah? Setelah kau bilang begitu, sekarang aku malah sangat ingin mencoba menyerang Feilengcui ini.” Ratu Jiabao tersenyum sinis: “Aku tidak percaya ada benteng yang tak bisa ditembus di dunia ini!”
“Sebaiknya Yang Mulia jangan melakukan itu! Kemampuan mobilitas Feilengcui tak tertandingi di dunia, tak mungkin ada yang bisa menyergap mereka! Kota ini juga menyimpan banyak ahli kuat tersembunyi. Menurut yang kuketahui, Kepala Suku di sini adalah seekor naga level enam, Aston Villa Sang Penari Embun Beku, naga dengan jasa paling besar bagi umat manusia di era Pertempuran Hyjal dulu! Yang menarik, sekarang dia malah mengabdi pada ras Bimon dengan hasil yang sangat baik.” Rundstedt berkata serius: “Jika pasukan besar Bangsa Iblis benar-benar bergerak ke padang gurun utara, cara terbaik adalah menyerang Kota Caiyu. Ini satu-satunya kesempatan. Kami di Lusern dan Kota Caiyu sama-sama merekrut banyak penduduk asli pegunungan sebagai bawahan. Menurut penduduk asli pegunungan ini, dari celah gunung di perbatasan Gunung Cukur dan Kota Caiyu, melalui jalur gletser di Puncak Tanggula, kita bisa berputar menuju Puncak Kilimanjaro di utara. Dari Puncak Kilimanjaro turun lagi kita bisa mencapai padang gurun utara.”
Ratu Jiabao mengerutkan alisnya.
“Wilayah turun-temurun Klan Angsa terletak di Rawa Senja, di mana setiap sudutnya adalah benteng alam yang sulit ditaklukkan! Alasan Murinio bersikeras memindahkan Kota Caiyu ke kaki gunung bersalju daripada kembali ke wilayah warisan, mungkin untuk mempertahankan jalur rahasia ini! Dengan kata lain, dia tahu Lusern memiliki penduduk asli gunung bersalju sebagai bawahan, dia sedang waspada terhadap kita!” Rundstedt berkata: “Melalui jalan gunung mungkin akan banyak korban, tapi menyerang Feilengcui jelas lebih berbahaya, kota keramik sekeras ini tak berbeda dengan kota baja, ketinggian 52 meter membuatnya melampaui semua benteng kokoh! Inilah saran saya untuk Yang Mulia!”
“Menurutmu kapan seharusnya bangsa iblis ikut campur dalam perang Benua Aigean? Dan dari mana harus memulai?” Ratu Lich menatap Rundstedt tak berkedip: “Sekarang semua tahu bangsa iblis ingin Biarkan harimau bertarung sendiri, pertanyaannya berapa lama harus menunggu? Bagaimana mengukur batas kesabaran ini?”
“Jujur saja, batasan ini sulit diukur, karena kalian adalah bangsa iblis.” Rundstedt mengangkat bahu: “Kemungkinan terbesar adalah begitu kalian muncul, langsung diserang oleh Bangsa Laut dan ras permukaan Aigean! Karena kalian bukan bagian dari dunia ini! Untuk hal ini, saya tidak punya saran khusus untuk Yang Mulia.”
Rubah Api yang licik, rupanya ingin mengambil keuntungan dalam kekacauan ini, meraih posisi di tengah zaman perang. Greta Garbo tersenyum sinis dalam hati.
Siapa pun yang menang atau kalah, yang pasti Bangsa Iblis tak punya harapan. Rundstedt juga menyimpan senyum sinis dalam hatinya.
Setelah "Perang Wilayah Dewata di Hutan Salib Selatan", keraguan akan masa depan Bangsa Iblis membuatnya merenung berhari-halam. Ia menemukan jebakan alami yang menentukan hidup-mati bagi Bangsa Iblis, mengerikan sampai membuat Rundstedt merinding.
Beruntung Kota Lucerne belum secara resmi bergabung dengan Bangsa Iblis. Jika pasukan perintis mereka benar-benar melakukannya, nanti pasti akan dihancurkan seluruh benua.
Dua orang bermuka dua ini berhenti berjalan kaki. Mereka terbang menghindari wilayah Feilengcui, melanjutkan perjalanan menyusuri padang gurun hijau ke arah Sungai Sanggan.
Di arus deras sungai yang dipenuhi sisik perak mudah ditangkap, kini mengapung pula bangkai-bangkai unta.
Cuaca Juli yang disebut "kukusan kayu manis" ini membuat bangkai unta yang terhanyut itu menggelembung seperti gendang di bawah terik matahari. Sesekali terdengar pfft! pfft! gelembung udara keluar dari perutnya yang membusuk di antara kawanan ikan.
Di permukaan sungai terlihat ikan-ikan besar berperut putih terbalik, membentuk hamparan putih yang menggunung.
Banjir tahunan ikan yang padat membendung bangkai ikan busuk ini di tempatnya, berputar-putar mengikuti arus air.
"Bau busuk yang menyebar di angin menarik datangnya ribuan lalat rumah hijau mengilap, Sungai Sanggan yang indah telah menjadi wilayah mati."
"Rencana licik yang hebat!" Greta Garbo dan Rundstedt berkeringat dingin.
※※※
"Yang Mulia, pertempuran di Weisisipang telah dimulai, pasukan cadangan kami sudah siap dan bisa dikerahkan ke Timur Laut kapan saja." Pangeran Kahn mengangkat pedang raksasa emasnya, berbicara dengan suara kasar kepada kakaknya Sal.
"Apakah pendeta dari Provinsi Selatan dan pemanah Haus sudah dikirim?" Raja Sal melirik adiknya, lalu kembali mengintip formasi pasukan Sekutu Haimu melalui teropong perunggu.
"Selama enam hari, 30.000 pemanah Haus dan 30.000 prajurit Berbual telah dikirim ke Weisisipang! Kita harus berterima kasih pada cincin tujuh lapis emas dan pil penambah energi dari Yang Mulia!" Pangeran Kahn tersenyum polos: "Tapi karena di sini tidak ada pertempuran, lebih baik kita bantu mereka di sana! Baru kali ini aku paham, perang bisa dikelola pasukan seperti ini!"
"Jangan sembarangan! Mengirim sedikit pasukan elit dari Shabak tidak masalah, tapi kalau kebanyakan, kita bisa kewalahan saat pertempuran tiba-tiba pecah di sini!" Yang Mulia Sal menegakkan badan, mengetuk tengkorak adiknya dengan tongkat komando: "Sabar. Lihat dulu apakah jebakanku berhasil. Kalau berhasil, kita tidak bisa pergi dari sini."
Pangeran Lionheart Kahn memutar mata, memandangi Yitiao di sampingnya dengan bingung. Ia tidak mengerti jebakan apa yang dimaksud oleh kakaknya.
Di luar Kota Shabak, pasukan kavaleri unta Mulan dan kavaleri mulai melakukan patroli provokatif. Mereka yang belum mengalami pertempuran sengit di Weisisipang ini terlihat sangat bersemangat.
Saat senja tiba, sekelompok kavaleri yang beruntung menemukan kilauan kristal di antara semak buah berry. Setelah "terbang" mendekat, mereka melihat sebuah plat baja persegi raksasa berukuran 15 meter yang dihiasi hexagram dari kristal indah.
Plat baja ini terlalu besar dan berat. Kavaleri yang antusias itu sama sekali tidak bisa mengangkatnya saat mencoba membawanya pulang.
Tiba-tiba gerbang Kota Shabak terbuka lebar. Pasukan penunggang serigala menyambar keluar dengan pisau melengkung. Karena jaraknya terlalu jauh, kavaleri Mulan dan yang berkeliaran segera mengepung, memblokir jalan kavaleri Wolff. Pertempuran sengit pun segera pecah.
"Kekuatan tempur kavaleri Wolff ini melampaui bayangan! Jurus pedang mereka mahir dan rumit, plus mahir menggunakan jaring tangkap. Pengintai Pasukan Sekutu Haimu bertumbangan hanya dalam dua atau tiga pertemuan pertama."
Namun ketika formasi utama Pasukan Sekutu Haimu membunyikan terompet perang, lautan pasukan berkuda hitam pekat bergerak dari garis cakrawala, memaksa kavaleri Wolff ini menggerutu mundur ke dalam Kota Shabak.
Dengan semangat membara, kavaleri ikan pari memanggil pasukan Mulan yang kuat untuk mengikat puluhan tali laso pada pelat baja, menariknya kembali ke markas besar sekutu sambil mengejek dengan menepuk pantat ke arah benteng Shabak.
"Ikan sudah menyambar umpannya!" Seru Sang Raja yang matanya masih menempel pada teropong perunggu sambil mengangkat tangan.
Yitiao menggerakkan jarinya perlahan. Pangeran Kecil Xiao Kong dan Bosirena Lanruoshi bekerja sama memindahkan tong besi raksasa seukuran meja ke tengah Formasi Teleportasi Sihir Logam Ajaib yang berjarak sepuluh langkah. Tong berbentuk nanas ini dipenuhi lapisan sisik baja bertumpuk, dengan tubuhnya yang dipenuhi "Kemarahan Moradin" menggunakan getah li. Seekor xiangjiu raksasa berbalut perban malas-malasan mengawasi mereka dari atas benteng.
Martelazi si preman berambut emas dan Felin si phoenix berkaki tunggal yang cantik, masing-masing membawa ember berisi gula dan madu lalu menuangkannya ke dalam tong raksasa ini.
Martelazi berkeringat deras, sambil terus mengumpat penuh emosi. Bahkan Raja Sal pun tak luput dari makiannya.
"Bersiap!" Seru Sang Raja dengan suara berat, matanya masih menempel pada mesin pengintai perunggu.
Dibantu Qingya, Yitiao perlahan bangkit dari kursi rodanya, lalu menatap ke kejauhan sambil meneduhkan pandangan dengan tangan.
Burung beo kecil kerepotan menutup tutup besi tong raksasa, mengambil sumbu api bulu unta yang menjulur dari tengah badan tong, lalu menggesekkan ujung jari kanannya ke celana - seketika seluruh tangannya menyala dengan api oranye yang berloncatan.
"Tunggu lagi... tunggu lagi..." Yang Mulia Sal tetap mempertahankan posisi matanya di mesin pengintai perunggu, bergumam: "Jumlah penyihir masih kurang... Ini kan formasi teleportasi sihir... Dengan segitu banyak kristal teleportasi... Tidak masuk akal jika para penyihir tidak datang..."
"Jancuk, aku nggak tahan lagi! Mau nunggu sampai kapan?" si burung beo menggerutu kasar. Burung duri Beibei di bahunya terus berkicau merdu untuk menenangkan si Mao yang gelisah ini.
“Ada orang penting datang... Dikelilingi pengawal depan belakang semua orang penting...” Yang Mulia Sal menahan napas sekuat tenaga. Sekitar satu menit kemudian, tiba-tiba ia mengalihkan pandangan dari teropong perunggu, melambaikan tangan ke Martelazi sambil berteriak: "Sekarang juga! Cepat cepat!"
Si berandalan berambut emas itu menyalakan sumbu unta berlapis getah labu minyak di tangan kanannya dengan api di jarinya. Lidah api langsung menjalar cepat menyusuri sumbu yang sudah direndam getah labu minyak, masuk ke dalam tong besi.
Penyihir elf padang rumput yang sudah siaga segera menyalurkan kekuatan magis ke lingkaran sihir, mengaktifkan prosedur transmisi magis.
Dentuman khas portal waktu menggema di kejauhan. Di langit gelap, pilar cahaya transmisi magis berwarna perak menyembul ke angkasa.
"Jancuk kok belum meledak?" Burung beo itu terpaku melihat kejauhan: "Harusnya meledak sesuai eksperimen! Apa sumbu api di dalam tong bisa mereka padamkan?"
Belum habis kalimatnya, di garis cakrawala tiba-tiba muncul bola api raksasa berwarna oranye.
Beberapa saat kemudian, dentuman bergemuruh mengguncang seluruh Shabak dan padang gurun.
Awan jamur hitam menjulang seperti payung di langit kelam, terlihat sangat kontras di tengah langit yang muram.
Dalam pertempuran ini, lebih dari 300 ahli sihir Pencabik Badai, putri duyung, Siren, dan ulama Malan dari pasukan sekutu Hai-Mu tewas akibat ranjau darat formasi teleportasi sihir. Ratusan lainnya menderita luka bakar parah. Daftar korban termasuk komandan utama Bangsa Laut Pangeran Paul Ince dari Karang Mahkota, Siren Marchioness Amadea, serta Mu Zhe Da Ahong Hussein Pepitone - gelar yang setara dengan Santo Aiqin dalam hierarki sihir Malan.
Kematian mereka tercatat secara dramatis dalam literatur kuno karena operasi pemancungan gemilang ini hanyalah ide gila Raja Bimon dan para prajurit luka yang sedang "sakit telur". Bahkan Shaman Divine Comedy yang dianggap menguasai era itu tidak diberi pemberitahuan sebelumnya, menunjukkan betapa tidak seriusnya rencana ini.
Meski banyak yang berpendapat di kemudian hari bahwa ada ribuan cara untuk menghindari serangan tiba-tiba tong besi peledak raksasa, sayangnya para petinggi pasukan sekutu Hai-Mu tidak memiliki kemampuan reaksi tersebut.
Kristal teleportasi berharga telah membutakan mata mereka. Adapun tong besi raksasa itu tidak dianggap sebagai ancaman. Dalam bahasa zaman itu, mereka memiliki "mentalitas petani kecil" yang sangat kuat.
Maka, tragedi pun tak terelakkan.
Ini juga merupakan ahli kuat tingkat langit gelombang kedua yang mati dalam keadaan sangat memalukan selama "Pertempuran Nasib Lima Suku" dalam Perang Dunia Keempat di Benua Aigean.
Bab 641 Kegunaan Luar Biasa Lagu Perang
Kepala suku Andulan tersenyum sambil mengayun keranjang bayi, pandangan penuh kasihnya tertuju pada 67 ekor Shuangxue Piqiu yang terbaring tak bergerak di atas tikar rami. Makhluk-makhluk kecil ini telah memasuki "Meditasi Mendalam" selama hampir setengah bulan. Bagi mereka yang memiliki umur rata-rata hanya dua puluh tahun, durasi "Meditasi Mendalam" ini setara dengan naga berumur puluhan ribu tahun yang melakukan "Meditasi" selama dua puluh tahun.
Puasa selama beberapa hari ini tidak membuat pipi gembil Shuangxue Piqiu mengurus, malah membuat tubuh mereka membesar beberapa kali lipat tanpa disadari. Dulunya seukuran tupai, kini mereka sebesar kelinci gemuk. Lesung pipit di pipi mereka kini dihiasi semburat merah pekat seperti bedak, sementara garis-garis hitam pekat seperti zebra muncul di permukaan tubuh keemasan mereka, memberi kesan seperti narapidana kecil.
Kebahagiaan sang Ayah justru berasal dari hal ini.
Garis-garis hitam yang dipenuhi irama elemen spiritual ini jelas-jelas merupakan manifestasi dari kekuatan magis yang terpancar - Motif Sihir!
Melihat fenomena ini, meski senang, Kepala suku Andulan yang berpengalaman luas juga merasa cukup terkejut.
"Perlu diketahui bahwa motif sihir umumnya hanya muncul pada Penyihir Besar Elf dengan afinitas elemen yang tak tertandingi. Ini adalah anugerah tertinggi takdir, simbol bakat luar biasa yang tak dimiliki bahkan oleh Naga sekalipun."
"Meskipun gelombang elemen dari motif sihir pada Shuangxue Piqiu ini masih jauh dari tingkat kemegahan Penyihir Besar Elf yang bagaikan samudera, tak diragukan lagi bahwa motif sihir yang begitu jelas dan dalam ini mutlak menunjukkan afinitas elemen Shuangxue Piqiu yang bahkan melebihi Penyihir Besar Elf!"
"Dari perspektif teori murni, afinitas elemen yang begitu luar biasa ini berarti makhluk-makhluk kecil ini dapat mengkultivasi sihir dari lebih banyak silsilah. Namun sayangnya mereka tak bisa menyanyikan mantra sihir, kekurangan alami ini membuat Kepala suku Andulan sangat menyesal. Beliau bahkan yakin, dengan motif sihir sejelas ini, asalkan diberi umur yang cukup dan hak untuk berbicara, mereka pasti bisa menguasai semua aliran sihir!"
"Orang datang!" Ayah berjinjit meletakkan mutiara kerang es yang memancarkan hawa dingin di lampu dinding kristal, sedikit menurunkan suhu ruangan.
Tuan Jabbar, kepala pelayan penguin, muncul tanpa suara di belakang Kepala suku Andulan, membungkuk dalam sambil menempelkan tangan di dada.
"Beritahu Pasukan Tentara Bayaran Macan di dunia bawah tanah untuk menghentikan penangkapan Jitou Zuolong, sebisa mungkin bawa kembali beberapa Shuangxue Piqiu."
“Apa?” Tuan Jabar yang selama puluhan tahun menjabat sebagai kepala pelayan istana tanpa pernah kehilangan kendali, kali ini malah berkeringat deras seperti air terjun.
Pangeran Guo Guo terakhir kali membawa pulang ratusan ekor Shuangxue Piqiu dari hutan pinus. Selain 67 ekor yang masuk ke tahap "Meditasi Mendalam", sisanya benar-benar membuat kekacauan di Bukit Merah selama periode ini!
Shuangxue Piqiu ini terlalu rakus, dengan perut yang tidak proporsional besarnya. Mereka kerap membawa pulang sarang lebah liar entah dari mana, membuat seluruh penghuni Bukit Merah disengat hingga penuh benjolan. Mereka juga penuh rasa ingin tahu dan ingin mempelajari segalanya. Feilengcui memelihara puluhan petinju kanguru, setiap pagi mereka membungkus tinju dengan tali rami lalu meniru gaya Saint Kaulu yang berdiri satu kaki sambil memukul "braak-braak" mengikuti irama suling penggembala. Petinju kanguru berlatih di target, sedangkan mereka yang bertubuh pendek malah menghancurkan batang bunga matahari - hasil panen ratusan hektar bunga matahari yang baru mekar ini turun drastis lebih dari setengah! Melihat pemanah Elf berlatih keahlian memanah, entah darimana ide gila mereka muncul. Mereka membuat busur kasar dan duri landak dari bambu dan kulit, lalu menjadikan marmut gemuk sebagai target, membuat Feilengcui penuh teriakan sepanjang hari.
Tuan Jabar sulit membayangkan kekacauan yang terjadi jika Feilengcui memiliki seribu ekor tambahan Shuangxue Piqiu.
“Anggap saja seperti memelihara binatang peliharaan di rumah, meskipun mereka nakal, setidaknya tidak menimbulkan masalah besar.” Kepala suku Andulan tahu Tuan Jabbar tidak senang. Selain kenakalannya, reputasi buruk Shuangxue Piqiu sebagai "Makhluk Sial" terlalu melegenda. Meski Feilengcui belum mengalami masalah, belum lama ini Elf Jatuh Lusern yang memelihara Shuangxue Piqiu dalam skala besar tidak hanya kehilangan Pohon Perang mereka, tapi Pangeran Blood Elf hampir dipenggal di depan umum oleh Xiao Bei. Kisah ini telah menjadi bahan tertawaan di seluruh benua, semakin memperkuat reputasi buruk "Makhluk Sial".
"Tidak menimbulkan masalah?" Tuan Jabbar hampir menangis: "Kepala suku, tahukah Anda? Makhluk-makhluk kecil ini mulai bermain formasi militer sejak dua hari lalu, pasti karena kita memutar rekaman Di Wei pertempuran pengepungan Weisisipang setiap malam! Jika terus begini, hari ini saya melihat mereka mengangkat ballista seperti mainan! Tunggu saja, besok pasti mereka bisa membuat ketapel kecil untuk menghantam jendela kita!"
"Saya terima! Asal bisa menghasilkan lebih banyak penyihir, apapun akan saya terima!" Kepala suku Andulan tahu Tuan Jabbar bukan orang dalam, sama sekali tidak mengerti betapa luar biasanya Tingkat Kelahiran penyihir 6.7％ itu.
“Baiklah.” Pemahaman Tuan Jabar masih berada di tingkat orang biasa. Menurutnya Monster tentu semakin besar ukurannya semakin kuat, Shuangxue Piqiu sehebat apa pun mana mungkin melebihi itu. Tapi karena Kepala suku sudah berkata demikian, dia tidak berani membantah.
“Kau tugaskan orang khusus untuk ini! Kalau perampok mengirim Adidasma lagi, jangan hanya fokus mengeluarkan kristal sihir untuk dicampur air! Mayat makhluk neraka ini harus dimasukkan ke guci tanah liat selagi masih bernafas! Cairan korosif itu kita encerkan dengan air, simpan untuk dijadikan bom udara!” Kepala suku Andulan memiringkan kepala sambil menyipitkan mata kecil seperti kacang hijau: “Ambil 10 ton ikan beku dari guci es gunung salju kita, lempar ke Sungai Sanggan.”
“Apa ini tidak berlebihan... Tuan tanah belum tahu tentang ini...” Kepala pelayan penguin agak berat hati. Beberapa hari lalu, Weisisipang mengirimkan lebih dari 20.000 unta Mulan yang sudah dipotong. Dengan gudang pendingin alami guci es Feilengcui, daging beku ini seharusnya bisa menjadi jatah makanan Bimon di masa depan. Tapi hasilnya semua dibuang Kepala suku ke Sungai Sanggan.
“Takut apa! Kita di hulu, punya kacang merah penyerap aroma, wabah mana mungkin sampai ke sini! Semua Bimon Suku Air sudah bermigrasi ke hulu kan? Masih takut apa lagi!” Kepala suku Andulan mengerenyitkan mulut: “Jangan beri tahu Richard soal ini, dia terlalu sibuk sekarang. Jangan ganggu dia dengan segala hal! Suruh para tetua kuda nil bersiap, nanti saya ajak mereka ke dunia bawah tanah untuk merekrut putri duyung Kou Tao, persiapan bantuan untuk Weisisipang!”
Tuan Jabar membungkuk hormat lalu meninggalkan ruangan.
Tak lama kemudian, kepala rumah tangga bersama Ning Yu dan Daisy kembali masuk.
“Ada apa?” Ayah sedang mengipasi enam puluh tujuh harta karun kecil dengan kipas daun palem, melihat kedua menantunya terburu-buru: “Jangan-jangan Tanya sudah melahirkan?”
“Lahiran apa! Dia sedang asyik mengunyah buah Biluo sini, sambil berdiskusi soal menulis dengan Ai Wei'er yang sedang berbual!” Daisy kesal.
“Rundstedt datang, bilang mau membantu Bimon melawan agresi Bangsa Laut,” Ning Yu menjelaskan: “Ayah, bagaimana kita harus menjawabnya?”
Di aula kediaman Tuan Tanah, Rundstedt dan seorang prajurit Blood Elf bermulut merah bergigi putih sedang menikmati lukisan begonia tidur musim semi.
"Kedinginan yang kemerahan, kau mengunci mimpi bangsa manusia berbulu, apakah karena musim semi terlalu dingin?" prajurit Blood Elf meremas pelipisnya yang anggun, berbisik lirih membaca dua gulungan sutra yang tergantung di samping lukisan minyak, pandangannya terlihat terpana: "Aroma bunga yang memabukkan, menyerang kurcaci perkasa, mungkin kau ingin berubah menjadi wangi bir..."
"Sungguh harum, sungguh harum." Rundstedt mencium aroma memabukkan yang meluluhkan tulang, tanpa sadar menoleh. Rupanya seorang wanita sehalus kabut menghidangkan teh untuknya, wewangian memikat ini berasal dari bedak sang kecantikan.
Tatapan prajurit Blood Elf berubah aneh saat bertemu wanita beraura kabut ini.
"Silakan menikmati teh, tamu terhormat." Haisi Sang Penjaga Bunga tersenyum tipis. Banyak pria selalu bereaksi seperti ini saat melihatnya, bukan hal aneh.
"Anda...?" Rundstedt tak mengenal wanita ini, tapi dengan kebijaksanaannya dia bisa menebak, hati dipenuhi iri pada nasib baik Tuan Tanah Feilengcui.
"Dia adikku, kecantikan nomor satu di Feilengcui kami." Ning Yu mengangguk pada Rundstedt dan prajurit Moore sambil berjalan, di belakangnya Kepala Suku Andulan bertongkat dan Daisy mengawasi Meishuai dengan tatapan dingin.
“Bukankah Richard bilang aku dari bangsa iblis……” Bunga laut Hua Shi berkata dengan sedih, meski bahasa umum Aiqin-nya tidak terlalu lancar, suara manjanya mengandung kelembutan yang memikat.
“Gadis kecil bodoh, hati pria harus dibina pelan-pelan. Nanti aku akan pelan-pelan memohon padanya, agar tidak menganggap Bimon dari dunia iblis sebagai bangsa iblis terkutuk.” Ning Yu menghibur si kecantikan Diao Chan yang sedang gelisah ini.
Daisy menyelinap mendekati telinga Ning Yu: “Aneh... tatapan Moore tadi pada kita sangat aneh... pria lain yang melihat kita... paling hanya ingin mencabik baju kita... tapi tatapannya seolah ingin menguliti kita...”
“Cih!” Ning Yu langsung memerah sampai ke telinga mendengar ucapan Daisy.
"Kepala suku Aston Villa, kedua istri tuan tanah, tujuan kedatanganku kali ini adalah untuk menyatakan keinginan membantu Suku Bimon melawan agresi Bangsa Laut! Sebagai ras permukaan Aiqin, kewajibanku tak bisa dielakkan!" Rundstedt pusing, Raja Lich di sampingnya yang memaksa ikut ke Feilengcui ini entah dari mana mendapatkan "Masker Artis"-nya. Jika ada sedikit celah terlihat oleh penghuni Feilengcui, hari ini pasti akan terjadi masalah. "Tapi kumohon klarifikasi, ini hanya inisiatif pribadiku, tidak ada hubungannya dengan Elf Jatuh lainnya di Lusern. Kuharap kalian bisa memfasilitasi formasi teleportasi sihir agar pasukanku dan aku bisa segera ke Weisisipang untuk bertempur!"
"Aku sangat menghargai niatmu ini. Tenang, akan kusampaikan segera pada Richard." Kepala suku Andulan juga merasa ada keanehan pada prajurit Blood Elf itu, tapi tak bisa menjelaskan detailnya. Meski kekuatan magisnya tersegel, persepsi sang kepala suku yang terasah puluhan tahun memberi intuisi: Moore ini meskipun terlihat biasa, kekuatan sebenarnya luar biasa!
“Kalau begitu saya pulang menunggu kabar Bapak, Prajurit Ganas、Raksasa Arsenik、ksatria burung nasar、Black Dragon Neraka dan Rundstedt siap siaga kapan saja! Kami semua rela mengorbankan nyawa demi menjaga keamanan kampung halaman Danube!” Rundstedt berpura-pura santai menyebut pasukan intinya, tubuhnya melangkah maju seolah tak sengaja menghalangi pandangan Ratu Jiabao dengan gerakan memberi hormat yang halus.
Rundstedt sangat khawatir Raja Lich ini akan melakukan tindakan impulsif. Jika itu terjadi, sudah pasti dirinya yang paling sial; belum lagi naga level enam yang misterius di depan mata, di sekitar aula kediaman Tuan Tanah saat ini, setidaknya ada ratusan busur panah silang tersembunyi di lubang dinding yang mengarah ke dirinya dan sang Ratu Lich ini. Di tempat orang lain mungkin bisa mengabaikan jebakan seperti ini, tapi di Feilengcui dengan industri militer dan alkimia yang sangat maju, ini adalah perangkap maut yang bisa merenggut nyawa kapan saja.
Setelah bertukar basa-basi singkat, Kepala suku Andulan juga tidak berniat menahan Rundstedt lebih lama.
Tapi Rundstedt terus memberikan beberapa kode mata kepada Jiabao, sang Ratu Lich ini tetap membeku di tempat tanpa reaksi, matanya terpaku menatap Joan d'Arc dan Cui Beixi yang baru saja memasuki aula kediaman Tuan Tanah.
“Dua wanita hamil ini masing-masing memegang setelan pakaian sutra salju untuk bayi, membungkukkan badan dengan perut menonjol bersandar di kursi, menyulam pola indah dengan penuh konsentrasi. Sesekali mereka tertawa dan bertukar kata. Sinar matahari lembut menyinari wajah cantik mereka yang penuh kepuasan, menyebarkan aroma kebahagiaan yang perlahan meresap ke seluruh ruangan.”
“Ini sutra salju dari jaring laba-laba Richard, tidak basah meski direndam air.” Tatapan Daisy aneh tertuju pada prajurit Moore ini.
“Kekayaan Feilengcui benar-benar mengagumkan, kami pamit undur diri.” Rundstedt menyentuh lengan Greta Garbo dengan lembut, mengedipkan mata berulang kali.
Kehadiran Wentekelaier bagaikan baskom air es yang ditumpahkan dari atas, memadamkan keinginan Ratu Jiabao untuk meledakkan amarah. Pemimpin Four Evils Aiqin yang memancarkan kekuatan dan kekejaman ini membawa pulang lebih dari seratus Penjaga Pohon berpostur Pilar Penyangga Langit dengan janggut pohon menjuntai. Setidaknya tiga di antaranya dengan lingkaran tahun di batang tubuh seperti riak air, memancarkan gelombang elemen sekuat gunung.
“Sudah pulang？”Kepala suku Andulan dan para nyonya bos segera mengerumuni Pangeran Kesepuluh, berisik menanyakan kabar. Setelah pertempuran di Hutan Salib Selatan, Wentekelaier melanjutkan perjalanan kembali ke Benua Bawah Tanah lapis keempat. Kepulangannya tidak hanya membawa 123 Penjaga Pohon bawah tanah yang bergabung dengan keluarga besar Feilengcui, tetapi juga mengantarkan sejumlah besar Mata Air Elemen dan Mata Air Kehidupan.
“Ayo pergi!” Rundstedt mengulurkan tangan ke Ratu Jiabao, dalam hati berpikir: Sekarang kau bisa menyerah, kan?
“Aku akan pergi ke Weisisipang bersamamu!” Sang Ratu Lich berjalan keluar dari aula yang membuatnya sakit hati dan marah ini tanpa menoleh, melemparkan kalimat yang membuat tulang Rundstedt menggigil.
※※※
Liu Zhenhan sama sekali tidak tahu bahwa Kepala suku Andulan telah menyebarkan wabah dengan mayat busuk di Sungai Sanggan, juga tidak tahu Yang Mulia Sal telah menyingkirkan beberapa pimpinan besar Pasukan Sekutu Haimu Barat Laut menggunakan formasi teleportasi ranjau di ibu kota Shabak, apalagi tentang rencana Raja Lich Jiabao dan Rundstedt datang ke Weisisipang. Saat ini dia sedang sibuk memimpin pertempuran. Langit di atas Weisisipang telah memerah separuh langit akibat pertempuran sengit selama tiga jam penuh, di mana Pasukan Sekutu Haimu terus-menerus menyerang kota seperti minum obat perangsang tanpa henti.
Formasi pasukan gabungan Bangsa laut yang megah terhampar sejauh 10 li di luar kota. Selain prajurit gurita yang paling ahli memanjat sebagai penyerang utama, jenis pasukan lain hanya berdiam diri; total 100.000 prajurit gurita dibagi menjadi lima gelombang, diisi kembali setiap kali satu kelompok habis di benteng selatan kota Wisesepang.
Ini adalah serangan khas yang disebut taktik tumbal!
Menelusuri sejarah panjang Benua Aigean, bahkan jika Kekaisaran Yest yang diakui sebagai paling perkasa bangkit kembali, mungkin takkan bisa mengumpulkan 100.000 tumbal untuk menggerogoti kekuatan musuh secara bertahap!
Ini membuat orang takjub akan keunggulan jumlah pasukan Bangsa laut dan kedinginan hati komandannya - menggunakan pasukan tumbal untuk melumpuhkan stamina dan semangat bertahan, lalu mengirim pasukan elit untuk kemenangan mutlak, inilah ciri khas taktik pengepungan mereka.
Sebenarnya Pangeran Ximili'an tak ingin membuang waktu seperti ini, karena sebelumnya dia telah mengklaim hanya perlu 210 pukulan paus untuk menghancurkan tembok kota untuk "adik iparnya"; namun ketika pasukan gelombang pertama menguji daya tembak musuh, gelombang sihir monster yang meledak dari Wisesepang seketika membuatnya terpaku dan mengubah rencana semula - dari 10.000 tumbal langsung dinaikkan menjadi 50.000, mengubah serangan uji coba menjadi perang gesek murni!
"Siapa yang bisa memberitahuku berapa jumlah total Imam Bemon?" Saat itu Pangeran Ximili'an bertanya kepada Kepala Staf-nya: "Dan berapa jumlah Imam Tongkat?"
"Imam Bemon yang bisa maju ke medan perang pasti tidak lebih dari dua ribu orang, Imam Tongkat paling mentok juga tidak akan melebihi seratus lima puluh orang!" Kepala Staf menjawab tegas pertanyaan Yang Mulia Pangeran: "Basis populasi mereka memang segini!"
"Jancuk kau!" Pangeran Ximili'an menunjuk monster tingkat tinggi dan tanaman sihir di atas benteng gerbang selatan sambil memaki: "Di benteng gerbang selatan ini saja ada lebih dari seratus Imam Tongkat, lihat level monster-monster itu! Sialan! Ternyata ada tanaman sihir juga! Dari mana asal-usul mereka ini? Yang lebih menyebalkan, mereka punya empat benteng pertahanan, bukan cuma gerbang selatan!"
"Ximili'an jangan panik dulu. Beri perintah: kirim satu pasukan gurita sepuluh ribu orang masing-masing untuk menguji daya tembak tiga sisi tembok lainnya!" Yang Mulia Pangeran Karang Puncak Lionkell lebih tenang dibanding Pangeran Ximili'an. Sebagai laksamana putri duyung yang menjaga wilayah utara Xiya, beliau telah lama teruji dalam kobaran perang. Meski situasi jauh melampaui perkiraan, beliau tetap tidak memperlihatkan emosi.
Hasilnya segera terkumpul di tangan dua bangsawan putri duyung ini. Meski jumlah imam di tiga tembok lain tak sebanyak di selatan, kerapatannya tetap menakutkan, plus ada sedikit tanaman sihir juga! Anehnya, kota ini memiliki pasukan pemanah suku Haus dalam jumlah besar, dengan kuota sama banyak di keempat benteng!
Keahlian memanah prajurit Centaur ini sangat mumpuni. Pasukan gurita yang melakukan serangan uji coba menderita korban jiwa yang sangat besar!
Sudah menjadi rahasia umum, Suku Haus Bimon yang menjaga Provinsi Selatan Kerajaan Bimeng, selalu mencari nafkah di Hutan Salib Selatan.
"Apakah Bimon benar-benar mengonsentrasikan seluruh kekuatan nasional mereka di Weisisipang ini?" Pangeran Ximili'an dan Pangeran Lionkiel hampir tidak percaya dengan kenyataan ini. Tingkat kepadatan pasukan bertahan seperti ini, bagi Kerajaan Bimeng yang hanya dianggap sebagai peran kelas dua di Benua Aigean, kecuali mereka mengerahkan seluruh sumber daya negara, sulit dicari penjelasan logis lainnya.
Tapi mengapa Kerajaan Bimeng melakukan ini?
Apakah mereka sudah gila?
Ini bukan hanya Kota Weisisipang saja yang diserang oleh pasukan gabungan laut!
Dua anggota wangsa Putri Duyung ini agak bingung. Mereka tidak pernah menyangka akan menghadapi lawan seperti ini, sungguh sulit menentukan apakah kecerdasan atau kebodohan yang tepat untuk menggambarkan otak Bimon.
"Ximili'an, tambahkan pasukan pengepung di gerbang selatan menjadi 100.000 Prajurit Gurita! Beri tahu juga tiga legiun di sektor lain untuk melakukan serangan palsu secara bersamaan, jangan beri kesempatan Bimon di kota ini untuk beristirahat atau menarik napas!" Pangeran Lionkiel dengan wajar mengeluarkan taktik andalan bangsa laut: "Aku tidak percaya! Ketika para Imam Bemon ini kehabisan Kekuatan Nyanyian, ketika monster-monster ini kehabisan tenaga magis, ketika para prajurit mereka kelelahan, bagaimana mereka bisa menghadang serbuan pasukan elit kita!"
Fakta membuktikan bahwa taktik Bangsa Laut meski kejam, namun memang efektif. Setelah 40.000 Prajurit Gurita terkuras habis, pil ajaib penambah energi para Pendeta Ksatria Kuil akhirnya hampir habis. Sama seperti mereka, pemanah Hao di menara panah dan pelembing landak di menara pertahanan juga mulai kelelahan. Kecepatan panahan dan lemparan yang terlihat melambat menyebabkan intensitas tembakan pertahanan yang awalnya lebat seperti hujan mulai berkurang drastis. Meski hujan batu bata dari ketapel menimbulkan kerugian besar pada musuh, Prajurit Gurita tetap berhasil mulai memanjat tembok ibu kota dengan keunggulan jumlah.
Batang gelinding dan aspal takkan bisa lagi menghentikan Prajurit Gurita! Pertarungan jarak dekat sudah tak terhindarkan!
Menghadapi Prajurit Gurita yang bisa memanjat tembok tanpa tangga darurat atau tali kait, pasukan Weisisipang sempat mengalami kepanikan singkat. Namun setelah berhadapan langsung, kelemahan lawan segera mengembalikan keberanian prajurit Babi.
Jumlah Prajurit Gurita memang banyak dan mahir dalam memanjat serta teknik menyusutkan tulang, namun bertarung bukanlah keahlian mereka; Prajurit Babi yang bermuka tembem mungkin kalah melawan prajurit Mulan, tapi menghadapi Prajurit Gurita bertubuh pendek sama sekali bukan masalah; Meski miskin, Bimon setidaknya masih memiliki baju zirah kulit unta dan senjata baja yang dirampas dari mayat orang Mouran, jauh lebih megah dibanding Prajurit Gurita yang hanya memakai kerang pelindung dada-punggung dan bersenjata primitif.
Liu Zhenhan menunjukkan sikap yang sangat menahan diri. Unit serangan elemen Istana Musim Panas dan pasukan Penjaga Utama, serta pasukan udara sama sekali tidak menembak. Untuk menghadapi si kurcaci seperti Wu Dalang dan Tu Xingsun ini, dia bahkan enggan mengerahkan alat penyembur api dan Busur Silang Sayap Burung milik infanteri. Sementara prajurit Bimon lain masih mengandalkan tembakan jarak jauh untuk menghalau Prajurit Gurita di bawah benteng, dia sudah memimpin pasukannya bertarung tangan kosong di atas benteng hingga mayat berhamburan.
Karena strategi pura-pura lemah yang sama, tembok ibu kota yang dijaga Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui juga menjadi area serangan utama Prajurit Gurita, persis seperti saat orang Mouran mengepung kota.
Pertempuran tangan kosong ini mungkin adalah lawan paling sampah yang pernah dihadapi Pasukan Pengawal Istana Musim Panas sejak dibentuk!
Ini bagaikan sekumpulan tikus melawan gerombolan Naga!
Zirah standar infantri berat Pasukan Pengawal Istana Musim Panas adalah Baju Zirah Duri Mahkota berbahan besi hitam dengan berat total 400 kilogram. Zirah berat ini kini telah ditambahkan teknologi pengurangan berat magnetik suspensi, tiga lapisan sihir tempaan, dan lapisan Adamantium, membuat presisi, ringan, dan perlindungannya melampaui versi sebelumnya. Satu-satunya cara fisik untuk menembus pertahanan zirah berat ini adalah dengan menghantam menggunakan senjata berat, mengandalkan kekuatan dampak yang kuat untuk melukai Penjaga Istana Musim Panas yang terbungkus zirah!
Prajurit Gurita bangsa laut yang postur tubuhnya persis seperti Manusia Cicak Bimon, sebagian besar masih menggunakan senjata berciri khas lautan seperti pisau hiu tulang, tombak paus tulang, dan capit kepiting raksasa. Kecuali para perwira yang memiliki zirah sisik ikan sebagai simbol status, prajurit gurita lainnya hanya menggantungkan cangkang kerang di dada dan punggung sebagai armor.
Ini memang tak bisa dihindari. Meski bangsa laut telah menduduki sebuah benua seberang laut dan menangkap banyak budak pribumi untuk menambang dan melebur besi, jumlah persenjataan logam masih belum mencukupi untuk pasukan secara merata.
Dengan kontras yang begitu mencolok, infantri berat Pasukan Pengawal Istana Musim Panas bahkan jika berdiri kaku di tempat pun tak akan bisa ditembus oleh serangan prajurit gurita yang hanya seperti menggaruk kaleng baja.
Taktik tumbal Bangsa laut mungkin bisa menghabiskan dan melemahkan stamina pasukan Bimon mana pun, namun sama sekali tak berpengaruh pada Prajurit Cincin Emas; Gelar kehormatan "Prajurit Terhebat Bimon" mengapa jatuh pada kaum kijang hutan Suku Berbual alih-alih ras petarung tangguh seperti Harimau atau Lion, bukan karena kemampuan serbaguna Prajurit Cincin Emas yang mahir bertarung jarak dekat dengan pilar totem maupun melempar pisau berputar dari jarak jauh, melainkan berkat "aura stamina" bawaan lahir mereka!
Dalam Pertempuran Hyjal, rekor yang diciptakan Prajurit Cincin Emas adalah bertempur tanpa henti tujuh hari tujuh malam tanpa makan-minum!
Beberapa jam pertempuran bagi Prajurit Kijang hanyalah pemanasan belaka!
Pangeran Ximili'an dan Pangeran Lion dengan cepat menyadari kehadiran infantri berat Bimon yang luar biasa tangguh di benteng selatan ini. Para prajurit berat itu lebih mencolok daripada mercu suar di kegelapan, persis seperti deskripsi Imam Agung Jubah Merah: mereka bergerak bagai hutan maju, menghancurkan segala penghalang!
Pasukan Gurita yang baru saja memanjat benteng, yang sebelumnya berjejal hitam pekat ber-ekor manusia, tiba-tiba tercukur habis bagai rambut oleh pisau cukur saat pasukan Bimon melakukan serangan dorong maju, berhamburan jatuh dari benteng dengan hutang daging-darah beterbangan layaknya layang-layang.
Putri Duyung dan semua pihak asing lainnya tidak menyadari bahwa inilah Prajurit Cincin Emas yang pernah menyengsarakan Bangsa laut dalam Perang Darat-Laut sebelumnya. Pangeran Ximili'an dan Pangeran Lion hanya mengenali pasukan infantri ini sebagai Prajurit Berbual melalui pilar totem mereka.
“Sombong sekali! Langsung menyerah bertahan dan memilih bertarung tangan kosong di benteng! Sampaikan perintahku, fokus serang sisi itu!” Pangeran Ximili'an tersenyum sinis melihat "ipar baik" yang memimpin pasukan di atas benteng beserta Infanteri Berbual-nya, dalam hati berpikir takkan kuberikan kesempatanmu istirahat.
Seribu Prajurit Hiu Sihir bertindak sebagai pengawas pertempuran, membawa tombak besi berkilauan, memaksa lebih banyak Prajurit Gurita menyerbu tembok untuk menghadapi pasukan Bimon ini.
Senjata yang dibawa Liu Zhenhan hari ini adalah Tongkat Taring Serigala berduri besi dan Perisai Gitar Perang. Dia menyukai senjata berat semacam ini - sekali hantam bisa menjangkau area luas, sensasi pegangan sangat memuaskan. Bagi yang sudah memasuki fase Amuk Mandiri, semua gerakan musuh terlihat seperti slow motion, cukup hantam kepala mereka tanpa berpikir.
Dua sisi Perisai Gitar Perang diasah tajam, cocok untuk menangkis sekaligus menyerang. Tapi sejujurnya, dengan kekuatan Zirah Takhta Es yang Terbeku milik Liu Zhenhan, bahkan jika Prajurit Gurita diperbesar sepuluh kali pun takkan bisa menembus pertahanannya.
Liu Zhenhan menghadapi lawan tersulit seumur hidupnya.
Tongkat Taring Serigalanya telah "bercumbu mesra" dengan ratusan tulang ubun-ubun, tapi keras kepala lawan melebihi perkiraannya. Dia pun semakin bersemangat menghantam.
Pasukan Pengawal Istana Musim Panas sebenarnya sangat tidak suka bertarung melawan lawan bertubuh pendek, karena ini berarti semua harus membungkuk sambil menghantam senjata. Dengan mengandalkan ketebalan zirah, prajurit Kijang yang tak berdaya segera mengubah senjata utama mereka menjadi batang gelinding, menghantam benteng dengan suara "braak-braak-braak" bagai gempa bumi.
Selain mengulangi gerakan memukul dengan batang gelinding yang bukan ilmu bela diri ini, mereka juga tak lupa menendang-nendang liar dengan sepatu perang. Ketika pasukan cadangan kavaleri lapis baja yang dikirim Lao Liu mulai membantai prajurit Gurita di benteng, Pangeran Ximili'an dan Pangeran Lionkell yang menyaksikan akhirnya menyadari keanehan. Pasukan Suku Berbual di benteng ini tidak hanya tidak menunjukkan tanda kelelahan, malah semakin bersemangat. Bahkan sekelompok prajurit Elefen yang baru bergabung ternyata menggunakan pedang besar berkilau alih-alih palu perang.
Dalam arsip Bangsa Laut, sepertinya tidak ada catatan tentang prajurit Elephanten yang menggunakan pedang perang.
Ini bukan salah Bangsa Laut yang kurang informasi. Suku Mammoth yang tinggal di gunung bersalju selama bertahun-tahun memang tidak punya akses ke persenjataan berat. Setelah terbiasa menggunakan pisau panjang dari gading, mereka kini tidak tertarik pada senjata lain. Ilmu pedang Klan Hijau yang tajam dan garang bagaikan sayap bagi harimau bagi mereka.
Di mana pedang besar menyapu, angin barat mengantarkan kepala manusia.
“Di kemudian hari, Prajurit Gurita seringkali langsung mengalami breakdown tanpa kontak begitu menyerbu benteng. Meski hukum militer kejam dan mundur berarti mati, mereka tetap tak bisa mengumpulkan keberanian untuk melawan Bimon perkasa yang setara dengan Prajurit Banilu ini. Cuma dengan menginjak saja musuh sudah bisa membunuh beberapa orang, ini membuat mereka putus asa! Bagaimanapun mereka menebas, rasanya seperti menebas tembok besi!”
Pangeran Ximili'an melihat Prajurit Gurita yang kabur disembelih seperti sayur oleh Prajurit Hiu Sihir yang bertugas mengawal, urat di lehernya menonjol menandakan kemarahan. Semua tumbal ini sebelumnya telah diberi "Pil Pemberani" dari rumput laut yang tumbuh di mulut gunung berapi dasar laut. Pil ini efektif membangkitkan semangat juang dan keberanian ekstrim, tapi ternyata tetap bisa ditakuti sampai mundur!
"Kalau seorang jenderal bahkan tak bisa mengontrol diri seperti ini, buat apa memimpin pertempuran?" Pangeran Lionheart menghentikan tindakan bodoh Putra Mahkota yang ingin memimpin pasukan elit menyerbu kota: "Seumur hidupku belum pernah kulihat komandan yang turun langsung berkelahi. Terus tunggu saja, Ximili'an. Tidakkah kau lihat Pendeta Bemon di benteng masih sangat segar? Kita punya 100 ribu Prajurit Gurita. Kalau kurang, akan kukirim 100 ribu lagi. Toh tumbal seperti ini kita punya banyak!"
Ketika Cicak Tua Bulat datang untuk ketiga kalinya meminta pil ajaib dari Shaman Divine Comedy, Liu Zhenhan akhirnya menyadari ada yang tidak beres.
Kesatria Kuil akan segera datang meminta pil ajaib lagi. Jika Bangsa laut terus menggunakan taktik tumbal seperti ini untuk menguras persediaan, harta Feilengcui yang susah payah direbut dari Istana Bunga Sukma mungkin akan habis dimakan dan dipakai habis oleh Kesatria Kuil setelah pertempuran ini.
"Dasar tai B! Kau harus hemat pemakaiannya!" Liu Zhenhan paling benci pemboros seperti ini, begitu masuk medan perang langsung menghujani semua amunisi tanpa pikir panjang, padahal harus lihat dulu apakah jenis pasukan musuh pantas dikeluarkan biaya sebesar ini: "Kenapa tidak lawan mereka dengan tangan kosong? Untuk pasukan sampah seperti ini, pemanah pun aku enggan kirim! Jancuk! Kita punya pasukan cadangan! Jenderal Reyes sudah siapkan empat pasukan cadangan di bawah kota! Ganti-ganti giliran istirahat! Mereka banyak orang, kita juga tidak sedikit!"
"Sekarang aku mengerti! Bangsa laut menggunakan taktik roda gigi untuk menguras kekuatan magis dan stamina kita. Tapi... Richard... Lihat... Pendeta dan penyihir Elf terus menganggur juga tidak baik! Kali ini setelah kau beri pil ajaib, aku pasti larang mereka bertindak. Sama seperti Tai-Baomu, semuanya siaga." Imam Agung Jubah Merah mencoba membela diri dengan terbata-bata, kalau bukan karena Lao Liu tidak tahan mengumpat, mungkin dia masih merasa memimpin dengan baik. Tadi asyik membunuh sampai lupa mempertimbangkan apakah pasukan sampah pantas dihabisi dengan sihir. Sekarang dipikir-pikir... memang agak boros.
"Orang awam memimpin ahli." Kepala Staf Robby adalah sosok yang blak-blakan. Tembok pertahanan lain tidak pernah sekalipun meminta pil ajaib, hanya Ksatria Kuil yang paling Berbual B, rata-rata setiap satu jam sekali minta pil ajaib.
Cicak tua pura-pura tidak mendengar. Menurutnya tak perlu bersitegang dengan prajurit Pasukan Pengawal Istana Musim Panas mana pun. Mereka semua orang gila, dan orang waras takkan berdebat dengan orang gila.
"Robby! Bawakan satu peti lagi pil ajaib untuk Yang Mulia!" Liu Zhenhan melemparkan Tongkat Taring Serigala dan perisai, mengambil handuk mengusap darah di wajahnya: "Sialan! Ini memang aneh! Prajurit Gurita yang bertubuh pendek ini seharusnya tidak seberani ini. Dari mana mereka dapat nyali untuk memanjat benteng? Tinggi mereka cuma seperlima Prajurit Kijang! Sialan, berapa besar nyali yang dibutuhkan untuk nekat begini? Satu dua orang mungkin bisa dimaklumi, tapi kok semuanya bajingan nekat? Di dunia mana ada sebanyak ini orang nekat?"
"Benar juga... Mereka seperti sedang Transformasi Liar, benar-benar tidak tak mati! Berani menerjang sihir!" Cicak tua memeluk erat peti pil ajaib, senyum merekah: "Suku-suku bawahan kita sekalipun sedang Transformasi Liar mungkin tetap tidak seberani ini. Mana mungkin Manusia Landak atau sigung berani melawan Prajurit Paus."
Lao Liu menghela napas. Suku-suku bawahan Bimon mana bisa disamakan dengan Prajurit Gurita ini, meski postur tubuh mereka sama-sama pendek.
Bahkan jika diberkati dengan Transformasi Liar dan dilindungi 'Cahaya Kesadaran', dengan fisik lemah suku-suku bawahan Bimon, mungkin akan langsung stroke dan tewas...
Sebuah pencerahan tiba-tiba menyambar di benaknya.
"Yang Mulia! Tunggu!" Liu Zhenhan mencengkeram Cicak tua yang sedang berbalik untuk pergi.
"Aduh～ Lepas... Lepas..." Bulat menjerit kesakitan, lengannya terasa seperti terjepit penjepit besi panas, air matanya hampir menetes.
"Semua Pendeta bersiap!" Liu Zhenhan melepas Imam Agung Jubah Merah yang hampir pingsan ini, mengambil "Hyacinth Parfum" di kerah bajunya, teriakan bergemuruh bagai petir mengalahkan riuh medan perang: "Berikan 'Lingkaran Cahaya Transformasi Liar' ke musuh! Jancuk! Aku tak percaya kurcaci kerdil ini bisa tahan efek samping Transformasi Liar! Dengarkan baik-baik, berikan ke musuh, jangan sampai 'Cahaya Kesadaran' ikut terkirim! Mulai!"
Saat lingkaran-lingkaran cahaya seluas ratusan meter persegi menghujam dari langit, barisan prajurit Gurita yang garang tiba-tiba berbusa mulutnya, anggota badan kejang-kejang, darah hitam mengalir dari lubang wajah.
Efek samping Transformasi Liar jelas tak bisa ditahan tubuh kurcaci bertubuh pendek yang sudah menelan pil nyawa.
Dari zaman kuno hingga kini, ini pertama kalinya Imam Bemon menggunakan "Lingkaran Gemilang" untuk memusnahkan pasukan musuh dalam skala besar.
Pangeran Simirian dan Pangeran Lionkeer mengucek mata mereka dua kali, merasa seperti sedang bermimpi.
Nyanyian Perang Bangsa Behemu bisa membunuh orang?
Itupun dalam jumlah begitu besar?
"Kakak ipar Simirian, sampai kapan kau mau membuatku menunggu?" Liu Zhenhan berdiri di benteng, mengejek Pangeran Putri Duyung dari kejauhan: "Mataku sudah mulai ditumbuhi jaring laba-laba dan jamur!"
Melihat pasukan utama musuh akhirnya bergerak, Lao Liu tak bisa menahan tawa kecut. Dia telah menyiapkan "makanan mewah ekstra" untuk markas besar pasukan Bangsa Laut ini.
BAB 642: Ujung Jarum Melawan Ujung Gandum
Di Padang Liar Kuno yang dipenuhi rumput liar subur dan rimbun di musim panas, bersantai di sarang rumput lembut setiap hari adalah kehidupan yang membuat para Dewata iri.
Si kurcaci berbaring di rumput bermimpi indah: Dia menikahi empat istri cantik - wanita Raksasa Es, Raksasa Langit, Raksasa Kabut Laut, dan Raksasa Perbukitan, tapi tak ada Raksasa Api. Saat malam pengantin, "Jawaban" baru sadar keempat istri ini terlalu tinggi. "Pedang kecil macam apa yang cocok dengan sarung sebesar ini? Gimana cara menjalani kehidupan rumah tangga nanti?"
pun menemui bosnya, bertanya bagaimana memecahkan masalah ini.
“Besok aku akan mewakilimu melamar Putri Kekaisaran Kurcaci!” bos berkata dengan geram: “Ini hal sederhana.”
“Itu tidak pantas... Bagaimana jika... jika mereka menolak? Jika tidak menyukaiku?” berkata dengan ragu-ragu: “Karakter Kurcaci sangat pemarah.”
“Orang paling pemarah sekalipun akan menjadi lembut seperti giok di hadapanku.” Bos berkata dengan keyakinan tak tergoyahkan: “Tak peduli mereka suka atau tidak, kalau perlu kita datangi dan RAMAS saja!”
“Astaga... Bukankah ini jadi gerombolan perampok?” yang belakangan rajin belajar - budaya adalah mata pelajaran wajib Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui - tindakan merampas pria dan memperbudak wanita terasa sangat bertentangan dengan pandangan hidup "Jawaban".
“Kalau dibayar, itu bukan disebut merampas, kan?”
“Lalu bagaimana dengan empat istri Raksasaku ini?”
“Serahkan semuanya padaku! Haha! Bosmu paling suka kuda liar!”
“Ah——” terkejut, langsung terbangun dari mimpi indahnya.
Kotak Tulang di pelukannya mengeluarkan dengusan Oushou, membuat dada “Jawaban” terasa kebas. Menyeka keringat dingin di wajah, mengucek mata dan meregangkan badan, lalu memutar Kotak Tulang untuk menerima panggilan.
“Kau sedang apa di sana?!” Kepala Staf Robby membentak marah dari ujung Kotak Tulang: “Sudah sialan kuirim koordinat setengah hari, kau masih belum menjalankan Rencana yang sudah ditetapkan?!”
“Jancuk！” sarang rumput ，tidur ini terlalu nyaman. Sampai membuatnya lupa tujuan datang ke sini.
Dari lencana hibernasi memanggil laba-laba pedang tajam, "Jawaban" naik ke pelana mengamati ke utara. Pandangannya terhalang kerang-kerang laut di perkemahan bangsa laut yang rapat tak tembus angin.
“Sialan! Gawat... Tugas pertama langsung ada masalah...” mengeluarkan "Masker Artis" dari dada, hadiah Murinio untuk bos dulu. Setelah menggosok wajah gila-gilaan, wajahnya berubah jadi versi mini wajah Prajurit Banilu Fegao dengan dua kumis paus panjang berkibar gagah.
Bercermin di permukaan pistol-pedang yang mengilap, merasa sempurna. Setelah memencet jerawat di bibir dengan kumis paus, ia kendalikan laba-laba pedang. Ksatria raksasa pemberani ini menyusup lewat rumput tinggi menuju markas belakang Legiun Haimu sejauh 10 kilometer.
Serangan dari belakang adalah taktik andalan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui. Sebelumnya pernah digunakan saat merebut oasis gurun, tapi saat itu terlalu muluk-muluk - langsung mengerahkan kavaleri udara membawa formasi teleportasi sihir Adamantium untuk menyergap dari belakang musuh. Kali ini bos dan Kepala Staf ingin bermain lebih tersembunyi, sekaligus mencontoh tentara reguler.
Semak belukar dan rerumputan di padang gurun sedang mencapai puncak kehijauannya di musim ini. Melalui formasi teleportasi sihir yang dipersiapkan sejauh ratus li, telah menyusup diam-diam di belakang markas besar Pasukan Sekutu Haimu selama setengah hari, semata untuk menghujamkan pisau mematikan pada momen yang tepat.
Harus diakui, postur tubuh pendek yang dulu menjadi sumber rasa inferiornya, justru memberinya kesempatan untuk menjalankan tugas mulia ini.
Pasukan Sekutu Haimu yang berhadapan langsung dengan Benteng Gerbang Selatan Weisisipang memang merupakan pasukan elit yang terlatih baik. Mereka tidak lengah meski memiliki jumlah pasukan dan komandan yang superior. Bahkan di area belakang markas besar, masih terdapat patroli bergiliran dari kavaleri unta dan kavaleri pari kelelawar.
Karena terburu-buru waktu, pasukan gabungan Haimu yang baru berkemah dan langsung menyerbu pertempuran pengepungan kota belum sempat menggali parit, mendirikan menara pengawas dan rintangan rusa. Memanfaatkan tubuhnya yang pendek, Iverson mengendarai laba-laba pedang tajam menyusup diam-diam di antara semak-semak setinggi orang. Memanfaatkan celah saat dua patroli kavaleri Haimu berjalan, ia menyelinap masuk ke markas besar pasukan gabungan Haimu.
Sekalipun pasukan Mouran dan bangsa laut sangat elit, pencampuran dua pasukan tetap menyisakan celah yang bisa dimanfaatkan.
Iverson sama sekali tidak khawatir akan ketahuan jejaknya. Menyusup atau menyerbu langsung, kedua strategi ini memang sudah termasuk dalam rencana operasi.
Dengan perlindungan barak-barak berbentuk kerang siput, Iverson memasuki bagian dalam markas besar Haimu tanpa hambatan. Semakin ke dalam, keramaian semakin padat. Raksasa kecil Napoleon yang mengendarai laba-laba pedang tajam tak lagi bersembunyi, melainkan dengan congkak menggeber kendaraannya menerobos sana-sini.
Sepanjang jalan, para perajin sedang bekerja keras membelah kayu dengan gergaji dan kapak. Pohon-pohon kuno hutan bertumpuk seperti gunung di perkemahan, tak ada seorang pun yang memperhatikan ksatria raksasa kecil ini.
Pasukan gabungan Haimu memiliki komposisi yang terlalu rumit dengan jumlah personel sangat besar. Berbagai ras yang tercampur ini membuat tak hanya prajurit biasa dan perajin sulit membedakan struktur, bahkan perwira tinggi pun sama bingungnya.
Sikap tenang dan percaya diri dari prajurit paus mini ini sama sekali tidak menimbulkan kecurigaan siapapun.
Setelah berjalan setengah hari, "Jawaban" memperkirakan dirinya telah maju setidaknya 5 li dalam kemah Haimu. Area bengkel kayu ini ternyata masih belum berakhir - kayu gelondongan raksasa sepanjang puluhan meter masih bertumpuk seperti bukit kecil di sana-sini, serbuk gergaji dan serpihan kayu seputih salju beterbangan tertiup angin sampai membuat mata perih.
"Hei!" menghentikan sepuluh prajurit Mulan yang sedang menggotong kayu gelondongan ke para perajin, bertanya dengan gerakan tangan yang berlebihan: "Apakah kalian tahu seberapa besar tempat ini?"
Sepuluh pria berjanggut dari Mulan yang bertelanjang dada dan berkeringat itu menatap bodoh ke arah ksatria laut bertubuh pendek ini. Setelah terdiam seperti patung kayu sejenak, mereka menunjuk mulut dan telinga mereka sambil menggelengkan kepala, mengisyaratkan tak mengerti ucapannya.
"Bego semua!" menggerutu kesal: "Basa asing satu pun tak dikuasai, berani-beraninya keluar mengembara! Enyahlah kalian!"
"Dia siapa? Ngomong apa tadi?" Seorang pengangkat kayu dari Mulan bertanya sambil berjalan pada rekannya: "Tubuhnya pendek tapi galaknya minta ampun."
“Kurasa itu Ksatria Laba-Laba Air? Atau Ksatria Kepiting? Tunggangannya pasti salah satu dari dua jenis ini. Tapi wajahnya agak mirip Prajurit Paus.” Rekannya memberitahu orang Mouran ini: “Cepat kerjakan tugasmu, bangsa laut ini sangat barbar, makan ikan mentah-mentah. Jangan ajak bicara orang primitif seperti ini.”
Aifeiersen tak mendapat petunjuk arah, matanya berkedip-kedip sambil mengeluarkan suara "berdetak-detak".
Jelas tidak efektif hanya berkeliling sekilas seperti ini. Perkemahan militer ini terlihat sangat besar.
Sambil memiringkan kepala untuk berpikir sebentar, ia menyuruh Laba-Laba Pedang memanjat gunung kayu tertinggi di sekitar, lalu menaungi mata dengan tangan untuk mengamati sekeliling.
Ternyata benar dugaan!
Seluas ratusan li di area ini penuh dengan barak militer. Ribuan barak kerang siput mengubah padang gurun ini menjadi terumbu karang. Dalam radius 30-50 li, kayu-kayu bertumpukan setinggi gunung dikerjakan oleh para perajin yang sibuk. Angin tenggara menerbangkan serpihan kayu seperti badai pasir.
Di wilayah utara jauh terhampar formasi besar pasukan Mouran yang mengarah ke Weisisipang. Aifeiersen langsung mengenakan kacamata hitam setelah sekilas melihatnya. Ia hampir terkena glaukoma akibat silau lingkaran lagu perang dan gelombang sihir yang menyakitkan mata.
Di sisi paling barat yang aneh, banyak Bangsa laut yang seperti semut sedang merakit kerangka baja, perancah dipasang sangat rapat, terlihat seperti sedang membangun piramida baja; benda ini terlalu besar, tampak lebih tinggi dari tembok kota Weisisipang; menduga itu kemungkinan besar adalah alat pengepungan musuh yang dirancang khusus untuk mengangkut infanteri langsung ke benteng pertahanan, mirip dengan "chongche awan" (kendaraan penyerbu awan).
Di dalam barrier biru permata di sisi timur, ikan-ikan dalam jumlah besar ditempatkan di cangkang kerang raksasa yang ditumpuk seperti gunung menjulang. Ikan-ikan ini semua mengangkat ekor dan melompat-lompat, berkat efek barrier pelembab, mereka tetap hidup seperti di lautan meski tak bisa berenang lagi.
Ini jelas merupakan basis logistik pasukan sekutu Haimu. Selain ikan dalam jumlah besar, ada juga rumput laut dan buah laut tak terhitung yang ditumpuk rapi di cangkang kerang besar seperti tumpukan jerami. Ada juga tong kayu setinggi 5 meter yang ditumpuk menyerupai pagoda, aroma asam fermentasi keju tercium dari kejauhan.
Megah! Sialan, benar-benar megah! berpikir tak heran Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui memiliki struktur kelembagaan kecil, rupanya membentuk legiun besar membutuhkan biaya besar, persiapan pasokan logistik sebanyak ini saja sudah cukup mencekam.
Setelah menjilat jari untuk mengukur kecepatan angin dan luas area, "Jawaban" segera menyusun rencana pembakaran.
"Raksasa Typhoon terlahir sebagai ahli bermain api, seumur hidup bergelut dengan nyala api, sudah menjadi makhluk sakti. Awalnya dengan angin tenggara ganas di padang gurun, membakar seluruh bengkel kayu bukan masalah. Tapi sekarang setelah melihat basis logistik musuh, Iverson takkan melepaskan kesempatan ini."
"Kau, dan kau! Kemarilah!" Iverson menunggang laba-laba pedang turun dari bukit kayu, melambai pada dua orang Mouran yang sedang menggergaji.
Dua orang Mouran masih bingung, tamparan keras berbalas langsung menghantam wajah mereka hingga mata berkunang-kunang. Laba-laba pedang garang menggesekkan rahang pedangnya hingga berbunyi "creet-creet", mengancam para perajin yang terpaku. Seorang mandor cepat-cepat memalingkan muka, pura-pura tak melihat.
Di pasukan gabungan Haimu, cara termudah membedakan orang penting dan bajingan adalah melihat keindahan zirah mereka. Baik bangsa laut maupun Mouran, prajurit biasa tak punya armor logam.
Zirah raksasa kecil Napoleon buatan sendiri, tanpa paku keling, seluruhnya hasil pengelasan api dan mekanisme gir. Bahkan laba-laba pedangnya pun mengenakan armor lingkaran indah. Gaya seperti ini sangat cocok dengan citra petinggi pasukan Haimu.
Iverson menyuruh dua orang Mouran itu dengan patuh membantunya menyeret pita ukur dan memegang jam matahari. Sambil menyesuaikan sudut dan garis lintang satu per satu, dia mengkalibrasi arah dengan tepat, lalu menggunakan pensil arang untuk menggambar enam titik pembakaran dengan arah berbeda di tanah sekitar.
Ini adalah formasi pembakaran bunga plum enam arah. Dengan banyaknya kayu sebagai bahan bakar, enam titik pembakaran ini tidak hanya akan membakar habis bengkel kayu, tetapi juga mengandalkan angin panas untuk mengubah sirkulasi udara. Melalui efek putaran, angin tenggara yang semula bertiup ke barat akan berubah menjadi angin barat, mengarahkan kobaran api ke basis logistik pasukan sekutu Haimu di sisi timur.
Mandor bengkel kayu membawa piringan melon manis yang sudah dipotong dan dicuci, lalu menyampaikannya dengan hormat di hadapan Iverson.
Sang Raksasa kecil mengeluarkan enam tong besi raksasa berisi getah labu minyak, alkohol, dan gula pasir dari cincin ruangnya, bersama sebuah formasi teleportasi sihir besi semut dan seorang Penyihir elf hutan. Dengan percaya diri dia mengarahkan para perajin Mouran di sekitarnya untuk memindahkan tong-tong besi ke enam titik pembakaran utama.
Sementara orang lain berkeringat sampai basah kuyup, dia dan sang Penyihir Elf malah asyik mengunyah melon gurun sampai mulut mereka penuh madu.
Setelah menghabiskan potongan terakhir blewah, Aiversen dengan wajah licik menaiki laba-laba pedang tajam, mengacungkan dua Pedang Api dan mulai menghantam liar, bahkan menambahkan dua "batu meteor api" gratis ke kerumunan perajin terpadat.
Setelah para perajin yang panik berlarian sambil menjerit ke segala penjuru, Aiversen menyalakan enam kabel api wol unta yang terpasang di gulungan, lalu bersama penyihir Elf yang sudah siap melangkah ke formasi teleportasi sihir dan segera kabur.
Perlu ditegaskan, rencana serangan tiba-tiba ini sebenarnya sudah lama diserahkan Tuan Tanah Feilengcui ke Ibukota Shabak, hanya saja Yang Mulia Sal dan para prajurit terluka punya ambisi yang lebih besar.
※※※
Saat lingkaran cahaya Transformasi Liar menyapu tumbal cumi-cumi, pertempuran seru di Weisisipang akhirnya memasuki klimaks.
Pangeran Ximili'an dan Pangeran Lioncoir yang menderita kerugian besar tak bisa menerima kekalahan ini, bahkan para Siren yang awalnya ragu-ragu kini semakin yakin untuk melanjutkan pengepungan.
Pasukan tumbal selalu menjadi senjata andalan Bangsa Laut untuk mengalahkan musuh. Baik pasukan Alexius maupun Xiya, delapan puluh persen kekuatan tempur mereka terdiri dari tumbal! "Pil kematian berani" dapat menutupi kelemahan bawaan prajurit-prajurit ini dengan keberanian dan fanatisme. Jika bukan karena ini, meski populasi Bangsa Laut besar, bagaimana mungkin mereka bisa menguasai benua?
Berdasarkan total populasi dan ras petarung tangguh, ras tempur sejati Bangsa Laut seperti Prajurit Hiu Sihir dan Prajurit Paus, persentasenya jauh lebih rendah dibanding ras tempur Bemon dalam populasi nasional!
Dengan kata lain, ide mendadak Imam Bemon ini tepat menginjak kelemahan orang Bangsa Laut.
Radius lingkaran lagu perang jauh melebihi radius mematikan sebagian besar sihir serangan bertubi!
Yang lebih menakutkan, "Nyanyian Perang Kegilaan" termasuk dalam Lingkaran Gemilang bukan Lingkaran Jahat. Setiap Imam Bemon yang kompeten seharusnya bisa menggunakan nyanyian ini!
"Pesan ini tidak boleh bocor!" Pangeran Lionheart tak lagi bisa menjaga wibawanya, berteriak dengan suara serak kepada semua prajurit sinyal: "Segera beri tahu tiga pasukan di sektor lain! Ini bukan lagi serangan palsu! Kali ini kita akan menyerbu kota ini bersama-sama!"
"Mengapa Ai Wei'er belum selesai dirakit! Segera kirim orang untuk mendesak!" Mata merah darah Pangeran Simirian bahkan lebih kejam daripada orang Mouran sendiri. Nada bicaranya mencapai tingkat kekejaman paling gila sepanjang sejarah: "Aku tidak peduli alasan apapun! Jika dalam 420 jingmai Ai Wei'er belum menginjakkan kaki di medan perang, semua kru perakit akan langsung menjalani pembelahan tubuh di tempat!"
"Simirian, jika dalam 420 jingmai kita belum merebut benteng ini, kita harus menghentikan serangan!" Pangeran Lion Keer menghentikan transmisi perintah itu: "Dalam situasi seperti itu, kita harus menunggu 15 hari sampai alat pengepungan selesai dibuat sebelum menyerang lagi!"
"Jangan biarkan kemarahan mengaburkan penglihatan." Marchioness Siren Camilla mengangguk setuju dengan perkataan Pangeran Putri Duyung.
"Bagaimana mungkin tidak bisa direbut!" Mata Pangeran Simirian berkobar seperti api, menatap tajam sosok yang menjadi sumber kebencian abadnya di benteng Wisesepang: "Pasti bisa! Karena kali ini kita menggunakan pasukan terbaik yang pernah ada!"
Lima ratus pemain terompet kerang membunyikan secara serentak nada penyerangan yang berat dan menggema.
Di bagian depan benteng gerbang selatan Kota Suku Rubah, Legiun Haimu yang mengumpulkan semua jenis pasukan elit mulai bergerak maju perlahan. Dua puluh lebih ekor kura-kura raksasa mengayunkan tubuh sebesar pulau, membawa barisan padat prajurit Mouran di atas cangkangnya, melangkah dengan berat. Meski terlihat lambat, setiap langkah yang sebenarnya mencapai puluhan meter mendekati Weisisipang.
Sesekali beberapa orang sial meluncur dari punggung Model sambil menjerit panjang, tubuh rapuh mereka "basyah" remuk di bawah telapak kaki berkuku raksasa, membentuk cap kaki raksasa di tanah keras padang gurun.
Dua tank pengepungan Gnome dengan cerobong mengeluarkan uap putih dan peluit "tuut-tuut-tuut" bergerak ke gerbang kota sambil melemparkan batu peluru gada berantai ke tembok dengan dua lengan pelontar. Pasukan busur panah silang Weisisipang tak mampu mengancam kendaraan perang mekanis ini - anak panah sebesar lengan anak yang terbuat dari besi, entah terpental jauh menghancurkan infanteri, atau bengkok seperti kail saat menabrak zirah tebal dari Kalandruil'ya Jin.
Katapel gnome memiliki jangkauan lempar yang jauh melebihi katapel biasa. Batu peluru rantai yang diluncurkan tidak hanya memiliki daya jangkau dan kekuatan lebih besar, tetapi juga terdiri dari dua bola batu besar yang dirantai besi. Setelah terbang di udara beberapa jarak, kedua batu akan meregangkan rantai dan menyebar, menciptakan radius serangan yang sangat luas.
Ketika menghantam objek apapun, prinsip tuas dari rantai besi akan membuat kedua batu saling berputar dan bertabrakan dengan kekuatan menghancurkan yang dahsyat. Menara lonceng di atas gerbang selatan Weisisipang yang menjadi posisi tertinggi, hanya terkena satu tembakan batu rantai ini. Tidak hanya paviliun kayu dan pemanah di dalamnya hancur berantakan dengan mayat berhamburan, bahkan lonceng peringatan tembaga besar pun bergemuruh dengan suara mengerikan.
20.000 budak pemanah Sile digiring oleh kavaleri unta memasuki medan pertempuran yang seperti penggiling daging-darah ini. Tumpukan mayat prajurit gurita di depan membuat kulit kepala mereka merinding.
Pertempuran dengan skala seperti ini sulit dibayangkan terjadi di Gurun Taklamakan. Kegigihan musuh membuat para budak yang mentalnya lemah ini linglung, gerakan mereka kaku seperti mesin.
"Cepat, cepat, cepat!" Para Yabushan Mulan yang terkenal garang mencabut pisau melengkung berkilauan. Setiap budak yang bergerak lambat langsung ditendang kaki unta dan dipenggal kepalanya.
Di atas benteng Gerbang Selatan Weisisipang, suasana sunyi senyap menyelimuti. Pasukan Bimon yang penuh semangat terus mengalir naik ke benteng melalui tangga batu, mengisi posisi-posisi terdepan. Para insinyur dari suku-suku bawahan sibuk memperbaiki gerigi pagar dan parapet yang rusak dengan batu bata dan getah li, sembari mengangkut prajurit terluka, anak panah, batang gelinding, dan batu guling.
"Aku melihat pasukan Beruang, Berserker, Wolff, Lion, dan Harimau!" Pangeran Rhein marah menendang mesin pengintai perunggu Mouran di depannya: "Kerajaan Bimeng benar-benar mengerahkan semua pasukan utama mereka ke kota ini!"
"Semua Ahli Sihir Pencabik Badai, ikuti di belakang pemanah Sile. Jangan masuk jarak tembak dulu!" Pangeran Ximili'an yang duduk di kereta perang unta berteriak hingga suaranya serak: "Paman, kapan prajurit pilihan kita akan bertindak?"
"Jangan terburu-buru! Biarkan pasukan Mouran yang menyerang lebih dulu!" Pangeran Rhein menggigit giginya hingga hampir patah. Keberadaan pasukan Bimon kuat dalam jumlah besar di kota ini membuatnya mulai cemas. Ras Beruang, Elefen, dan Bimon diketahui memiliki kekuatan fisik bawaan yang memungkinkan satu prajurit menahan seratus musuh. Saat formasi perlahan maju, Pangeran Mahkota Karang terkejut menemukan para prajurit Bimon itu mengenakan zirah baja berkualitas tinggi dan senjata-senjata premium.
Prajurit Bimon seperti ini adalah musuh yang tidak ingin dihadapi oleh pasukan manapun. Bahkan tanpa penyihir, mengalahkan mereka membutuhkan kesadaran akan korban dua hingga sepuluh kali lipat.
Jika bukan karena bantuan sekutu Mulan kali ini, Pangeran Rhineker pasti akan menghentikan pengepungan kota dan menunggu persiapan peralatan berat sebelum bertarung dengan prajurit Bimon kuat ini.
Tak lama, Kungkungan Air tanpa air di benteng kota Wisesepang kembali bercampur dengan kungkungan air lembab Bangsa Laut. Udara dipenuhi bau asin kering yang mengaburkan aroma darah sebelumnya. Jangkauan Kungkungan Air tanpa air jauh lebih kecil dibanding "Kungkungan Air Lembab An Erle" Bangsa Laut, hanya mencakup area kurang dari dua ribu meter persegi yang menyelimuti seluruh benteng dengan jumlah yang banyak.
Memanfaatkan kekacauan pasukan Prajurit Gurita, Liu Zhenhan menghancurkan "Formasi Pelembab An'erle" mereka.
Prototipe lingkaran sihir Timur berbentuk plat besi Bagua ini sebenarnya tidak besar, sehingga sangat tersembunyi. Jika bukan karena Prajurit Gurita yang ketakutan membuatnya terlihat di kerumunan, ditambah sedikit keberuntungan Liu Zhenhan, mustahil menemukan posisinya.
"Kehilangan perlindungan 'Formasi Pelembab An'erle', semua Prajurit Gurita bagaikan ikan yang terdampar di darat. Meski lolos dari pencucian 'Nyanyian Perang Kegilaan', mereka tetap kehilangan kemungkinan untuk bertahan hidup; Mereka hanya bisa berlutut sambil memegangi leher dengan sia-sia, berusaha menghirup udara tipis, sebelum akhirnya mati lemas."
"Melihat pasukan utama musuh mulai bersiap mengeluarkan serangan, para perwira militer Bimon di benteng terus memantau setiap gerakan musuh menggunakan peralatan pengintaian jarak jauh, sambil melakukan penyesuaian jumlah pasukan; Liu Zhenhan mengamati dengan teleskop Eagle Eye Old Sleeve lama-kelamaan tapi tak kunjung menemukan letak 'Formasi Pelembab An'erle' pasukan utama Bangsa Laut ini."
"Pasukan utama Bangsa Laut jelas bukan orang bodoh yang mudah menampakkan titik vital mereka."
"'Robert! Sudah bisa hubungi 'Jawaban' belum?' Ketika jawabannya negatif, Lao Liu hampir mematahkan Tongkat Taring Serigala-nya menjadi dua bagian karena emosi."
"'Tenanglah.' Putri duyung Weizhi dengan manis memijat bahu Lao Liu: 'Maukah kau mendengarku menyanyikan lagu?'"
"Perkataan ini membuat Lao Liu tak bisa lagi marah."
"Helen dan Mo'er masing-masing memegang Kotak Tulang, sedang memanggil bantuan dengan suara lembut, sama sekali tidak terlihat tegang meski pertempuran besar akan segera dimulai."
"'Xiao Wu, atas nama partai dan negara, kali ini kau harus bantu kakak!' Lao Liu merebut Kotak Tulang dari Helen dan berteriak ke corong: 'Kirim lima ton pil ajaib lagi... tambahkan beberapa Penyihir dan Pemanah Suci ke sini...'"
“An Rui Da dan Ruoerna akan segera datang.” Mo'er menutup komunikasi, dengan santai menepuk bahu Lao Liu: "Yang ikut juga ada dua Monster dari Jurang yang baru saja ditaklukkan menantumu."
“Ayah, apa perlu memanggil Korps Cadangan Feilengcui untuk bantu perang?” Wentekelaier berkata: “Oh ya, ada juga Rundstedt! Dia juga bilang mau bantu kita lawan agresi Bangsa Laut, dia punya delapan ekor Naga Hitam!”
“Kerahkan enam Pohon Perang dan semua alat penyemprot berbentuk cangkang kura-kura ke sini, Korps Cadangan tidak perlu!” Liu Zhenhan menggelengkan kepala: “Rundstedt jangan dihiraukan, dia terlalu licik. Waktu ke Hutan Salib Selatan dulu, dialah yang memberi informasi. Sekarang kalau dipikir-pikir, kemungkinan besar dia juga yang mengatur pertemuan dengan begitu banyak Bangsa Iblis!”
“Memang harus waspada, otaknya terlalu cerdas.” Wentekelaier mengangguk.
“Cek lagi situasi di ibu kota. Kalau memungkinkan, suruh Yitiao dan kawan-kawan datang jaga tempat!” Liu Zhenhan menambahkan: “Jangan dipaksakan kalau tidak bisa, di sini masih bisa kita tangani.”
Pangeran Kesepuluh mengangguk, segera mengeluarkan tulangkomunikasi.
“Frank!” Liu Zhenhan menjulurkan lehernya berteriak.
Sejak Fegao dan Ai Wei'er pulang ke rumah, dia juga memindahkan Ksatria Naga Emas dari Shabak untuk memimpin pasukan udara. Meskipun menderita luka dalam yang cukup parah akibat gelombang kejut mantra terlarang di Hutan Salib Selatan, setelah beberapa hari pemulihan ini, dengan kemampuan penyembuhan diri yang dimiliki Ksatria Suci secara alami, Lampard masih mampu bertempur di medan perang.
"Di sini!" Lampard membuka kerumunan orang bersama Hasseibaink yang dalam wujud manusia.
"Bakar dua kendaraan pengepungan Gnome itu! Jika dua kendaraan perang mekanis ini berhasil menghancurkan gerbang kota dengan palu berat bertenaga uap, Weisisipang benar-benar akan hancur."
"Formasi musuh tetap terjaga rapi, pergerakan maju formasi mereka sangat stabil. Ini belum saatnya untuk menyerang." Lampard meneduhkan alisnya sambil mengamati formasi Legiun Haimu, lalu berkata pada bos dengan wajah samping: "Tapi begitu dua kendaraan perang mekanis ini mencapai bawah tembok kota, aku pasti tidak akan memberi mereka kesempatan sedikitpun untuk menghancurkan gerbang!"
"Pergilah!" Liu Zhenhan melirik sekilas ke arah cicak tua yang tampak juga sedang kewalahan. Sepertinya Jenderal Reyes juga tidak percaya dengan pertahanan Kesatria Kuil, dia membawa dua Resimen Berbual dan satu Resimen Hao untuk memperkuat pertahanan kota. Beberapa Jenderal Beruang sedang bertengkar hebat dengan Paus sampai muka mereka merah padam.
Seperti Pangeran Lion yang terkesima oleh pasukan tempur utama Bimon yang dikumpulkan oleh Weisisipang, Lao Liu juga terkesima oleh kekuatan pasukan laut yang masif, jika tidak dia tidak akan mengerahkan kekuatan seperti ini; Seiring pasukan utama musuh meninggalkan pasukan tumbal dan menggerakkan pasukan elit mereka perlahan ke bawah tembok kota, dia sudah bisa mengamati komposisi pasukan utama bangsa laut dengan jelas menggunakan teleskop Eagle Eye Old Sleeve, bukan lagi seperti pandangan samar dalam kabut sebelumnya.
Dua puluh ekor kura-kura raksasa berjalan di barisan terdepan legiun utama bangsa laut, cangkang sebesar pulau itu dipenuhi prajurit Mouran yang berjejalan - setiap cangkang Model raksasa setidaknya memuat 400-500 orang!
Kura-kura laut raksasa ini memiliki sepasang tanduk rusa tajam di dahinya, leher berlapis kulit tebal yang panjang dan gemuk, ketinggiannya bahkan melebihi tembok Weisisipang! Yang paling membuat Lao Liu khawatir adalah gelombang elemen yang sangat kuat dan semburan napas naga samar dari makhluk-makhluk ini. Tidak diragukan lagi, di bawah prinsip "naga pada dasarnya bejat", kura-kura ini kemungkinan besar adalah monster Naga Sekunder dari lautan!
Dari sudut pandang pertempuran nyata, monster dengan kekuatan elemen terkuat belum tentu paling cocok untuk medan perang dua pasukan. Contoh klasiknya adalah Tuan Tanah Kerang Tembaga Sylvester dan Tiran Mata Jahat yang pernah dihadapi Liu Zhenhan sebelumnya - makhluk super ini mungkin bahkan kurang efektif dibanding tanaman sihir dalam membunuh musuh di medan perang!
Postur tubuh yang megah terkadang tak kalah daya penghancurnya dibanding sihir. Kura-kura raksasa ini membuat Lao Liu merasa sangat khawatir. Begitu monster laut berpostur mengerikan ini mulai menyerang, mantra yang disemburkannya—entah seberapa kuat kekuatan serangannya—dari segi penampilan saja sudah terlihat sangat dahsyat!
Mantra spontan monster Naga Sekunder semuanya merupakan mantra tinggi. Level sihir seperti ini sudah melampaui kemampuan pengurangan dari pilar totem lagu perang. Bagi orang biasa, tak ada bedanya antara mantra tinggi dengan mantra terlarang—kena sedikit saja langsung tewas.
Medan perang kejam yang terhampar ini adalah panggung utama bagi orang-orang biasa!
Di celah-celah antara 20-an ekor kura-kura raksasa, sekitar 30.000 mage Mulan dan prajurit kura-kura yang membawa perisai kerang serta palu perang mengisi kekosongan dengan formasi tidak beraturan. Karena ruang terlalu sempit, sering terjadi prajurit Mulan dan ksatria kura-kura terinjak tak sengaja oleh kura-kura raksasa hingga remuk seperti tomat pecah.
Serangan massal ke satu bagian tembok ibu kota ini terkesan sangat mewah. Dari perspektif militer konvensional, jumlah penyerang sebanyak ini adalah pengaturan yang sangat bodoh karena mustahil ada cukup ruang untuk memanjat benteng secara bersamaan, malah akan menjadi sasaran empuk serangan bertubi-tubi karena formasi padat.
Namun justru karena keunggulan jumlah personel inilah, dampak psikologis yang mereka berikan kepada pasukan bertahan Bimon juga tak boleh diremehkan!
Di belakang kura-kura raksasa dan orang Mouran, terdapat pasukan inti yang terdiri dari 10.000 Ksatria Kepiting Raksasa suku Kuabo dan 10.000 Prajurit Hiu Sihir suku Gabling. Kedua pasukan ini merupakan unit elit dari Bangsa Laut Alis dan Kerajaan Laut Xiya. Para manusia kepiting setinggi dua meter lebih mahir menggunakan tombak jalin, dengan bilah tajam seperti kuku yang tumbuh alami di sisi jari mereka, mampu memotong tulang musuh dengan mudah. Kepiting jalin kerajaan yang mereka tunggangi juga sangat ahli memanjat tebing. Sementara prajurit Gabling adalah ksatria magis alamiah yang memiliki kemampuan sihir elemen air, dalam situasi kritis mereka bahkan bisa meledakkan tubuh untuk menyerang lawan dengan pecahan tulang sejernih kaca.
Di belakang dua pasukan andalan tersebut, berdiri prajurit ultimat dari kedua kerajaan laut: 200 Ksatria Paus Banilu bersenjata rantai jangkar raksasa yang mewujudkan semua istilah "kekuatan" di dunia, serta 250 Ksatria Cumi-cumi Dalam suku Paninseksu. Prajurit laut ini memiliki tubuh kekar setinggi tujuh meter, dengan cambuk daging berotot sebagai rambut dan kapak perang kuno sebagai senjata.
Ksatria Banilu mampu menyemburkan aliran air sekuat batu pelantak gerbang kota, sedangkan ksatria Paninseksu bisa memuntahkan tinta pekat yang menyengat. Kemampuan ini bukan berasal dari bakat rahasia, melainkan keunggulan fisik alami dari tubuh mereka yang berotot.
Di seluruh kota Wisesepang, hanya prajurit gajah raksasa Suku Elephantine yang memenuhi syarat untuk melawan dua ksatria andalan Bangsa Laut ini. Namun termasuk prajurit mammoth, jumlah keseluruhan prajurit gajah raksasa di Wisesepang tidak melebihi 150 orang.
Ketika mulai mendekati jarak tembak, di bawah pengawalan Kavaleri Mulan, 20.000 pemanah Salleh dengan cepat membuka sayap di kedua sisi pasukan pengepungan. Di belakang mereka ada lebih dari 2.000 Ahli Sihir Pencabik Badai dan ulama Malan. Formasi ini bergerak maju dengan tertib rapi, meskipun jumlahnya sangat besar namun tidak terlihat kacau, menunjukkan ciri khas pasukan elit.
Di belakang seluruh pasukan pengepungan, Aliansi Laut-Mu masih memiliki formasi besar yang siaga di tempat. Pasukan ini - kecuali tidak memiliki dua prajurit andalan utama dan sebagian besar unit tumbal - baik itu pasukan elit Mojie Malan, prajurit kura-kura, Ksatria Kepiting Suku Kuabo, maupun Ksatria Hiu Gaburin, masih memiliki cadangan personel setara dengan pasukan pengepungan.
Skala pasukan cadangan seperti ini benar-benar mencengangkan.
"Pangeran Abdullah, persiapkan mantra terlarang oleh Mu Zhe Da Ahong Anda! Kota ini harus dihancurkan!" Pangeran Ximili'an memandang pasukannya yang gagah perkasa, suasana hatinya langsung membaik. Meski nada bicaranya masih arogan, tidak lagi sekeras tadi.
"Yang Mulia Pangeran... apakah kita sebaiknya menunggu sebentar lagi? Langsung memanggil mantra terlarang sejak awal, saya sangat khawatir akan terjadi masalah di tengah proses." Pangeran Abdullah yang berkepala besar seperti keranjang adalah adik kandung Sultan Mulan dan putra lain dari Khalifah Kalimantan. Meskipun memiliki dendam pembunuhan ayah dengan Kerajaan Bimeng, pangeran Mulan ini tidak kehilangan akal sehat. Jika memerintahkan Akhund Muzhe untuk melepaskan mantra terlarang, proses nyanyian sihir pemanggilan saja membutuhkan minimal 2-3 jam. Selama periode ini, ahli sihir akan sangat rentan tanpa kemampuan mempertahankan diri sama sekali. Fakta bahwa musuh mampu mengalahkan Ksatria Kadal Pasir membuktikan mereka pasti memiliki ahli Jalan Tertinggi. Begitu menyadari Mu Zhe Da Ahong sedang memanggil mantra terlarang, mustahil mereka tidak datang menyerang habis-habisan.
Kekaisaran Mugalan hanya memiliki dua orang Akhund Muzhe yang merupakan ahli tingkat nasional. Dalam ekspedisi penyerangan ke Dataran Liar Donau melawan Kerajaan Bimeng ini, kedua Mu Zhe Da Ahong ikut serta - satu di Korps Timur Laut dan satu lagi di Korps Barat Laut. Saat ini di dalam negeri hanya tersisa dua Ahong Magi yang menjaga. Jika bukan karena kedua Ahung Muzhe ini berhasil melukai dua Monster Tingkat Super yang membuat kekacauan di laut, pasukan Mulan mungkin tidak akan bisa mendarat hidup-hidup di Dataran Liar Donau.
“Jangan khawatir, dengan kehadiran para jagoan bangsa laut kami, tak ada yang bisa mendekati Mu Zhe Da Ahong.” Pangeran Ximili'an menatap pamannya dengan penuh percaya diri: “Lihat! Pamanku Pangeran Rhine Keer, hanya dengan ‘Bidang Perlindungan Besi dan Kuda Perang’-nya saja sudah cukup menjamin keamanan, apalagi ditambah aku dan begitu banyak Siren serta Putri Duyung!”
Meski Pangeran Rhine Keer juga meragukan adanya ahli terkemuka Bimon yang bisa menyelinap menyerang Mu Zhe Da Ahong yang sedang mengucapkan mantra di bawah tekanan pasukan sekuat ini, namun karena sifat hati-hatinya, dia tetap bersiap untuk menentang usulan Ximili'an.
Namun, sebuah kejutan tak terduga yang muncul di benteng kota Wisesepang membuatnya sepenuhnya mengubah keputusan.
Kehadiran lebih dari seratus pria perkasa berjanggut hijau raksasa dan ratusan raksasa tinggi membuat laksamana putri duyung ini terpikir untuk menggunakan mantra terlarang sebagai solusi akhir.
Liu Zhenhan memanggil Empat Raksasa Feilengcui dan semua Ent Penjaga Pohon ke benteng selatan Wisesepang untuk meningkatkan moral pasukan Bimon. Taktik ini langsung membuahkan hasil, bahkan Liu Zhenhan sendiri dibuat tercengang. Wentekelaier pulang membawa 123 Ent dari bawah tanah, ditambah 17 Penjaga Pohon sebelumnya, jumlah Ent di Feilengcui kini mencapai 140 orang!
Namun bagi prajurit Behemoth biasa, kemunculan Raksasa Buddha-lah yang benar-benar memompa semangat mereka! Para raksasa berkalung tengkorak dengan kepala plontos garang ini menyinarkan aura yang mengalahkan kilau pasukan elit manapun - baik prajurit paus orca Bangsa Laut, prajurit cumi-cumi laut dalam, maupun jawara terkuat Behemoth seperti Mammoth, Penjaga Pohon Ent, Raksasa Api, Raksasa Hijau, atau Raksasa Berkaki Lumpur. Di hadapan Raksasa Buddha, mereka semua terlihat seperti bajingan kerdil.
Di pundak mereka terpikul senjata bulan sabit berbulu merah yang tajam tak tertandingi, noda darah di mata pedangnya seolah baru membantai ribuan nyawa. Tato monster buas menutupi tubuh berotot yang bahkan satu jarinya lebih kuat dari manusia biasa. Wujud menyeramkan ini bisa membuat naga sekalipun akan merinding ketakutan.
Pemandangan ini juga membuat Bangsa Laut terpukau.
Adapun orang Mouran...
Mereka sama sekali tak mengenali ini sebagai Raksasa Buddha...
Transformasi dan polesan total Liu Zhenhan telah menghapus ingatan tentang senyum ramah Raksasa Buddha dengan citra garangnya...
"Aku akan segera memberi tahu Mu Zhe Da Ahong!" Kali ini tanpa perlu diingatkan, Pangeran Abdullah langsung sukarela pergi setelah melihat pasukan Behemoth.
“Jangan menaruh harapan pada satu orang, Simirian. Tiuplah terompet, serang kota ini!” Pangeran Lion mencabut pedangnya dan mengayunkan ke depan, melemparkan umpan menggiurkan bagi semua prajurit Haimu: "Ksatria pertama yang berhasil mendaki benteng ini, akan diberi gelar Count dan hak prioritas memilih rampasan perang seberat tubuhmu!"
Dibawah stimulasi hadiah besar, pasukan Haimu yang sebelumnya berjalan pelan berubah menjadi berlarian bak air pasang, menerjang kota yang menjanjikan masa depan gemilang bagi mereka; hujan batu bata, tembakan ballista, dan meriam sepuluh tembakan beruntun seketika menghujani, menebarkan kembali kematian dan genangan darah.
Enam Pohon Perang raksasa yang menjulang ke langit memenuhi benteng, ditambah dengan pohon jeruk bali sihir yang sebelumnya belum muncul, membuat benteng yang dijaga Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui berubah menjadi hutan hijau sepanjang tiga li. Gemerincing suara kecapi bergema di benteng bagai aliran sungai pegunungan.
"Kali ini kita serius!" Liu Zhenhan menggenggam "Hyacinth Parfum", menyipitkan mata memandangi gerombolan prajurit Haimu yang membanjir seperti semut di bawah: "Ingat baik-baik, selama Formasi Pertahanan Lima Elemen aktif, jangan buru-buru menghalangi sihir lawan! Tugas kalian hanya melakukan serangan mematikan yang menyeluruh. Siapkan posisi, bersiap!"
Suara tarikan senar yang berat terdengar serempak, mata panah salib yang dingin berkilauan sinar dingin, mengarah ke pasukan sekutu Haimu yang semakin mendekat di bawah benteng. Pohon Perang mengeluarkan suara "kreek-kreek", satu per satu Buah Durian Raksasa dipetik.
Dua Raja Bukit sambil menyiapkan Palu Badai, tak lupa mengembungkan pipi menirukan suara "dak-dak-dak——dak-dak-dak..." seperti tembakan senapan mesin.
"Fa Yier!" Liu Zhenhan menyentil keranjang bunga bambu di kakinya, meraih senapan mini tulang ogus 6 laras lalu bersama Guo Guo mengarahkan mantra andalan mereka ke Model besar yang berlari paling cepat. Si Botak kecil mengangkat batu seberat seribu pon dan melemparkannya seperti bola.
Irama serangan Weisisipang telah sepenuhnya dikendalikan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui, bagai napas dengan ritme sama. Hampir bersamaan dengan serangan Pasukan Pengawal, kota yang sunyi itu juga memancarkan cahaya menyilaukan.
Ribuan anak panah bagai air terjun hitam yang jatuh dari langit, diiringi siulan nyaring panah bersiul, bergabung dengan gelombang sihir menyapu tanah yang dipadati kepala manusia. Area bawah benteng seketika terkubur dalam penghancuran, kematian, dan darah.
Satu-satunya ketidakselarasan adalah peliharaan magis Helen yang ternyata tergeletak di tanah mengeluarkan busa dari mulut dengan anggota badan kejang-kejang.
Bab 643 Keunggulan Jumlah = Ketinggalan Zaman
Penampilan Naiwen'eryinke yang lesu dan menyedihkan ini, mana mungkin masih menyisakan sedikit pun kharisma Komandan Sungai Darah!
Saat ini, dia jelas-jelas terlihat seperti sesama pengguna narkoba bertubuh besar yang kecanduan opium akut.
Peliharaan Magis dan Pendeta adalah mitra yang terhubung hati. Meski gejala mengerikan seperti ribuan semut menggerogoti sumsum tulang itu tidak mungkin 100% dialami bersama oleh Helen, transmisi persepsi mental tetap membuat rubah kecil itu ambruk seketika akibat stimulasi berlebihan.
Elit atau tidaknya pasukan, tak ada gunanya membual muluk di masa damai. Hanya di medan peranglah Api bisa memurnikan emas sejati. Jika insiden Imam Agung Cambridge ambruk ini terjadi di pasukan Bimon lain, mustahil tidak mempengaruhi moral pasukan. Tapi di Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui, sejak Helen tumbang, tak satu pun pengawalnya mengernyitkan alis, apalagi panik menolong atau menanyakan kabarnya.
Ini medan perang!
Medan tempat darah mengalir deras dan kematian diproduksi setiap menit!
Ambruk saja tak berarti apa, apalagi sekadar tewas?
Jika harus menangis tiap rekan gugur, itu bukan perang namanya, tapi upacara duka!
Meski catatan pertempuran Feilengcui selalu dikenal dengan statistik nol kematian yang mengejutkan, prestasi gemilang ini juga menjadi beban besar. Di medan perang yang berubah sekejap mata, segala hal mungkin terjadi. Konsep yang terus ditanamkan Liu Zhenhan kepada penjaga Istana Musim Panas adalah: Pada momen kritis, harus memiliki keberanian dan ketegasan untuk mengorbankan banyak nyawa!
Dalam pertempuran sengit, tugas prajurit adalah memusnahkan kekuatan musuh sebanyak mungkin, sedangkan pertolongan medis menjadi urusan tenaga kesehatan lapangan. Seperti kata pepatah "bukan berasal dari bidang", pahlawan perang sekalipun takkan bisa menyaingi keahlian tenaga medis profesional dalam menyelamatkan nyawa.
Penjaga Istana Musim Panas yang memahami logika ini tak ada yang terganggu konsentrasinya. Mereka tetap dengan tenang melanjutkan tembakan penekanan ke arah musuh.
Beberapa raksasa Buddha berbadan besar membungkuk dan berlari kecil menggotong Helen serta Naiwen'eryinke pergi.
Di bawah iming-iming hadiah besar, selalu ada bajingan nekat. Para penyerbu terdepan dari pasukan sekutu Haimu justru mati paling cepat. Bahkan sebelum menyentuh tepi tembok ibu kota, mereka sudah tersungkur dalam genangan darah. Yang beruntung masih dapat jasad utuh, sementara yang sial langsung tercabik-cabik oleh serangan sihir bertubi-tubi.
Keganasan tembakan jarak jauh Bimon yang kontras dengan kelemahan tembakan jarak jauh pasukan sendiri, membuat Pangeran Ximili'an dan Pangeran Lion Keer yang sedang mengamati pertempuran seolah menelan jangkar besi. Dada kiri mereka tiba-tiba terasa berat.
Bagi pasukan gabungan Malan-Laut yang hampir tidak memiliki alat berat, tembakan jarak jauh sama pentingnya dengan tulang punggung yang kokoh. Jika tidak bisa menekan daya tembak lawan, menyerang kota bertembok dengan pasukan telanjang sekalipun akan sulit mencapai puncak tembok meski punya banyak tumbal. Meski memiliki 20.000 budak penembak Sile, Raja Putri Duyung tetap menggantungkan semua harapan penekanan daya tembak pada pasukan penyihir gabungan Ahli Sihir Pencabik Badai dan ulama Malan!
Unit tempur elemen ini telah memusatkan seluruh kekuatan pasukan gabungan Malan-Laut. Menurut logika pertempuran konvensional, dengan jumlah personel mereka yang besar, seharusnya tidak hanya bisa menetralisasi serangan balik Pendeta Bimon, tapi juga masih memiliki cadangan kekuatan besar untuk menyapu bersih pasukan Bimon di benteng kota.
Ini lebih dari 2.000 penyihir!
Sekalipun mengerahkan semua penyihir di negara-negara manusia Aiqin, angka sebesar ini tetap tidak mungkin terkumpul. Apalagi di Kerajaan Bimeng yang merupakan padang pasir sihir! Meski kekuatan Ahli Sihir Pencabik Badai telah menurun drastis setelah datang ke daratan dibanding saat di lautan, penyihir tetaplah penyihir. Setiap mantra pembunuh bekerja dengan satuan "kelompok", bukan "per individu"!
Pangeran Ximili'an bahkan sudah mempersiapkan diri untuk menyaksikan genangan darah prajurit Bimon. Namun yang membuatnya dan laksamana putri duyung terkejut, yang paling mengecewakan justru bukan budak penembak, melainkan kelompok penyihir besar ini sendiri!
Di atas kota Weisisipang tiba-tiba muncul selubung semi-transparan berbentuk telur seperti tirai air, dengan mantap menahan serangan sihir gabungan dari Ahli Sihir Pencabik Badai dan ulama Malan; Selubung ini begitu luas hingga mencakup pasukan pengepungan Aliansi Haimu, membuat para ahli sihir Pencabik Badai yang baru saja menghancurkan gulungan cangkang kerang dari jarak seribu yard terkejut menemukan sihir mereka hanya melesat dua tiga ratus yard, bagai tetesan hujan di kolam teratai yang berubah menjadi riak-riak melingkar di permukaan selubung telur, lalu menghilang tanpa bekas.
Hampir semua petinggi Aliansi Haimu tak kuasa menggosok-gosok mata mereka, mengira penglihatan mereka sedang berkhayal.
Mata mereka sama sekali tidak bermasalah. Ketika Ahli Sihir Pencabik Badai dan ulama Malan kembali melepaskan serangan sihir, selubung berbentuk telur ini muncul kembali seperti hantu yang tak mau pergi, menahan gempuran mantra serangan sepadat kawanan lebah.
"Syuut syuut syuut..."
"Dok dok dok..."
Rintihan kesakitan bersahutan dengan bunyi anak panah menembus daging, tembakan jarak jauh Weisisipang menyapu tanpa ampun seperti badai ke arah domba-domba di bawah benteng!
Karena memiliki pisau melengkung paling tajam di dunia, orang Mouran mengabaikan pentingnya zirah. Jenis pasukan yang tidak mahir memanah dan tidak dilengkapi baju baja ini mungkin bisa mendominasi di lingkungan tertentu, namun ketika datang ke Benua Aigean untuk menjelajahi dunia, mereka pasti akan mendapat pelajaran berdarah yang takkan terlupakan seumur hidup.
Hari ini Bimon memberikan pelajaran telak kepada orang Mouran.
Hujan anak panah dari benteng kota Wisesepang bagaikan Galaksi Hesperus yang jatuh dari sembilan lapis awan langit. Perisai bundar prajurit Mulan yang agak kecil tak mampu menahan serangan - anak panah berbulu seperti ular berekor berderak selalu menyusup celah perisai dengan licik, memangsa darah segar yang lezat!
Prajurit kura-kura laut relatif lebih baik. Perisai kerang mereka yang sangat besar bisa menutupi seluruh tubuh saat diangkat, membentuk hamparan putih saat disatukan. Sebagai prajurit Bangsa laut, mereka cerdik menggunakan tubuh raksasa kura-kura laut sebagai tameng, merendahkan postur untuk menghindari serangan mematikan dari benteng.
Negara Salier memiliki tradisi Festival Panah Emas, sebagai pemanah kelas satu di gurun, namun saat dibandingkan dengan pemanah Haus, mereka langsung terlihat amatir; Berbeda dengan taktik hujan panah mereka yang mengandalkan cakupan area, para pemanah Bimon selalu bertarung mandiri dalam pertempuran apapun. Membunuh musuh sebanyak mungkin dengan keahlian panah pribadi - ini menunjukkan kepercayaan diri ekstrim terhadap kemampuan memanah!
Kecuali Pasukan Pengawal Istana Musim Panas dan pemanah kelas satu yang menggunakan busur komposit logam dari manusia, sebagian besar pemanah Bimon memiliki jarak tembak yang setara dengan pemanah Salleh. Namun Bimon memiliki keunggulan posisi tinggi dan perlindungan tembok kota, sangat berbeda dengan budak pemanah Salleh yang terpapar di padang terbuka, keunggulan ini jelas tak terbantahkan.
Yang paling mengerikan adalah dua pasukan agama utama - Kesatria Kuil dan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas, unit militer terbesarnya terdiri dari pemanah ulung. Pasukan pengepungan aliansi Haimu bahkan belum mendekati tembok, namun budak pemanah Salleh sudah menunjukkan tanda-tanda breakdown. Polisi militer Lesiakuashu dari pasukan Mulan sudah membunuh dalam kemarahan - jika tidak melakukan ini, sangat mungkin pemanah Salleh akan berbalik kabur secara massal seketika.
"Ini... Bagaimana mungkin ini terjadi?" Pikiran Pangeran Ximili'an benar-benar seperti bubur. Perisai magis tiba-tiba dari Weisisipang, daya tembak magis Bimon, kematian massal pemanah budak. Rangkaian kekalahan rumit ini bagai baskom air raksa beku yang dituang ke ubun-ubunnya.
Hanya dua gelombang pertempuran, dua ksatria penyerbu utama - algojo Mulan dan prajurit kura-kura - telah tercabik oleh gempuran magis Weisisipang yang membentuk koridor kosong jelas; Tanpa dukungan penghalangan sihir dan perlindungan kawan, para ksatria depan ini bagai daging busuk di landasan potong, dihujani serangan elemen brutal Weisisipang yang melontarkan mereka ke udara. Kulit terkoyak dan potongan tubuh bahkan belum sempat menyentuh tanah, sebelum diterbangkan lebih tinggi oleh gelombang kejut yang merusak dahsyat.
Seolah dua gunung berapi meletus bersamaan, aura sihir yang menyilaukan memaksa semua memicingkan mata. Sihir Weisisipang membunuh, sementara magi bangsa laut bertarung dengan Formasi Pertahanan Lima Elemen.
Di bawah benteng, lubang-lubang dan gua bertebaran di mana-mana. Mayat-mayat yang masih menguap panas berserakan di lekukan tanah ini. Tanah kering yang berulang kali direndam berton-ton darah akhirnya hari ini berubah menjadi rawa lumpur merah kecoklatan yang menyiprat. Lumpur merah anggur ini merenggut nyawa dan masa muda, mengubur dalam-dalam kehormatan dan keberanian para prajurit.
Sama seperti saraf Simirian yang hampir breakdown, Liu Zhenhan hampir mengalami gangguan saraf karena terlalu gembira! Target serangan utamanya adalah kura-kura raksasa. Memang, monster Naga Sekunder laut ini terlihat sangat mengancam - bukan hanya tubuhnya tiga kali lipat gajah, kekuatan magisnya juga begitu dahsyat. Kalau sampai marah, dia harus mempertimbangkan konsekuensinya!
Dalam tiga detik, tidak kurang dari belasan mantra menghantam tubuh kura-kura raksasa ini, termasuk batu besar yang dilempar Si Bayi Darah. Bayi darah ini memiliki seperempat kekuatan magis Naga Suci dan separuh kekuatan magis Guo Guo. Tapi tampaknya dia tidak bisa melepaskan mantra apapun, hanya memiliki kekuatan ilahi yang luar biasa. Batu yang dilempar tangannya saja sudah cukup membuat siapapun merinding - desisan menusuk telinga saat melesat dan selubung api seperti Meteor yang menyala-nyala.
Kura-kura raksasa yang tertembak tiba-tiba diselimuti lapisan air kristal bergerak yang padat. Armor air ini tidak hanya menelan semua serangan sihir, tapi juga efektif melindungi kura-kura dari hujan anak panah. Sayangnya prajurit Mulan yang berdiri di cangkang kura-kura menjadi korban tak bersalah, banyak yang terjatuh dari punggung kura-kura dengan posisi terbalik.
Akhirnya sang Model ini merangkak di tanah, menyembunyikan kepala dan anggota badannya ke dalam cangkang, bersikap hanya menerima pukulan tanpa melawan.
"Hentikan serangan ke kura-kura raksasa sekarang!" teriak Liu Zhenhan sampai suaranya hampir pecah. Tembok pertahanan ini bukan hanya dijaga Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui, tapi juga mendapat dukungan ballista, batu pengepungan, dan kemampuan "Tiga Gua Pembelah Bumi" dari penyihir kelinci di Weisisipang. Semua tahu tubuh besar kura-kura adalah perlindungan terbaik bagi pasukan penyerbu. Jika sampai mereka menyumbat tepian tembok, pandangan dari atas benteng akan terhalang total.
"Perluasan tembakan! Biarkan semua kura-kura ini mendekat! Aku akan menjadikan mereka peliharaan magis!" Berkat amplifikasi suara Hyacinth Parfum, teriakan Shaman Divine Comedy ini terus bergema di telinga semua orang.
Tameng magis elemen air yang diperbarui cepat dan tempurung raksasa yang sangat keras pada kura-kura raksasa, setara dengan zirah komposit ganda. Kemampuan pertahanannya pasti melebihi Landak Batu! Selain itu, kura-kura raksasa ini sangat licik. Begitu serangan ke leher dan kepala yang rentan melebihi batas toleransi, mereka akan menarik diri ke dalam tempurung dan bertahan. Bibit unggul seperti ini mustahil dilepaskan oleh Feilengcui yang kehilangan banyak khimera Landak, meski mati sekalipun.
Perintah Shaman Divine Comedy ini menimbulkan kebingungan sesaat. Di momen krusial, tiba-tiba komandan memerintahkan mendekatkan musuh, hal ini sulit dipahami prajurit Behemoth biasa.
Kelompok penyihir aliansi Haimu memanfaatkan kesempatan ini, menerobos "Formasi Pertahanan Lima Elemen" dengan cepat.
Mereka juga orang-orang berpengalaman di dunia pertempuran, tak akan ragu lama karena situasi tak terduga. Sama seperti Pasukan Pengawal Istana Musim Panas yang pernah menghancurkan "Formasi Pertahanan Lima Elemen" di Benua Sutra, para penyihir aliansi Haimu juga menerobos perisai pertahanan lewat "serangan terfokus".
Feilengcui punya Tim Pengendali Api yang mencari Titik Buta Hooke, sinar laser sebagai penanda koordinat serangan. Aliansi Haimu tak punya apa-apa. Mereka hanya menganggap gerigi pagar di atas benteng sebagai penanda palsu, lalu menggempur sistem pertahanan elemen di luar Weisisipang dengan tembakan massal intensif!
Jika suatu cara kuno efektif, maka ia bukan lagi cara kuno.
Tapi saat ini baru menghancurkan Formasi Pertahanan Lima Elemen sudah agak terlambat. Ketika kota benteng yang telah mempersiapkan perang sejak berhari-hari sebelumnya menghadapi pasukan yang bahkan tidak memiliki peralatan berat maupun tembakan jarak jauh untuk perlindungan, kerusakan yang bisa ditimbulkan hanya bisa digambarkan sebagai mengerikan!
Buah Durian Raksasa Pohon Perang, busur silang sepuluh tembakan beruntun, ketapel, Busur Silang Sayap Burung, ballista, batang gelinding, batu guling, aspal - setiap peralatan berat ini merenggut nyawa dengan jumlah yang menyeramkan setiap detiknya! Belum lagi ribuan pemanah Hao yang menciptakan hujan panah dan Panah Gang!
Apalagi serangan elemen, kemewahan dan kegarangannya benar-benar di luar bayangan!
Budak penembak Sile akhirnya tidak tahan tekanan dan mengalami breakdown. Mereka melemparkan busur panah dan berlarian tercerai-berai.
Sebagai salah satu dari sedikit penyokong tembakan jarak jauh di pasukan sekutu Haimu, formasi panah linear 20.000 budak penembak ini mendapat perhatian paling ketat dari Weisisipang. Bukan penyihir, mereka harus masuk dalam jarak 300-400 yard untuk menekan dengan daya tembak, sementara jarak ini juga memungkinkan semua daya tembak Kota Suku Rubah menghujani kepala mereka seperti banjir bandang.
Simirian dan Lion saling memandang, sudah muncul niat untuk mundur.
Ini bukan lagi perang, ini mengorbankan prajurit sendiri untuk dibantai. Weisisipang tidak gentar oleh jumlah pasukan gabungan laut-Mulan yang besar. Malah membuka mulut bertaringnya yang mengerikan, merobek beberapa potong daging dari pasukan gabungan laut-Mulan.
Perlengkapan, pasukan, dan jumlah tentara musuh telah seratus kali melebihi perkiraan Bangsa Laut sebelumnya. Kini rencana strategis untuk segera menyerbu Kadipaten Doluote dari timur ke barat guna menjepit manusia Aiqin, bahkan dengan kekuatan yang ditunjukkan Bimon sekalipun, jika bisa diselesaikan dalam dua minggu, kerugian pasukan gabungan laut-Mulan akan mencapai tingkat yang tak tertanggungkan!
Fakta tak terpercaya lagi. Membuat dua Raja Putri Duyung memutuskan untuk menghentikan sementara pengepungan kota.
Setelah susah payah menghancurkan Formasi Pertahanan Lima Elemen, baik ahli sihir Pencabik Badai maupun ulama Malan semangatnya bangkit. Ingin memanfaatkan momentum untuk memperluas kemenangan dan melampiaskan dendam, namun 90% serangan sihir terkonsentrasi mereka menghilang tanpa suara dalam radius 500 ren dari benteng, seperti buang angin, bukan mantra.
Angin berdarah hari ini menerpa Kota Wei, menerbangkan bola mata berguling-guling di tanah.
Tadi ada perisai elemen yang muncul 500 yard di depan. Itu sudah biasa.
“Sekarang ini lebih aneh, tidak muncul apa-apa! Sembilan puluh persen sihir lenyap begitu saja tanpa suara!”
Pukulan ini membuat semua penyihir Pasukan Sekutu Haimu membeku seperti patung kayu di tempat. Mereka sama sekali tidak tahu harus berbuat apa selanjutnya.
"Tembak!" Dengan komando bertubi-tubi dari perwira Bimon, Pendeta Bimon, penyihir elf padang rumput, Pasukan Istana Musim Panas, dan Buleiqinmo yang menguasai posisi tinggi benteng mulai tanpa ampun mengarahkan mulut senjata ke kelompok penyihir Pasukan Sekutu Haimu yang masih terpaku. Mengintervensi sedikit sihir tingkat tinggi lawan merupakan hal yang sangat mudah bagi mereka. Sesuai hukum timbal balik, sekaranglah saatnya Raja melawan Raja.
Pilar totem lagu perang telah memenuhi benteng Weisisipang. Menara pertahanan, menara panah, dan Pohon Perang yang melebihi ketinggian pilar totem sama sekali tidak mungkin terganggu oleh pilar totem tersebut!
Ini adalah rahasia besar yang jika diungkap akan terlihat tidak bernilai sepeser pun. Tapi bagi para penyihir yang tidak tahu detailnya, ini adalah mimpi buruk di dalam mimpi buruk!
Penyihir menengah selalu menjadi tulang punggung dalam keluarga besar penyihir. Bagi pengguna elemen yang sudah lama menguasai elemen, bencana terbesar adalah ketika suatu hari kekuatan elemen yang perkasa tiba-tiba meninggalkan mereka!
Kelompok penyihir Aliansi Hai-Mu yang sedang terkejut membayar harga mahal karena kehilangan fokus di medan perang. Sistem pertahanan mereka benar-benar terlepas dari realita pertempuran, sihir-sihir yang tidak terkoordinasi sama sekali tak mampu menahan gelombang besar elemen yang menghujam bagai hujan deras.
"Ini seperti taktik Kota Kosong, lain kali musuh takkan tertipu lagi." Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak menyaksikan barisan kelompok penyihir Aliansi Hai-Mu tercabik-cabik oleh gelombang darah setinggi 5 chi.
"Wah! Ternyata ahli sihir yang sedang menyanyikan mantra terlarang itu belum mati! Hmph!" Wentekelaier mengangkat bahu dengan penyesalan: "Sangat disayangkan!"
Mantra terlarang yang baru saja dipanggil ini belum mencapai tahap "menunggangi harimau - sulit turun". Dengan kemampuan manipulasi elemen seorang Mu Zhe Da Ahong, menghentikan mantra dengan aman seharusnya tidak masalah. Faktanya, kedua Raja Putri Duyung telah memerintahkan pasukan untuk mundur dan meniup terompet penarikan pasukan.
Saat Lao Liu sedang bersiap mengerahkan pasukan centaur-nya untuk memberantas ahli sihir sombong yang berani memanggil mantra terlarang di hadapannya ini, markas besar Aliansi Hai-Mu tiba-tiba bergemuruh ledakan dahsyat. Pilar-pilar api dan awan jamur hitam menyala terang benderang menerangi langit yang mulai gelap!
Sekarang, Aliansi Hai-Mu terpaksa harus melanjutkan penyerangan ke kota.
Bab 644 Persiapan Intensif
“Teriakkan segera terompet charge, kibarkan panji pembantaian kota!” Pangeran Ximili'an yang mengamuk seperti sedang mengunyah segenggam kacang kedelai, suara gemeretak giginya terdengar "kreek-kreek" saat berbicara.
Begitu panji pembantaian kota dikibarkan, itu berarti prajurit berhak menjarah dan melampiaskan nafsu setelah merebut kota. Perintah semacam ini memang bisa memompa semangat pasukan, namun efek terbesarnya justru membuat pasukan bertahan semakin mati-matian melawan.
"Raja masa depan, jika kau masih punya logika, jangan keluarkan perintah gila begini!" Pangeran Lionkir menggenggam lengan keponakannya sambil menggeram dengan wajah pucat: "Teriakkan penarikan pasukan baru saja dibunyikan, sekarang mau tiup terompet charge lagi? Kau ingin pasukan penyerbu saling menginjak-injak?"
"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?" Jika bukan karena pengawal kerajaan yang menghalangi Pangeran Ximili'an, pasti dia sudah menghunus pedangnya dan berlari ke benteng: "Paman! Lihatlah, beberapa kura-kura raksasa sudah mendekati tembok ibu kota! Kita pasti bisa merebut kota ini!"
“Komandan sinyal, dengarkan perintahku! Berikan kode bendera untuk memerintahkan pasukan penyerang mengubah posisi barisan depan menjadi belakang, mundur secara teratur! Jadikan sementara Prajurit Paus dan Prajurit Cumi-cumi Laut Dalam sebagai tim pengawas pertempuran, pertahankan keteraturan terlebih dahulu!” Laksamana Putri Duyung mengabaikan nada mendesak Ximili'an, sambil menatap gigih para prajurit Mulan yang masih terus menyerang benteng: “Prajurit Kura-kura sudah berada di garis depan pasukan penyerang, biarkan saja tetap di situ! Biarkan mereka bersama orang-orang Mouran yang tak paham komando bangsa laut ini menjalankan tugas setia di bawah benteng ini!”
“Tidak boleh!” Pangeran Ximili'an melepaskan tarikan pengawalnya, hidungnya hampir menempel hidung Pangeran Lionkeer, sorot matanya menggetarkan namun kacau: “Paman, jangan lupa. Pasukan ini berada di bawah komando tertinggiku! Aku ingin melanjutkan penyerangan!”
“Seperti yang Paduka kehendaki! Komandan sinyal, kerahkan 20.000 prajurit Mulan dan 20.000 prajurit Kura-kura dari pasukan cadangan untuk membentuk 10 unit campuran @4.000 orang. Bawa banyak perisai, lanjutkan serangan bergelombang. Ganti setiap kelompok yang gugur dengan kelompok baru tanpa jeda, tapi jangan sampai berkerumun!” Laksamana Putri Duyung tersenyum sinis sambil mengeluarkan perintah, matanya menyipit menatap Pangeran Ximili'an: “Calon Raja masa depan, semua kematian prajurit ini adalah akibat perintahmu. Sebaiknya kau ingat baik-baik!”
“Kau seorang pengecut! Pengkhianat! Mau kabur dari medan perang?” Pangeran Ximili'an mencabut pedangnya hendak mengarahkannya ke leher Panglima Putri Duyung, namun segera disambar oleh pengawal Yang Mulia Pangeran hingga pedangnya terlempar.
Gemerincing suara pedang yang terhunus memenuhi ruangan. Pengawal dari kedua wangsa kerajaan putri duyung saling mengarahkan senjata, pandangan penuh kewaspadaan terpancar dari kedua belah pihak.
"Simirian, di medan perang tak ada pengecut atau ksatria. Yang ada hanyalah komandan bodoh dan jenderal bijak! Mulai saat ini kukabut kewenangan tertinggimu. Ini adalah surat rahasia dari ayahmu, Yang Mulia Beckenbauer sang Kaisar kita bersama, yang diserahkannya padaku sebelum keberangkatan. Kuharap kau yang kini tak waras ini masih bisa membaca!" Pangeran Karang menjulurkan lembaran kerang yang indah, mengayunkannya di depan mata Pangeran putri duyung yang pandangannya kosong, lalu memaksanya ke tangan sang pangeran: "Aku akan segera menyusun rencana penyerangan berikutnya. Harap kau berlaku baik sebelum itu. Jika sampai harus kukurung kau, kehormatan kita semua akan tercabik!"
"Beri sinyal bendera, beri tahu semua perwira untuk mundur ke formasi belakang secara berurutan dengan perlahan. Yang tidak patuh perintah - Bunuh! Yang berlari kencang - Bunuh! Yang memantik keresahan pasukan - Bunuh! Yang menyebar rumor palsu - Bunuh!" Laksamana Putri Duyung mengeluarkan perintah dingin: "Pengintai, segera kembali ke markas untuk menghitung kerugian! Segera laporkan jika ada kabar! Lesiakuashu dan Polisi Militer Kuda Laut, kembali ke markas dan bawa kepala komandan garnisun! Siren, Putri Duyung, Mulan - satu pun tak boleh kurang!"
Pangeran Abdullah dan Pangeran Ximili'an menggigil kedinginan mendengar rentetan perintah beraroma darah ini. Bibir mereka bergetar tanpa suara, tak berani menyela.
Tiga jam!
Berkat keteguhan Simirian dan kompromi Pangeran Lionkir, 40.000 pasukan cadangan ditambah 40.000 prajurit kura-kura dan Mulan sebelumnya - total 80.000 Pasukan gabungan "Hai-Mu" - terus melancarkan serangan bunuh diri ke Gerbang Selatan Weisisipang selama tiga jam penuh di bawah ancaman pedang pembantaian tim pengawas pertempuran!
Mereka tidak memiliki tembakan jarak jauh untuk perlindungan, karena pemanah Sile dan kelompok penyihir campuran sudah mundur; mereka juga tidak memiliki alat pengepungan, karena setiap kura-kura raksasa yang mendekati tembok kota akan menghilang misterius di udara; satu-satunya cara mereka adalah membangun tangga manusia atau memanjat tembok menggunakan kait dan tali, tindakan ini hampir mustahil berhasil karena memungkinkan pasukan bertahan Bimon menjulurkan kepala dari parapet untuk menuangkan aspal mendidih dan menjatuhkan batang gelinding serta batu guling berat ke kepala mereka.
Dari delapan komandan sepuluh ribu pasukan, hanya Jenderal Kura-kura Duser yang selamat dan berhasil mundur.
Empat Pasha Mulan bermantel megah dengan zirah bertatahkan batu pirus dan membawa pisau melengkung Damaskus berlapis emas, bersama semua pembawa bendera, telah menjadi seperti kaktus yang ditusuk puluhan anak panah penetrasi zirah berat sejak awal charge - jelas penembak Bimon menggunakan amunisi khusus berjarak tembak ekstrim. Meski memiliki armor tubuh penuh yang kokoh dan ilmu bela diri mumpuni, keempat pasha Mulan terpaksa menerima kematian memalukan ini di medan perang sesak yang tak memberi ruang gerak...
Tiga komandan kura-kura lainnya sepenuhnya terkubur di bawah sihir yang membentang luas, hanya menyisakan tiga tempurung kura-kura yang berlubang seperti saringan - seluruh tubuh mereka lenyap tak berbekas...
Air terjun anak panah hitam yang menyelimuti langit...
Sihir maut yang menyeramkan seperti senyum Dewa Maut...
"Teriakan prajurit Lion yang terkenal di dunia itu, di bawah pukulan yang menghancurkan dengan mudah, seketika seperti dicekik telur kura-kura busuk. Mereka terjatuh dalam kesakitan, lalu diinjak-injak menjadi lumpur oleh langkah charge rekan seperjuangan."
"Bahkan hujan deras di laut pun tidak sepadat tingkat kegilaan seperti ini. Rintihan dan jeritan menyembunyikan semangat charge, memadamkan mimpi promosi jabatan dan kejayaan. Di garis kematian yang jelas, tercecer air mata dan darah prajurit Lion yang tidak rela. Pukulan ganas mengubur jiwa para pahlawan tak terhitung."
"Ini tidak adil! Ini tidak adil!" Saat terompet mundur bagai melodi surgawi akhirnya berbunyi, Jenderal Kura-kura Dussher yang mundur bersama arus manusia seperti air laut surut, pertama kali berlutut dengan mata merah darah di hadapan dua Raja Putri Duyung. Air mata tak terbendung: "Yang Mulia Pangeran! Yang Mulia Pangeran! Kami terlalu menderita... Tidak ada... Sama sekali tidak... Mengapa bahkan perlindungan sedikit pun tidak ada... Hiks..."
"Lihat betapa lemahnya kau!" Tangan kanan Pangeran Lion Kerr yang menggenggam gagang pedang sudah memutih pucat, wajahnya pucat yang menakutkan. Ia sangat ingin menebas perwira tinggi yang merusak semangat pasukan ini dengan pedangnya. Tapi ia juga memahami, kekalahan dalam penyerbuan kota ini memang bukan karena prajurit kurang berani.
Jenderal Kura-kura Du She'er yang terjatuh menangis seperti anak kecil, perisai kerang putih yang dipenuhi anak panah berbulu masih melekat erat di tangan kirinya, sementara palu perang di tangan kanannya sudah lama hilang entah ke mana.
Panglima Mulan Pangeran Abdullah dan Pangeran Ximili'an bagaikan dua patung marmer yang membeku, mata mereka terpaku pada markas besar yang dilalap api di kejauhan, awan api yang mengepul dan berputar-putar seperti kupu-kupu yang menari-nari, membumbung tinggi ke langit.
Meski terpisah jarak sejauh ini, panas yang membakar wajah masih terasa jelas. Ribuan sosok kecil seperti semut di tengah kemah terus sibuk berusaha sia-sia mengitari kobaran api raksasa, bahkan awan senja di ufuk langit pun diselimuti cahaya merah yang mempesona dari amukan si jago merah.
Api sebesar ini tidak mungkin bisa dipadamkan...
Kayu-kayu yang dengan susah payah diangkut ke sini habis semua...
Persediaan makanan dan logistik juga musnah, api kini menjalar ke sisi timur perkemahan...
"Apa yang sebenarnya terjadi... Mengapa Bimon bisa membakar perkemahan kita..." Pangeran Ximili'an bertanya seolah kepada orang lain maupun dirinya sendiri; Menyaksikan langsung 80.000 prajurit gabungan Hai-Mu menerjang ke bawah tembok kota Wisesepang, hanya untuk dibantai dari atas oleh pasukan bertahan Bimon, akhirnya kesadarannya pulih. Kini Ximili'an bagai ikan koi yang tulangnya tercabut, suara lemahnya penuh kegelisahan dan kekacauan.
"Ximili'an, jangan pikirkan pertanyaan tak berguna ini! Begitu 'Menara Besi Ai Wei'er' tiba, malam ini pasti kita rebut kota ini!" Marsekal Lion Kerr yang berpengalaman perang tahu ini momen krusial. Pemimpin bisa diganti, tapi semangat prajurit tak boleh padam. Jika korban segini banyak tapi tak melukai kulit kota, konsekuensinya bagi aliansi Hai-Mu sungguh tak terbayangkan.
Mendengar nama "Menara Besi Ai Wei'er", pandangan Ximili'an yang tadinya kosong tiba-tiba berkilau penuh gairah, seperti menelan "pil keberanian".
"Dusher! Bangun! Kau masih pantas disebut jenderal?!" Pangeran Lion Kerr menahan kekecewaan seperti besi yang tak bisa menjadi baja, menendang jenderal kura-kura yang menangis tersedu-sedu: "Cabut panah dari perisaimu! Kalau terluka panggil tabib lumba-lumba dan imam Mouran, kalau tidak segera kembali ke pasukan untuk reorganisasi!"
“Yang Mulia Pangeran, sekarang kita tidak punya kayu untuk membuat alat pengepungan... Di Padang Rumput Donau juga tidak ada pohon... Selanjutnya...” Panglima Mulan Pangeran Abdullah menggigil, lehernya dipenuhi merinding: “...dan persediaan makanan kita...”
“Jangan takut! Hanya persediaan kita yang kurang. Tiga legiun lain masih punya perbekalan sekitar sepuluh hari, untuk sementara ambil sebagian dulu untuk keadaan darurat! Xiya sudah mengerahkan para penggembala seluruh Laut Barat untuk mengusir kawanan ikan masuk ke Sungai Sanggan, antisipasi risiko!” Laksamana Putri Duyung dengan tenang melanjutkan perintah: “Ximili'an, segera ambil kura-kura raksasa dari tiga grup tentara lain untuk mengirim perbekalan, beri prajurit makan dulu! Perang sampai sekarang sudah melelahkan, waktunya mengumpulkan tenaga! Kirim 200.000 prajurit Haimu bawa naga kura-kura raksasa dari tiga legiun lain ke Sungai Sanggan malam ini untuk mengambil ikan!”
“Bagaimana dengan kayu?” Pangeran Ximili'an sekarang tidak berani mengambil alih komando lagi, bertanya ragu: “Haruskah kita... hentikan sementara... kirim orang tebang pohon di kaki gunung bersalju... Kalau terus menyerbu seperti ini... Meski ada 'Menara Besi Ai Wei'er'... Kerugian akan besar...”
“Sekarang kamu baru tahu kasihan melihat korban berat? Lalu mengapa tadi kamu masih memerintahkan terus menyerang kota? Apakah prajurit ras pejuang kita di matamu hanya tumbal?” Laksamana Putri Duyung selesai menegur Yang Mulia Pangeran, lalu berbalik dengan dingin menghadap Pangeran Abdullah: “Yang Mulia, sekarang perlu kuminta Pangeran mengirim Ksatria Unta ke Weisisipang untuk mengambil jenazah prajurit sekutu. Aku perlu meneliti senjata musuh lebih lanjut.”
Pangeran Abdullah segera mengangguk, bergegas melaksanakan semua perintah Pangeran Mahkota Karang.
“Penyihir dan Pendeta kalian pasti sudah kehabisan tenaga, kan? Bimon, mengapa kesanku padamu sudah tidak seperti Bimon lagi?” Laksamana Agung Putri Duyung mengintap Weisisipang yang berpendar cahaya. Kota dosa dan perlawanan sengit yang tak terduga ini mengguncang Pangeran Mahkota Karang; terutama Penyihir dan Pendeta lawan yang ternyata bertahan melewati pertempuran paling sengit, terus mempertahankan serangan bertubi-tubi intensitas tinggi. Meskipun gelombang serbuan 4000 prajurit berikutnya tidak lagi melihat kemegahan tembakan massal mereka, daya tahan tempur level ini pada unit tempur elemen tetap membuat Pangeran Lion menggeleng-gelengkan kepala.
Jika menghabiskan tumbal sebanyak ini masih tidak mampu menguras cadangan kekuatan elemen lawan, itu benar-benar membuat merinding!
Pangeran Lionker sekarang benar-benar merasa menyesal. Sejak sebelum menyerang daratan, seluruh pihak Bangsa Laut telah terlalu meremehkan kekuatan Kerajaan Bimon. Yang Mulia Beckenbauer memindahkan seluruh Empat Legiun Penjaga Perbatasan ke medan perang melawan manusia Aiqin, sementara pasukan yang dikirim ke Benua Donau kebanyakan adalah prajurit pemula yang belum pernah bertempur. Ya... tanpa pengalaman berdarah di medan perang, sekalipun terlatih dengan keras, mereka tetap dianggap pemula.
Kerajaan Bimon yang ada di depan mata ini sama sekali tidak lagi terlihat seperti daging ikan yang lemah yang bisa disembelih seenaknya. Tanpa perlu bertanya pun kita tahu, tak ada kota manusia Aiqin yang disebut-sebut sebagai paling kuat di dunia ini yang pernah melakukan perlawanan sehebat ini.
Sungguh malang nasib...
Di era Perang Dewa dan Iblis 10.000 tahun lalu maupun Perang Darat-Laut sebelumnya, belum pernah ada kota benteng setinggi dan sekuat ini.
Dalam Pertempuran Hyjal seribu tahun lalu, manusia mengalahkan Bimon secara jujur di front utama. Saat itu bangsa Bimon pun meremehkan pertahanan...
Kekalahan telak yang dicabut hingga ke akar-akarnya itulah yang membuat Bimon - yang dulu menyombongkan diri dan gemar bertarung terang-terangan - kini merendahkan hati, membuang kesombongan masa lalu, dan mulai belajar bertahan pasif dengan memanfaatkan medan.
Prajurit seperti ini, ditambah dengan jancuknya vegetasi alami dan kota-kota kokoh di Dataran Liar Donau - mengapa harus kuhadapi? Pangeran Lionker meremas pelipisnya dengan pedih.
“Putri! Putri! Tidak baik! Tidak baik! Legiun Barat Laut mengirimkan pesan penting!” Seorang prajurit kavaleri ikan pari terburu-buru menghampiri Pangeran Karang Mahkota, tangannya gemetar menyerahkan lembaran kerang. Perangkat komunikasi jarak jauh Bangsa Laut dan formasi teleportasi sihir portabel sangat langka, hanya tersedia di unit legiun level tinggi. Lembaran kerang ini mirip dengan sistem pesan api sebagai alat transmisi sihir.
Hanya dengan sekali pandang pada pesan di lembaran kerang, wajah marsekal putri duyung langsung pucat pasi. Lembaran kerang itu terjatuh dari jemarinya, hancur berkeping-keping di tanah.
Di benteng gerbang selatan Weisisipang, Liu Zhenhan sedang mengamati marsekal putri duyung ini melalui teropong perunggu.
Empat Pangeran Karang Mahkota penjaga perbatasan Kerajaan Laut Xiya, semuanya pernah disebutkan Ai Wei'er padanya.
Jiwa sebenarnya dari Pasukan gabungan "Hai-Mu" yang mengepung Weisisipang pastilah putri duyung bermahkota karang merah dengan aura mulia ini, bukan si goblok muda Simirian. Dia memiliki kumis tipis gaya kaligrafi Li, tampan bak Stalin versi tampan atau Lu Xun versi muda.
Bidang Perlindungan Besi dan Kuda Perang...
Bidang Perlindungan Penghalang Vakum...
Bidang Serangan Pengumpulan Garam...
Bidang Perlindungan Panas Membara...
Bidang Perlindungan apa sebenarnya yang kau miliki? Dan para putri duyung yang tidak tercatat dalam halaman kerang dokumen keluarga, bidang perlindungan apa yang tidak bisa digunakan di laut namun begitu perkasa di darat? Pandangan Liu Zhenhan beralih dari marsekal putri duyung ke lebih dari seratus putri duyung Xiya dengan tinggi berbeda-beda.
Keberadaan putri duyung inilah, ditambah mundurnya kelompok penyihir Pasukan gabungan "Hai-Mu" secara teratur, yang membuat Liu Zhenhan tidak mengejar ulama Malan yang hendak melepaskan mantra terlarang...
Tentu saja, ini juga karena pihak lawan cukup bijak dengan menghentikan sendiri nyanyian sihir mantra terlarang tersebut.
Jenderal Bimon bukanlah otak kayu. Dalam kondisi tidak menguntungkan tanpa tembakan jarak jauh dan alat pengepungan, Pasukan gabungan "Hai-Mu" tetap melakukan serangan bunuh diri bergelombang selama tiga jam berturut-turut - jelas-jelas ingin menggunakan tumbal untuk menghabiskan kekuatan elemen para pendeta dan penyihir. Siapa yang bodoh menggunakan serangan elemen berharga untuk menghabisi tumbal musuh?
Prajurit Mulan dan prajurit kura-kura jelas berbeda dengan prajurit gurita. Namun sekuat apapun tubuh mereka, mustahil memanjat tembok ibu kota Weisisipang setinggi 25 meter hanya dengan beberapa tali usang tanpa perlindungan.
Pasukan elit utama musuh yang mundur tepat waktu tidak menderita kerugian besar. Lao Liu tahu pertempuran sengit sesungguhnya masih jauh dari mulai. Pasukan gabungan "Hai-Mu" ini takkan menerima kerugian besar begitu saja tanpa balas dendam.
Weisisipang juga memiliki pasukan cadangan dalam jumlah besar. Serangan terus-menerus selama tiga jam ini tidak hanya gagal menyentuh seujung kuku Bimon, tetapi juga melatih nyali banyak rekrutan baru melalui pertempuran nyata. Ini bisa dibilang sangat membantu Bimon.
"Yang Mulia." Jenderal Reyes menepuk bahu Lao Liu dengan lembut, tersenyum sambil menyerahkan kantong air: "Sudah setengah hari bertempur. Saya sudah menyuruh rakyat biasa di dalam kota membentuk legiun penyokong. Nanti biarkan penjaga Istana Musim Panas juga makan dengan baik. Meskipun makanan di sini mungkin tidak sehalus di Feilengcui."
"Terlalu sopan, Yang Mulia Jenderal." Liu Zhenhan menerima kandung kemih hewan Luo Sha yang telah dijadikan kantong air, mendongakkan kepala sambil minum "gloops-gloops" beberapa tegukan air bersih. Setelah bertempur terus-menerus selama tiga jam, memang dia sudah cukup haus.
"Dari mana dapat air sedingin ini di cuaca panas begini?" Mengusap bekas air di sudut mulut, Liu Zhenhan penasaran melihat kantong air itu, lalu bertanya lagi: "Ngomong-ngomong Reyes, bagaimana situasi di benteng timur, barat, dan utara? Ada korban berat?"
“Weisisipang sudah menggali sumur-sumur tak terhitung sejak berbulan-bulan lalu untuk mengantisipasi pengepungan. Air sumur ini memang masih segar dan enak diminum sekarang.” Jenderal Suku Rubah menerima kembali kantong air yang dikembalikan Lao Liu, lalu seperti orang kasar langsung menenggak beberapa teguk dari mulut kantong tanpa membersihkannya terlebih dahulu, kemudian menghela napas lega: “Yang Mulia tak perlu khawatir! Tiga benteng lain masing-masing dijaga oleh Jenderal Erikson dari Provinsi Selatan, Jenderal Elwin dari Provinsi Tenggara, dan Kepala Staf Umum Departemen Militer Jenderal Ruojan Pinto. Pasukan cadangan kami disusun sangat baik. Musuh menggunakan taktik serangan bergiliran, kami pun bergantian bertahan. Belum lama ini Sang Raja beserta pengawal elitnya datang dari Shabak ke Weisisipang untuk memperkuat pertahanan Gerbang Barat. Pasukan musuh sama sekali tidak merepotkan! Hanya sedikit yang bisa memanjat tembok ibu kota, semuanya langsung kami hancurkan! Gerbang Selatan adalah benteng paling vital. Selama ini bertahan, tiga gerbang lain pasti aman! Pasukan gabungan 'Hai-Mu' yang menyerang tiga tembok lain bahkan tak punya penyihir atau pemanah, benar-benar serangan telanjang. Kalau bisa menaklukkan Weisisipang dengan cara begitu, itu namanya benar-benar mayat hidup!”
“Sekarang Anda bisa lebih tenang, karena bahan kayu yang bisa digunakan musuh untuk membuat alat pengepungan sudah saya hancurkan semua.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: “Di mana Sang Raja? Apakah masih di Gerbang Barat? Saya terus khawatir, pertempuran di Weisisipang begitu sengit tapi tak terlihat jejak Yang Mulia Raja, itu berarti ibu kota mungkin juga mengalami serangan besar-besaran. Kedatangannya membuat saya benar-benar lega.”
“Yang Mulia seharusnya sedang asyik mengobrol dengan Kepala suku Andulan di Kota Barat.” Jenderal Reyes menggeser kaki memberi jalan pada dua insinyur suku bawahan yang mengangkut tanah dengan keranjang, tersenyum pada Lao Liu: “Beberapa waktu lalu ketika Kepala suku Andulan membawa sekitar 500 putri duyung Kou Tao beserta Nyonya Ruoerna dan An Rui Da ke Weisisipang, mereka kebetulan bertemu Sang Raja di dalam kota lalu bersama-sama pergi ke Gerbang Barat. Mungkin Anda belum tahu, pasukan laut yang menyerang Gerbang Barat jumlahnya sedikit, sebagian besar adalah prajurit Mouran yang relatif lebih garang. Pujian untukmu, Yang Mulia! Putri duyung Kou Tao yang dibawa Kepala suku Andulan dan dua monster peliharaan An Rui Da telah menambahkan kekuatan sihir yang dahsyat pada sistem pertahanan kota kami!”
Liu Zhenhan benar-benar tertawa getir. Panah Air dari putri duyung Kou Tao itu bisa dianggap dahsyat? Jika saja prajurit Mouran memiliki zirah baja, jika Gerbang Barat memiliki penyihir dan pemanah musuh, putri duyung Kou Tao ini tidak ada apa-apanya!
"Rapikan persenjataan!" Melihat musuh tidak langsung menyerang lagi untuk sementara, Kepala Staf Robby memberi perintah. Semua penjaga Istana Musim Panas melepas zirah mereka dengan suara "gemuruh" ke tanah, mencabut bulu ekor burung unta dari helm untuk membersihkan genangan darah di tubuh. Darah yang masih mengandung serpihan daging ini adalah hasil tembakan sihir ke benteng, seperti bercak-bercak cahaya matahari yang menembus pepohonan.
"Bersabarlah sebentar, nanti kami akan memberikan upah sesuai kondisi!" Nedved bertepuk tangan ramah pada prajurit suku-suku bawahan yang sedang mengangkut tanah untuk memperkuat sistem perakaran Pohon Perang dan Pohon Jeruk Bali Pulsa Gravitasi di benteng: "Tanahnya sudah cukup, sekarang bawa air untuk menyiram tanaman!"
"Ming Yao, kemarilah!" Liu Zhenhan melambai pada raksasa Buddha tertinggi dan terbesar: "Bagaimana kabar Helen dan Naiwen'eryinke sekarang?"
"Nyonya bos sama sekali tidak apa-apa. Dia hanya terpengaruh telepati dari peliharaan magis itu, sekarang sedang merawat Na... Na... Nai apa itu di bawah benteng?" Ming Yao memanggul cangkul serbaguna berkilau, matanya menyapu area mencari prajurit terluka, "Si besar itu terkena racun adiktif kuat. Kami baru memberinya doa penyembuhan darah mendidih, sekarang sedang pingsan. Perkiraan saya setelah bangun pasti akan meracau lagi."
“Bloody Mary.” Liu Zhenhan tersenyum sinis: “Elf Jatuh benar-benar punya nyali besar, ternyata berani mencoba mengendalikan Panglima Tertinggi Dunia Arwah, Jancuk semua perempuan mereka...”
“Yang Mulia, apakah Paduka ingin menemui Sang Raja terlebih dahulu? Konon Baginda punya kabar gembira untuk Paduka!” Jenderal Reyes tersenyum memotong pembicaraan Lao Liu: “Musuh kita sedang melakukan reorganisasi, sepertinya tidak berniat mundur ke markas untuk gencatan senjata. Menurut saya, kemungkinan besar mereka akan menyerang kota lagi nanti. Jika Paduka sibuk mengatur urusan militer, saya akan segera menjemput Sang Raja ke sini...”
“Wah... sepertinya aku benar-benar tidak bisa meninggalkan pos.” Lao Liu melihat Putri Kelima Tang Zang membawa sekelompok pengawal menaiki benteng dari lereng berbatu dengan langkah cepat, lalu membuka pelukan menyambutnya.
“Perang adalah membakar uang, kubawa 5.000 buah pil ajaib, semuanya penuh dengan suplemen.” Putri Kelima membalas pelukan Lao Liu dengan hangat: “Kakak baikku, begitu dengar kau punya khimera berkualitas untukku, aku langsung melapor ke Kaisar dan bergegas ke sini!”
“Xiao Wu, bantuanmu kali ini tidak akan menyembunyikan kemampuan lagi kan? Musuh di Weisisipang tidak punya petarung sehebat di Hutan Salib Selatan dulu!” Lao Liu melirik rombongan Pangeran Tangzang, mendapati selain seorang Xianshi Danau Kawah aliran alkohol, sisanya semua adalah Pemanah Suci dengan busur phoenix berhias emas, membuatnya mengerutkan kening.
“Bukankah sedang sibuk mengirim masyarakat ke dunia iblis? Semua penyihir istana Tang Zang sudah dikerahkan untuk mengawal! Bukan aku tidak mau bantu, tapi saat ini benar-benar kekurangan personel. Harus pastikan Kaisar Giok dan rombongan pergi dengan aman dulu.” Putri Kelima segera menjelaskan setelah membaca pikiran Lao Liu.
“Baiklah, aku akan ajakmu ke bawah kota untuk melihat jenis khimera besar apa yang kucarikan untukmu! Tapi kau harus menangkapnya sendiri, aku hanya perkenalkan, tidak mengantar sampai ke pintu.” Liu Zhenhan memanggil seorang Pendeta muda dan menepuk bahu Putri Kelima: “Jangan bilang tidak diingatkan, nanti pasti harus minta kiriman personel lagi dari dalam negeri.”
“Tidak masalah. Dengan personel sebanyak ini, menangkap beberapa makhluk ilahi yang tidak punya kemampuan serang sihir pasti bisa.” Putri Kelima memegang lengan Lao Liu dengan wajah genit: “Kakak Richard, ada satu hal lagi yang Kaisar kami ingin kutanyakan, kapan Anda akan membantu Penyihir Besar ‘Kumis Penyambut Tamu’ kami menyelesaikan proses Du'e menjadi Dewata Emas untuk Kekaisaran Tang Zang?”
“Sebentar lagi, jangan buru-buru!” Liu Zhenhan baru saja ingin mengajak Putri Kelima Tang Zang turun ke kota, tiba-tiba melihat di garis cakrawala yang disinari cahaya merah menyala, pasukan Bangsa laut sedang mendorong bayangan hitam raksasa menuju Weisisipang. Ia segera memasang teropong perunggu.
Sebuah menara besi? Liu Zhenhan mengangkat alis heran. Apa ini senjata rahasia Bangsa laut?
※※※
『Sejak mulai menulis "Darah Bangsa Binatang", aku sengaja mendesain lingkungan alam Dataran Liar Donau agar menguntungkan.
Tanah yang kaya kandungan logam hanya bisa menumbuhkan varietas gulma tertentu, tidak mampu menopang vegetasi besar.
Ini membuat ras Bimon menderita, tapi juga menyulitkan para penyerbu.
Jadi jangan berpikir pasukan 1,4 juta bahkan 14 juta pun tak berguna. Tanpa alat pengepungan dan daya tembak memadai, mustahil mengalahkan kota besar yang telah lama mempersiapkan perang dengan cadangan strategis melimpah.
Jujur saja, andai kudapatkan tali untuk memanjat tembok setinggi 25 meter, bahkan tanpa batu guling dan batang gelinding yang menghantam, tetap saja aku takkan bisa...
Aku 10 tahun lalu mungkin bisa memanjat, tapi setelah sampai di atas, mengayun pedang? Napas saja sudah ngos-ngosan... Pasukan gabungan "Hai-Mu" pun mengalami kecanggungan serupa...
Dalam pertempuran mendatang, Bimon akan memiliki lagu perang revolusioner baru. Tapi ini bukan berasal dari Liu Zhenhan. Seharusnya muncul banyak pahlawan - bukan hanya manusia, Bimon juga punya talenta.』
Bab 645 Kerugian Besar
Di tengah sorak-sorai dari benteng Wisesepang, alis Pangeran Mahkota Karang Lionkell berkerut dengan ekspresi muram.
Untuk menarik puluhan mayat dari bawah kota Wisesepang guna pemeriksaan dan analisis, Pasukan gabungan "Hai-Mu" harus merelakan ratusan nyawa namun tetap gagal mencapai target yang terlihat sederhana ini. Anak panah berbulu mematikan dari atas benteng sungguh terlalu akurat dan kejam. Setiap kali melewati garis kematian 1.200 yard, bahkan prajurit Hai-Mu yang membawa perisai kokoh pun belum tentu selamat.
Pangeran Rhein Keer menyaksikan langsung satu regu prajurit kura-kura yang ditumbangkan berturut-turut dalam sekejap mata. Perisai kerang yang keras sama sekali tak mampu menahan anak panah berbulu tajam yang muncul tiba-tiba.
1.200 yard, jarak ini bahkan hampir menyamai jangkauan Penyihir tingkat menengah! Hanya ballista yang bisa menembak sejauh ini, tapi pemanah Bimon telah menghancurkan tradisi ini. Anak panah mereka tetap bisa merenggut nyawa prajurit Bangsa laut meski dari jarak sedemikian jauh!
Jarak tembak mengerikan ini membuat tulang punggung Laksamana Putri Duyung gemetar ketakutan!
"Serangan bertubi-tubi yang luar biasa cepat!" Putri Kelima Tang Zang dan Lao Liu turun dari benteng untuk melihat ukuran khimera kura-naga. Begitu naik kembali ke benteng, mereka langsung mengerlingkan mata memandangi Sang Ratu Panah Lun Di Ni.
"Memang terlalu cepat, bahkan Pemanah sakti Tang Zang 'Kemiskinan Zaman Yun Qin' yang baru saja membandingkan teknik panahan beruntun dengan Lun Di Ni pun terlambat setengah langkah. Suku Haus tidak kekurangan pemanah perempuan, tapi pemanah ulung sejati tetaplah dunia pria. Lun Di Ni pantas berasal dari totem Delapan Kuda 'Dilu'!"
"Kecepatan panahan pertama adalah kunci utama. Dalam pertarungan pemanah sejati, seringkali hanya perlu satu anak panah untuk menentukan pemenang. Meskipun tembakan sepuluh panahku sepuluh kali lebih cepat, kecepatan panahan pertama tetap tidak bisa ditingkatkan..." Wajah cantik Lun Di Ni memerah seperti apel karena pujian Putri Kelima, tangannya mungil erat menggenggam busur perang sihir 'Angin Gudrian' yang dibuat khusus oleh alkemis Feilengcui untuknya.
"Pemanah ulung Bimon benar-benar hebat." Pemanah sakti nomor satu Tang Zang terus-menerus menggelengkan kepala sambil mengeluarkan suara kagum, menunjukkan perasaan bahwa lautan ilmu tak bertepi dan wawasan tiba-tiba terbuka.
“Sebenarnya di pasukan pemanah bison Ksatria Kuil juga ada ahli. Jurus panah patroli mengambang mereka adalah ilmu rahasia Orang Kesturi, ditambah lagi mereka memiliki kekuatan Berbual. Sayangnya busur perang mereka kualitasnya tidak tinggi, tali busur komposit hanya memiliki jangkauan sekitar delapan ratus yard. Kalau pakai busur perang kita, minimal mereka bisa menembak sampai seribu dua ratus yard lebih.” Nedved tersenyum. Dia dan wakil kapten Pasukan Penjaga Utama Ronaldo yang menunggang Katak Emas Tiga Kaki masing-masing membuka kipas panah dengan gemerisik, secara santai menembak prajurit Mouran yang masuk ke jarak tembak satu per satu. Busur perang kedua kapten ini menggunakan tali busur Merkuri Quarkdor dengan elastisitas luar biasa – setiap kali ditarik, tali busur mengeluarkan suara "jiong-jiong" yang merindingkan bulu kuduk – ini adalah suara udara yang terkoyak oleh tali busur.
"Membunuh seribu musuh adalah ambang untuk gelar Shenjian Zheqin. Setelah malam ini, entah berapa banyak Pemanah Bintang Emas yang bisa promosi jadi Shenjian Zheqin. Kapan sih struktur Pemburu Bayangan baru bisa dianggap sebagai formasi pemanah resmi?" Shevchenko di atas Kuda Giok Zhao Ye menembakkan panah melengkung ke langit, saat jatuh mata panahnya tepat menancap di otak seorang orang Mouran. Si bodoh ini hanya melindungi dada dengan perisai, tapi lupa ancaman dari atas.
“Aku juga merasa struktur pasukan pemanah seharusnya meniru penyihir formal, dibagi menjadi tujuh level standar. Saat ini hanya ada empat nama resmi, sepertinya tidak sesuai dengan kondisi aktual pemanah. Bos, menurutmu bagaimana?” Kavaleri bawah tanah Cui Bixi menggunakan busur perang sihir "Air Mata Bidadari" untuk melepaskan panah ular yang berkelok seperti belut laut, Syuut! langsung menembus leher prajurit kura-kura; Orang Kesturi ahli dalam trik tali busur, Elf ahli merancang anak panah berbulu, keduanya memiliki keahlian unik. Hao berbeda, Hao menguasai penguasaan dua tangan, mengandalkan keahlian jari.
“Kalian buat rencana yang jelas, kita dirikan sendiri Guild Pemanah Aiqin. Nanti pemanah mana pun yang tidak punya sertifikat profesi dari kita, pasti malu keluar bertemu orang.” Liu Zhenhan meminjam busur perang adamantium O'Neill, tanpa membidik sama sekali melepaskan panah, tak disangka malah kena.
Korban sial ini tertembak dari jarak 2.500 yard oleh anak panah adamantium sebesar pergelangan tangan. Dada-nya terkoyak oleh kekuatan hantaman, organ dalam yang masih beruap bertebaran, membuat para prajurit laut yang mengira berada di zona aman langsung kabur terbirit-birit.
“Bos, jangan terlalu keras nariknya. Kalau rusak, bagaimana aku bisa 'Cornflower' pakai ini?” O'Neill merebut kembali busur perang yang baru saja ditariknya sampai melengkung seperti bulan sabit, terus menjulurkan lidah panik.
"Sudah cukup menderita, Pasukan gabungan "Hai-Mu" akhirnya menemukan cara kuno - mengirim tabib lumba-lumba dan pendeta Mulan membawa bendera putih menuju Weisisipang. Para personel non-tempur tidak akan diserang oleh pemanah ulung Bimon. Memanfaatkan kesempatan ini, petugas medis yang berpura-pura merawat korban segera menarik mayat yang dibutuhkan komandan mereka."
"Apa ini?" Pangeran Rhein Kerr tercengang melihat enam prajurit Mulan yang dibekukan dalam amber. Keenam orang sial ini terperangkap dalam gumpalan besar getah fosil, tatapan mata dan pose tubuh mereka masih terlihat hidup, ekspresi putus asa dan tegang di wajah tampak nyata seolah fosil dari zaman purba.
"Ini sihir yang baru saja disemburkan oleh entitas pohon besar di benteng," Kepala Staf mengusap keringat di dahinya.
"Lalu ini?" Laksamana Putri Duyung menunjuk prajurit kura-kura yang tubuhnya dipenuhi duri pipih seperti buah nangka.
"Sepertinya buah nangka yang dijatuhkan Pohon Perang. Ada jejak penyihir elf padang rumput di sini, mungkin mereka yang membawanya ke Weisisipang!"
"Apa kalian tidak memperhatikan? Di benteng Bimon ada perangkat khusus yang dapat memancarkan sihir secara beruntun!" Pangeran Rhein Kerr menatap sekumpulan praktisi sihir Bangsa Laut: "Siapa bisa memberiku Jawaban?"
“Kemungkinan adalah artefak legendaris dari Benua Aigean, tapi masa waktu tunggunya pasti sudah habis.” Seorang Master Pengasah Gaburin berjanggut kelabu membungkukkan pinggangnya, berbicara gemetar kepada sang Raja: "Yang Mulia, artefak legendaris sangat langka, hamba harap Paduka lebih memperhatikan anak panah Adamantium berbulu milik musuh..."
Tangan Master Pengasah senior ini diselubungi kulit hiu yang dipenuhi bercak-bercak lichen, tanda khas pengrajin berpengalaman. Kulit bangsa Gaburin Ikan Hiu Sihir memang merupakan alat penggosok terbaik - polesan halus, gosokan kasar, sempurna tanpa cacat.
Dari sikap hormat para Gaburin di sekeliling yang tunduk padanya, tak mungkin ada kesalahan dalam perkataan Master Pengasah bijak berwajah tenang ini.
"Panah Adamantium? Bagaimana mungkin! Apakah Guru Abiatti yakin tidak keliru melihat?" Pangeran Simirian menggerakkan jakunnya dengan susah payah, wajahnya memancarkan keterkejutan dan ketidakpercayaan, menatap tajam anak-anak panah logam kekuningan yang baru digali dari tanah dan dicabut dari mayat.
Belasan Master Pengasah Gaburin di sampingnya membelalakkan mata bagai ikan buntal mengembang.
“Kemurnian anak panah Adamantium ini sangat tinggi, tidak dapat dicor atau dilebur kembali. Keadaannya mirip dengan jalur bijih Adamantium berkemurnian tinggi yang terbentuk setelah letusan gunung berapi di dasar laut, termasuk logam alami yang tidak bisa dimanfaatkan ulang.” Master Abiyati menundukkan tengkoraknya dengan patuh: "Yang Mulia Pangeran, dari sudut pandang pribadi, hamba sungguh tidak percaya ada ras darat yang menggunakan anak panah Adamantium sebagai senjata standar. Kecuali jika mereka memiliki ribuan alkemis tingkat Archmagister. Namun fakta di depan mata memaksa hamba percaya, bahwa di antara para penembak Bimon ini setidaknya ada ribuan orang yang menggunakan anak panah berbulu Adamantium. Dan mereka menggunakan lapisan penuh! Secara logika, panah seperti ini mustahil ditembakkan tanpa energi kinetik yang cukup, tapi..."
"Jangan lanjutkan lagi!" Pangeran Lion Kerr menghentikan laporan karena rasa takut yang mulai menyergapnya.
Ketidakmampuan menyalakan api di lingkungan laut membatasi perkembangan keahlian alkimia Bangsa Laut. Namun justru pembatasan alam ini membuat para Pengasah Gaburin dari Bangsa Laut mencapai pencapaian luar biasa dalam teknik pengukiran dan pengasahan. Lautan seluas 10.000 li memiliki wilayah ratusan kali lebih luas dari daratan, dipenuhi harta tak ternilai. Para Pengasah Gaburin yang tumbuh di laut mungkin memiliki kekurangan alami dalam teknik alkimia, namun wawasan mereka jelas berada di tingkat tertinggi!
"Ahli pemurnian besar yang paling berpengalaman, Abiadi, telah berbicara. Tentu tidak mungkin ada kesalahan penglihatan atau ucapan sembarangan darinya."
Adamantium adalah logam terpadat dan terberat di dunia yang dikenal. Setelah melalui proses penciptaan, senjata Adamantium secara alami membentuk gerigi mikroskopis di mata bilahnya. Dengan kekuatan yang memadai, senjata Adamantium yang sangat tajam ini bahkan mampu membelah berlian!
"Brengsek tua! Buka matamu yang rabun itu dan lihat baik-baik!" Wajah Pangeran Ximili'an memucat lalu memerah berulang kali, seperti kucing yang diinjak ekornya oleh perempuan gemuk. Tiba-tiba ia melontarkan bentakan menusuk: "Lihatlah medan perang ini! Tahukah berapa prajurit kita yang tewas dalam pengepungan ini? Tahukah berapa banyak yang ditembak mati oleh anak panah Adamantium? Bahkan ada anak panah Adamantium yang ditembakkan dari jarak seratus dua ratus yard, menyerang pasukan penyihir kita! Kalau bukan karena pengawal yang cukup, Bimon-bimon itu bisa membantai semua penyihir kita dengan serangan panah itu! Mengapa kau tidak memperingatkan kami lebih awal? Brengsek tua tak berguna!"
Sekelompok ahli pemurnian Goblin menggigil dengan kepala tertunduk, tidak berani membantah atau mempertanyakan tuduhan tak berdasar dari Yang Mulia Pangeran.
“Jancuk Richard itu, prajurit kita yang tewas terluka paling banyak di sektor dia, bahkan belum bisa menyentuh tepi tembok ibu kota!” Pangeran Ximili'an menggigil marah. Di bawah kota Wisesepang, hanya di sisi Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui mayat-mayat menumpuk seperti gunung, tak ada yang bisa melewati garis parit kota yang jelas dan lurus.
“Satu banding nol, duel sihir tadi, lebih dari dua ribu penyihir laut kita ternyata dikalahkan satu banding nol oleh Bimon dari padang pasir sihir! Itu juga ulah si brengsek itu!” Wajah Pangeran Lionker mulai menggelora bagai badai besar. Seandainya tidak memeriksa mayat-mayat ini, mungkin dia bisa mengendalikan emosi. Namun fakta di depan mata memaksa marsekal perbatasan Xiya yang berpengalaman perang ini perlahan kehilangan akal sehat!
Satu banding nol adalah istilah profesional dalam pertempuran sihir, merepresentasikan hasil akhir serangan dan pertahanan kedua belah pihak.
Pertempuran penyihir tak sama dengan taktik konvensional. Prajurit biasa yang terkena pukulan berat lawan mungkin masih bisa loncat-loncat, tapi bagi para penyihir dengan fisik lemah, satu kelalaian kecil saja cukup membuat sihir dahsyat merenggut nyawa mereka seratus kali, seribu kali, bahkan sepuluh ribu kali!!
Hanya dengan skor 1-0, lebih dari tiga ratus Ahli Sihir Pencabik Badai dan ulama Malan telah tumbang selamanya di Dataran Liar Donau. Kerugian perang sebesar ini adalah konsekuensi yang tak tertanggung bagi negara atau kekuatan manapun - sungguh sangat sulit membina penyihir!
Kemampuan tempur pasukan Bimon, terutama di sektor tertentu tembok ibu kota dalam peperangan elemen, membuat Pasukan gabungan "Hai-Mu" yang berkunjung ke Weisisipang terkejut bagai tersambar petir! Padahal dalam rencana awal bangsa laut, lawan sesungguhnya para penyihir gabungan ini seharusnya adalah manusia, bukan Bimon!
Tak ada yang menyangka pertahanan magis Bimon sekuat tembok baja, tak ada yang menduga jumlah total penyihir dan pendeta mereka ternyata setara dengan keunggulan kuantitas penyihir yang dibanggakan Pasukan gabungan Hai-Mu! Tak ada yang mengira serangan mereka akan sebrutal ini - hanya dengan satu gelombang panah terbang, perisai magis di satu sektor pertahanan langsung hancur!
Yang lebih menjengkelkan, sampai detik ini Pasukan gabungan Hai-Mu masih belum menemukan alasan mengapa sihir mereka bisa terdisipasi di pinggiran kota!
Bertahan tak bisa, menyerang pun tak efektif. Jika terus begini, dua ribu lebih penyihir gabungan ini sama saja memberi kesempatan lawan untuk melakukan Trik Topi secara cuma-cuma! (PS: Trik Topi berarti skor 3-0, dalam duel magis hasil ini berarti kekalahan total.)
Bimon seperti ini mana mungkin masih disebut "daging ikan yang lemah"?
Bisakah Kerajaan Bimeng yang mampu menggunakan formasi teleportasi sihir mahal tak terkira di Shabak sebagai umpan, membunuh begitu banyak pemimpin pasukan Bangsa Laut sekaligus, masih disebut negara kelas dua di Aiqin yang hanya mengandalkan otot, miskin dan terbelakang?
Pangeran Lionkair memandang jauh ke medan perang berbau darah seladang gandum di bawah benteng selatan Weisisipang yang dipenuhi anak panah, perasaan tak puas dan takut yang bertolak belakang tak terbendung membanjiri relung hatinya.
Jumlah pasukan yang dimiliki kota ini telah jauh melampaui perkiraan maksimal Bangsa Laut. Logika sang panglima mengatakan bahwa kini mereka bisa meninggalkan kota ini dan beralih menyerang Provinsi Selatan atau Barat Laut Bimeng.
Namun Pangeran Lionkair tak bisa membujuk dirinya. Jumlah pasukan besar di tangannya membuatnya tak bisa menelan pil pahit ini! Kontrasnya terlalu mencolok - Bimeng dari padang pasir sihir ternyata mengajari Bangsa Laut yang lebih kuat dari manusia dengan sihir. Ini sama absurdnya dengan buta huruf mengalahkan Penyair Pengelana dengan puisi! Tanpa merebut kembali markas ini, sang Pangeran khawatir sisa hidupnya akan tertanam trauma psikologis yang tak terobati!
Dentuman cambuk yang nyaring menggerakkan dua ekor kura-kura raksasa, menarik menara besi "Ai Wei'er" yang berat ke depan. Dalam sorakan teratur, para pekerja bertelanjang punggung yang bermandikan keringat terus menarik balok kayu dengan tali tambang, menempatkannya di jalur pergerakan menara besi.
Memandang menara "Ai Wei'er" ini, Pangeran Putri Duyung bergumam dalam hati: "Harta karun. Sekarang semuanya tergantung padamu!"
"Lihatlah, di sisi barat benteng ini terdapat pasukan serangan magis paling garang dan dahsyat, bahkan banyak sihir yang belum pernah kulihat. Rupanya ras-ras permukaan Aiqin telah berkembang pesat belakangan ini." Laksamana Agung Putri Duyung menenangkan diri lalu mulai membagi tugas, jarinya menunjuk ke sisi gerbang selatan Weisisipang yang dijaga Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui: "Kali ini serangan utama kita harus menghindari area ini, terutama pasukan elite kita! Oh ya, segera perintahkan Prajurit Banilu dan Prajurit Cumi-cumi Jurang untuk mengambil tempurung kura-kura laut sebagai perisai. Aku akan menyerang titik ini!"
Jari Pangeran Mahkota Karang menunjuk ke sisi timur benteng yang dijaga oleh Ksatria Kuil Bimon.
Pandangan sang Laksamana Putri Duyung ini sungguh tajam. Serangan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui dan Ksatria Kuil langsung ia ketahui perbedaannya. Dua kekuatan agama ini masing-masing menjaga sisi timur dan barat. Di sambungan antara kedua formasi terdapat celah lebar, namun area ini dipenuhi menara-menara dan benteng pertahanan berjejal. Jumlah ketapel dan ballista di sini paling mengerikan. Sebuah lereng batu panjang membentang dari dalam kota hingga ke atas benteng. Di saat genting, lereng ini tidak hanya bisa digunakan pasukan cadangan elit Bimon untuk menerjang, tetapi juga mengirim kavaleri melalui jalan landai yang luas ke atas benteng. Di atas benteng yang lapang, kavaleri dengan energi kinetik dahsyat akan menghantam semua pengepung seperti layang-layang terbang, asalkan tak ada yang menghalangi.
Jebakan umpan kekanak-kanakan ini langsung tercium oleh Laksamana Putri Duyung. Menurut rencananya, jika serangan berikutnya dilancarkan dengan intensitas dan level yang terjaga, Gerbang Selatan Weisisipang pasti akan terpecah jadi tiga bagian oleh prajurit Bangsa Laut. Dengan menghindari Pasukan Pengawal Istana Musim Panas dan mengerahkan prajurit paus orca serta ksatria cumi-cumi laut dalam untuk menghancurkan Ksatria Kuil terlebih dahulu, Pasukan Gabungan "Hai-Mu" akan memiliki peluang menang yang besar setelah menguasai benteng!
Tentu saja, prasyarat ini membutuhkan "Menara Besi Ai Wei'er" sebagai jaminan! Menara besi yang sulit dibongkar-pasang ini awalnya disiapkan untuk menghadapi manusia. Tak disangka senjata pemusnah negara ini harus dikeluarkan lebih cepat dari rencana!
“Beritahu tiga legiun lainnya, kita kali ini harus mengumpulkan tenaga sepenuhnya dan menyerang habis-habisan! Kalau menara gerbang selatan begitu kuat, mari semua penyihir kita sebarkan merata, setiap menara ditempati sebagian. Shabak sudah kacau balau, Simirian, lewat formasi teleportasi sihir sumur, kirimkan sebanyak mungkin penyihir darinya ke sini! Kalau Prajurit Banilu dan Prajurit Paninsai bisa dialokasikan, usahakan kirim juga! Aku tak percaya Kerajaan Bimeng ini benar-benar punya potensi sehebat itu, bisa menahan serangan gabungan dua legiun laut kami!” Pangeran Karang Topi mengayunkan tangannya tegas: “Mulai persiapan! Bagi kita sekarang, selain mengisi perut, hanya menunggu kedatangan ‘Menara Besi Ai Wei'er’!”
“Andaru!”
“Yakesi!”
Seluruh perwira Pasukan Gabungan Hai-Mu serentak menjawab, ketenangan dan strategi panglima sedikit membangkitkan kembali nyali yang hampir habis mereka.
Liu Zhenhan di menara gerbang selatan hampir terbahak-bahak.
Setelah urusan penting selesai, Ruoerna dan An Rui Da akhirnya mengunjunginya. Dua monster tingkat super yang mereka bawa dari jurang ternyata seekor “Lumba-lumba Parfum Salib Merah” dan seekor “Ular Raja Berkepala Enam Kristal”!
"Lumba-lumba Parfum Tanda Salib Merah" adalah spesies lumba-lumba putih magis khas dunia Jurang, bertubuh gemuk dengan telinga besar dan sikap angkuh. Pusarnya mampu mengeluarkan parfum alami beraroma pekat, sementara di perut putihnya terdapat tanda bendera salib merah Santo George - seperti diketahui umum, monster mana pun yang memiliki tanda salib merah Santo George di perutnya termasuk kategori monster penyembuh paling langka. Mereka adalah kesayangan alam dan musuh segala luka.
Menurut Ruoerna, dalam pertempuran pengepungan tadi, lumba-lumba magis yang berada di tangki air ini tak mau ketinggalan. Tak hanya menggunakan lingkaran cahaya penyembuh yang luas untuk memulihkan luka prajurit Behemoth, tapi juga sekaligus menyembuhkan banyak pasukan gabungan Hai-Mu. Hal ini membuat Liu Zhenhan antara ingin tertawa dan menangis.
"Ular Raja Enam Kepala Kristal" dari namanya saja sudah bisa diketahui bahwa seperti Unicorn Aiqin, ia termasuk monster kristal langka. Jenis monster ini biasanya memiliki pertahanan sangat kuat, tapi ular kristal enam kepala dari Jurang ini adalah pengecualian besar. Termasuk kategori monster modifikasi yang lebih langka, mampu menyuntikkan racun kristal ke tubuh mangsa melalui jarum racunnya, secara paksa mengubah kekuatan magis buruan menjadi kekuatan kristal yang dapat melebur - seolah-olah menjadi ahli modifikasi monster gaib di Jurang.
"Dengan keberadaan 'Ular Raja Enam Kepala Kristal' ini, ditambah Raksasa Berkaki Lumpur, jika suatu hari nanti bisa membujuk Gorini kembali ke Feilengcui, mengandalkan tinja Siput Raksasa Air Raksa milik Lili dan resep obat yang dikembangkan pastor manusia, Kota Tanah Merah di masa depan akan memiliki tiga bentuk khimera - khimera kristal, khimera emas, dan khimera air raksa!"
Meskipun dua Monster Tingkat Super yang dibawa An Rui Da memiliki kekurangan dalam aspek kekuatan tempur, kemampuan aneh dan unik mereka sudah cukup untuk mengatasi semua pandangan skeptis.
"Jurang sekarang sudah sangat berbeda dengan 10.000 tahun lalu, setiap wilayah memiliki penguasa baru. Kemampuan magisku kini sudah jauh menurun, untuk sementara waktu aku takkan bisa menaklukkan terlalu banyak ahli kuat." An Rui Da berkata dengan penuh penyesalan pada ayah mertua: "Ayah, sepertinya dalam waktu dekat aku sulit membantumu, paling-paling hanya bisa menarik monster level biasa untuk menetap di lautan Aiqin. Yang terlalu kuat tidak berani kubawa, takut lepas kendali."
Ini masalah yang diabaikan semua orang. Benar, An Rui Da sudah lebih dari 10.000 tahun tidak muncul di jurang, zaman sekarang semua ditentukan kekuatan, nama besar saja tak bisa menakut-nakuti; Cincin Tuodu hanya menyediakan cadangan kekuatan magis Archmagister, level Raja Iblis Api Beracun seperti ini mungkin bisa dapatkan banyak rasa hormat, tapi mustahil menaklukkan banyak bawahan!
Ruoerna mengangkat bahu dengan pasrah ke Lao Liu. Bagaimanapun, dirinya sekarang bukanlah Naga Peri sejati, sama sekali tak bisa membantu An Rui Da. Lebih tepat dikatakan sedang memata-matai menantu perempuannya ini daripada pergi membantu.
Meski melebihi ekspektasi, hal ini tak menjadi masalah besar bagi Lao Liu. Lagipula Bangsa Laut Dunia Iblis juga akan segera memasuki lautan Aiqin. Satu jurang lebih atau kurang tak akan mengubah situasi.
Tak lama kemudian, Kepala suku Andulan dan Sang Raja tiba di kota selatan bersama-sama, membawa dua kabar gembira besar untuk Lao Liu.
Sang Raja mengklaim telah menghancurkan orang penting Pasukan gabungan "Hai-Mu" yang mengepung ibu kota menggunakan formasi teleportasi sihir, membuat para perampok panik dan mundur lima puluh li. Ayah Anglam mengaku telah mencemari sumber air Sungai Sanggan dengan puluhan ribu unta busuk, menyebabkan kawanan ikan bangsa laut mengalami krisis biologis. Dua kabar bom atom ini tidak hanya membuat Lao Liu tersenyum lebar, tapi juga membuat Putri Kelima Tang Zang sibuk mencatat untuk dibawa pulang sebagai bahan pelatihan perwira Tang Zang.
"Aku mencintaimu! Ayah, kau benar-benar melakukan ini dengan sialan sempurna! Jahe tua memang lebih pedas!" Lao Liu mengacungkan jempol: "Sekarang setelah Eason menghancurkan logistik dan perbekalan Pasukan gabungan "Hai-Mu", mereka pasti akan mengambil ikan hidup dari Sungai Sanggan. Kita hanya perlu terus menunda, pasti akan membuat mereka terjangkit wabah!"
“Si brengsek kecil! Jangan mencintaiku, lebih baik RAMAS lebih banyak emas perak permata untuk menghiburku! Pokoknya bangsa laut dan orang Mouran itu kaya!” Kepala suku Andulan menasihati Lao Liu dengan gaya khas bangsa naga: “Kenapa kau mengirim rampasan perang pulang yang tidak berguna? Harusnya kau bawa banyak unta. Sarung pedang orang Mouran mana yang tidak bertabur batu pirus dan permata? Jangan kira aku tidak tahu! Tak bisakah kau ambil harta karun itu untuk menghormatiku?”
Guo Guo dan si botak yang selama ini menyembunyikan harta, langsung mengeluarkan koleksi berharga dari rompi bayi mereka dan menyerahkannya ke Ayah.
Sang naga tua hanya bisa memutar mata melihat Kristal Naga pasir dan Mutiara Naga yang berkilauan. Perlu diketahui, menjadikan jenazah sesama makhluk sebagai koleksi hanya dilakukan oleh naga-naga aneh, kebanyakan bangsa naga tidak punya kebiasaan ini.
“Tak kusangka Richard, kau bahkan menghancurkan kayu mereka! Sekarang pasukan gabungan 'Hai-Mu' ini benar-benar tidak menakutkan! Harus diakui keberuntungan kita sungguh luar biasa. Seandainya Weisisipang berada di selatan, hutan selatan takkan bisa terbakar! Untung ini Timur Laut!” Dengan semangat yang melambung, Raja Bimon berbicara dengan mulut besar dan taring mencolok, tak takut menggoyahkan semangat pasukan: “Sekarang keyakinanku akan kemampuan Kota Suku Rubah bertahan sudah bulat!”
"Pasti nanti akan ada pertempuran sengit lagi! Aku tidak tahu apa fungsi menara besi milik musuh itu, mungkin peralatan pengepungan kota!" Liu Zhenhan menunjuk ke menara besi raksasa di kejauhan dengan mulutnya: "Dari situasi sekarang, panglima Pasukan gabungan 'Hai-Mu' pasti sudah tahu dia takkan bisa merebut Weisisipang, lagipula kita melawan dengan seluruh kekuatan kerajaan, ditambah keuntungan medan dan cuaca!"
"Kalau kau tak suka menara besi itu, hancurkan saja!" Yang Mulia Sal tertawa terbahak-bahak: "Masa kita biarkan menara pengepungan ini mendekati Weisisipang dan menunggu aksinya?"
"Aku akan kerahkan pasukan khimera udara kesatria berkuda kuil kami!" Imam Agung Jubah Merah Bulat Yang Mulia memukul-mukul payudaranya yang kurus: "Cuma sebuah menara pengepungan, beri aku sedikit labu minyak dari Richard, aku bisa membakarnya langsung!"
"Tidak bisa! Yang Mulia, labu minyakku harus disimpan untuk pertempuran besar. Aku harus memusatkan semua daya tembak untuk menghabisi para agresor ini sekaligus! Tapi bangsa iblis belum datang, labu minyak, tong alkohol, panah ledakan, dan mutiara elemen-ku belum bisa digunakan untuk sementara!" Liu Zhenhan menggelengkan kepala: "Ini bukan masalah pelit atau tidak, tapi sebisa mungkin tidak digunakan! Lebih baik kesatria berkuda kuil jangan dikerahkan, biar Yitiao saja yang terbang kesana!"
“Sebenarnya membiarkannya mendekati tembok ibu kota juga tidak masalah, bukankah itu hanya perancah baja? Berapa banyak orang yang bisa memanjat sekaligus?” Jenderal Reyes bahkan lebih enggan daripada Liu Zhenhan untuk menggunakan labu minyak sebagai senjata strategis: “Menurutku tidak akan rusak terbakar, lihat betapa tebalnya rangka baja menara itu!”
“Membunuh ayam tidak perlu pakai pisau Bule! Kakak Richard telah membantu Kekaisaran Tang Zang menyediakan sumber daya khimera, urusan kecil seperti ini biarlah diserahkan pada pasukan kami!” Putri Kelima baru saja sengaja melihat ke bawah benteng untuk memeriksa khimera kura-kura naga raksasa yang ditaklukkan para pendeta Cambridge, tangannya masih gemetar karena gembira. Meski Liu Zhenhan kali ini hanya mengizinkannya menaklukkan sepuluh ekor khimera, dia diam-diam sudah punya siasat licik. Dengan memuji-muji Hao habis-habisan sekarang, nanti akan lebih mudah mengajukan permintaan tambahan.
“Jangan mengganggu! Dengan apa kau menghancurkan menara besi ini?” Liu Zhenhan bingung. Orang ini hanya membawa puluhan Pemanah Suci berpedang Gang dan seorang penyihir alkohol. Menara besi yang jauh dan raksasa itu, selain angkatan udara yang gesit, siapa yang bisa menghancurkannya? Pasukan gabungan Hai-Mu jelas juga punya petarung hebat!
“Aku tinggal memanggil lebih banyak angkatan udara Tang Zang. Toh pasukan gabungan Hai-Mu ini tidak punya angkatan udara. Mustahil penyihir mereka bisa terbang lebih cepat dari pasukan udara daratku!” Putri Kelima menyeringai sambil membunyikan peluit, langsung berbalik badan menuju formasi teleportasi sihir di bawah benteng untuk memanggil bala bantuan.
"Richard, jika pasukan elit musuh sudah habis kita habiskan, haruskah kita mulai melakukan serangan aktif?" Raja Bimon sambil berbicara sambil menerima teleskop tua Eagle Eye dari Lao Liu. Setelah menyapu pandangan sebentar, dia menemukan pasukan penyihir Pasukan gabungan "Hai-Mu" sedang melakukan evakuasi dan relokasi secara teratur. Dengan senyum di wajah, Raja Bimon dengan santai mengeluarkan Kotak Tulangnya dan memberi tahu Pangeran Lionheart Kahn yang berkedudukan di Shabak untuk mengalokasikan semua Buleiqinmo, penyihir elf padang rumput, dan pendeta yang tinggal ke Provinsi Timur Laut untuk membantu.
Wajah Jenderal Reyes memerah karena gembira saat mendengar perkataan Sang Raja melalui Kotak Tulang.
Ternyata legenda pendeta Murinio juga berkedudukan di Shabak, bersama Adipati Tua Brückner yang termasyhur dan keluarga Mizuno. Kini Provinsi Timur Laut benar-benar mengkonsentrasikan seluruh kekuatan pendeta kerajaan di satu tempat!
"Menurutku lebih baik kita tunda dulu. Jika harus mengalahkan Pasukan gabungan "Hai-Mu" dalam pertempuran darat, kerugian kita sendiri juga akan besar. Untuk apa memaksakan diri!" Imam Agung Jubah Merah Bulat Yang Mulia menyela dengan bersemangat.
"Yang Mulia! Anda terlalu pesimis! Era ini adalah era yang gegabah, pasukan berjuta-juta yang disebut-sebut itu seringkali sudah termasuk pasukan logistik di dalamnya, bukan berarti setiap orang adalah prajurit! Pasukan yang bertempur lintas wilayah tidak hanya butuh prajurit yang siap bertarung, namun juga perlu manajemen untuk sandang, pangan, dan logistik mereka!" Liu Zhenhan langsung memalingkan muka saat mendengar nama Murinio, nama itu membuatnya sangat tidak nyaman: "Pasukan utama aliansi Hai-Mu hanya sedikit lebih berani dari suku-suku bawahan kita, apa lagi kelebihan mereka? Asalkan kita hancurkan ras pejuang mereka, lalu menunda dua hari untuk melemahkan moral mereka dengan angkatan udara, kita bisa langsung keluar kota untuk bertempur! Bimon tidak pernah menggunakan ras lemah seperti Prajurit Gurita bangsa laut atau Ghoul bangsa iblis sebagai pasukan inti, karena pasukan kita adalah prajurit paling profesional dan tangguh di bawah langit berbintang. Tak ada yang bisa menghentikan!"
"Bagus! Jika mereka tidak menyerang kita, kita yang akan menyerang mereka!" Raja Sal mengangguk: "Padang Liar Kuno bukan koridor yang bisa dilewati para perampok seenaknya. Masuk boleh, tapi harus meninggalkan darah sebagai tebusan!"
"Yang Mulia, Yang Mulia, dengan ucapan kalian, saya jadi terlihat konservatif! Baiklah, mari kita bertempur!" Cicak tua dalam hati mengumpat Obisilachi, total pasukan di Weisisipang hanya sekitar dua ratus ribu, tapi kalian berdua benar-benar nekat, belum selesai pengepungan musuh sudah merencanakan bagaimana menghadapi pasukan sejuta mereka secara langsung!"
"Bimon tetaplah Bimon, darah yang mengalir di tulang mereka selamanya adalah darah penyerang." Suku elf padang rumput yang tinggal di Dataran Liar Donau kali ini juga mengirim dua kepala suku tua mendampingi Raja Bimon ke Kota Wei untuk membantu pertempuran. Sebagai penyihir Elf yang menguasai unsur angin dan kayu, kedua kepala suku tua ini memiliki kemampuan sihir yang luar biasa. Namun sehebat apapun keahlian magis mereka, mereka tetap terkesima oleh tanya-jawab tiga raksasa Bimon. Bimon memang Bimon, semangat berapi-api dan keteguhan hati mereka dalam menghadapi perang benar-benar tak tertandingi oleh ras beradab manapun.
Andai elf padang rumput berada di posisi Bimon saat ini, jangankan berani membawa pasukan keluar kota untuk menyapu bersih 1,4 juta Pasukan Gabungan Hai-Mu, mungkin bahkan tidak terpikir untuk melakukannya! Yang lebih aneh, dua pemimpin agama itu bukannya menasihati raja yang sedang mengerahkan semua kekuatan militernya, malah mendorongnya dengan sepenuh hati. Hal ini membuat dua kepala suku elf padang rumput saling pandang sambil menggelengkan kepala dengan senyum getir. Kalau bukan karena hubungan baik dengan Bimon selama bertahun-tahun, empat suku besar elf padang rumput mungkin sudah hancur oleh perlakuan Bimon.
Satu regu Ksatria Ibis Merah berstruktur 40 orang melesat dari atas Weisisipang, menyambar menuju menara besi raksasa yang menjulang di garis cakrawala jauh.
"Zhūhuán adalah burung raksasa terbang dari Kekaisaran Tang Zang, bertubuh sebesar kuda pacu. Meski tak memiliki kemampuan magis, mereka merupakan kendaraan udara yang langka. Kekaisaran Tang Zang memiliki 100.000 Ksatria Zhūhuán - dari jumlah angkatan udara saja sudah terlihat betapa kuatnya negara adidaya yang mendominasi Benua Timur ini! Pantas disebut sebagai yang terkuat di dunia!"
Kewibawaan Ksatria Zhūhuán pernah disaksikan Liu Zhenhan di Kota Helu, namun belum pernah bertarung langsung. Tentang kekuatan tempur pasukan udara ini, ia tak bisa menilai. Tapi mengingat ini tukang pukul yang direkrut Putri Kelima, pasti bukan orang sembarangan - terlihat dari teknik terbang mumpuni mereka. Saat melintasi benteng Wisesepang, mereka bahkan melakukan manuver berguling beruntun di udara yang memicu decak kagum pasukan Bimon dan aliansi Hai-Mu.
"Luar biasa!" Tiga petinggi Bimon bertepuk tangan. Guo Guo memasukkan jari ke bibir kecilnya dan membunyikan peluit nyaring.
Kecepatan Zhūhuán mungkin melebihi Hippogryph dari Pompeii dan elang petir Kekaisaran Francisco. Bagai kilatan merah menyambar, mereka telah melesat jauh sebelum para penyihir aliansi Hai-Mu menyadari. Dengan mengandalkan kekuatan magis dan kecepatan terbang lambat Siren, mustahil menyusul kavaleri udara Negeri Sutra ini.
“Yang Mulia Sal, Pendeta Tertinggi Bulat, Kakak Richard, lihatlah pertunjukan kami! Saksikan kekuatan tempur angkatan udara Kekaisaran Tang Zang!” Putri Kelima dengan gesit naik ke benteng, tendangannya begitu keras hingga beberapa anak tangga batu pecah berantakan.
Ini kali pertama pasukan Tang Zang menunjukkan kemampuan di Benua Aigean. Mustahil mengaku tidak bersemangat - setiap prajurit memiliki harga diri. Putri Kelima yang memimpin pasukan elit Tang Zang, dijuluki "Raja Kekuatan Ilahi" di Benua Sutra, sangat menjunjung tinggi hal ini.
"Ini juga bombardemen!" Liu Zhenhan mengintip melalui teropong perunggu, melacak jalur penerbangan Ksatria Ibis. Kedisiplinan pasukan sutra ini membuatnya kagum. Formasi udara mereka rapi bagai tahu yang dipotong pisau. Dibandingkan Angkatan Udara Istana Musim Panas, mereka jauh lebih profesional. Saat mendekati menara besi, para ksatria tiba-tiba melakukan manuver guling ular kobra sambil menjatuhkan kantong-kantung gemuk.
Gerakan udara serempak ini sungguh memukau. Setiap ekor ibis nyaris menyentuh panah penunjuk arah angin di puncak menara - sentuhan kecil pada kecepatan tinggi bisa berakibat fatal. Hanya ahli sejati yang berani mengambil risiko ini.
Sorak-sorai kembali bergemuruh. Perwira militer Bimon tak pernah pelit memberi pujian pada prajurit hebat dari pasukan manapun.
Tanpa cahaya api maupun asap mesiu, empat puluh karung yang dihantamkan ke menara besi dengan energi kinetik dahsyat langsung hancur berkeping-keping, menyemburkan cipratan air yang menyebar luas. Para pekerja bangsa laut di bawah menara besi langsung berteriak histeris dan berlarian pontang-panting.
Ksatria Ibis kembali mengulangi gerakan anggun yang sama di udara, melemparkan empat puluh karung lagi ke menara besi, lalu terbang kembali ke Weisisipang dengan kecepatan kilat. Penyihir Haimu dan Siren bahkan tak sempat menyentuh ekor mereka. Sihir-sihir yang terbuang percuma itu pun berhasil dihindari Ksatria Ibis dengan somersault samping yang lihai.
Sihir penguncian yang dipanggil oleh penyihir level tinggi hanya bisa mengejar gerakan somersault Ksatria Ibis di udara, membentuk garis-garis lengkung lingkaran ajaib satu demi satu, sebelum akhirnya lenyap tanpa suara karena melampaui jarak tembak.
Kali ini bahkan dua kepala suku elf padang rumput pun tak bisa lagi menjaga kesopanan. Mereka bertepuk tangan sampai telapak tangan mereka lebih merah dari ekor Helen.
Keren sekali! Inikah kekuatan Angkatan Udara Pengawal Tang Zang? Ini bukan lagi pertempuran, tapi pertunjukan parade!
“Kantong kulit sapi yang baru saja dilempar tadi berisi 'Air Pemusnah Mayat', racun ini merupakan persenjataan standar eksklusif pasukan Zhi Jin Wu kami, dibuat dari puluhan jenis tumbuhan langka dan racun binatang!” Putri Kelima seolah membaca kebingungan Lao Liu, dengan bangga memperkenalkan senjata rahasia Istana Tang Zang: “Meski racun ini bahkan tak bisa mengkorosi kertas kulit sapi, tapi nanti Pasukan gabungan 'Hai-Mu' yang ingin memanjat tembok ibu kota melalui menara besi ini akan celaka, karena racun ini khusus bereaksi pada tubuh dan kulit. Cukup sedikit sentuhan 'Air Pemusnah Mayat' pada kulit, tubuh mereka akan segera meleleh menjadi genangan nanah!”
“Kejam sekali!” Liu Zhenhan tersenyum menatap Sang Raja, yang jelas memahami maksud Lao Liu dan menyunggingkan senyum kecut diam-diam. Rupanya pola pikir manusia di seluruh dunia sama, Kekaisaran Tang Zang menggunakan racun korosif, Kerajaan Bimeng pun demikian; asam Semut Pemakan Logam bisa diekstraksi. Pasca Pertempuran Gurun, Angkatan Udara Pengawal ibu kota menambah resimen penguat pasukan helikopter kuda ribuan li. Selama ini tentu telah menyimpan banyak asam kuat yang bahkan bisa mengkorosi logam sebagai senjata rahasia pengeboman.
Seiring mobilisasi Pasukan gabungan 'Hai-Mu', pasukan penjaga Weisisipang juga melakukan beberapa penyesuaian.
Karena seluruh kekuatan nasional terkumpul di Kota Wei malam ini, Sang Raja dengan tegas melarang Pasukan Pengawal Istana Musim Panas melakukan mobilisasi apapun. Hanya mengerahkan sejumlah besar Prajurit Berbual untuk memperkuat area pertahanan Kesatria Kuil. Pendeta Tertinggi Bulat yang masih enggan namun tak berdaya, bagaimanapun juga performa Kesatria Kuil dalam pertempuran sebelumnya jauh di bawah Pasukan Pengawal Istana Musim Panas. Seperti pepatah: "Tak takut tak kenal barang, yang ditakutkan adalah perbandingan barang".
Pertahanan Kota Wei malam ini benar-benar mencapai puncak kesempurnaan. Belum lagi Buleiqinmo, penyihir elf padang rumput, dan para pendeta dari seluruh negeri. Kekuatan pribadi Murinio saja, dengan perlindungan pilar totem lagu perang, mungkin sudah cukup untuk menghadapi pertahanan tiga tembok lainnya.
Meski tak sempat melihat langsung berapa banyak harta yang dimiliki Imam Utama Angsa, Lao Liu yakin pasukan di bawah Murinio pasti memiliki kekuatan yang sangat besar.
"Saya juga baru tahu, ternyata peliharaan magis Adipati Tua Brückner sama seperti Tuan Mourinho, juga kembar. Satu bayi, satu Beibei. Bayi memiliki 'Anjing Laut Kutub Biru Dalam' sebagai peliharaan magis, sedangkan Beibei memiliki 'Kerang Kaisar' sebagai peliharaan magis. Ditambah lagu perang adipati tua, setara dengan tiga Imam Utama." Raja Sal mengangkat bahu pada Lao Liu: "Jangan menatapku begitu bodoh! Jika suku Smyer mereka bisa menurunkan kesombongan dan menggunakan lagu perang hasil penelitianmu serta lencana peliharaan tumbuhan yang kamu sediakan, aku tidak berani membayangkan betapa kuatnya kekuatan pendeta yang dimiliki keluarga Hosea saja!"
"Anjing Laut Kutub Biru Dalam" adalah monster tingkat super elemen es. Di darat ia pasti tidak bisa menunjukkan kekuatan monster laut puncak, tapi makhluk ini satu-satunya yang bisa menggunakan sihir es panas. "Mata Air Panas Es Laut Dalam" yang dilepaskannya bisa menguapkan daging seketika, benar-benar langka tiada tanding. "Kerang Kaisar" adalah monster tingkat tinggi yang bersembunyi di danau aspal Rawa Senja. Awalnya ini adalah monster elemen udara yang tidak berbahaya, tapi di dalam tubuhnya tersimpan beberapa ton aspal purba. Begitu menyemburkan "Pilar Udara Terkonsentrasi", aspal purba akan langsung membeku saat terkena angin, membekukan target secepat kilat menjadi fosil cangkang aspal yang keras.
"Dua Monster besar ini ditambah burung duri kembar, benar-benar sesuai dengan tradisi keluarga Hosea – kalau memelihara binatang, harus yang langka dan unik!"
Ayah dan anak Hosea tidak mengungkapkan semua peliharaan magis mereka, membuat para Pendeta Kuil merasa sulit menyaingi. Kini saat semua peliharaan mereka diumumkan, bahkan Liu Zhenhan pun merasa kerdil.
"Ini masih manusia?" Liu Zhenhan mengira Xixi si pendeta tiga hewan peliharaan sudah tak tertandingi. Tapi ternyata Adipati Tua Brückner sudah memecahkan rekor itu sejak lama dengan empat peliharaan – benar-benar pencapaian yang belum pernah ada sebelumnya, lebih gagah dari inkarnasi Dewa Perang Leksa!
"Bagaimana menurutmu? Tapi Martelazi-mu juga hebat, berhasil memikat Beibei milik adipati tua sampai marah dan menghantam beberapa barang antik! Dia bisa berubah menjadi burung beo untuk menikahi burung, atau jadi manusia untuk menikahi phoenix wujud manusia. Benar-benar serba bisa, membuatku..." Sang Raja menahan diri agar tidak melanjutkan, kalau tidak pencatat istana pasti akan menulis tentang "kecanduan transformasi" Yang Mulia Sal di Catatan Harian Kerajaan.
"Lalu Nini, Lili, dan Xiao Mai?" Liu Zhenhan masih ragu: "Mereka juga kembar dengan dua hewan peliharaan?"
“Ini saya tidak tahu.” Yang Mulia Raja juga merasa ini agak mustahil: “Bagaimana mungkin ada begitu banyak telur kuning ganda? Siput Raksasa Air Raksa dan Gryphon sama sekali bukan hewan bertelur, bahkan jika kembar pun, tak mungkin bisa dipanggil bersama sebagai binatang peliharaan oleh Pendeta kan?”
Di bawah benteng, satu pasukan kavaleri Lion membawa bendera putih perlahan menghentikan formasi. Yang memimpin adalah Marsekal Putri Duyung Pangeran Lionkeller. Dengan keahlian tinggi dan keberanian besar, Pangeran Mahkota Karang Xiya yang berkuasa di Tujuh Lautan ini tak bisa menahan dorongan hatinya untuk bertemu lawannya dari jarak dekat.
Setiap pasukan memiliki catatan buruk membunuh utusan atau menyiksa utusan, yang mereka sebut: "Bunuh utusan untuk menunjukkan kewibawaan".
Tapi dalam tradisi tempur tentara reguler Bimon, meski menghadapi musuh dengan dendam paling dalam sekalipun, mereka tak pernah melakukan pembunuhan atau penyiksaan terhadap utusan.
Pangeran Lionkeller tidak khawatir dengan keselamatannya. Sekalipun Bimon berkhianat, dia punya kemampuan mempertahankan diri. Yang Mulia Pangeran hanya ingin bertatap muka langsung dengan Tuan Tanah Feilengcui sebelum perang. Pigge ini pernah menyelami Samudera Xiya, lolos dari hukuman dua Abdi Dewata Geryon dan Hydra di Pulau Dewa Laut, lalu memaksa Yang Mulia Beckenbauer kembali ke darat dengan kekerasan - ini aib besar bagi seluruh Putri Duyung Xiya, tapi juga memberi aura legendaris pada Pigge ini.
“Pengirim, berhenti.” Sebelum Lao Liu dan Yang Mulia Sal sempat berbicara, seorang jenderal dari suku Haus telah melepaskan anak panah berbulu penuh daya gentar untuk menghentikan rombongan utusan kerajaan laut ini melanjutkan langkah.
“Aku adalah Pangeran Mahkota Karang Turun-temurun dari Kerajaan Laut Xiya, Penjaga dan Penakluk Abadi di Taman Laut Wilayah Patroli Ratu, Kepala Suku Putri Duyung Barat Lion Kyle! Mohon Tuan Tanah Pigge Richard Zhenhan Liu menghadap!” Pangeran Putri Duyung itu menyapu pandangan dinginnya ke setiap wajah yang menjulur dari gerigi pagar.
“Akulah Shaman Divine Comedy Kerajaan Bimeng dan Tuan Tanah Feilengcui, Penjaga dan Penakluk Abadi Benua Lapis Empat Dunia Bawah Tanah, Penguasa Wilayah Penjaga Pohon Aiqin dan Naga Pelangi, Sang Penakluk Seribu Kecantikan dan Pemegang Piala Ratusan Pesona di Antara Segala Trik!” Liu Zhenhan meniru gaya sang pangeran dengan menyebutkan sederet gelar sepanjang perban kaki yang bau: “Pangeran Lion Kyle, secara logika aku harus memanggilmu paman. Tapi karena kita sedang bermusuhan, gelar-gelar kosong ini tak perlu disebut. Mau bicara apa sebenarnya?”
"Apakah bagian tembok ibu kota ini dijaga olehmu dan pasukanmu? Maaf, kami belum memiliki banyak informasi tentangmu. Bisakah Anda memperkenalkan diri secara detail? Sebagai lawanmu, aku berhak tahu siapa yang akan kuhadapi!" Pangeran Putri Duyung dengan anggun menunjuk Pasukan Pengawal Istana Musim Panas dan formasi rapi Pasukan Ajaib serta Buleiqinmo yang berjajar di menara tinggi.
"Ini adalah Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Dewa Perang, kekuatan agama paling murni dari Bimon kami. Jika Yang Mulia ingin mengetahui rekam jejak pasukan agama ini, Pangeran Lionkek, silakan lihat bendera perang mereka!" Yang Mulia Sal tersenyum melanjutkan pembicaraan dengan elegan: "Maafkan kelancanganku, aku adalah Raja Bimon Grayke Sal."
Penjaga Istana Musim Panas buru-buru mengeluarkan perlengkapan mereka dan dengan kerepotan mengenakannya. Seragam resmi mereka memiliki standar sama dengan jubah shaman Liu Zhenhan. Karena keterbatasan kulit landak Lide, seragam resmi mereka menggunakan mantel kulit beruang dengan kancing rantai perak qingyise dan topi tinggi berbentuk menara bermata lencana Dewa Perang dari perak.
Setelah berpakaian lengkap, para penjaga istana ini di mata Lao Liu terlihat seperti gerombolan perampok Zuo Shan Diao dari Timur Laut. Meski terkesan gagah, penggunaan mantel kulit beruang tebal di cuaca panas ini membuat keringat mereka mengucur deras seperti air terjun.
"Sekarang, tak seorang pun akan menyangka bahwa di kemudian hari di medan perang Aiqin yang dipenuhi asap mesiu, setiap kali prajurit Bimon bertopi tinggi kulit beruang ini muncul, itu berarti saatnya breakdown saraf para agresor tiba."
"Yang Mulia Raja Bimon, bertemu dengan Anda adalah kehormatan saya. Bertempur melawan pasukan Anda merupakan kemuliaan bagi seluruh aliansi Hai-Mu kami, karena mengalahkan kalian berarti meraih kehormatan tertinggi yang akan kukenang dan banggakan seumur hidup." Pangeran Lionker sebenarnya ingin melihat jelas lambang prestasi perang yang disulam di bendera Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui, namun logam Isidintin yang berkilauan di atas benteng itu memantulkan cahaya perak menyilaukan di bawah sinar bintang dan bulan, membuat matanya berkunang-kunang hanya dengan sekali pandang.
"Baik! Aku juga berharap senjata setiap prajurit Bangsa laut bisa setajam mulut Yang Mulia. Mari kita lihat nanti." Raja Bimon membalas provokasi Pangeran Putri Duyung ini dengan sopan namun tegas.
Liu Zhenhan sama sekali tidak berkata-kata. Ia hanya menoleh memandang barisan prajurit Istana Musim Panas yang tertata rapi, lalu seluruh pasukan itu serentak tertawa terbahak-bahak dengan sikap yang sangat arogan. Ejekan ini lebih menyakitkan daripada kata-kata pedas sekalipun bagi sang Pangeran Putri Duyung - cara ekspresi mereka telah menunjukkan dengan gamblang bahwa prajurit Bangsa laut sama sekali tidak dianggap berarti.
“Tuan tanah Pigge, bisakah saya bertanya, mengapa panah yang ditembakkan pemanah kalian tadi menghasilkan efek percikan?” Pangeran Putri Duyung tidak melupakan tujuan kedatangannya. Yang dia tanyakan sebenarnya adalah teknik Panah Gang. Di sepanjang benteng, banyak pemanah Bimon yang diubah Kekuatan Nyanyiannya menjadi elemen kayu oleh kabut racun manusia jamur dari Benua Sutra. Namun yang bisa menggunakan secara bebas hanya Pelayan Istana Musim Panas yang dilatih khusus dan Pemanah sakti Tang Zang. Performa mereka dalam pertempuran pengepungan tadi telah menyebabkan banyak korban di pihak pasukan Berbual.
“Ini adalah Dou Qi jenis panah, sejenis energi tempur yang sangat hebat!” Liu Zhenhan tidak berniat menyembunyikan apapun: “Mengenai daya penghancur ini, saya yakin Yang Mulia telah melihat bukti langsung pada tubuh prajurit Berbual.”
“Lalu sihir tembakan beruntun tadi apa itu?”
“Roda rantai berputar, mengaktifkan tongkat sihir tulang untuk menembakkan sihir. Seribu dua ratus tembakan per menit. Tapi tenang saja, sekarang cadangan kekuatan saya sudah habis.”
“Pisau terbang merah itu apa? Juga Dou Qi?”
“Tidak! Itu adalah serangan Transformasi Liar, menggunakan darah sebagai media, amarah sebagai tenaga penggerak, tak tertandingi!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: “Jika prajurit Yang Mulia bisa memanjat tembok ibu kota, saya jamin akan ada kesempatan mencoba serangan Transformasi Liar jenis kedua. Untuk serangan Transformasi Liar ini, saya rahasiakan dulu. Nanti biarkan prajurit Berbual berkaki empat yang memperlihatkannya pada Yang Mulia!”
“Jenis pasukan apa lagi si 'Berbual' yang main kecapi itu? Kenapa sihir kita tidak pernah bisa menyerang benteng kalian?”
“Ini adalah hukuman ilahi bagi para agresor, dan peringatan untuk kalian. Dunia sudah berubah, zaman sekarang bukan lagi era kemenangan dengan jumlah pasukan besar!” Liu Zhenhan mulai berlagak sakti. Tentu saja dia tidak bodoh sampai membocorkan fungsi pilar totem lagu perang. Sebenarnya manusia sudah mengetahuinya, para agresor tinggal perlu waktu dan usaha untuk mengetahuinya.
“Sampaikan pada para kavaleri udara Pigge bahwa keahlian terbang mereka sangat mengagumkan.” Pangeran Lion Ker dengan anggun membungkukkan pinggang, lalu berbalik pergi dengan tenang, meninggalkan orang-orang Tang Zang yang kebingungan sambil memutar-mata.
“Kenapa kami dianggap sebagai Suku Pig?” Putri Kelima menunjuk hidungnya sendiri, memandang Raja Bimon dengan wajah bingung.
“Siapa pun yang bermata hitam dan berambut hitam di Benua Aigean, mungkin akan disalahpahami sebagai Bimon Pigge di kemudian hari.” Raja Sal sendiri tidak bisa menahan tawa Kretak.
“Bersiap menghadapi musuh!” Melihat pasukan gabungan "Hai-Mu" mulai bergerak maju, bunyi terompet kerang yang nyaring bergema di angin musim panas. Liu Zhenhan menepuk tangan, memberi isyarat pada Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui untuk mengambil posisi.
"Aku akan ke kota utara untuk membantu. Pengaturan pasukan cadangan tetap di bawah kendali penuh Jenderal Reyes! Dengan dukungan formasi teleportasi sihir di berbagai lokasi, di sini aku serahkan pada kalian semua!" Yang Mulia Sal dan Pendeta Tertinggi Bulat serta Liu Zhenhan mengangguk satu per satu, lalu melambaikan tangan turun dari benteng.
"Pukul genderang perang!" Pendeta Tertinggi Bulat juga berlari kembali ke area pertahanannya, berteriak dengan penuh wibawa.
"Pertahankan lapisan serangan, perhatikan kombinasi titik dan area! Seperti tadi, jangan biarkan satu musuh pun melewati garis 38 derajat kita!" Liu Zhenhan juga mengucapkan omong kosong. Sebenarnya tanpa perintahnya pun, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui tetap akan bertindak demikian - ini sudah menjadi strategi baku.
Gemercik lonceng merdu bergema perlahan dalam angin senja, diikuti gemuruh genderang perang Jenderal Besar Bimon yang mengguncang benteng. Dalam irama pukulan perisai yang serempak, terompet kerang dan tanduk Pasukan Gabungan "Hai-Mu" bercampur dengan derap kaki berat, menyatu menjadi simfoni formasi perang yang lantang dan perkasa.
Layar lebar Divi turun dari langit, menampilkan kembali adegan paling berdarah di Kota Kuno Huye yang pernah terjadi, terpampang jelas di depan mata setiap prajurit Behemoth.
“Jika suatu hari ras Bimon akan punah, aku yakin hari itu bukan hari ini! Jika keberanian kita akan dilupakan dunia, aku yakin hari itu juga bukan hari ini!” Suara Shaman Divine Comedy bergema penuh wibawa dan kesucian di atas benteng yang sunyi sepi: "Kemarahan kita telah terakumulasi selama ribuan tahun. Kedatangan bangsa laut dan Mouran malam ini jelas merupakan kesempatan terbaik untuk menagih hutang darah sejarah dari para perampok ini. Biarkan mereka gemetar di bawah pedang perang kalian! Semua daging dan darah ini akan menjadi persembahan kurban kita untuk Dewa Perang!"
"Kampas!" Teriak semua prajurit Bimon menyebut nama Dewa Perang mereka, semangat membara yang bahkan mempengaruhi prajurit Tang Zang dan elf padang rumput. Pada momen dan lokasi ini, tak mungkin mereka tidak ikut meneriakkan nama dewa penuh nyali ini.
Menghadapi pertempuran hidup-mati ini, Pasukan gabungan "Hai-Mu" menunjukkan performa yang sangat mengesankan.
Alasan utama mengatakan demikian adalah karena sebelumnya mereka mengalami beberapa kekalahan memalukan dengan korban besar yang membuat moral pasukan anjlok; namun dengan stimulasi "pil berani mati", para prajurit Hai-Mu yang sudah kenyang dengan makanan perang ini tidak menunjukkan sedikitpun keraguan atau ketakutan. Begitu terompet charge berbunyi, mereka melangkahi mayat-mayat yang bergelimpangan di medan perang, terhuyung-huyung melancarkan serangan gencar ke Weisisipang.
Para ahli sihir pencabik badai dan ulama Malan yang dialokasikan dari Shabak juga membuat pertempuran kali ini jauh lebih intens dibandingkan sebelumnya. Setidaknya, para imam Bemon dan penyihir di tiga sisi benteng lainnya mulai menghadapi perlawanan.
Setelah menguras kekuatan elemen para pendeta dan penyihir dengan tumbal tak terhitung, memanfaatkan jeda Aura Kekeringan, prajurit inti Bangsa Laut memulai serangan. Ribuan pasukan berani mati Gaburin membentuk peluru asap daging-darah melalui ledakan diri, lalu memanfaatkan kemampuan memanjat kepiting raksasa Klan Kuabo untuk menyerbu tembok timur benteng selatan.
Prajurit inti memang berbeda kualitas. Selain kemampuan perlindungan sihir prajurit hiu, kecepatan panjat kesatria kepiting juga jauh melampaui prajurit gurita kelas tumbal. Meski korban berat, mereka berhasil menginjak tembok Weisisipang!
Pasukan Kuabo saja tak mampu menyaingi prajurit Bimon kesatria kuil. Di bawah pimpinan Pangeran Singa-Harimau dan Ksatria Kuil Emas, mulai dari Ksatria Perak hingga Ksatria Duri memanggil khimera tunggangan. Di benteng kosong nan luas, barisan kesatria kepiting digemuruhkan jatuh dari tembok kota.
Saat itu, Liu Zhenhan yang waspada telah menyadari ada yang tidak beres—para prajurit utama Bangsa Laut sama sekali tidak menyerang bagian tembok barat yang dijaga Pasukan Pengawal Istana Musim Panas. Hanya orang-orang Mouran yang berani mati secara membabi buta terus menerus maju sebagai sasaran tembak.
Dengan cara yang sama, seribu Ksatria Hiu Gaburin menggunakan ledakan diri untuk menciptakan asap darah-daging. Di bagian tengah kosong benteng Gerbang Selatan, sejumlah besar Ksatria Kuda Laut Raksasa menyerbu masuk dan segera bentrok dengan pasukan cadangan di bawah komando Jenderal Reyes—akibatnya, jalan utama benteng dari barat ke timur untuk sementara terblokir.
Karena keberadaan Formasi Pertahanan Empat Simbol dan pilar totem lagu perang, kelompok penyihir Pasukan Gabungan Hai-Mu kini berada dalam situasi canggung bertahan pasif. Serangan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas benar-benar terlalu konsisten—bagian barat Gerbang Selatan hampir menjadi Wilayah Kematian bagi Pasukan Gabungan Hai-Mu yang tak tergoyahkan, hanya diisi oleh bajingan nekat yang terus menerus maju untuk bunuh diri.
Liu Zhenhan ragu sejenak. Berdasarkan intuisi orang licik, ia merasa benteng yang dijaga Ksatria Kuil mungkin mengalami kecerobohan, meskipun telah ditambahi banyak Prajurit Berbual di sana.
Haruskah membantu? Liu Zhenhan masih ragu-ragu.
Meskipun Bangsa laut mengerahkan pasukan utama mereka untuk menghadapi Ksatria Kuil, Bimon memiliki keunggulan geografis yang mutlak. Selain itu, di sisi Ksatria Kuil terdapat tangga batu yang memungkinkan dukungan pasukan cadangan dari bawah benteng kapan saja. Prajurit Beruang dan Prajurit Badak dari Provinsi Selatan sama sekali bukan lawan sepele. Kemampuan individual prajurit Bangsa laut ini jelas tidak sebanding dengan Bimon, apalagi Bimon juga didukung oleh unit elemen dan pemanah.
Pertempuran yang terlalu sengit membuat semua orang mengabaikan "Menara Besi Ai Wei'er" milik Bangsa laut.
Menara besi raksasa berbentuk piramida ini tiba-tiba berhenti bergerak saat sudah berada pada jarak dua ribu yard dari tembok ibu kota.
Sebenarnya menara ini bukanlah alat pengepungan untuk memanjat tembok, sehingga penyemprotan "Air Pemusnah Mayat" oleh Angkatan Udara Tang Zang di atasnya sama sekali tidak berpengaruh!
Di alam liar terdapat banyak gunung berapi. Sebagian besar gunung berapi akan menyemburkan magma panas saat meletus, namun ada sedikit yang mengeluarkan magma dengan bentuk aneh seperti magma kristal es atau kanji pilar air. Fenomena seperti ini tidak pernah terlihat di daratan, hanya bisa ditemukan di kedalaman samudera luas. Logam mentah yang terkubur di perut bumi terkadang memamerkan bentuk perawan mereka saat terjadi letusan gunung berapi, akibat guncangan kuat dan erosi material vulkanik.
"Menara Ai Wei'er" menggunakan "Baja Ulir Badai Awan Petir" yang terbentuk dari aliran magma petir saat letusan gunung berapi elektrik langka di dasar laut. Cukup berikan percikan listrik untuk mengaktifkannya, baja ini akan memancarkan kekuatan petir alam! Semakin besar massa total "Baja Ulir Badai Awan Petir", semakin dahsyat kekuatan badai petir yang dihasilkan!
Ini bukan alat panjat, melainkan senjata energi serangan berat asli - senjata rahasia Bangsa Laut!
Selama ribuan tahun, meski Bangsa Laut telah mengumpulkan banyak "Baja Ulir Badai Awan Petir", teknologi alkemi pada Perang Darat-Laut pertama 3000 tahun lalu masih belum sempurna, sehingga disimpan di gudang kerajaan. Kini dengan teknologi pengecoran api dan alkemi yang lebih maju, penguasa lautan membuat dua menara baja seberat 100 ton masing-masing - keputusan visioner! Kekuatan petir dari satu menara raksasa jauh melebihi banyak senjata kecil. Seperti Heisuoyin, semakin besar kuantitas dan massa yang ditumpuk, indeks kehancurannya semakin mengerikan!
Nama "Ai Wei'er" untuk kedua menara merupakan ungkapan kerinduan terakhir Raja Laut Xiya pada putrinya.
Saat penunjuk arah angin berbentuk panah di puncak Menara Besi mengarah ke sisi timur benteng, Pangeran Ximili'an dengan hati berdebar-debar menerima kulit berang-berang yang disodorkan pengawalnya. Kulit halus ini hanya perlu digesek lembut untuk menghasilkan listrik statis. "Menara Ai Wei'er" ini hanya membutuhkan sedikit percikan listrik sebagai pemicu, lalu akan melepaskan energi yang tak tertandingi!
Bukan karena Pangeran Ximili'an berhati lembut atau tidak ingin menyingkirkan iparnya Liu Zhenhan. Situasi saat ini benar-benar tidak memungkinkan. Satu-satunya bagian tembok ibu kota yang berhasil dikuasai prajurit Bangsa laut adalah sisi timur yang dijaga kesatria berkuda dari Kuil. Tanpa membersihkan area itu terlebih dahulu, pasukan berikutnya tidak mungkin bertahan di atas tembok di bawah gempuran senjata api lawan. Ditambah dua prajurit terhebat Bangsa laut sedang berlari kencang ke bagian tembok itu. Jika tidak segera memberikan bantuan, akan sangat sia-sia jika nyawa berharga mereka habis oleh sihir musuh!
Keunggulan senjata energi terletak pada waktu tunggu yang jauh lebih singkat dibanding senjata sihir. "Menara Ai Wei'er" bisa digunakan empat kali sehari tanpa jeda. Di mana pun penunjuk arah angin mengarah, di situlah serangan akan meledak!
Asalkan membersihkan kekuatan perlawanan di bagian tembok timur, memungkinkan prajurit Bangsa Laut mendapatkan pijakan, dengan kemampuan pertarungan jarak dekat Prajurit Paus dan Ksatria Cumi-cumi Laut Dalam, hampir tidak ada yang bisa menandingi mereka di kota ini! Saat itu, Simirian pasti akan mengarahkan "Penunjuk Arah Panah Menara Ai Wei'er" ke arah Pigge yang telah menjadi sumber kebenciannya seumur hidup, menghantam si bajingan itu bersama para Raksasa menjadi arang dengan dahsyat!
Saat kulit berang-berang menyapu ringan pada rangka dasar menara besi, helai rambut statis berkilauan seperti busur perak merambat cepat di "Menara Ai Wei'er" setinggi 27 meter. Tiba-tiba awan hitam pekat bergulung turun dari langit, gemuruh guntur masih menggema di telinga, sebuah tiang petir sebesar yang mampu membelah langit menyambar bagian tembok di sisi timur Gerbang Selatan Weisisipang!
Dalam radius seribu yard, baik Prajurit Bangsa Laut maupun Prajurit Bimon, menara maupun benteng, bahkan rumah penduduk beserta batu setebal satu meter di tanah, semuanya hancur lebur menjadi debu hitam di bawah hantaman tiang petir ini!
Ini adalah pedang perak yang menembus langit!
Pada detik itu, seluruh Weisisipang terlihat jelas bagai diterangi sinar terang, setiap muka terlukis ketakutan oleh kilatan petir yang menyambar-nyambar!
Hanya dalam sekejap mata, pasukan Ksatria Kuil kehilangan sepertiga pasukan mereka. Bahkan pemanah dan pendeta yang berdiri di titik tinggi tak luput. Imam Agung Jubah Merah Bulat lenyap tanpa sempat berteriak.
Energi alam bukan kekuatan elemen, pilar totem lagu perang tak bisa mengurangi. Formasi Pertahanan Empat Simbol sudah dihancurkan kembali oleh penyihir Bangsa Laut yang bersatu!
Prajurit Bimon terpaku membeku. Liu Zhenhan tak bisa berkata-kata.
Tak ada yang menyangka menara besi ini ternyata senjata energi, bukan peralatan panjat!
Pasukan Bangsa Laut yang membanjir seperti air pasang memanfaatkan kesempatan emas ini. Ksatria Hiu Gaburin merayap lewat tali, Ksatria Kepiting Kuap naik tunggangan, sedangkan Prajurit Paus Orca dan Gurita Dalam mendirikan tangga manusia setinggi tubuh mereka!
Kembali pilar petir sebesar diameter rumah menghujam. Ksatria Kuil menjadi cacat total, pasukan cadangan elit yang baru tiba di benteng pun ikut binasa!
Gelombang prajurit tempur utama Bangsa Laut tak terbendung. Prajurit Banilu dan Panninseksu melemparkan tempurung raksasa, menyapu benteng dengan jangkar trisula dan kapak perang kuno. Darah akhirnya mengalir deras dari barisan Prajurit Bimon!
Seekor bangau abu-abu raksasa dengan teriakan menusuk telinga melambung ke angkasa.
Liu Zhenhan bersama semua prajurit terluka dan pasukan cadangan khimera udara seketika melesat ke langit, menerjang tembok timur yang nyaris jebol. Jika prajurit terkuat Bangsa Laut berhasil masuk ke dalam kota, akibatnya tak terbayangkan!
Dalam gemuruh lagu perang, para pendeta tersisa dari kesatria kuil melepaskan lencana Medusa kuno yang bertaburan di tubuh mereka. Ratusan landak terbang berduri gemuk dan beruang raksasa perkasa tiba-tiba muncul di atas benteng.
Pendeta Timur berambut hitam Teves dan Nona Mizuno yang anggun meneteskan air mata, melantunkan skala nada misterius sambil menyelubungi binatang perang raksasa hasil pelatihan Penjinak Hewan Kuil dengan cahaya putih. Seperti balon, tubuh binatang-binatang itu mengembang 4-5 kali lipat! Landak raksasa berubah sebesar gajah, sementara beruang bertaring mirip kera adamantium langsung menerjang musuh. Binatang-binatang ini sudah kehilangan akal - bukan hanya menyerang Bangsa Laut, tapi juga saling membantai. Bahkan beberapa landak raksasa menyemburkan duri sepanjang lembing ke arah pendeta di panggung tinggi!
Ini adalah lagu perang yang dianugerahkan pada binatang buas? Sejak kapan Bimon memiliki lagu perang ini? Dengan keraguan ini, Liu Zhenhan turun dari langit, Tongkat Taring Serigala beratnya menghantam bagian atas tubuh cumi-cumi laut dalam hingga masuk ke rongga perut.
Sebuah tiang petir lain jatuh vertikal ke atas benteng yang dipenuhi pembantaian gila ini.
Perpindahan Liu Zhenhan sangat memudahkan Pangeran Ximili'an yang semula berencana memindahkan "Menara Besi Ai Wei'er" ke arah barat benteng dengan bantuan pekerja dan kura-kura raksasa - sekarang semuanya jadi lebih mudah!
Bab 646: Semua Kartu Lawan Terbuka
Pertempuran sengit antara pasukan Bimon Weisisipang dan Pasukan gabungan "Hai-Mu" membuat dua pengintai yang bersembunyi di kegelapan ikut tegang; Perang besar berdarah panas seperti ini tak bisa disamakan dengan pertarungan 3-5 jagoan, siapapun yang menyaksikan perang yang terus memproduksi kematian dan pertumpahan darah setiap detik ini akan merasakan betapa kecilnya individu.
"Menara besi ini benar-benar luar biasa! Jika bukan karena menara ini, Pasukan gabungan Hai-Mu takkan menyerang Wisesepang dengan paksa!" Sejak "Menara Besi Ai Wei'er" mengeluarkan "awan petir dan pilar kilat" yang sangat dahsyat, menghujani bagian timur benteng Wisesepang dengan hujan darah, tatapan Yang Mulia Ratu Lich Jiabao telah kehilangan kesopanannya. Mayat unta yang membusuk bertebaran di Sungai Sanggan seperti kacang air, membuat dia dan Rundstedt tak kuasa menahan keinginan untuk menyelidiki.
“Jika tanpa menara besi ini, serangan frontal Pasukan Gabungan Hai-Mu ke Weisisipang sama saja dengan aksi bunuh diri! Dari pengaturan taktik mereka, panglima mereka ternyata jenderal tua yang bijak dan waras. Tadi kukira dia bodoh, baru sekarang kusadari aku yang keliru! Komandan ini dengan cerdik mengalihkan prajurit tempur utama mereka dari area pertahanan kota dengan konsentrasi tembakan sihir terpadat, lalu memanfaatkan ledakan kekuatan seketika dari menara besi untuk merebut benteng dengan pasukan tempur besar-besaran, merobek celah lebar di garis pertahanan Weisisipang yang semula kokoh bagai benteng baja! Tanpa tembakan jarak jauh maupun peralatan berat, meski prajurit Bangsa Laut mahir memanjat, pencapaian ini tetap luar biasa!” Puji-pujian Rundstedt tentang kebijaksanaan komandan Hai-Mu tak henti-hentinya. Dia bersama Ratu Lich melayang di atas markas besar Pasukan Gabungan Hai-Mu, dikelilingi awan gelap dan selubung malam yang kabur, mengamati medan perang lewat perangkat penglihatan kristal dunia iblis yang menatap ke bawah. Medan perang bagaikan pabrik penggiling daging-darah terlihat jelas: “Kehilangan keunggulan geografis posisi tinggi, prajurit Bimon Provinsi Timur Laut sama sekali tak mampu menghadang prajurit kuat Bangsa Laut ini. Perbedaan kuantitas di antara mereka terlalu mencolok! Lion dan Harimau Bimon digabung pun hanya bisa membentuk resimen seribu orang, sementara Bangsa Laut punya puluhan ribu Prajurit Hiu Sihir! Yang lebih mengerikan, ini baru sebagian kecil dari total pasukan Bangsa Laut!”
"Kekuatan Bangsa laut benar-benar luar biasa!" Ratu Lich menggigil tak terkendali. Meski Angin Utara di ketinggian telah sepenuhnya ditahan oleh perisai arkan, rasa dingin yang melumpuhkan tetap merambat cepat di sepanjang tulang belakangnya: "Di hadapan kekuatan mutlak seperti ini, bahkan pasukan bangsa iblis kita pun takkan bisa mendapatkan keuntungan!"
"Bukan sekadar tak bisa dapat keuntungan... Tapi pasukan bangsa iblis sama sekali takkan sanggup melawan pasukan laut..." Rundstedt menyunggingkan senyum palsu menanggapi keluhan sang Ratu. Dalam hati ia bergumam: Dua kerajaan laut Xiya dan Alexius saja gabungannya memiliki setidaknya 20 juta prajurit. Para prajurit ini bukan petani biasa yang dipaksa membawa senjata lalu pakai pengganti sebagai tentara dadakan. Mereka adalah prajurit profesional yang khusus untuk membantai dan berperang! Total pasukan reguler dari tiga benua di dunia iblis bahkan tak mencapai sepertiga dari total pasukan bangsa laut!
Merasa gajah perak Diting yang ditungganginya mulai gelisah, Rundstedt membungkuk mengelus telinga sang makhluk. Makhluk ilahi Timur bermata sembilan lapis kegelapan dengan gading persegi empat ini jelas ketakutan oleh "Pilar Petir Awan" yang menyambar dari langit. Meski jaraknya jauh, kulit tebalnya tetap mengencang seperti menyusut, merasakan ancaman dahsyat yang tak terbantahkan.
“Mèiqīng, aku masih agak kurang paham, mengapa komandan pasukan Hai-Mu tidak langsung menggunakan tiang petir yang dilepaskan menara besi itu untuk menghantam Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Bimon di atas benteng?” Ratu Jiabao melihat setelah petir pertama "tiang awan listrik" menyambar, tidak hanya banyak prajurit kuat bangsa laut mulai memanjat sisi timur benteng, tapi juga gelombang kedua dari formasi prajurit gurita terus mengikuti. Membandingkan intensitas tembakan sihir antara sisi timur dan barat benteng yang kontras, penguasa tunggal dunia iblis ini merasa agak menyesal——seperti kata pepatah, baja berkualitas harus digunakan pada mata pisau. Kalau tiang petir dari menara besi bangsa laut begitu dahsyat, bukankah sayang jika dihamburkan sia-sia di tembok timur?
“Yang Mulia bertanya demikian, mungkin karena belum pernah mengalami pertempuran besar secara langsung.” Saat membahas topik militer, Rundstedt sama sekali tidak sungkan: “Pasukan gabungan Hai-Mu yang ingin merebut Weisisipang ini, bukankah harus menguasai benteng terlebih dahulu?”
Melihat Ratu Lich mengangguk mengakui, Rundstedt melanjutkan: "Mari kita analisis logis hasil pertempuran: Jika mengikuti taktik Yang Mulia dengan mengerahkan formasi bertingkat pasukan elit bangsa laut ke arah tembok barat - wilayah pertahanan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Bimeng sebagai titik serangan utama. Prajurit kita bahkan belum sempat mendekati tembok, mungkin sudah tumbang oleh serangan sihir Pasukan Pengawal Istana Musim Panas dari jarak 300-500 yard! Yang Mulia sendiri telah menyaksikan betapa dahsyatnya kekuatan sihir mereka! Sektor timur berbeda, daya tembak sihir jarak jauh di sini tak sebanding dengan sektor barat! Jika menara besi penghasil tiang petir mengerahkan serangannya ke Pasukan Pengawal Istana, lalu siapa yang akan merebut benteng sisi barat? Pasti Bimeng punya pasukan cadangan. Saat prajurit laut kita tiba di bawah tembok, pasukan cadangan mereka mungkin sudah menguasai benteng, menyiapkan kayu gelondongan, batu, dan aspal mendidih untuk menghujani kita! Menghadapi prajurit Bimon di sektor timur lebih mudah. Kekuatan sihir mereka tak mampu menahan prajurit laut kita di luar jarak ratusan yard. Beri mereka waktu cukup, pasti bisa memanjat tembok!"
“Apakah alasan Panglima Haimu mengerahkan prajurit andalannya untuk menyerang benteng timur daripada barat, hanya karena pasukan Bimon yang bertugas di area ini tidak memiliki daya tembak sihir yang memadai untuk menghalau mereka di luar jarak tiga hingga lima ratus yard?” Ratu Jiabao memandang Rundstedt dengan bingung: “Alasan ini terlalu sederhana, bukan? Menurutku, menghabisi kekuatan inti musuh jelas lebih penting daripada membantai pasukan kelas dua!”
“Yang Mulia, ini adalah perang skala besar-besaran, bukan duel jalanan. Komandan pasukan besar selalu mencari titik lemah lawan, bukan sengaja memilih medan tersulit! Bagi Bangsa Laut saat ini, Weisisipang bagaikan kenari keras. Begitu palu berhasil menghantamnya untuk membuka celah, kita harus segera memaku celah itu. Jika diberi waktu untuk menutup, semua usaha akan sia-sia! Masihkah Bangsa Laut punya waktu? Logistik dan perbekalan mereka sudah hancur, Yang Mulia Jiabao. Dalam strategi perang, tak ada yang lebih mematikan daripada memutus pasokan logistik!”
Melihat ekspresi bingung yang masih tersisa di wajah Ratu Jiabao, Rundstedt menghela napas. Para orang penting ini tidak bermasalah dalam mengelola urusan domestik atau menyusun Rencana strategis. Namun ketika menyentuh taktik operasional konkret, kemampuan mereka bahkan jauh di bawah perwira staf pemula sekalipun.
"Begini saja, untuk menembus pertahanan padat Weisisipang, kita harus terlebih dahulu merobek celah besar di garis pertahanan kota Bimon, memungkinkan prajurit Bangsa laut yang menyusul untuk berdiri kokoh, menyamakan keunggulan geografis kedua belah pihak, baru kemudian mempertimbangkan langkah berikutnya apakah akan mengembangkan perlindungan atau memperluas hasil pertempuran, hingga menguasai seluruh kota!" Rundstedt menatap ke arah "Pilar Petir Awan" kedua yang menyambar di langit sambil terus mengeluarkan suara decak: "Yang Mulia Ratu, jika Baginda masih belum paham, jangan dipikirkan lagi. Ini urusan kami yang berkecimpung di dunia militer. Sekalipun Baginda memahami sepenuhnya, kecil kemungkinan bisa mempraktikkannya. Cukup ingat satu prinsip: dalam perang besar-besaran, untuk menghapuskan lawan kita harus menyerang kelemahan mereka, bukan keunggulan! Seperti menyembelih kura-kura. Tidak masuk akal menusuk cangkang kerasnya dengan pisau, bukan? Terlalu banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam sebuah pertempuran. Menghancurkan pasukan terkuat musuh tidak berarti meraih kemenangan menentukan; jika kemenangan sejati tidak tercapai, bagi seorang komandan itu adalah kegagalan total!"
“Pasukan gabungan 'Hai-Mu' sekarang memang tidak boleh kalah lagi, mereka harus merebut Weisisipang.” Ratu Jiabao menyadari pemikirannya mungkin tertutupi oleh duel kecil antar petarung kuat, menggosok-gosok runa mata perak di pelipisnya dengan gaya menggoda, lalu tersipu: "Pasukan gabungan tidak punya senjata pengepungan berat. Jika ingin menebang kayu dan memahat batu di kaki Pegunungan Salju Himalaya Taymur, perbekalan dan logistik mereka sudah dihancurkan Bimon. Daripada terus menunggu, lebih baik mencoba serangan frontal! Lagipula pasukan mereka begitu banyak, tidak takut kerugian! Untungnya mereka belum tahu seberapa parah Sungai Sanggan tercemar... Kalau tahu, kota ini jika gagal direbut, moral pasukan pasti breakdown!"
"Anda juga berpikir Pasukan gabungan 'Hai-Mu' tidak bisa merebut kota ini?" Rundstedt memandang dengan superior ke sosok-sosok perkasa yang menjulang di benteng, menatap Ratu Lich dengan sedikit terkejut: "Saya kira Anda yakin Pasukan gabungan akan menang! Berarti kunjungan khusus kita ke Weisisipang hari ini tepat."
"Memang tidak salah datang ke sini." Ratu Jiabao menatap tak berkedip ke medan perang yang sengit di tanah, menghela napas panjang: "Hari ini aku telah menyaksikan terlalu banyak pemandangan yang mengejutkanku, pahlawan di dunia ini benar-benar tak terhitung jumlahnya! Bimon telah menunjukkan terlalu banyak perubahan mengejutkan, sementara menara besi Bangsa Laut ini juga tak kalah hebat. Ternyata sama sekali tidak bisa merasakan gelombang elemen, bahkan aku sendiri tertipu! Seandainya pasukan bangsa iblis yang menghadapi salah satu pihak yang bertempur hari ini, pasti kita akan terdesak sampai mati!"
“Ini sudah keempat kalinya tiang petir muncul! Menara besi ini pasti senjata terbesar dan paling mematikan di dunia! Tampaknya Bangsa Laut tidak berniat membiarkan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui yang menjaga tembok barat, mereka hanya memprioritaskan serangan secara bertahap di sela-sela pertempuran! Entah berapa kali lagi menara ini bisa melepaskan tiang petir, sayang sekali, malah bertemu dengan para jagoan Feilengcui!” Rundstedt tersenyum melihat bangau abu-abu yang mengepakkan sayap sementara menyedot awan petir seperti paus menghisap air: “Lihat! Yang Mulia Ratu, jika taktik Bangsa Laut benar-benar sesuai prediksi Paduka dan berniat menyerang Pasukan Pengawal Istana Musim Panas terlebih dahulu, maka tiang listrik dari menara ini mungkin hanya punya satu kesempatan untuk berhasil. Tembok timur yang berjarak lima-enam li mungkin sulit dijangkau burung ini secara tiba-tiba, tapi dia sedang bertugas di tembok barat, dengan kecepatan burung mustahil tidak bisa menguasai area ini!”
“Jika Bangsa Laut benar-benar berpikiran pendek seperti aku, mungkin bahkan seujung kuku Bimon pun tidak bisa mereka lukai.” Ratu Jiabao mengangguk tenang: “Dunia ini penuh keajaiban, musuh bisa bertemu di jalan sempit! Siapa tahu ada lawan tak terduga yang muncul tiba-tiba! Mari kita tunggu bersama, lihat apakah pasukan gabungan Hai-Mu bisa bertahan di atas tembok ibu kota dengan satu serangan menentukan!”
Rundstedt duduk di atas gajah perang sambil menggerakkan pergelangan kaki yang kesemutan. Dengan lengan melingkari leher, terdengar suara "krak! krak!" dari gesekan ruas tulang. Tanpa perlu melihat ke bawah, dia sudah tahu hasilnya.
Pilar totem lagu perang telah melumpuhkan 90% kemampuan penyihir Hai-Mu. Sekarang kavaleri udara khimera Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui dan tukang pukul terlatih bereputasi telah dikerahkan seluruhnya. Di bawah perlindungan mereka, pasukan cadangan Bimon akan segera membersihkan benteng kembali - Greta Garbo toh bukan orang Aiqin. Tapi Rundstedt sudah lama menyadari, malam ini di Weisisipang bukan hanya pasukan elit kecil Bimon yang berjaga! Hanya 1,4 juta pasukan gabungan Hai-Mu berani menelan seluruh kekuatan terbaik Bimon? Bukankah ini lelucon besar?
"Zzzuuung..."
"Zzzuuung..."
Dua pilar petir "Lei Yun" yang jatuh dari langit tiba-tiba membelok delapan oktaf di udara, menyusup ke dalam burung kuntul abu-abu yang sedang berputar. Kilatan ular-ular listrik dan lengkungan perak yang bergerak liar seperti air bersih yang ditumpahkan ke gurun, menguap tanpa suara. Menyaksikan pemandangan tak masuk akal ini di depan matanya, Pangeran Ximili'an yang awalnya percaya diri tiba-tiba membeku, wajahnya lebih memprihatinkan daripada orang menangis.
Mengapa pilar petir "Lei Yun" yang begitu perkasa bisa diserap habis oleh seekor burung kuntul?
Sekalipun itu makhluk gaib tingkat super, tidak mungkin!
"Menara Ai Wei'er" melepaskan "Pilar Petir Awan" yang sama sekali bukan elemen sihir, melainkan energi murni yang nyata. Jika ada kemampuan pertahanan magis super kuat ditambah pertahanan fisik yang mampu menahan, mungkin masih bisa dimaklumi. Tapi menyerap kilat? Itu terlalu mistis! Sepertinya di Benua Aigean tidak ada varietas burung ajaib yang begitu angker!
Yang membuat Pangeran Mahkota Putri Duyung semakin panik adalah, Weisisipang tidak hanya memiliki burung kuntul sihir berkekuatan luar biasa ini. Setelah "Pilar Petir Awan" kedua jatuh dari "Menara Ai Wei'er", bayangan-bayangan raksasa berpendar cahaya perak seperti gerombolan gagak mulai mengepul ke langit. Aliran Elemen ruang yang semula tenang bagai kolam tiba-tiba bergejolak tak stabil, seolah dilempari segenggam kerikil.
Namun sebelumnya, baik Pangeran Ximili'an, Ahong tingkat tinggi, maupun Ahli Sihir Pencabik Badai sama sekali tidak mendeteksi keberadaan begitu banyak makhluk super berkekuatan di Weisisipang!
"Barrier Pengisolasi Elemen" Peri Bunga memang menekan kebocoran gelombang sihir. Dengan memanfaatkan barrier khusus yang terkesan niche namun bernilai tempur tinggi ini, Pasukan Ajaib dan Buleiqinmo suku banteng telah memperdaya kecerobohan Bangsa Laut sekali. Tapi meskipun imajinasi Bangsa Laut diberi sayap Siren, mereka takkan pernah menyangka Feilengcui selain memiliki unit tempur elemen konvensional, juga menyimpan pasukan kartu as super yang jauh lebih dahsyat!
Ini sudah bukan lagi kekuatan sebuah wilayah kekuasaan. Bahkan bisa dikatakan, bahkan Kerajaan Bimeng pun tak pantas memiliki kombinasi kekuatan tingkat tinggi seperti ini!
Otak Pangeran putri duyung hanya tersisa kekosongan yang kacau balau. Hanya dalam waktu setahun lebih, Simirian sama sekali tak menyangka ipar baiknya ini bisa mencapai tingkat seperti ini!
Liu Zhenhan saat ini sudah sepenuhnya terbakar oleh api penyesalan dan kemarahan yang membakar seluruh sarafnya.
Senjata standar Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui telah diperbarui ke tahap senjata energi. Mulai dari Baju Zirah Duri Mahkota dengan suspensi magnetik generasi awal, meriam cahaya Batu Bulan penyerap cahaya, meriam laser, Lentera Dewata Penembus Awan penghasil badai magnet pelangi, Sarung Tangan Wenna, hingga senjata tembaga kaca Yun Qin generasi akhir yang menghasilkan arus karbonisasi melalui gesekan, Heisuoyin hasil penyulingan perak, serta dua senjata logam campuran kaya oksigen dan ledakan oksigen - dalam hal penelitian dan penerapan senjata energi, Feilengcui sudah jauh berada di ujung tombak zaman di seluruh Benua Aigean!
Sepanjang hari berburu angsa, Liu Zhenhan tak menyangka dirinya suatu hari akan dicokok mata oleh angsa! Baru sekarang ia menyadari, ternyata dirinya masih belum lepas dari belenggu pemikiran tradisional Aigean. Saat menganalisis senjata baru, reaksi pertamanya tetap mendeteksi dan mengukur kekuatan gelombang elemen target!
Apakah ini penghormatan pada senjata sihir atau kekolotan berpikir?
Sulit untuk mengatakan apakah ini bisa dianggap sebagai kebiasaan buruk. Tidak diragukan lagi, kekuatan dan daya penghancur senjata sihir telah tertanam kuat di hati masyarakat Aiqin. Seperti kata pepatah "kebiasaan menjadi alamiah", segala sesuatu yang memiliki inersia akan mempengaruhi penilaian tanpa disadari! Terus terang, setelah Angkatan Udara Tang Zang menyerang menara besi Bangsa Laut ini, Liu Zhenhan sama sekali tidak berpikir bahwa menara ini mungkin adalah senjata energi - menara ini terlalu besar, perangkat pengepungan setinggi 24 meter memang biasa, tapi siapa yang pernah melihat senjata raksasa setinggi 24 meter? Manusia sudah lebih dulu bertempur dengan pasukan Bangsa Laut daripada Bimon, namun laporan korban dari garis depan yang diterima dari manusia tidak pernah menyebutkan kasus penggunaan menara besi sebagai senjata serang oleh Bangsa Laut; Lagipula menara ini sama sekali tidak menembak ke arah Angkatan Udara Tang Zang yang datang berkunjung, malah sekelompok Siren dan Penyihir laut tingkat tinggi yang terburu-buru datang memberikan perlindungan!
Ilusi penglihatan yang bisa dijelaskan setelah kejadian ini tidak hanya membingungkan Lao Liu, tetapi juga membuat setiap orang yang berdiri di benteng kota Wisesepang memiliki pemikiran yang sama; Faktanya, di mata dunia, masih diperdebatkan apakah Bangsa Laut yang secara alami tidak bisa menggunakan sumber api mampu mengembangkan senjata sihir, apalagi teknologi penempaan senjata energi yang bisa dikuasai oleh pandai besi biasa!
Dari pemahaman Lao Liu, meskipun dalam sejarah Benua Aigean pernah ada orang bijak Goblin yang meneliti bubuk hitam "Danxue" yang mampu membelah gunung dan batu - melihat efek ledakan yang tercatat dalam literatur sejarah, ini jelas-jelas TNT! Namun dengan punahnya peradaban Goblin yang gemilang, sulit diprediksi apakah di masa depan akan ada lagi orang bijak yang bisa meneliti batu pondasi senjata panas ini; di sini bukan Bumi, siapa yang tahu apakah mineralnya sama; karena itu Liu Zhenhan yakin, dunia ini mungkin tidak akan mengembangkan senjata mesiu seperti di Bumi, tapi yang pasti, bahkan tanpa senjata mesiu, senjata energi juga bisa mengisi kekosongan ini - ini sama-sama produk puncak evolusi peradaban, simbol perolehan kekuatan tertinggi melalui kebijaksanaan besar!
Meskipun senjata energi masih dalam tahap awal dan coba-coba, dapat diprediksi bahwa jika terus berkembang sesuai tren ini, suatu hari nanti orang biasa pun bisa dengan percaya diri dan tenang menghadapi setiap ahli kuat pengguna kekuatan elemen! Contoh nyata ada di depan mata. Penguasa tertinggi dunia sihir dan dunia kegelapan di Hutan Salib Selatan tewas di tangan tiga orang biasa plus segudang peluru Heisuoyin!
Senjata energi yang benar-benar menghancurkan isolasi sihir selama ribuan tahun ini, senjata energi yang memungkinkan orang biasa memiliki kekuatan Penyihir, mungkinkah Bangsa Laut juga bisa menciptakannya?
Tapi fakta berbicara. Menyesal sekarang sudah terlambat.
Setiap jenis senjata baru yang muncul pertama kali pasti akan dikorbankan dengan darah musuh asing. Kali ini giliran Bimon yang sial, kita bisa menyalahkan langit dan bumi tapi tidak bisa menyalahkan manusia.
Bagaimanapun juga Bangsa Laut adalah ras beradab, di hadapan kebijaksanaan, segala sesuatu mungkin terjadi!
Bangsa Laut memang meremehkan Bimon, tapi melihat situasi sekarang, bukankah Bimon juga meremehkan Bangsa Laut?
Pahlawan di dunia ini tak terhitung jumlahnya. Jangan sampai meremehkan musuh, bahkan ketidakakuratan informasi pun bisa menimbulkan konsekuensi buruk yang tak terbayangkan. Bangsa Laut telah mendapat pelajaran berdarah, sekarang giliran Bimon merasakan kepahitan yang tak terhindarkan.
Bukan hanya Rundstedt dan Ratu Jiabao yang menyadari, Liu Zhenhan dan seluruh Bimon juga paham. Jika empat pilar "Awan Petir" benar-benar menghantam benteng, sekalipun para ahli tingkat atas selamat, jatuhnya Kota Suku Rubah sudah tak terelakkan.
Tapi untungnya ada Kaka, bos kedua Feilengcui, yang menjaga Weisisipang. Druid senior Costa termuda sepanjang sejarah ini pernah meneror dunia iblis selama lima puluh tahun. Selama itu dia tidak hanya berubah jadi Unicorn dan melahap banyak kristal untuk meningkatkan kekuatan magisnya, tapi juga nekat merampas rombongan upeti dan menelan harta karun "Mutiara Railei" yang seharusnya dipersembahkan untuk Raja Lich. Kaka akhir-akhir ini sedang kesal karena proses pengisian energinya yang lambat seperti kura-kura.
Ini seperti hujan setelah tiga tahun kekeringan! Dari empat "Pilar Petir-Awan", dua terakhir berhasil diserap Kaka sebagai cadangan energi. Para ahli langsung paham: Menara Besi Bangsa Laut yang tiba-tiba diam itu cuma punya empat tembakan petir beruntun. Sama seperti Menara Permohonan Cahaya, meski tanpa waktu tunggu, jumlah tembakannya terbatas!
Prajurit biasa Bangsa Laut tak paham perubahan situasi ini. Mereka hanya tahu: Untuk menyerang kota ini harus membuka celah. Sekarang benteng timur sudah goyah, pertahanan melemah. Andai bukan karena pasukan landak dan beruang raksasa yang mengerikan, prajurit Bangsa Laut pasti sudah bisa menerobos ke kota dalam!
Di belakang pasukan inti Bangsa Laut, ada formasi kedua berisi pasukan Gurita dalam jumlah besar. Tanpa tekanan tembakan jarak jauh, kecepatan memanjat benteng prajurit kecil ini hanya bisa disaingi oleh Manusia Cicak dari Suku Harimau Bimon! Mereka bahkan tak butuh tangga darurat!
Menyadari kemenangan sudah di depan mata, setiap prajurit bangsa laut mengeratkan gigi mempertaruhkan nyawa. Ksatria Kuab yang melompat ke benteng menjatuhkan landak raksasa. Saat duri panjang tiang layar yang sebanyak nyamuk menusuk tubuh mereka, tombak besi dan cakar besar tunggangan mereka juga menembus tengkorak landak. Kekuatan kedua pihak begitu dahsyat hingga saling terkunci di gerigi pagar batu dan dinding penghalang benteng. Prajurit paus orca membuktikan diri sebagai perwujudan tertinggi kekuatan dan postur tubuh perkasa di dunia. Di mana jangkar besi berkait tiga raksasa mereka menyapu, bagai angin musim gugur menerbangkan daun kering, bahkan beruang adamantium raksasa pun akan terhantam hingga muntah darah.
Prajurit cumi-cumi laut dalam ahli dalam pertarungan kacau. Rambut berdaging mereka seperti cambuk besi, menyisirkan tumpukan tubuh remuk. Saat melilit gerigi tembok ibu kota, mereka mudah merobek celah lebar. Kapak perang kuno yang digerakkan kekuatan mereka bahkan membuat pondasi menara sepelukan orang merintih kesakitan. Prajurit Gaburin berpendar dengan perlindungan sihir elemen air membentuk formasi tempur, maju cepat seperti pisau cukur. Mereka adalah prajurit magis alamiah, jenis pasukan sihir dengan kemampuan jarak dekat yang hampir tak tertandingi!
Pasukan Bimon yang bertahan di tembok timur meski hanya tersisa 30%, namun Ksatria Kuil dan prajurit Berbual pilihan jelas bukan tanpa alasan. Sejak perang dimulai, Bimon belum pernah mengalami kerugian berarti. Tapi kerugian berdarah yang tak tertahankan ini membuat siapa lagi yang bisa menahan diri! Begitu memasuki Transformasi Liar dan Semi-Transformasi Liar, Ksatria Kuil dan prajurit Berbual menginjak debu batu selunak rawa, dengan gagah berani menghadapi lawan yang lebih banyak dan bertubuh lebih perkasa!
Begitu Liu Zhenhan membawa pasukan cadangan Istana Musim Panas ke medan perang, dua pasukan elite Pasukan Pengawal Shabak di Wisesepang - Tim Serbu Berat Berserker Beruang Bier dan jawara Elefen, serta Resimen Pedang-Tombak Singa-Harimau, juga berlari kencang menaiki tangga batu menuju benteng. Pasukan pemanah elf padang rumput dengan lincah melompati atap permukiman, menghujani benteng dengan hujan panah. Dari kejauhan, derap langkah berat prajurit Badak yang memimpin pasukan Berbual dan penembak jitu Hao semakin mendekat.
Saat Liu Zhenhan jatuh ke benteng, satu pukulan tongkatnya menghabisi seorang prajurit Paning Saiwu, lalu tubuhnya sendiri langsung terperosok ke dalam rawa bubuk batu yang dalam. Setiap bagian benteng yang terkena hantaman dua "tiang petir awan" yang jatuh dari langit dengan kekuatan dahsyat, membentuk lingkaran pusat ledakan listrik berdiameter sepuluh ren. Batu persegi hijau di area ini remuk menjadi serbuk hitam setebal dua ren. Postur Liu Zhenhan yang tak setinggi prajurit tempur utama Bimon, seketika tenggelam dalam debu batu.
Pertempuran sengit dengan kilatan pedang berkecamuk di sekitarnya, namun serbuk batu yang lebih halus dari remah roti ini tak kunjung beterbangan. Hujan darah dan jejak telapak kaki besar yang deras segera menggilasnya menjadi gumpalan-gumpalan adonan keras.
Sekelompok prajurit terluka Feilengcui melesat membelah udara di atas benteng, menyemburkan sihir sepanjang jalur terbang! Di saat genting seperti ini, tak ada yang sempat memikirkan kemungkinan salah sasaran—sederet mantra langsung dilontarkan tanpa pikir panjang.
Erupsi erosi berlian Bao Shi Long...
Rantai Api Hirup Yitiao...
Penjara Petir Ganda Hutan milik Naga Emas Hasselbaink...
Sinar Pedang Enam Jari Pangeran Kesepuluh dan Lampard yang menari liar seperti kipas perang...
"Meteor Batu Liar" Xiangjiu yang seperti senapan gentel kaliber besar...
"Tekanan Airfall Ribuan Ren" Fenghuang Shang Yang...
An Rui Da"Kembang Api Liao Yuan"……
Di bawah sapuan Monster Tingkat Super yang menampakkan wujud asli berukuran tiga kali lipat gajah ini, wilayah sepanjang dua li di sisi timur benteng yang dipadati prajurit Bangsa laut, diselimuti kobaran api dan lingkaran ledakan silang sihir yang menyemburkan potongan mayat dan hujan darah ke segala penjuru. "Braak!" Suara benturan membersihkan benteng, gerigi pagar beterbangan seperti kembang api.
Inilah perang!
Perang tanpa sedikit pun kelembutan!
Pangeran Kesembilan menunjukkan kekejamannya dengan mengarahkan "Intian Yi Huo" ke kerumunan prajurit Bangsa laut yang berdesakan bagai gumpalan daging manusia di bawah benteng. Semua orang hanya melihat kilatan cahaya, lalu lingkaran merah darah secerah satelit menyebar dalam spiral di tengah kerumunan. Di mana pun ia menyentuh - kayu terbakar, air terbakar, tanah terbakar, bahkan udara pun menyala!
Sebagai sihir api tingkat tinggi, Yi Huo menciptakan lautan lilin manusia dengan teknik pembakaran super khasnya! Alasan mengapa sihir api diakui sebagai senjata pamungkas formasi perang terlihat jelas di sini. Dalam sekejap mata, jumlah orang sial yang dibakar Yitiao dan Pangeran Kesembilan menjadi arang manusia, jauh melebihi total korban luka-luka di seluruh Feilengcui!
Manusia karbon yang membeku dalam berbagai pose ini masih mempertahankan sikap memanjat, membuat piramida manusia, dan charge, membuat diam mereka terlihat dinamis sebagaimana dikagumi aliran abstrak. Sesekali tubuh hitam yang melingkar seperti anggur matang terjatuh dari tali terkarbonisasi hitam legam dan dinding rusak yang menghitam.
Ksatria Siluman Feilengcui yang datang menggempur adalah Dewa Maut udara yang lebih mengerikan. Lingkaran cahaya pembakar yang dilepaskan meriam cahaya Batu Bulan mereka memiliki jangkauan ratusan yard, hanya prajurit Gaburin sebagai jenis pasukan sihir bawaan yang memiliki resistensi tertentu. Badai magnet pelangka dari Lentera Dewata Penembus Awan dan Sarung Tangan Wenna berkelok-kelok turun bagai ular derik, menembus zirah secara ajaib dan menghantam tubuh.
Pisau melengkung Gurkha yang beterbangan seperti kupu-kupu, tombak bermata, dan peluru kendali logam Chimera berkepala dua sudah bukan ancaman berarti. Yang benar-benar mematikan adalah deretan Panah Ledakan Durex dengan mata panah kristal indah yang menderu seperti hujan, menggesek udara dengan siulan magis!
Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui sebenarnya tidak berencana menggunakan panah ledakan sihir ini terlalu dini, karena tuan tanah selalu menekankan bahwa sebaiknya panah ledakan ini disimpan untuk melakukan pembantaian besar-besaran guna menggertak para agresor; namun situasi saat ini sudah sangat mendesak, bahkan tanpa perintah eksplisit dari bos, 500 pemanah kereta panah di antara Ksatria Siluman pun tahu apa yang harus mereka lakukan!
"Panah Ledakan Durex" yang ditembakkan oleh 500 pemanah kereta panah semuanya merupakan produk bermerek pilihan. Panah sihir ini tidak memerlukan keahlian menembak sama sekali, bahkan bisa digunakan hanya dengan melemparkannya menggunakan kekuatan lengan yang kuat tanpa busur perang!
Sayangnya dua "Pilar Petir Awan" terakhir yang dilepaskan oleh "Menara Besi Ai Wei'er" tidak berhasil, jika tidak para prajurit inti Bangsa Laut pasti tidak akan menghadapi penghakiman akhir yang begitu menyedihkan dan cepat seperti ini.
"Panah Ledakan Bertekanan Seratus Kali Lipat" dari Semut Raksasa Kamboja Bermata Biru langsung menghancurkan para Prajurit Paus Banilu yang perkasa bagai dewa menjadi tumpukan kue kering; "Panah Ledakan Teratai Api Merah" dari Flame Demon bersayap enam mengubah para Ksatria Kepiting yang maju berturut-turut menjadi barbekyu batu panas berasap merah menyala; "Panah Ledakan Sifilis Stadium Akhir" sang Kaisar Api menularkan bisul bernanah yang meledak ke para prajurit Parningshe tanpa terkecuali, bahkan cambuk daging dan rambut panjang mereka pun tak luput - nanah hitam berbau busuk dan magma panas menyembur dari bisul yang pecah; "Panah Ledakan Tornado Api" Naga Hitam Neraka mengubah kota ini menjadi koridor Karsus sang Dewata Api, setelah sebelumnya dihancurkan oleh Yi Huo!
Langit malam telah berubah muram, Sampa bersembunyi gemetar di balik awan gelap, Dataran Liar Donau telah puas menelan darah panas. Setiap sendi tembok Kota Wei mengeluarkan erangan seperti patah tulang!
Di bawah teror Menara Besi Ai Wei'er Bangsa Laut, pasukan Behemoth tumbang bagai gunung runtuh.
Namun di hadapan daya tembak sihir multiarah dan menyeluruh dari Istana Musim Panas Dewa Perang, tak peduli seberapa gagah prajurit Bangsa laut itu, nasib mereka sama buruknya. Benteng yang awalnya luas dengan cepat berubah menjadi medan pertempuran berdarah penuh jeritan kesakitan, dibersihkan ganda oleh sihir dan panah ledakan. Tak terlihat sosok manusia, hanya sobekan daging, cipratan darah, dan percikan organ tubuh!
Weisisipang bagaikan binatang buas zaman purba yang membuka taringnya di tengah kegelapan malam!
Liu Zhenhan yang berdebu sama sekali tak mencerminkan wibawa Pendeta legendaris. Ia pertama-tama memanggil delapan Penjelajah Jiwa Suku Berbual dari perlengkapan Tuan Tanah Kematian, lalu menggigit "Jian Die Tuo Du" untuk bertransformasi menjadi Penjaga Pohon berkepala dua yang muncul dari rawa bubuk batu. Tongkat Taring Serigala di tangannya kini terlihat seperti tusuk gigi.
Setelah "menusuk" sekelompok Prajurit Hiu Sihir, Liu Zhenhan langsung mencekik leher dua Prajurit Cumi-cumi Laut Dalam. Delapan Bimon dengan lihai menyelaraskan gerakan sang bos, serentak menyemburkan hawa dingin kematian yang menusuk tulang ke muka prajurit Paning Sexun. Bimon-bimon ini telah melahap kekuatan delapan puluh Banteng Ymir dari bawah tanah dan tiga Hantu Naga, menjadikan mereka sosok terkemuka di antara mayat hidup.
"Braak!" Suara ledakan keras terdengar, Liu Zhenhan menghantamkan wajah kedua prajurit cumi-cumi laut dalam yang wajahnya sudah membeku menjadi es ini saling berhadapan. Sebagian besar kedua wajah besar itu hancur, menyisakan separuh tengkorak seperti cawan kelapa. Pecahan es-daging, jeli otak, dan kristal tinta beterbangan ke segala arah.
Penjaga Pohon berkepala dua ini memiliki empat lengan sebesar kayu gelondongan. Dengan menggenggam dua potong mayat yang membeku dan mengambil dua senjata yang mudah dipegang dari tanah, Liu Zhenhan bertarung habis-habisan melawan sisa prajurit Bangsa laut hingga percikan bara api berhamburan di seluruh ruangan.
“Jian Die Tuo Du” hanya bisa memblokir kekuatan elemen, Liu Zhenhan masih bisa melakukan Transformasi Liar, dan masih memiliki kekuatan Adamantium Kaca Patri. Pada kondisi ini, bukan hanya kekuatannya tak tertandingi, gerakannya pun tetap lincah dan gesit. Meski tinggi dan posturnya mirip Prajurit Banilu, keahlian dan kesombongannya dalam membunuh sama sekali tak bisa disamakan dengan Prajurit Paus! Mungkin prajurit perkasa bertubuh besar tak menyadarinya, tapi di mata orang lain, tubuh besar justru membatasi gerakan. Daripada disebut prajurit kuat, lebih tepat pria perkasa berpostur besar ini bisa membunuh dengan mudah karena radius serangannya luas! Liu Zhenhan berbeda. Dia adalah mesin pembunuh hasil pelatihan ketat. Sepanjang hidupnya, satu-satunya keahliannya adalah merampok dan membunuh. Sejak tiba di Benua Aigean, keahlian ini semakin terasah. Postur besarnya justru memberi ruang lebih untuk mengoptimalkan kekuatan dahsyatnya!
Pangeran Kesepuluh Wentaikelai'er juga melakukan regenerasi ke wujud aslinya. Dia adalah Penjaga Pohon berambut panjang setinggi 9 meter. Lingkaran tahun di wajahnya membentuk bekas luka tebal, dengan jerawat bonggol kayu menonjol di mulut. Senjata inti sihir yang memancarkan gelombang magis dahsyat di tangannya berputar seperti kincir angin, sesekali mengeluarkan suara menusuk telinga.
Meski Pangeran Kesepuluh yang merupakan Jawara Ilmu Bela Diri bertempur berdampingan dengan orang tua itu, keahlian tempur Lao Liu yang licik tetap terlihat kaku jika dibandingkan dengan gerakan halus dan lancar bak awan berarak Wentekelaier dalam memanen nyawa manusia.
Inti sihir "Pohon Kamper Surgawi" yang diberikan Naga Kuno Weng kepada Wentekelaier mampu berubah wujud menjadi berbagai jenis senjata. Dalam sekejap mata, Pangeran Kesepuluh berhasil menjatuhkan 17 prajurit bangsa laut dengan berganti 17 jenis senjata dan ilmu bela diri berbeda tanpa pengulangan. Dengan manuver menghindar, menangkis, dan menusuk yang agresif, ia melesat jauh meninggalkan orang tua itu di belakang.
Empat perwira militer paus orca siap tempur dengan lambang bintang laut emas di pundak zirah - bertubuh super besar, sangat besar, luar biasa besar, dan khususnya besar - segera mengurung Wentekelaier di tengah. Rantai jangkar seukuran kapal perang raksasa baru saja diayunkan melewati kepala dengan desir angin, belum sempat dihantamkan. Dua prajurit di depan langsung tersapu Enam Jari Sinar Pisau hijau mempesona, berubah menjadi sarang lebah penuh lubang. Di sebelah kiri, seorang perwira Banan Republic tersungkur dengan tenggorokan remukan tendangan kelinci. Pangeran Kesepuluh yang sedang melompat ke sampung tak ketinggalan memberi tamparan dahsyat ke dada prajurit paus di kanan. Di bawah pukulan maut "Tangan Penghancur" Beruang, zirah besi tebal retak berdebum, semburan darah dan organ dalam menyembur tiga ren dari mulut prajurit Banan Republic.
Mendarat dengan anggun, seorang prajurit cumi-cumi laut dalam di belakang Wentekelaier yang hendak mencari keuntungan tiba-tiba membeku. Kapak perang kuno berat di tangannya terangkat tinggi namun enggan diayunkan. Ekspresi wajahnya berkerut seperti penderita wasir akut.
Pangeran Kesepuluh perlahan mengeluarkan pedang kayu yang berlumuran darah kental dari ketiaknya. Tak seorang pun melihat bagaimana dia mengubah tombak kayu menjadi pedang kayu, atau bagaimana dia berbalik dan menusuk dengan cepat hingga menembus rongga perut prajurit Banilu dari Paningsesu di belakangnya.
Gerakan indah dari tubuh sebesar itu membuat para prajurit Bangsa Laut terpana, bahkan Liu Zhenhan pun sama terkejutnya. Meski telah sibuk bertarung cukup lama - bersama delapan Jiwa Pengembara berkepala banteng dan Guo Guo yang menggendong Xiao Lali - mungkin jumlah korban yang dihabisi Wentekelaier dengan ilmu beladirunya masih lebih banyak! Padahal Guo Guo dan Jiwa Pengembara menggunakan sihir! Setiap lemparan "roda darah bulan" seharusnya bisa menjatuhkan dua-tiga prajurit kuat Bangsa Laut. Belum lagi palu perang bowling di tangan Xiao Lali yang berputar kencang - tekanan udara dari pukulan cepatnya saja sudah mampu membelah prajurit laut menjadi dua seperti batu raksasa!
Pangeran Kesembilan juga ahli pertarungan jarak dekat. Sebagai Bunga Dinuü berdarah bangsawan, kemampuan tubuh giok lunaknya memungkinkannya berubah wujud. Entah karena rasa penasaran, kali ini Xiao Kong berubah menjadi prajurit Banilu berpostur besar. Andai bukan karena prajurit elemen batu mirip dewa bumi berbadan pendek yang memanggul pilar kayu besar di sampingnya, mungkin Lao Liu sudah menebak dahi "prajurit paus gadungan" dari keluarga Xi Bei ini dengan kapaknya.
Sekarang seluruh prajurit Bangsa laut di benteng sisi timur, entah sedang berjuang mati-matian di bawah sapuan sihir, atau dipaksa mundur langkah demi langkah oleh para jagoan Feilengcui dan prajurit Bimon yang terkenal di dunia. Mereka praktis tidak mendapat dukungan daya tembak sihir jarak jauh dari pasukan sendiri. Bahkan jika ada jagoan yang berhasil menembus blokade pilar totem lagu perang, jumlah jagoan di pihak Bimon sudah cukup membuat para Penyihir handal dari Pasukan gabungan "Hai-Mu" hanya bisa melongo!
Zaman sekarang bukan era dimana hanya mengandalkan tubuh saja sudah bisa menguasai dunia. Di hadapan sihir dan Panah Ledakan Durex, bahkan prajurit paus orca paling garang sekalipun hanya punya satu jalan: mati.
Pasukan gabungan "Hai-Mu" dari formasi bertingkat kedua yang masih terus menyerang benteng, mengalami mimpi buruk di dalam mimpi buruk. Setelah menghabisi Panah Ledakan sihir yang mereka bawa, Angkatan Udara Feilengcui berencana memberikan 'makanan mewah' api tambahan kepada pasukan di bawah benteng menggunakan tong alkohol dan labu minyak. Tapi sesosok raksasa merah menyala telah lebih dulu muncul di langit atas benteng gerbang selatan. Lalu pabrik penggiling daging-darah ini meledakkan neraka api seperti yang hanya ada dalam legenda dan epos!
Disertai suara fenghuang yang nyaris menusuk gendang telinga dengan interval teratur, di bawah sayap raksasa berbulu merah yang menggelegak api, hujan debu bintang biru muda yang seolah terbentuk dari kunang-kunang berjatuhan. Kilauan ini bagai salju senja, bulir kapas musim semi, melayang-lambat lalu mendarap di tubuh Prajurit Gurita yang masih asyik menyerbu tembok ibu kota sisi timur.
Begitu menyentuh tubuh manusia, keindahan debu bintang api ini seketika lenyap. Mereka bukan lagi berkat akhir musim dingin, bukan pula keindahan musim semi. Sekalipun hanya menempel sedikit, kunang-kunang biru muda ini akan menyusup masuk ke dalam daging bagai es yang mencair! Setelah tiga tarikan napas, aliran api biru bintang yang bergelora akan menyembur dari lubang-lubang tubuh, bahkan pusar pun mengeluarkan percikan api yang membuat zirah berderak kreek-kreek.
Para prajurit Bangsa laut bermandikan hujan api kunang-kunang yang beterbangan, anggota badan berkedut dan bergoyang, kepala terayun-ayun akibat semburan api biru pucat yang menyembur dari lubang wajah; Tak sampai sejenak mereka semua terkapar, tubuh yang terus terbakar perlahan mengerut seperti janin dalam rahim; Dibakar oleh minyak mayat yang berbau busuk, semburat api biru pucat segera membungkus tubuh mereka yang mengerut, mengepulkan asap hitam pekat, bagai serpihan kayu lembap yang mengumpulkan panas sebelum menyala.
Rundstedt dan Ratu Jiabao menahan napas di ketinggian, diam-diam mengarahkan gajah perak Diting untuk menyelinap lebih dalam ke awan hitam. Gerakan itu begitu keras hingga Sampa pun tersembul setengah wajah pucat dari balik awan yang terdesak sang gajah.
Angin musim panas yang dahsyat menyapu padang gurun, riuh rendah suara tiba-tiba mereda menjadi sayup-sayup, di bawah benteng gerbang selatan kepulan asap hitam tercerai-berai angin, menyingkap tumpukan telur hitam raksasa yang menggunung. Seolah di zaman kuno para burung unta yang tersesat pernah bertelur di sini, fosil hitam yang termakan dekade zaman.
"Api Qianji!" Putri Kelima Tang Zang terpaku menatap Phoenix api yang sedang melayang di bawah sinar bulan, di atasnya terdapat sosok tegap nan tampan yang membuatnya sesak napas dan terpesona bagai dilalap api. Sang Putri tahu bahwa telur-telur hitam raksasa yang berjejal di tanah itu sebenarnya adalah mayat prajurit Bangsa laut - hanya tubuh yang terbakar hingga tingkat tertentu yang akan mengerut membentuk telur!
Sihir api yang mengerikan, menakutkan, membakar dari dalam ke luar ini!
"Itu 'Api Nirwana'! Selama mereka bisa bangkit kembali hidup, nanti akan memiliki kemampuan kuat 'lingkaran cahaya api penyembuhan diri'!" Murinio dengan sikap sopan khasnya yang menjaga jarak ribuan li, bangkit dingin dari punggung Phoenix, melambaikan Seruling Emas di tangannya dengan elegan ke arah Putri Kelima Tang Zang yang berdiri di benteng sisi barat.
Ada orang-orang berbakat yang sejak kemunculan pertama langsung membuat orang lain merasa inferior. Mereka bagai sinar bulan megah, mungkin takkan pernah seterang Dibo Luo, tapi tak ada yang bisa merampas kilau mereka. Bintang-bintang kecil justru akan semakin menyoroti keanggunan dan keistimewaan mereka! Jenis manusia seperti ini adalah keunikan abadi! Murinio jelas merupakan perwujudan sempurna tipe karakter seperti ini. Di hadapan Imam Utama jubah emas yang kerennya setara naga tanah ini, setiap orang di bawah Sampa secara sadar atau tidak merasakan kegembiraan dan dorongan hati yang tak wajar, seolah-olah menyaksikan legenda secara langsung.
Sepanjang tembok ibu kota di Gerbang Selatan, tidak semua prajurit Bangsa laut beruntung terkena "Api Nirwana" yang bertebaran seperti salju. Namun pada saat ini, siapa lagi yang berani menyerang? Sihir elemen api khas Phoenix ini telah membuat semua orang terpana!
Momen paling menggentarkan sihir adalah ketika ia merenggut nyawa dalam skala besar!
Tingkat "Api Nirwana" mungkin tak sebanding dengan "Api Lukisan Tinta Tieguanyin" milik Yitiao, namun dalam hal kecepatan membunuh, mungkin bahkan Yi Huo pun tak bisa menyaingi "Api Nirwana" yang memiliki kemampuan lingkaran cahaya api penyembuhan diri ini!
Terompet mundur berbunyi pilu. Meski pertempuran sengit masih berlanjut di menara Gerbang Timur, pasukan Bangsa laut yang mundur seperti air surut ke formasi utama telah membuktikan Panglima Pasukan gabungan "Hai-Mu" benar-benar putus asa. Siapapun yang berhadapan dengan pasukan megah dan panah ledakan sihir ini hanya bisa meninggalkan bayangan kesepian bagi rekan seperjuangan yang masih bertarung di atas benteng.
Prajurit Hiu Sihir yang berhasil naik ke benteng sudah putus asa. Tanpa bala bantuan, satu-satunya pilihan mereka adalah ledakan diri!
“Haruskah kita kejar? Tiga puluh delapan langkah sudah dilewati, tidak ada gunanya menghentikan langkah terakhir ini. Kita tidak boleh melewatkan senjata ini!” Lampard menarik tali kekang naga emas berkepala dua, sayap raksasanya menyapu puing-puing benteng yang runtuh, debu dan batu beterbangan. Pandangan ksatria naga tertuju pada menara besi Bangsa Laut di kejauhan.
"Sudah pasti!" Liu Zhenhan kembali ke wujud aslinya, mengambil tombak besi dari tanah, menunjuk ke prajurit Bangsa Laut yang tersisa di benteng kepada prajurit Bimon di belakangnya, lalu melesat pertama kali ke arah menara besi Bangsa Laut di kejauhan.
Laksamana Putri Duyung telah merasakan firasat buruk sejak dua pilar petir terakhir dari "Menara Ai Wei'er" ditangkis oleh bangau terbang. Ketika Pendeta Phoenix Api muncul, pikiran buruk ini segera menjadi kenyataan. Maka Pangeran Lion dengan tegas memerintahkan peniupan terompet mundur.
"Simirian, kau sudah mati!" Deklarasi heroik Tuan Tanah Feilengcui menggema melampaui semua suara, bergaung di telinga setiap prajurit Bangsa Laut.
Bab 647 Pertempuran Penentuan, Dimainkan Lebih Awal
Laksamana Putri Duyung menyipitkan matanya, mengintai bayangan-bayangan garang yang semakin mendekat dari udara, lalu menelan ludah dengan susah payah.
Sekarang formasi utama Pasukan gabungan "Hai-Mu" masih terlihat kokoh seperti batu karang. Pasukan yang mundur dari kekalahan juga tahu membagi diri melalui dua sayap, tidak sembarangan menyerbu dan mengacaukan formasi utama. Para prajurit mengelilingi pasukan penyihir di bagian tengah, dengan "Menara Besi Ai Wei'er" di belakang - tampaknya memang layak disebut sebagai musuh tangguh yang terlatih baik! Namun Pangeran Lionheart yang perasaannya bercampur aduk sepenuhnya menyadari besarnya ujian yang akan dihadapinya - bagaimanapun dia sekarang memimpin pertempuran di darat, bukan menyusun formasi di medan tempur lautnya! Ketidaknyamanan akibat pergantian lingkungan besar bagi komando militer bukanlah hal yang bisa dijelaskan dalam satu dua kalimat! Yang lebih merepotkan, lawan yang harus dihadapinya adalah pasukan udara yang sama sekali belum pernah dia hadapi seumur hidupnya!
Di dunia bawah laut tidak ada lingkungan yang cocok untuk pertempuran udara. Jika menyerang dari atas kepala musuh sambil melihat ke bawah bisa dianggap sebagai pertempuran udara, maka setiap prajurit Bangsa laut bisa berenang ke atas musuh di dalam air laut. Tapi darat berbeda! Di bawah langit biru dan awan putih, selain angkatan udara dan ahli Jalan Tertinggi sejati, tidak ada yang bisa mendominasi di atas kepala orang lain!
Di era Perang Darat-Laut tiga ribu tahun yang lalu, angkatan udara Bimon Bordir hanya memiliki fungsi pengintaian dan serangan jarak jauh tanpa banyak pencapaian gemilang. Setelah gagal total, Bangsa Laut selama bertahun-tahun terus mempertanyakan kekalahan mereka dalam konfrontasi militer dengan ras darat, namun tak satu pun ahli strategi yang meneliti teori taktik "pertempuran udara" secara mendalam – jenis pasukan udara telah menjadi konsensus umum sebagai jenis pasukan yang dianggap tak berguna di kalangan ras permukaan. Setelah era Hyjal ribuan tahun lalu, 99% Bimon dari ras Bordir telah punah, menjadikan jenis pasukan ini semakin terpinggirkan dari pandangan utama.
Informasi ras lautan tidaklah terisolasi. Ras permukaan terkuat yaitu manusia selalu melakukan hubungan dagang dengan mereka. Dalam hal pertukaran teknologi militer, kedua pihak juga memiliki saluran rahasia untuk saling mengobservasi dan mempelajari tren terkini. Namun siapa sangka, Kerajaan Bimeng yang telah terdegradasi menjadi negara kelas dua-tiga justru berhasil mengembangkan pasukan udara baru?
Angkatan udara Bimon di Weisisipang memberikan kursus teori pertempuran udara yang benar-benar memukau bagi Pangeran Lion Kerr. Meski kini pasukan udara Bimon tak lagi memiliki manusia elang Gold yang perkasa atau lembing tajam, mereka telah mengembangkan Armor Zirah Monster yang juga digunakan orang Mouran, panah ledakan sihir, serta senjata bom yang mampu "meledak membakar" dan "menggerogoti dengan asam"!
Seorang Manusia Elang yang bertempur di udara maksimal hanya bisa membawa sepuluh lembing. Bahkan jika tidak ada satu pun lembing yang meleset dari sasaran, mereka hanya bisa membunuh sepuluh musuh. Namun, bom udara dan panah ledakan sihir yang digunakan kavaleri udara Bimon saat ini berbeda. Formasi padat yang paling populer saat ini jika terkena satu bom udara saja korban prajuritnya sudah lebih dari sepuluh orang, apalagi daya rusak panah ledakan sihir - kesimpulan ini tidak logis, karena dalam penerbangan di udara, Manusia Elang kuno yang melempar lembing ingin mencapai ketepatan 100%, mungkin hanya satu atau dua ahli dalam satu resimen yang mampu melakukannya.
Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa sepuluh kavaleri udara Bimon modern yang menggunakan bom udara dan panah ledakan sihir sebagai senjata, dalam hal kemampuan tempur mungkin lebih menakutkan dibandingkan resimen udara Goliat kuno beranggota seribu orang!
Sejak menyaksikan langsung kekuatan serangan bom udara dan panah ledakan sihir dalam pertempuran udara-ke-darat ini, Laksamana Putri Duyung yang seumur hidup di medan perang berpendapat demikian. Hanya dengan mengubah metode serangan, pasukan yang dulu dianggap tak berguna kini mulai menunjukkan aura keperkasaan layaknya raja yang siap mengungguli pendahulunya!
Pangeran Lion Kerr semakin berpikir, semakin merasa ngeri. Pertempuran udara justru merupakan kelemahan bawaan ras lautan. Selain Siren, kavaleri udara ikan pari yang hanya bisa terbang setinggi tiga ren masih belum mampu memikul tanggung jawab bertempur di udara melawan ras darat! Dalam hal kemampuan pertahanan udara, pasukan gabungan Hai-Mu juga tidak kompeten. Ikan todak dan ikan marlin bangsa laut sama sekali tidak bisa dibawa ke darat. Budak pemanah Sile orang Mouran pun tidak berguna. Saat ini hanya Ahli Sihir Pencabik Badai dan ulama Malan yang memiliki kemampuan menyergap angkatan udara musuh - tapi ini menimbulkan masalah baru tentang kurangnya mobilitas. Begitu terpikir bahwa angkatan udara musuh bisa dengan leluasa melakukan serangan jarak jauh untuk menindas perkemahan pasukan kita yang membentang ratusan li, sementara senjata mereka telah berevolusi dari lembing dengan akurasi rendah dan jumlah terbatas yang hanya bisa membunuh target tunggal, menjadi bom udara yang menyerang bertubi-tubi dan panah ledakan sihir, otak Laksamana Putri Duyung langsung merasa kekurangan oksigen.
Di satu sisi ada pasukan darat dengan pertahanan udara yang hampir tidak ada, bergerak sangat lambat...
Di sisi lain ada pasukan udara yang gesit seperti angin, satu menyamai seratus...
Bagaimana mungkin memenangkan pertempuran ini?
“Putri… Putri…” Seorang kurir kelelawar pari yang menangis histeris tersungkur di kaki laksamana putri duyung, debu yang beterbangan bisa membuat mata perih: “…Demi Amphitrite-ku… Selain menara gerbang selatan… Di tiga gerbang lain muncul Monster Tingkat Super seperti Singa Raksasa Nemea, Burung Merah Liwu, Phoenix Api, Anjing Laut Biru Laut Dalam, dan Kerang Kaisar… Jumlah Pendeta Bemon di kota ini terlalu banyak… Setiap menara pertahanan dijaga ratusan orang… Mereka juga punya setidaknya dua ribu Orang-orang banteng yang memetik kecapi sambil melepaskan pisau air… Prajurit kita terkubur di bawah Nyanyian Perang Kegilaan, serangan air, dan Peliharaan Magis para pendeta… Para pendeta mereka bahkan bisa menyedot tenaga prajurit Bangsa laut dengan nyanyian aneh… Untuk… Untuk memperkuat Kekuatan Nyanyian mereka sendiri! Mereka juga punya binatang buas yang bisa menggunakan sihir mengerikan… Master Koloquini bilang binatang itu sama sekali tidak memiliki gelombang elemen… Mereka juga punya raksasa es dan Raksasa Langit… Mereka punya penyihir Elf dan penyihir putri duyung yang jelek… Pasukan mereka dipenuhi ras pejuang dan pemburu Elf… Yang lebih menakutkan… Sebagian besar penyihir kita tak bisa melepaskan mantra ke kota ini… Putri… Ya Tuhan! Ini bukan kota Bemon yang hanya dihuni Pigge, Fox, dan Elefen… Sama sekali bukan…”
“Demi Neptunus, Dewa Lautku! Apakah kota ini adalah kota yang diberkati para dewa?” Pangeran Rhein mundur beberapa langkah dengan tergesa-gesa, deng-deng-deng, seluruh tubuhnya merinding tak terkendali; Sang Pangeran sama sekali tidak menyangka bahwa tidak hanya menara gerbang selatan yang memiliki daya tembak dahsyat dan pasukan mengerikan, tiga menara gerbang lainnya juga dijaga oleh monster tingkat super dalam jumlah yang tak sedikit!
Tanpa Liu Zhenhan dan José Mourinho, Weisisipang hari ini pasti tidak akan memiliki kekuatan yang melampaui perkiraan bangsa laut; namun Kerajaan Bimeng justru melahirkan dua pendeta berbakat ini. Ketika Feilengcui dan suku Smyer menggabungkan pasukan inti mereka dengan prajurit Behemoth yang tak terkalahkan, terciptalah pasukan super mewah Weisisipang hari ini.
Pangeran Rhein seketika tampak sepuluh tahun lebih tua.
Kini data intelijen musuh yang paling jelas dan langsung akhirnya terbukti melalui darah prajurit Hai-Mu. Ternyata Weisisipang memang memusatkan semua Pendeta Kuil dan pasukan elit Kerajaan Bimeng. Ini adalah kemalangan terbesar bagi Pasukan Gabungan Hai-Mu. Andai tahu informasi ini sebelumnya, serangan kedua sama sekali tak perlu dilakukan!
Kabar lain yang dibawa kurir membuat Laksamana Putri Duyung hampir pingsan!
Imam Bemon ternyata sudah bisa menggunakan lagu perang aneh untuk menyedot vitalitas prajurit Bangsa laut sebagai penambah Kekuatan Nyanyian. Bukankah lagu perang jahat ini persis seperti teknik penambah energi milik konduktor elemen Elf Xifu?
Sejak kapan para Imam Bemon memiliki lagu perang seperti ini?
Lalu binatang apa lagi yang bisa melepaskan sihir mengerikan tapi tidak meninggalkan gelombang elemen?
Tentu, hal yang paling membuat Yang Mulia Pangeran Lion putus asa adalah mayoritas penyihir mereka yang berubah menjadi tumbal memalukan di kota ini! Dengan mata Master sihir putri duyung, Sang Pangeran mudah melihat bahwa Weisisipang telah diam-diam membangun zona penghalang level sihir di area tertentu. Yang paling mencurigakan tentu pilar totem berpendar lingkaran lagu perang itu!
Musuh yang mengerikan! Bimon yang sangat menakutkan!
"Nyanyian Perang Kegilaan" Pendeta Kuil bisa menghapuskan tumbal Bangsa laut dalam skala besar, sementara lagu perang jenis baru yang belum pernah didengar membantu pemulihan energi mandiri. Ditambah pilar totem penghalang sihir, Bimon kini kembali menjadi musuh abadi yang 3000 tahun lalu menghentikan pasukan laut menguasai dunia!
Pada sekejap yang singkat ini, berbagai pikiran berkelebat di benak Pangeran Lionheart, gelombang emosi bergolak dalam hatinya. Namun musuh tak memberinya waktu untuk berpikir panjang. Kedatangan pembunuh Feilengcui segera menjerumuskan Yang Mulia Pangeran ke dalam pertempuran sengit.
"Sayap Galaksi" yang gemerlap melesat miring menyusuri sayap kiri formasi Pasukan Gabungan Hai-Mu. Liu Zhenhan tidak gegabah menyerang langsung, melainkan memilih rute terbang mengitari dengan cermat. Ia mengontrol jarak dan kecepatan dengan sempurna, bukan hanya melesat cepat seperti kilat, tapi juga tetap berada di luar jangkauan sihir mayoritas penyihir musuh.
Yitiao, Guo Guo, dan Kaka membentuk formasi segitiga di udara dengan kompak, berputar-putar dengan ritme teratur di langit.
Formasi besar Pasukan Hai-Mu pun kacau balau. Prajurit yang kalang-kabut terus memutar arah mengikuti jalur terbang kavaleri udara Bimon, gemerincing zirah dan senjata bersahutan dengan jerit kesakitan akibat terinjak-injak. Sihir-sihir liar bagai kembang api Festival Yestrei mewarnai langit malam yang pekat, menerangi kegelapan tengah malam.
Meski tidak mengandalkan keahlian terbang, Liu Zhenhan memiliki kepercayaan diri yang mutlak di hadapan makhluk rendahan ini; Jika langkah para makhluk rendahan ini bisa menyamai yang melayang di angkasa, mungkin babi betina tua sudah berubah menjadi Diao Chan!
Sasaran beliau sangat jelas. Menara besi terkutuk milik bangsa laut itu!
Saat Liu Zhenhan berputar ke belakang formasi pasukan Haizu, putri duyung Xiya dan Siren Alistair yang menjaga "Menara Ai Wei'er" setelah kebingungan sejenak, langsung berlari ke tengah formasi pasukan mereka sendiri - Tindakan ini bukan pengecut tapi paling bijak, "Menara Ai Wei'er" terlalu besar dan berat, mustahil dipindahkan cepat hanya dengan gelondongan kayu dan budak. Melihat bintang neraka ini menyerbu, tak ada gunanya putri duyung dan Siren tetap mempertahankan menara besi yang tak bisa dipindahkan ini.
Karena harga diri wangsa kerajaan, putri duyung Xiya dan Siren Alistair sebenarnya tak ingin kabur dari medan perang. Tapi masalahnya, meski ratusan Siren bisa terbang, setelah mengudara berapa Monster Tingkat Super yang bisa dikalahkan dengan lagu kendali pikiran? Apalagi kali ini datang juga pemangsa alami Siren: Imam Bemon! Sedangkan putri duyung, sehebat apapun sihir elemen air dan Bidang Perlindungan bawaan mereka, tubuh rapuh mereka sama sekali tak cocok untuk pertarungan jarak dekat yang mayat berhamburan!
Rencana Laksamana Putri Duyung memiliki sedikit kelalaian. Karena menyaksikan langsung kewibawaan formasi udara Tang Zang, Marsekal Lion secara khusus memindahkan anggota Wangsa kerajaan ini ke sekitar "Menara Ai Wei'er" untuk bertahan—di depan menara adalah formasi pasukan Haimu yang besar, sedangkan di belakangnya adalah markas utama. Menurut Pangeran Lion, dengan kekuatan anggota dua Wangsa kerajaan Xiya dan Alexius, bahkan jika kavaleri udara Bimon menyerang lagi, mereka bisa dengan mudah menghapuskan lawan! Namun Laksamana Putri Duyung tidak menyadari: jika Bimon mengerahkan kavaleri udara mewah yang terdiri dari Monster Tingkat Super dan ahli Jalan Tertinggi untuk menyerang menara, apa akibat serius yang mungkin timbul dari jarak sekitar seratus yard antara penjaga menara dengan formasi utama!
Jarak seratus yard bagi ras darat bisa ditempuh anak kecil dalam 20 detik. Bahkan dengan kecepatan terbang Liu Zhenhan di udara yang tinggi, untuk berputar besar dan menyergap dari belakang formasi Haimu, tetap membutuhkan waktu lebih dari 20 detik! Tapi Putri Duyung Xiya bukan ras darat. Tidak seperti Siren, mereka tak punya sayap untuk terbang. Karena baru naik ke darat, kebanyakan putri duyung masih belajar berjalan. Menghadapi Lao Liu yang menerjang ganas seperti serigala dan harimau, kaki lemah mereka malah kehilangan keseimbangan saat panik ingin lari, "brebet-brebet" terjatuh berantakan seperti labu menggelinding!
"Bahkan dua puluh detik untuk menempuh seratus yard ini, ditambah satu menit pun mungkin masih kurang bagi Putri Duyung!"
Beberapa prajurit Bangsa laut yang menyadari keanehan situasi mulai menyerbu, namun budak-budak yang berlarian panik mengganggu jalur pergerakan mereka. Lao Liu yang matanya sudah memerah karena membunuh takkan menyia-nyiakan kesempatan sesaat pun. Setelah mencapai ketinggian di atas menara besi, ia segera memasuki tahap penyelaman dari ketinggian rendah. Seluruh perisai magis dan kecepatan terbangnya ditingkatkan ke daya maksimum, bagai peluru yang melesat dari laras atau meteor yang jatuh, "Syuut!" menghantam perampok laut yang sedang berlari kencang di jalanan bawah.
Dia tidak menguasai "Lagu Kelemahan Siren", jadi tak ada cara untuk menghadapi bangsawan Wangsa Alexius yang terbang tinggi-rendah. Tapi Putri Duyung yang berjalan dengan dua kaki di tanah takkan bisa kabur! Saat ini Liu Zhenhan paling membenci makhluk-makhluk ini!
"Lawan mereka sampai mati!" Bukan tipe yang mudah diatur, melihat tak mungkin kabur, Pangeran Ximili'an yang duduk di tanah mengaum keras. Di samping menara besi telah tersedia puluhan ember besar, persiapan untuk mengaktifkan "Bidang Gelombang Monster" Yang Mulia Pangeran pada momen kritis!
Sekawanan kelelawar transparan bagai kawanan lebah yang terserbu menghadang tubuh Lao Liu yang jatuh dari langit. Kelelawar-kelelawar yang tercipta dari air bersih ini memiliki cakar tajam dan taring berkait, bergesekan dengan perisai magisnya hingga menimbulkan deritan menusuk di telinga.
Sayangnya di sini bukan lautan luas, kalau tidak, "Bidang Gelombang Monster" Pangeran Ximili'an pasti bisa memanifestasikan lebih banyak monster transformasi berukuran raksasa!
Kekuatan teladan tak terbatas. Meski tahu mendekati musuh pasti berakhir buruk, putri duyung yang terjatuh tak punya pilihan selain nekat menembak Liu Zhenhan yang menyambar dari langit.
Seperti angin semi tiba dalam semalam, ribuan pohon pir bermekaran. Seluruh perisai kilat, zirah bunga, Perisai Tuan Tanah Kematian, penghalang air tempel, dan perisai batu permata Liu Zhenhan yang bersinar aura magis langsung musnah oleh Bidang Perlindungan putri duyung!
Bidang Gelombang Monster...
Bidang Gelombang Kejut Sonik...
Bidang Akar Naga Besi...
Bidang Gaun Pelangi Air...
Bidang Panah Arus Es...
Bidang Duri Batu Bumi...
Semua Bidang Perlindungan ini, baik yang dikenal maupun tidak, berbuah di tubuh Lao Liu!
Disusul serangan sihir air kedua dari putri duyung yang lahir dengan kemampuan magis air, keunggulan mantra spontan benar-benar terlihat sekarang!
Kalau bukan karena Yitiao yang ahli pertempuran udara terbang cepat dan langsung menyesuaikan ritme Lao Liu, hanya mengandalkan "Zirah Takhta Es yang Terbeku" dari hitam mutiara dan Adamantium Kaca Patri, kali ini dia pasti mati atau setidaknya kehilangan beberapa lapis kulit!
Tetesan air bisa menembus batu, tali gergaji bisa memotong kayu. Jangan remehkan kombinasi serangan dari ratusan Putri Duyung dengan Bidang Perlindungan dan sihir air! Para putri duyung ini minimal setara Penyihir tingkat menengah. Seperti besi bisa diasah jadi jarik, berapa lapisan pertahanan yang bisa bertahan dari bombardir gila ini? Ksatria Kadal Pasir Mouran hancur jadi saringan darah dalam sekejap oleh serangan bertubi ini!
Bagai kucing hutan seberat badak menerobos sarang tikus, dua Liu Zhenhan bersenjatakan tombak besi panjang muncul di tanah. Tombak mereka menghantam deretan mutiara darah, lalu keduanya menampakkan Wujud Raja Laut. Lengan elemen berkilauan mencabut belati, pedang, tombak bendera es Takhta Terbeku, dan ikat pinggang - rantai rune angin, mengobarkan badai darah di kerumunan putri duyung yang merayap. Empat pelayan kekuatan naga dan harimau mengaum-ngaum menerjang target, merobek-robek daging dengan taring dan cakar!
Dua sosok Liu Zhenhan sama persis penampilannya, hanya berbeda warna kulit; satu putih dan satu hitam. Empat ekor pelayan kekuatan naga dan harimau juga serupa. Sepasang berkulit gelap bak malam, sementara sepasang lainnya memiliki kulit sehalus giok indah.
Para putri duyung yang sedang berjuang mati-matian tak punya waktu untuk mengamati monster ini. Mereka menghadapi musuh terbesarnya. Berdasarkan pengalaman Yitiao, betapapun cepatnya mereka melepaskan sihir elemen air, semua akan lenyap saat mendekati tubuh Liu Zhenhan! Tidak hanya kebal terhadap sihir air, bahkan serangan elemen api dari ulama Malan di kejauhan pun bernasib sama! Gelombang serangan kilat dari ahli listrik kerajaan laut Alis bahkan diserap habis oleh magnet bangau abu-abu yang turun dari langit!
Ini sungguh tak masuk akal! Kekebalan terhadap satu aliran sihir saja sudah legendaris, bagaimana menyebut kekebalan terhadap tiga elemen: air, api, dan listrik?!
Saat para bangsawan laut ini dilanda ketakutan dan keterkejutan, Yitiao membuka paruhnya menyemburkan "Rantai Api Hirup" yang menyapu seluruh area. Gelombang api yang membara ini membunuh lebih cepat daripada meriam tanah era Guangxu menembak burung gereja. Dengan keuntungan serangan jarak dekat, setiap sapuan menghasilkan kepala lilin manusia berguling-guling di tanah!
Jarak benar-benar sangat krusial bagi para penyihir!
Pertarungan jarak dekat antara para putri duyung dengan Liu Zhenhan tidak hanya menyiksa keluarga kerajaan Xiya yang fisiknya lemah, tetapi juga menimbulkan masalah besar bagi para penyihir laut. Ahli Sihir Pencabik Badai dan ulama Malan selain menguasai tiga aliran magis tradisional (api, air, dan listrik), juga memiliki ahli sihir dari aliran lain. Namun menghadapi situasi kacau seperti kolam keruh ini, meski berniat menghentikan sihir api Yitiao yang merajalela, kecepatan tangan mereka mana bisa menyaingi Bangau Api Burangsha yang hanya berjarak selemparan batu dari para putri duyung!
Liu Zhenhan yang sedang asyik membantai dengan pengawal bayangan dan pelayan kekuatan malah melupakan Pangeran Ximili'an. Untungnya Guo Guo dan si botak kecil sigap mengawasi, mencegah pangeran mahkota putri duyung kabur dalam keributan.
Pangeran mahkota Xiya yang hanya perlu menggesekkan kulit berang-berang dua kali di "Menara Besi Ai Wei'er" untuk membunuh 60% Pendeta Tongkat Kerajaan Bimeng, empat Imam Utama jubah emas, dan Yang Mulia Paus ini, sudah diawasi ketat oleh Guo Guo yang tajam matanya sebelum sempat melarikan diri. Kedua belah pihak sama-sama menggunakan mantra spontan - satu di langit satu di bumi, satu dengan panah air satu dengan panah darah. Hasilnya hanya dalam tiga ronde pertarungan, Guo Guo berhasil mematahkan satu kaki Pangeran Ximili'an berkat level sihirnya yang jauh lebih tinggi.
Simirian ternyata cukup nekat. Tanpa meratap atau menyerah, dengan kaki patah ia merangkak cepat dalam posisi merangkak yang memalukan, kecepatannya menyamai kelabang ketakutan. Si Botak kecil yang berlari mendekat langsung menendang pantatnya, lalu seperti menginjak tomat, mematahkan kedua lengannya yang berusaha melawan. Dengan pantat gemuk bergoyang, ia menyeret tubuh berdarah itu ke hadapan Lao Liu.
Entah karena pangeran mahkota ditangkap hidup oleh Lao Liu atau keberadaan Yitiao si burung anti-sihir, para Penyihir Haimu cepat-cepat mengibarkan bendera putih. Bahkan prajurit yang sempat menyerbu pun mundur ke formasi setelah mendengar terompet kerang, sambil terus melirik ke belakang.
Siren dari Bangsa Laut Alis dengan malu turun ke formasi pasukan Haimu di darat. Mereka terpaksa melakukannya karena langit kini dipenuhi Monster Tingkat Super yang datang mengaum. Bayangan raksasa mulai menutupi Dataran Liar Donau.
Ksatria Siluman berputar-putar di atas para Penyihir Haimu, sementara Murinio bersama Monster Tingkat Super dari faksi suku Smyer diam melayang di ketinggian. Posisi mereka berada di luar jangkauan sihir, dengan arogan menyolok.
Menghadapi lawan yang menghentikan tembakan, para ksatria Feilengcui yang mendarat perlahan terlihat agak bingung dengan situasi. Namun mereka juga menunjukkan pengendalian diri yang tinggi – memang tidak bisa tidak, begitu banyak penyihir Haimu ini bukanlah terbuat dari tanah liat. Hanya Yitiao yang memiliki kekebalan empat tingkat sihir, yang lain tidak punya kemampuan itu. Lagipula radius efek empat mutiara naga sangat terbatas!
Pada jarak sedekat ini, dua musuh abadi tiba-tiba bisa berada dalam situasi gencatan senjata. Jika diceritakan ke orang lain, pasti sulit dipercaya.
"Seharusnya kita bawa pilar totem lagu perang! Banyak penyihir tingkat rendah seperti ini jika menyerang bersama pasti mengerikan!" gumam Kaka sambil matanya melirik-lirik para penyihir Haimu. Sekarang dia agak menyesal kenapa transformasi unicorn dengan kemampuan proteksi hebat itu sudah digantikan lebih awal.
Yitiao berdiri di depan semua orang. Seting mendapat peringatan dari bos kedua ini, dia berpikir memang masuk akal. Segera dikibaskan cincin ruangnya, melepaskan tumpukan pilar totem lagu perang setinggi bukit kecil.
Liu Zhenhan dan Mo'er sama-sama bisa menggunakan "Divine Comedy Cahaya Dewa Perang". Lingkaran cahaya lagu perang dari Divine Comedy ini memiliki radius seluas 800 meter persegi. Ditambah pilar totem kayu yang memang tidak berharga, Feilengcui selama ini entah sudah menimbun berapa banyak pilar totem, semuanya untuk dikembangkan sebagai komoditas ekonomi di masa depan.
“Braak! Braak! Braak!” Yitiao dan Bosirena Lanruoshi menancapkan belasan pilar totem berkilauan dengan jarak spesifik di tanah lumpur sekeliling. Bangau Api Burangsha sembari menyimpan sisa pilar totem ke dalam cincin, dengan sikap genit menunjuk-nunjuk formasi pasukan Hai Mu sepanjang 10 li di hadapannya: "Dengarkan baik-baik! Inilah senjata lagu perang ciptaan Shaman Divine Comedy Richard yang agung - Pilar Totem Lingkaran Cahaya Divine Comedy! Dalam radius 250 meter persegi di sekitar setiap pilar, semua sihir di bawah level menengah akan lenyap! Hehe. Bagi yang kekuatannya belum memadai, jangan memalukan diri! Hemat saja tenaga magis berharga kalian!"
Ucapan ini menggema di telinga para penyihir Hai Mu bagai guntur di siang bolong.
Adanya batas kemampuan sihir membuat proses kultivasi para penyihir sangat lambat dan sulit. Semakin tinggi level gelar, semakin sulit promosi - hukum ini berlaku universal. Mayoritas praktisi elemen dari berbagai negara hanya berkutat di level menengah. Jika setiap orang bisa menjadi penyihir level tinggi, maka gelar "penyihir" takkan lagi berharga - layaknya sayuran kubis di pasar!
"Jancuk!" Pangeran Lionkil tidak bisa menahan tubuhnya yang menggigil. Akhirnya dia mengerti di mana letak masalahnya. Pasti di bawah benteng Selatan Weisisipang sudah ditanam pilar totem lingkaran cahaya Divine Comedy oleh Bimon di dalam tanah. Area pelarangan sihir yang dihitung per meter persegi memiliki cakupan tiga dimensi, bahkan terkubur 49 meter di bawah tanah. Efek anti-sihir dari pilar totem lagu perang ini tetap bisa menjangkut penyihir di permukaan tanah! Tak heran jika sebagian besar sihir Penyihir Bangsa Laut bahkan tidak bisa mendekati area 500 yard sekitar kota ini sebelum menghilang tanpa suara!
Kobaran perang di benteng Selatan telah mereda. Para prajurit Bimon yang berjejal mulai melemparkan mayat-mayat prajurit Bangsa Laut ke luar kota. Bayangan-bayangan besar melompat dari tembok kota. Bagi prajurit bertubuh besar Feilengcui, tembok kota setinggi dua puluh meter hampir sama seperti dinding setinggi 4-5 meter di mata orang biasa.
Liu Zhenhan mengusap darah di wajahnya secara sembarangan. Senyum kejam merekah di hadapan Simirian yang hampir pingsan karena kesakitan. Dia menancapkan tombak besinya ke tanah, tanpa menoleh langsung menyimpan "Ai Wei'er Tieta" ke dalam tujuh dimensi ruang menggunakan cincin ruang.
“Aku akan membuat kipas dari tulang rusuk Simirian!” Setelah menarik kembali Zirah Takhta Es yang Terbeku ke bentuk aslinya, Liu Zhenhan mengeluarkan sebuah cerutu besar dan menyalakannya di mayat yang masih menyemburkan api, kemudian menghembuskan asap tebal ke arah semua Bangsa laut dengan wajah garang.
Seorang ksatria tinggi besar yang muncul tiba-tiba dari udara berkabut menusukkan tombaknya ke arah punggungnya.
Tusukan tombak ini datang secepat kilat!
Ksatria tinggi besar ini seolah memiliki kemampuan menghilang khusus, tanpa gelombang sihir sama sekali, tiba-tiba merobek ruang untuk mengambil nyawa Liu Zhenhan.
Bagi orang lain yang mengalami serangan mendadak dari belakang seperti ini, pasti sudah tewas seketika.
Liu Zhenhan sedikit berbeda. Dengan Pelayan Kekuatan Naga dan Harimau yang memberikan sudut pandang 360 derajat tanpa titik buta, gerakan musuh dalam Penglihatan Montase "Amuk Mandiri"-nya terlihat seperti gerakan lambat. Meskipun serangan tombak ksatria tinggi besar ini memiliki kecepatan, kekuatan, dan kejutan yang nyaris sempurna, ujung tombaknya masih kurang beberapa sentimeter untuk menusuk jantung Lao Liu.
Sebuah tangan kuat dan perkasa menggenggam bilah tombak trisula keemasan ini, perlahan menarik keluar ujung tombak yang menembus dada sepanjang butiran meter; semburan darah segar memancar dari luka lebar, disertai uap panas yang mengepul.
Liu Zhenhan memandang dengan sinis, berbalik tubuh sambil menatap tajam ksatria tinggi besar itu, seolah memberikan sorak-sorai gemuruh atas kemampuannya menusuk "Adamantium Kaca Patri" yang lebih keras dari sisik naga.
Pengawal bayangan dan Pelayan Kekuatan Naga-Harimau mengerumuni musuh licik yang berani melakukan serangan tiba-tiba ini. Para ksatria Feilengcui bergeser mengapit, memblokir semua jalur mundur sang ksatria.
Ksatria setinggi 10 meter ini bagai bukit logam berjalan. Kuda laut hitam legam di selangkangannya seperti terbuat dari besi tuang. Zirah emas, trisula emas, kulit keemasan, dan bola mata berkilau – bahkan dalam remang bulan, warna agung simbol kekaisaran tertinggi ini tetap memukau.
Pejuang sejati seperti ini hanya ada dalam mitos purba!
“Apakah itu 'Bidang Perlindungan Besi dan Kuda Perang'? Tak kusangka bidang perlindungan ini juga memiliki kemampuan menghilang, benar-benar menambah wawasan!” Liu Zhenhan menyeringai ke arah Ksatria Kuda Laut raksasa itu, dengan santai melepaskan serangan kelopak terbang dari jarinya yang tepat mengenai bagian breastplate sang ksatria. Kelopak bunga dan armor emas yang berkilauan bertabrakan dengan suara "braak" sebelum terpental jauh.
Memang benar ini adalah jurus andalan Pangeran Lionheart sang Laksamana Putri Duyung - "Bidang Perlindungan Besi dan Kuda Perang"! Ketika bidang ini diaplikasikan pada prajurit bangsa laut, tidak hanya memberikan tubuh dan armor logam lengkap, tapi juga memanggil seekor kuda laut emas penyerbu dan Trisula Emas Dewa Laut yang sangat tajam!
Dengan serangan virtual melalui mimpi menggunakan "Bidang Perlindungan Besi dan Kuda Perang", Pangeran Lionheart telah mengalahkan banyak musuh kuat! Prajurit yang saat ini mendapat efek bidang ini adalah Lord Pauleta dari Pasukan Banilu - prajurit terhebat di wilayah "Kadipaten Penjelajah Ratu" dan tangan kanan Pangeran Karang. Namun Yang Mulia Pangeran tak menyangka: meski menggunakan serangan virtual dan senjata tajam plus daya hantam kuda laut emas, Pendeta Bemon ini tidak hanya selamat, malah berhasil menangkap trisula Ksatria Besi-Kuda Perang itu!
Adegan yang membuat Pangeran Lion semakin terbelalak pun terjadi. Liu Zhenhan mencengkeram tombak perang emasnya dan mengangkat Ksatria Kuda Laut Emas raksasa itu ke udara dengan paksa, lalu menghantamkannya ke tanah seperti memecahkan gelas.
Suara "Boom" bergemuruh, setiap pandangan mata menjadi kabur dalam getaran hebat.
Sebuah lubang besar berbentuk manusia muncul di tanah, bagai luka di permukaan Sampa.
Bidang Perlindungan Besi dan Kuda Perang membuat seluruh tubuh Prajurit Banilu ini termetalurgi. Meskipun terlihat hantaman tadi sangat keras, sebenarnya dia sama sekali tidak terluka. Sang Ksatria segera bangkit perlahan dari lubang bersama tunggangannya. Saat matanya muncul di tepi lubang, bayangan palu perang boling raksasa semakin membesar di pupil emasnya. Dengan suara aneh seperti menginjak baskom enamel, separuh wajah super ksatria termetalurgi ini menjadi cekung oleh pukulan Xiao Lali, membentuk lekukan logam setengah lingkaran yang mencolok.
Super ksatria emas ini jelas telah menjalani latihan brutal. Meski mendapat pukulan telak, dia sama sekali tidak mengerang. Tubuhnya hanya sedikit terayun ke belakang, sementara ujung tombaknya langsung menusuk ke arah kepala Xiao Lali.
『Dua patung emas Yunqin yang sama-sama berperawakan raksasa muncul dari ruang hampa dengan aksara kuno Timur yang mengalir seperti air raksa. Mereka mencengkeram lengan ksatria besi dan kuda perang yang sedang panik itu sekuat belenggu, mengangkat kepalan sebesar genderang perang tinggi-tinggi.
Guo Guo berdiri di dada Ximili'an dengan dua lesung pipit menawan. Ia memegang paku baja runcing yang menempel di leher Pangeran Ximili'an, sementara cakar kecilnya yang nakal menunjuk ke arah Pangeran Lion dan gerbang selatan benteng.
Semua orang seperti boneka tali yang bodoh, memutar kepala mereka dengan kaku.
Di bawah gerbang selatan Weisisipang yang terang benderang, puluhan ekor unicorn emas setinggi 10 meter berbaris rapi. Mereka mengangkat tanduk spiral sebesar tiang bendera, menghembuskan nafas berat sementara kaki berkuku sebesar pilar Romawi menggaruk-garuk tanah.
Gerbang utama Weisisipang terbuka lebar. Dari bayang-bayang arsitektural, berpuluh pasang mata penuh kebencian dan haus darah berkedip-kedip.
※※※
『Merupakan kehormatan bisa menyaksikan semangat diskusi kalian yang luar biasa.
Pertama, menjelaskan masalah lama: Cincin tujuh lapis emas tidak dapat digunakan jika terpisah dari ketinggian permukaan tanah, hal ini telah dijelaskan sejak berakhirnya Pertahanan Feilengcui, sehingga tidak mungkin terjadi adegan melempar batu secara membabi buta di udara; Fungsi utama cincin tujuh lapis emas adalah sinerginya dengan formasi teleportasi sihir. Inilah tulang punggung utama yang memungkinkan Feilengcui menerapkan taktik lompat katak.
Kedua, Weisisipang saat ini telah memusatkan kekuatan inti Kerajaan Bimeng. Mengenai petugas pertahanan di tiga sisi tembok lain, telah dijelaskan dalam bab sebelumnya. Di sini tidak hanya berkumpul Kuil dan Feilengcui, tetapi juga pasukan inti Departemen Militer Kerajaan dan Murinio, serta bantuan dari elf padang rumput dan Kekaisaran Tang Zang.
Tanpa menghitung peliharaan tumbuhan, pemanah Panah Gang, dan khimera pengebom, Liu Zhenhan juga menyumbangkan lebih dari 3.000 iblis kecapi pisau suara untuk Kerajaan Bimeng. Serangan bilah suara mereka tidak kalah dengan mantra tinggi, meskipun tingkat pelepasan energinya agak terbatas. Sementara jumlah penyihir di dunia manusia jika dikumpulkan semua tidak mencapai 2.000 orang. Bandingkanlah konsep seperti apa ini! Meskipun cara serangan para iblis kecapi ini monoton hanya satu jenis, tetap saja itu adalah bilah suara elemen yang setara dengan mantra serangan area tingkat tinggi!
Sekalipun Pasukan gabungan "Hai-Mu" tidak tertekan oleh pilar totem lagu perang, mereka tetap tidak memiliki keunggulan dalam sihir. Aku tidak percaya! Lebih dari seribu Pendeta ditambah tiga ribu Penyihir Harpa dan warisan keluarga beberapa klan besar takkan bisa mengalahkan cuma dua ribu lebih penyihir Hai-Mu ini!
Ada pembaca yang bilang aku seperti bebek mati yang mulutnya keras... Hehe...
Begini, kupikir perlu memberi pencerahan militer sederhana untuk sebagian pembaca - menyerang dan mempertahankan kota BUKANLAH perkelahian jalanan. Jika sekedar melihat jumlah pasukan dan jenderal saja bisa menentukan kemenangan, maka Yuan Dudu zaman dulu takkan bisa membuat orang Jurchen frustasi di Kota Ningyuan.
Front utama keempat tembok ibu kota Weisisipang memiliki lebar terbatas. Pasukan 1.4 juta Hai-Mu mustahil menyerang sekaligus karena tak ada ruang seluas itu di bawah tembok untuk mengerahkan seluruh pasukan! Mereka hanya bisa melakukan serangan gaya 'mengisi minyak' dengan terus-menerus mengorbankan pasukan. Inilah keterbatasan perang pengepungan - sehebat apapun taktikmu, hanya ini satu-satunya cara.
Tentu saja, pasukan Bimon juga tak mungkin semua naik ke benteng.
Di benteng Gerbang Selatan, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui ditambah Ksatria Kuil dan pemanah Hao totalnya cuma sekitar sepuluh ribu orang. Lalu kemana prajurit Bimon lainnya? Bukankah Weicheng punya lebih dari 200.000 prajurit bersenjata?
Tentu sebagai pasukan cadangan!
Jangan bicara tempat lain, berapa kali pemanah bisa memanah berturut-turut? Prajurit jelas butuh istirahat dan rotasi! Jika Bimeng langsung menjejalkan 200.000 lebih pasukan di empat benteng, benteng itu akan lebih pantas disebut bandara ketimbang benteng.
Jadi jangan lihat Pasukan gabungan "Hai-Mu" punya 1,4 juta pasukan besar, sebenarnya jumlah musuh yang perlu dihadapi Bimeng di area tertentu relatif seimbang, bahkan Bimeng lebih unggul - inilah keunggulan geografis pihak bertahan!
Istilah seperti "pasukan cadangan", "formasi kedua", "serangan bergelombang" yang sering muncul sebelumnya, serta penekanan pada kondisi geografis, ingin menyampaikan makna lapisan ini.
Saya yakin teori saling mengalahkan lingkungan ini. Di lautan, Bimeng belum tentu bisa mengalahkan bangsa laut. Sebaliknya, bangsa laut di darat jika tidak unggul jumlah, takkan bisa lawan ras darat - jangan lupa, unit serangan jarak jauh mereka tak bisa dibawa ke darat!
Soal merusak keseimbangan, saya takkan mengakuinya. Dari awal saya selalu menjaga keseimbangan - menurut saya, jika membiarkan Pasukan gabungan "Hai-Mu" atau pasukan besar Bangsa Iblis nanti menyerang Kerajaan Bimeng yang populasi ras pejuangnya sedikit dengan keunggulan jumlah dan persenjataan, itu baru benar-benar tak seimbang!
Aiqin masih di era senjata tradisional. Ketidakefisienan informasi dan intelijen sangat wajar. Zhu Di dulu lima kali ekspedisi ke Mongolia sampai dua kali tersesat, jika dilihat dari kacamata modern bukankah lucu? Tapi di era senjata tradisional ini normal, sama sekali tak aneh. Masing-masing punya strategi sendiri.
Perang Pertahanan, pasti ada kerugian, tetapi mengusir agresor tidak harus melalui proses perjuangan yang menyakitkan. Aku sudah bilang Feilengcui dari awal sampai akhir nol kematian ya tetap nol kematian... Sebenarnya kalau diingat-ingat lagi, pertempuran yang dialami Liu Zhenhan, mana ada yang tidak memanfaatkan medan? Mana ada yang tidak mengandalkan perlengkapan superior dan keganasan prajurit? Dia punya jenis pasukan yang dominan dan senjata canggih, apa anehnya bisa mencapai rekor nol kematian?
Bicara klise lagi, jika kita kesampingkan dulu penerapan taktik, bagaimana akibatnya jika Menara Besi Ai Wei'er lebih dulu menembak Lao Liu?
Mungkin bahkan satu Bimon pun tak bisa dibunuh!
Kaka tak mungkin tak melihat kesatria berkuda yang jaraknya beberapa li, apalagi yang ada di dekatnya!
Melihat sejarah panjang Tiongkok, contoh kemenangan pasukan kecil atas pasukan besar terlalu banyak. Bandingkan dengan Chen Qingzhi yang memimpin 7.000 jubah putih menyeberangi sungai, Pasukan Qi yang setiap pertempuran hanya kehilangan puluhan bahkan beberapa orang, prestasi di Darah Bangsa Binatang ini masih kalah jauh.
Uraian di atas hanya pendapat pribadi untuk memancing diskusi, silakan lanjutkan perdebatan. Strategi besar sudah kupersiapkan, Bangsa laut dan Bangsa iblis punya kelemahan mematikan, sekarang saatnya menghabisi mereka...』
Bab 648: Ombak Baru Mendesak Ombak Lama di Sungai Sanggan
Di bawah kota Wisesepang baru dibuka penggilingan, tapi yang digiling bukan susu kedelai, melainkan darah dan bubur daging yang mencapai berton-ton.
Seperti halilintar musim semi yang hangat namun masih menyisakan dingin, derap kaki logam yang bergemuruh terus menggema di seluruh padang gurun yang luas, kilatan-kilatan emas menyambar melintasi daratan luas, memancarkan sinar dingin pembantaian dan penginjak-injakan.
Delapan puluh empat ekor unicorn raksasa yang berjalan siang malam tanpa henti membenamkan diri menyerbu formasi padat Pasukan Gabungan Hai-Mu. Tengkorak mereka memandang rendah segala makhluk, tubuhnya laksana anak panah, paku spiral raksasa sepanjang tiang layar dengan gagahnya membelah udara, bagai kapal-kapal Titanic yang siap menghantam gunung es Atlantik dengan haluan baja. Bumi merangkak di bawah kaki berkuku tebal mereka, sepanjang jalur, mayat-mayat tak terhitung, gumpalan tanah, dan pecahan batu bata berhamburan seperti kutu di atas gendang, terpental tinggi bagai mainan pegas.
Genderang perang sang Jenderal yang megah bergema mengiringi derap kaki pasukan khimera yang menyerbu, memenuhi langit malam Padang Rumput Donau. Sepanjang sejarah, dentuman genderang ini selalu membakar semangat para Ksatria Bimon generasi demi generasi untuk maju menginjak-injak bumi dan musuh. Baik menang maupun kalah, mereka akan membersihkan jejak asap mesiu terakhir dengan riuh dan darah panas.
Pasukan penunggang serigala Wolff, pasukan berkuda babi hutan, pasukan kavaleri mammoth, pasukan kavaleri gajah raksasa, pasukan berkuda yak, pasukan berkuda unta...
Ksatria Semut Pemakan Logam, Ksatria Siluman, Mesin Terbang Qibulin, Druid Termodifikasi...
Serangan total Bimon telah dilancarkan. Para ksatria tak terhitung jumlahnya menerjang keluar dari gerbang kota Wisesepang yang terbuka lebar, mengikuti debu yang ditimbulkan pasukan khimera besar yang menyerbu Pasukan gabungan "Hai-Mu".
Kilatan pedang yang menari-nari, gemuruh keganasan, keturunan Dewa Perang sekali lagi memperlihatkan keberanian militer mereka kepada musuh.
Waktu terhenti abadi pada momen ini. Setiap detik yang dialami Pasukan gabungan "Hai-Mu" yang linglung terasa seperti 10.000 tahun lamanya. Di hadapan khimera berat yang mendekat seperti badai, mereka bahkan lupa cara merasa takut, hanya menyisakan kekosongan murni layaknya bayi yang baru lahir dalam pikiran setiap orang.
Mereka yang tak pernah menyaksikan serbuan gerombolan khimera takkan pernah membayangkan arti momen seperti ini bagi individu kecil. Setiap derap guntur dari kaki khimera adalah ratapan keputusasaan, setiap langkah khimera yang mendekat berarti perubahan jarak antara surga dan neraka!
Seperti perasaan gerombolan semut menghadapi migrasi banteng liar yang berlarian, demikianlah ekspresi prajurit "Hai-Mu" yang menyaksikan gelombang khimera membentang seluas langit dan bumi. Jika 100.000 kavaleri unta yang menyerbu bagai gelombang pasang sempurna, maka 84 khimera berat yang menyerbu ibarat Pegunungan Salju Himalaya Taymur yang dipasang di Alur Geser, melaju dengan kemenangan.
Rumput liar menari-nari, gigi para prajurit berdenting gemeretak membentuk melodi, bendera-bendera yang berkibar ditiup angin bagai pasukan yang mundur tanpa jiwa perang, gemetar di bawah tiang yang bergetar ketakutan, mengeluarkan riak-riak pengecut.
Enam puluh satu ekor khimera Landak yang bertransformasi menjadi Unicorn setinggi 10 meter dengan panjang tubuh 15 meter. Dua puluh tiga ekor khimera kura-kura raksasa yang baru ditangkap bahkan lebih mengerikan. Postur mereka dua kali lebih panjang dan lebar dari Landak Batu, ketika berlari bagai kereta api berkecepatan tinggi yang lepas kendali.
Binatang pekerja kasar ini memiliki kekuatan ilahi ratusan ton. Dulu terbatas oleh kerangka dan tubuh, mereka hanya bisa melenggak-lenggokkan pantat besar sambil melangkah pelan. Kini dengan kemampuan kaca patri di bawah kendali jarak jauh para pendeta, garis tubuh sempurna mereka telah setara dengan Unicorn yang lincah.
Armor magis mereka bahkan melampaui pertahanan sihir Unicorn si monster batu permata!
Menyaksikan binatang raksasa sebesar gedung dengan tanduk spiral tajam menghujam ke arah mereka, bahkan prajurit Pasukan Gabungan "Hai-Mu" yang paling lamban pun merasakan keputusasaan bak kiamat. Daya hantam kavaleri lapis baja terhadap formasi kotak sudah terkenal, tapi kekuatan khimera berat ini bukan hanya sepuluh, seratus, atau seribu kali lipat lebih kuat!
Jarak dua ribu yard yang sepele itu terlampiaskan secepat kilat, bagaikan longsor salju menghancurkan hutan, kawanan khimera yang bergerak seperti aliran lahar menerobos pusat formasi kotak Pasukan gabungan "Hai-Mu". Jerit kesakitan, retakan tulang, dan teriakan putus asa semuanya tenggelam dalam deruman kaki seperti guntur! Delapan puluh empat ekor khimera berat membentuk formasi sisir patah, menyaring gelombang kematian spektakuler bak letusan gunung berapi!
Setiap kali kuku kuda raksasa terangkat, tanah akan meninggalkan kuburan jejak kaki sedalam beberapa chi dan tubuh pipih yang terbenam di dalamnya! Tanduk spiral panjang menembus tubuh-tubuh segar satu per satu. Diameter senjata mematikan ini telah melebihi ukuran kayu gelondongan. Jika terkena di front utama, nasibnya pasti sama seperti nyamuk yang tertembak ballista!
Lebih banyak orang tertabrak atau terseret tubuh kokoh khimera, lalu seperti peluru kendali, tulang-daging yang berhamburan digunakan untuk menembus barisan rekan seperjuangan. Bahkan ibu paling penyayang pun tak akan mengenali tumpukan daging remuk yang tak berbentuk itu sebagai anak kesayangannya!
Bentuk tubuh khimera terlalu tinggi besar, dalam proses charge, pasti ada beberapa orang beruntung yang kebetulan lolos dari serangan tanduk dan injakan kaki. Namun meski bisa selamat dari bawah perut khimera, mental anak-anak dewa ini hampir mencapai ambang breakdown, membeku di tempat seperti patung, menunggu pasukan kavaleri Bimon datang menebas mereka.
Pasukan gabungan "Hai-Mu" di depan benteng Gerbang Selatan diperkirakan masih sekitar 200.000 personel. Formasi kotak raksasa ini memiliki panjang-lebar minimal 15 li, bagai Tembok Manusia yang sangat padat. Sementara 84 ekor khimera yang membentuk formasi charge linear tidak rata memiliki lebar sekitar 5-6 li, tidak cukup untuk meluluhlantakkan semua prajurit Hai-Mu dalam sekejap.
Namun siksaan psikologis terkadang jauh lebih efektif daripada luka fisik. Menyaksikan gerombolan khimera berat bagai kawanan paus menabrak tak terbendung, sebagian besar prajurit Hai-Mu setelah mengalami keterkejutan dan kebekuan sesaat, perasaan pertama yang muncul kembali di otak mereka adalah teror, teror yang tak terkatakan!
Mereka bagai koloni kecoak di selokan yang tiba-tiba terkena sinar matahari, berhamburan lari tercerai-berai.
Saat ini sudah tidak ada perwira militer maupun polisi militer yang akan menghentikan prajurit yang melarikan diri dari medan perang, termasuk tim pengawas pertempuran. Moral pasukan gabungan "Hai-Mu" telah mencapai titik terendah. Jika rasa takut bisa dikonversi menjadi bobot nyata, jantung setiap prajurit Hai-Mu saat ini adalah pemberat timbangan besi.
Kontras psikologis ini terlalu mencolok! Tak ada yang menyangka harus tiba-tiba berhadapan dengan lawan sekuat ini!
Seandainya para perwira melakukan mobilisasi pra-perang dan mengantisipasi skenario perlawanan yang tepat, mungkin pasukan gabungan Hai-Mu tidak akan kacau balau seperti sekarang. Masalahnya, mereka sama sekali tidak memiliki intelijen tentang hal ini, dan para prajurit Hai-Mu pun tidak memiliki persiapan mental sedikitpun!
Bagaimana reaksi pemburu yang bermaksud memancing katak untuk makan malam, tapi malah mendapatkan buaya muara kanibal yang ganas?
Pasukan gabungan Hai-Mu kini menghadapi perubahan drastis dari pemburu menjadi buruan. Mereka sebenarnya telah membuktikan keberaniannya. Bukan prajurit profesional dengan ketahanan mental luar biasa, kekalahan berturut-turut di bawah tembok kota Wisesepang dan pasukan Bimon yang baru saja memperlihatkan kekuatan besar mereka, sudah cukup membuat para prajurit Hai-Mu ini mengalami breakdown mental sejak lama.
Ini adalah bencana alam, sekaligus juga ulah manusia. Sebagai tulang punggung pasukan, jenis pasukan termahal di seluruh angkatan bersenjata, lebih dari dua ribu Penyihir yang dilindungi ketat di pusat formasi pasukan Haimu—di saat krisis ini tidak hanya gagal menjadi penopang utama, malah mempercepat proses breakdown seluruh pasukan!
Dua ribu lebih Penyihir Haimu, bahkan jika seratus orang menangani satu khimera sekaligus, setidaknya bisa menjatuhkan belasan khimera dalam waktu bersamaan. Ini akan menyelamatkan nyawa ribuan orang!
Perisai magis khimera yang diperbarui secepat apapun, pasti tidak akan sanggup menahan beban dan intensitas serangan magis seperti ini dalam sekejap! Tapi perang bukanlah perhitungan matematis. Di hadapan gerombolan khimera yang menerjang gila-gilaan, mental mayoritas Penyihir Haimu justru lebih cepat breakdown daripada prajurit. Khimera raksasa berkaki panjang yang berlari bagaikan gunung berjalan—bagaimana mungkin Penyihir yang tidak memiliki mentalitas "tusukan bayonet berdarah" bisa bertahan? Meski para Penyihir selalu dikelilingi prajurit, perlindungan ini memiliki batas bawah psikologis. Hampir semua Penyihir Haimu kehilangan keyakinan bisa bertahan hidup di sini—Mereka sama sekali tidak percaya bahwa prajurit sendiri masih memiliki kemampuan menjamin keselamatan mereka di saat seperti ini!
Pemikiran ini terlalu logis dan praktis. Dalam perang, dua emosi ini justru yang paling tidak pantas dimiliki oleh jenis pasukan lapisan dasar! Seorang prajurit hanya bisa disebut memenuhi syarat ketika semakin sederhana dan murni sifatnya!
Penyihir bukanlah prajurit. Untuk membina seorang penyihir yang kompeten, setiap negara harus mengeluarkan banyak uang. Biasanya, para ahli sihir Pencabik Badai dan ulama Malan ini selalu dimanjakan oleh komandan pasukan - diangkat di tangan takut terjatuh, disimpan di mulut takut meleleh. Namun begitu mental rumah kaca yang dimanjakan kehilangan satu-satunya penghalang psikologis yaitu faktor keamanan, kehancurannya akan sama cepatnya dengan kecepatan tembakan sihir!
Harus diakui, jika sebagian besar penyihir Feilengcui berada dalam situasi yang sama, performa mereka mungkin tidak akan jauh lebih baik daripada para penyihir Haimu!
Taktik imam Bemon yang menggunakan lambang Medusa untuk melepaskan khimera berat secara tiba-tiba lalu melakukan charge berkelompok, baik dari segi penyamaran maupun kejutan, benar-benar seperti petir menyambar. Metode tempur imam yang bisa disebut sebagai pionir ini telah meruntuhkan tradisi lama penggunaan peliharaan magis dalam pertempuran. Tak hanya prajurit Haimu yang terkejut, mayoritas Bemon pun belum pernah mendengar taktik semacam ini.
"Jika prajurit infanteri telah mempersiapkan diri untuk menghadapi kavaleri berat, memiliki perisai besar dan tombak panjang, serta mendirikan rintangan rusa, kubu pertahanan kayu, dan parit, mungkin para Penyihir Hai-Mu masih memiliki keberanian untuk menghadang musuh di tempat. Namun kenyataannya, pasukan Hai-Mu sama sekali tidak memiliki persiapan seperti ini. Bahkan dalam pikiran mereka, tidak pernah terlintas pertanyaan 'Bagaimana jika Bimon melancarkan serangan balik?' Dalam pandangan seluruh Pasukan Gabungan Hai-Mu, dengan keunggulan jumlah pasukan yang begitu besar di pihak mereka, Bimon tidak mungkin melakukan apapun selain bertahan secara kura-kura! Mereka melupakan nama musuh yang pernah memberikan pelajaran berdarah di era Perang Darat-Laut sebelumnya. Meskipun negara ini kini telah terpuruk menjadi negara kecil kelas dua-tiga di Benua Aigean, namun secara alami mereka masih mengalirkan darah penyerang - warisan semangat bela diri yang terbentuk dari akar budaya selama ribuan tahun, jiwa bangsa yang takkan pernah menyesal meski harus menghadapi sepuluh ribu musuh!"
Bangsa ini, meski telah meninggalkan era kejayaan masa lalu, sama sekali bukan objek yang bisa diremehkan atau dihina oleh siapapun.
"Amphitrite dan Neptunus-ku..." Pangeran Lion Kerr yang putus asa total menengadahkan kepala sambil meneriakkan pekik tak rela seperti burung hantu malam: "Lawan seperti apa yang sedang dihadapi hambamu ini?!"
“Ksatria Besi dan Kuda Perang” sedang dicekik dua Patung Emas Yunqin yang menghantam wajahnya bertubi-tubi dengan tinjuan. Tanpa ksatria zirah raksasa ini, Pasukan Gabungan Hai-Mu tak lagi memiliki jenderal super yang mampu menghentikan laju khimera yang sedang charge. Prajurit Banilu biasa yang mencoba menghalangi khimera berat yang sedang melaju dengan tubuh mereka, sama konyolnya dengan Green Party yang mencoba menghentikan kereta kuda!
Laksamana Putri Duyung menutup matanya dengan perih, dua tetes air mata keruh mengalir sunyi di pipinya.
Dengan kemampuan sihir elemen air-nya, sebenarnya dia bisa kabur dari injakan khimera darat dengan terbang. Tapi melihat pasukan elitnya gugur karena kebodohan taktiknya sendiri, Pangeran Mahkota Karang yang telah menghabiskan sepanjang karier militernya merasa tak pantas kembali ke kampung halaman. Lebih baik mengakhiri semuanya.
Menjelang ajal, penyesalan terbesar Pangeran Mahkota Karang bukan karena gagal membangun fasilitas pertahanan anti-serangan lebih awal. Yang disesalinya adalah kenapa dia mempercayai rumor dari luar, sampai lupa siapa lawannya ini!
“Bimon... Mereka adalah Bimon...” Tapak kuda raksasa yang jatuh dari langit mengakhiri penyesalan Pangeran Lionkir, hanya menyisakan nada pilu yang bergema di atas padang gurun, semakin jauh menghilang.
Saat sebagian besar orang memerankan peran pengecut, segelintir Penyihir dan Prajurit Hai-Mu bertindak sebagai pahlawan penyendiri. Namun perlawanan mereka tak berarti menghadapi derap khimera berat yang mendekat. Titik tinggi tempat para penyihir berdiri hanyalah panggung tanah darurat. Bahkan sebelum khimera tiba, panggung-panggung ini telah ambruk oleh desakan pasukan Hai-Mu yang bergerak seperti gelombang. Para penyihir berjatuhan, ada yang terinjak-injak menjadi daging hancur atau terseret arus manusia yang panik. Hanya empat ahli sejati yang menggunakan kekuatan magis mereka bersama Siren Alistair untuk terbang ke langit, menghindari nasib hancur lebur oleh tabrakan khimera.
Sarang serigala terhindar, namun saat mengudara, mereka justru masuk ke gua harimau yang lebih berbahaya.
Langit malam yang berkabut telah dipenuhi centaur yang dibawa dua Pendeta Legendaris Bimon. Liu Zhenhan pertama kali menargetkan Akhund Muzhe. "Teknik Penyedotan Odi" yang tersimpan dalam Mutiara Ingatan Tenaga Magis, diperkuat efek ganda Mutiara Kloning Tenaga Magis, menciptakan dua pusaran elemen hitam yang mengurung ahli nomor satu dunia magis gurun ini dari kiri dan kanan. Seperti Lin Biao di Wenduerhan, Akhund Muzhe segera terjatuh berputar-putar ke tanah.
Dalam pertempuran magis Weisisipang, Pasukan Gabungan Hai-Mu mengalami kekalahan total, bahkan sehelai kain penutup aib terakhir pun tak tersisa.
Di hadapan pilar totem lagu perang, para Penyihir yang dulu mampu menguasai kini kebanyakan hanya menjadi hiasan belaka.
Era keemasan sihir di Benua Aigean juga resmi berakhir malam ini. Tragedi Pasukan gabungan "Hai-Mu" masih berlanjut, dalam perang era senjata tradisional, kekalahan pasukan berarti malapetaka maut - bahkan tanpa kejaran musuh, saling injak antar prajurit sendiri pun akan meningkatkan angka korban ke tingkat yang merinding!
Bimon tentu tak mungkin menghentikan pemburuan!
Setelah kavaleri keluar kota, pasukan infanteri Weisisipang yang telah membentuk formasi juga mulai bergerak secara terus-menerus keluar gerbang kota. Dengan formasi utuh dan komando terstruktur, bahkan pasukan dari suku-suku bawahan pun bisa membantai musuh yang sebelumnya perkasa secara mekanis. Tanpa organisasi dan koordinasi, Prajurit Banilu sekalipun takkan selamat dari pembantaian terstruktur!
Bagai paku yang menghunjam jantung, pasukan Bimon mengikuti arah serangan utama khimera untuk membelah formasi tengah pasukan Hai-Mu, berhasil memisahkan sejumlah besar prajurit Hai-Mu. Angkatan udara membuka jalan, kavaleri menyusul, infanteri membersihkan sisa - pembantaian sistematis ini mirip Model Alkimia Ant kurcaci liar, operasi lini produksi standar.
Pasukan yang kalah dari Haimu yang berhamburan berbondong-bondong seperti sarang lebah dibuat ketakutan oleh pasukan Bimon yang maju seperti hutan yang bergerak. Kecuali mereka yang benar-benar tidak bisa melarikan diri membentuk formasi lingkaran untuk melawan, para prajurit yang mundur yang memiliki kesempatan untuk kabur secara spontan melakukan tindakan bodoh namun wajar - mereka berdesak-desakan mendekati tiga legiun Haimu yang bertugas mengontrol tembok timur, barat, dan utara kota Wei, meninggalkan senjata, zirah, dan logistik. Hanya satu kata: LARI! Semakin cepat semakin baik!
Ini adalah perilaku kelompok spontan yang sepenuhnya bawah sadar. Padang gurun yang tak berujung ini hampir tidak memiliki tempat persembunyian. Malam yang pekat seperti tenggorokan mengerikan binatang raksasa. Para prajurit yang kalah hanya bisa melakukan ini untuk menemukan pelabuhan aman terakhir di bawah tekanan kematian yang menghantui.
Pasukan kacau yang mundur dalam skala besar segera meruntuhkan formasi tiga legiun Haimu lainnya. Pada titik ini, para perwira militer tidak bisa lagi mengendalikan situasi meski melakukan tekanan maksimal. Nyatanya, gugurnya pasukan utama dan komandan Wangsa Kerajaan juga telah menghancurkan semangat dan kepercayaan diri mereka.
Pasukan Bimon juga bukan orang bodoh. Kesempatan emas untuk memukuli anjing yang jatuh ke air ini bahkan takkan dilewatkan oleh Si Kepala Babi sekalipun yang memimpin. Setelah membagi pasukan utama musuh, Pasukan Bimon langsung terpisah menjadi tiga bagian, mengalihkan serangan ke tiga Legiun Haimu lainnya. Bersamaan dengan itu, tiga gerbang kota dan jembatan gantung Weisisipang lainnya diturunkan. Seluruh personel militer di Provinsi Timur Laut dan Bimon yang mampu mengangkat senjata bersama-sama melancarkan serangan balik ke agresor. Bahkan wanita dan anak-anak ikut mengikuti pasukan untuk membantu memungut sisa-sisa pertempuran.
Pelarian massal adalah epidemi perang yang sangat parah. Di hadapan pasukan Bimon yang perkasa dengan kekuatan udara-darat terpadu, prajurit Haimu saling meniru, berlari terbirit-birit seperti pantat mereka terbakar, takut diinjak-injak hingga hancur oleh khimera raksasa.
Kecuali sebagian prajurit Gaburin yang berani melakukan ledakan diri untuk menghambat langkah khimera, Bimon sama sekali tidak menghadapi perlawanan selanjutnya. Pasukan Haimu hampir seluruhnya infanteri, kecepatannya tak bisa dibandingkan dengan Kavaleri Bimon. Bahkan kavaleri babi hutan yang berlari kencang pun sepuluh kali lebih cepat dari lalat rumah tak berkepala yang berlarian di jalanan ini.
Pengejaran berantai adalah menggunakan pedang perang sendiri untuk menghadapi tulang punggung musuh, pertempuran semacam ini sama sekali tidak mengandung unsur teknologi. 100.000 unta unggulan yang disumbangkan pasukan depan Mouran ke Weisisipang justru memungkinkan perwira militer Bimon membentuk satuan kavaleri amatir yang dengan brutal merusak tubuh dan mengganggu kewarasan prajurit gabungan laut-Mouran; Orang Mouran masih sedikit lebih baik, prajurit Bangsa laut yang terbebani oleh perlindungan bergerak "Formasi Pisah-Air An'erle" benar-benar tidak bisa meningkatkan kecepatan gerak. Setelah dihancurkan oleh pasukan kacau, prajurit Bangsa laut yang terlepas dari perlindungan formasi nasibnya lebih sial langsung mati lemas, yang lebih cerdik melompat ke empat anak sungai salju di sekitar Weisisipang untuk bertahan hidup.
Pertempuran yang sudah sampai di titik ini sama sekali tidak menyisakan ketidakpastian tentang siapa yang menang atau kalah.
Negara Bimon ini terlalu miskin. Miskin sampai cukup dengan membuat penggembala mengurus kawanan ternak mereka sudah menjadi taktik bumi hangus.
Daerah terpencil ini tidak bisa menumbuhkan tanaman apapun, di alam liar juga hampir tidak ada makanan alami yang bisa mengenyangkan.
Selain kota provinsi seperti Weisisipang, semua kota kecil-menengah Bimon yang ditinggalkan dibangun dari lumpur dan pagar sebagai kastil tanah. Ini berarti di dataran Timur Laut yang rata hampir tidak ada pertahanan alami. Jadi meskipun pasukan gabungan laut-Mouran yang kalah bisa lolos dari kejaran pasukan Bimon, setelah tenang mereka harus menghadapi masalah besar: bagaimana bertahan hidup di padang gurun yang tandus ini sambil membangun kembali pasukan dalam jumlah bervariasi dan mendirikan pusat komando masing-masing.
“Meiqing, menurutmu apakah kekalahan Bangsa Laut ini tidak adil?” Ratu Jiabao mengalihkan sorot mata indahnya dari lensa kristal teleskop. Peralatan pengintaian malam standar dari dunia iblis ini bahkan mampu menampilkan latar secerah siang meski hanya mengandalkan cahaya remang-remang.
“Tidak adil!” Rundstedt mengangguk serius pada Ratu Lich: “Kepercayaan diri berlebihan adalah kesombongan. Mereka seharusnya tidak meremehkan Bimon! Tapi sejujurnya, andai aku tidak mengetahui detail Bimon sebelumnya, mungkin aku juga akan sepercaya diri mereka. Keunggulan mereka memang terlalu mencolok.”
“Mengerikan. Taktik Bimon memutus jalur logistik musuh bahkan belum sempat digunakan, Pasukan gabungan 'Hai-Mu' ini sudah tumbang.” Ratu Jiabau tersenyum getir: “Kukira pertempuran ini akan berlangsung 1-2 bulan. Tak disangka hanya semalam sudah berakhir. Keperkasaan Bimon benar-benar sesuai catatan sejarah - jumlah dan kualitas mereka jauh di bawah musuh, tapi tetap berani melancarkan serangan balik!”
“Sejarah juga mencatat contoh 7.000 kavaleri mengalahkan 1 juta pasukan. Bimon mengalahkan musuh 10x lipat bukan hal aneh, karena perang itu dinamis, segala kemungkinan bisa terjadi!” Rundstedt berkata jujur: “Andai pertempuran berlangsung lebih lama, hasil akhir tetap sama. Bimon jelas ingin memanfaatkan medan untuk memaksimalkan kerugian musuh sebelum menyerang balik. Hari ini Bangsa Laut memancing amarah mereka dengan menara besi terlebih dulu! Momentum ini juga menguntungkan - Pasukan gabungan 'Hai-Mu' yang sudah kalah dua kali moralnya benar-benar ambruk.”
“Bagaimana jika moral pasukan tidak ambruk? Apa yang akan terjadi?”
“Jika moral tidak ambruk, seandainya aku komandan Bangsa laut, bukankah masih ada 10.000 Prajurit Hiu Sihir di pasukan cadangan? Aku akan perintahkan mereka semua melakukan ledakan diri! Aku tak percaya ledakan diri sebanyak itu tidak bisa menghentikan serangan Bimon! Sayangnya... para prajurit ini sudah ketakutan oleh pertempuran sebelumnya, komandan Bangsa laut juga tidak siap mental menghadapi serangan balik Bimon. Dalam situasi saling melemah ini, keberhasilan Bimon memang sudah bisa diprediksi.” Rundstedt menggerutu dengan kekecewaan seperti besi yang tak bisa menjadi baja, mengumpat "orang bodoh" beberapa kali, lalu menggelengkan kepala sambil tersenyum getir: “Pertempuran ini juga mengungkap kelemahan mematikan Bangsa laut. Ketergantungan mereka pada formasi pisah-air terlalu ekstrem! Jika saat melarikan diri tak ada yang mengangkut formasi itu atau musuh menghancurkannya dengan serangan udara, semua prajurit Bangsa laut akan mati tanpa perlawanan! Belum lagi apakah jumlah pasukan besar mereka bisa terus melindungi area vital ini selama perang. Dari sudut pandang militer saja, menggantungkan nyawa seluruh prajurit pada satu objek sudah tindakan tidak bijak! Bimon juga punya orang-orang kompeten, aku yakin mereka menyadari hal ini. Dengan dominasi mutlak angkatan udara mereka, di perang mendatang cukup temukan dan hancurkan formasi pisah-air di markas utama Bangsa laut – itu sama dengan memenangkan pertempuran!”
“Apakah Bimon ini yang akan menjadi lawan bangsa iblis di masa depan? Entah ini kehormatan atau malapetaka bagi pasukan kita...” Kabut hitam melingkupi wajah cantik Ratu Lich, menambah bayangan suram di wajahnya yang sudah muram.
Dengan Rundstedt, mantan panglima Mulan, sebagai penasihat strategi, Jiabao kini tahu bahwa unicorn raksasa berwarna emas di padang gurun - yang menginjak-injak nyawa prajurit laut dengan kuku besi dan tanduk spiral - adalah spesies Oushou baru bernama "khimera". Makhluk metamorfosis ini sama sekali asing bagi penduduk dunia iblis!
“Bukan hanya bangsa laut, pasukan kita pasti akan menghadapi serangan khimera Bimon. Kini Bimon tak lagi punya binatang peliharaan raksasa berbulu emas, tapi punya khimera berat yang lebih merepotkan. Kita harus mempersiapkan diri!”
“Selain memberi konsep anti-serangan ke para perwira, lebih baik kembangkan senjata khusus untuk mengatasi pasukan khusus ini.” Rundstedt mengangkat bahu, menggeleng perlahan: “Tapi bicara mudah, praktiknya sulit. Khimera berat punya kekuatan dan pertahanan luar biasa. Aku bahkan curiga, khimera akan menjadi pasukan utama penentu di Aiqin nanti!”
Wajah Ratu Jiabao berganti-ganti antara hijau dan merah, ekspresinya begitu tegang sampai hampir mengeluarkan cat.
Kekuatan serangan berkelompok khimera berat telah ia saksikan langsung, saat ini di seluruh dunia iblis belum ada satupun kavaleri yang mampu menandinginya. Bahkan ksatria kematian paling elit sekalipun tak sanggup!
"Sungguh memalukan, meskipun Kekaisaran Mugalan merupakan negara pertama yang mencoba-coba penggunaan khimera dalam pertempuran, namun angkatan udara khimera kami jika dibandingkan dengan khimera berat Bimon, bagaikan bayi yang tak berdaya. Sama seperti 'Menara Permohonan Cahaya' kami, seolah-olah semua sumber daya strategis ini baru akan menyadarkan kita betapa mengerikannya potensinya setelah dirampas oleh Bimon dan diubah cara penggunaannya." Rundstedt tersenyum getir: "Richard mengubah monster logistik menjadi khimera berat, sepenuhnya bergantung pada metode serangan fisik untuk menyerbu berkelompok di darat, konsep mengubah tanah menjadi emas ini saja sudah cukup dikenang sepanjang masa. Dia benar-benar jenius! Dulu saat aku menangkap raksasa berkaki lumpur, hanya terpikir untuk membentuk angkatan udara khimera guna menutupi kekurangan jumlah Ksatria Kadal Pasir."
"Aku tak ingin mendengar pujian murahanmu. Katakan, senjata seperti apa yang bisa mengalahkan khimera semacam ini?"
"Bangsa iblis selalu memiliki penelitian luar biasa dalam sihir arkan penusuk. Untuk menghadapi khimera berat yang bisa memperbarui armor logam dengan cepat, sihir penusuk 'serang melalui objek' atau senjata sihir penusuk pasti efektif. Tentu saja sihir korosi juga berguna. Logika ini sebenarnya tak perlu saya pamerkan di hadapan Yang Mulia, bukan?"
"Setiap jenis pasukan punya kelemahan, khimera pun tak berbeda." Ratu Lich menganggukkan rahangnya halus, melirik Rundstedt: "Selain penusuk dan korosi, tak adakah cara lain?"
"Ada!" Rundstedt bersikap tegas: "Kembangkan pasukan sejenis! Menurutku di dunia iblis yang luas ini pasti ada Oushou atau penyihir yang menguasai sihir arkan modifikasi. Hanya karena langka maka tak terkenal. Setiap wilayah harus punya kesempatan evolusi sama. Apa yang dimiliki Aiqin, dunia iblis juga punya."
"Terima kasih telah menyadarkan. Jika nanti saya benar menemukan ahli modifikasi khimera, sebagai hadiah akan saya bagi hasilnya denganmu."
"Kedermawananmu menyentuh hatiku, Ratu." Rundstedt tersentak, diam sejenak sebelum tiba-tiba mengatupkan giginya: "Saat berdinas di pasukan Mulan, aku pernah menciptakan 'Lentera Dewata Penembus Awan' dan 'Sarung Tangan Wenna' - dua senjata magnetik yang saling melengkapi; Melalui gesekan, senjata ini bisa melepaskan badai magnetik pelangi yang mampu menembus zirah tebal untuk menyebarkan kerusakan! Senjata magnetik termasuk peralatan penusuk klasik, dengan senang hati kusumbangkan metodenya pada Yang Mulia yang dermawan."
Ratu Jiabao memandang Rundstedt dengan tatapan dalam, bola matanya berkilauan tanpa mengucapkan sepatah kata.
"Senjata magnetik membutuhkan dua logam magnetik langka untuk diproduksi, menuntut biaya SDM, material, keuangan dan waktu yang besar. Kuharap nanti Yang Mulia berkenan menganugerahi hambanya beberapa senjata magnetik untuk pertahanan diri. Meski punya teknologinya, aku tak memiliki modal untuk memproduksinya."
Rundstedt menatap balik sorot mata investigatif Ratu Jiabao dengan sikap seimbang, secara gamblang mengajukan syarat pertukarannya.
Rundstedt bukan tipe yang suka diperintah. Ia tahu pengalaman Raja Lich dunia iblis pasti bisa membaca hal ini - Bukan golongan kita, hatinya pasti berbeda. Bangsa iblis takkan mempercayai orang luar. Daripada demikian, lebih baik saling memenuhi kebutuhan, bertukar apa yang tak dimiliki.
"Jika bukan karena situasi memalukan yang semakin memburuk saat ini, Rundstedt tidak berniat menyerahkan teknologi pembuatan senjata magnetik kepada orang lain. Bagaimanapun, ini adalah harta karun termilikku yang kuciptakan dengan tanganku sendiri, telah kucurahkan begitu banyak usaha dan perhatian."
"Setiap kali memikirkan ini, Meishuai tak bisa tidak semakin iri dan cemburu pada Tuan Tanah Feilengcui - seluruh benua tahu pria ini mustahil berasal dari Orang Babi Suku Pig, namun ia tetap bisa sukses besar di Kerajaan Bimeng. Sedangkan diriku yang telah mengalami naik turunnya kehidupan, sejak dibuang oleh Kekaisaran Mugalan, telah menjadi pengembara tak bertuan yang kehilangan pelabuhan hati dan akar budaya." Rundstedt benar-benar membenci ketidakadilan takdir dan nasib malangnya sendiri.
"Hari ini saat berkeliling ke empat kota, kami melihat terlalu banyak hal yang seharusnya tidak terlihat. Kini aku menyesal mengapa datang ke Weisisipang. Terlalu banyak hal di sini yang menggoyahkan kepercayaan diriku, namun syukurlah usulanmu telah meredakan frustrasiku." Ratu Jiabao menghela napas pelan: "Menteri Meishuai, permintaanmu sungguh membuatku berkeringat dingin dibandingkan dengan kontribusimu. Aku masih mengerti legenda 'membalas kebaikan dengan kebaikan', tenanglah - janji seorang Raja Lich takkan pernah diingkari!"
"Melayani Paduka adalah kebanggaan sepanjang hidupku." Rundstedt mengucapkan kata-kata tidak tulus itu dengan nada paling tulus.
“Ada satu hal lagi yang ingin kutanyakan padamu si ensiklopedia berjalan Aiqin ini. Tadi saat mengamati gerbang timur, apakah kau memperhatikan ada sekumpulan binatang aneh di benteng itu? Mereka sepertinya bisa menggunakan serangan sihir arkan meski tidak memiliki gelombang elemen!”
“Hari ini di bagian selatan dan timur benteng, hampir bersamaan muncul pasukan binatang pembantu. Di selatan ukuran tubuhnya membesar beberapa kali lipat, sedangkan di timur langsung melepaskan mantra.” Rundstedt mengerutkan alisnya: “Yang Mulia, pujianmu berlebihan. Aku bukanlah ensiklopedia berjalan Aiqin. Setidaknya hal ini pasti termasuk rahasia inti Bemon, mustahil kudapatkan informasinya! Mungkin pendapatku ini tidak kau setujui. Tapi tetap kukatakan, era di mana Lagu Perang bisa sejajar dengan Sihir Arkan telah tiba.”
“Mungkin begitu… Andai tidak menyaksikannya langsung malam ini, mungkin aku akan menghina pernyataanmu itu… Hehe…” Ratu Jiabao mengatupkan bibir merahnya yang anggun, sudut mulutnya berkedut halus: “Imam Bemon yang bisa berkomunikasi batin dengan peliharaan magis, dipadukan dengan khimera berat… Pasangan tempur seperti ini benar-benar padanan sempurna dari surga! Hanya imam Bemon-lah yang bisa mengoptimalkan fungsi khimera berat. Bagi orang lain, sekedar melatih transformasi dan ketaatan khimera saja sudah bukan hal mudah…”
“Sejak kemunculan Feilengcui yang mendadak, Bimon telah menunjukkan begitu banyak keajaiban. Aku sudah kebal terhadap hal ini.” Rundstedt tiba-tiba merasakan kesedihan dalam hati sambil berbicara, merasakan bahwa waktu tidak berpihak padanya.
“Saat keajaiban muncul, cara terbaik adalah menghapuskannya!” Ratu Jiabao mengangkat bahu mungilnya, jari-jarinya yang ramping mengelus hiasan batu permata di gajah perang: “Yang Mulia, bisakah kau membantuku?”
“Selama dalam batas kemampuanku, tidak bisa ditawar lagi.”
“Aku ingin kau bersamaku menyergap Feilengcui yang sedang kosong di belakang saat ini!”
Sebelum Rundstedt yang wajahnya pucat sempat menolak, Ratu Lich mengeluarkan masker tipis seperti sayap capung dari dalam bajunya dan melemparkannya.
“Elf di Benua Aigean bisa membuat 'Masker Artis', bangsa iblis kami juga bukan orang bodoh! Para Lich sekarang telah menciptakan 'Topeng Rakshasa' yang luar biasa, alat penyamaran tingkat tinggi yang bisa mengubah bentuk wajah sesuka hati!” Nada suara Greta Garbo dingin seperti es purba yang menolak meleleh: “Jika tidak memanfaatkan kesempatan langka ini untuk menyerang Feilengcui secara tiba-tiba, aku akan menyesal seumur hidup! Tapi sekarang sudah terlambat untuk memanggil bala bantuan dari dunia iblis, jadi aku butuh bantuanmu! Tenang, Orang Kupu-kupu hanya bisa melihat tembus pandang, tidak bisa menembus topeng untuk melihat wajah asli. Biar naga level enam Aston Villa itu menjadi urusanku. Kau cukup membantuku dengan hal lain. Misalnya membunuh para istri Tuan Tanah Feilengcui! Asalkan kita menyelesaikan pertempuran secepatnya, Richard takkan sempat kembali!”
Rundstedt menunduk sambil terus memutar matanya. Ratu Lich ini benar-benar kekanak-kanakan. Untuk menghadapi Feilengcui, pilihannya cuma tiga: gunakan mantra terlarang untuk meluluhlantakkan Kota Tanah Merah, kirim pasukan kuat untuk menguasai wilayah ini, atau hancurkan seluruh kekuatan utama Feilengcui. Serangan tiba-tiba ala Greta Garbo yang bermotif balas dendam dan cemburu ini paling hanya akan membuat Richard menangis beberapa hari. Akar kekuatan Feilengcui takkan goyah setengah jengkal pun. Dari segi signifikansi strategis, ini benar-benar petualangan buta tanpa hasil maupun tujuan mendasar!
"Bisa temani saya ke Wisesepang? Yang Mulia Ratu, saya ingin mendekati Richard. Jika dia menolak, saya pasti akan membantu Anda." Rundstedt tertawa ringan, setengah menyetujui sekaligus menolak halus proposal Ratu yang diliputi kecemburuan.
Di atas benteng kota Wisesepang, Liu Zhenhan menggigit cerutu, berdiri di reruntuhan berasap sambil mencari-cari jenazah Paus Bulat. Para pendeta sisa kesatria berkuda Kuil tidak ikut mengejar musuh, hanya menangis tersedu-sedu.
Raja Sal yang kesepian membelai gerigi pagar yang rusak, membelakangi semua orang, bahunya bergetar tanpa suara.
Pangeran Singa-Harimau adalah Ksatria Penjaga abadi Kuil. Bersama Pangeran Richard yang gugur di Kota Kuno Huye dan korban malam ini, Yang Mulia Sal telah kehilangan sembilan putra tercinta dalam setahun. Bagi seorang ayah, ini sungguh sulit diterima. Meski sebagai raja harus mengutamakan kepentingan umum, menyaksikan begitu banyak putra gugur sekaligus, bahkan orang berhati keras pun akan berduka seperti Yang Mulia Sal.
"Seorang pria sejati harus kembali terbungkus kulit kuda di medan perang." Ucapan heroik ini tak pernah keluar dari mulut sang ayah. Bahkan di Kerajaan Bimeng yang menganggap mati di medan perang sebagai kehormatan, keberanian luar biasa tak berarti ras ini kehilangan sisi lemah dalam kemanusiaan. Mereka hanya menyembunyikannya lebih dalam dan lebih membara dibanding ras manapun.
"Richard..." Raja Sal melepaskan genggaman pada pedang perang yang berlumuran darah, membalikkan badan dalam diam. Bola mata hijau pekatnya yang berkilauan air mata mengadah berkali-kali, tapi tak mampu menahan tetesan kristal yang jatuh: "...Aku mengutuk Dewa Perang... Mengapa harus aku sendiri yang menanggung kesedihan ini..."
"Perdamaian paling dipaksakan sekalipun tetap lebih baik daripada perang paling adil." Liu Zhenhan tersenyum getir. Secara prinsip, ucapan Raja tadi sudah berbau penghinaan pada dewa. Tapi bahkan sebagai Juru Bicara Dewa Perang, hak apa yang dimilikinya untuk melarang seorang ayah yang kehilangan anak berkata demikian: "Para politisi melancarkan agresi untuk memuaskan ambisi mereka, jadi kita harus menanggung kerugian besar ini. Jika ada kesempatan berikut, kuharap akulah yang menggantikan prajurit Bimon lain untuk gugur di medan perang."
"Bahkan jika aku dan anakku habis terbunuh semua, takkan kubiarkan kau gugur di medan tempur." Sorot mata Yang Mulia Sal menjadi tajam, suara rendahnya terdengar nyaris obsesif.
"Gregg..." Murinio menjepit selembar saputangan putih salju, menyodokkannya ke hadapan sang Raja.
Imam Utama Angsa juga tidak ikut dalam pengejaran musuh. Dengan adanya "Wanli Feiyun" dan "Mesin Terbang Qibulin" dari Feilengcui, pekerjaan kasar seperti memburu sisa musuh tak memerlukan campur tangan orang penting. Yang menarik, Murinio dan Liu Zhenhan tetap menjaga jarak yang tepat, saling mengabaikan layaknya udara, bahkan tanpa satu pun sapaan sederhana.
Liu Zhenhan merasa tidak tenang.
Sedangkan Murinio...
Setelah membersihkan ingusnya, Raja Sal mengusap mata dengan saputangan putih, mengembalikan wibawa dan sikap dingin seorang penguasa. Tindakan ini membuktikan kemampuan pengendalian diri sang kaisar benar-benar patut diteladani.
"Pasukan gabungan 'Hai-Mu' di Shabak sudah tidak bisa membuat keonaran lagi. Pertempuran pertama bisa dinyatakan berakhir. Sekarang kita harus menghadapi gelombang kedua serangan Bangsa Laut! Jika tidak ada halangan, pasukan penjajah Danube berikutnya akan datang dengan jumlah lebih besar!" Sang Raja menatap Murinio kemudian Lao Liu: "Bagaimanapun, kita menang! Kemenangan berikutnya juga akan menjadi milik kita!"
"Seperti ikan yang bergantung pada air, Bangsa Laut di darat membutuhkan formasi pisah-air. Serangan udara berikutnya harus fokus menghancurkan formasi itu." Murinio mengangguk: "Efektivitas Druid bajakan di medan perang sangat baik. Dengan terlebih dahulu menganugerahkan Kekuatan Nyanyian kepada prajurit biasa lalu mengubahnya menjadi kekuatan magis kaca patri, saya usul untuk mempromosikan metode ini di kalangan pemanah guna meningkatkan jumlah personel tempur udara kita."
“Hati Klan Angsa selalu merindukan untuk kembali ke langit biru, apakah Richard juga harus membantu kalian……”
“Tidak perlu!” Sebelum Yang Mulia menyelesaikan ucapannya, Imam Utama Angsa sudah menolak usulan itu dengan nada yang biasanya dipakai saat bercerai.
Lao Liu berjongkok di samping tanpa bicara, diam-diam menyedot seberkas jiwa keperakan yang disembunyikan di telapak tangannya ke dalam perut. Baru hari ini ia paham mengapa kebanyakan penyihir tidak perlu menikah. Ternyata sensasi melonjaknya kekuatan magis yang whoosh-whoosh itu, tak kalah nikmatnya dengan kenikmatan hubungan ranjang pria-wanita. Tapi jelas tidak realistis mengharapkan Lao Liu bermeditasi mengumpulkan kekuatan magis untuk menikmati sensasi ini. Sejak membantai 100.000 pasukan depan Mouran, ia sudah diam-diam menyimpan dan memangsa jiwa-jiawa ahli musuh. Jiwa segar yang dimangsanya hari ini berasal dari Akhund Muzhe itu.
Sebenarnya bagi dirinya, bergantung pada memangsa jiwa untuk meningkatkan kemampuan pengawal bayangan tidak terlalu bermakna, karena dilihat dari kekuatan tempurnya, ia tidak membutuhkan bantuan tambahan; sekalipun sebelumnya telah memangsa jiwa seorang Akhund Mage sehingga meningkatkan kemampuan pengawal bayangan hingga bisa mewujudkan bayangan pelayan kekuatan naga dan harimau, kekuatan tempur para pengawal ini tetap masih dipandang sebelah mata oleh Lao Liu.
"Mempertaruhkan kehilangan muka untuk memangsa jiwa, dia hanya ingin menikmati sensasi euforia yang melayang tak tertandingi. Sejak menyerahkan hak menyerap intisari darah kepada Guo Guo, dia telah lama merasa kehausan. Meski tahu memakan jiwa adalah perbuatan jahat dan hina, sebagai rohaniwan seharusnya tidak melakukannya, namun godaan dosa asal ini bagai buah terlarang tak tertahankan baginya."
"Hosea, mengapa para pendeta yang kau tempatkan di kota timur hari ini membawa begitu banyak Saudara Hewan ke medan perang?" Yang Mulia Sal menoleh, berbicara pada Murinio sambil curiga mengamati Liu Zhenhan yang sedang melakukan gerakan menarik nafas dalam-dalam secara diam-diam.
"Sebenarnya aku sudah lama harus memberitahumu ini. Maaf, selama ini menyembunyikannya." Murinio: "Masih ingatkah dulu aku meminta banyak Saudara Hewan darimu?"
"Ingat. Suku Garfield, klan Pulaibo, klan Kadiyle. Aku ingat memberimu otorisasi itu, tapi saat itu tidak menanyakan alasannya." Sang Raja menyipitkan mata penuh tanya: "Sekarang kupikir, urutan tiga ras ini sepertinya membuatku merasa familiar."
Telinga Lao Liu tegak bagai kincir angin, naluri gosipnya mencium bau rahasia di udara. Pendeta Kuil yang sedang menangis itu juga mengurangi volume tangisannya satu oktaf, mereka jelas memiliki bakat yang sama dengan Lao Liu.
“Saya perkirakan kamu sudah menebak benar, ras kucing dan kelinci adalah bawahan ultimat para pemimpin turun-temurun Bimon Bangsa Manusia Berbulu kalian, karena mereka memiliki kemampuan ras 'peniruan jiwa sembilan tingkatan' dan 'retakan tiga liangga'; sedangkan suku buaya teluk dulunya adalah bawahan ultimat para pemimpin turun-temurun Bimon Suku Air, karena mereka memiliki kemampuan ras 'panah air transformasi air mata'; ditambah 'bukit pasir menenggelamkan' dari suku burung unta Ostrit ras Bordir kami dan 'duri beracun mematikan' dari suku lebah Parini Bangsa Serangga, persis membentuk komposisi semua opsi kemampuan serangan jarak jauh dalam kemampuan ras utama Bimon! Sekarang suku lebah Parini sudah punah, jadi kita Bimon masih memiliki empat ras dengan kemampuan serangan langsung!”
Meski Murinio menurunkan suaranya, telinga runcing Lao Liu masih mendengar dengan jelas.
"Tapi kelahiran kemampuan ras ini tidak mudah, sekalipun lahir, sekali menggunakan kekuatan, waktu tunggunya juga sangat lama, kekuatan ini tidak terlalu berguna. Lalu apa maksudmu memilih Saudara hewan?" Raja Sal menatap sekeliling sambil bertanya dengan suara rendah: "Hosea, jangan bilang Saudara hewan juga bisa melahirkan kemampuan ras, IQ mereka paling-paling setara anak dua tiga tahun!"
Liu Zhenhan terpaku menatap Murinio ke atas.
“Apa itu Saudara hewan? Saudara hewan adalah keturunan cacat yang dilahirkan oleh wanita hamil Bimon, memiliki tubuh binatang sepenuhnya dengan kecerdasan rendah. Saudara hewan dari ras pejuang masih lebih baik, setidaknya bisa dijadikan kendaraan tunggangan. Tapi basis populasi terbesar Bimon adalah berbagai suku-suku bawahan. Saudara hewan yang dilahirkan oleh wanita hamil dari suku-suku bawahan ini bertubuh mungil, tak sanggup mengangkat beban atau membawa keranjang, hanya bisa hidup seperti dewa yang tidur sampai bangun sendiri. Mereka selalu menjadi beban terbesar dan tambahan yang menyusahkan bagi Kerajaan.”
“Ternak yang gemuk bisa disembelih untuk mengisi perut, tapi siapa yang tega membunuh keturunan Saudara hewan ini?”
“Apakah angsa tua bisa mengembangkan kemampuan ras pada Saudara hewan?”
Liu Zhenhan hampir tak percaya dengan telinganya sendiri. Jika ini benar, pemanfaatan sampah seperti ini terlalu berlebihan!
“Kau benar, Saudara hewan memang tidak cerdas, tapi setidaknya mereka paham perkataan kita. Siapa yang kita suruh lawan, pasti mereka lawan.” Murinio tersenyum sinis: “Jangan tidak percaya, semakin polos hati seseorang, semakin mudah kemampuan ras terbuka. Kecerdasan orang normal terlalu sempurna, sehingga justru membutuhkan berbagai kebetulan untuk mendapatkannya!”
“Kalau begitu…” Yang Mulia Sal menelan ludah, mengernyitkan alis lama sebelum bertanya: “Lalu katakan padaku, bagaimana kau melakukannya? Jangan-jangan kau sudah menemukan kunci untuk membuka kemampuan ras secara massal?”
“Bukan aku yang melakukannya, melainkan jasa Tuan Michael Scofield.” Perkataan Murinio ini hampir membuat Lao Liu melompat, bahkan Yang Mulia Sal pun terdiam mendengarnya.
Siapakah Michael Scofield itu?
Pria ini adalah legenda yang dijuluki Mi Shuai. Sebagai Pendeta Suku Rubah, dia menciptakan rekor sejarah: selama seribu tahun, belum ada tahanan yang berhasil kabur dari Lembaga Penahanan Agama "Fox River Prison" di Timur Laut yang berpenjagaan super ketat, tapi dia berhasil. Poster buruan Mi Shuai sampai sekarang masih terpampang di papan pengumuman Feilengcui. Beberapa nyonya bos sepakat, jika menggunakan poster ini untuk mencari jodoh, pasti bisa memikat selusin wanita yang tergila-gila.
Tak ada aturan yang sempurna. Bahkan Lao Liu pun mungkin tak punya nyali menampung buronan penjara agama. Tahanan yang dikurung di lembaga penahanan agama pasti dituduh menghina Dewa Perang. Ini adalah masalah pelik yang dihindari semua rohaniwan. Murinio selalu menjadi panutan para Imam Bemon. Integritas dan disiplin pribadinya selama ini menjadi model pendidikan bagi Pendeta muda di kalangan agama Bemon. Jika Liu Zhenhan berani menampung penghina dewa masih bisa dimaklumi, sebab dia memang sering bertindak nekat. Tapi kalau angsa tua melakukan hal seperti ini, kontrasnya terlalu mencolok.
Ini... ini sama absurdnya dengan pria terhormat yang diakui dunia tiba-tiba mengaku pernah memperkosa anak kecil!
“Kamu gila?” Yang Mulia Sal mengucapkan kata-kata yang juga ingin diungkapkan Lao Liu. Suaranya yang keras membuat para pendeta Kuil yang sedang menangis diam-diam terkejut hingga menengadah.
“Aku tidak gila. Tahukah kamu atas tuduhan apa Mi Shuai dipenjara? Dia hanya menciptakan lagu perang halusinogen dengan struktur utama bahasa Bimon. Itulah tuduhannya. Sama seperti Pratini dulu! Jika aku tidak salah ingat, penahanannya terjadi tepat sebelum Olimpiade Pendeta diselenggarakan, atas persetujuan khusus Paus!” Murinio tersenyum sinis: “Sekarang menciptakan lagu perang sepertinya sudah tidak dianggap sebagai kejahatan lagi?”
“Lagu perang halusinogen?” Sang Raja berkata dengan heran: “Baiklah, meskipun Paus mengurus urusannya sendiri tanpa mempublikasikan hal ini, bagaimana lagu perang ciptaan ini bisa mengembangkan kekuatan pada Saudara Hewan?”
“Tentu saja melalui halusinasi, menciptakan situasi berbahaya dalam pikiran Saudara Hewan seperti jatuh dari tebing atau dikejar binatang buas. Lagu ini tidak bisa menipu manusia normal karena mereka akan bersiap mental begitu melihat lingkaran lagu perang jatuh. Hanya Saudara Hewan yang polos, atau bisa dibilang rendah kecerdasannya, yang akan percaya.” Murinio melambaikan Seruling Emas di tangannya dengan anggun: “Membangkitkan kekuatan sesederhana ini - cukup beri stimulasi bahaya ekstrem untuk membangkitkan insting yang terpendam dalam gen ras. Selama ada bakat, pasti akan terungkap.”
“Ini kan hal baik! Mengapa Yang Mulia Paus menangkap Miko?” Liu Zhenhan tak tahan menyela.
“Karena... hmm... mungkin karena hubungan guru-murit plus kakek-cucu antara Yang Mulia Milu dengan Miko...” Yang Mulia Sal mengerutkan bibirnya, sepertinya ingin menambahkan sesuatu tapi menahan diri.
Milu adalah mantan Imam Utama jubah emas yang kini sudah pensiun. Setelah Adipati Tua Brückner pergi ke seberang lautan, dialah satu-satunya pendeta andalan yang menguasai "Lagu Barrier Hibernasi" dan mampu membuat lambang Medusa. Rekor ini baru terpecahkan setelah kemampuan Murinio dalam lagu perang semakin matang.
Liu Zhenhan tahu status pendeta rubah di Provinsi Timur Laut selalu canggung. Dalam Perang Milenium, mereka berkontribusi besar melindungi pasukan Bimon yang mundur. Namun justru jasa ini membuat pendeta rubah mendapatkan hak suara di lapisan kekuasaan Kuil. Sebagai institusi penyeimbang kekuatan suku Singa-Harimau, Kuil seharusnya tidak mengizinkan munculnya suara ketiga.
Soal ada tidaknya perseteruan antara Master Milu dengan Paus, itu diluar pengetahuan Lao Liu. Pengalamannya masih dangkal, belum pernah masuk ke lingkaran Kuil dan juga tak berminat. Namun dari perkataan raja, Liu Zhenhan bisa menangkap makna tersirat bahwa perseteruan antara Pendeta Tertinggi Bulat dengan Yang Mulia Milu cukup serius, sampai membawa malapetaka ke keturunan.
“Sialan, benar-benar omong kosong!” Liu Zhenhan tak bisa menahan gumamannya. Lagu perang baru yang diciptakan Mi Shuai ini benar-benar bisa memberi manfaat bagi generasi mendatang, ternyata hampir dihapuskan karena sifat sempit hati Paus!
Jumlah Saudara Hewan hampir setara dengan total populasi Bimon. Dari empat ras - kucing, kelinci, burung unta, dan buaya muara, kecuali Cardiel yang jumlahnya sedikit, tiga ras lainnya memiliki populasi Saudara Hewan yang sangat besar. Dulu mereka hanya bisa menunggu mati, sekarang punya kesempatan mengabdi pada negara, ini benar-benar terobosan lintas zaman!
Meskipun waktu tunggu setelah menggunakan kemampuan ras cukup lama, tapi setidaknya itu serangan jarak jauh yang setara dengan sihir! Kemampuan "peniruan jiwa" kucing sembilan nyawa bisa berubah berturut-turut menjadi mumi, kerangka, udara, es, api, tanah, kayu, dan delapan raksasa elemen air. "Retakan Tiga Liangga" kelinci bisa menciptakan tiga lubang raksasa berbentuk segitiga di tanah. "Bukit Pasir Penenggelam" burung unta bisa membuat pusaran pasir hisap besar. "Panah Air Transformasi Air Mata" buaya muara juga cara pembunuhan kelas atas. Jika dilihat dari level sihir, yang terendah pun setara dengan kekuatan sihir tingkat tinggi!
"Hosea, berapa banyak Saudara Hewan dengan kemampuan ras yang sudah kamu temukan?" Sang Raja menatap lama sebelum akhirnya mengajukan pertanyaan praktis ini.
"Kucing, tiga ratus tujuh; kelinci, empat ratus dua puluh empat; burung unta, dua ratus sembilan puluh lima; buaya muara, enam puluh sembilan." Murinio menyebutkan angka yang membuat Sang Raja merasa hancur. Bagaimana tidak, di bawah komandonya saat ini hanya ada tiga belas manusia kucing yang telah membangkitkan kemampuan ras. Dibandingkan dengan 307 Saudara Hewan kucing kecil Murinio yang telah mengaktifkan kekuatan, angka tiga belas ini benar-benar terlihat sangat bodoh.
"Masih banyak Saudara Hewan yang belum sempat kami identifikasi karena faktor jarak perjalanan. Ini baru angka sementara." Imam Utama Angsa memang orang jujur, sehingga tanpa sengaja menusukkan duri lagi ke hati sang raja.
"Jangan berlagak! Suruh Mi Gao segera merekam rekaman nyanyian perang Divi! Lagipula ini nyanyian perang berbasis Bahasa Bimon, aku yakin para pendeta Departemen Militer pasti bisa mempelajarinya. Aku akan meminta para pendeta militer yang mengidentifikasi sisa Saudara Hewan!"
"Ada sedikit campuran Bahasa Naga juga."
"Bahkan kalau pakai campuran 'Bahasa Han' Richard pun tidak masalah!"
"Sebenarnya dalam sejarah kita ada begitu banyak pendeta yang menciptakan nyanyian perang sendiri, mengapa tidak pernah menghadapi situasi seperti sekarang?" Murinio melirik penuh makna ke arah Lao Liu yang langsung menunduk pura-pura menghitung semut di tanah.
"Kata-kata angsa tua ini muncul dari perasaan tulus." Kemunculan Liu Zhenhan bisa dikatakan telah menghancurkan semua tradisi usang Bimon, dan itu dilakukan dengan cara paling meyakinkan - dia adalah Shaman Divine Comedy, juru bicara kekuasaan gereja, ksatria yang telah menorehkan jasa militer luar biasa, sekaligus pendeta berbakat paling membanggakan di Kerajaan Bimeng.
Berbagai gelarnya ditambah kekuatan militernya yang sekuat warlord, serta dukungan terselubung maupun terang-terangan dari sang raja, membuat tak seorang pun bisa menggoyahkan posisinya.
"Apa urusanku? Aku bukan pendeta pertama yang menciptakan lagu perang sendiri." Liu Zhenhan bergumam tak jelas: "Sudah banyak yang menciptakan lagu perang sendiri sebelumnya. Siapa aku ini?"
"Seiring perkembangan zaman, perubahan yang diperlukan akan muncul dengan sendirinya. Bukankah Yang Mulia Bulat sekarang juga menerima lagu perang baru?" Murinio memberikan anggukan elegan kepada sang raja, rambut pirang platinumnya berkibar ditiup angin saat berbalik meninggalkan benteng Gerbang Selatan: "Semuanya bergerak maju!"
Kalimat ini tepat menyadarkan Lao Liu.
"Kalian berdua, kemari!" Begitu sang angsa tua pergi, Shaman Divine Comedy langsung kembali menunjukkan kewibawaannya, melambaikan tangan pada Pendeta Tevis berambut hitam yang masih menitikkan air mata dan si cantik kecil dari suku kelinci Mizuno.
“Lagu perang apa yang baru saja kalian nyanyikan? Yang menganugerahkan landak berduri dan beruang raksasa, membuat tubuh mereka membesar berkali-kali lipat.” Liu Zhenhan berusaha menggunakan nada lembut namun penuh kesucian untuk menginterogasi dua pendeta muda yang gelisah ini: "Tidakkah kalian tahu membuat lagu perang sendiri itu melanggar hukum?"
"Itu... bab keempat malam dari 'Lagu Spiritual'..." Tevis sangat ketakutan oleh si sakti ini. Saat ini di seluruh kerajaan, jika ada pendeta yang paling berpengaruh, pastilah Shaman Divine Comedy ini. Bahkan jika paus berikutnya dinobatkan, diperkirakan masih akan lama hidup dalam bayangannya karena kurang pengalaman.
"Lagu Spiritual?" Wajah Helen yang lelah langsung tertegun begitu mendengar kabar mengejutkan ini saat baru saja naik ke benteng, sebuah jeritan melengking keluar.
Liu Zhenhan dan Raja Sal terlihat seperti terkena pukulan raksasa di dagu, rahang mereka menggantung seperti terlepas sendinya.
"Bab keempat malam darimana? Richard menciptakan nyanyian spiritual ketiga yang bisa merekrut peliharaan tumbuhan dan menggunakan lingkaran perintah untuk mengarahkan serangan prajurit. Untuk apa bab keempat kalian ini?" Helen buru-buru bertanya: "Pertama beri tahu aku, apakah kalian tahu karakteristik dasar 'Lagu Spiritual'?"
"Justru 'Lagu Spiritual' ketiga Yang Mulia yang mengungkap karakteristik lagu perang ini, baru kami sadar bahwa lagu perang ciptaan kami sendiri juga merupakan 'Lagu Spiritual'. Lagu perang ini kupahami sendiri melalui bahasa kampung halamanku, ia..." Tevis menarik nafas dalam-dalam, berusaha menekan kegelisahan dan ketegangannya: "Yang Mulia, 'Lagu Spiritual' ini bisa merekrut binatang buas sebagai peliharaan, yang akan otomatis memperbesar tubuh 4-10 kali lipat saat bertempur! Ia juga bisa merekrut seorang ksatria sebagai Ksatria Penjaga seumur hidup, yang tubuhnya juga akan membesar 4-10 kali lipat saat bertarung! Baik peliharaan maupun Ksatria Penjaga, tanpa perlu pendeta membuang-buang Kekuatan Nyanyian untuk anugerah tambahan, mereka tetap bisa menampilkan seluruh Lingkaran Gemilang yang dikuasai pendeta selama pertempuran, digunakan secara mandiri!"
"Sialan kau!" Liu Zhenhan tak kuasa mengumpat. Merekrut binatang buas sebagai peliharaan, bukankah sama dengan merekrut Peliharaan Magis? Merekrut ksatria sebagai penjaga seumur hidup, bukankah sama dengan merekrut murid? Perbedaannya hanya bahwa baik peliharaan maupun ksatria penjaga bisa membesar 4-10 kali lipat otomatis saat bertarung, sekaligus bisa menggunakan Lingkaran Gemilang pendeta secara mandiri tanpa biaya apapun!
"Tidak perlu bicara yang lain, hanya tiga lingkaran gemilang yang harus dikuasai pendeta biasa seperti Kulit Batu, Kelincahan, dan Amplifikasi Kekuatan saja sudah merupakan tumpukan lingkaran lagu perang yang luar biasa. Apalagi jika jenius seperti Helen memiliki hewan peliharaan liar dan Ksatria Penjaga seumur hidup, zirah lagu perangnya saja sudah bisa memiliki lima kategori: Duri, Kulit Batu, Kilat, Zirah Garam, dan Pengorbanan! Belum lagi keuntungan kekuatan dan tinggi badan dari pembesaran tubuh 4-10 kali lipat!"
"Benar-benar efek berkekuatan ganda manusia-hewan yang wajib ada dalam 'Lagu Spiritual'!"
"Ini tidak masuk akal! Para pendeta Kuil membawa begitu banyak lencana Medusa kuno yang berisi binatang buas hasil latihan pelatih hewan. Tapi tadi saat kalian menyebarkan lingkaran lagu perang, monster-monster ini selain tubuhnya membengkak, serangannya seperti tidak mengenal kawan maupun lawan, dan tidak ada kilatan lingkaran lagu perang di tubuh mereka!"
Liu Zhenhan mengerutkan alisnya: "Ini bagaimana lagi?"
"Yang Mulia, hewan liar yang terkena lingkaran 'Lagu Spiritual' kuartet kami akan kehilangan akal sehat seiring pembesaran tubuh. Ini adalah proses seleksi hewan peliharaan liar. Hanya hewan yang benar-benar memiliki ikatan dengan kami yang akan merespons panggilan padang belantara kami!" Nona Mizuno yang selama ini diam memberi hormat dengan anggun kepada Lao Liu: "Termasuk prajurit juga, jika tidak ada ikatan saat menerima panggilan, tubuh mereka akan membesar dan kehilangan logika. Cukup bertahan sampai masa pendinginan selesai!"
"Ah... Tidak heran Yang Mulia Bulat tidak mau mengumumkan hal ini, lagipula tidak berguna. Lagu perang kalian menggunakan bahasa Benua Sutra sebagai dasar, kami pendeta lain tidak mungkin mempelajarinya dalam waktu singkat." Helen yang licik sebagai seorang Fox dengan lihai menyindir almarhum Yang Mulia Paus. Seandainya Bulat masih hidup, mungkin dia dan Lao Liu sudah melontarkan sumpah serapah.
Feilengcui tidak pernah menyembunyikan apapun dari para pendeta Kerajaan. Pada dasarnya, ini semua karena situasi genting negara demi persatuan kita: Tapi Yang Mulia Paus malah menyimpan harta baik untuk diri sendiri.
"Akhirnya aku pahami mengapa semua pendeta Kuil membawa lencana Medusa kuno! Rupanya Yang Mulia Paus sudah memperhitungkan lagu perang ini akan membuat binatang kehilangan akal sehat dan tubuhnya membesar, cocok untuk pertempuran kacau!" Liu Zhenhan mengacungkan jempol: "Gagasan ini benar-benar jenius!"
"Kalau bukan berkat lagu perang mereka yang membuat landak berduri dan beruang raksasa bertahan dari serangan prajurit kuat Bangsa Laut, mungkin pasukan Haizu sudah menyerbu kota kita untuk merampok dan membunuh!" Raja Sal memberikan penilaian adil: "Mengingat lagu perang baru ini menggunakan bahasa Timur Jauh sebagai dasar, mungkin Yang Mulia tidak menyebarkannya karena khawatir mengganggu konsentrasi kita!"
"Kalian berdua sudah merekrut binatang liar dan Ksatria Penjaga belum?" Liu Zhenhan penasaran menatap pasangan kekasih yang sedang malu-malu ini.
“Binatang peliharaan liarku Shibbin baru saja gugur.” Suara Miss Mizuno terdengar getir, air matanya menitik bagai mutiara yang putus talinya.
“Melapor pada Yang Mulia Raja, Yang Mulia Divine Comedy, dan Yang Mulia Lan, merekrut Ksatria Penjaga tak lebih mudah daripada mencari murid. Untuk sementara kami belum memiliki Ksatria Penjaga seumur hidup, tapi binatang peliharaan liarku Pixiu masih ada.” Tevis melepaskan seekor binatang raksasa dari lencananya - seekor panda berukuran tiga kali lipat gajah yang sedang malas-malasan di tanah, menggenggam bambu dan mengunyahnya sampai berminyak.
Bab 649 Harta Perang
Ini adalah panda dengan ciri-ciri kekerasan yang sangat mencolok.
Hanya dengan duduk saja tingginya sudah mencapai 3 meter, memiliki lingkaran hitam di mata yang garang dan perut bulat besar. Cakar baja tiga inci yang mencengkeram bambu berkilau seperti senjata ilahi, sementara taring tajamnya membuat suara "krak-krak" saat mengunyah bambu semudah pisang mengiris tahu.
Helen, Liu Zhenhan, dan Sang Raja tercengang melihat panda raksasa ini. Panda yang mengenakan topi anyam daun bambu di kepalanya ini sekilas mirip Buddha Maitreya versi kasar, tapi jika dilihat lagi lebih menyerupai beruang Misha yang mengidap albino.
“Dia... Dia namanya apa tadi?” Liu Zhenhan tidak jelas mendengar nama rumit yang disebut Tevis barusan. Panda liar ini yang penuh dengan aura buas ini meski penampilannya persis seperti panda lucu lambang negara Tiongkok, namun aura yang dipancarkannya merupakan dua kutub yang bertolak belakang.
“Namanya Pixiu, binatang khas dari Benua Sutra kami.” Tevis memasukkan jari ke mulut lalu meniup peluit ke arah panda. Makhluk peliharaan liar berukuran raksasa ini ragu sejenak, akhirnya dengan enggan melemparkan bambu kuning yang dicengkeram cakarnya kepada sang Pendeta yang menjadi majikannya.
“Pixiu sejak lahir bisa menggunakan hidungnya mencari jalur bijih. Mereka hanya memakan logam, dan kotoran yang dikeluarkan pun adalah logam murni yang telah dicerna dan dimurnikan di perutnya.” Tevis menyerahkan bambu kuning itu kepada Yang Mulia untuk dinikmati: “'Pavarotti' ku meski garang saat bertempur, tapi sehari-hari dia hanya gadis kecil yang manis dan penurut.”
Merasa benda di tangannya agak berat, Lao Liu memperhatikan lebih dekat - ternyata bambu ini adalah barang palsu Keluarga Xi Bei yang diukir langsung dari kuningan, dengan pahatan yang mengombinasikan keahlian tinggi dan kesederhanaan, sungguh karya penuh kearifan.
“Makan logam, lalu mengeluarkan logam murni?” Raja Sal memutar matanya lama: “Konon 1.000 pon emas baru bisa menghasilkan sebutir adamantium sebesar biji gandum. Kalau Pixiu mengunyah emas, apakah dia bisa berak adamantium?”
“Yang Mulia, logam Jin sangat lunak, bahkan saya pun bisa mengunyahnya, apalagi pixiu.” Tevis tertawa: “Selain gigi tajam, air liur pixiu memiliki efek khusus yang bisa memecah struktur logam! Tidak ada logam yang tidak bisa dikunyahnya!”
“Gigi yang luar biasa kuat. Jika naga digigitnya, pasti akan menangis sepanjang hari.” Liu Zhenhan memainkan bambu kuningan di tangannya, potongan yang halus seperti cermin membuatnya terus mengangguk. Gadis panda bernama Pavarotti ini mengingatkannya pada Semut Pemakan Logam di gurun. Sama-sama berasal dari hewan tanpa kekuatan elemen, tapi dalam hal kemampuan tempur jarak dekat, sebagian besar monster pun takluk pada mereka.
“Pixiu bisa mencari jalur bijih? Bahkan memakan logam dan mengeluarkan logam murni?” Helen terkesima: “Bukankah ini penolong impian setiap pandai besi dan ahli alkemi? Dalam industri penempaan logam, baik pencarian jalur bijih maupun proses pemurnian untuk menghilangkan kotoran logam adalah tahap paling memakan waktu dan keahlian, benar-benar membutuhkan biaya besar!”
“Yang Mulia. Sebenarnya di Daratan Timur, pixiu adalah hewan alkemi profesional yang dipelihara para Shuoshi.” Wajah cantik Nona Mizuno yang masih sedikit kekanak-kanakan dipenuhi kekaguman di sebelah kiri dan pemujaan di sebelah kanan. Sejak rubah kecil yang memesona muncul, matanya tak lepas memberikan tatapan penuh arti.
“Kekaisaran Tang Zang masih punya barang bagus seperti ini? Hmm? Richard... bukankah kau seharusnya berkomunikasi lagi dengan Putri Kelima...” Helen menggesekkan ekor besar berwarna merah menyala-nya ke betis Lao Liu. Gerakan genit yang vulgar ini ketika digunakan si rubah kecil, bahkan di depan umum pun tak terasa janggal, hanya aura pesona yang tak terbendung.
“Bisakah kau perlihatkan kondisi Lingkaran Gemilang penuh gadis panda ini padaku.” Liu Zhenhan menyeringai ke Tevis, sembari meludahkan kuntum cerutu ke tanah.
“Dengan senang hati, Yang Mulia!” Tevis menepuk-nepuk panda yang sedang asyik mengunyah: “Pavarotti, cepat tunjukkan bentuk pertempuranmu pada Yang Mulia!”
Menggoyangkan tubuh sebesar gunung daging, perlahan setengah berdiri sambil mengaum mengguncang langit. Setelah menghirup napas dalam-dalam, tubuh panda raksasa ini tiba-tiba membengkak 3-4 kali lipat bagai menara besi menjulang di atas benteng. Bobotnya yang luar biasa bahkan membuat batu granit di benteng berderit “kreek-kreek”.
Bulu-bulu jarum hitam-putih di lehernya tegak berdiri. Pupil besar di balik lingkaran hitam mata menyemburkan amarah pertempuran, sembari terus mengayunkan cakar baja tajam sepanjang sembilan inci ke segala penjuru, seolah ingin bertarung habis-habisan dengan musuh yang tak ada.
Di sekujur tubuh panda raksasa ini, terpancar aura-aura gemilang yang samar-samar tumpang tindih.
Sebagai ahli sejati, baik Helen maupun Liu Zhenhan dengan mudah mengenali jenis-jenis nyanyian perang yang terkandung di dalamnya.
Nyanyian Fisik Misha, ini adalah Lingkaran Daya Tahan.
Simfoni Genta Tulang Bencana, ini adalah Lingkaran Anti Racun.
Kebangkitan Tinekos, ini adalah Lingkaran Amplifikasi Kekuatan.
Lagu Rantai Jiwa, ini adalah Lingkaran Nyawa Kuadrupleks.
Lagu Bisikan Hutan, ini adalah Lingkaran Kulit Terpetrifikasi.
Penjaga Lordaeron, ini adalah Perisai Kilat.
Pengampunan Dewi Hutan, ini adalah Lingkaran Kelincahan.
Ambisi Mata Elang Duser, ini adalah Lingkaran Fokus yang meningkatkan jarak pandang dan ketajaman penglihatan.
Ditambah kombinasi andalan Nyanyian Perang Bangsa Behemu: Transformasi Liar + Cahaya Kesadaran.
Binatang raksasa yang menyandang sepuluh Lingkaran Gemilang, masih pantaskah disebut binatang biasa?
Bukankah lebih tepat menyebutnya "Binatang Nyanyian" seperti kebiasaan memanggil monster?
Lao Liu dan sang raja serentak mengangguk dan bertepuk tangan. Helen tersenyum mendekat, mengusap permukaan kaki berbulu panda raksasa ini. Lagipula binatang perang memiliki komunikasi batin dengan penguasanya, si Xiao Hulijing tidak takut bangsat ini akan tiba-tiba berubah sikap.
"Pavarotti tidak bisa menemukan jejak musuh, lalu menggeser pantat besarnya dan duduk kembali di tanah. Ia mengambil jangkar besi Banan Republic, dengan cakarnya meremas-remas hingga membentuk potongan tebu yang sangat mirip, lalu menggigit setengahnya dengan suara 'kreek'. Sang Raja di sampingnya terkesiap beberapa kali.
"Sayang dalam pertempuran kacau tadi aku tidak sempat melihat kewibawaannya." Liu Zhenhan meniup peluit, mengerlingkan mata: "Monster logam seperti Bolanatu ini kalau ketemu binatang pemakan logam, pasti tidak akan mendapat keuntungan setengah jengkal pun."
"Kalau kita pelihara binatang liar setinggi 10 meter, bukankah bentuk pertarungannya bisa mencapai puluhan bahkan ratusan meter? Ya Tuhan! Kalau begitu, tidak ada tembok ibu kota di dunia yang bisa menghalangi langkah mereka!" Helen menatap takjul ke gadis panda itu: "Pada saat itu, bahkan khimera berat kita mungkin hanya akan jadi kacang kecil di hadapan binatang liar itu?"
"Hehe... Di alam liar mana ada binatang raksasa setinggi 10 meter?" Sang Raja agak kagum dengan imajinasi Helen: "Putriku, situasi yang kau bayangkan itu mungkin tidak akan pernah terwujud."
"Paus pasti lebih dari 10 meter." Liu Zhenhan tersenyum penuh makna.
"Paus untuk sementara memang tidak bisa kita gunakan... Entah... Apakah lagu perang ini juga bisa berpengaruh pada monster?" Helen menatap Tevis dengan mata berbinar.
"Hewan liar tetap hewan liar, mana mungkin bisa berguna untuk peliharaan magis!" Liu Zhenhan menertawakan sambil mencela: "Ini namanya ular ingin menelan gajah, bentuk pertempuran hewan liar sudah cukup membuat merinding, jika peliharaan magis juga bisa masuk ke bentuk pertempuran seperti ini, maukah kau memberi jalan hidup orang lain?"
"Yang Mulia benar." Tevis mengangguk: "Kekuatan elemen monster akan menolak efek penganugerahan kuatrain keempat 'Lagu Spiritual', membuatnya tidak berlaku. Hanya hewan yang tidak memiliki kekuatan elemen yang bisa."
"Kalau begitu cepatlah ajari aku lagu perang ini, karena peliharaan magisku sekarang sudah kehilangan kekuatan elemen selamanya, sama dengan hewan biasa." Helen tersenyum: "Sekarang sedang menjalani detoks, saat aku menguasai lagu ini, kecanduannya pasti sudah sembuh! Nanti aku juga bisa mengadaptasi lagu perang ini menjadi tarian perang, dipasarkan ke seluruh negeri."
"Tidak berani... tidak... maksud saya... bukan..." Tevis yang mendengar Helen meminta diajari lagu perang ini langsung gugup sampai bicaranya terbata-bata: "...Ini kehormatan besar bagiku... Yang Mulia yang terhormat..."
"Tevis, peliharaan liarmu sudah sehebat ini. Lalu apa peliharaan magismu?" Liu Zhenhan mengingat kembali sebelumnya ketika Pendeta Tertinggi Bulat merekomendasikan pendeta asal Timur ini, pernah menyebutnya sebagai pendeta berbakat dengan "evolusi alami". Sekarang terbukti si cicak tua itu tidak sembarangan mengumbar janji kosong. Sementara Feilengcui dan suku Smyer memiliki bakat-bakat baru, Kuil juga berhasil menemukan bintang baru mereka sendiri.
"Saya belum merekrut peliharaan magis maupun tanaman sihir. Kepala keluarga menasihati, jika tidak menemukan target yang tepat, jangan membuang waktu dengan monster kelas rendah atau tanaman sihir yang payah." Tevis melempar pandangan manis pada Nona Mizuno di sampingnya.
"Anakku, tidak pernah ada peliharaan perang yang payah. Yang ada hanyalah pendeta yang payah." Liu Zhenhan menasihati dengan penuh makna agar pemuda ini tidak berpikir dalam tahap terbelakang. Meski lagu spiritual keempat "Braak" bukan ciptaan Lao Liu, proses transformasi burung beo kecil Martellaci dari unggas biasa menjadi makhluk sekuat Phoenix adalah buah karyanya. Dalam hal kualitas rendah, tidak ada peliharaan liar yang lebih sampah dari Martellaci.
"Ucapan bijak ini langsung membuat semua pendeta yang hadir menjadi kagum. Yang Mulia Shaman Divine Comedy mampu membina Shuangxue Piqiu yang sangat payah menjadi Super Monster yang menyemburkan sihir ke segala penjuru. Bukti nyata ini jelas lebih meyakinkan daripada omelan kosong."
Tapi semua juga paham, mereka mungkin tetap hanya bisa bergantung pada level alami Peliharaan Magis.
Alasan para Pendeta Legendaris disebut legendaris adalah karena mereka melakukan hal-hal yang tak bisa dicapai orang lain dalam delapan kehidupan.
"Aku pasti akan ingat perkataanmu! Akan mencari binatang perang paling payah, lalu pelan-pelan membinanya menjadi yang terkuat!" Tevis dipenuhi semangat oleh perkataan Lao Liu. Dia memang masih pemuda, tak tahan dengan motivasi dari idolanya.
"Keluargamu sudah lama di Timur, pasti sudah menguasai Bahasa Sutra?" Helen menatap tajam Nona Mizuno, "Berapa pendeta yang kembali? Apakah sekarang kalian semua sudah memiliki hewan liar dan Ksatria Penjaga seumur hidup?"
"Kami total kembali empat pendeta, semuanya memiliki hewan peliharaan liar, tapi Ksatria Penjaga hanya ayah saya yang punya." Nona Mizuno terlihat sangat bangga dengan keluarganya: "Ayahanda saya sebenarnya bertugas di Kuil Ibu Kota, tapi sekarang seharusnya sudah datang ke Weisisipang untuk membantu. Namun saya belum bertemu dengannya. Terhadap Yang Mulia dan Yang Mulia, serta Laboratorium Lagu Perang Feilengcui yang termasyhur, ayahanda saya sudah lama mengagumi. Jika bukan karena takut dianggap lancang, kami sudah lama mengunjungi. Nanti ketika saya bertemu ayah, pasti akan memintanya menemui Tuan."
"Dengan menghitung garis keturunan Hosea, Penguasa Semesta, dan garis Mizuno kalian, tiga warisan pendeta berbakat generasi sekarang Bimon seharusnya berkumpul. Bersama-sama mendiskusikan seni lagu perang tentu hal yang baik." Helen tersenyum mengangguk: "Jika para pendeta Mizuno berkenan mengunjungi Feilengcui, saya pasti akan membantu kalian menemukan kandidat Ksatria Penjaga seumur hidup di antara Pasukan Istana Musim Panas yang gagah berani."
Perkataan rubah kecil ini cukup transparan, terang-terangan ingin memanfaatkan kesempatan setelah wafatnya Pendeta Tertinggi Bulat dan Kuil yang kehilangan pemimpin, untuk menarik keluarga pendeta berbakat Mizuno masuk ke dalam jajaran Feilengcui.
Jika Pendeta Mizuno benar-benar memilih Pasukan Istana Musim Panas di Feilengcui sebagai prajurit penjaga seumur hidup, meskipun nanti mereka menolak bergabung dengan Feilengcui, para pengawal tidak mungkin meninggalkan Bukit Merah bersama mereka. Meski tidak mendapatkan imam, memiliki beberapa prajurit super dengan lingkaran cahaya penuh juga tidak merugikan.
Inilah kecerdikan khas Fox.
"Klan Mizuno telah berjasa bagi Kerajaan." Sang Raja tersenyum ambigu, beliau jelas menangkap maksud tersirat Helen. Dari sudut pandangnya, langkah ini justru yang terbaik.
Lagu Spiritual kuartet keempat yang diciptakan Tevis ini bahkan lebih bermakna daripada "Lagu Perang Halusinogen" karya Mi Shuai si pendeta berbakat generasi baru. Kemunculan peri bunga liar telah mengatasi kekurangan tradisional Imam Bemon yang selalu bergantung pada pengawal untuk perlindungan jarak dekat.
80% Imam Bemon saat ini tidak mampu membiayai banyak pengawal. Bukan karena daya panggil imam kurang, melainkan sumber daya keuangan dan material yang jauh tertinggal.
Semua kebutuhan pengawal mulai dari sandang-pangan hingga senjata dan perlengkapan harus disediakan imam. Ambil contoh minimal empat pengawal: Perlengkapan dua prajurit lapis baja saja membutuhkan setidaknya 400 pon baja berkualitas tinggi yang harganya setara perak. Ditambah perlengkapan seorang pencuri dan pemanah, belum termasuk konsumsi, hanya untuk peralatan saja empat pengawal bisa menghabiskan 300-400 koin emas imam!
“Meskipun Imam Bemon adalah bangsawan dengan tanah apanase dan wilayah kekuasaan, kemiskinan Kerajaan Bemon juga sudah terkenal. Para imam tanpa dukungan keluarga kaya atau klan besar biasanya tidak menerima terlalu banyak pengawal. Prajurit Behemoth memiliki perut raksasa yang tak pernah kenyang. Jika jumlah pengawal berlebihan, biaya makan mereka bisa membuat imam bangkrut.”
“Peliharaan liar berbeda. Jika hewan tempur ini dimasukkan ke lencana hibernasi, mereka hanya akan tidur. Tidak makan-minum selama 2-3 bulan sama sekali tidak masalah. Ditambah dengan 'Lagu Spiritual' bagian keempat yang bisa merekrut Ksatria Penjaga seumur hidup, dengan dua petarung jarak dekat kuat ini, Imam Bemon bahkan yang miskin sekalipun tidak perlu repot mencari pengawal untuk perlindungan diri.”
“Untuk pertempuran jarak jauh ada dua hewan peliharaan (tanaman dan hewan), untuk jarak dekat ada peliharaan liar. Imam Bemon kini memiliki harapan mencapai jumlah hewan peliharaan seperti Leksa di masa depan. Meskipun bahasa Benua Sutra sangat asing, dan mempopulerkan 'Lagu Spiritual' bagian keempat dengan cepat bukan hal mudah, tetapi Kerajaan Bemon sekarang bersekutu dengan Kekaisaran Tang Zang. Paling-paling kita minta Putri Kelima mengirim beberapa mentor khusus untuk mengajarkan bahasa sutra kepada para imam Bemon!”
“Aku tiba-tiba mendapat pikiran mengejutkan di kepalaku. Bagaimana jika suatu hari nanti semua imam kita bisa seperti Hosea...” Yang Mulia Sal tersenyum getir. “...Entah itu peliharaan magis, tanaman, atau liar, semuanya adalah peliharaan kembar. Betapa megahnya pemandangan itu nanti?”
“Yang Mulia, peliharaan tumbuhan kecil kemungkinan punya anak kembar kan?” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: “Lagipula binatang peliharaan pendeta kok dinilai dari jumlahnya? Kekuatan tempur tidak diukur seperti itu.”
“Hmm, aku tahu argumenmu masuk akal, tapi logika ini cuma berlaku untuk pendeta top sepertimu. Pendeta biasa jelas lebih diuntungkan dengan punya banyak peliharaan magis! Apalagi 'Lagu Perang Halusinasi' Mi Shuai bisa mengembangkan kekuatan saudara hewan, nanti pendeta kita bisa punya empat peliharaan. Membayangkan jumlahnya saja aku ingin menang...” Sang Raja merasa sedih dan pilu di hatinya perlahan sirna oleh bayangan kemakmuran ini: “Akhirnya kulihat sendiri harapan pertumbuhan dan kebangkitan Bimon!”
“Pertunjukan baru saja dimulai.” Liu Zhenhan juga turut bersukacita melihat kemunculan dua jenius Tevis dan Mi Gao di Kerajaan. Ia masih ingat dulu di Hutan Salib Selatan sempat merenung betapa cepat pergantian generasi muda berbakat manusia, sementara Bimon kekurangan penerus. Ternyata kekhawatirannya sia-sia, ras beradab mana yang tak punya regenerasi!
Meski kedua pendeta ini bukan dari pasukan Lao Liu, kegembiraannya tulus. Karena itu ia menolak usulan diam-diam dari Helen tadi – tak ingin memasukkan semua Pendeta tinggi Kuil yang tersisa ke dalam jajaran Istana Musim Panas Dewa Perang.
“Dengan adanya ikan lele, ikan sarden akan lebih bersemangat.” Liu Zhenhan menggunakan pepatah suku air Bimon untuk menjelaskan keinginannya mempertahankan "efek lele" yang penuh kompetisi dan motivasi. Baginya, mengingat sistem pendeta sekarang sudah terbagi menjadi empat bagian, mempertahankan persaingan antar kelompok seperti ini belum tentu hal buruk.
Makna tersirat dalam kalimat ini membuat Sang Raja Bimon hampir tak percaya dengan telinganya sendiri.
Sungguh mengejutkan mendengar perkataan seperti ini dari mulut Richard Zhenhan Liu - panglima perang, penguasa akademisi, dan taipan terbesar di negeri ini.
Tiga hari berpisah, pandangan harus diperbarui.
Setelah mengalami berbagai peristiwa khusus, pemikiran sempit dan kedaerahan ala raja gunung perlahan mulai menghilang dari benak Lao Liu. Selain pengaruh Sang Raja yang mengajarkan melalui teladan, hal ini juga karena peningkatan kualitas diri Liu sendiri.
Saat Pangeran Richard dan Pendeta Tertinggi Bulat - mantan lawan politiknya - gugur satu per satu di medan perang di hadapannya, Liu Zhenhan tiba-tiba menyadari betapa konyol dan kekanak-kanakan perseteruan dan kebencian yang pernah ditaburnya dulu.
Hidup sama sekali tidak boleh disia-siakan dalam permainan kebencian yang tidak berarti ini!
Dengan semakin mendekati puncak kekuasaan duniawi, ia semakin menyadari secara otomatis bahwa dirinya tak bisa lagi hanya memikirkan masa depan Feilengcui semata, melainkan harus memandang ke masa depan seluruh kerajaan.
Seandainya tidak mencapai posisi saat ini secara bertahap, Liu Zhenhan pasti menganggap mustahil dirinya bisa menguasai nasib seluruh rakyat. Namun kenyataannya kini, bagaimanapun ia menyangkal, kemakmuran Kerajaan Bimeng bahkan Benua Aigean secara keseluruhan telah terikat erat dengannya.
Tak ada manusia terlahir sebagai jenius pemimpin dunia. Sifat seorang raja bisa ditempa melalui pembelajaran dan perluasan wawasan bertahap. Liu Zhenhan sendiri mungkin tak menyadari, dalam kondisi yang matang, ia telah melangkah maju dengan wajar dalam perjalanannya.
Setelah menenangkan kesedihan para pendeta Kuil dan memakamkan jenazah Yang Mulia Paus, staf militer dari berbagai negara manusia yang bertugas sebagai tamu di Weicheng bergegas ke tembok selatan, menyampaikan permohonan tulus kepada Shaman Divine Comedy dan Raja Bimon.
Daya rusak peluru kendali berbentuk keranjang, kekuatan gempur khimera berat, efek anti-sihir pilar totem lagu perang, keajaiban pemulihan energi dari Aura Kekeringan dan Pil Emas Sutra, keunggulan mutlak pasukan udara, daya hancur menyeluruh Nyanyian Perang Kegilaan terhadap tumbal Bangsa Laut, serta jenis pasukan baru dan taktik tak lazim yang terus bermunculan yang ditunjukkan Bimon dalam Pertempuran Weisisipang—semua ini tidak hanya menaklukkan tubuh Pasukan gabungan "Hai-Mu", tetapi juga sepenuhnya menundukkan hati manusia.
Dalam Perang Darat-Laut tiga ribu tahun silam, Bimonlah yang pertama mengalahkan pasukan Bangsa Laut.
Kini dalam Perang Darat-Laut, Bimon tetap menjadi yang pertama mengalahkan pasukan Bangsa Laut.
Sejak perang dengan Bangsa Laut dimulai, pasukan manusia terus menderita kekalahan. Dalam situasi sulit ini, kemenangan gemilang Bimon bagai sinar yang menerangi langit. Para staf manusia sebenarnya tidak mempercayai takhayul "penakluk takdir" yang sangat abstrak. Alasan utama kekalahan telak pasukan laut yang secara kekuatan jelas unggul di Weisisipang sebenarnya terletak pada kondisi geografis unik Dataran Liar Donau—andai Padang Liar Kuno memiliki banyak batu dan pepohonan seperti jantung Aiqin, hasil pertempuran antara Bimon dan Pasukan gabungan "Hai-Mu" mungkin akan berbeda.
Namun perang tidak mengenal asumsi, menang tetaplah menang, kalah tetaplah kalah.
Kegagalan Bangsa Laut karena kurangnya alat pengepungan berat hanyalah faktor subjektif. Fakta objektifnya adalah pasukan Bimon benar-benar berhasil menaklukkan jenis pasukan Bangsa Laut.
Menggunakan tumbal dalam perang gesek untuk menguras sumber daya musuh selalu menjadi taktik andalan pasukan Bangsa Laut yang tak pernah gagal melumpuhkan lawan. Namun di hadapan Nyanyian Perang Kegilaan Imam Bemon, berapapun jumlah tumbal Bangsa Laut hanyalah tumpukan daging busuk yang berbaris menuju kematian. Lingkaran lagu perang dengan jangkauan ratusan meter persegi ini setiap kali menyelimuti akan menyebabkan ratusan kematian - rasio kerugian yang sungguh mengerikan!
Kelompok penyihir besar yang menjadi kebanggaan Bangsa Laut pun berubah menjadi penonton tak berdaya di hadapan pilar totem lagu perang Bemon. Tanpa penekanan dari "Dewa Perang" semacam ini, para penyihir dan hewan peliharaan magis Bemon hampir seperti membantai prajurit Bangsa Laut secara leluasa - betapa mengerikannya korban yang akan terjadi pada formasi pasukan padat yang berjejalan saat mengepung kota di bawah serangan magis, bahkan orang bodoh pun bisa membayangkan hasilnya!
Pasukan yang kehilangan perlindungan penyihir melawan pasukan lain yang penyihirnya bisa terus mengisi ulang tenaga magis - bukankah ini sama seperti perang antara domba dan singa?
Langit di atas pasukan Bangsa Laut telah menjadi koridor yang bisa dilewati kavaleri udara Bimon dengan leluasa. Setelah menyaksikan kekuatan bom udara, tidak ada kerajaan manusia yang tidak berharap memiliki angkatan udara seperti ini! Bahkan sekadar membayangkan kemampuan operasi amfibi khimera yang bisa terbang menghindar dan menyerang darat, manusia sampai mengeluarkan air liur sepanjang tiga ribu ren, mengira Bima Sakti jatuh dari langit kesembilan.
"Tetapi pasukan dan peralatan perang ini semuanya menguasai urat nadi paling vital Kerajaan Bemon. Tanpa dukungan pilar totem lagu perang, Pil Emas Sutra, serta metode modifikasi khimera dari Bemon, kerajaan-kerajaan manusia hanya bisa menonton dengan mulut menganga."
"Meskipun ada pasukan tentara bayaran Fajar Perak yang bisa membantu manusia memodifikasi khimera sistem air raksa, mereka hanya memiliki satu Siput Raksasa Air Raksa. Memenuhi kebutuhan Kekaisaran St. Francis saja sudah kewalahan, apalagi melayani kerajaan manusia lainnya."
"Karena permintaan manusia yang terlalu rumit, Liu Zhenhan memanggil Putri Kelima Tang Zang yang sedang sibuk menangkap kura-kura raksasa menggunakan Kotak Tulang, lalu berdiskusi dengan Raja Sal. Segera mereka merumuskan solusi."
"Para utusan negara, kalian telah memberikan dukungan berani untuk pembangunan pertahanan kota Bemon. Maka kami pun tak akan pelit memberikan bantuan militer yang pantas untuk sekutu. Setelah pertimbangan matang, sebagian besar permintaan kalian bisa kami penuhi." Raja Sal melontarkan janji manis diplomasi: "Mengenai penugasan imam Bemon ke dunia manusia untuk berperang, kami setuju! Tapi pemilihan medan pertempuran dan penilaian risiko jadi hak kami. Komando imam tak tunduk pada panglima manusia mana pun. Keputusan keberangkatan dan kepulangan sepenuhnya di tangan shaman kami!"
"Para perwakilan manusia tercengang. Menurut mereka, permintaan ini seharusnya yang paling mustahil disetujui Bemon."
"Alasan manusia menyebutkan sekilas tentang mengirim pendeta untuk membantu di medan perang manusia, pertama adalah sebagai strategi tawar-menawar. Kedua, karena Nyanyian Perang Kegilaan benar-benar mematikan bagi tumbal Bangsa Laut, ditambah para pendeta ini juga memiliki Aura Kekeringan yang bisa membantu penyihir mengisi ulang kekuatan magis. Ini adalah kemampuan yang sangat-sangat menguntungkan."
Liu Zhenhan dan Raja Sal tidak berpikir demikian. Bagi Bimon yang memiliki 13 ton kristal teleportasi, transfer dan evakuasi personel bisa dilakukan dalam hitungan menit. Jika bisa membantu pasukan manusia menghancurkan pasukan Bangsa Laut, itu akan ideal karena dengan demikian Bangsa Laut pasti akan mengirim tambahan pasukan ke sana. Dengan begitu, tekanan pada Bimon mungkin akan berkurang drastis - tentu saja, di mata Bangsa Laut, Dataran Carimodo yang subur jelas lebih bernilai strategis daripada Padang Rumput Donau yang gersang.
"Lalu... berapa biaya yang harus kami bayar untuk mempekerjakan kalian?" Staf manusia dengan cepat menghitung dalam hati: tarif standar mempekerjakan seorang penyihir saat ini mulai dari seribu keping emas tanpa batas atas. Apakah imam Bemon juga akan mengikuti tarif ini?
"Kami tidak akan memungut biaya apapun!" Perkataan Lao Liu membuat semua manusia terharu - benar-benar sesuai reputasi Bemon sebagai ras paling jujur sekaligus paling bego di Benua Aigean!
"Mengenai pilar totem lagu perang..." Raja Sal melanjutkan pidatonya: "Kami akan memberikan seratus pilar secara cuma-cuma ke setiap negara manusia!"
“Sebuah negara cuma punya seratus batang pilar totem lagu perang? Ini terlalu sedikit!” Staf manusia beramai-ramai memprotes kekikiran Raja Sal. Malam ini saja di satu benteng, mereka sudah melihat ribuan pilar totem lagu perang.
“Berisik apa!” Liu Zhenhan berperan sebagai si galak: “Kalian manusia punya 20-an negara, kalau tiap negara seratus pilar totem lagu perang, totalnya berapa? Apa pilar totem lagu perang Kerajaan Bimeng ini sayur kol? Pikir kalian 'Divine Comedy Cahaya Dewa Perang' bisa dipakai sembarangan?”
“Yang Mulia, seratus batang benar-benar kurang! Untuk jaga satu kota saja sudah kewalahan, tolong tambahkan lagi!” Staf manusia yang jujur mulai mengeluh.
“Selain seratus gratis ini, bisakah kami membeli pilar totem lagu perang tambahan dari Kerajaan Bimeng?” Staf yang lihai segera mengingat kekuatan uang, mengingat miskinnya warisan keluarga Bimeng: “Kami bisa bayar dengan bahan pangan... atau persenjataan!”
“Ini...” Melihat Raja Bimon mulai termenung, para staf manusia bagai tersadar, berebutan menawarkan pembelian.
"50.000 koin perak atau perak dengan jumlah setara untuk satu pilar totem lagu perang. Jika persediaan perak tidak mencukupi, saya akan pertimbangkan menerima koin emas. Harga ini sangat wajar, jangan ada yang menawar lagi! Persediaan pilar totem lagu perang di Weisisipang hanya segini. Setiap pilar yang terjual akan mengurangi stok kami!" Liu Zhenhan segera menyebutkan harga. Sejak awal dia sudah berencana menukar pilar totem lagu perang dengan perak untuk memproduksi Heisuoyin. Dengan harga 5.000 koin emas per pilar, terlihat jelas bahwa nurani Lao Liu belum dimakan anjing.
"Mengenai modifikasi khimera, kami juga akan memberikan secara cuma-cuma. Tapi kemampuan kami terbatas, jadi jadwal dan progres harus diatur oleh kami secara menyeluruh." Raja Sal sama sekali mengabaikan tawar-menawar berisik para manusia ini, "Saya tahu pasukan berbagai negara menggunakan Landak Batu sebagai hewan logistik. Bisakah kalian memberikan 1 dari setiap 5 khimera Landak Batu yang dimodifikasi untuk mendukung pertahanan negara kami? Untuk khimera lain, kami ambil 1 dari setiap 2 monster bertipe zirah yang dimodifikasi! Jangan memandangi saya seperti itu. Sejujurnya, ketika para Imam Bemon datang ke dunia manusia untuk membantu perang, khimera-khimera ini tetap akan digunakan di medan perang kalian untuk melawan agresor!"
“Kalau begitu lebih baik kalian langsung meminta biaya modifikasi!” Staf manusia berpikir, ini bukan lagi Bimon yang terkenal berkepepala batu, terlalu licik! Mulut bilang gratis, tapi nyatanya mengeruk keuntungan besar-besaran.
“Baik. Biaya modifikasi 500.000 koin emas per ekor khimera Landak, dan 100.000 koin emas untuk armor zirah monster lainnya.” Lao Liu tiba-tiba mengajukan harga selangit ala Sungai Rhein, membuat para staf manusia terpaku.
“Para duta negara. Mengenai kebutuhan pil ajaib Benua Sutra, dengan ini saya perkenalkan secara resmi Pangeran 'Penakluk Awal Bulan' dari Kekaisaran Tang Zang di Daratan Timur! Wilayah kekaisaran ini mencakup seluruh benua – negara adidaya yang hampir tak terbayangkan bagi kami!” Raja Sal memperkenalkan Pangeran Kelima yang penuh wibawa kepada para staf negara-negara manusia: “Dengan wilayah seluas benua yang makmur, negara persahabatan di Timur ini pasti mampu memenuhi kebutuhan kita!”
“Sebagai saudara sebangsa di dimensi yang sama, Tang Zang pasti akan mendukung Benua Aigean melawan agresi bangsa asing!” Pangeran Kelima berbicara lebih manis dari nyanyian, tapi dalam hati tertawa: Haha! Akhirnya kutemukan peluang mengeruk keuntungan dari perang.
“Pil Emas penambah energi di Tang Zang juga termasuk barang mewah, jadi harganya pasti mahal. Berdasarkan kesepakatan saya dengan Putri Kelima, dia akan menyediakannya ke berbagai negara dengan harga modal.” Liu Zhenhan bertingkah seolah penyelamat. Dengan kecerdasan manusia, tentu meremehkan gaya seperti ini. Semua tahu pasti taktik memotong harga dari luar negeri ini takkan ringan.
“500 koin emas per buah Pil Emas energi penuh, 250 koin untuk Pil setengah energi atau 180 koin untuk Pil 30% energi. Barang senilai juga bisa ditukar! Ini harga terendah yang bisa kuberikan!” Putri Kelima dengan serius mengayunkan 'bambu pemotong harga', menggandakan harga asli Pil Emas Sutra lima kali lipat. Inilah yang disebut keuntungan perang!
Liu Zhenhan dan Raja Sal meninggalkan manusia serta Putri Kelima yang masih tawar-menawar, membawa Helen dan beberapa pendeta Kuil menuju bawah benteng untuk santap malam. Setelah berperang setengah hari, sudah saatnya mengendurkan pikiran lelah.
“Di tempatku masih banyak bahan obat dari Negeri Sutra yang bisa dibuat jadi Pil penambah energi kualitas tinggi. Nanti juga akan kujual untuk dapat uang.” Liu Zhenhan tertawa riang. “Mereka manusia pasti kaya. Kalau tidak menghisap uang mereka sekarang, tak akan ada kesempatan lagi.”
“Sebenarnya para pendeta kita seharusnya memungut biaya sewa, tidak mungkin hanya diberi makan saja untuk mempertaruhkan nyawa bagi mereka?” Helen, berdasarkan kebiasaan Fox, merasa tidak setuju dengan kemurahan hati Raja dan Richard. Dia sangat memahami manusia - makhluk yang selalu ingin menuntut lebih, tidak tahu berterima kasih dan membalas budi. Semakin baik kamu memperlakukan mereka, mereka justru akan menganggapnya sebagai hal yang wajar.
“Bukankah manusia dan bangsa laut hanya bertempur di satu tempat saja? Nanti para pendeta kita hanya bisa pergi ke satu medan perang setiap kali. Negara ini ingin kita datang, negara itu juga minta bantuan kita, lalu bagaimana?” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: “Tentu saja lihat siapa yang bayar lebih banyak!”
“Tidak bisa hanya melihat uang. Membantu manusia sebenarnya juga membantu diri kita sendiri. Pasukan manusia lebih banyak dari kita, prestasi mereka melawan bangsa laut pasti akan lebih besar!” Raja Sal tidak setuju dengan sikap Lao Liu yang terlalu terbuka mengincar uang: “Untuk pertempuran besar yang menyangkut strategi, kita harus membantu jika bisa!”
Liu Zhenhan merangkul dada raja, menaikkan kepalanya sedikit, menyipitkan mata menatap titik hitam yang turun dengan cepat dari langit.
Gajah perak dengan taring panjang bersegi empat, gajah perang emas berhias kalung bunga dan batu pirus - tentu saja itu Rundstedt.
“Untuk apa dia datang? Membantu kita?” Yang Mulia Sal tersenyum sinis: “Menurutku lebih baik urungkan niat itu!”
“Rundstedt sekarang sama sekali tidak punya dukungan dan akar kekuatan, selain menjadi angin surut yang plin-plan, dia tak punya pilihan lain.” Liu Zhenhan cukup memahami kesulitan sang kakak ipar: “Tunggu dia turun dulu. Jika dia benar mau jadi pedang pembantaian untuk menyenangkan kita, tak ada salahnya menerimanya. Masalah lama akan kita selesaikan nanti.”
Sang Raja mengangguk, jika orang ini benar bersedia membantu Bimon memburu Pasukan gabungan "Hai-Mu", tentu akan menjadi pisau tajam yang berguna.
“Rundstedt, kau pasti sudah lama berangin dingin di ketinggian ya?” Begitu gajah perak mendarat, Lao Liu langsung mendekat dan menggenggam tangan Meishuai dengan hangat: “Ayo, mari minum anggur penghangat badan bersamaku.”
“Tak perlu. Aku datang hanya untuk berdiskusi satu hal, bisa berbicara empat mata?” Ada jejak merah samar cap telapak tangan di pipi Rundstedt. Ini akibat tamparan yang diterimanya saat bernegosiasi syarat terakhir dengan Garbo, membuat Ratu Lich marah.
Garbo yang ahli sihir tapi tak mahir bertarung, secara teori mustahil bisa mengenai Rundstedt yang jago ilmu bela diri dengan serangan fisik. Alasan dia tak menghindar, karena tak ingin lagi berurusan dengan Ratu Lich ini.
Rundstedt akhirnya memahami melalui satu tamparan ini betapa besar kemarahan yang terpendam dalam hati Ratu Jiabao - hanya karena ingin bernegosiasi dengan Richard tentang sebuah syarat, jika tidak cocok akan membantunya, jika cocok tidak mau bantu, di mana letak kesalahannya? Mengapa ada 50% kemungkinan tidak membantu harus diganjar tamparan?
Perempuan ini sudah kehilangan akal oleh api cemburu. Kemarahan tak beralasan terhadap orang lain adalah Pertanda ledakan yang akan segera terjadi! Tapi Rundstedt tidak berniat memberitahu Richard tentang hal ini, bisa membuat iparnya menangis beberapa hari adalah hal yang sangat diharapkannya.
"Bahas apa?" Senyum palsu Liu Zhenhan langsung menghilang: "Apa kau mau membantu kami memusnahkan Pasukan gabungan 'Hai-Mu'?"
"Meminjam satu langkah untuk bicara. Ini penting." Rundstedt bersikeras pada perkataannya. Helen yang baru memanggilnya "kakak sepupu" langsung dihentikannya: "Mulai sekarang jangan panggil aku kakak sepupu, karena aku tak mau mempermalukanmu, adikku."
Liu Zhenhan dan Sang Raja saling bertukar pandangan. Raja Sal mengangguk, memberi isyarat agar Lao Liu melakukan pertemuan privat dengan Rundstedt. Ekspresi serius pada wajah keturunan campur Fox ini tidak terlihat seperti kepura-puraan.
“Katakanlah. Sebenarnya apa masalahnya?” Liu Zhenhan dan Rundstedt berjalan menuju pohon beringin tua berkanopi lebar, jalan-jalan di kedua sisi telah menerapkan jam malam dan penggelapan cahaya. Area seluas lima ratus yard di sekitar mereka sepi tak berpenghuni, sangat cocok untuk percakapan rahasia.
“Mulai malam ini, saya akan memimpin Naga Hitam Neraka Lusern dan seluruh manusia elang-banteng untuk membantu kalian Bimon memburu prajurit Pasukan Gabungan Hai-Mu!” Perkataan Rundstedt membuat Lao Liu menyeringai. Masalah segini saja dibuat misterius.
“Sekarang Lusern sudah di bawah kendalimu? Kau punya wewenang untuk itu?” Liu Zhenhan tidak langsung menerima maupun menolak, malah balik mengajukan pertanyaan ke Rundstedt.
“Saya sudah meyakinkan seluruh elit Elf Jatuh. Ini adalah sinyal persahabatan Lusern kepada kalian Bimon. Saya juga bisa jamin, dalam semua pertempuran melawan invasi selanjutnya seperti Pertempuran Shabak, Lusern akan mengirim pasukan untuk membantu!” Sorot mata Rundstedt berkilat, suaranya tegas bagai batuan keras.
“Mana mungkin ada keuntungan gratis begini? Apa yang kau dapat dari semua ini?” Lao Liu mulai tertarik dengan proposal Rundstedt. Kota Lusern setidaknya masih bisa mengerahkan 200.000 Angkatan Udara Sapi Elang. Menggunakan mereka untuk memburu infanteri Hai-Mu pasti sangat membantu.
Tapi dia sangat paham si bajingan ini jelas bukan tipe yang suka meniru Lei Feng. Pasti bukan sekadar untuk memperbaiki hubungan dengan Bimon dia mau mengerahkan Lusern dalam perang besar-besaran.
Konspirasi! Pasti ada konspirasi dari orang ini!
“Dalam Pasukan Ekspedisi Mouran, tidak semua adalah orang Mouran. Banyak dari mereka berasal dari prajurit negeri-negeri gurun lain yang telah dicaplok Kekaisaran Mugalan, sehingga bergabung dengan militer Mouran.” Rundstedt berbicara satu per satu kata: "Permintaan saya sederhana. Semua orang Mouran atau keturunan campur berdarah Mouran yang memiliki darah beku di pupil matanya, akan saya bantai habis untukmu. Tapi untuk prajurit gurun lainnya, saya minta 50.000 orang untuk saya bawa kembali ke Lusern! Saya akan merebut kekuasaan di struktur kepemimpinan menggunakan mereka!"
"Jika saya setuju, apakah kau akan membantu kami berperang di kemudian hari? Bagaimana jika saya tidak setuju?" Liu Zhenhan membalas bertanya: "Apa yang akan kau lakukan jika saya menolak?"
"Tidak setuju ya udah bablas!"
"Kau benar-benar licik. Setiap kali mengajukan syarat yang sulit kutolak untuk menjeratku. Mengapa pasukan iblis dari Hutan Salib Selatan bisa datang begitu tepat waktu sebelumnya? Apa kau yang memberi tahu mereka? Sekarang setelah kupikir-pikir, sepertinya hampir saja aku terjebak perangkap yang kau siapkan!" Liu Zhenhan tersenyum sinis, lalu berkata tegas pada Rundstedt: "Sayang sekali, kali ini aku sama sekali tidak akan menerima syaratmu. Suruh Naga Hitammu dan manusia elang-bantengmu makan angin barat laut saja!"
"Tidakkah kau takut aku malah membantu Bangsa Laut menyerang kalian?"
"Kalau tidak takut mati, silahkan coba."
“Aku tahu kau belum mengerahkan semua upaya, aku yakin kau masih menyimpan senjata pamungkas! Jika menghitung jumlah panah ledakan Durex-mu berdasarkan perburuan monster-monstermu, tanpa perlu kalkulasi pun aku bisa memperkirakan angkanya!” Rundstedt tertawa: “Selama ini, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui-mu tak pernah menggunakan panah ledakan sihir ini secara berlebihan! Sungguh mengerikan, persediaan 7-8 ribu panah sihir masih bisa ditahan! Aku tahu betul asalmu dari marmut Amerika, pasti bukan hanya persediaan strategis ini yang kau timbun. Aku tak akan membiarkanmu melampiaskan amarah padaku, apalagi jadi target sial ancamanmu!”
“Kalau sudah tahu lebih baik.”
“Kita sepakat begitu. Mulai malam ini, aku akan bawa orang membantu perburuan bersama. Harap kau beri tahu semua pihak agar tak terjadi kesalahpahaman atau konflik.”
“Kenapa harga diri-mu setebal ini?” Liu Zhenhan bingung: “Bukankah sudah kutolak?”
“Kau tak akan menolakku. Kali ini, aku tak memasang jebakan atau konspirasi. Hanya perlu 50 ribu prajurit gurun itu. Kau tahu reputasiku di gurun, daya panggilku pasti bisa mengendalikan para gelandangan tak berdaya ini!” Rundstedt tersenyum percaya diri: “Andai bukan karena satu-satunya dermaga Sungai Sanggan yang cocok adalah milikmu, aku tak akan datang memohon.”
“Jadi kau tahu Feilengcui mengontrol dermaga Sungai Sanggan?” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: “Kalau berani, suruh saja 50 ribu orang gurunmu berenang menyeberang! Toh jaraknya tak terlalu jauh!”
“Kau bilang tak akan menolak!”
“Aku akan!”
“Kamu tidak akan!”
“Anak baik jangan marah, saya dengan resmi memberitahumu, saya sudah menolak permintaanmu!”
“Di dalam hatimu...” Rundstedt menatap tajam mata Lao Liu: “...apakah sejak lama sudah menganggap Bangsa Iblis sebagai sepotong daging gemuk yang bisa kamu sembelih semaumu?”
Liu Zhenhan menyempitkan matanya, kilatan cahaya samar terpancar dari pupilnya, menatap lurus ke Rundstedt.
“Tidak perlu saya lanjutkan lagi?” Rundstedt menunjuk kepalanya: “Saya juga memikirkan semalaman baru mengerti, kamu yang mengalami langsung, dengan kecerdikanmu, pasti bisa memikirkan Trik licik ini! Jangan tatap saya dengan pandangan membunuh, saya berani datang berarti tidak takut kamu lenyapkan! Asalkan beri saya kesempatan untuk membangun diri, saya akan bantu membujuk Bangsa Iblis, di musim semi tahun depan sebelum Yue Bisu kembali, untuk menyerang Aiqin dan mengisi perangkapmu!”
“Dengan pasukan sendiri, saya akan pergi dari Danube tepat waktu. Setelah Bangsa Laut lewat, tidak sulit menemukan area tak berpenghuni di Karimdo untuk menetap, saya punya kepercayaan diri ini!” Rundstedt mengulurkan tangan: “Tapi sebelumnya, mari kita berdua bekerja sama memberi pelajaran pada Bangsa Laut!”
“Deal.” Liu Zhenhan menggenggam tangan Rundstedt erat-erat, hingga tulangnya berbunyi braak-braak tak henti.
Bab 650 Perjanjian
Kabut putih tipis mengepul dari Sungai Gibraltar, malam di dunia bawah tanah semakin larut.
Menara Bela Diri yang menjulang berjejer di dalam dan luar Lembah Tifon, lentera-lenteranya menyala berkilauan bagai siang hari. Hiruk-pikuk suara membuat burung emas berkaki tiga yang bertengger di matahari bawah tanah terus-menerus terkejut kabur, menghamburkan rangkaian lingkaran kuning keemasan yang bergerak-gerak.
Di luar lembah, terdapat sebuah lapisan aspal seluas bandara dengan puluhan formasi teleportasi magis yang berkilau seperti kristal berjajar rapi; Pilar cahaya transmisi keperakan bergema silih berganti menyembur ke atas, satu per satu prajurit Bimon melesat keluar dari formasi sihir, melepaskan rampasan perang yang bertumpuk setinggi bukit dari cincin ruang tujuh lapis emas.
"Cepet-cepet!" Sekitar dua puluh pria Fox membawa pena bulu angsa dan buku catatan, sebagian bertugas menyebut nama dan mencatat, sebagian lagi memverifikasi dan memasukkan ke gudang, dengan tertib mengarahkan tenaga kerja kasar dari suku-suku bawahan untuk mengklasifikasikan dan menumpuk logistik ini, sebelum memindahkannya ke gudang persediaan strategis di sumur tangga bawah tanah yang telah dimodifikasi.
Kapten Rossi dari Pasukan Tentara Bayaran Macan mengelus-elus bulu burung emas berkaki tiga di pangkuannya, berputar-putar di sekitar tumpukan rampasan perang sambil memilih pisau melengkung Damaskus berhiaskan emas dan giok. Dengan ujung kakinya yang lincah, ia mengaitkan golok itu ke tangannya lalu memiringkan kepala ke arah sang istri elf di sampingnya: "Mia, carikan target untuk uji coba pedangku."
Mia Hamm merobek sepotong lengan baju linen, membalikkan pergelangan tangannya yang putih berkilau, lalu melemparkannya ke udara dengan gerakan santai.
Rossi memegang pisau dengan satu tangan, mengarahkan mata pisau berkilauan yang tegak lurus ke langit. Matanya menatap tajam lengan baju linen yang jatuh dari udara seperti kupu-kupu. Bagai aliran sungai bertemu karang tajam, kain linen yang menyentuh pisau itu terbelah sempurna menjadi dua bagian, jatuh perlahan ke tanah.
"Ini benar-benar pedang pusaka!" Mia Hamm merebut pedang perang Mulan dari tangan suaminya dengan riang. Berat pedang itu membuatnya condong ke depan, hampir terjatuh.
Ratusan penduduk asli bertato kapur dengan bulu burung di rambut berhenti mengangkut barang. Mereka terpana memandang pisau melengkung berbenang emas itu. Seorang pemberani berani mendekat, menguji dengan tombak kayu berpucuk batu api yang mengetuk pisau Mulan tertancap di aspal.
Bagai tebu segar yang renyah, tombak batu api itu patah dua saat bersentuhan dengan mata pisau pembelah besi. Para penduduk asli itu bersujud seperti orang gila, berseru dalam bahasa suku: "Shixili... shixili..."
Kapten Rossi tertawa terbahak-bahak.
Sejak bayang-bayang kobaran perang menyelimuti Aiqin, sebagian besar rakyat Feilengcui telah dievakuasi secara bertahap ke Benua Chesang dan dunia bawah tanah sesuai Rencana. Sebagai pasukan garis kedua yang bertugas menjaga ketertiban di garis belakang, mereka telah menaklukkan satu suku asli Red Indian dan dua suku manusia jamur di Benua Chesang dan dunia bawah tanah untuk membantu pengembangan sumber daya lokal. Benua Chesang memiliki padang rumput yang luas dan subur, di mana suku asli Red Indian ahli dalam menanam tembakau berkualitas tinggi dan tongkol milet. Sementara itu, suku manusia jamur di dunia bawah tanah merupakan ahli terampil dalam budidaya jamur pohon dan fungi. Jika ditambah dengan bahan pangan lumut dari Manusia Gua Batu Rahang, meski tanah kaya logam di Dataran Liar Donau tidak bisa ditanami, Feilengcui tidak akan mengalami kekurangan bahan pangan.
Perang bergantung pada kekuatan logistik warisan, siapa sangka Feilengcui yang kecil diam-diam menyimpan kekuatan sebesar ini? Seperti pepatah "berlindung di bawah pohon besar", Pasukan Tentara Bayaran Macan kini bukan lagi kelompok bayaran tak dikenal. Selain pasukan pemanah Elf Hutan sebagai tulang punggung, mereka kini memiliki tiga kartu as: Infanteri Sabit Raksasa Berbobot Berat, Kavaleri Berat Kuda Nightmare, Pemanah Musk, dan Druid Bajakan, serta merekrut ratusan putri duyung Kou Tao sebagai penyihir pendukung. Perkembangan kekuatan pasukan bayaran ini hampir mencapai puncaknya.
"Rossi, kembalikan pisau melengkung Mulan itu ke tempatnya." Nyonya bos Ning Yu memainkan sempoa dengan suara kreek-kreek, tanpa mengangkat kepala: "Kalau mau, nanti buatkan laporan permohonan!"
Enam bendahara Fox yang berkeringat memegang tongkat bambu, jemari mereka menari cepat mencatat data barang tambahan. Diam-diam mereka berlomba kecepatan menghitung dengan Nyonya bos Ning Yu, ingin membuktikan apakah perhitungan bambu Fox lebih unggul atau sempoa yang diajarkan bos lebih hebat.
“Nyonya bos……Lihatlah……Alangkah indahnya mutiara ini!” Ogre Karu menggenggam Mutiara Malam yang berkilauan, berlari tergopoh-gopoh sambil melontarkan celetukan konyol kepada Ning Yu: "Hanya kecantikanmu yang layak menyandingi mutiara secantik ini!"
“Ini perlengkapan penerangan malam tentara reguler Bangsa Laut. Meriam cahaya kita justru membutuhkan Mutiara Malam berkualitas ini sebagai pengganti Batu Bulan. Kembalikan segera ke tempat asalmu mengambilnya! Kalau berani mengulangi, tanganmu akan kupotong!” Ai Wei'er yang duduk tegak di samping mengangkat pandangan seramnya ke arah Karu, bukan saja membuat budak kawakan ini gemetar ketakutan, bahkan Kapten Rossi pun sampai melemparkan pisau melengkungnya dan bersembunyi di kerumunan orang.
Suasana hati Ai Wei'er malam ini sangat buruk. Entah perang antara Bangsa Laut dengan Bimon siapa yang menang, yang pasti dirinya dan Fegao selalu menjadi pihak paling dirugikan.
“Nyonya bos, benda apa ini?” Seorang bendahara Fox memegang kerang yang terbuka, bertanya penuh kebingungan kepada Ai Wei'er: "Perlukah kita meningkatkan tingkat pengamanannya?"
Di dalam kerang tersebut terhampar Mutiara Hitam yang terendam air laut biru safir, mengeluarkan aroma obat herbal pekat yang langsung buyar saat disentuh jari. Di belakang bendahara Fox, terdapat gunung palsu raksasa yang tersusun dari ribuan kerang serupa.
“Ini namanya 'Pil Pemberani', termasuk logistik militer dengan enkripsi level satu di pasukan reguler Bangsa Laut kami. Simpan baik-baik, jangan buang air laut di dalam cangkang kerang. Pil rumput laut jenis ini harus direndam air laut agar awet.” Prajurit Paus Fegao yang tahu pertanyaan ini menyakiti hati Putri, segera memberikan jawaban. Tapi kemudian ia sendiri menggelengkan kepala dengan putus asa: "Bahkan 'Pil Pemberani' saja sampai hilang... Pasukan gabungan Hai-Mu yang berjumlah lebih dari satu juta ekor ini kalah terlalu cepat ya..."
“Pil Pemberani semacam ini ternyata jadi perlengkapan garis depan? Sespenting itu?” Kapten Rossi mendekat penasaran, mengambil sebuah pil yang mirip mutiara hitam: "Sebenarnya ini untuk apa?"
“Pil Pemberani tentu untuk pasukan berani mati. Setelah memakannya, efeknya mirip dengan sihir haus darah yang dianugerahkan. Bisa membuat pengecut jadi pemberani, tak takut pedang atau panah. Dan tidak ada efek samping.” Fegao melirik Putri Avril, tersenyum getir sambil mengangkat bahunya yang selebar bukit ke arah kapten tentara bayaran: "Sebenarnya pil ini dulunya adalah pinang laut yang sering dikunyah prajurit Bangsa Laut saat Perang Darat-Laut dulu. Pentingnya setara dengan 'Nyanyian Perang Kegilaan' Behemoth. Jika pil ini bisa diproduksi massal oleh musuh, sudah pasti pasukan Bangsa Laut akan kalah telak."
“Dari buku sejarah yang pernah kubaca, dalam semua pertempuran pasukan besar melebihi satu juta orang di Benua Aigean, sangat jarang ada yang bisa menentukan pemenang dalam waktu setengah bulan.” Tuan Jabbar, kepala pelayan penguin, menyeka debu yang sebenarnya tidak ada pada jas ekor burungnya, mengangkat ekor dengan angkuh, merapikan dasi Windsor di lehernya, dengan kesombongan dan kepercayaan diri yang terpancar: "Tapi di hadapan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui kami yang gagah, hal yang mustahil sekalipun akan menjadi mungkin..."
"Tuan kepala rumah tangga, tolong pilihkan rangkaian mutiara dan batu permata terbaik untuk dikirim ke Feilengcui. Serahkan pada Big S dan Little S." Ning Yu mengangkat kepala memotong ucapan kepala pelayan penguin itu: "Katakan ini titipan tuan tanah."
"Dengan senang hati, Nyonya." Penguin tua itu tak tahu ucapannya telah menyakiti hati nyonya lain, dengan sopan membungkuk dan undur diri.
"Entah bagaimana dengan Ximili'an dan..." Air mata Xiao Ai menetes deras, mengeras menjadi mutiara-mutiara kecil yang berdesakan jatuh menghujam aspal.
"Bagi prajurit bangsa laut, mati di tangan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui adalah akhir yang terhormat, karena mereka gugur oleh pahlawan bukan penjahat." Fegao yang pernah menjabat sebagai Komandan Pengawal Dalam Istana Kerajaan Laut Xiya ini sudah siap mental akan kekejaman perang. Ia paham sang bos takkan pernah menahan kekuatan pada pasukan Bangsa Laut hanya karena hubungan dengan Putri.
Dengan kata lain, Pangeran Ximili'an mungkin sudah gugur dalam tugas.
Prajurit Paus diam-diam memalingkan muka, berusaha keras agar air mata yang deras seperti air terjun tak terlihat oleh orang lain.
"Louis. Apakah kau lupa larangan berbicara?" Ning Yu yang sedang menghitung di samping mengangkat kepala dingin menatap Fegao yang menangis, lalu menyapu pandangannya ke kerumunan yang sunyi senyap: "Ingat baik-baik! Mulai sekarang, siapa pun dilarang membicarakan topik perang antara Bimon dan Bangsa Laut!"
Air mata Ai Wei'er mengalir deras. Dia sangat mengerti bahwa larangan bicara dari Ning Yu sepenuhnya untuk melindungi perasaannya. Tapi berapa lama lagi dia bisa menipu diri sendiri seperti ini?
※※※
Ratu Jiabao menyelinap masuk ke pinggiran Bukit Merah. Di sini tumbuh subur Bambu Perut Buddha dan Pisang Suoluo, lokasi persembunyian paling tersembunyi di sekitar Feilengcui.
Sorot mata indah Yang Mulia Ratu menampakkan dua nyala api yang membara, menatap tajam kota megah yang dihias kristal penerang dan bunga wisteria merah-jambu ini. Hatinya lebih sesak daripada selokan yang belum dibersihkan seratus tahun, seolah ada raksasa sedang mengaduk-aduknya dengan sendok, hingga jiwa pun gemetar dalam kesakitan.
Richard si pengkhianat tak hanya memperdayanya habis-habisan, tapi juga mempermainkan seluruh dunia iblis dari atas ke bawah seperti idiot!
Penghinaan, ketidakpuasan, kemarahan, dendam membuat Ratu Lich ini tanpa sadar mencabuti hamparan rumput liar di sekitarnya hingga botak.
Namun di tengah gejolak perasaannya, Jiabao tidak melupakan misinya. Baru beberapa saat menyusup masuk, dia telah mendeteksi 15 jenis gelombang deteksi sihir arkan yang berbeda menyapu tubuhnya. Raja Lich mungkin juga memiliki 15 jenis peralatan deteksi elemen berbeda di istananya, namun mustahil melakukan pemindaian bergantian tanpa celah di area seluas istana. Feilengcui berbeda - benteng tanah merah vertikal ini memiliki struktur tiga dimensi yang sangat efisien ruang. Dengan sistem pengawasan real-time melalui menara pengawas dan deteksi elemen, ditambah dua Feilaifeng yang melayang di udara, sistem pertahanan Feilengcui jauh melebihi imajinasi Ratu Jiabao.
Meski kemampuan siluman Raja Lich dunia iblis jauh lebih tersembunyi dibanding kebanyakan makhluk mayat hidup tingkat super, tetap mustahil menyusup diam-diam ke dalam Bukit Merah di bawah pemindaian bergantian berbagai peralatan deteksi elemen ini. Kecuali...
Kecuali tidak menggunakan siluman, tapi masuk dengan congkaknya!
Baru saja ide ini muncul, bahkan sebelum Ratu Jiabao sempat mengenakan "Topeng Rakshasa" di wajahnya, gonggongan anjing penjaga dan derap langkah kacau bala tentara sudah dengan cepat menyergap lokasi persembunyian sang ratu.
Benteng dan menara di Taman Udara Babilonia memancarkan pilar-pilar cahaya terang, menerangi hutan bambu tempat Jiabao bersembunyi hingga putih menyilaukan. Pasukan-pasukan penjaga landak menggiring Anjing Penjaga Neapolitan sambil membawa busur silang berantai hias bunga pir, tongkat kristal penerang mereka menyapu-nyapu hutan bambu sambil berteriak tak karuan. Beberapa ekor burung puyuh gemuk yang bersembunyi "Blarrggh!" melesat ke langit malam, langsung ditembaki hingga berlubang seperti saringan.
Dalam kondisi menyamar, Ratu Jiabao perlahan melayang ke angkasa dan melesat menjauh. Tiba-tiba ia sadar bahwa "Topeng Rakshasa"-nya sama sekali tak berguna di kota ini. Meski berhasil menutupi gelombang elemen tubuhnya secara sempurna, aroma alami tubuh wanita tetaplah tak bisa mengelabui indra penciuman tajam anjing penjaga.
Jiabao menghentakkan kakinya di udara dengan geram. Pada jarak sejauh ini, kekuatan sihir arkan miliknya sebagai Raja Lich sudah cukup untuk melancarkan serangan elemen penghancur. Tapi Bukit Merah bagaikan binatang purba yang senyap, selain para penjaga yang siaga berpatroli, sama sekali tak terlihat sosok lain.
Greta Garbo menahan napas, erat menggenggam gulungan tulang di tangannya. Dia menunggu, menanti kemunculan para penggoda itu.
Sayangnya, meski anjing penjaga terus menggonggong, nyonya-nyonya bos Feilengcui tetap tak tampak batang hidung.
Saat Greta mulai kehilangan kesabaran bahkan hendak melampiaskan amarah pada tentara udang dan kepah, dua gadis kembar cantik memasuki pandangannya.
Big S dan Little S yang berseri bagai bunga membawa cangkang kerang besar berisi permata dan mutiara, ditemani empat lima pelayan elf, turun perlahan dari anak tangga jalur setapak Bukit Merah sambil berdiskusi tentang pakaian dan perhiasan baru.
Seperti semua gadis pecinta kecantikan, kedua pelayan darah ini pun tidak memiliki kekebalan terhadap kemilau perhiasan mewah.
Rampasan terbesar Feilengcui malam ini di Weisisipang adalah harta karun laut bernilai tinggi. Permata warna-warni dan mutiara jernih yang langka di darat, justru biasa di dunia lautan. Ning Yu yang sedang menghitung rampasan perang di benua bawah tanah, tak lupa memperhatikan kedua adik diam dan pendiam ini.
Big S dan Little S meskipun dalam hati sangat membenci Liu Zhenhan - inang yang memberikan kehidupan nyata kepada mereka, namun terhadap orang-orang Feilengcui lainnya, mereka sama sekali tidak punya rasa antipati. Alasan utamanya adalah nyonya bos Ning Yu yang telaten telah membantu Lao Liu membersihkan kekacauan.
Kekuatan yang disebut-sebut itu relatif. Selama masih makhluk berdarah-daging dengan emosi dan nafsu, sekuat apapun pasti punya segudang masalah. Big S dan Little S hanyalah contoh kecil dalam kawanan semut kecil yang tak terhitung.
Air mata mengering paling cepat, yang paling mudah tumpul adalah bermata sudut.
Dua elemental tidak menyadari ada Ratu Lich yang sedang mengintip Feilengcui dari langit jauh. Perhatian mereka sepenuhnya tertuju pada mutiara dan batu permata mewah di tangan. Saat ini, bahkan sekelompok kecoak pun takkan bisa mengalihkan pandangan mereka.
Ratu Jiabao yang awalnya memegang gulungan tulang siap menghancurkan bunga dengan tangan kasar, justru dibuat berkeringat dingin ketakutan.
Si penipu besar Liu Zhenhan sebelum meninggalkan dunia iblis, sengaja membawa elemental Da S dan Xiao S ke istana Raja Lich di Benua Kontribusi Pantai untuk memberi penghormatan. Ratu Jiabao tentu masih ingat penampilan dua pelayan darah ini.
Elemental mewakili pencapaian nirwana penciptaan sihir suatu unsur. Dibandingkan Dewata, mungkin hanya kurang kuno. Kini dua elemental ini telah menyatu dalam arus masyarakat biasa. Jejak hidup mereka hampir tak terbendakan dari orang biasa. Hanya kekuatan luar biasa seperti Raja Lich yang bisa menilai eksistensi puncak tak tertandingi ini.
Seperti kelinci melihat serigala gua, Ratu Jiabao mundur tiga langkah tanpa sadar.
Saat menyadari dua elemental tidak mengejar, Jiabao yang baru tenang menangis membasahi wajah.
Aib besar bagai kikir menggores hatinya hingga berdarah-darah.
Dengan kehadiran dua elemental ini, hasrat Ratu Jiabao memberi pelajaran berdarah pada kekasih tak setia sama sia-sianya dengan mengambil bulan dari dalam air.
Tapi dalam "Hukum Sangkar" dunia iblis, level sihir bukan satu-satunya standar kekuatan. Dengan kebijaksanaan tepat, yang lemah bisa membunuh Dewata!
Jangan datang ke dunia material ini! Sekali masuk tingkat ini, bahkan elemental pun terbelenggu Hukum Sangkar. Setelah memeras otak, Ratu Jiabao menemukan cara berisiko tapi brilian.
“Awalnya dia hanya ingin memberi pelajaran pada sang kekasih tak setia dengan membinasakan semua kekasih cantiknya; kini dia berubah pikiran. Tugasnya sebagai Raja Lich adalah menghancurkan dua ahli kuat tingkat langit paling berbahaya bagi dunia iblis bahkan seluruh dimensi! Demi ini, Greta Garbo rela mempertaruhkan nyawanya!”
※※※
Liu Zhenhan, Rundstedt, dan Ayah Anglam kembali ke Feilengcui bersama setelah menyantap makan malam.
Rundstedt bergegas ke Lusern untuk mengerahkan pasukan, sedangkan Lao Liu pulang ke Feilengcui bersiap menghadapi pertempuran lain. Berkat Bidang Selatan dari putri duyung cantik di wilayah perlindungannya, kewajiban hariannya sebagai pejantan tak terhindarkan.
Setelah berpamitan pada Rundstedt yang berwajah angker dan terus melirik ke sekeliling, Lao Liu menengok Tanya, Joan d'Arc, dan Cui Beixi di kamar tidur. Tiga wanita hamil berperut buncit itu telah tertidur lelap akibat kelelahan kehamilan. Patung koral yang telah melewati masa persalinan tapi belum juga melahirkan membuat si bajingan tua gelisah bagai dicakar kucing.
“Jika dalam dua minggu belum ada tanda-tanda, aku akan goreng telur dengan minyak jelatang untuk Tanya guna induksi persalinan.” Ayah Anglam dengan hati-hati menyelipkan lengan putih Joan d'Arc yang mirip batang teratai ke dalam selimut wol.
“Ayah, janganlah kau sebut induksi persalinan! Ini mengingatkanku pada Tang Beierjina dulu.”
“Begitu kau bilang… hatiku juga jadi agak merinding…”
“Sepertinya kita semakin lama semakin penakut.” Lao Liu menyeringai getir: “Obisilachi!”
“Jangan bahas hal menyebalkan ini. Aku harus pergi melihat koleksi Pichu berharganya. Kau cepat temui Ai Wei'er dan Fegao, hiburlah mereka. Bagaimanapun hari ini banyak bangsa laut yang tewas di tangan kita.” Kepala suku Andulan menghela nafas pelan, juga tersenyum getir: “Telapak tangan depan-belakang sama berharganya. Ai Wei'er dan Fegao benar-benar tak mudah.”
“Memang.” Liu Zhenhan menggesek-gesek gusinya seakan gusi meradang.
Mengetahui semua sedang sibuk berbagi jarahan di dunia bawah tanah, Liu Zhenhan segera menyusul ke Lembah Tifon bawah tanah. Setelah berputar-putar tak menemui Ai Wei'er dan Fegao, bertanya pada Ning Yu yang sibuk mengguncang langit dan bumi, baru tahu Yitiao baru saja kembali membawa harta karun langka. Ai Wei'er dan Big S-Little S sedang sibuk menaksir harta di aula kediaman Tuan Tanah.
Saat itu Yitiao sedang bersemangat bercerita pada Ai Wei'er dan kedua S. Di atas meja bundar kayu cendana sehalus cermin bertumpuk batu permata, kristal, mutiara, dua tanduk pendek berwarna darah, sekantong pil biru safir sebesar kacang hijau, serta botol kristal bersegi empat berleher anggun seperti angsa berisi cairan jernih berpendar magis.
"Inikah yang disebut 'Tanduk Telepati' termasyhur itu?" Da S menjepit sebatang tanduk badak merah darah di telapak tangannya, mengusap-usap sambil memainkannya. Xiao S menggenggam tanduk satunya, tersenyum lebar menatapnya.
"Benar-benar harta karun ajaib." Da S memuji tak henti-hentinya.
"Masih banyak harta karun menakjubkan di dunia ini." Xiao S dengan lincah mendekatkan tanduk itu ke sorot mata indahnya, mengintip sekeliling melalui lapisan tanduk transparan merah darah.
Keduanya sama sekali tidak berkomunikasi secara verbal. Seluruh pertukaran pikiran terjadi dalam keheningan mutlak. Kemampuan komunikasi mental rahasia ini tidak mengandalkan kekuatan telepati mereka, melainkan melalui sepasang tanduk badak merah darah - bukan sembarang tanduk, melainkan "Tanduk Telepati" yang hanya bisa lahir dari pasangan Manusia Badak dengan ikatan cinta paling tulus.
Siapapun pemegang "Tanduk Telepati", betapapun jauh jarak yang memisahkan, akan mampu "menembus pikiran sejauh apapun". Di era dimana komunikasi bisa dilakukan melalui Kotak Tulang dan kristal sihir, "Tanduk Telepati" memang telah kehilangan nilai praktisnya. Namun dari segi koleksi, kelangkaan tanduk ini bahkan melebihi Tingkat Kelahiran Bidang Perlindungan dual cultivation Putri Duyung, menjadikannya harta karun yang benar-benar tiada tanding.
“Dari zaman dahulu hingga kini, Suku Berbual Bimeng hanya pernah memiliki kurang dari sepuluh pasang 'Tanduk Spiritual', yang semuanya telah terkubur dalam kobaran perang dan penghancuran militer. Kerajaan Bimeng saat ini bahkan tidak bisa mengumpulkan satu pasang pun 'Tanduk Spiritual' dari seluruh kas negara.”
“Tapi dunia ini bukan hanya Bimeng yang memiliki ras manusia banteng. Kemampuan adaptasi kuat garis keturunan Berbual memungkinkan manusia banteng bertahan hidup di wilayah mana pun – misalnya Iymir di dunia bawah tanah, Minotaur di Benua Pantai Emas, dan Suku Sapi Laut di lautan luas. Jadi 'Tanduk Spiritual' bukanlah hak paten eksklusif manusia badak Bimeng.”
“Ini tanduk dari manusia badak laut... atau manusia badak Bimeng?” Da S semakin penasaran sambil memutar-mutar "Tanduk Spiritual" di tangannya. Secara teori, tinggi badan Sapi Laut adalah cacat tingkat tiga, apalagi Badak Laut yang tak sebanding dengan manusia badak Bimeng sebagai ras petarung tangguh. Ukuran panjang dan lebar tanduk ini sepertinya tidak cocok dengan tubuh pendek dan gemuk Sapi Laut.
Ai Wei'er tetap diam dengan wajah dingin. Baru saja di dunia bawah tanah, dia benar-benar tidak tahan menyaksikan barang-barang kenangan kampung halamannya yang berlumuran darah dibawa sebagai rampasan perang oleh prajurit Bimeng. Bagi seorang putri bangsa laut yang terasing dari tanah air, ini adalah siksaan yang luar biasa.
Tapi yang tak terduga, begitu menginjakkan kaki di permukaan, Yitiao juga membawa pulang segunung rampasan perang.
“Sepasang 'Cula Hati' ini pasti bukan dihasilkan oleh pasangan badak laut.” Prajurit Paus Fegao melihat Putri, berkata dengan yakin pada Yitiao: "Benda ini diameternya terlalu besar! Mungkin... mungkin ini hasil rampasan pasukan Bangsa Laut dari Bimon saat Perang Darat-Laut sebelumnya..."
“Menarik.” Yitiao memijit pelipisnya: "Bangsa Iblis, Bangsa Laut, ditambah Monyet yang mendirikan kelompok sendiri, harta karun Bimon memang banyak yang dirampas, hehe... Tapi hari ini aku yang merampasnya kembali."
“Rampaslah! Mari kita rampas bersama!” Lingkaran mata Ai Wei'er memerah lagi: "Entah nanti siapa yang akan merampas cula badak ini dari tangan Feilengcui kita?"
“Orang yang bisa merampas Feilengcui mungkin belum lahir.” Ekspresi Fegao bercampur antara bangga dan lesu: "Apa yang sedang kukatakan ini..."
“Yitiao. Katakan, mengapa kau memisahkan diri dari pertempuran?” Ai Wei'er mengerutkan alisnya yang indah menatap Yitiao, wajahnya penuh kejengkelan mencari sasaran: "Siapa yang mengizinkanmu meninggalkan medan perang sendiri?"
"Ada sedikit perubahan situasi." Yitiao mengedipkan matanya: "Di antara legiun laut yang mengepung tiga tembok ibu kota Weisisipang lainnya, ada juga ahli sihir. Saat aku mengejar mereka, para ahli laut itu kabur ke segala penjuru dunia. Aku pun terpaksa mengejar mereka ke mana-mana, tapi semakin lama semakin jauh. Melihat hasil buruan yang lumayan, kupikir lebih baik aku mampir pulang dulu untuk memberi kejutan."
"Bagaimana dengan Wentekelaier? Xiao Kong? Lan Ruoshi? Guo Guo dan si kudis kecil?" Ai Wei'er akhirnya mendapat kesempatan: "Obisilachi! Kau ini pemimpin elite, mana ada pemimpin yang kabur dari timnya sendiri? Sok cepat terbang ya? Ini namanya cara bertarung tanpa organisasi dan disiplin!"
"Salahku. Aku mengaku salah, mengejar musuh terlalu ganas sampai terpisah dari tim." Yitiao bersikap main-main: "Lihat, kan aku juga dapat keuntungan? Lihatlah kualitas batu permata dan kristal ini!"
"Lihat ini..." Yitiao mengambil dua batu giok hijau berbentuk telur yang halus, saat bersentuhan keduanya berbunyi gemerincing seperti magnet saling menarik: "Magnet giok, ini magnet giok langka lho!"
"Dan ini, pil nanas ajaib." Yitiao menunjuk pil biru safir di meja: "Ini kuambil dari seorang ulama Malan. Ulama Malan menggunakannya untuk memperkuat kekuatan elemen, tapi pil ini bukan pemulih sihir melainkan penghemat sihir! Setiap makan satu pil, kekuatan magis seluruh tubuh bisa dibagi dua penggunaannya. Yang awalnya cuma bisa pakai satu mantra terlarang, setelah makan pil ini bisa menyisakan separuh kekuatan elemen!"
Kali ini bahkan Xiao Ai yang sengaja cari gara-gara pun tertegun, hasil jarahan Yitiao benar-benar luar biasa!
Bagaimana membuat pengguna elemen seperti penyihir punya daya tahan tempur, ini masalah klasik. Semua organisasi sihir di Benua melakukan penelitian tentang ini. Entah pakai pil ajaib Benua Sutra, sumsum darah Warronbal atau Aura Kekeringan untuk pengisian sihir langsung, atau pakai alat amplifikasi meditasi dan kristal sihir untuk pengisian cepat - itu semua cara tradisional. Menghemat penggunaan kekuatan elemen jelas membuka perspektif baru!
Selain "Anting Tuan Tanah Kematian" milik Lao Liu, sepertinya seluruh Benua Aigean belum pernah dengar ada peralatan penghemat sihir jenis lain. Tak disangka, Kekaisaran Mugalan di gurun ternyata lebih ahli dalam penghematan sihir dibanding bangsa iblis sekalipun.
“Setiap peradaban memiliki kebanggaan sendiri. Meskipun negara di Gurun Pasir Taklamakan masih memiliki kekurangan dalam hal sihir, penelitian mereka tentang senjata energi dan pil penghemat sihir benar-benar membuatku sujud syafak.” Prajurit Paus Fegao memandangi ratusan pil nanas sambil mengulum jari dan menggelengkan kepala, penuh kekaguman: "Yitiao, kau benar-benar berjasa besar lagi!"
"Ini disebut jasa? Hehe... Lihatlah ini."
Big S, Little S, Ai Wei'er, dan Fegao mengarahkan pandangan ke botol kristal berleher panjang di meja sesuai arahan Yitiao. Bangau Api Burangsha membuka tutup botol dengan suara "blak", memperlihatkan irama elemen yang memancar dari dalam: "Tahu ini apa?"
"Mata Air Elemen atau Mata Air Kehidupan?" tanya Ai Wei'er: "Ini juga hasil ramasan dari orang Mouran kan?"
"Bukan Mata Air Elemen maupun Mata Air Kehidupan. Setelah interogasi mendalam, ternyata ini adalah Mata Air Awet Muda dari gurun!" Yitiao tertawa: "Minum setetes, awet muda selamanya! Cukup berharga tidak?"
"Benar atau bohong?" Ai Wei'er dan kedua saudari S menjerit histeris.
"Kurantas dari seorang ahli sihir perempuan. Barusan sudah kucoba. Kalian mau merasakan sensasi awet muda juga?" Yitiao menyembunyikan botol kristal di dada: "Hehe, kalau mau, tukar dengan barang!"
Dua elemental yang tidak sabar membuat muka cemberut, merebut botol kristal dari tangan Yitiao, lalu menuangkan seberkas air mancur berkilau ke ujung jari. Mereka saling menjilat sedikit sebelum menyerahkannya ke Ai Wei'er.
Xiao Ai baru hendak mengambil botol kristal itu, tiba-tiba matanya menyipit dingin sambil memalingkan kepala.
Lao Liu muncul diam-diam dari balik pintu.
Fegao yang berkeringat dingin sedang menjelaskan rampasan perang yang dibawa Yitiao kepada bos. Prajurit Paus malang itu mati-matian mencari topik pembicaraan, khawatir Sang Putri akan bertanya tentang nasib akhir Pangeran Ximili'an.
"Kenapa kamu sempat pulang?" Lao Liu menatap Yitiao dengan bingung. Suhu ruangan langsung turun drastis sejak kemunculannya. Ia merasa seharusnya tidak datang.
"Mulai sekarang seluruh penghuni Feilengcui akan awet muda!" Yitiao mengulang penjelasan tentang harta karun itu sambil tersenyum menyerahkan botol kristal: "Kupersembahkan ini untuk Richard Zhenhan Liu yang paling kukagumi..."
"Persembahkan kepala ibumu!" Lao Liu mencekik leher Yitiao, menghantamnya ke meja bundar. Pisau lipat berkilau berdentang mengeluarkan mata pisau yang menekan pelipis Yitiao: "Bilang! Kamu ini siapa sebenarnya?!"
Brak! Botol kristal itu pecah berkeping-keping di lantai.
Perubahan tak terduga ini membuat semua orang membeku. Fegao seperti ada tinju di tenggorokannya, mulutnya menganga lebar. Bahkan Big S dan Little S yang biasanya tak suka pada Lao Liu pun berpikir untuk melerai. Ai Wei'er mencengkeram erat lengan Lao Liu, wajahnya pucat pasi.
Mendengar keributan, Kepala suku Andulan bersama sekelompok pengawal bergegas masuk ke aula kediaman Tuan Tanah. Pemandangan yang terlihat adalah Liu Zhenhan menindih Yitiao di atas meja dengan belati di tangan siap menusuk, membuat suaranya menjadi serak: "Richard... Kau gila?!"
"Aku tidak gila." Liu Zhenhan menyipitkan mata, menatap Yitiao yang tenggorokannya ia cengkeram hingga wajahnya membiru.
Yitiao menatapnya balik dengan ekspresi terkejut dan bingung.
"Berakting! Teruskan!" Lao Liu tersenyum sinis menepuk-nepuk wajah Yitiao dengan belati: "Aku akui kau punya penampilan, suara, dan irama elemen yang sama dengan Yitiao. Tapi kau lupa satu hal - Yitiao selalu menyebut 'aku' sebagai 'gua' dalam logat daerahnya! Kau siapa, Jancuk?!"
"Bagaimana mungkin? Dia... bukan Yitiao?" Ai Wei'er dan Fegao melompat berdiri.
"Aku akan menghubungi via tulangkomunikasi." Kepala suku Andulan menarik nafas dalam-dalam, mengeluarkan Kotak Tulang dan memutar koordinat Yitiao.
“Tidak bicara maka kau tak akan pernah sempat bicara lagi.” Liu Zhenhan mengarahkan belati ke pelipis Si Xi Bei Yitiao.
Belati berhenti di tengah runa mata perak. Sebutir mutiara darah ungu menetes dari ujungnya, bercampur air mata. Ratu Lich batuk sambil menangis tersedu-sedu, napasnya tersengal akibat cengkraman Liu Zhenhan yang terlalu keras.
“Sialan! Ini bangsa iblis!” Kepala suku Andulan menarik napas panjang. Sepuluh lebih pengawal landak di sampingnya masih terpana oleh kecantikan mempesona Ratu Lich.
“Kau? Greta Garbo.” Liu Zhenhan tersadar. Pantas wajah, suara, dan gelombang elemen persis Yitiao. Hanya “Ilmu Transformasi Kaisar” milik Raja Lich yang bisa melakukan ini. Saat digunakan, si pengguna akan berubah sempurna baik jiwa maupun raga, bahkan para dewa pun tak bisa membedakan!
“Ilmu Transformasi Kaisar” hanya bisa dipakai dua kali. Tak disangka Greta Garbo menggunakan kedua kesempatan itu untuk Lao Liu.
“Apa sebenarnya niatmu?” Lepaskan genggaman, Liu Zhenhan mengarahkan belati ke dagu Jiabao, bertanya dengan kata demi kata. Kulit kepalanya merinding, hari ini jika Jiabao benar-benar mengamuk, Feilengcui mungkin akan kehilangan banyak nyawa. Ini juga yang paling membingungkannya - setelah mengeluarkan biaya besar menyusup ke Feilengcui, mengapa Jiabao bersikap begitu sopan?
“Jangan bicara padaku dengan nada seperti orang asing, Pangeran Zhenwuku!” Jiabao memegang leher rampingnya yang memanjang, sambil terengah-engah menatap Lao Liu dengan tatapan penuh kebencian. Gigi perak sang ratu hampir remuk tergigit.
“Air mata air apa yang kau tipu kami minum tadi?” Ai Wei'er menangkap nuansa lain dari kalimat sang ratu yang bernada seperti istri yang disakiti, gugup menatap Big S dan Little S, tinju kecilnya terkepal erat, seluruh tubuhnya gemetar.
Sungguh licik! Sungguh tak tahu malu!
Pos pemeriksaan Feilengcui dilengkapi berbagai peralatan deteksi sihir, anjing penjaga berpenciuman tajam, dan penjaga kupu-kupu bermata kebenaran. Namun semua pertahanan ini tak mampu melawan "Ilmu Transformasi Kaisar" milik Raja Lich!
Bahkan dua elemental Big S dan Little S pun tak menyadari bahwa ini sebenarnya Ratu Lich yang menyamar sebagai Yitiao dari keluarga Xi Bei!
Untuk apa sebenarnya dia datang?
"Siapa yang baru saja meminum air matanya?" Ai Wei'er yang sudah kesal sejak tadi, setelah bertanya tiga kali berturut-turut tanpa respon dari Ratu Jiabao, langsung mencabut belati dari ikat pinggang Lao Liu dan menusuknya ke arah Ratu Lich yang mencari suaminya dari 10.000 li ini.
Fisik Raja Lich sangat lemah. Di bawah kendali monster Liu Zhenhan yang nekat mendekat, Putri Duyung hanya bisa pasrah menghadapi tusukan maut ini.
Ratu Lich memandang mata Lao Liu dengan tatapan memelas yang tak berkedip, dengan keras kepala mengabaikan kematian yang mengintai.
"Siapa yang meminum air matanya tadi?" Liu Zhenhan menggenggam pergelangan tangan Xiao Ai. Belati berbinar-binar itu nyaris menembus pinggang Ratu Lich.
"Aku..."
"Dan aku juga..."
Dua pelayan darah menjawab dengan gugap. Mereka sadar rencana licik Ratu Lich pasti menyimpan maksud jahat.
Bayangan kematian membuat wajah cantik kedua elemental itu pucat pasi. Untuk pertama kalinya mereka menyadari indahnya kehidupan.
"Bujuk aku, baru kuberi tahu." Sorot mata Jiabao tiba-tiba berubah lembut, jarinya membelai lembut pipi Lao Liu.
“Tidak perlu memohon pun aku bisa menebak, apakah itu Mata Air Elemen dari dunia iblismu? Yang disebut 'Mata Air Keterpanaan' itu? Air ajaib yang bisa menghilangkan seluruh kekuatan magis!” Liu Zhenhan tersenyum sinis: “Di dunia iblis hanya ada dua mata air: 'Mata Air Keterpanaan' dan 'Mata Air Kuning Biru Langit’.”
“Memang pantas jadi pria penghuni istana pilihanku. Pintar!” Jiabao tertawa terkekeh: “Tujuan kedatanganku ke Feilengcui adalah untuk menghancurkan dua elementalmu, tugas itu sudah selesai.”
“Jangan tanya mengapa mereka belum bereaksi, dunia iblis menggunakan mata air ajaib ini untuk mencelakai orang bukan hal baru. Menciptakan efek tertunda sedikit saja mudah bagiku.” Ratu Lich dengan lembut memegang rahang Lao Liu: “Yang Mulia Pangeran, sekarang bagaimana kau akan menghadapiku?”
“Bunuh dia! Richard!” Ai Wei'er memeluk dua pelayan darah yang wajahnya pucat pasi, amarahnya meluap.
“Dia takkan membunuhku!” Ratu Jiabao dengan bangga menunjuk runa mata perak di pelipisnya, simbol ini berpasangan dengan runa di pelipis Lao Liu bagai sepasang Mandarin Duck.
“Jiabao, kau terlalu menganggap tinggi status elemental di Feilengcui.” Liu Zhenhan menurunkan belatinya, membelai lembut bekas lima jari di leher Ratu Lich: “Kuberi nasihat, jika ingin dunia iblis damai abadi, jangan pernah melangkah ke Aiqin!”
“Mungkinkah ini？”Ratu Jiabao tersenyum sinis："Bangsa Laut sekarang sudah mendarat di Benua Aigean, meski kalian bisa bertahan dari agresi mereka, dengan puing reruntuhan dan pasukan yang tinggal separuh apa yang akan kalian gunakan untuk melawan pasukan besar Bangsa Iblis kami nanti?"
“Bagaimana kalau kita bertaruh？”Liu Zhenhan menunjuk ke pintu："Jika Bangsa Iblis kalah di masa depan, kau harus ikut aku seumur hidupmu!"
“Kalau kau kalah juga sama？”Jiabao membalas bertanya："Benar tidak?"
“Tidak masalah!”
“Aku menantikan hari kita bertemu lagi.” Ratu Jiabao menghilang dalam kabut hitam yang meledak, masih tersenyum manis memesona.
“Kau melepaskannya begitu saja？”Kepala suku Andulan tertegun："Dia itu Ratu Lich!"
“Apa aku harus membunuhnya? Aku terikat Perjanjian Cinta dengannya, tidak tega melakukan itu.”
“Lalu kalau kau benar-benar kalah nanti bagaimana？”Ai Wei'er gemetar marah："Richard, siapa yang bisa jamin Benua Aigean bisa tahan dari serbuan pasukan Bangsa Laut? Meski bertahan, dengan apa kalian lawan pasukan Bangsa Iblis? Apa kau benar-benar mau terbang berdua dengan Ratu Lich sialan ini? Kau tidak mau aku lagi?"
“Jika Benua Aigean tak bisa tahan dari agresi Bangsa Laut dan Bangsa Iblis, takdirku pasti gugur di medan perang. Bagaimana mungkin terbang berdua dengannya?” Lao Liu menjawab pertanyaan Xiao Ai dengan kelicikan ala petani.
Bab 651 Penumpas Agresor
“Pengaruhnya sangat buruk!”
Ayah Anglam nyaris ingin memukul anak yang baik ini dengan tongkatnya sampai gepeng.
“Bahkan jika kau tidak tega membunuhnya, tapi seharusnya kau tidak melepaskannya! Mengapa kau tidak bisa menahannya? Mengapa? Benar-benar otak babi! Tahukah kau apa artinya melepas Greta Garbo?”
“Tentu saja aku tahu arti melepas Greta Garbo.” Liu Zhenhan menyeringai. Sebenarnya untuk mempertahankan sang ratu selamanya di sisinya tidak perlu usaha besar - baik dengan membeli "Kembalilah Embun Pergi" dari Benua Sutra, maupun menggunakan "Mata Air Keterpanaan" yang dibawa sang ratu sendiri, semua bisa menghapus kekuatan magis Ratu Lich hingga membuatnya menjadi wanita Lich biasa.
Jika Liu Zhenhan melakukan ini, selain menambah satu lagi kecantikan langka ke harem kerajaannya yang megah, juga akan mengurangi satu Raja Lich dari Bangsa iblis. Setiap orang waras pasti memilih opsi ini.
Tapi Liu Zhenhan malah memilih melepas Greta Garbo. Satu-satunya keuntungan adalah pil penekan sihir, tanduk telepati, serta tumpukan batu permata dan kristal yang diberikan Ratu Lich untuk menipu kepercayaan, ditambah dua elemental sial.
Justru inilah yang paling tidak dipahami Ayah Anglam.
“Ini adalah kejahatan terhadap seluruh Benua Aigean! Sekarang Aigean dan bangsa laut sudah saling membantai habis-habisan, sementara bangsa iblis masih santai-santai berdiri di pinggir, biarkan harimau bertarung sendiri!” Ayah benar-benar curiga apakah anaknya ini sudah kehilangan akal karena cinta buta: "Kerang dan burung kuntul yang bertengkar, nelayan yang dapat untung. Peluang jelas ada di depan mata untuk membuat kekuatan besar bangsa iblis kehilangan pemimpinnya. Kenapa tidak kau lakukan?"
"Kehilangan pemimpin belum tentu, sistem sosial dunia iblis sudah sangat mapan. Meski Greta Garbo hilang, pasti akan muncul Raja Lich lain, hanya masalah waktu saja." Liu Zhenhan membetulkan kesalahan persepsi ayahnya: "Alasan aku melepaskannya terutama karena tidak ingin masyarakat iblis mengalami gejolak dalam waktu dekat! Aku ingin mereka terus menginvasi Benua Aigean sesuai rencana. Kalau mereka sampai salah waktu dan tidak menginjakkan kaki di Aigean, malah aku yang akan panik!"
"Dari mana kau dapat keyakinan ini? Bangsa iblis bukan manusia gua!"
"Kita naik naga sambil baca naskah opera, lihat saja nanti." Lao Liu memberi teka-teki: "Wajar Ayah tidak terpikir, karena tidak mengalami langsung. Rundstedt itu licik, bajingan ini, hampir tak ada yang bisa disembunyikan darinya!"
“Obisilachi! Aku tidak akan menanyakan perangkap mematikan apa yang kau tanam, tapi coba kau jawab, Richard! Apa kau tahu betul sifat asli Rommel si bajingan keturunan campur itu?” Ayah Anglam mendongakkan hidung sambil menghela nafas sedih: “Berdasarkan karakter si bajingan ini, 100% dia akan mengkhianatimu ke Bangsa Iblis! Bagaimana bisa kau melupakan hal sepenting ini? Masih berani kau terlihat santai dan tenang begini!”
“Hehe, Ayah tenang saja! Sebenarnya Rommel juga belum benar-benar menebak dengan tepat! Tapi dia memang sudah melihat hakikat jebakan yang kusiapkan!” Liu Zhenhan berkata dengan penuh keyakinan: “Dulu rencanaku memang sama persis dengan Rommel, tapi sekarang berbeda karena aku sudah punya sekutu baru! Aku sama sekali tidak takut dia melaporkan kita ke Bangsa Iblis. Bahkan kuyakin dia tidak akan melakukannya, karena jika berani, nasibnya pasti akan tragis!”
“Ucapanmu terdengar sangat misterius.” Ayah Anglam memandang Lao Liu dengan ragu-ragu: “Sejak kapan si otak udang nekat sepertimu punya kecerdasan begini? Kok tiba-tiba mirip jenderal cerdik?”
“Memang agak mistis.” Liu Zhenhan menunjuk kepalanya sendiri, dengan muka tebal membual: “Manusia bisa berkembang. Dulu aku cuma tukang nekat, sekarang sudah jadi ahli strategi militer.”
“Richard…” Ai Wei'er tak tahan bertanya: “Jebakan yang kau maksud, apa Ratu Semut Pemakan Logam yang dulu kau bawa ke dunia iblis?”
"Tanpa puluhan tahun perkembangbiakan, Semut Pemakan Logam sulit menimbulkan efek penghancuran yang berarti." Kepala suku Andulan menjilat bibirnya sambil menggelengkan kepala: "Itu hanya hidangan mewah yang Liu Zhenhan siapkan untuk masa depan dunia iblis, bukan sesuatu yang bisa langsung bekerja sekarang! Lebih baik kita tidak usah mengejar lebih jauh, rahasia Liu Zhenhan - semakin sedikit yang tahu, semakin aman."
"Bagaimana dengan Big S dan Little S?" Ai Wei'er menatap kosong ke arah dua pelayan darah yang wajahnya pucat: "Mereka terjebak tipu daya Ratu Lich, meminum 'Mata Air Keterpanaan' yang dikira 'Mata Air Awet Muda'. Bukankah Greta Garbo bilang efeknya tertunda? Lalu apakah mereka tidak bisa menggunakan sihir lagi selamanya?"
"Kapan terakhir kali mereka perlu menggunakan sihir?" Liu Zhenhan mengangkat bahu acuh tak acuh. Hubungannya dengan dua pelayan darah ini seperti kabel telepon - penggunaan sihir harus melalui trinitas, tak bisa kurang satu pun. Tapi masalahnya kabel ini memang belum pernah terpakai, jadi untuk apa sedih jika sekarang diputus?
Saat Greta Garbo menyusup ke Feilengcui untuk merusak, hal yang paling disyukuri Liu Zhenhan adalah sang ratu tidak membantai siapa-siapa, melainkan memilih target konyol yaitu dua elemental. Dari segi prestasi, tindakan Greta Garbo layak tercatat dalam sejarah masa depan - berhasil merendahkan dua elemental setara dewa menjadi manusia biasa, menjadi contoh sempurna kelemahan yang mengalahkan kekuatan.
Namun bagi Feilengcui, upaya besar yang dilakukan Garbo ini sepenuhnya merupakan tindakan sia-sia belaka.
Kedua elemental ini di Feilengcui, secara halus disebut selir pendamping, namun sebenarnya hanyalah wanita malang yang menjadi pelampias nafsu hewani sang tuan tanah - ada orang dan hal di Feilengcui yang tak bisa diukur dengan nilai eksistensi konvensional.
Saat Shaman Divine Comedy sibuk "berkebun", Angkatan Udara Lusern yang membentang luas telah menyeberangi Sungai Sanggan, bergabung dalam pengejaran besar-besaran terhadap Pasukan gabungan "Hai-Mu" semalaman.
Pertempuran penuh pembantaian dan pelarian ini berlangsung semalaman. Keterlibatan 100.000 Angkatan Udara Sapi Elang berhasil menutupi kelemahan mobilitas pasukan Bimon, membuat pasukan mundur Hai-Mu menderita kerugian besar. 80% Pasukan gabungan Hai-Mu adalah infanteri, satu-satunya angkatan udara hanyalah kavaleri pari terbang yang hanya mampu terbang 2-3 meter, bahkan lebih buruk dari Unta Terbang Mulan. Menghadapi manusia elang-banteng yang bergerak cepat, pasukan mundur Hai-Mu kehilangan hak untuk melawan, meninggalkan ribuan mayat sepanjang jalan.
Saat Sampa terbenam dan Dibo Luo kembali naik ke langit, pinggiran Weisisipang telah menjadi lautan merah. Tenda-tenda kulit unta berasap, barak kerang siput, serta potongan mayat berserakan menjadi saksi bisu nasib tragis Pasukan gabungan Hai-Mu.
Sasaran utama pasukan Bimon sengaja melepaskan Legiun Hai-Mu yang mengepung bagian barat kota Weisisipang, menjadikannya satu-satunya pasukan pengepung dari empat legiun yang masih bisa mempertahankan struktur organisasi setelah dikejar - dalam keadaan compang-camping, mereka tidak diikuti oleh pasukan pengejar. Tiga hari kemudian, mereka berhasil bergabung dengan pengintai Hai-Mu yang mengepung Shabak, sehingga masuk ke dalam barisan Pasukan Gabungan Hai-Mu Shabak.
Adapun tiga pasukan pengepung lainnya, nasibnya jauh lebih tragis.
Di era yang didominasi persenjataan tradisional, mengalahkan pasukan musuh berjumlah lebih dari 100.000 orang bukanlah hal langka, namun menghabisi semua pasukan tersebut adalah misi mustahil. Inilah alasan mengapa dalam kitab strategi militer, eliminasi 40% pasukan musuh sudah diklasifikasikan sebagai "kemenangan utama".
Jika mengikuti pemikiran tradisional ahli strategi militer, pasukan laut berjumlah jutaan tentu seharusnya lebih mustahil untuk dihabisi seluruhnya.
Tapi malapetaka justru terletak pada satu kata: "mengalahkan"!
Pada Perang Darat-Laut sebelumnya, setiap prajurit Bangsa Laut membawa Lencana Pemisah Air. Namun dalam Perang Darat-Laut kali ini, yang mereka gunakan bukan lencana tersebut, melainkan Formasi 'An Er Le' buatan Ahli Strategi Sutra!
Formasi 'An Er Le' mampu menganugerahkan Kungkungan Air super besar yang mampu mencakup seluruh kota. Dibandingkan dengan lencana pemisah air, baik dari segi efektivitas, siklus produksi, maupun kemudahan penggunaan, perbedaannya sangat jelas - seandainya Bangsa Laut mendapatkan teknologi pembuatan lencana pemisah air, invasi mereka ke Aiqin pasti akan tertunda 8-10 tahun. Bagaimanapun juga, memproduksi lencana pemisah air untuk setiap prajurit jauh lebih sulit daripada membuat Formasi 'An Er Le'.
Perlu dicatat bahwa meskipun proses pembuatan lencana pemisah air relatif rumit, perlengkapan tempur individual ini memberikan perlindungan vital. Selama membawa lencana ini, bahkan dalam kekalahan dan pelarian, pasukan Bangsa Laut tidak akan mengalami korban non-tempur seperti sesak napas atau dehidrasi.
Sementara Formasi Pisah-Air 'An Er Le' merupakan perlengkapan kelompok. Seberapa luas pun jangkauan Kungkungan Air yang dianugerahkannya, tetap memiliki batasan area. Ruang ini akan terasa terlalu sempit untuk memfasilitasi pelarian pasukan berjumlah jutaan yang tercerai-berai.
Bangsa Laut saat ini belum memiliki cukup Formasi 'An Er Le' untuk menyelimuti seluruh Dataran Liar Donau - bahkan seandainya mereka punya jumlah formasi sebanyak itu, tetap tidak mungkin menutupi seluruh Padang Liar Kuno dengan Kungkungan Air. Teknologi ini terlalu rentan terhadap kerusakan dan membutuhkan perlindungan ketat dari pasukan! Setiap formasi buatan Ferguson Xu ini berukuran mirip dengan lingkaran teleportasi portabel Feilengcui, mencapai luas ratusan meter persegi dengan berat beberapa ton. Dalam struktur pasukan Bangsa Laut, terdapat satuan khusus yang bertugas mengawasi, menyembunyikan, dan memindahkan formasi ini.
Di benak semua perwira Bangsa laut, mereka sama sekali tidak memikirkan satu masalah serius—bagaimana jika suatu hari pasukan besar mereka melarikan diri karena kalah perang, pasukan pengawal Formasi 'An Er Le' yang harus menyeret beban berat ini, bagaimana caranya bisa mengikuti langkah pasukan yang mundur?
Kepercayaan diri berlebihan adalah kesombongan. Saat kuku besi khimera berat dan tubuh sebesar tembok ibu kota menginjak datang, pasukan pengawal Bangsa laut yang bertugas melindungi formasi pisah-air langsung terkalahkan oleh prajurit panik dan arus manusia. Seluruh struktur organisasi lenyap seketika, semua orang dalam kondisi refleks mempertahankan diri. Asal selamat, tak peduli keselamatan orang lain, siapa yang menghalangi jalan langsung ditebas.
Setelah saling menginjak dan membantai, ketika orang-orang bijak sadar mereka bukan melarikan diri di laut tapi di darat, dan harus menjaga Formasi 'An Er Le' kalau tidak mereka akan binasa meski Bimon tidak datang—semuanya sudah terlambat!
Prajurit Bangsa laut yang keluar dari area Kungkungan Air mencengkeram leher ingin kembali, tapi orang di belakang seperti banteng gila yang ekornya terbakar menerjang tubuh mereka terus berlari keluar. Ketika gelombang berikutnya orang sial berusaha kembali, gelombang baru lagi mengubur mereka.
Siklus jahat ini terus berlanjut, sampai pasukan Bimon menghancurkan pagar daging manusia terakhir menjadi debu.
Seperti dikatakan Rundstedt: Mengikat nyawa semua prajurit pada satu benda adalah tindakan paling bodoh.
Setelah fajar menyingsing, selain yang beruntung melompat ke anak sungai salju atau melarikan diri ke Shabak, lebih dari 600.000 prajurit Bangsa Laut tewas karena saling menginjak dan membantai. Prajurit Bangsa Laut yang benar-benar mati di bawah pedang Bimon tidak lebih dari 60.000 orang.
Sukses karena Formasi 'An Er Le', gagal karena Formasi 'An Er Le'. Rasio korban sebesar ini mungkin tak ada preseden dalam sejarah perang Benua Aigean - bahkan jika Bimon bisa mengerahkan 3-4 juta pasukan untuk mengepung Pasukan gabungan "Hai-Mu" dengan pengepungan besi, paling-paling hanya tawanan yang menyerah lebih banyak, mana mungkin menyebabkan korban sebanyak ini?
Faktanya, setelah pasukan Bimon menyerang dari Weisisipang, doktrin tempur mereka bukan sekadar menghabisi kekuatan Pasukan gabungan "Hai-Mu". Sasaran utama mereka justru merebut logistik musuh dalam kekacauan - termasuk warga sipil yang membantu di belakang, total pasukan Bimon yang dikerahkan mencapai satu juta orang. Tapi dari jumlah ini, prajurit profesional sebenarnya kurang dari 50.000 orang. Dengan angka ini mustahil menghabisi seluruh Pasukan gabungan "Hai-Mu" yang sedang kacau-balau, hanya bisa merebut logistik dan pasokan perang mereka.
Tanpa persediaan makanan dan minuman, sekalipun pasukan "Hai-Mu" yang kocar-kacir bisa berkumpul kembali di wilayah jauh dan membentuk struktur, mereka takkan bisa membuat gelombang besar.
Pandangan militer tradisional ini merupakan cara pengejaran paling efektif. Tapi tak ada yang menyangka akan terjadi "Niat Tak Ada Malah Berbuah Hasil", di mana Formasi 'An Er Le' justru memaksa pasukan Bangsa Laut mati dalam jumlah sedemikian besar.
Nasib lebih dari 300.000 pasukan Mulan juga sangat mengenaskan. Sebenarnya kekuatan militer Bimon tidak mungkin bisa menghancurkan mereka, namun setelah Rundstedt dan Angkatan Udara Sapi Elang bergabung, situasi ini berubah total.
Di bawah komando Meishuai Mouran yang pernah termasyhur di Gurun Pasir Taklimakan, 100.000 pasukan udara Sapi Elang bagaikan jaring ikan raksasa yang menyebar dari utara, timur, dan barat, menghujani kepala pasukan kalah Haimu yang tercerai-berai. Dengan taktik pendekatan bertahap yang memaksa, mereka mengusir pasukan Mulan yang tidak memerlukan perlindungan Kungkungan Air ke selatan.
Ini adalah taktik "pengepungan tiga sisi" yang umum digunakan dalam pertempuran pengepungan kota. Intinya adalah menyisakan titik lemah pertahanan agar para korban dalam lingkaran pengepungan memiliki jalur pelarian, sehingga mudah menghancurkan semangat dan mencegah situasi terdesak seperti binatang terjepit yang melawan mati-matian.
Ujung selatan Weisisipang adalah Sungai Sanggan - sungai induk yang membelah Padang Liar Kuno. Awalnya staf dan penasihat militer Bimon agak bingung dengan taktik Rundstedt. Jika 300.000 lebih pasukan kalah Mulan bertahan di tepi Sungai Sanggan yang tak bisa diseberangi, pasti akan bertarung habis-habisan. Tapi kalau begitu, bukankah taktik "pengepungan tiga sisi" yang dirancang Rundstedt sebelumnya menjadi Jancuk? (Catatan: "Jancuk" dipertahankan sebagai umpatan khas dengan penjelasan kontekstual)
Meishuai tentu tidak melakukan pekerjaan sia-sia. Angkatan Udara Sapi Elang yang dikomandani-nya terus mempertahankan ritme dan kelompok spesifik saat mengusir pasukan kalah Mulan. Selain memusnahkan para pecundang yang menyimpang dari arah dan tertinggal, "kantong udara" ini selalu mengurung tanpa mengepung, persis memberi sisa waktu istirahat bagi pasukan kalah.
Enam hari kemudian, Sungai Sanggan akhirnya muncul di hadapan pasukan Mulan yang berambut kusut dan wajah kotor.
Bagian utara muara ini memiliki lekukan berkelok-kelok yang besar, seolah terkena pukulan tumpul, kebetulan juga merupakan wilayah Sungai Sanggan yang paling dekat dengan Weisisipang, dengan arus sungai yang mengamuk dahsyat.
Pasukan Mulan yang hampir putus asa menemukan banyak perahu rotan di tepi sungai. Meski diikat dengan tali pada tiang tambatan, perahu-perahu ini terhempas-hempas liar seperti pilinan tali oleh arus sungai.
Serangan total Angkatan Udara Sapi Elang tepat dilancarkan saat ini. Di bawah hujan lembing yang menggunung seperti awan hitam di langit, pasukan Mulan bagaikan serigala lapar yang menggeram dengan gigi tajam, saling menghunus pisau melengkung untuk merebut posisi di perahu rotan. Mereka sama sekali tidak menyadari sebagian besar perahu itu hanyalah ilusi, sebelum pertumpahan darah besar-besaran terjadi.
Seluruh rencana operasi Rundstedt mendapat dukungan penuh dari Feilengcui. Liu Zhenhan dengan sukarela tunduk pada komando dan pengaturannya.
"Mengapa Meishuai memilih taktik penekanan alih-alih pengejaran beruntun hingga ke sini, jawabannya baru terungkap sekarang."
"Sebagai komandan militer yang kompeten, saya harus menganalisis secara menyeluruh kelebihan dan kekurangan musuh maupun pasukan kami terlebih dahulu! Karakter prajurit gurun sangat tabah, sekali terjepit, pasti akan melancarkan serangan mati-matian!" Begitu Rundstedt memberi penjelasan kepada Lao Liu: "Perlengkapan standar pasukan Mulan adalah perisai bundar, pisau melengkung, lembing dan unta tunggangan. Sekarang mereka hanya kehilangan hewan tunggangannya, peralatan lain masih utuh. Anda juga pernah bertarung dengan mereka, harusnya tahu kemampuan melempar lembing orang Mouran cukup hebat!"
"Lihatlah Angkatan Udara Sapi Elang saya, semangat tempurnya tidak terlalu tinggi, senjata yang digunakan juga hanya lembing."
"Ketinggian terbang Angkatan Udara Sapi Elang dengan membawa perlengkapan taktis sangat terbatas. Jika dalam posisi menyelam untuk melempar, sangat rentan ditembak jatuh oleh lembing balasan pasukan Mulan!"
"Saya juga tahu dengan metode pengejaran konvensional terhadap pasukan yang kalah ini tetap bisa meraih hasil lumayan, tapi yang saya inginkan adalah pemusnahan maksimal!"
"Meminimalkan korban di pihak kami sambil memaksimalkan kerugian di pihak musuh!"
"Inilah alasan mengapa saya memaksa mereka ke tepi Sungai Sanggan dan menyisakan banyak perahu rotan untuk mereka!"
"Ini untuk menciptakan peluang saling bunuh di antara mereka, esensi taktik 'pengepungan tiga sisi' memang terletak di sini!"
“Setelah pertempuran penghabisan dimulai, Rundstedt mengajarkan Lao Liu sebuah pemikiran taktis sambil menunjuk prajurit Mulan yang berjatuhan seperti kue jiaozi di sungai deras yang tenggelam: ‘Semakin kuat karakter seorang prajurit, dalam keadaan kacau menghadapi situasi tanpa harapan yang tersisa, sifat buruk alami seperti egois dan kejam akan muncul sepenuhnya!’”
“Pasukan Bimon kami pasti tidak akan seperti ini.” Liu Zhenhan memandangi prajurit Mulan yang berhasil naik ke perahu rotan, lalu menghunus pedang memotong jari-jari yang mencengkeram lambung kapal, merasa jijik dari lubuk hatinya.
“Yang kamu maksud mungkin prajurit dari ras pejuang Bimon. Jika itu pasukan yang terdiri dari suku-suku bawahan dalam situasi seperti hari ini, mungkin mereka akan lebih buruk dari pasukan Mulan.” Rundstedt mengangkat bahu: “Enam hari cukup untuk menghabiskan seluruh perbekalan individu. Sejujurnya, prajurit yang bisa bertahan tanpa ambruk kelaparan selama ini sudah layak disebut pasukan elit berpengalaman!”
"Bukankah kau bilang ingin merekrut 50.000 prajurit gurun? Kenapa tidak coba menyerahkan mereka menyerah?" Liu Zhenhan benar-benar kagum pada Rundstedt. Selain pertempuran di Kota Kuno Huye dulu, kali ini dia juga memanfaatkan keunggulan geografis alami Padang Liar Kuno - Sungai Sanggan. Dari pengamatan Lao Liu, jumlah prajurit Mulan yang tewas tenggelam di sungai ini jauh lebih banyak daripada yang mati terkena lembing manusia elang-banteng!
Para pesulap misterius Moshao dari Feilengcui yang sebelumnya tak pernah berguna, pertama kali menunjukkan manfaat besar di tangan bajingan ini. Sungguh membuat orang berdecak kagum pada kemampuannya memaksimalkan sumber daya yang ada.
Semua ini terdengar sederhana, tapi benar-benar menerapkannya dalam pertempuran sangatlah sulit. Rundstedt yang bahkan tidak memiliki staf dan menyusun rencana perang sendirian, benar-benar seorang bakat strategi yang jenius.
"Mereka bukan yang kuinginkan. Aku hanya mau pasukan kavaleri unta pelopor Mulan. Dari 100.000 pasukan, sudah 25% kau hancurkan. Daripada membiarkan mereka berkeliaran di padang gurun utara, lebih baik kukumpulkan." Rundstedt tertawa kecil: "Prajurit Mulan tanpa mobilitas, untuk apa lagi?"
"Kenapa tidak bawa mereka pulang ke Kekaisaran Mugalan untuk merebut dunia? Malah ke jantung Aiqin melawan bangsa laut?" Liu Zhenhan masih penasaran: "Kurasa lebih mudah bagimu kembali ke kampung halaman?"
"Perang bergantung pada tenaga logistik, aku juga ingin kembali ke Gurun Pasir Taklamakan. Tapi siapa yang akan menjamin logistik makanan, minum, dan pengobatan puluhan ribu prajurit ini? Di gurun pasir harus menempuh ribuan li, bicara teori siapa yang tidak bisa?" Rundstedt tersenyum getir: "Beda dengan di jantung Aiqin, ke mana pun aku membantu kerajaan manusia berperang, logistik pasti menjadi tanggungan mereka. Serangan bangsa laut begitu ganas, entah berapa keluarga kerajaan manusia akan lenyap dalam kobaran perang. Asal basisku stabil dan mendapat wilayah kekuasaan, perkembangan masa depan pasti akan berjalan mulus!"
"Konsepmu bagus, tapi agak terlalu nekat." Lao Liu tersenyum samar: "Jantung Aiqin bukan padang gurun Donau yang kekurangan batu dan pepohonan. Berperang melawan bangsa laut di sana, meski ada benteng kokoh sebagai penghalang, tetap merupakan pekerjaan berat yang berbahaya."
“Saya juga tidak ingin menyembunyikanmu, alasan saya sangat terburu-buru ingin pergi ke jantung Aiqin adalah untuk melarikan diri dari pengawasan kalian bangsa Bimon. Jika menetap di sini, saat kalian punya waktu pasti akan menghabisi saya! Dengan pergi ke Karimdo, asalkan berjasa besar melawan agresi bangsa asing, manusia pasti tidak akan berprasangka seperti kalian Bimon.” Rundstedt menggelengkan tangan: "Richard, kau salah paham satu hal. Melawan Bangsa Laut dengan mengandalkan benteng kokoh hanya bisa dilakukan Kerajaan Bimeng karena keunggulan geografis. Di Dataran Carimodo, cara terbaik menghadapi Bangsa Laut adalah perang gerak jarak jauh dengan kavaleri! Bangsa Laut harus bergantung pada perlindungan formasi pisah-air. Mereka seperti kura-kura raksasa yang ganas. Diam di tempat menunggu diserang sama saja bunuh diri!"
“Aku ingin lihat bagaimana pasukanmu yang puluhan ribu ini akan melakukan perang gerak melawan Bangsa Laut.” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak. Pasukan kecil seperti ini apa gunanya dalam Perang Darat-Laut dimana kedua pihak mudah mencapai jutaan tentara?
“Perang gerak jarak jauh yang kumaksudkan tujuannya utamanya adalah memutus jalur logistik Bangsa Laut. Lagipula pasukan Bangsa Laut tidak mungkin selamanya bertahan di sungai-sungai yang terhubung ke laut? Pasukan logistik pengawal bahan pangan mereka mana mungkin sampai sejuta orang?” Rundstedt penuh keyakinan: “Pasukan kecilku ini mungkin terlihat remeh, tapi begitu menemukan celah, akan menjadi pisau mematikan! Kelemahan terbesar Bangsa Laut adalah tidak boleh mengalami kekalahan. Tapi tanpa bahan pangan yang cukup, mungkinkah mereka tidak runtuh?”
Liu Zhenhan memiliki firasat, para anggota bangsa laut bego level dewa itu akan mengalami nasib sial yang besar. Pasti.
Bab 652 Utusan yang Penuh Muslihat
Mutiara di Padang Rumput Donau telah berubah menjadi wilayah kematian yang dipenuhi pembantaian dan maut.
Skuadron manusia elang-banteng mengepakkan sayap mendarat dari langit, menghujamkan lembing ke tubuh prajurit Mulan yang merintih kesakitan, lalu mengayun-ayunkan mayat seperti ayunan hingga mencipratkan air di sungai. Delapan ekor Naga Hitam Neraka menyusuri tepian sungai ke barat, di bawah bayang-bayang sayap hitam raksasa mereka, aliran api merah menyala membentuk asap serigala; armada Mesin Terbang Qibulin sarat dengan penjaga Istana Musim Panas, menghujani hukuman akhir bagi para agresor ras asing.
Air jernih sungai berubah merah pucat lembab, mengapungkan mayat-mayat tak terhitung. Aliran darah segar mengalir seperti anak sungai ke Sungai Sanggan, bahkan gunung es kecil dari hulu pun terwarnai merah transparan.
Liu Zhenhan tak bisa berkata-kata.
Kekejaman pertempuran di era senjata tradisional dengan rasio korban yang besar dan tingkat kebrutalan yang tinggi, membuat veteran seperti dirinya yang terbiasa di era senjata api pun merinding. Di medan perang ini tidak ada bunker pertahanan atau parit-parit, juga tidak ada peluru dan artileri yang bisa dihindari dengan merangkak atau berbaring; yang ada hanyalah pertempuran tangan kosong yang kejam dan pertarungan bayonet berdarah yang terjadi setiap detik. Dalam simfoni maut yang tercipta dari benturan tubuh dan pisau baja, jarak antara surga dan neraka terungkap dalam sekejap mata.
Meskipun yang dihancurkan adalah para agresor terkutuk, pembantaian kejam ini tetap membuatnya tersentuh. Namun latar belakang ras Bimon dan keterbatasan logistik membuat mereka tidak mungkin menerima penyerahan diri atau tawanan. Dengan berat hati, ia hanya bisa menyaksikan pasukan Mulan yang kacau balau dihujani tombak, panah berbulu, dan sihir seperti air terjun, lalu dihalau masuk ke sungai yang bergelombang deras.
Semua orang menjalankan peran masing-masing sesuai status yang telah ditetapkan, di bawah kendali tongkat komando Rundstedt.
Meishuai Mouran yang pernah menggemparkan Gurun Pasir Taklamakan ini sendirian menyusun seluruh taktik perang. Setiap unit penyerang ia hafal bagai menghitung harta karun. Pergantian istirahat resimen, pengepungan bertahap, titik serangan utama, serta pengisian perbekalan - semuanya berjalan tertib di bawah komando dan pembagian tugasnya.
“Bimon dan ras yang jatuh” – dua pasukan yang sebelumnya tidak berhubungan – berubah menjadi mesin perang yang beroperasi presisi di bawah komandonya, langkah demi langkah memeras ruang hidup infanteri Mouran, setiap saat merenggut banyak nyawa segar.
"Dia benar-benar bukan manusia." Raja Sal terpaksa mengakui, seni komando di tingkat pencapaian seperti ini belum pernah ia lihat seumur hidupnya.
Sebagai sesama penduduk asli Danube dan ras darat, Bimon dan Elf Lusern bisa mengesampingkan prasangka masa lalu, bekerja sama melawan invasi bangsa laut, membela rumah mereka. Kebijakan besar ini menguntungkan kedua belah pihak. Namun Bimon tetap tidak bisa melepaskan permusuhan dan kewaspadaan alami terhadap Rundstedt dan ras yang jatuh – monster terkutuk oleh zaman dan takdir, anak cacat hasil perselingkuhan keserakahan dan ambisi. Sang Raja dan Murinio sengaja membawa 500 prajurit Smail dan pasukan udara untuk mengawasi, mencegah kemungkinan ras yang jatuh ini berkhianat di tengah pertempuran atau melakukan sabotase diam-diam.
Fakta lebih meyakinkan daripada retorika. Rundstedt dan ras yang jatuh membuktikan sikap revolusioner mereka melalui tindakan nyata. Meishuai Mouran ini tidak hanya tidak menunjukkan sedikit pun belas kasihan saat membantai mantan sekutu, malah lebih kejam dan membabi buta daripada pasukan Bimon dalam membabat habis musuh.
Situasi Benua Aigean saat ini sangat kompleks, semua kekuatan besar harus memilih posisi yang tepat. Perang hanyalah kelanjutan politik, begitu arah posisi politik menyimpang, di masa depan pasti akan menjadi jalan buntu tanpa ruang untuk berbalik.
Ras-ras degenerasi Lusern yang seperti rumput di atas tembok ini, dengan cepat menyatakan kesediaan bergabung ke Aliansi Aigean, membuat semua orang merasa wajar sekaligus luar biasa - Wajar karena mereka juga bagian dari Aigean, agresor merampas ruang hidup mereka. Yang luar biasa adalah moral ras degenerasi ini sungguh sulit dipercaya. Dengan sifat mereka, mungkin bisa menambahkan bunga di atas brokat, tapi menjadi penolong ulung di tengah badai salju benar-benar tak terduga.
Dipimpin oleh Jenderal Ruojan Pinto, sejumlah besar staf di Departemen Militer Bimon merasa sangat malu.
Pembantaian Sungai Sanggan kali ini memiliki makna yang sangat mendalam. Dari sudut geopolitik, ras-ras degenerasi Lusern telah mengumumkan kepada dunia melalui "tou ming zhuang" bahwa semua ras di Benua Aigean telah menyatu menjadi satu tinju, bersumpah bertahan melawan agresi asing sampai akhir! Dari sudut militer, Pasukan Degenerasi yang terus menyimpan kekuatan dan masih menutupi sebagian dengan pipa, juga menunjukkan kekuatan perang mereka yang luar biasa di hadapan dunia - Selain prajurit-prajurit garang, ras degenerasi juga memiliki Komandan paling brilian di Benua Aigean!
Baik sistem militer manusia maupun sistem militer Bimon, selama menyangkut komando pasukan besar melebihi 100.000 personil, setidaknya membutuhkan ratusan staf dan penasihat taktis di bawah panglima tertinggi; Namun Rundstedt justru memimpin legiun gabungan berjumlah lebih dari 100.000 pasukan sendirian di depan mata semua orang!
Dia tidak memiliki staf untuk merundingkan strategi, juga tidak ada ajudan yang membantu merencanakan dan mengatur pasukan, sepenuhnya mengandalkan diri sendiri, hanya menggunakan mulutnya dalam "komando langsung di medan perang"!
Dalam pertempuran kacau berskala besar dengan garis depan membentang puluhan li ini, apa artinya seorang panglima memimpin sendirian di garis depan?
Staf militer Departemen Militer Bimon hampir breakdown, pola pikir taktis serta pandangan hidup dan nilai eksistensi mereka benar-benar dihancurkan oleh Rundstedt - Bagaimana mungkin pertempuran legiun besar tidak melakukan latihan pasukan terlebih dahulu? Bagaimana mungkin tidak membuat rencana operasi tertulis? Bagaimana mungkin tidak mencatat memorandum medan perang?
Contoh nyata di depan mata membuktikan bahwa seni komando seperti ini benar-benar ada.
Duduk bersila di atas gajah perang Diting, Rundstedt memegang teropong perunggu sambil mengawasi seluruh medan perang dari ketinggian, bagai gunung es yang menolak meleleh, dengan senyum sinis tipis di sudut mulut, mengabaikan genangan darah dan kematian yang bertebaran.
Selain sesekali menyampaikan perintah melalui angkatan udara burung nasar yang sibuk mengantar pesan lisan, dia tidak sekali pun mengeluarkan teriakan histeris, apalagi menunjukkan keringat deras akibat sekresi adrenalin yang berlebihan - gejala paling umum pada komandan medan perang.
Lebih dari lima legiun pasukan gabungan Bilu berhasil diatur dengan rapi dalam ketenangannya. Lapisan serangan di garis depan terlihat jelas, membuat pasukan kalah Mulan babak belur, lari pontang-panting tanpa arah.
Perang telah usai. Aliran air salju terkubur ratusan li mayat mengambang. Ratusan mayat segar bertumpuk menindih bakcang-bakcang busuk yang membusuk bertahun-tahun. Tekanan bertumpuk ini membuat bau busuk "blak pfft!" menyembur dari kulit yang mengembung mengkilap, melesat ke permukaan sungai bersama percikan air, bagaikan uap belerang panas bumi dari Pegunungan Salju Himalaya Taymur.
Di musim panas sebelumnya, Sungai Sanggan siang hari dihiasi burung kuntul putih melayang mencari mangsa, malam hari riuh oleh koor katak. Kini Sungai Sanggan telah menjadi surga makhluk pemakan bangkai: langit dipenuhi gagak hitam pekat, tepian diramaikan kawanan hyena dan kadal tanah, permukaan air tertutup selimut hijau - lautan lalat rumah hijau bermata kotor. Setiap mayat mengambang dipenuhi belatung yang mondar-mandir, menikmati pesta pora siang-malam tanpa henti.
“Tahun depan ikan di sungai ini, mungkin tidak ada yang berani memakannya.” Rundstedt menutupi hidungnya, berdiri di tepi Sungai Sanggan yang dipenuhi mayat mengambang, angin musim panas yang kencang menerbangkan sorbannya.
Meski Perang Dunia baru saja dimulai, orang bijak sudah dapat melihat perkembangan selanjutnya. Skala pertumpahan darah yang akan terjadi di Benua Aigean ini begitu besar, membuat berbagai perang klasik terlihat seperti permainan konyol anak kecil.
Pertempuran Sungai Sanggan dan Pertahanan Weisisipang hanyalah gambaran kecil dari sumbu api di sudut Aigean! Tak terbayangkan bagaimana Benua Aigean akan berubah ketika perang antarras dari tiga wilayah besar - lautan, darat, dan dunia iblis - memasuki fase memanas!
“Sebenarnya Langit sedang membantu kita!” Liu Zhenhan menggosok lapisan bulu kuduk berdiri di lengannya, dengan semangat menggebu menerangkan: “Lihat! Jika ini musim banjir semi, ombak setinggi sepuluh ren di hulu Sungai Sanggan pasti akan menghanyutkan semua mayat ini ke laut; Di awal musim panas, gunung es yang hanyut akan menabrak mayat-mayat menjijikkan ini ke samudra asin! Tapi sekarang sudah puncak musim panas, arus bawah dan pusaran air tersembunyi di kedalaman, tumpukan mayat mengambang yang menyumbat luas ini hanya bisa berputar-putar sunyi di permukaan! Bangsa Laut pasti takkan menang dalam perang ini!”
“Hidrologi, geografi, dan musim, bagaimana mungkin seorang jenderal mengabaikannya?” Rundstedt mengangguk: "Strategi keseluruhan Bangsa Laut cukup baik, tapi kurang pertimbangan detail! Saat mereka sadar harus menarik penggembala laut dan membiarkan Sungai Sanggan mengalir lancar sendiri, waktu akan memberikan pelajaran bagi mereka."
“Mereka sudah mendapat pelajaran.” Raja Bimon Grayke Sal mengumumkan keputusan penting pada momen yang tepat. Keputusan ini bukanlah kebetulan belaka, melainkan telah dipikirkan matang: "Untuk operasi militer pasukan Bimon selanjutnya, Anda yang akan menjadi perencana pertempuran, Komandan Rundstedt."
"Memimpin prajurit Bimon bertempur di medan perang adalah impian setiap jenderal. Terima kasih atas kehormatan ini, Yang Mulia Raja Bimon." Rundstedt tidak berpura-pura menolak atau bertele-tele, dengan tenang menerima usulan ini.
Terhadap keputusan raja ini, tidak banyak penentangan yang muncul di internal Bimon.
Prajurit Bimon memiliki prinsip yang jelas dalam urusan balas budi. Seni komando Rundstedt telah terbukti di tepi Sungai Sanggan. Dengan dia memimpin pertempuran, seluruh Bimon dari atas ke bawah merasa yakin – ini hanya masalah hak komando, pasukan Bimon tidak mungkin dibawa kabur olehnya.
Faktanya, tanpa perencanaan Rundstedt dan bantuan Pasukan Degenerasi, Bimon juga tidak mungkin bisa menghancurkan total Pasukan gabungan "Hai-Mu" yang mendesak ke Provinsi Timur Laut dalam waktu kurang dari sebulan.
Padang Rumput Donau terlalu luas. Jika membiarkan hampir 300.000 orang Mouran melarikan diri secara tercerai-berai, waktu yang dibutuhkan pasukan Bimon untuk menghabisi mereka pasti tidak akan selesai dalam satu dua hari.
Rundstedt telah membantu Bimon dengan sangat besar.
Kesuksesan demi kesuksesan, kemenangan gemilang dalam Pertempuran Weisisipang juga telah banyak mengubah arah Perang Aigean.
Rumor selalu menyebar lebih cepat dari angin. Kisah pasukan Bimon yang menghancurkan dengan mudah Pasukan Gabungan "Hai-Mu" yang mendarat di Timur Laut Danube, dengan cepat berkembang menjadi berbagai versi di Aiqin. Dalam kabar burung yang menyimpang ini, 1,5 juta pasukan gabungan "Hai-Mu" yang menyerang Kota Wei tiba-tiba berubah menjadi 3 juta, 5 juta, 8 juta, bahkan 10 juta! Namun akhir cerita dalam semua versi selalu sangat mirip: Kerajaan Bimeng hanya menggunakan pasukan dari satu provinsi saja untuk hampir menghabisi semua penjajah ini.
Sejak invasi Bangsa Laut ke Aigean satu bulan lebih yang lalu, pasukan manusia yang pertama kali bertempur dengan mereka justru terus mundur. Daerah aliran Sungai Dun yang dianggap sebagai benteng alam di wilayah Kekaisaran St. Jose, menjadi medan tempur utama pasukan Bangsa Laut. Hanya bertahan 4 hari, Armada Tempur St. Jose yang menjadi kebanggaan kekaisaran termasuk "Legiun Kapal Selam Cerutu" terhapus dari Benua Aigean. Bagian timur Aigean pun membuka pelukannya di hadapan pasukan besar Bangsa Laut.
Kekaisaran St. Jose merupakan gerbang timur jantung Aiqin. Setelah menguasai Lembah Sungai Don, pasukan laut memanfaatkan jalur air emas ini sebagai pasokan logistik. Ke utara bisa memasuki Pegunungan Huo Gu untuk menyerang wilayah utara yang dikuasai keturunan Viking, ke selatan bisa menghancurkan aliansi dagang besar. Ke barat melintasi Rawa Alpen, jantung Dataran Carimodo akan terbuka lebar untuk dikuasai.
Strategi awal Bangsa Laut telah tercapai - mereka berhasil mendapatkan kunci untuk membuka pintu Aiqin.
Meski situasi terlihat buruk bagi manusia, mereka yang berpandangan tajam tahu bahwa rangkaian kekalahan ini tak merepresentasikan kekuatan perang sebenarnya manusia.
Alarm invasi di Hutan Bintang Salib Selatan beberapa waktu lalu membuat 23 negara manusia memusatkan perhatian pada Bangsa Iblis. Pasukan elit gabungan berbagai negara juga dikerahkan ke barat Aiqin untuk mengantisipasi serangan pasukan iblis.
Namun tak disangka, Bangsa Iblis yang telah mengirim pasukan perintis justru mendapat pukulan keras di "Pertempuran Wilayah Suci Hutan Bintang Salib Selatan" dan terpaksa mundur kembali ke dunia iblis.
Memanfaatkan momentum ini, pasukan laut yang mendarat tiba-tiba di pantai timur Aiqin merangsek tanpa halangan karena tak bertemu pasukan utama manusia. Mengukur kekuatan tempur pasukan manusia berdasarkan kemajuan Bangsa Laut periode ini jelas tidak adil.
Namun di mata rakyat jelata, pasukan laut yang tak terkalahkan memang menciptakan tekanan psikologis besar bagi mereka. Pengungsi yang melarikan diri ke berbagai negara manusia dari timur bahkan menggambarkan kekejaman dan keperkasaan pasukan Bangsa Laut hingga ke puncaknya.
Sebagai sekutu manusia, Kerajaan Bimeng justru berhasil mengalahkan Pasukan gabungan "Hai-Mu" yang jumlahnya jauh lebih unggul di Padang Liar Kuno pada momen krusial ini. Kemenangan ini tidak hanya menghancurkan mitos tak terkalahkan pasukan Bangsa Laut, tapi juga menggagalkan strategi penjepitan dua arah mereka. Dari sudut pandang politik maupun aspirasi rakyat, elit manusia tak punya alasan untuk tidak menggaungkan keberhasilan ini - sejujurnya, awalnya manusia sama sekali tak menyangka Bimon bisa bertahan dari serangan dahsyat Bangsa Laut.
Bangsa Laut berbeda dengan Bangsa Iblis. Rintangan Sungai Sanggan di Dataran Liar Donau tak berarti bagi mereka. Topografi datar dan luas Padang Liar Kuno justru ideal untuk mengerahkan keunggulan jumlah pasukan mereka. Mungkin hanya Provinsi Beruang di Hutan Salib Selatan dan Provinsi Barat Laut di Rawa Senja yang agak lebih aman. Weisisipang dan Shabak sama sekali tak punya pertahanan alam!
Apa artinya benteng kokoh yang dibangun Bimon selama ribuan tahun dibanding keunggulan jumlah pasukan Bangsa Laut?
Kota Kaiserslautern di Provinsi Timur Kekaisaran St. Jose yang memiliki tembok lebih megah dari Weisisipang dan Shabak, pasukan garnisun lebih besar, serta lebih banyak alat pertahanan kota, hanya bertahan sehari dua malam sebelum jatuh ke tangan pasukan Bangsa Laut.
Potensi perang Kerajaan Bimeng jauh kalah dibanding Kekaisaran St. Jose. Selain ibu kota provinsi, sebagian besar kota kecil-menengah di negara miskin ini hanyalah permukiman yang dikelilingi pagar dan tanah padat — menurut istilah manusia, kota-kota seperti ini lebih pantas disebut desa besar ketimbang perkotaan.
Menurut perkiraan manusia, di tengah hamparan Padang Liar Kuno yang tak berujung melawan keunggulan jumlah pasukan Bangsa Laut, pasukan Bimon tak punya pilihan selain bertahan di balik tembok megah ibu kota provinsi — faktanya memang begitulah yang dilakukan Bimon. Tak seperti Kekaisaran St. Jose yang bisa mundur dari satu kota ke kota lain, di padang gurun ini tak ada begitu banyak kastil batu!
Meski yakin akhir nasib Bimon adalah kehancuran negara, manusia juga paham betul kekuatan tempur prajurit Bimon. Alasan mereka memberikan alat pertahanan kota secara cuma-cuma untuk mendukung Kerajaan Bimeng adalah untuk membangun tekad perlawanan gigih Bimon.
Jika 6 juta Bimon bertarung mati-matian, dua legiun laut yang mendarat di Dataran Liar Donau pasti akan melemah drastis. Dengan begitu, ketika mereka mencapai Kastil Yifu di Doluote, pasukan manusia akan punya peluang menang lebih besar.
Tapi yang membuat semua manusia tercengang, Bimon tak hanya tak terjepit di hadapan pasukan Bangsa Laut, malah hanya dalam semalam berhasil menghancurkan dan memusnahkan legiun laut berjumlah lebih dari sejuta tentara ini.
Meskipun propaganda politik bersifat membutakan rakyat, motivasi yang meledak setelah semangat rakyat tergugah sulit dibayangkan. Ketika kabar kemenangan besar Bimon menyebar di kalangan manusia, lebih dari 400.000 relawan manusia yang terdiri dari pengungsi timur, prajurit yang melarikan diri, dan bangsawan pengungsi secara spontan membentuk pasukan. Dengan slogan "Sekutu Bimon bisa melakukannya, kita manusia juga pasti bisa!", mereka berani membangun pertahanan di Rawa Alpen.
Mereka hampir tidak memiliki apa-apa. Tanpa logistik, tanpa persediaan, apalagi pelatihan terpadu. Sebagian besar relawan sebelumnya adalah warga biasa yang belum pernah melihat pertumpahan darah. Mereka sama sekali buta tentang teknik bertempur dan komando militer. Jika bukan karena 13 suku Kurcaci lembah di Rawa Alpen yang mengeluarkan persediaan gudang, pasukan relawan ini bahkan harus turun tangan langsung tanpa persenjataan.
Menggunakan tanah liat dan akar alang-alang, relawan membangun "Tembok Erangan" di Lembah Lupa yang paling strategis di Rawa Alpen. Lebih dari 400.000 orang yang tidak terorganisir ini, dengan mengandalkan benteng tanah yang tidak terlalu kokoh dan tubuh daging-darah mereka, berhasil menghadang laju pasukan laut yang bergerak cepat dan agresif!
Menurut statistik pasca perang, lebih dari 400.000 relawan manusia dan 20.000 Kurcaci Guli mengalami rasio kerugian mencapai 80% dalam "Pertempuran Penghadang Tembok Erangan" selama empat hari empat malam - rasio kerugian yang luar biasa mengerikan! Dari sudut pandang militer paling ortodoks sekalipun, bahkan pasukan reguler terlatih pun seharusnya sudah breakdown di hadapan korban sebanyak ini!
Namun keanehan justru terletak di sini, kumpulan orang yang tidak terorganisir ini tidak hanya tidak mengalami breakdown dalam pertempuran penghadang, malah menghabiskan darah jutaan prajurit bangsa laut, mempertahankan utuhnya garis pertahanan Tembok Keluh Kesah. Di medan tempur utama yang hampir tidak mendapat dukungan sihir, performa mereka hanya bisa digambarkan sebagai keajaiban!
Pasukan utama manusia yang berjalan tanpa henti siang dan malam dan tiba tepat waktu, mengambil alih pertahanan pasukan sukarelawan. Pasukan besar bangsa laut yang sebelumnya menyapu seluruh penjuru akhirnya terhalang di Rawa Alpen tanpa bisa maju seinci pun, memperoleh waktu sejenak untuk bernapas dan menyesuaikan diri bagi seluruh dunia manusia.
Banyak pahlawan manusia tak dikenal dan pahlawan Kurcaci Guli muncul ke permukaan setelah "Pertempuran Penghadang Tembok Keluh Kesah" yang heroik dan memilukan, dinyanyikan ke berbagai penjuru oleh Penyair Pengelana.
Semua ini pada dasarnya dipicu oleh prestasi pasukan Bimon yang membangkitkan keberanian manusia biasa melawan agresi. Andai pasukan laut berhasil menyeberangi Alpen dan maju ke jantung Dataran Carimodo, bukan hanya tiga negara militer kuat manusia Saint Holty yang akan menghadapi kehancuran, pasukan utama manusia yang terisolasi di depan-belakang juga harus mengorbankan lima bahkan sepuluh kali lipat nyawa untuk menghentikan laju pasukan Bangsa Laut.
Dampak mendalam Pertempuran Weisisipang tidak dapat dipungkiri. Namun di mata banyak ahli militer manusia, sorotan sebenarnya yang patut diperhatikan dalam pertempuran ini bukanlah seberapa besar pasukan Bimon membangkitkan semangat rakyat atau meraih kemenangan gemilang - lingkungan geografis khas Dataran Liar Donau yang minim batu dan pepohonanlah yang membantu Bimon menghancurkan Legiun Penjajah Hai-Mu dengan sempurna, sementara kemunculan pertama khimera berat benar-benar mengejutkan Bangsa Laut!
Seandainya pasukan Bangsa Laut lebih waspada sebelumnya, atau taktik komandan tertinggi mereka lebih konservatif, keruntuhan total Legiun Hai-Mu tidak akan terjadi - tanpa keruntuhan total, bagaimana mungkin prajurit Bangsa Laut mengalami kematian massal non-pertempuran karena terlepas dari perlindungan Kungkungan Air Formasi 'An Er Le'!
Pasukan gabungan Hai-Mu tidak dihancurkan oleh pasukan Bimon. Mereka bunuh diri sendiri.
Dibandingkan prestasi militer, yang benar-benar membuat mata ahli militer manusia bersinar adalah taktik dan jenis pasukan baru yang digunakan pasukan Bimon dalam Pertempuran Weisisipang.
Contohnya adalah taktik baru imam Bimon menggunakan Lingkaran Gemilang dari "Nyanyian Perang Kegilaan" untuk menganugerahkan kekuatan pada Pasukan tumbal Bangsa Laut.
Lingkaran lagu perang Imam Bemon memiliki radius maksimum 800 meter persegi. Di bawah selubung lingkaran kematian ini, ribuan pasukan tumbal yang berbaris rapat tewas setiap detik - ini setara dengan kekuatan serangan sihir area luas tingkat Mentor!
Analisis mendalam menunjukkan mekanismenya sederhana: Pasukan tumbal Bangsa Laut selalu mengonsumsi "Pil Pemberani" sebelum bertempur. Obat stimulan kuat ini memaksa jantung memompa darah hingga batas maksimum. Saat menerima Transformasi Liar, stroke tak terhindarkan.
Ras-ras beradab lain di Benua Aigean memiliki ritual penguatan serupa meski tanpa "Nyanyian Perang Kegilaan" Bemon. Pastor manusia punya "Keberanian Suci", Pendeta Elf memiliki "Misa Bulan", Penyihir Kurcaci menguasai "Kemuliaan Ilahi". Semua ritual ini dikenal sebagai "Sihir Haus Darah" - versi lemah dari Transformasi Liar. Bagi tubuh pasukan tumbal Bangsa Laut yang sudah kelebihan beban, baik haus darah maupun transformasi liar bagai anak timbangan terakhir yang mematahkan punggung unta.
Operasi penyusupan pasukan elit Bemon yang membakar logistik dan perbekalan musuh dengan metode ilmiah, disebut manusia sebagai "Sentuhan Dewata dalam Sejarah Militer Aigean" - misi tunggal yang bisa mengubah jalannya pertempuran hanya dengan mengandalkan satu orang!
Taktik tempur baru yang murah dan inovatif ini tidak hanya memicu keinginan manusia untuk belajar dan meniru, tetapi juga diam-diam mempertimbangkan cara meningkatkan pelatihan khusus seperti penjagaan kamp lapangan pasukan, pos pengawasan, patroli, dll di kemudian hari — meskipun tidak setiap markas militer memiliki kayu sebanyak Pasukan Gabungan "Hai-Mu", pembakaran logistik tetap menjadi bencana terburuk bagi pasukan mana pun.
Penyatuan pasukan Bangsa Laut dengan pasukan Mulan yang menyebabkan kekacauan organisasi sehingga memungkinkan pasukan elit Bimon menyusup, telah menjadi bahan tertawaan seluruh ahli strategi Aiqin — penggabungan pasukan secara gegabah sendiri sudah merupakan tabu dalam strategi militer. Keberanian Pasukan Gabungan "Hai-Mu" melakukan ini hanyalah bukti kesombongan mereka yang menganggap kekuatan sendiri tak tertandingi, dan Bimon tidak punya daya balas. Inilah pelajaran bahwa kita tidak boleh terlalu jancuk sombong di dunia ini, karena kesombongan berlebihan bisa membuat kita bertemu dengan tokoh kejam seperti Bimon.
Penggunaan pilar totem lagu perang oleh Bimon untuk menetralisir pasukan penyihir musuh meninggalkan kesan paling mendalam bagi para ahli militer manusia. Penyihir mereka sendiri yang menempati titik tinggi strategis justru terbebas dari belenggu anti-sihir pilar totem, memanfaatkan keunggulan posisi tinggi untuk melancarkan serangan sihir yang bermandikan intensitas. Sementara pasukan penyihir musuh hanya bisa gigit jari tak berdaya. Taktik baru dalam pertarungan sihir seperti ini benar-benar menjadi pionir yang membuka era baru.
Tidak perlu membahas apakah monster tingkat super yang dimiliki pasukan Bimon, Xianshi Danau Kawah dari Negeri Sutra yang datang membantu, serta Santo Aiqin bisa mengungguli kekuatan magis pasukan Hai-Mu dari segi kualitas. Cukup melihat data rasio penyihir antara kedua belah pihak dalam Pertempuran Kota Wei, kita sudah bisa mendapatkan jawaban yang paling gamblang.
Berdasarkan statistik pasca perang, rasio penyihir antara pasukan Bimon dan aliansi Hai-Mu adalah sekitar 2000 VS 40. Angka ini sudah termasuk dua hewan peliharaan Imam Bemon, Pasukan Ajaib Feilengcui, Penjaga Pohon dan Raksasa. Perhitungan ini relatif konservatif karena belum memasukkan efek penguatan kuat dari Elf Xifu, efek pil ajaib Benua Sutra, tongkat logam khusus yang dimiliki setiap putri duyung air tawar, serta Kou Tao Putri Duyung, pemanah Panah Gang dan Buleiqinmo yang setengah matang.
Kesampingkan dulu formasi magis megah pasukan Bimon. Jika tidak ada efek anti-sihir dari Pilar Totem Lagu Perang, rasio penyihir kedua belah pihak seharusnya seimbang, tidak mungkin sampai terjadi perbedaan ekstrim lima puluh banding satu!
Perbedaan sebesar ini sudah bukan lagi pertarungan setara. Dengan kesenjangan seperti ini, sungguh tidak adil jika aliansi Hai-Mu tidak menderita kekalahan.
Pasukan udara pengebom Bimon juga telah merobek label "jenis pasukan yang tidak berguna" yang melekat pada pasukan udara selama ini. Seandainya konsep pertempuran udara ini lahir seribu tahun lebih awal, manusia tak akan membiarkan angkatan udara Griffin yang mahal biaya perawatannya punah dalam dunia fana. Terhadap peralatan inti pengeboman pasukan Bimon yang muncul sekejap dalam Pertempuran Udara Weisisipang - bom udara, semua negara manusia yang memiliki angkatan udara telah membentuk departemen khusus untuk menelitinya secara mendalam.
Sementara negara-negara manusia yang belum membentuk angkatan udara, semuanya meniru praktik awal Feilengcui dengan menangkap burung raksasa seperti Burung Raksasa Newton yang relatif mudah dijinakkan, mempercepat langkah pembangunan pasukan udara.
Serangan massal khimera berat menjadi batu penjuru kemenangan Bimon dalam Pertempuran Weisisipang. Kekuatan tempur jenis pasukan baru ini, bahkan menurut pakar militer paling konservatif di dunia manusia - Rektor Akademi Militer Teutonik Mikhailovich, layak disebut "Raja Tanah yang pantas tanpa cela"!
Hingga kini, sebagian besar manusia akhirnya memahami mengapa Feilengcui sebelumnya mengeluarkan dana besar untuk membeli Landak Batu di dunia manusia!
Untungnya, ketika Feilengcui awalnya mengibarkan koin emas ke mana-mana mencari Landak Batu, tentara reguler dari berbagai negara manusia tidak berani menjual hewan logistik mereka secara sembarangan. Hal ini membuat manusia merasa senang sekaligus cemas—untuk memodifikasi khimera tidak cukup hanya dengan memiliki Landak Batu. Tinja dari siput air raksa milik Pasukan Tentara Bayaran Fajar Perak hanya cukup untuk memodifikasi kurang dari sepuluh ekor khimera per hari. Sementara total Landak Batu yang dimiliki manusia diperkirakan mencapai dua tiga ratus ekor, ditambah ambisi manusia untuk menangkap monster bertipe zirah pelindung yang tak memiliki kemampuan membalas dengan panah magis untuk menciptakan pasukan khimera udara...
Intinya, tetap harus bergantung pada Bimon.
Selain pertempuran sengit di Weisisipang, konflik bersenjata skala kecil di Ibu Kota Bimon Shabak dengan Pasukan Gabungan "Hai-Mu" juga membuat manusia terkesima dengan perkembangan taktik militer Bimon, bagaikan "melihat orang yang berubah drastis setelah tiga hari terpisah".
Menggunakan formasi teleportasi sihir dan tong alkohol terbakar untuk menghabisi pemimpin Pasukan Gabungan "Hai-Mu" Barat Laut—taktik pemenggalan kepala yang sederhana namun berdampak luar biasa ini sebenarnya bisa diterapkan oleh negara manusia mana pun.
Bagaimanapun, satu set kristal teleportasi formasi magis ditambah alkohol pekat hasil penyulingan ribuan pon minuman keras, negara manusia termiskin pun pasti mampu menyediakannya.
Tapi mengapa tak ada manusia yang pernah melakukannya?
Atau lebih tepatnya, mengapa tak ada yang pernah terpikir untuk melakukannya?
Merangkum operasi loncat katak jarak jauh yang pernah digunakan Bimon dalam Pertempuran Gurun tahun lalu. Kerajaan manusia terpaksa mengakui bahwa pasukan Bimon saat ini sudah jauh berbeda dari masa lalu.
Ketika taktik orisinal inovatif dan jenis pasukan baru ini terungkap seluruhnya berasal dari Shaman Divine Comedy Bimon Liu Zhenhan, berbagai akademi militer kerajaan manusia serentak menobatkan Richard Zhenhan Liu sebagai jenderal ulung nomor satu era modern. Prestasi sejarah dan penyusunan pasukan sang shaman Bimon ini pun menjadi subjek penelitian klasik utama.
Sebagai pusat pelatihan jenderal dalam sistem pendidikan militer manusia, Akademi Militer Teutonik bahkan menjadikan "Asal Usul dan Penerapan Senjata Energi" sebagai tema tesis tahun ini. Tuan Tanah Feilengcui juga digelari dengan sebutan hiperbolis seperti "Pencipta dan Penemu Senjata Lagu Perang serta Senjata Energi".
Menghadapi pujian yang tiba-tiba ini, Liu Zhenhan merasa agak linglung.
Gelar penemu senjata lagu perang masih bisa diterima, tetapi topi besar "Pencipta dan Penemu Senjata Energi" yang ditimpakan padanya benar-benar membuatnya bingung tujuh keliling.
Alasan senjata energi Feilengcui terlihat begitu mencolok, pertama karena manusia terlalu fokus pada penelitian senjata sihir hingga mengabaikan bidang ini. Seperti memilih jenderal dari pasukan kurcaci, atau ayam yang menonjol di antara kawanan burung puyuh, sehingga terlihat mencolok. Kedua, Liu Zhenhan merekrut Raksasa Typhoon dan Darah Murni Dui'jal yang mempersingkat proses akumulasi pengetahuan awal. Ketiga, ia merampas teknologi blueprints dan perajin matang dari Kekaisaran Mugalan, menjiplak karya orisinal orang lain.
Secara sempit, peneliti senjata energi paling awal di Benua Aigean seharusnya adalah Darah Murni Dui'jal. Baik Heisuoyin dari Kurcaci Perak maupun logam kaya oksigen dan logam ledakan oksigen dari Kurcaci Kapak-Perisai, semuanya telah melalui akumulasi pengetahuan ribuan tahun. Zirah magnetik suspensi karya Raksasa Typhoon di dunia bawah tanah, serta kapak perang campuran Logam Isidintin dari Prajurit Ganas, juga termasuk senjata energi paling awal yang berasal dari Benua Aigean.
Secara luas, Kekaisaran Yun Qin di Benua Sutra telah menciptakan senjata logam kaca dan tembaga penghasil arus listrik melalui gesekan sejak ribuan tahun lalu. Bangsa iblis memiliki senjata energi gelombang suara seperti Sang Perayu, Bangsa Laut Xiya memiliki Menara Besi Ai Wei'er. Kapan Liu Zhenhan menciptakan dan mempelopori senjata energi?
Mengatakan dia sebagai jenderal ulung nomor satu zaman ini jelas omong kosong belaka.
“Nyanyian Perang Kegilaan” digunakan secara terbalik, ini adalah strategi tidak konvensional khasnya. Gagasan ini awalnya dipersiapkan untuk menghadapi Prajurit Ganas, sama sekali belum diuji dalam simulasi pertempuran nyata.
Pilar totem lagu perang kini memiliki elemen keacakan yang lebih besar. Shaman Divine Comedy zaman dulu pasti takkan mampu melakukannya. Hanya monster seperti dirinya dengan cadangan Kekuatan Nyanyian yang begitu masif yang bisa memproduksinya dalam skala besar.
Mengenai operasi penyusupan solo, itu adalah keahlian lamanya di garis depan Nanjiang. Kalau angkatan udara tidak menjatuhkan bom, lalu mau ngapain lagi? Lagipula, bom udaranya menggunakan labu minyak - benda yang sepenuhnya dihasilkan dengan menghantam Mata Air Kehidupan. Kini dengan teknik okulasi Raksasa Hijau dan Pohon Kehidupan, baru bisa diproduksi massal secara terbatas.
Serangan massal khimera berat sepenuhnya mengadopsi taktik pergerakan tank dan unit zirah. Koordinasi serangan udara-darat yang terintegrasi ini sebenarnya menjiplak strategi Blitzkrieg Jerman yang sudah ketinggalan zaman, intinya menyerbu habis-habisan dari segala arah.
Memindahkan pasukan secara besar-besaran melalui formasi teleportasi sihir dan cincin tujuh lapis emas untuk operasi lompat katak - bukankah ini taktik yang digunakan tentara AS dalam merebut pulau-pulau Pasifik saat Perang Dunia II? Hanya alat transportasinya yang berbeda.
Ini disebut jenderal ulung nomor satu zaman sekarang?
Lao Liu yang bahkan tak tahu cara menyusun formasi kotak Makedonia yang sedang tren itu benar-benar tercengang bagai patung.
"Dengan jujur dan nurani, kemampuan komando Liu Zhenhan sebenarnya hanya terbatas pada Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui. Jika harus memimpin pasukan dengan jumlah yang sama di luar tanah seluas hektaran ini, bahkan memakai jubah naga pun tetap tak akan terlihat seperti pangeran."
"Anda tipe komandan yang memahami diri sendiri, itu sudah cukup! Karena Anda tak perlu memahami lawan! Kriteria utama menilai kemampuan komandan? Bukankah dari pertarungan dengan jumlah pasukan setara? Siapa bisa mengerahkan 5.000 prajurit melawan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Anda?" Rundstedt setuju dengan pandangan manusia: "Pasukan Pengawal Istana Musim Panas tak perlu taktik apapun untuk mengalahkan lawan 10 kali lipat! Integrasi sempurna mobilitas dan daya tembak adalah kekerasan tak terbatas, sekaligus kunci kemenangan perang! Di seluruh Benua Aigean, hanya Pasukan Pengawal Istana Musim Panas yang mampu ini! Maka gelar jenderal ulung terunggul di Aigean memang pantas untuk Anda!"
"Pasukan Pengawal Istana Musim Panas hanya unggul di prajurit dan perlengkapan canggih... Jika pasukan lain punya sumber daya sama... Komandan seperti saya malah jadi beban..." Liu Zhenhan pura-pura rendah hati, namun hatinya berbunga-bunga.
“Menang tetaplah menang, kalah tetaplah kalah! Jika alasan berguna, tak akan ada pasukan yang kalah di dunia ini!” Meishuai menyeringai dengan sikap meremehkan: “Aku juga bisa berandai-andai punya lima ribu prajurit sepertimu yang menguasai sihir, bela diri, dan nyanyian sakral. Setiap orang memakai Zirah Takhta Es yang Terbeku dan membawa Frostmourne. Tapi mungkinkah ini terwujud? Atau bisakah mereka dikendalikan? Tak usah jauh-jauh, coba ganti komandan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas sekarang – tanpa kau yang menahan, mana ada prajurit sombong itu yang mau mengalah? Lagipula, perlengkapan dan personel Penjaga Istana Musim Panas semuanya kau kumpulkan sedikit demi sedikit, bukan jatuh dari langit! Omong kosong belaka tak bisa menciptakan ini semua!”
Dipuji sedemikian rupa, ujung kaki Lao Liu seperti terpasang pegas. Seluruh tubuhnya terasa ringan, bahkan langkah kakipun tak karuan menentukan mana yang harus didahulukan.
Berjalan berdampingan dengan Rundstedt di bawah “Ritual Persembahan Dewa Laut”, menghirup aroma darah pekat yang memenuhi lubang hidungnya, meski tak minum alkohol, ia seolah mabuk ringan.
“Ritual Persembahan Dewa Laut” adalah cara khusus pasukan Bangsa Laut memamerkan kejayaan militer. Setelah kemenangan besar, para prajurit Bangsa Laut akan mengikat tawanan atau mayat di pohon-pohon, dengan api unggun menyala di sekelilingnya.
Ritual kemenangan semacam ini pernah berkali-kali disaksikan oleh suku air Bimon selama Perang Darat-Laut sebelumnya.
Jika dilakukan saat senja, di bawah mentari merah darah, “Ritual Persembahan Dewa Laut” akan terlihat seperti pemandangan pembantaian di negeri dongeng – sebuah keindahan tragis yang penuh kekejaman dan keputusasaan.
Setiap pasukan dari ras beradab memiliki cara unik untuk menegakkan wibawa setelah kemenangan besar. Peradaban kejam ini telah membentuk berbagai aliran. Pasukan bangsa iblis suka memenggal ribuan kepala dan menumpuknya menjadi bukit, disebut "tugu kepala manusia" atau "bukit kepala". Pasukan manusia terkadang juga melakukan hal serupa, namun dengan variasi lebih banyak - seperti menusuk kepala musuh di kayu lalu menancapkannya di pinggir jalan, atau membuat deretan salib manusia. Pasukan Elf relatif lebih manusiawi, tradisi penegakan wibawa mereka setelah menang adalah mengibarkan bendera perang yang dihiasi lencana keluarga para perwira, bergerak lembut seperti lonceng angin. Siapa yang membantu membersihkan medan perang mungkin bisa mendapat uang minum. Pasukan Kurcaci lebih suka mendirikan prasasti batu, meski seperti Elf, mereka jarang meraih kemenangan besar.
Tradisi penegakan wibawa Bimon adalah menggunakan air raksa untuk menguliti kulit musuh sebagai bahan genderang perang. Ini secara implisit menunjukkan kesombongan pasukan Bimon - kulit dari musuh yang bertubuh tidak besar secara alami tidak bisa dibuat genderang perang. Artinya, kemenangan besar atas musuh bertubuh pendek tidak dianggap layak untuk menunjukkan kekuatan oleh pasukan Bimon.
Murni untuk hiburan, Liu Zhenhan menyuruh orang menggali 10 pohon pinus berdaun jarum dan menanamnya di luar kota Weisisipang. Sesuai tradisi bangsa laut, dibuatlah 10 "Ritual Dewa Laut". Tentu saja, mayat yang diikat di pohon diganti dengan jenazah bangsa laut dan orang Mouran.
Kulit Prajurit Paus dan Prajurit Cumi-cumi Laut Dalam membuat Bimon memiliki ratusan genderang perang tambahan setelah pertempuran. Karena berasal dari kulit pahlawan, genderang kulit manusia ini dihiasi tato indah yang sangat memukau.
Dalam Pertempuran Weisisipang ini, selain 300.000 pasukan musuh yang mengepung sisi barat sebagian besar melarikan diri ke Shabak, 80% sisa Pasukan Gabungan Hai-Mu berhasil dimusnahkan. Bimon menawan sekitar 27.000 tawanan perang. Dari jumlah tersebut, 5.000 lebih perajin, petugas medis, 2.000 lebih budak kulit hitam, dan budak pemanah Sile dibiarkan hidup. Hampir 20.000 tawanan dikubur hidup-hidup.
Kerugian Bimon dalam pertempuran ini juga signifikan. Selain Ksatria Kuil yang hampir dimusnahkan total, lebih dari 30.000 prajurit Bimon gugur. Hampir 100.000 prajurit terluka - bagi kota yang awalnya hanya memiliki 20.000 tentara reguler, angka korban seperti ini tak terhindarkan meski dalam pertempuran pengejaran dengan banyak rekrutan baru.
Pasukan infanteri Mulan yang luput terus meneror lebih dari 100.000 penduduk tua, lemah, sakit, dan cacat di Provinsi Timur Laut yang gagal mengungsi ke kota utama Weisisipang. Pasukan yang kalah tanpa perbekalan ini menjadi semakin ganas karena berburu di padang gurun tak bisa menopang mereka lama.
Dengan memperhitungkan 100.000 kavaleri unta yang sebelumnya telah dikalahkan, jumlah pasukan Mulan yang tercerai-berai di padang gurun Timur Laut mencapai lebih dari 80.000 orang. Memusnahkan semua sisa-sisa pasukan yang tersebar ini dalam satu gerakan bukanlah hal mudah dan membutuhkan waktu lama - sebuah kenyataan yang tak terhindarkan. Perang takkan bisa dijalankan dengan prinsip kemanusiaan. Sebenarnya sejak awal pertempuran, seluruh elit Bimon telah menyadari: para tua, lemah, sakit, dan cacat yang gagal mengungsi ke kota utama pasti akan menjadi sasaran balas dendam gila musuh. Yang bisa dilakukan sekarang hanyalah berusaha menyelamatkan sebanyak mungkin.
Demi melampiaskan amarah, Liu Zhenhan membeli sejumlah besar ikan harimau-gigi-gergaji dari Putri Kelima Tang Zang dan menuangkannya ke empat anak sungai bersalju di pinggiran Kota Wei.
Ikan bergigi gergaji ini memiliki peternakan khusus di Kekaisaran Tang Zang sebagai perlengkapan militer taktis, dirancang untuk mengisi parit pertahanan. Seratus ekor bisa menghabiskan seekor sapi jantan menjadi kerangka dalam lima menit. Ketika makhluk ini tiba di Aiqin, prajurit Bangsa laut yang bersembunyi di anak-anak sungai bersalju mulai mengalami nasib sial. Teriakan mencekam hampir tak henti bergema di padang gurun.
Membersihkan medan perang ini memakan waktu tiga hari tiga malam bagi para Bimon. Beberapa gunung berapi di dunia bawah tanah dijadikan insinerator mayat, mengeluarkan asap hitam dalam hembusan besar. Tindakan ini menghasilkan efek samping yang bagus: Pabrik Senjata Bawah Tanah Feilengcui sejak pertempuran ini, baja yang diambil dari sungai lava semuanya adalah baja berkualitas tinggi kelas premium yang "disucikan" oleh puluhan ribu nyawa manusia.
Hasil rampasan perang ini bisa disebut sebagai pencapaian terbesar kedua Kerajaan Bimeng dalam beberapa tahun terakhir. Selain persediaan makanan, persenjataan, serta pengrajin dan tabib terampil dalam jumlah besar, barak kerang yang ditinggalkan Bangsa Laut juga menghemat banyak masalah bagi Bimon dalam pembangunan rumah di kemudian hari.
Sebagai hewan logistik pasukan Bangsa Laut, 227 ekor naga kura-kura raksasa ini jumlahnya lebih dari dua kali lipat total Landak Batu yang berhasil dikumpulkan Feilengcui selama bertahun-tahun. Namun setelah pertempuran ini, tidak ada imam Bemon yang perlu mengganti peliharaan magis mereka. Selain menyumbangkan 10 ekor kura-kura raksasa kepada Pangeran Tangzang sebagai imbalan, naga kura-kura bermotif air yang tersisa terpaksa disimpan sebagai stok untuk sementara waktu.
Dalam hal perolehan senjata berat, selain Menara Besi Ai Wei'er, dua unit tank pengepungan Gnome juga berhasil direbut Lao Liu dalam kondisi utuh. Serangan elektro magis Naga Emas Hasselbaink yang luar biasa hanya menyetrum mati pengemudi tank tanpa merusak badan kendaraan dari perunggu. Barang warisan Rundstedt untuk Kekaisaran Mugalan ini tak disangka akhirnya kembali ke tangan Lao Liu.
Rundstedt terus berupaya menebus kedua tank ini, namun dua kali penawaran gagal mencapai kesepakatan dengan Lao Liu.
Keuntungan lain dari kemenangan besar ini adalah tekanan strategis. Pasukan gabungan Hai-Mu yang mengepung Shabak memilih taktik pengepungan pasif, tak lagi berani menyerang benteng kokoh seperti di Weisisipang.
Perang stagnan seperti ini justru menguntungkan ras Bimon. Bagaimanapun, ikan-ikan busuk di Sungai Sanggan harus dimanfaatkan.
Ranjau teleportasi memang menghabisi pimpinan pasukan gabungan di Shabak, namun melalui formasi teleportasi sihir sumur yang dibawa pasukan, mereka segera memiliki kepemimpinan baru. Separuh pasukan laut segera bergerak ke barat laut Dataran Liar Donau.
Separuh agresor yang tersisa selain menghabiskan waktu membangun alat pengepungan, juga menggali parit di luar kamp lapangan dan mendirikan rintangan rusa tinggi, menunjukkan postur waspada terhadap serangan kawanan khimera berat.
Menurut Rundstedt, komandan Bangsa Laut ini mungkin mengidap gangguan jiwa!
Pendekatan bertahan sudah tak relevan bagi pasukan Bangsa Laut. Kedua legiun campuran besar yang mendarat di Padang Rumput Donau ini bukan hanya bertujuan menghancurkan Kerajaan Bimeng, tapi juga bekerja sama dengan pasukan utama Bangsa Laut di front timur untuk menjepit manusia Aiqin dari barat ke timur!
Jika sekarang tak bisa melahap Bimon sekaligus, mengapa masih membuang waktu di sini?
Meski situasi pertempuran kurang menguntungkan, keunggulan Bangsa Laut tetap dominan. Yang perlu dilakukan adalah menyesuaikan strategi tepat waktu, bukan memperebutkan gengsi sesaat! Terus berkelahi mati-matian dengan Bimon adalah tindakan kontraproduktif, mengubah perang menjadi permainan catur dan adu emosi!
Rundstedt meragukan apakah dalam menyusun Rencana Operasi, Bangsa Laut benar-benar menetapkan batas waktu bagi kedua pasukan yang mendarat di Danube untuk mencapai Doluote.
“Jika komandan Pasukan Gabungan Hai-Mu digantikan olehku, aku akan meninggalkan satu juta orang Mouran di Dataran Liar Donau untuk perlahan-lahan mengawasi pembuatan alat pengepungan dan menyerang kota-kota Bimon, sementara dua juta pasukan laut yang tersisa langsung bergerak menuju Kastil Yifu di Doluote! Buat apa mempertahankan begitu banyak orang? Pertempuran pengepungan kota toh tetap harus mengirim pasukan secara bertahap!” Setelah mendengar analisis Rundstedt, Lao Liu menggertak Yang Mulia Sal secara pribadi: “Berjuang mati-matian dengan kita hanya demi permusuhan sejarah, komandan Pasukan Gabungan Hai-Mu ini benar-benar tolol!”
Bersumpah kepada dua Dewa Laut Amphitrite dan Neptunus, ternyata di pasukan Bangsa Laut juga ada yang berpikiran jernih.
Tak perlu menyebut orang lain, dua Pangeran Mahkota Karang saja sudah berkali-kali memberi nasihat kepada Kaisar Xiya Yang Mulia Beckenbauer: Membuang-buang waktu berharga untuk melawan Bimon adalah tindakan sia-sia. Cukup dengan memblokade kota-kota mereka, lambat laun Bimon akan mati kelaparan – makanan pokok Bimon adalah ternak dan keju. Saat ini pasukan kita telah mengepung kota mereka seperti tong besi. Kawanan ternak yang terperangkap di dalam kota tidak bisa digembalakan, hanya mengandalkan pakan ternak. Tak lama lagi mereka akan mati kelaparan. Jika musim dingin, bangkai ternak masih bisa diawetkan. Tapi sekarang musim panas, selama pengepungan terus berlanjut, lihat saja bagaimana Bimon bisa bertarung setelah memakan daging busuk!
Pangeran Ximili'an dan Pangeran Lionheart yang menyia-nyiakan pasukan berharga untuk memaksakan penyerbuan kota, membuat banyak perwira Bangsa Laut merasa tidak puas. Namun karena mereka telah gugur demi negara, kritik ini hanya bisa disimpan dalam hati.
Singkatnya, meskipun Kerajaan Bimeng dihancurkan, itu hanyalah kemenangan taktis yang tidak membantu strategi keseluruhan - ras mana di Benua Aigean yang paling berbahaya? Tentu manusia dengan basis populasi terbesar dan peradaban sihir tertinggi!
Dibandingkan manusia, Bimon hanyalah penyakit kulit ringan yang tidak bisa mengubah situasi perang di Benua Aigean!
Jika dua divisi cadangan yang mendarat di Padang Rumput Donau tidak bisa segera menjepit manusia dari sisi barat Aigean, pasukan manusia akan berkonsentrasi penuh menghadapi pasukan Bangsa Laut di front utama. Kini pasukan laut di front timur telah terjebak di Rawa Alpen. Terbatas oleh medan, keunggulan jumlah pasukan laut tidak bisa dimanfaatkan, hanya bisa bertarung dengan pasukan utama manusia secara bertahap dalam waktu dan pengorbanan!
Jika situasi ini terus berlanjut, pasukan utama Bangsa Laut akan terpaksa membagi pasukan ke utara, melintasi Pegunungan Huo Gu, mencoba mengepung garis depan untuk memecah kebuntuan - berita tentang "Jurang Ruang-Waktu" yang terbuka lebih awal dan rencana invasi Bangsa Iblis ke Aigean, telah diketahui Bangsa Laut dari tawanan manusia.
Ini kabar buruk yang tak terduga bagi semua Bangsa Laut. Sepanjang sejarah, mereka belum pernah berinteraksi dengan Bangsa Iblis, hanya mendengar kabar angin tentang ras kuat dari dunia lain ini, tak pernah membayangkan akan berperang dengan lawan seperti itu.
Jika manusia tidak segera diselesaikan dan jantung Aiqin tidak dipertahankan erat-erat, siapa tahu bagaimana situasi perang akan berkembang jika pasukan bangsa iblis tiba-tiba ikut campur!
Tapi mengirim pasukan ke utara ke Pegunungan Huo Gu juga memiliki kelemahan besar bagi Bangsa Laut: Cuaca dingin wilayah utara tidak hanya akan menyebabkan banyak korban non-tempur, tetapi juga memberatkan tenaga logistik!
Karena itu, pasukan Bangsa Laut yang mendarat di Dataran Liar Donau telah menjadi mata rantai terpenting dalam Tata Letak Strategis. Asalkan mereka bisa merebut Doluote dengan cepat, manusia akan hancur dan situasi Aiqin akan menjadi jelas!
Kabar tentang bangsa iblis datang terlalu mendadak. Sekarang merekrut dan mengorganisir pasukan besar dari lautan untuk mendarat di Donau, entah jenderal maupun marsekal mana pun tidak tahu apakah masih ada waktu! Dengan "jurang ruang-waktu" sebagai jalur invasi, bangsa iblis jauh lebih mudah merebut wilayah vital dibanding Bangsa Laut!
Dua Pangeran Mahkota Karang bahkan menggunakan prestasi Liu Zhenhan sebagai perumpamaan saat menasihati Kaisar mereka: "Jika bahkan Bimon yang sepakat tak berotak tahu menggunakan operasi lompat katak untuk melewati target militer tanpa nilai strategis, mengapa Yang Mulia yang agung tidak mencobanya?"
Yang Mulia Beckenbauer dengan keras kepala layaknya Hitler menolak saran kedua Pangeran Mahkota Karang tersebut.
“Kaisar Putri Duyung ini dan Ratu Siren yang sama-sama murka itu, Yang Mulia He Lan, dengan teguh meyakini: Pasukan Bimon sama sekali takkan mampu menandingi serangan pasukan Bangsa Laut. Khimera berat hanya bisa membuat Bangsa Laut menderita sekali saja! Selama kita waspada, Legiun Laut akan seperti sabit memotong gandum, menghapus Bimon dari peta Aiqin untuk selamanya!”
Korban berat di kalangan Putri Duyung dan Siren, serta kegagalan Pasukan Gabungan "Hai-Mu" di Weisisipang, hanyalah akibat kecerobohan sementara Bangsa Laut. Jika bicara kekuatan sejati, Bimon bahkan tak pantas mengangkat sepatu Bangsa Laut!”
“Pasukan Bimon kini berkumpul di Provinsi Timur Laut, pertahanan kota-kota lain pasti kosong! Ini kesempatan emas untuk serangan tiba-tiba! Dengan menyerang dua kota besar mereka sekaligus, pasukan Bimon pasti keluar bertempur! Setelah kita sapu bersih mereka, masih ada waktu untuk menyerang Doluote!” Raungan Beckenbauer bergemuruh dan bergulung di Dataran Carimodo: “Simirian tak boleh mati sia-sia di tangan barbar ini! Dendam ini harus kubalas! Perintahku: Segera rekrut cadangan, bentuk legiun formasi kedua untuk mendarat di Danube! Takkan kuberhenti sebelum membantai sampai habis Bimon-Bimon jancuk ini!”
“Kekaisaran Alis kami juga telah melengkapi pasukan yang menyerang Shabak dengan senjata rahasia! Asalkan bisa memaksa Bimon bertempur di lapangan terbuka, saya yakin pasukan kita pasti menang!” Ratu Siren Chao Helan sangat mendukung keputusan Kaisar Putri Duyung: “Saya akan segera mengirim surat untuk memanggil Naga Laut. Bukankah mereka sudah dimobilisasi sejak lama? Suruh mereka segera mendarat di Danube! Bantu Bimon menghapuskan ras mereka sampai tak bersisa!”
Dua legiun laut yang mendarat di Dataran Liar Donau, dalam hal komando tertinggi dibagi rata antara Putri Duyung dan Siren. Panglima tertinggi pasukan gabungan Hai-Mu yang menyerang Shabak adalah Adipati Chao Qinglong dari Bangsa Laut Alis, yang tak lain adalah suami Ratu Siren Chao Helan. Dengan tragis, sang adipati hancur lebur oleh ledakan ranjau darat formasi teleportasi.
Maka kemarahan Ratu Siren pun menjadi wajar. Sebenarnya dia lebih ingin membalas dendam pada Bimon daripada Kaisar Putri Duyung.
Baik Marsekal Siren maupun Pangeran Penjaga Perbatasan Putri Duyung, semuanya adalah perwira veteran yang teruji dalam formasi perang. Saat ini mereka tentu paham harus menasihati kedua Yang Mulia agar tidak terpancing emosi. Jika situasi benar-benar berkembang seperti ini, mungkin setelah kemarahan mereka mereda, kedua Yang Mulia akan berpikir kembali untuk mengutamakan kepentingan besar. Namun munculnya seorang utusan misterius mengokohkan tekad Ratu Siren dan Kaisar Putri Duyung untuk membalas dendam pada Bimon, sekaligus membuat para jenderal Siren Alistair dan Putri Duyung Xiya kehilangan alasan untuk membantah.
Bab 653 Naga, Datang Bertamu!
Waktu segera memasuki bulan Agustus.
Dibandingkan dengan Juli yang banjir darah, kobaran perang di Benua Aigean mulai mereda. Namun ketenangan ini bagaikan Laut Sunyi yang sedang mengumpulkan badai, semua pihak tahu letusan berikutnya akan berarti angin puyuh dahsyat yang lebih mengerikan.
Di medan perang utama Dataran Carimodo, pasukan manusia dan Bangsa Laut terlibat dalam perang stagnan di Rawa Alpen. Setelah beberapa kali mencoba serangan, pasukan Bangsa Laut tetap gagal memasuki wilayah inti Aigean seluas 3,32 juta kilometer persegi.
Pasukan manusia masih bertahan dengan mengandalkan "Tembok Rintihan". Kali ini 400.000 lebih kumpulan orang tidak terlatih telah berganti menjadi tentara reguler berpengalaman, dengan panglima tertinggi Marsekal Sidoff yang legendaris dijuluki "Dewa Perang Tak Terkalahkan" di dunia manusia.
Meski garis depan yang hanya terdiri dari kubu darurat sederhana ini tanpa benteng kokoh atau tembok tinggi, kuantitas pasukan manusia yang masif sudah cukup mempertahankan integritas pertahanan.
Terbatas oleh medan sempit Rawa Alpen yang menyulitkan pengembangan pasukan, Bangsa Laut dengan pasukan besar terpaksa mengisi celah pertahanan dengan mengirim prajurit secara bergelombang. Semua tahu strategi meneteskan minyak ini bertentangan dengan prinsip militer, namun mereka tak punya pilihan lain.
Pegunungan terjal yang tak bisa dielakkan memaksa mereka menghentikan langkah penaklukan, terlibat dalam perang gesek dan perang habisan yang tak bergizi dengan lawan.
Selama satu hari belum menghabiskan moral pasukan manusia dan pasokan logistik, pasukan Bangsa Laut takkan bisa maju seinci pun.
Di garis depan ini, manusia telah menambahkan pasukan hingga 3 juta tentara reguler dan ribuan alat pertahanan. Dengan basis populasi total mendekati 100 juta, pasukan manusia yang direkrut berikutnya akan terus mengalir dari berbagai daerah. Berdasarkan rasio konsumsi, perang seperti ini bisa berlangsung 10 tahun lagi tanpa kepastian pemenang.
Mungkin manusia tak sanggup bertahan sepuluh tahun, Bangsa Laut juga takkan mampu bertahan selama itu.
Pasukan Bangsa Laut yang mendarat di permukaan memang tak memiliki pasukan serangan jarak jauh. Peralatan berat mereka jauh kalah canggih dibanding manusia, ditambah medan yang tak mendukung membuat keunggulan jumlah pasukan tak berarti. Korban jiwa yang besar sudah mengkhawatirkan.
Terlebih seperti minyak ditumpahkan ke api, Bimon "mendukung" manusia dengan pilar totem lagu perang dalam jumlah besar. Hanya semalam, mereka merampas keunggulan sihir yang sebelumnya dimiliki pasukan Bangsa Laut!
Dalam situasi seperti ini, masih ingin segera membuka jalur menuju jantung Karimdo bagi pasukan Bangsa Laut sudah tidak ubahnya mimpi di siang bolong! Tapi harus diperjuangkan baik bisa dibuka maupun tidak! Pasukan Bangsa Laut sendiri tidak solid. Kerajaan Laut Xiya dan Bangsa Laut Alis berasal dari dua pasukan berbeda. Saat menang di awal, kontradiksi tidak terlihat. Sekarang perkembangan tidak menguntungkan, semua perbedaan internal segera muncul ke permukaan!
Dalam ekspedisi ke Aiqin kali ini, jumlah pekerja sipil dari dua kerajaan laut yang bertugas mengangkut logistik telah mencapai 2,1 miliar orang. Terutama Bangsa Laut Alis, dari negara mereka ke Aiqin, garis pasokan membentang lebih dari 10.000 li. Jika terus dipertahankan seperti ini, bahkan gunung emas dan lautan perak pun akan terkuras.
Semua pandangan tertuju pada Dataran Liar Donau. Situasi pertempuran di sini setidaknya akan menentukan nasib manusia terlebih dahulu!
3 bulan!
Jika dalam 3 bulan, legiun Bangsa Laut yang mendarat di Donau masih gagal merebut Doluote dan memutus tulang punggung dunia manusia, 10 juta pasukan Bangsa Laut di medan tempur utama terpaksa harus mencari cara lain untuk memecahkan kebuntuan. Inilah batas bawah psikologis elit Bangsa Laut.
Dari waktu ini kita bisa melihat ambisi Bangsa Laut: Pasukan gabungan Hai-Mu hanya membutuhkan satu bulan untuk berbaris dari Padang Rumput Donau utara ke Doluote tanpa pertempuran. Sementara kastil Yifu di front utama hanya memiliki medan terbuka selebar 1.000 yard lebih, dengan tebing curam di kedua sisi. Untuk merebut benteng strategis "Garis Langit" ini, setidaknya dibutuhkan satu bulan.
Ini berarti Bangsa Laut hanya memberi waktu satu bulan untuk menghapuskan Bimon!
Dan dalam satu bulan ini, masih harus menyisihkan setengah bulan lagi untuk membangun alat pengepungan!
Jeda serangan Bangsa laut adalah hal yang paling diharapkan manusia. Mereka sangat berharap bisa menyisihkan waktu untuk melakukan penyesuaian ulang, menyeleksi dan menempatkan pasukan di Kastil Yifu Kadipaten Dolot, mencegah Bemon membuat kesalahan yang bisa menyebabkan masalah domestik.
Soal apakah Bangsa laut bisa mengalahkan Bemon dalam setengah bulan, bahkan ahli militer manusia dengan wawasan paling tajam sulit memastikan - Bangsa laut memang terlalu kuat!
Tapi Bemon di masa kini juga sama kuatnya!
Kedua kekuatan tertinggi ini masing-masing punya keunggulan, siapa yang menang masih menjadi tanda tanya.
Perang Danube terus berkembang dengan ritme yang tetap di bawah pengawasan semua pihak.
Tak lama, taktik pembumihangusan dan perusakan militer Bemon sebelum perang mulai menunjukkan efek besar. Berbagai kontradiksi dan kesulitan mulai bermunculan di Pasukan gabungan "Hai-Mu" yang mengepung Shabak.
Untuk mencegah gugus khimera berat Imam Bemon menerobos, pasukan gabungan terakhir ini membangun banyak benteng melingkar di luar markas lapangan - langkah ini perlu tapi juga menimbulkan masalah: pembangunan benteng tanah-kayu ini menghabiskan banyak kayu siap pakai dari laut, menyebabkan kelangkaan material kayu untuk pembuatan alat pengepungan berikutnya. Banyak perajin pun tak bisa bekerja tanpa bahan baku.
Provinsi Barat Laut Bimon bukanlah Provinsi Timur Laut yang berbatasan dengan hutan pinus kaki gunung bersalju. Di sini membentang Gurun Besar yang luas dengan bentang alam karst khas. Jangankan pepohonan, bahkan rumput liar yang subur pun tidak ada. Hanya kaktus-kaktus dan tumbuhan pakis pendek yang tersebar.
Untuk mendapatkan kayu-kayu vital, panglima baru Pasukan Gabungan Hai-Mu, Duchess Maria Highgrove sang jenderal ulung Siren, mengerahkan kavaleri unta pilihan. Rencananya adalah menyusup dengan pasukan kecil secara cepat dan tersembunyi ke kaki Pegunungan Salju Himalaya Taymur untuk menebang pohon. Kalkulasi Duchess Siren ini terbilang cerdik - Padang Rumput Donau di utara memiliki wilayah seluas 600-700 ribu kilometer persegi. Pasukan kavaleri ribuan orang yang disebar di area seluas itu akan seperti oasis di gurun pasir yang nyaris tak terlihat. Dengan mobilitas tinggi kavaleri, meski Bimon menyebarkan banyak pengintai, selama pasukan berhati-hati memilih rute optimal dan melakukan manuver flanking besar-besaran bila perlu, seharusnya sulit terdeteksi.
Namun kenyataan tak seindah rencana. Dua tim penebang kayu yang dikirim Duchess Siren raib bagai ditelan bumi. Puluhan tim pengintai yang dikirim kemudian untuk menyelidiki pun tak ada yang kembali membawa kabar. Barulah Duchess Siren menyadari betapa seriusnya situasi ini.
Setelah menerima perintah dari Panglima Tertinggi, 80.000 kavaleri Mouran yang bersenjata lengkap menaiki unta dan bergerak ke timur untuk menyelidiki keberadaan tim penebang kayu dan unit pengintai.
Dalam radius 500 hingga 700 li sebelah timur Shabak, mereka menemukan ribuan hyena bermata merah berbadan gemuk serta tulang-belulang yang berserakan.
Tim penebang kayu dan pengintai semuanya terdiri dari kavaleri qingyise. Kemampuan pasukan Bimon membantai pasukan berkuda dengan mobilitas luar biasa ini tanpa menyisakan satu pun korban selamat, bahkan tak ada yang bisa kabur untuk melapor, membuat Pasukan Gabungan "Hai-Mu" yang mengepung Shabak merasakan kengerian yang mendalam.
Tak ada yang berani melanjutkan pergerakan ke timur. 80.000 kavaleri Mouran kembali ke markas dengan diantar suara hyena yang asyik mengunyah daging dan tulang.
Dari perspektif militer Bumi, Perang Dunia di Benua Aigean yang melibatkan berbagai ras, negara, dan etnis dengan total pasukan lebih dari 10 juta orang ini terkesan terlalu sembrono. Selama perang berlangsung, baik manusia, Bimon, bangsa laut, maupun Mouran sama-sama kekurangan informasi akurat tentang lawan. Banyak data yang digunakan masih merujuk pada catatan berusia ribuan tahun yang tidak lengkap dan ambigu.
Situasi ini tampaknya tak akan mengalami perubahan mendasar. Ciri fisik ras-ras yang berperang terlalu mencolok, membuat mata-mata dan penyusup hampir mustahil menyusup.
Selain memperoleh informasi umum dari mulut tawanan, pasukan berbagai ras hanya bisa mengandalkan pertempuran berdarah demi pertempuran untuk perlahan memahami perkembangan musuh saat ini.
Pasukan gabungan Hai-Mu yang mengepung Shabak adalah perwujudan anomali ini. Sejak menjabat, Dukawati Maria Gaoshu—jenderal ulung Siren—tak pernah berhasil mengungkap total pasukan Bimon, jumlah Penyihir, dan Pendeta, serta distribusi garnisun mereka.
Selain mengetahui informasi kasar tentang populasi Bimon yang mencapai 6 juta, ia hampir tak tahu nama panglima atau ciri taktis mereka. Mengenai kekuatan tinggi, ia hanya tahu ada Tuan Tanah Feilengcui dan Imam Phoenix Api.
Ia terus memikirkan hingga otaknya nyaris pecah: Mengapa pemanah elf muncul di benteng Shabak?
Lebih menggelikan, setelah kekalahan di Weisisipang, sisa pasukan Mulan yang lolos ke Shabak melaporkan tentang 100.000 Angkatan Udara Sapi Elang. Namun Dukawati Maria keliru mengira mereka sebagai Bimon Bordir—Siren di kerajaan laut Alexius tak tahu bahwa di Padang Liar Donau kini ada negara Elf Jatuh Lusern. Padahal ras Bordir sudah 1000 tahun hanya tersisa dua ras darat yang tak bisa terbang.
Mengenai satelit pengintai Bimon yang berpatroli di atas Padang Liar Kuno—ribuan "Mata Penyihir Saruman" yang mengawasi setiap helai rumput di padang gurun, sang dukawati ini sama sekali tidak memiliki akses untuk mengetahuinya. Dia masih berpuas diri dengan rencana penyerangan Provinsi Barat Laut Bimon melalui pembagian pasukan di malam hari; masih menyimpan kepuasan tersembunyi, bertanya-tanya apakah persediaan makanan Bimon seharusnya sudah mencapai batas maksimal seiring lamanya waktu blokade.
Baru ketika pasukan yang menyerbu Provinsi Barat Laut Bimon kembali dengan laporan kilat bahwa Daerah Aliran Sungai Sanggan telah menjadi surga bagi ikan-ikan mati, dia tersadar dari mimpi indah yang sia-sia ini.
Dalam pertempuran antara si tuli melawan orang buta ini, pihak yang memiliki intelijen lebih detail berarti lebih dekat dengan Dewi Kemenangan.
Tak perlu diragukan, Bimon yang bertempur di wilayah sendiri jelas memiliki keunggulan lebih besar daripada lawannya.
Samudra perang rakyat membuat jenderal ulung terbaik Siren tak berdaya. Secara teori, bahkan jika para penggembala laut yang terus-menerus menyumbat muara Sungai Sanggan dengan kawanan ikan migran ditarik sekarang, membiarkan bangkai ikan membusuk mengalir ke laut pelan-pelan lalu mengisi kembali sungai dengan kawanan ikan segar, setidaknya dibutuhkan waktu kerja satu bulan—belum termasuk sumber daya manusia, material, dan waktu yang dibutuhkan Bangsa Laut untuk remobilisasi di garis belakang!
Jika benar demikian, rencana Bangsa Laut untuk menaklukkan Doluote dalam tiga bulan sama sekali menjadi lelucon besar. Tanggung jawab sebesar ini takkan sanggup dipikul oleh Duchess Siren.
Setelah pertimbangan matang, Duchess Maria Gaoshu mengambil jalan tengah. Pasukan yang semula menuju Provinsi Barat Laut Bimeng diperintahkan berbalik arah, beralih mengumpulkan perbekalan di sekitar garis pantai utara Danube - prosedur yang rumit ini tak perlu dijelaskan lagi. Yang lebih merepotkan, jika di kemudian hari Pasukan Gabungan Hai-Mu bergerak masuk ke dalam wilayah Danube, beban logistik akan menjadi angka astronomis.
Mempertahankan perbekalan tempur untuk satu juta pasukan selama setengah bulan saja, jumlah pekerja sipil bangsa laut yang harus dimobilisasi untuk mengangkut logistik minimal mencapai 500.000 orang. Seiring perluasan garis depan, angka ini akan berlipat ganda lagi.
Namun melihat kondisi saat ini, Duchess Siren yang berada di bawah tekanan militer terpaksa melakukan ini. Bahkan diam-diam ia merasa lega - untungnya jarak Shabak ke garis pantai utara tidak terlalu jauh. Jika waktu tempuh pulang-pergi melebihi satu bulan, Pasukan Gabungan Hai-Mu takkan bisa mengatasi krisis hanya dengan memangkas jatah makanan!
Sekali mengurus dua hal, melalui jalur logistik baru yang dibuka, Duchess Siren bahkan mengirim tim penebang kayu lewat jalur laut memutar ke kaki Pegunungan Salju Himalaya Taymur.
Sebagai komandan berpengalaman tempur, Duchess Maria Gaoshu tahu sekarang sama sekali tak perlu lagi memikirkan omong kosong "merebut Doluote dalam tiga bulan". Menurut perkembangan situasi perang, apakah Kerajaan Bimeng bisa ditaklukkan dalam tiga bulan pun masih tanda tanya besar.
Jalur logistik Pasukan gabungan "Hai-Mu" diputus paksa, serangan pun terpaksa ditunda. Namun Naga Laut dengan bodohnya memulai perjalanan mereka.
Dahulu suku kelawar manusia Hua Lunbo'er pernah mewakili Bangsa Iblis membuat perjanjian aliansi perang saling membantu dengan Naga Laut. Tapi setelah suku kelawar manusia dibasmi oleh manusia bersama Liu Zhenhan, Naga Laut yang ingin kembali ke daratan kehilangan informasi tentang hal ini.
Sebelum Alexius dan Xiya bersama-sama menyerang Aiqin, Naga Laut yang mendapat kabar sempat mendesak untuk bergabung dengan pasukan agresi Bangsa Laut. Namun elit kedua kerajaan laut ini meremehkan kekuatan Naga Laut yang nyaris menyedihkan. Terhadap permintaan perang Naga, para pemimpin Xiya dan Alexius secara licik memutuskan untuk mengerahkan pasukan Naga sebagai tumbal saat Pasukan gabungan "Hai-Mu" membersihkan Kerajaan Bimeng dan menyerang kastil Yifu di Doluote yang menjadi benteng strategis.
Perang Danube berjalan lambat dan penuh kesulitan. Ratu Siren yang bersumpah membalas dendam untuk suaminya langsung teringat bahwa selain Pasukan gabungan "Hai-Mu", di pantai barat Danube mereka masih memiliki sekutu alami - Naga!
Setelah menerima kabar tentang pengiriman pasukan, Naga Laut yang sudah tak sabar menanti langsung menginjakkan kaki di wilayah barat Dataran Liar Donau dengan penuh semangat - para Naga ini justru merasa berterima kasih kepada Alexius dan Siren. Menurut perkiraan mereka, musuh yang harus dihadapi adalah pasukan manusia terkuat Aiqin, tak disangka sekarang malah diganti dengan Bimon yang sudah merosot dari Gunung Barat, apa lagi yang perlu dikhawatirkan!
Di padang gurun selatan yang luas, satu-satunya permukiman Bimon hanya Feilengcui di hulu Sungai Sanggan. Maka pasukan besar Naga Laut bergerak dari barat ke timur dengan penuh kemenangan, sama sekali tidak menemui hambatan kecuali gerombolan perampok yang bertebaran seperti kutu.
Berbeda dengan padang gurun utara yang dijaga Shabak dan Weisisipang, wilayah selatan Sungai Sanggan adalah ruang hampa kekuatan militer Bimon. Lingkungan tanpa pemangsa alami memungkinkan berbagai suku perampok dan aliansi penjahat berkembang biak di sini. Menghadapi serangan mendadak pasukan Naga, para jagoan yang biasa "membagi emas dengan timbangan besar dan melahap daging dengan mulut lebar" ini lari pontang-panting bagai babi dikejar serigala.
Hanya dalam tiga hari, tokoh legendaris padang gurun seperti Goblin Beruang dan perampok legendaris Rogge, gerombolan liar Zi Chuanxiu, serta raksasa ogre bandit Amy telah dipenggal kepalanya. Kepala-kepala itu ditancapkan di panji resimen Naga untuk diarak keliling, membuat semua suku perampok di sepanjang jalur pelarian gemetar ketakutan.
“Naga termasuk dalam kategori Elf Jatuh yang asli, mereka adalah keturunan langsung dari Elf Bulan yang merupakan elf kelas tinggi. Meskipun karakter mereka sudah sangat berbeda dengan Elf Bulan, mereka masih mewarisi beberapa kelebihan Blood Elf Murni; contohnya dalam pemilihan makanan, Naga tidak sama dengan bangsa laut lainnya. Selain ikan hidup dan udang segar, pasukan Naga lebih bergantung pada variasi "Lotus Silk" yaitu "Laut Teratai Kuno" untuk perbekalan logistik.
Makanan khusus "Lotus Silk" yang ditanam Elf Bulan merupakan jatah makanan tempur terbaik di dunia yang dikenal. Lumut yang dibuat dari "Laut Teratai Kuno" juga seperti biskuit soda dari "Lotus Silk", cukup dimakan satu suap untuk bertahan seharian tanpa makan – berkat kelebihan ini, Naga takkan bisa menempati Sungai Sanggan untuk mengisi perbekalan, langsung menyerang provinsi barat laut Bimon sesuai perjanjian, ke tanah leluhur Bordir di Rawa Senja, Kota London.
"Beri aku sebuah Rencana." Liu Zhenhan melempar peta sihir ke hadapan Rundstedt.
Selama hampir setengah bulan terakhir, Meishuai terus bermarkas di Feilengcui. Karena situasi perang relatif tenang dan pertempuran besar Shabak belum pecah, selain sesekali mengerahkan angkatan udara Lusern untuk memusnahkan sisa-sisa pasukan yang kocar-kacir, dia hanya duduk menonton Rekaman Di Wei yang dikirim dari manusia berulang-ulang, mempelajari jenis pasukan dan taktik bangsa laut.
Fakta membuktikan bahwa pertempuran di Weisisipang sama sekali tidak mencerminkan ciri khas taktik Bangsa Laut. Rekaman Divi yang dikirim dari garis depan manusia telah menjelaskan hal ini dengan gamblang - pasukan Bangsa Laut tidak hanya mengandalkan taktik kerumunan manusia untuk menang!
Rundstedt saat ini sedang menyaksikan rekaman pertempuran pasukan laut menyerang Kota Leeds. Di layar perak Divi yang berkilauan, pasukan laut yang bergerak seperti ombak terus menerjang benteng Kota Leeds gelombang demi gelombang. Batu terbang, anak panah silang, dan anak panah berbulu yang berhamburan seperti hujan menghujam kerumunan pasukan laut, bagaikan kerikil kecil yang dilempar ke sungai.
Di atas benteng Kota Leeds, langit dipenuhi awan gelap. Pilar-pilar kilat yang rapat seperti hutan terus menyambar tanpa henti.
Ahli Sihir Pencabik Badai dari Kerajaan Laut Xiya adalah Kepiting Biola Makura, yang paling ahli dalam sihir elemen air. Sedangkan penyihir belut listrik dari Bangsa Laut Alis menguasai sihir listrik.
Dalam pertempuran Kota Leeds, para penyihir pencabik badai dari dua kerajaan laut ini menunjukkan mode serangan magis baru: Ribuan penyihir kepiting biola menggunakan "Sihir Hujan Lebat" yang tidak berbahaya untuk menurunkan air terjun di benteng Kota Leeds. Sementara itu, banyak penyihir belut listrik menggunakan "Rantai Kilat Tiga Lapis" mereka, menyambar air terjun yang mengalir deras di tembok kota itu. Serangan listrik yang tak terhitung jumlahnya berubah menjadi hutan kanji listrik yang menutupi benteng tanpa pandang bulu.
Mode serangan magis dengan kombinasi dua elemen sihir ini memiliki efek pertempuran yang sangat spektakuler dan mengerikan. Lebih penting lagi, kombinasi sihir ganda ini mengubah jalur serangan yang awalnya hanya lurus menjadi tembakan melengkung - hal ini sangat krusial! Pasukan manusia yang bertahan di benteng atas dengan memanfaatkan medan mungkin masih bisa menghindari serangan lurus, tapi tembakan melengkung sama sekali tidak bisa dihindari!
Kota Leeds adalah ibu kota Kerajaan Santo Tulanduo. Negara manusia ini memiliki atmosfer magis yang sangat kental, terkenal dengan banyaknya penyihir andal. Karena dahulu negara ini memuja Dewi Bumi Pei Wu'an, masih banyak ahli sihir tanah fanatik yang tersebar di kalangan rakyat.
Namun kerajaan manusia dengan kekuatan penyihir yang tidak lemah ini, di hadapan serangan sihir pasukan laut, sama sekali tidak terlihat sedikit pun ruang atau tanda-tanda serangan balik sihir!
Kombinasi sihir!
Istilah magis baru ini, yang menyapu dunia manusia bersama pasukan laut, melalui dampak dan kelanjutan perang, akhirnya mendapat tempat dalam teori sihir Aiqin - penyihir biasa dari aliran berbeda ternyata bisa menghasilkan efek mirip sihir koktail Santo melalui kerja sama yang luar biasa, benar-benar membuat orang terkesima!
Pada Perang Darat-Laut sebelumnya, Ahli Sihir Pencabik Badai dari Bangsa Laut tidak menunjukkan kerja sama yang begitu mengagumkan. Tak diragukan lagi, Bangsa Laut juga terus berkembang. Kombinasi sihir yang mereka gunakan, baik dalam orisinalitas maupun efektivitas tempur, tak kalah dengan formasi perang magis 11 orang yang dikembangkan manusia.
Bayangkanlah, andai Kota Suku Rubah malam itu tak mendapat efek penganugerahan anti-sihir dari pilar totem lagu perang Weisisipang, pastilah seluruh kota akan terbakar menjadi lautan mayat oleh plasma listrik dari ribuan air terjun yang mengalir deras!
Rundstedt menyimak dengan penuh konsentrasi, tangannya mencengkeram peta magis yang dilempar Liu Zhenhan, matanya enggan berpaling dari layar Divi. Seperti orang kehausan, ia menyerap taktik sihir yang belum pernah ada di dunia gurun, menganalisis sendiri poin-poin transisi pertahanan dalam pertempuran. Kertas alang-alang di depannya penuh coretan simbol tulisan menggunakan pena bulu angsa.
Lao Liu sudah memanggilnya tiga kali tanpa respon. Dengan gerakan cepat, telapak tangannya mendarat di kepala Rundstedt dengan suara "braak!"
Meishuai merah padam wajahnya, menggigit-gigit gigi lama di hadapan Lao Liu sebelum akhirnya mengambil peta magis dengan malu. Tapi begitu melihatnya, kepalanya langsung terangkat, pandangannya menancap tajam ke Lao Liu, emosi dalam matanya berubah ratusan kali dalam sekejap.
Manfaat strategis peta panorama pandangan udara dari ketinggian dalam militer, semua komandan yang pernah memimpin pasukan pasti paham betul.
Rundstedt baru menyadari sekarang, ternyata Bimon telah sepenuhnya menguasai pergerakan legiun besar-besaran di Dataran Liar Donau.
"Beberapa hari lalu, Anda bilang Pasukan gabungan 'Hai-Mu' memisahkan pasukan ke barat laut, sebenarnya bukan dari pengintaian, tapi dari pesan yang didapat melalui peta sihir ini, benar?" Rundstedt mengajukan pertanyaan di luar konteks ke Lao Liu.
"Benar."
"Kalau pasukan Bangsa Laut tidak kalah, itu sungguh melawan keadilan ilahi! Kau monster ini, ternyata punya logistik dan teknologi secanggih ini untuk mengintai seluruh padang gurun."
"Terima kasih pujiannya, tapi menurutku sekarang Anda harus membuat rencana militer. Bukan mengeluarkan keluhan tak berguna."
"Dengan frame yang diambil dari ketinggian ini, aku hanya bisa memperkirakan jumlah pasukan mereka secara kasar." Rundstedt menatapi peta di tangannya, menyipitkan mata ke Lao Liu: "Pasukan 200.000 orang? Kapan jumlah Bangsa Laut pernah sedikit begini? Pasti masih ada peta sihir lain, mana sisanya?"
"Tak kusangka anjing penjilat Bangsa Iblis si Naga Laut, tiba-tiba berubah jadi kaki tangan Bangsa Laut." Liu Zhenhan menggeretakkan giginya, tersenyum sambil mengeluarkan dua lembar peta dari dada seperti mengeluarkan uang, melemparkannya ke depan Rundstedt: "Bangsat! Dunia ini sudah jadi apa!"
"Tak heran jumlah pasukan sedikit, ternyata ini Naga. Tapi jangan diremehkan, soalnya Elf Jatuh itu seluruh rakyatnya bisa menjadi tentara. Aku pernah dengar, Naga yang hidup di Laut Barat Danube punya 20.000 pengikut. Elf Jatuh berlengan banyak ini, baik sihir maupun ilmu bela dirinya sama-sama berbahaya..." Rundstedt menyusun tiga frame peta sihir di meja, mengeluarkan kaca pembesar bundar dari pelindung pergelangan tangan kulit manusia, menempelkannya di kelopak mata kiri, lalu memindai setiap frame dengan cermat.
Frame peta sihir pertama hanya menampilkan bayangan hitam samar di antara aliran sungai dan pegunungan. Rundstedt mengandalkan frame ini untuk memperkirakan jumlah pasukan. Frame kedua diambil dari ketinggian yang jauh lebih rendah. Dominasi warna hijau padang gurun memenuhi frame, di perbatasan antara anak sungai kecil dan bayangan bukit, formasi pasukan berbentuk belah ketupat sedang bergerak maju.
Frame ketiga lebih parsial. Frame ini hanya menampilkan gambar cumi-cumi raksasa yang melangkah dengan kaki besar, menarik cangkang kerang raksasa yang memikul logistik sebesar gunung.
"Lebih baik kau berikan aku gulungan sihir pertama itu!" Rundstedt melepas kaca pembesar, memandangi Lao Liu dengan marah: "Semua data yang bisa didapat dari dua gulungan terakhir ini sudah terlihat di gulungan pertama! Gurita raksasa di gulungan ketiga ini apa? Jelas-jelas sampah yang tak bisa lepas dari perlindungan Formasi 'An Er Le'! Xiya dan Alexius saja pakai kura-kura raksasa amfibi sebagai hewan logistik! Kalau mau kasih, kasih yang berguna! Ini sama sekali bukan komposisi jenis pasukan!"
"Tebakanmu benar, pasukan Naga ini memang sekitar 200.000 personel. Bagian utama terdiri dari 60.000 prajurit anjing laut dan 60.000 prajurit singa laut sebagai infanteri. Ada sekitar 20.000 pasukan perang singa laut dan 20.000 kavaleri gajah laut. Naga sebagai tulang punggung sekitar 8.000 orang. Sisanya 20.000-30.000 kuda laut mengusir 50-60 ekor gurita raksasa. Mereka bisa disebut pekerja sipil atau logistik, pokoknya jangan dimasukkan dalam pasukan tempur." Liu Zhenhan menghitung jari: "Senjata pasukan Naga ini sudah dari baja, tapi zirah dan perisai kebanyakan masih dari kerang dan cangkang kepiting."
Rundstedt menelan ludahnya dengan keras.
"Ngomong-ngomong..." Lao Liu memiringkan kepala sambil berpikir, lalu menambahkan: "Di bidang senjata berat, mereka juga membawa sepuluh 'Pohon Perang Hailan', peralatan berat lainnya belum terlihat untuk sementara, dan para Naga sendiri membawa senjata semacam busur panah, sss—tahun lalu saat aku berhadapan langsung dengan mereka, para bajingan ini sama sekali tidak menggunakan panah!"
"Delapan ribu ekor Naga? Hmph... Melihat total populasi Elf Jatuh ini, mereka seharusnya sudah mengerahkan semua tenaga yang dimiliki, memobilisasi semua kekuatan yang bisa digerakkan." Rundstedt menekan pelipisnya dengan jari, menutup mata sejenak: "Kepercayaan diri mereka benar-benar besar ya..."
"Tidak berjuang mati-matian bisa? Perairan tempat Naga hidup penuh pusaran arus, air laut keruh, banyak binatang laut ganas yang menjadikan sarang mereka sebagai area berburu, apalagi di sana juga ada banyak ubur-ubur pemakan daging dan karang beracun yang mematikan!" Liu Zhenhan menyeringai: "Ini bukan pertama kalinya Naga berjuang mati-matian, dalam Perang Darat-Laut sebelumnya mereka juga sama giatnya! Terpaksa karena keadaan hidup! Kalau mereka bisa melawan Xiya dan Alexius, takkan berminat mengincar daratan!"
“Biarkan mereka bertarung mati-matian atau tidak!” Meishuai tiba-tiba membuka matanya, senyum nakal muncul di sudut bibirnya: "Fisik Bangsa Manusia Berbulu laut takkan bisa disamakan dengan Bimon darat. Dari 200.000 orang ini, hanya 8.000 Naga yang sedikit rumit. Tapi dengan pilar totem lagu perang, keunggulan ini sudah dinetralisasi. Untuk apa kau bertanya padaku?"
“Sekarang aku ingin bertanya apa rencanamu!”
“Kamu ingin menyerang seperti apa?”
“Aku ingin menyerang seperti apa? Ini harusnya kau yang memberi tahu!”
“Tak masalah. 200.000 orang ini bisa dikalahkan dengan cara apapun - baik pertempuran terbuka di padang rumput, maupun bertahan di kastil Rawa Senja untuk serangan balik!”
“Senang mendengarnya.” Liu Zhenhan menyipitkan mata, menyalakan cerutunya sendiri: "Bertahan di kota pasti aman. Tapi untuk pasukan lapangan, kami Bimon mungkin kekurangan personil. Harap Lusern bisa membantu."
“Tak masalah!” Rundstedt langsung setuju tanpa ragu: "Saranku bertempur di padang terbuka. Bertahan di kastil itu tidak profesional! Tapi... Angkatan udara Lusern pasti bisa sampai tepat waktu, sedangkan pasukan lain mungkin terlambat. Bisakah kau meminta pertimbangan Tuan Mourinho untuk mengirim 50.000 prajurit dari Provinsi Barat Laut, bekerja sama denganku melakukan serangan penumpasan?"
"Lihat! Satu Pahlawan jatuh, seribu Pahlawan bangkit!" Liu Zhenhan sendiri agak terkejut, tak menyangka Rundstedt begitu kooperatif: "Tak perlu cari Murinio, soal pengaturan jumlah pasukan Lusern ini aku punya cara!"
"Kamu..." Rundstedt dalam hati bergumam, dengan hanya sekitar dua puluh cincin tujuh lapis emas itu, mau mengatur transit kota-kota Bimon lain sekaligus memindahkan puluhan ribu pasukan kami, apa ini bukan terlalu nekat?
Lao Liu diam saja, menggigit cerutu sambil tertawa kecut, lalu menoleh dan menepuk tangan keras-keras.
Fatty Luo menenteng baskom penuh cincin tujuh lapis emas, menaruhnya dengan gedebuk di depan Meishuai yang terpaku.
Bab Enam Ratus Lima Puluh Empat: Roda Perang Bersulam
Keputusan Kota Lucerne untuk mengirim pasukan membantu Bimon memusnahkan tentara Naga, bukan wewenang Rundstedt seorang. Statusnya belum setinggi itu.
Melancarkan perang bukan cuma mempertaruhkan nyawa prajurit, tapi juga melibatkan dana dan logistik besar; Seperti pepatah: "Bisnis yang berisiko tinggi tetap ada yang mau, tapi bisnis merugi takkan ada yang melakukan". Elf Jatuh yang licik takkan mau mengerahkan pasukan tanpa imbalan jelas. Siapa yang mau jadi keledai bodoh?
Masalahnya, Tuan Tanah Feilengcui Liu Zhenhan sama sekali tidak memberikan janji apapun pada Rundstedt, namun dengan seenaknya meminta Lusern mengirim pasukan untuk membantu. Gaya bicara dan postur yang arogan ini seolah-olah telah menjadikan ras yang jatuh sebagai bawahan mereka.
"Mimpi di siang bolong!" teriak Ibu Pemimpin Youyue'er yang sedang menjabat sebagai wali kota setelah menerima laporan Rundstedt: "Naga menyerang Bimon mereka, bukan mengganggu Lusern. Keberanian kita mengirim pasukan bantuan saja sudah merupakan tindakan merendahkan diri. Atas dasar apa dia ingin membebankan seluruh perang ini di pundak kita? Apa dia sungguh mengira dirinya sebagai Utusan Dewa Ross? Sinar ini menyinari tubuh babi terkutuk itu!"
Istilah "wali kota bergilir" adalah mekanisme birokrasi sementara yang diterapkan Kota Lucerne saat ini, di mana ras Moore dan Zhuoer bergantian menunjuk perwakilan setiap bulan. Sebagai pemimpin tertinggi, wali kota yang sedang menjabat memiliki hak istimewa untuk memutuskan masalah penting secara otoriter selama masa jabatannya.
Sistem pemerintahan aneh di Kota Lucerne sebenarnya terpaksa dilakukan. Dulu ketika Zhuoer dan Moore baru diasingkan ke dunia bawah tanah, konflik serupa pernah terjadi. Kedua cabang elf ini sama-sama ingin menjadi pemimpin, tak ada yang mau menjadi daun hijau yang mendukung bunga.
"Di dunia bawah tanah tidak ada pemangsa alami, kedua kelompok Elf Jatuh yang tidak sepakat bisa hidup terpisah. Kota Lucerne berbeda, Bimon yang tinggal di Dataran Liar Donau bukanlah manusia gua bawah tanah yang pengecut, tidak mungkin membiarkan Elf Jatuh mempermainkan mereka sesuka hati!"
"Baik ketika Tuan Tanah Feilengcui sebelumnya melakukan pemerasan terhadap Pohon Perang, maupun saat pasukan 100.000 prajurit elang-sapi mati karena wabah misterius selama ekspedisi ke penduduk asli Hutan Salib Selatan, semua ini telah membunyikan alarm bagi seluruh ras terdegenerasi!"
"Jika di saat seperti ini kita tidak bersatu, malah terpecah-belah atau bertikai internal lebih awal, itu sama saja menarik diri ke jurang kehancuran!"
"Seperti pepatah 'Ular tak bisa bergerak tanpa kepala', Kota Lucerne akhirnya menggunakan sistem rotasi kepemimpinan untuk memilih pemimpin tertinggi mereka."
"Rundstedt, pergilah beritahu Tuan Tanah Feilengcui, kami bersedia mengirim pasukan asalkan dia memberikan kompensasi." Raja Moore yang sakit-sakitan mengendus keras: "Misalnya membuka kembali akses ke dunia bawah tanah untuk kita!"
"Dunia bawah tanah memiliki tiga lapisan benua. Salah satunya adalah wilayah kami sejak awal, suruh dia kembalikan!"
"Kami ingin persenjataan mereka! Pilar totem lagu perang! Khimera berat! Cincin tujuh lapis emas!"
"Minta juga bahan pangan, cukup untuk 3 juta orang selama sebulan!"
"Dan garam!"
"Padang gurun terkutuk ini tidak bisa menanam persediaan lumut. Minta penggembala dan ternak dalam jumlah besar!"
“Yang Mulia Raja Shankly telah memulai awal yang baik. Para Ibu Pemimpin Zhuoer dan anggota Wangsa Kerajaan Blood Elf lainnya pun mengajukan permintaan mereka. Bagi ras terdegenerasi yang seluruh rakyatnya bisa menjadi tentara ini, kehilangan target perampasan membuat mereka mustahil bertahan di padang gurun tandus hanya dengan modal terbatas dari bawah tanah.”
“Kumpulkan semua permintaan kami. Bukankah Bangsa Bimon punya pepatah: Jika ingin Hao berlari, jangan harap Hao tak makan rumput!” Ibu Pemimpin Youyue'er selaku wali kota yang bertugas puas dengan kebijaksanaannya: “Rundstedt, serahkan ini padamu! Intinya: Tanpa keuntungan, kami tak akan lagi membantu Bimon!”
Rundstedt memandang para Elf Jatuh ini dengan ekspresi datar, perutnya mual dan hatinya diliputi kesepian yang tak tersampaikan.
Belakangan ini, Angkatan Udara Lusern membantu Bimon membersihkan sisa pasukan Bangsa Laut yang kalah, semua berkat analisis Rundstedt tentang situasi Aigean yang kacau. Satu hal pasti: Jika Elf Jatuh sebagai ras Aigean tetap bersikap ambigu, mereka akan dianggap "pengkhianat Aigean" oleh Aliansi Aigean dan sulit dipercaya Bangsa Laut!
Terhadap sikap "nanti saja kalau sudah datang", "tamu adalah raja, teko tembaga merebus tiga sungai", "teh dingin setelah orang pergi", dan "sementara bergabung dengan yang terkuat" yang dipegang elit Elf Jatuh, Rundstedt merasa bulu kuduknya berdiri!
Mereka sepertinya sama sekali tidak mempelajari situasi terkini, perang yang meletus di Benua Aigean saat ini adalah konflik antara dua wilayah dan ras berbeda yang memperebutkan ruang hidup. Sama sekali tidak ada jalan kompromi atau sikap burung unta. Menyatakan sikap mungkin akan menyinggung satu pihak, tetapi setidaknya bisa memenangkan simpati pihak lain. Jika tidak menyatakan sikap, sama saja menyinggung semua pihak!
Basis populasi Bangsa Laut terlalu besar. Jika Elf Jatuh bergantung pada mereka yang penuh kesombongan ini, bahkan jika Bangsa Laut kelak berhasil menguasai benua, wilayah ini hanya cukup untuk dikonsumsi Xiya dan Alexius sendiri. Hasil terbaik pengkhianatan Elf Jatuh hanyalah status warga kelas tiga di masa depan.
Namun jika Bangsa Laut gagal, akhir yang menanti Elf Jatuh akibat spekulasi politik ini pasti mati tanpa kuburan! Semua ras beradab di Aigean takkan pernah memaafkan pengkhianat mana pun!
Bangsa Laut bukan Bangsa Iblis. Pasukan mereka hanya bisa mendarat di Pantai Utara Danube. Kota Lucerne terletak di sisi selatan Danube, terjepit antara Doluote dan Kerajaan Bimeng. Jika benar-benar memprovokasi Bimon dan manusia, pasukan Bangsa Laut takkan bisa menyelamatkan mereka dari jarak jauh - Smail adalah pemangsa alami Angkatan Udara Lucerne. Jika Bimon benar-benar ingin menghancurkan Lucerne, mereka bisa melakukannya dalam hitungan menit!
Jika Elf Jatuh membuat garis pemisah dengan agresor Bangsa Laut, menunjukkan kesatuan pasukan dengan Aliansi Aiqin, manfaat yang bisa dilihat oleh Elf Jatuh jika Aiqin menang besar di masa depan hanyalah satu: mengubah pandangan bernuansa yang selama ini ditujukan pada ras terdegenerasi!
Bagaimana mungkin membiarkan orang lain tidur nyenyak di samping ranjang sendiri? Elf Jatuh sendiri juga tahu, cepat atau lambat Bimon dan Lusern pasti akan bertempur!
Modal politik yang dikumpulkan sekarang justru bisa menjadi penyangga ketegangan ini, memperjuangkan ruang hidup lebih besar bagi Elf Jatuh.
Bantuan Lusern kepada Bangsa Laut hanyalah penghias kue, sedangkan bantuan tepat waktu Bimon kepada manusia baru akan diingat. Lagipula situasi saat ini jelas menunjukkan Bangsa Laut sedang terpojok di hadapan Bimon. Keuntungan yang bisa mereka raih di Dataran Liar Donau di masa depan masih belum pasti. Jika perang benar-benar tidak menguntungkan nanti, dengan hubungan sekutu, Elf Jatuh bisa mundur ke Doluote, menghindari serangan Bangsa Laut, dan bertahan bersama manusia di posisi strategis - inilah perlindungan strategis yang terus ditekankan Rundstedt dan seluruh elit Lusern! Yang paling dibutuhkan Lusern saat ini adalah perlindungan strategis. Tanpa hubungan sekutu, Bimon takkan mengizinkan Elf Jatuh melangkah satu jengkal pun ke utara Sungai Sanggan, manusia juga pasti takkan mengizinkan Elf Jatuh memasuki Doluote!
"Hari ini saya masih ingin menasihati para Tuan, jika ada kesempatan untuk memperbaiki hubungan diplomatik dengan Bimon, bahkan jika hanya sementara, kita harus mengambilnya! Karena itu, kita harus mengirim pasukan untuk membantu Bimon menyelesaikan Naga!" Rundstedt memilih kata-kata dengan hati-hati, mengingatkan para pemimpin tinggi berpandangan sempit ini tentang fakta: "Para Tuan, coba pikirkan baik-baik. Bahkan tanpa bantuan kita, bukankah Bimon tetap bisa menghancurkan Naga?"
"Jika benar seperti katamu, Feilengcui sudah memiliki begitu banyak cincin tujuh lapis emas, ditambah formasi teleportasi sihir mereka, menurutku mereka seharusnya tidak ada masalah dalam mengatur pasukan untuk memusnahkan Naga!" Ibu Pemimpin Youyue'er yang sedang bertugas menghentikan keributan orang lain: "Tapi yang paling membuatku marah justru ini - mereka jelas punya kemampuan, mengapa harus menyuruh Lusern menjadi tumbal? Ini bukan main kasar?"
Bodoh! Pantas saja hanya pantas mengikat tali sepatu Richard! Rundstedt hampir tidak bisa menahan amarahnya mendengar perkataan ini.
Para Elf ini mungkin terlalu lama terisolasi di dunia bawah tanah, terbiasa dengan situasi dua negara yang saling berebut kekuasaan di satu benua. Dalam hal perebutan kekuasaan dan persekusi politik, mereka sangat ahli, tapi visi strategi dan pemahaman situasi keseluruhan jauh lebih rendah.
"Bukan Bimon yang ingin menjadikan kita tumbal, Yang Mulia Wali Kota." Rundstedt berusaha keras menahan amarah di dadanya, berusaha berbicara dengan tenang: "Alasan Richard mengajukan permintaan yang tidak manusiawi ini sebenarnya untuk menguji batas ketulusan kita Lusern! Ya. Kita memang mengirim 100.000 manusia elang-banteng membantu mereka memberantas pasukan Hai Mu, tapi apa artinya itu? Tanpa kita, mereka tetap bisa membersihkan sisa pasukan itu sendiri, hanya masalah waktu! Sebenarnya bukan hanya Bimon, manusia, Elf, Kurcaci - semua ras beradab Benua Aigean ingin tahu seberapa tulus komitmen kita! Bukti komitmen bukan sekadar memburu tentara yang melarikan diri! Hanya kemenangan resmi di bawah panji kita yang bisa memperkuat kepercayaan Aliansi Aigean terhadap kita! Mungkin aku tidak pantas mengatakan ini, tapi reputasi ras yang jatuh di Aigean sungguh..."
Melihat para elite Lusern di sekelilingnya mengernyitkan hidung dan memiringkan mata dengan wajah kesal, Rundstedt segera menelan kata-katanya yang belum terucap.
"Begini..." Meishuai menggelengkan kepala, mencari sudut pandang baru: "Tanpa membantu Bimon mengatasi Naga, kita takkan pernah mendapat bantuan militer Feilengcui! Mengapa Richard mau mendukung dan menjual pilar totem perang ke manusia secara gratis? Karena dia percaya manusia dan Bimon adalah sekutu di parit yang sama! Jika para bangsawan ingin menjadikan syarat-syarat yang baru diajukan sebagai kondisi pengerahan pasukan Lusern, saya yakin kita akan kehilangan bantuan militer yang seharusnya bisa diperoleh!"
"Maksudmu... kita tidak memiliki leverage untuk memeras Bimon, ya?" Raja Moore perlahan membuka mata tuanya yang keruh, sorot matanya tajam.
"Apakah kamu ingin mengatakan bahwa jika kita mengirim pasukan secara mandiri untuk perang ini, Richard akan menyetujui permintaan kita setelahnya?" Ibu Pemimpin Youyue'er menyela: "Seperti membuka akses ke dunia bawah tanah, memberikan persenjataan dan logistik gratis, serta khimera berat dan cincin tujuh lapis emas..."
"Itu mustahil! Mana mungkin Bimon sebodoh itu?" Rundstedt memotong dengan sinis: "Menurut perkiraanku, Richard mungkin hanya akan memberikan beberapa pilar totem lagu perang saja!"
"Apa konsekuensi buruk jika kita bersikeras menolak mengirim pasukan?"
“Tidak ada konsekuensi buruk yang terlihat jelas, tapi Bimon dan manusia akan meningkatkan kewaspadaan terhadap Lusern.” Rundstedt mengibaskan tangannya: “Ibu Pemimpin tidak perlu khawatir mereka akan langsung memutus hubungan dengan kita. Lagipula mereka sedang sibuk sendiri, dan kita juga tidak memiliki hubungan terbuka dengan bangsa laut.”
“Terisolasi menjadi dunia ketiga.” Yang Mulia Raja Shankly mengangguk bijak sambil berpikir.
Ibu Pemimpin Youyue'er yang memegang kendali keputusan termenung, diam membeku.
Rundstedt cukup cerdik tidak melanjutkan pembicaraan, membiarkan struktur kepemimpinan yang terdegradasi lainnya saling memberi nasihat kepada wali kota yang sedang bertugas, menganalisis rasio risiko investasi dan hasil.
Dia hanyalah pendatang baru, berbeda dengan Black Dragon Neraka yang tak peduli urusan duniawi dan hanya fokus berperang; sebagai inti yang mengambang di luar pusat kekuasaan Lusern, dia hanya memiliki komando sementara tanpa hak memutus. Selain Prajurit Ganas dan pasukan lamanya, tak ada yang mau mendengarkannya di kota ini.
“Berapa banyak pasukan darat dan udara yang kau butuhkan?” Diskusi akhirnya membuahkan hasil. Ibu Pemimpin Youyue'er akhirnya mengikuti saran Rundstedt.
“100.000 pasukan darat, 100.000 angkatan udara, jumlah penyihir tidak boleh kurang dari seribu, Naga Hitam harus ikut bertempur.” Rundstedt menyeringai: “Tentu, aku juga akan mengerahkan pasukanku sendiri.”
“Perlu sebanyak itu penyihir?” Alis Ibu Pemimpin Youyue'er berkerut, tapi setelah memikirkan pentingnya pertempuran ini, akhirnya dia mengangguk setuju.
Setelah memperoleh otorisasi, segalanya menjadi lebih mudah. Berdasarkan peta magis yang menunjukkan arah pergerakan pasukan Naga, Rundstedt menetapkan medan perang utama di zona bukit minyak di padang gurun barat daya - jalur wajib yang harus dilalui Naga menuju Kota London barat daya, berjarak sekitar 300 li dari Rawa Senja. Tanah yang kaya kandungan aspal ini tidak terlihat berbahaya saat suhu rendah, namun di puncak musim panas dengan terik matahari paling menyengat, minyak aspal hitam yang meresap ke permukaan tanah seolah mengenakan gaun hitam megah bagi bumi. Pertempuran besar yang patut diperhatikan ini tidak hanya dihadiri pengamat dari ras Bimon, tetapi juga militer dari manusia, Dubin, Bangsa Laut Dunia Iblis, bahkan Medusa dari Benua Bonaparte yang jauh, semuanya mengirim utusan untuk mengikuti seluruh proses pertempuran dan merasakan langsung kekuatan militer Elf Jatuh serta Naga Laut di jarak dekat.
Pada sore hari empat hari kemudian, pasukan besar Naga akhirnya memasuki zona bukit minyak.
Demi menyembunyikan kekuatan sebenarnya, Rundstedt sama sekali tidak mengerahkan angkatan udara dalam pertempuran pengintai antara kedua belah pihak. Hal ini memungkinkan pasukan Naga bergerak tanpa hambatan hingga tiba di medan perang.
Sama seperti Liu Zhenhan, Imam Utama Angsa Murinio dan Adipati Tua Brückner juga membawa pasukan elit pengawal untuk mengamankan posisi. Mengingat serangan pasukan Naga mengarah langsung ke wilayah kekuasaan suku Smyer, para angsa tentu tidak boleh lengah.
Sayangnya bagi Lao Liu, tidak satu pun saudara Hosea yang ikut, membuatnya menjulurkan leher dengan sia-sia.
Menyaksikan pasukan asing non-Bimon menghadang jalan, Komandan Naga segera mengonsolidasi pasukan dan maju perlahan dalam formasi tempur. Namun setelah mengirim prajurit sinyal untuk menantang dan mengetahui bahwa penghadangnya ternyata pasukan Elf Jatuh, sang Komandan Naga pun tercengang - dalam sejarah belum pernah ada preseden dua kelompok Elf Jatuh egois yang bertempur untuk ras lain tak terkait. Dari atas bukit gurun, semua pengamat mengeluarkan peralatan pengintaian jarak jauh untuk mengamati pasukan Naga.
Pasukan Naga ini menggunakan formasi matriks konvensional: Sayap diisi kavaleri walrus bersenjata perisai kerang dan tombak. Tubuh Elefen laut ini gemuk dengan tinggi sekitar 1.7 meter, menunggangi walrus yang mirip gajah versi mini dengan belalai panjang, kulit mengkilap, dan empat sirip kaki besar.
Di Bagian Tengah matriks berjajar infanteri anjing laut dan singa laut, sementara cumi-cumi raksasa menampakkan tubuh perkasa di barisan belakang.
“Hari ini di belakang kalian berdiri Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui yang tak terkalahkan! Dengan bantuan mereka, kalian tak perlu khawatir akan masalah apapun! Aku harap kalian bisa membuktikan keberanian yang menyapu segalanya kepada sekutu ras Bimon kita, bahwa prajurit Lusern juga sama garangnya!” Pidato mobilisasi Rundstedt sederhana sekali, setelah mengucapkan kalimat ini langsung memerintahkan pasukan maju.
Sorak-sorai pasukan Lusern yang hampir merobek awan melayang di langit membuat Lao Liu terpaku. Dia benar-benar tak menyangka pasukan pengawalnya akan dipakai Rundstedt untuk mobilisasi pra-perang... Sepertinya efek mobilisasi kali ini sangat bagus...
“Hei, seingatku aku tak pernah bilang akan membantu kalian mendengus di garis belakang ya?” Liu Zhenhan menatap Rundstedt sambil terkekeh, menunjuk ke arah penjaga Istana Musim Panas di kaki bukit yang masih mengenakan kulit beruang hitam: “Apa maksudmu 'dengan bantuan kami tak perlu khawatir'?”
“Richard, kau harus tahu pasukan yang terdiri dari ras yang jatuh ini tak bisa bertempur keras. Mereka hanya punya keberanian kelompok, bukan individu.” Rundstedt menggelengkan kepala dengan senyum getir: “Aku juga tak punya wewenang melatih atau mengatur pasukan Lusern. Terburu-buru maju, prajurit tak kenal komandan, komandan tak kenal prajurit - ini tabu dalam strategi! Yang bisa kulakukan hanyalah meningkatkan moral pasukan sebelum pertempuran. Tapi aku tak punya uang untuk memberi hadiah besar agar mereka berjuang untukku! Coba berdiri di posisiku hari ini, apa yang akan kau lakukan?”
"Aku... Jancuk... Aku benar-benar kagum padamu, berani menggunakan pasukan seperti ini untuk menghadapi perang besar!" Lao Liu mencerna situasi ini berulang-ulang. Tampaknya dengan posisi Rundstedt yang canggung hanya memiliki kendali sementara, tanpa kebohongan tadi memang sulit membangkitkan moral pasukan Lusern. Apalagi pasukan Naga di depan mata berjumlah 200.000 orang, sementara Angkatan Udara Sapi Elang sengaja disembunyikan Rundstedt. Prajurit Lusern yang benar-benar bertempur hanya 100.000.
Pasukan Lusern yang bersemangat tinggi seperti diberi suntikan energi, berteriak-teriak menyusun formasi perang aneh berbentuk palu dan sabit yang saling bersilangan menuju formasi Naga yang diam di tempat. Bagian sabit di sebelah kiri terdiri dari 250 kereta taring pedang dan 1.000 kereta laba-laba berkaki serigala yang membentuk garis depan berbentuk bulan sabit. Sementara bagian terpadat formasi palu di sebelah kanan adalah 50.000 prajurit Kurcaci Abu-abu bersenjata berat yang membentuk formasi persegi. Dua formasi palu dan sabit yang saling bersilangan ini bagai gunting raksasa yang siap mengoyak musuh.
"Ini disebut 'Formasi Terbang Berdua', kreasi orisinal saya." Rundstedt dengan semangat memperkenalkan formasi taktisnya kepada semua penonton: "Ini adalah formasi cocktail, terdiri dari dua formasi campuran! Saat kontak musuh, bagian kepala martil yang terdiri dari prajurit Kurcaci Abu-abu dalam formasi martil akan menyerbu jantung formasi musuh dengan keunggulan jumlah untuk menghancurkan keseimbangan pasukan Naga dan membagi mereka. Sementara pasukan kereta perang dari formasi sabit akan membungkus lawan dengan manuver lingkaran luar!"
Liu Zhenhan menatapnya dengan ekspresi tertawa getir. Jangan-jangan ini juga revolusioner proletar dari Benua Aigean? Simbol martil dan sabit bersilangan, formasi perang ini terlalu bernuansa komunis!
"Sepertinya ini formasi yang bertujuan menghabisi semua lawan..." Seorang staf militer manusia yang berpengalaman langsung mengajukan keraguan profesional: "Tapi... ujian terberat formasi bukan kemampuan komandan, melainkan pemahaman perwira lapangan. Pelatihan formasi baru membutuhkan waktu panjang. Berani menggunakan formasi gabungan kompleks, tidakkah Anda khawatir kemampuan perwira lapangan tidak sanggup mengelola transformasi formasi serumit ini?"
"Pertanyaan ini tepat sasaran. 'Formasi Perang Terbang Ganda' yang sedang bergerak maju, bagian persilangan gagang sabit dan palu sudah menimbulkan kekacauan akibat tumpang tindih personel. Bagi yang berpengalaman, jelas terlihat pasukan ini belum menerima pelatihan khusus 'Formasi Perang Terbang Ganda', murni dipaksa beraksi dadakan."
"Tak apa, bagian persilangan dua gagang kebanyakan diisi prajurit Xian Sungai. Mereka bukan pasukan jarak dekat. Biarkan sedikit kacau," Rundstedt tersenyum. "Inti Formasi Terbang Ganda terletak pada kerja sama kereta perang dan infanteri kurcaci. Formasi spiral dan kotak mereka lebih menonjol di depan, tidak akan kacau. Itu sudah cukup."
Lao Liu mengarahkan teleskop tua Eagle Eye ke arah Xian Sungai. Penduduk asli bawah tanah yang matanya bisa menyemburkan 'sinar gamma' ini mengerahkan sekitar 30.000 pasukan hari ini, sebagian besar berada di posisi gagang sabit yang tebal. Yang mengejutkan, mereka semua memakai kacamata pelindung berbentuk mata katak - entah apa maksudnya.
Banyak yang diam-diam menahan tawa. Nama "Rubah Gurun" Rundstedt sudah tersebar ke ras-ras lain di Aiqin melalui mulut Bimon. Tapi pengalaman langsung lebih meyakinkan. Dari cara Rundstedt menyusun formasi hari ini, tampaknya ia belum pantas disebut jenderal ulung.
Terutama kereta perang yang sangat konyol itu, tak ada yang menyangka Elf Jatuh Lusern masih mempertahankan pasukan kuno seperti ini. Sejarah telah lama membuktikan bahwa kereta perang memang memiliki daya penghancur tertentu terhadap infanteri, tapi jika bertemu kavaleri yang lincah dan gesit, pasti hancur lebur!
Akhirnya semua juga pahap mengapa Rundstedt memilih padang gurun kaya aspal ini sebagai medan perang utama - jika di daerah gurun berumput setinggi lutut lainnya, roda kereta perang mungkin akan tersangkut, bagaimana bisa menyerbu pasukan musuh?
Melihat tatapan mengejek dari semua orang, Lao Liu bahkan merasa agak memalukan untuk Rundstedt.
Pasukan Lusern jelas dilatih oleh Elf Jatuh, struktur kereta perang juga dipertahankan mati-matian oleh Elf Jatuh. Rundstedt biasanya tidak mengawasi pelatihan mereka, sekarang bisa memompa moral pasukan di saat genting saja sudah sangat hebat.
Ternyata benar dugaan, pasukan Naga dengan cepat membuat persiapan. Pasukan tengah mereka maju membentuk formasi serangan berbentuk baji dengan sayap-sayap. Komandan Naga ini rupanya juga melihat kelemahan pasukan Lusern dari titik persilangan kacau "formasi terbang berdua", lalu berharap menggunakan sudut tajam formasi baji untuk melakukan terobosan pusat setelah perang dimulai.
“Beberapa staf manusia yang kurang halus berteriak panik. Jika Naga berhasil menerobos titik gabungan bagian tengah formasi perang Terbang Berdua yang kacau balau, bukankah pasukan penyihir di barisan belakang akan celaka besar!”
“Jangan-jangan dia ingin membuat Lusern berdarah-darah?” Liu Zhenhan melirik curiga ke Rundstedt yang diam-diam mengamati pertempuran, seolah tak melihat reaksi lawan.
Dua Ibu Pemimpin Zhuoer dan Pangeran Blood Elf yang bertugas mengawasi pertempuran telah bergerak bersama pasukan. Mereka memang tidak ikut campur dalam formasi perang, hanya membawa pasukan pengawal pribadi mengawasi formasi dari belakang untuk mencegah desertir. Namun karena berada di tengah medan perang, mereka tidak bisa mengamati keanehan situasi sejelas orang di garis belakang – Elf Jatuh terlalu percaya pada kemampuan komando Rundstedt.
“Mengapa angkatan udara belum dikerahkan?” Murinio yang sudah menahan diri cukup lama akhirnya bertanya pada Rundstedt yang tetap tenang: “Apa tidak sia-sia menyimpan 100.000 pasukan udara sebagai cadangan? Kenapa tidak manfaatkan kesempatan ini untuk mengganggu formasi musuh? Lagipula bangsa laut ini tidak punya pasukan pemanjar!”
"Ini juga berkat Paduka Liu Zhenhan. Beliau menunjukkan peta pengintaian tapi tidak memberi penjelasan lengkap, sehingga saya terpaksa menggunakan taktik ini, sambil bertempur sambil mempelajari karakteristik pasukan Naga." Rundstedt menyesuaikan teropong perunggu di depannya, memperbesar fokus: "Lihat! Pasukan perang Naga sudah muncul! Kalau tidak saya amati dulu, mana mungkin tahu bentuk kendaraan perang mereka seperti ini!"
Pasukan kendaraan perang Naga membuat banyak orang terkejut. Pada Perang Darat-Laut sebelumnya, sekutu Naga sangat sedikit. Sekarang kemampuan mereka meningkat drastis!
20.000 prajurit singa laut membentuk pasukan perang yang mengguntur di padang gurun. Dengan aura mengintimidasi, mereka menerjang dari belakang formasi, membentuk sayap miring - taktik yang jelas untuk menyerang sisi pasukan Lusern dari dua arah.
Pasukan ini bukan kendaraan perang biasa, melainkan bola batu raksasa setinggi 2-3 meter. Di setiap batu berdiri empat prajurit singa laut gemuk yang mengayuh seperti memutar kincir air - jenis pasukan baru tanpa kusir atau pelana. Tanpa senjata, mereka mengandalkan gaya sentrifugal dari kayuhan dan bentuk bulat batu untuk menghancurkan musuh!
"Kendaraan bola hias" ini jelas tidak cocok untuk mobilitas jarak jauh. Tapi untuk serangan jarak dekat, lihat saja betapa dahsyatnya batu-batu raksasa yang menggelinding ini!
"Liu Zhenhan sudah lama melihat dari peta sihir bahwa gulungan gurita raksasa membawa banyak batu berbentuk bola, juga menyaksikan pelatihan harian prajurit singa laut. Tapi dia sengaja tidak memberitahu Rundstedt tentang pasukan jenis ini dari Naga, ingin melihat bagaimana Meishuai akan menghadapinya."
5.000 batu berbentuk bola yang menggelinding di padang luas menciptakan pemandangan spektakuler. Pasukan Lucerne yang awalnya masih bertahan mulai mengalami kerusuhan besar-besaran. Garis depan berubah seperti cacing yang terpelintir, fluktuasinya sangat besar.
"Kereta perang batu ini terlihat garang, tapi begitu prajurit singa laut di atasnya kelelahan dan tidak bisa menggelindingkan batu, mereka akan jadi daging ikan yang lemah." Rundstedt tersenyum kecut pada Lao Liu, mengeluarkan Kotak Tulang dan berteriak ke perwira manusia elang-banteng di koordinat: "Kerahkan 10.000 pasukan! Dorong mundur prajurit singa laut yang menginjak batu itu! Ingat! Hanya dorong mundur!"
"Kenapa tidak dibunuh saja?" Lao Liu memutar matanya.
"Karena aku ingin merekrut Elf Jatuh ini." Rundstedt tersenyum polos: "Jangan lupa, Kota Lucerne adalah Tanah Suci Tao Yuan yang didirikan Elf Jatuh."
Bab 655: Busur Silang Kaisar Laut
Para pengamat militer dari berbagai negara diam-diam mengerutkan kening.
Pasukan kereta perang batu singa laut yang ditunjukkan pasukan Naga Laut jelas merupakan jenis pasukan darat yang khusus untuk operasi pendaratan.
Daya apung di air laut selalu terbatas. Kereta perang batu yang sangat berat sama sekali tidak bisa digunakan di lautan. Dari sini terlihat betapa besar investasi yang telah dilakukan Naga Laut demi menginvasi Aiqin!
Secara logika, prajurit bangsa laut yang biasa bertempur dengan berenang dan menyelam, meski telah menerima pelatihan khusus pertempuran darat sebelum invasi ke Aiqin, tetap tidak akan bisa menyaingi keterampilan taktis tentara darat sejati dalam hal manuver memutar dan perubahan formasi - Pasukan Xiya dan Alexius lebih mengandalkan keunggulan jumlah daripada perubahan formasi dalam menyerbu kota, tepat karena alasan ini.
Pasukan Naga Laut telah sepenuhnya membalikkan konsepsi yang telah mapan ini!
Saat kereta perang batu Singa Laut melancarkan serangan, 20.000 kavaleri Walrus secara bersamaan menerjang dari posisi kiri-kanan. Mereka melakukan drift membentuk lengkungan besar di permukaan aspal yang rata, kedua sayap bergerak sejajar, jelas-jelas ingin melakukan terobosan memutar untuk langsung menusuk garis belakang pasukan Lusern.
Bersamaan dengan itu, infanteri Anjing Laut dan infanteri Anjing Laut Bulu Naga Laut juga menghadapi prajurit Kurcaci Abu-abu dari pasukan Lusern. Infanteri Anjing Laut bertugas sebagai serangan utama dengan perlengkapan berat, sementara infanteri Anjing Laut Bulu bertindak sebagai pendukung dengan perlengkapan ringan, dengan pembagian tugas yang jelas.
Rangkaian kerja sama multikorps dan perubahan formasi yang begitu mulus ini, bahkan tidak kalah dibandingkan dengan pasukan reguler ras darat!
"Yang paling mengerikan adalah para pengkhianat Aigean yang pernah hidup di darat ini!" Pengamat militer manusia tak bisa menahan gumaman rendah: "Dibandingkan agresor Bangsa Laut lainnya, mereka lebih memahami cara bertempur ras darat kita. Untung populasi mereka tidak banyak!"
"Tak heran sebagai cabang Elf, para Naga ini sangat cerdas." Utusan Medusa dari Benua Bonaparte memuji tanpa henti, sambil melirik Pangeran Kahn dari Kerajaan Bimeng.
"Gulung bola sutra" adalah permainan harian paling dikuasai Suku Rhein. Setiap singa memiliki ketertarikan instingtif pada benda bulat. Bahkan anak kecil yang baru bisa berjalan pun bisa menggulungkan bola sutra melewati palang tunggal.
"Di mana kita bisa menemukan batu bola raksasa? Punya batu sebesar itu, tanpa binatang beban besar, bagaimana mempersenjatai? Bagaimana melakukan pergerakan jarak jauh?" Pangeran Lionheart membalas tatapan tajam utusan Kerajaan Medusa. Putri Kahn tahu maksud tersirat mantan saudara sebangsanya ini - Mengapa Naga Laut bisa memanfaatkan bakat gulung bola Suku Singa Laut menjadi kekuatan tempur, sedangkan Suku Rhein darat dengan tubuh lebih kuat, postur lebih besar, dan kekuatan lebih hebat dari saudara lautnya, jelas bisa menggerakkan kereta perang batu bola raksasa, tapi tak pernah terpikir untuk memanfaatkannya?
"Basis populasi Naga Laut jauh lebih kecil dibanding Bimon, mereka bisa membuat kereta perang batu seperti ini, mengapa kalian tidak bisa?" Utusan Medusa bertanya heran pada Pangeran Lion: "Memang benar Padang Rumput Donau kekurangan batu, tapi kalian bisa membangun beberapa metropolitan dalam seribu tahun, masak tidak bisa menyisihkan waktu untuk mengumpulkan batu di kaki gunung bersalju dan mengukir kereta perang batu?"
"Dunia lautan berbeda dengan daratan kita. Selain menyemburkan magma, beberapa gunung berapi bawah laut bisa mengeluarkan kilat, ada yang menyemburkan es, ada yang memuntahkan kristal atau giok, ada juga yang mengeluarkan batu bulat seperti ini." Liu Zhenhan menyela sebelum Pangeran Kahn menjawab utusan Medusa: "Yang Mulia Terry, data ini saya dapat dari interogasi tawanan, seharusnya kredibel! Jangan samakan sumber daya darat dan laut secara mentah! Selain berperang, tujuan kita ke sini juga untuk belajar kebijaksanaan setiap ras, termasuk musuh kita!"
Utusan Medusa mendapat malu, tersenyum kecut lalu menutup mulutnya.
Pangeran Kahn memberikan jempol ke arah Lao Liu dengan ekspresif.
Pasukan Naga dan pasukan Lusern telah bertempur. Kereta batu singa laut benar-benar memiliki kekuatan yang luar biasa. Dengan gemuruh, mereka menggulung ke depan. Tanpa perlu serangan tambahan, selama bola batu bergulir di jalurnya, baik kereta laba-laba berkaki serigala maupun kereta taring pedang yang tertabrak langsung akan hancur berantakan.
Yang paling sial adalah prajurit Kurcaci Abu-abu. Meski memiliki kekuatan fisik bawaan, mereka terpaku melihat kereta batu raksasa setinggi 2-3 meter. Ketika kapak roda besar dan palu perang mereka menghantam, bola batu hanya kehilangan sedikit pecahan. Tapi tubuh pendek mereka yang tertabrak bola batu langsung menjadi tumpukan daging dan darah yang pipih.
Setiap kereta batu diawaki empat prajurit singa laut. Kerja sama mereka sangat harmonis. Dengan terampil mereka mengendalikan bola batu maju-mundur, terkadang melompat lincah untuk menghindari tombak yang dilempar dari kereta perang Lusern.
Liu Zhenhan menggosok matanya. Kelincahan para prajurit singa laut dalam mengendalikan bola batu mengingatkannya pada masa lalu ketika ia mengendarai sepeda Phoenix, berkeliling kota dengan gadis desa Xiao Fang. Tapi sepeda paling-paling hanya bisa menabrak katak, sedangkan kereta batu singa laut ini melindas sejumlah nyawa manusia!
Sebuah pasukan angkatan udara Sapi Elang berjumlah sepuluh ribu orang, hampir tidak memberikan ancaman apa pun pada kereta perang batu Singa Laut. Sejak perintah Rundstedt dikeluarkan, pasukan udara Sapi Elang belum sempat mendekati wilayah udara pasukan kereta perang Singa Laut ketika sepuluh Pohon Perang telah berdiri tegak dalam formasi pasukan Naga.
Daun-daun Pohon Perang ini telah mengalami degenerasi menjadi bentuk ganggang, batang pohon yang besar dipenuhi lumut hijau tua dan kerang parasit, tubuh pohon yang kekar dan raksasa.
Ini adalah "Pohon Perang Ombak Laut", sama seperti Naga, merupakan makhluk mutasi khusus yang telah beradaptasi dengan lingkungan laut.
Berbeda dengan "Pohon Perang Sampa" milik Elf Bulan yang mengandalkan daun pisau tajam untuk membunuh musuh, "Pohon Perang Ombak Laut" Naga mengandalkan mutiara halus yang tumbuh pada daun ganggangnya untuk melumpuhkan lawan dengan cara katapel!
Mutiara tumbuhan halus ini setiap buahnya berbentuk seperti siput menara, kepala yang tajam luar biasa. Di udara yang tidak memiliki hambatan air laut, jangkauan tembaknya menjadi lebih jauh, daya penghancur massalnya setara dengan peluru kendali sihir - dan disinilah letak bahaya mematikannya!
Angkatan udara Aigean saat ini sebagian besar sangat rentan. Selain pasukan khimera udara, manusia naga, dan manusia harimau yang merupakan prajurit kuat yang bisa mengenakan zirah berat dan melayang di langit, unit udara lainnya memiliki kekuatan yang sangat terbatas. Mereka sama sekali tidak mampu mengangkat beban zirah baja berat untuk bertempur di udara. Oleh karena itu, begitu terkena tembakan pertahanan udara darat, jika tidak tertembak mungkin masih selamat, namun sekali terkena tembakan, pasukan udara rentan ini akan mengalami korban besar-besaran.
Angkatan Udara Sapi Elang termasuk dalam kategori pasukan udara yang kurang kompeten ini.
Sepuluh Pohon Perang Hailan yang "xian weng xian weng" melepaskan semburan peluru kendali mutiara menghujani mereka dari atas. Zirah kulit tipis mereka seperti kertas lentera yang tertusuk ribuan pecahan mutiara tajam. Terlihat pasukan Sapi Elang berjatuhan seperti daun kering.
Bagi kavaleri udara berpakaian ringan, aspek paling kejam dan tidak seimbang dalam pertempuran udara di Benua Aigean terletak pada perlindungan zirah. Jika sayap Angkatan Udara Sapi Elang terluka saat di darat, mereka masih bisa bertarung. Tapi jika sayap terluka saat di udara, satu-satunya nasib mereka adalah mengepak-ngepak sayap lalu terjungkal ke tanah - bahkan jika tembakan pertahanan udara tidak membunuh mereka seketika, perbedaan ketinggian sekitar 10 meter sudah cukup untuk membuat mereka pingsan atau lumpuh separuh!
Pertahanan udara Naga tidak bisa diukur dengan standar pasukan Bangsa Laut lainnya. Di sepuluh menara mahkota Pohon Perang Hailan, tak lama setelah perang dimulai, telah dipenuhi penembak Naga yang menggunakan busur perang multi-string berbentuk harpa. Setiap anak panah terbang yang dilepaskan tanpa henti disertai jeritan maut, menandakan nyawa Angkatan Udara Sapi Elang yang direnggut!
Sebagaimana diketahui, pasukan penembak termasuk jenis pasukan spesialis yang membutuhkan keahlian teknis tinggi. Tidak mungkin dibentuk dalam satu dua hari, tetapi memerlukan latihan dan pembinaan intensif selama bertahun-tahun! Lautan dengan resistensi airnya yang kuat tidak menyediakan lingkungan alami untuk berlatih memanah. Dari sini terlihat jelas betapa Naga Laut telah mempersiapkan invasi ke daratan dengan matang!
Kotak Tulang Rundstedt bergema dengan raungan Oushou "Wara-wara". Saat tombol diputar, teriakan Ibu Pemimpin Zhuoer yang terjebak dalam kepungan musuh mengguncang tulangkomunikasi: "Cahaya menyinarmu! Cacing buta ini! Mengapa pasukan cadangan belum dikerahkan? Tidakkah kau lihat kami pun sudah dikepung kavaleri Walrus?!"
"Waktu untuk serangan balik besar-besaran belum matang, Yang Mulia. Musuh sedang menguji kekuatan kita," kata Rundstedt lembut melalui tulangkomunikasi. "Jika Yang Mulia bersikeras, mungkin kita takkan bisa menghabisi semua musuh ini!"
“Cahaya bersinar di tubuhmu! Aku tidak peduli bagaimana rencanamu dengan pasukan cadangan lain, yang aku tahu pasukan intimu belum dikerahkan sama sekali! Apakah kau membawa bawahanmu ke sini hanya untuk mengerami telur?” Ibu Pemimpin Zhuoer berteriak liar melalui tulangkomunikasi dengan nada perintah yang tak terbantahkan: “Di detik berikutnya, aku harus melihat mereka berkontribusi di medan perang!”
“Sebagaimana keinginanmu.” Rundstedt patuh memutuskan tulangkomunikasi, mengatur ulang koordinat, dan menginstruksikan dua gelombang pasukan cadangan untuk bergerak sesuai rencana.
Mesin-mesin Terbang Qibulin melesat ke langit dengan deru peluit dan asap uap yang keras, bersama ribuan Ksatria Kelelawar Babi Moore, menerjang medan pertempuran yang sedang sengit.
“Rundstedt, dari mana kau dapatkan begitu banyak Mesin Terbang Qibulin?” Liu Zhenhan mengintip melalui teleskop tua Eagle Eye sambil menggerutu. Dulu dia selalu menganggap Prajurit Panda dan Prajurit Antelop sebagai ahli serba bisa di medan perang baik jarak dekat maupun jauh, tapi rupanya Prajurit Naga juga tak kalah hebat.
Elf Jatuh ini secara alami memiliki banyak lengan, memungkinkan penggunaan lebih banyak senjata. Jika mengabaikan akurasi terlebih dahulu, tekanan jarak jauh mereka dengan harpa multi-senar yang menembakkan panah terbang sekaligus, tak kalah dibanding Shenjian Zheqin!
Setelah dipikir-pikir, harus diakui betapa cerdasnya otak Naga dalam menggali nilai eksistensi diri mereka!
"Orang biasa hanya memiliki dua tangan, menggunakan satu busur perang sudah mencapai batas maksimal, hanya bisa mengandalkan teknik dengan usaha keras. Tapi Naga Laut setidaknya punya empat lengan, dengan busur harpa berdua belas senar, satu orang bisa melontarkan beberapa anak panah dalam sekejap, setara dengan beberapa pemanah konvensional!"
"Dalam pertempuran skala besar, satu penembak yang terlambat 2-3 detik mungkin tak terlihat. Tapi ribuan penembak yang lebih lambat dari musuh berarti cacat daya tembak, pengaruhnya terhadap situasi pertempuran jelas tak perlu dipertanyakan!"
"Mesin Terbang Qibulin sepertinya saya yang menggali dari pemakaman Gnome? Bagaimana bisa di mulutmu jadi hak paten Feilengcui?" Rundstedt melirik Lao Liu dengan kemarahan tersirat: "Perampok yang tak tahu malu dengan pembenaran seperti ini, sungguh belum pernah kusaksikan!"
"Hehe..." Lao Liu tertawa tak tahu malu: "Di dunia bawah tanah banyak situs kuno Toko Goblin, seharusnya makam Pedagang Goblin juga banyak. Tapi saya kekurangan ahli penjarah makam profesional. Bagaimana kalau kita kerja sama? Kau pakai gajah perak Diting untuk mencari makam goblin di bawah tanah, saya kirim orang gali harta karun!"
"Tak tertarik." Rundstedt dalam hati bergumam: Mungkin aku gila membantumu, terus memperkuat Pasukan Pengawal Istana Musim Panas.
Setelah sejumlah Mesin Terbang Qibulin dan Ksatria Kelelawar Babi mendengus hingga ke atas medan perang, mereka tak berani menurunkan ketinggian terbang terlalu rendah. Dibandingkan Angkatan Udara Sapi Elang, kemampuan perlindungan mereka juga tidak jauh lebih baik. Begitu baling-baling spiral Mesin Terbang Qibulin yang berputar kencang rusak tertembak, atau sayap tipis kelelawar raksasa berwajah babi terluka panah, pasukan udara ini akan terjatuh ke tanah bagai pemberat timbangan.
Namun dibanding manusia elang-banteng yang hanya bisa melempar lembing sembarangan dan tersapu rata oleh peluru nyasar mutiara, dua gelombang pasukan udara yang datang belakangan ini jauh lebih spektakuler!
Di setiap leher berbulu kelelawar raksasa berwajah babi yang garang dan berpenampilan liar, tergantung kalung rantai besi dengan lentera logam teratai berlubang banyak yang indah. Diterpa Angin Utara yang dahsyat di ketinggian, nyala api dalam lentera logam itu tidak hanya tidak padam, malah menyemburkan percikan bunga api berdebu dari lubang-lubang lentera.
Setelah terbang di atas formasi pasukan Naga, para Ksatria Udara Moore mengeluarkan benda-benda hitam berbentuk kenari dari kantong kulit di pinggang mereka dengan tangan yang mengenakan sarung besi. Saat bersentuhan dengan lentera berapi di leher tunggangan kelelawar, benda hitam itu segera berubah menjadi bola api bergelora yang menyerap cahaya ke dalam intinya, menciptakan pola api seperti jaring laba-laba.
Saat para Ksatria Moore melepaskan bola-bola api secara serempak, di bawah para Ksatria Kelelawar bagai hujan meteor Leo menghujani tanah. Setiap bola merah tua yang jatuh dan bertabrakan langsung meledakkan percikan api menyilaukan. Percikan ini seperti besi panas yang membakar segala yang disentuh, tak bisa dipadamkan sekalipun ditepuk-tepuk.
Meski setiap Mesin Terbang Qibulin hanya membawa dua-tiga kurcaci gurun, mereka menjatuhkan kantong kulit transparan besar berisi kabut kuning dan air. Setiap kantong seukuran labu raksasa yang mengeluarkan uap panas ini saat menghantam tanah akan melepaskan kabut oranye tebal. Siapa pun yang menghirupnya langsung terjatuh dengan kejang-kejang dan busa di mulut.
"Bom bakar dan bom asap oranye ini memiliki radius serangan setidaknya 5 meter persegi, jauh lebih berbual B dibandingkan radius serangan lemparan tombak manusia elang-banteng yang hanya beberapa sentimeter! Sayangnya daya penghancur bom bakar dan bom kabut racun masih sangat terbatas, belum bisa menyaingi kemampuan strategis labu minyak yang bisa membakar seluruh area dengan jeritan manusia berguling-guling di Lautan Api. Dengan frekuensi saat ini dimana satu bom bakar dan satu bom racun hanya bisa menjatuhkan 6-7 orang, situasi sulit yang dihadapi pasukan Lusern masih sulit diubah."
"Menghadapi pasukan udara musuh, pasukan Naga tanpa formasi angkatan udara langsung menunjukkan taringnya. Ksatria Kelelawar Raksasa Berwajah Babi dengan bom bakar dan Mesin Terbang Qibulin dengan bom kabut racun belum lama menang, pasukan logistik kuda laut di barisan belakang telah merakit busur silang dalam jumlah besar. Gurita raksasa menurut teriakan insinyur, membiarkan kepala botaknya yang lebar dipasangi busur silang berat."
"Saat gurita raksasa perlahan mengangkat tubuh setinggi 25 meter, insinyur kuda laut di titik tinggi segera mengarahkan busur silang ke angkatan udara Lusern di langit dan melepaskan tembakan!"
"Gemuruh! Gemuruh! Gemuruh!"
Busur silang Naga melepaskan barisan anak panah raksasa yang padat seperti hujan lebat.
Tak ada yang menyangka, Bangsa laut ternyata memiliki alat busur silang berat!
Itupun busur silang berkualitas unggul dengan desain cerdik dan akurasi luar biasa!
Jangkauan pemanah harpa dan Pohon Perang Hailan tak lebih dari lima ratus yard, sedangkan busur silang bisa mencapai ribuan yard!
Pasukan udara Sapi Elang, Ksatria Kelelawar Babi, dan Mesin Terbang Qibulin yang mengira berada di ketinggian aman tiba-tiba mendapat tamparan keras. Banyak yang terjatuh, sisanya seperti burung gagak ketakutan langsung terbang tinggi - cumi-cumi raksasa ibarat menara panah berjalan. Ke manapun bergerak, busur silang Naga yang padat dan akurat tetap mengancam. Bertahan di ketinggian itu berarti bunuh diri!
Ksatria Kelelawar Babi paling sial. Kendaraan udara mereka hanya bisa mencapai 800 meter, masih dalam jangkauan busur silang Naga. Ksatria Moore memacu kelelawar raksasa berhamburan, tapi terbang rendah membuat mereka jadi sasaran peluru kendali mutiara Pohon Perang Hailan dan panah pemanah harpa Naga - tubuh mereka 'berbunga persik' oleh hujan peluru!
Angkatan Udara Lusern yang telah naik ke ketinggian aman kembali menghadapi dilema baru. Baik lembing kikuk mereka maupun bom kabut racun, kini semakin sulit menghasilkan efek serangan. Di ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut, orang-orang di darat tampak sebesar semut. Setiap manuver udara berarti kesalahan bidik puluhan hingga ratusan meter di darat. Dalam kondisi seperti ini, bukan hanya lembing yang tak berguna, bahkan bom kabut racun dengan radius mematikan yang relatif besar pun hanya bisa mengandalkan keberuntungan seperti kucing buta mengejar tikus. Kesalahan bidik terus terjadi, bahkan beberapa kali nyaris menghantam kepala sekutu.
Di atas Pohon Perang Samudra milik bangsa Naga, gemuruh sorak riuh-rendah yang menusuk telinga dan siulan peluit bergema bertalu-talu.
Angkatan udara Aiqin seperti ini benar-benar tidak menimbulkan ancaman sama sekali bagi para Naga.
Saat-saat seperti inilah menunjukkan visi jauh ke depan Lao Liu. Hanya Angkatan Udara Feilengcui yang mengenakan Armor Monster dan zirah berat yang bisa melanjutkan serangan udara-ke-darat dalam kondisi seperti ini!
Tentang pentingnya zirah bagi angkatan udara, Lao Liu tentu tidak sebijak orang-orang Aiqin yang belum pernah melihat pesawat. Yang membuatnya berdecak kagum adalah, melalui teropong Eagle Eye Old Sleeve, panah raksasa dari busur silang berat yang digunakan oleh pasukan insinyur Naga ternyata adalah ikan-ikan besar kering seperti ikan todak, ikan duri, dan tuna. Senjata jarak jauh yang konyol seperti ini benar-benar menunjukkan kreativitas unik bangsa Naga!
Namun kekuatan "ikan asin" kering yang pipih ini sama sekali tidak lucu. Baik manusia elang-banteng, kelelawar berwajah babi, maupun Mesin Terbang Qibulin, selama terkena ciuman ikan berbentuk panjang yang tajam dan kokoh, semuanya bisa tertembus dengan mudah.
Busur silang berat Naga jauh lebih unggul dibandingkan kebanyakan ballista yang populer di pasaran saat ini. Melalui pengamatan Lao Liu, busur silang berat bergaya tembakan busur silang bersayap burung ini memiliki lintasan yang sangat stabil. Dengan bantuan sirip kipas ikan asin kering dan sirip ekor berbentuk bendera, semua panah ikan asin terbang dalam parabola teratur dengan energi kinetik yang sangat kuat. Bahkan jika hanya tersentuh oleh ikan asin kering, bagi pasukan berkuda udara ringan tanpa zirah pelindung, ini tetap menjadi mimpi buruk di dalam mimpi buruk!
Yang lebih arogan, setiap busur silang berat Naga dilengkapi dengan alat spiral kontrasepsi - alat bidik busur silang yang membutuhkan instrumen pengukur presisi, tolok ukur, dan perajin terampil untuk membuatnya. Dipadukan dengan tembakan ikan asin tujuh anak panah sekaligus, pasukan udara yang kurang cepat atau memiliki perlindungan minim yang mencoba melawannya sama saja dengan mengakhiri nyawa sendiri!
Melihat kurcaci gurun yang masih menjulurkan kepala dari Mesin Terbang Qibulin dan terus menjatuhkan bom udara berwarna oranye, Lao Liu tak bisa tidak merasa prihatin atas jalan buntu yang dialami Rundstedt saat ini. Kurcaci gurun dewasa sudah habis dibantainya, kini Rundstedt terpaksa mengerahkan orang-orang tua, lemah, sakit, dan cacat ini untuk menjaga gengsi. Sedangkan para Prajurit Ganas yang sedang dalam masa keemasan, di medan perang yang menguras seperti ini, sebisa mungkin disimpan sebagai cadangan.
"Jika pasukan Alexius dan Xiya juga memiliki busur silang ini, pertempuran di Weisisipang mungkin akan menambah lebih dari 30.000 korban di pihak kita!" Setelah menyaksikan kekuatan busur tentara bangsa Naga, hal pertama yang dilakukan Pangeran Kahn setelah meletakkan teropong adalah mengusap keringat dingin di wajahnya.
Setiap negara menganggap teknologi pembuatan busur silang berat sebagai rahasia negara. Di Benua Aigean, selain Kekaisaran St. Jose, mungkin hanya bangsa Elf yang lihai dan berbudaya tinggi yang mampu menciptakan busur silang dengan konstruksi rumit dan akurasi sempurna!
Beruntung lingkungan laut tidak memungkinkan penggunaan busur silang berat, dan beruntung teknologi pembuatan persenjataan berat ini dianggap bagai giok suci oleh semua pihak. Jika tidak, mungkin bukan hanya Naga keturunan Elf Bulan saja di antara bangsa laut yang bisa dilengkapi persenjataan strategis ini!
"Kemajuan Bangsa Laut dalam beberapa tahun ini memang sangat pesat. Masih ingat dalam Perang Darat-Laut sebelumnya, pasukan mereka hanya mengandalkan taktik kerumunan manusia, termasuk Naga yang bersikap seperti itu! Kali ini mereka jelas belajar dari kesalahan, menggunakan banyak taktik dan perlengkapan yang tidak pernah kita bayangkan sekalipun kita berusaha mati-matian!" Para pengamat militer manusia setuju dengan pernyataan Pangeran Lionheart. Meskipun pasukan besar Bangsa Laut Xiya dan Alexius di medan perang utama Karimdo juga memiliki busur silang, konstruksi busur silang mereka masih sangat sederhana dengan akurasi yang tidak konsisten. Jika mereka bisa memiliki busur silang standar seakurat Naga yang bisa meluncurkan tujuh anak panah sekaligus, keunggulan persenjataan manusia pasti tidak akan begitu dominan!
Elf memang kolot dalam mempertahankan tradisi, tapi ketika Elf Jatuh seperti Naga mulai menggali kebijaksanaan mereka, hasilnya sungguh mengerikan - pertama mengeringkan ikan todak dan tuna untuk dijadikan anak panah, lalu merancang dan memproduksi busur silang berat yang menggunakan anak panah ikan kering. Pikiran seperti ini mungkin tidak berani dibayangkan oleh negara-negara biasa!
Adegan menggelikan terus berlanjut. Pasukan insinyur Naga merakit banyak ketapel sistem pegas di barisan belakang. Mereka membungkus tanah dengan kulit ikan, memadatkannya menjadi peluru tanah keras yang melesat di udara membentuk bayangan abu-abu. Ketika menghantam kepala prajurit Lusern, terdengar suara "Boom" yang keras.
“Jancuk!” Pangeran Kahn merinding menyaksikan langsung seorang Raja Bukit yang kepalanya pecah oleh sebuah peluru tanah, wajahnya mengalir darah, hampir terjatuh setelah melangkah dua langkah besar.
Jika pasukan laut di bawah kota Wisesepang dibandingkan dengan tentara Naga, itu ibarat legiun goblok berisi sejuta telur bebek dan keledai dungu! Jika bangsa laut lain mau belajar taktik perang darat dari Naga sebelum menyerang Aiqin, ras-ras permukaan Aiqin pasti sudah punah!
Pikiran ini sekilas melintas di otak, membuat leher setiap anggota ras darat terasa dingin menusuk.
Rundstedt mengerahkan resimen Angkatan Udara Sapi Elang lagi, tapi kali ini bukan untuk menyerang melainkan sebagai algojo tim pengawas pertempuran di belakang. Memang dibutuhkan pasukan tangan besi seperti ini untuk menjaga barisan.
“Dulu aku tak pernah pakai polisi militer.” Rundstedt tersenyum sinis: “Tapi sekarang jenis pasukan ini jadi vital dalam strategi perangku. Kemunduran kualitas sumber pasukan benar-benar terlihat dari sini...”
“Saat pertempuran, siapa berani mundur setengah langkah? Dari komandan resimen di atas sampai komandan regu di bawah, mana ada yang akan menahan kekuatan terhadap pengecut yang mengacaukan semangat pasukan! Masih perlu tim pengawas pertempuran untuk membunuh demi menegakkan wibawa? Percuma...” Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui milik Liu Zhenhan memang tak pernah membentuk polisi militer pengawas pertempuran, juga tak pernah berencana membentuk pasukan disiplin yang bertugas membantai rekan seperjuangan. Menurutnya, penegakan hukum besi militer bukan bergantung pada pisau baja, tapi pada kualitas individu prajurit lapisan dasar. Selama itu tentara reguler terlatih baik, aspek disiplin tak butuh pengawasan polisi militer.
Prajurit profesional meski sehari-hari santai, begitu masuk medan perang tak boleh ada setengah jengkal kelalaian! Semua tahu, sedikit kecerobohan bisa berujung otak berpindah tempat. Adegan menegangkan dalam novel ksatria tentang permohonan ampun, penebusan dosa dengan jasa, hukuman mati dihapuskan tapi hukuman hidup tetap dijalankan – itu mustahil terjadi di kesatuan militer reguler. Begitu perintah militer turun, mana ada ruang perubahan? Mengganggu hukum militer termasuk kejahatan berat penggal kepala. Prajurit sejati mana mungkin bodoh memohon ampun, karena itu jelas-jelas menyodorkan kepala sendiri ke mata pedang!
“Jebakan Greta Garbo yang menyamar sebagai Yitiao bisa langsung tercium oleh Lao Liu di tempat, sebagian besar karena kesalahan prinsip terkait disiplin militer. Meskipun Pasukan Pengawal Istana Musim Panas tidak memiliki regulasi ketat, meninggalkan medan perang tanpa izin jelas dianggap desersi dan pengkhianatan - ini adalah keadilan yang tak boleh dilanggar. Jangankan Yitiao yang veteran tak mungkin melakukan kesalahan konyol seperti ini, bahkan jika dia berani melakukannya, mustahil dia bisa memasuki rumah dengan segar bugar tanpa kabar sama sekali ke Lao Liu.”
“Tim pengawas pertempuran sejatinya adalah barometer kepercayaan diri komandan. Seorang panglima yang yakin akan kemenangan, harusnya juga memiliki keyakinan untuk tidak menggunakan polisi militer pengawas!”
“Sepertinya sekarang kepercayaan diri Rundstedt mulai goyah sedikit demi sedikit.”
“Bab 656 Jalan Kebangkitan”
“Menyaksikan langsung penampilan gemilang Naga, Liu Zhenhan tak tahu pendapat orang lain, tapi dirinya benar-benar menepis sikap meremehkan yang sebelumnya.”
“Menghormati lawan yang layak dihormati, lalu menghapuskan mereka - ini adalah prinsip turun-temurun prajurit Bimon.”
“Semangkin hebat penampilan Naga, seseorang justru takkan membiarkan mereka lolos.”
“Siaga Satu Tingkat!”
“Begitu perintah turun, panji perang totem berwarna darah segera dikerek tinggi-tinggi.”
“Di balik bukit-bukit aspal yang bergelombang, penjaga Istana Musim Panas melepas seragam kulit beruang sehari-hari. Dengan bantuan pengawal, mereka mulai mengenakan zirah. 'Braak—braak...' Bunyi khas mekanisme gir yang saling mengunci bergemuruh penuh wibawa, tak henti-hentinya bergema.”
Setelah Pertempuran Kota Wei berakhir, sebagian besar keluarga prajurit Kerajaan Bimeng yang memiliki rekam jejak panjang dalam pertempuran, mencari guru bagi putra-putra muda yang lahir dari selir di Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui. Ditambah dengan tawanan perang dan budak yang direkrut, kini setiap penjaga Istana Musim Panas memiliki tiga prajurit pembantu profesional berbadan tegap. Para prajurit sehari-hari selain mempelajari teknik membunuh dan melatih fisik, sama sekali tidak perlu mengurus kebutuhan hidup mereka sendiri. Mulai dari perawatan dan pembersihan senjata serta zirah, hingga pencucian dan penyetrikaan pakaian dalam dan celana dalam, semuanya ditangani oleh pengawal dan budak.
"Jangan sungkan, ini hanya antisipasi keadaan darurat." Liu Zhenhan mengangkat bahu pada Rundstedt yang terlihat kesal.
Di langit, satu per satu Mesin Terbang Qibulin menjatuhkan semua bom kantong udara, menarik peluit uap yang menusuk di telinga, berputar haluan di langit biru sambil meninggalkan jejak asap putih panjang saat kembali ke pangkalan.
Rundstedt masih menahan pasukan cadangan dalam jumlah besar di lokasi persembunyian, tanpa tanda-tanda akan mengerahkan mereka secara besar-besaran.
Meski formasi perang 'terbang berdua' yang disusun pasukan Lusern masih seperti mencontoh harimau untuk pertama kalinya, namun di dalamnya terdapat lima ribu prajurit Kurcaci Abu-abu dan ribuan penyihir yang menjadi tulang punggung. Sehebat apapun pasukan Naga, tetap tidak mungkin bisa langsung mengalahkan 100.000 Pasukan Degenerasi ini.
“Empat Penjaga Pohon bergerak, mengisi bagian belakang formasi, harus berusaha sekuat tenaga menekan Pohon Perang lawan.” Rundstedt mengabaikan "Kotak Tulang" yang terus meneriakkan "Wara-wara" di tangannya, bahkan tanpa desakan dari Ibu Pemimpin Zhuoer dan Pangeran Blood Elf di tengah formasi, dia tetap akan melakukan penyesuaian dan tambahan pada "formasi perang terbang berdua".
Empat Penjaga Pohon bertubuh perkasa muncul dari belakang bukit minyak, melangkah besar seperti meteor memasuki medan perang, membuat serangan pasukan Naga yang sedang berkembang mulus menjadi tersendat sejenak.
Keempat Penjaga Pohon besar ini dulunya ditanam dengan bibit yang disiram Mata Air Kehidupan oleh Elf Jatuh, dibiakkan melalui metode pertumbuhan dipercepat secara tidak alami. Mereka tidak mengalami perbudakan Elf Jatuh selama ribuan tahun seperti Pohon Perang yang tumbuh normal.
Kepala Suku Krouieff bisa menggunakan pencerahan kehidupan untuk mengubah mereka dari pohon kuno berusia sepuluh ribu tahun menjadi Penjaga Pohon muda, namun filosofi hidup dan pengalaman tak bisa langsung dianugerahkan. Karena itu keempat Penjaga Pohon ini dulunya lebih merasa dekat dan percaya pada Elf Jatuh, tidak seperti enam belas Penjaga Pohon muda lainnya yang memilih pergi.
Setiap cabang Elf memiliki Pohon Perang uniknya sendiri. Jika bicara karakteristik tempur, "Pohon Perang Amber" Blood Elf sebenarnya lebih cocok untuk berhadapan langsung dengan unit tempur tingkat tinggi. Tapi ini tidak berarti Penjaga Pohon yang berevolusi dari "Pohon Perang Amber" kehilangan daya gentar dan daya tembus di medan perang yang didominasi petarung biasa.
Dengan bergabungnya keempat Penjaga Pohon ini, Pemanah He Xian tidak hanya mendapatkan empat platform pertempuran setinggi 10 meter, tetapi juga secara signifikan menetralisasi efek dari Pohon Perang dan busur panah silang Naga yang sebelumnya tampak perkasa. Baik "peluru kendali mutiara" yang ditembakkan Pohon Hailan, panah ikan, panah terbang, maupun peluru tanah yang sering mengenai Penjaga Pohon, dampak lukanya tidak berbeda dengan gigitan nyamuk pada manusia biasa.
"Kanji amber" yang disemburkan Ent dari mulutnya mungkin tidak terlalu mencolok dalam cakupan keseluruhan kerusakan fisik, namun tekanan psikologis yang ditimbulkannya pada pasukan Naga benar-benar tak tertandingi!
Bahkan kereta perang batu singa laut yang menerjang sembarangan akan segera membatu menjadi fosil resin hijau raksasa jika terkena "kanji amber". Fosil resin transparan yang menyerupai peninggalan kuno ini merekam dengan setia ekspresi teror dan pandangan penuh ketakutan setiap korban sebelum kematian. Prajurit sekaliber apapun akan gemetar melihat spesimen kematian yang seolah membekukan ruang dan waktu ini.
Kemunculan empat Ent dari belakang bukit aspal juga membuat Komandan Naga menyadari bahwa di balik bukit-bukit aspal bergelombang di selatan, mungkin menyusup pasukan cadangan musuh dalam jumlah besar.
Dengan perintah yang terus dikeluarkan, kelompok-kelompok kavaleri walrus menyebar menjadi pasukan kecil, melakukan manuver luas dan penyusupan untuk mengintai kekuatan cadangan Lusern.
Rundstedt merespons dengan mengerahkan pasukan manusia elang-banteng berjumlah 10.000, memanfaatkan mobilitas angkatan udara ini untuk membasmi pengintai walrus. Selama tidak ada ancaman busur silang atau pemanah kecapi terhadap nyawa, lembiing primitif manusia elang-banteng tetap efektif dengan keunggulan jumlah melalui penyelaman dari ketinggian rendah untuk menghapuskan pasukan kecil kavaleri walrus.
Menghadapi kehati-hatian lawan, Komandan Naga mulai mengadopsi taktik yang lebih konservatif. Meski sebenarnya bisa mengurung 100.000 prajurit Lusern dengan keunggulan jumlah pasukan untuk dimusnahkan, keberadaan pasukan cadangan musuh yang tidak diketahui jumlahnya memaksa Komandan Naga menyisakan sebagian kekuatan sendiri. Alih-alih pengepungan total, ia memilih taktik pemecahan pasukan untuk melahap Pasukan Degenerasi ini perlahan.
Meski gagal mengintai jumlah pasti pasukan cadangan musuh, penerapan taktik yang tidak menemukan cacat dan posisi superior tetap menunjukkan cahaya fajar kemenangan di pihak Naga.
Kelambanan Rundstedt hari ini sangat mencolok. Setiap kali Naga menerapkan taktik baru, ia selalu membutuhkan waktu lama untuk merumuskan cara melawan yang sesuai.
Tak lama setelah empat Penjaga Pohon bergabung dalam pertempuran, ketapel berpegas di barisan belakang Naga berhenti menggunakan peluru tanah keras berkantong. Alih-alih, mereka melontarkan bungkusan minyak berapi yang menyemburkan lidah api, dengan bola-bola api oranye yang mengepulkan asap hitam pekat. Setiap parabola panjang yang terukir di langit membawa bau amis minyak anjing laut yang terbakar, tersebar ke segala arah oleh angin barat.
Bola api bungkusan minyak yang dinyalakan dengan minyak anjing laut benar-benar menjadi ancaman besar bagi Para Penjaga Pohon. Namun Rundstedt hanya bisa menyuruh prajurit Lusern memadamkan api dengan tanah kering, tanpa taktik lain untuk menghadapi bola api berbahaya ini. Akibatnya, empat Penjaga Pohon dalam sekejap terbakar hingga menghitam dan terlihat sangat mengenaskan.
"Suruh mereka bergerak lebih cepat! Memasang bom udara kok semalas ini!" Terhambatnya peluncuran Mesin Terbang Qibulin setelah kembali ke pangkalan membuat Rundstedt semakin gelisah dan terus-menerus mendesak.
"Panglima Rundstedt, bolehkah saya bertanya - gas beracun apa yang digunakan dalam bom udara pasukan terbang Qibulin Anda?" Imam Utama Angsa Murinio memiringkan wajah tampannya, bertanya sopan kepada rubah campuran itu. "Mungkin pertanyaan ini tidak pantas, namun konsep bom udara yang digunakan pasukan udara saya saat ini mungkin memiliki kemiripan dengan milik Anda!"
Kecuali beberapa anggota Bangsa Laut Dunia Iblis yang terkendala bahasa, masih terus memperhatikan pertempuran sengit dengan polos, sebagian besar penonton telah menegakkan telinga setajam-tajamnya sementara bola mata mereka berputar cepat mengamati Rundstedt dan Murinio.
Rahasia militer semacam ini, bahkan dengan pisau di leher pun takkan ada yang mau berbagi. Pertempuran tadi telah mengisyaratkan hal tersebut - senjata yang digunakan Angkatan Udara Sapi Elang Lusern dalam serangan darat masih berupa lembing primitif, sedangkan bom bakar yang dipakai Ksatria Kelelawar Muka Besar merupakan senjata warisan konfigurasi kavaleri udara Moore. Tak seorang pun tahu persis apa itu sebenarnya; yang menggunakan bom kabut racun dalam serangan darat adalah pasukan pribadi Rundstedt. Jelas, teknologi pembuatan pucuk bom ini sengaja disembunyikan Rundstedt bahkan dari Elf Jatuh sekalipun, kalau tidak tentu Angkatan Udara Sapi Elang tak akan maju dengan membawa lembing.
Senyap.
Senyap yang canggung tercipta.
Riuh pertempuran berdarah di medan perang jauh, justru membuat bukit minyak yang senyap itu terasa seperti nisan kuburan yang mati sepi.
"Aku bisa mengumumkan terlebih dahulu jenis bom yang digunakan angkatan udara Bordir kami..."
“Tidak perlu! Kalau Tuan Mourinho sudah berbicara, aku tidak keberatan mengungkapkan prinsip pembuatan bom gas beracun ini kepada publik.” Rundstedt mengibaskan tangan dengan nada tegas: “Bom ini dibuat menggunakan udara belerang dari jurang tanah! Di Pegunungan Salju Himalaya Taymur, banyak celah yang menyemburkan gas belerang. Jika gas dengan konsentrasi tinggi terhirup ke paru-paru, akan merusak organ pernapasan dan merenggut nyawa dengan cepat! Tapi gas ini juga cepat menyebar, seperti yang Anda lihat, bom belerangku hanya membuat musuh kehilangan kekuatan tempur dan terjatuh, bukan untuk pembantaian massal!”
“Setiap mata air panas di Pegunungan Salju Himalaya Taymur pasti memiliki retakan yang menyemburkan gas belerang. Jika menghirup gas berkonsentrasi tinggi ini, paru-paru akan membeku menjadi fosil padat seperti belerang. Penduduk asli menyebut jurang mematikan ini ‘Leonidas’, artinya ‘udara berbahaya’!” Liu Zhenhan berperan bagai orang yang pintar setelah kejadian, mengangguk-angguk seperti kelinci giok yang sedang mengulek obat, mengacungkan jempol ke arah Rundstedt: “Luar biasa! Aku yang hidup di kaki gunung ini... tak menyangka... ternyata selama ini aku mengemis sambil memegang mangkuk emas!”
“Benar-benar pantas disebut Meishuai! Tambang gas belerang adalah sumber daya alam yang tak habis-habisnya, sungguh tak ada tandingannya untuk dijadikan bom udara.” Murinio penuh kekaguman, membungkuk dalam-dalam menghormati Rundstedt: "Terima kasih atas bimbingan tanpa pamrih Anda, Panglima Rundstedt! Pada diri Anda, aku benar-benar melihat kilau kebijaksanaan garis keturunan darah Fox yang tak tertandingi."
Meishuai yang biasanya tenang dan terkendali menjadi kalang kabut oleh penghormatan Murinio ini, terus-menerus berkata "Tidak pantas", matanya mulai berkaca-kaca dengan kristal air mata yang hampir tumpah.
Para pengamat militer dari beberapa negara manusia saling bertukar pandangan. Utusan Kekaisaran Pompeii dan beberapa negara lain di timur laut Aiqin terlihat paling sombong dan angkuh. Selain Provinsi Timur Laut Kerajaan Bimeng, hanya negara merekalah yang paling dekat dengan Pegunungan Salju Himalaya Taymur.
“Ada satu masalah yang harus saya jelaskan. Meskipun terdapat banyak udara lembap belerang di gunung bersalju, sebagian besar tidak berbahaya. 'Tambang gas Leonidas' yang bisa menyemburkan gas belerang mematikan juga sangat langka. Dari tambang gas mematikan yang berhasil saya identifikasi sejauh ini, hanya ada dua. Itu pun setelah eksplorasi selama setengah tahun!” Rundstedt menenangkan diri lalu mengguyurkan air dingin pada beberapa perwakilan manusia yang terlihat puas diri: “Selain kelangkaan tambang gas mematikan, pengisian gas juga rumit. Wadah yang saya gunakan untuk membuat 'Bom Belerang' saat ini adalah kantung renang ikan berukuran besar yang paling elastis.
Beberapa waktu lalu, para penggembala Bangsa Laut di Padang Rumput Donau melepaskan banyak ikan besar ke Sungai Sanggan. Saya memanfaatkan kesempatan itu untuk mengumpulkan kantung renang dan gelembung ikan!
Jika kalian juga ingin membuat Bom Belerang, saya tidak tahu bahan pengisi apa yang akan kalian gunakan. Tapi yang ingin saya tekankan adalah: pengisian gas harus memenuhi dua syarat - tidak bocor dan kapasitas besar! Wadah yang memenuhi kedua persyaratan ini tampaknya sangat langka! Dan...”
“Dan apa?” Para utusan manusia tak sabar: “Panglima Rundstedt, jangan berbelit-belit... Cepat katakan...”
"Dan gas belerang mematikan yang diisi ke dalam kantong udara, begitu disimpan terlalu lama akan mendingin - berubah menjadi air belerang." Rundstedt mengangkat bahu: "Air belerang tak bisa membunuh. Ia hanya mendisinfeksi tubuh musuh. Jadi lebih baik antisipasi, jika ingin membuat bom udara ini, jangan dulu pikirkan di mana mencari sumber gas dan wadah, cara menyimpannya adalah masalah terbesar - awalnya saya menempatkan semua kantong udara di sekitar mata air panas gunung bersalju, menggunakan panas bumi untuk menjaga suhu, tapi gas belerang yang mengembun dalam kantong tetap tak terhindarkan! Jadi sekarang saya mengisi sesuai kebutuhan, memanfaatkan formasi teleportasi sihir dan kotak uap untuk menjaga kecepatan distribusi!"
"Tak ada bahasa yang cukup untuk menggambarkan kemurahan Paduka." Para utusan manusia tersentuh luar biasa, Rundstedt praktis membocorkan semua rahasia pembuatan bom belerang udara. Jika harus dicoba-coba sendiri, hanya mayat hidup yang tahu berapa lama waktu yang akan terbuang.
"Oh iya, jangan lupa bawa ini saat mengisi gas." Rundstedt memegang kacang merah penyerap aroma di kerah bajunya, mengedipkan mata pada para utusan manusia yang terpaku: "Beberapa waktu lalu Yang Mulia Liu Zhenhan membagikan banyak di Aiqin. Kita harus ingat membawanya, jangan sampai gagal sebelum bertempur!"
“Yang Mulia, apakah kita bisa meminta Bangsa Laut Dunia Iblis membantu mengisi bom kabut racun?” Selagi mereka berdiskusi, Pangeran Kahn mendekatkan mulutnya ke telinga Lao Liu dan berbisik lirih seperti nyamuk: “Jika mereka menggunakan kantung udara paus untuk mengisi kabut racun, pasti bisa membuatnya lebih besar dari airship Goblin! Lagipula kabut racun Dunia Iblis tidak langka seperti gas belerang Leonidas, tidak masalah jika membeku jadi air karena racun cair tetap mematikan! Jika kita menyimpannya dalam skala besar di pulau-pulau Dunia Iblis, bukankah perang di masa depan akan... Wah..."
“Tidak boleh!” Adipati Tua Brückner entah bagaimana memiliki pendengaran super tajam, ternyata mendengar ucapan Pangeran Lionheart. Ia langsung mendekat dan membantah: “...Yang Mulia Pangeran, jangan lupa! Paduka Liu Zhenhan sekarang juga membawa Bangsa Laut Dunia Iblis ke Aiqin!”
"Pandangan Adipati tua menyelinap diam-diam ke arah beberapa pengamat militer Bangsa Laut Dunia Iblis yang sedang memantau perkembangan pertempuran: 'Kahn, perlu kuingatkan, kita harus waspada terhadap makhluk-makhluk ini! Siapa tahu nanti mereka bisa mendapatkan Kungkungan Air skala besar Kerajaan Laut Xiya? Bagaimana jika mereka berhasil mendapatkannya lalu mempertaruhkan harga diri untuk menyerang daratan? Jika setiap bangsa laut dari dunia iblis itu membawa kantong udara beracun, apa yang harus kita lakukan? Hentikan rencana bodohmu ini! Mereka tak mengerti Bahasa Umum Aiqin, belum bisa menyimpulkan banyak hal di bawah bimbingan Rundstedt. Jika kau minta mereka membuat bom terbang beracun, bukankah itu sama dengan membuka wawasan mereka?'"
"Ahem... Yang Mulia Adipati... Bagaimana... Bagaimana Tuan bisa mendengar ucapan saya?"
"Sejak usia 17 tahun aku sudah menguasai bahasa bibir! Sekarang bukan cuma membaca gerakan bibir, bahkan dengan mengamati getaran otot wajah, aku bisa memahami setiap katamu!"
Mata Pangeran Lionheart terbelalak memandangi Adipati tua, terbata-bata lama tak melanjutkan ucapannya.
"Yang Mulia Adipati, Bangsa Laut Dunia Iblis yang telah mengeluarkan biaya besar untuk memindahkan mereka ke Aiqin pasti akan menginvasi daratan! Sekarang teknologi pembuatan lencana pemisah air sudah mereka kuasai. Meski gagal memperoleh Kungkungan Air An'erle dari Kerajaan Laut Xiya, dalam 5 tahun atau puluhan tahun, pasukan mereka pasti akan memiliki cukup lencana untuk menyerbu daratan Aiqin!" Liu Zhenhan menahan suara sambil tertawa terkekeh: "Sebenarnya ide peluru hujan kabut racun yang disebut Putri Kahn tadi, setelah diingatkan Rundstedt, aku juga sudah memikirkannya! Harus diakui kita memang bodoh, sampai lupa trik mudah membuat peluru hujan seperti ini!"
"Kalau tahu Bangsa Laut Dunia Iblis berbahaya, kenapa masih nekat bermain api seperti Jurus Ambil Kacang dari Api?" Ucap adipati tua itu sambil mengerutkan alis perak yang menjulang ke pelipis, wajahnya penuh amarah.
"Tak perlu terlalu khawatir dengan mereka! Untuk saat ini mereka masih berkumpul di lautan, belum menginjak darat! Produksi lencana pemisah air secepat apapun takkan bisa memenuhi kebutuhan pasukan mereka dalam waktu dekat! Di dalam air laut, kabut racun pun tak berguna!" Liu Zhenhan tersenyum lebar: "Membahas invasi daratan mereka masih terlalu dini. Mari fokus dulu menghadapi situasi saat ini!"
"Betul! Betul! Betul! Jalan pasti ada di depan, urusan masa depan biar diselesaikan nanti!" Pangeran Kahn yang realis ekstrem ini menganut prinsip "hari ini minum, besok biar dipenggal". Baginya, Shaman Divine Comedy yang berani membawa bangsa laut dunia iblis ke Dunia Aiqin pasti punya cara mengendalikan mereka. Orang kecil seperti dirinya tak perlu pusing memikirkan situasi benua di masa depan.
Adipati Tua Brückner termangu. Antara kecakapan strategi dan pandangan taktis memang tak ada titik temu.
Rundstedt menelantarkan tanggung jawab komando, asyik berdiskusi dengan Murinio, pengamat militer manusia, ahli taktik Kerajaan Dubin, dan utusan Kerajaan Medusa tentang variasi bom udara lain. Gagasan brilian dan retorika memukaunya membuat semua orang terkesima.
"Wilayah utara Aiqin kaya akan 'es yang dapat terbakar'. Jika dijadikan bom udara, mungkin hanya sedikit lebih buruk dari labu minyak Feilengcui?"
"Bukankah di sini ada negara penghasil batu bara?"
"Hehe... Tahukah kalian jenis bom apa yang baru saja digunakan Ksatria kelelawar Moore?"
"Salah! Itu 'arang murni'!"
"Arang pekat adalah inti terkonsentrasi yang diekstraksi dari batu bara. Menyala saat terkena api dengan suhu pembakaran sangat tinggi, benar-benar mampu melelehkan emas dan besi! Dunia bawah tanah memiliki banyak logam langka yang membutuhkan bahan bakar suhu tinggi untuk penempaan. Awalnya para pandai besi Blood Elf meneliti arang pekat untuk keperluan metalurgi. Baru kemudian diadaptasi menjadi senjata standar untuk Ksatria kelelawar!"
"Arang pekat seharusnya menjadi bom udara pertama Aiqin, mendahului konsep Paduka Richard selama ribuan tahun!"
"Hehe... Teknologi pembuatan arang pekat tidak rumit, yang sulit adalah bahan bakunya! Seratus pon batu bara hanya menghasilkan satu pon arang pekat. Itu setara dengan satu buah bom udara arang pekat! Cadangan batu bara di dunia bawah tanah sangat terbatas. Meski bangsa Moore mewarisi teknik ini secara turun-temurun, mereka tak pernah bisa menimbun dalam skala besar. Kalau tidak, Ksatria Moore takkan melempar-lemparkan arang pekat seukuran kenari di medan perang!"
"Benar! Aku sudah mempelajari teknik ekstraksi arang pekat. Sejujurnya ini tidak sulit - cukup peras beberapa jenis tanaman umum untuk mendapatkan sarinya, campur dengan air bersih dalam rasio proporsional, lalu rendam batu bara di dalamnya. Melalui dekomposisi otomatis, endapan yang mengendap itulah arang pekat. Cukup digulung menjadi bola, dikeringkan di bawah sinar matahari, dan dijemur sebelum dapat digunakan!"
"Tak heran Lusern terus meminta impor batu bara dari negara kami!" Beberapa utusan negara manusia yang memiliki cadangan tambang batu bara gemetar hebat: "Panglima Rundstedt, Anda harus meluangkan waktu untuk mengunjungi negara kami! Keramahan kami takkan kalah dengan bara yang menyala-nyala!"
"Tentu! Aku juga sedang bersiap memimpin pasukan masuk ke perbatasan untuk mendukung perang adil manusia melawan bangsa laut!" Rundstedt tertawa terbahak-bahak, menyambut undangan para utusan manusia.
Di Benua Bonaparte yang jauh, Kerajaan Medusa juga tampaknya memiliki cadangan batu bara besar. Utusan kaum ular bernama Terry terus-menerus menjanjikan jabatan dan iming-iming pada Meishuai, dengan desakan yang hampir seperti ingin mengikat Rundstedt dengan tali dan menyeretnya pulang. Sikap ini membuat para Bimon yang hadir berang.
"Aku ingin sekali memukul habis pengkhianat pengecut kaum ular ini!" Pangeran Lionheart menggigit pedangnya dengan wajah pucat, tangannya terus mengenggam dan melepas gagang pedang: "Wajah mereka bikin geram! Cuma datang saat ada keuntungan, acuh tak acuh pada tanah air saat tak ada! Apakah Kekasih Dewa Perang punya sikap seperti ini? Sialan!"
"Setelah pertempuran ini selesai, aku akan berbicara baik-baik dengan para Medusa Bonaparte ini. Mereka sudah mendirikan negara sendiri, Raja Sal mungkin tak berhak lagi memberi perintah, tapi aku adalah Shaman Divine Comedy! Selama mereka masih mengakui Dewa Perang Campas, posisiku tak tergoyahkan!" Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak sambil berbicara, karena Rundstedt dengan tegas menolak undangan hangat dari Medusa Bonaparte.
"Tanah airku belum sampai pada kondisi 'terlihat' di ambang kepunahan, jadi aku tak berniat mengarungi lautan." Seandainya tidak bermusuhan, para Bimon pasti akan menyambut sorak-sorai gemuruh untuk kalimat Rundstedt ini. Sebuah kata "terlihat" telah mengungkap semua kekecewaan Bimon selama bertahun-tahun atas menghilangnya misterius klan Medusa saat Perang Darat-Laut sebelumnya!
Beberapa utusan Medusa Bonaparte yang mendapat teguran pedas Rundstedt tanpa umpatan itu menunjukkan perubahan warna wajah yang dramatis. Meskipun mereka sudah merdeka dan basis populasi mencapai separuh dari total populasi Kerajaan Bimeng, bisa dibilang makmur, tapi tetap bagian dari keluarga besar Bimon. Nenek moyang mereka dulu kabur dari medan perang, mengembara di seberang lautan - aib sejarah dan noda reputasi ini tetap tak terhapuskan meski keturunan sekarang begitu cemerlang.
“Richard. Aku dengar dari Elf Jatuh, dunia bawah tanah punya banyak hutan jamur raksasa. Spora yang dilepaskan jamur-jamur itu punya daya penghancur tertentu, belum lagi gunung berapi bawah tanah. Aku yakin gas beracun dari lava yang menyembur di sekitar gunung berapi juga jadi sumber bom alami yang bagus, apalagi...” Rundstedt dengan semangat menguraikan ide-idenya, usai membantu manusia kini membantu Lao Liu dengan berbagai strategi, bahkan mengucapkan "Laut Kabut dunia iblis" dengan gerakan bibir yang dramatis.
“Aku sudah terbiasa pakai labu minyak, bom lain nggak worth it.” Lao Liu Berbual B dengan gaya sok jago, pamer kekuatan yang bikin geleng-geleng kepala.
Ucapan ini langsung memicu banjir celetukan konyol dari Hao. Semua tahu betapa besar potensi perang yang dimiliki Shaman Divine Comedy Bimon ini. Kalau bukan sekarang, kapan lagi mau cari muka?
“Menurut pandangan pribadiku, setelah masa keemasan perkembangan angkatan udara tiba, perang dalam lima ribu tahun ke depan kebanyakan hanya akan punya satu tujuan!” Pembahasan Rundstedt semakin meluas, seolah dia benar-benar lupa statusnya sebagai komandan medan perang.
“Tujuan apa?” Meski semua bingung kenapa dia tidak fokus memimpin pertempuran malah pamer pengetahuan, tapi siapa yang peduli dengan nasib pasukan Lusern sekarang?
“Energi!” Rundstedt langsung menyimpulkan: “Negara kecil yang menguasai energi strategis juga bisa menjadi yang terdepan di Aiqin di masa depan! Perang di kemudian hari pasti akan lepas dari dua aspek utama yaitu ruang hidup dan pembantaian ras, secara bertahap berkembang menjadi konflik berdarah saling berebut energi!”
Orang lain masih memiliki sedikit keraguan yang membutuhkan penjelasan lebih lanjut dari Rundstedt, namun Lao Liu langsung mengangguk setuju dengan penilaian ini.
Dunia yang berbeda pasti memiliki perbedaan budaya dan struktur sosial, namun intinya tetap sama - selama ada tingkat yang dibentuk oleh makhluk bijak, pasti ada kesamaan. Di Bumi, energi raja adalah minyak. Jika semua minyak Bumi berkumpul di Tiongkok, negara lain bahkan dengan populasi 100 miliar pun tidak akan mampu menyaingi Tiongkok.
Masa depan Aiqin, apakah perang senjata dingin tetap menjadi arus utama atau tidak, isu energi sudah menjadi topik sentral yang tak terhindarkan - ini telah menjadi kepastian sejak kemunculan angkatan udara bomber yang terorganisir!
Tambang batu bara dengan cadangan besar yang bisa menghasilkan arang murni, tambang gas belerang Leonidas yang bisa diisi gas beracun, serta sumber energi alami lain yang belum ditemukan potensi bombernya, semuanya termasuk dalam kategori senjata energi - ini bukan kekuatan elemen langka, melainkan senjata strategis dahsyat yang bisa dibuat dan digunakan orang biasa. Kehadirannya secara bertahap mengikis prinsip yang diakui bahwa populasi dan jumlah uang mewakili kekuatan negara besar!
Sama seperti minyak bumi di Bumi, sumber daya strategis yang belum ditambang di Benua Aigean pada akhirnya terbatas. Negara besar maupun kecil ingin menggunakannya untuk meningkatkan status mereka. Ketika keinginan posesif yang tak terdamaikan ini bertabrakan, badai darah di Aigean di kemudian hari tak terelakkan.
"Sebenarnya pengeboman angkatan udara juga bisa dianggap sebagai penemuanku. Jadi kalau perang akibat energi yang terjadi di Aigean nanti, nyawa yang melayang, bukankah semua ini karena aku datang ke dunia ini?" Lao Liu dalam hati mengolok dirinya sendiri, Haha——benar-benar layak disebut Perwujudan Kehancuran——tidak hanya merusak masa kini——tapi bahkan memengaruhi masa depan.
Semangat diskusi yang dibangkitkan Rundstedt mungkin bahkan di luar perkiraannya sendiri.
Saat semua orang menyadari seberapa besar keunggulan energi bisa meningkatkan kemampuan ekonomi suatu negara, baik manusia, Bimon, maupun Suku Dubin yang datang dari jauh, Medusa Bonaparte, semua tidak bisa menahan kegembiraan. Mereka saling bertukar pandangan, sembari menghitung diam-diam berapa sumber daya strategis yang bisa ditambang di negara mereka dan negara tetangga.
Sebuah negara yang mengandalkan pertumbuhan populasi untuk meningkatkan kemampuan ekonomi mungkin membutuhkan waktu ratusan hingga ribuan tahun. Tapi energi berbeda, barang ini adalah sumber daya alam yang bisa langsung dimanfaatkan!
Siapa yang tidak ingin tanah airnya menjadi kerajaan paling gemilang di bawah langit berbintang?
Siapa yang tidak ingin tanah airnya dikagumi oleh seluruh bangsa?
Bahkan hanya membayangkan kemungkinan ini saja sudah sangat memikat hati!
Menghadapi topik baru yang tak lama lagi akan mengguncang seluruh benua ini, Adipati Tua Brückner tetap menjaga ketenangan dan kewibawaan yang selayaknya dimiliki sesepuh. Dengan tatapan melirik berulang kali, ia berusaha menyadarkan Rundstedt tentang situasi saat ini. Namun rubah campuran ini entah benar-benar tak melihat atau pura-pura tak tahu, tetap tak bereaksi.
Bab 657 Pertempuran Khusus
Smail adalah bangsawan di antara bangsawan, gentleman sejati. Setiap angsa menjunjung tinggi kejujuran dan karakter tegas dalam membedakan kasih dan benci. Kini ketika Bimon dan Lusern telah menjadi sekutu dalam aliansi kontra-agresi, Adipati Tua Brückner tak bisa tinggal diam menyaksikan pemandangan yang terhampar di hadapannya - moral luhur dan integritasnya yang tak tergoyahkan membuatnya tak tega melihat pasukan sekutu Aiqin yang datang membantu Kota London menderita korban berat sia-sia di tangan pasukan agresor bangsa laut, semata-mata karena kelalaian komandan.
Kondisi pasukan Lusern jauh melampaui sekadar "buruk". Sejak awal berperang, kedua sayap "Formasi Perang Terbang Berdua" dengan arit dan palu tak kunjung mampu mengudara.
Garis sabit yang dibentuk oleh kereta laba-laba berkaki serigala dan kereta taring pedang di sisi kiri, pertama-tama dicekik oleh kereta bola batu singa laut Naga di lehernya, menyebabkan kecepatan serangan tidak bisa sepenuhnya berkembang. Kemudian kavaleri walrus bersenjata tombak ringan menusuk titik vital formasi pasukan kereta Lusern, benar-benar mengacaukan formasi pasukan kereta.
1.250 kereta perang berat yang kehilangan daya serang bagaikan ular raksasa gemuk yang semua ruas tulangnya patah, menggeliat-geliat di atas tanah aspal hitam tak bisa lepas dari posisi bertahan pasif.
Infanteri Kurcaci Abu-abu di posisi formasi palu sayap kanan dibagi oleh Naga menjadi dua kelompok: satu kelompok bertempur kacau dengan kavaleri walrus dan kereta bola batu singa laut, kelompok lain dijepit mati oleh kelompok infanteri ringan dan berat Naga.
20.000 kavaleri walrus Naga memainkan peran tulang punggung yang vital dalam pertempuran. Separuhnya bekerja sama dengan kereta bola batu singa laut menyerang sayap pasukan Lusern, sementara 10.000 kavaleri walrus lainnya melakukan manuver taktis besar-besaran untuk menjepit dari kedua sisi dan menutup jalan mundur pasukan Lusern.
Karena ancaman kavaleri ringan Naga yang menyerang belakang ini terlalu besar, pasukan jarak jauh Lusern di bagian tengah "Formasi Terbang Berdua" terpaksa mengalihkan 10.000 Pemanah He Xian dan sebagian penyihir untuk menghadang kavaleri walrus yang mengepung jalur mundur, sementara 20.000 Pemanah He Xian dan sisa penyihir terus menahan gelombang serangan musuh di front utama. Andai bukan karena jumlah Penyihir Jatuh yang luar biasa banyak, kekuatan sihir yang dahsyat, serta jaringan tembak yang rapat dan berkesinambungan - ditambah daya serang darat kavaleri walrus yang memang kurang memuaskan - sepuluh resimen kavaleri ringan Naga ini bisa benar-benar melenyapkan nyawa pasukan Lusern dalam satu gerakan pengepungan. Bagian belakang "Formasi Terbang Berdua" dijaga oleh 1.000 Penyihir Jatuh yang paling berharga.
Yang paling mematikan bagi pasukan Lusern adalah fakta bahwa pasukan Naga belum sepenuhnya mengerahkan kekuatan. Mereka masih memiliki 60.000 infanteri yang belum diterjunkan ke medan perang.
Hingga saat ini, Angkatan Udara Sapi Elang yang berjumlah lebih dari 10.000 terus memblokir pergerakan pengintai kavaleri ringan Naga. Karena tidak dapat memantau jumlah pasukan cadangan musuh yang bersembunyi di balik bukit-bukit aspal yang berjejer di kejauhan, komandan Naga terpaksa bersikap konservatif dengan menyisakan cadangan pasukan sebanyak mungkin sesuai perkembangan pertempuran.
Jika dihitung pasukan angkatan udara yang dikerahkan ke medan perang sebelumnya dan sesudahnya, jumlah pasukan Lusern dan Naga kira-kira seimbang, sekitar 120.000 hingga 130.000. Namun dengan jumlah yang setara, situasinya berbeda. Selain formasi mereka dikalahkan musuh, lebih dari 20.000 pasukan udara Lusern yang dikerahkan ke medan perang hampir tidak memberikan efek apa pun selain memusnahkan pengintai Naga. Di bawah tekanan pasukan busur silang teknik Naga, mereka hanya berani berputar-putar di ketinggian untuk menjatuhkan bom udara dan lembing dengan akurasi buruk yang tidak mempan, lalu segera kembali untuk memuat ulang senjata. Tanpa bom sekuat labu minyak Feilengcui, taktik serangan udara tak bisa ditiru sembarangan oleh angkatan udara mana pun. Cara pertempuran udara Lusern yang meniru secara membabi buta ini justru kurang efektif dibanding taktik penyelaman dari ketinggian rendah kuno mereka, meski korban jiwa pasti akan berlipat ganda...
Situasi pertempuran hampir mencapai titik puncak kepanasan. Jaringan raksasa terjalin di udara oleh sinar gamma yang rapat, peluru kendali mutiara, panah terbang, busur silang tenaga ikan, peluru tanah padat, dan peluru minyak - bagai kuas Dewa Maut yang mondar-mandir di medan perang, melukiskan lukisan ukiyo-e neraka yang terbuat dari darah segar.
Adipati Tua Brückner yang terus memantau perkembangan pertempuran berpendapat bahwa Rundstedt sudah saatnya mengerahkan pasukan cadangan.
Jika situasi terus memburuk, Pasukan Lusern akan terpecah menjadi kelompok-kelompok kecil oleh taktik kompresi pasukan Naga. Saat itu, meski mengerahkan Naga Hitam Neraka dan Angkatan Udara Sapi Elang untuk memenangkan pertempuran, jumlah korban akan mencapai angka astronomis yang seharusnya tidak terjadi - meski delapan ekor Naga Hitam Neraka memiliki kekuatan tempur luar biasa, jika pasukan lawan dan sekutu bercampur dalam pertempuran kacau, sihir elemen api penghancur mereka tak terhindarkan akan melukai sekutu sendiri.
Sebenarnya bukan hanya adipati tua yang menyadari, semua orang juga melihat situasi buruk pasukan Lusern saat ini - alasan Pasukan Degenerasi masih bertahan: pertama, 50.000 infantri berat Kurcaci Abu-abu di garis depan yang dipimpin delapan Raja Bukit memiliki zirah kokoh dan senjata tajam, baik kekuatan tempur maupun persenjataan sangat superior; kedua, jumlah besar Penyihir Degenerasi di barisan belakang yang daya sihirnya sepenuhnya mengalahkan Naga. Jika prajurit Kurcaci atau penyihir Degenerasi gagal bertahan, Pasukan Lusern akan terpukul mundur ribuan li...
Namun komandan utama pertempuran adalah Rundstedt, rubah campuran ini meski menggambarkan proses mempelajari teknik penyulingan "arang halus" dengan santai seperti awan putih yang tenang, semua orang berakal sehat tahu: mempelajari keterampilan ini secara diam-diam dari Blood Elf tak lebih mudah dari meraih bulan di langit kesembilan.
Bisa dikatakan, selain dirinya yang tidak memiliki keluarga maupun usaha, teknologi penyulingan "arang" Moore kemungkinan tidak akan ada saluran lain untuk menyebar ke luar.
Cadangan batu bara di Benua Aigean sangat melimpah. Tidak seperti Elf Jatuh yang terhambat di sudut Padang Rumput Donau oleh Bimon dan manusia, tanpa wilayah maupun sumber daya, berreputasi buruk dan dipandang sinis oleh semua orang - jika negara lain menguasai teknologi penyulingan "arang", berarti pasukan mereka dapat memproduksi massal bom arang super yang dahsyat. Apa konsep bom super yang bisa diproduksi massal? Bahkan Feilengcui yang perkembangan militernya paling mutakhir sekalipun, hingga kini bom jenis pengebom masih belum bisa menjadi perlengkapan standar reguler!
Oleh karena itu, selain Adipati Smail Tua, tidak ada seorang pun yang berani menuding kesalahan taktik operasional Rundstedt - sekarang bukan hanya tidak berani merusak harga dirinya, malah sibuk menjilatnya. Apa artinya beberapa tentara Lusern tambahan yang tewas?
Liu Zhenhan juga tidak mengerti apa yang sedang dirancang Rundstedt. Tapi dia memiliki keyakinan mutlak pada kemampuan komando militer bajingan keturunan campur ini. Fakta masa lalu membuktikan, semakin Rundstedt melakukan hal-hal yang tidak bisa dipahami orang, semakin ada tujuan khusus di baliknya.
"Tentu saja, Lao Liu juga sangat tertarik dengan teknologi penyulingan 'arang batu' Rundstedt itu. Meski cadangan batu bara di Padang Rumput Danube sangat terbatas, dia memiliki koloni luas di seberang lautan dan sekutu dagang Kekaisaran Tang Zang yang menguasai Benua Sutra. Asal teknologinya ada, masalah bahan baku tidak sulit dipecahkan - lagipula batu bara bukan barang berharga seperti perak."
"Panglima Rundstedt, bukankah sudah saatnya mengerahkan pasukan cadangan?" Setelah menahan diri cukup lama, Adipati Tua Brückner akhirnya tak kuasa berdiam. Ketika isyarat pandangan tak membuahkan hasil, sang adipati tua terpaksa menggunakan bahasa verbal untuk menyadarkan Komandan Pertempuran. Meski tindakan ini mungkin membuat lawan bicaranya tersinggung.
"Tak perlu khawatir! Formasi pasukan Lusern kita secara umum masih utuh. Memang Naga sedang unggul, tapi bukankah prajurit kita juga sedang menghapuskan kekuatan musuh?" Rundstedt melirik medan perang sejenak, lalu mengangguk santai pada sang adipati tua: "Terima kasih atas peringatannya, Yang Mulia Adipati Smyer! Tenang saja, saya sendiri pernah memimpin 114 pertempuran besar-besaran, menaklukkan 27 negara di Taklimakan - sejauh ini belum pernah merasakan apa itu kekalahan!"
Kita semua tahu bahwa "berpengalaman dalam ratusan pertempuran" hanyalah hiperbola sastra. Bahkan Shaman Divine Comedy paling tangguh di Kerajaan Bimeng pun belum memiliki pengalaman ratusan pertempuran besar. Adipati Tua Brückner adalah bangsawan sejati, sehingga ia segera menutup mulutnya dan menelan semua nasihat yang telah disiapkan; Ia hanya mengalami dua pertempuran besar - Pertempuran Bintang Selatan dan Pertempuran Kota Wei. Secara pengalaman, memang tidak pantas mengkritik seni strategi Rundstedt.
Sama seperti Lao Liu, Adipati Tua Angsa Brückner juga sangat mengagumi kemampuan taktis komandan campuran darah Fox ini. Dalam Pertempuran Penghancuran Sungai Sanggan, ia menyaksikan langsung seni komando lapangan Rundstedt.
Justru karena harapan besar inilah, performa Rundstedt hari ini membuat adipati tua semakin bingung tujuh keliling - Seolah ia tidak mencari kemenangan, malah sengaja mengejar kekalahan.
Kesimpulan ini agak tak masuk akal. Meski logis secara penalaran, tidak memiliki pijakan moral.
Dari sisi pasukan: Rundstedt adalah pengembara tanpa negara dan etnis. Yang menampungnya sekarang adalah Elf Jatuh Lusern. Jika sengaja kalah dalam perang ini, elf-elf jatuh itu yang pertama akan menghabisinya.
Dari sisi reputasi: Rundstedt juga tak seharusnya menodai rekam jejaknya dengan kekalahan. Bagi figur mapan yang menjaga bulu-bulu reputasi, selama otak tidak terjepit pintu, takkan melakukan hal bodoh yang mencoreng diri sendiri.
"Yang paling tidak dipahami oleh adipati tua adalah hal ini—jelas-jelas situasi perang sedang tidak menguntungkan, mengapa Rundstedt menahan begitu banyak pasukan cadangan tanpa mengerahkan mereka ke medan perang? Sekarang ciri khas jenis pasukan tentara Naga telah sepenuhnya terungkap! Meski tidak bisa mengerahkan semua sekaligus, setidaknya pasukan cadangan harus dikirim bertahap untuk menguasai situasi perang! Mengucapkan kata-kata kasar yang tidak pantas bagi bangsawan: Pertempuran ini memang menunjukkan gaya dan karakteristik Naga, tapi dengan pasukan cadangan di tangan Rundstedt, bagaimanapun caranya, pasukan Lusern pasti menang. Untuk apa memaksakan diri mengorbankan centaur-centaur, terus menunda-nunda, dan menyebabkan banyak korban tidak perlu?"
Namun semua pikiran ini hanya bisa dipendam dalam hati Adipati Tua Brückner. Setelah mendapat jawaban tegas dari Rundstedt, dia tidak berani lagi meragukan taktik sang jenderal ulung. Bagaimanapun, keahliannya bukanlah komando militer, melainkan ritual keagamaan.
Setelah topik dialihkan kembali ke urusan perang oleh adipati tua, Liu Zhenhan pun mengangkat teleskop tua "Eagle Eye" untuk mengamati situasi pertempuran. Sebagai panglima yang ditempa dalam medan tempur, fokus utamanya adalah pada jenis-jenis pasukan yang bertempur, tak seperti komandan lulusan akademi yang selalu terpaku pada analisis taktik kedua belah pihak.
"Rundstedt, kacamata pelindung mata katak yang dipakai para Pemanah He Xian itu, pasti kamu yang mengajari Elf Jatuh membuatnya, kan?" Lao Liu baru tersadar setelah memperhatikan—begitu melihat, benar-benar membuatnya terkejut.
"Orang yang belum pernah berinteraksi dengan Elf Jatuh akan sulit melihat seberapa besar peningkatan kekuatan tempur Pemanah He Xian saat ini." Lao Liu mengamati lama, semakin melihat semakin merasa prajurit He Xian dari bawah tanah di medan perang hari ini tidak lagi seperti Wu Xia Ameng di masa lalu. "Sinar gamma" mereka, baik jarak tembak maupun kekuatannya, sepertinya telah membuat lompatan besar menyusul Inggris dan Amerika!
Dulu "sinar gamma" yang ditembakkan dari mata He Xian jelas tidak mencapai jarak empat lima ratus yard! Juga mustahil dua tiga tembakan sinar langsung menjatuhkan seorang prajurit Bangsa laut! Meskipun sebagian besar prajurit Bangsa laut di pasukan Naga bukanlah pria perkasa berfisik kuat, tapi lemahnya kekuatan serangan He Xian di dunia bawah tanah memang sudah termasyhur! Saat berhadapan dengan Kaisar Api di rawa garam hangus dulu, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas dan Pasukan Degenerasi pernah bekerja sama. Menurut data kekuatan tempur yang didapat waktu itu, "sinar gamma" setidaknya butuh sepuluh tembakan lebih untuk menjatuhkan seorang manusia anjing laut atau manusia singa laut!
Dibandingkan masa lalu, satu-satunya perubahan pada He Xian yang kini kekuatan tempurnya melambung tinggi adalah tambahan kacamata pelindung mata kodok - tidak diragukan lagi, inilah akar penyebab peningkatan jarak tembak dan kekuatan serangan sinar mereka yang tiba-tiba empat lima kali lipat.
"Tanpa kontribusi sebagai bukti kesetiaan, menurutmu atas dasar apa dulu Kota Lucerne mau menerimaku?" Rundstedt membalas balik Lao Liu: "Jika kau yang di posisiku, seorang asing tiba-tiba datang membawa seluruh keluarga, hanya makan gaji buta tanpa kontribusi, maukah kau menerima?"
“Kau masih manusia atau bukan?” Liu Zhenhan menarik napas dalam, sambil memperkenalkan pada pendengar yang bingung tentang nilai "surat pengabdian" yang disebut Meishuai bagi Elf Jatuh: "Saudara-saudara, Kota Lucerne dengan total populasi 3 juta, 2 juta diantaranya adalah He Xian. Rundstedt hanya menggunakan satu langkah eksternal untuk meningkatkan kekuatan Pemanah He Xian - kelompok terbesar di kota degenerasi ini - 4-5 kali lipat. Menurut kalian, apa artinya ini bagi Lusern?"
Meski sudah punya persiapan mental, orang-orang di sekitarnya serentak menarik napas tajam.
Jika kontribusi sebesar ini hanya dianggap surat pengabdian, maka buku catatan jasa Lusern pasti dipenuhi halaman kosong.
"Terima kasih pujian Yang Mulia. Sebenarnya lensa cembung pemusat cahaya bagi penduduk asli gurun seperti saya bukanlah ilmu yang terlalu tinggi. Bukankah meriam cahaya Feilengcui juga menggunakan teknologi serupa?"
"Teknologi ini tidak terlalu tinggi? Jancuk!"
"Saya hanya memberikan sentuhan akhir. Modal Elf Jatuh yang besar adalah faktor utama. Jika bukan karena mereka membawa kristal kelas atas yang jernih dari dunia bawah tanah ke permukaan, membuat 'kacamata lensa cembung pemusat cahaya' pasti akan merepotkan. Dengan kristal, kita hanya perlu proses pengasahan."
"Maksudmu..." Mulut Liu Zhenhan seperti tersumbat tinju transparan: "Bahkan tanpa kristal, kau bisa membuat lensa kaca?"
“Kaca adalah produk khas Taklimakan, sebagai penduduk asli gurun, wajar saja jika saya paham cara membuatnya! Tapi di Dataran Liar Donau memang kekurangan tenaga ahli dan bahan baku. Hanya mengandalkan saya sendiri, mungkin butuh waktu lama untuk membuat kaca kelas yang layak digosok jadi lensa! Untung ada kristal jernih, kalau tidak saya pasti mati kelelahan.” Rundstedt merendah: “Sayangnya sekeras apa pun saya ajarkan teknik menggosok lensa, para perajin Lusern tetap sulit menjadi penggosok lensa handal dalam waktu singkat. Jika Pemanah He Xian Lusern bisa memiliki ‘kacamata lensa cembung pemusat cahaya’ standar, kekuatan serangan ‘sinar gamma’ mereka pasti jauh melampaui jenis pemanah mana pun! Aduh... Saya pernah mengajukan usul ke struktur kepemimpinan yang jatuh, untuk mengeluarkan dana memproses lensa kristal di Feilengcui oleh penggosok lensa profesional... Tapi mereka tak mau menerima...”
Lao Liu terdiam sejenak.
Tak disangka pertanyaan santainya justru membuat hatinya bergejolak, campur aduk antara iri hati, dengki, dan geram.
Sungguh tak ada keadilan ilahi!
Rundstedt yang jago strategi militer sekaligus penemu senjata energi, baru saja tiba di Lusern belum sempat menghangatkan pantat, sudah berhasil menguasai teknologi pembuatan arang. Tak hanya itu! Siapa sangka saat masih berkeliaran di gurun, dia bahkan sudah menguasai prosedur pembuatan kaca dan teknik mengasah lensa. Dasar monster ini makan apa sampai bisa menguasai delapan belas seni bela diri semuanya?
Semua yang hadir memandangi Rundstedt dengan tatapan aneh seperti melihat monster, memeriksanya kembali dengan penuh ketajaman.
Murinio dan Adipati Tua Brückner saling pandang, lalu serempak menggelengkan kepala dan menghela napas.
Jenius berdarah Bimon ini akhirnya malah berbalik melawan rasnya sendiri. Dua bos angsa itu tak bisa menyembunyikan kekaguman sekaligus penyesalan akan ironi takdir.
Situasi pertempuran mulai berubah. Mengira pasukan Lusern jumlahnya separuh dari mereka, Naga yang merasa unggul mulai berani. Empat ribu infanteri segar mengalir dari belakang, menjepit sayap lemah Lusern.
Bendera komando baru berkibar di tengah formasi Naga. Dua resimen kavaleri walrus diperintahkan mundur dari pertempuran, menyerbu bukit berpanji Lusern untuk menghapuskan pusat komando musuh.
Barrier Pengisolasi Elemen yang dipasang oleh Elf Xifu benar-benar menipu. Irama elemen yang tenang namun beriak halus, bagaikan parfum Carandesi yang membangkitkan gairah wanita paling dingin, memancing para prajurit yang mengira diri mereka pintar untuk berebut mencicipi.
Walrus berlari di darat hanya dengan empat kaki berselaput, terlihat agak gila. Kendaraan tunggangan ini memang bisa membelah ombak di laut, tapi mobilitasnya di darat tak bisa dibilang cepat. Namun dengan jumlah mencapai dua ribu ekor, dua resimen kavaleri walrus ini tetap menciptakan aura penghancur dunia saat mulai memacu kecepatan!
Para prajuirit Elephant dari laut ini mengayunkan tombak sambil menabuh perisai kerang mereka, meneriakkan yel-yel perang dengan suara pria berdengung seperti sinusitis. Kulit mereka yang licin hitam bagai aspal berkilau di bawah matahari, pandangan mata penuh haus darah dan keganasan. Jelas mereka telah menelan "Pil Pemberani".
Setelah hening sejenak di atas bukit aspal hitam, meledaklah tertawa terbahak-bahak seperti petasan.
Dibandingkan dengan kavaleri manusia yang menggunakan kuda perang, kavaleri gajah laut masih sedikit kalah dalam ukuran. Jalan menanjak dan kecepatan sprint yang lambat menentukan daya hantam mereka yang terbatas. Meski para kavaleri ini juga disebut Elefen, mereka bukanlah jawara terkuat Kerajaan Bimeng. Perbedaan garis keturunan yang besar tak bisa ditutupi meski mengonsumsi "Pil Pemberani" sebanyak apapun.
Di atas bukit aspal yang menyerupai gundukan kuburan raksasa, tidak hanya berdiri tiga pahlawan Danube: Rundstedt, Liu Zhenhan, dan Murinio. Hadir pula utusan khusus Kerajaan Dubin, perwakilan Bangsa Laut Dunia Iblis, delegasi pengamat manusia, serta utusan intelijen militer Kerajaan Medusa Bonaparte. Setiap pemimpin ini membawa pasukan elit pengawal berjumlah ratusan orang. Khusus Liu Zhenhan dan Rundstedt yang eksentrik, pasukan harimau pilihan mereka bahkan mencapai lima hingga enam ribu. Kini semua pasukan pengaman ini bersama pasukan cadangan Lusern yang masif diam-diam menyusup di balik bukit-bukit aspal bergelombang di selatan. Tindakan Naga ini jelas menjerumuskan dua ribu kavaleri gajah laut ke dalam telapak tangan harimau.
"Rundstedt, apa rencanamu sebenarnya?" Liu Zhenhan menjentikkan jari menyiapkan pasukan penembaknya untuk menghadapi kavaleri gajah laut: "Jika pasukan cadanganmu masih belum bisa bergerak, aku tidak akan sungkan lagi! Pelayan Istana Musim Panas dan Pasukan Ajaib pasti bisa menghadapi dua ribu kavaleri ini dalam tiga kali tembakan beruntun!"
“Jangan! Pasukan sihirmu sama sekali tidak boleh dikerahkan! Alasan Naga Laut mengirimkan 2.000 ekor kavaleri gajah laut kali ini adalah karena pengintai mereka selalu diblokir oleh Angkatan Udara Sapi Elang. Mereka ingin menguji ketahanan Lusern dengan serangan ini sebagai pertanda akan melancarkan serangan total! Jika Pasukan Istana Musim Panasmu mulai menembak, mereka pasti akan ketakutan setengah mati!" Rundstedt buru-buru menambahkan: "Cukup minta Penjaga Utama Pasukan Pengawal Istana Musim Panas memberikan bantuan kecil, jangan tunjukkan kekuatan sebenarnya. Biarkan 2.000 kavaleri gajah laut ini dihadapi oleh pejuang amokku!"
"Serangan total?" Liu Zhenhan memiringkan kepala sambil mengamati medan perang dengan seksama. Sepertinya Naga masih memiliki 20.000-30.000 pasukan cadangan yang belum menunjukkan tanda-tanda akan bergerak.
Namun fakta menunjukkan Naga mulai mengerahkan kekuatan. Selain 2.000 kavaleri gajah laut yang menerjang bukit aspal markas komando, pasukan belakang Lusern juga terus-menerus diserang oleh kavaleri gajah laut. Ratusan kavaleri tersebut membentuk tiga formasi anak panah di kiri, tengah, dan kanan. Serangan mereka datang silih berganti seperti gelombang minyak hitam, nekat mengorbankan diri bagai ngengat yang terbang mendekati api.
Formasi 10.000 lebih Pemanah He Xian dan 1.000 penyihir Elf Jatuh disusun secara horizontal. Posisi paralel semacam ini sangat ideal untuk mengembangkan daya tembak padat penghadang. Selama ini pasukan kavaleri Walrus menggunakan taktik serangan bergelombang tanpa titik fokus serangan dan minim kecepatan gempur, sehingga mereka tak mampu menembus jaring api padat yang dibangun oleh penyihir Lusern dan Pemanah He Xian secara luas. Beberapa kavaleri Walrus yang berhasil masuk ke jarak serang pun tak berarti apa-apa - dua Ibu Pemimpin Zhuoer dan Pangeran Blood Elf yang mengawasi pertempuran berdiri di barisan belakang Lusern. Pengawal kerajaan yang mereka bawa adalah ksatria-ksatria perkasa dengan kemampuan tempur mengerikan. Jumlah kavaleri Walrus yang berhasil menerobos blokade tembak terlalu sedikit, sama sekali bukan tandingan ratusan Penjaga Hutan Rimbun berbadan tegap berekor manusia, Dryad Hutan Rimbun, serta Zhuoer Kalajengking.
Mengatakan pasukan kavaleri Walrus sebagai sekumpulan orang bodoh adalah bentuk meremehkan yang keterlaluan. Fakta membuktikan bahwa serangan bergelombang yang mereka gunakan sebelumnya bukanlah tindakan tanpa tujuan. Selain penunggang yang bertugas menyerang setiap gelombang, sebagian besar kavaleri Walrus sedang mengumpulkan stamina kendaraan tunggangan mereka. Dengan serbuan kecil multi-gelombang, mereka terus menggerogoti kekuatan magis dan energi para penyihir jatuh serta Pemanah He Xian.
Penyihir Jatuh bukan Pasukan Istana Musim Panas, mereka tidak memiliki formasi perang magis dengan pembagian tugas yang jelas dan terorganisir secara hierarkis. Meski jumlahnya mencapai ribuan, taktik magis mereka sangat primitif - begitu kavaleri musuh melancarkan charge, seribu penyihir akan langsung melepaskan semua kekuatan magis! Cara bertempur seperti "menggunakan ballista untuk membunuh nyamuk" ini tentu menyebabkan pemborosan energi magis yang tak terhitung jumlahnya.
Setelah pekerjaan pengalihan selesai, kini Pasukan Gajah Laut segera mengubah taktik charge garis skirmisher menjadi charge titik tetap. Serangan beruntun terus-menerus dari tiga arah kiri-tengah-kanan, dengan serangan palsu dan serangan utama bergantian, bagai air bah yang menerjang tanpa henti.
Penyihir Jatuh dan Xian Sungai yang kekurangan lapisan serangan, meski masih bisa mempertahankan kepadatan daya tembak sementara dengan keunggulan jumlah, semua tahu bahwa serangan beruntun tiga arah Pasukan Gajah Laut lambat laun akan menciptakan celah di jaringan tembak ini!
Performa seperti ini mana mungkin pasukan Bangsa Laut?
Ini jelas taktik penetrasi formasi kavaleri darat tulen!
Sejak pertempuran dimulai, satu-satunya kelemahan pasukan Naga yang telah menguasai situasi adalah unit magis mereka.
Dari 8.000 Naga, hanya 200 lebih yang merupakan penyihir sejati, dengan tingkat tertinggi adalah Naga enam lengan. Jumlah penyihir Lusern lima kali lipat lebih banyak, meskipun situasi pertempuran yang buruk memaksa Moore dan Zhuoer hanya bisa menggunakan segelang penyihir untuk berhadapan dengan Penyihir Naga. Namun berkat pasukan Penghancur Sihir yang tangguh dan 42 Penyihir Senior Moore yang mengendarai bayi darah melayang di angkasa, Penyihir Naga tetap terdesak oleh jumlah penyihir jatuh yang setara!
Pasukan "Penghancur Sihir" Blood Elf menjadi unit paling RAMAS dalam duel sihir hari ini.
Moore ini yang mengenakan armor logam langka dan membawa perisai trisula, melantunkan mantra-mantra misterius sambil melepaskan sinar merah darah seperti pita yang meliuk-liuk, mengikat tubuh Penyihir Naga dan terus-menerus menyedot kekuatan magis mereka!
Kemampuan "Penyerapan Kekuatan Magis" Penghancur Sihir Moore memiliki kemiripan dengan "Pencurian Kekuatan Arkan" Perusak Obsidian bangsa iblis. Perbedaannya, kekuatan magis yang disedot Penghancur Sihir dari musuh tidak bisa dialirkan ke penyihir sekutu seperti kemampuan Perusak Obsidian.
Perisai Bilah Tiga Daun yang berputar cepat di tangan mereka adalah senjata penghancur sihir lainnya. Setiap putaran dan tebasan mampu memusnahkan satu sihir air atau unsur angin! Berbeda dengan perisai cahaya pemantulan prajurit Durbin, Perisai Bilah Tiga Daun Penghancur Sihir Blood Elf memiliki konstruksi khusus. Cukup dengan menyuntikkan kekuatan magis darah, mereka bisa sepenuhnya mengurai sihir setingkat saat bersentuhan!
Meski Penghancur Sihir hanya memiliki dua teknik penghancuran sihir ini - tak secanggih variasi perusak obsidian bangsa iblis, Elf Xifu, atau prajurit Pelangi Durbin - kedua jurus ini sangat praktis. Dari sudut manapun dilihat, mereka pantas disebut sebagai momok para penyihir!
Pasukan penyihir dengan momok magis melawan pasukan lain yang murni terdiri dari penyihir, ditambah keunggulan jumlah mutlak? Hasilnya sudah pasti. Fakta membuktikan: andai bukan karena formasi pasukan penyihir mereka sendiri, pasukan Lusern sudah terpotong-potong seperti pizza oleh Naga!
Dalam situasi dimana pasukan magis mereka menang telak atas penyihir lawan, situasi Pasukan Degenerasi masih begitu buruk dan genting. Jika tidak mendapat pelajaran berdarah, bahkan Yang Di Atas pun takkan tinggal diam.
Kekuatan magis penyihir Degenerasi bukanlah Sungai Sanggan yang mengalir tanpa henti.
Di era dimana sumsum darah, Mata Air Elemen, dan Pil Emas Negeri Sutra belum umum ini, pasukan penyihir yang hanya mengandalkan kristal sihir untuk isi ulang energi dalam pertempuran berkelanjutan - batas daya tempur mereka bukanlah mimpi yang mustahil dicapai!
Saat ini pasukan penyihir Lusern yang telah terkuras dalam pertempuran berkepanjangan memang hampir mencapai batas operasional. Bagi yang berpengalaman, formasi "Terbang Berdua" yang disusun Rundstedt hari ini jelas merupakan kesalahan strategis besar.
Karena disusun terburu-buru di medan perang, garis sabit dan formasi palu dalam "Formasi Terbang Berdua" gagal menampilkan karakteristik sayap ganda. Sebaliknya, di bagian tengah - tepatnya di persambungan gagang sabit dan palu - terbentuk celah kosong besar yang justru diisi oleh pasukan tembak jarak jauh Lusern terdiri dari penyihir jatuh dan pemanah He Xian.
Kelemahan ini sebenarnya sudah lama disadari Naga. Mereka mencoba taktik serbu berbentuk baji untuk menusuk titik vital yang tak terlindungi pasukan jarak dekat ini. Namun menembus 30.000 pemanah He Xian dan 1.000 penyihir bukanlah hal mudah. Ruang kosong di tengah medan memang memungkinkan serbuan gencar Naga, tapi area terbuka itu justru menjadi panggung sempurna bagi sihir Lusern dan sinar gamma untuk menggelar jaringan tembakan kipas yang mematikan!
Seribu penyihir - sungguh angka yang membuat bulu kuduk merinding!
Dengan jumlah sebesar itu ditambah ruang gerak yang memadai untuk menuang sihir, intensitas serangan magis yang dihasilkan benar-benar luar biasa padat!
Komandan Naga juga mengalami sendiri hal ini! Meski pasukan kavaleri gajah lautnya sudah berhasil menyusup ke garis belakang pasukan Lusern melalui taktik mengitari sejak awal, di bawah serangan dari depan dan belakang, unit tembakan jarak jauh Lusern di persimpangan formasi sabit dan palu tetap kokoh bagai benteng, tak tergoyahkan!
Menghadapi serangan sihir intensitas tinggi dengan jangkauan luas dan daya hancur masif, Naga yang tak memiliki cukup Penyihir hanya bisa menatap pasif sambil beradu daya tahan dengan lawan. Begitu kekuatan magis Penyihir Lusern habis, pasukan Naga yang mengepung dari kedua sisi di medan terbuka tak berpenghalang ini pasti akan memberi pelajaran pahit pada pasukan jarak jauh itu — kesalahan formasi Rundstedt baru akan memperlihatkan konsekuensi mengerikan ketika kekuatan magis para Penyihir benar-benar terkuras!
Jika sebelumnya masih ada yang terkecoh oleh gempuran sihir intensitas tinggi Lusern, sekarang semua pasti sudah menyadari bahaya besar yang mengintai — meski seribu lebih Penyihir Jatuh yang memiliki "Hati Bulu Darah" untuk meningkatkan efisiensi pengisian sihir otomatis belum mencapai titik kelelahan total.
Semua mata tertuju pada Rundstedt. Bajingan keturunan campur itu masih tampak percaya diri, sama sekali tak menyadari bencana besar yang tersembunyi dalam formasi pasukannya.
Semua tahu Kotak Tulang yang terus menggeram dari makhluk Oushou di tangannya pasti berisi pertanyaan keras dari Ibu Pemimpin Zhuoer dan Pangeran Blood Elf, tapi tak ada yang cukup bodoh untuk maju dan mengingatkannya memutar tombol menjawab panggilan.
Pada tahap ini, bahkan orang yang paling kurang cerdik pun bisa melihat bahwa situasi pertempuran saat ini sengaja diciptakan oleh Rundstedt!
Momen yang menentukan kemenangan akhirnya tiba!
Dua ribu pasukan kavaleri walrus yang menyerbu bukit minyak dicegat secara lemah oleh panah-panah acak Pelayan Istana Musim Panas, lalu bertabrakan langsung dengan dua ribu Prajurit Ganas yang mengayunkan kapak perang bermata ganda, memicu kekacauan besar.
Pengiriman dua ribu kavaleri walrus oleh Komandan Naga ini, sesuai dugaan Rundstedt sebelumnya, memang bertujuan menguji kartu lawan pasukan Lusern. Kini pertempuran kacau telah dimulai. Meskipun Prajurit Ganas ganas, mereka telah kehilangan momentum terbaik untuk masuk medan perang. Akhirnya panglima Naga merasa tenang!
Tidak diragukan lagi, para Penyihir memang merupakan momok bagi semua jenis pasukan. Kelompok Penyihir dengan jumlah fantastis jelas bukanlah musuh yang bisa dihadapi pasukan reguler.
Namun, perang bukanlah soal matematika.
Masih banyak cara di dunia ini untuk mengendalikan kelompok Penyihir yang besar dan tampak perkasa. Contohnya...
Suara mantra sihir yang nyaring dari pasukan Lusern tiba-tiba lenyap tanpa bekas dalam sekejap!
Benar bahwa sihir dekaden terkenal dengan kemampuannya dikeluarkan secara instan, tetapi tidak setiap penyihir dekaden bisa melakukannya. Lagipula, mantra spontan kebanyakan berjenis serangan tunggal yang kekuatannya jauh di bawah sihir serangan area hasil nyanyian sihir.
Tiba-tiba kehilangan suara secara kolektif, hasil yang paling terlihat adalah munculnya area kosong yang sangat besar dan mencolok di depan dan belakang kelompok Penyihir Lusern dalam sekejap!
Tanpa jaring serangan sihir yang kuat untuk menghadang secara horizontal, pasukan Naga yang sebelumnya bergerak lambat tiba-tiba melancarkan serangan dahsyat bagai besi panas menusuk mentega. Dibawah serangan gabungan infanteri anjing laut dan kavaleri gajah laut, para Penyihir Jatuh di posisi belakang formasi pertama-tama diinjak-injak oleh gajah laut gemuk berjanggut hitam, diikuti oleh para Pemanah He Xian dengan daya tembak lemah yang ditelan oleh infanteri anjing laut.
Jika dilihat dari udara medan perang saat ini, pasukan Naga dan pasukan penyihir Lusern membentuk pusaran berbentuk karakter "". Kelompok Penyihir Jatuh di bagian sambungan tengah "formasi perang terbang berdua" akhirnya membuktikan dengan nyawa mereka betapa fatalnya kelemahan formasi ini - area terbuka yang terlihat jelas dari depan-belakang ini, jika serangan sihir terus menerus, akan menjadi posisi terbaik untuk mengembangkan daya tembak Penyihir Jatuh. Tapi begitu para Penyihir Jatuh kehilangan kemampuan menyerang, area ini menjadi koridor serangan pasukan Naga yang bagai masuk ke wilayah tak bertuan, jalan raya daging-darah!
Betapa kontras namun logisnya dua sisi yang berlawanan ini, perubahan drastis bagai surga dan neraka!
Kecuali 42 orang Penyihir Senior Moore yang mengendarai bayi darah di langit yang memutar-mutar mata, semua Penyihir Jatuh di tanah telah dimangsa oleh gelombang pasukan bagai banjir bandang!
Sungguh mengenaskan!
"Bahkan jika ribuan penyihir telah mengeksploitasi kekuatan magis mereka hingga batas maksimal, mustahil mereka sama sekali tak bisa membalas serangan dan mengalami pembantaian massal sebesar ini dalam sekejap!"
"Area sambungan tengah Formasi Perang Terbang Berdua yang minim perlindungan pasukan tangan kosong, ditambah terputusnya serangan sihir akibat kebisuan massal, menjadi dalang utama pembantaian mereka!"
Menghadapi situasi mendadak ini, otak seluruh prajurit Lusern seperti membeku. Dalam sekejap kelengahan, pasukan Naga yang semangat membara langsung menyambar dan mengoyak-oyak tubuh mereka hingga mayat berhamburan berantakan.
"Bagaimana mungkin?" Para pengamat militer dari berbagai negara yang berdiri di bukit minyak tertegun. Baru kedip mata, ibunda ayam berubah menjadi bebek. Ribuan penyihir berdosa yang tadinya perkasa tiba-tiba bisu serentak seperti diatur. Kalau soal kedisiplinan, sehebat apa pun latihan, mana mungkin penipisan kekuatan magis setiap penyihir bisa sama persis?
Pola pikir inersia seperti ini wajar saja. Perang Darat-Laut terakhir terjadi ribuan tahun silam. Setelah sekian lama, tak semua orang ingat detail tentang Naga. Lagipula Naga cuma pasukan cadangan, bukan pasukan utama agresi Bangsa Laut. Kebanyakan orang sibuk mempelajari taktik Xiya dan Alexius, mana sempat memperhatikan mereka!
Tentu saja ada yang paham situasi yang baru saja terjadi di Bukit Minyak. Seperti Lao Liu yang pernah bertarung dengan Naga.
"Kemampuan Bisu Massal!"
Kemampuan ras Naga ini, bahkan di seluruh dunia, merupakan momok yang sangat ditakuti para penyihir!
Saat penyihir dengan fisik lemah tak bisa melantunkan nyanyian sihir, tak mampu memanggil sihir, jangkar pasukan tempur jarak dekat yang mahir, petani biasa pun bisa membentuk mereka sesuka hati.
Peluang bangkitnya kemampuan ras memang rendah, tapi dari 8.000 Naga, sudah cukup untuk menyaring sejumlah besar pengguna kemampuan. Mereka membentuk garis depan Bisu Massal melawan ribuan penyihir Lusern. Begitu serangan sihir lenyap, pasukan tangan kosong yang maju mendadak bisa dengan mudah mengalahkan seribu macan kertas ini!
“Jancuk, seribu penyihir! Jancuk! Seribu penyihir! Begitu banyak penyihir tiba-tiba lenyap, bahkan orang tak berkepentingan seperti aku merasa sakit hati!” Otot pipi Lao Liu berkedut, menggertakkan gigi sambil berbisik di telinga Rundstedt: “Awalnya kau memuji-muji ‘formasi perang terbang berdua’ ini sampai mulutmu berbusa, aku benar-benar tertipu! Apa kau sengaja merancang formasi ini karena sudah tahu kemampuan ras Naga adalah ‘Kemampuan Bisu Massal’? Sengaja mengosongkan bagian tengah? Mengapa kau berusaha melemahkan kekuatan majikanmu sendiri? Apa untungnya bagimu?”
“Tegakkan bendera perang, perintahkan pasukan cadangan maju semua!” Rundstedt tak memandang Lao Liu, melambaikan tangan ke prajurit sinyal: “Cepat! Kibarkan bendera merah serangan total, semua majik tanpa formasi!”
Sekarang majik buat apa? Masakan bunga keriting sudah dingin. Pasukan pemanah Naga dan unit busur silang yang menyusul, menjadikan 42 Penyihir Senior Moore yang masih menunggangi bayi darah terbang di langit - yang bisu itu - menjadi landak yang terus berjatuhan. Para Penyihir Senior Moore ini awalnya masih merencanakan untuk kembali ke Bukit Minyak dengan kecepatan terbang, menghukum Rundstedt lalu mengerahkan pasukan penyergap untuk membalikkan situasi. Tak disangka kekalahan datang begitu cepat dan telak, bahkan tak sempat memberi waktu reaksi.
Jika penyihir udara saja sudah begitu menderita, apalagi penyihir yang berada di tanah. Di bawah kepungan ganda kavaleri dan infanteri Naga, bahkan orang bodoh pun tahu nasib seribu penyihir bisu itu. Sekalipun senjata standar yang digunakan Naga adalah jarum sulam, mereka tetap bisa menusuk para penyihir terjangkit yang fisiknya lemah itu hingga menjadi sarang lebah.
Mengorbankan ribuan penyihir dalam satu pertempuran, angka korban sebesar ini mungkin tidak ada negara yang sanggup menanggungnya; Dengan kekuatan tinggi Lusern mengalami pukulan berat seperti ini, sekalipun bisa mempertahankan pasukan konvensional sebanyak apapun tetap tidak bisa menutupi kerugian.
Adegan menarik terjadi, legiun Lusern di medan perang utama yang jelas-jelas semua penyihirnya telah musnah, namun moral pasukan tetap sangat tinggi.
Dari balik bukit-bukit minyak yang berjejer di kejauhan, Angkatan Udara Sapi Elang yang berdesakan mulai lepas landas. Di bawah pimpinan Black Dragon Neraka, pasukan udara ini bagai belalang yang melintas, membawa angin dan awan yang bergulung-gulung, membentang menyerbu pasukan Naga yang sedang menyanyikan lagu kemenangan.
Kini giliran Naga yang terbelalak.
Musuh memiliki pasukan cadangan sekuat ini tapi bertahan sampai sekarang, hal ini bukan hanya tidak dimengerti orang lain, para Naga sendiri yang pertama kali kebingungan.
"Kita juga maju!" Liu Zhenhan mencabut pedang Citroën-nya dengan suara "braak", lalu mengayunkannya ke depan. Pasukan Pengawal Istana Musim Panas segera menyebar dari bukit minyak dalam dua jalur. Kavaleri berat membuka jalan di depan, diikuti infanteri yang dipimpin Mesin Gaocen di belakang. Langit dipenuhi khimera dan Mesin Terbang Qibulin yang seperti tali busur logam menjerat pasukan Naga yang kacau balau di kejauhan, dari langit sampai bumi.
"Desak para Naga ini menyerah!" Rundstedt terus-menerus menyampaikan perintah melalui prajurit sinyal burung nasar ke seluruh pasukan: "Teriakkan slogan penyerahan diri kita dengan keras!"
Mendengar teriakan penyerahan diri yang mengguncang medan perang, semua orang di bukit minyak termasuk Liu Zhenhan merasa pusing. Mereka benar-benar tak memahami maksud Rundstedt.
Bab 658: Tidak Ada Suami yang Tidak Beracun
Sebenarnya tak perlu lagi mengejar jawaban sampai ke akar-akarnya untuk memahami pemikiran Rundstedt. Kenyataan tak terbantahkan bahwa satu resimen Penyihir kejatuhan telah musnah menjadi debu dalam sekejap.
Basis jumlah Penyihir Bangsa laut dan Bangsa iblis yang luar biasa besar tak bisa ditandingi ras manapun di Aiqin. Jika manusia kehilangan ribuan Penyihir dalam satu pertempuran, sistem sihir dunia berperadaban sudah bisa dinyatakan breakdown.
Menghadapi perubahan mendadak tanpa tanda ini, ekspresi wajah para utusan negara bagai kaleidoskop - berubah-ubah dan penuh warna.
Tiga Utusan Bangsa Laut Dunia Iblis membuka mulut lebar-lebar, pupil terdistorsi, tongkat sihir dan senjata yang mereka genggam jatuh tanpa suara berdentang di tanah; Karena hambatan bahasa, merekalah satu-satunya penonton yang benar-benar memantau perkembangan pertempuran. Hasil tak terduga ini bukan hanya merenggut nyawa para penyihir Lusern, tapi menghancurkan kesadaran mereka – mana ada perang yang tiba-tiba membuat puluhan penyihir mati seketika dalam sekejap mata saat pertempuran sedang berjalan baik?
Bonaparte Medusa menggunakan ekor ularnya untuk menopang tubuhnya, menjulurkan leher mengamati medan perang, tampak tidak percaya bahwa ribuan penyihir lenyap dalam sekejap. Meskipun situasi pasukan Lusern memang genting, mereka seharusnya masih bisa bertahan setengah jam lagi. Para penyihir pun belum sampai pada titik kelelahan total. Terlepas dari apakah pasukan cadangan bisa datang membantu atau tidak, bagaimana mungkin seluruh kelompok penyihir tiba-tiba menjadi bisu dan dibantai dengan mudah oleh musuh?
Ini adalah satu resimen lengkap penyihir!
Pengamat Intelijen Militer Kerajaan Dubin menggosok matanya, membeku seperti patung kayu sebelum keringat dingin mengucur deras, pandangan mereka ke Rundstedt berubah menjadi campuran kaget, jijik, dan Kongju; Keturunan Leksa mewarisi sifat jujur nenek moyang dan wawasan tajam. Orang lain mungkin mengira ini hanya kesalahan taktis Rundstedt, tapi mereka langsung menyadari rubah campuran ini jelas-jelas bertindak dengan sengaja!
Manusia yang memiliki otak paling cerdas dan kebijaksanaan terhebat di Aiqin, tentu saja langsung memahami apa yang terjadi. Mereka mengamati Rundstedt dengan tatapan tak berkedip, sorot mata penuh kewaspadaan dan penghormatan yang mendalam.
Situasi di pihak Bimon lebih rumit. Dua petinggi angsa terdiam kaku sejenak, raut wajah mereka tak mampu menyembunyikan amarah yang membara. Meski sorot mata mereka menggetarkan, sama sekali tidak menoleh sekalipun ke Rundstedt. Pangeran Lionheart justru menunjukkan ekspresi acuh tak acuh, bahkan terkesan menikmati situasi ini.
Liu Zhenhan masih tetap menunjukkan raut "tidak punya perasaan", namun di dalam hatinya bergejolak berbagai perasaan campur aduk.
Tak disangka Rundstedt berhasil mempermainkan kecerdasan semua orang secara terang-terangan di hadapan publik.
Benar! Semua orang melihat ada yang tidak beres dengan pasukan Lusern tadi, tapi mereka mengira itu hanya kerugian biasa dalam pertempuran. Siapa yang menyangka ribuan Penyihir Kejatuhan bisa berubah menjadi bubur daging dalam sekejap?
Sama sekali tidak ada yang menduga!
Pasukan Lusern macam apa yang sebenarnya dipimpin Rundstedt hari ini?
Yang dia pimpin jelas-jelas adalah pasukan Naga yang datang dari jauh!
"Mampu memasukkan pasukan sendiri dan musuh ke dalam kesamaan konsep komando, seni komando yang begitu luar biasa dan magis ini, mungkin tidak akan ditemukan yang kedua di seluruh Benua Aigean; Demikian pula, seni penempatan jebakan yang kejam dan licik seperti ini, pasti juga tidak ada cabangnya di seluruh Benua Aigean."
Liu Zhenhan benar-benar tidak bisa tidak mengagumi bajingan campuran ini!
"Di medan perang melawan agresor Bangsa Laut, kita Bangsa Burung Bordir tidak boleh membiarkan sekutu Lusern bertempur sendirian." Adipati Tua Brückner pertama yang memecahkan kesenyapan, mencabut lambang Medusa dari dadanya sambil menatap lurus ke anaknya: "Segera kibarkan bendera, tabuh genderang perang, kumpulkan semua panglima!"
"Ini kerjasama pertama dan terakhir kami Bordir denganmu dalam membunuh musuh." Murinio memutar kepala menatap Rundstedt, lambang Medusa emas berderik di antara jarinya: "Aku tidak peduli alasanmu, selama kau menggunakan taktik licik untuk membuat jebakan yang mengarahkan mata pedang ke sekutu sendiri, kami Bangsa Smail takkan pernah lagi menganggapmu sebagai teman!"
"Diam, Burung Ajaib!" suara berat Adipati Tua menggema, janggut peraknya berkilauan: "Jangan lupa kau bangsawan Smail! Berbicara dengan pengecut seperti ini sama saja menghina lambang keluarga Hosea!"
Di kesempatan lain, panggilan "Burung Ajaib" - nama kecil Murinio - mungkin akan membuat banyak orang tersenyum kecut, tapi hari ini siapa lagi yang bisa tertawa.
“Kavaleri udara, jadi pelopor!” Pangeran Lionheart mengucapkan slogan sejarah pasukan Bordir yang telah lama hilang, menghunus pedangnya dan menempatkannya di ujung hidung, memberi hormat militer khidmat untuk melepas Adipati Tua Brückner dan Murinio yang membawa pasukan pengawal menerjang ke medan perang.
“Putri Kahn, Anda juga jangan diam saja.” Liu Zhenhan memiringkan lehernya, memberi isyarat agar Pangeran Lion yang bersemangat ini ikut maju berani mengikuti pelopor kavaleri udara.
“Yang Mulia, keselamatan Anda...” Pangeran Kahn ragu-ragu. Pertempuran Weisisipang telah membuat sistem imam Bemon mengalami pukulan berat, kini tindakan perlindungan Kerajaan Bimeng terhadap keselamatan Pendeta sudah hampir seperti orang gila.
“Tenang, di belakangku tidak ada pisau yang ditikamkan sekutu sendiri.” Liu Zhenhan tertawa terkekeh.
Setelah Pangeran Lionheart memimpin pasukan berangkat, utusan manusia, perwakilan khusus Kerajaan Dubin, dan delegasi Medusa Bonaparte juga tak bisa duduk tenang. Mereka semua membawa pasukan pengawal masing-masing pura-pura dengan garang terjun ke medan perang. Tindakan ini bukanlah bentuk amarah seluruh mage Mulan atau kerja sama membasmi musuh, melainkan sekadar menghindari situasi canggung.
Seburuk apa pun reputasi Elf Jatuh, menyaksikan mereka dijebak oleh sekutu sendiri di medan perang, siapa pun pasti akan merasakan sedikit perasaan sedih seperti kelinci mati dan rubah berduka.
Di medan tempur yang bergema oleh genderang perang, gemuruh pertempuran mulai mereda. Slogan-slogan penawanan yang penuh tipu muslihat seperti "Elf Jatuh tidak membunuh Elf Jatuh", "Menyerahlah saudara", dan "Kita satu keluarga" diteriakkan serempak dari ribuan mulut manusia elang-banteng, mengguncang awan yang melayang.
Awalnya hanya delapan ekor Black Dragon Neraka yang silih berganti melesat di atas kepala, membuat para Naga tampak ragu-ragu. Pasukan Aiqin memang memiliki tradisi kuno dalam memperlakukan tawanan perang dengan baik, mengizinkan tebusan dengan emas untuk kebebasan setelah perang. Namun cahaya humanisme semacam ini belum pernah terjadi dalam sejarah perang dunia sebelumnya; baik dalam Perang Dewa dan Iblis yang terkubur waktu, Perang Darat-Laut sebelumnya, maupun senja kala Hyjal, prajurit dari kedua pasukan selalu menganggap konsep "pemusnahan ras" sebagai hukum mutlak yang berdarah.
Para Naga sendiri adalah bagian dari Bangsa laut yang menginvasi Aiqin. Mereka tak pernah membayangkan nasib baik jika kalah dan menjadi tawanan di daratan.
Namun, ketika Batalion Saudara Feilengcui yang penuh aura maut melesat ke langit biru, para Naga kembali merasa kerdil; kemudian keikutsertaan Bimon Bordir yang langsung bergabung ke medan perang, benar-benar melenyapkan sisa-sisa tekad bertahan para Naga hingga ke sembilan lapis langit; Phoenix Api Abadi, Singa Raksasa Nemea, Burung Merah Liwu, Anjing Laut Kutub Biru Dalam, Kerang Kaisar - beragam monster tingkat super ini sama sekali tak seperti Naga Hitam Neraka yang hanya jadi penghias langit. Saat melesat melintasi angkasa, mereka juga menghujani bumi dengan sihir-sihir mengerikan yang padat dan mematikan!
Genderang yang keras tak perlu palu berat, revolusi bergantung pada kesadaran diri. Pasukan insinyur busur silang Naga, pemanah kecapi, dan penyihir menjadi yang pertama meletakkan senjata; penyerahan diri tiga jenis pasukan andalan ini juga berarti pasukan Naga telah kehilangan tiga taring terakhir yang mampu melawan makhluk super. Maka, setelah tertekan sejenak, sisa prajurit Naga segera bergabung dalam barisan penyerahan senjata; hanya segelintir fanatik yang masih ingin terdesak, namun dibanding 200.000 pasukan Naga, bajingan nekat seperti ini hanyalah sepersekian kecil. Mayoritas prajurit Naga, tanpa artefak legendaris seperti "Tongkat Titan Scepter of Saffron" sebagai perlindungan, pasti sulit mengumpulkan keberanian untuk menantang puluhan ekor Monster Tingkat Super. Dengan pembersihan target para fanatik ini, Pertempuran Bukit Minyak akhirnya dimenangkan tanpa hambatan.
Bagi Pasukan Lusern, kemenangan ini mungkin menjadi contoh klasik "kemenangan tanpa kemenangan" pertama dalam sejarah Aiqin.
Korban berat pasukan reguler masih bisa ditolerir, yang terpenting adalah pengorbanan besar seribu lebih Penyihir Jatuh yang hampir menjatuhkan keunggulan sihir Elf Jatuh dari ketinggian 30.000 kaki langsung ke jurang Batos tanpa dasar.
Penyihir bukanlah profesi yang bisa diisi sembarang orang. Peluang peningkatan kemampuan Shuangxue Piqiu melalui Meditasi Bangsa Naga sudah merupakan rasio luar biasa yang tak tertandingi. Meskipun Elf Jatuh dari bawah tanah bisa mengadakan "ritual pujian Blood Moon" selama gerhana bulan untuk meningkatkan level sihir penyihir Moore secara langsung, dari populasi 3 juta di Kota Lucerne, saat ini hanya ada sekitar 2000-an penyihir.
Seribu penyihir Jatuh yang ikut dalam ekspedisi Rundstedt ini adalah hasil seleksi ketat dari yang terbaik di antara yang biasa-biasa saja. Kematian mereka di medan perang hampir menyisakan hanya penyihir-penyihir pemula berlevel rendah di Lusern! Di era perang seperti sekarang dimana kematian belasan penyihir saja sudah membuat komandan sakit hati, kerugian yang diderita Lusern benar-benar tak terkatakan!
Tak ada yang menyangka kerugian sebesar ini. Pasukan kedua belah pihak berjumlah seimbang, Lusern memiliki delapan ekor Naga Hitam Neraka, keunggulan jumlah penyihir yang mutlak, komando jenderal ulung Rundstedt, serta dukungan petarung-petarung Bimon pilihan. Apa alasan pasukan Bangsa Laut bisa membantai seribu lebih penyihir Jatuh?
Setelah orang-orang yang tak berkepentingan pergi, Liu Zhenhan melirik Rundstedt dengan tatapan menusuk.
Sebenarnya setelah dipikir-pikir, Rundstedt hanya memanfaatkan kesenjangan psikologis dalam taktiknya.
Kemampuan ras belum pernah membentuk kekuatan tempur secara terstruktur dalam pertempuran besar di Aiqin. Bahkan setelah Putri Duyung Xiya datang ke darat, fokus utama mereka tetaplah sihir elemen air daripada dasi kupu-kupu bawaan lahir. Baru dalam Pertahanan Weisisipang belum lama ini, pasukan Saudara Hewan yang diperlihatkan Imam Utama Angsa Murinio, dapat dianggap sebagai pelopor unit militer profesional berbasis kemampuan ras.
Para ahli militer kontemporer selalu berfokus pada sihir, Dou Qi, dan lagu perang. Kini ditambah dengan dua serangan Transformasi Liar Behemoth, pisau suara Penyihir Harpa, Panah Gang, senjata energi, dan khimera. Tak seorang pun benar-benar mempertimbangkan kemampuan ras - karena tingkat kelahiran kemampuan ras terlalu acak untuk dibina secara sistematis. Selain itu, setiap penggunaan kemampuan ras membutuhkan waktu tunggu mencapai beberapa jam, dengan daya tembak berkelanjutan yang sangat lemah, hanya cocok untuk tentara bayaran dan kelompok petualang dalam skala kecil.
Ketika pola pikir menjadi inersia, ia akan berubah menjadi tradisi. Dalam sejarah epos dan literatur kuno Aiqin, deskripsi tentang Naga lebih banyak terfokus pada sihir ganda angin dan kayu mereka, serta fisik khusus mereka yang memiliki banyak lengan untuk menggunakan N senjata sekaligus. Pada Perang Darat-Laut sebelumnya, meskipun Naga pernah menekan Penyihir Aiqin dengan "Kemampuan Bisu Massal", mereka tak pernah meraih kemenangan gemilang hanya dengan mengandalkan kemampuan ini dalam pertempuran besar. Karena itu, literatur kuno hanya menyentuh sekilas kemampuan ras Naga dengan retorika halus.
Peristiwa Elf Bulan jatuh menjadi Naga Laut terjadi pada fase akhir Perang Dewa dan Iblis. Moore dan Zhuoer sudah diasingkan ke dunia bawah tanah jauh sebelum itu. Jika bukan karena kembali ke permukaan, Moore dan Zhuoer bahkan tidak pernah mendengar tentang "Naga" sebagai jenis Elf Jatuh. Ditambah tidak ada interaksi sebelumnya antara kedua pihak, wajar jika Elf Jatuh Lusern tidak secara khusus menjadikan kelompok sejenis yang bersembunyi di dunia bawah laut ini sebagai musuh potensial yang dipelajari secara mendalam.
Konflik antara Lusern dan Naga sendiri adalah insiden tak terduga. Tanpa usulan Lao Liu, jika Elf Jatuh tidak mengerahkan pasukan, Lusern dan Naga sama sekali tidak mungkin berperang.
Mempertimbangkan detail-detail kecil ini, saat Lusern mengaktifkan mesin perang mereka untuk ikut campur dalam pertempuran - situasi dimana semua orang mengira mereka pasti menang dengan dukungan banyak Monster Tingkat Super - adakah Moore atau Zhuoer yang masih bisa berpikir jernih mempelajari karakteristik Naga dalam kondisi mental yang terlalu percaya diri ini?
Sekalipun otak elit penguasa Elf Jatuh diganti dengan Zhuge Liang, mereka tetap tidak akan menyangka pertempuran ini menghabiskan seribu penyihir mereka!
“Penyihir adalah momok bagi semua jenis pasukan, ribuan penyihir berkumpul, bahkan delapan ekor Black Dragon Neraka pun tidak berani menantang mereka! Lagipula, seribu penyihir bukanlah seribu orang bodoh, jika situasi memburuk, mereka bisa memilih untuk menerobos kepungan, mustahil seribu penyihir semuanya mati sampai habis!”
Hanya "formasi perang terbang berdua" Rundstedt ditambah "Kemampuan Bisu Massal" Naga yang bisa membuat ribuan penyihir jatuh terlambat melarikan diri, menciptakan hasil klasik seperti ini!
“Kau bertindak begitu kejam, nanti negara mana lagi yang berani menampungmu?” Melihat lawan tetap tidak menghiraukannya, Liu Zhenhan langsung berdiri di depan Rundstedt, mendekatkan matanya ke bola mata yang dipenuhi darah beku: “Katakan, manfaat apa yang kau dapat dari ini?”
“Sekarang apa aku masih butuh ditampung orang?” Setelah lama terdiam, Rundstedt akhirnya berbicara, pandangannya keras seperti baja yang menolak meleleh: “Dulu aku datang ke Padang Rumput Donau dengan membawa keluarga, hanya menyisakan orang-orang tua, lemah, sakit, dan cacat. Sekarang aku punya lima ribu lebih Prajurit Ganas, selama kapak perang 'Guntur Murka' masih di tangan, akan lebih banyak pejuang amok yang bergabung denganku!”
"Ekor rubah akhirnya terlihat! Kerja bagus. Tidak Ada Suami yang Tidak Beracun, balas budi penerimaan itu tidak ada artinya! Tak menyangka Elf Jatuh begitu jahat, malah akhirnya dikalahkan oleh sosok yang lebih terdegenerasi!"
"Tahukah kau, Wali Kota Rotasi Lusern Ibu Pemimpin Youyue'er awalnya menolak mengirim pasukan menyerang Naga, karena tak ada keuntungan." Rundstedt sama sekali tidak marah, tersenyum lebar pada Lao Liu: "Sedangkan elit Jatuh lainnya berpendapat, ini saatnya memerasmu untuk biaya operasional sebagai imbalan pasukan Lusern."
"Mereka terbiasa jadi harimau kertas, wajar punya mentalitas petani kecil." Liu Zhenhan merentangkan tangan: "Lalu? Kenapa akhirnya Lusern mau mengirim pasukan gratis?"
"Karena kuberi tahu Elf Jatuh, ini ujian kesungguhan mereka dari Aliansi Aiqin yang kau wakili."
"Tentu saja, pilar totem lagu perangku punya jatah gratis untuk sekutu, tapi bukan untuk dilempar ke air!"
"Tahukah kau bagaimana elit Jatuh melihat situasi benua?"
"Mereka spekulan politik tipikal, burung hantu yang hidup seadanya."
"Benar! Kesimpulan mereka: Siapa pun yang menyerang, asal tak ganggu kekuasaan mereka, tunduk secara tak masalah! Jika bukan karenaku, maukah Lusern perang dengan Bangsa Laut? Mimpi!"
“Tidak peduli apakah Lusern menyerah kepada Bangsa Laut atau Bangsa Iblis, entah itu penyerahan secara maupun sungguhan, selama Elf Jatuh berani melakukan ini, semua ras Aigean tidak akan mengampuni mereka!” Liu Zhenhan tersenyum sinis: “Ini bukan perang konvensional dimana 'setiap orang hanya membersihkan salju di depan pintu sendiri', ini adalah perang hidup-mati antar ras! Setiap orang punya posisi alami, siapa yang mengkhianati posisi ini pasti akan dihukum!”
“Lalu apa lagi yang membuatmu heran dari perbuatanku hari ini?”
“Sepertinya masih agak berlebihan ya?” Liu Zhenhan yang cerdas segera menangkap maksudnya: “Lusern sekarang sudah bergabung dengan Aliansi Aigean dan juga berkontribusi melawan agresi Bangsa Laut. Meski tak ingin ikut terkubur bersama mereka, jangan main terlalu kejam...”
“Selain Bangsa Laut masih ada Bangsa Iblis! Bangsa Laut belum bisa mencapai Lusern dalam waktu dekat, tapi Bangsa Iblis berbeda - mereka akan menerobos dari padang gurun selatan dan stasiun kelima yang mereka tuju adalah Lusern!” Rundstedt menyeringai: “Kau pikir Lusern akan memilih bertahan mati-matian melawan pasukan besar Bangsa Iblis?”
Liu Zhenhan terdiam. Menurut analisis Rundstedt, Elf Jatuh pasti akan menyerah kepada Bangsa Iblis. Hal ini wajar mengingat mereka sudah terbiasa dengan hukum rimba 'siapa kuat memangsa yang lemah' di dunia bawah tanah. Rasa memiliki terhadap Aigean jauh lebih lemah dibanding penduduk asli dunia permukaan.
“Lagi pula, dari sudut pandang Lusern, meski menyerah……” Rundstedt menatap Lao Liu dengan pandangan penuh makna, mengucapkan kalimat bernuansa: “Lebih baik menyerah ke bangsa laut daripada bangsa iblis!”
“Kau……” Lao Liu mengerutkan alisnya lama, akhirnya tak tahan mendekat ke telinga Rundstedt bertanya: “Bagaimana kau bisa menebak rencanaku? Soal bangsa iblis ini...”
“Sederhana! Jika benar ingin mempertahankan dermaga Sungai Sanggan, tak mungkin tak membangun pertahanan di tepi utara!” Rundstedt tersenyum tipis: “Dari sudut pandang pertahanan militer, membangun sistem pertahanan di tepi utara Sungai Sanggan, ditambah dua taman udara yang mengambang di atas sungai, jauh lebih efektif daripada hanya mengandalkan garis pertahanan Feilengcui untuk menahan serangan pasukan iblis – Pasukan iblis menyerang Bukit Merah di daratan datar masih bisa pakai alat pengepungan, tapi menyerang tepi utara tidak mungkin! Mereka harus menyeberangi jurang Sungai Sanggan dulu, baru bisa merampas pantai dan menyerang garis pertahananmu, kesulitannya bukan main!”
“Sepertinya aku tidak membangun pertahanan kedua di tepi utara...”
“Bangsa Bimon sebenarnya sudah memiliki teknologi pembakaran batu bata sejak tahun lalu, Feilengcui juga terus membangun Menara Bela Diri. Anda jelas punya waktu luang, tenaga kerja dan logistik melimpah, tapi tetap tidak membangun pertahanan kedua di sungai. Ini membuatku curiga!” Rundstedt memandang sinis ke Lao Liu: “Anda yang sudah melewati lautan darah pasti paham pentingnya pertahanan berlapis dan kedalaman pertahanan. Mengandalkan Bukit Merah untuk mempertahankan Sungai Sanggan? Anda tidak sebodoh itu!
Lebih baik mencegah daripada menyesal! Tanpa garis pertahanan kedua, jika Feilengcui jatuh, ibu kota Bimon di padang gurun utara dan Provinsi Timur Laut akan terbuka lebar untuk pasukan bangsa iblis! Pasukan iblis ahli perang darat, serangan mereka lebih beragam daripada trik bangsa laut. Logika ini pasti Anda pahami!
Dalam situasi sekritis ini Anda masih sombong, pasti karena memiliki senjata rahasia untuk mengalahkan musuh!
Karena itu aku terus berpikir, begadang semalaman mencoba memahami: Senjata apa yang memberi Anda keyakinan sebesar ini?”
“Hanya karena aku tidak membangun pertahanan di utara Sungai Sanggan, Anda bisa menyimpulkan segalanya?” Liu Zhenhan merinding sekujur tubuh: “Obisilachi! Anda manusia atau bukan? Bangsat! Andai dulu aku membangun pertahanan itu!”
“Lihat ini?” Meishuai mengibaskan rambutnya yang mulai dihiasi uban keperakan di pelipis: "Semua ini karena kau! Orang lain tak terpikir karena mereka tak pernah meneliti dirimu secara mendalam! Aku berbeda, aku terlalu mengenalmu!"
Rundstedt berhenti sejenak lalu tersenyum: "Jangan kauanggap aku dewa. Awalnya aku juga salah fokus, terus menganalisis keunggulanmu dari sudut strategi dan taktik. Baru setelah tak menemukan jawaban, aku mengkaji ulang perjalanan hidupmu sampai mendapat jawaban akhir. Tak kusangka ada orang di dunia ini yang meraih kemenangan strategis tanpa strategi! Benar-benar bakat yang suka mengambil jalan pintas! Tapi ingat, prinsip perang yang baik adalah menang dengan langkah pasti. Lebih baik kau perkuat pertahanan di tepi utara. Jika Feilengcui jatuh, dua Taman Udara Babilonia yang melayang di atas sungai itu takkan bisa menjamin keamanan mutlak!"
"Tak usah kau urusi! Menurutmu, apakah bangsa iblis juga menyadari tebakanku ini? Toh di mana-mana pasti ada orang pintar!"
“Jika Bangsa Iblis bersikeras mengirim pasukan ke Aiqin, pasti mereka belum memikirkan masalah ini.” Rundstedt menggelengkan kepala: “Sebenarnya bagi Anda, keunggulan terbesar adalah waktu serangan Bangsa Laut ke Aiqin yang terlalu tepat. Semakin lama Bangsa Iblis mempraktikkan taktik 'Biarkan harimau bertarung sendiri', situasi justru akan semakin merugikan mereka! Semakin lama ditunda, meski ada yang menyadari masalah itu, keberanian mereka untuk menyerbu Aiqin tetap perlu dipertimbangkan matang-matang!”
Bego! Kau tetap gagal menebak inti persoalan, apalagi menduga seberapa besar nafsuku! Liu Zhenhan dalam hati bersukacita, namun mulutnya terus mengiyakan: “Kau benar, kau benar.”
“Seperti kata pepatah, burung bijak memilih pohon untuk bertengger, bukan lubang api. Aku pribadi sebenarnya tak masalah menerima perlakuan diskriminasi dan pengabaian di Lusern, tapi aku harus mempertimbangkan nasib rekan-rekan yang setia mengikutiku melalui suka dan duka.” Rundstedt menghela napas pilu: “Justru karena melihat semua ini, aku harus segera meninggalkan Lusern. Jika Bangsa Iblis menyerbu dan Elf Jatuh cepat mengibarkan bendera putih, aku pasti akan ikut menjadi korban kolateral ikan.”
“Siapa yang bisa menghentikanmu jika kamu pergi? Dengan kekuatanmu ditambah Gajah Perak Diting, tak ada ahli di antara Elf Jatuh yang bisa menyaingimu!” Liu Zhenhan mengerutkan pelipisnya: “Kami pria harus jujur baik saat berbuat baik maupun jahat. Jika kau menggunakan alasan kabur, menurutku itu terlalu licik dan tak tahu malu! Mendirikan bendera sendiri ya sudah, ngapain cari-cari alasan konyol!”
“Mudah naik gunung tapi sulit turun. Kau benar, tak ada yang bisa menghentikanku pergi dari Lusern. Tapi banyak bawahanku masih di Kota Lucerne. Elf Jatuh pernah memberi peringatan tak langsung. Siapa pun yang ingin meninggalkan Lusern harus pergi sendiri. Bawa orang? Tanggung sendiri risikonya!”
“Sudah kubilang jangan cari alasan! Aku bukan Bimon jenis Smail yang tak bisa tolerir kesalahan!” Liu Zhenhan menyentil aspal di tanah dengan kaki: “Untuk kabur dengan prajuritmu dari Lusern, kau gunakan trik licik seperti ini untuk menjatuhkan Elf Jatuh? Ini alasanmu?!”
“Apa dasar kekuasaan Moore dan Zhuoer atas Kurcaci Abu-abu, Manusia Elang-Banteng, dan Xian Sungai? Dari mana keunggulan dan kepercayaan diri mereka? Bukankah dari banyaknya Penyihir Jatuh! Tanpa menggoyang pondasi kekuasaan mereka, bagaimana aku bisa bawa orang pergi tanpa dikejar pasukan Lusern di padang terbuka?”
“Itu seribu penyihir! Jika aku Elf Lusern, menjadi mayat hidup pun takkan melepaskanmu!”
“Hemat-hemat saja! Sekarang tanpa seribu penyihir tingkat tertinggi, sisa seribu lebih penyihir pemula itu bisa menekan siapa? Tiga puluh ribu kurcaci abu-abu dan enam puluh ribu manusia elang-banteng pertama-tama jelas bukan tipe yang mudah diatur!” Rundstedt mengangkat bahu: “Tahu kenapa aku mau menyerahkan Naga Laut? Entah karena terpaksa situasi atau nanti ikhlas bergabung dengan Kota Jatuh, kekuatan mereka pasti akan mengguncang Lusern sampai struktur kekuasaan terbalik total!”
“Aku heran kenapa kau mau menyerahkan Naga! Jancuk! Benar-benar Tidak Ada Suami yang Tidak Beracun!” Liu Zhenhan benar-benar tak bisa menahan tepuk tangan gemuruh: “Kukira aku sudah paling kejam, bisa membangun dari nol, baru hari ini tahu kalau kau adalah gunung di balik gunung, menara di seberang menara!”
“Jangan merendah, soal kejam - kau usir Elf Jatuh dari bawah tanah, angsa di Hutan Salib Selatan dengan wabah langsung habisi 100.000 manusia elang-banteng, itu semua contoh teladan buatku.”
“Kami dan Elf Jatuh tak mungkin hidup damai, jelas-jelas lawan. Tapi kau kan sekutu mereka? Lagipula kau bantu Xian Sungai tingkatkan kekuatan, awalnya pahlawan, tiba-tiba jadi pengkhianat. Berubah sikap terlalu cepat kan?”
"Kita semua adalah orang-orang yang terombang-ambing dalam zaman perang, saling memanfaatkan saja. Mengapa tiba-tiba bicara tentang perubahan sikap? Sebenarnya bangsa iblis juga cukup baik padamu. Sang Ratu Lich bahkan menyerahkan tubuh perawanannya, tapi bukankah Tuan juga tega meninggalkannya begitu saja?"
"Apa rencanamu ke depan? Elf Jatuh pasti tidak akan membiarkanmu pergi!"
"Siapa yang perlu mereka maafkan? Aku akan membawa lebih banyak prajurit Lusern, dan merebut dunia ini dengan tanganku sendiri!"
"Lebih banyak prajurit Lusern?"
"Jangan kira Xian Sungai, Kurcaci Abu-abu, Manusia Banteng-Elang, Penjaga Hutan Rimbun, dan Dryad Hutan Rimbun benar-benar setia pada Elf Jatuh! Di dunia bawah tanah, Elf Jatuh memang penguasa tunggal sehingga tak ada pilihan. Tapi di dunia permukaan ini, tanpa 1.000 magis tingkat tinggi sebagai dasar, siapa mereka? Para bawahan ini bisa memilih tuan mana saja!" Rundstedt berbisik sambil tertawa: "Aku yakin, saat pemerintahan Lusern mulai goyah, pasti akan ada yang berpihak padaku!"
"Intinya tetap pada 1.000 penyihir jatuh itu." Lao Liu memiringkan kepalanya: "Apakah Naga Hitam Neraka juga sudah berunding denganmu? Termasuk para perwira manusia elang-banteng? Secara logika, para petinggi Elf Jatuh yang datang mengawas pasti punya koordinat Kotak Tulang untuk menghubungi pasukan elang-banteng. Meski kamu tidak mengerahkan pasukan cadangan, mereka tetap bisa memberi perintah. Tapi aku tidak melihat itu terjadi!"
“Bangsa naga punya satu kelebihan, mereka terbiasa tidak ikut campur urusan dunia. Asal diakui sebagai ahli kuat oleh mereka, kita bisa berdialog setara. Kamu juga bangsa naga, menurut penilaianmu, mana yang lebih menjanjikan antara aku dengan Elf Jatuh?” Rundstedt tersenyum bangga: “Dari 100.000 manusia elang-banteng, hanya legiun yang punya tulangkomunikasi. Pengawal pribadinya adalah ksatria burung nasar pemberianku, baru saja pedangnya mengarah ke lehernya. Menurutmu dia berani terima tulangkomunikasi? Huh! Kukira 42 Penyihir Senior Moore akan segera terbang kembali untuk menanyai, tak disangka mereka sebodoh ini, sia-sia persiapan kapak lempar pejuang amokku!”
“Dari ucapanmu, aku jadi paham satu hal lagi. Elf Jatuh melarangmu membawa pasukan sepasuk pun keluar Lusern, tapi hari ini kau bahkan membawa kurcaci gurun yang tua, lemah, sakit, dan cacat. Pantas saja memanfaatkan kesempatan untuk memberontak.”
“Benar, kalau bukan ekspedisi kali ini, aku tak punya alasan untuk membawa mereka semua keluar.”
“Sialan! Kenapa Elf Jatuh itu tak satu pun menyadari bahwa 'formasi perang terbang berdua' adalah jebakan?”
“Jangan bicara sembarangan kalau tidak paham, 'formasi perang Terbang Berdua' adalah formasi yang sudah kami diskusikan sebelumnya dengan mereka. Ini memang formasi yang bagus, meski Naga punya 200.000 pasukan, kalau saya serius memimpin, cukup 50.000 infanteri Kurcaci Abu-abu saja bisa mengalahkan mereka! Di tahap awal hari ini, serangan Kurcaci Abu-abu salah fokus. Selain meninggalkan pasukan penghadang kecil, sebagian besar seharusnya menerobos ke bagian tengah yang dalam, bukan malah semua pasukan berkerumun di sayap kanan untuk bertarung keras dengan kereta batu singa laut. Cara ini malah membuat infanteri Naga menjerat kita, sekaligus memberi mereka ruang dan waktu untuk menyiapkan pasukan serangan jarak jauh! Kereta laba-laba berkaki serigala dan kereta taring pedang di sayap kiri jelas lelucon. Kalau saya ubah menjadi pasukan kavaleri, dengan mobilitas kavaleri ringan, busur silang dan ketapel di barisan belakang Naga pasti sudah hancur!” Rundstedt berbicara sambil menggoreskan sarung pedangnya di aspal membuat sketsa: “Lihat baik-baik, kalau kedua sayap 'Formasi Terbang Berdua' bisa bergerak bersamaan, ditambah tembakan jarak jauh di tengah yang bisa dikembangkan sepenuhnya, mana mungkin kalah dari Naga? Tanpa pasukan cadangan pun saya bisa menang! Bahkan dalam situasi kacau tadi, fakta bahwa pasukan Lusern tidak ambruk dari awal sampai akhir tetap ada!”
“Baru sekarang aku mengerti apa itu mulut manusia punya dua lapis kulit.”
“Maksudmu? Kalau saja Elf Jatuh mengizinkan saya melakukan reformasi sistem militer dan melatih pasukan lebih awal, kejadian hari ini pasti tidak akan terjadi.”
"Omong kosong! Kekuasaan lahir dari laras senjata. Jika kendali militer diberikan padamu, apakah Lusern masih akan jadi kota yang dikuasai Elf Jatuh?" Liu Zhenhan menyeringai: "Pantasan hari ini kau umumkan bisa menyuling 'arang murni', ternyata sengaja bocorkan informasi biar punya jalur mundur."
"Sudah kubilang sebelumnya, aku ingin menjelajahi dunia manusia! Tapi dengan riwayat membunuh majikan, tak ada kerajaan manusia yang mau menerimaku. Lebih baik kutolak tawaran mereka, kembangkan diri sendiri, dan berdagang arang murni dengan mereka!"
"Ajukan syaratmu. Bagaimana caranya agar mau transfer teknologi penyulingan arang murni padaku?"
"Kau tak seharusnya menawar ini. Berikan aku batubara dan bayar biaya jasa, kusulingkan arang murni untukmu tanpa kompromi. Tapi kalau minta teknologinya, bagaimana aku bisa cari makan?"
"Lihat sikapmu! Aku menghargaimu baru mau tanya formula arang murni. Tahukah kau labu minyakku melalui okulasi Pohon Kehidupan dan Raksasa Hijau bisa hasilkan 400-500 buah per minggu?" Liu Zhenhan menyemburkan napas dingin dari hidungnya dengan sombong: "100 pon batubara cuma hasilkan 1 pon arang murni! 500 ton batubara cuma bisa bikin 10.000 bom udara sebesar kenari! Masih kurang apa?"
“Perhitunganmu salah! Kapasitasmu hanya 400-500 buah labu minyak per minggu, produksi tidak bisa ditingkatkan dan bersifat tetap! Arang batu halus berbeda, asal ada tenaga kerja dan sumber tambang yang cukup, 10.000 ton batu bara per minggu pun mungkin. Dengan begitu, persediaan arang batuku pasti lebih melimpah daripada labu minyakmu! Kau pikir konsumsi perang kecil? Produktivitasku jelas jauh lebih unggul!”
“Kau kira kerajaan manusia bego? Mereka mau menyerahkan tambang batu bara besar-besaran gratis?”
“Jangan lupa aku punya Kurcaci Gurun! Di gurun hampir tidak ada pegunungan, jadi keahlian mereka bukan menambang gunung tapi eksplorasi mineral bawah tanah! Berbeda dengan Kurcaci Aiqin yang suka menggali gunung! Tambang di Aiqin juga tidak semua di pegunungan, ada yang terkubur di bawah tanah!”
“Kurcaci Gurunmu? Ha ha, orang tua, anak-anak, dan perempuan itu bisa menambang?”
“Mereka tetap Kurcaci Gurun! Aku hanya perlu mereka eksplorasi lokasi tambang, bukan kerja keras sampai mati!”
“Selamat ya menjelajahi dunia manusia!”
“Sementara belum ke dunia manusia. Aku harus bantu Bimon pertahankan Ibukota Shabak. Jangan lupa janjimu 50.000 kavaleri unta. Aku sedang menunggu rekrutan dari Pasukan Gabungan Hai-Mu di Shabak.”
“Mungkin saya harus mengecewakanmu. Saat ini kami tidak ingin berkonflik dengan Pasukan gabungan 'Hai-Mu' di Shabak, situasi kebuntuan ini cukup baik! Jika aksi kami terlalu besar, saya khawatir Bangsa Laut akan merasa terhina dan mengalihkan fokus serangan dari manusia ke ras Bimon!” Liu Zhenhan berkata dengan serius: "Saya memang pernah berjanji memberimu 50.000 kavaleri unta, tapi mungkin kamu harus menunggu lama."
“Kalian Bimon ingin Pasukan gabungan 'Hai-Mu' hanya mengepung tanpa menyerang? Mimpi! Selama ini kamu terus mengganggu jalur logistik mereka dan menghalangi penebangan kayu, mereka sudah menahan amarah di perut!” Rundstedt tertawa terbahak ke langit: “Jangan lupa, target strategis Pasukan gabungan 'Hai-Mu' adalah Doluote! Mereka takkan tetap Senyap di Shabak. Hak untuk memulai perang sama sekali tidak ada di tanganmu. Jika Bangsa Laut ingin menyerang, kapan pun mereka bisa melancarkan penyerbuan kota!”
“Pasukan gabungan 'Hai-Mu' bebas bertindak sesuka mereka, kami siap menyambut serbuan mereka ke kota kapan saja! Tapi perlu kusampaikan dengan tegas: Jika kau mau membantu kami mempertahankan Shabak, ras Bimon tidak punya perbekalan ekstra untuk pasukanmu! Lihatlah pasukanmu – ada Raksasa Arsenik dan kurcaci gurun tua-muda, sekumpulan ksatria burung nasar yang selalu menatap penuh kebencian ke arahku... Belum lagi lima ribu lebih Prajurit Ganas! Pasukan sebesar ini membutuhkan bahan pangan yang luar biasa banyak setiap harinya. Kau bahkan tidak punya basis tetap, sudah saatnya kau pikirkan bagaimana memberi makan mereka jika terpisah dari Lusern.”
“Jangan ikut campur urusan orang! Kapan aku pernah minta ras Bimon menyediakan perbekalan untuk pasukanku?”
“Hei! Lalu apa yang kau beri makan ribuan bawahanmu ini? Setelah pertempuran Weisisipang, banyak pasukan kalah Mulan yang mati kelaparan belakangan ini. Laporan pengintaian udara bahkan menangkap adegan kanibalisme! Apa kau ingin pasukanmu meniru mereka – mengisi perut dengan tanah liat dan rumput ekor anjing?”
"Yang Mulia, apakah Anda lupa apa yang baru saja saya lakukan?" Rundstedt menunjuk ke medan perang: "Coba hitung baik-baik, berapa lama perbekalan untuk 200.000 pasukan Naga ini bisa menghidupi pasukan saya? Tawanan ini akan dikawal oleh pasukan Lusern ke Kota Kejatuhan, tak perlu saya urus lagi!"
Liu Zhenhan tertegun.
Rundstedt benar-benar mempertimbangkan segala aspek seperti sisik naga, perencanaannya sempurna.
"Mengurus segala sesuatu sendiri" mudah diucapkan tapi sulit dilakukan, namun Rundstedt telah melakukannya.
Menyaksikan musuh bebuyutan yang cerdas luar biasa ini pergi ke negeri seberang, Lao Liu merasa lega sekaligus tak puas.
Lega karena dalam alam bawah sadarnya, keinginan berteman dengan Rundstedt yang jenius jauh lebih besar daripada menjadi musuh. Tak puas karena andai tak ada belitan Perang Dunia saat ini, Bimon pasti akan memaksa Rundstedt menebus jiwa ksatria yang gugur di bawah Kota Kuno Huye dengan darah dan nyawanya sendiri!
Bayangkan sihampir bertelanjang dada datang ke Benua Aigean, pertama bergabung dengan Elf Jatuh, lalu menciptakan sesuatu dari ketiadaan, dengan paksa mengumpulkan harta masa kini, kemudian mencari cara melepaskan diri dari cengkeraman Lusern. Memanfaatkan angin perang dunia, dengan teknologi penyulingan bom arang murni miliknya, diundang secara bergiliran oleh berbagai negara manusia, akhirnya memasuki Dataran Carimodo dengan gagah. Menggunakan Doluote dan pegunungan salju besar untuk memutus pandangan terakhir penuh kebencian dari Bimon.
Tindakannya ini merupakan satu-satunya jalan keluar baginya saat ini. Jika terus tinggal di Padang Rumput Donau, bahkan jika berhasil melewati Perang Dunia, ras Bimon pasti tidak akan mengampuninya! Rencana licik ini, kemampuan mumpuni ini, serta serangkaian pengembangan yang terstruktur dengan tahapan jelas, memaksa Liu Zhenhan bersujud syafak penuh kekaguman! Zaman perang yang penuh kobaran api justru menjadi kesempatan emas bagi mutiara naga seperti dirinya untuk mengembangkan bakat. Lao Liu yakin, dengan otak Rundstedt, tidak sulit baginya menerobos dunia manusia dan membuka dunia baru.
Istilah "panglima legendaris" sejak hari pertama diciptakan, memang disiapkan untuk menyandingi sosok brilian tak tertandingi seperti dirinya!
Mengapa tak satu pun dari kami bangsa Bimon yang memiliki pikiran sejenius ini? Liu Zhenhan menghela napas dalam hati.
Mengapa aku begitu hebat, namun terlahir di era yang sama denganmu? Rundstedt juga menghela nafas dalam hati.
Bab Keenam Ratus Lima Puluh Sembilan: Penemuan yang Mengejutkan
Hasil Pertempuran Bukit Minyak pasti akan membuat Elf Jatuh menangis bersama-sama seperti Meng Jiangnü, tapi banyak orang tak terkait malah jadi kaya mendadak karena perang ini.
Selain Rundstedt yang mendapat untung besar dengan persediaan makanan "Kue Lumut Lentera Hailian Gu" dan mengumpulkan segudang zirah senjata, Feilengcui-lah yang merampas paling banyak rampasan perang dari medan tempur.
Pasukan Istana Musim Panas yang semena-mena ini hampir mengambil semua yang mereka suka kecuali berebut persediaan makanan, seolah sedang memetik melon di ladang sendiri tanpa peduli perasaan orang lain; Baik "sekutu" Lusern maupun tawanan Naga, siapa pun yang berani menggigit separuh kata "tidak" di gigi mereka, langsung dihantam dengan tamparan seberat 300 pon yang bisa mematahkan sebaris tulang rusuk atau menghancurkan separuh tengkorak.
Sepuluh "Pohon Kuno Hailan" yang dipenuhi anggur mutiara telah membuat para Bimon bermata besar ngiler sepanjang tiga ribu ren. Begitu pertempuran usai, mereka langsung menyerbu untuk mengambilnya dengan tenang. Lima puluh ekor "Cumi-cumi Raksasa Berkaki Delapan" juga tak kalah menarik. Meski makhluk laut raksasa yang memiliki kekuatan mengangkat gunung ini bukan termasuk Monster dan tak memiliki ketahanan seperti Permen Karet di medan perang, mereka bahkan lebih tahan lapar dibanding naga kura-kura raksasa. Setelah sekali makan kenyang, mereka bisa bertahan dua bulan tanpa makanan. Hewan pekerja laut ini juga berfungsi sebagai derek alami - dengan empat tentakelnya yang selalu siap mengangkat benda berat ke tempat tinggi. Dalam pertempuran tadi, pasukan insinyur busur silang Naga terus mengandalkan mereka untuk mengangkut bertumpuk-tumpuk ikan kering dan anak panah ke atas kepala botak, memastikan pasokan logistik perang.
Mungkin karena Naga tahu Bimon cukup miskin sehingga hanya perlu menyentil dua pagar tanah untuk melakukan taktik pembumihangusan, membuat pasukan tak bisa mengandalkan pasokan lokal, mereka sengaja membawa satu "Pohon Kehidupan Laut" dan empat "Ganggang Bulan Abadi". Ganggang laut unik yang dibiakkan dengan teknik rahasia oleh pendeta Naga ini, sama seperti "Sumur Bulan Abadi" para Elf permukaan, berfungsi sebagai rahim untuk melahirkan peri-peri kecil.
Dengan Moon Algae dan "Pohon Kehidupan", selama Naga bisa menemukan cukup pepohonan hutan, mereka bisa menanam "Lentera Laut Teratai" di lokasi untuk mengurangi konsumsi pangan! Ini berkat status Naga sebagai elf kelas tinggi - coba kalau suku elf biasa, mana mungkin punya tanaman ajaib semewah ini?
Tapi "Pohon Kehidupan" dan "Moon Algae Abadi" yang jatuh ke tangan Lao Liu pasti tidak akan digunakan untuk membudidayakan "Lentera Laut Teratai". Dengan dua harta karun ini, produksi labu minyak di Benua Chesang akan bertambah 200 buah per minggu secara tetap.
Yang mengejutkan Lao Liu, Naga ternyata berhasil mengembangkan peralatan peliharaan tumbuhan bernama "Kendi Suci Pohon Laut" khusus untuk membawa tanaman laut dalam perjalanan militer. Kendi ini terlihat seperti vas kristal elegan berisi air laut biru jernih. Setelah diisi tanaman laut, bagian dalamnya menyerupai alam semesta miniatur yang indah memikat hati.
Dibandingkan dengan lencana Guo Guo yang digunakan secara luas oleh para pendeta Bemon dengan pengerjaan kasar, "Botol Suci Lautan" milik Naga tidak hanya elegan dan indah seperti karya seni, tetapi juga menyimpan cahaya dari "Rasi Bintang Bolanxiu" yang bisa berfungsi sebagai lampu gratis di malam hari, sungguh multifungsi. (PS: Latar belakang Beast Blood: "Bintang Bolanxiu" dalam legenda Aiqin adalah air mata Ratu Elf Bulan kuno Bolanxiu yang membeku, menjadi bintang paling terang di langit malam.)
Untungnya sistem kesejahteraan Feilengcui sangat baik. Untuk persenjataan biasa dan harta benda, pasukan Istana Musim Panas bahkan tidak melirik. Mereka hanya merampas peralatan khusus Naga seperti "Pohon Kuno Hailan" dan "Formasi Kungkungan Air" ke dalam kantong mereka, setidaknya menyisakan sebagian besar untuk prajurit Lusern yang sudah bertaruh nyawa. Kalau tidak, para prajurit yang kehilangan pemimpin pasti akan memberontak!
Pangeran Lionheart Kahn juga mengumpulkan banyak barang berharga: 2.000 unit tembakan busur silang tujuh laras dengan panah sebesar ikan asin yang menumpuk seperti gunung, 400 ketapel sistem pegas, ribuan kantong anyaman kulit ikan, dan 10.000 batu peluru seberat 55 pon. Menurut pengakuan tawanan, batu peluru ini tidak digunakan dalam pertempuran sebelumnya karena komandan Naga masih ingin menggunakannya untuk menyerang Kota London yang kokoh.
Peralatan berat Naga mewarisi karakteristik senjata Elf yang selalu presisi dan elegan. Ketapel pegas menggunakan lengan kayu Kalavinka dasar laut, memanfaatkan tuas ren untuk memasang tali, dan bergantung pada tali elastis yang terbuat dari sutra ulat laut. Ketapel ini mampu melontarkan peluru seberat 55 pon hingga jarak 1.200 yard! Namun tembakan busur silang berat Naga agak kontroversial. Senjata ini harus menggunakan busur panah silang ikan asin dengan spesifikasi seragam. Jika persediaan ikan asin hasil rampasan habis di kemudian hari, busur silang berat yang mahal dan presisi ini akan menjadi sampah.
Bagi Bimon, yang benar-benar berguna adalah 5.000 buah kereta perang bola. Bimon tidak memiliki kecerdasan tinggi atau sumber daya material yang cukup untuk mengukir batu bulat semacam ini. Dengan memiliki yang sudah jadi, pria perkasa Lion dengan fisik gagah tak perlu seperti prajurit Singa Laut yang membutuhkan empat orang untuk mengoperasikan batu setinggi 2-3 meter!
Sejak mendapatkan kereta perang bola, Pangeran Kahn dan pendekar pedang Lion bawahannya tak bisa menahan hasrat untuk pamer. Mereka secara spontan mempertunjukkan "Singa Menginjak Bola Emas". Setelah menguji kekuatan kaki, mereka serempak memilih "mengayuh sepeda" - yaitu satu orang menginjak batu bulat dan menggelindingkannya dengan kencang. Kecepatan mereka mencapai minimal 20 detik per 100 meter, dan semakin lama semakin cepat.
Beberapa ahli Lion yang menginjak bola batu memamerkan trik menakjubkan. Ada yang melompat-lompat sambil menggerakkan dua bola batu secara sejajar - ini disebut "tendangan bebas", ada yang menumpuk dua bola seperti arhat dan melakukan akrobat keseimbangan tinggi - ini disebut "menyundul bola", atau menghentakkan bola dengan sisi kaki hingga berbalik arah - ini disebut "menggiring"...
Menurut Pangeran Kahn, biasanya bola batu bordir yang dimainkan Lion di Shabak hanya sebesar buah jeruk. Tiba-tiba bermain bola raksasa ini terasa kaku, setidaknya 50% teknik kaki belum terpakai. Jika sudah terbiasa dengan karakter bola ini, permainan mereka akan lebih spektakuler.
Prajurit singa laut dari pasukan Naga hampir gemetar ketakutan melihatnya. Dunia bawah laut tidak memiliki lingkungan latihan selandai daratan. Dalam hal teknik kaki, kemampuan menggiring, dan stamina, mereka yang terbiasa bergulat di air asin benar-benar tak bisa menyaingi Lion daratan dalam permainan bola bordir.
Orang lain tidak memperhatikan betapa hebatnya teknik menggiring bola para Bimon Lion itu, mereka sepenuhnya terkejut dengan kekuatan gabungan pendekar pedang Lion dan perang batu... Coba bayangkan, bagaimana rasanya ketika seorang pria perkasa Lion yang dipersenjatai hingga ke gigi mengendarai batu raksasa setinggi 2-3 meter berguling kencang ke arahmu - mungkin seperti longsoran gunung saat tanah dan batu berhamburan turun?
Manusia, tiga sub-ras Bangsa Laut Dunia Iblis, Medusa Bonaparte, dan utusan Suku Dubin masing-masing mendapatkan ribuan galon minyak anjing laut. Lemak militer ini memiliki performa bakar yang sama dengan minyak militer populer di Aiqin, harus menggunakan "tumpukan kayu bakar" untuk menyulutnya. Juga bisa dimakan, meski bau amis tapi sangat bergizi, sehingga memicu perebutan besar-besaran.
Adapun peralatan dimensi "Mutiara Tiga Dimensi" yang digunakan sistem logistik Naga, kualitasnya bahkan lebih buruk dari "Batu Permata Haiku" yang dipakai pasukan gabungan Hai-Mu. Kapasitas terbesarnya hanya sekitar 30 ton, itupun ruang penyimpanan air laut, jadi Feilengcui langsung membuangnya ke orang-orang udik dari daerah terpencil.
Hanya dua pemimpin angsa terhormat yang tidak ikut dalam pembagian jarahan ini. Saat yang lain sibuk merampas, mereka bersama para Dukun berkeliling medan perang merawat korban Lusern. Persis seperti Bai Qiu'en versi Aiqin.
Liu Zhenhan menitipkan dua buah "Kristal Bernyanyi" yang diperolehnya dari Paus Bulat melalui penipuan kepada Putri Kahn untuk disampaikan ke Mourinho. Ia tak ingin berurusan langsung lagi dengan sang angsa tua. Karena tak ada lagi yang perlu dibicarakan, hanya akan menambah rasa canggung.
Dua "Kristal Bernyanyi" ini sebenarnya dipersiapkan Lao Liu untuk Ershao dan Sanshao. Kristal ini mampu berkomunikasi dengan elf awan dan kilat, serta mengurangi kerusakan akibat petir alam. Menelannya sama dengan memperoleh kekuatan seekor monster Naga Sekunder - sejak kehilangan "Jian Die Tuo Du", Ershao dan Sanshao tak lagi punya kemampuan mempertahankan diri. Sebagai ayah lain mereka, Lao Liu harus mempersiapkan segala kemungkinan sejak dini.
Liu Zhenhan bahkan tidak memberikan penjelasan sedikitpun kepada Putri Kahn yang masih bingung.
Ia yakin dengan kebijaksanaan Mourinho, pasti bisa menebak maksudnya.
Ia juga percaya Mourinho memiliki cinta ayah yang sama dalam dan kokoh kepada Ershao dan Sanshao, tak mungkin mementingkan kekuatan tempur lalu memberikan dua "Kristal Bernyanyi" ini kepada prajurit atau pendeta lain.
Imam Utama Angsa menerima tanpa ekspresi dua kristal tak ternilai harganya yang disampaikan Pangeran Lionheart, tak bertanya maupun berkomentar.
Karakter yang kokoh memang tak tergoyahkan. Baru saja Meishuai berbincang dengan Lao Liu, bahwa tanpa ribuan penyihir Jatuh berperingkat tinggi sebagai fondasi, pemerintahan Moore dan Zhuoer di Lusern pasti akan goyah. Perkataan ini masih bergema di telinga, pasukan Lusern yang baru selesai berperang ternyata benar-benar mengalami kasus desersi.
Rakyat Jatuh yang ditinggalkan para dewa ini tidak bergabung dengan Rundstedt yang bijaksana, juga tidak tunduk pada Tuan Tanah Feilengcui yang semakin termasyhur. Mereka malah berpihak pada suku Smyer yang berkarakter lurus - Masuk akal, pelindung sehebat apapun takkan sebanding dengan majikan setia yang tak meninggalkan di saat genting.
Selain lebih dari 4.000 prajurit terluka, ada 300+ prajurit Kurcaci Abu-abu, 600 manusia elang-banteng, dan 700 Pemanah He Xian yang merengek ingin bergabung di bawah komando Murinio. Andai bukan karena kebanyakan prajurit Lusern terbebani keluarga, andai para perwira belum diberi racun "Bloody Mary" oleh Elf Jatuh sebelumnya, andai Naga Hitam Neraka tidak menghentikan, angka ini pasti melonjak whoosh berkali-kali lipat.
Kemampuan memerintah Elf Jatuh dan ketajaman membaca arah angin ras-ras terdegenerasi benar-benar membuat Lao Liu "membuka mata lebar-lebar".
Di bawah sinar humanisme, bahkan beberapa prajurit Naga yang cerdik pun mendatangi Murinio, meminta tentara Smyer untuk menahan mereka sebagai tawanan.
Imam Utama Angsa dengan penuh kesopanan menolak permintaan Naga. Di tengah kegelapan dunia yang penuh kekacauan ini, dia membuktikan rasa hormatnya pada sekutu Lusern melalui tindakan nyata — Namun aksi Mourinio ini memaksa Liu Zhenhan untuk menolak tawaran Penyihir Naga yang datang sendiri.
Memang mata para Penyihir paling tajam. Hanya dalam sekali pertemuan, 200 lebih Penyihir Naga ini langsung menilai kekuatan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas yang luar biasa. Sebagai Penyihir Naga Laut yang mulia, tentu mereka hanya akan menyerahkan tongkat Mutiara Malam pada ahli terkuat!
Di zaman perang, setiap warlord pasti ingin memperkuat pasukannya. Menghadapi 200 lebih Penyihir Naga yang menyerah ini, Lao Liu akhirnya harus merelakan dengan berat hati. Selain merasa malu melihat keteladanan angsa tua, alasan lain adalah kekhawatiran menyimpan 200 lebih "bom waktu" di Regu Penjaga Istana Musim Panas.
Sebenarnya menawan beberapa penyihir masih bisa dikontrol. Lao Liu, Rundstedt dan kekuatan lain punya rencana ini. Tapi mereka meremehkan kecerdikan Naga. Para Penyihir Naga mana berani berpisah dari kelompok? Liu Zhenhan bahkan ingin menculik lima Naga enam lengan tingkat tertinggi, namun nyaris memicu rusuh massal.
Berbeda dengan yang lain, Feilengcui sudah menawan seorang Penyihir Naga pada tahun lalu. Gadis kecil ini sudah lupa jati diri akibat terkikis kehidupan kapitalis penuh gemerlap di Bukit Merah. Setelah menerima perintah bos, dengan lidahnya yang mahir beretorika, dia berhasil membujuk kapten kelompok penyihir Naga Laut untuk datang ke Feilengcui sebagai pelatih sihir—selain wortel, Feilengcui tentu menyiapkan gada besar. Dua ratus lebih penyihir Naga telah dikepung oleh Mammoth pahlawan kuat bersenjatakan pedang perang berkilauan. Sang kapten kelompok penyihir ini harus mempertimbangkan darah dingin yang tersembunyi di balik tatapan para pria perkasa Elefen ini.
Sejujurnya, syarat yang diberikan Liu Zhenhan sama sekali bukan perlakuan untuk tawanan perang. Dia hanya meminta kapten Naga bernama Polis ini berjanji tidak lagi memusuhi ras Aigean. Istana Musim Panas Dewa Perang akan melepaskannya tanpa syarat tepat ketika dia menyelesaikan tugas melatih sihir di Feilengcui.
Mungkin orang lain masih mengira Lao Liu mengincar kekuatan Polis—di bagian rusuk Kapten Naga ini sudah muncul tonjolan tiang lengan, menandakan dia segera naik level menjadi Naga Tujuh Lengan. Tapi Rundstedt tahu persis maksud Tuan Tanah Feilengcui ini: Penyihir Bangsa laut berbeda dengan penyihir darat. Mereka tidak mengembangkan "Formasi Dasar Sihir Sebelas Orang" dan "Pengendalian Tembakan Titik Buta Hooke", tapi mereka menciptakan teori taktik sihir "Kombinasi Dua Unsur" yang sejajar dengan pencapaian manusia!
Formasi penyihir dan pengendalian tembakan sihir yang dikembangkan manusia Aiqin unggul dalam lapisan daya tembak yang berkesinambungan dan padat, atau mengandalkan serangan presisi untuk meraih hasil maksimal dengan korban minimal. Sedangkan kombinasi sihir Bangsa laut adalah doktrin tempur yang fokus pada sudut tembak dan efek gabungan kekuatan magis. Mereka memaksimalkan cakupan dan efek sinergi serangan sihir, terutama melalui kerja sama sihir dwi-unsur yang mengubah tembakan lurus menjadi tembakan melengkung. Tak hanya meningkatkan daya hancur dan perluasan jangkauan, dalam pengepungan kota, lintasan tembakan melengkung ini juga bisa menetralisasi keunggulan titik tinggi yang dimiliki penyihir bertahan.
Dalam Pertempuran Bukit Minyak, meski para Penyihir Naga terus-menerus ditekan oleh penyihir Lusern, pada tahap awal mereka sempat menunjukkan kombinasi sihir yang sangat imajinatif - "Putaran Naga Bumi" dan "Ledakan Bunga Phoenix". Kedua sihir ini merupakan ilmu serangan tunggal level menengah. Sihir angin "Putaran Naga Bumi" mampu mengangkat target ke ketinggian puluhan meter lalu menjatuhkannya dengan keras, sedangkan sihir tanaman "Ledakan Bunga Phoenix" menggunakan bola elemen bunga phoenix yang meledak saat menghantam musuh, menciptakan efek percikan mematikan dalam radius 10 yard. Teknik ini mirip dengan ledakan diri Ksatria Hiu Gaburin.
Kombinasi sihir Penyihir Naga ini sekilas terlihat biasa saja: menggunakan "Angin Topan Naga" untuk mengangkat "Ledakan Bunga Phoenix" ke udara lalu menghujamkannya ke kerumunan pasukan. Dibandingkan penggunaan terpisah, meski "Angin Topan Naga" mengurangi satu korban, "Ledakan Bunga Phoenix" yang awalnya tembakan lurus berubah menjadi ledakan sentral. Radius serangan bertambah 180 derajat dengan efek percikan jarak dekat - prinsipnya mirip teknik granat Lao Liu, di mana fragmen pra-bentuk yang meledak di tengah kerumunan jauh lebih mematikan daripada di pinggiran formasi.
Jalur serangan "Fengxian Cuibao" awalnya hanya bisa bergerak lurus, jika dipadukan dengan "angin topan naga angin" maka seolah memiliki lengan tambahan yang melempar granat, bahkan dengan panduan presisi dan jangkauan lemparan super jauh.
Terlalu sederhana!
Tanpa perlu analisis mendalam atau penelitian rumit, prinsip penggunaan kombinasi dua sihir ini jelas terlihat sekilas.
Sebenarnya Nyanyian Perang Bangsa Behemu juga telah lama mengembangkan kombinasi pemberkatan, seperti "kulit sekeras batu" + "kelincahan", atau "Komunikasi Arwah" + "Transformasi Liar", sama sekali tidak rumit. Sejak manusia menghadiahkan sistem Divi siaran langsung Pertempuran Kota Leeds, Pasukan Ajaib Feilengcui dalam latihan harian mulai meniru kombinasi serangan "hujan deras air terjun" + "kilat tiga serangkai" para Penyihir Bangsa laut dengan semangat penuh, berharap mencapai kekuatan sihir koktail setingkat itu.
Anehnya, betapa pun kerasnya upaya Pasukan Ajaib meniru, mereka tetap tak bisa menyamai keselarasan sempurna para Penyihir Bangsa laut. "Hujan deras air terjun" tetap menjadi "hujan deras air terjun", "Pilar Petir" tetap menjadi "Pilar Petir", tak bisa menyatu menjadi sihir koktail yang dahsyat.
""，berteori di atas kertas terasa mudah, tapi saat benar-benar berlatih, semakin dalam dipelajari, Pasukan Ajaib semakin sadar bahwa "Kombinasi Dua Sihir" memiliki syarat ekstra ketat untuk posisi, frekuensi koordinasi, sudut elevasi tembakan, timing serangan, dan sudut bidikan. Tanpa bimbingan ahli, entah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memahami semua esensi ini melalui coba-coba.
Seperti canda Pasukan Ajaib sendiri: "Kombinasi Dua Sihir" ini sama seperti kaligrafi, melukis, menari, atau bertarung - kelihatan sederhana, tapi sulitnya seperti naik ke langit!
Siapa bisa langsung menjadi pelukis legendaris Titian hanya dengan melihat lukisan "Santo"?
Siapa bisa langsung menjadi Shenjian Zheqin hanya dengan menyaksikan Nedved menarik busur?
Liu Zhenhan tak peduli. Ada syarat? Maju! Tak ada syarat? Ciptakan syarat! Dia pantang menyerah dalam mewujudkan "Kombinasi Dua Sihir"!
Tidak seperti penyihir manusia yang sistem sihirnya rumit, Feilengcui memiliki Kurcaci Emas sebagai tulang punggung (elemen listrik) dan Putri Duyung Air Tawar (elemen air). Jumlah mereka banyak dan sistem sihir seragam, cocok tidak hanya untuk mempelajari formasi magis dan kontrol tembakan manusia, tapi juga "Kombinasi Dua Sihir"!
Apa arti kualitas pasukan? Artinya keunggulan mutlak!
Asal teori taktis termutakhir diajarkan dengan baik, meski Pasukan Istana Musim Panas tak punya satupun bakat, sekumpulan bakat tak terlatih pun takkan bisa menjadi lawan mereka!
Setelah berbagi jarahan selesai, Liu Zhenhan langsung membawa utusan Kerajaan Dubin dan Medusa Bonaparte kembali ke Feilengcui.
Awalnya, dia hanya ingin berbincang dengan utusan Medusa Bonaparte. Tapi melihat performa tempur Suku Dubin - yaitu Raksasa Voodoo Hutan, keturunan Leksa - saat semua orang berkerumun memaksa Naga mendarat tadi, akhirnya dia memutuskan untuk menahan mereka dan melakukan interogasi menyeluruh.
Fakta bahwa ada anggota Medusa Bonaparte yang melepaskan Peliharaan Magis memang sudah diprediksi Lao Liu. Tapi ketika utusan Kerajaan Dubin juga ada yang melepaskan Peliharaan Magis, ini membuatnya memiliki beberapa pemikiran.
Meski Suku Dubin menggunakan Lencana Elang bukannya Lencana Medusa untuk melepaskan Peliharaan Magis, gelombang elemen dari Lagu Perang Barrier Hibernasi mustahil bisa lolos dari persepsi Shaman Divine Comedy!
"Lao Er, kenapa Suku Dubin juga punya pendeta?" Liu Zhenhan menarik telinga Kaka: "Kenapa tidak kamu beri tahu aku lebih awal?"
"Kamu tidak pernah bertanya!" Kaka mengerang kesakitan: "Leksa juga seorang pendeta, mana mungkin kerajaan yang dia dirikan tidak punya pendeta! Lagipula, di Kerajaan Dubin, mereka tidak disebut pendeta!"
"Lalu disebut apa?"
"Raja Binatang!"
BAB 660 Meminjam Pasukan
Rawa Alpen, Kamp Barat Bangsa Laut.
Di dalam tenda pasukan lapangan raksasa yang terbuat dari kerang pelangi, ratusan perwira tinggi Bangsa Laut duduk tegak dengan pandangan lurus ke depan.
Gerimis halus seperti bulu sapi di luar tenda masih terus menetes. Hujan menjengkelkan yang terjebak antara rintik dan kabut ini adalah fenomena alam unik Rawa Alpen. Selain di musim dingin yang dingin, daerah ini mengalami hujan selama 320 hari dalam setahun.
Orang bilang di mana ada air, di situ ada padang rumput Bangsa Laut. Tapi pernyataan ini tidak sepenuhnya benar. Setidaknya para jenderal Bangsa Laut yang berada di Rawa Alpen ini hampir gila dibuatnya oleh hujan gerimis yang melengking kewanitaan ini - tidak deras-deras amat tapi terus-menerus sepanjang malam, membuat tubuh terasa lembap seperti berjamur seharian.
Sensasi ini mirip berhadapan dengan pasukan manusia jancuk itu - bertempur terus tapi tak bisa dihancurkan, hanya bisa menunggu sia-sia.
"Apa yang dilakukan Subisareta selama ini? Sejak membawa pasukan masuk ke Pegunungan Huo Gu, aku terus dengar dia mengeluh panas tak tertahankan. Sekarang disuruh menyusup ke barat laut, berani-beraninya dia beralasan daerah utara terlalu dingin!" Yang Mulia Beckenbauer mengunyah toffee dengan suara kreek-kreek sambil mengaum: "Pangeran Mahkota Karang ini masih mau kerja atau tidak!"
Raja Laut Xiya benar-benar tidak punya alasan untuk tidak marah. Dibandingkan dengan awal pendaratan di pantai timur, perkembangan militer Bangsa Laut selanjutnya seperti terkena kutukan yang penuh hambatan. Pertama-tama, operasi Danube sangat tidak lancar, lalu situasi pertempuran di Rawa Alpen juga terjebak dalam lumpur. Awalnya ingin mengirim seorang Pangeran Bertopeng Besi turun-temurun untuk memimpin dua juta pasukan masuk ke Pegunungan Huo Gu, melakukan gerakan flanking di wilayah utara Aiqin guna membuka jalur rahasia ke belakang Dataran Carimodo bagi pasukan utama. Tak disangka, sebagai panglima Pasukan Utara yang bertugas menjaga Laut Xiya Selatan, Pangeran Perbatasan Subisareta justru bergerak lebih lambat dari keong laut, hingga kini belum bisa keluar dari zona gunung berapi masuk ke dataran es yang membeku.
Untungnya Rawa Alpen kaya akan permen karet Everton Toffee. Ini sedikit memberi jalan keluar bagi Sang Raja Laut yang sedang murka untuk meluapkan amarahnya. Bagaimanapun juga, di tengah lautan asin yang luas, bahkan penguasa tertinggi sekalipun sulit mendapatkan permen keras selezat ini.
"Yang Mulia harap tenang. Perintah kerajaan tidak bisa langsung menjangkau lapangan. Mencela sekarang tidak membantu operasi pasukan. Memang fakta bahwa Bangsa Laut tidak tahan panas maupun dingin! Yang urgent saat ini adalah memprioritaskan perhitungan titik serang kita!" Ratu Alexius yang duduk berdampingan di Singgasana Karang Tujuh Permata bersama Raja Laut Xiya mengerutkan pelipisnya: "Semakin lama ditunda, aku khawatir beban departemen logistik kita akan semakin berat."
Pasukan Bangsa Laut tidak kesulitan masalah logistik makanan setelah memasuki Aiqin, karena negara manusia bukanlah Kerajaan Bimeng yang miskin sampai tikus pun akan kabur sambil menitikkan air mata. Di negeri manusia yang subur, pengadaan logistik militer dengan merampas persediaan lokal sama sekali tidak masalah. Namun "garam" tetap menjadi masalah kritis yang tak bisa diabaikan - Kungkungan Air hanya bisa menjaga kelembapan kulit Bangsa Laut, tapi tak menyediakan garam sama sekali! Ras lautan yang terbiasa hidup di air asin membutuhkan asupan garam ratusan kali lebih banyak daripada ras darat. Sayangnya di daratan hanya ada air tawar!
Semula berbagai negara manusia di pesisir timur memiliki ladang garam besar di sepanjang pantai. Namun begitu perang meletus, ladang-ladang garam ini menjadi sasaran pertama yang diinjak-injak menjadi lumpur oleh pasukan Bangsa Laut yang mendarat - hal ini tak terhindarkan karena Bangsa Laut harus melewati ladang garam tersebut untuk naik ke darat.
Kini konsumsi garam harian untuk puluhan juta pasukan Bangsa Laut benar-benar mencapai angka astronomis. Departemen logistik militer telah menetapkan garam (bukan makanan) sebagai prioritas utama pasokan perang. Tapi sekeras apa pun usaha, harus ada solusi konkret. Orang bodoh pun tahu bahwa mengangkut air laut untuk logistik adalah tugas mustahil. Mempekerjakan budak manusia untuk merebus air laut juga seperti menimba air dengan ayakan - tak bisa memadamkan api seketika. Ironisnya, Bangsa Laut sendiri hanya bisa mengambil makanan dari laut, sama sekali tak mampu mengubah air laut biru yang luas menjadi kristal garam putih berkilauan.
Pada Perang Darat-Laut sebelumnya, basis garam pasukan Bangsa Laut terletak di Hutan Garam Florundo yang kini berada di bawah Pegunungan Bering. Namun kali ini muncul masalah, Dataran Liar Donau yang sebelumnya tak berpenghuni dan tandus kini telah menjadi wilayah Kerajaan Bimeng - musuh yang paling dibenci dan ditakuti oleh Bangsa Laut.
Masalah utamanya terletak di sini: Dua legiun laut Hai-Mu yang semula dianggap mampu menghancurkan Bimon, satu telah binasa dan satunya lagi terkunci di Shabak.
Pangeran Mahkota Karang Salinas yang ditugaskan ke selatan Aiqin bersama dua juta pasukan telah bergerak ke selatan melalui Rawa Alpen selama lebih dari setengah bulan. Secara teori, pasukan sayap ini bisa menyerang balik pasukan manusia Aiqin dari belakang, namun kenyataannya pasukan ekspedisi ini sudah kelelahan oleh pegunungan terjal, tekanan pada tenaga logistik sangat besar, belum lagi harus menghadapi pasukan pemberontak Aiqin yang licik seperti belut yang bersembunyi di hutan sepanjang perjalanan.
Kini bagi pasukan laut hanya tersisa dua pilihan.
Cara pertama: Segera menghancurkan pasukan manusia yang mempertahankan Rawa Alpen, lalu melanjutkan gerakan ke barat. Di bagian tengah Dataran Carimodo, terdapat empat negara manusia yang terkenal dengan produksi garam tambang. Selama bisa merebut Alpen, masalah logistik tentara akan terpecahkan seperti memotong rumput dengan pisau tajam.
Tapi pasukan manusia tidak mudah dikalahkan. Mereka menguasai Lembah Wang You yang paling terjal di Pegunungan Alpen, dengan Tembok Napas sebagai penghalang. Medan yang menguntungkan ini menetralisasi keunggulan jumlah pasukan Bangsa Laut. Sekarang malah tambah parah, mereka memiliki banyak pilar totem lagu perang yang bisa meniadakan keunggulan Penyihir Bangsa Laut.
Berperang di rawa berlumpur sudah merupakan tugas berat. Menghadapi lawan tangguh seperti ini, para jenderal Bangsa Laut yang sebelumnya penuh percaya diri seakan mendapat pukulan telak.
Cara kedua: Legiun Hai-Mu harus meninggalkan Shabak, segera menuju padang gurun selatan, menduduki Hutan Garam Florundo, lalu mengangkut garam dalam jumlah besar ke pasukan utama melalui jalur laut. Ini menimbulkan masalah baru: Jika Kastil Yifu di Doluote tidak bisa direbut, pengiriman garam Pasukan Gabungan Hai-Mu harus mengelilingi separuh benua lewat jalur laut.
Kastil Yifu yang dijuluki "Garis Langit di Barat", benteng pertahanan Doluote yang telah menahan Bimon selama ribuan tahun - apakah semudah itu direbut?
Hantu saja yang tahu!
Arsitektur kota ras darat sekarang sudah sangat berbeda dibanding 4.000 tahun lalu!
Benteng Gerigi dengan desain menara sudut kompleks akan membuat setiap pasukan pengepung menghadapi serangan dari 4-5 arah. Dibandingkan kastil melingkar yang populer di Aiqin selama Perang Darat-Laut sebelumnya, tingkat kesulitan pengepungan meningkat ratusan kali lipat!
"Jika bukan karena mantra 'Air Bah Hujan Deras' dari Ahli Sihir Pencabik Badai yang membuat busur berat dan panah kuat manusia tak bisa berfungsi lebih dari 30% dalam hujan lebat, jika bukan karena serangan sihir yang sepenuhnya mengalahkan manusia, jika bukan karena taktik kerumunan manusia prajurit Bangsa Laut yang bisa memaksimalkan efek serbuan kota - betapa mudahnya pasukan Bangsa Laut menaklukkan wilayah di awal peperangan?"
Masalah-masalah ini sama sekali tidak pernah dipertimbangkan dengan tenang saat sedang memenangkan pertempuran!
"Yang Mulia, menurut saya lebih baik segera menempatkan Pasukan Gabungan Hai-Mu di Hutan Garam Florundo!" Seorang jenderal Putri Duyung yang mendapat tatapan Sang Raja akhirnya berdiri dengan nekat: "Pasukan manusia di depan kita mencapai dua tiga juta, persenjataan dan kualitas prajurit mereka lebih unggul, keuntungan geografis juga mereka kuasai. Ditambah lagi mereka kini memiliki Pilar Totem Lagu Perang, mustahil bagi kita untuk segera mengalahkan mereka dalam waktu singkat!"
"Jenderal Enrike. Apakah maksudmu kita tidak perlu membalas dendam atas Witherspoon?" Seorang jenderal kelompok radikal Bangsa Laut langsung berdiri menyatakan keberatan.
"Bukan tidak membalas, tetapi kondisi nyata saat ini memaksa kita melakukan penyesuaian strategi!"
"Cukup dengan menerobos Rawa Alpen, tak perlu penyesuaian strategi apa pun! Jangan lupa, kita masih punya Menara Besi Ai Wei'er dan Kapal Rel Karibia!"
“Tuan, sekarang manusia juga sudah memiliki pilar totem lagu perang! Jumlah ahli mereka semakin bertambah, bukankah Tuan sudah membaca laporan dari garis depan? Dalam pertempuran Weisisipang, jumlah Monster Tingkat Super yang dikerahkan Bimon mencapai sekitar 24, penyihir minimal seribu, belum lagi pemain musik Berbual sebanyak lautan manusia. Sampai sekarang dinas intelijen kita masih bingung menentukan spektrum sihir apa yang dimiliki para pemain musik Berbual itu!”
“Omong kosong!”
“Sebenarnya kekuatan Kerajaan Bimeng melampaui apa yang kalian ketahui saat ini.” Ratu Siren Helan menyela tepat waktu: “Mungkin kita mengira Menara Besi Ai Wei'er dan Kapal Orbit Karibia sudah menjadi terobosan militer yang melampaui zaman, tapi menurut informasi terpercaya, Bimon memiliki pasukan agama dengan struktur legiun kuno yang telah dilengkapi seragam dengan 'Senjata Nietzsche' yang bukan termasuk kategori senjata sihir - atau yang disebut ras darat sebagai 'senjata energi'!”
“Haha... Yang Mulia, kabarnya mereka juga menggunakan anak panah Adamantium!” Seluruh jenderal Bangsa Laut tertawa terbahak-bahak. Berbagai rumor tentang Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Dewa Perang Feilengcui sudah seperti kapas menyumbat telinga mereka dari banyak tawanan manusia.
Mengabaikan faktor rekayasa dan fitnah, dalam teori saja mempersenjatai pasukan seperti itu sudah mustahil!
"Benar! Panah standar yang digunakan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui memang dilapisi Adamantium. Saya dan Chao Helan memiliki sumber informasi yang valid..." Pernyataan terakhir Yang Mulia Beckenbauer ini bagai petir di siang bolong, membuat para jenderal Bangsa Laut terdiam bagai disambar petir.
Raja Laut Xiya tak pernah menggunakan nada bicara seperti ini... Hmm... Lelah bercampur ketakutan, serta kegelisahan yang tak tertahankan.
"Bagaimanapun juga, kita telah menghabisi 60% pendeta tinggi dan Paus mereka di Weisisipang. Dari segi signifikansi strategis, pasukan kita telah menunjukkan kewibawaan negara!" Melihat kebekuan yang terjadi, Ratu Chao Helan sengaja batuk kecil untuk menutupi kecanggungannya.
Sebenarnya sejak menerima informasi rahasia tentang Pasukan Pengawal Istana Musim Panas, dia dan Yang Mulia Beckenbauer terus meragukan cara menyampaikan hal ini kepada prajurit mereka.
Jujur saja, kedua Raja Laut ini khawatir para bawahannya takkan mampu menerima kenyataan.
Tapi menyembunyikan intelijen militer, bukankah itu sama dengan menipu diri sendiri?
Kekhawatiran awal kedua Yang Mulia kini terbukti. Tak ada jenderal di dunia ini yang bisa menerima fakta bahwa musuh menggunakan anak panah Adamantium berbulu - artinya lawan memproduksi massal amunisi anti-magis + anti-zirah dalam satu paket.
"Tapi Adamantium begitu berat, bagaimana mungkin bisa ditembakkan?" Beberapa jenderal Bangsa Laut berpengalaman terbata-bata dengan bibir kebiruan mereka.
“Pihak musuh memiliki keterampilan pelapisan emas yang luar biasa, tingkat pemurnian Adamantium yang begitu tinggi sehingga hampir tidak mungkin dilebur kembali atau dipisahkan; Busur perang mereka seluruhnya menggunakan kawat air raksa khusus dengan elastisitas tak terbatas yang memberikan tenaga luar biasa kuat!” Yang Mulia Beckenbauer berkata dengan sedih: "Sebenarnya ketika pertama menerima kabar ini, perasaan tidak percaya saya sama seperti kalian."
“Menurut laporan Adipati Wanita Maria Gaoshu, baru-baru ini kelompok penebang kayu laut Legiun Hai-Mu sering diserang oleh dua ekor monster laut Tingkat Super, menyebabkan kerugian besar.” Ratu Chao Helan menenangkan diri, melanjutkan: "Kita harus mengakui fakta ini: Kerajaan Bimeng sekarang bukan lagi anjing terlantar yang terpojok oleh manusia seperti yang kita bayangkan sebelumnya!"
Meskipun kemampuan menahan napas Bangsa Laut tiada duanya, suasana pengap di tenda komando telah berlangsung terlalu lama.
“Tentang pilar totem lagu perang, semua tidak perlu khawatir! Setiap senjata yang muncul pasti ada cara untuk menangkalnya! Yang perlu kita pertimbangkan sekarang adalah fokus utama kita harus ke siapa dulu – manusia atau Bimon? Kita juga memiliki portal transmisi sumur, meski pasukan besar sulit dikerahkan, Ahli Sihir Pencabik Badai bisa dengan mudah dikirim untuk mendukung sekutu!” Sorot mata ganas Yang Mulia Beckenbauer menyapu wajah setiap jenderal Bangsa Laut satu per satu.
"Alasan kami bisa menyelesaikan masalah rumit ini adalah karena mendapat bantuan seorang sekutu, tapi identitas sekutu ini sementara diungkap oleh saya dan Yang Mulia Putri Duyung." Ratu Siren menambahkan, karena melihat raut wajah para hadirin yang tampak meragukan.
Janji ini datang tepat waktu. Mendengar sang Ratu bersumpah telah memiliki cara untuk mengatasi pilar totem lagu perang, setiap perwira bangsa laut menghela napas lega. Selama keunggulan sihir bisa dimaksimalkan, gabungan kekuatan penyihir Bimon dan manusia tetap tak akan sanggup melawan dua bangsa laut.
Diskusi panas segera bergemuruh. Setelah berdebat lama, ratusan perwira laut tetap tak mencapai kata sepakat. Kelompok muda radikal ingin menuntaskan urusan Bimon dulu untuk membalas aib Weisisipang. Sedangkan kelompok konservatif berpendapat lebih baik hadapi pasukan manusia terlebih dahulu, Bimon bisa diselesaikan belakangan.
Kedua faksi memiliki argumen kuat. Kemenangan di medan mana pun sama-sama bisa menyelesaikan masalah kekurangan garam. Debat pun berkepanjangan dengan wajah-wajah yang memerah.
Seorang perwira intel ular laut menerobos masuk ke tenda komando, mengakhiri perdebatan sengit ini.
Dalam kondisi komunikasi sihir yang normal, hilangnya kontak mendadak antara Legiun Naga Kerajaan Laut Sampa dengan markas besar bangsa laut hanya memiliki satu penjelasan.
※※※
Di dunia bawah tanah yang gelap gulita, lembah lava yang diterangi cahaya gemilang.
Di pintu masuk gunung berapi yang paling mencolok, belasan patung dewa dan altar terpajang di antara Menara Bela Diri dengan tata letak artistik. Di kejauhan, cahaya merah menyala dari sungai magma yang berkabut menyelimuti wajah para dewa ini dengan hiasan pelangi yang bergerak-gerak, sementara sekumpulan makhluk rendahan sedang berkumpul mendongak.
"Inilah Sang Dewa Pandai Dogan." Liu Zhenhan menunjuk ke arah patung dewa batu yang megah, sambil menjelaskan pencapaian gemilang dewa tersebut kepada Medusa Bonaparte dan Utusan Kerajaan Dubin dengan wajah berbinar.
Shaman Divine Comedy secara tak terduga membawa mereka ke Pangkalan Militer Feilengcui melalui Bukit Aspal, sebuah kejutan yang tak pernah terbayangkan oleh Medusa Bonaparte dan Utusan Dubin. Lokasi strategis militer mana pun takkan pernah membuka diri bagi orang luar, sehingga kehormatan tingkat tinggi dari Paduka Liu Zhenhan ini membuat mereka merasa tersanjung sekaligus bangga.
Alasan kedatangan Medusa Bonaparte dan Dubin dari jauh meski berdalih memberikan ucapan selamat atas kelahiran putra Paduka Liu Zhenhan, sejatinya adalah untuk mempererat hubungan dengan Feilengcui dan merundingkan kerja sama militer.
Rekaman Divi dari Pertempuran Weisisipang hampir membuat semua negara yang masih memiliki ikatan terselubung dengan Bimon tercengang.
Tak disangka, Shaman Divine Comedy ini membawa semua orang ke dunia bawah tanah, tetapi malah menjadi pemandu wisata yang buruk dan sakti palsu terlebih dahulu. Berputar-putar mengajak semua orang mengunjungi berbagai altar di luar basis militer-industri, sama sekali tidak menyebut-nyebut soal senjata.
Dua utusan asing negara itu sambil berpura-pura tertarik mengiyakan Yang Mulia Richard, sambil melirik dengan mata berputar-putar ke basis militer-industri yang dibentuk dari gunung berapi mati. Suara "cring-cring" palu dan "desis-desis" proses quenching dari dalam, bagaikan tangan yang memetik senar kecapi, menggelitik gerbang hati mereka dengan gatal-gatal.
Dewi Hutan Melikai, Dewi Bulan Elune, Dewa Titan Samson, Dewa Naga Hebo, Dewa Phoenix Xia Gui, Santo Paulus Dewa Tertinggi manusia, bahkan Dewa Ogre Barbaruk, semuanya telah memiliki tempat tersendiri di dunia bawah tanah.
Kedua utusan negara itu tidak mengerti mengapa Yang Mulia Richard mendirikan begitu banyak patung dewa dan altar. Ajaran Shaman mengakui animisme, juga memperbolehkan kebebasan berkeyakinan, tapi ini kan sarang Dewa Perang. Sebagai juru bicara Dewata, Yang Mulia Richard malah dengan terang-terangan memajang begitu banyak dewa-dewa bid'ah, bahkan Dewa Tertinggi manusia yang memiliki dendam paling dalam dengan Bimon pun tidak dilewatkan. Ini benar-benar terlalu mengejutkan dan tidak biasa.
“Simbol swastika (sepuluh ribu) yang unik ini adalah lambang Surga Raksasa Buddha; patung manusia bersayap di sana adalah wujud asli Vandon, dewa pelindung Atlantis, sekaligus dewa tertinggi Penjaga Pohon.” Liu Zhenhan berbicara dengan air liur berceceran, mengabaikan ekspresi aneh para utusan dua negara.
“Hati Yang Mulia bisa menyaingi luasnya Samudra Xiya.” Begitu Lao Liu selesai bicara, kedua utusan langsung memuji habis-habisan, meski mereka sama sekali tidak tertarik pada omong kosong tentang dewa-dewa itu.
“Agama ibarat negara, semakin besar sebuah negara, semakin besar toleransinya. Prinsip yang sama berlaku untuk agama.” Lao Liu tertawa terbahak-bahak: “Aku tidak memasang patung Dewa Perang di bawah tanah, tahukah kalian mengapa?”
“Mengapa?” Kedua utusan bertanya serentak.
“Karena Kampas ada di dalam hatiku.” Lao Liu membuka kedua tangannya dengan penuh khidmat: “Motivasi sejati senantiasa menyertaiku.”
Sakti! Benar-benar sakti! Baik Medusa Bonaparte maupun Suku Dubin, semua memberikan definisi yang sama untuk Shaman Divine Comedy ini dalam hati.
“Tanpa bimbingan Dewa Perang, aku tak mungkin menyatukan begitu banyak ras di bawah bendera Bimon. Meski keyakinan kami berbeda, kami semua memiliki hati yang merdeka dan pantang menyerah! Apa yang paling berharga di abad pertama Aiqin? Bakat!” Lao Liu mulai pamer: “Walau otakku tidak cerdas, tapi ada banyak orang pintar yang kugunakan! Tanpa bantuan saudara sebangsa dari luar ini, Feilengcui mustahil memiliki begitu banyak senjata canggih!”
Akhirnya menyentuh soal senjata. Kedua utasan menghela napas lega.
"Tidak perlu mereka mengajukan permintaan, Liu Zhenhan secara proaktif mengajak para utusan asing yang sudah dibuat penasaran ini memasuki lembah lava; bagian dalam gunung berapi saat ini hanya diisi oleh Raksasa Typhoon dan Kurcaci Kapak-Perisai yang sibuk bekerja. Api biru dari bawah tanah melepaskan keinginan yang membara dari landasan pengecoran, sementara komponen logam raksasa berkilauan dengan bangga."
"Utusan dari dua negara itu membuka mulut lebar-lebar, menarik napas dingin tersengal-sengal."
"Siapapun yang melihat tumpukan bongkahan baja yang tersusun rapi seperti tembok kota, pasti akan terkejut seperti mereka."
"Saat ini saya memiliki tiga pabrik senjata dan satu laboratorium alkemi. Yang saya tunjukkan ini adalah pabrik senjata inti. Dua pabrik lainnya terletak di area terpisah sumur tangga bawah tanah. Sebagian besar pekerja di sana adalah tawanan perang. Meski sudah menempatkan banyak pasukan penunggang serigala untuk mengawasi, demi keamanan, lebih baik tidak saya ajak kalian berkunjung." Liu Zhenhan sudah terbiasa dengan ekspresi kagum para pengunjung: "Silakan bertanya apa saja, saya akan jawab sejujurnya."
"Yang Mulia, apakah api biru itu semua berasal dari bawah tanah?"
"Benar. Api biru ini adalah produk khas dunia bawah tanah kami, suhunya sangat tinggi, sama sekali tidak membutuhkan kayu atau batu bara sebagai bahan bakar. Kecuali untuk logam khusus yang membutuhkan getah labu minyak dan alkohol untuk memurnikan suhu tempa, api bumi di sini bisa melelehkan hampir semua jenis logam."
"Banyak sekali bongkahan baja... Ini setara dengan koin perak..."
“Kami sebelumnya menggunakan krus grafit untuk 'memancing' baja di sungai lava bawah tanah, persis seperti memancing ikan. Namun belakangan ini sudah tidak lagi mencukupi, jadi kami berencana membuka tambang. Tak disangka perang tiba-tiba pecah! Karena terlalu banyak rampasan perang, kami terpaksa melebur kembali senjata-senjata itu menjadi batangan logam untuk persediaan darurat.”
“Yang Mulia, senjata apa itu?” Utusan Medusa Terry menatap tajam komponen logam yang sedang dikerjakan Raksasa Typhoon. Baru setelah mendekati raksasa ini, ia sadar betapa bertubuh pendeknya. Di lembah lava ini, hampir semua benda berukuran raksasa. Banyak senjata setengah jadi yang sudah terlihat bentuk dasarnya. Sulit dibayangkan siapa selain Raksasa Typhoon yang sanggup mengangkatnya.
“Pernah dengar 'Kapal Perang Patroli Titan'?” Liu Zhenhan tersenyum sambil menyuruh raksasa itu membawa sebuah senjata jadi. Benda ini berbentuk kotak persegi panjang aneh yang cukup besar untuk tempat tidur raksasa. Bagian depan kotak memiliki lubang pipih berbentuk sarang lebah, sementara belakangnya terdapat delapan bilah baling-baling. Cangkang baja aerodinamisnya dipenuhi ukiran bunga anggrek ungu, dengan logo Cangkir Bir dan Api Neraka yang memancarkan aura mematikan.
“Yang Mulia benar-benar memiliki kekuatan ilahi yang hebat!” Kedua utusan negara itu mengangguk seperti ayam mematuk beras. Siapa yang tidak mengenal “Kapal Perang Patroli Titan”?
"Sejak Titan menghilang dari aliran sejarah, ini pertama kalinya Empat Dui'jal yang menjaga Empat Pilar Penyangga Langit berkumpul! Bisa dibayangkan betapa sulitnya mengumpulkan blueprints yang masing-masing mereka kuasai! Sebenarnya aku juga ingin menempa sebuah 'Kapal Perang Patroli Titan', tapi logam kaya oksigen untuk kerangka naga kapal perang harus dibuat dengan mencampur berbagai jenis logam seperti mencampur koktail sesuai formula tertentu. Untuk jumlah kecil tidak masalah, tapi kebutuhan logam kaya oksigen untuk kapal perang terlalu besar, tidak bisa diselesaikan dalam sehari dua. Di tengah krisis Aiqin ini, aku terpaksa memilih opsi kedua: membuat senjata dari 'Kapal Perang Patroli Titan' dulu! Lagipula aku punya dua taman udara, pasti bisa dimanfaatkan!" Liu Zhenhan menepuk-nepuk peti mati sarang lebah besar di tangannya: "Senjata ini bernama 'Meriam Parade Kapak Perang', sumbangan Kurcaci Kapak-Perisai. Lihat baling-baling spiral di bagian belakang? Ini disebut turbin angin, bisa memanfaatkan kecepatan angin untuk tenaga penggerak, terus menerus meluncurkan kapak perang ledakan oksigen melalui mulut senapan sarang lebah! Selama ini kukira sistem tenaga gir Goblin dan tenaga uap Gnome sudah menjadi dua klasik yang tak tertandingi, tak disangka Kurcaci juga punya tenaga turbin!"
“Baru saja suaranya berhenti, seorang Raksasa Typhoon mengangkat magazen seukuran lemari, membantu Lao Liu membuka tutup atas "Meriam Kembang Kapak Perang" dengan gerakan memetik. Suara "krak!" terdengar saat magazen terkunci. Dia lalu mengambil bellow besi raksasa dan mulai mengipas kencang ke arah bilah turbin di belakang meriam.
Setelah gemuruh putaran bilah angin, Liu Zhenhan mengarahkan mulut sarang lebah meriam kapak ke atas, membidik dinding gunung berapi di kejauhan. Desingan "whoosh-whoosh" terus melintas, bayangan pipih berputar-putar seperti meteor melesat menuju puncak gunung berapi hitam ribuan yard jauhnya.
“Braak-braak-braak!”
Seperti genderang perang yang tak henti menghantam gendang telinga, Medusa Bonaparte dan Utusan Durbin hampir muntah diterjang suara dahsyat, segera menutup telinga yang sudah terasa sesak.
“Inilah kekuatan ledakan oksigen! Sayang meriam kembang ini hanya bisa digunakan di udara. Jika ditembakkan dalam jarak 10 meter ke tanah, gelombang kejutnya akan diserap tanah!” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, melemparkan Meriam Kembang Kapak Perang ke Raksasa Typhoon yang berdiri di samping. Tubuh Api Neraka yang perkasa pun gemetar menerima beban meriam ini, mundur setengah langkah.
"Bergantung pada tenaga angin sebagai penggerak, benar-benar senjata kelas atas untuk pertempuran udara, pantas berasal dari Titan!" Saat itu, kedua utusan negara bahkan tak bisa mendengar suara mereka sendiri. Telinga berdenging seperti diselubungi sekawanan lebah, namun sorot mata mereka tetap memancarkan kecerahan yang tak tertutupi.
"Ini baru daya tembak beruntun udara, ditambah karya masterpiece hasil kolaborasi Kurcaci Liar dan Kurcaci Perak - 'Anchor Crossbow' Abraham Berat yang mampu membantai binatang purba raksasa dengan tembakan tunggal dahsyat, serta Palu Badai dan Petir Guntur milik Anak-anak Guntur, 'Kapal Perang Patroli Titan' memang pantas menjadi kendaraan penguasa langit pengganti para dewa di era Titan kuno!" Liu Zhenhan menerima busur silang magis bergaya Abraham berbentuk trisula yang diserahkan Raksasa Typhoon, ragu-ragu cukup lama. Dua utusan negara itu sudah menunggu sampai lehernya panjang namun tetap tak ada tembakan, akhirnya dengan jujur mengaku: "Maaf, setiap peluru pandu anchor crossbow ini terlalu berharga. Anak panahnya dibuat dari Besi Liuxiang, diisi Heisuoyin, dan diukir dengan Lingkaran Sihir Panduan Hati. Mohon maklum, saya tak bisa mendemonstrasikan kekuatannya di sini."
Medusa Bonaparte dan Suku Dubin serentak menelan ludah, saling bertukar pandangan terkejut antar sekutu sendiri dengan sekutu sendiri.
"Begini saja, sebagai ganti rugi, aku akan memperlihatkan kebanggaan militer kami: Mercu Suar Badai Magnet Moyun!" Liu Zhenhan berjalan cepat menuju benda tinggi tertutup kain linen hitam, lalu membuka penutupnya dengan sekali gerakan tangan.
Terlihat sebuah mercusuar kokoh setinggi sekitar 6 meter. Dasarnya berbentuk kelopak teratai, batang silinder lurus, dan di puncaknya terdapat bola besi hitam bulat yang dipenuhi lilitan kumparan logam berlapis-lapis.
Seorang Raksasa Typhoon tersenyum mengerikan sambil menggosokkan tangannya, lalu mengenakan sarung tangan logam bermotif unik.
Di sampingnya, seorang Kurcaci Kapak-Perisai membawa seekor hyena gemuk. Dengan paksa dimasukkannya binatang itu ke dalam dua bola logam setengah lingkaran, mengabaikan rengekan hyena, lalu menggabungkan bola logam tersebut dengan erat. Setelah dikaitkan rantai besi, bola itu diayunkan tiga putaran penuh sebelum dilemparkan ke udara.
"Bzzzt!" Suara desisan aneh meledak bersamaan dengan gesekan tangan Raksasa Typhoon di mercusuar. Dari bola puncak menara, kilatan petir tujuh warna yang saling menjalin dan bergerak liar seperti ular naga menyambar, menghantam bola logam berisi hyena dengan dahsyat.
"Setelah bola logam ini mendarat dengan braak, tanpa menunggu perintah Lao Liu, beberapa Medusa dan anggota Suku Dubin langsung berlari ke depan. Dengan kerepotan mereka melepaskan pengait dan membuka penutup setengah lingkaran."
Di dalam bola logam, hyena telah menguap begitu saja. Hanya tersisa aroma amis menyengat dan asap kemerahan yang menyebar.
"Serangan jenis tusuk?" Kedua utusan negara itu memegang dinding bola logam setebal jari, terdiam lama dengan mulut ternganga.
"Sebenarnya mercu suar magnetik ini adalah penemuan curian orang lain. Tapi aku bisa menemukan logam magnetik lebih melimpah di bawah tanah! Kalau membuat, tentu harus lebih besar! Daya hancurnya pasti lebih kuat!" Liu Zhenhan tampak sangat bangga. "Lentera ilahi magnetik ditambah sarung tangan awan - dalam pertempuran udara hanya bisa memingsankan lawan dengan serangan magnet kecil yang menyebabkan kecelakaan. Tapi lentera magnetik awan yang diperbesar ini bisa menguapkan musuh sepenuhnya!"
Utusan Medusa yang teliti menghitung benda mencurigakan berbentuk mercu suar yang tertutup kain linen di lembah lava. Total ada tujuh unit.
"Sungguh..." Utusan Suku Dubin sama sekali tak tahu harus berkata apa, hanya terus menggosok-gosokkan tangannya.
Lao Liu seperti orang Persia yang mempersembahkan harta, menarik Menara Besi Ai Wei'er yang direbut untuk dipamerkan. Kekuatan benda ini sudah disaksikan kedua utusan negara melalui sistem Divi, jadi dia tidak berniat melakukan demonstrasi berlebihan. Yang dia tekankan adalah "Sang Perayu" - kebanggaan industri militer bangsa iblis yang baru dimodifikasi. Senjata akustik yang ditempa dari Kristal Khusus Putobaranchi ini awalnya memiliki dua efek khusus: pertahanan magis dan serangan energi, menjadikannya senjata dual-core yang unik. Namun tanpa bantuan perusak obsidian, Lao Liu tidak bisa mengaktifkan formasi batu permata perisai yang tertanam di dasar Sang Perayu untuk membuka perisai magis - tanpa getaran yang dihasilkan serangan magis, sisik kristal akustik tidak bisa memperoleh tenaga penggerak.
Beruntung dalam Pertempuran Gurun tahun lalu, Feilengcui berhasil merebut banyak kapal kerang penyelam pasir dari kurcaci gurun. Kapal berbentuk spiral dari cangkang siput ajaib kuno ini bisa mengaktifkan ujung cangkang seperti bor berkecepatan tinggi dengan memasukkan kekuatan magis ke kristal sihir. Perajin Feilengcui yang cerdik melepas sisik kristal akustik dan menempelkannya kembali di ujung cangkang spiral kapal. Dengan modifikasi ini, mesin bubut berbentuk spiral yang dulunya berputar cepat untuk melubangi zirah menggunakan jarum Mithril, berhasil diubah menjadi senjata akustik berputar mandiri.
Setelah memasukkan kekuatan elemen ke dalam kristal sihir di dalam kapal spiral, puncak spiral yang berputar cepat akan menggerakkan sisik kristal sonik untuk resonansi frekuensi serupa, melepaskan gelombang ultrasonik lurus yang mengerikan——Semakin kuat kekuatan elemen yang dimasukkan ke kristal sihir, semakin cepat bagian cangkang spiral berputar, sehingga serangan sonik dari Kristal Putarandos Khusus akan semakin dahsyat.
Setelah menunjukkan kekuatan senjata kaca-tembaga dan meriam cahaya secara langsung, kedua utusan tak lagi bisa menjaga kesopanan. Dengan muka tebal, mereka menahan Liu Zhenhan untuk kerja sama.
"Bagi saya, jika suatu hari tak bisa mengumpulkan kembali semua pendeta di dunia untuk bertempur bersama, saya mati pun takkan rela!" Liu Zhenhan sengaja menunggu mereka tak tahan: "Agama tak mengenal batas negara, kepercayaan tak membedakan ras. Maukah kalian, demi harga diri saya sebagai Pejalan Bumi Kampas ini, meminjamkan semua pendeta dan raja hewan kalian untuk merasakan suasana medan perang bersamaku?"
Bab 661 Pembukaan Misteri Abadi
Setelah mengutarakan tujuannya, Liu Zhenhan menyipitkan matanya, mengamati ekspresi kedua utusan dengan cermat.
"Agama tak punya batas negara, kepercayaan tak bedakan ras"—slogan muluk-muluk ini tak bisa menutupi niat serigala Lao Liu. Permintaannya bukan sekadar berlebihan, tapi sangat keterlaluan!
Bayangkan saja, jika Medusa Bonaparte atau Kerajaan Dubin di pegunungan sejauh 100.000 li juga melahirkan seorang Shaman Divine Comedy, akankah ras Bimon merespons seruan juru bicara Dewata ini dengan mempersenjatai semua pendeta mereka dan mengirim mereka ke luar negeri untuk berpartisipasi dalam pertempuran berdarah dimana mayat berhamburan?
Mimpi kali!
Liu Zhenhan saat ini belum sepenuhnya memahami apakah para Pengawal ajaran Shaman dari negeri asing ini masih mau mengakui Kuil Bimon sebagai penerus resmi Dewa Perang. Dalam ingatannya, agama-agama semacam ini mudah sekali terpecah-belah internal, bahkan agama Buddha yang paling damai di Bumi pun seiring waktu melahirkan banyak aliran. Sekte-sekte Buddha ini saling berjalan di jalannya masing-masing, tak saling mengganggu, dan belum pernah terdengar kuil-kuil daratan membeli utang daging-darah dari Istana Potala Tibet. Biksu Tongkat Shaolin dan Biksu Besi Tibet yang saling tusuk dengan pisau putih keluar merah dalam novel silang memang sering terlihat.
Hubungan antara Kerajaan Dubin, Medusa Bonaparte, dan Bimon pada dasarnya hanya menyisakan hubungan keagamaan yang rumit dan tak teruraikan. Dalam konteks dekat bisa disebut kerabat, dalam konteks jauh hanyalah teman yang sudah lama tak berhubungan. Mengingat demikian, Lao Liu juga tak merasa permintaannya berlebihan - meminjam sesuatu dari kerabat dan teman, apa salahnya?
Dalam Pertempuran Weisisipang, dampak menghancurkan "Nyanyian Perang Kegilaan" terhadap pasukan tumbal Bangsa Laut membuat semua pengamat situasi Aiqin menyadari daya penghancur luar biasa lagu perang. Ini pertama kalinya sejak Nabi Skydancer punah, para Imam Bemon berhasil menghapuskan musuh secara terorganisir tanpa menggunakan peliharaan magis, hanya mengandalkan lagu perang.
Namun setiap keuntungan memiliki kerugian. "Nyanyian Perang Kegilaan" bukanlah lagu perang dasar yang bisa digunakan semua pendeta. Ini adalah modal promosi untuk Imam Perang. Kecuali para pendeta angin yang tidak kompeten, bahkan para Imam Jiwa yang sudah memiliki peliharaan magis hanya bisa menonton dengan iri, tak mampu menirunya.
Masalah terbesar ada di sini: Dari semua pendeta Bemon yang bisa ke medan tempur, Imam Jiwa menempati separuh total! Para pendeta rendah ini mungkin memiliki peliharaan magis yang cukup Berbual B, tapi kultivasi Lagu Perang mereka Tidak boleh-Tidak boleh dianggap remeh.
Liu Zhenhan seperti "Babi Bajie mengenakan BH bersinar dalam gelap—paham dalam hati". Meski Pertempuran Wei terlihat gemilang dengan pembersihan total pasukan musuh, sebenarnya tanpa dia dan Murinio sebagai reputasi andalan, tanpa kemunculan Penyihir Harpa dan kavaleri berat khimera—dengan separuh lebih pendeta tinggi level tongkat terkubur di medan tempur—Kerajaan Bimon mungkin sudah tinggal menunggu nafas terakhir!
“Profesi Pendeta ini hampir mirip dengan Penyihir, tidak bisa dibina dengan kecepatan panah api. Mengingat modal tidak cukup sementara sumber daya Pendeta tinggi yang mudah didapat sudah ada di depan mata, Lao Liu tentu tidak akan sekeras Raja Bimon. Harus tetap mengulurkan tangan, harga diri itu apa!
Siapa suruh mereka dulunya adalah kepala suku turun-temurun suku air Bimon, sedangkan kaisar pendiri kerajaan lainnya memiliki garis keturunan Bimon yang secara lisan berjanji akan kembali memberikan bantuan saat Bimon menghadapi kesulitan.
"Mengumpulkan semua Pendeta di dunia untuk berperang bersama" memang terlalu utopis. Mulut besar Sungai Rhein ini tujuannya untuk menawar, ini taktik diplomasi khas Lao Liu. Bagaimanapun, Feilengcui selalu memegang titik vital pihak lain dalam berbisnis, tak perlu khawatir mereka tidak mau berkompromi.
Harga psikologis Lao Liu adalah agar Bonaparte Medusa dan Suku Dubin masing-masing menyumbangkan dua puluh Pendeta tinggi, jumlah ini seharusnya bisa mereka penuhi. Sedangkan kekuatan Lagu Perang Bimon saat ini memang kekurangan tenaga ahli seperti itu.
Utusan Bonaparte Medusa dan Kerajaan Dubin membeku seperti patung kayu, pandangan mereka kosong.
"Aku tidak kekurangan uang, senjata kalian juga tidak kusukai. Untuk melakukan kerjasama militer, setidaknya kalian harus menunjukkan sedikit itikad baik dong?" Liu Zhenhan menganalisis ekspresi mereka, berpikir jangan-jangan para Bego ini pelit sampai tidak mau mengeluarkan satu Pendeta pun: "Aku hanya meminjam sementara Pendeta dan Beast King kalian. Bukan tidak mengembalikan!"
Bonaparte Medusa dan Utusan Kerajaan Dubin terus berperan sebagai patung kayu yang dipukul petir.
"Kalian lihat baik-baik senjata energi ini!" Lao Liu berang: "Tahu tidak, tanpa formula dan blueprints, betapa sulitnya membuat logam ledakan oksigen, logam kaya oksigen, logam badai magnet, Heisuoyin? Ini adalah paduan khusus yang dibuat dengan melebur puluhan jenis logam lalu mencampurnya dengan takaran spesifik! Satu detik salah pengaturan suhu, satu ons kelebihan takaran, langsung gagal! Pikir kalian aku mau nibatin kalian? Jancuk! Perajinku sudah melakukan ribuan eksperimen, sampai sekarang masih belum bisa memecahkan alur pencampuran kaca-tembaga-logam! Bukan ancaman, bahkan 'Baja Khusus Badai Petir' di Menara Besi Bangsa Laut, kalau perajinku sudah tahu alur campurannya, aku bisa produksi massal!"
"Tahu tidak berapa banyak mayat prajurit Bangsa Laut yang kubuang ke sungai lava di luar lembah? Minimal 800.000! Siapa yang bikin aku tak senang, kubikin dia tak bahagia seumur hidup!" Ini ancaman telanjang.
"Masa depan senjata energi ada di mana? Ya di Feilengcui! Selain perajinku, siapa lagi yang bisa mencampur logam cair berbeda menjadi paduan khusus yang mematikan? Apa kalian tak peduli masa depan negara?" Ini memakai semangat kebenaran nasional sebagai tameng harimau.
“Aku hitung sampai tiga. Kalau setuju katakan setuju, kalau tidak minggat! Jangan pura-pura gila!” Liu Zhenhan sudah kehilangan kesabaran, aura premaninya menyala-nyala: “Satu!”
Perkembangan selanjutnya sama sekali di luar perkiraannya. Kedua utusan kerajaan yang awalnya terlihat bego seperti angsa ternak tiba-tiba berubah jadi girang luar biasa, seolah orang tenggelam memeluk balok pelampung, berteriak: “Kami mau!!! Kami mau!!!”
“Mau? Mau apa?” Liu Zhenhan agak kaget menerima reaksi ini. Ekspresi mereka membuatnya merasa seperti melakukan kebodohan, seolah memberi keuntungan besar – padahal tidak! Kerjasama militer? Sistem persenjataan Feilengcui seluruhnya dipegang anggota inti. Mana mungkin ilmu diberikan ke orang luar? Apa karena melihat Wang Xizhi meniru kaligrafi, semua orang bisa langsung menulis "Lanting Xu" dengan sekali gores?
“Kami bersedia menyerahkan semua pendeta kepada Yang Mulia, agar cahaya Dewa Perang kembali menyinari Benua Aigean!” Utusan Medusa tersenyum lebar seperti menemukan gunung emas dan lautan perak.
“Ini kehormatan bagi semua Raja Binatang kami. Dubin juga hamba Kampas. Membantu Yang Mulia berarti membantu Dewa Perang, ini merupakan kemuliaan tiada tara!” Utusan Kerajaan Dubin Barexi memadukan keanggunan, keluhuran, dan semangat heroik yang bisa ditampilkan raksasa, seluruhnya terpancar lewat sikap tubuh dan ekspresi wajah.
“Ah? Menga... mengapa...” Kali ini giliran Lao Liu yang terdiam bodoh, apakah dua utusan negara ini kemasukan roh Kamerad Lei Feng dan Kamerad Pavel Korchagin yang menyeberang waktu?
“Yang Mulia, kami bermimpi pun tak menyangka suatu hari bisa kembali ke struktur Kuil!”
“Yang Mulia, Raja Binatang Dubin kami sangat ingin menghormati kewibawaan tak terkalahkan Baginda.”
“Omong kosong!” Lao Liu sama sekali tak termakan bujukan.
Melihat Shaman Divine Comedy ini tak semudah fanatik agama yang mereka bayangkan, kedua utusan negara itu terbata-bata, berbelit-belit setengah hari.
Zaman sekarang siapa yang masih bodoh?
Medusa Bonaparte dan Suku Dubin sangat paham kecurangan dalam "kerjasama militer" ini. Sungguh mustahil mengorbankan nyawa berharga pendeta dan raja binatang sebagai imbalan. Meski mereka raja sekalipun, tetap takkan menyetujui.
Berbeda jika berkumpul di bawah komando Shaman Divine Comedy!
Rekaman Divi Pertempuran Weisisipang menciptakan efek gempar saat ditayangkan di kedua negara!
Dua jenis binatang perang baru imam Bemon - peliharaan tumbuhan dan hewan liar - mengguncang pendeta ular dan raja binatang Dubin. Kemampuan formasi perang tanaman sihir membuat para elit kepemimpinan negara ngiler!
Tanaman sihir memiliki kemampuan menahan serangan yang sangat tangguh, gaya bertarung mereka tidak mahir dalam duel satu lawan satu, tapi sangat cocok untuk pertempuran skala besar. Di medan perang yang padat pasukan, peliharaan tumbuhan magis ini bahkan ratusan kali lebih mematikan dibanding binatang piaraan monster!
Satu kali tembakan massal "Pulse Gravitasi Xiang Yuan" dari ratusan pendeta Feilengcui langsung mengubah area di bawah benteng menjadi gumpalan-gumpalan manusia. Tak terhitung prajurit Bangsa Laut terbang ke udara seperti jarum besi tertarik magnet, menabrak sesama prajurit malang yang terkena gelombang gravitasi, hingga tulang-tulang mereka remuk redam. Setiap kali "Maple Air Terjun" dan "Padi Bunga Sakura" para pendeta Kuil melepaskan "Panah Air Air Terjun" dan "Peluru Padi Api", mereka membersihkan area seketika seperti sabit memotong gandum! Kemampuan tempur seperti inilah yang menjadi impian setiap komandan militer sebagai pembersih medan perang!
Selain dua binatang perang baru ini, Kerajaan Bimon juga memiliki lagu perang Aura Serangan Keras "Nyanyian Angin Besar" yang diciptakan Imam Utama Angsa, serta lagu perang Aura Kekeringan "Melodi Pasang Surut Hijau" karya Adipati Tua Brückner!
Apa makna dari dua lagu perang ini?
Ini berarti para imam Bimon mulai sekarang memiliki kemampuan serangan elemen dan pemulihan energi magis!
Dua kemampuan inilah yang paling langka dimiliki oleh Pendeta Medusa dan Raja Binatang Dobermann!
"Apakah kerjasama militer bisa mempelajari kemampuan sejati? Mungkin hanya ada 1% harapan tipis; Lagu Perang berbeda, kita semua adalah penerus Kampas. Berlatih dan meneliti silsilah elemen yang sama, selama ada kesempatan mengikuti pendeta Bimon terkuat sambil melayani dengan setia, dengan banyak mata yang mengawasi dan telinga yang menunggu, masih khawatir tak bisa belajar yang sebenarnya?
Apa yang paling penting dalam Lagu Perang? Bukan lain adalah Warisan!
Dengan warisan, berarti ada kelanjutan garis keturunan darah di masa depan. Apakah itu peliharaan tumbuhan atau hewan liar, Aura Serangan Keras atau Aura Kekeringan, selama Bimon memilikinya, Medusa dan Durbin bisa pelajari jadi milik sendiri!
Senjata energi siapa saja bisa teliti, tapi tanpa sistem warisan guru-murid dalam Lagu Perang, siapa bisa meneliti dari nol?
Intinya, utusan dua Kerajaan selain membawa pesanan kerjasama militer, misi sebenarnya adalah menyelipkan dua anak pintar untuk berbakti di bawah Shaman Divine Comedy! Ini tak bisa ditiru manusia atau Bangsa Laut Dunia Iblis, seberapa pun mereka iri tak punya keunggulan alami seperti pendeta dan Raja Binatang!
"Jancuk! Jancuk!" Liu Zhenhan mengutuk dalam hati. Setelah lama mendengar, akhirnya dia paham sedikit. Rupanya dia "hanya karena berada di tengah gunung itu sendiri", mengabaikan dampak besar Lagu Perang baru terhadap penerus Dewa Perang lain.
Tanpa inisiatifnya berbicara dulu, Bimon yang angkuh takkan mau merekrut pasukan bayaran asing untuk membantu.
Mengenai pengkhianat seperti Medusa, bahkan tidak sempat dihina, mana ada Pendeta yang berani melanggar norma dunia untuk mengajarkan mereka Lagu Perang baru?
Membawa mereka bersama akan berbeda, saat itu tidak mungkin disembunyikan lagi, semua sialan adalah ahli di antara ahli, tidak seperti teknologi pengecoran paduan khusus yang baru dimulai, selain Feilengcui semuanya sama-sama buta.
Setelah kalkulasi ini, Lao Liu agak ragu-ragu.
Negara Raksasa Voodoo yang didirikan Leksa di Pegunungan 100.000 Li telah berusia hampir sepuluh ribu tahun, pasti jumlah Beast King bukanlah sedikit. Medusa pergi ke Benua Bonaparte juga sudah ribuan tahun. Dalam lingkungan damai, basis populasi total telah berkembang biak hingga lebih dari tiga juta, hampir mencapai separuh dari total populasi Bimon. Kepala suku turun-temurun suku air selalu sama seperti Fox, merupakan ras penghasil Pendeta produktif. Dengan perhitungan ini, jumlah Pendeta mereka pasti juga mengejutkan!
Semua Pendeta ini diperintah oleh Laozi seorang! Mustahil Lao Liu tidak tergoda.
Tapi mengapa Lagu Perang baru ciptaan Bimon harus diajarkan ke mereka? Dulunya Lao Liu sangat meremehkan para harimau kertas yang pelit itu, tapi ketika gilirannya memutuskan apakah rahasia level tertinggi ini akan disebarkan atau disimpan, reaksi pertamanya tetap seperti ayam betina yang mengerami telur - enggan melepas harta karun.
Utusan dari dua negara itu menatap Lao Liu dengan penuh harap, terus-menerus memberikan senyum manis dan kata-kata manis, khawatir si orang nekat yang terkenal kasar dan urakan ini akan berubah pikiran.
"Semua tahu sejak Imam Agung Jubah Merah gugur dan Aliansi Bordir berdiri, satu-satunya yang mewakili suara para Imam Bemon adalah Shaman Pigge ini. Keputusan yang dibuatnya bahkan tak bisa diintervensi oleh Raja Bimon, apalagi campur tangan. Kekuasaan duniawi tak berhak mengatur otoritas gereja."
"Laporkan jumlah pendeta dan Raja Hewan kalian kepadaku." Liu Zhenhan menggigit-gigit bibir lama, akhirnya berbicara.
"Selain yang harus tinggal untuk menjaga wilayah, Aliansi Medusa bisa mengerahkan 620 pendeta. Termasuk 44 Tongkat Kekuasaan, 3 Dawi'an, dan 2 Imam Utama!" Utusan Medusa Terry buru-buru menjawab. Dengan licik ia mengganti sebutan "negara" menjadi "aliansi besar", berusaha menghindari sentimen nasionalis radikal dalam benak Shaman Divine Comedy ini.
"Tak heran orang bilang Medusa ras penghasil pendeta andal. Jumlah kalian memang menggunung!" Liu Zhenhan terkekeh. "Tapi aku heran, bukankah seharusnya ada Kuil Utama? Mengapa tak ada jabatan Imam Agung Jubah Merah? Kalian sengaja menghilangkannya untuk menghormati tanah air lama? Sebenarnya kami tak pernah berhenti mencari keberadaan kalian. Kami tak lupa, Medusa tetaplah saudara sebangsa Bimon."
Wajah Tuan Terry memerah seperti ceri matang. Banyak prajurit Medusa tak kuasa menahan air mata mendengar kata-kata itu.
Kedatangan kali ini ke Kerajaan Bimeng, Duta Besar Terry sengaja dipilih oleh Raja Medusa sebagai sosok super tidak tahu malu, dengan tujuan agar delegasi diplomatik bisa bertahan dari kesulitan dan tuduhan yang mungkin dilayangkan seluruh Bimon. Tanpa ketebalan muka setara tembok ibu kota, mustahil bertahan.
Faktanya di kalangan Medusa Benua Bonaparte, banyak pejuang ekstrem dan pendeta berjiwa keras yang tak tahan menanggung penghinaan ini. Mereka berteriak ingin pulang ke tanah air, berperang habis-habisan melawan agresor bangsa laut, membasuh noda leluhur yang kabur tanpa perlawanan dalam Perang Darat-Laut sebelumnya dengan darah mereka sendiri.
Tapi politik tetaplah politik. Orang penting tak peduli suara rakyat. Tuan Terry termasuk kelompok burung unta politik tipikal. Menurutnya Kerajaan Medusa lebih baik hidup damai di Benua Bonaparte sendiri, tak perlu ikut campur kekacauan Kerajaan Bimeng.
Namun setelah benar-benar tiba di Kerajaan Bimeng, menyaksikan suku Muskox dan Haus yang pulang dengan tangan hampa digembar-gemborkan dimana-mana, sementara Medusa dijadikan contoh buruk yang dicaci maki seluruh Bimon, seluruh delegasi Medusa merasa tersiksa dan kehilangan harga diri.
Ucapan Shaman Divine Comedy bagai pisau membara yang menghancurkan harga diri rapuh yang tersembunyi di balik ketebalan muka Medusa.
"Liu Zhenhan tersenyum sinis. Dia sangat memahami situasi domestik Medusa saat ini. Adipati Tua Brückner telah membujuk sekelompok kaum ular untuk meyakinkan Kerajaan Bimeng mengadopsi sistem dewan bersama. Sebagian Medusa ingin kembali ke tanah air, sementara mayoritas seperti utusan ini lebih memilih untuk tetap di wilayah aman mereka."
"Bimon tanpa harga diri bukanlah Bimon sejati. Yang layak disebut Medusa saat ini justru para Medusa Peluk Ular yang diasingkan klan ke Rawa Senja."
"Paduka Liu Zhenhan, kami bangsa Dubin..." Mata besar Raksasa Voodoo berputar-putar bagai lentera. Ironis melihat sesama Bimon berkonflik seperti ini: "Kami menyediakan 2.417 Raja Binatang. Sistem tingkatan berbeda dengan Pendeta, tapi setara Imam Tongkat ada...36...tidak...37! Untuk tingkat Imam Utama ada 1!"
Si bertubuh besar itu menggaruk kepala sambil tertawa kecut: "Jangan tersinggung Paduka. Kami masih harus mempelajari sihir pelangi. Menyiapkan sebanyak ini sudah luar biasa."
"Berapa populasi Kerajaan Dubin?" Liu Zhenhan hampir tak percaya dengan pendengarannya sendiri.
"Kaka adalah rakyat Kerajaan Dubin, meskipun beberapa informasi rahasia negara tidak bisa diungkapkan ke Lao Liu. Tapi Lao Er juga pernah menyebutkan padanya bahwa Kerajaan Dubin jauh dari status negara berpopulasi besar seperti St. Francis."
"Kira-kira sama dengan Bimon. Dulu kami berperang melawan empat negara barbar di pegunungan sejauh 100.000 li, tahun-tahun ini akhirnya berhasil menumpas gangguan perbatasan, populasi mulai mengalami peningkatan signifikan." Utusan Dubin memandang aneh ke Lao Liu: "Yang Mulia, apakah Anda meragukan kejujuran saya..."
"Kalian punya praktisi sihir pelangi sekaligus lagu perang, dengan populasi cuma lima enam juta, bagaimana bisa melahirkan lebih dari dua ribu pendeta?" Liu Zhenhan tampak tidak puas. Ogre makhluk apa lagi, pantaskah melahirkan begitu banyak praktisi elemen: "Kami Bimon yang khusus berlatih lagu perang pun tak bisa menghasilkan sebanyak itu!"
"Tidak mungkin? Kalian bahkan tidak punya dua ribu lebih pendeta?"
"Omong kosong! Jika dihitung dengan Imam Angin tentu lebih banyak, tapi jenis pendeta seperti itu tidak bisa berperang, mana bisa dianggap sah." Liu Zhenhan mendengus keras: "Jangan-jangan kau memasukkan murid-murid level angin di negerimu juga?"
"Benar!" Barexi mengangguk polos.
“Imam Angin tidak bisa naik level setelah melewati dua puluh tahun! Setelah inisiasi, jika tidak naik level dalam satu tahun, kesempatannya hilang. Mereka tidak punya peliharaan magis! Bahkan di tempat kami, baru saja menciptakan Lingkaran Perintah untuk memungkinkan mereka melepaskan lingkaran lagu perang melalui alat musik tiup, mengarahkan formasi pasukan!” Liu Zhenhan tersenyum getir: “Aku butuh Raja Binatang profesional yang bisa bertarung, bukan tukang makan gaji buta!”
“Bukan tukang makan gaji buta kan? Di Dubin, Raja-Raja Binatang membentuk band dari mentor dan murid. Setiap murid baru yang direkrut mentor, saat menyanyikan lagu panggilan perang dalam band, jangkauan lingkaran bisa bertambah 10%!”
“Band? Maksudmu Karpet Paduan Suara Tujuh Bintang? Imam Angin juga bisa pakai Karpet Resonansi Kekuatan Nyanyian jenis ini?”
“Bukan pakai karpet, tapi benar-benar band! Dalam bahasa raksasa: ‘Band Biyangde’! Tidak semua murid Raja Binatang bisa sukses. Cara Master Raja Binatang kami ini memaksimalkan potensi murid. Meski tidak naik level, mereka bisa gabung dalam band dengan mentor!”
“Band... anak B?” Setelah menyingkirkan kemungkinan pakai Karpet Paduan Suara Tujuh Bintang, Lao Liu malah senang. Ada cara seperti ini untuk menggali potensi Imam Angin? Tapi namanya benar-benar norak.
“Mana ada hal seperti itu?” Utusan Medusa juga berseru.
“Selama ada lagu perang, semuanya mungkin.” Utusan Dubin Barexi mencibir.
"Apakah ini salinan lain dari 'Lagu Spiritual'? Ataukah lagu perang baru ciptaan sendiri?" Liu Zhenhan segera memikirkan kemungkinan ini. Fungsi sampingan Lagu Spiritual adalah memanggil binatang perang dan memengaruhi manusia, bahkan karpet paduan suara tujuh bintang pun tak bisa memanfaatkan imam angin. Setelah dipikir-pikir, hanya dua kemungkinan ini yang tersisa.
"Yang Mulia memang luas pengetahuannya! Sebenarnya, di antara kami orang Dobin ada seorang bijak yang sejak lama berpendapat bahwa 'Lagu Spiritual' yang terbagi menjadi dua kuatrain hanyalah intro lagu. Dengan menambahkan salinan lain di belakangnya, pasti bisa memanggil peliharaan yang berbeda!" Utusan Raksasa Voodoo menyebut nama bijak itu dengan penuh kebanggaan: "Orang bijak itu adalah raja abadi kami, Yang Mulia Leksa Mosakonal!"
Sekelompok prajurit Dobin bertubuh kekar, hanya mengenakan celana pendek merah tua dan jubah, mulai meraung histeris. Mengikuti utusan mereka, mereka berseru menyebut nama Leksa bersama-sama.
"Jancuk!" Liu Zhenhan tiba-tiba menyadari masalah penting. Alasan Leksa bisa menjadi pendeta dengan tiga hewan peliharaan di masa lalu, bukankah karena dia menciptakan dua salinan lain dari "Lagu Spiritual"?
"Tuan Barexi, peliharaan apa yang bisa dipanggil dengan salinan lagu yang terhubung ke spiritual ini?" Sambil mencengkeram kepalanya sendiri, Liu Zhenhan mengernyit. Hewan liar, peliharaan magis, dan peliharaan tumbuhan sudah ada semua. Adakah jenis peliharaan lain di dunia ini - mungkin mayat hidup? Atau... bakteri?
“Mampu memanggil 'Peliharaan Bahasa', salinan lagu ini dipadukan dengan nyanyian spiritual Lagu Spiritual, dapat menganugerahkan hak berbicara bagi monster bisu.” Utusan Durbin menjelaskan detail: "Yang Mulia tak perlu bingung, Beast King bukan Dewata, tentu tak bisa menghilangkan tulang melawan di tenggorokan monster, membuatnya bisa bicara..."
“Telepati! Lagu perang ini bisa memberi monster bisu telepati dalam jumlah besar, bukan?” Liu Zhenhan yang memang berpengalaman langsung membuat Utusan Durbin manggut-manggut, berulang kali memuji bahwa dia memang ahli puncak di bidangnya.
“Untuk apa Peliharaan Bahasa ini?” Mulut Utusan Medusa melebar sebesar baskom.
“Seberapa penting telepati bagi kultivasi sihir, kau pasti tahu kan? Dengan punya binatang peliharaan yang bisa berkomunikasi, pendeta seperti memiliki klon dan asisten yang selaras batin. Mana mungkin tak berguna?” Liu Zhenhan tertawa: “Banyak monster bisu seperti Shuangxue Piqiu. Mereka sangat cerdas tapi tak bisa bicara, dipaksa menyandang julukan Makhluk Sial pun tak bisa membantah!”
“Lalu fungsi lainnya?” Terry bertanya lagi: “Selain memanggil peliharaan, Lagu Spiritual pasti punya efek lain! Peliharaan Magis untuk inisiasi murid, Peliharaan Tanaman untuk Lingkaran Perintah, Peliharaan Liar untuk Ksatria Penjaga seumur hidup!”
“Tuan Teri, apakah Anda sudah linglung? Bukankah Tuan Baresi baru saja mengatakan tentang membentuk band ‘anak B’!” Liu Zhenhan bisa memahami mengapa Duta Medusa begitu bersemangat hingga linglung. Sebenarnya, semua ras Bimon yang mendengar bahwa pendeta bisa menambah binatang perang dan meningkatkan kekuatan tempur pasti akan bersemangat, termasuk dirinya.
“Benar! Selain mantra panggilan binatang, lagu perang salinan ini juga menganugerahkan lingkaran cahaya yang membuat telepati murid langsung melonjak, mencapai harmonisasi Kekuatan Nyanyian multi-sumber, membentuk Band Biyande dengan struktur mentor-murid untuk memainkan lagu panggilan bersama!” Dubin menarik hidungnya kuat-kuat: “Waktu tunggu amplifikasi selama setengah jam seharusnya cukup untuk band mentor-murid memanggil banyak lagu perang?”
“Seorang murid bisa mengamplifikasi 10% area lingkaran lagu perang. Jika seorang mentor memiliki banyak sekali murid, apakah area lingkaran lagu perang dari band ‘anak B’ mereka bisa melebihi batas maksimal 800 meter persegi?” Liu Zhenhan mengajukan pertanyaan akademis.
Setelah berkonsultasi singkat dengan Raja Binatang yang mengenakan lencana elang di belakangnya, Duta Dubin mengangguk pasti pada Lao Liu.
“Obisilachi!” Liu Zhenhan menampar dahinya keras. Akhirnya dia paham mengapa area amplifikasi lagu perang pendeta maksimal hanya 800 yard – ternyata sisanya disisakan untuk ditambah oleh lagu binatang ini.
"Masuk akal juga!" Murinio dan Brückner, dua ahli lagu perang terkemuka itu, baik dalam hal kultivasi maupun pencapaian nirwana jauh melebihi Lao Liu. Mengapa lingkup penganugerahan lagu perang mereka harus sama dengannya, hanya mencapai 800 meter persegi?
"Sungguh mengerikan!" Tuan Terry juga menepuk dahinya seperti Lao Liu. Seolah-olah tindakan ini bisa membuat otaknya lebih jernih.
Sepanjang hidupnya, seorang pendeta pasti tidak hanya menerima satu murid. Selama perjalanan, mereka terus mencari murid-murid berpotensi. Namun tingkat keberhasilan Imam Angin memang terlalu rendah. Beberapa pendeta menghabiskan separuh hidupnya sia-sia dalam pencarian murid.
Di Kerajaan Medusa di Benua Bonaparte, sama seperti murid pendeta Kerajaan Bimeng, jika Imam Angin gagal naik level, mereka secara otomatis menjadi pengajar budaya atau penyebar cahaya ilahi, tanpa dimasukkan dalam struktur resmi Kuil.
Tapi dengan adanya lagu perang pemikat jiwa ini, setiap murid langsung yang direkrut akan menambah 10% lingkup lingkaran cahaya saat band menyanyikan lagu panggilan perang. Sebagai analogi yang kurang tepat: jika lingkaran lagu perang seorang Imam Jiwa hanya berradius 200 meter persegi, tapi dia memiliki ratusan murid langsung yang membentuk band Biyande, bukankah lingkaran cahaya lagu perang yang dinyanyikan akan melonjak hingga 2.200 meter persegi? Luas lingkaran ini setara dengan persegi dengan panjang dan lebar 2.200 meter, cukup untuk menyelimuti formasi infanteri dua resimen!
"Dengan Nyanyian Perang piaraan bahasa ini, Pendeta Bahasa Angin memang bisa dianggap sebagai formasi resmi." Liu Zhenhan akhirnya paham mengapa bangsa Dubin punya begitu banyak Raja Binatang—ternyata bahkan murid-murid yang tidak berbakat pun dihitung! Dua ribu lebih Raja Binatang itu sebenarnya tidak istimewa—Meskipun Kuil Bimon tidak pernah menghitung secara pasti jumlah Pendeta Bahasa Angin yang tidak berguna, pastinya lebih banyak daripada Kerajaan Dubin.
Di antara para pendeta yang terdaftar di Kuil saat ini, Imam Utama Model tua Zidan adalah rohaniwan yang paling banyak menerima murid. Dalam karir kependetaannya yang mencapai lebih dari 5.000 tahun, dia setidaknya pernah menerima lebih dari seribu murid Bahasa Angin. Saat ini setidaknya ada 300 lebih murid Model yang masih hidup dengan gesit.
Ya ampun! Liu Zhenhan terkejut dengan hasil perhitungannya sendiri: Meskipun Zidan si tua ini bukan pendeta tingkat atas, lingkaran lagu perang seluas 600 meter persegi masih dimilikinya. Jika dia bisa mempelajari Nyanyian Perang piaraan bahasa versi replika, lalu membentuk band "B*yang" dengan 300 lebih muridnya, bukankah jangkauan nyanyian perang yang dipanggilnya akan mencapai hampir 20.000 meter persegi? Kalau "Nyanyian Perang Kegilaan" ini bisa sekaligus membungkus begitu banyak tumbal bangsa laut...
“Apakah Medusa yang mendampingi Yang Mulia Leksa dulu adalah 'hewan peliharaan linguistik'?” Gosip tak ada habisnya, Lao Liu mencerna tiga hewan peliharaan Leksa masa lalu. Setelah dipikir-pikir, Nyanyian Perang Bangsa Behemu tak mungkin memanggil manusia. Selain Lide dan Misha, hanya Medusa yang bisa bicara itu yang merupakan "hewan peliharaan linguistik" - Bahasa telepati memang tak bisa dibedakan orang awam.
Lao Liu mengeluarkan Kotak Tulang dari saku, menghubungi koordinat Ailijie.
Sang bos masih memimpin pasukan besar menyusun kembali tawanan Naga di Youqiu. Hanya dengan beberapa kalimat, Lao Liu berhasil memastikan: Memang dulu Medusa yang mengikuti Lei Damazi berkomunikasi menggunakan Telepati.
“Yang Anda maksud adalah 'Wa Yan Qing Mang' itu?” Utusan Dubin langsung membenarkan dugaan Lao Liu: "Yang Mulia memang tajam mata, tebakan tepat sasaran. Dia memang 'hewan peliharaan linguistik' paling berharga Yang Mulia Leksa dulu."
"Wayan Qingmang" adalah salah satu Monster Tingkat Super dari zaman kuno yang telah punah sejak Zaman Es 8000 tahun lalu. Makhluk setengah manusia-setengah ular ini memiliki wajah menakjubkan baik jantan maupun betina, bagaikan Medusa versi raksasa; Ular mistis ini berkarakter kejam dan dingin, gemar menyantap daging segar, mampu memancarkan sinar mata memabukkan dari matanya, serta ahli memanipulasi jiwa. Konon Siren Bangsa laut adalah keturunan langsung hasil perkawinan "Wayan Qingmang" dengan Neptunus.
Dalam berbagai novel ksatria, ular wanita cantik ini digambarkan sebagai monster paling jahat di pedalaman. Tak disangka Lei Da Ma Zi ternyata bisa menghadapinya... Pantas hewan peliharaan Dewa Perang dulu begitu perkasa... Sihir mental ditambah telepati yang dianugerahkan... Gila...
Bab 662 Era Enam Hewan Peliharaan
"Yang Mulia Leksa adalah pendeta dengan tiga hewan peliharaan. Selain 'Ular Hijau Wayan' sebagai hewan bahasa, landak dan beruang pasti salah satunya adalah peliharaan magis. Lalu apa jenis hewan perang yang tersisa? Atau mungkin... apakah itu hewan khusus yang dipanggil melalui 'Nyanyian Perang Spiritual' dari kitab lain?" Lao Liu berpikir akhirnya dia bisa mengungkap misteri ribuan tahun ini. Meski bersemangat, dia tetap berhati-hati memilih kata-kata - bangsa Medusa Bimon selalu mengklaim sebagai keturunan hewan kesayangan Dewa Perang, kebanggaan ini sudah merasuk ke sumsum tulang dan jiwa. Sekarang di sekeliling Lao Liu berdiri banyak Medusa Bonaparte, dia tak ingin memancing mereka. Jangan-jangan ada yang tak terima lalu bunuh diri, nanti dikira Lao Liu sengaja memaksa mereka mati.
"Yang Mulia memang ahli. Selain hewan bahasa dan peliharaan magis, ada juga 'Hewan Pembunuh'. Dulu Yang Mulia menciptakan dua kitab nyanyian spiritual."
"Apa itu 'Hewan Pembunuh'?"
"Nyanyian perang ini bisa memanggil monster untuk menjadi avatar kematian Raja Binatang. Di saat genting, bisa melepaskan 'Kilat Berantai Nebula' menggantikan Raja Binatang..." Wajah Duta Dubin menjadi kaku, diam-diam mengamati ekspresi Lao Liu yang tiba-tiba dingin. Dia tersenyum kecut: "Lingkaran cahaya nyanyian ini juga bisa menganugerahkan 'Perisai Kilat' ke seseorang, itu pemberian permanen."
“Raja Binatang Dobermann kalian seharusnya sama seperti Imam Bemon kami, hanya menguasai dua lagu perang bertipe kilat kan? ‘Kilat Berantai Nebula’ untuk peliharaan, ‘Perisai Kilat’ untuk orang tersayang atau diri sendiri...” Reaksi pertama Liu Zhenhan adalah kemarahan: “Berani-beraninya kalian menyebut diri Raja Binatang! Untung hari ini tidak ada pejabat Inkuisisi di sini, kalau tidak, hanya karena lagu jahat ini, aku takkan keberatan mereka mencincangmu jadi bakso! Ini lagu paling egois yang pernah kulihat seumur hidup! Menggunakan binatang perang pengganti imam untuk melepaskan nyanyian bunuh diri, tidak takutkah kalian memanggil ‘Kutukan Pengorbanan Darah’?”
Orang yang bukan berasal dari kalangan pendeta, sulit memahami betapa dalamnya ikatan antara binatang perang dengan imam. Itu benar-benar hubungan tulus saling bergantung hidup-mati layaknya keluarga, keduanya bisa mati satu sama lain.
Meskipun di Feilengcui ada banyak khimera tak bertuan menunggu dipanggil. Tak satu pun Imam Bemon yang rela membiarkan peliharaan magisnya gugur di medan perang hanya untuk mengosongkan posisi mengganti dengan khimera berat yang lebih kuat ini - sekalipun peliharaan mereka sudah jelek bukan main, tak ada yang mau melakukannya.
Awalnya karena keadaan darurat, Liu Zhenhan sengaja mengirim 100 pendeta muda Cambridge ke rawa garam hangus untuk ujian, memanfaatkan lingkungan alam yang ganas dan monster bawah tanah yang kuat, sehingga menghabiskan semua peliharaan magis asli para pendeta muda tersebut. Dengan demikian, khimera Landak berhasil dipopulerkan di kalangan pendeta Cambridge, meletakkan dasar kemenangan dalam Pertempuran Kota Wei - Secara umum, keputusan Liu Zhenhan sangat berjasa bagi Kerajaan. Namun harus ditekankan, meski statusnya sekarang tinggi, ia tetap tak berani mengungkapkan hal ini secara terbuka di hadapan publik.
Sengaja membunuh peliharaan magis pendeta di Kerajaan Bimeng setara dengan tindak pidana pembunuhan.
Sebenarnya bukan hanya pendeta. Para ksatria juga memperlakukan tunggangan mereka seperti nyawa sendiri; Liu Zhenhan mendapatkan 100.000 botol "Pirang Platinum" dari bangsa laut dunia iblis, namun yang benar-benar digunakan untuk memutasi tunggangan Oushou hanya 30.000 serigala mount - Ini pun baru bisa dilakukan karena kavaleri Wolff bersikeras mati-matian. Dalam kondisi normal, baik pendeta maupun ksatria pasti menolak keras memperlakukan peliharaan atau tunggangan mereka dengan perlakuan tidak manusiawi.
Lagu Perang Pembunuh Peliharaan yang diciptakan Leksa jelas-jelas menjadikan binatang perang sebagai bom bunuh diri. Hal ini bagaimanapun sulit diterima oleh seorang pendeta resmi.
“Tak terpikirkan manusia memiliki sihir dekaden, kami Pendeta juga memiliki lagu perang dekaden!” Liu Zhenhan berkata dengan tegas kepada Utusan Dubin Baretti: “Tampaknya Kuil mendirikan Inkuisisi Bid'ah dan melarang penciptaan lagu perang sendiri sepenuhnya perlu!”
“Yang Mulia, saya tidak setuju dengan pendapat Anda! Monster juga memiliki kebijaksanaan, ketika menerima panggilan padang belantara, mereka berhak menerima maupun menolak menjadi 'pembunuh piaraan'. Pendeta sekuat apapun tak bisa memaksa pilihan mereka! Selama monster rela menjadi pembunuh piaraan, meski suatu hari situasi genting sehingga Beastmaster harus mengorbankan nyawa piaraan untuk memanggil 'Kilat Berantai Nebula', tak akan terkena 'Kutukan Ritual Darah'! Ini berbeda dengan sengaja mengirim piaraan perang bunuh diri!” Utusan Dubin mengangkat tangan: “Saya tahu Yang Mulia akan berkata begitu, tapi hubungan emosional Beastmaster Dubin dengan piaraan perang tak kalah dalam daripada kalian Pendeta Bimon! Anda tak bisa sembarangan menilai Beastmaster Dubin sebagai sampah yang mengabaikan piaraan hanya karena lagu perang ini!
Faktanya, sepanjang sejarah banyak Beastmaster Dubin yang lebih memilih gugur sendiri di medan perang daripada menyuruh piaraan pembunuh melepaskan 'Kilat Berantai Nebula'! Piaraan dan Beastmaster, kedua pihak siap mati untuk satu sama lain kapan saja – inilah representasi persahabatan manusia-binatang paling agung!
"Kami mewariskan lagu perang ini turun-temurun, sebenarnya bukan untuk 'Kilat Berantai Nebula', melainkan untuk 'Perisai Kilat' yang dianugerahkan permanen! Perisai ini biasanya tersembunyi, saat perang bisa diaktifkan sesuai keinginan. Meski hancur, dalam sehari bisa pulih kembali. Selama inang tidak mati, perisai takkan lenyap. Sangat cocok untuk melindungi orang tercinta."
Lao Liu terdiam sejenak. Benar, pendeta memanggil binatang perang tidak seperti sihir panggilan yang bersifat memaksa. Jika peliharaan magis rela menjadi Dong Cunrui versi monster, hak apa orang lain untuk mencela?
"Fakta yang telah terjadi cukup membuktikan pembelaanku! Dulu yang dianugerahi 'Perisai Kilat' oleh Yang Mulia Leksa adalah pahlawan Aragorn, sedangkan 'pembunuh peliharaan' adalah Lide." Utusan Dubin tidak mempermasalahkan prasangka sombong Lao Liu. Dia memahami mengapa imam Bemon membenci lagu pembunuh peliharaan. Selain ikatan emosional antara imam dengan peliharaan magis, arsip rahasia Istana Dubin menyimpan catatan lain.
“Lagu perang jatuh seperti ini juga bisa memanggil binatang perang pembunuh, seberapa hebat kemampuan komunikasi pendeta ini? Ini jelas-jelas membuat binatang peliharaan menggantikan pendeta mati di saat genting!” Liu Zhenhan bingung apakah ini menunjukkan keagungan pengaruh kemanusiaan, atau membuktikan beberapa monster memang terlalu polos dan keras kepala: "Status binatang perang yang begitu jelas dan berbahaya, mengapa ada monster yang mau menerima? Jancuk, kalau benar ada rejeki begini, di era Hyjal seribu tahun lalu, mengapa pendeta rubah yang bertugas di barisan belakang justru..."
"Tunggu sebentar!" Utusan Medusa yang telah lama menyimak sambil memiringkan kepala tiba-tiba mengangkat kepala tajam, sorot matanya yang ganas tertuju pada Duta Besi Baresi: "Duta Besi Baresi, apakah 'Leksa' yang kau sebutkan terus menerus itu mengacu pada inkarnasi Dewa Perang yang membawa beruang Misa, landak Lide, dan Medusa?"
Hati Liu Zhenhan berdeg kencang. Para Medusa ini ternyata bukan idiot. Meski ia terus memilih kata-kata yang kurang sensitif, mereka tetap bisa menangkap keanehan dalam ucapan.
"Yang Mulia Leksa adalah keturunan campur raksasa dan Bimon, beliau adalah Raja Tiga Binatang Perang." Duta Besi Baresi tahu ada kesalahan sejarah dalam catatan Bimon, tapi dia tidak ingin menimbulkan masalah. Di saat yang sama, dia juga tidak ingin mengubah fakta yang sebenarnya.
“Jangan main kucing-kucingan denganku! Apa itu Raja Binatang, bukankah itu sebutan untuk pendeta? Pendeta dengan tiga hewan peliharaan Leksa? Hmph... Sejarah pernah mencatat beberapa pendeta bertiga hewan...” Ekspresi wajah Tuan Trier berubah suram: “Tuan Baretti, Anda pasti tahu pertanyaan saya sebenarnya kan? Apa itu 'Ular Hijau Penjaga Bahasa'? Apa itu 'Landak Pembunuh Hewan Peliharaan' atau 'Beruang Besar Hewan Magis'? Berani sekali kalian menyebarkan rumor seperti ini di hadapanku?”
Saat mengucapkan ini, sorot mata Medusa yang garang itu beralih ke Lao Liu.
Liu Zhenhan awalnya ingin menengahi, namun melihat situasi ini, ia malah menyilangkan lengan dan menyeringai sinis memandangi kaum bangsawan ular itu.
Raksasa Typhoon dan Kurcaci Kapak-Perisai di lembah lava mulai merasakan sesuatu yang tidak beres. Bunyi "cring-cring" palu menempa tiba-tiba terhenti. Meski sang bos tidak membawa pengawal ke dunia bawah tanah, bukankah Api Neraka dan Dui'jal adalah prajurit sejati? Banyak tangan kuat melemparkan palu dan penjepit besi, diam-diam meraih sarung tangan magnetik dari "Meriam Perang Kapak" atau "Menara Mercu Badai Magnet".
Utusan Kerajaan Dubin melirik Lao Liu dengan tatapan bertanya.
“Para Raksasa Voodoo masing-masing berpostur lantang, otot-otot berpelat. Medusa hanya memiliki beberapa pengawal ular piton yang tegap. Utusan Dobin tentu tidak takut dengan ancaman halus Sir Terry yang tingginya belum mencapai dada gerbang meriamnya. Dia hanya tidak ingin berkelahi di sini, karena pertarungan besar pasti akan menyakiti kehormatan negara.”
“Banyak Bimon di dalam negeri juga tidak mengakui sejarah panjang ini, tapi di sini aku punya saksi manusia dan bukti materi. Jika Duta Besar Terry ingin melihat, aku jamin akan memperlihatkan semuanya.” Liu Zhenhan mengangkat alis ke arah Sir Terry: “Anda juga bisa memilih tidak percaya, tidak mendengar, atau tidak melihat. Aku mengizinkan kebebasan memilih.”
“Masih pantaskah kau menjadi juru bicara Dewata? Kau... kau... berani membiarkan fitnah seperti ini...” Sir Terry dipenuhi kepahitan, sisik di bagian bawah tubuhnya tegak semua hampir merobek pakaian, sesak napas hingga tak bisa bicara.
“Kurang ajar!” Liu Zhenhan menggertak: “Bahkan raja Medusa Bonaparte pun hanya layak menjadi pelayanku! Kau bangsawan rendahan berani meragukan otoritas Utusan Dewa? Segera minta maaf padaku!”
“Tidak!” Utusan Medusa bersikukuh, soket matanya berkaca-kaca. Dia tahu keras kepala ini mungkin membuatnya tak lagi melihat matahari besok, tapi dia tak bisa menyerah. Medusa sudah kehilangan kehormatan, jika akar budaya pun hilang, maka semuanya akan sirna.
“Kau tidak ingin keluar dari sini hidup-hidup?” Liu Zhenhan menggerakkan tangannya dengan santai, delapan orang banteng yang seluruh tubuhnya diselimuti hawa dingin mencekam dan dihiasi kristal es bermunculan dari kabut tipis yang samar.
Api biru bawah tanah yang sebelumnya menyembur deras tiba-tiba goyah dan meredup. Pandangan Liu Zhenhan bahkan lebih membekukan daripada delapan Pengawal Banteng Es yang dingin tak berperasaan.
Bukan hanya para Medusa yang gemetar, bahkan termasuk utusan Dubin yang tidak terkait, semua tamu duta besar terpaku oleh Shaman Divine Comedy yang semakin terkenal kejam ini.
Sorot mata yang memancar dari bola mata berkilau perak itu bagaikan pedang tajam 'Frostmourne' yang diambil dari aliran gletser Tanggula yang tak pernah mencair selama ribuan tahun. Sekilas pandang saja sudah membuat penglihatan gemetar sakit.
Puluhan Raksasa Typhoon sekuat bukit dengan kulit retak-retak menyemburkan api dari tubuhnya. Tangan mereka entah sedang membekukan meteor merah menyala yang meneteskan magma, atau menggenggam berbagai senjata; para Kurcaci Kapak-Perisai telah membuka sayap perisai seperti kerang dan terbang ke udara. Meski serangan kapak perang oksigen-ledakan mereka ke darat akan diserap tanah, dengan kekuatan lengan mereka yang dahsyat, bahkan lemparan kapak batu pun bisa membunuh seekor gajah.
Tanah mulai bergetar halus. Di dalam tong raksasa untuk proses quenching, riak air perlahan menyebar membentuk lingkaran-lingkaran di permukaan.
Pasukan penunggang serigala yang menyapu seperti angin, bagai gelombang yang terbelah miring, menerobos masuk ke lembah dari mulut gunung berapi. Kilatan pedang yang terhunus memantulkan cahaya merah matahari kecil bawah tanah, bergegas memantul di setiap wajah utusan.
Utusan Dubin saling pandang dalam kepanikan, bingung harus berbuat apa.
Medusa secara refleks membentuk formasi berpunggungan, otot-otot menegang, tangan menggenggam senjata secara longgar.
Serigala mount memiliki bantalan kaki tebal yang biasanya membuatnya sunyi saat berlari. Tapi penunggang serigala di depan mata mengendarai monster garang qingyise. Makhluk-makhluk ini diselimuti lapisan garam tebal hingga ke kaki berkuku, menginjak tanah dengan mantap.
Mereka memiliki gigi gergaji raksasa yang menjorok keluar bibir. Kepala bagaikan helm tulang berduri, hanya mata hijau seperti bola lampu yang masih mengingatkan: inilah serigala mount yang menjelajah hutan tanah asin, sahabat setia Ksatria Wolff.
Lebih dari lima ratus penunggang serigala berotot mengacungkan pedang perang yang mampu membelah besi. Dengan gerakan melingkar besar, mereka mengepung semua utusan di pusat formasi.
“Yang Mulia Teri putus asa. Dari kendaraan tunggangan Ksatria Wolff ini, dia merasakan gelombang elemen penuh kekerasan – ternyata mereka adalah Ksatria Monster! Tak terbayangkan, kerajaan Bimon kini telah berkembang pesat hingga mampu menyembunyikan lebih dari lima ratus Ksatria Monster!”
“Kematian takkan mengintimidasi Pendeta!” Utusan Medusa itu membelalakkan matanya, memandang penuh kebencian ke arah Lao Liu yang berada sangat dekat. Teriakan ini secara tak sengaja mengungkap status rahasianya, meski sekarang hal itu sudah tak relevan lagi.
Saat Lencana Hibernasi diayunkan dengan gesit di udara, seekor "Beruang Ganas Cepat-Lambat" setinggi empat meter muncul dari tanah. Surai tebalnya langsung berdiri meronta karena merasakan permusuhan, mata merah haus darahnya mengintai Lao Liu, sementara tenggorokannya mengeluarkan raungan rendah yang penuh wibawa.
“Peliharaan Magis yang langka!” Mata Liu Zhenhan berbinar. “Beruang Cepat-Lambat” telah punah dari Aiqin. Beruang magis tingkat tinggi ini termasuk monster penguatan yang sangat langka, mampu menggunakan "Belenggu Angin" untuk memperlambat target sebekicot, atau "Kecepatan Angin" untuk mempercepat diri/target secepat kilat – karena itu dijuluki "Cepat-Lambat".
Suara belum selesai, Lao Liu membalikkan tangan dan mencengkeram kekosongan. Perlahan, seekor ular kaca transparan mulai memutih dari udara. Seiring bertambahnya tenaga Lao Liu, ular sebesar lengan ini berubah dari keadaan menyamar menjadi wujud aslinya - ular kembang bermahkota tanduk ganda yang penuh warna.
Meski tujuh inci vitalnya terjepit jari-jari sekuat baja, ular kembang yang cantik ini masih menegakkan kepala dan menyemburkan kilat berbentuk Z ala Zorro, menghantam keras dada Lao Liu.
Sayangnya kilat-Z ini kurang mematikan. Hanya menghasilkan dentuman aneh seperti gong raksasa, menyambar bulu dada keemasan yang kokoh hingga beterbangan dan jatuh berdentang.
Bersamaan itu, Beruang ganas yang telah dianugerahi "Kelincahan Angin" menerjang ke depan Lao Liu. Sebelum cakar tujuh inci-nya sempat menggaruk, tubuhnya sudah terlempar seperti karung gandum.
Liu Zhenhan tertawa, Raksasa Typhoon dan Kurcaci Kapak-Perisai juga tertawa.
Ksatria Wolff memandang para utusan Medusa yang gemetar itu dengan tatapan sinis plus iba. Kalau bos tidak memberi isyarat berhenti, mana mungkin kalian masih hidup? Lima ratus serigala garam mutasi dengan tembakan massal sekali saja sudah cukup untuk menghabisi kalian!
“Hanya dengan siluman kecil ini berani menyergapku?” Liu Zhenhan mencabut lidah ular merah berbintik yang terus menjulur seperti mencabut bawang putih: “Sudahlah, aku tak mau berdebat. Jika benar-benar ingin mati, coba lagi!”
Utusan Medusa meneteskan air mata kepedihan. Beruang ganas pingsan, ular listrik dicabut lidahnya, amarah di matanya hampir menyamai sungai lava di luar lembah. Tapi dia tak berani bertindak gegabah lagi. Shaman Divine Comedy mungkin memaafkan kelancangannya sekali, tak mungkin memberi kesempatan kedua. Percobaan nekat tadi telah menghancurkan seluruh teknik bertarungnya.
Terlihat jelas juru bicara Dewata tidak benar-benar ingin membunuhnya.
“Jangan lupa, masa depan negara ada di tanganmu!” Liu Zhenhan merentangkan ular berbintik seolah akan menyobeknya: “Sebagai utusan negara, jangan campurkan emosi pribadi dalam urusan resmi! Untuk pelajaran, ular ini jadi kurban atas penghinaanmu padaku!”
“Jangan!” Yang Mulia Teri berteriak. "Ular Kilat Cepat Berbintik Indah" ini adalah harta karunnya, memiliki gigi beracun lima langkah dan sihir kilat mematikan. Utusan Medusa pernah memburu banyak musuh rumit dengannya.
“Sudah tahu salah?”
“Tahu...”
“Bagus. Katakan, makhluk apa ini? Kenapa bisa siluman? Jangan bilang ini bukan peliharaan magismu!”
“Ini peliharaanku, tolong... tolong Yang Mulia kembalikan dulu...” Terry menyesal. Dia tidak sepolos Suku Dubin, jika bukan karena berita mengejutkan tadi yang membuatnya linglung, pasti takkan membocorkan kekuatan sejati Pendeta Medusa. Sekarang sudah terlambat menyembunyikannya, Sang Shaman di depannya terlalu cerdik.
“Jancuk!” Lao Liu menghantam ular belang itu ke wajah Terry sambil memaki: “Kau telur model licik! Binatang Luo Sha berbelatung sampai ke sumsum! Sudah punya Lagu Perang Panggilan baru tapi pura-pura bodoh! Untuk apa kau sembunyikan? Sial! Apa kami Bimon takut belajar lagu Medusa? Jancuk! Sekalipun kau sujud minta kami belajar, kami tak mau!”
Melihat Terry tak menghindar meski sudah beberapa kali dipukul dengan wajah penuh keteguhan menghadapi maut, Lao Liu melemparkan kembali ular itu: “Bilang! Ini benda apa?!”
“Peliharaan Tersembunyi.” Yang Mulia Terry membungkuk mengangkat ular belang yang ketakutan, menghindari pandangan Lao Liu sambil berkata dengan bibir gemetar: “Ini Lagu Spiritual ciptaan Pendeta Agung Keke seribu tahun lalu, bisa memanggil monster atau hewan dalam status tak kasat mata...”
“Licik dan kejam sekali Peliharaan Tersembunyi ini...” Utusan Dubin Bareksi bergumam tak berarti di samping.
"Lagu Spiritual tidak hanya berpengaruh pada peliharaan, apa efek lingkaran cahaya pada manusia? Apakah menciptakan pengawal pelindung yang terus-menerus transparan? Atau memberi sihir transparansi massal pada prajurit?" Liu Zhenhan menyipitkan mata sambil memandang sekeliling, merasakan kehadiran beberapa peliharaan tersembunyi di sekitar pendeta Medusa, tapi sama sekali tak ada manusia transparan. Menurutnya, jika benda transparan tak terdeteksi persepsi spiritualnya, bisa jadi berada lebih dari lima ratus yard, atau tak ada kemungkinan sama sekali.
"Efek Nyanyian Perang Peliharaan Tersembunyi pada manusia adalah penganugerahan massal 'Mata Kebenaran' yang bisa menembus siluman, bukan penciptaan pengawal transparan atau penyamaran massal prajurit - bahkan sihir pun tak sanggup melakukannya." Kata Terry sambil menundukkan kelopak mata: "Tapi efek lingkaran cahaya ini pada manusia juga merupakan jenis baru dalam Nyanyian Perang Bangsa Behemu, inovasi pertama sejak pembelahan langit-bumi."
"Raja Binatang Dubin punya tiga peliharaan: peliharaan magis, peliharaan pembunuh, dan peliharaan bicara. Apakah kalian Medusa hanya punya dua: peliharaan magis dan peliharaan tersembunyi? Tak mungkin, kalian kan ras penghasil pendeta produktif. Wajar saja dalam ribuan tahun muncul dua bakat. Peliharaan lain mana, jelaskan semuanya..."
"Aku bersumpah pada Dewa Perang, kami Medusa hanya punya dua peliharaan: magis dan tersembunyi!"
“Benarkah?” Liu Zhenhan sekarang sama sekali tidak percaya pada para Medusa ini. Orang ini bukan hanya licik, tadi diam-diam mengulur waktu di sini. Jika tidak waspada, bukankah dalam kerja sama ritual tiga pihak ke depan, keuntungan terbesar akan direbut oleh mereka?
“Memang benar.” Begitu kata Terry selesai, beberapa Pendeta Medusa lainnya dengan malu-malu maju dan bersumpah kepada Lao Liu bahwa perkataan Duta Besar itu benar. Namun karena sebelumnya mereka sudah punya catatan penipuan dengan berpura-pura tuli dan menunggu keuntungan, baik Lao Liu maupun Suku Dubin tidak dapat lagi mempercayai kaum ular ini.
"Yang Mulia, Anda juga adalah Pendeta Legendaris yang menciptakan lagu perang komunikasi arwah salinan sendiri. Menurut Anda, apakah mudah menciptakan lagu perang salinan baru? Mana mungkin tiba-tiba muncul beberapa lagu perang panggil peliharaan baru? Apalagi seribu tahun lalu, kami juga pernah menetapkan lagu perang ciptaan sendiri sebagai bid'ah! Jika bukan karena kebijaksanaan Pendeta Keke yang mengubah sejarah ini, mungkin sampai sekarang kita tidak akan punya satu pun lagu perang panggil peliharaan baru..." Tuan Terry menggunakan taktik pasukan yang tertekan, berusaha menyentuh dengan emosi dan logika. Ia merasa Shaman Divine Comedy sedang bersiap melepaskan diri dari aliansi Medusa dan Suku Dubin. Mengingat misi perjalanannya dan peluang yang terhampar, jika membiarkan kesempatan mengubah sejarah ini berlalu, ia sendiri tidak akan memaafkan dirinya - kesempatan macam apa ini? Ini adalah peluang yang jauh lebih besar dari yang pernah dibayangkan! Ini adalah anugerah langit yang memungkinkan Pendeta Medusa memiliki enam binatang perang utama di masa depan: peliharaan magis, peliharaan tumbuhan, hewan liar, pembunuh, penutur, dan penyamun!
"Oh? Kalian juga pernah menetapkan lagu perang ciptaan sendiri sebagai bid'ah? Haha, tradisi bangsa Bimon ini benar-benar terpelihara dengan baik." Liu Zhenhan tertawa dengan getir: "Coba jelaskan, bahasa induk apa sebenarnya yang digunakan dalam lagu perang kalian."
“Yang Mulia Leksa menciptakan tiga lagu perang baru sepanjang hidupnya, yaitu Shichong Tongling, Yuchong Tongling, dan 'Lagu Ruang Tiga Dimensi', semuanya menggunakan bahasa raksasa.” Utusan Dubin Barexi tersenyum malu-malu kepada Lao Liu: "Mungkin Yang Mulia selalu heran mengapa negara kami dan Bimon memiliki hubungan yang begitu dalam namun tak pernah mengunjungi. Inti dari inti permasalahannya adalah karena dulu Yang Mulia Leksa pernah menyaksikan nasib Pendeta bid'ah, juga mengalami perlakuan tidak adil di Kuil Bimon hingga nyaris kehilangan nyawa! Beliau meninggalkan nasihat untuk kami: jangan sampai Bimon mengetahui penciptaan lagu perang independen ini, jika tidak pasukan Bimon pasti akan menggilas kami menjadi tepung halus."
"Kebijaksanaannya mampu menerangi malam abadi. Di era kejayaan Kekaisaran Bimeng, tiga lagu perang ciptaan Leksa sendiri cukup membuat bangsa raksasa kalian hampir punah." Liu Zhenhan harus mengakui fakta ini, akhirnya memahami mengapa dulu Leksa tidak pernah akur dengan Bimon: "Sekarang lingkungan akademis kami telah membuka ruang kebebasan. Singkatnya, inovasi adalah dasar kemajuan. Kami memang tidak seharusnya terus membatasi diri dalam lagu perang dan menghabiskan warisan. Apa itu 'Lagu Ruang Tiga Dimensi' yang Tuan sebutkan tadi? Apakah untuk membuat lencana peliharaan?"
"Benar, lencana elang kami memiliki tiga ruang. Dapat menyimpan tiga binatang perang utama: bahasa, pembunuh, dan sihir." Utusan Dubin menegakkan dada dengan bangga: "Yang Mulia, jika bukan karena Yang Mulia Kaka mengirim rekaman Divi pertempuran Kota Wei ke Kerajaan Dubin, kami orang Dubin takkan mungkin tahu bahwa para Imam Bemon kini sudah mulai menciptakan lagu perang sendiri dan mencapai prestasi gemilang! Tanpa pengetahuan ini, mungkin kami tidak akan berani datang ke Kerajaan Bimeng! Sebenarnya sebelum Yang Mulia berbicara, saya sudah ingin membahas pertukaran pengetahuan tentang lagu perang baru. Kami tahu lagu perang baru kami tidak sebanyak Bimon, jadi kami bisa ganti dengan uang. Tapi tolong janji akan menyetujui ini, demi nyawa tiga binatang perang yang dipersembahkan Yang Mulia Leksa untuk Bimon dulu..."
"Tak perlu ganti dengan uang. Dari dirimu, aku melihat ketulusan dan kejujuran orang Dubin, itu sudah merupakan kekayaan terbesar." Liu Zhenhan melihat lambang Medusa-nya, hatinya terasa perih. Ini bagaimana, raksasa sudah pakai lencana tiga ruang, sementara imam Bemon asli masih pakai teleskop tua kuno yang sudah ketinggalan zaman.
"Bagaimana dengan kami? Kami juga Bimon! Kami juga mau bertukar!" Tuan Terry bertanya buru-buru.
“Kami bangsa Dubin tidak ingin berteman dengan orang seperti Anda, Tuan Terry!” Utusan Dubin tanpa basa-basi mempermalukan Terry, lalu memandang tajam ke Lao Liu: “Yang Mulia, aku tidak peduli apakah Anda akhirnya akan berdamai dengan kaum ular ini. Tapi aku harap lagu perang baru warisan Yang Mulia Leksa jangan sampai jatuh ke tangan mereka!”
“Aku menghargai hak cipta kalian dan bersedia memenuhi permintaanmu.” Liu Zhenhan mengangguk pada utusan Dubin, matanya menyipit menatap Terry: “Duta Medusa, karena Anda bilang kita sama-sama Bemon, aku tak akan menuntut terlalu banyak. Inilah bedaku dengan kalian, harap diingat – jangan selalu curiga pada saudara sebangsa sendiri seperti menghadapi pencuri! Meski kalian hanya punya satu lagu perang baru, aku akan mengajarkan semua lagu perang ciptaan Bemon secara gratis pada semua Pendeta Medusa yang ingin belajar.”
Duta Terry menundukkan kepala tanpa bicara. Kesempatan terakhir yang berhasil diraihnya membuat seluruh tubuhnya terasa ringan.
Soal ucapan bangsa Dubin, dia anggap seperti angin lalu. Dengan selalu bersama setiap hari, mana mungkin Pendeta Medusa tidak bisa mempelajari tiga lagu perang itu?
Tapi bahasa raksasa memang cukup sulit... Meski memiliki warisan pendeta yang gemilang dan kebijaksanaan pencerahan, tak satu pun Pendeta Bemon di tempat ini yang bisa menemukan tata bahasa dan retorika terkait makhluk tingkat rendah seperti raksasa dalam ingatan mereka.
"Jangan salahkan aku kalau tidak memberitahu sebelumnya. Lagu perang lingkaran cahaya 'Serangan Kuat' dan 'Kesepian' yang diciptakan Tuan Mourinho dan Adipati Tua Brückner, mengandung banyak campuran bahasa Elf. Lagu Spiritual untuk hewan liar ciptaan Tuan Tevis menggunakan bahasa Benua Sutra sebagai dasar." Liu Zhenhan mendinginkan semangat kedua kelompok yang sedang bersemangat ini: "Tiga lagu perang ciptaan Yang Mulia Leksa menggunakan bahasa raksasa, bahasa yang sangat langka. Medusa tentu saja tidak perlu disebutkan - lagu perang ciptaan mereka pasti dialek suku ular tersulit di dunia! Untuk mempelajari begitu banyak lagu panggil hewan dan lagu perang baru ini, baik Bimon, Dubin, maupun Medusa, harus memiliki tekad baja dan siap berjuang lama, maju bersama melalui pembelajaran timbal balik!"
"Dalam hal ketekunan belajar, para Pendeta Medusa kami tidak akan kalah dari siapapun!" Tuan Terry tak bisa menyembunyikan kesombongannya. Dialek suku ular menggunakan desisan lidah yang keluar dari bibir, skala nadanya biasa saja, namun cara pengucapannya sangat sulit ditiru manusia normal, layak disebut salah satu bahasa tersulit di dunia.
"Kami orang Dubin juga sama!" Baretti membungkuk hormat.
Apakah keturunan campur Bimon mudah melahirkan bakat? Leksa begitu, Rundstedt juga begitu. Liu Zhenhan merenung dalam hati, pikirannya melayang jauh sampai tertarik kembali oleh tawa tak terkendali para Medusa.
Sekumpulan orang bodoh. Lao Liu menatap para anggota suku ular yang sedang bersorak gembira seolah-olah sudah mendapatkan Lagu Perang Enam Hewan Peliharaan, dalam hati mengejek. Tunggu saja sampai kalian berhasil menguasai lagu-lagu perang ini, Feilengcui mungkin sudah dipenuhi Pendeta Enam Hewan Peliharaan di mana-mana!
Asalkan Helen memakai "Siput Peniru Ucapan", lagu perang apa yang tidak bisa dia nyanyikan ulang langsung di tempat?
Bagi seorang Pendeta berbakat yang mengalami Evolusi Alami Tarian Perang, selama dia bisa menyanyikan lagu perang dengan benar, Tarian Perang akan secara alami terwujud bersamaan!
Lagu Perang Hewan Tersembunyi dalam dialek Suku Ular, Lagu Perang Hewan Liar dalam dialek Negeri Sutra, Lagu Perang Pembunuh Hewan dan Lagu Perang Bahasa dalam dialek raksasa, bahkan Lagu Ruang Tiga Dimensi - semuanya sangat sulit dipelajari bahkan oleh Pendeta tinggi sekalipun dalam waktu singkat, apalagi disebarkan ke Pendeta biasa. Tapi bagaimana dengan Tarian Perang?
Apakah Tarian Perang yang hanya terdiri dari gerakan tarian tanpa skala nada misterius masih tidak bisa disebarkan ke Pendeta biasa?
Bab 663: Kembalinya Gunung Suci Hyjal
Kabar tentang lima salinan Komunikasi Arwah dan "Lagu Ruang Tiga Dimensi" menimbulkan gempa kecil di seluruh Kerajaan Bimeng.
Sebagai satu-satunya bendera Dewata Kampas saat ini, Liu Zhenhan menghadiri pertemuan meja bundar darurat yang diselenggarakan Senat. Ia menyampaikan secara sistematis kepada seluruh struktur kepemimpinan tentang prestasi gemilang Suku Dubin dan Medusa Bonaparte dalam lagu perang. Berdasarkan contoh ini, ia merevisi regulasi Inkuisisi selama ribuan tahun yang mengklasifikasikan "lagu perang ciptaan sendiri" sebagai bid'ah. Liu juga mengajukan rehabilitasi dan pemulihan reputasi banyak pendeta dalam sejarah yang dieksekusi di tiang pembakaran, seperti keluarga genius Ayam dari Klan Penguasa Nyanyian Dunia.
Operasi besar dan reformasi terhadap sejarah panjang serta tradisi semacam ini tidak akan berjalan mulus jika Pendeta Tertinggi Bulat Yang Mulia masih berkuasa. Dalam beberapa aspek, Bimon patut berterima kasih kepada Bangsa Laut. Tanpa serangan mengejutkan Menara Besi Ai Wei'er dari laut, Bimon tidak akan memiliki pemimpin agama berlevel pahlawan berhati baja.
Namun Lao Liu menolak proposal Senat tentang pembubaran atau penggabungan Inkuisisi yang terkenal buruk. "Segala sesuatu tidak boleh berlebihan," katanya. "Inkuisisi hanyalah unit penegak hukum yang secara intrinsik tidak bersalah. Kita tidak bisa mengalihkan semua tanggung jawab ke algojo." Terlebih lagi, lagu perang ciptaan sendiri juga memerlukan pengawasan. Misalnya efek mengerikan dari "Lagu Perang Pembunuh Hewan Piaraan" akan membangkitkan kewaspadaan setiap pendeta dengan warisan baik. Jika disalahgunakan oleh oknum tidak bertanggung jawab, dampak sosialnya akan melebihi kerusakan akibat sihir dekaden manusia.
Mulai malam ini, imam Bemon secara resmi membagi wilayah kekuasaan. Istana Musim Panas, pasukan, dan Kuil berdiri sebagai tiga pilar utama. Kebiasaan buruk klan besar dalam memelihara dan merekrut pendeta dilarang keras. Semua perlengkapan, dana, dan subsidi untuk pendeta disediakan oleh Istana Musim Panas Dewa Perang. Lokasi ujian ditetapkan di empat area: gunung bersalju, hutan, bawah tanah, dan gurun. Prosedur verifikasi memiliki arsip khusus, melarang keras penyalahgunaan nama "ujian" untuk mengirim pendeta ke misi bunuh diri guna menyingkirkan lawan politik.
Dalam penugasan fungsi, setiap Imam Perang wajib bertugas di militer minimal satu tahun. Pasukan memiliki hak prioritas memilih pendeta muda, sedangkan Shaman tingkat tinggi dengan tongkat di atas level tertentu dikelola Kuil. Istana Musim Panas khusus meneliti dan mengembangkan lagu perang baru, menyelenggarakan pelatihan keterampilan Tarian Perang, kerja tim, dan taktik tempur di Akademi Pendeta Cambridge. Unit khusus "Pendeta Khimera" sebagai satuan tempur berat juga berada di bawahnya - sebelumnya para jenderal Departemen Militer sempat mengusulkan agar semua Pendeta Kuil mengganti peliharaan magis mereka dengan khimera berat untuk memaksimalkan daya penghancur di medan perang.
Namun para pendeta yang hadir dalam rapat menolak proposal ini secara bulat. Setiap peliharaan magis memiliki fungsi berbeda. Masalah selalu ada pada pendeta yang tidak kompeten, bukan pada peliharaannya. Memproduksi massal khimera peralatan seragam bagai jalur perakitan sama saja menghancurkan kreativitas para pendeta.
Namun kekuatan khimera berat yang tangguh adalah fakta yang tak terbantahkan. Hasil akhir dari konsultasi adalah penambahan jabatan khusus "Pendeta Khimera" dalam struktur pendeta; Selain itu, pendeta dilarang sengaja memanggil monster bertipe zirah pelindung untuk dimodifikasi menjadi khimera berat dengan kekuatan formasi perang.
Populasi manusia gua bawah tanah di dunia bawah tanah yang mencapai ratusan juta jiwa secara resmi diakui Kerajaan Bimeng sebagai rakyat asing. Di dunia yang saat ini mengandalkan jumlah populasi untuk jadi raja sewenang-wenang, kuantitas besar manusia gua berarti Bimeng memiliki basis cadangan talenta pendeta dan penyihir di masa depan.
Sebagai imbalan atas kontribusi besar Raja Monster Dubin, Kuil menciptakan jabatan baru "Shaman Kehormatan Dewa Perang" untuk semua Raja Monster Dubin. Selain itu, Shaman Divine Comedy membantu Kuil Utama Kampas di Kerajaan Dubin mendapatkan lingkaran cahaya Divine Comedy sebagai manifestasi kemuliaan dewa - ini adalah kehormatan tertinggi yang diidamkan para Raja Monster Dubin. Kuil utama mereka yang megah sejak zaman kuno belum pernah memiliki lingkaran cahaya Divine Comedy karena tidak melalui perang, situasi yang memalukan bagi rohaniwan.
Patut dicatat, meski mengakui bantuan persahabatan Kerajaan Dubin, semua elit Bimeng dengan sengaja mengabaikan masalah Leksa.
Idola spiritual yang dibangun selama ribuan tahun dalam etnis, jangankan Raja Bimon dan anggota senior dewan tua, bahkan Liu Zhenhan yang hanya memandang agama sebagai filsafat tingkat tinggi pun tak tega dan berani menggulingkannya dengan mudah.
Apalagi sumpah Leksa di padang belantara ribuan tahun silam, hingga kini tetap terpenuhi dengan sempurna. Suku Dubin memang memberikan bantuan saat genting bagi Bimon. Dalam hubungan diplomatik penuh kepalsuan antarnegara saat ini, tindakan Kerajaan Dubin termasuk langka dalam hal keluhuran budi. Siapa berani menyebut keturunan campur ogre dan manusia serigala itu tidak memiliki kearifan visioner? Bukankah mereka inkarnasi Dewa Perang?
Dalam menangani kasus Bonaparte Medusa, terjadi perbedaan pendapat besar di internal Kerajaan.
Liu Zhenhan tidak menyembunyikan sikap kecurigaan berlebihan Bonaparte Medusa yang kini selalu waspada terhadap Bimon. Ini mungkin karakteristik semua pengkhianat: kesombongan untuk membungkus muka, rasa inferior yang mengisi jiwa, pikiran licik nan hati-hati, penuh sikap picik dan kelicikan ala petani, dengan nilai eksistensi yang selalu egois. Secara harfiah, Medusa seperti ini sudah tak layak disebut Bimon lagi.
"Jika Pendeta kita tidak mengembangkan tiga hewan peliharaan, para Medusa ini pasti tidak akan kembali membantu." Dengan adanya referensi, para tetua berpengalaman yang sebelumnya kesal dengan Klan Angsa kini menemukan kelebihan Smail: "Lihatlah betapa teguhnya suku Bordir! Setelah memilih berpisah, mereka sama sekali tidak mengambil keuntungan dari Kerajaan, malah berkontribusi secara gratis! Kita tidak perlu pengkhianat Medusa ini. Dalam arti tertentu, mereka bahkan lebih buruk dari Warronbal!"
"Satu kali pengkhianatan akan memicu yang kedua! Para pengecut Medusa yang sudah mempelajari lagu perang panggilan hewan kita, pasti akan kabur lagi seperti minyak di telapak kaki!" Bangsawan suku air dengan sejarah panjang seperti keluarga buaya Cardiel yang menderita kerugian terbesar dalam Perang Darat-Laut sebelumnya, semakin tidak bisa memaafkan mantan kepala suku turun-temurun.
"Medusa hanya menciptakan satu lagu perang penyembunyian hewan. Bahkan tanpa mereka, Pendeta lima hewan kita tetap kuat. Untuk apa memaksakan kerja sama dengan pengkhianat ini demi Pendeta enam hewan?" Bahkan Raja Sal yang biasanya mementingkan kepentingan umum menolak kerja sama: "Kebencian terhadap pengkhianat adalah satu alasan, yang lebih penting - jika kita membantu para pengkhianat penipu kosong ini, bukankah kita sedang menambahkan kekuatan bagi keangkuhan mereka?"
"Sekarang merangkul Medusa bukanlah kompromi, melainkan taktik politik yang perlu! Kita harus menyatukan semua kekuatan yang bisa disatukan sekarang, tidak boleh bertindak emosional dan menolak sekutu yang sebenarnya bisa direkrut!" Shaman Divine Comedy menyampaikan pidato penutup di meja bundar dengan retorika politikus paling berpengalaman: "Perhitungan setelah panen perhitungan setelah panen, setidaknya itu harus menunggu sampai setelah panen baru dihitung bukan? Sekarang bahkan musim dingin belum berlalu!"
Karakter Bimon sangat jujur dan tegas. Bahkan di tengah situasi pertahanan negara yang genting ini, mayoritas bangsawan tinggi tidak setuju untuk menerima bantuan bersyarat dari pengkhianat ya tidak setuju, sekalipun dibujuk oleh Shaman Divine Comedy tetap tak berguna.
Akhirnya resolusi ini nyaris lolos, karena Shaman Divine Comedy mengucapkan ancaman berdarah-dingin: Selama ada aku apa yang ditakutkan? Paling-paling kita buat semua pendeta mereka tidak bisa pulang!
Rahasia dalam ini tentu tidak diketahui oleh Bonaparte Medusa. Mereka tersenyum ramah menyetujui syarat dari Kerajaan Bimeng: Semua kaum ular asing yang diasingkan dikonversi menjadi kewarganegaraan Bimon, diserahkan ke Kerajaan Bimeng untuk membentuk kembali klan Medusa.
Syarat pertukaran ini menyampaikan pesan yang bisa membuat semua Medusa salah paham: Kerajaan Bimeng akhirnya mengakui kemerdekaan Kerajaan Medusa!
Setelah menyepakati satu per satu klausul ini dan menyelesaikan perbedaan antar negara, impian untuk membuat lagu perang sejajar dengan sihir bukan lagi hal yang mustahil. Begitu impian ini menjadi kenyataan, era di mana Pendeta Shaman hanya mengandalkan satu peliharaan magis untuk menaklukkan dunia akan benar-benar menjadi masa lalu—
Dengan "peliharaan tumbuhan", pendeta bisa menimbulkan kerusakan massal di medan perang, tak perlu lagi iri pada kemampuan serangan massal penyihir. "Lingkaran Perintah" juga memungkinkan pasukan Bimon memiliki sistem komando jarak jauh.
Dengan "peliharaan bicara", pendeta mendapat klon yang selaras pikiran—sebuah peliharaan magis kuat dengan telepati luar biasa yang terus meningkatkan kultivasi sihir seumur hidupnya, sekaligus memperluas jangkauan lagu perang melalui band guru-murid.
Dengan "peliharaan pembunuh", pendeta tidak hanya mendapat "Perisai Kilat permanen", tapi juga memungkinkan pendeta andalan generasi lama dengan kekuatan nyanyian mendalam melepaskan dilema sejarah dengan memperoleh binatang peliharaan bunuh diri yang setara kekuatan mantra terlarang—sebuah daya gentar strategis tak tertandingi yang cukup menakutkan meski tak perlu digunakan.
Dengan "peliharaan siluman", pendeta mendapat unit tempur khusus untuk serangan tiba-tiba tersembunyi, jaminan kemenangan dalam pertempuran skala kecil atau duel. "Mata Kebenaran" yang mampu menembus sihir siluman juga melonjakkan kemampuan pengintaian pasukan Bimon secara kualitatif.
“Hewan liar” tidak hanya memberi Pendeta sebuah perisai daging super, jika bisa menemukan Ksatria Penjaga seumur hidup, maka Pendeta akan memiliki seorang Ksatria raksasa dengan lingkaran gemilang multi-penguatan sebagai pengawal seumur hidup - binatang perang lagu perang dan Ksatria Penjaga yang ukuran tubuhnya bisa berkembang 4-10 kali lipat merupakan pasangan Ksatria Lagu Perang ciptaan langit dan bumi. Di bawah kendali jarak jauh spiritual Pendeta, Ksatria Lagu Perang super raksasa ini hampir tak tertandingi.
Membayangkan masa depan gemilang para Pendeta Kuil, Bemon hampir tertawa dalam tidur.
Sebenarnya dalam orientasi nilai "Lagu Spiritual", Bemon sama hausnya dengan Suku Dubin dan Medusa Bonaparte. Andai saja informasi tentang binatang perang baru Raksasa Voodoo dan kaum ular sampai lebih dulu ke Bemon, pasti mereka sudah buru-buru mencari pengetahuan sekarang.
Sebagai Imam Raja Langit terkemuka di Kerajaan saat ini, Liu Zhenhan secara wajar memberi pencerahan mengejutkan pada elit Bemon yang tenggelam dalam lamunan mesum - Imajinasi indah selalu kontras dengan realitas kejam. Untuk membuat semua Pendeta Bemon usia tempur memiliki enam binatang perang utama, Bemon tidak kekurangan hardware maupun software, yang kurang hanyalah waktu.
Kecuali lagu "Peliharaan Tumbuhan" yang hanya mengandalkan instrumen musik untuk memainkan melodi bisa cepat dipopulerkan, lima lagu perang dialek sisanya, bahkan untuk Pendeta tinggi sekalipun, setidaknya membutuhkan waktu sepuluh tahun untuk benar-benar dikuasai!
Dengan bantuan Tarian Perang Helen sekarang, waktu edukasi wajib sepuluh tahun dalam mempopulerkan lagu perang pasti bisa dipersingkat, tapi tetap tidak kurang dari dua hingga tiga tahun -- dan ini pun merujuk pada Pendeta tinggi dengan kemampuan belajar yang relatif unggul.
Bagaimanapun, mayoritas Imam Bemon hanya memiliki dasar bernyanyi, tanpa pernah menjalani pelatihan ketat kursus tari profesional.
Kerajaan Dubin di pegunungan sejauh 100.000 li dan Kerajaan Medusa di Benua Bonaparte yang jauh, tidak memiliki lawan tangguh yang mengintai. Mereka bisa menunggu seratus tahun lagi. Tapi akankah Bangsa Laut dan Bangsa Iblis memberi Bemon waktu persiapan dua sampai tiga tahun?
Mimpi kali!
Liu Zhenhan tak berani menggantungkan harapan pada belas kasihan atau ketidakmampuan musuh.
Bagi Kerajaan Bimeng, bisa memanfaatkan sumber daya pendeta Suku Dubin dan Medusa Bonaparte secara gratis sudah merupakan berkah besar yang patut disyukuri. Soal Rencana Enam Hewan Peliharaan, bisa dipromosikan perlahan, terburu-buru pun tak ada gunanya.
Begitu prinsip utama ditetapkan, sisanya tinggal dijalankan bertahap. Sayangnya, agresor Bangsa Laut akhirnya membenarkan kekhawatiran Lao Liu. Mereka tak meninggalkan waktu penyangga bagi Aiqin. Meski pasukan gabungan "Hai-Mu" yang mengepung Shabak belum bergerak, situasi pertempuran di dunia manusia tiba-tiba mengalami perubahan drastis.
Hanya berselang satu hari setelah penghancuran Legiun Naga Laut, pasukan Bangsa Laut dan pasukan kerajaan manusia di Rawa Alpen yang sebelumnya saling beradu habisan tiba-tiba terlibat dalam Pertempuran Penentuan berskala besar di seluruh front.
Setelah malam tiba, pasukan Bangsa Laut berhasil merebut dataran tinggi paling strategis di Lembah Lupa. Pertempuran berlangsung selama dua jam hingga akhirnya "Tembok Erangan" jatuh sepenuhnya.
Formasi pertahanan kerajaan manusia memiliki perlindungan yang sangat luas. Meskipun 500.000 pasukan manusia yang mempertahankan "Tembok Erangan" dihancurkan oleh Bangsa Laut, lebih dari 2 juta tentara manusia masih bertahan di Dataran Carimodo yang luas, dengan kokoh menghalangi jalan pasukan Bangsa Laut.
Setelah meruntuhkan "Tembok Erangan", kavaleri Bangsa Laut yang penuh semangat awalnya ingin melanjutkan pembantaian untuk mengulangi kejayaan pasukan tak terkalahkan saat mendarat di Aiqin. Namun tak disangka, 200.000 kavaleri berat manusia melakukan serangan balik yang membuat mereka terpukul mundur kembali ke Rawa Alpen.
Sepanjang fase awal, manusia hanya bertahan sehingga kavaleri lapis baja berkekuatan tempur tangguh belum sempat digunakan. Kali ini akhirnya mereka benar-benar menunjukkan keperkasaannya dalam serangan balik.
200.000 melawan 400.000. Dengan korban 8.000 jiwa, manusia berhasil mengalahkan kavaleri Bangsa Laut ini hanya dalam satu kali serangan kelompok terpusat.
Dibandingkan dengan ksatria lapis baja manusia yang bersenjata pedang berat dan zirah kokoh, kavaleri Bangsa Laut hampir tak berbeda dengan pengemis. Di padang luas tak bertepi, mereka sama sekali bukan tandingan pasukan kavaleri lapis baja manusia yang disiplin ketat dan bersenjata canggih - baik dalam hal perlengkapan, latihan, kecepatan maupun taktik. Hanya dalam beberapa kali serangan, formasi mereka sudah terpecah-belah. Ketergantungan Bangsa Laut pada Kungkungan Air nyaris menjadi bumerang dalam pertempuran ini. Andai bukan karena dukungan tepat waktu dari sekutu yang datang kemudian, ratusan ribu kavaleri laut mungkin akan mengulangi tragedi tercekik di bawah kota Wisesepang.
Namun topografi sempit Lembah Lupa juga membuat keunggulan jumlah pasukan laut tidak bisa membanjir keluar dalam waktu singkat. Hingga fajar menyingsing, pertempuran berakhir dengan situasi yang membuat kedua belah pihak frustasi: manusia kehilangan keuntungan geografis untuk menghadang pasukan Bangsa Laut, menyebabkan kemiringan strategis yang signifikan. Sementara Bangsa Laut, meski berhasil menerobos "Tembok Erangan", terpaksa membangun pertahanan sementara di Lembah Lupa untuk menahan serangan balik gila-gilaan manusia. Ironisnya, meski memiliki pasukan tak terhitung yang menunggu untuk bertempur, mereka terjebak tak bisa bergerak oleh rawa-rawa dan lumpur tersembunyi, hanya bisa menunggu pasukan pelopor menyelesaikan pergerakan melalui lembah tersebut.
Dibandingkan dengan peralihan inisiatif tempur, ledakan kekuatan mendadak pasukan Bangsa Laut nyaris mengejutkan seluruh penduduk asli Aiqin. Berdasarkan intensitas daya tembak pada malam itu, jumlah penyihir Bangsa Laut yang terlibat pertempuran tidak kurang dari 13.000 orang. Terlebih lagi, para penyihir mereka tidak lagi takut pada efek penekanan magis dari pilar totem lagu perang. Dengan bantuan sejumlah senjata rahasia yang sangat kuat, serangan magis gila-gilaan mereka berhasil membuat manusia kewalahan.
Seiring bergeraknya garis depan Bangsa Laut maju perlahan, pertempuran penentuan antara pasukan manusia dan mereka di padang terbuka tinggal menunggu waktu! Masalahnya, sama seperti Bimon, yang paling kurang dimiliki manusia sekarang justru adalah waktu!
Meskipun Landak Batu mereka bisa dengan cepat dimodifikasi menjadi khimera berat, ksatria manusia toh bukanlah Imam Bemon yang selaras batin dengan khimera. Tanpa pelatihan dan pembinaan khusus selama periode tertentu, Landak Batu tetap hanya Landak Batu. Paling-paling hanya mengubah sistem magis khususnya, sama sekali tidak bisa langsung diterjunkan ke medan perang untuk bertransformasi menjadi khimera berat yang bisa terbang dan berlari.
Manusia segera menemui Bimon. Selain meminta bantuan, mereka juga menyampaikan tuntutan dan pertanyaan keras.
Tanpa adanya pilar totem Divine Comedy ini mungkin masih bisa dimaklumi. Justru karena adanya peralatan anti-sihir semacam ini, manusia baru saja merekonfigurasi penempatan pasukan di Pertahanan Alpen. Pasukan-pasukan elit seperti Prajurit Singgasana Perak, Penebas Berseniata Berat, Pemanah Kumbang Suci, dan Pasukan Teutonik - yang terus bertempur di garis depan - semuanya ditarik ke belakang untuk pemulihan setelah pilar totem dipasang. Pasukan penyihir juga menjalani rotasi istirahat. Tanpa pasukan elit yang menjaga posisi, sementara penyihir Bangsa Laut terbebas dari pembatasan anti-sihir, mustahil "Tembok Erangan" tidak jatuh sesuai keadilan ilahi.
Dalam rekaman kristal ingatan yang dikirim manusia, ribuan berkas sihir berwarna-warni menghujam garis pertahanan bagai bajak menggaruk ladang di bawah sinar bulan purnama. Lingkaran cahaya berkilau khas ledakan silang elemen mekar di tanah seperti jutaan kembang api. Semua pilar totem lagu perang remuk berkeping-keping laksana pagar lapuk diterpa badai.
Sebuah Menara Besi Ai Wei'er raksasa menurunkan pilar kilat dan awan petir yang dahsyat dan mengerikan dari langit. Dua puluh kapal naga Viking berwarna hitam pekat dengan desain klasik dan elegan, di bawah selimut malam, memancarkan pilar kabut kemerahan yang samar-samar, bagaikan tangan dewa yang mengangkat ketapel berat, busur pantai, dan boneka logam magis secara perlahan ke angkasa. Setelah mencapai ketinggian tertentu, pilar-pilar kabut ini tiba-tiba lenyap, membuat peralatan berat manusia terjatuh bebas dari ketinggian dan hancur berantakan di tanah.
Dari rekaman sihir yang bergoyang-goyang, terlihat betapa mengerikannya situasi bagi manusia, terutama pada momen terakhir "Penyatuan Dua Sihir" yang muncul kembali di dunia. Langit dipenuhi ribuan pilar air yang membawa aliran listrik, mengubah daratan menjadi dunia kanji listrik. Serangan sihir seintens ini memiliki kekuatan yang tak terbayangkan oleh ras darat mana pun. Para prajurit manusia yang tak terhitung jumlahnya, bagaikan semut kecil, melancarkan serangan bunuh diri di lautan darah neraka, dengan latar belakang berwarna darah bagaikan datangnya Penghakiman Terakhir.
Konsultan militer spesial Feilengcui, Rundstedt, memeriksa rekaman dalam Kristal Ingatan hingga tiga kali dengan cermat, alisnya berkerut seperti sepasang sayap.
"Xiao Bei, apa kamu bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi di sini?" Liu Zhenhan menguji mantan tangan kanannya.
Sejak "Pertempuran Dewata Bintang Salib Selatan", kalangan sihir manusia menyadari tak punya muka menghadap Lao Liu. Maka kali ini yang dikirim untuk bernegosiasi dengan Shaman Divine Comedy adalah mantan kapten Pasukan Ajaib Istana Musim Panas.
Manusia sudah tak bisa menanggung kekalahan lagi. Saat "Tembok Erangan" ditembus, lebih dari dua ratus penyihir manusia gugur sebagai martir. Bagi Bangsa Laut, kematian dua ratus lebih ahli sihir Pencabik Badana mungkin tak berarti. Tapi bagi manusia, ini setara dengan penghapusan enam per satu penyihir formal dari daftar.
Hanya dengan bantuan Imam Bemon, manusia mungkin bisa mendapatkan kesempatan merebut kembali Lembah Lupa.
"Saat itu aku sedang beristirahat di belakang garis, tak ada di lokasi jadi tak punya hak bicara." Xiao Bei tetap mempertahankan penampilan dinginnya. Penyihir elemen api yang gemar mengenakan kulit berkerah tegak ini baru-baru ini bertempur di Rawa Alpen. Berbeda dengan kemasyhurannya di Feilengcui, penyihir manusia tak terlalu menyukai penyihir 'satu jurus andalan' seperti dia. Dunia sihir umumnya menganggap level Xiao Bei bahkan lebih rendah dari penyihir pengembaraan, hanya produk eksperimen gagal Master Stefano, sehingga tak dimasukkan dalam tingkatan kepemimpinan penyihir, hanya dijadikan prajurit biasa.
"Meishuai, kemukakan pendapatmu." Liu Zhenhan melemparkan pertanyaan ke Rundstedt: "Aku tahu kau sudah melihatnya."
"Bukankah kau juga sudah menebaknya? Mengapa harus bertanya padaku?"
"Meishuai, jangan bertele-tele. Bagaimana sebenarnya Bangsa laut bisa menembus pertahanan?" Beckham tampak gelisah: "Secara logika, lingkaran cahaya anti-sihir dari pilar totem Divine Comedy tidak mungkin gagal. Aku sama sekali tidak percaya bos akan mengutak-atik pilar totem lagu perang kita!"
"Apakah ada manusia yang mengira aku yang mengutak-atik, sehingga pilar totem Divine Comedy gagal di saat genting?" Liu Zhenhan bertanya heran: "Tidak mungkin kan? Mereka tidak sebodoh itu?"
Xiao Bei memerah wajahnya, diam seribu bahasa. Sikapnya mengiyakan secara implisit.
"Hahaha! Lucu!" Rundstedt tertawa terbahak-bahak sampai hampir kehabisan napas: "Tapi manusia memang selalu begitu, tidak bisa tidur malah menyalahkan kasurnya miring."
"Aku yakin 100% bos tidak akan segitu isengnya!" Xiao Bei secara mengejutkan mengangguk setuju dengan Rundstedt: "Tanpa investigasi langsung menyalahkan orang lain, memang ini karakteristik manusia. Tapi tidak semua orang buta, setidaknya aku tidak."
"Atas nama manusia-manusia picik itu, aku mohon maaf padamu." Mantan Kapten pasukan Tai Bao membungkuk dalam-dalam ke Lao Liu.
"Tak perlu." Liu Zhenhan melambaikan tangan dengan lapang dada: "Hati ku hanya untuk yang paham nilai sejati. Urusi mereka buat apa? Selama kau percaya padaku, persahabatan kita tidak sia-sia."
“Jujur saja, kalian manusia memang pantas kalah.” Rundstedt menghilangkan ekspresi genitnya, menunjuk frame rekaman dari Kristal Ingatan kepada Xiao Bei: “Bangsa laut benar-benar penyabar, selain Menara Besi Badai Petir, tiba-tiba muncul banyak perahu naga Viking. Menara besi aku tahu, tapi perahu naga ini apa lagi?”
“Perahu naga Viking ini juga senjata energi, bisa memancarkan sinar orbit magnetik. Benda apapun yang terkena sinar orbit ini akan mendapat efek levitasi magnetik, kehilangan gravitasi bumi, lalu naik ke langit mengikuti jalur panah api.” Beckham membuat gerakan tangan naik turun: “Begitu bangsa laut mematikan sinar orbit magnetik, benda yang terbang akan jatuh seperti meteor...”
“Feilengcui juga dianggap ahli magnetik, tapi...” Liu Zhenhan tersenyum getir sambil mengangkat tangan: “Ada pepatah apa ya?”
“Di luar gunung ada gunung, di luar manusia ada manusia.” Rundstedt menjawab: “Bukan mau menghina, tapi baju zirah magnetik suspensi Feilengcui sebenarnya primitif. Tanpa bubuk batu dari matahari bawah tanah, kau cuma bisa membalikkan mata.”
“Lalu senjata magnetik?” Liu Zhenhan langsung membalikkan matanya.
“Senjata magnetik kan penemuanku, kok jadi patenmu?” Rundstedt menggelengkan kepala: “Logam magnetik yang dicampur dengan rasio tertentu dan dilebur, siapa yang tahu bisa menghasilkan paduan energi khusus seperti apa. Ini seperti mencampur berbagai warna cat, tanpa mencoba, tak ada yang tahu hasilnya seperti apa.”
“Pekerjaan memecahkan kode paduan memang sangat sulit. Seringkali, meski eksperimen berkali-kali, kami gagal menghasilkan paduan energi. Tapi kami tahu, dalam proses peleburan berbagai logam, selisih satu detik waktu atau satu ons berat bisa menghasilkan hasil berbeda. Kami tetap harus nekat mencoba langkah demi langkah.” Liu Zhenhan menghela napas: “Jancuk! Di mana Bangsa Laut bisa dapat hoki besar? Kenapa kami tak bisa, tapi mereka bisa membuat paduan energi? Bahkan lebih dari satu jenis!”
“Dunia bawah laut jauh lebih luas dari Benua Aigean. Wajar saja sumber daya Bangsa Laut lebih melimpah!” Rundstedt tertawa: “Sekarang fokuslah memikirkan cara menghadapi senjata energi ini. Jika Bangsa Laut sudah menggunakannya pada manusia, cepat atau lambat Bimon akan jadi sasaran berikutnya!”
“Kapal naga magnetik mungkin berguna di area terbuka. Tapi untuk menghadapi kastil besar, lupakan saja. Aku tak percaya sinar rel magnetik tak ada batas muatan. Jika belum kulihat, senjata ini mungkin masih mengejutkan. Tapi sekarang sudah terpampang, apa lagi yang istimewa?”
"Lalu apa sebenarnya alasan pilar totem Divine Comedy tiba-tiba bermasalah? Hanya dengan kapal naga magnetik dan menara besi badai petir sepertinya belum cukup. Kami memiliki 500.000 prajurit yang menjaga 'Tembok Erangan', kalau bukan karena para Penyihir Bangsa laut tiba-tiba mengerahkan kekuatan secara massal, kami yakin masih bisa bertahan, bahkan jika mereka mengerahkan senjata energi!" Mata Xiao Bei menatap tajam dua makhluk cerewet ini. Jika orang lain yang bersikap santai seperti ini, "Pisau melengkung bulan purnama" yang berwatak panas mungkin sudah menyapu kaki emasnya di muka mereka dengan tamparan keras.
"Pemikiran kalian manusia telah masuk ke jalan yang salah. Setelah pilar totem Divine Comedy gagal, seharusnya kalian tidak langsung curiga apakah Richard yang melakukan rekayasa, tapi mempertanyakan apakah Bangsa Laut telah mengembangkan strategi penangkal. Pola pikir ini membuktikan prasangka berlebihan manusia terhadap Bimon..." Rundstedt mengangkat bahu dengan tertawa getir: "Tapi tidak bisa menyalahkan kecurigaan kalian, seandainya aku bagian dari manusia, pasti juga akan waspada terhadap kebangkitan cepat Bimon."
"Harus curiga ke Bangsa Laut?" Alis pedang Xiao Bei yang tegas berkerut: "Apakah... apakah mereka punya ramuan rahasia yang bisa tiba-tiba meningkatkan level Ahli Sihir Pencabik Badai?"
“Pilar totem lagu perang kehilangan fungsinya hanya ada dua kemungkinan: Entah Shaman Divine Comedy telah mati, atau mantra yang ditembakkan lawan melebihi jangkauan pemblokiran sihirnya. Kemungkinan pertama bisa disingkirkan, hanya tersisa kemungkinan kedua.” Rundstedt memutar rekaman pertama dalam Bola Kristal Memori: “Lihatlah, setiap sihir pertama yang dilepaskan Bangsa Laut melebihi kekuatan tingkat menengah...”
“Tapi meskipun di Benua Sutra, Pil Emas Sembilan Transformasi yang bisa meningkatkan level penyihir pun sangat langka... Apalagi Bangsa Laut...” Xiao Bei baru hendak menyela dengan pertanyaan, namun dihentikan oleh gelengan tangan Rundstedt.
“...Dengarkan dulu. Aku juga tahu mustahil Bangsa Laut punya begitu banyak Magister Senior! Kelihatan sekali kau terlalu terpengaruh gaya bertempur boros Feilengcui. Penyihir di dunia ini tidak harus memakan Pil Sutra Emas untuk naik tingkat dan menggunakan sihir level lebih tinggi!”
“Omonganmu kontradiktif.” Beckham memandangi Meishuai seperti melihat idiot: “Kalau kau juga tahu Bangsa Laut tak mungkin punya banyak Magister Senior, dari mana asalnya begitu banyak sihir tingkat tinggi dalam rekaman itu? Kau sendiri baru saja bilang wilayah mereka luas. Daerah besar pasti kaya sumber daya. Siapa yang bisa pastikan mereka tak punja pil ajaib? Bukankah 'Pil Nyawa' contoh yang jelas?”
“，‘’？？”。
“‘’…………！”，，，，。
，，。
“”，，。“”，，，。
，。，，。
，。
，，，。
“”，。
Aiqin berbeda dari dunia iblis. Penyihir Aiqin memiliki silsilah yang beragam, sedangkan lich iblis bangsa iblis khusus mempelajari ilmu mayat hidup dan ilmu gelap.
Seperti bangsa iblis, sihir Ahli Sihir Pencabik Badai dari Bangsa Laut juga sangat seragam. Segala sesuatu memiliki kelebihan dan kekurangan. Keseragaman sihir memang memiliki kekurangan, tapi juga tidak sepenuhnya buruk. Setidaknya, bahkan dengan bantuan peri bunga, penyihir manusia tetap sulit menyatukan sihir karena sistem klasifikasi sihir mereka sangat sulit diseragamkan. Sedangkan bangsa laut dan iblis tidak memiliki keterbatasan bawaan manusia dalam sihir gabungan.
Dari 13.000 lebih Ahli Sihir Pencabik Badai Bangsa Laut, hanya sekitar 1.000 penyihir tingkat tinggi yang benar-benar melebihi kualifikasi senior. Hanya dengan kekuatan ini mustahil menghancurkan pilar totem Divine Comedy. Bagaimanapun, peralatan berat dan penyihir manusia juga bukan makhluk yang lemah.
Tapi dengan menyatukan 12.000 lebih Ahli Sihir Pencabik Badai Bangsa Laut dalam sihir gabungan, menggunakan cara menyatukan sihir sepuluh bahkan puluhan orang bersama-sama melalui nyanyian sihir, tentu bisa memanggil sihir yang melebihi batasan penghalang sihir pilar totem.
Setelah memiliki pilar totem penghalang sihir, pasukan manusia sama sekali tidak menganggap ahli sihir tingkat menengah-rendah bangsa laut sebagai ancaman. Ketika semua daya tembak sihir tiba-tiba diaktifkan, pembersihan target pilar totem Divine Comedy tentu tidak menjadi masalah.
Selain bangsa iblis, siapa lagi yang memiliki kuantitas dan kualitas untuk membantu 10.000 lebih sihir dalam sihir gabungan?
Di dahi Xiao Bei muncul butiran keringat dingin yang rapat.
Kekhawatiran yang selama ini membara akhirnya terbukti. Bangsa iblis yang selama ini membiarkan harimau bertarung sendiri akhirnya bertindak. Begitu bergerak, langsung mengeluarkan jurus mematikan. Meski tidak mengirim pasukan besar ke Aiqin, mereka memberikan bantuan sihir gabungan kepada bangsa laut untuk menetralkan efek anti-sihir luar biasa dari pilar totem lagu perang. Jelas-jelas mereka ingin melihat bangsa laut dan Aiqin saling menghancurkan sebelum membersihkan sisa-sisa pertempuran.
Bangsa iblis kali ini jauh lebih matang dan licik dibanding era Perang Dewa dan Iblis sebelumnya!
Manusia tidak punya hak untuk menolak perang.
Bagaimana dengan bangsa laut? Mereka pun mungkin ingin menolak tapi tak mampu. Tanpa bantuan obsidian hitam dari bangsa iblis, mereka harus terus-menerus berjibaku dengan manusia di Rawa Alpen tanpa akhir.
Apa itu strategi tingkat master sejati?
Taktik bangsa iblis inilah contoh sempurna strategi masterclass!
Seberapapun bangsa laut waspada dan berjaga-jaga terhadap niat jahat bangsa iblis, pada tahap ini mereka terpaksa mengikuti skenario yang telah disusun.
"Sebenarnya manusia tak perlu terlalu khawatir. Menurutku, menghadapi bangsa laut yang lamban ini di tanah terbuka justru lebih baik daripada saling menggerus di medan basah. Dataran Carimodo paling ideal untuk taktik kavaleri." Rundstedt tersenyum sinis. "Aku tahu rencanamu - menunggu pasukan khimera berat dilengkapi. Lihat sekarang? Penundaan ini malah membawa efek samping. Di dunia ini tak ada senjata yang benar-benar tak terkalahkan. Pilar totem lagu perang hanya bisa membatasi sihir di bawah level menengah!"
“Berperang habis-habisan melawan Bangsa Laut adalah strategi militer yang ditetapkan Panglima Sidoff, sang Dewa Perang, aku tidak berwenang mempertanyakannya. Tapi belakangan ini Bangsa Laut memang sedang merampas garam secara besar-besaran di wilayah pendudukan. Tidak bisa dikatakan strategi ini sama sekali tidak berhasil, untuk berhadapan langsung dengan Bangsa Laut, kita manusia belum memiliki jumlah pasukan yang begitu besar.” Xiao Bei menggelengkan kepala, memandang Lao Liu dengan memelas: “Bos, kedatanganku kali ini adalah untuk mengundang sekutu Bimon memenuhi janji, mengirim pasukan pendeta ke medan perang inti Aiqin, membantu pasukan manusia merebut kembali kendali atas Lembah Lupa!”
“Xiao Bei, Shabak sekarang juga dikepung oleh 1,5 juta legiun laut Hai-Mu. Membantu manusia berarti membantu Bimon sendiri, logika ini aku pahami. Tapi aku khawatir kalau-kalau kita jadi terisolasi di depan-belakang, kehilangan fokus.” Liu Zhenhan berkata dengan penuh penyesalan: “Di posisi ini aku harus menjalankan tanggung jawab, kamu harus memaklumi keputusanku. Untuk sementara aku belum bisa mengerahkan kekuatan pendeta ke Karimdo, jika mau pergi, harus menunggu sampai Bimon menyelesaikan pasukan musuh di Shabak dulu.”
“Sahabat, sebagai kuasa penuh, pasti kamu membawa imbalan dan syarat dari manusia. Kalau ingin mengundang Bimon mengirim pasukan bantuan, jangan coba-coba main tipuan kosong. Cepat sebutkan syaratmu! Paduka Liu Zhenhan sudah hampir mati penantian, kau pikir bagaimana? Tanpa keuntungan, siapa yang mau mengirim pasukan?” Rundstedt tidak hanya ahli strategi militer, kemampuan membaca pikiran orang juga luar biasa. Ucapannya membuat muka Xiao Bei memerah.
“Bos… Sebenarnya bukan aku tidak mau langsung menyatakan syarat sejak awal… Tapi… Ini…” Beckham melepas topi besarnya, gugup memutar-mutar pinggiran topi yang dihiasi bulir gandum emas dan biji pinus, bicaranya agak kacau.
“Tidak masalah, masing-masing punya posisi sekarang. Aku mengerti tekanan besar dari atasan padamu; Tapi saat ini Bimon memang sedang kesulitan, kalian manusia juga bisa melihatnya! Aku tidak ingin memeras kalian manusia, kalau benar mau begitu, tidak akan kukirimkan pilar totem Divine Comedy untuk bantu kalian.”
“Ucapan Yang Mulia Richard ini sedang menyadarkanmu, syarat yang tidak berarti lebih baik jangan diutarakan.” Rundstedt bertindak seperti penerjemah bilateral, berkicau seperti burung gagak: “Kalau syarat dari manusia cukup banyak dan menarik, lebih baik keluarkan sekaligus, jangan disembunyikan! Jangan harap bisa gerakkan pasukan Bimon dengan harga murah! Sekarang Bimon punya pemimpin yang cerdik!”
“Diam saja tak ada yang anggap kau bisu!” Lao Liu melirik tajam ke Rundstedt. Memang orang ini mengungkapkan isi hatinya, tapi karena lawan negosiasi adalah Beckham, perlu memberikan sedikit harga diri.
“Penyewaan permanen Gunung Hyjal, kepemilikan tanah tetap menjadi milik Kekaisaran St. Francis. Bimon boleh menempatkan 5.000 pasukan di sana untuk menjaga keamanan, namun tidak boleh melarang manusia masuk-keluar Gunung Hyjal! Ditambah kepemilikan dua tambang es mudah terbakar, blueprints pembuatan busur panah silang Kumbang Suci, dan formula paduan pegas busur silang 'Kincir Angin No.3'!” Xiao Bei menundukkan kepala sambil menghela napas panjang, menaruh kembali topi besar di kepalanya, lalu menatap ke atas dan berbicara lancar: “Syarat lain tidak perlu disebutkan, bos pasti tidak butuh uang atau wanita cantik itu! Marsekal Sidoff 'dewa perang tak terkalahkan' kami juga menyuruhku menyampaikan pesan rahasia: Jika Anda bersedia bertempur di Dataran Carimodo, pasukan penyihir manusia akan berada di bawah komando Anda!”
Kehormatan! Kehormatan mutlak!
Mampu memimpin pasukan penyihir manusia dalam pertempuran, mungkin merupakan impian seumur hidup semua pengguna elemen.
Meskipun pasukan penyihir manusia kini telah berkumpul, mereka masih berkelompok berdasarkan negara masing-masing. Siapa pun yang jadi pemimpin tertinggi pasti akan ditentang, mengingat saat ini manusia Aiqin hanya memiliki tiga Archmagister, tapi tidak setengah pun Santo Aiqin.
Sebagai Penyihir Besar Suci Liu Zhenhan, memimpin para penyihir ini sama sekali tidak masalah. Meskipun dia Bimon, dia juga Pelindung Suci. Manusia tidak terlalu menolaknya, apalagi dengan kualifikasi sihir dan rekam jejak pertempurannya. Bahkan memimpin Archmagister pun wajar, apalagi jika harus memimpin Santo Aiqin.
Begitu Liu Zhenhan memimpin para Penyihir manusia meraih keberhasilan tahap awal dalam perang kontra-agresi, nasibnya telah ditakdirkan untuk meninggalkan decak kagum mendalam dalam sejarah manusia. Prestasi gemilang Bimon yang unggul dalam tiga Perang Dunia melawan agresi ras asing ke Aiqin, akan menjadi kidung epos yang tak tertandingi.
Sebenarnya mayoritas orang yakin Liu Zhenhan mampu melakukan hal ini. Buktinya, manusia justru mendatanginya terlebih dahulu alih-alih menghadap raja setelah tiba di Kerajaan Bimeng.
Setelah "Pertempuran Ranah Dewata Bintang Salib Selatan", entah suka atau benci padanya, semua harus mengakui: Pigge ini tengah menguasai zamannya. Dari angkatan udara hingga khimera, dari senjata energi hingga senjata lagu perang—setiap kebijakannya mengguncang dunia.
"Habis! Berhasil." Rundstedt mengeluarkan sebotol sampanye Cazeras secara ajaib, lalu berdiri mencari gelas.
Manusia tetaplah manusia, paham betul ada satu hal yang tak bisa ditolak Bimon.
Penyewaan abadi Gunung Suci Hyjal secara nominal masih menyisakan hak kepemilikan tanah pada Kekaisaran St. Francis. Tapi bagi yang jeli, ini jelas sekadar pencarian harga diri.
Kekaisaran St. Francis terpaksa melakukan ini. Jika pasukan Bangsa Laut menerobos jauh ke Dataran Carimodo, negara pertama yang luluh lantak adalah kekaisaran berkemampuan ekonomi raksasa ini. Menghalau musuh di perbatasan sambil menyewakan Hyjal selamanya tetap menguntungkan—bagi manusia, gunung ini hanyalah tanah tak bertuan.
Dengan mempertimbangkan dua tambang es metana yang mudah terbakar dan blueprints pembuatan busur panah silang Kumbang Suci, tiga negara militer kuat manusia yaitu Saint Holty, Santo Fransiskus, dan Pompeii semuanya mengeluarkan darah; Meskipun dua tambang es metana mungkin akan lebih tandus, blueprints pembuatan busur panah silang Kumbang Suci dan formula paduan pegas busur silang mungkin adalah model ekspor, namun dari syarat-syarat ini terlihat jelas kesungguhan hati manusia.
"Xiao Bei, segera beritahu kaisar manusia yang bisa mengambil keputusan, syarat kalian belum memenuhi standar, saya tolak." Tanggapan Liu Zhenhan berikutnya membuat Rundstedt terpaku di tempat.
"Apakah kamu tidak gila? Selain Gunung Suci Hyjal, apa lagi yang bisa diberikan manusia kepada Bimon? Senjata? Kecantikan? Uang? Kekuasaan? Bukankah kamu sudah punya semua itu? Selain ini, apa lagi yang bisa ditipu dari manusia?"
"Mengapa?" Xiao Bei juga merasa sulit menerima, wajahnya tiba-tiba menjadi lesu tak terkira, seolah ada gedung pencakar langit yang runtuh dalam dadanya: "Bos, ini benar-benar batas terakhir kami manusia! Kami tidak memaksa kelompok pendeta Bemon tetap tinggal di Dataran Carimodo, asalkan Shabak dalam keadaan darurat, tidak hanya para pendeta bisa ditarik kembali kapan saja, bahkan kelompok penyihir manusia juga bisa datang memberikan bantuan! Yang kami minta hanyalah janji Anda, hanyalah kesediaan Anda untuk membantu sekutu manusia jika waktu memungkinkan! Bukankah dengan formasi teleportasi sihir dan cincin tujuh lapis emas Anda, Anda tidak perlu takut diserang mendadak oleh Bangsa Laut?"
“Syarat-syarat ini menunjukkan tekad umat manusia untuk bekerja sama secara menyeluruh dengan Bimon. Setujui saja, kesempatan ini tidak akan terulang.” Rundstedt mulai menggoda Lao Liu, dia tahu pasti pria ini sedang bermain teka-teki.
“Seseorang menghormitiku satu ren, aku balas sepuluh ren! Xiao Bei, segera hubungi kaisar manusia yang berwenang dan sampaikan syaratku!” Liu Zhenhan mengibaskan tangan dengan gagah: “Gunung Suci Hyjal bisa kuterima, tapi dua tambang es mudah bakar Kekaisaran Pompeii tidak kubutuhkan. Aku punya labu minyak, tak kekurangan bahan bakar! Meriam kepik St. Holty juga kutolak, mekanisme pegas logam campuran mereka cuma punya trik teknis. Dengan merkuri Quarkdor-ku, formula paduan logam mereka tak berguna...”
“Lalu Tuan mau apa?” Xiao Bei mengeluarkan Kotak Tulang dengan wajah dingin, tangannya gemetar halus.
“Aku mau kamu kembali memimpin Pasukan Sihir Istana Musim Panas!” Liu Zhenhan menjentikkan jari: “Dua tambang es mudah bakar dan meriam kepik ini tebusan untuk kepulanganmu!”
Xiao Bei terdiam lama, perlahan matanya memerah. Dengan suara parau penuh perasaan, dia berseru: “Bos...”
Pandangan Rundstedt tertancap pada Lao Liu, seluruh tubuhnya membeku di tempat.
Produksi dan persediaan labu minyak Feilengcui kemungkinan hanya cukup untuk satu pertempuran besar, tidak bisa mempertahankan operasi berkelanjutan intensitas tinggi. Dua tambang es metana merupakan bahan baku bom udara berkualitas tinggi, tak logis untuk menolaknya. Busur panah silang Kumbang Suci adalah karya representatif peradaban militer manusia, proses pembuatannya tidak serumit busur panah Elf tapi lebih kuat daya hancurnya, kecepatan tembak lebih cepat, daya tembusnya lebih sesuai prinsip aerodinamika dan mekanika; Dengan kondisi menguntungkan seperti ini, Richard malah tak berkedip menukarnya dengan Beckham?
Apakah Pasukan Pengawal Istana Musim Panas benar-benar tak bisa lepas dari mantan kapten ini?
Tentu saja tidak!
Kurcaci Emas, Putri Duyung Air Tawar, Elf Xifu, dan Pejabat Bunga telah mengembangkan strategi serangan-pertahanan dan taktik tempur yang mumpuni. Mereka memiliki tradisi luar biasa dalam melawan Monster Tingkat Super selama bertahun-tahun, keunggulan mantra spontan, dukungan dua pengacau sihir paling merepotkan yaitu Peri Bunga dan Prajurit Pelangi Doberman, perlengkapan magis kontemporer terbaik, metode pengisian energi magis, serta pasukan pendukung seperti Raksasa, Penyihir Harpa, Pendeta, Penyihir Elf, Penjaga Pohon Ent, Pemanah Energi Panah, dan Pasukan Saudara Feilengcui yang mendominasi Aiqin. Ditambah dengan teknik "penyatuan mantra" yang diajarkan Naga, Pasukan Sihir Tai Bao benar-benar tak tertandingi dengan jumlah pasukan setara.
Rundstedt tahu Richard sedang membeli dukungan rakyat, tapi dia harus mengakui ketegasan semacam ini!
Para bangsawan tertinggi yang terbiasa menghitung keuntungan takkan pernah melakukan hal merugikan seperti ini. Hanya pemimpin berkarakter kuat dan berkarisma tinggi yang bisa membuat keputusan terbalik seperti ini. Umumnya, orang dengan karakter seperti ini sangat mudah diajak kompromi, tapi sekaligus termasuk tipe yang paling berbahaya untuk dimusuhi - mereka cenderung tidak terlalu mempertimbangkan konsekuensi tindakannya.
Setelah mengamati para jenius di seluruh dunia, Rundstedt dengan frustrasi menyadari bahwa dalam hal karisma kepemimpinan, Richard sudah tak terbantahkan sebagai nomor satu. Dia telah menyelesaikan akumulasi modal awal. Cukup dengan menunjukkan satu contoh "membeli tulang kuda dengan seribu keping emas", para pahlawan dunia akan berduyun-duyun mendatanginya.
Seorang pria rela mati untuk yang memahami dirinya. Melihat ekspresi bahagia di wajah Xiao Bei, Rundstedt tiba-tiba merasakan gejolak iri hati yang dalam di hatinya.
Bab 664 Sekali Lagi, Pembantaian dengan Pita Merah
"Pertempuran Lagu Malam" membuat pasukan laut merebut kembali inisiatif di medan perang Aiqin, memaksa pasukan manusia yang awalnya bertahan pasif melancarkan serangan balik gila-gilaan.
Kerajaan manusia tak punya pilihan. Satu langkah mundur berarti tanah air mereka. Mereka tak bisa berdiam diri melihat pasukan laut dalam jumlah besar memasuki jantung Aiqin yang datar seperti papan tanpa pertahanan alam.
Pada momen genting ini, segala tipu muslihat yang rumit sekalipun menjadi lelucon tak berguna. Jurang lebar dalam kekuatan keseluruhan memaksa pasukan manusia bertarung mati-matian merebut kembali medan strategis, baru bisa melanjutkan perang gesekan melawan Bangsa Laut dengan keunggulan cuaca, geografi, dan persatuan.
Setelah merebut titik terstrategis di Rawa Alpen, insinyur Bangsa Laut dengan cepat membangun benteng pertahanan baru di reruntuhan "Tembok Erangan" di sekitar Lembah Lupa. Memanfaatkan kontur medan, mereka menghadang serangan balik pasukan manusia dari jarak jauh.
Yang tak banyak diketahui, insinyur Bangsa Laut juga memiliki bakat arsitektur luar biasa yang setara dengan Elf Aiqin.
Elf mampu menggunakan "Sumur Bulan Abadi" dan "Pohon Kehidupan" untuk memperbanyak peri kecil. Dengan bergantung pada peri-peri ini yang menyerap esensi pepohonan hutan, mereka bisa menciptakan bangunan kayu skala besar dalam waktu singkat. Pola arsitektur Bangsa Laut memiliki prinsip mirip dengan bangunan hutan Elf. "Induk Terumbu Karang" yang mereka kembangkan bisa cepat berkembangbiakkan banyak koral. Hewan ini memakan batu, dimana tinja yang dikeluarkan dari kloaka-nya akan mendingin dan membentuk terumbu karang padat.
Di Dataran Liar Donau yang miskin batu, insinyur Bangsa laut bagai juru masak tanpa beras - hanya bisa memandang laut dan menghela napas. Tapi Dataran Carimodo berbeda. Batu-batu di sini sebanyak butir pasir di dasar laut, menyediakan makanan cukup bagi koral untuk membangun pertahanan lapangan. Bagi Bangsa laut, ini sama sekali bukan masalah.
Dibandingkan "Tembok Erangan" yang dibangun tergesa-gesa oleh pengungsi manusia bersama Kurcaci lembah menggunakan jerami dan tanah padat, "Garis Pertahanan Laut Karang" Bangsa laut yang juga dibangun terburu-buru memiliki penghalang fisik lebih keras dan platform tembak lebih tinggi.
Menghadapi serangan balik manusia yang nyaris tak henti siang-malam dengan mengorbankan segalanya, "Garis Pertahanan Laut Karang" berfungsi sebagai benteng perkasa. Karang yang tebal dan kokoh tak hanya mengurangi korban prajurit Bangsa laut, tapi juga "Kapal Orbit Karibia" di titik tinggi strategis berhasil menekan peralatan berat Kerajaan Manusia. Manusia akhirnya merasakan pahitnya mengirim pasukan ke garis depan bagai menuang minyak ke api.
Ini pun masih dalam kondisi waktu terbatas. Andai serangan manusia bisa ditunda dua hari, insinyur Bangsa laut akan mengubah benteng karang menjadi formasi terowongan sarang lebah sesuai pola perang mereka, menimbulkan kerugian lebih dahsyat bagi pasukan manusia!
Setelah serangan yang tak henti-hentinya seperti gelombang laut selama dua hari tiga malam, pasukan kerajaan manusia di luar Lembah Lupa akhirnya menghentikan pertempuran. Pertempuran sengit bagai neraka darah ini telah merenggut nyawa lebih dari satu juta prajurit kedua belah pihak. Rawa Alpen yang direndam darah hingga berton-ton telah benar-benar berubah menjadi rawa darah.
Para Ahli Sihir Pencabik Badai yang kembali beraksi memanfaatkan keunggulan jumlah untuk memberikan pelajaran tentang apa itu pelampauan sihir kepada manusia Aiqin. Dengan menguasai keunggulan geografis mutlak, kekurangan kondisi fisik prajurit Bangsa Laut sebagian besar teratasi, mempersempit rasio kerugian kedua belah pihak untuk pertama kalinya.
Manusia juga memperlihatkan kekuatan sejati mereka sebagai penguasa daratan Aiqin kepada Bangsa Laut. Selain prajurit manusia yang garang dan tangguh membuat prajurit Bangsa Laut menderita, kelompok magis baru yang terdiri dari Pastor gereja, penyihir dunia, dan ahli sihir pengembara telah sepenuhnya menggantikan pasukan penyihir formal manusia sebelumnya. Sihir pendukung seperti "sihir haus darah" yang terkesan biasa justru menimbulkan kerusakan luas yang mengerikan pada Pasukan tumbal Bangsa Laut yang mengonsumsi "Pil Pemberani" - Jika terkubur oleh "Nyanyian Perang Kegilaan", tumbal Bangsa Laut pasti mati. Namun jika mendapat penguatan dari "sihir haus darah", sebagian besar masih bisa bertahan hidup. Tapi setelah muntah darah tiga ekor, para prajurit terluka ini justru semakin membebani tenaga logistik pasukan Bangsa Laut. Dari sudut ini, "Nyanyian Perang Kegilaan" justru memiliki rasio biaya-manfaat yang lebih rendah dibanding "sihir haus darah".
Master Santo Qi Ao Puskash yang telah tiada kembali dikenang dan dipuja-puja atas pencapaian gemilangnya dalam sihir: Kelompok penyihir elemen udara manusia berhasil menghancurkan kebanggaan pasukan Bangsa Laut menggunakan sihir "Ying Jie Er Fa Le" yang dianggap tidak berguna - Prajurit Hiu Sihir Suku Gabling yang menguasai sihir dan tempur! Prajurit Hiu Sihir terkenal dengan kemampuan meledakkan diri saat situasi kritis, berwatak buas, dan memiliki kekuatan tempur dahsyat, menjadikan mereka unit ksatria paling merepotkan di antara pasukan kuat Bangsa Laut! Sama seperti nyanyian bunuh diri Imam Bemon, ledakan diri ala Gabling juga memiliki karakteristik reaksi berantai yang sulit dihentikan setelah diaktifkan. Dalam kondisi normal, mustahil membuat Prajurit Hiu Sihir menghirup udara berlebihan hingga tubuhnya mengembang dan meledak. Namun kehadiran "Ying Jie Er Fa Le" mengubah serangan bunuh diri ini menjadi ledakan yang bisa dikendalikan dari jarak jauh - Sihir pembesar dada elemen udara ibarat obor yang menyulut bahan peledak mematikan pada tubuh Prajurit Hiu Sihir. Hanya prajurit Gaburin tingkat tinggi dengan kemampuan pertahanan magis luar biasa yang bisa mengurangi dampak bencana ini. Sayangnya, dalam skala besar, ahli-ahli kuat yang menonjol seperti ini selalu menjadi minoritas.
Serikat Sihir Aiqin juga tepat waktu mengungkap rahasia yang disembunyikan selama bertahun-tahun. Rupanya Master Puskash menciptakan sihir elemen udara "Ying Jie Er Fa Le" untuk menghadapi kemungkinan Perang Darat-Laut kedua di masa depan, bukan untuk memperbesar payudara pelacur di Moulin Rouge.
Harus diakui, kemampuan menahan diri dan visi jauh ke depan manusia memang pantas menyandang gelar penguasa Aiqin. Seandainya ini Bimon, sulit dipastikan apakah sihir baru ini bisa menyembunyikan tujuan strategis dalam waktu lama.
Andai saja jumlah pasukan kuat lainnya di bangsa laut tidak begitu banyak, pasukan manusia yang tiba-tiba mengeluarkan senjata pamungkas ini hampir saja merebut kembali kendali atas Lembah Lupa!
Meski pertempuran mulai mereda, gempar yang ditimbulkannya di Aiqin dan bangsa laut tak kunjung sirna. Setelah bertahun-tahun berpisah, musuh lama ini tersadar bahwa lawannya juga terus berkembang di wilayah kekuasaan masing-masing dengan pencapaian yang tak terbayangkan.
Sambil bergegas memperkuat "Garis Pertahanan Laut Karang", para petinggi bangsa laut juga penasaran: Medan sempit Lembah Lupa mustahil menampung jutaan pasukan sekaligus. Baru dua hari tiga malam, pasukan kerajaan manusia jelas belum mencapai batas maksimal, mengapa serangan tiba-tiba dihentikan?
Seolah menjawab pertanyaan para petinggi bangsa laut, pasukan manusia berbaris membentuk formasi pengawal kehormatan yang indah di padang terbuka di bawah terik matahari.
"Gemuruhnya musik militer, kibasan syal berwarna-warni, bendera-bendera yang memanjakan mata. Zirah ksatria manusia berkilauan di bawah terik matahari, kuda besi mengkilap, tatapan mantap."
Formasi pengawal kehormatan berbeda dengan formasi perang. Yang pertama murni untuk keindahan semata, sementara yang kedua bertujuan tunggal: pembantaian. Ksatria penembus formasi yang akan bertarung takkan memakai hiasan bulu burung unta, syal merah, atau medali yang merepotkan. Tunggangan perang seberat tonase pasti takkan dicukur surainya menjadi seperti sikat kayu dan diwarnai satu warna konyol. Adapun pemain musik bertiup seruling berkain highlander di medan perang? Sungguh tak karuan – lebih pantas mereka berdampingan dengan badut sirkus.
"Pesta besar begini? Kerajaan manusia kedatangan tamu penting? Jangan-jangan... si pengecut Paus Saint Paulus mau datang?" Ratu Siren Wang He-Lan mengamati formasi pasukan manusia yang rapi seperti kue di garis cakrawala dari dalam cangkang ribuan li. Tahi lalat hitam di sudut mulutnya menyembul keluar dari lapisan bedak, mencuat tinggi.
Entah karena alasan apa, Siren yang biasanya tidak berpakaian di lautan, setelah tiba di darat justru menutup diri rapat-rapat. Bahkan produk kosmetik seperti bubuk timbal dan kuteks yang populer di dunia manusia, dengan cepat menyebar di kalangan Siren, tak terkecuali Sang Ratu.
"Haha... Dalam situasi sekarang, bahkan jika Santo Paulus Tertinggi manusia datang sendiri, mungkin juga tak bisa berbuat apa-apa." Staf intelijen militer yang mendampingi Sang Ratu mengamati pergerakan musuh, tertawa terbahak-bahak dengan penuh kebanggaan dan kepercayaan diri.
Ya!
Sekarang inisiatif pertempuran telah sepenuhnya berada di tangan Bangsa Laut. Manusia hanya punya dua pilihan: menghabiskan pasukan elit mereka dalam serangan, atau perlahan terkikis selama mundur. Tinggal menunggu waktu saja sebelum mereka hancur.
Ratu Siren juga tersenyum. Dia memang tidak terlalu khawatir manusia bisa meminta bantuan kuat dari mana pun.
Situasi sekarang jelas seperti telapak tangan. Bangsa Naga di Benua Aigean yang paling perkasa selalu mengasingkan diri dari urusan dunia. Setelah Pertempuran Dewata Bintang Salib Selatan, Naga-Naga Besar butuh waktu hanya untuk menjilati luka mereka sendiri. Sekalipun ingin membantu manusia, sekarang mereka tak punya kemampuan! Sedangkan Elf, Kurcaci, dan Druid yang tercerai-berai di berbagai penjuru, sama sekali tidak bisa memberi dukungan berarti. Mereka mustahil tiba di Dataran Carimodo dalam waktu singkat!
Hanya Bimon! Satu-satunya sekutu luar yang masih bisa diandalkan manusia sekarang hanyalah Bimon!
Sebelum Perang Darat-Laut pecah, semua orang mengira Bimon sudah tamat.
Bangsa Laut mengira mungkin perlu dua bulan untuk mengalahkan Bimon, karena lima provinsi Bimon tersebar dan jaraknya sangat jauh.
Manusia lebih pesimis. Menurut mereka, Kerajaan Bimeng paling-paling hanya bisa bertahan sebulan melawan Pasukan Gabungan Hai-Mu. Kemungkinan terbesar adalah setelah ibukota Shabak Bimon jatuh, sisa prajurit Bimon di provinsi lain akan tercerai-berai seperti binatang, lari ke hutan dan gunung untuk menyelamatkan diri.
Sekarang? Siapa berani berpikir begitu?
Pasukan manusia sampai sekarang belum menang satu pertempuran pun, sementara Bimon di Padang Rumput Donau justru memukul babak belur Pasukan Gabungan Hai-Mu. Setelah terbangun dari mimpi indah yang penuh angan-angan, seluruh Bangsa Laut terkejut menemukan lawan tua mereka dari ribuan tahun lalu ini telah menembus debu sejarah dan dekaden waktu, menampilkan ketajaman yang lebih dahsyat dari sebelumnya! Mereka terlalu banyak menderita kerugian, kehilangan terlalu banyak suku, bahkan gelar "Ras Terunggul di Aiqin" telah direbut manusia - sekarang mereka menjadi lebih pragmatis dan oportunis!
Jika waktu bisa diputar kembali ke Perang Darat-Laut sebelumnya, mana mungkin prajurit Bimon yang sombong mau bertahan di balik tembok kota?
Itu hak istimewa kaum lemah!
Gaya bertempur Bimon seharusnya adalah mengerahkan sekumpulan pria perkasa, mengatur formasi di dataran, bertelanjang dada, menghadapi badai sihir dengan tatapan langsung, lalu melancarkan serangan frontal bergelombang ke pasukan Bangsa Laut!
Bimon hari ini meski kemampuan ekonomi, SDM, dan kekuatan nasionalnya merosot tajam, namun mereka justru lebih sulit dihadapi dibanding ribuan tahun lalu; Kemajuan pemikiran etnis ini hanya selangkah kecil, namun dari perspektif makro, kemajuan kecil mereka secara tak disadari telah membawa perubahan dahsyat yang bahkan mempengaruhi situasi seluruh benua!
Yang Mulia Beckenbauer, Raja Laut Xiya, telah bergegas ke Padang Rumput Donau dua hari lalu untuk berkedudukan di Legiun Hai-Mu Shabak—tidak lain untuk mengantisipasi gerakan mencurigakan Bimon. Jika mereka mendukung manusia, Pasukan Gabungan Hai-Mu akan menggulingkan sarang mereka; Jika tidak, manusia akan binasa!
Setelah menghadapi manusia, Bimon akan bagai gigi tanpa bibir yang takkan bertahan lama di terpaan angin dingin.
Ratu Siren memandang pertahanan sempurna dan pengaturan daya tembaknya dengan puas, tahi lalat hitam di sudut bibirnya kembali terangkat tinggi.
Tata Letak Strategis Bangsa Laut telah berada di jalur yang benar—fakta yang tak bisa diubah oleh negara lemah mana pun.
Pasukan Bangsa Laut menunjukkan kemajuan pesat belakangan ini. Setelah pencucian dan pemeriksaan pertempuran nyata, para prajurit mulai beradaptasi dengan cara bertempur di darat. Darat berbeda dengan laut—tanpa air untuk menyelam. Menghadapi hutan belantara dan gunung menjulang, prajurit laut tak bisa mengapung, harus mengukur setiap jengkal dengan langkah kaki.
Dibandingkan masalah yang ditimbulkan pasukan manusia, lingkungan alam daratan yang curam dan terjal lebih membuat pusing para prajurit Bangsa laut. Rawa Alpen yang membentang di garis poros utara-selatan Karimdo, justru membentuk garis horizontal yang menghalangi rute wajib Bangsa laut menuju barat, menyumbat jalur air emas yang vital. Jika memutar, mereka harus melintasi pegunungan yang jelas tidak praktis untuk pasukan besar. Namun jika tidak memutar dan memilih maju lurus, pasukan manusia hanya perlu menguasai Lembah Lupa untuk menghadang pergerakan pasukan laut.
Departemen Staf intel militer Bangsa laut umumnya berpendapat bahwa ketidakmampuan adaptasi prajurit laut terhadap lingkungan darat dan metode pertempuran menjadi penyebab utama kegagalan operasi awal. Kini medan paling berbahaya di Rawa Alpen akhirnya dikuasai Bangsa laut. "Pertahanan Karang" yang kokoh seperti tembok baja terus menggerogoti pasukan manusia dengan serangan sia-sia, membuat mereka terus mengorbankan darah dan sumber daya, merusak moral pasukan, serta melemahkan persatuan.
Dewi Kemenangan yang pemalu telah membuka cadarnya. Pasukan laut akan segera menyambut senyuman mempesonanya.
"Ini benturan langsung kemampuan ekonomi vs kemampuan ekonomi. Kekuatan kami jauh melampaui kalian!" Ratu Chaohelan menyunggingkan senyum sinis tajam ke arah formasi pasukan manusia yang berpura-pura, tahi lalat hitam di sudut mulutnya bergetar penuh makna: "Aku ingin lihat orang penting macam apa yang kalian datangkan!"
“Datang! Datang!” Staf intel militer pasukan Bangsa Laut berteriak gugup. Sebuah cangkang ribuan li yang transparan dan berkilauan berdiri tegak seperti layar di tanah, permukaan cekungnya menghadap pasukan manusia yang berjarak puluhan li, bagai bunga matahari yang kesepian. Di sampingnya, cangkang ribuan li lain terbaring di tanah, diisi air laut biru safir yang permukaannya tenang bagai cermin, memperlihatkan barisan kavaleri naga tanah yang gagah perkasa. Para penunggang naga tanah itu membawa tombak panjang keemasan, mata tombaknya dihiasi bendera segitiga merah elegan, berbaris rapi di sepanjang jalan yang dihiasi karpet merah.
“Perbesar lagi bidikan cangkang ribuan li!” Perintah Yang Mulia Chao Helan kepada stafnya: “Kavaleri naga tanah adalah pasukan berkuda paling elit manusia. Penggunaan mereka sebagai pengawal kehormatan menunjukkan tamu hari ini pasti orang penting.”
“Tak perlu tebak lagi, pastilah Tuan Tanah Feilengcui itu, 'menantu kesayangan' Yang Mulia Beckenbauer.” Seorang staf intel militer dengan tiga bintang laut emas di bahu melepas sarung tangan taktisnya. Sambil melirik dengan senyum sinis menyinggung skandal istana Xiya, jarinya menggosok kuat alur tulang rusuk cangkang ribuan li.
Air biru safir dalam cangkang ribuan li yang terbaring di tanah tiba-tiba berguncang hebat. Setelah riak air mereda, citra pasukan manusia di permukaan cermin air itu benar-benar tampak lebih dekat.
Karpet merah yang dijajar oleh pasukan kavaleri naga tanah membentang ke barat, menghubungkan sebuah panggung tanah raksasa sebesar bukit. Panggung itu dihiasi pita-pita warna-warni dan bendera-bendera. Para jenderal manusia dengan zirah berkilauan menunggu dengan khidmat kedatangan orang penting.
"Bisakah diperbesar lagi?" tanya Ratu Siren.
"Kalau diperbesar lebih dekat, cangkang ribuan li mungkin akan rusak," jawab Kepala Staf ular laut tertinggi sambil menjulurkan lidahnya halus.
"Baja yang bagus harus digunakan pada mata pisau. Jangan sayangkan, perbesar lensa pengawas cangkang ribuan li sampai batas maksimal!"
"Perintahmu junjung tinggi, Yang Mulia."
Cangkang setinggi layar itu pecah menjadi dua bagian. Air laut biru safir menyembur deras dari cangkang, memercikkan buih-buih ganas. Setelah riak air tenang, panggung tanah raksasa di permukaan air terlihat jelas.
Dari belakang panggung raksasa, muncul barisan prajurit Bimon berpostur tinggi mengenakan mantel kulit beruang hitam dan topi tinggi berbentuk menara. Dengan langkah cepat, mereka membentuk tiga lingkaran formasi gerbang di bawah panggung. Semuanya berotot kekar dengan tatapan liar dan angkuh.
Dua belas laba-laba logam raksasa membentangkan kaki-kaki panjangnya di tengah formasi prajurit Bimon berpostur tinggi. Rahang bergigi gergaji yang mengkilap diarahkan diam-diam ke segala penjuru, cangkang kristalnya memancarkan aura perampasan dan pembantaian, serta genangan darah coklat tua yang belum sempat dibersihkan.
Sesaat kemudian, deru angin menusuk bagai erotik pasangan Dewa Petir menyayat langit biru. Binatang peliharaan raksasa bersayap lebar membentang di udara, mengangkut Ksatria Bimon ke angkasa.
Dentuman musik militer bergema serentak, mengguncang setiap helai rumput di Dataran Carimodo. Seorang bangsawan tampan dengan aura memikat menapaki panggung tanah dikawal pasukan, disambut sorak gemuruh para jenderal manusia.
Ratu Siren mengeluarkan desahan rendah bagai suling bambu dari kerongkongannya.
Sebagaimana diketahui, semakin tampan pria yang dilihat Yang Mulia Chao Helan, semakin manjalah decak kagum yang keluar dari bibirnya.
Wajah staf intelijen militer sangat memalukan. Sebagai profesional dalam menganalisis dan mengukur kekuatan musuh, mereka sering dapat menyimpulkan banyak rahasia internal dari detail kecil: Meski prajurit Bimon dalam ribuan li ini mengenakan pakaian sipil dan tidak membawa senjata, semua kancing pada mantel kulit beruang mereka adalah salib perak. Hiasan puncak menara di kepala mereka juga dihiasi lencana perisai perak. Dari biaya dan sumber daya pada seragam, jelas terlihat tingkat persenjataan prajurit Bimon ini.
Sejak zaman kuno, Bimon bukanlah etnis yang ahli dalam penempaan dan metalurgi. Pada Perang Darat-Laut sebelumnya, baju zirah dianggap sebagai hak paten ras lemah di mata prajurit Bimon. Jujur, bahkan tanpa senjata canggih, prajurit inti Bimon yang perkasa tetap menjadi pasukan tangguh penguasa dunia. Jika mereka mulai menggunakan senjata mutakhir, Ya Tuhan! Seberapa mengerikankah prajurit Bimon ini nantinya?
Apalagi sekarang mereka bahkan telah dilengkapi boneka mekanis. Bangsa laut pun tak bisa menemukan alasan penghiburan diri.
“Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui, benar-benar Pasukan Pengawal Istana Musim Panas! Rupanya Bimon tak bisa menahan diri lagi.” Yang Mulia Zhao Helan bergumam. Sebuah panji perang merah menyala menembus langit dari cangkang ribuan li, di balik kibaran bendera perang, tengkorak babi hiasan bunga wisteria dan api neraka menjilati pelangi biru di ufuk, warna latar merah darah bagai terendam genangan darah segar, memancarkan pesona menyilaukan yang menyeramkan.
Sebenarnya Yang Mulia Ratu tidak perlu mengulang perkataan ini. Bahkan tanpa penjelasannya, seluruh Bangsa Laut sudah hafal legenda asal-usul pasukan ini, bahkan tak sedikit yang memujanya. Konon cikal bakal pasukan ini adalah satuan pengawal desa terpencil, beranggotakan narapidana, pelaut, pemburu, dan penyair, yang pernah begitu miskin hingga hanya bisa memakai zirah rotan sebagai perlindungan...
Konon sejak pasukan ini berdiri, setiap wilayah yang mereka datangi berubah menjadi neraka duniawi bermandikan darah; kibaran panji perangnya menjatuhkan beribu-ribu kepala manusia, menyisakan nyanyian hantu para arwah dari puluhan ribu rumah yang bergema sepi...
Konon setelah pasukan ini menjadi kekuatan agama di kemudian hari, mereka membantai habis sebuah kota kuno berusia ribuan tahun di gurun pasir - tempat kelahiran kejayaan Sultan Agung Mulan...
Konon pasukan ini mengandalkan pemanah sebagai tulang punggung, di mana tiga Penembak Jitu Hao pernah menumbangkan penguasa tertinggi ras iblis dan undead, menciptakan contoh pertempuran epik dimana orang kecil bisa mengubah takdir...
"Konon pemilik pasukan ini memiliki kualifikasi sihir tertinggi di Aiqin dan kemahiran lagu perang yang tak tertandingi, diakui sebagai prajurit terhebat di bawah langit berbintang, telah membantai ribuan monster tingkat super dan ahli kuat Jalan Tertinggi. Hanya dengan mengangkat tangan, tiga raja iblis dan ribuan pasukan elit Bangsa Iblis yang dipimpin seorang Raja Langit musnah seketika..."
"Konon mereka selalu mencatatkan rekor nol kematian..."
Bahkan jika separuh dari "kabar angin" ini digabungkan, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui tetap merupakan mitos realistis yang sulit dipercaya.
"Coba tersenyumlah! Dari 6 juta populasi Bimon, sebagian besar adalah ras-ras bawahan bertubuh pendek dan fisik lemah. Sedangkan ras petarung tangguh jumlahnya sangat terbatas!" Kepala Staf Ular Laut yang merupakan perwira berpengalaman paham betul harus meredakan tekanan psikologis timnya. Sejak kemunculan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas, wacana "Prajurit Bimon Terbaik di Dunia" yang lama hilang mulai bermunculan lagi. Ini berbahaya bagi Bangsa Laut. Sejarah pernah mencatat trauma akan Bimon, kali ini kita tak boleh mengulangi kesalahan: "Dengan sedikit prajurit Bimon ini, berapa pertempuran lagi yang bisa mereka tahan?"
Kata-kata penghiburan ini belum sempat berpengaruh ketika suara menghirup napas tajam bergema serempak dari kerumunan staf intel militer Bangsa Laut. Termasuk Kepala Staf Ular Laut, semua perwira laut menarik napas begitu kencang hingga hampir menyedot semua oksigen di sekitarnya menjadi ruang hampa.
"Tahi lalat hitam di sudut mulut Ratu Siren berkedut hebat, rasa dingin merambat dari tulang belakang ke cakar di bagian bawah tubuhnya."
Para prajurit Bimon di sekitar panggung tanah raksasa mulai memukul ratusan genderang perang besar. Kulit genderang ini dihiasi tato jangkar-perisai dan binatang laut ganas yang hanya layak dimiliki prajurit istana paling gagah berani dari lautan.
Sebuah gunung daging yang tersusun dari hidung manusia tiba-tiba muncul di tengah panggung tanah. Bayangan matahari membelai genangan darah kering dan serpihan daging, memantulkan kilau kejam yang kontras dengan pandangan terkejut dan ngeri para jenderal manusia.
"Laporkan kepada Yang Mulia Beckenbauer untuk segera melancarkan serangan ke Bimon, paksa mereka mundur ke tanah air..." Perintah Yang Mulia Chaohelan terpotong ketika seorang mata-mata ular laut menyembur ke terumbu karang tertinggi dengan tubuh berliku-liku. Lidah ularnya yang panjang terjulur sepenuhnya karena panik.
"Yang Mulia! Pasukan gabungan Hai-Mu yang mengepung Shabak mengirim permintaan darurat! Banyak Monster Tingkat Super dan kavaleri udara Bimon sedang menghancurkan pasukan kita!" Medusa laut berkedip-kedip dengan mata kecilnya seperti kacang hijau, tergesa-gesa melapor: "Yang Mulia Beckenbauer memerintahkan kita segera mengerahkan ahli sihir Pencabik Badai untuk pertahanan."
Pupil mata Ratu Chaohelan menyempit hingga titik terkecil dalam sekejap.
"Marsekal Sidoff, Yang Mulia saat ini masih sedikit terikat urusan dan akan tiba di Karimdo sedikit terlambat. Beliau memerintahkan saya untuk menyampaikan hadiah ucapan selamat kepada sekutu manusia kita! Untuk menyiapkan hadiah ini, seluruh Pasukan Pengawal Istana Musim Panas kami telah bekerja sejak semalam hingga sekarang." Beckham melepas topi besar khas Pasukan Ajaib, mengangkat sepatu bot hitam mengilatnya, lalu membersihkan noda darah yang telah mengering di sana dengan sarung tangan putih.
Perlu dijelaskan, sejak Beckham dan Otga kembali ke dunia berperadaban dengan seragam Pasukan Ajaib, gaya busana ini telah menjadi tren gila-gilaan di kalangan manusia. Terutama para penyihir muda yang dengan cepat membuang jubah panjang dari Serikat Sihir, beralih ke kostum kulit berkerah tegak yang praktis dengan Lencana Lide di tepi topi.
Namun hanya Xiao Bei yang bisa memadukan seragam ini dengan sempurna - gagah berani dengan sentuhan pemberontak, tampan tiada tara.
Gunung daging berbau darah di tengah panggung tanah membuat Marsekal Sidoff Sang Dewa Perang manusia dan tiga Archmagister terpaku. Para jenderal dari berbagai negara yang pernah menyusuri lautan darah dan gunungan mayat pun mengaku ini adalah pertama kalinya mereka menyaksikan pemandangan mengerikan seperti ini - hanya dengan gerakan tangan Xiao Bei, sebuah bukit hidung berdaging penuh aura darah telah muncul, membuat semua yang hadir tak sempat mempersiapkan mental.
"Untunglah, sikap sopan semua orang masih bisa disebut gentleman, meski wajah kebanyakan terlihat jijik dan memalukan, setidaknya tidak ada yang muntah di tempat."
Kawanan lalat kerbau dan lalat rumah yang tertarik aroma berkerumun di sekitar "bukit hidung" manusia, menikmati pesta langka ini dengan rakus.
Ribuan merinding digerayangi angin manis berdarah, gatalnya tak tertahankan.
Waktu dan ruang seolah kembali ke era awal kehidupan, senyap total yang beku. "Ini... ini..." Marsekal Sidoff berambut perak pertama sadar, "ini" berkali-kali tanpa bisa melanjutkan. Berdiri di samping Beckham muda penuh semangat, dewa perang tak terkalahkan manusia ini tak terhindarkan mengingatkan pada pepatah "pahlawan senja".
"Sejak menerima permintaan bantuan, Paduka Liu Zhenhan telah merencanakan operasi balas dendam! Setelah mengumpulkan intel, menyusun rencana operasi, dan latihan taktis, tadi malam beliau memimpin Ksatria Istana Musim Panas ke kota iblis kecil berpenduduk sekitar 100.000 jiwa." Xiao Bei mengibaskan rambut panjangnya, berbicara penuh keyakinan: "Paduka berfirman, sejak bangsa iblis berani ikut campur perang Aiqin-laut, mereka harus siap menanggung murka Aiqin. 100.000 jiwa ini baru contoh pertama!"
Mendengar ini, otak manusia bagai kaleidoskop kembang api meledak, pusing berputar dengan perasaan campur aduk, pikiran masing-masing berbeda.
“Bangsa iblis benar-benar menyentil besi.” Alkimiawan Besar Emmanuel bersiul dengan sikap tak pantas sebagai orang tua: "Ya ampun, menurutku Richard-lah yang paling berkelas, diam-diam sudah menyelesaikan tugasnya."
"Yang Mulia Pelindung Suci... Bagaimana... Bagaimana mungkin beliau melakukannya? Membantai kota bukan perkara mudah..." Seorang jenderal manusia tak tahan mengajukan pertanyaan bodoh yang tidak mengenali mutiara dalam lumpur.
"Penyihir Besar Suci Richard memiliki banyak formasi teleportasi sihir, termasuk cadangan yang tersembunyi di sudut terpencil dunia iblis." Master Ahli Aliran Api Stefano yang paling dekat dengan Dewata, tanpa menunggu Xiao Bei bicara, langsung menjelaskan masalah ini.
Sang Master terus memandang murid kesayangannya dengan ekspresi penuh kebanggaan.
Keputusan Tuan Tanah Feilengcui menukar Beckham dengan dua tambang es yang dapat terbakar dan blueprints busur panah silang Kumbang Suci, dalam semalam menggema di dunia sihir Aiqin. Setiap penyihir berkompeten memandang iri nasib Xiao Bei, mengagumi kesetiaan Penyihir Besar Suci, sekaligus menyesali mengapa keberuntungan mengenali mutiara dalam lumpur tak jatuh pada mereka.
Mungkin di mata penyihir lain, hanya penyihir yang menguasai taktik sihir beragam dan tak ada habisnya yang bisa dianggap sebagai penyihir sejati. Tapi Master Stefano yang menghabiskan seumur hidupnya mempelajari sihir, merasa bahwa sihir tidak perlu dibuat terlalu rumit. Bagaimanapun dunia sihir mencoba menghiasi diri dengan kedamaian dan mengagungkan diri, sejak kelahirannya, sihir bukan dibuat untuk perdamaian apalagi kesejahteraan rakyat! Lepas kulit palsu nan indah itu, tujuan ultimat sihir tetaplah membantai dan menghancurkan.
Xiao Bei adalah kelinci percobaan sihir paling sempurna sepanjang hidup Master Stefano.
Dia hanya menguasai satu jurus "Pisau Api", tanpa kemampuan serangan sihir area luas yang krusial. Dia hanya mempelajari perisai magis elemen api paling dasar, hampir tak punya kemampuan bertahan. Di otaknya tak ada variasi taktik sihir baru, bahkan tak punya gelar resmi penyihir. Dengan parameter ini, sekalipun dinilai oleh standar paling longgar di dunia sihir Aiqin, Xiao Bei tetap tak layak disebut penyihir. Bisa dibilang, penyihir akar rumput yang mengembara pun lebih pantas disebut pengguna elemen sejati dibandingnya.
Tapi dalam duel jarak dekat, Xiao Bei bisa mengalahkan penyihir mana pun. Bahkan Santo pun belum tentu bisa menyaingi kecepatannya dalam melepaskan mantra. "Pisau Api"-nya murni sempurna, daya tembusnya membuat merinding, jangkauannya luar biasa jauh. Lengkungan serangannya bukan hanya angker tapi juga presisi. Perisai magis apa pun yang dipanggil secara instan, dihadapkan pada "Pisau Api"-nya, bagaikan layang-layang kertas yang mudah robek!
Kontradiksi yang dihasilkan dari dua perbandingan ini merupakan "fenomena" yang belum bisa dijelaskan oleh dunia sihir Aiqin saat ini.
Kekuatan tradisional sulit digulingkan dalam waktu singkat. Dunia ini tak pernah kekurangan bakat, yang kurang hanyalah mata yang bisa menemukan bakat dan tanah untuk mengembangkan potensi mereka. Penyihir seperti Xiao Bei yang ahli dalam satu jenis sihir, jika terus bertahan di dunia manusia untuk mencari perkembangan, 90% akan berakhir seperti meteor yang redup masa depannya.
Karena itu, Master Stefano sangat bersyukur atas nasib murid kesayangannya. Tuan Tanah Feilengcui adalah penguasa pertama yang tidak terpaku pada ketampanan wajah Xiao Bei, tapi murni mengapresiasi keahlian dan kedalaman taktik-sihirnya! Seandainya berada di kelompok penyihir negara-negara besar manusia, mustahil bagi Xiao Bei dengan kualifikasinya saat ini untuk memimpin tim sihir 11 orang dalam 30 tahun ke depan!
"Pembantaian kota sebenarnya tidak sesulit yang dibayangkan orang. Tinggi prajurit Istana Musim Panas hampir setara dengan bangunan warga sipil di dunia iblis. Cukup dengan mengayunkan senjata, satu rumah bisa langsung rubuh. Hehe, pasti seluruh keluarga akan tertimpa reruntuhan..." Karena penjelasan mentor terlalu umum, Beckham menambahkan catatan: "...Lagipula tidak semua kota di dunia iblis ditempati pasukan besar. Meski formasi teleportasi sihir mereka sangat banyak, mustahil memindahkan pasukan dalam skala besar melalui formasi teleportasi dalam waktu singkat. Makanya kami hampir tidak menemui perlawanan! Sebenarnya Paduka Liu Zhenhan menguasai infrastruktur dasar dunia iblis. Bahkan jika bangsa iblis mengirim pasukan, kami punya 'Barrier Pengisolasi Elemen' dari peri bunga Istana Musim Panas yang bisa memutus jaringan transportasi dan komunikasi jarak jauh mereka dengan mudah!"
Master Pa Fan dari Sekte Dewi Es dan Salju menggigil ketakutan. Bagi rohaniwan, pembantaian keji seperti ini adalah dosa asal yang tak termaafkan.
“Pembantaian kota sebenarnya membutuhkan teknik khusus, di bidang ini Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui juga memiliki sedikit pengalaman, saya ingin berbagi langkah-langkah pentingnya! Secara singkat, pertama-tama blokir keempat gerbang kota, tutup jalur pelarian musuh - ini membutuhkan persiapan intelijen matang; Setelah pembantaian dimulai, pasukan harus bergerak maju per jalan, berpatroli di sepanjang dinding oasis lalu menyebar ke pusat kota, kegiatan perampasan, pembakaran dan pembunuhan harus dilakukan bersamaan, jangan sampai tertunda karena pemerkosaan atau penjarahan pribadi. Untuk mencapai ini dengan sempurna, rencana operasi dan komando lapangan sangat krusial; Tentu saja koordinasi antara pasukan penyerang dan pembersih juga penting, karena membersihkan medan perang dan mengamankan logistik merupakan hal vital, jangan sampai dibakar sembarangan. Latihan pra-perang bertujuan untuk pelatihan koordinasi ini!” Xiao Bei menjilat bibirnya, terlihat penasaran: “Kota-kota di dunia iblis kebanyakan berada di bawah tanah dengan sedikit pintu keluar-masuk, sangat ideal untuk pembantaian. Kalian harus mencobanya suatu saat, ikat kain merah di dahi, darah terasa seperti membara.”
“Anakku, apakah masih ada tempat bagi Dewata dalam hatimu?” Master Pa Fan tak tahan melihat kemudahan mereka membicarakan pembantaian dan kepunahan, membuatnya geram dan sakit hati: “Bagaimana bisa kobaran perang menjalar ke rakyat biasa tak berdosa? Ini jelas-jelas kejahatan!”
“Master Pa Fan, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas adalah kekuatan agama, bukan pasukan reguler sejati! Sepertinya memerangi kaum bidah adalah tugas suci kita!” Beckham yang sudah sepenuhnya kebal terhadap pertanyaan rasional semacam ini, dalam hatinya mulai tersadar. Tak heran Sekte Dewi Es dan Salju selalu kalah dalam persaingan dengan Gereja Saint Paul: "Jika api perang benar-benar tak menjalar ke rakyat biasa, lalu ke mana perginya ras serangga dan suku air Bimon? Ke mana peradaban gir dan uap Goblin serta Gnome? Ke mana pula 'Rasul Cahaya' Draenei?"
Draenei adalah penduduk asli Aiqin kuno, ras beradab pertama yang mempelajari dan merintis teori silsilah sihir. Master Santo Ajaib Van Basten dari Benua Aigean yang tewas mengenaskan tersedak pai daging sapi, konon berhasil menggali catatan lempung Hammurabi Draenei. Dari catatan sihir Cahaya yang tidak lengkap itulah ia menemukan sihir Cahaya Suci.
Dalam Perang Dewa dan Iblis 10.000 tahun lalu, menghadapi serangan dahsyat Bangsa Iblis, Draenei secara naif mempercayai janji tidak saling menyerang dan dengan bodohnya memilih netral permanen. Mereka membiarkan ras-ras Aigean dibantai pasukan Iblis. Ketika giliran Draenei dibantai habis-habisan, tak satu pun ras Aigean lain yang mau menolong mereka.
"Cuci otak! Pasti anak ini sudah dicuci otak oleh Bimon!" Master Pa Fan memutar matanya marah, rasionalitas sosial dan pemikiran humanis terus berkembang seiring zaman. Perang dunia sebelumnya melakukan pemusnahan ras, bukan berarti yang sekarang juga demikian. Tindakan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas ini justru memulai contoh buruk, sungguh keterlaluan para rohaniwan pemegang kepercayaan agama ini masih berani berkoar-koar membungkus kekejaman mereka!
"Hadiah dari Paduka Richard ini... memang memuaskan..." Marsekal Sidoff melihat suasana mulai canggung, buru-buru melerai: "Tapi Kapten Beckham, tetap ada pertanyaan di benak saya. Tidakkah Paduka Richard khawatir pasukan bangsa iblis akan membalas dengan cara yang sama? Menyeret kobaran perang ke rakyat biasa, baik sebagai prajurit maupun rohaniwan, seharusnya Paduka berusaha menghindarinya!"
"Kerajaan Bimeng hanya mengandalkan lima kota provinsi utama untuk melindungi sebagian besar rakyat. Jika bangsa iblis berani menyerang kota provinsi, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas pasti menyambutnya!" Xiao Bei membuat wajah garang seperti preman yang siap terjun ke kuali minyak mendidih: "Bos sudah memberikan pernyataan, jika bangsa iblis benar-benar ingin balas dendam silakan saja! Untuk setiap Bimon yang mereka bunuh, kita akan tukar dengan 10.000 rakyat biasa bangsa iblis. Untuk setiap kota yang mereka hancurkan, kita hancurkan seratus kota mereka. Lihat siapa yang lebih dulu menyerah!"
Reaksi manusia langsung terbelah menjadi dua kutub. Banyak jenderal manusia yang merasa puas dengan aksi pembantaian kota oleh sekutu Bimon tertawa terbahak-bahak - Kemiskinan yang kejam! Kerajaan Bimeng memang miskin, tapi dalam perang justru menunjukkan kekejamannya. Tukang tawar-menawar yang ulung seperti ini pasti membuat siapa pun gentar. Bukankah bangsa iblis suka membantu bangsa laut? Biarkan mereka mendapat pelajaran!
Namun tak sedikit pula jenderal manusia yang tak bisa menerima pernyataan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui yang terang-terangan menyebarkan kekerasan: "Sekarang bangsa laut sudah menguasai wilayah timur Aiqen kita. Jika mengikuti teori Pasukan Pengawal Istana Musim Panas kalian, bukankah lebih dari 20 juta manusia di sekitar pantai timur akan hancur menjadi bubur daging di bawah pedang pembantaian bangsa laut? Sebuah kota iblis dengan 100.000 populasi, pasti ada banyak pria terhormat berbudi luhur dan orang baik berhati mulia di antara mereka. Tindakan kalian ini sungguh..."
"Pria terhormat iblis itu apa urusan kita? Justru orang baik berhati mulia inilah yang kami bantai! Aku suksi penjahat, karena beberapa bajingan iblis berkarakter rendah akan membantu kami dalam membakar, membunuh, dan merampas selama pembantaian kota, sangat menghemat waktu kami!" Xiao Bei tertawa terbahak-bahak. Para cendekiawan manusia ini benar-benar bebal karena terlalu banyak baca buku. Mereka selalu berpegang pada khayalan yang tak realistis. Bukankah bangsa laut belum membantai manusia di wilayah pendudukan karena belum sempat? Dengan basis populasi bangsa laut yang luar biasa besar, wilayah Benua Aiqen ini takkan cukup dibagi! Jika takut mereka akan melakukan pembantaian lalu ragu-ragu, percuma saja!
"Tentu saja, Xiao Bei masih memiliki beberapa perkataan yang sulit diucapkan. Alasan bos membawa seluruh pasukan untuk membantai sebuah kota Bangsa Iblis kali ini: Pertama, ingin memberikan semangat kepada umat manusia. Kedua, memaksa Bangsa Iblis masuk ke medan perang Aiqin. Situasi tiga pihak yang saling memanfaatkan keruwetan memang merugikan Aiqin, tapi lebih merugikan Bangsa Laut. Ketiga, bos ingin memberi pelajaran pertama yang mengejutkan kepada Pendeta Medusa dan Raja Binatang Durbin yang baru datang melalui pembantaian ini, sekaligus mengkonsolidasikan semangat pasukan dan sistem komando!"
"Di zaman sekarang siapa masih punya waktu untuk latihan pra-perang? Siapa sempat menyaring pengecut dan telur-telur busuk dalam pasukan satu per satu? Setelah melalui pembantaian berdarah nyata, bahkan rekrutan yang belum pernah menyembelih ayam pun bisa langsung matang!"
"Perwira jaga!" Marsekal Sidoff merenung lama, lalu mengangguk dan memanggil seorang jenderal: "Kirim beberapa kereta kuda, antarkan hidung-hidung Bangsa Iblis ini ke Bangsa Laut."
"Bawa ini juga." Xiao Bei melemparkan kartu kristal Di Wei kepada perwira jaga.
Mereka yang familiar dengan gaya bertempur Tuan Tanah Feilengcui tahu pasti, kartu kristal Di Wei ini pasti merekam rekaman langsung pembantaian kota.
"Kapten David, kapan sebenarnya Paduka Liu Zhenhan bisa tiba di Karimdo? Saya ingin berdiskusi tentang langkah operasi selanjutnya." Marsekal Sidoff tiba-tiba merasakan getiran di hati saat mengingat Pasukan Pengawal Istana Musim Panas yang dipersenjatai sampai ke bola mata ini membantai rakyat biasa Bangsa Iblis tadi malam.
“Menurut perhitungan Rundstedt, staf tamu Istana Musim Panas, bos seharusnya tiba di sini dalam dua jam!” Xiao Bei tersenyum: “Sekadar informasi tambahan, saya datang sebagai Imam Senior Sihir Istana Musim Panas yang bertugas menerima kelompok penyihir manusia! Maaf ya, hehe, saya perlu meminta kalian semua membantu Shabak terlebih dahulu.”
Bab 665 Situasi Jenderal Ulung
Di atas bukit tanah tinggi, seorang Ksatria Mata Perak menghadapi angin kencang padang belantara tandus, dengan cermat memeriksa peta tulang di tangannya. Sesekali ia menatap pegunungan di kejauhan, jarinya menyentuh identifikasi referensi yang rumit satu per satu.
Angin purba yang dingin bertiup kencang bagaikan tangan tua yang kokoh, mengguncang rambut ungu panjangnya dengan kasar. Gulungan tulang antik di tangannya berderak kreek-kreek diterpa angin.
Ini adalah wilayah paling barat Benua Kontribusi Pantai Dunia Iblis. Kawasan seluas 1.500 li di bawah kaki Ksatria Mata Perak sepenuhnya termasuk dalam Pegunungan Rocky. Wilayah dengan topografi Dataran Tinggi Tanah Merah khas ini mengalami erosi parah, dipenuhi ngarai dalam nan luas. Baik tanah maupun lapisan batuan diselubungi karat merah yang tandus dan purba.
Di ngarai Sungai Merah tepat di depan Ksatria Mata Perak, terlihat samar-samar sebuah kota bawah tanah bernama "Mentana". Kota ini merupakan permukiman terpencil Bangsa Iblis di sebelah barat Benua Kontribusi Pantai, dengan populasi sekitar 70.000, terkenal dengan "Banteng Liar Marlboro" yang memiliki tulang raksasa berkualitas tinggi untuk bahan bangunan premium.
"Tidak mungkin salah, ini tujuan terakhir." Liu Zhenhan mengetuk peta tulang dengan bangga. Ksatria mata perak palsu ini bersama Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui sebenarnya telah membantai lebih dari satu kota dunia iblis dalam semalam.
Separuh kota dunia iblis di sekitar Pegunungan Rocky telah dihancurkan prajurit Bimon. Sekitar 250.000 warga sipil dunia iblis menjadi arwah penasaran di tangan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas. "Mentana" hanyalah kota keempat sekaligus terakhir dalam Rencana Pembantaian Kota Feilengcui!
Dari basis populasi Bangsa Iblis yang sangat besar, kota kecil seperti "Mentana" dengan 70.000 penduduk hanya termasuk wilayah administratif tingkat rendah di bawah Raja Lich, setara dengan desa-desa Bimon.
Mengingat tingkat administratif yang begitu rendah, kota kecil di dunia iblis ini selain Pasukan Pengawal wali kota yang bertugas menangkap perampok, tentu tidak memiliki pasukan reguler sejati yang ditempatkan. Dengan total 3.000 pasukan Raja Hewan Dubin dan Pendeta Medusa, ditambah Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui yang kuat, menyerang kota kecil di dunia iblis ini, bagaimanapun dilihat, seperti Jawara Ilmu Bela Diri yang memukuli pasien lumpuh total - kemenangan sama sekali tidak memiliki setitik keraguan.
Liu Zhenhan mengutus Beckham untuk pergi lebih dulu ke Dataran Carimodo menerima kelompok penyihir manusia, berulang kali berpesan: Jangan sampai memberitahu manusia tentang semua kejadian di sini, karena ia khawatir para pria terhormat manusia dengan rasa keadilan berlebihan tak akan bisa menerima fakta berdarah ini.
Tak diragukan lagi, seiring perkembangan peradaban yang semakin meningkat, pandangan moral manusiawi dan filosofi kehidupan di Benua Aigean semakin sempurna dan matang - ini hal baik! Namun segala sesuatu punya dua sisi, seiring konsep etika yang semakin mendekati kebaikan tertinggi dan kebenaran, terkadang membawa konsekuensi yang canggung.
Misalnya, Benua Aigean saat ini adalah perwujudan nyata kondisi aneh ini. Meskipun pertempuran berdarah dengan korban berjatuhan terjadi setiap hari, banyak orang terpelajar yang semakin terbebani hutang darah, secara sadar atau tidak menghadapi pengadilan nurani dan moral dalam hati - ini hampir menjadi batas kemampuan tak terhindarkan bagi peradaban maju. Konflik antara kebaikan dan kejahatan bagai anyaman merah dan hitam, secara perlahan menyiksa kemanusiaan dalam belitan tak berujung!
Sejarah panjang telah membuktikan bahwa di medan perang yang penuh mayat berhamburan, peradaban tak pernah sepenuhnya menentukan seperti barbar. Karena perang itu sendiri pada hakikatnya sudah tidak adil dan tidak beradab!
Liu Zhenhan selalu berpendapat: Berbicara kesetaraan dan HAM dengan musuh bebuyutan yang ingin merebut ruang hidup, sama mustahilnya dengan memanjat pohon untuk menangkap ikan atau meminta kulit harimau dari harimau! Pedang perang dan ranting zaitun harus sama-sama dikedepankan, kalau tidak berhasil tetap harus mengandalkan laras senjata!
Entah Liu Zhenhan telah mencuci otaknya sendiri, atau tanpa sadar ikut teranestesi mental saat melakukan mobilisasi politik untuk orang lain. Yang pasti, ia sama sekali tidak merasa bersalah telah membumihanguskan beberapa kota iblis. Bahkan dirinya sendiri terkadang heran akan sikap dinginnya ini, sampai ingin memaki dirinya sebagai manusia tak berperasaan.
Seandainya ada Penyihir manusia senior di sana, pasti akan mengatakan Lao Liu mengalami efek samping dari kultivasi sihir dekaden - gejala paling khas dari mantra darah memang adalah sifat haus darah yang tak terkendali!
Dua bulan perak di dunia iblis perlahan tenggelam ke dalam awan. Liu Zhenhan menghisap cerutu terakhirnya, kemudian memacu kuda mimpi buruk di selangkangannya, meninggalkan jejak asar berdebu, menyerbu dari ketinggian menuju satu-satunya pintu masuk bawah tanah Kota Montaner.
Cuaca yang remang-remang membuat penjaga gerbang kota dari bangsa iblis baru menyadari keperkasaan Ksatria Mata Perak Palsu ini ketika kuda mimpi buruk sudah mendekat. Persis seperti kehebohan yang ditimbulkan ksatria kuil di desa terpencil Bimon, kedatangan Ksatria Mimpi Buruk ke kota terpencil Montaner yang sepi ini membuat dua penjaga liang tanah langsung Terpetrifikasi.
Kuda mimpi buruk berapi yang gagah perkasa, panji hawa dingin yang berkibar tanpa angin, pupil yang berkilauan bintang salib perak!
Jubah sutra emas warna ungu, lambang keluarga bunga mawar Pandora, pedang kristal bergaya Frostmourne!
Zirah hitam mutiara yang memancarkan kristal es kematian, mengungkapkan bahwa Ksatria Mata Perak ini bahkan adalah legenda Raja Langit Bersayap!
Rasa kantuk dua penjaga liang tanah langsung hilang. Mereka terpana memandang Liu Zhenhan yang duduk tegak seperti lembing di pelana, lalu buru-buru menahan rahang yang hampir terlepas, dengan panik namun penuh hormat bersujud memberikan salam.
Sang singgasana ini tidak menggunakan formasi teleportasi sihir, melainkan melakukan perjalanan ke Montana dengan mengendarai kuda mimpi buruk. Kemungkinan besar dia adalah rasul Moni yang sedang menjalani perjalanan uji coba, menghukum penjahat, dan membasuh pedangnya. Sejak berdirinya kota Montana, sudut terpencil seperti desa terpencil ini mungkin belum pernah dikunjungi Raja Langit Bersayap yang berstatus mulia!
Dua kipas logam perang terkembang dengan gemerisik, bagai elang yang sedang terbang atau tanduk naga beracun. Gerakan licik dan rewel itu menyambar ke kiri dan kanan membentuk garis lengkung indah, dengan mudah memenggal dua buah kepala kumbang yang merunduk.
Kuda mimpi buruk itu berdiri dengan dua kaki belakangnya, "Hiiiii!" meringkik panjang sebelum menerobos masuk ke dalam kota dunia iblis ini.
Darah yang menggenang cepat mengisi jejak tapak api di tanah, "desis-desis" menimbulkan asap pekat.
Pengalaman Liu Zhenhan mengatakan bahwa menghadapi kota-kota kecil di dunia iblis ini tidak perlu kehati-hatian berlebihan. Pada dasarnya, begitu masuk ke dalam kota berarti misi hampir berhasil. Tidak perlu ribuan prajurit Bimon yang gagah berani, bahkan dengan mengerahkan belasan bajingan nekat ogre dari Padang Rumput Donau saja, sudah cukup untuk membuat kota tingkat kecamatan di dunia iblis yang sudah lama damai ini menjadi kacau balau.
Sesuai tradisi, begitu Pasukan Istana Musim Panas bertubuh gagah berbaris di jalanan, milisi lokal Bangsa Iblis hanya bisa lari pontang-panting. Bahkan jika ada segelintir pahlawan yang berani menghadapi mereka, hasilnya biasanya langsung hancur saat bersentuhan dengan musuh!
Fakta membuktikan ramalannya benar. Dua puluh empat menit kemudian, Kota Montagna terkubur dalam elegi darah dan api.
Dibandingkan tiga kota dunia iblis lain yang dibantai, Montagna yang juga kota kecil ini memiliki keunikan yang membuat Lao Liu berseri-seri.
Pasukan pengawal walikota kota ini menunjukkan profesionalisme dan kecerdasan saat menghadapi serangan mendadak. Setelah beberapa pengintai menjadi korban, mereka langsung mundur strategis ke kediaman walikota yang berpagar tinggi dengan genteng merah, bertahan mati-matian tanpa nekat keluar ke jalan. Organisasi mereka sangat rapi, menunjukkan gaya pasukan veteran.
Yang mengejutkan, pasukan pengawal kota terpencil ini ternyata memiliki kerangka prajurit elite yang terdiri dari Ksatria Kongju, Perusak Obsidian, Pendekar Pedang Bermata Perak, Penembak Liang Tanah, Prajurit Kurcaci, , dan Acolyte. Bahkan didukung sejumlah Prajurit Kebencian Mekanis dan Raksasa bertubuh hitam legam. Ksatria Kongju sebagai angkatan udara unggulan bahkan telah dilengkapi bom udara pembakar bertulisan Braak!
Liu Zhenhan dengan mata tajam seorang veteran militer, memberi nilai pas-pasan 60 untuk para prajurit Montagna ini! Perlengkapan, ilmu bela diri, dan koordinasi sempurna mereka tidak hanya dalam struktur organisasi, tapi juga secara keseluruhan jauh melampaui rata-rata kemampuan Ksatria Kuil Moni saat ini!
Prajurit Kebencian mekanis berbeda dari Prajurit Kebencian biasa. Julukan "mekanis" berasal dari fakta bahwa mereka adalah nyawa sejati yang terlahir dari sihir arkan bangsa iblis! Meski kekuatan mereka jauh di bawah elemental seperti Big S dan Little S, secara esensi mereka sama dengan kedua pelayan darah itu - sama-sama kehidupan baru yang tercipta dari elemen, bukti nyata bahwa sihir bisa sejajar dengan Dewata pencipta manusia!
Liu Zhenhan yang mendalami sejarah dunia iblis sangat paham: Sejak memiliki kesadaran mandiri ribuan tahun lalu, Prajurit Kebencian mekanis sudah memberontak dari kepemimpinan Raja Lich iblis dan mendirikan fraksi sendiri!
Prajurit raksasa berbaju zirah kristal dengan senjata sabit dan kait raksasa ini, hanya bisa ditandingi oleh jawara terkuat Elefen atau Raksasa Aigean!
Dari sini terlihat betapa hebatnya pasukan pengawal Wali Kota Montagna!
Yang lebih RAMAS adalah sepuluh raksasa bertubuh gelap dan kekar. Makhluk-makhluk berukuran sebesar Api Neraka ini ternyata mampu menarik bola arang elemen hitam pekat dengan kedua tangan. Saat dilempar, gesekan sekecil apa pun dengan udara langsung membakar bola tersebut menjadi proyektil api raksasa yang menyala-nyala. Dilihat dari kekuatan lemparannya, jika benar-benar kena, meski tak terbakar mati, pasti akan hancur lebur menjadi bubuk daging tertimpa bola arang ini!
Mengingat status administratif kota kecil ini di dunia iblis, Pasukan Pengawal Montana yang memiliki jenis pasukan konvensional kuat seperti di atas, plus enam belas dan empat perusak obsidian, benar-benar Berbual B berlebihan! Bandingkan dengan masa awal Feilengcui, kekuatan sihir dasar di bawah Liu Zhenhan jauh tidak sekuat ini!
Patut dicatat, enam belas Montana ini ternyata tidak menggunakan ilmu mayat hidup atau ilmu gelap, melainkan sihir elemen udara dan air!
Hal ini tak ayal membuat Lao Liu merasa tertarik.
Memang langka sebuah daerah kecil memiliki Pasukan Pengawal wali kota sekeren ini, tapi jumlah mereka cuma dua ratus orang.
Dengan personel segini melawan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui yang semakin kuat, ibarat semut menggelindingkan pohon atau Green Party menghentikan kereta!
Setelah para Penjaga Utama menembak jatuh sekitar tiga puluh Ksatria Ketakutan beserta "Bom Udara Pembakar Guci Tulang" mereka di udara, Dubin Beastmaster dan Pendeta Medusa segera melancarkan serangan sihir terkoordinasi menggunakan peliharaan magis mereka. Hanya dengan sekali tembakan terkonsentrasi, tembok tinggi batu tulang di kediaman Walikota Montaña langsung berubah menjadi puing-puing reruntuhan - Dubin Beastmaster memiliki tiga peliharaan sementara Pendeta Medusa memiliki dua. Beberapa Beastmaster tingkat tinggi dan Pendeta Medusa senior bahkan telah berhasil memanggil peliharaan tumbuhan. Meski tidak semua Dubin Beastmaster dan Pendeta Medusa memiliki begitu banyak binatang perang, total binatang piaraan monster di bawah komando mereka yang mampu melepaskan mantra sihir melebihi 1.800 ekor, dengan tak kurang dari 24 ekor binatang perang kuat setingkat Naga Sekunder!
Di tengah percikan api spiral sihir yang menyembur ke empat penjuru, seekor Oushou raksasa tiba-tiba muncul dari pusat kediaman walikota. Dengan derit menusuk telinga, makhluk itu melesat ke udara dan nyaris menabrak kubah tanah liat bawah tanah yang telah dikosongkan.
Oushou raksasa ini memiliki panjang lebih dari 10 meter, dilengkapi enam pasang sayap megah. Bentuknya menyerupai capung raksasa yang jahat. Seluruh tubuhnya tertutupi sisik mirip baju zirah, sementara enam mata majemuk sebesar lentera memancarkan kilau pelangi dengan semburan api mikro. Gelombang elemen api yang dipancarkannya terasa sangat kuat dan dahsyat.
"Pangeran Zhenwu, pengkhianat terkutuk, Jancuk kau ini!"
Seorang Ksatria Mata Perak yang compang-camping menunggangi Oushou raksasa, memegang pedang kristal dengan satu tangan. Noda darah ungu di lengannya menetes deras di sepanjang bilah pedang, matanya melotot sambil mencaci maki ketidakmoralan Liu Zhenhan.
Bukan karena matanya tajam, melainkan Zirah Takhta Es yang Terbeku itu terlalu mencolok. Penjaga kampungan yang tolol itu memang tak mampu mengenalinya.
Liu Zhenhan membunyikan peluit.
Alangkah gagahnya pemuda Mata Perak yang masih hijau ini!
Badai sihir meski membuatnya berdebu, tak mampu mengaburkan ketampanan yang memancar. Bulu halus di sudut bibirnya menunjukkan kekanakannya, sementara Oushou raksasa di selangkangannya membuktikan kekuatan dahsyat yang tak boleh diremehkan.
Menurut tradisi Ksatria Kematian, tunggangan Ksatria Mata Perak hanyalah kuda mimpi buruk. Tapi kenyataan yang terhampar justru: Tampan ini adalah Ksatria Monster Ajaib Tingkat Super, bukan Ksatria Mimpi Buruk!
“Hal paling Berbual B tentang profesi Ksatria Kematian adalah mereka bisa menggunakan mantra rahasia untuk menyerap kekuatan tunggangan, mengubah diri menjadi Ksatria Jatuh. Melihat gelombang elemen api yang sangat kuat dari monster ajaib raksasa ini, selama Ksatria Mata Perak ini mau, dia bisa kapan saja mengorbankan tunggangannya untuk menyerap kekuatan elemen monster raksasa ini, mengubah diri menjadi Ksatria Bersayap Putih—tampaknya kemungkinan besar adalah Jiangtai Bersayap Empat yang kuat!”
“Apakah kamu prajurit elit istana yang sengaja ditugaskan ke kota Montagne oleh Raja Lich setelah menerima kabar pembantaian? Aneh, kekuatanmu sehebat ini, kenapa sebelumnya tak pernah kulihat di istana Greta Garbo?” Liu Zhenhan membetulkan pernyataan Ksatria Mata Perak ini, “Maaf, seluruh Aiqin tahu, aku adalah Shaman Bimon kelas berat, Tuan Tanah Feilengcui, bukan pengkhianat Mata Perak dari dunia iblismu!”
“Pengkhianat! Jangan berusaha mengelak, jiwamu sudah tertancap abadi di tiang aib! Tuan Tanah Feilengcui Bimon seharusnya adalah Pigge berlengan patah!” Ksatria Monster Ajaib Mata Perak yang langka ini meremehkan pembelaan Lao Liu, tanpa ragu-ragu mengeluarkan tantangan ke “pengkhianat iblis” ini: “Akulah wali kota Montagne, bukan prajurit istana dalam Ratu, tapi pedangku sama hausnya untuk membasmi kejahatan!”
“Kamu wali kota di sini?” Liu Zhenhan agak terkejut: “Dengan kekuatan sepertimu, kenapa mau jadi wali kota di pelosok terpencil begini?”
Wali kota Mengtaina gemetar ketakutan oleh "pengkhianat bangsa iblis" ini, diliputi kesedihan dan kemarahan.
Meski kekuatannya luar biasa, namun di Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui sama sekali tak terlihat. Langit dan tanah kota Mengtaina telah sepenuhnya dikuasai oleh Batalyon Saudara Feilengcui. Bahkan makhluk sebesar Xiangjiu pun terlihat kecil dan anggun di tengah kerumunan khimera raksasa yang sibuk membantai. Belum lagi kawanan peliharaan magis para pendeta di tanah yang jumlahnya begitu mengerikan.
Bisa dikatakan, bahkan jika ada Raja Lich yang berkedudukan di Mengtaina hari ini, masuk dengan sikap sombong pun takkan bisa keluar utuh.
Kelebihan utama taktik infiltrasi di belakang musuh terletak di sini. Sekalipun elite Bangsa Iblis menerima alarm pembantaian kota, mustahil memprediksi korban berikutnya! Di tiga benua dunia iblis yang memiliki ribuan kota, mustahil mengorganisir pertahanan tepat sasaran. Jika tidak ada ahli Jalan Tertinggi yang datang, tak masalah. Tapi kalau ada yang nekat menghadang, Lao Liu siap memasaknya dalam kuali besar!
"Kendaraan tunggangannya adalah Binatang Ajaib Mutasi! Sepertinya kita akan mendapatkan Tongkat Augustus Ogus berkualitas tinggi!" Kaka menggosok-gosokkan tangannya bersemangat, mendesak Lao Liu: "Kak, tunggu apa lagi? Langsung bantai bajingan ini dan ambil tulang serta uratnya!"
“Heihei, tidak usah buru-buru, anak ini sangat cocok dengan watakku, dia mengingatkanku pada masa laluku.” Liu Zhenhan memandang walikota bermata perak di langit dengan nostalgia, menghela nafas penuh penyesalan: “Sama-sama muda, sama-sama berdarah panas, sama-sama memiliki kekuatan luar biasa, sama-sama terdampar di pelosok terpencil menghabiskan waktu…”
Reruntuhan batu bata tulang kediaman walikota yang hampir hancur oleh badai sihir tiba-tiba mengeluarkan suara gemeretak. Debu beterbangan samar-samar, sosok ramping nan anggun perlahan bangkit berdiri dari tumpukan puing.
Ini adalah seorang penyihir wanita undead () dengan kecantikan luar biasa, wajahnya sempurna bak bidadari.
Mungkin prajurit kebencian kristal dan raksasa hitam yang mati-matian melindunginya telah menahan serangan sihir terkonsentrasi. Dengan perlindungan perisai arkan, dia hanya terhempas oleh gelombang kejut dan reruntuhan yang beterbangan, tidak sampai tewas. Meski demikian, runa mata perak di pelipisnya yang anggun terkoyak oleh benturan benda berat. Darah yang menyatu dengan rambut perak panjangnya membungkusnya bagai bunga layu yang memikat hati, membuatnya tampak semakin memilukan.
“Xialian, kekasihku. Kumohon, cepatlah pergi dari sini!” Walikota Montana berteriak putus asa ke arah penyihir wanita di tanah, suaranya parau dan penuh kecemasan.
"Sorot mata indah penyihir wanita Wuyao itu meneteskan air mata besar-başar, tangannya gemetar mengais reruntuhan untuk mengangkat dua Wuyao cantik yang telah binasa. Dengan sia-sia ia mengusap darah di wajah mereka berulang kali, memanggil nama-nama mereka."
"Jujur saja, dia mirip banget sama abang. Pemuda dunia dengan baju musim semi tipis, ditemani gadis-gadis cantik level dewa." Kaka tertawa terbahak-bahak tanpa perasaan: "Jancuk. Kok rasanya kita jadi tokoh jahat hari ini? Lihat tuh perpisahan hidup-mati ini."
"Aku sengaja tak bawa semua pendeta wanita dan penyihir perempuan, karena perang pasti akan menciptakan karma buruk. Adegan seperti ini pasti juga pernah dialami bangsa Serangga dan suku air kita dulu." Liu Zhenhan tak lagi memandang wajah cantik nan tragis Wuyao itu, menunduk menyentil debu tanah dengan sepatu botnya berulang-ulang.
"Bagaimana kalau...kita beri jalan keselamatan untuk pasangan kekasih ini?"
"Asal dia mau memotong tangan kakinya sendiri, aku akan bebaskan mereka!" Kata-kata Liu Zhenhan tak hanya untuk Kaka, tapi juga untuk Wali Kota Montanas: "Sebagai senior, aku tak tega menghancurkan bakat muda yang berbakat ini."
Seperti diketahui, Ksatria Mata Perak memiliki kemampuan regenerasi seperti ekor cicak - bakat penyembuhan alami mereka. Tapi luka seberat pemotongan kedua tangan dan kaki, bahkan Raja Langit Bersayap Enam pun tak bisa pulih dalam setahun!
"Dengan karakter Liu Zhenhan, saran yang dia berikan hari ini kepada Wali Kota Mengtaina memang merupakan bentuk belas kasih tulus dari hati nurani, tindakan menghargai bakat—asalkan dalam satu dua tahun ini wali kota tersebut tidak bisa membantu pasukan bangsa iblis, perang dunia takkan ada perannya lagi! Pahlawan liar yang tersembunyi di pedalaman dunia iblis seperti ini benar-benar langka dan sulit diperoleh. Liu Zhenhan tak tahu mengapa sosok sehebat itu malah dikirim ke daerah tandus ini sebagai wali kota, mungkin sama seperti dirinya yang dulu dibuang ke Bukit Merah, juga karena kejeniusannya yang menjadi korban persekusi politik."
"Jangan bicara padaku dengan nada welas asih suci seperti itu. Pengkhianat!" Wali Kota Mengtaina tertawa dingin: "Andai saja aku mau pergi, sejak awal sudah bisa kabur lewat formasi teleportasi kristal, buat apa kau pura-pura baik memberi pertolongan?"
"Itu benar, kalau kau kabur sebelum 'Barrier Pengisolasi Elemen' dipasang, aku memang tak bisa menghalangimu." Liu Zhenhan tertawa getir: "Tapi sebagai penjaga wilayah, kabur tanpa bertarung, nanti bagaimana kau bisa tetap dihormati?"
"Aku sama sekali tak pernah berpikir untuk kabur, pengkhianat!" Wali Kota Mengtaina menghunus pedang ke arah Lao Liu sambil berteriak: "Kau yang pernah mengguncang tiga benua dan merebut gelar Raja Langit Zuo'an, ayo lawan aku sampai mati, jangan banyak cakap lagi!"
"Pertama-tama usir dan kumpulkan kerumunan sebisa mungkin, lalu mulai bakar! Di dataran tinggi loess di luar kota ada banyak gua alami. Usir semua bangsa iblis di sini masuk ke dalam, lalu ledakkan gua untuk mengubur mereka hidup-hidup! Ingat, liang tanah harus dibersihkan dulu dengan pembantaian, mereka ahli menggali terowongan, penguburan massal takkan efektif!" Liu Zhenhan mengabaikan tantangan wali kota Mengtaina ini, terus menyampaikan inti tugas melalui Kotak Tulang kepada Pasukan Istana Musim Panas yang sedang menghancurkan tembok dan bangunan di kota.
Wali Kota Mengtaina tak tahan lagi dengan stimulasi ini. Dengan menggeber Binatang Ajaib Mutasi raksasa mirip capung, enam mata majemuknya memancarkan enam sinar merah menyala yang menghujam ke Lao Liu. Segera setelah itu dia mengayunkan pedang kristal dan menerjang dengan tubuhnya sendiri. Desisan sayap dua belas helai binatang ajaib raksasa ini bagai jarum menusuk balon, menghunjam dengan penuh amarah seolah ingin melahap Lao Liu seketika.
Batalion Persaudaraan Feilengcui dengan kompak menghalangi jalan Wali Kota Mengtaina. Yitiao, Pangeran Kecil Xiao Kong, Pangeran Kesepuluh Wentaikelai'er, Bosirena Lanruoshi, Xiangjiu, Fenghuang Shang Yang Felin, An Rui Da, Ular Raja Enam Kepala Kristal, ditambah burung beo super usil Martelazi berkerumun menyerbu. Sihir beruntun yang mereka lepaskan bagai raket tenis memukul kendaraan tunggangan wali kota hingga terpelanting berputar-putar di udara.
“Setelah Guo Guo yang menginjak bulan sabit darah dan Xiao Lali bayi darah dari telur naga bergabung, langit dipenuhi anggota inti Feilengcui. Lebih mirip menggenangi musuh ketimbang sekadar berkelahi.”
Liu Zhenhan memutar matanya ke arah wali kota Montaña yang sudah terjepit, lalu membentak pendeta dan Raja Binatang di sampingnya: "Apa kalian bego? Cepat bertindak! Khususnya kalian pemilik binatang api, bakar kota ini sekarang!"
"Yang Mulia... Kenapa tidak duel satu lawan satu dengan ksatria ini?" Seorang Raja Binatang Doberman terbata-bata bertanya pada Lao Liu: "Mengeroyok pemberani seperti ini... agak... tidak terhormat..."
"Gelar magisku apa?"
"Penyihir Besar Suci."
"Dia bukan Santo, duel dengannya sama memalukannya dengan mengalahkan magang sihir!"
"Benar juga."
"Lalu bagaimana dengan gadis ini?" Fatty Luo menarik lengan Lao Liu, menunjuk penyihir wanita undead di reruntuhan: "Dosa kita hari ini sudah banyak, membunuhnya terlalu kejam... Mungkin..."
Pengawal mammoth mengerutkan hidung panjangnya nakal: "...Mungkin bos bisa masukkan dia ke harem kerajaan!"
“Omong kosong! Lepaskan dia, anggap saja ini sebagai penghormatan pada wali kota bermata perak yang berani ini.” Liu Zhenhan ragu-ragu lama, akhirnya tak tega membunuh ini.
Entah mengapa, Wali Kota Mengtaina selalu mengingatkannya pada diri sendiri dulu. Cukup dengan Berdiri di posisi lain, ia bahkan merasa iba seperti kelinci mati di hutan - Andaikan Pasukan Perburuan Budak Xia'erba tahun lalu memiliki sepersepuluh kekuatan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui sekarang, bukankah nasibnya akan sama seperti Wali Kota Mengtaina hari ini? Bukankah Helen akan menjadi penyihir wanita cantik yang hanya bisa menyaksikan kekasihnya dibunuh?
“Hari ini kau telah membunuh kekasihku dan Prajurit Berani Mengtaina! Jika tak membunuhku, aku akan memanggil Prajurit Kebencian Mekanis dan Goliath Batubara! Amarah mereka akan segera menghancurkan nyawamu, pengkhianat!” wanita bernama Xia Lilian mengutuk Lao Liu dengan penuh kebencian: “Demi nama Ner'zhul dan jiwaku, kesakitan hari ini akan kubalas seratus kali lipat!”
“Adik, leherku sudah bersiap menantimu.” Ancaman seperti ini terlalu kekanakan. Jangankan kecil, bahkan jika Raja Lich sendiri yang bersumpah, Lao Liu tetap takkan mengalah.
Berdasarkan informasi yang didapat dari interogasi wali kota selama tiga pembantaian kota sebelumnya, Liu Zhenhan telah memperoleh kabar pasti tentang Kaisar Giok Negeri Sutra. Raja dunia bawah Timur ini kini membawa sekelompok makhluk ilahi Benua Sutra yang sedang mengobrak-abrik tiga benua dunia iblis. Penampilan Lao Liu yang mirip mata perak secara tak sengaja memfitnah bangsa iblis habis-habisan. Demi mencari kembali "Guci Giok Dewa Kekayaan", Kaisar Giok yang terdampar di lingkungan asing dengan hambatan bahasa ini gencar memburu para pemilik mata perak.
Saat ini para ahli bangsa iblis sedang sibuk melakukan pemberantasan terhadap makhluk-makhluk ilahi Benua Sutra yang ganas dan beringas ini. Setelah mereka membereskan gerombolan penjahat Timur Jauh berkemampuan luar biasa pimpinan Kaisar Giok - dengan kerugian 800 pasukan sendiri untuk setiap 1000 musuh yang dibunuh - mungkin para ahli Jalan Tertinggi bangsa iblis akan kembali mengalami pukulan berat setelah "Pertempuran Suci Hutan Salib Selatan".
"Maaf bos, lima jari di satu telapak tangan pasti ada yang panjang pendeknya. Sekarang siapa yang dekat denganku, akan kubantu." Liu Zhenhan melirik patung tulang raksasa Ner'zhul di pusat kota Montanar, lalu berteriak kepada para pendeta Cambridge: "Hancurkan sampai ke akar-akarnya!"
※※※
Rundstedt duduk bersila di atas punggung gajah perak Diting yang sedang berpatroli di langit dengan lamban. Sambil memanfaatkan keunggulan posisi tinggi untuk mengamati perkemahan Hai-Mu, ia juga mengarahkan rute penerbangan pasukan udara Bimon untuk melakukan pemboman karpet ala Mulan ke daratan.
Rencana Pembantaian Kota di Dunia Iblis sebenarnya adalah konsep dan rancangannya, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas hanyalah algojo yang menjalankan tugas.
Karena Bangsa Iblis sudah terlibat secara terselubung dalam pertempuran Aiqin, lebih baik memaksa mereka segera muncul ke permukaan. Jika empat kota dibantai namun kalangan penguasa dunia iblis tetap acuh tak acuh, Rundstedt pasti akan mengevaluasi ulang Greta Garbo. Tapi menurut pemahamannya tentang Ratu Lich, kemungkinan ini tidak ada.
Situasi tiga kekuatan yang berdiri sejajar merupakan kesempatan baik bagi pasukan Kerajaan Manusia di Dataran Carimodo. Kedatangan Bangsa Iblis akan memaksa Bangsa Laut menahan cakar mereka, mencegah situasi "kerang dan burung camar yang bertengkar malah menguntungkan pemungut keuntungan". Logika ini juga berlaku untuk Bangsa Iblis - khusus bagi manusia, mengandalkan keunggulan wilayah untuk bertahan dan mengulur waktu adalah strategi terbaik.
Bagi situasi perang di Padang Rumput Danube, keikutsertaan Bangsa Iblis juga akan menjadi katalis seperti ragi khusus.
Pasukan besar Bangsa Iblis ini hanya punya dua pilihan: tidak datang sama sekali. Begitu mereka melangkah keluar dari Pegunungan Bering, pasti akan menghadang jalur strategis pasukan laut menuju Benteng Yifu di Kadipaten Dolot - jika jalur ini diputus paksa oleh Bangsa Iblis, seluruh tata letak strategis Bangsa Laut akan menjadi mimpi di siang bolong.
Bimon di Padang Liar Kuno hanya punya kemampuan mempertahankan diri. Berdasarkan hal ini, betapapun Bangsa Iblis dan Laut berusaha menahan diri, bentrokan bersenjata dan perang terbuka tetap tak terhindarkan.
Rencana pembantaian kota di dunia iblis yang dirancang Rundstedt tidak hanya berfokus pada tingkat strategis. Selain mengubah situasi benua, rencana ini juga membantu Kerajaan Bimeng mengatasi masalah pembelian senjata.
Invasi bangsa laut telah menghentikan seluruh industri utama ekonomi Bimon yang berbasis peternakan. Saat ini seluruh Bimon dari berbagai profesi dan tenaga kerja sedang melayani kebutuhan perang. Situasi ini masih bisa ditoleransi selama satu dua hari, namun jika berlangsung lama, Kerajaan Bimeng yang miskin pasti tidak akan sanggup bertahan!
Perang tidak bisa diselesaikan hanya dengan mengenyangkan perut. Meski memiliki lumbung pangan besar di dunia bawah tanah Feilengcui, persediaan barang habis pakai seperti anak panah, batang gelinding, minyak api, dan batu guling harus terus diisi ulang. Armor/zirah dan struktur kota yang mengalami dua kali pertempuran berdarah juga memerlukan perbaikan. Prajurit yang terluka membutuhkan obat-obatan untuk pengobatan dan pemulihan. Logistik ini sepenuhnya bergantung pada fondasi ekonomi sebuah negara. Meski Bimon yang terkepung bisa menjaga hubungan dengan luar melalui formasi teleportasi sihir, uang dan logistik tidak bisa jatuh dari langit!
Dalam kondisi perang, konsumsi amunisi terjadi dengan kecepatan yang mengerikan. Ambil contoh pembuatan anak panah berbulu: Satu panah memerlukan empat tahap proses yaitu pemotongan kayu, penempelan bulu, pemasangan mata panah, dan pengecatan, namun dilepaskan hanya dalam satu detik!
Dari situasi Kerajaan Bimeng saat ini, jika perang berlangsung lama, selain memproduksi sendiri, konsumsi persenjataan harus sangat bergantung pada impor untuk memastikan kesiapan - Kekaisaran Tang Zang, tiga kerajaan laut di dunia iblis, Kerajaan Dubin, dan Medusa Bonaparte adalah sekutu Bimeng. Dengan formasi teleportasi sihir dan cincin tujuh lapis emas, jalur impor persenjataan bisa dikatakan lancar! Tapi masalahnya, ketika Bimeng membeli senjata, zirah, logistik pertahanan, obat-obatan medis, dan kebutuhan militer lain dari negara sekutu ini, mana mungkin mereka mau memberikannya gratis?
Siapa yang tak ingin mengeruk keuntungan dari perang?
Bimeng adalah negara miskin terkenal yang sulit mengais tiga liang daging sekalipun. Meski ditambah Feilengcui yang sok kaya, jika dibandingkan dengan kekuatan ekonomi dua kekaisaran laut Xiya dan Alexius, tetap seperti pengemis yang menantang Raja Naga memamerkan harta - hanya menambah penghinaan. Langit mungkin menurunkan kue dadar atau Lin Meimei, tapi takkan pernah menghujani koin emas. Bagi Bimeng, satu-satunya cara untuk menopang konsumsi perang melalui perdagangan luar negeri adalah membuka jalur baru dan memperluas sumber keuangan!
Rundstedt tahu bahwa beberapa hari sebelumnya Bimon baru saja menyelesaikan kesepakatan dengan tiga negara maritim utama di dunia iblis, menukar persenjataan baja dalam jumlah besar dengan pasokan massal bom udara kabut racun dan Tongkat Sihir Tulang Ogus! Mereka juga menggunakan mutiara laut dan batu permata hasil rampasan untuk menukar logistik militer dalam jumlah raksasa dari Kekaisaran Tang Zang, Kerajaan Dubin, dan Kerajaan Medusa Bonaparte! Tapi mengandalkan barang rampasan untuk ditukar dengan persenjataan, jelas bukan strategi jangka panjang!
Dengan membantai empat kota dunia iblis dan merampas seluruh kekayaan rakyatnya, Bimon langsung bisa memenuhi kebutuhan pembelian senjata untuk waktu yang lama - prinsip kelangkaan meningkatkan nilai. Belum lagi peralatan kristal yang biasa di dunia iblis, itu saja sudah cukup membuat Kekaisaran Tang Zang, Kerajaan Dubin dan Medusa Bonaparte ngiler!
Inilah konsep "perang mengembangkan perang", model perang yang paling cocok dengan gaya Feilengcui.
Yang sedikit mengejutkan Rundstedt adalah sikap Richard yang langsung menyetujui pembantaian kota - tindakan keji yang dibenci dewa dan manusia ini. Bahkan tanpa berkoordinasi dengan Raja Bimon, dia langsung mengerahkan pasukan centaur-nya untuk menyerbu dunia iblis.
Perbuatan ini nantinya pasti akan dicap oleh sejarawan puritan sebagai "Jagal" dan dikutuk habis-habisan. Sebagai figur publik, sikapnya yang tidak peduli reputasi dan keterampilan tawar-menawarnya yang tak tahu malu ini benar-benar langka sepanjang sejarah. Entah harus disebut tidak punya perasaan atau berani mengorbankan nama baik demi negara dan rakyat.
Saran kedua Rundstedt kepada Tuan Tanah Feilengcui adalah untuk melukai Pasukan gabungan "Hai-Mu" yang mengepung Shabak terlebih dahulu. Persiapan ini mutlak diperlukan untuk membantu manusia merebut kembali Rawa Alpen.
Situasi Pasukan gabungan "Hai-Mu" di Shabak semakin memalukan belakangan ini. Selain jalur logistik yang tertarik hingga tak terhingga, pasukan teknik mereka yang mengumpulkan kayu-kayu melalui jalur laut dengan taktik memutar juga terus disiksa oleh dua roh cincin tingkat super - Geryon dan Hydra.
Memang benar ras lautan lebih kuat dari ras darat, jumlah ahli Jalan Tertinggi juga lebih banyak. Namun ini tak berarti bangsa laut lebih unggul dalam melawan Geryon dan Hydra. Sebaliknya, mereka memiliki kelemahan bawaan dalam pertarungan ini - Geryon dan Hydra bukan monster tingkat super laut sejati, melainkan monster tingkat super amfibi yang bisa hidup lama di darat! Jika menghadapi pemberantasan besar-besaran oleh jagoan bangsa laut, dua ular raksasa ini bisa terbang meninggalkan permukaan laut, melayang di ketinggian, lalu menghilang dalam sekejap. Sedangkan para jagoan laut, karena keterbatasan hidup di air, mustahil bisa bertarung lama di udara tipis ketinggian. Mereka hanya bisa menelan kehinaan.
Ini adalah lingkaran setan. Pada Perang Darat-Laut sebelumnya, pasangan monster ini telah membuat seluruh wilayah lautan resah dengan kemampuan sepele ini. Kini sejarah terulang, satu-satunya perbedaan adalah tak ada lagi Pengelana Yun Qin yang membantu bangsa laut menstabilkan wilayah belakang.
Mengingat situasi yang buruk, Pasukan gabungan "Hai-Mu" yang mengepung Shabak baru-baru ini mulai menyesuaikan strategi dengan menarik 150.000 pasukan yang dibagi menjadi tiga jalur serangan simultan: satu jalur melalui laut, satu jalur melalui darat langsung ke timur menuju hutan pinus di kaki gunung bersalju, dan jalur ketiga melalui darat ke barat menuju Oasis Cambridge. Mereka rela memperpanjang medan perang demi mendapatkan ruang dan waktu untuk mengumpulkan kayu-kayu.
Namun tindakan ini tidak memberikan efek instan. Di bawah gangguan bergiliran kavaleri udara Bimon, dua pasukan pengumpul kayu darat bergerak lebih lambat dari siput. Meski masing-masing jalur memiliki 50.000 personel, hanya Ahli Sihir Pencabik Badai yang bisa menyediakan pertahanan udara. Tanpa perlindungan pasukan serangan jarak jauh, formasi panjang 50.000 pasukan ini bagaikan ikan di landasan potong, mudah dihancurkan oleh angkatan udara musuh.
Rundstedt sejak lama berpendapat bahwa blokade Bangsa laut terhadap Shabak sama sekali tidak perlu. Terus-menerus bertahan di padang gurun tandus ini dan memaksakan diri menyerang hanya akan menjadi olok-olok belaka.
Richard menciptakan angkatan udara pengebom pertama yang membawa konsep baru dalam teori perang - "dominasi udara"!
Pasukan gabungan "Hai-Mu" tidak memiliki pasukan serangan jarak jauh, hanya bergantung pada pasukan penyihir untuk pertahanan udara. Dalam skala keseluruhan pasukan, seorang Ahli Sihir Pencabik Badai harus mengawasi keamanan udara untuk 5-6 resimen sekaligus. Ini benar-benar Omong kosong!
Di hadapan Legiun Hai-Mu yang tak memiliki "dominasi udara", langit biru dan awan putih menjadi koridor bebas bagi Pasukan Udara Bimon yang terorganisir! Tanpa perlu mengerahkan pasukan reguler lain, Bimon hanya dengan angkatan udara sudah bisa membuat Pasukan Gabungan Hai-Mu menjadi gila!
"Demi kehormatan ibuku dan nyawaku, kukatakan padamu bahwa inisiatif di Rawa Alpen akan berpindah tangan karena partisipasimu, bukan manusia!" Tentang perang gangguan udara ini, Rundstedt berjanji pada Lao Liu sambil menepuk dada: "Bangsa laut kini punya kelemahan kecil yang jika diperbesar, bisa mengubah jalannya pertempuran! Tapi untuk menciptakan dan menangkap momen ini, pertama-tama serahkanlah kewenangan penggunaan pasukan udara, bom udara, dan kelompok penyihir manusia padaku!"
Liu Zhenhan tidak banyak bertanya. Ia memberikan kepercayaan mutlak pada Rundstedt. Sebelum berangkat ke dunia iblis untuk menjalankan Rencana Pembantaian Kota, Pasukan Udara Stuka dan Pasukan Sihir Tai Bao dibaginya menjadi dua bagian. Ksatria Naga Emas Lampard, Prajurit Panda Panta, Ksatria Meriam Cahaya, Penjaga Pohon, serta semua pendeta wanita dan penyihir wanita diserahkan pada Meishuai.
Dengan 2.000 Druid Bajakan dan 400 lebih Ksatria Siluman tak resmi dari "Legiun Cambuk Dewa Perang" sebelumnya, ditambah wewenang penggunaan bom udara yang diterimanya, Rundstedt kini punya cukup kartu lawan untuk mempermainkan Legiun Hai-Mu.
Setelah serangan penggangguan dimulai, hampir tiga resimen ksatria udara Bimon dengan santai membentuk formasi angsa terbang. Mengikuti protokol pengawalan dan pengeboman, mereka berputar-putar dengan riang di atas perkemahan laut yang membentang ratusan li, menjatuhkan bom udara seberat pon satu demi satu seperti ayam bertelur.
Ini baru pemanasan sebelum pengeboman sesungguhnya.
Baru ketika delapan ekor Naga Hitam Neraka menjawab panggilan Rundstedt, melesat bagai angin untuk bergabung, pengeboman mulai masuk ke fase serius. Dengan tambahan Ksatria Naga Emas dan gajah perak Diting milik Meishuai, pasukan pengawal udara Bimon pun bertransformasi menjadi angkatan udara pengeboman magis kedua.
Legiun Hai-Mu melakukan kesalahan di tahap awal. Karena sebelumnya Bimon terus menimbun bom udara tanpa pernah melancarkan serangan udara besar-besaran, para jenderal bangsa laut mengira serangan kali ini sama seperti sebelumnya - taktik gerilya ala burung pipit yang lebih banyak gertakan. Bayangkan keterkejutan mereka ketika sepuluh monster tingkat super tiba-tiba menerobos awan, menyapu tanah dengan napas naga!
Taktik pengeboman terpisah Rundstedt yang tiba-tiba mengubah formasi, kembali membuat para jenderal Bangsa Laut melakukan kesalahan fatal. Mereka menyebarkan lebih dari 2000 peramal badai dan ulama Malan ke seluruh perkemahan sepanjang ratusan li, dengan sia-sia berusaha menguasai udara secara menyeluruh. Hasilnya, Rundstedt yang telah menemukan celah, mengumpulkan pasukan pengawal dalam jumlah besar untuk kembali menurunkan ketinggian dan melakukan serangan menyelam. Dengan taktik serigala, mereka menghancurkan kelompok-kelompok kecil penyihir laut yang terisolasi, sekaligus menghabisi prajurit biasa yang kehilangan perlindungan udara.
Taktik angkatan udara yang hampir seperti bajingan ini membuat Komandan Bangsa Laut Duchess Maria Highgrove dan Kaisar Xiya yang datang berkedudukan pusing tujuh keliling. Meskipun Siren bisa terbang, tapi ini adalah Padang Gurun Donau. Musuh yang dihadapi adalah Bimon. Pendeta yang siaga di Mesin Terbang Qibulin membuat setiap Siren gemetar ketakutan. Adapun Putri Duyung Xiya, para ahli Jalan Tertinggi yang bisa terbang dengan kekuatan magis murni dari mereka, hanya perlu melihat rombongan pengawal yang terdiri dari 10 Monster Tingkat Super dan seribu Ksatria Siluman - secara otomatis memilih untuk menyerah. Dengan menyerang begitu saja, bahkan penyihir terhebat sekalipun di ketinggian tanpa perlindungan "perisai daging" yang kuat, takkan mampu bertahan dari gelombang serangan mematikan mereka.
Terpaksa, Duchess Maria Highgrove dan Raja Laut Xiya hanya bisa mengkonsentrasikan semua Ahli Sihir Pencabik Badai dan ahli sihir dengan menggunakan portal transmisi sumur untuk memastikan transfer area luas, berusaha memadatkan pertahanan udara.
Tapi dengan begini, kelemahan legiun Hai-Mu semakin besar.
Memang benar lebih dari dua ribu penyihir laut yang dikonsentrasikan meningkatkan kemampuan pertahanan udara, tapi area yang bisa mereka kuasai justru menyusut drastis. Pasukan gabungan Hai-Mu yang mengepung Shabak memiliki perkemahan di empat penjuru - timur, selatan, barat, utara. Penyihir Hai-Mu yang fokus ke satu arah tak bisa menjaga tiga lainnya. Transfer massal mereka via portal sumur mana bisa menyaingi pasukan udara yang leluasa bermanuver di langit biru?
Rundstedt hanya butuh dua kali serangan palsu plus penyusupan terpisah untuk membuat penyihir Hai-Mu kewalahan, hanya bisa pasrah melihat prajurit mereka dihujani serangan dari segala arah oleh Bimon Kavaleri Udara, lebih semrawut daripada kawanan babi hutan yang masuk kebun sayur.
Delapan ekor Naga Hitam Neraka terutama memukau. Naga yang jatuh ini merupakan puncak sihir elemen api, paling ahli dalam pembantaian massal, dan medan perang padat pasukan adalah panggung terbaik mereka! Hembusan napas naga hitam dengan daya bakar tak tertandingi ini tak bisa dipadamkan sekalipun disiram air. Setiap kali menyelam menyapu, mereka menciptakan delapan koridor api yang bergulung-gulung.
Kavaleri udara Bimon juga tak kalah tangguh. Dari awal menggunakan "bom korosi cairan", "bom cairan mayat makhluk neraka", "bom asam semut pengikis logam", "bom kapur", hingga "bom air pemusnah mayat Tang Zang" impor asli dan "bom es mudah terbakar", Rundstedt yang mendapat otorisasi penggunaan bom, tanpa mempedulikan biaya, melengkapi pasukan udara Bimon dengan berbagai jenis bom. Dengan jadwal spesifik dari cepat ke lambat, intensitas serangan secara bertahap ditingkatkan hingga pasukan gabungan Hai-Mu terengah-engah.
Raja Bimon merasa sangat sakit hati. Cara Rundstelldt ini jelas-jelas ingin mengosongkan cadangan bom Bimon sekaligus. Tapi Meishuai sendiri juga tak pelit, dengan sukarela mengeluarkan banyak "bom gas belerang Leonidas" dan "bom arang murni" yang baru dibuat dua hari ini, berusaha keras mempertahankan kepadatan daya tembak agar keluhan pelit Bimon tertelan kembali ke perut.
Tanpa gangguan penyihir Hai-Mu, pasukan udara pembom yang terbang rendah meningkatkan akurasi serangan secara signifikan. Dengan daya hancur bom yang luar biasa, bersama Pasukan Ajaib di mesin terbang Qibulin, Buleiqinmo, peliharaan magis para pendeta, serta ahli Smail yang tak tahan untuk ikut berperang, mereka menyapu perkemahan Legiun Hai-Mu dari selatan ke utara, barat ke timur, meninggalkan jeritan mengerikan dan kekacauan di mana-mana.
Ketika Xiao Bei membawa lebih dari seribu penyihir manusia dari Dataran Carimodo ke Shabak, pemboman karpet akhirnya mencapai tahap yang memanas! Mesin Terbang Qibulin dan Chimera berkepala dua yang mengangkut ribuan penyihir manusia ini menghujamkan mantra-mantra mematikan ke atas kepala prajurit Bangsa laut secara bergantian. Serangan udara-ke-darat ini menggabungkan daya tembak dan mobilitas, benar-benar merupakan pukulan telak yang tak terbendung, tak kenal ampun, dan membabi buta. Kekuatan yang dilepaskan begitu dahsyat, sampai-sampai terkesan seperti pasukan Bimon yang akan melancarkan serangan balik total!
Yang Mulia Beckenbauer, Kaisar Xiya yang datang untuk memimpin Legiun Hai-Mu, dengan amarah meledak mengirimkan dua belas perintah darurat ke pasukan utama, mendesak kelompok Ahli Sihir Pencabik Badai untuk segera memberikan bantuan. Bahkan secara tak lazim, sang Raja Laut Xiya juga mengirimkan permohonan darurat kepada dua pasukan cadangan di utara dan selatan Aiqin - tindakan ini jelas menunjukkan niatnya untuk mengumpulkan seluruh kekuatan penyihir dalam pasukan Bangsa Laut yang ada!
Perintah pengumpulan penyihir yang sedemikian ekstrem ini bahkan belum pernah terlihat dalam "Pertempuran Nyanyian Malam", membuktikan betapa megah dan meyakinkannya persiapan yang dilakukan Rundstedt!
Formasi teleportasi sihir Bangsa Laut tidak memiliki senjata tajam seperti tujuh lapis emas, sehingga kecepatan transfernya pasti lebih lambat. Hingga Lao Liu kembali ke Shabak dengan senyum panen, pertahanan udara sihir legiun laut Hai-Mu baru mulai terbentuk. Namun pada saat ini, Meishuai yang cerdik sudah membawa pasukannya naik ke ketinggian aman. Kedua belah pihak mulai terlibat duel sihir udara-ke-darat. Dengan keunggulan kecepatan terbang dan mobilitas di udara, Bimon Kavaleri Udara masih bisa mempertahankan keunggulan. Tapi keunggulan ini perlahan terkikis seiring bertambahnya jumlah Penyihir Bangsa Laut.
"Jancuk! Banyak amat penyihirnya?!" Liu Zhenhan terpaku di atas benteng. Hari ini mungkin menjadi pertempuran sihir terbesar dalam sejarah Aiqin! Setiap kali formasi udara yang terdiri dari Mesin Terbang Qibulin, Ksatria Siluman, dan Monster Tingkat Super muncul di sekitar Kota Pasir, badai sihir dari daratan langsung melesat ke langit bagai letusan gunung berapi. Kerapatannya seolah sihir telah memasuki era grosiran murah!
"Jangan bilang aku pelit. Selain 'bom terbang beracun kantong paus' yang baru dibeli, stok bom kita hari ini sudah habis dihantam Rundstedt," Raja Sal menggerutu pada Lao Liu. "Aku benar-benar tidak mengerti, Richard. Kau berubah sifat ya? Kenapa suruh aku membiarkan Meishuai ini berbuat semaunya? Kita kan tidak sedang mempersiapkan Pertempuran Penentuan!"
“Aku juga tidak tahu apa yang dia inginkan, bajingan ini memang selalu tak terduga dalam menyusun formasi pasukan. Berani melakukan ini, pasti ada tujuan khususnya.” Liu Zhenhan tersenyum toleran: “Tak masalah! Ke depan kita pakai 'bom terbang beracun' saja, masih butuh bom jenis lain? Bagus juga stok dikosongkan, hemat tempat! Rundstedt sudah berjanji secara militer padaku, asal aku beri dia wewenang penggunaan angkatan udara, bom udara, dan kelompok penyihir manusia, dia bisa merancang cara untuk merebut kembali Lembah Lupa Alpen, biar kita Bimon bisa menunjukkan taring di depan manusia, dapatkan harga diri!”
“Dia bicara seenaknya!” Raja Sal menggelengkan kepala sambil tersenyum getir: “Obisilachi! Sekarang bangsa laut dibantu iblis obsidian Bimon, efek anti-sihir pilar totem lagu perang sudah hilang. Lihatlah formasi magis yang mereka pamerkan hari ini! Merebut kembali inisiatif di Rawa Alpen? Gimana caranya? Jancuk. Ini kekuatan setidaknya 15 resimen penyihir! Jumlah penyihirnya hampir menyamai jumlah prajurit Cambuk Dewa Perang!”
“Jujur saja, aku juga rasa sulit merebut kembali Lembah Lupa sekarang. Tapi kalau tidak direbut, manusia bisa tamat. Bagaimanapun, selama ada kesempatan harus dicoba...” Liu Zhenhan mengerenyit menahan angin dingin: “Anak-anak B di bangsa laut ini, entah makan apa sampai besar, kok bisa punya penyihir sebanyak ini...”
“Raja Sal juga ikut menghela napas panjang. Baru-baru ini Yang Mulia mengumpulkan semua formasi magis Bimon yang ada, sempat merasa sangat percaya diri seolah terkuat di dunia, seolah tak ada yang bisa menandingi, bahkan merasa kesulitan sebagai raja yang ingin mencari kekalahan. Tapi hari ini setelah menyaksikan langsung kekuatan penyihir Bangsa Laut, kepercayaan diri dan kesombongan itu langsung lenyap tak berbekas.
“Segera tambahkan energi! Kita juga akan bergabung dalam pertempuran!” Liu Zhenhan tak ingin berdebat tanpa hasil, ia berbalik memberi perintah kepada semua Pendeta Medusa dan Raja Binatang Dubin: “Hari ini kalian beruntung, ini pasti pertempuran sihir terbesar dalam sejarah Benua Aigean!”
“Bagaimana kita akan terbang?” Fatty Luo mengingatkan bosnya tentang fakta bahwa Mesin Terbang Qibulin telah seluruhnya dipakai oleh Rundstedt. Tiga ribu lebih pendeta dan raja binatang yang baru kembali dari dunia iblis, ditambah separuh Pasukan Sihir dan pasukan Penjaga Utama, pasti kesulitan untuk semua bisa terbang ke medan perang.
“Tulang punggung khimera berat lebih lebar dari jalan raya, cepat pasang pagar darurat!” Liu Zhenhan mengentak kesal. Jancuk, di sana pertempuran sedang berkecamuk sementara di sini banyak orang hanya bisa menonton, rasanya membuatnya ingin meledak.
"Sebentar...apakah pertempuran sihir udara-ke-darat ini masih ada gunanya dilanjutkan?" Raja Sal menarik lengan Lao Liu yang sedang buru-buru memanggil perajin untuk membuat pagar pengaman, dengan ekspresi bingung: "Dalam rencana militer kita kan tidak ada agenda pertempuran penentuan hari ini?"
Liu Zhenhan yang tertiup angin mulai tenang. Setelah merenungkan perkataan raja, ia pun setuju. Hari ini memang tidak direncanakan untuk pertempuran pamungkas, ngapain jadi gila-gilaan?
Melihat Legiun Pembantaian Kota kembali dengan selamat, Rundstedt segera menarik mundur seluruh formasi kavaleri udara. Begitu gencatan senjata mereka dimulai, penghalangan sihir megah bak letusan gunung berapi di permukaan tanah pun berhenti. Bukan Bangsa Laut bermurah hati, tapi bagi pasukan udara yang berada di ketinggian aman, hanya sihir tingkat ahli Jalan Tertinggi dari penyihir darat yang benar-benar mengancam. Namun jumlah ahli kelas kakap seperti itu sangat terbatas. Meski matanya sudah merah ingin memaksakan kehendak, tetap tidak bisa menembus daya tembak kavaleri udara. Lebih baik menghentikan pertempuran demi menghemat kekuatan magis kedua belah pihak.
Komandan Bangsa Laut Duchess Maria Highgrove mulai merasa ada yang tidak beres. Serangan kavaleri udara Bimon sebelumnya sangat teratur - setiap skuadron udara yang telah menjatuhkan bom segera kembali ke kota untuk mengisi ulang persenjataan, dengan formasi lain langsung mengisi posisi kosong tanpa jeda bombardir. Tapi kali ini kenapa seluruh kavaleri udara Bimon kembali secara kolektif?
"Jangan-jangan..." Wajah Duchess Siren langsung pucat bagai ditabur tepung.
Gajah perak Diting Rundstedt kembali menggunakan teknik "ribuan li" dengan kecepatan setara teleportasi instan, menjadi yang pertama tiba di benteng.
"Kau tidak akan menggunakan 'bom terbang beracun' lagi kan? Bangsat! Baru saja kudapatkan sedikit, pantatku belum sempat menghangat..." Liu Zhenhan hendak mengeluh lagi tapi dihentikan oleh Rundstedt.
"Waktunya sesuai prediksinya. Jangan berdiam di sini, Richard..." Meishuai memberi perintah kepada Lao Liu dengan nada otoriter yang sempurna: "Segera persiapkan transmisi magis!"
"Transmisi? Ke mana? Tidak lanjut melawan Bangsa laut?"
"Lawan! Tentu harus lawan!" Rundstedt melirik Lao Liu: "Tidakkah kau sadar aku telah memindahkan semua Penyihir Bangsa laut ke Padang Rumput Donau? Mereka menghabiskan 2 jam 15 menit untuk transmisi dua arah!"
"Maksudmu... aku harus segera membawa pasukan kembali ke Karimdo. Merebut kembali Rawa Alpen saat ini?" Liu Zhenhan seperti tersengat listrik, matanya berkilau seperti lampu yang tiba-tiba menyala setelah padam.
“Pasukan Pengawal Istana Musim Panas lainnya bisa ditunda pertimbangan transmisinya. Gunakan dulu cincin tujuh lapis emas, bawa semua Monster Tingkat Super, Penyihir manusia, Pasukan Ajaib garis depan dan cadangan, Pendeta, Penyihir Harpa serta Raja Binatang ke Karimdo! Beritahu panglima manusia, ini mungkin satu-satunya kesempatannya merebut kembali Lembah Lupa!” Rundstedt terus mendesak: “Cepat-cepat! Bangsa laut tidak punya cincin tujuh lapis emas, mereka butuh lebih dari dua jam untuk memutar seluruh kelompok penyihir. Karena kejadian yang mendadak, para perusak obsidian belum sempat melapor ke Padang Rumput Donau ini! Pertahanan karang laut di Lembah Lupa sekarang adalah area kosong sihir! Waktu amanmu hanya sekitar empat puluh menit, segera serang! Jika melebihi waktu ini saat penyihir bangsa laut kembali, keberhasilan merebut Lembah Lupa tergantung keberuntungan!”
“Taktik ini benar-benar...” Raja Sal di samping terpaku. Tak disangka, Rundstedt membuat gebrakan sebesar ini hanya untuk memanfaatkan selisih waktu transmisi sihir!
Trik ini sebenarnya sederhana. Tapi hanya ahli strategi sejati yang bisa menerapkan kecerdikan seperti ini di medan perang yang berubah sekejap mata.
Richard memang pernah bersumpah militer, mengatakan pasti bisa merancang cara merebut kembali Lembah Lupa Alpen. Ternyata benar ada arahnya, bukan omong kosong! Raja Bimon semakin memikirkannya semakin merinding. Kemampuan taktik operasional rubah campuran ini benar-benar licik, seni perang yang begitu jitu, siapakah di seluruh Bimon yang bisa menyainginya?
"Dia sama sekali tidak boleh dibiarkan tinggal!" Raja Sal secara spontan menekan gagang pedang di pinggangnya.
"Jika aku pergi, bagaimana jika Penyihir Bangsa laut nekat menyerang Kota Shabak secara besar-besaran tanpa peduli wilayah Karimdo?" Liu Zhenhan menggeser langkah ke samping, entah disengaja atau tidak, persis menghalangi garis serangan pedang Yang Mulia Sal.
Matanya menyipit memandangi Meishuai, seolah Rundstedt berusaha menjerumuskan ras Bimon.
"Kamu idiot ya!" Rundstedt melihat formasi kavaleri udara mulai mendarat, sambil berteriak agar tidak mendarat di dalam kota, dia tak tahan menoleh dan memarahi Lao Liu: "Kapan rencanaku pernah meleset? 'Nyanyian Perang Kegilaan' Pendeta Bemon adalah mimpi buruk bagi pasukan tumbal Bangsa Laut. Dengan bantuan banyak Beastmaster Doberman dan Pendeta Medusa, ditambah penyihir-penyihir ini, jika pasukan manusia tidak bisa merebut Pertahanan Karang Laut dalam satu serbuan, lebih baik mereka bunuh diri massal! Lembah Lupa sekarang adalah basis Bangsa Laut tanpa perlindungan magis dan kehilangan keunggulan pasukan tumbal. Tenang saja, mau ada 20.000 penyihir Bangsa Laut bagaimana? Lagipula Perusak Obsidian tidak ikut, berapa banyak dari mereka yang bisa bergerak di hadapan Pilar Totem Lagu Perang Shabak? Jangan lupa, ada aku dan delapan ekor Black Dragon Neraka di sini, plus 'Bom Terbang Beracun', belum lagi ketapel dan busur silang hasil rampasan dari Naga kemarin. Meski Bangsa Laut menyerbu kota, kita bisa bertahan setidaknya satu jam. Lebih dari itu, mau tidak mau kamu harus kembali!"
"Lao Er, kali ini kamu yang berkedudukan di sini. Atur situasi sesuai penilaianmu, jika keadaan memburuk segera beri tahu, aku akan cepat kembali!" Liu Zhenhan yang memerah wajahnya mengangguk, memberikan kode mata pada Kaka, diam-diam melepas Cincin Mutiara Angin Tersembunyi dan menyelipkannya ke telapak tangan bos kedua.
“Aku akan undang Putri Kelima Tang Zang. Kebetulan kita baru dapat barang bagus dari dunia iblis, jadi enggak bisa dibilang tipu dia datang buat bantu gratisan.” Kaka menepuk-nepuk dadanya berisik, berlagak nekat bak orang tak kenal takut.
“Jangan banyak omong kosong, cepat pergi!” Rundstedt mendesak dengan tak sabar, “Oh iya, jangan lupa lepas jubah pendeta kalian dan lempar ke tanah sebelum berangkat. Buat jaga-jaga, aku mau bikin pengalih perhatian.”
“Jujur, aku mulai nggak tahan buat kagum sama kamu. Jadi prajurit di bawah komandomu, sama sekali nggak perlu pake otak!”
“Pergi sana!”
Bab 666 Sarang Lebah
Di permukaan Samudra Kabut Beracun, cahaya fajar pertama mulai menyembul. Dua Dibo Luo saling berebut menunjukkan senyum merekahnya, menghanguskan hamparan awan di ufuk langit dengan semangat membara seperti api.
“Awan fajar merah darah, pasti tadi malam lagi ada pembantaian!”
Hissferd berdiri di tebing tinggi tepi Pantai, matanya menatap jauh ke hamparan kabut laut tak berujung.
Kabut emsam berkilau dingin, awan bergulung-gulung seperti ombak merah.
Kilauan darah di kejauhan bagai jarum emas, menusuk-nusuk hatinya yang peka dan matanya yang sentimental.
Hiesfield adalah kepala suku klan Batubara Goliath yang masih menjabat. Postur tubuhnya yang gagah perkasa bahkan tak kalah dibandingkan Raksasa Langit. Bulunya lebat dan keriting seperti cangkang kerang mutiara, kulitnya sehitam tinta bagaikan terbuat dari kristal, dengan gigi putih berkilau yang semakin mencolok saat ia bergumam.
Ini bukan takhayul - semakin tua seorang Goliath, semakin tajam kemampuan meramalnya yang luar biasa.
Seolah-olah ada Dewa yang murah hati menganugerahi klan Batubara Goliath sepasang mata batin tambahan, memampukan mereka merasakan getaran alam semesta akibat badai pembantaian di dunia.
Terakhir kali Kepala Suku Hiesfield merasakan telepati serupa, kita harus mundur seribu tahun silam - saat itu, 3 juta Prajurit Kebencian mekanis tiba-tiba memberontak dari kekuasaan Raja Lich. Sebuah perang kemerdekaan dan anti-kemerdekaan yang berdarah mengubah sepuluh juta nyawa menjadi arwah penasaran hanya dalam setengah tahun.
Kali ini, firasat Hiesfield jauh lebih kuat berlipat-lipat kali dibanding sebelumnya, bahkan sampai membuatnya sendiri merasakan gemetar ketakutan yang samar.
Meskipun selama ribuan tahun seluruh komunitas tetap tinggal di Hutan Lupa menggembala lapisan arang, "Kohle Goliath" masih dianggap sebagai cabang terkuat di antara Goliath dunia iblis, satu-satunya pengguna sihir arkan sistem batu bara; Istilah merendahkan seperti "ketakutan" atau "pengecut" seharusnya tidak pernah ada dalam kamus emosi Kohle Goliath.
Kepala suku memencet wajahnya yang tegang dengan kuat, seolah ingin memeras perasaan Tidak Tenang itu keluar dari tubuhnya seperti memencet jerawat.
"Yang Mulia, teman kita penyihir wanita Xialian ada urgent ingin menemui Anda." Seorang Kohle Goliath dengan tato mahkota pinus kapur di lengannya bergegas naik ke tebing, membungkuk penuh hormat sambil menyelipkan kotak tulangkomunikasi mungil nan elegan ke telinga Kepala Suku Heathfield.
Seiring berjalannya komunikasi, badai hitam ketidakpercayaan dan kemarahan yang membara mulai terkumpul di wajah Goliath kepala suku. Perubahan warna yang begitu jelas terlihat di kulit hitam legamnya membuktikan betapa hebatnya gejolak emosi Heathfield saat ini.
"Leina, kumpulkan semua pelayan upacara sekarang juga!" Setelah diam membeku selama setengah hari, sang kepala suku akhirnya mengeluarkan raungan menggelegar dari sela-sela giginya: "Beritahu mereka, aku akan membangunkan leluhur yang tertidur panjang!"
Goliath Batubara bernama Rena tertegun mendengar perintah itu. Ia menatap kosong ke arah kepala sukunya, baru setelah lama terdiam mengucap "Seperti keinginanmu". Saat berbalik pergi, karena linglung ia tersandung-sandung dan menumbangkan beberapa pohon sepelukan.
Altar Piramida berdiri di pusat Hutan Lupa. Di bawah platform batu berpolidor, genangan air hujan dan daun membentuk karpet tebal. Batu hitam bertulis simbol misterius itu telah tertutupi sulur dan lumut setebal beberapa ren akibat tak digunakan bertahun-tahun.
Nyanyian ritual kuno harus bergema tanpa henti di hutan selama 10 hari untuk membangunkan leluhur yang terpendam di perut bumi.
Kepala Suku Hissfeld dan semua Goliath bersujud di kaki Altar Piramida, menanti detik-detik agung itu tiba.
Berbeda dengan Goliath di hutan pertanian dunia iblis lainnya, Goliath Batubara tak bisa mengandalkan pohon kuno berusia 20.000 tahun untuk membangkitkan kehidupan baru guna menambah populasi komunitas.
Karena itu reproduksi seksual menjadi satu-satunya cara mempertahankan eksistensi ras. Inilah sebab populasi Suku Goliath Batubara yang hanya 542 jiwa menjadi sumber daya paling langka.
Lebih dari setahun yang lalu, seorang Ksatria Mata Perak yang pemberani membawa pasukan prajurit iblis memasuki Hutan Lupa yang penuh bahaya untuk berpetualang. Tanpa sengaja mereka menyelamatkan putra kesayangan kepala suku, Pizarro kecil yang nakal. Sebagai balas budi, Kepala Suku Hitzfeld saat itu secara luar biasa mengirimkan sepuluh Goliath Arang muda yang kuat, penuh rasa ingin tahu dan hasrat menjelajahi dunia luar, untuk menjadi pengawal ksatria bermata perak ini - ini juga merupakan kali pertama Goliath Arang yang selama beberapa generasi tinggal tersembunyi di Hutan Lupa mencoba berhubungan dengan dunia luar.
Ksatria Mata Perak yang pemberani, Matthäus, dengan senang hati membantu Kepala Suku Hitzfeld dalam upaya belum pernah terjadi sebelumnya untuk memakmurkan komunitas mereka. Dia berjanji akan membawa sepuluh Goliath Arang muda ini untuk terus menjangkau komunitas Goliath lain yang mengisolasi diri di berbagai wilayah dunia iblis, berusaha menemukan pasangan perkawinan baru bagi suku Goliath Arang.
Sang penyelamat benar-benar menepati janji. Setengah tahun lalu, dia berhasil membawa sepuluh Goliath Arang mengunjungi suku Goliath "Hutan Hijau" di Hutan Kui Gang. Sepuluh pemuda itu berhasil merebut hati para gadis Goliath melalui penampilan mereka. Ketika menerima kabar gembira melalui tulangkomunikasi, Kepala Suku Hitzfeld sampai tidak bisa tidur semalaman karena terlalu gembira.
Tapi sekarang semua ini telah menjadi sia-sia.
Kekasih Mateus telah tewas, para prajurit iblis yang pernah mengunjungi suku itu bersamanya juga gugur, sepuluh pemuda Goliath arang yang masih muda pun tak luput dari maut—mereka tinggal setengah tahun lagi seharusnya menjadi pengantin baru!
Pelaku kejahatan yang menyebabkan tragedi ini, masih tetap bebas berkeliaran!
Kepala suku Hisfield merasa hatinya seperti tertusuk pisau.
Untunglah Mateus dulu meninggalkan sebuah Kotak Tulang untuknya, jika tidak, Yang Mulia Kepala Suku benar-benar tidak tahu berapa lama lagi dirinya akan menerima kabar buruk ini, menunda waktu pembalasan dendam.
Hisfield mendengar dari mulut penyihir wanita Xialilian betapa kuatnya sang musuh, tingkat kekerasan seperti itu mungkin akan membuat seluruh suku Goliath arang yang dikerahkan habis-habisan pun binasa; oleh karena itu, setelah sedikit ragu, sang Kepala Suku langsung menyetujui proposal Xialilian untuk menjadi perantara dalam berunding dengan pasukan bangsa iblis tentang kerja sama kedua belah pihak.
Namun dendam Goliath pada akhirnya harus dibalas sendiri oleh Goliath, keyakinan teguh ini tak tergoyahkan dalam hati Hisfield dan seluruh Goliath arang.
Musuh itu memiliki kekuatan tak terbantahkan yang hampir tak terkalahkan, Goliath arang pun punya senjata rahasia ultimat mereka sendiri!
Saat umur mendekati akhir, setiap Goliath Batu Bara yang dikuburkan oleh pendeta dengan ritual rahasia berkesempatan berubah menjadi "Goliath Intan" yang tak tertandingi melalui transformasi energi spiritual dari alur bumi dan waktu selama tidur panjangnya - Harus diakui, sebagian besar Goliath Batu Bara yang terkubur akan membusuk menjadi tumpukan tulang seiring waktu, sama seperti ras beradab lainnya. Tapi segelintir Goliath Batu Bara bisa melewati ujian itu.
Di bawah altar piramida suku, empat leluhur sedang tidur panjang dengan aman. Bahkan kakek buyut Kepala Suku Hissfeld pun tak tahu berapa lama leluhur tertua itu telah tertidur.
Jika suku Goliath Batu Bara mampu membalas dendam sendiri saat ini, Kepala Suku Hissfeld takkan tega membangunkan leluhur-leluhur ini - Setelah dibangunkan, berapa pun persentase transformasi tubuh mereka menjadi intan, umur mereka tetap melanjutkan sisa hidup sebelumnya dan tak akan bertahan lama di dunia.
Untuk pertama dan mungkin terakhir kalinya dalam sejarah, suku Goliath Batu Bara telah dipojokkan ke jurang oleh musuh kuat!
※※※
Kebetulan yang aneh, Kaisar Giok juga telah mencapai jalan buntu.
Tiga hari yang lalu, penguasa dunia Benua Sutra yang legendaris, sang penuntut balas pemberani, Kaisar Giok di antara Giok yang menguasai kemampuan mutlak mengendalikan giok, bersama pahlawan-pahlawan liar bawahannya, kembali berhasil merebut sebuah kota di dunia iblis.
Menghitung prestasi, sepanjang perjalanan ini, sudah 44 kota yang disapu bersih oleh Hua Ting. Semua makhluk bermata benang perak dibantai tanpa sisa.
Setelah menduduki kota ini, Kaisar Giok dan seluruh anggota Hua Ting bagai burung migran yang kelelahan, terpaksa berhenti dan beristirahat di tempat. Bahkan mulai mempertimbangkan untuk mengubah kota ini menjadi basis mereka, mengakhiri pola pergerakan seperti belalang yang terus berpindah-pindah. Munculnya pikiran ini bukanlah kebetulan. Sudah cukup lama berada di dunia asing ini, Kaisar Giok bukan saja gagal menemukan Guci Giok Dewa Kekayaan yang merupakan harta karun termiliknya, malah semakin letih fisik dan mental akibat lingkungan yang buruk. Sensasi kedatangan ke tempat baru telah pudar, digantikan tekanan bertahan hidup yang semakin mencekik. Jika terus mengembara seperti ini, mustahil bawahannya yang setia tidak akan menggerutu.
Begitu persatuan retak, pasukan akan sulit dikendalikan. Sebagai pemimpin visioner, Kaisar Giok tak bisa menunggu sampai tukang pukul guild yang setia di bawah komandonya mulai mengeluh baru bertindak.
Alasan utama dia bersedia datang ke dunia aneh ini dengan dua matahari dan dua bulan di langit, di mana siang hari panas membakar dan malam hari dingin menggigit, adalah karena penduduk di sini memang seperti yang dikatakan Putri Kelima Tang Zang - berasal dari ras yang sama dengan pemimpin gerombolan perampok yang menjarah Istana Bunga Sukma.
Setelah mengirim mata-mata untuk investigasi mendalam dan memastikan keakuratan informasi, Kaisar Giok tanpa ragu membawa seluruh pasukannya di Benua Sutra ke tanah asing yang aneh ini. Sebenarnya dia sangat paham bahwa pemerintah Tang Zang ingin segera mengusirnya dari Benua Sutra. Semangat Putri Kelima datang menawarkan bantuan teleportasi jarak jauh untuk pasukan Hua Ting tak lain adalah agar mereka pergi untuk selamanya.
Kaisar Giok sama sekali tidak peduli. Sejak memutuskan meninggalkan Benua Sutra, dia sudah tahu bahwa sekali pergi mustahil kembali - bahkan para makhluk ilahi Benua Sutra pun belum pernah mendengar kabar bahwa para Shuoshi Tang Zang telah menciptakan formasi teleportasi jarak jauh!
Di zaman sekarang, kalau tempat ini tidak menampung Jun, pasti ada tempat lain yang mau. Di mana pun kekuatan fisik besar, bisa bertahan. Bisa berkuasa di Benua Sutra, pasti juga bisa terkenal di tempat lain. Kaisar Giok sangat yakin dengan kemampuannya. Menjalankan misi ekspansi ke negeri asing bersama Hua Ting seharusnya tidak ada masalah—Pasukan yang ikut ekspedisi ini merupakan kumpulan esensi terbaik Istana Bunga Sukma. Selain Empat Dewa Bunga, guru bunga, teman bunga, dayang bunga dari golongan pejabat bunga, juga ada banyak monster berwujud manusia. Ahli-ahli gaib dari berbagai penjuru pun tak terhitung jumlahnya, termasuk makhluk ilahi kelas super dan semi-dewa super dengan kekuatan dahsyat.
Kaisar Giok sudah bosan berbaur dengan masyarakat manusia. Kali ini dia bertekad menjadi penguasa mandiri, membangun tatanan baru untuk makhluk ilahi.
Sayangnya, tiga raja dunia bawah lainnya di Benua Sutra hanya memberikan dukungan materiil, tidak mengerahkan pasukan elit untuk bersama-sama merintis kerajaan baru. Menanggapi kekecewaan ini, selain menyimpan kekesalan dalam hati, Kaisar Giok juga diam-diam menertawakan mentalitas petani kecil dan visi sempit Raja Naga, Kaisar Dunia Baka, dan Sang Jun.
Aset sektarian yang terakumulasi selama ribuan tahun memang penting, tapi sikap birokrasi Kekaisaran Tang Zang yang semakin membenci masyarakat umum juga semakin jelas setiap tahun. Bahkan tanpa urusan "Guci Giok Dewa Kekayaan" ini, Kaisar Giok sebenarnya sudah lama berniat pindah - jika terus menerus mencolok di Benua Sutra, tidak tahu kapan pemerintah Tang Zang akan menghunus pedang pembantaian. Masyarakat umum benar-benar harus berhadapan dengan pasukan elit Zhi Jin Wu, paling-paling hanya bisa bertarung habis-habisan.
Makmur di zaman perang, runtuh di masa damai, ini sudah menjadi hukum alam perkembangan guild makhluk ilahi. Yang lucu, meskipun lahir di era kekaisaran kuat, banyak makhluk ilahi tetap tidak bisa memahami hal ini dan masih berkhayal.
Kota yang saat ini dikuasai Kaisar Giok memiliki lingkungan geografis relatif bagus, berbatasan dengan hutan purba dan pegunungan luas. Ada gunung dan air, kota ini dibangun di dalam gunung berapi mati yang hangat. Tidak seperti kota-kota yang ditemui sebelumnya yang sialan semuanya seperti sarang cacing, bersembunyi di bawah tanah tanpa melihat matahari.
Semakin lama tinggal di sini, Kaisar Giok semakin merasa dunia ini sangat menyebalkan. Perbedaan suhu masih bisa ditolerir, tapi gempa kecil yang menggoyang-goyang kepala sering terjadi. Jika membangun basis di kota bawah tanah, bisa-bisa terkubur hidup-hidup oleh gempa. Kaisar Giok tidak ingin setelah menjadi pahlawan seumur hidup, akhirnya mati dengan cara yang memalukan.
Kota ini juga memiliki sumber daya alam yang membuat Kaisar Giok tak bisa menahan ketertarikan - pegunungan di sekitarnya kaya akan berbagai jenis batu giok. Bahkan terdapat giok magnet langka yang bisa saling menempel seperti magnet!
Sungguh sulit dipercaya oleh Kaisar Giok, para kurcaci di kota ini benar-benar luar biasa. Mereka ternyata bisa melunakkan batu giok dengan mengukusnya, lalu menempa giok tersebut menjadi berbagai peralatan dan zirah senjata tanpa perlu mengukirnya.
Dalam operasi perampokan keliling beberapa waktu lalu, Kaisar Giok hanya melihat banyak produk kristal di kota-kota dunia ini - ini sempat membuat anggota Hua Ting mengira mereka mendapat rejeki nomplok, sampai akhirnya setelah menjelajahi lebih banyak daerah, makhluk ilahi Timur baru menyadari betapa konyolnya mereka membawa-bawa berbagai peralatan kristal yang menempel di pinggang dan badan.
Pelajaran ini diterima dengan perasaan kesal. Sejak awal Kaisar Giok sangat ingin berkomunikasi dengan penduduk asli di sini untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. Namun sayangnya, perbedaan bahasa membuat komunikasi sulit terjalin.
Baru-baru ini, pasukan besar Hua Ting akhirnya berhasil menangkap tawanan berkemampuan tinggi yang bisa berkomunikasi melalui telepati. Meski tawanan ini memiliki sepasang mata berkilau perak yang menjengkelkan, Kaisar Giok tetap menahan diri dan membiarkannya hidup.
Dari tawanan, Kaisar Giok mengetahui bahwa tempat ini sebenarnya adalah Benua Kontribusi Pantai dari dunia iblis, bukan Benua Kain Sutra; mengetahui bahwa makhluk bermata perak disebut Mata Perak, bukan keturunan dinasti sebelumnya; mengetahui bahwa laut di sini tidak berisi air melainkan Kabut racun; mengetahui bahwa kristal di sini lebih murah daripada baja, mengetahui bahwa wilayah di sini lebih luas dari Benua Sutra dengan gempa bumi dan gunung berapi yang biasa terjadi; mengetahui bahwa sejak zaman kuno ada dua matahari dan bulan dengan tiga kaisar yang semuanya bermarga Wu bernama Raja Iblis.
Semua informasi ini tidak terlalu diperhatikan Kaisar Giok. Yang paling ingin dia ketahui adalah keberadaan "Guci Giok Dewa Kekayaan".
Awalnya Kaisar Giok mengira tawanan sengaja tidak kooperatif. Perampok yang menjarah Paviliun Bunga itu membawa pasukan reguler sejati yang dipersenjatai sampai ke gigi, jelas bukan orang sembarangan. Kaisar Giok tidak percaya penjahat itu akan tidak terkenal di dunia iblis.
Setelah melakukan penyiksaan berat, Kaisar Giok terpaksa mengakui dengan frustrasi bahwa tawanan ini memang tidak berbohong - dia benar-benar belum pernah mendengar "Guci Giok Dewa Kekayaan"! Namun akhirnya Kaisar Giok memahami satu hal: di dunia iblis, kekuasaan memimpin pasukan hanya dimiliki Mata Perak yang merupakan ksatria bersayap putih dengan kekuatan luar biasa. Setidaknya lingkaran tersangka bisa dipersempit ke wilayah tertentu.
Kabar baik kedua yang dipahami Kaisar Giok dari mulut tawanan yang tersiksa ini adalah: Produksi batu giok di dunia iblis sangat langka, saat ini seluruh Benua Kontribusi Pantai hanya memiliki tiga kota penghasil, dan Kota Feiyada yang baru direbut oleh pasukan Hua Ting kebetulan salah satunya!
Seperti semakin banyak perak di saku semakin banyak barang yang bisa dibeli, kekuatan tempur Kaisar Giok sangat bergantung pada kuantitas batu giok yang dimiliki. Terbatas oleh kapasitas Peralatan Penyimpan Dimensi 'Naje', persediaan batu giok yang dibawanya tidak banyak. Di dunia iblis yang gelap gulita ini, bisa menemukan ibu kota batu giok murni dengan untung-untungan, selain takdir Yang Maha Kuasa, Kaisar Giok tak bisa menemukan penjelasan lain.
Jika ingin membangun basis, selain Kota Feiyada, di mana lagi tempat yang lebih cocok?
Pergi atau tetap? Untuk membuat keputusan tepat, seluruh struktur kepemimpinan Hua Ting khusus mengadakan diskusi selama setengah hari.
Jika terus mengembara dan bergerilya, keuntungannya jelas: menghindari konfrontasi langsung dengan aparat pemerintah dunia iblis, lebih mudah mempertahankan kekuatan. Namun kerugiannya juga nyata: kondisi alam di sini terlalu ekstrem, terutama hawa dingin luar biasa saat malam tiba hingga air terjun bisa membeku menjadi gletser, terus mengembara di alam liar sama saja dengan bermain nyawa.
Berhenti dan membangun basis, pertama-tama bisa beristirahat dan membersihkan debu-debu dunia fana. Kedua, daerah ini kaya akan batu giok, bagi Hua Ting dan Kaisar Giok yang cepat atau lambat harus mencari wilayah untuk berpijak, ini benar-benar lapangan utama sempurna ciptaan langit dan bumi. Tentu ada juga kerugiannya, begitu menetap di sini, pasti tidak bisa menghindari beberapa pertempuran. Selemah-lemahnya pemerintah dunia iblis, mereka tak akan tinggal diam melihat naga pengarung samudera berakar di sini.
Setelah diskusi sengit, Kaisar Giok mempertimbangkan berbagai keberatan anggota, lalu menggunakan wewenangnya memutuskan untuk tidak pergi - membangun sarang di sini dulu.
Dunia iblis bukan Negeri Sutra. Prajurit dan Penyihir di sini tak punya senjata benda pusaka. Kecuali segelintir orang aneh bersayap, sebagian besar dari mereka tidak bisa terbang.
Seluruh anggota Hua Ting yang berjumlah seribu lebih, bahkan bandit paling cupet sekalipun bisa mengendalikan pedang melayang di udara!
Kota Feiyada dibangun di darat, Jancuk di pegunungan tinggi nan curam. Jika benar-benar terdesak dan tak mampu menahan pasukan pemerintah dunia iblis, seluruh anggota Hua Ting bisa terbang masuk ke hutan purba. Lagipula cakar elang pemerintah di sini tak bisa terbang melintasi langit, tak perlu khawatir mereka bisa melakukan pengejaran berantai.
"Tetapi kenyataan selalu berbeda jauh dari imajinasi." Hua Ting hanya tinggal di Kota Feiyada selama tiga hari singkat, belum sempat membangun kerangka pemerintahan kasar, sudah dihantam tinju besi pemerintah dunia iblis—dari tingkat kekuatan lawan, Kaisar Giok tak sulit menebak para ahli ini adalah pengawal istana dalam level Zhi Jin Wu.
Tapi dia masih bingung, bukankah ibu kota Benua Kontribusi Pantai berjarak 10.000 li dari Kota Feiyada? Bagaimana para ahli bela diri istana ini bisa tiba secepat kedipan mata?
Yang lebih parah, mata dan telinga Kaisar Giok di tembok kota ternyata sama buta-tulinya dengan orang cacat, membiarkan para ahli dunia iblis ini menyusup diam-diam ke Feiyada. Mereka mengepung Hua Ting di kediaman walikota secara mendadak. Entah trik apa yang digunakan, sebagian besar pedang terbang anggota Hua Ting tiba-tiba kehilangan kemampuan terbang. Rencana darurat Kaisar Giok untuk kabur jika situasi memburuk pun gagal total.
Masyarakat paling menghargai kesetiaan. Meski Kaisar Giok bisa kabur dengan beberapa ahli, dia tak bisa melakukan itu. Bagaimanapun, harus dicoba sekali lagi!
Di luar kediaman resmi Walikota Feiyada yang dikepung ketat, hutan tombak dan bendera-bendera berkibar liar.
"Siapa sebenarnya gerombolan bandit ini?" Greta Garbo duduk di singgasana sementara di kantor darurat, terus-menerus bertanya pada menteri perangnya sambil mengerutkan kening.
Dari intelijen, gerombolan perampok kejam yang mencapai ribuan orang ini, setiap anggota memiliki kemampuan terbang di udara dengan kekuatan individu yang sangat tangguh. Tapi mengapa mereka bahkan tidak menutup formasi teleportasi, membiarkan ahli-ahli bangsa iblis masuk ke kota Feiyada melalui formasi teleportasi dan menguasai situasi?
Apakah celah besar ini menunjukkan kepercayaan diri dan kekuatan mereka yang berlebihan, atau karena kebodohan yang parah?
"Yang Mulia, dalam waktu hampir sebulan, gerombolan ini telah membantai seluruh bangsawan mata perak di 44 kota di Benua Kontribusi Pantai kita dengan cara yang sangat kejam dan gaya yang penuh kekerasan! Sebagai ras pejuang dengan populasi yang sudah langka, setiap mata perak yang gugur adalah kerugian besar bagi negara! Karena itu, tak peduli siapapun gerombolan ini, kita harus menghancurkan mereka dengan gemuruh dahsyat, memenggal kepala mereka untuk membangun tugu kepala manusia guna menggentarkan musuh dan menjaga stabilitas sosial!" Menteri Pertahanan yang sendiri merupakan mata perak berbicara dengan penuh amarah dan semangat.
Meskipun bangsawan mata perak di kota kecil terpencil biasanya tak lebih dari 24 orang, kebanyakan berasal dari keluarga tuan tanah setempat, tindakan gerombolan ini benar-benar keterlaluan - mereka sama sekali tidak membunuh iblis lain, hanya fokus memburu mata perak.
"Aku akan mengambil kepala pemimpin bandit itu dengan tanganku sendiri, mengawetkannya sebagai spesimen untuk menghias perpustakaanku!" Menteri Pertahanan mengajukan diri kepada Ratu Lich: "Yang Mulia, para perampok ini mahir dalam dual cultivation sihir dan tempur. Menurutku, apakah kita perlu meminta bantuan ke Bollywood dan Holywood untuk memanggil Raja Langit Bersayap Enam beserta semua ksatria bersayap putih?"
"Apakah perlu?" Greta Garbo memandang aneh sang menteri. Untuk menghancurkan gerombolan perampok ini, Benua Kontribusi Pantai telah mengerahkan pasukan kuat: selain 1.000 ksatria kematian yang dipimpin seorang jenderal bersayap empat dan 18 ksatria bersayap putih, juga ada 500 tuan tanah bawah tanah dan 500 Pangeran Kongju. Pasukan ahli sihir arkan bahkan mencapai empat resimen berjumlah dua ribu orang!
Dengan kehadiran Raja Lich, lawan yang hanya berjumlah seribu lebih jelas bukan tandingan tentara reguler Bangsa Iblis.
Sebenarnya para bandit nekat ini pernah mencoba menerobos blokade. Tapi dengan "barrier pengacau elemen" yang dipasang perusak obsidian, mereka kehilangan kemampuan terbang. Serangan darat mereka yang mirip bunuh diri itu justru menjadi sasaran empuk bagi pasukan ahli sihir arkan, tuan tanah bawah tanah, dan penembak busur silang.
“Yang perlu kita waspadai bukanlah gerombolan perampok ini! Para bandit ini juga tahu berhenti untuk memulihkan diri, mengenal lelah dan capek. Mereka bodoh, bahkan tak bisa menggunakan formasi teleportasi Sihir Arkan! Tapi Bimon berbeda, aku tak mengerti mengapa Bimon mampu melakukan teleportasi spasial yang begitu cepat dan besar. Jika mereka melakukan beberapa pembantaian kota lagi, wibawa pemerintahan kita akan runtuh!” Menteri Militer menggeram: “Karena itu kita harus membalas Bimon. Mengumpulkan kembali tiga Jenderal Bersayap Empat dan Raja Langit Bersayap Enam Artes tujuannya ini!”
“Ini...” Ratu Lich memijit pelipisnya secara refleks. Sejujurnya, dia kini trauma memanggil pasukan esensi untuk serangan mendadak di belakang garis musuh. Tiga Raja Horor dari Benua Kontribusi Pantai dan Raja Langit Bersayap Enam tewas seperti itu.
“Perintahkanlah.” Setelah pertimbangan matang, Greta Garbo akhirnya menerima usulan menteri militer. Secara realistis, hanya pasukan elit yang bisa menanggung tanggung jawab membalas kekejaman pembantaian kota oleh Bimon.
Ada lingkaran teleportasi dan Kotak Tulang, kecepatan mobilisasi pasukan sangat cepat. Dalam waktu kurang dari setengah jam, Raja Langit Bersayap Enam Aster bersama dua Ksatria Iblis bersayap empat, 32 ksatria bersayap putih, serta lebih dari 200 iblis tingkat tinggi telah tiba di Kota Feiyada, Pantai Persembahan dari Bollywood dan Holywood. Yang membuat Ratu Jiabao sangat tersentuh adalah Putri Bupati Ratu Temple dari Benua Hollywood dan Ratu Lich Monroe yang baru dinobatkan dari Bollywood juga ikut pasukan datang ke sini untuk mengawasi pertempuran. Bersama dua pemimpin tersebut, turut serta seorang pria tua perkasa dengan kulit bersisik, rambut putih, dan pandangan penuh wibawa.
"Aku kira... Tak kusangka Yang Mulia mau turun tangan langsung." Ratu Jiabao tak menyembunyikan rasa terhormatnya, matanya berbinar penuh kekaguman saat menatap pria tua perkasa itu.
"Tak perlu terlalu sungkan, Ratu Jiabaoku." Mata pria tua itu bagai alam semesta mini. Di pupilnya, semua orang bisa melihat galaksi yang dalam: "Ratu Monroe baru saja dinobatkan sebagai Raja Lich. Aku datang atas inisiatif sendiri untuk memberikan setetes air mata, sekaligus ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di dunia iblis. Mengapa aku mendengar begitu banyak jiwa ahli kuat dunia iblis merintih di Samudra Tak Berujung!"
"Apakah Ratu Monroe sudah memberitahu Yang Mulia tentang semua yang terjadi?" tanya Jiabao.
“Ya, aku sudah sepenuhnya memahami pukulan berat yang baru-baru ini dialami oleh Bangsa Iblis.” Pria tua perkasa itu menghela napas pelan, mengusap-usap kulit keriput seperti sisik di punggung tangannya: “Sebagai penjaga Dunia Iblis, dulu aku juga pernah berkata seperti Yang Mulia Skolas, menginvasi wilayah orang lain secara gegabah selalu tidak adil dan tidak bermoral. Untuk ini, kalian Bangsa Iblis harus mempersiapkan diri dengan skenario terburuk!”
Tiga Raja Lich dari benua berbeda diam membisu. Ekspresi yang terlihat menerima kritikan dengan tulus seperti ini, sungguh merupakan pemandangan langka selama ribuan tahun di wajah mereka.
“Tapi keberadaan hama dari tingkat dimensi lain yang berani membantai penduduk asli kita di Dunia Iblis, adalah kejahatan yang sama sekali tak bisa kuminum!” Nada bicara pria tua itu tiba-tiba berubah tajam, bahkan langit pun seolah berubah warnanya: “Aku akan tinggal di sini selama beberapa waktu. Jika ada hama asing yang kembali membuat onar, akulah yang akan membereskannya!”
Ratu Jiabao, Ratu Monroe, dan Putri Dunboer membeku seperti patung kayu sejenak, lalu wajah mereka berubah menjadi penuh sukacita. Meskipun pria perkasa ini tak akan membantu Dunia Iblis menaklukkan Benua Aigean, keberadaannya di Dunia Iblis tak lain adalah dewa pelindung yang sangat memihak!
Bahkan Bangsa Iblis yang paling bodoh sekalipun tahu, kemampuan pria tua ini cukup untuk menyegel Dewata. Dialah benar-benar petarung terkuat nomor satu di Dunia Iblis!
"Saya sarankan kalian sebaiknya berkomunikasi dengan mesin kebencian. Makhluk-makhluk mekanis ini sudah menjadi nyawa segar, mereka berhak berinteraksi setara dengan Bangsa Iblis! Kalian harus belajar menggunakan semua kekuatan tersembunyi di sekitar. Apa yang diinginkan mesin kebencian? Tidak lebih dari wilayah dan status resmi untuk berkembang biak dan membangun komunitas!" Pria perkasa itu memandangi tiga Raja Lich dengan penuh belas kasihan: "Selanjutnya, kalian tak perlu lagi berurusan dengan para Naga Iblis itu. Makhluk rendahan itu akan langsung bersembunyi di gua menjilati luka mereka begitu mendapat sedikit pukulan! Mereka sama serakah, hina, dan pengecutnya dengan Cifiano!"
"Terima kasih atas peringatannya, Dewa Pelindung seluruh Bangsa Iblis! Merangkul mesin kebencian... mungkin agak sulit..." Ratu Monroe tersenyum getir: "Adapun para Naga Iblis, kami akan tetap berusaha membujuk mereka. Bagaimanapun, kekuatan mereka tak bisa dipungkiri..."
"Tidak peduli berhasil atau tidak, kita harus mencoba." Pria perkasa itu tersenyum: "Sebenarnya Cifiano dan Naga Suci Aiqin adalah saudara kandung. Dulu mereka bersama-sama melewati portal waktu, satu datang ke dunia iblis, satu masuk ke Aiqin! Bagi saya, mereka berdua sama-sama pendatang asing yang paling menyebalkan. Jadi para Naga Iblis pengikut Cifiano juga membuatku jengkel! Tapi kalian tak perlu terlalu mempedulikan perasaanku. Lakukan saja sesuai keputusan kalian sendiri, percayalah pada penilaianmu."
Dua Ratu Lich dan seorang bupati ratu semuanya menyetujui dengan patuh, menunjukkan sikap yang sangat tunduk.
"Gerombolan perampok yang terus membantai para pemilik mata perak ini, kenapa sampai sekarang belum juga diberantas tuntas?" Sesosok lelaki tua perkasa menatap ke arah kediaman wali kota di mana riuh pertempuran mulai mereda. Baru saja makhluk ilahi Benua Sutra mencoba menerobos blokade, namun segera dipukul mundur oleh hujan panah dan badai sihir arkan: "Perlu bantuanku?"
Greta Garbo langsung bersukacita mendengarnya. Kekerasan hati dan kemampuan tempur gerombolan ini jauh melampaui perkiraannya. Andaikan hari ini mereka tidak membawa peralatan berat dan ahli sihir arkan dalam jumlah cukup, serta menyerang secara mendadak, Sang Ratu sendiri meragukan apakah pasukannya mampu mengepung perampok raksasa yang terkenal di dunia ini. Keinginan Raja Buaya Purba Piacenza untuk turun tangan langsung jelas merupakan berkah tak terduga.
"Tidak!" Sebelum Garbo sempat mengangguk, Ratu Monroe dengan tegas menolak tawaran baik Raja Buaya Purba Piacenza. Putri muda yang baru saja naik tahta sebagai Raja Lich sekaligus putri tercinta Yang Mulia Clark Gable ini mengajukan usul lain yang tak biasa: "Tuan Buaya baru saja berkata kita harus belajar memanfaatkan semua kekuatan tersembunyi di sekitar! Karena itu aku ingin memasuki kediaman itu dan mencoba bernegosiasi dengan pemimpin mereka, melihat apakah gerombolan ini bisa direkrut seluruhnya!"
"Yang Mulia Monroe, Anda baru saja menjadi Raja Lich, kekuatan Anda mungkin..." Meski Monroe telah meminum air mata Raja Buaya Purba, dalam waktu singkat kekuatannya tetap tidak bisa dibandingkan dengan Raja Lich yang berpengalaman, sehingga Greta Garbo tidak mengizinkannya mengambil risiko.
Tembok kediaman resmi ini sudah lama dihancurkan pasukan ahli sihir arkan menjadi tumpukan sampah, namun para perampok garang di dalamnya dengan cepat mendirikan tembok baru menggunakan batu giok dalam jumlah besar, menunjukkan kekuatan mereka yang luar biasa.
"Segala sesuatu perlu dicoba terlebih dahulu." Jawaban Ratu Monroe yang tegas namun santun ini memancing senyum lega dari Raja Buaya Purba.
Kotak Tulang edisi khusus kerajaan milik dua Raja Lich, Greta Garbo dan Monroe, tiba-tiba berbunyi di saat yang tidak tepat.
Satu kabar baik, satu kabar buruk.
Kabar baiknya: Pertahanan Lembah Lupa Bangsa Laut yang benteng yang kokoh ternyata kembali direbut oleh manusia dan Bimon secara bersama-sama.
Kabar buruknya: Mereka sepertinya tidak berniat mengembalikannya.
Bab 667: Ketidakkekalan Dunia
Lembah Lupa yang dijuluki sebagai lokasi strategis militer Aiqin sebenarnya memiliki lingkungan geografis yang sangat abstrak.
Sebuah lembah berbentuk baskom sempit yang dibentuk oleh dua pegunungan besar di timur dan barat, dengan arah utara-selatan tercengkam erat oleh Pegunungan Waden yang berhutan lebat dan bagian berlumpur Rawa Alpen yang merupakan satu-satunya area rawa.
Dua dataran tinggi yang terbentuk dari tumpukan batu-batu memiliki panjang horizontal yang hampir setara, sekitar ratusan li. Ketinggian dataran timur sekitar 40 meter, sementara dataran barat lebih tinggi dengan ketinggian sekitar 80 meter.
Jika dilihat dari ketinggian, bentuk lahan ini menyerupai Rawa Alpen berbentuk kuda betina. Lembah Lupa tepat berada di antara "dua puting susu kuda" tak beraturan yang tertekan, membentuk celah dada cacat.
"Tembok Erangan" kerajaan manusia dan "Garis Pertahanan Laut Karang" Bangsa laut sama-sama dibangun di kedua sisi pinggang gunung tanjakan tinggi setinggi 80 meter di bagian barat — kekalahan bertubi-tubi pasukan laut dalam serangan sebelumnya terjadi karena konfigurasi geografis yang tidak menguntungkan, setiap kali mereka melancarkan serangan ke "Tembok Erangan", prajurit harus menyeberangi tanjakan tinggi dan lembah dalam terlebih dahulu, lalu melakukan pendakian serangan dengan sudut 30 derajat! Akibat taktik pembumihangusan manusia, selama proses charge tidak ada satu pun benda yang bisa dijadikan perlindungan.
Relatifnya, pasukan manusia yang menyerang ketinggian bukit berbatu setinggi 80 meter di Dataran Carimodo memiliki sedikit keuntungan dibanding pasukan Bangsa Laut yang dulu memindahkan pasukan dari Rawa Alpen. Saat prajurit mereka melancarkan serangan, setidaknya tidak perlu mendaki terlebih dahulu melewati dataran tinggi dan lembah - mereka hanya mengalami kehinaan dalam hal keunggulan posisi. Perbedaan ketinggian 80 meter secara harfiah tampak tidak signifikan, namun dalam pertempuran nyata justru menjadi ketinggian yang menakutkan. Ini tidak hanya berarti beban tambahan bagi penyerang yang harus menyerang dari sudut bawah, tapi juga memungkinkan pasukan bertahan menggunakan peralatan berat jarak jauh dan pasukan penyihir mereka untuk melakukan serangan bertubi-tubi dari posisi tinggi dengan visi terbuka, dimana akurasi serangan bisa meningkat drastis.
"Garis Pertahanan Laut Karang" yang kini dibangun kembali oleh Bangsa Laut menggunakan struktur terumbu karang kompleks yang tersusun secara geometris di atas pertengahan bukit. Di luar terdapat rintangan rusa dan kubu pertahanan kayu, sementara di dalam terdapat tembok pinggang setinggi dua meter berbentuk parapet rendah. Bangunan pertahanan seperti menara pertahanan, benteng panah, dan menara penyihir telah dilengkapi semuanya. Di puncak tertinggi ketinggian tersebut terdapat platform serangan yang dipasangi banyak ballista dan ketapel yang mengawasi dengan waspada ke arah bawah.
Dengan pasukan penyihir dan jumlah pasukan sebesar yang dikerahkan oleh dua kekaisaran laut Xiya dan Alexius, awalnya mustahil bagi manusia untuk merebut kembali inisiatif di Lembah Lupa. Namun kemustahilan ini berubah menjadi mungkin karena intervensi tak terduga dari Rundstedt!
Setelah kehilangan "garis pertahanan Tembok Keluh Kesah", pasukan manusia yang enggan menerima kekalahan terus melancarkan serangan balasan nekat selama tiga hari tiga malam tanpa mempertimbangkan konsekuensi, namun tidak membuat kemajuan sama sekali, malah menyia-nyiakan banyak pasukan berharga.
Hari ini pasukan manusia tiba-tiba menghentikan aktivitas perang dan menyusun formasi upacara seolah hendak menyambut orang penting, hal ini akhirnya memberi kesempatan bagi prajurit Bangsa laut yang kelelahan untuk menarik napas sejenak.
Tapi tak ada yang menyangka, pasukan kerajaan manusia tiba-tiba melancarkan serangan menyeluruh lagi tanpa tanda-tanda peringatan!
Tanpa formasi, tanpa gelombang serangan, tanpa pasukan cadangan, tanpa urutan, semua prajurit manusia dengan unit tempur terkecil dan gerakan taktis terampil, berteriak-teriak aneh sambil menggebu-gebu berlari seperti kawanan lebah yang sarangnya dihancurkan menuju "garis pertahanan Karang Laut" - benar-benar terlalu mendadak! Prajurit veteran yang selamat dari ratusan pertempuran memiliki indra keenam pertempuran yang tajam, jika musuh benar-benar bersiap menyerang, para orang-orang licik di pasukan pasti akan merasakan suasana tidak biasa sebelum pertempuran, tapi hari ini para veteran Bangsa laut sama sekali tidak memiliki firasat semacam ini!
"Seandainya menggunakan taktik konvensional, pasukan manusia yang melakukan serbuan pendakian bukit secara padat dan kacau ini pasti akan dihantam kombinasi sihir yang mematikan, mengakibatkan korban jiwa yang sangat besar! Tapi hari ini para Ahli Sihir Pencabik Badai di 'Pertahanan Laut Karang' telah dikerahkan seluruhnya, sisa peramal badai yang bertahan di posisi Lembah Lupa hanya beberapa ekor kucing belaka, sama sekali tidak mampu menghentikan serangan penuh yang dilancarkan pasukan manusia!"
Staf militer dan penasihat taktis pasukan Bangsa Laut hampir langsung menyadari pasukan mereka telah terjebak. Yang Mulia Beckenbauer di Shabak yang jauh itu baru saja mengirimkan dua belas perintah emas darurat, mengatakan pasukan penyihir manusia telah tiba di ibukota Bimon dan sedang melakukan serangan sihir massal ke Legiun Hai-Mu, sehingga harus memobilisasi seluruh peramal badai untuk menghadapi! Sementara di langit sebelah barat Lembah Lupa saat ini, puluhan Zeppelin dan binatang peliharaan raksasa terbang membentang penuh aura mematikan, getaran sihir dan lantunan mantra yang terdengar dari atasnya, bukankah itu penyihir manusia?
"Aku mencintaimu, Bangsa Iblis!" Liu Zhenhan mengacung-acungkan senapan mini tulang ogus yang berkilauan, mengibaskan 'Sayap Galaksi' yang memancarkan cahaya magis, sambil terbang menuju pertahanan Lembah Lupa dengan rasa syukur yang mendalam di hati.
Bukan karena dia dulu berhasil mengambil Kotak Tulang dari Bangsa Iblis, pasukan manusia hari ini pasti tidak bisa menyelesaikan persiapan pertempuran secepat ini——Marsekal Sidoff sang Dewa Perang manusia memang semakin tajam di usia senja! Setelah bertemu Liu Zhenhan, bahkan sebelum sempat membuka mulut, dia sudah membaca strategi pengalihan harimau Rundstedt dari ekspresi panik Lao Liu yang terburu-buru!
Maka terciptalah pemandangan langka dalam sejarah Perang Aigean: Lebih dari satu juta prajurit manusia, di bawah perintah serangan paling sederhana dan langsung, melepas organisasi dan disiplin. Setiap pasukan bertarung sendiri, setiap orang berjuang mandiri, melancarkan serangan bergelombang ke seluruh garis pertahanan Bangsa Laut! Ksatria dengan syal merah dan medali di seragam, serta Kuda Besi yang berkilauan, menjadi tim serbu terdepan! Ditambah dua juta lebih pasukan manusia yang siap tempur, berlarian kocar-kacir dari kamp hanya untuk tertegun menyaksikan rekan mereka menghilang dalam debu.
Pola serangan yang kacau dan amburadul ini justru menyatukan pasukan kerajaan terlatih dari berbagai negara manusia menjadi kumpulan orang yang tidak terorganisir bak gerombolan perampok! Serangan massal tanpa kendali ini benar-benar membuktikan pepatah kuno——"tinju liar mengalahkan master"!
Bagi ras manusia, tak peduli seberapa indah taktik atau serangan megah yang digunakan untuk melawan Bangsa laut, tujuan akhir tetaplah menembus "Pertahanan Karang Laut" dan merebut kembali Lembah Lupa - dataran tinggi strategis yang vital. Meskipun formasi serangan pasukan manusia saat ini terlihat kacau dan amatiran, selama para prajurit berhasil menguasai dataran tinggi Lembah Lupa, itu tetap merupakan prestasi militer gemilang yang patut diabadikan!
Tugas yang sebelumnya dianggap mustahil ini, dengan bantuan Bimon, terwujud dengan mudah!
Imam Bemon yang melancarkan serangan udara tiba-tiba, menggunakan "Nyanyian Perang Kegilaan" untuk membajak Pertahanan Karang Laut bolak-balik tiga kali. Pertama mengubur platform daya tembak di posisi puncak bukit, lalu merambah ke pagar dan tembok pertahanan di sekitar pinggang bukit. Formasi padat prajurit Bangsa laut yang berdesakan justru menyebabkan kerugian tak tergantikan - kerumunan mereka yang semula ingin menghapuskan pasukan manusia dengan mengandalkan tembok pinggang dan pagar, malah menjadi target sial sempurna bagi lingkaran lagu perang yang bagaikan "pukul rusa dengan tongkat, timba ikan dengan gayung"!
Sementara mengesampingkan ribuan Imam Bemon, dari 2.417 Raja Binatang Dobin, terdapat 300 mentor tingkat Imam Perang ke atas. Setiap mentor rata-rata membimbing tiga murid. Setelah membentuk grup musik, radius lingkaran lagu perang mereka minimal mencapai 500 meter persegi. 620 Pendeta Medusa semuanya adalah abdi Dewa Perang yang berkualitas, setiap unit lingkaran lagu perang mereka memiliki radius minimal 400 meter persegi. Jika dihitung total, lingkaran Transformasi Liar dari Raja Binatang Dobin dan Pendeta Medusa secara kolektif dapat mencakup area seluas 400.000 meter persegi! Murni dari perspektif matematika, ini setara dengan radius efek "Nyanyian Perang Kegilaan" yang mencakup area seluas 400.000 meter panjang kali lebar!
Garis pertahanan Lembah Lupa membentang sekitar 50 kilometer. Jika lingkaran lagu perang Raja Binatang Dobin dan Pendeta Medusa dialokasikan merata, cukup untuk menyelimuti Lembah Lupa yang empat kali lebih panjang. Ingatlah, ini belum termasuk data statistik tidak lengkap dari para Imam Bemon!
Tentu saja, dalam proses nyata perang, mengukur kekuatan tempur dengan angka adalah hal yang sangat konyol. Setiap kali "Nyanyian Perang Kegilaan" melancarkan tembakan massal yang menyelimuti tanah, tak terhindarkan beberapa pendeta akan membidik titik sasaran yang sama, menyebabkan penguatan berulang yang sia-sia. Namun kerapatan jumlah pendeta dan garis pertahanan Lembah Lupa sepanjang ratusan li ini bisa menutupi kekurangan kecil ini. Lagipula Raja Binatang dan para pendeta bukan hanya bisa menyanyikan dan memanggil Nyanyian Perang Kegilaan sekali saja!
Dengan Pil Emas penambah energi mereka, selama Shaman Divine Comedy tidak memberi perintah berhenti, mereka takkan menghentikan serangan!
Bahkan orang luar pun bisa membayangkan betapa malangnya prajurit Bangsa Laut saat Lingkaran Gemilang bergemuruh jatuh dari langit! Pasukan besar yang mengandalkan keunggulan jumlah pasukan tumbal ini seolah membentuk formasi padat, menerima "penumbangan" terorganisir dalam diam!
Tanpa jerit kesakitan, tanpa ratapan, seperti angin topan menyapu ladang gandum, prajurit Bangsa Laut yang roboh bagai batang padi yang dipotong secara massal ini memperlihatkan kekuatan maksimal nyanyian perang - Perlu ditekankan, karena kebanyakan belum sempat menelan "Pil Pemberani", prajurit tumbal Bangsa Laut saat mengalami Transformasi Liar tidak langsung mati. Mereka hanya tak tahan beban mental tinggi, mengalami sindrom transformasi parah: mengeluarkan busa dari mulut, anggota badan kejang-kejang lalu pingsan. Tapi prajurit manusia yang akan menyerbu dataran tinggi berikutnya, takkan mengeluarkan pedang pembantaian mereka dengan sia-sia.
Mengendarai Mesin Terbang Qibulin, Raja Binatang Dobin dan Pendeta Medusa yang melayang-layang di langit medan perang bagai kawanan gagak yang hitam pekat, tidak menyebarkan Lagu Kejayaan melainkan pancaran cahara pemusnah yang sesungguhnya! Prajurit tumbal Bangsa Laut yang kehilangan kesadaran itu tak lagi berbeda dengan mayat yang telah gugur.
Saat ini tak ada kekuatan elemen yang mampu bersaing dengan Nyanyian Perang Bangsa Behemu. Bahkan bangsawan tua manusia paling angkuh sekalipun harus mengakui: sekalipun mantra terlarang muncul di medan perang Lembah Lupa hari ini, pasti akan tertutupi gemilang "Nyanyian Perang Kegilaan"! Di tengah riuh rendah pekikan perang, sebagai figuran tak dikenal, satu-satunya target sihir hanyalah prajurit elite langka di pasukan Bangsa Laut - Perusak Obsidian bangsa iblis yang licik. Sebelum pasukan gabungan udara Bimon dan manusia mendekat, mereka telah lincah melarikan diri seperti belut menuju markas besar Bangsa Laut di Rawa Alpen.
Tim pengeboman sihir yang mengumpulkan semua penyihir dari dua kekuatan besar Bimon dan manusia, menghujani seluruh energi elemen dan amarah yang terakumulasi selama berhari-hari kepada prajurit kuat bangsa laut! Meski tak seRAMAS lagu perang, tak ada yang berani menyangkal kekuatan dahsyat sihir dalam pertempuran nyata. Prajurit elit laut sekuat apapun berusaha, tak bisa mendekati platform tembak di puncak dataran tinggi. Area ini, setelah dihajar lagu perang, kembali menjadi zona sambaran petir yang menjadi fokus tim sihir - tak ada pilihan lain, hanya platform tembak yang masih bisa memberikan sedikit pertahanan udara! Melihat "Menara Besi Ai Wei'er" dan "Kapal Orbit Karibia" yang masih utuh menjulang, kecuali otak manusia dan Bimon secara kolektif tersambar petir jadi bodoh, mereka tak mungkin mengabaikan masalah common sense sederhana ini.
Dalam Pertempuran "Lagu Malam", karena kelompok penyihir elemen udara manusia menggunakan "Ying Jie Er Fa Le" yang menghancurkan Prajurit Hiu Sihir, struktur kepemimpinan Bangsa Laut memindahkan pasukan elit berkemampuan ganda sihir dan tempur ini ke dataran tinggi pendek dengan ketinggian 40 meter di timur setelah pertempuran berakhir. Penempatan ini selain menghindari serangan lawan, juga berfungsi sebagai pasukan cadangan untuk mengamankan posisi - namun tanpa disadari, penerapan taktik ini menyebabkan kekosongan besar dalam sistem keamanan "Pertahanan Laut Karang" saat ini. Prajurit Hiu Sihir Xiya dan Prajurit Kuabo Alyathius adalah pasukan kartu as dengan personel terbanyak dan struktur terbesar di antara unit tempur kuat Bangsa Laut, status mereka setara dengan prajurit banteng Suku Berbual yang menjadi tulang punggung pasukan Bimon.
Menghadapi gelombang prajurit manusia yang membanjiri lereng bukit, ditambah hujan sihir lebat bagai salju di langit, sejumlah kecil pasukan elit Bangsa Laut di Pertahanan Laut Karang langsung terkubur. Tanpa dukungan pasukan tumbal, bahkan Prajurit Banilu yang perkasa sekalipun tidak bisa bertahan di bawah serangan ganda taktik kerumunan manusia dan serangan magis!
Seperti pepatah "tembak burung yang menonjol", semakin besar dan mencolok penampilan pejuang Bangsa Laut, semakin menjadi sasaran utama preman Feilengcui dan penyihir manusia. Senapan mini tulang ogus milik Liu Zhenhan sendiri berhasil membersihkan setidaknya satu batalyon Prajurit Paninsai dengan kecepatan tembak 2.000 tembakan sihir per menit!
Reaksi Bangsa laut sebenarnya tidak bisa dibilang lambat. Para peramal badai hampir menggunakan kecepatan maksimal melalui portal transmisi sumur untuk kembali, namun formasi teleportasi sihir mereka terlalu sedikit, terutama yang ditempatkan di garis pertahanan Laut Karang hanya berjumlah beberapa unit untuk menjaga komunikasi. Kecepatan transfer seperti ini justru memungkinkan Penyihir Aiqin mendeteksi posisi teleportasi magis para peramal Bangsa laut, lalu dengan cepat memusatkan daya tembak untuk menghancurkan beberapa situs transmisi yang tersisa.
Para peramal badai kemudian hanya bisa melakukan teleportasi melalui formasi sumur air di markas besar Rawa Alpen yang jauh. Namun dengan cara ini, sudah seperti menuang air ke pasir yang gersang - tidak mungkin lagi menyelamatkan situasi! Tanpa angkatan udara, jika bergerak dengan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan tunggangan ke garis pertahanan Laut Karang membutuhkan waktu setidaknya setengah hari. Waktu selama ini, pasukan manusia yang memiliki keunggulan absolut dalam jumlah pasukan, sihir, dan lagu perang, bahkan seandainya merangkak pun pasti sudah mencapai titik tertinggi Lembah Lupa!
Ketika khimera berat mendarat dan berubah menjadi Bimon raksasa bajakan yang bergabung dalam pertempuran, situasi pertempuran sepenuhnya berubah menjadi satu arah. Para prajurit Bangsa laut yang tiba-tiba harus menanggung tekanan terlalu besar mulai melarikan diri secara massal - di era senjata tradisional, ketika korban berat suatu pasukan melebihi 40%, pelarian pasti terjadi!
Marsekal Sidoff, dewa perang manusia, memanfaatkan waktu berharga ini untuk mereorganisasi dua juta prajurit manusia yang siaga di markas besar menjadi unit-unit pasukan elit, kemudian mengirimkannya secara sistematis ke garis depan Lembah Lupa untuk mengambil alih pertahanan dan membangun kembali benteng pertahanan.
Serangan pendeta yang kejam dan menyeluruh justru membuat platform tembak Bangsa laut di puncak dataran tinggi tetap utuh. Di samping tumpukan mayat berserakan, berbagai peralatan berat masih utuh dan langsung dialihkan ke timur untuk menekan dengan daya tembak prajurit Bangsa laut yang sedang memanjat lereng guna memperkuat pertahanan laut karang. Stok amunisi yang melimpah seketika berubah menjadi senjata tajam pembantai prajurit Bangsa laut, membuat semua jenderal mereka mengumpat habis-habisan.
Kemenangan besar ini tidak mungkin terulang! Dalam pertempuran konvensional, jumlah musuh yang dieliminasi oleh lagu perang ternyata melebihi gabungan seluruh jenis pasukan lain - ini hanya mungkin terjadi saat menghadapi pasukan tumbal Bangsa laut dengan fisik lemah! Andai ada ribuan Penyihir Bangsa laut yang berkedudukan di Lembah Lupa tanpa efek anti-sihir dari pilar totem lagu perang, bagaimana mungkin serangan udara Feilengcui bisa begitu arogan?! Jika benar demikian, aksi charge brutal dan tak terkoordinasi pasukan manusia itu tak ubahnya tindakan bunuh diri belaka!
Semua ini harus diakui berkat Rundstedt, bajingan keturunan campur ini hanya menggunakan taktik pengalihan harimau yang sederhana dan sejumlah besar bom udara, memanfaatkan perbedaan perlengkapan antara musuh dan sekutu untuk memenangkan senyum sang Dewi Kemenangan!
Seni komando yang bergantung pada ruang strategis untuk menukar waktu strategis ini, memiliki efek yang benar-benar sempurna dalam pertempuran nyata!
Liu Zhenhan tidak sulit memahami mengapa Raja Sal tiba-tiba muncul niat membunuh setelah merenungkan kembali.
Saat Rundstedt si bajingan merencanakan seluruh pertempuran, dia sama sekali tidak serius, seperti bermain-main, bahkan tidak menjelaskan strategi dasar kepada Lao Liu – dia hanya meminta otorisasi penggunaan angkatan udara, stok bom udara, dan kelompok penyihir manusia – inilah hal yang paling merinding darinya!
Jika dia benar-benar mempersiapkan sebuah pertempuran dengan matang, apakah musuhnya akan mengulangi tragedi mengerikan yang pernah terjadi di Kota Kuno Huye?
Sejak Rundstedt merencanakan aksi pembantaian kota oleh Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui, hingga taktik "memancing musuh keluar" yang dilakukannya selangkah demi selangkah - seorang diri ia telah menarik hidung empat kekuatan besar: Bangsa Laut, Bimon, Bangsa Iblis, dan manusia dalam putaran roda yang tak henti. Yang luar biasa, ia ternyata mampu menghitung waktu dan irama langkah dengan presisi sempurna! Dalam tata letak strategis yang megah ini, notasi terberat dan terdalam jatuh pada Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui. Sebagai staf tamu, Rundstedt hanya dalam beberapa hari pergaulan berhasil menembus kemampuan tempur sejati pasukan pengawal ini, memperkirakan durasi efektif pertempuran prajurit Bimon tanpa kesalahan sedikitpun, lalu merancang serangkaian pertempuran besar yang saling berkaitan. Tak hanya membantu Bimon meningkatkan pembelian militer, ia juga memprovokasi Bangsa Iblis untuk segera mengirim pasukan ke Aiqin, sekaligus mengembalikan pos pertahanan penting bagi manusia dan meruntuhkan keunggulan strategis Bangsa Laut - empat tujuan tercapai sekaligus dengan gemilang!
Strategi terbuka yang dimainkan hingga level ini, mungkin hanya kata "makhluk gaib" yang mampu menggambarkan kecerdikannya yang tak terduga...
Liu Zhenhan mengakui dalam hati: Andai dirinya menjadi komandan tertinggi Bangsa Laut, mungkin juga takkan bisa lolos dari permainan Rundstedt - Setelah perang berakhir jelas terlihat, langkah jenius Rundstedt memanfaatkan pengiriman ribuan "hidung Bangsa Iblis" oleh Lao Liu ke Bangsa Laut sebagai upaya membutakan lawan! Bangsa laut mungkin tak pernah menyangka, saat Bimon melakukan pembantaian di dunia iblis dan pengeboman Shabak, masih memiliki sisa tenaga untuk tiba-tiba menggelar "pertandingan persahabatan tambahan waktu" di Dataran Carimodo!
Kemenangan dalam pertempuran ini, meskipun ada faktor pendorong seperti keterlibatan mendadak Raja Binatang Dubin dan Pendeta Medusa di medan perang Aiqin tanpa intelijen sebelumnya dari Bangsa Laut, namun harus diakui bahwa bahkan tanpa mereka, jika Rundstedt sejak awal terbuka menyampaikan konsep taktiknya kepada Bimon, merebut kembali Lembah Lupa dari pasukan manusia tetap bisa dilakukan. Dari hasil nyata terlihat, meski hanya dengan bantuan seribu lebih imam Bimon, pasukan Bangsa Laut tanpa perlindungan 10.000+ ahli sihir Pencabik Badai tetap akan dihabisi secara terorganisir! Keikutsertaan banyak raja binatang dan pendeta hari ini, jika dilihat belakangan, agak mirip menggunakan sihir untuk membunuh lalat rumah - penggunaan sumber daya berlebihan!
Jangan ragukan keberanian dan keyakinan Bimon dalam perang. Pasukan manusia kini menahan pasukan utama agresor Bangsa Laut, keberhasilan mereka langsung terkait keselamatan Benua Aigean! Mengingat pentingnya posisi strategis Lembah Lupa dalam strategi keseluruhan manusia, bahkan jika harus menghabiskan stok bom udara untuk membantu manusia merebut kembali lembah itu, atau sampai harus memakai seluruh stok labu minyak gunung salju dan alkohol mutiara kura-kura Feilengcui, Bimon takkan mengernyitkan dahi.
Liu Zhenhan sebenarnya tidak terlalu menyukai manusia Aiqin, terutama setelah "Pertempuran Dewata Bintang Salib Selatan" dulu, saat dia hampir dihabisi sekaligus oleh ahli sihir manusia. Benih prasangka telah berakar dalam di hatinya.
Tapi sebagai struktur kepemimpinan tinggi Kerajaan Bimeng, tokoh penting di garis depan aliansi Aiqin, dia masih memiliki kesadaran revolusioner yang diperlukan dan semangat internasionalisme ala Bethune di saat genting. Dalam propaganda politik dan gerakan pemujaan, Anda bisa mengatakan karakternya agung, tapi sebenarnya semua itu muncul karena tekanan untuk bertahan hidup.
Entah dari sudut pandang mempertahankan diri atau solidaritas sekutu, fakta bahwa Liu Zhenhan membawa Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui membantu manusia adalah hal tak terbantahkan. Meski budiman tak butuh ucapan terima kasih, manusia tetap menyelenggarakan pesta kemenangan megah untuk Master Richard - Sang Shaman Divine Comedy, Pelindung Suci sekaligus Penyihir Besar Suci - dengan perlakuan tertinggi yang bisa mereka berikan di medan perang.
Bangsa laut benar-benar menghargai harga diri. Setelah Lembah Lupa direbut kembali, mereka memilih diam tanpa serangan balasan besar-besaran atau pertempuran pembalasan di Shabak, memungkinkan Lao Liu menerima undangan manusia dengan tenang dan menikmati bunga rampai dan sorak-sorai gemuruh.
Meski bukan seorang pria terhormat yang berbudi luhur, Lao Liu tak sampai hati mengklaim jasa orang lain. Atas pujian melimpah dari manusia, dia memperkenalkan Rundstedt—pahlawan di balik layar—kepada seluruh jenderal manusia dengan khidmat. Meishuai yang sebelumnya belum menonjol reputasinya di Aiqin, sejak Pertempuran Lembah Lupa mulai mencuat di kalangan ahli militer Benua. Alasan menyebutnya 'ahli militer' bukan 'jenderal termasyhur' terletak pada ketiadaan pasukan tangguh berpengalaman di bawah komandonya. "Kekuasaan lahir dari laras senjata," di mata manusia yang kritis, ahli militer yang hanya mengandalkan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui ini jelas masih kurang 'kemurnian emas' yang diidamkan.
Rundstedt juga seorang yang unik. Ketika Marsekal Sidoff—dewa perang tak terkalahkan manusia—meminta nasihat tulusnya tentang situasi terkini Aiqin, ia tanpa tedeng aling-aling mengungkapkan konsepnya: memasukkan pasukan Bangsa Laut ke Dataran Carimodo lalu mengerahkan kavaleri untuk perang mobilitas jarak jauh melawan pasukan laut yang lambat bergerak. Tindakan ini ibarat menampar keras pipi dewa perang manusia!
Marsekal Sidoff sepanjang karier militernya tentu bisa melihat kelemahan mencolok pasukan Bangsa Laut yang sangat bergantung pada formasi pisah-air dengan mobilitas lambat; namun melepaskan Lembah Lupa dan membiarkan pasukan Bangsa Laut memasuki Dataran Carimodo untuk kemudian dihadapi dengan taktik kavaleri mobile, jelas-jelas menuntut kemampuan komando panglima dan kedisiplinan taktis kavaleri biasa yang terlalu tinggi - sedikit saja kesalahan, Aiqin pasti hancur!
Sang Dewa Perang yang sudah berumur memang cenderung menggunakan taktik aman nan rapi. Kepercayaan diri dan kemudaan Rundstedt membuatnya sambil menahan malu dan marah, diam-diam iri pada semangat muda dan keberanian lawannya.
"Marsekal Sidoff akan menjadi lawan yang sulit di medan perang." Setelah komunikasi kedua pihak berakhir dalam ketidakharmonisan, Rundstedt berbisik pada Lao Liu menilai dewa perang tak terkalahkan manusia: "Tapi hanya sekadar 'sulit'."
"Omong kosong dewa perang tak terkalahkan, cuma tulang kering di kuburan! Jika benar-benar bertempur dengan jumlah pasukan setara, dia bahkan tak bisa menahan satu charge-ku!" Liu Zhenhan semakin berbual B, dengan semangat mengulas situasi: "Diantara pahlawan dunia yang bisa melawanku, hanya kamu, Kakak iparku."
"Penilaian ini benar-benar keren." Rundstedt terkekeh: "Aku ingin sekali melempar pisau dan garpu ini ke tanah, sayangnya tidak ada guntur di langit."
Dua orang yang diam-diam berulah tidak menarik perhatian sang penguasa. Pesta anggur ini memang bersifat sosial pribadi, banyak yang mengobrol dan tertawa kecil di sudut-sudut.
Entah ingin memperbaiki hubungan dengan Lao Liu atau tidak, sang penyihir paling dekat dengan Dewata, Magister Sihir Stefano secara khusus memindahkan beberapa penyihir muda dari garis pertahanan untuk diperkenalkan dengan khidmat kepada Liu Zhenhan - secara nominal, Lao Liu saat ini memang pemimpin tertinggi kelompok penyihir manusia, menerima pasukan elit bawahan adalah bagian dari tugasnya.
Seiring berkecamuknya perang, sementara para penyihir senior yang terkenal satu persatu gugur, para penyihir elit baru bermunculan bagai jamur di musim hujan.
Tiga penyihir muda yang diperkenalkan Master Stefano kepada Lao Liu sebelumnya bahkan tidak dikenal namanya di Aiqin. Namun setelah melalui tiga pertempuran berdarah di Tembok Erangan, Simfoni Malam, dan Lembah Lupa, masing-masing menunjukkan prospek gemilang.
Di antara ketiga penyihir muda ini, hanya seorang penyihir wanita bernama Ragneli yang memiliki latar belakang istimewa. Murid langsung almarhum Archmagister Fan Basten yang baru berusia 30 tahun ini sudah menyandang jabatan Magister Sihir di guild - pencapaian luar biasa di dunia sihir untuk usianya, benar-benar layak disebut bakat muda.
“Mungkin setiap Master Sihir selalu melakukan penelitian aneh saat mengajar murid, sama seperti Master Stefano yang hanya mengizinkan murid Beckham berlatih ‘Pisau Api’, murid perempuan Master Santo Fan Basten, Lannelli, juga merupakan keanehan – Penyihir perempuan berambut putih ini sebagai Magister Sihir Cahaya Suci, ternyata semua sihirnya hanya bisa menyanyikan dua pertiga mantra awal, sepertiga terakhir bahkan tidak pernah dipelajari sama sekali!
Meskipun setiap Master Sihir memiliki trik pintar untuk mempersingkat nyanyian mantra dengan menghilangkan sebagian Skala Nada, tetapi penghilangan mantra sebanyak ini jelas merupakan khayalan yang mustahil terwujud!
“Lalu bagaimana caramu memanggil sihir?” Liu Zhenhan yang berpengalaman luas ini tetap tidak bisa memahami misteri ini. Secara logika, hanya ‘Pemutusan Suara’ peri bunga yang bisa membantu penyihir menghilangkan mantra penutup dan memanggil sihir lebih dini, tetapi jelas Lannelli tidak mungkin menikmati layanan khusus dari Xifu Tingkat Tinggi.
“Aku memiliki gelang sihir 'setengah-setengah', ini adalah peralatan magis kuno yang diekstrak oleh mentorku dari catatan sihir cahaya ras Draenei, bahannya sangat spesial dan sulit dibuat! Secara sederhana, ini sebenarnya metode khusus yang memungkinkan mantra terputus tetap berhasil memanggil sihir. Di dunia sihir, topik ini baru saja ditetapkan guild sebagai unit penelitian terbaru!” Magister Sihir Lanieri menjelaskan dengan penuh hormat kepada Penyihir Besar Suci sambil menggulung lengan bajunya, memperlihatkan gelang logam di siku putih salju untuk diteliti Lao Liu.
“Keren!” Mata Lao Liu berbinar-binar penuh niat jahat. Bukan gelang logam bertatah permata yang berputar dengan simbol elemen yang ia tatap, melainkan lengan mulus Sang Magister Perempuan Cahaya Suci yang memiliki bekas gigitan halus di lekukannya, membanjiri otaknya dengan pikiran mesum dan hasrat mengintip.
Magister Sihir Lanieri seakan menyadari sesuatu, wajah cantiknya memerah sembari menarik lengan bajunya dan menyelinap malu-malu ke samping.
Penyihir muda kedua memiliki tingkat keganjilan yang mirip dengan Magister Perempuan Lanieri.
Magister Senior York ini bahkan mampu mengucapkan mantra panggilan tiga kali lebih cepat dari penyihir selevelnya saat melakukan sihir pemanggilan!
Artinya, dalam pertarungan setingkat, lawan hanya memanggil satu mantra, sedangkan dia sudah melepaskan tiga!
Ini adalah teknik profesional yang sedikit lebih rendah dari mantra spontan——mantra cepat!
Mantra spontan adalah simbol kekuatan Master top, sedangkan mantra cepat sepenuhnya merupakan teknik rakyat biasa!
Namun mantra cepat umumnya menggunakan "detik" sebagai unit waktu. Kecepatan mantra cepat tiga kali lipat dalam lingkup sihir di bawah level menengah sudah sangat mendekati kecepatan mantra spontan! Yang lebih aneh, York yang mampu melepaskan mantra cepat tiga kali lipat ini ternyata seorang gagap. Saat menyapa Lao Liu, dia terbata-bata lama tanpa bisa menyelesaikan satu kalimat utuh.
Liu Zhenhan melihat ke pendamping perempuannya Ailijie, lalu menatap York ini, pelipisnya berdenyut-denyut.
Dalam sejarah sihir, penderita gagap sepakat tidak mungkin menjadi Penyihir. Membina penderita gagap menjadi penembak cepat ahli mantra cepat——mentor sihir waras mana pun pasti tidak akan melakukan percobaan membosankan seperti ini. Ailijie adalah pengecualian langka, dia menggunakan nyanyian menggantikan ucapan, secara ajaib menumbangkan konsep mainstream ini.
York bahkan lebih Berbual B, pengalamannya jika diceritakan pasti menjadi legenda!
Mentor sihir York memaksanya berlatih bicara cepat dengan mengulum pasir menghadap laut selama tiga tahun penuh sejak awal magang. Kini dia tidak bisa bicara perlahan - begitu ada jeda, ucapannya langsung menjadi gagap. Satu-satunya cara agar tidak gagap adalah berbicara seperti rentetan meriam, namun cara bicara seperti ini pasti tak ada yang bisa mengerti! Efek samping ini juga mempengaruhi nyanyian sihir York. Kemampuannya memanggil sihir tiga kali lebih cepat dari penyihir selevelnya berkat pelatihan neraka dari mentornya dulu.
Liu Zhenhan tak tahan bertanya nama mentor sihir jenius sekaligus gila ini. Di kemudian hari, pasti akan ada banyak magang sihir di Aiqin yang harus makan pasir selama tiga tahun sebelum magang berkat inovasinya.
Penyihir muda ketiga berasal dari penduduk asli Rawa Alpen, seorang Kurcaci Guli bertubuh kekar dan padat.
Ras kurcaci jarang melahirkan penyihir. Mereka bahkan lebih pantas menyandang gelar "padang pasir sihir" dibanding Bimon. Selain Kurcaci Emas dari darah murni Dui'jal, hanya suku-suku kuat yang kadang melahirkan dukun alam. Dukun-dukun ini umumnya hanya bisa menggunakan sedikit sihir pemberian dan serangan - manusia pernah bercanda bahwa magang sihir mereka pun bisa jadi Master Santo Ajaib di negeri kurcaci.
Jika bukan karena Bangsa Laut menyerbu Rawa Alpen, penyihir kurcaci bernama Andy Cole mungkin tak akan pernah diketahui dunia seumur hidupnya - Dari penampilannya yang kuat bak dewa, tak ada yang menyangka pria ini ternyata seorang penyihir!
Sebagian besar dukun alamiah kurcaci mendapatkan pencerahan dari Moradin dalam mimpi, lalu bangun dengan kemampuan elemen aneh yang muncul tiba-tiba. Namun kemurahan hati dan keberpihakan Dewa Takdir membuat setiap penyihir iri pada keberuntungan Andy Cole sang Kurcaci Guli - Pria ini secara misterius dianugerahi "sihir tanah mimpi" lewat alamiah, spektrum sihir yang bahkan nama barunya saja baru diciptakan dunia sihir Aiqin. Sejak menerima anugerah alamiah 40 tahun lalu, Andy mulai bisa menggunakan sihir tanah tingkat tinggi "ledakan debu bumi". Ini biasa saja, namun keunikan terletak pada karakteristik khusus sihir tanahnya: Selama Andy melepaskan "ledakan debu bumi", siapa pun yang menyentuh tubuhnya akan ikut melepaskan sihir yang sama!
Alasan dunia sihir mengklasifikasikan sihir ini sebagai "tanah mimpi" alih-alih mencatatnya langsung sebagai sihir tanah, tak lain karena karakteristik "infeksi sihir" ini!
Sihir alamiah aneh ini dan kemampuan penghilang sihir Naga Peri bagai dua kutub berlawanan! Ini juga membuktikan keseimbangan berlawanan dan dualitas Yin-Yang dunia ini!
Liu Zhenhan teringat lelucon mesum yang sedang populer di Kerajaan Bimeng:
"Kapan kita bisa mengalahkan Penyihir Besar Suci kita yang tak terkalahkan di dunia?"
"Saat Paduka Liu Zhenhan sedang XXOO dengan Naga Peri! Hanya ada satu kesempatan ini!"
Meski lelucon ini juga berisi pujian berlebihan terhadap kekuatan Lao Liu, namun bukan tanpa dasar. Tubuh Naga Peri memiliki karakteristik kekebalan elemen. Jika Daisy dan Ruoerna tidak mengeluarkan Mutiara Naga, meski tidak berarti Lao Liu akan mudah dibunuh saat berdekatan dengan mereka, namun kekuatan elemen memang akan mengalami penghentian sementara.
Dengan logika sama, "sihir tanah mimpi" Andy meski hanya membuatnya menjadi penyihir setengah jadi dengan "satu jurus andalan", selama ada yang terus menyentuh tubuhnya dalam pertempuran, bisa menciptakan sekelompok penyihir instan!
"Kalau begitu, selama ini kamu selalu dalam keadaan telanjang selama pertempuran?" Liu Zhenhan bertanya pada Penyihir Kurcaci Guli: "Menyentuh baju kamu tidak akan menyebabkan efek 'kontaminasi sihir' kan?"
"Master Richard, demi janggutku yang bersumpah pada Paduka, aku sama sekali tidak telanjang dalam pertempuran!" Andy yang jujur khas kurcaci langsung panik mendengar omongan Lao Liu: "Aku jelas-jelas memakai celana dalam!"
"Kau pakai celana dalam besar, berapa banyak orang bisa kau bantu untuk terinfeksi sihir sekali jalan?" Lao Liu menahan tawa sampai sakit. Dia sangat menyesal tak bisa menyaksikan langsung. Rupanya lain kali harus lebih waspada. Di medan perang ada kurcaci telanjang dikerubungi banyak pria yang meraba-raba, itu pemandangan langka seratus tahun sekali!
"Kami manusia tinggi badannya, makan tempat. Sekarang yang dipakai adalah Kurcaci Guli mereka, kira-kira sekali bisa menginfeksi sepuluh orang." Master Stefano pura-pura batuk, tapi sudut bibirnya yang terus berkedut justru mengkhianati jiwa yang sedang tertawa terbahak-bahak.
"Semuanya orang bodoh." Rundstedt menyeringai sambil memegang koktail: "Kumis kepang kurcaci ini panjang sekali, kenapa tak dibuka biar orang sekelilingnya pegang satu helai kumis masing-masing?"
Perkataannya membuat sekeliling memandangnya dengan tatapan bego. Benar juga! Kenapa tak ada yang terpikir? Infeksi sihir memerlukan kontak fisik, kumis juga bagian tubuh! Rambut kurcaci jarang lebat, tapi kumis bisa tumbuh panjang. Jika tidak sering dipotong, kurcaci dewasa dengan mudah punya kumis lebih panjang dari tinggi badan!
"Jancuk bener!" Andy terpaku sejenak, lalu meloncat setinggi tiga ren sambil terkekeh-kekeh gembira.
“Sudah lama dia gelisah karena ke medan perang harus dicukur bulu seperti babi, tapi meski sudah berkorban besar, Kepala suku tetap mengkritik keras mentalitas kekanak-kanakan dan kurangnya jiwa pengabdiannya dalam perang melawan agresi biadab Bangsa laut—Ternyata pahlawan sejati itu harus telanjang bulat di medan perang sampai area vital dicengkeram dan lubang anus dijepit orang lain!”
Lao Liu terkekeh, mengeluarkan tiga cincin tujuh lapis emas, menghadiahkan masing-masing satu kepada tiga Penyihir muda berbakat sebagai hadiah pertama kali bertemu. Sikap royal dan kegagahan yang tetap santai meski menghamburkan seribu keping emas ini tidak hanya membuat semua yang hadir bertepuk tangan mati-matian dan kagum dalam hati, tapi juga membuat Rundstedt mata merah tidak karuan.
“Aku tidak pernah melakukan pekerjaan kasar seperti menghormati orang berbakat itu, merekrut talenta itu sama seperti mengejar wanita, pertama-tama dirimu sendiri harus punya prestasi yang bisa dibanggakan!” Liu Zhenhan menggigit cerutu besar sambil bicara, biasanya dia menghisap cerutu saat sedang puas: “Sarang ayam yang mewah pun bisa didatangi Phoenix! Di jaman sekarang semua orang menganut filosofi hidup ‘Gerbang naga bisa dilompati, lubang anjing bisa dimasuki’, kalau ada Gerbang naga yang kau pajang, siapa lagi yang mau masuk lubang anjing?”
“Kesuksesanmu hari ini memang bukan tanpa alasan, tidak sepenuhnya mengandalkan keberuntungan.” Rundstedt seperti asisten kecil terus mengangguk mengakui kebenaran perkataan itu.
Marsekal Sidoff sang dewa perang tak terkalahkan langsung mengundang Lao Liu untuk berpidato publik, sekaligus menyemangati persatuan.
Lao Liu sebenarnya sudah mempersiapkan banyak kutipan puisi Tang dan Song untuk menghadapi situasi sosial yang tak terhindarkan ini. Sayangnya, saat tiba waktunya berimprovisasi, dia baru sadar bahwa puisi-puisi ini tidak bisa diterjemahkan ke Bahasa Umum Aiqin. Frasa-frasa terkenal seperti "Berhenti menikmati senja di hutan maple" atau "Di mana gadis giok belajar main seruling" justru terdengar seperti slogan porno setelah diterjemahkan.
Tanpa kosakata budaya untuk berpura-pura menjadi cendekiawan, Lao Liu memeras otak menyusun beberapa kalimat klise untuk mengakhiri pidatonya secara tergesa-gesa. Mayoritas tamu VIP merasa penasaran karena mungkin ini satu-satunya kesempatan bertemu Penyihir Besar Suci. Mereka berebut mengajukan pertanyaan tentang strategi nasional Bimon melawan musuh.
Lao Liu jelas tak bisa membocorkan rahasia negara. Setelah berkelit dengan jawaban ambigu, dia hendak berpamitan pada Marsekal Sidoff. Tiba-tiba seorang Elf yang baru masuk dengan angkuh namun anggun menghentikannya dan melontarkan pertanyaan sensitif.
“Bimon di beberapa ibu kota provinsi memiliki perlindungan tembok tinggi dan parit dalam, tapi di luar Bukit Merah Feilengcui tidak ada tembok maupun parit sebagai penghalang. Tidak takwankah Bangsa iblis akan mengerahkan pasukan untuk balas dendam nanti?” Elf yang masih berdebu ini mengenakan armor gaun berlubang elemen berwarna emas terang, helmnya dihiasi motif sulur anggur ungu, postur tubuhnya jenjang tinggi dengan kuda poni emas terjuntai di belakang helm; di punggungnya tersandar busur perang emas dan tabung panah berbulu emas. Topeng muka lucu menutupi wajahnya, hanya suara manis ringan yang mengindikasikan gender perempuan.
Sebelum bicara, ia membungkukkan pinggang ke Ailijie, kedua tangan membentuk gerakan bunga mekar, kepala sedikit merunduk dalam ritual salam resmi ala elf.
Mata Ailijie berbinar, tangannya mencengkeram kencang baju Lao Liu, tubuh mungilnya bergetar halus.
Elf berambut emas hanya bisa berasal dari tiga elf kelas tinggi yang paling tangguh - elf emas!
Legenda Aiqin menyebut elf emas telah mengarungi samudera ke benua lain untuk berkembang biak. Namun hari ini, sejak kemunculan elf emas pertama yang bertanya, dua tiga ratus elf emas berbaris memasuki aula. Seragam zirah megah mereka memancarkan aura menggentarkan.
Seolah-olah merupakan kartu nama mewah yang tiada tara, hanya dengan penampilan ikonik ini, para jenderal manusia yang bertugas menjaga keamanan di luar ruang pertemuan ternyata tidak menghalangi elf emas ini, malah membungkuk hormat menyambut mereka. Sikap sopan masih bisa dimaklumi, toh elf emas adalah bagian dari elf kelas tinggi yang layak mendapat penghormatan. Tapi banyak jenderal manusia malah aktif mengerumuni elf-emas ini, langsung mencari muka tanpa mempertanyakan latar belakang, seolah tidak takut mereka adalah mata-mata atau pembunuh penyusup. Sikapnya terlalu menjilat.
"Sepertinya 'Ritual Bayangan Bulan Guanghan' berhasil!" Ailijie berbisik pada Lao Liu: "Elf emas adalah prajurit paling angkuh di antara bangsa elf, kau harus merayu mereka baik-baik, jangan sampai daging gemuk yang sudah di mulut kabur!"
"Kenapa mereka tidak mendekatimu?" Liu Zhenhan bertanya pelan.
"Omong kosong! Sekarang siapa yang tidak tahu aku hidup bergantung padamu!"
"Mengapa tidak menjawab pertanyaanku? Jangan-jangan kau ingin bilang, jika bangsa iblis dan laut mengerahkan pasukan menyerang Feilengcui, saat kritis kita harus menyerah bertahan?" Nada mengejek mulai terselip dalam suara pemimpin elf emas. Berani bersikap sesombong ini di hadapan Penyihir Besar Suci, hanya elf kelas tinggi di Benua Aigean yang punya nyali seperti itu.
Sebenarnya, elf emas ini memang benar. Lao Liu memang sudah mempersiapkan diri secara mental untuk meninggalkan Feilengcui dalam rencana pertahanan. Kalau tidak, dia takkan buru-buru memindahkan semua rakyatnya ke Benua Chesang dan dunia bawah tanah.
Tapi karena ingin merekrut prajurit-prajurit paling tangguh dari ras Elf ini, tentu dia tak bisa mengungkapkan kebenaran telanjang.
"Jangan ragukan semangat bela diri Bimon! Feilengcui sama sekali tak membutuhkan tembok..." Liu Zhenhan mengumumkan dengan penuh wibawa seperti seorang martir di tiang hukuman: "Karena kami punya dada para pria!" - sebuah semboyan heroik bergaya khas Bimon.
Dengan indra profesional Lao Liu yang telah lama merekrut prajurit, slogan membara ini ditambah status luar belakangnya, cukup untuk membuat semua pejuang sejati pencinta kekerasan di dunia menyerahkan nyali mereka pada bendera perang Feilengcui.
Faktanya, sejak semboyan "Feilengcui tak butuh tembok karena kami punya dada pria!" meluncur, 90% prajurit manusia berbaju zirah di lokasi tak kuasa menahan tinju terkepal dan sorak dukungan untuk Penyihir Besar Suci.
Pemimpin elf emas mengangguk pelan, melepas topeng muka lucunya perlahan. Wajah cantik yang mempesona terungkap, senyum manisnya begitu memukau hingga udara sekitar seolah ikut membeku.
“Hanya punya keberanian kasar, hanya segitu.” Kalimat berikutnya yang keluar dari bibir merah elf emas ini tidak semenarik senyumannya: "Bergabung dengan bawahanmu, pasti tidak ada masa depan!"
Ruang pertemuan langsung sunyi seketika, semua suara lenyap dalam sekejap, Lao Liu dan Ailijie terpaku, hampir-hampir rahang mereka copot.
"Tampaknya sarang ayam mewah pun belum tentu bisa menarik phoenix untuk bertengger!" Hanya Rundstedt yang tertawa terpingkal-pingkal.
Bab 668 Kelahiran Sang Pangeran
Bulan sabit menyinari sembilan provinsi, beberapa rumah riang beberapa rumah susah.
Liu Zhenhan sedang pamer kejayaan militer dengan bangga, menerima ribuan ucapan terima kasih manusia, sementara markas besar bangsa laut justru dilanda perang air liur antara dua raja sebagai pemeran utama.
Setelah mengusir semua bawahan, Raja Laut Xiya Beckenbauer dan Ratu Alexius Chao Helan tidak sepaham, baru dua kalimat sudah bertengkar.
"Hmm ha～Apakah penyihir manusia menyerang besar-besaran pasukan gabungan Shabak Hai-Mu? Hmm ha～Harus mengerahkan peramal badai untuk melawan mereka sepenuhnya?" Ratu Siren Chao Helan menyindir dengan pedas kewaspadaan Raja Laut Xiya: "Yang Mulia Beckenbauer, karena visi jauh Anda, Lembah Lupa yang baru kita rebut belum sempat hangat sudah dikembalikan ke manusia! Aku ingin bertanya, bagaimana kita akan menutupi kekurangan konsumsi garam harian selanjutnya? Bagaimana rencana militer kita akan dilanjutkan?"
"Garam? Teruslah menggaruk tanah hingga tiga ren di wilayah timur Aiqin!" Raja Laut Xiya yang sebenarnya tahu dirinya tak punya dasar, namun tak mau kehilangan harga diri, masih bersikeras: "Sekarang kita mengontrol hampir 20 juta manusia, budak-budak ini toh nanti akan dibantai semua, lebih baik sekarang kita sita semua persediaan garam mereka! Rencana militer ini kenapa terburu-buru? Kalau kita bisa menaklukkan Lembah Lupa sekali, pasti bisa kedua kalinya!"
"Hari ini bukan Hari April Mop, Yang Mulia jangan bercanda denganku." Tahi lalat hitam di sudut bibir Ratu Siren berkedut-kedut, menyeringai dengan hina: "Garam adalah kebutuhan pokok! Tak ada yang bisa hidup tanpanya! Jika Yang Mulia tak memberi budak manusia itu garam, dalam setengah bulan mereka pasti memberontak! Jangan lupa, Yang Mulia Putri Duyung, pasukan kita di garis belakang yang bertugas mengawasi dan memberi efek gentar pada 20 juta budak manusia cuma satu juta saja!"
"Takut apa? Satu pihak tentara reguler, satu lagi gerombolan tak terlatih yang belum pernah melihat darah! Meski di garis belakang cuma 500 ribu prajurit, kita tetap bisa membantai habis bajingan-bajingan manusia yang berani memberontak!"
"Baiklah, anggaplah masalah garam sudah teratasi. Lalu bagaimana dengan rencana selanjutnya? Hari ini Yang Mulia lihat sendiri, dengan begitu banyak Imam Bemon, setiap kali prajurit kita melakukan charge itu sama saja bunuh diri! Punya banyak peramal badai untuk apa? Sihir sehebat apapun tanpa pasukan darat yang maju tetap akan sia-sia! Kita tak mungkin mengandalkan peramal badai saja untuk menguasai seluruh wilayah Aiqin!"
“Ini juga mau kau salahkan aku？Aku mana tahu kenapa Bimon punya begitu banyak Pendeta！”
“Kalau bukan kau, siapa lagi yang disalahkan？Bukankah kau yang menarik semua Peramal Badai, sampai Pendeta Bimon bisa lewat di garis pertahanan Karang seperti masuk daerah tak bertuan？”
“Bajingan！”Yang Mulia Beckenbauer tersinggung karena rahasianya terbongkar, marah tak karuan：“Kalau kau benar-benar bisa meramal, seharusnya kau beri tahu aku lebih awal！Sekarang kejadian sudah terjadi, ngapain mengeluarkan janji kosong setelah kejadian！”
“Sekarang aku benar-benar menyesal, kalau bukan karena kerja sama dengan orang udik Xiya, pasti Kekaisaran Alexius sudah menaklukkan Benua Aigean！”
“Mau pisah jalan？Bagus！Aku sudah lama menunggu hari ini！Jangan lupa Formasi 'An Er Le' adalah hak paten Xiya, sebelum minggat, kembalikan dulu Formasi Pisah-Air kami！”
“Haha, pikun ya？Daging yang sudah masuk mulut siapa mau dimuntahkan？”
Saling lempar tanggung jawab dan saling menghina berlangsung hampir setengah hari. Baru setelah air liur mulai habis dan kekesalan terlampiaskan, kedua Raja Laut itu duduk tenang untuk merundingkan rencana strategis berikutnya.
Begitulah politisi ulung. Kapan harus berubah sikap dan kapan harus bekerja sama, di dalam perut mereka masing-masing sudah ada hitungan jelas.
Imam Bemon menggunakan "Nyanyian Perang Kegilaan" yang secara khusus memberikan penguatan terbalik kepada Pasukan tumbal Bangsa Laut yang fisiknya tidak cukup tangguh. Hal ini telah menjadi momok paling mengganggu bagi Bangsa Laut saat ini. Tanpa menyelesaikan hambatan ini secepatnya, sebanyak apapun pasukan Bangsa Laut tidak akan bisa merebut kembali Lembah Lupa - tentu saja, dengan begitu banyak Ahli Sihir Pencabik Badai di pihak mereka, Bemon dan manusia yang pilar totem lagu perangnya sudah tidak berfungsi juga tidak bisa berbuat banyak terhadap pasukan Bangsa Laut.
Memikirkan keunggulan jumlah pasukan yang begitu besar namun harus terkungkung di tempat oleh lawan dalam kebuntuan yang tidak berarti, kedua penguasa Bangsa Laut ini merasa sangat tidak nyaman di hati.
Menaruh harapan perubahan situasi pada dua pasukan cadangan yang dikirim ke wilayah utara dan selatan adalah khayalan yang tidak realistis. Bahkan jika mereka berhasil melakukan manuver memutar dalam skala besar dan menyerang belakang manusia, semua itu tidak mungkin diselesaikan dalam waktu singkat.
Celah pertahanan alam Kadipaten Dolot, Kastil Yifu, kembali menarik perhatian Yang Mulia Beckenbauer dan Yang Mulia Chao Helan. Jika bisa merebut posisi strategis penting ini secepatnya, tentu jauh lebih realistis daripada menunggu dua pasukan cadangan membuka celah pertahanan!
Tapi ini segera menyeret kembali ke masalah awal, akankah para Imam Bemon membiarkan pasukan Bangsa Laut mencapai tujuan strategis mereka dengan mudah? Dengan mobilitas kavaleri udara Bimon dan kecepatan operasi lompat katak melalui formasi teleportasi sihir, setiap unit pasukan Bangsa Laut yang terpisah—jika persediaan Ahli Sihir Pencabik Badai kurang memadai—pasti akan menerima pukulan menghancurkan!
Saat ini pasukan Bangsa Laut terbagi menjadi lima bagian utama: pasukan utama di Rawa Alpen, Pasukan gabungan "Hai-Mu" yang mengepung Shabak, Legiun Utara yang bergerak ke Pegunungan Huo Gu, Legiun Selatan yang menyusup ke selatan Karimdo, serta satu juta pasukan garnisun yang tinggal di kota-kota taklukkan; 20.000 Ahli Sihir Pencabik Badai sekilas terlihat banyak, tapi saat dibagi ke lima legiun besar yang gemuk ini menjadi kurang memadai. Apalagi Bangsa Laut tidak memiliki angkatan udara dan teknologi alkimia mereka belum cukup maju untuk menahan serangan mendadak pasukan udara musuh.
Pendeta. Angkatan udara.
Dua Kaisar Laut memfokuskan pandangan pada dua jenis pasukan yang menjadi pemangsa alami pasukan Bangsa Laut ini. Untuk merebut Aiqin dengan sukses, untuk terus mengirim pasukan ke Aiqin, untuk memecah kebuntuan—dua musuh alami ini harus diselesaikan terlebih dahulu!
"Wilayah timur Aiqin sudah menjadi milik kita, sudah seharusnya kita menyerap peradaban mesin maju manusia ini! Perintah budak-budak manusia untuk membangun peralatan berat sepenuhnya!" Ratu Helan menggaruk-garuk rambut indahnya dengan sayap: "Dengan memberikan imbalan dan hukuman yang jelas, aku yakin kita bisa dapatkan peralatan berat berkualitas tinggi!"
"Sudah waktunya mengalokasikan tenaga ahli administrasi. Ternyata budak manusia ini belum bisa kita bunuh sembarangan atau tekan sampai terjepit. Ladang garam di tepi pantai juga harus segera kita pulihkan produksinya." Yang Mulia Beckenbauer berkata dengan geram: "Untuk sementara waktu ini, kita akan bertahan dengan merebus tinja untuk garam. Kita berdua harus jadi contoh dengan memakannya terlebih dahulu!"
Ratu Siren ternganga lama tanpa bisa berkata-kata. "Merebus tinja untuk garam" bagai petir di siang bolong yang terus berdengung di kepalanya.
"Peralatan berat saja tidak cukup, pertahanan udara kita masih terlalu kaku. Kita harus mencari cara membentuk angkatan udara!" Raja Laut Xiya melanjutkan: "Aku punya usulan. Saat ini ada daerah di Aiqin yang kaya akan prajurit udara, sementara penduduk aslinya terkenal tak berprinsip seperti ilalang. Mari kita beli mereka dengan harga berapapun!"
“Apakah kita Siren perlu terbang ke sana untuk mengurus ini?” Yang Mulia Chao Helan menebak siapa yang dimaksud Kaisar Putri Duyung. Sejak membawa pulang lebih dari 100.000 tawanan pasukan Naga, orang yang berpikiran jernih pasti tahu bahwa kerusuhan di Lusern sudah di depan mata.
“Lebih baik mengandalkan diri sendiri! Kuncinya adalah kita harus memiliki angkatan udara sendiri! Sialan! Khimera! Kura-kura naga bermotif air kita jauh lebih melimpah dibandingkan sumber daya khimera orang udik Aiqin. Tidak mungkin kita tidak bisa membuat pasukan khimera udara!” Yang Mulia Beckenbauer mengerutkan kening: “Yang Mulia Ratu, apakah Anda ingat ada monster laut yang memiliki kemampuan modifikasi elemen?”
“Saya bukan Imam Bemon. Tidak punya pengetahuan mendalam tentang monster.”
“Lautan ratusan kali lebih luas daripada daratan. Jika daratan bisa melakukannya, lautan pasti bisa! Saya tidak percaya kita tidak bisa menemukan monster laut dengan kemampuan modifikasi elemen! Coba pikirkan. Siapa di lautan kita yang paling ahli mempelajari monster, seperti para Imam Bemon?”
"Jangan bicara terlalu gegabah! Memang benar lautan luas dan kaya sumber daya melebihi daratan, tapi apa yang ada di darat belum tentu ada di laut! Adakah Dibo Luo dan Sampa di dasar laut? Bisakah menyalakan api untuk memasak makanan panas di laut? Adakah kristal teleportasi yang tak habis-habis di sini?" Ratu Siren memiringkan kepala lama berpikir: "Kalau bicara yang paling ahli mempelajari monster laut, mungkin Suku Udang Plain. Mereka abdi Dewa Laut, tugas merekalah meneliti segala hal di lautan."
"Pendeta Dewa Laut Plain? Hei... Dengan menyebut itu, tiba-tiba aku punya ide. Cara terbaik melawan Imam Bemon adalah menggunakan penyihir penganugerah sejenis! Manusia menggunakan Pastor dan biarawan di Perang Hyjal, bangsa iblis dulu memakai perusak obsidian. Kenapa kita tidak ajak Abdi Dewata Neptunus dan Amfitrit ke medan perang? Mereka ahli sihir penganugerah terbaik di lautan! Mengusir efek Transformasi Liar mudah sekali bagi mereka!"
"Hmm! Bagaimana kalau Yang Mulia ajak juga ras Naga Laut Biru? Yang Mulia Putri Duyung, maafkan kejujuranku, bukankah ini terlalu mengada-ada?"
“Ini bukan khayalan belaka!” Yang Mulia Beckenbauer tersenyum penuh keyakinan: “Aku yakin tak ada yang tak bisa dibeli di dunia ini, yang penting lihat apakah harga yang kau tawarkan cukup berat! Para abdi Dewa Laut yang menyusup di antara dua kerajaan kita, di dunia bawah laut mana ada modal bagi bangsa Plain untuk bicara. Menurutmu mereka tak ingin naik ke darat, menikmati matahari dan hijau, bintang dan langit biru? Para fanatik agama itu, cukup katakan pada mereka, ini kesempatan emas menyebarkan Injil Dewa Laut ke dunia biadab, untuk menggantikan kepercayaan menghina pada dewa palsu dari ras permukaan, pasti mereka tertarik! Ras Naga Laut Biru pun bukan tak bisa dibeli, sekarang bangsa naga Aiqin sudah terpukul, kita punya formasi pisah-air, apakah ras naga laut mau menyambut kesempatan langka ini untuk menetap di darat? Kuyakin selama masih ada otak di kepala mereka, pasti akan mempertimbangkannya!”
Ratu Siren menyipitkan mata fenghuangnya yang indah, tenggelam dalam perenungan.
Andai Utusan Dewa Laut dari Suku Udang Plain datang, para Imam Bemon tak akan punya keunggulan lagi.
Andai Naga Laut Biru bersedia naik ke darat, pasukan laut akan mendapat bantuan yang sangat kuat.
"Jika bisa menemukan metode untuk meningkatkan kekuatan elemen, dengan jumlah naga kura-kura yang dimiliki Kerajaan Xiya dan Alexius saat ini, kita bisa membentuk 2.000 ekor khimera berat untuk membentuk angkatan udara tempur yang tangguh! Para penggembala bangsa laut selalu ahli dalam melatih binatang laut. Begitu khimera kura-naga ini dioperasikan, meski tak sekuat koneksi batin antara Imam Bemon dengan peliharaan magis mereka, pengendaliannya pasti terjamin!"
"Ditambah lagi dengan senjata berat jarak jauh berkualitas tinggi buatan budak manusia, serta angkatan udara sapi elang yang kita beli..."
"Jika benar begitu, lantas apa lagi kesulitan dengan para Imam Bemon dan kavaleri udara Bimon?"
"Cara bagus!" Ratu Chaohulan terbang kegirangan: "Aku harus pulang ke dasar laut sendiri! Untuk sementara, mari kita istirahatkan pasukan. Setelah semua persiapan ini rampung, kita akan menghabisi manusia dan Bimon sekaligus!"
※※※
Sang ayah muda menggosok-gosokkan janggut kasarnya yang baru tumbuh ke pipi bayi di gendongan, membuat sang bayi menangis keras.
Hati Liu Zhenhan berbunga-bunga bagaikan gelembung sabun yang indah.
Baru saja memenangkan pertempuran, keesokan harinya Tanya yang sudah melewati masa kehamilan sebulan melahirkan sepasang bayi kembar laki-laki gemuk untuknya. Meski wajah mereka tidak sempurna bak pahatan giok atau bertulang istimewa, tapi seperti Guo Guo mereka memiliki telinga besar dan kepala bulat yang sangat menggemaskan. Setelah mengukur frekuensi telepati dalam Hertz si kembar menggunakan Menara Kristal Yanluo, Lao Liu terkejut menemukan alasan di balik pentingnya garis keturunan di Aiqin - kedua putranya memiliki kemampuan telepati luar biasa tinggi dan kekuatan fisik menyimpang. Tangisan mereka saja bisa membuat gendang telinga bergetar.
Untungnya Lao Liu sudah menyiapkan banyak nama untuk bayi sebelumnya. Jika tidak, situasi "satu tembakan dua sasaran" ini pasti membuatnya gelagapan.
"Yang sulung bernama Liu Kangmei (Melawan Amerika), yang kedua Liu Yuanchao (Membantu Korea), bagaimana?" Untuk nama si kembar, Lao Liu dengan tegas menggunakan gaya penamaan Tiongkok. Sebenarnya dia selalu keberatan dengan nama aslinya "Zhenhan" yang terkesan kampungan dan tidak mencerminkan semangat revolusioner.
Pelajaran pahit pernah dialaminya. Selama Sepuluh Tahun Kekacauan, ayah kakaknya yang dijuluki "sayap kanan" hampir dituduh "menindas Timur" hanya karena nama "Zhendong". Meski kemudian diganti menjadi "Mingchen", tetap ada yang menuduhnya memanggil arwah feodalisme.
Nama Kangmei dan Yuanchao ini sempurna - revolusioner, bermakna dalam, sekaligus menunjukkan kesetiaan politik.
"Nama bayi dalam kandungan Joan d'Arc dan Cui Beixi juga sudah Liu Zhenhan pikirkan, satu bernama Yiku (Mengenang Pahit) dan satunya lagi Sitian (Merindukan Manis)."
"Nama ini terlalu konyol!" Tanya hampir pingsan marah. Sebagai peradaban sebelum peradaban prasejarah, ras Kristal memberi nama anak berdasarkan bintang di langit. Meski kini tak ada peralatan astronomi canggih untuk mengamati langit, Tanya tetap bisa dengan mudah menemukan dua bintang familiar di langit dan memberi nama putranya dengan sebutan kuno.
"Bagus, bagus, bagus!" Hanya Ayah Anglam di Bukit Merah yang bersorak gembira. Si feodal patriarki ini sejak menyaksikan langsung kelahiran dua cucu laki-lakinya, berjalan sempoyongan tak tahu kaki mana yang harus didahulukan.
Sorakan tak hanya datang dari Ayah Anglam. Kabar gembira Shaman Divine Comedy dikaruniai anak kembar ini bagai dua bom udara raksasa yang meledak, mengguncang seluruh Kerajaan Bimeng.
Dari Raja Sal, Senat Bimeng, hingga sistem Kuil, seluruh kerajaan menghela nafas lega.
Bimeng tak bisa kehilangan Feilengcui sekarang. Tapi posisi ini bukanlah tongkat kerajaan atau singgasana yang bisa diwariskan secara demokratis. Bagi para senator Bimeng yang konservatif, struktur pemerintahan Feilengcui masih terlalu rapuh. Jika sesuatu terjadi pada Paduka Liu Zhenhan, sekuat apa pun pasukan Feilengcui sekarang, akhirnya akan bubar seperti pohon tumbang dan monyet pun lari.
Dengan kehadiran kedua anak kembar ini, bahkan jika Shaman Divine Comedy gugur di medan perang besok, Feilengcui tidak akan mengalami kekacauan. Para tetua Kerajaan Bimeng pun tak perlu lagi cemas setiap kali Shaman Divine Comedy nekat menyusup ke belakang garis musuh dan mempertaruhkan nyawa di mata pedang.
Kedua bayi montok ini bukan bayi darah misterius seperti Ershao dan Sanshao, bukan pula pangeran piaraan seperti Guo Guo, Katyusha, dan Martelazi, apalagi anak angkat tanpa ikatan darah seperti Wentekelaier dan "udara dalam bayangan". Mereka adalah garis keturunan darah inti Shaman Divine Comedy yang asli dan murni!
Kelanggengan dan ketahanan klan bangsawan besar tidak bergantung pada hal lain, melainkan pada warisan keturunan darah semacam ini!
Liu Zhenhan sama sekali tidak menyangka begitu banyak orang diam-diam lega karena dirinya telah memiliki keturunan. Setelah euforia awal, yang lebih dominan adalah kebingungannya sebagai ayah baru dan kerinduannya akan masa lalu.
Bagi orang kampung yang dua tahun lalu masih membajak sawah di desa terpencil, setahun lalu sibuk berperang, dan akhirnya secara misterius tersapu senapan serbu ke dunia lain ini, kehadiran dua makhluk kecil yang berikatan darah dengannya di Aiqin bagai tali pusar yang menghubungkan Bumi dan Aiqin - dua tingkat dimensi yang terpisah sangat jauh.
Dahulu, betapa besar kegelisahan dan kecemasannya. Ia takut tiba-tiba terbangun dari Liang Kucing, tak sanggup menerima bahwa petualangan di Aiqin hanyalah mimpi semata.
Demikian pula kontradiktif, di tengah kerinduan mendalamnya pada Aiqin, ia juga merindukan segala sesuatu tentang kampung halamannya di Bumi.
Jika surga memberinya mimpi singkat (referensi dongeng Tiongkok) atau pilihan untuk selamanya tinggal di Aiqin, Liu Zhenhan pasti akan mengalami breakdown mental.
Tak ada bahasa yang mampu menggambarkan rasa kepuasan dan keterikatan Liu Zhenhan.
Sebelumnya ia selalu mengira telah berhasil berasimilasi ke dunia baru, negara baru, dan status barunya; hingga kelahiran putranya, barulah ia tersadar bahwa jiwa keturunan Yan Huang-nya masih melayang-layang di luar angkasa spiritual antara Aiqin dan Bumi, baru kini benar-benar mengakar di Aiqin.
Ia bahkan mulai larut dalam lamunan: Bagaimana jika puluhan tahun kemudian, penerbangan antariksa dapat menghubungkan Aiqin dan Bumi, lalu astronot Tiongkok terkejut menemukan tulisan Tionghoa dan keturunan Yan Huang di planet asing ini? Sungguh situasi yang menggelikan!
Menurut Lao Liu, Naga Suci Aiqin dan Utusan Dewa Naga Iblis Cifiano-lah penjajah Aiqin terbesar!
Cangkang Model besar terukir tulisan Tiongkok, dan Cifiano mampu menariknya langsung dari Bumi ke sini. Merujuk pada persyaratan koordinat tetap dalam transmisi dua arah sihir, Lao Liu yakin kedua makhluk ini pasti memiliki hubungan dengan Bumi.
Berdasarkan teori sihir yang dikuasainya saat ini, tidak sulit baginya membuat hipotesis logis - mungkin ribuan tahun silam aliran elemen di Bumi hampir punah, dua orang sial yang ahli sihir ini nekat menembus portal waktu demi menghindari nasib menjadi binatang biasa, lalu berjuang mati-matian merantau di dunia ini.
Logika ini bukan tanpa dasar. Di luar dimensi Aigean, dunia astral yang menjadi fokus penelitian penyihir pemanggil memang terkenal sebagai alam low-magic, tempat aliran elemen kian memudar dan tinggal menunggu waktu sebelum lenyap total.
Mungkin suatu hari nanti Aigean juga akan mengalami nasib serupa?
※※※
Sepasang saudara kembar ini berhasil mengguncang dunia. Dua Kota Naga besar, berbagai kerajaan manusia, Kerajaan Dubin, Kerajaan Medusa Bonaparte, Kekaisaran Tang Zang, bahkan Fenghuang Cheng yang legendaris dan misterius di Benua Aigean - semua mengirim utusan dengan protokol layaknya menghadap raja, memberikan restu tulus kepada penyihir dan shaman terkuat sepanjang sejarah Aigean, Sang Penakluk Seribu Kecantikan dan Raja Bunga Piala Ratusan Pesona.
Gereja Saint Paul, Kuil Bimon, dan Sekte Dewi Es dan Salju hampir bertengkar memperebutkan hak membaptis bayi-bayi ini.
Bahkan Bangsa Laut mengirim diplomat untuk berunding dengan pasukan manusia di Lembah Lupa: demi menghormati kelahiran putra Sang Penyihir Agung Aigean, mungkinkah gencatan senjata sementara diadakan?
Upacara kelahiran Pangeran Feilengcui yang begitu megah dan berdampak luas, bahkan membuat dunia terhenti, membuat setiap Bimon membusungkan dada dengan bangga—mereka punya alasan untuk tidak berbangga! Bahkan di era Kejayaan Kekaisaran Bimeng, upacara agung dengan seluruh bangsa datang memberi penghormatan seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya!
Masa jeda perang ini di mana semua pihak menghentikan permusuhan, memberi Liu Zhenhan kesempatan untuk menemani istri tercinta dan anaknya dengan tenang, menikmati ketenangan pertama kalinya sejak tiba di Aiqin.
Satu-satunya yang tidak menganggur selama periode ini mungkin Rundstedt. Saat Bangsa Laut menghentikan serangan, manusia dan Bimon melipat bendera perang, Bangsa Iblis tak berbekas, tiga bangsa laut dari dunia iblis dan penduduk asli jurang sibuk seperti semut mengumpulkan persediaan, Meishuai membawa pasukan intinya. Dengan meminjam angkatan udara Feilengcui serta pasukan Tai Bao dan Penjaga Utama, ia mengarahkan tombak ke dua pasukan Mouran.
Kedua pasukan Mouran masing-masing berjumlah lima puluh ribu orang. Satu bergerak ke barat laut menuju Oasis Cambridge, satunya lagi dengan nekat berjalan darat ke kaki gunung bersalju di timur. Keduanya pergi ke hutan untuk menebang kayu, menyumbang pada pembuatan alat pengepungan Legiun Hai-Mu. Memandang situasi perang hingga hari ini, jelas bahwa orang Mouran sebenarnya adalah korban paling menyedihkan di medan perang Aiqin.
“Mereka seharusnya tidak gegabah bersekutu dengan raksasa seperti Bangsa Laut. Rubah yang berburu bersama harimau, sangat mungkin akhirnya rubah pun akan jadi camilan sang harimau!”
Hingga kini, pasukan elit Mouran seperti Ksatria Kadal Pasir dan ahli sihir papan atas sudah ditumpas Liu Zhenhan atau dihabisi ranjau darat formasi teleportasi. Pasukan Mouran yang tersisa meski berjumlah jutaan, tak punya ahli sejati yang berkedudukan. Pasokan logistik juga sepenuhnya bergantung pada belas kasihan Bangsa Laut, terjepit maju mundur - sekutu payah seperti ini tentu tak dihargai Bangsa Laut. Jutaan prajurit mudah mereka kumpulkan sendiri lewat mobilisasi cadangan di lautan.
Alhasil, seiring perang berkepanjangan, prajurit Mouran terdegradasi jadi tenaga kerja kasar Bangsa Laut. "Makan pemberian jadi tak enak bicara", karena logistik dikuasai ketat, apapun tugas berbahaya yang diberikan elit Bangsa Laut, prajurit gurun terpaksa mengerjakan dengan gigit gigi.
"Di bawah atap rendah harus menunduk", inilah potret nyata pasukan Mouran yang dulu berjaya di Gurun Pasir Taklamakan.
Masalah yang mengganggu pikiran tidak hanya berhenti di sini. Pasukan penebang kayu selalu menjadi target utama serangan udara Kavaleri Udara Bimon. Namun markas besar Bangsa Laut tidak hanya tidak mengirim peramal badai untuk memperkuat pertahanan udara tim penebang kayu, malah berencana menarik kembali ulama Malan yang jumlahnya memang sudah sedikit di tahap akhir. Hal ini membuat prajurit Mojie Mulan yang berwatak garang merasakan kemarahan dan penghinaan yang luar biasa.
Jika bukan karena petinggi Bangsa Laut melihat para prajurit Mulan yang penuh amarah, lalu memberi keringanan dengan membiarkan semua ulama memilih sendiri untuk tetap di markas besar atau bergabung dengan tim penebang kayu, sangat mungkin para prajurit Mulan akan mengadu jurus pedang dengan sekutu Bangsa Laut ini.
Melalui kekuatan pertahanan udara tim penebang kayu yang semakin berkurang, Rundstedt tidak sulit menyimpulkan rahasia tersembunyi di baliknya. Justru karena menghadapi perubahan seperti ini, Meishuai dengan cepat mengakhiri serangan udara, mengubah rencana, dan mempercepat kontak tatap muka dengan pemimpin pasukan Mulan.
Empat hari kemudian, Rundstedt menemui Liu Zhenhan dan meminta bantuan untuk segera mentransfer dirinya beserta pasukan tak resmi bawahan ke zona pendudukan pasukan Bangsa Laut di Aiqin Timur menggunakan formasi teleportasi sihir.
"Begitu cepat sudah menghadapi pasukan Mulan?" Liu Zhenhan benar-benar agak terkejut, baru berapa hari ini? Ternyata dirinya masih sedikit meremehkan daya panggil Rundstedt di dunia gurun, memandang rendah statusnya dalam pandangan prajurit Mulan——tentu saja, mereka yang awas bisa melihat bahwa situasi pasukan Mulan belakangan ini memang menunjukkan tanda bahaya, sekutu mana pun tanpa kekuatan kuat sebagai perisai belakang, selalu menjadi sinonim tumbal.
“Tidak akan membuatmu membantu dengan sia-sia. Masih ingat dulu aku pernah bilang, di timur Aiqin aku nemu wilayah bagus dengan cadangan batu bara melimpah di bawah tanah?” Rundstedt paham cara mempercepat kerja orang ini: “Aku bisa kasih surat utang dulu. Asal kamu cepat pindahin kita, nanti aku bakal suplai bom udara arang pekat buatmu!”
“Terima kasih atas kebaikanmu.” Mata Lao Liu langsung berseri: “Jangan sungkan. Kalau mau modifikasi khimera atau beli pilar totem lagu perang, bisa tukar dengan bom udara. Kita saudara, aku kasih diskon 20%!”
“Pasti! Nanti aku pasti masih perlu bantuanmu!” Ekspresi Rundstedt seperti bilang 'udah tahu kau akan berkata begitu': “Satu urusan tak merepotkan dua tuan. Karena kita gerilya di belakang musim... mau pinjam pasukan lagi darimu.”
“Tidak boleh!” Lao Liu geleng-geleng kepala kayak mainan drum berputar: “Aku yang mau minjem pasukanmu! Bangsat! Secara teori aku ketua penyihir manusia, tapi faktanya? Pasukan penyihir masih di Lembah Lupa, bahkan Pendeta Medusa dan Raja Binatang Duppin juga kutinggal di sana. Mau tak tinggal juga gak bisa – manusia memandangmu kayak mayat tenggelam lihat pelampung! Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui cuma satu-satunya kekuatan mobilitas yang kumiliki. Mereka bisa menang mutlak di saat genting, tapi gak bisa jadi pasukan utama karena jumlahnya sedikit. Jadi lupakan niatmu!”
"Lalu apa rencana terbarumu? Hanya diam di rumah mengurus istri dan anak? Menjadi suami bijak dan ayah baik?"
"Ah, kamu pikir Bangsa Laut dan Bangsa Iblis benar-benar berhenti perang karena menghargai harga diriku? Mereka sedang mencari cara! Cara untuk mengatasi bombardir angkatan udara dan Nyanyian Perang Kegilaan! Tunggu saja, begitu mereka menemukan solusi, pasti langsung menyerang Feilengcui!"
"Konyol! Siapa lagi yang mereka benci kalau bukan kamu?"
"Makanya aku menunggu. Menunggu mereka datang. Formasi teleportasi sihir sudah disiapkan. Begitu ada gerakan, kukumpulkan semua petarung andalan Bimon dan manusia untuk memberi mereka pelajaran lagi! Ha! Tahukah kamu, saat anak laki-lakiku lahir kemarin, aku juga bertemu dengan..." Liu Zhenhan mengedipkan mata penuh misteri, lalu menghentikan ucapannya: "...Sudahlah, tidak bisa kuceritakan."
"Siapa lagi kalau bukan utusan Kota Phoenix yang sok jagoan itu? Kukira aku tidak tahu?"
“Heihei, Benar-benar pantas disebut Meishuai.” Lao Liu tertawa terbahak-bahak: “Sebenarnya bukan urusan besar, burung beo kecil Martellaci dan Phoenix Shang Yang Feilin punya hubungan sangat dekat. Kota Phoenix juga bermaksud menjalin hubungan kekerabatan denganku! Kekuatan para Phoenix ini di Aiqin tidak terlalu besar. Kurasa maksud tersirat utusan itu adalah karena bangsa naga tidak mau pihak lain ikut campur di Aiqin. Kau tahu, aku tetap seorang tuan tanah wilayah naga. Kota Phoenix yang tersembunyi di Rawa Senja ingin aku menjadi perantara untuk berkomunikasi dengan bangsa naga dalam suasana persahabatan, membahas perluasan wilayah aktivitas Phoenix di Aiqin untuk menghindari gesekan yang tidak perlu.”
“Tak disangka monster juga cukup licik!” Rundstedt tertawa getir: “Bangsa Phoenix benar-benar ahli membaca arah angin. Baru-baru ini bangsa naga mengalami kerugian besar energi vital. Ini kesempatan langka bagi mereka untuk masuk ke Aiqin merebut wilayah! Kau sebagai perantara? Hmph, ini jelas-jelas memberi tangga kehormatan untuk Kota Naga. Kalau Phoenix benar-benar ingin memperluas pengaruh di Aiqin, apa bangsa naga masih punya kemampuan menghalangi sekarang?”
“Masa tidak bisa menghalangi? Bangsat! Bukankah aku bagian dari bangsa naga? Lan Ruoshi bukan bangsa naga? Khimera Landak dan Khimera Naga Kura-kura semuanya adalah naga dari wilayah Pelangi-Naga! Kota Naga Feilengcui kami bukan hiasan belaka!”
"Omong kosong! Jangan coba-coba trikmu, keserakahanmu sudah terkenal. Aku tidak percaya utusan Phoenix City datang bertemu denganmu hanya bertelanjang dada! Dari nada bicaramu, sepertinya Phoenix sudah berjanji akan membantumu saat diperlukan ya?" Rundstedt mencuri tawa: "Berapa ekor Phoenix yang bisa datang? Lihat kau sombongnya."
"Kebijaksanaan monster tak boleh diremehkan. Dulu saat berhadapan dengan Kaisar Api Basturk di dunia bawah tanah, aku sudah merasakan betul. Sang Kaisar Api tidak melawanku sendirian, tapi membawa pasukan monster!" Liu Zhenhan mencibir: "Bangsa naga sekarang menjalani strategi elit. Mereka bukan saja menolak ras lain, bahkan sesama naga pun sering terlibat konflik internal. Phoenix berbeda, dalam 'Pertempuran Dewata Bintang Salib Selatan', Shang Yang Felin datang membantu dengan pasukan monster! Jumlah Phoenix di Phoenix City Aiqin mungkin sedikit. Tapi jangan remehkan kemampuan kepemimpinan mereka yang dekat dengan rakyat kecil!"
"Ini sudah bukan monster lagi, hampir seperti manusia!" Rundstedt tak tahan tertawa plak: "Dua Kota Naga besar sudah kau celakakan dulu, sekarang mungkin tak mau lagi berurusan denganmu. Tak disangka masih ada Phoenix bodoh yang rela jadi tukang pukulmu."
“Kalau begitu, apa syarat yang kau inginkan untuk menjadi tangan kananku?” Liu Zhenhan menatap Meishuai tak berkedip, tiba-tiba mengulurkan ranting zaitun penerimaan talenta: “Aku tak peduli motifmu, tapi tindakanmu belakangan ini memang telah membantu Aigean dan Bimon dengan signifikan! Kemampuanmu diakui seluruh Bimon, bahkan Raja Sal berulang kali mengeluh padaku: Mengapa kau bukan bagian dari Bimon kami!”
“Berhentilah mengikuti arus. Dengan darah Fox-mu, seharusnya kau tetap di Kerajaan Bimeng!” Sorot mata pemimpin tertinggi Aigean berapi-api: “Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui adalah impian setiap strategis di Aigean. Sekarang kuberi kau kesempatan ini, kesempatan untuk memimpin charge-ku!”
“Bercanda apa ini.” Senyum Meishuai membeku seketika, memalingkan muka menghindari tatapan Liu Zhenhan.
“Ibumu, yaitu bibi dari Helen dan aku, itu adalah sebuah kenyataan pahit. Ketahuilah, tak ada negara yang luput dari insiden malang semacam ini! Sebagai pemimpin negara sepertiku, tentu tak akan diam jika menghadapi hal demikian. Tapi jika tak menjumpai atau tak tahu, kami pun tak bisa berbuat banyak. Fokus kami tertuju pada urusan negara yang lebih penting, bukan mengembara mencari kejahatan! Harus kau pahami, kehadiranmu telah menyempurnakan hukum Kerajaan Bimeng. Kami terus berusaha, tapi beri kami waktu.”
“Mengapa insiden malang ini harus menimpa ibuku? Kenapa bukan orang lain?”
“Kau sedang bermain-main dengan tanduk banteng.”
“Aku memang suka memikirkan hal yang tidak penting, kenapa?”
“Jujur saja, selama ekonomi negara membaik, rakyat sejahtera, jika insiden menyedihkan seperti yang menimpa ibumu terulang lagi, aku tidak akan heran! Bagaimanapun juga hal seperti itu tidak bisa dicegah 100%! Jangan bilang aku kejam, urusan keamanan adalah tanggung jawab Sikou dan pemburu hadiah! Kalau ada masalah, bukan tugas pemimpin negara atau seluruh Bimon untuk memikul tanggung jawab!” Liu Zhenhan menghela nafas: “Sikap ekstrem akan menghancurkan hidupmu! Apa gunanya engkau meraih prestasi gemilang di dunia manusia? Apakah manusia Aiqin akan menerima kesetiaan seorang keturunan campur dari gurun setelah perang usai? Maukah mereka membiarkanmu menduduki wilayah mereka? Ingat, pasukanmu adalah para pengembara tak berakar! Dengan status mereka, satu-satunya cara bertahan di Aiqin adalah lari ke tanah beku gurun tempat Prajurit Ganas tinggal! Pertimbangkan baik-baik. Jangan buru-buru menolak, aku benar-benar ingin membantumu! Tanpa aku, Bimon tetap tidak akan menerimamu!”
“Terima kasih! Urusanku bukan urusanmu!” Rundstedt sebenarnya sudah tertarik, tapi mulutnya masih sekeras baja, nada bicaranya penuh sarkasme: “Bukannya ada yang pernah bilang padaku, dia tak perlu menghormati orang berbakat? Hmm?”
“Di masa lalu, Liu Zhenhan mungkin akan menamparnya, tapi sekarang dia hanya tertawa lebar seperti petasan, lalu menggelengkan kepala, sambil menggaruk rambut dan mengamati Rundstedt dari atas ke bawah dengan pandangan penuh belas kasihan.
Perbedaan pencapaian antara mereka berdua terlihat jelas. Jika dulu Rundstedt masih bisa menatap langsung Lao Liu, hari ini Meishuai yang berdiri di hadapan Tuan Tanah Feilengcui bahkan telah kehilangan hak untuk memandangnya dari bawah.
Fakta juga membuktikan, orang biasa dengan kelapangan hati seluas samudra tetap bisa lebih sukses daripada jenius berbakat langka—bukan tanpa alasan.
"Aku ingin meminjam pemanah elf emas itu. Mereka bagian dari kelompok penyihir manusia di bawah kendalimu." Setelah lama Senyap, Rundstedt akhirnya mengumpulkan keberanian untuk mengutarakan permintaan yang sejak tadi ingin disampaikannya tapi tak tahu cara mengungkapkannya.
"Apakah mereka sendiri setuju atau tidak?" Liu Zhenhan mengerutkan alis. Setiap kali disebutkan soal pemanah elf emas ini, kepalanya langsung pusing tujuh keliling.
Para elf kelas tinggi ini memang mengetahui kondisi terkini Benua Aigean melalui "Ritual Bayangan Bulan Guanghan" yang dilakukan Liu Zhenhan dan Ailijie, kembali dari benua barat yang berjarak 10.000 li untuk melawan agresor barbar - Di Pegunungan Huosangbike di selatan Benua Aigean, terdapat suku rumah pohon elf emas dan formasi teleportasi sihir mereka. Mengatakan mereka sebagai pejuang perantau mungkin kurang tepat karena perjalanan antara Benua Aigean dan Benua Barat sangat mudah bagi mereka. Namun sebagian besar populasi elf emas memang tidak tinggal di Aigean saat ini, jadi tidak berlebihan menyebut mereka pejuang perantau.
Kelebihan dan kekurangan para elf emas ini sama-sama mencolok. Sejak ketua kelompok pemanah elf emas Xia Fei menolak mentah-mentah ajakan Lao Liu dalam perjamuan kemenangan manusia, status mereka sebagai pemanah magis yang digabungkan ke dalam kelompok penyihir manusia membuat mereka secara tidak langsung kembali di bawah kendali Lao Liu.
Hasil ini tetap membuat kedua pihak merasa canggung.
Setiap elf bangsawan memiliki alasan kebanggaan sendiri. Lima ratus pemanah elf emas ini seragam menggunakan zirah emas Enfield, busur perang embun beku versi emas Banar, dan menunggangi Naga Elang - burung magis yang bisa menyemburkan "Jaring Laba-Laba Area", dengan kecepatan terbang secepat meteor dan kilat. Kombinasi sempurna dengan pemanah elf emas berkemampuan memanah luar biasa, perlengkapan mewah, dan kemampuan melangkah tanpa jejak di salju, layak disebut sebagai kavaleri udara ciptaan langit dan bumi.
Karena elf emas memang memiliki kemampuan yang luar biasa, mereka cenderung merasa superior dan angkuh.
Liu Zhenhan meminta Raksasa Berkaki Lumpur untuk memodifikasi sihir naga elang tunggangan mereka menjadi "jaring logam area", yang secara signifikan meningkatkan kemampuan tempur udara mereka. Namun, tidak sepatah kata pun ucapan terima kasih dari elf emas - Sang Bos yang berjiwa besar tidak menghiraukan, tapi Pasukan Istana Musim Panas yang tak terkalahkan di dunia mulai kesal.
Pelayan Istana Musim Panas yang dilatih oleh instruktur Tang Zang telah menjadi pemanah energi panah sejati. Mereka mengandalkan bilau energi Gang Qi untuk menciptakan efek percikan mematikan luas, sementara elf emas yang juga pemanah magis masih bergantung pada anak panah berbulu untuk serangan utama.
Satu pihak unggul dalam jangkauan serangan luas, pihak lain mengandalkan presisi dan taktik menyerang yang rumit. Kedua pemanah magis ini sebenarnya setara. Namun prasangka membuat elf emas yang sok superior dan Pasukan Istana Musim Panas yang pemberontak saling berseteru layaknya musuh bebuyutan.
Pasukan Istana Musim Panas bukan sekadar pemanah energi panah. Di antara mereka terdapat banyak Shenjian Zheqin dan Pemanah Bintang Emas dengan teknik panah tradisional yang melampaui batas manusia. Setelah beberapa kali pertandingan, meski elf emas mempertahankan harga diri lewat sihir angin dan kayu murni, mereka tetap kalah bersinar dibanding pasukan dengan perlengkapan, teknik, dan rekam jejak tempur kelas atas.
Komandan elf emas Xia Fei dan komandan Pasukan Penjaga Utama Nedved bertanding tiga kali. Baik dalam tembak cepat, tembakan pertama, maupun teknik panah hiasan, semuanya kalah telak.
Sebenarnya masalah ini mudah diselesaikan jika Lao Liu mau memberi elf emas "tangga" untuk turun. Namun masalahnya, Lao Liu sangat tidak menyukai kesombongan elf emas, terutama komandan perempuan mereka Xia Fei yang bersikap sombong seperti hidungnya menunjuk ke langit, membuat Lao Liu gemas.
Elf bangsawan cantik pun apa? Kapan Liu Zhenhan pernah menjilat orang?
Pemanah magis pun apa? Di jaman sekarang, bukankah setiap pemanah Centaur bisa jadi pemanah magis asal punya perlengkapan bagus?
Akibatnya, elf emas yang kehilangan harga diri dan tak bisa turun dengan anggun ini berada dalam situasi sangat canggung.
Rundstedt meminjam Angkatan Udara Feilengcui untuk mengganggu pasukan Mulan, sekaligus membawa serta elf emas. Makanya Lao Liu bertanya apakah elf emas sendiri mau ikut Rundstedt.
Ini adalah ucapan diplomatis berteknologi tinggi. Saat wilayah kekuasaan direbut, baik marah meledak-ledak maupun menerima begitu saja adalah tindakan bego. Lao Liu yakin dengan keluhuran budi dan pengetahuan luas yang ditunjukkan Rundstedt, undangan tulusnya kepada elf emas yang bosan di Pasukan Pengawal Istana Musim Panas ini tak akan ditolak - inilah saatnya memotong harga! Dengan karakter Rundstedt, pasti masih ada harta karun tersembunyi lain yang belum terungkap.
“Elf emas memang menerima undanganku.” Rundstedt tersenyum getir sambil mengangkat tangan: “Jangan salahkan aku karena merebut pasukanmu, semua tahu elf emas dan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui tidak cocok. Jangan buat aku sulit, saat ini aku benar-benar tidak punya apa-apa lagi.”
“Selain 'arang pekat', masih adakah senjata rahasia yang belum kau perlihatkan?” Liu Zhenhan tertawa: “Jangan lupa, aku sangat memahami karaktermu! Hari ini jika kau tidak jujur, jangan harap bisa mengambil sehelai rambut elf dariku!”
“Pasukanmu saat ini hanya Orang Burung Nasar, sama sekali tidak memiliki pasukan udara lain. Dari konsep 'arang pekat'-mu, jelas kau juga ingin mengembangkan strategi udara. Pinjaman pasukan pemanah berkuda udara elf emas dariku pasti untuk tujuan ini, bukan?” Tanpa menunggu Rundstedt menjawab, Lao Liu melanjutkan: “Angkatan Udara Aiqin terlalu sedikit. Saat ini manusia hanya memiliki ksatria elang listrik, Ksatria Hippogriff, dan sebagian Ksatria Suci gereja, total kurang dari dua ratus orang, hanya bisa jadi pengintai. Kau langsung ingin mengambil lima ratus kavaleri udara dariku, ambisius sekali! Meski disebut pinjaman, kita sama-sama tahu ini pinjaman tanpa pengembalian! Haha! Kau sangat butuh kavaleri udara... karena ingin mengembangkan kekuatan pengeboman... Aku punya firasat... Jika sekarang kuminta resep arang pekat sebagai imbalan wewenang penggunaan sementara pasukan udara ini, pasti kau setuju!”
“Keterlaluan kau!” Rundstedt melompat berdiri, menatap Lao Liu dengan mata berapi sambil mengepal tangan hingga berbunyi krak-krak.
“Jangan pura-pura, aku tahu kau masih menyimpan senjata rahasia cadangan, cepat serahkan resep arang pekat!” Liu Zhenhan menggosok-gosok jarinya: “Cepatlah, jangan banyak bicara omong kosong.”
Setelah Rundstedt melempar resep dan pergi dengan wajah pucat marah, Helen tak tahan menegur Lao Liu yang dianggapnya keterlaluan. Bagaimanapun elf emas yang keras kepala seperti ini memang tidak disukai di Feilengcui, lebih baik diberikan sebagai hadiah untuk sepupunya. Lagipula misi gerilya di wilayah pendudukan bangsa laut itu juga membantu mengurangi tekanan di front utama Aiqin!
“Kau salah. Kalau kau bicara seperti ini, berarti kau belum benar-benar mengenal sepupumu.” Liu Zhenhan memeluk pinggang ramping Xiao Hulijing sambil tertawa: “Kalau aku bisa membuatnya rugi sekali saja, namaku akan kutulis terbalik!”
Bab 669 Persiapan Perang (Bagian Atas)
Helen segera memahami mengapa Richard mengatakan hal itu tentang sepupunya Rundstedt.
Sejak Perang Darat-Laut meletus, 24 negara manusia tak pernah berhenti merekrut pasukan cadangan strategis. Masuk masa gencatan senjata, seharusnya pasukan cadangan yang telah dilatih ini segera dikirim ke medan perang untuk menguasai posisi strategis. Namun kenyataannya, semua negara manusia justru menempatkan pasukan cadangan pertama mereka di sekitar tambang batu bara - seolah-olah arang hitam ini tiba-tubah berubah menjadi emas hitam.
Jika hanya satu kerajaan manusia yang melakukan ini mungkin tidak masalah, tetapi dengan banyak negara manusia melakukannya secara bersamaan, bahkan Bimon dengan sumber intel terbatas pun mencium keanehan - Sebelum Rundstedt mengumumkan "arang pekat", batu bara yang hanya digunakan untuk metalurgi dan penempaan masih kalah penting dibanding bijih besi dalam sumber mineral Aiqin; Sementara tambang berharga yang dijaga ketat oleh pasukan biasanya hanya tambang logam magis seperti Adamantium dan Mithril, tambang permata, atau tambang emas-perak, mana mungkin tambang batu bara mendapat perlakuan istimewa!
Apa alasan yang membuat tambang batu bara biasa tiba-tiba naik derajatnya setara dengan tambang logam magis?
Dari komposisi pasukan tak resmi Rundstedt, Bimon tidak sulit menemukan jawabannya.
Setelah dikirim Feilengcui ke wilayah pendudukan Bangsa laut di timur Aiqin, pasukan tak resmi pimpinan Meishuai dengan cepat membentuk legiun udara berstruktur 3.000 personel. Yang paling mengejutkan, meski dibentuk secara tergesa-gesa, angkatan udara tak resmi ini berhasil mengintegrasikan kekuatan tempur yang cukup tangguh dalam waktu singkat.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa kunci utama untuk membentuk kekuatan tempur angkatan udara secepat mungkin terletak pada kendaraan udara. Adapun ksatria udara sebenarnya tidak sulit untuk dibina, karena mengendalikan kendaraan udara tidak jauh berbeda dengan mengendarai kendaraan darat - keduanya mengandalkan keterampilan tali kekang yang presisi untuk menggerakkan tunggangan dalam manuver taktis. Setiap kavaleri darat berkualitas tinggi tanpa fobia ketinggian dapat dengan cepat beradaptasi dengan kecepatan dan pola gerak kendaraan udara setelah menjalani pelatihan adaptif selama beberapa waktu.
Berbeda dengan kendaraan udara, kecuali untuk monster dengan kecerdasan tinggi, proses penjinakan burung liar biasa menjadi kendaraan perang yang patuh membutuhkan waktu yang sangat lama seperti angin musim semi yang menghujani hujan. Alasan manusia tidak kunjung bisa mengintegrasikan khimera Landak ke dalam kekuatan tempur bukan karena kurangnya ksatria udara berkualitas, melainkan karena Landak Batu ini terlalu bodoh. Bahkan dengan bantuan pelatih hewan Bimon dan Goblin yang sejak dulu mahir melatih binatang peliharaan raksasa, makhluk sebodoh Landak Batu tetap mustahil diubah menjadi kendaraan udara yang memahami kemanusiaan dalam waktu singkat.
Angkatan udara Rundstedt bisa terbentuk lebih cepat daripada angkatan udara manusia, tepat karena dia memiliki sejumlah besar kendaraan udara terlatih dan jinak - Di legiun udaranya, selain 500 penembak elf emas yang mengendarai Hippogryph, terdapat juga sejumlah besar ksatria Mulan terampil yang mengendalikan elang petir, Hippogryph, Zhūhuán, dan burung laut raksasa di langit.
Elang petir dan Hippogryph adalah kendaraan Angkatan Udara Kerajaan Kekaisaran St. Francis dan Pompeii, sedangkan Zhūhuán dan burung laut raksasa merupakan kavaleri udara standar Kekaisaran Tang Zang dan Kerajaan Dubin. Dalam tren perkembangan "pertempuran udara" yang semakin mainstream saat ini, membuat empat negara ini menyerahkan kendaraan udara terlatih mereka memiliki tingkat kesulitan yang luar biasa besar.
Meishuai yang miskin selain formula ekstraksi arang pekat, harta apa lagi yang bisa membuat empat negara rela melakukan obral besar-besaran?
Liu Zhenhan setelah mendengar hal ini, hanya bisa tersenyum getir berulang kali.
Hanya Feilengcui yang memiliki Formasi Teleportasi Kristal Malon di dunia ini, bukan berarti hanya Feilengcui yang memiliki formasi teleportasi sihir. Dengan meluasnya penggunaan Kotak Tulang, Lao Liu sama sekali tidak terkejut Rundstedt bisa melakukan diplomasi dan pembelian militer tanpa sepengetahuannya - Sebenarnya sebelumnya dia sudah menduga Rundstedt akan menggunakan cara ini.
Liu Zhenhan juga pernah mempertimbangkan dengan sangat serius, apakah dirinya harus mendahului Rundstedt dalam menggunakan formula ekstraksi "arang pekat" untuk menukar persediaan langka dengan negara-negara sekutu; namun posisinya saat ini jauh berbeda dengan Rundstedt, meskipun tahu kemungkinan ini ada, sebelum kejadian sebenarnya tetap sulit menghindari keraguan dan kebimbangan - bagaimana jika Rundstedt sama sekali tidak berniat melakukan hal ini, sementara dirinya terlalu sensitif, bukankah itu seperti menyerahkan teknologi pembuatan senjata strategis kepada manusia secara cuma-cuma?
Di dunia tidak ada obat penyesalan, sehingga Lao Liu juga tidak berniat menyesal.
Mempertimbangkan masalah dari sudut pandang Rundstedt, menggunakan formula ekstraksi "arang pekat" untuk menukar persediaan militer dalam jumlah besar memang merupakan satu-satunya cara - Meishuai tidak memiliki basis kekuatan, sandaran politik, maupun klan di Aiqin, untuk bertempur di belakang garis musuh dan mengkonsolidasi wilayahnya, hanya bisa mengandalkan pedang perang membuka jalan berdarah! Perang mengandalkan tenaga logistik, baik dalam merekrut prajurit, menggerakkan pasukan, suplai logistik dan senjata, maupun konsumsi obat-obatan dan peralatan militer, semuanya membutuhkan biaya dan sumber daya material yang besar. Meskipun Rundstedt beroperasi di belakang garis musuh, manusia dan ras Bimon tidak akan tinggal diam, tapi itu tetap bergantung pada belas kasihan orang lain, jika terjadi kegagalan di saat genting, bagi Meishuai ini menjadi masalah hidup-mati!
Kepribadian Rundstedt termasuk tipe "jalan hidupku kutapaki dengan kakiku sendiri", dia menganut prinsip mandiri dan berkecukupan, Mengurus segala sesuatu sendiri, sehingga tidak aneh jika dia rela menggunakan "arang pekat" untuk menukar bantuan militer.
Meski sebelumnya sudah tahu Rundstedt bukan tipe yang mau dirugikan, taktik lajangnya tetap membuat Lao Liu geram dalam hati. Bagaimanapun, formula arang pekat yang dia dapatkan dari Rundstedt belum sempat dihangatkan di pantatnya. Tapi yang menghiburnya, nasibnya masih lebih baik daripada Elf Moor Lusern yang benar-benar jadi kambing hitam - Blood Elf sudah menemukan senjata strategis arang pekat sejak ribuan tahun lalu, sayangnya terperangkap di dunia bawah tanah miskin batu bara selama lebih dari 10.000 tahun. Baru saja menikmati kebangkitan, sebelum sempat mengumpulkan kekuatan secara diam-diam, hak cipta mereka sudah dibajak habis-habisan oleh Rundstedt si penjiplak tak tahu malu ini. Belum lagi "arang pekat" yang ditukarnya dengan bantuan militer dari Kerajaan Dubin dan Kekaisaran Tang Zang, apalagi 24 negara manusia yang menyediakan persediaan militer dalam jumlah angka astronomis.
Saat ini seluruh perdagangan luar negeri Aiqin ditangani Feilengcui sebagai transit. Posisi sekutu Kerajaan Dubin, Medusa Bonaparte, dan Kekaisaran Tang Zang dengan ras permukaan Aiqin sepenuhnya berkat jasa Shaman Divine Comedy. Meski punya keunggulan diplomatik sebesar ini, pembelian senjata luar negeri Beastman tetap bergantung pada rampasan perang berlimpah dan cadangan emas murni-perak di kas negara! Lalu Rundstedt? Cuma pakai satu formula ekstraksi, semua langsung berebutan!
Nilai tinggi kekayaan intelektual, bagaikan jendela yang baru terbuka, membawa perspektif baru bagi seluruh Bimon.
Rundstedt cukup bijaksana, berapa pun negara yang telah ia jual formula arang pekat, setidaknya ia tidak melakukan perdagangan pertukaran dengan Kerajaan Medusa Bonaparte, menyisakan sedikit "sup tulang" untuk Bimon.
Sidang Dewan Kerajaan Bimeng telah diselenggarakan dua kali, membuang air liur tak terhitung namun tetap gagal merumuskan solusi yang menyatukan.
Formula arang pekat yang diberikan Rundstedt kepada Feilengcui, juga menjadi teka-teki rumit bagi Kerajaan Bimeng.
Sumber mineral di Dataran Liar Donau sangat minim. Meski memiliki formula arang pekat, Bimon tetap tak bisa mengekstraksi dan menimbun bom udara arang pekat dalam jumlah besar tanpa batu bara! Dalam situasi saat ini, hampir mustahil negara mana pun akan menjual batu bara. Satu-satunya cara bagi Bimon untuk menimbun bom udara arang pekat adalah bekerja sama dengan Kerajaan Medusa Bonaparte yang kaya cadangan batu bara.
Meskipun Bimon sangat ingin melengkapi pasukan mereka dengan banyak "bom udara arang pekat", mereka tidak ingin menyediakan senjata strategis semacam ini untuk pasukan pengkhianat kaum ular. Menghitung utang setelah panen, siapa yang tahu apakah di masa depan Bimon akan berperang dengan para pengkhianat negara? Masalahnya justru terletak di sini - tanpa kerja sama dengan Kerajaan Medusa Bonaparte, Bimon tidak bisa menemukan sumber batubara. Tanpa batubara, tentu mustahil memproduksi "bom udara arang pekat"! Yang lebih menjijikkan, jika negara-negara lain menyadari situasi ini dan lebih dulu bekerja sama dengan Medusa Bonaparte sebelum Bimon, maka Bimon tidak akan mendapat keuntungan apa-apa.
Apakah harus bekerja sama dengan Medusa Bonaparte atau tidak, ini adalah masalah paling menyiksa bagi elit Bimon saat ini.
"Kakak sepupu tidak memberikan formula arang pekat pada kita, tapi memberikan kentang panas yang menyengat tangan." Helen mengakui pada Lao Liu. Dirinya terlalu bodoh dan naif, namun bahkan suku Fox sekalipun mungkin tidak bisa memainkan permainan kekuasaan busuk seperti ini yang sampai mengeluarkan nanah. Ini membutuhkan pemahaman mendalam tentang situasi Aiqin dan hubungan rumit antar kekuatan besar, serta otak yang sangat cerdas.
"Yang sedang kupikirkan sekarang bukan soal harus kerja sama dengan Medusa Bonaparte atau tidak, tapi apakah harus menjual formula arang pekat ke Bangsa Laut dan Bangsa Iblis!" Liu Zhenhan mengguncang sidang dengan pernyataannya yang mengejutkan. Satu kalimatnya membuat para pemimpin tinggi di rapat istana yang sebelumnya bermuka muram langsung pucat pasi bagai terkena sapuan kuas.
“Ini... ini...” Tak ada yang berani menyebut Shaman Divine Comedy berniat membelot, tapi Raja Sal dan para senator tetap agak sulit menerima pola pikir melompat-lompat bak kuda sembrani dari Lao Liu ini.
“Aku tidak bercanda!” Liu Zhenhan tahu proposalnya ini terdengar kontroversial. Jika dia memberikan teknologi ekstraksi dan pembuatan arang pekat ke Bangsa Laut dan Bangsa Iblis, itu sama absurdnya dengan Presiden AS yang bersedia menyerahkan seluruh teknologi pembuatan nuklir ke Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok saat Perang Korea.
“Tapi kalian harus paham, jika kita tidak menyerahkan formula arang pekat, pasti ada pihak lain di Aiqin yang akan melakukannya!” Liu Zhenhan tersenyum getir: “Ini sudah pasti!”
“Siapa yang berani?” Para senator faksi radikal dan perwira hampir meledak: “Manusia takkan sebodoh itu, Yang Mulia maksud Kerajaan Dubin, Medusa Bonaparte, atau Kekaisaran Tang Zang?”
“Kerajaan Dubin dan Medusa Bonaparte pasti takkan melakukannya. Yang satu adalah ras permukaan Aiqin, satunya punya ikatan tanah air dan permusuhan berdarah dengan Bangsa Iblis-Laut. Mereka pasti punya kesadaran akan semangat kebenaran.” Para senator faksi moderat berbisik-bisik: “Apakah Yang Mulia ingin mengingatkan kita bahwa Kekaisaran Tang Zang mungkin memanfaatkan situasi untuk mengeruk keuntungan dari perang?”
"Antar negara tak ada teman abadi, hanya kepentingan abadi; Kekaisaran Tang Zang jauh dari Aiqin, hidup mati kita sejujurnya tak terlalu berpengaruh bagi mereka, tak aneh jika mereka bertindak demikian! Tapi aku pernah berjanji pada Kekaisaran Tang Zang untuk membantu Penyihir Utama istana mereka lolos dari hukuman langit dan naik level menjadi Santo Aiqin, Putri Kelima Tang Zang terus mendesakku menyelesaikan ini. Aku yakin meski punya niat hitam mengeruk keuntungan perang, mereka takkan bertindak sekarang! Bagi Kekaisaran Tang Zang yang menguasai satu benua, kekayaan bukanlah apa-apa. Yang mereka butuhkan adalah Santo Aiqin yang benar-benar memiliki bobot!" Liu Zhenhan mengangguk.
"Kalau begitu tunda dulu, jangan biarkan Kekaisaran Tang Zang mendapat keuntungan cuma-cuma!"
"Tapi Elf Jatuh mungkin berbeda cerita!" Liu Zhenhan menunduk dengan senyum getir: "Akhir-akhir ini kejadian di Kota Lucerne tak jelas bagi kita, tapi jika Moore dan Zhuoer bisa stabilkan internal cepat dan harmonis dengan Naga. Melihat sikap negara-negara yang mati-matian mempertahankan tambang batu bara, mereka pasti akan menyadari formula arang pekat mereka bocor! Saat itu, mengingat moral Elf Jatuh ini, memberikan formula arang pekat pada bangsa iblis dan laut untuk tukar keuntungan maksimal, mungkin tak terhindarkan!"
Diingatkan oleh Lao Liu, seluruh elit Bimon baru teringat bahwa penemu awal "arang pekat" adalah Blood Elf, bukan Rundstedt.
"Benda ini benar-benar terlalu berbahaya!" |Liu Zhenhan mengenakan sepasang sarung tangan grafit alloy, mengambil sebongkah |arang pekat kenari, lalu menggesekkannya keras pada bilah fosfor di |sarung tangan taktis. Seketika muncul kobaran api besar di tangannya, lidah api menjilat setengah |ren ke udara.
|arang pekat kenari yang menghantam |pohon besi di |sudut ruang rapat langsung meledak menjadi hujan |peluru kendali api, menyulut pohon tinggi itu menjadi |obor yang melengkung.
"Dengan 1 |pon arang pekat saja sudah sekuat ini, bagaimana jika 100 pon, 1.000 pon, atau bahkan 1 |ton?" |Liu Zhenhan menggigit giginya: "Formula ekstraksi arang pekat ini sangat sederhana! Baik air maupun beberapa getah tanaman lainnya mudah didapat! |dunia bawah laut jauh lebih luas dari |benua kita, |dunia iblis juga sama kaya sumber dayanya. Jika mereka mendapatkan arang pekat, itu pasti jadi bencana bagi kita!"
"Pantasan |Naga Hitam Neraka mau mengikutinya! |Rundstedt benar-benar punya rencana licin!" |elit Bimon akhirnya |tersadar maksud |Paduka Liu Zhenhan. Mana mungkin |Shaman Divine Comedy mau menjual formula arang pekat ke |Bangsa laut dan |Bangsa iblis? Jika Bimon bisa memikirkan ini, pasti |manusia juga tahu. |Elf Jatuh Lusern yang ingin memburu Rundstedt, kini secara halus telah didorong |Meishuai ke posisi musuh semua |ras Aigean lewat selembar formula arang pekat!
"Tidak hanya menghasilkan uang, juga bisa sekaligus mengatasi Lusern tanpa susah payah, Rundstedt mencapai dua tujuan sekaligus. Kapan pernah orang lain bisa mendapatkan sedikit pun keuntungan! Apalagi Bimon dibuatnya terjebak dalam dilema belum pernah terjadi sebelumnya tentang kerja sama dengan Medusa."
"Apa lagi yang perlu dipertimbangkan? Mari bekerja sama dengan Medusa untuk menyuling arang pekat, pembagian 50-50. Kami menyediakan teknologi, mereka menyediakan bahan baku. Utusan manusia diperkirakan akan segera tiba di Danube untuk berdiskusi tentang cara meratakan Lusern secepatnya. Selama ini bukankah kita perlu menimbun sedikit bom udara arang pekat?" Liu Zhenhan benar-benar tidak rela dijadikan alat, tapi kenyataan tetap kenyataan. Jika tidak segera menghancurkan Lusern, seluruh Kerajaan Bimeng tidak bisa tidur nyenyak.
"Bajingan ini!" Raja Sal benar-benar menyesal, mengapa tidak dari dulu menikam Rundstedt dengan pedang hingga tewas. Dengan selembar formula, dia telah membangkitkan badai sebesar ini.
Waktu segera memasuki pertengahan September. Kedua belah pihak darat-laut yang telah gencatan senjata selama lebih dari sebulan tetap tidak menunjukkan niat untuk berperang kembali.
Meskipun total jumlah peramal badai dari Bangsa laut mencapai 18.000 orang, di bawah pengaruh pilar totem lagu perang yang menciptakan zona penghalang level sihir, bahkan dengan bantuan Penghancur Obsidian, mereka hanya bisa melancarkan sekitar 2.000 serangan sihir gabungan sekaligus - sama sekali tidak mengancam pertahanan Lembah Lupa. Sementara kekuatan magis Bimon dan manusia, termasuk resimen lagu perang Feilengcui, hanya bisa bertahan dari serangan sihir Bangsa laut dengan bantuan pilar totem, tanpa kemampuan untuk menyerang balik. Bagaimanapun juga, zona penghalang pilar totem lagu perang tak bisa menjangkau posisi peramal badai Bangsa laut. Di hadapan mulut senjata 10.000 penyihir, hanya Naga Peri yang berani melintasi garis Lei.
Bangsa iblis selama ini cukup menghargai harga diri dengan tidak menunjukkan tanda-tanda invasi ke Aiqin. Kedamaian yang lama dinantikan bagaikan gelembung indah, menampilkan keindahan yang menipu di balik permukaan rapuh. Meski semua tidak tahu aktivitas musuh selama ini, setiap orang memahami bahwa ketenangan abnormal ini pasti menyimpan badai tak tertandingi yang sedang dipersiapkan.
Makelar senjata dari Kekaisaran Tang Zang, Kerajaan Medusa, dan Kerajaan Dubin berkeliling di berbagai negara Benua Aigean. Selain menjual senjata tajam buatan negeri mereka hingga tangan gemetar menghitung uang, Kerajaan Medusa dan Dubin juga meniru cara Kekaisaran Tang Zang dalam mengalihkan konflik internal. Mereka mengumpulkan para pemuda liar dan pahlawan jalanan yang mengganggu ketertiban sosial, membentuk mereka menjadi tentara bayaran yang direkomendasikan ke berbagai kedai minuman di Aigean sebagai pahlawan netral, siap disewa atau direkrut.
Dalam sekejap, seluruh penjuru Benua Aigean dipenuhi prajurit berbagai ras, bahasa, dan warna kulit. Setiap orang membawa pedang dan parang, melesat bagai angin.
Satu-satunya yang masih bertempur selama periode ini mungkin Rundstedt. Sesuai dugaan, panglima ini berhasil menguasai Puncak Pedang di timur Aigean. Dengan memanfaatkan medan pegunungan berhutan lebat, ia bukan saja memenangkan beberapa pertempuran gemilang dan menghabisi setidaknya 5.000 pasukan Bangsa laut yang ditugaskan menjaga wilayah, tetapi juga menerobos Kamp Konsentrasi Osenweisin untuk menyelamatkan anggota keluarga kerajaan Santo Mao Dan. Legiun Unta Terbang-nya berhasil menciptakan momentum spektakuler di belakang garis musuh.
Pasukan sukarelawan rakyat di timur Aiqin tidak pernah berhenti melawan. Para pejuang sporadis dan rakyat berdarah besi ini sangat kekurangan bala bantuan dan pasokan. Baik dari segi senjata dan perlengkapan maupun komposisi pasukan, sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan Legiun Unta Terbang Rundstedt. Akibatnya, pasukan sukarelawan yang tidak berkembang ini berbondong-bondong bergabung ke bawah komando Rundstedt, membuat pasukan penjaga Bangsa Laut kewalahan memadamkan api di mana-mana.
Memanfaatkan waktu berharga ini, Bimon juga memulai persiapan perang dan antisipasi kelaparan dalam skala besar.
Tidak ada satu pun negara Aiqin yang bisa mentolerir ancaman besar potensial dari Lusern. Kurang dari tiga hari setelah formula arang pekat menyebar, manusia telah membuat perjanjian rahasia dengan Bimon: begitu cadangan bom udara arang pekat di berbagai negara mencapai sepuluh ribu pon, mereka akan menghapuskan Elf Jatuh dari permukaan bumi.
Selain menarik petugas pajak untuk memungut pajak pangan dari manusia gua di dunia bawah tanah dan suku Red Indian di Benua Chesang, Liu Zhenhan juga membeli berton-ton beras dan tepung dari tiga kerajaan produsen senjata untuk berjaga-jaga. Di bidang perlengkapan militer, Bimon bahkan melakukan akumulasi gila-gilaan terhadap busur silang dan panah kuat tanpa mempedulikan biaya. Dalam Pertempuran Weisisipang, Bimon menghabiskan dua juta anak panah berbulu hanya dalam satu malam. Konsumsi sebesar ini selain harus diproduksi sendiri, juga memerlukan pembelian militer besar-besaran.
"Tembakan busur silang 'berbondong-bondong'" dari Kekaisaran Tang Zang, "Pelompat Fenghuang" Kerajaan Dubin, dan ramuan racun "tujuh langkah" mematikan Kerajaan Medusa. Persenjataan puncak ini hanya bisa dibeli negara Aiqin lain dengan harga tinggi sebagai produk ekspor berkualitas rendah, namun di Kerajaan Bimeng, berkat reputasi Shaman Divine Comedy, tiga kerajaan penghasil senjata ini memberikan persenjataan standar berkualitas tinggi dengan harga persahabatan.
Sebagai sekutu, perilaku Bangsa Laut Dunia Iblis akhir-akhir ini sangat ambigu. Selain hanya menjual 5.000 tongkat Augustus Ogus ke Kerajaan Bimeng, produksi "Bom Terbang Beracun Kandung Kemih Ikan Paus" yang dipesan Feilengcui dari mereka juga turun drastis dari 5.000 per hari menjadi 100 per hari - mengingat kapasitas produksi bangsa laut, seharusnya mereka bisa memproduksi bukan hanya 200, bahkan 20.000 bom per hari tanpa kesulitan!
Jelas terlihat, karena kekuatan serangan "Bom Terbang Beracun" yang sangat nyata, Bangsa Laut Dunia Iblis memilih metode kerjasama lunak. Mereka tampaknya tidak ingin Bimon memiliki senjata kuat dalam jumlah besar.
Ini merupakan tindakan yang sangat cerdik, sekaligus ancaman yang berpotensi membahayakan.
Dalam situasi saat ini, ras darat masih belum mampu mengancam ras lautan - perlu diketahui bahwa "Lingkaran Sihir Kungkungan Air tanpa air" yang diberikan bangsa landak laut kepada Feilengcui sama sekali tidak bisa menyelam ke laut dalam dengan tekanan air dahsyat.
Masuknya Bangsa Laut Dunia Iblis secara terus-menerus ke lautan Aiqin telah membunyikan lonceng peringatan bagi seluruh Bimon.
Untuk hal ini, Lao Liu juga tak berdaya. Kabut racun dunia iblis mengandung banyak air, tidak hanya bisa menginfeksi racun mematikan melalui pernapasan tapi juga melalui kulit. Lao Liu sama sekali tak bisa mengerahkan personil untuk mengumpulkan bom udara beracun secara mandiri. Adapun tiga bangsa laut dunia iblis yang tak jelas yin-yangnya itu, Lao Liu tidak terlalu memusingkan mereka. Bagaimanapun, mereka belum mendapatkan formasi pisah-air untuk sementara, terlalu dini jika sekarang sudah waspada terhadap mereka.
Tanpa bom udara beracun, Lao Liu memilih alternatif kedua - memproduksi massal "bom udara kristal kabut". Ketika pasukan Elf Jatuh menyerang penduduk asli Hutan Salib Selatan, sebuah suku Satyr yang dipojokkan pernah mengerahkan 5.000 pasukan pilihan di bawah pimpinan Pemburu Gelap Malam Garrincha masuk ke daerah bahaya utama Salib Selatan, "Lembah Hui Feng", untuk mati bersama. Setiap senja, lembah ini mulai diselimuti kabut yang baru menghilang saat matahari tepat di atas kepala keesokan harinya. Jika makhluk hidup menghirup kabut ini lalu terpapar sinar matahari seharian, tubuh mereka akan mengkristal menjadi patung transparan - licik dan kejam seperti bom waktu.
Rencana Liu Zhenhan cukup baik. Kabut kristal ini seharusnya tidak termasuk kategori racun, mungkin harus terhirup sampai paru-paru baru berefek. "Kacang merah penyerap aroma" Feilengcui bisa menciptakan ruang oksigen bersih di tubuh, jadi mengirim orang ke Lembah Hui Feng untuk mengisi kantong udara seharusnya tidak masalah.
Yang mengecewakannya, berdasarkan eksperimen sebelumnya menggunakan hewan Luo Sha, kabut kristal di Lembah Hui Feng entah memiliki sifat infeksi kulit atau kacang merah penyerap aroma memang tidak bisa membersihkannya, yang pasti sama seperti Kabut racun bangsa laut, termasuk kategori benda berbahaya yang harus dijauhi makhluk hidup.
Dibandingkan kelicikan Bangsa Laut Dunia Iblis, monster Jurang yang terus bermigrasi dari Jurang ke lautan Aiqin justru menunjukkan sikap sangat patuh. Menantu tetap menantu, An Rui Da bahkan secara proaktif mengajukan permohonan ke Lao Liu, berharap Feilengcui bisa menyediakan formasi pisah-air yang disita, agar sebagian monster Jurang bisa melepaskan diri dari ketergantungan air dan menginjak daratan, membantu pasukan Bimon dalam pertempuran.
Liu Zhenhan mana berani membiarkan monster Jurang ini menginjakkan kaki di benua. Dia tak ingin baru saja menghadapi makhluk neraka, harus kembali bertempuran habis-habisan dengan monster Jurang.
"Medan perangmu adalah lautan seluas 10.000 li! Asal kamu bisa membantu ku mengacau-balaukan dua kerajaan laut besar Xiya dan Alexius, nanti ku suruh Guo Guo mengantarmu masuk rumah dengan tandu delapan pengusung!" Liu Zhenhan khawatir siluman jenis An Rui Da ini tidak mau patuh, lalu melemparkan umpan menggiurkan: "Aku juga menyiapkan 20.000 pirang platinum sebagai hadiah! Asal kerjamu bagus, semua pirang platinum ini untukmu! Ini bisa membuat kekuatan bawahan monster-mu melesat drastis!"
An Rui Da sudah bukan lagi Raja Iblis Api Beracun yang perkasa seperti dulu. Jika Lao Liu tidak memberinya cincin Tuodu milik Archmagister, dia sudah menjadi sampah. Karena kekuatannya sangat terbatas, saat ini An Rui Da sangat kekurangan tukang pukul kuat di antara monster-monster yang tunduk padanya. 20.000 potong Pirang Platinum bisa membuat setidaknya 20.000 ekor monster jurang naik satu tingkat. Bagi An Rui Da, ini adalah harta karun terbesar di dunia! Mengenai efek samping racun Pirang Platinum yang mengurangi umur dan merusak wajah, An Rui Da adalah tiran bukan pendeta - mana sempat dia memikirkan efek samping itu?
"Ayah mertua, akhirnya saya mengerti mengapa Anda tak pernah gagal." Menantu perempuan cantik itu tersenyum manis di depan godaan besar, tak lupa menyanjung si tua mesum ini: "Anda selalu menawarkan syarat yang tak bisa ditolak orang dalam berbisnis. Kalau tidak bisa begini, Anda takkan mau bicara."
Perkataan ini membuat si tua mesum itu merasa sangat nyaman, tertawa terbahak-bahak.
Bab 670 Persiapan Perang (Bagian Tengah)
Dari lebih dari 30.000 penunggang serigala yang mencerna Pirang Platinum secara internal, Liu Zhenhan masih pusing mengolah sisa 60.000 lebih obat mutasi Oushou.
Barang ini ibarat daging babi yang didapat Muslim Hui saat bencana kelaparan tiga tahun - meski tulang punggung sudah lunglai kelaparan, tetap tak bisa dimakan karena kepercayaan agama.
Dari sudut pandang logika pemimpin negara, tentu ia sangat menginginkan hewan tunggangan Ksatria Bimon dan binatang perang Pendeta Kuil semakin kuat! Di mata politikus, puluhan ribu prajurit hanyalah data di atas kertas. Apakah Pirang Platinum akan merusak wajah dan memperpendek umur hewan tunggangan dan peliharaan magis, tentu tidak masuk dalam pertimbangan. Namun selain sebagai pemimpin negara, ia juga utusan duniawi Dewa Perang. Dari perspektif keagamaan, Pirang Platinum dan ajaran Shaman ibarat api dan arang yang tak mungkin bersatu - benar-benar umpan iblis! Obat terlarang yang melanggar hukum alam ini, selain meningkatkan kekuatan elemen pada monster dan hewan, juga merusak nyawa tubuh aslinya secara berlebihan. Dalam waktu kurang dari dua bulan, 1.000 dari 30.000 ekor serigala tunggangan Wolff yang mengonsumsi Pirang Platinum telah mati. Meski sebelum mati, serigala-serigala ini berhasil bermutasi menjadi Serigala Iblis garam, dan penyebab kematiannya tidak sepenuhnya karena Pirang Platinum (hanya bisa dikatakan efek samping obat mutasi Oushou yang memicu kambuhnya luka lama), namun hasil eksperimen klinis yang nyata ini membuat setiap pendeta merinding membicarakan Pirang Platinum.
Hanya dengan tubuh yang tegak bayangan tidak akan miring. Lao Liu sendiri tidak mau memberikan Pirang Platinum pada Guo Guo dan Yitiao, apalagi alasan untuk merekomendasikan obat mutasi ini ke binatang peliharaan pendeta dan ksatria lain?
Jika sekarang ada legiun kavaleri Bimon yang terjebak dalam situasi tanpa harapan seperti kavaleri Wolff dulu, mungkin Lao Liu masih bisa menjual sisa Pirang Platinum. Tapi sekarang kesempatan seperti itu sama sekali tidak ada. Jadi, bisa menggunakan obat-obat tak berguna ini sebagai bonus yang ditempatkan pada mata pisau, Lao Liu benar-benar puas—sebenarnya baik monster jurang maupun tiga ras lautan dunia iblis, selama mereka memasuki lautan Xiya, begitu pasukan tempur terkumpul dalam jumlah cukup, demi merebut ruang hidup pasti akan saling serang dengan Xiya dan Alexius. Liu Zhenhan hanya menuangkan satu sendok minyak ke api.
Bisa diprediksi, di masa depan perairan sekitar Benua Aiqin, kekuatan ras-ras lautan pasti akan puluhan kali lebih mengerikan daripada sekarang. Tapi selama mereka tetap di dasar laut berebut kekuasaan, Lao Liu sama sekali tak peduli apakah itu persaingan empat kekuatan atau tiga kerajaan.
Perbedaan terbesar antara rencana strategis Feilengcui dengan negara-negara Aiqin lainnya terletak di sini. Liu Zhenhan sama sekali tidak berniat mengandalkan pertempuran legiun besar, mempertahankan posisi strategis, atau perang attrition untuk menentukan kemenangan. Mengusir Harimau untuk Memangsa Serigala, mengalihkan malapetaka ke timur, dan solusi tuntas adalah senjata pamungkas sejatinya.
Saat pandangan orang lain masih terbatas pada wilayah Benua Aigean, Liu Zhenhan sudah memikirkan perencanaan beberapa tingkat besar. Ini bukan karena bakat militernya yang luar biasa, melainkan karena pengalaman luasnya dan modal yang cukup, sehingga wawasan dan cara pandangnya secara alami menjadi lebih terbuka dalam melihat masalah.
Insiden memalukan seperti Pirang Platinum yang awalnya diharapkan besar namun gagal memenuhi ekspektasi bukan hanya satu kasus. Beberapa waktu lalu, Pangeran Kesepuluh Wentaikelai'er merespons seruan orang tua, membawa 123 anggota suku Ent dari kampung halaman di benua lapisan keempat bawah tanah ke Feilengcui. Mereka juga membawa puluhan galon "Mata Air Elemen" dan "Mata Air Kehidupan" yang disimpan rahasia oleh Ent bawah tanah selama bertahun-tahun - hal ini pernah membuat Lao Liu sangat bersemangat!
Kegembiraan ini bukan hanya karena efek pemulihan energi dari "Mata Air Elemen", atau peningkatan produksi labu minyak oleh "Mata Air Kehidupan", sistem pertahanan kota yang bisa menggunakan tanaman defensif andalan Elf Hutan, maupun penanaman padat "tali rotan" di hutan bambu seluas ribuan hektar. Lebih dari itu, Lao Liu menemukan cahaya fajar untuk pembersihan total dari "Mata Air Kehidupan".
Para Penjaga Pohon Feilengcui berjumlah 141 orang, di mana yang paling kuat tentu saja Wentekelaier.
Alasan mengapa Pangeran Kesepuluh begitu arogan adalah karena dia bukan Penjaga Pohon biasa yang berevolusi dari pohon normal, melainkan Penjaga Pohon Sihir yang berevolusi dari pohon magis. Secara bawaan, dia telah menguasai kekuatan elemen dahsyat - "Wilayah Hijau Abadi" membuatnya kebal sihir di area hutan!
Penjaga Pohon lain yang berevolusi dari pohon biasa tidak sehebat ini. Bahkan Kepala Suku Krouieff, lebih bergantung pada postur tubuh kekar daripada keterampilan sihir untuk menarik perhatian orang.
Yang Liu Zhenhan incar justru keperkasaan bawaan dari Penjaga Pohon Sihir ini!
Sejak mendapatkan puluhan galon "Mata Air Kehidupan", Liu Zhenhan terus merencanakan: Dengan kemampuan "Mata Air Kehidupan" yang bisa mempercepat pertumbuhan pohon hingga satu tetes setara sepuluh tahun, asal ada cukup waktu untuk membudidayakan, bukankah bisa menciptakan pasukan Penjaga Pohon Sihir?
Setelah Perang Dingin dimulai, Lao Liu mulai menjalankan Rencana Penjaga Pohon Sihir-nya. Setelah meneliti berbagai tanaman sihir di berbagai wilayah, dia memfokuskan target pertama pada "Pinus Raksasa Menara Salju" - vegetasi magis khas di kaki Pegunungan Salju Himalaya Taymur ini setinggi 200 meter, menjadi tanaman sihir terbesar di Benua Aigean.
Jika "Pinus Raksasa Menara Salju" berhasil berevolusi menjadi Penjaga Pohon, tinggi tubuh Penjaga Pohon jenis ini tidak akan kurang dari 100 meter. Postur raksasa yang menjulang ke awan ditambah kemampuan sihir bawaan mereka, tubuh daging-darah saja tidak bisa menghalangi, bahkan di seluruh Aiqin mungkin tidak ada tembok ibu kota yang sanggup menahan mereka - kota Weisisipang dan Shabak yang telah dikelola Suku Bimon selama ribuan tahun, bagian tembok tertingginya tidak melebihi 40 meter!
Wentekelaier membawa kembali 40 galon "Mata Air Kehidupan". Dengan rasio konversi 10.000 tetes setara 1 pon, 40 galon "Mata Air Kehidupan" ini bisa menyirami empat resimen Penjaga Pohon Pinus Raksasa - angka ini sungguh membuat merinding.
Mimpi indah Liu Zhenhan baru hancur setelah ia memasuki hutan pinus di gunung bersalju. Kantong air berisi seperlima pon "Mata Air Kehidupan" dipecahkan satu per satu di sistem perakaran "Pinus Raksasa Menara Salju". Setelah menunggu lama, bukannya Penjaga Pohon Pinus Raksasa muncul menerobos kulit kayu, malah daun-daun "Pinus Raksasa Menara Salju" berguguran, kayunya menyusut, hingga akhirnya berubah menjadi kayu kering seperti Populus euphratica di gurun.
"Ini sebenarnya bagaimana?" Liu Zhenhan benar-benar linglung. Ia yang ingin memberikan kejutan besar untuk seluruh Feilengcui, bahkan sudah menyiapkan dialog-dialog khusus, malah mendapat hasil tak terduga seperti ini. Tidak hanya mentalnya tidak bisa menerima, tidak langsung gila di tempat saja sudah untung.
“Kau bodoh!” Kepala Suku Krouieff yang bergegas datang menjelaskan keraguan Lao Liu: “Pohon sama seperti Bimon, manusia, dan Elf, umurnya juga terbatas. Tidak semua pohon bisa hidup sampai 20.000 tahun! 'Pinus Raksasa Menara Salju' memiliki teori umur 10.000 tahun, masih kurang separuh lagi untuk mencapai batas 20.000 tahun menjadi Penjaga Pohon!”
“Obisilachi!” Kedua mata Liu Zhenhan berkunang-kunang.
“Tentu, teori umur tetap hanya teori. Sebenarnya masih ada pohon langka yang bisa melampaui batas normal, seperti Naga Kuno Weng yang memiliki umur melebihi teori konvensional! Jika para veteran pohon ini bisa lolos dari hantaman petir dalam perjalanan waktu panjang, mereka akan berevolusi menjadi Penjaga Pohon.” Kepala Suku Penjaga Pohon mencurahkan isi hatinya: “Karena itu, cara terbaik untuk melanjutkan garis keturunan darah ras kami tetap melalui reproduksi dua jenis kelamin. Mengandalkan Evolusi Alami saja akan membuat orang gila menunggu, veteran pohon seperti itu terlalu langka.”
“Adakah cara membedakan veteran pohon dari hutan?”
“Tidak semudah yang kau kira! Satu hutan mungkin tidak memiliki satupun veteran pohon. Pun jika ada, hanya waktu dan debu zaman yang bisa memverifikasinya. Bagaimana kami membedakannya?”
“Kau kan ahlinya, mengapa tidak bisa membedakan?”
“Richard, bisakah kau menghitung umur seorang anak Bimon hanya dengan melihatnya? Jancuk! Jika aku bisa melihat berapa lama sebuah pohon akan hidup, bukankah aku sudah menjadi dewa?”
“Ingat dulu kamu selalu ingin mencari ‘Mata Air Kehidupan’ untuk membudidayakan sesuku. Jika ‘Mata Air Kehidupan’ di Hutan Salib Selatan tidak dikuasai ketat oleh Dark Elf Ngarai Obsidian melainkan mudah kamu dapatkan, bagaimana rencanamu membina Ent muda?”
“Waktu itu kalau ada ‘Mata Air Kehidupan’, aku cuma bisa mengandalkan karakter, nebak-nebak dan menguji untung-untungan seperti kamu. Mungkin setelah menghabiskan beberapa ‘Mata Air Kehidupan’, hasilnya cuma tumpukan batang kering.”
Liu Zhenhan hampir menangis. Justru karena merasa tetes-demi-tetes ‘Mata Air Kehidupan’ terlalu lambat untuk menumbuhkan labu minyak, dia nekat mencoba sihir Ent. Menganggap diri berpengalaman, tanpa berdiskusi dulu dengan Kepala Suku Krouieff dan Wentekelaier, tak disangka malah terjungkal besar – ‘Pinus Raksasa Menara Salju’ di kaki Gunung di Hutan Gaib jumlahnya sangat banyak!
“Jancuk! Legiun Ent sihirku...”
Ditambah ‘pohon jeruk bali gaya pulsasi’ dari Benua Chesang, ‘phoenix emas’ dari Sang Ri, ‘alang-alang listrik’ dari dunia bawah tanah, ‘padi api’ dan ‘pohon Maple Air Terjun’ dari Hutan Salib Selatan – tanaman sihir ini pasti berumur lebih pendek dari ‘Pinus Menara Salju’. Jika Lao Liu pakai ‘Mata Air Kehidupan’ satu-satu untuk bertaruh, meski ada satu ton ‘Mata Air Kehidupan’ pun belum tentu bisa dapat Ent sihir.
“Entah apa manfaatnya jika mengubah dua 『Pohon Kehidupan』 menjadi Penjaga Pohon?” Sisa "Mata Air Kehidupan" Lao Liu tidak berani disia-siakan lagi. Dalam hal mengambil risiko, dia sangat berani, tetapi untuk bertaruh pada peluang sukses satu dari sepuluh ribu, dia sama sekali tidak berminat. Sekarang satu-satunya yang pasti tidak kalah adalah sepuluh Pohon Hailan, enam Pohon Durian, empat Pohon Ajaib, dan dua Pohon Kehidupan yang ada di Feilengcui. Semua pohon kuno ini adalah hasil budidaya rahasia pendeta Elf dengan umur magis yang sangat panjang; namun Pohon Perang adalah platform pertempuran elevasi terbaik, mengubahnya menjadi Penjaga Pohon tidak lebih baik daripada mempertahankan bentuk aslinya. Hanya dua Pohon Kehidupan yang mungkin bisa menciptakan trik tertentu.
“Saya menentang dengan sepenuh hati!” Kepala Suku Krouieff hampir ingin mencekik Lao Liu: “『Pohon Kehidupan』 Elf adalah perampok yang menyedot esensi hutan dan merampas nyawa pepohonan! Jika benih pencuri ini berevolusi menjadi Penjaga Pohon, hutan pasti akan celaka! Kau juga Penjaga Pohon, bahkan untuk menghadapi perang, tidak bisakah kau menjaga keseimbangan alam hijau tanpa menyakitinya?”
“Sekarang fokus ke terlalu dini?”
"Katanya phoenix tidak akan bertengger di pohon yang bukan phoenix tree. Bagaimana kalau kamu pergi ke Rawa Senja? Aku yakin phoenix tree di Phoenix City pasti yang paling tua dan kuat di dunia yang dikenal. Kalau Penjaga Pohon Ent kita yang kuat tidak menargetkan phoenix tree tempat phoenix bertengger, lalu mau menarget apa lagi?" Kepala Suku Krouieff melihat Tuan Tanah Pigge sepertinya tidak punya kesadaran sebagai Penjaga Pohon Ent yang melindungi hutan hijau, segera memberikan ide gila dengan mengalihkan pembawa malapetaka ke Phoenix: "Phoenix City baru saja mengirim utusan untuk memberi selamat atas kelahiran naga kecilmu. Kamu bisa balas kunjungan, sekalian menggasak mereka!"
"Wahai Kepala Suku, hatimu benar-benar jahat. Ide seperti ini bisa terlintas di pikiranmu?"
"Memukul istri di hari hujan, daripada menganggur. Dengan kemampuanmu, tingkat keberhasilannya pasti 100%!" Kepala Suku Krouieff terkekik licik: "Tenang, phoenix tidak akan berkonflik denganmu hanya karena beberapa phoenix tree. Kamu kan penguasa wilayah naga Aigean terkuat saat ini!"
Ucapan ini sangat provokatif untuk menghasut si bebal. Untungnya naga Aigean suka tinggal di gua yang bersih. Jika bangsa naga seperti phoenix yang suka tinggal di tanaman sihir, Lao Liu mungkin akan membuat seluruh penduduk dua Kota Naga besar itu tidur di jalanan.
Memanfaatkan kemudahan formasi teleportasi sihir, Lao Liu tanpa kesulitan langsung tiba di Phoenix City.
Markas Phoenix terletak di jantung Rawa Senja, terpisah delapan ribu li dari dunia berperadaban, dengan lingkungan geografis yang sangat indah. Sebuah pulau kecil yang dikelilingi danau, dipenuhi tanaman calamus raksasa yang rimbun. Di kejauhan, pemandangan air dan langit menyatu penuh harap, memesona tiada tara. Berbeda dengan Kota Naga yang berdiri di puncak gunung dikelilingi kabut, Kota Phoenix tidak sengaja menciptakan aura misteri yang tak terjangkau. Kesan pertama Liu Zhenhan adalah keindahan yang sempurna dari sarang Phoenix ini.
Kepala Suku bangsa Phoenix bersama tujuh belas phoenix dari Kota Phoenix menyambut kedatangan sang jawara terunggul di Aigean dengan penuh hormat. Kecuali Shang Yang Felin dari Feilengcui, Phoenix Api dan Es milik Murinio, seekor phoenix yang direkrut ksatria Elf, serta sepuluh phoenix yang bertugas di wilayah lain untuk merekrut prajurit, formasi yang ditampilkan hari ini mewakili sebagian besar kekuatan mereka di Benua Aigean.
Dibandingkan bangsa naga yang birokrasi resmi, Phoenix menjunjung kesetaraan. Di kota mereka tidak ada struktur seperti wali kota atau phoenix bangsawan. Kepala suku tertua, Leo Ferdinand, hanyalah pemimpin tertinggi secara. Secara permukaan, kekuatan Phoenix terlihat jauh di bawah naga, namun perlu dicatat bahwa selain 17 Phoenix, Kota Fenghuang juga memiliki sejumlah besar unicorn emas-perak, kura-kura raksasa Nikolai, ular batu rawa dalam, dan monster sihir tingkat tinggi lain sebagai bawahan. Belum lagi 10 Phoenix yang ditempatkan di wilayah Aiqin lain juga memiliki pasukan monster masing-masing. Jadi, kekuatan Kota Fenghuang menyimpan misteri yang tak boleh dinilai dengan logika biasa.
"Master Richard, kedatangan Anda menambah kemegahan Danau Arizona." Kepala suku Ferdinand adalah Phoenix tingkat lima dengan alis spiral hijau kebiruan, secara ilmiah disebut "Qingluan". Ia ahli sihir tanah bawaan, menguasai sihir pasir dan batu secara otodidak, termasuk petarung terhebat dalam sihir tanah dan subspesiesnya. Dari empat Phoenix wujud manusia di Kota Fenghuang, pemahamannya tentang sihir diakui sebagai yang terunggul.
"Sama-sama, sama-sama." Mata nakal Lao Liu terus berputar-putar memandang sekeliling. Pulau yang diduduki Phoenix ini dipenuhi pepohonan tinggi besar, daun calamus sebesar telapak tangan, Artemisia raksasa melebihi cemara, dan alang-alang seramping bambu perut Buddha - Lao Liu sempat mengira ini varietas tebu unik; di tengah gudang harta hijau yang luas ini, Lao Liu yang silau matanya justru tak kunjung menemukan bayangan pohon phoenix meski telah mencari berulang kali.
Saat perayaan kelahiran Pangeran Feilengcui, Cen Kailun utusan Phoenix yang pernah menghadiri upacara penghormatan di Bukit Merah juga menyapa Lao Liu dengan muka memerah.
Gadis Fenghuang yang lemah gemulai ini pernah menjadi bahan lelucon internasional saat berkunjung ke Feilengcui. Waktu itu Lao Liu sibuk mengobrol ngalor-ngidul dengan utusan upeti dari berbagai penjuru, sama sekali tak menyadari kehadiran Cen Kailun yang dibawa Shang Yang Felin. Daisy dan Ruoerna, dua perempuan naga berhati licik ini, berniat mengikis kesombongan bangsa Phoenix. Diam-diam mereka menyambar Lao Liu ke samping, lalu menunjuk Cen Kailun sambil bertaruh: Jika Lao Liu bisa membuat gadis ini menangis dengan satu kalimat, mereka akan memenuhi satu permintaan apa pun darinya.
"Kesalahan juga terletak pada Cen Kailun sendiri yang menahan gelombang elemen, sehingga Lao Liu mengira dia adalah simpanan cantik yang dibawa seorang penguasa. Selama masa senggang sejak Perang Dingin dimulai, Lao Liu setiap malam bermain gila-gilaan. Taruhan menggoda dari Daisy dan Nana tentu saja dia terima mentah-mentah.
Saat itu Felin kebetulan pergi urusan lain. Cen Kailun berdiri di meja prasmanan mencicipi keju lezat buatan koki Setengah Manusia, sambil makan diam-diam merencanakan kata-kata untuk bertemu Penyihir Besar Suci. Tiba-tiba suara kasar menggema di telinganya: "Payudaramu lebih kecil dari keju ini, masih berani makan keju di sini?"
Pikiran Cen Kailun langsung kosong, semua sihir terlupakan. Dia berdiri menangis seperti bunga pir yang terkena hujan musim semi.
Hal ini terlalu memalukan, membuat kedua pihak merasa canggung setiap bertemu lagi.
"Master Richard, kedatangan Anda ke kota kami ini apakah mewakili Kota Naga untuk bertemu kami..." Elder Ferdinand memandang Pigge Bimon ini dengan curiga, raut tidak senyang ditutupinya: "...atau ingin mengundang kami mengunjungi Kota Naga?"
Sang Kepala Suku Fenghuang sebelumnya hanya mendengar kisah tentang Penyihir Besar Suci, namun setelah melihat langsung hari ini, ternyata sesuai dengan legenda — dia tidak seperti Pigge, melainkan benar-benar seorang bangsa iblis bermata perak berpostur gagah, dengan Shuangxue Piqiu gemuk bertengger di bahu, wajah muda yang jahat, sorot mata penuh pemberontakan, memancarkan kilauan dingin haus darah dan hasrat RAMAS.
Lihatlah, pengikut macam apa yang dia bawa ke Kota Phoenix?
Selain segerombolan Penjaga Pohon berwajah dingin bertubuh besar yang sesekali menekan headset dan mengawasi sekeliling dengan tatapan dingin dari balik kacamata hitam, ada puluhan kurcaci berselimut jubah besar yang menutupi kepala, melirik ke sana kemari dengan gaya siap berbuat kejahatan.
Andai hanya aura sihir kuat dan sikap diam-diam yang terpancar dari kurcaci-kurcaci ini, para Phoenix mungkin tidak akan terlalu ambil pusing. Tapi ketika tanpa sengaja terlihat cakar berbulu menyembul dari lengan jubah mereka, para Phoenix pun geram — Kota Phoenix adalah tanah suci yang dipuja jutaan monster, masak Penyihir Besar Suci seenaknya membawa makhluk sub-human rendahan ke sini!
Bab 671: Persiapan Perang (Bagian Bawah)
"Rasa dendam dan ketidakpuasan Phoenix segera menghilang, Penyihir Besar Suci yang terkenal dengan kedermawanan dan kemurahan hati di Aiqin mengeluarkan hadiah-hadiah besar.
Pipa rokok yang diukir dari gading walrus putih, tembakau bunga salju berlapis emas, madu sapi semut kemasan tong berkualitas, melon bergaris indah, anggur kiwi dalam kemasan bambu yang penuh pesona alam - hadiah-hadiah yang tidak mewah namun dikemas dengan elegan ini hampir langsung memikat hati para Phoenix.
Dibandingkan dengan ras beradab sejati, secerdas apapun makhluk gaib, tetap masih kurang warisan budaya.
"Master, Anda terlalu baik. Kami Phoenix bisa swasembada..." Kepala Suku Ferdinand ini pertama kalinya menerima hadiah. Setelah ragu sebentar, demi harga diri komunitas, ia bersiap menolak.
"Aku tidak suka jika hadiahku ditolak. Itu berarti menganggapku orang luar, itu kemunafikan, itu merendahkanku!" Liu Zhenhan menghentikan gerakan kepala suku Fenghuang dengan pandangannya. "Dua Kota Naga besar setiap bulan mengambil begitu banyak persediaan dariku. Sebelum datang, sudah kuputuskan - perlakuan yang mereka dapat, Kota Phoenix akan mendapat standar sama!"
Perkataan dari anggota luar bangsa naga ini terasa seperti menganggap Phoenix sebagai keluarga sendiri.
Kepala Suku Ferdinand tidak menolak lagi. Terus bersikap angkuh sekarang hanya akan menyinggung perasaan. Namun kata-kata Penyihir Besar Suci itu tetap membuat hatinya terasa hangat.
"Sebenarnya kunjungan mendadak saya kali ini terutama untuk berterima kasih kepada ras Phoenix yang tanpa ragu tampil berani di Hutan Salib Selatan, bersama Kota Naga Feilengcui kami, menghajar agresor biadab dari dimensi lain!" Liu Zhenhan menyapu pandangannya ke semua phoenix, kata-katanya lebih manis dari madu: "Persahabatan kita adalah persaudaraan tempur yang terikat darah dan abadi selamanya!"
"Anda terlalu sopan. Sayangnya, saat itu hanya Felin satu phoenix yang bertugas di Hutan Salib Selatan. Jika Kota Phoenix bisa mendapat kabar lebih awal, semua Phoenix pasti tanpa ragu akan mengikuti Master untuk menghabisi semua agresor biadab dari dimensi lain ini!" Kepala suku Fenghuang Ferdinand yang berpengalaman dan mahir diplomasi, retorikanya sempurna tanpa cela.
Shang Yang Felin adalah perwakilan resmi yang ditugaskan Kota Phoenix untuk menetap di Hutan Salib Selatan merekrut anggota dan mengembangkan jaringan. Dua bulan sebelum "Perang Dewata" meletus, ratusan ribu makhluk neraka telah memasuki Hutan Salib Selatan. Mereka melahap semua unggas, binatang, dan penduduk asli hutan, mengubah "Surga Monster" menjadi neraka kacau-balau. Klaim Kota Phoenix tidak menerima kabar invasi agresor interdimensi sebelumnya jelas omong kosong yang diucapkan dengan mata selalu terbuka.
Tindakan para Phoenix sebenarnya bisa dimaklumi. Mengingat formasi makhluk neraka saat itu terlalu kuat, lebih baik bangsa naga yang menyebut diri "penjaga Aiqin" maju terlebih dahulu daripada Phoenix yang kekuatannya lebih rendah dari Kota Naga. Hasil akhir "Pertempuran Dewata Bintang Salib Selatan" membuktikan keputusan strategis Phoenix City sangat bijaksana.
Hampir semua dimensi mengerahkan ahli-ahli terbaik mereka dalam pertempuran itu. Kekuatan yang terlibat terlalu dahsyat, kompleks, dan luas. Bahkan beberapa Artefak legendaris super yang mampu membunuh dewa muncul. Berbagai wilayah sihir dan mantra terlarang bertebaran seperti jamur setelah hujan. Dalam situasi seperti ini, wajar jika entitas kuat sekaliber Berbual B pun bisa mati seketika dalam pertemuan pertama.
Seandainya waktu bisa diputar ulang, bukan hanya Phoenix yang tetap menolak berperang, mungkin bahkan Penyihir Besar Suci yang menang dalam "Perang Wilayah Dewata" saat itu akan berpikir dua kali.
"Tidak apa, kita masih punya banyak kesempatan bertempur bersama!" Lao Liu terkekeh. "Saya tetap harus meminta maaf kepada Yang Mulia Leo. Mengenai Kota Naga, saya belum bisa membantu komunikasi bilateral. Mohon Yang Mulia dan semua Phoenix di Phoenix City memberi saya sedikit waktu lagi. Jika langsung mengajukan sekarang, mungkin terlalu mendadak. Saya khawatir wali kota dua Kota Naga besar akan berprasangka."
Mendengar penjelasan Lao Liu yang belum menghubungi Kota Naga, Elder Ferdinand mengerutkan alis spiral hijau kebiruannya, ekspresinya tampak kecewa.
Lao Liu menarik sudut bibir dengan senyuman sinis yang samar.
Bercanda apa ini, kalian Phoenix tidak mau membantuku mempertaruhkan nyawa sekali lagi, aku akan menggasakkan urusan kalian! Nanti kalau butuh bantuan, bagaimana kalian mengelak tidak datang?
Benar-benar menunjukkan pahlawan zaman sekaranglah yang paling hebat. Di Benua Aigean saat ini, manusia biasa saling bunuh untuk ekspansi hegemoni hingga daratan tandus ribuan li, monster-monster pun tak mau diam. Manusia tak tertarik menyatukan dunia monster, Phoenix dan Naga juga tak berminat menguasai masyarakat duniawi. Tapi semua punya ambisi besar akan wilayah kekuasaan dan lingkaran pengaruh masing-masing. Mengurai hakikatnya, intinya masih soal "reputasi" yang jadi biang keladi. Baik monster maupun manusia, sama-sama ingin berkuasa di Aigean dan dikenang sepanjang masa.
Seketika Kepala Suku Ferdinand kembali menebar senyum, dengan sikap sopan namun tetap mengajak Lao Liu ke pemukiman untuk upacara penyambutan. Meski belum bisa mematahkan blokade kekuatan bangsa naga, meraih persahabatan pribadi dengan Penguasa Wilayah Naga tentu sangat menguntungkan strategi besar Phoenix - apalagi sang penguasa ini juga seorang Penyihir Besar Suci! Orang idiot pun tahu, kekuatan tinggi di Benua Aigean kini semuanya mengikuti komando Penyihir Besar Suci. Pengaruhnya bukan cuma pada bangsa naga, tapi juga manusia, elf, bimon, serta Penjaga Pohon, raksasa, dan Dui'jal yang tak boleh diremehkan.
"Feniks bertengger di pohon phoenix" yang selama ini diidamkan Lao Liu akhirnya terlihat langsung. Irama elemen pohon phoenix magis ini jernih dan megah, baik daun maupun batangnya berwarna emas mulia yang menyilaukan, dengan ketinggian mencapai ratusan meter dan mahkota seperti kanopi kerajaan.
Setiap sarang Phoenix dibangun di mahkota pohon phoenix. Baik Phoenix yang telah naik level ke wujud manusia maupun burung phoenix biasa, semuanya tinggal di rumah pohon tali rotan yang indah - dari sini jelas terlihat mengapa hubungan Phoenix dengan Elf begitu baik. Tanpa bantuan Elf yang ahli membuat rumah pohon, sehebat apapun kemampuan magis burung phoenix, mereka takkan bisa membangun arsitektur kayu secantik ini.
"Tanaman sihir apa namanya ini? Daunnya kenapa mirip pohon maple?" Liu Zhenhan pura-pura bodoh sambil menepuk-nepuk batang pohon phoenix emas. Yang mengejutkannya, saat jarinya menyentuh pohon itu, dentingan kristal yang tercipta justru lebih merdu daripada gemericik mata air di pegunungan, gemanya bergema tanpa henti di antara awan, seolah yang ditabuh bukan batang pohon melainkan tuts piano di lembah sunyi.
"Master Richard bercanda, ini adalah 'Pohon Phoenix Sembilan Lapis Langit' tempat fenghuang bersarang. Tanaman sihir ini memiliki sihir anugerah Unsur Angin kelas satu. Tubuh kami agak berat, hanya mantra pengapungan dari kanopi pohon phoenix ini yang mampu menahan beban..." Kepala Suku Ferdinand belum selesai bicara, Lao Liu sudah menampar batang pohon itu lagi.
Suara "braak" bergema. Pada batang pohon phoenix selebar sepuluh pelukan manusia, bekas telapak tangan Lao Liu tercetak sedalam tiga inci. Getah emas mengalir deras seperti air mata, menetes "braak-braak" dari bekas telapak. Seluruh pohon bergemuruh gemetar, dedaunan berhamburan seperti hujan.
Wajah para fenghuang serentak berubah pucat.
"Maaf-maaf, tenagaku sedikit berlebihan. Tapi pohon ini terlalu rapuh..." Liu Zhenhan terus meminta maaf sambil menggerutu dalam hati: Sialan, perjalanan ini sia-sia lagi.
Tamparan tadi bukan tidak sengaja. Dia sengaja menambah sedikit tenaga.
Saat mendengar penjelasan Kepala suku Ferdinand bahwa sihir "Phoenix Roosting di Pohon Wu Tong dengan Spiral Sembilan Langit" ini bukanlah sihir serangan melainkan ritual pemberian kekuatan angin, semangat Lao Liu langsung surut separuh. Tanaman sihir selalu memberinya kesan "dua ujung runcing" - meski tak bisa mengalahkan ahli, tapi jadi mimpi buruk prajurit rendahan. Alih-alih memiliki kemampuan menyerang, tanaman ini malah mengkhususkan diri pada sihir pendukung seperti pendeta! Jika menggunakan "Mata Air Kehidupan" untuk mengubah pohon sihir ini menjadi Penjaga Pohon, tentu fisik yang awalnya seperti "tulang ayam" ini harus diperkuat. Kalau tidak, apa lagi nilai eksistensi yang layak ditanam? Sayangnya, dari kondisi aktual, kayu pohon sihir ini bahkan lebih rapuh dari biasa. Lao Liu memperkirakan jika benar diubah menjadi Penjaga Pohon, mungkin cuma butuh tiga tebasan musuh untuk memotong pahanya.
"Izinkan saya bertanya, apakah efek ritual angin 'Phoenix Roosting di Pohon Wu Tong dengan Spiral Sembilan Langit' ini bersifat permanen?" Lao Liu sengaja bertanya dengan nada menggoda. Untuk tanaman sihir tak karuan seperti ini, dia lebih memilih menggunakan "Mata Air Kehidupan" untuk menanam pohon Wu Tong biasa yang setidaknya lebih keras kayunya.
"Kurang lebih. Efek angin dari 'Phoenix Roosting di Pohon Wu Tong dengan Spiral Sembilan Langit' bisa terus diperbarui. Dalam arti tertentu, tidak berbeda dengan pemberian kekuatan permanen." Perempuan Fenghuang Cen Kailun menangkap sindiran halus dalam ucapan Lao Liu, membalas dengan tenang tanpa kehilangan wibawa.
“Sebenarnya tidak bisa sepenuhnya menyalahkan kelemahan material 'Phoenix Sembilan Lapis Langit'...” Kepala Suku Ferdinand membelai bekas telapak tangan di batang pohon dengan perasaan sedih: “Master Richard, pohon phoenix magis kami ini merupakan bahan alat musik terbaik. Kayu yang menghasilkan suara sejernih gong batu, mana ada yang tidak rapuh seperti ini.”
“Bahan alat musik terbaik?” Mata Liu Zhenhan berputar licik, dalam hatinya berpikir jika tidak bisa makan daging, minum kuah pun tak apa: “Dari mana asal pernyataan ini?”
“Alasan pohon phoenix ini dinamakan 'Sembilan Lapis Langit' adalah karena kualitas suaranya yang gemericing seperti giok hiasan pinggang, mampu menembus sembilan lapis langit. Tentu saja, ini juga akibat amplifikasi jarak jauh dari unsur angin magis yang dimiliki pohon phoenix magis itu sendiri.” Kepala suku Fenghuang menunjukkan wajah penuh kebanggaan: “Kami phoenix tidak akan hinggap di tempat tanpa harta. Di seluruh Aiqin, adakah pohon phoenix magis yang kegunaannya lebih luas daripada 'Sembilan Lapis Langit'? Jika Master tidak percaya, saya akan memainkan kecapi lima senar buatan sendiri untuk memperdengarkan melodi 'Phoenix Merayu Phoenix'. Begitu mendengar, Master pasti akan langsung paham.”
Entah karena jiwa seninya yang berkobar atau ingin pamer di hadapan Penyihir Besar Suci, orang tua itu terbang ke rumah rotan di kanopi pohon. Tak lama, ia mengeluarkan kecapi benang emas, duduk bersila di bawah naungan pohon yang berkanopi lebar. Setelah menyalakan dupa aromaterapi, jemarinya menggesek senar, melantunkan melodi dalam yang bergema di pekarangan.
“Jujur saja, keterampilan Kepala suku Luan Feng dalam memainkan kecapi tidak begitu hebat. Sebagai pemain alat musik, bahkan pendeta Bemon yang paling kikuk pun berhak mengatakan ini——menggunakan kepingan kayu untuk memetik senar saat bermain kecapi, itu benar-benar tidak profesional.”
“Tapi suara kecapi yang jernih dan memikat berhasil menutupi teknik bermain Kepala suku Ferdinand yang sangat amatir. Alunan kecapi yang menembus rimbunan pepohonan bergabung dengan riak air di kejauhan, berputar-putar tak mau menghilang, membuat orang terbuai. Lao Liu bahkan menduga bahwa seorang bodoh yang tak bisa bermain kecapi sekalipun, asal menyentel kecapi lima senar ini, juga bisa menghasilkan melodi yang sama indahnya.”
“Alunan kecapi yang penuh kepedihan.” Usai lagu berakhir, Lao Liu bertepuk tangan: “Bolehkah aku mencoba memainkan satu lagu?”
“Kepala suku Ferdinand memutar-matanya sambil menatap Lao Liu lama sekali, sepertinya agak sulit mempercayai bahwa pria berpenampilan kasar dan haus darah ini bisa memainkan kecapi kuno lima senar yang penuh keanggunan——Penampilan dan prestasi Liu Zhenhan memang mudah membuat orang lupa bahwa dia adalah pendeta resmi.”
“Tanpa membakar dupa maupun membersihkan tangan, Lao Liu mengambil kecapi lima senar berbenang emas dan memangkuinya seperti gitar. Lima jarinya menggesek cepat, seketika mengalunlah lagu ‘Rambut Seperti Darah’ yang lancar, diiringi nyanyian dalam bahasa Han yang berirama. Keindahan alunan kecapi bagai air mengalir dan kelopak bunga jatuh, membuat hutan yang riuh oleh kicau burung pun mendadak hening.”
Musik indah yang menyucikan jiwa menciptakan ilusi memabukkan bagai minum susu kerbau, semua fenghuang membelalakkan mata mereka dengan ekspresi bodoh menatap Lao Liu, seolah tak percaya pria berotot dengan ciri kekerasan mencolok ini ternyata memiliki sisi lembut. Perempuan phoenix Cen Kailun tampak paling terkejut, ia terus mengusap matanya yang indah sambil menatap ulang Lao Liu.
Suara "Braak" bergema saat nada terakhir melandai perlahan, lingkaran cahaya lagu perang "Rantai Jiwa" turun dari sembilan lapis langit sejauh dua ribu yard, menembus beberapa burung oriole yang bertengger di pucuk pohon.
"Benar-benar kecapi yang luar biasa!" Liu Zhenhan memuji kecapi lima senar ini hingga ke langit: "Bukan aku yang memetiknya, tapi senar yang menggerakkan jariku! Heh! Tak hanya kecepatan menyanyikan lagu perang meningkat, jarak tembak lingkaran lagu perang pun bertambah setidaknya delapan ratus yard!"
"Hehe... 'Sembilan Lapis Langit Phoenix' adalah pohon parasol spesialis sihir penganugerahan unsur angin, pohon parasol di Kota Phoenix kami bahkan telah ditanam selama sejarah panjang lebih dari sepuluh ribu tahun, sebagian kayunya telah memiliki inti sihir, tentu pilihan terbaik untuk membuat kecapi." Kepala suku Ferdinand menyadari jurang perbedaan keterampilan bermain kecapinya dengan Penyihir Besar Suci ini, wajahnya memerah karena malu: "Master Richard benar-benar maestro kecapi..."
“Kepala suku terlalu memuji, bagaimanapun saya adalah seorang Shaman! Jika ada alat musik yang asing bagi saya, itu adalah kelalaian tugas saya! Menurut legenda kuno, instrumen yang bagus dapat mengamplifikasi kekuatan pendeta secara signifikan. Sejak era Hyjal seribu tahun lalu, 'Genderang Kesabaran Kui' yang digunakan oleh Pendeta Naga Kochis dari Kerajaan Bimeng kita telah menjadi contoh paling terkenal. Awalnya saya tidak percaya legenda ini, hari ini akhirnya saya yakin...” Liu Zhenhan menunjukkan watak asli bajingannya: “Saya tahu permintaan ini mungkin keterlaluan, tetapi sebagai penggemar musik fanatik dan pemimpin tertinggi sistem pendeta, saya harus mengatakan: Mohon berikan saya pohon 'phoenix dengan spiral kontrasepsi dari sembilan lapis langit'! Dengan 3.000 lebih pendeta di bawah saya, pohon phoenix ini jika dijadikan instrumen akan memberi manfaat seumur hidup bagi mereka...”
Kepala suku Fenghuang yang biasa bergaul dengan elf elegan, mana bisa menghadapi bajingan berwajah tembok ibu kota seperti ini. Ia tertegun di tempat, menatap Lao Liu dengan bengong, lalu menoleh ke rumah phoenixnya.
“Oh ya, selain pohon phoenix, jangan lupa beri saya biji pohon 'sembilan lapis langit dan spiral kontrasepsi'.” Sebelum burung phoenix sempat menjawab, Liu Zhenhan menambah permintaan. Mengingat pohon magis ini sangat cocok untuk instrumen, tentu harus dibawa pulang untuk dikembangbiakkan dan memberi manfaat bagi keturunan.
Sebagai seorang oldjianghu yang lihai bergaul, Liu Zhenhan juga tidak ingin meninggalkan kesan serakah, tidak tahu malu, dan dibenci dewa-dewi pada ras Phoenix. Melihat ekspresi tidak senang dari Kepala Suku Ferdinand, dia segera mengeluarkan "Cincin Tujuh Lapis Emas" yang sangat langka, memberikan satu cincin kepada setiap phoenix sebagai hadiah penukar pohon phoenix.
Cincin ruang jenis ini dibuatnya menggunakan "Guci Giok Dewa Kekayaan" hingga sebaskom penuh. Hadiah seperti ini selalu berhasil memikat hati penerimanya.
Para phoenix tak bisa menahan rasa inferior. Jika selama ini kabar mengatakan naga adalah makhluk terkaya, Penguasa Wilayah Naga ini dengan sempurna membuktikan kebenaran rumor tersebut. Kemewahan memberikan cincin tujuh lapis emas seperti sayuran kubis ini bahkan tak pernah terlintas dalam mimpi para phoenix.
Karena harga diri ras Phoenix, Kepala Suku Ferdinand sebenarnya ingin menolak: "Terima kasih atas kebaikan Master Richard, tapi kami tidak suka menggunakan alat dan perlengkapan." Namun setelah berulang kali memutar kata-kata di mulut, sang Kepala Suku akhirnya tak tegas berpura-pura jadi orang kaya dari Keluarga Xi Bei. Setelah lama terbata-bata, dengan muka memerah dia akhirnya menerima cincin serbaguna itu, menggenggam erat di telapak tangan yang basah oleh keringat.
Begitu keadaannya, suasana langsung menjadi meriah. Para Phoenix menyuguhkan jus Artemisia yang manis untuk tamu kehormatan. Lao Liu juga berpura-pura santai sambil bertanya tentang "Teknik Kultivasi Nirvana" ras Phoenix - sama seperti "Meditasi Mendalam" bangsa naga, "Teknik Kultivasi Nirvana" adalah metode meditasi unik ras Phoenix.
Dibandingkan meditasi makhluk biasa, metode meditasi unik Phoenix dan naga mampu mengumpulkan dan mengakumulasi kekuatan magis yang besar dan luas lebih cepat.
"Meditasi Mendalam" bangsa naga selain melatih kekuatan magis, juga membentuk postur fisik yang kuat. Makin tua seekor naga, tubuhnya makin besar.
"Teknik Kultivasi Nirvana" ras Phoenix selain mengasah kekuatan elemen, juga memperpanjang umur dan memulihkan luka dengan cepat. Alasan mengapa Phoenix juga disebut burung abadi berasal dari sini.
Di antara makhluk super di Dunia Aiqin, hanya dua penguasa besar yaitu Phoenix dan naga yang memiliki metode meditasi khusus ini.
Elder Ferdinand tanpa curiga menjelaskan secara sistematis tentang "Teknik Kultivasi Nirvana" kepada Lao Liu. Beliau mendemonstrasikan dengan meringkukkan tubuh membentuk telur, menciptakan cangkang elemen indah dengan kekuatan magis, memasuki keadaan meditasi spektakuler yang mengagumkan.
Phoenix bisa begitu dermawan, pertama karena harga diri Lao Liu cukup besar, kedua karena teknik kultivasi ini hanya cocok untuk frekuensi elemen burung phoenix. Sama seperti Meditasi Bangsa Naga, tak perlu khawatir pihak lain bisa mencuri ilmu ini.
Liu Zhenhan memang tidak bisa mempelajari metode meditasi ini, tapi dia tetap senang.
Selain melihat apakah Fenghuang Bertengger di Pohon WuTong bisa menciptakan Penjaga Pohon sihir yang kuat, kunjungannya ke Kota Phoenix punya tujuan lain. Bahkan Shang Yang Felin sang menantu pun tidak tahu tujuan rahasia ini. Karena sang menantu belum melalui ujian waktu, dia tak berani membocorkan rahasia inti.
Setelah meninggalkan Kota Phoenix, Liu Zhenhan tersenyum sinis memandangi puluhan kurcaci berjubah dalam rombongannya.
Jubah-jubah dibuka satu per satu. Enam puluh tujuh Shuangxue Piqiu raksasa keemasan setinggi 1 meter menggelengkan kepala gemuk mereka, berbaris berantakan di bawah arahan Guo Guo. Tubuh pichu raksasa ini dipenuhi garis-garis zebra warna-warni. Para ahli legenda sihir pasti akan teriak: Bukankah ini motif sihir yang melambangkan afinitas elemen?!
Jangan ragu, ini memang keajaiban kehidupan yang tercipta secara tidak sengaja.
Bahkan motif sihir yang belum pernah dimiliki oleh dua Master Santo Qi Ao, Puskash dan Van Basten, yang sebelumnya hanya menjadi hak paten kekuatan elemen para Penyihir Besar puncak ras Elf, ternyata muncul pada sekelompok makhluk sampah "Makhluk Sial". Ini hanya bisa disebut sebagai kebijaksanaan dan kemurahan hati Sang Pencipta - dunia ini memang tidak seharusnya memiliki yang lemah secara mutlak.
Berbagai motif sihir pada Pichu raksasa memiliki makna simbolis berbeda. Para ahli tahu, motif perak mewakili sihir Unsur Angin, motif putih melambangkan Sihir Es, motif berbentuk Z berarti sihir elemen listrik, motif seperti kapas adalah ciri khas sihir elemen udara. Sedangkan motif Salib Merah Oktagonal Santo George merupakan sihir penyembuhan gelombang udara yang langka, sementara motif Salib Hitam mungkin hanya memiliki sedikit catatan dalam literatur sejarah sihir. Motif Salib Hitam ini juga disebut "Salib Skandinavia", merupakan simbol super unik untuk sihir racun mematikan - keberadaan "Salib Hitam Skandinavia" berarti sihir racun tidak hanya sebatas mematikan dalam tiga langkah setelah terkena darah.
Dari 67 Pichu Penyihir ini, mayoritas masih mempertahankan jumlah sihir es bawaan terbanyak, yaitu 25 ekor. Sedangkan Pichu dengan sihir racun paling sedikit, hanya satu ekor. Namun terlepas dari perubahan atau tidaknya bentuk sihir Pichu-Penyihir ini, ada satu kesamaan: gelombang elemen mereka sangat kuat, jelas telah mencapai batas kemampuan yang diakui dunia sihir—tahap Magister Senior.
"Fenomena" yang muncul pada 67 Shuangxue Piqiu ini tidak bisa dijelaskan dengan terminologi sihir Aiqin saat ini—Shuangxue Piqiu aslinya adalah monster es, namun 42 ekor Pichu bisa langsung melompati tahap peningkatan kekuatan magis tubuh asli, memaksa sihir bawaan mereka naik tingkat menjadi berbagai aliran sihir turunan elemen udara! Ini sangat mirip dengan pola Kaisar Api Basturk yang memahami sihir asap setelah promosi dari Raja Api! (PS: Sihir es Shuangxue Piqiu juga disebut sihir hawa dingin, masih termasuk cabang turunan sihir elemen udara.)
Guo Guo menggeser kacamata katak hitam di batang hidungnya, semburan asap keluar garang dari lubang hidung mungilnya.
Seperti bapak seperti anak, ia dan Lao Liu sama-sama sampah masyarakat yang menyusup ke barisan pengguna elemen. Di perut gendut mereka tak ada motif sihir, hanya kantong Rompi Kulit Macan berisi camilan sampai melimpah.
“Harta karun, apakah kalian sudah mempelajari 'Teknik Kultivasi Nirvana Phoenix'?” Liu Zhenhan dengan bangga membagikan cerutu raksasa ke setiap Penyihir Pichu, lalu mengeluarkan bola kristal Di Wei baru dari lengan bajunya: "Tak perlu khawatir jika belum paham, aku sudah merekam diam-diam demonstrasi penjelasan Kepala Suku Fenghuang. Kita bisa pelajari perlahan di rumah!"
Sungguh pantas menjadi Pichu bermotif sihir, baru saja Lao Liu selesai bicara, muncul 67 butir telur raksasa gemuk di tanah. Semua cangkang magis berkilauan keemasan, dengan cerutu tertancap tegak.
Bab 672: Dua Lawan Satu (Bagian Atas)
Memasuki bulan Oktober, kebuntuan di medan perang Aiqin masih berlanjut.
Saat fajar menyingsing, Boulder Jhonson merapikan perlengkapannya. Bersama empat rekannya yang juga bermuka cat penyamaran, ia merayap keluar dari terowongan markas besar Bangsa Laut dan menyelinap ke semak-semak Padang Rumput Donau.
Ini adalah medan perang sempurna untuk permainan berburu maut. Vegetasi kuning keemasan yang lebat mampu menyembunyikan postur besar suku Liang Tanah. Angin musim gugur yang kencang menghempas semak dan rumput kering, membuat menara pengawas musuh sulit mendeteksi pergerakan "Kelompok Berburu Batu Raksasa" dari gelombang gerakan ilalang.
Setelah merangkak panjang dengan hati-hati, Qiang Sen menghentikan gerakan kakinya. Empat rekan terlatih langsung memahami maksudnya, dengan cepat membuka formasi dari kedua sisi membentuk formasi tempur pohon Natal.
"Bos, apakah ini terlalu jauh?" bisik Qiang Daniel, anggota termuda dalam tim sniper. Pemuda baru yang berada di posisi terdepan formasi ini mengukur jarak ke Shabak melalui celah rerumputan dengan mata majemuknya yang besar.
Qiang Sen menancapkan cakar sabit utamanya di tengah rahang bergigi, melirik dengan sengit ke arah Qiang Daniel.
Dalam permainan berburu maut, mengeluarkan suara adalah tindakan berbahaya yang sama saja dengan membocorkan posisi sendiri ke musuh. Mendengar lawan sudah menggunakan bahasa isyarat taktis, Qiang Sen sebagai penembak senior harus mengakui kesenjangan kemampuan Kerajaan dalam hal ini semakin lebar.
Qiang Daniel menyadari kesalahannya, namun seperti pemuda lain, ia masih kesal setelah dimarahi atasan. Bagaimanapun jarak ke Shabak memang masih sangat jauh, dan pemanah Bimon bukanlah makhluk bermata elang bertelinga angin.
Satu-satunya perempuan dalam tim, penembak liang tanah Qiang Turan, diam-diam memberikan kode mata kepada Qiang Daniel yang masih kesal. Jika bukan karena "Aturan Operasi" yang melarang keras komunikasi sembarangan selama penyusupan, dia benar-benar ingin memarahi pemula baru ini satu porsi.
Ya, sebagai penembak liang tanah dari klan Qiang, Daniel yang masih muda memang memiliki keahlian menembak luar biasa dan modal untuk bersikap angkuh - tapi siapa di tim ini yang bukan penembak liang tanah dari klan Qiang?
Turan tiba di sini setengah bulan yang lalu atas perintah markas besar bangsa iblis untuk mendukung operasi bangsa laut. Maksud awal markas besar adalah menggunakan penembak tingkat tinggi untuk memburu perwira senior Bimon, sebagai persiapan serangan kota bangsa laut di kemudian hari. Tapi dalam 15 hari singkat, Turan sudah mengganti tujuh kelompok perburuan, dengan rekan-rekan di sekitarnya gugur rata-rata dua hari sekali.
Menurut kabar burung yang didapatkannya diam-diam, gelombang pertama penembak liang tanah pendukung operasi bangsa laut sudah tiba di Padang Rumput Donau sebulan sebelumnya. Tapi hingga kini Turan hanya pernah bertemu satu penembak liang tanah yang lebih dulu ditempatkan di sini, yaitu kepala Kelompok Perburuan Jushi saat ini: Sen.
Ke mana perginya para penembak liang tanah klan Qiang yang datang sebelumnya?
Turan tidak berani bertanya, dan juga tidak perlu bertanya.
Saat pertama tiba di sini, dia juga pernah merasa bingung seperti Daniel hari ini. Dengan keahlian melempar tombak yang mumpuni, teknik menyelinap bawah tanah yang lihai, dan kemampuan meluncur di angin, dia menganggap tugas menghujani panah diam-diam sebagai penghinaan terhadap reputasinya.
Baru setelah memasuki Ladang Perburuan Kematian ini dan mengalami beberapa pertempuran langsung, dia akhirnya menyadari betapa kekanak-kanakan pemikirannya - ada banyak literatur di dunia iblis yang mencatat dengan rinci karakteristik berbagai penembak Aiqin. Berdasarkan data konkret dari Perang Dewa dan Iblis sebelumnya, pemanah Bimon jelas jauh lebih buruk dibanding penembak liang tanah.
Busur perang mereka memiliki jarak tembak terbatas, tak bisa menandingi tombak jet ras liang tanah yang mencapai minimal lima ratus yard.
Anak panah berbulu mereka kurang mematikan, mata panah standarnya hampir tak bisa tembus cangkang alami yang menjadi kebanggaan ras liang tanah.
Mereka tidak memiliki cakar untuk menggali dan menyelinap di bawah tanah.
Mereka tidak punya sayap jangkrik untuk meluncur di angin.
Mereka juga tidak bisa memelihara kumbang karnivora!
Yang mereka miliki hanyalah kemampuan memanah yang nyaris mistis, serta indera yang tajam.
Dalam Perang Dewa dan Iblis terakhir, hampir semua penembak liang tanah yang gugur melawan Bimon terbunuh oleh satu anak panah yang menembus mata. Karena itulah selama bertahun-tahun kerajaan berusaha keras menutupi kelemahan ini, alasan utama mengapa setiap penembak liang tanah kini dilengkapi kacamata pelindung kristal.
Sebelum Tulan datang, dia pernah mengira bahwa penembak liang tanah saat ini pasti tak bisa dilawan oleh penembak Bimon. Namun fakta kejam telah menghancurkan harga diri dan kesombongannya menjadi remukan!
Di hadapan mata panah Adamantium penembak Bimon yang memiliki daya tembus mengerikan, cangkang liang tanah rapuh seperti ayam tanah. Tombak jet yang dulu memiliki jarak tembak jauh lebih unggul, kini hanya mencapai setengah jarak tembak penembak Bimon!
Yang paling ekstrim adalah teknik Panah Gang yang kini digunakan penembak Bimon. Dou Qi jenis panah yang sangat mematikan ini bisa merenggut nyawa banyak penembak liang tanah dalam sekejap, memaksa mereka yang awalnya bertugas solo kini harus membentuk kelompok tempur lima orang!
Tulan tidak tahu berapa lama tugas ini akan berlangsung. Dia hanya tahu jika situasi terus berkembang seperti ini tanpa perubahan, dalam waktu kurang dari satu bulan, penembak kuat liang tanah mungkin akan habis kita habiskan di medan perang ini.
Suara penggalian tanah Ketua Qiang Sen menarik kembali pikiran Tulan ke realita. Tiba-tiba dia merasa gugup, kaki kirinya secara spontan mengambil tombak vodka panjang dari tas punggung dan menyelipkannya ke dalam kuncup analnya yang seksi.
Menggali terowongan menuju bawah Kota Shabak adalah ide bagus. Tapi Tulan juga tahu, telinga penembak Bimon bisa mendeteksi getaran tanah paling halus. Empat dari enam ketua sebelumnya tertembus jantung oleh anak panah saat menggali terowongan.
"Hari ini sang pemimpin memilih lokasi penggalian terowongan yang cukup jauh dari Shabak. Meski keputusan ini membuat semua orang harus mengeluarkan keringat lebih, dari segi keamanan jelas merupakan langkah bijak dan aman. Kecepatan tembakan pemanah Bimon secepat kilat. Turan kemarin menyaksikan langsung lima tuan tanah yang baru dipindahkan dari dalam negeri, dengan congkaknya mencoba terbang melayang menuju Shabak, namun akhirnya ditembak jatuh di udara."
Terowongan bawah tanah segera membentuk kerangka dasar. Ras Liang Tanah yang telah lama berhadapan dengan tanah beku dunia iblis yang sangat keras, sungguh seperti ikan dalam air saat mengaplikasikan teknologi penggalian di tanah Aiqin yang gembur.
Rekrutan baru Daniel pertama kali turun ke terowongan, bersiap menggantikan tugas sang pemimpin untuk melanjutkan penggalian ke depan.
"Ingat, jangan menggali terlalu jauh ke depan. Cukup untuk lima orang kita saja." Ketua John Sen tiba-tiba berbicara. Dengan sabit di cakar utamanya, dia menghentikan Daniel dan berbisik memberi instruksi.
Dua prajurit lama sang pemimpin tetap diam, terus menjaga posisi siaga, seolah sudah lama memahami perkataannya.
Mata majemuk Turan tiba-tiba menyala swish. Seketika dia paham mengapa John Sen bisa menjadi prajurit sukarelawan liang tanah paling senior, sementara penembak liang tanah yang lebih dulu tiba di Padang Rumput Donau sama sekali tak terlihat.
“Ekor, maksudmu menyuruh kami bersembunyi di bawah tanah jadi kura-kura model?” Qiang Daniel yang baru tiba dari dalam negeri terdiam kaku selama setengah hari, tiba-tiba menderu rendah sambil melototi ketua kelompoknya: "Aku akan melaporkan perilaku pengecutmu ke atasan! Dasar pengecut, tak pantas memakai nama 'Qiang' sebagai hiasan!"
“Dasar mulut longgar!” Ketua kelompok menyeringai mengerikan sambil menjepit rahang Daniel dengan cakar sabitnya, mata kiri yang buta sejak dua minggu lalu mendekat ke mata majemuk si nekat yang masih utuh: "Kalau mau pulang hidup-hidup, segera lakukan perintahku!"
"Dengarkan Ekor, Daniel!" Tulan khawatir pemuda ini akan bertindak gegabah karena darah panasnya: "Lagi pula permainan berburu kematian hanya berlangsung siang hari. Bertahan sampai malam kita bisa pulang aman. Jangan cari masalah! Kita ke sini bukan untuk mati demi Bangsa Laut, nanti pasti ada medan perang untukmu!"
Perempuan liang tanah itu bicara tentang aturan tak tertulis yang dipatuhi para pemanah Bimon dan penembak liang tanah di medan perang. Begitu Sampa terbit, Bimon dan penghuni liang tanah yang sedang berburu kematian akan otomatis berhenti berperang. Bahkan saat berpapasan pun tak ada yang melanggar.
Sebenarnya tak hanya permainan berburu kematian, begitu malam tiba, status damai di dalam dan luar Kota Shabak telah mendapat pengakuan diam-diam dari seluruh Bimon dan Bangsa Laut.
Setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat, Bangsa Laut akan mengadakan konser besar di bawah kota, menggunakan suara lumba-lumba delapan oktaf dalam untuk membuat prajurit Bimon merasakan langsung apa itu "suara iblis menusuk otak" dalam jarak dekat. Sementara Bimon memilih membuka empat kota pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu, memutar rekaman Di Wei di pinggiran kota yang lapang secara terbuka untuk dinikmati gratis oleh prajurit Bangsa Laut.
Kesopanan yang ditunjukkan oleh dua pasukan musuh ini sangat membuat iri para penembak Bangsa Iblis. Setiap kali konser Siren dimulai, selalu ada sejumlah kecil prajurit Bimon yang datang menonton pertunjukan langsung, namun tak pernah ada prajurit Bangsa Laut yang menyalahgunakan jumlah mereka untuk menyakiti para Bimon. Di Wei milik Bimon juga tak pernah menayangkan rekaman memalukan seperti "Pertempuran Weisisipang", "Pertempuran Udara Shabak", atau "Pertempuran Lembah Lupa" yang menunjukkan kekalahan telak pasukan Bangsa Laut untuk melakukan perang psikologis. Mereka justru memutar rekaman aksi lapangan yang tak terkait Bangsa Laut seperti "Pertempuran Rawa Garam Hangus Bawah Tanah" atau "Perang Wilayah Dewata Bintang Salib Selatan", kadang juga menambahkan satu dua drama karya Shaman Divine Comedy Bimon yang mereka rekam sendiri.
Seperti prajurit Bangsa Laut, para penembak Bangsa Iblis juga sangat menyukai Di Wei yang diputar Bimon, terutama drama "Gadis Berbulu Putih". Ning Yu yang berperan sebagai Pengantin (Xi'er) di layar elemen benar-benar berhasil memancing air mata para pemuda darah panas, sementara Shaman Divine Comedy Bimon yang memerankan tokoh antagonis Shi Ren Huang membuat banyak orang terpesona.
Tulan jelas-jelas tahu Shaman Bimon ini adalah jagal yang telah membunuh ribuan rakyat negeri, namun entah mengapa setelah menonton "Gadis Berbulu Putih", dia tetap terobsesi pada pengkhianat bermata perak ini. Bahkan berulang kali berkhayal penuh dosa: Saat membantai saudara sebangsa iblis di empat kota, apakah dia seperti Shi Ren-Huang si pemilik budak dalam "Gadis Berbulu Putih" yang mengenakan jas kulit mewah nan rapi, mengetuk pintu dengan santun di tengah malam, melepas sarung tangan putih sejari demi sejari sambil mengagumi lukisan di dinding dan patung di ruangan, tak lupa memuji selera seni tuan rumah dan kecantikan sang nyonya? Atau mungkin memainkan seruling tulang yang tergantung di dinding, meneguk Bir bersama tuan rumah untuk berdiskusi filsafat, sekalipun membunuh tetap memancarkan elegan kebangsawanan yang tenang.
"Apakah kalian masih bangsa iblis atau bukan?!"
Teriakan itu membuat khayalan Tulan menguap seperti gelembung.
Setelah rahang bawahnya bebas, impuls yang ditunjukkan Daniel yang tampaknya sudah menyerah membuat Ketua Tim John Son kewalahan.
"Mundur segera!" Sang pemimpin secepat kilat mencabut empat pucuk tombak, dengan mahir menusukkannya ke pintu bokong, kaki-kaki palsunya bergerak gesit memicu aksi mundur secepat sambaran petir.
Turan dan dua rekan lainnya juga kerepotan mengikuti. Jika di antara rumput liar setinggi lebih dari 1 meter di sekitar ini ada penembak Bimon yang menyusup, teriakan Daniel tadi jelas telah menjerumuskan Tim Boulder ke jurang kematian.
Yang ditakuti justru terjadi!
Sebuah anak panah berbulu yang nyaris menyentuh tanah, membawa desisan menusuk telinga dan kobaran api yang bergejolak, langsung menembus Daniel yang masih termenung. Mata panah menembus perutnya dari bawah cakar depan, meledakkan serpihan api yang melemparkan tubuh besarnya ke udara.
Empat penembak liang tanah yang tersisa membuktikan diri sebagai orang-orang licik. Hanya mengandalkan insting, mereka mengangkat pantat dan menyemburkan tombak terbang yang telah dipersiapkan, berhasil mencegat di ketinggian rendah empat anak panah maut yang datang beruntun.
Pertarungan antar penembak tingkat tinggi bagai kilat menyambar. Anak panah dan tombak terbang saling serang di udara rendah. Tak sampai sekejap, dua penembak liang tanah yang lebih lambat sudah tumbang. Sen tertembak dua panah, Turan tiga, tapi tidak di bagian vital dan hanya anak panah Adamantium berbulu biasa.
Dengan berguling di tempat, Sen dan Turan lincah menyelinap di balik tubuh rekan seperjuangan yang gugur. Sayap jangkrik mereka terkembang, melepaskan kumbang karnivora yang telah dipelihara.
Baru saja jika dikatakan bersembunyi di bawah tanah, mungkin masih bisa menggali terowongan untuk melarikan diri. Sekarang berada di permukaan, jika berbalik dan kabur pasti mati tanpa ampun.
Pemanah Bimon semuanya berpasangan dua orang, dengan jarak tembak efektif yang sangat jauh. Thulan dan Shen bisa memperkirakan posisi musuh berdasarkan lintasan panah terbang, tapi tidak bisa memprediksi apakah tombak mereka bisa mencapai lawan. Mengingat cangkang keras mereka tidak bisa berfungsi sebagai perisai daging, cara terbaik menghadapi penembak Bimon ini adalah dengan menggali parit pertahanan lapangan untuk menetralisir kekuatan dahsyat Panah Gang lawan.
Maksud Shen dan Thulan melepaskan kumbang pemakan daging ini adalah demikian. Mereka tidak berharap serangga itu bisa membunuh musuh, hanya ingin menggunakan keributan kumbang untuk mengalihkan perhatian lawan, demi mendapatkan waktu penyangga yang berharga.
Dua ledakan Panah Gang bergema. Shen dan Thulan semakin cepat menggali tanah. Mereka tahu kumbang yang dilepaskan pasti sudah hancur. Dari suara ledakan Panah Gang, jelas para penembak Bimon telah berpindah posisi lagi.
"Ekor, lawannya sangat tangguh!" Kaki Thulan mengais kuat-kuat, akhirnya berhasil membuat lubang besar di tanah. Tubuhnya membungkuk sambil berbicara pada Shen yang di sebelahnya sudah bermandikan keringat.
"Yang baru saja menembak Daniel adalah anak panah besi Liuxiang!" Suara Sen yang bersembunyi di balik mayat terdengar gemetar. Dengan pengalamannya yang bukan sehari dua di medan perang ini, ia tahu betul betapa berbahayanya penembak Bimon yang menggunakan anak panah langka ini. Hanya para Zheqin legendaris dengan teknik memanah luar biasa yang layak menggunakan logam langka yang bisa menciptakan api dari gesekan udara ini!
Berbeda dengan pemanah Bintang Emas, Shenjian Zheqin lebih suka mengalahkan lawan dengan keahlian teknis. Ini berkah karena Sen dan Tulan tak perlu khawatir dihancurkan oleh energi panah dahsyat. Tapi sekaligus kutukan, sebab bahkan dengan panah standar sekalipun, pemburu maut ini tetap mematikan.
Sen dan Tulan sama-sama tak ingin nanti malam saat Bangsa Laut membersihkan medan perang, jenazah mereka jadi sumber koleksi mata panah Adamantium yang diambil sambil bersiul riang.
Sebelum sempat mencari akal, kedua penghuni liang itu tiba-tiba dilanda kantuk tak tertahankan. Tubuh mereka terasa bagai terbaring telanjang di padang belantara dunia iblis, dingin yang menyengat hingga ke sumsum tulang.
"Selesai... Penembak Bimon ternyata mulai menggunakan racun..." Penembak jitu liang tanah "Batu Raksasa" John Stone yang pertama tiba di Danube untuk mendukung operasi Bangsa Laut, menelan napas terakhir dengan getir. Cangkangnya yang tertancap dua anak panah berubah cepat menjadi merah menyala - gejala khas racun andalan klan Medusa "racun tujuh langkah" yang mulai bereaksi.
Operasi tembak-menembak jitu ini hanyalah secuil gambaran dari medan perang Aiqin.
Yang tak terduga oleh semua pihak adalah, dari September hingga Oktober, Bangsa Iblis justru meningkatkan dukungan militer mereka ke Bangsa Laut. Selain Penghancur Obsidian, mereka juga mengirim Penembak Liang Tanah Tingkat Tinggi ke pasukan Bangsa Laut, namun hasilnya tetap minim.
Selama periode ini, meski tak terjadi serangan besar-besaran antara Bangsa Laut dan kerajaan manusia di garis depan Lembah Lupa, pasukan sihir kedua belah pihak terus beraksi. Setiap malam ketika Sampa menampakkan wajah berlubangnya di langit kelam, para penyihir darat-laut saling menembakkan sihir di lokasi yang telah ditentukan.
Duel magis semacam ini takkan membuahkan hasil nyata, karena para penyihir dari kedua pihak menggunakan sihir paling megah dan mencolok untuk beradu - sihir yang gemerlap justru menunjukkan penguasaan elemen tertinggi, meski bukan yang paling mematikan. Cara sempurna untuk pertukaran ilmu antar sesama penyihir.
Menariknya, meski para Penyihir Darat dan Laut mampu berkoordinasi sempurna tanpa komunikasi sebelumnya, mereka seolah memiliki telepati dan secara spontan memilih metode pertarungan yang sangat halus dan gentleman.
Para prajurit biasa dari kedua belah pihak juga sangat mengapresiasi pertarungan sihir langka ini.
Di hamparan bintang yang gelap pekat, ribuan aura sihir berkilauan bergema tak henti, membentuk pola abstrak dari elemen alam yang misterius, bahkan hujan meteor Leo di Galaksi Hesperus yang biasa meletus tak menentu setiap musim gugur keemasan terlihat tak lagi megah!
Sepanjang sejarah berbagai pertempuran, adegan serupa selalu terlihat: Lawan yang bertarung mati-matian tiba-tiba tersenyum ramah melintasi parit; Baik di Lembah Lupa maupun Shabak, ini membuktikan bahwa meski medan perang penuh mayat berhamburan telah melenyapkan kemanusiaan dan kebaikan, kerinduan makhluk bijak akan keindahan dan semangat menghibur diri dari kehidupan monoton takkan pernah sirna bersama pembantaian dan perusakan.
Inilah budaya khas "medan perang".
Tanggal 24 Oktober, struktur benua yang telah lama mengalami Perang Dingin akhirnya mengalami perubahan fundamental dan menentukan.
Dua pertempuran besar yang sebelumnya dikunci rapat-rapat membuat kobaran perang dan asap mesiu kembali menyelimuti Garis Cakrawala.
Patut dicatat bahwa kedua pertempuran ini ternyata memiliki hubungan erat dengan sosok yang sama.
Orang ini adalah Rundstedt.
Bab Enam Ratus Tujuh Puluh Tiga: Dua Lawan Satu (Bagian Tengah)
Pertempuran pertama pada tanggal 21 dipimpin oleh Liu Zhenhan, untuk pertempuran ini dia telah merencanakan dengan matang sejak lama.
Yang tidak diketahui publik, sejak awal Oktober, berbagai ras yang jatuh di Lusern melalui perdebatan, pertimbangan, dan perang diam-diam, akhirnya mencapai kesepakatan awal tanpa memicu konflik internal besar-besaran.
Siapapun yang memahami kondisi internal Lusern pasti akan mengagumi kecerdikan dan kelicikannya. "Hadiah" yang dia berikan kepada Moore dan Zhuoer sebelum keberangkatan - sekitar 130.000 pasukan Naga yang menyerahkan senjata - benar-benar merupakan "hadiah besar".
Tawanan-tawanan ini yang diangkut dengan pengawalan bersenjata ke Kota Lucerne hanya membawa satu keuntungan bagi para Elf Jatuh: ancaman.
Bahkan Dewa Tertinggi pun akan pusing memikirkan cara menangani tawanan Naga ini jika berada di posisi Moore dan Zhuoer.
Mungkin membunuh semua untuk menghilangkan ancaman di masa depan bisa jadi pilihan terbaik, tapi jika Lusern melakukan ini, mereka harus mempertimbangkan seberapa besar kerugian yang akan ditimbulkan oleh serangan balik 100.000 lebih Naga Laut yang ganas sebelum mati terhadap kekuatan Elf Jatuh.
Dalam Pertempuran Bukit Aspal, di bawah perhitungan licin Rundstedt, Zhuoer dan Moore telah kehilangan 1.000 penyihir. Mereka sama sekali tak mampu menanggung konsumsi kekuatan meski sedikit pun lagi, kalau tidak, fondasi pemerintahan yang sudah goyah mungkin akan segera berubah menjadi debu dan lenyap.
Jadi...
Naga Laut tak boleh dibunuh!
Karena tak bisa dibunuh, Lusern memiliki pilihan terbaik lain: mencerna dan menyerap Naga Laut ini.
Begitu elf laut ini bersedia bergabung dengan Lusern, kekuatan Kota Kejatuhan akan melesat naik ke tingkat baru, bahkan mampu menutupi celah kekuatan akibat gugurnya ribuan penyihir jatuh dalam "Pertempuran Bukit Aspal".
Secara silsilah, Naga Laut merupakan cabang besar dari Elf Jatuh. Meski waktu kejatuhannya agak terlambat, mereka tetap keturunan elf kelas tinggi yang asli. Secara hubungan darah, Naga memiliki garis keturunan yang sama dengan Moore dan Zhuoer. Elf permukaan sudah terlibat permusuhan berdarah dengan Naga sejak Perang Darat-Laut sebelumnya. Tapi Moore dan Zhuoer yang bersembunyi di dunia bawah tanah tak memiliki konflik lama dengan Naga.
Seperti saat Feilengcui menerima kaum kijang hutan, untuk merekrut Naga, selain Lusern, tak ada satu pun di Benua Aigean yang layak!
Tapi, Moore dan Zhuoer toh bukan Feilengcui yang punya kekuatan besar dan didukung Kerajaan Bimeng. Meski Naga sekarang jadi tawanan yang hidup di bawah naungan orang lain, jika menyisihkan suku-suku bawahan Moore dan Zhuoer yang mudah berpaling, sisa kekuatan Moore dan Zhuoer sama sekali tak punya keunggulan di hadapan Naga.
Sekalipun berhasil mengajak mereka bergabung, seluruh Lusern dari atas sampai bawah tak ada yang percaya diri bisa sepenuhnya mengendalikan Naga Laut.
Lagipula, Naga Laut juga bukan kaum loyalis lama seperti antelop Bimon yang setia pada pemerintahan sah dan merindukan tanah air. Mereka punya negara sendiri di dasar laut, Moore dan Zhuoer tak bisa mempercayai para perantau laut ini seperti Feilengcui mempercayai kaum kijang hutan.
Merekrut orang kuat dan mengundang serigala ke dalam rumah kadang adalah sinonim. Elf Jatuh Lusern bukan tak tahu ini.
Membunuh mereka tidak mungkin. Menahan mereka juga tidak mungkin. Maka hanya tersisa satu pilihan: lepaskan para Naga ini, lalu masing-masing jalani jalan sendiri, tak saling ganggu.
Namun takkan ada yang melupakan fakta: dalam Pertempuran Bukit Aspal, pasukan Lusern yang menderita kerugian besar juga berhasil melukai urat Naga, sementara logistik dan perlengkapan 200.000 pasukan habis dijarah oleh gerombolan belalang asing. Sebagai pelaksana pertempuran, jika Lusern ingin melepaskan tawanan Naga, mereka harus mempertimbangkan matang-matang - apakah nanti pihak lawan akan membalas dendam? "Gelombang sisa menguji persaudaraan, senyum saat bertemu menghapus permusuhan" terdengar indah, tapi melepaskan harimau ke gunung selalu menjadi sinonim kebodohan.
Langkah Rundstedt menghancurkan jembatan setelah menyeberang sungai benar-benar jenius!
Banyak pihak luar penasaran dengan cara Lusern mengatasi krisis internal, namun Kota Kejatuhan yang sekuat tong besi memblokir semua pandangan penasaran. Hingga 8 Oktober, ketika Lusern mengirim utusan diplomatik ke berbagai kekuatan di Benua untuk menyampaikan deklarasi pendirian negara melalui manifesto resmi, barulah dunia tahu Kota Kejatuhan telah menemukan cara sendiri menyelesaikan konflik internal.
Dalam dokumen negara Lusern, kota mereka secara resmi dinamakan "Forgotten Realms". Mengubah kalender Aegean menjadi Kalender Lupa, wilayah teritorial berpusat di Kota Lusern saat ini yang mencakup Pegunungan Salju Himalaya Taymur dan hutan pinus di selatan. Struktur pemerintahan meniru Kerajaan Bimeng dengan sistem rotasi triwulan: raja, senat, dan kuil masing-masing diisi oleh ras Moore, Zhuoer, dan Naga secara bergiliran setiap tiga tahun, memberikan ruang partisipasi terbatas kepada suku-suku bawahan.
Yang paling mengejutkan, dokumen tersebut juga menyatakan "Forgotten Realms" sebagai negara netral permanen yang tidak akan terlibat dalam perang benua saat ini, hanya berperang untuk menyatukan ras Elf dan memburu pengkhianat Rundstedt.
Selain itu, Lusern juga menuntut keras agar kekuatan-kekuatan besar menetapkan "Forgotten Realms" sebagai zona demiliterisasi internasional untuk perundingan bilateral dan penandatanganan perjanjian-perjanjian perang.
Harus diakui, Elf Jatuh ini terlalu berkhayal. Jika saja mereka mengalihkan perhatian dari diri sendiri dan memperhatikan situasi Aiqin, akan terlihat bahwa semua negara manusia saat ini sedang memperkuat pertahanan di area tambang batu bara.
Deklarasi kemerdekaan yang masih penuh siasat menyembunyikan kekuatan dan menghindar dari konflik ini, sama vitalnya dengan memaksa Aliansi Aiqin untuk mengarahkan pedang pembantaian ke Lusern.
Pada 9 Oktober, tepat satu hari setelah pendirian "Forgotten Realms", semua negara manusia mengirimkan seluruh produksi "arang pekat" yang telah diselesaikan ke Feilengcui sesuai perjanjian rahasia sebelumnya; kecuali beberapa keluarga kerajaan pengasingan yang wilayahnya telah jatuh dan tidak mampu berkontribusi, setiap negara manusia mengirimkan tepat 10.000 pon "bom udara arang pekat" ke Feilengcui, total 115 ton.
Selain itu, Kekaisaran Pompeii juga memberikan tambahan 2 ton "bom udara es yang dapat terbakar" kepada Lao Liu. 4.000 pon "bom udara es yang dapat terbakar" ini seluruhnya ditambahkan logam langka wilayah utara tertentu, yang saat dinyalakan akan memercikkan besi cair menyala-nyangga menyilaukan.
Kekaisaran St. Francis memberikan tambahan "Gulungan Sihir Hutan Penjara Petir" kepada Lao Liu - gulungan sihir ini adalah karya terakhir Archmagister elemen petir Zola dari 400 tahun yang lalu di St. Francis, merupakan sihir area luas tingkat Archmagister yang cocok digunakan oleh Kurcaci Emas Penyihir Feilengcui.
Unta kurus masih lebih besar dari kuda. Kekaisaran St. Jose yang telah kehilangan separuh wilayahnya juga memberikan tambahan 200 pon produk khas "debu api". Barang ini adalah bubuk magnesium mutiara berkualitas tinggi hasil gilingan "Mutiara Meilinkai", yang dapat langsung meningkatkan suhu api ke tingkat mengerikan yang mampu melumerkan logam saat terkena api. Dulu hanya bisa digunakan oleh alkemis dan pandai besi senior St. Jose, merupakan bahan bakar alami berenergi tinggi yang harganya sangat mahal.
Tidak hanya tiga negara militer besar yang memberikan contoh dengan memikul tanggung jawab urusan internasional, negara-negara manusia lainnya juga telah mengumpulkan sekitar empat juta koin perak untuk Feilengcui sebulan sebelumnya guna menghapuskan Lusern sepenuhnya. Dana ini merupakan bahan kunci untuk memurnikan Heisuoyin.
"Memberantas musuh luar harus didahului dengan menenangkan urusan dalam negeri." Ras manusia tidak bisa mentolerir keberadaan oportunis yang menguasai formula pembuatan senjata strategis terus berkeliaran di Aiqin. Dalam perang dunia, tidak ada yang menyukai spekulan politik semacam ini - kehilangan mereka secara misterius akan disambut dengan tepuk tangan meriah.
Pada 10 Oktober, Feilengcui mengadakan rapat pra-pertempuran rahasia untuk membahas cara menghancurkan total "mutiara yang lahir dari cangkang kerang tercantik di dunia". Jumlah peserta dibatasi minimum, dengan Liu Zhenhan sebagai satu-satunya perwakilan resmi Bimon, sementara pihak manusia hanya diwakili sepuluh tokoh inti berpengaruh.
"Bunuh semua?" Liu Zhenhan membeca memo manusia secara sekilas sambil menggelengkan kepala dengan senyum getir: "Selain kesulitan eksekusi, apakah tujuan akhir proposal ini tidak terlalu kejam dan melampaui batas kemanusiaan..."
Memo manusia memang mengerikan - hasil perang yang mereka inginkan adalah pemusnahan total ras terdegradasi di Lusern, tanpa memandang gender, usia, atau kondisi fisik.
“Yang Mulia tidak perlu khawatir, kami akan mengunci rapat semua informasi, tidak akan membiarkan catatan tertulis atau sejarah tentang Lusern tersebar ke generasi mendatang!” Sepuluh elit manusia segera berjanji kepada Lao Liu dengan sungguh-sungguh: “Bahkan termasuk apakah Elf Jatuh pernah datang ke permukaan, kami juga tidak akan mengakuinya! Kami yakin, waktu akan melupakan segalanya!”
Perkataan manusia ini dimaksudkan untuk menenangkan hati Lao Liu.
Satu-satunya pasukan yang bisa melaksanakan rencana pembantaian saat ini hanyalah Feilengcui yang berada di padang gurun selatan bersama Lusern.
Tapi bagaimanapun juga, Lusern adalah penduduk asli Benua Aigean, mereka bukan agresor barbar dari dimensi lain. Meski sebelumnya punya catatan buruk bergabung dengan ras neraka dan menggoda Iblis, tetap saja tidak pantas untuk membantai semua laki-laki, perempuan, tua, dan muda mereka - Bahkan Tuan Tanah Feilengcui yang pernah mengeluarkan lima perintah pembantaian dengan pita merah di Kalimantan dan dunia iblis, belum pernah melakukan pembantaian se-ekstrem ini!
Kontradiksi justru terkonsentrasi di sini. Untuk mencegah bencana, untuk memusnahkan faktor risiko sejak dalam tahap, Aliansi Aigean harus membantai Lusern sampai habis tak tersisa, tanpa memandang usia atau jenis kelamin! Resep arang pekat hanya butuh selembar kertas untuk disebarkan, batu bara juga bukan sumber mineral langka. Jika berbelas kasihan pada orang tua, wanita, dan anak-anak Lusern, siapa yang bisa jamin sisa-sisa mata-mata jahat ini tidak akan membawa konsekuensi bencana bagi situasi Aigean di masa depan?
Karena itu, jika dilakukan, harus sampai ke akar-akarnya, sama sekali tidak boleh ada belas kasihan yang lemah!
“Target kalian sulit tercapai, di Lusern ada populasi 3 juta, bagaimana mungkin semua dibunuh?” Liu Zhenhan menghela nafas, dia tak menyangka nafsu manusia sebesar dan sekejam ini: “Belum lagi bicara tentang manusia elang-banteng, dengan kepakan sayap mereka bisa langsung terbang. Meski diserang mendadak, kavaleri udara Bimon mustahil menghabisi semua manusia elang-banteng sebanyak itu. Pasti ada yang luput.”
“Jika hanya beberapa manusia elang-banteng yang lolos, kurasa tak pengaruhi kepentingan umum. Moore bahkan kalau otak mereka kemasukan air pun takkan beri budak rendahan rahasia formula arang pekat.” Pangeran Chamberlain dari Saint Francis menyeringai licik: “Tentu, jika Yang Mulia ingin lebih aman, bisa minta Bimon Smail menyumbangkan sedikit 'Qinliu'an' lagi. Dulu di Hutan Salib Selatan, 100.000 manusia elang-banteng mati mendadak, bukankah sudah ada preseden jelas?”
“Selain manusia elang-banteng, apakah bom udara kita bisa menghadapi Lusern sepenuhnya?” Liu Zhenhan mengangkat memo di tangannya: “150 ton arang pekat, jumlahnya tidak sedikit tapi juga tak banyak. Lagi pula kita harus hadapi kota berpopulasi 3 juta! Pasukan pengawalku terlalu sedikit, mungkin...”
“Yang Mulia tak perlu khawatir, dengan bom sebanyak ini, pasti tak ada masalah!” Marquis Perdana Menteri Kekaisaran Pompeii, Lavabelly, berkata dengan nada yg tak terbantahkan.
“Mengapa begitu yakin?”
“Izinkan saya merekomendasikan seorang ahli sejati untuk menganalisis secara detail mengapa saya begitu yakin.”
“Yang Mulia, kita semua tahu Lusern adalah kota struktur kayu utuh yang dibangun dengan 'Pohon Kehidupan' dan 'Sumur Bulan Abadi' untuk mempercepat pertumbuhan tanaman. Ini berbeda dengan benteng batu seperti Weisisipang dan Shabak yang dibangun selama ribuan tahun.” Seorang sarjana berambut emas bermata biru dari wilayah utara melangkah maju dari belakang Marquis Lavabery, berbicara dengan lancar: “Selama bertahun-tahun, saya melakukan penelitian mendalam tentang Elf. Saya sangat paham, meskipun kota pohon Elf bisa dibangun dalam waktu singkat, karakteristiknya memiliki hubungan tak terpisahkan dengan hutan sekitarnya.”
“Langsung ke intinya.” Lao Liu berkata dengan tak sabar.
“Tumbuhan di zona dingin seperti pinus di kaki Pegunungan Salju Himalaya Taymur, karena harus bertahan di lingkungan beku, batang dan daunnya mengandung banyak minyak yang sangat mudah terbakar!”
Sarjana Pompeii berambut keriting emas itu sambil berbicara mengeluarkan ranting pinus dari tas kulitnya. Ia memetik buah pinus yang menggantung, memperlihatkan ranting-ranting tersebut kepada para hadirin. Tiba-tiba ia mendekatkan ranting hijau tipis itu ke api – dalam sekejap jarum pinus menyala, suara kretak-kretak minyak yang meledak terdengar jelas dalam kobaran api, kecepatan pembakarannya hampir menyamai kertas.
"Menurut Anda, Lusern adalah kota berstruktur kayu utuh yang berdekatan dengan hutan pinus. Dengan menggunakan 'bom udara arang pekat', serangan udara langsung bisa membakar habis mereka beserta kotanya tanpa perlu mengerahkan pasukan darat?" Mendengar ini, Liu Zhenhan mengerutkan kening. Kebakaran Hutan Greater Khingan merupakan memori yang tak terhapuskan baginya: "Tapi Kota Caiyu suku Bordir juga terletak di tengah hutan pinus. Begitu api menjalar, bukankah mereka juga akan menjadi korban kolateral ikan?"
"Paduka Liu Zhenhan, tidak ada cara yang lebih cocok untuk menghadapi Lusern selain taktik api!" Cendekiawan Pompeii mengangguk: "Meskipun Elf Jatuh telah membangun sabuk pengaman api selebar 10 li antara kota dan hutan, di musim gugur ini rumput liar di tanah sangat mudah terbakar. Dengan 100 ton arang pekat, Lusern akan menjadi Lautan Api. Hutan pinus di kaki Gunung Bersalju pun takkan luput. Mengenai Caiyu, mereka berjarak 300-400 li dari Lusern..."
"Bukan begitu maksudku. Meski kita bisa evakuasi warga lebih dulu, Kota Caiyu yang baru dibangun pasti hancur! Sama seperti Lusern, Caiyu juga kota Elf berstruktur kayu!" Liu Zhenhan bersyukur Murinio tidak diundang dalam rapat rahasia ini. Kalau tidak, si angsa tua itu pasti sudah melompat setinggi tiga ren.
“Saya tahu di bawahan Anda ada ahli pembakar profesional. Anda bisa meminta mereka merancang rencana matang, melalui titik radiasi silang api, memusatkan daya tembak di sisi timur Lusern. Dengan begitu, aliran udara panas siklus tinggi dari kebakaran akan mencairkan gletser abadi di Puncak Tanggula. Banjir air lelehan yang mengalir deras akan segera menghentikan penyebaran api.” Setelah berpikir sejenak, cendekiawan Pompeii memberikan pendapatnya: “Tapi saya harus mengingatkan, jika dilakukan demikian, pasti ada efek samping! Air lelehan yang deras itu memang akan menghentikan kebakaran hutan, namun juga memadamkan api di Lusern. Jika ada satu saja yang lolos membawa resep arang pekat bergabung dengan Bangsa Laut atau Bangsa Iblis, semua persiapan kita selama ini akan jadi menimba air dengan keranjang bambu! Sedangkan rencana yang saya usulkan sebelumnya tidak memiliki kelemahan ini. Begitu api menyala, Lusern pasti hangus menjadi abu!”
“Bagaimana pendapat kalian?” Lao Liu memindahkan pandangannya ke elit manusia.
“Kami bersedia menanggung semua kerugian Kota Caiyu, harap Master Richard menggunakan skema serangan pertama yang baru saja diusulkan Profesor Klinsmann.” Para elit manusia berbisik-bisik sebentar sebelum dengan tegas memberikan jawaban: “Memang kejam membakar habis Lusern, tapi demi keamanan seluruh Aiqin, tanggung jawab ini harus kami pikul!”
"Tidak salah jika para 'cendekiawan' Aiqin berjuang mati-matiam untuk membinasakan Lusern, yang salah adalah sifat plin-plan Elf Jatuh, alasan Moore menciptakan 'arang pekat', dan sejarah kelam pengkhianatan mereka dengan ras neraka di masa lalu!"
Meski ancaman ras neraka telah punah di Hutan Salib Selatan, bukan berarti semua orang akan melupakannya.
"Serahkan ini padaku!" Setelah lama berdiam diri, Liu Zhenhan membuat seluruh manusia menghela napas lega.
"Yang Mulia, untuk kerahasiaan, kami tak akan lagi mengirim bantuan dalam rencana pemusnahan Lusern..." Sepuluh elit manusia menyanjung Hao dengan berlebihan: "Anda sekali lagi menyelamatkan Aiqin kita!"
Lao Liu menggigil kedinginan, bulu kuduknya berdiri semua.
※※※
"Lihat, si brengsek itu disebut Santo Aiqin." Usai rahasia, sepuluh elit kembali ke Istana Pompeii. Sebelum duduk, Pangeran Chamberlain berkata sinis pada bangsawan lain: "Tapi Santo sekalipun tetap kita kendalikan, disuruh apa saja menurut kemauan kita!"
"Apakah kita benar-benar akan mengontrol opini dan memalsukan sejarah?"
"Sekarang iya, tapi nanti kita rehabilitasi namanya. Kalau tak membuat Santo ini jadi bahan kutukan sepanjang masa, hatiku tak akan seimbang." Yang Mulia Pangeran tertawa terbahak-bahak.
Semua penguasa manusia saling bertukar pandangan, mengangkat bahu dan mengangkat alis, lalu tersenyum.
※※※
"Lihat, para bangsat tadi adalah bangsawan puncak yang menguasai manusia Aiqin." Liu Zhenhan tersenyum manis pada Raja Bimon: "Binatang-binatang ini benar-benar pandai menghitung! Semua urusan baik jadi milik kakak pertama, urusan buruk dilemparkan ke gadis kecil, semua urusan kotor dibebankan pada kami Bimon!"
"Bukan sehari dua hari manusia seperti ini, mereka memang selalu jahat." Raja Sal mencibir: "Baru saja kau dapat gelar Penyihir Senior dari mereka, langsung menyumbangkan Raja Binatang Dobermann dan Pendeta Medusa ke Pertahanan Lembah Lupa. Katakanlah, kapan pernah bisnis mereka merugi?"
"Kuncinya ada pada kesadaranku yang tinggi. Kalau aku mengabaikan mereka, bukankah mereka tetap akan kerepotan?"
"Lalu kali ini? Kali ini kau harus berpikir matang. Sekalipun Elf Jatuh sudah terdegenerasi, mereka tetap penduduk asli Aiqin, bukan Bangsa Iblis atau Bangsa Laut. Jika membantai semua tanpa memilih, kurasa Pasukan Istana Musim Panas juga sulit menerima perintah seperti ini!"
"Ngapain mikir lagi, sudah direncanakan dari dulu! Tak kusangka manusia benar-benar mengirimkan begitu banyak arang pekat, wah kepiting hidup kepiting hidup kepiting hidup hahaha... Dasar tolol..."
※※※
Sebelas hari setelah rapat rahasia, Kota Lucerne berubah menjadi Lautan Api dalam semalam.
Kobaran api menyala selama empat hari empat malam, hutan pinus dalam radius ratus li sekitar Lusern habis dilalap si jago merah.
Aliran udara siklus suhu tinggi yang dihasilkan kebakaran hutan mencairkan gletser di puncak utama Tanggula, melahirkan anak sungai salju baru di Padang Rumput Donau. "Mutiara yang lahir dari cangkang kerang tercantik di dunia" menjadi fragmen nostalgia zaman, dengan situs peninggalannya berupa danau air salju raksasa. Hanya dengan menyelam ke dasar air gelap yang terkarbonisasi, seseorang dapat menyaksikan kemegahan kota yang pernah dihuni tiga juta jiwa.
Pada hari yang sama ketika Lusern dilalap api, Pasukan gabungan "Hai-Mu" yang mengepung Shabak menerima pukulan hampir menghancurkan dari pemboman karpet pasukan udara Bimon.
Bab 674: Dua Lawan Satu (Bagian Bawah)
Mari kita putar waktu kembali ke 10 Oktober, sehari setelah rapat rahasia Feilengcui.
"Negara yang Terlupakan" yang baru lahir menyambut duta besar asing pertamanya. Karena kekuatan besar se-Aiqin memandang rendah "Negara yang Terlupakan", kedatangan utusan asing ini mendapat perhatian khusus dari struktur kepemimpinan yang terdegradasi - terlebih latar belakang diplomat ini membuat ras yang jatuh tak bisa menyepelekan, mengingat dialah satu-satunya figur kuat yang secara nyata mengancam kelangsungan hidup "Negara yang Terlupakan".
Bagaimana mungkin mengizinkan orang lain tidur nyenyak di samping ranjang sendiri?
Ras yang jatuh di atas dan bawah telah lama memperkirakan bahwa Bimon akan sangat tidak puas dengan pendirian "Negara yang Terlupakan". Untuk ini mereka telah menyiapkan banyak strategi dan bersedia membayar harga.
Bagaimanapun juga, perang dunia merupakan kesempatan emas dalam 10.000 tahun untuk menangkap ikan di air keruh. Jika Kerajaan Bimeng berhasil mengosongkan tangan, ras yang jatuh ingin mendirikan negara mereka sendiri di Padang Rumput Donau mungkin bukan lagi sekadar mengeluarkan proklamasi.
"Paduka Richard, saya akui 'Negara yang Terlupakan' kami bukanlah tandingan Kerajaan Bimeng. Tapi Yang Mulia harus mengakui fakta: saat ini 1,4 juta pasukan gabungan Hai-Mu sedang mengepung Ibu Kota kalian. Jika para agresor ini berhasil merebut Shabak, negara kalian akan menghadapi keruntuhan. Saya ingat pepatah Bimon: Medusa tak bisa bergerak tanpa kepala!" Begitu tamu dan tuan rumah duduk di ruang konferensi, bahkan sebelum pertukaran basa-basi hambar bisa terucap, mantan Raja Moore Yang Mulia Shankly - kini raja "Negara yang Terlupakan" - sudah tak sabar memberikan peringatan sekaligus nasihat kepada Lao Liu: "Jika perang total meletus antara Kerajaan Bimeng dan negara kami karena sengketa wilayah, jujur saja, ini akan menjadi bencana bagi Bimon!"
“Yang Mulia, apakah saya harus memahami ucapan Anda sebagai ancaman, provokasi, atau semacam deklarasi perang?” Pantat Liu Zhenhan berhenti melayang sekitar satu sentimeter di atas kursi, kedua lengannya menopang di meja bundar sambil mendekatkan wajah ke raja Moore yang tua. Senyuman dinginnya mengeras: “Jika iya, saya langsung pergi!”
“Paduka, sebagai politikus sejati, Anda tentu paham menghadapi fakta lebih penting daripada emosi sesaat.” Otot wajah raja Moore berkedut menyakitkan: “Adikku Benitez tewas di tangan bangsa Bimon! Jika Lusern ingin berperang dengan Bimon, takkan kami tunggu sampai hari ini! Izinkan saya mengingatkan, jika kita berperang sekarang, pasukan Bimon akan menghadapi tekanan perang dua front – ini jelas bukan kabar baik bagi kalian!”
“Kalau begitu, mari berperang.” Liu Zhenhan menendang kursinya hingga terbang, lalu berdiri tegak bersiap pergi.
“Paduka Liu Zhenhan terlalu curiga!” Youyue'er, Ibu Pemimpin Tertinggi Zhuoer dari Negara Terlupakan, menggenggam lengan Lao Liu: “Maksud Yang Mulia Raja Shankly adalah, selama Kerajaan Bimeng secara resmi mengakui kedaulatan ‘Negara Terlupakan’ kami, ras Terlupakan bersedia mengerahkan sebagian tentara reguler untuk membantu mempertahankan Shabak dari invasi biadab para perampok!”
"Permintaan kami sesederhana itu." Pemimpin Tertinggi Negeri yang Terlupakan, Pangeran Naga Laut Haide, melirik Sang Raja sambil mengangkat tangan ke Lao Liu: "Ini seharusnya menjadi proposal yang menguntungkan semua pihak!"
"Menarik, deklarasi kemerdekaan kalian kan menyatakan akan tetap netral selamanya? Jika mengirim pasukan untuk membantu pertempuran Bimon kami, bukankah itu melanggar janji?" Liu Zhenhan menahan tawa, tangannya mengelus lembut pipi Ibu Pemimpin Youyue'er: "Komitmen negara mewakili integritas suatu komunitas. Kalian tidak menganggap perkataan sendiri sebagai lelucon, kan?"
"Ini adalah perlakuan khusus untuk sekutu Bimon. Tentu prinsip integritas yang diakui benua akan kami patuhi..." Tubuh Ibu Pemimpin Youyue'er melilit Lao Liu, pandangannya penuh ambiguitas: "...Sebenarnya mudah diatasi. Moore dan Zhuoer secara fisik tak beda dengan Elf biasa, sementara Naga sangat mirip kaum ular Bimon. Cukup gunakan sari bunga Wisteria seribu daun khas Feilengcui untuk mewarnai kulit dan rambut kami menyerupai Elf dan Medusa biasa. Siapa yang akan protes?"
"Benar-benar cara yang brilian..." Sorot mata nakal Lao Liu menelusuri sudut 45 derajat ke bawah, bergumam: "Hei Youyue'er, payudaramu kok sepertinya lebih besar dari sebelumnya..."
"Jahat..." Sorot mata Ibu Pemimpin Zhuoer tiba-tiba memancarkan kilauan menggoda yang menyentuh tulang sumsum.
“Ahem... ahem... Yang Mulia, bagaimana menurut Anda dengan syarat ini? Jika Anda masih tidak menyetujui, kami terpaksa bersiap untuk perang.” Panglima Tertinggi Pangeran Haide membersihkan suaranya dengan keras, tidak ingin perundingan diplomatik berubah menjadi adegan mesum perselingkuhan yang saling menggoda.
“Pertama-tama izinkan saya menunjukkan sesuatu, baru kita lanjutkan diskusi.” Liu Zhenhan memeluk pinggang ramping Ibu Pemimpin Youyue'er, melambaikan jari pada seluruh struktur kepemimpinan yang terdegradasi: “Saya perlu bantuan kalian, carikan saya alun-alun yang cukup luas.”
Di Plaza Mutiara Kota Lucerne, pasukan prajurit Elf berperlengkapan lengkap mengusir semua orang yang tidak berkepentingan. Para pemimpin tinggi tiga ras Elf terdegenerasi terpaku melihat kontainer kayu ek yang bertumpuk seperti bukit.
Kontainer kayu ek yang disusun seperti tembok kota, masing-masing memancarkan aroma serpihan kayu yang masih baru.
Dua pemimpin tinggi Moore lunglai di samping kontainer yang telah dibongkar, masing-masing memegang jarum suntik sebesar batang tebu, ekspresi mereka seperti cakar naga mencengkeram selangkangan.
Dari lubang kulit yang ditusuk bambu, terlihat jelas isian hitam legam seperti arang di dalamnya.
“Ini adalah produk standar manusia. Untuk itu, aku sengaja mengirim orang menebang ratusan hektar Bambu Perut Buddha di pinggiran Bukit Merah.” Penjelasan Liu Zhenhan dingin seperti baja, tanpa sedikitpun nuansa komunikasi emosional, “Setiap tabung bambu ini panjangnya sekitar 1 meter dengan 5 ruas yang sudah dilubangi. Lapisan tengah dan bawah diisi minyak api standar militer dan sedikit arang pekat. Bagian atas dilapisi arang pekat hingga penuh. Aku menyebutnya 'Koktail Arang Pekat Molotov'.”
“Kalian pasti pernah melakukan eksperimen! Arang pekat yang dinyalakan api terbuka akan meledak dengan percikan api begitu mendapat tekanan dan benturan keras dari luar!”
“Meski titik nyala minyak api standar militer Aiqin relatif rendah, dengan bahan penyala arang pekat yang memiliki suhu api sangat tinggi, pembakaran cepat minyak api tidak menjadi masalah!”
“Perlu dijelaskan, karena perbedaan konsep desain di berbagai kerajaan manusia, beberapa 'Koktail Arang Pekat Molotov' ini juga diberi tambahan resin, aspal, bahan pemanis, racun, dan bahan campuran lain. Zat tambahan ini bisa menciptakan efek khusus seperti asap tebal, gas beracun, dan api yang menempel saat pembakaran!”
“Yang paling hebat adalah Pompeii dan Saint Holty, formula api dari dua kerajaan manusia ini sangat sesuai dengan pertempuran nyata, bahkan saya sebagai veteran pun kalah dengan konsep desain mereka!” Liu Zhenhan membuka paksa sebuah kontainer bertuliskan inisial Kekaisaran Pompeii, mengeluarkan tabung bambu dari tumpukan jerami gandum, merobek segelnya, lalu mendekatkannya ke cerutu di mulutnya. Saat semburan api merah menyala dari tabung, ia melemparkannya ke sudut jauh alun-alun.
Dentuman keras menggema, tabung bambu pecah berkeping-keping, ribuan cairan besi berpijar seperti kunang-kunang menyembur dari nyala api oranye, menyelimuti area seluas 4-5 meter. Saat butiran perak berpijar ini menghantam tanah, bunyi creet-creet terdengar dari tanah padat alun-alun yang terbakar.
Hanya sekejap, minyak api yang tumpah di tanah langsung menyala oleh butiran arang pekat sebesar kotoran kambing, membentuk area pembakaran sempurna yang menyebar.
"Lihat ini, karya Saint Holty dengan tambahan sedikit bubuk pemercepat api." Lao Liu menarik tabung "Koktail Arang Molotov" dari kontainer kayu ek bertanda Saint Holty.
Seperti biasa, terdengar suara gemuruh yang keras. Namun kali ini yang muncul bukanlah api oranye, melainkan nyala biru baja yang mendesis dan menari-nari menyebar mengikuti aliran minyak di tanah. Suhu api yang mengerikan membuat para elit kepemimpinan terdegradasi yang berdiri di kejauhan merasakan bulu halus di wajah mereka mengerang dalam kepanasan.
Lao Liu merebut pedang dari tangan seorang prajurit Moore dan melemparkannya ke Lautan Api dengan suara "Syuut!". Bilah pedang yang tertancap di tengah kobaran api hanya bertahan sebentar sebelum perlahan meleleh seperti lilin yang meneteskan air mata.
Seluruh struktur kepemimpinan terdegradasi itu terdiam membisu dengan pandangan kosong.
"Total 115 ton arang pekat jadi, dikemas dalam 'Koktail Arang Molotov'. Secara kasar terkumpul sekitar 600 ton bom bambu terbang. Ini hanya sebagian kecil!" Liu Zhenhan menggerakkan bibirnya: "Satu ton batu bara hanya bisa menghasilkan 20 pon arang pekat. Untuk memurnikan 115 ton arang pekat dibutuhkan 2.300 ton batu bara. Selain kerja sama puluhan juta manusia, kami bangsa Bimon, kalian ras terlupakan, bahkan ras-ras Aiqin lainnya, tak ada yang punya kemampuan ini."
Struktur kepemimpinan terdegradasi itu tetap dalam senyap.
“Pasti dalam hati kalian bertanya-tanya, mengapa manusia pelit itu mau menyerahkan begitu banyak arang pekat secara cuma-cuma padaku.” Liu Zhenhan tertawa: “Tujuan mereka sebenarnya sederhana, yaitu memaksaku menggunakan bom udara arang pekat untuk membakar kota Lusern kalian yang seluruhnya terbuat dari kayu ini!”
Struktur kepemimpinan yang terdegradasi tetap Senyap, namun pandangan mata mereka kompleks dan berlapis-lapis.
“Mengapa? Apa kalian ingin tahu alasannya?” Lao Liu menyimpan semua kontainer kayu ek dengan cincin tujuh lapis emas, sambil menunjuk para elit penguasa yang terdegradasi itu berteriak: “Karena kalian juga menguasai formula arang pekat! Karena kredibilitas kalian busuk! Karena kalian mungkin akan bergabung dengan Bangsa laut dan Bangsa iblis! Karena kalian semua sekumpulan pelacur politik!”
“Formula arang pekat... Siapa yang memberikannya pada kalian?” Yang Mulia Raja Shankly seperti terserang stroke pikun, bahkan suaranya gemetar.
“Rundstedt!”
“Dia? Mustahil! Bagaimana mungkin pengkhianat ini bisa mendapatkan formula arang pekat?”
"Kalian bertanya padaku, lalu aku harus bertanya ke siapa?" Liu Zhenhan tertawa getir: "Para hadirin, sebelum kalian menampung Rundstedt, apakah kalian tahu siapa dia sebelumnya? Aku tidak berharap kalian pernah mendengar kisah petani dan ular, tapi setidaknya kalian harus memeriksa latar belakangnya! Dia adalah satu-satunya penerus sihir bayangan! Jancuk, teknik siluman sihir kegelapan kalian bahkan tidak layak mengikat tali sepatu teknik siluman bayangan! Ya, dalam catatan pertempurannya tidak pernah ada jejak aksi langsung, selalu mengandalkan otak. Tapi tahukah kalian, dia tidak hanya mahir sihir tapi juga ilmu bela diri! Bisa kukatakan, seluruh Lusern dari atas ke bawah, dalam hal duel satu lawan satu, tidak ada yang bisa jadi lawannya!"
Kesimpulan yang menggemparkan!
Kesimpulan yang seperti disambar petir!
Struktur kepemimpinan yang terdegradasi masih belum percaya sampai sekarang, jenderal literati Rundstedt ternyata ahli Kemampuan Ganda Sihir dan Tempur. Melihat semua catatan pertempuran dan performa sehari-harinya, tak pernah ada yang mencurigai hal ini.
Sungguh teknik penyamaran yang luar biasa dalam!
"Alasan dia tidak pernah bertindak langsung adalah karena belum pernah menemukan lawan yang layak untuk itu! Mengerti? Apa artinya mengundang serigala ke dalam rumah? Apa artinya dipermainkan seperti gasing?" Liu Zhenhan mengangkat bahu sambil tertawa terbahak: "Lusern kalianlah contohnya."
"Lalu apa yang ingin Tuan lakukan? Menurut keinginan Rundstedt dan manusia, membakar Lusern kami menjadi lautan api merah?" Ibu Pemimpin Youyue'er menyela: "Kurasa ini tidak mungkin. Jika Tuan benar-benar berniat melakukan hal tak berperikemanusiaan seperti itu, hari ini Tuan tidak akan datang ke sini! Langsung saja sebutkan syarat Tuan."
"Jangan libatkan Rundstedt ke sini, dia sama sekali tidak meminta apapun pada siapapun. Dia punya dendam paling dalam dengan kalian, ingin membakar Lusern sampai habis. Dia cuma memberitahu semua orang bahwa formula arang pekat juga ada pada kalian."
"Omong kosong! Dengan berkata begitu, dia jelas sedang menghasut seluruh Benua Aigean untuk melawan kami!" Putri Haide, Ketua Tetua tidak tahan memaki: "Brengsek ini liciknya bukan main!"
"Maaf, sebelum menyalahkan orang lain, bisakah kalian introspeksi diri dulu? Keadaan terkutuk dan dijauhi semua pihak seperti sekarang ini sepenuhnya adalah ulah kalian sendiri yang plin-plan!" Liu Zhenhan mencemooh cara hidup Elf Jatuh: "Jujur saja, awalnya aku benar-benar sudah siap menjalankan Rencana manusia, karena posisi kalian terlalu sulit dipercaya!"
"Sebutkan syaratmu, Paduka Liu Zhenhan." Yang Mulia Raja Shankly mengangkat tangan lemah: "Aku akui ucapanmu benar. Kami memang oportunis, plin-plan, memang tidak pantas disebut penduduk asli Aiqin! Aku tahu, kedatanganmu adalah satu-satunya harapan kami."
Tubuh yang goyah bagai akan terjatuh dan wajah yang layu mengerut membuat raja ambisius ini seolah tiba-tiba mencapai ujung hayat.
"Apakah maksudnya seluruh ras kami bergabung ke Feilengcui?" Putri Haide buru-buru bertanya.
“Bahkan jika seluruh suku tunduk, apakah Bimon bisa mempercayai kami?” Ibu Pemimpin Youyue'er menghela nafas, dia tak bisa menemukan jalan keselamatan lain bagi Lusern.
“Aku memang tak percaya kalian, tapi ada cara agar bisa mempercayaimu: membuat kalian semua meninggalkan Aiqin.” Liu Zhenhan tertawa kecut: “Tentu bantuanku bukan cuma-cuma, tapi aku tak mau kalian tunduk ke Feilengcui. Cukup secara nominal mengakuiku sebagai pemimpin tertinggi, tanpa campur tangan administrasi internalmu!”
“Meninggalkan Aiqin? Bermigrasi kembali ke dunia bawah tanah?” Ibu Pemimpin Youyue'er bertukar pandangan dengan struktur kepemimpinan yang terdegradasi lainnya, lalu menggelengkan kepala tegas: “Maaf, Paduka Liu Zhenhan. Kami susah payah mencapai dunia permukaan yang diterangi cahaya. Mustahil kembali ke dunia bawah tanah yang gelap! Sekali pun mati kami akan mati di sini!”
“Kemampuan tawar-menawar kalian masih kurang! Aku tidak bermaksud mengirim kalian ke bawah tanah, itu wilayahku! Aku akan mengirim kalian ke Benua Bonaparte! Di sana adalah kekuasaan Kerajaan Medusa, total populasi mereka hampir sama dengan kalian, sekitar 3 juta. Di benua itu tidak ada ras-ras kuat lain, hanya penduduk asli bertubuh pendek berbulu lebat. Di sana kalian bisa terus menguasai segalanya.” Liu Zhenhan menepuk-nepuk dadanya: "Medusa juga bagian dari keluarga besar Bimon. Sebagai pengikutku yang dikirim ke Benua Bonaparte untuk berkembang, mereka tidak punya alasan untuk mengganggu! Sialan, satu benua belum cukup untuk dua kekuatan?"
“Yang terpenting, dengan kalian pergi ke sana, aku bisa memberi penjelasan ke Aliansi Aiqin!” Liu Zhenhan berpikir sejenak, melanjutkan: “Sebenarnya kunjunganku ke sini juga diam-diam. Hal ini mutlak tidak boleh diketahui manusia, mereka ingin membasmi habis-habisan kalian! Baik, aku beri waktu sepuluh jepretan jari untuk pertimbangkan. Jangan tolak proposalku sembarangan! Jujur saja, di luar Kota Lucerne saat ini, ribuan kavaleri udara Bimon sudah siap tempur. Jika negosiasi gagal, yang menunggu kalian hanyalah Koktail Arang Pekat Motolov dan Qinliu'an! Terus terang, aku tidak ingin menyaksikan begitu banyak ras beradab punah di hadapanku, itu kemunduran peradaban, ejekan terbesar untuk Sang Pencipta!”
Setelah perkataan sampai di titik ini, apa lagi pilihan yang dimiliki Elf Jatuh ini?
Dalam waktu hanya sepuluh jari, memutuskan pilihan hidup atau mati seluruh komunitas, siapapun pemimpinnya pasti akan membuat keputusan yang sama - apalagi pilihan yang diberikan Tuan Tanah Feilengcui bukan hanya tidak memaksa, malah bisa dibilang sangat menguntungkan.
"Yang Mulia, hamba khawatir suatu hal. Sebelum proses imigrasi ke Benua Bonaparte selesai, manusia pasti sudah mengetahuinya. Bagaimana nanti?" Yang Mulia Raja Shankly mengangkat tangan dengan gugup: "Meski Yang Mulia tidak bertindak, mereka pasti akan menyerang duluan!"
"Barang-barang kalian jangan dibawa. Aku akan berusaha memindahkan kalian semua dalam lima hari tiga malam! Kalian tidak seperti Bimon yang hidup tersebar, populasi kalian terkonsentrasi di satu kota saja, ini sangat mempermudah pekerjaanku." Liu Zhenhan mengangkat alis dengan bangga: "Dulu mungkin aku tidak berani bicara besar, tapi beberapa waktu lalu aku mendapatkan harta karun dari Negeri Sutera Timur. Harta itu membantuku membuat sebaskom penuh cincin tujuh lapis emas!"
Liu Zhenhan sama sekali tidak membual. Dalam evakuasi Dunkerk yang termasyhur di Perang Dunia II, Inggris hanya menggunakan 861 kapal berbagai jenis dan berhasil memindahkan hampir 340.000 personel ke daratan Inggris dalam lima hari tiga malam. Lusern yang berpopulasi 3 juta, sembilan kali lipat pasukan Sekutu Inggris-Perancis di Dunkerk, ditambah 427 cincin tujuh lapis emas milik Lao Liu yang jauh lebih hebat dari 800 kapal lapuk di Dunkerk.
Elf memang ahli dalam pindah rumah. Selama ada Pohon Kehidupan dan Sumur Bulan Abadi, mereka bisa membangun kembali rumah di mana saja. Selama seluruh warga Lusern meninggalkan barang-barang tak penting, Lao Liu yakin lima hari tiga malam cukup untuk mundur ke Benua Bonaparte. Bagaimanapun juga, langit Lusern tidak dikejar-kejar Angkatan Udara Jerman yang menggempur pantat mereka!
Maka dimulailah Evakuasi Besar Lusern yang dirahasiakan dari seluruh Elf Aiqin dan Medusa Bonaparte pada hari itu juga. Di luar perkiraan Lao Liu, meski memiliki banyak fasilitas, pengiriman seluruh pasukan Lusern bersama Naga dari Kerajaan Laut Sampa ke Benua Bonaparte justru memakan waktu tujuh hari enam malam, lebih lama dari waktu yang dihabiskan Inggris dalam Evakuasi Dunkirk.
Harus diakui, waktu utama dalam evakuasi abad ini dihabiskan untuk verifikasi properti dan "penguapan" selama transportasi. Logam langka, kulit Monster, mutiara, batu permata, arang pekat, dan harta warisan yang dikumpulkan Elf Jatuh selama bertahun-tahun di dunia bawah tanah dan dasar laut - yang lolos dari pengawasan Feilengcui dalam migrasi sebelumnya - kali ini tak bisa dihindari. Melihat begitu banyak barang berharga, bendahara Fox yang serakah langsung memanipulasi situasi, sehingga terjadi perdebatan dan pertengkaran tak terhindarkan.
Makna mundurnya pasukan dari Lusern sangat berdampak luas. Selain membuat Liu Zhenhan dijuluki "Jagal Abad" pasca perang, aksi ini juga berhasil menancapkan paku di perbatasan Kerajaan Medusa Bonaparte. Berkat trik licik Lao Liu di kemudian hari, kaum Medusa Bonaparte akhirnya terpaksa bergabung kembali dengan Kerajaan Bimeng setelah perang.
Yang lebih penting, berkat aksi pengungsian besar-besaran ini, Kerajaan Bimeng tiba-tiba mendapat tambahan ribuan penyihir Elf dan ular. Pengaruhnya terhadap medan perang tak perlu diragukan lagi. Meski mereka mengecat rambut dan kulit dengan sari Wisteria seribu daun, dan meski Lusern benar-benar hangus terbakar, identitas asli para Penyihir Jatuh ini tak bisa disembunyikan lama dari manusia. Namun manusia yang dirugikan ini memilih diam tanpa berterus terang.
Pada 21 Oktober, setelah kavaleri udara Bimon menghujani Pasukan Gabungan Hai-Mu dengan bom udara arang pekat gratis dari manusia, bangsa laut dan iblis menjadi ciut nyali. Awalnya manusia bingung bagaimana tiba-tiba Bimon jadi begitu kaya, namun setelah merenung, semua menjadi jelas.
Menghadapi pemboman karpet Bimon yang tak kenal ampun, Maria High-Tree si Dukawati - panglima tertinggi Pasukan Gabungan Hai-Mu - akhirnya menyerah. Tak bisa memperkirakan sisa stok bom udara musuh, dia memilih mundur.
Ini merupakan pilihan yang memalukan dan tak terhindarkan. Bagaimanapun kemarahan elite Bangsa Laut dan penolakan mereka untuk mengakui kekalahan, kavaleri udara Bimon telah menjadi pasukan udara tak terkalahkan yang sementara tak bisa diatasi oleh militer laut. Terutama setelah pasukan udara Bimon menggunakan batu laser sebagai penanda koordinat vertikal dan menciptakan "pengeboman presisi horizontal", bahkan para penyihir Bangsa Laut kehilangan fungsi pertahanan udara mereka yang sebelumnya.
Maria Highwood si dukawati yang selalu hati-hati dan berpengalaman perang, tak tahan menanggung penghinaan terus-menerus tanpa bisa membalas. Setelah memimpin sisa pasukan Bangsa Laut yang porak-poranda mundur ke lautan utara, ia segera bunuh diri untuk menebus kesalahan. Mungkin merasa tak pantas menghadapi rakyatnya, sebelum mengakhiri nyawa, ia khusus menutupi wajahnya dengan cadar sutra hasil RAMAS dari Benua Aigean.
Malangnya 300.000-an infanteri Mouran. Kehilangan perlindungan pasukan Bangsa Laut dan persediaan logistik, mereka terpaksa mundur kalang-kabut ke Gurun Pasir Taklamakan di barat laut Shabak, menghadapi benteng tak tertembus dan prajurit Bimon yang garang.
Pasukan Bimon bahkan tak sudi mengejar. Menghadapi gurun mengerikan, berapa prajurit Mouran yang kekurangan makanan dan air bisa menempuh ribuan li untuk kembali ke kampung halaman tempat kurma gurun berbuah lebat?
Tak ada yang menyangka dalam "Pertempuran Nasib Lima Ras", korban pertama bukanlah Elf Jatuh melainkan orang-orang Mouran.
Elit Bimon sangat puas dengan hasil ini. Semua tahu Shaman Divine Comedy selalu mengandalkan otot ketimbang otak dalam berperang, sehingga hasil sempurna ini justru menambah rasa penasaran dan antusiasme.
Langkah ini berhasil mengatasi satu-satunya pasukan agresor di Padang Rumput Donau dengan memanfaatkan kekuatan lawan. Dalam keadaan normal, manusia mustahil akan memberikan bantuan arang pekat sebanyak ini ke Kerajaan Bimeng.
Langkah ini juga membersihkan Elf Jatuh yang berpihak ganda, menghindarkan perebutan kekuasaan yang mungkin terjadi nanti terkait kedaulatan atas Donau.
Langkah ini sekaligus membalas kerugian diam-diam yang dialami Shaman Divine Comedy dari manusia selama "Pertempuran Dewata Bintang Salib Selatan".
Langkah ini juga menyisakan masalah untuk Medusa. Masalah ini masih remeh sekarang, tapi jika Medusa terus menuntut kemerdekaan, ini akan menjadi pisau yang tertancap di jantungnya.
Langkah ini menjadi peringatan keras bagi semua agresor terang-terangan maupun diam-diam. Baik Bangsa Laut maupun Bangsa Iblis, melalui pertempuran ini, pasti akan mempertanyakan stok bom udara Bimon.
“Taktik ini juga membawa lebih dari seribu penyihir untuk Bimon. Meskipun sihir dekaden tidak sebagus sihir asli yang Berbual B, tapi obat yang bisa menyembuhkan nanah tetaplah obat yang baik. Memiliki seribu penyihir tambahan jelas lebih menyenangkan daripada tetap lajang - Dengan keberanian luar biasa Shaman Divine Comedy, dalam Pertahanan Feilengcui, pertempuran dengan jumlah korban musuh terbanyak hanya menewaskan sekitar 400 lebih pasukan musuh. Jumlah ini bisa dicapai dengan sihir area luas level tinggi hanya dalam dua atau tiga kali tembakan.”
“Yang paling utama, semua efek strategis ini tercapai tanpa Bimon mengeluarkan satu koin pun, benar-benar tipuan kosong.”
“Richard, bagaimana kamu bisa memikirkan cara seperti ini? Langkah ini terlalu brilian!” Raja Sal yang menyebut diri sebagai Jenderal Cerdik Nomor Satu Bimon harus mengakui bahwa kombinasi Shaman Divine Comedy dalam memanfaatkan pisau orang lain, mencuri langit dan mengganti matahari, menyusup diam-diam ke Chencang, serta membeli hati rakyat ini merupakan contoh pertempuran klasik yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tak akan terulang lagi dalam sejarah Bimon.
“Pemikiranku sederhana—Laozi tidak mau menjadi bidak catur Rundstedt! Jika masalah ini bukan karena Rundstedt, tanpa ragu aku akan membakar Kota Lucerne menjadi debu!” Penjelasan Liu Zhenhan sama sekali tidak mencerminkan kebijaksanaan atau strategi: “Karena aku tidak berniat melaksanakan rencana pemusnahan Lucerne, harus ada cara untuk tidak meninggalkan Elf Jatuh sekaligus membuat mereka bertahan hidup—Evakuasi Besar Lucerne tercipta dalam kondisi ini. Aku tidak sengaja berperan sebagai santo, apalagi sengaja membuat pedangku tumpul demi cahaya humanisme!”
Kebenaran ini hanya diungkapkan pada Sang Raja. Terhadap Elf Jatuh, Lao Liu menyatakan: “Aku tetap Penjaga Malam, pejalan bumi Dewi Ross. Meski sebelumnya ada konflik, jika kubunuh kalian sampai habis, bagaimana aku menghadapi berkah Ratu Laba-laba?”
Saat mengucapkan ini, Lao Liu sendiri merasa takjub akan keajaiban takdir. Sebagai pejalan bumi Dewa Perang sekaligus Ratu Laba-laba, dua status abdi dewa ini justru menyelamatkan dua ras di saat kritis. Disengaja atau tidak, dari sudut ini, Kampas dan Ross memang memiliki pandangan yang unik.
“Dulu kami masih meragukan, tapi kini jelas Ratu Laba-laba Rose memiliki mata yang tajam.” Elf Malam bergumam penuh kekaguman.
Bab 675 Dua Lawan Satu (Akhir)
Jika bukan karena perang lain pada tanggal 21 Oktober, ketika pasukan udara Bimon mengusir 1,4 juta pasukan gabungan "Hai-Mu" menggunakan "Koktail Arang Pekat Molotov" dalam jumlah yang mencengangkan, ini pasti akan menjadi pencapaian nomor wahid yang pernah diraih pasukan Aiqin sejak pecahnya Perang Darat-Laut.
Sayangnya, pertempuran besar lain yang terjadi pada hari yang sama memiliki skala yang jauh lebih epik dibandingkan kampanye udara-ke-darat di Ibu Kota Bimon. Dengan pertempuran legendaris yang mendominasi sorotan ini, serangan udara Shabak yang awalnya bersinar gemilang akhirnya memudar menjadi sekadar latar belakang bunga merah.
Pertempuran yang oleh ahli strategi masa depan dijuluki sebagai pertempuran pencerahan senjata energi generasi baru, buku teks klasik kombinasi udara-darat, dan perang super yang mengguncang tradisi sihir ini sepenuhnya direncanakan dan dieksekusi oleh Rundstedt sendiri. Benua Aigean sama sekali tidak menerima bocoran informasi sebelumnya, sampai tiba-tiba semuanya terungkap bagai ayam jantan berkokok menyambut fajar, membuat seluruh dunia terkejut.
Sebenarnya aliansi Aiqin tidak terlalu berharap banyak pada Meishuai dan Legiun Unta Terbang-nya yang berada di belakang garis musuh. Bagaimanapun Rundstedt bukan penduduk asli Aiqin, tak ada yang berharap dia akan mempertaruhkan nyawa untuk benua ini. Apalagi jumlah pasukan Unta Terbang jelas lebih kecil dibanding pasukan garnisun bangsa laut. Dalam situasi dimana Bimon dan manusia tidak bisa mengirim bantuan efektif, siapapun yang berada di posisi Rundstedt pasti akan memilih menyimpan kekuatan.
Hal ini termasuk Liu Zhenhan tidak terkecuali. Meskipun ia memiliki keyakinan hampir mistis terhadap kemampuan komando Rundstedt, namun terhadap Legiun Unta Terbang yang bisa meraih prestasi seberapa besar dalam waktu singkat, ia juga tidak terlalu berfantasi.
Pasukan gerilya tetaplah pasukan gerilya. Kekuatan militer yang berfokus pada pengacauan ini, bagaimanapun propaganda politik menambahkan emas dan memperindahnya, paling-paling hanya berperan sebagai tongkat pengaduk tai.
Ingatlah Jenderal Su Yu, ahli taktik pertama Tiongkok Baru yang memimpin Pasukan Keempat Baru dalam perang gerilya di wilayah timur Tiongkok. Selama Perang Anti-Jepang, "Pertempuran Cheqiao" yang paling produktif hanya berhasil menghapuskan 460 tentara Jepang. Sebaliknya, lihatlah jumlah musuh yang dieliminasi oleh pasukan Nasionalis dalam Pertempuran Taierzhuang, Pertempuran Changsha, Pertempuran Hengyang, atau Pertahanan Nanjing yang memilukan - mudah terlihat bahwa perang gerilya takkan pernah menjadi kekuatan utama penentu nasib. Yang benar-benar memutuskan takdir, tetap harus mengandalkan pertempuran skala besar untuk meraih kemenangan mutlak.
Struktur Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui sebenarnya sangat cocok untuk perang gerilya. Tapi Lao Liu sama sekali tidak pernah berniat melakukannya - mengumpulkan kekuatan seluruh kerajaan melalui formasi teleportasi sihir dan berhadapan langsung dengan musuh adalah prinsip utama taktik tempurnya. Melalui ujian pertempuran nyata, strateginya bisa dibilang tepat. Dari 3 juta pasukan gabungan Hai-Mu yang mendarat di Danube, dalam waktu kurang dari tiga bulan semuanya tewas dibantai Bimon atau diusir kembali ke laut. Jika membandingkan jumlah pasukan musuh dengan total populasi Kerajaan Bimeng, bahkan orang paling skeptis pun harus mengakui bahwa perang gerilya tidak akan menghasilkan prestasi gemilang seperti ini!
Jumlah pasukan yang dimiliki Rundstedt tidak bisa dibilang sedikit, tapi juga tidak banyak. Liu Zhenhan tidak percaya dia akan mengambil risiko memprovokasi bangsa laut dengan menciptakan situasi gemilang di wilayah timur Aiqin - soal kemampuan itu satu hal, tapi apakah dia akan melakukannya adalah hal lain.
Tapi...
Memang tidak bisa menilai Rundstedt dengan logika biasa.
Sejak berhasil bertahan, legiun gerilya di belakang garis musuh yang berbasis kavaleri unta di bawah komandonya terus menerus berani menyerang kota-kota dengan pasukan penjagaan bangsa laut yang lemah. Yang tidak diketahui publik, operasi penetrasi terdalam Pasukan Unta Terbang pernah mencatat rekor gemilang: menempuh 700 li dalam sehari semalam dan menghancurkan empat kota sekaligus - ini jelas tindakan pasukan reguler utama, bukan gerilyawan!
Rahasia ini tidak diketahui manusia maupun Bimon. Mereka mengira Rundstedt sekarang pasti sibuk mengkonsolidasi kekuatan dan menunggu waktu yang tepat.
Bangsa laut juga bertanya-tanya dari mana pasukan ini muncul. Rundstedt yang cerdik telah mengecat semua unta Chesang dengan berbagai warna kusam saat memasuki wilayah pendudukan musuh, sementara pasukan berkuda Mulan juga mengubah pakaian mereka untuk tidak mencolok.
Detail-detail kecil yang tidak mencolok inilah yang membingungkan bangsa laut. Sejujurnya, pemberontakan sipil dan pasukan pembebasan di Aiqin timur terus bermunculan, dan bangsa laut dengan sumber intelijen terbatas tidak mungkin menyelidiki satu per satu.
Seiring dengan semakin kokohnya pijakan, area operasi Legiun Unta Terbang pun mulai meluas ke segala penjuru. Pasukan kavaleri ringan yang menggantungkan tengkorak sebagai lonceng pada hewan tunggangannya ini tiba-tiba berubah menjadi pasukan garang bagai harimau. Mereka bergerak gesit seperti angin, menyerang lalu menghilang, tanpa pernah meninggalkan tawanan.
Rakyat manusia di Aiqin timur secara sukarela menjadi mata bagi Pasukan Unta Terbang, memberikan informasi tentang pasukan cadangan bangsa laut. Ini membuat strategi belakang musuh Rundstedt menjadi seperti ikan dalam air. Dibandingkan dengan mereka, pasukan pemberontak manusia lain di Aiqin timur terlihat seperti wanita lemah gemulai.
Dalam operasi lintas-masuk yang berlangsung hampir dua bulan lebih, Rundstedt nyaris dengan kecepatan kilat membangun basisnya di sekitar Puncak Pedang bagian timur Karimdo, mengusir pasukan penjaga Bangsa Laut dalam radius 200 li, mengonsolidasi dan mereorganisasi sejumlah besar prajurit sipil serta pasukan tidak teratur, sehingga kekuatan militernya membengkak drastis seperti balon hingga melebihi 250 ribu personel.
Segala hal memiliki dua sisi. Seiring dengan membengkaknya kekuatan Legiun Unta Terbang, mereka segera menarik perhatian intensif dari legiun penjaga Bangsa Laut.
Pasukan penjaga Bangsa Laut pernah merancang beberapa formasi kantong, berusaha memancing musuh keluar untuk menghancurkan Legiun Unta Terbang yang menjengkelkan ini sekaligus. Namun strategi dan jebakan mereka tampaknya tak berpengaruh pada Rundstedt. Pasukan kavaleri ringan ini tetap muncul dan menghilang secara misterius sambil menjelajahi kota-kota di timur Aiqin, di mana pun mereka berada, hanya meninggalkan mayat tanpa kepala dan genangan darah.
Pasukan penjaga Bangsa Laut juga menggunakan taktik kejam dengan menyebarkan proklamasi perang ke mana-mana, secara resmi memperingatkan Legiun Unta Terbang: jika sejumlah pasukan penjaga Bangsa Laut di suatu wilayah terbunuh oleh mereka, penduduk manusia setempat harus menanggung konsekuensi sepuluh kali lipat.
Sistem "tanggung renteng" yang dulu digunakan untuk menghadapi pasukan perlawanan manusia lain di wilayah timur Aiqin, meski tidak selalu berhasil, setidaknya memberikan hasil. Namun taktik ini sama sekali tidak mempan terhadap Legiun Unta Terbang. Rundstedt tetap melancarkan serangan ke mana-mana, bahkan membalas dengan memasang pengumuman "Surat Terbuka untuk Bangsa Laut" yang mengecam kebodohan metode pasukan penjaga Bangsa Laut:
Pertama: Tindakan seperti ini sangat merendahkan kehormatan dan harga diri prajurit.
Kedua: Dengan berbuat demikian, kalian justru memaksa rakyat biasa yang pengecut untuk mengambil risiko bergabung dengan pasukan kami melawan kalian. Ini sama saja memberi bantuan tidak langsung pada musuh!
Ketiga: Di setiap kota yang kami serang, penduduk pasti akan memilih mengungsi meninggalkan rumah akibat tekanan sistem tanggung renteng. Pengungsi tak berpenghasilan ini akan menciptakan gejolak sosial yang merusak fondasi pemerintahan kalian – lebih banyak ruginya daripada untungnya.
Keempat: Kami beri nasihat – bunuh semua manusia sekarang juga untuk mengakhiri masalah, atau jangan bunuh sama sekali dan gunakan pendekatan lunak. Kebijakan represif tak teratur seperti sekarang ini tindakan idiot! Ini tidak akan membuat manusia tunduk, malah menghambat pemerintahan kalian sendiri. Sejarah membuktikan: satu-satunya cara menguasai wilayah sepenuhnya adalah pemusnahan ras. Renungkanlah! Bagaimana dulu manusia menggantikan Bimon menjadi penguasa Aiqin!
"Kelima: Untuk benar-benar menyelesaikan masalah, kalian harus mencari atau menciptakan momen pertempuran penentuan dengan pasukan kami, bukan menambal kebocoran di sana-sini. Mobilitas kalian tidak cocok untuk pekerjaan kasar semacam ini."
Saat menyaksikan langsung "Surat Terbuka untuk Bangsa Laut" ini, Panglima Tertinggi Legiun Penjaga Bangsa Laut Jenderal Shalongbasi merasakan perasaan tertawa getir dan kesedihan yang mendalam. Setengah hidupnya dihabiskan di medan tempur, ini pertama kalinya ia melihat musuh yang bisa mengajukan beberapa saran konstruktif dari sudut pandang mereka sendiri. Seluruh surat tidak mengandung ancaman, namun setiap kata menghembuskan hawa dingin yang khas.
"Seperti apa sebenarnya panglima Legiun Unta Terbang ini?" Dengan intuisi alami seorang veteran perang, Jenderal Shalongbasi dengan tajam menangkap kesulitan dan keunikan lawannya.
Mengingat situasi di wilayah pendudukan belakang yang semakin membara seperti api menyambar sekam, kedua Kaisar Laut yang sedang berusaha merekrut Naga Laut dan Udang Plain juga secara khusus mengeluarkan dekrit yang mencela keras ketidakmampuan Jenderal Shalongbasi yang berkedudukan di Aiqin Timur, serta memerintahkannya untuk segera membereskan pasukan kavaleri ringan di belakang garis musuh ini dan menstabilkan situasi di belakang pasukan utama.
Sebagai panglima tertinggi Legiun Bangsa Laut yang bertugas di Aiqin Timur, Jenderal Shalongbasi bukanlah sosok yang bodoh dan tidak kompeten. Sebaliknya, pria yang dijuluki "Jenderal Cerdik" di Alexius ini adalah seorang ahli strategi militer brilian yang sangat bijaksana dan memiliki kesadaran tinggi.
Jenderal Shalombas dapat memahami kemarahan dahsyat dua Kaisar Laut. Kemajuan pertempuran yang tidak mulus telah mengubah deklarasi pra-perang Bangsa laut "menghancurkan Aiqin dalam tiga bulan" menjadi bahan tertawaan internasional. Dengan kekuatan dua negara maritim besar, jika diperlukan perang gesek bertahun-tahun untuk menaklukkan ras darat yang selalu dihina Bangsa laut, ini akan menjadi aib yang tak terhapuskan bahkan dengan seluruh air Xiya! Namun di tengah rasa malu itu, Jenderal Shalombas menyadari fakta pahit - pasukan Bangsa Laut yang meninggalkan lautan adalah pasukan cacat kaki dengan banyak kelemahan laten, kelemahan geografis akibat perubahan lingkungan yang tak mungkin diperbaiki!
Bangsa laut tidak memiliki pasukan kavaleri darat yang benar-benar efektif. Dari segi mobilitas saja, mereka sudah tak mampu menyaingi Legiun Unta Terbang. Bantuan untuk sekutu, pengejaran, jebakan pengepungan - semua tak mungkin tanpa mobilitas!
Kualitas persenjataan Bangsa Laut biasa-biasa saja, sementara Pasukan Unta Terbang memiliki senjata tingkat atas yang sangat tajam. Saat prajurit Bangsa Laut bertarung dengan mereka, seringkali tubuh dan senjata mereka terbelah dua bagian!
Yang lebih parah, 1.000.000 pasukan penjaga Bangsa Laut saat ini harus mempertahankan area pertahanan seluas 1,8 juta kilometer persegi. Wilayah luas ini sangat memperkecil konsentrasi jumlah pasukan di tangan Jenderal Shalombas, secara langsung menyebabkan setiap kota yang diserang Legiun Unta Terbang hanya dipertahankan oleh pasukan penjaga Bangsa Laut yang jumlahnya sedikit.
Masyarakat biasa yang hidup di wilayah luas ini bukanlah orang-orang yang baik hati. Mereka adalah 20 juta manusia yang menyimpan permusuhan kuat terhadap Bangsa Laut!
Struktur sosial dan kondisi geografis yang berbahaya seperti mulut gunung berapi ini membuat Jenderal Shalongbasi sejak awal menjabat telah merekomendasikan keras kepada markas besar: Hanya dengan segera membunuh semua manusia di wilayah pendudukan dan menggantinya dengan imigran laut dalam jumlah besar, barulah dapat mencapai stabilisasi garis belakang - hal ini sejalan dengan "Surat Terbuka untuk Bangsa Laut" karya Rundstedt.
Namun perkembangan perang di front depan terus mengalami kemacetan. Staf pengecut di markas besar takut memicu tekad mati-matian 20 juta manusia di wilayah pendudukan. Mereka sengaja mengabaikan proposal bijak Jenderal Shalongbasi dan menundanya untuk sementara.
Menghadapi berbagai masalah rumit yang tersisa, awalnya Jenderal Shalongbasi berusaha meyakinkan dua Raja Laut: Mampukah memindahkan 1 juta pasukan cadangan dari dasar laut untuk memperkuat wilayah pendudukan di garis belakang? Pertama-tama gunakan keunggulan jumlah pasukan untuk bergerak langkah demi langkah, membentuk formasi tong besi guna menghentikan memburuknya situasi. Perlahan-lahan persempit ruang gerak Pasukan Unta Terbang hingga dapat menghabisi semuanya.
Taktik konservatif seperti merebus katak dengan air hangat ini jelas tidak disukai oleh dua Kaisar Laut. Tekanan logistik Bangsa Laut saat ini sudah sangat besar, menambah satu juta pasukan sebenarnya tidak sulit, yang sulit adalah masalah garam – terdengar memang agak absurd, dalam perang besar yang melibatkan lebih dari sepuluh juta pasukan, pasukan Bangsa Laut yang perkasa tidak kekurangan makanan atau pakaian, justru hanya kekurangan garam!
Namun fakta tetaplah fakta. Sekuat apapun pahlawan besi, tiga hari tidak makan garam pasti limbung saat berjalan. Saat ini, dua daerah penghasil garam utama di Aiqin – sumur dan tambang garam di bagian barat Dataran Carimodo serta Hutan Garam Florrendo di Padang Rumput Donau – semuanya belum berhasil direbut oleh pasukan Bangsa Laut. Kesalahan strategis kecil ini kini membesar tak terkendali, membuat pasukan besar di dunia bawah laut yang sudah siap tempur hanya bisa berpangku tangan.
Sebuah pepatah dari perajin Goblin kuno sangat tepat menggambarkan kecanggungan Bangsa Laut saat ini – "Bahkan mekanisme gir sebesar dan serumit apapun, bisa macet karena satu sekrup yang masuk."
Jenderal Salombas bukan Dewata. Ia juga tak bisa memecahkan masalah garam yang paling merepotkan saat ini untuk meringankan beban dua Kaisar Laut. Karena itu, ia hanya bisa mengajukan permohonan agar markas besar memberikan lebih banyak bantuan kepada pasukan yang ditugaskan bertahan. Mengingat wilayah seluas 1,8 juta kilometer persegi, sungguh terlalu berat bagi satu juta infanteri untuk sekaligus menjaga seluruh daerah dan memusnahkan pemberontakan pembebasan yang bermunculan bak jamur di musim hujan.
Permintaannya mendapat tanggapan. Dua Raja Laut setelah mempertimbangkan matang-matang, akhirnya mengalokasikan 500.000 prajurit dan 2.000 peramal badai dari pasukan utama untuk membantu memusnahkan Pasukan Unta Terbang secepatnya.
Dengan modal yang cukup tersisa, Jenderal Sharonbath dengan tegas meninggalkan banyak kota manusia, mengonsolidasikan pasukan besar berniat menghadapi Legiun Unta Terbang dengan keunggulan jumlah pasukan dalam Pertempuran Penentuan, untuk menghapuskan kekuatan Melawan paling berpengaruh di timur Aiqin sekaligus memadamkan gelombang restorasi yang terus bermunculan.
Sasaran utama serangan Yang Mulia Jenderal adalah "Puncak Pedang", benteng utama Legiun Unta Terbang di medan tempur bergaris langit. Sebagai penyerang, harus melewati lembah sepanjang 10+ li dan selebar empat kereta baru bisa memasuki area pegunungan terbuka. Dengan jumlah pasukan terbatas, menguasai benteng alam ini ibarat mimpi di siang bolong.
Jenderal Sharonbath mengerahkan 800.000 pasukan - kekuatan maksimal setelah dikurangi pasukan penjaga minimum. Untuk memusnahkan Legiun Unta Terbang, beliau siap mengorbankan nyawa sebagai jalan darah. Asal bisa menuntaskan dalam satu gebrakan, setidaknya selama setengah tahun timur Aiqin takkan muncul pemberontakan besar. Kerugian tertentu memang tak terhindarkan.
Staf Bangsa Laut sangat mengagumi rencana operasi Yang Mulia Jenderal. Setelah mempelajari peta medan di sekitar "Gunung Pedang Terbang", banyak perwira senior berpendapat panglima Pasukan Unta Terbang telah melakukan kesalahan - gunung ini terletak di wilayah Kadipaten Santo Maudan dengan kontur tanah yang sangat datar. Jika pasukan Bangsa Laut berhasil menembus "Garis Langit", itu sama saja dengan mengurung Pasukan Unta Terbang di jalan buntu.
Namun alasan musuh membangun basis di sini bisa dipahami. Kadipaten Santo Maudan bahkan seluruh wilayah Karimdo memang merupakan daerah dataran. Membangun sarang pertahanan di pegunungan dengan penghalang alam, jelas lebih strategis daripada mendirikan kemah di dataran terbuka tanpa perlindungan.
Baik Bimon maupun manusia sama sekali tidak mengetahui bahwa Bangsa Laut sedang mengerahkan pasukan besar untuk melancarkan operasi pemberantasan sistematis terhadap Legiun Unta Terbang. Yang satu sibuk menangani Elf Jatuh Lusern, sementara lainnya fokus memproduksi arang pekat dan melatih angkatan udara. Tak satu pun yang memperhatikan intelijen terkait hal ini sebelumnya.
Persiapan intensif memakan waktu sekitar setengah bulan bagi Bangsa laut. Dengan dimulainya operasi militer, Jenderal Sharun Bash merasa puas menemukan bahwa konsep taktiknya berhasil meraih pembuka terbaik. Dalam perencanaannya, menghadapi operasi pengepungan dan pengejaran sistematis oleh pasukan besar laut, Legiun Unta Terbang hanya memiliki dua pilihan: Pertama, meninggalkan basis mereka dan melakukan perang gerilya. Kedua, bertahan mati-matian di lembah Garis Langit "Pucuk Pedang" sebagai perlawanan terakhir. Jika memilih opsi pertama, Jenderal Sharun Bash justru menginginkan hal tersebut - pasukan gerilya tanpa basis akan kesulitan mendapat ruang pemulihan di Dataran Carimodo. Dengan strategi ini, ia yakin bisa membasmi habis-habisan mereka dalam tiga bulan.
Jika Legiun Unta Terbang memilih opsi kedua yaitu taktik bertahan mati, itu justru lebih diidamkan Jenderal. Meski medan "Pucuk Pedang" strategis, perang defensif bukan bergantung pada taktik melainkan konsumsi logistik dan nyawa manusia. Dibandingkan kekayaan Bangsa laut, Legiun yang terkepung di jalan buntu ini meski awalnya meraih kemenangan, akan semakin kelelahan dalam perang atrisi hingga akhirnya ambruk di bawah tekanan pasukan laut. Pasukan ini bukan negara seperti Bimon - warisan sekuat apapun tetap terbatas.
Pilihan Rundstedt membuat Jenderal Shalombas melihat secercah cahaya fajar untuk menyelesaikan masalah sekali dan untuk selamanya. Setelah bergulat selama beberapa hari dengan pasukan laut yang terus mendesak, Legiun Unta Terbang secara bertahap mundur ke basis "Pedesaan Pedang Tajam" di Kadipaten Santo Maudan. Meskipun 100.000 kavaleri unta berwarna-warni berhasil menerobos sebelum lingkaran pengepungan bangsa laut terbentuk, namun 160-170 ribu prajurit manusia masih terjebak di dalam basis pegunungan oleh pasukan Bangsa Laut.
Jenderal Shalombas sangat puas dengan hasil ini, yang hampir persis sesuai dengan rencananya. Ini menunjukkan bahwa lawan telah terpaksa masuk ke dalam ritme perang pasukan Bangsa Laut. Selanjutnya, begitu Garis Langit ditembus dan pasukan manusia di pegunungan dihancurkan, Legiun Unta Terbang akan kehilangan satu lengan. Adapun kavaleri ringan aneh itu, tanpa basis mereka hanyalah anjing terlantar yang bisa dibereskan kapan saja!
Tanggal 21 Oktober siang hari. Sebelum kavaleri udara Bimon melancarkan serangan besar-besaran terhadap pasukan gabungan Hai-Mu, Pertempuran Pedang Tajam sudah membuka tirai dengan mayat berhamburan.
Sekitar 200.000 prajurit Bangsa Laut membentuk formasi ular panjang, masuk beriringan ke lembah Garis Langit.
Lebih dari 100.000 prajurit manusia dari Legiun Unta Terbang bertahan mati-matian dari puncak tebing lembah, menggunakan busur silang, balok kayu, batu guling, minyak mendidih dan alat pertahanan lainnya dengan keunggulan posisi tinggi.
Pasukan Bangsa Laut meski membawa banyak busur silang berat dan panah hasil rampasan dari manusia, terpaksa tak bisa mengembangkan formasi dan menghindari medan lembah ular. Ditambah kurang terampil menggunakannya, senjata-senjata itu tak banyak membantu. Tujuh kali serangan berturut-turut dipukul mundur. Hanya dalam dua jam, tiga jenderal tewas.
"Jenderal, bukankah petugas komunikasi bilang perang juga meletus di Shabak? Entah bagaimana situasi sekarang?" Staf intelijen Bangsa Laut mengabaikan korban mereka sendiri, malah mengobrol dengan Jenderal Shalombas tentang hal tak penting.
"Urusan kita apa? Bimon cuma segitu orangnya, bisa apa terhadap pasukan gabungan Hai-Mu? Fokus ke diri sendiri itu jalan terbaik. Makanya kusuruh petugas komunikasi jangan ganggu aku."
"Hehe, urusan kita sendiri gampang. Legiun Unta Terbang jelas sudah tamat."
"Jangan muluk!" Jenderal Shalombas merengut. Ingin menghardik staf itu, tapi tiba-tiba gagal menahan ekspresi. Sudut bibirnya mengembang senyum sombong yang sama.
Kesombongan Jenderal Shalombas dan staf Bangsa Laut yang saling bertepuk punggung memang punya alasan meyakinkan. Setelah dua jam pengamatan intensif, mereka menemukan informasi penting: Peralatan pertahanan Legiun Unta Terbang semuanya produk multibangsa!
Belum lagi busur silang berat yang dipasang di puncak kedua sisi lembah oleh Legiun Unta Terbang - modelnya saja ada lebih dari lima belas jenis!
Tidak diragukan lagi, Legiun Unta Terbang memang memberikan pukulan dahsyat pada pasukan inti Bangsa Laut. Perlengkapan pertahanan mereka sangat memadai, organisasi teratur rapi, daya tembak yang berkesinambungan. Namun di mata perwira senior Bangsa Laut, semua keunggulan ini justru merupakan pertanda jelas akan datangnya kehancuran!
Sejak dimulainya Perang Darat-Laut, para perwira berpengalaman Bangsa Laut hanya perlu melihat lintasan panah dan mendengar frekuensi tembusan busur silang untuk mengetahui negara Aiqin mana yang memproduksinya. Perlengkapan campur-aduk Legiun Unta Terbang tak mungkin lolos dari pengamatan mereka!
Bangsa Laut tidak mengetahui bahwa Rundstedt menukar resep arang pekat dengan bantuan militer besar-besaran dari berbagai negara manusia. Maka Jenderal Salombar dan stafnya dengan yakin beranggapan bahwa perlengkapan pertahanan campur-aduk ini hanyalah peralatan seadanya yang dibawa para prajurit tidak resmi manusia ke Legiun Unta Terbang.
Dari sudut pandang pertempuran nyata, pasukan dengan persenjataan campur-aduk pasti akan membawa beban menghancurkan pada tenaga logistik mereka sendiri. Pasukan seperti ini adalah kekuatan bersenjata paling amatir, paling-paling hanya bisa bersaudara dengan perampok yang menduduki gunung. Daya tahan tempur tentara reguler sama sekali tidak layak mereka miliki!
"Sebuah analogi sederhana bisa menjelaskan kebenaran pernyataan ini - setiap negara memiliki standar panah khusus untuk busur silang mereka. Misalnya, anak panah sepanjang dua meter dengan diameter 25 cm dan mata panah berbentuk sekop yang digunakan 'ballista' Kerajaan Bimeng, bagaimana mungkin dipasang di 'Busur Kumbang Suci' Kekaisaran St. Jose atau 'Busur Paus Pantai' Kekaisaran Pompeii?"
"Dengan berbagai model busur silang berat dari berbagai negara yang dimiliki Legiun Unta Terbang, mampukah departemen logistik mereka menyediakan SDM dan sumber daya material untuk memproduksi berbagai jenis anak panah khusus?"
"Jawabannya tentu TIDAK MUNGKIN!"
"Panah termasuk persediaan militer yang relatif lambang habis. Barang habis pakai seperti batu guling, kayu penumbuk, dan minyak mendidih biasanya lebih cepat terkuras. Semakin liar Legiun Unta Terbang sekarang, semakin cepat persediaan militer mereka menipis. Nanti lihat saja dengan apa mereka menghadangi charge prajurit Bangsa Laut!"
"Apa artinya beberapa kematian bagi Bangsa Laut? Pasukan tumbal memang diciptakan untuk jadi garda depan!"
"Empat jam. Menurut perkiraanku, stok panah mereka paling hanya bertahan dua jam lagi."
"Lembah ini terisolasi. Pasti ada batasan untuk stok persenjataan dan kapasitas produksi mereka!"
"Saya yakin, manusia dan Bimon pasti memberikan bantuan militer tertentu kepada pasukan gerilya di belakang garis musuh ini!"
“Namun dalam situasi benua saat ini, manusia dan Bimon mustahil bisa sebegitu altruis hingga mengerahkan seluruh sumber daya. Jadi potensi perang Legiun Unta Terbang akan segera tahu batas!”
Jenderal Shalombas memandang jauh ke puncak lembah, wajah tegasnya akhirnya menampakkan senyum kemenangan.
Sejujurnya, Yang Mulia Jenderal merasa saling menghargai dengan panglima Pasukan Unta Terbang. Murni mengandalkan kekuatan alih-alih taktik untuk mengalahkan lawan ini membuat Jenderal Siren merasa agak frustasi dan menyesal. Dari serangkaian pertempuran sebelumnya, panglima Legiun Unta Terbang ini memiliki bakat taktik yang luar biasa. Yang Mulia Jenderal agak bingung, mengapa komandan militer sehebat ini malah dikirim ke belakang garis musuh untuk melakukan perang gerilya. Dengan kemampuannya, seharusnya dia memimpin pasukan besar untuk berhadapan langsung dengan Bangsa Laut di front utama.
“Ini ketidakberuntunganmu, tapi keberuntungan bagi Bangsa Laut kami.” Jenderal Shalombas bergumam seolah berbicara sendiri: “Lawan sekaliber Richard, satu saja sudah cukup.”
“Jenderal bijaksana!” Staf yang cerdik tentu tahu ini saatnya mengeluarkan pujian.
Pertempuran berlanjut selama dua jam lagi. Kayu pemukul dan busur silang Legiun Unta Terbang mulai banyak yang macet. Namun setiap kali pasukan Bangsa Laut memanfaatkan momentum untuk melancarkan serangan besar, mereka selalu membalas dengan gelombang serangan sepadat hujan.
“Teruskan perintahku, luncurkan serangan frontal sekali lagi. Dosis Pil Pemberani ditingkatkan dua kali lipat, tim pengawas pertempuran bergerak, pengundur diri langsung dieksekusi!” Jenderal Shalongbasi tersenyum sinis: “Baru sekarang Legiun Unta Terbang ingin menghemat persediaan, tidakkah ini terlalu terlambat!”
Seperti diduga, dengan serbuan nekat 20.000 pasukan berani mati, busur silang Legiun Unta Terbang di puncak gunung hanya bertahan sesaat sebelum melemah. Namun gelombang serangan pasukan Bangsa Laut ini masih gagal menembus lembah Garis Langit. Prajurit Legiun Unta Terbang melemparkan bola-bola api kenari yang menyala hebat. Bola api ini meledak saat menghantam tanah, memiliki daya rekat kuat. Banyak prajurit Bangsa Laut yang terkena bara api menjerit-jerit sambil menggaruk luka bakar sebelum ambruk.
Minyak mendidih yang sebelumnya ditumpahkan di lembah kini terbakar besar-besaran. Satu regu 10.000 orang yang menyusul menjadi korban sia-sia dalam Lautan Api.
“Bagus! Senjata pamungkas akhirnya muncul!” Alis Jenderal Shalongbasi berkedut, terkesima dengan keganasan bola api kenari: “Perintahkan kelompok infanteri berat kura-kura laut untuk siapkan perisai! Begitu api padam, tutupi kepala dan serbu! Ingat, kali ini tangkap tawanan - aku harus interogasi soal bola api tadi!”
“Jenderal, musuh sudah kehabisan siasat. Pasukan serangan utama baru saja mengirim kabar...” Seorang staf ular laut mengangkat Kotak Tulang di tangannya. Sejak Bangsa Iblis menyediakan alat ini untuk pasukan Bangsa Laut, komunikasi medan perang mencapai tingkat yang tak terbayangkan: “...Legiun Unta Terbang membangun dinding batu di ujung lembah. Sebagian kecil prajurit kita sudah mendekati dinding setinggi dua meter ini! Tampaknya charge berikutnya akan menentukan kemenangan!”
“Berapa korban kita sejauh ini?”
“Sudah sekitar 150.000. Medan Garis Langit di sini terlalu kejam. Area terbuka sepanjang lebih dari sepuluh li ini membuat prajurit kita terus-menerus diserang dari titik tinggi. Baru saja api...”
“Kita masih meremehkan Legiun Unta Terbang ini. Bantuan manusia dan Bimon bagi mereka, sejujurnya, sudah jauh melampaui batas bawah psikologisku.” Jenderal Sarumbashi mengayunkan lengannya: “Perintahkan semua peramal badai bergabung dengan formasi prajurit kura-kura. Jika serangan berikutnya gagal merebut lembah ini, seumur hidupku tak pantas memimpin pasukan lagi!”
“Jenderal, apakah perlu menyisakan beberapa peramal badai sebagai cadangan? Legiun Unta Terbang juga memiliki angkatan udara!”
“Berapa sebenarnya jumlah angkatan udara mereka?”
“Ini... Sistem intelijen kita belum bisa memastikan. Angka yang dilaporkan sangat bervariasi. Ada yang menyebut puluhan, ada juga yang bilang ribuan.”
“Bangsat, dasar sekawanan pemakan pasir laut! Ribuan angkatan udara? Seluruh angkatan udara di Benua Aigean digabung pun cuma ribuan. Menurutmu pasukan kecil gerilya di belakang garis musuh ini akan dilengkapi ribuan angkatan udara? Informasi asal-asulan dari sistem intelijen yang menangkap angin dan menangkap bayangan itu berani-berainya diserahkan ke departemen staf kalian?” Jenderal Shalongbasi mengayunkan lengan dengan gerakan heroik: “Jangan bertele-tele lagi! Begitu api berhenti, pertempuran penentu kemenangan akan dimulai. Kerahkan semua peramal badai, selesaikan secepat mungkin! Di sini masih ada lebih dari dua ratus Siren, angkatan udara musuh pasti bisa kuhadapi!”
Begitu perintah turun, para Ahli Sihir Pencabik Badai yang selama ini belum dikerahkan mulai berkumpul. Sesuai instruksi, mereka dibagi-bagi ke dalam formasi infanteri berat kura-kura laut.
Secara teknis, Jenderal Shalongbasi tidak melakukan kesalahan. Berdasarkan logika, selain Feilengcui dan Lusern, mustahil ada angkatan udara berjumlah lebih dari dua ratus di Benua Aigean. Dua ratus Siren seharusnya cukup.
Siapa sangka Rundstedt menukar arang pekat ke seluruh dunia untuk mendapatkan angkatan udara? Kekaisaran Tang Zang, raksasa Timur pemilik Benua Sutra ini saja di Kota Helu saja ditempati lima ratus Ksatria Ibis. Rundstedt benar-benar tepat berdagang dengan mereka.
Siapa sangka permainan tipu muslihat Rundstedt begitu sempurna?
Bisa dikatakan, jika dinas intelijen Bangsa Laut tidak menyaksikan langsung formasi angkatan udara Legiun Unta Terbang, hanya mengandalkan kabar burung dan catatan anekdot yang tidak masuk akal, mereka sendiri pertama-tama tidak akan percaya klaim absurd tentang pasukan udara Legiun Unta Terbang yang berjumlah ribuan ini.
Jenderal Sharoonbas yang arogan sengaja menahan 3.000 peramal badai. Pertama, karena kekuatan magis benar-benar berharga dan tidak boleh ada sedikitpun kerugian. Kedua, dia bermaksud menyimpan pasukan cadangan kuat ini untuk menunjukkan kekuatan terakhirnya di saat genting guna mengukuhkan kemenangan.
Peramal badai adalah daya tembak jarak jauh yang unggul dalam pasukan Bangsa Laut. Prajurit tumbal Bangsa Laut yang sebelumnya menyerbu lembah Garis Langit, tanpa perlindungan kekuatan magis, bagaikan telanjang mengorbankan tubuh daging-darah mereka untuk mengukur jalur lembah ini. Kini setelah tubuh mereka berhasil menghabiskan senjata pertahanan Legiun Unta Terbang, barulah Jenderal Sharoonbas dengan santai mengerahkan senjata pamungkasnya. Ini menunjukkan betapi kejamnya veteran perang dalam menggunakan pasukan untuk meraih kemenangan.
Seiring api di lembah yang berangsur padam, kerang-kerang raksasa ditiup dengan suara "Hiks". Total 150.000 prajurit Bangsa Laut mengayunkan senjata, menggemuruhkan pekikan, menerjang Garis Langit seperti gelombang pasang.
Kombinasi sihir yang lama tak terlihat mulai menyerang prajurit Legiun Unta Terbang di puncak gunung. Situasi satu arah yang diharapkan tak terjadi. Tiga ribu peramal badai membentangkan sihir mereka ke sasaran, namun langsung lenyap bagai asap. Sebaliknya, Legiun Unta Terbang yang tak pernah menunjukkan kekuatan magis justru menurunkan awan api dari puncak gunung.
"Hei? Mereka punya penyihir juga?" Jenderal Shahron Bash terkejut bukan main. Ia juga tak menyangka pasukan yang beroperasi di belakang garis musuh ini dilengkapi pilar totem lagu perang—seharusnya peralatan anti-sihir tak boleh sebanyak ini. Tapi sampai tahap perang sekarang, kok rasanya pilar totem penghalang sihir ini seperti sayuran kubis yang bisa diperoleh semua kekuatan Aiqin?
Insiden kecil ini tak mengganggu mood sang jenderal. Perusak obsidian yang dipinjamkan Bangsa Iblis kepada Bangsa Laut memiliki struktur ketat. Dua ribu Ahli Sihir Pencabik Badai dari pasukan utama semuanya dilengkapi perusak obsidian. Awalnya Jenderal Shahron Bash mengira tak perlu mengerahkan pasukan tamu ini, tapi kini situasi berubah. Tentu mereka harus dimanfaatkan.
"Jenderal, Ratu memerintahkan agar Anda segera mengalokasikan sekelompok ahli listrik untuk mendukung Dukawati Tinggi Shabak." Seorang petugas komunikasi yang berkeringat deras bergegas mendekat. Sebelum sempat menyelesaikan laporannya, Jenderal Shalongbasi langsung memotong dengan kalimat "Jun di medan perang boleh menolak perintah istana". Petugas komunikasi Makula hendak menambahkan sesuatu, namun tertegun oleh sorot mata mengerikan sang jenderal yang membuatnya menelan kembali kata-kata itu ke dalam perut.
Dalam situasi pertempuran, kepatuhan mutlak adalah harga mati. Setiap tindakan pembangkangan perintah akan berakhir dengan kepala dipenggal. Petugas komunikasi itu sama sekali tidak ingin kehilangan otaknya hanya karena bicara sembarangan.
Di lembah Garis Langit yang bergema oleh pekik perang, Legiun Unta Terbang yang semula lesu tiba-tiba bangkit seperti hidup kembali seiring masuknya seluruh pasukan Bangsa Laut ke dalam jebakan. Hujan panah bagaikan gerombolan belalang, batu-batu berjatuhan layaknya badai, sementara bola-bola api kenari yang menggetarkan jiwa menghujani dari langit bagaikan butiran es.
"Kami terjebak?" Jenderal Shalongbasi melesat ke udara dengan gagah. Dengan kaget bukan main, ia menyaksikan di tebing-tebing sebelah kanan-kiri gunung berkumpul prajurit manusia sebanyak semut, sedang berjuang mati-matian melemparkan berbagai benda. Di tanah kosong yang semula sepi, kini muncul tumpukan logistik menggunung entah dari mana.
Tapi tiga ribu peramal badai juga bukan orang sembarangan. Pasukan Unta Terbang yang sebelumnya tidak mengalami ancaman apapun mulai menanggung korban berat. Pilar totem lagu perang pun tak mampu melindungi dari serangan sihir gabungan intensitas tinggi!
"Jenderal! Pasukan pelopor kita telah mencapai dinding batu musuh yang dijaga banyak Prajurit Ganas yang sangat sulit dihadapi!" Seorang staf yang baru menerima laporan dari Kotak Tulang berteriak panik dengan suara serak ke Sharombas: "Musuh juga menggunakan bola es raksasa yang menggelinding ke prajurit kita. Entah bagaimana caranya, bola es itu menyala-nyala dengan api membara. Jenderal! Tanah di lembah sengaja diratakan musuh dengan kemiringan mengarah ke kita. Bola api es yang menggelinding itu membuat banyak prajurit tak bisa menghindar!"
Sebelum Jenderal Sharombas sempat menyusun strategi, adegan paling mengerikan terjadi.
Di tebing puncak lembah "Garis Langit" yang curam, sejak dulu telah berdiri empat batu angin raksasa sebesar bukit. Batu-batu raksasa yang bergoyang tertiup angin ini tampak berbahaya namun seolah berakar kuat. Batu angin serupa sebenarnya cukup umum ditemui di banyak pegunungan Aiqin, bukan hal yang aneh. Selama ini Bangsa laut tak pernah memperhatikan hal ini.
Tapi setelah serangan total terakhir dilancarkan, "batu angin" ini justru menjadi mimpi buruk Bangsa laut. 150.000 pasukan berbaris masuk ke lembah, namun empat "batu angin" di puncak gunung tiba-tiba menggelinding dengan suara gemuruh bagai halilintar dan longsor, jatuh menghantam kerumunan padat di "Garis Langit".
"Pong! Pong! Pong! Pong!"
Dentuman bentrokan "batu angin" yang mengguncang bumi membuat langit dan bumi gemetar, sekaligus menenggelamkan suara mengerikan tubuh daging-darah yang dihantam menjadi bubuk daging.
Mustahil menghindari awan hitam "batu angin" yang menindih itu. "Garis Langit" yang lurus bagai gang sempit dipadati prajurit Bangsa laut, sama sekali tak ada ruang untuk manuver.
Mengalahkan "batu angin" juga takkan bisa. Peramal badai saja tak sempat bereaksi, bahkan jika tiga ribu lebih penyihir menyerang bersama, mustahil melawan batu raksasa sebesar bukit itu.
Empat "batu angin" menjepit kepala dan ekor, mengurung pasukan inti Bangsa laut dalam "Garis Langit" sepanjang 10 li. Yang jadi korban hancur lebur memang sedikit, tapi sisanya terperangkap maju tak bisa mundur tersekat, hidup-hidup dikalengkan bagai sarden.
Mimpi buruk yang mengerikan seperti busur berantai, muncul satu demi satu. Saat Batu Angin jatuh, sejumlah besar mata air seperti aliran sungai mengalir deras menuruni lereng lembah dengan suara "braak-braak". Seperti dilaporkan mendesak oleh staf Bangsa Laut kepada Jenderal Shalombas, tanah di lembah Garis Langit ini sengaja dibentuk oleh Legiun Unta Terbang sehingga membentuk kemiringan yang selaras dengan rute serangan Bangsa Laut. Baik aliran air maupun bola es yang dapat terbakar, semuanya bisa menggelinding turun dengan mudah.
Kemiringan lereng sendiri bukan masalah besar. Yang utama adalah air yang dituangkan Legiun Unta Terbang mengandung bau menyengat yang membuat mata perih dan hidung tersiksa. Para prajurit Bangsa Laut yang selama ini berkuasa di Benua Aigean sangat paham aroma ini - ini adalah bau minuman keras, minuman keras dengan aroma yang luar biasa kuat! Api biru yang menyebar cepat di sekitar kaki mereka membuktikan dugaan mereka benar. Lautan api yang menyala oleh alkohol berkonsentrasi tinggi yang mengalir deras, bahkan hujan deras yang dipanggil darurat oleh peramal badai pun tak mampu memadamkannya!
Ini adalah bencana yang sungguh mengerikan!
Ini adalah pemandangan lautan api neraka!
Dari 150.000 prajurit Bangsa Laut yang memasuki "Garis Langit", kurang dari 5.000 orang berhasil meloloskan diri. Mereka bahkan belum sempat melihat wajah Rundstedt, sudah terpanggang massal di krematorium raksasa seperti arang berinti alkohol.
Namun pertempuran belum berakhir. Sebaliknya, ini baru pembukaan yang mengguncang jiwa.
Karena Jenderal Shalonbas mengirim semua Ahli Sihir Pencabik Badai sebagai pasukan cadangan ke medan perang, lebih dari 3.000 pasukan unta terbang yang muncul kemudian di langit seolah-olah memasuki wilayah tanpa perlawanan. Lebih dari 200 Siren menghadapi lawan yang lebih mematikan daripada pendeta - pemanah ahli Elf Emas!
Pasukan laut masih memiliki kekuatan 500.000 tentara. Secara logika, meskipun pasukan unta terbang mencapai jumlah yang mencengangkan 3.000, tetap sulit untuk memainkan peran besar dalam pertempuran.
Tapi segala sesuatu selalu ada pengecualian. Kavaleri udara Bimon bisa menggunakan 115 ton arang pekat yang diperoleh Liu Zhenhan dari kecurangan pada manusia, menggunakan "Koktail Molotov" untuk menghancurkan pasukan gabungan Hai-Mu hingga porak-poranda. Rundstedt yang terlihat sendirian pun mampu membuat pasukan cadangan bangsa laut menderita kehinaan dengan pasukan intinya.
Kavaleri udara unta terbang tidak menggunakan lembing untuk serangan ke darat. Yang mereka jatuhkan adalah "Labu Ayunan" raksasa!
Buah tanaman ini merupakan produk khas liar dari daerah pegunungan Pedang Sakti. Bentuknya mirip labu Li Tieguai, penduduk lokal biasa memakai labu muda sebagai sayuran, labu tua dijadikan akuarium atau dipotong dua sebagai ayunan bayi, sehingga dinamakan demikian.
"Labu Ayunan" yang bisa dijadikan akuarium tentu memiliki kapasitas air yang besar. Semua labu yang dijatuhkan angkatan udara Rundstedt itu terisi penuh alkohol konsentrasi tinggi, dengan sumbu kapas natrium di mulut labu. Begitu menyentuh tanah, labu-labu itu meledak "braak", menyebarkan hujan api berbentuk payung raksasa. Api yang menempel di kulit ini tetap menyala meski korban berguling-guling di tanah.
Seandainya ada yang merekam aksi pengeboman pasukan unta terbang dengan bola kristal Di Wei, lalu membandingkannya dengan kavaleri udara Bimon yang terus-menerus "bertelur" di langit Shabak bagai kawanan burung, pasti akan terlihat kemiripan mencolok antara dua peristiwa di lokasi berbeda ini!
Nasib sial menimpa pasukan laut pimpinan Jenderal Salumbas. Karena khawatir 100.000 pasukan unta terbang yang lolos sebelumnya akan balik menyerang, 500.000 prajurit bangsa laut di luar lembah membentuk sepuluh "formasi infanteri Spartakus" sempurna - formasi legendaris dengan kerapatan setengah kepalan tangan antar barisan, khusus dirancang untuk melawan kavaleri.
Lebih dari 3.000 pasukan unta terbang melakukan sepuluh gelombang serangan, menjatuhkan 30.000 lebih "Labu Ayunan". Konsekuensi mengerikannya: 500.000 pasukan Bangsa Laut di luar lembah berubah jadi kacang panggang dalam api. Formasi rapat mereka membuat "bom alkohol" dari langit mencapai radius mematikan optimal. Kombinasi ledakan dan kobaran api ini menciptakan pemandangan yang sungguh memilukan.
Yang paling sial adalah, para prajurit bangsa laut ini terlalu terlatih. Mereka hanya berdiri bodoh seperti itu menerima pukulan - ini hasil latihan bertahun-tahun. Bagaimanapun juga, musuh imajiner formasi infanteri adalah gelombang pasukan kavaleri seperti longsoran salju. Tanpa disiplin dan keberanian tertentu, bagaimana mungkin menghadapi serbuan kavaleri secara langsung?
Para perwira Bangsa laut tak pernah membayangkan akan menghadapi serangan udara sehebat ini. Mereka juga tidak tahu harus berbuat apa menghadapi pemboman skala ini. Serangan menyeluruh yang bahkan tak tertandingi oleh gelombang sihir ini membuat otak mereka kosong sama sekali. Dalam situasi seperti ini, bukan hanya tidak ada Ahli Sihir Pencabik Badai yang membantu, bahkan jika ada, takkan mampu melawan angkatan udara Unta Terbang yang berada di ketinggian aman - ini benar-benar situasi tanpa pilihan.
Ketika sepuluh "formasi Spartakus" akhirnya tercerai-berai akibat amukan api dan ledakan, 100.000 kavaleri unta yang sebelumnya berhasil menerobos muncul tepat waktu di garis cakrawala. Para Mage Gurun hanya melakukan satu kali serangan kelompok terpusat terhadap pasukan Bangsa Laut yang berantakan seperti kawanan bebek. Pisau melengkung Mulan yang mengilap itu baru saja mencicipi sedikit darah, namun sudah menentukan situasi sepenuhnya - begitu kelompok infanteri kacau balau, menghadapi hantaman dan injakan kavaleri yang sudah bersiap-siap, mereka lebih tak berdaya daripada domba yang berhadapan dengan serigala buas.
Dalam pertempuran ini, pasukan Bangsa Laut berjumlah 800.000 personel. 300.000 di antaranya terkuras di Lembah Garis Langit, sementara 500.000 personel lainnya dikejar-kejar sejauh ratus li oleh 100.000 kavaleri unta dan 3.000 pasukan udara hingga benar-benar tercerai-berai.
Setelah malam tiba, petani manusia dari empat desa dan delapan kota keluar untuk menghajar "anjing yang jatuh ke air", membuat pasukan Bangsa Laut yang sudah kocar-kacir ini mengalami malapetaka lagi. Dalam keadaan malu, panglima mereka Jenderal Shalombas berseru "Ya Tuhan musnahkan kami, ini bukan kesalahan strategi perang!" lalu menghunus pedang dan mengakhiri nyawanya sendiri.
Apa yang dikorbankan Legiun Unta Terbang?
Pengorbanan terbesar mereka adalah alkohol!
Jika kita menghitung satu "Yao Lan Hu" (labu ayunan) dapat menampung 40 pon alkohol konsentrasi tinggi, ditambah dengan alkohol yang tumpah dan terkonsumsi di Lembah Garis Langit, minimal Legiun Unta Terbang telah menggunakan 1.200 Ton alkohol konsentrasi tinggi dalam pertempuran ini!
Selain itu, konsumsi arang pekat, es yang dapat terbakar, dan logistik lainnya juga mencapai angka yang fantastis.
Rundstedt tidak hanya menunjukkan kemewahan gaya bertarungnya kepada dunia, tetapi juga memperlihatkan bakat luar biasa dalam menangkap dan menciptakan momentum perang. Dibandingkan dengan serangan udara sporadis ala "orang sok kaya" dari kavaleri udara Bimon yang tanpa perluasan hasil perang atau rencana lanjutan, Meishuai jelas telah menyusun proses dan langkah-langkah yang saling berkaitan erat untuk "Pertempuran Pedang Puncak" sejak awal.
"Mulai dari konsumsi energi akibat kebuntuan perang, mengacaukan formasi musuh, mengatur kavaleri untuk kemenangan mutlak, hingga koordinasi pengejaran. Pengaturan logistik, sistem pertahanan, dan penyempurnaan benteng. Sulit dipercaya, rencana militer sebesar ini ternyata diselesaikan sendiri oleh seorang komandan tanpa staf!"
Setelah 800.000 pasukan punah seluruhnya, situasi di Timur Aiqin pun kacau balau. Dalam sehari semalam, 17 kota di wilayah pendudukan musuh dilanda pemberontakan besar-besaran. Pasukan penjaga Bangsa Laut yang kekurangan personel terus menerus dihantam serangan berat.
Mendengar kabar ini, bukan hanya Bangsa Laut dan Bangsa Iblis yang linglung, bahkan manusia dan Bimon pun terkejut - Meski Rundstedt telah menukar formula arang pekat dengan persenjataan dari berbagai negara Aiqin, Kekaisaran Tang Zang, dan Kerajaan Dubin, tak ada satu negarapun yang memberinya alkohol berkonsentrasi tinggi sebanyak ini!
Bab Enam Ratus Tujuh Puluh Enam: Bertubuh Besar Punya Kebijaksanaan Besar
"Braak!"
Satu set perlengkapan teh keramik berhias emas ala Timur menjadi korban pengorbanan murka Yang Mulia Beckenbauer.
Ratu Siren di sampingnya bermuka muram, sayapnya merapat menutupi bahu mungilnya yang ramping. Tahi lalat hitam di sudut mulutnya berkedut hebat.
Para jenderal Bangsa Laut di dalam tenda kerang menundukkan kepala patuh, sepatuh burung puyuh yang ketakutan.
Dalam suasana yang membeku bagaikan granit, hanya tiga tamu dari jauh yang masih bisa menjaga ketenangan dan kewibawaan.
"Kepala Staf, kamu yang bicara!" Raja Laut Xiya menunjuk tajam seekor ular laut tua berjanggut putih: "Bagaimana cara melanjutkan perang ini? Kita bahkan tidak punya pasukan khusus untuk mengatasi angkatan udara musuh! Jika begini terus, lebih baik kita bersihkan pantat dan menunggu ditendang kembali ke dasar laut!"
"Yang Mulia, hamba bersalah..." Kepala Staf Ular Laut yang tua itu segera bersujud, mengetukkan kepala ke lantai.
"Aku tak peduli sebesar apa kesalahanmu! Sebelum kau mati, temukan cara untuk menyelesaikan ini!"
"Yang Mulia..." Kepala Staf Ular Laut menggigil: "...Saat ini satu-satunya cara mengatasi angkatan udara adalah dengan angkatan udara kita sendiri. Cara lain hanya solusi sementara. Tapi kita..."
"Hanya mengandalkan Siren kami?!" Ratu Chao Helan menggebrak meja keras: "Saat ini tak ada pasukan udara kedua yang bisa mengawal! Mengirim Siren langsung menghadapi musuh di udara sama dengan bunuh diri! Pernahkah kalian lihat penyihir bertarung telanjang dada?"
"Yang Mulia Ratu, hamba tidak bermaksud mengirim Siren sendirian!" Yang Mulia Beckenbauer menghela napas lemah, duduk lunglai sambil mengusap pelipisnya yang berdenyut-denyut. Matanya beralih ke para tamu: "Tuan-tuan tamu terhormat, adakah usulan brilian dari kalian?"
“Yang Mulia Raja Laut Xiya, bisakah saya bertanya terlebih dahulu, di mana letak kekurangan pasukan Bangsa Laut dibandingkan pasukan Aiqin saat ini?” Utusan Bangsa Iblis maju pertama kali, berbicara dengan Bahasa Umum Aiqin yang kaku: “Apakah hanya kelemahan di bidang angkatan udara?”
“Selain itu ada kavaleri dan penyerang jarak jauh. Kavaleri kami bisa menempuh ribuan li dalam sehari di laut, tapi tunggangan seperti Hiu Kepala Harimau takkan bisa dibawa ke darat. Ikan Layaran, Ikan Pedang, dan Tuna kami cukup untuk membuat semua pemanah Aiqin berlubang seperti saringan, tapi mereka juga tak bisa dibawa ke darat.” Kaisar Putri Duyung menghela napas lagi: “Utusan terhormat Bangsa Iblis, sebenarnya kami sedang mencari cara untuk menutupi kekurangan ini. Masalahnya, meski kami merebut banyak kuda perang dan panah kuat, dalam waktu singkat prajurit kami masih sulit menguasainya. Kami bukan ras darat, banyak prajurit masih mengalami ‘mabuk darat’!”
“Yang Mulia tak perlu rendah hati. Di hadapan jumlah pasukan Bangsa Laut yang begitu besar, semua kekurangan hanyalah penyakit kulit ringan.” Utusan Bangsa Iblis tersenyum: “Kavaleri bisa ditanggulangi dengan infanteri massal, jenis pasukan jarak jauh juga tak pernah menjadi penentu kemenangan dalam perang.”
"Masih ada satu masalah yang sulit dihindari." Ratu Siren menyela dengan dingin: "Setelah meninggalkan lautan, baik prajurit maupun peramal badai kami, kekuatan mereka menurun drastis - terutama yang terakhir! Dulu negara darat mana pun berani sembarangan melayarkan kapal melewati langit kami? Cukup satu peramal badai kami bisa memanggil gelombang raksasa untuk menghancurkan mereka! Sekarang tidak bisa lagi! Sekarang kami sama sekali tidak bisa memanggil ombak pasang!"
"Bisa dimaklumi, bahkan naga darat yang masuk ke laut belum tentu bisa berenang lebih cepat dari lumba-lumba. Ini karena faktor lingkungan yang saling bertolak belakang." Utusan Bangsa Iblis terus memuji-muji kekuatan Bangsa Laut: "Dengan ribuan peramal badai yang ada, serangan sihir masih bisa dijamin maksimal, lagipula manusia hanya memiliki seribu lebih penyihir saja."
"Lalu menurutmu bagaimana kami harus menyelesaikan masalah ini?" Kedua Raja Laut itu serentak menatap Utusan Bangsa Iblis.
"Bangsa Iblis kami juga termasuk ras darat. Bagi pasukan kami, masalah yang sedang dikhawatirkan oleh Yang Mulia dan pasukan Bangsa Laut justru merupakan keahlian utama kami!" Utusan itu tak menyembunyikan kesombongannya: "Yang Mulia Raja Lich dan Yang Mulia Bupati memerintahkanku datang kemari khusus untuk berdiskusi dengan Yang Mulia - kapan waktu yang paling tepat bagi Bangsa Iblis untuk mengirim pasukan membantu sekutu Bangsa Laut!"
“Kupikir bangsa laut tidak berhak membatasi rencana militer bangsa iblis.” Yang Mulia Beckenbauer tersenyum: “Debu zaman takkan sanggup menampung kemurahan hati kalian, lautan pun tak terhitung jasa-jasamu. Dukungan sekutu bangsa iblis bagi kami sudah lebih dari cukup. Kapan pun kalian datang, sambutanku selalu terbuka lebar.”
“Tentu, semakin cepat semakin baik.” Ratu Chao Helan menambahkan dengan tulus: “Aku sudah sangat merindukan kedatangan sekutu bangsa iblis.”
“Lalu tentang pinjaman kura-kura naga berukir air...” Utusan iblis menghentikan ucapannya di tengah jalan.
“Setelah kalian tiba, permintaan kecil seperti ini tentu takkan kami pelit.” Ratu Siren tersenyum manis dengan pesona yang memikat.
Utusan iblis tercengang sejenak, lalu membungkukkan badan sambil tersenyum lebar, mengucapkan selamat tinggal dengan penuh hormat kepada kedua kaisar laut.
Saat melangkah keluar dari tenda kerang, utusan ini tak kuasa mengelus tanduk melingkar di kepalanya.
Tanduknya sudah basah oleh keringat dingin seperti uap. Sebagai anggota suku Horor, utusan iblis ini pertama kali merasakan rasa takut yang sesungguhnya - menghadapi dua penguasa laut yang mood-nya tak terprediksi ini, ia sadar dirinya sama sekali tak bisa membaca pikiran mereka dari awal hingga akhir.
“Para orang ini datang untuk memetik buah.” Setelah utusan bangsa iblis keluar, Kaisar Putri Duyung di dalam tenda segera mengejek niat sekutu mereka: “Hei! Dalam pertempuran Tebing Pedang, bom udara yang digunakan Angkatan Udara Aiqin pasti membuat mereka ngiler. Jika tebakanku benar, bangsa iblis pasti berencana membersihkan Aiqin dulu, mengambil teknologi pembuatan bom, lalu menggunakan angkatan udara dan bom mereka untuk menghantam kita kembali ke laut!”
“Memang kita tidak punya angkatan udara! Kekurangan lain bisa ditutupi, hanya angkatan udara yang tidak bisa!” Ratu Siren melirik penuh makna ke dua tamu di bawah singgasana: “Utusan bangsa iblis juga tidak asal bicara, di lautan kita memang jarang yang punya sayap!”
“Mereka terlalu muluk! Bom udara bukan hanya untuk angkatan udara!” Seorang Jenderal Hiu Iblis berkata kasar: “Dua Yang Mulia, asal kita kuasai teknologi bom, pilih prajurit bertubuh besar sebagai pengebom, di darat kita bisa mengalahkan lawan mana pun dalam sekali kontak!”
“Jenderal Solari. Teknologi bom tidak akan jatuh dari langit.” Kaisar Putri Duyung mengangkat kelopak mata, melirik sang jenderal: “Berani kau mencoba? Kekuatan Bimon terlalu kuat, tapi aku tidak percaya Legiun Gerilya Tebing Pedang juga tidak bisa kita ganggu!”
“Bersedia meringankan beban Sang Raja!” Jenderal Hiu Magis segera berlutut satu kaki: “Tapi… Yang Mulia, jika tujuan Anda hanya memperoleh teknologi pembuatan bom udara dari pasukan gerilya ini, tidak perlu mengerahkan pasukan besar. Menurutku… cukup kirim beberapa ahli saja!”
“Ahli? Kamu bicara mudah, Solari! Medan sekitar Puncak Pedang sangat berbahaya. Meski musuh adalah pasukan gerilya, persenjataan mereka lengkap seperti pasukan reguler! Ahli yang bisa terbang dengan kekuatan magis harus mencapai tingkat Archmagister. Berapa banyak ahli seperti itu di bangsa laut kita? Jika mereka ditarik untuk menyergap Puncak Pedang, bagaimana jika Bimon dan manusia tiba-tiba menyerang?” Ratu Siren tertawa sinis: “Jangan sekali-kali usulkan mengirim Siren! Jika tidak bisa menyediakan pengawalan, lupakan ide itu!”
“Tak disangka pahlawan lautan biru yang lahir dari samudera luas, ternyata tak mampu membentuk angkatan udara yang layak. Bahkan serangan udara skala kecil pun membuat mereka wajah muram.” Yang Mulia Beckenbauer menghela napas panjang. Wajahnya menunjukkan keputusasaan, kesepian, dan amarah akan kekalahan.
Mungkin istilah "samudera luas" dan "pahlawan lautan biru" terlalu menyakitkan, atau mungkin pernyataan menyedihkan sang Kaisar Putri Duyung memicu semangat kompetitif. Yang jelas, begitu kata-kata Beckenbauer terucap, segera terdengar dengusan keras penuh ejekan.
"Yang Mulia jika tidak bisa melakukannya, tak perlu melibatkan seluruh ras lautan kami untuk ikut malu!" Dari dua tamu yang berdiri di bawah tandu kerajaan, seorang pria kekar berkulit biru tak bisa menahan diri untuk maju, dengan sikap kasar dan angkuh menegur kekeliruan ucapan Kaisar Putri Duyung: "Apa ini cuma pasukan gerilya sembarangan? Bukan Kota Naga Aiqin! Aku sendiri yang akan pergi, menangkap pimpinan penjahat itu untuk kalian!"
Pria berkulit biru ini selain bertubuh kekar tak memiliki ciri mencolok lain. Dari tubuhnya sama sekali tak terasa ritme gelombang elemen, namun keberaniannya menunjukkan kesombongan di hadapan dua Kaisar Laut membuktikan statusnya pasti lebih dari sekadar penampilan luarnya.
"Anda sendiri yang turun tangan..." Kedua Kaisar Laut menarik napas tajam.
Akting amatir seperti ini terasa kaku di momen seperti sekarang. Mereka yang awas bisa melihat sorot mata kedua Yang Mulia yang tak bisa menyembunyikan kegembiraan licik - pria berkulit biru itu pasti tak melihatnya, karena selama ini sikapnya selalu angkuh.
“Tidak perlu banyak bicara lagi!” Kesombongan pria berkulit biru itu langsung berubah menjadi hak istimewa diplomatik yang wajar setelah mengungkapkan statusnya: “Jika aku seekor Naga laut biasa, hari ini pasti aku juga akan dipermalukan bersama kalian! Tapi setidaknya aku adalah Naga laut tingkat lima yang bisa melayang di daratan Aiqin tanpa perlu formasi pisah-air! Ingat baik-baik, hari ini aku tidak membantu kalian, tapi sedang memulihkan kejayaan ras lautan kita! Mana mungkin Bangsa laut yang terhormat sampai harus berkompromi dengan Bangsa iblis? Dulu nenek moyang kita membantai Naga-naga dari dunia iblis sampai mereka tidak berani mengangkat kumis melewati perbatasan! Sedangkan untuk makhluk rendahan darat ini, satu kukuku saja sudah cukup untuk menghancurkan mereka!”
……
Setelah Naga laut yang sangat nasionalis ini pergi, kedua Raja Laut dan semua jenderal saling pandang, lalu tertawa terbahak-bahak bersama.
“Menukar kristal dengan karya seni manusia ke Bangsa iblis memang strategi brilian. Kita berhasil membeli Naga laut tanpa mengeluarkan sepeser pun! Dulu kukira Naga laut terlalu sombong, rakus, dan kuat. Sekarang aku baru sadar mereka ternyata impulsif dan menggemaskan!” Tawa Ratu Siren bergema seperti wanita pemuas nafsu yang baru dipuaskan: “Total Angkatan Udara Aiqin hanya lima enam ribu personel. Jika Kota Naga Biru mengerahkan semua pasukan, pasti bisa menghancurkan Naga Aigean bersama sisa Angkatan Udara mereka!”
“Inilah yang disebut uang bisa menyuruh mayat hidup menggerakkan batu giling! Nanti kita bisa terus memprovokasi Naga Laut, beri tahu mereka bahwa dunia iblis penuh kristal. Bukankah bangsa naga paling suka harta berkilau? Serbu saja!” Yang Mulia Beckenbauer juga tertawa sambil menepuk tangan: "Pertempuran Pedang Terbang sebenarnya sangat membantu kita..."
“Kebijaksanaan Yang Mulia, dengan kehadiran 'Bintang Laut' Albertini, pastinya teknologi pembuatan bom udara bisa direbut untuk kita! Begitu kita tiru...” Kepala Staf Ular Laut di samping bersemangat menjilat ujung hidungnya berulang kali: “Inti perang tetap harus diselesaikan pasukan darat. Waktu untuk menghabisi lawan mungkin tak lama lagi. Memaksa bangsa iblis keluar lebih cepat, bahkan sejuta nyawa pun layak dikorbankan!”
Kaisar Putri Duyung menggerakkan tangan, memberi isyarat agar Kepala Staf yang berisik itu mundur sementara.
Setelah membersihkan tenggorokannya, Yang Mulia Beckenbauer mengangkat dagu, tersenyum manis memandang tamu terakhir yang berdiri di bawah podium.
Lelaki kurus tinggi ini memiliki delapan lengan, kepala runcing seperti biji zaitun, dengan dua kumis panjang menyentuh tanah.
Tongkat Dewa Laut dari kristal di tangannya dan jubah ritual indah dari rumput laut Good Time membuktikan statusnya sebagai rohaniwan. Gelombang elemen yang memancar dari tubuhnya secara gamblang menunjukkan kekuatan sejatinya.
“Aku mewakili Yang Mulia Pemimpin Agung, menyetujui kerja sama dengan kedua Yang Mulia.” Tamu ini mengangguk dingin, memberi hormat kepada kedua Kaisar Laut: “Biarkan kami Pulaien bersama seluruh bangsa laut, menyinari sudut-sudut gelap yang dipenuhi dewa palsu ini dengan kemuliaan Amphitrite dan Neptunus!”
※※※
“Mengapa hanya menyerahkan sari tumbuhan kepada kalian? Ini prinsip kerahasiaan!” Liu Zhenhan bertolak pinggang, berteriak samba meludahi seorang Medusa: “Apa kunci formula pembuatan arang pekat? Yaitu sari tumbuhan! Tanpa prosedur rahasia ketat, bagaimana jika musuh mencurinya? Batu bara dan air kan ada di mana-mana?”
“Kami bersedia menerima sari tumbuhan dari Yang Mulia, tapi setidaknya berikan resep tertulis untuk kami simpan!” Medusa itu membantah: “Ini bentuk ketulusan minimal dalam kerja sama!”
Setengah hari berdebat tak ada hasil, akhirnya Medusa itu mengancam: “Yang Mulia, jika terus menyimpan rahasia seperti ini, Kerajaan Medusa Bonaparte akan mencari kerajaan manusia lain untuk produksi arang pekat! Rasio proporsional 50-50, banyak kerajaan manusia yang berebut kerja sama dengan kami!”
“Bangsat! Selama ribuan tahun Hyjal, manusia mengusir Bimon dari Karimdo ke Danube. Mereka bahkan merebut Gunung Suci Hyjal, kalian malah mau kerja sama dengan pengkhianat Monyet ini?”
“Gunung Suci hilang di tangan kalian... bukan kami Kerajaan Medusa Bonaparte.”
“Benar benar benar! Bagaimana bisa aku lupa hal ini!” Liu Zhenhan mengangguk seperti baru tersadar, tanpa basa-basi langsung mengeluarkan formula arang pekat dan menyerahkannya dengan kedua tangan kepada Utusan Medusa. Sikapnya yang sopan dan sigar kontras dengan sikap bandel seperti permen karet sebelumnya, membuat sang utusan merinding.
“Maaf, kami harus meminta Tuan ikut ke Benua Bonaparte.” Utusan Medusa berkata dengan nekat: “Sebagai utusan Sang Raja, aku bertanggung jawab memverifikasi keaslian formula ini.”
Lao Liu layaknya penyewa di depan Zhou Bapi, mengangguk patuh sambil bergumam “harus harus” berulang kali.
Musim ini di Benua Bonaparte adalah masa liburan emas untuk wisata. Matahari bersinar terang, udara musim gugur segar dan cerah.
Di hamparan Dataran Neanderthal yang tak berujung ini, tak ada rumput liar gila seperti di Padang Rumput Donau. Hanya rerumputan permadani seperti zamrud dan hutan maple purba yang luas. Daun maple merah yang menyentuh langit bagai lautan api tak bertepi, mampu membakar semua gairah dalam pandangan mata seketika.
Para Medusa Bonaparte menggali lubang tanah persegi besar di tepi sungai kecil berhiaskan batu bulat warna-warni. Gerobak demi gerobak batu bara hitam legam diangkut dan ditumpahkan ke dalam lubang. Rakyat asli berbulu memegang garu kayu, dengan gesit meratakan tumpukan batu bara sebelum membuka saluran air untuk mengalirkan air sungai ke dalam lubang.
Utusan meninggalkan Liu Zhenhan di samping, lalu mengadakan rapat Pong dengan beberapa pemimpin tinggi. Tak lama kemudian, mereka menyuruh orang mengirimkan ikatan tanaman yang baru dipanen, neraca, gelas ukur, dan lumpang obat.
Arang pekat memiliki tiga resep formulasi. Formula paling sederhana hanya membutuhkan empat tanaman: Agrostemma githago, Gypsophila, Lunaria, dan Silene armeria. Dengan rasio sari 1 kuart, 2 pint, 3 ons, dan 4 dram, sari keempat tanaman ini ditambahkan 20 ton air dapat mengekstrak kandungan arang pekat yang setara dengan 10 ton batu bara.
Selain itu, sari tanaman seperti krokot triwarna, Commelina, Lithops, Lapidaria, Portulaca, Persicaria, bayam merah atau Kochia, bayam ungu, jengger ayam, Basella, Ageratum, Aster, Gentiana, dan Androsace yang diulek dan dicampur air dengan rasio tetap juga bisa dimurnikan menjadi arang pekat.
Eksperimen ini menghabiskan waktu lama bagi para Medusa. Terlihat jelas mereka sangat puas dengan hasil akhir. Daftar formula itu pun disimpan dengan hati-hati. Secara alami, Lao Liu juga mendapat banyak pujian dan sanjungan penuh rasa syukur.
"Saya perkirakan selanjutnya Medusa Bonaparte juga akan sama seperti tiga bangsa laut dunia iblis, dengan berbagai alasan, akan mengurangi jumlah bom udara yang disediakan untuk kita! Arang pekat adalah barang bagus, tak ada orang bodoh yang akan memberikannya gratis!" Setelah kembali ke Danube, Liu Zhenhan segera mengadakan rapat tingkat tinggi di Senat, mengingatkan semua tentang masalah kritis - baik bom terbang beracun maupun bom arang pekat yang digunakan kavaleri udara Bimon, karena kekurangan bahan baku utama, semuanya diproduksi massal oleh pihak lain.
Meskipun pemboman karpet pada 21 Oktober sangat membangkitkan semangat, manusia Aiqin takkan dua kali memberikan bantuan penuh bom udara ke Bimon.
"Yang Mulia, mengingat Elf Jatuh Lusern telah pindah ke Benua Bonaparte yang kaya batu bara, Baginda bisa meminta mereka memproduksinya!" Imam Agung Jubah Merah yang baru dilantik, Yang Mulia Dennis Bergkamp, berpikir sejenak lalu menggelengkan kepala: "Ah... senjata strategis kita terus bergantung pada produksi pihak lain memang bukan solusi. Menguasai sendiri adalah jalan terbaik."
"Maksud saya adalah mengerahkan semua kekuatan. Saya akan mengirim orang ke Benua Sangri dan Benua Chesang untuk mencari tambang batu bara. Kerajaan juga harus mengeluarkan maklumat pencarian orang berbakat. Asalkan ada yang bisa menciptakan bom udara militer yang bisa diproduksi massal, kami akan beri uang, status, reputasi - semuanya bisa diberikan!" Liu Zhenhan menjilat bibirnya: "Obisilachi! Cara ini terlalu mengandalkan keberuntungan. Baik mencari batu bara maupun merekrut orang berbakat, sulit memberi hasil dalam waktu singkat!"
"Semalaman aku tidak bisa tidur. Setelah dipikir-pikir, tetap tidak mengerti - dari mana Rundstedt mendapatkan begitu banyak alkohol berkonsentrasi tinggi? Meskipun dia melakukan banyak transaksi resep arang pekat dengan manusia, bukankah kura-kura berekor bintang di Benua Aigean tidak sebanyak itu? Baru berapa lama dia ke timur Aigean? Meski dia dapatkan seribu mutiara kura-kura berekor bintang dari manusia untuk merendam air bersih membuat alkohol, tetap tidak bisa menghasilkan jatah sebanyak itu!" Raja Sal di singgasana emas tersenyum getir: "Memalukan... Sebuah negara sebesar kita, ternyata kalah akal dari Rundstedt yang cuma seorang diri."
“Yang Mulia, tidak ada yang sulit dipahami. Seperti yang dikatakan Rundstedt, perang di masa depan adalah perang energi! Saat negara berperang, yang dipertaruhkan bukan lagi nyawa manusia tapi sumber daya!” Liu Zhenhan mengangkat bahu: “Kalah dari Rundstedt ya sudah, ini bukan hal memalukan! Dia pernah bilang padaku, kurcaci gurun di bawah komandonya pernah menemukan mata air alkohol alami di Gurun Taklimakan— hehe. Mata air ini berisi alkohol berkonsentrasi tinggi murni alami! Coba pikir, dia sudah lama di Lusern, pasti bisa dapat formasi teleportasi sihir! Makanya sekarang dia bisa semewah itu, satu pertempuran bisa menghabiskan ribuan ton alkohol! Feilengcui membuat alkohol dari mutiara kura-kura, dia langsung mengemas alkohol mentah. Cukup pekerjakan nenek-nenek dan anak-anak, hasilnya pasti luar biasa. Tidak Berbual B baru aneh!”
“Ada hal seperti ini?” Mata Raja Sal langsung menghijau.
Para tetua dan pendeta gempar.
Bercanda apa ini, mata air alkohol alami?
Bukankah ini sama dengan pangkalan bom udara yang tak pernah habis?
Dulu pasukan udara pengebom belum turun ke medan pertempuran ya sudahlah. Sekarang dengan adanya angkatan udara pengebom, bahkan orang tanpa pengetahuan militer pun bisa mencerna betapa mengerikannya nilai strategis mata air ini.
“RAMAS! Apa hak bajingan ini memiliki mata air alkohol alami!” Pangeran Kahn hampir tak sabar mengerahkan pasukan untuk menghancurkan Rundstedt.
"Mana mungkin semudah itu? Belum lagi lokasi mata air alkohol ini di sudut tersembunyi Gurun Pasir Taklamakan, bahkan jika kau bisa menemukan posisinya, apakah Rundstedt akan menyerahkannya begitu saja? Penjaga mata air mereka bisa meledakkan sumber alam ini kapan saja dengan melemparkan bara api!" Liu Zhenhan melotot ke Pangeran Lionheart: "Jangan berkhayal, Putri Kahn, merampas itu tidak realistis!"
"Lalu bagaimana? Batu bara Danube tidak ada, kabut racun Danube juga tidak, apalagi mata air alkohol alami! Bagaimana jika Medusa Bonaparte main trik, bukankah kita akan kehilangan sumber bom udara?" Pangeran Lionheart mulai gemetar membayangkannya, takut dirinya akan mengalami Transformasi Liar di tempat: "Jancuk! Masa harus mengandalkan labu minyak dan alkohol Yang Mulia saja?"
"Bagaimana kalau kita rampas saja Medusa Bonaparte, rebut semua tambang batu bara mereka? Tambang-tambang itu tidak akan terbakar meski dilempari bara api!" Seorang anggota pihak militer mengusulkan: "Lagi pula kaum ular pengkhianat ini sudah mengkhianati tanah air, tak perlu sungkan dengan mereka!"
"Kau pikir Medusa itu bukan main?" Sang Raja mengerutkan alisnya: "Jika ada yang merampas milikmu, apa kau tidak akan melawan mati-matian?"
"Apa itu Medusa? Satu Prajurit Rhein kita bisa mengalahkan seratus dari mereka!" Semakin percaya diri setelah memiliki Kereta perang batu, amarah Pangeran Lionheart membara: "Berani melawan, habisi mereka semua!"
“Benar! Di Padang Rumput Donau sekarang sudah tidak ada musuh kita, Kerajaan pasti bisa menarik pasukan besar-besaran untuk menyapu bersih Medusa. Elf Jatuh yang baru menerima kebaikan Yang Mulia pasti bersedia membantu kita!” Para jenderal kelompok radikal dengan cepat mengajukan rencana implementasi konkret yang ternyata mendapat dukungan banyak pihak, bahkan empat Kepala Suku Kun Ding yang bijaksana dan hati-hati mulai menunjukkan sorot mata penuh semangat.
Semua pandangan tertuju pada sosok Shaman Divine Comedy. Hanya perlu anggukan dari Yang Mulia, maka usulan ini akan disetujui dan dilaksanakan tanpa hambatan.
"Manfaatkan momen tenang dari ancaman luar, kirim pasukan untuk menghabisi Medusa dan rebut tambang batubara mereka?" Liu Zhenhan memandangi para Jenderal Bimon yang riuh dengan ekspresi ironis: "Apa otak kalian semua bermasalah?"
"Yang Mulia... Apa maksud... Maksud Anda?" Pangeran Kahn tertegun, senyum cerah yang sebelumnya menghiasi wajah banyak elit Bimon pun seketika membatu.
“Bangsat! Medusa bagaimanapun juga adalah saudara sebangsa kita, bukan musuh bebuyutan dari bangsa iblis yang punya permusuhan berdarah!” Teriakan Shaman Divine Comedy bagai badai menyapu ruang rapat gabungan Senat: “Kalian para bodoh berotot! Jika kalian membantai habis-habisan bangsa iblis, aku takkan protes. Tapi bagaimana teganya kalian menghunus pedang pembantaian pada saudara sendiri? Kesalahan Medusa, sebesar apapun, itu sudah terjadi ribuan tahun lalu! Sekarang mereka sudah mengerahkan semua pendeta untuk membantu pertempuran kita! Memang mereka agak pelit dan licik. Tapi apa ini alasan untuk membunuh mereka dan merebut tambang batubara mereka? Kita negara megah, tanpa sedikit pun toleransi pantas disebut negara megah apa?!”
Bentakan ini bagai membelah tulang ubun-ubun para jenderal, menuangkan satu ton air salju gletser yang tak mencair selama ribuan tahun. Elit Bimon yang tadi masih mengacungkan tangan dan menghasut untuk menghancurkan Bonaparte dengan kekerasan, kini serentak bisu.
Lao Liu bernapas huh-hah dengan dada bergelora. Dengan susah payah ia menahan diri untuk tidak mengangkat meja dan menepuk-tepuk kelompok radikal Bimon itu hingga rata seperti foto dalam bingkai.
"Mungkin dirinya setahun yang lalu, jika berdiri di ruang rapat hari ini, juga akan mendukung usulan prajurit kelompok muda radikal, bersama mengangkat tinju meneriakkan slogan orang nekat seperti penaklukan dengan kekerasan; tapi setelah mencapai posisi sekarang ini, satu ucapannya bisa menentukan hidup-mati ribuan orang, pandangan dan pikiran tentu tak bisa lagi sembrono dan mudah seperti dulu."
"Hah..." Setelah beberapa saat, Raja Sal di singgasana tertinggi yang sejak tadi diam akhirnya menghela napas panjang, tanpa sengaja menyingkap hakikat kejam masyarakat gelap ini: "Andai saja Benua Bonaparte yang kaya batu bara hanya ditempati Elf Jatuh, alangkah baiknya..."
"Inilah tujuan akhirku meminta diadakannya rapat Senat hari ini." Liu Zhenhan meneguk teh dingin dari gelasnya dengan suara gloop-gloop, meredakan amarah yang mengendap di dadanya, matanya menyapu para elit Bimon yang berekspresi berbeda: "Medusa Bonaparte harus ditaklukkan, ini prasyarat utama! Bangsa dan negara yang bersatu adalah yang tak bisa dihancurkan musuh manapun! Sejak awal sejarah peradaban, Bimon selalu berdiri di puncak dunia, baru belakangan ini tertinggal. Kini untuk mengejar lagi, perpecahan jelas mustahil, kita harus bersatu kembali! Tragedi terpedih di dunia adalah pertumpahan darah sesama! Dalam proses penaklukan Medusa Bonaparte ini, kita harus menghindari kekerasan. Karena itu gagasanku adalah - 'Jieqiu' Hyjal!"
Seluruh Senat sunyi senyap, jarum jatuh pun terdengar. Semua pandangan tertuju pada Lao Liu dengan tatapan bodoh, seolah sulit mempercayai apa yang terjadi.
"Jieqiu" adalah istilah dalam bahasa Bimon. Dari perspektif bahasa Han Lao Liu, ini berarti "upacara persembahan kepada langit dan bumi".
Bimon memiliki dua tanah suci Jieqiu: Pertama, Pegunungan Azeroth di Karimdo - tempat kaisar Bimon mempersembahkan korban kepada Dewata dan menampilkan kebajikan mereka, menunjukkan prestasi yang belum pernah dicapai sebelumnya. Kedua, Gunung Es Saint Marino di wilayah utara terjauh Aiqin - lokasi dimana jenderal legendaris Bimon kuno mengadakan upacara untuk Dewa Perang setelah menaklukkan wilayah biadab Aiqin, melambangkan ekspansi militer yang gemilang.
Karena "Jieqiu" ditujukan kepada alam semesta dan Kampas yang Maha Kuasa, maka kaisar, pejabat, bahkan opini internasional harus sepakat bahwa orang yang melakukan Jieqiu memiliki jasa besar bagi dunia. Tanpa intan yang cukup namun nekat mengerjakan pekerjaan keramik, harus siap mental dicatat dalam sejarah epos sebagai "Sang Tak Tahu Malu".
Sepanjang sejarah, hanya enam kaisar Bimon yang melakukan Jieqiu di Azeroth, dan satu jenderal yang melakukan Jieqiu di Saint Marino.
Dengan mempertimbangkan sejarah gemilang Bimon, mudah dipahami betapa tinggi dan tak terjangkaunya ambang untuk melaksanakan Jieqiu.
Meskipun esensi ritual Jieqiu tidak jauh berbeda dengan pelacur yang mendirikan gerbang kesucian, menghadapi dua prasyarat utama yaitu desas-desus publik dan prestasi yang diakui dunia, bahkan orang paling tak tahu malu pun akan mundur.
Rohaniwan belum pernah memiliki preseden Jieqiu. Adapun "Jieqiu" di Gunung Suci Hyjal, hal ini bahkan tak terbayangkan oleh seluruh Bimon!
Hyjal terlalu sakral dalam hati Bimon. Gunung yang dipahat dengan patung Dewa Perang utuh ini adalah kuil suci semua pengikut Kampas. Sulit dibayangkan prestasi seberapa luar biasa yang dibutuhkan untuk berhak menyembah nama Dewa Perang dan Sang Pencipta Semesta di Hyjal.
Kemuliaan Jieqiu tidak terbatas pada satu orang. Jika Shaman Divine Comedy melakukan Jieqiu di Hyjal, para bawahannya yang kompeten juga berhak menanam nama di Jalan Bintang Gunung Suci Hyjal, abadi untuk disembah generasi mendatang.
Ini benar-benar kehormatan "Berbual B" yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata!
Para pahlawan dan pengecut sepanjang masa telah mencurahkan darah dan tengkorak hanya untuk reputasi dikenang sepanjang masa atau dicemooh ribuan tahun. Namun mana yang bisa menyaingi kemasyhuran nama di Jalan Bintang Hyjal?
Ini setara dengan ritual pengangkatan dewa di dunia fana!
“Maksudku sebenarnya adalah mencemari ritual agung Jieqiu yang mulia ini.” Melihat semua orang terdiam bodoh, Liu Zhenhan tersenyum getir: “Jika semua setuju, aku akan segera mengeluarkan dekrit, memberitahu anggota yang bekerja di bawahku bahwa yang tidak mengambil kewarganegaraan Bimon tidak berhak ikut dalam ritual Jieqiu. Tidak berhak meninggalkan nama dan foto frame peta sihir mereka di Jalan Bintang!”
“Artinya, selama Kerajaan mempercepat pencabutan kebijakan kewarganegaraan ganda, Pendeta Medusa yang sedang bertugas di Istana Musim Panas demi bisa ikut dalam ritual Hyjal Jieqiu hanya perlu melepas Bonaparte dan bergabung dengan tanah air kita?” Raja Sal yang pertama menyadari: “Jika pendeta jatuh, Bimon juga akan runtuh! Richard, kau benar-benar menggunakan solusi tuntas untuk menarik kembali Medusa ke pasukan kita!”
Bagai lalat rumah yang menemukan makanan, ruang sidang Senat mendadak gemuruh, seluruh struktur kepemimpinan saling berbisik-bisik, debat sengit dengan cipratan air liur membentuk layar pelindung yang bisa membutakan mata.
Gagasan Shaman Divine Comedy ini benar-benar busuk sampai bernanah!
Begitu Kerajaan Bimeng membatalkan kewarganegaraan ganda, semua Bimon asing di dalam negeri harus mempertimbangkan kembali dan memilih status yang definitif. Menolak kewarganegaraan Bimon tidak masalah, tapi begitu mengakuinya, mereka hanya bisa patuh pada perintah kerajaan dan terikat hukum Bimon. Negara lain yang berani merekrut talenta harus mempertimbangkan reaksi Kerajaan Bimeng - singkatnya, ini adalah posisi moral tertinggi dalam status resmi. Pilihan ada pada kebebasan, tapi setelah status ditetapkan tak bisa diubah!
Menolak kehormatan Hyjal? Selama masih mengalir darah Bimon di pembuluh darahnya, mustahil!
Tak ada yang meragukan, jika Rencana Shaman Divine Comedy dijalankan, setelah ritual Hyjal dimulai, akankah masih tersisa pendeta di Kerajaan Medusa Bonaparte - negara Bimon tanpa pendeta, pantaskah disebut negara?
Bahkan bisa dikatakan, begitu dekret dikeluarkan, Raja Binatang Dobermann pun pasti berbondong-bondong bergabung dengan Kerajaan Bimeng - sebagai pengikut ajaran Shaman yang sama-sama memuja Dewa Perang, jika Raja Binatang Dobermann menolak kesempatan ini, sampai akhir zaman pun takkan pernah lagi mengalami upacara agung Hyjal!
Meski Aliansi Bordir saat ini tak ada yang mengabdi di bawah Shaman Divine Comedy, tapi jika kabar tentang Hyjal disebarkan lebih awal, bukan tak mungkin akan ada yang melakukan serbuan darurat untuk bergabung dengan Istana Musim Panas Dewa Perang Feilengcui.
Wajah Dennis Bergkamp, Imam Agung Jubah Merah yang baru dilantik, tiba-tiba berubah memelas. Sebagai pemimpin tertinggi kekuasaan gereja di dunia, ia merasa hidup sezaman dengan Richard adalah penderitaan terbesar dalam nestapa.
Mengesampingkan niat jahat yang penuh kelicikan, Shaman Divine Comedy Bimon sebenarnya sudah cukup memenuhi syarat untuk melakukan upacara Jieqiu di Hyjal.
Jika dia tidak memenuhi syarat, siapa lagi yang layak!
Prestasinya bagi Bimon bahkan seluruh Aiqin, mana bisa sekadar diungkapkan dengan kata "luar biasa"?
Berbicara secara menghina dewa, mungkin bahkan Kampas sendiri yang turun ke dunia dalam perwujudan eksistensi keilahian takkan sanggup mencapai apa yang telah dilakukannya!
Tentu saja, permintaan Jieqiu-nya akan lebih sempurna jika bisa ditunda sampai setelah mengalahkan Bangsa Laut dan Bangsa Iblis.
Setelah kebingungan awal dan debat sengit, elit Bimon dengan cepat menyatukan pendapat.
Senat, raja, dan Kuil menyetujui secara bulat upacara Jieqiu Shaman Divine Comedy ke Hyjal - perlu ditekankan, jika bukan karena upaya memisahkan dan mengambil kembali Medusa Bonaparte, apakah proposal ini bisa disetujui bulat hanya mayat hidup yang tahu - kelayakan Jieqiu Hyjal sama sekali bukan masalah apakah Liu Zhenhan memenuhi syarat, mengingat dia belum menjadi penguasa diktator yang ditakuti semua orang.
Bab 677 Hitung Mundur Pertempuran Penentuan (1)
Upacara Jieqiu saja sudah megah, apalagi Jieqiu ke Gunung Suci Hyjal?
Setelah rapat gabungan Senat disetujui, bukan hanya Lao Liu, seluruh Kerajaan Bimeng dari atas ke bawah menjadi kacau balau. Semua departemen administratif bagai mesin yang digeber full gas, sibuk mempersiapkan berbagai hal berantakan.
Selain mempersiapkan empat komponen utama: persembahan, upacara seremonial, pakaian resmi, dan pengawalan; penjara-penjara besar Bimon dan Inkuisisi juga harus menyiapkan pengampunan tahanan. Departemen ekonomi sibuk merancang rencana pembebasan pajak, menyiapkan hadiah untuk rakyat, serta merekrut koki ternama untuk menyusun menu pesta karnaval.
Para Dukun pun harus memeras otak mencari-cari pertanda baik melalui ramalan secepat mungkin, membuktikan bahwa Shaman Divine Comedy Jieqiu Haijiaer telah mendapat restu langit dan menyatukan hati rakyat.
Tapi bagaimana mungkin pertanda baik bisa ditemukan dengan mudah dalam waktu singkat?
Maka bermunculanlah laporan-laporan palsu: cahaya emas di puncak gunung bersalju Timur, suku pedalaman Selatan mempersembahkan tanaman ajaib, kura-kura pembawa hoki di Utara yang mengeluarkan mutiara, serta fenomena pasang-surut pasar properti di Barat - semua ini adalah rekayasa yang dipaksakan bahkan dipalsukan untuk membangun momentum besar bagi Liu Zhenhan dalam persiapan Jieqiu Haijiaer.
Secara resmi, tentu tidak bisa diakui bahwa ini permintaan sang Shaman Divine Comedy sendiri. Maka melalui "permohonan berdarah" Raja Sal, Empat Tetua Besar Quentin, dan Imam Agung Jubah Merah, Lao Liu menjalani prosedur tiga kali menolak sebelum akhirnya "dengan berat hati" menerima tugas Jieqiu.
Dengan diumumkannya penghapusan kewarganegaraan ganda oleh Kerajaan Bimeng, serta rencana Shaman Divine Comedy Bimon untuk melakukan ritual di Hyjal dimana bawahan yang bergabung dengan kewarganegaraan Bimon akan mendapat hak pemujaan abadi, berita ini menyebar ke seluruh Benua Aigean dalam semalam dan menggemparkan opini internasional.
Gelombang reaksi yang ditimbulkan jauh lebih liar dan tak terkendali dari perkiraan Liu Zhenhan maupun elit Bimon sebelumnya.
Dalam sejarah peradaban Aigean yang mencapai 10.000 tahun, Bimon telah menjadi penguasa benua selama 7-8 ribu tahun. Kedalaman akar budaya mereka sama sekali tak tertandingi ras lain. Justru karena inilah penduduk asli Aigean menyimpan iri hati mendalam terhadap ritual "Jieqiu" yang berlebihan ini. Mereka yang berani mengambil kesempatan tentu takkan melewatkannya.
Di bawah daya tarik Jalan Bintang Hyjal, Raja Binatang Dobermann dari Dubin dan Pendeta Medusa yang sama-sama menganut ajaran Shaman, semuanya tanpa terkecuali mendaftar untuk bergabung dengan Kerajaan Bimeng.
“Ini adalah ujian dari Dewa Perang Campas terhadap kesetiaan iman kita!” Entah apakah ini rumor yang sengaja disebarkan, yang pasti Raja Binatang Dobermann dan Pendeta Medusa juga mengatakannya. Meskipun ada oknum-oknum yang Berkata Ya tapi Hati Tidak, namun saat ini mereka yang tidak ikut arus pasti akan dikucilkan sebagai bid'ah oleh sesama pengikut Campas. Kata "murtad" terlalu berat, tak ada abdi Dewa Perang yang mau mempermainkan kepercayaannya.
Kekuatan magis yang ditunjukkan agama ini membuat para raja manusia kembali merasakan kepanikan. Meskipun konsep "kekuasaan kerajaan dianugerahkan dewa" sudah kuno, para penguasa menyaksikan langsung bagaimana Istana Musim Panas Dewa Perang hanya dengan satu Ubin Mahjong bergambar burung berhasil menyatukan pengikut dari berbagai ras dan negara. Daya panggil dan sentripetal semacam ini sungguh mengerikan!
Sambil gemetar, para raja manusia bertekad untuk nanti mengontrol ketat kepercayaan agama, membina faksi-faksi, menjaga keseimbangan. Mereka tak boleh membiarkan terulang situasi Bimon dimana politik dan agama menyatu.
Perkembangan berkelanjutan peristiwa ini terus menerus mengguncang imajinasi umat manusia. Di Feilengcui, kecuali ksatria naga Lampard dan biarawati kecil Jeanne d'Arc yang mempertahankan kewarganegaraan asli mereka, seluruh penduduk asing tanpa ragu mengalihkan status kewarganegaraan menjadi permanen Bimeng - faktanya, para penduduk asing ini sama sekali tidak memiliki kewarganegaraan kedua selain Bimeng.
Seperti peri bunga, Penjaga Pohon, putri duyung air tawar, Dui'jal, pengembara awan-lute...
Kelompok etnis minoritas Feilengcui ini sama seperti Bangsa Gypsi yang mengembara di Aiqin, sama sekali tidak pernah membangun negara berdaulat sendiri. Penyesuaian kebijakan kewarganegaraan oleh Kerajaan Bimeng sama sekali tidak mengganggu mereka. Lagipula saat pendataan ulang kependudukan, ras dan asal usul mereka tidak akan diubah menjadi Pigge, jadi apa yang tidak bisa diterima!
Sayangnya, kelompok penyihir manusia segera terpengaruh oleh pola pikir seperti ini.
Pasukan sihir manusia dengan komposisi kompleks ini tidak sepenuhnya terdiri dari manusia. Di dalamnya terdapat kurcaci, Elf, penyihir pengungsi yang negaranya telah dihancurkan Bangsa Laut, serta banyak oportunis yang tidak puas dengan kondisi saat ini dan ingin segera menanjak karir.
Yang lebih menyedihkan, Liu Zhenhan justru merupakan pemimpin tertinggi kelompok penyihir manusia secara - artinya, selama seorang penyihir bersedia berpindah kewarganegaraan ke Bimeng, dia berhak mendapatkan kualifikasi untuk tercatat di Jalan Bintang Hyjal.
Meskipun tidak semua penyihir gila akan ketenaran dan keuntungan, tidak ada satu pun di antara mereka yang cukup suci untuk menganggap popularitas seperti tinja——sebuah eksperimen sihir paling sederhana pun memakan biaya ratusan koin emas. Jika para penyihir benar-benar acuh tak acuh terhadap ketenaran dan bersikeras tidak bergantung pada kekuatan besar, dari mana mereka mendapatkan dana untuk melanjutkan penelitian sihir? Apakah dengan menjual ginjal?
Bahkan Master Puskash yang legendaris pun, dulunya harus mendaftarkan diri di Gereja Saint Paul.
Tiga hari, hanya tiga hari, 40% anggota kelompok penyihir manusia telah mengganti kewarganegaraan (kebanyakan peran kelas dua, sangat sedikit ahli sejati. Negara-negara manusia juga tahu menggunakan syarat menguntungkan untuk merekrut talenta unggul). Yang lebih mencengangkan, 80% penyihir Elf Jatuh dari kelompok penyihir Lusern telah bergabung dengan kewarganegaraan Bimon——Elf Jatuh yang terkenal tak tahu malu ini ternyata begitu antusias mengejar ketenaran, membuat orang tak kuasa mengutip pepatah kuno: "Ingin jadi pelacur tapi juga ingin mendirikan tugu keperawanan!"
Tapi Benua Aigean bukan tanpa si tulang keras. Melihat situasi menguntungkan, kepercayaan diri Lao Liu sedikit menggelembung. Dengan samar, ia menyampaikan pesan penting ke Kota Naga dan Kota Phoenix——saat ini ia belum memiliki peliharaan magis resmi.
Menurut perhitungan Lao Liu, begitu kabar ini tersebar, bukankah Kota Naga dan Kota Phoenix akan segera mengirim Naga level tertinggi dan Phoenix untuk dipilihnya?
Helen dengan kemudahan Tarian Perang yang memahami lagu perang, telah mengumpulkan enam binatang peliharaan. Lao Liu hampir mati iri. Dengan bantuan sementara "Siput Peniru Ucapan", asalkan Kota Naga dan Kota Phoenix menyediakan naga dan phoenix yang bersedia dipanggil, dia bisa menghemat waktu mencari piaraan. Peliharaan tumbuhan dan hewan liar, setidaknya peliharaan bahasa, pembunuh piaraan, penyamun, dan peliharaan magis sudah terpenuhi.
Sekadar membayangkan empat ekor Naga tingkat lima dan Phoenix mendampinginya charge ke medan perang, dia sampai ingin pipis karena terlalu bersemangat.
Tapi yang tak terduga, Kota Naga dan Kota Phoenix yang biasanya kuat malah tak memberi muka, bahkan tak memberi respons dingin sekalipun.
Untungnya, kembalinya saudara-saudara keluarga Hosea, Fei Wenli, Ershao, Sanshao, dan Kepala Suku Raksasa Buddha Desaili, berhasil menyembuhkan lukanya.
Kejutan pasti ada, tapi Lao Liu tidak terlalu terkejut.
Dia paham betul konfliknya dengan Murinio yang tak mudah diselesaikan. Karena merasa bersalah, dia tak enak hati untuk berkonfrontasi dengan Imam Utama Angsa dan merebut kembali Gatanie, Gorini, Ershao, dan Sanshao dengan kekerasan.
Pisau lentur pembunuh tak berdarah. Di hadapan kehormatan Hyjal, wajar jika Murinio yang pertama mengalah.
Keempat saudara kandung keluarga Hosea sebelumnya selalu mengabdi di Feilengcui, secara garis keturunan masih termasuk prajurit inti Imam Agung Cambridge Helen. Ditambah hubungan ambigu yang tak jelas antara Gatanie, Gorini, Fei Wenli dengan Lao Liu, tentu mereka punya kualifikasi cukup untuk tercatat di Jalan Bintang Hyjal.
Saat ini para ksatria Bimon dan pendeta Shaman sedang memukul-mukul dada penuh penyesalan, menyesali kebutaan mereka yang dulu tidak bergabung dengan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas. Kini mereka kehilangan kemuliaan abadi mengikuti Shaman Divine Comedy mendaki Gunung Suci. Bahkan pendeta Beruang Deschamps dan Lemelle yang pernah numpang hidup di Feilengcui sebentar tahun lalu, kini dengan muka tebal kembali mencari keuntungan. Mereka ngotot mengaku sebagai anggota awal kelompok pendeta Feilengcui, merengek-rengek ingin naik kereta terakhir pendakian suci. Lalu bagaimana mungkin anggota inti sejati bisa mengabaikan kehormatan tertinggi ini?
Lao Liu yakin, dalam situasi seperti ini, baik sebagai ayah maupun pendeta, sang angsa tua harus memikirkan anak-anaknya. Jangankan dia tidak tega, sekalipun bisa mengeraskan hati menolak kehormatan tak tertandingi ini, tetap harus mempertimbangkan apakah tindakannya akan memaksa anak-anaknya mengakhiri nyawa.
Lao Liu yang berhasil "selebar panahan menembak N burung" belum sempat jumawa terlalu lama, negara-negara manusia, Kerajaan Dubin, dan Kerajaan Medusa Bonaparte sudah mengetuk pintunya. Kali ini serangan penggalian temboknya terlalu luas jangkauannya, membuat semua pihak tersinggung. Terutama Dubin dan Medusa Bonaparte, dalam semalam hampir seluruh tulang punggung mereka dihancurkan, belum berubah sikap dan bertempur saja sudah dianggap sopan.
Memecah sebagian, merangkul sebagian, menekan sebagian. Permainan politik kotor ini sekarang sudah sempurna dikuasai Lao Liu - membodohi, berkelit, bertindak kasar, pokoknya apapun yang efektif dipakai. Intinya, kecuali Kerajaan Dubin yang bisa ditawar, manusia dan Medusa jangan harap bisa merebut kembali "daging gemuk" yang sudah di mulut Lao Liu.
Tepat ketika seluruh Benua Aigean berputar mengitarinya, Bangsa Iblis datang.
Dua serangan udara-ke-darat besar pada 21 Oktober bagai katalis yang menyulut reaksi kimia berantai seperti domino di Benua Aigean. Perang Dunia akhirnya mencair setelah melewati masa Perang Dingin.
Bangsa Iblis yang sudah lama mengawasi penuh kewaspadaan akhirnya turun ke medan pertempuran. Pada 26 Oktober, 4 juta pasukan dunia iblis bergerak menuju Pegunungan Bering, mendesak benteng alam Kastil Yifu di Kadipaten Dolot. Hutan tanah asin Florendo yang luas hampir terkubur dalam "lautan prajurit iblis" yang bergerak agresif hanya dalam seminggu.
Dari kastil Yifu, menara api isyarat di seluruh Aiqin seketika membentuk naga asap hitam di garis cakrawala.
Yang tak terduga adalah meski bangsa iblis baru tiba, sikap mereka tegas: mereka mengirimkan banyak utusan dan secara terbuka menyatakan perang ke semua negara Aiqin, mengumumkan aliansi militer dengan bangsa laut untuk menghukum ketidakadilan.
Kabar ini bagai bom udara seberat pon yang mengguncang otak penduduk asli Aiqin hingga berdengung.
Meski sebelumnya bangsa iblis telah mengirim banyak penembak liang tanah dan Penghancur Obsidian untuk mendukung bangsa laut, para pemimpin tinggi Aiqin mengira bantuan militer ini hanya untuk memperkeruh konflik agar kedua pihak hancur, lalu mereka bisa memetik keuntungan.
Tapi tak ada yang menyangka bangsa iblis dan laut akan bersekutu terang-terangan.
Bisakah dua pelanggan pelacur yang merogoh rok yang sama mencapai harmoni membagi separuh-separuh dengan damai?
Apalagi keduanya bukan pelanggan biasa: satu raja iblis pengacau, satu tuan bunga licik. Setelah merancang sedemikian lama, yang mereka incar bukanlah berbagi keindahan Aiqin!
Baik dari segi ideologi, strategi militer, maupun tujuan fundamental, bangsa laut dan bangsa iblis memiliki konflik serta kontradiksi yang tak terdamaikan. Sekalipun dua naga pengarung samudera ini ingin hidup berdampingan secara damai, dengan berkembangnya perang dan perluasan wilayah, percikan api gesekan pasti akan muncul cepat atau lambat!
Logika ini dipahami Aiqin, dipahami bangsa iblis, dipahami bangsa laut, dipahami semua orang.
Tapi yang paling menyebalkan justru fakta ini: meski semua tahu bahwa bangsa iblis dan laut pasti akan saling menggigit seperti anjing berebut bulu dalam waktu dekat, saat ini kedua kelompok perampok ini justru bersiap untuk bersama-sama menaklukkan Aiqin terlebih dahulu baru memikirkan hal lain - bagi Benua Aigean, tak ada situasi yang lebih buruk dari ini.
Dalam sejarah Aiqin, hanya ada tiga kali perang dunia yang melibatkan multi-ras. Dua di antaranya adalah invasi bangsa laut dan bangsa iblis ke Aiqin. Kedatangan dua perampok ini telah meninggalkan catatan sejarah epik Aiqin tentang badai darah dan kisah heroik, sekaligus memusnahkan banyak ras berwarisan panjang. Kini dua naga perkasa ini bersiap bergabung tangan - seberapa dahsyat kerusakan yang akan mereka timbulkan pada Aiqin, tak seorang pun bisa memperkirakan.
Jika ditambah ras neraka dan Mulan, Aiqin masa kini berarti telah berhadapan dengan empat level agresor yang berbeda!
Setelah membuka mata melihat realitas di sekeliling, ras-ras Aigean bukannya patah semangat, malah meledak dengan kebanggaan lebih besar dan keberanian mengorbankan diri!
Prajurit Ganas yang lama tak muncul, mengenakan kulit beruang dan mengangkat kapak perang warisan leluhur, melangkah keluar dari wilayah utara yang liar; para Elf yang tinggal di hutan dan Kurcaci yang bersembunyi di pegunungan, membentuk pasukan gabungan besar-besaran dari segala penjuru menuju pusat medan perang; Hobbit Setengah Manusia, suku berkulit merah gunung berapi, bangsa Setes, suku Tuskar, Druid - kelompok etnis minoritas yang seolah hilang ditelan debu sejarah - keluar dari hutan, gua, ngarai, dan rawa, bergabung dengan pasukan perlawanan yang bergolak.
Bahkan Kerajaan Dubin pun mulai mempertimbangkan secara serius untuk mengirim pasukan. Meski mereka adalah penduduk asli pegunungan sejauh 100.000 li yang jauh dari Bagian Tengah, mereka tetap termasuk ras Aigean.
Tak ada lagi ruang untuk menghindar dalam perang ini!
Saat menerima surat pernyataan perang dari bangsa iblis, Liu Zhenhan sedang memimpin anak buahnya memotret potret magis untuk Jalan Bintang. Sebagai anggota inti sejati Istana Musim Panas, foto kelompok dan potret pribadi adalah keharusan. Dengan potret magis ini, para sastrawan istana bisa mendeskripsikan prestasi secara konkret.
Utusan iblis pengantar surat adalah seorang ksatria ketakutan yang kekar. Setelah menyerahkan surat pernyataan perang, dia berdiri di samping dengan penuh minat, menyaksikan para penjaga Istana Musim Panas yang berbaris beberapa deret terus meneriakkan "qiezi" sambil tertawa kecil.
Awalnya tak ada masalah, tapi satu kalimat berlebihan langsung memicu masalah.
“Zirahmu lumayan bagus.” Melihat Kolina selesai memotret potret magis dan berjalan lewat, Ksatria Ketakutan dengan gaya Berbual B menyapa. Ini pertama kalinya dia melihat Baju Zirah Duri Mahkota berlapis emas, duri baja segitiga di tubuh zirah yang seperti semak mawar membuatnya takjub.
Segumpal bara api beterbangan. Saat melewati Ksatria Ketakutan, Kolina langsung melemparkan kuntum cerutu di tangannya tepat ke muka sang ksatria.
Sekelompok Mammoth pahlawan kuat berjalan melewati dengan tatapan lurus, lalu serempak berbalik dan membubar dengan gemerisik, mengepung Ksatria Ketakutan di tengah.
Setiap Mammoth pahlawan kuat setidaknya lebih tinggi setengah badan dari ksatria ini, lengan mereka lebih besar dari pinggangnya. Pedang yang mereka bawa bahkan cocok digunakan sebagai tiang pintu untuk 80% rakyat biasa di dunia iblis.
Tak heran sebagai utusan, Ksatria Ketakutan sama sekali tidak menunjukkan kegugupan. Bahkan abu cerutu di wajahnya tidak diusap. Dengan tengkorak ditinggikan dan tatapan penuh amarah ke sekumpulan jawara terkuat Bimon, dia menggeram dalam Bahasa Umum Aiqin yang tak terlalu fasih: "Mengandalkan jumlah banyak bukan keahlian, berani lawan saya satu-satu!"
Para Mammoth pahlawan kuat pun tertawa.
“Baru saja hanya bercanda kecil.” Kolina mengelus tanduk di kepala prajurit bangsa iblis ini seperti penggembala membelai surai hewan Luo Sha: “Yang kupakai ini namanya Baju Zirah Duri Mahkota, lapisan luarnya dari adamantium! Lihat deretan duri baja ini? Sudut geometris dengan fungsi perlindungan silang, tidak percaya coba pakai pedang kristalmu.”
Utusan bangsa iblis benar-benar tidak sungkan, langsung menghunus pedang dan mengayunkan ke wajah Kolina. Kilatan Dou Qi di bilah pedang membuktikan ilmu bela dirinya yang luar biasa.
Pedang kristal itu tiba-tiba tertangkap oleh tangan besar yang menggenggam di udara.
Liu Zhenhan mematahkan bilah kristal seperti memetik tebu, mematahkannya menjadi dua bagian. Berdiri di samping utusan bangsa iblis, tentu dia harus mencegah konflik berdarah.
“Lemparkan dia ke sungai lava bawah tanah untuk mandi.” Dengan gesit merusak sendi utusan bangsa iblis, tuan tanah menyelipkan surat perang ke mulutnya, melemparkan kalimat tanpa menoleh sebelum kembali memotret.
“Richard, cepatlah. Cepat!” Gorini menggoyang-goyangkan Bola Kristal Memori, melambai ke Lao Liu dengan manja.
"Kali ini berfoto bersama kelompok pendeta Cambridge, Helen dan Mo'er sama-sama mengeluarkan senjata rahasia mereka. Satu memakai jubah bulu merak yang warna-warni, satu lagi jubah bulu bangau seputih salju di bawah bulan. Lao Liu yang berbulu hitam memeluk Ershao dan Sanshao yang berpakaian sama duduk di tengah, persis seperti beruang buta yang menerobos masuk taman burung."
"Ganti setelan! Ganti setelan! Untuk foto semua jenis pasukan harus ganti baju, masa cuma pakai mahkota shaman ini doang!" Ailijie ikut-ikutan braak-braak di samping.
"Masih...masih...masih ada Helen dan Mo'er, ce...ce...cepat!" Ailijie yang terburu-buru mulai gagap lagi.
Lao Liu yang dipaksa akhirnya tersenyum getir sambil menggenggam tangan Helen dan Mo'er, lalu bangkit untuk berganti pakaian lagi.
Semua unit di Istana Musim Panas kini telah menentukan pakaian sipil standar. Para pendeta wanita dari kelompok pendeta Cambridge serentak memilih setelan klasik Ratu Dowager Cixi yaitu "cheongsam + hiasan kepala Manchu + sepatu pot bunga + tanda tangan gading gajah". Sementara selera para pendeta pria dan Lao Liu justru cukup mirip, dengan qingyise memilih versi modifikasi baju Zhongshan lengkap dengan kancing tembaga berbaris ganda dan topi bisbol hitam, yang sekilas tampak seperti gerombolan versi Aiqin dari Chen Zhen.
Jika ada orang Tiongkok yang(melintas waktu) ke Bumi saat ini, pasti akan mengira mereka telah tiba di Bund Shanghai pada akhir era Dinasti Qing.
Tapi ini belum yang paling ekstrem. Pasukan Penjaga Utama kini secara resmi menjadikan setelan bajak laut lengkap sebagai standar, topi digigit membentuk perahu, semua orang memakai cincin emas di telinga, meski pemanah tapi masing-masing membawa pedang, berjalan dengan langkah licin, mahir berkomunikasi lewat pandangan mata. Kesannya seperti saat resesi ekonomi mereka sedang bersiap beralih profesi.
Tren ini sepenuhnya berasal dari atas ke bawah, sebelumnya masih samar, kini demi Hyjal telah sepenuhnya dilembagakan.
Kelompok penyihir Pichu yang baru dibentuk di bawah pimpinan Guo Guo, masing-masing memegang baskom berisi tanaman hias, mengenakan jas hitam dan celana hitam sebatas pergelangan kaki, topi benang berbentuk roti kukus, serta kacamata katak hitam di hidung.
Para Pichu ini bahkan mengubah kebiasaan hidup, sehari-hari hanya minum susu skim, wajib sit-up sebelum tidur. Dengan tinggi mencapai 1 meter, saat berjalan bersama pasangan berpostur pendek, mereka terlihat seperti pembunuh bayaran Italia yang tidak terlalu dingin.
Saat Lao Liu baru saja berfoto bersama kelompok penyihir Pichu, Ai Lijie memaksanya berdandan seperti itu. Ning Yu lebih jahat lagi, ia memanggil gadis rubah cantik berusia 12 tahun untuk dipaksa digandeng tangan oleh Lao Liu sambil berfoto dengan ekspresi jahat. Bajingan tua itu sampai muka merah padam, membuat orang-orang sekitar terguling-guling tertawa, bahkan Ai Wei'er yang sedang murung pun tak tahan tersenyum.
“Giliran berikutnya!” Gorini menggenggam Bola Kristal Memori, memanggil frame foto yang baru saja diambil, merasa puas.
“Siapa giliran selanjutnya?”
Lao Liu melirik ke samping. Sekelompok pasukan udara dengan kain sutra panjang 4 meter terikat di leher dan sekelompok Penembak Pelangi Dobermann yang hanya memakai celana dalam dengan otot dada terbuka sedang menunggu antrian. Tak jauh dari situ, orang tua kekar dengan ikat kepala merah serta puluhan Raja Binatang Dobermann dan Pendeta Medusa berjejal dalam antrean.
“Pasang scarf sutra! Selanjutnya giliran Resimen Udara Stuka!” Ning Yu membuka buku pemberitahuan: “Apa semua harus mengeluarkan kendaraan tunggangan untuk terbang ke langit dan membentuk formasi udara?”
“Gemuruh!” Tanpa menunggu persetujuan bos, semua pasukan udara dengan riang melepaskan kendaraan tunggangan dari Lencana Hibernasi. Mereka melompat ke pelana, berlari ancang-ancang sambil menciptakan angin kencang, satu per satu binatang peliharaan raksasa mengembangkan sayap dan melesat ke langit biru.
Formasi intan di udara terbentuk sempurna. Kain sutra putih sepanjang 4 meter yang terikat di leher mereka berkibar-kibar ditiup Angin Utara di ketinggian, bagai naga putih menari di angkasa. Meski hanya memakai pakaian santai, penampilan mereka justru terlihat lebih megah dan gagah dibanding saat mengenakan perlengkapan tempur penuh.
Ksatria naga Lampard dan rekan naga berbentuk manusianya berdiri terpaku di tanah, mata merah seperti habis main mahjong semalaman sambil menggeretakkan gigi, menggunakan sepatu botnya untuk melampiaskan amarah pada semut di tanah secara tak menentu.
"Franky, jangan berlagak di hadapanku! Ikat selendangmu dan terbanglah! Stuka bukan Stuka lagi tanpamu!" Liu Zhenhan membunyikan peluit ke Ksatria Naga Emas, mengikat selendang merah super panjang di kerahnya dengan simpul Tiongkok yang indah.
"Aku?" Lampard menunjuk hidungnya sendiri dengan ekspresi bodoh, melihat bos mengangguk, ia menolak dengan wajah muram: "Maaf bos... Aku tak bisa bergabung dengan kebangsaan Bimon, aku harus tetap warga Kerajaan Difanxi."
"Dasar idiot! Ini pengampunan khusus, mengerti? Hanya untukmu pengecualian!" Yitiao yang berwujud Bangau Api Burangsha mengumpat kesal, demi hari ini ia telah mendesain gerakan akrobatik melawan hukum kekekalan gerak, kini hanya bisa melihat para pendatang baru setengah matang pamer gaya di langit.
"Hasseibaink. Majikanmu bengong, otakmu juga macet?" Kepala Suku Andulan mengetuk botaknya dengan tongkat, wajahnya menahan kekecewaan seperti besi yang tak bisa menjadi baja: "Ya Tuhan, seumur hidupku baru kali ini melihat naga sebodoh ini!"
"Naga Berkepala Dua Emas" segera memahami maksudnya, menampakkan wujud aslinya yang megah berkilauan dengan kilatan listrik di sekujur tubuhnya, penampilannya yang "Berbual B" ini nyaris menyamai bebek asin dalam etalase.
"Bos..." Lampard terharu sampai tak bisa berkata-kata.
"Cepat-cepat! Di bawah masih ada beberapa album jurus ahli ilmu bela diri yang harus dibuat, ucapan terima kasih bisa disampaikan nanti!" Gorini panik luar biasa, kakaknya Gatanie sudah bersiap lama tapi belum juga mendapat giliran tampil.
"Tunggu dulu!" Tanya dan seorang sapi perah Suku Berbual menggendong Liu Yiku dan Liu Sitian, berteriak dari lereng bukit tingkat dua: "Masih ada satu skuadron angkatan udara yang akan segera tiba!"
Mendengar ini, Liu Zhenhan dan Lampard agak linglung. Masih ada angkatan udara? Bukankah semua pasukan udara Feilengcui sudah di sini? Kavaleri udara Bimon lainnya yang ingin ikut campur sekarang juga tidak masuk akal, mereka tidak pernah mengikuti Tuan Tanah Feilengcui, jadi bukan bagian dari Istana Musim Panas.
"Obisilachi! Bukannya sudah disepakati untuk memotret potret magis mereka diam-diam terlebih dahulu, baru melengkapi kehormatan mereka nanti?!" Liu Zhenhan mengerutkan alis, wajahnya berapi-api menunjukkan kemarahan.
"Kupikir ini pasukan penunggang serigala dari dunia bawah tanah ingin unjuk kemampuan!" Serigala garam mutasi milik suku Wolff ini, setelah dimodifikasi oleh Raksasa Berkaki Lumpur dan Ular Raja Enam Kepala Kristal, sudah sepenuhnya menjadi khimera sejak lebih sebulan lalu. Setelah pelatihan khusus dari Pelatih Hewan Goblin, separuh dari mereka kini bisa berfungsi sebagai angkatan udara biasa.
Tapi mereka adalah senjata pamungkas rahasia Lao Liu. Meski memenuhi syarat untuk ikut ritual Hyjal, seharusnya mereka belum diungkap ke dunia saat ini! Tindakan mereka ini akan berpengaruh besar pada strategi Liu Zhenhan selanjutnya!
Yang datang bukan penunggang serigala, melainkan penembak pemanah elf emas. Para elf yang mampu melangkah di salju tanpa jejak ini keluar dari aula transmisi magis, lalu langsung melompat dari Bukit Merah setinggi 20 meter. Tanpa setengah langkah terhuyung, semua mendarap sempurna di alun-alun.
Seekor gajah perak kecil bertaring segi enam melangkah di udara bagai berjalan di tanah datar. Dengan teleportasi instan bertubi-tubi, hewan itu berdiri kaku di depan Lao Liu. Belalainya menyambar, merebut setengah pisang Suoluo dari tangan bayi darah Xiao Lali.
"Richard, para pemanah elf emas ini kan kau pinjamkan untukku? Mereka bagian dari kelompok penyihir manusia, juga termasuk jenderal bawahanmu! Mengapa tidak menanyakan pendapat mereka?" Rundstedt yang duduk tegak di punggung gajah perak Diting, membuka tirai kalung bunga sambil tersenyum pada Lao Liu.
“Mereka mau ganti kewarganegaraan?” Liu Zhenhan bertanya sambil merasa agak tidak yakin. Meski dia tahu Rundstedt tidak mungkin sampai iseng sakit telur, mengajak semua elf emas ke Bukit Merah hanya untuk memamerkan burung.
“Kami elf emas tidak punya negara di benua barat, kenapa tidak bisa mengurus kewarganegaraan Kerajaan Bimeng?” Kapten pasukan pemanah elf emas Xia Fei masih bicara dengan nada tinggi: “Filsuf Ailijie saja bisa memberi contoh dengan bergabung ke Kerajaan Bimeng untuk kewarganegaraan, kami juga elf kelas tinggi, kenapa tidak boleh?”
“Apa maksudmu 'mencari kewarganegaraan'?” Lao Liu sampai hidungnya melengkung marah. Andai Ning Yu tidak diam-diam menarik lengan bajunya, mungkin dia sudah menyuruh semua elf emas minggat tanpa sisa harga diri.
“Selamat datang, anak-anak terkasih Elune!” Bunga Aiqin sambil tersenyum mengalihkan topik, sambil melirik Lao Liu dan berbisik: “Kamu harus bersyukur bisa membuat elf emas terpojok seperti ini. Mereka kembali ke Aiqin kan cuma ingin reputasi abadi, jangan terlalu mempermalukan orang.”
Lao Liu mana mau menerima ini?
Meski tahu Kekaisaran Elf sudah lama runtuh, dan kini elf tidak keberatan bergabung dengan kekuatan mana pun yang cocok, serta cara elf emas ini merendahkan diri sebenarnya bentuk kompromi, dia tetap kesal - apa maksud 'mencari kewarganegaraan'?
Sebuah hadiah luar biasa mahal membuat niatnya untuk berdebat lagi dengan elf emas lenyap bagai asap.
“Richard, ini bisa dianggap sebagai tambahan imbalan untuk menyewa elf emas darimu...” Rundstedt mengayunkan cincin tujuh lapis emas pemberian Lao Liu, melepaskan benda berukuran raksasa, lalu berbisik pelan: “...sekaligus permintaan maaf dari elf emas untukmu... Mereka sebenarnya sudah menyadari kesalahan. Sebagai penguasa, tunjukkanlah kelapangan hatimu.”
Liu Zhenhan tidak bicara karena mulutnya sudah terbuka lebar sampai tidak bisa bicara lagi.
Lapangan Merah sunyi senyap, semua orang terpaku memandang naga yang tiba-tiba muncul di tanah lapang, mengeluarkan suara napas berat huh-hah.
Naga ini berwarna ungu pekat, kumis berkibar seperti bendera, di bawah permukaan tubuhnya yang kristalin seperti permata terlihat aliran mata air laut. Tubuhnya bagaikan bukit kecil sepanjang 15 meter, sayapnya dipenuhi sisik indah, rahang bawah megahnya memiliki insang, cakar seperti jangkar, taring tajam.
Tak diragukan lagi, ini adalah penguasa lautan, varietas langka dari bangsa naga, Naga Laut Biru legendaris yang darahnya bisa menawar racun.
Dari warna ungu pekatnya, kemungkinan ini naga laut penyelam dalam dengan kekuatan minimal level empat!
“Bagaimana bisa kau tangkap hidup-hidup naga laut ini?” Kepala suku Andulan menengadah, menatap Rundstedt dengan pandangan kosong.
“Ini utusan bangsa laut yang dikirim untuk menyentuh sialku, benar-benar pesan yang menarik.” Rundstedt tersenyum sinis sambil melirik naga laut yang tergeletak tak bergerak: “Sepertinya bangsa laut akhir-akhir ini juga sedang gencar mempersatukan etnis.”
“Keren sekali! Membunuh saja sudah hebat, apalagi menangkap hidup-hidup seekor naga!” Liu Zhenhan mengacungkan jempol dengan ekspresi kagum: “Sampai sekarang aku belum pernah melihatmu bertarung, tak disangka kemampuanmu sehebat ini!”
“Terlalu memujiku, naga laut ini berhasil kujebak bersama delapan ekor iblis naga hitam neraka.” Rundstedt tertawa ringan, membungkuk mengambil kapak ganda berkilau biru bertatahkan permata langka dan bertuliskan runa mistis yang mengambang dari gajah perang: “Masih ingat bagaimana aku merekrut prajurit ganas ke pasukanku?”
“Benar! Inilah senjata legendaris Dewa Petir Odin yang terkenal di Benua Aigean dengan segudang tiruan: ‘Kapak Murka Guntur’!”
Bab 678 Hitung Mundur Pertempuran Penentuan (2)
Siapa di Benua Aigean yang tak kenal nama “Guntur Murka”?
Senjata legendaris milik Dewa Petir Odin ini meski tak pernah mencatatkan pembunuhan dewa seperti “Tongkat Titan Saffron”, memiliki rekor gemilang sendiri——sebelum “Kapak Chevroline” digunakan Lao Liu, inilah “Senjata Pembantai Naga Nomor Satu” yang termasyhur di Aigean.
Selain ketajamannya yang tak tertandingi, kapak perang legendaris ini juga dapat melepaskan tiga "Kilat Lumpuh" – kehebatannya terletak pada tiga "Kilat Lumpuh" ini! Selama ribuan tahun, lima ekor naga telah terkena "Kilat Lumpuh" dari kapak legendaris ini, tubuh mereka menjadi kaku tak bergerak lalu dipenggal hidup-hidup dengan kapak secara bertubi-tubi.
"Masih kuingat dulu kau bilang, kapak ini kau dapatkan dari Balai Lelang Kalimantan, ya?" Liu Zhenhan mengembungkan pipinya, matanya tak lepas dari "Kapak Perang Guntur Murka" di tangan Rundstedt: "Sepertinya permata 'Kajaride' itu juga kau dapatkan melalui lelang, dasar bajingan beruntung tai anjing."
"Hafalanmu cukup bagus." Rundstedt menyelipkan kembali kapaknya ke dalam gajah perang, sorot mata rakus lawannya benar-benar membuatnya ngeri: "Aku bersyukur yang mendapat 'Kajaride' melalui lelang adalah aku bukan kau, kalau tidak siapa lagi di dunia ini yang kau anggap berarti?"
Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak, celetukan konyol dari Hao ini benar-benar disampaikan dengan gaya yang elegan.
Seandainya "Guci Giok Dewa Kekayaan" tidak hancur tertimpa logam Isidintin berdensitas tinggi, andai sekarang ada yang memberinya sebuah "Permata Kajaride", bahkan jika Dewa Tertinggi Bangsa Laut dan Bangsa Iblis menyerangnya bersama sekalipun, dia yakin bisa menyelesaikannya.
Sayangnya "Guci Giok Dewa Kekayaan" sudah rusak...
Lao Liu satu-satunya kali mendapatkan permata Kajaride, langsung digunakan...
"Rundstedt, kenapa kau begitu dermawan? Apa kau tidak tahu nilai seekor naga hidup?" Kepala suku Andulan mengelilingi Naga Laut Biru di tanah, menepuk-tepuk sisik ungu pekat yang licin di perut naga: "Batasan sihir apa yang kau gunakan? Kenapa aku tidak bisa menemukannya?"
"Batasan sihirku ditempatkan pada bayangan naga laut, bukan di tubuhnya." Rundstedt memberi hormat elegan pada Ayah: "Kepala suku Andulan, aku memberikan naga hidup ini untuk Richard semata-mata agar Guo Guo cepat promosi level - ini juga menguntungkanku!"
"Ah?" Kepala suku Andulan tertegun. Bukan Rundstedt yang menyadarkan, dia hampir lupa hal ini.
"Ayah tak perlu terus bertanya kenapa." Liu Zhenhan menghentikan niat Kepala suku Andulan untuk bertanya lebih lanjut, menoleh dan mengangguk pada Meishuai: "Terima kasih banyak, hadiah besar ini kuterima! Menangkap hidup-hidup naga laut ini pasti sulit? Kulihat warnanya setidaknya level empat, tingkat ini sudah bisa menyaingi kekuatan sihir Archmagister!"
“Bukan naga laut level empat, melainkan naga laut tingkat lima sejati.” Rundstedt tertawa ringan: “Dalam kondisi normal, meski turun ke darat dan kekuatannya berkurang, delapan ekor Naga Hitam tetap takkan bisa menangkapnya hidup-hidup. Kau juga tahu, naga tingkat ini sekalipun kalah dalam pertarungan, sangat sulit menghalangi pelariannya. Tapi siapa sangka aku punya 'Api Dewa Petir'. Semburkan 'Kilat Lumpuh' diam-diam, langsung selesai.”
“Bagaimana kondisi delapan Naga Hitammu?” Liu Zhenhan bertanya penuh perhatian. Naga jantan utama Black Dragon Neraka sudah dipangkasnya, hanya menyisakan delapan naga betina dan naga muda yang harus menghadapi naga laut tingkat lima, pastinya ada kerugian.
Rundstedt tak mau menjelaskan detail, hanya tersenyum.
“Lalu tunggu apa lagi? Richard! Cepat! Panggil Guo Guo!” Begitu mendengar ini naga laut tingkat lima, soket mata Ayah langsung berkaca-kaca. Sungguh ajaib setelah bertahun-tahun menjadi biarawan, ajaran Surgawi tentang kesetaraan nyawa terlupakan begitu saja di hadapan harapan promosi Guo Guo.
Guo Guo laksana kelinci yang tertembak panah, segera melesat membawa belati Adamantium berkilauan.
Berdiri di hadapan Naga Laut Biru yang satu jerawat di wajahnya saja sebesar dirinya, Guo Guo mondar-mandir dengan langkah bebek, mengamati dari atas ke bawah seolah bingung menentukan titik tusukan.
Tak ada lagi yang meneruskan pemotretan, semua berbondong-bondong berkerumun.
"Pergi sana, yang mau foto semua pergi foto, ngapain berkumpul di sini!" Lao Liu menggerutu kesal: "Kalian pada nggak mau ikut upacara persembahan ya!"
"Dia memang keras kepala, sama sekali nggak mau mengaku kalah." Wentekelaier mendekati Naga Laut Biru membantu Guo Guo mengangkat kepala naga laut itu tinggi-tinggi. Dengan belati dari Guo Guo, dia mencukur tenggorokan naga itu seperti menguliti ikan hingga tersisa daging putih.
Para Mammoth pahlawan kuat berbaris membawa ember besi besar, menempatkannya di bawah rahang naga untuk menampung darah Naga Laut Biru yang bisa menangkal racun.
Napas Naga Laut Biru semakin berat, suara 'huh-hah'-nya bergemuruh seperti halilintar, matanya memancarkan kebencian yang mendalam.
"Sialan, berani lagi melototin aku!" Liu Zhenhan mencengkeram kumis Naga Laut Biru: "Kalau bikin aku kesel, tamat riwayatmu! Aku akan menyiram 'Mata Air Kehidupan' ke perutmu, lalu satu per satu anak naga kuisi, panen mutiara dan kristal naga terus-terusan!"
Pandangan Naga Laut Biru langsung kosong. Hadapi orang kejam begini, naga sekalipun nggak bisa apa-apa, apalagi Dewa Naga.
“Naga laut sudah naik ke darat, pasti bersiap mengagresi wilayahku. Aku harus melaporkan ke Kota Naga dulu.” Daisy takut melanjutkan pengamatan, meraba tulangkomunikasi sambil bergumam: “Mayat hidup! Aiqin sedang mengalami Perang Darat-Laut, apa bangsa naga juga mau memulai babak kedua?”
“Aku juga pergi.” Bosirena Lanruoshi tak tahan menyaksikan. Meski telah berasimilasi dengan status bangsa naga Aiqin, dan tahu tentang perang dahulu antara naga Aiqin dengan Naga Laut Biru, sebagai sesama bangsa naga, ia masih merasa tidak tega melihat nasib Naga Laut Biru. Ini berbeda dengan pertarungan hidup-mati di medan perang.
“Ruoerna, kau beri tahu Phoenix City! Bilang naga laut juga mau menyerang Aiqin! Jancuk, dunia ini benar-benar kacau!” Liu Zhenhan mengikat rambut panjangnya dengan kumis naga yang dicabutnya, merasa cukup nyaman: “Guo Guo biar aku yang urus! Laozi pernah membantai Naga Underworld, Naga Iblis, Naga Gurun, dan Naga Aigean, hanya naga laut yang belum!”
“Richard, tunggu dulu! Mari kita tambahkan nilai kekuatan magis untuk naga ini!” Ailijie memanggil Elf Xifu: “Jangan diam saja! Beri naga ini minum 'Mata Air Elemen'! Oh ya, panggil juga putri duyung air tawar!”
Satu kalimat membangunkan orang yang sedang bermimpi!
“Seekor naga tingkat lima yang bisa disedot intisari darahnya, plus masih punya banyak waktu untuk ‘latih’ pelan-pelan, di mana lagi bisa cari?”
“Kalau mau ngerusak, rusakin sampai habis!” Liu Zhenhan berteriak dengan suara serak: “Xiao Bei, pinjam dulu ‘Tongkat Air Raksa Khusus Okalira’ dari putri duyung mana pun, aku mau amplifikasi kekuatan magis air si Naga Laut Biru ini!”
“Aku juga mau tambahin kekuatan magisnya naga ini.” An Rui Da ikut mendekat, sambil tersenyum melepas cincin Xuepo Tuodu, siap menggantungkannya di ujung cakar naga.
“Jangan! Jangan sama sekali! Batasan Sihir Bayangan-ku bisa dilepas asal kekuatan magis tubuh aslinya dua kali lipat!” Rundstedt wajahnya pucat, buru-buru menasihati: “Kalian jangan asal main api!”
“Lepas apa!” Lao Liu mengeluarkan senjata Adamantium dari cincin tujuh lapis emas, memilih palu perang Viking, langsung menghantam kepala naga sampai benjol. Di bawah kekuatan tak tertandingi, naga laut biru ini langsung pingsan tanpa perlawanan — ditangan ahli Membunuh Naga yang tiap ‘malam’ ‘meneliti’ struktur tubuh bangsa naga, bahkan naga level tujuh yang nekat terima pukulan pun harus mikir kemungkinan Pingsan.
“Jancuk! Kalian gila!” Rundstedt menggenggam rambutnya sendiri, dia melihat Richard melemparkan lencana logam Isidintin ke tubuh naga laut - orang ini jelas ingin membantu naga laut mendapatkan Transformasi Liar, dengan bantuan logam Isidintin, siapa tahu sejauh apa peningkatan kekuatan magis naga tingkat lima ini setelah mengalami Transformasi Liar!
“Ini cara amplifikasi kekuatan magis baru yang baru saja kutetukan, amplifikasi magis melalui lagu perang sesungguhnya! Heihei, kebetulan lencana logam Isidintin yang jarang digunakan oleh para Penjaga Utama Istana ini bisa dipakai bergiliran oleh para pendeta atau penyihir.” Liu Zhenhan tertawa sambil saling merendah dengan Helen dalam memilih siapa yang akan memanggil lingkaran cahaya Transformasi Liar.
Di bawah komando Xiao Bei, semua penyihir putri duyung air tawar, penyihir elemen air dari kelompok penyihir manusia, dan Penyihir Naga berdiri di barisan depan, berjumlah tidak kurang dari enam hingga tujuh ratus orang. Mereka semua memegang lencana logam Isidintin yang baru dibagikan kepada mereka, siap menerima Transformasi Liar yang tenang. Ning Yu bahkan membawa Katyusha. Para penyihir peri bunga memegang tongkat komando, hanya menunggu para penyihir menyelesaikan proses Transformasi Liar untuk kemudian menghubungkan kekuatan magis air mereka dengan Naga Laut Biru menggunakan "Gada Unsur".
Sementara itu, Ailijie sudah mulai melantunkan mantra super panjang dan rumit di sampingnya. Ini adalah mahakarya peri bunga Xifu berkemampuan lima elemen - "Amplifikasi Elemen Lima Kali Lipat". Namun mantra amplifikasi ini masih sulit diselesaikan untuk sementara waktu.
“Felin, nenek B! Kamu ini fenghuang elemen air, cepat ke sini!” Burung beo Materazzi dengan sombong mencubit telinga gadis itu, “Tiga hari tidak dipukul, sudah berani-beraninya!”
“Ini benar-benar omong kosong?” Yitiao tertawa terkekeh: “Apa putri duyung Kou Tao bawah tanah juga harus dipanggil?”
Kalimat ini benar-benar menyadarkan seseorang.
“Peliharaan magis Paman Trezeguet dari Kota Caiyu adalah 'Singa Raksasa Nemea', peliharaan ayah Houllier adalah 'Burung Merah Liwu', lalu 'Anjing Laut Kutub Biru Dalam' milik kakekku - semuanya monster air Tingkat Super! Aku akan panggil mereka!” Pangeran kecil Elf Mari bersemangat: “Tunggu sebentar! Formasi teleportasi sihir sangat cepat!”
“Semua pendeta dan Raja Binatang yang punya peliharaan magis air juga datang! Banyak Elf Xifu di sini, cukup untuk kekuatan gada berantai.” Lao Liu tiba-tiba berseri-seri: “Cepat! Cepat!”
Rundstedt menutupi wajahnya, ingin melarikan diri.
“Tunggu!” Terdengar teriakan menggelegar, Kepala suku Andulan menyembul dari kerumunan sambil menggenggam bungkusan kertas segitiga.
“Benar! Kenapa aku lupa 'Pirang Platinum'?” Lao Liu menepuk dahinya: “Goblok! Goblok!”
“Untuk apa 'Pirang Platinum' ini?” Rundstedt berbisik pada Fatty Luo yang berdiri di samping gajah perak Diting.
"Oh, ini obat untuk memutasi monster. Paling tidak bisa meningkatkan kekuatan satu tingkat, tapi punya dua efek samping: menghancurkan wajah dan memperpendek umur..." Fatty Luo tanpa sadar terus bicara, tak menyadari wajah Meishuai yang tiba-tiba berubah.
"Haruskah kita panggil semua pendeta di kerajaan yang punya peliharaan magis air?" Kaka ikut-ikutan braak-braak: "Atau hubungi via tulangkomunikasi, minta Bangsa laut mengirimkan penyihir kepiting biola?"
"Kalian sepertinya lupa aku juga penyihir air? Kenapa tidak ada yang memanggilku?" Ai Wei'er menggulung lengan bajunya ikut campur. Belakangan ini hatinya gundah, tapi hari ini jelas hari yang cerah.
Melihat tiga bos Kota Caiyu turun dari jalur setapak Bukit Merah, para Kurcaci Emas serentak mengeluarkan tongkat sihir. Sekarang harus waspada, siapa tahu Naga laut ini setelah menerima begitu banyak kekuatan magis, bisa melepaskan batasan magis dan menyerang.
"Tunggu sebentar!" Teriakan Pangeran Kesembilan mengguncang padang gurun: "Aku panggil adik seperguruan dan kuda naga juga!"
Biarawan kuat bertulangkomunikasi "Kebersihan dalam Pikiran" yang memakai kalung tengkorak, dengan wajah kosong mengikuti Xiao Kong sambil menuntun kuda naga putih. Matanya berkunang-kunang, kenapa Lapangan Merah Feilengcui hari ini ramai sekali?
Rundstedt benar-benar terpaku.
Sekalipun dia bakat langka, tetap tidak bisa menghitung sampai tingkat apa kekuatan magis Naga laut ini nanti akan mencapai pencapaian nirwana.
Untuk menyelamatkan nyawanya, dia merasa perlu mengeluarkan "Api Dewa Petir", lalu memberikan "Kilat Lumpuh" kepada naga laut yang pingsan ini.
"Sebenarnya kita harus menunggu beberapa hari lagi sampai malam purnama tanggal 15. Dengan lencana logam Isidintin, naga laut ini bisa mengalami 'Transformasi Liar Bulan Purnama'!" Kapten Beckham dari Pasukan Sihir ternyata masih memiliki keberatan.
Naga Laut Biru sudah sadar, tapi ia benar-benar putus asa karena empat khimera landak yang berubah menjadi pria besar mencengkeram erat anggota badannya - kita semua tahu setiap khimera landak memiliki kekuatan fisik ratusan ton.
……
Setelah persiapan kacau-balau selesai, lolongan menyayat awan akhirnya bergemuruh memenuhi langit sesuai harapan.
"Haha! Ternyata ada 'Jade Blood Dan Qing'! Naga laut ini mati dengan sangat memalukan!" Tertawa liar Liu Zhenhan terdengar hingga 800 li: "Ini adalah esensi elemen super bergizi!"
Guo Guo melemparkan belati, dengan tenang membagi darah naga biru safir yang berkelok seperti naga di udara menjadi tiga aliran, lalu menghempas lehernya dan menghirup kuat tiga kali sebelum menengadah dan menyumbat hidungnya dengan kapas bagai dewa.
Dua siluet merah darah muncul samar dari belakangnya, bisikan doa bagai desahan dari surga bergema di seluruh Lapangan Merah.
“Jancuk! Sudah seharusnya muncul!” Liu Zhenhan yang tegang luar biasa menyentil tunas tanah merah raksasa di sampingnya. Karena emosi berlebihan tak terkendali, tendangannya langsung menghancurkan tunas tanah merah yang sudah mengeras seperti keramik akibat sihir "Bumi Api Membakar Kota", menghantam hutan bambu di kejauhan hingga gemuruh dan merobohkan hamparan hijau.
Hasil tak terhitung dari Pertempuran Dewata Bintang Salib Selatan...
Ksatria Kadal Pasir dari kota Wisesepang, Akhund Muzhe, dan Putri Duyung...
Pembantaian yang diciptakan dunia iblis...
Bahkan Lao Liu sendiri sudah lupa berapa lama dia mengumpulkan intisari darah ini.
Ingatlah saat Guo Guo naik tingkat dari Archmagister ke Santo, dasar yang dimilikinya jauh lebih kuat dibanding saat dia sendiri naik ke Santo!
Meishuai melompat turun dari gajah perang, menggenggam lengan Lao Liu sambil berteriak: "Inikah tingkat Santo Pu... Apakah... Apakah..."
Tak perlu ditanya lagi. Gelombang elemen kuat yang memancar dari tubuh Guo Guo sudah menjadi bukti terbaik.
Sejak Liu Zhenhan naik dari Santo Pu ke Santo Aiqin, gelombang elemennya justru menghilang. Kini Feilengcui akhirnya kembali memiliki ahli kuat tertinggi yang bisa membuat gentar musuh hanya dengan ritme sihir tubuh aslinya!
Lapangan Merah sempat hening sejenak sebelum gemuruh sorak-sorai dan ratusan topi terbang ke angkasa.
“Guo Guo yang puas bermain, mencubit hidungnya, dengan sopan melepas topi, menggunakan gerakan tarian fox-trot yang mewah dan berlebihan, mengibaskan topi sambil membungkuk ke segala arah memberikan penghormatan lingkaran penuh.”
“Pada tanggal 4 Maret tahun depan saat gerhana bulan, asal kita mengadakan 'ritual pujian Blood Moon' sekali lagi, kau pasti bisa naik tingkat menjadi Santo Aiqin!” Liu Zhenhan memeluk erat anak kesayangannya, mencium wajahnya dengan suara "bzzzt bzzzt" hingga basah kuyup: “Jancuk! Saat itu kau pasti sudah bisa berubah wujud manusia!”
“Haha, jangan tiru kelakuan buruk ayahmu yang suka menjamah perempuan, nanti dua elemental aliran darah, siapa yang bisa menghalangi Guo Guo kita?” Kepala suku Andulan tertawa hingga gigi ompongnya kelihatan.
“Jancuk! Sudah mencapai Santo Pu masih belum bisa berubah wujud manusia? Monster tingkat rendah sulit sekali berubah bentuk?” Rundstedt hampir menggigit lidahnya sendiri: “Sial!”
“Monster Tingkat Super lebih enak, cukup berusaha sedikit dalam sihir langsung bisa berubah wujud manusia.” Lao Liu juga menghela napas: “Monster tingkat rendah terlalu menyedihkan! Mereka bahkan lebih buruk dari binatang biasa, lihat Martelazi, meski harus mulai dari nol lagi kekuatan magisnya setelah berubah wujud manusia, tapi masih lebih baik dari Guo Guo kan?”
“Penderitaan membentuk karakter, asal Guo Guo bisa bertahan, kekuatan magisnya yang dahsyat tidak perlu mulai dari awal, siapa yang bisa menandingi?” Rundstedt tersenyum getir: “Monster Tingkat Super bisa? Atau Penyihir manusia bisa? Richard. Aku benar-benar salut, ternyata kau bisa membina monster tingkat rendah sampai level ini.”
“Ini juga harus berterima kasih padamu, kau yang mengirimkan seekor naga laut tingkat lima yang masih hidup.” Liu Zhenhan mengikuti kebiasaan ras gurun, memberikan Rundstedt pelukan beruang yang kencang: “…Hehe, maksudmu aku sangat paham, tenang saja, sekarang kau juga termasuk anggota Aliansi Aiqin, adalah rekan seperjuangan kami, baik manusia maupun Bimon, pasti tidak akan membiarkanmu terlantar.”
“Aku tidak pernah meragukan hal itu. Karena aku percaya kesadaran kalian, baik konflik internal maupun perhitungan akhir, sekarang masih jauh dari waktunya.” Rundstedt mengulurkan tangan ke Lao Liu: “Bolehkah kita bicara di tempat lain?”
“Tolong urus tamu-tamu lainnya.” Liu Zhenhan berbalik memberi instruksi pada Ning Yu, menggenggam tangan Rundstedt dan berjalan menuju rawa-rawa di belakang Bukit Merah, dengan tulus memberikan ucapan selamat atas prestasi gemilangnya: “Kau memang jenius strategi yang kukagumi, serangan udara Shabak dibandingkan dengan serangan udara Tebing Pedang, benar-benar berbeda kelasnya! Atas nama seluruh rakyat Aiqin, aku berterima kasih atas kontribusi besarmu untuk gerakan kontra-agresi.”
“Jangan bicara begitu, sebenarnya aku melakukan hal bodoh.” Rundstedt berkata dengan muram: “Seandainya tahu kau juga akan menyerang Bangsa Laut pada 24 Oktober, aku pasti tidak akan melakukan serangan udara di hari yang sama!”
“Mengapa berkata begitu?” Liu Zhenhan heran: “Maaf, rencana militer hari itu tidak akan kusebarkan lebih awal ke siapapun.”
“Bom udara apa yang kugunakan untuk mengebom Bangsa laut, harusnya kau bisa tebak?” Rundstedt mencabut dua genggam rumput di tepi rawa-rawa, membentangkannya di tanah lalu duduk bersandar: “Jangan pura-pura bodoh, aku tahu ingatanmu bagus! Saat aku membantumu lelang 'Kura-kura Mabuk Gurun' di Balai Lelang Kalimantan, pernah kubicarakan ini!”
“Hmm, mata air anggur alami, ya?”
“Tepat! Mata air anggur! Aku harus berterima kasih padamu, karena konsep serangan udara adalah ide orisinalmu! Sebenarnya, meski dulu pernah kudengar dari kurcaci gurun bawahanku bahwa nenek moyang mereka menemukan mata air anggur di gurun dan buta karena tak sengaja meminumnya, tapi tak pernah terpikir olehku untuk memanfaatkannya dalam bidang militer! Sama sekali tidak! Baru setelah konsep pertempuran udaramu memberiku pencerahan!”
“Tiga hari tak belajar, ketinggalan dari Bianki. Banyak preseden dimana satu konsep mengubah sejarah perang, misalnya sanggurdi kuda atau penggunaan besi. Jangan puji aku, seharusnya Moore-lah yang pertama mencetuskan ide serangan udara.”
“Moore cuma bermain-main, mana ada yang segemuruh ide brilianmu ini?”
“Aku juga tidak perlu menyembunyikanmu, serangan udara besar pada 21 Oktober itu, bom udara yang kudapatkan dengan menipu manusia. Tidak perlu membuat tangan panas, jadi harus dihancurkan.” Liu Zhenhan mengambil kerikil dan melemparnya ke Sungai Sanggan membuat riak air: “Meski masih punya cadangan bom udara, tapi itu paling hanya cukup untuk satu kali serangan udara! Dalam hal ini aku kalah darimu, setidaknya aku tidak punya mata air alkohol alami yang bisa kusedot kapan saja. Lebih dari seribu ton alkohol pekat, sialan!”
“Kau terlalu menganggapku hebat. Mata air itu sekarang paling hanya tersisa sekitar delapan ratus ton alkohol alami. Itu pun hanya cukup untuk satu kali serangan udara.”
“Ngomong-ngomong, saat Pertempuran Pedang Emas, bagaimana caramu merobohkan 'Batu Angin' itu?”
“Kurcaci gurun punya ramuan obat khusus untuk mengubah batu menjadi lumpur. Ini mungkin produk khas mereka. Sepertinya Kurcaci Aiqin kalian merusak batu melalui 'Titik Buta Hooke'.”
“Jancuk! Warisan budaya yang saling unggul di bidang masing-masing. Dasar orang-orang pintar, benar-benar tidak ada yang lebih bodoh satu sama lain.”
“Di dunia ini terlalu banyak orang pintar. Bangsa Moore bisa menciptakan arang pekat, orang lain belum tentu tidak bisa menciptakan bom udara lain! Ngomong-ngomong, tentang cara pasukan darat menahan serangan bom udara, apa pendapatmu sebagai pencetus pertama serangan udara ini?”
“Kamu benar, di Kota Mentana dunia iblis aku pernah melihat langsung Pasukan Pengawal Udara Gubernur bermata perak menggunakan bom udara. Tapi jumlah mereka sedikit, tidak membuat masalah bagiku. Namun jelas bom udara model baru sudah muncul.” Liu Zhenhan berkata serius: “Ini bukan omong kosong. Saat ini pasukan di Benua Aigean menurutku semua tai anjing! Berbaris rapat menunggu dibom udara, bukankah sama saja dengan bunuh diri? Tahukah kamu bagaimana dulu aku menghadapi serangan udara di garis depan? Parit! Bunker! Terowongan pertahanan! Jelas kukatakan, jika menggunakan taktik penghindaran seperti ini, bom alkoholmu yang lebih dari seribu ton itu paling-paling bisa membunuh tiga ribu orang!”
“Dulu? Dulu kamu berperang di mana?” Meishuai menatap Lao Liu dengan pandangan aneh: “Aku tahu kamu bukan Bimon asli, sebenarnya semua orang di benua ini tahu. Tapi dari mana asalmu sebenarnya, tidak ada yang tahu.”
“Hehe, jangan tanya. Pokoknya dulu aku juga prajurit, prajurit pembela tanah air. Jenis pasukan aku seharusnya... pengintai...” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: “Bukan sombong, senjata yang kugunakan dulu meski belum sekuat meriam cahaya sekarang, tapi hampir menyamai sihir tembakan beruntun! Tapi peralatan komunikasi kami kalah dengan tulangkomunikasi sekarang, sering nyambung ke frekuensi musuh. Dulu pernah kutangkap mata-mata perempuan, kuhubungi musuh langsung lewat peralatan komunikasi untuk memeras mereka.”
“Sebelum jadi prajurit, dulu kamu kerja apa?”
“Petani, petani yang bertani.”
“Jancuk! Seorang petani datang ke Aigean dan bisa sukses begini? Kalau ahli kuat Jalan Tertinggi dari tempatmu datang ke sini, bukankah jadi Dewa pun masih dianggap remeh?”
“Tempat kami tidak punya ahli kuat Jalan Tertinggi, tapi aku memang termasuk yang paling payah. Kalau kakakku datang ke sini, kalian semua bakal kena sial besar. Dia sepuluh kali lebih brutal dariku.” Liu Zhenhan memandang jauh ke ufuk langit dengan rindu, menghela nafas berat: “Tapi belum tentu juga. Dia orang yang sangat menjunjung logika, sangat menghargai ikatan emosional dan persaudaraan. Mungkin di sini dia tidak bisa bertahan tiga hari. Di Benua Aigean sekarang, siapa yang jaga harga diri mati cepat.”
“Kau juga jaga harga diri, kenapa belum mati?”
“Soalnya harga diri ku cuma untuk sekutu sendiri.” Liu Zhenhan melototi Rundstedt: “Idiot. Masih belum paham? Kalau bukan karena Kerajaan Bimeng punya ancaman eksternal serius, semua konflik internal dialihkan ke luar, mana mungkin aku dapat dukungan sebesar ini di dalam negeri?”
“Paham, tapi... kenapa kau membantu Bimon?” Wajah Rundstedt tampak muram: “Sebenarnya status kita mirip. Tidak punya rasa memiliki, terombang-ambing di luar semua ras, mengembara tak karuan, tak tahu dimana rumah.”
“Dulu aku pernah bersumpah, selama bisa menyelamatkan nyawa Helen, aku akan memuja Kampas.” Liu Zhenhan tersenyum: “Penjelasan ini terlalu subjektif, mungkin kau tak percaya. Lagipula salah satu istriku berasal dari Bangsa laut! Begini saja, aku sangat membenci perasaan dijajah! Dulu negaraku juga seperti Kerajaan Bimeng, punya peradaban gemilang, pernah jatuh, terdiri dari banyak etnis, bangkit dengan cepat, punya banyak pahlawan, rakyatnya pun sama baik dan pekerja keras. Makanya aku simpati pada Bimon. Etnis yang menderita ini tak pantas punah dari sejarah cuma untuk dikenang dengan rintihan sentimentil.”
“Ada alasan lain, Kerajaan Bimeng juga memperlakukanmu dengan baik.”
“Ah, kau ini. Sekalipun Bimon tak baik padaku, mana mungkin aku bisa merebut negara ini dengan tangan kosong jadi raja?” Liu Zhenhan tersenyum getir: “Jujur saja, keinginanku cuma jadi tuan tanah kaya yang hidup tenang menunggu mati. Aku orang biasa, tak pernah bermimpi menguasai dunia. Sampai sekarang, semua ini sialan terpaksa kulakukan langkah demi langkah!”
“Terpaksa jadi Santo Aiqin? Terpaksa jadi Raja Bunga?” Rundstedt tertegun, kepalanya terasa pusing.
“Oh～～” Liu Zhenhan melantunkan puisi kecil menyatakan perasaan: “Sepi... Terlalu lama hidup barbar di negeri asing barbar... Maka saat kembali padamu, tak mungkin tanpa air mata...”
“Aku percaya kata-katamu.” Rundstedt mengulangi puisi pendek ini dengan lembut, merasakan nuansa filosofis di dalamnya, hanya merasakan aroma yang tersisa memenuhi mulut.
“Meskipun kita tidak pernah sejalan, tapi kau mengertiku. Itu sebabnya aku bicara terbuka sejujur ini.” Liu Zhenhan memeluk bahu Meishuai sambil tersenyum: “Andai... andai kita bisa menjadi teman, pasti kita akan jadi sahabat karib sejati.”
“Sudah kuserahkan wasiatku kepada bawahan inti yang paling setia. Jika aku mati nanti, semua warisan akan jatuh ke sepupuku Helen atau anak-anaknya.” Meishuai kembali menghindari ajakan Lao Liu, memandang ke garis cakrawala di kejauhan.
“Mengapa mengatakan kata-kata sial seperti ini?”
“Jangan tertipu kemenanganku di timur Aiqin! Jika bukan karena perang melawan Bangsa Laut, siapa yang akan memberikanku intelijen, perbekalan, dan pasukan tambahan? Manusia? Setelah perang berakhir, nasib apa yang menantiku? Jangan lupa, wilayah yang kukuasai ini adalah tanah Kadipaten St. Maudon! Keluarga kerajaan mereka hanya mengungsi, belum mati! Negara induk mereka tetap Kekaisaran St. Francis!” Rundstedt menghela nafas: “Haruskah aku meminjam jalan manusia untuk kembali ke gurun dan merebut negara sendiri jadi raja? Aku lelah, tak ada motivasi lagi. Sepertimu, aku juga sebenarnya tak ingin berperang. Terpaksa! Kau tahu cita-citaku yang sebenarnya?”
“Apa?”
“Sebenarnya aku ingin menjadi penulis.”
“Ha! Sama dengan profesi isteriku Tanya.”
“Kau tidak suka?”
“Omong kosong! Aku paling mengagumi penulis. Sebenarnya aku juga sama sepertimu, dulu juga punya mimpi ini. Tapi setelah dua tahun mengangkut tinja, aku benar-benar menyerah.”
“Aku ingin jadi penulis bestseller. Tegas tidak menulis sastra arus utama. Seumur hidup tidak perlu banyak, cukup 24 karya yang memuaskan! Menuangkan emosi melalui kata-kata. Lalu diam-diam membayangkan ekspresi pembaca saat membaca, menuai kebahagiaan seperti pencuri dan royalti besar.”
“Betul! Harus pakai nama pena, yang tidak bisa dilacak identitas aslinya. Semakin aneh semakin bagus, seperti Wu Zui atau Yue Guan. Pokoknya pilih yang paling membingungkan orang!”
“Benar! Kalau menulis harus pakai formula 'tinju + bantal'. Semua yang klise harus ditulis. Tegas menolak tema konyol seperti 'untuk negara dan rakyat' itu! Tokoh perempuan harus banyak: Elf, putri duyung, bangsa manusia berbulu—semua dimasukkan. Tak peduli dicap playboy. Sekarang banyak munafik, semakin mereka menghina, semakin membuktikan mereka rajin membacanya.”
“Harus tambahkan adegan ranjang! Ditulis detail-detailnya: pasukan lapangan, pertempuran air, multi-orang-manusia-hewan, semua harus dimasukkan!”
"Ya Tuhan! Richard, kau benar-benar sejalan denganku! Aku sebenarnya sangat ingin menulis tokoh jahat bertipe kasar, tak pernah berbuat baik, cuma melakukan hal-hal keji, mengejar wanita selalu pakai kekerasan, baru bicara perasaan setelah urusan selesai. Teguh tak mau minta maaf pada wanita! Meski punya literasi sastra tinggi, cuma melakukan hal-hal vulgar, tutup mulut soal filosofi, musik dan puisi, benar-benar berbeda dari pahlawan pria tampan berkharisma intelektual itu!"
"Benar sekali!" Liu Zhenhan bersemangat luar biasa: "Jancuk mana ada banyak pahlawan, omong kosong tingkat dewa! Sampanye, makan malam sinar bulan, lihat laut, ngobrol kehidupan dan cita-cita, nangis lihat bunga layu, sialan semua minggat! Kita harus tulis kemampuan di ranjang, langsung sobek baju lalu naik, setelah selesai baru bikin puisi, seperti 'Jalan Bunga Belum Pernah Disapu Pintu Jerami Kini Terbuka untuk Jun', semakin berlebihan semakin bagus. Meski melakukan urusan kotor tapi elegan seperti penyair."
"Lebih baik ditambah lukisan erotis improvisasi."
"Setuju! Tapi pakai Divi kan lebih praktis?"
"Ya dipakai bersama!" Rundstedt tertawa terpingkal-pingkal di lantai sambil memegangi perut.
"Sumpahi nenekmu." Lao Liu juga tertawa: "Jadi kau sedang mengerjai aku ya?"
“Pujian dan hujanan kritik adalah ciri pria sejati. Jika semua hanya memujimu, itu malah buruk. Sampapun punya sisi gelap, apalagi manusia?” Pandangan Rundstedt tiba-tiba berubah, menjadi sedikit melamun. Sebenarnya ini biasa saja, tapi yang ia tatap adalah Lao Liu.
Senyum Liu Zhenhan terhenti mendadak. Bulu kuduk di lengannya langsung berdiri merinding.
“Richard...”
“Berhenti! Sebenarnya apa maksudmu mencariku hari ini?” Liu Zhenhan buru-buru menyela: “Membahas situasi benua atau strategi perang?”
Rundstedt meluruskan pinggangnya, lalu menolehkan pandangan lesu ke aliran sungai yang bergemuruh.
“Jika tak mau bicara, aku pergi.” Untuk pertama kalinya Liu Zhenhan merasakan rasa gentar dan takut.
“Jangan pergi!” Rundstedt segera membungkuk, mengambil sebatang alang-alang, dan menggambar sketsa strategi militer di pasir dengan tergesa-gesa.
Angin malam berhembus, ribuan bunga alang-alang seperti kapas salju beterbangan, membentuk pemandangan musim gugur terindah di Sungai Sanggan bersama senja di belakang Meishuai.
“Bangsa iblis sangat cerdik, mereka masih ingin membuat manusia dan bangsa laut saling bertempur. Lihatlah, di sekitar Kerajaan Agama Tifansi di Dataran Carimodo terdapat dua 'jurang ruang-waktu' berskala super. Jika bangsa iblis ingin menyerbu jantung Aiqin, mereka bisa melakukannya kapan saja! Tapi mereka tidak melakukannya, tujuan pertama mereka tetap Dataran Liar Donau. Artinya, mereka ingin menyelesaikan Bimon terlebih dahulu! Kastil Yifu di Doluote bukan halangan berarti bagi bangsa iblis, mereka bisa langsung memasuki inti Aiqin melalui 'jurang ruang-waktu' untuk membersihkan sisa-sisa Perang Darat-Laut." Rundstedt mengangkat kepala, ekspresinya kembali menunjukkan kearifan dan ketegasan khasnya: "Richard, dalam situasi saat ini, awalnya aku sangat meragukan apakah kau bisa bertahan sampai 4 Maret tahun depan! Karena sekarang sudah November, kau harus bertahan selama empat bulan! Sebenarnya aku pun banyak rencana strategi yang ingin kusampaikan, tapi... setelah melihat 'Pirang Platinum' di Feilengcui hari ini, aku sadar tak perlu mengatakan apa-apa lagi!
Awalnya kukira sudah memahami pemikiranmu, ternyata masih ada kesalahan penilaian!
Aku sama sekali mengabaikan inti terpenting dari rencanamu! Aku juga meremehkan kekuatan dasarmu!
Kecakapan strategimu benar-benar berbeda dari orang biasa, sungguh mengambil jalan pintas yang tak terduga!"
"Bangsa iblis tamat." Lao Liu dengan gaya Berbual B memberikan kesimpulan: "Tak peduli berapa banyak pasukan yang mereka bawa."
“Pikiranmu sangat berbahaya! Tidak ada rencana yang sempurna, mengapa kau tidak mempertimbangkan kemungkinan bahwa musuh juga bisa tiba-tiba naik level menjadi Santo Aiqin?” Rundstedt menunjuk Lao Liu dengan ranting alang-alang: “Sebaiknya jangan meremehkan musuh.”
“Itu mustahil, bukan?”
“Seorang jenderal harus menganggap segala kemungkinan bisa terjadi.”
“Kita bicarakan nanti saat waktunya tiba. Aku terbiasa mengambil langkah demi langkah.”
“Harus kuakui, kau benar-benar membuatku merinding.” Meishuai melemparkan ranting alang-alangnya, menatap sketsa strategi militernya dengan hampa, lalu mengangkat pandangan ke Lao Liu: “Melawan agresi tiga pasukan kuat dari tingkat berbeda - Bangsa Laut, Bangsa Iblis, dan Ras Neraka - kau ternyata belum mengerahkan seluruh kekuatanmu sampai sekarang. Hanya dengan keteguhan ini, pantas kau disebut jenderal ulung terunggul di Aiqin.”
“Memang intensitas perang saat ini masih jauh di bawah perkiraanku.”
“Baiklah, selain Bangsa Iblis, bagaimana rencanamu menghadapi Bangsa Laut? Trikmu tidak akan mempan pada mereka.”
“Aku punya cara sendiri. Tunggu saja.” Liu Zhenhan menggaruk kepalanya: “Ada satu hal yang belum kupahami, mari kutanayakan sekarang. Mengapa dalam Perang Darat-Laut sebelumnya, Bangsa Laut tidak mengalami krisis garam seperti sekarang? Intelijen manusia menyebut seluruh garam di timur Aiqin telah dijarah habis oleh mereka. Bahkan sekarang mereka sudah sampai pada tahap merebus tinja untuk ekstraksi garam.”
"Sepengetahuan saya, wilayah timur Aiqin sebenarnya juga memiliki tambang garam sumur, namun setelah dikonsumsi ribuan tahun, semuanya telah habis dimakan manusia." Rommel tertawa: "Kali ini strategi bangsa laut juga tidak terlaksana sepenuhnya. Panglima pasukan gabungan Hai-Mu seharusnya langsung bergerak ke selatan setelah mendarat, merebut hutan tanah asin Florland terlebih dahulu. Bukan karena mereka meremehkan kemampuan perlawanan Bimon, tapi karena mereka meremehkan satu orang - kamu!"
"Jangan bicara seperti itu. Perang dunia ini hanya punya satu pemenang, yaitu Kekaisaran Tang Zang yang bisnis persenjataannya berkembang pesat!" Liu Zhenhan menggelengkan kepala: "Tahukah berapa banyak korban Bimon? Saat pertama kali masuk hutan tanah asin Florland, Bangsa Iblis tidak menyentuh para tua, lemah, sakit dan cacat yang tertinggal. Tapi kali ini mereka langsung membantai! Ditambah penduduk rentan yang tertinggal di luar Weisisipang dan Kota Shabak karena lokasi terpencil, hingga kini Bimon telah kehilangan sekitar 200.000 populasi! Belum termasuk para ksatria yang gugur!"
"Mengapa tidak menyebut manusia? Sejak perang pecah, setidaknya 8 juta manusia tewas! Belum termasuk ras Aigean lainnya! Angka kerugian ini 40 kali lipat kalian, dan terus bertambah puluhan ribu setiap hari!" Rommel mencibir sinis: "Setelah Pertempuran Sword Peak, apakah bangsa laut mau menerima kekalahan? Saya yakin mereka akan melakukan pembantaian di timur Aiqin untuk melampiaskan amarah. Tunggu saja!"
“Perang memang selalu begitu mengerikan.” Liu Zhenhan bergumam: “Lalu apa lagi yang ingin kau ajarkan padaku?”
Rundstedt menatap mata Lao Liu, mengucapkan kata demi kata dengan tegas:
“Selesaikan secepat mungkin!”
Bab 679 Hitung Mundur Pertempuran Penentuan (3)
Di hutan tanah asin Floren, sebuah makam tulang raksasa berbentuk sangkar burung yang mencolok berdiri dingin di atas ladang garam putih bersalju.
Di sekeliling makam tulang, setiap tiga langkah ada pos penjagaan, setiap lima langkah ada pos pengawal dengan pengamanan super ketat; lebih dari seribu perwira tinggi Bangsa Iblis duduk bersila di dalam makam. Di depan mereka tergantung tirai sihir arkan berwarna perak pucat yang memancarkan aura pembekuan. Di layar itu, prajurit yang menyerbu kota bagai gerombolan semut menggempur keju, kura-kura raksasa setinggi langit menggilas teriakan perang yang menggelegar, sambil melolong pilu menyambut hujan panah hitam yang turun bagai malam berulang kali. Pancaran cahaya sihir arkan begitu kuat hingga setiap kali menyembur, layar langsung gelap.
Ribuan perwira tinggi Bangsa Iblis itu duduk tegak dengan pandangan lurus, tak berkedip memandangi layar sihir arkan.
“Yang Mulia Ratu Lich Bollywood Marilyn Monroe duduk di atas Takhta Es yang Terbeku. Di sebelah kiri berdiri Raja Langit Bersayap Enam Artest, sementara di sebelah kanan ada seorang pria tampan berambut hitam dengan wajah sehalus giok dan aura memikat—andai Lao Liu tiba-tiba muncul di sini, pasti langsung mengenali pria ini. Mantan 'Kaisar Giok' yang pernah berkuasa di Benua Sutra, kini memiliki runa mata perak di pelipisnya yang menambah kesan anggun dan berwibawa.”
Sekitar satu jam kemudian, Ratu Lich mengangkat tangan dan memutus paksa pemutaran kartu kristal Di Wei.
"Ini rekaman pertempuran di Tembok Selatan selama Pertahanan Weisisipang. Setelah pertempuran ini, rekaman Divi-nya sudah menyebar seperti wabah di Benua Aigean." Jari-jari mungil Yang Mulia Monroe mengetuk-ngetuk sandaran kursi dari tulang belulang, seolah berusaha meredakan gejolak dalam hatinya: "Sejak Bangsa Laut mengirimkan rekaman ini padaku, sudah kutonton lebih dari tujuh kali. Setiap kali, jiwaku seperti dihantam badai."
"Bagaimana pendapatmu, Artest?" Melihat semua diam, Ratu Lich menunjuk Raja Langit Bersayap Enam.
"Banyak perasaan yang muncul, tapi sulit diungkapkan semua sekaligus..." Raja Langit Bersayap Enam satu-satunya dari dunia iblis menggerakkan bibirnya: "Kesan pertama adalah daya penghancur sihir arkan benar-benar luar biasa! Tanpa perlindungan barrier perisai, infanteri yang melawan sihir arkan ibarat buah Biluo mencoba melawan pisau. Tapi yang tak kumengerti, kenapa Komandan Bangsa Laut masih nekat padahal efek anti-sihir dari pilar totem lagu perang sangat jelas? Lihatlah prajurit Bangsa laut yang menyerbu kota seperti semut, mereka maju dalam formasi rapat menghadapi jaring tembakan sihir arkan Bimon - setiap serangan menewaskan minimal lima ribu ekor lebih! Apa mata Komandan Bangsa Laut bermasalah? Bagaimana bisa dia menyia-nyiakan nyawa begitu?"
"Katanya Bangsa Laut mengandalkan taktik kerumunan manusia, mungkin mereka ingin menguras cadangan kekuatan arkan ahli sihir dengan tumbal prajurit." Seorang tuan tanah bawah tanah tertawa: "Tapi dari rekaman Divi, sepertinya ahli sihir arkan Bimon juga punya pil penghemat sihir seperti milik Bangsa Iblis kita. Sihir mereka tak berhenti dari awal sampai akhir..."
"Ada yang ingin menambahkan keberatan?"
“Kegarangan dan keberanian prajurit Bimon ternyata masih sama seperti dalam legenda. Menghadapi perbandingan pasukan puluhan lawan satu, aku rasa sedikit prajurit yang bisa tetap tenang, santai, bahkan meremehkan seperti mereka!” Kepala Staf Valdenar melihat Ratu sedang menatapnya, terpaksa menunjukkan kewajiban staf dengan nekat: “Bangsa laut bisa menyalahkan kegagalan pada ketiadaan vegetasi tinggi dan batu di Padang Gurun Donau. Tapi aku tidak sepakat. Meski mereka punya alat pengepungan yang cukup, tetap sulit merebut kota ini karena perbandingan sihir arkan mereka dengan Bimon terlalu timpang.”
“Kalau hanya sihir arkan, kita Bangsa Iblis punya alasan untuk bangga berkata tidak takut! Kita punya sihir gabungan Penghancur Obsidian. Pilar totem lagu perang Bimon akan merepotkan, tapi tak sampai membuat kita tak berdaya! Seperti 90% penyihir Bangsa Laut yang kehilangan kemampuan menyerang secara kolektif di medan perang. Itu mustahil terjadi pada kita.” Ratu Monroe menggeleng lembut: “Sayangnya aku belum bisa mendapatkan rekaman serangan udara besar-besaran beberapa hari lalu. Tapi bisa dibayangkan, Bimon sekarang bukan hanya punya daya tembak sihir arkan hebat dan prajurit-prajurit tangguh, kemampuan tempur udaranya juga luar biasa kuat! Tentang ini, apa pendapat Jenderal Litmanen?”
"Langit biru selamanya akan menjadi koridor para Ksatria Ketakutan kami!" Seorang Ksatria Ketakutan setinggi 5 meter yang kekar memegang tanduknya, berdiri dengan penuh kepercayaan diri sambil mengangkat bahu ke sang Ratu: "Aku tahu Yang Mulia ingin menanyakan sesuatu. Aku telah mendengar intel dari Bangsa Laut tentang konsep serangan udara Bimon, tapi yang ingin kukatakan adalah: untuk melakukan serangan udara, kita harus jamin keamanan langit terlebih dahulu! Pasukan udara bisa lolos dari tembakan pertahanan udara arkan di ketinggian aman, tapi takkan bisa menghindari serangan udara lawan! Siapa lagi yang memiliki kemampuan pertarungan udara melebihi angkatan udara Bangsa Iblis kami?"
"Berdasarkan kekuatan pertahanan Bimon yang terlihat di sistem Divi, selama angkatan udara kami bisa netralkan angkatan udara Bimon, pasukan darat kita punya 80% kemungkinan untuk menghancurkan mereka." Raja Langit Bersayap Enam Artest juga berdiri: "Yang Mulia, ini bukan omong kosong. Teknik pengepungan kota takkan primitif seperti Bangsa Laut! Dibandingkan pasukan kami, pasukan Bangsa Laut itu benar-benar amatir dalam perang kota!"
"Paduka, kami Ksatria Ketakutan punya 100% keyakinan bisa hancurkan angkatan udara Bimon! Jumlah mereka terlalu sedikit, katanya seluruh Aiqin tak sampai 6.000 personel. Jumlah kita sepuluh kali lipat lebih banyak!" Jenderal Litmanen tertawa terbahak-bahak: "Apalagi kami segera akan dilengkapi Khimera Berat, kemampuan pertarungan udara kami akan naik ke tingkat yang lebih tinggi!"
"Jangan sebut lagi khimera berat! Bangsa laut mencari alasan, tidak mau menyediakan 'naga kura-kura berpola air' untuk kita!" Raja Langit Bersayap Enam Aster berkata dengan frustrasi: "Setelah tiba di Aiqin, mereka tiba-tiba mengingkari janji!"
"Bagaimana bisa begini?" Jenderal Litmanen memutar matanya, menatap bingung ke singgasana Raja Langit, lalu melihat Kaisar Giok yang berdiri di samping Ratu Monroe: "Kalau begitu, Yang Mulia Pangeran Yuwu bukankah..."
Ratu Lich dan Raja Langit Bersayap Enam hanya bisa tersenyum getir.
Saat itu Ratu Jiabao secara pribadi menyaksikan Pertempuran Weisisipang. Sekembalinya ke dunia iblis, dia langsung memerintahkan semua departemen mencari cara memodifikasi khimera. Berkat kerja keras dan fasilitas komunikasi yang baik di wilayah luas, segera seorang ahli biologi melaporkan penemuannya ke istana - sejak sepuluh tahun lalu dia menemukan bahwa buah tanaman arkan "Frambos Terpetrifikasi" jika tertelan dalam jumlah tertentu, akan mengubah kekuatan elemen dalam tubuh makhluk menjadi kekuatan arkan batu.
Ini merupakan momentum bagus yang mencerminkan warisan kuat dan kemampuan ekonomi dunia iblis.
Tapi masalahnya, kekuatan arkan batu tidak bisa mengubah Oushou menjadi khimera yang bisa bertransformasi bebas.
Kekecewaan ini baru teratasi setelah Yang Mulia Monroe menaklukkan Pangeran Yu Wu—Yang Mulia Pangeran adalah ahli giok alami yang memiliki kemampuan luar biasa "mengubah batu menjadi giok". Selama jaraknya cukup dekat, dia bisa mengubah kekuatan arkan batu dalam tubuh makhluk hidup menjadi kekuatan arkan giok. Menurut Pangeran Yu Wu, mengubah kekuatan arkan giok ke tingkat "giok lembut yang harum" jauh lebih mudah daripada mengubahnya menjadi "giok kokoh setinggi langit".
Kekuatan arkan giok lunak justru termasuk jenis kekuatan arkan khusus yang bisa mengubah bentuk tubuh secara fleksibel.
Namun, setelah susah payah memecahkan masalah kunci pembuatan khimera yaitu "modifikasi kekuatan arkan", para pemimpin bangsa iblis kembali menemukan masalah rumit lain—di dunia iblis sama sekali tidak ada Oushou berkarakter lembut dan bertubuh besar yang bisa dimodifikasi menjadi khimera berat. Di lingkungan hidup yang keras di dunia iblis, semua jenis Oushou adalah makhluk agresif dan suka berkelahi. Oushou yang jinak sudah lama tersingkir oleh "hukum rimba"! Makhluk besar berperawakan raksasa dan berwatak jinak seperti Landak Batu dan Naga Kura-kura Air hanya ada di Benua Aigean yang memiliki lingkungan alam unggulan.
Pasukan bangsa iblis selama ini selalu mengandalkan "kristal penyimpanan" dan "formasi teleportasi sihir" untuk mengisi ulang perbekalan dan logistik, tak pernah terpikir apalagi berniat memelihara Oushou besar sebagai hewan logistik militer - Tanyalah, siapa yang mau meninggalkan sistem suplai logistik canggih untuk beralih ke metode primitif "transportasi hewan"?
Maka kini pasukan iblis hanya bisa mengandalkan teknik modifikasi arkan, tapi harus meminta hiburan raksasa "kura-kura naga berair" dari sekutu Bangsa Laut demi mempersenjatai khimera berat untuk pasukan mereka.
Tapi tak ada yang menyangka, Bangsa Laut yang sebelumnya menjanjikan kompensasi besar tiba-tiba mengingkari janji.
"Dari perkembangan pertempuran akhir-akhir ini, pasukan Bangsa Laut jelas belum menemukan cara memodifikasi khimera. Lalu mengapa mereka tak bisa menyuplai ratusan kura-kura naga untuk kita?" Jenderal Litmanen menggerutu tak puas: "Kaisar seharusnya menepati janji seribu keping emas. Tak malu kah dua Ratu Laut ini mengkhianati perjanjian?"
"Sebenarnya tidak bisa disebut ingkar janji total," Raja Langit Bersayap Enam dan Ratu saling bertukar senyum: "Setidaknya kita sudah dapat dua formasi pisah-air sebagai kompensasi dari mereka."
“Jenderal Litmanen. Pertanyaan Yang Mulia juga pernah saya miliki, jadi saya khusus memeriksa kamus. Ternyata ada pepatah terkenal di Benua Aigean – ‘Janji lautan sama tak menetapnya dengan lautan itu sendiri!’” Ratu Lich entah merasa lucu atau pasrah, terus menggelengkan kepala sambil tersenyum: “Sebenarnya menurut saya, tindakan Bangsa laut ini bukan karena kebiasaan melanggar janji, melainkan sedang berjaga-jaga terhadap kita.”
Seluruh perwira iblis tertawa. Yang Mulia Ratu telah mengucapkan pernyataan yang sama sekali tidak profesional – Bukankah sudah jelas Bangsa laut akan berjaga-jaga terhadap iblis? Setelah Aiqin ditaklukkan, cepat atau lambat kita pasti akan berperang.
“Kita punya kemampuan modifikasi Oushou, mereka punya bibit khimera. Bagaimana kalau kita bagi rata saja?” Jenderal Litmanen dengan percaya diri memberikan saran kepada ratu: “Yang Mulia bisa mengirim utusan untuk bernegosiasi dengan Bangsa laut. Apa yang mereka punya tidak kita miliki, sebaliknya apa yang kita punya juga tidak mereka miliki. Daripada saling bersitegang, lebih baik bekerja sama dan saling memenuhi kebutuhan.”
“Kau terlalu naif, Jenderalku.” Senyum sensual nan memesona mengembang di bibir Ratu Lich: “Aku tahu pengetahuanku tentang militer terbatas, tapi aku paham fakta sederhana – meskipun khimera berat lebih jinak, melatihnya bukan perkara mudah! Bangsa laut telah lama melatih ‘naga kura-kura berukir air’, apakah kita punya pengalaman serupa? Menurutmu, dalam pertukaran setara ini, siapa yang lebih dulu memiliki kekuatan tempur – khimera kita atau mereka? Bagaimana jika selama proses ini kita justru berperang dengan mereka? Bukankah itu berarti kita sendiri yang mencari ganti rugi?”
Ini memiliki kemiripan dengan "seni mengendalikan bawahan", Jenderal Kongju juga bukan orang bodoh, langsung menangkap maksudnya dan tidak lagi mengoceh, lalu duduk kembali.
"Meski tidak memiliki khimera, memiliki angkatan udara dengan kuantitas besar juga sama efektif! Selanjutnya, dengan penuh kehormatan saya memberitahu para hadirin, belakangan ini departemen logistik militer dari tiga benua di dunia iblis kami terus memproduksi bom udara secara maksimal!" Raja Langit Bersayap Enam bertepuk tangan untuk menghidupkan suasana: "Hingga kini, Ratu Jiabao dan Putri Dunboer masih secara pribadi mengawasi produksi bom udara. Keunggulan kemampuan ekonomi kami dibanding Aiqin masih sangat mencolok, yang paling jelas, stok bom udara yang telah kami selesaikan sudah cukup untuk melancarkan pertempuran setara serangan udara Shabak! Berapa lama kami mempersiapkan ini? Taktik bom udara dan pengeboman justru mereka dari Benua Aigean yang pertama kali prakarsai, seharusnya mereka lebih awal melakukan riset dan produksi, bukan?"
Para jenderal bangsa iblis langsung berseri-seri wajahnya, terutama para jenderal Kongju yang mengepalai angkatan udara, bahkan terlihat gelisah kegirangan.
Andai mereka tahu bahwa negara-negara Aiqin memproduksi bom udara bahkan lebih telat dari mereka, entah masih bisa tertawa atau tidak.
“Tapi inilah alasan utama kita segera menyerang Aiqin! Kita harus RAMAS Bangsa laut untuk mengetahui cara pembuatan bom udara Aiqin demi keamanan! Mungkin bom udara mereka lebih efisien waktu produksinya! Dengan kemampuan ekonomi dan tenaga kerja kita... hehe…” Artest, Ksatria Bersayap Enam Tingkat Lima menambahkan: “Tapi jangan lengah! Perang sudah berbeda dengan cara kita dulu. Ini peluang emas menguasai dunia, tapi ingat selalu kemungkinan kegagalan!”
“Singgasana, seberapa dahsyat bom udara kita?”
“Bom udara Aiqin pakai taktik api, kita pakai apa?”
“Siapa penemu bom udara kita?”
“Bisa bagi ke pasukan darat? Bom udara tak hanya untuk angkatan udara!”
Suasana mulai memasuki keantusiasan. Berbagai pertanyaan terus muncul dari mulut para jenderal, semua ingin menggali sampai ke akar untuk memahami sepenuhnya kekuatan tempur bom udara domestik.
“Tenang-tenang!” Ratu Lich bisa memahami kegembiraan bawahan-bawahannya. Oleh karena itu, dia tidak terlalu mempermasalahkan ketidaksopanan mereka: "Bom udara kita diciptakan oleh Viscount Mattius, Walikota Montana dari Benua Kontribusi Pantai. Ini juga termasuk bom udara api, namun proses pembuatannya sangat rumit dan memakan waktu. Kita harus mencampur 16 jenis tulang yang ditumbuk halus dengan rasio tertentu. Kemudian membuat lubang di 'Pinus Balkan' untuk menempatkan campuran ini agar bisa mengekstrak 'minyak pinus'! Daya bakar minyak pinus ini jauh melampaui minyak militer manapun. Ketika sudah menjadi bom udara, kekuatannya sangat dahsyat! Tapi produksi bom udara saat ini masih terbatas. Belum bisa diprioritaskan untuk pasukan darat, hanya angkatan udara saja yang mendapatkannya."
“Viscount Mattius dari Kota Montana? Dia?” Semua jenderal tertegun. Nama ini memang sudah terkenal di telinga mereka - seorang keturunan campur hasil hubungan gelap bangsawan bermata perak dengan pelayan Bimon dari ras merak. Sejak kecil sudah menyimpang dari norma, sering melakukan hal-hal yang bertentangan dengan tradisi. Bahkan kendaraan tunggangannya pun dia enggan menggunakan kuda mimpi buruk hasil kultivasi, malah berusaha mencari jenis tunggangan baru untuk membuka pola kultivasi yang sama sekali berbeda bagi Ksatria Mata Perak - di dunia iblis yang masih memegang teguh aturan leluhur, keturunan campur seperti ini, meskipun anak dari Raja Langit Bersayap Enam sekalipun, tetap akan dicap sebagai genit yang terkutuk.
"Konon kabarnya si mata perak playboy ini akhirnya diasingkan ayahnya ke tanah apanase paling tandus, yang kebetulan belum lama ini dihancurkan oleh pasukan Bimon pimpinan pengkhianat besar dunia iblis, Pangeran Zhenwu..."
"Jangan remehkan Viscount Mateus, dia adalah bakat yang melampaui zamannya! Dulu kami menganggapnya seperti orang gila!" Raja Langit Bersayap Enam Aster dengan wajah dingin berkata tegas: "Aku sudah baca catatannya. Dia benar-benar berhasil menyatukan mantra penyerap magi dengan teknik merekrut Oushou sebagai kendaraan tunggangan! Lihatlah visinya yang jauh ke depan! Saat ini kami para pemilik mata perak memang telah kehilangan kontak dengan Dewi Mimpi Iblis. Tidak ada yang tahu apakah nanti masih bisa memanggil kuda mimpi buruk! Jika bukan karena catatan Viscount Mateus, ksatria kematian kita akan terdegradasi seperti Ksatria Aiqin yang hanya mengandalkan kekuatan fisik untuk menjinakkan tunggangan!"
"Nyonya Xialian adalah kekasih Viscount Mateus." Ratu Monroe melambaikan tangan, memanggil seorang penyihir wanita berpakaian pelayan dari belakang, lalu memperkenalkannya dengan khidmat kepada semua perwira iblis: "Dialah yang berhasil lolos dari cengkeraman pengkhianat Pangeran Zhenwu, dan dengan susah payah membawa pulang catatan Tuan Viscount untuk meminimalisir kerugian Bangsa Iblis!"
"Waktu itu aku sudah bilang ke iblis itu, kalau dia melepaskanku, nanti pasti menyesal!" Tubuh mungil penyihir wanita Xialian gemetar, Bahasa Umum dunia iblis untuk pertama kalinya dalam sejarah diucapkan dengan dendam membara yang begitu mendalam.
Para perwira bangsa iblis tak terlalu merasa kehilangan. Yang penting catatan teknik "Bom Udara Minyak Pinus" dan mantra rekrutmen mata perak tetap utuh. Kehilangan Viscount Mateus pun masih bisa ditolerir. Perang memang kejam, yang kuat akan bertahan. Mereka sudah cukup gentleman memberi kesempatan, berbeda dengan pasukan kami yang takkan menyisakan pendeta wanita jika menaklukkan Kerajaan Bimeng.
"Nyonya Xialian juga membawa Suku Goliath Batubara yang kuat! Kami juga sudah berhasil bernegosiasi dengan pemimpin Prajurit Kebencian mekanis dari kota bawah tanah. Mereka bersedia mengirim pasukan besar untuk mendarat di Aiqin!" Raja Langit Bersayap Enam tersenyum puas: "Ditambah pertunangan Yang Mulia Monroe dengan Pangeran Yu Wu... Mustahil kita tak kuasai benua ini dalam ekspedisi ke Aiqin kali ini!"
“Saat ini strategi militer kita masih harus merebut Danube terlebih dahulu, berakar di padang gurun sebelum bergerak ke jantung Aiqin. Bangsa laut dan manusia sekarang sedang dalam konfrontasi bersenjata, kita tidak perlu tergesa-gesa masuk dan mengacaukan keadaan!” Ratu Monroe berdiri anggun dan berjalan ke peta militer yang tergantung di dinding: “Pada tahap ini musuh kita hanya satu, yaitu lawan lama, Bimon! Dengan munculnya bom udara, perang di masa depan pasti akan berkecamuk di langit biru bukan di medan sihir arkan! Jadi, untuk menaklukkan Aiqin, kita harus kuasai langit terlebih dahulu. Untuk menguasai langit, kita harus taklukkan penguasa udara! Jenderal Litmanen, klaimmu bahwa angkatan udara Bangsa Iblis kita terkuat di dunia itu tidak tepat, bahkan bisa disebut kesombongan!”
“Litmanen, perang butuh otak, bukan omong kosong!” Raja Langit Bersayap Enam menatap tajam Jenderal Kongju sambil menunjuk pelipisnya: “Pertempuran pertama di Aiqin sangat krusial bagi kita. Rencana detail tidak akan kusampaikan, tapi bisa kukatakan bahwa selain Prajurit Kebencian Mekanis, kita masih punya dua sekutu kuat yang tersembunyi. Jadi kalian hanya perlu fokus menyerbu medan perang, kemenangan pasti milik kita!”
“Kota inilah musuh mematikan angkatan udara Bangsa Iblis!” Jari Ratu mengetuk keras sebuah titik kecil di peta Danube, sorot matanya menyapu seluruh wajah para perwira: “Setelah semua persiapan selesai, target pertama kita adalah menghancurkannya! Selain itu, pemimpin mereka harus ditangkap hidup-hidup!”
Bab 680 Hitungan Mundur Pertempuran Penentuan (4)
Setelah Rundstedt pergi, Liu Zhenhan duduk sendirian di tepi Sungai Sanggan sambil melamun sejenak.
Pikirannya dipenuhi berbagai hal yang rumit dan tidak teratur.
Sejak memulai pertempuran skala besar di mana setiap langkah harus mempertanggungjawabkan nyawa jutaan orang, Liu Zhenhan yang sebelumnya cenderung mengabaikan seni strategi terpaksa tunduk pada realitas. Perlahan ia mengalihkan fokus dari taktik ke strategi untuk mempersiapkan masa depan - taktik hanya memberi kemenangan lokal, sedangkan strategi menentukan keseluruhan medan perang. Bagi pemimpin negara, ketiadaan kemampuan taktis masih bisa ditoleransi, namun kurangnya kecakapan strategi bersifat mematikan.
Sebenarnya Liu Zhenhan terus-menerus belajar dan mengalami Nirvana diri. Proses metamorfosisnya berjalan alami bagai air mengalir, namun karena "berada di tengah gunung" itu sendiri, ia tak menyadari perubahan internalnya.
Kini, melalui N kali pertempuran, diam-diam muncul pikiran yang tak berani diungkapkannya: Perencanaan taktis maupun strategis sebenarnya tidak serumit yang dibayangkan orang awam. Pada ketinggian tertentu, siapapun bisa memperlakukan dunia sebagai papan catur, menjadikan rakyat sebagai bidak, lalu bertarung melawan lawan seimbang.
Lao Liu selalu berpikir bahwa dirinya terlalu sesombong sehingga memiliki pikiran arogan seperti ini, namun seiring perkembangan situasi, dia semakin yakin bahwa spekulasinya mungkin adalah kebenaran mutlak!
Secara fakta, tidak peduli seberapa liciknya Dewa Perang, atau seberapa hebat ahli strategi dalam penerapan taktik dan strategi, semuanya harus mengikuti hukum alam yang telah ditetapkan - kemenangan mereka bukan berasal dari memanggil prajurit surgawi atau bantuan dewa turun ke dunia, melainkan menggunakan kebijaksanaan untuk menciptakan ilusi penglihatan dan asap, memanfaatkan kondisi alam, serta mengerahkan biaya, sumber daya material, dan SDM yang bisa diatur untuk perlahan membuka ujung rok Dewi Kemenangan.
Tidak ada perang yang dimenangkan tanpa sebab-akibat. Tidak ada kemenangan yang tidak sesuai dengan logika.
Berdasarkan prinsip inilah Liu Zhenhan tidak takut pada lawan kuat atau bandel manapun, karena dari awal sampai akhir dia bermain bertahan-balas - model perang seperti ini sama sekali tidak membutuhkan kandungan teknologi, sekecil apapun tipu muslihat lawan menjadi sia-sia. Satu-satunya cara menghadapi pertahanan adalah dengan menumpuk nyawa manusia dan pertempuran berdarah untuk meraih kemenangan.
Dalam hal adu kecerdasan mungkin Lao Liu gentar, tapi dalam hal fisik dan keberanian, siapa yang pernah dia takuti?!
Semua manusia sama: dua bahu memanggul satu otak. Siapa yang tidak mati jika terkena pedang besar?
“Tapi setelah berbincang dengan Meishuai, menghadapi nasihat bijak ‘seorang jenderal harus menganggap segala sesuatu mungkin terjadi’, senar bernama ‘pemikiran terbalik’ di otaknya akhirnya bergetar keras—perlu diketahui, dalam Rencana strategis Lao Liu, pertahanan total memang ditujukan untuk kemenangan akhir. Singkatnya, selama bisa menunda sampai waktu tertentu, dia pasti menang!”
Faktanya, situasi benua sekarang memang berkembang sesuai prediksinya menuju arah terbaik.
Tapi……
Jika lawan-lawannya juga memiliki keunggulan yang kini dia andalkan, bagaimana Perang dunia ini akan berlanjut?
“Mikirin apa? Sudah setengah hari kulihat kau melongo di sini.”
Bayangan raksasa Kepala Suku Raksasa Buddha Desaili menyelimuti Lao Liu di tepi sungai.
“Mikirin cewek.” Liu Zhenhan menyeringit.
“Kau tidak bisa serius sekali-kali? Perhatikan statusmu. Sekarang kau bukan lagi mewakili dirimu sendiri atau Feilengcui, kau mewakili muka seluruh Aiqin!”
“Apa urusanmu!”
“Kau…” Andai pandangan bisa menggigit, Kepala Suku Desaili yang mendapat malu ini pasti sudah menyobek Lao Liu hingga menjadi serpihan daging ikan pedas.
“Belum juga kuhitung utangmu! Obisilachi. 108 jenis ilmu bela diri Raksasa Buddha hanya boleh dipelajari Weituo, berani-beraninya kau menipuku?”
“Richard, jangan marah, tapi aku benar-benar bersyukur atas keputusan bijakku sendiri!”
Di Sungai Sanggan tiba-tiba muncul lingkaran riak air besar, setelah gelembung-gloops-gloops bermunculan, seekor kura-kura hijau berbulu seukuran penggilingan muncul ke permukaan dengan kepala lancip dan cangkang keras kebiruan.
"Model yang besar sekali!" Liu Zhenhan tersenyum licik sambil mengeluarkan Hujan Deras Bunga Pir, baru saja mengarahkannya ke kura-kura hijau di sungai sebelum sempat menekan pelatuk, Kepala Suku Desaili sudah menahan lengannya dengan jari sebesar Tongkat Taring Serigala.
"Jangan langsung berniat membunuh segala! Kau tak ada apa-apanya dibanding Mourinho!"
"Memang aku tak bisa dibandingkan dengannya." Liu Zhenhan menoleh, mendongak sambil melirik Kepala Suku Raksasa Buddha: "Wah-wah. Ucapan barusan kok terdengar aneh sekali! Kataku Kepala Suku, jangan-jangan kau sudah ikut angsa tua itu beberapa waktu, sekarang mau balik bawa sesuku pindah haluan?"
"Jika aku berniat begitu, apa kau setuju?" Kepala Suku Raksasa Buddha berjongkok, mengintai mata Lao Liu: "Jangan bohong, aku ingin dengar isi hatimu yang sebenarnya."
"Aku setuju." Liu Zhenhan mengangguk sekuat tenaga sampai dagunya hampir menusuk dada: "Sumpah, sebenarnya di lubuk hati aku punya kekaguman luar biasa pada Mourinho, kegagalan berteman dengannya sama seperti kegagalanku berteman dengan Rundstedt, ini penyesalan terbesar seumur hidupku! Kalian ikut dia, aku pasti tak protes! Tapi kalau mau ikut orang lain, baru aku tak terima!"
“Agak bingung dengan kalian. Meski punya perseteruan tak terdamaikan, diam-diam saling mengagumi seperti sahabat karib. Tak pernah mengucapkan sepatah kata buruk tentang lawan.” Kepala Suku Desaili menggaruk kepala berbonggol dengan frustrasi: “Kau begitu, Murinio juga begitu. Apakah ini persahabatan khusus antar lelaki, antar lawan sepadan?”
“Kau benar! Contohnya Rundstedt, semakin kumengerti kesulitannya. Di dunia seluas ini, orang tanpa rasa memiliki sungguh menyedihkan! Punya segudang bakat, tapi tak tahu untuk siapa hidup dan berjuang. Andai jadi dia, mungkin jiwanya sudah breakdown.”
“Apa Rundstedt sampai tak bisa menemukan pelabuhan hati?”
“Selain Feilengcui, siapa lagi yang layak masuk matanya? Hatinya punya sayap, tak sudi dengan sedikit Prajurit Ganas itu.” Liu Zhenhan tertawa kecut: “Tak perlu ditebak! Pertempuran 'Serangan Udara Puncak Pedang' setengah bulan lalu adalah upayanya membuktikan pada dunia bahwa dia tak kalah dariku! Sayang, hari itu aku juga melakukan 'Serangan Udara Shabak'!”
“Tapi aksinya cukup bagus. Semua tahu 'Serangan Udara Shabak' tak secemerlang 'Serangan Udara Puncak Pedang’.”
“Kau benar, ‘Serangan Udara Puncak Pedang’ memang menimbulkan sensasi besar di Benua Aigean.” Liu Zhenhan menggelengkan kepala: “Tapi… Kepala Sukuku, Rundstedt menginginkan lebih dari sekadar efek seperti ini! Coba bayangkan, seandainya tidak ada ‘Serangan Udara Shabak’, seberapa dahsyat sensasi yang akan ditimbulkan ‘Serangan Udara Puncak Pedang’ di Benua Aigean!”
“Oh… Pada dasarnya, dia gagal mengalahkanmu secara total, begitukah?” Kepala Suku Raksasa Buddha tersadar, mengucapkan kata “sepenuhnya” dengan tekanan khusus.
“Keinginan untuk membuktikan diri tidak kalah dariku mungkin satu-satunya motivasi Rundstedt untuk terus maju.” Liu Zhenhan menghela napas, tersenyum getir: “Kini motivasi itu hilang. Seandainya aku menjadi dia, aku benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Bukan aku tidak mau memberi Rundstedt kesempatan, tapi semua ini sudah ditakdirkan, kebetulan bertabrakan dengan keniscayaan.”
“Kau benar-benar penakluk takdir bagi semua orang!”
“Tepat! Aku adalah iblis yang lahir dari Laut Darah Poyi, tercipta khusus untuk menghancurkan dunia – hehe… Kalian para Raksasa Buddha memang mulut burung gagak, ucapannya menjadi kenyataan.” Ekspresi Liu Zhenhan tiba-tiba berubah serius di tengah tawanya: “Aku belum bertanya, bagaimana pasukan Murinio sebenarnya? Selama ini kau berada di sana, pasti banyak yang kau lihat dan dengar?”
“Kau kira aku ini bego yang belum berpengalaman? Sudah sekian lama di sana hanya sibuk makan-minum-judi-maksi seperti dirimu?”
“Kepala suku……Kau……Kau kok bisa ngomong kasar juga?”
“Bahasa kasar apa?”
“Bego itu bukan bahasa kasar?”
“Aneh, benda itu kan jelas dimiliki setiap perempuan, kenapa mereka boleh punya, aku tidak boleh bilang?” Kepala Suku Desaili tersenyum sinis: “Apakah mengganti sebutan jadi lebih sopan bisa mengubah hakikatnya? Kau terjebak penampilan lagi, Richardku.”
“Jancuk! Memang segala omongan dari mulut filsuf macam kau bisa jadi gading semua.” Liu Zhenhan memegangi kepalanya, wajahnya menunjukkan ekspresi "Aku kalah olehmu".
“Jangan ngelantur omong kosong, cepat ceritakan padaku, sebenarnya apa aset keluarga Murinio……Aku sangat penasaran satu hal, kenapa dia nekat bertahan di tepi selatan Sungai Sanggan, mempertahankan Kota Caiyu mati-matian! Apa dia tidak sadar ini sangat berbahaya? Rawa Senja adalah benteng alam, bangsa Smail jelas bisa bertahan di sana!”
“Apa kau pikir Murinio juga ingin berperang melawan bangsa iblis di tepi selatan Sungai Sanggan, membuktikan diri tidak kalah hebat dari kau?”
“Benar! Memang begitu pikiranku!”
“Kau benar-benar tidak tahu malu!” Kepala Suku Raksasa Buddha langsung memaki: “Richard, Richard, kumohon jangan anggap semua orang membosankan seperti Rundstedt! Status Murinio itu apa? Status Rundstedt itu apa? Mempertahankan Kota Caiyu itu karena tidak ada cara lain! Menurut Raksasa Langit yang menjaga Kota Caiyu, di Pegunungan Salju Himalaya Taymur ada lebih dari satu jalur gletser yang bisa dilewati dari tepi selatan Sungai Sanggan ke tepi utara! Dengan kata lain, pertahanan Sungai Sanggan yang kau banggakan itu bisa diabaikan Bangsa Iblis. Mereka cukup menangkap penduduk asli pegunungan untuk interogasi, mencari jalan di pegunungan, lalu mengambil jalan pintas melalui pegunungan menuju padang gurun utara, lalu menyerbu Weisisipang dan Shabak!”
“Begitu ya...” Liu Zhenhan menggelengkan kepala sambil mengeluarkan suara kagum: “Ah... Sebenarnya tidak perlu... Meskipun Murinio meninggalkan Kota Caiyu dan tidak mempertahankan jalur pegunungan, aku tetap bisa menghabisi Bangsa Iblis.”
“Hei! Kalau begitu kau harusnya membujuk Murinio! Bujuk dia agar tidak mempertahankan Kota Caiyu. Cukup Feilengcui yang terkuat di dunia saja!”
“Omong kosong, ini kamu menasihati atau menghina? Lagipula, aku dan dia sekarang sama sekali tidak bicara, ketemu saja hampir canggung mati, bagaimana mau menasihati? Begini saja, kamu yang turun tangan bantu aku membujuk dia...” Liu Zhenhan membuka celana, membelakangi Sungai Sanggan sambil kencing: “Bilang saja... tidak perlu lagi mengurusi situasi di tepi selatan Sanggan... tidak lihatkah aku menarik semua Goblin tanah dari Gunung Cukur ke dunia bawah tanah? Pasukan bangsa iblis ada caraku sendiri... Mau menyeberangi sungai atau tidak, mereka takkan bisa...”
“Aku yang menasihati? Bercanda apa ini, kamu mau aku jadi sasaran pukulan brutal ya? Weituo, Weituo, hubunganmu dengan Murinio yang rumit itu, tak perlu aku jelaskan lagi kan?”
“Sudah-sudah, jangan mengungkit masa lalu yang basi itu.” Lao Liu menciduk air sungai, mencuci tangan: “Tapi kalau tidak membujuk dia tak boleh! Dia dan Bimon dari Kota Caiyu kalau tidak kembali ke Provinsi Barat Daya, bagaimana kalau terjadi keadaan darurat?”
“Hanya kamu yang hebat? Apa Kota Caiyu mereka terbuat dari tanah liat?” Kepala Suku Desaili mulai tersinggung dengan kesombongan dalam ucapan Lao Liu: “Murinio sudah lama memindahkan orang tua, wanita, dan anak-anak ke Kota London di Rawa Senja. Yang tinggal sekarang semuanya prajurit pilihan, bangunan juga sudah dibentengi, sangat kokoh! Raja Sal juga menyokongnya dengan peralatan pertahanan tak terhitung. Kalau aku Murinio, mendengar omonganmu tadi, pasti akan bertahan di sini untuk membuktikan!”
“Saat ini, berapa banyak prajurit di Kota Caiyu?”
“Lima ribu prajurit burung unta Ostrit, lima ribu prajurit kura-kura, lima ribu prajurit katak raksasa, dua ribu prajurit Medusa, dan tiga ratus prajurit Smail, ditambah lima ratus pemanah Elf Bulan serta dua ribu pemanah elf padang rumput yang dialokasikan Raja Bimon untuknya - ini adalah pasukan reguler! Selain itu ada 'Korps Saudara Hewan Berkekuatan' yang dipimpin Tuan Michael Scofield. Juga mantan pasukan Ostrit, Xian Sungai, Kurcaci Abu-abu yang menyerah kepada Murinio dalam Pertempuran Bukit Minyak, plus banyak Druid, pemanah centaur Satyr, Setes bersenjata pedang ganda, bangsa barbar, kurcaci rawa, raksasa es, raksasa langit, penyihir manusia, pasukan Teutonik, Penyusur Hutan, dan suku Tuskar yang ahli melatih beruang!” Kepala Suku Desaili berbicara tanpa jeda: “Jangan pernah mengucapkan omong kosong seperti 'mereka tidak sehebat kamu'! Aku akui, kekuatan penyihir dan pendeta di bawah Murinio mungkin memang kalah darimu, tapi dia sama sekali bukan orang sembarangan! Aku tidak perlu menyebut jagoan seperti Trezeguet, Houllier, dan Adipati Tua Brückner. Murinio juga punya pemanah pisau kerajaan elf dengan tunggangan Phoenix Fenghuang, dan pendekar Tuskar yang memiliki binatang tanpa wajah raksasa dari tundra! Istrinya, ibu dari Mari, Ratu Elf Bulan Liv juga pendeta kuat yang memiliki 'Harimau Putih Bulan' generasi kelima dan dua gulungan mantra terlarang! Oh ya, ada juga iparmu dan istri-istrimu. Mana yang bisa dianggap remeh?”
“Gulungan mantra terlarang? Ngapain! Waktu yang dibutuhkan untuk memanggil mantra terlarang itu sama seperti kecoa yang mati ketemu cahaya. Kamu lihat ada berapa ahli yang berani terang-terangan memanggil mantra terlarang?”
“Aku tahu kamu pasti bilang begitu!” Kepala Suku Raksasa Buddha tak mau lagi menghiraukan Lao Liu: “Bukan maksudku menceramahimu, Richard, kau terlalu meremehkan orang!”
“Bukan aku merendahkan mereka. Aku akui kekuatan Kota Caiyu memang bagus, tapi itu hanya 'lumayan' saja. Kekuatan segitu belum memenuhi syarat untuk melawan Bangsa Iblis secara langsung.”
“Kau tahu berapa pendeta di Kota Caiyu?” Kepala Suku Desaili menatap Lao Liu dengan ekspresi konyol.
“Aku tidak sebodoh itu! Dulunya ada Kuil Barat Daya, Murinio masih punya sisa-sisa pendeta. Tapi sejak dia membentuk Aliansi Bordir, Kuil Utama Shabak sudah memanggil kembali semua pendeta. Sekarang dia cuma punya kekuatan penuh dari Pendeta Medusa, Pendeta Ostrit, dan Pendeta Smail, ditambah satu pendeta rubah Michael Scofield yang kabur dari Inkuisisi ke Kota Caiyu. Total cuma 127 orang! Oh, harus ditambah adipati tua, jadi 128 orang!” Liu Zhenhan tersenyum sinis: “Sekarang Gatanie berdua, Fei Wenli dan Gormeth sudah ke Feilengcui. Aku takkan mengizinkan mereka pulang. Jadi harus dikurangi 4 pendeta! Hmm... Jangan coba-coba mengancamku, hanya 124 pendeta bisa melawan pasukan besar Bangsa Iblis?!”
"Hehe, Kota Caiyu sekarang sudah memiliki 34 pendeta tinggi yang punya pembunuh piaraan, termasuk Murinio sendiri, total 35 orang!"
"Jangan ngibul! Bagaimana mungkin ada begitu banyak pendeta di Kota Caiyu yang menguasai bahasa ogre yang langka? Aku dan Murinio kan berasal dari warisan pendeta yang sama. Kalau dia bisa bahasa ogre, tak mungkin aku tidak bisa? Apa dia dan para pendeta Caiyu belajar bahasa ogre belakangan?" Liu Zhenhan sama sekali tidak percaya: "Meski Helen sudah merekam 6 Tarian Perang Komunikasi Arwah Divi dan membagikannya, tapi tarian perang tetap tarian perang. Walau itu waltz atau foxtrot, tak mungkin dikuasai dalam setahun setengah!"
"Sudah dibilang kamu terlalu sombong, tapi tetap tidak mau mengaku!"
"Aku sedang tenang-tenang saja, Kepala Suku. Pandanganmu yang terlalu berat sebelah. Aku bersumpah, sama sekali tidak bermaksud merendahkan si angsa tua. Aku hanya membahas fakta." Liu Zhenhan sama sekali tidak marah: "Jujur saja, akhir-akhir ini aku pakai 'Siput Peniru Ucapan' untuk mencoba memanggil pembunuh piaraan, juga menyuruh para pendeta Cambridge mencoba. Tapi selain Helen, tidak ada yang berhasil! Pembunuh piaraan itu apa? Itu avatar pengganti pendeta untuk melepaskan 'Kilat Berantai Nebula'! Bangsat, mana ada pendeta Shaman yang tidak ingin punya pembunuh piaraan? Aku sangat ingin dengar penjelasanmu - bagaimana bisa Kota Caiyu punya 35 pendeta dengan pembunuh piaraan?"
“Kamu dan pendeta Feilengcui juga pernah mencoba memanggil pembunuh piaraan menggunakan 'Siput Peniru Ucapan'? Hanya Helen yang berhasil? Haha..." Kepala Suku Desaili tertawa terbahak-bahak: "Sebaiknya! Kalian yang isi otaknya penuh pikiran jahat, hanya ingin mencari pembunuh piaraan untuk mengorbankan diri membunuh musuh, sama sekali mengabaikan etika dasar antara pendeta dengan binatang perang. Pantas saja kalian gagal merekrut pembunuh piaraan!"
Lao Liu juga tertawa. Kenyataannya memang begitu, hubungan pembunuh piaraan dengan pendeta adalah kombinasi yang sangat kontradiktif.
Pendeta shaman yang berhasil merekrut pembunuh piaraan, pasti takkan mengorbankan piaraan untuk mendapatkan "Kilat Berantai Nebula" di saat genting.
Sedangkan pendeta shaman yang rela mengorbankan pembunuh piaraan di saat kritis, jangan harap bisa berhasil merekrut pembunuh piaraan.
Monster pun bukan makhluk bodoh. Nyanyian Perang Spiritual bisa membuat monster memahami sepenuhnya dunia batin seorang pendeta selama proses perekrutan. Bahkan Lao Liu si Penyanyi Jiwa Bawaan yang memiliki 50% peluang paksaan pun gagal merekrut pembunuh piaraan. Ini membuktikan sistem perekrutan spiritual ini menimbulkan kebencian dan penolakan besar dari para monster.
Senyum Lao Liu tiba-tiba menghilang. Ia teringat, Raksasa Buddha tidak pernah berbicara bohong. Lalu bagaimana mungkin sang Kepala Suku berbicara sembarangan tanpa dasar?
"Bodoh. Para pendeta Kota Caiyu memang tidak menguasai bahasa ogre, tapi mereka punya 'Siput Peniru Ucapan'!" Desaili duduk bersila di tanah, mendekatkan wajah raksasanya ke wajah Lao Liu dengan nada sarkastik: "Jujur saja aku malu, wilayah Feilengcui yang terhormat, kualitas pendetanya ternyata jauh ketinggalan dibanding Kota Caiyu! Sangat disayangkan, para pendeta Cambridge itu benar-benar rusak karena pengaruhmu, dari begitu banyak orang, hanya Helen yang memiliki 'Pujian Kehidupan' yang berhasil merekrut pembunuh piaraan!"
"Tidak mungkin! Dari mana munculnya siput ajaib kedua jenis ini?" Liu Zhenhan membuka mulut lebar-lebar, menatap tak berkedip ke Kepala Suku Raksasa Buddha: "Aku tidak percaya! Menurut Ai Wei'er, di seluruh Aiqin selain aku, hanya Bangsa Laut Alis yang memiliki 'Siput Peniru Ucapan'!" (PS: Ini pernah ada foreshadowing sebelumnya.)
"Benar, itu memang 'Siput Peniru Ucapan' milik Alexius!" Kepala Suku Desaili berkata dengan bingung: "Setelah Pertempuran Weisisipang, seorang pendeta Kota Caiyu menemukan harta karun ini di mayat Siren saat membersihkan medan perang."
Ekspresi Lao Liu seperti melihat barisan semut sedang memperkosa gajah, kedua bola matanya membeku sempurna.
“Setelah pertempuran Weisisipang, banyak yang membersihkan medan perang. Feilengcui cuma punya sedikit orang, mana mungkin melarang semua orang sambil bilang 'tunggu Laozi saring dulu'.”
“Kesel ya?” Kepala Suku Raksasa Buddha tersenyum sinis: “Zaman sekarang permusuhan mulai dari sini. Aku nggak takut kamu jadi kaya, tapi takut harta yang bisa kita berdua dapatin—ini kan jargonmu?”
“Apa aku semesel itu?” Lao Liu kesal dengan Desaili: “Cuma 'Siput Peniru Ucapan' doang? Aku cuma iri Kota Caiyu beruntung. Kalau Bimon lain yang bersih-bersih, nggak bakal sembunyiin dariku.”
“Sudah berubah ke jalan benar? Hah, percuma! Reputasimu udah busuk dari dulu.”
“Bangsat! Ini fitnahan atau otakmu dicuci?”
“Jangan kasar! Mau tau nggak harta karun lain Murinio?”
“Masih ada? Cepet bilang!” Mata Liu Zhenhan berbinar-binar seperti Kuda Giok Zhao Ye: “Haha, angsa tua salah tekenal nahan kamu di sana—bawa mata-mata masuk sendiri.”
"Jangan bicara begitu, aku tahu kau tidak akan sembarangan memperlakukan Murinio, makanya aku jujur. Kalau kau berniat menyerang Kota Caiyu, dipukuli sampai mati pun aku takkan bicara! Mereka baik padaku, sejujurnya kalau bukan karena kau adalah Weituo, pasti sudah kubawa sesuku ke Kota Caiyu untuk menghabiskan sisa hidup."
"Jangan alihkan topik! Cepat katakan, harta karun apa lagi yang dimiliki Murinio?"
"Tahukah kau bagaimana Murinio di masa muda bisa terikat jodoh dengan Ratu Elf?"
"Kau anggap aku terlalu kuper ya? Siapa di Kerajaan Bimeng yang tak tahu cerita ini? Sudah dijadikan dongeng, Murinio membawa tujuh kurcaci menyelamatkan putri yang difitnah ratu jahat, putri itu adalah Ratu Elf Bulan Liv yang sekarang."
"Hmm~ Pasti kau tak tahu, selain menyelamatkan Putri Liv dengan tujuh kurcaci, Murinio juga menyambar cermin ajaib dari tangan ratu jahat itu kan?"
"Cer...cermin ajaib?"
Bab 681 Hitung Mundur Pertempuran Penentuan (5)
Dua bulan di dunia iblis menyinari bumi yang membeku.
Di altar arkan yang tersusun dari tulang merah, Api Kejatuhan Abadi Peiji membara hebat.
Rambut perak dua Ratu Lich, Greta Garbo dan Monroe, seperti tersengat listrik, membentang di udara bagai sayap yang terhempas kencang oleh angin. Saat mereka mengucapkan mantra, lubang angin berbentuk pusaran raksasa muncul di langit bergelombang, kabut hantu yang mengerikan menyertai awan-awan yang berlarian, menghiasi dua bulan dunia iblis menjadi wajah hantu dengan senyum mengerikan.
"Yang Mulia Raja Buaya Purba Piacenza, perlukah kita melakukan ini?" Kaisar Naga Iblis Chaplin menahan gemetar tubuhnya, bertanya dengan penuh hormat.
"Menurutmu, seberapa besar kemungkinanmu melawan dua Santo level saint? Menurut intel yang valid, terjadi perubahan aliran elemen yang sangat kuat di Benua Aigean sore ini, fluktuasi ini jauh melebihi frekuensi promosi dari Archmagister ke Santo!" Mata Raja Buaya Purba yang bagaikan galaksi Bima Sakti itu bahkan tak memandang Kaisar yang sedang membungkuk hormat, hanya balik bertanya datar: "Atau mungkin aku harus bertanya, Yang Mulia Chaplin, menurutmu jika Putri Cifiano belum 'pergi ke seberang', mampukah ia melawan dua penyihir tingkat suci Aiqin sekaligus?"
Kalimat terakhir Raja Buaya Purba ini memiliki nada jenaka. Bangsa Naga Iblis di dunia iblis juga memiliki bahasa mereka sendiri. Dalam Bahasa Naga Iblis, nama "Cifiano" sang Utusan Dewa Naga Iblis memiliki makna "seberang pantai", sedangkan dalam Bahasa Umum dunia iblis, istilah "seberang pantai" selain bermakna sisi lain pantai juga mengandung arti kematian atau meninggal dunia.
(PS, Latar belakang darah bangsa binatang: Nama asli Cifiano sebenarnya adalah "Bian", homofon dengan "seberang pantai".)
Kaisar Naga Iblis Chaplin terdiam membisu.
Andaikata ras Naga Iblis tidak mengalami kekalahan besar di Hutan Salib Selatan, mungkin ia bisa mengumbar kata-kata heroik dengan penuh keyakinan. Namun setelah perang dahsyat itu, betapapun tinggi harga diri dan kesombongannya, ia harus mengakui betapa kuatnya Santo Aiqin - dua Raja Lich dan seorang Panglima Tertinggi Dunia Arwah tewas dibabat oleh tiga anak buah Santo ini...
"Terlebih kedua santo ini bukanlah Santo! Mereka adalah Santo Pu dan Santo Aiqin..." Raja Langit Bersayap Enam Aster menuangkan minyak mendidih ke dalam api: "Yang Mulia Kaisar Naga Iblis, izinkan saya berbicara terus terang, tanpa bantuan kami, ras Naga Iblis mungkin perlu membayar sepuluh kali lipat korban sekalipun untuk membalaskan dendam."
Wajah Kaisar Naga Iblis yang tampak telah menua ribuan tahun mendadak bertambah keriput, pinggangnya yang sebelumnya masih tegak kini mulai membungkuk.
“Katanya Benua Aigean tidak akan pernah memiliki lebih dari dua level saint. Semoga nasihat kebenaran yang tersebar di berbagai tingkat ini tetap terjaga selamanya.” Seorang pria dari komunitas COSPLAY berbusana Dewa Maut dengan jubah hitam dan sabit berdarah berkata dingin: “Jujur saja, bahkan aku pun takkan berani menghadapi dua santo sekaligus. Bukankah itu sama saja dengan mengakhiri nyawa sendiri?”
“Sungguh menggetarkan...” Raja Buaya Purba juga menghela nafas: “Konon Santo Aiqin ini... eh bukan... si pengkhianat bermata perak ini... usianya baru dua puluh tahun! Jenius muda seperti ini, berapa abad lagi akan muncul? Ataukah sampai akhir zaman pun takkan ada yang kedua?”
“Lahir di era yang sama dengannya mungkin menjadi malapetaka bagi semua tingkat dimensi.” "Dewa Maut" bajakan yang wajahnya samar mengayunkan sabit berdarahnya, nada suaranya tak bisa menyembunyikan keputusasaan: “Sejujurnya... lebih baik tidak perlu berhadapan langsung... Aku tak ingin menjadi catatan paling gemilang dalam rekam jejak pertempurannya... Jika ini adalah buku atau opera... kurasa aku bukanlah pemeran utamanya...”
“Yang Mulia terlalu rendah hati.” Raja Buaya Kuno Piacenza tersenyum: “Jika nanti Santo ini memberi kabar duluan sebelum datang ke dunia iblis, aku sangat ingin bertukar ilmu dengannya! Bahkan rela meninggalkan pos sekali saja untuk melihat ahli kuat yang membuat Paduka begitu waspada ini, seberapa besar kemampuannya sebenarnya.”
“Sebaiknya Anda berpikir tiga kali sebelum bertindak! Setiap penjaga yang meninggalkan posnya tanpa izin berisiko menyebabkan kekacauan di dunia dimensi!” Bajakan Dewa Maut menarik tudung jubahnya, memperlihatkan wajah tampan yang luar biasa dan senyuman cemerlang yang bahkan tak tertandingi oleh dua matahari dunia iblis: “Untuk melihat akibat dunia tanpa penjaga, silakan lihat kondisi Aiqin hari ini.”
Wajah Raja Buaya Kuno Piaqinzha berubah pucat.
Kaisar Giok menyilangkan lengan. Ia tetap berdiri di samping altar tanpa bicara, hanya terus-menerus menyeringai dingin.
Omong kosong apa ini! Semakin tua di dunia malah semakin pengecut. Kaisar Giok tak menyangka ada dua entitas kuat yang lebih gentar menghadapi tantangan puncak darinya.
“Eksekusi!” Perintah Raja Langit Bersayap Enam menggema. Belasan ksatria ketakutan bertubuh kekar menyeret sepasang naga arkan teratas yang telah dikuliti telanjang, tangan kaki terikat oleh sutra liur tuan tanah bawah tanah, ke altar tulang merah tempat irama elemen bergelora.
Puluhan sepatu bot menginjak-injak kepala yang masih menggeliat. Pedang-pedang kristal berkilauan diayunkan tinggi-tinggi, bergantian menghujam ke leher pasangan naga terhormat itu.
"Meski pasangan naga arkan teratas telah diberi cap arkan sebelumnya, dan diikat dengan tali-tali sutra yang dipintal oleh para tuan tanah bawah tanah. Tapi jeritan dan perlawanan mereka masih sangat kuat, bahkan ketika tengkorak mereka terus tercabik-cabik oleh tebasan pedang, mereka tetap tak henti mengumpat keras."
Kaisar Naga Iblis yang berlinang air mata tua memalingkan wajahnya, tak tega menyaksikan lagi.
"Andai saja gesekan bahu yang berkedut itu bisa menghasilkan listrik, pasti malam ini langit dunia iblis akan terbebas dari belenggu kegelapan."
"Tulang-tulangnya benar-benar keras... minggir semua kalian!" Melihat pedang kristal para ksatria ketakutan berubah menjadi gergaji setelah serangkaian tebasan, sementara keperkasaan pasangan naga ini masih terikat secara terselubung, Raja Langit Bersayap Enam Artest menggeram marah sambil mencabut pedang legendarisnya "Plymouth Blade" dengan gemerincing logam.
"Plymouth Blade" milik Singgasana Raja Langit ini adalah bilah tajam kelas atas buatan pandai besi legendaris dunia iblis 7000 tahun silam. Dalam proses penempaannya, seekor kuda mimpi buruk bersayap ganda dikorbankan ke dalam tungku. Setiap tebasan akan melepaskan bilah elemen tak tertandingi di kedua sisi mata pedang, dilengkapi kerusakan Api dan mental, takkan kembali ke sarung sebelum terkencing darah.
Tanpa kejutan apapun, di bawah pedang Raja Langit, umpatan naga arkan teratas terhenti mendadak.
Sepasang tubuh tanpa kepala—satu berotot tegap dan satu lagi berlekuk indah—tergeletak lemas di tanah, anggota badan kejang-kejang.
Darah naga keunguan pekat bagai mata air mengaliri alur runa yang saling bersilangan di altar, bergerak cepat layaknya sungai air raksa, menjadi dasar tenaga bagi seluruh formasi sihir arkan.
Mantra-mantra rumit nan panjang mulai menggema, membungkus bumi dan langit dengan selubung warna suram yang tidak mengenakkan.
Rintihan kemarahan samar-samar, isak tangis maya, bergentayangan di sekitar altar bagai bayang-bayang yang enggan pergi.
"Semoga pengorbanan ini menjadi yang terakhir..." Air mata jernih mengalir perlahan dari mata kiri Raja Buaya Kuno Piaqinzha, menyusuri pipinya yang bersisik.
Butiran air mata yang membeku setengah seperti resin amber itu disodorkan sang raja purba ke mulut Kaisar Naga Iblis yang sedang dirundung duka.
Raut terkejut sang kaisar iblis seketika dipenuhi oleh puluhan tatapan penuh kagum yang bermekaran bagai kuntum bunga.
“Singgasana, Yang Mulia tak perlu bicara panjang lebar!” Raja Buaya Kuno Piaqinzha menghentikan gerakan Raja Langit Bersayap Enam yang hendak memberikan nasihat dengan isyarat tangan: “Sebenarnya selama hampir 15.000 tahun terakhir, kultivasiku bagaikan orang buta menyalakan lentera - sia-sia belaka! Jika bukan karena rutin memberikan setetes air mata kepada setiap generasi Raja Lich untuk menurunkan nilai elemenku, menghadapi hukuman langit dari promosi berikutnya, aku sama sekali tidak yakin bisa bertahan! Bagiku, kehilangan kekuatan selama 6000 tahun sama saja dengan tidak kehilangan apa pun.”
“Tapi setetes air mata Yang Mulia setara dengan 1000 tahun kultivasi!” Yang benar-benar membuat Raja Langit Artest kesal adalah mengapa air mata Raja Buaya itu diberikan kepada Kaisar Naga Iblis alih-alih dirinya - adapun penjelasan sinis sang Raja Buaya Kuno Piaqinzha, ia sama sekali tidak tertarik untuk mendalaminya.
Terus terang, Singgasana Mata Perak bahkan memandang rendah Raja Buaya Kuno Piaqinzha.
Seandainya Artest memiliki kecerdasan bawaan dan modal elemen seperti Raja Buaya Kuno itu, tentu tidak akan takut pada hukuman langit promosi biasa - bukankah si pengkhianat besar Pangeran Zhenwu berhasil melewati hukuman langit tanpa cedera sama sekali, lalu mencapai tingkat Santo Aiqin?
Sebagai Penjaga Dunia Iblis, tindakan Raja Buaya Kuno yang harus menghancurkan kultivasinya sendiri untuk mempertahankan nilai elemen stabil dan menghindari risiko nyawa dari promosi berikutnya, benar-benar menunjukkan sifat pengecut yang pasrah dan asal hidup!
Raja Buaya Kuno Piaqinzha dengan tajam menangkap gejolak emosi dari singgasana ini, namun tak mampu memberikan pembelaan.
Alasan utama Oushou Tingkat Super memiliki bakat luar biasa dan kekuatan tak tertandingi terletak pada sihir arkan bawaan sejak lahir. Namun tak dapat dipungkiri, begitu sihir arkan bawaan mencapai ketinggian tertentu, promosi tingkat akan menjadi semakin sulit.
Setiap Oushou Tingkat Super yang tercatat dalam sejarah menguasai dunia dengan mempelajari spektrum sihir arkan lain, bukan mengandalkan sihir arkan bawaan. Meski Raja Buaya Kuno Piaqinzha jenius sejak lahir yang tak pernah percaya mitos ini, setelah berlalunya zaman, ia akhirnya harus mengakui bahwa spesialisasi pada satu spektrum sihir arkan sungguh merupakan tindakan bodoh yang membatasi diri sendiri.
Meski pengkhususan pada satu spektrum sihir arkan juga bisa melatih jurus pamungkas tak terkalahkan, dibandingkan dengan mempelajari multi-spektrum, jalur tunggi ini ibarat jalan buntu. Keberhasilan Richard dari Benua Aigean mencapai tingkat Santo Aiqin karena ia tak hanya mempelajari satu sihir arkan, melainkan multi-spektrum. Sedangkan Raja Buaya Kuno Piaqinzha yang hanya berfokus pada sihir arkan Tongyou sejak awal, bagaimana mungkin proses promosi ke tingkat hukuman langit bisa disamakan?
Jika ingin promosi, sejak 15.000 tahun lalu pun sudah bisa!
Tapi untuk apa lagi?
"Mata Penyegel Dimensi" yang bahkan mampu unggul melawan Naga Suci Aiqin, apa artinya mempertaruhkan nyawa demi promosi tingkat lagi?
Raja Buaya Kuno Piaqinzha yang paling cerdas dan bijaksana, sama sekali tidak pernah kehilangan akal sehat!
Mantra panjang dua Ratu Lich di altar telah mendekati akhir, darah naga yang mengalir di alur runa berubah menjadi kabut ungu, berputar-putar samar di sekitar tubuh mereka. Seorang Penghancur Obsidian tua yang terhormat mengibaskan sayapnya, memancarkan aura merah menyala yang dengan cepat menghubungkan keduanya.
Di tengah altar terletak boneka bertuliskan simbol-simbol rumit, kabut ungu darah naga dan serpihan telepati seperti benang perak, menyusup deras ke pelipis boneka.
Inilah "Boneka Pengganti"!
Jurus pamungkas Raja Lich untuk mengendalikan bawahannya!
Dengan telepati sebagai pengikat dan rambut/kulit sebagai medium, tak ada yang bisa melawan!
Meski Pangeran Zhenwu sebelumnya pernah memberikan seikat rambut dan kukunya kepada Ratu Jiabao, Ratu Lich tetap tak bisa menggunakan "Boneka Pengganti" untuk menguasainya, karena frekuensi telepati si pengkhianat ini mencapai ketinggian yang mengejutkan! Yang lebih mengerikan, itu adalah tingkat telepati Hertz-nya sebelum mencapai Santo Aiqin!
Untuk membuka jalan ke Aiqin, Bangsa Iblis terpaksa menggunakan "Kutukan Darah" untuk menguji apakah "Boneka Pengganti" bisa mengendalikan pengkhianat bermata perak ini!
"Darah naga arkan teratas adalah katalisator sihir terbaik di dunia yang dikenal, terutama untuk persembahan hidup! Dendam tak berujung akan mengamplifikasi sepuluh kali lipat kekuatan telepati dua Ratu Lich setelah sihir gabungan melalui 'Lingkaran Sihir Pandora'!"
Sepanjang sejarah dunia iblis, ras Naga Iblis belum pernah melakukan pengorbanan sebesar ini!
Bahkan ketika Yang Mulia Skolas sang Raja Lich legendaris menempa 'empat set Tuan Tanah Kematian', hanya meminta satu naga arkan teratas sebagai 'persembahan darah'!
"Artest, gunakan 'Pembelahan Akhir Zaman' untuk memandu boneka ini!" seru Raja Buaya Kuno Piaqinzha sambil tertawa melihat boneka pengganti membuka mata bertuliskan talisman.
Meski semua makhluk memiliki kemampuan telepati, hanya Sang Mata Perak yang mampu melepaskan badai telepati tak tertandingi 'Pembelahan Akhir Zaman'. Ini seperti pelacur meniup balon dengan alat kelaminnya - butuh trik khusus untuk melakukannya.
Pangeran Zhenwu dengan bintang salib perak di mata dan frekuensi telepati lebih tinggi dari Raja Lich ini, jika melepaskan 'Pembelahan Akhir Zaman', pasti akan membantai semua orang di sekitarnya yang tak siap!
Prajurit iblis di sekitar altar berpikir penuh kebencian.
※※※
"Lihat bagaimana baiknya peraturan kerahasiaan mereka!" Saat makan malam, Liu Zhenhan menjadikan pasukan Murinio, Siput Peniru Ucapan, dan Cermin Ajaib sebagai contoh kasus, mengulasnya satu per satu kepada semua anak buah: "Sudah kubilang berulang kali tentang pentingnya kerahasiaan, sialan kalian semua menganggapnya angin lalu! Waktu ke Doluote, hah, dua belas Ksatria Cahaya, Sialan siapa yang mengizinkan meriam cahaya diperlihatkan ke manusia? Kali ini lebih parah. Siapa, sialan siapa yang bocorkan rahasia Pirang Platinum ke Rundstedt?"
Suasana senyap, mana ada yang berani mengaku?
"Mengaku dapat keringanan, melawan akan dihukum berat!" Sang pemimpin marah, melempar pisau dan garpu Adamantium ke meja. Meja kayu keras merintih "creet-creet" menahan peralatan makan super padat dan berat ini.
Fatty Luo sambil membawa piring mengintai-intai sekeliling, lalu menyelinap bersembunyi di belakang Kolina.
"Aku merasa ada yang tidak beres, Richard." Tanya menggerak-gerakkan bayi dalam gendongan, alisnya berkerut: "Kau bilang 'Cermin Ajaib' Murinio bisa menjawab semua pertanyaan secara instan. Ini..."
“Agak seperti bau Dewa ya?” Lao Liu memisahkan Katyusha dan Xiao Lali yang sedang berkelahi berebut paha ayam, sambil tetap menunduk berkata: "Aku juga merasa ini metafisik, tapi ini yang dikatakan Kepala Suku Desaili. Dia tidak mungkin membuat ombak tanpa angin."
Semua mata tidak menatap bos besar Raksasa Buddha, malah seluruhnya mengawasi saudara-saudara keluarga Hosea.
Benar, memverifikasi masalah ini pada siapa pun tidak akan seberdaya persuasif memverifikasi pada mereka.
"Kenapa kalian melihat kami?" Gorini menjulurkan bibir merahnya yang menggoda dengan genit: "Ayah tak pernah mengizinkan kami menyentuh Cermin Ajaib, itu harta karunnya."
“Tidak serumit yang Richard katakan. Cermin Ajaib hanya memiliki fungsi tanya-jawab instan, bukan Dewa. Ia tak bisa mencapai tingkat ramalan berlebihan seperti meramal lima ratus tahun ke depan atau mengetahui lima ratus tahun ke belakang.” Gatanie mengibaskan rambut pirang platinumnya, berkata datar: "Meski aku belum pernah menggunakan Cermin Ajaib, tapi aku tahu dulu Ratu Elf yang jahat itu, yaitu ibu tiri Ibu Liv, bertanya pada cermin: apakah masih ada wanita yang lebih cantik darinya di dunia ini? Cermin menjawab, menurut rasio emas, Ibu Liv kita lebih sempurna darinya. Karena itulah kemudian terjadi peristiwa apel beracun dan upaya heroik ayahku membawa tujuh prajurit kurcaci menyelamatkan Ibu Liv - tapi jangan lupa, di dunia yang dikenal saat itu, sama sekali bukan hanya Ibu Liv satu-satunya yang lebih cantik dari Ratu Jahat! Jawaban Cermin Ajaib itu sama sekali tidak komprehensif!"
“Ini sepertinya tidak mudah untuk membuktikan?” Lao Liu menggelengkan kepala sambil berpikir, Ratu Liv memang cantik, tapi dibandingkan dengan istri-istrinya yang jelita, kecantikannya belum tentu lebih menonjol. Namun jawaban Cermin Ajaib puluhan tahun silam itu mungkin karena saat itu memang belum ada yang bisa menyaingi pesona Liv di dunia.
“Kenapa sulit dibuktikan? Ambil contoh, Elf tercantik sepanjang sejarah, Bunga Aiqin Ailijie yang sedang tidur panjang di kolam dingin Hutan Salib Selatan waktu itu!” Gatanie menunjuk bos Ailijie yang pipinya memerah: “Ibu Liv memang cantik, tapi belum sampai level perlu melakukan 'Ritual Meredam Kecantikan'! Ini membuktikan Cermin Ajaib hanyalah alat pencarian sihir buatan seseorang yang jangkauannya terbatas. Jadi, jangan anggap benda ini terlalu sakti! Menganggapnya setara Dewa itu kesimpulan yang gegabah dan mengerikan!”
“Ko...ko...kok malah menyangkutku?” Dua semburat merah membara di pipi Ailijie. Meski merendah, Bunga Aiqin ini tetap merasa senang dipuji langsung oleh si Angsa Jelita.
“Ada logika.” Liu Zhenhan mengangguk: “Tapi menurut Kepala Suku Desaili, Ayahmu bisa mengetahui kelemahan mematikan burung berkepala sembilan Mobasha melalui pertanyaan ke Cermin Ajaib, lalu berhasil membunuh monster tingkat super ini. Ini membuktikan cermin itu sangat hebat, jadi Nini jangan merendah... Sekedar pencarian area saja sudah luar biasa, Rawa Senja tak kalah luasnya dengan Padang Rumput Donau!”
“Aku tahu burung berkepala sembilan Mobasha, dia sezaman dengan kami. Meski dulu belum begitu menonjol...” Pangeran Kesepuluh Wentekelaier mengangkat bahu. “Tapi setelah sekian tahun berlalu...”
“Artefak legendaris! Cermin ini pasti artefak legendaris! Siapa yang tak punya kelemahan? Dengan cermin ini sebagai perlindungan, bukankah sama seperti punya pencari Titik Buta Hooke?” Ayah Anglam membuka mulut lebar-lebar, berdecak kagum: “Memang Murinio adalah Pendeta Legendaris yang tak pernah terkalahkan!”
“Ini benar! Cermin Ajaib adalah artefak legendaris kelas atas!” Liu Zhenhan tersenyum genit: “Sekarang aku penasaran, kalau tanya ke cermin apa kelemahan mematikanku, kira-kira apa jawabannya ya.”
“Apa kelemahan mematikan bos? Satu, dua, tiga!” Di bawah komando Helen, penjaga Istana Musim Panas berseru serentak: “Wanita!” Lalu semua tertawa terbahak-bahak.
“Jawaban ini benar-benar membuat orang tertawa terbahak-bahak.” Lao Liu memandang sinis, tersenyum kecut: “Kalian pada gatal-gatal mau dijitak ya?”
“Sungguh menggelikan, cermin ajaib ini yang kalian sebut sebagai Artefak Legendaris?” Tanya di samping juga tersenyum sinis: “Menurut pendengaranku, semakin kudengar semakin mirip dengan 'Mesin Pencari Cermin' buatan kehidupan mineral kami?”
“Apa maksudnya?” Lao Liu tertegun, menghadapi makhluk prasejarah dari zaman prasejarah ini, ia tak berani lancang. Siapa tahu istri tua ini adalah peninggalan berusia miliaran tahun.
“Istilah 'Mesin Pencari Cermin' adalah terjemahanku ke bahasa Aiqin. Nama aslinya tetap tak akan kalian pahami. Secara sederhana, benda ini adalah alat cerdas dengan jangkauan deteksi 100.000 kilometer persegi, digunakan untuk menganalisis struktur kehidupan dan peradaban, diciptakan sebagai peralatan dasar 'penjelajahan antarbintang' - maaf, istilah 'penjelajahan antarbintang' pun sulit kuterjemahkan ke bahasa Aiqin, tapi Richard pasti mengerti.” Tanya tersenyum menampilkan lesung pipit: “Nini, Lili, apakah cermin ajaib yang ayah kalian simpan itu terbuat dari batu? Bundar, tinggi sekitar satu yard, dengan dasar berbentuk kelopak bunga?”
Dua putri angsa itu tertegun lama sebelum akhirnya menggeleng, pandangan mata penuh keheranan: “Ayah tak pernah memperlihatkan cermin itu pada kami, tapi menurut kakek, bentuknya mirip dengan deskripsi Nyonya.”
“Jujur saja, cermin ini memang tak boleh digunakan sembarangan oleh kalian,” kata Ai Wei'er sambil tertawa: “Bisa-bisa kalian bertanya pertanyaan bodoh seperti siapa yang lebih cantik dari kalian. Bukankah semua wanita akan bertanya begitu? Hehe…”
“Apakah penerbangan antarbintang kalian sudah dimulai saat itu?” Liu Zhenhan menoleh bertanya pada Tanya: “Apa pernah menangkap alien?”
“Hanya menemukan sedikit planet biadab dengan kehidupan dasar, lebih jauh tak bisa dijelajahi. Tapi kadar oksigen di planet-planet itu terlalu tinggi, kami tak bisa bertahan.” Tanya mencibir: “Mungkin planet biadab itu adalah yang kalian sebut sebagai 'dimensi' seperti jurang, dunia iblis, atau Dunia Arwah.”
“Berbual B!”
“Jangan berlebihan. Peradaban sihir kalian justru lebih mengesankan. Transmisi ruang di era kami termasuk teknologi tinggi, peradaban terbelakang seperti kalian sekarang bisa menggunakannya, sungguh ajaib! Sebenarnya eksplorasi antarbintang kami segera dihentikan, karena eksplorasi lanjut tak berarti. Yang bisa dijelajahi sudah habis, tempat terlalu jauh tak terjangkau.”
“Ah Anda terlalu merendah. Tak ada peradaban yang bisa diremehkan.” Liu Zhenhan mengangguk dengan gaya gentleman. Dari informasi yang didapatnya dari Tanya, rupanya kehidupan mineral yang pernah tinggal di Aiqin dulu tidak mengembangkan senjata nuklir, mereka menciptakan senjata penghancur jenis sinar! Ini membuktikan. Sistem di Bumi juga tak sederhana.
“Sebenarnya aku punya dugaan yang tak berani kuungkapkan.” Tanya menatap Lao Liu lalu memandang semua orang, berkata serius: “Aku sangat curiga, dulu ketika kehidupan mineral kami di Dunia Aiqin menciptakan kalian... yaitu benih-benih awal berbagai binatang dan tumbuhan, sistem pernapasan kalian menyebabkan perubahan komposisi atmosfer. Kadar oksigen yang melonjak membuat tubuh kami terkontaminasi virus oksigen, sehingga terjebak dalam status terpetrifikasi abadi! Harus diketahui, Aiqin saat itu hanya ada batu dan air, tak ada yang lain!”
“Ini salah kami, hehe...” Lao Liu dengan tulus mengakui kesalahan: “Seandainya dulu kalian meminta bantuan aku dan Yitiao. Seorang penyihir dengan Transformasi Ultimate ditambah Seal Finger, semua masalah pasti selesai!”
Tanya mengabaikan permintaan maaf "Berkata Ya tapi Hati Tidak"-nya, melanjutkan: “Dari artifak 'Yu Xi' dan 'mesin pencari cermin', kalian bisa melihat seberapa tinggi peradaban kami dulu! Jadi ketika atmosfer berubah, tak mungkin semua kehidupan mineral tumbang di sini! Meski kami menghentikan eksplorasi antariksa, tetap menyisakan beberapa stasiun ruang angkasa pemantau. Juga ada sedikit astronot yang menunggu di luar angkasa! Mereka tidak terpapar oksigen, pasti selamat!”
“Jangan-jangan dewa-dewa yang hidup di langit itu adalah para astronot kalian?!” Kepala suku Andulan tertegun, pengalamannya membuatnya yang pertama menangkap maksud tersirat Tanya.
"Benar!" Tanya tak segan-segan: "Faktanya kamilah yang menciptakan segala makhluk di Aiqin sekarang. Tidak berlebihan jika mengatakan mereka adalah Dewata bagi kalian!"
"Ngibul! Kalaupun ada astronot, setelah sekian lama pasti sudah punah semua?" Liu Zhenhan tertawa: "Tanya, jangan bilang astronot kalian juga punya kemampuan seperti Raja Lich, bisa menjadi abadi melalui ritual dan kotak jiwa!"
"Kau benar sekali! Kami bangsa mineral sudah lama bisa mengekstrak pikiran - yang kalian pahami sebagai jiwa - ke dalam mesin untuk disimpan permanen, mencapai apa yang disebut 'tubuh abadi'." Tanya melirik Lao Liu: "Biasanya jarang yang melakukannya karena terlalu membosankan, hidup abadi itu membosankan! Tapi jumlah astronot kami terlalu sedikit untuk berkembang biak, jadi hanya bisa begitu. Lagipula semua planet tidak cocok untuk kami, sementara Aiqin sudah dikuasai oksigen."
Kecuali Liu Zhenhan, semua yang hadir terlihat bingung dan agak linglung, tak memahami pembicaraan ini.
"Begini saja, Dewa-Dewi di Aiqin saat ini, termasuk juga para Dewata dari tingkat dimensi lain, kemungkinan besar adalah hasil rekayasa astronot makhluk mineral kita yang menggunakan gelombang otak untuk memengaruhi dan mengarahkan kepercayaan." Tanya dengan berani melontarkan kesimpulan mengerikan: "Jangan tanya apa itu gelombang otak, ini juga aku tak tahu cara menerjemahkannya ke bahasa Aiqin. Kalian bisa memahaminya sebagai telepati yang perkasa, ya betul, dalam sistem sihir saat ini, telepati yang kuat memang bisa mengendalikan pikiran orang. Harus diterjemahkan seperti ini."
Semua orang memandangi Tanya seperti melihat orang gila, berbisik-bisik sebentar, lalu kembali menyantap makanan di piring mereka.
Demi menghormati nyonya bos dan Ibu Suri, tak ada yang berniat bersitegang dengannya.
Semua pernyataan tadi, bukan saja tak ada yang percaya, bahkan tak layak diteliti lebih dalam. Terlalu absurd dan omong kosong.
"Liu Zhenhan menunduk dan mulai mengunyah paha ayam. Namun Tanya yang telah membebaskan orang lain sepertinya tidak berniat melepaskannya, tetap mendekat di telinganya dan terus berbicara: "Richard, coba pikirkan - mengapa para Dewa tidak berani menampakkan diri di Aiqin? Mengapa mereka paling banter hanya menurunkan klon Eksistensi Keilahian - yang disebut pengambilalihan tubuh, menguasai tubuh orang lain, untuk melaksanakan tujuan dengan tangan sendiri! Karena para astronot ini tidak bisa datang ke Aiqin, atau sekalipun datang, mereka tidak bisa melakukan apa-apa! Mengapa ada begitu banyak legenda pembunuhan dewa? Itu karena pengambilalihan tubuh juga harus mengikuti hukum alam! Sekalipun mereka telah menguasai sihir, tetap harus tunduk pada batasan keseimbangan alam, tidak mungkin memanggil mantra terlarang tanpa nyanyian sihir!"
"Di dunia ini tidak ada apa Dewa." Lao Liu meludahkan tulang ayam, berbicara dengan mulut penuh: "Bahkan jika kesimpulanmu benar, apa hubungannya denganku?"
"Yue Bisu harusnya masih berhubungan denganmu!" Tanya benar-benar frustrasi, susah-susah menyampaikan pemikiran tapi tak ada yang mengerti: "Setiap 10.000 tahun waktu Aiqin, ia datang sekali dari luar angkasa. Setiap kemunculannya, ia akan tinggal 36 tahun di Benua Aigean. Setiap kemunculannya, ia mengacaukan Aliran Elemen Benua Aigean. Gunung ini bisa menetralisasi gravitasi bumi, melayang sendiri di udara, bahkan bisa berkeliling dunia, menyelam ke laut dalam, hanya mendarat di permukaan air dan tak pernah menyentuh tanah!"
“Menurut catatan Gereja Saint Paul, ini sepertinya adalah kristalisasi peradaban Atlantis.” Liu Zhenhan mengelap mulutnya dengan serbet: "Sayang, jangan bilang ini juga kristalisasi peradaban kalian!"
"Tentu saja ini kristalisasi peradaban kami makhluk mineral!" Tanya berdiri tergesa: "Yue Bisu yang kalian sebut pasti adalah pesawat terbang pendarat yang kami gunakan dulu! Itu pun pesawat yang sudah diprogram dengan rute tetap!"
"Wah bagus juga, tahun depan saat dia datang, kita bisa jalan-jalan antar bintang naik itu." Lao Liu menepuk bahu Tanya: "Nyonya, peradaban sebelumnya sudah jadi sejarah. Sekalipun dugaanmu benar, itu cuma membuktikan bahwa dunia ini saling mempermainkan sesuai aturan. Selain itu apa lagi?"
Patung koral itu terdiam.
Liu Zhenhan hendak melanjutkan omong kosongnya, tiba-tiba wajahnya berubah pucat. Pengawal bayangan hitam legam muncul tiba-tiba di sampingnya dengan suara "syuut".
Bab 682 Hitungan Mundur Pertempuran Penentuan (6)
Putri Merle adalah kecantikan nomor satu di generasi muda Wangsa Kerajaan Xiya.
Standar kecantikan Putri Duyung Xiya sangat berbeda dengan dunia biasa. Bagi penguasa samudera luas ini, wajah dan tubuh bukan hal utama – karena semua putri duyung sudah pasti cantik sempurna. Hanya yang memiliki ekor ikan tanpa cacat lah yang layak menyandang gelar "Kecantikan Pertama".
Bahkan sepupu Ai Wei'er yang pernah dinobatkan sebagai pemilik kecantikan nomor satu di Tujuh Lautan, tetap memiliki satu sisik di bagian ekor ikan yang tidak mencapai kesempurnaan dalam hal garis, proporsi, dan kilau - masih jauh kalah memukau dibandingkan ekor ikan sempurna Putri Mei Luole.
Tak hanya dikaruniai kecantikan luar biasa, Mei Luole juga merupakan jenius ras pertama di generasi muda putri duyung Xiya yang membangkitkan kemampuan ras. Terutama dalam sihir elemen air, kemampuannya telah melampaui batas manusia, layak menyandang gelar petarung terkuat nomor satu di generasi baru Xiya.
Pada 7 November, Putri Mei Luole yang bertugas di Pasukan Kedua tiba-tiba menerima perintah rekrutmen darurat dari markas besar.
Pasukan Kedua merupakan pasukan cadangan yang dikirim ke wilayah utara. Baru-baru ini mereka berhasil membersihkan kekuatan perlawanan Aiqin di sekitar Pegunungan Huo Gu, dan sedang bergerak maju ke dataran tanah beku di utara untuk membersihkan sisa-sisa keturunan Viking yang bersembunyi di sana - tugas tempur yang sangat berat.
Ayah Putri Mei Luole, Panglima Tertinggi Pasukan Kedua sekaligus Pangeran Mahkota Karang Subisareta, tampaknya enggan mengizinkan putrinya melapor ke Rawa Alpen. Berulang kali beliau menggunakan alasan jarak 3.000 li antara Pasukan Kedua dengan pasukan utama serta kondisi kesehatan putri yang belum pulih sebagai dalih untuk menunda pelaksanaan dekret kerajaan.
“Putri Merole tidak mengerti mengapa Ayah melakukan hal ini. Tubuhnya jelas-jelas tidak sakit, bahkan sangat sehat. Selama ini, Bangsa iblis telah menyuplai pasukan Bangsa Laut dengan banyak kristal teleportasi. Meski belum realistis untuk operasi lompat katak pasukan besar, bukankah memindahkan satu dua orang jarak jauh itu hal sederhana seperti mengangkat tangan?”
Pada 11 November, setelah beberapa kali perintahnya diabaikan, Yang Mulia Beckenbauer mengeluarkan perintah resmi berlapis emas dengan kata-kata keras, mendesak Putri Merole segera berangkat ke Rawa Alpen. Keterlambatan akan dianggap sebagai pengkhianatan negara.
Apa akibat dari tuduhan pengkhianatan negara?
Bahkan anggota Bangsa laut paling idiot pun memahami arti tuduhan ini.
Yang Mulia Pangeran Mahkota Karang Subisareta, meski berkedudukan tinggi sebagai Penjaga Abadi perairan perbatasan timur Xiya, bahunya tak sanggup menanggung "baskom tai" seberat ini.
Sebelum kepergian Putri Merole, Sang Pangeran secara khusus membawa putri kesayangannya ke tempat tersembunyi untuk memberikan instruksi rahasia.
“Pamanku sang Kaisar ini jelas mengirimmu untuk bunuh diri... Merole-ku...” Yang Mulia Subisareta memeluk harta karun hatinya sambil menangis seperti anak yang berbuat kesalahan.
"Ayahanda, mengapa... mengapa Ayah berkata seperti ini?" Meiluole terkejut menghadapi ketidaksopanan ayahnya. Dalam ingatannya, Paman Kaisar Beckenbauer selalu sangat menyayanginya. Hal ini tercermin dari gelar putri yang disandangnya sekarang.
Menurut aturan biasa, putri seorang Pangeran hanya bisa mewarisi gelar "Jizhu" tanpa dekret khusus dari penguasa Bangsa Laut. Namun dirinya justru dianugerahi gelar "Putri Mutiara" oleh Paman Kaisar sendiri. Gelar kebangsawanannya bahkan setingkat dengan ayahandanya yang seorang Pangeran.
"Jika Paman begitu menyayangiku, mengapa tiba-tiba ingin mengirim saya ke kematian sia-sia?" Meiluole menghibur ayahnya yang tua: "Ayahanda, apakah Ayah mendengar kabar burung yang tidak berdasar?"
"Kabar burung tidak berdasar?" Mendengar putrinya berkata demikian, sang ayah yang berlinang air mata semakin menyesali: "Sayangku... Ayah telah mengecewakanmu... Semua ini salah... Mengapa kau harus menjadi ahli sihir termuda terhebat di Kerajaan Laut Xiya saat ini!"
Yang Mulia Subisareta benar-benar menyesal sekarang. Dia menyesali mengapa tidak melatih anaknya menjadi orang biasa - Jika Meiluole tidak begitu menonjol, tentu tidak akan mengalami musibah tak terduga ini hari ini!
"Orangtua di dunia ini umumnya seperti ini, saat membesarkan anak-anak, mereka berharap sang buah hati bisa menonjol di antara teman sebayanya, benar-benar jauh dari kehidupan biasa yang biasa-biasa saja; tapi ketika anak-anak benar-benar menjadi luar biasa cerdas dan harus menghadapi badai besar yang pasti dialami para naga dan fenghuang di antara manusia, mereka malah menyalahkan diri sendiri dan bertanya mengapa anaknya tidak bisa lebih bodoh sedikit, menjalani hidup dengan damai sampai akhir."
Yang Mulia Putri Duyung semakin bingung mendengar penjelasan ini. Kecantikan dan kebijaksanaannya selalu menjadi kebanggaan dirinya, ayah, dan seluruh keluarga besar. Bagaimana mungkin keunggulan ini justru mendatangkan musibah tak terduga?
"Tahukah Anda untuk apa Yang Mulia Raja memanggilmu kali ini?" Pipi Yang Mulia Subisareta yang basah oleh air mata tiba-tiba menunjukkan ekspresi kejam: "Hari ini tanggal berapa? Masih ingatkah Meiluole?"
"Hari ini 11 November, Hari Lajang." Putri yang masih muda tentu ingat hari spesial ini.
"11 November tahun ini adalah Hari Lajang. Lalu bagaimana dengan tahun depan? Akankah Hari Lajang di masa depan berubah menjadi hari raya apa lagi?"
Putri Meiluole tersadar.
Urusan Shaman Divine Comedy Richard dari Kerajaan Bimeng yang akan melakukan ritual di Hyjal telah menjadi perbincangan hangat di Benua Aigean. Kebetulan hari ini adalah hari resmi ritualnya di Gunung Suci. Konon semua kerajaan di Benua Aigean telah menetapkan 11 November sebagai "Hari Ritual Hyjal", bersama "Festival Yestrei" menjadi dua hari libur nasional yang dirayakan bersama selamanya, dengan upacara penyembahan abadi.
Sejak pagi ini, asap dan api yang membumbung tinggi dari wilayah pendudukan Bangsa laut di Pegunungan Huo Gu tak pernah berhenti. Semua anggota Bangsa laut tahu bahwa manusia melakukan ini untuk meluapkan kegembiraan mereka, namun mereka sama sekali tak bisa dan tak berniat melarang - sejujurnya, seluruh Bangsa laut benar-benar mengagumi Shaman Divine Comedy Bimon, pahlawan berhati baja yang memiliki prinsip jelas dalam balas budi, tak berbeda dengan pahlawan epos dalam pandangan Bangsa laut. Meski merupakan musuh bebuyutan, banyak prajurit Bangsa laut telah menjadikannya idola, termasuk Putri Merole.
"Yang Mulia, paman yang sangat menyayangimu itu, berencana mengirimmu untuk mengganggu ritual di Gunung Hyjal."
Otot wajah Putri Subisareta berkedut hebat, menghentikan lamunan Merole dengan teriakan seperti banteng: "Seluruh Xiya hanya mengirimmu sendirian, ini kabar langsung darinya melalui tulangkomunikasi!"
Wajah cantik Merole langsung pucat pasi, tubuhnya bergoyang tiga kali hampir pingsan.
Memang benar Putri merupakan ahli terkuat di antara putri duyung muda generasi sekarang di Xiya. Tapi sama sekali tidak berarti ia bisa sesombong menghadapi ribuan ahli Jalan Tertinggi sendirian.
Sebenarnya, bukan hanya melawan Istana Musim Panas Dewa Perang, bahkan berhadapan langsung dengan ayahnya sendiri - Yang Mulia Subisareta pemilik "Bidang Perlindungan Panas Membara", Merole sama sekali tak memiliki peluang menang.
"Jika dibandingkan dengan Istana Musim Panas Dewa Perang, Yang Mulia Subisareta mungkin masih bisa disebut serigala soliter yang menghadapi naga. Sedangkan Putri Mei Luole dibandingkan dengan Istana Musim Panas Dewa Perang, mungkin bahkan tidak bisa disamakan dengan seekor kelinci."
Ritual di Gunung Suci Hyjal bukan hanya dijaga oleh Pasukan Pengawal Istana Musim Panas yang perkasa. Ksatria naga manusia, Archmagister, dan pemuka agama pasti akan hadir menyaksikan upacara. Perwakilan ahli dari Elf, Kurcaci, dan kelompok etnis minoritas Aigean lainnya juga mustahil absen.
Menurut kabar angin, dua Kota Naga besar Chenxing dan Pelangi di Benua Aigean serta Kota Phoenix juga akan menghadiri ritual Hyjal secara lengkap. Dengan pasukan sehebat ini, bukan hanya Mei Luole yang akan celaka jika nekat mengganggu. Bahkan jika semua ahli Jalan Tertinggi Bangsa Laut dikerahkan, perlu pertimbangan matang akan konsekuensinya.
"Mengapa Paman ingin mengutusku sendirian?" Putri Mutiara yang merasa seperti terjatuh ke dalam lubang es baru bisa mengeluarkan pertanyaan setelah lama terdiam. Baru sekarang ia memahami mengapa Ayahanda terus menolak perintah wajib militer Markas Besar dengan alasan primitif yang tidak masuk akal beberapa hari sebelumnya.
"Karena Beckenbauer tidak mau! Dia tidak berani! Dia lebih tidak ingin pertempuran penentuan terjadi sekarang!" Ayah yang marah sampai menghilangkan gelar kehormatan kaisar itu berteriak kalut: "Karena naga laut belum mendarat di Aigean! Karena ini bukan lautan! Karena mengirim semua ahli Jalan Tertinggi Bangsa Laut untuk mengacau Hyjal sekarang, peluang kemenangan kita sangat kecil!"
"Bagaimana pendapat Bangsa Iblis? Bukankah seharusnya mereka tidak terus berdiam diri saat ini?" Tak kalah dengan keturunan wangsa kerajaan, Putri Meiluole dengan cepat menenangkan diri: "Bukankah bangsa laut kita telah bersekutu secara militer dengan Bangsa Iblis?"
"Anakku, mengapa kau masih begitu naif?" Pangeran Mahkota Karang menghela napas putus asa: "Setelah Pertempuran Dewata Bintang Salib Selatan, pasukan Lich Naga Tulang Bangsa Iblis punah seluruhnya. Sekarang mereka hanya menyisakan dua Ratu Lich, salah satunya bahkan baru saja dipromosikan - menurutku kekuatannya tidak akan sehebat mana! Kekuatan tinggi Bangsa Iblis lainnya hanya tersisa satu Raja Langit Bersayap Enam, tiga Ksatria Bersayap Empat, dan lima puluh Ksatria Bersayap Putih! Kekuatan sekutu mereka, Bangsa Naga Iblis yang perkasa, justru lebih parah dihancurkan di Hutan Salib Selatan - lebih dari separuh naga iblis usia produktif gugur di medan perang! Saat ini, seluruh Pulau Naga hanya menyisakan tiga puluh naga iblis biasa, tiga pasangan Naga Bayangan Malam dan Naga Berwarna-warni. Angka ini bahkan sudah termasuk Kaisar dan Permaisuri Naga Iblis! Menurutmu, masih beranikah Bangsa Iblis yang baru saja pulih dari trauma itu berhadapan langsung dengan Aiqin lagi?"
Putri Merlotte membelalakkan matanya yang indah. Dengan kecerdikannya yang luar biasa, ia segera menebak alasan utama para ahli Aiqin berkumpul di Gunung Hyjal—selain upacara Jieqiu, ini juga merupakan tantangan terbuka Aiqin terhadap aliansi militer Bangsa Laut dan Bangsa Iblis melalui ritual Fengshan! Dengan Jalan Tertinggi melawan Jalan Tertinggi, Tingkat Super melawan Tingkat Super, pertempuran penentu kekuatan puncak akan kembali meletus setelah pertempuran di Hutan Salib Selatan!
Semua tahu, dalam Perang Dunia kali ini, hancurnya lapisan kekuatan puncak suatu pihak pertama kali akan membuat neraca kemenangan miring secara drastis!
Setelah memahami rantai sebab-akibat ini, Putri Merlotte nyaris bersujud syafak mengagumi keberanian dan ketidakgenturan ras Aigean!
Dalam situasi strategis yang inferior, mereka berani terus-menerus menantang lawan. Ketenangan dan kegarangan menghadapi pertumpahan darah selama perjalanan berliku ini membuat Putri Mutiara—yang merupakan musuh Aiqin—merasakan dingin menggelora di tulang sumsumnya, serta ketakutan dan rasa tak berdaya tak terhingga yang menyembur dari jiwa yang mendambakan.
Berdiri di posisi lain, Mei Luole sedikit memahami mengapa Kaisar Beckenbauer menghindari pertempuran kali ini. Dengan ras Naga Laut Biru belum mendarat di Aiqin, para jagoan bangsa laut yang kehilangan lautan sebagai penghalang alami memang sulit mengumpulkan keberanian untuk menempuh ribuan li ke Gunung Hyjal dan menghadapi ahli-ahli Aiqun yang telah siaga—bukan karena kurang berani, tapi karena Shaman Divine Comedy Richard!
Di era sekarang, makna yang dibawa oleh pseudo-Bimon misterius ini bukan sekadar Manusia Berbulu palsu. Ia adalah simbol dunia ini, perwujudan aura tak terkalahkan, tulang punggung Benua Aiqun saat ini!
Tidak pernah berkompromi adalah merek dagangnya, kekerasan tak terbatas adalah gelarnya. Tak ada yang meragukan bahwa di mana pun dia berada, perdamaian dan mundur tak akan terjadi.
Berhadapan langsung dengannya, pertama-tama harus bersiap membayar dengan nyawa dan darah sebagai konsekuensi terburuk!
Antara dia yang mati, atau kamu yang selamat. Belum pernah ada lawan yang menghadapinya dua kali!
Mei Luole yakin, tanpa dukungan Richard, para ahli Aiqun pun tak akan berani menantang saraf bangsa laut dan iblis dengan postur pertempuran kekuatan puncak! Mei Luole lebih meyakini, tanpa tekanan aura tak kenal mundur Richard, kekuatan puncak bangsa iblis dan laut mungkin berani menghadapi ahli Aiqun!
“Sungguh aku tak paham kerja organisasi markas besar! Begitu banyak kristal teleportasi, mengapa Naga Laut Biru tak bisa dikirim lebih cepat ke Aiqin!” Pangeran Mahkota Karang mengumpat geram: “Bodoh terkutuk sampai tujuh turunan ini!”
“Mengapa harus aku yang dikirim?” Tak ada yang tak sayang nyawanya, Putri Merole yang sudah mulai memahami situasi merasa putus asa. Paman ingin mengirim orang untuk mengacau ritual Jieqiu, seharusnya yang dikirim adalah ahli Jalan Tertinggi dari Bangsa Laut dan Bangsa Iblis...
“Karena kaulah ahli termuda di generasimu!” Pangeran Subisareta yang hancur hati itu mencengkeram rambut emasnya dengan kekuatan seperti petani memanen: “Menghadapi provokasi terbuka ras Aigean, Sang Raja Laut kita tak berani melawan tapi juga tak mau dianggap lemah. Maka terciptalah ide gila yang tak bisa lebih gila lagi – mengirim satu ahli muda untuk mengacau Gunung Hyjal dengan dalih menghadiri upacara! Andai ku tahu menteri licik mana yang memberi sasar ini, pasti kuhabisi dia sampai ke akar keluarganya!”
“Mengirimku sebagai utusan penghormatan ke ritual Jieqiu? Lalu sekalian membuat onar?” Sang Putri tersenyum getir: “Pamanku Kaisar terlalu menganggap tinggi Merole. Ayahanda benar, Paman benar-benar ingin mengirimku ke kematian! Dengan pasukan Aigean di Hyjal sekarang, andai pun aku punya kemampuan Naga Laut Biru tingkat tujuh, tetap tak mungkin kembali hidup-hidup!!!”
“Tidak!” Wajah Pangeran Subisareta perlahan kembali tenang. Setelah merenung sejenak, ia menggelengkan kepala ragu-ragu: "Anakku, jika kau benar-benar memiliki kekuatan Naga Laut tingkat tujuh, bahkan dengan risiko seluruh klan dihukum mati, Ayah akan berani memberontak daripada mematuhi titah ini!"
"Ayahanda..." Mendengar ayahnya lebih memilih risiko hukuman mati untuk klan daripada mematuhi titah baginda, sang Putri yang berkaca-kaca matanya langsung menyambar pelukan ayahnya yang kokoh bagai gunung.
"Harta karunku, justru karena kau BUKAN Naga Laut tingkat tujuh, meski ada risiko ke Gunung Hyjal, bukan mustahil kau bisa selamat sepenuhnya!"
"Ayahanda... Maksud Ayah..."
"Anakku, masa mudamu adalah kutukan sekaligus berkah... Gunung Hyjal hari ini dipenuhi ahli-ahli kuat Aiqin berstatus tinggi. Mereka takkan mempermalukan diri dengan mengintimidasi junior! Harga diri para ahli kuat ini terbukti, dan Beckenbauer memanfaatkan hal ini dengan mengutusmu. " Sang Ayah membelai lembut rambut emas putrinya sambil tersedu-sedu: "Meiluole, maafkan Ayah... Ayah yang tak berdaya ini tak bisa mempertaruhkan nyawa ibumu dan adikmu demi melawan titah meski ada secercah harapan..."
"Ayahanda, jangan lanjutkan... Aku rela berkorban segalanya untuk Ayah dan keluarga... Tolong jangan pernah lagi terlintas pikiran durhaka itu..." Putri Merlotte menggelengkan kepala sekuat tenaga, mutiara air mata yang tragis menghujam bahu sang ayah bagai gemericik sungai gunung.
"Siapa bilang keluarga raja itu kejam? Aku Subisareta bukanlah ayah kejam seperti Beckenbauer yang tega menjadikan putri sebagai tumbal!" Pangeran Mahkota Karang memeluk putrinya sambil tertawa keras dengan suara garang: "Merlotte, demi nama Dewa Laut kusumpah, jika kau tak kembali selamat dari Gunung Hyjal, Beckenbauer pasti akan menyesali keputusannya seumur hidup!"
"Ayahanda tenang saja, selama ahli Aiqin masih menghormati status kebangsawanan, aku takkan binasa di Hyjal. Aku cukup percaya diri tak akan kalah dari musuh seusia apapun!" Putri Merlotte menggigit gigi peraknya, berusaha menenangkan sang ayah sekaligus dirinya sendiri.
“Kalau kau berpikir begitu, aku malah semakin khawatir. Melora, di antara para ahli Aiqin juga banyak pemuda berbakat! Belum lagi anak-anak muda dari pasukan tentara bayaran Fajar Perak yang terkenal itu, betapa sulitnya menghadapi mereka? Apalagi ada Beckham dengan 'pisau melengkung bulan purnama' dari Istana Musim Panas Dewa Perang, Jago Pedang Lampard, Druid senior Costa Kaka, dan Richard Santo Aiqin yang baru berusia 24 tahun!” Pangeran Mahkota Karang wajahnya pucat pasi: “Para tokoh terkenal ini mungkin tak mau menurunkan status untuk duel satu lawan satu denganmu, tapi siapa tahu di antara mereka masih tersembunyi satu dua ahli muda yang belum menunjukkan taringnya?”
“Tapi 'Bidang Perlindungan Gaun Pelangi Air'-ku juga kuat di darat! Ditambah sihir elemen airku!”
“Siapa yang lebih memahami kemampuanmu daripada aku? Aku selalu bangga padamu, anakku. Tapi kau harus ingat satu hal...” Pangeran Subisareta segera menyela, “...Perintah Penguasa Bangsa Laut memang tak boleh dilanggar, tapi jangan main-main dengan nyawamu! Saat upacara Jieqiu, cukup rebut sedikit keuntungan untuk memulihkan harga diri bangsa laut kita lalu segera mundur. Jangan sampai memancing kemarahan para ahli Aiqin! Tentu saja, jika tak ada kesempatan untuk unjuk gigi jangan dipaksakan! Selain itu, manfaatkan kesempatan untuk lebih dekat dengan sepupumu Ai Wei'er. Putri danmu memang sangat akrab sejak dulu. Kabarnya Shaman Divine Comedy Richard sangat menghargai hubungan kekeluargaan. Selama masih ada ikatan darah, aku yakin peluangmu untuk pulang dengan selamat cukup besar.”
“Ayahanda, nasihat Ayah pasti kuperhatikan baik-baik.” Putri Mutiara menjawab dengan patuh.
“Mengandalkan kekuatan luar tetap saja berisiko! Aku sama sekali tak akan memaafkan keputusan Beckenbauer hari ini!” Yang Mulia Pangeran menggeretakkan gigi sambil mengeluarkan kerang biru indah dari jubahnya, membuka cangkangnya sambil berkata, “Dulu aku tak menyerahkan harta karun langka ini kepada keluarga kerajaan mereka. Sekarang terbukti keputusanku benar adanya!”
Di dalam kerang biru permata tergenang air laut jernih kebiruan setengah teluk. Seekong teripang putih yang kecil secara mengejutkan namun tampak gemuk menggeliat-geliat di dasar air, sesekali menyemburkan gelembung-gelembung dari kavitasnya, menciptakan rangkaian busa di dalam air. Teripang sebenarnya makhluk biasa di dasar laut, tak ada yang istimewa. Namun di bagian dorsal berduri teripang putih ini, tumbuh subur tanaman hijau muda mirip gulma laut dengan daun seperti mahkota bulu. Di pusat daun berbentuk bintang lima yang mengelilingi bulan, terbaring sebuah buah berwarna krem berbentuk putri duyung. Meski kecil, buah ini digambarkan dengan detail sempurna, bahkan alis dan matanya jelas terbentuk.
Tak lama setelah kerang terbuka, aroma obat yang memikat seolah menjadi selendang berwarna nyata, melayang-layang di atas tanaman gulma laut, perlahan berubah menjadi awan mini berwarna kuning pucat, benar-benar menakjubkan.
"Ini... 'Ginseng Laut'?" Putri Merlotte berteriak gembira, mata indahnya tertancap pada tanaman merambat yang tumbuh di punggung teripang hidup itu, tak bisa berpaling lagi.
“Benar, ini adalah satu-satunya ginseng laut di dunia yang dikenal, harta langka dari perbatasan timur Xiya kami yaitu 'ginseng laut'! Tapi 'ginseng laut' yang dipegang Ayah ini sudah berbentuk raja ginseng!” Pangeran Mahkota Karang berkata dengan geram: “Kaki burung camar pun masih ada tiga liang daging, seberapa miskin pun aku tak boleh melaratkan putri! Awalnya aku ragu, menghadapi situasi tegang perang dunia, apakah harus mempersembahkan raja ginseng ini untuk Yang Mulia? Tapi sekarang masih perlukah? Kalau Beckenbauer tidak punya hati, jangan salahkan Subisareta yang tak bermoral!”
※※※
Putri Meiluole yang bergegas ke Rawa Alpen segera dipanggil oleh penguasa Bangsa Laut.
Saat melihat Putri Duyung, Yang Mulia Beckenbauer mengunyah permen toffe dengan suara "ge beng ge beng", wajahnya sangat masam, tampaknya benar-benar marah karena ulah Pangeran Subisareta yang sengaja menghindar.
Penguasa laut lainnya, Ratu Chao Helan dari Bangsa Laut Alexius, mengamati Putri Meiluole dan Kaisar Duyung Xiya yang wajahnya pucat dengan tatapan tak berkedip seperti menonton lawakan, sesekali meledak dengan tawa cekikikan.
Di depan singgasana Ratu Helan, berdiri seorang perempuan Siren yang menggoda bak bisa dicubit hingga mengeluarkan air, membuat orang langsung terbayang ranjang. Tatapan menggoda itu terus menerus menyipit ke arah Putri Mutiara, tak bisa menyembunyikan ejekan dan iri hati dalam pandangannya.
“Setelah menghabiskan tiga genggam toffee, Yang Mulia Beckenbauer masih memandang dari ketinggian ke Merola yang bersujud di tanah, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.”
“Seorang prajurit Gaburin melangkah besar seperti meteor memasuki tenda kerang. Setelah membungkuk memberi hormat, dia berbisik sesuatu ke telinga pelayan Model milik Penguasa Laut, lalu keluar dari pintu.”
“Pelayan itu dengan wajah penuh senyum kecut, setelah melapor kepada kedua Penguasa Laut, berdiri tegak dan berseru: ‘Yang Mulia mempersilakan tamu terhormat bangsa iblis masuk untuk berbincang!’”
“Tak lama kemudian, suara Dum! Dum! bergema. Tirai mutiara tenda kerang pun tersibak.”
“Dua ksatria bermata perak berzirah perak nan gagah dengan sikap tegas namun santun mendekati podium, memberi salam sederhana kepada kedua Penguasa Laut.”
“Aku Eastwood...”
“Aku Ashley Young...”
“...Atas nama Raja kami, kami menyampaikan Selamat siang kepada kedua Yang Mulia.”
“Para ksatria terhormat bangsa iblis tak perlu berlebihan.” Suara Ratu Siren terdengar manja hingga membuat bulu kuduk merinding. Seperti diketahui umum, inilah sikap khas Yang Mulia Chao Helan saat melihat pria tampan.
“Sang Kaisar Putri Duyung masih mengunyah toffee dengan suara ge beng ge beng, bahkan tak melirik sedikitpun ke kedua ksatria bermata perak. Sikap kurang ajar ini langsung membuat wajah Eastwood, ksatria yang lebih berpengalaman, berubah masam.”
"Seorang prajurit bermata perak Ashly Yang yang masih terlihat muda dengan bulu halus di sudut mulutnya tak bisa menahan rasa ingin tahu. Matanya menyipit mengamati kecantikan Siren yang berdiri di bawah podium. Saat menyadari tatapan balik sang wanita, ia tersipu lalu mengalihkan pandangan ke Meiluole yang masih bersujud.
Kilau kekaguman terpancar dari pupil perak Ashly Yang. Meski Putri Duyung itu tertunduk sehingga wajahnya tak jelas terlihat, siluet tubuhnya yang sempurna nyaris membuat nafas sang ksatria bermata perak tercekat.
Eastwood mengerutkan alis pedangnya, melontarkan tatapan tak suka ke rekan seperjuangannya.
"Ksatria Eastwood, Ksatria Ashly Yang..." Yang Mulia Chao Helan memandangi bergantian dua prajurit bermata perak yang tampan, "Bukankah kami sudah berjanji dengan Yang Mulia Jiabao? Setiap pihak hanya mengirim satu pemuda ke Hyjal. Mengapa kalian berdua datang bersama hari ini?"
"Aku adalah 'Penguasa Es' bawaan. Dalam misi ucapan selamat ke Gunung Suci Jieqiu untuk Shaman Bimon kali ini, aku akan bertindak sebagai duta utama Bangsa Iblis." Eastwood si prajurit bermata perak yang bijaksana kembali membungkuk, menunjuk rekannya, "Tuan Ashly Yang akan menjadi wakilku dalam perjalanan ke Hyjal."
"Pemilik Bawaan 'Penguasa Es'? Apakah itu berarti engkau adalah Yang Diberkati Dewata aliran es?" Kaisar Putri Duyung yang selama ini diam akhirnya berbicara dengan suara dingin yang keluar dari hidungnya disertai dengusan.
"Jika menggunakan tradisi Aiqin untuk menjelaskan, memang begitu maknanya." Mengingat Yang Mulia Beckenbauer bahkan menghilangkan sapaan hormat, prajurit bermata perak Eastwood pun tak sungkan membalas dengan dengusan dari hidungnya juga.
Hawa dingin menyebar dari tubuhnya, membuat semua orang di dalam tenda kerang menggigil kedinginan.
Setiap pasang mata menyaksikan zirah perak Eastwood yang dalam sekejap telah diselimuti lapisan es besar-besaran, keindahan yang menyebarkan hawa menusuk tulang.
Putri Merole yang selama ini menunduk dan berbaring di tanah tak kuasa menahan diri untuk mengangkat kepala sedikit, memandang prajurit iblis ini dengan mata indah penuh keterkejutan.
Sama seperti Yang Diberkati Dewata aliran api, Yang Diberkati Dewata aliran es juga memiliki bahaya besar bagi penggunanya sendiri saat digunakan. Karena itu mustahil untuk mengendalikan sepenuhnya kekuatan berkat dewa, namun tak ada yang akan meremehkan seorang Yang Diberkati Dewata! Terutama sang "Penguasa Es" ini yang juga bermata perak - ini menandakan dalam mempelajari sihir arkan nekromansi, dia memiliki bakat luar biasa dalam sihir hawa dingin yang tak tertandingi.
Putri Merlot tidak menyangka Bangsa Iblis akan mengerahkan sumber daya sebesar ini. Menurut Ayahanda Subisareta, utusan Bangsa Laut dan Bangsa Iblis yang dikirim ke Hyjal kali ini tidak bermaksud membantai habis-habisan, hanya ingin memulihkan sedikit harga diri. Namun dengan campur tangan Yang Diberkati Dewata elemen es, mustahil konflik tidak meluas!
"Tampak sangat perkasa, tapi aku ingin bertanya lagi, Duta Istwood. Apakah kau sudah mencapai tahap mengendalikan kekuatan es secara bebas?" Yang Mulia Beckenbauer sepertinya sengaja mencari-cari kesalahan. Semua tahu prajurit bermata perak ini pasti belum mencapai penguasaan mutlak atas kekuatan primordial es—andai sudah, bisa dibilang tak terkalahkan di dunia. Masak Bangsa Iblis tega mengirimnya ke Gunung Hyjal untuk bunuh diri?
"Belum." Prajurit bermata perak Istwood tersenyum sinis: "Menggunakan kekuatan primordial es berlebihan akan melukaiku juga. Bingshu* bukanlah pengguna kemampuan dari spektrum lain yang aman! Tapi aku punya hati yang tak takut mati. Entah sebagai 'Bingshu' atau bukan, warnanya tetap sama!"
Ungkapan hati yang penuh semangat dan ketegasan ini justru membuat Raja Laut Xiya semakin malu dan marah.
"Lihat dirimu, lalu bandingkan dengan dia!" Yang Mulia Beckenbauer melototi Putri Merlot sambil menggeretakkan gigi: "Sungguh ingin kuberikan pelajaran pada keluargamu sekarang juga..."
“Yang Mulia jangan marah lagi.” Ratu Siren tersenyum ceria membujuk Kaisar Putri Duyung, lalu kembali bertanya pada Eastwood: "Tuan Duta, keberanian Anda sudah kami rasakan. Entah apa keistimewaan wakil Anda, Wakil Duta Ashleigh Young?"
"Ashleigh Young baru berusia 160 tahun. Saat berusia 80 tahun, ia pernah menebas musuh keluarga di tengah keramaian sambil memegang pedang, berjalan keluar dengan kepala musuh di tangan! Ribuan penjaga kota terpana oleh kegarangannya, tak ada yang berani menghalangi!" Eastwood menarik lengan rekannya yang nyaris tak sadarkan diri melihat kecantikan Putri Merleau yang sedang menengadah.
"Benar-benar pahlawan muda!" Ratu Chao Helan berdecak kagum, matanya yang keperakan berkedip. "Umur rata-rata bangsa bermata perak sekitar seribu tahun. Berani membunuh di usia 80 tahun—itu setara manusia Aiqin berusia delapan tahun! Keberanian bawaan seperti ini sungguh langka."
"Aku juga 'Pemilik Kertas' pertama sepanjang sejarah!" Ashleigh Young sepertinya ingin pamer di depan Merleau. Dengan bodohnya ia terus membual pada Ratu Siren sambil melirik sinis Putri Duyung.
Ratu Chao Helan dan para putri Siren di bawah podium istana saling pandang. Mereka tertawa terbahak-bahak sampai hampir kehabisan napas.
“Pemilik kertas? Apa kelebihan Yang Diberkati Dewata jenis ini?”
Ironi paling gelap adalah bahwa Yang Diberkati Dewata aliran kertas justru muncul di dunia iblis yang bahkan belum menemukan kertas toilet!
“Semakin luas hutan, semakin aneh burung-burungnya.” Raja Laut Xiya memutar mata: “Perang dunia kali ini benar-benar membuka mataku, orang-orang aneh bermunculan satu per satu.”
Kedua utusan bangsa iblis langsung cemberut, menatap tajam Kaisar Putri Duyung.
Jika tatapan bisa diubah menjadi anak panah, Yang Mulia Beckenbauer pasti sudah menjadi sarang lebah berbentuk manusia.
Pantas jadi anggota pasukan berani mati pilihan bangsa iblis, keberaniannya memang luar biasa.
"Sudahlah, sudahlah. Para Utusan Istimewa Eastwood, Ashley Young, Hongyin, dan Merole – kalian mewakili muka Bangsa Laut dan Bangsa Iblis. Hari ini saat menghadiri Ritual Jieqiu di Hyjal, jangan sampai mencoreng nama Bangsa Laut dan Bangsa Iblis! Pastikan para kampungan Aiqin itu merasakan kemampuan kalian!" Setelah puas tertawa, Ratu Chao Helan mengembangkan sayapnya, terbang dari singgasana sambil menggerakkan lidah tiga inci yang tak kenal lelah untuk memompa semangat dua prajurit bermata perak, putri duyung, dan bidadari Siren: "Kalian semua masih muda, tenang saja! Para ahli Aiqin paling hanya mengirim bintang muda seumuran kalian. Dengan kekuatan kalian, keamanan terjamin! Manfaatkan kesempatan ini, pukuli brengsek Aiqin itu, demi kejayaan negara!"
Keempat utusan tentu saja menyanggupi dengan penuh semangat.
Putri Merole dalam hati mengagumi ketepatan informasi dan visi tajam sang ayah.
"Berangkatlah! Aku akan menanti kabar kemenangan kalian di sini!" Merasa mobilisasi politiknya sudah cukup membara, Ratu Siren mengibaskan sayapnya keras-keras sambil berteriak parau: "Demi kehormatan bersama Bangsa Laut dan Bangsa Iblis!"
"Kehormatan adalah nyawa kami!" Dua prajurit bermata perak itu mengibaskan jubah mereka dengan darah mendidih, tanpa menoleh membuka tirai mutiara dan melangkah keluar dari tenda kerang.
Putri Merole yang sedang mengikuti Siren cantik Hongyin bersiap pergi ke Gunung Hyjal untuk bermain nyawa, tiba-tiba dipanggil oleh Yang Mulia Beckenbauer.
"Bawa ini." Raja Laut Xiya melepas hiasan ikat pinggang perak vulkanik bermata berlian merah menyala berbentuk prisma menara, lalu melemparkannya ke Putri Mutiara.
Merole tertegun, membiarkan hiasan perak vulkanik bermata berlian merah menara itu jatuh ke karpet.
Ini bukan hadiah biasa!
Berlian yang terpasang pada hiasan perak vulkanik ini adalah "Berlian Pengisi Samudra" yang sangat langka.
Jenis berlian ini merupakan alat elemen alami paling langka di dunia yang dikenal, hanya ditemukan di lautan, bahkan lebih jarang dari permata Kajaride! Selain bisa menyimpan sihir mulai dari mantra terlarang hingga yang tak berguna, "Berlian Pengisi Samudra" juga mampu menyimpan kemampuan ras, interpretasi karunia dewa, dan berbagai kemampuan supernatural lainnya, dilengkapi efek pendinginan untuk penggunaan berulang.
Di Kerajaan Laut Xiya, hiasan perisai perak ini selalu diwariskan bersama Mahkota Karang dan Tongkat Kristal dari generasi ke generasi penguasa Bangsa Laut. Di dalam "Berlian Penguruk Laut" yang terpasang pada hiasan ini, tersegel "Perisai Dispersi Gelombang Biru" yang diinfuskan oleh Master Perobek Badai kuno - perisai air ini hanya bisa digunakan sekali. Begitu diaktifkan, entah menghadapi sihir paling rendah atau mantra terlarang paling tinggi, ia mampu memberikan resistensi sempurna sebelum menghilang tanpa jejak!
Kehebatannya justru terletak di sini. "Perisai Dispersi Gelombang Biru" dijuluki "Perisai Magis Paling Sempurna" karena mampu sepenuhnya mengurangi satu kali kerusakan elemen, baik itu serangan mantra terlarang maupun kekuatan wilayah kekuasaan!
Dalam arti tertentu, memiliki hiasan ini sama dengan mendapatkan nyawa tambahan!
Ratu Siren di samping terbelalak. Ia tak menyangka Kaisar Putri Duyung akan menyerahkan "Hiasan Perisai Perak Berlian Penguruk Laut" yang tak ternilai harganya kepada keponakan yang akan dikirim ke kematian.
"Paman, aku tak bisa menerima Hiasan Kerajaan ini!" Meiluole yang baru sadar dari keterpanaannya langsung menolak dengan gemetar.
Yang Mulia Beckenbauer menatap Putri Mutiara tanpa berkedip, pandangannya penuh kelembutan, kepedihan dan kelelahan, berbicara kata demi kata:
"Aku tak ingin kehilanganmu setelah Ai Wei'er dan Simirian. Dengarkan pamammu, Meiluole. Pastikan pulang dengan selamat!"
Bab 683 Hitung Mundur Pertempuran Penentuan (7)
Langit biru jernih bagai dicuci, awan-awan putih beterbangan diledakkan oleh kembang api kelas satu imporan Tang Zang.
Gunung Hyjal yang sepi bertahun-tahun akhirnya menyambut upacara agung yang menggemparkan zaman, patung Dewa Perang yang menyatu dengan bebatuan gunung seakan tersenyum lega dari balik topengnya.
Sebagai pemeran utama dalam ritual Jieqiu, Shaman Divine Comedy berbusana retro dengan khidmat menguburkan dokumen doa yang tertulis di piring giok di bawah "Jalan Bintang" yang terbuat dari batu vulkanik hitam mengilap.
"Busana retro" yang dimaksud adalah pakaian klasik bernuansa primitif dan nostalgis, namun kenyataannya Liu Zhenhan yang hari ini bertelanjang bulat dengan kalung tengkorak di leher dan selembar kulit macan tutul di pinggang, penampilannya benar-benar terlihat biadab.
Menyelesaikan seluruh ritual Jieqiu adalah hal yang sangat rumit. Kini Kerajaan Bimeng sudah jauh merosot pengaruhnya. Jika bukan karena masih ada beberapa manusia penguin dari suku Kusu yang mempelajari sistem protokol turun-temurun dengan pengetahuan keluarga yang dalam, Liu Zhenhan dan Kerajaan Bimeng pasti akan menjadi bahan ejekan hari ini - Sistem protokol pakaian resmi yang rumit bahkan lebih kompleks daripada sihir paling misterius. Untuk ritual keagamaan sakral seperti Jieqiu, kesalahan sekecil apapun dalam protokol akan menjadi bahan cemoohan internasional selamanya.
Namun, ritual Jieqiu Hyjal yang diadakan hari ini tidak hanya berjalan lancar bagi Bimon, malah membuat semua tamu undangan yang hadir untuk menyaksikan upacara merasa kehilangan harga diri.
Di depan patung raksasa Kampas di Gunung Suci Hyjal, terdapat altar Langit dan Bumi yang dipisahkan. Sekeliling area seluas 10 li dipagari tembok, dengan aula persembahan di tengah: Di timur dan barat tangga merah terdapat empat altar untuk memuja Matahari, Bulan, Bintang, dan Rasi Bintang. Di luar pintu aula persembahan, delapan altar berjajar timur-barat untuk memuja pegunungan, lautan, sungai suci, angin, awan, Lei (Dewa Petir), hujan, kaisar-kaisar terdahulu, arwah leluhur, serta dewa-dewa dunia. Altar timur memiliki aula khusus pakaian upacara sebagai tempat penghormatan untuk peliharaan magis sepanjang masa. Bagian barat daya adalah istana puasa untuk jamuan makan dingin. Di selatan terdapat tempat musik suci dan tempat pengorbanan untuk persembahan kepada Dewa Perang.
Menyelesaikan semua prosedur ritual tanpa henti membutuhkan waktu tepat enam jam. Kerumitan dan kekakuan dalam berbagai aspeknya benar-benar sulit dibayangkan oleh orang biasa.
Apa yang menjadi tolok ukur utama tingkat kemajuan suatu peradaban?
Bukankah itu dilihat dari sistem pakaian resmi yang penuh aturan ketat!
Baik manusia yang mengklaim diri sebagai contoh peradaban tertinggi di Aiqin, maupun elf yang memiliki obsesi akan protokol rumit - pernahkah mereka memiliki tata krama serumit Bimon? Dengan adanya Ritual Jieqiu ini, jika masih ada yang menganggap Bimon sebagai ras barbar dari zaman purba, maka mereka benar-benar orang buta yang tak punya mata.
Orang lain hampir mati karena iri. Tapi Liu Zhenhan justru mengeluh tak henti-hentinya.
Pemahaman Lao Liu tentang Jieqiu masih sebatas berdiri di atas Benteng Tiananmen sambil melambai-lambaikan tangan dan berteriak dengan logat Hunan: "Rakyat Tiongkok akhirnya berdiri!". Baru setelah mengalami langsung serangkaian protokol busana yang menyeramkan, rumit, dan kompleks ini, dia akhirnya memahami apa itu sampah feodalisme sejati, dan mengapa begitu banyak pahlawan Tiongkok berjuang mati-matian untuk membersihkan raja dan bangsawan bak ayam tanah.
Tiga hari sebelum Jieqiu, Lao Liu sudah harus mulai berpuasa di bawah pengawasan pejabat protokol. Jika bukan karena Guo Guo yang diam-diam mencuri dua marmut untuk mengingatkannya cara bertahan hidup di alam liar, entah apakah dia akan menjadi pengikut Dewa Perang pertama yang tewas kelaparan dalam ritual Jieqiu.
"Jika pantang makan adalah kembali ke kesederhanaan, sebagai bentuk penghormatan pada Dewa Perang, maka tiga hari berturut-turut membakar dupa, berdoa, mengelilingi altar, dan pantang hasrat seksual baginya adalah siksaan - pekerjaan ini benar-benar bukan untuk manusia biasa."
Saat tiba Hari Jieqiu yang sebenarnya, subuh-subuh dia sudah mengikuti instruksi protokoler dengan langkah terukur menjalankan berbagai ritual persembahan. Baru saat matahari tepat di ubun-ubun, prosesi utama ritual Jieqiu selesai. Jiwa raganya benar-benar impoten, lebih lelah daripada memulai perang.
"Bawakan persembahan untuk Dewa Perang!" Begitu Shaman Divine Comedy mencap tangan di "Jalan Bintang", protokol penguin mulai melantunkan kidung dengan leher terulur. Ini prosedur terakhir. Setelahnya, anggota Pasukan Pengawal Istana Musim Panas akan bergiliran mencap tangan di "Jalan Bintang", lalu semua bisa pergi makan penutup di Istana Vegetarian.
Dua ekor "makhluk lava Bartiz" dan "kadal terbang bersayap garam" yang kaku dengan cap sihir diseret prajurit Istana Musim Panas ke "Jalan Bintang" dekat tempat pengorbanan. Enam Kurcaci Emas menggotong dua lempeng marmer raksasa sambil berseru "Heng You Heng You", lalu menghantamkannya ke tanah.
Lao Liu melambaikan jari ke arah Ershao dan Sanshao.
Ayah-anak turun ke medan perang. Menurut aturan kuno ritual Jieqiu, kecuali keadaan darurat, semua penyembelihan di Gunung Hyjal hari ini harus dilakukan putranya. Lao Liu dilarang campur tangan.
Hubungan etika yang sangat aneh antara bayi darah kekasih kembar dengan Shaman Divine Comedy Bimon, menjadi salah satu topik yang sering dibicarakan orang saat bersantai; Status Ershao dan Sanshao sebagai buah cinta Imam Utama Angsa Murinio dan Tang Beierjina Fenghuang Es memang tak terbantahkan; Namun kedua anak ini juga merupakan bayi darah yang dibesarkan Lao Liu melalui ritual "pemberian darah", dengan aliran darah Shaman Divine Comedy yang nyata dalam tubuh mereka. Dari sudut pandang ini, status mereka sebagai anak dan ikatan darah dengan Liu Zhenhan tak bisa diragukan.
Liu Yiku dan Liu Sitian masih dalam gendongan bayi, sementara Katyusha, Guo Guo, Martelazi, Wentekelaier, dan "udara dalam bayangan" bukanlah keturunan biologis. Maka tugas menggantikan ayah dalam ritual pengorbanan jatuh di pundak kecil Ershao dan Sanshao.
Dengan gaya barbar mirip sang ayah, Ershao dan Sanshao menolak belati yang ditawarkan Pasukan Istana Musim Panas. Kekuatan tubuh mereka masih lemah - menggunakan belati untuk membantai "makhluk lava Bartiz" dan "kadal terbang bersayap garam" sama vitalnya dengan menggelitik dua Monster Tingkat Tinggi ini.
Mereka menggunakan "jaringan petir" berukuran raksasa.
Jaringan listrik yang dijatuhkan awan petir yang tiba-tiba terkumpul di langit, membuat "Bartiz Lava Monster" dan "Salt-winged Flying Lizard" yang tak bisa menggunakan pertahanan sihir langsung berubah menjadi mayat penuh luka bakar berbentuk jaring hitam hanya dengan satu serangan.
Pangeran Kahn di samping terus mengangguk-angguk.
Paduka Richard sempat mempercayakan dua buah "Kristal Bernyanyi" kepada Tuan Mourinho melalui beliau saat Pertempuran Bukit Minyak; Saat itu Yang Mulia tidak mengatakan apapun, hanya menyampaikan kepada Pangeran Lionheart bahwa Imam Utama Angsa pasti tahu cara mengolah kedua kristal ini. Kini terlihat jelas, meski tak pernah berkomunikasi langsung, Imam Utama Angsa dan Shaman Divine Comedy memang memiliki chemistry yang tak terjangkau orang lain.
"Wahai Dewa Perang~ Lihatlah ke sini~ Inilah persembahan kami untukMu~" Ershao dan Sanshao berlutut setengah, berdoa dengan suara kekanak-kananan di depan dua bangkai monster untuk Kampas.
Para ahli Aiqin yang menyaksikan upacara di sekeliling sama-sama merasakan bulu kuduk meremang.
Ini kan masih dua bocah kecil belia?
Ditambah Mo'er, Feilengcui kini telah memiliki tiga ahli yang mampu berkomunikasi dengan para elf awan dan petir. Apakah "Kristal Bernyanyi" di Bukit Merah ini membuka toko grosir?
Adegan yang lebih mengejutkan muncul kemudian. Usai berdoa, Ershao dan Sanshao menutup mata, seperti menghirup asap cerutu yang melayang di udara, masing-masing menelan seuntai kabut tipis menyerupai asap ke dalam hidung mereka.
Segera para tamu undangan memandang dengan ekspresi sinis.
Bayi darah kembar Jian Die sekarang jelas-jelas sedang menyerap kekuatan jiwa monster. Metode kultivasi ini jelas termasuk dalam kategori sihir dekaden yang dicela, sangat jahat, dan tidak diterima oleh jalan kebenaran!
Jika saudara kembar lain terang-terangan menggunakan sihir dekaden, mungkin akan ada ahli Aiqin yang maju menghukum mereka. Tapi Ershao dan Sanshao adalah Pangeran Feilengcui, jadi semua orang hanya bisa pura-pura tidak melihat.
Wajah Imam Utama Angsa Murinio, Tang Beierjina Fenghuang Es, dan para ahli Kota Caiyu langsung berubah serempak.
Meskipun sihir bayangan yang dipahami Lao Liu setelah promosi menjadi Santo Aiqin di dunia iblis sengaja disembunyikan, bahkan sedikit orang yang tahu di internal Bimon, Ershao dan Sanshao sebelumnya selalu bersama ibu Fenghuang Es mereka, baru-baru ini pulang ke Feilengcui. Dengan jari kaki saja bisa ditebak - alasan saudara kembar ini menyerap jiwa pasti karena Paduka Liu Zhenhan baru mengajarkan sihir dekaden pada mereka!
Liu Zhenhan merasa canggung. Dia tidak menyangka kebiasaan anak-anak ini, sekali terbentuk, akan begitu tidak memilih tempat dan dilakukan secara langsung begitu saja.
Kasihan orang tua di seluruh dunia, Ershao dan Sanshao—dua bayi darah yang tak bisa selalu berada di sampingnya—selalu menjadi kekhawatiran terbesar Lao Liu. Bukan karena Imam Utama Angsa dan Phoenix Es tidak mampu melindungi kedua bocah ini, melainkan karena kecemasan berlebihan seorang ayah yang tak terbendung.
Di mata ayah yang neurotik ini, meski Ershao dan Sanshao sudah memiliki "Kristal Bernyanyi" untuk pertahanan diri, itu masih belum cukup. Seperti pepatah kuno: "Lebih banyak keahlian tidak memberatkan". Maka di sela waktu luangnya, ia mengajarkan empat aliran sihir pada saudara kembar ini: aliran darah, trik, jaring laba-laba, dan bayangan. Liu Zhenhan tak terlalu memusingkan apakah sihir dekaden ini tabu atau tidak. Baginya, elemen tidak terkait dengan kebaikan atau kejahatan—bukannya penyihir sihir resmi pasti baik, atau praktisi sihir dekaden pasti penjahat terkutuk.
Selama lebih dari setengah bulan sebelum ritual Jieqiu digelar, sang ayah perkasa membawa Ershao dan Sanshao berburu di dunia bawah tanah. Hanya dalam enam hari, dua aliran dekaden mereka (bayangan dan darah) naik ke tingkat Penyihir Menengah. Adakah aliran sihir resmi mana pun yang lebih mudah dipromosikan dan dikuasai secara instan di fase awal dibanding sihir dekaden?
"Tapi opini tetaplah opini, konsensus tetaplah konsensus. Kultivasi sihir dekaden selamanya seperti perselingkuhan pria-wanita, meski merupakan urusan sukarela kedua pihak, di mata dunia justru menjadi simbol ketidaksopanan dan kemerosotan moral."
Sebenarnya, Lao Liu juga bukan tidak paham logika ini. Dia juga tidak bermaksud mengumumkan secara gegap gempita ritual pembakaran dupa dan persembahan untuk memberitahu dewa-dewa tentang anak darahnya yang belajar sihir dekaden. Prinsipnya adalah "menikmati keuntungan dalam diam".
Tapi insiden tak terduga ini telah mengoyak "kepalsuan babi" dan topengnya.
"Ayah, setelah upacara pujian Blood Moon tanggal 4 Maret tahun depan, bisakah kami berdua melakukan 'pemberian darah' sendiri untuk bayi darah?" Ershao menggenggam lengan Lao Liu sambil menggoyang-goyangkannya.
"Ayah, lihat pengawal bayanganku." Sanshao yang mirip Pichu raksasa menggelengkan kepala gemuknya sambil tersenyum, memperlihatkan klon bayangan hitam legam untuk dipamerkan ke ayahnya.
Alis semua tamu undangan berdiri tegak seperti pagar, dari kejauhan terlihat seperti barisan garis hitam.
Gila!
Dua anak ajaib ini bahkan tidak hanya belajar satu jenis sihir dekaden!
Tanpa amarah meledak atau hardikan, Mourinho dan Tang Beierjina segera membawa pergi Ershao dan Sanshao. Sebelum pergi, Phoenix Es masih sempat melontarkan tatapan tajam ke Lao Liu.
Para ahli dari Kota Caiyu juga bergegas meninggalkan tempat, menggunakan formasi teleportasi sihir untuk kembali secara besar-besaran.
“Keluarga Hosea! Karena saudara-saudaranya masih harus meninggalkan cap tangan di 'Jalan Bintang', Adipati Tua Brückner yang ragu-ragu akhirnya tidak membawa semua cucunya, setidaknya menyisakan sedikit harga diri untuk Lao Liu.”
“Sialan!” Menghadapi kejadian tak terduga yang menyebalkan ini, Lao Liu hanya bisa bergumam sambil mengumpat. Merasa bersalah, dia tak bisa memaksa menahan Ershao dan Sanshao.
“Jangan melirik-lirik... Pasukan Istana Musim Panas, lanjutkan cap tangan kalian...” Raja Sal menggelengkan kepala sambil tersenyum getir. Jancuk! Ritual Jieqiu belum selesai, sudah ada Bimon yang pergi duluan. Bukankah ini jadi bahan tertawaan manusia, kurcaci dan elf...
“Selama ini hanya tahu Yang Mulia ahli terkemuka aliran darah, tak disangka masih menguasai sihir unik lain...”
Kepala Suku Phoenix bermata spiral hijau kebiruan, Ferdinand, mendekat dengan ceria bertanya pada Liu Zhenhan: “...Entah kekuatan primordial apa yang dikultivasikan dalam sihir unik ini?”
“Kepala Suku Qingluan terlalu memuji. Ini hanya sihir bayangan yang tak pantas ditampilkan.” Liu Zhenhan puas dengan kata-kata Ferdinand yang menghindari istilah sensitif "sihir dekaden", menggantinya dengan "sihir unik" yang membuatnya yang frustrasi merasa ditemani.
“Sihir bayangan? Seperti apa sihir ini? Kekuatan apa yang dikultivasikan?”
"Adalah sihir yang khusus untuk kultivasi bayangan asli. Seiring peningkatan tingkat, Pengawal Bayangan juga secara bertahap dapat memiliki kekuatan fisik setara dengan tubuh asli, bisa menghilang, Mengurangi serangan fisik. Begitu dikalahkan, akan pulih otomatis setiap hari." Liu Zhenhan tersenyum getir: "Mungkin ada kegunaan lain seperti mewarisi kekuatan magis sang asli, tapi aku belum menemukannya, jadi belum bisa memastikan."
"Pengawal Bayangan terdengar lebih hebat dari mayat hidup. Meski mayat hidup juga bisa Mengurangi semua serangan fisik seperti Pengawal Bayangan, tapi mayat hidup yang hancur oleh sihir tak mungkin pulih sendiri." Perempuan Fenghuang Cen Kailun tak tahan menyela: "Menurutku Pengawal Bayangan dari sihir bayangan ini lebih pantas menyandang gelar makhluk abadi daripada mayat hidup!"
"Jangan asal bicara jika tidak paham! Pengawal Bayangan Paduka Liu Zhenhan mana bisa disamakan dengan mayat hidup kacangan itu!" Kepala Suku Ferdinand berkerut wajahnya, menegur dengan serius: "Tidakkah kau dengar Paduka berkata? Semakin tinggi level sihir bayangan, bayangan kloning akan makin memiliki kekuatan fisik setara asli. Mengapa tidak kau pikirkan betapa dahsyatnya kekuatan fisik Paduka saat ini! Sekalipun Pengawal Bayangan Paduka hanya punya sepersepuluh kekuatan fisiknya, tetap tak tertandingi oleh mayat hidup mana pun!"
“Perkataanmu benar-benar membuatku malu, karena pengawal bayanganku sudah memiliki setengah kekuatan fisik dan keterampilan bertarung dari tubuh aslinya.” Liu Zhenhan dengan wajah memelas menyambung bicara: “Yang lebih sial, karena aku punya dua Bidang Perlindungan kekuatan yaitu ‘Sayap Galaksi’ dan ‘Wujud Udang Raksasa’, pengawal bayangan sialan ini sekarang bisa mengembangkan sayap dan delapan lengan, bahkan memerintah bayangan kloning dari Pelayan Kekuatan Naga dan Harimau... Dulu dia belum bisa... Ah... Semua salahku kenapa harus menyerap kekuatan jiwa Ksatria Naga Gurun dan Archmagister di Weisisipang... Salahku juga menyerap kekuatan jiwa ‘Capung Mata Enam Api Hijau’ di dunia iblis... Ah, belum lagi jiwa naga laut tingkat lima itu... Benar-benar sialan B!”
“Ini sepertinya hal baik, bukan?” Putri Kelima Tang Zang tertawa terbahak: “Semakin banyak dan tinggi level jiwa yang diserap, bukankah harusnya lebih bermanfaat untuk sihir bayanganmu?”
“Fakta bahwa pengawal bayangan bisa mewarisi sebagian keterampilan dan intuisi bertarung sudah termasuk kebangkitan kesadaran mandiri yang terbatas!” Rundstedt juga heran: “Aku juga mempelajari sihir bayangan, meski berbeda dengan sihirmu Richard, tapi hukum elemen seharusnya sama. Pengawal bayangan Ahli Sihir Kitab Suci kami menggunakan bayangan korban yang dibunuh sebagai pengawal pribadi, semakin banyak kebijaksanaan masa lalu yang diwarisi, semakin kuat kemampuannya! Mengapa justru semakin kuat pengawal bayanganmu, semakin tidak bahagia kamu?”
“Di sampingku baru aman, lari ke pihak musuh, kamu pikir aku masih bisa senang?” Liu Zhenhan memutar mata kesal: “Obisilachi, rugi aku susah payah membinanya selama ini!”
“Mana mungkin... Pengawal bayangan bisa berkhianat?” Rundstedt tertegun.
“Pengawal bayangan Paduka Liu Zhenhan memang sudah berkhianat.” Raja Sal mengangkat bahu penuh kekecewaan: “Baru-baru ini, Bangsa Iblis menggunakan ilmu boneka pengganti untuk mengubah Yang Mulia kita menjadi boneka perang, tapi mereka gagal. Sayangnya pengawal bayangan Yang Mulia sudah sepenuhnya dikuasai mereka.”
“Jancuk!” Lebih dari seratus suara mengumpat serentak.
“Nyaris celaka.” Wali Kota Kota Naga Agaxi yang mendengar dengan penuh minat menggerakkan jakun, “Glek” menelan ludah deras lalu mengusap keringat mengucur di muka dengan lengan bajunya—Meski terdengar sederhana, andai rencana Bangsa Iblis itu berhasil, Aiqin pasti sudah binasa sekarang?
“Yang paling menyebalkan, jiwa pengawal bayangan ini masih terhubung dengan Liu Zhenhan, sementara Pikiran Raja Lich juga menyatu dengannya.” Yang Mulia Sal kembali mengangkat bahu tersenyum getir: “Sekarang Bimon ingin berunding bilateral dengan Bangsa Iblis cukup melalui telepati via pengawal bayangan ini.”
“Jancuk!” Lebih dari dua ratus suara bergemuruh bersamaan.
Seluruh manusia di ruangan itu mengernyitkan alis seperti semak liar.
Penyihir Besar Suci Richard yang dijuluki sebagai "Santo Aiqin dalam pertarungan tangan kosong" selalu unggul dalam kekuatan fisik. Bahkan pengawal bayangan yang hanya memiliki separuh kekuatan fisiknya saja sudah luar biasa! Apalagi ini adalah pengawal berkaki delapan yang bisa terbang, ditemani pengawal bayangan naga dan harimau! Ditambah lagi, pengawal bayangan dengan kekuatan ilahi ini kebal terhadap serangan fisik. Hanya serangan elemen dan energi yang bisa mengalahkannya. Tapi setelah kalah, ia bisa pulih kembali—Dia benar-benar seperti kacang tembaga yang tak bisa dihancurkan!
Jika ingin menghapuskan pengawal bayangan yang memberontak ini, mungkin hanya dengan membunuh Paduka Liu Zhenhan atau Raja Lich yang bisa menyelesaikan masalah secara permanen. Tapi mencapai kedua tujuan itu sepertinya tidak realistis...
"Saya pernah mendengar tentang sihir boneka pengganti. Katanya ini adalah salah satu mantra ultimat bangsa iblis, fungsinya setara dengan mantra terlarang." Kepala suku Qingluan Ferdinand mengerutkan alis: "Ada satu hal yang membuat saya heran... Maaf, ini bukan maksud buruk, hanya ingin objektif—Seharusnya jika bangsa iblis menggunakan mantra ini, tidak mungkin ada peluang gagal!"
"Alasan spesifik saya juga tidak terlalu paham, pemahaman saya tentang Sihir Bayangan masih dalam tahap primitif seperti menyeberangi sungai dengan meraba batu; Mungkin karena level bayangan kloning saya sudah cukup tinggi, sehingga bisa memikul tugas menggantikan posisi saya dalam menerima kendali pikiran dari orang lain." Liu Zhenhan menggerakkan bibirnya: "Kalau dipikir, boneka pengganti Bangsa Iblis hanya menggunakan rambut dan kulit tubuh untuk menyihir mengontrol orang, sedangkan bayangan saya juga merupakan bagian tubuh bawaan lahir, dan bisa komunikasi batin denganku. Menggantikan nyawaku jelas tidak realistis, tapi menerima batasan mental dari orang lain, itu masih masuk akal..."
"Penjelasan ini terlalu tidak ilmiah dan tidak bertanggung jawab." Rundstedt menggelengkan kepala: "Dari pemahamanku tentang sihir bayangan, nasibmu hanya punya satu penjelasan - pengawal bayanganmu telah mewarisi sebagian pengetahuan bertarung darimu. Artinya kesadaran mandirinya sudah mulai Bangkit dalam skala kecil, ini berarti dia juga memiliki telepati, sudah bisa disebut sebagai bentuk kehidupan independen! Saat ilmu boneka Raja Lich melancarkan kontrol jarak jauh, tiba-tiba harus menghadapi dua target sial telepati. Telepati pengawal bayangan jelas tidak sekuat tubuh aslimu, jadi mendapat serangan prioritas, akhirnya memberontak."
Berhenti sejenak, Rundstedt menambahkan: "Satu hal yang benar kau katakan Richard, Pengawal Bayangan berasal dari bayangan tubuhmu, merupakan komponen bawaan sejak lahir. Bukan seperti Pelayan Darah atau Pelayan Kekuatan yang diciptakan melalui kekuatan elemen buatan. Jadi sihir boneka pengganti akan mengejar kalian dan Pengawal Bayangan, tapi tidak akan berurusan dengan Pelayan Darah maupun Pelayan Kekuatan."
"Kalau mengikuti logikamu, jika aku menguasai Sihir Bayangan sampai level tinggi, bukankah itu artinya aku punya dua tubuh fisik?" Liu Zhenhan tertawa getir: "Dan bayangan kloning itu akan abadi, awet muda, memiliki semua kemampuan asli, lalu bisa pulih kembali setelah dikalahkan - seperti manusia super hitam?"
"Jika Sihir Bayanganmu mencapai puncak, mungkin begitu." Rundstedt tersenyum: "Keabadian sebenarnya bukan hal sulit dalam sihir bayangan. Contohnya diriku, jika aku terbunuh sekarang, bayangan kloningku masih bisa melanjutkan hidup. Kalaupun tidak ada sumber cahaya yang bisa menghancurkan bayangan kloningku secara permanen, bukankah itu berarti aku sudah menjadi abadi?"
"Luar biasa!" Orang-orang Tang Zang yang terobsesi dengan hidup abadi serentak berdecak kagum.
"Tak disangka... benar-benar tak disangka... ternyata ada sihir yang tidak mengandalkan kekuatan tempur, melainkan memiliki efek khusus di bidang lain... Ini sudah melampaui peran elemental... Ini kemampuan yang hanya dimiliki Dewata..." Para Penyihir Aiqin juga terpaku, sejujurnya hanya pengawal bayangan Paduka Liu Zhenhan yang memiliki kekuatan tempur hebat. Andai pengawal bayangan hasil kultivasi penyihir tingkat suci lain, sama sekali tidak istimewa. Namun bentuk akhir promosi sihir ini tak bisa tidak memicu kerinduan dan imajinasi.
"Saudara-saudara, ini hanya logika Rundstedt, belum tentu benar!" Liu Zhenhan diam-diam tertawa dalam hati.
Keabadian, tubuh kedua? Omong kosong! Sebagai ateis proletar yang pernah menelan telur naga Ba Xia, Lao Liu sama sekali tak pernah berpikir untuk hidup selamanya. Pemberontakan pengawal bayangan hanya melemahkan kekuatannya, tapi itu masih bisa ditoleransi.
Kuda hilang, siapa tahu berkah? Pepatah Tiongkok ini tepat menggambarkan nasibnya! Meski pemberontakan pengawal bayangan menyakitkan, tanpa disengaja justru menambal kelemahan fatalnya selama ini - selama ini dia hanyalah prajurit sihir kekar yang mengandalkan benda pusaka, dengan gaya bertarung fisik. Terus terang, dia cuma "penyihir tingkat suci" yang mengandalkan kekerasan barbar!
Menghadapi Jalan Tertinggi atau Tingkat Super, Lao Liu masih bisa mengandalkan pertahanan magis tubuh asli dan kekuatan ilahinya yang luar biasa untuk meraih reputasi palsu. Tapi di medan perang besar yang dipenuhi pasukan, meski dia mengerahkan seluruh tenaga malam pengantin dan delapan tangannya menghantam kapak perang sekaligus, berapa banyak manusia burung yang bisa ditumbangkannya?
Seorang Penyihir kompeten yang melepaskan sihir besar cukup membuatnya harus menebas mati-matian selama setengah hari!
Sekarang berbeda. Entah bangsa iblis sedang mengalami gangguan jiwa jenis apa saat menerapkan ilmu boneka pengganti, mereka ternyata mengajari pengawal bayangan cara melepaskan "Pembelahan Akhir Zaman" melalui telepati jarak jauh - ini adalah teknik badai telepati legendaris yang diciptakan oleh Raja Langit Bersayap Enam Christian Bale pada Perang Dewa dan Iblis pertama, rahasia turun-temurun mata perak dunia iblis yang tak tergolong sebagai sihir maupun kekuatan, melainkan seni bela diri puncak yang tak terklasifikasi!
Pola serangan khusus ini memiliki kemiripan dengan memasak. Sekadar melihat tak akan membuatmu paham, hanya dengan menguasai cara penggunaan unik di dalamnya, seseorang bisa mencapai tingkat kemahiran.
Hingga kini pengawal bayangan dan Lao Liu masih tetap terhubung secara batin. Bukankah bimbingan jarak jauh bangsa iblis kepada pengawal bayangan tentang cara melepaskan "Pembelahan Akhir Zaman" sama dengan mengajari Lao Liu secara tidak langsung?
Dengan frekuensi telepati pengawal bayangan yang terbatas itu, "Pembelahan Akhir Zaman" yang dilepaskan bahkan tidak lebih kuat dari listrik statis pada sweater wol, daya penghancurnya hampir nol. Lao Liu berbeda, dia adalah gudang telepati termasyhur. Selama ribuan tahun, benarkah ada generasi Raja Langit bermata perak di dunia iblis yang benang perak di matanya bisa terkonsentrasi hingga membentuk pola bintang salib?
Ya Tuhan yang maha pengasih!
Dulu, telepati Liu Zhenhan yang sebesar apapun ibarat telinga orang tuli. Berkat bantuan tepat waktu bangsa iblis, kini setelah menguasai "Pembelahan Akhir Zaman", dia akhirnya bisa menepuk dada bangga dan dengan yakin menyebut diri sebagai penyihir tingkat suci yang mampu melepaskan sihir penghancur massal, bukan prajurit yang hanya mengandalkan kekuatan fisik - meski belum menguasai cara mengontrol versi mini "Pembelahan Akhir Zaman" dan hanya bisa melepaskannya sekaligus, tapi pencapaian ini sudah cukup memuaskannya.
Desah penyesalan manusia dan kepuasan diam-diam Liu Zhenhan terpaksa terputus oleh kedatangan bersama utusan bangsa laut dan iblis.
Bab 684 Hitung Mundur Pertempuran Penentuan (8)
Minumannya rum lily, tembakaunya daun jagung emas, permennya toffee latte.
Di Laboratorium Operasi Bimon Benua Chesang, riuh rendah suara manusia bersahutan dengan gemerincing gelas yang saling bersentuhan.
Semua penasihat militer dan staf taktik telah mengenakan seragam baru yang telah disetrika sejak dini, bersama Kepala Staf Jenderal Ruojan Pinto mengangkat gelas, memberikan ucapan selamat dari jarak 10.000 li untuk kesuksesan penyelenggaraan Upacara Jieqiu, agar Shaman Divine Comedy tercatat dalam sejarah.
Meskipun barisan tempur masih berada di bawah Departemen Militer Bimon, Laboratorium Operasi juga merupakan unit staf resmi di bawah Istana Musim Panas Dewa Perang. Dari pembentukan, pelatihan, hingga pembentukan sistem, seluruh rantai pendanaan, perlengkapan, dan pasokan untuk Laboratorium Operasi ditangani langsung oleh Paduka Liu Zhenhan, sementara departemen militer hanya menyediakan personel.
Perbedaan ini sebenarnya terlihat dari seragam para penasihat militer dan staf taktik di Laboratorium Operasi. Perwira staf tentara reguler Bimon wajib mengenakan zirah dan membawa senjata standar, sedangkan staf Laboratorium Operasi Istana Musim Panas mengenakan seragam wol kuning dengan sepatu bot tinggi, hiasan emas pada topi pet dan lambang bunga plum emas di kerah yang saling bersinar. Staf wanita pengelola dokumen seragam memiliki rambut bergelombang besar hasil pengeritingan besi panas, mengenakan topi pelaut, kuku dicat warna narcissus, dan bibir diolesi merah - senjata mereka bukan pedang tajam melainkan papan pasir magis, pena bulu angsa, peta medan tempur, dan Kotak Tulang.
Jika bukan untuk memantau pergerakan musuh di Padang Rumput Donau, seluruh personel Laboratorium Operasi seharusnya menorehkan cap tangan di Jalan Bintang Gunung Hyjal hari ini. Namun situasi genting memaksa semua orang tetap bertahan di pos masing-masing, menyerahkan kehormatan tertinggi kepada para prajurit pemberani.
Beberapa waktu terakhir ini, pahlawan di balik layar ini sebenarnya terus-menerus berada dalam ketegangan. Cerutu dan rokok yang mereka hisap saja bisa ditimbang dengan karung.
Sejak 26 Oktober hingga saat ini, pasukan bangsa iblis telah tiba di Padang Rumput Donau selama 16 hari penuh.
Dalam hampir lebih dari setengah bulan ini, bangsa iblis secara bertahap meningkatkan jumlah pasukan invasi mereka menjadi sekitar lima juta! Berdasarkan pemantauan real-time "Mata Penyihir Saruman", bahkan muncul banyak Prajurit Kebencian mekanis kristal yang terorganisir dan beberapa jenis pasukan baru yang tak bisa disebutkan namanya!
Sejak 28 Oktober, langkah pasukan besar bangsa iblis tak pernah berhenti. Mereka membagi diri menjadi tiga kelompok yang keluar dari Hutan Garam Feiluolunduo: Kelompok pertama dengan sekitar 400 resimen mengarah ke timur menuju benteng alam Kastil Yifu, mengancam Kadipaten Dolot. Kelompok kedua dengan 600 resimen menjepit Feilengcui dan Kota Caiyu dari dua arah. Pada 6 November, pasukan pelopor mereka telah memasuki zona merah peringatan dua kota Bemon. Seandainya mereka tak tiba-tiba menghentikan langkah, perang mungkin sudah pecah.
Pasukan Ketiga Bangsa Iblis memiliki kekuatan paling besar dengan formasi penyerangan yang paling aneh.
4 juta pasukan seperti bidak catur yang tumpah, saling terkait tanpa pola jelas melintasi padang gurun selatan. Mereka tidak menuju Provinsi Beruang di Hutan Salib Selatan maupun wilayah Smail di Rawa Senja, melainkan membentuk garis miring yang mengitari Feilengcui dan berkumpul di sepanjang Sungai Sanggan di hilir Bukit Merah.
Hari ini 11 November. Lebih dari separuh Pasukan Ketiga Bangsa Iblis telah mencapai Sungai Sanggan. Dari peta pengintaian udara, tepian sungai di hilir Feilengcui kini dipenuhi tenda militer bak hutan jamur. Saat malam tiba, api unggun yang menyala hampir menyaingi keagungan Galaksi Hesperus.
Staf militer Kerajaan Bimeng terus memeras otak namun tak kunjung memahami strategi pasukan iblis maupun titik serangan utamanya.
Gerakan Pasukan Pertama justru lebih mudah ditebak.
400.000 pasukan yang berkubu di padang gurun di luar Kastil Yifu sengaja menunda serangan. Tampak jelas tujuan mereka mendesak Kadipaten Dolot hanya untuk mengalihkan distribusi pasukan manusia. Serangan mendadak ke Kastil Yifu saat ini justru akan menjadi "penolong ulung" bagi Bangsa Laut - hasil yang jelas tak diinginkan Bangsa Iblis!
Jika pasukan manusia terlalu cepat hancur lebur dan kalah telak di hadapan bangsa laut, hal ini bukanlah kabar baik bagi bangsa iblis.
Setiap staf militer yang kompeten pasti bisa menganalisis hubungan rumit antara bangsa laut dan bangsa iblis saat ini - kedua kelompok perampok ini hanya membentuk aliansi militer secara nominal, justru akan aneh jika tidak terjadi saling curiga dan saling mengkhianati.
Siapapun yang berada di posisi bangsa iblis saat ini pasti akan membiarkan manusia dan bangsa laut saling menghancurkan terlebih dahulu, baru kemudian muncul untuk memungut keuntungan. Panduan dan strategi utama seperti ini seharusnya tidak ada celah untuk dikritik.
Pergerakan pasukan kedua bangsa iblis juga cukup jelas.
600.000 pasukan saat ini hanya berjarak kurang dari 30 li dari Feilengcui dan Kota Caiyu, setiap saat dapat melancarkan serangan, namun bangsa iblis justru menghentikan langkah - para staf Bimon tidak berani berharap memiliki keberuntungan seperti manusia. Kini di Padang Rumput Donau tak ada satupun prajurit bangsa laut yang tersisa, bangsa iblis sama sekali tak memiliki hambatan. Karena itu, pasukan bangsa iblis ini kemungkinan besar sedang memulihkan kekuatan, membangun alat pengepungan, dan bersiap menentukan segalanya dalam satu pertempuran!
Menanggapi hal ini, para penasihat militer Kerajaan Bimeng tidak terlalu khawatir.
Feilengcui di tepi selatan Sungai Sanggan, awalnya merupakan bukit merah yang kaya kandungan logam. Setelah dihanguskan oleh mantra terlarang "Bumi Api Membakar Kota" selama tiga hari, kekerasan kota ini kini menyamai baja. Dengan penjaga Istana Musim Panas yang garang dan dua taman udara, pasukan bangsa iblis harus mempertimbangkan kekuatan gigi mereka sebelum mencoba menaklukkannya.
Mengenai Kota Caiyu, meskipun staf Bimon dari Laboratorium Operasi tidak berharap setinggi Feilengcui, Pendeta Legendaris Murinio jelas bukan tipe yang mudah diatur dalam persepsi semua orang. Apalagi Kota Caiyu juga memiliki banyak formasi teleportasi sihir dan cincin tujuh lapis emas. Jika situasi memburuk, Murinio dan Brückner bisa langsung kabur kapan saja.
Kepala Staf Jenderal Ruojan Pinto cenderung pada pendekatan konservatif dan hati-hati dalam saran strategi militer. Ia pernah menyampaikan kekhawatiran terbatasnya kepada Sang Raja - Kota Caiyu tidak memiliki nilai militer signifikan di tepi selatan Sungai Sanggan. Daripada bertahan di padang gurun selatan, lebih baik seluruh pasukan mundur ke Provinsi Barat Daya dan memanfaatkan medan rawa berbahaya untuk menghadapi pasukan iblis. Lagipula, dermaga strategis yang ingin direbut bangsa iblis bukan terletak di Caiyu, tapi berada dalam kendali Feilengcui.
Dikatakan Shaman Divine Comedy Richard Yang Mulia juga pernah mengajukan keberatan serupa, berharap semua prajurit Caiyu mundur ke barat daya demi keamanan. Namun setelah Sang Raja merangkum saran-saran ini dalam "Rencana Penilaian Risiko" dan meneruskannya ke Caiyu, jawaban Imam Utama Angsa Murinio nyaris membuat seluruh staf markas besar tersedak: "Tanggung jawab utama bangsawan adalah mempertahankan wilayah. Hal memalukan seperti mundur tanpa perlawanan tidak akan dilakukan suku Smyer kami! Jika harus mundur, kami akan membuat Bangsa Iblis merasakan sakit terlebih dahulu!"
Banyak perwira staf di Laboratorium Operasi berasal dari suku Wolff Provinsi Tenggara. Ucapan Imam Utama Angsa jelas melukai hati mereka. Hingga kini, hanya keturunan Swallow yang mundur tanpa perlawanan dan meninggalkan wilayah leluhur.
Namun mata rakyat jelata yang jernih sebenarnya memahami: Alasan sebenarnya Pendeta Phoenix Murinio menolak mundur ke Rawa Senja barat daya bukan seperti yang diucapkannya, melainkan ingin menyaingi popularitas Shaman Divine Comedy yang semakin melambung, membuktikan dirinya sebagai Pendeta Nomor Satu Bimon yang diakui sebelumnya masih setara dengan Yang Mulia Richard!
Mengingat karakteristik kebanggaan suku Smyer, hal ini sudah pasti terjadi!
Setelah memahami hubungan ini, Kepala Staf Jenderal Ruojan Pinto, Yang Mulia Sal, dan Paduka Liu Zhenhan telah berkali-kali meneliti namun akhirnya mengurungkan niat untuk membujuk kembali. Meskipun Kerajaan Bimeng tidak menyimpan dendam, mereka tetap memberikan dukungan berupa banyak formasi teleportasi sihir dan cincin tujuh lapis emas ke Kota Caiyu. Dengan kebijaksanaan Murinio, tentu dia tidak akan bodoh sampai memilih bertarung habis-habisan dengan Bangsa Iblis dan menolak pindah lokasi yang tidak masuk akal, bukan?
Pasukan Ketiga Bangsa Iblis yang memiliki jumlah pasukan terbesar merupakan satu-satunya ganjalan bagi Laboratorium Operasi.
Tidak diragukan lagi, pasukan super berjumlah empat juta jiwa ini adalah pasukan utama bangsa iblis. Namun pola pergerakan pasukan ini tetap membingungkan para staf Bimon meski telah berkali-kali dianalisis.
Dari lima provinsi Bimon, tiga terletak di padang gurun selatan. Provinsi Tenggara Wolff telah ditinggalkan secara strategis. Tinggal Provinsi Selatan Beruang dan Provinsi Barat Daya Smail. Bukankah tindakan 4 juta pasukan utama Bangsa Iblis yang berkerumun di sepanjang Sungai Sanggan alih-alih menyerang dua provinsi ini, sambil bersikap seolah akan menyeberang untuk menyerbu ibu kota Shabak, merupakan perilaku bodoh layaknya orang linglung?
Memang... Merebut ibu kota Kerajaan Bimeng memang bisa mencapai efek strategis "menuntaskan dalam satu gebrakan", karena kehancuran pusat administrasi suatu negara umumnya menandai keruntuhannya - Bimon pun tak terkecuali.
Tapi... Kota Shabak terletak di padang gurun utara Danube!
Namun, lokasi pasukan utama bangsa iblis saat ini berada di padang gurun selatan, di mana terpisah oleh Sungai Sanggan di tengahnya!
Selain angkatan udara, empat juta prajurit pasukan utama bangsa iblis yang siap tempur bahkan tidak memiliki satupun pasukan laut - bagaimana mungkin menyeberangi Sungai Sanggan untuk menekan Shabak?
Sungai Sanggan sebagai sungai induk yang membentang di Padang Rumput Donau memiliki lebar sebagian besar anak sungai salju lebih dari dua ribu yard, dengan tanggul tinggi dan arus deras. Untuk menyeberang harus menemukan dermaga yang sesuai - dengan premis ini, seharusnya empat juta prajurit Pasukan Ketiga bangsa iblis membanjiri Feilengcui barulah logis!
Berdasarkan data akurat dari Yang Mulia Richard, staf perencana Bimon telah meneliti perlengkapan bangsa iblis secara menyeluruh. Memang benar para perampok ini memiliki banyak kristal teleportasi, namun mustahil mengandalkan formasi teleportasi sihir saja untuk menyeberangkan empat juta orang plus logistik melintasi Sungai Sanggan - mustahil bangsa iblis memiliki cukup untuk pekerjaan kasar ini! Memang mereka memiliki kristal penyimpanan dalam jumlah besar, namun ruang vakum ini memiliki kapasitas terbatas dan tak bisa disandingkan dengan cincin tujuh lapis emas untuk melaksanakan taktik lompat katak skala besar!
Jiwa sebenarnya dari taktik lompat katak bukanlah formasi teleportasi sihir, melainkan peralatan dimensi penyimpanan oksigen bersuhu normal yang unggul!
Pada dasarnya, jika bangsa iblis benar-benar bisa menyeberangi Sungai Sanggan menggunakan "formasi teleportasi sihir" dan "kristal penyimpanan", untuk apa mereka repot-repot Jancuk (melakukan hal yang tidak perlu)? Bukankah lebih mudah langsung mentransmisikan seluruh pasukan besar ke bawah Kota Shabak?
Jika penyeberangan sungai mustahil, untuk apa empat juta pasukan ini datang ke tepi Sungai Sanggan?
Memancing ikan? Menangkap udang? Mandi? Bercinta di alam terbuka?
Para staf Bemon telah memeriksa semua kemungkinan yang seharusnya dan tidak seharusnya terpikirkan, tetap saja masih bingung.
Di tepi selatan Sungai Sanggan selain Feilengcui dan Kota Caiyu, tidak ada kota Bemon ketiga. Suku air di sungai pun sudah lama mengungsi ke area aman. Lantas drama opera apa lagi yang sedang dimainkan pasukan utama bangsa iblis ini di tepi sungai?
Sambil menikmati rum lezat dan menghisap rokok daun emas wangi, para staf Laboratorium Operasi tetap fokus pada bidangnya. Mereka segera kembali membahas pergerakan pasukan utama bangsa iblis.
Markas Besar Staf Bimon yang sebenarnya menguasai setiap gerakan pasukan musuh, namun tetap tidak bisa menembus strategi lawan, benar-benar memberi tekanan besar pada semua orang. Sejujurnya, teknologi militer yang digunakan Bimon saat ini jauh melampaui negara-negara Aiqin lainnya. Belum lagi ribuan "Mata Penyihir Saruman" yang menggantikan nyawa para pengintai untuk memperoleh intelijen real-time. Peralatan magis dari mata monster tingkat super yang disebut "satelit pengintai" oleh Paduka Liu Zhenhan ini adalah alat impian staf militer! Dengan segudang fasilitas, sungguh memalukan jika masih kalah dalam strategi!
"Jenderal, menurut Anda apakah bangsa iblis bisa menyeberangi Sungai Sanggan dengan bantuan bangsa laut?" Seorang staf Pulaibo menggaruk telinga runcing gaya elf-nya, mengibaskan asap rokok, lalu bertanya gugup pada Kepala Staf: "Kabarnya karang bisa membuat terumbu... Mereka juga sekutu militer..."
"Tapi karang butuh batu untuk membuat terumbu! Batu di Padang Rumput Donau lebih langka dari pohon di gurun! Karang pasti mati kelaparan di sini!" Sebelum Jenderal Ruojan Pinto menjawab, seseorang sudah buru-buru menggulingkan dugaan ini.
“Ah, kamu ini, bukankah Bangsa Iblis punya banyak kristal penyimpanan?” Staf kelinci tidak setuju dengan sanggahan rekan: “Ruang hampa memang bisa membuat orang mati lemas, tapi untuk menyimpan batu pasti tidak masalah kan?”
“Pendapatmu bukan tidak masuk akal.” Kepala Staf menggeleng ragu, menenggak habis anggur di gelasnya: “Tapi membangun pulau karang besar di Sungai Sanggan yang menghubungkan kedua tepi, bukan urusan satu dua bulan! Aku rasa Bangsa Iblis tidak akan sabar menunggu!”
“Bagaimanapun rencana musuh, kita harus halangi Bangsa Iblis menyeberang!” Jenderal Pinto menambahkan: “Mereka pasukan darat, bukan Bangsa Laut bodoh yang tak paham taktik pengepungan kota. Sang Mulia pernah bilang, sistem militer para perampok ini sangat 'modern'! Saat pasukan Aiqin ekspedisi ke wilayah asing, masalah terbesar adalah pasokan logistik. Lihat berapa pekerja sipil dikerahkan tahun lalu untuk lawan orang Mouran? Sekarang lihat Bangsa Iblis, sialan! Mereka sudah punya sistem pendukung real-time 'perlengkapan penyimpanan ruang hampa + formasi teleportasi sihir'! Mau perang 10.000 li atau di depan mata, semudah di halaman belakang sendiri! Lawan seperti ini bikin merinding.”
“Hah…” Semua staf menghela napas. Sepanjang sejarah, perang selalu tentang logistik. Banyak jenderal ulung Bimon pernah bersumpah: Dengan pasokan memadai, semua tanah dalam jangkauan panah akan jadi wilayah Bimon.
"Cincin tujuh lapis emas + formasi teleportasi sihir" milik Bimon awalnya merupakan fenomena unik yang mendominasi Benua Aigean. Meskipun jumlah pasukan mereka kalah jauh dibanding Pasukan Gabungan Hai-Mu di awal peperangan, setidaknya sistem tenaga logistik Bimon lebih "modern" daripada bangsa laut. Perang adalah sistem rekayasa yang berkembang dari titik ke bidang. Semakin kokoh fondasinya, semakin dekat dengan kemenangan. Kemenangan dalam pertempuran laut ini, setengahnya adalah buah dari sistem logistik Bimon yang efisien dan luar biasa.
Namun keunggulan ini langsung lenyap ketika bangsa iblis tiba.
Pasukan besar Bangsa Iblis yang sama-sama "modern" ini memiliki basis populasi dan kekuatan nasional yang jauh melampaui Bimon. Masalah batas kemampuan logistik yang dialami bangsa laut mustahil terjadi pada mereka! Bagaimana kita bisa bertempur di masa depan?
"Jenderal, mengapa Yang Mulia sengaja melakukan provokasi terhadap bangsa iblis dan laut kali ini?" Seorang staf Fox menghisap asap tebal sambil ragu-ragu bertanya: "Mungkin aku tak pantas bicara ini, tapi keputusan Yang Mulia kali ini terlihat sangat berisiko. Bahkan dalam pertempuran penentuan skala tinggi sekalipun, kita tidak punya jaminan kemenangan..."
"Ada pepatah 'Orang tak beralas kaki tak takut pada yang bersepatu'. Dibandingkan dengan 'Aliansi Laut-Iblis' yang perkasa, aliansi militer negara-negara Aiqin ibarat sekumpulan dewa bertelanjang kaki yang terdesak ke tepi jurang." Kepala Staf menghela napas panjang sambil tersenyum pada saudara sukunya: "Karena itu kita harus memperjuangkan kesempatan untuk membalikkan keadaan dengan bertarung habis-habisan seperti ikan terjaring dan binatang terpojok."
“Naga dan Phoenix juga tidak mudah dikumpulkan, tidak ada kesempatan Pertempuran Penentuan yang lebih baik daripada hari ini!”
“Selain itu... persatuan besar kekuatan elit Aiqin membutuhkan persiapan panjang dan koordinasi matang sebelumnya. Yang Mulia telah bekerja keras untuk ini lama sekali, tidak mungkin terus-menerus mencari alasan sembarangan untuk menyatukan semua ahli Aiqin menjadi satu tinju dengan cepat.”
“Pertempuran kekuatan elit bukanlah pertempuran massal pasukan konvensional. Bukan yang jumlahnya lebih banyak yang secara pasti menang, atau yang sedikit pasti kalah. Begitu pertempuran benar-benar pecah, kemenangan tentu diharapkan. Tapi jika gagal, akibatnya akan sangat fatal - berlaku sama bagi semua pihak. Sejujurnya, kupikir ini mungkin satu-satunya cara Aliansi Aiqin memenangkan perang dunia!”
Sedikit mabuk oleh anggur, para staf menjadi lebih berani. Mereka ramai menyuarakan pendapat, termasuk beberapa pandangan pesimis dan ucapan lancang yang seharusnya tidak diungkapkan, ikut keluar bersama dorongan alkohol.
“Pertimbangan Yang Mulia terlalu idealistis! Meski berjudi besar, 'Aliansi Laut-Iblis' harus terpancing sampai nekat bertarung hidup-mati dengan ras Aigean di Gunung Suci! Beranikah Bangsa laut dan Bangsa iblis melakukan itu?”
“Benar! Struktur kepemimpinan Bangsa Laut dan Bangsa Iblis bukanlah idiot. Menghadapi pertarungan berisiko tinggi ala 'hidup-mati' semacam ini, baik dari sudut strategi maupun taktik, sangat tidak menguntungkan! Jika aku jadi kaisar mereka, akan kugunakan momentum ritual Jieqiu yang mengumpulkan kekuatan elit Aiqin dan kekosongan pertahanan di garis batas ini untuk melancarkan serangan besar-besaran ke pertahanan Lembah Lupa dan Kerajaan Bimeng!”
“Dasar idiot! Jika Bangsa Laut dan Bangsa Iblis tidak berani bertarung, bukankah harga diri mereka akan tercabik? Mana mungkin Raja Lich atau penguasa Bangsa Laut mentolerir aib seperti ini? Tidakkah kau ingat, dalam Perang Dewa-Iblis dan Perang Darat-Laut dulu, mereka hampir menghancurkan Aiqin! Jika kau jadi mereka, pastilah tulang punggungmu akan dihujat seantero dunia!”
“Omong kosong macam apa yang keluar dari mulut kalian?!” Jenderal Ruojan Pinto membentak dengan muka merah padam, “Keputusan Yang Mulia mana perlu urusan kalian? Bangsa Laut dan Iblis menyerang saat lengah? Biar saja mencoba! Para ahli sihir Aiqin dengan formasi teleportasi sihir dan persiapan matang bisa kembali dari Gunung Hyjal ke garis depan dalam sekejap! Baru minum dua cangkir arak sudah tak bisa mengendalikan pantat? Pergi sana! Kembali kerja semua!”
“Jenderal... Ya Tuhan... Jenderal... Ini buruk...” Seorang staf Bairen yang bertugas memantau pergerakan musuh di Padang Rumput Donau melalui "Mata Penyihir Saruman" di depan bola kristal sihir, wajahnya pucat pasi bagai terkena sapuan kuas. Dengan langkah terhuyung, ia berlari ke hadapan Kepala Staf sambil menyerahkan laporan pengintaian udara yang baru dicetak dengan tangan gemetar.
Baru sekali melirik dokumen itu, Kepala Staf Fox langsung pingsan di tempat.
Bab 685 Hitung Mundur Pertempuran Penentuan (9)
Suasana di Gunung Suci Hyjal membeku bagai es.
Sejak empat utusan dari lahirnya bangsa iblis tiba di gunung suci, sikap mereka selalu terkendali. Lao Liu dan para ahli Aiqin lainnya pun membalas dengan keramahan yang sama selama proses penerimaan.
Meskipun niat baik kedua belah pihak sama-sama tidak tulus, hari dan acara khusus ini mengharuskan tuan rumah maupun tamu untuk tetap menjaga sikap khidmat, disiplin, dan persahabatan – singkatnya, ini adalah sandiwara besar yang dipentaskan untuk dilihat dunia, agar tidak merusak citra peradaban wilayah masing-masing dan mempermalukan diri sendiri.
Tapi...
Braak! Situasi berubah drastis ketika Lao Liu tiba-tiba menerima laporan pengintaian udara darurat dari Laboratorium Operasi, sementara empat utusan bangsa iblis itu juga menerima panggilan melalui tulangkomunikasi.
Bencana besar terjadi di Padang Rumput Donau!
Pada dokumen pengintaian udara itu, pasukan besar Bangsa Iblis berjumlah empat juta yang semula berbaring melingkar seperti ular raksasa di pesisir selatan, kini bergerak bagai air bah yang menerjang tanggul – bergerak menghantam ke utara dalam lautan hitam pekat!
Pasukan bangsa iblis tidak menyeberangi sungai, faktanya sebelum menemukan dermaga yang tepat, takkan bisa ada cara untuk menyeberangi aliran deras Sungai Sanggan dengan perahu!
Mereka membawa tangga darurat, melintasi Sungai Sanggan seperti menyerbu parit pertahanan.
Layaknya payung raksasa yang mengembang, barrier berbentuk telur membelah aliran salju yang deras bagai kapak perang, memaparkan dasar sungai yang dipenuhi kerikil kasar serta ikan-udang segar di bawah terang matahari! Banjir salju dari hulu yang mengamuk di padang gurun sama sekali tak mampu mengganggu pasukan bangsa iblis di dalam barrier elemen!
Untungnya tak ada permukiman Bimon di pusat padang gurun selatan, seandainya ada, bahkan tembok tanah padat kota menengah pun akan hancur diterjang puncak banjir yang liar bagai kawanan kuda liar - sayangnya suku perampok yang mencari makan di selatan padang gurunlah yang jadi korban!
Hampir semua orang langsung tahu: cara pasukan bangsa iblis melintasi Sungai Sanggan dan mengubah padang gurun selatan jadi rawa-rawa ini menggunakan Lingkaran Sihir Kungkungan Air tanpa air ciptaan Manusia Landak Laut Suku Dafeixu, salah satu dari tiga ras lautan dunia iblis!
Ras Aigean tak selalu membantu sesama ras Aigean, tapi ras dunia iblis tetap setia pada ras dunia iblis!
Sekejap mata, lawan yang harus dihadapi Benua Aigean bertambah tiga ras lautan dunia iblis!
Setelah melihat gambar pada laporan pengintaian udara dengan jelas, setengah dari duta besar tingkat pangeran negara-negara Aiqin yang hadir menyaksikan upacara Jieqiu langsung pingsan. Semua Bimon terpaku seperti katak tersambar petir.
"Richard, masalahmu kali ini besar." Rundstedt termasuk sedikit orang yang masih tenang, dia berbisik mengingatkan Lao Liu: "Cepat kembali pimpin pasukan untuk mundur! Pergi sekarang! Nanti waktu tidak cukup, kau harus mengungsikan Bimon dari dua kota..."
"Pantasan saja upacara Jieqiu kali ini tidak ada utusan dari Bangsa Laut Dunia Iblis..." Bahkan Putri Kelima Tang Zang yang tidak terkait ikut cemas: "Ini... Jancuk... Bagaimana ini..."
"Lihat kalian semua, pasukan bangsa iblis menyeberangi Sungai Sanggan itu kabar baik!" Ujar Shaman Divine Comedy dengan santai mengembalikan konsentrasi semua orang: "Pasukan Bimon kita sudah menunggu mereka terlalu lama!"
"Richard..." Wajah Raja Sal pucat seperti manusia salju buatan anak kecil, gemetar dalam suaranya membuat penyanyi opera pun malu. Yang Mulia mengira Shaman Divine Comedy hanya berpura-pura tenang untuk menghibur.
"Yang Mulia tenang saja, semuanya ada saya!"
"Yang Mulia, apakah kita harus mencegah..." Para ahli Aiqin buru-buru bertanya.
“Lanjut? Lanjut kita teruskan Jieqiu! Mungkin kalian tidak tahu, untuk jamuan makan malam Jieqiu kali ini, kepala rumah tangga saya Tuan Jabbar khusus mengimpor 'Padi Harimau Salju' dari Negeri Sutra, plus mengumpulkan banyak produk khas negeri asing!” Liu Zhenhan terkekeh: “Kalian bisa mencicipinya perlahan nanti.”
Meski emosi massa berhasil diredam oleh kestabilan Liu Zhenhan, empat utusan Liga Laut Iblis yang selama ini menyembunyikan ekor tiba-tiba muncul setelah menerima tulangkomunikasi.
Burung pertama yang menonjol adalah utusan mata perak Istwood. Dengan tangan terlipat sopan di selangkangan, ia mengangguk formal ke Lao Liu, lalu berputar sambil membungkuk hormat ke berbagai arah para ahli Aiqin: “Berkat undangan mulia Paduka Liu Zhenhan yang murah hati, kami empat utusan Aliansi Laut Iblis menempuh 10.000 li dengan susah payak. Atas dasar ketulusan seberat emas murni ini, pantaskah para tokoh terpandang Aiqin memberi kami pemandangan spektakuler di akhir upacara Jieqiu?”
“Walau kami berempat hanyalah yunior muda yang tak pantas menantang duel, setidaknya berkenankah Tuan-tuan memberi sedikit petunjuk?” Istwood tersenyum manis memandang Lao Liu.
“Sejak ‘Pertempuran Ranah Dewata Bintang Salib Selatan’ berlalu, nama perkasa para ahli Aiqin telah tersohor di berbagai tingkat dimensi dunia, tapi entah…” Utusan bermata perak lainnya, Ashley Young, juga maju ke depan dengan senyum licik tanpa perasaan: “…Di balik reputasi gemilang, benarkah tak ada kebohongan?”
“Kebanyakan penghuni berbagai tingkat dimensi memiliki visi picik. Bukan tak ada preseden mengangkat suatu wilayah karena kasus khusus.” Utusan wanita Siren Hongyin tertawa manja berulang kali: “Mereka mana paham pentingnya mekanisme regenerasi, apalagi tahu perbedaan besar antara keunggulan tunggal dan keragaman bunga!”
Andai hanya ucapan seperti ini, kelompok preman Aiqin yang dipimpin Lao Liu takkan sampai naik darah hanya karena beberapa kata kasar. Tipu daya provokasi seperti ini sudah basi bagi para penipul ulung mereka. Mustahil beberapa brengsek kecil dari pasukan musuh bisa memancing kemarahan kekuatan Aiqin hanya dengan akal licik sekasar ini.
Namun yang terjadi di luar dugaan, ucapan yang keluar dari mulut utusan terakhir bangsa laut justru membuat Lao Liu dan semua ahli Aiqin berubah wajah secara spontan, niat membunuh langsung berkobar.
"Meskipun kabar burung dan rumor tak bisa sepenuhnya dipercaya, setidaknya dalam kunjunganku kali ini untuk menyaksikan upacara Jieqiu, aku telah membuktikan satu rumor yang tak terbantahkan..." Putri Meiluole dari Kerajaan Laut Xiya, utusan keempat Bangsa Laut, mengambil alih pembicaraan dari utusan Siren. Di hadapan ribuan pasang mata, jari mungilnya menunjuk Guo Guo yang berdiri di bahu Lao Liu, bibir kemerahannya berucap: "...Benar juga kabar bahwa Paduka Liu Zhenhan adalah seorang 'penggemar Pichu'!"
Suasana hening yang mencekam bagai tercekik!
Tak seorang pun berani tertawa atau mampu tertawa. Bahkan tiga utusan lain dari Kerajaan Laut Iblis, senyum di wajah mereka terpaksa dan tanpa suara.
Senyum bangsawan yang semula menghias wajah Liu Zhenhan langsung menghilang. Pandangan hangatnya yang semanis madu berubah seketika menjadi besi panas yang baru dicetak, memancarkan keganasan membara.
Begitu kata-kata itu meluncur, Putri Meiluole langsung menyesal.
Tanpa perlu menoleh, Putri Mutiara bisa merasakan tiga rekannya yang berdiri di sampingnya kini sama-sama merinding ketakutan, baik jiwa maupun tubuh mereka...
Sebelum datang ke Hyjal, keempat utusan Kerajaan Laut Iblis tak ada yang mengira akan mengalami gentar di medan perang.
Mereka berempat adalah bangsawan berdarah murni atau prajurit pembantai yang tak kenal ampun. Tanpa harga diri yang kuat, rasa kehormatan bangsa yang tak tertandingi, serta kesadaran untuk mengorbankan nyawa, tak mungkin mereka berani datang ke Hyjal.
Putri Mutiara sebelumnya pernah mendengar banyak kabar tentang Santo Aiqin, yang intinya tidak lebih dari Bimon ini gagah perkasa dengan aura menggentarkan yang tak tertahankan. Namun setelah melihat langsung sosok aslinya, sang putri merasa Shaman Bimon ini biasa saja.
Sebagai bangsawan tertinggi, Putri Mutiara paham betul bahwa "aura perkasa" hanyalah trik saling memuji antar manusia. Meski Richard Zhenhan Liu dikelilingi pasukan ahli yang luar biasa, dia dan teman-temannya hanya merasakan sedikit kegelisahan—ini bukan pengecut atau soal keberanian, melainkan penghormatan instingtif manusia fana terhadap entitas kuat di puncak dunia.
Tak disangka, pria yang baru saja terlihat begitu sopan tiba-tiba bisa membuatnya—seorang putri kerajaan Xiya yang berpengalaman—terjerumus ke jurang ketakutan tak tertahankan hanya dengan pandangan mata!
Mata berkilauan bintang salib perak itu bagai matahari emas di musim dingin: kehangatan yang tiba-tiba berubah menjadi silau menyakitkan!
Perubahan ini terlalu drastis! Begitu ekstrem sampai tak seorang pun bisa beradaptasi!
Menghina Penyihir Besar Suci sebagai "penggemar Pichu" di depan umum bukanlah tindakan kebetulan Putri Mutiara, melainkan strategi provokasi yang telah direncanakan matang-matang.
"Sebelum menginjakkan kaki di portal transmisi sumur dan berangkat ke Hyjal, Kepala Staf Utama dari Staf Bangsa Laut, Master Runino sang penasihat kerajaan pertama Kerajaan Laut Xiya, pernah secara khusus mengingatkan empat utasan: "Cukup kalian ucapkan satu kalimat sesuai skenario yang kurencanakan, maka Penyihir Besar Suci itu pasti tak akan menolak tantangan kalian dalam ritual persembahan! Ingat, tugas kalian adalah menghitung waktu dengan tepat sebelum bertindak, satu kata: Tunda! Pastikan ritme mereka kacau-balau, buat mereka kehilangan muka dan kalah secara strategis!"
"Putri Mutiara, kecantikanmu yang paling memesona, maka dialog terpenting ini kupercayakan padamu." Begitu kata Kepala Staf Ular Laut yang licik itu: "Hanya dari mulutmulah, kata-kata itu akan terdengar berbobot!"
Sebagai Duta Besar Berkuasa Penuh satu-satunya Kerajaan Laut Xiya yang dikirim ke Gunung Hyjal, Putri Merolla sama sekali tidak punya alasan untuk tidak mengikuti instruksi sang Kepala Staf. Ia tahu pasti masih ada rencana lanjutan antara Bangsa Laut dan Bangsa Iblis yang tak diketahuinya, namun sebagai bidak catur, ia harus memiliki kesadaran sebagai bidak. Rahasia internal tingkat tinggi yang tak terjangkau, takkan ia coba selidiki.
Sikap santun dan elegan yang awalnya ditunjukkan Santo Aiqin, justru memperkuat kepercayaan diri Putri Mutiara dan kawan-kawan dalam aksi duet mereka. Baru pada detik ini sang Putri akhirnya memahami, mengapa begitu banyak orang merasa takut pada Santo Aiqin ini.
"Perbedaan tetaplah perbedaan. Seperti karnivora di alam liar, serigala menjelajah dunia memakan daging, sedangkan anjing menjelajah dunia memakan tai. Tanpa membandingkan secara langsung, kita takkan bisa membedakan mana mutiara dan mana mata ikan."
"Ai Wei'er, di mana kamu..." Mei Luole panik mencari sosok sepupunya di kerumunan. Sayangnya, hari ini Ai Wei'er dan Fegao sama sekali tidak hadir.
Liu Zhenhan mengintai beberapa utusan laut gaib yang segar bak tunas bambu selama setengah hari tanpa sepatah kata.
Keempat utusan laut gaib yang awalnya tenang itu pelan-pelan menghindari pandangannya. Tak lama, keringat mengalir deras seperti kanji. Utama kertas Ashly Yang dan Siren Hongyin masih bisa bertahan, sedangkan Utama Es Eastwood dan Mei Luole tak mampu menahan gemetar tubuh mereka. Jari-jari mereka bergetar seperti terserang stroke, sementara suara gemertak gigi yang nyaring membuat orang bertanya-tanya apakah ada burung pelatuk rajin yang bersembunyi di tenggorokan mereka.
"Empat makhluk rendahan, apa kalian tidak berniat pulang hidup-hidup?" Terlepas dari prasangka diam-diam dengan Lao Liu, Agaxi yang berwatak keras pasti yang pertama melangkah maju menghadapi penghinaan terbuka terhadap seorang Penguasa Wilayah Naga di hadapan wali kota Kota Naga: "Tak perlu memancing keributan! Kalian ingin melihat kekuatan Aiqin? Aku akan pilih empat naga muda untuk duel satu lawan satu!"
“Ternyata Benua Aigean masih harus mengandalkan naga sebagai tulang punggung...” Utusan bermata perak Istharwood "tertawa terbahak-bahak" atau mungkin "menangis terisak-isak" dengan suara yang sangat aneh.
“Kau...” Wali Kota Agaxi hampir melontarkan makian, tapi melihat usia lawannya, ia berhasil "". Mengirimkan seekor naga untuk melawan si brengsek kecil ini memang terkesal merendahkan.
“Tenang!” Rundstedt berbisik di belakang Liu Zhenhan: “Sudah pasti! Bangsa iblis dan laut hari ini tidak berniat jadi kura-kura model! Rencana mereka bertahap: Langkah pertama pasukan iblis menyeberangi Sungai Sanggan, langkah kedua keempat utusan ini akan bertindak keras setelah diplomasi. Meski tahap berikutnya tak tertebak, kita harus terima tantangan ini. Kalau harus bertarung, selesaikan secepatnya!”
Liu Zhenhan tetap tenang, membuat orang lain gusar. Nyatanya jika pertahanan Sungai Sanggan jebol, Kerajaan Bimeng pasti takkan luput dari malapetaka maut.
“Mana ahli Aigean yang berkenan mengajari... Saya... baru 190 tahun...” Prajurit bermata perak Istharwood terdengar ngos-ngosan, hampir terjatuh saat maju menantang. Rasa takutnya sudah tak terbendung - ini bukan takut mati, tapi ketakutan setengah mati. Menghina kematian berbeda dengan menantang otoritas.
Liu Zhenhan membunyikan jari ke arah Prajurit Panda Goodman Johnsson, menunjuk Prajurit Mata Perak Eastwood dan berkata satu per satu kata: "Tiga puluh detik. Goodman, aku hanya memberimu tiga puluh detik."
Goodman yang mengenakan jubah perang kulit beruang hitam menjawab dengan suara berat dan keras, tubuh gemuknya melakukan lompatan akrobatik yang lincah, melayang ringan melewati kerumunan orang dan mendarap dengan stabil.
Kehadiran Berserker Beruang ini membuat Eastwood lega. Tubuh lawannya tidak memancarkan gelombang elemen, jelas terlihat sebagai prajurit yang mengandalkan kekuatan fisik. Dua lingkaran hitam keunguan di bawah matanya sepertu akibat begadang, meski gesit namun dalam kebanyakan pertempuran, kelincahan tak bisa menggantikan peran sihir arkan.
"Penduduk asli Aiqin memang ras yang sangat menjunjung harga diri. Aku yang belum terkenal di dunia iblis pun mereka lawan dengan prajurit tak ternama..." Kekhawatiran Eastwood lenyap ke sembilan lapis langit, diam-diam ia malah bersyukur belum terlalu populer.
“Aku adalah Gud, ketua Tim Penembak Berat Khusus Angkatan Udara Stuka Feilengcui. Utusan bangsa iblis, sebutkan namamu!” Gud menyentil kura-kura tujuh ekor spons berwarna emas yang terus mengikuti langkahnya dengan cangkang berduri dan ekor rantai tulang terseret, lalu mengeluarkan senjata besar berbentuk enam pipa dari tas punggungnya.
“Aku adalah Ice Lord Bermata Perak Eastwood, prajurit kerajaan dari Benua Holywood. Dalam bahasa Aiqin kalian, aku adalah Yang Diberkati Dewata Es atau Pengendali Es Mutlak!” Prajurit bermata perak Eastwood merasa lega. Tampaknya lawannya hanyalah seorang Ksatria Monster Ajaib. Menurut intel bangsa iblis dan laut, belum pernah disebutkan ada prajurit panda Panta bernama Gud di Feilengcui yang termasuk ahli Jalan Tertinggi yang kuat.
"Yang Diberkati Dewata Es? Yang Mulia..." Beberapa prajurit manusia tak sabar. Hari ini sembilan dari Sepuluh Jago Pedang Aiqin hadir, semuanya telah dibuka meridian tangannya oleh Shaman Divine Comedy dengan "Giok Abadi Cairan Lonceng Susu". Menghadapi Pengendali Es Mutlak yang kuat, mengapa tidak mengirim mereka yang bisa melepaskan Sinar Pedang Enam Jari? Ksatria Siluman Feilengcui sekalipun tahan pukulan, tak mungkin bisa menghadapi prajurit bermata perak yang menguasai sihir dan tempur sekaligus plus Pengendali Es Mutlak - dalam arti tertentu, Yang Diberkati Dewata lebih menakutkan daripada penyihir biasa!
“Gud, sisa 20 detik!” Liu Zhenhan tetap tenang: “Jangan ribut! Bukankah kita semua di sini adalah tokoh-tokoh ternama? Jika kalian kutugaskan untuk menindas anak-anak Bangsa laut dan Bangsa iblis ini, bukankah aku akan menjadi bahan tertawaan para pahlawan dunia!”
Kura-kura tujuh ekor spons berubah menjadi aliran logam cair, seketika membungkus tubuh perkasa Gud. Empat pasang sayap putih raksasa berkilauan emas membentang dari kedua sisi, bagai sirip panjang ikan hiu yang membelah ombak; Dua raksasa bukit segera mengulurkan rantai amunisi Augustus Ogus untuk memuatkan senjata prajurit Panda, lalu gesit menghindar sambil mengerucutkan bibir untuk memulai efek suara.
Dengan perolehan 5.000 batang Ogus dari tiga ras lautan dunia iblis dan 3.000 batang Ogus rampasan perang, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui kini memiliki total 8.000 Tongkat Augustus Ogus. Terlalu boros jika semua tongkat sihir ini hanya digunakan Lao Liu seorang. Sebagai veteran Huangpu Yīqī, Gud secara alamiah menjadi penembak utama pertama yang mendapat pelatihan intensif dari bos. Kini Skadron Udara Stuka diperkuat oleh satuan tembak berat yang terdiri dari lima prajurit Panda untuk penguasaan udara dan dukungan tembak silang - suatu konsep taktis yang pasti dipahami betul oleh Liu Zhenhan.
Eastwood perlahan menghunus pedang kristalnya. Udara di sekitarnya segera berubah menjadi putih susu pucat. Lapisan kristal es setebal lutut menyebar cepat di atas zirah peraknya, melingkupi seluruh tubuhnya.
Bukan karena si bangsawan ini rabun, sampai tidak tahu harus menyerang lebih dulu. Tapi dia benar-benar tidak menyadari bahwa senjata di tangan Gud adalah senapan mini tulang ogus dengan kecepatan tembak menakutkan 1200 peluru/menit, yang menggunakan tongkat-tongkat Augustus Ogus sebagai amunisi!
Melalui uji coba di medan perang sebelumnya, Lao Liu selalu merasa proses produksi dan desain meriam tulang ogus Feilengcui terlalu sederhana. Untuk mencegah dicuri oleh bangsa iblis, dia secara khusus memerintahkan pabrik senjata untuk membuat rantai logam magis dengan struktur semi-tertutup - sebenarnya ini kekhawatiran yang berlebihan. Tanpa pengalaman perang senjata api, seluruh Benua Aigean mungkin hanya dialah satu-satunya yang mengerti pentingnya daya tembak beruntun. Sedangkan orang lain, pasti tidak tega menyia-nyiakan kekuatan sihir yang sangat berharga seperti itu. (PS: Terutama karena tak ada yang tahu bahwa dalam tembakan jarak jauh, teknik menembak dengan interval panjang-pendek bisa mengontrol distribusi titik jatuhnya peluru - ini jelas merupakan disiplin ilmu perang baru yang sama sekali asing di Aigean.)
Pertarungan antara pelaut Gud dan Eastwood berakhir dalam waktu tidak lebih dari lima belas detik. Penerima Berkat Dewata es yang sangat langka itu tercabik-cabik tanpa ampun oleh rentetan serangan sihir jarak dekat. Dinding es yang dibentuknya dari udara tidak berbeda sama sekali dengan selembar kertas tisu ketika menghadapi daya tembak magis 2 peluru/detik.
Di antara serpihan es yang beterbangan, suara latar "dak-dak-dak... dak-dak-dak..." dari dua Raja Bukit tiba-tiba terhenti. Gud meniup asap mesiu yang masih mengepul dari enam laras senjata yang berputar kencang.
Tiga utusan Laut Sihir yang tersisa wajahnya pucat pasi, mulut menganga seperti ikan mas sekarat. Mereka tak pernah menyangka ada artefak legendaris di dunia ini yang bisa memuntahkan mantra dengan kecepatan sedahsyat itu - melebihi kecepatan aktivasi semua jenis mutiara elemen, bahkan mustahil ada dalam mitos sekalipun!
"Bagus, tidak melebihi batas waktu yang kutetapkan." Liu Zhenhan dan Gud saling menepuk tangan. Sang Raja Dewata menolehkan lehernya ke tiga utusan Laut Sihir: "Cepat! Siapa berikutnya?"
"Kami... kami tidak mau menggunakan taktik penggiliran!" Penyihir wanita Siren Hong Yin terbata-bata: "Ganti orang!"
"Boleh saja. Kalian kan junior, masa saya mau menindas?" Lao Liu tersenyum toleran, menyuruh Gud minggir: "Helen, kamu saja yang main dengan mereka. Kuberi waktu enam puluh detik."
Xiao Hulijing menjawab dengan manis, lalu melangkah keluar dikawal oleh dua prajurit Biao.
"Pasti tiga utusan belum pernah mendengar nama saya?" Helen membungkuk hormat kepada tiga utusan Iblis Laut, senyumnya lebih manis dari toffee: "Di Feilengcui, saya memang bukan pendeta tipe tempur!"
Ashley Young, Hongyin, dan Meiluole saling pandang dengan tatapan kompleks.
"Benar, pendeta ini adalah istri Richard, rekam jejak pertempurannya biasa saja," bisik Hongyin kepada Putri Meiluole.
Menurut urutan yang ditetapkan Kepala Staf Ular Laut, pertempuran ini seharusnya giliran Putri Meiluole.
Sang Putri menarik napas dalam-dalam, menyemangati diri sendiri. Sebelum sempat nekat melangkah, penampakan peliharaan magis Imam Agung Cambridge Kerajaan Bimeng langsung membekukannya di tempat.
Enam lingkaran cahaya berkilat berturut-turut. Naiwen'eryinke yang kurus kering seperti tulang belulang, baru saja selesai rehabilitasi narkoba, muncul pertama.
Saat membungkuk mengambil kapak perang raksasa bermata ganda yang dikeluarkan dari cincin tujuh lapis emas oleh prajurit Biao, angin kencang yang ditimbulkannya hampir menerbangkan tiga utusan Iblis Laut yang terpana.
Karena telah menjadi lebih kurus, Komandan Sungai Darah terlihat jauh lebih tinggi dan tegap dibanding sebelumnya. Namun, kekurusan ini harus dinilai secara relatif. Dari perspektif orang biasa, fisiknya mungkin masih lebih besar dari pohon kuno menjulang berusia ribuan tahun.
Setelah menerima serangan "Tongkat Titan Scepter of Saffron" di Hutan Salib Selatan, sang Komandan kini telah menjadi entitas dengan fisik anti-sihir abadi, kehilangan kemampuan magisnya yang legendaris. Tapi Naiwen'eryinke tetaplah Naiwen'eryinke - tubuhnya yang dipenuhi bekas luka saling silang masih menyimpan kekuatan fisik dan keahlian bertarung yang tak tertandingi.
Sebuah "Teratai Raja Api" yang cukup besar untuk dijadikan tempat meditasi Helen muncul hampir bersamaan dengan Naiwen'eryinke. Tanaman sihir khas sungai lava bawah tanah ini seluruhnya dililit nyala api ular, dengan ruas akar sebesar betang pohon, daun-daun raksasa, dan kuncup bunga kolosal. Kepala bijinya sebesar labu mampu menyemburkan "Lahar Neraka" bak air mancur yang spektakuler, menggabungkan pembakaran suhu tinggi dan efek pembatuan, layaknya mesin panen medan perang sejati.
Seekor Raja Elang Laut Raksasa yang terbang membelah langit, tubuhnya lebih besar dari Griffin, cakarnya mampu merobek batu, adalah hewan peliharaan liar Helen. Burung buas ini berasal dari sumbangan persahabatan Master Penjinak Istana Kerajaan Dubin, setelah diamplifikasi oleh lagu perang, burung besar bernama Aragorn ini dapat melebar ukurannya hingga sekitar 24 meter, dengan bentang sayap mencapai 100 meter. Terbang di atas Gunung Hyjal, tampak seperti awan hitam bergerak, setiap teriakannya menggema di lembah-lembah.
Yang lebih penting, hewan liar Aragorn tidak hanya dapat membesar enam kali seperti balon, permukaan tubuhnya juga dilengkapi 15 lingkaran lagu perang:
"Nyanyian Fisik Misha", ini lingkaran daya tahan!
"Simfoni Lonceng Tulang Bencana", ini lingkaran anti racun!
"Kebangkitan Tinekos", ini lingkaran amplifikasi kekuatan!
"Lagu Bisik Pegunungan", ini lingkaran kulit batu!
"Pengampunan Dewi Hutan", ini lingkaran kelincahan!
"Lagu Feilengcui", ini lingkaran baju zirah duri!
"Lagu Rantai Jiwa", ini lingkaran nyawa quadrupleks!
"Penjaga Lordaeron", ini Perisai Kilat!
"Ambisi Mata Elang Duser", ini lingkaran penglihatan fokus!
"Lagu Dispersi Arina", ini lingkaran penyebaran sihir!
"Kilau Cawan Santo Fajar", ini lingkaran penguatan pertahanan perisai!
“Gemuruh Bolanatu”，Ini adalah lingkaran cahaya pukulan mematikan yang menyebabkan pingsan！
Kombinasi lagu perang emas "Pengorbanan＋Transformasi Liar＋Cahaya Kesadaran" tentu juga tidak boleh ketinggalan！
Dalam bahasa manusia, hewan liar Bimon sebenarnya telah menambahkan satu lagi binatang elemen yang setara dengan khimera dan monster di Benua Aigean——"Binatang Nyanyian"！
Selain itu, Helen juga memiliki piaraan pembunuh super kelas jurang "Lumba-lumba Parfum Tanda Salib Merah" dan peliharaan bahasa khimera kristal "Kura-kura Naga Bermotif Air".
"Lumba-lumba Parfum Tanda Salib Merah" tidak hanya memiliki aroma parfum yang memikat, tetapi juga monster penyembuh terbaik di medan perang berbahaya, ahli top-level dalam pengobatan gelombang air！Sedangkan "Khimera Naga Kura-kura Kristal" yang berukuran raksasa, baik saat bertransformasi untuk bertarung tangan kosong maupun menjadi zirah khimera untuk Naiwen'eryinke, semuanya tampak seperti pilihan sempurna.
"Perhatikan, saya masih memiliki penyamun 'Ular Raja Enam Kepala Kristal' dari jurang. Jarum racun merah transparannya bisa mengubah kekuatan elemen apapun menjadi kekuatan magis kristal. Jika ia melancarkan serangan, akan sulit ditangkis tanpa persiapan. Jadi lebih baik kalian menyiapkan perisai dengan cukup." Helen seolah tak menyadari bahwa orang-orang hampir mati ketakutan, masih sempat menepuk-tepuk tangan untuk membuat Ular Raja Enam Kepala yang sedang menyamar memperlihatkan sesaat sosok kabur raksasanya di udara, membuat tiga utusan lautan magis benar-benar tercengang.
“Putri Merole putus asa, tim tempur enam Peliharaan Magis plus seorang Pendeta ini, mengapa perlu 60 detik untuk menghabisi dirinya?”
“Bahkan jika dia memakan ‘Ginseng Laut’ dan memiliki ‘Berlian Penambal Laut’, dia tetap tidak yakin bisa bertahan 10 detik!”
“Yang Mulia Helen kan sudah lama dikenal sebagai pahlawan, kenapa masih serius berhadapan dengan junior seperti kami?” Penyihir perempuan Siren Hongyin yang paling cepat berpikir, meski agak malu, tetap nekat menyindir Lao Liu dan Xiao Hulijing: “Apakah Imam Agung Cambridge dari Kerajaan Bimeng yang termashur tidak tahu harus mengalah pada yang lebih muda...”
“Kau tahu berapa usia Yang Mulia Helen tahun ini?” Lao Liu pusing: “Usianya pasti lebih muda dari kalian!”
“Bagaimana kalian semua maju sekaligus!” Helen mengangkat pemukul tulang putih dari “Genderang Kesabaran Kui”, mengetuk lembut permukaan genderang. Jantung Kui Niu Air Asin dalam rongga genderang langsung berdebar kencang.
“Ini tidak fair! Orang termashur tetap orang termashur, kami minta ganti orang!” Bangsa Laut dan Bangsa Iblis mengirim generasi muda untuk mengganggu Hyjal benar-benar tepat pilihan. Setidaknya omelan memalukan tanpa muka seperti yang diucapkan utusan perempuan Siren Hongyin, mustahil diucapkan orang Feilengcui.
“Bos, bagaimana kalau saya saja yang maju.” Beckham melepas sarung tangan putihnya satu per satu, menerima tongkat sihir berbentuk durian yang disodorkan sekretaris Rebekah.
“Tidak boleh! ‘Pisau melengkung bulan purnama’ bagaimana bisa menindas pendatang baru!” Sebelum Lao Liu sempat menjawab, Siren penyihir Hongyin sudah berteriak histeris lebih dulu.
“Baiklah, aku juga akan mengutus seorang pendatang baru untuk bertarung dengan kalian.” Liu Zhenhan menyipitkan matanya memilih di kerumunan, akhirnya menganggukkan dagu ke arah Cui.
Tepat saat itu, sebuah laporan pengintaian udara baru dikirimkan staf Laboratorium Operasi ke Gunung Hyjal.
Raja Sal langsung merampas laporan itu, setelah membacanya dengan cemas menyodorkan ke hidung Lao Liu.
Pada laporan pengintaian udara terlihat Pasukan Kedua Bangsa Iblis mulai bergerak ke Feilengcui dan Kota Caiyu. Pasukan pendahulu mereka sudah berada dalam radius 30 li (zona merah) dari kedua kota, diperkirakan sore ini bisa melancarkan penyerbuan. Jika kavaleri dikirim dulu untuk menguji daya tembak, waktu serangan mungkin akan jauh lebih dipercepat.
Tak perlu diperintah, para penguasa manusia pun segera menghubungi komandan pertahanan di Lembah Lupa.
“Marsekal Sidoff baru saja mengamati garis pertahanan. Pasukan utama Bangsa Laut di Rawa Alpen tidak menunjukkan aktivitas pergerakan pasukan besar-besaran.” Pangeran Chamberlain dari Kekaisaran St. Francis menutup tulangkomunikasi, memberi kabar terbaru pada Lao Liu.
“Sepertinya Bangsa Laut dan Bangsa Iblis berniat menghancurkan kita satu per satu. Saat pasukan bangsa iblis menyerang Feilengcui dan Kota Caiyu, pertahanan Lembah Lupa pasti juga akan diserang serentak oleh Bangsa Laut——jarak mereka dekat, waktu persiapan bisa lebih santai.” Rundstedt mengusap dagu licinnya, menjentikkan lidah keras-keras: "Pasukan utama bangsa iblis bisa menyeberangi Sungai Sanggan secepat ini, intervensi Bangsa Laut Dunia Iblis dalam situasi benua, variabel ini terlalu besar! Richard, sepertinya kau harus menghitung ulang rencana militer selanjutnya!"
"Benar-benar benar! Apa yang dikatakan Meishuai tepat!" Manusia hampir mati gelisah, mereka tahu Aiqin sekarang tak bisa lepas dari Bimon.
"Buru-buru apa? Makan harus sesuap demi sesuap, orang harus dipukul satu-satu." Liu Zhenhan mengangkat bahu tak berkomitmen, menoleh ke kavaleri gelap Cui Bixi: "Cui, dengarkan baik-baik, aku hanya memberimu 100 detik."
Bab 686 Hitung Mundur Pertempuran Penentuan (10)
Moral pasukan bagai Mahkota Bunga Perawan, meski tak seorang pun pernah melihatnya, semua tahu itu benar-benar ada.
Belum bertindak sudah dibuat ciut nyali oleh lawan, ini adalah pukulan mematikan bagi siapapun yang akan masuk medan perang mempertaruhkan nyawa.
"Meiluole..." Leher prajurit bermata perak Ashley Young seperti alat kelamin pria yang 'bangun', urat-urat menonjol bagai cacing tanah; Meski baru kenal, pemimpin kertas dari dunia iblis ini tampak sangat memperhatikan keselamatan Putri Mutiara: "Pokoknya sesuai rencana staf komando, selama Hongyin dijadwalkan terakhir, aku bisa menukar urutan denganmu. Biarkan aku yang duluan menghadapi mereka!"
"Terima kasih, Ashley Young." Meiluole mengangguk penuh syukur, menolak saran baik prajurit bermata perak itu dengan sopan dan tegas: "Entah harus naik gunung pisau atau turun lautan api, kali ini aku harus menghadapinya sendiri. Di depan banyak orang seperti ini, aku tak boleh mundur untuk kedua kalinya."
"Tenang saja Meiluole, Santo Pigge itu tidak berbohong. Cui Bixi memang tidak terkenal di Feilengcui." Penyihir perempuan Siren Hongyin menghibur Putri Mutiara dengan yakin: "Pengikut setia Mielikai ini tidak punya rekam jejak pertempuran mentereng. Aku ingat namanya cuma karena dengar kabar bos Feilengcui Richard Zhenhan Liu punya hubungan ambigu dengan Ibu Pemimpin Youyue'er."
"Pengikut setia Dewi Hutan? Kalau begitu, dia pasti kavaleri hutan dengan kemampuan ganda sihir dan tempur..." Putri Mutiara melirik penyihir perempuan Siren Hongyin dengan setengah percaya, keraguan mulai menggelayuti hatinya.
"Secara logis, utusan penuh kuasa yang dikirim ke Gunung Hyjal untuk mengacau ritual Jieqiu Bimon seharusnya bukan orang sembarangan; namun Putri Merole seharusnya pernah mendengar sedikitnya tentang pendekar muda generasi baru Bangsa Laut Alis, tapi setelah dipikir-pikir, ia sama sekali tidak menemukan kesan atau kabar burung tentang Hongyin."
Siapakah sebenarnya penyihir perempuan Siren muda ini bagi Bangsa Laut Alis?
Mengapa ia begitu menguasai detail tentang Feilengcui?
Mengapa Kepala Staf bersikeras menempatkannya sebagai penantang terakhir?
Merole mengingat kembali situasi saat menghadap di Khemah Kerajaan Kerang, semakin diingat semakin terasa aneh.
Saat itu Hongyin justru berdiri di depan tangga Danxi tandu kerajaan, bukan berlutut seperti dirinya.
Ratu Siren bahkan bercanda dengannya, sedangkan Paman Beckenbauer juga tidak menunjukkan ketidakpuasan.
Mana mungkin pendekar muda dari Bangsa Laut Alis berhak menerima curahan rahmat kerajaan setingkat ini di hadapan dua penguasa Bangsa Laut?
"Kavaleri hutan ahli dalam ilmu bela diri dan sihir pendukung, jangan biarkan dia mendekat. Dengan kecepatan Putri Duyung melepaskan sihir air, Merole, aku yakin kau bisa mengalahkan lawan ini." Hongyin menepuk-nepuk pinggang ramping Putri Mutiara yang masih termenung, berbisik lebih halus dari suara nyamuk: "Ingat, jangan gunakan 'Berlian Pengisi Laut' sampai saat genting."
Tentu saja "Mutiara Pengisi Laut" tidak boleh digunakan kecuali saat genting. Perisai Gelombang Biru bisa menahan mantra terlarang penghancur dunia, juga bisa menahan sihir tingkat murid - siapa yang tidak tahu ini?
Entah bagaimana, Putri Merloe justru merasakan kepercayaan mutlak yang tak berdasar dalam hatinya setelah mendengar perkataan Hong Yin, bukannya tersinggung.
Cui Bixi yang membawa harpa di punggung dan pedang ganda di pinggang menggerakkan pergelangannya, melangkah penuh wibawa. Tato kapur putih memenuhi wajah tampannya yang tersenyum samar. Black Bayangan berbulu sutra dengan warna sehitam wajan, melangkah anggun mengikutinya ke pusat Jalan Bintang. Pupilnya yang berkilauan membuat Putri Merloe merinding.
Putri Duyung canggung memegang "Aksesori Perisai Perak Pengisi Laut", maju dengan gugup sambil menarik tongkat sihir karang putih bertabur mutiara indah dari ikat pinggangnya.
Tongkat sihir langka bernama "Sirsnair" ini berbentuk mirip kapak perang, merupakan karya jenius alam yang mampu meningkatkan 30% kecepatan pembentukan mantra. Benar-benar layak disebut "tongkat sihir alami cepat luncur".
“Putri Duyung ini pasti kalah.” Sebelum kedua pihak sempat berkenalan sesuai tradisi, perkataan Lao Liu seperti bom udara seberat pon yang menghantam jantung Meiluole: "Penyihir tanpa ketahanan mental, meski terlatih sempurna, di medan perang paling hanya bisa mengeluarkan 50% kekuatannya! Penyihir yang bertarung solo tanpa perisai daging prajurit, faktor terpenting adalah ketahanan mental dan pengalaman lapangan. Utusan Xiya ini jelas-jelas pemula. Rupanya perkiraanku 100 detik untuk Xiao Cui terlalu berlebihan. Aku terlalu menganggap tinggi gelombang elemen putri duyung ini."
"Yang Mulia, mari kita bertaruh? Taruhannya cincin mana saja dari sepuluh di tanganmu. Aku yakin utusan putri duyung ini bisa bertahan 80 detik!" Putri Kelima Tang Zang dan Lao Liu saling bersahutan.
"Kupikir dia takkan bertahan 30 detik!" Ini perkataan Archmagister manusia Stefano.
"24 detik!" Seru Raja Alkemi Emmanuel.
"10 detik!" Archmagister es juga tak mau ketinggalan.
Putri Meiluole menggigit bibir merahnya yang indah bergelombang. Meski berusaha keras menahan, air mata akhirnya mengalir deras.
"Ha ha! Mengapa Bangsa Laut mengirim 'Dewata Tangis Aiqin' sebagai utusan?" Bos kedua Kaka ikut-ikutan braak-braak: "Dasar! Di sini kan upacara Jieqiu, bukan kompetisi menangis Olimpiade!"
“Pemenang Olimpiade yang cengeng ini jelas kekurangan kepercayaan diri, pengalaman, keyakinan, dan keberanian. Bahkan jika penyihir ini berstatus Santo, aku bisa mengalahkannya dalam satu pertemuan pertama.” Xiao Bei semakin hiperbolis: "Aku bertarung Cui Bixi akan mengakhiri pertempuran dalam tiga detik!"
Putri Meiluole hampir tidak bisa memegang tongkat sihir Sith'ryniel di tangannya karena marah. Semakin dia berusaha menahan air mata, semakin deras air matanya mengalir.
Para penyihir manusia menyaksikan dengan senang hati. Pantas! Kalian bangsa laut dan iblis yang licik mengirim empat brengsek untuk berpura-pura jadi naga perkasa. Tidak memberi pelajaran pedas berarti melawan keadilan ilahi.
"Ternyata Santo Aiqin yang kuat juga suka bermain trik perang psikologis. Menindas generasi muda iblis laut seperti ini tidak pantas disebut pahlawan!" Hongyin mengibaskan sayapnya sambil menghibur Putri Duyung yang malu-malu kucing: "Ini Putri Mutiara dari Kerajaan Laut Xiya. Wahai para makhluk perkasa, tunjukkan sedikit kesopanan gentleman! Jangan hanya menggeretak lidah beracun dan trik bahasa licik untuk menghancurkan jiwa putri mulia ini!"
“Tidak kusangka, pengetahuanmu cukup luas juga.” Liu Zhenhan menyilangkan lengan, matanya mengamati Siren ini dengan seksama: "Nak. Pahamilah satu hal, aku sama sekali tidak bermaksud meruntuhkan kepercayaan diri siapapun, tapi mengajarkan filosofi tertinggi bertahan di medan perang! Di dunia magis tak ada putri atau kaisar, rasa hormat diperoleh melalui pengalaman dan kemampuan. Jika tak paham ini, lebih baik jangan keluar mempermalukan diri!"
"Kalau mau mengirim bantuan, kirimlah yang berkualitas!" Rundstedt tertawa: "Tadi ada perak mata yang terlihat gagah, baru muncul langsung hancur berkeping-keping. Yang ini lebih parah, dewi air mata reinkarnasi, apakah sistem regenerasi Bangsa Laut dan Iblis cuma segini kelasnya?"
"Meishuai, kau belum paham. Payudara besar otak kosong itu sesuai dengan hukum perkembangan dunia!" Entah siapa lagi yang melontarkan lelucon lebih kejam.
Keyakinan Meiluo Le benar-benar hancur oleh rentetan sindiran ini. Jika ada yang bisa memberinya jalan melarikan diri dari neraka lidah tajam ini, dia rela membayar apapun.
"Jancuk kalian para Aiqin ini!" Ashlei Yang yang masih muda dan emosional menarik pedangnya, melompat tinggi lalu mengayunkan tangan. Daun bambu kuning di tanah berhamburan menghujam Lao Liu, suara syuut syuut di udara bagikan busur silang kencang.
Walaupun Tuan Tanah Kematian Samuel berhasil mencuri dan menyebarkan Dou Qi Aiqin ke dunia iblis, mayoritas Mata Perak masih mempelajari sihir arkan. Pangeran kertas Ashley Young ini tak terkecuali, api merah menyala menghantui pedang tajamnya. Dengan lompatan tinggi disertai tusukan dahsyat, pedangnya menghujam ke otak Santo Aiqin yang berdiri di barisan depan.
Lao Liu hanya melihat kuning menyapu pandangan - seluruh kertas persembahan kuning di lantai tanpa terkecuali telah mengubur dirinya.
Bunyi "cring-cring" benturan bagai duel pedang dengan pedang. Sebelum badai pisau kertas ini mereda, pedang marah Ashley Young hampir membelah tulang ubun-ubun Lao Liu.
Tak ada yang menyangka si brengsek kecil ini akan tiba-tiba menyerang.
Apalagi, tak ada yang menduga si bajingan ini ternyata bisa mengubah kertas persembahan dewa yang lembek di lantai menjadi bilah-bilah pisau terbang yang tajam.
"Nenek. Ini bisa dianggap serangan tiba-tiba kan?" Liu Zhenhan mencengkeram erat kulit macan di pinggangnya. Gila, badai kertas ini gagal mengambil nyawanya, tapi hampir membuatnya yang berbusana retro dan hampir telanjang itu kehilangan malu.
Fatty Luo segera mengibarkan Jubah Nyanyian untuk menutupi bosnya. Lao Liu yang sebelumnya mirip manusia gua, setelah duri landak di tubuhnya tegak berdiri, seketika terlihat sangat layak sebagai Raja.
"Penguasa Kertas dunia iblis Ashley Yang seperti zombie beku, Dum! terjatuh di depan Lao Liu, masih mempertahankan pose sulit mengangkat pedang siap menebas. Seorang gadis berambut hitam berbalut gaun putih salju, dengan anggun memegang pedang batu oranye di samping Liu Zhenhan.
"Jangan bilang saya menindas yang lebih muda, ini Qingya, kalian tak ada yang kenal dia kan?" Liu Zhenhan meledek Mei Luole dan Hongyin yang terpaku dengan siulan: "Penyerang tiba-tiba ini terkena 'Jari Penghalang Darah' yang membekukan aliran darah, tenang, dia belum mati."
"Bahkan klon Dewa sekalipun, kena 'Jari Penghalang Darah' pasti jadi begini!" Yitiao sangat bangga, wajah tampan berbekas luka itu memerah padam.
"Ini ilmu bela diri?" Kepala suku Phoenix Ferdinand mengernyitkan alis spiralnya keras-keras saat mendengar bahkan Dewa pun bisa dikalahkan.
"Efeknya sama pada kami bangsa Naga?" Wali kota Kota Naga Agaxi juga bersikap sama.
"Asal punya tubuh daging-darah, kena tusuk pasti tak bisa kabur!" Yitiao meninggikan suara delapan oktaf: "Batasan sihir Aiqin mungkin masih bisa ditembus, tapi sekali kena 'Jari Penghalang Darah' istriku, tak ada yang bisa lolos, lihat... beberapa hari lalu naga laut tingkat lima juga sudah merasakannya!"
Mata naga dan phoenix berserakan di tanah seperti bola yang menggelinding.
"Tidak ada yang menyangka bahwa selain Dou Qi dan Transformasi Liar Berdarah Besi yang baru muncul, ada lagi teknik 'Jari Penghalang Darah' yang sangat Berbual B yang bisa melukai Monster Tingkat Super."
"Ngomong-ngomong, aku harus mengingatkan para utusan iblis laut bahwa Qingya ini sedang hamil." Liu Zhenhan menepuk dahinya: "Coba lihat, apa jenis orang yang dikirim pimpinan kalian? Sampai perempuan hamil bisa mengalahkan jagoan muda kalian, aku sendiri malu mendengarnya... Orang dewasa kok main serangan tiba-tiba..."
Penyihir perempuan Siren bernama Hongyin langsung maju merebut pedang kristal yang diacung-acungkan Ashley Yang, lalu menghujamkannya ke tenggorokan prajurit bermata perak. Bilah pedang tajam itu memotong leher sang tuan seperti mengiris mentega, darah menyembur membasahi lantai.
Setelah selesai, Hongyin tepuk tangan lalu mundur, wajah cantiknya tak menunjukkan gejolak emosi sedikitpun.
Keganasan ini justru membuat penduduk asli Aiqin tertegun. Kerumunan orang itu memandang jenazah dengan jakun tertancap pedang, lalu menatap kosong ke arah Hongyin.
Meiroule juga terpana.
"Kau ini siapa sebenarnya?" Lao Liu mengamati dari ujung kepala hingga kaki sang penyihir Siren, ia mencium keanehan - jika benar ini pejuang Siren generasi baru dengan ketenangan dan kekejaman seperti ini, pasti sudah terkenal sejak Perang Darat-Laut.
“Saya Hongyin, Hongyin dari Bangsa Laut Alis.” Penyihir perempuan Siren tersenyum manis, sama sekali tidak terlihat seperti pelaku yang baru saja mengakhiri nyawa manusia segar.
“Mau tidak mau saya cari seseorang untuk menemanimu bermain?” Lao Liu juga tersenyum manis.
“Jangan buru-buru, belum giliran saya.” Hongyin menggenggam lengan Meiluo: “Sihir air dan dasi kupu-kupu bawaan lahir Putri Xiya, tidak ingin kalian menyaksikannya?”
“Master Hongyin, jangan bercanda.” Liu Zhenhan melanjutkan sindiran pedasnya: “Tingkat sihir Putri Duyung ini mungkin cukup baik. Tapi yang dibesarkan di balik tirai ini hanyalah bantal bordir, jelas bukan penyihir bertipe tempur sejati, sama seperti penulis berbakat belum tentu bisa menulis cerita bagus.”
Lao Liu tidak hanya merusak, tapi juga membantu Putri Duyung, meski caranya agak memaksa.
Dalam sejarah, banyak bakat muda yang gagal bangkit dari tekanan, perlahan menjadi medioker—di zaman ini, hanya mengandalkan keberanian mati untuk sukses masih sangat tidak realistis.
Di medan perang bukan hanya mengandalkan kekuatan total, tapi juga perang psikologis, semakin tinggi level duel semakin demikian, lebih mengutamakan kerja sama tim, implementasi taktik, dan penanganan lingkungan.
"Kekuatan magis yang kuat, teknologi yang baik, level yang tinggi—semua ini belum tentu setara dengan penyihir hebat! Pengalaman hidup adalah elemen yang sangat penting! Dalam sejarah Aiqin pun pernah ada bakat super yang berhasil mencapai level santo atau magister melalui kultivasi mandiri di lingkungan terisolasi atau nyaman. Tapi setelah keluar ke dunia, mereka tak sanggup menghadapi buih-buih dunia, dengan mudah dihabisi oleh orang-orang licik yang jelas lebih lemah dari mereka."
Gelombang elemen yang dipancarkan putri duyung muda ini membuat Liu Zhenhan terpukau. Jika bisa melewati rintangan ini, masa depannya pasti cerah. Tapi jika gagal, seumur hidupnya akan berakhir di sini.
"Bangkitlah, Putri Mei Luole! Para orang berpengalaman ini langsung bisa melihat kenaifanmu, jangan tertipu trik mereka!" Hong Yin mengguncang bahu Putri Mingzhu, tatapannya menembus sorot mata indah putri duyung yang basah oleh air mata: "Kau yang terbaik! Fakta bahwa Xiya mengutusmu ke Hyjal sudah membuktikannya. Jangan lupa, di belakangmu ada harga diri seluruh Kerajaan Laut Xiya!"
Andai bukan karena stimulasi kata-kata terakhir Hong Yin, Mei Luole pasti sudah menyerah tanpa bertarung.
Dirinya yang sudah dihinakan hingga kehilangan semua keyakinan ini, bahkan keberanian untuk mengangkat tongkat sihir pun di masa depan masih dipertanyakan.
Putri Mutiara memang sempat merasa takut sebelum datang ke sini, namun setelah Paman Yang Mulia Beckenbauer menyerahkan "Perhiasan Berlian Pengisi Laut" untuk pertahanan dirinya, sang Putri Duyung yang tersentuh ini telah memiliki kesadaran "prajurit rela mati demi yang memahami dirinya". Tidak ada alasan baginya untuk mengecewakan sang paman yang begitu menyayanginya.
"Aku takkan menyerah..." Meiluole mengusap air mata yang masih berderai, suaranya tersedu-sedu namun pandangannya berubah penuh tekad: "Kavaleri Kegelapan di seberang sana, sebutkan namamu! Aku adalah Putri Mutiara Xiya, Meiluole!"
"Cui, sebisa mungkin jangan ambil nyawanya." Lao Liu teringat percakapan Siren tentang putri duyung bernama Meiluole ini, samar-samar ia ingat Ai Wei'er pernah menyebutkan ada sepupunya yang memiliki "Dasi Kupu-kupu Gaun Air" juga bernama Meiluole.
Cui Bixi baru saja memasang tali lengan, sedang mengeluarkan panah api berbentuk ular dari kantong kulit rusa di pinggangnya. Mendengar perkataan bos ini, bola matanya berkecipak-kecipak seperti orang kesurupan.
"Bukannya kau ini pengembara hutan? Kok pakai panah aneh begini?" Penyihir perempuan Siren kembali menjerit histeris setelah melihat senjata di tangan Cui.
"Aku memang kavaleri, tapi aku juga ahli ilmu bela diri terbaik di Kota Menzoberranzan saat ini!" Cui Bixi kebingungan: "Utusan Bangsa Laut, apa kau tidak tahu Kapten Ilmu Bela Diri Zhuoer mahir 'Panah Bayangan Ular di Cangkir'? Lagipula, guru panahku di Feilengcui adalah Mentor Nedved. Mustahil aku tidak bisa menggunakan panah!"
"Mentor panahmu Nedved?" Penyihir perempuan Siren berteriak dengan nada lebih dramatis.
Setelah Perang Wilayah Dewata Bintang Salib Selatan, hanya orang tuli yang belum mendengar nama Haus Kuda Keringat Darah.
"Aku masih punya mentor panah Gang lainnya, 'Kemiskinan Era Kecapi Awan' dari Benua Sutra Timur."
"Kau jelas-jelas pemanah, mengapa membawa dua pedang perang berpura-pura jadi kavaleri? Keterlaluan kau!"
"Maaf, aku benar-benar kavaleri! Karena harus selalu siap bertarung jarak dekat, perlengkapanku sedikit berbeda dengan pemanah biasa. Busur yang kugunakan satu tali lengan, satu busur harpa. Mungkin kalian tidak menyadarinya." Kavaleri gelap itu membuktikan identitasnya dengan mengambil harpa emas dari punggungnya, lalu mengibarkan jubah hitamnya untuk memperlihatkan deretan Panah Lebah Kerajaan berkilauan yang tertancap rapi kepada dua utusan laut yang tersisa.
"Hmph, mengirim pemanah ulung berduel satu lawan satu dengan penyihir dalam jarak 20 yard?" Hongyin memalingkan muka ke Lao Liu sambil tersenyum sinis: "Master Richard, kau benar-benar licik ya?"
“Penyihir melawan Pelayan Istana Feilengcui dalam jarak dekat, bukankah ini seperti 'bunuh diri'?”
Belum lagi masalah penggunaan anak panah sihir khusus dan Panah Gang, pada jarak sedekat ini dengan kecepatan memanah Pelayan Istana Musim Panas, Mei Luole 100% akan mati terkena panah di bagian vital saat mengangkat tongkat sihirnya!
“Maksudmu melarang penggunaan panah?” tanya Lao Liu.
“Tentu! Ini terlalu tidak adil!”
“Aku punya banyak tenaga serba bisa di bawahku. Lebih baik kamu tentukan aturannya, sepakati apa yang akan kita adukan! Agar tidak terus-terusan bilang kami menindas kalian!”
“Tentu saja adu sihir!” seru Hong Yin dengan gigih.
Lao Liu dan Cui saling bertukar senyum.
“Sepertinya senjata pamungkas akan dikeluarkan.” Kavaleri Kegelapan menyimpan perlengkapan panahnya, pertama menggerakkan "Cincin Belenggu Sungai Kematian" untuk melepaskan empat ekor "Penjaga Ular Berapi Berbulu", lalu mengeluarkan balkon logam hitam yang melayang dari cincin tujuh lapis emas.
Bab 687 Hitung Mundur Pertempuran Penentuan (11)
Balkon logam melayang dengan jeruji bulat ini memiliki relief di bagian depannya yang menggambarkan sosok wanita laba-laba terikat di tengah jaring mutiara yang rusak. Wajah cantiknya yang hidup terlihat jelas dengan sepasang mata indah berkilauan, memancarkan aura haus darah dan kekejaman ekstrem, ekspresinya yang lincah hampir tak bisa dibedakan dengan manusia sungguhan.
Di sudut balkon logam melayang, dihiasi tali rotan Roland dan buah tulang yang ditempa dari logam magis. Simbol-simbol sihir kuno yang rumit dan konstelasi lingkaran sihir bergulir seperti embun pada rotan, buah, dan daun, memancarkan lingkaran elemen yang terjalin dari lapisan hawa dingin putih susu, api hijau, dan asap kebiruan, menutupi area seluas dua ratus yard.
Energi negatif yang padat seperti substansi nyata menyebar dari balkon logam melayang, diselingi ratapan jiwa yang kadang terdengar samar.
Sebelum yang lain bereaksi, Kavaleri Gelap dengan lompatan luar biasa mengangkat kaki dan "Syuut!" melesat ke balkon logam melayang setinggi delapan sembilan meter. Dengan congkak ia berdiri di tepi balkon, mengetuk pagar keras-keras. Seorang pria berjanggut hitam dengan empat lengan berotot dan tubuh bawah berupa spiral kabut hitam muncul perlahan dari udara kabur, tubuh raksasanya menjadi tenaga penggerak utama balkon melayang.
"Hernández?" Banyak manusia berpengalaman yang terkejut menyebut nama asli "Hantu Ibu Jari".
"Hantu Ibu Jari" makhluk mayat hidup ini sebenarnya tidak langka di Benua Aigean. Mungkin termasuk makhluk abadi terlemah di dunia yang dikenal, gemar bersembunyi di lampu minyak mati di kedalaman makam kuno, menghirup sisa-sisa aroma cahaya. Meski termasuk mayat hidup, memiliki kebiasaan aneh yang condong pada cahaya, membuat orang tak bisa tidak terkesan.
Namun "Hernandez" umumnya hanya sebesar ibu jari. Tubuh dan kekuatan Hantu Ibu Jari yang sebanding dengan Naga, mustahil dipercaya tanpa menyaksikan langsung.
"Itu 'Lampu Iblis Saladin'! Ini salah satu mayat hidup terkuat di Gurun Pasir Taklamakan kami, hanya 'Manusia Najis' level tinggi yang bisa memanggil dan mengendalikannya dengan lampu minyak kuno." Perkataan Meishuai membuka dunia baru yang tak dikenal bagi orang kampung Aiqin: "Lampu Iblis ahli menghembus angin panas yang bisa mengubah manusia menjadi mumi hidup-hidup. Sepengetahuanku, di antara semua makhluk abadi, mayat hidup yang menggunakan sihir unsur angin hanya ada Lampu Iblis ini pengecualian!"
"Lihat kau memujinya setinggi langit, iblis lampu ini cukup jujur." Lao Liu tertawa terkekeh: "Masih harus pakai lampu minyak kuno untuk mengendalikannya? Meishuai, mata mana yang melihat Cui menggunakan lampu minyak?" Di pagar logam berukiran adegan pertempuran berdarah neraka pada patung balkon melayang, awalnya bergoyang barisan bunga sepatu magis hasil kondensasi dua elemen hitam dan kuning pucat. Saat Cui mengambil sebuah mahkota keemasan gelap dan mengenakannya di dahi, kuncup-kuncup bunga yang awalnya tertutup rapat di pagar tiba-tiba mekar menyemburkan keindahan yang tak terlukiskan.
Mahkota keemasan gelap bertatahkan talisman sihir dan banyak kristal hitam serta batu permata ini memiliki rangka pelindung rune berbentuk "VP" abstrak di bagian pelipis. Setelah dikenakan Cui, bekas tekanan di antara alisnya persis seperti iblis besar Yuri yang sedang bersumpah balas dendam dalam pertempuran berdarah neraka.
“Mahkota kejatuhan dari tujuh lapis emas, balkon logam yang terbuat dari 'logam gelap Tinarunel' yang dapat mengamplifikasi dua kali lipat kekuatan gelap, tempat tinggal mayat hidup tingkat surga, pola sihir kejatuhan yang digariskan dengan hitam mutiara dunia iblis yang memiliki daya perluasan tak terbatas.” Raja Alkemi Emmanuel menyipitkan matanya, dengan nada paling otoritatif menjelaskan esensi perakitan balkon logam melayang ini: "Betapa megahnya! 'Logam gelap Tinarunel' dalam proses penempaannya tampaknya ditambahi Api Hijau dari jurang dunia arwah, sementara hitam mutiara secara alami memiliki efek hawa dingin terenkripsi! Artinya, platform sihir melayang ini hampir merupakan wilayah suram yang dimodifikasi, dalam lingkup lingkaran cahaya 200 yard, tidak hanya dapat memberikan bantuan tak ternilai bagi makhluk dan sihir kejatuhan, tapi juga menambahkan tiga atribut kerusakan ekstra: hawa dingin, api, dan racun asam!"
Rohaniwan dari Gereja Santo Paulus dan Sekte Dewi Es dan Salju secara spontan mengerutkan kening.
Mereka selalu menganut sikap membabat habis terhadap makhluk mayat hidup. Dalam struktur Inkuisisi mereka, selalu ada formasi diaken keputusan kegelapan yang khusus dikirim ke berbagai daerah untuk menghapuskan kehidupan abadi. Platform logam melayang tempat kavaleri gelap berada sekarang jelas merupakan tempat yang dirancang khusus untuk makhluk tak bernyawa dan elemen negatif, bagaimanapun dijelaskan, tidak bisa lepas dari definisi "menghina cahaya".
“Sudahlah... Ini perlengkapan Feilengcui...” Banyak tokoh agama menyerah dengan lesu dalam mempertahankan prinsip cahaya. Memang di jaman sulit begini, ketika dunia hitam bersatu dengan putih, membuat hitam mengandung putih dan putih mengandung hitam, situasi jadi sulit diatasi.
“Master Emmar memang ahlinya. Tapi mungkin Anda belum tahu...” Liu Zhenhan menggerakkan kedua tangannya yang dipenuhi sepuluh cincin, bersemangat memamerkan harta karun: “...Logam dimensi tujuh lapis emas tidak hanya untuk membuat peralatan dimensi! Mahkota sihir yang dibuat darinya bisa membantu sihir kegelapan melintasi tingkat tujuh kali lebih jauh dari yang diketahui, untuk memanggil pejuang bantu yang lebih kuat dan langka dari kaum jatuh... Inilah fungsi terbesar tujuh lapis emas!”
“Apakah kemandegan sihir kegelapan selama ini disebabkan oleh mahkota tujuh lapis emas dan Ratu di Ngarai Obsidian yang terpisah bertahun-tahun dari ‘Ras yang Terlupakan’?” Master Emmar bertanya sambil tersenyum.
Dugaan ahli yang cerdas ini ternyata terbukti benar di hadapan Penyihir Besar Suci.
Kecuali Bimon, semua penduduk asli Aiqin memutar mata tak percaya.
Apa lagi yang bisa mereka katakan? Masak berani menuduh Feilengcui menipu arang pekat untuk menampung Elf Jatuh?
Orang sebodoh apapun takkan berani mengangkat masalah ini secara terbuka.
“Feilengcui memiliki cukup tujuh lapis emas, juga garpu trisula Nai Lun'er yang disediakan Komandan Sungai Darah dengan hambatan magis seumur hidup, serta sarung tangan hitam mutiara milik Raja Langit Zuo'an dari dunia iblis. Dari segi bahan baku, semuanya sangat melimpah. Semua alkemis Aiqin belum pernah terlibat, apalagi berpikir untuk meneliti perlengkapan sihir gelap yang terdegenerasi. Namun Feilengcui yang memiliki banyak bantuan Elf Jatuh berbeda - mereka punya cukup mentor dan keahlian teknologi.”
“Membuat balkon sihir gelap yang sepenuhnya bertentangan dengan terang suci ini, apakah Penyihir Besar Suci berniat terus melanjutkan jalan yang gelap dalam sihir kotor, jahat, dan najis ini? Para Penyihir manusia Aiqin ingin menangis. Tak disangka era kegelapan dimana sihir gelap menekan sihir utama justru terjadi di masa mereka.”
“Hari Raya Para Santo akhir tahun akan segera tiba. Aku ingin mengadakan pesta kostum tengah malam berdansa dengan mayat hidup. Ini sebenarnya adalah 'Panggung Apung Bailmen' dari Menara Disko Wu Feilengcui. Xiao Cui adalah DJ khusus pengatur suasana di Menara Disko Wu, jangan berpikir yang macam-macam.” Lao Liu tertawa terbahak-bahak dengan bangga: “Lihatlah, di atas 'Panggung Apung Bailmen' ini ada dua belas tiang besi? Sihir gelap macam apa yang membutuhkan pertunjukan tiang besi?”
Para ahli Aiqin tertegun.
Mereka membelalakkan mata polos mereka, tak kuasa menghentikan imajinasi tentang sekumpulan makhluk mayat hidup seperti Ksatria Hitam, Tuan Tanah Tengkorak, atau makhluk neraka/semi-neraka seperti Zogros dan Elf Iblis yang membawa pedang-pedang rusak dan perisai compang-camping. Dengan angkuh mereka melintasi ruang dan muncul di lantai pegas Menara Disko Feilengcui, lalu tiba-tiba berubah gemetaran, menyembunyikan kepala, mengibas ekor, dan menari-nari gemulai sambil memutar pantat bersama sekelompok ahli Jalan Tertinggi.
Sang Naga dan Phoenix tak kuasa menahan getaran tubuh, sementara manusia secara kolektif menggigil kedinginan.
"Panggung Kejatuhan" sebesar balkon di ketinggian ini yang mampu menampung 13 orang berputar di tiang logam dan memutar piringan hitam, tentu juga bisa menampung belasan Penyihir Jatuh yang berdiri bersamaan untuk mengeluarkan sihir-sihir terlarang.
Saat kartu kristal Di Wei dibuka oleh Xiao Cui, fungsi sinkronisasi transmisi suara "Hyacinth Parfum" menyebarkan alunan musik heavy metal berirama cepat dan nyanyian yang bergema di telinga setiap orang seperti dentuman bom-bom.
Bersamaan dengan itu, tujuh lampu uap goblin membunyikan peluit secara serentak, menyemburkan kabut uap setinggi lebih dari 6 ren ke langit.
Kabut putih yang terperangkap dalam lingkaran cahaya gelap logam Tinarunel dan hitam mutiara, bersama cahaya senja lampu yang terus berubah warna menjadi pelangi cahaya, menciptakan atmosfer magis yang tak terungkap kata-kata.
Dalam kabut tebal bagai mata air yang mengandung campuran wewangian seperti peppermint dan Mutiara Api Danau, aroma liar nan segar menyatu dengan dentuman musik heavy metal yang mengguncang jiwa, seketika mampu membakar kegelisahan jiwa dan darah di era krisis kepercayaan.
"Hati ingin kau dengar...
Cinta ingin kau lihat...
Tak takku mengakuri betapa kerinduan mendalam padamu...
Saat merindumu...
Berharap kau terima pesan tulusku..."
Cui menutupi mahkota tujuh lapis emasnya, kepala mengangguk-angguk bagai menumbuk padi. Saat tangannya mengibas-ngibas di atas kepala seperti semak-semak, aura sihir berhawa dingin silih berganti menyambar, menambah dua belas "Lilin Meleleh" yang berubah jadi gadis jenaka di panggung logam melayang.
Rangkaian tulang merah-jambu nyaris telanjang ini bertubuh seksi, wajah memesona. Setiap berputar di tiang logam, paha ramping seputih teratai terangkat tinggi, lidah menjilat bibir merah menyala, rambut terurai liar dengan tatapan mata berkekabutan nan menggoda.
Hampir semua orang Aiqin belum pernah menyaksikan pertunjukan tiang logam sevibrant ini. Mulut mereka menganga lebar bagai gua laba-laba, mata terbelalak terpaku membeku.
Cui Bixi menggeliatkan pinggangnya seolah tersengat listrik, sambil berteriak di mikrofon, bergantian bergesekan pantat dengan "Lilin Meleleh" yang berubah menjadi cewek seksi. Kelenturan luar biasa dari fisik Dark Elf ditunjukkan secara maksimal. Para cewek mayat hidup juga sengaja menggeser gaun tipis mereka hingga nyaris menampakkan aurat, menggoda nafsu banyak mata yang menonton.
Musik kejatuhan yang diputar hingga suara serak, aroma kejatuhan layak kamar tidur, pemandangan kejatuhan para iblis menari-nari. Adegan ini hanya bisa digambarkan dengan kata-kata mesra, ambigu, hura-hura dan cabul yang membuat penonton menikmati sambil menjilat jari.
"Dunia semakin bobrok, persatuan manusia tak seperti dulu..." Yang Mulia Paus Martini dari Saint Paul memandang penuh kekecewaan pada gadis Lilin Meleleh yang berpayudara besar. Baginya, Santo Perempuan gereja yang kaku tak ada artinya dibanding gadis mayat hidup berenergi ini, bahkan pantas dihukum bakar massal.
"Terlalu jatuh... Benua Aigean benar-benar tak tertolong..." Penyihir perempuan Siren Hongyun memerah wajahnya, bergumam pelan.
"Cewek mayat hidup ini harus bisa split, handstand, mengangkat kaki setinggi badan. Kamu bisa?" Lao Liu menyeringai sinis: "Kira cantik saja cukup menggoda pria?"
“Kau……” Hongyin tidak bisa berkata-kata karena marah oleh si bajingan tua.
“Ayo ready?” Di atas panggung, Cui menggerakkan kepalanya seperti meriam bergerak ke kiri dan kanan tanpa menggeser bahu. Satu tangannya memeluk pinggang rampas mayat hidup hot, tangan lainnya menunjuk ke arah Putri Merole yang matanya sudah membulat maksimal dan tubuhnya kaku.
“Dia nanya apa lo udah siap.” Lao Liu yang juga meniru gerakan kepala gadis Turpan dengan leher miring-miring, menyoraki Putri Merole yang sedang melongo memandang panggung tinggi dengan siulan mesum khas bajingan.
“Tidak-tidak-tidak... Aku tidak akan menari seperti ini...” Putri Duyung itu tersipu sambil geleng-geleng tangan menolak.
“Siapa yang adu tari? Ini Cui mau duel sihir sama lo.”
Putri Duyung itu tersipu malu.
Setelah tenang, dia malah menarik nafas dalam-dalam dan mengangguk penuh tekad: “Mulai saja! Aku sudah siap!”
Pertempuran berikutnya agak datar karena hasilnya sudah bisa ditebak.
Tapi berkat musik ngebeat dan tarian hot, duel ini tetap punya tontonan menarik.
Para ahli Aiqin bergumam tentang pelanggaran moral, namun mata mereka tak lepas dari dada montok dan paha licin si gadis Lilin Meleleh. Ungkapan "naga pada dasarnya bejat" benar-benar tergambar jelas. Wali kota Agaxi sama sekali tidak menghiraukan cubitan penuh amarah dari Wali kota Bojixiaosi, pandangannya seperti tertempel lem di pertunjukan striptease panas itu, tak bisa dialihkan.
Putri Duyung adalah satu-satunya yang sibuk hingga berkeringat deras, tak sempat menonton tarian panas. Sihir airnya secepat apapun tak bisa menyaingi taktik perkelahian massal gila-gilaan lawan. Satu "Lentera Iblis Saladin" saja sudah cukup sulit dihadapi, apalagi harus mengurus empat "Penjaga Ular Berapi Berbulu" dan seekor "Black Bayangan"? "Dasi Kupu-kupu Pelangi Air"-nya bukanlah Bidang Perlindungan ofensif. Meski di darat bisa berubah menjadi gaun air indah yang membuat ras darat tercekik mati, namun saat berhadapan dengan "kacang merah penyerap aroma" yang punya fungsi oksigen mandiri, tetap harus mengakui ketidakbergunaannya. Yang lebih menjengkelkan, efek negatif panggung logam melayang ini sungguh kejam - tidak hanya memberi efek tambahan hawa dingin, api, dan racun asam pada semua sihir serangan makhluk mayat hidup, tapi juga memberikan tekanan alami pada penyihir utama seperti Merole.
“Richard, apakah kau tidak punya kerjaan sampai jatuh sakit?” Rundstedt juga tak tertarik dengan panggung ini, ia mengerutkan alis dan berjinjit mendekatkan mulut ke telinga Lao Liu sambil berbisik: “Tiga ras lautan dunia iblis ikut campur perang, pertahanan alam Sungai Sanggan terancam, gerakan ahli-ahli laut iblis tak jelas, Kota Caiyu dan Feilengcui menghadapi ancaman perang, bagaimana kau masih sempat menganggur di sini menunggu beberapa bajingan kecil?”
“Lalu bisakah kau menebak rencana spesifik Bangsa Laut dan Bangsa Iblis?” Lao Liu mengangkat kedua tangannya di atas kepala mengikuti ritme musik sambil balik bertanya pelan.
“Kau pikir aku Dewata yang bisa Meramal?”
“Nah itu dia! Hadapi perubahan dengan keteguhan, lihat trik apa yang bisa mereka mainkan!” Lao Liu mengarahkan telapak tangannya ke arah dada indah Putri Meirolle sambil berpura-pura mengusap-usap udara, tersenyum sinis: “Tiga ras lautan dunia iblis gabung perang dunia lalu kenapa? Aku berani biarkan mereka masuk Aiqin pasti sudah punya cara mengatasi! Pertahanan alam Sungai Sanggan runtuh lalu kenapa? Apa empat juta pasukan Bangsa Iblis bisa langsung mencapai Shabak dan Weisisipang begitu menyeberang? Gerakan ahli laut iblis tak jelas lalu kenapa? Mereka cuma mencari celah pertahanan kita, berharap bisa menghancurkan satu per satu! Kota Caiyu dan Feilengcui sudah menunggu pasukan kedua Bangsa Iblis selama ini, kedatangan mereka justru sesuai rencanaku. Kalau tidak datang lagi, aku sendiri yang akan berinisiatif menyerang mereka!”
“Berdasarkan apa kau memiliki kepercayaan diri ini?” Rundstedt mengerutkan alisnya, bahkan lupa mengontrol nada suaranya.
“Heheh, karena Bangsa Iblis dan Bangsa Laut sangat takut padaku!” Liu Zhenhan juga tidak menurunkan volume suaranya: “Jika mereka benar-benar memiliki keberanian untuk bertarung habis-habisan denganku, hari ini tidak akan mengirim empat anak kecil untuk mencari keuntungan! Undangan mereka ke Hyjal untuk menyaksikan upacara Jie Qiu sebenarnya adalah uji psikologisku terhadap mereka, sekarang aku sudah tahu batas keberanian mereka. Pernahkah kau melihat pertandingan bola basket Feilengcui? Ya, benar...bola yang dibuat dari Tiran Mata Jahat itu...Jika ini pertandingan bola basket, aku sudah tahu standar wasit! Dalam pertarungan selanjutnya, aku yakin 100% akan menang!”
Ucapan ini membangkitkan semangat heroik yang membara di hati manusia.
Pandangan penyihir perempuan Siren Hongyin tiba-tiba meredup. Dia bisa membantah semua ejekan dari pihak Aiqin, kecuali fakta satu ini. Seluruh Aliansi Iblis-Laut memang sangat takut berhadapan langsung dengan Santo Aiqin ini, sebuah realitas yang tak terelakkan dan mustahil disangkal.
Cui Bixi yang sedang bertarung sengit dengan Meiluole mengganti kartu kristal Di Wei, mengenakan topi hitam formal, menari-nari dengan gaya mekanis ruang angkasa sebelum memanggil seekor "Laba-laba Lei Yin" raksasa. Dengan santai di atas panggung DJ, dia "terengah-engah" membangun jaringan penghalangan sihir.
Melihat Putri Merole masih bertahan dengan susah payah, Cui sedikit berpikir lalu mengeluarkan cambuk ular sambil melantunkan mantra, memanggil dua "Mumi Firaun" yang tubuhnya dibalut perban dan mengenakan topeng emas untuk membantu pertempuran.
Manusia yang paham diam-diam merasa ngeri. Dark Elf ini bukan sekadar pemanang dan ahli ilmu bela diri biasa! Dari teknik cambuk ekor ular yang mahir dan suara mantranya, jelas dia juga seorang Pendeta Zhuoer yang sangat ahli sihir - Cara menilai kekuatan pendeta Ratu Laba-laba sangat langsung dan sederhana: semakin kuat tenaga magis Dark Elf, suara mantranya akan semakin mirip erangan erotis, dipadu dengan irama cambukan ekor ular, cukup membuat pria dengan tekad lemah langsung 'bangun' dan mengeluarkan isi pelirnya.
Saat banyak orang sibuk lari ke toilet, Putri Mutiara juga mencapai batas maksimal. Setelah beberapa kali mempertahankan diri dengan susah payah, barrier elemen air yang sudah rusak parah akhirnya jebol, menerima dua pukulan "Bola Korupsi" dan satu hembusan "Nafas Dingin Kejam".
Bab 688: Hitung Mundur Pertempuran Penentuan (12)
Adegan putri cantik yang hancur yang dibayangkan tidak hanya gagal terwujud, malah menghasilkan hasil sebaliknya yang membuat tercengang. Tiga sihir yang mengenai Merole tidak hanya gagal melukai Putri Mutiara, malah berubah menjadi riak gelombang air, menyatu dengan darah dan susu lalu menghilang diam-diam ke dalam tubuh Putri Duyung.
Cui nyaris tak sadar, hampir terpenggal menjadi Ksatria Hitam tak berkepala oleh "Panah Air Air Terjun" yang ditembakkan Putri Duyung bak pertukaran nyawa. Untungnya "firewall magis" yang ditenun Laba-Laba Guntur tidak sia-sia, hanya membuatnya berkeringat dingin berbusa bulu putih.
"Fisik Pemakan Sihir?" Setelah hening sejenak, riuh suara bagai sarang tabuhan yang diusik, braak! meledak.
"Fisik Pemakan Sihir" adalah anak kesayangan Tuhan sejati di dunia magis. Fisik istimewa yang diberkati dewa ini mampu mengubah serangan elemen lawan menjadi tenaga magis tubuh asli secara aman. Dalam situasi tertentu, fisik ini bahkan lebih menguntungkan daripada "Fisik Kekebalan Elemen" Naga Peri! Selain "Yang Diberkati Dewata", hanya dengan memakan ginseng laut berbentuk dari dunia lautan bisa menciptakan "Fisik Pemakan Sihir". Sayangnya, peluang kemunculan kedua hal ini sangatlah minim——entitas kuat terakhir dengan "Fisik Pemakan Sihir" tercatat sejak era Perang Darat-Laut pertama Benua Aigean.
Kemunculan kembali "Fisik Pemakan Sihir" pada Meiluole di dunia berarti serangan magis Cui terhadap Putri Duyung sama saja memberikan "Mata Air Elemen" gratis.
"Hari ini tidak sia-sia." Para ahli Aiqin akhirnya serius menyaksikan duel, bukan sekadar menikmati pertunjukan tiang.
"Putri Duyung ini memang pantas dijuluki ahli dengan gelombang elemen terkuat di antara empat Utusan Laut Iblis. Meski pengalaman praktisnya masih kurang, otaknya cukup cerdik. Meski memiliki 'Fisik Pemakan Sihir', dia sengaja membangun perisai magis elemen air di depannya sejak awal untuk menyesatkan pemikiran Cui Bixi. Kalau saja Kavaleri Kegelapan tidak memiliki perlengkapan hebat dan makhluk panggilan yang ganas dan banyak, mungkin dia benar-benar bisa melukai lawannya dengan serangan mendadak."
Wajah Xiao Bei terlihat canggung. Ia menyadari baru saja mengucapkan kata-kata sombong - jika benar harus berduel dengan Putri Duyung ini, "Pisau Api Dingin"-nya yang memiliki daya tembus kuat sekalipun hanya akan menjadi suplai energi magis bagi lawannya. Bagaimana mungkin dia bisa membungkam Merole dalam satu pertemuan?
"Kapan sepupuku pernah makan ginseng laut dewasa? Dia putri, aku juga putri. Ini keterlaluan! Kenapa aku tidak pernah mendapat keberuntungan seperti ini?"
Mendengar suara Ai Wei'er, Lao Liu menoleh tiga kali sebelum akhirnya menemukannya di kerumunan pria perkasa.
"Hai! Richard." Xiao Ai yang juga melihat Lao Liu mencari dirinya, melambai dengan malas: "Sial, menara pengawas kami melihat pasukan bangsa iblis bergerak massal di garis cakrawala. Bukankah kau harus segera pulang untuk mempersiapkan diri?"
"Kau suruh Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui kembali dulu ke posisi yang ditentukan. Aku akan menyusul nanti. Percayalah, gerakan pasukan iblis belum secepat itu."
"Baiklah... Aku akan membawa pasukan kembali dulu, sekalian mengaktifkan 'Proyeksi Tirai Besi Jurang' untuk memberi pasukan bangsa iblis rasa menyerang kota yang diselimuti bayangan hitam." Ai Wei'er melirik Mei Luole yang sedang bertarung sengit, sebelum pergi menyisipkan pandangan memohon yang halus namun berat ke Lao Liu: "Aku pergi."
Liu Zhenhan mengabaikannya.
Mengingat ini adalah "tubuh pemakan sihir", bagaimanapun juga dia tak boleh melepaskan harimau kembali ke gunung.
Wajah cantik penyihir perempuan Siren Hongyin dipenuhi keheranan dan keluhan yang tak tersembunyi - Apakah Yang Mulia Beckenbauer sudah gila? Ternyata mengirim bibit unggul "tubuh pemakan sihir" ke Hyjal? Ini bukan Penguasa Es yang tak bisa mengendalikan kekuatan sepenuhnya atau Penguasa Kertas yang manfaatnya terbatas!
Hongyin yang sedang menyesali diri tiba-tiba merasakan sesuatu yang tidak beres, mengangkat kepala dan melihat Santo Aiqin serta Meishuai Mouran memberinya senyuman penuh makna.
Pertempuran antara Cui Bixi dan Mei Luole semakin memanas.
Di satu sisi ada putri duyung dengan sensitivitas elemen air yang luar biasa, di sisi lain ada jenius gelap Zhuoer yang mahir sihir kegelapan. Keduanya terkenal dengan kecepatan pemanggilan mantra, ditambah pertarungan jarak dekat ini membuat adegan pertempuran langsung berubah seperti dentuman bentrokan meteor dan kilat.
Dalam iringan tarian provokatif dengan lirik ambigu "Ada daun parfumnya di tubuhmu... Hapus segalanya untuk tidur bersamamu...", Cui menenggak seteguk besar sumsum darah. Sesaat kemudian, "kabut gelap yang suram" seperti tinta cumi-cumi menyebar bagai gelombang keruh yang menggulung, dalam sekejap menyelimuti segala penjuru. Awan spora yang bergerak maju mundur ini terus meluas hingga berhenti tepat di hadapan Putri Duyung.
Tampak jelas bahwa Cui Bixi masih memegang semangat kavaleri dan jiwa ksatria. Ia hanya menggunakan kabut gelap untuk menyembunyikan diri, tanpa memasukkan Putri Duyung ke dalam lingkaran "kabut gelap yang membutakan" di area terang - perlu diketahui, lingkungan pertempuran terbaik para Zhuoer bawah tanah justru di wilayah gelap yang gelap gulita!
Kini, bahkan Meiluole dan Lao Liu pun tak bisa melihat makhluk asing apa yang dipanggil Cui dari balik kabut hitam pekat yang menyelimutinya. Hanya kilatan-kilatan sihir "syuut syuut" yang menembus kabut, serangan yang hanya bisa diprediksi melalui persepsi tentang arah datangnya dari dalam kabut.
Menurut taktik kemenangan paling tradisional, sebenarnya Cui hanya perlu menyuruh "Lampu Jin Saladin" memanfaatkan kabut hitam sebagai pelindung untuk maju dan menampar Putri Duyung, atau memanggil Ksatria Kuda Tulang untuk melakukan charge, maka sudut rok Dewi Kemenangan akan tersingkap - toh Mei Luole hanya memiliki konstitusi pemakan sihir, bukan tubuh mitos yang bisa menelan serangan fisik.
Tapi Cui Bixi tidak melakukannya. Ia tetap bersembunyi dalam "Kabut Gelap Kelam" dengan keras kepala mematuhi kodratnya sebagai penyihir.
Segala sesuatu yang memiliki kelebihan mencolok pasti punya kelemahan tak terhindarkan. Meskipun "Konstitusi Pemakan Sihir" langka dan kuat, sihir yang bisa mengatasinya juga bertebaran. Cui menggunakan cara paling percaya diri sekaligus paling bodoh untuk menghadapinya - ia akan menggunakan serangan sihir saturasi untuk melampaui batas elastis tenaga magis tubuh asli Mei Luole. Nilai kekuatan magis setiap penyihir memiliki batas elastis, bukan lubang tanpa dasar yang tak terisi. "Konstitusi Pemakan Sihir" juga bukan ramuan penambah energi magis tanpa karakteristik akumulatif. Seperti perut yang bisa pecah jika terlalu kenyang, penyihir biasa di bawah tingkat Archmagister yang memiliki "Konstitusi Pemakan Sihir" bisa tewas seketika karena "overdosis spiritual" tenaga magis tubuh aslinya akibat serangan sihir eksternal yang masif - ini sama sekali bukan mitos.
Ketika "Cambuk Api Teratai" yang bergulir dengan enam aliran api menyembul keluar dari kabut hitam, meraung gemuruh di udara dan menghantam Putri Merole dengan keras, semua orang tahu pertunjukan ini hanya akan bertahan beberapa kali serangan lagi sebelum berakhir.
Bukan tanpa alasan, karena "Cambuk Api Teratai" adalah sihir andalan dari "Algojo Neraka"!
Apa itu Algojo Neraka? Ia adalah bentuk tingkat bawah dari "Flame Demon bersayap enam"!
"Panggung Disko Udara" yang terbuat dari tiga logam magis premium - tujuh lapis emas, logam gelap Tinarunel, dan hitam mutiara - jelas bukan sekadar alat pesta Halloween untuk menari-nari menggerakkan pantat bersama mayat hidup!
Jika berada di lautan, Putri Duyung dengan "fisik pemakan sihir" mungkin masih bisa melawan empat penjaga Ular Berapi Berbulu, satu Lampu Jin Saladin, satu Black bayangan, satu laba-laba Lei, satu Algojo Neraka, dua mumi Firaun, dan seorang ahli Zhuoer dengan ramuan penambah energi. Tapi di darat, sihir elemen air-nya telah sangat melemah oleh lingkungan dan aura negatif panggung logam melayang - bagaimana mungkin ia menghadapi serangan massal sihir sekuat ini!
Bukan Putri Merole tidak kuat, tapi menurut teori saling mengalahkan lingkungan, setiap spesies seharusnya tetap di wilayah kekuasaan mereka sendiri, bukan memaksakan diri untuk mencoba menaklukkan daerah yang bukan miliknya.
“Berhenti! Merole sudah menyerah!” Penyihir perempuan Siren itu berseru pada Lao Liu dengan ketegasan saat melihat situasi memburuk. Ia tak tega menyaksikan seorang putri duyung ber-"fisik pemangsa sihir" mati terkoyak oleh limpahan kekuatan elemen.
Putri Duyung sebenarnya ingin berteriak menolak menyerah, namun ia harus fokus pada nyanyian sihir. Liu Zhenhan melirik licik ke Hongyin, lalu berbisik dengan tiga Archmagister manusia dan Rundstedt.
Setelah segumpal sumsum darah kembali dimasukkan Cui, "Kabut Gelap Misterius" segera bergemuruh suara aneh gemeretak. Dengan mahkota tujuh lapis emas, panggilan kegelapan benar-benar mengerikan.
Semua penyihir yang paham mantra panggilan dimensi lain langsung mengenali sumber suara monster ini.
Hanya Monster Tingkat Super "Ular Rakus" dari dunia chaos yang mengeluarkan suara mirip ballista macet. Mereka terus-menerus memakan ekor dan tubuh sendiri. Entah apakah "Ular Rakus" ini level penjelajah, elite, atau tuan tanah - jika yang terakhir, konsekuensinya fatal! Mantra lubang angin Ular Rakus bisa membentuk Angin Puting Beliung alami di dunia materi utama!
"Tepat ketika semua orang mengira 'Fisik Pemakan Sihir' yang langka akan muncul dan menghilang seperti komet, tiba-tiba muncul penghalang elemen berbentuk bola hitam di sekitar tubuh Putri Meiluole — bahkan ahli Aiqin paling pemula sekalipun menyaksikan langsung bagaimana Putri Kerajaan Laut Xiya melepaskan mantra pertahanan ini melalui hiasan berlian perak berbentuk perisai!"
Serangan sihir kacau-balau menghantam telur raksasa hitam semi-transparan ini bagai hujan deras memukul pisang, es batu menusuk awan. Hantaman demi hantaman hanya menghasilkan dentuman "braak-braak" gemuruh, sama sekali tak mampu menggoyang perisai 360 derajat yang diciptakan bola elemen hitam ini!
"Tidak mungkin... 'Taman Gelap yang Hilang'?" Paus Saint Paul yang pertama melompat berdiri, diikuti gempar dari manusia, elf, dan Bimon yang tersisa.
Fungsi strategis "Berlian Pengisi Laut" dan makna simbolis kekuasaan maritim tentu bukan rahasia bagi para ahli Aiqin. Tapi yang membuat mereka hilang kendali bukanlah sekadar kelangkaan berlian sihir, melainkan nama "Taman Gelap yang Hilang" itu sendiri!
Jika ada mantra pertahanan di dunia yang dikenal yang bisa disejajarkan dengan "Firdaus Suci" Yang Mulia Paus, pastilah hanya "Taman Gelap yang Hilang"! Keduanya memiliki satu fungsi mutlak: menciptakan penghalang ruang absolut dalam durasi tertentu, mengabaikan serangan apapun dari luar!
"Ini adalah keahlian ultimat yang diklaim bahkan dewa tak mampu menghancurkan atau menggoncangkan!"
"Ini adalah metode standar membentuk 'pengamat medan perang'! Meskipun dua pertahanan ultimat ini memiliki masa pendinginan dan tak bisa abadi, namun dalam durasi efektifnya, kemampuan pertahanannya bagaikan benteng yang kokoh! Barrier ultimat merupakan ruang perisai mutlak yang tak tertembus - bahkan Panglima Tertinggi Dunia Arwah dengan sihir serangan terkuat di dunia sekalipun, ketika berada dalam ruang perisai ini selain kebal serangan luar, juga tak bisa melancarkan serangan balik apapun! Masalahnya... sihir pertahanan ultimat 'Taman Gelap yang Hilang' ini justru merupakan keahlian eksklusif Yingelieqibao, Panglima Tertinggi Dunia Arwah yang kemampuannya diakui sebagai nomor satu di seluruh tingkat dimensi!"
Fakta bahwa sihir pertahanan ultimat putra kesayangan Hades justru muncul dalam "aksesori pengisi laut" milik Raja Putri Duyung Xiya ini menyimpan makna tersembunyi yang membuat bulu kuduk merinding! Rupanya Yingelieqibao yang menguasai Sungai Jiwa akhirnya nekat melanggar kutukan Dewa Maut, meninggalkan Dunia Arwah untuk membalas dendam bagi kedua adiknya di Benua Aigean!
Kini selain Bangsa Laut dan Bangsa Iblis, Aliansi Aiqin menghadapi tiga ras lautan dunia iblis yang kekuatannya lebih besar. Kehadiran Panglima Tertinggi Dunia Arwah ini bagai melemparkan anak timbangan raksasa ke dalam neraca Perang Dunia.
"Wahai Benua Aigean yang penuh nestapa..." Tiga ahli sihir manusia itu wajahnya pucat bagai mayat.
Yingelieqibao adalah satu-satunya entitas kuat di berbagai tingkat yang dianggap melampaui Santo Aigean dari Dunia Aiqin. Meskipun "Cermin Penghancur"-nya hancur dalam Pertempuran Dewata Bintang Salib Selatan, meskipun lingkungan Dunia Aiqin membatasi kekuatannya secara signifikan, tapi anak sulung Dewa Maut tetaplah Panglima Sungai Jiwa Dunia Arwah yang memiliki sihir serangan terkuat di dunia "Pemanggilan Pedang Legendaris"!
"Yang ditunggu akhirnya datang juga." Liu Zhenhan menatap sedih ke arah Putri Merole yang berada di "Taman Gelap yang Hilang". Sekarang selama waktu tunggu setengah jam belum habis, tak ada yang bisa mengganggunya.
Obisilachi...
"Perhiasan Berlian Tianhai"-nya telah membuat Lao Liu mengileri selama setengah hari... Merole juga terkejut, ia tak tahu sejak kapan "Perhiasan Berlian Tianhai" milik Paman Yang Mulia Beckenbauer berubah dari perisai gelombang biru menjadi barrier bola hitam pekat!
Bola hitam ini benar-benar tangguh, telah berhasil menahan begitu banyak serangan magis untuknya...
"Kalian baru sadar sekarang? Sudah terlambat!" Hongyin tertawa terbahak-bahak dengan sikap santai, pandangannya pada para ahli Aiqin seolah melihat mayat-mayat berjalan.
"Pertanyaan pertama, berapa ekor makhluk neraka yang dibawa Yingelieqibao?" Lao Liu menghentikan para ahli Aiqin yang sedang emosi, mengacungkan satu jari sambil menatap tajam penyihir perempuan Siren.
"Tidak banyak, Panglima Sungai Jiwa memiliki kepercayaan diri yang cukup pada dirinya sendiri. Jika hal yang tidak bisa dilakukannya, membawa lebih banyak makhluk neraka pun sama saja!" Hong Yin menyeringai sinis sambil mengacungkan jempol ke Lao Liu: "Aku benar-benar harus mengagumi kalian para ahli Aiqin. 'Pertempuran Dewata Bintang Salib Selatan' tidak hanya menyelesaikan masalah dua panglima besar Sungai Darah dan Sungai Tulang, tapi juga berani menggunakan tiga mantra terlarang dan peluru penghancur super untuk menembus 'jurang ruang-waktu' menghantam Dunia Arwah! Konon saat itu mayat bergelimpangan ribuan li di sana, pergeseran lempeng akibat serangan luar membuat ekosistem hancur berantakan, dampaknya akan terasa selama ribuan tahun! Jika aku Yingelieqibao, aku juga akan mengabaikan kutukan Dewa Maut demi membalaskan dendam pada kalian!"
"Pertanyaan kedua, kapan Bangsa Iblis dari dunia iblis bersekongkol dengan tiga bangsa laut?" Liu Zhenhan mengacungkan jari kedua: "Jika tahu jawabannya silakan bicara, jika tidak tahu jangan asal bicara."
"Ras-ras di dunia iblis tentu bersatu padu, tidak seperti kalian di Aiqin yang saling curiga."
"Haha... Tidak seperti Aiqin? Rupanya kau bukan Siren." Lao Liu tertawa: "Sudah kuduga, mana mungkin ada ahli Siren muda yang berani begitu sombong di hadapanku..." Transformasi ultimate yang bahkan tak bisa ditembus oleh Penyihir Besar Suci, pastilah 'Ilmu Transformasi Kaisar' milik Raja Lich.
Penyihir perempuan Siren Hong Yin menampakkan wajah aslinya. Ia adalah seorang penyihir wanita seksi yang layak menyandang mahkota dewi sensual.
"Izinkan saya memperkenalkan diri, saya adalah Ratu Lich generasi baru dari Benua Bollywood, Monroe. Santo Aiqin yang terhormat, ayah saya tewas di tangan Anda, kebencian ini juga tidak akan saya lupakan!"
"Yang Mulia Clark Gable adalah orang baik, seorang bijak yang telah meninggalkan kesenangan rendahan. Kepergiannya merupakan kerugian besar yang tak tergantikan bagi dunia sihir di berbagai tingkat." Liu Zhenhan tersenyum, mengacungkan jari ketiga: "Masalah terakhir, untuk tujuan apa Bangsa Laut dan Bangsa Iblis mengirim empat brengsek kecil seperti kalian ke Hyjal untuk bunuh diri? Maaf, mohon maafkan kata-kata kasar saya, karena hari ini Anda benar-benar tidak akan bisa meninggalkan Hyjal hidup-hidup, kecuali Anda sudah merencanakan cara 'kabur memalukan' melalui penentuan lokasi ruang - tapi saya yakin Raja Lich pasti tidak akan melakukan itu. Jika pengecut dan takut berperang, pantaskah disebut Raja Bangsa Iblis?!"
"Jangan coba-coba menjilat! Orang berpola pikir linear sepertimu yang hanya mengandalkan kekuatan fisik, bisakah memahami arti manuver dan strategi?" Ekspresi Ratu Monroe penuh kesombongan: "Siapa bilang Raja Lich tidak boleh lari? Pertahanan alam Sungai Sanggan kalian Bimon sudah menjadi jalan rata di hadapan 'formasi sihir arkan dehidrasi' yang diciptakan Dafixu bangsa landak laut dari Laut Kabut dunia iblis kami. Sejarah kalian akan menghilang selamanya, tak ada catatan dalam sejarah epos manapun, kalian akan lenyap bersih seolah tak pernah ada di dunia ini!"
“Bisakah Yang Mulia menjawab pertanyaan saya secara langsung, alih-alih mengoceh tak karuan di sini?”
“Cekikikan…” Ratu Lich tersenyum menggoda: “Paduka Liu Zhenhan memang sangat jenaka. Bukankah kedatangan saya bersama tiga jagoan muda Bangsa Iblis dan Bangsa Laut ke Hyjal bertujuan untuk mengulur waktu sekaligus mencari momentum, agar para ahli kami bisa menghadapi musuh dengan tenang? Tujuan ini terlalu sederhana, tentu Yang Mulia bisa menebaknya? Oh… maaf, saya lupa, Yang Mulia berasal dari ras Pigge yang terkenal dungu di Aiqin...”
“Terima kasih atas pujiannya. Tebakan saya memang benar, tapi masih agak bingung. Menurutku, bukankah lebih mudah dan praktis jika kalian mengerahkan semua pasukan elit untuk bertempur habis-habisan melawanku di Hyjal? Berputar-putar begini akhirnya tetap akan berujung pertempuran! Hanya empat brengsek kecil berani datang ke Hyjal mencari momentum? Haha, kau cuma Ratu Lich kerdil! Jangan sok jago, bahkan Dewata Iblis Ner'zhul sekalipun yang berdiri di sini, takkan berani bicara besar seperti ini!”
“Master Richard, ini hanya asumsi subjektifmu. Sudah kukatakan, kau ini Pigge, tak paham arti strategi.”
“Kira-kira diri sendiri Santo Aiqin? Di bawah kebijaksanaan dan siasat Yang Mulia Jiabao, dua elementalmu sudah dilumpuhkan. Sungguh tak mengerti, apa lagi yang bisa dibanggakan dari kejumawaanmu ini!”
"Terus terang kami beri tahu, Aliansi Laut Iblis akan mengalahkan kalian yang disebut ahli-ahli Aigean ini secara jujur di hadapan semua prajurit Aigean!" Ratu Monroe tersenyum manis dengan gigi mutiara berkilau: "Dengan begini, setelah kalian mati, kami pasti bisa mengurangi perlawanan dari sisa-sisa pasukan Aigean."
"Lalu kalian akan berbagi jarahan, atau lanjut bertempur?" Liu Zhenhan tertawa terbahak: "Berarti sekarang kalian sama sekali tidak menganggap ahli-ahli Aigean kami berarti ya? Terima kasih atas perhatiannya. Sebaiknya Ratu pelajari rekam jejak pertempuranku – kapan pernah aku Jancuk andalkan sihir darah dan elemental untuk menaklukkan dunia? Greta Garbo si jalang kecil itu cepat atau lambat akan kuhabisi, percayalah..."
"Omong kosong! Di hadapan tiga kekuatan superior Dunia Iblis, Bangsa Laut, dan Dunia Arwah, benua kecil Aigean kalian apa lagi yang bisa diharapkan?" Ratu Lich yang tersenyum jahat memperlihatkan kedua tangannya yang putih mulus. Di tangan kirinya tergenggam batu permata hitam legam, sementara tangan kanannya mencengkeram lambang Medusa kuno berwarna-warni – benda ini jelas rampasan perang dari era Perang Dewa dan Iblis pertama.
Seorang Raja Lich yang menguasai sihir ruang memang tidak bisa dihentikan jika benar-benar ingin melarikan diri. Para ahli Aiqin sudah lama menyadari hal ini. Jadi ketika Monroe menggunakan "Kristal Hitam Ruang" dari Naga Iblis untuk menciptakan kabut hitam dan melarikan diri melintasi dimensi, tidak ada satu pun yang mencoba menghalangi – toh percuma, untuk apa menyia-nyiakan kekuatan magis?
Namun sebelum pergi, Monroe juga menekan pegas pada lencana Medusa kuno dan melepaskan lingkaran cahaya hibernasi. Ini benar-benar di luar perkiraan semua orang.
Gunung Hyjal saat ini menghimpun seluruh kekuatan elit dari Benua Aigean. Lao Liu yakin, kecuali ada orang yang seperti dirinya – bisa memanggil banyak mantra terlarang secara instan dengan cara mengakhiri nyawa – bahkan jika avatar dewa sekalipun datang, mustahil bisa meraih keuntungan sendirian di sini.
Lingkaran cahaya hibernasi putih segera mereda bagai debu yang mengendap.
Seekor kura-kura paruh elang berwarna tanah dengan tempurung seperti kura-kura muncul di hadapan kerumunan.
Meski Model ini hanya sebesar meja, gelombang elemen yang kuat membuktikan ia memiliki kemampuan sihir yang luar biasa.
Sejak muncul, sinar matahari yang terik langsung membakar tubuh Model paruh elang yang baru bangun dari hibernasi ini hingga mengepulkan asap putih. Rasa sakit membuat kura-kura iblis tingkat super dengan irama elemen dahsyat ini membuka paruh kaitnya lebar-lebar dan mengaum dengan gemuruh yang mengguncang bumi!
Para ahli Aiqin menangis histeris, air mata mengalir deras.
※※※
Di dunia yang dikenal, ada banyak monster ajaib yang tak bisa diganggu.
Semua monster ini tanpa terkecuali merupakan monster jinak tanpa sihir membunuh, namun kemampuan unik mereka begitu kuat hingga membuat para dewa pun harus menghindar.
Jenis khusus monster ajaib ini memiliki dua perwakilan terkemuka di Benua Aigean.
Perwakilan pertama tentu adalah "Mikro Landak".
Lagu sihir "Lagu Babi" dari Mikro Landak mengabaikan pertahanan magis, membuat semua makhluk yang mendengarnya tertidur lelap. Jika menyukaimu, ia akan menusuk wajahmu dengan duri hingga berbintik saat kau tertidur. Jika tak menyukaimu, ia akan mengotori kepalamu dengan tai lalu menusuk bokongmu hingga seperti sarang lebah.
Alasan Leksa selalu mengenakan topeng di era Perang Dewa dan Iblis pertama adalah berkat "hadiah" dari Mikro Landak Lide.
Perwakilan kedua tentu adalah "Kupu-kupu Magis Gabriel" milik peliharaan magis Mo'er.
Sihir "Tarian Kekacauan Surgawi" Kupu-kupu Magis Gabriel yang dikombinasikan dengan serbuk sari di tubuhnya, memiliki sifat gabungan fisik dan magis karena bercampur aroma sayap yang menyebar di udara. Sihir halusinasi ini tak bisa dihindari siapapun, termasuk Naga Peri yang kebal elemen.
"Tarian Kekacauan Surgawi" begitu digunakan, akan membuat semua orang sial yang terkena dan Kupu-kupu Magis Gabriel menari seperti gila. Tak akan berhenti sampai seratus pose tari berbeda selesai. Jika sang kupu-kupu menyukaimu, kamu akan bersin-bersin selama sebulan penuh setelah menari; jika ia membencimu, kepala akan terus bergoyang sebulan usai menari.
Dunia iblis pun punya monster ajaib semacam ini. Dua transformasi kutub utara-selatan Kaka telah membuktikan kebenaran kabar burung.
"Gas Transformasi Besar" milik ahli bedah plastik Penguin Kaisar Merlora mengabaikan pertahanan magis. Korban yang beruntung akan berubah tampan dalam sensasi melayang tak tertandingi; sementara yang dibencinya akan menjadi buruk rupa lewat proses penyiksaan penyucian sumsum dan pencabutan bulu! "Lingkaran Cahaya Halusinasi Tersesat" milik ahli gu burung bangau tersesat juga mengabaikan karakteristik. Korban yang tidak disukainya akan berputar-putar di tempat selama tiga hari tiga malam. Jika si beruntung disukainya, cukup berputar seratus putaran di tempat untuk mendapat persahabatannya.
Sayangnya, Dunia Arwah juga memiliki monster ajaib jenis ini, dan "Model Ruyun" justru menjadi salah satu perwakilan tipikalnya. Legenda mengatakan bahwa kura-kura mistis Dunia Arwah ini diciptakan oleh Dewi Laut Haiyun sebagai candaan untuk Dewa Maut Odisius. Gelombang suara gemuruhnya juga mengabaikan mekanisme pertahanan magis. Begitu terkena, orang beruntung yang dipilihnya akan tertawa terbahak-bahak selama tiga hari lalu memiliki rambut emas, sedangkan orang sial yang dibencinya akan menangis selama tiga hari hingga berubah menjadi gadis berbulu putih.
Sebelum melakukan pelarian dimensi, Ratu Monroe melepaskan monster dari lencana Medusa - jelas merupakan monster penghibur Dunia Arwah "Model Ruyun". Jelas terlihat, karena hukuman sinar matahari, model Dunia Arwah ini membenci semua ahli Aiqin yang hadir di tempat.
Meskipun "Teriakan Tangis dan Tawa"-nya tidak seberbahaya "Lagu Babi" dari Mikro Landak yang bisa membuat ahli Aiqin tertidur panjang (sehingga benar-benar menjadi domba potong), maupun "Tarian Kekacauan Surgawi" Kupu-kupu Magis Gabriel yang melumpuhkan kekuatan magis ahli Aiqin. Masalahnya, sihir membutuhkan nyanyian sihir untuk mengaktifkannya - semakin tinggi tingkat sihirnya, semakin panjang mantranya. Bagaimana mungkin hantu sengsara yang terus-menerus melolong ini bisa mengucapkan mantra? Pertarungan tangan kosong membutuhkan kewaspadaan penuh. Bagaimana ahli bela diri dengan penglihatan kabur karena air mata bisa bertarung hidup-mati meski punya kemampuan tinggi?
Apakah bangsa iblis, laut, dan neraka yang merancang tipu muslihat ini akan bersikap gentleman dengan mengangkat bendera gencatan senjata selama tiga hari, menunggu ahli Aiqin pulih sepenuhnya dari "Teriakan Tangis dan Tawa" sebelum bertempur?
Tentu tidak mungkin!
Artinya, baik tetap di Hyjal maupun pergi ke Feilengcui, Lembah Lupa, atau Kota Caiyu - semuanya sangat berbahaya bagi ahli Aiqin saat ini.
Tampaknya satu-satunya cara menghindari bahaya adalah melalui formasi teleportasi sihir ke tempat yang tidak bisa ditemukan bangsa iblis dan laut selama tiga hari ini.
Namun, jika Benua Aigean tidak memiliki kekuatan tinggi yang berkedudukan dalam tiga hari, seberapa burukkah moral pasukan, strategi, dan memburuknya situasi akan merosot ke titik yang tak dapat dipulihkan?
Putri Meiluole dengan dingin menyaksikan senja Hyjal yang dihujani air mata di dalam "Taman Gelap yang Hilang".
Bab 689 Hitung Mundur Pertempuran Penentuan (13)
Pada siang hari tanggal 11 November tahun 141 Kalender Aegean, tanpa angin, langit dipenuhi awan kemerahan.
Cuaca damai ini tidak membawa sedikit pun kedamaian bagi Benua Aigean.
Ritual Jieqiu Hyjal yang diadakan pada hari yang sama, yang seharusnya menjadi upacara penobatan langit dan bumi, doa untuk cuaca baik, penghentian perang, serta pengukuhan hak ilahi Shaman Divine Comedy Bimon, justru menjadi bahan peledak bagi dua pasukan besar untuk memulai pertempuran terakhir.
Setelah Ratu Monroe melarikan diri dari Hyjal, bangsa iblis dan laut hanya tinggal menunggu waktu untuk meniupkan terompet serangan total ke Aliansi Aiqin.
Situasi di Dataran Carimodo sebagai medan perang pertama sebenarnya sudah sangat jelas.
Selain pasukan utama yang ditempatkan di Rawa Alpen untuk berhadapan dengan pasukan manusia di garis depan, Bangsa Laut juga memiliki dua pasukan gabungan dengan jumlah mencapai satu juta di utara dan selatan Aiqin. Kedua pasukan cadangan ini sedang bergerak dengan postur gerakan memutar dan mengepung menuju sisi belakang dunia manusia.
Namun karena garis depan yang terbentang terlalu panjang, masih diragukan apakah kedua pasukan cadangan ini dapat mencapai target strategis yang telah ditetapkan. Justru karena alasan ini, beban untuk memecahkan kebuntuan tetap berada di pundak pasukan utama Bangsa Laut. Jika pasukan utama berhasil menembus front utama di Rawa Alpen dan merebut tambang garam barat yang vital, bahkan tanpa tiga serangan simultan, penguasa lautan biru dapat menghancurkan manusia selamanya dengan mengacaukan keseimbangan strategis mereka.
Tapi manusia tetaplah manusia. Meski jumlah pasukan agresi Bangsa Laut jauh lebih unggul, secara strategis mereka bukan tidak memiliki kemampuan membalas.
Sejak berakhirnya "Pertempuran Pedang Tajam", Legiun Unta Terbang Rundstedt dan ratusan pasukan pemberontak manusia telah membuat Aiqin Timur bergejolak. Pasukan Bangsa Laut yang kekurangan personel terpaksa meninggalkan hampir semua kota, memusatkan pasukan penjagaan dalam radius tertentu membentuk formasi pertahanan pasif seperti kepalan tinju.
Kejutan di garis belakang yang bagaikan seekor ayam jantan berkokok membawa terang ke seluruh dunia ini tidak hanya menyebabkan kerugian militer bagi Bangsa Laut, tapi juga memicu efek domino. Situasi yang memburuk dan tak terkendali pertama-tama menggagalkan keputusan penting Bangsa Laut untuk merampas garam dari rakyat di timur. Selanjutnya membawa ancaman serius pada jalur logistik mereka.
Jumlah pasukan Bangsa Laut yang luar biasa besar berarti perbekalan yang harus dikonsumsi setiap hari juga mencapai angka astronomis.
Departemen logistik Bangsa Laut sebenarnya bisa menjamin keamanan transportasi melalui jalur air emas, tapi setelah persediaan militer ini masuk ke Benua Aigean, mereka harus diserahkan ke tangan pasukan baru bisa dianggap sukses total!
Masalahnya terletak pada jalur penyerahan. Rawa Alpen tempat pasukan utama Bangsa Laut berada saat ini sama sekali tidak memiliki sungai besar yang melintas, sehingga departemen logistik Bangsa Laut harus melalui transportasi darat tak terhindarkan sepanjang ribuan li untuk memastikan pasokan harian pasukan – sebelumnya ketika situasi Aiqin Timur masih stabil, masalah jalur transportasi ini tidak terlihat. Tapi sejak situasi Aiqen Timur benar-benar lepas kendali, sekeras apa pun upaya legiun utama Bangsa Laut, mereka tetap tidak bisa mencegah pasukan pemberontak lokal yang jumlahnya seperti jamur di musim hujan terus-menerus menyergap konvoi logistik. Sementara dua pasukan cadangan Bangsa Laut yang menuju utara dan selatan, karena tidak bisa melindungi jalur perbekalan yang sangat panjang, benar-benar terjerembap dalam kubangan perang yang terisolasi dan hampir lumpuh.
Jika pasukan manusia bisa mempertahankan kondisi saat ini, terus melakukan perang attrition dengan pasukan utama Bangsa Laut di Rawa Alpen sambil mengandalkan taktik gangguan dan perang gerilya pasukan pemberontak timur untuk menghalangi jalur logistik lawan, maka Bangsa Laut yang sudah hampir gila karena kekurangan garam ini pasti akan mengalami breakdown semangat pasukan – perbedaannya hanya terletak pada cepat atau lambatnya waktu breakdown tersebut.
Karena itu, pasukan Bangsa Laut harus mengambil inisiatif menyerang pasukan manusia yang bertahan di pertahanan Lembah Lupa!
Mereka harus segera membuka jalur transportasi garis depan timur-barat!
Semakin lama waktu tertunda, semakin buruk bagi Bangsa laut.
Kekuatan pasukan Bangsa laut dan manusia di Rawa Alpen adalah 8 juta VS 2,5 juta, dengan Bangsa laut mendominasi secara mutlak. Dari rasio angka ini terlihat jelas bahwa di pertahanan Lembah Lupa dengan lebar front hanya sekitar ratus li, ketika dua pasukan besar mengerahkan lebih dari 10 juta prajurit profesional untuk bertempur, ini pasti akan menjadi pertempuran berdarah legendaris yang akan tercatat dalam sejarah!
Situasi di Dataran Liar Donau sebagai medan perang kedua, bahkan lebih jelas terlihat dibanding situasi di Dataran Carimodo.
400.000 pasukan Legiun Pertama Bangsa Iblis masih bermarkas di bawah kastil Yifu tanpa bergerak, menunggu Bangsa laut dan manusia saling menghancurkan hingga tetes darah terakhir.
600.000 prajurit Legiun Kedua Bangsa Iblis telah mulai bergerak ke Kota Caiyu dan Feilengcui - dua kota Bemon di selatan Sungai Sanggan, bahkan sebelum Ratu Lich Monroe melarikan diri dari Hyjal. Pedang pembantaian sudah mengintai di depan mata bangsa Bemon.
4 juta pasukan utama Legiun Ketiga Bangsa Iblis justru paling lincah. Dengan memanfaatkan "formasi sihir arkan" dari bangsa landak laut, mereka menyeberangi Sungai Sanggan lalu membagi pasukan menjadi dua kelompok, langsung mengarah ke Shabak dan Weisisipang. Namun karena wilayah Padang Liar Kuno yang luas, saat ini tugas utama kedua pasukan ini masih terbatas pada pergerakan pasukan.
Berbeda dengan manusia yang baru akan bangkrut total dan kehilangan peluang bangkit kembali jika pertahanan Lembah Lupa jatuh, Kerajaan Bimeng yang telah kehilangan pertahanan alami Sungai Sanggan oleh pasukan utama bangsa iblis, bahkan jika Feilengcui dan Kota Caiyu masih berdiri kokoh di padang gurun selatan Danube di bawah injakan 600.000 pasukan bangsa iblis, kehancuran negara dan pemusnahan ras seolah telah menjadi tak terelakkan, bagai paku yang tertancap kuat.
※※※
Di pinggiran Feilengcui yang diterpa angin barat dan cahaya senja, ekor phoenix melambai-lambai, ilalang liar membentang sejauh mata memandang.
Garis cakrawala telah tertutup oleh pasukan hitam pekat, suara seruling tulang yang nyaring menusuk langit, bergema jauh di padang liar kuno yang sunyi; sementara Bukit Merah yang tersembunyi dalam kegelapan pekat, bagai binatang purba raksasa yang telah mati, sama sekali tak mengeluarkan suara.
"Lihatlah, ini adalah perlawanan terakhir!" Raja Langit Bersayap Enam Artest menggemeretakkan ruas jarinya dengan suara "krak-krak", melontarkan ejekan kejam ke arah Bukit Merah yang diselubungi "Tirai Proyeksi Jurang".
Sang Raja Langit di singgasana memang punya alasan penuh untuk bersikap sesombong ini!
“Sekarang pasukan elit Aiqin praktis sudah lumpuh total. Entah para ahli Aiqin bersembunyi menghindari angin atau nekat menghadapi pertempuran, itu sudah tidak mempengaruhi kepentingan umum. Imam Bemon mungkin masih bisa memerintahkan peliharaan magis mereka untuk bertarung, tetapi tanpa perlindungan penyihir, bagaimana mungkin mereka hanya mengandalkan kekuatan sendiri untuk menahan serangan gencar pasukan besar Bangsa Iblis!”
“300.000 pasukan Bangsa Iblis telah membentuk formasi kokoh lima li dari Bukit Merah. Artest sebagai panglima tertinggi yang memimpin penyerangan ke Feilengcui hari ini, memiliki tiga Ksatria Iblis bersayap empat, lima puluh Ksatria bersayap putih, dan 7.500 ahli sihir arkan di bawah komandonya. Dengan ditambahkannya Monroe yang berkedudukan di markas besar, ini praktis merupakan formasi sihir arkan tertinggi yang bisa dikerahkan dari tiga benua dunia iblis!”
“Dua pasang naga arkan teratas yang tersisa dari 'Kota Naga Fajar' - Kaisar Naga Iblis Chaplin dan istrinya, serta Pangeran Naga Iblis Richard Kyle dan istrinya - juga ikut dalam pasukan ini menuju Feilengcui. Mereka menyimpan kebencian yang menusuk tulang terhadap Santo Aiqin Richard, ingin memuaskan dahaga dengan darah balas dendam untuk meredakan kemarahan tak berujung dalam hati.”
“Yang paling membahagiakan Raja Langit di singgasana adalah, pasukan yang dipimpinnya hari ini tidak hanya unggul dalam formasi elit, tapi juga formasi regulernya sama-sama tak tertandingi sepanjang masa!”
Selain sekitar 100.000 pasukan elit Bangsa Iblis, dia memiliki 200.000 prajurit mesin kebencian kristal yang terkenal dengan kemampuan bertarung tangan kosong di dunia iblis untuk dikerahkan! Ditambah sekitar 500 "Goliath Batubara" dan empat "Goliath Intan" yang perkasa ikut serta dalam pasukan - ini benar-benar rezeki nomplok dari langit!
"Prajurit sinyal! Tanyakan pada Kepala Staf, mengapa pasukan dari Kota Caiyu dan Bangsa Laut belum juga mengirim kabar sampai sekarang?" Raja Langit Bersayap Enam yang sedang penuh ambisi menunggu lama namun tak ada perkembangan, hatinya mulai dilanda amarah.
Dia tidak memahami mengapa kedua Yang Mulia Raja Lich menetapkan batas waktu serangan bersama dengan pasukan Bangsa Laut. Meski pertempuran hari ini terlihat sudah pasti dimenangkan, dari perspektif seorang panglima perang, medan perang adalah panggung utama yang berubah sekejap mata. Banyak momentum kemenangan sering berlalu dalam sekejap. Kebijakan militer kaku yang dibuat struktur kepemimpinan ini sama sekali tidak menguntungkan bagi komandan - pasukan Bangsa Iblis yang menyerang Feilengcui sudah siap siaga dan bisa melancarkan penyerbuan kapan saja. Sementara pasukan Bangsa Iblis yang menyerang Kota Caiyu dan pasukan Bangsa Laut di Lembah Lupa masih berlambat-lambat, entah sedang sibuk apa!
Kepala Staf Valdenar yang mendapat pertanyaan dari prajurit sinyal mengepakkan sayap daging hitamnya, terbang tergesa-gesa dari barisan belakang ke depan, melayang di udara sambil memberi hormat militer kepada Raja Langit Bersayap Enam dan para ksatria bersayap putih: "Yang Mulia, sekutu Bangsa Laut dan pasukan sekutu yang menyerang Kota Caiyu... sampai saat ini belum menyelesaikan penyebaran... Yang Mulia berpesan agar kita menunggu kabar dari pihak Bangsa Laut terlebih dahulu sebelum melancarkan serangan serempak. Menurut Yang Mulia, ini merupakan bentuk kehalusan diplomasi mengingat kedua pihak masih menjaga hubungan sekutu secara..."
"Tunggu lagi? Sampai kapan harus menunggu?" Raja Langit Bersayap Enam sangat marah: "Sudah berapa lama aku menunggu? Hampir setengah jam bukan? Memang pasukan Bangsa Laut jumlahnya besar, perlu waktu persiapan. Tapi kenapa penyebaran pasukan di Kota Caiyu juga bertele-tele? Pangeran itu jago membual, tapi saat pertempuran berdarah benar begini sikapnya!"
"Yang Mulia... memimpin pasukan secara langsung adalah aturan leluhur..." Kepala Staf Valdenar mengusap keringat di dahinya. Ia tahu hubungan ambigu antara Raja Langit di singgasana dengan Yang Mulia Monroe, juga ketidaksukaan mendalam sang Raja Langit terhadap Pangeran Yuwi yang telah mendapatkan "Perjanjian Cinta" dari Yang Mulia. Tapi siapa yang bisa menyangkal bahwa dunia iblis saat ini sangat kekurangan raja tingkat dua dan tiga?
"Meskipun Pangeran di dunia iblis bisa ditemukan banyak sekali, hampir semua adalah tipe yang hidup mewah. Biasanya bahkan naik kuda mimpi buruk saja kikuk, apalagi memimpin pasukan? Kemampuan tempur Pangeran Yu Wu luar biasa, dengan pasukan militer yang tak boleh diremehkan. Jabatan sebagai komandan tertinggi penyerangan Kota Caiyu jatuh ke tangannya, sama sekali tidak perlu diragukan."
"Tentu saja, Kepala Staf hanya bisa menyimpan pikiran ini dalam hati. Berhadapan langsung dengan Raja Langit Bersayap Enam yang baru setengah matang, meminjam satu buah empedu naga iblis pun pasti ditolak."
"Tidak boleh! Aku tak bisa menunggu lebih lama!" Artest menggelengkan kepala: "Aku berharap tulus kejayaan dan kehormatan menembakkan peluru pertama Perang Dewa dan Iblis kedua ini, selamanya menjadi milik 'Legiun Sementara Pembasmi Dewata' kita!"
"Yang Mulia, perintahkanlah! Serang bersamaan atau tidak, hasil akhirnya tetap sama. Untuk apa memaksakan prosedur muluk-muluk!" Ksatria-ksatria bersayap putih yang haus perang serentak berteriak Braak-braak, mendesak Raja Langit segera memutuskan, jangan sampai kehormatan ini direbut pihak lain.
Kepala Staf Valdenar melirik para Ksatria Mata Perak dengan ragu, tak berani memberikan nasihat. Sekarang bukan lagi era di mana tiga Raja Lich masih dalam puncak kejayaan. Yang Mulia Jiabao masih bisa mempertahankan kewibawaan, sementara Yang Mulia Monroe yang baru naik takhta jelas takkan bisa memenangkan loyalitas prajurit-prajurit kelompok muda radikal ini.
Tapi Raja Langit Bersayap Enam tetaplah Raja Langit Bersayap Enam. Ideologi kesetiaan yang mengalir dalam darahnya hanya memberinya keberanian untuk melontarkan keluhan lisan. Setelah merenung sejenak, akhirnya dia tetap tidak menantang otoritas dua Raja Lich secara terbuka.
"Sampaikan perintahku! Beri tahu Kaisar Naga Iblis Chaplin dan permaisurinya untuk segera memulai nyanyian mantra terlarang!"
"Aku akan memaksa semua ahli tangisan Feilengcui keluar dari persembunyian!"
Perintah Artest ini layak disebut strategi satu batu membunuh dua burung. Pasukan bangsa iblis kini hanya berjarak lima li dari Feilengcui, sudah dalam jangkauan mantra terlarang. Begitu nyanyian sihir dimulai, perubahan elemen di ruang dimensi pasti akan menarik perhatian musuh. Saat itu, para ahli Feilengcui hanya punya dua pilihan - keluar bertempur untuk membunuh naga arkan teratas yang memanggil mantra, atau tetap bertahan dengan mengabaikan ancaman.
Kedua pilihan ini sama-sama baik bagi Artest. Jika para ahli Feilengcui nekat keluar sambil Menangis histeris, maka dia bisa dengan tenang memimpin para ahli bangsa iblis untuk menyambut mereka - jika lawan yang lebih dulu melancarkan serangan, maka Artest tidak bisa disalahkan telah melanggar perintah. Jika lawan tahu bahwa keluar berarti bunuh diri dan bersikeras bertahan, Raja Langit Bersayap Enam juga bisa mengukur batas keberanian mereka, yang akan sangat membantu dalam penyerbuan kota berikutnya.
Ingin menghancurkan Feilengcui dengan mantra terlarang mungkin kurang realistis. Waktu nyanyian sihir untuk semua jenis mantra terlarang hampir sama lamanya dengan menghafal kamus. Raja Langit Bersayap Enam tidak ingin pasukannya menjadi juara ketiga yang terakhir merebut lawan dalam tiga pertempuran yang berlangsung bersamaan.
Mendengar perintah Raja Langit Bersayap Enam, Kaisar Naga Iblis Chaplin Yang Mulia dan Permaisuri Naga Iblis Una Onijin hampir tidak percaya dengan telinga mereka sendiri. Setelah konfirmasi langsung bahwa perintah itu benar, sepasang naga arkan teratas ini langsung menggelengkan kepala seperti mainan drum berputar: "Takhta Ataisite... Mantra terlarang, mantra terlarang itu pedang bermata dua!"
Kekhawatiran Kaisar Naga Iblis bukanlah pengecut atau sekadar merepotkan. Dalam proses memanggil mantra terlarang, bahkan Naga Arkan Pasang Darah tingkat tujuh pun tak lebih kuat dari keju rapuh. Jika terjadi cedera sekecil apa pun - bahkan perubahan nada dalam mantra - akan memicu pembalikan elemen yang mengerikan. Tak ada yang bisa selamat dari pembalikan elemen mantra terlarang, termasuk Santo Aiqin sekalipun!
"Tenanglah, Yang Mulia Chaplin. Saat ini para ahli Feilengcui mungkin sedang menangis histeris atau tertawa terbahak-bahak. Mana mungkin mereka mengancam Baginda?" Raja Langit Bersayap Enam berbisik lembut: "Baginda telah lihat berapa banyak ahli bangsa iblis berkumpul di sini. Jika dalam kondisi aman seperti ini Baginda masih ragu melepaskan mantra terlarang, kapan lagi kesempatannya? Tidakkah Baginda ingin membalaskan kematian putra dengan tangan sendiri?"
"Tapi..." Permaisuri Naga Iblis, Putri Una Onygin, yang khawatir pada sang Jun, baru hendak mengingatkan "Lebih baik mencegah daripada menyesal", namun disela kasar oleh Raja Langit Bersayap Enam.
"Dua Raja Naga Iblis yang mulia!" Raja Langit Bersayap Enam bermuka masam: "Tak perlu berlama-lama! Tidakkah kalian pikirkan, ada Santo Aigean yang seumur hidup tak pernah mendapat kesempatan memanggil mantra terlarang? Aku telah sediakan platform aman ini. Jika masih menolak, itu sungguh berlebihan!"
“Yang Mulia dan Yang Mulia Monroe juga bisa melepaskan mantra terlarang... Mengapa kalian tidak melakukannya sendiri... Harus...” Permaisuri Naga Iblis berbisik pelan.
"Apa?" Seperti kucing hutan yang ekornya tersiram air mendidih, para ksatria bersayap putih yang awalnya terlihat mengejek pun berubah wajah. Semua tangan mereka meraih gagang pedang, memancarkan kilau ganas dari sorot mata.
Raja Lich umumnya tidak akan pernah ikut campur dalam pertempuran langsung. Berkedudukan di kemah besar bagian tengah medan perang saja sudah dianggap sebagai "iring-iringan kerajaan" dengan tingkat tertinggi yang tak tertandingi!
Bukan hanya negara adidaya seperti Bangsa Iblis, bahkan kerajaan kecil seperti Bimon pun menerapkan prinsip serupa. Kecuali dalam situasi kehancuran negara dan pemusnahan ras, siapa berani mengirim raja ke medan perang? Jika seorang raja benar-benar sampai di posisi itu, lebih baik dia membeli keju dan menabrakkan diri sampai mati.
"Yang Mulia, selama sistem keamanan Anda diatur dengan tepat, tentu tidak bisa ditawar bahwa sayalah yang akan melepaskan mantra terlarang." Kaisar Naga Iblis melihat situasi memburuk, segera menarik istrinya ke belakang sambil tersenyum penuh basa-basi.
Sebenarnya Yang Mulia Chaplin sedang sangat marah dalam hati. Ia juga merasa hidupnya penuh kehinaan. Tapi siapa yang menyangka ras Naga Iblis sekarang hanya tersisa para tua, lemah, sakit, dan cacat? Tanpa bantuan Bangsa Iblis, mana mungkin Naga Iblis bisa datang ke Aiqin untuk berburu Naga.
“Setelah suku pemburu naga kami memangsa banyak Naga Aigean di masa depan dan kekuatan kami meningkat pesat, kami pasti akan memberi pelajaran pada kalian!” Yang Mulia Chaplin bersumpah dalam hati diam-diam.
“Tidak boleh! Keamanan kami tak bisa diserahkan pada Bangsa Iblis. Yang Mulia, tarik kembali 30 ekor naga kelas bawah yang ditempatkan di Kota Caiyu!” Permaisuri Naga Iblis Una Ony Jin bersikukuh: “Yang Mulia, jika Anda memanggil mantra terlarang sementara hanya saya dan pasangan Richard-Kir yang menjaga, kekuatan kita terlalu lemah!”
“Jangan harap!” Seorang Ksatria Iblis bersayap empat berbadan kekar meredam khayalan sang permaisuri dengan dingin: “Kota Caiyu adalah target strategis utama Yang Mulia Monroe. Kami harus menangkap kepala suku Smyer Murinio hidup-hidup di sana untuk menjamin keamanan udara Angkatan Udara Bangsa Iblis, membuat langit menjadi koridor kami! Jika kalian menarik 30 naga, bagaimana dengan pasukan kami?”
“Putri Ony Jin, jangan sampai Anda mengigau bahwa di Kota Caiyu masih ada panglima besar pertama Dunia Arwah, ahli sihir arkan tiga ras lautan dunia iblis, dan Pangeran Yu Wu. Menarik sebagian naga ke Feilengcui sama sekali tak masalah.” Artest menyilangkan tangan dengan senyum: “Kalau begitu saya pasti akan marah!”
"Una Onikin, jangan bicara lagi! Yingelieqibao juga pengecut! Ia hanya ingin menculik dua putra gemuk Richard untuk menukar adiknya Naiwen'eryinke. Meski memiliki kekuatan serangan sihir arkan terkuat di dunia, tetap tidak berani menghadapi Santo Aiqin dalam situasi menguntungkan. Aku saja merasa malu untuknya." Kaisar Naga Iblis terus-menerus menertawakan Yingelieqibao untuk menghindari rasa malunya sendiri: "Hari ini benar-benar kesempatan langka untuk melepaskan mantra terlarang. Sebelumnya aku telah meminum setetes Air Mata Raja Buaya Purba. Aku pasti bisa menghancurkan Feilengcui dan membalaskan dendam Aranduron!"
"Lihatlah!" Tertawa terbahak-bahak penuh kenikmatan Raja Langit Bersayap Enam berpadu dengan wajah penuh aib Kaisar Naga Iblis dan permaisurinya: "Ini baru disebut kesadaran!"
Mantra Bahasa Naga kuno dan misterius meluncur dari mulut Kaisar Naga Iblis. Angin kencang mulai berhembus, membawa terbang dedaunan hitam pekat dari lautan bambu di pinggiran Feilengcui.
Awan hitam raksasa secara diam-diam berkumpul di langit, membentuk pusaran awan berbentuk mata yang turun mengangkangi Feilengcui yang diselubungi "Tirai Proyeksi Jurang". Bahkan Pegunungan Salju Himalaya Taymur di timur bergema jauh, merespon mantra sakti Yang Mulia Chaplin yang sedang berkonsentrasi penuh.
"Kaisar Naga Iblis memang pantas menyandang gelar itu, tua namun licik, benar-benar punya trik. Mantranya dinyanyikan hampir tanpa jeda napas, seperti ballista yang terus menerus melepaskan anak panah, menyembur keluar dari mulutnya dengan cepat dan lancar."
Raja Langit Bersayap Enam Artest mendengarkan dengan telinga, terkejut dalam hati. Ini benar-benar pertama kalinya dia melihat kecepatan pengucapan mantra yang sedemikian tinggi.
Pangeran Naga Iblis Richard Kiel dan istrinya Permaisuri Naga Iblis Una Onigin berdiri terpisah di sekitar Yang Mulia Chaplin. Meski dikelilingi banyak ahli sihir arkan, penembak liang tanah, dan ksatria bersayap putih yang kuat, ekspresi keluarga kerajaan naga iblis ini tetap menunjukkan ketegangan yang sulit diungkapkan.
"Si tua licik ini benar-benar cerdik." Ksatria Iblis bersayap empat yang bertubuh sangat kekar berbisik pada ksatria bersayap putih lainnya: "Singgasana menyuruhnya melepaskan mantra terlarang, dia malah memilih mantra terlarang dengan kekuatan terkecil dan waktu pengucapan terpendek. Padahal tadi dia terlihat begitu heroik dengan semangat kebenaran."
"'Lubang Ruang Elnas' meski hanya mantra terlarang kecil, setidaknya bisa menyedot dua taman udara dan prajurit Bimon yang terpapar." Ksatria bersayap empat lainnya mengernyitkan alisnya: "Tapi... mantra terlarang si tua ini sepertinya tidak bisa kita andalkan."
“Valdenar, desak lagi Bangsa laut dan Kota Caiyu, kok geraknya lambat sekali!” Takhta Ataisite menyentil Kepala Staf yang melayani di sampingnya dengan sepatu bot. Sejak Kaisar Naga Iblis mulai mengucapkan mantra, matanya terus memandang jauh ke arah Feilengcui yang terbungkus kegelapan. Aliran Elemen di alam liar sudah bereaksi begitu hebat, namun Feilengcui tetap tak menunjukkan aktivitas.
“Katanya Bimon paling punya nyali, apalagi Shaman Divine Comedy. Kok sampai mantra terlarang sudah muncul, Mereka masih bisa ''?”
“Takhta yang bijak, apakah ini mengecewakanmu? Mungkin ini karena Bimon sudah kehilangan semangat.” Kepala Staf suku Horor sambil mengeluarkan tulangkomunikasi berkomentar: “Aku juga pernah, karena sifat curiga sebagai staf militer, sengaja bertanya pada Putri Yingelieqibao. Kutanya sang Panglima Sungai Jiwa Dunia Arwah, mungkinkah 'Model Ruyun' yang muncul di Gunung Hyjal tidak menggunakan 'Raungan Tangis-Tawa'? Tahu tidak bagaimana jawaban Panglima Sungai Jiwa itu padaku?”
“Bagaimana jawabannya?” Ksatria bersayap putih langsung bersemangat.
“Sekali kami makhluk neraka datang ke dunia materi utama, terkena sinar matahari, kami akan mengamuk seperti Anda yang dilemparkan ke gunung berapi magma.” Kepala Staf menjentikkan jari anggrek, berusaha keras meniru sikap lembut Yingelieqibao dan nada suara melengking kewanitaannya, membuat sekelompok Ksatria Bersayap Putih tertawa terbahak-bahak——dengan kualifikasi mereka, mungkin tidak pantas mengikat tali sepatu panglima besar pertama Dunia Arwah, jadi bisa melampiaskan "kompleks benci orang kaya" seperti ini tentu merupakan kesempatan langka yang menyenangkan.
“Si pembawa malu, cepat kerjakan tugasmu!” Raja Langit Bersayap Enam mengutuk sambil menendang Kepala Staf ini dengan candaan.
“Yang Mulia, mengapa Yang Mulia Jiabao mengerahkan sekutu ras neraka dan naga iblis biasa untuk menyerang Kota Caiyu? Sejujurnya, kekuatan Pangeran Yuwi juga tidak buruk, ditambah 300.000 pasukan kami, seharusnya lebih dari cukup menghadapi wilayah Bimon!” Seorang Ksatria Bersayap Empat berjanggut mengusap kumisnya dan bertanya: “Bahkan seperti yang dikatakan Yang Mulia Monroe, Imam Phoenix Api Mulihaneo sudah mundur lebih awal dari Hyjal dan tidak sempat dinodai oleh 'Model Ruyun', kami tetap tidak perlu memakai kekuatan sebesar ini! Apakah Yang Mulia terlalu mengagungkan Pendeta Phoenix Api ini?”
"Menangkap hidup-hidup seorang ahli dan membunuh seorang ahli adalah dua hal yang berbeda, Elwin." Seorang Ksatria Iblis bersayap empat bermata perak menggelengkan kepala: "Pasukan udara kita memang harus menyelesaikan Smail terlebih dahulu! Bayangkan, selama ada satu Smail bersembunyi di sudut gelap seperti hutan atau saluran air, seluruh pasukan udara kita yang terbang di langit bisa dibunuh sekaligus olehnya. Ini hal yang sangat menakutkan? Karakter Bimon memang keras, tapi sangat patuh pada bangsawan. Jadi kita harus menangkap hidup-hidup Imam Phoenix Api!"
"Tidak sepenuhnya benar. Kue dalam oven tentu harus dipilih yang lembut terlebih dahulu." Ksatria Iblis bersayap empat yang paling perkasa tak tahan menunjukkan sedikit pengetahuan militernya: "Yang Mulia Jiabao jelas ingin menggunakan keunggulan jumlah pasukan untuk menghancurkan titik terlemah Bimon dengan cepat, lalu mengerahkan semua pasukan untuk menghancurkan kenari keras yang tersisa - Feilengcui. Ini sangat sesuai dengan taktik klasik... Ha... Siapa bilang Yang Mulia Jiabao tidak paham militer?"
"Jamala, jangan bicara yang tidak pantas dengan statusmu." Singgasana Bersayap Enam memasang wajah masam: "Apakah pantas kita menilai Yang Mulia?"
"Sebenarnya..." Takhta Ataisite tiba-tiba tersenyum geli: "Strategi kedua Yang Mulia memang dibuat dalam situasi menguntungkan, tidak ada yang istimewa. Pokoknya bagaimana pun kita bertempur, pasti menang..."
"Singgasana!" Kepala Staf Valdenar yang sedang menghubungi Kota Caiyu dan Bangsa Laut tiba-tiba berteriak: "Sial! Pertempuran sudah pecah di sisi Kota Caiyu!"
"Apa?!" Semua ksatria bersayap putih melompat berdiri.
"Bangsa Laut belum melancarkan serangan..." Sang Kepala Staf menelan ludah dengan susah payah, mengetahui perkataan ini pasti akan memicu berbagai reaksi.
"Pangeran tampan yang licik ini, berani-beraninya melanggar perintah Raja Langit!" Raja Langit Bersayap Enam menepuk dada penuh penyesalan. Tak disangka kehormatan menembakkan peluru pertama Perang Dewa dan Iblis kedua direbut oleh Pangeran Yuwu yang hanya setengah mengerti taktik militer.
"Singgasana. Apakah kita melancarkan serangan? Atau menunggu kabar dari sekutu Bangsa Laut lalu menyerang bersama?" Kepala Staf bertanya dengan hati-hati. Mengenal karakter Raja Langit Artest, ia tahu pilihan pertama Sang Raja: "Jika... jika kita menyerang, haruskah kita kirim kavaleri memasuki Tirai Proyeksi Jurang untuk menguji formasi daya tembak dan penyebaran pasukan Bimon?"
"Untuk apa repot-repot! Suruh saja semua ksatria bersayap putih terbang ke sana, pasti pertempuran ini bisa dihadapi!" Ksatria Bersayap Empat Gamala menggerakkan tangan tak sabar: "Aku tak percaya peliharaan magis pendeta Feilengcui bisa mengancam ksatria bersayap putih kita!"
"Bimon-bimon ini menghadapi mantra terlarang malah jadi kura-kura model, pasti sekarang kekacauan sudah merajalela! Untuk apa kita memaksakan diri dengan teori usang dari buku pelajaran militer, terus mengendap-endap seperti pencuri!" Ksatria Bersayap Empat Elvin melompat ke depan: "Aku yang pertama memimpin serangan!"
"Benar, Yang Mulia!" Ksatria-ksatria bersayap putih yang bergelora melihat pimpinan mereka memimpin, berteriak riuh: "Saat ini hanya imam Bemon yang masih punya kekuatan tempur. Tapi khimera berat mereka terlalu lamban, kecepatan terbangnya kurang cepat, postur terbangnya juga kaku! Pasukan udara seperti ini, meski kekuatan fisiknya dahsyat dan perisainya sekeras baja, mustahil bisa melukai kami para ksatria bersayap putih!"
"Biarkan kami bergerak dulu, pasukan utama menyusul kemudian! Feilengcui pasti bisa direbut dalam sekali serangan!"
"Jangan biarkan pangeran bajingan pendatang itu mencuri sorotan dari Ksatria Mata Perak kami!" Ksatria Bersayap Empat Wright meneriakkan isi hati Sang Raja: "Yang Mulia, keluarkan perintah! Aku jamin, saat mantra Kaisar Naga Iblis baru sampai sepertiga, kota rapuh tanpa perlindungan ahli Jalan Tertinggi ini sudah akan jatuh!"
"Perintahku: Seluruh kavaleri udara segera bergerak!"
"Perintahku: Seluruh pasukan insinyur, penembak, dan ahli sihir arkan segera masuk ke jarak tembak yang ditentukan!"
"Perintahku: Prajurit Kebencian mekanis kristal segera melancarkan serangan formasi bergelombang!"
“Aku perintahkan, Goliath Batubara segera memberikan dukungan ke pasukan penyerbuan kota!”
“Para ksatria bersayap putih, bawa perisai kristal sebanyak yang kalian bisa angkut!”
Artest menggeretakkan gigi sambil mengeluarkan serangkaian perintah. Karena pertimbangan terhadap Pendeta, dia tidak terbakar semangat permohonan bertempur para ksatria bersayap putih, malah secara khusus memerintahkan mereka membawa lebih banyak kristal pertahanan untuk persiapan darurat.
Di bawah komando Raja Langit Bersayap Enam, 300.000 pasukan besar Bangsa Iblis bergerak seperti mesin yang terawat baik, membentuk formasi tempur dengan teratur dan cepat. Koordinasi antar unit tetap sempurna meskipun perintah diberikan secara tergesa-gesa. Serangkaian langkah penempatan pasukan yang lancar ini menunjukkan seni kepemimpinan Artest dan kualitas militer pasukan harimau pilihan di bawah komandonya.
"Artest... kamu..." Yang Mulia Monroe yang datang setelah mendengar kabar terlihat pucat dan lesu. Setelah mengalami perjalanan menegangkan di Hyjal, sang Ratu yang kembali ke zona aman hampir kolaps karena ketakutan dan trauma tak berujung. Hampir satu jam lebih istirahat pun tidak mengembalikan sedikitpun warna di wajah Ratu Lich.
"Yang Mulia, yang perlu Anda lakukan sekarang adalah beristirahat di kemah besar Bone Mound, serahkan semuanya kepada kami!" Raja Langit Bersayap Enam menunjukkan kesombongan khas jenderal medan perang, melambaikan tangan dengan angkuhnya ke arah Raja Lich: "Setengah jam lagi, Anda akan melihat panji Mawar Pandora-ku berkibar tinggi di langit Feilengcui!"
"Kalau kalian semua menyerbu ke depan, bagaimana dengan Kaisar Naga Iblis yang sedang memanggil mantra terlarang?" Ratu Lich terkikik, "Artest, apa kau lupa bahwa posisi Yang Mulia Chaplin saat ini berjarak lima li dari Feilengcui? Jika semua pasukanmu maju, apakah keamanan proses pemanggilan mantranya hanya akan 'dijaga' oleh prajurit biasa di barisan belakang?"
"Kalau tidak ada risiko keamanan, buat apa menyediakan perlindungan tambahan?" Raja Langit di singgasana mencabut "Pedang Plymouth"-nya dengan swish, lalu mengangkat lengan ke semua Ksatria Bersayap Putih: "Berangkat!"
Sebenarnya Raja Langit Artest yang ingin segera meraih jasa pertempuran pertama ini salah paham. Ratu Monroe yang berlari-lari kecil mendekat bukan untuk meminta pasukan pengaman bagi Kaisar Naga Iblis yang sedang memanggil mantra terlarang, melainkan ingin meminta Raja Langit Bersayap Enam menyisakan sedikit kekuatan arkan untuk memantau Yang Mulia Chaplin, mencegah Naga Bayangan Malam ini diam-diam melemparkan mantra terlarang yang dipanggilnya ke kepala prajurit iblis yang sedang menyerbu kota, alih-alih ke zona aman yang tidak berkaitan.
Meskipun Bangsa Iblis, Naga Iblis, dan tiga ras lautan dunia iblis disebut sebagai sekutu, semua tahu hubungan ini penuh dinamit. Saat pembagian jarahan dan pengkhianatan tanpa ampun semakin dekat, siapa yang tahu apakah mereka akan menggunakan niat buruk.
Dalam situasi yang menyangkut nyawa, lebih baik memiliki mata batin tambahan.
Ketika Yang Mulia Monroe menyampaikan kekhawatirannya kepada Kepala Staf Valdenar, staf dari suku Horor memegang kedua tanduknya sambil tertawa terbahak-bahak: "Yang Mulia, apakah Anda terlalu paranoid? Tiga ras lautan dunia iblis mungkin berani, tapi jika Naga Iblis berbuat demikian, apakah mereka masih ingin eksis? Lagipula, mana ada ksatria bersayap putih yang tidak cerdik? Target serangan 'Lubang Cacing Ruang Elnas' jelas terlihat - di mana awan hitam berputar muncul, di situlah sasarannya. Jika mantra terlarang hampir selesai namun awan masih menyelimuti kepala mereka, ksatria bersayap putih yang kecepatan udaranya menyamai angin pasti akan pulang mencari Kaisar Naga Iblis untuk berjuang mati-matian!"
Ratu Monroe adalah pemimpin muda. Setelah penjelasan Kepala Staf yang berpengalaman ini, ia merasa dirinya memang terlalu gugup - efek samping jelas akibat trauma di Gunung Hyjal.
Valdenar benar, kecepatan terbang Ksatria Bersayap Putih benar-benar secepat angin dan bulan. Pasukan udara yang terdiri dari Ksatria Ketakutan dan gargoyle berangkat lebih dulu, namun tertinggal jauh oleh mereka yang lepas landas belakangan.
Tidak adanya latar belakang pertempuran dengan musuh setara membuat setiap Ksatria Bersayap Putih bermata perak dipenuhi hasrat bertarung.
Darah mereka bergejolak, karena kesempatan meraih jasa ada di depan mata!
Detak jantung mereka semakin cepat, karena kemuliaan besar membunuh Santo Aiqin mungkin terwujud di tangan mereka sendiri!
Napas mereka menyembur, karena legenda mengatakan Feilengcui memiliki rampasan perang berharga tak terhitung, baik perlengkapan sihir arkan maupun wanita cantik, semuanya ada!
Jangkauan Tirai Proyeksi Jurang hanya lima ratus yard! Begitu masuk, pandangan akan langsung terbuka lebar!
Kristal Perisai aktif!
Perlengkapan serangan sihir arkan siap!
Menyelam!
Ksatria Bersayap Putih menggenggam erat pedang perang, telinga dipenuhi desisan angin topan, menggelegakkan sayap elemen dengan sekuat tenaga, menantikan gelombang darah pertama mekar subur di depan mata mereka!
Yang menyambut kedatangan mereka bukanlah prajurit dengan semangat pasukan yang tercerai-berai, juga bukan pendeta yang heroik menyambut kiamat di taman udara, melainkan gelombang ganas elemen sihir dan lagu perang yang dikeluarkan secara instan, tepat waktu bertabrakan frontal dengan Ksatria Bersayap Putih yang menerobos masuk ke Tirai Proyeksi Jurang!
Jangkauan Tirai Proyeksi Jurang hanya lima ratus yard, tetapi jarak ini sudah mencapai radius tembak magang sihir!
Bab Keenam Ratus Sembilan Puluh Hitungan Mundur Pertempuran Penentuan (14)
Mari kita putar kembali waktu ke lebih dari satu jam sebelumnya.
Saat itu Yang Mulia Ratu Lich Marilyn Monroe baru saja melarikan diri dari Gunung Suci Hyjal, gelombang suara "Teriakan Tangis-Tawa" masih bergema di lembah, sementara Putri Merloe yang dilindungi oleh "Taman Kegelapan" sedang menyaksikan senja kiamat Benua Aigean dengan tatapan dingin.
"Model Ruyun" terbaring rata di tanah dengan kaki terentang, bagaikan angsa tertembak panah.
Sinar matahari musim dingin menyinari tubuhnya, memicu kepulan asap putih berbau korosi tajam yang terus-menerus.
Makhluk neraka tingkat super ini tetap tak bergerak, seolah telah menjadi mayat.
Jangan ragu: baik makhluk ilahi, monster, khimera, binatang nyanyian, Oushou, maupun iblis tingkat super - sekuat apa pun resistensi fisik atau magis mereka - takkan mampu bertahan dari pukulan brutal Santo Aiqin ahli pertarungan tangan kosong.
Tapi sekarang bahkan jika membunuh kura-kura monster Dunia Arwah ini seratus atau seribu kali, kerugian tetap tidak dapat dipulihkan.
"Ayo! Persis~ Persis kelembutanmu~" Liu Zhenhan meregangkan pergelangan tangannya, mengangkat piala anggur tinggi-tinggi sambil menangis tersedu-sedu, menggunakan kalimat toast Bahasa Elang Bimon yang paling klasik dan mulia untuk mengundang para ahli Aiqin yang bermata basah untuk bersama-sama menghabiskan badai salju dalam piala.
"Persis~"
"Persis~"
"Persis~"
Dengan keraguan, kebekuan, atau tekad, para ahli Aiqin dengan berbagai macam perasaan menenggak anggur yang dibagikan Shaman Divine Comedy sesuai jumlah kepala.
Anggur ini merah seperti darah, seolah menandakan nasib Benua Aigean selanjutnya.
"Bawa kura-kura Dunia Arwah ini segera ke dunia bawah tanah tanpa sinar matahari, beri tahu alkemis Kurcaci Liar untuk segera membuat perlengkapan ritual dari model ini, nanti mungkin akan kugunakan." Setelah mengeringkan air mata, Lao Liu dengan mata bengkak melambaikan tangan pada pengawal pribadi Fatty Luo: "Ingat bawa tiga set perlengkapan Shaman Divine Comedy-ku sebagai referensi desain mereka, beri tahu kepala suku Kurcaci Liar bahwa perlengkapan dari monster gelombang suara paling cocok untuk ritual, 'Jubah Nyanyian' dari Mikro Landak adalah contoh bagus. Jangan sampai menyia-nyiakan materi langka ini."
“Yang Mulia……” Archmagister Stefano yang paling dekat dengan Dewata, dengan tak percaya menggerakkan mulutnya, menyeka sisa air mata keruh di sudut mata, tak tahan menunjuk cawan bambu di tangannya: “Ini... ini... minuman ilahi apa ini……”
Bukan hanya dia, semua ahli Aiqin dan makhluk super termangu memandang sisa merah darah dalam cawan.
Sejak "Model Ruyun" menggunakan gelombang suara sihirnya yang sangat unik, membuat semua ahli Jalan Tertinggi dan makhluk super di Benua Aigean merasakan "betapa teganya kau biarkan air mataku mengalir bagai lautan", keputusasaan dan pesimisme hampir dalam sekejap mengubur seluruh Gunung Suci Bimon.
Tiga hari!
Seperti apa jadinya Benua Aigean tiga hari kemudian?
Semua terkejut dengan jawaban yang muncul di benak mereka sendiri.
Tapi Shaman Divine Comedy hanya menggunakan segelas anggur Mugge merah menyala, secara ajaib membuat semua berhenti menangis!
Efek negatif mengerikan dari "Teriakan Tangis-Tawa" lenyap seketika setelah segelas anggur Mugge diminum. Dengan khasiat instan seperti ini, pantas disebut sebagai manifestasi Dewata!
"Aku baru saja bilang ke Rundstedt, hadapi perubahan dengan keteguhan. Asal kita sabar, pasti ketahuan juga niat jahat mereka..." Liu Zhenhan menjelaskan keistimewaan anggur Mugge yang tadi dibagikan: "Anggur Mugge yang kalian terima bukan dari darah rusa. Darah perawan gadis Fox kami punya khasiat luar biasa untuk menetralisir efek negatif."
"He!" para ahli Aiqin menarik napas kaget.
Meski Murinio dan klik angsa Kota Caiyu sudah mundur lebih awal, Ai Wei'er juga sudah menarik Pasukan Istana Musim Panas kembali ke Feilengcui untuk pertahanan, jumlah ahli Aiqin yang masih menonton duel Cui kecil dan Putri Duyung di Gunung Hyjal tetap banyak!
Satu cangkir anggur Mugge per orang, berapa banyak darah perawan gadis rubah yang dibutuhkan?
Seperti diketahui, populasi Fox di Kerajaan Bimeng saat ini hanya sekitar lima hingga enam ribu. Dari jumlah itu, berapa yang masih perawan bermahkota bunga?
“Ini adalah anggur koleksi keluarga mantan Gubernur Timur Laut Kerajaan Bimeng, Rosenberg. Keluarga bangsawan Fox yang berdarah kotor dan berumur panjang ini, 2000 tahun lalu termakan omong kosong dukun tua bernama Noxadnarmas. Mereka mengira dengan mengumpulkan 'darah perawan' dari 10.000 gadis rubah untuk membuat anggur 'Piala Ratusan Pesona', keluarga mereka akan abadi dalam sejarah Bimon.” Raja Sal menekan pangkal hidungnya, menggosok-gosok titik akupresur di sudut mata yang perih karena menahan tangis: “Seperti yang mereka harapkan, Keluarga Del Rey memang tercatat dalam sejarah, tapi sebagai keluarga terkutuk yang kejahatannya tak terhitung.”
“Darah perawan 10.000 gadis rubah?” Mendengar angka menyeramkan ini, rahang semua orang hampir copot.
Penyihir manusia dan rohaniwan yang lebih berpengalaman saling melirik diam-diam, wajah mereka menunjukkan ekspresi aneh.
Noxadnarmas bukanlah penipu sembarangan. Dia adalah astrolog dan peramal manusia paling termasyhur 2000 tahun silam. Dalam karya monumentalnya "Abad-abad", terdapat lebih dari 3.000 ramalan tentang masa depan - hanya satu yang belum terwujud: Kiamat Aiqin akan terjadi tahun ini.
“Kalau bukan karena Keluarga Del Rey mengumpulkan selama 2000 tahun, mana mungkin mencapai jumlah segitu.” Rundstedt menggeretakkan giginya, wajahnya berkerut kebencian seolah ingin menyantap mayat Rosenberg yang sudah lama jadi tulang belulang.
“Dia punya alasan untuk marah sejauh ini, karena kebahagiaan hidup ibunya hancur di tangan mantan Gubernur Timur Laut Kerajaan Bimeng ini.”
“Bagaimana akhirnya bajingan dari Suku Rubah itu?” Beberapa fenghuang berwujud manusia yang penuh kemarahan bertanya serempak.
“Ini tidak perlu ditanya detail kan?” Liu Zhenhan membuat gerakan menguliti kulit: “Orang jahat punya hukumannya sendiri.”
“Hukum karma, takdir memang kejam... Jika dulu Keluarga Del Rey tidak melakukan kejahatan ini, pasti kita dan Benua Aigean sudah binasa hari ini...” Paus Saint Paul Maltini yang ceroboh baru sadar setelah melihat raut muka Lao Liu dan Rundstedt berubah mencekam, segera meminta maaf: “Maaf... maaf... Sebagai rohaniwan, perasaanku murni spontan tanpa maksud tersembunyi atau niat jahat...”
“Master Richard...” Kapten pasukan tentara bayaran Fajar Perak Yiguayin yang sudah terkenal di dunia manusia berseru: “Bagaimana Anda bisa menebak konspirasi jebakan yang dibuat Bangsa Laut dan Bangsa Iblis ini?”
“Nebak?” Lao Liu tertawa terbahak: “Anakku, jangan anggap aku terlalu hebat. Rencana Bangsa Laut dan Iblis mana mungkin mudah ditebak? Seperti kataku, hadapi perubahan dengan keteguhan, hasil ini kudapat karena kesabaranku menunggu.”
“Makhluk ajaib langka seperti ini... Bagaimana Anda bisa berpikir untuk menyiapkan strategi sejak dini?”
“Monster ajaib memang sangat langka, tapi itu bagi Anda, di Feilengcui, saya bisa mengumpulkan tiga jenis berbeda monster ajaib kapan saja dan di mana saja!” Liu Zhenhan menunjuk hidungnya sendiri dengan jempol, berkata serius: “Yiguayin, dulu saya pernah menari dengan 'Kupu-kupu Magis Gabriel', sekaligus jangan lupa profesi saya. Saya seorang pendeta! Pendeta yang seumur hidup meneliti ciri-ciri tempur monster! Menurutmu, haruskah saya waspada terhadap tipu muslihat monster ajaib dari lawan?”
“Jangan memasang emas di muka!” Rundstedt memalingkan wajah, melototi Lao Liu kesal: “Kutanya, atas dasar apa kau yakin Bangsa Laut dan Bangsa Iblis tidak akan menggunakan trik licin lain untuk menghadapi kekuatan puncak Benua Aigean? Apa kau sampai sekarang masih tidak mau mengakui telah melakukan kebodohan hari ini? Keempat utusan laut iblis itu seharusnya kau bunuh seketika mereka keluar dari formasi teleportasi sihir! Lihatlah strategi 'menunggu dan melihat'-mu, hampir membinasakan nyawa kita semua dan masa depan Aiqin!”
“Kebodohan?” Liu Zhenhan tidak sepakat: “Di mana saya memasang emas? Di mana kesalahan strategi menunggu dan melihat saya?”
“Kalau begitu, katakan padaku, bagaimana jika bangsa iblis dan laut benar-benar menerima tantangan perang? Jangan-jangan kau menganggap mereka pengecut?” Rundstedt menggelengkan kepala sambil tersenyum: “Richard, sekarang tiga ras lautan dunia iblis, ras neraka, semuanya sudah terlibat dengan bangsa iblis dan laut. Sekedar ngotot di sini tidak ada gunanya. Dalam persaingan kekuatan tingkat tinggi, Benua Aigean jelas bukan tandingan aliansi tiga kekuatan dunia iblis, lautan, dan arwah! Aku tahu apa yang ingin kau katakan. Benar! Mereka memang tidak datang ke Hyjal untuk bertarung, tapi itu bukan karena takut padamu. Mereka ingin menyelesaikan semua ahli Aiqin tanpa pertumpahan darah, meminimalisir kerugian! Mereka bermain strategi, menggunakan otak!”
“Omong kosong!” Lao Liu membalas keras pertanyaan Meishuai: “Kalau mereka berani datang, kita langsung bertarung! Kau pikir aku mengumpulkan pasukan hari ini untuk korupsi dana publik? Apa kau pikir tanpa tantangan terbuka yang kusampaikan melalui ritual Jieqiu Hyjal, tanpa boneka iblis yang dilempar Raja Lich menggunakan 'Ilmu Transformasi Kaisar', kekuatan tinggi Aiqin tidak akan bertikai dengan bangsa iblis dan laut di kemudian hari? Percayalah, Pertempuran Penentuan pasti terjadi, hanya masalah waktu saja!”
“Jangan coba mengalihkan topik! Sama sekali bukan keberanianmu yang kupersoalkan, tapi cara bertindakmu yang sembrono! Bukan hanya nasib Feilengcui dan Kerajaan Bimeng yang kau pikul sekarang, seluruh Benua Aigean ada di belakangmu. Buat apa mempertahankan gengsi kosong? Kau tahu sendiri empat utusan Monster Laut itu berbahaya, kenapa tidak langsung kau habisi?” Rundstedt menegangkan lehernya bertanya: “Bagaimana jika 2000 tahun lalu keluarga Del Rey tidak bertemu Noxadnarmas, dan sekarang kau tidak punya 'Piala Ratusan Pesona'? Hadapi 'Teriakan Tangis-tawa' dari 'Ruyun Model', bagaimana kau bertanggung jawab pada seluruh Benua Aigean? Jangan bilang ini mustahil! Situasi hari ini nyaris celaka, bisa selamat hanya karena keberuntungan dan warisan keluargamu yang tebal!”
“Bicaralah baik-baik…” Melihat dua orang saling menatap penuh kebencian, Master Emmar yang berada paling dekat segera maju melerai.
“Meishuai, masa keputusan sebesar ini tidak kupikir matang-matang?” Liu Zhenhan menyibak Raja Alkemi yang ingin melerai: “Sudah kukatakan, dulu di dunia bawah tanah aku pernah dikibuli Monster ajaib. Kau kira Pendeta itu bodoh? Pernahkah kau lihat trik sama bisa dipakai dua kali pada Pendeta?”
Melihat Shaman Divine Comedy menggulung lengan baju dengan wajah garang siap berkelahi, Rundstedt cepat-cepat mundur selangkah, kartu tarot di tangannya terkembang swish seperti kipas.
"Situasi musuh dan kawan saat ini sangat jelas. Bangsa iblis dan bangsa laut adalah musuh terbuka Benua Aigean, tapi bagaimana dengan yang tersembunyi? Ras neraka pernah bentrok denganku sebelumnya, tiga ras lautan dunia iblis hanya berpura-pura setia. Bagaimana mungkin aku tidak waspada terhadap mereka? Seekor Naga Laut Biru telah kubunuh, tentu mereka akan segera bergabung dalam perang Aiqin! Ketahuilah, selain semua bajingan tadi, aku juga mewaspadai monster dari Jurang!" Lao Liu tidak menoleh, jarinya menunjuk tepat ke arah menantunya An Rui Da yang pucat pasi: "Hanya Kerajaan Dubin dan Kekaisaran Tang Zang yang tidak perlu kuwaspadai. Satu memiliki Raja Binatang yang mengabdi padaku, satunya lagi masih membutuhkan bantuanku!"
"Menarik. Kau tahu betul musuh Aiqin begitu banyak dan kekuatannya begitu besar, mengapa malah menantang kekuatan elit mereka secara terbuka? Sudah menantang, tapi saat pasukan besar mereka tidak datang dan hanya mengirim empat brengsek, mengapa tidak kau habisi secepatnya? Apa aku tidak pernah memperingatkanmu?" Rundstedt menyela gerakan Lao Liu yang hendak membantah: "Benar! Aku akui strategi 'diam mengamati' memang memberimu keuntungan tak terduga. Tapi mengapa tidak kau pertimbangkan kemungkinan lain? Musuh Aiqin kuat secara fisik, bukan berarti mereka tidak tahu strategi dan hanya mengandalkan kekuatan kasar! Faktanya sudah kau lihat. Mereka justru memilih menang dengan kecerdasan daripada kekuatan - dan hampir berhasil!"
"Omong kosong! Strategi mereka hanya bisa berhasil dalam satu kondisi! Yaitu jika di dunia ini ada seseorang yang sama sepertiku, memiliki beberapa sihir nyawa dahsyat yang bisa dengan cepat memanggil mantra terlarang melalui pengakhiran nyawa! Jika tidak, baik Bangsa Iblis, Ras Neraka, maupun Bangsa Laut, di hadapan pasukan elit Benua Aigean hanya bisa bertarung sampai titik darah penghabisan!" Lao Liu menghitung dengan jarinya satu per satu di depan Rundstedt dan para ahli Aiqin: "Apakah ras naga laut biru memiliki sihir nyawa?"
"Sama sekali tidak!" Wali Kota Naga Pelangi Agaxi berkata tegas.
"Apakah Bangsa Laut Xiya dan Alexius memiliki sihir nyawa?"
"Tidak." Naga Laut Tujuh Lengan Polis mengangkat tangan: "Meski Ksatria Hiu Gaburin bisa melakukan ledakan diri, tapi daya hancur per individu bisa diabaikan!"
"Bagaimana dengan makhluk neraka? Apakah mereka punya sihir nyawa?" Lao Liu mengacungkan jari ketiga, matanya menyapu sekeliling.
"Panglima besar pertama Dunia Arwah Yingelieqibao memang dijuluki 'kemampuan serangan magis terkuat di dunia'. Tapi belum pernah terdengar ia menguasai sihir nyawa." Archmagister Es Pa Fan menyambung: "Di neraka hanya 'kelelawar darah' yang merupakan monster ledakan diri, tapi itu cuma monster tingkat tinggi yang tak tahan sinar matahari Aiqin, jadi juga bisa diabaikan!"
"Bangsa iblis dan Naga Iblis tentu tidak perlu disebut lagi. Tentang monster dari Jurang, saya pernah dengar beberapa jenis yang memiliki sihir nyawa dan teknik ledakan diri, tapi kekuatannya belum memenuhi syarat." Seorang Magister Sihir manusia yang ahli dalam ilmu meriam pucuk mengangkat tangan, melengkapi data musuh hipotesis Aiqin yang akan ditanyakan Lao Liu dengan pengetahuan profesionalnya tentang makhluk dimensi lain, sama sekali tidak mempedulikan ekspresi ketakutan An Rui Da yang sudah goyah bagai akan terjatuh.
"Hanya putri duyung cantik dari tiga ras lautan dunia iblis yang agak merepotkan. Mereka bisa mengeluarkan kutukan kuat melalui pengorbanan nyawa - informasi ini pun Anda yang memberitahu kami." Master Stefano tersenyum: "Tapi mengandalkan kutukan saja untuk menghapuskan semua ahli Aiqin jelas omong kosong! Entah apa keahlian bangsa landak laut dan manusia naga?"
"Bangsa landak laut dan manusia naga juga tidak punya sihir nyawa." Ekspresi Liu Zhenhan berubah serius: "Tapi menurut istri putri duyungku Rakel Wei Zhi, para penyihir Bangsa laut di lautan berkabut dunia iblis selain menguasai sihir racun, sihir arkan Tongyou, dan sihir elemen udara, juga menciptakan sihir pikiran bernama 'sistem perintah' inilah yang benar-benar mengerikan."
“Berbicara panjang lebar, apa maksudmu? Aku tahu kau adalah Shaman Divine Comedy yang menyerap dan menguasai banyak pengetahuan kuno serta kebijaksanaan pendeta masa lalu. Aku juga tahu di sekitarmu ada kerabat dekat yang memahami adat istiadat berbagai wilayah. Yang lebih kusadari, secara teori, musuh-musuh Aiqin memang tak menunjukkan tanda-tanda sihir kehidupan...” Rundstedt tersenyum getir menatap Lao Liu: "Tapi itu kan cuma dalam teori! Setelah memberiku segudang argumen, apa maksudmu menyatakan telah meneliti berulang kali bahwa lawan sama sekali tak punya sihir kehidupan, sehingga kau bisa tenang? Kutanyakan, apa itu 'Model Ruyun' yang baru saja dijatuhkan Raja Lich? Itu bukan sihir kehidupan kan? Tapi tetap membuat kita tak berdaya? Jangan bilang kau sudah waspada, dunia yang dikenal tak hanya punya 'Model Ruyun' sebagai monster ajaib! Bagaimana jika Raja Lich melemparkan 'Mikro Landak'? Bukankah ini cuma adu mulut denganmu?"
“Apakah kamu yang mengangkat balok atau aku yang mengangkat balok? ‘Mikro Landak’ jelas-jelas adalah monster ajaib dari Benua Aigean, sejak dulu hingga sekarang hanya satu inkarnasi Dewa Perang dari para pendeta yang bisa menaklukkannya. Bagaimana mungkin Raja Lich bisa menggunakannya dengan aman? ‘Model Ruyun’ berbeda. Yingelieqibao adalah Panglima Tertinggi pertama di Dunia Arwah, dirinya sendiri adalah monster berwujud manusia, bisa langsung memerintah makhluk neraka untuk melakukan hal-hal yang tidak terlalu bertentangan dengan keinginannya, sama seperti An Rui Da yang bisa memerintah monster jurang! Yingelieqibao bukanlah Panglima Tertinggi pertama monster Aiqin, bagaimana mungkin dia bisa memerintah ‘Mikro Landak’ untuk masuk dengan patuh ke dalam lencana hibernasi? Belum lagi ‘Mikro Landak’ mana lagi yang bisa ditemukan, bahkan jika Panglima Tertinggi Dunia Arwah benar-benar menemukan ‘Mikro Landak’, yang ada hanya pantatnya menjadi sarang lebah!” Liu Zhenhan tertawa terbahak: “Untuk menyimpan objek hibernasi menggunakan lencana Medusa, syarat pertama adalah pihak lawan harus rela! Jika syarat ini tidak terpenuhi, barrier hibernasi tidak bisa menyimpan apa-apa! Kalau lencana hibernasi bisa menangkap siapa saja seenaknya, untuk apa para pendeta memelihara peliharaan magis? Lebih baik bawa lencana hibernasi keliling menangkap musuh saja!”
"Kamu lagi-lagi memutarbalikkan konsep!" Rundstedt benar-benar merasakan penderitaan seperti cendekiawan yang berhadapan dengan tentara: "Bos! Bisakah kau tidak selalu berpikiran sempit? Maksudku, bagaimana jika bangsa iblis dan bangsa laut menggunakan taktik licik lain? Menyimpan empat utusan iblis-laut di sini untuk diam-diam mengobservasi situasi kan tindakan idiot? Misalnya, jika pasukan elit agresor sedang menyusup di sekitar Hyjal, ketika kita kacau balau karena 'Raungan Tangis-Tawa', mereka tiba-tiba menyerbu – menurutmu apa yang harus kita lakukan?"
"Bagaimana kekuatan elit agresor bisa lolos dari pengawasan penjaga kita dan menyergap di dekat Hyjal? Gunung Suci terletak di jantung Karimdo, jaraknya ribuan li dari garis depan. Mustahil kabar tentang kemunculan mereka di dunia manusia bisa ditutup-tutupi!" Liu Zhenhan menyeringai sinis: "Kau bukan pendeta, hari ini akan kuberi pencerahan. Tahukah kau jenis serangan magis Monster ajaib? Itu adalah serangan tanpa pandang bulu yang membabi buta! Dengan kata lain, seandainya pasukan elit agresor benar bersembunyi di sekitar Hyjal hari ini, mimpi mereka mencari keuntungan sama seperti mimpi di siang bolong. Perlakuan yang kita terima, Monster ajaib juga akan memberikannya kepada mereka!"
“Kalau Monster ajaib bisa melakukan serangan terarah alih-alih serangan tanpa pandang bulu, buat apa aku masih di sini?” Mo'er tertawa terkekeh, "Seharusnya aku sudah membawa Kupu-kupu Magis Gabriel menyerbu markas Bangsa Iblis dan Bangsa Laut sejak lama."
"Richard, kuperingatkan kau! Jangan terus-terusan memelintir pertanyaanku dengan sengaja!" Rundstedt menghela napas pasrah, "Kumohon, coba perluas sedikit sudut pandangmu! Ambil contoh ekstrem: bagaimana jika ada anggota Bangsa Laut/Iblis yang tiba-tiba menguasai beberapa mantra nyawa perkasa seperti dirimu, bisa memanggil mantra terlarang dengan mengakhiri nyawa? Atau memiliki Artefak legendaris penghancur dunia? Bukankah semua ahli Aiqin di Hyjal hari ini akan binasa? Menurutmu, menyimpan empat utusan iblis/laut untuk diobservasi - bukankah ini tindakan gila?"
"Meishuai, siapa yang sebenarnya ngotot di sini?" Liu Zhenhan memandang Meishuai dengan iba sambil menepuk-nepuk bahunya, "Kalau para agresor benar-benar punya ahli sihir level dewa dan artefak legendaris, masak mereka cuma mengirim empat anak muda ke Gunung Hyjal? Logika dialektika sederhana ini harusnya kau paham, bukan?"
"Hmm... Maksudmu menyebar mereka? Tidak lagi berkumpul dalam kelompok besar seperti hari ini? Sehingga serangan musuh tidak bisa menuai hasil maksimal?"
Tidak boleh! Kekuatan kita memang sudah lemah, jika tercerai-berai seperti pasir, bukankah lebih mudah bagi musuh untuk menghancurkan kita satu per satu?
Rundstedt, perencanaan sempurna memang kelebihanmu, tapi kau harus tahu: strategi bukanlah jalan terbaik! Pertempuran berdarah di front utama-lah yang merupakan jalan terbaik dan kebenaran!
Jika lawan benar-benar sekuat itu, maka takdir pasti datang. Mengulur waktu atau tidak, tetap akan berakhir sama. Daripada lari tanpa arti, lebih baik kita bertempur gemuruh dan heroik secara terang-terangan!
Jika lawan tak sekuat itu, aku sudah pelajari detail mereka. Mengulur waktu untuk melihat siapa yang lebih sabar, kenapa salah? Perang itu apa? Bukan judikah perang? Tak berani berjudi tapi berlagak pemberani dengan mengikat otak di pinggang?
Eksperimenku hari ini sukses! Setidaknya aku tahu trik murahan bangsa iblis dan laut - sama sekali tak ada ahli Jalan Tertinggi yang menguasai sihir kehidupan!
Soal artefak legendaris yang kau khawatirkan: Hanya ada 'Mutiara Kabut Tersembunyi'. Tapi benda runcing itu berbahaya bagi orang biasa, tak berguna bagi ahli Jalan Tertinggi! Mungkin ada harta lain, tapi yakinlah: Mereka tak punya perlengkapan super penghancur dunia! Jika punya, takkan mundur hari ini! Konspirasi - selamanya hak kaum lemah!"
“Pertanyaan terakhir...” Wajah Rundstedt membeku, diam membisu cukup lama, akhirnya mengeluarkan kalimat dengan susah payah: "Jika hari ini para agresor tidak memilih kabur, tapi bersatu mengirim banyak ahli ke Hyjal untuk bertempur habis-habisan dengan kita, nasib kita mungkin akan punah seluruhnya. Apa kamu setuju atau tidak..."
"Setuju! Tapi para agresor pasti juga babak belur. Jika kita punah seluruhnya, mereka juga tinggal menyisakan beberapa manusia burung! Menurutku alasan mereka tidak datang ke Hyjal hari ini, 80-90% karena takut pada sihir nyawaku. Rahasia ini terlalu tersebar luas, semuanya kesalahan lembaga propaganda Kerajaan Bimeng yang payah."
"Jika kita punah seluruhnya, apakah kamu akan menyesali keputusan hari ini?" Meishuai menatap bola mata Lao Liu, seolah ingin menembus jiwanya.
Seluruh ahli Aiqin pada detik ini menahan napas, puluhan mata dengan pandangan kompleks terpaku tak berkedip pada sosok Shaman Divine Comedy.
"Hidup-mati ada takdir, kaya-miskin di tangan Dewata." Liu Zhenhan berkata dengan ekspresi tidak punya perasaan: "Kalian sampai hari ini belum juga punya kesadaran segitu? Kita sudah berusaha maksimal, jika memang kalah ya pasrah. Sudah berjuang keras, buat apa menyesal?"
"Kalau kamu mati, bagaimana dengan Kerajaan Bimeng dan Benua Aigean? Aku sih biasa saja, kita semua biasa saja. Tapi kamu berbeda! Jangan bertingkah seperti lajang dan bajingan nekat yang tidak peduli nyawa sendiri! Ada atau tidaknya kamu, maknanya sama sekali berbeda!"
“Kalau aku mati, berapa banyak ahli agresor yang akan tersisa?” Liu Zhenhan tersenyum sinis: “Jangan lupa. Sihir nyawaku juga bukan makhluk yang lemah! Aku sudah siapkan urusan akhir, 6 juta Bangsa Iblis akan menemani ke kubur, apakah ini masih kurang?”
Rundstedt memandangnya dengan bingung, untuk sesaat agak linglung.
“Yang Mulia, bukankah sekarang kita harus menyergap mereka?” Semua ahli Aiqin bersemangat memandang Lao Liu: “Mereka pasti tidak menyangka kita masih utuh, pasti sedang jumawa!”
“Kekuatan kita memang kalah dari agresor, tapi kita sekarang menguasai dua keunggulan. Pertama, kita telah menembus konspirasi musuh. Kedua, kita punya formasi teleportasi sihir dan cincin tujuh lapis emas yang bisa memindahkan pasukan unggulan kapan saja!” Liu Zhenhan menggores peta situasi dengan belati: “Lihat, sekarang ada tiga medan perang utama: Lembah Lupa Alpen, Kota Caiyu, dan Feilengcui. Pasukan gabungan Bangsa Iblis, Laut, dan Neraka pasti akan terpecah jadi tiga untuk menyerang. Kita hanya perlu memanfaatkan kesombongan mereka, menghancurkan kekuatan inti mereka dengan serangan kilat, maka kemenangan pasti di tangan kita!”
“Hmph! Seandainya aku adalah pemimpin tertinggi bangsa iblis dan bangsa laut, pasti akan mengumpulkan semua ahli terkuat untuk menyapu bersih Lembah Lupa terlebih dahulu! Apa nilai strategis Kota Caiyu dan Feilengcui?” Rundstedt tersenyum sinis: “Bahkan jika ingin menyerang, masih ada waktu tiga hari. Satu hari untuk menghancurkan satu kota pun masih cukup!”
“Berapa banyak komandan sehati-hati dirimu dalam menggunakan pasukan?” Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak: “Lagipula, aliansi bangsa laut dan bangsa iblis bukanlah kesatuan yang solid. Lihatlah pasukan bangsa iblis di bawah kastil Yifu yang diam saja begitu lama. Orang bodoh pun bisa melihat bahwa aliansi iblis-laut mereka hanyalah kombinasi cacat yang sementara bersatu karena kepentingan. Jika benar terjadi seperti yang kau katakan, aku juga tidak takut. Kita kumpulkan saja semua ahli terkuat dan bertarung habis-habisan dengan mereka. Aku memang sudah sejak lama mencari Pertempuran Penentuan ini.”
Kali ini Rundstedt benar-benar kehabisan kata.
“Tapi... musuh juga bukan bodoh. Jika ingin menyergap, gelombang elemen sebanyak ini mungkin sulit disembunyikan dari persepsi ahli-ahli mereka. Selain itu, tubuh kita...” Wali Kota Naga Pelangi Agaxi mengangkat bahu: “Richard, tidak semua naga, phoenix, dan monster peliharaan phoenix bisa berubah wujud manusia... Tubuh monster yang besar itu terlalu mencolok... Feilengcui punya proyeksi tirai besi, apakah Lembah Lupa dan Kota Caiyu memilikinya? Jika tidak, bagaimana melakukan serangan tiba-tiba?”
“Saya bisa menyediakan sebagian Elf Xifu untuk membangun Barrier Pengisolasi Elemen guna menutupi gelombang elemen semua orang. Untuk ukuran fisik besar monster, saya bisa memberikan kalian cincin tujuh lapis emas. Pertama-tama muat semua yang bertubuh besar ke dalam cincin ruang, begitu pertempuran pecah, lepaskan mereka untuk ikut berperang. Tapi dengan cara ini, efek serangan tiba-tiba pasti akan jauh lebih buruk...” Liu Zhenhan menjilat bibirnya: “Hanya ini satu-satunya cara. Menurutku dengan gabungan Naga Berbentuk Manusia, Phoenix, plus serangan tiba-tiba dari penyihir Aiqin, sudah cukup membuat agresor menderita kerugian besar!”
“Bagaimana pembagian pasukan?” Ini yang paling dipedulikan manusia. Kedatangan Naga Laut Biru membuat Lembah Lupa menjadi titik pertahanan paling genting di antara tiga sumbu api: “Yang Mulia, Apakah Anda tidak akan menarik kembali Raja Binatang dan Pendeta Medusa dari Lembah Lupa ke Feilengcui seluruhnya?”
“Kirim Phoenix dan semua monster bawahannya untuk membantu mempertahankan Lembah Lupa! Wali Kota Agaxi, Wali Kota Bojixiaosi, kalian pimpin lima puluh ekor Naga untuk berkedudukan di sana! Saya tidak akan menarik Raja Binatang Dobermann dan Pendeta Medusa. Tugas pertahanan dan posisi strategis Rawa Alpen terlalu krusial. Begitu wilayah ini ambruk, situasi Aiqin akan hancur, harus dipertahankan!” Liu Zhenhan menunjuk sketsa di tanah satu per satu: “Rundstedt, kamu bawa Black Dragon Neraka dan lima puluh Naga sisanya ke Kota Caiyu untuk membantu pertahanan!”
“Bagaimana dengan Feilengcui?” Wali Kota Naga Pelangi Agaxi tertegun. Kali ini dia hanya membawa 100 ekor naga, yang hampir merupakan batas maksimal yang bisa disediakan oleh dua Kota Naga besar. Ternyata Feilengcui sama sekali tidak meminta seekor naga pun, juga tidak meminta phoenix. Ini adalah hal yang tak terduga bagi para wali kota Kota Naga.
"Lautan jauh lebih luas daripada daratan, jumlah Naga Laut Biru juga jauh melebihi naga darat. Pertahanan Lembah Lupa adalah garis yang harus kujaga mati-matian. Jadi kita harus mengirim lebih banyak pasukan! Meskipun Kota Caiyu memiliki beberapa Monster Tingkat Super yang berkedudukan di sana, aku tetap yakin Murinio tidak akan mampu menahan serangan kekuatan tinggi dari tiga alam iblis laut. Karena itu aku harus memperkuat pertahanannya." Liu Zhenhan tertawa: "Ini fakta yang sangat jelas, musuh kita pasti juga menyadarinya! Dengan menempatkan lebih banyak pasukan di Kota Caiyu, situasi pertempuran akan menguntungkan. Begitu kalian menyelesaikan musuh di Kota Caiyu, dengan cepat sempat mengalihkan perhatian untuk mendukung garis depan lain yang tertekan, seperti Feilengcui-ku..."
"Masuk akal. Dalam terminologi militer, ini disebut strategi 'kuda atas melawan kuda bawah'." Rundstedt juga tersenyum: "Richard, tak kusangka kau semakin matang..."
“Semua saudara Hosea melompat kegirangan, pipi Gatanie, Gorini, dan Fei Wenli yang cantik memerah, tatapan mereka pada Lao Liu manis seolah hampir meneteskan madu—Di momen genting ini, sang pujaan hati bisa mengesampingkan perselisihan lama dengan Ayah, begitu tidak memihak dan memberikan bantuan, betapa mulianya hati ini?”
Manusia bahkan tersentuh sampai menangis histeris mendengar pidato Penyihir Besar Suci itu.
Gelar penguasa Aiqin Bimon justru direbut oleh manusia, dalam Perang Dewata Bintang Salib Selatan, ahli sihir manusia hampir membunuh Lao Liu, prasangka sudah sedalam ini, namun Paduka Liu Zhenhan masih bisa bersikap objektif, tetap begitu tidak memihak...
“Jangan khawatir tentang Feilengcui, aku punya 'Proyeksi Tirai Besi Jurang', musuh di luar tidak bisa melihat detail kita, ditambah serangan mendadak sebagai cadangan, aku yakin Feilengcui masih bisa menahan beberapa gelombang serangan.” Lao Liu tersipu malu dipuji Meishuai: “Asal pihak Kota Caiyu menyelesaikan lawan mereka dulu, segera bisa mengalihkan perhatian untuk membantuku, lalu kita cepat-cepat membereskan musuh di sekitar Feilengcui, bersatu untuk membasmi bajingan neraka-laut-kegelapan di Lembah Lupa, perang ini pasti menang!”
“Tak masalah!” Tiga ahli sihir manusia bersemangat membara: “Paduka tenang saja, dengan banyak Naga dan Phoenix membantu, kami manusia yakin bisa menahan musuh sampai kalian datang!”
"Yang Mulia, apakah Feilengcui terlalu berisiko mengandalkan diri sendiri? Biarkan saya kirimkan dua Phoenix tingkat tinggi untuk membantumu!" Kepala Suku Qingluan Ferdinand masih merasa khawatir: "Kita sama sekali tidak tahu seberapa besar kekuatan musuh. Tiga ras lautan dunia iblis dan ras neraka, hanya dengan menebak kita tak bisa mengetahui berapa besar pasukan yang mereka kerahkan. Jika terjadi keadaan darurat, saya khawatir Yang Mulia tak bisa bertahan, dan mempengaruhi seluruh situasi pertempuran!"
"Richard..." Wali Kota Bojixiaosi juga tak mau kalah dengan Phoenix: "Kota Naga besar Pelangi dan Bintang Fajar masih memiliki tujuh Naga Pelangi dan empat Naga Peri. Akan saya kirimkan dua pasang pasangan bangsa naga superior untukmu."
"Mengapa harus ada kekhawatiran seperti ini?" Liu Zhenhan heran: "Atas dasar apa kalian mengira aku tak bisa menahan serangan mendadak musuh? Bukankah mereka juga manusia dengan dua bahu mengangkat satu kepala? Apakah mereka Suku Garfield yang punya sembilan nyawa?"
"Yang Mulia, mungkin saya akan membuat Anda marah dengan ucapan ini... Ya! Saya akui Feilengcui sangat kuat, tapi itu hanya kekuatan dari perspektif lokal." Kepala suku Qingluan menggerakkan alis spiralnya yang indah sambil tersenyum pada Lao Liu: "Yang Mulia tidak perlu kesal, saya hanya menyatakan fakta. Pangeran Kesembilan, Pangeran Kesepuluh, Bosirena Lanruoshi, Xiangjiu Cheduli, An Rui Da, Yitiao, Ksatria Naga Emas Lampard, Guo Guo ditambah Anda dan Helen, yang benar-benar bisa bertarung hanya sebelas orang. Martelazi mungkin punya masa depan cerah, tapi sekarang dia belum bisa diandalkan. Bahkan jika kita menghitung Shang Yang Felin, bawahan Anda hanya memiliki dua belas pejuang. Jika semua enam peliharaan magis Yang Mulia Helen dipisahkan, total hanya delapan belas ahli kuat Jalan Tertinggi. Angka ini terlalu kecil untuk medan perang Pertempuran Penentuan ultimat."
"Orang tua!" Burung beo kecil langsung memutihkan matanya: "Má lèi bǐ! Mata mana yang melihat saya tidak bisa bertarung?"
Bayi darah telur naga Xiao Bala melompat setinggi tiga ren sambil membawa palu besar, ingin sekali memberikan tonjokan pada fenghuang tua ini.
"Bagaimana dengan saya? Saya diabaikan begitu saja?" Kaka hampir gila karena marah.
Bos kedua memang diabaikan oleh semua orang. Meskipun dua transformasinya adalah Monster Tingkat Super, keduanya bukan tipe yang ahli dalam pertempuran - tidak hanya dia, Mo'er yang memiliki "Kupu-kupu Magis Gabriel" juga dikeluarkan dari pasukan penentuan karena alasan yang sama.
“Setelah Pertempuran Udara Shabak berakhir, Richard memanggil kembali dua roh cincin utamanya dari lautan!” Helen berkata dengan tidak puas: “Sekarang di setelan Tuan Tanah Kematiannya terdapat Adipati Pasang Surut Geryon dan Tuan Tanah Hantu Hydra, serta penyihir api neraka kerangka yang dibentuk oleh 'Capung Api Hijau Bermata Enam'. Ditambah delapan penjelajah roh naga...”
“Dan aku...” Ratu Naga Licik A-Xiannu buru-buru menyela: “Dengan panggung kegelapan, aku bisa menggunakan seluruh kemampuanku dalam lingkaran cahaya gelap. Apalagi sekarang ada kawan lama ku...”
“Dan aku! Aku adalah Ksatria Unicorn!” Pangeran Muda Elf Mari mengayunkan kedua tinjunya: “Aku tidak akan pulang ke Kota Caiyu, aku akan tinggal membantu iparku!”
“Ini masih belum cukup!” Kepala Suku Phoenix dan Wali Kota Naga serentak berseru.
“Kau, ya kau. Pernahkah kau memiliki rekam jejak membunuh monster tingkat super atau ahli Jalan Tertinggi?” Liu Zhenhan tidak berkata apa-apa, mengangkat dagunya dan bertanya pada naga pelangi yang terlihat cukup muda.
“Aku pernah beberapa kali menjalankan tugas bersama prajurit naga suci dewasa. Hanya berhasil melukai tiga ekor monster jahat tingkat super, belum ada catatan pembunuhan.” Ksatria Naga Pelangi meski agak malu, tetap membusungkan dadanya dan menjawab tegas pertanyaan idola bangsa naga: “Tapi setelah hari ini, tanganku pasti akan dipenuhi banyak prestasi pertempuran!”
"Bagus, memang pantas sebagai keturunan Naga Suci!" Liu Zhenhan memuji, lalu menunjuk seekor phoenix hitam: "Bagaimana denganmu, Zhen Beracun, prestasi gemilang apa yang pernah kau raih?"
"Seekor tuan tanah Amukan Ombak. Yang Mulia." Phoenix abadi beracun itu mengangguk sopan: "Ada beberapa luka yang berhasil kubicapkan, namun semua musuh berhasil melarikan diri. Seperti yang Tuan tahu, Monster Tingkat Super dan ahli kuat papan atas sulit dihadang bila memutuskan kabur..."
"Tidak ada..."
"Tidak ada..."
"Tidak ada..."
Saat Lao Liu terus menunjuk-nunjuk jarinya, jawaban phoenix dan naga ternyata seragam secara mengejutkan.
Fenomena ini wajar adanya. Monster Tingkat Super berkemampuan luar biasa dan ahli Jalan Tertinggi memang langka, dan masing-masing memiliki kekuatan mumpuni. Bahkan naga dan phoenix pun tak mungkin memiliki catatan pembunuhan sempurna. Andai standar ini diturunkan ke Monster Tingkat Tinggi, Lao Liu akan mendapat daftar prestasi yang jauh lebih panjang.
Alam liar sebenarnya adalah ekosistem yang sangat teratur dan seimbang. Andai naga dan phoenix benar-benar membantai habis-habisan Monster Tingkat Super lain, populasi mereka sendiri pasti sudah menyusut drastis. Seperti manusia dan Bimon dalam sistem sosial, pejuang sejati yang nekat menantang ahli Jalan Tertinggi hanyalah minoritas. Hukum alam ini merupakan tren universal yang berlaku di berbagai tingkat dimensi dan ras manapun.
"Beritahu mereka, adakah Monster Tingkat Super yang bisa melarikan diri hidup-hidup dari hadapan kalian?" Liu Zhenhan menoleh ke Batalion Saudara Feilengcui, membentangkan tangan sambil berteriak liar: "Beritahu mereka, adakah ahli kuat Jalan Tertinggi yang bisa lolos dari pengejaran kalian!"
Jawabannya menggema bak gemuruh gunung dan gelombang samudera—"TIDAK ADA!"
"Pertanyaan itu seharusnya tidak perlu diajukan." Yitiao menyilangkan tangan sambil tertawa terbahak-bahak: "Bahkan Kolina dan kawan-kawan pernah menyembelih seekor 'binatang peliharaan raksasa berwarna hijau keemasan' di Istana Giok."
"Setidaknya aku sudah membantai satu batalyon Monster Tingkat Super." Pangeran Kecil Xiao Kong yang tampan tersenyum memperlihatkan lesung pipit: "Semuanya duel satu lawan satu atau beberapa lawan satu."
"Sudah terlalu lama, ingatanku agak kabur." Wentekelaier mengernyit lama: "Terlalu banyak Super Monster yang mati di tanganku. Kalau tidak karena itu, Naga Suci tidak akan menuduhku merusak keseimbangan dan memenjarakanku."
"Tugas Naga Batu Permata Meilan memang untuk bertempur." Bosirena Lanruoshi mengangkat bahu dengan anggun: "Di antara bangsa naga di Dunia Naga, aku termasuk kategori tukang pukul terlatih bereputasi."
Guo Guo mengumpulkan kedua cakar kecilnya tapi masih merasa kurang, lalu berusaha mengangkat kaki mungilnya.
“Lihatlah, sahabat lama. Ksatria-ksatria ku lebih banyak dari kalian semua.” Liu Zhenhan tersenyum melihat dua pemimpin Naga dan Fenghuang: “Bukan berarti kekuatan magis tinggi atau sihir kuat pasti bisa menang di medan perang, pengalaman tempur yang matang kadang jauh lebih menentukan kemenangan daripada sihir atau fisik.”
Wali Kota Agaxi dan Kepala Suku Ferdinand jelas merasa Lao Liu sedang memutar balik fakta, tapi untuk sementara mereka tak bisa membantah.
“Saran ku untuk semua adalah menerapkan 'sistem tiga-tiga', melawan agresor tak perlu banyak etika atau harga diri ahli kuat, keroyok massal lebih baik daripada duel satu lawan satu! Asalkan menang dalam pertempuran ini, menjual jiwa ke iblis pun tak masalah.” Liu Zhenhan melanjutkan: “Kali ini, prinsip kita adalah serang saat lawan lengah, serangan tiba-tiba plus tinju liar mengalahkan master! Bajingan di jalanan sering bisa mengusir gerombolan hanya dengan satu dua orang, apa bedanya kita dengan mereka?”
“Tidak ada!”
Teriakan keras Liu Zhenhan membuat kulit kepala semua orang tersentak.
“Kita terlalu terbiasa bertarung solo, tanpa koordinasi tim. Bahkan lebih buruk dari bajingan berantem di jalanan! Asalkan punya keberanian, mengalahkan lawan yang lebih banyak pasti bisa!”
“Pertempuran ini adalah Pertempuran Penentuan, kita yang akan menentukan nasib Aiqin!”
“Kalahkan mereka, nama dan perjuangan kita akan dikenang abadi di berbagai tingkat dimensi!”
“Kalahkan mereka, Aiqin akan menjadi Wilayah Terlarang yang tak ada lagi berani invasi!”
“Perdamaian takkan pernah tercapai dengan sikap mengalah! Benua Aiqin kini bertahan sendirian melawan agresor dari tiga dimensi: Bangsa Iblis, Bangsa Laut, dan Dunia Baka. Ini bukan malapetaka, sebaliknya, justru kesempatan langka! Momentum emas untuk membangun reputasi! Menurut kalian, apa pendapatku benar?”
“Benar!”
Para ahli Aiqin digiring emosinya oleh Liu Zhenhan hingga tubuh mereka tegang membara, wajah memerah, seolah ingin langsung bertempur tiga ratus ronde melawan musuh. Darah akan menjadi mata uang kemuliaan abadi mereka.
Seorang staf Suku Rubah dari Laboratorium Operasi mengirimkan frame peta sihir. Di Feilengcui dan pinggiran Kota Caiyu, pasukan besar Bangsa Iblis telah mengepung. Baru saja, manusia menerima laporan melalui tulangkomunikasi dari Marsekal Sidoff, panglima pertahanan Lembah Lupa, yang melaporkan aktivitas pemindahan pasukan besar-besaran Bangsa Laut.
Pertempuran telah di ambang mata, siap meledak kapan saja.
"Kakak ipar, kau beruntung. Kau menyaksikan sejarah panjang yang mulia ini." Liu Zhenhan memberi isyarat tangan ke Meiluo Le yang gugup memegang tongkat sihir karang Sersein dan kotak tulangkomunikasi setelah "Taman Gelap" gagal: "Jangan kulihat kau pegang barang itu lagi..."
"Atau kuentot dengan benda itu." Bunga Aiqin mengacungkan tinju kecilnya, tanpa kesopanan elf kelas tinggi, dengan gaya primitif mengancam sang Putri Duyung malang.
"Mei Luole yang wajah bunganya pucat pasi sudah mengeluarkan tulangkomunikasi sejak berada di 'Taman Gelap', ingin memberitahu kabar buruk pada Pamannya. Tapi barrier ruang absolut di 'Taman Gelap' benar-benar tertutup, sama sekali tak bisa menggunakan tulangkomunikasi. Meski 'Taman Gelap' sekarang sudah memasuki masa pendinginan, dia tetap tidak punya kesempatan untuk memberi tahu."
"Siapkan posisi! Ingat sisakan pasukan cadangan di tangan. Jika benar ada keadaan darurat, Kepala Stafku akan berkoordinasi real-time dengan kalian. Jika tidak memungkinkan, kita masih punya cincin tujuh lapis emas dan formasi teleportasi sihir yang bisa memanggil bantuan sekutu kapan saja!" Liu Zhenhan mengayunkan tangannya seperti negarawan agung: "Ingat kata-kataku, pertempuran ini bukan soal sihir atau kekuatan, tapi keberanian! Jika perisai magis hancur, gunakan dada! Jika dada hancur, bertarunglah dengan jiwa!"
Satu per satu Liu Zhenhan memeluk setiap ahli Aiqin, berpamitan dengan penuh khidmat.
Lao Liu sangat paham, ini adalah Pertempuran Penentuan. Besok di waktu yang sama, setidaknya setengah dari ahli Aiqin yang muncul di ritual Jieqiu Hyjal akan lenyap dari dunia ini, mungkin termasuk dirinya sendiri.
"Mega senja di ufuk berwarna merah, malam ini pasti akan menjadi Malam Pembantaian."
Sekelompok bajingan nekat Feilengcui menatap senja Hyjal, meninggalkan siluet hitam mereka untuk seluruh Garis Cakrawala.
Pegunungan membentang bak lautan, mentari senja merah bagai darah.
Bab 691: Hitung Mundur Pertempuran Penentuan (15)
Tembakan pertama Pertempuran Penentuan Ultimat terdengar di Kota Caiyu.
Namun tembakan pembuka ini, bertentangan dengan dugaan Raja Langit Bersayap Enam Artest, bukan berasal dari Pangeran Yuwu yang melanggar perintah kerajaan untuk memerintahkan pasukan bangsa iblis, melainkan serangan RAMAS yang dipimpin Rundstedt dari pasukan Kota Caiyu yang secara proaktif membunyikan lonceng kematian pertempuran.
Meishuai sangat memahami alasan Richard menugaskannya ke kota ini.
Walau Imam Utama Angsa Murinio termasyhur dan berkemampuan luar biasa, tak ada catatan gemilang di bidang militer. Seperti pepatah "bukan berasal dari bidang", seorang pendeta ternama dan panglima legendaris adalah dua hal yang berbeda sama sekali - pernah berdinas di militer tak serta-merta membuat seseorang mahir memimpin pertempuran.
Namun setelah tiba di Kota Caiyu, Rundstedt merasa Richard terlalu meremehkan.
Imam Utama Angsa memang seorang bakat serba bisa yang luar biasa! Hanya dengan sekilas memindai sistem pertahanan kota, Meishuai langsung menyimpulkan dengan yakin disertai serangkaian tanda seru.
Kota Caiyu yang menghadap ke barat ini berpunggungan dengan gunung bersalju yang putih bersih, diapit hutan pinus rimbun di kiri-kanan. Dinding pohon kokoh nan megah membentang sepanjang lereng gunung, menyatukan tebing berbatu dengan air terjun kristal ke dalam perimeter kota. Di dinding batu curam nan menjulang, rakyat Kota Caiyu telah mengukir platform gua sebagai posisi ketapel dan ballista - sebuah titik tinggi strategis nan sempurna.
Di atas benteng kayu yang sangat kokoh, menara panah berjejer rapi dan pos penjaga terlihat sangat ketat. Pohon Perang dipenuhi penjaga yang waspada, prajurit terlatih telah siap bertempur; struktur gua penyimpanan pasukan dan gudang persediaan strategis di dalam tembok dirancang sangat rasional, memudahkan penjaga benteng dalam memobilisasi. Tatanan pertahanan kota ini jelas merupakan hasil rancangan ahli—Dengan memanfaatkan kondisi geografis khusus, Kota Caiyu tidak hanya memaksimalkan titik tinggi alami di tebing gunung bersalju, tetapi juga menggunakan hutan purba untuk melindungi kedua sayap kota. Jika perang pecah, pihak penyerang hanya bisa melancarkan serangan satu arah dari barat ke selatan, sementara pasukan bertahan hanya perlu memfokuskan seluruh kekuatan untuk mempertahankan Tembok Barat sepanjang 5 li. Sama sekali tidak perlu khawatir ancaman dari arah lain, sehingga sangat menghemat jumlah pasukan.
Yang paling licik adalah, Murinio membangun Kota Caiyu di kedalaman hutan pinus. Jika ingin memasuki Kota Caiyu dari Padang Rumput Donau, pertama-tama harus melewati jalan setapak sempit di tengah hutan! Ini menjadi masalah besar bagi pasukan penyerang berskala besar. Jika tidak membuka lahan datar yang cukup luas di hutan pinus terlebih dahulu, jangankan peralatan berat, bahkan pasukan biasa pun tidak bisa berbaris di depan Kota Caiyu.
Hutan pinus di kaki gunung bersalju adalah hutan purba. Setiap pohon pinus berusia lebih dari seribu tahun, dengan diameter minimal sepuluh pelukan. Menebang pohon tua berakar kuat sebesar ini dalam skala besar bukanlah pekerjaan mudah.
Meskipun lawan mampu membuka formasi, dinding pohon setinggi 15 meter di Kota Caiyu dengan struktur geometris bersudut dan sistem tembak silang bertingkat, telah menjadikan tembok setengah lingkaran ini sebagai mimpi buruk bagi setiap penyerang! Meishuai adalah ahli terkemuka dalam strategi pengepungan kota. Tentu ia tahu, di era senjata tradisional, tak ada benteng militer yang lebih sulit ditaklukkan daripada kota berstruktur multi-faset seperti ini! Ini adalah kristalisasi kebijaksanaan manusia Aiqin, buah sublimasi dari seni pertahanan yang terkuantifikasi dan terperinci!
Elf jelas tak mampu membangun kota pohon berorientasi militer ekstrem seperti ini. Semua ini jelas merupakan karya masterpiece Imam Utama Angsa.
Namun dari bagian luar tembok pohon, Rundstedt masih bisa melihat sebagian langkah pertahanan bergaya elf. Lapisan tebal duri yang membelit tembok, hanya digunakan oleh Aiqin Mainz - setiap akar raksasa semacam mawar ini sebesar lengan anak, berpelintir seperti ular, dengan dedaunan hijau lebat yang dipenuhi rumpun duri coklat sebesar jari. Prajurit penyerang yang tertusuk ini takkan lebih baik dari terkena tikaman belati. Adapun bekas luka dan lubang pohon besar di tembok, sudah pasti merupakan posisi tembak tersembunyi.
Yang paling khas adalah, area depan Kota Caiyu tidak menggali parit kota, melainkan mengisi bagian dalam tembok pohon dengan air hangat setinggi betis yang berasal dari air terjun panas gunung bersalju. Kelopak bunga beterbangan, uap panas mengepul, meski musim dingin namun dipenuhi bunga teratai warna-warni dan daun lebar teratai tidur, sungguh mempesona——ini jelas merupakan rawa buatan yang dirancang untuk tahan api.
Rumah-rumah di kota juga sangat unik, mahkota pohon pinus tua dihubungkan dengan jembatan rotan rumit seperti sarang laba-laba, bergoyang-goyang menghubungkan berbagai rumah pohon besar, sama sekali tidak perlu menginjak tanah. Jika ketapel Bangsa Iblis ingin menyerang kota ini, mungkin harus bertanya dulu apakah mahkota pohon yang elastis ini mau mengizinkan!
Pertempuran penyerbuan kota adalah metode tempur ekstrim yang menguji ketahanan dan pengorbanan, di antara berbagai jenis medan perang, teknologi penyerbuan dan pertahanan kota memiliki kandungan teknologi terkecil, mampu mencapai level Kota Caiyu seperti ini sudah luar biasa.
Memerhatikan pasukan elit Kota Caiyu, Rundstedt diam-diam menghela nafas: Binatang tanpa wajah raksasa tundra, phoenix, burung Liverpool, Singa Raksasa Nemea, Phoenix api, Harimau putih bulan, Anjing Laut Kutub Biru Dalam, Kerang Kaisar, penyihir Elf Bulan, Raksasa Langit... sialan, ini bukan kekuatan yang seharusnya dimiliki wilayah kekuasaan bangsawan biasa...
“Sebuah kota yang indah dan kokoh, seorang panglima yang ahli dalam militer, serta pasukan kuat dan elit.” Inilah penilaian Rundstedt terhadap Kota Caiyu, Murinio, dan pasukan penjaga kota tersebut.
Meishuai adalah ahli militer yang sangat pandai memanfaatkan kondisi geografis untuk meraih kemenangan. Kemampuan Kota Caiyu dalam memaksimalkan segala sumber daya alam di sekitarnya secara sempurna tentu pantas mendapat pujian darinya.
Namun Kota Caiyu bukan tanpa cela. Di mata Meishuai, meskipun kota ini memiliki keunggulan lokasi dan kondisi alam, ia tetaplah sebuah "kota mati". Jika tembok depan berhasil ditembus musuh, pasukan bertahan yang terkepung bagai kura-kura dalam tempurung sama sekali tidak memiliki jalan untuk meloloskan diri... Dalam perang, "kota mati" semacam ini hanya memiliki dua kemungkinan akhir:kemenangan spektakuler yang menggemparkan,punah seluruhnya...
Dengan mempertimbangkan status sensitifnya, harga diri sang penguasa, dan kondisi sihir yang ada, Rundstedt berusaha menghindari topik yang tidak menyenangkan. Ia hanya mengajukan pertanyaan paling mendesak kepada Murinio: "Yang Mulia Jose, seperti yang sudah Tuan ketahui, baru-baru ini terjadi kebakaran hutan pinus di kaki gunung bersalju. Mengingat kandungan minyak pinus yang begitu tinggi, bukankah berisiko membangun Kota Caiyu di tengah hutan pinus?"
“Apakah Anda takut jika musuh menggunakan serangan api dalam keadaan darurat, Kota Caiyu akan hangus menjadi abu?” Murinio memainkan Seruling Emas, menjelaskan dengan ekspresi datar: “Jika benar-benar terjadi kebakaran hutan, tentu kami hanya punya satu pilihan untuk mundur! Tapi pihak musuh sudah mengirimkan surat perang kepada kami. Menurutku mereka seharusnya tidak akan ingkar janji...”
“Mungkin Anda tidak percaya, tetapi menurut laporan pengintai kami, Bangsa Iblis ini tampaknya sangat menyukai hutan pinus di kaki Pegunungan Salju Himalaya Taymur. Semua peralatan berat mereka dibuat dengan bahan dari tepi Hutan Salib Selatan, tanpa menyentuh sepotong kulit kayu pun dari hutan pinus di kaki gunung! Selain itu, ada pasukan insinyur Bangsa Iblis berjumlah tidak kurang dari 100.000 orang yang baru-baru ini aktif menggali terowongan di hutan pinus gunung.” Adipati Tua Brückner tersenyum getir sambil menggelengkan kepala, menunjuk ke pasukan besar Bangsa Iblis di luar Kota Caiyu yang seperti semut yang berkeringat menebang kayu dan membersihkan area: “Sejujurnya, aku benar-benar tidak mengerti maksud pasukan Bangsa Iblis... Kita semua tahu... nilai militer Kota Caiyu sama dengan nol. Tidak perlu bagi Bangsa Iblis mengambil risiko korban untuk menyerang kota ini secara frontal... Membakar habis tempat ini sepertinya jauh lebih menguntungkan bagi mereka...”
"Apa mereka bermaksud membuat bom udara?" Kemampuan militer Rundstedt benar-benar terlihat di sini. Hanya dalam sekejap dia telah menebak maksud sebenarnya bangsa iblis: "Kandungan resin pohon pinus cukup tinggi, terutama pinus jarum gunung bersalju. Alasan bangsa iblis begitu gencar melindungi hutan pinus gunung pasti untuk tujuan ini."
Seandainya dua Raja Lich dari dunia iblis ada di sini, pasti akan berteriak "makhluk gaib" mendengar perkataan Rundstedt.
"Bom Terpentin" pasukan udara dunia iblis yang sengaja disembunyikan di dasar peti belum pernah terungkap, demi menyerang pasukan Bangsa Laut - musuh masa depan - secara mendadak.
Imam Utama Angsa Murinio dan Adipati Tua Brückner saling pandang, sorot mata mereka berkilat penuh arti. Jelas mereka juga terkejut dengan dugaan Rundstedt - Jika tebakan ini benar, pilihan pasukan bangsa iblis untuk menyerang Kota Caiyu secara frontal daripada membakarnya menjadi sangat logis.
Rundstedt menengadah melihat cuaca, lalu mengamati pergerakan pasukan bangsa iblis di luar kota dengan teropong di tangannya. Alisnya berkerut saat merogoh tulangkomunikasi.
"Sebenarnya meski mereka punya bom udara pun tak masalah..." Adipati Tua Brückner tersenyum dingin, kembali menunjukkan kesombongan khasnya: "Kami adalah Smail! Hak paten pengaturan Wilayah Terlarang Angkasa akan selamanya berada di tangan kami!"
“Situasi ini terasa agak sangat aneh.” Rundstedt menyimpan kembali Kotak Tulang ke dalam saku: “Aku sudah menghubungi Feilengcui dan Lembah Lupa, hasil yang kudapat sama - pasukan musuh masih dalam persiapan, belum melancarkan serangan.”
“Apakah Anda curiga lawan akan menggunakan serangan bom udara untuk membersihkan kita?” Imam Utama Angsa Murinio mengetuk pelipisnya yang tampan dengan Seruling Emas, lalu dengan gesit mengeluarkan Kotak Tulang: “Baik, segera kuhubungi London. Aku akan kirimkan 300 prajurit Smail ke Feilengcui dan Lembah Lupa masing-masing.”
“Maaf mengganggu.” Dua Naga Pelangi dan dua Naga Peri mendekat dengan wajah merah padam. Naga Pelangi mengenakan zirah lengkap berpura-pura jadi prajurit, sementara Naga Peri berbalut Jubah berlagak sebagai Penyihir: “Musuh sedang membersihkan area, pertempuran besar akan pecah. Di mana seharusnya rekan-rekan kami bersembunyi? Membiarkan mereka teronggok dalam cincin ruang jelas pemborosan sumber daya!”
Dua Kota Naga besar mengirimkan dua pasang naga bangsawan dan empat puluh enam ekor naga biasa untuk mendukung Kota Caiyu. Ditambah enam Naga Hitam Neraka dan seekor Gajah Perak Diting yang dibawa Rundstedt, mustahil menyembunyikan makhluk-makhluk besar sebanyak ini di benteng. Tapi jika hanya mengandalkan dua pasang Naga Pelangi, Naga Peri, tiga naga level tiga yang bisa berubah wujud manusia, serta Rundstedt yang menyamar di antara pasukan benteng, efek serangan mendadak pasti terbatas - Sudah pasti, saat perang pecah, pasukan elit musuh akan menyerang benteng utama. Jika lima puluh enam naga bisa menyerang bersama...
"Masalah ini tidak bisa kuselesaikan." Rundstedt mengangkat tangan dengan santai: "Jika lebih dari lima puluh naga muncul di benteng, bahkan jika bangsa iblis terkena katarak massal pun mereka tetap akan melihatnya."
"Ini memang masalah besar..." Adipati Tua Angsa terbata-bata.
"Kalau tidak bisa sembunyi, lebih baik lawan secara terbuka!" Naga Pelangi yang berwatak keras berteriak sambil mengeluh karena zirahnya membuat perutnya gatal: "Bangsa naga Aiqin yang tak terkalahkan, mana mungkin menggunakan taktik pengecut seperti 'penyergapan'?"
"Jangan sampai!" Wajah Rundstedt langsung berubah masam: "Kau ingin membunuh Richard?"
"Membunuh Tuan Tanah Richard? Apa maksudmu?" Seekor Naga Peri dengan jerawat di hidung bertanya heran: "Tuan Rundstedt, apakah kau terlalu berlebihan?"
"Strategi serangan tiba-tiba dan penyergapan Richard yang dikombinasikan dengan taktik 'kuda kelas atas vs kuda kelas bawah' memang merupakan rencana strategis yang brilian, tapi rencana ini memiliki celah mematikan alami - jumlah ahli Aiqin terlalu sedikit!" Rundstedt tersenyum sinis: "Adakah elit penguasa dari tiga dunia (Iblis, Laut, dan Dunia Bawah) yang bodoh? Jika Kota Caiyu memperlihatkan kekuatan lebih awal, bisakah kabar tentang keselamatan ahli-ahli Aiqin tetap terjaga? Saat itu semua pihak akan bertarung terang-terangan sampai titik darah penghabisan, menurutmu seberapa besar peluang Aiqin mengalahkan gabungan kekuatan tiga dunia tersebut?"
Dua pasang Naga Pelangi dan Naga Peri langsung layu.
"Apa itu Kota Caiyu? Dalam rencana Richard, Kota Caiyu adalah taruhan terbesar!"
"Di sini ia mempertaruhkan lebih dari lima puluh ekor naga - kekuatan tingkat tinggi yang sama sekali tak terbayangkan oleh Bangsa Iblis!"
"Kita harus mengandalkan serangan mendadak dan penyergapan untuk melumpuhkan kekuatan elit musuh, baru bisa mencapai tujuan mendukung dua front pertempuran lain dengan cepat!" Setelah mengucapkan semua itu, Rundstedt balik bertanya pada Naga Pelangi yang berani tadi: "Sekarang masihkah kau berpikir kita harus mengerahkan semua naga untuk bertempur habis-habisan dengan lawan?"
"Tapi..." Naga Pelangi itu juga tidak bodoh: "Hanya dengan kita berberapa, berapa banyak ahli musuh yang bisa kita lumpuhkan?"
“Karena kita tidak punya kekuatan untuk melukai lawan secara signifikan, maka tugas ini harus diserahkan ke Lembah Lupa dan Feilengcui!” Ekspresi Rundstedt menyakitkan, menjelaskan strategi dan taktik ke kayu mati sungguh tak menyenangkan: “Apa kau masih belum mengerti? Dari tiga garis depan, pasti ada satu yang pertama berperang. Karena kabar tentang ahli-ahli Aiqin yang selamat pasti akan terbongkar, tentu lebih baik musuh kita mendapat pukulan seberat mungkin! Feilengcui punya proyeksi Tirai Besi, Lembah Lupa punya banyak ahli berwujud manusia - serangan tiba-tiba mereka ke pasukan musuh jauh lebih efektif! Tugas Kota Caiyu saat ini hanya satu: jika tidak berperang ya sudah. Begitu perang mulai, harus secepatnya mengatasi lawan lalu segera mendukung garis depan lain!”
“Jancuk... Kok sisi Feilengcui dan Lembah Lupa lama banget nggak mulai bertempur...” Naga Pelangi tidak puas tapi tak bisa membantah, hanya bisa bergumam pelan untuk meluapkan frustrasinya.
“Cuma satu kata: TUNGGU!” Rundstedt mengangkat bahu, memberi isyarat 'aku juga tak bisa berbuat apa'.
Kotak Tulangnya tepat waktu mengaumkan suara Oushou yang wara-wara. Setelah memutar kenop, wajah tampan Meishuai menampakkan kilatan sukacita.
“Bagus! Pasukan bangsa iblis yang menyerang Feilengcui akhirnya nggak tahan mulai memanggil mantra terlarang!!!”
"Ini bunuh diri, Feilengcui hanya perlu menggunakan dua kubah wilayah kekuasaan, pemanggil mantra terlarang ini pasti akan terkena pembalikan elemen." Empat keturunan Naga Suci tertawa mendengar ucapan Meishuai: "Agresor dari dimensi lain ini sepertinya yakin para ahli Aiqin kita sudah kehabisan daya."
"Feilengcui adalah tempat paling mungkin untuk melumpuhkan pasukan elit musuh. Tirai Besi Jurang terlalu kejam, di atas jarak lima ratus yard Bukit Merah terlihat seperti gumpalan kegelapan! Aku yakin, bahkan tanpa mengerahkan ahli Jalan Tertinggi-nya, Richard bisa membantai banyak petarung puncak dari tiga dunia (iblis, laut, arwah) hanya dengan anak panah Adamantium berbulu Penjaga Utama dan sihir Pasukan Ajaib." Rundstedt terkekeh: "Panglima besar pertama Dunia Arwah pun mungkin takkan sanggup menahan serangan mendadak begitu banyak sihir dan anak panah Adamantium sekaligus?"
"Jika aku bisa menemukan cara untuk menyembunyikan sepuluh ekor naga, bisakah Anda memimpin kami untuk mendahului Lembah Lupa dan Feilengcui dalam memulai tembakan pertama Pertempuran Penentuan?" Murinio yang selama ini diam tiba-tiba mengajukan pertanyaan ke Rundstedt: "Sepuluh naga, ditambah kalian yang menyimpan niat membunuh, seharusnya cukup untuk melumpuhkan ahli bangsa iblis di luar Kota Caiyu!"
"Aku memimpin kalian memulai pertempuran..." Keringat dingin mengucur di dahi Meishuai: "Tuan Mourinho, bukankah komandan tertinggi kota ini seharusnya Anda dan Adipati Tua Brückner?"
“Tidak usah sungkan. Meskipun tindakanmu dalam Pertempuran Bukit Minyak sangat tidak disukai oleh kami suku Smyer, tapi kepiawaianmu dalam taktik operasional benar-benar membuatku kagum. Keahlian profesional harus dihargai, komando militer Kota Caiyu tentu harus diserahkan kepada ahli sepertimu untuk memaksimalkan potensi.”
“Maksud Burung Ajaib adalah maksudku.” Adipati tua mengangguk setuju: “Meskipun kami suku Smyer angkuh, kami juga berani mengakui kelemahan diri dan menghargai kelebihan orang lain.”
“Ini...” Rundstedt paham, Murinio mungkin sedang merasakan hal yang sama dengannya - terlalu tertekan oleh sorotan Richard, terus-menerus mencari kesempatan untuk memulihkan harga diri, membuktikan bahwa dirinya juga jenius di era ini yang tak kalah dari Shaman Divine Comedy.
“Tidakkah kau ingin membuktikan nilai eksistensimu?” Imam Utama jubah emas ini seolah membaca pikiran Rundstedt, seperti menuangkan minyak ke api, hanya dengan satu kalimat berhasil membangkitkan ambisi Meishuai: “Aku, Hosea Murinio - pendeta fenghuang terhebat dalam sejarah suku Smyer bahkan seluruh Bimon, bersama kau - Jenderal Rundstedt termasyhur dari Gurun Pasir Taklamakan, apakah gabungan kita masih kalah dari seorang pezina?”
Rundstedt yang wajahnya memerah menggenggam erat tinjunya, tubuhnya gemetar hebat. Meski tak mengucap sepatah kata, semua orang bisa melihat betapa bergairah dan penuh hasrat dirinya saat ini.
Bab 692 Hitung Mundur Pertempuran Penentuan (16)
Sebagai Penyihir, Richard tidak pernah bermeditasi, tidak pernah meneliti, juga tidak pernah belajar, namun tetap mampu menjadi puncak tertinggi di antara tiga level Santo dunia sihir; Sebagai Pendeta Shaman, Richard yang bahkan tidak punya peliharaan magis resmi, justru berhasil membina seekor burung liar biasa dan monster tingkat rendah yang hina menjadi ahli sihir langka di berbagai tingkat, bahkan merakit armada mayat hidup laut yang sangat kuat; Sebagai komandan militer yang hanya memahami dasar-dasar penyusunan formasi tempur, gaya kepemimpinannya justru melahirkan pasukan pengawal tak terkalahkan yang terkenal di dunia; Sebagai bangsawan tertinggi, pria berbahasa kasar dan berperilaku genit ini—yang serakah, bernafsu, dan bermoral bejat—dengan taktik merayu bawahan ala kepala gerombolan perampok yang hanya bisa "membagi emas dengan timbangan besar" dan "melahap daging", justru berhasil mengumpulkan banyak pahlawan zaman ini yang rela mati untuknya.
Bagaimana mungkin sosok kontroversial yang tidak menonjol di bidang mana pun, selalu mengambil jalan pintas ini, bisa menindas semua pahlawan yang merasa dirinya hebat? Sungguh membuat orang geram!
Apa artinya bintang zaman atau anak kesayangan dewa di hadapan bajingan berjubah kesucian agama ini?
“Sungguh tak kusangka, Yang Mulia Jose ternyata masih menjadi pendeta super yang memiliki dua ekor phoenix peliharaan magis.” Tanpa keraguan sedikitpun, Rundstedt menepuk-nepuk wajahnya yang kaku, menyungging senyum lega bagai musim semi mencair: “Jika kita berdua gabungan masih tak bisa mengalahkan Richard, seumur hidupku aku akan benar-benar pasrah.”
“Aku bukan sekadar pendeta dengan dua phoenix peliharaan magis.” Murinio membetulkan ucapan Meishuai: “Karena itu, kali ini aku takkan membiarkanmu pasrah...”
“Tunggu! Bukan maksud kami meremehkan, bahkan jika Yang Mulia Murinio bisa menyembunyikan sebagian naga, bagaimana kita bisa merebut inisiatif untuk memulai tembakan pertama dalam Pertempuran Penentuan ini sebelum Feilengcui dan Lembah Lupa?” Dua Naga Pelangi yang geram itu bersahutan: “Inisiatif penyerangan sekarang bukan di tangan kita! Jika bangsa iblis tetap tak mau menyerang, kita TIDAK punya cara! Peri bunga telah menganugerahkan 'Barrier Pengisolasi Elemen' di tembok ibu kota, musuh tak bisa merasakan keberadaan kita, tapi barrier tak bisa bergerak, begitu kita menyerang pertama, bukankah tipu daya kita akan terbongkar?”
“Tak masalah! Membuat musuh menyerang duluan itu sangat mudah!” Rundstedt bahkan lebih antusias dari Murinio: “Asalkan Yang Mulia Jose bisa menyembunyikan sepuluh ekor naga di tembok ibu kota dengan baik, menjamin kekuatan yang cukup untuk melumpuhkan musuh, bagiku sangat sederhana untuk membuat mereka tak sabar menyerang balik!”
“Menyembunyikan sepuluh ekor Naga? Ini mungkin agak sulit, ukuran tubuh bangsa naga kami tidak kecil biasa.” Dua ekor Naga Pelangi tampak tidak percaya Murinio bisa melakukan hal ini, di dunia ini belum ada Penyihir yang mampu mengsembunyikan sepuluh ekor Naga sekaligus.
“Ikut aku.” Murinio memutar Seruling Emas di tangannya dengan lihai, mengangkat kaki, sayap putih salju swish terkembang, langsung melompat dari benteng setinggi belasan meter kembali ke dalam kota.
Empat ekor naga bangsawan dan Rundstedt tertegun melihat Imam Utama Angsa memanggil-manggil nama ke udara kosong, seperti melihat mayat hidup, setiap panggilan dijawab suara dari udara. Kemudian Murinio seperti orang buta meraba gajah, tangannya meraba-raba di udara, cincin tujuh lapis emas terus berpendar terang, seolah menyimpan satu demi satu benda.
“Jubah Elf?” Seekor Naga Peri yang berpengetahuan langsung menebak benda tak kasat mata itu memakai "Jubah Elf", tapi dia heran: “Bukannya Jubah Elf hanya bisa menyamarkan diri di hutan dengan warna hijau, bagaimana bisa…”
“Zaman berkembang, keterampilan Elf juga maju. Ras beradab yang paling berpegang tradisi pun tidak akan membatasi diri dalam sihir.” Murinio tersenyum, orang tua tampan sekeren debt collector dunia ini sekali tersenyum, langsung jadi pembunuh perempuan dari nenek sampai lolita.
Mata kedua Naga Peri seketika berubah menjadi Galaksi Hesperus, penuh dengan bintang-bintang kecil.
Dalam pandangan Naga Peri yang cenderung memiliki sifat kekanak-kanakan, citra suci dan sempurna Imam Utama Angsa ini sangat cocok muncul di tepi danau jernih yang bening, kebetulan menemukan dirinya yang sedang mandi di air - lalu dengan pipi memerah, polos, panik setelah mendapat tamparan, lalu jatuh cinta tak terselamatkan padanya. Jelas, jika pemeran utama dalam kisah godaan asyik bak dongeng ini diganti dengan Tuan Tanah Richard dari wilayah Pelangi-Naga, meski perempuan telanjang yang mandi di danau itu memiliki kecantikan legendaris seperti Dewi Cinta, setelah menamparnya pasti akan ditendang ke dasar air sampai menjilat lumpur dan berubah jadi Si Kepala Babi.
"Ikut aku." Murinio yang sudah kebal menghadapi kekonyolan semacam ini, melambaikan tangan membawa naga bangsawan dan Rundstedt ke formasi teleportasi sihir.
Setelah lingkaran cahaya teleportasi yang menyilaukan menghilang, Rundstedt sadar mereka telah tiba di sarang Smail, Kota London. Di mana-mana terlihat patung marmer raksasa bernuansa klasik - selain wilayah warisan Angsa, tak ada tempat lain di Kerajaan Bimeng yang memiliki peninggalan berkelas seperti ini.
"Muncul lah!" Saat Murinio menggerakkan cincin tujuh lapis emas, figur-figur raksasa yang bergerak-gerak mulai muncul dari kehampaan.
Empat ekor Naga dan enam Raksasa Kabut dengan tinggi hampir 10 meter membuka jubah elf super lebar yang menutupi tubuh mereka, berdiri bagai bukit di atas lantai marmer sehalus cermin. Tubuh raksasa mereka seketika membuat kubah megah aula terasa sempit dan sesak.
Senyum empat Naga Pelangi dan Naga Peri langsung membeku.
Karena di sudut bibir empat Naga dan enam Raksasa ini, jelas terlihat dua taring mencuat keluar dari bibir, wajah mereka pucat bagai ditaburi bedak.
Rundstedt tidak paham situasi, hanya bisa mengagumi bagaimana Imam Utama Angsa tetap menjadi Imam Utama Angsa. Kekuatan tersembunyinya ternyata begitu besar. Bahkan tanpa dukungan Richard, Kota Caiyu rupanya sudah mempersiapkan penyergapan untuk ahli bangsa iblis.
"Sepuluh jubah elf khusus ini akan dipakai oleh sepuluh Naga terkuat pilihan kalian," kata Imam Utama Angsa dengan datar. "Terus terang, di Kota Caiyu masih ada dua ekor Naga Darah. Kekuatan mereka sangat tinggi, jadi tidak kupanggil kembali."
Mendengar istilah asing "Naga Darah" yang belum pernah didengar sebelumnya, lalu melihat ekspresi empat Naga bangsawan yang seperti gunung berapi siap meletus, Meishuai menyadari ada yang tidak beres.
"Apa itu... Naga Darah..." tanya Rundstedt ragu. Ia mengira sudah cukup memahami Aiqin, tapi benar-benar belum pernah mendengar nama aneh untuk bangsa naga ini.
“Adalah bangsa naga yang pernah mengalami 'pelukan pertama' oleh vampir.” Seekor Naga Pelangi memandang marah keempat ekor naga darah, wajah tampannya berkerut-kerut. Barang-barang logam di aula berdentum seperti genderang perang yang dipukul, bergetar seakan tuts piano yang dipencet.
Begitu dijelaskan, Rundstedt langsung paham.
"Vampir" adalah julukan palsu yang diberikan kepada suku kelawar manusia Hua Lunbo'er - pengkhianat besar Bemon - setelah peristiwa debu Hyjal berakhir ribuan tahun lalu, saat manusia berkhianat. Secara umum, vampir merujuk pada klan Wallenpol, tapi itu hanya dalam pengertian umum. Sebenarnya, ras vampir asli di Benua Aigean, yakni sang penghisap darah sejati, adalah pihak lain.
"Pelukan pertama" adalah metode resmi yang digunakan ras vampir asli untuk merekrut anggota baru keluarga. Secara sederhana, berarti menggigit sekali. Cukup dengan digigit vampir asli untuk mendapatkan pelukan pertama, maka selamanya akan menjadi pemakan darah, mendapat kehidupan abadi tak lekang waktu, serta kemampuan berubah jadi kelelawar. Tapi sejak itu juga akan takut sinar matahari, bawang putih, dan perak. Jadi lebih suka tinggal di peti mati, terobsesi dengan aroma kegelapan dan pembusukan.
“Zaman ketika ras aliran darah sejati masih aktif mungkin sudah harus ditelusuri kembali ke zaman kuno. Semua orang sudah tidak tahu berapa tahun lalu mengira ras pinggiran yang terjebak antara makhluk hidup dan mayat hidup, kegelapan dan cahaya ini telah punah. Kalau tidak, mereka tidak akan memaksakan tuduhan palsu ini kepada Bimon kelelawar dengan seenaknya.
“Bukankah dikatakan 'Embrace' aliran darah hanya bekerja pada orang biasa dengan kemampuan pertahanan magis rendah? Bagaimana bisa bahkan Raksasa dan Naga...” Suara Rundstedt semakin melemah. Dia menyadari Naga Pelangi dan Naga Peri tampak sangat tidak menyukai kejadian ini.
“Meishuai, zaman sedang berkembang. Ras beradab yang paling berpegang pada tradisi pun tidak akan membatasi diri sendiri dalam sihir. Elf begitu, aliran darah juga begitu! Di Kota Caiyu masih ada seorang Adipati aliran darah yang menyusup di balik layar. Dia dulunya adalah seorang penyihir Elf Bulan.” Murinio mengayunkan Seruling Emas, tersenyum tipis: “Tak perlu panik atau marah. 'Embrace' aliran darah pada dasarnya hanyalah mantra darah, tidak ada yang istimewa. Sama seperti sihir mayat hidup yang bisa mengubah kerangka menjadi makhluk abadi. Hanya sekadar jenis sihir biasa.”
“Sihir darah?” Ledakan pertanyaan setelah hening yang panjang.
Siapa yang tidak tahu Santo Aiqin adalah ahli terkemuka puncak sihir darah? Mungkinkah Shaman Divine Comedy sebenarnya adalah vampir asli?
Rundstedt menelan air liur gloops-gloops, sampai-sampai bingung harus berkata apa.
"Berbagai taktik sihir adalah hasil pengalaman seumur hidup para penyihir selama ribuan generasi, yang tidak terlalu terkait dengan tinggi rendahnya nilai kekuatan magis. Mengapa beberapa penyihir menengah bisa menguasai seratus jenis sihir berbeda, sementara Magister Sihir hanya menguasai satu? Ini karena perbedaan aliran guru atau spesialisasi!" Murinio tertawa: "Sistem sihir bukan hak eksklusif ras tertentu untuk menciptakan dan memahami. Apa anehnya jika bangsa iblis dan Moore menggunakan sihir yang sama? Sihir Braak Bangsa Iblis dan sihir ruang Aiqin masih satu sistem, apakah tekniknya sama?"
"Kebaikan dan kejahatan sihir hanya tergantung pada hati penggunanya." Rundstedt melihat suasana tegang seperti pedang terhunus, mencoba meredakan: "Jangan impulsif, setiap ras berhak mempertahankan kebiasaan makan uniknya. Manusia kelelawar telah berkembang biak di Kerajaan Bimeng selama ribuan tahun tanpa mengalami diskriminasi ras. Selama tidak berbuat jahat, bangsa iblis tak beda dengan manusia kelelawar."
"Secara sederhana, Inisiasi Klan Darah adalah metode modifikasi kekuatan magis, mirip dengan modifikasi khimera, hanya saja tidak memiliki variasi transformasi sebanyak itu—hanya bisa berubah menjadi kelelawar, serta mengubah kebiasaan makan dan gaya hidup." Murinio menatap tajam empat Naga bangsawan yang berwajah muram: "Semakin tinggi nilai kekuatan magis tubuh asli, dasar kekuatan magis darah setelah Inisiasi juga akan semakin tinggi. Mengorbankan kebiasaan makan dan gaya hidup untuk mendapatkan keabadian, selama dianggap sepadan dan diterima dengan sukarela, menurutku ini bukanlah hal buruk! Tahukah kalian tiga prinsip utama Inisiasi Klan Darah? Sukarela, rahasia, dewasa! Mungkin sebagai Bimon yang sudah terbiasa dengan tradisi historis Warronbal yang memakan darah, aku tidak menolak eksistensi Klan Darah!"
"Memalukan menjadi Smail, kau malah tidak menolak ras jahat ini?" Dua Naga Pelangi menunjuk hidung Murinio sambil membentak: "Kalau bukan karena perintah Tuan Tanah Richard kepada para naga di Kota Naga untuk tidak bermusuhan dengan keluarga Hosea, kami sudah..."
"Cukup! Klan Darah bukan monster! Memang ada sampah masyarakat di antara mereka, tapi sebagian besar tetap menjaga hati yang baik dan jujur. Apa hubungan cara bertahan hidup dengan kebaikan dan kejahatan? Jika benar ingin berbuat jahat, mana mungkin mereka menyembunyikan diri dan bertahan hingga kini!" Imam Utama Angsa mengerutkan kening, dengan wibawa menghentikan ucapan kedua Naga Pelangi: "Kuberi satu jaminan—Klan Darah saat ini tidak pernah mengambil makanan melalui cara tidak sah! Mereka sekarang berada di bawah komandoku, aku berhak menjamin mereka dengan nama baik dan nyawaku!"
Kedua Naga Pelangi itu terus-menerus tersenyum sinis, jelas-jelas tidak menerima cara ini.
"Silakan kalian berpikir apa saja yang kalian mau." Murinio menggerakkan cincin tujuh lapis emas-nya, menyimpan empat ekor naga darah dan enam raksasa darah: "Sekarang Aiqin sudah berada di titik kritis, bangsa darah bisa melanggar klausul pengasingan dalam aturan leluhur, berani tampil ke depan, menjalankan kewajiban sebagai ras Aigean untuk membela harga diri dan keamanan seluruh benua, ini sendiri sudah merupakan tindakan heroik! Jika kalian para naga tidak suka, silakan pergi dari Kota Caiyu, aku sama sekali tidak akan memaksa kalian."
Begitu kalimat yang menguasai titik tinggi moral ini dilontarkan, keempat keturunan Naga Suci itu tidak bisa berbuat apa-apa lagi kecuali menjepit hidung mereka sambil melepaskan naga-naga, memilih prajurit naga dan pendeta naga yang kemampuannya tinggi untuk membentuk tim, mengenakan sepuluh jubah elf ukuran ekstra besar, lalu pergi ke Kota Caiyu untuk memasang jebakan.
Rundstedt tidak mengucapkan omong kosong, dia benar-benar memaksa bangsa iblis untuk segera melancarkan serangan.
Hanya memanggil satu mantra terlarang saja, sesederhana itu.
Bab 693 Hitungan Mundur Pertempuran Penentuan (17)
Pertempuran tingkat tinggi ini sejak awal sudah penuh dengan ketidakpastian, jadi mari kita telusuri kembali bagaimana situasi Aiqin justru menimbulkan reaksi gelembung yang besar karena keputusan Rundstedt dan Murinio setelah mereka mencapai kesepakatan.
Karena Rundstedt memanggil mantra terlarang—maka Pangeran Yu Wu yang sedang mendekati Kota Caiyu segera melancarkan serangan—karena pasukan besar Bangsa Iblis di Caiyu tiba-tiba bergerak—maka pasukan bangsa iblis yang menyerang Feilengcui pun mengikuti dengan melancarkan serangan total.
Ini adalah rantai sebab-akibat yang saling melengkapi, tanpa satu pihak pun drama besar ini takkan bisa dimainkan.
Sama seperti Raja Langit Bersayap Enam Artest, tujuan Rundstedt dan Murinio melakukan ini sebenarnya ingin "rebut paksa jasa", namun kedua jenius langit yang berpikiran tajam dan berkarakter stabil ini tidak sedang mabuk darah panas. Keberanian mereka bertindak demikian karena masih menyisakan kartu as di tangan.
Klan darah tersembunyi yang penuh niat membunuh, lima puluh ekor Naga Aigean yang terkenal di dunia, legiun pribadi Rundstedt—formasi tersembunyi mewah seperti ini bahkan Feilengcui pun tak mampu menyamai! Dengan kartu sekuat ini jika masih tak berani mengelabui agresor, bukankah itu kebodohan?
Sejujurnya, hasil akhir pertempuran besar ini masih belum pasti. Bagaimanapun agresor bukanlah Berbual B biasa. Para ahli Aiqin setelah bersumpah di Hyjal, semuanya telah memiliki kesadaran untuk mati.
Bagi Meishuai dan Imam Utama Angsa, apakah mereka akan tumbang selamanya dalam pertempuran kejam ini, apakah kekuatan Aiqin akhirnya meraih kemenangan gemilang atau mengalami kekalahan telak—bukanlah masalah yang perlu diteliti sekarang.
Asalkan dalam perang besar kali ini tidak membiarkan Shaman Divine Comedy bersinar sendirian, tidak membiarkan Feilengcui memonopoli kemasyhuran... Asalkan dalam pertempuran ultimat tingkat tinggi ini bisa menunjukkan performa yang RAMAS, bisa mempengaruhi arah pertempuran secara maksimal... Maka tujuan mereka berdua telah tercapai!
Kegigihan Murinio dan Rundstedt dalam membuktikan nilai eksistensi diri mereka sebenarnya bukan hanya untuk ditunjukkan pada dunia, tapi juga pada diri sendiri - meski jenius, di hadapan kilau Liu Zhenhan, keyakinan mereka sudah lama goyah!
Terlepas dari benar salahnya motivasi ini, jika Imam Utama Angsa dan Meishuai ingin membuktikan diri setara dengan Santo Aiqin, perang besar ini memang benar-benar kesempatan terakhir mereka - dan juga yang paling menjanjikan!
Siapa sangka pertempuran ini adalah klimaks dari senjata ultimat?
※※※
Demi Yang Maha Kuasa!
Kaisar Giok benar-benar tidak pernah punya pikiran untuk merampas jasa Ksatria Bersayap Putih!
Dendam membara atas perampasan "Guci Giok Dewa Kekayaan" dan pembantaian markas besar "" membuatnya membantai banyak mata perak selama pengembaraan di dunia iblis. Hutang darah ini membuatnya tetap tak bisa memasuki lingkaran inti politik magis meski telah menjadi "Pangeran Yu Wu".
Ambisi Kaisar Giok sangat tinggi, ia tidak ingin selamanya terjebak dalam pusaran politik dengan status sebagai selir pria di harem kerajaan——karena itu, jika bukan terpaksa, ia sama sekali tidak ingin menyinggung kekuatan militer terkuat di dunia iblis, Ras Mata Perak.
Seandainya ada pilihan, Kaisar Giok lebih suka memimpin pasukan menyerang Feilengcui; namun atas usulan Raja Langit Bersayap Enam, tugas berat yang jelas-jelas tidak menguntungkan ini—menyerang Kota Caiyu—akhirnya jatuh ke pundaknya tanpa ampun. Sebelum perang, dua Raja Lich telah mengeluarkan beberapa dekrit kepada seluruh pasukan, menegaskan larangan keras penebangan berlebihan di hutan pinus di kaki Pegunungan Salju Himalaya Taymur. Pelanggaran akan dihukum berat! Alasannya sederhana: senjata strategis angkatan udara Bangsa Iblis "bom udara minyak pinus" bergantung pada ekstraksi "minyak pinus" dari pohon natal. Karena jumlah pohon natal di dunia iblis jauh lebih sedikit dibanding di Aiqin, setiap hutan pinus perawan di mata Raja Lich identik dengan kata kunci seperti "gudang bom" dan "kawasan lindung".
Masalahnya justru terletak di sini: Kota Caiyu dibangun di kedalaman hutan pinus. Jangankan 300.000 pasukan, bahkan jika hanya mengerahkan pasukan penyihir berskala besar untuk serangan utama, bagaimana mungkin membuka koridor serangan yang cukup luas tanpa menebang pohon secara besar-besaran?
Sejak memimpin pasukan memasuki hutan pinus, otak Kaisar Giok langsung pusing tujuh keliling. Sebagai penduduk asli Benua Sutra yang sama sekali tidak menguasai Bahasa Umum dunia iblis, setiap perintah harus melalui perwira penghubung bangsa iblis yang ahli bahasa telepati. Bayangkan betapa melelahkannya. Ditambah lagi dengan keberadaan Raja Lich Jiabao di kemah besar tulang pusat, Kaisar Giok juga khawatir penebangan pinus berlebihan akan membuat Ratu murka. Maka 300.000 pasukan bergerak lamban, sementara pasukan bangsa iblis di Feilengcui sudah siap siaga. Pasukannya baru berhasil membersihkan medan terbuka seluas tiga li di bawah Kota Caiyu.
Kelambanan gerak bukan masalah utama. Yang benar-benar membuat Kaisar Giok muntah darah adalah taktik licik Bimon Kota Caiyu yang menggunakan pilar totem lagu perang - persis seperti yang digunakan melawan kelompok penyihir Bangsa laut di Pertempuran Weisisipang!
Satu pilar totem lagu perang mampu menciptakan zona penghalang level sihir menengah tiga dimensi dalam jarak lima puluh yard. Artinya, meski dikubur sedalam 10 meter di bawah tanah, pilar ini tetap bisa mempengaruhi penyihir yang berdiri di permukaan. Kecuali penyihir itu naik ke platform operasi setinggi lebih dari empat puluh meter, mustahil lolos dari jerat zona penghalang sihir ini!
Bimon sebenarnya mengubur pilar totem lagu perang sedalam apa di bawah tanah, Kaisar Giok tidak bisa memastikan. Yang dia tahu hanyalah: Dari warna dan kesegaran tanah permukaan, mustahil melihat area mana yang sudah dimanipulasi Bimon. Indra energinya pun tak bisa menembus lebih dari 5 meter ke dalam bumi. Yang pasti, dalam radius lima ratus yard dari dinding pohon Kota Caiyu, telah menjadi zona penghalang level sihir yang solid. Jika pasukan penyihir kita menembak dari jarak lebih dari seribu yard, sihir level menengah ke bawah akan lenyap tanpa suara di udara setelah terbang beberapa jarak.
Selain lebih dari seribu anggota inti bawahan, Kaisar Giok juga membawa ribuan ahli sihir arkan Bangsa Iblis yang mengkultivasi empat aliran utama sihir untuk menyerang Kota Caiyu. Setidaknya separuh dari mereka memiliki kualifikasi level menengah.
Terpaksa, Kaisar Giok memerintahkan pasukan insinyur segera membangun platform titik tinggi berbahan kayu, berharap ketinggian bisa menghindari kendala kuat dari pilar totem lagu perang - Adapun koordinasi serangan simultan dengan sekutu di Lembah Lupa dan Feilengcui, Kaisar Giok sudah mempersiapkan mental sebagai pihak yang akan jadi penyokong.
Namun tiga ras lautan dunia iblis kemudian mengerahkan lebih dari 3.000 ahli sihir arkan tingkat tinggi yang bisa mengabaikan pilar totem lagu perang. Dengan bantuan "formasi teleportasi memancarkan kilau", mereka datang ke Kota Caiyu sebagai bala bantuan dengan aura menggentarkan. Hal ini membuat Kaisar Giok yang semula pusing tujuh keliling menjadi sangat gembira. Begitu banyak penyihir level tinggi - bahkan untuk tiga ras lautan dunia iblis sekalipun, pasti harus mengencangkan ikat pinggang mereka untuk mengumpulkan pasukan sebanyak ini. Kaisar Giok tahu, dua Raja Lich hanya menggunakan dua "Formasi pisah-air lembab An'erle" yang diminta dari Bangsa laut Aiqin, untuk membeli loyalitas tiga ras lautan dunia iblis. Tingkat keuntungan transaksi ini benar-benar membuatnya iri diam-diam.
Tepat ketika dia hendak meminta instruksi pada Raja Lich Jiabao yang berkedudukan di pusat komando, apakah boleh melancarkan penyerbuan kota, Kaisar Giok mendengar nyanyian mantra yang melengking dan merasakan gejolak elemen ruang yang sangat kacau.
Mantra terlarang!
Kaisar Giok yang memimpin langsung di garis depan pertempuran tertegun. Bukankah ini sama sifatnya dengan "ledakan diri inti energi (neidan)" dari Benua Sutra? Mengapa Bimon di Caiyu nekat bermain nyawa seperti ini?
Kaisar Giok yang belakangan giat mempelajari sihir arkan dan pengetahuan magis, sangat memahami kengerian mantra terlarang sekaligus juga menyadari kekurangan besarnya!
Hasilnya jelas terlihat, penguasa dunia bawah dari Benua Sutera Timur ini yang secara alami memiliki mentalitas kedaerahan yang mendarah daging, saat nyawanya terancam bahaya besar, sifat keras kepalanya langsung muncul. Sebagai komandan militer tertinggi, dia tidak meminta instruksi dari Raja Lich Jiabao yang berkedudukan di pusat komando, juga tidak memberikan perintah apapun kepada ahli sihir arkan bangsa iblis maupun prajurit lainnya. Dengan congkaknya, dia menginjak pedang terbangnya dan membawa sekelompok besar anggota inti setia menukik dari langit ke Kota Caiyu.
Gerakannya langsung mempengaruhi tiga puluh ekor Naga Iblis biasa yang sedang menunggu di tempat. Setelah mengalami pukulan berat dalam Pertempuran Dewata Bintang Salib Selatan, kumpulan naga ini sudah menjadi seluruh aset Kota Naga Fajar. Mereka membenci ras-ras Aigean, sekaligus memusuhi ras neraka yang telah membantai ras Naga Iblis tanpa ampun. Untuk menghormati perasaan mereka, panglima besar pertama Dunia Arwah Yingelieqibao dan empat Zumaminglong (Naga Kegelapan Zuma) sengaja ditahan oleh Raja Lich Jiabao untuk beristirahat di kemah besar tulang.
Sebenarnya ini hanya sebuah mantra terlarang biasa, lagipula masih dalam tahap nyanyian persiapan, apa yang perlu ditakutkan?
Menurut ucapan Lao Liu, Kaisar Giok ini memiliki mentalitas petani kecil yang terlalu kuat, tidak pernah melihat dunia yang lebih luas.
Memang benar, penyihir mantra terlarang yang sedang panik sekalipun bisa mengalami pembalikan elemen yang mematikan. Tapi melihat kekuatan pasukan Bangsa Iblis sekarang, menyerang langsung untuk melawan penyihir mantra terlarang dengan pertarungan jarak dekat terlihat sangat bodoh!
Berbeda dengan mantra terlarang, kekuatan wilayah yang lebih fokus pada pengendalian ruang daripada daya penghancur, saat dipanggil sepenuhnya bergantung pada kekuatan magis individu - waktu pemanggilannya sangat singkat. Orang bodoh pun tahu, jika beberapa kekuatan wilayah dengan jangkauan setara mantra terlarang ditumpangkan pada ahli sihir terkemuka yang sedang melantunkan nyanyian sihir, konsekuensinya pasti bersifat bencana!
Bukankah ada banyak ahli kuat dengan kekuatan wilayah di pasukan Bangsa Iblis saat ini?
Sebenarnya ini tidak sepenuhnya kesalahan Kaisar Giok. Mengingat latar belakangnya dari kalangan biasa dan tidak memiliki kekuatan wilayah, reaksi berlebihan nya wajar - pertarungan antar kelompok di benua mana pun jelas tidak mungkin menggunakan mantra terlarang! Ini seperti perang antar geng di Bumi, sekalipun perkumpulan bawah tanah yang sangat berpengaruh, tetap tidak mungkin menggunakan senjata nuklir.
Status sosial dan lingkaran pergaulan seseorang sangat mempengaruhi penilaian. Liu Zhenhan yang menunggu ikan menyambar di Feilengcui bisa mengabaikan mantra terlarang pada tahap nyanyian sihir, namun Kaisar Giok tak punya pengalaman seperti ini. Seperti tiba-tiba ada pisau yang menempel di lehernya, reaksi spontannya adalah melawan! Andai Kaisar Giok bisa menjadi Pangeran Yu Wu selama dua tahun lagi untuk menghilangkan sifat kekanakannya, mungkin responsnya terhadap ancaman mantra terlarang akan berbeda. Sayangnya, waktu tinggalnya di dunia iblis masih terlalu singkat. Pada momen genting yang menentukan nyawa ini, reaksi pertamanya tetap mengandalkan diri sendiri.
Perlawanan ini meski menghancurkan dirinya sendiri, justru membawa Injil bagi para ahli dari tiga dunia (iblis, laut, dan neraka) - Jika mengikuti rencana Raja Lich, serangan tiga garis depan yang diluncurkan bersamaan pasti bisa melukai parah penjajah dari dimensi lain yang bersembunyi di Lembah Lupa, Feilengcui, dan Kota Caiyu!
Rundstedt toh bukan Dewata. Andai tahu sebelumnya Raja Lich iblis punya rencana serangan tiga garis depan yang sinkron, pasti tak akan seimpulsif ini - Untuk memanggil mantra terlarang, dia juga harus membayar harga mahal: kematian!
Sejujurnya, di medan perang yang dipenuhi para ahli kuat hari ini, memanggil mantra terlarang sama saja dengan mengakhiri nyawa!
Tapi Rundstedt tidak peduli. Ahli Sihir Kitab Suci yang menjalani kultivasi Sihir Bayangan, bahkan jika wujud aslinya hancur, dia tetap bisa hidup di dunia melalui bayangan, menjadi makhluk abadi yang sangat spesial.
"Pengorbanan ini sangat berharga." Sebelum memanggil mantra terlarang, Rundstedt berkata demikian kepada Imam Utama Angsa: "Asalkan bisa mengalahkan Richard, aku bahkan rela membuat bayangan kloningku lenyap bagai asap!" Setelah jeda sejenak, Rundstedt seolah mengumpulkan seluruh keberaniannya: "Hanya dengan cara ini, dia tidak akan melupakanku..."
Mendengar kalimat itu, Imam Utama Angsa menatap Rundstedt dalam waktu yang lama.
Liu Zhenhan yang berada di Feilengcui sama sekali tidak tahu situasi telah memicu reaksi berantai sebesar ini. Di bawah perhatian khusus Murinio, meski kabar serangan pasukan bangsa iblis ke Kota Caiyu telah disampaikan tepat waktu ke dua garis depan Feilengcui dan Lembah Lupa, namun rahasia dalam di mana Rundstedt memanggil mantra terlarang di Kota Caiyu sehingga memaksa pasukan bangsa iblis yang belum siap terburu-buru masuk pertempuran, tetap ditutup rapat oleh Imam Utama Angsa dari Liu Zhenhan dan sekutu manusia.
Karena pasukan bangsa iblis di pinggiran Feilengcui lebih dulu memanggil mantra terlarang, Lao Liu lebih memusatkan perhatian pada lawan nekat ini.
Mantra terlarang adalah Wilayah Terlarang yang telah disepakati. Keberanian memanggil mantra terlarang secara terang-terangan di pinggiran Feilengcui ini juga membuktikan betapa tinggi kepercayaan diri lawan - dalam pandangan mereka, para ahli Aiqin jelas telah ditanam sebagai kelompok sampah.
"Sekali-kali tidak percaya takhayul ini, biarkan saja! Mari kita lihat bagaimana Naga Bayangan Malam ini memanggil mantra terlarang." Begitu kata para ahli Istana Musim Panas yang sudah terbiasa dengan medan pertempuran besar, sikap mereka tenang menghadapi hal ini.
Bagaimanapun juga, Feilengcui memiliki cukup kartu as untuk mempertahankan diri!
Ahli wilayah Bukit Merah pun tidak hanya satu!
"Apakah ini...terlalu riskan?" Ada juga yang gelisah, mereka adalah pasukan elit 400 lebih Penyihir Dubin Pelangi dan 200 Druid yang diam-diam direkrut Liu Zhenhan. Dipimpin langsung oleh Adipati Liwa Erduo, Druid senior suku Takuta yang merupakan ayah Kaka.
Invasi tiga ras dari tingkat neraka, laut, dan kegelapan ke Aiqin membuat bahkan orang Dubin paling bodoh pun sadar mustahil menghindar. Jika hanya Bangsa Iblis atau Bangsa Laut yang menyerang Aiqin, mungkin Pegunungan Sejuta Li masih aman. Tapi dengan banyaknya perampok yang mengincar Benua Aigean, wilayah yang ada jelas tak cukup untuk dibagi!
Bahkan bisa dikatakan, jika Benua Aigean yang seperti daging gemuk ini berhasil dikuasai tiga ras tersebut, Gurun Pasir Taklamakan pun akan mereka robek-robek dan telan bulat-bulat seperti serigala kelaparan.
Logika "gigi akan merasa dingin jika bibir sudah terkoyak" tidak perlu diajarkan. Populasi lebih dari 30 juta keturunan Leksa yang telah terpecah menjadi belasan negara kecil-besar, akhirnya mengerahkan seluruh kekuatan mereka di saat genting Benua Aigean untuk mendukung kekuatan Aiqin dalam pertempuran penentuan melawan agresor dimensi lain!
"Izinkan saya pamit dulu..." Ada yang ingin kabur saat menghadapi mantra terlarang: "Ini keterlaluan! Sindrom trauma dari Pertempuran Dewata Bintang Salib Selatan kemarin belum sembuh total, kok malah ketemu adegan begini lagi! Belum mulai perang beneran sudah main mantra terlarang..."
Ucapan Putri Kelima Tang Zang "Penakluk Awal Bulan" ini tentu bukan karena takut. Dia datang dengan seluruh pasukan elit Zhi Jin Wu untuk ritual Hyjal Jieqiu. Kualitas kekuatan tinggi Negeri Sutra bahkan lebih "Berbual B" dibanding kekuatan laut, neraka, atau dunia arwah. Sebagai politikus berpengalaman, dia takkan mempertaruhkan sumber daya terbatas untuk "persahabatan internasional" semata.
Siapa tahu perang ini akan seperti Pertempuran Dewata Bintang Salib Selatan dulu, dengan wilayah kekuasaan beterbangan dan Artefak legendaris bermunculan? Dalam kekacauan seperti ini, bahkan Dewa pun harus pikir-pikir soal keamanan diri. Salah sedikit bisa tewas tanpa jejak.
Kekaisaran Tang Zang sudah meraup untung besar dari bisnis senjata baru-baru ini. Ngapain lagi nyemplung ke kolam keruh ini seperti idiot?
Tapi Putri Kelima yang ingin sekali pergi tidak berani benar-benar melepaskan diri dan langsung pergi.
Dia takut menyinggung perasaan Lao Liu.
Di istana rahasia Tang Zang tersimpan sebuah "Pil Emas Sembilan Transformasi" yang disuling dari berbagai tumbuhan spiritual langka. Setelah meminum pil tingkat tinggi ini, semua penyihir bisa naik satu tingkat kekuatan tanpa efek samping.
Petarung terkuat nomor satu Kekaisaran Tang Zang, "Kumis Penyambut Tamu", adalah Penyihir Gongbao yang menguasai elemen logam dan air. Kekuatannya setara dengan Penyihir Santo Pu dari Aiqin. Hanya dengan meminum satu "Pil Emas Sembilan Transformasi", dia bisa menjadi Santo Aiqin dari Benua Sutra - "Xianshi Du'e"!
Namun "Kumis Penyambut Tamu" yakin dirinya takkan bisa melewati Sembilan Tribulasi Petir yang harus dihadapi saat promosi menjadi "Xianshi Du'e". Jadi meski memiliki "Pil Emas Sembilan Transformasi", Kekaisaran Tang Zang tetap hanya bisa menatap laut dan menghela nafas.
Kekaisaran Tang Zang juga memiliki lawan tangguh di Daratan Timur. Penyihir-penyihir tinggi suku barbar Rong juga bukan tipe yang mudah diatur. Memiliki satu Xianshi Du'e tambahan tentu sangat menguntungkan bagi Tang Zang! Jika Liu Zhenhan, Santo Aiqin yang sedang aktif, tidak pernah berjanji pada Putri Kelima bahwa dia punya cara membantu "Kumis Penyambut Tamu" melewati tribulasi dengan selamat, Pangeran Tangzang takkan mau repot mempedulikan siapa pemenang terakhir di Benua Aiqin. Masalahnya justru di sini - jika dalam perang ini Santo Aiqin Aiqin tak sengaja tewas di tangan musuh, bagaimana mungkin janjinya pada Putri Kelima bisa ditepati?
“Baik Penyihir Shangsu dari Benua Sutra yang menjalani proses Du'e, maupun Penyihir Santo Pu dari Benua Aigean yang mengejar level Santo Aiqin, kemungkinan berhasil naik level dengan aman sangat kecil. Kedua tingkatan ini hanya terpaut selangkah, namun jaraknya bagaikan antara raja dan perdana menteri. Sejak dahulu kala, berapa banyak perdana menteri yang berhasil merebut singgasana raja?”
Pangeran Kelima Tang Zang sudah lama merayu Lao Liu. Bahkan persenjataan terhebat kerajaan, tembakan busur silang 'berbondong-bondong' pun diberikan secara cuma-cuma kepada Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui. Namun tetap saja tak bisa membuat Tuan Tanah Feilengcui memberikan bantuan nyata.
"Tenang saja, beberapa hari lagi aku akan membantu 'Kumis Penyambut Tamu' menyelesaikan urusan ini." Lao Liu selalu menghindar dengan alasan licin seperti ini.
Putri Kelima merasa tak boleh lagi tertipu olehnya. Siapa tahu apakah ia masih bisa menyaksikan matahari besok!
"Bantu 'Kumis Penyambut Tamu' naik level dengan aman, hari ini Pasukan Zhi Jin Wu Tang Zang akan bertahan membantumu!" Putri Kelima menggeretakkan gigi bersumpah pada Lao Liu: "Jika kau tak percaya, akan kupanggil kakakku 'Pria Perkasa yang Misterius' sebagai saksi!"
"Aku sama sekali tidak membutuhkan bantuan para ahli Tang Zang untuk bertarung mempertaruhkan nyawa. Ini urusan Aiqin kami sendiri, kalian bukan orang Aiqin. Tidak perlu ikut campur!" Liu Zhenhan pertama-tama mengucapkan kata-kata indah, lalu mengubah sikap: "Saat ini aku hanya ingin mengundang kalian untuk tinggal satu hari lagi di Ibu Kota Shabak, Kota Suku Rubah Weisisipang, Provinsi Barat Daya Kota London, dan Provinsi Selatan. Meskipun saat ini 'Mata Penyihir Saruman' belum mendeteksi pergerakan ahli Jalan Tertinggi dari tiga dunia iblis menuju empat kota utama ini, aku tetap tidak bisa lengah. Yang Mulia Sal telah mengerahkan semua pendeta, Penyihir Harpa, dan prajurit Amuk Mandiri ke Kota Caiyu dan Feilengcui, sistem keamanan di sana benar-benar mengkhawatirkan! Dengan kehadiran kalian di garis belakang, aku bisa lebih tenang."
Liu Zhenhan tidak menolak praktik Lima Pangeran Tang Zang yang melindungi kekuatan. Jika berada di posisi yang sama, dia pun akan bertindak serupa. Memaksa naga pengarung samudera ini untuk membantu hanya akan membuat mereka mencari cara untuk bekerja tanpa usaha. Lebih baik bersikap terbuka dan tulus untuk mendapatkan kerjasama yang menguntungkan.
"Bagaimana jika kamu tewas?"
"Sekarang kamu sedang berjudi, bertaruh pada kekuatanku dan keyakinanmu padaku. Jangan harap aku bisa membantu 'Kumis Penyambut Tamu' naik level dengan aman sekarang. Kamu tahu itu mustahil, Feilengcui sedang menghadapi mantra terlarang dan pengawasan ketat 300.000 pasukan Bangsa Iblis."
"Ini..."
“Xiao Wu, tenang saja. Para ahli Jalan Tertinggi dari tiga bangsa iblis-laut-kegelapan takkan membagi pasukan ke banyak tempat, secara taktis itu sama sekali tak diperlukan. Dalam rencana mereka, para ahli Aiqin kita harus menangis tiga hari tiga malam! Kalaupun mereka benar-benar mengirim orang, jangan takut. Kita punya formasi teleportasi sihir. Asal bisa bertahan beberapa menit awal untukku—kujelaskan dulu, kemungkinan ini lebih kecil dari nol!” Liu Zhenhan memaparkan logika sambil mengangkat kelingkingnya: “Lihat, bantu sedikit saja, bisa dapat Xianshi Du'e. Di mana lagi cari rejeki begini?”
Lima Pangeran Tangzang tahu janji ini ibarat daun wortel di kepala keledai, tapi tetap harus tunduk pada realitas. Dengan patuh mereka mengerahkan pasukan centaur ke empat kota provinsi utama Bimon untuk jadi bodyguard sementara.
Kabar Kota Caiyu terlibat baku tembak dengan musuh tiba saat Lao Liu baru saja mengantar Pangeran Tangzang pergi. Andai pasukan bangsa iblis di pinggiran Feilengcui tak segera menekan, nyaris ia sendiri yang pergi ke sana memeriksa situasi.
Dibanding tiga tingkat iblis-laut-kegelapan, jumlah ahli kuat Aiqin memang sangat kurang. Kelemahan terbesar alami ini bukan tak diketahui Lao Liu. Ia khawatir Kota Caiyu yang terlalu dulu membuka kartu gagal melumpuhkan musuh, malah membuat para ahli tiga dunia tersadar. Mereka bisa kumpulkan kekuatan unggul, lewat formasi teleportasi sihir menghancurkan basis Aiqin, mengubah keseimbangan jalannya perang.
Seperti kata pepatah, rencana tak bisa menandingi perubahan. Dalam perkiraan awalnya, setelah Raja Lich Monroe berhasil melakukan ritual "Lolos dari Kulit Emas" di Gunung Hyjal dan meninggalkan "Model Ruyun" sebelum pergi, seharusnya para petarung tangguh dari tiga dimensi (iblis, laut, dan dunia bawah) langsung berkerumun menyerang!
Namun kenyataannya sekarang, pasukan musuh di tiga garis depan Feilengcui, Kota Caiyu, dan Lembah Lupa seperti terkena lingkaran Kelambanan, bergerak lamban dalam menyusun formasi pasukan mereka.
Ini benar-benar menyiksa nyawa Liu Zhenhan!
Baik di Feilengcui maupun Lembah Lupa, sekali penyergapan berhasil, pasti ada peluang untuk mempermalukan musuh. Tapi Kota Caiyu berbeda. Meski Lao Liu menempatkan banyak petarung kuat di sana, jumlah ahli super yang bisa menyamar di antara orang biasa tanpa ketahuan sangat minim - Rundstedt secerdas apapun tak bisa menutupi kelemahan kekuatan ini.
Menggunakan strategi "Kuda Tianji" untuk melawan aliansi tiga kerajaan (iblis, laut, dunia bawah), kekhawatiran terbesar Liu Zhenhan adalah formasi teleportasi kristal sihir arkan bangsa iblis. Kemampuan dukungan instan alat ini sangat kuat - meski transfer pasukan besar tidak realistis, mengirim beberapa ahli masih sangat memungkinkan!
Pasukan bangsa iblis berbeda dari pasukan laut maupun manusia. Di mata Liu Zhenhan, mereka telah menjadi pasukan modern yang paling diperhitungkan!
Di Benua Aigean yang masih terpecah belah oleh para penguasa lokal, negara-negara di dunia iblis telah mencapai penyatuan sejak 10.000 tahun lalu, dengan potensi perang yang luar biasa besar!
Saat pasukan Aigean masih mengandalkan tenaga manusia dan hewan pengangkut berat untuk logistik, peralatan berat dan perbekalan mereka sudah bisa diangkut jarak jauh melalui "kristal penyimpanan + formasi teleportasi memancarkan kilau"!
Ketika pasukan Aigean hampir meninggalkan pasukan udara, mereka tidak hanya mempertahankan struktur angkatan udara yang besar, tapi juga menciptakan prototipe bom udara!
Saat penyihir Aigean masih bergantung pada kristal sihir untuk mengisi tenaga magis, tim ahli sihir arkan mereka telah memiliki "pil penghemat sihir", Tongkat Sihir Tulang Ogus, dan Kristal Perisai sebagai tiga perlengkapan standar!
Senjata energi Aigean baru mulai berkembang, sementara senjata energi bangsa iblis sudah diturunkan ke medan perang!
Semua ini merupakan pencapaian militer yang sangat luar biasa!
Bukan maksudku untuk memuji diri sendiri. Lao Liu merasa jika bukan karena kemunculannya yang tiba-tiba, dengan konsep militer maju bangsa iblis, Perang Dewa dan Iblis kedua seharusnya takkan punya alur cerita yang tak terduga!
"Dilarang mengunci pergerakan musuh dengan visi atau persepsi!" Liu Zhenhan mengamati ksatria bersayap putih yang menyerbu dengan garang melalui cermin kaca, sambil mengingatkan semua Penyihir, Penyihir Harpa, pemanah, dan Pendeta yang sibuk menghitung semut di kaki mereka untuk tetap mempertahankan kondisi saat ini.
Bagi ahli seperti Ksatria Bersayap Putih, penguncian visual jarak jauh dan penguncian mental akan membuat mereka langsung menyadari adanya bahaya dalam sekejap! Elf Xifu bisa menggunakan "Barrier Pengisolasi Elemen" untuk menutupi gelombang elemen, tapi tidak bisa menutupi aura mematikan kuat yang langsung mengancam tujuh indera ini. Jadi memaksa hampir semua orang untuk menatap telapak kaki sambil menghitung semut adalah cara kuno yang cukup efektif.
Dengan intuisi medan perang seorang veteran yang sudah hidup dua kali, Liu Zhenhan tahu pertempuran berikutnya di Feilengcui akan langsung mempengaruhi kemenangan atau kekalahan seluruh peperangan di Aiqin!
Jika bisa cepat-cepat mengalahkan pasukan bangsa iblis yang mendesak Feilengcui, lalu segera membantu Kota Caiyu, kemenangan pasti di tangan!
Sebaliknya, pertempuran ini akan berujung pada masalah besar!
Darah Bangsa Binatang Liu Zhenhan benar-benar mendidih!
Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui memang merupakan angkatan bersenjata tradisional, ini sudah pasti.
Tapi pasukan tradisional ini punya senjata sihir, senjata lagu perang, dan senjata energi beterbangan di mana-mana, dengan daya tembak jarak dekat, menengah, dan jauh yang sangat memadai.
Musuh yang jauh akan dihadapi dengan anak panah berbulu, sihir, serangan energi, plus angkatan udara menggempur habis-habisan.
Musuh yang mendekat akan disambut Transformasi Liar Berdarah Besi, Amuk Mabuk ala Panda, serta lembing dan pisau terbang yang bergantian menghujani.
Bahkan jika pertarungan jarak dekat tak terhindarkan, prajurit Istana Musim Panas yang seperti benteng logam masih punya penyembur api model pompa dan Mesin Gaocen untuk operasi gabungan!
Yang lebih keren lagi, personel Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui juga dilengkapi secara masif dengan perangkat komunikasi "Kotak Tulang" yang memungkinkan mereka memanggil tembakan jarak jauh dan serangan udara untuk dukungan tembakan kapan saja - ini jelas menunjukkan karakteristik taktis pasukan persenjataan modern dengan "serangan jarak dekat-jauh yang terkoordinasi"!
Berbagai taktik yang dirancang Liu Zhenhan khusus untuk Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui, sebagian besar mengadopsi pola tempur persenjataan modern yang paling ia kuasai.
Saat ini di Feilengcui, mulai dari struktur tiga dimensi Taman Udara hingga Bukit Merah, perluasan area pertahanan yang membentang dari empat zona kosong hingga ke hutan bambu, perhitungan sudut tembak di semua titik tinggi, tingkat pembangunan posisi tembak silang, penempatan senjata berat di posisi depan, pembagian fokus pertahanan, penetapan parameter tembak jarak jauh, penentuan mekanisme pasukan cadangan dan rotasi, serta sistem penunjang logistik, transportasi dan komunikasi - seluruh rangkaian sistem pertahanan balasan ini telah dirancang dan diimplementasikan sejak dua Taman Udara berhasil direbut kembali melalui pemerasan. Latihan khusus dan pelatihan bertarget Pasukan Pengawal Istana Musim Panas juga tak pernah terputus. Bisa dikatakan dengan bangga: meski sistem pertahanan baja ini belum pernah benar-benar diuji, Lao Liu yakin 100% bisa membuat semua penyerbu yang datang remuk redam di sini!
Penyerang ahli yang menyerang Feilengcui apakah hanya para ksatria bersayap putih ini, Liu Zhenhan sama sekali tidak bisa memastikan. Tapi ini sudah tidak penting lagi, kekuatan tinggi bangsa iblis terbatas. Asal bisa menghabisi para mata perak ini, dua ratu lich yang hanya tinggal diri sendiri juga takkan bisa membuat ulah!
※※※
"Tirai Proyeksi Jurang" meski bisa menutupi pandangan, tak mampu menyembunyikan gelombang elemen yang meledak seperti banjir bandang.
Jelas terlihat, gelombang elemen yang luar biasa kompleks ini sama sekali bukan berasal dari pasukan serbu yang terdiri dari satu Raja Langit Bersayap Enam, tiga ksatria bersayap empat, dan lima puluh ksatria bersayap putih. Kuantitas dan kualitas benar-benar dua hal yang berbeda.
Ratu Monroe yang sedang tegang mengawasi pertempuran, jantungnya seolah diremas tangan tak berperasaan. Meski tak bisa melihat apa yang terjadi di balik tirai besi hitam legam, di kedalaman hatinya yang bergetar masih tersisa secercah harapan dan khayalan yang belum terbukti.
Ksatria bersayap putih adalah pasukan kuat yang menyerap esensi kehidupan kuda mimpi buruk bersayap. Mereka mengkombinasikan mobilitas, kelincahan, dan kekuatan sihir-tempur dalam satu tubuh. Ksatria monster Benua Aigean jika dibandingkan dengan mereka, masih berada di era kendaraan pribadi yang terbelakang.
"Menghapuskan formasi serbu yang terdiri dari seorang Raja Langit Bersayap Enam, tiga Ksatria Bersayap Empat, dan lima puluh Ksatria Bersayap Putih bukan mustahil, tapi itu membutuhkan formasi sihir arkan yang sangat besar! Feilengcui saat ini mana mungkin bisa menyusun formasi sihir sekuat itu?"
"Tirai Proyeksi Jurang" yang hitam pekat bagai gaun duka janda genit, menutup rapat setiap pandangan yang ingin menyelidik. Sampai beberapa sosok menyambar keluar dari tirai besi syuut-syuut-syuut..., barulah Yang Mulia Monroe mendapat Jawaban yang kasat mata.
Dua Ksatria Bersayap Empat yang terluka parah langsung dibelah dua oleh Yitiao di udara. Raja Langit Bersayap Enam yang berlumuran darah ungu terkena sapuan kaki Wentekelaier saat kabur, nyaris matanya meledak. Sebelum Artest bereaksi, Guo Guo sudah menghunjamkan Busur Paus Pantai ke giginya, menyodokkan moncong senjata ke dalam mulutnya.
"Gigit! Kalau gigimu goyah sedikit, otakmu akan kuhancurkan!" Bayi darah telur naga Xiao Lali melompat-lompat sambil mengacungkan palu bowling sebesar kepala, terus meneror Raja Langit di singgasana yang masih memiliki dua pasang setengah sayap compang-camping.
“Gadis kecil, masih ingat kata-kataku di Gunung Suci?” Liu Zhenhan yang melayang di langit tersenyum sinis melihat Monroe yang wajahnya pucat pasi: “Mencari celah serangan di hadapanku? Jangan kau si Raja Lich kecil ini, bahkan Dewata Iblis Ner'zhul sendiri pun tak berani mengoceh seperti itu!”
Pasukan besar Bangsa Iblis yang sedang menyerbu tiba-tiba melakukan pengereman mendadak di tempat. Pasukan perintis di barisan depan banyak yang jatuh berantakan seperti labu berguling.
Mantra terlarang yang sedang diucapkan Kaisar Naga Iblis Chaplin Yang Mulia tiba-tiba terhenti mendadak. Dari mulutnya yang berhenti berkokok bukanlah notasi Bahasa Naga, melainkan semburan darah kental.
Tanpa serangan kekuatan wilayah maupun hujaman dahsyat, Kaisar Naga Iblis ini hanya mengalami kontras psikologis terlalu ekstrem hingga langsung kacau balau.
BAB 694 Pertempuran Penentuan Ultimat (1)
Sekujur tubuh Kaisar Naga Iblis Chaplin Yang Mulia tiba-tiba diselimuti kabut hitam pekat yang memancarkan gelombang elemen transformasi terbalik, bagai tanaman aneh bermandikan api dan perak. Setelah bergeliat sesaat, kabut itu pecah berkeping seperti cermin retak. Sang Kaisar tetap berdiri utuh, hanya wajahnya sedikit pucat kaku tanpa kehilangan sehelai bulu pun.
Jika dihitung bersama dua "Permata Kajaride" yang pernah dimiliki Rundstedt dan peri bunga, ini adalah permata nyawa ketiga yang disaksikan langsung Liu Zhenhan selama petualangannya di berbagai dimensi.
Kapal rusak pun masih punya tiga pon paku. Naga Iblis yang dijuluki "Pemburu Naga" benar-benar ras naga terpintar dan paling licik yang pandai memanfaatkan kekuatan luar. Peralatan magis yang dianggap remeh oleh Naga Aigean justru menjadi senjata ampuh dalam pandangan mereka - namun kenyataan kejam: meski ada satu permata nyawa, bahkan jika ditambah satu lagi untuk perlindungan, Kaisar Naga Iblis tetap harus berpikir ulang tentang kemungkinan selamat saat berhadapan dengan Liu Zhenhan!
Melawan Penyihir Santo saja belum tentu menang, apalagi melawan Penyihir Besar Suci yang dua tingkat lebih tinggi?
Tanpa ragu, Kaisar Naga Iblis Chaplin, Permaisuri Naga Iblis Una Onikin, Pangeran Naga Iblis Richard Kiel, dan Permaisuri Naga Iblis Karelowei segera terbang bagai meteor dari jarak lima li ke pusat formasi pasukan Bangsa Iblis. Bersama mereka melantunkan "Gerbang Bintang" - mantra panggilan tertinggi dalam sihir arkan Tongyou.
Dengan bantuan Master Penghancur Obsidian, mantra sihir gabungan keempat bangsawan naga iblis ini pasti akan memanggil entitas kuat yang tak terbayangkan!
Ini merupakan detail yang sangat menarik.
Dari tindakan kecil Naga Iblis ini, semua orang luar bisa melihat jelas kelemahan terbesar yang ada saat ini di antara para ahli kuat dari dunia iblis, laut, dan neraka!
Tak bisa dipungkiri, dalam hal kekuatan keseluruhan, Aliansi Agresor memang memiliki keunggulan besar yang luar biasa dibandingkan Aliansi Aiqin.
Tapi aliansi agresor ini juga bukan blok yang solid. Sepuluh kekuatan besar seperti Bangsa Iblis, Naga Iblis, bangsa landak laut dunia iblis, putri duyung cantik dunia iblis, bangsa naga laut dunia iblis, Bangsa Laut Xiya, Bangsa Laut Alis, Naga Laut Biru, Dewa Laut, dan ras neraka - semuanya bukan tipe yang mudah diatur. Diam-diam, siasat licik mereka masing-masing berbunyi kreek-kreek, berharap bisa meraih kemenangan terbesar dengan kerugian minimal untuk memperoleh pengaruh lebih besar pasca perang.
Jika ditambah kelompok kelas dua seperti Yuting, Goliath Batubara, dan Prajurit Kebencian mekanis kristal, aliansi agresor yang terlihat perkasa ini ibarat benang kusut yang penuh kepentingan egois!
Kekacauan internal ini terutama terlihat dalam sistem komando. Mereka sangat kekurangan figur level panglima seperti Liu Zhenhan yang bisa mengambil keputusan mutlak. Berharap mereka bisa bersatu dan menciptakan sinergi 1+1>2 hanyalah mimpi di siang bolong!
Masalah ini takkan bisa diselesaikan, tak satu pun kekuatan dari tiga dunia (Iblis, Laut, dan Dunia Bawah) yang akan menyerahkan kendali pasukan mereka untuk dikendalikan pihak lain. Meski sangat ingin mengalahkan Aiqin, mereka lebih waspada terhadap "sekutu" di sekitar mereka! Alasan utama Raja Lich dan penguasa Bangsa Laut memeras otak membuat Rencana Serangan Tiga Jalur adalah untuk memaksa sekutu licik yang ingin menyimpan kekuatan agar menunjukkan kemampuan sebenarnya, menyelesaikan semua masalah diplomatik dalam satu langkah - diplomasi pada dasarnya adalah seni kompromi yang terangkat.
Seandainya pasukan elit Aiqin benar-benar dijebak "Kura-kura Ru Yun" di Gunung Hyjal, para agresor tetap bisa memenangkan perang meski bertindak semaunya. Sayangnya, pasukan elit Aiqin sama sekali tak terganggu, sehingga setiap momen kritis, pertikaian internal di tubuh agresor langsung memunculkan efek samping besar!
Kaisar Giok yang terburu-buru menghadapi pertempuran, dan keluarga kerajaan Naga Iblis yang kembali turun tangan, adalah contoh nyata dari hal ini.
Dari perspektif empat anggota keluarga kerajaan naga iblis, mereka sama sekali tidak salah melakukan sihir gabungan dan menyanyikan "Gerbang Bintang"! Raja Lich Monroe telah menipu mereka, para ahli Aiqin sama sekali tidak menangis seperti air seni yang meletus, semua masih utuh! Ksatria bersayap putih sudah hancur total, keempat naga arkan teratas ini akan menghadapi petarung terkuat nomor satu di bawah langit berbintang yang diakui dunia dan tukang pukul terlatih bereputasi dari Istana Musim Panas yang termasyhur di berbagai tingkat. Saat seperti ini tidak mengandalkan diri sendiri, lantas berharap pada Raja Lich Monroe si gadis kecil yang bulu pun belum tumbuh dan empat Goliath Intan?
Pikiran Raja Lich Monroe saat ini telah menjadi kosong sama sekali.
Meskipun dia matang sebelum waktunya, berpengalaman luas, sudah lama membantu Ayahanda Clark Gable mengurus negara, ketahanan mental dan kemampuan tetap tenang dalam perubahan sudah ditempa sekuat batu karang, tetap saja sulit menerima perubahan drastis seperti ini.
Bagaimana mungkin para ahli Aiqin bisa bersikap seperti tidak terjadi apa-apa?
Panglima Sungai Jiwa Dunia Arwah Yingelieqibao sudah berjanji dengan sumpah padanya, "Model Ruyun" sama sekali tidak mungkin memilih diam setelah terkena sinar matahari dan membiarkan para ahli Aiqin lolos!
Raja Lich tetaplah Raja Lich. Dalam suara mantra gabungan keluarga kerajaan naga iblis, Monroe segera kembali tenang.
"Situasi saat ini belum sampai ke titik tak terkendali. Pasukan besar Bangsa Iblis masih memiliki 7.500 ahli sihir arkan dan kelompok serangan elemen 'Sang Perayu'. Formasi sihir sebesar ini, bahkan dua Santo Aiqin sekalipun takkan bisa menerobos! Feilengcui tak memiliki Wilayah Anti Sihir. Bagi Monroe, informasi intelijen ini adalah satu-satunya 'sup jiwa' yang membuatnya tetap tenang, belum runtuh mental meski mengalami kekalahan dan kerugian besar."
"Sayap kiri-kanan maju simultan dengan formasi penjepit. Kerahkan pasukan tombak untuk melindungi sisi dalam!"
"Penembak liang tanah dan ahli sihir arkan saling melindungi. Segera tembak begitu masuk jarak efektif!"
"Setiap Bimon yang terbunuh, naikkan pangkat satu level dan beri hadiah 1.000 koin hijau!"
Ratu Monroe tetap menjaga wibawanya. Wajah cantiknya tak menunjukkan gejolak emosi saat terus memberi perintah. Melalui pandangan Yang Mulia, Kepala Staf Valdenar yang gemetar segera mengeluarkan Kotak Tulang dan menghubungi dua garis depan lain untuk memindahkan banyak ahli melalui formasi teleportasi.
Setelah dua kali dimarahi Yang Mulia Monroe, staf dan utusan lainnya baru tersentak dari keadaan kacau. Mereka berbondong-bondong melaksanakan perintah dengan panik.
Kemampuan Monroe benar-benar sepadan dengan status luar biasa Raja Lich. Dalam sekejap menghadapi berbagai perubahan dramatis, dia tidak melakukan kesalahan fatal. Sebaliknya, setiap penyesuaian yang dibuatnya merupakan respons terbijaksana - empat keluarga kerajaan Naga Iblis kini bersama-sama memanggil "Gerbang Xinglan". Hanya mayat hidup yang tahu ke dimensi mana gerbang ini sebenarnya terbuka. Jika setelah "Gerbang Xinglan" terbuka, yang muncul bukanlah entitas kuat dari dunia lain, melainkan pasukan Oushou seperti tanah longsor atau gelombang monster, maka 300.000 pasukan bangsa iblis yang sedang bergerak paralel akan menjadi korban tak bersalah pertama.
Monroe mengubah formasi pasukan dari gerakan paralel menjadi formasi capit, dengan sayap kiri dan kanan terbuka miring. Dengan demikian, 300.000 pasukan bangsa iblis memberi jalan lebar untuk "Gerbang Xinglan". Dengan kekuatan sihir arkan empat naga dan pasukan yang siaga, bahkan jika yang keluar dari gerbang itu adalah lautan monster dan Oushou, pasukan bangsa iblis yang menjadi garis depan setidaknya bisa meminimalisir kerugian di bawah cakar dan taring makhluk haus darah dari dimensi lain.
Saat ini yang paling penting bagi bangsa iblis adalah menjaga moral. Sebagai tulang punggung, ketenangan Ratu Monroe jelas menjadi contoh baik - meskipun sebenarnya dia juga sangat ketakutan.
Setelah satu per satu perintah selesai dikeluarkan, Ratu Monroe tanpa henti memimpin pasukan kerajaan mendatangi keempat anggota keluarga kerajaan Naga Iblis, memberikan perlindungan bagi mereka yang sedang mengucapkan mantra.
Sungguh ironis, para ahli sihir arkan yang mempelajari sihir empat elemen utama "Udara, Api, Air, Tanah" sebelumnya selalu dianggap sebagai bid'ah yang terdiskriminasi di dunia iblis. Namun setelah dua Raja Lich, tiga Raja Horor, dan Raja Langit Bersayap Enam gugur satu per satu, para ahli sihir arkan utama kini telah menjadi kekuatan inti sejati di dunia iblis! Di pasukan kerajaan Ratu Monroe saat ini, terdapat seorang Archmagister sihir tanah dari suku Obsidian yang berkedudukan - menurut tradisi sebelumnya, begitu mencapai level Archmagister, dia harus menggunakan "ritual pemberian kekuatan permanen" untuk menciptakan perlengkapan sihir arkan tingkat tinggi dengan menghancurkan kultivasi level empat-nya. Tapi sekarang, baik Greta Garbo maupun Monroe sama-sama tidak berani lagi menyia-nyiakan kekuatan arkan tingkat tinggi secara sembarangan!
Sihir arkan necromancy tradisional dan sihir arkan Tongyou terlalu bergantung pada garis keturunan inti, sulit bagi anggota biasa Bangsa Iblis untuk mencapai prestasi gemilang dalam dua sihir agung ini - inilah akar yang mempertahankan kekuasaan para Penguasa dunia iblis. Berbeda dengan empat aliran utama sihir, empat cabang sihir arkan yang disalin dari Benua Aigean selama era Perang Dewa dan Iblis ini, meski tanpa garis darah mulia tetap memungkinkan kultivasi hingga mencapai tingkat luar biasa! Pelarangan sebelumnya didasarkan pada pertimbangan kekuasaan. Promosi besar-besaran sekarang juga demi kekuasaan, bukankah ini disebut "Hujan deras dan embun semuanya berkah sang Raja"?
※※※
Menyaksikan begitu banyak ksatria bersayap putih gugur namun musuh tak mengalami kekacauan formasi, hal ini membuat Liu Zhenhan agak terkejut - andai bukan karena sudah memahami betul kekuatan total dunia iblis, pasti dia mengira musuh memiliki lebih banyak ksatria bersayap putih!
Tak ada lagi waktu bagi Liu Zhenhan untuk merenung. Tepat di belakang para ksatria bersayap putih, 50.000 pasukan angkatan udara Bangsa Iblis yang terlatih telah mengepakkan sayap dan tiba di depan mata!
Berbeda dengan angkatan udara Lusern yang goblok, 50.000 pasukan udara Bangsa Iblis yang terlatih ini memiliki disiplin luar biasa. Formasi mereka sempurna bagai diukir pisau. Kematian ksatria bersayap putih hanya menyebabkan keributan kecil. Di bawah komando ksatria Kongju pemimpin, semangat pasukan udara iblis ini stabil secara mengejutkan.
Mengusir awan melayang, mereka yang melesat bagai kilat ibarat hamparan awan hitam yang hendak menghancurkan kota, bagaikan malam yang turun terlalu dini. Bila mental sedikit saja kurang kuat, bisa-bisa orang langsung pingsan ketakutan.
Liu Zhenhan bingung apakah harus memuji keperkasaan angkatan udara Bangsa Iblis yang tak tertandingi dan keberanian mereka, atau mengutuk kebodohan mereka yang bagai semut tak tahu takut pada kemegahan naga. Padahal sudah jelas terlihat segerombolan ahli Feilengcui berkeliaran di tepi "Tirai Proyeksi Jurang", para gargoyle dan ksatria ketakutan ini masih berani meraung-raung sambil menerjang.
"Obisilachi! Baru kusadari kenapa mereka seberani ini." Baru setelah pasukan udara Bangsa Iblis ini semakin mendekat, Liu Zhenhan tersadar. Mata para gargoyle dan ksatria ketakutan ini memerah penuh darah, hidung mengeluarkan buih-buih putih - jelas-jelas mereka telah menelan "Pil Pemberani" milik Bangsa Laut. Benda ini memang bisa mengubah pengecut menjadi bajingan nekat, tanpa efek samping berarti meski dikonsumsi berulang kali.
Seperti ombak yang menghantam karang pantai, pasukan udara Bangsa Iblis yang menerjang tak bisa mendekati Lao Liu sebelum berubah menjadi potongan daging babi marmer yang beterbangan. Tembakan meriam tulang ogus yang terus-menerus mengubah Tuan Tanah Feilengcui menjadi anak nakal di kebun buah yang sedang asyik memukul rak anggur dengan tongkat hingga buah-buahan gemuk berjatuhan seperti hujan es.
Lebih banyak pasukan udara Bangsa Iblis menyelam bagaikan awan hitam ke dalam "Tirai Proyeksi Jurang". Namun nasib mereka lebih mengenaskan. Dalam situasi gelap-terang yang tak menguntungkan, mereka bahkan belum melihat bayangan musuh sudah bertabrakan dengan barisan pisau sihir, anak panah berbulu, Nyanyian Perang Kegilaan, pisau suara Penyihir Harpa, dan lingkaran cahaya "Nyanyian Pelarangan Langit" si pemangsa alami pasukan udara. Reruntuhan mereka berjatuhan bagai hujan deras.
Yang lebih mematikan, Pangeran Kecil Xiao Kong Feilengcui sambil mencubit alisnya melepaskan dua bara api amber yang mengerikan ke arah pasukan udara Bangsa Iblis yang berkerumun di udara.
Keahlian andalan Martelazi "Yi Huo" yang belum pernah digunakan secara serius, justru disimpan oleh Xiao Kong yang memiliki konstitusi penyerap api sebagai senjata rahasia pamungkas yang tak terbendung.
Ilmu sihir api tingkat tinggi yang di Timur disebut "Si Jia Zhen Huo" dan di Aiqin dikenal sebagai "Yi Huo" ini memiliki efek mengerikan "terbakar saat bersentuhan dengan gas" - berapa banyak benda di dunia yang dikenal yang tidak terbungkus gas?
Langit kelam seketika dihiasi awan api yang luas, soket mata semua orang langsung dipenuhi warna oranye menyilaukan. Meski "Yi Huo" menargetkan angkatan udara Bangsa Iblis dan daya ledaknya belum mencapai tahap pergeseran lempeng pembakaran berantai tak terbatas, para agresor di tanah tetap merasakan sesak napas, seolah makhluk raksasa serakah tiba-tiba menyedot semua udara.
Ratu Monroe gemetar ketakutan, tubuhnya goyah bagai akan terjatuh.
Sama seperti produk komersial yang dirancang untuk konsumen dengan kemampuan berbeda, beberapa sihir sejak diciptakan memang khusus untuk orang biasa. Ratu Monroe kini hanya bisa bersyukur, para ahli Feilengcui belum menciptakan ilmu sihir api skala besar yang lebih tinggi berdasarkan "Yi Huo"!
Lagu seruling tulang yang merdu bergema di padang gurun, mengusir kesuraman dan kepanikan. Di bawah komando musik militer, sisa-sisa angkatan udara Bangsa Iblis mendengus ke angkasa dan mundur tertib seperti air pasang ke kejauhan.
Bosirena Lanruoshi tersenyum lebar sambil mengumpulkan banyak pedang ksatria bersayap putih, digendong di bahu, diselipkan di pinggang, digantungkan di sabuk celana, gemerlapan bagai sales naga yang baru beralih profesi jadi penjual pedang.
Liu Zhenhan mengusap jari berlumuran darahnya di jubah putih Lanruoshi yang berkibar, melemparkan pedang Plymouth yang direbutnya ke Bosirena. Bola mata Artest baru saja dicongkelnya—meski para ksatria bersayap ini telah menggunakan "Pembelahan Akhir Zaman" sebelum menerobos tirai besi, siapa tahu Raja Langit Bersayap Enam masih menyimpan sisa telepati untuk perlawanan mati-matian. Dengan membutakan mata dan mematahkan tulang belakangnya, urusan jadi lebih mudah.
"Entah masih ada jagoan lain yang bersembunyi? Ngapain kita berdiri kaku di sini!" Yitiao membuka mulutnya, mengusapkan pedang sabit bernoda darah ke tubuhnya dengan kasar.
Melihat 7.000-8.000 ahli sihir arkan bangsa iblis yang berkerumun membentuk formasi, bahkan Aurora Malam Abadi pun tak bisa menahan perasaan Mao. Formasi magis sebesar ini membuat perisai magis mereka mustahil ditembus meski dengan Berbual B sekalipun. Empat naga arkan licik itu kini bersembunyi di bagian tengah formasi pasukan iblis, tak seperti sebelumnya saat memanggil mantra terlarang yang membuat mereka berdiri 5 li jauhnya seperti target empuk serangan memutar.
"Tak baik menerima tanpa membalas! Lebih baik kita terbang ke ketinggian aman dan menghajar mereka dengan tiga mutiara sequence!" bos kedua Kaka membujuk Lao Liu: "Kakak, 7.000-8.000 ahli sihir arkan ini adalah seluruh warisan sihir bangsa iblis. Jika kita hancurkan mereka, ras iblis mungkin tak akan punya ahli sihir arkan lagi di masa depan!"
"Mutiara sequence adalah senjata pamungkas kita. Harus digunakan untuk target yang layak, musuh di sini tak pantas!" Liu Zhenhan menggelengkan kepala menolak bujukan Kaka setelah ragu sebentar.
7.000-8.000 ahli sihir arkan, lebih dari 50 ksatria bersayap putih, empat naga arkan teratas, seorang Raja Lich, dan banyak raksasa dunia iblis yang tak dikenal - formasi pasukan sehebat ini biasanya akan dianggap sebagai kelompok sihir berat paling megah. Tapi di medan perang Aiqin hari ini, itu semua tak berarti apa-apa.
"Pertempuran Penentuan ultimat ini, begitu mencapai tahap akhir, pasti akan menjadi pertempuran kacau skala besar dengan ahli-ahli kuat beterbangan di mana-mana. Meskipun Lao Liu juga ingin menghabisi ahli sihir arkan bangsa iblis ini sekarang, baja berkualitas harus disimpan untuk mata pisau - 'Angin Kencang Bawah Tanah' dalam Mutiara Angin Tersembunyi bisa ditahan oleh makhluk super dan ahli Jalan Tertinggi; 'Petir Guntur' dalam Mutiara Railei juga bukan petir alami yang Kaka kumpulkan selama lima puluh tahun, kemungkinan besar sulit untuk langsung menghadapi ahli kuat tingkat langit; Sedangkan air mendidih gunung bersalju yang tersimpan dalam Mutiara Penakluk Ombak, efek pastinya belum diuji melalui eksperimen. Karena itu, hanya dengan menahan diri dan menyimpan tiga mutiara sequence untuk diluncurkan bersamaan pada timing yang tepat, kita bisa memastikan dua manfaat sekaligus: peluang terbaik untuk menghapuskan sekaligus banyak ahli Jalan Tertinggi musuh dan prajurit biasa."
"Tak kusangka bangsa iblis juga mengandalkan kekuatan kolektif, menolak duel tingkat tinggi dengan ahli-ahli kita." Wentekelaier, meski termasuk Empat Malapetaka Aiqin, hanya bisa menghela napas menghadapi banyak penyihir bangsa iblis ini. Setelah mengeluarkan desahan frustrasi, dia bertanya pada ayah angkatnya: "Sekarang bagaimana? Tanpa mengatasi ahli-ahli kuat mereka, tanpa mengalahkan pasukan mereka, kita takkan bisa dengan tenang memberikan bantuan ke Kota Caiyu!"
"Ayo, segera kembali ke taman udara!" Liu Zhenhan mengipaskan "Sayap Galaksi"-nya yang berkilauan sembari meraba Kotak Tulang: "Aku akan menghubungi Kota Caiyu lagi, lihat situasi mereka. Jika benar-benar tidak bisa, akan kukirim kalian untuk membantu... Adapun Bangsa Iblis di sini... hehe..."
Sebelum Feilengcui sempat bertindak, angkatan udara Bangsa Iblis yang telah menyusun kembali formasi rapi, melancarkan gelombang serangan kedua ke Bukit Merah yang terselimuti proyeksi jurang.
Kilau senja terakhir menghilang di garis cakrawala, Feilengcui yang diterangi Sampa yang baru terbit memanjakan mata!
Di tanah, kontribusi Semut Raksasa Kamboja Bermata Biru - tirai besi hitam pekat proyeksi!
Di langit, personifikasi keberanian angkatan udara dunia iblis - air terjun hitam pekat yang mengalir deras!
Seluruh pasukan gargoyle udara yang mendekati Feilengcui, secara serempak menggunakan bakat alami mereka - "Terpetrifikasi seluruh tubuh!" saat menyelam. Kemampuan khusus yang seharusnya digunakan untuk menstabilkan luka dan menghindari cedera ini, kini menjadi senjata mematikan dalam serangan bunuh diri!
Puluhan ribu patung batu hitam seberat 100 pon lebih yang jatuh dari langit, meski tak sehebat hujan meteor, tetap jauh lebih dahsyat dari 10.000 ketapel yang ditembakkan bersamaan!
Taktik angkatan udara semacam ini sama sekali belum pernah muncul dalam Perang Dewa dan Iblis pertama, benar-benar merupakan taktik baru dari angkatan udara Bangsa Iblis! Tak perlu diragukan, taktik angkatan udara ini memang merupakan taktik khusus yang sangat tidak konvensional namun kejam, tapi bagi benteng militer Feilengcui yang sudah sepenuhnya dibentengi, taktik udara ini bagaikan mutiara yang terpendam di lumpur - digunakan di tempat yang salah.
Belum lagi apakah Menara Bela Diri yang diperkuat dan tembok baja Feilengcui mampu menahan benturan seperti ini, bahkan untuk sekedar membidik target dasar saja angkatan udara Bangsa Iblis sudah sangat kesulitan!
"Proyeksi Tirai Baja Jurang" yang digunakan Feilengcui untuk menghalangi pandangan luar, memiliki radius efek yang mencakup wilayah seluas lima ratus yard di sekitar Bukit Merah, menempati area lebih dari 200.000 meter persegi. Untuk lebih menyesatkan perkiraan dan serangan probabilistik musuh, Liu Zhenhan yang licik sengaja menempatkan generator tirai di Lapangan Merah, menciptakan kesalahan bidik titik pusat bagi pengamat luar.
Karena harus menghindari berbagai serangan jarak jauh Feilengcui selama penerbangan, angkatan udara Bangsa Iblis yang menggunakan "taktik lempar batu" terpaksa terbang setinggi lebih dari dua ribu yard untuk melakukan serangan bunuh diri - di ketinggian seperti ini, hanya dengan satu putaran saja sudah menghasilkan kesalahan bidik hampir seribu meter dari permukaan tanah! Angkatan udara Bangsa Iblis juga tidak bisa melihat situasi detail di dalam "Tirai Proyeksi Jurang", sepenuhnya mengandalkan untung-untungan dan bertindak berdasarkan insting. Bisa dibayangkan betapa sedikitnya bagian gargoyle yang berhasil menembus jaringan pertahanan udara super padat, lalu menghantam Bukit Merah dan taman udara sebagai batu seberat pon!
Tapi serangan bunuh diri ini tidak sepenuhnya sia-sia. Proyektor Tirai Jurang memang dipasang di garis depan Lapangan Merah. Benda ini terlalu berat. Sekelompok Penyihir Naga yang bertugas menjaganya langsung lari masuk ke Menara Bela Diri di dekatnya ketika melihat angkatan udara Bangsa Iblis di langit melakukan "tabrakan meteor ke Sampa". Kebetulan yang tidak terduga, sebuah gargoyle jatuh tepat di generator tirai tersebut. Setelah asap hitam mengepul, tirai gelap yang menyelimuti area luar Feilengcui langsung lenyap seketika.
Pertempuran belum berlangsung lama, pertama Ksatria Bersayap Putih gugur beramai-ramai, kemudian Tirai Proyeksi Jurang dan angkatan udara Bangsa Iblis hancur bersama. Baik Bangsa Iblis maupun Bimon sama-sama agak linglung. Tak ada yang menyangka kekuatan lawan bisa sebegitu menggetarkannya.
Sorot mata indah Ratu Lich membelalak lebar, akhirnya dia melihat Feilengcui - benteng militer pertama ras Bimon di padang gurun selatan Danube, sebuah kubu perang yang benar-benar membuat merinding!
Di dua Taman Gantung Babilonia yang melayang di udara, berdiri tegak Menara Bela Diri dan Pohon Perang. Jendela-jendela menara dan pagar mahkota pohon dipenuhi penyihir dan pemanah yang siaga. Sekitarnya dilindungi Benteng Gerigi Sarang Binatang yang sangat kokong, melindungi berbagai persenjataan berat berukuran raksasa dengan bentuk aneh yang bahkan tak bisa disebutkan namanya!
Seluruh senjata dan bangunan ini terletak di garis gerigi taman udara, menikmati keunggulan posisi tinggi dengan bidang pandang yang sangat luas.
Bila dilihat dari tanah dengan memandang ke atas, setelah memasuki jarak tertentu, hanya terlihat siluet bangunan segitiga miring di taman udara daripada bentuk utuhnya - "jarak tertentu" ini mengacu pada jarak tembak tetap dan titik buta mayoritas ahli sihir arkan bangsa iblis!
Sihir gabungan perusak obsidian bisa menetralkan pilar totem lagu perang Bimon, tapi kali ini Feilengcui tidak memilih memasang totem di bawah tanah. Mereka menggunakan ketinggian dan sudut untuk membatasi kemampuan ahli sihir arkan bangsa iblis, membuat sihir gabungan perusak obsidian kembali menjadi tak berguna!
Perang adalah pertarungan siklus fengshui antara tombak dan perisai, hal ini tercermin sempurna dalam langkah-langkah pertahanan Feilengcui.
"Siapa yang bilang Richard hanya mengandalkan kekuatan fisik tanpa memahami strategi militer?" Monroe semakin ciut melihat pemandangan di sekelilingnya. Hutan bambu dekat Lapangan Merah telah ditebang Bimon menjadi deretan tunggul bambu sudut miring yang rapi, membentuk jalan lebar. Meski ditanami morning glory daun lebar yang indah, tak bisa menyembunyikan sisi tajam yang mengancam dari tunggul-tunggul itu.
Belum lagi Menara Bela Diri yang berjejer di Lapangan Merah. Bangunan kokoh yang dibangun secara strategis di antara hutan tunas keramik ini jelas akan menjadi mesin penghancur bagi pasukan penyerang! Di luar setiap gua besar Feilengcui, bertumpuk hutan tombak dan perisai raksasa, dikawal ketat oleh prajurit, pendeta, dan penyihir yang siaga. Jalan utama penghubung bagian atas-bawah Feilengcui bahkan dipenuhi jaring rantai berduri setebal lutut - kilau kebiruan pada duri-durinya menunjukkan jelas betapa dilumuri racun mematikan yang mengerikan!
Tentang strategi pengaturan pasukan, Ratu Monroe sebelumnya pernah mempelajari sedikit saat berinteraksi dengan Raja Langit Bersayap Enam Artest. Bukit Merah yang terhampar di depan mata bersama dua taman udara membentuk segitiga emas. Sistem tembak silang dari tiga titik ini, meski Monroe bukan ahli militer, tetap bisa melihat bahaya mengerikan di dalamnya! Dia tidak meragukan, begitu prajurit iblis yang pemberani mendekati Feilengcui, kota tanah merah dengan persenjataan berat raksasa berpenampilan unik, Pohon Perang, Menara Bela Diri, dan benteng sarang lebah itu akan menciptakan gelombang kematian yang dahsyat dalam sekejap!
Pasukan iblis yang bergerak seperti air bah telah mencapai tepi hutan bambu. Pertempuran akan segera dimulai. Berapa banyak korban yang akan berjatuhan di pihak kita kali ini? Ratu Monroe tak berani melanjutkan pikirannya. Menutupi wajah dengan tangan, dia berteriak lantang dengan jeritan menyayat seperti kucing yang terinjak ekor, menghardik Kepala Stafnya Valdenar: "Kerjaanmu apa selama ini? Kenapa bala bantuan kita belum juga datang?!"
Teriakan Ratu Lich terhenti mendadak. Dia menerima satu kabar baik dan satu kabar buruk.
Kabar baiknya, mantra panjang yang dibacakan oleh empat anggota keluarga kerajaan Naga Iblis akhirnya berakhir. Setelah "Pintu Xinglan" yang berkilauan seperti lautan terbuka, yang pertama kali keluar adalah monster kecil menjijikkan dengan sayap seperti burung kolibri, hidung sebesar gajah, dan kulit kasar berwarna hijau.
Dengan pengetahuan Monroe, jelas terlihat bahwa monster sebesar telapak tangan ini adalah "Monster Air Liur" yang khusus membersihkan sisa daging di gigi "Jun" Dali Sandero. Jika monster ini sudah datang, maka "Jun" yang dijuluki Raja Dimensi Astral pasti akan segera tiba!
Kabar buruknya, langit Feilengcui bergema dengan nyanyian mantra yang melengking, dalam, dan misterius. Perubahan pasang surut elemen ruang yang ekstrim membuktikan bahwa ini bukanlah candaan. Musuh sedang memanggil mantra terlarang, dan bukan cuma satu.
Jaringan penguncian 7.500 ahli sihir arkan bangsa iblis bahkan tak bisa ditembus langsung oleh Penyihir Besar Suci sekalipun. Tapi mantra terlarang berbeda - mantra ini bisa mengirim seluruh 7.500 ahli sihir tersebut ke neraka sekaligus. Inilah hak eksklusivitas para ahli kuat.
Bab 695 Pertempuran Penentuan Ultimat (2)
Alasan Feilengcui menggunakan mantra terlarang untuk langsung mengancam pasukan bangsa iblis juga karena ada satu kabar baik dan satu kabar buruk.
Kabar baiknya datang dari Kota Caiyu yang memulai tembakan pertama pertempuran penentuan.
Melalui serangan tiba-tiba yang tak terduga, Imam Utama Angsa berhasil membawa para pahlawan Aiqin meraih kemenangan pembuka yang gemilang!
Ras Naga Iblis dari tiga kekuatan besar (Iblis, Laut, dan Dunia Bawah) sudah bisa dianggap punah. Jika tak ada halangan, sekitar sepuluh menit lagi setelah Kota Caiyu menyelesaikan Rencana Tahap Kedua, mereka bisa mengerahkan banyak ahli untuk mendukung garis depan lain - ini adalah pernyataan resmi staf militer Kota Caiyu kepada Liu Zhenhan.
Dalam situasi persiapan matang melawan ketidaksiapan lawan, kemenangan awal Kota Caiyu saat pertempuran dimulai seharusnya hal yang sudah pasti; namun hasil penyergapan mereka yang bahkan melampaui Feilengcui, ini benar-benar di luar bayangan Lao Liu.
Meski sebelumnya dia sudah menanam modal besar di Kota Caiyu dan menyiapkan pasukan elite dalam jumlah besar untuk pertahanan, dalam bayangan dasar Lao Liu, lima puluh ekor naga dan ahli taktik Rundstedt itu seharusnya digunakan untuk mengepung lawan cepat-cepat dalam pertempuran frontal, bukan untuk serangan sembunyi atau penyergapan mendadak - sejujurnya, naga berukuran tiga kali lipat gajah memang tak cocok untuk pekerjaan rumit semacam itu.
Tanpa keraguan, di antara tiga garis depan, Feilengcui memiliki kekuatan komprehensif yang pantas disebut sebagai nomor buncit. Tapi Lao Liu memiliki perlengkapan penyamaran medan perang terbaik "Tirai Proyeksi Jurang". Asalkan musuh melancarkan serangan frontal, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui mengerahkan semua daya tembak secara tiba-tiba. Bahkan pertahanan Lembah Lupa yang mengumpulkan paling banyak ahli wujud manusia, belum tentu bisa menyaingi hasil penyergapan Feilengcui!
Seorang Raja Langit Bersayap Enam, tiga Ksatria Bersayap Empat, lima puluh ksatria bersayap putih - kekerasan tingkat tinggi Bangsa Iblis kini hanya menyisakan dua Ratu lajang. Rekam jejak pertempuran gemilang ini telah menjadi bukti terbaik!
Di Kota Caiyu yang terpapar sinar matahari terang, bagaimana mungkin bisa meraih hasil penyergapan yang lebih Berbual B daripada Feilengcui dengan kondisi seadanya tanpa perlindungan?
Mendengar kabar baik ini, Liu Zhenhan bukannya girang luar biasa malah agak linglung.
Untuk memastikan keakuratan intelijen dan mengecek apakah pendengarannya tidak salah, Liu Zhenhan yang penuh tanda tanya khusus menghubungi Kotak Tulang. Ia memverifikasi situasi pertempuran secara terpisah dengan peri bunga yang dikirim Feilengcui untuk mendukung operasi Kota Caiyu - Jawabannya tegas, telinga Lao Liu tidak bermasalah. Kota Caiyu benar-benar meraih prestasi gemilang yang membuatnya terpaku membeku!
Melalui deskripsi yang kacau-balau namun penuh semangat dari peri bunga, Liu Zhenhan akhirnya memahami situasi yang terjadi di Kota Caiyu - Murinio benar-benar menyembunyikan hal ini darinya!
Tak disangka Imam Utama Angsa memiliki aset sebesar itu, bahkan Desaili sang Kepala Suku Raksasa Buddha yang dikirim sebagai mata-mata sebelumnya pun tak bisa menguasai sepenuhnya! Tak terduga Kota Caiyu yang pertama kali memulai perang, ternyata karena Rundstedt secara aktif memanggil mantra terlarang!
Liu Zhenhan benar-benar tak mengerti mengapa Rundstedt yang biasanya bijaksana bertindak seperti ini, langsung menggunakan jurus taruhan nyawa di awal pertempuran, apa bedanya dengan mengakhiri nyawa? Meskipun pemimpin sihir yang dikirim Feilengcui untuk mendukung pertempuran Kota Caiyu bisa menghentikan mantra terlarang dengan aman, namun proses mantra peri bunga juga membutuhkan waktu penyangga!
Jika ahli Jalan Tertinggi dari agresor menggunakan kekuatan wilayah untuk membalas Rundstedt yang memanggil mantra terlarang, Meishuai masih punya peluang bertahan hidup dengan bantuan peri bunga. Tapi musuh tak melakukan itu. Mereka memilih menyerbu langsung, dalam situasi seperti ini bagaimana Meishuai yang permata nyawanya sudah hancur di Kalimantan bisa mempertahankan nyawa?
Bahkan jika semua naga dalam cincin tujuh lapis emas dilepaskan, Kota Caiyu tetap tak bisa 100% menahan serangan frontal dari ahli musuh - jumlah ahli musuh benar-benar terlalu banyak!
Seorang penyihir yang sedang memanggil mantra terlarang hampir tak ada bedanya dengan sepotong tahu air. Asalkan ada satu serangan magis yang nyeleneh dan luput, konsekuensi bagi Rundstedt akan fatal.
Ini benar-benar kabar buruk!
Saat Lao Liu gelisah bertanya pada peri bunga tentang situasi Rundstedt, cerutu di tangannya tanpa sadar telah diremas-remas menjadi serpihan asap yang terurai helai demi helai.
Setelah saling bersaing diam-diam begitu lama, perasaan antara dia dan Meishuai tak bisa dijelaskan dengan kata-kata atau tulisan. Di jantung hubungan ini, ada persahabatan saling menghargai, ada kebencian yang menusuk tulang, juga latar belakang sejarah yang rumit. Meski tak pernah menjadi teman sejati yang saling percaya, kekaguman, dendam, kewaspadaan, dan kehati-hatian yang saling terjalin telah membentuk persahabatan unik yang tak tergolongkan.
Perasaan ini tak perlu mempertimbangkan posisi atau status, hanya bisa disederhanakan sebagai jodoh.
Entah bagaimana menggambarkan gelombang emosi kompleks di dadanya, meski Lao Liu tahu Ahli Sihir Kitab Suci benar-benar abadi - tubuhnya bisa hancur namun ingatan dan kemampuan kehidupan sebelumnya tetap utuh - tetap saja kemarahan membara untuk menebas atau ditebas menyergapnya.
Ia menyesal: Sudah lama menguasai mantra panggilan mata perak, mengapa tak memberitahu Rundstedt lebih awal? Mengapa tak biarkan dia naik ke tingkat pertama lebih cepat? Mengapa ragu-ragu seperti petani yang menghangatkan ular beku!
“Liu Zhenhan oh Liu Zhenhan...” Lao Liu meremas rambut jambul panjangnya, menghela napas perlahan, mengejek diri sendiri seperti melepas kekesalan: “Dengan kekuatanmu sekarang, masih perlu takut pada siapa lagi?”
Seorang Pendeta tentu bukan orang bodoh, tujuan Rundstedt memanggil mantra terlarang secara proaktif bisa langsung ditebak oleh Liu Zhenhan tanpa berpikir dua kali.
Jika teman lama berani mempertaruhkan nyawa untuk berkompetisi meraih kebebasan di tengah salju bersama, Liu Zhenhan pasti akan menemani sampai akhir!
Jika tidak, itu akan menjadi penghinaan terbesar bagi Rundstedt, dan pengkhianatan terbesar terhadap Aiqin dan Bimon!
Bisakah Feilengcui mendahului Kota Caiyu dalam memberikan bantuan ke garis depan lain?
Bisakah dirinya memenangkan pertarungan terakhir ini?
Liu Zhenhan merasa tidak ada masalah!
Jika ini adalah lagu perpisahan, menggunakan mantra terlarang sebagai notasi penghenti terkuat dan terberat tentu sempurna!
※※※
Gagak, burung puyuh, albatros yang hidup di Padang Rumput Donau; kuntul, burung raja udang, angsa liar di tepi Sungai Sanggan; elang salju dan burung Lingqin yang berputar-putar di puncak Gunung Mulaya – dengan suara “braak” mereka menerobos sarang rumput hangat, lubang lumpur, dan sarang pohon, membawa debu tanah dan serpihan rumput yang beterbangan menuju langit, membentuk pasukan migrasi hitam pekat yang gemericik dan bergerak megah menuju kejauhan tak berujung.
Kawanan burung raksasa yang melintas rendah ini tak bisa berbicara, namun mereka juga mampu menyampaikan gejolak emosi - panik, ketakutan, serta keputusasaan.
Sampa yang baru terbit buru-buru bersembunyi di balik awan hitam yang bergerak cepat. Langit cerah yang luas tiba-tiba ditindas sepenuhnya oleh bayang-bayang dosa. Bintang-bintang sepi yang bertaburan itu lenyap seketika. Di langit gelap yang berat dan suram, hanya tersisa rasi berbentuk mahkota yang terdiri dari tujuh bintang raksasa berkilauan di wilayah utara, dengan congkaknya memancarkan keindahan di kegelapan malam - rasi inilah yang legenda katakan sebagai hadiah pernikahan dari Dewa Api Kasus yang terkenal genit, untuk Putri Elf tercantik Ariadne: Mahkota Utara!
Kini rasi Mahkota Utara yang menggantung tinggi di langit ini dengan penuh kehormatan telah berubah menjadi hadiah Yitiao untuk pasukan besar Bangsa Iblis - mantra terlarang tingkat atas aliran api "Hujan Meteor Mahkota Utara"!
Master Stefano, penyihir yang paling mendekati Dewata, sejauh ini telah menciptakan lima gulungan mantra terlarang - angka yang sungguh mencengangkan; Seperti pepatah "lima jari memiliki panjang berbeda", kekuatan lima gulungan ini pun bervariasi. Dan "Gulungan Hujan Meteor Mahkota Utara" jelas-julas merupakan gulungan juara di antara kelimanya.
Pada saat yang sama, di padang rumput Donau yang luas, terdengar suara "gloops-gloops" seperti air mendidih dalam panci. Kebisingan ini menembus celah-celah tengkorak langsung ke jiwa. Jika didengarkan dan direnungkan dengan saksama, justru menjadi samar bagaikan tanduk kijang yang tak berbekas. Hanya dengan merasakan melalui hati, seseorang dapat menyadari keagungannya yang bergelora - suara ini mengubah langit menjadi induk, bumi menjadi rahim, dan manusia menjadi makhluk kecil yang lemah.
Seiring meningginya nada mantra, bagaikan ribuan anak nakal meniup air buah kecubung dengan spiral kontrasepsi secara bersamaan, gelembung-gelembung berbentuk mutiara ikan tiba-tiba memenuhi udara yang sebelumnya kosong. Diterbangkan oleh angin sore yang semakin menderu, gelembung-gelembung ini melayang-layang dan melambung tinggi. Mereka begitu gigih dan ulet, tak peduli angin utara yang menusuk semakin kencang, tak peduli rintangan tajam yang menghadang di depan, terus menembus awan menuju naga surgawi.
Adegan yang sangat puitis ini mengingatkan pada awal musim semi saat angin menyentuh laut alang-alang mengusik kisah cinta buluh, atau musim gugur yang sepi saat tapak kuda membangkitkan mandi wangi dandelion - Benar! Inilah mantra terlarang elemen air dalam sihir Fenghuang yang dikenal sebagai "Puitis Pertama, Megah Kedua, Kekuatan Serangan Ketiga" - Mantra Hujan dan Awan!
Begitu mantra terlarang Phoenix Shang Yang Feilin berhasil dilancarkan, semua makhluk hidup dalam jangkauan serangan akan dikeringkan setiap tetes cairannya oleh kekuatan mantra terlarang - perlu ditekankan bahwa cairan ini akan segera berubah menjadi awan hujan di bawah kendali kekuatan mantra terlarang, menjelma menjadi hujan berkah yang menyuburkan seluruh Aiqin, sepenuhnya selaras dengan siklus penciptaan dan penghancuran dalam pencerahan ilahi, tidak seperti mantra terlarang lainnya yang justru merusak lingkungan alam begitu berhasil dipanggil.
Dua mantra terlarang ini sungguh terlalu gemilang, sehingga aksi Kepala Suku Kurcaci Emas Krupp yang bersamaan menggunakan gulungan sihir untuk memanggil "Hutan Penjara Petir" pun secara wajar diabaikan oleh semua orang.
Gulungan sihir "Hutan Penjara Petir" yang bernuansa kuno adalah mahakarya Archmagister elemen petir Zola dari Kekaisaran St. Francis ratusan tahun silam, gulungan sihir tingkat Archmagister klasik ini paling cocok digunakan untuk melakukan pembantaian besar-besaran di medan perang.
Alasan manusia memberikan gulungan sihir kuno berharga ini kepada Lao Liu adalah agar dia cepat menghadapi Elf Jatuh Lusern, bukan berharap dia bisa meraih kehormatan luar biasa dengan gulungan sihir ini di medan Perang Dewa dan Iblis kedua.
Liu Zhenhan yang pelit kali ini akhirnya menunjukkan sikap dermawan.
Standar minimal untuk melepaskan mantra terlarang adalah level Archmagister atau naga level tiga! Selain Felin dan Yitiao yang sedang mengucapkan mantra, Feilengcui masih memiliki Adipati Pasang Surut Geryon, Bosirena Lanruoshi, An Rui Da, Kepala Penjaga Pohon Kruyef, Wentekelaier, dan seorang ahli sihir luar dari Dubin yang bisa melepaskan mantra terlarang!
Karena sejak zaman kuno hingga kini tak ada yang pernah melakukan upacara persembahan kepada langit dan bumi di Hyjal, dalam perayaan Jieqiu, hadiah mewah yang diterima Lao Liu juga tidak kekurangan gulungan sihir tingkat tinggi yang diberikan secara sukarela oleh berbagai negara. Untuk gulungan mantra terlarang, selain hadiah "Hujan Meteor Mahkota Utara" dari Master Stefano, Lao Liu juga menerima gulungan mantra terlarang unsur angin "Lubang Angin Atas" yang diberikan dengan murah hati oleh Ratu Elf Bulan Liv atas nama suku Smyer.
Saat Yang Mulia Monroe masih limbung, Lao Liu sedang memilah-milah satu bakul besar penuh gulungan sihir dan kristal sihir Tingkat Super. Ia bimbang: Apakah dua mantra terlarang ditambah satu sihir master besar cukup untuk mengalahkan 300.000 pasukan bangsa iblis? Haruskah ditambah beberapa lagi?
Putri Merlotte berdiri di sampingnya. Mendengar gumaman ini, seluruh tubuhnya merinding bergidik.
Kristal sihir Tingkat Super adalah serial sihir terbaik, sekaligus harta karun alami satu-satunya di alam liar yang mampu menyimpan mantra terlarang. Tanpa perlu bertanya, Mei Luole tahu pasti bahwa dalam bakul besar berisi kristal naga yang berkilauan ini, tersimpan penuh mantra terlarang dan sihir besar tingkat master!
Kekayaan ras lautan memang termasyhur, namun kekayaan itu mungkin belum layak untuk mengangkat sepatu Feilengcui - tiga ahli Feilengcui yang sedang memanggil "Hujan Meteor Mahkota Utara", "Membalikkan Awan dan Hujan", serta "Hutan Hukum Kilat" ini, dua menggunakan gulungan, satu menggunakan kristal naga. Dalam hal kecepatan memanggil mantra terlarang, mereka bisa menyentil Kaisar Naga Iblis yang memalukan tadi langsung ke Samudera Xiya!
"Bagaimana ya akibatnya kalau aku melemparkan sihir sekarang?" Meiluole tak tahan membayangkan diam-diam. Ia menyadari di sekitar tiga penyihir Feilengcui yang sedang memanggil mantra terlarang itu, selima Prajurit Panda yang berjaga dalam jarak dekat, sama sekali tidak ada perisai magis yang menyelimuti tubuh mereka. Kepercayaan diri dan kesombongan mereka benar-benar keterlaluan——Penyihir yang memanggil mantra terlarang paling takut gangguan eksternal, gelombang elemen yang berkeliaran di sekitarnya sangat mudah memicu kekacauan energi dan pembalikan elemen. Makanya umumnya, penyihir tingkat tinggi tidak akan memberikan terlalu banyak perisai magis pada diri sendiri saat memanggil mantra terlarang, juga melarang orang lain memberi penghalang pertahanan magis dengan nilai kekuatan magis yang terlalu kuat. Tapi sama sekali tidak menyiapkan satu perisai pun sebelum memanggil mantra terlarang? Ini benar-benar terlalu mengejutkan dan tidak biasa.
Andai saja lima Prajurit Panda dengan tatapan waspada itu tidak sedang memegang "Gatling Cannon" yang mengerikan setinggi pinggang, Meiluole benar-benar ingin mempertaruhkan nyawa untuk membantu Bangsa Laut menyelesaikan beberapa masalah besar. (PS: Latar belakang Blood of Beasts, "Gat" dalam Bahasa Umum lautan berarti "tembakan magis beruntun".)
"Liat apa itu?" Kapten Pasukan Sihir Tai Bao Beckham mengetuk-ngetuk tepi topi besarnya, mencaci Meiluole yang sedang emosi tak menentu dengan nada menghina: "Musuh sudah mau naik, kau masih belum menyiapkan sihir?!"
"Xiao Bei, sekretaris magisnya yang cantik menggoda, Rebekah, dengan santai menyelipkan sebuah "Okalila Tongkat Air Raksa Khusus" ke tangan Putri Duyung, sambil meniru-niru gaya atasan untuk menegur Merlotte beberapa kalimat.
Menunduk melihat tongkat logam khusus di tangannya yang bisa mengamplifikasi kekuatan mantra terlarang elemen air hingga dua kali lipat, wajah cantik Merlotte dipenuhi kebingungan, belum bisa memahami maksud di balik ini.
"Nomor Satu, si gadis kecil ini rupanya ingin menolak transformasi!" Rebekah segera melaporkan.
Xiao Bei dengan ekspresi datar menunjuk ke Merlotte, menyuruhnya melihat ke belakang.
Sepuluh lebih Pichu Salju bermuka tembem mendorong sebuah Busur Hujan Bunga Pir dengan gerobak roda satu mini, bersikap main-main mengarahkan alur busur ke pantat montok bersisik indah Putri Merlotte. Pada pelatuk busur yang didesain indah terpasang bendera bertuliskan kaligrafi dinamis bahasa umum Aiqin: "Jangan sampai jari kami tergelincir!" menggunakan gaya tulisan Daun Semanggi yang sedang populer.
Merlotte hampir pingsan melihatnya.
Karena pengaruh mantra terlarang, para prajurit iblis yang baru saja menerjang ke tepi hutan bambu kembali mengalami jeda yang jelas. Meski mereka segera mengumpulkan keberanian untuk melangkah lagi, dua kali kegagalan telah menyebabkan penurunan moral yang tak terhindarkan. Para prajurit ini tidak tahu Feilengcui sedang memanggil mantra terlarang, tapi mereka juga tidak bodoh - perubahan misterius di ruang yang membuat burung-burung menjauh telah memberi mereka pertanda bahaya yang sangat mengerikan.
Banyak prajurit iblis mulai memperlambat langkah, maju sambil terus menoleh ke belakang. Di wajah kiri mereka terpancar keraguan, di wajah kanan ketakutan akan kesulitan. Ketakutan akan hal yang tak dikenal adalah yang paling mengerikan, setiap langkah mereka bagaikan berjalan di atas es tipis.
Kesenyapan Feilengcui memperparah ketegangan dan kepanikan prajurit iblis. Setelah memasuki hutan bambu di pinggiran Bukit Merah, satu-satunya penghalang yang mereka temui adalah bunga morning glory indah di tanah. Bunga-bunga berbentuk terompet berwarna-warni ini seperti mulut ular haus darah raksasa, menyedot darah siapa saja yang kepalanya terjebak di dalamnya.
"Hambatan seperti ini sebenarnya bukan masalah besar, prajurit iblis yang jumlahnya banyak bahkan bisa membuat jalan yang lebih mudah hanya dengan menginjak-injak menggunakan kaki mereka. Tapi tindakan Feilengcui benar-benar menyiksa! Pasukan terdepan iblis sudah memasuki Lapangan Merah, mata mereka sudah melihat panah penembak Bimon terpasang di busur, tapi tidak kunjung dilepaskan. Siksaan psikologis menanti kematian setiap detik ini membuat prajurit iblis dengan mental lemah sudah di ambang breakdown."
"300.000 pasukan mengepung benteng militer setinggi 52 meter, panjang 220 meter dan lebar 40 meter – seharusnya bisa direbut dalam sekali serangan. Tapi yang dirasakan prajurit iblis sekarang justru mereka mungkin akan dihancurkan menjadi bubur daging oleh kota ini!"
"Syuut syuut syuut!"
Suara maut akhirnya menggema. Hujan panah hitam menyambar dari langit Feilengcui, mata panah berlubang bergesekan dengan udara menciptakan melodi seperti mantra, menghujam tepat ke barisan penembak liang tanah yang sedang maju teratur.
1500 yard!
Ketapel dan busur silang laba-laba wajah manusia iblis belum mencapai jarak tembak, lingkaran elemen menyala-nyala bagai letusan gunung berapi sudah menyembur dari tanah!
Serang yang jauh dulu baru yang dekat, gunakan daya tembak untuk membagi formasi bertingkat musuh dari jarak jauh, inilah gaya tempur Feilengcui yang unik dan mewah berlebihan!
Ratusan Monster Tingkat Super telah menyumbangkan tubuh mereka, panah ledakan Durex yang Lao Liu kumpulkan susah payah selama lebih setahun, hari ini akhirnya tiba saatnya untuk mengosongkan stok!
"Xiang Jun" Dali Sandro yang sombong keluar dari "Gerbang Xinglan", pandangan pertama yang menyambutnya adalah gelombang elemen yang meletup seperti lautan kembang api dan alunan Mantra Terlarang yang bergema di angkasa!
Raja Dimensi Astral yang mirip kuda perang raksasa ini, dengan tubuh bersisik hitam kasar dan deretan duri tulang tajam sepanjang 3 meter dari kepala hingga ekor, terpaku lama sebelum akhirnya menunduk dan bertanya dengan Bahasa Umum dunia iblis yang kikuk kepada empat keluarga kerajaan naga iblis di dekatnya: "Saudara-saudara... ini... ini bukan medan perang utama Benua Aigean, kan?"
Bab 696: Pertempuran Penentuan Ultimat (3)
Sebenarnya Kaisar Naga Iblis Chaplin Yang Mulia ingin menjawab pertanyaan Raja Dimensi Astral, tapi mulutnya seperti terkunci. Lidahnya mendadak kelu.
Penyebabnya sederhana - kekuatan tempur Feilengcui yang tiba-tiba meledak ini benar-benar terlalu dahsyat!
Sebelumnya Angkatan Udara Bangsa Iblis secara kebetulan berhasil menyingkap cadar proyeksi jurang Feilengcui yang diselimuti awan dan kabut, sempat membuat Kaisar Naga Iblis yang memantau ketat perkembangan perang sangat gembira. Hanya dengan demikian, ia bisa mengamati formasi perang Feilengcui secara jelas dan langsung, melakukan pencegahan dini, serta mencari celah untuk mengalahkan musuh. Namun pertempuran dahsyat yang meletus kemudian membuatnya menyesal telah terlalu cepat melihat kekuatan sebenarnya Feilengcui. Andaikan Tirai Proyeksi Jurang masih ada, ketenangannya yang buta secara visual mungkin tidak akan membuat ambisinya tiba-tama membeku sampai ke lubang anus.
Menghadapi benteng militer raksasa tiga dimensi sepenuhnya tertutup ini yang hanya memiliki satu jalan tangga besar di bagian atas dan bawah, serangan frontal pertama yang dilancarkan prajurit Bangsa Iblis langsung dinyatakan gagal.
Aula kediaman Tuan Tanah Feilengcui menghadap ke satu-satunya tangga di Bukit Merah, yang menjadi posisi strategis mudah dipertahankan. Cukup dua Mesin Penggiling Daging untuk memblokir jalan bersama prajurit. Tapi hari ini, Feilengcui telah menyiapkan formasi tempur kuat di depan gua ruang rapat: empat Mesin Penggiling Daging, dua belas Mesin Gaocen kristal, sepuluh tembakan busur silang bersayap burung, dan satu Kapal Spiral sonik. Dua benteng permanen di tangga utama, ditambah tembakan busur silang 'berbondong-bondong' super dari Kekaisaran Tang Zang serta alat penyembur api gaya cangkang kura-kura untuk Gnome yang berkedudukan di sana.
Bukan tak ada prajurit iblis yang nekat menerjang Tangga Kematian ini. Tapi tindakan mereka lebih mirip bunuh diri beruntun daripada serangan frontal!
Prajurit Kebencian mekanis yang memimpin serangan, bertubuh besar dengan zirah kristal setebal lutut. Tapi tumbal pilihan ini tetap tumbang berbaris seperti ladang gandum yang diterjang angin topan di hadapan bilah bulan raksasa berdaya potong tak tertandingi dan panah besar berdaya tembus super. Zirah kristal mereka takkan bisa menahan gempuran tembakan jarak dekat.
"Tembakan busur silang 'berbondong-bondong'" sama sekali bukan senjata mewah yang bisa dimiliki negara biasa. Senjata ini menggunakan konfigurasi sarang lebah dengan lubang-lubang penembak, digerakkan oleh tekanan angin magis, mampu meluncurkan 666 anak panah silang dalam sekali tembakan. Bahkan jika semua perajin panah Kerajaan Bimeng dikerahkan untuk memproduksi panah, persediaan mereka tidak akan cukup untuk setengah hari penggunaan senjata ini. Hanya Kekaisaran Tang Zang yang menguasai populasi dan sumber daya seluruh benua yang mungkin mengembangkan dan mempersenjatai senjata penembak massal gila seperti ini - karena digunakan secara gratis dengan dukungan logistik dari bengkel militer Tang Zang, Pasukan Istana Musim Panas menggunakan senjata ini dengan sikap menganggap remeh. Dengan delapan unit tambahan yang ditempatkan di dua Taman Udara dan teras tinggi Feilengcui, total sepuluh unit "tembakan busur silang 'berbondong-bondong'" ini dalam 10 detik telah menghabiskan tiga magazen besar, meluncurkan hampir 20.000 anak panah ke pasukan bangsa iblis. Dua unit di antaranya langsung rusak karena kelelahan logam akibat frekuensi penggunaan yang terlalu tinggi.
Para prajurit iblis sebenarnya juga tidak ingin mempertaruhkan nyawa menyerbu jalan tangga sempit yang dipenuhi hujan panah, aliran api, dan bilah bulan. Namun mereka tidak punya pilihan lain. Peralatan pendakian seperti menara pengepungan dan tangga darurat yang biasa digunakan untuk menyerbu kota, sudah dihancurkan satu per satu oleh peliharaan magis para pendeta sejak memasuki Lapangan Merah.
Hari ini, Feilengcui mengumpulkan separuh dari para pendeta Kerajaan. Meskipun lebih dari lima ratus pendeta tingkat tinggi telah dikirim oleh Raja Sal ke Kota Caiyu, lima ratus lebih pendeta yang tersisa di Feilengcui - sekalipun tingkatannya lebih rendah - terlihat agak berlebihan untuk menghadapi alat-alat kayu sederhana yang dipikul oleh prajurit iblis biasa! Hanya dengan dua gelombang tembakan, alat panjat yang dibawa prajurit iblis yang memasuki Lapangan Merah langsung hancur menjadi serpihan kayu beterbangan. Kecuali para pejuang sejati yang membawa cakar baja dan tali sambil menggigit senjata, pasukan iblis yang hitam pekat hanya bisa menunggu giliran untuk menyerbu Jalan Utama Tingkat demi tingkat. Bayangkanlah perlakuan seperti apa yang akan mereka terima selanjutnya!
Sebagian besar peliharaan magis dan tumbuhan para Imam Bemon memiliki jarak tembak sihir antara lima ratus hingga delapan ratus yard. Jarak seperti ini jika berhadapan dengan ahli sihir arkan bangsa iblis, selain bertahan dengan susah payah, untuk membalas harus terus menerus maju mendekat. Tapi hari ini di Feilengcui, para pendeta tidak perlu menghadapi penyihir musuh! Perintah Lao Liu kepada mereka adalah menggunakan peliharaan magis dan tumbuhan untuk menghancurkan alat-alat pengepungan yang targetnya jelas terlihat!
Peralatan pengepungan raksasa seperti xiao che, jembatan menara, tangga awan, dan qiang pai harus dipasang di Bukit Merah untuk berfungsi. Dengan jarak tembak dekat, peliharaan magis bahkan tidak memerlukan penguncian visual untuk mengenai sasaran. Adapun peralatan pengepungan berbahan kayu, sebesar apapun ukurannya, selalu rentan terhadap serangan sihir.
Sebenarnya pada tahap pertempuran ini, bahkan pemula bangsa iblis yang paling hijau pun seharusnya menyadari bahwa kota ini mustahil direbut. Kesempatan emas, posisi strategis - bangsa iblis kalah di semua aspek. Dari tiga elemen utama pengepungan: penempatan pasukan, alat pengepungan, dan dukungan tembakan jarak jauh, hanya jumlah pasukan yang bisa diandalkan bangsa iblis. Fakta membuktikan alat pengepungan dan dukungan tembakan jarak jauh hanyalah mimpi di siang bolong.
Tak dapat dipungkiri, 7.500 ahli sihir arkan bangsa iblis ditambah 500 Goliath Batubara merupakan legiun sihir yang sangat besar. Namun Istana Musim Panas Dewa Perang bukanlah sasaran empuk. Dengan bantuan Dubin dan druid, tiga penyihir Elf Jatuh, Raksasa Hijau, Raksasa Typhoon, Raksasa Berkaki Lumpur, serta 140 Penjaga Pohon dari Pasukan Pengawal Bendera - jumlah penyerang elemen Feilengcui (tidak termasuk pendeta) saja melebihi dua formasi resimen. Belum lagi 1.500 Buleiqinmo yang membantu - ini setengah dari total Penyihir Harpa aktif di Kerajaan Bimeng!
Tujuh ribu lima ratus ahli sihir arkan bangsa iblis dan lima ratus Goliath Batubara yang harus dihadapi jauh melebihi 3.500 lawan yang sebagian besar ahli dalam mantra spontan. Rasio pertempuran 2:1 tidak bisa digeneralisasi. Mereka juga harus berhadapan dengan Moore Penghancur Sihir, Elf Xifu, dan Penembak Pelangi yang merupakan momok bagi sihir. Penghancur Sihir dan Penembak Pelangi fokus pada pertahanan, sementara peri bunga tidak hanya ahli bertahan tapi juga bisa membalas sihir. Panah ejekan, panah pukulan berat, panajh pengkhianat, dan panajh pelemah mereka bagai tongkat pengaduk tai, membuat Penghancur Obsidian kewalahan, sibuk berlarian, sekaligus membuat semua ahli sihir arkan bangsa iblis merasa seperti meninuk tumpukan kapas - marah tapi tidak tahu harus melampiaskan ke mana, sangat menyebalkan.
Perlengkapan yang dimiliki ahli sihir arkan bangsa iblis seperti pil penghemat sihir, Kristal Perisai, dan Tongkat Sihir Tulang, justru dikalahkan oleh penyihir Feilengcui. Perlengkapan penyihir Istana Musim Panas seperti lencana logam Isidintin yang memungkinkan Transformasi Liar yang tenang, kristal sihir Tingkat Super, tongkat logam khusus, formasi pertahanan Timur Jauh, pilar totem penghalang sihir, membuat ahli sihir arkan bangsa iblis hanya bisa mengorek lubang anus sambil mengisap jari karena iri.
Menurut pemahaman Kapten Beckham, bahkan tanpa bantuan pihak lain, Pasukan Istana Musim Panas tetap mampu menahan ahli sihir arkan bangsa iblis ini. Dengan kecepatan tembak mantra spontan qingyise, formasi posisi paling sempurna, ditambah pilar totem lagu perang, amplifikasi kekuatan magis dari Transformasi Liar yang tenang, serta pasokan ramuan kekuatan magis tak terbatas - para penyihir bangsa iblis ini hanya bisa menatap pasrah.
Secara faktual, ahli sihir arkan bangsa iblis langsung terjebak dalam dilema canggung sejak awal pertempuran. Kemampuan penghalangan sihir Feilengcui terlalu dahsyat. Meskipun jumlah mereka hanya separuh dari ahli sihir arkan bangsa iblis, pertahanan tetap rapat seperti tembok besi dengan dukungan penghadang udara dekat dari pilar totem lagu perang. Bukan mereka tidak ingin mendukung prajurit yang sedang menyerbu kota, namun sungguh tak mungkin. Mereka terus terdesak oleh penyihir Feilengcui. Andai bukan karena keunggulan kuantitas yang signifikan, entah seperti apa kekalahan mereka nanti.
Seorang Pendeta bisa membantu satu prajurit mengalahkan dua musuh, maka peri bunga pun bisa membantu satu penyihir melawan dua lawan! Pasukan pendukung magis Benua Aigean sebelumnya tak pernah mengungguli perusak obsidian bangsa iblis satu ekor di medan perang, itu karena jumlah Elf Xifu terlalu sedikit. Ketika kekuatan Aiqin benar-benar bersatu dengan bergabungnya dua sekutu kuat Moore dan Dubin, peri bunga segera menunjukkan kemampuan sejati sebagai konduktor elemen!
Para penyihir kedua belah pihak sekarang beradu daya tahan dan konsumsi energi. Begitu mekanisme penambah energi para ahli sihir arkan bangsa iblis bermasalah, mereka pasti akan tumbang di tangan legiun sok kaya seperti Feilengcui yang mengonsumsi Pil Emas penambah energi, sumsum darah, dan Mata Air Elemen seperti makan kuaci! Perang itu bermain di apa? Bukan di tenaga logistik plus uang!
Dibandingkan tim ahli sihir arkan dengan jangkauan tembak lebih dari seribu yard, para penembak liang tanah yang jangkauannya lebih pendek menjadi jenis pasukan paling mengenaskan dalam unit tembakan jarak jauh bangsa iblis. Mereka bahkan belum sampai di posisi sudah diterjang malapetaka maut dari hujan panah ledakan Durex yang menggempur tanpa henti, nyaris menghapus formasi mereka secara massal dari barisan tempur. Rasio korban tewas bahkan lebih mengerikan daripada prajurit yang sedang menyerbu kota!
Serangan mulai menerpa sejak jarak 1.500 yard. Mereka harus maju sejauh 1 li (500 meter) lagi untuk mencapai radius mematikan efektif penembak liang tanah. Tapi jarak yang tak terlalu jauh ini berubah menjadi garis Lei yang tak terlangsung - baik meluncur di udara maupun menggali terowongan, bahkan mundur sekalipun. Ke mana pun liang tanah itu bergerak, maju-mundur-kiri-kanan, semuanya harus menyambut kematian!
Jika dua penembak bertanding, menahan panah dengan panah memang mungkin. Tapi ini di medan perang! Di tengah hujan panah yang memenuhi langit, mana ada tuan tanah bawah tanah atau penembak liang tanah tingkat tinggi yang bisa langsung mengenali panah mana yang merupakan Durex dari derasnya air terjun panah? Menahan? Kalau menggunakan perisai, bisa! Tapi Panah Ledakan Durex adalah panah sihir pembunuh massal, tak peduli lawan menggunakan tubuh atau perisai untuk menahan!
Panah Ledakan Api Merah Bergelora Bak Teratai Berapi...
Panah Ledakan Medan Gravitasi 100 Kali...
Panah Ledakan Kanji Lava...
Panah Ledakan Hati Senjata Angin Galan...
Panah Ledakan Semburan Api Naga Neraka...
Panah Ledakan Kuncup Api Neraka...
……
Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui yang menumpuk sampai sekarang telah menyimpan total 6.774 batang Panah Ledakan Durex. Jika digunakan dalam konflik skala kecil atau pertempuran melawan ahli Jalan Tertinggi, panah sihir seperti ini pasti hanya akan membunuh beberapa ekor kucing, tapi di medan perang dunia yang padat dengan orang biasa yang berkumpul dalam kelompok, panah-panah sihir ini menjadi pelopor pembunuh tak tertandingi - setiap batangnya mampu menciptakan korban berlimpah hingga darah menggenang mengapungkan alu!
Selain mendukung Kota Caiyu dan Lembah Lupa dengan 2.000 panah ledakan Durex, Feilengcui saat ini masih memiliki stok sekitar 5.000 panah. Secara teori, 4.700 lebih panah Durex ini di tangan Shenjian Zheqin dan Pemanah Bintang Emas cukup untuk menghabisi nyawa sekitar 500.000 prajurit bangsa iblis - tentu ini hanya perhitungan teoretis, kenyataan perang yang berubah sekejap sebagai pabrik penggiling daging-darah pasti jauh berbeda dari permainan kata-kata kaku.
Tapi satu hal yang pasti: 30.000 Penembak Liang Tanah sekarang pasti sedang sial.
Fakta bahwa Feilengcui memiliki banyak "panah ledakan Durex" merupakan rahasia yang tidak diketahui dunia luar. Ketika rahasia ini terbongkar, pasti ada yang akan menerima nasib buruk - hal ini sepenuhnya disadari seluruh penghuni Feilengcui. Pasukan bangsa iblis hanya mengirim 300.000 tentara ke Feilengcui, membuat banyak orang kesal! Bercanda apa ini, kirim 300.000 lagi sebagai tumbal mungkin lebih pantas!
Senjata strategis Feilengcui yang akan diobral besar-besaran hari ini termasuk labu minyak dan alkohol mutiara kura-kura. Produksi harian alkohol mutiara kura-kura yang mencapai satu ton harus dialokasikan ke pabrik senjata bawah tanah sebagai bahan bakar efisien, sehingga hingga kini hanya tersedia cadangan sekitar 100 ton. Separuh dari jumlah ini merupakan bahan bakar wajib untuk alat penyembur api, sedangkan separuhnya lagi secara alami menjadi hak paten bom udara. Sementara itu, labu minyak yang sengaja disembunyikan memiliki persediaan jauh lebih melimpah. Dengan bantuan teknologi okulasi dari dua "Pohon Kehidupan", "Sumur Bulan Abadi", "Ganggang Bulan Abadi", dan Raksasa Hijau, produksi labu minyak berfluktuasi antara 500-800 buah per minggu. Terakumulasi hingga kini, Feilengcui telah memiliki stok lebih dari 14.000 buah labu minyak. Begitu panah ledakan Durex habis, angkatan udara akan segera meluncurkan serangan bombardemen horizontal, bersumpah akan meledakkan 300.000 pasukan Bangsa Iblis kembali ke Zaman Batu!
Untuk memberikan sedikit harga diri pada ahli Jalan Tertinggi bangsa iblis yang mungkin muncul, Resimen Udara Stuka masih menahan diri. Namun jenis pasukan jarak jauh lainnya tidak akan memberi toleransi pada siapapun. Di dua taman udara, 12 pucuk Meriam Raksasa Sihir Babilon yang berukuran luar biasa besar dan dua tank pengepungan goblin terus mengaum. "Peluru es yang dapat terbakar" yang disediakan Kekaisaran Pompeii jumlahnya terbatas. Saat ini, pasukan artileri Red Alert kebanyakan menggunakan "Peluru Heisuoyin" dan "Peluru Koktail Arang Molotov" yang baru dibuat. Yang pertama adalah bahan kontribusi 4 juta koin perak dari manusia, yang kedua adalah dividen dari Kerajaan Medusa di Benua Bonaparte - semuanya tidak menghabiskan satu koin pun dari Feilengcui.
Dibandingkan dengan pasukan ketapel bangsa iblis, 12 meriam raksasa Babilon yang memiliki jangkauan tembak 5 li (dengan perhitungan titik jatuh oleh ahli geometri gurun) dan kereta perang uap pengepungan ini adalah target yang mustahil dijangkau! Lima li! Ini tiga kali lipat jarak ketapel musuh plus kelengkungan!
Feilengcui tidak memiliki pasukan ketapel, persis karena alat itu terlalu primitif!
Entah apakah bangsa iblis akan menyalahkan bangsa laut, karena sepuluh unit "Kapal Rel Karibia" adalah hadiah mereka untuk Feilengcui. Kapal rel yang elegan bak perahu naga Viking dengan sentuhan kekasaran ini, dengan mudah mengangkat belasan alat penumbuk dan meriam raksasa ke ketinggian ratusan meter menggunakan "sinar magnetik suspensi", lalu menghujamkannya ke kerumunan prajurit iblis yang padat, secepat menepuk lalat.
Pohon Perang Durian yang melemparkan bola duri raksasa, Pohon Perang Hailan yang menyemprotkan peluru mutiara bagai penyiram bunga, Pohon Perang Ajaib yang melontarkan duri mawar sebesar lengan anak. Dua taman udara yang membentuk sistem tembak silang bagaikan dua besi penyapu, menyapu nyawa-nyawa tak bersalah dalam skala luas.
"Pelompat Fenghuang" yang terus-menerus dilontarkan dari alat pelontar harimau juga merupakan senjata yang mengerikan. Suku Dubin yang cerdik membungkus "Bola Fenghuang Gulunmu" sebesar batu singa laut dari pegunungan 100.000 li dengan proses pelapisan baja Burma khusus, memanfaatkan efek pegas antara bola fenghuang dan baja Burma untuk menciptakan proyektil besi raksasa yang terus melompat setiap 3 meter setelah dilontarkan. Jejak lompatannya meninggalkan genangan darah, dan jika mengalami kerusakan eksternal akan meledak menjadi fragmen-fragmen yang menyebar, menimbulkan kerusakan area berulang.
Kaisar Naga Iblis mengepal kedua tinju, seluruh tubuhnya gemetar.
10 detik!
Tidak!
Paling lama 9 detik, formasi serangan pertama pasukan iblis yang memasuki Lapangan Merah sudah dinyatakan gugur secara massal. Seratus "Jeruk Sukade Gravitasi Pulsasi" milik Pendeta Cambridge menjadi algojo paling mengerikan bagi prajurit iblis yang berkerumun di area sempit ini! Dibandingkan tembakan busur silang 'berbondong-bondong' yang seperti menanam padi, tanaman sihir 'dua ujung runcing' ini memberikan luka mematikan bagi manusia biasa! Pasukan besar iblis yang berada 500 yard dari Feilengcui juga menerima siksaan kejam. Lapisan serangan sudah terpotong menjadi beberapa segmen sejak awal pertempuran, terlihat seperti ular raksasa yang dimutilasi. Bahun pengepungan empat penjuru belum selesai, ketapel kuart, busur silang laba-laba wajah manusia, dan Mesin Penggiling Daging - semua senjata berat ini satu per satu sudah berubah menjadi lempengan besi di bawah "Gelombang Sinar Levitasi Magnetik" Kapal Rel Karibia!
Kaisar Naga Iblis adalah yang terunggul di antara Oushou Tingkat Super dunia iblis, namun kematian dan darah dalam skala seperti ini tetap menjadi pengalaman pertama seumur hidupnya. Mantra terlarang yang menggema di padang gurun pun tak mampu mengalahkan kedahsyatan pembantaian kilat ini bagi Yang Mulia Chaplin. Rasio korban yang lahir dari kecepatan hidup-mati ini pasti akan menjadi mimpi buruk yang takkan pernah terlupakan sepanjang hidupnya!
Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui menjadi termasyhur berkat senjata energi yang tak tertandingi dan angkatan udara kelas satu. Kini senjata energi telah turun ke medan pertempuran, namun angkatan udara tetap menjaga kesenyapan - termasuk para ahli Jalan Tertinggi. Feilengcui masih menyimpan banyak pendekar yang berpangku tangan, mereka tampak enggan bertarung melawan prajurit biasa.
Jika ini yang disebut sebagai kewibawaan tertinggi kekuasaan duniawi dan mesin negara, maka Kaisar Naga Iblis harus mengakui bahwa makhluk super memang telah ketinggalan zaman!
Anggota badan Raja Dimensi Astral Dalisandelo mulai lunglai. Ekspresinya tampak muram, sorot mata malasnya berubah menjadi limbung dan suram, persis seperti suami setia yang tak sengaja menemukan istrinya berselingkuh.
"Xiangjun" benar-benar punya alasan untuk frustrasi. Setiap mantra panggilan yang ditujukan padanya - makhluk agung nan tak tertandingi - memiliki peluang sukses yang sangat tipis. Namun siapa sangka empat bangsawan Naga Iblis berkedudukan tinggi akan bersatu melancarkan panggilan! Tanpa perlu jawaban dari Naga Iblis, "Xiangjun" telah menebak lokasi tiba setelah melintasi "Gerbang Xinglan"! Ini bukan hanya Benua Aigean, tapi juga Feilengcui yang legendaris - Benar! Feilengcui yang "satu keluarga pembasmi naga, ayah dan anak sama-sama mencapai level saint"!
Kota Tanah Merah bergaya Putri Tidur, dua buah Feilaifeng yang melayang di angkasa. Inilah lokasi Istana Musim Panas Dewa Perang yang tersohor di berbagai tingkat dimensi!
Setiap dimensi independen yang memiliki interaksi rahasia dengan dunia luar memiliki lingkaran diplomasi dan sumber informasi sendiri. Ketika kekuatan Aiqin masih sama sekali tidak menyadari rencana intervensi Naga Laut Biru dalam Perang Dunia, beberapa dimensi yang memiliki akses informasi sudah mengetahui fakta bahwa Albertoni - Naga Laut Biru tingkat lima - telah mendarat di Benua Aigean.
"Jun Harum" Darlisandro tahu, Albertoni yang dijuluki "Bintang Lautan" kemudian dikepung oleh delapan ekor Naga Hitam Neraka dan "Kesatria Samudra" Rundstedt di Benua Aigean. Setelah berhasil membunuh satu ekor Naga Hitam dan melukai parah satu ekor lainnya, naga laut tingkat lima yang perkasa ini akhirnya ditangkap hidup-hidup, menjadi persembahan darah untuk kelahiran Penyihir Santo kedua di era modern Aiqin...
"Jun Harum" Darlisandro juga mengetahui, saat ini bukan hanya Naga Laut Biru yang telah tiba di tanah Aiqin, bahkan keturunan darah Naga Suci dari bangsa naga laut - Jin Kanglong dan Yin Kanglong yang legendaris "mati jika meninggalkan air" dan "ditugaskan Dewa Naga Hesperus untuk menjaga Samudra Biru Abadi" - juga telah datang ke Aiqin, bersumpah akan menuntut keadilan untuk "Bintang Lautan" Albertoni...
Meski Raja Dimensi Astral memiliki kepercayaan diri yang cukup akan kekuatannya, ia tak merasa pantas untuk membuat onar di Feilengcui. Penyihir Besar Suci yang legendaris dan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui-nya terkenal sangat ganas di berbagai tingkat. Darisandro mungkin tak takut padanya, tapi buat apa berhadapan langsung dengan tukang tawar-menawar yang ulung seperti itu? Siapa yang mau iseng sakit telur, mencoba berdansa Tango Mematikan berhadap-hadapan dengan Dewa Maut Orcus?
Menurut tradisi sebelumnya, untuk meminta "Xiang Jun" melaksanakan tugas merah, pasti membutuhkan Kutukan Darah dalam jumlah besar sebagai biaya pemanggilan dasar. Tapi bagaimana mungkin Darisandro masih punya selera untuk menikmati umpan bergerombol di depannya yang terlihat lezat?
Di mata orang biasa, setiap penyihir bagaikan Dewata. Namun di mata ahli kuat dari berbagai tingkat, penyihir tingkat suci Aiqin adalah dewa pengendali kekuatan elemen!
Bukankah ini seperti bencana jatuh dari langit saat sedang duduk tenang di rumah? Soket mata Darisandro berkaca-kaca, sial kok bisa separah ini!
"Jancuk!" Suara yang sangat familiar membuat Xiang Jun menoleh, kembali terpaku.
※※※
Saat "Gerbang Bintang Samudra" terbuka diam-diam, perasaan Liu Zhenhan tak kalah buruknya dibanding Darisandro.
Seperti halnya Xiang Jun yang menyimpan ketidaktenangan mendalam terhadap Feilengcui, Feilengcui juga menyimpan kewaspadaan yang sama terhadap Darisandro.
Pertarungan hidup-mati bukanlah soal matematika yang hitam putih. Tingkat sihir yang tinggi belum tentu menjadi penentu kemenangan. Dengan perbedaan dua tingkat, seorang Archmagister bisa membunuh Magister Senior dengan mudah, namun Santo Aiqin yang ingin membunuh Santo harus mempertaruhkan nyawanya sendiri—nyawa manusia memang terlalu rapuh!
Ketika kekuatan sihir mencapai tingkat tertentu, perbedaan "kemampuan tempur" antara Santo Aiqin dengan Santo, bahkan antara Santo Aiqin dengan Archmagister sebenarnya tidak signifikan. Sihir dari kedua belah pihak sama-sama mampu menghancurkan tubuh dan jiwa lawan! Bagi makhluk lemah, apakah bedanya ditembak peluru, granat, bom atom, atau rudal jelajah? Hasil akhirnya tetaplah kematian!
Dimensi Astral terkenal sebagai "alam low-magic" di antara berbagai tingkat. Setiap makhluk Astral yang datang ke Benua Aigean—"alam high-magic" dengan kekuatan elemen berlimpah—akan mengalami peningkatan kekuatan sihir secara eksponensial! Sebagai Raja Dimensi Astral, Dalí Sandro bahkan dalam perkiraan paling konservatif sekalipun setara dengan Santo Aigean!
Dengan kata lain, Raja Dimensi Astral ini tidak lebih mudah dikalahkan daripada Komandan Sungai Darah Naiwen'eryinke atau Komandan Sungai Tulang Ruikadunyaibu. Yang lebih berbahaya, "Gerbang Bintang" yang dipanggil oleh empat Naga Iblis ini ternyata berupa gerbang cermin kembar!
Sihir pemanggilan ruang dalam arti konvensional hanya membuka koridor tingkat sementara dengan satu pintu keluar, namun "Gerbang Xinglan" yang muncul di pinggiran Feilengcui justru mengeluarkan dua Dalissandro secara berurutan!
Dalam teori sihir Aiqin, "Dunia Cermin" juga dianggap sebagai tingkat dimensi yang secara teori berdiri independen - setiap makhluk yang pernah muncul di cermin akan memiliki replika identik di Dunia Cermin: penampilan, kekuatan, jiwa, tubuh, dan roh yang sama persis!
Jelas terlihat bahwa "Gerbang Xinglan" yang digunakan oleh empat keluarga kerajaan naga iblis ini merupakan sihir pemanggilan dimensi yang belum pernah ada sebelumnya! Jika dugaan Lao Liu benar, ini pastilah jenis baru sihir arkan Tongyou Bahasa Naga yang dikembangkan oleh naga arkan teratas selama ribuan tahun terakhir!
Tanpa perlu perintah dari bos, dua Kepala Suku Peri Bunga dan Ailijie yang sudah siap siaga segera mengayunkan tongkat komando, menghentikan proses pengucapan mantra Yitiao, Felin, dan Krupp dengan aman. Kedua Dalissandro tidak bisa diabaikan. Meski kemunculan mereka terikat oleh batasan waktu pemanggilan, jika wilayah kekuasaan dua Raja Dimensi Astral ini dilepaskan bersamaan, bahkan sistem pertahanan eksternal Feilengcui yang menggunakan "Lima Elemen", "Empas Simbol", "Tiga Kesempurnaan", dan "Dua Prinsip" edisi khusus kerajaan Tang Zang sebagai penghalang pun akan sulit bertahan lama - memanggil mantra terlarang membutuhkan waktu, meskipun Feilengcui menggunakan gulungan dan Kristal Naga untuk memanggil mantra terlarang yang sudah jadi, tetap tidak bisa langsung terwujud. Maka harus tahu kapan waktunya berhenti.
Raja Langit Bersayap Enam Artest yang kedua matanya menjadi lubang berdarah dan tulang belakangnya remuk terkeping-keping menyeringai tanpa suara. Saat memimpin Ksatria Bersayap Putih menerobos tirai besi jurang, dia mengalami pengulangan luas kemampuan "Kemampuan Bisu Massal" dari Naga yang membuatnya bisu permanen. Tapi pendengarannya masih berfungsi. Dia mendengar nama Raja Dimensi Astral dan bisikan penuh ketakutan, membuat Artest merasakan kepuasan balas dendam yang tak terhingga.
Dia tak bisa melupakan... tak bisa melupakan luka yang ditimbulkan "Meriam Parade Kapak Perang" pada Ksatria Bersayap Putih! "Kapak lempar ledakan oksigen" yang diluncurkan dengan tenaga turbin itu, setiap kali meledak menghasilkan gema udara yang membuat bahkan Raja Langit sepertinya merasa penglihatan gelap seketika!
Dia tak bisa melupakan... tak bisa melupakan "Anchor Crossbow" Abraham Berat! Anak panah berbentuk trisula itu memiliki fungsi panduan mental yang kejam. Bagaimanapun Ksatria Bersayap Putih menghindar, panah itu akan membayangi seperti bayangan. Mata panah dari Besi Liuxiang itu diisi dengan Heisuoyin yang sangat kuat, bahkan Ksatria Iblis Bersayap Empat terhebat seperti Wright pun hanya terkena satu tembakan busur silang, lalu tubuhnya bersama pohon Pisang Suoluo di belakangnya langsung terbelah dua oleh ledakan!
Dia tak bisa melupakan... tak bisa melupakan semburan sekejap dari tujuh Mercu Suar Badai Magnet Moyun! Aurora pelangi warna-warni itu adalah percikan listrik khusus yang dihasilkan dari gangguan magnetik hebat. Saat muncul di dunia iblis, ia biasanya menampakkan diri sebagai cahaya aurora yang memancarkan keindahan mempesona. Ia melayang ringan, kadang redup kadang terang, tak ada fenomena alam liar yang bisa menandinginya. Tak ada kuas yang mampu melukis permainan cahaya ajaib ini yang hanya muncul di langit malam dunia iblis, terus berubah tak terduga.
Bangsa iblis selalu mengira itu adalah obor penuntun jiwa menuju Dunia Arwah, namun hari ini Feilengcui membuktikan pada Artest melalui tindakan nyata – itu hanyalah fluktuasi eksternal efek geomagnetik! Setelah kumparan Mercu Suar Magnetik memancarkan gelombang demi gelombang badai magnetik pelangi, langit malam Padang Rumput Donau yang dingin kini dipenuhi pola aurora yang terus berubah bentuk dengan warna-warni mempesona!
"Mengapa hentikan mantra terlarang? Bukankah kalian punya simpanan melimpah? Aku ingin lihat bagaimana kalian bertarung mati-matian melawan Raja Dimensi Astral!" Raja Langit Bersayap Enam mengejek kebodohan dan kepengecutan Feilengcui melalui Bahasa telepati-nya: "Kalian para pencuri rendahan yang hanya bisa menyerang diam-diam..."
Sebuah tendangan cambuk seberat batang besi melayangkan separuh gigi Raja Langit Bersayap Enam. Percikan darah ungu menari di udara, meninggalkan jejak panjang.
Liu Zhenhan membersihkan debu di celananya dengan sikap acuh.
“Keluarga Kerajaan Naga Iblis memang tak tertandingi! Sihir ruang yang menjadi keahlian utama mereka benar-benar luar biasa. Mantra pemanggilan dimensi yang dilepaskan bersama oleh pasangan kaisar dan pasangan pangeran mereka, mungkin adalah sihir ruang terhebat di dunia yang dikenal!” Kepala Suku Andulan menghela napas: “Andai ada dua santo yang bisa membuka segelku sekarang, bertarung dengan ahli kuat seperti Xiang Jun... Bahkan jika berakhir dengan kematian, itu akan menjadi akhir yang paling terhormat!”
Kekaisaran Tang Zang memang memiliki tiga penyihir tingkat suci. Tapi mereka tak berani membantu ayah. Membuka segel diri Naga Level Enam membutuhkan kontrol elemen yang sangat presisi - sedikit kesalahan akan memicu pembalikan elemen yang lebih berbahaya daripada mantra terlarang. Kecuali Guo Guo naik level menjadi Santo Aiqin dan mencapai trinitas elemental, mungkin ayah takkan bisa bangkit kembali.
Harus diakui, Benua Aigean yang kekurangan kekuatan puncak ini benar-benar menyia-nyiakan seorang bakat tempur seperti Naga Es Level Enam dengan julukan "Penari", hanya menjadi penonton di medan perang. Sungguh pemborosan yang sangat disayangkan.
“Kakak, kenapa repot-repot? Langsung hujani mereka dengan Mutiara Sequence saja!” Kaka tersenyum licik: “Dua ‘Xiang Jun’ Darisandro itu target sempurna! Target berbual-B selevel ini langka dan tak bisa dicari dengan sengaja!”
"Tunggu sebentar lagi. Tak mungkin dapat serigala tanpa mengorbankan anak, Naga Iblis sudah memanggil dua Dalisandro, Raja Lich juga pasti tidak diam saja. Ksatria bersayap putih sudah habis semua, pasukan mereka juga kita kacaukan formasi. Aku tidak percaya Monroe tidak memanggil ahli lain untuk bantuan." Liu Zhenhan mencium dua cincin mutiara sequence di tangannya dengan garang: "Obisilachi! Laozi akan cari momentum tepat untuk menggoreng mereka semua sekaligus!"
"Bagaimana kalau Raja Lich tidak memanggil bantuan? Dua Xiangjun, empat bangsawan Naga Iblis ditambah satu Raja Lich, masih ada Archmagister lagi. Kekuatan mereka juga lumayan!" Ailijie bergumam: "Kalau dipikir-pikir... kekuatan agresor ini terlalu kuat!"
"Kuat apaan!" Liu Zhenhan tersenyum sinis: "Aku akui reputasi menyeramkan Xiangjun memang nyata, tapi apa bedanya? Bukankah mereka juga cuma dua bahu mengangkat satu kepala?"
"Ibu Permaisuri jangan khawatir, aku sendiri bisa habisi dua Xiangjun ini!" Pangeran Kecil Xiao Kong mengangkat tongkat adamantium ke bahunya, menepuk-nepuk dada ke arah Ailijie: "Ibu lihat saja..."
Pangeran Kesembilan langsung bertindak, seketika itu juga menerjang keluar.
"Jancuk..." Melihat aksinya, Lao Liu juga tidak bisa diam. Menggigit cerutu yang belum dinyalakan, dia segera menyusul menerjang.
※※※
Ratu Monroe merasa bisa tetap berdiri di sini adalah sebuah keajaiban, dia tak menyangka dirinya bisa sekuat ini.
Pasukan besar Bangsa Iblis berjumlah 300.000 yang semula hendak menyerang Feilengcui, kini justru menjadi pihak yang diserang. Gelombang demi gelombang ksatria harimau pilihan bukan menyerbu kota, melainkan seperti ngengat yang menubruk lampu minyak, mengorbankan nyawa demi tujuan yang mustahil diraih.
Sekejap mata, benar-benar sekejap mata! Ratu Lich mengingat dengan jelas: setelah "Gerbang Bintang" keluarga kerajaan Naga Iblis rampung, Feilengcui langsung melancarkan serangan balik. Sejak panah pertama melesat, daya tembak dari berbagai titik bagai gunung berapi yang meletus dahsyat, langsung mengubur pasukan bangsa iblis yang sedang maju, sekaligus membuat saraf Ratu Monroe agak linglung.
Pasukan bangsa iblis di Kota Caiyu juga menderita kekalahan besar. Hanya Lembah Lupa yang belum berperang masih bisa mengirim bala bantuan. Monroe tiba-tiba khawatir: Bagaimana jika Yang Mulia Jiabao gagal berkomunikasi dengan bangsa laut? Bagaimana jika bangsa laut yang licik itu ikut menendang saat kita terjatuh?
7.500 ahli sihir arkan bangsa iblis di sini adalah sisa terakhir harta karun dunia iblis!
Melihat bayang-bayang tak terhitung melesat di langit Feilengcui, jantung Ratu Monroe serasa naik ke suara.
Ahli Jalan Tertinggi di Istana Musim Panas Dewa Perang begitu tangguh dan tak kenal takut, jumlah mereka pun banyak. Tampaknya pihak kita sulit menahan serangan ini... Bagaimana caranya... Mengapa pasukan bantuan belum juga datang... Apakah begitu banyak formasi teleportasi sihir arkan itu hanya hiasan belaka...
Sambil meraba Mutiara Kabut Tersembunyi yang lembap oleh keringat di tangannya, Monroe akhirnya mengambil keputusan.
Kemampuan sihir arkan Ratu Lich ini jelas jauh di bawah ayahnya. Dulu saat Yang Mulia Clark Gable tiba-tiba menghadapi Sepuluh Wilayah Kekuasaan begitu keluar dari "jurang ruang-waktu" di Hutan Salib Selatan, "Wilayah Lubang Hitam Elemen" langsung dilepaskan hampir seketika. Hari ini Monroe menggunakan kekuatan wilayah yang sama, tetapi membutuhkan nyanyian sihir yang cukup lama.
Dua Raja Dimensi Astral yang saling tatap-menatap seperti kura-kura dan kacang hijau ini masih menunjukkan sikap profesional. Menghadapi gerombolan pahlawan Feilengcui yang menerjang, mereka berjalan tegak di udara seperti unicorn, langsung maju menghadapi. Berbeda dengan Raja Lich dan Archmagister Obsidian yang meringkuk pengecut di bawah perlindungan 7.500 ahli sihir arkan, menunjukkan gaya bertarung ala landak yang mati-matian.
Jika momen ini benar-benar membeku sepenuhnya, pasti akan menjadi sebuah lukisan ukiyo-e yang menggambarkan segala makhluk di medan perang.
Keempat anggota keluarga kerajaan Naga Iblis dengan pengecut menghancurkan Kristal Hitam Ruang, menyemburkan kabut hitam 'teng' bersiap kabur. Muka mereka dipenuhi ketakutan, di tengah hujan darah dan lingkaran elemen yang berkilauan di angkasa, keputusasaan yang menggetarkan ini jelas menunjukkan mereka sudah tidak punya harapan akan kemenangan.
Cukup dengan melihat pasukan Feilengcui, memang tak heran keempat Naga Iblis ini dibuat ciut nyalinya.
Keluarga Richard terdiri dari empat ayah dan anak. Sang orang tua adalah Raja Bunga, dengan tubuh dikelilingi bunga terbesar di dunia "Bunga Titan Sumatera Talas Iblis" sebesar meja yang menari-nari. Tiga putranya: satu Jenderal Bunga, satu dari Empat Malapetaka Aiqin, dan satu lagi Santo Pu yang mengendarai bayi darah kekar. Di bawah komandonya ada Bao Shi Long - panglima Dunia Naga berwarna permata dengan tubuh naga dan kepala singa; Yitiao si bajingan super tak terkalahkan di Aiqin; capung raksasa tengkorak Api Neraka; tuan tanah hantu ular berkepala sembilan; Adipati Pasang Surut; Ksatria Naga Emas Berkepala Dua; Ksatria Unicorn; Xiangjiu sebesar mammoth bersayap; ular raja enam kepala kristal; elang raksasa unik berselimut lingkaran lagu perang; Kupu-kupu Magis Gabriel; Bangau Tersesat Terbang; Phoenix satu kaki; Raja Iblis Api Beracun yang terselimut asap hitam dengan wujud seperti naga jahat berasap dan mata merah menyala yang mengintai; serta Komandan Sungai Darah Naiwen'eryinke yang menunggangi naga emas raksasa setinggi 40 meter sambil menggenggam kapak perang bermata ganda... Ada juga balkon logam raksasa yang dipikul oleh "Iblis Jempol" Hernandez. Di bawah bayangan gelap balkon itu, seekor Lich Naga super kekar sedang membawa Ratu Lich Naga melayang di angin dengan pandangan penuh kebuasan.
Adapun angkatan udara besar yang mengikuti di belakang, sekilas terlihat lebih menakutkan. Air raksa yang berkilauan, kristal transparan, dan emas yang menyilaukan - tiga jenis Naga bertubuh besar dengan warna berbeda, ada yang berukuran 20 meter atau bahkan lebih menakutkan 40 meter, membuat langit malam yang luas semakin muram dan gelap.
Tak lama setelah empat anggota keluarga kerajaan Naga Iblis kabur secara tidak terhormat, formasi teleportasi sihir pasukan bangsa iblis mulai memancarkan sinar-sinar yang menembus langit.
Sekitar 200 ekor Naga bermotif gelombang biru laut dan 2000 prajurit manusia naga bertubuh kekar dengan kulit biru baja, dipimpin oleh empat pasang bangsa naga berwujud manusia dengan warna kulit emas, perak, dan pelangi, muncul dari satu per satu formasi sihir arkan Tongyou.
Ratu Monroe saat itu melakukan kesalahan fatal. Karena empat Goliath Intan selalu mendampinginya, pikirannya dalam kesibukan yang luar biasa menjadi sangat tersesat sehingga memicu sebuah bencana.
Bab 697 Pertempuran Penentuan (4)
Sebuah lubang cacing ruang-waktu yang hitam dan dalam, bagaikan mata raksasa monster purba yang mengerikan, terbuka di tengah udara.
Dari dalam lubang hitam yang berputar tak henti seperti Dibo Luo, berkelap-kelip jutaan bintang dan galaksi misterius yang dengan menggoda mengintai Dataran Liar Donau yang terendam warna darah.
Aliran elemen di dalam ruang berubah menjadi air terjun yang bergemuruh, melambung tinggi ke angkasa. Panah Ledakan Durex menyemburkan aura sihir yang berkilauan di antara pasukan bangsa iblis, sihir arkan dan mantra saling bersilangan di udara, menyatu menjadi aliran deras mata air yang melesat ke langit seperti kembang api, mengalir masuk ke dalam kubah telur hitam pekat yang bertabur bintang!
Kanopi raksasa yang mencakup area lebih dari sepuluh li persegi ini bagaikan mimpi indah, membungkus kerinduan gadis remaja, khayalan pemuda, Bukit Merah, setidaknya 100.000 prajurit bangsa iblis, dan para ahli Istana Musim Panas yang tiba-tiba muncul.
Jika dilihat dari ketinggian padang gurun saat ini, Padang Liar Kuno di tepi selatan Sungai Sanggan bagai gadis telanjang yang mempesona. Bukit Merah adalah puting susu yang mungil, sementara kubah telur adalah areola yang gelap namun memabukkan. Pasukan besar Bangsa Iblis membentuk bola payudara raksasa yang sempurna.
Tak perlu diragukan lagi, "Wilayah Lubang Hitam Elemen" sang Raja Lich memang benar-benar luar biasa sebagai kemampuan andalan!
Dibandingkan wilayah-wilayah tak resmi lainnya, "Wilayah Lubang Hitam" jelas berperan sebagai pembunuh wilayah yang mengakhiri kekacauan. Begitu kanopi wilayah kekuasaan turun, lubang hitam yang memancarkan kilau akan tanpa ampun menyedot semua kekuatan elemen dalam jangkauannya seperti paus menyedot air; Dibanding "Wilayah Anti Sihir" Santo Aigean, "Wilayah Lubang Hitam" juga menciptakan zona vakum sihir dengan cara dimangsa, hanya efeknya tidak begitu instan!
Mantra terlarang adalah pedang bermata dua, wilayah kekuasaan pun demikian. Keputusan Ratu Lich menggunakan wilayahnya bukanlah kebetulan atau tindakan nekat, melainkan keputusan heroik yang telah direnungkan matang-matang - Pasukan khimera berat angkatan udara dan ahli Jalan Tertinggi dari Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui telah bergerak, ini menandakan bombardir bom udara ala karpet yang membuat Feilengcui termasyhur segera dimulai!
Kavaleri udara Bimon pernah menggunakan penanda koordinat horizontal-vertikal dari batu laser, menjatuhkan bom arang murni di ketinggian aman untuk menghancurkan pasukan laut berjuta-juta di luar Kota Shabak secara membabi buta. Taktik bombardir vertikal udara ini sama berbahayanya bagi tim ahli sihir arkan Bangsa Iblis yang berbaris rapat hari ini - Begitu Resimen Udara Stuka yang termasyhur itu terbang di atas kepala ahli sihir arkan Bangsa Iblis, menghadapi Angkatan Udara Khimera Feilengcui yang menjatuhkan bom seenaknya di ketinggian aman, para ahli sihir dengan jarak tembak terbatas hanya bisa mengeluh ke langit. Bom standar Feilengcui bukanlah sihir, melainkan bom tipe api terkutuk! Tanpa intersepsi sihir, ledakan dahsyat akan terjadi saat menghantam tanah. Dengan intersepsi sihir, hujan api lebat akan menyambut. Bagi ahli sihir Bangsa Iblis, kedua skenario sama mematikannya.
Kini angkatan udara Bangsa Iblis sudah hancur, ksatria bersayap putih gugur secara massal. Monroe tidak lagi memiliki kekuatan yang bisa menghentikan Angkatan Udara Feilengcui. Mengenai dua raja dimensi astral ini, jujur saja Ratu Lich tidak berani terlalu percaya diri. Lawannya adalah Richard si petarung terkuat se-alam semesta beserta jenderal andalannya! Jika dia dan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas bisa diatasi hanya dengan dua Jun, mengapa begitu banyak ahli kuat dari tiga dunia (iblis, laut, neraka) gentar seperti melihat ular berbisa, berusaha mati-matian menghindari benturan langsung dengannya?
"Taktik Pembasmi Santo" sejak lama menjadi masalah rumit yang sedang diatasi oleh aliansi tiga dunia iblis, laut, dan neraka. "Lolos dari Kulit Emas" yang dimainkan Ratu Monroe di Gunung Hyjal hari ini merupakan kristalisasi kebijaksanaan kolektif tiga ras tersebut. Selain mengumpulkan ide secara terbuka, Bangsa Iblis diam-diam juga terus mencari cara menghapuskan Santo Aiqin Richard Zhenhan Liu dengan biaya minimal - faktanya, bukan hanya Bangsa Iblis, Bangsa Laut dan Ras Neraka juga diam-diam menyiapkan "Taktik Pembasmi Santo" mereka sendiri. Sebagai orang-orang berpengalaman, antisipasi terhadap 10.000 kemungkinan harus dilakukan.
Fakta membuktikan, memiliki cadangan rencana darurat selalu tepat. Dalam situasi buruk dimana "Model Ruyun" gagal total, ksatria bersayap putih gugur semua, pasukan terpukul berat, bala bantuan tak jelas kedatangannya, Angkatan Udara Feilengcui datang menggila, dan empat keluarga kerajaan naga iblis kabur dari medan perang - Ratu Monroe masih bisa mengandalkan "Taktik Pembasmi Santo" rahasianya untuk mencoba peruntungan. Pasrah menunggu kehancuran bukanlah karakter Bangsa Iblis!
Untuk melawan Santo Aiqin, menciptakan ruang hampa elemen saja tidak cukup. Dalam kondisi dimana kedua belah pihak kehilangan kekuatan arkan, dunia iblis tetap harus menemukan ahli pertarungan jarak dekat yang setara Richard - Empat Goliath Intan yang selama ini menyimpan tenaga menjadi kartu as dan dasar kepercayaan diri Ratu Monroe dalam melepaskan wilayah kekuasaan!
Selain sihir arkan, kekuatan fisik takkan bisa menyakiti empat Goliath kuno berfisik berlian ini!
Ratu Monroe sepenuhnya yakin, dalam hal kekuatan fisik, Goliath Intan yang seluruh tubuhnya terpetrifikasi menjadi berlian benar-benar tak terkalahkan di zona vakum elemen. Bahkan Naga Pelangi Aiqin yang dijuluki "kekuatan fisik terkuat di dunia" dan mampu mengubah seluruh tubuhnya menjadi logam, di hadapan keempat Goliath Intan ini hanya akan babak belur!
Melepaskan "Wilayah Lubang Hitam" tidak hanya akan membuat para petarung Feilengcui hanya bisa bertarung fisik, tetapi juga mengubah semua khimera berat musuh kembali ke bentuk asli yang lamban dan bodoh hingga terjatuh dari langit, serta membuat semua Penyihir, Pemusik Harpa, dan Pendeta Pasukan Pengawal Istana Musim Panas menjadi sampah tak berguna, bahkan panah ledakan Durex yang dahsyat itu akan berubah kembali menjadi anak panah berbulu biasa!
Tanpa daya tembak sihir arkan yang krusial ini, pasukan besar Bangsa Iblis berjumlah 300.000 tentara bahkan bisa mengubur Bukit Merah ini hanya dengan tumpukan mayat!
Demi Dewata Iblis Ner'zhul yang kusumpahi, Monroe benar-benar ingin melahap habis kota yang terhampar di hadapannya ini.
Kerugian yang baru saja diderita pasukan Bangsa Iblis sungguh luar biasa besar! Bukan berarti pasukan Bangsa Iblis belum pernah kalah sebelumnya, tetapi dalam literatur militer dunia iblis selama lebih dari 10.000 tahun, belum pernah ada korban sebesar ini yang terjadi dalam waktu sesingkat ini!
Bukan karena pasukan Bangsa Iblis tidak berani, pasukan mana pun yang datang ke Feilengcui akan bernasib sama.
Kerugian semacam ini tidak normal! Jika bisa bertahan melewati tiga jurus pembuka ini, sekuat apa pun Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui tak mungkin mempertahankan kepadatan daya penghancur seperti ini! Baru saja pertempuran dimulai, dalam waktu kurang dari 20 detik, Shenjian Zheqin Feilengcui dan Pemanah Bintang Emas telah meluncurkan sekitar 4.000 anak panah ledakan Durex! Serangan massal panah ledakan Durex skala ini jelas merupakan pemboman tanpa pertimbangan biaya! Bayangkan betapa mengerikannya kerugian yang harus ditanggung pasukan bangsa iblis yang bermandikan hujan panah ledakan Durex ini! Bahkan Kaisar Naga Iblis Chaplin yang tak terkait langsung pun diam-diam merasa sakit hati melihat semburan darah dan kematian yang tiba-tiba melanda pasukan iblis, apalagi Raja Lich yang merasakan pedihnya luka secara langsung!
Semua tahu panah ledakan Durex adalah barang habis pakai sekali pakai yang tak mungkin tak ada habisnya. Setiap anak panah yang ditembakkan Feilengcui akan berkurang selamanya. Tapi Raja Lich mana yang bisa tetap tenang menyaksikan hujan panah Durex mengguyur pasukannya seperti ini?
Belum lagi gaya boros "lebih dulu menghamburkan uang untuk meraih romansa" ala Feilengcui ini membuat Ratu Monroe membuat estimasi berlebihan yang nyaris putus asa tentang berapa banyak sisa panah ledakan sihir yang masih dimiliki Pasukan Pengawal Istana Musim Panas!
Sebenarnya Yang Mulia Monroe tidak berencana menggunakan "Mutiara Kabut Tersembunyi" saat ini. Jika memungkinkan, beliau ingin menyimpan senjata rahasia ini untuk menghadapi "sekutu" yang beritikad buruk di masa depan! Namun pertempuran berdarah hari ini benar-benar memicu kemarahan Ratu Lich ini. Pasukan Pengawal Kerajaan dan ratusan pasukan angkatan udara elit, nanti cukup perintahkan ksatria ketakutan ini untuk menghadang Angkatan Udara Feilengcui dengan "Mutiara Kabut Tersembunyi" – Bimon-bimon ini pasti akan menanggung konsekuensi fatal! Kecuali Oushou Tingkat Super dengan ketahanan racun luar biasa, Ratu Monroe tidak percaya ada ras darat yang bisa bertahan dari kabut beracun mengerikan Laut Kabut dunia iblis!
Monroe benar-benar menyesal. Andai sejak awal tidak berniat menyembunyikan kekuatan. Andai bisa menyemburkan "Mutiara Kabut Tersembunyi" ke Bukit Merah sebelum ksatria bersayap putih dikerahkan... Sayangnya tidak ada kata "andai" yang tersisa...
Kedatangan pasukan bantuan dalam jumlah besar tentu tidak bisa disembunyikan dari Ratu Lich yang mengawasi segalanya. Pasukan bangsa iblis telah mengumpulkan semua formasi teleportasi memancarkan kilau demi mempersatukan pasukan bantuan secepat mungkin ke dalam "tinju" untuk ikut campur dalam perang. Kedatangan tepat waktu Naga Laut Biru dan prajurit manusia naga dalam jumlah besar ini menandakan keberhasilan diplomasi Ratu Jiabao. Padahal sebelumnya Monroe sangat meragukan Bangsa laut akan memanfaatkan situasi! Kabar baik di ujung tanduk ini bahkan hampir membuatnya mengalami pembalikan elemen karena perubahaan emosi drastis dari duka ke sukacita!
Di dalam "Wilayah Lubang Hitam", tanpa kekuatan elemen, berapa lama Richard dan jawara Istana Musim Panas yang jumlahnya terbatas bisa bertahan melawan empat Goliath Intan, dua ratus ekor Naga Laut Biru, serta ribuan prajurit manusia naga?
Tanpa kekuatan elemen, ke mana lagi jawara Istana Musim Panas ini bisa melarikan diri?
Tanpa kekuatan elemen, siapa lagi yang akan takut pada sihir nyawa mengerikan Santo Aiqin?
Pasukan bantuan ini datang tepat waktu! Jika terlambat sedetik saja, saat kanopi "Wilayah Lubang Hitam" turun, kekuatan elemen tersisa dalam formasi teleportasi sihir akan langsung disedot habis oleh wilayah itu. Tanpa kekuatan arkan, formasi teleportasi kristal mustahil melanjutkan transmisi ruang!
Melihat "Taktik Pemotongan Suci" yang sudah secara pasti mengarah pada kemenangan, Ratu Monroe tak bisa menahan tawa terbahak-bahak yang sama sekali tak mencerminkan kesopanan seorang raja. Dengan menghapuskan siluet abadi itu untuk membalas dendam ayahandanya, hidupnya tidak akan lagi memiliki penyesalan.
Harus diakui, kemampuan sang ratu dalam membaca momen pertempuran memang menunjukkan tingkat profesionalitas tertentu. "Wilayah Lubang Hitam" juga jelas bukan sekadar sihir arkan biasa yang bisa dijelaskan dengan kata "kuat" semata—selain kerugian kekuatan yang diprediksi Monroe, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui seperti Adipati Pasang Surut Geryon, Hydra berkepala sembilan, Ratu Lich Naga A-Xiannu, Jin Lampu Saladin, dan Lich Naga yang khusus didatangkan Liu Zhenhan dari Kota Naga juga akan menjadi sampah tak berguna karena "Wilayah Lubang Hitam". Fisik makhluk-makhluk mayat hidup ini yang sangat bergantung pada kekuatan elemen akan langsung memasuki kondisi hampa begitu kekuatan magis disedot habis, sama sekali tak bisa membantu dalam pertempuran!
Keputusan Monroe, secara teknis, merupakan contoh klasik perubahan taktik di medan tempur layaknya buku teks. Pantas dia disebut putri kesayangan Clark Gable dan Raja Lich baru Benua Bollywood! Hanya dalam sekejap mata, dia sudah mampu menganalisis situasi dengan cermat. Kebijaksanaan dalam mempertimbangkan segala aspek dan keberanian untuk melakukan pengorbanan besar ini benar-benar melampaui kemampuan rata-rata penguasa biasa!
Ada satu hal yang memang sesuai perkiraannya. Jun yang menguasai sihir dua elemen api dan tanah takkan bisa menghentikan langkah Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui. Belum lagi Yitiao yang kebal terhadap empat elemen angin, api, air, dan tanah, cukup membuat Darisandro yang kehilangan dua sihir ini kebingungan.
Tapi ada satu hal yang salah ditebak sang Ratu. Analisisnya tentang komposisi pasukan Istana Musim Panas keliru. Khimera berat yang baru saja dikerahkan Feilengcui bukanlah Skuadron Bom Resimen Udara Stuka, melainkan peliharaan magis para pendeta Cambridge. Memang sulit dibedakan oleh orang luar.
Pangeran Kesembilan yang gegabah menyerang tiba-tiba memaksa Lao Liu membawa khimera berat dengan kekuatan fisik ratusan ton ini untuk antisipasi. Bagaimanapun juga, "Jun" Darisandro adalah ahli kuat legendaris yang terkenal dengan keterampilan tangan kosong dan duri tulang punggungnya di berbagai tingkat. Menggunakan khimera berat melawannya adalah pilihan yang tepat.
Mengenai kekhawatiran Ratu Monroe bahwa Angkatan Udara Feilengcui akan menggunakan banyak bom udara untuk membombardir ahli sihir arkan bangsa iblis secara horizontal dan vertikal, Liu Zhenhan bahkan tidak terpikir. Dalam pertempuran ini, angkatan udara adalah pasukan cadangan utamanya, belum saatnya digunakan. Pemboman horizontal adalah pekerjaan primitif. Labu minyak, alkohol, dan arang pekat - tiga jenis bom udara ini bisa saja diproyeksikan melalui kereta perang uap di Taman Udara. Lao Liu bahkan masih menyimpan dua "Menara Besi Ai Wei'er" sebagai cadangan. Mustahil dia mengambil jalan memutar delapan belas kelokan hanya untuk menggunakan bom udara menghabisi ahli sihir arkan bangsa iblis - Sejujurnya, 7.500 penyihir bangsa iblis ini di matanya sudah setara dengan mayat berjalan! Hanya perlu satu "Mutiara Angin Tersembunyi" dari tiga mutiara sequence-nya yang siap tempur untuk melenyapkan semua ahli sihir arkan ini!
Andaikata Yang Mulia Monroe lebih bodoh, lebih lamban, atau lebih pengecut sehingga benar-benar gentar oleh Liu Zhenhan dan tidak melakukan apapun, pasukan Naga Laut Biru dan prajurit manusia naga yang bergegas dari pertahanan Lembah Lupa dalam keadaan darurat pun tidak akan mengalami malapetaka maut! Jika demikian, Feilengcui yang melihat situasi memburuk pasti akan memanggil naga dan phoenix dari pertahanan Lembah Lupa untuk membantu. Pertempuran ini akan berkembang menjadi pertempuran kacau dan klimaks yang semakin meluas!
Ratu Monroe terlalu cepat bersukacita. Ia lupa betapa mematikannya "Wilayah Lubang Hitam" bagi Naga Laut Biru!
"Lingkungan yang saling berlawanan selamanya menjadi batas kemampuan yang tak bisa dihindari. Naga Laut Biru yang hidup di lautan biru luas, hanya naga berbentuk manusia dengan kekuatan luar biasa yang bisa aman meninggalkan air. Tapi berapa banyak naga berbentuk manusia di antara Naga Laut Biru?"
Rundstedt pernah berkata, bangsa laut yang menggantungkan keselamatan diri sepenuhnya pada formasi pisah-air itu sendiri sudah merupakan kelemahan terbesar!
Hari ini ramalan Meishuai terbukti dengan tragis.
Bangsa iblis menempatkan semua formasi teleportasi sihir arkan di dekat tim ahli sihir arkan mereka. Keuntungannya, pasukan bantuan bisa langsung dikerahkan ke medan perang tanpa perlu waktu berkumpul atau berjalan. Masalahnya, seberapa jauh jarak antara ahli sihir arkan bangsa iblis yang sedang bertempur sengit dengan Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui dari Feilengcui sendiri?
"Wilayah Lubang Hitam" dengan kubah telurnya yang mencakup radius lebih dari sepuluh li - mungkinkah formasi kotak ahli sihir bangsa iblis dan formasi teleportasi sihir luput darinya?
Tentu saja tidak mungkin!
Mari kita bayangkan: jika dasar botol anggur tiba-tiba dipecahkan, berapa lama waktu yang dibutuhkan agar anggur di dalamnya mengalir habis?
Naga Laut Biru dan prajurit manusia naga yang baru muncul dari formasi teleportasi sihir arkan, baru saja menerjang Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui yang sedang menyerbu, bersiap menghadapi pertempuran berdarah sengit. Tiba-tiba pandangan mereka berkunang-kunang, kanopi wilayah kekuasaan langsung menyelimuti mereka dari atas. Kemudian "Formasi pisah-air lembab An'erle" yang mereka bawa melekat di tubuh berubah menjadi botol anggur yang dasarnya terpenggal. Kekuatan elemen yang sangat minim dalam formasi itu mengalir seperti air raksa yang tumpah menuju Lubang Hitam Elemen yang menggantung di angkasa.
Saat Ratu Lich menyadari situasi, segalanya sudah berada di ambang titik tidak bisa diselamatkan.
Kekuatan wilayah adalah manifestasi paling sempurna dari kekuatan magis tubuh asli. Ia tidak sepenuhnya statis, bisa dipindahkan posisi dan arah sesuai keinginan inang. Namun "Wilayah Lubang Hitam" yang setara dengan "Wilayah Anti Sihir" sebagai wilayah pembunuh dewa ini, kecepatannya melahap kekuatan elemen jauh melampaui sekadar "cepat". Kekuatan elemen dalam "Formasi pisah-air lembab An'erle" yang sedikit itu habis disedot lubang hitam dimensi dalam sekejap mata. Ratu Monroe sudah terlambat ketika ingin memindahkan wilayah kekuasaannya dari pasukan bantuan!
"Apakah Raja Lich ini tidak sakit?" Lao Liu menggigit Pil Emas penambah energi sambil berbisik pada Yitiao. Ekspresinya penuh ketidakpercayaan.
Awalnya, begitu melihat begitu banyak Naga muncul dari formasi teleportasi kristal, dia hampir terjatuh karena terkejut. Guaiguai Long di dong! Tak disangka Naga bangsawan laut yang biasanya tak pernah muncul ke daratan sekarang datang juga, dunia benar-benar kacau. Apakah Jin Kanglong dan Yin Kanglong yang "mati jika jauh dari air" dan "ditugaskan Dewa Naga untuk menjaga samudera biru" juga tak tahan ingin mengambil udara dan tanah dari daratan? Datang saja, tapi mengapa sekaligus begitu banyak!
Sama seperti Naga Pelangi yang kebal elemen dan hampir kebal fisik, serta Naga Peri, Jin Kanglong dan Yin Kanglong juga pasangan dwitunggal jantan-betina. Dua Naga bangsawan laut ini adalah jenius sihir sejati. Meskipun sejak zaman kuno mereka mengisolasi diri dan tak berinteraksi dengan dunia luar, afinitas elemen mereka diakui sepakat sebagai tak tertandingi di dunia. Menghadapi Naga bangsawan seperti ini, jangan tanya sihir apa yang mereka kuasai, tapi tanya sihir apa yang TIDAK mereka kuasai!
Selain sihir air, Jin Kanglong dan Yin Kanglong dikenal sebagai "dunia yang dikenal tidak memiliki sihir yang tak bisa kami pelajari"!
Secara umum, kombinasi naga jantan dan betina dari bangsa naga superior lautan yang menguasai sekitar sepuluh aliran sihir adalah hal yang wajar. Berbual B Jin Kanglong dan Yin Kanglong bahkan mampu menguasai lebih dari dua puluh silsilah sihir yang kompleks—permukaan tubuh Jin Kanglong memancarkan lingkaran cahaya cawan emas, sementara Yin Kanglong memancarkan lingkaran cahaya cawan perak. Selama dua lingkaran cahaya emas dan perak ini tetap bersatu dalam jarak 5 meter, sihir naga jantan dan betina dapat saling melengkapi sekaligus mendapatkan amplifikasi ganda nilai kekuatan magis! Begitu jarak kedua lingkaran cahaya melebihi 5 meter, efeknya langsung hilang—kemampuan sihir kembali ke tingkat asli tanpa tambahan apa pun.
Dibandingkan sihir, Liu Zhenhan lebih khawatir dengan dua bakat rahasia bangsa naga superior lautan ini. Jin Kanglong memiliki kemampuan "Tangan Pembakar Edelbericher" yang bisa meningkatkan kultivasinya satu tingkat dalam waktu singkat untuk ledakan kekuatan tempur. Sedangkan Yin Kanglong memiliki "Hembusan Penghancur Sihir Pochettino" yang bisa menurunkan tingkat kultivasi sihir musuh, mengurangi kekuatan tempur mereka drastis untuk sementara. Meskipun kedua kemampuan ini hanya bisa digunakan sekali seumur hidup dengan efek maksimal tiga hari sebelum kembali normal, kekuatan dua bakat rahasia ini sudah jelas tak perlu diragukan lagi.
Awalnya Liu Zhenhan sudah mengangkat tangan, bersiap menggunakan mutiara sequence rahasianya untuk memberikan pukulan telak kepada naga-naga laut ini. Tapi sekejap mata, "Wilayah Lubang Hitam" sudah menyergap. Naga Laut Biru dan prajurit manusia naga itu langsung panik di udara bagai tercekik lehernya. Empat pasang kombinasi Jin Kanglong dan Yin Kanglong jatuh berdebum ke tanah, disusul sisa naga biru dan prajurit manusia naga yang terbang berbondong-bondong ke Sungai Sanggan seperti kelelawar yang bulu hidungnya terbakar.
Menghadapi lingkungan tanpa oksigen, semua makhluk hidup pasti mengamuk. Sekalipun ada bukit menghalang, 200 ekor Naga Laut Biru yang panik ini pasti akan menabraknya sampai tembus, membuat terowongan berantakan.
Bab 698: Pertempuran Penentuan Ultimat (5)
Badai daging menerjang bumi luas.
Naga Laut Biru dan prajurit manusia naga itu menerjang seperti banteng liar dengan wajah sangar ke arah ahli Istana Musim Panas dan Bukit Merah. Sebenarnya naga laut tidak mau mengambil rute berbahaya ini. Tapi Sungai Sanggan kebetulan ada di utara Feilengcui, sementara mereka tepat berhadapan dengan Bukit Merah!
"Jarak terpendek antara dua titik adalah garis lurus!" Jika naga laut ingin cepat masuk ke Sungai Sanggan, satu-satunya jalan adalah menerobos langsung. Tanpa perlindungan formasi pisah-air, insang-paru mereka yang lembut seperti disetrika besi membara. Tanpa air segar Sungai Sanggan yang menyejukkan, pusing-pingsan, syok, dan kematian akan segera menyusul!
Prajurit-prajurit andal Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui memandang penuh harap ke arah Lao Liu.
Berapa tahun lagi kesempatan emas untuk menganiaya anjing yang jatuh ke air seperti ini akan terulang?
Menguasai langit dan menjelajah lautan adalah dua keahlian yang berbeda total. Bukan sekadar nekat mempertaruhkan nyawa yang bisa menutupi jurang perbedaannya. Seperti masakan ogre yang akan dicemooh koki setengah manusia, gerakan terbang naga laut di mata jagoan perang udara seperti Yitiao dan Lan Ruoshi yang menganggap langit sebagai koridor rumah sendiri, benar-benar mengerikan hingga tak tertahankan untuk dilihat.
"Sebelum mereka masuk Sungai Sanggan, 40 ekor naga laut adalah target minimumku!" Yitiao menggeram sambil menuangkan segenggam besar Pil Emas penambah energi ke mulutnya, lalu menyumpal semburan hidung xiangjiu dengan segenggam pil, bersumpah dengan kata-kata tak jelas kepada bosnya.
Bangau Api Burangsha adalah ahli pertempuran udara terkemuka di Benua Sutra Timur Jauh, secara alami memiliki garis keturunan darah langit biru dan awan putih dalam diri. Gerakan terbang Nagi laut ini, baik postur maupun kecepatannya, sama-sama menunjukkan tingkat keawaman yang ekstrem! Bertempur di udara dengan pemula seperti ini, Yitiao bahkan merasa sedikit tidak terhormat jika menang, bagaimanapun juga seorang Jawara Ilmu Bela Diri yang menghajar sekumpulan anak-anak yang masih belajar berjalan, kemenangan pun tidak membanggakan.
"Kita semua bangsa naga, aku akan bertanggung jawab atas 24 ekor!" Lan Ruoshi mengibaskan rambut panjangnya dengan gaya, tersenyum genit: "Bos, kau pernah janji padaku, aku ingin menikahi semua kecantikan bangsa naga, Nagi laut juga harus dihitung, bukan?"
Liu Zhenhan menaungi mata dengan tangan, mengamati dengan cermat Nagi Laut Biru yang datang menerjang seperti kawanan kuda hitam dari kejauhan. Kecuali Nagi Laut Biru yang bereaksi lebih cepat dan fisiknya lebih kuat, sebagian besar prajurit manusia naga hanya terbang kurang dari dua ratus yard sebelum terjebak dalam kepanikan tak bertepi. Mereka mengayunkan tangan secara tak karuan, seolah ingin meraih jerami penyelamat yang tak ada di udara maya. Keputusasaan dan ketegangan telah menghancurkan kesadaran mereka. Jika tidak ada halangan, sungai Sanggan yang berjarak dua li mungkin tak akan pernah mereka sentuh seumur hidup - terkadang jarak antara hidup dan mati memang sesingkat ini.
Selain merekayasa istilah "daratan tenggelam", Lao Liu tidak bisa menemukan kata yang cukup kuat untuk menggambarkan kepanikan, ketidakberdayaan, dan perjuangan manusia naga ini. Mereka benar-benar mirip perenang yang hampir tenggelam. Kerinduan mendalam akan kehidupan yang bercampur dengan ketakutan ekstrem akan kematian, bahkan orang yang paling berhati keras pun akan tersentuh oleh belas kasihan.
Bunga pahit paling malang bukanlah manusia naga. Empat pasang Naga Jin Kang dan Naga Yin Kang yang kekuatannya menguasai delapan penjuru, menciptakan versi live dari "Kesedihan Dou E" dengan nyawa mereka. Mereka bagaikan Yuan Chonghuan-nya Benua Aigean - tidak gugur secara heroik di tangan musuh, tapi justru dikalahkan secara misterius oleh sekutu sendiri. Naga bangsawan dengan fisik mirip ikan shad ini terkenal "mati seketika saat terpisah dari air". Setelah "Wilayah Lubang Hitam" Ratu Lich menyedot habis kekuatan elemen dari "Formasi pisah-air lembab An'Erle", delapan naga logam mulia ini bahkan tidak sempat berteriak sebelum terjatuh ke tanah.
Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak seperti penjahat yang berhasil mencuri dompet tanpa ketahuan. Dalam hatinya penuh dengan kegembiraan mendapatkan hasil tanpa usaha, merasakan kebahagiaan yang tak terkira.
Dalam rencananya, begitu bala bantuan bangsa iblis tiba, tiga mutiara sequence akan menjadi senjata pamungkas untuk menghabisi semua sekaligus. Tapi situasi sekarang sepertinya tak perlu menggunakan tiga mutiara Angin Tersembunyi, Guntur Tersembunyi, dan Ombak Tersembunyi. Naga Laut Biru ini benar-benar payah, postur terbang mereka mirip gaya berenang yang sangat janggal. Lao Liu mengaku kemampuan aerobatiknya biasa saja, tapi dibandingkan dengan naga laut ini, dia merasa dirinya setara peraih medali emas Olimpiade.
Sebagai analogi yang kurang tepat: jika mobilitas udara Naga Laut Biru setara pesawat tempur unta era Perang Dunia I, maka Liu Zhenhan setidaknya setara pesawat tempur Petir era Perang Dunia II. Sedangkan Yitiao dan kawanan pasti setara level pesawat tempur F4 atau Mig-21. Nasib pesawat tempur bersayap ganda lawan pesawat jet adalah cerminan pertarungan Naga Laut Biru melawan Yitiao cs dalam pertempuran berdarah.
Dalam kondisi normal, Feilengcui mungkin tak bisa menghabisi semua naga biru besar dan prajurit manusia naga meski menggunakan tiga mutiara sequence. Tapi dengan bantuan "Wilayah Lubang Hitam", ditambah kondisi naga laut yang kelelahan dan kehilangan kekuatan magis, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas takkan melewatkan kesempatan memberi pelajaran pada para agresor ini di hadapan ratusan ribu penonton.
Lao Liu diam-diam mengeluarkan dua pedang berkilauan, menolehkan kepalanya ke arah tiga anak lelakinya.
Para ahli Istana Musim Panas dengan sadar diri terbagi menjadi dua pasukan besar. Satu gelombang dipimpin Yitiao, meluncur membentuk lengkungan di udara dengan lincah, menyerang secara diagonal dari kiri-kanan ke arah yang sedang menerjang. Gelombang lain terdiri dari Liu Zhenhan dan tiga anaknya, melanjutkan untuk mengganggu dua.
Dua Raja Dimensi Astral Dalith Sandro sedikit menggeser posisi, menghindari jalur lurus. Mereka tidak berniat mendarat ke tanah, tetap bertahan di udara dengan stabil.
tidak memiliki sayap. Kemampuannya bergerak di udara sepenuhnya mengandalkan kekuatan magis untuk melawan gravitasi bumi - kemampuan terbang murni dengan magis atau Dou Qi justru menjadi ciri khas ahli Jalan Tertinggi dan makhluk super. Namun bisa tetap melayang begitu lama dalam "Wilayah Lubang Hitam" bukanlah hal yang bisa dilakukan ahli biasa, membuktikan kemampuan luar biasa Dalith Sandro.
Feilengcui juga memiliki banyak makhluk super yang tidak bersayap, misalnya peliharaan tersembunyi Helen "Ular Raja Kristal Berkepala Enam", atau Unicorn milik Pangeran Kecil Hosea Mari. Begitu "Wilayah Lubang Hitam" turun, mereka dengan bijak bersama peliharaan magis Mo'er Kupu-kupu Magis Gabriel, hewan liar Helen Elang Raja Laut Raksasa, Capung Belalang Tengkorak Api Neraka Raksasa, Tuan Tanah Hantu Laut Hydra, Adipati Pasang Surut Geryon, Bangau Tersesat Terbang hasil transformasi Kaka, Lampu Iblis Saladin, Lich Naga, dan Ratu Lich Naga A-Xiannu yang termasuk golongan pendatang baru setengah matang yang tidak bisa membantu ini, kembali ke Taman Udara.
Meskipun kecepatan penyerapan kekuatan elemen oleh "Wilayah Lubang Hitam" cukup tinggi, namun kekuatan magis yang melimpah dan kuat dalam tubuh monster super tidak bisa dihabiskan secepat itu. Jarak Geryon dan kawan-kawan dari Taman Udara hanya sekitar empat lima ratus yard. Dengan kemampuan adaptasi dan kecepatan terbang makhluk super, tentu saja mereka bisa kembali dengan selamat. Bukan tidak mungkin membuat mereka mengalami kecelakaan udara di tempat. Tapi itu membutuhkan "Wilayah Anti Sihir" dari Santo Aigean, sedangkan "Wilayah Lubang Hitam" milik Raja Lich masih belum memenuhi syarat.
Khimera berat yang dimodifikasi dari monster Naga Sekunder sama sekali tidak berguna. Di hadapan "Wilayah Lubang Hitam", mereka tak punya daya melawan. Di bawah komando Pendeta Cambridge, mereka terpaksa meluncur turun ke tanah. Karena beberapa pendeta bereaksi lambat, puluhan khimera berat kehilangan kekuatan elemen tersedot berlebihan selama meluncur, tak mampu mempertahankan batas kekuatan magis untuk transformasi. Kembali ke bentuk asli raksasa mereka, akselerasi jatuh bebas dari ketinggian dan volume tubuh kolosal mereka menghantam tanah, menciptakan kawah-kawah mengerikan dengan dentuman gemuruh bak gempa bumi.
Helen bereaksi sangat cepat. Peliharaan magisnya "Kura-kura Raksasa Berpola Air" yang menggendong Panglima Besar Sungai Darah berhasil mendarat pertama. Yang lucu, meski dikepung prajurit iblis berjejalan, tak satu pun pejuang berani mendekati Naiwen'eryinke - makhluk setinggi 40 meter ini sebesar Bukit Merah, bahkan prajurit tertinggi bangsa iblis tak sampai setinggi betisnya. Saat matanya mengintai dari ketinggian, bagai burung pelatuk memandangi ulat gemuk penuh hasrat.
Menyuruh prajurit biasa melawan monster raksasa sebesar ini? Selain keberanian tak tertandingi, mungkin juga perlu otak yang sudah edan baru mau.
Di bawah kendali kapak perang bermata ganda berkilauan milik Komandan Sungai Darah, para prajurit iblis yang berlumuran darah segera menimbulkan kerusuhan besar. Yang lebih mengerikan, Naiwen'eryinke tidak hanya bertarung habis-habisan, tapi juga menyambar puluhan Prajurit Kebencian mekanis kristal yang masih segar bugar dan memasukkannya ke mulut bertaringnya. Suara kunyahan "ge beng ge beng" terdengar seperti sedang mengunyah kacang merah sambil meludahkan kulitnya, sesekali terlihat serpihan baju zirah kristal berlumuran darah menyembul dari sela-sela giginya.
Di tengah jeritan dan ratapan, sebuah jalan lebar bak garis pemisah terbuka di hadapan Naiwen'eryinke.
Perintah Pendeta adalah hukum mutlak bagi peliharaan magis. Sang Penguasa Dunia Arwah yang malang terpaksa menjepit hidungnya dan merangkap sebagai penggembala kecil. Dengan mengayunkan kapak perang, ia mengusir puluhan Landak Batu yang lamban dan kura-kura raksasa berukir air berjalan tertatih-tatih menuju Feilengcui - tanpa ahli sihir arkan, tanpa penembak liang tanah, tanpa persenjataan berat, tanpa bantuan Raja Langit maupun raja iblis. Bahkan prajurit terberani dari infanteri iblis pun hanya bisa memandang punggung Naiwen'eryinke yang semakin menjauh.
Liu Zhenhan, Guo Guo, Bayi Darah Naga Suci Xiao Lali, Xiao Kong, dan Wentekelaier juga tidak memiliki sayap, tetapi mereka tidak perlu kembali——Orang kaya punya gaya orang kaya, setetes Mata Air Elemen atau dua buah Pil Emas Lima Transformasi sudah cukup mengisi ulang semua kekuatan magis, apa yang perlu dikhawatirkan oleh geng ayah-anak Feilengcui? Mereka punya andalan! Kekuatan elemen mereka terlalu perkasa, kecepatan penyerapan "Wilayah Lubang Hitam" jauh ketinggalan dibanding kecepatan mereka minum pil untuk memulihkan diri! Terutama Guo Guo, kecepatan pemulihan magisnya justru lebih lambat dari yang lain, Liu Zhenhan malah tidak boleh, setelah dua elementalnya dinetralkan, sihir darahnya sudah menjadi telinga orang tuli, namun Kekuatan Nyanyian, magis fisik, magis bayangan, dan magis bunga yang sama-sama luar biasa kuatnya masih membuatnya pantas menyandang gelar ahli Jalan Tertinggi.
Dari sini kita bisa melihat bahwa "Wilayah Lubang Hitam" Raja Lich memang tidak sehebat "Wilayah Anti Sihir" Santo Aigean, Legiun Feilengcui bisa menggunakan pil tak henti dan kekuatan magis luar biasa mereka untuk melawan "Wilayah Lubang Hitam", tapi cara orang sok kaya yang menghantam dengan uang ini sama sekali tidak akan berguna jika berhadapan dengan "Wilayah Anti Sihir".
Ratu Monroe sepenuhnya breakdown.
Dia tidak menyalahkan diri sendiri karena insiden Naga Laut Biru. Mana mungkin seorang Raja Lich dalam situasi tegang dan berbahaya seperti tadi bisa teringat akan kelemahan mematikan Naga Laut Biru dalam sekejap mata, lalu dengan cepat mengalihkan kubah wilayah kekuasaannya ke tempat lain. Dia juga tidak menyimpan dendam atas kematian Jin Kanglong dan Yin Kanglong. Dalam perang, terjadinya korban jiwa yang tidak disengaja adalah hal wajar. Para pakar dari dunia iblis, laut, dan neraka terdiri dari lebih dari sepuluh kelompok kekuatan, siapa yang bisa senantiasa mengingat kelebihan dan kekurangan setiap ahli layaknya menghitung harta karun?
Monroe bukanlah Ratu yang mudah menyerah. Namun di hadapan kemewahan Istana Musim Panas Dewa Perang, semua ambisi besarnya akhirnya harus buyar bagai asap tertiup angin.
Dalam rencana awal Yang Mulia Monroe, begitu "Wilayah Lubang Hitam" dilepaskan, para ahli Istana Musim Panas yang kehilangan kekuatan magis akan menghadapi tiga pilihan: mundur ke Bukit Merah untuk merasakan dahsyatnya "Mutiara Kabut Tersembunyi", tetap terbang di langit dan mengadu taktik pertempuran tangan kosong melawan Ksatria Ketakutan Kerajaan berukuran raksasa, atau turun ke tanah untuk bertarung jarak dekat dengan Ksatria Kerajaan yang gagah berani, empat Goliath Intan, serta lebih dari lima ratus Goliath Batubara. Ketika Naga Laut Biru dan prajurit manusia naga tiba mendadak namun langsung mengalami kekalahan telak, Ratu Lich yang telah melalui rollercoaster emosi dari kesedihan mendalam ke kebahagiaan lalu kembali ke keputusasaan tetap tak patah semangat. Dalam rencananya yang sama sekali tak melibatkan Naga Laut Biru, hanya dengan mengandalkan "Wilayah Lubang Hitam", Pasukan Elit Kerajaan yang terkenal di dunia, Goliath Intan, dan Goliath Batubara, Monroe yakin bisa memberikan pukulan berat pada sedikitnya ahli Feilengcui yang terbatas pada pertempuran tangan kosong baik di udara maupun darat!
Namun kenyataan sekarang sama sekali berbeda dengan perkiraan Ratu Lich!
Para jagoan Istana Musim Panas yang sedang memburu Naga Laut Biru dalam "Wilayah Lubang Hitam" ini jelas-jelas masih menggunakan sihir arkan!
"Rantai Api Hirup" Bangau Api Burangsha...
"Hembusan Batu Permata" Bao Shi Long...
"Pisau Penghinaan Yannan" An Rui Da...
"Dua Tembakan Bola Petir" dari Naga Berkepala Dua Emas...
"Batu Meteor Berantakan" Xiangjiu...
Mereka masih menggunakan tembak jarak dekat, fokus menyerang pangkal sayap daging naga laut yang sangat rentan!
Tanpa kekuatan magis dan sayap yang terluka parah, selain jatuh seperti pemberat timbangan ke tanah hingga hancur jadi bubuk daging, apa lagi nasib naga laut? Tanpa perisai arkan, bahkan naga sekalipun takkan bisa bertahan dari serangan sihir kuat hanya mengandalkan tubuh!
Mengelak? Kalau ini terjadi di laut, mungkin naga laut biru tanpa kekuatan magis masih bisa berharap pada kelincahannya. Tapi ini di darat! Naga laut bahkan tak sempat melihat gerakan lawan sebelum rasa sakit menusuk paru-paru muncul di sayapnya!
Awalnya sekitar 200 naga laut biru dijaga oleh belasan naga berbentuk manusia. Tapi setelah "Wilayah Lubang Hitam" merampas kekuatan elemen mereka, naga-naga ini sama sekali tak sebanding dengan burung besar secepat kilat.
Ratu Monroe tahu persis burung ini adalah anak buah utama Santo Aiqin - Yitiao si bajingan nekat super yang pernah melepaskan bulu dan kulitnya sebagai sihir saat melawan Tiran Mata Jahat! Makhluk dari Daratan Timur ini punya skill tangan kosong level tinggi dan pengalaman tempur yang sangat banyak!
Visi Ratu Lich dipenuhi kilatan pedang berkelebat.
Sepuluh lebih Naga Berbentuk Manusia bagaikan rakyat jelata yang merintih di bawah pedang penyamun, dikejar-kejar Yitiao sampai tak ada tempat berlindung. Gerakan balasan mereka terlalu kikuk, satu per satu dihantam dari awan oleh pedangnya. Andaikan naga laut masih bisa menggunakan sihir, mana mungkin Yitiao bisa menebas begitu leluasa! Jika diberi sedikit lebih banyak waktu, naga-naga laut yang lamban ini bisa dibungkam semua dengan dua pedangnya!
Dalam daftar harga Feilengcui, beberapa butir Pil Emas penambah energi sudah cukup untuk menjatuhkan seekor naga laut - benar-benar investasi yang menguntungkan. Tapi bagi Ratu Monroe yang putus asa, ini justru menjadi teka-teki: Bukankah ramuan kekuatan magis sudah punah dari Benua Aigean sejak pedagang Goblin dimusnahkan dalam "Bencana Mayat Hidup" Raja Lich Skolas 10.000 tahun lalu? Dari mana Feilengcui mendapat begitu banyak pil pemulih sihir? Dan mengapa digunakan begitu boros? Ya Tuhan... Ratu Lich hampir menangis, benarkah tiga benua di dunia iblis tak ada yang sekaya wilayah Bimon? "Sumsum darah" yang bisa langsung mengisi kekuatan arkan di dunia iblis hanya untuk konsumsi Raja Lich! Mengapa "pil penghemat sihir" yang kami buat justru lebih mahal?
Dalam kondisi seperti ini, bagaimana ksatria ketakutan keluarga kerajaan Yang Mulia Monroe bisa terbang menghadapi pertempuran?
Sebesar apa pun ukuran ksatria ketakutan, setinggi apa pun ilmu bela dirinya, tetap tak bisa menahan gempuran sihir yang bertubi-tubi!
Yang paling membuat Ratu Monroe kecewa adalah, meskipun "Wilayah Lubang Hitam" telah dibuka, serangan pasukan besar Bangsa Iblis tetap tidak membuahkan hasil. Santo Aiqin dari awal sampai akhir bahkan tidak menoleh sekalipun - Liu Zhenhan bisa bersantai, tapi Ratu Lich tidak bisa. Meski Meriam Raksasa Babilon di dua Taman Udara telah macet, Panah Ledakan Durex, Pohon Perang, dan Jeruk Sukade Gravitasi Pulsa juga kehilangan keperkasaan delapan penjurunya, namun dua platform melayang ini masih dipenuhi senjata energi yang menggemuruh! Mercu Suar Mowen memuntahkan aliran badai magnet berwarna-warni, lingkaran kematian meriam cahaya juga tak pernah berhenti, ditambah tabung bambu, labu minyak, dan tong alkohol yang terus berjatuhan dari ketinggian. Tembok api di langit dan ledakan silang yang sengit membuat mata Ratu Monroe perih. Dia tak menyangka serangan sihir dan daya tembak energi Feilengcui ternyata telah mencapai keseimbangan sempurna!
Tak terbayangkan, benar-benar tak terbayangkan oleh Ratu Lich, mengapa Kerajaan Bimeng yang kemampuan ekonominya masih di peringkat kedua-tiga di Benua Aigean, bisa memiliki wilayah kekuasaan bangsawan dengan stok bom udara dalam jumlah raksasa yang bahkan tak dimiliki manusia Aiqin!
Melihat Dalixander sepertinya telah berdamai dengan Santo Aiqin, Yang Mulia Monroe panik sampai butiran keringat harum memenuhi ujung hidungnya. 7.500 ahli sihir arkan yang hadir saat ini mewakili hampir seluruh kekuatan arkan dunia iblis. Apapun hasil pertempuran ini, keturunan terakhir yang berharga ini harus diawetkan - ini juga batas bawah psikologis Raja Lich dalam menerima kekalahan.
"Kalau memang tidak bisa menang, lebih baik mundur..." Monroe tersenyum getir menghibur diri sendiri: "Selama oven masih ada, tak perlu khawatir tak punya kue..."
Bab 699 Pertempuran Penentuan (6)
Kelompok ayah-anak Feilengcui memang telah berdamai dengan kedua Jun.
Liu Zhenhan sama sekali tidak mempersiapkan hal ini. Dari awal sampai akhir, dia tak pernah berharap bisa berdamai dengan dua Dalixander, hanya terus merencanakan cara mengatasi kedua lawan tangguh ini secepat mungkin.
Dari prinsip sihir, empat keluarga kerajaan naga iblis yang bersama-sama menggunakan sihir arkan panggilan braak memiliki efek kontrak bantuan sementara. Sekeras apapun Jun menolak, selama masa pendinginan kontrak belum habis, mereka tetap harus menurut keinginan pemanggil naga iblis untuk membunuh musuh.
Dari sudut pandang realistis, Jun yang berwibawa seperti awan melayang juga tak punya alasan untuk mundur tanpa perlawanan.
Dalisandro bukan naga iblis yang ditekan Bangsa Iblis selama ribuan tahun dan kehilangan nyali. Ia adalah penguasa tertinggi dimensi astral. Memang tepat menyebutnya jahat, haus darah, dan kejam, namun Dalisandro sama sekali tidak kekurangan harga diri sebagai Kekuatan tertinggi serta kehormatan yang dijaganya bagai mutiara. Jika ia pengecut berkarakter lemah dan tikus tak bertulang belakang yang lari sebelum bertarung, mustahil ia bisa mencapai status luar biasa yang sejajar dengan Santo Aigean!
Seandainya Master Puskash dan Master Van Basten - dua Santo Aiqin ini - tidak wafat, lompatan besar seperti apa yang akan terjadi pada kekuatan keseluruhan Aliansi Aiqin sekarang?
Dengan logika sama, ketika musuh tiba-tiba mendapat tambahan dua ahli kuat setara level saint, bisa dibayangkan tekanan di hati Liu Zhenhan - meski kedua Jun wangi ini hanyalah makhluk panggilan bantuan sementara, tapi kekuatan kuat Raja Dimensi Astral mana butuh waktu panjang untuk membuktikannya!
Sejak dua Jun wangi datang menghampiri, Liu Zhenhan sudah mempersiapkan diri untuk bertarung mati-matian.
Waspada tetap waspada, tapi saatnya menghantam pedang tetap harus dilakukan. Pria Feilengcui tak pernah ragu-ragu dalam hal seperti ini.
Meremehkan diri sendiri jelas bukan karakter Lao Liu. Dari segi kepribadian, dia jelas termasuk golongan darah panas yang kepercayaan dirinya mudah meledak-ledak. "Wilayah Lubang Hitam" dan "Wilayah Anti Sihir" — dua wilayah pembunuh dewa ini merupakan bencana berlapis bagi para Penyihir, mimpi buruk yang tak tertandingi. Namun justru bagi Liu Zhenhan, ini adalah panggung utama untuk memamerkan kekuatan fisiknya. Apalagi dia memiliki banyak penambah energi. Jika menggunakan sihir jarak jauh, lubang hitam pasti akan cepat menguapkan kekuatan elemen, tapi untuk tembak jarak dekat 20-30 yard, lubang hitam sekuat apapun tak bisa berbuat apa-apa.
Saat jarak kedua belah pihak sekitar 300 yard, dua bilah pedang melesat di udara. Liu Zhenhan menebaskan dua Pisau Darah merah darah yang melengkung indah bagai bulan sabit, membuka babak pertarungan.
"Transformasi Liar Berdarah Besi" adalah mode serangan khusus yang dikendalikan oleh kemarahan dan darah. Mode serangan ini tidak terkait kekuatan elemen, sama sekali mengabaikan pembatasan wilayah anti sihir atau pemangsa sihir!
Liu Zhenhan yang menjadikan "Amuk Mandiri" sebagai makanan sehari-hari, skill transformasinya termasuk yang terbaik di Kerajaan Bimeng. Pisau Darah yang dihasilkan dari darahnya sendiri dan amarah membara, daya tembus dan intensitas serangannya bahkan melebihi "Jemari Memetik Bunga"!
"Transformasi Liar Berdarah Besi" Wentekelaier segera menyusul, tiga Pisau Darah berbentuk bulan sabit yang berputar-putar - dua di depan dan satu di belakang - mengunci jalur udara kedua Jun dengan sempurna. Jarak dan level serangan tersusun sempurna - dari serangan gabungan sederhana ini terlihat jelas koordinasi sempurna dan taktik tempur kelompok ayah-anak Feilengcui. Jarak tembak serangan Berdarah Besi Liu Zhenhan dan Wentekelaier tentu melebihi dua tiga ratus yard, namun waktu peluncuran serangan harus dilakukan dalam jarak ini untuk efek maksimal!
Saat itu kelompok ayah-anak Feilengcui dan kedua Jun saling mendekat berhadapan muka, setiap detik jarak semakin memendek. Hal ini jelas memberikan manfaat besar pada serangan Transformasi Liar dalam hal faktor kejutan, penyamaran, dan sudut serangan.
Dalisandro yang berpengalaman tempur dan termasyhur pasti memiliki keahlian bertarung luar biasa, namun Lao Liu yakin "Wilayah Lubang Hitam" akan sedikit banyak menyesatkan ekspektasi psikologis Jun. Bagaimanapun "Transformasi Liar Berdarah Besi" adalah mode serangan khusus yang baru dibuat. Jika kedua Raja Dimensi Astral ini mengukur Transformasi Liar dengan patokan jarak tembak sihir dalam "Wilayah Lubang Hitam" yang harus didekatkan untuk efektif, pasti mereka akan terkena serangan mendadak!
Pada jarak sedekat ini, dengan kekuatan Dali Sandro, tiga Pisau Darah pasti tak bisa mengalahkannya. Namun apapun pilihannya - menghindar, menahan langsung, atau mencegat dengan sihir - ritme pertempuran yang telah ditetapkan akan kacau sepenuhnya. Peluang yang dicari Liu Zhenhan adalah hilangnya keseimbangan koordinasi tubuh Xiangjun dalam waktu singkat. Pedang perang tajam nan panas di tangannya yang mampu membelah besi seperti air itulah jurus pamungkas sebenarnya!
Cara terbang Xiangjun sangat mirip dengan unicorn, keduanya mengudara dengan berlari di udara bagai di padang rumput. Jika Naga Laut Biru adalah pemberat timbangan yang bisa terbang, Yitiao adalah burung pemangsa gesit, maka mereka berdua ibarat kuda perang yang tegap. Dalam pertempuran udara, postur terbang seperti ini tidak menguntungkan - jika bukan karena yakin akan hal ini, Liu Zhenhan tak akan menyuruh Yitiao beralih menghadapi naga laut yang cara mengudaranya lebih buruk dari Dali Sandro.
Pertarungan antar ahli Jalan Tertinggi biasanya hanya punya dua kemungkinan: bertarung berjam-jam dengan saling menguras kekuatan, atau bagai batu menghantam telur - berakhir dalam sekejap. Mengingat lingkungan "Wilayah Lubang Hitam" dan gaya bertarung pasukan ayah-anak Feilengcui versus Xiangjun, kemungkinan kedua jelas sudah pasti terjadi.
Andai bukan karena kedua Dali Sandro yang serentak mengucapkan satu kalimat, pertemuan pertama ini mustahil berakhir tanpa tetesan darah.
“Aku bernama Murinio.” Tepat saat tiga pisau darah melesat di udara, dua ekor Jun berdiri tegak di langit, kuku kuda raksasa mereka terangkat tinggi seperti sedang memberi hormat kepada Lao Liu. Di wajah kuda yang dipenuhi sisik hitam itu, ternyata terpancar ekspresi polos dan serius yang sangat manusiawi.
Dengan lihai, mereka menyemburkan tiga "peluru api" raksasa seukuran batu bola Singa Laut yang menguar aroma cendana dari lubang hidung. Tembakan api ini bertabrakan persis dengan pisau darah berbentuk bulan sabit yang sedang berpatroli di udara. Sebelum percikan darah sempat mekar seperti bunga, "Wilayah Lubang Hitam" yang menyedot seperti blower langsung melilitkan gelombang elemen merah menyala ke langit kelam.
Liu Zhenhan menghentikan laju di udara dengan meninggalkan jejak asap putih panjang.
Mengapa Dali Sandro bisa termasyhur di berbagai tingkat dimensi? Jawabannya tersirat dari kalimat ini. Jika yang bicara adalah Ratu Monroe si pemula yang masih hijau, mustahil ada keberanian untuk melontarkan pembuka percakapan seblak itu dalam situasi berbahaya.
Jun tidak memilih sihir andalannya, melainkan menyangga tulang punggung nyawa yang hampir runtuh dengan Bahasa Umum Aiqin yang masih terbata-bata. Meski tak tahu bagaimana Dali Sandro yang berada di dimensi astral bisa mengetahui kalimat ikonik ini, aura mematikan Liu Zhenhan langsung luruh separuh oleh lelucon itu – begitulah keajaiban bahasa.
Guo Guo, Wentekelaier, dan Xiao Lali yang sebelumnya dalam kondisi tegang seperti pedang terhunus tiba-tiba menghentikan gerakan menerkam mereka. Mereka terpaku sejenak, lalu tiba-tiba menyemburkan Pil Emas penambah energi dari mulut, memeluk perut sambil tertawa terbahak-bahak. Hanya Pangeran Kesembilan yang masih nekad melanjutkan serangannya.
Saat Lao Liu berusaha menahan tawa dan buru-buru memimpin anak-cucunya untuk membantu Xiao Kong, Pangeran Kesembilan melakukan lompatan akrobatik yang anggun lalu duduk di atas kepala seekor Dali Sandro. Dengan ceria ia membuka celana dan menyemprotkan air seni keruh berbau pesing ke arah tonjolan tulang berbentuk lembing di punggung dua Jun.
Lao Liu menggosok-gosok matanya, sulit mempercayai apa yang baru saja disaksikannya.
Dali Sandro yang suaranya menggema ke awan-awan memiliki keahlian luar biasa dalam sihir api dan tanah. Ketika mantra-mantranya dilepaskan, selain memancarkan aroma harum, juga mampu mencetak cap telepati - di dunia yang dikenal, selain "Klimaks Kematian" milik Liu Zhenhan, hanya sihir Dali Sandro yang bisa membuat lawan ketagihan disiksa setelah dikalahkan. Dalam sistem sihir Aiqin, fenomena ini memiliki istilah profesional: "S.M-type spell".
"Kekuatan telepati Liu Zhenhan tak tertandingi sepanjang masa. Dia sama sekali tidak takut dengan cap telepati atau sihir bernuansa SM. Jika perlu, dia bahkan siap memperkenalkan Xiang Jun pada tiga serangan telepati: Sihir Transformasi Wanita Telanjang, Klimaks Kematian, dan Pembelahan Akhir Zaman. Tapi Xiao Kong tidak boleh! Dia tidak punya ketahanan mental yang istimewa. Menghina dua Xiang Jun seperti ini..."
Namun hingga Xiao Kong menggerakkan bahu, menggigil, dan menyelipkan celananya rapat-rapat, kedua Xiang Jun sama sekali tidak menunjukkan tanda kemarahan. Mereka justru mengeluarkan semburan napas bersemangat berulang kali, seolah masih penasaran dan penuh rasa syukur.
"Apa-apaan ini?" Wentekelaier segera menahan dagunya. Jika tidak, Pil Emas penambah energi yang baru saja dimasukkannya ke mulut akan terbuang lagi.
"Apa yang akan kau lakukan jika ada yang kencing di otakmu?" Liu Zhenhan menepuk-nepuk kepalanya dengan pedang, lalu menoleh dan bertanya dengan bengong pada Pangeran Kesepuluh.
"Ini takkan mungkin!" Wentekelaier menatap tajam kedua Xiang Jun dan Xiao Kong yang asyik berjungkir balik: "Selain lubang jamban, siapa yang bisa tahan dengan penghinaan seperti ini? Dua ekor Darisandro ini pasti otaknya sudah rusak..."
“Otakmu yang rusak!” Kedua Dali Sandro membuka mulut besar penuh taring tajam tak rata, memutar kepala dengan wajah tak senang memandang Pangeran Kesepuluh. Di sela giginya, beberapa monster air liur membungkus kepala dengan sayap daging, gemetar hebat di bawah aura mematikan: "Kapan kau lihat lebah menyakiti bunga dengan sengatnya? Mereka malah mencintainya!"
Liu Zhenhan menyipitkan mata, mengunyah Pil Emas penambah energi sambil mengamati kembali dua ekor Jun wangi raksasa yang mirip kuda pacuan ini.
Kalau bukan peringatan Dali Sandro, dia hampir lupa Xiao Kong punya bakat unik - Pangeran Kesembilan dulu juga pernah direkrut Hua Ting. Alasan konfliknya dengan Kaisar Giok dan Empat Dewa Bunga adalah karena dia mencuri tanaman ajaib "Jarak 'Wenliang Ruyu'" yang dibiakkan dengan susah payah oleh elit Hua Ting menggunakan berton-ton batu giok!
Setelah memakan tumbuhan ajaib ini, daya tarik dan keakraban Xiao Kong terhadap semua jenis kuda menjadi seperti bunga istimewa yang dikejar kupu-kupu dan lebah. Cairan tubuh dan aromanya juga mampu menangkal wabah pada kuda, seperti tinja yang memberi nutrisi bagi lalat rumah.
Yu Ting menghabiskan waktu bertahun-tahun menggunakan "Guci Giok Dewa Kekayaan" untuk memproduksi batu giok kelas atas dalam jumlah besar guna membina "Jarak 'Wenliang Ruyu'". Awalnya dia berencana memanfaatkan tumbuhan obat ini untuk merekrut sekelompok makhluk ilahi kelas super "Harimau Rusa Shu" guna menjaga gerbang gunung! Sang Putri "Pria Perkasa yang Misterius" yang menyeberangi ribuan gunung dan sungai dari Benua Sutra ke Benua Aigean, kuda naga kristal yang dikendarainya di selangkangan juga berhasil direkrut Xiao Kong secara tanpa syarat dari aliran danau berbahaya berkat bakat khusus ini!
Sebelumnya Liu Zhenhan juga pernah mempertimbangkan untuk menyuruh Xiao Kong merekrut sekelompok kuda mimpi buruk keturunan campur di dunia bawah tanah, atau sekelompok unicorn di Hutan Salib Selatan guna memperkuat kekuatan tempur Feilengcui. Namun setelah kembali dari Benua Sutra, kesibukan yang tiada henti membuatnya melupakan rencana ini.
Fakta yang terlihat jelas sekarang adalah Xiangjun yang mirip dengan kuda perang raksasa dan unicorn raksasa, jelas-jelas termasuk jenis kuda magis! Bagi Dalishandero, Xiao Kong adalah sahabat terdekat yang paling berharga. Berkemih di atas kepala mereka bukanlah penghinaan terhadap Xiangjun, melainkan ritual tolak bala untuk kedua makhluk ini!
Mendengar penjelasan ini, Wentekelaier pun segera memahami.
Pantas saja Xiao Kong berani menepuk dada dan bersumpah militer di depan Ratu Bunga, datang sendirian membawa tongkat untuk menghadapi dua Dalishandero. Rupanya dia sudah punya kartu as di tangan!
"Bocah ini benar-benar beruntung..." Dengan mempertimbangkan kewibawaan Junxia yang sulit ditebak dan posisi yang sensitif, keempat bunga-bunga Sutra yang mempesona tak ada yang berani mendekati, hanya Xiao Kong yang berani merayu "Zixia Yun" dan berhasil. Orang tua itu pun tak marah... Hanya kemampuan promosi aliran logam dari Penguasa Hehuan saja sudah membuatnya diuntungkan seumur hidup, apalagi sekarang ditambah dua Jun saudara...
"Obisilachi!" Mata Pangeran Kesepuluh memerah karena iri hati, terus-menerus bergumam "Sialan sialan sialan!"
"Lao Jiu, sudah selesaikah obrolanmu dengan dua Jun itu? Kalau sudah, minggirlah!" Lao Liu bermuka masam mengayunkan pedang ke arah Xiao Kong. Berkat tiga badut ini, mereka malah saling bertukar koordinat transmisi magis di tempat.
Sebagai otoritas dalam bidang pemanggilan, Liu Zhenhan tentu tahu: meski Dalissandro hanya terikat kontrak pertempuran sementara, meski mereka dan Xiao Kong langsung akrab, gemuruh pertempuran berdarah tetap tak terhindarkan! Sihir arkan Tongyou memiliki durasi pemanggilan minimal setengah jam. Mustahil empat anggota keluarga kerajaan Naga Iblis tidak memberikan perintah serangan mutlak kepada dua Jun sebelum kabur!
Melalui pertarungan pertama, Lao Liu merasa perlu mengevaluasi kembali kekuatan kedua Dali Sandro ini. Saat menghadang Pisau Darah dengan sihir tadi, mereka terlihat sangat santai dan elegan. Koordinasi tubuh serta gerakan mereka sama sekali tidak menunjukkan ketidakseimbangan. Ini adalah dua lawan tangguh dengan pengalaman tempur luar biasa dan mental yang sangat tenang! Pantas mereka dijuluki "Penguasa Tertinggi Alam Low-Magic". Lihat bola api yang baru saja mereka lepaskan - di Benua Aigean yang merupakan "alam high-magic", diameternya bisa membesar hingga ukuran mengerikan! Meski faktor tembak jarak dekat juga berperan sehingga tidak terlalu terpengaruh lubang hitam dimensi, kekuatan ini benar-benar membuat bulu kuduk merinding!
Sejak tadi Lao Liu heran: Dua Xiangjun ini tidak punya pil pemulih sihir, meski kekuatan mereka setara dengan Santo, seharusnya tenaga magis mereka sudah habis setelah terbang begitu lama di "Wilayah Lubang Hitam". Tapi sampai sekarang, Lao Liu masih bisa merasakan gelombang elemen kuat yang terus memancar dari tubuh mereka!
Andai jaraknya lebih jauh, dia mungkin mengira kedua Xiangjun ini sudah mencapai tingkat Santo Pu. Dari jarak dekat, Liu Zhenhan tak perlu usaha besar untuk mengetahui trik kedua Dali Sandro ini - Di permukaan tubuh mereka, selain pilar pelangi elemen yang menyembur seperti mata air ke lubang hitam dimensi, ada gelombang transparan berputar-putar yang diam-diam menyedot kekuatan magis untuk diisi ulang ke tubuh. Kalau tidak diperhatikan benar-benar mudah terlewatkan.
“Ini adalah ciri dari ‘kekuatan resonansi magis’!”
Fisik alternatif ini mampu mempertahankan resonansi sinkron dengan alam semesta setiap saat. Selama masih ada kekuatan elemen dalam ruang, tubuh asli bisa terus-menerus berbagi dan mendapatkan energi magis. Begitu pengguna elemen memiliki fisik super Berbual B ini, situasi canggung kehabisan energi magis akan langsung menghilang.
"Wilayah Lubang Hitam" Raja Lich bagaimanapun bukanlah "Wilayah Anti Sihir" Santo Aigean. Meskipun lubang hitam ruang menelan kekuatan elemen dengan cepat, kanopi wilayah kekuasaan hingga kini belum membentuk ruang hampa sihir sejati. Ini secara tidak langsung memungkinkan Dali Sandro tetap mendapat pengisian energi magis terus-menerus dari Aliran Elemen yang semakin menipis, sehingga tetap bertahan di udara - tentu saja, dasar energi magis luar biasa kuat Sang Raja Dimensi Astral yang bisa melayang tanpa obat juga menjadi faktor penting.
Meskipun "Wilayah Lubang Hitam" pada akhirnya akan mengeringkan energi Magus Xiang, dibandingkan ahli kuat lain, Dali Sandro jelas bisa bertahan lebih lama.
Liu Zhenhan diam-diam mengeluh. Hari ini seperti ketempelan arwah - pertama melihat "fisik pemangsa magis" Putri Merlotte di Gunung Hyjal, lalu menyaksikan "fisik interkoneksi magis" naga Jin-Yin yang legendaris, sekarang malah melihat langsung "kekuatan resonansi magis" yang super langka dan merepotkan. Semua sialan jadi lawan, tak satu pun ada di pihak sendiri!
Untung hari ini Ratu Lich membantu, kalau dalam kondisi normal menghadapi dua Dalissandro dengan kekuatan magis tak terbatas, mana ada yang bisa bertahan hidup?
Melihat Santo Aiqin yang berwajah "sibuk mengurus ribuan wanita" ini, kedua Dalissandro juga merasakan perasaan kompleks. Bukan karena lawan terlalu kuat, mana mungkin mereka harus mengandalkan retorika untuk krisis publik meredakan situasi genting? Lebih baik sialan langsung menggigit sampai perut kenyang!
Tidak bisa... Jalan darah yang dilalui Bimon Xi Bei ini lebih banyak daripada jembatan yang dilewati ahli Jalan Tertinggi biasa. Daftar korban di tangannya membuat banyak ahli tingkat berpengalaman sekalipun jantung berdebar-debar hanya mendengarnya. Meski Dalissandro adalah ahli puncak sejati, menghadapi lawan seperti ini dalam pertarungan hidup-mati, punggung mereka pun basah kuyup oleh keringat dingin yang mengucur deras.
Pertarungan awal tadi, bagaimana mungkin Jun Xiang tidak ikut terkejut setengah mati!
Dalam kondisi normal, gelombang elemen dari ahli kuat Jalan Tertinggi yang sebesar samudra sulit dibedakan detailnya. Tapi di "Wilayah Lubang Hitam" yang gila melahap kekuatan elemen, kuat-lemahnya langsung terlihat jelas di hadapan batu ujian sihir paling terukur dan standar.
“Pangeran Feilengcui tak diragukan lagi menjadi bintang paling cemerlang di 'Wilayah Lubang Hitam' hari ini. Lubang hitam dimensi menyemburkan pancaran kekuatan magis darah seindah jembatan pelangi dari tubuhnya, namun dua pelayan darah tetap tak berubah ekspresi – kekuatan magis yang mencapai pencapaian nirwana seperti ini sudah berada di ketinggian yang tak bisa diungkapkan dengan bahasa.”
“Siapa yang tidak tahu bahwa penyihir Aiqin di puncak kejayaannya, selisih satu level setara dengan menambahkan satu angka nol di belakang nilai?”
“Santo Aigean saja sudah cukup aneh, apalagi kombinasi Santo Pu plus Santo Aiqin? Belum lagi ada 'Penghancur Kilat' salah satu dari Empat Malapetaka Aiqin yang mengawasi penuh kewaspadaan! Jika ada pilihan, Dari Sandro lebih memilih berhadapan dengan Naga Suci Aiqin daripada berurusan dengan keluarga besar kuat seperti ini.”
“Lebih baik kita adakan pertandingan persahabatan internasional menggunakan sihir terlemah masing-masing. Dengan begitu tidak melanggar kontrak panggilan dimensi, sekaligus menjaga harga diriku.” Pangeran Kesembilan yang selama ini bersembunyi sambil tertawa terkekik menyarankan: “Dari Sandro, lebih baik kalian mendarat dulu. Sebelum pertarungan sihir, harusnya kalian makan dulu bangsa iblis untuk mengganjal perut.”
“Persis seperti yang kurencanakan.” Duri raksasa di tulang punggung Xiang Jun tegak berdiri seperti 'alat kelamin pria yang bangun' dengan suara swish. Mata Dari Sandro berbinar-binar saat mendengar Xiao Kong menyebut makan bangsa iblis untuk mengganjal perut.
Otak Liu Zhenhan merasakan pusing seperti kehilangan gravitasi. Benarlah pepatah 'ada kebijakan di atas, ada trik di bawah', tak disangka pertempuran berdarah ini akhirnya diselesaikan dengan cara seperti ini. Empat keluarga kerajaan naga iblis ini terlalu bodoh! Jika mereka masih bertahan di medan perang saat ini, situasi seperti ini pasti tidak akan terjadi. Sayangnya mereka sudah meninggalkan pos komando mereka lebih awal! Sungguh mubazir!
"Master Richard, kami berdua bukan tidak berani bertempur berdarah denganmu!" Dua Xiangjun juga tak lupa menjelaskan masalah prinsip. Meski dalam hati mereka sangat ingin mengadakan pertarungan persahabatan sebagai alasan, tetapi harga diri tetap harus dijaga.
Liu Zhenhan belum sempat mengucapkan kata-kata agung untuk menyesuaikan situasi, tiba-tiba pandangannya terang-benderang. "Wilayah Lubang Hitam" telah dipindahkan oleh Ratu Lich ke padang gurun selatan yang tidak membahayakan.
Bab Ketujuh Ratus Pertempuran Penentuan Ultimat (7)
Jika ada Gunung Liang di dekat Feilengcui, Ratu Monroe pasti sudah terpaksa mendakinya. "Wilayah Lubang Hitam" takkan bisa mengalahkan para pakar Istana Musim Panas yang kaya raya. Dua Raja Dimensi Astral yang luar biasa kuat pun gentar oleh reputasi Penyihir Besar Suci, membuat sikap tempur mereka menjadi sangat ambigu. Apa lagi yang bisa dilakukan Ratu Lich yang sudah di ujung tanduk? Akibat memindahkan "Wilayah Lubang Hitam" bagi pasukan bangsa iblis sangat jelas bagi Yang Mulia Monroe, tapi dia harus tegas mengorbankan prajurit demi menyelamatkan komandan - 300.000 tentara gugur bisa diisi ulang dengan perekrutan di tiga benua dunia iblis. Namun jika legiun ahli sihir arkan musnah, sistem Warisan sihir arkan nenek moyang bangsa iblis di bidang nekromansi dan komunikasi spiritual juga akan runtuh - risiko yang tak sanggup dia ambil.
Bagaimana mungkin? Para ahli sihir arkan di sini adalah seluruh harta Warisan bangsa iblis! Hanya dengan menarik mundur kanopi wilayah kekuasaan terlebih dahulu, formasi teleportasi kristal yang dirusak Lubang Hitam Elemen baru bisa diisi ulang dengan kekuatan arkan komunikasi spiritual dan mengaktifkan kembali fungsi transmisi ruang! Hanya dengan memulihkan formasi teleportasi kristal, seluruh ahli sihir arkan bangsa iblis bisa dievakuasi ke zona aman! Kekalahan taktis bukan berarti kekalahan strategis. Sebagai Raja Lich, Monroe memiliki kelapangan dada menerima kekalahan! Penyesalan tak terelakkan - Monroe menyesali sikap meremehkan lawan, dan mengapa tidak meminta bantuan Yang Mulia Jiabao untuk mengirim ras neraka daripada bangsa laut sebagai bala bantuan.
"Kebencian juga tak terhindarkan, Ratu Monroe membenci sampai akar giginya gatal-gatal. Dia membenci Feilengcui yang memiliki 'Tirai Proyeksi Jurang' yang menghalangi pandangan, membenci empat keluarga kerajaan naga iblis yang kabur dari medan perang yang begitu tak tahu malu dan pengecut, bahkan makhluk yang dipanggil untuk bertempur pun sama liciknya; memaksanya harus menjepit hidung melakukan perbaikan termurah untuk situasi pertempuran yang kacau ini.
Basis transmisi satu lingkaran sihir kristal memancarkan kilau adalah 40 unit/kali. Secara teori, 7.500 ahli sihir arkan bangsa iblis dan 500 Goliath Batubara hanya perlu 200 lingkaran sihir kristal yang beroperasi sekali untuk dipindahkan seluruhnya ke zona aman! Meski medan perang yang ramai-ramai tak mungkin sesantai dan seaman lapangan latihan, Monroe masih punya sedikit keyakinan pada ahli sihir arkan bawahannya yang terlatih baik - latihan ketat selamanya menjadi fondasi pertempuran. Bangsa laut dan ras Aigean yang kekurangan kristal teleportasi memandang transmisi ruang angkasa sebagai sesuatu yang terlalu mustahil. Tapi bangsa iblis berbeda, apa itu proyek transmisi spasial? Dalam latihan rutin tim ahli sihir arkan, transmisi jarak jauh cepat-teratur, mobilitas bersenjata dan operasi lompat katak selalu menjadi materi latihan dasar.
"Sepuluh menit, beri aku sepuluh menit lagi!" Ratu Monroe mengepal tinju kecilnya, berdoa pada Dewata Iblis Ner'zhul agar melindunginya mencapai keinginan ini.
Tak disangka, saat kubah wilayah kekuasaan tiba-tiba terbuka, Yitiao dan kawanan tepat menghentikan langkah pengejaran mereka.
Naga Laut Biru yang tergesa-gesa datang membantu bangsa iblis akhirnya mendekati titik akhir nyawa. Pertarungan udara antara pemberat timbangan terbang dan burung pemangsa gesit jelas berakhir tragis. Taktik perburuan gerilya ala Wolff yang digunakan ahli Istana Musim Panas menguliti formasi padat naga laut lamban secara spiral, seperti pisau mengupas kulit buah. Dengan jumlah besar naga laut dan prajurit manusia naga, sebenarnya mungkin bertahan dalam jarak pengejaran ini. Tapi musuh mereka bukan hanya ahli Jalan Tertinggi, melainkan juga Feilengcui!
Penyerang di dua platform tembak Taman Udara Babilonia telah menanti naga laut ini bagai musim kemarau menanti awan hujan, atau pria hidung belang mengincar gadis cantik. Leher mereka seolah memanjang setengah ren sambil terus berharap. Naga Laut Biru yang "hanya karena berada di tengah gunung" sama sekali tak menyadari bahwa beberapa ahli Istana Musim Panas sengaja menggiring mereka ke jalur tertentu.
Di titik silang tembakan dua Taman Udara Babilonia, simbol kehidupan naga laut dan sisa manusia naga terhenti mendadak.
Pada saat kubah wilayah kekuasaan ditarik mundur, serangkaian suara robekan kain linen yang memekakkan telinga menggema. Kapak perang ledakan oksigen yang berputar-putar menyobek udara, menciptakan gelombang udara bergelombang seperti riak di permukaan air.
"Gemuruh!"
Ini adalah genderang perang Dewa Maut yang menginjak-injak gendang telinga dan menyerbu jantung! Ini adalah daya tembak pertahanan udara masif yang setara dengan Nyanyian Pelarangan Langit suku Smyer!
Ada juga busur silang trisula berpeluru Heisuoyin yang meledak silang saat kontak! Sekalipun kemampuan panduan batin tidak bisa digunakan dalam lubang hitam, penanda koordinat laser tetap menjahui senjata-senjata ini bisa menghantam naga laut yang kikuk dengan akurat, menyemburkan payung darah berbau anyir lautan!
Ada badai medan magnet yang memanfaatkan aurora sebagai latar bintang di langit malam! Lingkaran cahaya laser yang melesat seperti pelangi! Lingkaran cahaya Batu Bulan yang bersaing dengan sang rembulan! Banjir anak panah seluas samudera! Pisau Darah berbentuk bulan sabit yang sebanyak belalang! Satu per satu naga api yang menyemburkan amukan dari desakan tekanan udara!
Tentu saja... ada pilar kilat awan petir yang telah lama disimpan dan diasah tajam!
Ini adalah amukan Dewa Petir, putra kesayangan awan hitam, alat peraga yang menunjukkan kewibawaan Dewata!
Dalam kilatan petir raksasa yang berkelok-kelok turun, Naga Laut Biru mengaum dengan kesedihan mendalam seperti buah anggur matang yang berjatuhan, mengubah penolakan dan kekecewaan menjadi teriakan terakhir sebelum nyawa mereka punah bersama.
"Kampas! Kampas! Kampas!" Di atas Feilengcui bergema genderang perang dan sorakan gemuruh yang mengguncang awan-awan.
Malam ini, berapa pejuang sejati bisa menyulam ukiran kepala naga di lengan baju mereka untuk memamerkan status istimewa sebagai Pembunuh Naga? Malam ini, berapa banyak genderang jenderal dari kulit naga yang akan dimiliki Kerajaan Bimeng?
Tak diragukan lagi, banyak dari Naga Laut Biru ini akan mengkondensasi "Jade Blood Dan Qing" dalam tubuh mereka di detik-detik kematian akibat kemarahan yang memuncak.
Feilengcui adalah anak emas persatuan teknologi dan kekayaan yang dicium oleh sihir, bukan kota sihir yang bisa dilumpuhkan sepenuhnya oleh kekuatan wilayah biasa!!
Tanpa intersepsi sihir atau perlindungan perisai, bahkan sayap daging Naga Intan tingkat tujuh takkan sanggup menahan hujan serangan padat yang begitu kejam dan mematikan!
Kekecewaan ini pasti akan dirasakan oleh beberapa orang sial yang tak terhindarkan.
Naga laut sungguh malang. Sungai Sanggan yang mengalir deras sudah di depan mata, mereka juga bertahan dari kejar-kejaran petinggi Istana Musim Panas, namun justru terjebak dalam perangkap maut terbesar.
Naga laut juga beruntung. Dengan nyawa mereka menjadi saksi pertempuran bersejarah yang sejak awal bukanlah perang konvensional. Lubang hitam puncak sihir merenggut keunggulan yang selama ini dibanggakan, senjata energi sebagai kristalisasi kebijaksanaan terhebat era ini menumbangkan mereka secara terstruktur dari langit. Kematian mereka akan tercatat dalam sejarah, dua sistem kekuatan besar saling berganti dalam kebetulan pengunduran diri dan kemunculan, menandai berakhirnya satu era dan dimulainya era baru.
Sejak pembelahan langit dan bumi, untuk pertama kalinya senjata energi menggantikan sihir elemen yang tak terkalahkan di medan perang, menjadi penentu kemenangan! Inilah kemenangan gemilang pertama manusia biasa melawan makhluk super yang selama ini dianggap tak terjangkau!
Dada Ratu Lich berdegup kencang bagaikan kanguru liar, jantungnya berdetak semakin cepat.
Baru saja ia masih ragu antara mundur atau bertahan. Sesaat terpikir untuk bersabar lebih lama, mengorbankan lebih banyak nyawa manusia, mencoba menguras persediaan senjata energi Feilengcui hingga habis, menunggu waktu tunggu selesai.
"Kehancuran Naga Laut bagaikan tamparan keras yang membangunkan Ratu Monroe dari mimpinya – Bukankah Feilengcui yang sekeras baja ini mustahil bisa digoyahkan hanya dengan 300.000 pasukan bangsa iblis dan segelintir ahli Jalan Tertinggi?"
"Ini..." Kedua Xiangjun nyaris melotot, fakta yang membuat mereka gemetar ini membuktikan betapa bijaknya memilih pertempuran persahabatan mantra tingkat rendah dengan Feilengcui.
"Era dimana ahli Jalan Tertinggi dan makhluk super cukup muncul di langit kota, meneriakkan beberapa mantra untuk menakut-nakuti dan memperbudak orang biasa..." Liu Zhenhan tersenyum penuh makna pada dua Raja Dimensi Astral: "...telah berlalu!"
Setelah lama terdiam, kedua Xiangjun akhirnya menundukkan kepala dengan penuh hormat pada Lao Liu: "Meski enggan mengaku... tapi Sungguh, Andalah yang sedang menguasai zaman kami."
※※※
"Jangan panik!" Ratu Monroe menepuk-nepuk bahu Archmagister Obsidian di sampingnya dengan keras.
"Tapi..." Ahli sihir tanah Obsidian itu menatap kosong, mulutnya menganga selebar Ngarai Saint Helmet, jari gemetarannya menunjuk ke langit utara. Botol kristal elegan tergantung di jarinya, sumsum darah berharga tumpah sia-sia tanpa disadari.
Yitiao menengadah menelan setetes Mata Air Elemen, melambaikan tangan ke arah Xiangjiu, Ksatria Naga Emas, Raja Iblis Api Beracun, Phoenix Elemen Air Shang Yang, dan Bao Shi Long. Dengan gemulai, ia berputar membentuk lingkaran di udara, membalikkan arah terbang, lalu menerjang penuh wibawa ke arah ahli sihir arkan bangsa iblis dengan aura kemenangan yang menyala-nyala, disertai gemuruh angin yang megah.
"Jangan takut! Berapa banyak ahli sihir arkan yang kita punya? Berani mereka turun ke dalam jarak tembak?" Meski jantungnya berdebar kencang, Ratu Monroe tetap mempertahankan kharisma murni seorang raja.
Ternyata hanya gertakan. Yitiao dan kawan-kawan berhasil bergabung dengan Lao Liu di udara dalam reuni akbar ala Jinggangshan, dengan semangat memamerkan rekam jejak pertempuran mereka, tanpa turun ke tanah untuk berpesta pora.
Yitiao bukan bodoh. Banyaknya ahli sihir arkan bangsa iblis jelas bukan tipe yang mudah diatur. Begitu kubah wilayah kekuasaan dibuka, terlihat mereka mengeluarkan kristal sihir dari pelukan dan mulai menghirupnya dengan garang. Siapa tahu kalau masuk jarak tembak akan mendapat serangan memusingkan! Sekalipun 8.000 mantra magis tingkat pemula, tetesan air bisa melubangi batu, tali bisa memotong kayu - cukup untuk membuat pusing tujuh keliling!
Liu Zhenhan menyuruh Xiao Kong dan Wentekelaier melanjutkan pertempuran persahabatan internasional dengan dua Dalysandro. Sambil membawa Guo Guo dan Xiao Lali, ia berputar-putar di atas pasukan ahli sihir arkan bangsa iblis. Melihat kerumunan manusia sibuk seperti semut di bawah, seketika kepalanya pusing tujuh keliling.
Kristal sihir dan gulungan sihir ibarat botol tertutup rapat, sinar matahari yang menyengat tak mampu menguapkan air bersih dalam botol, "Wilayah Lubang Hitam" pun tak bisa menelan kekuatan elemen yang tersegel dalam kristal sihir dan gulungan sihir. Selain ramuan penambah energi yang dikonsumsi oral, metode tradisional pemulihan tenaga magis yang umum digunakan di berbagai tingkat dimensi adalah dengan memanfaatkan kekuatan magis yang tersimpan dalam kristal sihir.
Di bawah selimut "Wilayah Lubang Hitam", 7.500 ahli sihir arkan bangsa iblis memang ibarat daging ikan lemah yang menggiurkan. Namun mereka selalu dijaga oleh 500 raksasa berpostur gagah berwarna hitam legam dan empat raksasa transparan bagai batu permata. Bahkan jika Lao Liu tidak terhalang oleh Jun sebelumnya, tetap sulit melakukan serangan masif - membutuhkan waktu seharian untuk membantai satu per satu dengan serangan fisik, yang memang jauh kalah efektif dibanding sihir dalam hal daya hancur.
Kini kanopi wilayah kekuasaan telah dicabut, Lao Liu menyadari dirinya tetap tak berdaya menghadapi para ahli sihir arkan bangsa iblis ini. Jumlah mereka memang sialan banyak! Sayangnya kristal sihir bukan peralatan magis terbuka, membuat Wilayah Lubang Hitam tak bisa menguras habis seluruh energi magis yang tersimpan di dalamnya.
Tujuan Ratu Lich menarik kembali wilayah kekuasaannya sangat jelas. Di permukaan tanah, beberapa ahli sihir arkan sedang sibuk menyusun formasi, sementara yang lain sibuk mengisi kekuatan magis ke dalam formasi teleportasi kristal. Jelas mereka sedang bersiap untuk mundur. Lao Liu sangat paham bahwa teleportasi spasial secara operasional tidak memiliki kesulitan berarti. Yang paling rumit adalah organisasi, pengaturan, dan pemeliharaan tatanan. Dari formasi rapi dan sikap tenang para ahli sihir arkan bangsa iblis ini, terlihat mereka tidak asing dengan teleportasi massal.
Formasi teleportasi spasial jelas tidak realistis untuk memindahkan pasukan konvensional dalam skala besar. Namun sihir arkan Tongyou tetap merupakan jurus andalan para ahli sihir arkan bangsa iblis. Selain itu, dunia iblis juga memiliki tambang kristal teleportasi yang melimpah, sehingga mendapat keuntungan dari kedekatan. Memindahkan dan mengatur pasukan penyihir dalam jumlah terbatas tetap masuk akal - Satu-satunya masalah bagi Liu Zhenhan adalah bagaimana menghadapi para ahli sihir arkan bangsa iblis yang berencana kabur ini?
Membiarkan mereka pergi begitu saja sangat disayangkan. Para ahli sihir arkan ini sudah menjadi seluruh harta warisan bangsa iblis. Jika bisa menghapuskan mereka sekaligus, tidak hanya akan mendapatkan puluhan ribu Tongkat Augustus Ogus dan 15 senjata dual-core Sang Perayu, tetapi juga akan meruntuhkan fondasi sihir arkan bangsa iblis hingga ke akarnya.
Tapi menghapuskan mereka juga bukan perkara mudah!
Belum lagi "Wilayah Lubang Hitam" yang masih mengawasi dari arah yang tidak terkait, bahkan jika Feilengcui sekarang bisa dengan aman memanggil mantra terlarang, waktu yang tersedia mungkin sudah tidak cukup.
Liu Zhenhan berhitung bolak-balik, hanya Tiga Mutiara Ultimat yang cocok untuk situasi saat ini.
Mutiara Futuo, Mutiara Railei, dan Mutiara Angin Tersembunyi termasuk dalam sequence alami yang belum masuk "waktu tunggu panjang" akibat Wilayah Lubang Hitam. Sekali digunakan, bahkan jika Ratu Lich memulihkan kanopi wilayah kekuasaannya, semuanya akan sia-sia. Angin tak kasat mata di dunia bawah tanah dan mata air mendidih di gunung bersalju adalah entitas alami, bukan kekuatan elemen - Wilayah Lubang Hitam takkan bisa menelannya, paling hanya menguapkan petir elemen yang dilepaskan Mutiara Railei. Liu Zhenhan masih ragu-ragu mengambil keputusan.
Tiga Mutiara Sequence ini adalah senjata pamungkas ultimatnya, penentu kemenangan untuk menghadapi ahli Jalan Tertinggi dan makhluk super. Situasi Kota Caiyu dan Lembah Lupa masih belum jelas. Jika menggunakan cadangan sekarang, bagaimana jika muncul perubahan di balik kesulitan? Mungkin cukup sebuah Mutiara Angin Tersembunyi dan Mutiara Futuo untuk menghadapi ahli sihir arkan bangsa iblis ini. Tapi tanpa Railei atau Angin Tersembunyi, mustahil menciptakan daya hapus total terhadap ahli Jalan Tertinggi.
"Sulit!" Lao Liu menghela napas panjang. Seberapa efektif sebenarnya Mutiara Penakluk Ombak ini? Apakah sumber air mendidih gunung bersalju yang tersimpan di dalamnya sudah memasuki masa pendinginan? Semua ini belum pernah dia uji coba. Bagaimana cara memastikan hasil maksimal dengan pengorbanan minimal? Tidak punya kemampuan saja sudah parah, tapi malah memiliki modal untuk mengubah sejarah agresor bangsa iblis. Jika melewatkan kesempatan ini, pasti akan menyesal seumur hidup!
Kesempatan membabat habis sampai ke akar-akarnya ini benar-benar langka. Ahli sihir arkan bangsa iblis yang awalnya tersebar sekarang berbaris rapi di luar jarak tembak demi melarikan diri, membentuk formasi padat dan teratur. Jika tiga mutiara besar ditembakkan bersamaan...
"Setelah mengakui kekalahan dengan tenang, hatiku jadi lebih lega." Melihat musuh kuat tak berdaya di udara, aura kerajaan Ratu Monroe kembali muncul. Setelah menghabiskan sebotol sumsum darah, dia menjilat sudut bibir merah transparan yang masih basah. Dengan kedua tangan membentuk lingkaran komet berwarna perak yang menggetarkan ruang, ia menengadah menggoda Lao Liu yang sedang berputar-putar di udara: "Bagaimana denganmu? Penyihir Besar Suci tercinta, apakah kau sedang kesal karena seperti anjing menggonggong landak yang tak tahu harus menggigit bagian mana?"
"Hehe... Aku bukan anjing, aku Pigge. Kamu juga bukan pelangi laut, kamu bangsa iblis terkutuk!" Liu Zhenhan menoleh sebentar melihat Feilengcui, ludahnya yang mengandung kata-kata tajam tertiup angin mengenai muka Ratu Lich: "Aku merasa kasihan pada prajurit iblis yang gagah berani. Sungguh gadis kecil tak berguna, kapan lari menjadi kebiasaan bangsa iblis? Ini menghapus sisa-sisa hormatku padamu di udara."
Pabrik penggiling daging-darah kembali beroperasi di pinggiran Bukit Merah. Tim sihir Istana Musim Panas yang telah pulih kekuatan elemennya, menghujankan pisau sihir seganas ombak ke pasukan bangsa iblis yang membanjir dari segala penjuru. Tanpa perlindungan ahli sihir arkan, setiap detik pasukan reguler iblis menderita kematian mengerikan! Perisai tak mampu menahan serangan magis tajam, tubuh manusia tak sanggup menahan serangan energi ganas. Kematian cepat menjadi satu-satunya simfoni.
Bukit Merah dengan dua lerengnya yang dulunya hutan bambu kini berubah menjadi semak pagar yang diobrak-abrik kawanan babi hutan. Langit dipenuhi aliran udara yang meledak dan gemuruh tak henti-hentinya. Serpihan daging dan tulang tergantung di cabang bambu pendek yang compang-camping. Genangan darah bagaikan samudera, setebal lutut manusia. Para prajurit iblis yang entah sudah ditinggalkan Raja Lich, tetap maju bak ngengat yang menyerbu api - menembus kobaran panas, menghadang hujan sihir, mendaki gunungan mayat, dengan gigih dan tragis melanjutkan serangan mustahil.
Sungguh mengharukan! Banyak jenderal iblis pemberani berdiri tegak di bawah panji resimen, mengabaikan sihir dan panah yang melesat. Dengan dingin mereka terus mengisi celah pelapukan yang menyusut cepat dengan pasukan cadangan, sampai akhirnya tubuh mereka sendiri ambruk seperti kayu pilar yang tumbang.
“Jangan terlalu berbangga, Santo Aiqin Penyihir Besar yang terhormat, pasukan utama bangsa iblis kami yang telah menyeberangi Sungai Sanggan akan memindahkan semua yang terjadi di Feilengcui hari ini ke Weisisipang dan Shabak. Bangsa Bimon akan membayar dua puluh kali lipat darah 300.000 prajurit bangsa iblis!” Ratu Monroe tidak terpancing taktik provokasi kasar Lao Liu yang hendak memicu pertempuran habis-habisan. Dengan nada bersumpah ia menasihati Liu Zhenhan: “Tampaknya Yang Mulia takkan sempat menyaksikan senjakala keruntuhan Bimon. Kita akan segera bertemu lagi, dan saat itu aku akan merasa terhormat menghadiri pemakamanmu!”
“Pasukan udara, maju...” Liu Zhenhan yang berada di posisi tinggi melirik sang Ratu dengan sinis. Bunga Hyacinth Parfum di kerah bajunya didekatkan ke mulut sambil meneriakkan perintah bergema yang menenggelamkan jerit pertempuran di medan perang, bergaung di setiap telinga.
Gemuruh baling-baling ducted dan peluit uap segera membelah angkasa. Rombongan Mesin Terbang Qibulin dan Chimera melayang dari utara Sungai Sanggan, melintasi permukaan air dan tanah merah tinggi. Dibawah perlindungan para petarung Feilengcui, mereka bergerak penuh aura mematikan menuju pasukan bangsa iblis.
Saat ini mengerahkan pasukan cadangan angkatan udara sebenarnya sudah agak terlambat. Meskipun formasi elit bangsa iblis sudah seluruhnya terpampang, meskipun Chimera dan Mesin Terbang Qibulin tidak akan mengakui kubah wilayah kekuasaan, namun pengukuran jarak horizontal dengan penanda koordinasipun membutuhkan waktu. Ahli sihir arkan bangsa iblis bukanlah bangsa laut yang hanya menunggu dipukul - ketika bom udara dijatuhkan, para ahli sihir arkan ini mungkin sudah kabur hampir semua. Bangsa iblis bukanlah bangsa laut yang menganggap kristal teleportasi sebagai harta karun langka, formasi teleportasi kristal mereka cukup melimpah.
"Yang Mulia Monroe, bolehkah hamba bertanya lancang? Mengapa Yang Mulia tidak memindahkan ahli-ahli dari garis depan lain untuk bertempur 300 ronde melawan hamba?" Liu Zhenhan tersenyum licik sambil melemparkan usulan menggoda kepada Ratu Lich. Ia sangat ingin menghabisi sekaligus ahli sihir arkan dan para ahli musuh. Jika saat ini bisa datang lagi 200 ekor Naga Laut Biru, mutiara sequence yang dikeluarkan pasti sepadan nilainya!
Seolah benar-benar menerima saran Lao Liu, Ratu Monroe mengangguk tersadar lalu mengeluarkan Biaqiao 3000 edisi khusus militer. Setelah mengisi kekuatan arkan memancarkan kilau, ia memutar kenop sambil berbisik-bisik menelepon seseorang.
"Robby, cepat beri tahu situasi pertempuran di garis depan lainnya!" Gerakan Ratu Lich juga membuat Liu Zhenhan khawatir tentang Lembah Lupa dan Kota Caiyu. Dia tidak bisa menggunakan sihir arkan Tongyou, sementara Kotak Tulang di sakunya yang sudah dirusak "Wilayah Lubang Hitam" menjadi barang rusak karena tidak bisa diisi ulang kekuatan arkan. Sekarang dia hanya bisa meminta bantuan Kepala Staf Robby yang bertugas sebagai petugas penghubung komunikasi eksternal Feilengcui.
"Kota Caiyu tidak bisa dihubungi, Lembah Lupa sedang dalam keadaan genting, pertempuran siap meledak setiap saat!" Suara Kepala Staf bergema di telinga Lao Liu melalui amplifikasi sinkron Hyacinth Parfum: "Kami tidak menerima sinyal minta bantuan apapun!"
"Kenapa bisa tidak terhubung? Kalau Kotak Tulang rusak, bukannya masih ada komunikasi kristal dan formasi teleportasi?" Liu Zhenhan membentak: "Apa yang kalian lakukan? Sihir arkan tidak bisa, bahkan sihir Unsur Angin juga tidak ada yang menguasai? Segera isi ulang kekuatan magis dan periksa situasi di Kota Caiyu!"
"Tidak bisa pergi!" Suara Robby terdengar panik: "Sepertinya wilayah Kota Caiyu juga sudah diselimuti 'Wilayah Lubang Hitam'. Baik komunikasi maupun teleportasi yang kita kirim ke sana semuanya gagal!"
"Juga diselimuti 'Wilayah Lubang Hitam'?" Jantung Liu Zhenhan berdebar, diam-diam merasa situasi mulai memburuk. Tidak masuk akal, begitu banyak Naga yang berkedudukan di Kota Caiyu, Bangsa Iblis baru saja mengalami serangan tiba-tiba yang menghancurkan - berani mereka main pertarungan tangan kosong? Lembah Lupa sedang dalam kebuntuan, membuktikan banyak agresor kuat di sana. Lalu berapa banyak ahli agresor yang berkumpul di luar Kota Caiyu?
Ratu Monroe yang baru selesai berkomunikasi memandang Lao Liu dari bawah dengan tenang, jari-jari lentiknya melempar-lemparkan Biaqiao 3000: "Hehe! Aku berhasil menghubungi Kota Caiyu. Kualitas Kotak Tulang edisi khusus kerajaan memang bagus... Hmm, Master Richard, mau tahu apa yang sudah terjadi di Kota Caiyu?"
"Aku mau tahu dasar tai B!" Liu Zhenhan tersenyum sinis, tangannya menyambar cepat seperti kilat.
Panen gandum, giling tepung - satu per satu harus diselesaikan secepatnya!
Entah karena telepati, Ratu Lich juga sedang menunggu momen ini untuk bertindak - Angkatan Udara Feilengcui telah mendekati langit di atas ahli sihir arkan Bangsa Iblis, tepat di belakang Santo Aiqin, membentuk garis bidik horizontal yang sama dengan Bukit Merah.
Mutiara elemen Angin Tersembunyi dan Futuo nyaris bersamaan, satu di langit satu di bumi, bertabrakan bagai komet! Bos kedua Kaka langsung refleks menembak setelahnya - benar-benar pemborosan tipikal.
Sampa muncul dari balik awan, memandang penuh belas kasih ke bumi luas yang diselimuti hujan darah dan angin berdarah, sinar bulan yang suram.
Bab 701 Pertempuran Penentuan (8)
Situasi Kota Caiyu mirip dengan Feilengcui, separuh langit memerah akibat pertempuran.
Rundstedt yang maju ke depan, hanya menggunakan satu mantra terlarang magnetik langsung membuat Kaisar Giok yang berasal dari kalangan biasa panik, sehingga memulai pertempuran sengit pertama di antara tiga garis depan.
Perang itu apa? Perang adalah wabah paling menular yang bersifat kolektif!
Melihat Pangeran Yu Wu memimpin lebih dari seribu ahli Yuting yang bergerak seperti gerombolan gagak ke langit, 30 ekor Naga Iblis yang masih bergema mantra terlarang di telinga mereka tak bisa menahan diri. Mereka mengembangkan sayap daging berwarna amber seperti layar kapal, mengerek taring besar yang tajam, dan menyusul para ahli Yuting untuk menyerbu benteng kayu Kota Caiyu.
Sejujurnya, baik pemanggilan mantra terlarang secara terbuka oleh Kota Caiyu maupun serangan Pangeran Yu Wu, semuanya terjadi terlalu mendadak. Saat itu prajurit iblis masih sibuk membersihkan pohon untuk memperluas jalur pengepungan, para perwira formasi bertingkat sedang memberikan penjelasan taktis dan pembagian tugas, sementara senjata pengepungan berat yang besar belum sempat diposisikan. Pasukan bangsa iblis ingin membantu tapi tak berdaya untuk sementara waktu.
Lebih dari seribu ahli sihir arkan bangsa iblis menunjukkan kesadaran revolusioner yang luar biasa di momen genting ini. Menyaksikan panglima mereka bergerak diam-dil memimpin serangan ke Kota Caiyu, tanpa menunggu perintah resmi mereka segera bereaksi. Di bawah komando dan bantuan perusak obsidian, para ahli sihir arkan ini tetap mengingat tugas utama mereka untuk memberikan perlindungan, lalu mulai menghujani Kota Caiyu dengan sihir arkan.
Meskipun Murinio telah memasang banyak pilar totem lagu perang sedalam 10 meter di bawah tanah pinggiran Kota Caiyu, dan benteng kayu dipenuhi lingkaran cahaya Divine Comedy dengan penjagaan ketat setiap lima langkah, namun perusak obsidian bangsa iblis bukanlah lawan sembarangan. Melalui sihir gabungan, para penyihir utama bangsa iblis berlevel rendah - dengan keunggulan sistem silsilah yang terpadu - berhasil menggunakan sihir tingkat tinggi yang memiliki jangkauan lebih jauh dan daya hancur lebih besar, memberikan dukungan tembakan maksimal untuk Kaisar Giok dan Naga Iblis yang sedang menyerbu ke medan perang.
Seluruh ahli sihir arkan ini berasal dari bangsa iblis rendahan, tanpa satupun yang bermata perak, Kongju, atau . Mereka tidak mempelajari sihir arkan tradisional, melainkan empat aliran utama sihir Aiqin: Udara, Api, Air, dan Tanah. Perang adalah universitas terbaik - Perang Dewa dan Iblis 10.000 tahun lalu memungkinkan para Penyihir Aiqin mempelajari sihir ruang dan ilmu sihir mayat hidup dari bangsa iblis, sementara bangsa iblis sendiri belajar empat aliran utama sihir dari Aiqin.
Dulu empat aliran utama penyihir di dunia iblis perkembangannya tidak baik, tidak hanya gagal meraih status terhormat sebagaimana layaknya ahli sihir arkan, malah semakin menunjukkan kecenderungan berubah menjadi budak arkan - ini akibat tekanan simultan dari tradisi dan politik. Setiap kali muncul ahli kuat level Fokas (level ini setara dengan Archmagister Aiqin), Raja Lich akan memerintahkan mereka untuk menganugerahkan permanen sebuah senjata kelas premium, sehingga membatasi perkembangan sihir utama di dunia iblis.
Setiap penyihir yang melakukan penganugerahan permanen akan turun empat level sekaligus, menjadi medioker. Penyihir utama bangsa iblis tentu tidak terkecuali.
Meski demikian, basis populasi yang sangat besar dari bangsa iblis rendahan tetap bertahan dalam lingkungan tidak menguntungkan, menopang warisan sulit empat aliran utama sihir bagai membuka jalan - Menakutkan! Total penyihir manusia Aiqin yang berkembang hingga kini jumlahnya hampir setara dengan penyihir utama bangsa iblis! Tidak heran Raja Lich sangat membatasi penyebaran sihir utama. Jika larangan ini dicabut, hanya dalam dua puluh tahun, kelangsungan tahta Raja Lich akan mulai dipertanyakan!
Ada pepatah yang mengatakan, "Bertahanlah hingga awan cerah dan lihatlah bulan terang." Setelah gugurnya Raja Lich, Raja Horor, Raja Langit Bersayap Enam, dan ksatria bersayap putih dalam skala besar, bahaya tak terduga di medan perang Aiqin akhirnya memaksa Yang Mulia Jiabao dan Yang Mulia Monroe membuang sikap arogan yang dipertahankan ribuan tahun. Dengan patuh mereka mengumpulkan semua ahli sihir arkan dari ras rendahan yang menguasai sihir utama secara terorganisir, membentuk Pasukan Strategi Kedua Sihir Arkan untuk menghadapi perang besar yang akan meletus.
Saat Kaisar Giok membawa pasukan besar menyerbu Kota Caiyu, para penyihir utama Bangsa Iblis juga menyambut "Musim Semi Praha" yang lama dinantikan. Kesempatan untuk bertarung langsung dengan penyihir Aiqin adalah impian terbesar semua penyihir utama iblis. Sebagai pertempuran perawan untuk membangun reputasi, ini juga kesempatan terbaik mereka membuktikan bahwa kemampuan mereka tidak kalah dengan ahli sihir arkan resmi!
Mengemban kejayaan seluruh dunia iblis, para penyihir utama Bangsa Iblis yang dititipi harapan besar oleh Raja Lich sangat yakin pada diri sendiri - yang mereka lihat hanyalah permukaan. Memang, jika bicara jumlah penyihir, pasukan Murinio saat ini hanya mengerahkan 20-30 penyihir Elf Bulan, penyihir manusia, dan dukun Satir dengan level tak merata. Bahkan jika ditambah sekelompok raksasa langit bertubuh besar, totalnya belum mencapai 50 orang. Yang tertinggi levelnya hanyalah seorang Magister Sihir api, bagaimana mungkin menahan serangan gabungan dari ribuan penyihir? Mengenai makhluk super, jumlah Anjing Laut Kutub Biru Dalam, Kerang Kaisar, Singa Raksasa Nemea, Burung Liverpool, Phoenix, Harimau Putih Bulan, Phoenix Api, dan binatang tanpa wajah raksasa tundra di Kota Caiyu masih kurang dari separuh jumlah Naga Iblis. Sedangkan pendeta, pemimpin turun-temurun ras Bordir hanya memiliki 122 pendeta. Ditambah 500 pendeta dan 50 prajurit Amuk Mandiri dari Kerajaan Bimeng yang dikirim sebagai bantuan, ingin menghentikan serbuan ratusan ahli Kota Giok? Bukankah ini sama konyolnya dengan Green Party menghadang gerobak? Jangan lupa, Kaisar Giok sang raja dunia bawah Timur ini tidak hanya memiliki Legiun Bunga yang terdiri dari Empat Dewa Bunga beserta guru bunga, teman bunga, dan dayang bunga. Dia masih punya dua Bangau Api Burangsha serta pasukan monster berwujud manusia yang dipimpin ular Giok Hitam Bergaris Emas dan Serigala Pemangsa Bulan - makhluk ilahi kelas super! Setelah bertahun-tahun konsolidasi dan perekrutan, tidak ada satu pun orang sembarangan di Kota Giok yang levelnya di bawah Magister Senior Aiqin. Yang lebih menakutkan, mereka tidak hanya memiliki benda pusaka hebat dan ilmu bela diri jarak dekat, tapi juga bisa menyerang sambil terbang dengan menginjak pedang terbang!
“Di atas ada pasukan elit Yuting setingkat resimen dan tiga puluh ekor Naga Iblis raksasa yang menutupi langit, di bawah terhujani ratusan mantra tingkat tinggi yang menyebar luas. Dari kejauhan, para penembak liang tanah membentangkan sayap jangkrik mereka, bergegas masuk ke dalam jarak tembak efektif. Benteng Kota Caiyu langsung diselimuti angin topan kiamat yang mengancam bak hujan deras di pegunungan.”
“Dalam irama mantra terlarang yang berayun dan penuh misteri, Kota Caiyu yang sunyi seperti binatang purba tak menunjukkan ketakutan sedikit pun saat melancarkan serangan balik.”
“Seribu lima ratus Buleiqinmo yang tiba-tiba muncul dari cincin tujuh lapis emas, tanpa ampun memberikan pelajaran sihir hidup-hidup kepada penyihir utama bangsa iblis. Andai kristal perisai di perlengkapan mereka tidak cukup banyak, pasti lebih dari sepertiga penyihir iblis itu akan langsung hancur!”
“Kekuatan ‘Harmoni Dinding Air Mata’ setara dengan mantra tinggi. Meski kecepatan pelepasan energinya agak lambat, dengan persiapan matang melawan ketidaksiapan, lebih dari seribu penyihir utama bangsa iblis tetap hanya bisa menerima kekalahan!”
“Pasukan penyihir bernasib sial, tapi pasukan serbu udara justru unjuk gigi. Sasaran ahli Yuting dan Naga Iblis langsung mengarah ke Rundstedt yang sedang berseru mantra keras di tengah kota. Meski para veteran licik ini agak impulsif, pengalaman tempur mereka sangat mumpuni. Setelah berputar jauh di udara, mereka melancarkan serangan menyelam dari arah belakang samping langit.”
Pemanah tidak memiliki jarak tembak sejauh itu, sementara penyihir dan raksasa yang jumlahnya terbatas tidak menghiraukan mereka. Maka serangan yang dilancarkan oleh ahli-ahli Kota Giok dan Naga Iblis berjalan sangat mulus. Adapun mantra penghalang yang dilepaskan oleh makhluk super dari Kota Caiyu, karena jumlahnya terlalu sedikit, tidak menyulitkan sama sekali bagi mereka untuk menyerap semuanya.
Para ahli Kota Giok dan Naga Iblis awalnya berencana menyelesaikan penyihir mantra terlarang dengan pertarungan tangan kosong setelah menyelam. Tapi ternyata Kota Caiyu penuh pengecut, bahkan tidak ada satu pun monster tingkat super atau ahli Jalan Tertinggi yang maju menghadang. Hal ini membuat gelombang sihir pertama yang mereka lepaskan selama penyelaman dengan mudah menghancurkan Formasi Pertahanan Lima Elemen yang menyelimuti langit kota. Sebelum serpihan barrier elemen yang tercerai-berai itu menghilang, berbagai sihir yang saling bertautan telah menggempur Rundstedt bersama tanah dan pepohonan di sekitarnya menjadi puing-puing. Kemudian dengan dahsyatnya menggali rawa buatan di pusat Kota Caiyu hingga membentuk gua radiasi seluas ratusan yard, sangat besar dan dalam.
Sulit digambarkan betapa mengerikannya ledakan gemuruh dari serangan simultan ini. Yang pasti, seluruh hutan pinus gemetar ketakutan di hadapan kewibawaan sihir yang tak tertandingi.
Setelah serangan pertama berhasil, Prajurit Yuting dan Naga Iblis yang tak kenal ampun dengan lincah membentuk lengkungan terbang, menyambar Bimon di atas benteng. Mereka merasa sangat superior, bahkan yang paling rendah hati pun mulai merasa seperti menggunakan pisau pembantai sapi untuk menyembelih ayam - menganggap musuh bagai ayam tanah yang tak mampu melawan.
Murinio dan Rundstedt ini jenis yang bisa ditindas semena-mena?
Posisi Meishuai dalam memanggil mantra terlarang telah melalui perhitungan matang. Meski serangan gabungan Prajurit Yuting dan Naga Iblis itu bahkan tak memberi kesempatan efek magis balik pada Rundstedt, itu semua adalah jebakan licik untuk menjerat mereka!
Sebelum Naga Iblis dan Prajurit Yuting yang terbang rendah ke benteng sempat melepaskan sihir lagi, pohon-pohon raksasa di pusat Kota Caiyu tiba-tiba membuka tembakan. Mahkota pohon raksasa itu memancarkan lingkaran cahaya perak dalam jumlah besar. Karena pola penyebaran area yang boros energi, tak ada celah untuk menghindar. Prajurit Yuting dan Naga Iblis yang terbang rendah itu terjebak tanpa bisa lolos!
Bimon yang bersembunyi di mahkota pohon memang tak bisa lolos dari persepsi para ahli. Tapi dengan banyaknya pohon raksasa dan rumah pohon di Caiyu, jumlah Bimon di pepohonan tak terhitung. Prajurit Yuting dan Naga Iblis sama sekali tak mempedulikan - bukan karena kesombongan, tapi makhluk rendahan yang bahkan tak punya kekuatan elemen ini memang tak layak diperhatikan.
Namun justru makhluk rendahan inilah yang memberikan pelajaran berharga bagi para ahli kuat yang selama ini bersikap angkuh.
Langit biru sejak zaman kuno telah menjadi koridor bagi Suku Smail. Di hadapan "Nyanyian Pelarangan Langit", kecuali kekuatan magis mereka sendiri sudah cukup kuat untuk melawan gravitasi, tak seorang pun bisa melanjutkan penerbangan! Bahkan dengan sayap sekalipun, lingkaran cahaya pelarangan terbang akan menciptakan penghalang udara yang tak bergerak di permukaan tubuh. Meski memiliki delapan belas pasang sayap, nasibnya hanya satu - terjatuh seperti pemberat timbangan yang mencium tanah!
Para ahli Paviliun Giok biasa mengarungi langit dengan menginjak pedang terbang, ini adalah teknik tradisional Benua Sutra. Namun dari seribu lebih ahli yang membawa berbagai benda pusaka, menguasai sihir atau ilmu bela diri tingkat tinggi, berapa banyak yang bisa menggunakan tenaga magis mereka untuk melawan gravitasi bumi?
Hujan turun. Hujan yang berupa tubuh manusia yang menggelepar-gelepar dan menjerit-jerit.
Kaisar Giok bersama dua Bangau Api Burangsha, Ular Emas Giok Hitam, Serigala Pemangsa Bulan, serta tiga puluh ekor Naga Iblis yang sempat terjun bebas dengan cepat, akhirnya berhasil menstabilkan posisi di udara. Ekspresi mereka membeku. Jika rasa tak percaya bisa diubah menjadi berat, pasti mereka sudah jatuh menjadi bubuk daging.
Seribu lebih ahli Paviliun Giok lenyap begitu saja?
Benar! Dengan ketinggian lebih dari lima ratus meter, jatuh di permukaan apapun sama seperti jatuh di batu.
Baru sekarang Kaisar Giok memahami mengapa Yang Mulia Jiabao tidak membawa banyak angkatan udara saat datang ke Kota Caiyu kali ini!
Serangan balik Imam Utama Angsa pun dimulai.
Kali ini bukan hanya Anjing Laut Kutub Biru Dalam, Kerang Kaisar, Singa Raksasa Nemea, Burung Liverpool, Phoenix, Harimau Putih Bulan, Phoenix Api, binatang tanpa wajah raksasa tundra yang menyerbu sisa-sisa ahli Yuting dan Naga Iblis, tapi juga 48 ekor naga, 2 ekor naga darah, serta Tang Beierjina Fenghuang Es dan Gajah Perak Diting yang baru saja dikeluarkan dari cincin ruang!
Pasukan ahli dunia iblis yang sebelumnya merasa pasti menang dan angkuh, tiba-tiba terlempar tiga ribu li, berubah secara ajaib dari kelompok dominan yang unggul mutlak menjadi kelompok lemah yang menyedihkan.
Pertempuran kacau ini tidak berlangsung lama. Baik Jari Pembalik Elemen dari dua Naga Peri, serangan logam berat dua Naga Pelangi, 'Embrace Pertama' dari empat naga darah tingkat tinggi dan seorang adipati vampir, maupun serangan tiba-tiba empat naga tingkat tinggi - semuanya menimbulkan kerusakan besar pada para agresor!
Terjebak perubahan drastis yang tiba-tiba, lalu terlibat pertempuran kacau massal, para ahli Yuting dan 30 naga iblis yang jumlahnya sedikit ini, meski otaknya bekerja cepat, tak sempat menyadari atau mencari tahu apakah ada sekelompok ahli licik berbaju jubah elf besar yang menyembunyikan kekuatan elemen sedang menyergap!
Terjepit dari dua sisi, mereka benar-benar linglung. Saat ingin melarikan diri, jalur udara di langit sudah dipadati oleh para ahli Kota Caiyu.
30 ekor Naga Iblis dan lebih dari satu resimen ahli Paviliun Giok dengan pengorbanan besar punah seluruhnya, hanya berhasil menukar kematian Rundstedt, dua ekor Naga Darah, dan empat ekor Naga! Dua ekor Naga terluka dan 13 Jubah Elf rusak!
Bukankah hanya "Tirai Proyeksi Jurang" yang bisa meraih rekam jejak pertempuran gemilang? Di siang bolong pun Kota Caiyu bisa melakukannya!
Ratu Lich Greta Garbo yang mendapat kabar serangan dini Pangeran Yu Wu, menerobos keluar dari Kemah Besar Makam Tulang dengan geram dan terbang ke langit. Yang ia saksikan tepat di angkasa Kota Caiyu adalah Kaisar Giok menusukkan ratusan Pedang Giok Hijau ke Naga Darah hingga menyerupai merak yang mengembangkan ekor, lalu disambut pemandangan menyedihkan sosok Elf kurus kemerahan yang menggigit tengkapan sang naga.
"Tidak mungkin!" Panglima Tertinggi Dunia Arwah Yingelieqibao yang mengenakan Jubah Dewa Maut dan membawa Sabit Berdarah membuka mulutnya lebar. Bahkan ia tak menyangka kota ini begitu rumit. 30 Naga Iblis meski tua, lemah, sakit, dan cacat, tapi tetap Naga Iblis yang dijuluki Klan Pemburu Naga! Belum lagi 1000 lebih ahli Paviliun Giok, mana ada yang orang sembarangan!
"Putri, biarkan kami maju!" Empat Prajurit gagah setinggi 3 meter berbaju zirah putih pucat membungkuk hormat memohon izin bertempur kepada Panglima Tertinggi Dunia Arwah.
“Keempat prajurit ini memiliki tiang tanduk tulang yang terpotong di dahi mereka, dengan tonjolan mirip tumor besar di tulang ubun-ubun. Kematian yang melimpah tak membuat mereka gentar. Di balik penampilan acuh tak acuh, tersembunyi empat ambisi berdebar yang haus pertempuran!”
Hanya lawan kuat yang bisa lebih menonjolkan dan membuktikan keperkasaan Zumaminglong (Naga Kegelapan Zuma)!
Mereka bukan naga neraka Zuma biasa, melainkan Naga Zirah Tingkat Enam perkasa! Sebagai makhluk neraka dengan fisik tulang-membungkus-daging (bukan daging-membungkus-tulang), Zumaminglong baru bisa mengubah kerangka tubuh menjadi zirah dan memperoleh wujud manusia setelah mencapai tingkat enam. Di dalam tonjolan besar di dahi mereka, terdapat otak biner hasil evolusi yang memungkinkan pelepasan dua sihir berbeda sekaligus - keunikan naga neraka tingkat enam yang tak ada duanya di dunia!
Siapa yang bisa membunuh mereka akan mendapatkan zirah naga neraka luar biasa. Tapi adakah ahli kuat seperti itu? Naga neraka tingkat enam bahkan melampaui kekuatan Archmagister Aiqin!
"Yang Mulia, saya hanya ingin menukar adik saya dengan dua anak laki-laki gemuk Richard. Kapan kita bertindak, terserah Baginda." Yingelieqibao menurunkan jubah hitamnya. Dibo Luo telah tenggelam di garis cakrawala, malam di Aiqin takkan lagi membelenggu kekuatan pasukan neraka.
Senyum Panglima Tertinggi Dunia Arwah terlihat tenang dan penuh kepercayaan diri. Sebagai pemegang gelar "kemampuan serangan magis terhebat di bawah langit berbintang" yang telah disepakati melampaui tingkat Santo Aigean, ia tak pernah mengandalkan jumlah pasukan untuk menang. Cukup dengan beberapa bawahan yang berani bertarung, mereka bisa mendampinginya mendominasi dunia.
"Anda tamu kehormatanku, mana mungkin kuberi tugas berat seperti ini?" Ratu Jiabao tersenyum penuh keyakinan: "Serahkan saja urusan ini padaku!"
Jiabao baru saja terlibat perundingan alot melalui Kotak Tulang dengan tiga raja bangsa laut dunia iblis di kemah makam tulang. Awalnya Ratu Lich enggan mengikutsertakan bangsa laut yang rakus itu terlalu dalam perang – semakin besar kontribusi mereka, nafsu mereka dalam pembagian jarahan akan semakin menggila. Fakta tersembunyi: tiga bangsa laut dunia iblis ini tidak bersekutu dengan bangsa laut Aiqin. Aliansi mereka hanya dengan bangsa iblis daratan, dengan tujuan menghapuskan ras Bimon dan manusia, lalu melanjutkan pemusnahan seluruh bangsa laut Aiqin untuk menyatukan darat dan lautan!
Kini dengan tewasnya para ahli Yuting dan Naga Iblis, Ratu Jiabao justru bersukacita. Tak peduli! Selama kekuatan inti Feilengcui masih dalam genggamannya, kematian pasukan tak resmi yang kuat ini justru memberi manfaat besar bagi pemerintahannya. Kota Caiyu yang perkasa ini cocok dijadikan tumbal bagi bangsa laut dunia iblis! Dengan kehadiran Panglima Tertinggi Dunia Arwah dan empat Naga Underworld berzirah tingkat enam di sini, ditambah dirinya sebagai Raja Lich, mustahil Kota Caiyu bisa memberontak!
“Yang Mulia Lei Dongduo, koordinat arkan yang dulu diberikan kepada kalian tetap sama.” Greta Garbo memegang Biaqiao 3000 edisi khusus kerajaan, mengeluarkan perintah militer dengan nada dingin: “Aku menyetujui permintaan kalian, datanglah membantu pertempuran! Jangan salahkan aku kalau tidak memberi peringatan sebelumnya, lawannya sangat kuat!”
“Kuat? Apakah lebih kuat dari gabungan tiga ras lautan dunia iblis kami?” Gelar tawa Kaisar Manusia Naga Laut dari dunia iblis bergema dari Kotak Tulang: “Yang Mulia akan menyaksikan sendiri!”
Bab 702 Pertempuran Lagu Abadi
Murinio menatap medan perang berdarah di bawah tembok ibu kota dengan visi tenang. Udara mulai lembab, bagaikan sutra basah yang membuat bosan.
Angin bertiup, hutan pinus yang sepi mencekam mengeluarkan siulan keras. Imam Utama Angsa mengibaskan rambut pirang platinumnya, membiarkan jubah emasnya berkibar dalam malam tanpa musim dingin.
Sisa senja terakhir akhirnya lenyap dari garis cakrawala. Kabut putih seperti asap dapur menyebar diam-diam di sekitar Kota Caiyu bagai hantu. Dalam sekejap, rumput liar, pinus raksasa, dan pasukan besar Bangsa Iblis di luar kota diselimuti kain mandi seputih susu. Bahkan tanah yang disiram darah pun tertutupi putih sepenuhnya.
“Kabut es yang setebal lutut sebenarnya sudah muncul sejak senja, tetapi baru setelah matahari terbenam tiba-tiba membesar dan mengental, seolah lebih menyukai dunia yang dikuasai kegelapan.”
“Kanopi biru permata menyelimuti Kota Caiyu dengan tenang, barrier pelindungnya mencakup hutan pinus seluas ratusan kilometer persegi—sungguh fenomena langka.”
“Lingkaran cahaya teleportasi seperti kilat di malam hujan, bergema menerangi kota yang gelap gulita dengan sorotan benderang.”
“Tong tong tong!”
“Dengan gema berat yang bergemuruh, ratusan Oushou berwujud mengerikan bertubuh raksasa mengangkut ksatria bangsa laut yang tegap dan kelompok ahli sihir arkan bangsa iblis lautan, muncul dengan angkuh dari pusat formasi sihir arkan Tongyou yang berpendar seperti lantai kristal; gelombang elemen mereka sekuat gunung-lautan, wajah penuh kesombongan.”
“Formasi teleportasi kristal bangsa iblis daratan yang masif langsung membuat persiapan bangsa iblis lautan yang sudah siaga terpampang sempurna—kehadiran mereka bukan hanya memulihkan moral pasukan yang kacau, tapi juga membekukan ambisi kemenangan Kota Caiyu dalam gletser abadi.”
“Pandangan Murinio tertancap pada wajah-wajah baru ini, jemarinya memutar seruling emas seperti kincir angin yang tak berhenti.”
"Seluruh Naga Aigean yang datang sebagai bala bantuan ke Kota Caiyu telah terpetrifikasi."
"Lanjutkan mengejar musuh yang sudah terjepit? Bercanda apa ini?"
"Ini... ini... begitu banyak Monster Tingkat Super Mutasi..." Wajah Naga Pelangi dan Naga Peri yang masih dipenuhi keceriaan tiba-tiba tertutupi lapisan keterkejutan, kekaguman, dan kepanikan. Setelah lama terdiam, mereka baru mengeluarkan desahan dingin: "...Hai Bo di atas!"
Naga Pelangi dan Naga Peri mulai enggan melanjutkan pengamatan. Kotak Tulang komunikasi magis Bangsa Iblis masih terus-menerus mentransmisikan pasukan penyihir dan Oushou Tingkat Super mutasi berwujud menjijikkan. Gelombang elemen yang kacau-balau bagai ombak ganas terus membentur Kota Caiyu yang bagai perahu kecil di tengah badai.
"Yang Mulia Hosea... Apakah kita..." Seekor Naga Pelangi menarik napas dalam-dalam, mengeratkan gigi, lalu menoleh memandang dua raksasa angsa Murinio dan Brückner: "Haruskah kita memanggil lebih banyak ahli dari Feilengcui dan Lembah Lupa?"
"Pasukan bantuan musuh terlalu kuat!"
"Kita pasti tidak akan sanggup bertahan!"
"Kita harus segera memanggil Tuan Richard dan semua naga! Di mana Kotak Tulang itu? Jangan cuma berdiri! Segera hubungi mereka secepat mungkin..."
"Tiga naga bangsawan lainnya juga mengajukan saran mereka dengan ramai. Tiga Kerajaan Iblis Laut mengirimkan pasukan super yang gemerlap seperti Bima Sakti! Dengan legiun ahli kuat yang bersinar bak bintang ini, bukan hanya Kota Caiyu, bahkan seluruh Benua Aigean pun bisa mereka taklukkan sendirian!"
"Saudara-saudara naga, apakah kalian baru sekarang menyadari lawan kita siapa?" Adipati Tua Brückner mengusap rambut peraknya yang rapi, tersenyum dingin: "Musuh kita adalah aliansi serangan dan pertahanan dari para ahli kuat tiga tingkat dimensi - Iblis, Laut, dan Dunia Bawah! Justru aneh jika mereka TIDAK memiliki kekuatan sehebat ini! Mereka hanya menunjukkan kekuatan sejati mereka, perlu apa terlalu heboh?"
"Tapi..."
"Kota Caiyu, Feilengcui, dan Lembah Lupa sebagai tiga garis depan Aiqin. Tak peduli mana yang pertama memulai pertempuran, atau mana yang berhasil memberikan kekalahan besar pada agresor lewat penyergapan dan serangan tiba-tiba, para penjajah pasti akan segera mengirim bala bantuan melalui formasi teleportasi. Ini sudah hal yang terduga." Adipati Tua Angsa mengangkat tangan, memberi isyarat pada Naga Pelangi dan Naga Peri untuk berhenti berbicara: "Kita tak punya cukup waktu untuk melepaskan mantra terlarang guna menghabisi musuh. Mimpi indah seperti itu tak pernah terlintas dalam pikiran saya dan Burung Ajaib! Situasi saat ini sudah sangat bagus. Semakin banyak pasukan musuh yang terikat di Kota Caiyu, semakin ringan tekanan di Feilengcui dan Lembah Lupa. Dengan satu tingkat melawan tiga tingkat, kami bangsa Smail dengan senang hati memikul tanggung jawab besar ini lebih dulu!"
Sekelompok bangsa naga tertegun menghadapi teguran pedas adipati tua ini. Mereka saling pandang, selain tak terima juga diam-diam mengagumi ketenangan seluruh penghuni Kota Caiyu. Pepatah Bimon ternyata benar adanya—"Bangsa Smail terlahir dengan hak istimewa untuk berbangga". Dalam situasi genting seperti telur di ujung tanduk ini, pantas keluarga Hosea yang berkedudukan di sana. Siapa lagi yang bisa tetap tenang selain mereka?
"Lalu apa yang harus kita lakukan selanjutnya?" Suara lembut bak air mengalir bertanya pelan.
"Musuh tak bergerak, kita tak bergerak. Gunakan ketenangan untuk mengendalikan..." Murinio berbalik sambil tersenyum, tiba-tiba berputar 180 derajat dengan pupil mata yang tak bisa menyembunyikan keterkejutan.
Tidak heran Imam Utama Angsa sempat kehilangan sikap sopannya saat berbalik badan. Meishuai yang tubuh fisiknya hancur telah bereinkarnasi melalui bayangan. Meski wajahnya tak berubah, kain pembalut ala mumi yang sebelumnya melilit-lilit di kepalanya telah menghilang, digantikan oleh rambut hitam panjang sepinggang yang lembut dan mengalir. Pakaian gurun berlengan lebar yang dulu dikenakannya pun telah berubah menjadi siluet kabur berwarna hitam yang anggun—anehnya, hanya dengan mengganti pakaian dan gaya rambut, Rundstedt sekarang terlihat persis seperti perempuan cantik Mutiara Hitam! Fitur wajahnya yang dipadukan dengan rambut hitamnya yang mengembang, benar-benar mirip Helen yang wajahnya diolesi abu!
Karena kemunculan Rundstedt yang tiba-tiba, di atas benteng hanya dua pemimpin angsa yang masih bisa menjaga sikap formal, sementara para pahlawan Aiqin lainnya tertegun.
Dua Naga Pelangi mengusap dagu mereka, memutar-mutar tubuh sambil mengamati Rundstedt dari atas ke bawah, mulut mereka berliur deras. Dua Naga Peri bahkan lebih langsung, mereka asyik melilitkan lengan baju di kepala sendiri sambil bertanya ceroboh: "Kalau aku ikat kepala seperti ini, apakah aku jadi mirip laki-laki?"
“Meishuai, izinkan saya menyampaikan permintaan maaf. Saat itu saya benar-benar tak bisa menjamin keselamatanmu…” Ekspresi dingin Murinio kembali muncul seketika, ia bersumpah dengan khidmat: “Dalam Pertempuran Bukit Minyak, kami klan Smail pernah memiliki prasangka padamu. Tapi mulai hari ini, atas nama Kepala Suku dan Dewa Perang, kujanjikan kau akan menjadi sahabat abadi klan Angsa.”
“Yang Mulia Hosea, semua ini kulakukan atas kemauan sendiri. Tak perlu merasa bersalah atau terlalu sungkan.” Senyum Rundstedt memancarkan pesona yang tak lazim untuk memuji pria, tapi saat ini kata "memesona" benar-benar tepat menggambarkan Meishuai.
Rundstedt merasa lega dan bahagia. Ia pahami permintaan maaf Murinio bukan basa-basi tapi tulus. Penampilan pria itu selamanya dingin bagai gunung es, tapi hatinya menyimpan lava yang membara.
Tak diragukan lagi, jika pasukan elit Istana dan Naga Iblis menyerang frontal dari benteng, Imam Utama Angsa mungkin bisa menyelamatkan nyawanya. Tapi musuh licik itu memilih taktik memutar untuk menerobos – orang nekat seperti Richard memang langka.
Ketika Imam Utama Angsa bertanya apakah ada cara membuat pasukan bangsa iblis memulai serangan terlebih dahulu, agar Kota Caiyu bisa menjadi yang pertama di tiga garis depan yang menghancurkan musuh melalui serangan tiba-tiba dan penyergapan, Rundstedt sebenarnya sudah memutuskan untuk mengorbankan diri - Dari formasi kacau pasukan bangsa iblis di pinggiran Kota Caiyu, veteran berpengalaman seperti dirinya bisa menyimpulkan bahwa panglima musuh pasti pemula di medan perang yang kurang kewaspadaan, sehingga bisa diakali dengan mantra terlarang!
Ini kesempatan terakhir untuk menyaingi Richard, Meishuai tak boleh menyia-nyiakannya. Semua cita-citanya telah pupus, eksistensi fisik tak lagi penting. Jika pengorbanan ini bisa membuat Richard mengingatnya selamanya, tak peduli apakah bangsa iblis terpancing atau tidak, semuanya akan setimpal!
Awalnya Murinio bersikeras menolak rencananya memaksa bangsa iblis menyerang dengan memanggil mantra terlarang. Tapi setelah Rundstedt memilih lokasi dan mulai memanggil mantra, Imam Utama Angsa tak bisa melarangnya. Penyihir yang sedang memanggil mantra terlarang sangat rentan mengalami pembalikan elemen - bukan hanya musuh, sekutu pun bisa memicunya. Meishuai tepat membaca mentalitas Murinio yang "khawatir merusak guci saat mengusir tikus" setelah "kapal sudah berlayar" - kali ini prediksinya ternyata tepat lagi.
Perasaan Murinio sangat rumit, terutama saat melihat Rundstedt dalam kondisi seperti sekarang. Ia teringat kata-kata tanpa konteks yang diucapkan Rundstedt sebelum memanggil mantra terlarang:
"Ini harga yang sepadan."
“Asalkan bisa mengungguli Richard satu ekor, aku bahkan rela menghilangkan bayangan kloningku bagai asap!”
“Hanya dengan cara ini, dia takkan melupakan diriku……”
Imam Utama Angsa ingat betul, demi kalimat penuh makna terakhir itu, ia mengintai Rundstedt cukup lama.
“Burung Ajaib... Menurutmu bisakah 'wanita batu' menjadi Ahli Sihir Kitab Suci?” Adipati Tua Brückner berbisik bertanya pada anaknya dengan pertanyaan konyol bergosip, pasangan ayah-anak brilian ini menguasai bahasa bibir, berkomunikasi lewat gerakan mulut tanpa khawatir terbaca pihak lain.
Murinio tertawa getir menatap sang Ayah.
“Burung Ajaib, bagikan ramuan mistletoe ke teman-teman bangsa naga! Aku akan menyiapkan ketapel!” Muka Adipati Brückner memerah, buru-buru mengalihkan topik.
※※※
Dalam kitab hukum berbagai agama, nafsu selalu tercatat sebagai dosa asal pertama yang terpampang jelas, monster yang terus membesar bak air pasang ini bagai jurang tak berdasar, mustahil terisi penuh selamanya.
Sejak zaman pencatatan dengan tali simpul, Bangsa Iblis lautan telah bermimpi selama lebih dari 10.000 tahun. Mereka memimpikan suatu hari bisa bermigrasi ke daratan yang selamanya diselimuti cahaya, hijau, dan musim. Memimpikan suatu hari bisa terbebas selamanya dari kabut racun mematikan yang memperpendek umur mereka. Memimpikan suatu hari bisa hidup berdampingan dengan alam indah alih-alih kabut hitam pekat - sejak dulu hingga kini, Bangsa Iblis lautan selalu menganggap kehidupan Bangsa Iblis daratan sebagai yang paling bahagia di dunia.
Namun seiring meluasnya wawasan, mimpi Bangsa Iblis lautan berbalik 180 derajat secara drastis.
Mereka tak lagi menjadikan pendaratan di benua dunia iblis sebagai tujuan ultimat. Dibandingkan Benua Aigean yang permai dengan gunung-jernih dan kicau burung, dunia iblis dengan malam membeku, siang menyengat, dan bencana alam yang kerap terjadi itu ibarat tempat pembuangan sampah!
"Sialan, pantas saja Bangsa Iblis daratan gigih ingin merebut Aiqin!" ucap Bangsa Iblis lautan yang pernah mengunjungi Benua Aigean.
Dunia ini memang demikian: tak takut kau jadi kaya, yang ditakuti adalah kekayaanmu yang bisa kudapatkan juga! Mimpi dan realitas pertama kalinya begitu dekat. Bangsa Iblis lautan yang kuat ini tak kuasa menahan gejolak ambisi. Mereka merendahkan diri, menjalin kontak dengan Bangsa Iblis daratan yang sudah lama tidak dihiraukan.
“Kerjasama yang solid selalu saling menguntungkan. Bangsa Iblis daratan menukar 'Formasi Pisah-Air Lembab An'erle' dari Bangsa Laut Aiqin, kemudian menggunakan formasi pisah-air ini untuk mendapatkan formasi dehidrasi dari Bangsa Iblis lautan yang bisa dengan mudah menaklukkan Tebing Sanggan. Ini juga memperoleh pakta kerjasama militer dan persahabatan abadi untuk bersama-sama membagi Aiqin!”
Fakta sekeras besi ini membuat Liu Zhenhan pernah berkomentar: Ras Aigean benar-benar tidak bersatu.
Malam ini, Bangsa Iblis lautan mengunjungi Aiqin.
Seperti semua agresor, mereka tidak menekan bel pintu.
“Yang Mulia Jiabao, Anda selalu begitu cantik.” Kaisar Naga Laut Lei Dongduo menyapa Ratu Lich dengan senyum: “Tempat mayat hidup apa ini? Kabutnya tebal sekali! Mirip dengan kampung halaman kita yang menjengkelkan tapi menggemaskan!”
Kaisar Landak Laut Bufeng dan Kaisar Putri Duyung Cantik Samuer duduk di singgasana karang yang baru saja disiapkan pelayan, menggeser pantat mereka sedikit sebagai bentuk penghormatan pada Ratu Jiabao, dengan ekspresi penuh kesombongan.
Bangsa iblis laut memang memiliki modal besar yang membanggakan. Kali ini manusia naga laut, bangsa landak laut, dan putri duyung cantik berkontribusi besar. Tiga kerajaan laut membawa total 3.547 ahli sihir arkan dan 242 ekor Ksatria Monster Ajaib Tingkat Super termutasi, ditambah tumpukan Tongkat Augustus Ogus, karung-karung Kristal Perisai, serta ribuan unit bom terbang beracun 'kantong paus' seukuran airship Goblin.
Tiga kerajaan bangsa iblis laut tentu memiliki lebih dari sekadar 3.000-an ahli sihir. Semua ahli sihir yang mereka bawa ini setara dengan Magister Senior Aiqin ke atas, termasuk dua Master Sihir Arkan Hua Na setara Santo Aigean dan 13 Master Sihir Arkan Phorcys setara Archmagister Aiqin. Lagu perang dengan pilar totem pun tak berguna! Di hadapan kekuatan absolut, pilar totem lagu perang hanyalah lelucon!
"Yang Mulia Lei Dongduo sedang bercanda." Ratu Jiabao memberi salam kepada tiga penguasa laut, lalu tersenyum tipis pada kaisar manusia naga laut: "Pepatah Aigean berkata: Kabut musim gugur membawa angin dingin, kabut musim dingin membawa salju. Sekarang musim dingin, sepertinya sebentar lagi turun salju lebat."
Melihat kabut tebal yang mulai mengaburkan pandangan hanya dalam sepuluh langkah, Greta Garbo juga merasa heran. "Baru sebentar ini, bahkan garis luar Kota Caiyu hampir tak terlihat jelas," ujarnya. "Malam ini sepertinya langit berpihak pada kita. Bukankah bangsa iblis lautan memiliki bakat 'bermain-main dalam kabut'? Semakin tebal kabut di Caiyu, semakin mudah ksatria kita memanjat tembok kota!"
"Untuk apa memanjat tembok?" Kaisar bangsa landak laut, Yang Mulia Buffon, mengetuk-ngetukkan tongkat kerajaannya dengan tak sabar. "Kota kecil seperti ini bisa dihancurkan sepenuhnya oleh ahli sihir arkan-ku dalam tiga tarikan napas!"
"Selama bukan melawan Richard itu, tak ada satu pun di Benua Aigean yang bisa menghalangi kita!" Kaisar Putri Duyung Cantik, Yang Mulia Sammer, menyeringai mengerikan. "Suruh saja ahli sihir kita melepaskan Kabut Racun. Dalam sekejap kota ini akan kosong menyisakan ayam dan anjing sekalipun!"
"Jika memungkinkan, aku ingin menangkap Murinio hidup-hidup. Ini bukan hanya terkait perlawanan komunitas Smail, tapi juga cadangan pasukan kita saat menghadapi Richard," Greta Garbo menahan amarahnya, tetap mempertahankan senyum manis. "Tiga Yang Mulia Raja Laut, kuharap kalian bisa memenuhi permintaan kecilku ini."
“Aku tak peduli bagaimana caranya, yang pasti dua anak lelaki gemuk Richard harus ditangkap hidup-hidup! Aku akan menukar mereka demi kebebasan adikku. Ini satu-satunya kesempatanku!” Panglima Besar Pertama Dunia Arwah Yingelieqibao mendekat dengan dingin: “Jangan bilang aku tidak mengingatkan! Siapa berani menyakiti dua bocah bersayap yang bisa memanggil 'Kilat Berjaring' itu, jangan harap aku akan berbaik hati!”
Empat Naga Underworld Zirah Tingkat Enam muncul diam-diam dari belakang Panglima Tertinggi Dunia Arwah. Sorot mata mereka garang dan beringas, tengkorak berbonggol dengan dua otak menonjol tinggi, tulang ubun-ubunnya berdenyut-denyut.
Sombong tiga Kaisar Bangsa Iblis Laut lenyap seketika.
Bukan salah mereka tak melihat jelas. Di belakang Greta Garbo masih berdiri Yingelieqibao. Kabut terlalu pekat, sementara mata Tiga Yang Mulia memang selalu tertanam di ubun-ubun.
Sebelum Tiga Raja Laut sempat merenungkan jawaban untuk pertanyaan Panglima Besar Dunia Arwah, udara tiba-tiba dipenuhi desisan tajam bagai peluit. Kabut terlalu tebal, tak jelas apa yang dilempar, tapi dari suaranya seperti peluru dari ketapel Kota Caiyu - lintasan parabola mereka menciutkan telinga saat jatuh.
Jarak sejauh ini mustahil terjangkau kecuali dengan ketapel berat khusus.
"Bahkan jika jangkauan tembak tercapai, lalu apa? Dengan banyak ahli yang melindungi di sekeliling, tiga kaisar Bangsa Iblis lautan tentu sangat santai."
"Kami belum menyerang mereka, mereka berani lebih dulu menyerang kita?" Kaisar manusia naga tertawa terbahak-bahak: "Bimon memang sesombong itu!"
Yingelieqibao dan empat Naga Underworld tingkat enam saling bertukar pandangan, masing-masing membaca bahaya dari mata lawannya.
Kemampuan merasakan bahaya mematikan yang tak dikenal adalah ciri khas ahli kelas atas sejati. Ratu Jiabao yang menatap langit juga menunjukkan wajah serupa kekhawatiran.
Setelah mantra-mantra penghalang bergemuruh menembus langit, langit yang awannya tipis tiba-tiba disayat kilatan perak menyilaukan. Cahaya ini sekuat sepuluh Dibo Luo sekaligus menerobos awan, menyapukan lapisan putih berkilauan yang tak tertahankan baik di gunung bersalju maupun hutan pinus.
Datang cepat pergi pun cepat, sekitar lima napas kemudian, dunia kembali tenggelam dalam kegelapan semula.
Pinggiran Kota Caiyu kini dipenuhi patung kristal berbagai bentuk - Bangsa Iblis daratan, Bangsa Iblis lautan, hingga monster jahat yang hancur berkeping, semuanya transparan bak es dan hidup bagai nyata.
Bab 703: Iblis Terkuat di Dunia
"Sudah." Murinio melepas kacamata hitam di hidungnya: "Semua boleh membuka mata sekarang."
“Satu per satu tangan yang menutupi wajah disingkirkan, sepasang mata terbuka lebar dengan sorotan tajam, dan satu per satu tungku api dinyalakan hingga berkilauan.”
“Gemuruh genderang perang yang menandakan serangan bergema di atas benteng kota. Lima ratus pemanah manusia naga membentangkan sayap daging mereka, dipimpin oleh sang pemimpin Eto'o, melesat cepat bagai burung layang-layang memasuki hutan pinus yang diselubungi kabut tebal di sekitar kota.”
“Dengan teriakan lantang Ratu Elf Bulan Liv, 'Harimau Putih Bulan' pertama kali menganga memperlihatkan taringnya, mengeluarkan auman instan yang mampu merobohkan pohon kuno sepelukan, menyapu kabut di luar tembok kota. Belasan penyihir elf mengeluarkan gulungan sihir daun maple yang telah mereka genggam erat, saling berlomba memanggil pilar angin kencang berbentuk pelangi, meniup kabut putih susu yang sebelumnya tak tembus pandang hingga sepuluh langkah, membuatnya surut seperti air laut.”
“Saat kabut menipis hingga memungkinkan melihat kondisi di luar tembok, para Naga yang masih mengucek mata itu terpetrifikasi serentak.”
“Dum!～”
“Braak!～”
“Braak-dum!～”
“Beberapa anggota bangsa naga dengan ketahanan mental lemah dengan memalukan langsung pingsan di tempat.”
“Ekspresi para Naga yang tersisa pun tak kalah parah. Para prajurit rendahan Kota Caiyu memandang sinis para entitas kuat yang konon tak kenal takut itu, menunjuk-nunjuk sambil terkekeh pelan.”
"Bukan para naga udik ini yang belum pernah melihat dunia..." Imam Utama Angsa baru saja membagikan botol-botol ramuan hijau kental kepada mereka satu per satu, mengklaim minuman ini bisa menawar segala racun. Mengingat reputasi bangsa iblis laut yang mahir sihir beracun, para naga pun meminumnya. Kemudian Murinio menyuruh mereka memejamkan mata, berjanji akan memperlihatkan trik sulap.
Trik sulap itu ternyata mengubah pasukan angkuh bangsa iblis laut menjadi patung-patung kristal. Siapa yang tahan menerima kejutan seperti ini?
Dari kondisi Putus Asa Total tiba-tiba berubah menjadi kemenangan besar, kontras psikologis yang harus diadaptasi ini melampaui kapasitas saraf para naga.
Tumpukan tongkat Augustus Ogus dan karung-karung kristal perisai...
Patung kristal Oushou Tingkat Super termutasi yang pecah berantakan...
Dunia kristal berkilauan yang seolah keluar dari dongeng...
"Demi Dewa Naga... Ini... Ini mustahil dipercaya..." Dua naga pelangi menarik-narik rambut mereka sendiri, mengeluarkan erangan seperti komplikasi persalinan dari tenggorokan.
Rundstedt terpaku, perubahan drastis dari satu ekstrem ke ekstrem lain ini bahkan membuatnya limbung.
Contoh pertempuran terdesak klasik berputar-putar dalam otaknya yang kacau balau.
Setengah tahun yang lalu, Pasukan Degenerasi Lusern yang melakukan serbuan ke "Surga Monster" pernah menjebak satu legiun lengkap dalam "Lembah Hui Feng" saat mengejar suku Satyr. Hasilnya, mulai dari panglima Pemburu Gelap Malam Garrincha hingga pasukan logistik yang memasang kuali dan menanak nasi, semuanya berubah menjadi patung kristal - persis seperti nasib pasukan bangsa iblis malam ini.
Saat itu Rundstedt sudah bergabung dengan Lusern. Berbekal kepekaan profesional seorang perwira, dia menghabiskan banyak waktu untuk menyelidiki sebab-akibat kekalahan di Hui Feng. Hasilnya mengejutkan - ternyata "Lembah Hui Feng" adalah wilayah paling berbahaya di Hutan Salib Selatan. Setiap senja kabut mulai menyelimuti lembah ini, baru menghilang saat matahari sudah tinggi keesokan harinya. Siapapun dengan tubuh daging-darah yang menghirup kabut Hui Feng akan berubah menjadi patung kristal setelah terpapar sinar matahari seharian, benar-benar kejam!
Setelah Meishuai yang cerdik memisahkan diri dan mendirikan kekekuasaan sendiri, pertimbangan pertama untuk sumber bahan peledak bom udara adalah bagaimana memanfaatkan kabut kristal "Lembah Hui Feng". Namun sayangnya, kabut kristal "Lembah Hui Feng" sama sekali tidak bisa diangkut dengan aman. Meski memakai "kacang merah penyerap aroma" untuk menghindari hirupan, sekadar kontak fisik dengan kabut ini lalu terpapar sinar matahari selama sehari tetap akan mengubah tubuh menjadi patung kristal - Meishuai telah melakukan eksperimen khusus menggunakan binatang tak berakal dan memastikan hal ini tak terbantahkan. (PS: Ini foreshadowing lama, sebelumnya saat bangsa iblis lautan mengurangi pasokan bom terbang beracun, Liu Zhenhan juga pernah berniat memanfaatkan kabut kristal namun sama-sama gagal.)
Rundstedt melihat dengan jelas bahwa yang digunakan Murinio sama sekali bukan bom udara kristal kabut. Sejak matahari terbenam di garis cakrawala, kabut tebal tiba-tiba menyelimuti hutan pinus di sekitar Kota Caiyu. Fenomena alam ini awalnya tak mencolok, namun ketika dibandingkan dengan jadwal kemunculan kabut kristal di "Lembah Hui Feng", misteri dibaliknya menjadi jelas!
Meishuai tidak percaya Murinio memiliki kemampuan memindahkan gunung dan mengeringkan lautan.
Memindahkan "Lembah Hui Feng" secara gaib ke hutan pinus adalah mimpi di siang bolong.
Meishuai juga tidak menganggap Murinio punya keahlian mencuri langit dan mengganti matahari.
Bahkan jika dewa turun ke bumi sekalipun, mustahil membuat matahari muncul di malam hari Aiqin.
Meishuai benar-benar tak menemukan kata-kata yang cukup kuat untuk memuji Imam Utama Angsa, sehingga hanya bisa menunjukkan jempol.
"Semua patung kayu bangsa naga tetap diam tak bergerak, kecuali bola mata yang menatap lurus ke depan. Hampir tidak ada ekspresi terlihat di wajah mereka, karena mulut mereka menganga lebar seperti kuda nil atau buaya yang membakar kertas kuning untuk membeli kepala babi dan bersumpah persaudaraan."
Tak lama kemudian, lima ratus pemanah manusia naga kembali berkelompok dari segala penjuru hutan dengan senyum puas membawa hasil. Berbanding terbalik dengan mereka, para prajurit iblis yang menjerit-jerit berlarian pontang-panting — kristalisasi terutama menimpa para ahli Jalan Tertinggi dan Oushou Tingkat Super yang berada di medan terbuka. Sedangkan prajurit biasa yang tertinggal di jalan setapak belakang hutan masih segar bugar. Begitu kabut menghilang, fakta mengerikan ini segera membuat mereka tercerai-berai.
"Junshang, saya telah memeriksa dua kali setiap lokasi yang ditentukan secara pribadi, memastikan semua batu telah terkumpul tanpa ada yang terlewat." Pemimpin manusia naga Eto'o berlutut satu kaki, mengangkat cincin tujuh lapis emas melebihi kepalanya. Setelah bergabung dengan pasukan Imam Utama Angsa di Kota Gallimard, Eto'o dan para pemanah manusia naga telah sepenuhnya terpesona oleh kharisma tuan tanah Smail. Melayani ahli kuat yang perkasa, rendah hati, dan terkendali seperti ini adalah kebanggaan tertinggi bangsa naga. Eto'o sama sekali tidak menyesali keputusannya dulu. Seandainya waktu bisa diputar ulang, ia tetap akan menolak bergabung dengan Feilengcui yang menguasai delapan penjuru.
“Batu apa?” Para Naga bertanya ramai-ramai. Rasa ingin tahu tidak hanya membunuh kucing, tapi juga bisa membunuh naga. Untuk mengetahui sebab-akibat kejadian tadi, para Naga yang tamak ini bahkan sementara menahan keinginan untuk membagi patung kristal, formasi teleportasi kristal, dan Kristal Perisai di luar kota.
“Trezeguet, bagaimana situasi di Feilengcui dan Lembah Lupa?” Murinio menerima cincin ruang yang diberikan Eto'o, mengangguk permintaan maaf ke para Naga, lalu bertanya tentang situasi pertempuran di dua garis depan lainnya.
“Hehe... Junshang, kenapa Anda sama seperti perwira penghubung di Feilengcui yang terus bertanya situasi setiap saat?” Kepala suku Medusa Trezeguet tersengal-sengal menjulurkan lidahnya - jarang makhluk berdarah dingin bisa sebersemangat ini: “Situasinya sangat bagus! Lembah Lupa masih sepi, tapi Feilengcui sudah mulai pertempuran. Paduka Liu Zhenhan masih garang seperti biasa, langsung menghabisi 50 ekor ksatria bersayap putih bangsa iblis!”
Tanpa ada teriakan kagum maupun pertanyaan, di mata para pahlawan Kota Caiyu, prestasi perang seperti ini dari Shaman Divine Comedy tidak dianggap berlebihan.
“Kali ini tiga dunia Iblis Laut benar-benar tumbang di tangan 'Model Ruyun'. Andai saja mereka mengerahkan kekuatan terbaiknya untuk bertarung habis-habisan, pasti tidak akan terpuruk dalam situasi canggung seperti ini yang justru menjadi bumerang.” Seekor Naga Pelangi menghela napas, nada suaranya penuh penyesalan yang tak tersembunyi: “Dengan komposisi pasukan Bangsa Iblis Laut yang baru saja kita lihat, sebenarnya Aiqin pun tidak punya peluang menang besar...”
“Saudara-saudara naga, Richard adalah entitas kuat yang menguasai sihir nyawa. Siapa pun yang bertarung frontal dengannya dalam kondisi normal harus siap menanggung kerugian besar.” Rundstedt tersenyum: “Struktur kekuatan internal tiga dunia Iblis Laut sangat kompleks. Jika masing-masing pihak hanya ingin menyimpan kekuatan dan tidak mau memimpin serangan depan, maka hanya jalan konspirasi yang tersisa.”
“Intinya semua tahu Paduka Richard berani mempertaruhkan nyawa. Wajar jika para agresor khawatir merusak guci saat mengusir tikus - mereka perlu menyisakan kekuatan sebagai kartu lawan untuk berebut Aiqin nanti.” Adipati Tua Brückner berbicara blak-blakan: “Hehe... Tanpa daya gentar Shaman Divine Comedy, para ahli kuat dari tiga dunia Iblis Laut pasti tidak akan main konspirasi. Jadi kita harus berterima kasih pada Yang Mulia. Tanpa dia, tidak akan ada kesempatan bagi kita untuk menghancurkan lawan secara menyeluruh seperti sekarang!”
“Apa yang sebenarnya terjadi tadi?” Naga Sihir Tanaman Klarnioti yang sarangnya berada di Pegunungan Kaiserslautern, Hutan Salib Selatan menyela: “Dua Yang Mulia Jose, jangan main teka-teki lagi. Sebagai penduduk asli Bintang Salib Selatan, aku tahu tentang kabut kristal di Lembah Hui Feng. Jangan-jangan kalian...”
“Kabut tadi memang kabut kristal dari Lembah Hui Feng.” Murinio menggoyangkan cincin ruang di tangannya: “Di dalam sini penuh dengan Batu Kabut yang diambil dari Lembah Hui Feng.”
“Batu Kabut terlihat sama seperti batu biasa, tapi kabut di Lembah Hui Feng setiap senja sepenuhnya bergantung padanya!”
“Satu Batu Kabut seberat 400-500 pon bisa menghasilkan kabut yang mencakup area sekitar satu kilometer persegi.”
“Baru empat hari lalu aku selesai mengumpulkan semua Batu Kabut di Lembah Hui Feng. Tidak banyak, total sekitar tiga puluh lebih. Kuduga hari baik untuk mendaki Gunung Suci Jieqiu ini tidak akan tenang, dan terbukti benar.”
“Posisi penempatan Batu Kabut di sekitar Kota Caiyu juga sudah kamu survei sebelumnya, bukan? Tak ada yang memperhatikan batu di tanah, seperti tak ada yang mempedulikan kabut.” Rundstedt menggaruk dagu halusnya yang sempurna, memuji: “Es setebal tiga chi tidak terbentuk dalam sehari. Pasti Anda sudah mempersiapkan ini sejak lama.”
"Begitu kabar tentang pasukan Elf Jatuh yang punah seluruhnya di ‘Lembah Hui Feng’ tersebar di mana-mana, aku langsung punya ide ini. Awalnya ingin pakai 'Batu Kabut' untuk bom udara, misalnya dijatuhkan ke perkemahan musim saat senja... Tapi khawatir angin di padang gurun terlalu kencang, bisa menghilangkan kabut kristal. Jadi ragu-ragu terus. Belum sempat putuskan, Angkatan Udara Feilengcui sudah mengusir agresor dengan ledakan." Imam Utama Angsa meniup kacamata hitamnya, berkata setengah hati: "Untung tertunda, kalau tidak, dengan apa aku bisa pertahankan Kota Caiyu sekarang? Aku tahu Kota Caiyu tak sebanding Feilengcui, juga tahu banyak Bimon yang membicaraiku di belakang sebagai sosok kuno yang sombong dan tak tahu diri. Tapi semakin mereka bicara, semakin aku enggan menjelaskan!"
"Bukan cuma masalah gengsi. Dari sudut pandang kami, Kota Caiyu memang tak boleh ditelantarkan!" Adipati Tua Brückner menambahkan ucapan anaknya yang terpotong: "Dari Puncak Tanggula di sini, ada beberapa jalur gletser yang bisa memutar ke padang gurun utara. Kota Caiyu adalah tanah apanase kami bangsa angsa. Bagaimana jika mundur tanpa perlawanan malah menimbulkan bencana? Siapa sangka Bangsa Iblis hari ini bisa menembus pertahanan Sungai Sanggan dengan lingkaran sihir dehidrasi bangsa landak laut?"
"Yang Mulia Hosea! Ramuan yang barusan kami minum..." Dua Naga Pelangi buru-buru bertanya kepada dua pemimpin angsa: "Apakah obat khusus untuk menganalisis efek kabut kristal?"
“Itu adalah ramuan yang dibuat dari sari tanaman ‘semanggi’ di ‘Lembah Hui Feng’. Meski efeknya hanya bertahan satu siang-malam, tapi cukup untuk persiapan dadakan. Seperti kata peribahasa, ada yang bisa mengalahkan yang lain, tanaman semanggi di Lembah Hui Feng tumbuh subur seperti semanggi di Padang Liar Kuno.” Kedua ayah-anak keluarga Hosea saling bertukar senyum: “Untung kami mempersiapkan sejak awal. Kalau baru mempersiapkan sekarang, mungkin tanaman ‘semanggi’ itu sudah layu.”
Para naga saling memuji kearifan Murinio yang telah mempersiapkan sejak dini. Bagaimanapun juga, kekuatan bersenjata Kota Caiyu sekarang sudah lebih dari sepuluh ribu. Sekalipun satu orang hanya membutuhkan satu ons ramuan, akumulasi totalnya tetap angka yang tidak kecil.
“Lembah Hui Feng” hanya aman dikunjungi setelah matahari sudah tinggi. Penelitian, pemotongan rumput, pembuatan obat, dan uji klinis semuanya membutuhkan dedikasi dan waktu yang besar.
“Hanya punya kabut kristal dan penawarnya saja masih belum cukup…” Naga tanaman Karaniotti menggelengkan kepala naga besarnya seperti mainan drum berputar, masih ada keraguan: “Sekalipun para agresor baru saja terpapar atau menghirup kabut kristal, efeknya baru akan bekerja setelah terkena sinar matahari sehari penuh.”
“Rahasinya ada pada kilatan cahaya tadi.” Kata Rundstedt.
"Begini ceritanya." Murinio tersenyum pada Meishuai, menunjuk ke posisi ketapel di pusat kota, lalu ke jalur gua yang dibuka di tebing salju belakang kota. Di tempat-tempat ini terpasang ketapel berpegas raksasa produksi Naga Laut.
"Saat gelombang elemen musuh berkumpul dalam kekacauan, Burung Ajaib memerintahkan kalian menutup mata dan segera menyuruh ketapel-ketapel itu melontarkan peluru keranjang sesuai koordinat tembak yang telah ditetapkan." Adipati Tua Brückner memeluk Ershao dan Sanshao dengan bangga: "Selain diisi batu bata tanah merah, peluru ini juga mengandung lebih dari 500 Batu Bulan, bubuk magnesium pembakar mutiara Mary Kay, arang pekat, dan bahan peledak penyebab kilatan cahaya."
Batu Bulan adalah harta karun khusus bangsa Elf. Meriam cahaya Feilengcui menggunakannya sebagai sumber cahaya, Shaman Divine Comedy juga pernah menggunakannya dalam "Ritual Bayangan Bulan Guanghan" yang menyatakan ke seluruh dunia, membuatnya termasyhur. Seperti diketahui umum, begitu bertemu api, Batu Bulan langsung menyala dengan cahaya menyilaukan. Lebih dari 10.000 tahun lalu, meski Dark Elf yang takut cahaya memiliki kekuatan tempur lebih ganas, terpaksa masuk sangkar bawah tanah setelah diancam Elf tertib akan membakar Batu Bulan.
Lima ratus lebih Batu Bulan yang sangat berharga dibakar begitu saja, mungkin hanya Murinio yang didukung Elf Bulan yang bisa melakukan ini dengan santai.
Naga tidak bodoh, setelah penjelasan adipati tua ini, mereka mulai menyusun teka-teki dan menemukan Jawaban.
Jelas bahwa kabut kristal bisa bekerja dalam tubuh daging-darah harus mencapai titik kritis radiasi cahaya tertentu.
Sinar matahari biasa terlalu lembut, sehingga perlu waktu sehari penuh.
Batu Bulan dan bubuk magnesium mutiara Meilinkai, begitu bertemu api akan memancarkan cahaya kuat ratusan kali lipat. Cahaya ganda ini dalam jangkauan tertentu jelas melebihi titik kritis radiasi kabut kristal, mengaktifkan kristalisasi.
Kota Caiyu memiliki 300 ketapel siap tempur. Sekali tembak bisa melontarkan 300 peluru keranjang. Menurut tradisi Bimon, keranjang ini pasti akan hancur di udara. Artinya, pasukan iblis dalam kabut itu dihujani 30.000 batu bata merah besar dan 500 Batu Bulan kilat.
Dicegat? Hehe... Baik dicegat maupun tidak, peluru kilat tetap akan menyala.
Cahaya bersifat menembus, apalagi kecepatannya setara kecepatan cahaya...
Ini bukan sihir, ini murni konversi energi. Fisik sekuat apapun tetap sama.
Makhluk-makhluk bangsa iblis ini bukan hantu, mereka memiliki tubuh daging-darah. Kabut kristal tidak peduli apakah kau makhluk super atau ahli Jalan Tertinggi, selama fisikmu memenuhi syarat, terkristalisasi tanpa ampun!
Sekelompok Naga memandang langit dengan putus asa.
Ucapan Hosea dan ayahnya terdengar sederhana, namun jika dipikir lebih dalam, betapa rumit dan sulitnya menyusun strategi ini!
Murinio sendiri mengakui, "Batu Kabut" tidak berbeda tampilan dengan batu biasa. Di Lembah Hui Feng yang luas itu, mencari puluhan "Batu Kabut" bagai mencari jarum dalam jerami, bukan?
Menemukan "Batu Kabut" saja tidak cukup! Masih harus meneliti penawarnya tanpa referensi apa pun, bukankah itu seperti orang buta meraba jalan?
Bahkan dengan penawar pun masih belum cukup! Harus meneliti rasio kristalisasi dan intensitas cahaya. Berapa nyawa yang harus dikorbankan, berapa buah Batu Bulan dan bubuk magnesium mutiara Mary Kay dibutuhkan untuk data akurat?
Singkatnya, untuk mewujudkan strategi ini dibutuhkan: visi Kurcaci kelas atas, kemampuan biarawan ahli obat tingkat dewa, dan kekayaan berlimpah. Murinio sendiri mengaku baru mulai meneliti rahasia kabut kristal setelah pasukan Elf Jatuh kalah di Lembah Hui Feng. Hanya dalam sekitar setengah tahun, penelitian yang biasanya membutuhkan delapan kehidupan manusia, berhasil diselesaikan oleh mantan Pendeta yang awam ini?
“Baiklah!” Imam Utama Angsa menepuk-nepuk tangan: “Anak buahku akan tinggal untuk membersihkan medan perang. Kita bagi menjadi dua gelombang. Aku akan pimpin satu gelombang ke Lembah Lupa. Siapa yang mau pergi mendukung Feilengcui?”
Usulan ini sempat membuat suasana canggung, karena Naga Aigean semuanya terdiam membeku.
“Latihan sepuluh tahun di bawah panggung, pertunjukan sepuluh menit di atas panggung?” Setelah lama terdiam, dua Naga Pelangi akhirnya melontarkan kalimat penuh amarah: “Jancuk! Siapa yang berani bilang kalimat itu lagi, kubur mulutnya sampai babak belur!”
“Jangan menganggapku terlalu jahat. Aku adalah seorang Pendeta. Bidang keahlianku mempelajari lagu perang! Beda bidang seperti dipisahkan gunung. Mencapai prestasi di satu bidang saja sudah layak bangga, apalagi melintasi berbagai disiplin ilmu?” Murinio tertawa melihat luapan frustrasi mereka. Dengan gerakan tangan, ia mengeluarkan patung batu dari cincin ruang: “Ini! Rahasia kabut kristal bisa kuretas berkat ‘Cermin Ajaib’ ini!”
Gemerisik!
Ribuan pandangan tertuju pada “Cermin Ajaib” tersebut.
Ini adalah cermin hias berbentuk oval dengan platform awan dari batu tak dikenal. Alasnya berbentuk delapan kelopak teratai, dihiasi garis-garis indah dan tonjolan kecil hitam seperti biji wijen. Permukaan kacanya diasah sangat halus, lembut seperti lemak.
Dua Naga Peri tak tahan mengusap permukaan cermin. Hasilnya, sentuhan mereka memancarkan aura merah menyala yang membuat mereka kaget.
"Hoho... Banyak sekali kehidupan karbon di sini!" Gelombang mental menyebar dari Cermin Ajaib, penuh kegembiraan yang tercampur keheranan.
"Bagaimana mungkin batu punya kemampuan komunikasi mental?" Dua Naga Peri wajah mereka pucat ketakutan, langsung bersembunyi di belakang Imam Utama Angsa sambil mencengkeram erat lengan Murinio, bertanya penuh curiga: "Ini monster apa sebenarnya?"
"Kurang pengetahuan! Pantas saja peradaban kalian kehidupan karbon kalah maju dibanding ciptaan kehidupan silikon." Cermin Ajaib mencibir dengan merendahkan naga yang dianggapnya bodoh: "Satu-satunya kelebihan kalian cuma sedikit trik dalam pengaturan elemen."
"Kehidupan silikon yang dimaksud Cermin adalah bentuk kehidupan berevolusi dari mineral, makhluk itulah yang menciptakannya di masa lampau." Imam Utama Angsa menenangkan bangsa naga dengan gerakan tangan turun: "Meski aku tak bisa memverifikasi kebenaran cerita Cermin, tapi pengetahuannya memang sangat luas. Beri saja referensi konkret, selain pengetahuan elemen, tidak ada yang tak bisa ia analisis! Cakupan pencariannya juga luar biasa besar, jutaan kali lebih kuat dari sihir deteksi terhebat di Benua Aigean!"
"Apa Tuan menggunakan ini untuk menemukan 'Batu Kabut' di antara jutaan batu di Lembah Hui Feng? Untuk mencari tanaman miédié? Untuk menemukan cara mengkristal?" Rundstedt bertanya dengan nada tak percaya.
"Fotosintesis sederhana saja! Batu jenis itu dalam lingkungan dengan konsentrasi ultraviolet tidak mencukupi, begitu kontak dengan udara akan menghasilkan..." Cermin Ajaib terus mengoceh dengan istilah-istilah tak dimengerti, membuat sang Naga pusing tujuh keliling.
Rundstedt memandang Murinio dengan tatapan penuh makna, semua tersirat tanpa kata.
Dulu mungkin cermin ini tidak berguna, tapi setelah Richard membawa senjata energi ke Aiqin, benda ini jadi sangat berharga. Kaca tembaga, logam awan petir, logam Isidintin semuanya adalah paduan alami. Jika bisa meminjam satu sebagai referensi, buat apa ahli alkemi menghabiskan waktu untuk eksperimen? Cukup analisis cermin ini, rasio logam dan suhu peleburan langsung ketahuan.
Untung benda ini tidak mengerti rahasia kekuatan elemen. Rundstedt diam-diam bersyukur.
"Kalian makhluk berbasis karbon disebut Naga ya? Menurutku postur kalian kurang standar, terutama sayap daging itu, sangat tidak memenuhi Rasio Simetri Emas aerodinamika..." Cermin Ajaib bagai wanita menopause, terus mengkritik konstruksi tubuh Naga setelah menilai "Batu Kabut".
"Jancuk..." beberapa Naga geram dengan kesombongan cermin itu: "Kamu cuma mainan yang bisa analisis struktur benda atau cari barang sejenis kalau ada contoh, sok apaan?!"
“Makhluk karbon, jangan anggap kebodohan sebagai kepribadian!” Cermin Ajaib menggeretakkan gigi dengan gelombang telepati yang menusuk: "Dibandingkan makhluk sejenis, tak heran kalian kekurangan otak biner. Imut tapi tolol."
“Cermin Ajaib yang suka membual, kuuji kau sekarang. Bukannya kau ahli dalam deteksi luas dan analisis? Coba tebak, siapa yang fisiknya terkuat di sini?” Seekor Naga Pelangi menggoda Cermin Ajaib seperti mengolok anak kecil. Dengan sengaja ia mengubah tubuhnya menjadi termetalurgi sepenuhnya.
“Wah—Nyawa yang perkasa! Tubuhmu tiba-tiba berubah dari karbohidrat jadi logam titanium pseudo!” Cermin Ajaib menjawab: “Hei, lihat ke selatan. Ada lima yang lebih ganas darimu di sana.”
Ribuan pasang mata berbalik refleks ke langit hitam di selatan. Persis ketika para naga hendak mengejek Cermin Ajaib karena tak melihat apa-apa, lima siluet hitam muncul tiba-tiba di bawah sinar bulan.
Sesaat kemudian, dua sosok lagi muncul di langit barat Kota Caiyu. Satu membungkuk, satu anggun.
※※※
Yingelieqibao terbang menuju Kota Caiyu yang berpendar-pendar dengan empat ekor Naga Underworld berbaju zirah, gerahamnya berderik-derek.
Andai tak segera kabur tadi, baik cahaya menyilaukan maupun kabut kristal bisa merenggut nyawa mereka. Sempat mengira malam di Aiqin aman bagi makhluk Dunia Arwah, siapa sangka nyaris terjebak dan membuat kecerobohan fatal.
"Masih trauma!" Ratu Jiabao dan Master Warner Riberi diam-diam merasa lega. Mereka bersyukur karena mempelajari Sihir Arkan Tongyou yang ahli dalam teleportasi jarak jauh. Jika bukan karena kewaspadaan mereka terhadap bahaya maut dan ketegasan dalam mengambil keputusan, mungkin nyawa mereka sudah melayang malam ini.
Melihat patung kristal yang menyayat hati di bawah dari ketinggian, Ratu Lich dan Master Sihir Arkan "Bulu Babi" dilanda kepedihan. Terutama Yang Mulia Jiabao, baru saja menerima pukulan berat melalui tulangkomunikasi - Ya Tuhan! Pasukan Ksatria Bersayap Putih punah seluruhnya! Jiabao tidak berani memberitahu Monroe tentang kejadian di Kota Caiyu, khawatir gadis muda itu akan mengalami breakdown.
Setelah mengalokasikan semua pasukan bantuan ke Feilengcui, Jiabao bersumpah akan membantai semua ras Bimon di Kota Caiyu!
Begitu melihat beberapa orang bermusuhan muncul di jalur awan, para pejuang Kota Caiyu sempat agak linglung.
Apakah ada musuh yang lolos melalui teleportasi kilat? Tidak mungkin! Secepat itu kah mereka bertindak licik?
"Bersiap tempur!" Murinio segera menyimpan Cermin Ajaib, mengangkat dua kecapi tujuh senar yang bertatahkan mutiara hitam ke atas meja di benteng kota.
“Teriakan ini juga membuat Naga Aigean tersadar. Sesuai instruksi sebelumnya dari Shaman Divine Comedy tentang sistem tiga-tiga, setiap tiga unit membentuk tim tempur lalu 'syuut-syuut-syuut' melesat ke langit.”
“Ge beng～ge beng～”
Suara menggeretak busur silang yang dipasang bergema di benteng. Pemanah, penyihir, dan iblis harpa di atas tembok mengeluarkan kembali tongkat sihir, kecapi tujuh senar, dan panah. Pohon Perang melepaskan durian berduri raksasa dan daun mawar besar. Pemanah manusia naga dan prajurit raksasa setia berjaga mengelilingi tuan tanah mereka, waspada memandang musuh yang semakin mendekat di langit.
Kekuatan Kota Caiyu saat ini sangat tangguh. Selain dua Naga Darah dan empat Naga yang hilang dalam serangan tiba-tiba pertama, masih ada 50 Naga Aigean, empat Naga Darah, seorang Adipati Vampir, dan sepuluh Monster Tingkat Super.
65VS7？
Dengan keunggulan hampir sepuluh kali lipat, tak ada alasan bagi Kota Caiyu untuk bermain aman dalam pertempuran ini!
Sebagai tuan rumah, pasukan inti Caiyu bergerak paling cepat: Anjing Laut Kutub Biru Dalam, Kerang Kaisar, Singa Raksasa Nemea, Burung Liverpool, Phoenix Jingwei, Harimau Putih Bulan, Phoenix Api, Phoenix Es, dan Binatang Tanpa Wajah Tundra - semua menyerbu Panglima Tertinggi Dunia Arwah. Naga Darah dan Adipati Vampir langsung menuju Ratu Lich dan Master Sihir Arkan Wana. Di belakang dua kelompok ini, mengikuti puluhan Naga Aigean yang memadati langit.
Jauh di luar jangkauan semua penyerang, Yingelieqibao merapatkan kedua tangan dan mulai melantunkan mantra misterius. Seiring naiknya skala nada, aliran udara yang melintas mulai melambat secara kasat mata. Seluruh alam semesta terjebak dalam kelambanan, langit tiba-tiba terasa merendah dalam persepsi indra, seolah ruang-waktu memasuki era baru.
Dari belakang Yingelieqibao muncul diam-diam makhluk kecil hitam berkeriput dengan sayap di rusuk. Monster jelek ini memancarkan kekuatan primordial magis yang sangat murni, memiliki gelombang irama elemen yang hampir identik dengan pelayan darah Guo Guo.
Setiap kali Panglima Besar Pertama Dunia Arwah mengucapkan satu nada mantra, kedua tangannya yang merapat perlahan meregang. Saat dia melantunkan nama sejati "Hergonist", sebuah pedang raksasa emas telah tergenggam di tangannya.
Bilah pedang emas ini dihiasi duri emas bergaya kuno, dengan buah emas mengkristal di ujungnya. Pedang ini memancarkan kilau keemasan yang megah. Yang lebih mencolok adalah kekuatan negatif yang melekat padanya.
Kelemahan, kelelahan, penuaan...
Kelambanan, haus darah, keganasan...
Gravitasi, Kongju, halusinasi...
Penetrasi armor, pembelahan, pemakan jiwa...
Ini jelas adalah Pedang Kutukan Emas yang termasyhur dalam sejarah Aiqin!
Menurut Alkitab pencerahan Gereja Saint Paul, ketika Dewa Tertinggi Santo Paulus pertama kali berkhotbah dan mengajar murid-murid di bumi, mahkota duri yang dibuat tentara barbar dari tanaman merambat pernah menusuk dahinya. Duri emas yang melilit pedang terkutuk inilah senjata pembunuh yang telah ternoda darah suci Santo Paulus!
Mustahil menggambarkan kecepatan seberkas cahaya emas yang melesat di udara. Saat tangan Yingelieqibao menunjuk ke binatang tanpa wajah raksasa tundra, pedang terkutuk emas "Hergonist" telah membelah binatang itu bersama Ksatria Tuskarl menjadi dua bagian sempurna!
Bukan karena pahlawan Aiqin tidak ingin menghalangi bilah legendaris ini dengan sihir, tapi kecepatan pemanggilan mantra Panglima Besar Pertama Dunia Arwah sungguh luar biasa. Dalam sekejap pikiran, serangan mematikan telah terjadi!
Pada saat yang sama, monster kecil berbulu hitam berkeriput dengan sayap di rusuk di samping penguasa Sungai Jiwa melemparkan berkas cahaya emas yang menembus Phoenix Aiqin yang sedang menyerang bersama pemburu Elf, gelombang darah menyembur bak hujan deras.
Hanya dengan sekali serangan, Panglima Besar Pertama Dunia Arwah telah membunyikan lonceng kematian bagi semua ksatria sejati Aiqin dengan kekuatan absolutnya!
"Pemanggilan Pedang Legendaris" yang diakui berbagai tingkat dimensi sebagai kemampuan serangan magis terkuat di dunia, masakan tanpa alasan? Ini adalah sihir ruang tingkat tinggi yang memanggil pedang perang setingkat artefak legendaris dari dimensi berbeda, mengkombinasikan puncak kemampuan fisik dan magis dalam satu kesatuan!
Para ahli Aiqin yang pernah berinteraksi dengan Kekaisaran Tang Zang kini menyadari. Yingelieqibao bukan hanya kemampuan serangan magisnya melebihi Santo, bahkan pencapaian sihirnya juga melampaui Santo! Meskipun elemental-nya hanya satu, setara dengan "Kumis Penyambut Tamu" Xianshi Gongbao Tang Zang, namun penguasa Sungai Jiwa Dunia Arwah ini mencapai level sekarang melalui kultivasi bertahap, sama sekali berbeda dengan Guo Guo dan Liu Zhenhan si "buta sihir" yang melompati Gerbang naga secara instan!
"Suweite!" Setelah melepaskan Pedang Kutukan Emas, Yingelieqibao kembali melantunkan nama sejati, kedua telapak tangan yang menyatu menarik gelombang elemen perak berkilauan. Di bawah sinar bulan yang berkilauan, pedang perang belah ketupat berbalut api telah terbentuk kembali.
Pada pedang api belah ketupat ini, elemental elemen api tertawa riang seperti gemerincing lonceng perak. Gelombang elemen sebesar Gunung yang runtuh membuat ruang hampir breakdown.
Dua kilatan merah melesat di udara, Kerang Kaisar dan Singa Raksasa Nemea berubah menjadi dua bola api.
Kecepatan tembak yang sama-sama tak tertandingi, kekuatan serangan yang sama-sama mengerikan!
Setiap pedang legendaris adalah unik, mustahil ada dua yang muncul bersamaan. Pasti ada selang waktu antara serangan Yingelieqibao dengan elemental-nya, namun kecepatan mereka begitu ekstrim hingga terlihat seperti serangan simultan dengan frekuensi identik!
Dibandingkan dengan elemental milik Penyihir Santo Pu Guo Guo yang hanya bisa melepaskan panah darah dan roda darah bulan, elemental Yingelieqibao baru pantas menyandang sebutan "kuat" ini!
Apakah ini kekuatan sejati Penyihir Santo Pu? Para pahlawan Aiqin yang tertipu oleh Liu Zhenhan dan Guo Guo seperti tersadar dari mimpi.
Apa arti selisih satu tingkat bagai langit dan bumi?
Inilah jawabannya!
Dibandingkan sihir Master Santo Ajaib, mantra Panglima Tertinggi Dunia Arwah jelas lebih menggetarkan!
"Pedang legenda tadi bernama 'Api Suweit', konon pernah membunuh Dewa Kemakmuran Frey di dimensi astral." Panglima Besar Pertama Dunia Arwah menghentikan laju, tersenyum kejam bersama empat Naga Underworld berzirah: "Sekarang giliran 'Grandel' yang telah menumpas ribuan Titan!"
Sambil berbicara, Yingelieqibao terus bergerak. Kedua tangannya merentang perlahan, memunculkan pedang berpola indah dengan gagang pedang berbentuk cincin ular. Bilah biru pekatnya berkilau seperti air raksa, menetes-netes di udara bagai kunang-kunang yang menari-nari ditiup angin.
Sihir yang dilepaskan lebih awal pun tak mampu menyelamatkan Anjing Laut Kutub Biru Dalam dan Burung Liverpool yang berubah menjadi hujan meteor. Dalam sekejap, enam ekor Monster Tingkat Super telah tewas di bawah serangan "Pemanggilan Pedang Legendaris"!
Bilah terkenal tingkat Artefak legendaris yang luar biasa kuat ditambah akselerasi ruang yang mengerikan, membuat pahlawan Aiqin hampir tak bisa melawan.
Pada saat yang sama, Ratu Jiabao dan Master Ribery baru saja memulai pertarungan dengan ahli-ahli Aiqin.
Sebuah kubah telur berkilau perak dalam kegelapan menyelimuti bumi, Master Warner Ribery yang setara level Santo Aiqin melepaskan wilayah kekuasaannya di momen paling tepat - "Bidang Kaleidoskop Elemen"!
Bidang Santo adalah pelarangan sihir, bidang Raja Lich adalah pemakan sihir, sementara bidang khas Master Arkan Warner dari bangsa iblis laut adalah pengacau sihir!
Jari Pembalik Elemen adalah keahlian bawaan Naga Peri Aiqin, tapi hanya efektif dalam 50 yard. Sedangkan "Bidang Kaleidoskop" Master Warner bisa mengganggu seluruh frekuensi! Dalam kubah wilayah ini, kekuatan elemen akan terganggu parah. Ahli sekuat apapun jika gagal menahan gangguan saat mempersiapkan sihir, akan memicu pembalikan elemen yang mengerikan!
Sebagai analogi kasar: Jika Jari Pembalik Elemen Naga Peri ibarat memperkosa, maka Bidang Kaleidoskop Master Warner seperti rayuan berbahaya - konsekuensinya sama-sama fatal.
Master Ribery memilih momen pelepasan bidang dengan sangat presisi. Baru ketika pahlawan Aiqin memasuki jarak tembak dan mulai mengaktifkan sihir, tiba-tiba ia memuntahkan kekuatan wilayahnya ke atas hutan pinus!
Setidaknya sepuluh ekor naga mengalami gangguan sihir dari wilayah kekusaan kaleidoskop pada saat itu, memicu pembalikan elemen internal mereka sendiri, meledak menjadi kembang api yang cemerlang di langit malam! Dari sini terlihat betapa luar biasanya kemampuan manipulasi arkan Master Libenri, serta ketajaman dalam membaca momen tempur dan pengalaman bertarungnya yang sangat matang!
Ratu Lich tidak bertindak langsung. Ia hanya menganugerahkan "Perisai Vortex Dimensi" kepada Pengawal Bayangan. Pengkhianat bayangan hitam pekat itu bersama dua pengikutnya (seekor naga dan harimau) langsung menghantam dua ekor naga dan menyobek-nyobek hidup-hidup seekor Naga Darah dalam pertemuan pertama! Kekuatan mengerikan yang dipadukan dengan Pedang Perang Hitam Mutiara membuat tengkorak naga rapuh seperti mentega di bawah pisau makan! "Perisai Vortex Dimensi" dengan kemampuan pertahanan magis super kuat membuat Pengawal Bayangan bagai kereta perang berzirah baja yang menerjang tanpa ampun!
Inilah ahli kuat puncak sejati!
Kekuatan sejati terlihat jelas seperti garis pembatas di sini: Kekuatan wilayah kekuasaan Master Hana si Bulu Babi, trik licik Ratu Jiabao, keganasan bayangan Liu Zhenhan, serta kedalaman yang tak terukur dari Panglima Besar Pertama Dunia Arwah — ia bahkan tidak menggunakan wilayah kekuasaannya, belum lagi mengerahkan empat anak buah Naga Underworld. Hanya dengan kekuatan sendiri, ia membunuh enam makhluk Tingkat Super secepat kilat yang tak sempat mencuri lonceng!
Dua kubah wilayah kekuasaan berbentuk telur menutup rapat, sementara serangan balik para pahlawan Kota Caiyu pun dimulai dengan epik yang mengharukan.
※※※
『Menjelaskan dua masalah yang membingungkan sebagian pembaca dalam ulasan buku.
1.Wanita batu: Perempuan yang terlahir tanpa vagina.
2.Mengapa bangsa iblis laut menginvasi Aiqin: Ini sama prinsipnya dengan alasan sejarah Jepang selalu bermusuhan dengan Tiongkok dan Korea - tekanan untuk bertahan hidup. Bila tidak punya kemampuan, tidak masalah. Begitu punya kekuatan, wajar jika ingin mengembang.
Omong-omong, saya hanya bilang Meishuai yang melepas kain penutup kepala mumi terlihat seperti perempuan, pernahkah saya menyebutnya wanita? Sepertinya tidak...』
Bab 704 Meremehkan Pendeta = Mencari Mati Sendiri
Kubah telur putih salju berasal dari Tang Beierjina.
Dengan memanfaatkan medan salju Pegunungan Himalaya Taymur, "Wilayah Embun Beku" khas Phoenix Es mendapatkan peningkatan besar pada efek pembekuan magis. Sejak kemunculan "Wilayah Embun Beku", para ahli di dalam kubah langsung mengalami penyumbatan kekuatan magis masif. Kekuatan elemen yang sebelumnya mengalir halus seperti awan tiba-tiba berubah menjadi gir yang macet, pergerakannya mulai tersendat.
Kubah telur ungu tua adalah persembahan tulus Adipati Bangsa Vampir, Crozier.
"Wilayah Taruhan Darah" ini merupakan perwujudan ultimat sihir darah. Begitu ada luka terbuka di permukaan tubuh di dalam kubah wilayah ini, seluruh darah dalam tubuh akan berubah menjadi gunung berapi yang meletus.
Sejujurnya, wilayah ini lebih mirip arena taruhan nyata sekali pakai.
Ini sangat sesuai dengan karakteristik sihir dekaden: Ekstrem!
Bukan hanya Phoenix Es dan Adipati Bangsa Darah yang memanggil wilayah kekuasaan, Naga Emas tingkat lima terkuat di antara Naga Aigean, Kranioti yang dijuluki "Naga Langit" juga bersiap melepaskan "Wilayah Guntur Agung".
Jika "Wilayah Guntur Agung" berhasil menyelimuti bumi, para ahli kuat di bawah kanopi langit harus ekstra hati-hati dalam mengucapkan mantra dan bertempur. Di wilayah ini, gerakan berlebihan bisa memicu "Badai Elektrostatik Plasma" – baik saat berdoa maupun bertarung, tiba-tiba tersengat listrik jutaan volt di bagian tubuh jelas bukan hal menyenangkan.
Namun sayangnya, Kranioti si Naga Emas berkepala tiga itu mati.
Persis saat hendak melepaskan wilayah kekuasaannya, "Wilayah Kaleidoskop" yang muncul sedikit lebih dini mengganggunya dengan gelombang penuh – akibat langsung pembalikan elemen membuat Kranioti meledak menjadi bola kilat.
Sebenarnya dengan kekuatan "Naga Langit" yang luar biasa, asal bisa menenangkan diri dan mengeluarkan 100% kemampuannya, "Wilayah Kaleidoskop" belum tentu bisa menggangu ritualnya. Tapi kemampuan Haidang Warneriberi dalam memilih waktu benar-benar luar biasa!
Saat itu Kranioti sudah mengucapkan nada penutup mantra, hanya sehelai jarak dari kesuksesan memanggil wilayah. Kewaspadaan yang mengendur dan kemunculan tiba-tiba "Wilayah Kaleidoskop" menjadi dua pembunuhnya.
Inilah pertarungan sesungguhnya antar ahli sejati!
Siapa telur siapa batu, hasilnya akan langsung terlihat begitu keduanya bertabrakan!
Jika mengesampingkan persoalan moral baik-jahat dari posisi masing-masing, Master Warner si Bulu Babi memang telah mencapai tingkat ketepatan waktu serangan yang setara dengan Santo Aigean Puskás di masa kejayaannya! Dulu di Kota Gallimard, Lao Pu dengan mudah menghadapi Ahong Kitab Suci Manali menggunakan "Perisai CO₂", memanfaatkan momen kritis saat mantra lawan hampir rampung dan kewaspadaannya mengendur — momen yang hanya bisa ditangkap oleh penyihir puncak dengan pencapaian spiritual tertinggi!
Pertempuran berdarah nan kejam masih terus berlangsung.
"Wilayah Kaleidoskop" membuat semua ahli siaga maksimal, ini bukan wilayah pasukan dadakan melainkan wilayah Master level saint! Sepuluh ekor Naga yang terkena pembalikan elemen menjadi bukti nyata. Meski prestasi ini lebih karena insting pertempuran Master Ribéry ketimbang kekuatan wilayah, namun kekuatan wilayah level saint sudah tak perlu diragukan lagi.
Dengan efek beku "Wilayah Embun Beku" dan efek mematikan "Wilayah Permainan Darah" yang langsung membunuh saat terluka, para ahli Aiqin hanya terdiam sejenak sebelum serentak memilih taktik pertarungan tangan kosong paling dasar!
Maju menyerang!
Menggunakan cakar, menggunakan taring, menggunakan benturan, menggunakan injakan, menggunakan setiap bagian tubuh mereka sebagai senjata!
Dengan keberadaan "Bidang Permainan Darah", selama permukaan tubuh lawan terluka sedikit, kekuatan wilayah akan menyedotnya menjadi mumi!
Alasan ini disebut sebagai serangan balik heroik adalah karena meski dengan bantuan dua wilayah kekuasaan, pertempuran tetap sepihak.
Kuantitas pada akhirnya tak bisa menggantikan kualitas.
Dari tingkat sihir, baik Penguasa Dunia Arwah maupun Penguasa Dunia Iblis setidaknya dua tingkat lebih tinggi dari pahlawan Aiqin. Panglima Tertinggi Dunia Arwah Yingelieqibao bahkan tiga tingkat lebih tinggi! Archmagister juga tiga tingkat di atas penyihir menengah. Bayangkan, apa jadinya puluhan penyihir menengah melawan Archmagister?
Kebetulan yang serupa, Raja Dimensi Astral Darisandro di Feilengcui juga mengucapkan pepatah bijak yang cocok menggambarkan situasi pertempuran di Kota Caiyu: "Pada puncak sihir, selisih satu tingkat ibarat menambahkan atau mengurangi satu nol di belakang angka!"
Yingelieqibao melanjutkan dengan melantunkan nama asli "Supelringer", kedua tangannya yang bersatu menarik pedang hitam legendaris. Pedang ini berasal dari Tingkat Nibelungen yang tak dikenal di Benua Aigean, dikenal sebagai Pedang Hitam Legendaris. Setiap ahli kuat yang terbunuh akan meningkatkan kemampuan pedang ini!
“Wilayah Kaleidoskop”，，！
，Panglima Tertinggi Dunia Arwah“Pemanggilan Pedang Legendaris”naga angin，——naga angin，，，，“wilayah permainan darah”，darah！
，pahlawan Aiqin，Yingelieqibao。
Benua AigeanYingelieqibao，，Aiqin，darahnyawa。
Liu Zhenhanras nerakaHutan Salib Selatanmakhluk neraka，makhluk neraka，makhluk nerakaSanto Aiqinpertarungan tangan kosong？
Dengan logika yang sama, para pahlawan Aiqin yang pertama kali berhadapan langsung dengan panglima besar pertama Dunia Arwah dengan perbedaan tingkat kekuatan yang begitu besar, hanya menerima enam pukulan mematikan sebenarnya sudah sangat wajar; Namun setelah menyaksikan tiga kali secara berurutan dalam kondisi pandangan terbuka, jika para pahlawan Aiqin masih tidak bisa memahami struktur dasar serangan ini, maka mereka benar-benar tidak layak menyandang gelar makhluk super!
Fakta menunjukkan jelas: Alasan utama serangan "Pemanggilan Pedang Legendaris" Panglima Tertinggi Dunia Arwah begitu menggetarkan, pertama karena kecepatan pedangnya yang luar biasa cepat, disiplin ketat yang membuat para pahlawan Aiqin baik ingin mencegat maupun menghindar sama-sama kesulitan; Kedua karena elemental, setiap kali Yingelieqibao menggunakan satu mantra, elemental-nya langsung meniru persis seperti harimau mengikuti kucing, seolah-olah menjadi Panglima Dunia Arwah kedua!
Alasan ketiga paling krusial: Pedang-pedang legendaris yang digunakan Yingelieqibao semuanya adalah Artefak legendaris yang termasyhur dalam epos berbagai tingkat!
Pedang-pedang dengan efek magis unik ini adalah benda fisik yang lebih nyata dari mutiara asli. Meski pola serangannya mirip sihir, ini tidak boleh dikategorikan sebagai mantra. Bagaimana perisai pertahanan bisa menahan serangan fisik bergaya magis yang dilancarkan artefak ini? Bertahan langsung? Jangan ngibul! Jika artefak legendaris bahkan tidak bisa menembus tubuh daging-darah, pantaskah disebut senjata epos?
Tak bisa dipungkiri, "Pemanggilan Pedang Legendaris" Panglima Dunia Arwah memang layak menyandang gelar mantra serangan magis terhebat di dunia, tapi bukan tanpa kelemahan.
Begitu pedang terlepas, memang mustahil dihentikan. Tapi bagaimana jika pedang belum dilepaskan?
Saat Yingelieqibao melantunkan nama sejati pedang, gerakan tangannya masih bisa dilacak—terutama setelah kemunculan "Wilayah Frostmist" yang memperlambat gerakannya karena efek beku! Tak perlu fokus pada lintasan terbang pedang legendarisnya karena mustahil ditangkap dengan mata telanjang atau persepsi! Yang harus diperhatikan adalah gerakan tangannya—inilah teknik yang sering digunakan Shenjian Zheqin dalam pertempuran: "prediksi postur"!
Dua ekor naga angin berhasil menghindari "Pemanggilan Pedang Legendaris"!
Kematian mereka disebabkan "Wilayah Permainan Darah", dari sudut pandang pertarungan, naga angin memang lolos dari pedang legendaris dunia lain yang bisa membunuh dalam satu pukulan!
"Memang pantas disebut ahli kuat Aiqin, pemahamannya tak perlu diragukan!" Bahkan Yingelieqibao pun memuji sambil mundur sambil melantunkan nama "Frostmourne". Empat Naga Underworld berzirah melangkah maju, membentuk formasi pelindung di depannya.
Sebilah pedang kuno bergagal tanduk rusa seperti embun es mulai terbentuk di tangan Yingelieqibao. Inilah senjata jarak dekat Tuan Tanah Kematian Samuel dari dunia iblis 10.000 tahun silam. Entah terkubur di gundukan tanah atau teronggok di hutan belantara yang terlupakan, pedang legendaris ini merespons panggilan Panglima Besar Pertama Dunia Arwah, kembali memancarkan kilau sementaranya di bawah langit berbintang Aiqin.
"Harimau Putih Bulan" milik Ratu Liv terjatuh ke debu.
Lagi-lagi bayaran pelajaran yang mahal.
"Panglima Tertinggi Dunia Arwah dan elemental-nya kali ini tidak saling serang terpisah, melainkan memusatkan daya tembak ke satu target, karena para pahlawan Aiqin telah menemukan cara untuk menghindari serangan tunggal!"
Apakah mereka masih bisa menghindar di kesempatan berikutnya? Para pahlawan Aiqin sedang merenungkan masalah ini.
Langit barat juga mengucurkan darah.
"Hukum, ikat!" Master Huanar si Bulu Babi mengisi kembali kekuatan elemen dengan kristal ogus, kedua tangannya membentuk segel misterius. Saat jarinya menunjuk, seekor naga darah yang menyerbu paling cepat tiba-tiba merasa tubuhnya terbelenggu borgol tak kasat mata. Dengan raungan penuh amarah, naga itu terjatuh ke tanah bagai meteor.
"Hukum, halangi!" Saat Master Huanar menunjuk lagi, di arah yang dituju muncul dinding tak terlihat. Seekor naga darah yang tak sempat mengerem bertubrukan dengan dinding itu hingga bergemuruh. "Wilayah Pertaruhan Darah" seketika menyedot kekuatan naga hitam berkepala pecah itu hingga berubah jadi mumi!
Inilah Sihir Hukum Arkan!
Prestasi abad ini yang tak tertandingi dari bangsa iblis laut dalam penelitian sihir!
Sihir unik ini mengandalkan konsentrasi telepati penyihir. Saat Sihir Arkan dan telepati menyatu, hal yang mustahil pun menjadi nyata!
Bagaimana kekuatan tak kasat mata bisa tiba-tiba membelenggu naga darah?
Bagaimana dinding tak terlihat bisa membuat naga darah yang melaju kencang sampai kepala pecah berdarah?
Selama Master Ribéry bersikeras menganggap semua ini mungkin, sihir arkan sistem perintah akan mewujudkan keinginannya!
Sihir perintah mengadu obsesi, mengadu tekad – inilah sihir arkan "khayalan menjadi nyata" yang luar biasa kuat! Yang tak terpikirkan, bisa dilakukan!
Ratu Jiabao yang bertempur bersama Master Ribéry juga tak tinggal diam. Di bawah perlindungan pengawal bayangan, ia menggunakan mantra misterius nan panjang untuk memanggil "Fragmen Pengasingan Portal Waktu", mengirim dua ekor naga darah paling pemberani ke alam semesta tak dikenal yang jauh untuk menikmati pengembaraan abadi.
Bayangan Santo Aiqin dan Bayangan Naga-Harimau bagaikan penjaga setia, berdiri kokoh melindungi dua ahli kuat dunia iblis layaknya tembok baja.
Black Dragon Neraka yang mengikuti Adipati Klan Darah Kroetzer menyerang dua penguasa dunia iblis, dengan pengecut memilih kabur dari medan perang. Ketahanan mental mereka memang hanya cocok untuk pertempuran satu arah – medan perang berbahaya ini telah melampaui batas toleransi mereka! "Wilayah Frostmist" dengan pembeku iblis dan "Wilayah Kaleidoskop" dengan pengacau sihir, bahkan naga perang utama pun mungkin tak bisa melepaskan mantra di sini. Apalagi "Wilayah Taruhan Darah" yang lebih berbahaya – satu luka kecil bisa menyebabkan seluruh darah tubuh terkuras!
Di sini ada bayangan Penyihir Besar Suci! Black Dragon Neraka yang mengalami efek samping parah karena Liu Zhenhan mana berani nekat bertarung! Kalau tidak bisa menang, lebih baik kabur! Bagi mereka yang sudah jatuh dalam dekadensi bertahun-tahun, ini sama sekali tidak menimbulkan rasa bersalah!
Kabur dari medan perang adalah wabah menular. Hanya dalam beberapa kali duel, sebelum Naga Underworld sempat turun tangan, dari 65 makhluk super dan ahli Jalan Tertinggi di Kota Caiyu tinggal 39 tersisa - nyaris separuh! Cadangan pasukan Murinio hanya menyisakan Adipati Vampir dan sepasang Phoenix Api-Phoenix Es!
Di bawah pengaruh buruk Naga Hitam, beberapa bangsa naga yang berdisiplin pun mulai menunjukkan sifat sampah masyarakat.
Memang tidak ada cara lain. "Pertempuran Suci Hutan Salib Selatan" telah menghabiskan pasukan inti bangsa naga. Kebanyakan Naga Aigean sekarang masih hijau, wajar jika mentalnya labil menghadapi pertempuran berdarah. Pasukan terlatih saja bisa porak-poranda, apalagi bangsa naga Aigean yang strukturnya longgar dan hanya bersatu dadakan!
Naga-naga yang awalnya ragu-ragu ikut kabur mengikuti contoh para pengecut. Melakin kabarnya semakin banyak, bahkan yang teguh pun goyah. "Dengan banyaknya yang kabur, kalau aku bertahan pasti jadi tumbal!" Akhirnya mereka pun kabur juga. "Lawan sekuat ini biarlah jadi urusan Penyihir Besar Aigean. Dua kemenangan di Kota Caiyu sudah cukup gemilang!"
“Dua pasang Naga Pelangi dan Naga Peri wajahnya pucat seperti tanah.”
“Selain kaburnya rekan-rekan memberi pukulan berat, kekuatan musuh juga menjadi faktor utama.”
“Yingelieqibao, Naga Underworld Berzirah, Raja Lich, dan Hana Bulu Babi—semua ahli sihir ruang. Kecepatan gerak mereka seperti hantu, kecuali Naga Angin dan Phoenix yang mahir terbang, sebagian besar naga tak bisa mengejar langkah agresor ini. Ditambah level mereka sangat tinggi, saat naga masih di luar jarak tembak, sihir agresor sudah mulai menghujani.”
“Tiga wilayah kekuasaan ini membuat penggunaan sihir jadi dilemma—pakai atau tidak sama-sama berisiko. Bagaimana mungkin melanjutkan pertempuran?”
“Setelah mempertimbangkan hasil dan situasi, dua pasang naga bangsawan pun memilih 'transfer strategis'.”
“Bukan masalah besar. Sekalipun Kota Caiyu jatuh sekarang, tak akan mempengaruhi jalannya perang.”
“Kekuatan tertinggi dari Underworld dan Iblis bersatu di angkasa dengan mulus. Alih-alih mengejar kemenangan, mereka justru memandang riang para pahlawan Aiqin yang tercerai-berai. Bagi mereka ini situasi yang cukup baik—jika dipaksakan bertarung, dengan 'Wilayah Permainan Darah' yang mengganggu, siapa yang bisa menjamin 39 ahli kuat Aiqin takkan melukai mereka sedikitpun?”
“'Aku berangkat.' Rundstedt menepuk-tepuk bahu Murinio yang kaku seperti batu, mengangkat kapak perang legendaris 'Guntur Murka', lalu melompat ke punggung gajah perak Diting.”
"Seekor lengan perkasa menarik cincin perak pada mulut gajah perak Diting."
"Kau juga pergilah, mundur sekarang adalah satu-satunya pilihan bijak." Murinio menggerakkan tangan kanan, menyimpan kembali Cermin Ajaib ke dalam cincin ruang. Ekspresinya tetap tenang bagai air musim gugur, hanya mereka yang sungguh-sungguh mengamati yang bisa melihat bayangan kekalahan yang tersembunyi di balik sorot matanya.
Meishuai menggelengkan rambut hitamnya yang bergerai seperti air terjun, tertawa pendek. Gajah perak Diting tiba-tiba melakukan teleportasi instan menjauh, hanya menyisakan seutas tali putus yang tergantung di tangan kiri Murinio.
Empat Naga Underworld berbaju zirah menghujani Meishuai dan gajah perak Diting dengan delapan sinar sihir megah. Naga level enam memang makhluk yang mampu mengalahkan Archmagister, apalagi Naga Underworld level enam memiliki otak ganda yang bisa melepaskan dua sihir dari silsilah berbeda sekaligus - sebuah keahlian yang hanya bisa dilakukan Mo'er dengan dua jiwa dalam satu tubuh di masa lalu!
Tak ada pengecut dalam keluarga Hosea. Adipati Tua Brückner dengan dua burung duri menangis di pundak, menggendong dua cucu, berdiri gagah di menara benteng bersama Murinio. Di samping mereka, Ratu Liv dengan dada berdebar, Phoenix Api dan Es, serta Adipati Keturunan Darah Klose.
"Kau menyerah sendiri atau kucabut nyawamu?" Panglima Tertinggi Dunia Arwah menggelegar bertanya.
"Penguasa tertinggi dunia iblis dan underworld tidak terbius kemenangan, mereka menjaga jarak aman dari Kota Caiyu. Bahkan ratusan Imam Bemon di benteng hanya bisa frustrasi. Lagu perang bebas risiko pembalikan elemen, bisa dilepaskan dengan aman dalam 'wilayah kaleidoskop'. 'Kilat Berantai Nebula' cukup dahsyat, tapi lagu perang punya batasan jarak tembak!"
Tentu saja, jarak saat ini masih dalam jangkauan Yingelieqibao, Greta Garbo, Ribéry, dan Naga Underworld berzirah. Ahli kuat tetap harus memanfaatkan keuntungan level.
"Mengapa kau menggunakan bahasa Bemon untuk melantunkan nama sejati pedang?" Murinio tiba-tiba mengajukan pertanyaan tak relevan. Orang lain mungkin tak menyadari, tapi semua Imam Bemon mendengar jelas: Yingelieqibao menggunakan bahasa Bemon, bukan bahasa underworld saat melantunkan nama pedang.
"Legenda mengatakan, Dewa Ayahanda kita saat menjelajah Benua Aigean menemukan bahwa sihir pemanggilan terbaik adalah Nyanyian Perang Spiritual kalian para Bemon." Yingelieqibao tertawa terbahak-bahak: "Temanku yang elok, sekarang kau paham mengapa aku menggunakan bahasa Bemon? Aku memang ahli sihir ruang, tapi 'Pemanggilan Pedang Legendaris' bukanlah sihir dimensi. Itu adalah Nyanyian Perang Spiritual campuran bahasa underworld dan Bemon!"
"Bagaimana mungkin?!" Pendeta Caiyu langsung gempar.
“Teman yang tampan, pasti kau sangat marah? Aku ternyata adalah seorang pendeta yang tidak kompeten atau mengambil jalan pintas...” Yingelieqibao tertawa terbahak-bahu memberi tahu Murinio: “Jangan kaget, jangan pernah kaget. Pedang punya 'nyali pedang', terutama pedang perang legendaris, itu adalah benda spiritual yang mengumpulkan esensi langit dan bumi! Bukankah ajaran Shamanmu menganut animisme? Pemanggilan Pedang Legendaris sangat sesuai dengan definisi ini! Ngomong-ngomong... apakah kau tertarik mempelajari lagu perang ini? Hehe... dengan mempelajari lagu ini, kau bisa membuat kontrak bantuan sementara dengan pedang epos dari berbagai tingkat dimensi, sangat menguntungkan bukan?”
Siapa yang bisa mempelajari Bahasa Gaib?
Yingelieqibao sengaja bermain trik dan menggoda Murinio.
“Aku tidak marah. Lagu perang kitab nyanyian spiritual memang seperti yang kuduga, tapi aku harus memastikannya langsung darimu. Gelombang elemenmu terlalu kompleks, sulit membedakan Kekuatan Nyanyian dan kekuatan magis.” Imam Utama Angsa tidak marah, mengangkat kecapi tujuh senarnya: “Mampu menembakkan pedang legendaris sejauh ini, Kekuatan Nyanyianmu benar-benar mengagumkan. Dari perspektif keagamaan, kau lebih hebat dariku. Lihat mutiara di sini? Ini semua adalah Mutiara Huopu kelas atas koleksi Smail selama bertahun-tahun...”
Imam Utama Angsa menggerakkan jari dengan gesit memetik senar kecapi, baru saja suara merdu itu mereda, sekumpulan awan api berbentuk angsa yang mengepakkan sayap melesat ke sembilan lapis langit, baru menghilang setelah menempuh lebih dari setengah jarak menuju para Kekuatan tertinggi dari dua dunia neraka dan iblis.
Para ahli kuat dari dua dunia neraka-iblis bahkan tidak mengernyitkan alis, kekuatan serangan awan api pisau suara ini hanya setara dengan sihir level tinggi, mungkin sangat mematikan bagi orang biasa, tapi bagi para ahli hanyalah hal sepele. Belum lagi jangkauannya tidak mencukupi, bahkan jika benar-benar mengenai pun tidak ada efeknya. Sihir level seperti ini tidak mungkin menembus perisai magis ahli kuat Jalan Tertinggi.
"Selama ini aku mengira diriku adalah bakat pendeta langka! Ketika orang lain masih menggunakan mutiara dari air untuk memantakkan pisau air gelombang suara, aku sudah meneliti perbedaan silsilah pisau suara yang muncul dari 'Harmoni Dinding Air Mata' pada penggunaan mutiara yang berbeda!" Murinio menghela napas, melemparkan kecapi tujuh senarnya, lalu memandang dingin Yingelieqibao: "Tak kusangka, selain Richard, masih ada pendeta di dunia yang dikenal dengan kekuatan nyanyian jauh melampauiku!"
"Segala kekuatan elemen bisa dikultivasi dan dikumpulkan, termasuk kekuatan nyanyian." Yingelieqibao berkata dengan angkuh: "Kau memang bakat, aku mengakui itu. Tapi aku juga yakin diriku adalah bakat yang lebih hebat darimu!"
"Putri, apakah diskusi lagu perang bisa diakhiri?" Ratu Lich tertawa: "Meskipun 'wilayah kekuasaan kaleidoskop' bisa mengganggu kekuatan elemen, Kota Caiyu tidak bisa meminta bantuan melalui sarana komunikasi, tapi begitu banyak Naga yang kabur, mungkin mereka akan kembali dengan pasukan lengkap dan membawa sial. Kita harus segera bersiap-siap."
Master Ribelli mengangguk, menyetujui pernyataan Yang Mulia Jiabao. Dia pernah bertemu Richard beberapa kali, dan dalam hati selalu merasa waspada terhadap tukang tawar-menawar yang ulung yang garang sampai tingkat mengerikan itu.
"Tarik kembali wilayah kekuasaan kalian! Selain kamu dan dua anak lelaki gemukmu, yang lain bisa minggat dari benteng." Yingelieqibao melambaikan tangan, memberi isyarat pada Murinio untuk tidak melakukan perlawanan sia-sia terhadap nasib Kota Caiyu: "Yang kuminta hanya kalian bertiga ayah dan anak, jangan sekali-kali mencoba melawan! Pedang legendarisku 'Excalibur' dan 'Damocles' belum keluar. Jika ingin mencicipi rasanya, Imam Phoenix Api yang terhormat, silakan beri tahu!"
"Tidak boleh!" Tang Beierjina merebut Ershao dan Sanshao, memeluk mereka erat-erat di dada sambil berteriak dengan suara serak: "Siapa pun tidak boleh merampas anak-anakku!"
"Phoenix Es sudah hampir breakdown." Dia bahkan membenci Liu Zhenhan dalam hati, jika bukan karena "Kristal Bernyanyi" yang disediakan Tuan Tanah Feilengcui, bagaimana mungkin Ershao dan Sanshao memiliki kemampuan sihir yang kuat! Tanpa kemampuan sihir yang kuat, bagaimana mungkin keluarga Hosea mengizinkan dua anak ini menginjakkan kaki di medan perang!
"Kalian menginginkan aku dan anak-anakku?" Murinio tertegun.
"Tepat! Kau dan anak gemukmu bisa sangat berguna!" Yang Mulia Jiabao berpikir nanti akan memberikan mantra terlarang untuk Kota Caiyu, tak seorang pun boleh lolos.
Murinio layak disebut tawanan berkualitas. Tanpa bertanya lagi atau membuang waktu, dia mengusir semua pasukan Kota Caiyu ke sisi timur yang jauh, hanya menyisakan Ershao dan Sanshao yang penuh kebencian bersamanya di atas benteng.
Setelah memindai benteng dua kali dengan persepsi, Ratu Lich dan bulu babi Warner mengangguk pada Yingelieqibao, membuktikan tidak ada tipu muslihat. Kecuali beberapa manusia naga yang mengumpulkan mayat, kota ini sekarang telah menyerahkan Murinio dan dua anak gemuk itu.
"Mohon bantuannya." Panglima Tertinggi pertama Dunia Arwah memberi isyarat pada Master Libelli, sihir penahanan tidak ada yang lebih baik dari Hukum Mutlak.
“Hukum. Ikatan!” Master Bulu Babi Hana menunjuk jarak jauh ke arah Murinio dan Bayi Darah Kekasih, dalam hati menyimpan kekesalan terhadap Yingelieqibao yang terlalu berhati-hati. Ini cuma seorang Pendeta biasa, bahkan Peliharaan Magis-nya sudah diusir, gerak-gerik mesum apa lagi yang bisa dia lakukan!
Ratu Jiabao memberikan kode mata diam-diam kepada Master Libei dan Yingelieqibao. Bulu Babi Hana dan Panglima Tertinggi Dunia Arwah mengangguk paham. Begitu Murinio dan Bayi Darah Kekasih tertangkap, meski Raja Lich tidak bertindak, mereka berdua takkan melepaskan sisa pasukan centaur di Kota Caiyu. Membasmi rumput liar sampai ke akarnya, begitulah pepatah kuno yang selalu diucapkan para leluhur.
Setelah Pengawal Bayang dan Naga Underworld berhasil menangkap Murinio serta Bayi Darah Kekasih, tiga Kekuatan Tertinggi Dunia Iblis itu tertawa terbahak-bahak, masing-masing mulai mengucapkan mantra.
Kota Caiyu gempar. Phoenix Api, Phoenix Es, dan Adipati Bangsa Vampir kembali 'teng' melesat ke angkasa. Tiga Naga Underworld tingkat enam maju selangkah, menutupi ketiga bos besar di belakang mereka dengan ekspresi meremehkan. Dengan kekuatan mereka, menghabisi tiga ahli terakhir yang tersisa di Kota Caiyu sama sekali tak ada masalah - perbedaan level terlalu jauh!
Sebuah Lingkaran Gemilang putih salju menyambar kepala Master Libei dari atas. Jarak terlalu dekat dan terlalu mendadak, Bulu Babi Hana yang perkasa ini bahkan tak sempat bersuara sebelum terjun terbalik menuju tanah.
Inilah orang sial pertama.
Belum sempat para ahli sihir jahat yang tersisa bereaksi, ketiga Naga Underworld tingkat tujuh dan elemental yang membelakangi Murinio berturut-turut terjatuh dari awan, lalu pengawal bayangan Santo Aiqin yang sedang memeluk Murinio juga jatuh ke tanah di bawah lingkaran cahaya yang menutupi kepala. Seekor Naga Underworld tingkat enam yang sedang membawa bayi darah kekasih di kedua tangannya panik tapi bahkan tidak bisa melihat musuh di mana, dalam kebingungan sejenak itu sudah terlambat, lingkaran lagu perang berwarna salju dengan cepat menyelimuti dahinya, tak mungkin dihindari.
Perlu menjelaskan posisi para ahli kuat dari dua dunia iblis: Di baris pertama ada tiga Naga Underworld berbaju zirah yang siaga, baris kedua adalah elemental dan Pengawal Harimau, baris ketiga dari barat ke timur berturut-turut adalah Naga Underworld yang membawa Ershao dan Sanshao, Naga Underworld yang menangkap Murinio, Master Libeili, Pengawal Bayangan Naga, Ratu Lich, dan Yingelieqibao.
Panglima besar pertama Dunia Arwah dan Yang Mulia Jiabao beruntung lolos dari bencana ini.
Saat Murinio bertindak, keduanya sepenuhnya terlindungi oleh tumbal bertubuh besar.
Ketika Murinio yang sudah bebas kembali ingin menghadapi mereka berdua, dua ahli kuat yang menyadari bahaya itu memaksakan penghentian mantra, dalam kepanikan melakukan teleportasi instan beberapa kali, lalu berdiri gemetar di tepi wilayah kekuasaan.
“Imam Utama Angsa mengembangkan sayap ganda, menyelam dan menyambar dua anaknya. Walau sihir angin dan kayu tingkatannya tidak tinggi, setidaknya 'Teknik Terbang Angin' masih bisa digunakan Murinio.”
Melemparkan anak-anaknya ke Phoenix Es, Imam Utama Angsa mengeluarkan botol sumsum darah dari sakunya dan menuangkan isinya ke mulut.
Adipati Bangsa Darah Krozier belum sampai, dua "Roda Darah Bulan" telah membelah pengawal bayangan naga-harimau yang sedang termenung.
“Kau... kau...” Kejadian ini terlalu mendadak. Dua Dewa Kegelapan Iblis yang berteleportasi kali ini tidak sejauh sebelumnya. Melihat Murinio yang tenang, mereka gemetar tak bisa bicara lancar.
“Kekuatan nyanyian sehebat apapun tak berarti tanpa pencapaian spiritual.” Imam Utama Angsa berdiri di punggung Phoenix Api, mengibaskan Seruling Emas dari ikat pinggang hingga memancarkan lingkaran cahaya: “Umat setia Kampas mana mungkin bisa disamakan dengan teknik amatiran kelompok liar? Akan kuperlihatkan - tadi kugunakan Lingkaran Lagu Perang kendali tunggal!”
“Lagu Perang Penyedot Tenaga? Tujuh kali Lingkaran Jahat kendali tunggal? Kau punya cukup kekuatan nyanyian?” Ratu Jiabao tak sempat membersihkan noda darah di sudut mulut sebelum berteriak: “Tidak! Tadi kau jelas menggunakan Lingkaran Gemilang!”
"Benar, itu memang Lingkaran Gemilang! 'Lagu Barrier Hibernasi - Natasha yang Tertidur' kalian pasti pernah dengar kan? Jika digunakan dengan kontrol tunggal, lagu perang ini tak hanya berefek pada logam dimensi!" Imam Utama Angsa tersenyum memikat: "Yang Mulia Ratu, Anda pasti tahu lagu 'Barrier Hibernasi' para Imam Bemon adalah satu-satunya lingkaran cahaya yang bisa dianugerahkan secara permanen? Selamat, jika Anda bisa menemukan pengawal bayangan yang utuh di tanah, kedepannya bisa digunakan sebagai lencana Medusa berwujud manusia."
Ratu Jiabao gemetar, ketakutan.
Lingkaran Tunggal tak perlu nyanyian sihir untuk dipanggil, lagi pula ini mode serangan lagu perang tanpa mekanisme pengurangan. Andai bukan karena sisa keberuntungan tadi, pasti sekarang dia sudah menjadi mayat indah.
"Kurang ajar, berani mempertaruhkan nyawa sendiri untuk berjudi..." Yingelieqibao menggigil memandangi empat Naga Underworld berbaju zirah yang tak diketahui nyawanya di tanah. Para pengawal setia ini telah melayaninya dengan setia, melewati ribuan badai dan gelombang, tapi akhirnya tumbang oleh panah licik di ujung hidung. Lingkaran Cahaya Permanen tak bisa diusir, entah naga itu mati terjatuh atau tidak, mereka pasti hancur.
“Jarak seranganku tidak sejauh kalian, bertaruh atau tidak hasilnya sama saja! Salahkan diri kalian sendiri yang ingin menangkapku hidup-hidup!” Teriakan Murinio bergema di puncak gunung bersalju dan hutan pinus: “Kapan kalian pernah dengar seorang Pendeta mil per jam berlutut pada musuh?”
“Teman cantik, kali ini kau benar-benar membuatku marah!” Panglima Tertinggi Dunia Arwah meludahkan darah hitam "Braak", wajah tampannya berkerut seperti pretzel: “Dengan pasukan segini, kau pikir aku tak bisa mengalahkanmu? Jangan remehkan aku!”
Menerima enam Buah Tuo naga darah yang masih berlumuran otak dan darah beku dari Adipati bangsa iblis, Murinio mengguncangnya penuh amarah ke arah Yingelieqibao. Kekuatan elemen dalam Buah Tuo adalah esensi kehidupan paling murni yang bisa mengamplifikasi semua kekuatan elemen, termasuk sihir dan nyanyian.
Pupil mata Yingelieqibao menyempit. Ia tahu benda apa ini – adiknya Naiwen'eryinke juga mempelajari sihir darah.
“Elemental-mu sudah hilang, aku akan mencoba bertaruh sekali lagi! Bagaimanapun hasilnya sama!” Senyum Murinio tenang bagai awan: “Kitab nyanyian spiritual? Tahun ini sudah banyak lagu perang dialek yang kuhadapi, Yang Mulia Yingelieqibao! Karena lagu perang kebal pembalikan elemen, mari kita bertukar ilmu 'Pemanggilan Pedang Legendaris'!”
"Angin mulai berhembus," Imam Utama Angsa menggoyangkan rambut pirang platinumnya di bawah sinar bulan yang seperti air, sorot mata menggetarkan.
Angin pegunungan menerbangkan ujung jubah emasnya, liontin siput laut merah berkilauan di pinggangnya.
Bab 705 Jatuhnya Sang Bintang
Alis Yingelieqibao dan Greta Garbo secara bersamaan berkerut, mereka mencium ada yang tidak beres.
Lagu perang adalah ilmu elemen yang unik, tidak seperti sihir yang membutuhkan mantra dan meditasi untuk mengumpulkan kekuatan elemen. Cukup dengan menyanyikan skala nada lengkap lagu perang dengan benar, pendeta bisa memperoleh Kekuatan Nyanyian yang sesuai.
Artinya, jika Murinio bisa menyanyikan versi bahasa Arwah dari "Kitab Nyanyian Spiritual" dengan tepat saat ini, dia akan mampu menggunakan "Pemanggilan Pedang Legendaris".
Nada bicara Imam Utama Angsa jelas mengarah pada maksud itu.
"Ini tidak masuk akal..." Panglima Besar Pertama Dunia Arwah terus memutar otaknya tapi tetap tak bisa memahami.
Penguasa Dunia Arwah seperti dirinya bisa menguasai bahasa baru dengan memangsa otak, tapi sejak kapan ras Bimon memiliki kemampuan seperti ini? Jika ini berasal dari "Pencerahan Kebijaksanaan" pendeta generasi sebelumnya, ini semakin aneh. Selain Tiga Panglima Besar, Iblis Besar Reebok, Firaun Kumbang Perisai, dan Naga Underworld, bahkan sebagian besar makhluk Dunia Arwah tak tahu cara melafalkan bahasa Arwah yang mulia. Bagaimana mungkin penduduk asli Aiqin bisa mempelajari bahasa ini?
Angin Utara semakin kencang, hutan pinus berubah menjadi ombak yang tak menentu, gemuruh pinus bagai amukan.
Jarak antara langit dan bumi seolah kembali menyempit, awan hitam dan bintang-bintang bergantung rendah di atas kepala ahli kuat tiga alam, perubahan drastis Aliran Elemen menandakan seseorang telah mulai menunjukkan taring.
"Sial!" Wajah Yang Mulia Jiabao berubah pucat, gelombang elemen dalam ruang ini persis seperti kondisi saat Panglima Tertinggi Dunia Arwah melantunkan "Pemanggilan Pedang Legendaris" tadi! Begitu "Pemanggilan Pedang Legendaris" berhasil memulai skala nada mantra di fase awal, berikutnya tinggal mulai menukik dan terus-menerus melepaskan pedang perang legendaris!
Jika sebelumnya masih ada sedikit keraguan dan kebingungan, fakta yang terhampar di depan mata ini dengan gamblang memberitahu Ratu Lich——Murinio benar-benar bisa menyanyikan nyanyian perang spiritual versi bahasa arwah... alias "Pemanggilan Pedang Legendaris"!
Dasar pendeta angsa jancuk, dia bahkan menggunakan nyanyian perang terpendem! Ratu Jiabao menyesal sampai ingin menendang pantatnya sendiri.
Tertipu! Smail ini adalah Imam Raja Langit terkuat sepanjang sejarah Bimon. Dengan kultivasi Lagu Perang-nya yang bisa mengeluarkan mantra tunggal secara instan, mana mungkin dia tidak menguasai nyanyian perang terpendam!
Seharusnya langsung menerobos masuk ke jarak tembak dan melancarkan serangan sebelum dia menyelesaikan nyanyian perang terpendam!
Sekali lagi ditakut-takuti dan dibohongi oleh si pendiam ini, menyia-nyiakan waktu emas yang sangat krusial!
"Dewa Perang menganugerahkan kerendahan hati kepada Pendeta, tapi kalian tidak seharusnya menganggap ini sebagai kelemahan!" Murinio tersenyum sinis sambil melantunkan nama sejati "Excalibur" dalam bahasa Bimon. Sebilah pedang anggun berbentuk mahkota yang memancarkan kilau kristal mulai terbentuk dalam lingkaran lagu perang yang merentang dari kedua tangannya. Bilah transparannya memantulkan barisan runa misterius seperti kecebong air raksasa di bawah sinar bulan, gelombang elemen yang tak terkira menghembus seperti mantra terlarang, menerbangkan debu tiga puluh jasa dan mengusir awan delapan ribu li beserta bulannya.
Inilah Pedang Raja yang termasyhur dalam epos, penanda perjanjian kemenangan para dewa!
Inilah salah satu pedang legenda terkuat yang dapat dipanggil melalui "Pemanggilan Pedang Legendaris", Pedang Batu "Excalibur"!
Panglima Tertinggi Dunia Arwah tak mau kalah, memanggil nama sejati "Damocles" sambil menarik sebilah pedang raksasa berwarna merah menyala dari kedua telapak tangan yang menyatu.
Pedang kolosal ini memiliki bilah selebar pintu kayu dengan retakan seperti permukaan lava. Pada setiap celahnya yang bergerigi seperti gigi anjing, berkobar-kobar cahaya merah yang memikat mata. Gelombang elemen yang bergulung-gulung bagai tsunami dan desir suara surgawi seolah berkisah tentang dahaga akan darah pahlawan dan cita-cita menggapai mimpi keabadian.
Inilah "Pedang Takdir"!
"Hakim Hidup yang Adil, Penghukum Nyawa yang Tak Kenal Ampun!"
Sama seperti "Excalibur", pedang ini juga termasuk dalam kategori "Pemanggilan Pedang Legendaris" yang memiliki kekuatan serangan terkuat di berbagai tingkat dimensi!
"Jangan salahkan aku jika tidak mengingatkanmu, selain Pemanggilan Pedang Legendaris, sihirkupun cukup handal." Yingelieqibao yang menggenggam "Pedang Takdir" secara horizontal tersenyum dingin, dari belakangnya muncul sosok elemental berbentuk iblis kecil berwarna perak dengan kulit seperti kurma.
"Aku menghabiskan ribuan tahun untuk meditasi dan melatih Kekuatan Nyanyian, seperti pria miskin yang menabung untuk menikah, akhirnya berhasil menciptakan spirit lagu perang. Tapi malah diubah menjadi lencana Medusa berwujud iblis yang tertidur permanen oleh seorang pendeta! Itu pun pendeta yang berani menertawakanku di depan wajah, bilang pencapaian spiritualku belum memadai..." Panglima Tertinggi Dunia Arwah menyeringai keji, menyimpan elemental-nya lalu melambaikan jari kelingking ke Murinio: "Ayo! Pendeta Angsa, malam ini aku tidak akan menggunakan sihir! Tidak akan ku tindas kau! Perlihatkan padaku - selain serangan tiba-tiba dan bahasa arwah yang entah kau dapat dari mana - tingkat penguasaan lagu perang macam apa lagi yang pantas kau banggakan!"
“Marah? Hehe... Fakta tetaplah fakta. Jika amarah bisa mengubah kenyataan, buat apa obat penyesalan? Kau membuat kesalahan bodoh yang sama dengan seseorang. Meski Kekuatan Nyanyianmu cukup kuat untuk melahirkan elemental, apa gunanya? Kekuatan Nyanyian takkan pernah menggantikan pencapaian nirwana! Bukan karena kekuatan serangan Pemanggilan Pedang Legendaris terlalu dahsyat, tapi dirimu sekarang hanyalah tong penyimpanan yang membosankan! Mustahil menjelaskan tingkat lagu perang pada balok kayu sepertimu. Kolam air mati takkan pernah mengerti kesenangan aliran sungai kecil yang riang.” Murinio tegak seperti lembing di punggung Phoenix api, menunjuk Yingelieqibao dengan pedang penuh penghinaan: “Simpan wajah amalmu itu. Pantaskah kau memberi belas kasihan pada seorang Pendeta?”
Phoenix api mengangkat leher dengan kicauan nyaring, membentangkan sayap bagai komet yang membelah langit malam. Bayangan merah kabur melesat di udara, meluncur tanpa ragu ke arah Panglima Tertinggi Dunia Arwah.
Adipati Klan Darah Kloezer mengikuti bayangan Junshang, menyasar langsung Ratu Lich.
Tang Beierjina Fenghuang Es ragu sejenak, bergumul dalam pergulatan batin. Dengan mengeratkan gigi, ia menurunkan kedua anak laki-lakinya, lalu berubah menjadi Phoenix abadi berbulu salju yang menyambar mengejar siluet kekasihnya yang tak binasa.
Ratu Lich dan Panglima Tertinggi Dunia Arwah tidak terburu-buru maju menghadapi pertempuran. Mereka terus mundur hingga keluar dari barrier "Wilayah Kaleidoskop", terkadang berhenti lalu kembali melakukan teleportasi mundur. Setelah mengulangi pola ini beberapa kali, akhirnya mereka menemukan posisi yang tepat.
Ini adalah ciri khas strategi orang berpengalaman yang mencari kemenangan dengan pendekatan hati-hati. Pertama, meski Master Warner Ribéry "Bulu Babi" telah tewas terjatuh, "Wilayah Kaleidoskop"-nya masih aktif. Wilayah gangguan sihir yang bisa berbalik menyerang ini bukan main-main - sedikit kesalahan bisa berujung kematian! Kedua, dua penguasa iblis ini juga ingin menguji apakah Murinio berniat menggunakan "Kilat Berantai Nebula" untuk bermain nyawa. Gerakan mundur-maju mereka bertujuan mengacaukan ritme lawan. Nyanyian bunuh diri hanya bisa dikeluarkan secara pengedapan, tidak instan. Dengan memperkirakan jarak dan waktu secara akurat, gerakan tarik-ulur akan membuat lawan kesulitan mempersiapkan serangan mematikan.
Apa keterampilan pertempuran terpenting bagi Penyihir dan ahli sihir arkan?
Jarak!
Siapa yang menguasai jarak, dialah yang bisa mengangkat ujung rok Dewi Kemenangan!
Yingelieqibao dan Garbo benar-benar menunjukkan kelihaian orang-orang berpengalaman.
Setelah menentukan posisi, Ratu Lich segera memanggil Oushou semi-kontraknya "Mephisto". Yang dimaksud Oushou semi-kontrak adalah makhluk dari dimensi lain yang sering dipanggil Raja Lich, telah menjalin hubungan bilateral yang baik, namun belum mengikat hubungan cinta dengan "Perjanjian Cinta".
“Dari portal waktu-ruang melangkah keluar Paus Api yang belum sempat menyapa Yang Mulia Jiabao, tiga bola mata mengepulkan asap itu sudah melotot seperti ikan mas kepala singa.”
“Lain tidak, Pedang Raja dan Pedang Takdir saja sudah cukup membuat banyak ahli kuat mati ketakutan. Dua pedang dewata ini seharusnya hanya ada dalam legenda zaman purba kosmik, mana mungkin muncul di dunia nyata?”
“Seiring dengan dorongan maju Phoenix Es dan Adipati Bangsa Iblis, 'Wilayah Frostmist' dan 'Wilayah Permainan Darah' yang sebelumnya telah ditarik kembali kini menyelimuti kembali dua penguasa iblis agung.”
“Jangan panggil 'Wilayah Lubang Hitam Elemen’!” Yingelieqibao menggenggam horizontal “Pedang Takdir”, pandangannya tak berkedip mematung ke depan, tanpa menoleh ia berkata pada Ratu Lich di belakangnya: “Kalau takut, kau boleh pergi!”
“Lucu, tak mungkin aku takut lagi pada seekor Bimon.” Ratu Jiabao bersikukuh seperti platipus: “Pemanggilan Pedang Legendaris secanggih apapun harus mengenai sasaran dulu baru bisa mencabut nyawa. Asal aku baca gerakan tangannya dengan tepat!”
“Walau mulut mengaku tidak takut, Ratu Lich tetap menjauhkan diri cukup jauh bersama “Paus Api” Mephisto dari Yingelieqibao.”
“Jarak tembak masih kurang dua ribu ren…”
Seperti Dewa Petir Odin yang memukul genderang perangnya di atas awan, ledakan suara menggelegar bagai halilintar mengguncang langit nun jauh; gemuruh ini laksana ombak dahsyat yang bergulung-gulung melintasi cakrawala, menerjang ke selatan.
Sebuah titik hitam melesat dari puncak utara Pegunungan Salju Himalaya Taymur yang menjulang sepuluh ribu ren. Sinar bulan Sampa yang tersembunyi di balik awan gelap menyinari sosok penunggas kilat ini, membuatnya membesar dengan cepat dalam pandangan.
Baik Penguasa Kegelapan maupun Empat Pahlawan Kota Caiyu, seluruh perhatian mereka terkunci erat pada lawan masing-masing tanpa sedikit pun gangguan.
Jarak tembak masih kurang seribu ren...
Dua kilatan cahaya dingin menyambar bagai petir lalu lenyap.
Murinio bertindak!
Tak disangka, "Pemanggilan Pedang Legendaris" Imam Utama Angsa ini bahkan melampaui jangkauan teknik serupa milik Yingelieqibao!
Yang lebih mengejutkan, saat pedang itu terhunus, tiba-tiba muncul elemental yang menggemaskan setara Ershao di sampingnya. Kekuatan elemen yang meledak dari tubuhnya bagai air bah yang meruntuhkan keseimbangan Aliran Elemen.
Panglima Tertinggi Dunia Arwah tertembus oleh dua kilatan cahaya dingin yang menusuk jantungnya. Dua pedang Sang Raja melesat tanpa hambatan menuju Pegunungan Salju Himalaya Taymur di kejauhan. Batuan gunung yang tertembus bagaikan keju yang ditusuk anak panah tajam, tak mengeluarkan suara sedikit pun. Sepanjang garis poros tengah, gunung itu terbelah dengan cepat. Dari celah yang terbuka, serbuk beterbangan seperti air mancur yang menyembur "puff puff", menciptakan retakan sepanjang ratusan meter yang berkelok seperti ular. Salju yang beterbangan di angkasa berubah menjadi air terjun putih susu, bagai payung raksasa yang menyelubungi hutan pinus!
Bayangan semu!
Karena kecepatan teleportasinya yang luar biasa, pedang Sang Raja hanya mengenai bayangan semu Yingelieqibao yang nyaris tak bisa dibedakan dari aslinya!
Dalam sekejap mata, kilatan merah menyala muncul di langit mengikuti cahaya dingin.
Pedang Takdir Yingelieqibao, "Damocles", pun terhunus.
Sejak Pedang Sang Raja Murinio dan elemental melesat, Phoenix Api yang sedang melesat ke depan segera melakukan manuver terjun berputar. Burung abadi ini menggerakkan tubuhnya bagai ular kobra yang luar biasa, memainkan semua pandangan dengan teknik terbang yang menentang hukum aerodinamika.
Meskipun Phoenix Api adalah Monster Tingkat Super, stamina-nya tak mungkin bertahan lama dalam gerakan terbang serumit ini. Namun pertarungan ini tak akan berlangsung lama. Ia hanya perlu bertahan selama satu dua ronde saja!
“Di hadapan akrobatik udara yang rumit, berubah-ubah, dan tak bisa dilacak ini, Pedang Takdir bahkan tak mengenai sehelai bulu burung pun.”
“Dakmoris” yang melintas secara salah meledakkan mata air magma berbentuk awan jamur di hutan pinus yang rimbun, sorotan api menyala-nyala menerangi langit.
Yingelieqibao berkeringat dingin bulu putih ketakutan.
Meski kekuatan lagu tidak menentukan pencapaian nirwana, namun kekuatan lagu tetap berguna. Setidaknya jangkauan lagu perang sepenuhnya bergantung pada kekuatan lagu untuk membedakan jarak! Panglima Tertinggi Dunia Arwah tak menyangka Imam Utama Angsa bisa menggunakan cara aneh untuk tiba-tiba meningkatkan kekuatan lagunya hingga memiliki elf lagu perang, bahkan melampaui jarak tembak pedang legendarisnya!
Benar-benar seperti mengedipkan mata, induk ayam berubah jadi bebek!
Yingelieqibao bisa mengakui Murinio sebagai bakat pendeta tak tertandingi. Jika menggunakan kualifikasi sihir, Imam Utama Angsa jelas merupakan Archmagister muda langka sepanjang sejarah! Ia juga mengakui dasar kekuatan lagu Murinio tidak lemah, tapi sekuat apapun kekuatan lagunya, tidak seharusnya melebihi dirinya yang telah mengasah kekuatan lagu selama ribuan tahun. Bahkan dengan amplifikasi enam Buah Tuo Naga Darah pun masih kurang!
“Apa yang membuat kekuatan lagunya yang sudah mengerikan akibat amplifikasi Buah Tuo Naga Darah tiba-tiba melonjak N kali lipat?” Yingelieqibao benar-benar ingin berteriak: “Jancuk!”
“Bajingan ini tadi masih besar mulut mengaku tidak menggunakan sihir, ujung-ujungnya teleportasi dipakai lebih lihai dari siapa pun...” Setelah serangan meleset, Murinio juga ingin berteriak "Jancuk".
Sebenarnya dia sudah lama menguasai teknik Transformasi Liar tingkat tinggi berkat keahlian ilmu bela dirinya yang mumpuni, hanya saja tidak pernah dipamerkan.
Sama halnya dengan penguasaan tunggal lingkaran cahaya hibernasi - sejak Richard menjadi mata-mata di dunia iblis, dia sudah meneliti cara mengontrol lagu perang hibernasi secara mandiri. Belakangan ditambah metode penyesuaian spektrum pisau suara menggunakan Mutiara Huopu, teknik memanggil dan mengorbankan piaraan tumbuhan dengan Siput Peniru Ucapan, dsb. Sifatnya yang rendah hati membuatnya enggan memamerkan pencapaian ini untuk mendapat pujian. Kalau bukan karena ulah pasangan Ibu yang mengacau di Shabak, berapa orang di Kerajaan yang tahu kemampuan bela dirinya yang luar biasa?
Murinio tidak menyangka elemental hasil amplifikasi Kekuatan Nyanyian + Transformasi Liar yang bersinergi dengan pedang kembarnya, ditambah keunggulan jarak tembak, masih bisa dilewati Panglima Tertinggi Dunia Arwah... Gerakan pembukaan "Pemanggilan Pedang Legendaris" terlalu mudah dikenali, ini kelemahan fatal...
Dalam sekejap, dua ahli terkemuka di bidang lagu perang dan sihir itu tanpa ragu kembali mengeluarkan senjata pamungkas mereka.
Dua lingkaran cahaya lagu perang berwarna putih salju menyelimuti kepala Panglima Tertinggi Dunia Arwah.
Masih menggunakan lingkaran cahaya hibernasi terkontrol tunggal!
Setelah teleportasi, tidak peduli seberapa tinggi level sihir ahli sihir dimensi, tubuhnya akan mengalami kekakuan selama periode waktu tertentu sesuai level sihirnya.
Inilah kesempatan yang ditunggu Imam Utama Angsa!
Jika Panglima Tertinggi Dunia Arwah masih bisa menghindari Lingkaran Tunggal hibernasi dalam kondisi seperti ini, Murinio akan menerima kematiannya tanpa penyesalan—sebenarnya di dalam jubahnya tersembunyi semut Tokhara sebesar kuku, piaraan pembunuhnya. Baru saja ada kesempatan emas, meski berkali-kali terlintas keinginan menggunakan piaraan pembunuh untuk menghabisi para agresor ini, saat genting akhirnya hatinya tidak tega.
Seorang Pendeta yang mampu memanggil piaraan pembunuh, pasti takkan menggunakannya. Inilah kontradiksi indah yang saling melengkapi.
Sebagai Pendeta, Murinio terlalu sempurna dan terlalu murni. Jika hatinya lebih keras, setidaknya bisa mengajak agresor mati bersama, sayangnya...
Sebuah aura sihir keperakan muncul hampir bersamaan dengan Lingkaran Tunggal, berkilau seperti Batu Bulan yang terbakar, begitu terang hingga membuat mata perih.
Pada detik ini, waktu dilupakan dunia.
Lingkaran Tunggal melayang diam di atas kepala Yingelieqibao, hanya terpaut seinci.
Phoenix api membelokkan tubuhnya melayang di udara, ekspresi Murinio masih dingin bagai gunung es.
Adipati Kloze dari bangsa iblis dan Tang Beierjina masih mempertahankan gerakan charge kilat, hingga saat ini mereka belum memasuki jarak tembak efektif. Gaun Ratu Jiabao berkibar-kibar ke depan, jelas sedang mundur dengan kecepatan tinggi. Ekspresi terkejut dan ngeri pada wajah Paus Mephisto dari Api lebih pekat dari catatan sejarah manapun, kebingungannya terpancar jelas melalui raut wajah.
Titik hitam yang menyambar dari puncak salju utara mulai terlihat jelas wujudnya. Bangau Api Burangsha menggunakan aliran udara dari bulu ekor Danling-nya membentuk pusaran angin berbentuk corong, berkumpul seperti sarang lebah di sekitar tubuh. Liu Zhenhan dan Guo Guo berdiri di punggung Yitiao, pandangan mata berbinar-binar bagai api.
Santo Pu tidak memiliki wilayah kekuasaan, hanya hukum alam.
"Hukum Kelupaan Waktu" Yingelieqibao sanggup menghentikan waktu sepenuhnya selama tiga kedipan mata!
Berbeda dengan "Penghentian Waktu" terbatas yang ditemukan penyihir waktu Aiqin Einstein dulu, "Hukum Kelupaan Waktu" Yingelieqibao menghentikan seluruh putaran dimensi!
Waktu di Benua Aigean terhenti selama tiga kedipan mata!
Hanya dalam tiga kedipan mata yang terhenti ini, Yingelieqibao berhasil menghindari lingkaran tunggal yang hendak menyelimutinya.
Dalam sedetik kebekuan waktu ini, Phoenix Api, Phoenix Es, dan Adipati bangsa iblis hanya bisa menyaksikan pedang perang berkilauan menembus dada kiri Murinio tanpa daya.
Inilah kekuatan hukum alam!
Adipati Darah, Phoenix Api, dan Phoenix Es yang masih dalam kondisi kaku total diserang berturut-turut oleh Ratu Jiabao dan Paus Api yang tak menyia-nyiakan kesempatan. "Wilayah Permainan Darah" mengubah mereka menjadi tiga gunung berapi darah yang meledak dahsyat.
Seekor angsa biru menyeret ekor berkilauan yang mempesona, melintasi langit malam di bawah sinar Sampa dengan kicauan pilu, berubah menjadi debu bintang yang beterbangan. Fenomena Kekuatan Nyanyian seperti ini selalu muncul ketika Pendeta tingkat tinggi gugur di medan perang. Saat itu, ribuan Bimon menatap langit malam dengan perasaan pilu.
Udara mengelus sayap putih yang terkembang seperti layar kapal. Burung Ajaib yang kehabisan darah melayang turun dengan goyah ke tanah. Entah karena alasan apa, meski sudah tak bernyawa, tubuhnya tetap berdiri tegak di tanah subur yang telah melahirkannya, membesarkannya, dan sangat dicintainya - bagai pedang yang tak sudi melengkung, monumen agung yang bisu.
Yingelieqibao terbang rendah, menembak mati Adipati Brückner yang sedang menangis tersedu-sambil memeluk Ershao dan Sanshao, serta pemanah manusia naga. Dengan gesit dia menyambar dua bayi darah gemuk itu.
Mulut Panglima Tertinggi Dunia Arwah terasa pahit. Dengan status mulianya, ternyata ia harus melanggar janji sendiri dan dipaksa Murinio mengeluarkan sihir rahasia andalannya. Yingelieqibao merinding hanya dengan memikirkannya! Di malam tanpa musim dingin ini, dirinya hampir tewas empat kali di tangan Imam Bemon ini! Andai keberuntungannya sedikit saja berkurang, akibatnya benar-benar tak terbayangkan!
"Yang harus datang akhirnya tiba juga." Memanfaatkan kobaran api dari "Dakmolisi" di hutan pinus, Yingelieqibao menatap Bangau Api Burangsha yang datang bagai kilat, beserta dua Santo level saint Aiqin yang tak terkalahkan.
Pandangan kebencian yang setajam Pedang Raja dan sepanas Pedang Takdir itu membuatnya gemetar tak terkendali.
※※※
『Mari jelaskan kembali: Pemanggilan Pedang Legendaris adalah serangan gabungan fisik dan magis. Pedang perang legendaris tidak hanya memiliki daya potong luar biasa, tapi juga daya hancur magis yang dahsyat. Hal lain yang tak boleh diabaikan adalah "akselerasi" - istilah ini pernah disebut sebelumnya tapi mungkin banyak pembaca melewatkannya. Baik, saya ubah namanya menjadi kecepatan awal peluru, mungkin lebih mudah dipahami?
Kecepatan keluarnya pedang yang begitu tinggi pasti memiliki akselerasi yang sangat kuat. Dengan kata lain, bahkan peluru tembaga pun bisa menembus plat baja pada kecepatan seperti ini.
Dengan kecepatan awal peluru yang dipadukan dengan pedang perang artefak legendaris, bagaimana kekuatan serangannya? Kalian pasti bisa membayangkannya, kan?
Selain itu perlu dijelaskan, ketahanan sihir Naga Pelangi sangat lemah, sementara ketahanan sihir adalah keunggulan Naga Peri. Makanya naga bangsawan selalu berpasangan jantan-betina.
Bagi ahli sejati, perbedaan satu tingkat sangat mengerikan, seperti angka yang kelebihan atau kekurangan satu nol.
Level Lao Liu hanya buat menipu orang. Kemampuan sihirnya bukan benar-benar level santo, pertarungan tangan kosonglah keahlian aslinya.
Hanya orang yang tahu kelemahan diri sendiri yang benar-benar bijak. Sudah kubilang N kali, Lao Liu tidak bodoh. Dia selalu bertarung berkelompok, mengandalkan kekuatan kelompok untuk menutupi kekurangan pribadi.
Tapi karena sudah sampai di akhir, biarkan saja dia dapatkan sedikit lagi kemampuan luar biasa.』
BAB 706: SITUASI TELAH TERKENDALI
Aliran Elemen kembali mengguncang dengan perubahan dahsyat!
Setelah Yitiao melintasi langit Kota Caiyu, sorak-sorai bergemuruh membahana! Genderang perang jenderal yang membangkitkan semangat berdentum sambung-menyambung!
Ini adalah lambang keyakinan!
Kota Caiyu yang mati telah bangkit kembali!
Wajah pucat Ratu Lich tetap tak bisa menghentikan gemetar hebat kedua tangannya. Dingin yang merembes dari jiwa yang mendambakan membuatnya tak kuasa menahan rasa Kongju dan putus asa.
Sebelum melihat kekasih tak setia ini, Yang Mulia Jiabao sama sekali tidak mau mengakui bahwa dia takut padanya. Tapi ketika benar-benar melihatnya, benar-benar merasakan aroma maskulin kuat yang memancar dari tubuhnya, Ratu Lich menyadari betapa rapuhnya dirinya - untuk pertama kalinya dia merasa sebagai seorang perempuan.
Begitu melihat ekspresi Ratu Lich yang menunjukkan kedatangan Santo Aiqin, Murphy terbata-bata dengan bibir ungu pekatnya, dalam hati menyumpahi seluruh garis keturunan perempuan keluarga Jiabao hingga 18 generasi ke belakang.
"Sialan kau! Sialan ibumu! Paus Api benar-benar murka, "Jiabao, pelacur kecil! Kau main-main dengan nyawaku ya? Lawan dia, menang atau kalah, tetap mati!"
Di langit hitam kelam, awan-awan hitam berbentuk kapas seperti manusia salju di mulut gunung berapi, lenyap dengan cepat.
Seolah ada tangan tak kasat mata yang menarik pandangan. Meski Sampa di langit masih berukuran sama, kawah-kawah gunung berapi di permukaannya perlahan mendekati mata bagai melangkah.
Sejak momen ini, langit dan bumi hanya menyisakan kekosongan yang tak berujung, kecantikan dunia fana seolah terkikis habis oleh kesunyian suci; fluktuasi elemen yang bergerak berulang kali akhirnya memicu resonansi alam. Puncak salju Tanggula di Pegunungan mulai mengalami longsor besar-besaran, aliran perak bagai menara runtuh bergulung-gulung di bawah sinar bulan, membentur lembah-lembah berlapis hingga bergemuruh gemetar.
Yingelieqibao tidak tahu mantra apa yang sedang disiapkan lawannya, karena tidak mendengar nyanyian sihir, namun merasakan kuat perubahan elemen ini mirip reaksi ruang setelah pembacaan skala nada awal "Pemanggilan Pedang Legendaris"!
"Tidak mungkin ada Pendeta kedua yang menguasai bahasa Dunia Arwah, kan?" Panglima Tertinggi Dunia Arwah menelan ludah dengan susah payah.
Menghirup napas dalam-dalam, siku merangkul Ershao dan Sanshao yang pingsan, dengan nekat mengulurkan tangan memberi isyarat pada Bangau Api Burangsha yang mendekat cepat——berhenti.
Takhta sibuk merangkai kata-kata dalam benak, merenungkan cara membuka percakapan damai dengan Santo Aiqin tentang pertukaran tawanan——tujuan akhirnya memasuki Benua Aigean dengan risiko kutukan Dewa Ayahanda Odius.
Dengan lencana Medusa kuno hadiah dari Ratu Jiabao, selama Richard setuju menyerahkan adiknya dan sepenuhnya membatalkan kontrak jiwa, Panglima Tertinggi Dunia Arwah yakin dengan kemampuannya dalam sihir ruang, membawa Naiwen'eryinke kembali ke Dunia Arwah dengan aman sama sekali tidak masalah.
Tiga kapak lempar berapi yang melesat menerobos angkasa menghancurkan mimpinya menjadi awan melayang di ufuk langit.
Ketiga kapak lempar ini, sama seperti "Pemanggilan Pedang Legendaris", memiliki jangkauan super jauh, kecepatan tembak yang mengerikan, serta energi kinetik tak tertandingi. Saat melesat, mereka menghasilkan ledakan sonik bergemuruh yang hampir memecahkan gendang telinga! Kecuali kekuatan elemen pada bilah kapak yang kalah dari pedang epos, sekilas hampir tak ada bedanya dengan "Pemanggilan Pedang Legendaris"!
Andai saja akurasi tiga kapak lempar api ini tidak melenceng begitu parah, masih jadi tanda tanya apakah Panglima Tertinggi Dunia Arwah yang kaget ini bisa bertahan hidup di "Wilayah Kekuasaan Darah".
Ini hanyalah sinyal penyampaian sikap.
Liu Zhenhan tentu bisa menebak maksud Yingelieqibao menangkap Ershao dan Sanshao. Untungnya Naiwen'eryinke tidak ada di sisinya sekarang, kalau tidak 100% dia akan memenggal kepala Komandan Sungai Darah untuk demonstrasi pada Yingelieqibao.
Kematian Imam Utama Angsa di medan perang benar-benar memberi stimulasi terlalu besar padanya!
“Dalam kamusnya tidak pernah ada kebiasaan berkompromi dengan musuh. Jika benar-benar terpaksa, meski harus mengorbankan seluruh Dunia Arwah untuk menemani Ershao dan Sanshao, dia tetap tak akan memenuhi syarat apapun dari Yingelieqibao!”
Guo Guo dan dua pelayan darah matanya memerah karena kehinaan, tangan mereka terus-menerus mengayun. Peti kapak di punggung Yitiao seolah berubah menjadi tembakan busur silang multi-laras, suara syuut-syuut tak henti terdengar, meteor dan percikan api beterbangan liar di angkasa.
Swordsinging adalah ilmu rahasia Moore yang sangat mendalam, harus menggunakan pedang kelopak dengan berat dan bentuk standar untuk mengeluarkan kekuatan sebenarnya. Bukan sembarang senjata bisa digunakan untuk menyerang di udara. Kapak perang tanpa gagang Besi Liuxiang yang dimodifikasi Liu Zhenhan memang bisa dipakai bertempur, namun bentuk dan beratnya masih memiliki cacat serius. Menggunakannya untuk membunuh lawan dari jarak jauh masih terlalu dipaksakan.
Andai saja peralatan magisnya tidak semuanya masuk masa pendinginan karena "Wilayah Lubang Hitam" Ratu Monroe, tentu dia tak perlu membawa plester busuk ini untuk mengobati nanah.
"Berhenti! Kau tidak peduli nyawa anakmu?" Yingelieqibao yang melihat situasi memburuk mengancam Lao Liu. Rasanya semakin tidak karuan, gelombang elemen di sekitar menunjukkan lawannya sedang menyiapkan sihir yang tidak main-main, meski tak terdengar sepatah kata pun.
Tak ada jawaban. Yitiao bagai anak panah kuno yang menembus portal waktu, menyundul masuk ke dalam jarak tembak Panglima Tertinggi Dunia Arwah.
Yingelieqibao gemetar marah hingga hidung dan mulutnya miring. Ia tak menyangka lawan ini begitu kejam, bahkan setelah anak laki-lakinya ditawan, masih tetap tenang tanpa perubahan ekspresi.
"Tyrfing!" Seruan nama sejati pedang menggema. Takhta menarik pedang khusus Panglima Berdarah Neraka Lev Tolstoy dari kedua telapak tangan yang menyatu, sambil mundur melemparkan senjata itu ke arah Santo Aiqin yang sedang menerjang.
Ia tahu tak boleh membunuhnya karena akan mendatangkan sihir nyawa, tapi saat ini mustahil untuk tidak menghadang sama sekali.
Panglima Tertinggi Dunia Arwah yang baru saja kehilangan kepercayaan diri oleh Murinio, kembali mendapat pukulan telak bagai dipentung.
Pedang legendaris Neraka "Tyrfing" dengan mudah ditangkis oleh Santo Aiqin yang menggendong bayi gemuk di dadanya, terdengar "braak!" saat pedang itu terpental.
Melihat pemandangan mengejutkan ini, alis pedang Panglima yang tampan berkerut membentuk angka delapan terbalik. Kedua bola matanya hampir melompat keluar, dingin menusuk mengalir dari telapak kaki hingga tulang ubun-ubunnya.
Meski tak berharap bisa membunuh Santo Aiqin termashur dengan satu pedang legendaris, ia sama sekali tak menyangka lawan bisa menahan serangan Pemanggilan Pedang Legendaris hanya dengan tubuh daging-darah - meski hanya "Tyrfing"!
Ratu Lich yang bersembunyi di kejauhan merasa seperti terjatuh ke dalam lubang es.
"Pemanggilan Pedang Legendaris" memiliki kecepatan tembak begitu tinggi, menangkap gerakan awal untuk menghindar secara efektif saja sudah sulit, bagaimana mungkin bisa melakukan penangkisan?
"Obisilachi..." Paus Api Mephisto bagaikan ikan mas berkepala singa penderita katarak, membelalakkan mata polosnya, mulut terkanga lebar seolah bisa melakukan fellatio pada kawah Gunung Taymur.
Andai mereka tahu bayi darah Guo Guo Xiao Lali berasal dari penetasan telur Naga Suci yang mengenakan armor adamantium setebal satu lapis, mungkin takkan terkejut - Dalam perang legendaris 13.000 tahun silam antara naga iblis dan naga Aigean, jurus "Pisau Keputusan" Naga Bayangan Malam yang konstra bisa membelah ruang angkasa, hanya tak mempan pada Naga Suci!
Bayi darah adalah monster yang mewarisi kerangka monster dan memiliki sihir koktail. Kulit cangkang Xiao Lali di dada-punggungnya bermerek Naga Suci. Bila mudah terbelah pedang legendaris, apa bedanya Naga Suci dengan naga biasa?
Pertarungan Pedang Raja dan Pedang Takdir telah Liu Zhenhan saksikan langsung. Bila menangkis pedang legendaris Yingelieqibao dengan sihir atau senjata, mungkin timingnya kurang tepat. Tapi menggunakan perisai daging dengan pertahanan area, dia 100% yakin bisa menahan - Setelah masuk "Amuk Mandiri", "Penglihatan Montase"-nya akan mengubah setiap gerakan lawan menjadi tayangan ulang slow motion!
Dia bukan Murinio!
Panglima Tertinggi Dunia Arwah yang tidak percaya takhayul kembali memanggil Pedang Suci Perseus yang berliku-liku.
Gefe!
Pedang Malaikat "Golandar"...
Masih Gefe!
Paus Api dan Ratu Lich langsung kabur sambil menoleh tanpa rasa kesetiakawanan.
Awalnya mereka masih yakin bisa bekerja sama dengan Yingelieqibao untuk melawan landak terkuat Aiqin yang menguasai sihir nyawa. Tapi di hadapan kenyataan kejam, keyakinan mereka hancur secepat "Pemanggilan Pedang Legendaris" - teknik serangan magis terkuat yang bahkan bisa ditahan mentah-mentah! Kalau sihir tingkat ini saja bisa dihadapi, magic apa lagi yang tak bisa ditangkis oleh Santo Aiqin?
Yingelieqibao mundur cepat-cepat, otaknya penuh kekacauan.
Di satu sisi terpukul berat, di sisi lain dipenuhi penyesalan.
Sekuat apapun lawannya, mustahil bisa menahan dua pedang legendaris terkuat dengan tubuh! Tapi "Pemanggilan Pedang Legendaris" punya batasan. Satu pedang legendaris hanya bisa dipanggil sekali sehari. Pedang tingkat atas "Damocles" dan "Excalibur" sudah dipanggil olehnya dan Murinio secara terpisah. Tanpa kemampuan meramal, mana mungkin dia tahu akan menghadapi musuh sekuat ini.
"Putra Sampa... Di bumi ini kumanggil nama rahasiamu yang tak dikenal - Serjisen·Pamoshia·Dongjierbuyi·Ejiangteweilandeng!" Liu Zhenhan meneriakkan nama sejati yang panjang dalam bahasa Bimon, menyatukan kedua telapak tangan lalu menarik sebuah lingkaran cahaya biru. Sebuah harpa cermin berpendar keperakan bergulir di pusat lingkaran cahaya itu, dengan cepat mengambil bentuk.
Tiga puluh enam senar yang seolah tertanam dalam cermin perak, berkilauan di bawah sinar bulan. Hutan pinus berdaun hitam tiba-tiba berubah menjadi lautan perak oleh pantulan cahaya yang berkelap-kelip dari harpa cermin ini!
Para ahli kuat dari berbagai tingkat yang familiar dengan mitos Aiqin langsung bisa mengenali - inilah "Harpa Jatuhan Cahaya Bulan" legendaris dari era purba Aiqin! Dibuat sendiri oleh Ratu Elf Bulan Bolanxiuer Yang Mulia yang air matanya berubah menjadi bintang tercerah "Bolanxiuer" di langit, dengan mengumpulkan esensi langit kesembilan dan cahaya bulan tercantik.
Harpa yang ditopang erat oleh lingkaran lagu perang ini, bergetar dalam angin sepoi dan cahaya bulan seperti sarung capung, mengeluarkan auman naga yang jernih dan meliuk. Suara ini sama sekali bukan dentingan logam, melainkan seperti doa berdarah yang samar-samar, pilu dan mengharukan.
Sungguh tak terpercaya, Sampa yang bersinar di langit pun berubah mengikuti alunan harpa menjadi wajah cantik dengan fitur jelas. Sorot mata indah yang memancarkan hawa dingin itu membuat semua makhluk hidup merasa bulu kuduk merinding.
"Ini, ini, ini... Ini 'Qin Xin'?" Bulu kuduk Yingelieqibao berdiri semua. Benar! Dalam ramalan Dewa Ayahanda Oedipus, begitu Panglima Tertinggi Dunia Arwah melangkah keluar, 'Pedang Keberanian' akan bertemu musuh abadinya 'Qin Xin', dan Dunia Arwah akan hancur karenanya!
"Harus kubicara terima kasih atas pertarungan Pedang Keberanianmu dengan Mentor Hosea tadi. Kamu, Yingelieqibao, kamulah yang membuatku memahami lagu perang ini!" Liu Zhenhan mengarahkan harpa cermin ke arah takhta, sorot matanya bagai sinar lapar serigala kesepian di malam hujan: "Jangan sungkan, cicipilah tembakan 36 senar terkuat ini!"
"Apa kau tega membunuh anakmu sendiri?" Takhta menyambar Ershao dan Sanshao ke depannya, berteriak tak karuan: "Ber...ber...beranilah!"
Segumpal panah cahaya perak yang rapat seperti belalang menjadi jawaban Liu Zhenhan.
Tiga puluh enam panah terbang perak yang memancar dari senar harpa cermin, berkilau bagai komet, melesat serentak menuju Panglima Tertinggi Dunia Arwah.
Dengan kekuatan takhta, meski kekuatan serangan "Harpa Runtuhan Bulan" sangat dahsyat, seharusnya masih ada cara untuk menghadapinya - meskipun kondisi kekuatan magisnya sekarang sangat terkuras.
"Titik akhir takdir dalam ramalan kuno, perasaan khawatir merusak guci saat mengusir tikus, dan aura garang lawan yang bagai gelombang menggulung—semuanya menghancurkan sisa kepercayaan diri terakhir Panglima Tertinggi Dunia Arwah. Tanpa ragu, ia menggunakan jurus penyelamat terakhirnya: 'Taman Gelap yang Hilang', benteng ruang ultimat yang tak bisa ditembus baik dari luar maupun dalam!"
Tiga puluh enam anak panah cahaya menghujam barrier ruang "Taman Gelap yang Hilang", meledakkan gemuruh spektakuler bagai hujan deras memukul pisang. Melalui barrier semi-transparan, Yingelieqibao memandang Liu Zhenhan dengan ekspresi rumit, sorot matanya membeku kaku.
Setelah beberapa saat ragu, penguasa Sungai Jiwa Dunia Arwah itu menghela napas dan menurunkan tangan yang semula siap menghujam ke kepala Ershao dan Sanshao. Dalam kontak mata dengan Santo Aiqin, ia benar-benar terkalahkan. Baru pada detik ini ia harus mengakui: nyatanya ada ahli Jalan Tertinggi yang bisa menghancurkan seluruh keyakinan lawan hanya dengan pandangan mata.
Putri Merlotte yang tak menguasai sihir ruang hanya bisa terdiam tak berdaya di dalam "Taman Gelap yang Hilang". Berbeda dengan Yingelieqibao yang, dalam kondisi kehilangan nyawa, mengendalikan "Taman Gelap yang Hilang" bagai meteor melesat menjauh.
Yitiao ingin mengejar, tapi Liu Zhenhan berkata: "Sudahlah."
"Mengapa?" Bangau Api Burangsha berseru keras: "Aku bisa menyamai kecepatan Yingelieqibao!"
"Karena Lembah Lupa di sana membutuhkan dukungan kita."
“Aha——Sekarang kesadaranmu benar-benar tinggi ya, selalu menjadikan rakyat dunia sebagai tanggung jawabmu?” Yitiao yang marah menertawakan kebodohan Lao Liu sepuas-puasnya: "Ya ampun... Berani mengorbankan untuk etika, bahkan anak sendiri tidak dipedulikan lagi!"
"Aku sialan sakit jiwa!" Lao Liu mengumpat keras: "Bangsat! Jika ada pilihan, asalkan bisa menukar Ershao dan Sanshao kembali segar bugar, biarlah seluruh rakyat dunia mati semua!"
"Lalu kenapa tidak biarkan aku mengejar?"
"Kau pikir aku tidak mau mengejar?" Logika Liu Zhenhan membuat Yitiao merinding: "Meskipun 'Taman Gelap yang Hilang' memiliki waktu tunggu terbatas, tapi Yingelieqibao ahli sihir ruang. Hanya kamu yang bisa mengejar kecepatannya. Lalu apakah aku harus ikut? Jika ikut, bagaimana kita mengejar bila Yingelieqibao melakukan lompatan ruang lagi setelah waktu tunggu tercapai? Kita tidak bisa sihir ruang! Selama Naiwen'eryinke masih di Feilengcui, dia pasti akan kembali. Barusan dia tidak membunuh Ershao dan Sanshao sudah membuktikan ini! Sekarang kita harus pergi ke tempat yang paling membutuhkan kita!"
“Bangsat! Lain kali dia pasti takkan lolos!” Yitiao menggerutu penuh amarah. Hari ini benar-benar sial, Kota Caiyu terkunci oleh wilayah kekuatan pengusir sihir, Feilengcui terpaksa harus ditransmisikan dulu ke gudang es pegunungan salju, lalu terbang dari Pegunungan Salju Himalaya Taymur. Sepanjang jalan dia sudah memaksakan diri terbang secepat mungkin, tapi tetap terlambat. Lebih sialnya lagi, dia tak sempat mengaktifkan lingkaran sihir transmisi ruang untuk memanggil bala bantuan. Andai saja Pangeran Kesembilan, Pangeran Kesepuluh, dan Bao Shi Long menghadang di sini, setidaknya Ratu Lich dan Paus Api takkan bisa kabur!
Liu Zhenhan membentangkan 'Sayap Galaksi' yang gemerlap, terbang menuju medan tempat Imam Utama Angsa gugur.
Murinio berdiri di antara semak-semak, tangan menggenggam erat Seruling Emas, kepala tertunduk. Bintik-bintik cahaya bintang melukis bayang duka di wajahnya.
Lao Liu melepas jubah shamannya, merangkul pinggangnya erat, menidurkannya perlahan. Memalingkan muka, dia membalut luka pedang besar di dada Imam Utama Angsa dengan ketat, lalu mengusap lembut kelopak mata yang masih menyimpan sorot menggetarkan itu.
Sekumpulan Elf Xifu terbang mendekat dengan panik. Di belakang mereka, Kota Caiyu bergema oleh tangisan pilu.
Setelah menanyakan kronologi singkat kejadian, Liu Zhenhan menghela napas berat penuh penyesalan.
Prestasi militer Kota Caiyu adalah sebuah legenda yang takkan terulang. Sulit dipercaya, Murinio ternyata berhasil meraih kemenangan gemilang hanya dengan sisa pasukan yang ada!
"Lao Liu yang sedang dilanda perasaan campur aduk segera dihantui oleh fakta menyebalkan lainnya."
"Jika tidak ada halangan, Yingelieqibao dan Greta Garbo seharusnya juga sudah mati - mereka juga terkontaminasi kabut kristal, hanya perlu terpapar sinar matahari selama sehari penuh akan berubah menjadi patung kristal transparan."
"Meski ini bisa disebut sebagai prestasi Imam Utama Angsa, tapi bagi Liu Zhenhan ini bukan kabar baik. Ershao dan Sanshao masih di tangan Panglima Tertinggi Dunia Arwah. Jika bangsat ini berubah jadi patung kristal, bagaimana Ershao dan Sanshao bisa pulang?"
"Bos..." Peri bunga Miku dengan gemetar menyodorkan Kristal Di Wei kepada Lao Liu.
"Apa ini?" Liu Zhenhan yang wajahnya pucat menerima Kristal Di Wei, menatap dengan sinis.
"Ini... rekaman langsung 'Pemanggilan Pedang Legendaris' menggunakan mantra komunikasi arwah dari Nyanyian Perang Spiritual. Di dalamnya tercatat mantra pembuka lengkap yang dinyanyikan Panglima Tertinggi Dunia Arwah." Miku menelan ludah, "Merekam pertempuran adalah tradisi besar Feilengcui sekaligus hobi bersama. Hanya Pemimpin Sihir yang bisa terus merekam dalam gangguan elemen."
"Ini rekaman saat Murinio dan Yingelieqibao saling menembakkan pedang legendaris tadi ya?" Liu Zhenhan mengayunkan tamparan. Andai Yitiao tidak menarik cepat, Miku hampir tewas: "Untuk apa kubutuhkan Kristal Di Wei ini? Kalau kalian jaga satu formasi teleportasi sihir, keluarga Hosea tidak akan mati!"
Sekelompok peri bunga menangis tersedu-sedu, mereka juga tak ingin menyaksikan keluarga Hosea gugur di medan perang secara beramai-ramai.
Jumlah peri bunga yang datang membantu di Kota Caiyu sebenarnya tidak banyak. Sebelumnya mereka hampir semua berdiri di sekitar penyihir dan pendeta untuk bersiap tempur, mana sempat mengerahkan personel ke sekitar formasi teleportasi sihir? Bagaimanapun, dua kemenangan besar sebelumnya tiba-tiba berubah menjadi bencana adalah sesuatu yang tak terduga.
"Sudahlah!" Liu Zhenhan melepas "Siput Peniru Ucapan" dari ikat pinggang Murinio, menghentakkan kakinya geram: "Yitiao, keluarkan formasi teleportasi sihir!"
※※※
Akhirnya pertempuran pecah di Lembah Lupa.
Sebelumnya garis depan ini terus berada dalam situasi konfrontasi sengit.
Setelah menerima peringatan dari dua garis depan Feilengcui dan Kota Caiyu, pasukan laut telah memahami niat pahlawan Aiqin untuk menyergap, tentu tak akan sembarangan maju ke lubang maut.
Menyadari rencana operasi mereka terbongkar, para pahlawan Aiqin bertindak blak-blakan. Tanpa tedeng aling-aling, mereka memamerkan seluruh kekuatan.
Naga Laut Biru kali ini hampir mengerahkan seluruh pasukan. Sebagai ras lautan yang wilayahnya lebih luas dari daratan, formasi yang mereka tampilkan bukan sekadar "dahsyat". Hanya naga laut biasa saja ada lebih dari enam ratus ekor, ditambah tiga puluh pasang naga mulia emas-perak! Meski kemudian mengirim dua ratus lebih naga laut ke Feilengcui untuk operasi gabungan, formasi pasukan laut di garis depan Lembah Lupa tetap membuat kekuatan Aiqin tampak tak berarti.
Namun pertempuran ini tak kunjung pecah.
Alasan ini sangat sederhana: Baik Aiqin maupun Bangsa Laut sama-sama menanti-nanti bala bantuan dari garis depan lainnya - Sejujurnya, mereka semua menunggu lawan kehilangan kepercayaan diri, lalu melakukan pengejaran berantai dan memukuli anjing yang jatuh ke air.
Justru karena terlalu memahami kekuatan lawan, mereka tidak ingin terlibat dalam pertumpahan darah sengit yang "tusukan bayonet berdarah".
Jika kekuatan ras lautan membuat ras Aigean diam-diam gemetar, bukankah kekuatan ras Aigean juga membuat ras lautan tak pernah merasa tenang?
27 ekor Phoenix saja sudah memiliki lebih dari 100 monster tingkat super sebagai bawahan. Jumlah Naga mencapai hampir 60 ekor, ditambah lebih dari 500 manusia naga dewasa dan ahli sihir manusia. Pasukan seperti ini jelas bukan lawan yang mudah diusik!
Belum lagi manusia Aiqin yang mengeluarkan biaya besar untuk mengundang "Raja Naga" Kayu Penjinak Naga Enth - salah satu dari Empat Raja Liar legendaris Kekaisaran Tang Zang - bersama 40 ekor Jiao air tawar sebagai bala bantuan. Bahkan Liu Zhenhan tidak tahu hal ini, betapa hati-hatinya manusia!
Kebuntuan dan penantian akhirnya berbuah hasil. Fenomena lagu perang di langit yang melambangkan keindahan tragis para pendeta yang memudar, membuat semangat seluruh Bangsa Laut melambung tinggi.
Mereka keliru mengira angsa elemen itu sebagai burung duri elemen.
Siapakah Pendeta Burung Duri dari Kerajaan Bimeng yang termasyhur itu?
Bukankah dia Santo Aiqin yang ditakuti semua orang!
Dengan kematiannya, bukankah situasi pertempuran akan segera berakhir!
Ras Aigean awalnya sempat panik, namun Raja Binatang Dobermann dan Pendeta Medusa yang berpengalaman langsung menyadari ini pasti bukan fenomena nyanyian terakhir Penyanyi Jiwa yang gugur!
Pahlawan Aigean yang semangatnya membara, yang awalnya hendak kabur, kini berhenti dan berbalik bertarung dengan jagoan bangsa laut dengan sengit.
Satu pihak unggul jumlah, pihak lain menguasai medan markas. Masing-masing punya kelebihan, tak ada yang mau mengalah.
Dalam kekacauan, "Kompas Bintang Salju Badai" Sekte Dewi Es dan Salju menunjukkan kekuatan dahsyat. Kompas magis yang menyimpan mutiara sequence penampung salju ini melontarkan salju yang membentang luas. Meski tak melukai para jagoan, pasukan Bangsa Laut yang menyerang pertahanan Lembah Lupa terkubur dalam longsor salju setinggi 2 li.
Bukan cuma Sekte Dewi Es yang punya artefak legendaris. Manusia yang cerdik tak pernah kekurangan senjata rahasia.
"Kendi Dewi Fajar" yang dibawa penyihir istana Santo Bastian mampu membuka lubang ozon di langit, menyinari target dengan sinar kosmik yang bisa melelehkan kawat baja seketika.
"Busur Silang Penembus Matahari" dari Kerajaan Fedland juga artefak kuno yang cukup kuat untuk membunuh naga. Meski diklaim sebagai peninggalan Titan, manusia tetap bisa menggunakannya asal dikerahkan cukup personel.
Selain artefak legendaris tingkat atas ini, hampir setiap negara manusia tidak kekurangan artefak tingkat menengah. Bagaimanapun juga teknologi alkimia sihir memang dikembangkan melalui proses coba-coba oleh manusia.
Sebaliknya, Bangsa Laut jelas mengalami kerugian geografis. Lautan yang tidak bisa menyalakan api bukan berarti tidak mengembangkan artefak, tapi tidak bisa dibandingkan dengan "orang kaya" seperti manusia. Namun seperti peribahasa "kapal rusak pun masih punya tiga pon paku", Pendeta Utama Pulaien dari Kultus Dewa Laut juga menunjukkan artefak luar biasa - cincin "Hati Gemilang"!
Mungkin tak ada yang menyangka, cincin mutiara ular Medusa dari tiga set perlengkapan Shaman Divine Comedy yang legendaris ini - artefak yang katanya bisa menyegel monster secara bebas - akhirnya berputar-putar sampai ke tangan Kultus Dewa Laut.
Jin Yin Kanglong juga mengeluarkan artefak mengerikan bernama "Topeng Roland Wengzhong". Benda ini adalah peralatan magis yang terbuat dari tengkorak "Monster Tottenham Hotspur", makhluk tingkat atas dari dunia bawah tanah di kedalaman jurang laut, yang mampu melepaskan dua sinar "Terpetrifikasi Abadi".
Ketika Liu Zhenhan tiba di Lembah Lupa, kedua kelompok sudah berpisah.
Pertempuran kacau para ahli tanpa tulang punggung memang tak jauh beda dengan perkelahian massal bajingan jalanan. Berantem lalu berpisah, lalu saling melotot lagi - hal seperti ini biasa terjadi.
Bukan cuma Bangsa Laut, komposisi kekuatan di Benua Aigean juga sama rumitnya. Di satu sisi ada solidaritas melawan musuh bersama, di sisi lain setiap pihak berusaha maksimal menyimpan kekuatan sendiri.
Bangsa laut menunda waktu perkenalan Hati Gemilang dan Topeng Petrifikasi Abadi sedikit lebih lama. Artefak legendaris yang memiliki karakter pasukan cadangan ini mengandung makna kemenangan mutlak, sehingga para ahli Aiqin terpaksa mundur.
Pasukan bayaran manusia "Raja Naga Sutra" memang memiliki tekanan yang kuat terhadap bangsa naga air, hal ini membuat Naga Laut Biru agak ragu-ragu.
Lingkaran transmisi yang menyembur ke langit membawa ahli-ahli Feilengcui ke Lembah Lupa, membuat kedua kekuatan yang bertikai terpaku.
"Akhirnya Yang Mulia datang..." Dengan mata berkaca-kaca, Yang Mulia Paus Martini dari Saint Paul menggenggam erat tangan Lao Liu. Ekspresinya yang mengharukan bagai seorang istri yang terpisah dari suaminya selama bertahun-tahun, bertemu kembali dengan sang kekasih beruban di tengah kobaran perang.
"Bangsat! Kalian ini ngapain aja?!" Liu Zhenhan langsung tahu dari fakta bahwa kedua belah pihak belum melepaskan kekuatan wilayah, mereka semua menyimpan cadangan untuk menunggu bala bantuan tiba, memaksa lawan mengalami breakdown dan menyelesaikan pertempuran dengan mudah - begitu kekuatan wilayah dilepaskan, level magis akan terkuras habis, yang jelas tak memberi kesempatan bertahan dalam pertempuran kacau.
Sepasang naga logam emas-perak yang jelas terlihat sebagai pemimpin, membawa topeng monster raksasa, berdiri kaku bagai bangau di antara kawanan ayam di depan formasi Bangsa Laut yang gempar. Pandangan mereka mengamati Liu Zhenhan yang baru tiba dengan seksama dan penuh kecurigaan.
"Ini Bimon kekar bertelanjang lengan dengan otot berbentuk kacang mete, langsung terlihat sebagai pembunuh bayaran terhebat Aigean yang terkenal ganas."
Di bawah pimpinan Lao Liu, semua ahli Aiqin berdesakan mengikuti Batalion Saudara Feilengcui dari belakang, wajah mereka menunjukkan ekspresi hendak bertindak.
"Kau Santo Aiqin itu?" Jin Kanglong Laoda yang berparas tampan mengangkat dagunya, bertanya blak-blakan: "Kabarnya kau sangat kuat, tapi menurutku kisah-kisahmu terdengar tidak masuk akal."
"Kurasa itu cuma tipuan propaganda politik." Ujar Yin Kanglong yang molek dan sensual. Senyumnya terlihat dipaksakan.
Liu Zhenhan tak banyak bicara. Ia menjentikkan jari. Yitiao menyelam ke tanah, mengeluarkan tumpukan rampasan perang dari cincin ruang di dataran tinggi Tulan tertinggi Lembah Lupa. Rampasan itu termasuk: Ksatria Bersayap Bangsa Iblis berlumuran darah seperti saringan rusak, Ratu Lich yang tercincang seperti karung goni, Penjaga Pohon batu bara yang direbus jadi bahan hotpot, ahli sihir arkan yang gosong tersengat listrik, genangan darah Naga laut yang hancur berantakan, serta Oushou dan ahli sihir arkan raksasa yang membeku seperti patung es.
Sorotan mata Bangsa Laut berkedut seperti tersetrum. Dua penguasa Bangsa Laut itu pucat pasi bagai mayat.
"Bahkan ahli Aiqin sekalipun tak bisa langsung lepas dari guncangan hebat, mulut mereka menganga seperti ada tinju di tenggorokan - Perang jarang bisa menghabisi semua musuh, umumnya mengalahkan adalah hal biasa. Jelas hukum ini tak berlaku untuk Bimon."
"Masih ada masalah?" Liu Zhenhan bertanya pada dua Naga Emas-Perak: "Aku berterima kasih pada kalian bangsa naga laut, telah memberiku banyak 'Jade Blood Dan Qing'."
"'Topeng Weng Zhong Roland'-ku punya dua sinar petrifikasi permanen, beranilah mendekat!" Tatapan Naga Perak betina mulai ragu, ancamannya lebih seperti usaha menyemangati diri sendiri.
Naga Emas diam. Desah hidungnya seperti sihirnya, bergelombang tiga belas kali makin kuat.
"Obisilachi! Dua sinar petrifikasi? Jancuk! Kami ada pasukan centaur sebanyak ini, berapa yang bisa kau bunuh?" Liu Zhenhan yang bermuka garang menghunus Pedang perang Citroën: "Bros, habisi bajingan Model brengsek ini!"
Bajingan nekat Feilengcui langsung menerjang Bangsa Laut mengikuti Lao Liu. Teladan pemimpin tak terbendung, ahli Aiqin yang awalnya ingin menyimpan kekuatan pun terseret semangat dan ikut menyerbu.
Dua Raja Naga perak-emas yang sebelumnya masih bersikap sok gagah, langsung kabur terbirit-birit di hadapan kerumunan orang yang begitu padat. Mereka terpaksa lari karena para jagoan bangsa laut yang kekuatan spiritualnya sudah di ujung tanduk, di bawah pimpinan dua Kaisar Laut, mulai mundur.
Jaring benang perak yang megah bagai awan menyapu langit terlebih dahulu.
Teknik "Pembelahan Akhir Zaman" milik Raja Langit Bersayap Enam yang biasanya mampu mencincang naga menjadi daging cincang, hari ini di tangan Liu Zhenhan yang memiliki telepati super, seperti sapu besi yang menyapu bersih naga-naga laut.
Sama seperti perang konvensional, duel antar jagoan juga paling mudah menimbulkan korban dalam proses pengejaran.
Para ahli Aiqin tercengang menemukan bahwa Richard si Penyihir Besar Suci yang biasanya hanya bertarung tangan kosong, hari ini tiba-tiba menggunakan berbagai pedang legendaris dan kecapi sakral. Pedang untuk serangan tunggal, kecapi untuk serangan area, semuanya menghasilkan kekuatan tempur yang mengejutkan!
Raja Naga Sutra yang dipekerjakan sebagai bala bantuan terus menghitung dalam hati: "Dengan kata-kata Aiqin, aku juga Penjaga Pohon. Haruskah aku segera menjilat bos besar Penjaga Pohon Aiqin ini nanti?"
Bab 707 Ending Besar (Bagian Atas)
Setelah "Pertempuran Jieqiu" yang tercatat dalam sejarah perlahan menutup tirainya, Benua Aigean yang masih diselimuti asap mesiu akhirnya menemukan stabilitas.
Melihat sejarah perang di berbagai tingkat dimensi, pertempuran penentuan dengan ketimpangan kekuatan sedemikian besar, jumlah ahli perang yang begitu banyak, dan kompleksitas kekuatan yang terlibat, benar-benar merupakan kasus unik yang tak ada duanya. Pertempuran klasik lemah melawan kuat ala buku teks ini akan selamanya tertanam dalam ingatan banyak ras.
Semua agresor dan penduduk asli Aiqin mengingat nama yang sama: José Mourinho.
Andai bukan karena Murinio yang maju ke depan, tujuan agresor membagi-bagi Aiqin mungkin bukan sekadar mimpi.
Bangsa Iblis daratan sepuluh kali lebih kuat daripada ras darat Aiqin, bangsa iblis lautan pun setidaknya sepuluh kali lebih kuat dari bangsa laut Aiqin!
Berbeda dengan Bangsa Laut Alis dan Xiya yang tak bisa memanggil tsunami dan gelombang raksasa di luar laut, bangsa iblis lautan yang hidup dalam kabut racun tak terlalu bergantung pada air. Mereka jauh lebih merepotkan berlipat-lipat kali daripada bangsa laut Aiqin!
Andai bukan karena Murinio yang menyelamatkan situasi, apakah Benua Aigean bisa berubah seperti ikan asin yang terbalik, tetap menjadi tanda tanya besar.
Bahkan Istana Musim Panas Dewa Perang yang kekuatannya tak tertandingi di dunia pun harus mengakui, dalam kondisi setara, Feilengcui kecil kemungkinan bisa menahan serangan balik begitu banyak ahli bangsa iblis lautan.
Selain Kekaisaran Tang Zang yang menjual senjata dan meraup untung besar-besaran, hampir tidak ada pemenang dalam perang dunia ini.
Tak peduli ras Aigean, ras dunia iblis, ras lautan maupun ras Dunia Arwah, semuanya telah membayar harga yang sangat mahal dalam perang. Luka besar ini membutuhkan waktu bertahun-tahun lamanya untuk pulih perlahan.
Naga dan Phoenix yang jumlahnya langka menderita kerugian besar dalam Perang Dunia ini. Dibutuhkan setidaknya ribuan tahun untuk memulihkan energi vital mereka.
Magister Sihir manusia Pa Fan tumbang selamanya dalam pertempuran kacau di Lembah Lupa. Hingga akhir Pertempuran Penentuan tingkat tinggi, kekuatan magis manusia telah kehilangan dua Santo, tiga Magister Sihir, dan tujuh Archmagister selama Perang Dunia. Ini merupakan kekosongan besar dalam sistem sihir manusia yang tak bisa diisi bahkan dengan waktu.
Kesedihan Bimon sama dalamnya. Gugurnya 40% Imam Tongkat, Yang Mulia Paus, dan ayah-anak dari keluarga Hosea hampir menghancurkan separuh puncak piramida imam. Dua putra Shaman Divine Comedy juga diculik Panglima Tertinggi Dunia Arwah, nasib hidup-mati mereka yang tidak diketahui membuat hati semakin tercabik.
Namun dibandingkan Aigean, para agresor jelas membayar harga yang lebih mahal dan mengenaskan.
Kekasih Ner'zhul, suku pemburu naga yang dikenal dengan kemampuan 'Memangsa Naga', nyaris bisa dianggap mengalami pemusnahan ras.
Sistem sihir arkan Bangsa Iblis daratan sepenuhnya dihancurkan oleh Bimon, meskipun masih ada Raja Lich Jiabao yang tersisa, tidak dapat menghentikan semua orang menggolongkan mereka dalam kesamaan konsep "padang pasir sihir" bersama ogre dan goblin.
Pasukan elit Bangsa Iblis lautan sepenuhnya dihapuskan oleh Murinio, ini berarti sistem sihir arkan bangsa landak laut, manusia naga, dan putri duyung cantik akan memasuki era "Harimau tiada di gunung, Monyet menjadi raja" - atau bisa dikatakan, mereka memasuki era "mantra terlarang tidak memiliki pertahanan".
Selain itu, kristal perisai dan Tongkat Augustus Ogus yang dikumpulkan oleh kedua bangsa iblis darat-laut selama ribuan tahun, juga seluruhnya disita oleh Bimon ke gudang rampasan perang. Kerugian ini hampir tak terucapkan dengan kata-kata.
Pasukan elit Bangsa Laut Alis dan Bangsa Laut Xiya dikejar habis-habisan oleh kekuatan Aiqin. Meski akhirnya berhasil melarikan diri dari Danau Mississippi sejauh 800 li kembali ke lautan, mereka menderita korban lebih dari separuh. Para penyihir laut biasa yang kehilangan perlindungan pasukan elit benar-benar sial. Mereka antara dikremasi massal oleh Archmagister Stefano dengan "Lautan Api Teratai Merah", atau dihancurkan jantungnya oleh Archmagister Emmanuel melalui mantra terlarang "Kondensasi Embun Emas" yang mengubah molekul besi dalam tubuh menjadi gunting. Dibandingkan penyihir Aiqin, peramal badai laut justru yang pertama menerapkan taktik "klaster sihir" canggih - mirip "taktik artileri massal" di Bumi: dahsyat saat menyerang, tapi mudah dihabisi sekaligus saat dikepung.
Dunia Arwah bahkan lebih parah. Dari tiga panglima, satu tewas, satu ditawan, satu kabur. Tiga artefak legendaris - Cermin Penghancur, Bunga Tulang Dewa Maut, dan Trisula Kegelapan - benar-benar musnah dari sejarah. "Sabit Berdarah Pemotong Jiwa" yang khusus dibawa Yingelieqibao dari dunia arwah bahkan belum sempat digunakan, sudah jatuh ke tanah bersama empat Naga Underworld tingkat enam.
Ditambah dengan 700.000 makhluk neraka papan atas yang gugur sebelumnya di Hutan Salib Selatan, serta kerusakan ekosistem neraka oleh tiga mantra terlarang dan tiga peluru penghancur Mithril hitam, kampung halaman arwah ini benar-benar pantas menyandang namanya.
Mengenai Kekaisaran Mugalan, Elf Jatuh, dan Kaisar Giok Negeri Sutra yang merupakan peran-peran kecil ini, mereka juga menderita kerusakan cedera tulang dan otot dalam Perang Dunia ini.
Bencana peradaban sihir!
Benar!
Tak peduli dari tiga tingkat kekuatan mana pun, tak satu pun pihak akan menolak kesimpulan akhir ini—Perang Dunia ini adalah bencana sejarah bagi peradaban sihir!
Segala sesuatu ada sebab dan akibat. Siapakah dalang di balik bencana ini?
Kemampuan Bangsa Laut mendarat di Benua Aigean sepenuhnya bergantung pada "Formasi pisah-air lembab An'erle" yang dibuat oleh keturunan Yunqin Fangshi, Ferguson Xu. Bagaimana Bangsa Laut mendapatkan Xu tua ini?
Bangsa Iblis daratan bisa mendarat di Benua Aigean karena "jurang ruang-waktu" terbuka lebih awal.
Siapakah yang menyebabkan "jurang ruang-waktu" terbuka lebih dini?
Bangsa Iblis lautan bisa mendarat di Aiqin karena ada yang secara aktif memberikan teknologi pembuatan lencana pemisah air, mengajak mereka berkunjung ke Aiqin untuk menikmati pemandangan alam, serta membangkitkan ambisi besar dan insting mereka untuk menguasai dunia—Siapa? Siapa yang melakukan urusan kotor ini?
Siapakah yang melepaskan Elf Jatuh dan Naga Hitam Neraka ke permukaan? Siapakah yang menipu Kaisar Giok Negeri Sutra hingga masuk ke dunia iblis? Kota asal Sultan Mulan dihancurkan oleh siapa, memaksa Raja Gurun mengirim pasukan besar ke Aiqin?
Mengapa tiga komandan besar Dunia Arwah berani menghadapi bahaya demi datang ke Benua Aigean?
"Pada akhirnya, semua tombak mengarah ke nama yang sama: Richard!"
Sejarah membuat lelucon yang sangat besar, pahlawan tingkat paling cemerlang dan dalang di balik kobaran perang ternyata adalah orang yang sama!
Perang yang berlangsung kurang dari setahun ini telah merenggut lebih dari 20 juta nyawa dan kerugian ekonomi puluhan miliar koin emas. Siapa yang harus bertanggung jawab atas kekacauan ini?
Tidak ada yang tahu.
※※※
Tengah malam tanggal 12 November. Dunia Iblis, Pulau Mowenruoke.
Di tengah gelombang besar elemen yang mengubah wajah gunung-sungai dan mengobrak-abrik dasar laut, pulau ini dengan bangga menjadi tempat promosi Xianshi Du'e dari Benua Sutra.
Penyihir Utama Tang Zang "Kumis Penyambut Tamu" terpaku menatap langit malam, wajahnya dipenuhi ekspresi tak percaya.
Ia tak pernah menyangka proses "Du'e" ternyata semudah ini - inikah yang disebut "Sembilan Tribulasi Petir" dalam legenda?
Kaisar Tang Zang "Petani Miskin Generasi Penanam Pohon Plum" yang khusus datang dari Benua Sutra menggenggam erat tangan Lao Liu, kata-kata terima kasihnya bisa memenuhi keranjang, hadiah dan gelar kerajaan terus dipaksakan meski Lao Liu berulang kali menolak.
"Mulai sekarang Tang Zang dan Bimon akan menjadi saudara seperjuangan yang tak terpisahkan!" Baik Kaisar maupun Pangeran Tang Zang menepuk-nepuk dada memberi jaminan pada Lao Liu: "Jika Pendeta Kuil perlu merekrut peliharaan magis atau tumbuhan, datanglah ke Benua Sutra kami yang subur makmur. Pintu Tang Zang selalu terbuka untuk saudara Bimon!"
Dari sudut pandang politik negara, teman maupun musuh tidak akan ada kata "selamanya", Liu Zhenhan tentu tidak akan menganggap serap madu dari struktur kepemimpinan Tang Zang.
Namun melihat situasi saat ini, penguatan komunikasi bilateral antara ras Bimon dengan seluruh Benua Aigean dan Benua Sutra memang membawa segudang manfaat tanpa kerugian—Pil Emas penambah energi Kekaisaran Tang Zang terlalu vital bagi medan perang Aigean! Tanpa intervensi "Pil Emas penambah energi" dalam pertempuran, mustahil kekuatan magis Aigean bisa menahan blok sihir para agresor! Lagipula kedua benua terpisah jauh, tak ada konflik kepentingan mendasar. Baiklah, kerja sama pun dilanjutkan.
Elit Tang Zang mengira mereka mendapat keuntungan besar, tanpa sadar Liu Zhenhan juga memanfaatkan mereka.
Pembukaan dan penutupan "jurang ruang-waktu" sebelumnya hanya bisa dilakukan melalui kedatangan dan kepergian Yue Bisu. Namun saat Liu Zhenhan mencapai level Santo Aiqin di dunia iblis, dia tanpa sengaja mengungkap misteri alam—ternyata "jurang ruang-waktu" juga bisa dibuka dengan fluktuasi dahsyat Aliran Elemen!
Seperti saklar lampu, promosi ke level Santo Aiqin yang bisa membuka "jurang ruang-waktu" tentu juga bisa menutupnya...
Rencana strategis setan ini sudah lama dipersiapkan Liu Zhenhan!
Ia menggunakan taktik "pembantaian dengan pita merah" untuk memaksa pasukan besar Bangsa Iblis yang sedang menerapkan strategi "Biarkan harimau bertarung sendiri" menyerang Aiqin - ini sebenarnya adalah jebakan raksasa! Pasukan Bangsa Iblis saat ini tidak memiliki pasukan logistik. Mereka mengandalkan "formasi teleportasi memancarkan kilau + Kristal Penyimpanan Vakum" untuk menjamin suplai. Baik dalam pergerakan maupun pertempuran, mereka berkali-kali lipat lebih cepat dibanding pasukan Aiqin maupun Bangsa Laut!
Inilah keunggulan terbesar pasukan Bangsa Iblis. Tanpa beban logistik, di medan perang manapun mereka berada, selain membunuh dan menghancurkan, para perwira militer dan prajurit sama sekali tidak perlu repot memikirkan sandang-pangan!
Namun di mata Liu Zhenhan, kelebihan tak tertandingi ini justru menjadi kelemahan fatal pasukan Bangsa Iblis - Begitu "jurang ruang-waktu" tertutup, Aiqin dan dunia iblis akan terpisah menjadi dua tingkat berbeda. Saat itu tiba, selain formasi teleportasi sihir yang terbuat dari Kristal Malon, peralatan teleportasi magis lainnya sama sekali tak bisa melakukan transmisi dua arah!
Selain Feilengcui yang memiliki sedikit Kristal Malon, di mana lagi Bangsa Iblis bisa menemukan Kristal Kurir dalam jumlah cukup untuk mendukung operasi logistik jutaan pasukan?!
Begitu "formasi teleportasi memancarkan kilau + Kristal Penyimpanan Vakum" jutaan pasukan Bangsa Iblis tak lagi bisa mengangkut bahan pangan dari dunia iblis, jangankan melanjutkan pertempuran, hitungan hari bertahan hidup pun bisa dihitung jari!
Mengapa Rundstedt memuji tata letak strategis Lao Liu yang sangat berbeda dari orang biasa?
Karena dia adalah Santo Aiqin!
Sudut pandang Santo Aiqin dengan orang biasa dalam mempertimbangkan masalah sudah pasti seperti langit dan bumi!
Mengapa Feilengcui dan Kerajaan Bimeng tidak menempatkan pertahanan di utara Sungai Sanggan?
Karena sama sekali tidak diperlukan!
Tak ada strategi perang yang lebih kejam daripada memutus pasokan logistik.
Jika pasukan bangsa iblis menyerbu Aiqin dan menginjakkan kaki di wilayah manusia, masih ada harapan hidup - wilayah manusia makmur. Meskipun "jurang ruang-waktu" tertutup, mereka bisa bertahan dengan merampok persediaan makanan. Namun mereka malah memasuki Padang Rumput Donau yang gersang, dan memilih musim dingin - saat bahkan gerombolan perampok pun kelaparan sampai nekat!
Dari Sungai Sanggan ke kota provinsi utama Weisisipang dan Shabak, jarak lurusnya mencapai 500 kilometer lebih. 4 juta pasukan bangsa iblis yang baru menyeberangi Sungai Sanggan pada 11 November sore, membutuhkan minimal 20 hari untuk menempuhnya. Selama itu, tunggangan perlu makan setiap hari, prajurit butuh logistik. Tak perlu 20 hari - bahkan 3 hari tanpa makanan, pasukan iblis akan binasa. Merampok makanan di tempat mustahil: populasi Bimon yang sedikit sudah mundur ke kota-kota provinsi, sementara Padang Rumput Donau di musim dingin tak menyisakan apa pun yang bisa dimakan.
Inilah alasan utama Liu Zhenhan membantu Penyihir Gongbao "Kumis Penyambut Tamu" melewati proses Du'e dengan selamat.
Jika bukan karena ini, dia takkan mau ada Santo Aiqin baru di dunia ini!
“Perang ditentukan oleh tenaga logistik, Bangsa laut rugi di garam, Bangsa iblis rugi di formasi teleportasi.” Liu Zhenhan menghibur saudari-saudara Gatanie dengan berkata: “Jangan bersedih, kubayar nyawa 6 juta prajurit iblis untuk menemani Mentor Hosea ke liang lahat! Ini setara!”
“Bagaimana jika prajurit iblis tega menghabisi rekan di samping mereka?” Gorini menangis hingga matanya merah, terisak bertanya: “Bukankah mereka punya ras bernama Ghoul? Aku tak peduli... Jangan lepaskan para pembunuh ini!”
“Ini mustahil! Bangsa iblis punya peradaban tinggi, bukan ras primitif seperti ogre! Perang tetap perang, peradaban tetap peradaban, jangan dicampur. Terlalu membuat momok lawan juga penghinaan bagi kita sendiri.” Liu Zhenhan mendinginkan niat tersembunyinya: “Andai mereka benar-benar kanibal untuk mendukung gerakan pasukan, berkhayal merebut Shabak dan Weisisipang untuk santapan pun tak masalah! Benua Aiqin bukan cuma punya satu dua ahli mantra terlarang! Lagipula Bangsa iblis tak ada ahli Jalan Tertinggi yang berkedudukan, jadi target latihan yang sempurna!”
※※※
Tanggal 13 November, langit dunia iblis dipenuhi bintang gemintang.
Ratu Jiabao menyibak jubah tebalnya, memandang langit dengan tatapan kosong.
Kekalahan datang terlalu cepat dan mendadak. Sampai detik ini, Ratu Lich masih tak percaya kejadian dua hari lalu itu nyata.
Dia tidak menyangka dirinya akan berubah menjadi "makhluk mayat hidup" yang tak bisa lagi melihat matahari seumur hidup - jika bukan karena kekasih tak setia yang memberitahunya melalui pengawal bayangan cara bertahan hidup setelah terkontaminasi kabut kristal, mungkin dirinya dan Panglima Tertinggi Dunia Arwah kini telah menjadi mayat.
Yang lebih tak terduga, "jurang ruang-waktu" justru menjadi pedang pembantaian pertama dan paling mematikan yang menghantam 6 juta prajurit Bangsa Iblis yang telah memasuki Aiqin.
Sebelumnya saat merancang rencana strategis, para Menteri Militer selalu memprioritaskan pertimbangan tentang nasib pasukan bangsa iblis yang telah dikirim ke Aiqin jika "jurang ruang-waktu" menutup saat Yue Bisu muncul di Aiqin musim semi tahun depan.
Dalam rencana strategis asli elite Bangsa Iblis, masih ada 6 juta pasukan bersenjata lengkap yang akan dikirim melalui "jurang ruang-waktu" sebulan kemudian untuk menduduki Dataran Carimodo yang paling subur di Aiqin. Dengan demikian, penutupan "jurang ruang-waktu" akibat kembalinya Yue Bisu tahun depan tidak akan mengganggu strategi keseluruhan.
Pasukan besar Bangsa Iblis berjumlah 12 juta jiwa memiliki kekuatan cukup untuk berdiri kokok di Benua Aigean. Lumbung pangan Carimodo ini akan menjadi basis tenaga logistik terbesar bagi pasukan mereka!
Yue Bisu hanya akan tinggal di Benua Aigean selama 36 tahun saja. Setelah kepergiannya, perubahan elemen akan kembali mempengaruhi buka-tutup "jurang ruang-waktu", saat itulah Bangsa Iblis bisa berbondong-bondong keluar dan bermigrasi permanen ke Aiqin!
"Rencana ini bisa menyerang maupun bertahan, tidak hanya mempertimbangkan bentrokan awal antara Bangsa Laut dan manusia, tapi juga memikirkan semua konsekuensi. Bisa dibilang terlindungi sempurna! Tapi siapa sangka, kemarin Benua Aigean ternyata punya Santo Pu baru yang naik level menjadi Santo Xiao, menutup 'Jurang Ruang-Waktu' yang seharusnya baru tertutup saat Yue Bisu tiba!"
Naik level jadi Santo Xiao! Kemungkinan yang lebih mustahil daripada naik ke langit ini, bagaimana bisa terjadi dua kali dalam setahun?
Greta Garbo yang sudah kehabisan akal terpaksa mendatangi Raja Buaya Kuno Piacenza. Jika Sang Raja Buaya tidak bertindak sekarang, dunia iblis benar-benar akan hancur!
Sekarang 'Jurang Ruang-Waktu' sudah tertutup. Tidak hanya 6 juta prajurit iblis di Benua Aigean yang terjebak, tahun depan saat Yue Bisu kembali ke Aigean, manusia dan Bimon malah bisa menggunakan 'Jurang Ruang-Waktu' yang terbuka kembali untuk menyerbu dunia iblis!
Saat itu tiba, dunia iblis yang sudah kehilangan semua kekuatan arkan hanya akan menjadi budak taklukkan di hadapan mantra terlarang lawan!
"Apa kata Yingelieqibao?" tanya Raja Buaya Kuno.
"Dia menolak proposalku."
“Aku juga menolak tawaranmu, Jiabao.” Raja Buaya Purba Piacenza merenung lama, lalu mengangkat kepala dengan senyum getir: “Maafkan aku, aku punya tanggung jawabku. Aku bukan kalian. Sepanjang hidupku tak pernah sembarangan mempertaruhkan nyawa berharga untuk berjudi pada masa depan yang tak jelas! Kau ingin aku menggunakan 'Pirang Platinum' untuk naik tingkat, sehingga 'jurang ruang-waktu' terbuka lagi? Terlalu kekanak-kanakan dan menggelikan! Jika aku yakin bisa melewati hukuman langit saat naik tingkat, apakah aku akan menyia-nyiakan air mata dan menunggu sampai hari ini?”
“Tapi...” Ratu Jiabao hendak melanjutkan, namun dihentikan oleh gelengan tangan Raja Buaya Purba.
“Tak perlu bicara lagi. Sebagai penjaga dunia iblis, tentu aku punya kesadaran untuk berkorban saat ada invasi musuh! Tapi sekarang belum sampai situasi itu. Pada dasarnya ini semua akibat perbuatan kalian sendiri...” Raja Buaya Piacenza menggeleng: “Atas dasar persahabatan dengan mantan Raja Lich, kuberi saran. Jika kau setuju, akan kutemani kau mencari empat pengkhianat naga iblis yang kabur itu! Satu-satunya harapan untuk memperbaiki kekacauan ini ada pada mereka... Jika tidak, aku tak bisa membantu...”
Setelah mendengar penjelasan sistematis Raja Buaya Purba, mata Ratu Jiabao berbinar.
“Benar! Bagaimana bisa kita melupakannya!” Wajah cantik Ratu Lich mulai kemerahan: “Waktunya juga tepat!”
Bab 708 Akhir Agung (Bagian Tengah)
14 November, Kerajaan Bimeng mengeluarkan "Dekret Mobilisasi Sabuk Duri" secara nasional.
Raja, Kuil, Senat, dan Istana Musim Panas Dewa Perang menyerukan seluruh Bimon, penduduk asli Danube, serta elf padang rumput untuk mempersiapkan tenaga kerja, keranjang, dan kendaraan dengan semangat tertinggi dalam persiapan perang dan pengumpulan bahan pangan, serta aktif mempersiapkan kebutuhan pengumpulan rampasan perang di kemudian hari.
Harta Perang, harta perang, ada perang tentu ada harta.
6 juta pasukan Bangsa Iblis seluruhnya berada di wilayah Padang Rumput Donau. Kecuali 600.000 pasukan yang berdekatan dengan Kastil Yifu di Doluote yang sulit dijangkau, zirah kristal dan senjata kristal dari 5 juta prajurit Bangsa Iblis sisanya dapat direbut Bimon dengan cukup waktu - syaratnya menunggu pasukan Bangsa Iblis kelaparan hingga ambruk.
Faktanya, bukan hanya pasukan Bangsa Iblis yang mengembangkan semangat internasionalisme menyiapkan harta perang besar-besaran untuk Bimon. Pasukan Mulan dan Bangsa Laut yang sebelumnya gagal menyerbu Shabak dan Weisisipang juga meninggalkan jutaan set persenjataan di Padang Liar Kuno. Karena jarak yang terlalu jauh dalam proses pelarian musuh, Kerajaan Bimeng belum sempat melakukan pembersihan dan penataan sistematis.
“Jurang ruang-waktu” begitu tertutup, tiga bangsa iblis laut yang sudah mencapai lautan Aiqin terpaksa memprioritaskan cara membangun permukiman di laut berbahaya setelah para ahli Jalan Tertinggi mereka gugur. Ditambah monster dari Jurang yang ditempatkan Liu Zhenhan, lautan sama sekali tidak lagi menjadi ancaman bagi Aiqin. Pasukan Bangsa Laut yang menduduki Aiqin Timur pun terus mundur, sementara pasukan bangsa iblis dengan kuantitas besar terperangkap dalam krisis pangan tak terselamatkan di Padang Rumput Donau. Dalam kondisi bebas hambatan ini, bangsa Bimon tentu perlu mempertimbangkan masalah hasil rampasan perang.
Bagi Bimon yang setahun lalu bahkan prajurit sapi dari pasukan perbatasan resmi "Pasukan ‘Bergulat dengan Naga’" hanya bisa dilengkapi senjata kayu, Perang Dunia ini memang menuntut pengorbanan berdarah dari seluruh kerajaan, namun juga membawa kesempatan emas untuk mengubah kondisi memalukan persenjataan kerajaan - begitu berhasil merebut persenjataan standar musuh, pasukan Bimon akan menjadi pasukan dengan perlengkapan termegah di dunia! Baik armor dan senjata dari kristal maupun pisau melengkung gurun yang mampu membelah besi, semuanya adalah barang premium yang tak bisa dibeli dengan uang. Kecuali bagian untuk sekutu Dubin, sebagian besar hasil rampasan menjadi milik Bimon. Hal ini membuat bahkan Kekaisaran Tang Zang yang kaya raya pun iri sampai ke ubun-ubun.
Manusia juga iri hati. Pasukan Bangsa Laut yang mereka hadapi memiliki persenjataan standar yang sangat buruk. Baik perlengkapan dari kerang maupun senjata besi kasar yang dibuat di Benua Pantai Emas, tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Mulan yang memiliki tambang bijih besi Wanzi atau Bangsa Iblis yang berperadaban tinggi. Meski sama-sama membayar harga mahal, dari segi hasil rampasan perang, manusia bahkan tidak pantas mengangkat sepatu Bimon sekalipun.
Pegunungan Salju Himalaya Taymur dan Pegunungan Bering bagai gerbang kokoh yang mengunci erat pandangan penuh nafsu dunia luar terhadap Padang Rumput Donau. Sekalipun ingin ikut mencuri kesempatan, manusia tetap tidak bisa mencapainya.
Seberapapun geram dan kecewa, manusia harus mengakui: dibandingkan Bimon, mereka benar-benar sial besar-besaran dalam Perang Dunia kali ini!
Kerajaan Bimeng yang sejak awal sudah miskin sampai-sampai tikus masuk pun akan keluar sambil meneteskan air mata. Bangsa Laut, Mulan, dan Bangsa Iblis yang bergiliran menyerbu, selain membuat jalan raya Romawi di Padang Rumput Donau, sama sekali tidak merusak infrastruktur dasar Bimon. Malah secara tidak langsung membantu memberantas banyak perampok. Setelah perang usai, Bimon tetap bisa menggembalakan ternak di padang rumput, tambang garam Florrendo tetap beroperasi. Untuk "kota" dan permukiman yang rusak, cukup dengan akar rumput dan tanah padat, mereka bisa membangun kembali dengan kerja keras.
Masyarakat manusia... Tidak bisa!
Pasukan Bangsa Laut yang runtuh bagaikan belalang yang melintas, di mana pun mereka berada tembok kota dirusak, populasi dibantai, lahan subur diratakan, saluran irigasi dan sungai benar-benar berubah. Jutaan pengungsi timur juga sepenuhnya mengacaukan struktur pemerintahan 24 kerajaan manusia. Selanjutnya, jangankan membangun kembali rumah, memulihkan produksi, memulihkan energi vital—hanya soal menetapkan kembali batas negara, mengumpulkan rakyat, dan memberikan bantuan, semua ini menjadi masalah besar bagi negara-negara manusia. Populasi adalah akar kemakmuran negara, takkan ada yang mudah mengembalikan rakyat yang sudah dicaplok. Jika tak ditangani baik, kemungkinan besar kerajaan manusia akan berperang satu sama lain.
Dengan pertimbangan ini, suasana hati Raja Sal tentu sangat baik.
Kematian sahabat lama Murinio memang menyedihkannya, namun dari perspektif menyeluruh, ambruknya dua Pilar Penopang keluarga Hosea justru tak membawa kerugian bagi Kerajaan Bimeng. Bordir adalah salah satu dari empat suku utama Bimon. Di bawah pemerintahan Bangsa Manusia Berbulu, jika memberi mereka kekuasaan politik, pasti tak bisa dipertanggungjawabkan kepada cabang kuat seperti Beruang, Wolff, dan Fox. Tapi jika tak memberi hak politik, kaum Smail sebagai pemimpin turun-temurun pun tak mau—dulu masih bisa diatasi, tapi generasi ini muncul sosok yang luar biasa.
Kematian Murinio dan Brückner membuat ambisi Bordir lenyap. Ini benar-benar kabar terbaik bagi stabilitas pemerintahan tingkat negara.
"Pahlawan" adalah istilah yang bergantung pada situasi. Raja Sal merasa waktu kematian Murinio tidak menodai statusnya, bahkan bisa dikatakan ia mati di saat yang tepat.
Andai bisa melewati Perang Dunia, mungkin Murinio justru akan dijuluki "Pengkhianat Bimon" - separatisme tidak punya tempat di Kerajaan Bimeng.
Cara raja memandang masalah selalu berbeda dengan rakyat biasa. Politik menolak kelembutan dan tidak mengenal kemanusiaan. Raja Sal terkadang iri pada Paduka Liu Zhenhan yang tetap berada di luar pusaran politik, tersenyum melihat badai, bebas bertindak sesuai hati nurani melakukan hal-hal mustahil bagi politikus lain.
Jika masih ada sosok tak ternoda di dunia birokrasi Bimon, Shaman Divine Comedy pasti satu-satunya permata suci yang keluar dari lumpur tanpa ternoda.
Meski pertempuran besar telah mereda, Raja Bimon masih punya banyak hal perlu didiskusikan dengan Yang Mulia ini. Kemarin Shaman Divine Comedy mengembalikan 30.000 pasukan kavaleri serigala iblis ke departemen militer kerajaan, membuat semua elit Bimon berkeringat dingin - tak ada yang menyangka Yang Mulia masih menyimpan pasukan cadangan strategis sekuat itu secara diam-diam!
Bagaimana mungkin seorang Bimon memiliki kesabaran seperti ini?
Bagaimana mungkin seorang Bimon memiliki kekuatan seperti ini?
※※※
Semangat menggebu saat tiba di Feilengcui langsung pupus oleh kalimat pembuka Yang Mulia yang membuat Sang Raja tersipu malu.
“Apakah bersiap mencabut kekuasaan militer dengan secangkir anggur atau membakar Menara Pahlawan? Sekarang konflik eksternal sudah hilang, saatnya menyelesaikan konflik internal.” Liu Zhenhan berkata setengah hati pada Raja Sal: "Yang Mulia, kedatangan Paduka sangat tepat. Beri saya kepastian! Agar saya tidak terus gelisah setiap hari, sulit tidur, bolak-balik, dan menjadi curiga."
Ucapan ini bukanlah omong kosong belaka.
Sejak "jurang ruang-waktu" tertutup berhasil setelah penyempurnaan spiritual Xianshi Gongbao, dan pasukan bangsa iblis pasti akan hancur, Kuil Bimon dan Senat terus menyerukan pengurangan struktur Pasukan Pengawal Istana Musim Panas, membatasi kekuatan bersenjata Shaman Divine Comedy, serta mencegah lahirnya warlord baru.
Tak perlu diragukan, seorang penguasa yang memiliki sistem persenjataan, sistem sihir, sistem pendeta, dan kekuatan bersenjata yang lebih kuat dari kekuatan negara memang faktor ketidakstabilan yang sangat berbahaya - ini bukan soal kesetiaan, tak ada satu pun Bimon yang meragukan cinta dan kesetiaan Paduka Liu Zhenhan pada Kerajaan, tapi dalam masalah prinsip ini, siapa yang mempertimbangkan karakter pribadi adalah bego level dewa!
Dalam kondisi perang semua bisa ditoleransi, tapi kini pertempuran telah usai, kekuatan bersenjata harus dikuasai negara - bangsawan yang memenuhi seruan raja ke medan perang sudah menjadi sejarah lama yang entah terjadi kapan!
Menyerahkan 30.000 penunggang serigala iblis?
Ini masih jauh dari cukup!
“Richard, saya tidak ingin membahas lebih lanjut masalah ini dengan Anda. Dari sudut pandang saya, mempertahankan status quo mungkin satu-satunya cara, meski itu solusi yang terpaksa.” Raja Sal terdiam lama sebelum akhirnya menghela napas panjang: "Mengenai masa depan, saya hanya bisa berkata anak cucu punya rezeki sendiri. Semoga dalam beberapa abad mendatang, keturunan Anda bisa waras seperti Anda sekarang."
Sebagai penguasa tertinggi sebuah kerajaan, sebenarnya Sal condong untuk mengurangi kendali militer. Tapi dia juga sadar, saat ini selama Feilengcui ingin menolak, tidak ada yang bisa memaksa mereka.
Dan Yang Mulia Richard sudah jelas-jelas menunjukkan sikapnya - dia menolak campur tangan siapapun terhadap Feilengcui.
Berbeda dengan penyihir tingkat suci dan pendeta papan atas lainnya, Shaman Divine Comedy tidak melakukan eksperimen sihir siang-malam, juga tidak punya hasrat tak kenal henti untuk mengeksplorasi pengetahuan elemen. Dia hampir tidak berbeda dengan orang normal, punya banyak waktu luang!
Seberapa berbahayanya ahli kuat seperti ini jika lepas kendali?
Kemarin Istana Musim Panas Dewa Perang mengajak struktur kepemimpinan kerajaan naik Mesin Terbang Qibulin menonton pertunjukan spektakuler. Di hadapan semua, Richard memimpin Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui dan saudara-saudara Hosea menghabisi pasukan bangsa iblis di padang gurun.
Shuangxue Piqiu raksasa yang mengendarai burung laut raksasa melesat di langit, menyiksa saraf pasukan bangsa iblis dengan sihir-sihir aneh tak tertandingi. Yang paling mengerikan dari Makhluk Sial ini memiliki salib hitam Skandinavia di dadanya. Setiap kali bertindak, ia melemparkan kabut hitam pekat. Setiap iblis yang terjebak dalam kegelapan ini akan menjerit kesakitan, tubuhnya dipenuhi bisul daging berbentuk anggur yang membuat jijik, bahkan lebih ganas dari ogre, menyerang sekutu di sekitarnya tanpa pandang bulu...
Raja Sal ingat dirinya dan banyak bangsawan terkemuka sedang menghisap cerutu saat itu, penuh kepuasan diri.
Setelah menyaksikan pemandangan ini, asap mengepul dari mulut mereka yang terbuka lebar seperti cerobong.
Sihir racun ini mungkin merupakan sihir medan perang paling kejam yang pernah mereka lihat seumur hidupku...
Belum lagi...
Dua butir "Siput Peniru Ucapan" berpindah tangan antara Gorini, Gormeth dan Fei Wenli. Setiap perpindahan memunculkan kecapi legendaris dari udara, serangan sihir dahsyat menyapu berbentuk kipas seperti sabit memotong gandum, menumpukkan prajurit bangsa iblis yang tumbang...
Keberanian Pedang dan Kelembutan Kecapi... Dua kitab nyanyian spiritual perang yang muncul tiba-tiba ini... Satu dalam bahasa arwah satu lagi bahasa Han... Bahkan tak bisa dipelajari...
Meskipun kedua lagu perang ini harus dinyanyikan kembali setelah memanggil 18 pedang terkenal atau kecapi terkenal secara berurutan...
Meskipun kedua lagu perang ini hanya berfungsi memperkuat senjata dan mengamplifikasi volume instrumen ketika diterapkan pada manusia...
Tapi siapa yang bisa menyangkal kekuatan kedua lagu perang ini?
Pedang terkenal adalah raja serangan tunggal!
Kecapi terkenal adalah ahli serangan bertubi!
Dengan dua "Siput Peniru Ucapan" ini dan Helen yang mahir Tarian Perang, tak heran dalam Pertempuran Lembah Lupa, para jagoan bangsa laut dikalahkan Feilengcui seperti anjing mengejar kelinci sampai terlepas zirah!
Feilengcui juga memiliki empat set zirah Naga Underworld setinggi lebih dari 3 meter...
Raja Sal sampai mati pun takkan lupa penjelasan Bosirena Lanruoshi saat memperkenalkannya.
“Naga Underworld adalah silsilah paling langka dan istimewa dalam bangsa naga kami! Tulang mereka tidak berada di dalam tubuh, melainkan melapisi permukaan tubuh! Daya pertahanannya berkali-kali lipat lebih kuat dibanding sisik naga biasa!” Naga Batu Permata Meilan sepertinya sengaja pamer pengetahuan, khawatir penjelasannya kurang detail: “Sedangkan Naga Underworld level enam disebut Zirah Naga Underworld! Jenis naga level ini setelah mati akan secara otomatis melepaskan zirah tulang menyatu! Di Dunia Naga, kami biasanya menyebut zirah ini sebagai 'Mekanika Naga Underworld'! Hehe, selama postur tubuh cocok, siapa pun bisa mengenakan 'Mekanika Naga Underworld' untuk bertempur~ dikendalikan langsung melalui pikiran lho~ Ya ampun~ Ini bahkan bisa membuat anak kecil mengalahkan pendekar ulung! Lihat tonjolan seperti tumor di atas otak 'Mekanika Naga Underworld'? Itu adalah otak dual! Jika seorang penyihir memakai zirah ini, tidak hanya bisa menutupi kelemahan fisik sepenuhnya, tapi juga melepaskan dua jenis sihir berbeda sekaligus!”
Raja Sal hanya mengenal satu naga level enam, Kepala suku Andulan dari Feilengcui.
Dia bersama seluruh bangsawan Bimon sangat memahami konsep makhluk level ini. Jika Benua Aigean memiliki empat naga level enam, mungkin Naga Iblis dan Naga Laut bahkan tak berani membayangkan untuk menginjakkan kaki di Aiqin.
Tidak bisa dipungkiri, Gatanie dan Mari yang mengenakan "Armor Naga Underworld" dengan sayap tulang terkembang dan melayang di langit biru telah meninggalkan kesan mendalam bagi elit Bimon. Selain baju zirah Naga Underworld milik kakak-beradik ini yang tak tertembus, meriam tulang ogus yang seperti alat penebar kematian ini...
Pentingnya daya tembak sihir beruntun dalam perang telah dibuktikan langsung oleh rekam jejak pertempuran Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui.
Mungkin sebelumnya banyak yang mengira tembakan cepat tanpa jeda merupakan pemborosan sihir berharga. Namun kekalahan besar 300.000 prajurit Bangsa Iblis saat menyerang Feilengcui membuktikan betapa mematikannya taktik magis mewah ini terhadap taktik kerumunan manusia - Rekaman Di Wei tak mungkin berbohong.
Feilengcui berhasil menyita Tongkat Augustus Ogus yang dikumpulkan Legiun Sihir Arkan Bangsa Iblis daratan dan laut selama ribuan tahun. Sabuk transmisi untuk mengangkut tulang ogus, alias meriam mini, membutuhkan logam magis atau kristal sihir dalam pembuatannya - semuanya juga tersedia di Istana Musim Panas Dewa Perang.
Sulit dibayangkan betapa dahsyatnya pasukan tak terkalahkan beranggotakan 400 orang dengan kecepatan tembak 1200 peluru/menit dan kapasitas amunisi rata-rata 500 sihir tulang ogus yang muncul di medan perang!
Belum lagi kombinasi dua elemen air dan api dari Buleiqinmo...
“Dua jenis kecapi tujuh senar yang dihiasi mutiara berbeda, membuat pisau suara air dan api menyatu menjadi lautan ledakan sihir...”
“Bahkan mantra terlarang pun tak bisa menghapuskan sepenuhnya ekspedisi bangsa iblis yang berjumlah besar. Pasukan mana yang tak breakdown menghadapi pembantaian tanpa bisa membalas?”
“Kekuatan Feilengcui sekarang terlalu kuat!” Raja Sal mengeluh dengan tulus pada Lao Liu: “Jangan salahkan struktur kepemimpinan kerajaan yang tak tenang. Meski kita keluarga, kekhawatiran ini tetap harus ada!”
“Kekhawatiran kalian urusan keparatku apa? 30.000 penunggang serigala dan begitu banyak 'Pirang Platinum' sudah kuserahkan! Masih mau apa?” Liu Zhenhan mengamuk: “Mau rebut kendali pasukan Istana Musim Panas? Bangsat! Siapa berani jadi Si Kepala Babi silahkan coba!”
Di Benua Aigean sampai sekarang, mana mungkin dia tak tahu betapa keruhnya kolam 'mempertahankan pasukan pribadi'. Baik di bumi maupun Aigean, banyak contoh berdarah yang bisa jadi referensi.
Satu langkah ke Raja Langit, satu langkah ke kematian. Di titik ini bukan mau mundur ya bisa, mau maju ya bisa. Di dunia, manusia tak punya pilihan – inilah logikanya.
Dasar apa? Dasar apa harta warisan yang kukumpulkan susah payah harus dirampas mentah-mentah oleh kalian politisi licik dengan alasan 'semangat kebenaran'? Kesadaran Liu Zhenhan belum sampai ke pencapaian nirwana Yao-Shun. Dia juga tak tertarik jadi versi Aiqin-nya Washington.
"Jadi, Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui tetap harus merampas, dan rampasan perang yang seharusnya dijarah tetap dijarah!"
"Bukan karena bertindak cepat dan tanda pengenal yang kuat, bagaimana mungkin cincin 'Hati Gemilang' asli bisa kembali ke Bimon?"
"Bukan karena perlindungan yang kuat dan reputasi besar, bagaimana mungkin manusia rela menyerahkan 'Topeng Petrifikasi Abadi'?"
"Bukan karena kewaspadaan dan tindakan tepat waktu, di mana mungkin 200.000 batang Tongkat Augustus Ogus dan 400.000 buah Kristal Perisai masih berada di tangan suku Smyer sekarang!"
Liu Zhenhan merasa mulai memahami perasaan Cao Cao - Jika bukan karena aku yang berkedudukan di sini, jika tongkat-tongkat Augustus Ogus itu jatuh ke tangan bangsawan Bimon lain, entah berapa orang akan menyebut diri kaisar atau raja di negara ini dan Benua Aigean di masa depan!
"Cukup! Tidak usah bahas ini. Hari ini aku hanya ingin bertanya satu hal. Terhadap hari esok dan masa depan Kerajaan, sebenarnya apa sikapmu?" Raja Sal harus mencari jawaban pasti dari Liu Zhenhan: "Medusa Bonaparte belum kembali, permusuhan berdarah masa lalu belum terbalaskan, kerajaan juga perlu dibangun kembali. Kau harus berikan rencana yang jelas padaku! Kalau tidak, meski punya kekuatan militer sekuat ini tapi tidak ada gerakan sama sekali, sungguh tidak masuk akal!"
“Apakah Medusa berani tidak kembali sekarang?” Liu Zhenhan tertawa: “Baru saja bahu-membahu melawan musuh bersama manusia, sekarang mau bermusuhan lagi untuk balas dendam lama, bukankah itu terlalu kejam? Setidaknya mereka telah berjasa besar melawan agresi dimensi lain! Kerajaan perlu membangun seratus bidang? Benarkah? Aku tidak merasakannya! Kekaisaran Mugalan sudah cacat, tidak menipu mereka sekali pun rasanya tidak pantas! Apalagi kita punya begitu banyak kristal, bahan apa yang tidak bisa ditukar? Di Benua Sutra, kristal adalah barang mewah!”
“Apa yang kau katakan kami akui, tapi siapa yang tidak hendak bertindak ketika punya kekuatan?” Raja Sal mengangkat bahu pasrah: “Bukan hanya Bangsa Laut dan Bangsa Iblis, hasrat kami Bimon pun tak pernah ada batasnya. Balas dendam itu omong kosong. Seribu tahun telah berlalu, manusia juga telah mengembalikan Gunung Hyjal kepada kita, tapi Danube tidak seberkah Karimdo! Bukan hanya aku, struktur kepemimpinan kerajaan pun pasti punya pemikiran tertentu!”
"Begini saja, Padang Rumput Donau, Hutan Salib Selatan, Pegunungan Bering, Rawa Senja, dan Pegunungan Salju Himalaya Taymur - wilayah-wilayah ini sudah cukup untuk dikelola ras Bimon selama ribuan tahun! Apalagi kita masih punya dunia bawah tanah yang belum dijelajahi, Benua Chesang, Benua Sangri, Benua Bonaparte, serta Gurun Pasir Taklamakan!" Liu Zhenhan menggelengkan kepala, membekukan niat struktur kepemimpinan kerajaan dalam gletser abadi: "Aku mengerti maksud kalian, tapi aku tidak akan mendukung. Aku lelah berperang, Aiqin juga lelah. Mari beristirahat sejenak. Selama kita tidak bertikai internal, dimensi lain takkan berani menginvasi Aiqin."
"Ini kesempatan langka untuk menjadikan Bimon kembali sebagai penguasa Aiqin!" Yang Mulia Sal menghela napas: "Kalau dilewatkan, entah berapa abad lagi harus menunggu."
"Bos! Populasi kita cuma 6 juta, berapa lama bisa bertahan meski menaklukkan dunia? Cara paling ampuh menaklukkan ras lain adalah dengan membasmi habis! Mau membantai 100 juta manusia? Tidak? Kalau begitu, dalam seribu - tidak! Lima ratus tahun lagi mungkin akan terulang senja Hyjal!" Liu Zhenhan bergumam, andai populasi Bimon sebanyak orang Tionghoa, tak perlu diingatkan pun dia tahu harus berbuat apa.
"Aih... Aku tahu logikamu benar, tapi sulit menerima..." Raja Sal tersenyum getir: "Sungguh sulit menerima kenyataan ini..."
“Ingin menjadi penguasa Aiqin tidak harus dicapai hanya dengan pertumpahan darah.” Liu Zhenhan tertawa pendek: “Yang Mulia, manusia tidak bisa dibandingkan dengan kita. Populasi mereka banyak, kita bisa menggunakan kristal untuk membeli dan menukar logistik serta bahan pangan dari negara lain. Mereka tidak bisa meniru cara ini! Dengan formasi teleportasi dan cincin tujuh lapis emas yang cukup, kita bisa melakukan pemerasan ke Mulan atau RAMAS ke dunia iblis. Bisakah mereka menirunya? Aku tidak tertarik menyatukan dunia, tapi ingin menyatukan dunia sihir Aiqin dan kalangan pendeta! Selama tingkat ekonomi kita naik, dengan inti sihir dan senjata energi berpusat di Danube, kalau bukan kita Bimon, siapa lagi yang layak jadi penguasa Aiqin?”
“Sudahlah! Aku tidak akan membujukmu lagi. Memang logis omonganmu! Bangsat! Lebih baik kita bangun kota kristal! Nanti mayat jutaan prajurit Bangsa Iblis itu akan dipadatkan menjadi balok, dibekukan dengan 'Batu Kabut' menjadi batu kota kristal!” Raja Sal menggebrak tinjunya: “Lihat siapa berani meremehkan kita Bimon lagi! Aku akan bagi satu patung kristal iblis ke setiap keluarga untuk jadi gantungan baju turun-temurun!”
"Setelah Yue Bisu turun tahun depan, total akan tinggal di Aiqin selama 36 tahun. Aku akan berusaha meluangkan waktu untuk membantu Kerajaan membersihkan semua kekuatan sisa di Padang Rumput Donau, menciptakan lingkungan damai yang mutlak. Apakah itu gerombolan perampok, bangsa barbar atau ogre, entah penduduk asli Salib Selatan, pegunungan atau rawa - yang tidak bergabung dengan ras Bimon asing, semuanya akan kubasmi! Daerah gurun juga, aku pasti akan menaklukkan para brengsek itu! Sekarang ini tahap akumulasi modal primitif, metode bisa lebih keras, tuduhan keji pun tak masalah!" Liu Zhenhan tersenyum sinis: "Konon Yue Bisu yang mengambang di permukaan air juga bisa menyelam ke laut dalam. Jika perlu, aku juga akan cari masalah dengan Bangsa laut! 'Lingkaran Sihir Kungkungan Air tanpa air' yang diberikan Bangsa landak laut bukan sekadar hiasan!"
"Lalu setelah itu? Membersihkan sampah-sampah ini pasti mudah bagimu, cukup dengan meriam tulang ogus." Raja Sal kembali ke pertanyaan lamanya: "Richard, apakah perlu Feilengcui mempertahankan pasukan sebesar ini..."
"Kembalilah dan beritahu para kolot itu! Laozi tidak perlu mereka urus! Setelah Pasukan Pengawal Istana Musim Panas dan aku selesai berwisata mengeksplorasi tempat-tempat misterius, kami akan meninggalkan Aiqin bersama Yue Bisu untuk menjelajahi semesta bintang yang tak dikenal! Dengan Formasi Teleportasi Kristal Malon, tunggulah hadiah-hadiah berharga yang akan kubawa terus untuk Kerajaan!" Liu Zhenhan berbicara satu per satu kata: "Perjalanan masa depan Feilengcui adalah lautan bintang, dan aku pasti akan menemukan jalan pulang!"
Yang Mulia Sal terdiam lama baru teringat, orang ini sama sekali bukan Bimon.
Bab Tujuh Ratus Sembilan: Akhir Agung (Bagian Bawah)
Pagi hari 15 November, badai salju pertama Kalender Aegean tahun 141 menerjang Dataran Liar Donau. Suhu turun drastis.
Setelah tiga hari kelaparan dan diserang arus dingin, pasukan besar Bangsa Iblis kehilangan puluhan ribu nyawa dalam semalam karena kedinginan. Korban radang dingin bertebaran. Padahal prajurit iblis sudah terbiasa dengan iklim keras di dunia iblis, seharusnya lebih tahan. Tapi tanpa pasokan makanan untuk energi tubuh, sekuat apapun fisik tahan dingin, sekokoh apapun tenda perjalanan, sebesar apapun api unggun, sebanyak apapun pakaian musim dingin, tetap tak bisa mencegah korban non-tempur.
Sampai di titik ini, bahkan prajurit iblis paling bodoh pun tahu mereka sudah tamat.
Padang Liar Kuno yang luas dan tandus bisa menerima Bimon yang kalah di Hyjal, tapi takkan pernah menerima Bangsa Iblis. Saat mereka kelaparan sampai nafas terakhir, prajurit Behemoth akan memenggal tengkorak, menguliti kulit bertato, lalu melemparkan ribuan mayat seperti kayu bakar ke sungai lava dan gunung berapi di dunia bawah tanah hingga menjadi asap kehijauan - nasib pasukan Bangsa Laut telah memberi contoh terbaik bagi prajurit iblis.
Di hadapan keputusasaan yang tak terelakkan, 600.000 prajurit Bangsa Iblis yang mengepung kastil Yifu di Doluote melancarkan serangan bunuh diri. Di Padang Rumput Donau, para prajurit iblis ada yang memilih berbalik arah menuju Sungai Sanggan, bersiap menceburkan diri bersama zirah dan senjata ke dalam arus sungai yang bergelora - menolak membantu musuh dengan cara paling ekstrem. Sebagian lain, dipimpin perwira militer, tertatih-tatih menuju hutan pinus di kaki gunung bersalju - apakah bisa bertahan sampai ke hutan pinus, atau bagaimana melanjutkan hidup setelah tiba, bukan lagi menjadi pertimbangan mereka. Siapapun yang terjebak dalam situasi mati seperti ini, harus menemukan secercah harapan hidup untuk menopang jiwa dan raga.
Lebih banyak prajurit iblis memutuskan terus maju, melanjutkan tugas tempur yang mustahil diselesaikan.
Para ksatria kematian menyelesaikan doa terakhir mereka, menggerakkan kuda mimpi buruk yang lesu, meninggalkan jejak tapak api di padang gurun yang diselimuti perak. Mereka menjadi garda terdepan menuju Shabak dan Weisisipang - kepergian Ksatria Mata Perak ini penuh kepiluan, tatapan lapar berpendar hijau dari sekeliling memaksa mereka ke tepi jurang.
Kuda mimpi buruk adalah keluarga yang bisa dipercayakan nyawa oleh ksatria kematian. Para pemilik mata perak berdarah panas lebih memilih mengakhiri karier militer mereka dengan gugur secara terhormat di medan perang, daripada membiarkan tunggangan yang dianggap nyawa mereka sendiri menjadi aib sebagai tinja dalam usus yang menjuntai.
Saat bencana datang, masing-masing terbang menyelamatkan diri. Angkatan udara yang terdiri dari gargoyle dan Ksatria Ketakutan pun melesat menuju jalan tak pasti antara hidup dan mati.
Pasukan udara merupakan kesatuan dengan mobilitas terbaik dalam pasukan bangsa iblis. Sebagian besar angkatan udara Bangsa Iblis yang dikirim ke Aiqin ini adalah pasukan kartu as dengan sejarah gemilang dan kode khusus. Para pendahulu mereka pernah bertempur sengit melawan Manusia Elang Gold yang gagah berani di langit Tennessee, mengalahkan kavaleri udara Elf di Azeroth, menumbangkan pasukan airship Goblin di Hutan Fangong, serta memusnahkan pasukan kavaleri udara Draenei di Puncak Cahaya. Langit Aiqin dan dunia iblis menyimpan siluet abadi mereka, sementara para penyair pengelana dari generasi ke generasi menggubah lagu-lagu yang menyebarkan kisah heroik mereka ke seluruh penjuru.
Sejarah selalu sarat dengan ironi kelam. Angkatan udara Bangsa Iblis yang menyandang kejayaan ribuan tahun, kini berubah menjadi sekumpulan pengecut yang ketakutan setengah mati. Kehilangan semangat tempur, mereka lebih memilih terbang secara memalukan dengan tubuh letih nan berat menuju Pegunungan Taymur-Raya, mempertaruhkan nyawa untuk menembus pegunungan raksasa itu, lalu melarikan diri ke dunia manusia yang tak ada Nyanyian Pelarangan Langit, meriam tulang ogus, maupun angkatan udara ganas. Alih-alih mengumpulkan keberanian untuk melancarkan serangan bunuh diri yang penuh kehormatan ke Kerajaan Bimon.
Pada tengah hari tanggal lima belas, bayangan 30.000 penunggang serigala memenuhi langit yang diselimuti salju, kilatan pedang yang dingin mencerminkan kedinginan padang gurun yang menusuk tulang; 100.000 insinyur bangsa iblis yang sibuk membuat lubang pohon dan menyuling "minyak pinus" di hutan pinus jarum gunung bersalju, di bawah ancaman kekerasan tak tertandingi Kerajaan Bimeng, terpaksa mengibarkan bendera putih dan menyerah. Namun yang membuat para Wolff frustrasi, para insinyur iblis ini jelas-jelas keturunan Bimon yang dulu diculik ke dunia iblis, tapi tak satu pun mau mengaku sebagai keturunan Dewa Perang, meski Pendeta Bairen berusaha membina mereka sia-sia belaka.
"Ini gimana?" Jenderal Wolff meminta instruksi atasan: "Seumur hidupku baru pertama kali melihat saudara sebangsa yang tak tahu malu begini, haruskah kita menyembelih Ayam untuk memberi contoh ke Monyet? Bantai beberapa ekor keras kepala sebagai peringatan?"
"Sudah kukatakan mereka bangsa iblis bukan Bimon, sekarang kalian percaya?" Shaman Divine Comedy dengan santai menandatangani perintah pembantaian: "Kalau mereka mengaku keturunan Ner'zhul, buat apa dipertahankan? Penggal semua untuk membangun kota kristal!"
Andai bukan karena bunga laut Hua Shi memimpin gadis-gadis Merak berlutut memohon sampai mata mereka mengucurkan darah, pasti 100.000 tentara palsu Bimon itu sudah jadi bola sepak dari kulit kepala manusia.
Satu-satunya efek samping dari peristiwa ini adalah seruan "harem kerajaan tidak boleh ikut campur dalam politik" di kalangan elit Bimon yang menjadi arus utama setelah "pengurangan kendali pasukan" - para orang-orang licik dengan indera politik yang tajam dapat merasakan bahwa sikap keras Shaman Divine Comedy akhirnya membuat status kekuasaannya mendapatkan pengakuan diam-diam dari seluruh Bimon.
Hasil panen Bimon sekali lagi mengejutkan Benua Aigean.
Daerah miskin Danube yang parah kekurangan sumber mineral, meskipun Benua Bonaparte memiliki cadangan batu bara yang melimpah, namun terbatas pada kantong-kantong luar negeri dengan tenaga kerja yang sangat terbatas, kecepatan produksi arang pekat Bimon masih jauh tidak bisa dibandingkan dengan manusia yang memiliki basis populasi yang besar.
Konflik bersenjata masa depan, pertimbangan kemampuan ekonomi nasional di masa depan, suara negara di masa depan, melalui perang dunia kali ini telah terhubung tanpa keraguan dengan senjata energi strategis.
Pemurnian dan produksi "minyak pinus" harus bergantung pada pohon natal, tanaman yang justru merupakan produk khas Padang Rumput Donau. Setelah sepenuhnya mengambil alih teknologi Bangsa Iblis, Kerajaan Bimeng bahkan tanpa tambang batu bara pun tidak akan mengalami masalah kekurangan senjata energi strategis. Ditambah dua pilar sekunder yaitu "arang pekat" dan "labu minyak", mantan kekuatan kelas dua Aigean, Kerajaan Bimeng, telah menjadi mutiara paling gemilang di Benua!
Dibandingkan dengan berkah ganda Kerajaan Bimeng, manusia yang menderita malah tertimpa musibah beruntun.
Pada tanggal 15 November sore hari, mereka yang telah memasuki tahap akhir perang kembali menderita kekalahan besar.
Emmanuel dan Stefano, dua Archmagister yang tersisa, terus menjadi pasukan utama dalam mengejar pasukan Bangsa Laut yang kocar-kacir. Di bawah ancaman mantra terlarang dan sihir tingkat Archmagister, pasukan Bangsa Laut yang tak memiliki kemampuan bertahan hanya bisa terus melarikan diri. Melihat situasi telah stabil, kedua Archmagister ini langsung bergegas ke Kastil Yifu di Doluote untuk mendukung pasukan manusia yang sedang bertahan mati-matian melawan serbuan pasukan Bangsa Iblis.
Feilengcui sebelumnya pernah mengusulkan kepada manusia agar Pasukan Pengawal Istana Musim Panas mengambil alih pertahanan Kastil Yifu untuk menghadapi perlawanan terakhir Bangsa Iblis. Namun manusia sudah ketakutan dengan gaya mengumpulkan kekayaan ala Pasukan Pengawal Istana Musim Panas yang nyaris brutal. Ditambah lagi pasukan ahli sihir arkan Bangsa Iblis telah punah seluruhnya. Dengan mengandalkan khimera berat, bom arang murni, penyihir, serta keuntungan geografis, pasukan manusia yakin bisa mengalahkan pasukan besar Bangsa Iblis yang perutnya kosong ini. Mereka kemudian mencari alasan untuk menolak permohonan bantuan Istana Musim Panas Dewa Perang dengan sopan - Pasukan Bangsa Iblis di Padang Rumput Donau sudah menjadi santapan Bimon, sementara 600.000 perlengkapan senjata prajurit Bangsa Iblis ini masih mungkin diambil alih manusia. Karena itu manusia sama sekali tidak ingin Feilengcui ikut membagi jatah.
Fakta membuktikan ini merupakan kesalahan besar. Setelah jurang ruang-waktu tertutup, meski nasib suram pasukan besar Bangsa Iblis sudah pasti, bukan berarti mereka tak bisa mengirim satu ahli Jalan Tertinggi untuk menembus "jurang ruang-waktu"!
Ratu Jiabao masih hidup!
Panglima Tertinggi Dunia Arwah Yingelieqibao masih hidup!
Kedatangan dua Kekuatan Tertinggi secara tiba-tiba dan Paus Api Mephisto, memanfaatkan momen ketika dua ahli sihir manusia sedang berkonsentrasi pada sihir panggilan, berhasil membalikkan situasi perang secara tak terduga.
Gugurnya dua Archmagister ini langsung menyebabkan kekacauan formasi pasukan penjaga Kastil Yifu, memungkinkan pasukan bangsa iblis merebut benteng strategis dunia ini, sekaligus membuka portal masuk ke dunia manusia.
Bayangkanlah kekejaman yang dilakukan 600.000 prajurit haus darah ini dalam kondisi putus asa - jumlah pasukan ini takkan bisa mengubah situasi kemenangan Benua Aigean. Tapi 600.000 hewan haus darah ini benar-benar bisa menorehkan catatan sejarah Aiqin dengan pembantaian mengerikan dan kerusakan tak terhitung!
Saat Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui tiba di Kastil Yifu setelah menerima kabar, wilayah Doluot telah berubah menjadi neraka di bumi. 600.000 pasukan iblis yang bergerak seperti kilat ini telah menyebar ke berbagai penjuru inti Aiqin, membantai rakyat biasa manusia tanpa ampun sepanjang perjalanan.
“Pelaku utama Ratu Jiabao dan Yingelieqibao sudah kabur. Mereka bisa bebas menembus 'jurang ruang-waktu', bahkan jika Lao Liu mengejar sampai ke dunia iblis, di mana lagi dia harus mencari mereka seperti mencari jarum di tumpukan jerami?”
Ahli Jalan Tertinggi yang menembak sekali lalu pindah tempat dan mengobarkan perang gerilya, adalah teroris paling berbahaya di dunia. Kekuatan-kekuatan besar Aiqin yang awalnya saling bertepuk punggung merayakan kemenangan, tiba-tiba kembali terjerumus dalam kepanikan seperti angin dan teriakan burung.
"Dampaknya sangat buruk!" Liu Zhenhan hampir muntah darah karena marah. Demi keselamatan Ershao dan Sanshao, setelah beberapa kali ragu, dia akhirnya melalui pengawal bayangan memberitahu Ratu Jiabao dan Yingelieqibao yang terkontaminasi kabut kristal cara menyelamatkan diri. Tak disangka tindakan ini secara tidak langsung menyebabkan kematian dua ahli sihir manusia yang memiliki hubungan pribadi baik dengannya - Untungnya hal ini dilakukan secara rahasia, kalau tidak, dia pasti akan ditenggelamkan oleh cemoohan manusia Aiqin atau dibenci Xiao Bei dan Otga.
Baik Bimon maupun manusia, semua murka oleh provokasi bangsa iblis. Semua sepakat bahwa Pasukan Pengawal Istana Musim Panas Feilengcui yang menjadi panji Aiqin harus segera melakukan pembalasan berdarah, berusaha memancing keluar Raja Lich dan Panglima Tertinggi Dunia Arwah untuk memberantas ancaman ini sekali dan untuk selamanya.
"Yang Mulia yang memiliki lima mutiara elemen alam, bukankah sia-sia jika tidak memberi pelajaran pada agresor kejam dan licik ini!" Kaisar Maidi dari Kekaisaran St. Francis menyampaikan pernyataan yang paling mewakili.
Dalam pertempuran terakhir Hari Lajang, Archmagister Es Pa Fan dari Sekte Dewi Es dan Salju gugur di medan perang, namun artefak legendaris "Kompas Badai Meteor" yang dibawanya juga menghilang secara misterius setelah perang, menjadi kasus tak terpecahkan. Tapi siapa yang tak tahu bahwa di dalam "Kompas Badai Meteor" tersimpan sebuah "Mutiara Salju"? Siapa yang tak tahu Santo Aiqin dan bawahannya paling ahli dalam mengeruk keuntungan?
Lima mutiara sequence alami yang disebut Raja McFreddy III, selain Angin Tersembunyi, Futuo, Leizang, dan Wuyin, juga secara implisit menunjukkan nasib "Mutiara Salju".
Menerima kebaikan orang membuat lidah kelu. Saat Liu Zhenhan sedang mempertimbangkan apakah akan menyerang Dunia Arwah atau dunia iblis terlebih dahulu, Ratu Jiabao ternyata secara terang-terangan mengunjungi Feilengcui dan meminta bertemu dengan Santo Aiqin.
Liu Zhenhan menyambut Ratu Lich dengan riang di ruang aula tuan tanah. Deretan patung kristal bangsa iblis yang mempesona langsung membuat Yang Mulia Jiabao menangis membasahi bantal.
"Cepat katakan maksudmu. Kau hanya punya satu hari berjemur. Aku khawatir kau mati sebelum selesai bicara." Mulut Santo Aiqin tajam seperti kelenjar ular kobra: "Dengan begitu aku tak bisa membunuhmu dengan tanganku sendiri!"
"Sekarang kau ingin membunuhku? Tak ingin hidup bersamaku selamanya?" Jiabao tak gentar menghadapi ancaman: "Baru sekarang kusadari, cintamu ternyata semurah ini!"
“Istri orang lain lebih baik, anak laki-laki sendiri lebih baik. Aku bahkan tidak mau mengambil anakku sendiri, untuk apa lagi mempertahankanmu?” Sorot mata Liu Zhenhan bagai mulut haus darah yang siap melahap Greta Garbo hingga ke tulang: “Cinta adalah cinta, dendam adalah dendam. Kau tidak bisa membedakan ini? Perempuan yang kuinginkan bukan sepertimu, lebih baik kau mati di tanganku sendiri daripada di tangan orang lain!”
“Kau tidak mau anakmu? Tidak malukah mengucapkan itu? Kalau benar tidak mau dua putramu, mengapa menggunakan perantara pengawal bayangan untuk memberi tahu kami?” Ratu Jiabao tersenyum sinis membongkar topeng kekuatan palsu Lao Liu: “Dalam hatimu, prinsip lebih penting dari siapa pun bukan? Pangeran Zhenwuku tercinta, yang kau junjung adalah nama baik dan posisimu, meski kau selalu menolak mengakuinya, bahkan berpura-pura bersikap mengatasi duniawi!”
“Budak rendahan! Cara komunikasi kita terlalu beradab!” Liu Zhenhan memandang Greta Garbo dengan mata berapi, gigitannya berderit-derit: “Beranilah ulangi perkataanmu di hadapanku!”
Tidak heran Lao Liu begitu marah. Untungnya Xiao Bei sedang memimpin pasukan memburu pasukan bangsa iblis di wilayah Kadipaten Dolot, kalau tidak perkataan Greta Garbo pasti akan menimbulkan kegemparan besar. Meskipun awalnya Lao Liu memberi tahu Greta Garbo dan Yingelieqibao yang terkontaminasi kabut kristal cara menyelamatkan diri demi keselamatan Ershao dan Sanshao. Tapi fakta tetap bahwa cara ini secara tidak langsung telah membunuh dua ahli sihir manusia.
"Merasa tidak tenang? Terbongkar kebenarannya?" Greta Garbo dengan wajah penuh tekad yang telah mengabaikan hidup-mati, menertawakan Lao Liu sepuasnya: "Lihatlah, inilah wajah asli Santo Aiqin kita!"
Lao Liu melambaikan tangannya, para pengawal istana di aula mundur berbaris keluar pintu. Sebelum pergi, Fatty Luo sempat menutup pintu kayu cendana.
"Kuberi kesempatan terakhir. Untuk apa sebenarnya kau datang hari ini? Jika hanya untuk unjuk mulut, aku akan segera membuatmu menerima konsekuensinya." Penyihir Besar Suci mengusap kepala botaknya yang baru dicukur, perlahan bangkit dan mengeluarkan Citroën dari sarungnya, kilatan cahaya dingin mengarah tepat ke bibir kemerahan Ratu Lich.
Pandangannya sama sekali bukan candaan. Jenis ekspresi mata seperti ini di Bumi hanya muncul ketika Konfusius mengintai gerombolan perampok jahat yang tak terselamatkan.
“Aku datang untuk menantangmu. Saat matahari terbit besok, kami akan menunggumu di 'jurang ruang-waktu' di kaki Pegunungan Bering! Tiga lawan tiga, pertarungan yang adil!” Ratu Jiabao menelan kembali kata-kata sarkas yang telah disiapkannya di bawah sorot mata itu, lalu patuh menjelaskan maksudnya: “Pertarungan ini adalah yang terakhir! Menang atau kalah, ini akan mengakhiri perang ini! Jika kami menang, tahun depan ketika Yue Bisu kembali ke Aiqin dan 'jurang ruang-waktu' terbuka lagi, Aiqin dilarang menginvasi dunia iblis! Jika kami kalah, kami akan menerima kekalahan, entah mati atau melarikan diri, tak akan melangkah setengah kaki ke Aiqin lagi!”
“Tidak masalah!”
“Tidak boleh! Aku ingin kau beri tahu semua kekuatan di Benua Aigean, bersumpahlah atas nama Dewa Perang Campas!” Ratu Jiabao menggelengkan kepala: “Ini masalah besar, aku harus waspada kalau-kalau Benua Aigean melanggar janji.”
“Kalian sepertinya sangat yakin bisa mengalahkanku?” Liu Zhenhan tertawa getir: “Dari caramu bicara seperti itu. Boleh tanya, atas dasar apa kalian begitu percaya diri? Apa kau tidak tahu aku seorang Pendeta? Aku bukan orang miskin yang cuma mengandalkan otak untuk bertaruh nyawa. Beberapa hari lalu Monroe menggunakan 'Wilayah Lubang Hitam' yang membuat sebagian besar peralatanku masuk masa pendinginan, sekarang situasinya berbeda!”
“Seberapa hebat dirimu tentu aku tahu, bukankah hanya punya beberapa binatang peliharaan plus keberanian pedang dan hati lembut? Kami juga punya bantuan Raja Buaya Kuno Piaqinzha! Dia setara dengan Naga Suci Aiqin kalian sebagai kekuatan tertinggi, mungkin kau tak tahu, bahkan Naga Suci kalian yang paling agung pun pernah dipenjara oleh Raja Buaya Kuno ini selama ribuan tahun!” Kata Jia Bao dengan angkuh: “Sudah disepakati tiga lawan tiga, ini duel bukan perkelahian massal, dengan dia, ditambah aku dan Yingelieqibao, masak belum cukup untuk menghadapi tiga jenderal pilihan Feilengcui kalian?”
“Yang maju bukan Mephisto tapi Raja Buaya Kuno Piaqinzha? Ha! Aku tahu, Paus Api pasti takut! Lihat peliharaan magismu, benar-benar kacangan!” Liu Zhenhan meniup peluit preman: “Lalu Ershao dan Sanshao? Aku setuju tiga lawan tiga, kalian juga harus kembalikan mereka berdua dulu padaku! Taruhan pertarungan adalah pertempuran gentleman, melibatkan keluarga sungguh tidak keren!”
“Dalam pertempuran besok, kami akan mengembalikan dua bayi darah lebih dulu padamu, soal ini kau tak perlu meragukan kredibilitas kami. Yingelieqibao menaruh mereka di Kuil Dunia Arwah, dirawat dengan sangat baik! Tapi aku juga harap besok kau bisa menyuruh Helen membatalkan kontrak jiwa dengan Naiwen'eryinke!” Wajah cantik Jia Bao tanpa ekspresi: “Baik, urusan resmi selesai, segera hubungi tulangkomunikasi, umumkan hal ini ke seluruh dunia, aku ingin konfirmasi satu per satu dengan para raja Aiqin!”
“Intinya, kau cuma takut Feilengcui akan mengeroyok kalian bertiga.” Liu Zhenhan menjilat bibirnya, tetap mengeluarkan Kotak Tulang.
Proses menghubungi berbagai pihak ini menghabiskan waktu Lao Liu setidaknya dua jam. Semua Raja Aiqin bersikap licik, seraya mengatakan masalah ini sepenuhnya wewenang Paduka Liu Zhenhan, keputusan apapun yang diambil pasti didukung tanpa keberatan.
“Tenanglah? Dengan jaminan dari begitu banyak Raja, selama kalian membunuhku, meski ‘jurang ruang-waktu’ terbuka kembali tahun depan, dunia iblis kalian takkan mengalami perang.” Liu Zhenhan mengangkat bahul pada Greta Garbo: “Bukan sok ngatur, pernahkah kau pertimbangkan kemungkinan kegagalan kalian?”
“Kami takkan gagal!” Greta Garbo menegakkan leher anggunnya sambil melotot ke Lao Liu: “Mustahil!”
“Aku segera mengumpulkan enam binatang perang utama. Kekaisaran Tang Zang belakangan ini berkali-kali mengundangku ke Benua Sutra untuk memanggil Kayu Penjinak Naga berusia ribuan tahun. Pernah lihat tanaman sihir setinggi 200 meter? Itu juga tanaman aliran logam paling berbahaya! Oh ya, ada juga seekor pixiu terbang, binatang pemakan logam yang cocok jadi hewan liar!” Kata-kata Liu Zhenhan menghujam Ratu Lich bagai butiran es, setiap kalimat membuat wajah Greta Garbo semakin pucat: “Untuk pembunuh piaraan, peliharaan bahasa, penyamun, dan peliharaan magis lainnya, aku akan berkoordinasi dengan bangsa naga dan phoenix. Kalau tidak memungkinkan, akan kuhadirkan Raja Dimensi Astral Daliansandro sebagai pengganti!
"Sekarang akan kuberitahu fakta menakutkan: Lagu Perang Spiritual 'Jiwa Pedang' dan 'Hati Lira' sama seperti 'Opera Ronunsa' - Lagu Identifikasi Makhluk Tak Dikenal, termasuk dalam kategori lagu perang spesial dengan akumulasi pengetahuan! Setiap kali seorang Pendeta mengalami tingkat dimensi tertentu, 'Jiwa Pedang' dan 'Hati Lira' bisa memanggil pedang legendaris dan lira ilahi dari dimensi tersebut! Sungguh mengagumkan bagaimana Dewa Kematian Odius dan para penguasa Sungai Jiwa sebelumnya bisa menjelajahi begitu banyak dimensi! Tapi pasti mereka belum pernah ke dunia tanpa sihir - Bumi! Percayalah, aku pernah ke sana, dan semakin kuyakini bahwa dimensi Bumi juga pernah mengalami era Aliran Elemen yang luar biasa kuat! Semua Aliran Elemen di berbagai dimensi pasti akan menghilang suatu hari. Bayangkan, bagaimana peradaban elemen yang gemilang pernah lahir selama proses degradasi Bumi dari dunia sihir tinggi ke tanpa sihir dalam waktu yang sangat panjang? Siapa yang bisa menghidupkan kembali sejarah yang telah menjadi mitos ini?"
"Hanya 'Jiwa Pedang' dan 'Hati Lira'-ku!" Liu Zhenhan menunjuk hidungnya sendiri.
"Sekadar membual tak ada gunanya!" Wajah cantik Garbo berubah pucat dan memerah: "Pesan sudah tersampaikan, kau pun bersedia bertempur, aku rasa sudah waktuku pergi..."
Liu Zhenhan mengulurkan tangannya menghentikan Ratu Lich.
"Apa maksudmu?" Garbo menggenggam Kristal Perisai dengan waspada: "Dalam perang dua negara, utusan tidak boleh dibunuh. Kau ini Santo Aiqin, jangan-jangan mau bertindak hina seperti itu..."
“Siapa bilang mau membunuhmu?” Ekspresi Liu Zhenhan saat ini benar-benar seperti bajingan, bola mata berkaca-kacanya penuh sorot mesum: “Lagi pula kita kan pernah jadi pasangan semalam, kebetulan hari ini ada waktu, bagaimana kalau kita bercinta di atas meja ini?”
“Kau...” Greta Garbo tercekat marah, belum sempat bereaksi, sebuah tangan nakal sudah menyusup ke bawah jubah sutranya. Di hadapan aroma maskulin yang begitu pekat ini, Ratu Lich bagai cokelat dalam panci panas, merasakan tubuhnya melunak dan memanas dalam kecepatan cahaya.
“Jangan...”
“Ya Tuhan... Ini di meja... Ada orang di luar...”
“Li, Li, Richard, hari ini aku sedang datang bulan...”
Lao Liu mengerutkan mulut, jarinya mengusap setetes merah yang menempel.
“Masih ingat apa yang kukatakan terakhir kali?” Lao Liu yang memperlihatkan otot baja di seluruh tubuhnya mendekatkan bibir ke telinga Greta Garbo dari belakang sambil tersenyum: “Aku sering melakukan ini.”
※※※
Saat makan malam, Lao Liu memaparkan maksud kedatangan Greta Garbo untuk menantang perang kepada seluruh struktur kepemimpinan Istana Musim Panas.
“Richard, apa maksud Raja Lich ini? Apakah Raja Buaya Purba yakin bisa mengalahkan sihir nyawamu?” Daisy bertanya bingung: “Selain menyegel, sepertinya tidak ada cara lain untuk melawan sihir nyawa kan? Tapi menyegelmu mustahil! Itu lebih sulit daripada membunuhmu!”
“Siapa yang bilang! Bos sudah kuhadapi dengan mudah oleh istriku!” Yitiao sangat bangga. Sejak memahami sihir "Api Leleh Nuklir Atipikal" yang bisa melukis musuh seperti karya seni, di bawah bimbingan Kepala suku Andulan, dia sedang meneliti dan menciptakan sihir api baru bernama "Api Tak Berwujud". Pencapaiannya saat ini membuatnya sedikit jumawa.
“Sialan! Bukannya ini dilarang dibahas lagi?” Liu Zhenhan yang ketahuan aibnya marah besar. Sebenarnya, dia masih trauma dengan "Jari Penyumbat Meridian" Qingya. Saat Pertempuran Jieqiu, kombinasi Angin Tersembunyi, Leizang, dan Futuo bahkan berhasil membalikkan Kabut racun Ratu Monroe. Tapi empat Goliath Intan tetap tak tergoyahkan. Bahkan Wentekelaier yang berubah menjadi Penjaga Pohon dan menghempaskan empat pria berlian belasan kali pun tak mempan. Baru setelah Qingya yang sedang hamil maju dan menusukkan empat jurus pedang, keempat pria perkasa intan itu akhirnya tumbang. Sungguh luar biasa!
Di Feilengcui beredar pepatah: "Dalam duel sihir, saat mata wanita Raksasa Buddha terbuka, dunia pun tenang. Dalam pertarungan jarak dekat, saat Qingya muncul, dunia kehilangan kilaunya". Bagi Lao Liu yang maskulinis, anggapan ini menyebalkan. Tapi ironisnya, dua-satunya pengalaman dikalahkannya justru oleh wanita Raksasa Buddha dan Qingya.
“Sudahlah, jangan dibahas lagi.” Yitiao buru-buru mengalihkan topik: "Aku dua hari ini terus mengajak istri menghindari dingin di Pulau Xiongzhao, mengamati celah dimensi itu. Waduh, Raja Buaya Kuno Piaqinzha yang bisa menjinakkan Naga Suci pasti sulit dihadapi! Besok kita bertempur, harus prioritaskan menghadapinya dulu!"
"Tiga lawan tiga, Feilengcui kita pasti terdesak!" Bosirena Lanruoshi menghela napas: "Bukan merendahkan diri, tapi Raja Buaya Purba, Ratu Lich, dan Panglima Tertinggi Dunia Arwah sepertinya bukan lawan yang bisa kita taklukkan."
"Aku tidak percaya." Wentekelaier dengan anggun menyuapkan steak keju setengah matang ke mulutnya menggunakan pisau makan.
"Aku juga tidak percaya." Xiao Kong menyeruput bubur gandum sambil menunduk, tanpa mengangkat kepala.
"Cuma beberapa bego itu, kalau saja kekuatan magisku belum terkuras, satu jari saja cukup menghancurkan mereka!" Martelazi awalnya membual, lalu bergumam lesu: "Dasar, sudah makan begitu banyak 'Jade Blood Dan Qing', kok efeknya belum juga langsung terasa."
“Sepertinya aku harus mencapai level Druid Senior Vanister baru bisa menghadapi mereka langsung, masih kurang satu tingkat.” Kaka mengangkat bahu: “Pertempuran level setinggi ini terlalu banyak faktor tak terduga! Lihat saja bagaimana Yang Mulia Jose nyaris membunuh Sang Panglima Tertinggi Dunia Arwah Santo Pu, ini membuktikan faktor keberuntungan, strategi, kondisi cuaca, dan medan perang sangat mempengaruhi pertarungan tingkat tinggi! Di level ini, soal kekuatan sebenarnya tidak mutlak!”
“Itulah maksudku.” Bao Shi Long mengangguk: “Faktor tak terduga! Pertempuran dengan level terlalu tinggi memiliki terlalu banyak variabel. Makanya makhluk super biasanya membagi wilayah dan menghindari konflik dengan sesama. Contohnya, jika Naga Emas tingkat lima Klarnioti berhasil melepaskan ‘Bidang Guntur Besar’ di Kota Caiyu waktu itu, ditambah Frost Mist dan Blood Gambit, mungkin para Penguasa Dunia Iblis dan Arwah tidak akan mudah menang!”
“Kakak ipar!” Mata Gormeth langsung memerah: “Besok aku akan bawa siput laut dan ikut kakak! Pembalasan ini harus kita lakukan!”
“Dan kami juga!” Gatanie, Gorini, Mari, dan Fei Wenli serentak berdiri.
“Duduklah…” Liu Zhenhan tersenyum: “Masa iya urusan balas dendam tidak mengajak kalian?”
Meski seluruh anggota keluarga Hosea yang gugur telah disimpan dalam kristal ruang hampa, Lao Liu tahu bahwa menghidupkan mereka kembali bersama Master Puskash menggunakan “Bidang Perlindungan Rasi Utara-Selatan” lebih seperti pelipur lara daripada harapan nyata. Tapi tentu saja pembalasan tetap harus dilakukan!
“Besok tiga lawan tiga, kamu bawa saudara-saudari mereka, bukan untuk bunuh diri?” Cui Beixi yang sedang hamil besar terus-menerus mencela konyolnya Lao Liu. Wanita Medusa ini sejak menerima kabar kematian Murinio, menunjukkan sisi ketangguhan luar biasa. Seperti katanya - hanya ibu yang tangguh bisa membesarkan prajurit Behemoth terkuat.
“Siapa bilang aku cuma bawa saudara-saudari mereka untuk bunuh diri? Tentu seluruh pasukan kubawa untuk bermain nyawa! Cincin tujuh lapis emas kan cukup muat!” Liu Zhenhan tanpa kesadaran sebagai Santo Aiqin mengungkapkan ide liciknya: “Sudah kuperingatkan berulang kali pada Garbo, aku ini pendeta! Dasar tai B, mana ada pendeta duel satu lawan satu tanpa pengawal cuma bawa peliharaan magis? Aku tak pernah mengaku sebagai penyihir!”
Semua orang tertawa terbahak-bahak.
Benar! Tampaknya Benua Aigean sudah lupa pada fakta bahwa Tuan Tanah Feilengcui jelas-jelas berasal dari garis keturunan terhormat, pendeta shaman tulen! Bawa pengawal bertarung itu wajar, bukan mengeroyok!
“Hari ini malam purnama tanggal 15, kenapa Rundstedt belum bereinkarnasi?” Ning Yu tiba-tiba teringat hal ini: “Richard. Jika Meishuai membantumu merencanakan, ditambah kekuatannya, kira-kira besok peluang menang lebih besar.”
“Jika dia tidak muncul malam ini, maka seumur hidupnya dia takkan pernah muncul di hadapanku lagi.” Liu Zhenhan melirik sekeliling dan menghela napas: “Intuisiku sudah memberitahu, kemungkinan Meishuai muncul lagi sangat kecil.”
“Justru lebih baik, kelompok pejuang amok, Raksasa Arsenik, ksatria burung nasar, dan mata air anggur itu kan bisa diambil alih Helen dengan alasan kuat? Bukankah Rundstedt meninggalkan wasiat?” Ai Wei'er memandang Imam Agung Cambridge dengan senyum samar: “Xiao Hulijing, tak kusangka kau bisa berubah dari Cinderella menjadi nyonya kaya dalam sekejap.”
“Jangan mengolok-olokku dengan panggilan kakak sepupu!” Helen berkata dengan serius: “Meskipun dulunya dia sempat tersesat, tapi tindakan terakhirnya membuktikan dia mewarisi keinginan almarhumah bibi untuk mencintai tanah air!”
“Keinginan almarhum? Menurutku dia jatuh cinta pada Richard!” Ai Wei'er tersenyum sinis: “Jangan terus menyebut 'kakak sepupu', para peri bunga sudah melihat jelas - setelah tubuh Rundstedt hancur, avatar bayangannya tampak seperti wanita cantik berkulit gelap! Tertipu, rupanya membungkus kepala dengan kain bisa menciptakan efek penyamaran perempuan jadi laki-laki!”
“Jangan ngawur! Rundstedt sebagai Ahli Sihir Kitab Suci pasti laki-laki. Lagian di gurun bukannya banyak pria yang lebih cantik dari wanita? Di Feilengcui kita kan punya banyak pria cantik bermata jelita? Jalan mereka gemulai, lebih feminin daripada perempuan asli.” Liu Zhenhan mencairkan suasana: “Berhenti bertengkar untuk hal sepele ini! Ada atau tidaknya Rundstedt sama saja. Di hadapan kekuatan mutlak, siasat hanyalah lelucon konyol. Cermin Ajaib bilang Panglima Tertinggi Dunia Arwah takut cahaya, ditambah Greta Garbo yang terkontaminasi kabut kristal, kita cuma perlu sekali tembak meriam cahaya untuk menghadapi mereka! Mana mungkin kita yang segini banyak nggak bisa ngelawan Raja Buaya Kuno Piaqinzha?”
“Dari ceritamu, buaya ini punya 'Mata Penyegel Dimensi' dan baru kebal setelah sekali kena. Kayaknya besok pasti ada korban.” Ruoerna tersenyum getir: “Mending malam ini semua buruan nulis surat wasiat. Siapa yang masih punya keinginan belum kesampaian, cepat diselesaikan. Takutnya nanti...”
Liu Zhenhan mengangkat tangannya.
“Kamu masih ada keinginan apa?” Ruoerna menunjuk sekumpulan wanita di sekitarnya: “Istri dan anak laki-lakimu sudah lengkap. Mati cepat kan lebih baik.”
“Aku belum pernah Pong Ailijie dan Gatanie!” Lao Liu bersikap sok jantan: “Besok mungkin nggak pulang. Aku nggak mau menyesal! Dua cewek ini juga kusuka, malam ini biarkan aku mati dalam keadaan kenyang dong?”
Banyak pasang mata menatap kaku ke arah Lao Liu.
Cara mengungkapkan cinta seblak-blakan seperti ini takkan ditemukan kedua kalinya dalam sejarah Benua Aigean.
Gatanie menutupi wajahnya dengan sayap sambil gemetar hebat karena malu.
Bunga Aiqin, Elf Ritual 'Meredam Kecantikan' tercantik sepanjang masa, pemilik bunga Murolodan memerah wajahnya. Ia menatap Liu Zhenhan dengan bengong, lalu melihat sekitar dengan takjub, tiba-tiba menjerit: "Cih! Aku tidak mencintaimu!"
"Itu bukan urusanku. Wanita yang kupilih, takkan bisa kabur," kata Liu Zhenhan tanpa tedeng aling-aling: "Dengan statusku sekarang, memilihmu adalah kehormatan bagimu, Ailijie."
Sang Ratu Bunga hendak berdebat dengan argumen moral, bahkan merencanakan ancaman menusuk leher demi kesucian. Tapi kata-kata Ning Yu langsung menggagalkan semua rencananya.
"Aku akan siapkan kamar pengantin," ujar Ibu Suri Feilengcui.
※※※
Setelah mandi bunga, dua pengantin wangi duduk gemetar di ranjang baru yang dibentangi brokat. Kepala mereka pening seperti menginjak awan.
Liu Zhenhan si tuan bunga licik berjalan seperti kepiting sambil membawa nampan perak, melenggang masuk ke kamar pengantin.
Gua ini diatur dengan tangannya sendiri, di dinding terdapat lukisan tinta ciprat bergaya gunung-sungai dan dayang istana bergaya gongbi, di bagian tengah terpasang potret Mao Zedong yang sangat besar; di sudut dinding parkir tiga sepeda adamantium bermerek Permanen, Terbang Merpati, dan Fenghuang; di kepala ranjang terdapat tiga mesin jahit kristal bermerek Kupu-kupu, Manusia Terbang, dan Lebah; di atas lemari terdapat radio transistor bermerk Lampu Merah yang dihiasi berlian. Sangat era delapan puluhan.
"Ayo! Satu orang satu." Liu Zhenhan mengangkat kedua pergelangan tangan putih yang gemetar, memasangkan jam tangan Meihua dari nampan perak ke masing-masing orang, jam air raksa magis ini memang tidak bisa berjalan, tapi desainnya sangat elegan dan indah.
“Lihat, apa ini?” Liu Zhenhan mengangkat dua dagu cantik yang memerah malu, memegang erat dua helai kaos kaki merah dengan senyum. Ini satu-satunya barang dari Bumi yang dibawanya saat pertama kali tiba di Aiqin dulu, sekaligus bukti cinta.
Gatanie dan Ailijie tentu tahu apa ini. Di balik rasa malu, manisnya perasaan tak tertahankan. Emosi rumit yang saling berkaitan ini membuat mereka semakin grogi.
“Ada lagi ini.” Liu Zhenhan mengangkat untaian mutiara berkilauan dingin, senyum nakal merekah: “Mengapa banyak pria tak tahan mencuri? Karena istri tak merawat dengan baik! Hari ini akan kuperingatkan kalian!”
"Ailijie dan Gatanie yang kaku melihat di nampan perak terdapat buah kemuning, air panas, es, dan pita sutra merah sepanjang sembilan ren..."
"Berdoalah!" Liu Zhenhan merobek pakaian upacara dua gadis cantik itu, bagai beruang hitam kekar menerkam dua domba putih, dengan senyum mengerikan menerjang.
※※※
Keesokan paginya, setelah salju berhenti, Padang Rumput Donau yang baru basah oleh hujan berselimut perak, memancarkan pesona luar biasa.
"Wahai pria Feilengcui!" Ning Yu menyerahkan pedang raksasa bertanda salib kepada suaminya, lalu merapikan kerah kulit landak yang terlipat: "Kembalilah dengan kehormatan, atau jadikan ini nisanmu!"
Liu Zhenhan menggigit cerutu, memeluk erat Ning Yu.
Sebelum teriakan keberangkatan keluar, bayangan hitam mendekat dari langit, gelombang elemen kuat membuat salju berderak lemah.
Yitiao dan Bao Shi Long segera menyambut.
Tamunya Panglima Tertinggi Dunia Arwah, menggendong Ershao dan Sanshao.
"Kau benar-benar nekat." Liu Zhenhan bersujud syafak pada Dabao: "Jika aku jadi kau, takkan berani mendekati Feilengcui."
“Tolong ampuni kami, Dunia Arwah!” Yingelieqibao secara mengejutkan bersujud di kaki Lao Liu sambil menangis histeris: “Ini salahku. Aku seharusnya tidak melanggar ramalan Dewa Ayahanda Odius untuk keluar dari Dunia Arwah, tapi ini tidak ada hubungannya dengan kawanan semut kecil di sini! Mohon kasihanilah nyawa-nawa malang yang terdistorsi di Dunia Arwah kami!”
“Sialan, menjauhlah!” Yitiao membuka Pedang Kupu-kupu dengan swish, menempelkannya di leher takhta sambil mendorong wajahnya yang berlumuran ingus dan air mata ke belakang.
Lan Ruoshi segera merampas Ershao dan Sanshao. Pangeran Kesembilan dan Pangeran Kesepuluh menyebar ke kedua sisi, menyusup ke belakang takhta. Begitu ada yang salah, mereka siap menghancurkannya.
Melalui cerita tersedu-sedu Yingelieqibao, Lao Liu segera memahami sebuah fakta.
Panglima Tertinggi Dunia Arwah sama sekali tidak mempedulikan kemampuan sihir Ershao dan Sanshao. Setelah membawa mereka ke Dunia Arwah, dia tidak memberi cap sihir apapun, langsung melemparkan mereka ke istana dan menyuruh makhluk neraka mengawasi ketat.
Saat takhta pergi membantu Greta Garbo, kedua saudara Ershao dan Sanshao baru saja siuman. Karena lingkungan yang gelap gulita membuat mereka tak bisa melihat, kedua bocah ini mulai berkomunikasi dengan roh awan dan petir di istana tanpa kubah milik panglima - ini adalah fungsi dasar Kristal Bernyanyi.
"Makhluk Dunia Arwah takut pada cahaya karena di Dunia Arwah tak pernah ada sinar matahari, bulan, atau bintang. Awan hujan setebal lutut di langit bagai dada ayah, menahan erat 'bencana alam' bernama sinar bagi Dunia Arwah."
Ershao dan Sanshao yang tak bisa beradaptasi dengan kegelapan, setelah berkomunikasi dengan elf awan, mengubah awan hujan menjadi hujan lebat semudah membalik telapak tangan.
Tanpa disangka terjadi reaksi berantai. Awalnya hanya satu wilayah yang hujan, namun awan hujan yang kehilangan keseimbangan akhirnya mencurahkan hujan di mana-mana.
"Menunggu awan berlalu untuk melihat bulan purnama." Setelah awan hujan pecah, langit Dunia Arwah tiba-tiba menampilkan sembilan Sampa...
Panglima Tertinggi Dunia Arwah yang baru kembali setelah membantu Greta Garbo nyaris mengalami breakdown saat melihat pemandangan ini.
"Jika ini terjadi di siang hari, adakah yang selamat di Dunia Arwah?"
"Sadarkah kau? Bahkan binatang neraka tingkat tinggi pun takkan sanggup menghadapi Benua Aigean yang hanya punya satu Dibo Luo!"
"Awan hujan itu adalah perisai anti-cahaya alami yang dirancang khusus oleh Dewa Ayahanda Oedipus untuk kesejahteraan Dunia Arwah! Sedikit ketidakseimbangan akan memicu kehancuran total!" Yingelieqibao menangis pilu: "Paduka Liu Zhenhan, aku yang buta! Demi nyawa miliaran makhluk, kumohon beri kami kelonggaran! Dunia kami memiliki empat tingkat Dibo Luo!"
"Kenapa tidak memohon pada Ershao dan Sanshao?" Liu Zhenhan bertanya.
“Aku sudah memohon, tapi tak bisa…” Dabao berkata dengan penuh kepedihan: “Aku juga tak berani membunuh mereka. Jika mereka mati, siapa yang akan memerintah para elf awan? Jadi aku hanya bisa memohon belas kasihanmu. Jika ini terus berlanjut, Dunia Arwah kita benar-benar hancur…”
“Oh! Begitu rupanya!” Liu Zhenhan tersadar.
“Asal Anda setuju permintaanku, di masa depan Pendeta Bemon bisa memiliki mayat hidup tingkat menengah sebagai peliharaan!” Yingelieqibao mengeringkan air mata, mengeluarkan janji berdarah-darah.
“Bangsat!” Xiao Kong dari belakang menghantam kepala Panglima Tertinggi Dunia Arwah dengan tongkat. Pukulan 108.000 pon Adamantium penuh kebencian seperti palu menghancurkan kenari, otak putih berceceran ke segala penjuru: “Sekarang baru menyesal! Kenapa dulu tak berbelas kasihan pada Kota Caiyu!”
Liu Zhenhan tertawa terbahak-bahak sebelum berdiri tegak, *pek* menjentikkan jari memberi tanda untuk berangkat.
Dengan hilangnya Panglima Tertinggi Dunia Arwah, tinggal menghadapi Greta Garbo dan Raja Buaya Purba. Peluang menang jelas lebih besar.
※※※
Ratu Lich yang wajahnya pucat mayat dan seekor buaya putih raksasa berdiri bagai hantu di depan “Jurang Ruang-Waktu”. Saat Liu Zhenhan bersama Xiao Kong dan Wentekelaier tiba, Raja Lich langsung lari masuk ke “Jurang Ruang-Waktu”.
Yang cukup mengejutkan, Liu Zhenhan hanya memanggil "Gan Jiang", dengan satu tembakan uji coba, menggunakan empat pedang Yin-Yang untuk memenggal setengah kepala Raja Buaya Purba.
Xiao Kong dan Wentekelaier yang hendak mengeluarkan tukang pukul dari cincin ruang tujuh lapis emas sama-sama tertegun.
"Kemampuan Raja Buaya Purba ini mungkin tak jauh lebih kuat dari makhluk level empat. Bagaimana bisa mengurung Naga Suci?" Pangeran Kesepuluh bingung. Ia pernah bertarung dengan Naga Suci dan tahu betapa tangguh lawan itu. Meski pedang legendaris yang dipanggil orang tua itu memiliki kekuatan serangan dahsyat, ditambah tujuh Buah Tuo dan elemental hasil Transformasi Liar, serta keunggulan teknik pedang kembar Gan Jiang-Mo Xie yang saling melengkapi, tetap tak masuk akal bisa membungkam makhluk setingkat Naga Suci dalam sekali kontak?
"Inikah Raja Buaya Kuno Piacenza yang air matanya lebih mahal 10.000 kali dari berlian? Jarak serangannya bahkan tak sampai menyamai milikku?" Liu Zhenhan tertawa terbahak: "Mengecewakan. Sampai-sampai Qin Enam Jari-ku tak sempat digunakan!"
Mengingat manfaat air mata Raja Buaya, Liu Zhenhan segera terbang mendekati bangkai Raja Buaya Kuno Piacenza. Saat menjelajah dunia iblis dulu, ia pernah dengar bahwa semua air mata berharga akan keluar saat Raja Buaya mati - harta alam sejati.
Tangannya baru saja dipenuhi tetesan air mata mutiara, dari "jurang ruang-waktu" yang begitu dekat tiba-tiba muncul sosok wajah kurus dengan sorot mata biru menyala-nyala. Lao Liu pun lenyap seketika.
Xiao Kong dan Wentekelaier yang panik menerobos "jurang ruang-waktu" hanya menemukan formasi teleportasi memancarkan kilau kosong tergeletak di tanah.
"Hancur!" Kedua pangeran itu terjatuh lesu. Dunia iblis begitu luas, ke mana harus mencari?
Para pendekar Feilengcui yang menyusul kemudian - mereka yang cukup kuat - satu per satu menembus "jurang ruang-waktu", lalu terkagum-kagum melihat pemandangan ini.
※※※
Penglihatan Liu Zhenhan berkunang-kunang. Ia mendapati diri berada di bukit hijau, dipayungi rimbunnya hutan lebat nan asing.
Tempat ini terasa familiar, tapi sejenak ia tak bisa mengingat di mana.
Sampai matanya menangkap platform tebing di seberang.
Benar! Di sinilah dulu ia beradu tembak dengan tentara Vietnam, sampai tubuhnya dirobek peluru bagai sarang lebah.
"Ya Tuhan..." Santo Aiqin itu meremas kulit kepalanya yang licin.
Mengapa justru saat kembali ke kampung halaman yang dirindukannya, hatinya terasa begitu perih?
(Tamat)
…………
………
……
…
(Sekedar candaan)
Dua bulan di dunia iblis memantulkan cahaya dingin ke bumi.
"Di samping Altar Tulang Merah, dua pasang mayat tanpa kepala dari keluarga kerajaan Naga Iblis tergulung lemah, darah amber menggenang di atas pola formasi sihir arkan, memicu pergerakan Aliran Elemen yang luar biasa dahsyat."
"Langit diselubungi warna suram yang semakin mengerikan seiring menggema suara mantra Ratu Lich."
"Jiabao! Aku sudah memberimu lima tetes air mata tapi gerakanmu masih lambat!" Saat ini bahkan Raja Buaya Purba Piacenza kehilangan kesabaran: "Cepat! Lebih cepat lagi! Ilusi hanya bisa meniru kerinduan dalam hatinya! Begitu dia menyadari, bajingan dengan Bidang Perlindungan Putri Duyung ini bisa kembali ke dunia nyata melalui 'Pintu Langit'! Tidak ada jarak yang bisa menghalangi!"
Suara mantra Ratu Jiabao tiba-tiba melengking tinggi disertai darah yang memercik deras dari batuknya.
Di bawah langit biru, hanya gema kata-kata rahasia kuno dari dunia iblis yang bergema:
"Wahai entitas perkasa yang melampaui waktu dan ruang...
Janji waktu telah tiba saatnya untuk ditepati...
Cifiano telah membangunkan jiwa haus darahmu dengan raga dan jiwa...
Kini kugunakan lubang cacing ke ruang gelap dan arwah garis darah mulia untuk mempersembahkan dunia penuh dosa ini padamu...
Engkaulah malaikat yang diutus Ner'zhul untuk menghancurkan...
Kedatanganmu akan membawa anugerah Dewata...
Bumi akan gemetar di bawah wibawamu...
Udara pun akan tunduk pada kehendakmu...
"Tak terhitung darah dan nyawa akan layu untukmu..."
"Seperti Mawar Pandora..."
Bersamaan dengan panggilan berdarah Greta Garbo, listrik statis samar menyembur keluar dari awan yang mencekam satu per satu. Sebuah lubang cacing hitam raksasa perlahan terbentuk di udara.
"Biarkan dunia yang menyaksikan perjalanan zaman memanggil nama rahasiamu yang tak dikenal!" Setelah menyemburkan darah terakhir, Garbo limbung jatuh di altar tulang merah. Gelombang udara benar-benar bergema dengan suara bahasa Han yang berat namun tegas:
"Liu... Gou... Sheng..."
"Hai!" Liu Zhenhan muncul dari lubang cacing hitam yang perlahan menghilang dengan senyum polos nan ceria: "Kemarin ada orang yang memanggilku begitu juga, hasilnya pingsan - jatuh terjerembab dari pohon dengan kepala di bawah."
Garbo dan Raja Buaya Kuno Piaqinzha serentak pingsan.
(SELESAI)
Menengadah adalah musim semi, menoleh adalah musim dingin - Catatan Penutup
Penulis merasa terhormat bisa menemani pembaca melalui perjalanan penuh liku selama dua tahun penuh.
Dari si brengsek kecil tak berarti, hingga buku ini mengalami transformasi dramatis, semua berkat dukungan kuat dari saudara-saudari pembaca. Rasa terima kasih ini tertoreh di hati, selalu membuat haru setiap teringat.
Liu Zhenhan beruntung, aku pun telah mencapai puncak keberuntungan.
Karena ini adalah karya berseri, BUG dalam "darah bangsa binatang" cukup banyak. Jika ada kesempatan, harus direvisi dengan teliti. Tapi banyak foreshadowing yang sebenarnya sudah disiapkan sejak awal. Melihat komentar pembaca yang bertanya, kenapa Danxue tidak ditulis lagi? Apakah lupa?
Bukan begitu. Bagian itu sebenarnya untuk menonjolkan kekuatan Heisuoyin yang diolah dari Mithril. Jika dilihat kembali, Anda akan menemukan metafora yang saya tulis tentang Danxue.
Ada juga yang bertanya, kenapa kemampuan Xiao Kong sebagai Bi Mawen dan kekayaan keluarga Murinio tidak pernah ada foreshadowing.
Foreshadowing tentang Xiao Kong yang pernah makan biji jarak sebenarnya sudah ada, hanya disinggung sekilas. Sedangkan tentang Mu Shuai, karena penulisan menggunakan sudut pandang utama, hanya bisa diabaikan sebisa mungkin.
Tidak tahu apakah ending ini memuaskan atau tidak. Sebenarnya misteri sudah terungkap sejak lama - Lao Liu adalah warisan yang ditinggalkan Naga Suci untuk Aiqin. Saya sudah menepati janji: nol kematian.
Mengenai akhir yang detail dan masa depan, sebenarnya sudah saya tulis dengan jelas. Bikin ending seperti mengasingkan diri di pegunungan juga tidak menarik. Mungkin Lao Liu akan dibunuh si brengsek kecil di masa depan, atau mungkin naik Yue Bisu untuk mencari jalan kembali ke Bumi - lagipula dia pernah makan telur naga, punya banyak waktu. Semuanya bisa dibayangkan sesuai imajinasi pembaca, yang pasti saya tinggalkan harta yang cukup besar untuknya.
Dunia Aiqin ini fiktif belaka, tapi setelah menulis lama, karena terlalu banyak mencurahkan perasaan, setiap karakter terasa begitu dekat. Sebagai penulis, saya menjaga keseimbangan sudut pandang. Memang ada keberpihakan, tapi tidak akan sengaja merendahkan karakter yang saya ciptakan sendiri.
Aku sangat senang setiap karakter yang kutulis memiliki kekurangan, ini membuat mereka terasa sangat dekat. Jadi aku juga memutuskan, besok akan membeli tupai, menamainya Guo Guo, lalu membeli burung beo, menamainya Martelazi, hanya mengajarinya satu kalimat: "Dasar pelacur bodoh."
Terima kasih tak terhingga pada temanku Si Ahli yang meminjamkan 5.000 dolar dalam situasi sulit, semoga kamu segera menyelesaikan lanjutan "Online Game: Dinasti Tang".
Terima kasih tak terhingga pada saudara Pengembara Pisau Perang dan Papan Ketik Gila atas bimbingan saat buku baru "Darah Bangsa Binatang" naik peringkat, terima kasih telah membuatku benar-benar paham arti sesungguhnya dari perebutan peringkat.
Terima kasih pada Kakak Hitam Langit yang menghadiahkan laptop, tanpa itu mungkin aku masih harus mengetik ratusan ribu kata lagi di warnet.
Terima kasih tak terhingga pada Youyou dan Pingfan atas bantuan pengiriman naskah.
Terima kasih tak terhingga pada Iblis Hitam Selatan atas kerja kerasnya mengelola ulasan buku.
Sungguh terlalu banyak orang yang perlu diucapkan terima kasih, maafkan aku tak bisa menulis semuanya, terutama kawan-kawan lama yang mengikuti sejak "Aliran Darah". Takdir yang terangkai dalam tulisan ini memabukkan seperti cinta pertama.
Dengan senang hati kumemberitahu, buku baru ini ditulis untuk melengkapi kekecewaan dari "Aliran Darah" yang terlalu bernuansa underbelly masyarakat. Tahun 89 adalah batu sandungan yang tak terhindarkan, aku juga tak bisa melanjutkannya. Menulis yang tidak realistis pasti kena sensor, jadi lebih baik cari akal, ubah cara untuk menceritakan kisah Xiao Dao dan Jubah Merah.
Karena masalah hak cipta, buku baru harus menunggu hingga tanggal dua belas bulan depan untuk diunggah secara resmi, orz, semoga kalian semua bisa melanjutkan hubungan baik dengan Jingguan saat itu.
Akhirnya selesai ditulis, perasaan ini sungguh menyenangkan...
Aku hanya ingin memetik seuntai angin musim semi, tapi kalian memberiku seluruh musim semi.
Jingguan bersama para pahlawan "Darah Bangsa Binatang" sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada semua pembaca!
Ketidaktahuan akan masa depan adalah motivasi sejati kemajuan kita, semoga motivasi ini selalu menyertai kita semua.
Epilog Satu
【Bab Pertama】
Di langit malam dunia iblis, selalu tergantung dua Sampa yang bersinar bersamaan.
Hamparan Hyacinth Parfum telah mengembangkan daun dan bulirnya lebih awal, bergoyang lembut dalam angin malam yang dingin, berkelok-kelok hingga ke pinggiran kota bawah tanah. Di tengah hamparan bunga yang menggerombol, di area paling dekat permukaan tanah di seluruh kota bawah tanah, berdiri sebuah vila tua yang cukup luas.
Jangankan malam hari, bahkan di siang hari ketika Dibo Luo biru-merah bergantian bersinar, anak-anak nakal suku Liang Tanah sekalipun tak berani bermain dekat vila ini. Karena semua tahu, di balik taman indah yang mengelilingi vila ini tinggal seorang yang cantik namun berwatak buruk.
Mata Nona ini mungkin memiliki sedikit masalah kesehatan. Sesekali ketika keluar rumah, dia hampir selalu memegang tongkat kristal di tangan, dengan lensa kristal hitam di pangkal hidungnya, yang justru semakin menonjolkan kecantikan wajahnya yang putih dan lembut. Tubuhnya yang rentan itu seolah bisa terjatuh tertiup angin. Setiap kali pemandangan seperti ini muncul, para pemuda darah panas bangsa iblis selalu memiliki keinginan untuk maju dan menopangnya.
Tapi paling-paling mereka hanya berandai-andai. Pasalnya, ketika Miss Ingrid baru pindah ke sini, beberapa preman lokal sempat memiliki niat tak senonoh. Namun terkadang mereka bahkan belum sempat menyentuh pintu, sudah ditarik oleh ksatria bersayap putih kuil yang muncul entah dari mana ke tempat sepi untuk "berbincang". Belum lagi yang paling sial, kabarnya ada yang beruntung bertemu dengan pengawal kerajaan Yang Mulia Raja Lich Holywood...
Setelah beberapa kali kejadian, bahkan orang paling bodoh pun tahu bahwa nona ini tak boleh diganggu. Karena itu, wilayah sekitar vila ini menjadi lebih damai. Selain suara piano yang sesekali terdengar dari dalam rumah, hanya burung kolibri yang bermain-main di taman bunga.
Menurut bocoran pribadi pemilik cabang perusahaan "Ladang Subur" yang paling berwawasan di kota ini, Nona Ingrid Bergman adalah komposer yang cukup terkenal. Karyanya tidak hanya dihargai oleh Kuil Utama Brunei, tetapi juga dipuji oleh beberapa Raja Lich dan Raja Langit di singgasana yang paling berbudaya. Meskipun memiliki banyak hambatan seperti kedua orang tuanya telah meninggal sejak dini, kemampuan sihirnya baik dalam ilmu mayat hidup maupun ilmu gelap di bawah standar, serta kedua matanya tidak bisa melihat, ia tetap hidup jauh di atas rata-rata standar hidup dunia iblis.
Belum lagi piano yang sering dimainkan di rumahnya saja sudah bukan barang yang bisa dibeli keluarga biasa. Seperti diketahui umum, dunia iblis sangat kekurangan sumber daya logam. Harga pasaran logam yang digunakan untuk satu piano asli saja hampir mencapai angka astronomis, apalagi piano asli yang berasal dari Benua Aigean.
Justru karena alasan ini, saat suara piano terdengar terputus-putus dari vila di tengah malam, para tetangga tidak mengeluhkan gangguan suara. Sebagian besar justru memahami betapa sulitnya menciptakan musik. Meski terbangun berkali-kali, mereka biasanya hanya membalikkan badan dan tidur kembali, sama sekali tidak terlintas pikiran untuk mendatangi rumahnya dan berdebat.
"Hari-hari berlalu dengan datar seperti ini. Karena tidak ada perawatan khusus selama bertahun-tahun, dinding luar villa semakin mengelupas parah setiap tahunnya. Bunga eceng gondok di taman sering terkulai karena kurang perawatan. Untungnya tanaman dunia iblis memang memiliki nyawa yang tangguh, bahkan dengan pengabaian seperti ini, mereka tetap bisa bermekaran di sekitar villa. Hingga orang asing berjubah hitam ini harus berkelok-kelok tujuh kali untuk mencapai pintu depan villa.
Saat pintu diketuk, masih terdengar beberapa nada piano dari dalam villa. Tak lama kemudian, suara nyonya rumah yang terdengar kesal bergema di balik pintu: "Siapa itu?"
"Apakah ini Nona Ingrid? Saya mesin kebencian Serikat Sihir, Desmond, yang ditugaskan guild untuk menjadi kepala rumah tangga Yang Mulia." Punggung jubah hitam itu tegak lurus, suaranya tegas namun santun seperti prajurit muda yang menjawab atasan.
Pintu terbuka perlahan. Nona Bauman dengan piyama dan kacamata hitam berdiri malas di sana. "Kepala rumah tangga? Sepertinya memang ada urusan itu. Dua hari lalu saat menyerahkan partitur, aku pernah mengeluh tentang rumah yang tidak terurus dan mengganggu lingkungan kreatif. Tak kusangka efisiensi Serikat Sihir cukup baik."
"Sang kepala rumah tangga bernama Dais menarik kembali lengan kristalnya yang digunakan untuk mengetuk pintu. Bagian tubuh lainnya masih terbungkus rapat dalam jubah, kepalanya seolah-olah mengenakan helm kristal utuh, hanya area sekitar mulut dan hidung yang sedikit terlihat. Ia tidak banyak bicara, hanya diam-diam mengikuti Baoman masuk ke dalam rumah."
Baoman yang berjalan di depan perlahan mengerutkan kening: "Bau darahnya sangat pekat, apakah Anda baru saja mundur dari medan perang?"
"Tidak, nona." Sang kepala rumah tangga berjubah langsung merapatkan kaki dengan tegas. "Saya telah pensiun selama dua bulan nol enam belas hari, sebelumnya tergabung dalam Legiun Bencana Langit, nomor pasukan dirahasiakan."
"Saya tidak perlu tahu sebanyak itu." Suara jelas terdengar kesal. "Sebutir buta yang belum mengalami ritual reinkarnasi seperti saya memiliki pendengaran dan penciuman yang lebih tajam dari biasa. Mengingat Anda adalah kepala rumah tangga yang dikirim dari atas, perhatikan baik-baik hal ini ke depannya."
Dais mengangguk khidmat di tempat: "Saya memahami."
"Lupakan, makhluk sepertimu mungkin seluruh tubuhnya adalah senjata. Setelah pertempuran pun tak tahu membersihkan diri, wajar saja bau darahmu segambreng ini. Tadi Anda bilang nama apa?"
"Dais Monder."
“Sungguh nama yang sama sekali tak punya rasa seni.” Baoman mencibir, matanya yang hijau jelas menunjukkan ekspresi tak setuju. Tapi dia tak lagi mengkritik nama sang kepala rumah tangga. Dia sangat paham, Prajurit Kebencian mekanis adalah jenis pasukan terbaru yang dikembangkan Bangsa Iblis setelah tiba di dunia iblis. Berbasis penyatuan mayat sederhana, dikombinasikan dengan teknologi kristal Kurcaci, lalu mengganti bagian kunci dengan komponen kristal hingga tercipta jenis pasukan baru.
Mereka hanya melewati pencerahan intelek sihir arkan dasar. Di medan perang, sepenuhnya mengandalkan armor kristal sekeras besi atau tubuh mereka untuk menyerbu ke medan perang. Bagi makhluk rakitan seperti ini, menuntut hal rumit tak ada artinya.
“Maaf.” Tak ada ekspresi tak puas yang terlihat dari helm kepala rumah tangga mekanis itu.
“Tak perlu bersikap resmi begitu, aku tak bisa melihat.” Sikap Baoman jelas tak membaik sedikitpun meski lawan bicaranya bersikap serius. “Seberapa jauh kau mengenal pemilik vila ini?”
“Pada dasarnya, sebelum datang ke sini, guild telah memasukkan semua data tentang nona ke inti memoriku. Bagian mana yang ingin nona tanyakan secara spesifik?”
“Aku agak haus.” Jari Baoman mengetuk-ngetuk meja pelan.
“Akan segera kusiapkan sesuai perintah nona.” Davis berbalik menuju dapur.
Baoman tak menoleh, “Kau tahu apa yang kubutuhkan?”
“Berdasar data terkait, peluang nona membutuhkan teh adalah 75%, anggur Hera 21%, sisanya...”
“Saya ingin teh!”
“Memahami.” Dais hanya berdiri tegak dan tetap di tempat sebentar saat menjawab pertanyaan, menunggu perintah langsung dari penguasa . Begitu perintah turun, dia segera melesat ke dapur. Data posisi kepingan teh dan air mendidih sudah tercatat, yang perlu dilakukannya hanyalah menyeduh.
Sejenak kemudian, cangkir bermotif indah telah terletak di meja depan Baoman. Dais menuangkan teh perlahan dari teko kristal, membentuk garis tipis yang jatuh lurus dari mulut teko. Baoman duduk menyamping secara kebiasaan, sehingga uap yang mengepul dari cangkir tidak mengaburkan lensa hitam di batang hidungnya.
Sambil menuangkan teh, Dais berbicara dengan suara tenang yang konsisten: "Sebelum menerima tugas ini, saya khusus mengunjungi Kuil Brunei untuk mendengar madah pujian Santo Perempuan. Komposisi musik Anda menyatu sempurna dengan suara paduan suara, sepenuhnya menunjukkan kecintaan dan penghormatan tak terbatas ras kami pada Dewi Mimpi Iblis. Memberikan kesan yang sangat mendalam."
Bagian atas tubuh Baoman tidak berbalik ke arah meja, "Apakah itu juga bagian dari data yang diinput?"
"Tidak, itu perasaan yang ingin saya ekspresikan sendiri."
“Benarkah? Aku ingat itu sepertinya lagu yang kususun untuk Kuil dua puluh tahun lalu. Aku juga meraih kesuksesan pertama lewat lagu ini, julukan 'komponis perempuan tunanetra berbakat' sepertinya mulai dikenal sejak saat itu. Sejak itu, berbagai undangan terus berdatangan, bahkan sampai hal-hal seperti musik untuk jamuan kerajaan.”
“Teh Anda sudah siap.” Davis menempatkan teko teh di atas meja dengan lembut, mengingatkan dengan suara yang relatif pelan.
Bauman seolah tidak mendengar kalimat itu, terus berbicara sendiri, “Tapi itu harusnya termasuk materi yang sudah masuk tong sampah kan? Aku ingat sekarang dunia musik punya penilaian berbeda padaku, seperti Ingrid Bauman yang sudah kehabisan bakat, cari popularitas palsu...”
“Tidak, tidak ada catatan serupa dalam memori inteliku.”
“Oh begitu? Berarti mereka melakukan seleksi sebelum memasukkan data ya?” Nona akhirnya memutar tubuhnya, perlahan mengangkat cangkir teh ke mulut.
“Anda terlalu khawatir. Dan sebelum aku masuk, lagu yang tampaknya belum selesai itu cukup bagus, melodinya sangat indah.”
“Sungguh tidak ada rasa seni sama sekali.” Cangkir teh perlahan dijauhkan dari bibirnya.
“Hmm?”
“Cangkir teh ini, sama seperti namamu.”
Tangan ramping yang memegang cangkir teh itu sedikit miring, seluruh isi cangkir tanpa ragu langsung tumpah ke lantai.
Bagi Nyonya yang selalu menjunjung tinggi keanggunan, ini sudah merupakan cara yang sangat tidak sopan untuk mengekspresikan emosi. Bagaimanapun juga, dia tidak bisa mengumpat seperti perempuan kasar di liang tanah mana pun, melempar cangkir teh sembarangan, atau melontarkannya ke arah kepala rumah tangga.
"Melodi yang indah? Kau hanyalah sebuah mesin kebencian! Meski sudah mengganti bagian-bagianmu dengan komponen kristal sesuai aturan sekarang, kau tetap hanya mesin pembunuh dari Legiun Bencana Mayat Hidup! Berani-beraninya kau membahas komposisiku?" Sang nyonya rumah yang melontarkan kalimat panjang ini bahkan tidak menoleh sedikit pun.
Senyap. Hening yang berlangsung selama hampir setengah menit. Helm kristal masih menutupi rapat hampir seluruh wajah kepala rumah tangga mesin itu.
Akhirnya, dari kepala rumah tangga yang berdiri tegak sambil memegang nampan teh, terdengar suara datar dan monoton yang tak berubah——
"Saya sungguh minta maaf."
Tidak ada jawaban. Baoman hanya melambai-lambaikan tangan sambil membelakangi. Sesosok mesin kebencian yang patuh pada perintah sang penguasa itu pun mundur meninggalkan ruang tamu. Yang tertinggal hanyalah kegelapan abadi yang sudah lama menyelimuti.
Nona Baoman yang buta tidak memerlukan lampu. Begitu pula dengan kepala rumah tangga mesin kebencian kristal, Dais.
【Bab 2】
Setelah waktu yang tidak diketahui berlalu, suara piano tersendat-sendat kembali bergema di ruang kreasi.
"Bahkan di telinga kepala rumah tangga istana, suara permainan itu tidak bisa disebut sebagai musik. Bukan hanya sering berhenti di tempat-tempat yang tidak jelas, banyak bagian bahkan hanya terdiri dari dua tiga birama atau lebih pendek. Tak ada yang mengerti apa yang ingin disampaikan Nona Bauman, namun semua tahu bahwa pengulangan seperti ini sama sekali tak bermakna."
Tiba-tiba, kedua tangan komponis wanita itu menghantam tuts piano dengan keras, memproduksi suara sumbang yang memekakkan telinga. "Saya sedang bekerja! Jangan berdiri kaku seperti pucuk tiang di sana! Selain mengganggu konsentrasiku, tidak adakah hal lain yang bisa kau lakukan?"
Di sudut tak mencolok dekat pintu studio arah kemarahannya, Dais yang terbungkus jubah hitam berdiri tegak. "Maafkan kedatangan saya tanpa undangan, Nona Bauman. Anda telah menonaktifkan semua perangkat peringatan sihir di vila ini. Ini akan membahayakan keselamatan Anda. Terutama dalam kondisi penglihatan yang terbatas, tindakan ini sangat berisiko."
"Tak ada yang berniat jahat pada orang buta sepertiku! Pencuri takkan pernah datang ke sini, bahkan jika datang pun tak akan dapat apa-apa. Segera simpan sikap hati-hati kaku yang membuatku jijik itu!" Bauman membalas tanpa basa-basi, namun tubuhnya tetap tak bergeser setengah jengkal, masih duduk kokoh di depan piano, bahkan enggan menolehkan ekor kepalanya.
“Mengganggu proses kreatif Anda, saya sungguh minta maaf!” Ini adalah kata-kata terakhir kepala rumah tangga mekanis sebelum mundur. “Jangan hiraukan saya, silakan lanjutkan karya Anda.”
Maka, ketika kepala rumah tangga mekanis membawa ember menuju taman yang kembali dipenuhi Hyacinth Parfum, villa itu kembali bergema oleh notasi musik yang melompat-lompat.
Dua matahari masih menggantung di langit dunia iblis. Tanaman yang semula layu mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan setelah disirami air bersih oleh kepala rumah tangga. Di desa kecil, orang-orang sesekali melintas di depan villa - ada yang menunjuk-nunjuk sosok tinggi Desmond dengan penasaran, ada juga yang berbisik-bisik tentang keberadaan apa yang tersembunyi di balik jubah hitamnya yang lebar.
Semua ini terekam sempurna dalam sistem pendengaran kepala rumah tangga mekanis, tapi sama sekali tidak menarik perhatiannya. Desmond hanya sesekali mengangkat kepala saat menyiram tanaman, matanya mengintai ke arah studio kreatif seakan memastikan keselamatan sang penguasa.
Dari arah itu masih terdengar suara notasi sederhana yang sesekali disela burung kolibri yang lama berputar-putar di antara bunga-bunga.
Pada momen seperti ini, suara braak menusuk di telinga dari tuts piano yang tertekan sekaligus akan kembali bergema.
Karya Nyonya masih terhenti di batas kemampuan, meskipun dia tidak tahu apa yang sedang dilakukan kepala rumah tangganya saat ini. Seberkas sinar matahari menembus jendela yang berkilauan, menyinari sosok kurus tak berdaya di depan piano.
Baoman terduduk lemah dengan kepala tertunduk di depan piano, tak bergerak sedikit pun dalam waktu yang lama.
※※※
Di meja makan panjang ruang makan, Nyonya Baoman duduk di kursi utama menikmati makan malam mewah dengan gerakan lambat. Di atas taplak meja Smail mewah di depannya, terhampar beberapa hidangan yang hanya disentuh pisau dan garpu satu dua kali. Kepala rumah tangga mesin tetap berdiri dengan jubah di sisi belakangnya.
Menu-menu ini tentu dimasak sendiri oleh kepala rumah tangga mesin, dengan data khusus koki termasuk teknik memasak yang telah diinput ke inti memorinya. Pada hari-hari awal, Nyonya Baoman tak melewatkan satu pun kesempatan untuk mencela-nya. Namun hari-hari seperti ini tidak berlangsung lama, bagaimanapun meskipun sangat mekanis, kemampuan stabil dan presisi Dai Si sebagai prajurit ulung tetap terlihat sempurna. Selama masakan dimasak dengan ketat mengikuti prosedur wajib, hasilnya pasti jauh lebih baik daripada masakan Nyonya Baoman yang buta itu.
Di tengah santapannya, Nyonya hanya perlu mengulurkan tangannya ke luar, kepala rumah tangga mekanis yang peka segera menyerahkan gelas kristal tinggi berisi anggur. Cairan anggur ungu kemerahan semakin menonjolkan kelembutan lengan ramping yang putih pucat. Saat gelas menyentuh bibirnya, sudut mulut nyonya rumah ini sedikit terangkat, namun tetap tak menunjukkan setengah jengkal kepuasan. Sementara itu, kepala rumah tangga mekanis dengan cermat mengembalikan botol anggur ke tempatnya tanpa ekspresi berlebihan.
"Berapa nyawa yang kau rampas?" Ucapan tanpa konteks ini memecah keheningan ruang makan.
Kepala rumah tangga mekanis sedikit memiringkan kepalanya, nada suaranya mengandung sedikit pertanyaan, "Apa?"
"Aku bertanya berapa banyak nyawa tak bersalah yang kau ambil dengan tubuhmu yang memakai zirah kristal ini selama bertugas di Legiun Bencana Mayat Hidup." Suara datar, diselipi ejekan samar.
"Kami prajurit yang dikendalikan para. Menurut regulasi dunia iblis, kami dilarang menyerang bangsawan tinggi seperti mata perak atau. Pasukan jarak jauh dari kedua pihak umumnya tak berinteraksi langsung dengan kami."
Sudut bibir melengkung halus, "Mau bilang tak pernah membunuh manusia? Berarti semua korbanmu adalah sesama makhluk sejenismu?"
Tak ada jawaban.
"Berapa banyak Prajurit Kebencian mekanis yang pernah kau hancurkan sepenuhnya? Yang mengenakan zirah lengkap, yang berarmor sebagian, bahkan yang primitif tanpa sepotong kristal pun di tubuh mereka?"
Masih tidak ada jawaban.
"Sudah sedemikian banyaknya... sampai-sampai tak terhitung dalam waktu selama ini? Kedua tanganmu sepertinya telah dikotori bau darah yang cukup mengerikan. Ada satu hal yang membuatku penasaran, perasaan apa yang kau alami saat kau merobek-robek sesama makhlukmu sendiri dengan tanganmu, mengirim mereka yang hancur berkeping-keping ke neraka?"
Kepala rumah tangga mekanis tetap berdiri di tempat, tidak melakukan gerakan apa pun, juga enggan mengeluarkan suara.
Baoman yang akhirnya terlihat kesal mengetukkan pisau makannya ke piring dengan keras "braak", "Pergilah dari sini, monster jahitan! Makan malam yang sudah hambar ini jadi semakin menjemukan karena ulahmu!!!"
"Kalau begitu, saya pamit duluan, nona." Kali ini respon dari Deith tepat waktu. Kemudian kepala rumah tangga mekanis ini seperti biasa dengan sikap hormat menundukkan kepala, mundur perlahan beberapa langkah dari tepi meja sebelum berbalik dan pergi dengan kecepatan normal.
Kepergiannya diiringi suara gesekan mengerikan yang sengaja dibuatkan penguasa vila dengan menggoreskan pisau dan garpu ke piring makan. "Benar-benar makhluk yang menjijikkan!" Baoman menyampaikan kata penutupnya.
※※※
Beberapa hari berlalu lagi, suara keras dari tepukan kedua tangan pada tuts piano kembali memenuhi seluruh vila. Nona Bauman seperti biasa duduk lesu di depan piano, tanpa niat untuk melakukan gerakan lain.
Di sekitar piano dengan jarak 2-3 meter, berbagai macam instrumen musik bertumpuk. Ada yang umum, ada yang langka, satu-satunya kesamaan adalah semuanya terbuat dari kristal. Instrumen-instrumen yang memancarkan kilau warna-warni di bawah sinar matahari ini terlihat seperti dibuang sembarangan di lantai studio kreasi. Ini sepenuhnya adalah karya Nona Bauman, satu-satunya yang layak mendapat perhatiannya hanyalah piano di tengah studio yang ia mainkan selama berjam-jam setiap hari.
Piano kelas atas Benua Aigean yang asli.
Kepala rumah tangga sedang membersihkan instrumen-instrumen tersebut dengan kain khusus. Setelah menyeka setiap sudut mati pada instrumen dengan cermat, ia akan menata kembali sesuai klasifikasinya dengan rapi, penempatannya mirip formasi orkestra profesional.
Bunyi keras yang digunakan Nona Bauman untuk melampiaskan kegelisahannya tidak mengganggu pekerjaannya. Sebaliknya, sang yang beberapa hari lalu mengeluh akan gangguan kini tampak terbiasa dengan kehadiran pria ini, tidak menunjukkan keberatan atas aktivitas merapikan instrumennya. Kedua pihak seolah sengaja menghindari ketidaknyamanan sebelumnya.
Namun, ketika akhirnya Bergman menyerah untuk duduk diam di sisi piano dan perlahan berjalan menuju ruang tamu, pekerjaan perawatan instrumen oleh kepala rumah tangga mekanis tampaknya juga tepat selesai. Setelah matanya menyapu semua instrumen yang bersinar seperti baru satu per satu, akhirnya perhatiannya tertuju pada piano itu.
Emosi Bergman jelas-jelas tidak baik, karena bahkan dia lupa menutup tutup tuts piano sebelum pergi. Davis yang menemukan kelalaian majikannya ini tanpa ragu mendekat, namun tiba-tiba berhenti secara misterius di tempat yang belum terlalu dekat dengan piano. Lama ia menatap 88 tuts itu, akhirnya seolah memutuskan sesuatu, perlahan mengulurkan tangan kanan kristalnya mendekati tuts-tuts tersebut, lalu mencoba menekan satu notasi lembut.
"Jangan sentuh pianoku!" Suara Bergman yang menggetarkan tiba-tiba menggema di belakangnya. Pemilik suara yang seharusnya sudah sampai di ruang tamu entah mengapa kembali, persis menyaksikan adegan yang menurutnya sangat konyol ini. "Jika ada kerusakan pada piano ini, bahkan dengan menjualmu yang sudah dibongkar pun takkan bisa mengganti kerugianku!"
Kepala rumah tangga mekanis segera mundur selangkah dari piano: "Mohon maaf, Nona Bergman."
Yang menjawabnya hanyalah dengusan dingin.
Namun di luar dugaan Baoman, kali ini kepala rumah tangga mekanis sepertinya tidak berniat langsung pergi. Ia berbalik badan seolah hendak mengatakan sesuatu padanya.
"Tadi saya sudah membersihkan semua instrumen di studio kreasi ini. Meskipun sebelumnya sudah mempersiapkan perbaikan dan penyesuaian yang diperlukan, faktanya data inti memori saya juga memuat konten terkait. Tapi dalam pekerjaan tadi, saya menemukan setiap instrumen di sini masih utuh sama sekali, selupa debu tidak ada sedikitpun kerusakan. Artinya, sepertinya Anda belum pernah menggunakan satupun instrumen ini. Walau saya tahu Anda adalah komponis piano, tapi bukankah Anda tetap membutuhkan instrumen lain untuk memicu inspirasi?"
【Bab Tiga】
Entah mengapa, setiap kali Dais menyampaikan fakta dengan nada seperti ini, selalu membuat Baoman merasa sangat kesal. Maka hampir tanpa ragu ia langsung memberikan jawaban penghinaan -
"Karena sampah-sampah itu sama sepertimu, semuanya mirip denganmu! Biola dari kristal, terompet dari kristal, timpani dari kristal... Seluruh orkestra ini dipalsukan dengan kristal tiruan! Sekalipun bisa menyamar dengan sempurna menggunakan sihir menjadi bentuk dan suara instrumen, pada akhirnya tetap saja hanya tumpukan kristal palsu belaka!"
Kepala rumah tangga mekanis diam berdiri di tempatnya, tidak menunjukkan sedikitpun ekspresi terkejut. Seperti biasa, ia tetap mendengarkan gemuruh hujan badai ini dengan tenang.
“Ternyata, Nyonya Lich yang buta masih terus bersemangat seperti biasa: ‘Kamu tahu mengapa meskipun teknologi sihir bahkan mata kristal prostetik sudah sepenuhnya umum saat ini, aku masih menolak memasang benda semacam ini untuk menyembuhkan mataku? Karena aku tidak sudi!’”
“Melalui kristal-kristal yang dipenuhi bayangan samar dari dalam ke luar ini, meski bisa melihat lagi, aku hanya akan melihat pemandangan palsu yang dibiaskan oleh kristal!”
“Benda penuh ‘kepalsuan’ seperti ini tidak kubutuhkan!” Tangan ramping Baoman terangkat perlahan dari pinggul tubuhnya, menunjuk ke arah pelipisnya. “Saat mataku belum buta, pemandangan kampung halaman yang pernah kusaksikan sendiri, masih melekat kuat di otakku!”
Seolah tersentuh oleh kalimat ini, Dais yang sejak tadi tetap Senyap tiba-tiba bergumam pelan: “Pemandangan... kampung halaman... kah?”
“Benar, bukan pemandangan kota yang terus gempa bumi, ditumbuhi tanaman angker, hanya bisa dibangun di pegunungan atau bawah tanah ini. Tapi pemandangan... yang sesungguhnya indah...” Suara Baoman perlahan melemah, seolah teringat sesuatu.
“Kalau begitu, apakah itu pemandangan yang kau nikmati sekitar empat puluh tahun lalu, saat kau dan yang lain menyelinap melalui jurang ruang-waktu ke Benua Aigean?”
“Hmph, kamu bahkan memiliki data tentang aspek ini dariku? Serikat Sihir benar-benar tidak menghemat biaya. Tapi data seperti ini sama sekali tidak berguna bagiku sekarang! Aku sudah menjadi orang buta, apakah para petinggi masih khawatir aku akan memainkan trik?”
Kepala rumah tangga mekanik dengan bijak tidak melanjutkan pembicaraan.
Sementara nyonya rumah setelah mengeluh sebentar, pikirannya kembali melayang pada kenangan pemandangan indah seperti lukisan. "Benua Aigean pada dasarnya adalah tanah leluhur Bangsa Iblis kami. Meski kami diusir dari tanah air oleh para pengecut itu dulu, tidak satu pun anggota bangsa kami yang melupakan satu-satunya kampung halaman."
"Hijau membentang penuh kehidupan... Angin sepoi-sepoi yang membelai wajah... Dan cahaya keemasan... Kilau mempesona yang takkan pernah terlupakan selamanya..."
"Mimpi terbesarku selama ini adalah mengubah pemandangan abadi yang tak terhapuskan itu menjadi musik, agar setiap perantau yang jauh dari tanah air bisa mendengarnya..."
Tanpa sadar, Nona Bauman telah kembali berdiri di depan piano. Kepala rumah tangga mekanik yang tanpa terasa telah berdiri hormat di belakangnya tetap hanya mendengarkan dalam diam.
"Aku akan mulai bekerja, keluarlah." Perintah nyonya rumah vila meski secara harfiah sama, namun nadanya jelas lebih lunak dibanding sebelumnya. Dalam arti tertentu, ini bisa dianggap sebagai kelonggaran kecil darinya.
Seperti biasa, kepala rumah tangga mekanik dengan hormat menundukkan kepala lalu perlahan meninggalkan ruang kreasi.
Suku kata melompat kembali bergema di studio kreatif bahkan seluruh vila. Berbeda dari sebelumnya, meski belum membentuk melodi yang utuh, alunan kali ini terasa lebih hidup dibanding sebelumnya...
Sayangnya, masih belum cukup untuk disebut sebagai karya piano sejati.
※※※
Hari demi hari berlalu, kebuntuan kreatif Nyonya Baumann belum menunjukkan tanda terobosan. Kepala rumah tangga mekanis tetap tekun merawat taman, membersihkan, dan merenovasi vila. Hampir seluruh warga kota kini mulai terbiasa dengan deru mesin raksasa yang sesekali mengguncang.
Satu perubahan penting: Nyonya Baumann tak lagi mencipta di tengah malam. Perempuan dengan pola hidup tak teratur ini mulai menunjukkan kecenderungan jam biologis yang normal. Fenomena aneh ini memicu berbagai spekulasi di kalangan warga.
Dess Mond yang tak pernah melepas jubahnya di depan siapapun, ditambah statusnya sebagai Prajurit Kebencian mekanis yang jarang turun ke kota kecuali untuk urusan logistik, tiba-tiba menjadi bahan perbincangan hangat. Dalam berbagai spekulasi mesum seputar nyonya rumah, pria ini dianggap sebagai kandidat utama "pemeran utama" dalam skandal fiktif tersebut.
Namun rumor yang datang cepat juga pergi cepat——Setelah beberapa kali kepala rumah tangga mesin pergi bukan untuk berbelanja, versi rumor asyik yang beredar di kota langsung menghilang bagai hujan kecil di gurun, hampir lenyap seketika. Beberapa orang pernah melihat para penyebar rumor yang tak kenal lelah itu setelah kejadian, mereka semua seperti melihat mayat hidup di siang hari, mengalami breakdown mental dengan mulut mencong mata juling dan anggota badan kejang-kejang.
Keluarga mereka mengeluarkan biaya besar untuk memanggil dokter bermata perak paling senior dari beberapa kota sekitar. Hasil diagnosanya adalah terlalu terkejut, tapi untuk detail lebih lanjut tidak bisa ditemukan. Namun tak ada yang percaya - dokter tua itu bahkan tidak memberi resep penenang jiwa, langsung pulang membawa uang konsultasi. Bukankah makna di balik ini sudah jelas? Intinya ke depannya jangan macam-macam dengan orang di vila itu, baik itu maupun mesin kebencian.
Kejadian di atas tidak sampai ke telinga Nona Baoman. Sejak Dais sang kepala rumah tangga mengambil alih seluruh pekerjaan rumah tangga sehari-hari di vila, dia mulai punya banyak waktu luang untuk fokus pada karya kreatif. Meski dalam periode ini belum ada terobosan berarti, bukankah ini jauh lebih baik daripada sebelumnya yang selalu terbelit urusan sepele tak jelas?
Gadis yang cantik tidak menyadari, bahwa aktivitas normal seperti makan dan tidur yang dianggap biasa oleh orang umum, semuanya ia kategorikan sebagai urusan sampingan - apalagi membersihkan ruangan. Sebenarnya, alasan karya yang ia ciptakan sebelumnya jumlahnya sedikit, sebagian besar adalah reaksi berantai yang disebabkan oleh keterbatasan penglihatannya.
Dalam kondisi seperti ini, nyonya rumah vila yang sedang fokus berkarya semakin tidak mungkin memahami bahwa sedikit perbaikan dalam hidupnya sekarang sepenuhnya adalah jasa kepala rumah tangga mesin yang baru datang. Tapi bagaimanapun, semua ini tidak terlalu penting baginya. Satu-satunya yang ingin ia lakukan sekarang adalah mereproduksi pemandangan indah dalam ingatannya secara utuh melalui musik.
Malam berikutnya yang tampak sama seperti biasa, setelah membereskan ruang karya untuk nyonya rumah, kepala rumah tangga mesin mulai berjalan perlahan di koridor. Hampir seluruh tubuhnya yang terbuat dari kristal sama sekali tidak mengeluarkan suara dalam keheningan ini, menunjukkan betapa detailnya data yang dimasukkan oleh pembuatnya.
Maka, patroli rutin ke seluruh vila sebelum kembali ke kamar di malam hari menjadi hal yang wajar. Saat memeriksa kamar Nyonya Bauman, ia mendapati pintu kamar kali ini bahkan tidak tertutup. Ketika tangan mekanisnya hendak menutup pintu, terdengar suara gumaman tidak jelas dari dalam kamar.
Ini adalah situasi yang belum pernah terjadi dalam patroli sebelumnya. Tentu saja, kemungkinan besar pintu kayu tebal kamar tidur sebelumnya tertutup rapat, sehingga isolasi suara yang baik membuat Dice tidak menyadarinya. Singkatnya, dalam situasi yang tidak bisa segera dipahami apa yang terjadi, kepala rumah tangga mesin tanpa ragu menerobos masuk ke kamar tidur nyonya rumah.
Tentu saja, gerakan Dice tetap sunyi. Karena jika ada pendatang asing yang sudah lebih dulu masuk, sebisa mungkin tidak membangunkan ular adalah kebiasaan wajib seorang prajurit senior.
Untungnya, tidak ada orang lain di dalam kamar tidur.
Nona Bauman berbaring telentang dengan pakaian lengkap di tempat tidurnya, tertidur lelap. Suara serupa sebelumnya terus bergumam dari mulutnya, namun karena tidur nyenyak dan posisi berbaring, kepala rumah tangga mesin hanya bisa mendengar bagian-bagian elegan tertentu. Gumaman nyonya rumah terdengar terputus-putus, melayang di kamar tidur yang luas, lalu dicatat dengan seksama dalam inti memoranya.
Secara bersamaan, dia juga memperhatikan ekspresi Nona Bauman. Meskipun jelas sudah tertidur pulas, ekspresinya saat bergumam tetap penuh warna. Kadang bersemangat kadang tegang, kadang gembira kadang menderita...
Mungkin dalam mimpinya ia sedang mengulang kenangan tak terlupakan saat pertama kali menginjakkan kaki di Benua Aigean? Dais membuat penilaian paling logis, karena dalam catatannya juga terdapat data identitas orang yang pernah berjalan-jalan bergandengan dengan Nona Baoman. Secara teknis, itu bisa dibilang sebagai petualangan romantis.
Entah mengapa, sang kepala rumah tangga mekanis ternyata merasa sikap nyonya rumah kali ini jauh lebih ramah dari biasanya. Tentu saja, ini hanyalah gejala ketidakstabilan inti semata. Dais Mond mengolok-olok dirinya sendiri.
Kemudian, dengan lembut ia menutup pintu kamar tidur nyonya rumah, melanjutkan patroli yang belum selesai.
Di luar jendela vila, dua Sampa masih menggantung sepi di langit.
【Bab Empat】
Pagi hari berikutnya, bahkan lebih awal dari biasanya, suara piano sudah mulai bergema dari dalam vila.
Yang berbeda dari biasanya, kali ini alunan piano terdengar lebih terputus-putus. Bahkan dari segi teknik memainkan pun terasa kaku dan mentah. Mirip seperti magang sihir tingkat pemula yang tergagap-gagap melantunkan mantra.
Alasannya sederhana: yang saat ini berdiri di depan piano dan mencoba-coba memainkannya bukanlah Nona Baoman sendiri, melainkan sang kepala rumah tangga mekanis yang masih terbungkus jubah hitamnya yang tak pernah berubah selama ribuan tahun.
Desmond tidak duduk di kursi latihan Nyonya Bauman, alasannya mudah dimengerti. Berat badannya yang hampir seluruhnya terdiri dari kristal jelas bukan beban yang bisa ditanggung kursi biasa. Sang kepala rumah tangga mekanis hanya berdiri membungkuk dengan serius, tubuh bagian atas sedikit condong ke depan sehingga jari-jari tangan kirinya bisa menyentuh tuts piano.
Jari mekanis berbahan kristal bergerak perlahan di atas piano, memainkan beberapa ketukan lalu merenung sejenak sebelum kembali menghasilkan notasi musik. Di sekolah bangsawan Benua Aigean, anak-anak manusia yang pertama kali belajar piano umumnya juga melakukan uji coba kaku seperti ini, dan mungkin tidak akan mendapat penilaian bagus. Tapi kali ini yang melakukannya adalah seorang Prajurit Kebencian mekanis, membuat pemandangan ini terasa sangat angker.
"Jangan sentuh piano saya lagi!" Teriakan penuh murka menggema di belakang kepala rumah tangga mekanis itu. Nyonya Bauman dengan pakaian rumah sederhana seperti biasa berdiri di pintu ruang kreatif. "Bukankah sudah kuperingatkan dengan tegas kemarin? Tanganmu itu dilarang keras menyentuh pianoku!"
"Karena itu kali ini saya menggunakan tangan kiri." Jawab kepala rumah tangga mekanis yang segera menggeser posisi dengan sopan sejak nyonya rumah muncul di pintu.
Amarah sama sekali tidak mereda: "Jangan main-main dengan permainan kata-kata! Entah kau benar-benar bodoh atau pura-pura bodoh, kejadian serupa jangan sampai terulang lagi!"
“Benar-benar, saya sangat minta maaf.” Kepala kepala rumah tangga mesin semakin merunduk.
Mungkin karena interaksi belakangan ini sedikit melunakkan sikap Baumann. Melihat ekspresi hormat yang konsisten dari kepala rumah tangganya, Baumann memilih berbicara seolah pada dirinya sendiri, “Sudah kukatakan, meski kau bisa membaca partitur lima garis dan memainkan setiap melodi serta birama sesuai partitur, itu hanyalah operasi normal tubuh super kuatmu yang dikendalikan sihir.”
“Musik seperti itu palsu! Aku tak mau mendengar satu notasi pun!”
Nona Lich yang bermuka masam itu mulai berjalan pelan ke arah piano. Sesuai tradisi, kepala rumah tangga mesin seharusnya sudah menjauh dari piano dan bersiap pamit. Baumann tak tahu mengapa tadi menjelaskan panjang lebar pada Prajurit Kebencian, mungkin karena kebiasaan baru berbicara dengan seseorang. Meski "seseorang" itu hanyalah mesin kebencian dengan konstruksi sedikit lebih rumit.
Tapi di luar dugaan, suara kepala rumah tangga mesin tiba-tiba terdengar dekat piano, seolah tak pernah bergeser. “Nona Baumann...”
“Tadi malam, pintu kamar tidur Anda tidak tertutup rapat. Saat melakukan penataan sesuai tatanan baru rumah tangga, saya mendengar suara Anda dari dalam. Berdasarkan analisis, itu adalah suara tak sadar Anda selama tidur.”
Nyonya Bauman tidak berkata apapun, hanya diam-diam menghentikan langkahnya. Ia merasa heran mengapa kepala rumah tangga itu mengatakan hal-hal tersebut, dan semakin penasaran dengan apa yang akan dilakukan selanjutnya.
"Jika data yang saya kumpulkan tidak salah, suara yang Tuan hasilkan dalam tidur nyenyak seharusnya merupakan sebuah melodi. Tepatnya, bagian yang terhenti di batas kemampuan dalam karya yang sedang Tuan ciptakan ini..."
Ekspresi nyonya pemilik vila tetap datar, kakinya tidak bergeser setengah langkah, seolah tidak mendengar apapun.
Desmond si narator juga tidak mengubah nada bicaranya, seperti sedang melapor rutin. "...Jika disambungkan dengan nada yang Tuan gumamkan dalam tidur, tampaknya bisa berlanjut dengan tepat."
Bauman tetap membisu. Cahaya matahari dari jendela yang memantul di kacamata kristal hitam di hidung manisnya sama sekali tidak bergetar.
"Jika mengecualikan kesalahan bidik dalam proses pengumpulan data, gumaman Tuan semalam seharusnya seperti ini..." Tanpa perintah penghentian, kepala rumah tangga itu terus berbicara bahkan berbalik menghadap piano dan menekan notasi pertama yang telah ia susun.
"Pergi sana." Suara Nyonya Bauman akhirnya terdengar. Bukan nada tinggi kemarahan, melainkan datar bagai tak terjadi apa-apa.
Kepala rumah tangga itu menoleh kaget, tapi tidak menemukan ekspresi keras sedikitpun di muka sang penguasa.
"Aku tidak membutuhkan Prajurit Kebencian mekanis kristal sepertimu, segera pergi dari ruang kreasi ini." Suara Nona Lich masih sedingin es abadi di puncak Gunung yang tak pernah mencair selama ribuan tahun.
"Tapi, aku belum menyampaikan seluruh komposisi..."
Amarah Baoman yang dipendam akhirnya meledak. Ia melangkah agresif ke depan, menuding ke arah pintu. "Ini perintah Penguasa! Segera pergi dari sini!"
Diam sejenak.
Kejadian berikutnya kembali membuat Baoman terkejut. Sang kepala rumah tangga mekanis jelas-jelas melanggar perintahnya, tetap berdiri keras kepala di tempat. "Piano..."
Entah apa yang ingin diucapkan mesin kebencian di seberang itu, tapi Baoman juga tidak berniat menghentikannya. Kira-kira, ini pertama kalinya dia dibuat begitu marah oleh kepala rumah tangga mekanis ini.
Maka, kalimat berikutnya yang diucapkan Dais terdengar jelas di telinganya. "Aku ingin... belajar memainkan piano."
"Kau bilang apa?" Seperti mendengar lelucon paling konyol di dunia, senyuman tipis tiba-tiba muncul di wajah tegang Baoman. Bukan senyum penuh niat baik, melainkan senyuman sinis yang dipenuhi cemoohan dan sikap tidak sudi.
Kepala rumah tangga mekanis tetap mempertahankan postur tubuh membungkuk yang penuh hormat. "Seperti yang pernah Anda katakan, mungkin bagaimanapun aku berusaha, musik yang bisa kumainkan di piano ini semuanya palsu, semuanya. Tapi, aku berharap bisa... setidaknya mendekati musik yang sesungguhnya."
Ekspresi sinis di wajah Nyonya semakin jelas: "Sungguh menggelikan. Bagaimana mungkin mesin kebencian seperti kamu, yang diciptakan semata untuk membantai, bisa berniat mempelajari piano yang tak ada hubungannya dengan Berbual Haus sama sekali?"
Seperti diduga, sang kepala rumah tangga mekanis tak memberikan jawaban apapun yang menyerupai bantahan. Namun ia justru berbalik badan, mengulurkan lengan kristalnya kembali, mengetuk tuts piano dengan lambat namun penuh keyakinan. Lagu yang pernah didengungkan Bauman dalam tidurnya pun perlahan tercipta.
Kemurkaan penyanyi asli lagu itu kembali meledak: "HENTIKAN!!! Mesin pembunuh sepertimu tak layak menyentuh pianoku!"
Di tengah teriakan kemarahan Nyonya , notasi-notasi masih terus menari.
"Kau sama sekali tak pantas mempelajari seni! Terima saja perintahmu, pergilah ke medan perang untuk memanen nyawa sesama mesinmu!" Bauman yang terus diabaikan itu mengumpat sekuat tenaga. Tapi sejak dulu ia tak pernah mahir dalam hal semacam ini. Meski berusaha keras tampak agresif, keterbatasan kosakata justru semakin melemahkan efek ucapannya. Justru terdengar seperti kompromi yang tak kuasa dihindari.
Namun akhirnya pihak lawan memberikan respons, meskipun suara permainan piano tak pernah berhenti. "Karena itu... aku ingin belajar memainkan piano..." Suara kepala rumah tangga mekanis itu tak berbeda dari biasanya, tapi siapapun bisa merasakan keteguhan luar biasa dalam kata-katanya. "Karena aku... sudah tak ingin kembali ke medan perang seperti itu lagi."
Nona Baoman terpaku di tempat, tak lagi memiliki keinginan untuk menghentikan kepala rumah tangganya yang aneh itu.
Ia tak tahu apakah semua Prajurit Kebencian bertingkah begitu aneh. Mungkin semakin tinggi level Prajurit Kebencian mekanis, semakin terpengaruh oleh sihir penciptanya, sehingga semakin mirip bangsa iblis normal? Nona Lich mencoba menghibur diri sendiri.
Perintah sebagai penguasa saat ini sama sekali tak mempan. Mustahil baginya menghentikan ahli pertempuran di depan piano dengan kekerasan, dan ia pun tak ingin melakukannya.
Baoman sendiri juga sangat membenci yang namanya perang. Baik melawan penjajah Aiqin maupun persaingan internal antar tiga benua Bangsa Iblis yang telah lama terjadi. Bukankah matanya juga...
Sudahlah, biarkan kepala rumah tangga mekanis ini melakukan apa yang diinginkannya.
Bahkan dirinya sendiri pun tak mungkin duduk di depan piano 24 jam nonstop. Selama waktu istirahat dan menyusun karya kreatifnya, biarkan saja si mesin meniru-niru dengan kikuk ini. Anggap saja sebagai bentuk gaji tak langsung. Dengan berpikir demikian, Nona Baoman perlahan meninggalkan ruang kreasinya sambil menipu diri sendiri.
Di belakangnya, Desmond tetap berdiri tegak, jarinya mencoba-coba mengetuk tuts piano hitam putih dengan lembut.
※※※
Padang rumput hijau yang luas dipenuhi pepohonan kuno yang rimbun seperti payung. Di langit, beberapa awan putih tipis melayang, sementara di ufuk tempat langit dan bumi bertemu, Dibo Luo perlahan muncul dengan elegan, memancarkan sinar keemasan yang hangat dan mempesona.
"Humphrey! Humphrey!" Di ujung cakrawala, di padang rumput, di bawah pohon - baik di sekitarnya maupun di kejauhan, tak terlihat bayangan mata perak yang menjengkelkan itu. "Humphrey!"
Gadis itu terus menangis tak berdaya sambil matanya tak henti menyapu padang rumput. Air mata telah berkali-kali mengaburkan soket matanya, namun ia tetap bersikeras berteriak dan mencari: "Tunggu aku... Humphrey..."
【Bab Lima】
Rumput hijau terus bergerak mundur di belakang gadis, namun di depan tetap tak ada bayangan sama sekali. "Jangan pergi! Humphrey, jangan tinggalkan aku sendirian..."
Gadis itu mengulurkan tangannya ke depan dengan susah payah, muka cantiknya dipenuhi ekspresi ketakutan dan kepedihan.
Namun, tak ada yang menjawabnya.
Terhuyung-huyung di padang rumput, akhirnya ia tersandung dan jatuh. Pandangannya diselimuti kegelapan.
"Humphrey..."
Kegelapan, masih kegelapan yang tak bertepi.
"Apakah itu kamu..."
Berbaring telentang di tempat tidurnya, Borman bertanya dengan suara rendah, "Yang berdiri di sana, itu Desmond, bukan?"
Tak ada jawaban. Di dekat pintu kamar tidur, jubah hitam sang kepala rumah tangga mesin seolah menyatu dengan kegelapan di dalam ruangan.
"Seharusnya aku sudah memberitahumu..." Borman meraba-raba menjulurkan tangannya, menemukan kacamata kristal hitamnya di meja samping tempat tidur. Saat mengenakan kacamata, perlahan ia mengangkat tubuh bagian atasnya yang berlekuk indah. Lagipula ini di hadapan mesin kebencian, tak masalah jika baju tidurnya tidak rapi. "Dilarang masuk ke kamar tidurku."
"Nona Borman..." Jawaban kepala rumah tangga mesin akhirnya muncul, "Sarapan Anda sudah siap."
Dua matahari di dunia iblis telah terbit tepat waktu di langit, namun villa yang disinari cahaya hari ini justru sunyi secara mencurigakan.
Di ruang makan, secangkir kopi masih mengepulkan asap hangat di samping tangan Borman. Sang sedang asyik menggerakkan pisau dan garpu, memainkan dua telur mata sapi yang dimasak sempurna di piringnya, disertai suara berdecit yang membuat gigi ngilu sesekali terdengar.
"Kemarin... bukannya aku sudah memecatmu?" yang tak berselera akhirnya berbicara, namun tak ada yang menjawab.
Tempat biasa sang kepala rumah tangga mesin berdiri, kini jelas-jelas kosong melompong.
“Tidak ada di sini?” Nyonya pemilik vila bergumam dengan bingung. Kemudian, ia mendengar suara piano yang masih sama sekali tidak terampil.
Tinju putih yang menggenggam pisau makan menghantam meja makan dengan keras. Bauman langsung berdiri tanpa ragu, bergegas ke arah ruang kreasi dengan kecepatan maksimalnya.
Yang sedang bermain piano dengan lambat di depan instrumen itu, memang kepala rumah tangga mesin Dais Mond.
Nyonya Bauman ingin marah dan melempar sesuatu, namun sejak ruang kreasi ditata rapi oleh kepala rumah tangga mesin, lantai sudah tidak ada lagi instrumen musik yang berserakan. Setelah meraba-raba lama, sang nyonya tidak menemukan apapun. "Aku sudah memperingatkanmu, jangan sentuh pianoku lagi!!!"
"Nyonya Bauman, mohon luangkan sedikit waktu untuk mendengarkan. Saya merasa sudah ada sedikit peningkatan..." Kepala rumah tangga mesin tidak menoleh, jari-jari kristalnya terus bergerak.
"Peningkatan?" Senyum sinis kembali muncul di bibir Bauman. "Kau sebut itu peningkatan?! Bagi mesin kebencian sepertimu, peningkatan hanyalah tubuhmu yang semakin sinkron dengan sihir, bisa memainkan notasi lebih mekanis sesuai partitur!"
Kepala rumah tangga mesin tak tergoyahkan oleh komentar Bauman, nadanya tetap datar. "Saya terus berusaha memainkan melodi yang Anda gumamkan, sekarang Anda bisa mendengarkan..."
Desmond tidak sempat menyelesaikan ucapannya karena sebuah terompet kristal telah melesat tepat di sebelah kepalanya. "Kebisingan yang kau ciptakan itu sama sekali bukan musik!" Bau Mann yang tanpa disadari telah meraih posisi instrumen musik, melempar benda tadi mengikuti sumber suara.
"Suara macam itu!" Teriakan kemarahan Nyonya Lich disertai dentuman biola bass kristal yang dihempaskan ke lantai. "Apakah memasukkan data ke inti memori lalu mengetuk-ngetuk bisa disebut musik?!"
Biola kristal diayunkan liar oleh kedua tangan Bau Mann, menghantam berbagai instrumen di sekitarnya. Instrumen besar berjatuhan sementara yang kecil terpental ke segala arah. "Omong kosong macam apa itu?!"
Umpatan kasar yang keluar dari mulut Lich perempuan yang terkenal anggun di dunia iblis mungkin sudah layak jadi heboh. Tapi kepala rumah tangga mesin jelas tak peduli. Ia terpaksa menghentikan permainannya, berusaha menenangkan nyonya yang sedang mengamuk. "Emosi Yang Mulia akan merusak instrumen-instrumen ini."
"Ha ha ha ha..." Di antara reruntuhan, wajah pucat Bau Mans memerah tak wajar akibat aktivitas berlebihan. "Instrumen rusak? Kau ingin melindungi sesama kristalmu?"
"Sungguh munafik! Berapa banyak sesama makhluk yang telah kau hancurkan dengan tanganmu sendiri di medan perang? Semua instrumen di ruang kreasi ini, mungkin tak mencapai sepersekian dari jumlah yang kau rusak dalam satu pertempuran saja?" Nyonya di vila perlahan mulai memutar tubuhnya menghadap kepala rumah tangganya, Prajurit Kebencian mekanis kristal.
"Bisakah kau membuka jubahmu?" Busur biola kristal menunjuk langsung ke arah kepala rumah tangga mekanis. "Aku bukan tidak menyelidiki asal-usulmu. Jadi silakan buka jubah itu, perlihatkan senjata-senjata buruk rupa di tubuhmu. Biarkan aku melihat berapa banyak rekanmu yang telah kaubantai dengan tubuh kristal murni ini!"
Kepala rumah tangga mekanis perlahan berdiri tegak, menundukkan kepala, namun tak melakukan gerakan apa pun.
Warna merah di pipi Baoman semakin jelas, senyum sinis di sudut bibirnya mengembang. "Oh? Benar-benar tidak ada keinginan melawan? Senjata pembantaian berjasa sepertimu juga diprogram untuk tetap menghormati penguasa, sekecil apa pun penghinaan yang diterima?"
Tidak ada jawaban.
"Ngomong-ngomong, dalam data yang dimasukkan ke inti memorimu sebelumnya, apakah disebutkan bahwa karakterku mudah marah? Jika tidak, sepertinya aku perlu melengkapi semua informasi terkait untukmu?"
"Begitu juga baik, biar aku beri tahu informasi yang pasti tidak akan diberikan oleh Serikat Sihir! Tentang mengapa aku bersenandung dalam mimpi, mimpi buruk yang berlangsung puluhan tahun... Oh tidak, tepatnya itu bukan mimpi, melainkan kejadian nyata puluhan tahun lalu saat aku secara tak sengaja menginjakkan kaki di Benua Aigean."
Tak ada jawaban. Kepala rumah tangga mekanis hanya perlu memposisikan diri sebagai pendengar saat ini.
"Kau pasti tahu, tidak semua atau mata perak bisa hidup nyaman di dunia iblis. Namaku sebenarnya bukan Ingrid Bergman, nama keluarga bangsawan yang sudah jatuh itu sudah lama kulupakan. Sejak aku mulai ingat, orang tuaku sudah tiada. Aku diasuh keluarga mata perak yang juga tidak beruntung, nama Bergman-lah yang mereka berikan."
Ekspresi berubah suram, "Sejak kecil fisikku lemah, terserang berbagai penyakit. Semua sihir dasar yang seharusnya dikuasai tidak bisa kupelajari karena kondisi fisik. Mataku mulai rabun sejak itu, dan hampir tak ada anak yang mau bermain denganku. Satu-satunya hiburan adalah menyanyi sendirian dalam kesepian."
"Tidak... Seharusnya dikatakan masih ada satu orang yang mau menanggapi saya. Yaitu bangsawan kecil keluarga Mata Perak, Humphrey Bogart. Meski saat itu usianya masih seumuranku, wajahnya yang menawan membuatnya mencolok bahkan di antara ras Mata Perak yang terkenal menghasilkan pria tampan. Sekelilingnya tak pernah sepi dari pengikut berbagai usia, baik anak laki-laki maupun perempuan, semua suka bermain dengannya. Meski keluarganya bukan bangsawan terkemuka, namun tak pernah kekurangan energi kehidupan manusia di sekitarnya."
"Karena itu saya benar-benar tak mengerti, mengapa orang sehebat dia justru selalu ingin bersama saya. Humphrey suka bernyanyi bersama saya, bersama-sama melamun memandang langit saat senja berganti malam, berjanji akan menghitung bintang-bintang di malam hari Benua Aigean kelak..."
"Tentu saja, pergaulan tak bernilai eksistensi ini segera tercium keluarganya. Humphrey adalah satu-satunya harapan mereka untuk memulihkan kejayaan keluarga di masa lalu. Bagaimana mungkin harta tak ternilai seperti ini bergaul dengan sampah perempuan seperti saya? Maka segera mereka mengirim saya ke panti asuhan di benua lain. Hehe, untuk memutus pikiran tak pantas Humphrey, mereka benar-benar tak segan mengeluarkan biaya besar saat itu..."
"Di panti asuhan yang asing itu, saya yang lemah dan sering sakit menjadi sasaran tindakan sehari-hari. Untungnya saya tetap seorang , jadi tak benar-benar mengalami ancaman nyawa atau semacamnya. Hanya saja karena lingkungan yang buruk, demam tinggi yang kerap kambuh semakin menyakiti mata saya."
“Dalam situasi seperti itu, satu-satunya penghiburan bagiku hanyalah musik. Tempat penampungan itu dibuka oleh seorang bangsawan tinggi, di mana gadis-gadis di sana selalu mendapat kesempatan bekerja di perkebunan bangsawan tersebut untuk melakukan pekerjaan kasar. Di perkebunan itu ada sebuah piano yang digunakan untuk memamerkan selera seni sang penguasa dalam acara-acara besar. Meski jarang dimainkan, justru karena itu perawatannya harus lebih telaten. Aku beruntung mendapat pekerjaan itu, dan untuk pertama kalinya menyentuh instrumen yang tidak terbuat dari kristal.”
“Yang biasa berlatih dan bertanggung jawab memainkan piano adalah seorang anak perempuan tidak resmi dari keluarga bangsawan tersebut. Namanya sekarang sudah kulupakan, tapi seharusnya dia sudah menikah dan mengganti nama keluarga. Karena silsilahnya secara ketat tidak boleh terpapar publik, jika tidak punya keahlian bermusik, mungkin dia sudah dikirim sebagai alat pernikahan diplomatik ke keluarga bangsawan lain? Mungkin justru karena itu dia tidak sombong seperti bangsawan lainnya. Saat bekerja sebagai pesuruh di ruang piano, aku sering dibantunya, bahkan bisa dibilik guruku pertama dalam belajar piano adalah dia.”
“Kukira hidupku akan terus begini selamanya, tapi saat itu di perkebunan seperti biasa mengadakan pesta anggur, karena kekurangan staf aku dipindahkan sementara sebagai pelayan.”
“Lalu, kulihat sosok yang familiar itu...”
【Bab 6】
Pemilik perkebunan tempat Bormann tinggal adalah bangsawan bermata perak turun-temurun yang leluhurnya pernah memiliki ksatria bersayap putih empat sayap. Meskipun pesta minuman ini secara resmi mengundang tamu luas, kenyataannya sebagian besar yang hadir tetap didominasi orang bermata perak.
Saat itu meskipun dunia iblis telah melahirkan tiga Raja Lich, jumlah ksatria bersayap putih tetap hanya sekitar seratus lebih. Posisi politik orang bermata perak sering menunjukkan tanda-tanda ketidakstabilan. Tidak ada cara lain, peningkatan kuantitas anggota mungkin masih bisa dipaksakan dengan ramuan kloning rahasia, namun membangun hubungan spiritual dengan kuda mimpi buruk atau bahkan melakukan pemanggilan lintas tingkat hanya bergantung pada bakat. Meski populasi bermata perak bertambah banyak, jika sejak kecil tidak memiliki potensi spiritual untuk membangun koneksi dan bahkan tidak memenuhi syarat sebagai ksatria cadangan, maka sepanjang umur dan sebanyak apapun jumlah mereka tetap akan menjadi sampah.
Pesta minuman bagaikan medan perang. Hal-hal yang tidak bisa diraih dengan bakat, tentu hanya bisa diperoleh melalui trik-trik di luar aturan. Baik keluarga yang semakin merosot maupun bangsawan baru yang tiba-tiba bangkit, sebagian besar sibuk mondar-mandir di pesta serupa siang-malam, membentuk jaringan hubungan yang rumit.
Era ekspansi besar pemecah tanah dan penganugerahan gelar bangsawan telah berlalu. Tiga benua kini telah dipadati oleh ratusan juta populasi. Bangsa Laut Dunia Iblis bukanlah pihak yang bisa diganggu sembarangan, apalagi mengharapkan ahli kuat tingkat tinggi seperti Naga Iblis atau Raja Buaya Purba. Bagi elit bangsa iblis generasi baru yang ingin menapaki jenjang melalui jasa perang seperti pendahulu mereka, sungguh lebih sulit daripada naik ke langit.
Jurang ruang-waktu untuk kembalinya Yue Bisu hanya bisa terbuka setiap 10.000 tahun. Untuk merebut kembali Tanah leluhur yang direbut penjajah Aiqin, setidaknya harus menunggu ribuan tahun lagi. Meskipun ada celah kecil alami yang memungkinkan kelompok kecil melintas, sayangnya operasi lintas dimensi tanpa tenaga logistik jelas bukan tindakan orang bijak - hanya orang bodoh tanpa otak yang melakukannya, para bangsawan pasti tidak akan melakukannya.
Akibatnya, ribuan Binatang Ajaib Mutasi di benua dunia iblis mengalami nasib malang. Beberapa ahli kuat Jalan Tertinggi tingkat super hampir setiap hari menghadapi tantangan dari ratusan kelompok petualang. Kebanyakan mati terinjak-injak, bahkan tidak mendapat cara mati yang terhormat. Produksi Jade Blood Dan Qing justru menunjukkan tren peningkatan stabil...
Tapi semua ini tidak ada hubungan langsung dengan Baoman. Dia hanyalah wanita rakyat biasa dengan tubuh lemah. Sejak awal tidak bisa mempelajari sihir arkan ofensif, apalagi "ketangkasan tangan dan mata" yang dibutuhkan untuk sihir arkan penguatan negatif. Pelatihan sederhana di penampungan pun hasilnya tidak mencapai tingkat tiga bintang terendah. Satu-satunya yang cocok untuknya hanyalah menjadi hiasan di perkebunan bangsawan, bahkan di pesta minum pun agak terasa merendahkan martabat.
Oleh karena itu, dalam resepsi yang kekurangan staf itu, tidak ada seorang pun di perkebunan yang berharap banyak pada pendatang baru seperti dirinya yang dipaksa naik ke panggung seperti bebek - termasuk dirinya sendiri. Seragam pelayan dipinjam secara mendadak dari orang lain, dan karena masalah ukuran, Bao Man harus membuka matanya yang penglihatannya memburuk di siang hari untuk menjahit beberapa jahitan tambahan agar bisa dipakai. Namun justru perbedaan kecil pada pakaian inilah yang tanpa disadari membuatnya menarik lebih banyak perhatian tamu dibanding pelayan lainnya.
Di antara mereka ada seorang preman paruh baya bernama Walker dari keluarga bangsawan yang jatuh miskin. Marga keluarga ini sudah lama kehilangan kejayaannya, dan selama ratusan tahun tidak ada prestasi berarti yang bisa dibanggakan. Malah, ketenarannya justru berasal dari reputasi sebagai playboy yang rakus akan perempuan. Namun, penampilan tampan alami Mata Perak-nya menyelamatkannya. Kabarnya, pria ini sering menjalin hubungan dengan kerabat perempuan para pejabat tinggi, dan terkadang bisa menyusupkan bujukan bantal - inilah modalnya untuk menumpang makan-minum di berbagai resepsi.
Biasanya dia tidak berani mengganggu pelayan dalam acara seperti ini, paling-paling hanya menikmati pemandangan dengan matanya. Tapi nasib Nona Bao Man memang selalu sial. Penglihatannya yang memang sudah buruk, ditambah uap panas dari hidangan yang dia bawa mengaburkan matanya, berujung pada insiden dimana piring beserta isinya mendarat di otak Mata Perak tak bermoral itu.
Keadaan ini hampir seperti Boman yang menyerahkan diri sendiri ke pelukan Walker. Walker tidak pernah menolak daging yang sudah sampai di mulutnya. Meski tuan perkebunan tidak terlalu menghargai si mata perak ini, namun juga tidak ingin bermusuhan dengannya hanya demi seorang pelayan yatim piatu kecil. Segalanya pun berkembang ke arah yang sudah diketahui umum di bawah persetujuan diam-diam sang tuan. Meski Boman terus berjuang mati-matian, semua usaha itu sia-sia. Para bangsawan yang menghadiri pesta itu menikmati kejadian ini seperti menyaksikan drama panggung kelas tiga kacangan. Tak ada yang mau membelanya, tak ada pula yang ingin menghentikan "hiburan" ini.
Seragam pelayan putih Boman sudah kehilangan beberapa buah kancing yang disobek Walker di depan umum. Ia terpaksa menggunakan kedua tangan untuk menahan pakaiannya agar tidak terbuka. Tapi justru di saat malu dan ingin mati ini, ia masih mendengar samar para bangsawan sekitar yang bertaruh kapan Walker akan merobek bajunya.
Pelayan malang itu segera kehabisan tenaga, hampir menyerah pada perjuangannya. Semua pemandangan dan suara sekitar menjadi kabur di otaknya. Adegan ini seolah pernah terjadi bertahun-tahun lalu, saat Boman masih gadis kecil yang sering diejek sebagai "orang buta" oleh anak-anak lebih besar. Anak-anak jahat itu selalu bersenang-senang dengan menjatuhkannya berulang kali. Perasaan terinjak-injak saat itu... persis seperti sekarang.
Tapi dulu sepertinya ada seseorang yang mengusir anak-anak jahat itu, menyelamatkan dirinya yang masih kecil.
“Siapa ya? Mengapa wajah sang Kekasih kecil itu semakin sulit diingat? Rambut ungu panjang yang menjuntai melewati bahu, mata perak yang berkilau, serta senyuman menyilaukan bagai Dibo Luo yang selalu menghiasi sudut bibirnya.”
“Humphrey...” Bormann bergumam spontan nama itu saat kesadarannya hampir tenggelam.
Dalam kesamaran, terdengar suara bentakan keras, dentuman benda berat tertimpa, gemeretak meja kursi roboh. Sesaat kemudian, Bormann terjatuh ke dalam dekapan hangat yang luas. Seketika udara di sekitarnya dipenuhi aroma yang sangat dikenalnya, terpatri dalam dalam otaknya.
“Jangan takut, Bormann, aku di sini...”
Para tamu dan tuan rumah pesta tercengang menyaksikan seseorang nekat melabrak Walker demi seorang pelayan, sementara yang terakhir itu justru kabur terbirit-birit mengabaikan status bangsawannya. Segera bisikan berdesir di setiap sudut ruangan.
“Siapa lelaki bermata perak itu? Wajahnya asing, tapi sepertinya Walker juga mengenalnya?”
“Bukankah itu Ksatria Mata Perak baru dari keluarga Bogart? Prajurit berbakat yang baru dewasa sudah menumpas lebih dari sepuluh ekor Binatang Ajaib Mutasi sendirian. Konon setiap kali ia datang ke suatu kota, para nyonya dan gadis yang mengamuk sampai menginjak-injak ambang penginapan tempatnya menginap...”
“Ganteng sekali～～Lihat wajah itu, lihat garis ototnya～～Pelayan kecil itu sungguh beruntung, seandainya aku bisa menggantikan posisinya sekarang～～”
Meski penglihatan masih buram, tapi dari bisikan-bisikan tamu di sekeliling, Bergman akhirnya mengetahui identitas asli orang yang sedang memeluknya. Sukacita tak terhingga tiba-tiba memenuhi setiap sudut hatinya. "Humphrey... benarkah ini kamu?"
"Ya, Ingrid, ini aku." Dalam kebingungan, sebuah jas yang masih menyimpan kehangatan tubuh Humphrey menyelimutinya. Seolah benar-benar kembali ke masa lalu.
Senyum lega muncul di sudut bibir Bergman. Kacamatanya sudah jatuh dalam keributan, sorban pelayanpun menghilang, rambut panjangnya terurai alami. Gadis kecil yang sedang berada dalam pelukan Bogart ini memang bukan yang tercantik, namun ekspresi mempesona dan aura alaminya membuat semua tamu terpana, suara gemuruh pun perlahan mereda.
Pemilik perkebunan dengan enggan maju. Karena sejak awal tidak muncul, ia telah kehilangan momen terbaik untuk menyelesaikan masalah. Melihat Bogart yang dijuluki harapan generasi muda terang-terangan menggunakan kekerasan, upaya perbaikan sekarang memang sudah agak terlambat.
Perlu diketahui, nama Humphrey Bogart telah menempati posisi penting di tiga benua dunia iblis. Ksatria Kuil dan Legiun Membara sedang berseteru untuk merekrut pemuda ini hingga pusing tujuh keliling, bahkan legenda menyebutkan seorang Raja Lich pun berniat menjadikannya bawahan. Meski saat ini Bogart belum memanggil kuda mimpi buruk tunggangannya, hal ini sendiri sudah cukup membuktikan kehebatannya. Anak timbangan seberat ini, bahkan keturunan Ksatria Bersayap Empat pun harus berpikir dua kali.
Tentu saja, dengan asumsi Walker tidak akan balas dendam, masalah ini bisa disebut terselesaikan dengan baik. Bormann hanyalah pelayan rendahan yang tak pernah mendapat perlakuan buruk baik di panti sosial maupun perkebunan. Insiden mendadak kali ini bisa diabaikan dengan menutup sebelah mata. Memberikan hadiah pelayan di antara bangsawan adalah hal yang sangat biasa...
Demikianlah, Bormann meninggalkan perkebunan yang telah dihuninya bertahun-tahun. Bogart memiliki tim petualangan kecil yang bahkan penembak liang tanah-nya adalah perempuan muda. Meski terdapat kelemahan jelas dalam serangan sihir arkan, keikutsertaan Bormann juga mempermudah banyak hal.
Saat mempersiapkan barang bawaan, Bormann sebenarnya tidak punya banyak yang bisa dimasukkan ke dalam buntelan. Baru ketika akan berangkat ia datang ke ruang piano untuk mengucapkan selamat tinggal pada nona muda. Dua gadis dengan usia yang hampir sebaya itu bahkan sempat memeluk dan menangis bersama. Baik karena bahagia untuk Bormann, maupun sedih atas takdir nona muda yang tak bisa diubah.
Putri bangsawan yang juga guru sekaligus sahabat ini sebenarnya hidup dalam kesulitan ekonomi, hampir tidak mampu memberikan hadiah perpisahan yang layak. Piano di dalam ruangan jelas tidak mungkin dihadiahkan, sementara alat musik kristal lainnya tidak disukai baik olehnya maupun Baoman... Dalam keputusasaan, sang putri mengobrak-abrik lemari dan menemukan partitur kuno. Ketika Baoman menerimanya, mereka pun menangis berdua lagi. Akhirnya, Nyonya Lich memulai perjalanan perpisahannya.
Karena kurangnya pengetahuan terkait, Baoman sebenarnya tidak tahu betapa berharganya Humphrey-nya. Ini bukan hanya tentang nilai eksistensi yang diukur dengan standar perempuan. Faktanya, baik pihak resmi, kuil, maupun kelompok petualang besar semua telah mengulurkan ranting zaitun kepada Bogart. Sebuah kehormatan besar bagi mata perak dengan latar belakang keluarga biasa. Tapi dia tampak acuh tak acuh, bahkan tidak terburu-buru memanggil kuda mimpi buruknya untuk meningkatkan level.
Semua hal ini sama sekali tidak dipahami Baoman saat itu. Dia hanya ingin sederhana: tetap di sisi Humphrey.
【Bab 7】
Dalam kelompok petualang Bogart, status Baoman masih sebagai tenaga logistik sejenis pelayan. Bahkan tidak perlu memasak, setiap hari hanya melakukan pekerjaan bersih-bersih sesuai kemampuannya.
Posisi ini hampir merupakan keputusan bulat semua anggota tim. Bukan karena anggota perempuan lain di kelompok sengaja memojokkan Baoman, atau kemampuan mereka jauh lebih menonjol. Jika harus ditelusuri, ini justru bentuk perhatian semua orang pada Baoman.
Bagaimanapun ini adalah kelompok petualang, posisi untuk personel non-tempur memang sangat terbatas. Apalagi jika mempertimbangkan kondisi fisik Baoman, posisi yang paling cocok untuknya mungkin hanya beristirahat di penginapan.
Meski Baojia adalah Bintang Harapan, kelompok petualangannya termasuk kategori miskin total. Gelar bangsawan bermata perak keluarganya hanya berguna saat menghadiri pesta, sehari-hari bahkan tak bisa mengutang di desa terpencil. Jika seluruh dana tim harus ditanggungnya sebagai kapten, waktu yang bisa dihabiskan tim di kota hampir tidak ada - sebagian besar harus berkemah di alam liar.
Baojia sendiri sangat miskin, sungguh-sungguh miskin, sampai-sampai tak mampu membeli pedang perang Frostmourne palsu yang disukai semua pemilik mata perak. Saat bertualang, ia juga tak pernah mengenakan zirah warisan keluarganya. Kabar yang beredar mengatakan ini karena keterampilannya yang luar biasa - selain empat set Tuan Tanah Kematian asli, pakaian zirah lain dianggap tak pantas dengan statusnya, dan pertahanan tambahan pun tak penting. Tapi Bowermanlah yang paling dekat dengan kebenaran - sejak kecil bermain bersama Baojia, ia tahu zirah warisan itu telah diampelas hingga lebih tipis dan transparan dari koin kerang bersinar dalam gelap.
Penampilan sehari-hari Baojia biasanya serba hitam - topi hitam, pita pengikat penutup muka hitam, jubah hitam, dan pakaian ketat hitam di dalamnya. Pakaian ini hanya punya satu kelebihan: tahan kotor. Dengan beberapa set cadangan untuk berganti, melakukan perbuatan mulia sepanjang tahun di luar tak akan jadi masalah. Gaya busana ini justru menjadi populer di kalangan para pangeran Naga Iblis beberapa generasi kemudian, namun tak satu pun peniru yang bisa menyaingi aura khas Baojia di masa kejayaannya.
Alasannya sebenarnya sederhana, karena dalam Tim Petualangan Zorro ini terdapat banyak perempuan. Bogart biasanya hanya bertanggung jawab atas pertempuran, atau bahkan sama sekali tidak bertanggung jawab. Segala urusan keuangan, kehidupan sehari-hari, dan pergaulan semuanya dikelola oleh anggota perempuan tim. Misalnya jubah hitam Bogart, jika dibuat sendiri mungkin hanya menggunakan beludru imitasi. Tapi setelah diolah oleh salah satu perempuan di tim, jubah itu berubah menjadi barang premium yang setara dengan sutra api kuno.
Kebanyakan perempuan di tim pernah menerima bantuan Bogart, atau berharap mengembangkan hubungan murni dengan Bogart yang layak ditulis dalam puisi - omong-omong, ini juga alasan mereka bisa menerima Bergman. Di mata mereka, Bergman hanyalah rampasan perang dari aksi membela keadilan sang kapten. Nasib mereka kurang lebih sama, garis start juga setara, jadi tidak perlu bersaing secara tidak sehat.
Sedangkan bagi Bogart, dia bisa menolak bantuan pribadi dari anggota tim manapun, tapi bagaimana mungkin menolak upaya para perempuan untuk mengoptimalkan kualitas hidup mereka sendiri?
Saat bertarung melawan hewan mutasi Braak, jika Boggart memilih bertarung tangan kosong, Nona-nona Lich bisa membawa Prajurit Kebencian untuk membantu. Lembing penembak liang tanah bahkan bisa ditingkatkan atau diberi sihir. Meskipun ksatria kematian perempuan atau Ksatria Bersayap Putih sangat langka, para nyonya di tim punya jaringan luas. Memanggil ksatria perempuan dengan set kristal lengkap bukan hal sulit. Jika tamu kehormatan terus dijadikan perisai daging, Boggart terpaksa harus menerima peningkatan perlengkapan.
Tentang akomodasi: Di kota, pria bisa menghabiskan waktu di kedai anggur. Anggota perempuan juga bisa bersosialisasi di rumah teh. Saat makan, semua anggota duduk bersama. Kau makan roti kukus, jangan larang orang lain makan hidangan anggur. Untuk penginapan lebih mudah: Pria tidur di tempat tidur panjang seadanya, sementara kamar mandi dengan air panas tak terputus untuk wanita sudah seharusnya.
Di alam liar, mendirikan area perkemahan sementara di dekat sungai dan gunung adalah prasyarat. Kapten bisa menyalakan api unggun sendiri, anggota perempuan membawa kompor sihir. Kapten tidur di tumpukan jerami, sementara anggota perempuan tidur di tenda perjalanan dua lapis...
Untuk benda seperti Kotak Tulangkomunikasi, Boggart tak perlu membeli sendiri. Anggota tim sibuk memasang antena saja.
Boggart adalah bangsawan. Sebagai pria bangsawan terpelajar, memenuhi permintaan wanita elegan dan mulia adalah tugas utamanya.
Secara keseluruhan, ketika Boman bergabung dengan tim petualangan "Zorro", Humphrey Bogart bermata perak sama sekali bukan lagi anak laki-laki polos dalam ingatannya. Meskipun tidak ada hubungan emosional dengan anggota perempuan manapun, melalui berbagai modifikasi sengaja atau tidak, seluruh tubuh Bogart saat ini - dari dalam hingga luar - telah dipenuhi tanda khas tim petualangan, kecuali biola giok yang digunakan sebagai senjata.
Setelan hitam ditenun dengan bahan khusus dan metode rahasia, menunjukkan resistensi magis yang luar biasa terhadap semua elemen. Semua aksesori kecil yang tak mencolok di tubuhnya berfungsi sebagai amplifikasi atau penambah energi, yang paling sederhana pun berupa Kristal Di Wei. Menyaksikan langsung pertempuran pria tampan penuh trik dalam jarak dekat adalah impian setiap bangsawan wanita dunia iblis, pendapatan dari Rekaman Di Wei saja hampir bisa menutupi seluruh pengeluaran tim petualangan.
Memang benar biola adalah pilihan Bogart sendiri. Material gioknya standar biasa, senar meski bukan logam tapi terbuat dari serat kristal khusus. Busur biola menggunakan Tongkat Sihir Tulang berkualitas tinggi yang dipadukan dengan ekor kuda mimpi buruk, dan bisa berubah wujud menjadi cambuk panjang dengan rumus tertentu.
Alasan mengapa Jagoan Pencuri Zorro bisa menjadi populer di dunia iblis, meskipun kualitas pribadi Bogart memang penting, namun promosi tanpa lelah dari banyak anggota wanita memainkan peran yang lebih menentukan. Baik menyelamatkan gadis tersesat dari bawah monster mutasi O, maupun membebaskan wanita lemah dari cengkeraman bangsawan yang jatuh, semuanya memberikan citra positif yang tak terucapkan bagi kelompok petualangan Zorro.
Bahkan peristiwa yang dialami Bergman sendiri termasuk di dalamnya, meskipun kelihatannya ini hanyalah hal biasa yang sepele.
Meski jarak fisik dekat sekali, Bergman merasa semakin jauh dengan Humphrey. Senyum memikat dalam ingatannya tak lagi hanya untuknya, bisikan mesra kini beralih ke orang lain. Setiap kali Bogart tertawa riang dengan anggota tim, Bergman yang mengenakan gaun pelayan sambil menyajikan teh selalu merasakan hatinya terasa sakit berdenyut-denyut, tapi tetap memaksakan senyum lembut di wajah. Ini jelas merupakan siksaan yang kejam baginya.
Jika dulu Humphrey suka bersamanya karena suaranya yang merdu, kini setiap gadis di tim seolah memiliki suara indah. Mereka tak hanya bisa bersenandung aria dengan tingkat kesulitan mengagumkan, tetapi juga secara spontan tanpa latihan sebelumnya bisa menyanyikan paduan suara riang atau kidung pujian yang harmonis bersama-sama.
Masalahnya tidak hanya itu. Di perkebunan, meski hanya menguasai seujung kuku permainan piano, Baoman sudah merasa bahwa gadis luar nikah itu adalah sosok yang takkan pernah bisa ia tandingi. Tapi setelah bergabung dengan Tim Zorro, ia baru sadar: hampir setiap gadis di sini menguasai keahlian khusus dalam memainkan satu instrumen. Mulai dari seruling bambu hingga suling, dari saksofon hingga rebana pinggang. Bahkan ada seorang yang dengan elegan berjalan bersama tim, sementara Prajurit Kebencian yang dikendalikannya bersama-sama menggotong harpa di belakang rombongan, memudahkannya untuk terus bermain...
Meski keterampilan mereka luar biasa, tak satu pun dari gadis-gadis ini menunjukkan kesombongan. Seolah mereka belajar musik bukan untuk menyenangkan orang lain atau tampil di depan penonton. Mungkin musik hanyalah cabang kecil dari hiburan sehari-hari mereka, entah untuk menghibur diri sendiri, rekan tim, maupun Baojia.
Perasaan tidak puas dan cemas terus menumpuk di hati Baoman. Ia tidak tahu kapan dirinya akan meledak tak tertahan. Malangnya, Baoman tak berani membayangkan dirinya sedang jatuh cinta. Ia hanya mengira penyakitnya semakin parah - parah sampai setiap kali melihat Baojia bersama perempuan lain, detak jantungnya meningkat cepat dan sulit bernapas, penglihatannya gelap gulita...
"Entah apakah penyakitku akan menular ke orang lain." Gadis yang polos itu berpikir, "Semua orang di Tim Zorro sangat baik padaku, meskipun mereka lebih baik pada Humphrey. Tapi Humphrey layak diperlakukan demikian. Aku khawatir tidak bisa terus tinggal di sini. Jika ini berlanjut, bagaimana jika aku menularkan penyakit ke semua anggota tim? Terutama Humphrey, dia begitu bersinar, masa depannya begitu cerah. Bagaimana bisa aku hanya demi ketenangan hati kecilku sendiri menghancurkan dirinya?"
Dalam perkemahan alam berikutnya, Baoman melaksanakan rencana pelariannya. Saat itu sudah lewat waktu istirahat, tapi Bogart masih berkeliling di antara tenda-tenda, sesekali mengobrol sebentar dengan anggota di dalam tenda sebelum pindah ke tenda berikutnya. Tenda Baoman adalah yang pertama dikunjunginya. Biasanya pada jam seperti ini, Baoman sudah tertidur lelap setelah kelelahan seharian, jadi Bogart tidak akan kembali untuk menengok lagi.
Tapi pada hari itu, ketika Baoman mendengar gemuruh suara obrolan yang jauh, hatinya terasa lebih perih dari biasanya. Saat itulah dia mulai memahami bahwa sekarang telah tiba waktunya untuk pergi.
Barang bawaannya sudah lama dipersiapkan, masih berupa bungkusan kecil yang sama, cukup diangkat dan bisa pergi kapan saja. Di dalam bungkusan kecil itu masih tersimpan partitur musik pemberian Nona Perkebunan, hanya saja Baoman tak pernah sempat mempelajarinya.
Dua lingkaran Sampa masih memancarkan cahaya dingin di langit malam.
Baoman tersandung-sandung berjalan di tengah hutan, tak tahu harus menuju ke arah mana.
Yang tak disadarinya, di belakang punggungnya kini telah mulai berkelip-kelip beberapa pasang cahaya hijau yang ganas.
【Bab 8】
Entah sejak kapan, kabut tipis mulai mengambang di antara pepohonan.
Kabut ini sangat ringan, jauh lebih tipis dari racun "Laut Kabut". Meski pepohonan di dunia iblis telah menutup daun-daunnya semaksimal mungkin di malam hari, sinar bulan yang bisa menembus kanopi hutan terlalu redup. Ditambah lapisan kabut tipis ini, langkah Baoman semakin oleng.
Sebenarnya tidak ada jalan di hutan ini, paling-paling hanya jalur setapak sempit yang terbentuk dari jejak panjang para petualang. Begitu jalur ini terbentuk, inersia manusia pun terbentuk - seberapa terjal pun jalannya, tak ada yang berniat membuat jalan baru. Situasi Kelompok Petualang Zorro tak jauh beda dengan jalan ini - para wanita di sana, entah berasal dari nasib mujur atau tragis, tak satu pun benar-benar punya niat berbagi Baojia dengan orang lain.
Hanya karena Bowker biasanya tidak menyatakan keinginannya secara eksplisit, ini berarti setiap orang masih memiliki kesempatan. Namun jika ada yang berperilaku keterlaluan hingga mengganggu stabilitas kelompok petualang, hasilnya hanya akan membuat mereka kehilangan peluang bersaing. Karenanya, meski kondisi jalan buruk, sempit dan padat, mereka semua tetap harus berjalan bersama sambil memaksakan senyuman.
Setidaknya dalam pandangan pesimis, inilah kebenaran yang sebenarnya.
Performa Bergman malam ini benar-benar sangat tidak biasa. Dia yang terakhir bergabung ke kelompok petualang ini, justru menjadi orang pertama yang meninggalkan kelompok secara sukarela. Agar tidak dikejar anggota kelompok, dia bahkan tidak mengambil jalan setapak, hanya memperkirakan arah sembarangan lalu menerobos langsung di antara pepohonan. Daun kering dan ranting lapuk berderit-creet-kreek di bawah langkahnya, suaranya yang aneh itu terdengar jauh di langit malam yang sunyi, memaksa Bergman memperlambat langkahnya.
Lalu kabut pun datang. Mata Bergman yang memang tidak terlalu baik kini semakin sulit melihat benda di bawah kakinya. Tak lama kemudian dia terjatuh dua tiga kali, namun beruntung tumpukan daun di tanah cukup tebal dan tubuhnya ringan, sehingga bahkan tidak ada lecet kecil sekalipun. Jika orang lain yang berjalan dalam kondisi seperti ini, mungkin sudah terkilir kedua kakinya, tapi tidak dengan Nona Lich kita ini.
Kaki Berman mungkin tidak stabil, namun hatinya saat ini sangat mantap, sangat-sangat mantap. Jika dia memiliki ketenangan batin seperti ini di pesta dansa dulu, mungkin dia tidak akan membalikkan piring ke kepala mata perak yang menjengkelkan itu.
Tentu saja, jika itu terjadi, Berman juga tidak akan punya kesempatan bertemu Bogart yang telah dewasa, dan tidak mungkin memiliki ketenangan batin seperti sekarang.
Bogart adalah orang yang baik. Hanya dengan berada di sisinya, itu sudah menjadi satu-satunya cahaya dalam hidupnya yang suram. Bogart bagaikan Dibo Luo bagi Berman, ke mana pun dia pergi, tempat itu akan berubah menjadi surga terhangat di dunia iblis. Meski keberadaannya sendiri gelap dan muram, dia tetap bisa merasakan perhatiannya yang menyeluruh.
Sayangnya Dibo Luo ini tidak bersinar hanya untuk Berman seorang. Meski sebagai matahari dunia iblis, tetap ada pepohonan dan bunga-bunga yang bergantung padanya untuk tumbuh, hewan-hewan yang berlari di bawah sinarnya, burung-burung yang berkicau di bawah naungan bunga. Para gadis yang tidak sengaja berusaha menyenangkan Bogart, pada akhirnya tetap ada untuk berkumpul di sekitarnya. Semua tahu ini, termasuk Berman.
Tapi ini bukan yang dia inginkan, setidaknya, tidak sepenuhnya.
Berman lebih memilih dirinya dan Bogart bagaikan dua Sampa di langit malam, ada hanya untuk saling menerangi.
Pemikiran ini sangat egois dan mewah. Pada hari-hari biasa, Bergman yang mengenakan seragam pelayan tak berani memikirkannya. Hal yang sama juga tidak berani dipikirkan oleh gadis-gadis yang mengenakan zirah dan jubah sihir. Siang hari dedaunan mengembang ke arah sinar matahari, bergoyang dalam angin hangat, berjuang mendapatkan setitik sinar. Malam tiba, mereka harus patuh melipat diri menjadi jarum, sendirian terombang-ambing dalam angin dingin.
Karena itu tak ada gadis yang menyadari Bergman melarikan diri. Mereka sendiri tak pernah terlintas pikiran serupa, dan dengan naif menganggap semua orang sama seperti mereka. Mengikuti prinsip yang sama, bermain permainan "persaingan adil". Bahkan jika mereka mendengar langkah-langkah Bergman yang mulai menjadi debu, hanya akan menganggapnya sebagai angin aneh belaka.
Angin memang bertiup, angin malam di dunia iblis tidak hanya dingin tapi juga menusuk tulang dengan daya tembusnya. Berapapun rendahnya suhu tubuh Bergman, atau pakaian ekstra yang sengaja ditambahkan untuk perjalanan malam, tetap tak bisa menahan dinginnya angin malam dunia iblis. Hanya Mutasi Monster yang telah lama aktif di malam hari di hutan yang bisa dengan mudah menahan angin semacam ini.
Di belakang Bergman, tanpa disadari, telah mulai mengikuti beberapa ekor Mutasi Monster.
Makhluk-makhluk ini masing-masing memiliki panjang 2-3 meter, berkaki empat panjang berotot. Tengkorak mereka berbentuk pipih bulat, meski tidak memiliki moncong panjang yang menonjol, namun mulut lebar yang terbelah ke arah telinga dipenuhi dua baris gigi tajam mengkilap. Monster ini tidak mirip kucing maupun anjing, merupakan monster bawaan elemen es-angin dengan kecepatan luar biasa namun pengecut. Panjang tubuh 2-3 meter termasuk kategori kecil di antara monster mutasi, bahkan lebih kecil dari serigala angin biru di pulau tertentu. Sihir bawaan mereka hanyalah bilah es dan senjata angin sederhana.
Apakah semua mutasi monster selalu mengarah ke penyempurnaan kekuatan? Hingga kini dunia iblis belum memiliki kesimpulan pasti dalam penelitian ini.
Mutasi monster yang hampir seperti hasil persilangan Shuangxue Piqiu dan serigala angin ini, meski levelnya tinggi, tampak tidak memiliki prospek. Baik dari postur tubuh, sihir bawaan, bahkan penampilan luarnya sama sekali tidak impresif. Bahkan ada yang menduga monster ini hidup dengan mengais-ngais tumpukan sampah bangsa iblis di malam hari. Karena kemampuan tempur mereka yang terbatas, sama sekali tidak mengancam kelompok petualang atau monster mutasi lainnya. Di siang hari mereka tak terlihat, hanya kadang muncul di hutan saat malam.
Namun dibandingkan dengan orang-orang tak berguna itu, Bao Man yang sakit-sakitan juga sama sekali tidak lebih baik. Baru berjalan beberapa ratus meter dari kamp, dia sudah merasa kehabisan tenaga. Bao Man tidak pernah merasa kesulitan bernapas seperti sekarang, meskipun angin malam telah membekukan seluruh saluran pernapasannya mulai dari lubang hidung, mulut, trakea hingga paru-paru, tapi seolah-olah dia tetap tidak bisa menghirup udara, hanya bisa membuka mulut selebar-lebarnya dengan sia-sia sambil menarik dan mengeluarkan napas dalam-dalam.
Satu-satunya konsekuensi dari cara bernapas yang sama sekali tidak ilmiah ini adalah, tak lama kemudian tenggorokan Bao Man mulai terasa kering. Jika sebelumnya masih bisa berjalan maju dengan susah payah. Setelah kekeringan mencapai tingkat tertentu, di tenggorokan terasa seperti ditusuk jarum, tidak lagi bisa menahan beban pernapasan yang berlebihan. Begitu masuk ke situasi seperti ini, kaki Bao Man sama sekali tidak bisa melangkah lagi.
Anjing-anjing mutasi itu melihat Bao Man berhenti, mereka pun dengan berhati-hati menghentikan langkah dan bersembunyi di tempat yang sama sekali tidak terlihat oleh Bao Man. Jika bukan karena mata mereka yang terus menyala hijau, Bao Man hampir tidak menyadari keberadaan mereka.
Ketika melihat anjing-anjing mutasi ini mengikutinya dari belakang, Bao Man sedang duduk di tanah sambil minum air.
Sebenarnya, itu tidak bisa benar-benar disebut minum air, karena botol air Baoman sudah lama membeku menjadi es padat oleh angin malam, bahkan setetes pun tidak bisa dituangkan. Tapi Nyonya Baoman tidak bodoh, kehidupan keras selama bertahun-tahun memberinya pengalaman cukup untuk menghadapi situasi seperti ini. Caranya sederhana: menambahkan wadah penyimpanan air berbentuk tabung bambu.
Alasan botol atau kantong air tidak bisa mengeluarkan air adalah karena baik di Benua Aigean maupun dunia iblis, wadah-wadah ini secara alami memiliki "mulut kecil dan perut besar". Jangankan bagian leher yang membeku, bahkan jika ada gumpalan es besar terbentuk di dalam wadah, itu akan menyumbat saat dituang dan menciptakan lingkaran setan.
Beberapa gadis dalam kelompok petualang memiliki wadah dengan lingkaran sihir pengatur suhu, sama sekali tidak perlu khawatir tentang masalah ini. Tapi tidak dengan Baoman - semua botol dan kantong airnya biasa saja, pasti akan membeku di malam hari.
Karena itu, sebelum memutuskan melarikan diri, Baoman diam-diam menyiapkan beberapa tabung bambu seperti cetakan es krim. Dengan mengisi belasan tabung ini dengan air bersih, meski tidak bisa diminum di malam hari, es kecil ini bisa dikunyah untuk menghilangkan dahaga. Dalam rencana awal Baoman, persediaan ini cukup untuk menopangnya sampai ke tempat yang sangat jauh.
Namun jelas, Nyonya Lich terlalu melebih-lebihkan kekuatan kaki dan stamina fisiknya. Dan ketika dia mulai kehabisan tenaga dan beristirahat sambil minum, sambil mengunyah potongan es yang dipatahkannya dengan gigitan kecil hingga berbunyi kresek, dia melihat beberapa titik cahaya hijau berkedip di hutan belakang.
Baoman sangat familiar dengan Anjing Es Angin Mutasi ini. Di lingkungan hidupnya sebelumnya, dia pernah menyaksikan langsung anjing-anjing mutan ini menyelinap diam-diam ke desa bangsa iblis di malam hari untuk mencari makan. Tapi berbeda sama sekali dengan legenda, makhluk ini tidak akan mengobrak-abrik tumpukan sampah karena mereka bukan pemakan tumbuhan, apalagi sekadar mencari sisa-sisa untuk mengganjal perut.
Makanan sesungguhnya mereka adalah bangsa iblis.
Yaitu mereka yang sama miskinnya, bahkan lebih melarat daripada Baoman.
Bangsa iblis itu bahkan tidak mampu tinggal di penampungan, terpaksa mencari sudut-sudut tersembunyi di kota untuk berlindung. Jika terkena penyakit atau sejenisnya, nasib hidup-mati pun mereka terima.
【Bab 9】
Makanan awal anjing angin mutasi adalah mayat-mayat Bangsa iblis yang meninggal karena kemiskinan dan kedinginan. Meski daging mayat tersebut membeku keras oleh angin malam, namun relatif lebih lembut dan lezat dibandingkan mayat binatang ajaib yang lebih aneh. Alasan mengapa anjing-angin ini tidak berburu mangsa hidup murni karena kemampuan tempur mereka yang buruk baik secara individu maupun kelompok, serta sifat alami mereka yang paranoid, sehingga justru sering menjadi mangsa.
Namun setelah terbiasa mengunyah mayat Bangsa iblis, anjing-angin ini tidak hanya bisa menilai dengan akurat mana anggota Bangsa iblis yang akan segera mati di sekitar, tetapi juga mulai berani menyerang beberapa anggota Bangsa iblis terpuruk yang sedang sekarat.
Dengan demikian, Baoman menjadi sasaran beberapa anjing angin kali ini secara kebetulan yang malang.
Bagi orang lain, cahaya hijau itu mungkin hanya dianggap sebagai api dingin mayat hidup. Tapi Baoman berbeda. Meski penglihatannya kurang tajam, ia pernah menyaksikan langsung bagaimana anjing-angin menyeret pengembara Bangsa iblis yang belum benar-benar mati.
Anjing-angin ini mungkin dianggap lebih hina dari bajingan oleh orang lain, tapi bagi mereka yang kehabisan sihir atau tenaga dan sedang sekarat, mereka adalah algojo yang tak terelakkan. Kesempatan yang didapat anjing-angin ini sebenarnya adalah hasil pembiaran sengaja oleh sebagian warga lapisan bawah di kota-kota Bangsa iblis yang kebanyakan merangkap sebagai penjaga penampungan.
Biasanya, meskipun penampungan pengungsi didirikan oleh para bangsawan, mulai dari tuan-tuan mata perak yang terhormat hingga keluarga atau anak buah mereka, tak ada yang benar-benar mendedikasikan 24 jam untuk pekerjaan penampungan. Sebagian besar penampungan dikelola oleh pengangguran lokal yang dipekerjakan, dengan para bangsawan hanya perlu membayar gaji tepat waktu dan menyediakan kebutuhan pokok. Mereka tak pernah memusingkan detail.
Jika penjaga hanya bekerja asal-asalan mungkin masih bisa ditolerir. Tapi jika ada yang tak mau berbagi makanan sama dengan pengungsi, mereka akan mencari cara memotong jatah dan menjual logistik penampungan. Kehidupan pengungsi pun bisa dibayangkan. Dalam situasi yang menyebabkan kematian, cara menghilangkan jenazah diam-diam menjadi masalah pelik bagi penjaga.
Kehadiran Anjing Angin seolah memecahkan kebuntuan bagi kedua belah pihak. Penjaga korupsi, pengungsi tewas, serigala angin mencerna - setelah sistem lengkap ini terbangun, hidup penjaga memang lebih nyaman, tapi Anjing Angin juga mengembangkan kebiasaan buruk khusus memakan bangsa iblis.
Pengungsi yang nakal dan tidak patuh, entah langsung dilempar ke Anjing Angin atau dipaksa menonton adegan "perburuan" mereka hingga tuntas. Waktu kecil, tubuh Bao Man lemah. Meski tak sengaja melanggar perintah penjaga, dia sering mendapat hukuman macam-macam karena kelambanannya, termasuk menyaksikan Anjing Angin melahap manusia.
Berkali-kali Boman diancam akan dilempar ke luar untuk menjadi santapan Anjing Angin jika tidak patuh. Meski kabut menyelimuti hutan malam ini, dan tubuhnya sudah lunglai setelah perjalanan panjang, matanya langsung mengenali makhluk-makhluk bermutasi O Shou yang menguntitnya.
Karena itu, dia sama sekali tidak boleh berhenti sekarang. Sekecil apapun langkahnya, dia harus terus bergerak maju.
Anjing Angin biasanya tidak menyentuh makhluk yang masih aktif. Tapi jika ada yang sekarat, mereka akan langsung menerkam dan membelah tubuhnya. Dengan sisa tenaga Boman saat ini, tak mungkin dia melawan makhluk-makhluk ini. Bahkan saat kondisi terbaiknya pun, dia tak sanggup melawan satu ekor Anjing Angin bermutasi, apalagi tiga ekor yang sudah kelaparan di belakangnya.
Meski belum pulih sama sekali, Boman mengatupkan giginya, mengangkat buntelan, dan mulai berjalan. Langkahnya tersendat-sendat di tanah hutan. Kakinya terasa berat seperti dijejali timah, tapi dia harus terus melangkah.
Entah mungkin saat dia berhenti istirahat berikutnya, kawanan Anjing Angin itu akan menyergap dan merenggut segalanya darinya.
Beberapa ekor Anjing Angin berbulu hitam itu memang hanya mengikuti dengan patuh di belakang Nona Lich. Sesekali menjulurkan lidah, air liur menetes dari sisi mulut mereka. Lich yang terhampar di depan mata ini sudah pasti akan menjadi makan malam mereka malam ini, yang perlu diwaspadai hanyalah sihir yang bisa dilepaskan oleh Lich ini.
Anjing-anjing Angin ini sudah cukup sering menanggung akibat pahit dalam hal ini. Meskipun Lich perempuan terlihat tidak terlalu kuat dan dagingnya relatif lebih segar, namun jika target belum benar-benar mati, mantra bunuh diri yang mereka lepaskan di akhir selalu membuat Anjing Angin menanggung kerugian besar. Banyak rekan mereka yang tewas akibat serangan bunuh diri Bangsa Iblis. Karena itu mereka telah mengembangkan kewaspadaan yang cukup.
Seandainya Anjing-anjing Angin ini tahu bahwa Baoman di depan mereka sama sekali tidak memiliki kemampuan menggunakan sihir, mungkin mereka sudah langsung menerkam Baoman ke tanah dan merobek lehernya yang lembut dengan gigi tajam mereka.
Tapi untungnya mereka tidak tahu apa-apa, sehingga gadis Lich Baoman bisa mendapatkan kesempatan kecil untuk bernapas lega.
Sebenarnya Boman sudah lama tidak sanggup berjalan, tapi dia tetap memaksakan diri untuk terus melangkah. Mungkin ini bukan hanya demi bertahan hidup. Tapi karena anjing angin adalah makhluk sosial. Jika beberapa ekor bisa mengikutinya dari belakang, kemungkinan jumlah anjing angin di sekitar perkemahan kelompok petualang tidak sedikit. Jika terjadi keadaan darurat di perkemahan, dirinya mungkin bisa menerima nasib, tapi Bagia...
Agar langkahnya tidak berhenti, Boman menggunakan berbagai cara, bahkan sampai "menghabiskan" persediaan airnya untuk menyegarkan diri. Sebenarnya itu hanya usaha mati-matian dengan mengunyah es untuk merangsang diri tetap sadar.
Anjing angin adalah binatang yang sangat sabar. Mereka bahkan bisa menunggu berhari-hari sampai seseorang benar-benar mati. Ketika menyadari jejaknya mulai terbongkar, mereka dengan santai menampilkan postur seperti sedang berjalan-jalan sambil terus mengikuti Boman, sesekali menggeram rendah untuk memberikan stimulasi, mencoba menguji seberapa jauh batas gadis ini.
Tapi sejujurnya, Boman sendiri tidak mengerti mengapa bisa bertahan sejauh ini. Secara logika, batasnya seharusnya sudah terlampaui sejak lama. Tapi setiap kali ingin menyerah dan jatuh menunggu maut, selalu terbayang adegan Bagia dan yang lain diserang anjing-angin ini dalam keadaan tidak waspada.
Lalu Baoman akan menyadari bahwa di dalam tubuhnya secara tak terduga muncul sedikit tenaga lagi, cukup untuk menopangnya terus berjalan maju secara mekanis, terus melangkah.
Kabut di hutan tanpa disadari telah menghilang cukup banyak, tapi tak lama kemudian perlahan mulai berkumpul kembali di antara pepohonan, lalu berangsur menghilang lagi...
Anjing-angin sudah mulai menunjukkan ketidaksabaran, tapi mangsa di mata mereka sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti. Mungkinkah pihak mereka salah melihat? Makhluk berpenampilan seperti perempuan ini sebenarnya hanyalah Prajurit Kebencian biasa? Kalau tidak, bagaimana bisa bertahan begitu lama tanpa berhenti? Beberapa anjing-angin mulai mempertanyakan hal ini, mereka tak sabar ingin memverifikasinya.
Tiba-tiba, Baoman yang sedang berjuang maju di tumpukan daun tebal itu mendengar langkah kaki di belakangnya menjadi semakin jelas, dan dengan cepat mendekat. Dia sama sekali tidak berani menoleh, karena beberapa anggota Bangsa Iblis justru digigit tenggorokan oleh anjing-angin yang menyelinap dari belakang saat menoleh. Dia hanya bisa terus berjalan, tapi segera melihat seekor sosok sepanjang 2-3 meter menerobos ke depannya, mengambil posisi menghadang.
"Sepertinya aku akhirnya sampai di titik ini." Baoman perlahan menarik kembali langkah kaku yang terus maju, pikiran penuh kesedihan. Terus berjalan dalam terpaan angin dingin tidak hanya menghabiskan tenaganya, tapi juga mengaburkan pikirannya. Saat ini Baoman benar-benar berada dalam keadaan linglung. Jika tak ada halangan, dia akan terus berjalan lambat. Namun ketika anjing angin muncul menghadang, entah apa yang harus dilakukannya.
Dalam kondisi hampir kehabisan tenaga, bahkan untuk mengakhiri nyawa sendiri pun mungkin tak sanggup dilakukan. Apalagi dia hanyalah seorang yang tak menguasai sihir sama sekali, sama sekali tak tahu cara bunuh diri.
Anjing angin di depannya sedang mengendus-endus dengan hati-hati. Ia harus memastikan apakah buruan ini layak menjadi makanan. Di seberangnya, tiba-tiba sang buruan tersenyum.
Baoman sendiri tak tahu mengapa tersenyum. Dia hanya merasa sangat rileks, baik tubuh maupun otot wajah. Dengan anjing angin yang mendekat dari depan dan suara gesekan cakar dari belakang, gadis itu malah duduk bersila di tanah. Gerakan itu membuat beberapa bajingan mutasi itu kaget bukan main.
"Mereka... ternyata juga takut padaku..."
"Tapi aku... apa lagi yang harus kutakutkan..."
Apakah ini kematian? Bagi seorang dari bangsa iblis, kematian terkadang bahkan merupakan kemewahan. Lalu apa lagi yang mungkin?
Bogart?
Tidak ada yang perlu ditakutkan. Lagipula, mungkin aku tidak akan bertemu dengannya lagi. Tak perlu lagi sakit hati melihatnya berbicara dengan gadis ini, ngobrol santai dengan gadis itu. Persahabatan semacam itu sudah tidak ada lagi sejak perpisahan masa kecil. Tindakan heroiknya menyelamatkanku sekarang sudah cukup terbalas dengan mengalihkan perhatian anjing angin.
Aku sangat lelah. Sampa begitu bulat dan terang, pohon di sampingku bergoyang...
Tidak, bukan pohon di samping yang bergoyang. Seluruh hutan bergetar, seluruh hutan berputar mengitariku. Berputar dan berputar, menari, menepuk irama. Anehnya, pemandangan halusinasi yang jelas ini sama sekali tidak terasa lucu bagi Baoman.
Jika sebelumnya hutan yang sunyi hanya memberi kesan seperti banyak mayat hidup yang merentangkan tubuh kurus mereka. Maka sekarang pepohonan yang bergoyang dan menari kacangan di depan Baoman ini sama sekali tidak seperti mayat hidup, juga tidak seperti bangsa iblis, melainkan lebih mirip barbar bernama Bimon dalam legenda penjajah Aiqin -
Kikuk, tapi penuh daya kejut.
Benar-benar... asosiasi yang aneh. Sepertinya aku benar-benar tidak bisa bertahan lagi. Baoman menutup matanya dengan sinis.
Bukan untuk menyerah berjuang, bergerak, bahkan bernapas. Dia hanya sangat ingin bernyanyi, entah mengapa, hanya ingin bernyanyi. Seolah banyak notasi otomatis muncul di otaknya, tak sabar ingin melompat keluar dari mulutnya.
Sampa malam ini sungguh bulat sempurna.
Sebelum menutup mata, Baoman menengadah melihat langit, lalu menyadari fakta yang tak diperhatikannya sepanjang malam ini.
Kemudian, suara merdu nan mistis membelah sepi mencekam malam, bergema di antara bayang-bayang hutan yang berdesakan, menyebar hingga ke tempat yang sangat-sangat jauh...
"Andai ada piano di saat seperti ini." Masih tanpa alasan jelas, pikiran ini muncul lagi di kepala Baoman.
【Bab 10】
Baoman tak tahu apa yang dinyanyikannya. Bahkan tak mengerti mengapa tiba-tiba ingin bernyanyi saat itu.
Tangan kakinya sudah lama kaku oleh angin malam dunia iblis. Muka pun sama. Baoman sempat mengira tak punya tenaga untuk membuka mulut. Namun saat duduk terkulai di tanah, dada justru terasa lebih kehinaan. Perasaan tercekik ini memaksanya menghirup udara beku dalam-dalam, baru bisa sedikit lega.
Hawa dingin yang menusuk tulang menerobos masuk ke tenggorokannya, berputar di paru-paru yang ramping dan rapuh, namun entah bagaimana berubah menjadi rangkaian notasi yang saling terhubung rapat, melompat keluar dari bibir Baoman.
Itu bukan mantra negatif yang biasa dikuasai , Baoman bahkan tidak tahu apa yang sedang dinyanyikannya. Dia hanya mengikuti irama seluruh hutan, menyaksikan bayangan ranting-ranting yang bergoyang di tanah, menarik napas dalam-dalam mengikuti gerakan dadanya yang naik turun. Nyanyian sihirnya memunculkan melodi aneh.
Ner'zhul tidak menganugerahi Baoman tubuh yang kuat, namun secara tak terduga memberikannya suara yang merdu. Pada awalnya, Baoman mengira dirinya hanya menjerit-jerit biasa. Tindakan ini tidak ada artinya selain membuat anjing angin yang membuntutinya mundur beberapa langkah. Dia tidak ingin terus menerus berteriak, namun suara gemetarnya tak kunjung bisa berhenti.
Saakhirnya ketika dia mulai tenang dan getar di nadanya mereda, Baoman menyadari bahwa hembusan napas dari mulutnya tidak lagi dingin dan tak menentu. Ini bukan sekadar kombinasi notasi, bukan pula melodi latihan piano yang masih segar di ingatannya, tapi merupakan harmoni indah yang terus memicu Resonansi Elemen magis.
Bagi Baoman, ini hanyalah ekspresi instingtif dari alunan musik yang mengalir di tenggorokannya.
"Namun bagi Serigala Angin, situasi ini berubah menjadi mimpi buruk yang semakin mendekatkan kematian."
Teriakan awal gadis Lich itu sebenarnya biasa saja, terkadang bangsa iblis yang sedang sekarat pun mengeluarkan raungan serupa saat diseret oleh Serigala Angin. Namun saat suara itu mulai membentuk melodi, setiap ekor Serigala Angin menyadari tubuh mereka terkunci mati, sementara rasa dingin yang sebelumnya tertahan oleh bulu tebal tiba-tiba meresap masuk ke setiap otot dan tulang.
Serigala-Serigala Angin mulai gelisah, tetapi mereka tidak mendeteksi fluktuasi kekuatan magis di udara maupun tanda-tanda sihir angin atau es yang sedang dikerahkan. Meski tak memahami ilmu sihir mayat hidup, mangsa yang mereka kejar ini pun tidak terlihat sedang melakukan ritual magis. Di bawah sinar Sampa, hanya bayangan-bayangan yang melompat di antara pepohonan, semuanya tampak normal.
Namun seiring melodi nyanyian Bauman yang semakin meninggi, pupil mata Serigala Angin satu per satu kehilangan kilauan.
Kilatan cahaya dingin menyambar, tengkorak besar Serigala Angin berguling di tanah. Anehnya, tak setetes pun darah yang terciprat.
"Ternyata biola Baojia bisa menggunakan senar logam sebagai senjata..." Ini adalah pikiran terakhir Bauman sebelum kesadarannya menghilang.
Bogart mengejar suara nyanyian itu sendirian, tanpa mengenakan pakaian hitam khasnya. Pakaian yang dikenakannya lebih mirip piyama. Alasannya sederhana: dia mendeteksi keanehan di sekitar perkemahan sebelum tidur. Gerakan anjing angin mutasi terlalu mudah dikenali oleh petualang berpengalaman seperti dirinya.
Dibandingkan dengan kekuatan Tim Zorro, Monster ini sebenarnya lemah. Awalnya Bogart tidak terlalu khawatir. Tapi suara di luar terdengar aneh, kawanan anjing angin seperti terpecah menjadi dua kelompok. Dengan kebingungan, Bogart memeriksa setiap tenda dan menemukan tenda Bauman kosong.
Di sekitar tenda tidak ada genangan darah atau bekas perkelahian, tapi Bogart langsung berlari keluar perkemahan sambil membawa biola tanpa sempat berganti pakaian.
Setelah beberapa ekor anjing angin dibunuhnya di luar perkemahan, kawanan itu langsung kabur berhamburan. Tapi di area berkumpulnya binatang-binatang itu pun tidak ditemukan jejak Bauman. Tanah beku di hutan telah mengeras seperti batu oleh angin dingin. Saat Bauman lewat, tidak ada jejak kaki maupun ranting kering yang tersentil - semuanya telah kembali berantakan oleh hembusan angin malam.
Bao Jia telah berulang kali menyusuri beberapa jalan setapak, namun hasilnya tentu saja tidak menemukan apapun. Dia sempat berpikir, mungkin gadis licik yang keras kepala itu langsung pergi ke kedalaman hutan, tapi sebelum menentukan arah yang pasti, dia takkan bisa mengejar sepenuh tenaga seperti di jalan raya. Adapun ide untuk memanggil anggota tim lainnya untuk membantu mencari, Bao Jia bahkan sama sekali tidak punya rencana seperti itu. Bawahan perempuannya ini memang biasanya rukun, tapi siapa tahu bagaimana mereka berubah setelah lepas dari pengawasannya? Ini kan dunia iblis, kompetisi yang disebut "adil" di sini pasti mencakup banyak cara yang "wajar"!
Saat Bao Jia benar-benar kehabisan akal, dari salah satu arah dalam hutan, terdengar suara terputus-putus yang samar-samar, berbaur dengan desau angin malam yang berhamburan di antara pepohonan. Suara itu sangat mirip dengan nyanyian Baoman. Jika saja Bao Jia tidak sudah berjalan cukup jauh dari perkemahan, dan kebetulan berhenti di arah ini, mungkin dia tidak akan mendengar nyanyian itu.
Petualang yang mengenakan piyama sambil membawa biola itu berdiri tegak mencoba memastikan asal suara nyanyian - adanya suara membuktikan bahwa Baoman setidaknya belum mengalami nasib buruk yang parah. Untuk bisa segera sampai ke sana, dia harus menentukan arah yang akurat terlebih dahulu.
Namun ketika Bogue mulai benar-benar mendengarkan, ia terkejut menemukan rasa dingin di tubuhnya semakin menjadi-jadi. Ini seharusnya mustahil terjadi. Meski hanya memakai piyama tidur, dengan kekuatan yang dimilikinya, angin dingin semacam ini takkan bisa mempengaruhinya sama sekali. Bogue yang bingung memeriksa seluruh tubuhnya, tapi tak menemukan masalah apa pun. Sensasi aneh tadi seolah tak pernah ada.
Tanpa pikir panjang, ia kembali fokus melacak sumber nyanyian Baumann. Tiba-tiba, rasa dingin tak jelas asal itu muncul kembali...
Setelah berulang kali mengalami hal yang sama, petualang bermata perak yang berpengalaman ini akhirnya menemukan akar masalahnya. Rasa dingin mendadak di tubuhnya ternyata terkait erat dengan nyanyian Baumann. Semakin dekat jarak dengan Baumann, semakin jelas nyanyiannya, dan rasa beku di tubuhnya pun semakin parah. Aliran darah di seluruh tubuhnya mulai menunjukkan tanda-tanda stagnasi.
Sambil terus bergerak mengikuti arah nyanyian, Bogue menggunakan kemampuan telepatinya untuk menyelidiki efek misterius dari suara tersebut. Meski tak mendeteksi fluktuasi kekuatan magis yang jelas, setelah berulang kali memindai dengan telepati kuat mata peraknya, ia merasakan adanya kekuatan ganjil lain yang bisa mengendalikan aliran darahnya. Untungnya kekuatan ini belum cukup kuat untuk menjadi ancaman baginya.
Jika penilaiannya tidak salah, kekuatan ini seharusnya adalah "Kekuatan Nyanyian" yang dikuasai oleh pendeta Bimon dari bangsa barbar dalam legenda. Meskipun Yintong adalah anggota bangsa iblis, baik mantra panggilan biasa maupun mantra panggilan penyerapan yang mereka gunakan saat memanggil kuda mimpi buruk memiliki kemiripan dengan Nyanyian Perang Spiritual Bimon. Meski tidak ada pendeta Bimon di dunia iblis, masih ada satu dua ras Bimon yang menetap. Saat berpetualang di benua, Baojia juga pernah mendengar berbagai kabar burung tentang Nyanyian Perang Bangsa Behemu.
Namun yang sama sekali tidak bisa dia bayangkan adalah, mengapa Baoman yang jelas-jelas bisa menyanyikan suara yang mirip dengan Nyanyian Perang Bimon. Meskipun nyanyian ini sendiri kemungkinan besar adalah hasil dari mulut Baoman yang terbuka dalam keadaan tak sadar, ketika Baojia akhirnya tiba di hadapan Baoman dengan mengikuti suara, dia langsung menyadari bahwa gadis ini sedang dalam keadaan linglung.
Zorro Piyama pertama-tama membunuh beberapa ekor anjing angin di sekitarnya. Ketika dia menemukan darah dalam tubuh anjing angin memang telah membeku, ini semakin menguatkan penilaian sebelumnya. Tampaknya Baoman tanpa sengaja telah melantunkan nyanyian perang jahat yang memiliki efek pembekuan darah.
Baojia tahu kondisi tubuh gadis itu sangat buruk. Menggunakan kekuatan secara paksa dalam keadaan seperti ini akan menyebabkan kerusakan yang jauh lebih parah daripada gigitan anjing angin. Saat membersihkan anjing-anjing angin, dia sudah menyelipkan mantra hipnosis ke tubuh Baoman. Suara nyanyian gadis itu perlahan melemah, akhirnya berubah menjadi napas yang tidak stabil. Baojia mendekat dan menggendong gadis itu, memeriksa dengan hati-hati. Tak menemukan luka luar atau dalam yang jelas, dia akhirnya lega. Ini benar-benar keberuntungan di tengah malapetaka...
Ketika Baoman membuka matanya, dia mendapati dirinya kembali berbaring di dalam tendanya sendiri. Selimut tebal yang menutupi tubuhnya menghalau dingin yang mengelilingi. Gadis itu tersenyum kecut, menyadari dirinya akhirnya gagal kabur, pasti diselamatkan oleh Baojia yang datang tepat waktu. Meski patut disyukuri tidak menjadi mangsa anjing angin, tapi semua usahanya tampak sia-sia, semuanya kembali ke titik awal.
Gadis itu berusaha bangkit, tapi tubuhnya tak mau menurut, terasa sangat lemah. Sebagian karena efek hipnosis yang belum hilang, tapi Baoman tidak berpengalaman dan tidak menyadarinya. Yang terpenting adalah nyanyian aneh yang tak sengaja dikumandangkannya telah menguras habis tenaga dan stamina. Saat ini Baoman bahkan tak punya kekuatan untuk membuka selimutnya sendiri.
Anggota perempuan lain dalam tim petualangan sepertinya tidak menyadari aksi kabur yang dilakukan gadis ini. Setidaknya, mereka berpura-pura tidak tahu apa-apa. Kasus Bao Man jatuh sakit karena kelelahan perjalanan sudah menjadi hal biasa di Tim Zoro. Saat rombongan bersiap berangkat, tidak ada aktivitas mencolok dari tenda ini, menandakan gadis itu sakit lagi.
Beberapa anggota perempuan yang biasanya aktif atau bisa berkomunikasi dengan Bao Man mulai masuk membantu. Seorang bahkan menyediakan hewan pengangkut pribadinya. Setelah beberapa kali persiapan, Bao Man tetap beristirahat sementara rombongan melanjutkan perjalanan.
Sepanjang proses ini, Kapten Mata Perak tidak muncul, seolah dia juga tidak tahu kejadian semalam.
【BAB XI】
Dalam beberapa hari berikutnya, baik Pelayan maupun Kapten Mata Perak, mereka sebenarnya tidak benar-benar mengerti apa yang terjadi malam itu. Bao Man bahkan tidak tahu mengapa tiba-tiba menyanyi, atau apa yang dinyanyikannya. Tapi dia memang tidak peduli. Begitu kondisi tubuhnya sedikit membaik, dia nekat bangkit dari tempat tidur dan kembali menjalankan tugas sebagai pelayan tim, tak peduli bujukan anggota lain.
Setelah sekali gagal melarikan diri, meskipun secara lahiriah Bogart terlihat tidak berbeda besar terhadapnya seperti sebelumnya, Ingrid menyadari seolah dirinya kehilangan kesempatan untuk kabur lagi. Dalam patroli malam rutin sang kapten, tenda gadis itu tidak hanya menjadi titik awal, kini juga berubah menjadi titik akhir dan objek pemeriksaan dadakan tengah malam. Hal ini membuat Ingrid merasa sedikit kecewa sekaligus bangga hati, perlahan-lahan menghilangkan keinginannya untuk pergi. Karena tidak bisa melarikan diri, biarlah segalanya mengalir apa adanya, gadis itu membuat keputusan dengan sikap pasrah.
Para perempuan lain di tim petualang juga berpikiran tajam. Perlakuan khusus Bogart terhadap gadis tidak disembunyikan dari siapapun, dengan alasan muluk-muluk yang resmi, sehingga tak ada yang berkomentar lebih. Namun sebagai konsekuensinya, setelah menjalankan tugas atau melakukan perjalanan panjang, mulai banyak anggota perempuan yang terbaring sakit karena luka ringan atau kelelahan. Tim petualang Zorro tiba-tiba menjadi terlihat lebih lemah, namun untungnya sikap manja ini masih terkendali. Tidak sampai terjadi situasi dimana semua orang sekaligus roboh, malah lebih mirip sistem shift kerja. Pada akhirnya hampir semua anggota secara diam-diam menerima keadaan ini.
Bāo màn yījiù zhōngshí dì lǚxíng zhe zìjǐ de hòuqín zhízé, tā háishì nàgè lián jīběn sǐlíng fǎshù dōu méiyǒu zhǎngwò de biéjiǎo wūyāo, sīháo bù zhīdào zìjǐ yǐjīng wùdǎwùzhuàng dì yōngyǒule qítā gǔguài jìnéng. Tā duì zìjǐ hūndǎo qián fāshēng de shìqíng yě hěn yíhuò, bùguò quēfá bìyào chángshí de tā jiùsuàn rènzhēn xiǎng yě zhàoyàng wúfǎ míngbái. Mójiè suīrán shèngchǎn fǎxì zhíyè, bùguò cóngxiǎo jiù bèi pāoqì de tā shì bù kěnéng zhīdào bǐméng zhàngē zhème gāoduān de dōngxī de.
Nénggòu yínchàng bǐméng zhàngē de wèibì jiùshì jìsī, zhè yīdiǎn bào jiǎ dào shì hěn qīngchǔ. Zài zhège yíntóng de yǎnlǐ kàn lái, wūyāo nǚhái jiùsuàn wúyì zhōng juéxǐngle zhège nénglì, yě méiyǒu duōshǎo shíjì yìyì. Wúlùn gōngjí háishì fǔzhù, ànzhào nèitiān wǎnshàng de chéngdù lái shuō, néng fāhuī de xiàoguǒ jíduān yǒuxiàn, érqiě kǒngpà bāo màn lián qūfēn dí wǒ dōu wúfǎ zuòdào. Ér wúlùn shénme jìnéng, yào xiǎng zhēnzhèng zhǎngwò dōu bìxū yǒu dàliàng fǎnfù liànxí cáichéng. Ér wūyāo nǚhái zhè zhǒng xūruò duōbìng de tǐzhì, kǒngpà lián yī shǒu wánzhěng de zhàngē dōu chàng bù quán, yīncǐ yě jiù gēnběn méishénme liànxí de yìyì.
Namun sebenarnya, Bogart sendiri bisa dianggap sebagai anomali di antara mata perak. Dia membangun koneksi telepati dengan kuda mimpi buruknya sejak sangat dini, namun terus menunda-nunda untuk memanggilnya. Bahkan dalam kondisi seperti ini, kekuatan telepatinya sungguh mengejutkan. Andai saja senjata pilihannya tidak terlalu aneh, dia pasti akan dibina sebagai calon utama Ksatria Bersayap Putih. Jika terus begini, tak ada kesatria berkuda yang akan merekrut mata perak tanpa kendaraan tunggangan dan tidak menggunakan pedang. Meski ada banyak tawaran rayuan, syarat minimalnya tetap harus setelah memanggil kuda mimpi buruk.
Tapi Bogart sendiri tak peduli. Tim petualangannya yang mayoritas perempuan memang cukup kuat, tapi lebih mirip orkestra perempuan. Kemampuan biolanya pun luar biasa, bahkan sempat ada orkestra simfoni dunia iblis yang ingin merekrutnya sebagai pemain biola pertama. Anehnya, dia serius mempertimbangkan tawaran itu, namun akhirnya urung karena tekanan dari keluarga bangsawan yang merosot.
Berman pernah menyaksikan satu dua kali adegan pertempuran tim kecilnya ini, biasanya saat menghadapi binatang mutasi besar jenis Au.
Karena tidak mengenakan zirah, bahkan setelan Zorro pun sulit menghadapi musuh dengan kemampuan bertarung tangan kosong yang tinggi. Bukan hanya dia, tim petualang sangat mahir menghadapi iblis yang ahli sihir atau kemampuan mental, ini juga keunggulan alami penduduk dunia iblis. Tapi saat berhadapan dengan iblis yang unggul dalam pertarungan fisik dan bertubuh besar, justru agak sulit untuk bertindak. Beberapa ksatria perempuan dengan setelan kristal lengkap sekalipun jika maju bersama-sama, hanya bisa bertahan beberapa menit lebih lama dibanding Baojia. Bantuan hamba seperti Ghoul kebencian tidak efektif, iblis yang bisa menahan serangan sihir dan fisik tuannya biasanya mengabaikan makhluk-makhluk ini, umumnya tidak bisa berfungsi sebagai pengalih perhatian.
Pernah suatu kali, Tim Petualang Zorro menerima tugas untuk menghapuskan monster yang bersarang di teluk dalam besar dekat kota. Setiba di lokasi, ternyata musuhnya adalah lintah dunia iblis yang telah bermutasi.
Tugas ini benar-benar cukup rumit.
Musuh adalah monster air ajaib, paling-paling menggunakan koin kerang untuk memancingnya ke permukaan. Namun faktanya, lawan masih menguasai keunggulan topografi skala besar. Tim petualang hanya bisa bertempur di darat, tidak memiliki personel dan perlengkapan yang memadai untuk pertempuran udara maupun air. Bao Jia pernah terpikir menggunakan Prajurit Kebencian dan pengikut Ghoul untuk menunda lawan naik ke darat. Namun lintah mutan Moria ini dari kepala sampai tentakel panjangnya mencapai sekitar dua puluh meter. Para Prajurit Kebencian yang biasa mengangkat harpa itu jelas tidak mungkin diharapkan menarik monster hidup seberat ribuan moka di tepi air. Setelah kehilangan satu dua Prajurit Kebencian, Bao Jia terpaksa membatalkan rencana ini.
Anggota Tim Zoro tidak terlalu banyak. Seperti disebutkan sebelumnya, karena tidak adanya pria, perempuan hanya bisa menggunakan sihir arkan negatif. Hal ini menyebabkan kemampuan serangan magis seluruh tim relatif lemah.
Di sisi lintah Moria, mengayunkan dua puluh tentakelnya untuk menghadapi beberapa mata perak di tepian atau posisi air dangkal sama sekali tidak mengalami kesulitan. Bahkan jika ada tentakel yang terpotong, cukup diganti dengan yang baru dan akan segera tumbuh kembali. Karena kolam ini sangat luas dan tepiannya berbentuk hampir lurus, anggota Tim Zoro hanya bisa menyerang secara horizontal, tidak bisa mengepung dari depan-belakang maupun kiri-kanan. Ini memberi kesempatan tubuh asli lintah Moria untuk langsung melancarkan serangan esensial elemen es secara menyeluruh.
Beberapa Penembak Neraka perempuan sebenarnya memiliki kekuatan yang cukup tangguh. Namun karena harus beroperasi gabungan dengan Bogart, gerakan melempar tombak mereka terlihat kikuk dan efisiensinya jauh lebih rendah dibanding saat latihan mandiri. Serangan jarak jauh seperti ini pada dasarnya tidak memberikan efek pendukung yang signifikan.
Tim petualang terpaksa bermukim di tepi kolam selama berhari-hari, setiap hari berperang urat dengan lintah Neramia ini di tepian. Meskipan makhluk itu tidak berhasil menarik Bogart ke dalam air, tim Zorro juga tak mampu mengeluarkan makhluk berkulit keras seperti kura-kura ini. Puluhan tentakel bertaring serigala itu terlihat mengerikan saat melilit, tapi begitu tertangkap langsung menjadi licin, bahkan bisa mengulur dan menipis untuk kabur. Jika benar-benar terjepit, lintah Neramia ini tanpa ragu melakukan "pahlawan memotong pergelangan tangan" - dengan rela melepaskan tentakelnya dari tengah bahkan hingga ke akar.
Sedangkan tentakel yang ditinggalkan tidak langsung kehilangan aktivitas dalam waktu singkat, malah secara instingtif akan mencekik benda terdekat dengan erat, terus-menerus mengerut dan menekan. Seorang ksatria wanita bermata perak terkena imbasnya. Meskipun Bao Jia berhasil menariknya kembali ke darat tepat waktu, dan dalam waktu sesingkat mungkin memotong setengah tentakel menjadi irisan tipis untuk membebaskannya dari belitan seperti ular piton. Namun zirah kristal yang menutupi tubuhnya sudah hampir tidak bisa dipakai lagi, dengan beberapa luka bekas pengisap tentakel di kulit yang terbuka terus mengeluarkan darah.
Seperti diketahui umum, lintah bisa mengeluarkan zat yang mencegah pembekuan darah. Ini membuat luka akibat lintah Moria sulit sembuh, dan sering menyebabkan korban kehilangan banyak darah hingga pingsan. Luka bisa diobati, darah sulit diganti. Dengan demikian, jumlah prajurit di Tim Zorro yang bisa melawan monster berkurang satu lagi. Tim petualang terpaksa mundur sementara beberapa hari, pindah ke kota terdekat untuk merawat anggota wanita ini sampai pulih sepenuhnya, sebelum kembali ke tepi kolam melanjutkan pertarungan saling menguras dengan lintah mutasi.
Taktik militer Baojia sangat megah, dengan mengayunkan tongkat biola dia bisa menyelimuti area sekitar 3-5 meter di sekeliling tubuhnya. Semua tentakel yang berani masuk akan langsung diiris menjadi sashimi ikan. Namun teknik ini kurang ofensif. Panjang tentakel lintah Moria setidaknya mencapai 10 meter, awalnya hanya beberapa kali berhasil diiris Baojia, kemudian makhluk itu belajar menghindar dengan mengayunkan tentakel di luar jangkauan serangannya. Begitu gerakan Baojia melambat, mereka langsung melakukan serangan palsu. Meski tidak ada kontak langsung, situasi ini tetap sangat berbahaya.
Karena kolam ini terletak di tempat teduh, permukaan air sering tertutupi es seukuran penggilingan. Selama pertempuran, pecahan es besar ini sering digunakan lintah untuk melempar Baojia. Ditambah sihir elemen es yang ditembakkan dari mata monster, para Mata Perak awalnya selalu berdekatan sebelum pertempuran. Tapi seringkali setelah beberapa saat bertarung, mereka terpaksa terpisah dan bertarung sendiri-sendiri. Akibatnya justru gagal melakukan penahanan efektif terhadap monster, juga tidak memberi kesempatan padauntuk memanggil makhluk besar untuk serangan mematikan.
Maka tugas ini pun terpaksa terus tertunda.
Dibandingkan dengan anggota pertempuran yang pulang kelelahan setiap hari setelah bertarung melawan lintah mutan, Baoman justru sedang dalam masa istirahat belakangan ini. Iklim di sekitar kolam cukup baik, pekerjaan hariannya tidak banyak, dan saat semua orang sibuk, tak ada yang membawa masalah. Hanya saja sejak mata perak perempuan itu terluka, Baoman mulai tak bisa diam di kamp.
Seringkali saat mengerjakan tugas-tugas kecil, pikirannya melayang sejenak seolah melihat bayangan Baojia yang berlumuran darah. Kegelisahan ini tak bisa dihilangkan sama sekali. Entah saat bekerja atau istirahat, begitu konsentrasinya buyar, Baoman tak bisa menghentikan imajinasinya yang mengarah ke hal-hal buruk. Meskipun semua anggota tim petualang telah meningkatkan kewaspadaan sejak saat itu, dan sebagian besar bisa pulang dengan selamat hanya dengan kelelahan mental sedikit lebih dari biasanya tanpa luka sekecil apapun, Baoman tetap semakin tidak tenang sebelum melihat semua orang kembali.
Belakangan ini Baojia yang mengalami kemacetan dalam perkembangan tugas, bahkan saat kembali ke kamp sering berada dalam kondisi berpikir dengan wajah muram. Meski perhatiannya pada Baoman tetap seperti biasa, tapi jelas terlihat agak bengong. Ini mungkin juga menjadi penyebab ketegangan mental gadis itu.
Batas waktu tugas semakin dekat, tapi Tim Zoro tetap belum menemukan solusi yang baik, sampai suatu kejadian terjadi.
【Bab Kedua Belas】
Kejadian ini terjadi secara tiba-tiba. Saat tim petualang seperti biasa menggunakan koin kerang untuk memancing lintah keluar, semua orang sudah menyusun formasi dan mulai menyerang. Baojia sama sekali tidak menyangka tiba-tiba terdengar teriakan Baoman dari belakang kerumunan.
Sebenarnya gadis yang bertugas sebagai tenaga logistik ini seharusnya tidak berada di dekat medan perang. Semua anggota tim tahu bahwa dia hampir tidak memiliki kekuatan tempur sama sekali, juga minim pertahanan. Luka kecil yang hanya lecet bagi orang lain bisa menjadi mematikan baginya. Oleh karena itu selama pertempuran, dia harus tetap tinggal di kamp bersama penjaga. Aturan ini sudah menjadi pengakuan diam-diam sejak lama. Namun karena luka yang dialami ksatria perempuan bermata perak, dia sempat bertukar posisi dengan petugas bersenjata yang berjaga. Demikianlah Baoman menyelinap keluar dari kamp dengan memanfaatkan masa pemulihan panjang sang ksatria perempuan.
Awalnya Baoman hanya berani mengintip ke arah medan perang dari kejauhan. Sayangnya penglihatannya kurang baik, semua terlihat samar-samar dan tidak jelas. Niat awalnya keluar diam-diam adalah untuk menenangkan diri, namun justru dengan hanya mendengar suara dan melihat bayangan-bayangan tak jelas, kepanikannya semakin menjadi.
Beberapa kali percobaan mengintip awalnya selalu gagal seperti ini. Kemudian setiap kali mengikuti dari belakang, Baoman mulai bergerak mendekati medan perang dengan hati-hati. Semakin dekat... semakin dekat... Memang lebih jelas dari sebelumnya, tapi ini juga berarti dia sudah memasuki jangkauan serangan magis lintah yang bermutasi.
Bagi anggota tim ini, aksi Baoman sepenuhnya merupakan tambahan. Meskipun tidak diketahui apakah personel pendukung menyadari kehadirannya, yang jelas semua sibuk melindungi pasukan depan sampai tak sempat mengurus Baoman di belakang. Namun bagi lintah Moria, semua yang berada di pihak bangsa iblis adalah musuh. Meski tentakelnya tak bisa bergerak, begitu mata sebesar "" itu melirik ke arah Baoman, beberapa proyektil es dan sihir sejenis langsung menghantam tanpa ampun.
Beruntung saat itu tepat dimulainya gelombang serangan Tim Zorro. Lintah mutasi yang sedang menghadapi serangan ini agak teralihkan perhatiannya. Akibatnya, proyektil darah-es yang semula ditujukan pada Baoman kehilangan akurasi dan menghantam area 3 meter dari gadis . Meski demikian, ini cukup membuat Baoman menjerit ketakutan.
Jeritan Baoman membuat semua gerakan di medan pertempuran terhenti sejenak.
Bukan karena terkejut, melainkan karena dalam jeritannya terkandung kekuatan aneh yang secara instingtif membuat semua personel tempur Tim Zorro kecuali Baojia mengalami disorientasi sesaat. Seharusnya Baojia juga bereaksi serupa, namun pengalaman di malam purnama itu membuat mata peraknya seolah memiliki sedikit resistensi terhadap suara Baoman, menjadikannya satu-satunya yang masih bisa bergerak sebelum jeritan itu berhenti.
Jelas terlihat, bahkan lintah mutasi Moria di depan mata semua orang pun mengalami kondisi pingsan sesaat. Jika tidak, teriakan Bauman ini sama saja dengan membahayakan seluruh anggota tim petualang.
Kesempatan tak boleh disia-siakan. Melihat lintah mutasi di seberang kehilangan kemampuan bergerak sementara, Bogart tentu akan memanfaatkan momentum untuk menghabisi musuh. Dengan gerakan pergelangan tangan kanan yang lincah, busur biola yang semula digunakan sebagai pedang bermata tunggal seketika berubah menjadi cambuk logam. Putaran ringan empat jarinya membuat cambuk bergerak lurus bagai tombak, menusuk tepat ke bola mata lintah mutasi Moria itu.
Percikan darah berhamburan.
Lintah mutasi itu bahkan tak sempat menjerit sebelum matanya tertembus tusukan setajam tombak. Darah ungu menyembur deras dari ujung cambuk, menodai permukaan air dan balok es di sekitarnya dengan warna biru kehijauan.
Tentakel lintah mutasi Moria secara instingtif menarik diri ke arah tubuh. Efek teriakan Bauman masih belum hilang, membuat puluhan tentakel ini tak bisa menggapai liar dan hanya bisa melingkar mengikuti refleks saraf paling dasar. Ini memberi Bogart kesempatan untuk melancarkan serangan mematikan.
Mata Perak yang sudah berdiri di air teluk dalam setinggi lutut menggigit gigi dan melangkah maju satu langkah, pergelangan tangannya kembali berputar dan berubah bentuk. Cambuk hitam panjang itu seolah bertambah panjang sedikit, menembus lebih dalam ke bola mata lintah mutasi yang sudah pecah mengikuti gerakan Baojia!
Kemudian, diaduk.
Saat ini jeritan gadis telah berhenti, anggota tim Zorro lainnya juga segera sadar kembali. Tapi lintah mutasi yang otaknya mengalami kerusakan parah jelas tidak seberuntung itu. Tengkoraknya pecah, seluruh otaknya telah dihancurkan oleh cambuk panjang Baojia sampai hancur lebur, pada dasarnya sudah mati. Meski dua puluh tentakelnya masih bergerak-gerak menyentak, sama sekali tidak memiliki kekuatan serangan lagi.
Anggota tim petualang yang bertugas bertempur melompat ke tepian satu per satu untuk menghindari serangan balasan sebelum mati dari lintah Moria, menyaksikan monster sepanjang lebih dari dua puluh meter ini berguling-guling dengan hebat di air, sesekali mengeluarkan raungan rendah dan suram yang akhirnya mereda perlahan. Riak air di permukaan juga tak lagi ganas.
Selain Bogart, tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi. Bergman sudah diam-diam kembali ke perkemahan atas isyarat mata perak. Lagipula, bahkan jika melihat Bergman, takkan ada yang mengaitkan insiden tiba-tiba itu dengan gadis penyihir kurus ini. Bagaimana mungkin seseorang yang bahkan belum menguasai ilmu dasar mayat hidup dan ilmu gelap bisa mengeluarkan serangan gelombang suara mirip serangan telepati?
Prioritas sekarang bukan mencari penyebab kemenangan, tapi mengangkat bangkai mutasi lintah Moria, mengambil tulang ogus sebagai bukti penyelesaian tugas.
Setelah berdiskusi singkat, seorang penembak neraka dengan malu-malu meluncurkan tombak bertali tebal yang tepat menghujam bangkai monster yang mengapung setengah di permukaan air. Atas perintah penyihir wanita, prajurit kebencian dan ghoul mulai menarik tali untuk menyeret lintah Moria ke tepi.
Tiba-tiba, transformasi ajaib terjadi.
Lintah yang hampir sampai ke tepi tiba-tiba menggigil seluruh tubuhnya, lalu melesat mundur ke kedalaman kolam dengan kecepatan berkali lipat dari tarikan budak. Hampir semua prajurit kebencian dan ghoul terjatuh oleh tarikan dahsyat yang tak terduga ini, yang sial bahkan sampai patah lengannya.
Kemudian, tentakel raksasa yang dua kali lebih tebal dari tentakel lintah Neramia yang mati itu muncul dari kolam, langsung menggulung ghoul terdekat di tepian menjadi dua potong, jenazah dan organ dalam berceceran di tanah. Tali penariknya juga ikut terputus oleh gaya yang ditimbulkan.
Lalu, sebuah kepala plontos besar perlahan muncul dari dasar air. Seekor lagi mutan lintah Moraia! Dari perbandingan ukuran, makhluk ini setidaknya tiga kali lipat lebih besar dari yang berhasil dibasmi tim petualang dengan susah payah!
"Sial!"
Hampir semua anggota Tim Zorro tak bisa menahan diri untuk tidak memaki-maki habis-habisan. Karena persyaratan tugasnya adalah menghapuskan semua monster di kolam, bukan hanya yang kecil itu saja.
Meskipun pemberi tugas mungkin hanya melihat yang kecil, namun akibat rumusan kalimat dalam tugas tersebut - mengingat mereka sudah melihat makhluk yang baru muncul ini - harus membantainya sekaligus. Jika tidak, tugas dianggap gagal dan semua usaha sebelumnya menjadi sia-sia belaka.
Apalagi, bahkan jika tidak ingin melawan, lintah mutan Moraia yang baru muncul ini jelas memiliki hubungan dengan yang mati sebelumnya. Kedua matanya yang besar saat ini jelas dipenuhi murka. Gelombang pikiran penuh kekejaman, kemarahan, dan kejahatan memenuhi ruang di sekitarnya.
Gelombang pikiran ini jelas muncul disertai raungan unik berfrekuensi rendah, tujuan utamanya mungkin untuk mengunci semua personel tempur yang hadir. Bersamaan dengan itu, dari mata lintah mutasi memancarkan ribuan kristal es ke arah anggota tim petualang di darat. Warna kristal-kristal ini hampir merah tua, agak pipih, berbentuk segi delapan dengan tepian yang sangat tajam. Jika sebelumnya kristal es yang ditembakkan lintah kecil itu konturnya samar dan cara penembakannya monoton, makhluk raksasa di depan mata ini jelas jauh lebih kuat.
Selain itu, ribuan kristal es yang ditembakkan seketika oleh lintah mutasi raksasa tidak semuanya bergerak lurus. Beberapa jelas menggunakan putaran untuk menyerang sisi Bao Jia dengan lintasan melengkung. Bahkan ada yang membuat lingkaran aneh sebelum menyerang balik dari belakang para anggota tim.
Dalam serangan magis ini, anggota tim petualang yang termasuk dalam kategori berpengalaman tidak mengalami kerugian berarti. Insting yang terasah dari pertempuran panjang membuat mereka berhasil menangkis serangan ini. Namun mayat hidup dan Ghoul yang sebelumnya tidak sempat diseret ke air kini tak bisa menghindar. Sebelum sempat bangun sepenuhnya dari tanah, tubuh mereka nyaris langsung tercabik-cabik oleh ribuan kristal es dan terkubur dalam debu es.
Saat ini, perintah untuk mundur sudah sangat sulit dilakukan.
Sihir lawan tidak hanya bersifat menyeluruh, tapi juga jelas memiliki kemampuan pelacakan. Serangan tadi yang terlihat seperti demonstrasi kekuatan, sebenarnya telah memutus kesempatan terakhir tim petualang untuk meninggalkan tepian. Sekarang cacing air mutan raksasa ini sudah menampakkan separuh tubuhnya di permukaan air, tentakel sepanjang puluhan meter cukup untuk menyerang semua orang di tepi pantai, bahkan tanpa perlu menggunakan sihir.
Beberapa mata perak yang sebelumnya bertugas sebagai perisai daging tetap maju menghadang seperti biasa. Tapi begitu senjata mereka menyentuh tentakel raksasa ini, mereka serentak menyemburkan darah. Kekuatan makhluk ini setidaknya sepuluh kali lebih kuat dari yang sebelumnya. Ksatria yang memperkirakan berdasarkan perbedaan ukuran tubuh langsung mengalami kerugian besar saat pertemuan pertama.
Penembak liang tanah buru-buru menembak, tapi serangan mereka juga kurang efektif. Strategi sebelumnya yang memusatkan serangan pada mata monster sekarang hampir tidak mungkin dilakukan. Cukup dengan menghadang setengah tentakel di depan mata, semua tombak bahkan tidak bisa menembus epidermis tentakel. Cara penghadangan seperti ini sama sekali tidak mengganggu serangan dari tentakel tersebut.
Situasi para juga sangat buruk. Runtuhnya Prajurit Kebencian telah memberikan efek berbalik menyerang pada mereka. Meski belum menyebabkan kerusakan, tenaga magis yang sudah di ujung tanduk sejak pertempuran sebelumnya kini semakin menipis. Selain beberapa sihir pemberian dasar, tenaga magis yang bisa mereka kumpulkan sama sekali tidak menjadi ancaman bagi cacing air raksasa ini.
Dalam situasi yang tak terduga, Tim Petualangan Zoro menghadapi ancaman terbesar sejak pembentukannya.
【Bab Ketiga Belas】
"Berikan aku sepuluh detik!" Teriakan keras Baojia yang telah menghitung dengan akurat kondisi seluruh pasukan akhirnya membuat anggota yang panik sedikit tenang. Meskipun monster di depan mata sangat kuat, mereka masih bisa bertahan sebentar dengan susah payah.
Penembak liang tanah mempercepat lemparan tombak mereka, tetap membidik bagian mata Lintah Moria. Saatu tembakan jarak jauh mengalihkan perhatian, para Lich memberikan beberapa mantra terakhir jenis fanatik pada tubuh Mata Perak. Para wanita berteriak kencang sambil mengayunkan pedang, menyerbu tentakel raksasa. Sementara para Nyonya Lich yang kehabisan tenaga magis mulai mengobrak-abrik berbagai kantong di tubuh mereka, berusaha menemukan beberapa koin kerang untuk dilempar jauh-jauh guna mengalihkan perhatian monster.
Tak ada yang tahu rencana Baojia, namun sebagai kapten tim petualangan, dia tak pernah mengecewakan anggotanya - kali ini pun tak akan berbeda.
Anggota perempuan yang memegang keyakinan ini menunjukkan kekuatan tempur luar biasa dalam kesulitan. Bukan sepuluh detik, bahkan bertahan sepuluh menit lagi pun tak menjadi masalah.
Saat itu, Bogart mengerahkan seluruh konsentrasinya. Pertama, ia menarik kembali cambuk yang berlumuran genangan darah lintah kecil Moria, mengembalikannya ke bentuk busur biola. Kemudian, tangan kirinya mengangkat biola gioknya, menyesuaikan setiap senar kristal dengan hati-hati.
Setelah persiapan ini selesai, Bogart menarik napas dalam-dalam, sedikit mendongakkan kepala, dan menempatkan biola dengan stabil di tulang selangka kiri. Bagi yang paham musik, ini adalah postur standar untuk menyelaraskan rongga resonansi instrumen dengan tubuh.
Tangan kanannya menggenggam busur dengan ringan, menempatkannya vertikal di atas senar. Lalu, ia menggesekkan nada pertama...
Bogart saat itu berhadapan langsung dengan kepala plontos raksasa yang menjijikkan di air. Alunan biolanya yang merdu dan terfokus sama sekali tidak terdengar istimewa bagi rekan-rekannya, tetapi bagi lintah Moria yang berhadap-hadapan dengannya, setiap notasi seakan menjadi pukulan berat yang membuat mereka meraung marah sejak nada pertama.
Bogart tetap tak tergoyahkan. Setelah beberapa kali uji nada di awal, ia telah menemukan postur bermain yang sempurna dan segera larut dalam permainannya.
Semua proses ini ternyata benar-benar memakan waktu tidak lebih dari sepuluh detik.
Pertarungan telepati yang terlihat oleh mata mulai terjadi antara lintah mutasi Moria dan biola giok Bogart. Hampir semua orang di tempat itu bisa melihat percikan cahaya gemilang yang terpancar dari benturan dua kekuatan tak kasat mata yang dahsyat.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Bogart belum memanggil kuda mimpi buruknya. Meski memiliki cadangan telepati yang besar, ia hampir tidak memiliki metode sihir untuk menyerang. Namun mungkin ini takdir Yang Maha Kuasa, sejak kecil - tepatnya saat mulai menyelinap keluar untuk bernyanyi bersama Bergman - ia mulai mengembangkan pemahaman khusus terhadap musik.
Setelah Bergman pergi, dalam kesendirian dan kebosanan, ia mulai mencurahkan seluruh energinya untuk mempelajari musik dan energi telepati.
Secara teknis, mata perak lebih condong ke pertarungan jarak dekat. Meski kemampuan telepatinya luar biasa, biasanya hanya bisa digunakan dengan teknik yang dikuasai dari kuda mimpi buruk. Selain nyanyian sihir saat ritual kedewasaan, mata perak tanpa kendaraan tunggangan seolah hanya bisa menjadi perisai daging. Fakta yang sudah dianggap biasa oleh orang lain ini justru terasa konyol bagi Bogart.
Di masa remaja, Bogart tak berbeda dengan bangsawan muda yang jatuh miskin lainnya. Karakternya tidak hanya sangat sensitif, tapi juga memiliki harga diri yang nyaris berlebihan. Ia tak ingin mempertaruhkan masa depannya pada seekor kuda tunggangan yang akan dipanggil dari tingkat dimensi lain suatu hari nanti——
Meski bisa memanggil seekor kuda mimpi buruk berwujud manusia, apa gunanya?
Menyerap telepati, lalu berevolusi menjadi ksatria bersayap putih?
Apa bedanya barang-barang yang didapat tanpa usaha dengan status bangsawan yang melekat sejak kelahiran?
Bagger tak bisa mengubah fakta bahwa dia terlahir dengan mata perak, tapi setidaknya dia bisa memilih gaya hidupnya. Entah melepas zirah dan pedang-perisai, atau mempelajari sihir musik - semuanya pribadinya.
Pasukan petualangan Zorro terbentuk dalam kondisi seperti ini. Usaha Bagger tak sia-sia. Setelah uji coba dan pertempuran tak terhitung, biola terbukti sebagai instrumen yang paling cocok. Legenda menyebut pendeta dari Ras Bemon - agresor Aiqin - menggunakan berbagai alat musik untuk mengamplifikasi Kekuatan Nyanyian mereka.
Dalam situasi khusus hari ini, mustahil mengandalkan kekerasan untuk mengalahkan musuh yang terhampar. Menyerang telepati dengan menggesek biola adalah satu-satunya jalan yang terpikir oleh Bagger.
Anggota tim yang kelelahan saat menghadapi lintah Moria kecil, saat ini hanya dia yang bisa melancarkan serangan serupa. Gelombang pikiran yang muncul saat lintah raksasa muncul tadi menyadarkannya. Dewata Iblis Nai'ozu adil, meski monster mutasi di depan mata ini memiliki kemampuan ganda sihir dan tempur, pasti ada kelemahannya. Setidaknya dari segi kendali sihir, lintah Moria besar ini meski jauh lebih kuat dari yang kecil, peningkatan proporsinya masih kalah jauh dibanding aspek lainnya.
Jika serangan pikiran masih tidak mempan pada monster ini, maka ditakdirkan Tim Zorro akan binasa di sini.
Untungnya skenario terburuk itu tidak terjadi.
Lintah Moria di kolam itu awalnya sudah mendominasi, dan setelah mengambil bangkai lintah kecil, mulai bergerak perlahan ke tepian. Petarung perempuan Tim Zorro yang gagah pun tidak mampu menahan gerak mundur bertahap.
Segalanya berubah setelah suara biola Baojia menggema.
Tubuh Lintah Raksasa tiba-tiba gemetar hebat, sepasang mata sebesar baskom itu memancarkan ekspresi terkejut yang tak terbendung. Pelepasan kristal es hampir berhenti seketika. Beberapa detik kemudian, puluhan tentakel yang sedang mengayun pun melambat, akurasi pukulannya mulai tidak menentu. Meski berusaha mengayun ke arah Bao Jia, hampir selalu meleset. Sesaat ada yang nyaris mengenai area sekitar Bao Jia, namun berhasil dicegat oleh para perempuan bermata perak yang sudah memahami situasi.
Lintah Moria secara instingtif membenci suara melengking biola, baginya itu bahkan lebih menyebalkan daripada gesekan es yang menusuk di telinga. Dalam alunan biola Bao Jia, terkandung pula kekuatan telepatinya. Energi ini dengan mudah menembus langsung ke otak Lintah Moria Raksasa. Meski menggerakkan seluruh 24 tentakelnya untuk menghalangi, sama sekali tak berguna.
Sebenarnya cara menghindari serangan semacam ini sederhana: cukup menyelam ke dalam kolam dan menjauh. Meski suara mungkin masih terdengar di bawah air, namun transmisi suara di air jauh lebih sulit dibanding di udara, demikian pula dengan kekuatan telepati yang menyertainya.
Tapi Moria Leech raksasa bermutasi ini sama sekali tidak berniat mundur. Ia lebih memilih melawan Boggart dengan raungan rendahnya. Makhluk yang sebelumnya dibunuh Tim Petualang Zorro jelas adalah anaknya. Dendam pembunuhan anak adalah permusuhan abadi, bahkan serangan mata perak si lawan yang aneh sekalipun, ia harus membasmi semua pembunuhnya.
Di sisi Boggart, kelemahan utama menggunakan instrumen untuk amplifikasi telepati adalah: tanpa bantuan biola, serangan telepatinya yang bisa dilepaskan hampir nol. Saat bermain dengan sepenuh hati, ia tak bisa bergerak dari tempatnya. Ia sempat memberi isyarat dengan pandangan agar anggota tim perempuan pergi duluan, tapi semua orang tak mau meninggalkannya dalam situasi ini.
Dari puluhan hantaman tentakel itu pasti ada yang mengenai. Jika semua pergi, situasi deadlock akan segera pecah. Meski suara biola Boggart mampu menekan raungan Moria, ukuran tubuh lawan terlalu besar. Serangan telepati murni tidak bisa menyebabkan banyak kerusakan nyata.
Dalam benturan aneh ini, monster mutasi raksasa itu mulai belajar memusatkan telepati pada raungannya. Karena ia sadar ini bisa mengurangi serangan suara menusuk itu. Meski Moria Leech tak berbakat di bidang ini, ini jauh lebih baik daripada tak melawan sama sekali.
Begitu, ekspresi pada Muka Bao Jia mulai menggelap. Dirinya sendiri baru saja mengalami pertempuran besar, meski telepati masih bertahan, namun secara fisik mungkin takkan bisa bertahan lama. Seluruh personel tempur tim petualang berkumpul di sini, bahkan jika sekarang mengirim orang untuk minta bantuan, mungkin sudah terlambat. Dalam kegelisahan, beberapa nada sumbang tak sengaja tercipta. Tentakel lintah mutasi juga memanfaatkan kesalahan ini untuk menyerang beberapa kali.
Dia sempat mencoba mundur perlahan tanpa mengganggu permainan biola, namun musuh di seberang cepat menangkap maksudnya. Setelah Bao Jia mundur hanya satu dua meter, lintah mutasi raksasa itu ternyata menghentikan raungan dan langsung menggunakan mata untuk memuntahkan kristal es ke darat dengan sekuat tenaga.
Serangan mendadak ini membuat monster tersebut terlihat kesakitan, namun tim Zorro juga mengalami kerepotan. Beberapa wanita bermata perak yang bertugas melindungi Bao Jia hampir terluka. Hasilnya, kedua belah pihak sama-sama tidak mendapat keuntungan. Jika Bao Jia mencoba melarikan diri dengan cara ini, mungkin akan memicu serangan sihir penuh dari lawan. Dengan kekuatan tempur tim Zorro saat ini, sangat mungkin mereka takkan bisa bertahan.
Sama halnya, jika mutan lintah Moraia di sebelah sana mencoba bergerak ke arah tepi lagi, Baojia di sini akan meningkatkan output suara cello dan telepati. Seringkali monster itu hanya bertahan beberapa detik sebelum terpaksa mundur cepat-cepat, mencelupkan organ pendengarannya kembali ke bawah permukaan air.
Situasi pun kembali mengalami kebuntuan. Kedua pihak semakin tidak sabar, namun belum menemukan cara untuk memecahkan kebuntuan ini.
Raungan mutan lintah Moraia raksasa semakin dalam, namun volumenya tak berkurang. Tangan kanan Baojia yang terus mengayunkan busur biola mulai kelelahan. Serangan tunggal yang membunuh lintah kecil sebelumnya sudah cukup memberatkan baginya.
Timbangan kemenangan, di luar keinginan seluruh tim Zorro, mulai miring ke arah lawan.
Bagian Luar II
【Bab 1】
Tak ada yang memahami perasaan Delsa saat pertama kali memandang Sampa di langit. Setelah mengumpat "Obisilachi" dalam hati, ia menahan dorongan untuk berpuisi sambil bernapas seperti sara**i** menghirup udara lembap, meski serangga yang terhirup meronta-rona**t** memohon di lubang hidungnya. Ia tetap bernapas dari dantian, dengan keserakahan yang luar biasa.
Di belakangnya terdapat lubang hitam besar. Mulut gua itu seolah memiliki barrier magis. Di seberang barrier, makhluk dengan warna kulit dan wajah serupa memandang Delsa dengan tatapan kompleks: ketakutan, kekaguman, iri hati...
Banyak benda di dalam lubang, tapi tak satu pun berani menembus ke sini.
Meski sinar ultraviolet Sampa telah memutihkan matanya hingga tak bisa melihat, saat Delsa menoleh ke arah makhluk-makhluk dalam lubang gelap itu, senyum sinis tetap melekat di wajahnya: "Malam memberiku mata hitam, tapi kuhirup cahaya dengan hidung. Setidaknya lebih baik daripada dunia bawah tanah tanpa secercah cahaya. Benarkah kalian tak mau ikut?"
Hari ini tanggal enam belas. Seperti pepatah "Sampa tanggal lima belas, bulat sempurna di enam belas". Saat Sampa mencapai puncak kecemerlangannya, Aliran Elemen lima puluh tahun sekali resmi mencapai puncak keganasan. Di titik tertinggi ini, Delsa – satu-satunya putra mahkota laki-laki bangsa Elf Malam – secara rahasia dicabut gelarnya oleh para calon ratu yang saling cemburu, lalu diasingkan ke permukaan tanah. Setidaknya itu versi resminya.
Seorang pria mampu memicu perkelahian bersenjata seluruh ras, ini menghancurkan konsep Elf Malam yang polygami – wanita Elf Malam tak mungkin setia pada satu pria, sekaligus meremukkan pemahaman mereka tentang "tombak emas tak sanggup lawan pinggang ular air".
Saat itu, para calon ratu masa depan bersekongkol. Dengan alis lentik terangkat dan dada bergoyang, mereka menepuk meja sambil berkicau: "Delsa adalah pembawa malapetaka berwajah tampan, harus dibunuh!"
Kederza sedang bermain kecapi di kediamannya, menyanyikan lagu baru yang dia ciptakan sendiri. Sebelum menerima kabar hukuman mati untuk dirinya, para calon Ratu masa depan - yang kelak menjadi neneknya - mengirimkan pelayan paling setia dan cerdik mereka untuk mengantarkan surat ke kediaman Derza.
Surat itu hanya berisi beberapa kata: "Ada yang ingin membunuhmu. Merindukan Jun, memikirkan Jun, larilah segera."
Derza membentangkan surat-surat itu satu per satu - tepat tujuh lembar. Di dunia bawah tanah, Elf Malam memiliki delapan Raja abadi. Selain Derza, masih ada tujuh lainnya.
Dengan senyum tipis yang tak pernah pudar di sudut bibirnya, mata hitam Derza berkedip tajam. Tujuh surat di meja itu berubah menjadi abu - perlu dicatat, abu yang sama sekali tidak menyisakan debu, benar-benar tak ada sama sekali.
Kemudian, dia mendengar perang mulut di luar, gemerincing senjata yang saling beradu, serta ratapan Elf Malam yang sekarat. Air jernih mengalir di wajah yang masih menyisakan senyumnya. Derza mulai memainkan alat musik ciptaannya sendiri, terbuat dari kombinasi bulu ekor kuda mimpi buruk dan tulang paling halus di ujung sayap gargoyle.
Melodi indah itu seolah membersihkan sebagian besar kemarahan dan haus darah dari hati Elf Malam.
——Semua orang tanpa sadar meletakkan senjata di tangan mereka, karena di bawah tanah yang seharusnya tak ada langit ini tiba-tiba turun rintik-rintik hujan halus. Tujuh putra mahkota Elf Malam yang sengaja datang terlambat mengulurkan tangan merasakan kelembapan rintikan hujan, kali ini, kecenderungan emosional di mata mereka memudar, digantikan oleh kehancuran mutlak.
Delsa harus dibunuh.
Elf Malam biasa tidak mengerti apa arti ini, bahkan pendeta di antara Elf Malam pun tidak memahami makna di baliknya, tapi ini tidak berarti para putra mahkota tidak tahu.
——Yang meredakan dendam adalah lagu perang, rintik hujan di udara adalah produk sihir.
Artinya, di kalangan Elf Malam muncul sosok yang menguasai lagu perang dan sihir sekaligus, yang lebih membuat mereka tidak tahan adalah orang ini ternyata putra mahkota, bahkan Delsa yang mereka sayangi dan tidak ingin berbagi dengan siapa pun.
Tapi mereka tak bisa tidak berbagi, karena Delsa pernah dalam satu malam mengunjungi tujuh istana putra mahkota secara bergantian, imbalannya tujuh putra mahkota tidak bisa turun dari tempat tidur seharian, sementara Delsa dengan santai bermain kecapi lalu pergi berkeliling.
Dalam perjalanannya, pencatat sejarah tak resmi istana Elf Malam mewawancarai Delsa, menanyakan apakah benar Delsa seperkasa itu, mengingat sebuah mitos telah dipecahkan.
Saat itu Delsa melirik pencatat sejarah, hanya berkata satu kalimat: Ini hal yang biasa kulakukan.
Tahun itu, frasa paling populer yang terpilih di kalangan Elf Malam adalah kalimat ini——Ini hal yang biasa kulakukan.
Namun, catatan sejarah tak resmi ini tidak cukup membuat para putra mahkota membunuh Delza yang mampu memuaskan mereka. Alasan sebenarnya mereka ingin membunuhnya adalah karena sebab lain.
Ketika mereka terpilih dari ribuan Elf Malam, hingga akhirnya menonjol sebagai putra mahkota. Saat pindah ke kediaman resmi putra mahkota, tiba-tiba mereka menerima pesan aneh. Setelah menerima pesan ini, mereka kehilangan kendali atas tubuh sendiri. Dalam keadaan sadar, dari tempat yang tak terduga di kediaman itu, mereka menyaksikan tangan sendiri mengeluarkan gulungan perkamen.
Itu adalah perkamen sihir yang hanya bisa menampilkan tulisan bila disentuh oleh fisik Elf Malam perempuan.
Tertulis: Ketika muncul putra mahkota laki-laki di antara Elf Malam, saat "Jin Qiang tak mampu melawan pinggang ular" menjadi masa lalu, maka Elf Malam akan menguasai Benua Terang. (Dalam dunia Elf Malam, dunia bawah tanah adalah kegelapan, sedangkan dunia atas adalah terang, sehingga disebut Benua Terang.)
Para putra mahkota yang muda berhasrat dan tak pernah puas ini jelas tak percaya ramalan ini. Mereka mencoba membuktikannya. Hasil percobaan membuat mereka terkejut dan puas. Dalam ombak kenikmatan yang tak henti, mereka lupa status dan segala jati diri. Seruan jiwa yang keluar dari lubuk hati membuat mereka yakin harus hidup untuk pria ini.
Tapi di dunia Elf Malam, cinta hanya layak jadi tisu toilet.
“Mereka dapat membayangkan hari-hari menyedihkan dan kesepian setelah menjadi bagian dari harem Delsa. Setiap dari mereka ingin memonopoli Delsa, dan satu-satunya cara adalah dengan menghapus enam putra mahkota lainnya. Maka mereka melancarkan perang. Tapi hasil akhir perang ini sama sekali tidak bisa, dan tidak berani diterima oleh mereka.”
“Antara memiliki Delsa, menguasai Benua Terang, atau tetap menjadi putra mahkota yang menikmati kemewahan...”
“Wanita adalah perwujudan dari visi yang pendek.”
“Maka...”
“Delsa menjadi korban pengorbanan. Tanpa keluhan, dengan senyuman tak terhapuskan, ia menyaksikan para putra mahkota yang memasuki kediamannya dengan wajah penuh keputusan. Saat melintas di depan mereka, ia berbisik lembut di telinga: 'Aku akan merindukanmu?'”
“Para putra mahkota itu seolah mendengar suara sesuatu yang pecah - di dalam tubuh mereka sendiri.”
“‘Eksekusi di tempat.’”
“Salah seorang putra mahkota menggigit giginya sampai berbunyi, tubuhnya gemetar seperti goblin di musim dingin tanpa selimut.”
“‘Sebenarnya kita bisa memiliki langit yang lebih sempurna.’”
“Ekspresi kekecewaan di wajah Delsa saat mengucapkan ini membuat hati para putra mahkota yang sudah remuk berkumpul menjadi satu, lalu dihancurkan lagi. Rasa sakit membuat mereka tak berani menatap mata hitam Delsa. Saat menutup mata, dua aliran air mata hitam mengalir di pipi mereka.”
Di depan pintu kediaman Delza tiba-tiba meletus teriakan. Saat para putra mahkota membuka mata, di bawah tubuh Delza terdapat seekor burung aneh berwarna hijau kebiruan yang membawanya melayang di udara yang bukan sepenuhnya langit.
Menyaksikan hal ini, beberapa putra mahkota tidak memerintahkan pengejaran. Mereka hanya duduk lesu seperti lumpur di tanah yang disusun dari batu hijau. Di benak mereka terus bergema bisikan mesra seorang pria di telinga saat tubuh-tubuh saling berbenturan: "Jika suatu hari kita bisa berdiri di Benua Cahaya, menghirup udara lembap penuh kehidupan dengan serakah, aku akan membawamu terbang dengan Qingyuan."
Operasi pengejaran Delza dimulai dalam keadaan para ratu yang membeku tak bergerak. Hampir tanpa perlu perintah, semua pria Elf Malam memendam perasaan campur aduk antara kagum dan jijik terhadap Delza - mereka yakin Delza pasti menggunakan ramuan peningkat vitalitas pria, karena itu adalah Tujuh Ratu, wanita terkuat di antara Elf Malam, Obisilachi!
Perasaan ini berubah menjadi "Delza adalah musuh bersama kaum pria" setelah para putra mahkota mengeluarkan perintah eksekusi.
【Bab Kedua】
Dalam proses melarikan diri, Delza bertingkah sangat santai. Dia menggunakan sihir api untuk membakar hidung pengejar—Pigge fluoresen sebagai makanan, menenangkan serigala hitam bawah tanah yang disuntik dengan efek lingkaran cahaya Transformasi Liar melalui mantra rahasia dengan nyanyian yang mengguncang jiwa, dan akhirnya dengan susah payah membuat tiga Penjaga Neraka berkepala tiga yang menjaga gerbang menuju dunia terang tertidur panjang dengan persepsi elemennya. Akhirnya Delza berhasil melewati penghalang pasang surut.
Adegan angker pun terjadi.
Kecuali Delza, saat melihat Benua Terang melalui barrier, semua Elf Malam mengeluarkan suku kata yang tak mereka pahami sendiri, namun langkah mereka ragu-ragu, takut hijau, aroma harum, angin sepoi-sepoi, dan kicau jangkrik di ladang yang terlihat hanyalah ilusi.
Delza berjalan di belakang dengan ekspresi serius, mulutnya komat-kamit mengucapkan mantra.
Sampa tetaplah produk Benua Aigean. Elf Malam yang berada di depan merasa darah dalam tubuh mereka terbakar di bawah sinar Sampa, seperti versi lain dari suntikan heroin berlebih, tak bisa membedakan apakah erangan bahagia atau ratapan kesakitan.
Satu per satu Elf Malam kemudian dilemparkan dengan kekuatan besar melewati barrier.
Ketika mereka merasakan jiwa kembali ke dalam tubuh, barulah menyadari bahwa tubuh mereka dipenuhi bekas api yang ganas. Maka terciptalah adegan sebelumnya: semua Elf Malam meringkuk di balik barrier, menyaksikan Delsa yang buta perlahan menghilang dari pandangan mereka, tak berdaya.
Tanpa terkecuali, wajah kiri setiap Elf Malam tertulis kekaguman, wajah kanan iri hati, di kedua mata terpancar pemujaan.
Hari itu, seolah semua Elf Malam kehilangan jati diri. Makhluk licik ini melintasi penjaga neraka yang masih tertidur itu - sosok yang membuat jiwa bergidik - kembali ke dunia bawah tanah, lalu berkata pada para pangeran: "Dia menyeberang, kami kabur kembali."
Elf Malam berkata jujur, kejadian langka seperti melihat mayat hidup.
Seketika istana Delsa bergema dengan ratapan pilu, seolah mereka baru kehilangan suami.
Tapi memang, para Elf Malam ini tampak seperti dipanggang sihir elemen api dari dalam ke luar.
Merujuk catatan sejarah epos, mereka menyimpulkan: Delsa pasti terluka hatinya oleh mereka. Agar tak merepotkan, dia memilih menyambut fajar.
Fajar Benua Aigean adalah mimpi buruk Elf Malam. Makhluk bawah tanah yang tak pernah melihat Dibo Luo ini, saat berhadapan dengan sang matahari berapi, nasibnya sama seperti daging segar di pemanggang.
Ini seolah membuktikan ras-ras di Benua Aigean tidak pernah kekurangan pahlawan epik. Para Elf Malam yang diasingkan pernah kembali ke Benua Aigean, namun sayangnya selalu berakhir gugur di bawah Sampa dan Dibo Luo.
Delza mati.
Keirihatian perempuan menghilangkan kesempatan Elf Malam untuk mengubah sejarah.
Dari sudut pandang tertentu, memang benar - Delza mati.
Dalam ingatan semua Elf Malam, satu-satunya prestasi Delza hanyalah menanamkan diri pada para putra mahkota tanpa lelah. Tapi mereka tak tahu selain memenuhi kebutuhan politik, Delza menghabiskan sisa waktunya mempelajari delapan perkamen kulit kambing dan bereksperimen cara membuat Elf Malam beradaptasi dengan Dibo Luo.
Saat cahaya Dibo Luo pagi menyinari tubuhnya, soket matanya berkaca-kaca.
Selain kulit hitam legam menjadi pucat dan garis fluoresen sejak lahir menghilang, Delza bisa merasakan kehangatan Dibo Luo tanpa terbakar seperti sesamanya - kebutaan sementara di bawah Sampa hanya bersifat temporer, dia cepat beradaptasi.
"Obisilachi!" Sambil mengutuk dalam hati, Delza mempertimbangkan untuk pulang. Tapi antara dipaksa menjadi mesin bor manusia atau menjelajahi yang tak dikenal, dia memilih yang terakhir.
Dia sangat yakin dengan tubuhnya sendiri.
Elf Malam pada dasarnya penuh kecurigaan dan licik, namun kerinduan akan Benua Cahaya tetap abadi. Sebenarnya, setiap nenek pewaris selalu memiliki keinginan untuk membasmi semua laki-laki Dark Elf demi mengokohkan kekuasaan. Namun saat ajal menjemput, mereka justru bertanya-tanya mengapa tidak ada seorang pun putra mahkota laki-laki di antara Elf Malam.
Pada kenyataannya, para nenek di masa depan tidak mengetahui bahwa setiap perkamen kulit domba warisan mengandung dua segmen informasi. Satu segmen dipersiapkan untuk fisik perempuan Elf Malam, sementara segmen lainnya khusus untuk putra mahkota laki-laki Elf Malam. Seperti prosesi pewarisan tahta lainnya, Delsa juga menyentuh perkamen tersebut. Perkamen itu mencatat secara detail pemahaman para putra mahkota tentang berbagai aspek sihir, lagu perang, senjata, taktik militer, peliharaan magis, dan lain-lain. Di bagian akhir, tertulis jelas: "Setiap nenek pewaris akan mencatat pemahaman masing-masing pada perkamen ini."
Memang terkadang sulit memahami perempuan.
Inilah alasan mengapa dia terus berpesta pora setiap malam tanpa mempedulikan nyawa. Mengutip kata-kata berdarah bangsa binatang: "Kepuasan spiritual cukup untuk mengimbangi penderitaan fisik."
Alasan dia tidak pulang adalah karena dia paham, perempuan adalah binatang yang mudah kadaluwarsa. Lebih baik bersenang-senang dulu sepuasnya, menunggu sampai mereka tua dan tidak menarik, baru kembali untuk merebut kendali dengan lebih mudah.
“Tidak lain hanya menggali lubang lagi, meludahkan beberapa ‘’ dahak kental saja.” Del Sen yang sudah mati rasa secara fisik terhadap beberapa putra mahkota, bergumam sendiri sambil merancang rencana.
Maka, petualangannya di Benua Aigean pun secara resmi dimulai.
Di depannya terbentang hutan purba. Menurut catatan di perkamen, daerah yang jarang penduduknya biasanya dihuni monster. Tanpa keraguan, malah ada sedikit harapan.
“Dunia luar begitu kosong, aku seperti bayi yang baru lahir.” Setelah mempertimbangkan semua profesi di Benua Aigean, Del Sen yang akhirnya memutuskan menjadi penyair, meracik lirik dalam hati. Tiba-tiba terdengar gemuruh rendah di telinganya.
Jelas, yang muncul tak jauh dari Del Sen adalah seekor monster.
Tapi...
Tampaknya IQ monster ini tidak terlalu tinggi.
“Monster dengan kecerdasan tinggi lebih peka terhadap bahaya tak dikenal, sedangkan yang ini tidak.” Del Sen setia merujuk informasi di perkamen untuk menyimpulkan dunia ini. Ia memanggil binatang peliharaannya yang ditangkap di dunia bawah tanah: Qingyuan yang membawanya melayang.
Qingyuan adalah saudara hewan dari Phoenix. Bedanya, Phoenix bisa terlahir kembali, sedangkan Qingyuan berbisa. Legenda mengatakan, tugas bawaan Qingyuan adalah membunuh Phoenix.
Sihir kegelapan Hitam Kelam Delza yang bekerja sama dengan racun mematikan Qing Yuan telah membunuh banyak monster kuat di bawah tanah. Meskipun makhluk yang sedang menggeram ini terlihat seperti Serigala Raksasa Unsur Angin, Delza hanya melihat seekor semut - semut yang sedikit lebih kuat.
Dalam sihir kegelapan Hitam Kelam, tak ada yang bisa melihat kecuali sang penyihir. Tentu saja, binatang peliharaan penyihir tidak termasuk dalam kategori ini.
Saat senyuman mematikan yang bisa membuat orang tergila-gila muncul kembali di sudut bibir Delza, kabut hitam pekat telah mengelilinginya.
Kabut yang seolah memiliki nyawa itu tidak redup oleh kehadiran Dibo Luo, malah semakin berani macam-macam. Tanpa disadari, kabut telah menyelimuti Serigala Raksasa Unsur Angin itu.
Serigala itu menjadi takut, cakar depannya bergerak hampir tak kasat mata. Detail kecil ini tertangkap oleh Delza. Hanya dengan kontraksi pupilnya, Qing Yuan yang menyatu dengan jiwanya mengeluarkan kicauan nyaring yang menggema ke langit.
Tubuh Qing Yuan melesat meninggalkan jejak cahaya hijau dalam kabut hitam pekat. Kali ini, ia memutuskan untuk menembus tubuh Serigala Raksasa Unsur Angin dengan kecepatan. Ia akan mempersembahkan darah serigala itu untuk nenek moyang, memberitahu mereka bahwa Qing Yuan yang diusir Phoenix ke bawah tanah ribuan tahun silam akhirnya pulang ke kampung halaman yang lama dirindukan.
Tanpa ada ketegangan, Serigala Raksasa Unsur Angin hanya secara simbolis membuka mulut dan menyemburkan senjata angin sebelum Qing Yuan menerobos masuk ke rahang besarnya. Ini adalah sihir terakhir yang dikeluarkannya di Benua Aigean. Bahkan belum sempat mengaum, sayap sekeras baja milik Qing Yuan sudah menghancurkan organ dalamnya menjadi remukan.
Melihat Qing Yuan yang berperilaku seperti birahi, Delza menunjukkan ketidakpuasan, bergumam: "Serigala panggang madu andalanmu sudah hancur."
Belum selesai bicara, Qing Yuan yang keluar dari tubuh segera menyadari ini Benua Aigean. Matanya kecil berbinar kegirangan, berkicau ringan sambil terbang mengejarnya, membuat Delza lari terbirit-birit sambil berteriak: "Berhenti! Jancuk! Obisilachi! Andai saja kemarin malam aku tidak salah pegang Merah Tengah sampai ketahuan pindah meja, mungkin aku masih santai di dunia bawah tanah! Dengar Obisilachi! Jangan mendekat! Aku pusing lihat darah!"
Dari sini dapat ditarik dua kesimpulan:
Pertama, klaim Delza bahwa dia menangkap Qing Yuan ini patut dipertanyakan, sebab tak pernah ada tuan yang takut pada binatang peliharaannya sendiri.
Kedua, nasib Delza yang terusir seperti anjing liar ke Benua Aigean adalah akibat perbuatannya sendiri.
Akhir kisah ini adalah Delza yang memanfaatkan momen euforia Qing Yuan, bersembunyi di balik pohon lalu menghajarnya dengan tongkat kayu, sebelum mengikat burung itu dengan cabang pohon dan melemparkannya ke sungai kecil.
“Elf adalah anak hutan.”
Ini adalah sebuah kalimat di atas perkamen.
Berdasarkan hal ini, Delza dengan sembarangan melemparkan Qing Yuan ke sungai kecil, membiarkan darah hitam dari tubuh Qing Yuan mengalir mengikuti arus.
Qing Yuan pada dasarnya beracun, hampir semua makhluk yang bersentuhan dengannya akan tertular berbagai penyakit aneh. Yang lebih menarik, selama dia mau, racun bahkan bisa disebarkan melalui udara. Cara menyembuhkan keracunan yang penampilannya bermacam-macam tergantung ras yang terpapar hanya ada satu - metode yang memalukan namun harus dilakukan untuk bertahan hidup.
“Legenda mengatakan tinja burung Qing Yuan dapat menyembuhkan segala racun.”
Di bawah tanah, setelah Delza dan Qing Yuan mengalahkan penantang, wajahnya yang penuh welas asih suci selalu mengucapkan kalimat ini. Qing Yuan seolah selaras batin dengan Delza, selalu menegakkan bulu dan mengeluarkan tinja burung putih encer.
“Burungku punya kebiasaan konstipasi, maaf.” Delza bertingkah seperti pria terhormat dengan kejujuran yang tidak lazim bagi Elf Malam.
Kejujuran, kerendahan hati, dan perilaku terhormatnya adalah benda pusaka andalannya sebagai salah satu dari delapan putra mahkota.
【Bab Tiga】
Bicara tentang Elf dan Elf Malam, perlu disebutkan perbedaan penampilan dan kepribadian mereka.
Elf berkulit sangat putih, bertelinga panjang, bersikap dingin, tidak suka kontak dengan manusia, menyukai alam liar, dan hidup mengalir begitu saja.
Sedangkan Elf Malam berwarna gelap, telinga tidak panjang, berwatak cabul, licik, menyembah kehancuran, semua kebiasaan berangkat dari nada dasar ini.
Dari uraian di atas tidak sulit melihat bahwa kebencian antara Elf Malam dan Elf bahkan Pegunungan Salju Himalaya Taymur mencair pun takkan bisa menghapusnya.
Sebagai salah satu putra mahkota, Delza tidak berbeda. Dibandingkan Elf Malam biasa, dia mengetahui lebih banyak rahasia tersembunyi yang membuat kebenciannya pada Elf semakin mendalam.
Jika sebelumnya tiba di Benua Aigean dalam kebingungan, kini dia punya tujuan: mencari dan membalas dendam pada Elf. Mengenai cara balas dendam, Delza tidak menyukai bau darah. Delza bahkan tak segan mengorbankan tubuhnya sendiri agar benih Elf Malam mekar dalam raga Elf.
Dengan emosi fantasi mesum ini, pendengaran tajam Delza menangkap suara benda terjatuh. Tidak jauh, paling hanya puluhan langkah jaraknya.
Melompati pepohonan yang menghalangi pandangan, dia melihat sosok Bimon setinggi anak manusia terguling di tanah sambil kejang-kejang. Dua ujung kuncir terlihat dari balik tepi topi putih tinggi. Gaun panjang kuning bermotif bunga kecil membungkus tubuhnya dengan rapat, kaki telanjang penuh lumpur. Di sampingnya terdapat bejana"" pengambil air.
Delza tidak ragu sedikit pun, dalam beberapa lompatan dia kembali ke tempat Qingyuan. Menyeret Qingyuan yang tak sadarkan diri ke tepi sungai, mengeluarkan benda sebesar dan berbentuk seperti biji sterculia dari sakunya. Dengan jentikan jari tangan satunya, nyala api hijau tiba-tiba muncul di ujung jarinya. Di bawah pemanasan api, benda berbentuk biji sterculia itu mengeluarkan asap putih. Terlihat lubang hidung di paruh burung Qingyuan melebar, mata kecilnya perlahan terbuka.
Qingyuan tidak menanyakan alasan dipukul sampai pingsan. Seperti pecandu yang melihat narkoba, bahkan sayapnya pun tidak dikepakkan - karena jika dikepakkan, asap putih itu akan buyar.
"Waktu kulemparkan kamu ke sungai untuk dibersihkan, tak kusangka ada Bimon di sini. Pinjam sedikit tai burungmu untuk menetralkan racun."
Delza mengorek upil sambil berbicara dengan sikap masa bodoh.
Mendengar itu, Qingyuan mengibaskan sayap besar. Biji sterculia yang mengeluarkan asap putih terguling jauh. Di udara muncul riak seperti air. Delza melompat sambil berteriak: "Demi Kampas! Aku yang memberimu makan, minum, bahkan sekarang memberimu asap. Cuma minta sedikit tai burung untuk menyelamatkan orang, langsung sok gaya! Baik! Pergi sana! Jangan kembali lagi!"
Dengan gerakan anggun, Qingyuan menghindari Delza dan terbang lincah menuju sumber riak di udara.
"Awalnya ingin bertanya pada Bimon di mana ada Phoenix, sepertinya tidak perlu lagi."
Setelah mendarat, gumaman Delza terdengar oleh Qingyuan. Delza hanya merasakan sehelai daun yang dibawa Qingyuan yang menembus kecepatan cahaya menyayat wajahnya dengan mudah, lalu bayangan Qingyuan pun menghilang.
Saat ia melompati hutan, pemandangan yang terlihat membuatnya muntah - siapa pun yang melihat pantat burung menghadap wajah seseorang sambil terus mengeluarkan tai burung seperti hujan, pasti akan bereaksi sama seperti Delza...
Membantu sampai tuntas, mengantar Buddha ke Barat.
Delza melemparkan Setengah Manusia kecil yang tergeletak di samping Qingyuan dengan kaki kejang-kejang ke sungai kecil. Setelah dikibas-kibaskan, air hitam pekat perlahan kembali jernih seperti semula.
Setengah Manusia kecil itu tersedak beberapa kali lalu terbangun sambil terbatuk-batuk.
"Terima kasih." Ucapnya sambil tanpa sadar merapikan kerah gaun panjang kuning bermotif bunga-bunga kecil dengan tangan mungilnya, memperlihatkan kilasan warna putih di baliknya.
“Jangan takut, aku hanya penyair pengelana yang berkeliling. Ini rekan ku.” Delza berkata dengan sopan, namun kakinya menginjak cakar burung Qingyuan dengan keras hingga berputar 180 derajat. Qingyuan yang hampir prolaps anus hanya bisa memandangi Delza dengan tatapan penuh kebencian, berdoa suatu hari nanti orang ini akan jatuh ke tangannya.
“Kalian menuju ke...” Idiot bertemu idiot, setengah manusia kecil itu seolah tak tahu sama sekali jenis burung bermata penuh kebencian ini, bertanya dengan wajah waspada ala preman:
“Pegunungan Salju Himalaya Taymur.” Mata Delza berbinar-binar, seolah lokasi ini sangat dekat dengan Pegunungan Salju Taymur.
“Tapi ini Pegunungan Bailing.” Akhirnya menyentuh topik yang diketahuinya, setengah manusia kecil itu menunjukkan antusiasme besar: "Kalian salah arah. Jika terus berjalan di hutan, akan sampai ke Lembah Heijing."
“Oh?” Delza mulai merencanakan cara mendapatkan peta Benua Aigean. Mata Qingyuan menunjukkan kelembutan, karena setengah manusia kecil itu menggunakan kata "kita".
“Konon ada Elf di sana.” Bisikan setengah manusia kecil itu membuat Delza segera mempersempit cakupan peta ke Lembah Heijing.
“Dan ada Phoenix.” Kalimat ini membuat lubang anus Qingyuan kembali sakit, air matanya menetes mengikis tanah membentuk lubang-lubang kecil.
“Maaf, dulu aku selalu mencari makan di negara manusia.” Delza mengekspresikan kekurangannya dengan halus.
“Kamu ras hibrida elf ya.” Setengah manusia kecil itu akhirnya yakin raksasa ini tidak membawa senjata berbahaya, melepaskan kerah bajunya dan memperlihatkan kulit putih di dadanya sambil mengulurkan tangan: “Aku Hobbit Setengah Manusia.”
“Yang ahli masak itu?” Pelarian terus-menerus membuat Delza kekurangan hubungan intim akhir-akhir ini. Kilasan kulit putih itu mengacaukan pikirannya. Akhirnya dia mengingat informasi tentang ras ini, namun tak bisa menahan air liur.
Sejujurnya, dia rindu wanita.
Ekspresi ini ditangkap oleh Hobbit Setengah Bimon, membuatnya semakin yakin Delza pernah memakan masakan sukunya. Dengan murah hati dia menepuk-nepuk dada yang berkembang normal untuk ukuran tubuhnya: “Sebagai balas jasa menyelamatkanku, makan siang ini aku yang traktir.”
Maka Delza membawa kaki burung, mengikuti setengah manusia kecil ini pulang ke sukunya.
Di Benua Aigean, ada beberapa hal yang diketahui semua orang.
Pertama keramahan setengah manusia, kedua kedinginan elf, ketiga kelicikan manusia, keempat kekuatan bangsa manusia berbulu.
Jadi selain kepala suku yang otot wajahnya bergetar seperti mengetuk-ngetuk kapas saat melihat elang hijau yang dibawa Delza, setengah manusia lainnya cukup ramah.
Setelah Delza menceritakan alasan mengapa dia mengikuti Setengah Manusia kecil ke sini, semua Setengah Manusia mengeluarkan desahan terkejut, lalu memaksa menariknya untuk makan di rumah mereka. Baru saat ini Delza tahu bahwa yang dia selamatkan adalah mutiara hati Kepala suku.
Jelas tidak mungkin pergi makan ke rumah mereka.
Di bawah sorotan visi Setengah Manusia kecil, semua Setengah Manusia menghilang tanpa jejak. Tapi ketika Setengah Manusia kecil menyajikan mangkuk demi mangkuk masakan racikannya, Setengah Manusia lain mengetuk pintu rumah Kepala suku membawa makan siang, camilan setelah makan, dan kudapan tengah hari mereka. Maka di rumah berukuran sesuai postur Hobbit Setengah Manusia, Delza yang tak bisa menolak keramahan menjilat semua piring dengan gagah. Sekalian, Qing Yuan juga menikmati belalang goreng dan ulat sawah berlapis karamel yang dibuat khusus oleh Setengah Manusia perhatian.
Setelah kenyang makan-minum, Kepala suku pun muncul.
Si tua itu mengetuk lantai granit dengan tongkat kayu sini berseru, "Tamu kehormatan perlu istirahat setelah makan. Ribut terus sepanjang hari, tak ada ketenangan sejenak. Tidak pantas, tidak pantas sama sekali!"
Anehnya Delza tidak berbicara. Senyum tipis mengembang di sudut mulutnya, membuat wajah baby-face Setengah Manusia kecil berdebar-debar. Tapi di bawah tatapan penuh wibawa sang Ayah, dia memilih pergi.
Tak lama kemudian ruangan kosong melompong.
Delza yang awalnya bersiap untuk makan lalu kabur menunggu Kepala Suku mengeluarkan perintah pengusiran. Namun yang tak disangkanya, di dalam rumah tempat ia tak bisa berdiri ini, si tokoh tua itu justru melemparkan tongkatnya. Dengan suara "Prak!", dia bersujud di hadapan Delza sambil ingus dan air mata mengalir tak karuan. Delza buru-buru ingin menopang si tua, tapi karena ceroboh, kepalanya menembus atap hingga berlubang. Setelah susah payah meraba-raba menemukan Kepala Suku, alangkah terkejutnya saat si tokoh besar itu bersikeras tak mau bangun sambil bergumam: "Selamatkan desa kami! Aku rela menikahkan putriku padamu."
Ucapan ini membuat Delza terpaku bagai patung. Ucapan ini membuat gerbang utama berderit-creet. Ucapan ini membuat seorang Setengah Manusia kecil wajahnya memerah dengan jantung berdebar seperti rusa ditabrak.
"Masalah ganti rugi saya yang hadapi, putrimu tidak saya mau." Delza dengan penuh keadilan menghapus bayangan kulit putih di otaknya, menolak kepala suku. Sebenarnya karena saat memikirkan aktivitas berhubungan intim, orang ini seperti koala tak berekor yang menempel di tubuhnya - tidak bisa meraba payudara.
Tapi semua ini tidak diketahui Setengah Manusia kecil, karena dia sudah lari ke tempat jauh, menemukan bunga besar, mencabik kelopak sambil bergumam dalam hati: "Aku nikah, aku tak mau nikah, aku nikah, aku tak mau nikah..."
【Bab Empat】
Apakah Setengah Manusia kecil mau menikahi Delza? Delza tidak tahu. Tapi dari mulut kepala suku, dia akhirnya tahu benda apa yang mengancam desa ini.
Dewa Perang Campas memberikan candaan besar kepada Delza dan Qingyuan.
“Ternyata di Lembah Heijing benar-benar ada Phoenix yang sedang bertapa. Phoenix sebagai lambang keberuntungan, untuk menyambut kelahiran kehidupan baru, banyak monster yang datang berziarah di sekitar Lembah Heijing. Akibatnya, bahan makanan yang ditanam Hobbit Setengah Manusia di Pegunungan Bailing yang berdekatan dengan lembah tersebut menjadi korban.”
“Pernah ada Bimon yang menggambarkan kerakusan Hobbit Setengah Manusia: 'Nyawa memang berharga, cinta lebih tinggi harganya, tapi demi menikmati hidangan lezat, keduanya bisa dikorbankan'.”
“Dari sini mudah dilihat betapa obsesifnya Hobbit terhadap makanan.”
“Tinggalkan makan malamku.”
“Memegang peta dari kepala suku, mendengar penjelasan umum tentang situasi, Delza dengan gaya melemparkan sepatah kata, tanpa ragu melangkahkan kaki menuju perjalanan.”
“Delza ingin hidup seperti ras-ras di Benua Aigean, ingin melupakan sepenuhnya statusnya sebagai Elf Malam, menyatu dengan Aiqin.”
“Namun sebelum itu, dia harus melakukan beberapa hal.”
“Misalnya janji yang dulu dibuat.”
“Jika di Lembah Heijing ada Phoenix yang sedang bertapa, berarti pasti ada Elf di sana. Apalagi Phoenix yang bertapa identik dengan telur Phoenix, Delza tentu tidak keberatan memiliki dua Fenghuang.”
“Elf yang dingin hanyalah pandangan ras asing terhadap mereka.”
“Terhadap sesuku, Elf sangat baik hati.”
“Delza mengingat kembali pengetahuan dari perkamen, tiba-tiba memorinya berhenti. Dia mengunci satu skill yang sangat berguna: Ilmu Penyamaran.”
Di dunia bawah tanah, Del Sa tahu misi yang diembannya. Dengan mengintegrasikan pengetahuan dari delapan lembar perkamen kulit kambing, akhirnya ia menciptakan sihir penganugerahan permanen yang memungkinkan Elf Malam bertahan di bawah sinar Dibo Luo dan Sampa. Untuk sihir ini, cakupan pengetahuan yang dipelajarinya tak terbayangkan oleh orang lain. Jadi wajar saja makhluk ini menjadi satu-satunya dari delapan yang berhasil.
Maka tak mengherankan jika dia menguasai beberapa sihir rahasia tersembunyi, ini sudah seharusnya terjadi.
Seperti yang dikatakan Setengah Manusia kecil sebelumnya, kau adalah Elf Hibrida. Arti "hibrida" di sini adalah persilangan.
Elf sebenarnya bereproduksi secara aseksual. Setiap Elf adalah buah yang dihasilkan Pohon Kehidupan. Sebutan "Ayah" dan "Ibu" berasal dari para Elf senior yang berjaga-jaga saat buah hampir pecah, lalu menyambut Elf baru yang muncul - sebutan ini diberikan oleh Elf yang baru lahir kepada yang menyambutnya. Sedangkan "saudara kandung" mengacu pada Elf yang lahir dalam periode yang sama.
Gender Elf sepenuhnya bergantung pada persepsi mereka tentang keindahan. Jika seorang Elf menganggap kekuatan sebagai keindahan, dia akan berubah menjadi pria. Jika menunjukkan kegilaan pada bunga dan tumbuhan, dia akan bermetamorfosis menjadi wanita.
Sang Pencipta adil. Ketika Elf memiliki gender, muncullah cinta. Mereka juga memperoleh kemampuan untuk melanjutkan keturunan melalui kontak intim antara dua jenis kelamin.
Yang membuat seluruh penghuni Benua Aigean tercengang, pria dan wanita Elf tidak pernah melakukan hubungan intim. Dengan kata lain, cinta tak pernah tumbuh di antara sesama Elf. Sebaliknya, kisah cinta antara Elf dengan ras asing justru kerap terjadi.
Hasil persilangan antara Elf dengan ras asing ini melahirkan populasi baru di Benua Aigean - Ras Campuran.
Sifat xenofobia Elf juga berlaku terhadap Ras Campuran.
Ilmu kamuflase Elf Malam entah diciptakan oleh nenek moyang di era mana. Setelah dimodifikasi oleh generasi-generasi nenek berikutnya, Deltha berprasangka jahat: satu-satunya alasan penyempurnaan sihir ini agar nenek bisa mengubah penampilan demi menjaga kesegaran pasangan kawinnya. Bagaimanapun, umur Elf Malam yang terlalu panjang membuat mereka mudah bosan dengan bentuk dan rongga yang itu-itu saja.
Apapun itu, Deltha dengan mudah mengubah dirinya menjadi sosok Elf - secara fisik ia memang Elf asli, hanya memanjangkan telinganya saja.
Semua ini dilakukan sambil berjalan. Jarak dari Pegunungan Bailing ke Lembah Heijing hanya memakan waktu sekitar setengah jam.
Meski berwujud Elf, Deltha tidak menyiapkan alasan ketika ditanya Elf Lembah Heijing mengapa ada Elf asing di sini. Secara teori, Elf akan kehilangan kemampuan mereka jika keluar dari area Pohon Kehidupan.
"Guruhou, guruhou!"
Seperti Elf, saat Delza berjalan, ranting dan daun di hutan membuka jalan dengan sendirinya, tunas di bawah kaki menjadi sangat keras. Teknik kamuflase sempurna membuat Delza tidak melukai satu pun bunga atau rumput di hutan. Dalam cara berjalan yang hampir instingtif ini, suara yang tiba-tiba membangunkannya hanya menyisakan satu kata dalam pikiran: Monster Perang Komodo.
Terkejut dari dalam hati, Delza tidak mundur. Hampir seperti anak panah, dia menerobos keluar dari semak. Pupil matanya nyaris melotot keluar, akhirnya melihat makhluk raksasa yang digambarkan di perkamen kulit domba.
Di dahi monster terdapat tanduk menakutkan berbentuk huruf "T" raksasa. Gigi-gigi di mulutnya berbaris rapi seperti sabit bertingkat. Kulit tubuhnya berlipat-lipat, memantulkan cahaya keperakan di bawah sorotan Dibo Luo. Di kedua sisi tubuhnya yang menjulang, terdapat kerangka seperti platform.
Di hadapan Monster Perang Komodo berdiri seorang Elf. Kontras sempurna antara keindahan Elf yang pucat lembut dan keburukan menara besi raksasa itu, bagaikan lukisan abstrak.
Elf itu berjenis kelamin perempuan, dengan tubuh berlekuk indah - depan yang montok dan belakang yang berisi.
Kemaluan Delza mengeras.
Tak perlu ragu sama sekali, mulutnya komat-kamit mengucapkan mantra, serbuk merah muda beterbangan di udara seiring gerakan jarinya. Angin sepoi-sepoi setia menjalankan perintah Delsa, mengantarkan serbuk merah muda itu masuk tanpa tercecer ke hidung sempurna sang elf.
"Pernapasan adalah pembunuh utama penyebab penyakit."
Dengan pikiran ini, Delsa mengibaskan air mata buaya yang jatuh dari sudut matanya, perlahan mendekati sang buruan yang sedang menenangkan Monster Perang Komodo. Ini satu-satunya bukti untuk membedakan apakah Elf Malam berbohong. Saang orang lain hadir, dia biasanya bisa mengontrol dengan baik, tapi saat sendirian tak masalah memperlihatkan kelemahannya.
"Kampas di atas, penyair yang mengembara dari kerajaan manusia, juga seorang elf, Delsa memujimu, demi hati seluas Raksasa Buddha yang kau milik, nona jelita."
"Kudengar tangisan bunga-bunga di bawah kuku besi binatang raksasa ini. Ini tugasku." Sang elf cantik yang tak menoleh itu menggambar simbol aneh di dahi Komodo raksasa. Binatang setinggi enam tujuh meter itu melolong mengguncang jiwa, lenyap di tempat yang tiba-tiba memancarkan kristal berkilauan.
"Obisilachi!" Kilat biru menyambar dalam pupil mata Delsa. Celah dimensi dari legenda ternyata ada di sini? Apa ini berarti kita benar-benar bertemu mayat hidup?
Sedikit rasa takut menyelinap dalam hatinya.
Tapi, tidak menikmati wanita pertama yang ditemuinya di Benua Aigean, itu sungguh tak bisa dimaafkan. Apalagi sang gadis sudah menunjukkan ketertarikan.
“Kau adalah……” Mata yang luas seperti lautan menatap Delza.
“Aku seorang Elf.” Delza melakukan sembah setengah lutut ala gentleman, menggenggam tangan mungil sang elf perempuan yang terlihat urat halusnya, ujung lidahnya menyentuh lembut seperti capung, lalu menengadah mengatakan: “Sebenarnya aku juga seorang ahli perilaku.”
Elf perempuan itu menyambar kesempatan bertanya apa itu ahli perilaku, dengan lihai menutupi gejolak di hati akibat sentuhan tadi.
“Secara umum, semua ras memiliki pola perilaku tertentu. Monster-monster itu tak usah dibahas. Ambil contoh Bimon dan manusia, mereka tahu memakai baju, tinggal di rumah, makan tiga porsi sehari, ke toilet pakai tisu untuk membersihkan pantat.” Kata-kata vulgar itu membuat wajah pucat sang elf disiram semburat merah, jelas dia membayangkan konten dewasa tertentu.
“Ilmu perilaku mempelajari gerakan-gerakan kebiasaan.” Delza berhenti sejenak, matanya menatap tajam elf perempuan itu sampai mendengar detak jantungnya mulai tak beraturan, baru melanjutkan: “Misalnya mengapa manusia setelah dewasa selalu memegang sumpit dengan tangan kiri, mengapa tidur menghadap kanan, mengapa... Semua ini ranah penelitian ilmu perilaku.”
“Hmm.” Elf perempuan itu merasakan tubuhnya mulai memanas, pandangannya mengabur, hanya mendengar gumaman Delza yang nyaris memesonakan: “Sebenarnya aku telah memecahkan sebuah misteri, mengapa cinta tak ada di antara elf sejenis.”
"Mengapa......" Elf cantik tidak menyelesaikan pertanyaannya, sebuah benda kasar menyumbat bibir mungilnya.
Cerita selanjutnya tidak pantas untuk anak-anak.
Diungkapkan dengan beberapa kata: Perang Dunia Pertama, telah dimulai.
……
【Bab Lima】
Dunia menjadi sangat indah.
Dunia tiba-tiba terasa sangat jauh.
Dunia seakan mulai berdistorsi, terasa semakin tidak nyata...
……
Setelah segalanya mereda, di dalam rumah pohon yang terbentuk dari kayu, Elf cantik dengan rambut acak-acakan dan tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya, membiarkan tubuh putih memikatnya terekspos. Ia berbaring manis di dada Delsa, lidah mungilnya menjelajahi wilayah dada pria itu dengan liar.
"Prak."
Telapak tangan Delsa meninggalkan cap lima jari di pantat montok sang Elf.
"Hmmn~" Elf cantik memanfaatkan momentum untuk meremas dengan payudara besarnya, memicu rumah pohon mengeluarkan aroma wangi yang menyapu wajah Delsa.
"Jangan ganggu, sedang berpikir."
"Memikirkan apa?" Tuhan tidak tertawa, tapi Elf itu tertawa. Ia bagaikan ular wanita cantik, terus-menerus meliukkan tubuh dengan berbagai pose menggoda untuk merangsang setiap bagian tubuh Delsa.
“Kesimpulan yang sudah kuraih, mengapa begini?” Delsa mendorong tubuh panas sang elf yang basah kuyup, keningnya berkerut membentuk karakter ‘’, “Alasan tidak adanya cinta di antara elf adalah karena setiap orang selalu bersama, seperti tangan kiri memegang tangan kanan sendiri. Situasi seperti ini menciptakan cinta baru bisa disebut mayat hidup! Tapi...” Ia tak paham, Elf Malam tetap tidak memiliki cinta.
“Elf tak mungkin meninggalkan sini.” Elf cantik itu tak kesal dengan sikap kasar Delsa, malah duduk di belakangnya menyisir rambut hitam Delsa, “Kami harus menjaga celah dimensi, ini salah satu jalur dari dunia iblis ke Benua Aigean.”
“Menjaga?”
“Kekuatan bumi, kekuatan semua makhluk.” Sang elf melihat pandangan meremehkan di mata Delsa, menjelaskan perlahan, “Makhluk dunia iblis tak bisa beradaptasi dengan Sampa dan Dibo Luo di sini. Saat mereka bisa beradaptasi, mungkin itu saat kepunahan bangsa iblis.”
“Langsung ke intinya.” Delsa selalu bersikap sangat maskulin terhadap wanita yang sudah ditaklukkannya.
“Hmm.” Sang elf tersenyum manis, matanya memancarkan cahaya cinta, “Daya gentar, elf bisa menguasai hutan. Kami bisa membuat hutan tiba-tiba lenyap, memaksa iblis dari celah dimensi terpapar Dibo Luo dan Sampa. Juga bisa membuat hutan renggang, membiarkan sinar matahari membakar kulit buruk mereka, membuat mereka mati dalam jeritan menyedihkan.”
“Saat melewati Desa Hobbit, kudengar ada seekor Phoenix yang sedang mengalami Nirwana di sini?”
Alis gadis Elf itu berkedut, pesona musim semi yang sengaja ditampilkannya lenyap seketika. Suaranya terdengar membeku seperti salju di Pegunungan Himalaya Taymur: "Kau datang untuk telur Phoenix yang sedang Nirwana?"
"Kau..." Wajah Delsa menghitam. Reaksi gadis Elf itu membuatnya sadar kata "Phoenix" adalah tabu bagi bangsa Elf.
Tiba-tiba ia bangkit berdiri, menghancurkan pondok kayu hingga berkeping-keping. Dengan tubuh telanjang di bawah Dibo Luo, ia berjalan mondar-mandir sebelum menemukan sasaran amukan - menendang dan memukuli sebuah pohon tua.
Di bawah serangan bertubi-tubi, pohon itu mengeluarkan erangan kesakitan "kreek-kreek" sebelum akhirnya tumbang, menindih deretan bunga dan semak.
Bangsa Elf takkan merusak fasilitas umum, apalagi tanaman. Tapi gadis Elf ini belum pernah melihat kemurkaan sesosok Elf.
"Aku tidak memukulmu, bukan berarti aku bisa menerima keraguanmu." Setelah meluapkan murka, Delsa mengambil pakaiannya dan pergi tanpa menoleh.
"Aku tahu salah."
Kalimat itu menyentuh hati Delsa. Ia berhenti, menatap lama, lalu berkata kata demi kata: "Apa kau akan mengulanginya lagi?"
Gadis Elf bermata berkaca-kaca itu menggelengkan kepala cepat. Gerakannya menggetarkan dua tonjolan daging di dadanya. Tanpa sengaja, Delsa kembali 'mengeras'.
"Aku diutus Kampas untuk menghukummu."
"Lengkungan di sudut mulut Delza kembali mencapai puncak."
……
Pepohonan bergerak-gerak, sebuah pondok kayu kecil terbentuk kembali setelah ditenun oleh pepohonan dan bunga.
……
Setelah Perang Dunia II berakhir tercerai-berai, sang elf cantik menyandarkan kepala di dada Delza yang bergaris eksplosif, mulai bercerita tentang Phoenix Pan Nie.
Phoenix itu diperkirakan terbang ke Lembah Heijing saat hampir mencapai Pan Nie. Konon Benua Aigean memiliki banyak makhluk ilahi penjaga, sebagai kekuatan inti sejati yang melawan Invasi Bangsa Iblis. Banyak dari mereka mengorbankan nyawa bersama penguasanya, sementara yang selamat mewarisi pengetahuan leluhur untuk menjaga Benua Aigean, menanti kedatangan perang besar berikutnya.
"Tempat ini paling dekat dengan celah dimensi, makanya ia datang ke sini untuk Pan Nie."
Banyak Penyihir Besar manusia dan pendeta Bimon entah dari mana mendapatkan kabar burung. Belakangan ini para penyihir manusia, tentara bayaran, Bimon, dan berbagai ras lain terus bermunculan di Lembah Heijing, sungguh menyebalkan.
"Kukira kau salah satunya, tapi..." Elf cantik itu menyembunyikan wajahnya di dada Delza, "Aku percaya kau berbeda."
Setelah mendapat Jawaban yang diinginkan, Delza masih punya satu pertanyaan terakhir. Atau sebenarnya bukan pertanyaan, ia hanya ingin mendengar sang elf mengatakannya sendiri.
"Bagaimana kau tahu begitu banyak rahasia tersembunyi?"
"Aku adalah Ratu Elf."
Delza tertegun sejenak, lalu meregangkan mulutnya lebar-lebar dalam senyuman.
“Dengar penjelasanmu, aku malah ingin memiliki telur Phoenix.” Del Sa berpikir sejenak, langsung melontarkan Lingkaran Gemilang. Lingkaran cahaya itu menyelimuti Ratu Elf, membuatnya merasa ringan seperti burung layang-layang.
“Pendeta Shaman?” Mata Ratu Elf dipenuhi keterkejutan, nada suaranya sarat ketakutan: “Pendeta Shaman Elf...”
“Elf Salju dari Pegunungan Salju Himalaya Taymur, ras yang terlupakan oleh Benua Aigean.” Senyum getir di sudut bibir Del Sa membeku, membuat profil Ratu Elf terlihat seperti patung, “Bunga salju di gunung telah mengering, aku yang terakhir. Ke sini untuk bertahan hidup.”
“Elf menyambutmu.” Keibuan Ratu Elf meluap. Del Sa yang terjepit di antara payudara besar itu terinspirasi pose baru. Pura-pura mengeluarkan dua butir air mata, ia memutuskan akan mencobanya lagi setelah pulang ke Desa Hobbit untuk makan gratis.
“Elf xenofobia, aku menolak.” Ratu Elf hendak berkata sesuatu, tapi ucapan Del Sa membuatnya linglung.
“Dari semua elf, asalkan kau yang tahu diriku, itu cukup.” Sorot mata hitam Del Sa penuh kasih sayang. Pipi pucat Ratu Elf menitikkan mutiara dingin berkabut putih - manifestasi cinta tertinggi kaum elf.
“Aku ingin melahirkan anakmu.”
“Satu tidak cukup, minimal satu lusin.” Kilatan semangat muncul di mata Delsa, membayangkan gambaran Dark Elf menguasai Lembah Heijing di masa depan - semuanya adalah keturunannya.
“Merayu wanita adalah proyek besar, tidak bisa terburu-buru.” Melihat Ratu Elf terus menghindar dari topik telur Phoenix, Delsa memutuskan untuk menunda sementara.
Terbuai dalam hawa asmara, Ratu Elf mengajarkan Delsa mantra komunikasi sihir sebelum akhirnya Delsa tiba di suku Hobbit Setengah Manusia tepat saat Sampa terbit dan langit mulai gelap.
Di rumah Kepala Suku, si tua duduk bersila di atas kang (tempat tidur bata hangat), menyesap anggur buah yang terbuat dari madu osmanthus dan buah liar lereng gunung dengan wajah penuh kepuasan.
“Tidak akan ada lagi gangguan Monster.” Delsa yang langsung menuju meja makan mengambil paha babi hutan berkerak emas di atasnya, menggigitnya dengan rahang tidak rata - ciri khas Elf Malam dengan empat taring di kedua rahang, berbeda dengan Elf biasa.
“Kau...”
“Ada celah dimensi di sini, Monster datang dari dunia lain. Tapi dengan Elf di sini, urusanku selesai.” Delsa menggesekkan tulang paha di sudut meja bermotif awan untuk menyamarkan bekas gigi, lalu tersenyum pada si tua, “Dalam perjalanan, kulihat tanaman Setengah Manusia sama sekali tidak rusak.”
"Alis Kepala suku berkedut, tidak berani berbicara."
Putri Kepala suku masuk sambil membawa mangkuk tomat merah transparan, aroma madu menyengat dari dalamnya.
Mata Delza beralih dari wajah Kepala suku, dengan gerakan maskulin mencoba mencuri sesuap dengan tangan.
"Plak..."
Setengah Manusia kecil membuka dengan satu tamparan.
"Cuci tangan sebelum makan, banyak bakteri."
"Oh." Delza yang gagal tampak kecewa, saat melihat Setengah Manusia kecil memukulnya, urat menonjol di dahi si tua.
Setelah cuci tangan kembali ke rumah, tomat masih utuh tak berkurang.
"Kusimpan khusus untukmu. Tomat ini dihangatkan di rantai phoenix fenghuang selama sejam, diiris, lalu direndam madu liar selama tiga jam lebih. Menghangatkan dan mengatasi panas dalam." Melihat pandangan bertanya Delza, Setengah Manusia kecil menambahkan: "Rantai phoenix ini didapat Kepala suku dari Elf, cuma sepanjang jari."
"Oh."
Delza mengangguk lalu menyantap lahap, "melihat" tinju si tua berkeringat di bawah meja, dalam hati ia tertawa.
Setengah Manusia kecil juga tersenyum, manis sekali.
【Bab 6】
Setelah menghabiskan makanan, Delza melihat postur Kepala suku yang kaku seperti murid SD, sambil bersendawa mengajak keluar melihat Sampa.
“Sampa sungguh indah.” Wajah Delsa penuh kekaguman. Tangannya membentuk pisau, dengan mudah memotong pohon sebesar mangkuk. Sebelum pohon itu roboh, dia mencabut sebatang kayu lalu mengukirnya menjadi dua tusuk gigi agak panjang.
"Krak..."
Bunyi patahan tusuk gigi halus itu bergema keras di hati Kepala Suku.
"Mau bersihkan gigi?"
Menatap tusuk gigi kecil itu, Kepala Suku menerimanya dengan penuh kesungguhan menggunakan kedua tangan.
"Hmm." Delsa nyaman mengeluarkan sisa daging dari sela giginya. Empat taring panjangnya yang putih berkilau membuat Kepala Suku silau.
"Lupa perkenalkan diri, aku Elf Salju yang mencari kehidupan baru dari Pegunungan Salju Himalaya Taymur. Hanya aku yang tersisa dari sukuku." Ekspresi Delsa polos dengan sedikit kesedihan, tapi Kepala Suku tahu apa yang tersembunyi di baliknya.
"Obisilachi! Jadi Elf Salju. Atas nama Hobbit Setengah Manusia, kami menyambut kedatanganmu." Kepala Suku membungkuk hormat. Matanya jernih tanpa noda. Delsa menyeringai dalam hati: tanpa intimidasi kekuatan, mana mungkin ada kehidupan harmonis begini.
"Aku hanya musafir yang bersumpah mencari Pegunungan Salju Himalaya Taymur lain."
"Kau akan pergi?"
Suara itu bukan dari Kepala Suku, melainkan Setengah Manusia kecil.
Mata Kepala Suku menyala seperti singa, tapi yang Delsa lihat hanya kucing besar marah.
——Singa adalah raja segala binatang, sementara cakar kucing besar hanya bisa menggaruk-garuk gatal.
"Elang salju seharusnya tetap melayang di langit bersalju yang dingin, bukan bermain-main dengan burung pipit." Delza membalas budi sang Kepala Suku yang tidak membongkar identitasnya.
Mata Kepala Suku memancarkan rasa terima kasih, dengan lembut menghibur putrinya yang bermata merah.
"Kau bisa menjadi Penjaga Desa Hobbit. Kami membutuhkan elf salju sekuat dirimu. Masakan khas Hobbit bisa mengubah musuh menjadi teman, tidakkah kau merindukan sensasi gemetar di lidah itu?"
Desau angin membuat dedaunan "braak-braak" berderai tak henti.
Delza tidak berkata-kata, suasana pun mendadak senyap.
"Aku tidak mencintaimu."
Antara memiliki satu desa koki super dan terusir setiap hari karena statusnya terbongkar, dia memilih yang terakhir.
Cara bicara yang seperti tamparan keras membuat setengah manusia kecil itu lari ke desa. Sebelum mengejar putrinya, sorot mata Kepala Suku ke Delza penuh kekecewaan.
Tapi setidaknya, ini akhir yang sempurna.
Dengan rasa kehilangan yang samar, Delza berjalan menuju kedalaman hutan. Masih ada misi lebih penting yang harus diselesaikan.
Salah satu klausul dalam kontrak dengan Qing Yuan dulu berbunyi: Jika suatu hari bisa kembali ke Benua Aigean, Delza harus menemukan seekor Phoenix.
Tentang apa yang terjadi setelah menemukan Phoenix, bahkan buah begonia dari rumput fluoresen bawah tanah pun tak bisa membuat Delza mengaku.
"Yang lebih penting, perkamen mencatat bahwa kecapi berbentuk kuku kuda yang dibuat dari pohon phoenix tempat Feniks bereinkarnasi adalah yang terbaik di dunia."
"Selain itu, ada sarang Elf di sana yang menunggu untuk 'dilayani'-nya."
"Juga, tempat di mana Pohon Kehidupan dikandung, pasti terdapat Mata Air Kehidupan."
"Dan lagi..."
"Singkatnya, Putra Mahkota Elf Malam Delsa memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap bangsa Elf, dan alasan ini sudah cukup."
"Menurut Ratu Elf, ketika dua Elf bersetubuh, dalam jarak tertentu mereka saling dapat merasakan satu sama lain. Komunikasi magis yang dia terapkan pada Delsa adalah memperbesar rasa keterhubungan batin ini berlipat ganda."
"Karena itu, saat Delsa mengembara tanpa tujuan dan merasakan kegembiraan Ratu Elf, dia tahu Pohon Kehidupan sudah dekat."
"Benar saja. Ketika Delsa memutar Cincin Panggilan untuk menenangkan Qingyuan yang gelisah, sesosok tubuh harum nan hangat tiba-tiba memeluknya dari belakang."
"Basyah."
"Sambil membersihkan air liur harum di wajahnya, Delsa berpikir bahwa baik Elf Malam maupun Elf biasa sebenarnya sama saja, hanya saja Elf Malam terlalu hitam."
"Obisilachi! Kau menyemprotkan esens mimosa?!" Hidung Delsa berkedut sambil berteriak. Rahangnya hampir copot - ini benar-benar mayat hidup! Perkamen tak pernah menyebut Elf menggunakan parfum. Masih pantaskah disebut Elf jika memakai wewangian?
"Dan lagi..."
"Lagipula ini tipe yang sangat menyengat!"
“Ratu Elf seperti burung puyuh yang malu-malu, wajah cantiknya memerah seperti lobak merah di ladang Setengah Manusia,” suaranya lirih seperti nyamuk berkata, "Tidak suka?"
“Wanita berdandan untuk yang menyukainya.” Delza dengan kasar merangkul pinggang ramping Ratu Elf, mulut besarnya langsung menggerogoti pipi putihnya.
Ratu Elf yang duduk di atas Delza merasakan benda keras, wajahnya semakin merah, mata besar berkedip dua kali, pepohonan di sekitar tiba-tiba tumbuh liar.
“Jangan, aku belum tahu namamu.” Keahlian Delza menjadi salah satu Putra Mahkota adalah mengendalikan hasrat biologisnya, bakat sejak lahir.
“Ai Wei'er Apollo IX.” Jawab Ratu Elf dengan wajah penuh kekecewaan.
“Ai Wei'er.” Delza mengulang namanya.
Tubuh lembut Ai Wei'er tiba-tiba merasakan benda keras yang tadinya melunak kembali menegang.
Kali ini, tumbuhan liar yang merambat tak sempat menutupi atap, membuat Sampa tak sengaja melihat mata kosong Ai Wei'er, pipi yang menyeringai, erangan tak sadar, dan punggung harimau yang sedang bekerja keras di atasnya. Adegan pertarungan tangan kosong yang nyata ini membuatnya malu, akhirnya memilih menarik awan hitam untuk menutupi pandangan.
Di sudut yang tak terjangkau sinarnya, tubuh kurus kecil gemetar pelan.
Tanah yang perlahan-lahan basah, seolah membuktikan tubuh itu sedang menangis dalam diam.
"Aku hanyalah arwah pengembara yang tak termasuk dalam dunia ini." Delza menghela napas dalam hati sambil mempercepat gerakan merayapnya.
Harus diakui, intuisi wanita selalu lebih akurat dibanding pria.
Setelah memakan tomat yang dimodifikasi dengan metode rahasia, Delza yang memiliki burung Qingyuan sebagai peliharaannya langsung tahu si Setengah Manusia telah mencampurkan sesuatu dalam masakan. Trik kecil ini bagai mengajarkan nenek moyang ilmu racun bermain kapak - namun... karena efeknya hanya setara dengan pemasangan pelacak di tubuhnya, Delza tak terlalu memperhatikan. Tapi dia tak menyangka kegigihan si Setengah Manusia.
Tapi, dengan menyaksikan adegan ini, si anak bebek jelek pun tahu harus bersikap bagaimana.
Kemampuan menjaga kewarasan di tengah gelora nafsu, ini adalah sifat instingtif Delza.
Saat merasakan kepergian si Setengah Manusia dengan hati remuk, benih kehidupan juga mulai merekah dalam tubuh Ratu Elf. Tanaman mirip pelacak di dalam tubuh itu sengaja tidak dia singkirkan.
"Anggap saja sebagai kenangan pertama dicintai sejak tiba di Benua Aigean." Saat pikiran ini muncul, Delza tiba-tiba merasa di masa tua nanti bisa menulis buku berjudul "Raja Rayuan" yang pasti laris.
"Temani aku pulang. Kita akan bersama selamanya."
Ratu Elf yang masih bersimbah aroma bercinta, dengan cermat menyulam pepohonan menjadi gaun putih persis seperti yang sebelumnya. "Tidak!" Katanya tegas pada Delza.
Delza menggelengkan kepala dengan perasaan terikat: "Jika aku pergi, Ratu Elf tidak akan menjadi kamu."
Ratu Elf menunjukkan ekspresi terkejut.
"Jangan lupa, aku juga elf." Delza tersenyum pahit, merenungkan nasibnya yang berubah dari putra mahkota menjadi anjing terlantar, "Perkamen turun-temurun dari para Kepala Suku mencatat: Jika Ratu Elf tidak lagi suci, dia kehilangan hak sebagai ratu. Pembuangan adalah satu-satunya hasil akhir. Jauhnya jarak pengasingan akan mempercepat penuaan wajah abadi yang hanya akan berubah saat kematian mendekat."
"Hal tercantik pun akan membosankan jika dinikmati terlalu lama. Hukum ini terutama berlaku untuk istri dan alam. Keindahan yang mudah diraih ini baru terasa berharga saat sudah hilang." Delza yang telah mengalami sendiri mengungkapkan dengan ketulusan mendalam.
Hutan menjadi sunyi, atau lebih tepatnya membeku - kicauan burung dan serangga menghilang, proses pertumbuhan pohon berhenti. Namun saat senyum tipis muncul di sudut mulut Delza, kedamaian sebelumnya kembali menyelimuti.
Karena, dia tahu Ai Wei'er telah memahami.
Karena, semakin banyak mutiara air mata kabut bertebaran di tanah.
